Cerita Sex Nafsuku Nentot Dengan Adik Isriku

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
3 views

Foto Bokep BaratNarasi Seks Nafsuku Tersalurkan Oleh Rekan Adik Isriku – Cersex, cerdes, cersex dewasa, narasi seks dewasa, narasi seks terkini, narasi dewasa 2024, narasi seks nafsu tersalurkan oleh rekan adik istriku. Saya ialah seorang karyawan dalam suatu bank swasta nasional dengan posisi yang cukup tinggi untuk pria seumuranku. Umurku sendiri baru 30 th, tetapi saya telah menempati posisi sebagai manajer pemasaran, namaku Arbi.

Dengan posisi itu saya mendapatkan penekanan dalam tugas membuatku kadangkala depresi.. tetapi untuk melepaskan itu semua saya selalu pergi keluar kota menentramkan pikiran bersama istriku. Tetapi entahlah kenapa.. sejumlah minggu ini istriku terlihat sangat mudah geram.. hingga saat saya inginkan pelepasan beban lewat sex sering justru tidak berhasil.

Ini membuat fokusku dalam tugas sedikit terusik. Memang.. untuk kita beberapa lelaki.. pelepasan sex selalu jalan pertama kali yang kita menempuh saat kurangi beban pikiran.. jika tidak tersalurkan maka mengusik semangat dan pikiran kita.

Cersex, cerdes, cersex dewasa, narasi seks dewasa, narasi seks terkini, narasi dewasa 2024, narasi seks nafsu tersalurkan oleh rekan adik istriku yang elok
Cersex Dewasa Dan hal tersebut yang saya alami sejumlah minggu terakhir. Apalagi bulan-bulan ini ialah bulan mendekati hari raya lebaran yang mana di mana semua usaha.. baik itu besar atau kecil mengantongi keuntungan sebesarnya.
Dan di tempatku ada kondisinya kebalik.. hingga penekanan yang saya terima makin berat dan membuatku kadangkala harus melepas semua beban itu dengan lakukan masturbasi di dalam kamar mandi.. karena istriku sendiri keliatannya sedang memiliki masalah pada tempat kerjanya.

Tetapi semua itu usai saat hari tersebut.. hari Kamis.
Di mana saya pulang ke rumah seperti umumnya mendekati jam 7 malam.

Saya sampai di dalam rumah.. sesudah memarkirkan mobilku.. saya jalan masuk dan berjumpa dengan istriku yang baru pulang kerja.
Kami berciuman di pipi sesaat lantas saya masuk ke kamar untuk ganti baju.
Lantas aku juga mandi untuk beri kesegaran diri dari semua kepenatan yang melingkupiku.

Usai saya mandi.. di luar kedengar suara orang ketawa.. dan sesudah saya keluar kusaksikan rekan wanita adik istriku tiba bertandang.
Gadis itu namanya Fenny.. tinggal cuma sejumlah rumah dari rumahku.

“Malam mas..?” sapa Fenny padaku.
“Malam Fenny, pa berita..?” saya kembali menanyakan.

“Baiiiik sekali mas. Memang bagaimana mas kondisi kantor..? Kok sepertinya tegang sekali begitu ya..?”
Bertanya Fenny padaku.. karena melihatku kusut.. walaupun sudah usai bersihkan diri.

“Begitu deh, namanya kantor tentu teganglah..” Jawabku singkat.
Tidak menyengaja, saya memperhatikan Fenny yang tetap memakai baju kerjanya.
Dia terlihat demikian elok.. apalagi Fenny adalah sekretaris direksi di salah satunya perusahan IT populer di Ibukota.

Tetapi semua itu saya kesampingkan. Saya dekati istriku yang saat itu sedang mengganti baju sesudah usai mandi.
Kupeluk ia dari belakang.. dan memulai menciumi lehernya yang disebut salah satunya titik kurang kuatnya.. tetapi bukan nafsu yang kudapatkan.. justru dampratan yang membuatku geram.

Dia mendorongku dan menjelaskan jika dia tidak sedang suasana hati untuk melayaniku..
Gondok saya. Karena itu aku juga pergi dan duduk di pelataran rumah sekalian merokok untuk hilangkan emosi yang membara dalam hati.

Saya duduk menyendiri sekalian nikmati bir yang saya membawa dari dalam sekalian merokok.
Melihat ke langit yang gelap.. coba memikirkan bagaimana kehidupanku di periode mendatang.

Saya yang pada intinya ialah lelaki yang setia.. tidak mampu berpikiran jika harus pisah dengan istriku dan hidup menyendiri. Benar-benar sebuah bayang-bayang yang selalu kutepis.

Tetapi bayang-bayang akan hal tersebut makin dekati realita.. semua itu disokong keadaan istriku yang populer dan penghasilan lebih besar daripadaku.. atau dia sudah memperoleh rekan pria lainnya.
Beberapa pikiran tersebut yang selalu menghantuiku sejauh ini.

Karena terlampau repot dengan pikiranku sendiri.. sampai tidak mengetahui kedatangan Fenny yang duduk di depanku.
Saya kaget saat Fenny panggilku dengan lumayan keras.
“Mas..!”
“Eh, ya.. sori gak denger..!?” kataku kaget.

“Ih.. Mas Arbi, melamun terus tuch..?” kata Fenny kembali.
“Iya, sory ya. Memang ada apakah Fen..?” tanyaku kembali kepadanya.

“Gak papah mas.. kelihatannya Mas Arbi pusing sekali.. kusut begitu..?”
“Biasa sajalah banyak permasalahan..!?” jawabku lurus.

“Memang Fenny dapat tolong apaan..?” kata Fenny semangat.
Saya sebelumnya sempat kaget dengar pengakuan Fenny.. tetapi saya selekasnya menjawab..
“Gak perlu, kok gak segera pulang mengapa Fen..?” tanyaku kembali.

“Hehehehe.. di dalam rumah tak ada orang.. Fenny takut sendiri.. pulangnya entar tunggu mama..” kata Fenny malu.

Lucu dengar argumen Fenny. Kemudian saya ambil minumanku dan meminum.. tetapi saat saya melihat.. ternampaklah rok span Fenny terkuak.. menunjukkan kelembutan tangkai pahanya yang putih.. membuatku secara langsung terangsang.

Saya lalu bertumpu lagi.. menghidupkan lagi rokokku.. pura-puranya coba hilangkan semua nafsu yang ada mendadak.

Dua-tiga hisapan rokok kunikmati.. kedengar istriku dan adiknya keluar di rumah mohon pamit padaku untuk keluar sesaat ke mall.. berbelanja keperluan bulanan.
Saya menggangguk.. sementara adik iparku bicara pada Fenny.. meminta menanti kalau ingin.. kalau tidak, turut saja.
Kelihatannya Fenny cenderung lebih memilih tidak untuk turut. Dia menjawab tunggu saja.
Usai itu istriku dan adiknya pergi tinggalkan rumah.

Saya berbicara pada Fenny.. kalau membutuhkanku saya ada dalam.
Lantas saya pergi tinggalkan Fenny yang duduk di luar sekalian bermain-main dengan HPnya.

Itil V3
Saya masuk ke, memang.. tetapi saya sembunyi di ruangan tamu dekat tirai.. untuk melihat lebih dekat Fenny yang membelakangi tirai.. sehingga terlihat lebih terang.

Apalagi saat Fenny melepaskan blasernya.. blouse kerjanya yang mempunyai renda pada wilayah kancing dengan warna yang tidak begitu jelas.. tetapi malah jadi menunjukkan keelokan badan imut Fenny.

Saya tidak kuat kembali.. karena itu aku juga selekasnya pergi tinggalkan ruangan tamu dan ke arah kamarku.
Penisku demikian tegangnya dan perlu pelepasan..
Tetapi, selang beberapa saat kedengar suara panggian Fenny padaku..

“Mas.. Mas Arbi.. mas..?”
“Apa Fenny..?” tanyaku sekalian buka pintu kamarku.

“Mas, Fenny menumpang minum ya..?”
“Ya..?” jawabku singkat.
Melihat nanar badan Fenny yang cantik, apalagi waktu itu dia tidak menggunakan kembali blasernya, dengan blouse yang tipis.. hingga memperlihatkan badan cantik.

Bra warna biru yang tercetak terang membuatku makin tidak bisa meredam nafsuku sendiri.. Ya.. mungkin barusan tidak demikian kelihatan karena tertutup blasernya.. tetapi saat ini semua itu demikian cantik dan terlampau memikat.

Usai minum Fenny ke arah lagi ke kamar makan.. di mana saya telah menunggunya.
Kami berjumpa.. Fenny tersenyum manis padaku.

Saya berdiri di hadapannya.. Fenny lalu jalan lagi di sampingku.
Deg.. deg.. Ada keraguan dalam hatiku berkenaan semuanya.. di antara nafsu dan akal sehat.

Tetapi rupanya nafsukulah juaranya..
Karena itu secara cepat tangan Fenny kucekal.. dan responnya kelihatan kaget.
Saya kembali dan selekasnya menarik Fenny ke pelukanku.
Fenny tidak menantang.. cuma melihat penuh rasa keterkejutan.

Saya dekap Fenny dan mencium bibirnya halus tetapi penuh nafsu.
Fenny tidak menantang.. cuma pasrah.. sampai pada akhirannya dia terbawa oleh nafsunya sendiri dan membalasnya lumatanku.

Tanganku tidak stop demikian saja.. kuraba punggungnya.. turun ke bawah lantas meremas kuat bongkahan bokong yang bundar dan penuh punya Fenny.. makin membuatku semakin terangsang.

Tidak sangsi.. penisku yang sudah benar-benar tegang melekat keras pada perut Fenny.. renyutan kuat penisku berasa demikian kuat di perut Fenny.. mungkin itu juga yang membuat Fenny menjadi ikut-ikutan bernafsu.

Tanganku bergerak makin liar… ke arah sisi depan badan Fenny.
Buka kancing blousenya satu demi satu sampai terbuka semua.. srett.. menyelusup masuk ke dalam dalamnya.. meremas halus payudara Fenny yang memiliki ukuran kurang lebih 34 cup B tersebut.

Tiap remasan yang saya kerjakan Fenny mengeluh di selang kecupanku.. dan itu membuatku makin bernafsu. Tanpa kusadari tangan Fenny rupanya bergerak ke arah selangkanganku.. buka celanaku.. untuk seterusnya meremas halus penisku yang sangat tegang.

Sesaat selanjutnya, saya terpikir.. jika yang kulakukan saat ini melanggar ketentuan..
Degh.. Saat itu juga itu saya melepas kecupanku.. remasanku pada bungkah payudara sekal Fenny.

Saya mengambil langkah undur sekalian melihat penuh perasaan bersalah pada Fenny yang sekarang sudah turut terangsang oleh karenaku.
Kusaksikanwajahnya memeras.. disertai napasnya yang mengincar mengisyaratkan nafsu yang mencapai puncak.

“Maaf.. maafkan.. saya Fen.. maaf..” kataku grogi.
“Maafkan Mas Arbi, Fen.. maaf..” kataku makin kacau-balau.

Tetapi mendadak Fenny mengambil langkah dekatiku.. lalu sentuh bibirku dengan jarinya dan berbicara secara halus..
“Gak papah kok mas. Fenny tahu kok..” kata Fenny coba menentramkanku.
“Memang Mas Arbi kembali ingin sekali ya..?” bertanya Fenny kembali.

“Iya.. Tetapi.. ya udahlah, gak papah. Maafkan mas ya Fen..!?” kataku kembali.

“Ingin gak Fenny bantuin..?” kata Fenny perlahan sekalian melihatku tajam.

Saya kaget dengan jawabnya yang semacam itu..
Kutatap matanya.. cari penegasan pada binarnya.. tidak yakin dengan yang barusan dia ucapkan.. apa yang barusan kudengar..

Fenny dekatiku, lantas dia menarikku merapat dan sekalian berbisik di telingaku.. dia menciumku selanjutnya.
Secara halus dan penuh hati.. sampai pada akhirnya aku juga membalasnya kecupannya.

“Di atas sofa saja yok Mas..” Mengajak Fenny sambil bergerak dan menarikku.

Fenny duduk langsung di atas sofa dan buka kakinya.. saya tidak ingin langsung melakukan.. kucium bibirnya.. lantas turun ke leher dan stop di ke-2 bukitnya..

Dengan gaungs kuciumi bukit di dadanya.. gabungan jilatan dan kuluman membuat ia mendesah.
Tangan Fenny menuntun tanganku ke dadanya.. dan lalu meletakkannya pada bungkahan payudaranya.. bersamaan itu dia menolong tanganku agar meremas payudaranya sendiri.

Saya kerjakan pertama secara halus.. lantas makin kuat dan penuh gairah. Selanjutnya.. saya merengkuh badan Fenny dengan kuat.
Kecupankupun turun pada leher tingkatan Fenny. Desahan halus keluar bibirnya, sedangkan tanganku buka kait penahan bra Fenny.. lantas menyingkapkannya.. sampai tanganku bisa bersinggungan secara langsung secara halusnya payudara Fenny.

Desahan Fenny beralih menjadi erangan penuh nafsu.
“Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erang Fenny.
Tanpa melepaskan blouse kerjanya, saya nikmati kehalusan dan keelokan badan Fenny.

Waktu berakhir.. dan kecupankupun sudah berbeda pada payudaranya.. erangan dan gelinjang badan Fenny makin keras dan kuat.
Kecupan dan jilatanku pada payudara Fenny membuatku mengeluh makin keras..

Apalagi saat jariku menggosok vagina Fenny yang sudah basah dan cuma tertutupi oleh celana dalam mode thong kepunyaannya yang sudah basah kuyup oleh cairan pelumas kepuasannya.

“Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Fenny.
Menyengaja kutinggalkan sejumlah sisa kemerahan di buah dadanya..
Agar ia stop melakukan secara kekasihnya untuk sekian hari. Pikirku nakal. Hehe..

Ia cemberut saat tahu ada sisa kemerahan di dadanya.. tapi malah kecemberutannya semakin menambahkan kecantikan mukanya.
Tetapi itu gak lama.. sesudah sesaat Fenny mengeluh lagi panjang.. langsung kulumat bibirnya.. coba kurangi keluarnya suara erangan kuat Fenny.

Badan Fenny menggeliat luar biasa sekalian merengkuhku erat-erat. Badan kami berdempetan ketat.

Bibirku telusuri perutnya lantas stop di selangkangannya.. berasa asin saat lidahku sentuh vaginanya.. cairan cintanya.
Tangannya meremas rambutku saat lidahku menari-nari di bibir vaginanya.. kakinya menjepit kepalaku.. saya semakin bernafsu permainkan vaginanya dengan bibirku.

Selang sesaat.. Fenny yang sudah ‘panas’ menarikku untuk ganti posisi.. dia merebahkanku di atas sofa.. lalu bergerak perlahan mengangkang di atas badanku.
Kembali.. sekarang dia yang duduk di atas pangkuanku dengan kaki lebar terbuka dan rok span yang terkuak sampai pinggulnya.

Sesudah sesaat selanjutnya.. Fenny sudah tenang.
Dia bebaskan dekapannya padaku.. dia tersenyum manis dan berbicara di selang gemuruh napasnya..

“Hah.. sedap.. sekali.. mas.. hah.. hah.. enakk.. sekali.. sekarang gantian hah.. hah.. Fenny..”

Dia berdiri dan menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..!
Begitu kagetnya ia saat menyaksikan penisku yang sangat tegang berdiri dengan kokohnya, penisku yang memiliki ukuran sekitaran 15 cm tidak demikian panjang.. tetapi diameternya yang gendut membuat kelihatan besar.

Fenny menggenggamnya penuh rasa berhati-hati dan gairah.. sesudah tergenggam, Fenny mengocaknya perlahan-lahan.. membuatku yang sangat terangsang jadi lebih gampang capai pucuk nafsuku.

Saya lalu mengusung bokongku.. memberikan penisku ke mulutnya.. ia memegang dan mengocaknya.. melihat ke arahku sesaat saat sebelum menjilat-jilati dan masukkan penisku ke mulutnya.

Tanpa kesusahan.. selekasnya penisku melaju masuk-keluar mulut imut rekan wanita adik istriku yang elok, kembali kurasakan demikian pandai ia mainkan lidahnya.

Di antara jilatan.. kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang-layang tinggi.
Eranganku mengeras bersamaan dengan kocokan Fenny pada penisku.

Sejumlah waktu berlalu Fenny mengusung badannya.. lalu sekalian menyingkapkan celana dalam mode thong kepunyaannya.. kubantu geraknya dengan membimbingkan penisku pas berdiri yang tegak di bawah bibir vaginanya.

Dengan bertopang samping tangah di bahuku Fenny turunkan badannya perlahan-lahan..
Slebbhh.. “Nghhh..hhh..” Erangnya nikmat.. saat kepala.. lantas tangkai penisku memotong lepitan vagina sempit yang membasahnya.

“Erghhh..hhh..” Marahku tidak kalah penuh nikmat.. saat rasakan sekujur kulit tangkai penisku dibekap kehangatan.. kerapatan belahan nikmat otot dinding-dinding lubang vaginanya.

Peniskupun memotong bibir vagina Fenny.. tenggelam padat di selorong lubang hangat membasah yang menjepit penuh nikmat.
Rasa hangat dan basah dan renyutan kuat menegur penisku..
Oughh.. Benar-benar kepuasan yang telah lama saya mencari dan damba.

Dengan 1 pergerakan penisku melesak tenggelam dalam lubang vagina Fenny.. Pijatan dan renyutan dinding vagina Fenny kurasa begitu nikmat..

“Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat menemani gerusan tangkai penisku di lubang vaginanya..

“Erghh.. Mas Fennhh..” Eranganku tidak kalah enaknya.. terima semua rasa nikmat yang membungkam di sekujur kulit tangkai penisku di lepitan hangat membasah vaginanya tersebut.

Sesudah sejumlah waktu diam diri menyesuaikan.. Fenny lantas bergoyang secara halus mundur-maju.. putar dan turun-naik..

Sementara itu penisku seperti dipelintir.. dipijat.. diremas-remas halus oleh dinding vagina Fenny.. membuat cuma tidak sampai 2 menit saya harus mengeluh panjang.
“Aaahh.. aahh.. Fenny.. Fenny.. aahh.. saya.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.
“Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. keluariinn.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk.. bangett..”

Fennypun makin mainkan tehniknya sampai memaksakanku mengeluh panjang.. sekalian merengkuh badan Fenny penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berulang-kali dalam lubang vagina Fenny.

Di atas selangkanganku Fenny makin liar mengggoyang.. mengaduk-aduk tangkai penisku di lubang nikmat vaginanya.
Sementara pijatan dan remasan dinding vagina Fenny makin liar juga memberi rasa nikmat yang tidak ada tara.

Rasa nikmat yang tidak ada tara itu menguasaiku lagi saat.. sesudah usai capai pucuknya Fenny tidak stop.. justru makin liar bergoyang menggerus tangkai penisku yang tenggelam di lubang vaginanya.

Mendadak Fenny merengkuhku kuat dibarengi gelinjang dan kejangan liar badannya.. bibirnya dengan napas terengah mencari bibirku.. kusergap.. sampai kamipun berciuman panas.

Sementara di bawah.. Fenny makin kuat mengutamakan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada tangkai penisku yang dibekap megap-megap digerus kelihatan lubang vagina.. sampai penisku tenggelam semuanya.. setandasnya..
Arrgghh.. Begitu rasa nikmat itu sangat benar-benar memabukkan..

Kami berangkulan sesaat sampai semua itu berkurang.. dan Fenny yang pertama melepas dekapannya dan sekalian menggenggam mukaku, dia berbicara.. “Mas.. hah.. hah.. sedap sekali. Terima kasih mas, sedap sekali rasanya.. hah.. hah..”

“Iya, saya sedap. Terima kasih Fenny, sedap sekali. Mas senang sekali..”

“Hihihihi.. Mas Arbi nakal ya..”
Kata Fenny yang berdiri, lantas membenarkan lagi celana dalamnya.. dan dia bertimpuh di hadapanku.

Dia pegang penisku yang tegang itu dan mengelusnya.. lantas menjilat-jilatinya dari buah pelirku s/d kepala penisku.

“Ahh.. sedap Fenny, sedap.. ahh.. Maaf ya barusan saya keluar lebih dulu..?” erangku terserang lagi nikmat.

“Emmhh.. gak papah mas, kalau mas keluar kembali gak papah kok.. “Kata Fenny yang selanjutnya mengulum penisku.

Dia menjepitnya dengan bibir minimnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilat-jilati kepala penisku.. Fenny lakukan hisapan halus pada penisku.
Kombinasi dari semua itu benar-benar memberi kepuasan padaku.

Fenny melepas kulumannya.. lalu mengocak lagi penisku secara halus.. mengulumnya lagi.. membuatku mengerang-erang kenikmatan.
Fenny lakukan itu berkali-kali.. sampai penisku menegang lagi dan mengeras..

Senang dengan permainan oralnya kutuntun untuk selanjutnya merebahkannya ke sofa..
Saya lantas 1/2 berjongkok di depannya.. tangannya raih tangkai penisku yang sudah mengacungkan kembali.. lantas menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..

Ia melihatku dengan pandangan penuh nafsu.. saya menjadi cukup malu melihatnya.. tetapi gairah rupanya masihlah lebih berkuasa..

Fenny sedikit beringsut mengusung pinggulnya.. lalu sekalian menyingkapkan celana dalam mode thong kepunyaannya dia bimbing penisku yang sudah menegang lagi itu pas di bawah lepitan bibir vaginanya.. kembali..!

Slebbhh.. Dengan sekali dorong melesaklah kembali penisku kembali lagi ke vaginanya..
Dan ahh.. dia tetap melihatku saat saya mulai mengocaknya.
Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb..

Kakinya lalu bergerak menjepit pinggangku.. kutarik ia dalam dekapanku.. kudekap kuat sampai kami bersatu pada suatu ikatan kepuasan birahi.. sama-sama cium.. sama-sama lumat.

Fenny mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan badannya lebih dalam ke sofa.. lantas kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di bahuku.

Saya tidak pernah jemu nikmati air muka innocent rekan adik iparku yang memeras penuh birahi.. semakin bikin gemas.
Buah dadanya bergoyang keras saat saya mengocaknya vaginanya.. ia memegang dan meremasinya sendiri.

Sesaat selanjutnya kuputar badannya untuk posisi doggie.. ia tersenyum..
Tanpa menghabiskan waktu.. kulesakkan kembali penisku.. ini kali dari belakang..

Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!”
Ia menjerit dan menggerakkan badanku menjauh.. kuhentikan pergerakanku sesaat lantas mengocaknya perlahan-lahan.. tidak ada penampikan.

Kupegang bokongnya yang padat berisi… Fenny menantang pergerakan kocokanku..
Kami sama-sama mengocak.. ia demikian mengusai permainkan musuh bercintanya.

Saya dapat menyaksikan penisku masuk-keluar vagina rekan wanita adik istriku ini..
Kupermainkan jemari tanganku di lubang anusnya.. ia menggelinjang kegelian sekalian melihat ke arahku.
Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang cantik dari celah blousenya yang terburai.. kuremas dengan gaungs dan kupermainkan putingnya.

Saya betul-betul nikmati badan cantik rekan wanita adik iparku ini secara beragam caraku sendiri..
Ada rasa nikmat tertentu di hatiku.. yang berlainan sekali.

Kuraih tangannya dan kutarik ke belakang dengan tangannya ketahan tanganku.. badan Fenny menggantung.. saya menjadi lebih bebas melepaskan penisku sedalam mungkin di lubang nikmat vaginanya.

Desah kepuasan Fenny semakin keras penuhi ruangan.
Kudekap badannya dari belakang.. kuremas kembali buah dadanya..

Tangkai penisku tetap menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Fenny semakin liar.
“Aduh Masshh.. sedap sekali masshh.. Fenny sukaa, trus Mashh..”

Kulepaskan badan Fenny.. kembali kami bercinta dengan doggie model..
Entahlah.. mungkin lebih 1/2 jam kami bercinta.. tidak ada pertanda orgasme antara kami.

Kami ganti posisi.. Fenny kembali telah di pangkuanku.. badannya naik-turun mengocakku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. selekasnya kukulum dan kusedot dengan penuh nafsu sampai kepalaku tenggelam antara ke-2 bukitnya.

Pergerakan Fenny beralih menjadi goyangan pinggul.. berputar-putar menari hula hop di pangkuanku..
Berkali-kali ia menciumiku dengan gaungs..
Oughh.. benar-benar tidak pernah terpikirkan jika pada akhirnya saya dapat sama-sama mengulum dengannya.

Selang beberapa saat.. mendadak Fenny hentikan pergerakannya.. ia mintaku untuk diam.
“Sesaat Mas, Fenny tidak ingin keluar sekarang ini.. ada banyak yang Fenny berharap dari mas Arbi..” ucapnya sekalian lebih memasukkan kepalaku antara ke-2 bukitnya.. saya nyaris tidak dapat napas.

“Kamu turun dahulu dech, Fen..” pintaku.
“Tetapi Mas.. Fenny kan belum..” protesnya.
“Nghh.. Udahlah.. yakin Mas Arbi dech..” potongku.

Perlahan-lahan kutuntun dan kuputar badannya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lantas kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang..

Fenny memahami tujuanku.. kakinya dibuka lebih lebar.. memudahkan saya melepaskan penisku.
Badannya semakin cenderung di depan.. Slebbh.. jlebhh..
“Oughh.. Masshh..” desah kepuasan menemani lagi masuknya penisku isi vaginanya.

“Sss.. aduuh Mass, sedap bangethh Masshh.. tidak pernah saya.. aauuh..”
Desahnya kembali.. sekalian membalasnya pergerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.

Kami sama-sama bergoyang pinggul.. sama-sama memberikan kepuasan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya.
Sangat nikmat goyangan Fenny.. lebih nikmat dari sebelumnya..

Berkali-kali ia melihat melihatku dengan sorot mata penuh kepuasan.. mungkin ia tidak pernah melakukan secara posisi semacam ini.
Badannya lama-lama semakin membungkuk sampai tangannya telah tertumpu meja samping dinding.

Kudorong sekaligus sampai ia tengkurap di atasnya.. saya masih tetap tetap mengocaknya dari belakang..
Ia lalu meningkatkan satu kakinya di tepian meja.. penisku melesak semakin dalam.. kocokanku semakin keras.. sekuat desah kepuasannya.

Kubalikkan badannya.. ia menjadi menelentang di meja.. kunaikkan satu kakinya di bahuku..
Lalu kukocok secara cepat dan sedalam mungkin.

“Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Fenny nggaak kuaat, ingin keluar niih..” desahnya
“Sama.. Mas ..hhhh..”

“Kita sama, keluarin dalam saja, aman kok, Fenny pakai pil, jangan ku..aa.. sshhiit..”

Belum ia menuntaskan kalimatnya rupanya telah orgasme lebih dulu..

Langsung saya semakin cepat mengocaknya..
Tidak kuhiraukan pekikan orgasme Fenny.. semakin keras teriakannya semakin membuatku bergairah.

Satu menit selanjutnya saya mengejarnya ke pucuk kepuasan..
“Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..
“Auughh.. masshh..!”
ia Kembali teriak keras saat penisku berdenyut menyemprot sperma di vaginanya.
Untuk ke-2 kalinya saya membasahi vagina dan kandungan rekan wanita adik istriku dengan spermaku..

Ia meredamku saat kucoba menarik keluar. “Nantikan, diamkan keluar sendiri..” cegahnya..
Karena itu kutelungkupkan badanku di atas badannya.. kucium kening dan pipinya sebelumnya terakhir kucium bibirnya.

“Terima kasih Mas.. permainan yang cantik.. the best dech dasarnya..” bisiknya melihatku tajam.
Kuhindari pandangannya.. tidak mampu saya menantang pandangan tajam rekan wanita adik iparku tersebut.

“Saat ini giliran Mas.. saya ingin menolong Mas Arbi satu kali lagi..”
Fenny berbicara sekalian menggerakkan badanku.. lantas turun ambil posisi cukup berjongkok di tepi meja.

Saya benar-benar memahami apa yang hendak dilaksanakan oleh Fenny. Aku juga selekasnya berdiri di hadapannya.
Ke-2 tangan imut Fenny merangkul bokongku dan menariknya merapat ke mukanya yang cantik tersebut.

Tanpa basa-basi ia selekasnya menciumi tangkai kejantananku dengan bibirnya yang tipis tersebut.
Perlahan-lahan.. lidahnya yang halus mulai menjilat-jilati semua permukaan kemaluanku.
Terkadang diselipin juga dengan ciuman dan hisapan halus di kantong bijiku.
Saya mulai terlena oleh bermainnya.

Fenny mulai mengulum kepala penisku dengan halus.
Selanjutnya dengan mesra ia mulai masukkan semua tongkat pusakaku ke mulutnya yang imut.

Sementara dalam kuluman hangat mulutnya.. lidahnya mengelitik leher penisku.
Sisi yang paling peka dari badanku. Saya mulai menggeliat penuh kepuasan.

Saya belai halus kepala Fenny.. ia bereaksi dengan mengisap enteng kepala penisku.
Lidah dan bibir Fenny tetap terus menggerayangi kemaluanku.

Napasku makin mengincar sekalian mataku rekat melihat episode panas gadis yang sedang berjongkok dengan baju awut-awutan di depanku.
Kelihatannya Fenny nikmati apa yang ia kerjakan.. lirikannya tidak terlepas dari mataku.

“Ahhh.. ahhhh.. Fenn.. nikmat.. ah.. Fenn.. kamu pintar Fenhh.. ahhh terus.. iya.. iya..”
Tidak dapat saya kontrol mulutku mulai mengumandangkan apa yang saya merasai.
Fenny membalasnya desahanku dengan gelitikan lidahnya di tangkai penisku.Ini membuat saya makin terbang ke awang-awang.

“Ahhhhh.. ahhh.. sedap Fenny.. mulutmu sedap sekali.. terus.. ahhhhh.. saya tidak tahan.. ahhh..”

Fenny dapat baca tingkah jika pucuk gunung kepuasan telah di muka mataku.
Ia lalu cukup mengganti stylenya.. bibirnya mengecup kepala penisku.

Tangan kanannya yang sejak dari barusan mengelus bokongku mulai mengocak tangkai penisku.
Sebelumnya lamban.. makin lama kocokannya makin cepat.

Badanku tidak dapat kutahan tidak untuk gemetaran penuh kepuasan.
Pada keadaan semacam ini umumnya saya pejamkan mata agar semakin nikmati hati ini.

Ingin gak ingin saya mengeluh keras.. sampai peniskupun merekah lagi makin bertambah besar.. dan mendadak penisku menyemprot sperma dalam mulut Fenny.

Fenny yang ketahui tanda-tanda saya memperoleh pucuk kepuasanku tidak melepas kulumannya.. justru makin kuat mengisapnya.
“Aaah.. aahh.. Fenn.. ohh.. Fennyy.. aahhh..!”

Croot.. croott..
“Aaahhh..”
Beberapakali semburan dalam rongga mulut Fenny.. tidak sekitar yang tadi-tadi.. memang.. tetapi ada banyak tetes spermaku yang keluar di selang bibir minimnya yang mengulum penisku.

Fenny melepas kulumannya.. sekalian tetap bertimpuh dia menelan spermaku yang penuhi mulutnya. Kemudian Fenny saya tolong berdiri.. dan dia mengatur dianya yang berantakan.. dimulai dari blouse kerjanya s/d roknya.

Sesaat kemudian Fenny sudah usai bersiap dan kembali duduk di halaman muka.. bersama denganku.

“Fenny, gak ke kamar mandi..?” tanyaku kepadanya.
“Gak papah mas.. Fenny baik saja kok. Terima kasih ya mas..” Sebut Fenny padaku.
“Iya sama..” jawabku sekalian tundukkan kepala.

Pas sesaat kemudian.. istriku dan adiknya pulang dari mall dekatnya rumah.
Situasi rumah menjadi ramai kembali seperti umumnya.
Tetapi.. yang berlainan ialah situasi hatiku yang sudah memperoleh kepuasan dan ‘bantuan dari Fenny..’ rekan adik iparku sendiri.

Fenny kelihatan cukup kusut dengan keringat yang mulai banyak muncul di sekujur badannya.. sementara sisa spermaku yang sebelumnya sempat berkenaan payudaranya juga tidak dibikin bersih.

Tidak ada yang berbeda.. cuma menyusutnya beban hati saja. END (.)

Cerita Lainnya:   Nining Pemuas Nafsu Sex
Category: Foto Bokep
cersex adik cersex citra cersex artis cersex anak sd cersex cadar cersex janda desa