• Cerita Seks Mbak Desi Menjadi Pelampiasan Seksku

    Cerita Seks Mbak Desi Menjadi Pelampiasan Seksku


    1594 views

    Nama aku Randi 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seks aku 3 tahun yang lalu.

    Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 smu, sedangkan kakak aku berusia 22 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok, dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian. Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya. Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu.
    Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya. Sebagai remaja yang baru puber dan juga olok-olok dari teman-temanku

    diam-diam aku sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebaga efek sampingnya aku sering melakukan onani di kamarku atau di kamar mandi sambl membayangkan gimana rasanya kemaluanku dijepit diantara pantat montoknya.

    Keinginan itu kurasakan sejak aku duduk di bangku 1 smu ini, aku sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok. Dia mempunyai pacar yang berumur setahun lebih muda dari padanya. Aku sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman.

    Suatu hari aku memergoki pacarnya sedang menghisap buah dada kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya, kakakku hanya mengeluarkan buah dadanya dari kancing yang terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapihkan bajunya. Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadaku agar tidak menceritakan apa yang aku lihat ke orang-orang terutama pada ayah dan ibuku.

    Dik, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa Mbak, katanya. Aku Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan baju yang longgar(daster) tetapi agak tipis sambil membawa sebuah novel, sehingga paha dan dadanya yang montok terlihat karena dikamarku agak gelap

    sedangkan diluar lampu terang benderang. “hai, kok melongo???? “ …aku jadi gelagapan dan bilang “ia- ia mbak, aku ngga akan bilang-bilang” kataku.

    Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sambil membaca novel, aku memandanginya dari belakang membuat kemaluanku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kemaluanku. Berkali-kali aku menelan ludah. Dan pelan-pelan aku meraba kemaluanku yang tegang. Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku dan aku langsung melepas tanganku dari kemaluanku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari

    pagi besok hari dan dia memintaku membangunkannya jam 5 pagi. Aku mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, aku melihat goyangan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, aku langsung mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya, tapi sialnya tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok

    kemaluanku. Dia pura-pura tidak melihat dan berkata “jangan lupa bangunin mbak jam 5 pagi “. Lagi-lagi aku gelagapan “ia- ia – ia” kataku. Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke-arah kemaluanku dan tersenyum. Malam itu aku ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku.

    Pagi harinya jam 5 pagi aku ke kamarnya dan kudapari dia sedang tidur mengakang…. Lagi-lagi aku melotot melihat pemandangan itu dan aku mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun danku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.

    Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab atau kerudung sedangkan bajunya dia mengenakan training yang agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali dan tiap laki-laki yang berpapasan selalu melirik pantat itu. Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desak. Entah keberuntungan atau bukan, kakaku berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat di kemaluanku . Perlahan-lahan kemaluanku berdiri dan aku yakin kakakku merasakannya.

    Ketika bus semakin sesak, kemaluanku makin mendesak pantatnya dan aku pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan aku kenikmatan. ‘dik, kamu kemarin ngapain waktu mbak ke kamar kamu?” katanya “kamu onani yah??? Katanya lagi aku diam seribu basa karena malu. ‘makanya buru-buru cari pacar” katanya. “emang kalo ada pacar bisa digini yah?” kataku nekat sambil menonjokkan kemaluanku

    dipantatnya. “setidaknya ada pelampiasan” timpal kakakku. . “wah enak dong mbak ada pelampiasan?”tanyaku. “tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoyangkan lagi pantatnya. “kenapa” tanyaku. Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan.

    Pada sore hari itu, ketika aku pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan aku masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. Aku terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan baju

    jubahnya masih terpasang tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat CD hitamnya yang mini dan sexy dan pacarnya sudah tinggal memakai CD saja. Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam CD pacarnya dan meremas serta mengocok kemaluan pacarnya yang tegang.

    Pelan-pelan tangan pacarnya membuka CD kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kemaluannya. ‘oh, aku udah ngga tahan” kata pacarnya “aku pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di

    sofa. Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang tetapi sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang kan berusaha menyodokan kemaluannya ke kemaluan kakakku dari arah belakang. Tapi begitu nempel di pantatnya, kuliha ar maninya tumpah ke pantat kakakku. “ohhh” dia melenguh dan kakakku

    menoleh kebelakang” kok udah” tanyanya Pacarnya bilang “maaf aku ngga tahan” katanya . Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar berdering dan di balik pintu aku sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan

    buru-buru pamit. “Aku ngga anterin kedepan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa….. Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang aku mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter aku memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.

    Karena udah ngga tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku sampai copot dan kulihat kemaluanku yang besar dan panjang (itu menurut teman-temanku sewaktu kami berenang dan membandingkan kemaluan kami) berdenyut-denyut minta pelampiasan. Aku langsung menindihinya dari belakang, dan untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia. “aw…., dra (nama pacarnya hendra) kok ngga jadi pulang” tanyanya ,

    karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya sedang berusaha menempelkan kemaluannya ke kemaluanya. “aw dra jangan dimasukan aku masih perawan katanya ditempelin aja dra aku masih perawan’ katanya memohon. Karena aku udah gak tahan, maka pelan-pelan aku bimbing tangannya untuk menggengam kemaluanku dan agar dituntun ke kemaluannya. Begitu dia megang “dra, kok gede amat sih”katanya heran (soalnya punya pacarnya jauh lebih kecil daripada punyaku)sambil membimbing kemaluanku dan menempelkan kekemaluannya. “gosok pelan-pelan dra”, aku menekan dan gila bener-bener nikmat. Setelah kira kira dua menit aku menggosokkan kemaluanku ke kemaluan kakakku akhirnya aku mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot…spermaku menyembur ke pantat kakakku.

    Aku tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan aku meninggalkannya. “dra, mau kemana?” teriaknya aku buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku dan masih celana dan CD ku belum kupakai aku rebahan di ranjangku sambil kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjadi.

    Tba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. kudengar kakaku menerima telepon itu dia herannya setengah mati karena yang menelepon adalah pacarnya si hendra. “dra, kok kamu udah ada di rumah lagi jangan main-main yah kamu dimana, udah enak langsung lari” Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting.

    Dan dikamarku, aku cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat aku tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai pakai dan jilbab yang tadi dia pakai,dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. Akupun tertidur sampai keesokan harinya.

    Setelah kejadian hari itu aku selalu membayangkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kemaluanku pada kemaluannya saja. Pada suatu siang, aku ingin meminjam kaset lagunya.

    Karena sudah biasa, aku pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika kulihat mbak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya. Tangannya masuk kedalam CD nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang, hanya bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, ia terkejut ketika melihatku.Aku segera keluar.

    Tak sampai satu menit, mbak Desi keluar (pakaiannya sudah rapi meskipun jilbabnya agak kusut). Ia memintaku agar merahasiakan hal itu dari ayah ibuku. Lalu kujawab:
    “Aku janji ga bakal bilangin hal ini ke ayah ibu koq.”
    “Thank’s ya dik.”
    “Eh, emangnya onani itu dosa ya?”
    Bukan jawaban yang kudapatkan, malah tatapan kakaku yang lain dari biasanya. Bagai disihir, aku diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku. Dilumatnya bibirku dengan lembut. Dikulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. Aku segera menarik diri darinya, tapi ia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke dadanya dan kurasakan betapa empuknya buah dada kakakku. Refleks aku berontak karena aku malu. Tetapi kakakku bilang,”lakukanlah dik seperti yang kau lakukan tempo hari padaku”.
    Aku kaget “ja..jadi mbak tahu apa yang kulakukan pada mbak tempo hari.” jawabku gugup.


    “ya” jawab kakakku.
    “maafkan aku mbak…” ucapku
    Belum selesai aku berkata, ia sudah melumat bibirku. Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana aku direbahkan, dan ia membuka celana dan CD ku. Kakakku tersenyum melihat kemaluanku yang sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra.
    Melihat kakakku tersenyum, aku mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka Branya sehingga akupun bisa langsung melihat payudaranya yang berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas Payudara kakakku yang lembut, sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan.
    Setelah aku melihat kakaku sudah terangsang, Aku membuka CD warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah kemaluan kakakku yang berbulu lebat tapi halus itu.

    Sekarang aku memegang kemaluanku dan mengarahkan kemaluanku ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.

    “Ayo donk mbak! Isep! Kayak mbak ngelakuinnya buat pacar mbak.”
    “Koq kamu tahu?”
    “Ya tahu donk..kan aku sering ngintipin mbak begituan ama pacar mbak”
    “Ayo mbak.” Rengekku.
    Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kemaluanku segera diremas-remas. Setelah itu dijilati dengan penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yang manis. Kakakku pun mulai memasukkan

    kemaluanku ke dalam mulutnya. Tidak bisa semua, tapi setidak-tidaknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kemaluanku sambil memainkan buah pelirnya. Akupun memejamkan mata keenakan.

    Kakakku melepaskan kemaluanku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kemaluanku ke payudaranya aku pun membuka mataku. Lalu meraih kuraih kemaluanku, kuarahkan kemaluan itu ke kekemaluannya yang sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosoknya ke klitorisnya, aku jadi merinding dibuatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku. Di satu sisi aku tahu ini salah, tapi di sisi lain, aku benar-benar menikmatinya.

    Setelah puas bermain-main dingan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang kemaluannya. Tetapi kakakku bilang “Jangan dimasukan, aku masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari”
    Akupun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kemaluanku ke kemaluan kakakku. Setelah beberapa saat kemaluanku ku tekan tekan ke lubang kemaluan kakakku maka crot…crot.. crott spermaku menyembur di perut kakakku.
    Dengan kemaluan masih menempel di perut kakakku, kami mulai bercumbu lagi, kujilat payudara kakaku sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69. Aku pun mulai menjilati kemaluannyanya yang sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Sementara ia menjilati kemaluanku.

    Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuaku. KAmi cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, aku sudah berpakaian lengkap sedang kakaku pun sudah berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Sejujurnya saat itu aku sedang tegang dan gugup. Untunglah orangtuaku tak curiga.

    Kami pun tersenyum berdua dengan penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tidak sampai memasukan kemaluanku kedalam kemaluannya karena aku takut kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.

  • Mengajak Cewek Yang Naksir Padaku Untuk Bersetubuh Disuatu Villa

    Mengajak Cewek Yang Naksir Padaku Untuk Bersetubuh Disuatu Villa


    1391 views

    Duniabola99.org – Kisah sex ini terjadi saat saya masih kuliah semester akhir di Jakarta. Nama cewek ini Karin, waktu itu saya dikenalkan oleh temanku. Saat itu saya sedang pulang kampung, soalnya liburan semester. Orangnya cantik sekali, potongan rambutnya pendek seleher, kulitnya putih, bodinya oke, dan cukup supel juga.

    Tidak heran kalau temanku bilang dia naksir berat pada Karin. Karin waktu itu masih kelas 3 SMA. Waktu itu kebetulan lagi libur catur wulan dan kami merencanakan untuk pergi menginap di villa salah seorang teman selama 4 hari.

    Kami pergi bertujuh, 4 cewek dan 3 cowok. Sebenarnya saya dengan Karin sama sekali bukan pacaran. Cuma kebetulan saja waktu itu dia berdua di mobil bersamaku, sedangkan yang lainnya bersama-sama. Selama perjalanan kami semakin akrab, dan kelihatannya dia naksir kepadaku.

    Sesampainya di villa waktu itu sudah malam, lalu saya mengajaknya jalan-jalan. Waktu itu saya mulai beranikan diri merangkulnya, dan dia ternyata diam saja bahkan semakin merapatkan tubuhnya. Lalu saya mulai merayunya, hingga suatu saat saya berkata “wah, Lus kalau dekat sama kamu terus bikin hangat gimana kalau entar tidurnya kita bareng aja”.

    Eh, dia malah tersenyum dengan muka malu-malu. Lalu dia pelan berbisik “boleh aja, ayo..”. Lalu langsung saya bawa dia ke kamar di belakang biar tidak ketahuan oleh teman-teman. Di sana saya mulai menciumnya, pertama dia diam saja, lama-lama dia memberi respon juga.

    Dia memang jago kissnya. Lalu saya mulai menggerayangi tubuhnya, saya pegang payudaranya, lalu saya remas, dia mulai mendesah-desah tidak karuan. Lalu pelan-pelan saya lepaskan kaosnya, kemudian BH-nya sehingga kelihatan bukitnya yang indah menjulang.

    Melihat itu saya makin keras meremas payudaranya sambil mengisap putingnya yang indah itu. Setelah puas meremas-remas tanganku mulai menggerayangi pangkal pahanya. Pelan-pelan saya mulai memasukkan tangan ke dalam celananya, ketika jariku mulai menyentuh bibir kemaluannya, dia menjerit kaget dan berusaha menarik tanganku.

    Saya pikir wah gawat nih salah langkah, tapi saya masih berusaha mempertahankan tanganku di dalam celananya dan tanganku yang satunya menarik tangannya dan meletakkan di penisku, lalu saya bisikin dia “remasin Lus…, nikmat rasanya”, dengan malu-malu dia mulai meremas-remas penisku.

    Sepertinya dia menikmati kegiatan barunya itu, dia tidak lagi berusaha menarik tanganku. Lalu saya mulai melanjutkan pekerjaanku, tanganku mulai menggosok-gosok bibir kemaluannya dengan cepat. Makin cepat saya gosok makin kencang pula dia meremas penisku.

    Kemudian saya mulai melepaskan celana berikut celana dalamnya. Di sana saya mulai melihat liang kewanitaannya yang merekah dengan sedikit rambut di atasnya menantang untuk dimakan. Lalu saya mulai menjilati bibir kemaluannya, hingga dia mulai mendesah nikmat. Saya mainkan bibir kemaluannya dengan lidahku, kemudian saya hisap bibir kemaluannya sambil saya tarik sedikit.

    Ah rasanya sudah kepingin sekali memasukkan penisku ke dalam liang senggamanya. Dan dia makin keras mendesahnya. Setelah puas saya berhenti dan melepas baju. Kemudian saya berkata kepadanya agar membuka celanaku. Dia sepertinya juga sudah tidak tahan, makanya dia langsung menurut saja.

    Dia mulai melepaskan celana jeansku lalu celana dalamnya. Setelah itu dia mulai memainkan penisku sambil tertawa kecil. Lalu saya berbisik kepadanya “Isap, donk…!” dia sepertinya tidak mau, lalu saya rayu dengan sedikit memaksa.

    Akhirnya dia mau juga, dia mulai menjilat penisku lalu dimasukkan ke mulutnya dan mulai menghisap. Ah nikmat banget hisapannya, dia pintar banget mengisapnya sampai saya pikir jangan-jangan dia itu sudah pernah beginian. Setelah saya rasa cukup keras saya menyuruh dia berhenti dan saya dorong dia ke ranjang.

    Lalu saya buka kakinya lebar-lebar dan mulai menaruh penisku ke liang kewanitaannya. Dia memejamkan matanya rapat-rapat menunggu penisku. Kemudian pelan-pelan saya masukkan penisku ke liang senggamanya. Ternyata lubang kemaluannya kecil sekali, penisku agak susah masuknya.

    Ketika masuk setengahnya dia mulai mendesah kencang, lantas saat masuk semuanya dia mulai menjerit kecil seperti kesakitan. Lantas saya mulai mendorong penisku ke liang senggamanya dan dia makin kencang menjerit serta tubuhnya menggeliat-geliat tidak karuan.

    Lalu dia mulai menjerit. Lantas saya tanya dia pernah bersetubuh begini nggak? ternyata dia belum pernah, ini first timenya dia. Lalu saya bilang jangan takut sebentar lagi sakitnya hilang malah nanti bakal nikmat rasanya. Dia menurut saja, makanya saya melanjutkan lagi genjotanku, tapi saya genjot pelan-pelan takut dia kesakitan lagi. Setelah beberapa lama saya mulai merasakan pantatnya naik-turun sendiri.

    Ternyata dia mulai merasakan nikmat malah mau minta lebih dahsyat. Langsung saya cepatin genjotanku, penisku makin cepat keluar-masuk liang kenikmatannya. Dia mulai mendesah-desah lagi kesenangan. Waktu itu saya mulai merasakan enaknya liang kewanitaan seorang wanita. Penisku mulai dipijit-pijit oleh dinding kemaluannya.

    Saya makin mempercepat genjotannya bahkan saya hantam dengan keras penisku ke liang kewanitaannya, sehingga membuatnya menjerit kecil. Setelah beberapa lama, dia tiba-tiba diam dan mendesah panjang, saat itu saya mulai merasakan cairan panas di pangkal pahaku.

    Ternyata dia sudah keluar, tapi saya belum karena itu saya teruskan menggenjot liang surganya. Ternyata saya keluarnya agak lama juga, dia sepertinya sudah mulai kesakitan. Akhirnya dia bicara kepadaku “San, rada sakit nih.., lo udah keluar belum?”.

    Saya bilang “belum Lus, sebentar lagi kamu tahan dulu aja”, dia cuma mengangguk. Makanya saya makin mempercepat genjotan di liang kewanitaannya, sampai dia berteriak-teriak hingga saya bekap mulutnya takut ketahuan teman-teman. Dan saya teruskan sampai akhirnya saya rasa sudah tidak tahan, saya keluarkan semua isi spermaku ke dalam liang senggamanya. Dan dia pun mulai mendesah lega.

    Setelah itu kita cool-down, dia tiduran di dadaku sambil bermanja-manja, dia berkata bahwa dia benar-benar suka kepadaku dan ini pertama kalinya dia berhubungan seks. Saya bisa lihat dari tetesan darah di kasur bahwa dia tidak berbohong. Lantas saya bilang bahwa saya juga suka kepadanya, dan apa dia mau jadi pacarku?

    Dia bilang mau dan saya langsung memberi kiss hangat lagi buatnya, lalu kamipun berpakaian dan bergabung lagi bersama teman-teman. Akhirnya dia jadi pacarku. Selama 4 hari di Villa kita bersenggama terus setiap hari, dan sesudahnya dari sana kita juga sering bersetubuh. Biasanya kita lakukan kalau saya lagi ada libur dan pulang kampung.

    Kalau sudah begitu kadang-kadang bisa hampir setiap hari kita bersetubuh, soalnya rumahku kosong dan saya sering mengajaknya ke sana kalau lagi horny. Kita pacaran sampai hampir setengah tahun kemudian, saya lulus dan melanjutkan study ke Aussie dan kita akhirnya putus.

    Saya tidak pernah lagi mendengar kabarnya sampai akhirnya saya dengar dari teman, katanya dia tidak sekolah lagi karena hamil. Wah.., bisa-bisa itu anakku. Ah tapi saya tidak ambil pusing, kalau itu memang pekerjaanku dia pasti menghubungiku.

    Lagian sekarang saya juga sudah ada pacar sendiri. Sekarang Saya hanya bisa mengenang masa-masa manisku saat bersetubuh bersamanya.

  • Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal

    Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal


    1670 views

    Duniabola99.org – Saat ini aku tinggal dengan istriku yang sudah dua tahun aku nikahi, tapi menginjak dua tahun ini kami belum di karuniai seoranbg keturunan. Dengan alasan sibuk meniti karir istriku memang sengaja menunda untuk mendapatkan momongan padahal aku kepingin banget mempunyai seorang momongan dan memang aku impikan sejak dulu tapi aku tidak berani mengutarakannya pada istriku.

    Karena jika di lihat dari segi penghasilan dia memanag jauh lebih besar penghasilannya dari pada aku. Kami memang bertemu dari sebuah biro perjodohan dan dia memang lebih tua 5 tahun dari umurku saat ini aku berusia 27 tahun sedangakn istriku sudah 32 tahun. Tapi sejak awal aku tidak mempersoalkan masalah itu sampai akhirnya diapun lupa akan tanggung jawabnya sebagai istri.

    Akhir-akhir ini dia begitu sibuk dengan proyek barunya sehingga lupa pada kewajibannya sebegai seorang istri untuk melayani suaminya. Bukan hanya lewat perhatian masakan atau apa tapi kami jarang seklai melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita dewasa, istriku sering pulang malam bahkan terkadang dia tidak pulang dan beberapa hari menginap di luar kota.

    Dengan alasan kerja yang membuatnya sibuk, hingga akhirnya sebagai laki-laki tulen akupun melakukan perselingkuhan darinya. Aku melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa dengan pembantuku, dia memang sudah bekerja pada kami sejak kami menikah dan kami merekrutnya dari jasa penyalur rumah tanggga. Dan istriku sendiri yang memilihnya.

    Dia masih beummur 20 tahun dengan alasan tidak tega melihat pembantu rumah yang sudah berusia lanjut. Namanya Ina dengan tubuh yang masih seperti remaja lainnya dia aterlihat begitu seksi apalagi dia memang memiliki kulit kuning langsat yang membuat aku jatuh hati padanya ketika melihat dia tersenyum nampak lesung pipit di kedua pipinya yang menambah daya tariknya.

    Aku tidak langsung mengajaknya untuk melayani aku melakukan adegan sepetrti dalam cerita dewasa, tapi aku pancing dia dengan seringnya memberi hadiah yang berupa oleh-oleh dengan cara bermacam cara. Dan aku lihat Ina senang dengan semua itu dan terus terang tanpa sepengetahuan istriku tentunya karena bisa berabe jika dia sampai tahu dan aku mesti pintar-pintar menyembunyikannya.

    Hingga pada suatu hari seperti biasa istriku pamit untuk keluar kota dengan alasan ada kerjaan di luar kota. Dan akupun hanya bisa mengizinkannya tanpa bisa membantah apalagi ada sesuatu yang akan aku lakukan tanpa ada dirinya. Setelah satu hari dia berada di luar kota akupun melancarkan aksiku merayu Ina pembantuku yang memang sudah aku incar selama beberapa hari ini.

    Setelah selesai makan malam akupun menyuruhnya untuk memijat kakiku, dengan sengaja aku tidak menggunakan celana dalam yang ada hanya celana longgar yang aku kenakan. Dan benar saja setelah Ina memijat bagian pahaku perlahan kontolku ikut menegang daan membuat Ina atersipu malu melihatnya, tapi dia berpura-pura tidak melihatnya akupun kembali mencari cara agar dia mau memegangnya.

    Dengan perlahan akupun bilang ” In.. yang itu di lemesin juga dong….. ” Akupun memegang tangan Ina dan meletakkannya pada batang kemaluanku, awalnya Ina merasa malu atau risih akupun tidak mengerti, sampai akhirnya diapun mengelusnya perlahan dan aku memejamkan mata seolah menikmati permainan tangan Ina padahal aku masih sanggup menahannya tapi itu adalah salah satu cara untuk memancingnya.

    Dengana cepat aku tarik tubuh Ina untuk aku peluk diapun terjatuh pada dada bidangku yang memang tidak memakai baju. Ina tidak berusaha untuk melepas dari pelukanku tapi dia meraba-raba dadaku dengan lembutnya ” Kamu mau jadi pacarku… ” Aku coba merayunya diapun menjawab ” Tapi pak .. gimana kalau ketahuan ibu… ” Aku membelai rambutnya dan berkata ” Kita rahasiakan dulu hubungan ini… ” Dia menatapku sambil tersenyum.

    Aku tahu kalau hal itu menyiratkan kalau dia setuju. Perlahan namun pasti akupun menggauli tubuh mulusnya aku cium teteknya yang masih terlihat ranum, Ina mendesah ” Aaaaggghh… aaaaggghh.. pak… eeeeuuummmppphh…….. eeeeuuummmpphhh… aaaaggghh… ” Katanya sambil terus menjambak rambutku dan aku memnbiarkannya dia melakukan hal itu pada rambutku.

    Kemudian aku tidak menunggu waktu lama untuk memasukkan kontolku dalam lubang kemaluannya, awalnya agak sulit tapi akhirnya kontolku dengan muluss menyeruak dalam memeknya ” ooouugghhhh… aaaaaggghhh.. Pak.. sa.. kit… pak…. aaaaggghhhh… aaaaaagggghhhh… pak… ” Akupun perlahan melambatkan gerakan di atas tubuhnya karena aku tahu kalau Ina baru pertama kali.

    karena dapat aku lihat kalau dalam memeknya mengalir darah segar, Ina masih menjaga keperawanannya dan aku yakin itu karena dia memang berasal dari kampung yang memang masih memegang teguh tentang hal itu. Karena sudah lama juga aku bergerak akupun semakin mempercepat goyangan pantatku dan Ina terus mendesah di bawah tubuhku sambil memejamkan matanya.

    Kini akupun merasakan kontolku seakan hendaak mengeluarkan sesuatu dari dalam, dan benar saja aku tidak tahan juga menahannya. Dengan mengerang lebih kuat lagi akupun mendekap tubuh Ina dengan eratnya, saat itulah aku menumpahkan lendir hangat dari dalam kontolku, dan aku merasa puas dengan hal itu begitu juga Ina yang terlihat begitu menikmatinya.

  • Baru Sekali ini Aku Merasakan Enaknya Berhubungan Sex

    Baru Sekali ini Aku Merasakan Enaknya Berhubungan Sex


    1501 views

    Duniabola99.org – Nama saya Anton (nama samaran) dan bekerja di sebuah perusahaan nasional di Jakarta. Saya sebagai kepala bagian penjualan, dan otomatis saya sering pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan, apalagi bila ada peluncuran produk baru. Sekitar satu setengah tahun yang lalu, saya ditugaskan ke Manado.

    Di sana kebetulan perusahaan kami mempunyai mess yang biasa digunakan oleh tamu-tamu yang datang dari kota lain. Mess-nya sendiri cukup besar, dan di halaman belakang ada kolam renangnya. Selama di Manado saya ditemani oleh Ratna (nama samaran) yang juga mengepalai bagian penjualan di sana. Sebagai gambaran, Ratna tingginya sekitar 165 cm, berat sekitar 54-55 kg dan kulitnya putih mulus.

    Umurnya sekitar 28 tahun, dan menurut saya orangnya sangat menarik (baik dari segi fisik maupun personality). Beberapa hari di sana, kami pergi mengunjungi beberapa distributor di Manado, dan Ratna juga sempat mengajak saya jalan-jalan ditemani beberapa rekan kantor lainnya.

    Hubungan saya dengan Ratna menjadi cukup dekat, karena kami banyak menghabiskan waktu berdua walaupun sebagian besar adalah urusan kantor. Ratna sangat baik pada saya, dan dari tingkah lakunya saya dapat merasakan kalau Ratna suka pada saya. Pertama-tama saya pikir kalau mungkin itu hanya perasaan saya saja.

    Walaupun dalam hati saya juga suka dengan dia, saya tidak berani untuk mengatakan atau memberi tanda-tanda kepada dia. Toh, saya baru beberapa hari kenal dengan dia dan memang untuk urusan wanita saya tergolong pemalu. Bagaimana kalau dia ternyata tidak ada perasaan apa-apa ke saya?

    Wah, bisa hancur hubungan baik yang telah saya bina dengan dia beberapa hari itu. Suatu sore setelah pulang kerja, Ratna seperti biasa mengantar saya pulang ke mess. Saya menanyakan apakah dia mau mampir dulu sebelum pulang. Ratna setuju dan masuk ke dalam mess bersama saya.

    Kami ngobrol-ngobrol sebentar, dan saya ajak Ratna ke halaman belakang untuk duduk di kursi panjang dekat kolam renang. Kolam renangnya sangat menggoda, dan saya tanya Ratna apakah dia mau menemani saya berenang. Dia bilang kalau sebenarnya dia mau, tapi tidak bawa baju renang dan baju ganti sama sekali. Saya menawarkan untuk memakai celana pendek dan kaos saya.

    Nanti sekalian mandi di sini saja sebelum kita pergi makan malam.. kata saya.

    Ratna setuju dan saya ke kamar untuk mengambil kaos dan celana pendek untuk dipinjamkan ke Ratna. Saya sendiri juga berganti pakaian dan mengenakan celana pendek saya yang lain. Setelah berganti pakaian, kami pun berenang bersama.

    Karena baju kaos yang saya pinjamkan berwarna putih dan bahannya cukup tipis, buah dada Ratna yang ukurannya di atas rata-rata tercetak cukup jelas walaupun dia masih memakai bra. Kami berenang sekitar 20 menit, dan setelah selesai saya pinjamkan Ratna handuk untuk mandi di kamar saya yang kebetulan lebih bersih dari kamar mandi yang ada di ruang depan. Saya sendiri mandi di ruang depan.

    Begitu selesai mandi, saya ke kamar saya untuk Melihat apakah Ratna sudah selesai atau belum. Ternyata Ratna masih di kamar mandi, dan beberapa menit kemudian keluar dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di badannya. Handuk yang saya pinjamkan tidak terlalu besar, sehingga hanya mampu menutupi sebagian buah dada dan sedikit pahanya. Belahan dadanya terlihat jelas dan mungkin sedikit lebih turun lagi putingnya akan terlihat. Dengan rambut yang masih basah, Ratna terlihat sangat seksi.

    Ratna berdiri di depan pintu kamar mandi dan bilang kalau dia harus mengeringkan bra dan CD-nya yang masih basah. Waktu Ratna mengangkat kedua tangannya untuk menyibakkan rambutnya, handuknya terangkat dan kemaluannya terlihat. Saya tidak tahu apakah Ratna sadar atau tidak kalau handuknya terlalu pendek dan tidak dapat menutupi kemaluannya. Rambut kemaluan Ratna lumayan lebat.

    Ratna kemudian duduk di ranjang saya dan menanyakan apakah dia boleh menunggu sebentar di kamar saya sampai pakaian dalamnya kering. Tentu saja saya membolehkan, dan setelah mengobrol beberapa saat, Ratna menyandarkan badannya ke sandaran ranjang dan menjulurkan kakinya ke depan. Kakinya yang panjang terlihat mulus. Melihat itu semua, kemaluan saya mulai menegang.

    Saya tanya dia, Sambil nunggu celana kamu kering, mau aku pijitin nggak..?
    Mau dong, asal enak yah pijitannya..

    Saya minta dia membalikkan badannya, dan saya mulai memijati kakinya. Beberapa saat kemudian saya mulai memberanikan diri untuk naik dan memijat pahanya. Ratna sangat menikmati pijatan saya dan sepertinya dia juga sudah mulai terangsang. Hal ini terbukti dengan dibukanya kedua kakinya, sehingga kemaluannya terlihat dari belakang, walaupun tubuhnya masih dibalut handuk.

    Saya pun mulai memijat pahanya bagian dalam, dan terus naik sampai ke selangkangannya. Ratna diam saja, dan saya memberanikan untuk mengelus kemaluannya dari belakang. Juga tidak ada reaksi selain desah nafas Ratna tanda bahwa dia sudah terangsang dan menikmati apa yang saya lakukan.

    Ratna, buka yah handuknya biar lebih mudah.. kata saya.

    Tanpa diminta lagi, Ratna membalikkan badannya dan melepaskan handuknya, sehingga tubuhnya sekarang telanjang bulat di depan saya. Buah dada Ratna ternyata lumayan besar dan sangat indah. Ukurannya mungkin 36C dan putingnya berwarna kemerahan.

    Ton, buka dong celana pendek kamu..! pintanya.

    Saya berdiri dan melepaskan celana yang saya kenakan. Kemaluan saya sudah sangat menegang dan saya pun naik ke ranjang dan tiduran di sebelah Ratna.

    Kamu diam saja di ranjang, biar aku yang buat kamu senang.., katanya.

    Saya pun tidur telentang, dan Ratna naik ke badan saya dan mulai menciumi saya dengan penuh nafsu. Beberapa menit kemudian ciumannya dilepaskan, dan dia mulai menjilati badan saya dari leher, dada dan turun ke selangkangan saya. Ratna belum menjilati kemaluan saya dan hanya menjilati selangkangan dan paha saya sebelah dalam.

    Saya sangat terangsang dan meminta Ratna untuk memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Ratna mulai menjilati kemaluan saya, dan sesaat kemudian memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Ternyata Ratna sudah sangat ahli. Pasti dia sudah sering melakukannya dengan bekas pacarnya, pikir saya.

    Memang sebelum itu Ratna pernah berpacaran dengan beberapa pria. Saya sendiri saat itu masih perjaka. Saya memang juga pernah berpacaran waktu kuliah, tetapi pacaran kami hanya sebatas heavy petting saja, dan kami belum pernah benar-benar melakukan hubungan sex.

    Saya minta Ratna untuk membuat posisi 69, sehingga selangkangannya sekarang persis di depan hadapan wajah saya. Sambil Ratna terus mengulum dan menjilati kemaluan saya, saya sendiri juga mulai menjilati kemaluannya. Ternyata kemaluannya berbau harum karena dia baru saja selesai mandi.

    Rambut kemaluannya juga lebat, sehingga saya perlu menyibakkannya terlebih dahulu sebelum dapat menjilati klitorisnya. Kami saling melakukan oral seks selama beberapa menit, dan setelah itu saya minta Ratna untuk tiduran. Dia merebahkan badannya di ranjang, dan saya mulai menjilati buah dada dan putingnya.

    Ratna sudah sangat terangsang, Hmm.. hmm.. terus Ton.. terus..!

    Saya terus menjilati tubuhnya sampai ke kemaluannya. Rambut kemaluannya saya sibakkan dan saya jilati bibir kemaluan dan klitorisnya. Cairan kemaluannya terasa di lidah saya. Tubuh Ratna menggelinjang hebat dan pantatnya diangkat seolah-olah ingin saya menjilatinya lebih dalam lagi. Tangannya menekan kepala saya sampai hampir seluruh wajah saya terbenam di kemaluannya.

    Saya semakin bersemangat memainkan ujung lidah saya yang menyapu kemaluan Ratna, dan kadang-kadang saya gigit perlahan klitorisnya. Ratna benar-benar menikmati apa yang saya lakukan, dan semakin membuka pahanya lebar-lebar. Dia terus menekan kepala saya dan menaik-turunkan pinggulnya.

    Ah.. ah.. ah.. Im coming, Im coming..! teriaknya.
    Saya terus menjilati klitorisnya dengan lebih cepat, dan sesaat kemudian dia berteriak, Ahh.. Ahh.. Ahh.. tanda kalau dia sudah orgasme.

    Kemaluannya sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya.

    Ratna melenguh sebentar dan berkata, Ton, masukin dong, saya mau nih..!
    Saya bilang kalau saya belum pernah melakukan ini, dan takut kalau dia hamil.
    Jangan takut, saya baru saja selesai mens kok, jadi pasti nggak bakalan hamil..
    Kamu di atas yah..! kata saya.
    Ya udah, tiduran sana..!

    Saya tiduran dan Ratna duduk di atas saya dan mulai memasukkan kemaluan saya ke vaginanya dengan perlahan. Wah, nikmat sekali.. ternyata begitu rasanya ber-hubungan sex yang sesungguhnya. Ratna mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan kedua tangannya diangkat ke atas. Saya memegang kedua buah dadanya sambil Ratna terus bergoyang, makin lama makin cepat.

    Beberapa saat kemudian saya sudah tidak tahan lagi dan ejakulasi sambil memeluk tubuh Ratna erat-erat. Belum pernah saya merasakan kenikmatan seperti itu. Kami pun berciuman dan kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat. Di kamar mandi saya menyabuni tubuh Ratna dari atas ke bawah, dan hal yang sama juga dia lakukan ke saya.

    Khusus untuk kemaluannya, saya memberikan perhatian khusus dan dengan lembut menyabuni klitorisnya dan memasukkan jari saya untuk membersihkan vaginanya yang basah oleh air mani saya. Kelihatan kalau Ratna sangat menikmati itu, dan kakinya pun dibuka lebar-lebar. Selesai mandi, kami kembali ke kamar dan membicarakan apa yang baru kami lakukan.

    Terus terang saya tidak pernah berpikir untuk melakukan hubungan sex dengan Ratna secepat itu, karena kami belum lama kenal dan semuanya juga terjadi dengan tiba-tiba. Ratna bilang kalau sebenarnya dia suka dengan saya dari awal, dan memang sudah mengharapkan untuk dapat melakukan ini dengan saya. Setelah kejadian itu, kami beberapa kali melakukan hubungan sex di mess sepulang dari kantor.

    Karena di mess tidak ada pembantu (pembantu hanya datang di pagi hari untuk membersihkan rumah atau mencuci baju), kami bebas melakukannya di luar kamar baik di ruang tamu, halaman belakang dan juga kolam renang. Benar-benar beberapa hari yang tidak dapat saya lupakan. Sayang hubungan sex kami tidak berlanjut setelah saya kembali ke Jakarta karena jarak yang memisahkan kami.

    Sebenarnya saya pernah minta Ratna untuk pindah kerja ke Jakarta, tapi dia tidak mau dengan alasan orang tuanya tidak mengijinkan, karena dia anak satu-satunya. Juga mungkin bagi Ratna saya hanyalah salah satu pria yang lewat dalam hidupnya untuk sekedar ber-hubungan sex.

  • Hubungan Mesum Dengan Dokter Kandungan

    Hubungan Mesum Dengan Dokter Kandungan


    1594 views

    Duniabola99.org – Aku seorang wanita yang sudah menikah dengan pria yang begitu baik, tapi hingga saat ini kami belum di karuniai seorang anak. Segala macam cara sudah aku lakukan mulai dari beberapa program dari kedokteran hingga mengkonsumsi obat herbal. Tapi hingga kini belum membuahkan hasil juga, dan aku hanya bisa pasrah menghadapi semuanya paling tidak aku menjalani segala cara itu.

    Namaku Yanti dengan umur yang sudah menginjak 24 tahun, akupun memang berharap segera memiliki momongan di tambah kini mertuaku turut ikut campur dengan masalah perkawinanku tentang seorang keturunan. Terutama ibu mertuaku dia bilang kalau aku yang mempunyai masalah dengan rahimku padahal kami belum melakukan tes pada dokter, tapi dia terus saja menuduh aku yang bukan-bukan.

    Karena itu akupun menjadi stress jika berada dirumah apalagi ada mertuaku. Yang memang sering datang bahkan menginap di rumahku, akhirnya akupun keluar rumah dengan mencari kegiatan entah itu berguna atau tidak. Biasanya aku mengikuti kegiatan sosial yang di adakan oleh salah satu yayasan temanku tapi tidak jarang pula aku hanya keluar tanpa ada tujuan sama sekali.

    Baca Juga : Baru Sekali ini Aku Merasakan Enaknya Berhubungan Sex

    Bahkan hal itu membuat aku juga malas untuk melayani suanmiku melakukan adegan seperti dalam cerita hot. Karena yang ada bawaanku ingin marah saja pada suamiku yang tidak bisa membuatku hamil juga, sebenarnya aku sudah memintanya untuk pergi konsultasi ke salah satu dokter kandungan tapi dia tidak mau dengan alasan memang belum waktunya saja kami berdua di karuniai seorang anak.

    Karena ada temanku yang bisa mendapatkan keturunan setelah itu salah satu program dari dokter kandungan yang luamayan terkenal di kotaku. Namanya dokter Rafly akhirnya akupun mengikuti saran temanku untuk pergi konsultasi padanya, karena suamiku tidak mau akhirnya aku pergi dengan temanku pada awalnya tapi kemudian aku datang sendiri setiap kali aku melakukan program dari dokter Rafly.

    Sampai akhirnya akupun menjadi dekat lagi dngan dokter cakep itu. Entah dia merasa hal yang sama denganku apa tidak yang jelas aku selalu memikirkan wajah dokter Rafly hampir setiap waktuku, karena dia selalu bersikap baik padaku dan jarang aku temui ada dokter yang begitu peduli seperti yang dilakukan oleh Dokter Rafly padaku, dan hal itu membuat aku menjadi lupa diri.

    Akupun sering mengadakan janji kertemuan dengan dokter Rafly entah di rumah sakit tempat dia praktek ataupun di sebuah cafe. Sekedar makan siang bareng dan lainnya, sampai pada suatu hari aku bertemu dengannya di sebuah cafe hari itu waktu menunjukan jam 7 malam dengan alasan pergi berasam teman akupun meninggalkan rumah tanpa bertanya lebih banyak lagi suamiku mengizinkan.

    Mungkin dia mengira aku tidak betah di rumah akrena ada ibunya yang memang sering bersikap kasar di depanku. Padahal malam ini aku ada janji dengan dokter Rafly, setelah itu akupun langsung menuju tempat yang telah kami sepakati hingga akhirnya tidak lama dari itu dokter Rafly mengajakku ke sebuah hotel berbintang yang telah dia pesankan kamar sebelumnya.

    Karena sudah sama-sama dewasa akupun tidak banyak tanya pada dokter Rafly, setelah tiba di dalam kamar hotel aku tidak membuang waktu. Ketika dokter Rafly menutup pintu kamar hotel kamipun langsung berpelukan dan saling mendaratkan ciuman kami, dengan penuh gairah aku kulum bibir dokter Rafly diapun melakukan hal yang sama padaku hingga kami berdua sama-sama terbuai.

    Dengan penuh kelembutan dokter Rafly menggerayangi tubuhku dengan tangannya, dan hal itu membangkitkan gairahku ” Oooouuuggghh….. ooouuuggghhh…. aaaaaagggghh….. aaaaggggghh…… eeeeuuummmppphh….. ” DEsahku menikmati setiap sentuhan tangan lembut dokter Rafly, akupun semakin menngelinjang menikmatinya bahkan aku gigit separuh dari bibirku.

    Karena tidak tahan dengan kenikmatan yang di berikan oleh dokter Rafly. Kembali aku mendesah ketika tangannya menyentuh lembut tetekku, akupun memegang tangan dokter Rafly juga berusaha membuatnya lebih keras lagi meremas tetekku ” OOouuggghh.. terus…. sa… yang….. aaaaaggghhhhh….. aaaaggghh…. aaaaggghh.. nik… mat…… aaaaagggghh… lagi….. aaaggghh… ” Desahku setiap tangan dokter Rafly bermain.

    Kini tangannya semakin ke bawah hingga akhirnya tangan itu menyentuh bibir kemaluanku, aku tersentak kaget namun kembali mendesah saat tangaya meembelai lembut memekku ” OOOOuugghh….. ooouuugghh… nik… mat……. aaagggghhh…. terus…. sa.. yang… aaagggghhh… ” Ucapku sambil membelai bahkan menjambak rambut dokter Rafly sampai akhirnya dia berhenti sejenak.

    Aku lihat dokter Rafly membuka pakaiannya lalu dia lepas jga bajuku dan dengan perlahan dia masukkan kontolnya dalam memekku. Aku menggelinjang pasrah menikmati setiap goyangan pantatnya ” OOouugghhh… nikmat… aaaaaaaggghhh…. te.. rus…. sayang…… aaaaaaggghhhh… aaaaggghh… ” Melihatku mengeluarkan desahan berulang kali dokter raflypun mempercepat goyagannya.

    Dengan penuh airah dia bergoyang dengan kerasnya di atas tubhku ” Aaaaaaaaggggghhhh…. aaa.. ku… nggak… tahan….. aaaaggghhh… ” Aku merasa Sperma hangat dokter Rafly sudah memenuhi memekku, bagai pemain dalam adegan cerita hot akupun memeluk tubuhnya yang bersimbah keringat, lalu aku cium lengan dokter Rafly yang melinkar di antara leherku akupun merasa puas karenanya.

  • Hubungan Gelap dengan Selingkuhanku

    Hubungan Gelap dengan Selingkuhanku


    1733 views

    Duniabola99.org – Aku seorang wanita berusia 32 tahun menjalin hubungan dengan seorang pria muda beumur 23 tahun. hubungan yang kami lakukan sudah berjalan kurang lebih tiga bulan atau kurang karena aku tidak pernah menghitung kapan tepatnya aku menjalin hubungan serius ini. Aku bilang hubungan serius karena kami sering melakukan adegan layaknya dalam cerita seks.

    Namaku Putri dan pria muda yang aku cinta itu biasa aku panggil Yan, sebenarnya aku seorang wanita yang sudah menikah dan Yan adalah laki-laki selingkuhanku. Tapi aku begitu mencintainya tapi saat ini yang aku sesali adalah egonya padaku, masih aku ingat akan janji manisnya yang selalu tergiang di telingaku kalau dia bersedia mengajakku lari jika hubungan kami sampai ketahuan.

    Aku tergiur dengan semua janji manisnya bahkan aku rela menyerahkan semua yang aku punya untuknya, begitu juga dengan hatiku. Sejak kejadian pertama kali kami melakukan adegan seperti dalam cerita seks dia bersikap seolah punya hak atas diriku, apabila dia memintaku untuk meleyaninya akupun memenuhi keinginannya untuk melakukan hal itu.

    Tidak terkecuali jika kami bertemu di tempat biasa kami melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita seks. Diapun bersikap dewasa di depanku tapi jika aku melakukan kesalahan sekecil apapun dia terlalu membesar-besarkannya, tanpa mengerti perasaanku yang hampir setiap waktu selalu memikirkannya dan aku juga ingin selalu bersamanya kapanpun dan dimanapun.

    Tapi Yan tidak menghargai aku meskipun sering kali kami melkaukan adegan cerita seks itu. Aku bingung dengan sikapnya bahkan aku takut jika dia sampai meninggalkan aku tapi aku harus mencoba belajar kalau suatu saat hal itu akan terjadi juga, dan aku harus bersiap-siap dnegan hatiku tapi kali ini tanpa alasan yang jelas kali ini dia tidak menghubungiku.

    Mungkin kali ini dia benar-benar benci padaku, tanpa dia tahu kalau saat ini aku selalu mengisinya dan terasa sesak dalam hatiku setiap mengenang apa yang telah kami laukan berdua. Sepertinya baru kemaren kami melakukan adegan seperti dalam cerita seks, meskipun aku merasa kurang puas dengannya tapi aku bersikap seolah aku puas dengan permainan sex yang dia berikan padaku.

    Hari itu seperti biasa aku menemuinya di tempat yang telah kita janjikan. Di sana kami langsung berciuman begitu kami sudah mendekat satu sama lain, dengan mesra juga aku kulum bibir manisnya diapun membalas kulumanku dengan hangat. Semakin bergairah hatiku ketika tangannya meremas tetekku bahkan aku menggelinjang di buatnya akupun merasakan nikmat tiada terkira.

    Dengan penuh kelembutan aku terus memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya, diapun melakukan hal yang sama padaku ” Ooouuuggghhh…. oooouuuuggghh….. eeeeuuummmppphhh….. eeeeuuuummmppphh…. aaaaaggghh….. ” Desahku menikmati kuluman bibir manisnya aku begitu bergairah mendapatkan ciuman mesra darinya kini dia berani melakukan hal yang lebih memuaskan padaku.

    Dia benamkan wajahnya untuk menghisap putingku kembali aku mendesah sambil membelai rambutnya ” OOouuuggggghhhhh…. ooouuugggghhh…. oooouuugghh….. aaaaagggghhhh…. aaaaaggghhh…… ” Dengan lebih keras Yan terus memainkan putingku bahkan dia meremas kedua tetekku dengan gemasnya dan aku hanya bisa menikmati permainan tangannya.

    Bagai pemain dalam adegan cerita seks, diapun memintaku untuk menindih tubuhnya. Dengan mencoba mnyibak rokku akupun menuntun kontolnya untuk dapat menyelinap masuk dalam lubang memekku, tapi aku merasa kontolnya masih belum berdiri tegak juga namun Yan mencoba terus memasukan dalam memekku sedangkan aku merasa sudah agak kecewa pada kontolnya.

    Baca Juga : Perselingkuhan Dengan Mitra Bisnis Suamiku

    Tapi aku bersikap biasa saja di depannya, kasihan juga jika aku harus mengatakan hal itu. Lama kelamaan akhirnya kontol Yan menegang juga saat itulah aku bergerak di atas tubuhnya, kembali aku mendesah karena nikmatnya ” OOOuuuuuuuuuggghhh…. oooouuuggghh….. ooouuggghhh….. aaaaaggghhh…. terus….. aaaaaggghhh… ” Serasa hangat dan nikmat dalam memekku.

    Kini Yan memintaku untuk membalikan tubuhku, dengan posisi dia berada di atas tubuhku akupun terlentang di bawah tubuhnya ” OOouuugghhh….. ooouuugggghh…. aaaagggghhh…. aaaaggggghh…. ” Semakin cepat juga Yan menggoyangkan pantatnya dan aku terus mencoba mengimbanginya dengan cara melebarkan pahaku dari bawah tubuhnya yang terus bergerak cepat.

    Aku merasa ada sesuatu yang nikmat menjalar dari dalam tubuhku, semakin cepat Yan bergerak semakin nikmat rasa yang ada dalam tubuhku. Hingga akhirnya tidak berapa lama kemudian dia menumpahkan lendir kentalnya dalam memekku dan akupun menyuruhnya untuk segera bangun daripada sampai ketahuan orang lain, tapi aku puas dengan adegan layaknya dalam cerita seks yang baru kami lakukan.

    Aku melihat Yan masih terbaring lemas di atas tempat tidur sedangkan aku langsung membersihkan diri pergi ke kamar mandi. Tidak ada rasa sesal sama sekali dalam hatiku tapi jika mengingat apa yang telah dia lakukan pada hatiku ingin rasanya aku hilang di hadapanya tapi aku tidak tahu harus melakukan apa, karena masih ada yang harus aku lakukan yakni merawat anakku.

  • Service AC dapat Sex

    Service AC dapat Sex


    1804 views

    Duniabola99.org – Aku berkerja sebagai mekanik listrik/teknisi di suatu bank di kota Malang. Tapi sebagai sambilan, aku juga kadang-kadang mendapat order dari teman-teman karyawan untuk memperbaiki ini dan itu di rumah mereka. Lumayan untuk sambilan.

    Suatu hari aku diminta memperbaiki Air Conditioner di rumah manajer personaliaku. Ketika aku menekan bel rumahnya, dia muncul dengan mengenakan daster tipis warna putih. Dia mempersilakan aku masuk dan membawa aku ke kamar tidurnya.

    Dia menunjukkan tempat AC yang rusak. Aku sudah bernafsu melihat dadanya yang putih. Dia meninggalkan aku dan terus ke kamar mandi. Aku lihat beberapa helai celana dalam dan “kaca mata” seksi di atas kasurnya. Aku makin berahi dan membayangkan payudaranya yang besar dan tegang itu.

    Tidak lama kemudian dia muncul dengan masih memakai daster tipis dan mini yang lain. Dia sudah mandi. Dia duduk di tepi kasur sambil mengusap rambutnya dengan handuk. Bayangkan apabila dia duduk di tepi kasur dengan memakai daster mini? Sesekali aku mengerling dan terlihat sesuatu yang hitam di celah selangkangannya. Aku terus membaiki AC di kamar itu.

    “Mana keluarga Mbak Ratna”, tanyaku karena tidak ada orang lain di rumah itu.
    “Sedang ada urusan di luar kota, mungkin baru kembali besok pagi Pak”, beritahunya.
    Kemudian aku tanya, “Kalau hari minggu, dia sering ke mana”.
    Katanya tinggal di rumah saja.

    Setelah selesai memperbaiki Ac tersebut, dia mengajak aku duduk di tepi ranjang untuk bercakap-cakap. Dia tanya aku tentang teman wanita. Aku berkata belum ada yang khusus. Dia tanya pula aku menilai kecantikan wanita dari mana. Aku jawab badan dan muka. Dia kata, dia suka lelaki yang kekar dan kuat seksnya.

    Aku sudah tidak tahan melihat dadanya. Dia bangun dan memasang VCD porno di dalam kamar tidur itu. Ketika itu aktor lelaki sedang menjilat klitoris artis wanita. Aku merasa penisku sudah berlendir. Kemudian dia melucuti dasternya dan telentang di atas kasur. Aku memegang payudaranya sambil meremas dengan rakus.

    Aku lihat puting payudaranya mulai tegang. Aku mengerling ke arah bulu kemaluannya. Berbulu tipis tapi brewok. Dia membuka kancing bajuku. Kemudian kancing celana jeans-ku. Kini tinggal hanya celana dalam. Dia mengusap-usap batang penisku yang tegang di bawah celana dalam.

    “Pisangmu besar”, katanya sambil melucuti celana dalamku.

    Dia bermain-main dengan kepala penisku dan sesekali mengusap batangnya.

    “Aku pingin menghisap boleh tidak?”, pintanya.

    Aku terus mendekatkan penisku dengan mulutnya dan dia terus menghisap dan mengulum dengan rakus. Aku merasa geli sekali apabila lidahnya bermain-main dengan kepala penisku. Sesekali tangannya mengusap buah pelir dan buluku. Aku mengusap bulu vaginanya dan terus ke celah yang berlendir. Lendirnya telah melimpah membasahi sprei yang putih itu. Ketika jariku memainkan klitoris-nya, dia mengerang kenikmatan.

    Kemudian dia melepaskan penisku. Aku membuka selangkangannya dan nampak bibir vaginanya yang berlendir dan merah. klitoris-nya terjulur keluar. Aku memasukkan jariku dan menggerak-gerakkannya di dalamnya. Dia mengerang dengan kuat.

    Dan aku merasa jariku disedot kuat. Dia terengah-engah sambil mengoyang-goyangkan punggungnya. Dia terus mengelepar. Kemudian aku mencium vaginanya. Berbau wangi karena dia baru mencucinya dengan sabun. Aku terus menjilat bibir kemaluan dan menghisap clitoris-nya.

    Dia mengerang lagi sambil mengusap-usap kepalaku. Aku menelan lendirnya. Aku lihat tubuhnya berkeringat luar biasa. Payudaranya tegang. Matanya tertutup dan mulutnya ternganga. Dia banyak sekali mengeluarkan lendir. Sesekali aku menghisap puting susunya.

    “Cepat masukkan aku tak tahan nih…, cepat…, ohh.., ahh”, pintanya dengan bernafsu.

    Aku duduk di celah selangkangannya dan mengusapkan kepala penisku ke arah bibir vaginanya. Kemudian aku menekan perlahan-lahan hingga ke pangkalnya, dan terasa penisku disedotnya dengan kuat dan hebat. Selepas itu aku mengerakkan punggungku ke atas dan bawah. Kakinya menyilang ke pinggangku. Aku berkeringat dan dia juga berkeringat.

    Setelah lebih 20 menit aku meng”hajar”nya dengan cepat, dia menjerit lagi.

    “Aku mau keluar…, ohh cepat”, dia menggelepar dan kemudian terasa batang penisku disedot dengan kuat sekali. Selepas beberapa saat, longgar dan dia lunglai. Kaki dan tangannya melemas. Aku terus menghajar tanpa ampun, lubang vaginanya mulai longgar dan berbunyi karena banyak lendir.

    Tidak lama kemudian aku merasa air maniku hendak keluar. Aku tanya dia mau dikeluarkan di dalam atau di luar. Dia terus mengambil penisku dan memasukkan ke mulutnya. Dia mengisap dan aku memancurkan air maniku dalam mulut dan mukanya. Setelah itu kami mengulangi hingga beberapa kali hingga penisku terasa pedih. Selepas itu kami mencuri kesempatan untuk melakukan hubungan seks (AC-nya jadi sering “rusak” sejak itu).

    Paling tidak dia akan meng”karaoke” aku. Yang paling aku suka ialah menjilat klitoris-nya dan dia akan mengerang kenikmatan. Sungguh fantastik sekali

  • Cerita Panas- Sabtu Yang Melelahkan

    Cerita Panas- Sabtu Yang Melelahkan


    2300 views

    Duniabola99.orgNamaku Cynthia. Ini baru pertama kali aku coba buat ngirim cerita seksku. Sudah sejak 3 tahun lalu, aku selalu “haus seks”. Entah itu karena keperawananku yang diambil oleh mantan cowokku ato itu karena libidoku yang besar. Sejak saat itu, aku selalu mencari cowok yang bisa aku ajak nge-seks. Aku tidak peduli itu cowok apa, yang penting dia punya barang yang bisa memuasin aku. Banyak sekali teman teman cowok ku yang datang di apartemenku kalo aku lagi tidak ada kelas. Begitulah hidupku di LA. Sekarang aku mau cerita tentang pengalaman seks ku yang tak terlupakan.

    លទ្ធផល​រូបភាព​សម្រាប់ abg bugil

    *****

    “Hmph, capek nih” umpatku dalam hati.
    Hari itu aku kuliah sampai jam 9 malam. Parkiran mobil pun sudah gelap. Sambil melihat kanan kiri, aku pun berlari-lari kecil menuju ke mobilku yang ku parkir di belakang gedung science. Ketika sampai di mobil, HP ku berbunyi. Ternyata si Rei.

    “Halo Cyn, lagi ngapain?” tanya si Rei.
    “Ini nih, lagi mo pulang baru aja selesai kelas” sahutku sambil menstater mobil.
    “Ooh, mo ke sini ga? Kita ntar mo ngadain pesta nih. Kan hari sabtu, masa di rumah aja sih?” Si Rei pun nyerocos.
    “Oh ya? Mau donk, kalo gitu gue ke sana sekarang deh” jawabku dengan senangnya.
    “OK deh. Bye”

    Sejak hidup di LA, aku selalu suka dengan kehidupan malam. Pesta, diskotik ataupun pergaulan bebas. Akupun mulai merapikan rambut dan pakaianku. Kemudian, aku mulai membubuhkan make-up tipis di mukaku. Setalah selesai, aku pun mengendarai mobilku ke tempat Rei. Rei adalah anak orang kaya. Apartemenya yang terletak di daerah BH itu sangat mahal harganya. Aku pun memberhentikan mobilku di depan Liquor Store. Ketika aku turun dari mobil, banyak cowok bule yang melihat dan bersiul kepadaku. Saat itu aku hanya mengenakan rok pendek dan kaos putih ketat. Payudaraku yang berukuran 34 c itu pun tampil kian menggoda. Memang payudaraku cukup besar untuk orang seukuranku. Ketika aku sedang mencari cari liquor kesukaanku, Hp ku pun berbunyi lagi. Ketika kulihat nama Rei, aku segera menjawab. Hanya percakapan kecil yang terjadi, ternyata dia minta dibelikan beberapa botol bir. Aku pun segera mengambil sebotol XO dan 12 botol corona. Setelah membayar, aku pun segera mengemudikan mobilku ke tempat Rei. Dengan kemacetan LA aku pun tiba di tempat Rei setelah setengah jam di mobil. Rei pun menyambut ku dengan gembira. Ketika aku masuk, ternyata tidak ada seorang pun di situ selain aku dan Rei.

    “Kok ga ada anak anak? Katanya mo pesta?” tanyaku keheranan.
    “Ntar lagi juga pasti datang” jawabnya sambil tersenyum.
    “Siapa aja sih?” kejarku.
    “Cowok-cowok lah, 7 orang deh kayaknya.” katanya sambil berjalan ke dapur.
    “Jadi gue cewek sendiri nih?” tanyaku keheranan.
    Dengan santainya dia cuma menjawab “Yup, kenapa? Loe ga suka? Kan loe biasanya suka main keroyokan. Apalagi kalo ceweknya cuman loe sendiri.”
    “Loe gila ya? loe bikin pesta buat cuman ngentotin gue rame rame?” tanyaku dengan kaget.
    “Bukannya loe suka kayak gituan, apalagi barang mereka gede gede lagi. Tenang aja, dijamin puas” imbuhnya sambil ketawa nyengir.
    Aku cuma diam saja. Rei memang sering nge-seks denganku, tapi kita tidak pacaran. Aku juga pernah nge-seks dengan Rei dan dua temannya. Tapi kali ini TUJUH orang. Aku takut tapi aku juga terangsang. Aku memang sangat suka menjadi pusat perhatian apalagi gangbang. Rei tau itu. Rei tau semua tentang aku. Tapi aku cuma tau sedikit tentang Rei. Dia sangat suka melihat cewek di entot rame rame.

    “Kenapa? kok bengong?” tanya Rei sambil mengusap usap tangannya ke pantat kiriku.
    “Ga kenapa kenapa kok” jawabku singkat.
    Aku memang sudah biasa dengan kelakuan Rei. Tangan Rei yang tadi cuman memegang pantat kiriku, kini meremas remas pantatku dengan kerasnya.
    “Udah lah Rei, siapin dulu donk makanan buat pestanya” kataku sambil menepis tangannya.
    “Kok gitu sih? Ayo donk kan udah lama gue ga liat loe telanjang” katanya santai.
    “Ya udah kalo loe mau, tapi siapin dulu donk makanannya. Habis itu kalo ada waktu gue mau mau aja. Gimana? Mau ga?” tanyaku menggoda.
    “Hahaha. Kita cuma makan chips doank kok malem ini. Tuh chipsnya udah ada. Tinggal dibuka doank” katanya sambil memasang muka mesum.
    “Iiih, benci gue ama loe” kataku sambil mencuekin muka mesum dia.
    “Ya udah gue bikinin salad deh. Mau ga?”
    “Bikin lah kalo loe mau” katanya singkat.

    លទ្ធផល​រូបភាព​សម្រាប់ abg bugil

    Ketika aku membuat salad di meja dapur, tangan tangan Rei menjelajahi pantatku. Aku yang sudah biasa dengan itu cuma mendesah desah kecil. Aku merasakan kedua tangannya mengangkat rok ku sampai ke pinggangku. Dia hanya bersiul ketika melihat pantatku yang penuh. Waktu itu aku memakai G-string jadi dia bisa melihat semuanya. “Auw” jeritku ketika Rei memukul pantatku sambil ketawa. Aku pun meneruskan mengaduk salad ketika dia menurunkan g-stringku sampai ke lantai. Aku segera mengangkat kakiku dan menendang g string itu ke belakang. Aku kira Rei akan segera memasukan penisnya ke dalama memekku, tetapi dia hanya menurunkan rok ku dan merapikannya.

    Aku terheran heran ketika dia melakukan itu tapi aku tidak mengatakannya. Kini tangan Rei mulai meraba raba dan meremas payudaraku sambil mulutnya menciumi leherku. Aku hanya melenguh kecil ketika dia meremas payudaraku dengan agak keras. Aku memberhentikan kerjaanku dan mencoba menikmati rangsangan Rei. Rei pun mulai melepas baju ketatku. Rei hanya diam ketika dia melihat tubuhku yang setengah telanjang. Aku yang sudah sangat terangsang mulai memijit mijit penis Rei dari luar celananya. Rei pun melenguh keenakan ketika aku remas remas dan kukocok penisnya perlahan. Rei tidak diam saja, dia langsung melepas behaku dan melemparkannya. Aku yang hanya memakai rok mencoba membuka baju Rei. Tapi Rei cuman menepis tanganku. Rei pun ketawa ketika melihatku kebingungan. Rei pun mulai membungkuk dan mengambil beha dan g stringku yang berserakan di lantai. Kemudian dia berjalan ke kamarnya meninggalkan aku yang kebingungan dan sangat terangsang. Ketika aku tersadar bahwa payudaraku terpampang bebas, aku pun kembali mengenakan kaos putih ketatku. Aku merasa kalau putingku tercetak jelas dengan baju itu. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Rei pun kembali ke dapur dan kulihat bahwa beha dan g stringku telah dia sembunyikan.

    “Boleh juga toket loe, lebih keliatan gede lho” katanya sambil meremas remas toketku.
    “Mau loe apa sih Rei? Mau ngentot ga sih loe?” tanyaku sudah tidak sabar.
    “Oh, loe mau ngentot?” tanya nya dengan muka sok innocent.
    Aku pun menjadi malu sendiri. Belum sempat aku menjawab telpon apartement Rei berbunyi. Aku tau kalo teman temannya sudah ada di luar. Mereka cuma minta dibukain pintu saja.
    “Nih kalo loe mau ngentot, mending loe sekarang emut kontol gue sampe gue keluar” tantangnya
    “Ada tamu Rei” kataku sambil kebingungan.
    Rei pun segera memencet tombol untuk membuka pintu apartemen. Apartemen Rei ada di lantai 8.
    “Masih ada waktu kok”, kata Rei sambil meringis, “ayo mau ga?”
    “Ntar kalo mereka liat gimana?” kataku sambil melihat ke pintu.
    “Cuek aja lah. Mereka juga udah tau kalo loe suka nge seks, apalagi gue udah kasih tau mereka kalo loe suka di gangbang. Udah nyerah aja, ntar juga loe pasti ngemut kontol mereka juga”.

    Aku pun hanya diam dan berjongkok di depan dia. Tanganku mulai membuka resletingnya dan ku keluarkan penis dia yang terbilang besar itu. Tanpa ragu ragu, aku pun segera melahap batang itu dan menghisapnya. Rei hanya melenguh kecil sambil menjambak rambutku ketika aku memasukkan penisnya sampai masuk ke tenggorokanku. Aku memang pandai sekali memberi Deep Throat. Ketika aku memberi dia deep throat, Rei pun segera melenguh panjang dan menembakkan air maninya ke mulutku yang langsung kutelan. Aku memang suka menelan air mani cowok. Rei hanya tersenyum ketika aku menjilat jilat batangnya yang perlahan mengecil. Rei pun memasukan senjatanya kembali ke celananya dan aku hanya mengusap bibirku dengan tissue. Tak lama, Pintu apartemen Rei pun terbuka dan masuklah tujuh orang yang tidak aku kenal. Mereka semua berbadan bagus dan bertampang yang lebih dari biasa.
    “Halo Rei, siapa tuh ceweknya?” tanya teman si Rei yang akhirnya kuketahui namanya Donny.
    “Oh dia Cynthia, temen gue” Kata Rei santai “Kenalan sana”

    Singkat kata, aku pun berkenalan dengan mereka semua. Aku tidak bisa mengingat nama mereka semua karena mereka terlalu banyak. Rei pun segera bercakap cakap dengan mereka sementara aku masih di dapur menyiapkan makanan. Ketika aku sedang mencari cari tempat buat chips, aku merasakan ada tangan yang memegang pantat ku. Aku kira itu tangan milik si Rei, jadi aku hanya diam dan meneruskan kerjaanku.

    “Hmm, boleh juga pantat loe”
    Ketika aku mendegar bahwa itu bukan suara Rei aku pun kaget dan segera menepis tangan itu.
    “Pinter juga si Rei kalo cari cewek” ternyata itu si Donny.
    “Udah ga usah sok jual mahal, Rei udah ngomong kalo loe itu suka seks” imbuhnya.
    Aku sangat sakit kaget ketika dia ngomong secara terus terang. Aku hanya diam saja sambil menunduk malu.
    “Loe tau kenapa loe di sini?” tanyanya lagi.
    Aku hanya menggelengkan kepala saja.
    “Loe itu di sini buat muasin kita kita. Mending loe sekarang ikutin aja apa yang aku bilang ato loe bakalan diperkosa rame rame ama mereka.” katanya mengancam.
    Aku yang tidak punya pilihan lain hanya mengangguk menurut.
    “Hehehehe… bagus. Sekarang loe temenin mereka ngobrol trus gue bakalan siapin minumannya.” suruhnya.

    រូបភាពពាក់ព័ន្ធ

    Aku pun hanya mengangguk dan mengambil salad yang tadi aku buat. Ternyata mereka lagi berjudi. Aku tidak tau apa yang mereka mainkan tapi mereka menyuruhku duduk dan ikut main. Mereka pun segera menjelaskan peraturannya. Aku baru tau kalo mereka itu bermain poker, tapi yang menang bisa menyuruh salah satu dari yang kalah untuk melepas baju. Aku pun mengiyakan aja meskipun aku tau kalo aku kalah dua kali maka aku akan telanjang bulat. Aku pun tersadar, jadi ini maksud Rei mengambil beha dan g stringku. Aku hanya melirik ke Rei yang tersenyum kemengangan. Tak lama, Donny pun datang membawa minuman. Dia memberiku sebotol corona yang tadi kubeli dan kuminum pelan pelan. Ketika ronde pertama di mulai, mereka pun segera dengan cepatnya mengatur kartu mereka. Aku yang tidak tau apa apa, cuma melihat kartuku dan meminum coronaku. Aku merasa bahwa salah satu dari mereka menang, mereka pasti akan menyuruhku membuka bajuku.

    Ternyata benar, aku tidak tau apa nama kartuku tetapi meraka ngomong kalo aku kalah. Maka salah satu dari mereka menyuruhku melepas bajuku. Ketika aku membuka bajuku, mereka hanya berkomentar tentang toketku yang besar itu. Aku yang setengah telanjang hanya menunduk malu dan menutupi putingku dengan tanganku. Tak lama kemudian, mereka memulai ronde yang kedua. Aku merasa bahwa muka dan badanku mulai memanas, aku tidak tau apakah itu reaksi dari bir atau sorotan sorotan mereka. Aku yang mulai merasa canggung, mulai meminum birku sampai habis. Tak lama kemudian, ronde ke dua berakhir dengan melayangnya rok ku. Memekku yang tak berambut itu sudah tidak tertutupi apa apa. Aku merasa memekku mulai gatal, dan aku tersadar kalo Donny telah mencampurkan obat perangsang ke dalam bir ku. Aku yang sudah tidak bisa menahan gatalnya mulai menggesek gesekkan pahaku.

    “Hehehehehe, terangsang ya cyn?” tanya si Rei dengan santainya.
    Aku cuma diam saja dan menunduk.
    “Kalo mau ngerasain kontol kita kita bilang aja Cyn” imbuhnya.
    Aku sangat malu, tapi aku juga terangsang dengan hebatnya. Aku yang masih menggesek gesekan pahaku tanpa sadar mengeluh terangsang. Mereka cuma tertawa melihatku seperti itu.
    Aku pun berkata ke Rei “Rei, please masukin kontol loe”.
    Mereka yang mendengar itu hanya tertawa dan mulai mengeluarkan kontolnya.
    Rei pun menjawab “Kalo loe mau dientot, loe ngomong ama mereka semua, jangan cuma gue doank. Ntar yang lain kan iri” katanya mengejek.
    “Pls entot gue, gue udah ga tahan lagi” kataku sambil merangkak ke salah satu dari mereka dan mulai meremas remas kontolnya.
    Mereka hanya ketawa dan memanggilku “maniak seks”, “cewek gila kontol” dan lain lain nya.

     

    Aku pun segera memasukan kontol yang kupegang itu ke mulutku. Kumulai dengan mencium kepala kontolnya dan menjilat jilat batangnya yang sudah tegang. Empunya kontol itu pun segera mengeluh tertahan dan memegang kepalaku dan memaksaku memasukan kontolnya yang panjang itu ke mulutku. Aku hanya memejamkan mata ketika aku merasakan kontol lain menerobos dinding vaginaku. “Ooh”, lenguhku tertahan. Seseorang yang mengentotku dari belakang itu segera memaju-mundurkan kontolnya di memekku. Aku merasa kalo tiap kali dia mendorong pantatnya, kepala kontolnya menyentuh dinding rahimku. Salah seorang dari mereka memukul pantatku hingga merah dan memasukan salah satu jarinya ke dalam anusku. Aku pun hanya melenguh keenakan. Ketika aku masih keenakan merasakan jari di anusku, kontol yang ada di mulutku segera menyemprotkan air maninya dan langsung kutelan. Aku pun mulai menjilati kontol itu dengan maksud membersihkannya. Cowok yang kujilati kontolnya itu hanya tersenyum dan meremas toketku.

    Dengan tiba tiba, cowok yang memompaku dari belakang menarik kontolnya. Aku yang masih belum keluar menoleh dengan protes tapi kulihat kalo itu ternyata si Donny yang memompaku dan Donny hanya berdiri dan meninggalkanku sambil tersenyum. Dia pun menyuruhku untuk menungging dengan tangan di meja makan. Aku pun menurut saja. Ketika aku sudah dalam posisi menungging, Donny pun dengan kasarnya memasukkan kontolnya di anusku. Aku pun menjerit menahan sakit yang luar biasa itu. Setelah dua menit kesakitan, aku pun mulai merasa nikmatnya anal seks. Aku pun segera mengikuti irama Donny, dan Donny pun segera mengangkat kedua pahaku dengan kontol yang masih di anusku. Aku pun tidak punya pilihan lain selain bersandar kebelakang supaya tidak jatuh. Donny dengan pelannya menaik turunkan tubuhku sambil memutar badannya. Maka memekku pun terpampang dengan jelas ke cowok cowok yang laen. Aku sangat kaget ketika aku melihat si Rei merekam kejadian itu dan temannya memfotoku.

     

    Tapi, kenikmatan yang aku dapatkan dari Donny menelan kekagetanku dan membuatku orgasme. Aku segera menggerang gerang keenakan sambil memilin milin puting kananku. Aku merasa ada cairan vaginaku yang menetes keluar. Kemudian, aku merasa si Donny mulai mempercepat kocokannya di anusku. Aku yang takut jatuh segera menyenderkan tubuhku ke belakang dan membiarkan toketku meloncat loncat dengan bebas. Aku pun juga melihat lampu lampu flash kamera yang mengabadikan kejadian itu. Donny pun segera menjatuhkan tubuhku di kasur yang sudah disiapkan cowok cowok lain di ruang tamu. Aku jatuh dengan telungkup dengan kontol yang masih di anusku. Dengan cepatnya, si Donny mencabut kontol itu dan segera mengeluarkan spermanya di dalam gelas wine yang bening. Aku yang kelelahan cuma melihat itu dengan penuh tanda tanya.

    Belum sempat aku mengatur nafas, Donny menyuruhku menjilati kontolnya sampai bersih. Aku menjilati kontol itu dengan perasaan yang jijik. Kemudian salah satu dari mereka segera mengangkatku dan memasukkan kontolnya ke memekku. Aku pun cuma melenguh tertahan. Cowok itu segera memaju mundurkan kontolnya dengan aku keadaan berdiri. Aku hanya bisa berteriak teriak kecil karena kontol itu sangat besar diameternya. Aku merasa ada kontol laen yang menerobos anusku. Aku merasa seperti sandwich karena diapit kedua cowok besar itu. Tak lama kemudian aku pun orgasme lagi dan lagi. Tiap kali mereka mau keluar, mereka segera mencabut kontolnya dan mengeluar kan air mani merek di dalam gelas wine. Aku masih bingung dengan itu, tapi ketiga orang yang belom mengentotku segera mengeroyokku. Ada yang memasukkan kontolnya ke memekku, ke mulutku ataupun mengentot toketku. Aku sudah seperti di dalam sorga dunia.

    Aku tidak tahu sudah berapa kali aku orgasme malam itu. Mereka mengentotku dengan nonstop. Selalu ada kontol yang mengisi vaginaku. Ketika mereka semua sudah selesai mengentotku, mereka menaruhku di sofa dengan kepala di bawah. Aku sudah tidak tahu apa yang terjadi tapi dengan samar samar aku lihat Donny memasukan leher botol bir yang masih penuh isinya ke vaginaku. Aku pun segera terasadar dengan adanya benda dingin di vaginaku, tapi aku sudah terlalu capek untuk berontak. Aku hanya bisa melihat Donny menaik turunkan botol itu di vaginaku. Kemudian, aku merasakan bir yang meleleh turun dari vaginaku ke toketku. Kemudian, Donny segera menarik botol bir itu dan menyuruhku membuka bibir memekku dengan tanganku. Akupun hanya menurut saja. Kemudian, aku melihati Donny memasukan sedotan ke dalam memekku yang penuh dengan bir dan dengan segera aku merasakan bir itu disedot oleh Donny dan ditelannya. Mereka semua tertawa ketika melihatku melenguh menandakan aku orgasme lagi. Aku yang sudah terlalu capek, mulai merangkak ke atas kasur di lantai ruang tamu dan aku pun tertidur.

    Keesokan paginya, aku pun terbangun dengan sebuah mentimun di memekku. Aku kebingungan dan aku lihat cowok cowok itu sudah tertidur dengan lelapnya di sebelahku dan di sofa. Aku pun segera mengeluarkan mentimun itu dari memekku. Ketika aku bangun, aku baru merasakan panasnya anusku dan sakitnya memekku. Dengan sedikit tertatih aku berjalan mencari baju baju ku. Aku menemukan kaos putihku dan rok ku yang langsung kukenakan. Akupun berjalan ke arah kamar mandi untuk merapikan diri. Ketika aku sedang menyisir rambutku yang acak acakan, pintu kamar mandi terbuka dengan tiba tiba dan aku lihat Donny menyeruak masuk. Aku cuma melihat apa yang bakalan dia lakuin. Tak kuduga, dia dengan tanpa malu mulai kencing dengan enaknnya. Aku yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dengan jijik. Setelah aku selesai menyisir rambutku, aku segera keluar secepat mungkin dari kamar mandi itu sebelum si Donny menyuruhku berbuat yang macam macam.

    លទ្ធផល​រូបភាព​សម្រាប់ abg bugil

    Aku pun segera mencari dompet dan kunci mobilku ketika Rei memegang tanganku dan menyuruhku minum pregnancy pil. Rei menyuguhkan pil itu dan segelas air putih yang langsung kuminum.
    “Hebat juga lo Cyn semalem” pujinya
    “Sakit semua nih Rei” jawabku sambil meringis “Gue pulang dulu ya capek nih”
    “Ya udah tapi minum ini dulu ya?” katanya sambil menyogorkan gelas yang penuh dengan sperma “gue tau loe pasti suka”
    “Aduh Rei gue laper banget, dari kemaren malem gue blom makan” jawabku mengiba.
    “Enggak, minum dulu baru boleh pulang. Udah lah cepet minum” tegasnya.
    “Iih maksa banget sih” gerutuku.

    Rei pun segera mengambil video camnya dan menyuruhku bergaya seolah olah aku menikmati minum sperma. Aku pun hanya tersenyum sambil menegak habis sperma itu.Rei pun tersenyum dan berkata “Mulai hari ini kalo loe ke mana mana usahain jangan pake beha ato celana dalem, ok? jadi ntar kalo gue kepengen ngentot, cuma tinggal masukin doank” katanya sambil ketawa.
    “Gila loe” umpatku sambil ngeloyor pergi.

    *****

    Jika kalian suka sama cerita ceritaku jangan lupa kasih comment dan jangan takut emailin aku di [email protected] . Pasti aku balas.

    Love, cynthia

    E N D

  • Dengan ABG Seksi Dan Bohay

    Dengan ABG Seksi Dan Bohay


    1711 views

    Duniabola99.org – cerita ini real yaitu pengalaman seks ku dengan gadis bandung tak akan terlupakan peristiwa ini, jujur saja aku mendapatkan gadis ini sangat gila akan sex dan membuat aku merangsang,bikin aku semakin geregetan, awalnya aku juga tidak menginginkannya tapi dia malah memberikan tubuhnya kepadaku.

    Kejadian ini kalau diketahui pacarku’mati aku’tapi aku dan cewek itu dah berjanji Waktu itu tidak akan mengadukan kejadian ini pada dia karena mulus atas dasar suka.Cerita selanjutnya lebih rinci akan ku kupas di disini simaklah. usiaku 23 tahun.
    Aku duduk di tingkat akhir suatu perguruan tinggi teknik di kota Bandung. Wajahku ganteng. Badanku tinggi dan tegap, mungkin karena aku selalu berolahraga seminggu tiga kali. Teman-*temanku bilang, kalau aku bermobil pasti banyak cewek yang dengan sukahati menempel padaku. Aku sendiri sudah punya pacar.
    Kami pacaran secara serius. Baik orang tuaku maupun orang tuanya sudah setuju kami nanti menikah. Tempat kos-ku dan tempat kos-nya hanya berjarak sekitar 700 m. Aku sendiri sudah dipegangi kunci kamar kosnya.
    Walaupun demikian bukan berarti aku sudah berpacaran tanpa batas dengannya. Dalam masalah pacaran, kami sudah saling cium-ciuman, gumul-gumulan, dan remas-remasan. Namun semua itu kami lakukan dengan masih berpakaian.
    Toh walaupun hanya begitu, kalau “voltase’-ku sudah amat tinggi, aku dapat ‘muntah” juga. Dia adalah seorang yang menjaga keperawanan sampai dengan menikah, karena itu dia tidak mau berhubungan sex sebelum menikah. Aku menghargai prinsipnya tersebut. Karena aku belum pernah pacaran sebelumnya, maka sampai saat itu aku belum pernah merasakan memek perempuan.
    Pacarku seorang anak bungsu. Kecuali kolokan, dia juga seorang penakut, sehingga sampai jam 10 malam minta ditemani. Sehabis mandi sore, aku pergi ke kosnya. Sampai dia berangkat tidur. aku belajar atau menulis tugas akhir dan dia belajar atau mengerjakan tugas-tugas kuliahnya di ruang tamu.
    Kamar kos-nya sendiri berukuran cukup besar, yakni 3mX6m. Kamar sebesar itu disekat dengan triplex menjadi ruang tamu dengan ukuran 3mX2.5m dan ruang tidur dengan ukuran 3mX3.5m. Lobang pintu di antara kedua ruang itu hanya ditutup dengan kain korden.
    lbu kost-nya mempunyai empat anak, semua perempuan. Semua manis-manis sebagaimana kebanyakan perempuan Sunda. Anak yang pertama sudah menikah, anak yang kedua duduk di kelas 3 SMA, anak ketiga kelas I SMA, dan anak bungsu masih di SMP.
    Menurut desas-desus yang sampai di telingaku, menikahnya anak pertama adalah karena hamil duluan. Kemudian anak yang kedua pun sudah mempunyai prestasi. Nama panggilannya Ika. Dia dikabarkan sudah pernah hamil dengan pacarya, namun digugurkan.
    Menurut penilaianku, Ika seorang playgirl. Walaupun sudah punya pacar, pacarnya kuliah di suatu politeknik, namun dia suka mejeng dan menggoda laki-laki lain yang kelihatan keren. Kalau aku datang ke kos pacarku, dia pun suka mejeng dan bersikap genit dalam menyapaku.
    lka memang mojang Sunda yang amat aduhai. Usianya akan 18 tahun. Tingginya 160 cm. Kulitnya berwarna kuning langsat dan kelihatan licin. Badannya kenyal dan berisi. Pinggangnya ramping. Buah dadanya padat dan besar membusung.
    Pinggulnya besar, kecuali melebar dengan indahnya juga pantatnya membusung dengan montoknya. Untuk gadis seusia dia, mungkin payudara dan pinggul yang sudah terbentuk sedemikian indahnya karena terbiasa dinaiki dan digumuli oleh pacarnya.
    Paha dan betisnya bagus dan mulus. Lehernya jenjang. Matanya bagus. Hidungnya mungil dan sedikit mancung. Bibirnya mempunyai garis yang sexy dan sensual, sehingga kalau memakai lipstik tidak perlu membuat garis baru, tinggal mengikuti batas bibir yang sudah ada. Rambutnya lebat yang dipotong bob dengan indahnya.
    Sore itu sehabis mandi aku ke kos pacarku seperti biasanya. Di teras rumah tampak Ika sedang mengobrol dengan dua orang adiknya. Ika mengenakan baju atas ‘you can see’ dan rok span yang pendek dan ketat sehingga lengan, paha dan betisnya yang mulus itu dipertontonkan dengan jelasnya.
    “Mas Bob, ngapel ke Mbak Dina? Wah… sedang nggak ada tuh. Tadi pergi sama dua temannya. Katanya mau bikin tugas,” sapa Ika dengan centilnya.
    “He… masa?” balasku.
    “Iya… Sudah, ngapelin Ika sajalah Mas Bob,” kata Ika dengan senyum menggoda. Edan! Cewek Sunda satu ini benar-benar menggoda hasrat. Kalau mau mengajak beneran aku tidak menolak nih, he-he-he…
    “Ah, neng Ika macam-macam saja…,” tanggapanku sok menjaga wibawa. “Kak Dai belum datang?”
    Pacar Ika namanya Daniel, namun Ika memanggilnya Kak Dai. Mungkin Dai adalah panggilan akrab atau panggilan masa kecil si Daniel. Daniel berasal dan Bogor. Dia ngapeli anak yang masih SMA macam minum obat saja.
    Dan pulang kuliah sampai malam hari. Lebih hebat dan aku, dan selama ngapel waktu dia habiskan untuk ngobrol. Atau kalau setelah waktu isya, dia masuk ke kamar Ika. Kapan dia punya kesempatan belajar?
    “Wah… dua bulan ini saya menjadi singgel lagi. Kak Dai lagi kerja praktek di Riau. Makanya carikan teman Mas Bob buat menemani Ika dong, biar Ika tidak kesepian
    Tapi yang keren lho,” kata Ika dengan suara yang amat manja. Edan si playgirl Sunda mi. Dia bukan tipe orang yang ngomong begitu bukan sekedar bercanda, namun tipe orang yang suka nyerempet-nyerempet hat yang berbahaya.
    “Neng Ika ini… Nanti Kak Dainya ngamuk dong.”
    “Kak Dai kan tidak akan tahu…”
    Aku kembali memaki dalam hati. Perempuan Sunda macam Ika ini memang enak ditiduri. Enak digenjot dan dinikmati kekenyalan bagian-bagian tubuhnya.
    Aku mengeluarkan kunci dan membuka pintu kamar kos Dina. Di atas meja pendek di ruang tamu ada sehelai memo dari Dina. Sambil membuka jendela ruang depan dan ruang tidur, kubaca isi memo tadi. ‘Mas Bobby, gue ngerjain tugas kelompok bersama Niken dan Wiwin. Tugasnya banyak, jadi gue malam ini tidak pulang. Gue tidur di rumah Wiwin. Di kulkas ada jeruk, ambil saja. Soen sayang, Dina’
    Aku mengambil bukuku yang sehari-harinya kutinggal di tempat kos Di. Sambil menyetel radio dengan suara perlahan, aku mulai membaca buku itu. Biarlah aku belajar di situ sampai jam sepuluh malam.
    Sedang asyik belajar, sekitar jam setengah sembilan malam pintu diketok dan luar. Tok-tok-tok…
    Kusingkapkan korden jendela ruang tamu yang telah kututup pada jam delapan malam tadi, sesuai dengan kebiasaan pacarku. Sepertinya Ika yang berdiri di depan pintu.
    “Mbak Di… Mbak Dina…,” terdengar suara Ika memanggil-manggil dan luar. Aku membuka pintu.
    “Mbak Dina sudah pulang?” tanya Ika.
    “Belum. Hari ini Dina tidak pulang. Tidur di rumah temannya karena banyak tugas. Ada apa?”
    “Mau pinjam kalkulator, mas Bob. Sebentar saja. Buat bikin pe-er.”
    “Ng… bolehlah. Pakai kalkulatorku saja, asal cepat kembali.”
    “Beres deh mas Bob. Ika berjanji,” kata Ika dengan genit. Bibirnya tersenyum manis, dan pandang matanya menggoda menggemaskan.
    Kuberikan kalkulatorku pada Ika. Ketika berbalik, kutatap tajam-tajam tubuhnya yang aduhai. Pinggulnya yang melebar dan montok itu menggial ke kiri-kanan, seolah menantang diriku untuk meremas*-remasnya. Sialan! Kontholku jadi berdiri. Si ‘boy-ku ini responsif sekali kalau ada cewek cakep yang enak digenjot.
    Sepeninggal Ika, sesaat aku tidak dapat berkonsentrasi. Namun kemudian kuusir pikiran yang tidak-tidak itu. Kuteruskan kembali membaca textbook yang menunjang penulisan tugas sarjana itu.
    Tok-tok-tok! Baru sekitar limabelas menit pintu kembali diketok.
    “Mas Bob… Mas Bob…,” terdengar Ika memanggil lirih.
    Pintu kubuka. Mendadak kontholku mengeras lagi. Di depan pintu berdiri Ika dengan senyum genitnya. Bajunya bukan atasan ‘you can see’ yang dipakai sebelumnya. Dia menggunakan baju yang hanya setinggi separuh dada dengan ikatan tali ke pundaknya.
    Baju tersebut berwarna kuning muda dan berbahan mengkilat. Dadanya tampak membusung dengan gagahnya, yang ujungnya menonjol dengan tajam dan batik bajunya. Sepertinya dia tidak memakai BH. Juga, bau harum sekarang terpancar dan tubuhnya.
    Tadi, bau parfum harum semacam ini tidak tercium sama sekali, berarti datang yang kali ini si Ika menyempatkan diri memakai parfum. Kali ini bibirnya pun dipolesi lipstik pink.
    “Ini kalkulatornya, Mas Bob,” kata Ika manja, membuyarkan keterpanaanku.
    “Sudah selesai. Neng Ika?” tanyaku basa-basi.
    “Sudah Mas Bob, namun boleh Ika minta diajari Matematika?”
    “0, boleh saja kalau sekiranya bisa.”
    Tanpa kupersilakan Ika menyelonong masuk dan membuka buku matematika di atas meja tamu yang rendah. Ruang tamu kamar kos pacarku itu tanpa kursi. Hanya digelari karpet tebal dan sebuah meja pendek dengan di salah satu sisinya terpasang rak buku.
    Aku pun duduk di hadapannya, sementara pintu masuk tertutup dengan sendirinya dengan perlahan. Memang pintu kamar kos pacarku kalau mau disengaja terbuka harus diganjal potongan kayu kecil.
    “Ini mas Bob, Ika ada soal tentang bunga majemuk yang tidak tahu cara penyelesaiannya.” Ika mencari-cari halaman buku yang akan ditanyakannya.
    Menunggu halaman itu ditemukan, mataku mencari kesempatan melihat ke dadanya. Amboi! Benar, Ika tidak memakai bra. Dalam posisi agak menunduk, kedua gundukan payudaranya kelihatan sangat jelas. Sungguh padat, mulus, dan indah. Kontholku terasa mengeras dan sedikit berdenyut-denyut.
    Halaman yang dicari ketemu. Ika dengan centilnya membaca soal tersebut. Soalnya cukup mudah. Aku menerangkan sedikit dan memberitahu rumusnya, kemudian Ika menghitungnya. Sambil menunggu Ika menghitung, mataku mencuri pandang ke buah dada Ika. Uhhh… ranum dan segarnya.
    “Kok sepi? Mamah, Ema, dan Nur sudah tidur?” tanyaku sambil menelan ludah. Kalau bapaknya tidak aku tanyakan karena dia bekerja di Cirebon yang pulangnya setiap akhir pekan.
    “Sudah. Mamah sudah tidur jam setengah delapan tadi. Kemudian Erna dan Nur berangkat tidur waktu Ika bermain-main kalkulator tadi,” jawab Ika dengan tatapan mata yang menggoda.
    Hasratku mulai naik. Kenapa tidak kusetubuhi saja si Ika. Mumpung sepi. Orang-orang di rumahnya sudah tidur. Kamar kos sebelah sudah sepi dan sudah mati lampunya. Berarti penghuninya juga sudah tidur. Kalau kupaksa dia meladeni hasratku, tenaganya tidak akan berarti dalam melawanku.
    Tetapi mengapa dia akan melawanku? jangan-jangan dia ke sini justru ingin bersetubuh denganku. Soal tanya Matematika, itu hanya sebagai atasan saja. Bukankah dia menyempatkan ganti baju, dari atasan you can see ke atasan yang memamerkan separuh payudaranya?
    Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan tidak memakai bra? Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan memakai parfum dan lipstik? Apa lagi artinya kalau tidak menyodorkan din?
    Tiba-tiba Ika bangkit dan duduk di sebelah kananku.
    “Mas Bob… ini benar nggak?” tanya Ika.
    Ada kekeliruan di tengah jalan saat Ika menghitung. Antara konsentrasi dan menahan nafsu yang tengah berkecamuk, aku mengambil pensil dan menjelaskan kekeliruannya. Tiba-tiba Ika lebih mendekat ke arahku, seolah mau memperhatikan hal yang kujelaskan dan jarak yang lebih dekat.
    Akibatnya… gumpalan daging yang membusung di dadanya itu menekan lengan tangan kananku. Terasa hangat dan lunak, namun ketika dia lebih menekanku terasa lebih kenyal.
    Dengan sengaja lenganku kutekankan ke payudaranya.
    “Ih… Mas Bob nakal deh tangannya,” katanya sambil merengut manja. Dia pura-pura menjauh.
    “Lho, yang salah kan Neng Ika duluan. Buah dadanya menyodok-nyodok lenganku,” jawabku.
    lka cemberut. Dia mengambil buku dan kembali duduk di hadapanku. Dia terlihat kembali membetulkan yang kesalahan, namun menurut perasaanku itu hanya berpura-pura saja. Aku merasa semakin ditantang.
    Kenapa aku tidak berani? Memangnya aku impoten? Dia sudah berani datang ke sini malam-malam sendirian. Dia menyempatkan pakai parfum. Dia sengaja memakai baju atasan yang memamerkan gundukan payudara.
    Dia sengaja tidak pakai bra. Artinya, dia sudah mempersilakan diriku untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Tinggal aku yang jadi penentunya, mau menyia-siakan kesempatan yang dia berikan atau memanfaatkannya. Kalau aku menyia-siakan berarti aku band!
    Aku pun bangkit. Aku berdiri di atas lutut dan mendekatinya dari belakang. Aku pura-pura mengawasi dia dalam mengerjakan soal.
    Padahal mataku mengawasi tubuhnya dari belakang. Kulit punggung dan lengannya benar-benar mulus, tanpa goresan sedikitpun. Karena padat tubuhnya, kulit yang kuning langsat itu tampak licin mengkilap walaupun ditumbuhi oleh bulu-bulu rambut yang halus.
    Kemudian aku menempelkan kontholku yang menegang ke punggungnya. Ika sedikit terkejut ketika merasa ada yang menempel punggungnya.
    “Ih… Mas Bob jangan begitu dong…,” kata Ika manja.
    “Sudah… udah-udah… Aku sekedar mengawasi pekerjaan Neng Ika,” jawabku.
    lka cemberut. Namun dengan cemberut begitu, bibir yang sensual itu malah tampak menggemaskan. Sungguh sedap sekali bila dikulum-kulum dan dilumat-lumat. Ika berpura-pura meneruskan pekerjaannya.
    Aku semakin berani. Kontholku kutekankan ke punggungnya yang kenyal. Ika menggelinjang. Tidak tahan lagi. tubuh Ika kurengkuh dan kurebahkan di atas karpet. Bibirnya kulumat-lumat, sementara kulit punggungnya kuremas-remas.
    Bibir Ika mengadakan perlawanan, mengimbangi kuluman-*kuluman bibirku yang diselingi dengan permainan lidahnya. Terlihat bahkan dalam masalah ciuman Ika yang masih kelas tiga SMA sudah sangat mahir. Bahkan mengalahkan kemahiranku.
    Beberapa saat kemudian ciumanku berpindah ke lehernya yang jenjang. Bau harum terpancar dan kulitnya. Sambil kusedot-sedot kulit lehernya dengan hidungku, tanganku berpindah ke buah dadanya. Buah dada yang tidak dilindungi bra itu terasa kenyal dalam remasan tanganku.
    Kadang-kadang dan batik kain licin baju atasannya, putingnya kutekan-tekan dan kupelintir-pelintir dengan jari-jari tanganku. Puting itu terasa mengeras.
    “Mas Bob Mas Bob buka baju saja Mas Bob…,” rintih Ika. Tanpa menunggu persetujuanku, jari-jari tangannya membuka Ikat pinggang dan ritsleteng celanaku. Aku mengimbangi, tall baju atasannya kulepas dan baju tersebut kubebaskan dan tubuhnya.
    Aku terpana melihat kemulusan tubuh atasnya tanpa penutup sehelai kain pun. Buah dadanya yang padat membusung dengan indahnya. Ditimpa sinar lampu neon ruang tamu, payudaranya kelihatan amat mulus dan licin.
    Putingnya berdiri tegak di ujung gumpalan payudara. Putingnya berwarna pink kecoklat-coklatan, sementara puncak bukit payudara di sekitarnya berwarna coklat tua dan sedikit menggembung dibanding dengan permukaan kulit payudaranya.
    Celana panjang yang sudah dibuka oleh Ika kulepas dengan segera. Menyusul. kemeja dan kaos singlet kulepas dan tubuhku. Kini aku cuma tertutup oleh celana dalamku, sementara Ika tertutup oleh rok span ketat yang mempertontonkan bentuk pinggangnya yang ramping dan bentuk pinggulnya yang melebar dengan bagusnya.
    Ika pun melepaskan rok spannya itu, sehingga pinggul yang indah itu kini hanya terbungkus celana dalam minim yang tipis dan berwarna pink. Di daerah bawah perutnya, celana dalam itu tidak mampu menyembunyikan warna hitam dari jembut lebat Ika yang terbungkus di dalamnya. Juga, beberapa helai jembut Ika tampak keluar dan lobang celana dalamnya.
    lka memandangi dadaku yang bidang. Kemudian dia memandang ke arah kontholku yang besar dan panjang, yang menonjol dari balik celana dalamku. Pandangan matanya memancarkan nafsu yang sudah menggelegak.
    Perlahan aku mendekatkan badanku ke badannya yang sudah terbaring pasrah. Kupeluk tubuhnya sambil mengulum kembali bibirnya yang hangat. Ika pun mengimbanginya. Dia memeluk leherku sambil membalas kuluman di bibirnya.
    Payudaranya pun menekan dadaku. Payudara itu terasa kenyal dan lembut. Putingnya yang mengeras terasa benar menekan dadaku. Aku dan Ika saling mengulum bibir, saling menekankan dada, dan saling meremas kulit punggung dengan penuh nafsu.
    Ciumanku berpindah ke leher Ika. Leher mulus yang memancarkan keharuman parfum yang segar itu kugumuli dengan bibir dan hidungku. Ika mendongakkan dagunya agar aku dapat menciumi segenap pori-pori kulit lehernya.
    “Ahhh… Mas Bob… Ika sudah menginginkannya dari kemarin… Gelutilah tubuh Ika… puasin Ika ya Mas Bob…,” bisik Ika terpatah-patah.
    Aku menyambutnya dengan penuh antusias. Kini wajahku bergerak ke arah payudaranya. Payudaranya begitu menggembung dan padat. namun berkulit lembut. Bau keharuman yang segar terpancar dan pori-porinya.
    Agaknya Ika tadi sengaja memakai parfum di sekujur payudaranya sebelum datang ke sini. Aku menghirup kuat-kuat lembah di antara kedua bukit payudaranya itu. Kemudian wajahku kugesek-gesekkan di kedua bukit payudara itu secara bergantian, sambil hidungku terus menghirup keharuman yang terpancar dan kulit payudara.
    Puncak bukit payudara kanannya pun kulahap dalam mulutku. Kusedot kuat-kuat payudara itu sehingga daging yang masuk ke dalam mulutku menjadi sebesar-besarnya. Ika menggelinjang.
    “Mas Bob… ngilu… ngilu…,” rintih Ika.
    Gelinjang dan rintihan Ika itu semakin membangkitkan hasratku. Kuremas bukit payudara sebelah kirinya dengan gemasnya, sementara puting payudara kanannya kumainkan dengan ujung lidahku. Puting itu kadang kugencet dengan tekanan ujung lidah dengan gigi.
    Kemudian secara mendadak kusedot kembali payudara kanan itu kuat-kuat. sementara jari tanganku menekan dan memelintir puting payudara kirinya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang seperti ikan belut yang memburu makanan sambil mulutnya mendesah-desah.
    “Aduh mas Booob… ssshh… ssshhh… ngilu mas Booob… ssshhh… geli… geli…,” cuma kata-kata itu yang berulang-ulang keluar dan mulutnya yang merangsang.
    Aku tidak puas dengan hanya menggeluti payudara kanannya. Kini mulutku berganti menggeluti payudara kiri. sementara tanganku meremas-remas payudara kanannya kuat-kuat. Kalau payudara kirinya kusedot kuat-kuat.
    Tanganku memijit-mijit dan memelintir-pelintir puting payudara kanannya. Sedang bila gigi dan ujung lidahku menekan-nekan puting payudara kiri, tanganku meremas sebesar-besarnya payudara kanannya dengan sekuat-kuatnya.
    “Mas Booob… kamu nakal…. ssshhh… ssshhh… ngilu mas Booob… geli…” Ika tidak henti-hentinya menggelinjang dan mendesah manja.
    Setelah puas dengan payudara, aku meneruskan permainan lidah ke arah perut Ika yang rata dan berkulit amat mulus itu. Mulutku berhenti di daerah pusarnya. Aku pun berkonsentrasi mengecupi bagian pusarnya.
    Sementara kedua telapak tanganku menyusup ke belakang dan meremas-remas pantatnya yang melebar dan menggembung padat. Kedua tanganku menyelip ke dalam celana yang melindungi pantatnya itu.
    Perlahan*-lahan celana dalamnya kupelorotkan ke bawah. Ika sedikit mengangkat pantatnya untuk memberi kemudahan celana dalamnya lepas. Dan dengan sekali sentakan kakinya, celana dalamnya sudah terlempar ke bawah.
    Saat berikutnya, terhamparlah pemandangan yang luar biasa merangsangnya. Jembut Ika sungguh lebat dan subur sekali. Jembut itu mengitari bibir memek yang berwarna coklat tua. Sambil kembali menciumi kulit perut di sekitar pusarnya, tanganku mengelus-elus pahanya yang berkulit licin dan mulus.
    Elusanku pun ke arah dalam dan merangkak naik. Sampailah jari-jari tanganku di tepi kiri-kanan bibir luar memeknya. Tanganku pun mengelus-elus memeknya dengan dua jariku bergerak dan bawah ke atas. Dengan mata terpejam, Ika berinisiatif meremas-remas payudaranya sendiri. Tampak jelas kalau Ika sangat menikmati permainan ini.
    Perlahan kusibak bibir memek Ika dengan ibu jari dan telunjukku mengarah ke atas sampai kelentitnya menongol keluar. Wajahku bergerak ke memeknya, sementara tanganku kembali memegangi payudaranya. Kujilati kelentit Ika perlahan-lahan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus-putus sambil satu tanganku mempermainkan puting payudaranya.
    “Au Mas Bob… shhhhh… betul… betul di situ mas Bob… di situ… enak mas… shhhh…,” Ika mendesah-desah sambil matanya merem-melek. Bulu alisnya yang tebal dan indah bergerak ke atas-bawah mengimbangi gerakan merem-meleknya mata. Keningnya pun berkerut pertanda dia sedang mengalami kenikmatan yang semakin meninggi.
    Aku meneruskan permainan lidah dengan melakukan jilatan-jilatan panjang dan lubang anus sampai ke kelentitnya.
    Karena gerakan ujung hidungku pun secara berkala menyentuh memek Ika. Terasa benar bahkan dinding vaginanya mulai basah. Bahkan sebagian cairan vaginanya mulai mengalir hingga mencapai lubang anusnya. Sesekali pinggulnya bergetar. Di saat bergetar itu pinggulnya yang padat dan amat mulus kuremas kuat-kuat sambil ujung hidungku kutusukkan ke lobang memeknya.
    “Mas Booob… enak sekali mas Bob…,” Ika mengerang dengan kerasnya. Aku segera memfokuskan jilatan-jilatan lidah serta tusukan-tusukan ujung hidung di vaginanya. Semakin lama vagina itu semakin basah saja. Dua jari tanganku lalu kumasukkan ke lobang memeknya. Setelah masuk hampir semuanya, jari kubengkokkan ke arah atas dengan tekanan yang cukup terasa agar kena ‘G-spot’-nya. Dan berhasil!
    “Auwww… mas Bob…!” jerit Ika sambil menyentakkan pantat ke atas. sampai-sampai jari tangan yang sudah terbenam di dalam memek terlepas.
    Perut bawahnya yang ditumbuhi bulu-bulu jembut hitam yang lebat itu pun menghantam ke wajahku. Bau harum dan bau khas cairan vaginanya merasuk ke sel-sel syaraf penciumanku.
    Aku segera memasukkan kembali dua jariku ke dalam vagina Ika dan melakukan gerakan yang sama. Kali ini aku mengimbangi gerakan jariku dengan permainan lidah di kelentit Ika. Kelentit itu tampak semakin menonjol sehingga gampang bagiku untuk menjilat dan mengisapnya.
    Ketika kelentit itu aku gelitiki dengan lidah serta kuisap-isap perlahan, Ika semakin keras merintih-rintih bagaikan orang yang sedang mengalami sakit demam. Sementara pinggulnya yang amat aduhai itu menggial ke kiri-kanan dengan sangat merangsangnya.
    “Mas Bob… mas Bob… mas Bob…,” hanya kata-kata itu yang dapat diucapkan Ika karena menahan kenikmatan yang semakin menjadi-jadi.
    Permainan jari-jariku dan lidahku di memeknya semakin bertambah ganas. Ika sambil mengerang*-erang dan menggeliat-geliat meremas apa saja yang dapat dia raih. Meremas rambut kepalaku, meremas bahuku, dan meremas payudaranya sendiri.
    “Mas Bob… Ika sudah tidak tahan lagi… Masukin konthol saja mas Bob… Ohhh… sekarang juga mas Bob…! Sshhh. . . ,“ erangnya sambil menahan nafsu yang sudah menguasai segenap tubuhnya.
    Namun aku tidak perduli. Kusengaja untuk mempermainkan Ika terlebih dahulu. Aku mau membuatnya orgasme, sementara aku masih segar bugar. Karena itu lidah dan wajahku kujauhkan dan memeknya. Kemudian kocokan dua jari tanganku di dalam memeknya semakin kupercepat.
    Gerakan jari tanganku yang di dalam memeknya ke atas-bawah, sampai terasa ujung jariku menghentak-hentak dinding atasnya secara perlahan-lahan. Sementara ibu jariku mengusap-usap dan menghentak-hentak kelentitnya. Gerakan jari tanganku di memeknya yang basah itu sampai menimbulkan suara crrk-crrrk-crrrk-crrk crrrk… Sementara dan mulut Ika keluar pekikan-pekikan kecil yang terputus-putus:
    “Ah-ah-ah-ah-ah…”
    Sementara aku semakin memperdahsyat kocokan jari-jariku di memeknya, sambil memandangi wajahnya. Mata Ika merem-melek, sementara keningnya berkerut-kerut.
    Crrrk! Crrrk! Crrek! Crek! Crek! Crok! Crok! Suara yang keluar dan kocokan jariku di memeknya semakin terdengar keras. Aku mempertahankan kocokan tersebut. Dua menit sudah si Ika mampu bertahan sambil mengeluarkan jeritan-jeritan yang membangkitkan nafsu. Payudaranya tampak semakin kencang dan licin, sedang putingnya tampak berdiri dengan tegangnya.
    Sampai akhirnya tubuh Ika mengejang hebat. Pantatnya terangkat tinggi-tinggi. Matanya membeliak-*beliak. Dan bibirnya yang sensual itu keluar jeritan hebat, “Mas Booo00oob …!“ Dua jariku yang tertanam di dalam vagina Ika terasa dijepit oleh dindingnya dengan kuatnya.
    Seiring dengan keluar masuknya jariku dalam vaginanya, dan sela-sela celah antara tanganku dengan bibir memeknya terpancarlah semprotan cairan vaginanya dengan kuatnya. Prut! Prut! Pruttt! Semprotan cairan tersebut sampai mencapai pergelangan tanganku.
    Beberapa detik kemudian Ika terbaring lemas di atas karpet. Matanya memejam rapat. Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat.
    Kocokan jari tanganku di vaginanya pun kuhentikan. Kubiarkan jari tertanam dalam vaginanya sampai jepitan dinding vaginanya terasa lemah. Setelah lemah. jari tangan kucabut dan memeknya. Cairan vagina yang terkumpul di telapak tanganku pun kubersihkan dengan kertas tissue.
    Ketegangan kontholku belum juga mau berkurang. Apalagi tubuh telanjang Ika yang terbaring diam di hadapanku itu benar-benar aduhai. seolah menantang diriku untuk membuktikan kejantananku pada tubuh mulusnya.
    Aku pun mulai menindih kembali tubuh Ika, sehingga kontholku yang masih di dalam celana dalam tergencet oleh perut bawahku dan perut bawahnya dengan enaknya. Sementara bibirku mengulum-kulum kembali bibir hangat Ika, sambil tanganku meremas-remas payudara dan mempermainkan putingnya. Ika kembali membuka mata dan mengimbangi serangan bibirku. Tubuhnya kembali menggelinjang-gelinjang karena menahan rasa geli dan ngilu di payudaranya.
    Setelah puas melumat-lumat bibir. wajahku pun menyusuri leher Ika yang mulus dan harum hingga akhirnya mencapai belahan dadanya. Wajahku kemudian menggeluti belahan payudaranya yang berkulit lembut dan halus, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya.
    Segala kelembutan dan keharuman belahan dada itu kukecupi dengan bibirku. Segala keharuman yang terpancar dan belahan payudara itu kuhirup kuat-kuat dengan hidungku, seolah tidak rela apabila ada keharuman yang terlewatkan sedikitpun.
    Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan payudara itu. Kemudian bibirku bergerak ke atas bukit payudara sebelah kiri. Kuciumi bukit payudara yang membusung dengan gagahnya itu. Dan kumasukkan puting payudara di atasnya ke dalam mulutku.
    Kini aku menyedot-sedot puting payudara kiri Ika. Kumainkan puting di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit payudara di sekitar puting yang berwarna coklat.
    “Ah… ah… mas Bob… geli… geli …,“ mulut indah Ika mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. bagaikan desisan ular kelaparan yang sedang mencari mangsa.
    Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas-remas payudara kanan Ika yang montok dan kenyal itu. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada putingnya.
    “Mas Bob… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…”
    Aku semakin gemas. Payudara aduhai Ika itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit payudara kadang kusedot besarnya-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya putingnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah.
    Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil puting yang mencuat gagah di puncaknya.
    “Ah… mas Bob… terus mas Bob… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ika mendesis-desis keenakan. Hasratnya tampak sudah kembali tinggi. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kini semakin sening fnekuensinya.
    Sampai akhirnya Ika tidak kuat mehayani senangan-senangan keduaku. Dia dengan gerakan eepat memehorotkan celana dalamku hingga tunun ke paha.
    Aku memaklumi maksudnya, segera kulepas eelana dalamku. Jan-jari tangan kanan Ika yang mulus dan lembut kemudian menangkap kontholku yang sudah berdiri dengan gagahnya. Sejenak dia memperlihatkan rasa terkejut.
    “Edan… mas Bob, edan… Kontholmu besar sekali… Konthol pacan-pacanku dahulu dan juga konthol kak Dai tidak sampai sebesar in Edan… edan…,” ucapnya terkagum-kagum. Sambil membiankan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah payudaranya, jan-jari lentik tangan kanannya meremas*remas perlahan kontholku secara berirama, seolah berusaha mencari kehangatan dan kenikmatan di hiatnya menana kejantananku. Remasannya itu mempenhebat vohtase dam rasa nikmat pada batang kontholku.
    “Mas Bob. kita main di atas kasur saja…,” ajak Ika dengan sinar mata yang sudah dikuasai nafsu binahi.
    Aku pun membopong tubuh telanjang Ika ke ruang dalam, dan membaringkannya di atas tempat tidun pacarku. Ranjang pacarku ini amat pendek, dasan kasurnya hanya terangkat sekitar 6 centimeter dari lantai. Ketika kubopong. Ika tidak mau melepaskan tangannya dari leherku. Bahkan, begitu tubuhnya menyentuh kasur, tangannya menanik wajahku mendekat ke wajahnya.
    Tak ayal lagi, bibirnya yang pink menekan itu melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau mengalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kuhit punggungnya yang halus mulus kuremas-remas dengan gemasnya.
    Kemudian aku menindih tubuh Ika. Kontholku terjepit di antara pangkal pahanya yang mulus dan perut bawahku sendiri. Kehangatan kulit pahanya mengalir ke batang kontholku yang tegang dan keras. Bibirku kemudian melepaskan bibir sensual Ika. Kecupan bibirku pun turun.
    Kukecup dagu Ika yang bagus. Kukecup leher jenjang Ika yang memancarkan bau wangi dan segarnya parfum yang dia pakai. Kuciumi dan kugeluti leher indah itu dengan wajahku, sementara pantatku mulai bergerak aktif sehingga kontholku menekan dan menggesek-gesek paha Ika.
    Gesekan di kulit paha yang licin itu membuat batang kontholku bagai diplirit-plirit. Kepala kontholku merasa geli-geli enak oleh gesekan-gesekan paha Ika.
    Puas menggeluti leher indah, wajahku pun turun ke buah dada montok Ika. Dengan gemas dan ganasnya aku membenamkan wajahku ke belahan dadanya, sementara kedua tanganku meraup kedua belah payudaranya dan menekannya ke arah wajahku.
    Keharuman payudaranya kuhirup sepuas-puasku. Belum puas dengan menyungsep ke belahan dadanya, wajahku kini menggesek-gesek memutar sehingga kedua gunung payudaranya tertekan-tekan oleh wajahku secara bergantian.
    Sungguh sedap sekali rasanya ketika hidungku menyentuh dan menghirup dalam-dalam daging payudara yang besar dan kenyal itu. Kemudian bibirku meraup puncak bukit payudara kiri Ika. Daerah payudara yang kecoklat-coklatan beserta putingnya yang pink kecoklat-coklatan itu pun masuk dalam mulutku.
    Kulahap ujung payudara dan putingnya itu dengan bernafsunya, tak ubahnya seperti bayi yang menetek susu setelah kelaparan selama seharian. Di dalam mulutku, puting itu kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.
    “Mas Bob… geli… geli …,“ kata Ika kegelian.
    Aku tidak perduli. Aku terus mengulum-kulum puncak bukit payudara Ika. Putingnya terasa di lidahku menjadi keras. Kemudian aku kembali melahap puncak bukit payudara itu sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutku kusedot sekuat-kuatnya. Sementara payudara sebelah kanannya kuremas sekuat-kuatnya
    dengan tanganku. Hal tersebut kulakukan secara bergantian antara payudara kiri dan payudara kanan Ika. Sementara kontholku semakin menekan dan menggesek-gesek dengan beriramanya di kulit pahanya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang dengan hebatnya.
    “Mas Bob… mas Bob… ngilu… ngilu… hihhh… nakal sekali tangan dan mulutmu… Auw! Sssh… ngilu… ngilu…,” rintih Ika. Rintihannya itu justru semakin mengipasi api nafsuku. Api nafsuku semakin berkobar-kobar. Semakin ganas aku mengisap-isap dan meremas-remas payudara montoknya. Sementara kontholku berdenyut-denyut keenakan merasakan hangat dan licinnya paha Ika.
    Akhirnya aku tidak sabar lagi. Kulepaskan payudara montok Ika dari gelutan mulut dan tanganku. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kontholku untuk mencari liang memeknya.
    Kuputar-putarkan dahulu kepala kontholku di kelebatan jembut di sekitar bibir memek Ika. Bulu-bulu jembut itu bagaikan menggelitiki kepala kontholku. Kepala kontholku pun kegelian. Geli tetapi enak.
    “Mas Bob… masukkan seluruhnya mas Bob… masukkan seluruhnya… Mas Bob belum pernah merasakan memek Mbak Dina kan? Mbak Dina orang kuno… tidak mau merasakan konthol sebelum nikah. Padahal itu surga dunia… bagai terhempas langit ke langit ketujuh. mas Bob…”
    Jan-jari tangan Ika yang lentik meraih batang kontholku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu dia buka agak lebar.
    “Edan… edan… kontholmu besar dan keras sekali, mas Bob…,” katanya sambil mengarahkan kepala kontholku ke lobang memeknya.
    Sesaat kemudian kepala kontholku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, konthol kutekankan masuk ke liang memek. Kini seluruh kepala kontholku pun terbenam di dalam memek. Daging hangat berlendir kini terasa mengulum kepala kontholku dengan enaknya.
    Aku menghentikan gerak masuk kontholku.
    “Mas Bob… teruskan masuk, Bob… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ika protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kontholku hanya masuk ke lobang memeknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kontholku kugetarkan dengan amplituda kecil.
    Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dari ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ika menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.
    “Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, mas Bob. Geli… Terus masuk, mas Bob…”
    Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara gerakan kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! Kontholku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Ika dengan sangat cepat dan kuatnya.
    Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang mulus yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kontholku bagaikan diplirit oleh bibir dan daging lobang memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!
    “Auwww!” pekik Ika.
    Aku diam sesaat, membiarkan kontholku tertanam seluruhnya di dalam memek Ika tanpa bergerak sedikit pun.
    “Sakit mas Bob… Nakal sekali kamu… nakal sekali kamu….” kata Ika sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya.
    Aku pun mulai menggerakkan kontholku keluar-masuk memek Ika. Aku tidak tahu, apakah kontholku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Ika yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kontholku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding lobang memeknya dengan agak kuatnya. Pijitan dinding memek itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.
    “Bagaimana Ika, sakit?” tanyaku
    “Sssh… enak sekali… enak sekali… Barangmu besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memekku…,” jawab Ika.
    Aku terus memompa memek Ika dengan kontholku perlahan-lahan. Payudara kenyalnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua putingnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku yang bidang.
    Kehangatan payudaranya yang montok itu mulai terasa mengalir ke dadaku. Kontholku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali.
    Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontholku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Ika. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala konthol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.
    Kemudian aku mengambil kedua kakinya yang kuning langsat mulus dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontholku tidak tercabut dari lobang memeknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ika kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku.
    Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontholku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku.
    Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan rasa nikmat di kontholku dengan mempertahankan gerakan maju-mundur perlahannya di memek Ika.
    Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah payudaranya. Masih dengan kocokan konthol perlahan di memeknya, tanganku meremas-remas payudara montok Ika.
    Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua putingnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. Puting itu semakin mengeras, dan bukit payudara itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ika pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.
    “Ah… mas Bob, geli… geli… Tobat… tobat… Ngilu mas Bob, ngilu… Sssh… sssh… terus mas Bob, terus…. Edan… edan… kontholmu membuat memekku merasa enak sekali… Nanti jangan disemprotkan di luar memek, mas Bob. Nyemprot di dalam saja… aku sedang tidak subur…”
    Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontholku di memek Ika.
    “Ah-ah-ah… benar, mas Bob. benar… yang cepat… Terus mas Bob, terus…”
    Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ika. tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontholku di memek Ika. Terus dan terus.
    Seluruh bagian kontholku serasa diremas*-remas dengan cepatnya oleh daging-daging hangat di dalam memek Ika. Mata Ika menjadi merem-melek dengan cepat dan indahnya. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.
    “Sssh… sssh… Ika… enak sekali… enak sekali memekmu… enak sekali memekmu…”
    “Ya mas Bob, aku juga merasa enak sekali… terusss… terus mas Bob, terusss…”
    Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontholku pada memeknya. Kontholku terasa bagai diremas-remas dengan tidak karu-karuan.
    “Mas Bob… mas Bob… edan mas Bob, edan… sssh… sssh… Terus… terus… Saya hampir keluar nih mas Bob…
    sedikit lagi… kita keluar sama-sama ya Booob…,” Ika jadi mengoceh tanpa kendali.
    Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau keluar. Namun aku harus membuatnya keluar duluan. Biar perempuan Sunda yang molek satu ini tahu bahwa lelaki Jawa itu perkasa. Biar dia mengakui kejantanan orang Jawa yang bernama mas Bobby. Sementara kontholku merasakan daging-daging hangat di dalam memek Ika bagaikan berdenyut dengan hebatnya.
    “Mas Bob… mas Bobby… mas Bobby…,” rintih Ika. Telapak tangannya memegang kedua lengan tanganku seolah mencari pegangan di batang pohon karena takut jatuh ke bawah.
    lbarat pembalap, aku mengayuh sepeda balapku dengan semakin cepatnya. Bedanya, dibandingkan dengan pembalap aku lebih beruntung. Di dalam “mengayuh sepeda” aku merasakan keenakan yang luar biasa di sekujur kontholku. Sepedaku pun mempunyai daya tarik tersendiri karena mengeluarkan rintihan-rintihan keenakan yang tiada terkira.
    “Mas Bob… ah-ah-ah-ah-ah… Enak mas Bob, enak… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar mas Bob… mau keluar… ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…”
    Tiba-tiba kurasakan kontholku dijepit oleh dinding memek Ika dengan sangat kuatnya. Di dalam memek, kontholku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Ika dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ika meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Mulut sensual Ika pun berteriak tanpa kendali:
    “…keluarrr…!”
    Mata Ika membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ika kurasakan mengejang.
    Aku pun menghentikan genjotanku. Kontholku yang tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam dalam memek Ika. Kontholku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Ika. Kulihat mata Ika kemudian memejam beberapa saat dalam menikmati puncak orgasmenya.
    Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding memeknya pada kontholku berangsur-angsur melemah.
    Walaupun kontholku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ika lalu kuletakkan kembali di atas kasur dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ika dengan mempertahankan agar kontholku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.
    “Mas Bob… kamu luar biasa… kamu membawaku ke langit ke tujuh,” kata Ika dengan mimik wajah penuh kepuasan. “Kak Dai dan pacar-pacarku yang dulu tidak pernah membuat aku ke puncak orgasme seperti ml. Sejak Mbak Dina tinggal di sini, Ika suka membenarkan mas Bob saat berhubungan dengan Kak Dai.”
    Aku senang mendengar pengakuan Ika itu. berarti selama aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku selalu membayangkan kemolekan tubuh Ika dalam masturbasiku, sementara dia juga membayangkan kugeluti
    dalam onaninya. Bagiku. Dina bagus dijadikan istri dan ibu anak-anakku kelak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh aduhai Ika enak digeluti dan digenjot dengan penuh nafsu.
    “Mas Bob… kamu seperti yang kubayangkan. Kamu jantan… kamu perkasa… dan kamu berhasil membawaku ke puncak orgasme. Luar biasa nikmatnya…”
    Aku bangga mendengar ucapan Ika. Dadaku serasa mengembang. Dan bagai anak kecil yang suka pujian, aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih perkasa dari dugaannya. Perempuan Sunda ini harus kewalahan menghadapi genjotanku.
    Perempuan Sunda ini harus mengakui kejantanan dan keperkasaanku. Kebetulan aku saat ini baru setengah perjalanan pendakianku di saat Ika sudah mencapai orgasmenya. Kontholku masih tegang di dalam memeknya. Kontholku masih besar dan keras, yang hams menyemprotkan pelurunya agar kepalaku tidak pusing.
    Aku kembali mendekap tubuh mulus Ika, yang di bawah sinar lampu kuning kulit tubuhnya tampak sangat mulus dan licin. Kontholku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Ika, namun masih dengan gerakan perlahan.
    Dinding memek Ika secara berargsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontholku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontholku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan orgasme yang disemprotkan oleh memek Ika beberapa saat yang lalu.
    “Ahhh… mas Bob… kau langsung memulainya lagi… Sekarang giliranmu… semprotkan air manimu ke dinding-dinding memekku… Sssh…,” Ika mulai mendesis-desis lagi.
    Bibirku mulai memagut bibir merekah Ika yang amat sensual itu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas payudara montok Ika serta memijit-mijit putingnya, sesuai dengan mama gerak maju-mundur kontholku di memeknya.
    “Sssh… sssh… sssh… enak mas Bob, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis bibir Ika di saat berhasil melepaskannya dari serbuan bibirku. Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.
    Sambil kembali melumat bibir Ika dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kontholku di memeknya. Pengaruh adanya cairan di dalam memek Ika, keluar-masuknya konthol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Mulut Ika di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,
    “Mas Bob… ah… mas Bob… ah… mas Bob… hhb… mas Bob… ahh…”
    Kontholku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ika menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Ika pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya.
    Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontholku ke dalam memek Ika sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama. Setiap kali masuk, konthol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk memek Ika sedalam-dalamnya.
    Dalam perjalanannya, batang kontholku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Ika. Sampai di langkah terdalam, mata Ika membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi:
    plak! Di saat bergerak keluar memek, konthol kujaga agar kepalanya yang mengenakan helm tetap tertanam di lobang memek. Remasan dinding memek pada batang kontholku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memek yang mengulum batang kontholku pun sedikit ikut tertarik keluar, seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang kontholku. Pada gerak keluar ini Bibir Ika mendesah, “Hhh…”
    Aku terus menggenjot memek Ika dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Remasan yang luar biasa kuat, hangat, dan enak sekali bekerja di kontholku. Tangan Ika meremas punggungku kuat-kuat di saat kontholku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memeknya.
    Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontholku dan memek Ika menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrtt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Ika:
    “Ak! Uhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”
    Kontholku terasa empot-empotan luar biasa. Rasa hangat, geli, dan enak yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil:
    “lka… Ika… edan… edan… Enak sekali Ika… Memekmu enak sekali… Memekmu hangat sekali… edan… jepitan memekmu enak sekali…”
    “Mas Bob… mas Bob… terus mas Bob rintih Ika, “enak mas Bob… enaaak… Ak! Ak! Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”
    Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontholku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kontholku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya.
    Setiap masuk ke dalam, kontholku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di konthol pun semakin menghebat.
    “Ika… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.
    “Mas Bob… mas Bob… mas Bob! Ak-ak-ak… Aku mau keluar lagi… Ak-ak-ak… aku ke-ke-ke…”
    Tiba-tiba kontholku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya.
    Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Ika mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu. aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku.
    Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontholku terasa disemprot cairan memek Ika, bersamaan dengan pekikan Ika, “…keluarrrr…!” Tubuh Ika mengejang dengan mata membeliak-beliak.
    “Ika…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ika sekuat-kuatnya, seolah aku sedang berusaha rnenemukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Cairan spermaku pun tak terbendung lagi.
    Crottt! Crott! Croat! Spermaku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek Ika yang terdalam. Kontholku yang terbenam semua di dalam kehangatan memek Ika terasa berdenyut-denyut.
    Beberapa saat lamanya aku dan Ika terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali, sampai-sampai dari alat kemaluan, perut, hingga ke payudaranya seolah terpateri erat dengan tubuh depanku. Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontholku.
    Cret! Cret! Cret! Kontholku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa ke dalam memek Ika. Kali ini semprotannya lebih lemah.
    Perlahan-lahan tubuh Ika dan tubuhku pun mengendur kembali. Aku kemudian menciumi leher mulus Ika dengan lembutnya, sementara tangan Ika mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil bermain seks dengan Ika.
    Pertama kali aku bermain seks, bidadari lawan mainku adalah perempuan Sunda yang bertubuh kenyal, berkulit kuning langsat mulus, berpayudara besar dan padat, berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai. Tidak rugi air maniku diperas habis-habisan pada pengalaman pertama ini oleh orang semolek Ika.
    “Mas Bob… terima kasih mas Bob. Puas sekali saya. indah sekali… sungguh… enak sekali,” kata Ika lirih.
    Aku tidak memberi kata tanggapan. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra. Dalam keadaan tetap telanjang, kami berdekapan erat di atas tempat tidur pacarku. Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku.
    Baru ketika jam dinding menunjukkan pukul 22:00, aku dan Ika berpakaian kembali. Ika sudah tahu kebiasaanku dalam mengapeli Dina, bahwa pukul 22:00 aku pulang ke tempat kost-ku sendiri.
    Sebelum keluar kamar, aku mendekap erat tubuh Ika dan melumat-lumat bibirnya beberapa saat.
    “Mas Bob… kapan-kapan kita mengulangi lagi ya mas Bob… Jangan khawatir, kita tanpa Ikatan. Ika akan selalu merahasiakan hal ini kepada siapapun, termasuk ke Kak Dai dan Mbak Dina. Ika puas sekali bercumbu dengan mas Bob,” begitu kata Ika.
    Aku pun mengangguk tanda setuju. Siapa sih yang tidak mau diberi kenikmatan secara gratis dan tanpa ikatan? Akhirnya dia keluar dari kamar dan kembali masuk ke rumahnya lewat pintu samping. Lima menit kemudian aku baru pulang ke tempat kost-ku.
  • Pesta Sex Di Villa

    Pesta Sex Di Villa


    1553 views

    Duniabola99.org – Pagi-pagi benar handphone-ku telah bunyi. Saya sedikit jengkel serta malas bangun dari tempat tidurku. Namun bunyinya itu tidak kurang keras, saya jadi tidak dapat tidur sekali lagi. Pada akhirnya saya paksakan juga berdiri serta saksikan siapa yang call saya pagi-pagi begini. Eh, tidak tahunya rekanku Vivie. Saya sedikit ketus juga menjawabnya, namun segera beralih saat saya tahumaksudnya. Si Vivi mengajakku turut bareng cowoknya ke vilanya tidaklah terlalu jauh dari tempatku. Saya sich sepakat sekali sama ajakan itu, selalu saya bertanya, apa saya bisa ajak cowokku. Si Vivi jadi tertawa, tuturnya ya terang dong, memanglah harusnya demikian. Gagasannya kami akan pergi besok sore serta kumpul dahulu di rumahku.

    Singkat narasi kami berempat telah ngumpul di rumahku. Kami memanglah telah sama-sama kenal, bahkan juga cukup akrab. Alf, cowoknya Vivie sahabat Ricky cowokku. Oh ya, saya belum juga mengetahui saya sendiri ya, namaku Selvie, umurku saat ini 17 th., keduanya sama Si Vivie, Ricky cowokku saat ini 19 th., satu tahun lebih tua dari Alf cowoknya Vivie. Oke, lanjut ke narasi. Kami berempat segera cabut ke villanya Vivie. Sekitaran 1/2 jam kami baru hingga. Saya sama Vivie segera beres-beres, menyimpani beberapa barang serta mempersiapkan kamar. Ricky sama Si Alflagi main bola di halaman villa. Mereka memanglah pecandu bola, serta sepertinya tidak bakalan hidup bila satu hari saja tidak menendang bola.
    Villa itu miliki tiga kamar, namun yang satu digunakan untuk menyimpani beberapa barang. Awalnya saya atur agar saya sama Vivie sekamar, Ricky sama Alf di kamar beda. Namun saat saya beres-beres, Vivie masuk serta ngomong bila dia ingin sekamar sama Si Alf. Saya kaget juga, nekad juga ini anak. Namun saya sebagian fikir, kapan sekali lagi saya dapat tidur bareng Si Ricky bila tidak disini. Ya tidaklah perlu hingga gitu-gituan sich, namun kan asyik juga bila dapat tidur bareng dia, mumpung jauhdari bokap serta nyokap-ku. Hehehe, mulai deh omes-ku keluar. Oke, pada akhirnya saya sepakat, satu kamar buat Alf serta Vivie, satu kamar sekali lagi buat Ricky sama saya.
    Sore-sore kami makan bareng, selalu mendekati malam, kami bakar jagung di halaman. Asyik juga malam-malam bakar jagung ditemani cowokku sekali lagi. Wah, betul-betul suasananya mensupport. Hehehe, saya mulai mikir yang beberapa macam, namun malu kan bila ketahuan sama Si Ricky. Maka dari itu saya tetaplah diam pura-pura umum saja. Namun Si Vivie sepertinya memerhatikan saya, serta dia nyengir ke saya, selalu gilanya sekali lagi, dia ngomong gini, “Wah.. kelihatannya situasi gini tidak bakalan berada di Bandung. Tidak enak bila dilewatin gitu saja ya. ” Saya telah melotot ke arah dia, namun dia jadi nyengir-nyengir saja, jadi dia tambahin sekali lagi omongannya yang hilang ingatan benar itu, “Alf, sepertinya disini sangat ramai, kita berjalan-jalan yuk! ” Saya telah tidak paham mesti apa, eh Si Alf juga samanya, dia sepakat sama ajakan Si Vivie, serta sebelumnya pergi di ngomong sama Ricky, “Nah, saat ini elu mesti belajar bagaimana langkahnya nahan diri bila elu hanya berdua sama cewek cakep seperti Si Selvie. ” Saya hanya diam, malu juga dong disepet-sepet seperti gitu.
    Saya lihati Si Alf sama Si Vivie, bukannya berjalan-jalan terlebih masuk ke villa. Saya jadi tidak paham mesti ngapain, saya hanya diam, mudah-mudahan saja Ricky miliki bahan omongan yang dapat dibicarakan. Eh, bukannya ngomong, dia jadi diam juga, saya jadi betul-betul bingung. Apa saya mesti tetaplah begini atau bebrapa cari bahan omongan. Pada akhirnya saya tidak tahan, barusan saya ingin ngomong, eh.. Si Ricky mulai buka mulut, “Eh.. anda tidak dingin? ” Duer.. Saya kaget benar, tidak jadi deh saya ingin ngomong, sebenernya saya memanglah ingin ngomong bila disini itu dingin serta saya ingin ajak dia kedalam. Namun tidak jadi, saya tidak sadar jadi saya geleng-geleng kepala. Ricky ngomong sekali lagi, “Kalau tidak dingin, ingin dong anda temanin saya disini, saksikan bulan serta bintang, serta.. bintang jatuh itu saksikan..! ” Ricky mendadak teriak sembari menunjuk ke langit. Akukontan berdiri kaget sekali, bukanlah sama bintang jatuhnya, namun sama teriakan Si Ricky, aduh.. malu benar jadinya. Ricky ikut-ikutan berdiri, dia rangkul saya dari belakang, “Sorry, saya tidak miliki maksud ngagetin anda. Hanya saya seneng saja dapat saksikan bintang jatuh bareng anda. ”Aku hanya dapat diam, tidak umumnya Ricky segini warm-nya sama saya. Dia jadi tidak sempat peluk saya seerat ini umumnya. Saya tengok jam tanganku, jam 11. 00 malam. Kuajak Ricky kedalam, telah malam sekali. Dia sepakat sekali, demikian masuk ke villa kami diterima sama bunyi pecah dari lantai atas. Kontan saja kami lari ke atas lihat ada apa diatas. Ricky hingga duluan ke lantai atas, serta di nyengir, selalu dia ajak saya turun sekali lagi, namun saya masih tetap penasaran, memanglah ada apa diatas. Saat saya ingin ketuk pintu kamar Vivie, mendadak ada teriakan lembut, “Aw.. ah.. bebrapa perlahan donk! ” Hilang ingatan saya kaget 1/2 mati, namun tanganku sudahkeburu ngetuk pintu. Selalu kedengaran bunyi gedubrak-gedubrak didalam. Pintu di buka sedikit, Alf muncul sembari nyengir, “Sorry, ngeganggu kalian ya? tak ada apa-apa kok kami hanya.. ”Aku dorong pintunya sedikit, serta saya saksikan Si Vivie sekali lagi repot nutupi tubuhnya gunakan selimut. Dia nyengir, namun mukanya merah benar, malu kali ya. Saya segera nyengir, “Ya telah, lanjutin saja, kami tidak keganggu kok. ”
    Selalu saya ajak Ricky ke bawah. Ricky nyengir, “Siapa cobalah yg tidak dapat nahan diri, hehehe. ” Mendadak ada sandal melayang-layang ke arah Ricky, namun dia segera ngelak sembari nyengir, selalu cepat-cepat lari ke bawah. Saya ikutan lari sembari ketawa-ketiwi, serta kami berdua duduk di sofa sembari dengarkan lagu di radio. Tidak lama kedengaran sekali lagi bebrapa nada dari atas. Saya tidak tahan serta segera nunduk menahan ketawa. Hilang ingatan, bisa-bisanya mereka berdua melanjutkan juga olah raga malamnya, walau sebenarnya telah beberapa terang kepergok sama kami berdua. Eh, diluar sangkaan saya, Ricky bediri serta mengajakku slow-dance, kebetulan lagu di radio itu lagu waktu Ricky ngajak saya jadian. Saya jadi ingat bagaimana deg-degannya saat Ricky ngomong, serta bagaimana saya pada akhirnya terima dia sesudah tiga bulan dia selalu nunggui saya. Ricky memanglah baik, serta dia betul-betul setia menungguiku.
    Usai dance, Ricky bertanya sekali lagi, “Eh bila mereka berdua ketiduran, saya tidur di mana? memanglah tidur sama beberapa barang? ” saya malu sekali, bagaimana ngomongnya. Namun pada akhirnya akubuka mulut, “Kita.. kita tidur berdua. ” Wah lega sekali saat omongan itu telah keluar. Tapiaku takut juga, bagaimana ya reaksi Si Ricky. Eh tahunya dia jadi nyengir, “Oke deh bila anda tidak jadi masalah. Sebenernya saya juga telah ngantuk sich, saya tidur saat ini ya. ” Saya jadi salah tingkah, Ricky naik ke lantai atas serta tidak berniat saya panggil dia, “Eh.. tunggulah! ” Ricky berbalik, dia nyengir, “Oke.. oke.. mari naik, tidak bagus anak cewek sendirian malam-malam gini. ” Saya sedikit canggung juga sich, baru kesempatan ini saya tidur seranjang sama cowok, namun lama-lama hilang juga. Kami berdua tidak ngapa-ngapain, hanya diam tidak dapat tidur. Dari kamar samping masih tetap kedengaran nada Vivie yang mendesah serta menjerit, serta kelihatannya itu juga yang buat Ricky terangsang. Dia mulai berani remas-remas jariku. Saya sich tidak nolak, toh dia khan cowokku. Namun saya kaget sekali, Ricky duduk selalu sebelumnya saya tahu apa yang akan dia kerjakan, bibirku telah dilumatnya. Saya ingin nolak, namun sepertinya tubuh jadi kepingin. So, saya biarlah dia cium saya, selalu saya balas ciumannya yang makin lama makin buas.
    Barusan saya mulai nikmati bibirnya yang hangat di bibirku, saya terasa ada yang meraba badanku, disusul remasan halus di dadaku. Saya tahu itu Ricky, saya tidak menampik. Saya biarlah dia main-main sebentar disana. Ricky semakin berani, dia angkat tubuhku serta diduduki di tepi ranjang. Dia cium saya lagi, selalu dia ingin buka baju tidurku. Saya tahan tangannya, ada sedikit penolakan di kepalaku, namun tubuhku sepertinya telah kebelet menginginkan coba, seperti apa sich nge-sex itu. Pada akhirnya tanganku lemas, saya biarlah Ricky buka bajuku, dia juga buka baju serta celananya sendiri. Dia hanya tersisa celana dalam putihnya. Saya saksikan penisnya yang membayang dibalik celana dalamnya, namun saya malu melihati lama-lama, so saya ganti saksikan tubuhnya yang lumayan jadi. Mungkin saja karna olahraganya yang betul-betul rajin.
    Saya tidak paham apa saya dapat tahan memuaskan Ricky, soalnya saya tahu sendiri bagaimana staminanya saat dia main bola. 2×45 menit dia lari, serta dia senantiasa kuat hingga akhir. Saya tidak terbayang bagaimana aksinya di ranjang, bebrapa janganlah saya mesti terima kocokannya2x45 menit. Hilang ingatan, bila gitu sich saya dapat pingsan.
    Saat saya berhenti pikirkan stamina dia serta saya, saya baru sadar bila bra-ku telah dilepasnya. Saat ini dadaku telanjang bulat. Saya malu 1/2 mati, mana Ricky mulai meremas dadaku sekali lagi, yah pokoknya saya tidak paham mesti bagaimana, saya hanya diam, merem siap terima apa sajakah yang akan dia kerjakan. Mendadak remasan itu berhenti, namun ada suatu hal yang hangat di sekitaran dadaku, selalu berhenti di putingku. Saya melek sebentar, Ricky asyik menjilati putingku sembari kadang-kadang menghisap-ngisap. Saya semakin malu, mana ini baru pertama kalinya saya telanjang dimuka cowok, terlebih dia bukanlah adik atau kakakku. Wah benaran malu deh.
    Lama-lama saya mulai dapat nikmati bagaimana nikmatnya permainan lidah Ricky di dadaku, saya mulai berani buka mata sembari lihat bagaimana Ricky menelusuri tiap-tiap lekuk badanku. Namun mendadak saya dikejutkan suatu hal yang menyentuh selangkanganku. Pas dibagian vaginaku. Saya tidak sadar mendesah panjang. Rupanya Ricky telah menelanjangiku bulat-bulat. Kesempatan ini jarinya mengelus-elus vaginaku yang telah basah sekali. Dia masih tetap selalu menjilati puting susuku yang telah mengeras sebelumnya pada akhirnya dia geser ke selangkanganku.
    Saya menarik nafas dalam-dalam saat lidahnya yang basah serta hangat bebrapa perlahan menyentuh vaginaku naik ke klitoris-ku, serta saat lidahnya itu menyentuh klitoris-ku, saya tidak sadar mendesah sekali lagi, serta tanganku tidak berniat menyenggol gelas di meja dekat ranjangku. Lantas “Prang.. ” gelas pada akhirnya pecah juga. Ricky berhenti, sepertinya dia ingin memberesi pecahan kacanya. Namun tak tahu mengapa, mungkin saja karna saya telah larut dalam nafsu, saya jadi pegang tangannya selalu saya menggeleng, “Barkan saja, kelak saya beresin. Lanjutin.. please.. ”
    Setelah itu saya saksikan Ricky nyengir, selalu diciumnya bibirku serta dia meneruskan permainannya di selangkanganku. Ricky betul-betul jago mainkan lidahnya, betul-betul buat saya merem-melek keenakan. Selalu diawali melintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya. Saya seperti kesetrum tidak tahan, namun Ricky jadi terus menerus melintir-melintiri “kacang”-ku itu. “Euh.. ah.. ah.. ach.. aw.. ” saya telah tidak paham bagaimana saya saat itu, yang pasti mataku buram, semuanya terasanya mutar-mutar. Tubuhku lemas serta nafasku seperti orang baru lari marathon. Saya betul-betul pusing, selalu saya pejamkan mataku, ada lonjakan-lonjakan nikmat di tubuhku dari mulai selangkanganku, ke pinggul, dada serta pada akhirnya buat tubuhku kejang-kejang tanpa ada dapat saya kontrol.
    Saya cobalah atur nafasku, serta saat saya mulai tenang, saya buka mata, Ricky telah buka celana dalamnya, serta penisnya yang nyaris maksimum segera berdiri dimuka mukaku. Dia megangi batang penisnya gunakan tangan kanannya, tangan kirinya membelai rambutku. Saya tahu dia ingin di-”karoake”-in, ada rasa jijik juga sich, namun tidak adil dong, dia telah muasin saya, masaaku tolak hasratnya. So saya buka mulutku, saya jilat sedikit kepala penisnya. Hangat serta buat saya ketagihan. Saya mulai berani menjilat sekali lagi, selalu serta selalu. Ricky duduk di ranjang, ke-2 kakinya dilewatkan terlentang. Saya duduk di ranjang, selalu saya bungkuk sedikit, saya pegang batang penisnya yang besarnya lumayan itu gunakan tangan kiriku, tangan kananku menahan tubuhku agar tidak jatuh serta mulutku mulai bekerja.
    Awal mula hanya menjilati, selalu saya mulai emut kepala penisnya, saya hisap sedikit selalu kumasukkan semua ke mulutku, nyatanya tidak masuk, kepala penisnya telah menyodok ujung mulutku, namun masih tetap ada sisa sebagian senti sekali lagi. Saya tidak maksakan, saya gerakkan naik-turun sembari saya hisap serta kadang-kadang saya gosok batang penisnya gunakan tangan kiriku. Ricky sepertiya senang juga sama permainanku, dia mrlihati bagaimana saya meng-”karaoke”-in dia sembari kadang-kadang buka mulut sembari sedikit berdesah. Sekitaran 5 menit pada akhirnya Ricky tidak tahan, dia berdiridan mendorong tubuhku ke ranjang hingga saya terlentang, dibukanya pahaku agak lebar dandijilatnya lagi vaginaku yang telah kebanjiran. Selalu dipegangnya penisnya yang telah tiba ke ukuran maksimum. Dia mengarahkan penisnya ke vaginaku, namun tidak segera dia input, dia gosok-gosokkan kepala penisnya ke bibir vaginaku, baru sebagian detik lalu dia dorong penisnya kedalam. Seperti ada suatu hal yang maksa masuk kedalam vaginaku, menggesek dindingnya yang telah dibasahi lendir.
    Vaginaku telah basah, tetaplah saja tidak semuanya penis Ricky yang masuk. Dia tidak memaksa, dia hanya mengocok-ngocok penisnya di situ-situ juga. Saya mulai merem-melek sekali lagi rasakan bagaimana penisnya menggosoki dinding vaginaku, betul-betul nikmat. Saat saya asyik merem-melek, mendadak penis Ricky maksa masuk selalu melesak kedalam vaginaku. “Aw.. ah.. ” vaginaku perih bukanlah main serta saya teriak menahan sakit. Ricky masih tetap menghentak dua atau 3x sekali lagi sebelumnya pada akhirnya semua penisnya masuk merobek selaput daraku. “Stt.. tahan sebentar ya, kelak juga sakitnya hilang. ” Ricky membelai rambutku. Dibalik senyum nafsunya saya tahu ada rasa iba juga, karenanya saya berkemauan menahan rasa sakit itu, saya menggelengkan kepala, “Tidak apa-apa.. saya tidak apa-apa. Terusin saja.. ah.. ”
    Ricky mulai menggerakkan pinggangnya naik-turun. Penisnya menggesek-gesek vaginaku, awal mula lambat selalu semakin lama semakin cepat. Rasa sakit serta perihnya lalu hilang digantikan rasa nikmat mengagumkan setiap saat Ricky menusukkan penisnya serta menarik penisnya. Ricky semakin cepat serta semakin keras mengocok vaginaku, saya sendiri telah merem-melek tidak tahan rasakan nikmat yang terus menerus mengalir dari dalam vaginaku. “Tidak lama sekali lagi.. tidak bakalan lama sekali lagi.. ” Ricky ngomong dibalik nafasnya yang telah tidak karuan sembari selalu mengocok vagina saya. “Aku juga.. ah.. oh.. sebentar sekali lagi.. ah.. aw.. juga.. ” saya ngomong tidak terang sekali, namun tujuannya saya ingin ngomong bila saya juga telah nyaris hingga klimaks. Mendadak Ricky mencabut penisnya dari vaginaku, dia tengkurapi saya, saya sendiri telah lemas tidak paham Ricky ingin apa, namun dengan perasaan saya angkat pantatku ke atas, saya tahan gunakan lututku serta kubuka pahaku sedikit. Tanganku menahan tubuhku agar tidak ambruk serta saya bersiap ditusukdari belakang.
    Beneran saja Ricky memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang, selalu dia kocok sekali lagi vaginaku. Dari belakang kocokan Ricky tidaklah terlalu keras, namun semakin cepat. Saya telah sekuat tenaga menahan tubuhku agar tidak ambruk, serta saya rasakan tangan Ricky meremas-remas dadaku dari belakang, selalu jarinya menggosoki puting susuku, buat saya seperti terserang dari dua arah, depan serta belakang. Ricky kembali keluarkan penisnya dari vaginaku, kesempatan ini dimasukkannya ke anusku. Dia betul-betul memaksakan penisnya masuk, namun tidak semua dapat masuk. Ricky kelihatannya tidak perduli, dia mengocok anusku seperti mengocok vaginaku, kesempatan ini hanya tangan kirinya yang meremas dadaku, tangan kanannya repot main-main di selangkanganku, dia masukan jari tengahnya ke vaginaku serta jempolnya menggosoki klitorisku.
    Saya semakin merem-melek, anusku dikocok-kocok, klitorisku digosok-gosok, dadaku diremas-remas serta putingnya dipelintir-pelintir, selalu vaginaku dikocok-kocok juga gunakan jari tengahnya. Saya betul-betul tidak kuat sekali lagi, pada akhirnya saya klimaks, serta saya rasakan Ricky juga hingga klimaks, dari anusku kerasa ada cairan panas muncrat dari penis Ricky. Pada akhirnya saya ambruk juga, tubuhku lemas semuanya. Saya saksikan Ricky juga ambruk, dia terlentang di sebelahku. Tubuhnya basah karna keringat selalu, kupegang tubuhku, nyatanya saya juga basah keringatan. Betul-betul kesenangan yang mengagumkan. Tidak paham berapakah lama saya ketiduran, saat pada akhirnya saya bangun. Saya saksikan jam tangan, telah jam 2 subuh. Leherku kering, namun saat saya ingin minum, saya ingat gelas di kamarku telah pecah dikarenakan kesenggol. Saya saksikan ke lantai, banyak pecahan kaca, selalu saya ambillah sapu, saya sapu dahulu ke tepi tembok. Saya turun ke bawah, tujuannya sich ingin ambillah minum dibawah, saya masih tetap telanjang sich, namun saya cuek saja. Saya fikir si Alf tentu masih tetap tidur soalnya dia tentu raih juga olah raga malam bareng Si Vivie.
    Saya turun serta ambil air dingin di kulkas. Kebetulan villanya Vivie lumayan elegan, ada kulkas serta TV. Saya ambillah sebotol Aqua, selalu sembari jalan saya minum. Saya duduk di sofa, gagasannya sich saya hanya ingin sekedar duduk sebentar soalnya di kamar panas sekali. Tidak paham mengapa, namun saya pada akhirnya ketiduran serta saat saya bangun saya kaget 1/2 mati. Saya lihatSi Alf dengan santainya turun dari tangga segera menuju kulkas, sepertinya ingin minum juga.
    Saya bingung mesti menutupi tubuhku gunakan apa, namun saya telat Si Alf telah membalik duluan serta dia melongo lihat saya telanjang di depannya. Dia masih tetap melihatiku saat saya menutupi selangkanganku gunakan tangan, namun saya sadar saat ini dadaku terlihat, maka dari itu tanganku geser sekali lagi ke dada, selalu geser sekali lagi ke bawah, saya betul-betul bingung mesti bagaimana, saya malu 1/2 mati.
    Alf pada akhirnya berbalik,
    “Sorry, saya fikir anda masih tetap tidur di kamar. Jadi.. jadi.. ”
    “Tidak apa-apa, ini salahku. ”
    Saya masih tetap mencari-cari suatu hal untuk menutupi tubuhku yang telanjang polos, saat pada akhirnya saya juga sadar bila Alf juga telanjang. Kelihatannya dia fikir saya masih tetap di kamar sama Si Ricky, maka dari itu dia cuek saja turun ke bawah. Saya fikir telah terlambat untuk malu, toh Alf telah melihatku dari atas hingga ke bawah polos tanpa ada sehelai benangpun, terlebih saya telah tidak perawan sekali lagi, so malu apa. Cuek saja lah. “Kamu telah bisa balik, saya tidak apa-apa. ” Saya ambil remot TV selalu menyalakan TV. Saya setel VCD, saya fikir juga bagus saya santai sebentar sembari nonton TV. Alf juga kelihatannya telah cuek, dia berbalik namun tak akan melongo melihatiku telanjang, dia duduk sembari turut nonton TV.
    Gilanya yang saya setel jadi VCD BF. Namun telah tanggung, saya lihat saja, perduli sangat apa kata Si Alf, yang perlu saya dapat istirahat sembari nonton TV.
    “Bagaimana semalem? ” saya buka pembicaraan dengan Alf.
    Dia berbalik, “Hebat, Vivie betul-betul hebat. ”
    Alf telah dapat nyengir seperti umumnya.
    Saya mengangguk, “Ricky juga hebat, saya nyaris pingsan dibikinnya. ”
    Alf nyengir sekali lagi, lantas kami bercakap sembari kadang-kadang menengok TV. Sepertinya mustahil ada cowok yang tahan bercakap tanpa ada mikirin apa-apa sama cewek yang sekali lagi telanjang, terlebih sembari nonton film BF. Setiap kali ngomong saya tahu mata Alf senantiasa nyasar ke bawah, ka dadaku yang memanglah lumayan menggoda. Saya tidak memberikan pujian pada sendiri, namun memanglah dadaku cukup oke, ranum menggoda, bahkan juga lebih seksi dari milik Vivie, itu penyebabnya Alf tidak berhenti-berhenti melihati dadaku bila ada peluang. Ada sedikit rasa bangga juga di balik rasa maluku, serta sepintas kulihat penis Alf yang mulai tegang. Saya nyengir serta kelihatannya Alf tahu apa yang saya fikirkan.
    Dia pegang tanganku, “Boleh saya pegang, itu juga bila anda tidak keberatan. ” Wah berani juga dia, saya jadi sedikit tersanjung, selalu saya mengangguk. Alf geser ke sebelahku, dia peluk saya serta tangannya mulai remas-remas dadaku. Awal mula dia sedikit bebrapa sangsi, namun demikian tahu bila saya tidak nolak dia mulai berani serta semakin lama semakin berani, serta jarinya mulai nakal memelintir puting susuku. Saya mulai merem-melek sembari memutar tubuhku. Saat ini saya duduk di paha Alf berhadap-hadapan. Alf segera menyambar putingku serta lidahnya segera beraksi. Saya sendiri telah kebawa nafsu, saya mulai mengocok penisnya gunakan tanganku serta kelihatannya Alf juga senang dengan permainanku. Saya mulai terikut nafsu, serta saya telah tidak perduli apa yang dia kerjakan, yang pasti enak buatku.
    Alf menggendongku, kupikir ingin dibawa ke kamar mandi, soalnya kamar diatas ada Vivie sama Ricky, namun tebakanku salah. Dia jadi menggendongku ke luar, ke halaman villa. Saya kaget juga, bagaimana bila ada yang saksikan kami telanjang diluar. Namun demikian Alf buka pintu luar, saya lihat di seberang villa, sepasang cowok-cewek sekali lagi repot nge-sex. Cewek itu mendesah-desah sembari kadang-kadang berteriak. Saya saksikan sekali lagi ke sekelilingnya, nyatanya banyak pula yang nge-sex disana. Rupanya villa-villa di sekitaran sini memanglah tempatnya beberapa orang nge-sex. “Bagaimana? kita kalahkan mereka? ” Alf nyengir sembari menggendongku. Saya ikut-ikutan nyengir, “Siapa takut? ” selalu Alf meniduriku di rumput. Dingin juga sisa air hujan yang masih tetap membasahi rumput, punggungku dingin serta basah namun dadaku lebih basah sekali lagi sama liurnya Si Alf. Udara selain itu betul-betul dingin, telah di pegunungan, subuh-subuh sekali lagi. Wah tidak terbayang bagaimana dinginnya deh. Namun lama-lama rasa dingin itu hilang, saya jadi semakin panas serta nafsu, terlebih Alf jago benar mainkan lidahnya. Sayup-sayup saya dengarkan nada cewek dari villa seberang yang telah tidak karuan serta tak ada iramanya. Saya semakin nafsu sekali lagi mendengarnya, namun Alf kelihatannya lebih nafsu sekali lagi, dia itu seperti orang kelaparan yang seakan akan nelan dua gunung kembarku bulat-bulat.
    Lama juga Alf main-main sama dadaku, serta pada akhirnya dia pegang penisnya minta saya meng-”karaokei”-in itu penis yang besarnya lumayan juga. Dikarenakan barusan malam saya telah coba meng-”karaokei”-in penis Ricky, saat ini saya jadi kecanduan, saya jadi suka juga meng-”karaoke”-in penis, terlebih bila besarnya lumayan seperti miliki Si Alf. Maka dari itu tak perlu diminta 2 x, segera saja saya caplok itu penis. Saya tidak ingin kalah sama permainan dia di dadaku, saya hisap itu penis kuat-kuat hingga kepalanya jadi ungu sekali. Selalu kujilati dari mulai kepalanya hingga batang serta pelirnya juga tidak ketinggal.
    Kulihat Alf melihati bagaimana saya main dibawah sana. Kadang-kadang dia buka mulut sembari berdesah menahan nikmat. Saya belum juga senang juga, kukocok batang penisnya gunakan tanganku serta kuhisap-hisap kepalanya sembari kujilati bebrapa perlahan. Alf merem-melek juga serta tidak lama dia telah tidak tahan sekali lagi, kelihatannya sich ingin keluar, maka dari itu dia cepat-cepat melepas penisnya dari mulutku. Saya tahu dia tidak ingin usai cepat-cepat, maka dari itu saya tidak ngotot meng-”karaoke”-in penisnya sekali lagi.
    Alf berniat membiarkan penisnya istirahat sebentar, dia suruh saya terlentang sembari mengangkang. Saya menurut saja, saya tahu Alf jago mainkan lidahnya, maka dari itu saya suka sekali saat dia mulai jilati bibir vaginaku yang telah basah sekali. Benar saja, baru sebentaraku telah dibikin merem-melek dikarenakan lidahnya yang jago sekali itu. Kelihatannya habis semuanya sisi vaginaku disapu lidahnya, dari mulai bibirnya, klitorisku, sedikit kedalam ke daerah dinding dalam, hingga anusku juga tidak ketinggal dia jilati.
    Saya dengarkan, kelihatannya pasangan di seberang telah usai main, soalnya telah tidak kedengaran sekali lagi suaranya, namun saat saya saksikan kesana, saya kaget. Cewek itu sekali lagi meng-”karaoke”-in cowok, namun bukanlah cowok yang barusan. Cowok yang barusan nge-sex sama dia lagimembersihkan penisnya, mungkin saja dia telah senang. Saat ini cewek itu sekali lagi meng-”karaoke”-in cowok beda, lebih tinggi dari cowok yang barusan. Hilang ingatan juga itu cewek nge-sex sama dua cowok sekalian. Namun saya tarik sekali lagi omonganku, soalnya saya ingat-ingat, saya juga sama juga sama dia. Baru usai sama Ricky, saat ini sama Alf. Wah nyatanya saya juga sama gilanya. Saya nyengir sebentar, namun selalu merem-melek sekali lagi saat Alf mulai melintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya.
    Alf betul-betul pakar, tidak lama saya telah mulai pusing, saya saksikan bintang di langit menjadi tambah banyak serta sepertinya mutar-mutar di kepalaku. Saya betul-betul tidak dapat ngontrol tubuhku. Ada seperti setrum dari selangkanganku yang terus menerus buat saya hilang ingatan. “Ah.. ah.. Alf.. Ah.. berhenti dahulu Alf.. Ah.. Ah.. Shh.. ” saya tidak tahan sama puncak nafsuku sendiri. Namun Alf jadi terus menerus melintir-melintir klitorisku. Saya betul-betul tidak tahan sekali lagi, saya kejang-kejang seperti orang ayan, namun sudahnya betul-betul enak sekali, sebagian menit lewat, semuanya tubuhku masih tetap lemas, namun saya tahu ini belum juga usai.
    Saat ini bagianku buat Alf merem-melek, maka dari itu saya paksakan duduk serta mulai menungging dimuka Alf. Alf sendiri kelihatannya memanglah telah tidak tahan menginginkan keluarkan maninya, dia tidak menanti lama sekali lagi, segera dia tusukkan itu penis ke vaginaku. Ada sedikit rasa sakit namun tidak sesakit pertama vaginaku dimasukkan penis Ricky. Alf tidak menanti lama sekali lagi, dia segera mengocok vaginaku serta tangannya tidak diam, segera disambarnya dadaku yang semakin ranum karna saya menungging. Diremasnya sembari dipelintir-pelintir putingnya. Saya tidak tahan digituin, terlebih tubuhku masih tetap lemas, tanganku lemas sekali, untuk menahan hentakan-hentakan saat Alf menyodokkan penisnya saja telah tidak kuat. Saya ambruk ke tanah, namun Alf masih tetap selalu mengocokku, dari belakang.
    “Ah.. euh.. ah.. aw.. ” saya hanya dapat mendesah setiap saat Alf menyodokkan penisnya ke vaginaku. Saya cobalah mengangkat tubuhku namun saya tidak kuat, pada akhirnya saya menyerah, saya biarlah tubuhku ambruk seperti gitu. Alf memutarkan tubuhku, selalu disodoknya sekali lagi vaginaku dari depan. Saya telah tidak dapat ngapa-ngapain, setiap saat Alf menyodokkan penisnya terkecuali dinding vaginaku yang tergores, klitorisku juga tergores-gesek, maka dari itu saya semakin lemas serta merem-melek keenakan.
    Alf memegang kaki kiriku, selalu diangkatnya ke bahu kanannya, selalu dia mengangkat kaki kananku, diangkatnya ke bahu kirinya. Saya diam saja, tidak dapat menampik, tempat apa yang dia menginginkan terserah, pokoknya saya menginginkan cepat-cepat disodok sekali lagi. Saya tidak tahan menginginkan segera dikocok. Nyatanya hasratku terkabul, Alf menyodokku sekali lagi, kakiku dua-duanya terangkat, mengangkang sekali lagi, maka dari itu vaginaku terbuka lebih lebar serta Alf semakin leluasa mengocok-ngocokkan penisnya. Vaginaku diaduk-aduk serta saya bahkan juga telah tidak dapat sekali lagi berdesah, saya hanya dapat buka mulut namun tak ada nada yang keluar.
    “Aku ingin keluar, saya ingin keluar.. ” Alf membisikkan sembari ngos-ngosan serta masih tetap selalu mengocokku.
    “Jangan di.. janganlah didalam. Ah.. ah.. oh.. saya.. saya tidak ingin.. hamil. ”
    Saya hanya dapat ngomong gitu, seenggannya maksud saya ngomong gitu, saya tidak paham apa suaraku keluar atau tidak, pokoknya saya telah usaha, itu juga telah saya paksa-paksakan. Saya tidaktahu apa Alf ngerti apa yang saya omongin, namun yang pasti dia masih tetap selalu mengocokku.
    Baru sebagian detik lewat, dia mencabut penisnya, kakiku segera ambruk ke tanah. Alf mengangkang di perutku, serta dia selipkan penisnya ke sela-sela dadaku yang telah montok sekali soalnya saya telah dipuncak nafsu. Kujepit penisnya gunakan dadaku, serta Alf mengocok-ngocok seakan masih tetap didalam vaginaku. Tidak lama maninya muncrat ke muka serta bekasnya di dadaku. Saya sendiri klimaks sekali lagi, kulepaskan tanganku dari dadaku, maninya mengalir ke leherku, serta mani yang di pipiku mengalir ke mulutku. Saya bahkan juga tidak dapat tutup mulutku, saya sangat lemas. Saya biarlah saja maninya masuk serta saya telan saja sekalian.
    Belum juga habis lemasku, Alf telah tempelkan penisnya ke bibirku. Saya memaksakan menjilati penisnya hingga bersih selalu saya telan sisa maninya. Alf menggendongku kedalam, selalu dia membaringkanku di sofa. Saya lemas sekali maka dari itu saya tidak ingat sekali lagi apa yang berlangsung setelah itu. Yang pasti baru jam 8. 00 saya baru bangun. Demikian saya buka mata, saya sadar saya masih tetap telanjang. Saya memaksakan duduk, serta saya kaget mengapa saya berada di kamar Vivie. Selalu yang buat saya lebih kaget sekali lagi, saya saksikan samping kiriku Alf masih tetap tidur sedang di kananku Ricky juga masih tetap tidur. Mereka berdua juga masih tetap telanjang seperti saya.
    Belum juga habis kagetku, Vivie keluar dari kamar mandi di kamarku, dia sekali lagi mengeringkan rambutnya serta keduanya sama masih tetap telanjang. Baru pada akhirnya saya tahu bila semalam Vivie bangun serta lihat saya sekali lagi nge-sex sama Alf. dia sich tidak geram, soalnya yang perlu untuk dia Alf cinta sama dia, masalah Alf memuaskan nafsu sama siapa, tidak jadi masalah untuk dia. Nyatanya Vivie lihat dari jendela bagaimana saya sama Alf nge-sex serta Ricky yang bangun subuh-subuh kaget lihat saya sekali lagi nge-sex sama Alf. Dia keluar kamar, kelihatannya ingin lihat apa benar saya sekali lagi nge-sex sama Alf, namun dia pernah menengok ke kamar samping serta lihat Vivie yang sekali lagi nonton saya sama Alf nge-sex dari jendela. Ricky segera bisa inspirasi, so dia masuk kedalam serta mengajak Vivie nge-sex juga. Singkat narasi mereka pada akhirnya nge-sex juga di kamar. Serta saat saya sama Alf usai, Alf menggendongku ke atas serta lihat Ricky sama Vivie barusan usai nge-sex. Maka dari itu kami berempat pada akhirnya tidur bareng di kamarnya telanjang bulat.
    Hehehe, tidak jadi masalah, kami berempat jadi semakin dekat. Kelak malam juga kami bakalan nge-sexlagi berempat, tidak jadi masalah untuk aku Ricky atau Alf yang jadi pasanganku, yang perlu saya senang. Tidak jadi masalah siapa yang muasin saya.
    Seperti gagasan kami awal mulanya, malam itu juga kami nge-sex berempat bareng-bareng. Asyik juga sekali-kali nge-sex bareng seperti gitu. Ricky tetap masih oke meskipun dia telah ngocok Vivie duluan. Saya masih tetap kerepotan hadapi penisnya yang memanglah hilang ingatan itu. Alf juga tidak kalah, biarlah dia masih tetap ngos-ngosan saat usai ngocok saya, dia segera sambar Vivie yang baru usai sama Ricky. Selalu kami nge-sex sekali lagi hingga pada akhirnya keduanya sama senang. Saya senang sekali, soalnya baru kesempatan ini saya dipuasi dua cowok sekalian tanpa ada jeda. Barusan usai satu, yang satunya telah menyodok-nyodok penisnya ke vaginaku. Pokoknya betul-betul senang sekali deh saya.
    Masuk ke narasi, malam hari ini kami gagasan akan tidak nge-sex sekali lagi, soalnya telah raih sekali dua hari gituan terus-terusan. Maka dari itu Ricky sama Alf segera menghilang demikian matahari mulai teduh. Mereka sich tentu main bola sekali lagi, tidak bakalan jauh dari itu. Vivie menggunakan saatnya di villa, sepertinya dia raih sekali, nyaris sepanjang hari dia di kamar. Saya jadi jemu sendirian, maka dari itu saya putuskan saya ingin berjalan-jalan. Kebetulan di dekat situ ada air terjun kecil. Akurencana ingin menggunakan hari ini berendam disana, agar tubuhku fresh sekali lagi serta siap tempur sekali lagi. Saya tidak segera ke air terjun, saya berjalan-jalan dahulu melingkari kompleks villa itu. Besar juga, serta villanya bagus-bagus. Ada yang serupa kastil semua. Selama jalan saya ketemu agak banyak orang, rata-rata sich beberapa orang yang memanglah sekali lagi menggunakan saat di villa sekitaran sini. Nyaris kebanyakan orang yang ketemu melihati saya. Mulai dari cowok bagus yang adadi halaman villanya, om-om genit yang repot menggodai cewek yang lewat hingga tukang kebun di villa juga melihati saya. Saya sich hanya nyengir saja membalas mata-mata keranjang mereka.
    Tidak aneh sich bila mereka melihatiku, problemnya saya memanglah gunakan baju pas-pasan, atasanku kaos putih punyanya Si Vivie yang kesempitan soalnya kamarku dikunci serta kuncinya terikut Ricky. Saya malas mencari dia, maka dari itu saya gunakan saja kaos Si Vivie yang berada di meja setrika. Itu juga saya tidak gunakan bra, soalnya bra Vivie itu sempit sekali di saya. memanglah sich dadaku jadi terlihat nonjol sekali serta putingnya terlihat dari balik kaos sempit itu, namun saya cuek saja, siapa yang malu, ini kan lokasi villa buat nge-sex, jadi beberapa sukai saya dong.
    Oh ya saya jadi lupa, bawahan saya lebih hilang ingatan sekali lagi. Saya tidak tega membangunkan Vivie hanya untuk minjam celana atau rok, kebenaran saja ada Samping Bali pengasih Ricky bulan lantas, ya saya gunakan saja. Saya ikat di kananku, namun setiap kali saya mengambil langkah, paha kananku jadi terbuka, ya cuek saja lah. Apa kelirunya sich memarkan apa yang bagus yang saya miliki, benar tidak?
    Singkat narasi, saya hingga ke air terjun kecil itu. Saya berjalan-jalan mencari tempat yang enak buat berendam. Kaosku mulai basah serta dadaku semakin terang terlihat, terlebih Samping yang saya gunakan, telah basah betul-betul terkena cipratan air terjun. Enak juga sich fresh, namun lama-lama semakin sulit jalannya, soalnya Samping saya jadi seringkali keinjak. Saya jadi menginginkan cepat-cepat berendam, soalnya fresh sekali airnya, serta saat saya menjumpai tempat yang enak, saya bersiap berendam, saya terlepas sandalku. Namun saat saya ingin melepas Samping-ku mendadak ada tangan yang memegang bahuku, saya berbalik nyatanya seseorang cowok menodongi pisau lipat ke leherku. Saya kaget camput takut, namun dengan perasaan saya diam saja, salah-salah leherku kelak digoroknya.
    “Mau.. ingin apa lo ke gue? ” saya bertanya ke orang yang sekali lagi nodong pisau ke saya. Saya tidak berani saksikan mukanya, soalnya saya takut sekali. Nyatanya cowok itu tidak sendiri, seseorang rekannyamuncul dari balik batu, rupanya mereka memanglah telah ngincar saya dari barusan. Rekannya itu segera buka baju serta celana jeans-nya. Saya tebak bila mereka ingin memperkosa saya. Nyatanya tebakanku benar, orang yang menodongi pisau bicara, “Sekarang lo buka semuanya baju lo, cepet sebelumnya kesabaran gue habis! ” Saya jadi ingat bagaimana korban-korban perkosaan yang akulihat di TV, saya jadi ngeri. Jangan-jangan demikian mereka usai perkosa saya, saya dibunuh. Maka dari itu saya beranikan diri ngomong bila saya tidak keberatan muasin mereka asal mereka tidak bunuh saya.
    “Oke.. oke, saya buka baju. Kalem saja, saya tidak jadi masalah muasin elu berdua, namun tak perlu gunakan nodong semua dong. ” Saya berupaya ngomong, walau sebenarnya saya sekali lagi takut 1/2 mati. Orang yang nodongin pisau jadi membentak saya, “Goblok, mana ada cewek ingin diperkosa, elu janganlah macem-macem ya! ” Saya semakin takut, namun otakku segera bekerja, “Santai dong, emangnya gue berani gunakan baju ginian bila gue tidak siap diperkosa orang? Lagian apa gue dapat lari gunakan samping seperti ginian? ” Ke-2 orang itu melihati saya, selalu pada akhirnya pisau itu dilipat sekali lagi. Saya lega 1/2 mati, namun ini belum juga usai, saya masih tetap mesti puasin mereka dahulu.
    Saya mulai buka Samping-ku, “Maunya bagaimana, berdua sekalian atau satu-satu? ” Orang yang barusan nodongin pisau lihat ke orang yang satunya, “Eloe dahulu deh. Gue sekali lagi tidak demikian mood. ” Rekannya mengangguk-angguk serta segera mencaplok bibirku. Saya bebrapa saksikan, ganteng juga nih orang. Saya balas ciumannya, dia kelihatannya mulai lebih halus, bebrapa perlahan dia remas dadaku serta tahu-tahu saya telah ditiduri diatas batu yang lumayan besar. Dia tidak segera main sodok, dia lebih suka main-main sama dadaku, maka dari itu saya jadi lebih santai, so saya dapat nikmati permainannya.
    “Ah.. yeah.. ah.. siapa.. siapa nama loe? ” saya bertanya di balik desahan-desahanku menahan nikmat. Dia nyengir, serupa sekali Si Alf, dia selalu buka celana dalam birunya, serta penisnya yang telah tegang sekali segera muncul seperti telah tidak sabar menginginkan menyodokku. Tak perlu diminta, saya segera jongkok, tanganku memegang batangnya serta nyatanya masih tetap menyisa sekitaran 5 – 7 senti. Saya jilat kepala penisnya selalu saya kulum-kulum penisnya. Dia mulai nikmati permainanku, “Oke.. selalu.. selalu.. Yeah.. ” Nyatanya ada pula cowok yang menyukai berdesah-desah seperti gitu bila sekali lagi nge-sex. Saya berhenti sebentar,
    “Belum dijawab? ”
    “Oh, sorry. Nama gue Jeff. ”
    Dia menjawab sembari selalu merem-melek nikmati penisnya yang saya kulum serta kuhisap-hisap. Kulihat-lihat kelihatannya saya kenal suaranya.
    “Elo tinggal disini juga ya, elu yang lusa tempo hari ngentot di halaman villa? ”
    Jeff kaget juga saat saya ngomong gitu.
    “Memang elu tahu dari tempat mana? ”
    Saya nyengir selalu saya lanjutkan sekali lagi mengisap penisnya yang telah basah sekali sama liurku.
    Saya berhenti sekali lagi sebentar, “Gue saksikan elu. Hilang ingatan lu ya! berdua ngentotin cewek, keliatannya masih tetap kecil sekali lagi. ” Jeff nyengir, “Itu adik kelas gue, dia baru 15 th., namun bodinya oke sekali. Gue ajakin kesini, serta gue entot bareng Si Lex. Dia sendiri kelihatannya sukai digituin sama kami berdua. ” Saya tidak melanjutkan sekali lagi, saya berhenti serta segera mencari tempat yang enak buat nungging. Jeff tahu maksudku, dia segera menyodok penisnya ke vaginaku bareng sama nada eranganku. Selalu dia mulai mengocok, awalnya sich bebrapa perlahan selalu lebih cepat. Selalu serta selalu, saya mulai merem-melek dibikinnya. Selalu dia cabut penisnya, saya digendong serta dia masukan penisnya sekali lagi ke vaginaku. Selalu dia mengocok saya sembari bediri, seperti style ngocoknya Tom Cruise di film Jerry Maguire. Vaginaku seperti ditusuk-tusuk keras sekali serta saya semakin merem-melek dibuatnya. Serta pada akhirnya saya tidak tahan sekali lagi, saya kejang-kejang serta saya menjerit panjang. Pandanganku kabur, serta saya pusing. Saya nyaris saja jatuh bila Jeff tidak cepat-cepat memegangi pinggangku.
    Saya sekali lagi nikmati puncak kepuasanku, mendadak seseorang tengah mendekatiku, kelihatannya saat ini dia nafsu sekali dikarenakan dengarkan desahan-desahanku. Dia telah telanjang serta penisnya telah tegang sekali. Saya tahu dari mukanya bila dia sedikit kasar, maka dari itu saya sedikit cing-cong sekali lagi, saya segera maksakan bangun serta jongkok meng-”karaoke”-in penisnya. Penisnya sich tidak besar-besar sekali, namun saya ngeri juga lihat otot-otot di sekitaran paha serta pantatnya. Jangan-jangan dia bila ngocok sekeras-kerasnya. Bisa-bisa vaginaku jebol.
    Lama juga saya meng-”karaoke”-in penisnya, serta pada akhirnya dia suruh saya berhenti. Saya menurut saja, serta segera ambillah tempat menungging. Saya telah pasrah bila dia akan menyodok-nyodok vaginaku, namun kesempatan ini tebakanku salah. Dia tidak masukan penisnya ke vaginaku, namun segera ke anusku. “Ah.. aduh.. ” anusku sakit soalnya sekalipun tak ada persiapan. Namun rupanya Lex tidak perduli, dia tetaplah maksakan penisnya masuk serta memanglah pada akhirnya masuk juga. Meskipun penisnya kecil namun bila digunakan nyodok anus sich ya sakit juga. Benar sangkaan saya, dia bila nyodok keras sekali selalu tidak gunakan pemanasan-pemanasan dahulu, segera kecepatan tinggi. Saya hanya dapat pasrah sembari menahan perih di anusku. Dadaku goyang-goyang setiap kali dia menyodok anusku, serta kelihatannya itu buat dia semakin nafsu. Dia lebih kecepatan serta mulai meremas dadaku.
    Betul-betul kontras, dia mengocok anusku cepat serta keras, namun dia meremas dadaku halus sekali serta kadang-kadang melintir-melintir putingnya. Mendadak rasa sakit di anusku hilang, saya mulai rasakan enaknya permainan tangannya di dadaku. Belum juga habis saya nikmati dadaku diremas-remas, tangan kirinya turun ke vaginaku serta segera menyambar klitorisku, dari mulai digosok-gosok hingga dipelintir-pelintir. Rasa sakit kocokannya telah betul-betul hilang, saat ini saya hanya rasakan enaknya semua badanku.
    Saya mulai merem-melek kegilaan serta pada akhirnya saya hingga ke puncak yang ke-2 kalinya hari itu, serta berbarengan puncak kenikmatanku, saya rasakan cairan hangat muncrat di anusku, saya tahu Lex juga telah tiba puncak serta saya telah lemas sekali, pada akhirnya saya ambruk. Mungkin saja saya kecapaian soalnya tiga hari ini saya terus menerus mengocok, berbeda satu orang sekali lagi, senantiasa berdua. Saya masih tetap pernah saksikan Jeff menggendong saya sebelumnya pada akhirnya saya pingsan. Saya tidak paham saya di mana, namun saat saya bangun, saya kaget lihat Ricky sekali lagi mengocok cewek. Cewek tersebut repot mengulum-ngulum penisnya Alf. Saya paksakan berdiri, serta saat saya saksikan di sofa samping, ada panorama yang nyaris sama, bedanya Jeff yang sekali lagi repot mengocok cewek serta saya bebrapa saksikan nyatanya cewek itu Vivie. Vivie juga repot mengulum-ngulum penis Lex. Saya jadi bingung, namun saya tetaplah diam hingga mereka usai main.
    Selalu saya dikenali sama cewek mungil yang barusan nge-sex bareng Ricky serta Alf, namanya Angel. Saya baru ingat bila barusan saya pingsan di air terjun habis muasin Jeff sama Lex. Nyatanya Jeff bingung ingin bawa saya ke mana, kebenaran Ricky serta Alf lewat. Mereka pernah ribut sebentar, namun pada akhirnya akur sekali lagi, dengan catatan mereka dapat menyicipi Angel ceweknya Jeff sama Lex. Angel sendiri sepakat saja sama ajakan Ricky sama Alf, serta saat mereka sekali lagi mengocok, Vivie kebetulan lewat. Alf menyebut dia serta dikenali sama Jeff serta Lex, selalu mereka pada akhirnya nge-sex juga. Semakin asyik juga, saat ini lebih sekali lagi satu cewek serta dua cowok di grup kami, dan sebagainya kami jadi seringkali main ke villa itu untuk muasin nafsu kami semasing.
  • Pengalamanku Bersama Therapy Sex

    Pengalamanku Bersama Therapy Sex


    1728 views

    Duniabola99.org – Dari sebagian rekan saya yang seringkali memakai rutinitas saya ada satu yang selalu senantiasa menghubungi saya diwaktu jam-jam istirahat. Namanya Reni, wanita karir, berusia lebih kurang 28 tahunan, sempat menikah lalu cerai serta belum juga dikaruniai anak.

    Masalah soal materi Reni tidak kekurangan sebab dari pendapatan kerjanya telah lebih dari cukup. Semula pertemuan saya dengannya lewat rekan wanita saya yang sempat saya therapy sex serta memberitahukan pada Reni kalau saya dapat menolong buat wanita terasa hidup kembali jauh dari stress serta kejenuhan hidup keluarga.
    Suaru sore saya memperoleh SMS dari Reni yang menyebutkan kalau ia menginginkan berjumpa dengan saya di satu diantara kedai minuman di Mall, karna saya tidak ada acara saya selekasnya pergi serta menanti sebagian menit sambih nikmati juice buah kegemaran saya.
    Tidak lama berselang ada wanita celingak celinguk mencari suatu hal, saya berfikir sesaat serta dengan berani saya berikan kode, nyatanya benar ia yaitu Reni, wanita yang tengah saya tunggulah. Dengan enjoy kami bicara panjang lebar serta saya banyak dengarkan sebagian yang dirasakan yang akhir-akhir ini dirasakannya.
    Sesudah sajian yang ada habis saya berinisiatif untuk mengajak Reni ketempat yang lebih privacy supaya saya bisa berkonsentrasi pada apa sebagai ganjalan-ganjalan dari hidupnya.
    Di satu tempat dibilangan pinggir Jakarta kami menyewa satu kamar mungil yang begitu bersih serta alami. Therapy sex juga saya kerjakan dengan tidak lakukan pelecehan-pelecehan, saya berupaya selalu untuk professional dalam lakukan kerjaan sambilan saya ini.
    Lebih kurang satu jam therapy sex saya kerjakan lalu kami beristirahat, tanpa ada berniat Reni menghidupkan TV yang ada di kamar itu, sesudah menganti sebagian chanel ada satu chanel yang melukiskan adegan-adegan sex (Film Blue) atau filem bokep.
    Reni tertegun sesaat namun dengan selalu memandang serta dengan sedikit bernafsu, hal tersebut saya dapat rasakan dari gerakkan badan serta matanya. Jadi lelaki normal saya tidak munafik saya genggam tangannya untuk meredam gelora nafsunya walau demikian Reni melihat mata saya dengan penuh makna serta birahi, bibir kami berjumpa sama-sama menghisap,
    tangan saya mulai bergerilya mencari tujuan, buah dadanya yang masih tetap sekel saya remas dengan penuh perasaan serta dengan sedikit keberanian saya susupkan lewat belahan baju serta BH, saya pilin-pilin putingnya hingga Reni mendesis, dengan tenang saya buka satu persatu baju kerjanya yang tinggal cuma Cdnya yang berwarna pink.
    saya selalu memilin-milin putingnya sembari kadang-kadang saya rengkuh buah dadanya, sesaat bibir saya selalu sama-sama berciuman dengan hotnya. Lidah saya mulai menciumi lehernya yang tahap, selalu turun ke buah dadanya bolak balik saya isap pentilnya satu persatu Reni semangkin mendesis..
    “Teruss gigit Mass…”
    Tangan saya mencari tujuan yang beda yakni kemaluan yang indah yang dihiasi rambut yang teratur rapi kriting, tanpa ada dikomando Cdnya saya bebaskan dengan mengkaitkan jempol kaki yang lalu diperosotkan kebawah. Reni makin mendesis,
    “Mass puaskan Reni Mass… Reni telah lama tidak rasakan kesenangan begini Mas.. Selalu Mas input jarinya Mas.. ”
    Jari saya menari-nari di bibir kemaluannya sehinga menyebabkan cairan bening yang hangat. saya mencari letak G-spotnya saya mainkan jari saya dengan mencubit-cubit kecil, selang beberapa saat Reni menggelepar seperti orang kejang, tangannya mendekap leher saya, sakit saya dibuatnya. Jari serta bibir saya selalu menari-nari seakan-akan tidak kenal capek.
    Beberapat waktu lalu Reni buka semuanya baju serta celana hingga saya telanjang bulat, dibuangkannya satu persatu kelantai, bibirnya mulai mencari tujuan kebawah, sesudah Reni lihat kemaluan saya.
    “Waww.. Kok besar sekali”
    Sebagian waktu Reni terbengong-bengong dengan lembut saya dorong kepalanya hingga bibirnya yang mungil menuju sarang yang dikehendakinya, dijilatnya batang kemaluan saya dari ujung atas hingga kebuah pelir lantas diisapnya ujung batang sembari dikemot-kemot seperti makan es lilin serta tangannya mempermainkan biji pelr saya. Perasaan saya melayang nikmat serta nyaris terlepas kontrol.
    saya dorong kepalanya ke belakang, gantian saya menjilati kemaluannya, saya putari bongkahan luar sembari menggigit kecil lantas saya isap bibir kemaluan yang sedikit membengkak karna darahnya telah turun ke bawah yang mengisyaratkan nafsu birahinya telah mencapai puncak, saya mainkan ujung lidah di dalam celah surgawi, oh indahnya, kepala Reni menggeleng-geleng sembari mendesis serta teriak kecil..
    “Mas mari Mas saya tidak tahann.. Mari Mas masukin Mas”
    Lihat kondisi sesuai sama itu lidah saya turun kebawah hingga ke duburnya saya jilati dengan penuh perasaan, mungkin saja saya juga tengah birahi hingga tak ada rasa jijik atau mencium bau yang tidak enak yang tentu uueennakk tenan. Reni alami orgasme yang ke dua, dijepitnya kepala saya dengan pahanya yang mulus serta tertangani sembari tangannya menjambak rambut saya sembari bibirnya bertemura.
    “Ohh… Ooh… Oohh my good.. ohh oohh my honey, my.. my.. ” Merancaulah dia dengan edannya.
    Selang sebagian menit baru saya tujukan kemaluan saya keliang surganya dengan tempat ke-2 kakinya ditempatkan dipundak saya hingga bibir kemaluannya muncul serta menyempit sedikit-demi sedikit saya gerakkan betang kemaluan saya maju mundur sembari tangan saya meremas ke-2 belah buah dadanya yang makin kencang.
    Oh Mas.. Besar sekali Mas sesak rasa-rasanya punyaku ini”
    saya tetaplah lakukan aktivitas maju-mundur serta Reni berteriak-teriak kecil sembari tangannya menarik-narik ujung sprei. Lalu saya balik badannya yang indah supaya tengkurap, saya angkat sedikit pantatnya supaya nungging, karna bibir kemaluannya muncul saya jilat-jilat, pantatnya naik semangkin tinggi,
    baru saya tembak dengan meriam si jagur sebagai bebrapa dambaan beberapa wanita yang sudah rasakan kesenangan dengan saya karna kemaluan saya memiliki keunikan kepalanya besar lalu ada sedikit urat-urat yang mengerut yang menyebabkan sensasi apabila digesekkan di dalam kemaluan wanita, itupun berdasar pada pernyataan mereka.
    saya gerakkan maju mundur sembari kadang-kadang saya tepok pantatnya karena sangat enaknya. Napsu saya makin bergelora merasa kedutan diujung batang kemaluan yang mengisyaratkan juga akan menumpahkan lahar yang panas.
    “Ohh.. saya ingin keluaarr”
    Tanpa ada jawaban Reni makin menggoyangkan pantatnya makin kencang serta berputar oohh.
    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..
    Menyemprotlah lahar kesenangan, dunia ini seakan-akan melayang oh indahnya dunia, kudekap perutnya sembari kugigit punggungnya hingga menyebabkan warna merah yang riil. Sebagian waktu kami ambruk ke samping sembari tetaplah memeluk erat Reni dari belakang. Tertidur sesaat.
    saya terbangun sesudah terdengar nada gaduh yang diakibatkan oleh seekor kucing yang melompat, mungkin saja kucing itu juga birahi kali. Kami bersihkan diri semasing, belum juga pernah saya menggunakan baju serta celana saya ditubruk kembali oleh Reni,
    batangku di oralnya dengan tempat jongkok serta saya berdiri, saya berfikir biarlah Reni mencari kenikmatan sendiri supaya temukan jati dirinnya serta terlepas dari semua beban dibenaknya, tangannya menari-nari di lubang anus serta sekitar biji kemaluan ku yang menyebabkan mata saya merem meleh tidak tertahankan..
    “Oohh, selalu sayang selalu sayang untuk aku melayang-layang jauh ke dunia beda, dunia yang penuh mesteri kesenangan, oohh”
    Makin menjadi-jadi jilatannya di batang kemaluanku. Kujambak rambutnya yang terurai sembari meremas-remas menahan kesenangan yang begitu, dikulumnya ke-2 biji saya smbil matanya menyorot sendu ke muka saya, ooh bidadariku merasa menginginkan terbang.
    Tempat saya duduk karna tidak tahan berdiri sembari menimati kesenangan hingga dengkul ini merasa lemas tidak bertulang. Sebagian menit lalu saya tidak tahan serta kedutan diujung kemaluan saya mulai merasa dengan tenaga yang terkumpul di ujung kemaluan saya muntahkan lahar panas saya didalam rongga mulutnya yang seksi, hingga semprotan paling akhir, ditelannya habis serta bersih, serta Reni berkata.
    “Enak Mas, spermamu gurih agar saya awet muda.. Ohh my baby”
    Memanglah sperma dapat jadikan wanita awet muda serta bisa menyingkirkan bercak-bercak pada kulit muka apabila diberi sisi yang berbecak. Sperma tidak jadi toksin karna sperma yaitu sama dengan telur ayam dengan kandungan protein yang tinggi, namun untuk menikmatinya butuh birahi yang tengah naik supaya tidak terasa jijik serta geli.
    Dari pertemuan itu saya sekian kali lakukan terapi sex, namun saat ini Reni dipindahkan diseberang pulau hingga kemungkinan kecil untuk berjumpa. Yang tentu kunci dari kesenangan bersetubuh yaitu keiklasan keduanya janganlah ada dusta di antara kita apabila menginginkan ngesek yang indah.
    Dari sebagian pertemuan yang sudah saya kerjakan terkecuali Reni memanglah memiliki keunikan sendiri, semuanya memanglah nyaris sama namun kesenangan berlainan, saya lebih sukai ngentot dengan wanita 1/2 baya, karna rata-rata mereka tidak tabu dan munafik,
    apabila keinginannya menginginkan lakukan yah lakukan tanpa ada berpura-pura serta yang paling saya sukai yaitu kedewasaan jadi bisa menaruh rahasia meskipun itu susah dikerjakan serta yang paling terkesan wanita 1/2 baya sudah mengetahui apa yang perlu dia perbuat apabila pasangannya telah mulai naik, serta tidak beberapa enggan lakukan oral jika memang perlu tanpa ada dipaksa maupun diminta.
    Hingga sekarang ini terkadang saya rasakan begitu enaknya therapy sex dengan wanita yang isi rongga dunia lelaki, serta yang tentu semuanya yang disampaikan wanita yang berkencan dengan saya berkomentar.. Waw besar bangett sich punyamu seperti terong bule.
  • Majalah Dewasa Edisi Rizuka Amor

    Majalah Dewasa Edisi Rizuka Amor


    2075 views

    Duniabola99.org– Rizuka Amor

    Dari namanya saja, Rizuka sudah menyuruh kita untuk jatuh cinta padanya. Dia pun memberikan peraturan kalau sedang berdua dengannya. Dan tampaknya Anda harus melihat dia sampai akhir untuk mengetahui fantasi terbesarnya.

  • Sekretaris Jadi Simpanan Bos

    Sekretaris Jadi Simpanan Bos


    1484 views

    Duniabola99.org – Berikut ini berkisah mengenai kegiatan sehari2 seorang bos dengan sekretaris pribadinya, walaupun banyak yang munafik dan sok alim menghujat nafsu bejat mereka mereka, namun bagi mereka berdua semuanya kegiatan ini bagaikan sebuah selingan di tengah kesibukan kerja yang memusingkan kepala. Om Roby bisa menghilangkan stress serta merasakan kembali darah mudanya bangkit dan membara di usia tuanya.Sedangkan Nonoph Sang Sektretaris dengan cara mudah bisa mendapatkan posisi strategis dan kehidupan yang jauh dari cukup dalam usia yang relatif muda.berikut cerita ini di mulai.

    Tok… tok… tok… , terdengar suara ketukan dari balik pintu.
    Suara ketukan itu cukup mengalihkan perhatian seorang wanita cantik yang kini sedang duduk di belakang meja kerjanya. Ia kemudian terlihat menghentikan kegiatannya membaca sebuah berkas di dalam map yang dipegangnya. Wanita berparas cantik nenawan, berkulit putih mulus dan berambut hitam panjang lurus itu kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu.
    Oh Bapak… , wanita itu tersenyum.
    Di depan pintu kini berdiri seorang laki-laki bertubuh tinggi semampai dan tegap. Walaupun sudah berumur diatas 45 tahun, namun sama sekali kegagahan sang laki-laki tersebut tidak berkurang. Laki-laki itu adalah Roby Adianto atau sering dipanggil Om Roby, seorang Direktur sebuah perusahaan swasta yang cukup ternama di kota tersebut. Sedangkan si wanita cantik adalah Nonophna Belovy, 24 tahun, sekretaris Direksi dan salah satu pegawai muda di perusahaan tersebut.
    Boleh Om masuk? .
    Wanita cantik itu tertawa kecil. Om ini lucu, yang punya perusahaan kan Om ? Jelas boleh dong masuk ke ruangan saya he he .
    Laki-laki itu hanya tersenyum mendengar perkataan sang sekretaris, kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan. Begitu Nonoph selesai menutup pintu, tiba-tiba sebuah pelukan langsung membekap tubuh sintalnya dari belakang.
    Ah Om nakal… , Nonoph berucap pelan.
    Om kangen nih sayang , sebuah kecupan langsung mendarat di pipi dan leher Nonoph.
    Jangan disini dong Om ntar ada yang Nonopht .
    Nonoph berusaha menghentikan Om Roby yang masih terus mendaratkan ciumannya.
    Kenapa sayang? Apa Om tidak boleh mencumbuimu lagi? .
    Boleh Om , tapi… .
    Om Roby kemudian membalikkan tubuh Nonoph sehingga kini mereka berhadapan. Tanpa sempat melanjutkan kata-katanya, ciuman langsung mendarat di bibir Nonoph dan membungkamnya. Nonoph pun kini hanya berdiam diri dan membiarkan Om Roby melumat bibir mungilnya. Laki-laki paruh baya itu mencumbui bibir sang sekretaris seperti seorang musafir yang menemukan sebuah oase di padang pasir. Bibir Nonoph dirasakannya seperti seteguk air yang bisa melegakan tenggorokannya yang kering.
    Tunggu om… , Nonoph meletakkan telaOm tangannya di bibir Om Roby ketika laki-laki itu kembali hendak melumat bibirnya.
    Kenapa? .
    Nonoph tidak menjawab. Dengan perlahan ia melepaskan pelukan Om Roby dan beranjak menuju jendela kantornya. Wanita cantik itu kemudian menutup tirai jendela kantornya. Om Roby hanya tersenyum melihat tingkah sang sekretarisnya yang cantik. Laki-laki itu begitu tergila-gila dengan Nonoph sejak pertama kali wanita cantik itu melakukan tes wawancara.
    Bagaimana tidak, dengan wajah cantik, kulit putih, rambut panjang halus, tubuh tinggi semampai dengan lekukan proporsional pastilah akan membuat siapapun yang melihat Nonoph pastilah akan kehilangan kewarasannya. Om Roby merasa benar-benar beruntung bisa menikmati keindahan bahkan kehangatan tubuh sintal nan sempurna tersebut.
    Om , ini kan masih siang? , ucap Nonoph sedikit mendesah sambil berjalan mendekati laki-laki tersebut.
    Seminggu tidak bertemu denganmu, sungguh benar-bener terasa menyiksa! .
    Tapi kan nyuruh saya pergi diklat juga Om ? , dengan manja Nonoph memeluk tubuh atasannya itu dan mengecup bibirnya.
    Iya, itu kan demi kariermu juga makanya hari ini Om ingin sekali melepaskan rindu .
    Tapi nanti malam kan bisa? Saya nggak ada acara kok… .
    Nggak bisa sayang, Om sudah nggak tahan lagi .
    Kembali mereka berciuman dan kali ini meraka lakukan dengan panas, seakan-akan benar-benar ingin melepaskan seluruh perasaan yang selama ini tertahan. Kedua bibir tersebut saling beradu dan saling melumat.
    Oh… so tasty… .
    Do you like it? .
    Om Roby mengangguk mantap.
    Mau yang lebih? , Nonoph tersenyum menggoda sambil menguap-usapkan jari telunjuknya ke bibir Om Roby.
    Sure…! .
    Kita cari hotel sekarang? , jari-jari Nonoph kini merambat turun menuruni leher dan kemudian mempermainkan dasi atasannya.
    No… let’s do it here… .
    Ah? Here? , kali ini nada suara Nonoph menggambarkan nada penuh keheranan.
    Yes…! Here… .
    Tiba-tiba saja Om Roby langsung menggendong tubuh Nonoph sehingga membuat sekretaris cantiknya itu menjerit pelan. Hubungan keduanya memang sudah cukup lama terjalin, sudah hampir 6 bulan lamanya. Om Roby yang memang menyukai wanita-wanita muda dan Nonoph yang memang memiliki jiwa penggoda membuat hubungan terlarang itu menjadi semakin mudah terjalin. Hubungan dua insan berbeda jaman ini ibarat sebuah simbiosis mutalisme, dimana keduanya memang saling membutuhkan. Om Roby membutuhkan kehangatan percintaan yang sudah tidak bisa lagi ia peroleh dari sang istri, sedangkan Nonoph membutuhkan penyuplai dana untuk kehidupannya yang cenderung glamor. Keduanya begitu pandai dan komOm menyembunyikan hubungan cinta terlarang ini, sehingga sampai saat ini bau-bau perselingkuhan sama sekali belum juga tercium keluar.
    Aaoo… , kembali Nonoph menjerit pelan ketika Om Roby mendudukannya di atas meja kerjanya.
    Kemudian mereka kembali berciuman dengan panas. Permainan lidah pun kini mulai menghiasi percumbuan keduanya. Lidah mereka saling bertemu dan bertautan dengan hebat. Nonoph namOm sama sekali tidak risih harus bercumbu dengan laki-laki yang usianya hampir setara dengan ayahnya ini. Yang lebih gila lagi, keduanya tidak merasa risih harus bercumbu di kantor dimana jam masih aktif walaupun kini adalah memang waktu istirahat. Beginilah mungkin yang sering orang-orang sebut ketika nafsu sudah menjadi raja, maka logika tak akan lagi punya kuasa.
    Wangi parfum yang tercium dari sekujur tubuh Nonoph membuat nafsu Om Roby kian menggelora, sehingga ciuman tidak lagi bisa membasuh panasnya gelora tersebut. Kini tangan laki-laki itu mulai merambah dan meremasi kedua payudara Nonoph dari balik blazer yang dikenakan wanita cantik tersebut. Ternyata itupun tidak cukup. Sambil tetap berciuman tangan nakal Om Roby dengan cekatan membuka satu persatu kancing blazer biru tua sang sekretaris. Sementara jari-jari lentik Nonoph kini sedang berada di selangkangan sang bos yang sudah namOm terbuka. Jari-jari itu terlihat melakukan tugasnya dengan baik, sehingga membuat tonjolan yang ada disana menjadi semakin menggunung.
    Jangan dibuka Om , nanti nggak keburu makenya , Nonoph menghentikan usaha atasannya yang hendak membuka kancing kemeja begitu ia selesai melepaskan blazer yang dipakainya.
    Terlihat ekspresi kekecewaan di wajah Om Roby yang terlihat sudah ingin sekali menikmati payudara montok milik bawahannya. Nonoph yang memang sudah berpengalaman dibidang percintaan rupanya mengerti ekspresi tersebut.
    Kok cemberut sih? he he he .
    Pengen nyusu… , sahut Om Roby singkat.
    Wah ada bayi besar nih minta netek he he he .
    Om Roby tidak berkomentar, hanya ekspresi wajahnya saja yang menunjukkan apa yang kini sedang dirasakannya.
    Iya deh saya bukain . Senyuman menggoda kembali tersungging di bibir tipis Nonoph.
    Dengan cekatan kemudian wanita cantik itu membuka satu persatu kancing kemeja putih yang dipakainya. Setelah kancing terakhir terbuka, kemudian jari-jari lentik Nonoph berlahan membuka kaitan bra berwarna merah muda berenda yang dipakainya dan menggeser posisi cupnya. Kini di depan Om Roby terpampanglah sebuah gundukan gading kenyal dan padat, dengan puting kecil berwarna coklat yang menantang. Senyuman pun kembali terpancar di wajah laki-laki paruh baya tersebut.
    Aku kangen sekali dengan ini , Om Roby mengusap dan memelintir pelan puting payudara kanan Nonoph.
    Aaah… Om genit ah… , Nonoph mendesah pelan.
    Kok tambah gede sih? , kini tangan kanan Om Roby mendarat dan meremas payudara kiri sang sekretaris.
    Gara-gara Om tuh… .
    Lo kok gara-gara Om ? .
    Nonoph tersenyum kecil. Om sih suka ngemutin makanya jadi bengkak nih he he .
    Ih kamu ini ya, benar-benar menggemaskan he he .
    Om Roby merangkulkan kedua tangannya di pinggang Nonoph yang sedang duduk di atas meja. Sebuah kecupan kemudian mendarat mulus di bibir mungil si wanita cantik.
    Mau diNonopht aja nih Om ? Rugi dong dibuka? , Nonoph melirik nakal ke arah kedua payudaranya yang memang kini sedang menganggur .
    Nggak dong… , selesai berucap puting payudara kanan Nonoph langsung amblas ke dalam mulut Om Roby. Dengan penuh nafsu Om Roby melahap kedua payudara montok itu secara bergiliran.
    Nonoph sendiri namOm menikmati sekali sedotan dan permainan lidah Om Roby pada kedua payudaranya. Belum lagi remasan tangan Om Roby yang tak kalah membangkitkan nafsunya. Sambil menggigit bibir bawahnya menahan geli, wanita cantik itu mengelus-ngelus rambut atasannya. Kini Nonoph terlihat seperti seorang wanita yang sedang menyusui bayi besarnya.
    Oooh… , desah Nonoph pelan ketika Om Roby sedikit menggigit puting payudaranya.
    Toketmu benar-benar luar biasa sayang, padat dan kenyal! , sebuah kecupan dan pagutan mendarat kembali di bibir Nonoph.
    Om suka? .
    Suka banget! .
    Just enjoyed it, it’s all for you… .
    Sambil tetap menikmati kepadatan payudara Nonoph, berlahan tangan kanan Om Roby merayap turun merabai kedua betis sang wanita yang kini dalam posisi menjuntai di atas meja. Permukaan betis mulus tersebut terasa begitu lembut dan halus. Tangan dan jari-jari itu terus merayap naik sehingga menimbulkan sensasi geli di sekujur tubuh Nonoph. Apalagi ketika tangan Om Roby berlahan masuk ke dalam rok span pendek yang dikenakannya dan terus merabai permukaan pahanya. Nonoph yang memang telah mengangkang lebar memudahkan akses masuk tangan atasannya tersebut menuju selangkangannya. Kini Nonoph bisa merasakan jari-jari tangan Om Roby telah menyentuh permukaan celana dalamnya yang berenda.
    Udah basah ya sayang? , Om Roby melepaskan bibirnya dan tersenyum kecil.
    Nonoph hanya mengangguk pelan dan mendesah. Aaah… .
    Rok span biru tua itu semakin tinggi terangkat ketika tangan Om Roby berada di dalam celana dalam Nonoph dan mulai merabai bulu-bulu halus yang ada disana.
    Aaakh… geli om , Nonoph berteriak pelan ketika dengan iseng Om Roby menekan klitorisnya.
    Geli tapi enak kan? He he .
    Ih, Nonoph jangan digodain dong Om kan malu .
    Kalo nggak digodain terus mau diapain dong? He he .
    Mau dicium… .
    Om Roby pun langung mendekatkan bibirnya ke bibir Nonoph, namun wanita cantik itu menghentikannya.
    Tapi ciumnya nggak di sini , Nonoph menunjuk ke arah bibirnya.
    Om Roby mengerutkan keningnya. Terus dimana? .
    Di situ… , Nonoph kemudian menunjuk ke arah selangkangannya dan tersenyum menggoda.
    Ha ha ha kamu benar-benar wanita nakal .
    Om Roby menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian laki-laki paruh baya itu memasukkan kedua tangannya ke dalam rok sekretarisnya dan mulai menarik turun celana dalam wanita cantik tersebut. Nonoph sendiri terlihat membantu Om Roby dengan sedikit mengangkat pantatnya dari meja. Setelah berhasil membukanya, Om Roby namOm tersenyum melihat kain mungil di tangannya. Modelnya begitu tipis, berenda dan menerawang. Jelas sekali celana dalam G-string merah muda itu memang dipakai oleh pemiliknya bukan untuk menutupi apapun. Om Roby pun meletakkan kain mungil itu di atas kursi.
    G-string? .
    Yeah…! He he he .
    Kalo begitu kamu musti sering-sering ngangkang di depan Om he he he .
    Lo ini kan udah ngangkang? .
    Oh iya he he he .
    Nonoph memasukkan tangan kanannya ke dalam rok dan mulai mengelus-ngelus permukaan memeknya memang yang sudah basah. Ayo dong buruan di cium… .
    Laki-laki paruh baya itu kemudian berjongkok di depan meja dan melepaskan kedua sepatu high heels yang dipakai Nonoph. Setelah itu ia mulai menciumi jari-jari kaki wanita cantik tersebut secara bergantian. Nonoph namOm kegeNonophn ketika ciuman atasannya mulai mendarat di telaOm kakinya. Ciuman Om Roby kemudian mulai merambah naik menuju kedua betis dan terus naik menuju paha sang sekretaris. Permukaan kulit kaki mulus Nonoph membawa sensasi tersendiri dalam diri Om Roby ketika menciumnya. Benar-benar putih, bersih, wangi dan indah.
    Siap-siap untuk menerima aksi lidahku he he .
    Nonoph hanya tersenyum mendengar peringatan dari atasannya tersebut. Om Roby kemudian membuka lebar kedua paha sekretarisnya tersebut. Kini terlihatlah dengan jelas sebuah lubang kenikmatan dengan bulu-bulu halus tipis di sekitarnya. Lubang kenikmatan yang selalu mampu membuatnya terbang melayang. Masih begitu sempit dan sekat walaupun Nonoph mengakui dengan jujur kepada Om Roby kalau memeknya tersebut sebelumnya udah pernah dipakai oleh beberapa laki-laki selain dirinya. Om Roby sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena dirinya sendiri juga sudah sering tidur dengan beberapa wanita muda lainnya. Justru laki-laki paruh baya itu menyukai gaya permainan Nonoph yang memang sudah sangat profesional .
    Oooh… om… , Nonoph melenguh panjang ketika sang bos mulai menjilati lubang surganya.
    Kepala Om Roby kini telah hilang di dalam rok Nonoph. Wanita cantik itu sendiri kini hanya bisa merasakan lidah atasannya tersebut menari-nari dengan lincah di selangkangannya. Rasa geli dan sekaligus rasa nikmat yang luar biasa seakan-akan menjalar hebat di sekujur tubuh Nonoph. Sambil memilin-milin putingnya sendiri Nonoph menikmati betul jilatan, sedotan dan kadang tusukan lidah sang bos. Dalam keadaan seperti ini tidak lagi terdapat strata diantara mereka. Om Roby yang dalam kondisi normal adalah atasan Nonoph, kini dalam keadaan terbakar nafsu rela merendahkan dirinya dengan berjongkok sambil menjilati selangkangan bawahannya.
    Aaahh… oooh… aaahh… , kepala Nonoph namOm mendongak menahan rasa nikmat yang menyerang memeknya. Lidah Om Roby yang terus menari-nari dan menusuk-nusuk lubang kenikmatannya benar-benar memberikan sensasi yang luar biasa disekujur tubuh Nonoph.
    Sruuup… sruuup… .
    Sruuup… sruuup… .
    Suara decakan terdengar dari dalam rok span Nonoph, menandakan daerah selangkangan tersebut sudah mulai basah dan membanjir.
    Om Roby mengeluarkan kepalanya dari dalam rok Nonoph. Bagaimana? Enak ciuman Om ? He he he .
    Enak banget! , Nonoph mengangguk dan tersenyum kecil.
    Laki-laki itu kemudian kembali memasukkan kepalanya ke dalam rok sang sekretaris. Aroma wangi cairan memek Nonoph membuat birahi Om Roby semakin membara. Ia pun semakin Nonophr melahap lubang kenikmatan beserta dengan cairan cinta yang membasahinya. Bulu-bulu lembut yang menutupi areal lubang tersebut sama sekali tidak dirasakan mengganggu oleh Om Roby, justru keberadaan bulu-bulu itu menambah sensasi geli di sekitar wajah laki-laki paruh baya tersebut.
    Tok… tok… tok…!! , ketika kedua kedua insan terlihat sedang asyik bercengkrama tiba-tiba terdengar suara ketukan dari balik pintu.
    Sedetik setelah terdengar ketukan, Nonoph yang sedang mengangkang di atas meja kerjanya namOm mendorong kepala Om Roby keluar dari dalam rok span biru tuanya. Begitu kepala itu terlepas dari selangkangannya Nonoph langsung meloncat dari posisi duduknya di atas meja. Ia menurunkan roknya yang tadi terangkat dan mencoba merapikannya. Begitu pula dengan bra dan kemeja yang dikenakannya yang masih n terbuka dengan buru-buru berusaha ia rapikan. Satu demi satu kancing kemeja tersebut dikancingkannya kembali dengan cepat. Begitu selesai dengan segera pula ia kembali mengenakan blazer yang tadi tergeletak di atas meja kerjanya.
    Om Roby sendiri tak kalah sibuknya dengan sang sekretaris. Dengan cepat ia menyeka mulutnya yang namOm belepotan dengan cairan memek Nonoph. Ia lalu merapikan dasi dan kemejanya. Nonoph sendiri kini masih terlihat sibuk mengenakan sepatunya. Ketika kedua sepatu berhasil dikenakan kembali, Nonoph lalu menyambar beberapa map dan meletakkannya di atas meja. Mereka lalu namOm berpura-pura sedang sibuk memeriksa file-file di dalam map tersebut. Beruntung semuanya bisa dilakukan dengan cepat karena ketukan kedua segera menyusul terdengar beberapa detik kemudian.
    Masuk! , Nonoph berteriak pelan ketika mereka berdua telah siap berdiri di depan meja kerja.
    Namun baru pintu ruangan terbuka sedikit, sekilas Nonoph melirik ke arah kursi kerjanya. Disana masih teronggok sebuah celana dalam G-string berwarna merah muda miliknya. Langsung saja Nonoph menyambarnya dan memasukkan sepotong celana dalam mini tersebut ke dalam saku blazernya. Om Roby hanya tersenyum melihat hal tersebut yang kemudian disambut senyuman pula oleh Nonoph.
    Lalu masuklah Ayu, salah satu staf kantor dengan memegang beberapa map. Ia sedikit terkejut ketika melihat Om Roby berada di ruangan Nonoph. Ia kemudian sedikit tersenyum dan memberi hormat dengan sedikit mengangguk ke arah Om Roby. Perbuatan Ayu itu kemudian dibalas senyuman juga oleh Om Roby.
    Maaf Mbak Nonoph saya tidak tahu kalau Mbak Nonoph ada tamu .
    Nggak apa-apa kok, Om Roby cuma bantu saya mengerjakan beberapa laporan kok , Nonoph mencoba menutupi aktifitas yang baru saja mereka berdua lakukan tadi.
    Memang ada apa ya Win? .
    Ini Mbak tadi Om Tio meminta saya menyampaikan berkas ini ke Mba Nonoph, katanya tolong dibuat rangkumannya sebagai bahan presentasi di acara sosialisasi besok pagi .
    Oh, gitu ya? Ya udah berkasnya kamu taruh saja dulu disini, bilang ke Om Tio besok pagi rangkumannya akan saya serahkan langsung di ruangannya .
    Ayu lalu meletakkan berkas-berkas tersebut di atas meja kerja Nonoph, Kalau begitu saya permisi dulu Mbak .
    Oh iya Win, kamu nggak back up datanya dalam bentuk softcopy? .
    Sudah Mbak, sudah saya taruh juga di dalam map .
    Kalau begitu makasi ya… .
    Sama-sama Mbak , kemudian Ayu melemparkan senyum ke arah Om Roby. Saya permisi om .
    Om Roby hanya mengangguk pelan.
    Kemudian Ayu berjalan menuju pintu diikuti oleh Nonoph dari belakang. Sejenak mereka berdua terlihat bercakap-cakap sebelum akhirnyaAyu keluar dari ruangan tersebut. Nonoph menutup pintu ruangannya dan kemudian menguncinya. Wanita cantik itu cukup bersyukur tadi Ayu sempat mengetuk pintu sebelum masuk. Akibat nafsu yang telah membara membuat dirinya lupa kalau pintu ruangannya belum terkunci. Tentu skandal dirinya dan sang bos bisa saja terkuak apabila tadi Ayu masuk dengan tiba-tiba dan menyaksikan adegan layak sensor yang mereka lakukan tadi. Berlahan Nonoph kemudian berjalan mendekati Om Roby yang kini namOm bersandar pada meja kerjanya.
    Om , saya dapat tugas nih dari Om Tio, sepertinya yang tadi musti kita tunda dulu… .
    Nonoph tersenyum menggoda sambil memegang dasi yang dikenakan oleh atasannya tersebut. Kemudian dengan berlahan wanita cantik itu membuka simpul dasi Om Roby dan melepaskannya. Dengan cekatan pula Nonoph membuka dua kancing kemeja teratas yang dipakai sang bos. Walaupun dari mulutnya keluar kata-kata seolah-olah Nonoph ingin menghentikan semua kegilaan mereka tadi, namun gerak tubuhnya justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Melihat senyuman nakal Nonoph dan tingkah menggodanya kembali mengundang nafsu birahi Om Roby yang tadi sempat menghilang.
    Udah tugasnya nantian saja dibuatnya, nanti Om yang bakal bilang langsung ke Om Tio kalau kamu dapat dispensasi hari ini, jadi tugasnya baru bisa diserahin besok siang, nanggung banget nih lanjutin yang tadi yuk! , Om Roby yang namOm sudah mulai terbakar birahi langsung membekap tubuh sintal Nonoph.
    Ih kok galak banget sih Om ? , kembali Nonoph melemparkan senyum genitnya.
    Iya nih, yang bawah udah nggak tahan sih he he .
    Mana? Coba saya cek dulu… .
    Wanita cantik itu kemudian merabai selangkangan atasannya tersebut. Jari-jari lentik Nonoph meremas-remas selangkangan Om Roby yang memang sudah namOm menggunung.
    Gimana? Udah siap tempur kan? .
    Nggak kerasa Om , kayaknya musti dibuka dulu nih he he he .
    Nonoph mencium pipi Om Roby dan kemudian berlahan mengambil posisi berjongkok di depan atasannya tersebut. Pelan-pelan jari-jari Nonoph menari-nari membuka sabuk dan resleting celana panjang yang dipakai Om Roby. Kemudian celana kain itu dilorotkan berikut dengan celana dalamnya, sehingga kini dihadapan Nonoph terpampang sebuah batang tegang namun terlihat belum berukuran maksimal.
    Ah masih belum siap nih Om ! , sambil masih dalam posisi jongkok Nonoph melemparkan tatapan nakal ke arah atasannya.
    Oh belum ya? .
    Nonoph kemudian mengerlingkan matanya. Iya Om , kalo segini mana kerasa… .
    He he he kalo gitu kamu tau dong musti ngapain? .
    Ih Om genit deh! .
    Om Roby mengelus-elus kepala Nonoph, sementara jari-jari lentik Nonoph kini sudah bekerja dengan sempurna mengocok-ngocok batang di hadapannya itu. Tak perlu waktu lama ketika Kontol itu mulai namOm keluar masuk ke dalam mulut si wanita cantik. Dengan telaten Nonoph menjilati, mengulum dan mengocok Kontol Om Roby sehingga mengakibatkan Kontol itu semakin menegang dan membesar. Nonoph memang memiliki spesialisasi dalam melakukan oral sehingga Om Roby dibuatnya merem-melek keenakan merasakan permainan lidah dan mulutnya. Dengan bergantian Nonoph menjilati Kontol Om Roby dan juga buah zakarnya. Kuluman mulutnya juga divariasikan dengan kocokan tangan guna memberi waktu baginya untuk menarik nafas. Wanita cantik itu juga sedikit membasahi batang berurat tersebut dengan ludah guna memudahkannya melakukan kocokan.
    Cukup sayang… , Om Roby memegang pundak Nonoph dan kemudian membantunya berdiri.
    Entah kenapa laki-laki paruh baya itu pun meminta Nonoph menghentikan layanan oral-nya. Mungkin Om Roby tidak ingin langsung mencapai puncak permainan tanpa merasakan nikmatnya jepitan memek sang sekretaris. Kemungkinan juga Om Roby cukup menyadari kalau waktu yang mereka miliki kini tidaklah banyak lagi dan tempat yang juga kurang mendukung, sehingga memilih untuk meloncati tahap foreplay dan langsung meloncat ke sesi penetrasi.
    Kenapa Om ? Om nggak suka dengan pelayanan saya? .
    Bukan gitu, tapi sekarang giliran Om yang bikin kamu enak he he he .
    Nonoph yang semula keheranan langsung tersenyum dan mencubit pinggang atasannya tersebut. Rupanya Nonoph bisa menangkap maksud atasannya yang ingin segera melakukan penetrasi.
    Om nakal deh he he he .
    Ha ha ha ayo kasi Nonopht dong bagian yang enak-enak itu .
    Om Roby kemudian berlahan mendorong pelan tubuh Nonoph sehingga mentok di ujung meja. Nonoph sendiri namOm membuka blazer yang dikenakannya dan melemparnya kembali ke atas kursi. Sementara itu di waktu yang bersamaan Om Roby terlihat mengangkat rok span wanita cantik itu dan mulai merabai bulu-bulu lembut di sekitar wilayah selangkangan tersebut. Mereka kemudian kembali berciuman.
    Mau netek lagi? He he , dengan nakal Nonoph mempermainkan kancing kemejanya.
    Dibuka aja, siapa tau nanti Om haus he he he .
    Ih Om ini…! .
    Nonoph pun menuruti kemauan Om Roby. Ditengah rabaan tangan sang bos diselangkangannya, Nonoph dengan berlahan membuka satu per satu kancing kemejanya. Saat kancing terakhir terbuka, tanpa dikomandoi Nonoph membuka kaitan bra merah muda berenda yang dipakainya. Walaupun semua pakaian tersebut masih tetap melekat pada tubuhnya, namun sama sekali tidak berguna buat menutupi bagian atas tubuh Nonoph. Kedua payudara montok sang sekretaris kini terekspos bebas berikut dengan kedua puting coklat kecilnya.
    Mimik cucu dulu ah… .
    Aaaoo… geli ah om… .
    Nonoph bergelinjang ketika puting payudara kanannya amblas ke dalam mulut Om Roby. Payudara kiri pun mendapatkan perlakukan yang sama. Keduanya bergiliran dihisap dan diemut oleh Om Roby. Sedangkan tangan kanan laki-laki paruh baya itu sendiri masih sibuk merabai selangkangan Nonoph. Jari-jari tangan Om Roby merasakan permukaan memek Nonoph masih cukup lembab dan basah sehingga ia pun tak merasa perlu memberikan rangsangan lagi. Apalagi Nonoph sendiri sudah namOm begitu bernafsu, dimana terlihat dari wajahnya yang mulai memerah. Om Roby menghentikan kulumannya di payudara Nonoph. Dengan tangan kanan Om Roby kemudian mengarahkan Kontolnya dan mengusap-usap ujungnya dipermukaan memek sang sekretaris.
    Om… jangan diusap-usap aja, masukin dong… , Nonoph merajuk manja.
    He he he udah nggak tahan ya? .
    Iya nih… .
    Beneran nih nggak tahan? , Om Roby menggoda Nonoph.
    Nonoph yang memang sudah sejak tadi bergairah langsung mengkerutkan keningnya kesal. Aaaa… Om gitu deh, saya ngambek nih… .
    Tingkah manja dan genit Nonoph kala kesal justru membuat birahi Om Roby semakin meninggi. Iya deh jangan ngambek dong, siap-siap ya… .
    Aaakkh…! , Nonoph berteriak tertahan ketika akhirnya Kontol Om Roby menghujam deras ke dalam memeknya.
    Ooohh… oohh… oohh… , desahan mulai keluar dari mulut Nonoph seiring kocokan Kontol atasannya. Om Roby sendiri merasakan jepitan memek sang sekretaris begitu kencang karena sudah hampir seminggu lebih ia tidak menikmatinya. Kocokan Om Roby yang semakin mengencang membuat Nonoph menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya yang mulai bergoncang. Kedua tangan Nonoph mencengkeram erat ujung meja yang berada di belakangnya.
    Suka sayang? .
    Su… suka banget, yang ken… kenceng Om ! .
    Yang kenceng? .
    Iya… kocoknya yang kenceng oooh… .
    Menyadari kalau saat ini mereka sedang berada di kantor, Nonoph berusaha sekuat tenaga untuk menahan teriakan penuh kenikmatan yang keluar dari mulutnya. Namun rupanya rasa nikmat seakan sudah menyerang hampir sekujur syaraf tubuhnya, sehingga ia tak kuasa untuk bertahan. Akhirnya ia memilih untuk memeluk tubuh Om Roby dan mencium bibirnya guna meredam desahan dan erangan yang hendak keluar dari mulutnya.
    Nonoph kini namOm kian pasrah menerima lumatan bibir dan juga remasan demi remasan di dadanya. Walaupun kemejanya masih terkancing rapat, namun Nonoph bisa merasakan kalau bra yang ada di dalamnya tak lagi terpasang pada posisi yang tepat akibat remasan tangan Om Roby. Ciuman dan lumatan pun tak henti-hentinya menghujani bibir Nonoph, begitu pula dengan lehernya. Apalagi disaat yang bersamaan genjotan Kontol laki-laki paruh baya itu terasa semakin kencang menghujam ke dalam memek Nonoph. Tak perlu waktu lama untuk membangkitkan kembali gelora gairah yang tadi sempat menghilang diantara keduanya.
    Ooh… Nonoph memekmu nikmat sekali… .
    Muncul sebersit rasa bangga dalam diri Nonoph mendengar pujian yang keluar dari mulut sang bos. Paling tidak ia merasakan kalau dirinya jauh lebih cantik dan menarik ketimbang istri Om Roby. Wanita cantik itu tahu benar kalau posisinya di Perusahaan ini sangatlah ditentukan oleh kemampuannya memuaskan sang atasan. Maka dari itu ia selalu berusaha merawat wajah dan tubuhnya, terutama bagian lubang surgawinya agar selalu keset dan wangi. Selain itu ia juga sadar harus selalu memberikan pelayanan spesial agar sang bos tidak berpaling kepada pegawai wanita lain yang mungkin berumur lebih muda dari dirinya.
    Kontol Om juga nikmat banget! .
    Oya? .
    Iya Om , luar biasa, terus kocok om… terus… aaahh… .
    Sebagai seorang wanita yang sudah sangat berpengalaman memuaskan berbagai macam tipe laki-laki, Nonoph juga tahu benar kalau memuji kemampuan sang laki-laki adalah sebuah kewajiban dalam bercinta. Pujian yang tepat akan meningkatkan ego sang laki-laki dan pujian itu akan membuatnya seolah-olah memiliki kemampuan luar biasa, walaupun kadang kenyataannya tidaklah demikian. Namun khusus untuk Om Roby, Nonoph sama sekali tidak perlu harus berpura-pura karena Kontol besar milik laki-laki paruh baya itu memang benar-benar mampu membuatnya melayang. Tak terasa sudah hampir sepuluh menitan Kontol Om Roby mengaduk-ngaduk lubang memek Nonoph dalam keadaan berdiri.
    Oooh… aaah… , Nonoph masih terus berusaha menahan desahannya, ditengah lesakan Kontol Om Roby dalam memeknya. Sementara itu tangan kanan Om Roby namOm nakal meremasi payudara Nonoph .
    Oooh… aaah… .
    Balik dong sayang, pengen masuk dari belakang nih .
    Nonoph menurut. Setelah Om Roby mencabut Kontolnya, ia langsung membalikkan tubuhnya dan mengambil posisi nungging. Nonoph kembali menggunakan kedua tangannya sebagai penumpu di meja kerjanya. Kemudian wanita cantik itu menoleh ke belakang dan melihat Om Roby sedang menatap nanar ke arah bongkahan pantatnya sambil mengocok-ngocok Kontolnya sendiri. Nonoph kemudian mengangkat rok spannya dan mulai menggoyang-goyangkan pantatnya guna menggoda atasannya tersebut. Dengan gaya nakal bak call girl profesional, Nonoph menjilati jari-jari tangan kirinya kemudian mengusap-usap permukaan memeknya sendiri. Lalu wanita cantik itu memasukkan dua jarinya ke dalam lubang memeknya dan mulai mengocoknya. Nonoph memasang ekspresi wajah horny sambil menggigit bibir bawahnya. Om Roby terlihat tak tahan melihat ekspresi wajah Nonoph langsung mendekat sambil mengacungkan Kontolnya yang sudah tegang maksimal
    You’re so deam bitchy secretary…! .
    Tapi Om suka kan? .
    Suka banget… you make me turn on very high… .
    Terus nunggu apa lagi Om ? Fuck me… fuck me hard! .
    Nonoph membuka kedua kakinya semakin lebar seolah-olah ingin mempersilakan Kontol Om Roby untuk memasuki dirinya. Kini sebuah pantat montok dengan memek merah basah terekspos dengan bebas siap merasakan sebuah kenikmatan duniaei. Om Roby terlihat semakin membelalak menyaksikan pemandangan indah di depannya. Walaupun ini bukan pertama kalinya, namun tetap saja setiap kali melihat memek Nonoph seakan memberikan sensasi luar biasa dalam otak Om Roby. Sebuah batang tegak keras namOm mencuat diantara selangkangan laki-laki paruh baya itu. Dengan terburu-buru Om Roby langsung melepas sepatunya dan kemudian disusul dengan celana panjang berikut celana dalamnya. Agaknya laki-laki paruh baya itu merasa pakaiannya itu sedikit mengganggu dalam melakukan penetrasi di awal persetubuhan mereka tadi.
    Aaaakkh…!!! .
    Nonoph tidak bisa lagi menahan lenguhan panjang yang keluar dari mulutnya. Ini karena ternyata Om Roby tidak memasukkan Kontolnya ke dalam memeknya namun ke dalam lubang duburnya. Batang besar itu kini namOm mulai menggenjot lubang sempit tersebut. Si pemilik batang pun namOm mulai merem-melek merasakan kenikmatan luar biasa dari jepitan lubang anus sekretarisnya tersebut. Sedangkan Nonoph sendiri terlihat meringis menahan sakit karena sejujurnya ia sama sekali tidak siap menerima serangan pada lubang pantatnya. Wanita cantik itu namOm mencengkeram pinggir meja dengan sekuat-kuatnya dan menggigit bibirnya berusaha untuk menahan rasa sakit. Nonoph tahu benar kalau ia sama sekali tidak bisa melakukan protes atas perbuatan Om Roby ini. Om Roby adalah atasannya dan tugasnya adalah memuasakan sang atasan, jadi Om Roby berhak memilih lubang manapun yang ia suka untuk dimasuki.
    Aaakkh… om… pelan-pelan… sakit… .
    Oooh… ooh… .
    Aaakkkh… Paaakk… .
    Mulut Nonoph ternganga lebar ketika Om Roby kian mempercepat genjotan Kontolnya. Lubang anus Nonoph yang memang masih kering dan belum terlumasi terasa robek dan melar ketika intensitas batang besar itu kian meninggi menghujam ke dalamnya. Tanpa bisa ia tahan bulir air mata terlihat mengalir dari pinggir mata lentik Nonoph.
    Oooh… sempit banget pantatmu Nonoph! .
    Aaakkh… aaakkh…Paakk…!! .
    Oooh… .
    Sa… sakit om… aaakhh…! .
    Ini memang bukanlah anal seks pertama bagi Nonoph. Beberapa kali ia sudah pernah melakukannya dengan Om Roby maupun beberapa laki-laki lainnya, namun tanpa persiapan tentunya anal seks sangatlah menyakitkan bagi si pemilik lubang. Penderitaan Nonoph barulah usai setelah beberapa menit kemudian Om Roby akhirnya menghentikan genjotannya dan menarik Kontolnya. Rasa perih dari lubang pantat Nonoph masih begitu terasa menyiksa, selepas genjotan yang mendera pantatnya tadi. Namun belum juga Nonoph dapat menghirup udara dan mengatur nafas, Om Roby kembali menghujamkan Kontolnya. Kali ini Kontol besar itu menghujam deras ke dalam memek sang sekretaris cantik.
    Ooooh….!! , kembali Nonoph harus melenguh panjang.
    Aaah… Nonoph… .
    Om Roby… ooohh… .
    Wanita cantik itu bersyukur dalam hatinya, karena paling tidak kali ini Om Roby memilih lubang memeknya untuk dinikmatinya. Nonoph pun kini mulai bisa ikut menikmati persetubuhan tersebut. Bahkan kini ia terlihat ikut menggoyangkan pinggulnya agar lubang kenikmatannya dapat memberikan jepitan maksimal. Rasa sakit yang semula memderanya kini mulai berganti menjadi rasa nikmat yang teramat sangat. Sadar kalau waktu yang mereka miliki kian menipis sebelum waktu makan siang berakhir, Om Roby pun kian mempercepat genjotannya. Laki-laki paruh baya itu berusaha menghujam-hujamkan Kontolnya secepat dan sedalam mungkin. Tubuh Nonoph sendiri dibuatnya berguncang-guncang hebat dan membuat wanita cantik itu terus mendesah-desah.
    Dikit lagi sayang…! .
    I… iya Om , dikit lagi nih, terus… yang dalem… .
    Oooh…. oooh…. .
    Aaaahh…. sayang memekmu… .
    Keduanya mulai merancau tak karuan menandakan kalau mereka telah berada diambang klimaks. Walau keduanya sudah merasa bak melayang ke angkasa, namun keduanya masih tetap berusaha menyadarkan diri mereka kalau saat ini mereka sedang bercinta di ruang publik. Rasa nikmat yang semakin kencang mendera membuat keduanya kian sulit menahan teriakan dan desahan yang terus keluar dari mulut mereka masing-masing. Seandainya mereka ada di tempat yang aman mungkin keduanya akan berteriak sekencang-kencangnya guna menunjukkan betapa hebatnya persetubuhan mereka saat itu.
    om… Nonoph dapeeet…!! .
    Tahan sayang, tahan dikit lagi… .
    Aaaakkkh….! , Nonoph melenguh hebat. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam. Di tengah genjotan Kontol Om Roby yang menggila wanita cantik itu mencapai puncak.
    Tak lama setelah itu, Om Roby juga semakin menampakkan ekspresi wajah yang kian memerah. Nampaknya ia juga sudah tidak kuat lagi menahan gejolak rasa yang akan segera menderanya. Laki-laki paruh baya itu akan segera menyusul mencapai puncak permainan.
    Sayang… isepin kontol Om ! .
    Om Roby mencabut Kontolnya. Nonoph nampaknya tak sempat menikmati sensasi klimaks yang baru saja melandanya. Dengan sigap wanita cantik itu berjongkok dan memasukkan Kontol Om Roby ke dalam mulutnya. Kontol itu langsung namOm keluar masuk ke dalam mulut Nonoph, karena Om Roby ikut mengocok-ngocokkannya dengan kuat. Sesekali Nonoph mengocok-ngocok batang tegang itu dengan tangan untuk kemudian mengulumnya kembali. Tak lama Kontol itu pun sudah terasa berkedut-kedut hebat.
    Oooh….!!! , kini giliran Om Roby yang melenguh panjang.
    Semburan demi semburan sperma langsung menyemprot ke dalam mulut Nonoph. Wanita cantik dengan sabar menerima semburan sperma atasannya dan menampungnya di dalam mulutnya. Ketika semburan terakhir keluar, berlahan Kontol Om Roby menyusut dan mengecil di dalam mulut sekretarisnya. Begitu Kontol tersebut tercabut dari dalam mulutnya, Nonoph sedikit membuka mulutnya. Mulut wanita cantik itu kini terlihat dipenuhi oleh cairan kental berwarna putih. Dengan cepat Nonoph kemudian menelan cairan tersebut sampai habis.
    Sini Om saya bersihkan .
    Setelah cairan sperma Om Roby habis tertelan, Nonoph mengambil Kontol atasannya tersebut dan kembali mengulum dan menjilatinya. Dengan telaten Nonoph menjilati buah zakar Om Roby dan juga batang serta ujung Kontolnya guna membersihkan sisa-sisa sperma yang ada.
    Berdiri sayang! .
    Om Roby membantu Nonoph berdiri. Kemudian laki-laki paruh baya itu memeluk tubuh sekretarisnya tersebut dan mencium bibir mungilnya. Lama sekali mereka berpagutan seolah-olah Om Roby ingin menunjukkan rasa terima kasihnya atas pelayanan sang sekretaris.
    Makasi ya sayang… .
    Sama-sama om .
    Kamu puas hari ini? .
    Puas banget! He he .
    Kembali mereka saling berpagutan.
    Om masih kangen nih, malam ini Om nginep di tempatmu ya? .
    Lo istri Om bagaimana? .
    Dia ada kunjungan kerja dengan teman-temannya, jadi tidak apa-apa kalau malam ini Om nggak tidur di rumah .
    Aduh kayaknya malam ini saya harus lembur nih he he he .
    Ha ha ha iya dong! Tapi tenang uang lemburnya ada kok .
    Beneran ya? .
    Tenang saja… apa sih yang nggak buat sayangku ini .
    Hhhmm… gombal! .
    Mereka pun tertawa sambil berpelukan mesra. Kemudian Om Roby mengenakan kembali celananya, merapikan kemeja dan memakai dasinya. Setelah selesai merapikan pakaiannya laki-laki itu duduk di sofa sambil mengenakan kembali kaos kaki dan sepatunya. Nonoph sendiri namOm mengambil tissue dan melap lubang memek dari sisa-sisa cairan hasil percintaan mereka tadi. Setelah itu wanita cantik tersebut merapikan kembali bra, kemeja berikut dengan rok span yang dipakainya. Ia juga mengenakan kembali sepatu high heels-nya. Sekilas Nonoph menyempatkan diri untuk sedikit menata kembali rambut panjangnya yang terlihat sedikit kusut dan tak beraturan di depan kaca.
    Lo kok celana dalamnya nggak dipake sih? .
    Ntar aja Om , mau pipis dulu nih .
    Ih ntar ada yang ngintip lo he he .
    Kan cuma Om yang tau kalo saya seliweran di kantor nggak pake celana dalam he he .
    Oh you’re so nauthy… he he he , Om Roby lalu meremas pantat Nonoph. Sang sekretaris hanya berteriak pelan.
    Kalau begitu Om balik ke ruangan sekarang .
    Iya om… .
    Inget lo nanti malem… .
    Siap bos! , Nonoph mengerlingkan matanya nakal.
  • Menikmati Memek Basah Istri Temanku

    Menikmati Memek Basah Istri Temanku


    2004 views

    Duniabola99.org – Saat ini aku sedang bertugas keluar kota oleh kantorku, mungkin kali ini kurang lebih satu bulan aku bertugas di kota ini dan aku harus meninggalkan istriku juga karena tidak mungkin dia ikut sementara anak kami harus sekolah. Karena saat ini aku sudah memiliki seorang anak yang masih duduk di bangku kelas satu SD meskipun usiaku sudah menginjak 35 tahun.

    Beda dengan istriku yang masih muda karena memang umur kami terpaut cukup jauh karena saat ini istriku masih berumur 22 tahun. Tapi hal itu bukan jaminan bagiku untuk tidak menyelingkuhinya meskipun istriku begitu cantik dan juga baik tapi pria mana yang tidak akan tergoda untuk melakukan adegan seperti dalam cerita seks jika harus berada jauh di luar kota tanpa istrinya.

    Padahal hal itu tidak pernah terbesit sedikitpun dalam benakku, bahkan aku sering merindukan istriku juga. Tapi ketika dua hari aku berada di kota ini, akupun pergi menemui salah satu istri teman kantorku yang memang menitipkan suatu barang padaku. Dan akupun hanya bisa hari ini mengantarnya dan mencari alamat yang dia berikan padaku, karena memang belum pernah aku kerumahnya sebelumnya.

    Dengan bermodalkan alamat yang aku bawa serta bertelponan dengan temanku itu akhirnya aku dapat menemui istrinyaa. Langsung saja aku di persilahkan masuk karena diapun tahu dari suaminya kalau aku akan datang hari ini ” Silahkan masuk dulu Mas….” Akupun dengan sopan duduk di ruang tamunya, tidak nampak siapapun di rumah ini tapi kenapa dia tidak ikut suaminya ke Jakarta.

    Akupun mengirinkan sms nanya pada temanku kenapa rumahnya sepi dan kenapa pula istrinya tidak ikut dia ke Jakarta. Dan dari balasan aku peroleh ternyata istri temanku ini masih bekerja di sebuah perusahaan ternama juga di kota Bandung ini, pantas saja rumahnya begitu besar untuk ukuran karyawan seperti aku yang sama dengan suaminya ternyata dia juga memiliki penghasilan.

    Kamipun mengobrol lama juga akhirnya aku tahu kalau dia bernama Ayu, dan sebenarnya dia asli Solo. Pantes saja orangnya begitu sopan dan terlihat begitu anggun. Sejak saat itu aku sering berhubungan dengan Ayu meskipun aku tinggal di losmen yang agak jauh dari rumahnya tapi aku sering main juga ke rumahnya begitu dia mengajakku untuk main meskipun hanya sekedar makan.

    Sampai akhirnya kamipun melakukan adegan layaknya dalam cerita seks. malam itu aku berangkat dari losmenku kerumah Ayu dia bilang kalau kali ini dia sedang memasak makanan asli Solo padaku, dan akupun berangkat agak sorean dari rencana awalnya bahkan aku menggunakan parfum dan berdandan abis kali ini entah yang pasti aku ingin segera berangkat kerumah Ayu.

    Sampai di sana Ayu langsung mempersilahkan aku masuk dan megajakku ke ruang makan ” Masih terlalu sore untuk makan malam Yu…. ” Kataku sambil melihat jam yang masih menunjukan setengah tujuh malam. Ayu hanya tertawa kecil ” Habisnya Masnya datang sekarang aku kira sudah jamnya makan malam…” Tanpa sadar aku bilang ” Entah kenapa aku ingin cepat-cepat datang kesini.. ” Dia menoleh ke arahku.

    Mata kamipun beradu dengan mesranya tanpa membuang waktu lagi aku menghampirinya dan memeluk tubuhnya. Ayu membalasa pelukan yang aku berikan karena itu aku berani mendaratkan ciumanku pada bibirnya yang begitu merekah ” Sayang… aku.. sayang kamu…… ” Kataku dengan suara yang menggoda semakin dia melumat bibirku saat itulah aku berani melepas bajunya.

    Kini terlihat tubuh mulus Ayu di depanku dan aku menatapnya dengan bernafsu karena dia begitu seksi dengan tubuh yang tinggi semampai tapi lekuknya begitu padat. Ayu terlihat malu dia mendekat lalu memeluk dan menundukan kepalanya ” Kenapa natap Ayu seperti itu mas… ” Aku memegang dagunya lalu aku angkat ‘ Kamu benar-benar seksi sayang… aku suka melihatnya… ” Kamudian aku kecup bibirnya.

    Lalu aku kembali melumat bibirnya dengan lebih hot lagi, dengan tangan tetap menggerayangi tubuhnya ” Eeeeeeggghhhsssshhhh….. aaaaaggghhh….. uuuggghhh…. aaaaaggghhh…. mas… ja..ngan.. aaagggghh… ” Terdengar dia mendesah manakala tanganku mengelus area sensitifnya, ketika aku remas teteknya yang padat kembali dia menggelinjang manja.

    Semakin liar aku bermain dengan teteknya sampai akhirnya aku merangkak naik ke atas tubuhnya lalu aku masukkan kontolku. Bleep terasa basah memek Ayu kala itu namun aku bersikap biasa saja walau biasanya aku menggoda istriku jika hal itu terjadi pada memek istriku. Lalu akupun menggoyang pantatku dengan lembut dan juga melambat pada awalnya.

    Ayu mendesah ketika aku semakin cepat bergerak maju mundur di atas tubuhnya ” Oouuugghh…. ooooouuuggghhhh… aaaagggghhh… aaaaaaagghhhhh….. aaaaahggggghhhhhh…. aaaaaaaggghhhhhh…. aaaaagggghhh ” Desahan Ayu semakin membangkitkan gairahku dan akupun mempercepat hentakan kontolku pada lubang memeknya sampai diapun menggelinjang kelimpungan.

    Saat itu juga bagai pemain dalam cerita seks aku menumpahkan spermaku dalam memek Ayu, terasa nikmat rasanya bahkan membuat kami berdua sama-sama mendesah ” Ooouugggghhhh…. oooouuuggghh… aaaaaagggghhhhh…. aaaaagggggghhhh… aaaaagggghhh… aaaaagggghh… ” Terasa hangat juga rasanya dan akupun merasa puas begitu juga dengan Ayu yang terlihat memejamkan mata menikmatinya.

  • Mesum Dengan Tante Kaya Sange Kesepian

    Mesum Dengan Tante Kaya Sange Kesepian


    1700 views

    Duniabola99.org – Aku akan menceritakan pengalamanku menjadi seorang gigolo, cerita ini tidak dibuat-buat, cerita ini benar terjadi. Namaku Rudi, umur 26 tahun. Aku seorang gigolo di kota Bandung. Aku akan menceritakan pengalamanku melayani sekaligus 3 pelangganku dalam semalam.

    Aku menggeluti profesi ini sudah 4 tahun, dan sejak itu aku mempunyai pelanggan tetap namanya Tante Winda (bukan nama asli), dia seorang janda tidak mempunyai anak, tinggal di Bandung, orangnya cantik, putih, payudaranya besar walaupun sudah kendor sedikit, dia keturunan tionghoa.

    Dia seorang yang kaya, memiliki beberapa perusahaan di Bandung dan Jakarta, dan memeiliki saham di sebuah hotel berbintang di Bandung. Sabtu pukul 7 pagi, HP-ku berbunyi dan terdengar suara seorang wanita, dan kulihat ternyata nomor HP Tante Winda .

    “Hallo Sayang.. lagi ngapain nich.. udah bangun?” katanya. “Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?” kataku. “Kamu nanti sore ada acara nggak?” katanya. “Nggak ada Tante.. emang mo ke mana Tante?” tanyaku. “Nggak, nanti sore anter Tante ke puncak yach sama relasi Tante, bisa khan?” katanya. “Bisa tante.. aku siap kok?” jawabku.

    “Oke deh Say.. nanti sore Tante jemput kamu di tempatmu”, katanya. “Oke.. Tante”, balasku, dengan itu juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mandi. Sore jam 5, aku sudah siap-siap dan berpakaian rapi karena Tante Winda akan membawa teman relasinya.

    Selang beberapa menit sebuah mobil mercy new eye warnah hitam berkaca gelap berhenti di depan rumahku. Ternyata itu mobil Tante Winda , langsung aku keluar menghampiri mobil itu sesudah aku mengunci seluruh pintu rumah dan jendela. Aku pun langsung masuk ke dalam mobil itu duduk di jok belakang, setelah masuk mobil pun bergerak maju menuju tujuan.

    Di dalam mobil, aku diperkenalkan kepada dua cewek relasinya oleh tante, gila mereka cantik-cantik walaupun umur mereka sudah 40 tahun, namanya Tante Lisa umurnya 41 tahun kulitnya putih, payudaranya besar, dia merupakan istri seorang pengusaha kaya di Jakarta dan Tante Meri 39 tahun, payudaranya juga besar, kulitnya putih, juga seorang istri pengusaha di Jakarta.

    Mereka adalah relasi bisnis Tante Winda dari Jakarta yang sedang melakukan bisnis di Bandung, dan diajak oleh Tante Winda refreshing ke villanya di kawasan Puncak. Keduanya keturunan Tionghoa. Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka diberitahu bahwa aku ini seorang gigolo langganannya dan mereka juga mengatakan ingin mencoba kehebatanku.

    Selang beberapa menit obrolan pun berhenti, dan kulihat Tante Lisa yang duduk di sebelahku, di sofa belakang, tangannya mulai nakal meraba-raba paha dan selangkanganku. Aku mengerti maksudnya, kugeser dudukku dan berdekatan dengan Tante Lisa, lalu tangan Tante Lisa, meremas batang kemaluanku dari balik celana.

    Dengan inisatifku sendiri, aku membuka reitsleting celana panjangku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri dan besar itu. Tante Lisa kaget dan matanya melotot ketika melihat batang kemaluanku besar dan sudah membengkak itu. Tante Lisa langsung bicara kepadaku, “Wow.. Ded, kontol kamu gede amat, punya suamiku aja kalah besar sama punya kamu..” katanya.

    “Masa sich Tante”, kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya. “Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kontol kamu ini sambil kontolku dikocok-kocok dan diremas-remas, lalu dibelai mesra?” katanya.

    “Boleh aja.. kapan pun Tante mau, pasti Rudi kasih”, kataku yang langsung disambut Tante Lisa dengan membungkukkan badannya lalu batang kemaluanku dijilat-jilat dan dimasukakkan ke dalam mulutnya, dengan rakusnya batang kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya sambil disedot-sedot dan dikocok-kocok.

    Tante Meri yang duduk di jok depan sesekali menelan air liurnya dan tertawa kecil melihat batang kemaluanku yang sedang asyik dinikmati oleh Tante Lisa. Tanganku mulai membuka beberapa kancing baju Tante Lisa dan mengeluarkan kedua payudaranya yang besar itu dari balik BH-nya. lalu kuremas-remas. “Tante.. susu tante besar sekali.. boleh Rudi minta?” tanyaku.

    Tante Lisa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tanganku mulai meremas-remas payudaranya. Tangan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, dan aku mengelus-ngelus paha yang putih mulus itu lalu naik ke atas selangkangannya, dari balik CD-nya jariku masuk ke dalam liang kewanitaannya.

    Saat jariku masuk, mata Tante Lisa merem melek dan medesah kenikmatan, “Akhhh.. akhhhh.. akhhh.. terus sayang..” Beberapa jam kemudian, aku sudah tidak tahan mau keluar. “Tante… Rudi mau keluar nich..” kataku. “Keluarain di mulut Tante aja”, katanya.

    Selang beberapa menit, “Crooot.. crooot.. crottt..” air maniku keluar, muncrat di dalam mulut Tante Lisa, lalu Tante Lisa menyapu bersih seluruh air maniku. Kemudian aku pun merobah posisi. Kini aku yang membungkukkan badanku, dan mulai menyingkap rok dan melepaskan CD warna hitam yang dipakainya.

    Setelah CD-nya terlepas, aku mulai mencium dan menjilat liang kewanitaannya yang sudah basah itu. Aku masih terus memainkan liang kewanitaannya sambil tanganku dimasukkan ke liang senggamanya dan tangan kiriku meremas-remas payudara yang kiri dan kanan. Sepuluh menit kemudian, aku merubah posisi.

    Kini Tante Lisa kupangku dan kuarahkan batang kemaluanku masuk ke dalam liang senggamanya, “Blesss.. belssss.” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaannya, dan Tante Lisa menggelinjang kenikmatan, ku naik-turunkan pinggul Tante Lisa, dan batang kemaluanku keluar masuk dengan leluasa di liang kewanitaannya.

    Satu jam kemudian, kami berdua sudah tidak kuat menahan orgasme, kemudian kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaannya, lalu kusuruh Tante Lisa untuk mengocok dan melumat batang kemaluanku dan akhirnya,

    “Crooot.. crott.. croottt..” air maniku muncrat di dalam mulut Tante Lisa. Seketika itu juga kami berdua terkulai lemas. Kemudian aku pun tertidur di dalam mobil. sesampainya di villa Tante Winda sekitar jam 8 malam. Lalu mobil masuk ke dalam pekarangan villa. Kami berempat keluar dari mobil.

    Tante Winda memanggil penjaga villa, lalu menyuruhnya untuk pulang dan disuruhnya besok sore kembali lagi. kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku langsung menuju kamar tidur yang biasa kutempati saat aku diajak ke villa Tante Winda .

    Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke dalam kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya. Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil melucuti pakaianku hingga bugil.

    Batang kemaluanku diserang oleh Tante Meri dan Tante Winda , sedangkan Tante Lisa kusuruh dia mengangkang di atas wajahku, lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Lisa. Dengan ganasnya mereka berdua secara bergantian menjilati, menyedot dan mengocok batang kemaluanku, hingga aku kewalahan dan merasakan nikmat yang luar biasa.

    Kemudian kulihat Tante Meri sedang mengatur posisi mengangkang di selangkanganku dan mengarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, “Blesss.. bleeesss..” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Meri, lalu Tante Meri menaik turunkan pinggulnya dan aku merasakan liang kewanitaan yang hangat dan sudah basah itu.

    Aku terus menjilat-jilat dan sesekali memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa, sedangakan Tante Winda meremas-remas payudara Tante Meri. Beberapa jam kemudian, Tante Meri sudah orgasme dan Tante Meri terkulai lemas dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelahku sambil mencium pipiku.

    Kini giliran Tante Winda yang naik di selangkanganku dan mulai memasukan batang kemaluanku yang masih tegak berdiri ke liang senggamanya, “Bleesss.. bleesss..” batang kemaluanku pun masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Winda . Sama seperti Tante Meri, pinggul Tante Winda dinaik-turunkan dan diputar-putar.

    Setengah jam kemudian, Tante Winda sudah mencapai puncak orgasme juga dan dia terkulai lemas juga, langsung kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaan Tante Winda , lalu kusuruh Tante Lisa untuk berdiri sebentar, dan aku mengajaknya untuk duduk di atas meja rias yang ada di kamar itu, lalu kubuka lebar-lebar kedua pahanya dan kuarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, “Blesss.. .bleeess..” batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa.

    Kukocok-kocok maju mundur batang kemaluanku di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, dan terdengar desahan hebat, “Akhhh.. akhhh.. akhhh.. terus sayang.. enak..” Aku terus mengocok senjataku, selang beberapa menit aku mengubah posisi, kusuruh dia membungkuk dengan gaya doggy style lalu kumasukan batang kemaluanku dari arah belakang.

    “Akhhh.. akhhh..” terdengar lagi desahan Tante Lisa. Aku tidak peduli dengan desahan-desahannya, aku terus mengocok-ngocok batang kemaluanku di liang kewanitaannya sambil tanganku meremas-remas kedua buah dada yang besar putih yang bergoyang-goyang menggantung itu.

    Aku merasakan liang kewanitaan Tante Lisa basah dan ternyata Tante Lisa sudah keluar. Aku merubah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar pahanya dan kuangkat kedua kakinya lalu kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya,

    “Blesss.. blessss.. blessss..” batang kemaluanku masuk dan mulai bekerja kembali mengocok-ngocok di dalam liang kewanitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante Lisa, “Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?” tanyaku. “Di dalam aja Sayang..” pintanya.

    Kemudian, “Crottt.. crooottt.. croottt..” air maniku muncrat di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejantananku masih manancap dengan perkasanya di dalam liang kewanitaannya. Kami berempat termasuk aku yang seorang gigolo pun tidur di kamarku.

    Keesokan harinya kami berempat melakukan hal yang sama di depan TV dekat perapian, di kamar mandi, maupun di dapur dan aku mampu memuaskan mereka sebagai seorang gigolo.

  • Hubungan Terlarang dengan Atasan Seksi ku

    Hubungan Terlarang dengan Atasan Seksi ku


    1476 views

    Duniabola99.org – Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.

    Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

    Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya

    Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..

    “Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.

    “Jhony, salahkah dugaanku?”

    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.

    “Mengapa?”

    Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

    “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”

    “Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

    “Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.

    “Kompensasinya apa?”

    “Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

    “Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”

    “Betis yang indah itu!”

    “Hanya sebuah ciuman?”

    “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

    “Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”

    “Deal, my lady!”

    “I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

    “Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

    “Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

    “Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

    Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.

    “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.

    Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

    Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

    “Suka, Jhony?” Aku mengangguk.

    “Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.

    Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.

    Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

    Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

    Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

    Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Jawab!”

    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

    “Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

    “Hanya lidah, Jhony! OK?”

    Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

    “Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.

    “Hm..!”

    “Haus?”

    “Hm!”

    “Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.

    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

    “Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.

    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.

    “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.

    “Kau pandai memanjakanku, Jhony. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

    “Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

    Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.

    “Ooh, ooh, Jhony! Jhony!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..

    “Jhony, nikmat sekali sayang.. Jhony! Ooh.. Jhony!”

    Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

    “Jhony, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

    “Jhony! Hisap Jhony!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

    “Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

    “Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.

    “Jhony.”

    “Hm..”

    “Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.

    “Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”

    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.

    “Jangan menunduk, Jhony. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.

    “Kau memujaku, Jhony?”

    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

    Mbak Lia tersenyum manja sambil mengusap-usap rambutku

  • Beautiful small tit brunette Mandy showing that cute ass and pussy

    Beautiful small tit brunette Mandy showing that cute ass and pussy


    1564 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Seks Aku Di Perkosa Oleh Teman-Temanku

    Cerita Seks Aku Di Perkosa Oleh Teman-Temanku


    1645 views

    Perkenalkan namaku Anggi Nilam Sari panggil saja Anggi umurku msh 19 thn aku duduk di bangku kls 3 SMA dikota Pare-kediri,jawa timur,teman2ku bilang aku ckp seksi dgn ketiak gemuk sprt milik Anis temanku,aku bersekolah di SMPN3 Pare jika kalian ingin bertemu dgn ku ikutilah alamat itu.

    Saat jam istirahat sekolah aku berniat membeli sebuah makanan tp tiba2 aku dipanggil oleh teman2ku yg bernama Bima,Stevi,dan Joki aku dipanggil dan disuruh masuk ke dlm kmr mandi tp aku menolakny
    Joki:”nggi,km masuk aja ke kmr mandi ini.”
    aku:”buat apa?
    Bima:”udah deh masuk aja.”
    tiba2 aku didorong masuk ke kmr mandi yg cukup bsr memang daerah kmr mandi 1 ini cukup sepi.
    Lalu mereka mengikat tangan dan kakiku dgn tali pramuka,mereka membuka semua kancing bajuku dan disingkapkannya rokku lalu mereka melorot cd ku .
    Lalu Bima memasukkan tangannya ke dlm miniset ku dan meremas2 payudaraku yg baru tumbuh.
    Bima:”nggi,payudaramu enak nggi.”
    aku:”ah…ahh…ahh..udah Bim ampun.”
    lalu si Stevi mengusap2 dan meremas2 ketiakku yg gemuk ini aku semakin mengerang.
    Aku:”udah stev ahh…ketiakku geli ahh..payudaraku ahh…sssaakk…iitt.”
    stevi:”tahan nggi ketiakmu baunya wangi skli,km memakai parfum apa nggi?hrs jwb jujur kalo tidak akn ku tampar ketiakmu”
    aku: ahh…rex…on..a stev”
    dan si Joki yg sebelumny diam saja kini dia menjilat2 vagina ku
    setelah sktr 1/2 jam kami tdk mengikuti pelajaran aku terus2an diperlaku sprti boneka.
    Lalu tanpa berlama2 stevi membuatku menungging tubuhku sdh lemas krn orgasme 7x kini posisiku menungging stevi langsung memasukkan penisnya ke vaginaku.
    Stevi:”ahh…nggi memek km seret km msh prawan,ayo jok masukin sklian kontol km ke memek anggi”
    aku:”ahh…jangan…ahhh udah dong ampun ahh sakit”
    lalu tnp berlama2 joki memasukkan penisnya ke vaginaku dan sedangkan Bima memasukkan ke anusku.
    Aku:”ahhh…udah dong temen2 ahh….saakkk..iiittt…ahhh”
    stevi:”ahh…aku kluarin spermaku di memek km syg”
    aku:”ahhh…jgn nanti aku hamil”
    dan “crot..crot..crot” banyak skli sperma stevi kluar di dlm memekku begitu pula dgn joki sdgkn Bima memuncratkan spermanya di anusku lalu aku juga terbujur lemas sm dgn mereka tp mereka langsung memakai baju mereka kembali dan mengusap air mataku lalu mereka memberiku uang 60.000 dan mereka membuka ikatan tali itu lalu stevi berkata
    stevi:”jgn bilang siapa pun awas smp ada yg tau selain kita ber4″ lalu meninggalkanku begitu saja dan menutup pintu kmr mandi yg mereka buat memperkosaku.
    Aku msh merasakan skt di bagian vagina dan anusku ketiakku kini memerah krn sempat di pukul2 oleh mereka.
    Aku langsung memakai cdku dan masuk ke kelas tp sperma mereka ber3 tiba2 kluar dr vagina dan anusku kontan aku langsung membasuhnya bersih.
    Aku memang tdk 1 kls dgn mereka ber3 aku knl mereka karna kami 1 SD dulu dan 1 kelas.
    Aku kembali ke kelas yg banyak teman2ku mumpung tdk ada gurunya aku langsung masuk.
    Dan berlagak tdk terjadi apa2.
  • Majalah Dewasa Edisi Donna Lazarescu

    Majalah Dewasa Edisi Donna Lazarescu


    1316 views

    Duniabola99.org– Donna Lazarescu

    Bagi Donna Lazarescu lingerie hanya dapat dikenakan di depan orang yang spesial, sementara bikini dapat dikenakan dimana saja untuk memperlihatkan payudaranya yang natural. Kepercayaan dirinya semakin tampak jelas ketika ia lebih memilih camsex daripada sexting. “Dengan camsex mereka dapat melihat betapa seksinya aku.”

  • Pengen Ngerasain Gituan

    Pengen Ngerasain Gituan


    1663 views

    Duniabola99.org – Kisahku ini terjadi kira kira 1 tahun yang lalu diman saat itu aku sedang ikut membantu dalam persiapan menjelang hari nikahnya, selain itu juga kau bisa mengenal banyak teman dari sahabatku dan ada salah satu wanita yang menyorot perhatianku dia sangat anggun memakai pakain formal dan seksi , telihat belaha pahanya yang memakai gaun.

    Bila dia berjalan pasti kulit mulus pahanya sekilas mengintip, membangkitkan gairah siapapun yg melihatnya, terutama aku sendiri. Wajahnya biasa saja tapi karena kulitnya putih mulus membuat gairahku bangkit, aku berkhayal seandainya aku bisa menyentuh kulit mulusnya itu aku pasti akan melakukan apapun yg diminta.

    Aku berusaha mencari tahu siapa gerangan wanita itu. Rupanya dia adalah adik mamanya, umurnya kutaksir sekitar 30 thn-an dan dia telah mempunyai putra 2 orang. Suaminya tidak bisa hadir karena sedang mengurus bisnisnya di luar kota.

    Aku sering meliriknya terutama saat dia berjalan, putih pahanya menyilaukan mataku dan membangkitkan gairahku. Rupanya diam2 dia mengetahui kalau aku sering mencuri2 pandang terhadapnya. Suatu saat aku terpergok dirinya saat aku sedang melirik ke belahan dadanya yg sedikit telihat dari luar gaunnya, sontan aku sangat malu dan takut seandainya dia marah lalu mengadukan perbuatanku itu pada keluarga sahabatku itu, duuh malunya aku seandainya dia lakukan itu.

    Tetapi rupanya dia tidak marah, malah justru tersenyum saat dia mengetahui aku sedang mencuri pandang ke arah bagian tubuhnya. Bukan main senangnya hatiku saat mengetahui dia tidak marah karena kenakalan mataku, mudah2an ini pertanda baik bagiku, batinku berkata.

    ku mencari cara agar aku bisa berdekatan lalu berkenalan dengannya, tapi karena keadaan yg serba sibuk saat itu membuatku tidak mempunyai kesempatan untuk mendekatinya.

    Akhirnya kesempatan itu tiba saat aku diminta tolong oleh mamanya sahabatku untuk mengambilkan pesanan kue di toko langganan mamanya, dan yg membuat hatiku bersorak adalah kala mamanya menyuruh adiknya untuk mengantarku ke toko kue itu. Dengan menggunakan mobilnya kami berangkat hanya berdua, wah kesempatan emas nih, sorak batinku dalam hati.

    Dalam mobil aku ingin memulai pembicaraan dan berkenalan dengannya tapi entah mengapa bibirku terasa kelu, aku jadi serba salah karena selama di mobil pahanya yg putih bersih tersingkap sebagian karena bentuk belahan gaun dan posisi duduknya yg seakan2 sengaja membiarkan pahanya terbuka.

    Sesekali aku melirik ke arah pahanya dan tanpa terasa adikku perlahan mulai bangkit, ini membuatku jadi salah tingkah. Dia rupanya diam2 juga memperhatikan tingkah lakuku dan semakin menggoda diriku dengan gerakan kakinya yg membuat belahan gaunnya semakin lebar terbuka, membuat pahanya semakin kian terlihat olehku.

    “Hayo, tadi liatin apa waktu di rumah?” ucapnya memecahkan keheningan. Aku yg mendapat pertanyaan itu sontan memerah, aku tersipu tapi pura2 tidak mengerti apa maksud pertanyaanya itu.
    “Kamu nggak usah bohong deh ama mbak, mbak tau kok tadi kamu ngelirik ke arah mbak terus, emang ada yg aneh ya..?” pancingnya kepadaku.

    “Emm, nggak kok mbak, eh gimana ya mbak, aduh aku jadi nggak enak kalau mau terus terang ama mbak, takut mbak marah nanti” jawabku kikuk karena aku takut dia marah bila dia tau aku bernafsu oleh tubuhnya yg indah itu.

    Dengan tertawa kecil dia mendesakku untuk mengatakannya, akhirnya dengan sedikit malu2 aku berterus terang bahwa aku suka melihat pahanya yg putih mulus itu. Selesai berkata begitu aku menjadi tambah gugup karena aku takut dia akan marah mendengar penjelasanku tadi. Tetapi dia hanya tertawa lalu tanpa kuduga sama sekali dia lalu berkata

    “Emang kamu belum pernah megang paha cewek, kalau kamu mau megang pahaku pegang aja tapinggak boleh ngelantur megangnya ya..” katanya sambil tersenyum padaku.

    “Bener nih mbak, mbak nggak marah..” jawabku memastikan ucapannya.

    Dia tidak menjawab tapi tangannya langsung bergerak meraih tanganku lalu meletakkannyadi pahanya. Aku yg mendapat perlakuan seperti itu sontan menjadi lebih berani, kubelai pahanya dan kurasakan kulit mulusnya yg hangat menyentuh telapak tanganku.

    Kubelai2 pahanya dan sesekali kuremas gemas, lalu perlahan tanganku menelusup ke balik gaunnya merayap naik ke arah selangkangannya. Saat ujung jariku menyentuh kain penutup bagian paling sensitifnya, kudengar lenguhan tertahannya.

    Aku semakin bersemangat, perlahan kutelusupkan jariku ke pinggiran kain berendanya lalu mulai mulai memasuki celana dalamnya. Aku dapat merasakan bulu2 halus di sekitar vaginanya, tonjolan yg ada di dalam celana dalamnya kurasakan semakin keras mengacung.

    Aku menjadi semakin lupa diri, tapi saat jariku mulai menyentuh bibir vaginanya yg telah membasah, dia menahan tanganku lalu memberi isyarat keluar. Rupanya kami telah tiba di tujuan. Setelah merapikan gaunnya yg sedikit berantakan karena kenakalan tanganku tadi, kami beranjak keluar dari mobil lalu menuju ke toko kue langganan mama temanku dan mengambil kue pesanannya.

    Dalam perjalanan pulang kembali ke rumah temanku aku ingin mengulang kembali usahaku tadi yg sempat terhenti, tetapi dengan halus dia menolakku dan mengatakan nanti saja lain hari dia akan mengajakku ke rumahnya guna menuntaskan hasrat kami yg sempat tertunda hari ini.

    Aku sangat senang mendengar ucapannya, lalu kucium pipinya dengan penuh gairah. Dia hanya tertawa kecil mendapat perlakuanku itu. Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya tapi tanganku sesekali mengelus paha mulusnya dan tangannya sempat beberapa kali meremas kejantananku seakan tak sabar ingin menikmatinya.

    Namanya Santi, dia mengaku sering merasa kesepian karena suaminya jarang berada di rumah, suaminya adalah seorang pebisnis sukses yg mempunyai beberapa anak perusahaan sehingga dia lebih sering berada di luar rumah mengurus bisnisnya ketimbang istrinya yg seksi ini. Lalu kita saling bertukar nomer telepon dan dia berjanji akan menghubungiku nanti bila saatnya tepat.

    Setelah kejadian itu aku selalu teringat akan dirinya dan berharap dia akan mengajakku main ke rumahnya lalu bercinta dengannya, aku tidak berani menghubunginya karena aku takut bila ada suaminya di rumahnya aku takut rencanaku bisa berantakan bila ketauan dengannya.

    Akhirnya Sinta menghubungiku, saat itu aku baru mandi pagi dan sedang bersiap akan keluar mencari pekerjaan karena saat itu aku masih pengangguran. Dia mengundangku untuk ke rumahnya, dia bilang anak2nya sedang sekolah dan pembantunya sedang pulang ke kampungnya kemarin menengok anaknya yg sakit. Saat ini dia sedang sendirian di rumah dan mengajakku memanfaatkan waktu yg ada bersama. Bukan main senangnya hatiku, dengan bergegas aku berpamitan pada orang tuaku, kukatakan aku akan pergi melamar kerja seperti biasanya.

    Singkat cerita sampailah aku di alamat rumah yg diberikannya, dia tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Kulirik sesaat jam tanganku, jam 9 kurang, berarti ada waktu beberapa jam sebelum putra2nya pulang dari sekolah, pikirku.

    Kupencet bel rumahnya, lalu tak lama kemudian dari rumah itu terdengar sebuah suara yg kukenal tapi sosoknya tidak keluar rumah, yg menyuruhku untuk langsung masuk dan mengunci kembali pagar depan rumahnya.

    Setelah mengunci pagar aku langsung bergegas masuk ke rumahnya. Saat aku telah berdiri di hadapannya barulah kusadari ternyata dia hanya memakai gaun tidur yang sangat merangsang. Warnanya hitam dan ukurannya sangat pendek hingga sebagian pahanya dapat terlihat jelas olehku, dan yg paling membuatku bernafsu adalah ternyata dia tidak mengenakan apa2 lagi di balik gaunnya itu.

    Itulah sebabnya dia tadi tidak membukakan pagar rumahnya dan hanya berteriak menyuruhku masuk, rupanya dia telah merencanakan semua ini, batinku berkata.

    Lalu tanpa dikomando kami bergerak saling rangkul dan bibirnya adalah sasaran pertamaku. Kami berciuman dengan sangat panas, lidah kami saling berbelit di dalam rongga mulut kami. Tangannya erat merangkul pinggangku, tangan kananku mengelus punggungnya dan tangan kiriku meremas bokongnya gemas.

    Sekitar lima menit-an kami bercumbu dengan posisi itu sampai dia melepaskan pagutannya pada bibirku lalu menyeretku menuju kamarnya yg terletak di tengah. Setelah menutup dan mengunci pintu kamar dengan nafas memburu dia lalu mulai mempreteli bajuku satu persatu sampai tak tersisa, akupun tak mau kalah kulepaskan gaun tidurnya sampai kami sama2 polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.

    “Wow gede banget kontolmu Lingga, mbak pengen banget ngerasain kontolmu ini..” katanya sambil meraih kontolku dan dengan cepat dikulumnya. Aku hanya mendesah lirih saat bibir dan lidahnya bermain di kejantananku, kadang aku meringis nikmat saat lidahnya dengan lincah menggelitik ujung kontolku, membuat kejantananku semakin keras menegang.

    Kepalanya bergerak liar maju mundur kadang berputar di kejantananku, menimbulkan sensasi nikmat yg sukar kuungkapkan dengan kata2. Sekitar 15 menit dia mengulum kontolku, lalu dia berdiri dan mengulum bibirku, kemudian dia beranjak ke ranjang, duduk di tepian ranjang sambil membuka kakinya lebar2. Aku mengerti keinginannya lalu aku berjongkok di depannya, kupandangi sejenak vaginanya sambil jariku meraba klitorisnya yg kulihat telah berdiri mengacung.

    “Ayo sayang, jangan diliatin aja dong..cepet jilatin punya mbak, aku udah nggak tahan nih..” rintihnya memohon padaku untuk memulai aksiku sambil tangannya meraih kepalaku lalu didekatkan ke arah vaginanya. Dengan gerakan cepat dan tiba2 aku langsung menerkam klitorisnya dengan kedua bibirku lalu menguncinya erat. Lenguhannya keras terdengar saat aku lakukan itu.

    “Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..eugh” ucapannya terputus saat lidahku dengan gerakan cepat menyapu klitorisnya, kadang kutekan kepalaku ke arah vaginanya dan kutempelkan lidahku pada vaginanya rapat, lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berputar dengan posisi lidahku masih erat menempel di klitorisnya.

    Lenguhan dan erangannya semakin keras tersengar memenuhi seluruh ruang, nafasku dan nafasnya sudah sama2 memburu. Vaginanya semakin basah, cairan dari dalam vaginanya bercampur dengan air ludahku membuat vaginanya berkilat tertimpa cahaya lampu.

    “Udah sayang..masukkan kontolmu, aku udah nggak tahan, aku mau..ughh..” rintihnya sambil tangannya menarik tubuhku naik, berharap aku segera memasuki tubuhnya. Tapi aku sengaja bertahan, aku ingin dia merasakan orgasme pertamanya dari permainan lidah dan bibirku.

    Kugencarkan seranganku pada vaginanya sampai kurasakan tiba2 tubuhnya menegang kaku, kedua pahanya erat menjepit kepalaku dan tangannya kuat meremas sprei. Diiringi jerit nikmat tubuhnya lalu menyentak liar tak terkendali, pinggulnya terangkat sejenak lalu tubuhnya lunglai, kedua kakinya lemah terbujur ke lantai. Matanya rapat terpejam dan bibirnya setengah terbuka menggumamkan erangan lirih. Aah rupanya dia telah mendapat orgasme pertamanya, pikirku senang.

    Aku bergerak berdiri lalu kuangkat seluruh tubuhnya yg telah lunglai ke atas pembaringan, kemudian aku berbaring disisinya. Kupandangi wajahnya yg penuh keringat, kuseka keringat yg menetes di wajahnya lalu kukecup dahinya lembut. Mendapat perlakuanku itu matanya terbuka lalu bibirnya tersenyum, sambil mencubitku gemas dia memelukku erat.

    “Kamu nakal ya, kamu bikin mbak keluar bukan pake kontolmu gede itu tapi malah pake bibirmu yg memble itu..” cibirnya seraya mencubit gemas pipiku.

    “Tapi rasanya sama enak kan mbak” sahutku sambil meremas lembut dadanya.

    Dia mencubit pipiku lagi lalu berkata, “Ternyata kamu pinter juga ya, hayoo ketauan kamu sering begituan ama cewek yaa..” selidiknya sambil memasang muka masam.

    “Aah nggak kok mbak, aku cuma sering nonton film BF, jadi aku tau gimana cara muasin cewek” balasku menangkis tudingannya.

    “Udah nggak apa2 kok, mbak malah senang kamu udah pinter, kan mbak nggak perlu ngajarin kamu lagi kan, naah sekarang mbak mau ngerasain kontolmu itu sayang..” sahutnya sambil tangannya meremas kontolku yg masih tegang dengan gemas.

    Mendengar ucapannya itu aku langsung mencium dadanya, kuciumi kedua payudaranya dengan lembut tapi puting susunya sengaja aku tidak lumat, hanya aku sentuh dan gesek dengan bibirku sambil sesekali kugesekkan ujung hidungku pada puting susunya yg mulai mengeras.

    Dia hanya merintih geli saat kulakukan itu, lalu dengan gerakan cepat dan tiba2 aku menerkam puting susunya yg sebelah kiri dengan bibirku. Kugigit lembut putingnya dengan bibirku lalu kubuat gerakan memelintir puting susunya, tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu.

    Tangannya meremas rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas pertanda birahinya mulai beranjak naik lagi. Tanganku bergerak meremas dadanya yg sebelah kanan, lalu kupelintir puting susunya dengan dua jariku, perlahan kurasakan kedua puting susunya makin mengeras.

    Tangannya makin kuat meremas kontolku dan kurasakan sedikit sakit saat jarinya meremas kontolku dengan agak kuat, kugeser pantatku sedikit agar remasannya pada kontolku bisa sedikit berkurang.

    Puas bermain di dadanya, kugeser tanganku perlahan menuruni tubuhnya, kuraba perutnya yg masih rata tanpa lemak walau sudah pernah melahirkan lalu semakin turun ke bawah ke arah vaginanya. Kakinya semakin dilebarkan saat jemariku sampai di daerah paling sensitif di tubuhnya.

    Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas klitorisnya dan jari tengahku menyentuh permukaan bibir vaginanya yg telah mulai membasah lagi. Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhisap kuat2 puting susunya, perlakuanku itu membuatnya makin tidak mampu menahan diri. Tiba2 dia mendorong tubuhku lalu dengan cepat dia menaiki tubuhku.

    “Kamu nakal..awas ya sekarang giliran kamu kubikin lemes..” ucapnya sambil memegang kontolku lalu diarahkannya ke arah vaginanya yg telah merekah basah. Setelah dirasa pas lalu dia menekan pinggulnya perlahan, erangan nikmat keluar dari mulut kami bersamaan saat kulit kelamin kami mulai bersentuhan, nikmat sekali. Karena vaginanya telah sangat basah maka dengan mudah seluruh kontolku dapat masuk ke dalam vaginanya, lalu pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat. Kuimbangi gerakan naik turunnya dengan arah berlawanan, jadi penetrasi yg terjadi semakin dalam dirasakannya.

    Baca Juga : Sabtu Yang Melelahkan

    Kontolku terasa dijepit oleh vaginanya, aku tidak menyangka walaupun dia pernah melahirkan sampai 2 kali ternyata vaginanya masih sangat nikmat, mampu menjepit dan memberikan gesekan nikmat pada kontolku.

    Suara berkecipak akibat kelamin kami yg beradu ditambah suara rintihan dan erangan nikmat dari mulut kami membuat suasana kamar menjadi semakin erotis. Kuremas kedua payudaranya yg bergelantungan di atas tubuhku, kupilin puting susunya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak mampu menahan diri.

    Beberapa menit kami melakukan ini, aku berusaha bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu, karena aku ingin memberinya kepuasan ganda hari itu. Akhirnya puncak kenikmatan itu mulai dirasakannya, rintihan nikmatnya makin kuat terdengar.

    “Uugh sayang, aku mau keluar lagi..eempf..” rintihnya, tangannya kuat mencengkeram dadaku dan kurasakan kukunya mencakar kulit dadaku. Dibarengi teriakan nikmatnya lalu tubuhnya menegang kaku sesaat, kedua matanya rapat terpejam dan mulutnya terbuka menggumamkan jerit kenikmatan.

    Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yg semakin kuat membuncah di kontolku seakan ingin meledak.

    “Aah mbak..Santii..aku juga..aahh..” ucapku tersendat saat air maniku tak mampu lagi kubendung menyemprot kuat di dalam vaginanya. Mendapat semprotan air maniku yg kuat di dalam vaginanya membuat dirinya orgasme untuk ketigakalinya.

    Saat orgasmenya yg ketiga dia melumat bibirku dengan buas, teriakan nikmatnya tertahan di dalam mulutku bercampur dengan erangan nikmatku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa orgasme yg kami rasakan, kontolku masih tertancap kuat di dalam vaginanya.

    Bibirku dan bibirnya saling melumat, dengan mata terpejam kami menikmati sensasi nikmat ini. Setelah rasa nikmat itu mulai mereda, tubuhnya bergulir lunglai ke sisiku. Kami memandangi langit2.

  • Professional Chest painter

    Professional Chest painter


    1784 views

  • Majalah Dewasa Edisi-Pang Ornjira Lamwilai

    Majalah Dewasa Edisi-Pang Ornjira Lamwilai


    1389 views

    Duniabola99.org–Tepung

  • Majalah Dewasa Edisi-Duarn Prudsapa Udomsirikul

    Majalah Dewasa Edisi-Duarn Prudsapa Udomsirikul


    1300 views

    Duniabola99.org–Bulan dari bulan Udomsirikul.

    Duarn Prudsapa Udomsirikul

    Maxim tidak direkomendasikan untuknya bulan ini. “Mei – Mei Udom Sirikul” untuk membuat bulan Mei Anda panas sepanjang bulan. Dan ini lebih kuat dari ini. Jika Anda pindah ke halaman berikutnya !!

  • Majalah Dewasa Edisi-Due Arisara Thongborisut

    Majalah Dewasa Edisi-Due Arisara Thongborisut


    1775 views

    Duniabola99.org–Rusa Vera Gold Murni

    Due Arisara Thongborisut

    Ini adalah gadis pertama yang debut di majalah MAXIM Januari lalu. Tentu saja, gadis ini pernah bekerja dengan MAXIM sebelumnya. Dan kembalinya dia, tentu saja, pasti dia pasti tertarik pada kita.

  • Pretty babe Lizzy taking off her lingerie and spreading her legs

    Pretty babe Lizzy taking off her lingerie and spreading her legs


    1505 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Sexy teen Tiffany Watson in hot black thong gets round ass jizzed on her knees

    Sexy teen Tiffany Watson in hot black thong gets round ass jizzed on her knees


    1457 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Hot lesbian women in jeans showing sexy butt, ass licking & eating pussy

    Hot lesbian women in jeans showing sexy butt, ass licking & eating pussy


    1581 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Thai girl Jiji offering up phat ass for doggystyle fucking on bed

    Thai girl Jiji offering up phat ass for doggystyle fucking on bed


    1524 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Hot wife Sophia Leone provides some ball licking before he fucks her hard

    Hot wife Sophia Leone provides some ball licking before he fucks her hard


    1664 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Bos & Office boy fucking in the office

    Bos & Office boy fucking in the office


    2086 views

  • Rabbit Doll Fucking

    Rabbit Doll Fucking


    1648 views

  • The sexy girl is passionate

    The sexy girl is passionate


    1658 views