• Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Muda

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Muda


    28 views

    Cersex StwNarasi Seks Terkini Pengalaman Sex yang Mengagumkan – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Kajadian yang Tidak Terlewatkan Bersama Tante. Namaku Bastian, saya ialah seorang ABG yang berumur 17 tahun. Saya memiliki tinggi tubuh sekitaran 170 cm, berat tubuh 58 kg, cukup ideallah bentuk badanku. Di sini saya akan share narasi seks yang hot pengalaman dari saya dengan seorang wanita. Dapat disebut pengalaman Sexs-ku ini jarang dirasakan oleh seseorang, dan saya percaya beberapa pembaca-pun menjelaskan semacam itu sesudah membaca narasi sexsku ini.

    Tian nama lainku, selainnya berperawakan badan bagus, saya mempunyai muka yang sedikit tampan, hhe. Saya anggap cukup pembukaan ceritanya, saat ini ke arah pada narasi seks cabul individu Mas Bastian yang paling Tampan. Di suatu hari faksi sekolahku melangsungkan Studi Tur dalam suatu pantai di wilayah Jawa barat (jawa barat). Kami semua sampai di lokasi sekitaran jam 03.00 pagi hari.

    narasi seks, narasi seks dewasa, narasi seks terkini, narasi seks terkini 2024, narasi seks tiduri cewek tidak sadarkan diri
    Narasi Dewasa 2024 Karena kami sampai di lokasi rekreasi pada Jam 03.00 pagi hari, rekan satu sekolahku dan semua guru-pun capek dan secara langsung tidur di pemondokan yang pernah telah dibooking. Namul hal tersebut tidak berasa olehku, karena saat perjalanan ke tempat wisata saya sebelumnya sempat tidur. Oleh karena itu sesampianya disitu aku juga dapat tertidur 1 jam selanjutnya persisnya pada jam 05.00 pagi hari.
    Tidak berasa waktupun berakhir, sampai pada akhirannya saya terjaga sekitaran Jam 08.45 pagi. Tetapi saat saya terjaga saya merasa kebingungan, karena di saat itu beberapa teman sekamarku tidak berada di kamar. Wah kelihatannya saya ketinggal dech ini, ucapku. Waktu itu aku-pun selekasnya keluar kamar dan menyaksikan bis tidak ada, hal tersebut mengisyaratkan jika mereka telah pergi ketempat rekreasi.

    Sebab menganggap kurang percaya aku-pun sebelumnya sempat bertanya ke staf hotel, sesudah menanyakan rupanya betul kelompok sekolahku sudah pergi ke lokasi rekreasi. Sekitaran jam 07.00 pagi mereka telah pergi. Waktu itu merasa benar-benar kecewa akan hal tersebut. Saya kecewa sekali tidak dapat turut dan yang paling membuat saya kesal ialah, kenapa rekan sekamarku tidak menggugah saya. Betul-betul kelewatan mereka.

    Untuk hilangkan rasa kesalku, aku juga keluar langsung dan bejalan-jalan di pantai. Kebenaran sekali hotel tempat kami bermalam bersisihan dengan pantai. Sesampai di pantai, saya merasa aneh waktu itu, karena pantai ini situasi-nya benar-benar sepi, bahkan juga tidak ada seorangpun terkecuali saya. Lantas saya berpikir, mungkin pantai ini sepi karena pantai ini bukan tempat rekreasi.

    Waktu itu kelihatan banyak sampah dan tanaman bakau yang cukup lebat di pinggir pantai ini. Mungkin hal tersebut yang mengakibatkan orang tidak sukai bertandang di pantai ini. Dengan bertelanjang kaki waktu itu mulai mencari pantai, seringkali sepanjang pantai saya banyak temukan beragam tipe sampah. Tanpa saya sangka ditengah-tengah perjalanku dikejutkan ada sosok orang yang tergeletak di pinggir pantai.

    Karena saya ingin tahu, karena itu aku-pun selekasnya mendatanginya, dan selekasnya mengetepikanya di bawah pohon pinggir pantai yang cukup teduh. Sesudah kuperhatikan dengan cermat, rupanya ia ialah seorang gadis yang umurnya seumuran denganku. Waktu itu saya coba mengecek renyut nadinya, rupanya sesudah saya check renyut nadinya tetap berdenyut dan badannya-pun masih hangat.

    Karena ia masih hidup aku-pun memperhatikan kembali gadis tersebut. Benar-benar sebuah rezeki saya dapat temukan gadis yang berparas elok, berkulit putih, memiliki tubuh sintal dan memiliki rambut panjang. Di saat itu Gadis itu menggunakan cuma kenakan pakaian renang yang cukup cantik dan mahal kelihatannya. Dalam sunyi saya merasa kebingungan karena pikirkan darimanakah hadirnya gadis ini.

    Waktu itu saya coba mengecek memeriksa sekujur badannya, bermaksud siapa yang tahu ada jati diri yang tersisip di pakaian renangnya. Tetapi saat saya aku mengecek badannya, spontan tebersit gagasan ngeres di otakku. Waktu itu kadang-kadang saya sentuh buah dada-nya yang cukup kenyal dan besar untuk gadis seumurannya. Waktu itu saya memerhatikan tempat kewanitaan-nya yang terlihat menyembul cantik.

    Karena saya lelaki normal, waktu itu tidak berasa kejantananku telah ereksi luar biasa, dan saat itu juga timbullah niat jelek untuk meniduri gadis tersebut. Karena waktu itu cuma ada saya dan gadis tidak sadarkan diri yang saya dapatkan barusan, tanpa percuma niat cabulku-pun kulancarkan. Mulai saya menanggalkan celana renangnya yang tutupi badan dan kewanitaan-nya yang menyembul cantik.

    Stelah lepas, karena itu kelihatanlah kewanitaan dengan bulu kewanitaan yang terurus di depanku. Tanpa berpikir panjang aku juga mulai sentuh bibir kewanitaan-nya, sehubungan saya sang otong (penis) tidak tahan kembali, karena itu aku-pun segera melepaskan celana pendek, celana dalamku. Sambil melihati cantiknya badan gadis itu, kejantanankukupun saya gesek-gesekkan pada kewanitaan gadis tersebut.

    ” Beuhhh, sangat nikmat rupanya rasanya… ”

    Sambil tetap menggesek-gesekan kejantananku pada kewanitaann gadis itu, tidak lupa tanganku raih buah dada-nya yang kenyal lantas saya remas-remas dengan penuh nafsu. Kadang-kadang saya mainkan puting susu-nya yang warna kemerah-merahan tersebut. sambil tangan kiriku menggenggam buah dada-nya, tangan kanan-kupun saat ini bergerak ke arah lubang senggamanya. Waktu itu saya coba menusuk-nusukkan jariku di dalam lubang senggama yang sempit tersebut.

    Secara perlahan-lahan saya menusukan jariku di dalam lubang senggama gadis itu, sesudah sesaat pada akhirannya jariku sukses masuk ke lubang senggama-nya.
    Tidak kusangka rupanya ia masih Virgin, dan keluarlah sebercak darah yang mengucur dari lubang senggamanya. Waktu itu saya sebelumnya sempat kaget karena mendadak gadis itu bergerak, mungkin ia rasakan sakit saat jariku tembus selaput daranya.

    Saat itu juga aku-pun langsung hentikan perlakuanku, karena saya takut ia sadar diri dan akan berteriak bila menyaksikan saya melakukan hal cabul saat ia tersadarkan. Sesudah sesaat saya stop, rupanya ia tetap tidak sadar diri. Waktu itu saya sempat menanti sekitaran 10 menit untuk pastikan bila ia betul-betul tetap tidak sadar diri.

    Lantas sesudah betul-betul percaya ia masih tidak sadarkan diri, aku-pun meneruskan lagi main di tempat kewanitaan-nya dengan jariku. Kemudian aku-pun coba bermain-main dengan style lain, saat itu saya dekatkan mukaku di depan bibir kewanitaan-nya gadis tersebut. Kusaksikan bibir kewanitaan-nya berlumur sedikit bintik darah karena sikatan jariku yang tembus selaput daranya barusan.

    Karena saya telah telanjur gairah dan khilaf akupn tidak peduli secara bintik darah itu, dan aku-pun langsung menyantap kewanitaan gadis itu sambil ke-2 tanganku buka lebar dinding bibir kewanitaan-nya. Sesudah sesaat saya menciumi kewanitaan-nya, saya mulai lidahku menjulurkan lidahku untuk mainkan clitoris-nya. Tetap dengan kondisi tidak sadarkan diri, saya dengar napas gadis itu mengincar.

    Saat itu juga itu embusan napasnya jadi lebih cepat dan tidak teratur. Saat napasnya semakin tidak teratur, mendadak dari lubang itu keluar cairan putih bening yang hangat membasahi lidahku. Benar-benar luar biasa sekali gadis itu, pada kondisi yang tidak sadar diri ia dapat orgasme, hha… oke.

    Sehubungan gadis itu telah orgasmen dan tetap tidak sadar diri, aku-pun langsung menyiapkan kejantananku yang telah capai ukuran optimal itu, untuk memcoba masuk lubang senggama-nya. Saya segera coba masukkan kejantananku ke kewanitaan itu dengan menggesek-gesekan kejantananku lebih dulu, tetapi saat saya akan memasukkan kejantananku ke lubang senggama-nya rupanya lubang senggama-nya masih sempit.

    Waktu itu sangat terasa susah sekali memasukkan kejantananku di dalam Vagina Gadis itu, sampai-samapi kejantananku yang telah ereksi optimal tidak kuat untuk tembus kewanitaan gadis tersebut. Huffttt, sunguh sulit tembus memek perawan. Tetapi saya tidak berserah demikian saja, secara perlahan-lahan saya terus coba menusukan kejantananku. Sesudah kerja keras pada akhirnya,

    ” Zlebbbbbbbbbb “,

    Terbenamlah semua kejantananku di dalam vagina tersebut. Sesudah sukses masuk ke lubang kewanitaan itu, kurasakan seolah kejantananku seperti dipijat oleh dinding Vagina gadis itu,

    ” Ouhhhhhhhhh…. Enaknya surga dunia ini… “, ucapku senang.

    Sesudah tenggelam semuanya kurasakan hangatnya lubang kewanitaan membuat kejantananku makin keras saja. Lantas saya segera mengusung pinggul gadis itu sejajar dengan kejantananku. Dengan perlahan-lahan saya pergerakan kejantananku masuk keluar dari lubang senggamanya,

    Itil V3
    ” Eughhhhh… Nikmat sekali… Sssss… Aghhhhh… “, desahku merasa nikmat.

    Sesudah sekitaran 15 saya memacu kewanitaan gadis itu dengan tempo perlahan, sekarang saya percepat pacuanku dengan liar dan penuh gairah,

    ” Ouhhh… Sssss… Aghhh… Plak… Plak… Plak… “, desahku bersatu suara hentakan kulit kami yang melekat saat saya menggoyahkan pinggulku.

    Selang beberapa saat kurasakan ada suatu hal yang mendesak pada pembulu darah pada kejantananku, dan,

    ” Aghhhhh… Crotttt… Crotttt… Crotttt… “,

    Pada akhirannya tersemburkanlah semua spermaku dalam lubang senggama gadis itu, saya merasa nikmat dan melayang. Benar-benar hebat orgasme yang kurasakan waktu itu. saat itu juga itu aku-un langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Sesaat saya membaringkan badanku dari sisi gadis tersebut. Saya barbaring sekalian melihat ke atas dan kadang-kadang saya melihat muka gadis itu yang lelap dengan mukanya yang polos. Dan kadang-kadang saya menggenggam buah dada-nya yang memikat.

    Tidak berasa haripun telah sore, waktu itu saya terus mainkan badannya karena saya tidak ingin melewati kesempatan kali ini. Sesaat saya berpikiran untuk temani ia sampai sadar. Tetapi terkadang saya merasa takut akan apa yang sudah saya kerjakan barusan. Tetapi sesudah berpikiran seringkali, pada akhirnya saya memilih untuk temani gadis itu sampai siuman.

    Didampingi api unggun dan debur ombak, sekalian bertumpu di pohon saya merengkuh gadis itu dari belakang. Dan walau bagaimanapun pikiran kotorku tidak pernah lenyap. Sekalian saya merengkuhnya, berusaha untuk menghangatkannya, tanganku tidak berhenti-hentinya memegang buah dada-nya yang saat itu ia masih telanjang karena saya tak ingat untuk menggunakankan baju renangnya.

    Di saat itu saya menyaksikan arlojiku memberikan pas jam 19.00 malam. Sesaat selanjutnya pada akhirnya gadis itu juga siuman, ia kaget saat ia menyaksikan saya disebelahnya dan sadar jika dianya sudah telanjang bundar,

    ” Hah… Kamu siapa, mengapa kamu di sini dan kenapa saya telanjang ??? kamu lakukan apa padaku ?? “, katanya terkejut bersatu amarah.

    ” Sudah-sudah tenang dahulu, tolong diam sesaat dandengarkan saya !!! tenanglah, saya akan menerangkan semua padamu “, ucapku dengan rileksnya.

    Selanjutnya aku juga menerangkan semua, mulai dari saya temukan ia sampai ia siuman. Dengar ceritaku ia sebelumnya sempat teteskan air mata. Sama air mata bercucur, ia bercerita semua ke saya. Dari ceritanya saya ketahui rupanya ia ialah putri dari hartawan dari kota B dan tidak lupa kamipun kenalan. Gadis itu rupanya namanya Dila.

    Waktu itu ia menjelaskan kepadaku kenapa ia tidak sadar diri, rupanya ia terbawa ombak saat ia sedang berenang di pantai sampai tidak sadar diri. Selanjutnya kamipun mulai dekat dan Dila-pun berbicara,

    ” Tian, kamu dapat tolongin saya nggak… “, ucap-nya.

    ” Apa pasti akau kerjakan Dil “, jawabku.

    ” Terima kasih awalnya ya Tian, saya kedinginan sekali nih tian, dan saya tidak membawa baju, cuma pakaian renang ini yang saya membawa “, katanya memelas kepadaku.

    ” Yasudah sini saya dekap kamu agar kamu hangat “, ucapku tawarkan kehangatan.

    Selanjutnya ia mulai merapat dan dan saya mulai merengkuh nya dalam dekapanku,

    ” Dil, jika kamu hanya ini saja, kamu tentu akan kedinginan “, ucapku sarat dengan pikiran cabul kembali.

    ” Lantas saya harus bagaimana Tian agar saya tidak kedinginan ? “, tanyanya padaku polos.

    ” Supaya kamu tidak kedinginan kamu harus menggerakkan badan kamu “, ucapku.

    Lantas Dila-pun mulai menggerakkan badannya, kadang-kadang ia melonjak lompat supaya ia merasa hangat. Tetapi hal tersebut sia-sia saja, karena selainnya ia sudah lama tergenang air laut, dan situasi dipantai dingin sekali karena angin diapun berbicara padaku,

    ” Tian… Mengapa saya tetap dingin ya “, katanya padaku.

    Lantas saya memberanika diri untuk tawarkan hal-hal lain padanya,

    ” Masih dingin ya Dil, Eummmm… bagaimana yah… Eeeeee… gmana jika kita itu aja… Eummmm… ML tujuanky “, ucapku cukup sangsi.

    ” Hah, Apa ?!!! “, katanya terkejut.

    ” Bagaimana Dil kamu ingin tidak, saya percaya jika kita ML tentu badan kamu kelak berasa hangat? “, ucapku penuh trick dan pikiran cabul.

    ” Eummm… giman ya Tian… saya takut jika begituan… tapi… “, katanya kebingungan.

    ” Sudah tidak sudah takut, kita coba kerjakan saja… “, kataku sekalian merengkuh dan menciumnya secara halus.

    Sesaat kamu berciuman dengan badan tanpa baju. Kadang-kadang tanpa tersengaja kejantananku yang berdiri menyentuh-nyentuh perutnya. Sesudah beberapa saat kami berciuman, saya segera menarik mulutku dari mulutnya. Saya segera memerintahnya untuk mengulum kejantananku yang dari barusan Ereksi,

    ” Saat ini kamu coba sepongin kontol saya yah !!! “, pintaku.

    Tanpa banyak berbicara ia segera mengikuti semua apa yang saya ucapkan. Ia segera mengulum kejantananku. Pertama ia masih sangsi, tapi sesudah sesaat ia mengulum kejantananku pada akhirnya ia menikmatinya dan napas-nyapun mulai tidak teratur,

    ” Ya gitu… terus Dil… Ssss… bagus sekali… Oughhh… “, desahku.

    Sesudah beberapa saat ia mengulum kejantananku, terasanya saya akan menyembur lahar panasku, tetapi saya tidak ikhlas bila harus orgasme dengan kuluman. Lantas aku-pun keluarkan kejantanku dari dalam mulutnya dan,

    ” Dil, saat ini saya jilatin memek kamu yah !!! “, ucapku.

    Tanpa banyak berbicara Dila-pun selanjutnya ia segera merebah di pasir dan buka selangkangannya lebar-lebar. Selanjutnya saya mengawali dengan menciumi pahanya lantas beralih ke dadanya lantas ke perutnya lantas saya manciumi bibir kewanitaan-nya. Sesudah semua permukaan bibir kewanitaan-nya saya jilati, saya coba buka kewanitaan-nya lebar lebar dan secara langsung mengisap clitoris-nya yang telah mengeras,

    ” Oughhhh… geli sekali tian… Ssss… Aghhhh…. “, katanya geli-geli nikmat.

    Waktu itu saya mainkan clitoris-nya yang tersasa hangat dimulutku. Diapun keluarkan desahan-desahan kecil yang membuatku makin ingin melumat semua kewanitaan-nya. Sesudah sesaat saya melumat kewanitaan-nya itu, saya segera hentikan permainanku itu,

    ” Ihhhh… mengapa stop sich Tian, Kembali enak-enaknya tau… huhhh… “, katanya sedikit sedih.

    ” Sudah jangan cemberut begitu donk, saya akan kasih kamu lebih nikmat… “, ucapku.

    Tanpa banyak berbicara kembali, saya segera raih kejantananku yang telah berdiri kembali. Saya segera arahkan kejantananku mengarah kewanitaan-nya yang telah kelihatan basah sekali. Dan saat saya memasukannya rupanya ini kali lebih gampang dari sebelumnya. Disertai desahan yang sedikit keras, saya berikan kejantananku dalam-dalam,

    ” Aowww… aduh, Sakit Tian… “, katanya kesakitan.

    Lantas dengan perlahan-lahan saya mulai manggenjot pinggulku. Secara perlahan-lahan desahan sakit yang keluar mulut Dila-pun beralih menjadi desahan nikmat,

    ” Sssss… Oughhh… sedap Tian… mari terus… Aghhhh… “, desahnya mulai nikmati jalinan seks kami.

    Ditengah-tengah saya sedang memacu kewanitaan-nya, saya segera memerintahnya untuk bangun,

    ” Dila… kita coba dogy model Yok !!! “, pintaku.

    ” Apa tuch Tian… ? “, katanya polos.

    ” Saat ini kamu nungging seperti anjing kencing yah “, ucapku mengarahkannya.

    ” Oh itu ya Tian, baiklah… “, katanya menggiyakan permintaanku.

    Selanjutnya ia menungging dan saya segera menyongsong kewanitaan-nya dari
    belakang. Lantas aku juga langsung memacu lagi pinggulku ini,

    ” Aghhhhh… Aghhhhh… sedap, Oughhh… Eummmm… “, desah Dila.

    Sesudah nyaris capai pucuk, saya segera percepat pacuanku yang membuat munculnya suara bentrokan pinggulku dengan bokongnya,

    ” Sssss… Aghhh… Plakkk… Plakkk… Plakkk… Oughhhh yeah… “,

    Disertai desahan panjang dari mulut Dila,saya rasakan cairan hangat membasahi kejantananku yang tetap ada dalam lubang senggama Dila. Hal tersebut mengisyaratkan Dila sudah Orgasme. Waktu itu aku-pun semakin mampercepat pacuanku dan selang beberapa saat,

    ” Crottttttttt… Crottttttttt… Crottttttttt… “,

    Pada akhirannya aku juga memuntahkan lagi lahar panasku di dalam didalam lubang senggama-nya Dila. Benar-benar orgasme yang hebat ini kali. Karena orgasmemu ini kali saya kerjakan secara kondisi Dila yang telah sadar diri. Selanjutnya kamipun langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Lantas kamipun barbaring sekalian sama-sama berangkulan.

    Waktu itu kamipun tertidur pulas di pinggir pantai dilihat oleh sinar bulan dan suara ombak. Pagi-pagi sekali kami terjaga dan ia selekasnya menggunakan baju renangnya kembali dan saya segera membawanya pulang ke villanya yang tempatnya rupanya tidak jauh dari hotel tempat saya bermalam.

    Sesampai Di Vila Dila, saat sebelum kami pisah kami sebelumnya sempat bertukaran no. Smartphone. Setelah tiba di hotel, saya menyaksikan kelompok sekolahku sudah kembali lagi ke hotel dan siap-siap untuk pulang. Sesudah kami semua usai beres-beres, selanjutnya kamipun pulang. Sesampai di dalam rumah saya segera menelefon Dila. Waktu itu rupanya ia sedang berada di kotaku.

    Waktu itu kamipun selekasnya tentukan tempat untuk ketemu. Dan yang jelas sesudah kami ketemu, kami melakukan hubunngan seks kembali. Sesudah peristiwa itu kami-pun pada akhirnya pacaran sampai sekarang ini. Untuk jaga supaya jalinan kami tidak rusak karena hamilnya Dila, saya meminta supaya Dila minum pil KB sebelum dan setelah berhubunga Seks.

  • Cerita Sex Ngentot Di WC Kereta Api Sama Ibu Muda

    Cerita Sex Ngentot Di WC Kereta Api Sama Ibu Muda


    13 views

    Nonton BokepNarasi Seks Ngentot di WC Kereta Api Sama Ibu Muda – Saya ialah seorang Mahasiswa disalah satu perguruan tinggi Di Yogyakarta, domisili asli ku dari Surabaya. Sebutlah saja namaku Reno, usia 21 tahun, tinggi tubuh range 178 cm dan berat tubuh 75 kg. Dari perawakanku yang cukup bagus ini, menurut beberapa teman dan beberapa bekasku ini saya termasuk lelaki yang bagus sekali karena memiliki muka ganteng dan tidak mebosankan.

    Disamping itu kata mereka saya memiliki karakter yang Friendly dan ramah. Dari sedikit deskripsi tentangku mungkin beberapa membaca telah bisa memikirkannya. Lanjut kecerita. Di hari minggu awalnya bulan tahun 2016, waktu itu saya sedang menanti kereta exekutif yang hendak saya naiki untuk kembali lagi ke Yogyakarta, karena pada keesokan hari persisnya hari senin saya harus kembali kuliah.

    Sesudah beberapa saat saya menanti kereta, pada akhirannya kereta tiba dan saya selekasnya naik ke kereta. Sekitaran 10 menit kereta stop, selang beberapa saat kereta-pun pergi. Sesudah saya duduk aku-pun selekasnya tidur karena badanku berasa capek karena bergadang sepanjang malam bersama teman dekat-sahabatku. Sesudah sesaat saya tertidur, pada akhirannya kaupun terjaga sebab menganggap kereta sedang stop di salah satunya stasiun.

    Ibu muda, narasi seks ibu muda, narasi seks ngentot di kereta api sama ibu muda, narasi dewasa bercinta di wc kerata api
    Narasi Seks 2024 Saat itu naiklah penumpang pasangan suami istri yang muda dan anak-nya yang tetap kecil, kurang lebih usia 2 tahunlah. Sesaat saya terkesima menyaksikan penumpang itu, karena Ibu muda elok tetapi suaminya biasa saja, dalam hati saya berbicara, kog dapat ya cowok seperti giru dapat istri yang hebat elok dan semok seperti begitu.
    Si istri selainnya elok ia tinggi dan memiliki tubuh sintal, so wow dech dasarnya.
    Benar-benar betul-betul hebat ibu muda itu, apalagi saat saya menyaksikan buah dada dan pantanya, beuh oke gaes. Saat itu Ibu muda itu kenakan celana panjang ketat dan baju panjang ketat yang terlihat sangat indah ditubuhnya. Selang beberapa saat merangkumun mulai duduk. Tidak kusangka rupanya tempat kursi mereka dapat berdekatan dengan bangku yang saya menempati, rezeki nih, ucapku dalam hati.

    Sesaat sesudah mereka duduk, kereta-pun jalan lagi. Kurang lebih sesudah 30 menit kereta jalan, suami dan anak ibu muda itu juga lelap. Karena Ibu muda itu tidak tidur, karena itu waktu itu aku-pun memberanikan untuk menegur dan buka percakapan denga wanita itu,

    ” Ngomong-ngomong tujuan Mba’ ingin ke mana ?, ” ucapku berbasa-basi.

    ” Oh saya ingin Jogja dek, saya ingin besuk mertua saya yang sedang sakit dek. Adik sendiri ingin ke mana ? , ” katanya, selanjutnya menanyakan lagi padaku sambil tersenyum elok.

    ” Saya ingin ke Jogja Mba’, masalahnya esok saya harus kuliah hhe. Oh ya nama Mba’ siapa ? kenalkan nama saya Reno, ” ucapku sambil ulurkan tangan.

    ” Oh adik ini mahasiwa. Namaku Fera Dek, suamiku Rehan dan nama anakku Rafael, ” katanya, sambil menyongsong tanganku untuk berjabatan tangan.

    Sesaat sesudah itu, percakapan kamipun mengucur lebih kurang satu jam. Jujur saja saya ini termasuk orang yang pintar berbicara dan dapat membuat seorang yang baru mengenal denganku terasa nyaman denganku, hhe. Bahkan juga Mba’ Fera sebelumnya sempat ketawa terpingkal-pingkal karena saya sedikit ngebanyol. Tidak kusangka Mba’ Fera ini orang-nya terbuka dan Friendly seperti saya.

    Bahkan, saat canda’an-ku mulai mengarah mengarah seks ia tidak geram, malah ia membalasnya dengan gurauan lebih mengarah . Benar-benar nih Ibu muda hot sekali. Dalam percakapan kami, kadang-kadang mataku melihat belahan buah dadanya yang sedikit kelihatan dari sela bajunya yang tanpanya ketahui 1 kancingnya terbuka pada bagian buah dadanya.

    Waktu itu saya merasa Mba’ Fera mulai salah terangsang dengan candaanku. Saya berbicara semacam itu karena saya menyaksikan posisi duduknya mulai gelingsutan tidak terang saat saya menanyakan mengenai bagaimanakah cara menggembirakan wanita di tempat tidur. Dari jawaban-jawaban sekitar seks dari Mba’ Fera, kelihatannya ia membuka type wanita yang menyukai dengan seks anal dan oral seks.

    Mba’ Fera waktu itu menjelaskan beberapa kali sudah mempraktekan beragam gaya seks terkecuali langkah seks anal dan oral seks dalam tiga tahun pernikahanya tersebut. Waktu itu pembicaraan kami-pun mau tak mau terputus karena Mba’ Fera izin ke kamar kecil. Saat Mba’ Fera ke arah kekamar mandi, mendadak otak mesum-ku ada saat Awalnya saya sudah mengetahui jika kunci kamar mandi itu rusak, karena saat kereta stop saya sebelumnya sempat membuang air kecil di toilet kereta tersebut.

    Waktu itu Mba’ Fera-pun segera pergi kekamr kecil, dan aku-pun membuntutinya. Sekarang sampai juga saya dimuka toilet tersebut. Saya yang telah ada dimuka toilet itu, menyaksikan kelihatannya Mba’ Fra tidak sadar jika pintunya tidak terkunci dan cukup terbuka sedikit. waktu itu saya menyaksikan Mba’ Fera dengan rileksnya melepaskan celananya sampai sisi lutut dan waktu itu saya posisi ia membelakangiku.

    Saat menyaksikan Mba’ Fera yang 1/2 telanjang itu, dengan mendadak aku-pun terangsang berat.
    Dengan pesatnya selekasnya saya buka pintu kamar mandi dan menyelusup ke toilet tersebut. Sesudah ada dalam kamar mandi itu saya segera membungkam mulutnya dengan tangan kiriku, dan tangan kananku memegang tangan Mba’ Fera yang akan menaikan celana dalam-nya. Selanjutnya saya berbicara,

    ” Mba’ ini saya Reno, tolong jangan teriak yah !!! saya minta Mba’, saya cuma ingin Mba’ mengajari saya bagaimanakah cara memberikan kepuasan wanita dalam soal seks, ” ucapku sekalian memperlihatkan muka memelas.

    Sebelumnya ia sebelumnya sempat ingin berontak dan menggelengkan kepalanya, tetapi karena saya si penahkluk wanita, saat itu-pun pada akhirannya Mba’ Fera terima permintaanku. Yang membuat saya luar biasa saat itu saya dapat membuat mataku sendiri berkaca-kaca mirip orang ingin menangis, bahkan juga saya bersandiwara menangis terisak dididepan Mba’ Fera.

    Menyaksikan Mba’ Fera telah menyepakati permintaanku, aku juga secara pesatnya segera membuka resletingku.

    Lantas aku-pun mnegeluarkan Torpedoku dari sarangnya dari celah resleting yang sudah saya membuka barusan. Untuk ukuran Torpedoku memang biasa saja, dengan panjang 15cm dan diameter 3 cm tetapi lumayanlah jika untuk cewek lokal, hhe. Kemudian Mba’ Fera-pun berbicara,

    ” Bailah Reno Mba’ akan ajakan kamu, ngomong-ngomong Reno sudah sebelumnya pernah kecupan belum?, ” tanyanya padaku.

    ” Terima kasih ya Mba’, dan saya sudah sebelumnya pernah kecupan Mba’, ” ucapku mengucapkan terima kasih sambil tetap menggukan muka memelasku.

    ” Yaudah sekrang kamu coba cium saya Mba’, ” katanya.

    Tanpa percuma aku-pun mulai merengkuhnya dan menciumnya. Sebelumnya Mba” fera tidak demikian bernafsu, tetapi sesudah lidahku berusaha masuk ke mulutnya dia-pun membalasnya dengan agresif dan liarnya,

    ” Kecupan kamu Reno cukup yah Ren, ” katanya hentikan kecupan sesaat dan saya tersenyum bersandiwara malu.

    Itil V3
    ” Saat ini kamu coba bikin saya terangsang sebisa kamu Ren, tetapi sampai sampai leher saja yah, jangan lebih, ” katanya.

    Dengar ucapanya itu aku-pun suka sekali, rasanya seperti mendapat emas 2 kg beberapa pembaca,
    hahha. Selanjutnya aku-pun mengawali kecupanku dari telinganya, lidahku yang liar, sekarang mulai menggerayangi dan menciumi sisi belakang telinga Mba’ Frera,

    ” Ouhhhh… Sssss… Aghhhh… , ” desah Mba’ Fera saat kecupanku mulai beralih ke lehernya.
    Waktu itu saya menjilat dan mencium leher putih-nya yang wangi itu,

    ” Oughhhh… sedap Ren, Sssss… Aghhhh… Euummmm… terus Ren… Ughhhh… jangan di cupang ya Ren… Sssssshhh…, ” katanya berbisik.

    Aku-pun mengikuti pengucapan Mba’ Fera, saya tahu jika sampai saya tinggalkan sisa cupangan dilehernya, bisa jadi Mba’ Fera kedapatan suaminya. Kemudiana aku-pun coba bergerilia dengan memasukkan tanganku di dalam pakaiannya saat ke-2 tangannya terangkut merengkuh leherku.

    Nmapaknya Mba’ telah telat untuk menampik tindakanku tersebut. Karena waktu itu ke-2 tanganku telah masuk ke pakaian dan meremas-remas buah dadanya di luar BH.

    Yang dapat ia kerjakan hanya mengeluh dan mendesah karena kuserang leher dan ke-2 buah dadanya dengan bersama,

    ” Oughhh… Reno kamu nakal ya… Ssss… Aghhhh… , ” katanya tanpa penampikan karena kelihatannya ia telah terangsang berat.

    Tan[a menjawab aku juga selekasnya mengusung pakaiannya sampai hanya leher saja, sesudah terangkut sekarang nampaklah dua gunung kembar yang tetap terbungkus Bra. Benar-benar untungnya saya karena kancing Bh-nya ada di muka. Sepintas kusaksikan ukuran 34 B, Beuhh… oke teman. Dengam cekatan selanjutnya aku-pun buka kancing Bh-nya, sekarang nampaklah buah dada yang montok dan putih tersebut. Tanpa percuma, aku juga selanjutnya mengkulum puting susu kanan-nya dan yang kiri saya plintir-plintir,

    ” Ssssss… Aaaaaaahhhh… Eummmm… Ren… kamu apakan putingku… Aoghhhh… , ” desah-nya sekalian bertumpu pada pintu toilet tersebut.

    ” Sssss… Geli Ren… Aghhhhh… Ren cukup Ren… Oughhhh… sedap sekali Ren… Aghhh… , ” racau-nya semakin keras.

    Waktu itu karena saya takut ada yang dengar kasus kami, waktu itu aku-pun mencium bibir Mba’ Fera sambil tangan kananku meremas buah dada kanannya dan tangan kiriku mengelus kewanitaan-nya yang rupanya telah becek. Waktu itu ke-2 tangan Mba’ Fera tidak memiliki daya karena terjepit punggungnya sendiri, sedang badan Mba’ Fera tidak dapat bergerak karena terhimpit badanku dan tertekan pintu Toilet.

    Tetapi badannya makin menggeliat kuperlakuin semacam itu. Selang beberapa saat kemaluan Mba’ Fera semakin lembab, di sini saya kembali lagi memasangkan jebakan, sesaat kuhentikan cumbuanku sampai Mba’ Fera merasa canggung,

    ” Hlo kok stop Ren, mari terusin donk, mbahbudah sedap nih, nanggung sekali nih rasanya, buwat saya orgaseme donk !!!” katanya.

    ” Iya Mba’, tetapi sekrang saya masukkan ya kontol saya, masalahnya dari barusan sudah tegang sekali nih Mb’, ” rayuku.

    ” Jangan Ren, ingat Ren saya sudah bersuami… , ” katanya sedikit menampik.

    ” Yailah Mba’ hanya digesek-gesekin saja kog Mba’, saya janji tidak akan saya masukkan ke Memek Mba’, akukan keluar Mba’, Bisa ya Mba’ Please… !!! , ” rengekku sekalian mulai membelai kembali -belai buah dadanya dan tanganku satunya mengelus-elus Torpedoku yang sejak dari barusan menganguk-angguk karena telah tegang.

    Mendapatkan gempuran psikis semacam itu terus-terusan pada akhirnya Mba’ Fera-pun luluh,

    ” Okey, tetapi janji yah hanya digesek-gesek saja, tidak lebih… , ” pintanya sekalian kududukkan ia ke jamban.

    ” Iya Mba’ saya janji, terima kasih ya Mba’ Fera sayang, ” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sekalian ku posisikan badanku sebegitu rupa sampai penisku tertekan antara pangkal pahanya sama persis di mulut kewanitaan-nya.

    Coba bayangin beberapa pembaca, sekarang posisi kami duduk bertemu dan saya seperti terlihat memangku Mba’ Fera dan kakinya merengkuh pinggangku sedang badan kami seperti berangkulan. Selanjutnya aku-pun mulai menggoyang bokongku sehinnga kemaluan kami bersinggungan. Ini membuat kami sama rasakan nikmat. Tidak lupa kami masih tetap berciuman dan sama-sama meraba-raba. Saat kembali kuserbu lehernya, mb ak ani mulai mendesah dan merancau kembali.

    Desahannya semakin kerap saat kumulai menggesek secara cepat. Ini membuatku makin terangsang, rasanya saya ingin sekali selekasnya masukkan penisku di dalam hangatnya lubang senggam punya Mba’ Fera. Saat asyik sama-sama menggesek sampai kurasakan cairan kewanitaan-nya semakin banjiri penisku, tanpa Mba’ Fera ketahui kumasukkan penisku secara tiba-tiba dan cepat sampai mentok.

    Oughhh… walau pernah melahirkan tetapi kewanitaan-nya tetap ketat menjepit penisku. Keliatannya leher rahimnya dangkal, faktanya pangkal penisku tetap di luar sekitaran 2 cm saat kurasakan ujung penisku mengenai sisi paling dalam kewanitaan-nya,

    ” Sssssss… Aghhhh… kog dimasukin Ren ?? buruan cabut Ren !! ingat Ren saya telah bersuami, ” katanya.

    Saatb itu saya tidak mempedulikannya, bahkan juga saya meneruskan secara terus menggonyang bokongku hingga penisku mulai bergerak nikmati capitan kuat, hangat dan lembab kewanitaan-nya sekalian menciumnya supaya tidak dapat berteriak. Posisiku yang sedikit menindih Mba’ Fera, hal tersebut membuat tidak dapat memiliki daya dan cuma bisa pasrah.

    Sebelumnya Mba’ Fera terus meronta, tetapi karena keadaannya yang dekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat Mba’ Fera pada akhirnya berserah dan justru nikmati goyanganku. Saya goyangkan bokongku dengan semangat dengan sejumlah macam goyangan. Terkadang mundur-maju, terkadang kanan kiri, terkadang putar. Ini membuat makin melayang-layang,

    ” Oughhh… Ren… kamu apakan Memeku, sedap sekali Ren… Aghhh… Sssss… Ren, saya sudah tidak tahan Ren, saya ingin keluar Ren… , ” katanya.

    ” Keluarin saja Mba’ Fera sayang… Oughhh… kewanitaan Mba’ sedap sekali…. Ssssss… Aghhh ” pujiku sekalian percepat goyanganku.

    ” Ren… saya keluar, Aghhhhhhhhhhh…., ” desahnya nikmati orgasme panjang yang dirasa.
    ” Syuuuurrr……., ” berasa penisku rasakan siraman lendir kawinya.

    ” Ren, sangat nikmat bercinta denganmu, terima kasih ya sayang, baru ini kali rasakan orgasme yang hebat, terang-terangan saja suamiku cuma perduli dengan dirinya. Oh ya kamu belum keluar ya?, ” katanya sekalian menciumku lagi.

    ” Sesaat lagi Mba’… masih bolehkan saya memacu memek Mba’ ?, ” tanyaku.

    ” Bisa donk sayang, kamukan telah membuatku melayang-layang, saat ini gantian kamu nikmati badanku seenakmu, tetapi saya yang di atas ya Ren , ” katanya sambil ganti posisi.

    Sekarang gaya seks kami WOT (women on toP), sekarang Mba’ Fera duduk dipangkuanku dan tempatnya bertemu denganku,

    ” Saat ini agar Mba’ yang puasin kamu sayang, Reno haus tidak ??? ingin minum Asi ??, ” tanyanya sekalian memberikan buah dadanya untuk kukenyot kembali sambil mulai menggoyang bokongnya mundur-maju.

    Rupanya Mba’ Fera membalasnya tindakanku padanya yakni dengan kardang mengubah arah goyangan bokongnya. Saya cuma nikmati itu semua sekalian menjilat-jilati dan ku kenyot buah dadanya dan mendesah kadang-kadang di telinganya. Ini membuat Mba’ Fera semakin semangat dan kembali terangsang,

    ” Oughhh… Ren, kontolmu sedap sekali… Ssssss… Aghhhh… , ” racaunya.

    ” Memek Mba’ enak… Sssss… Aghhh… bentar kembali saya ingin keluar Mba”… Aghhhhh… ” ucapkuku yang disongsong mengganasnya goyangan Mba’ Fera.

    Selang beberapa saat aku-pun nyaris capai klimaks-ku, dan waktu itu Mba’ Fera rasakan hal yang sam. Kelihatannya Mba’ Fera akan mendapatka orgasme ke-2 nya, karena waktu itu kewanitaan-nya semakin menjepit penisku dan desahan-nya semakin kerap saja, dan,

    ” Ren… saya ingin keluar kembali, Oughhhh… ” katanya.

    Barusan Mba’ Fera berbicara semacam itu, mendadak kurasakan kejantananku berdenyut seperti bakal ada yang keluar dalam kejantananku,

    ” Mba’ saya keluar Mba’, Crotttttt… Crotttttt… Crotttttt… Aghhhhhhhhh , ” desahku menemani muncratnya spermaku di dalam lubang senggama-nya.

    Rasakan semprotan lahar panasku, selang beberapa saat Mba’ Fera-pun orgasme,

    ” Saya keluar sayang, Aghhhhhhhhh…. ” desah Mba’ Fera.

    Sesudah kami memperoleh kimaks kami, sekarang kami-pun selekasnya berciuman lagi dengan rakus sekalian nikmati orgasme berangkulan. Sepanjang sesaat kami terus berciuman sampai pada akhirnya melepas pagutan mesra kami. Mba’ Fera berbisik,

    ” Terima kasih ya Reno sayang, kamu telah memberikan enaknya seks yang tidak pernah kudapatkan dengan suamiku, ” katanya.

    ” Iya Mba”, saya terima kasih karena Mba’ telah memberi dan mengajari seks kepadaku, Oh ya Mba’ tadikan saya keluarin didalem, kelak jika Mba’ hamil bagaimana ???, ” tanyaku sangsi.

    ” Sudah kamu tenag saja Ren, saya kembali tidak subur kog, lagian jika saya hamil kamu tidak perlu khawatir, ka saya telah bersuami…hhe… , ” katanya dengan rileksnya.

    Saya Lega rasanya dengar hal tersebut sampai aku juga tersenyum dan membalasnya dengan meremas gaungs buah dadanya sesaat. Selanjutnya waktu itu kami segera membereskan baju dan keluar kamar mandi dengan berganti-gantian supaya tidak ada yang berprasangka buruk. Sesudah tersebut lantas kami-pun duduk kembali di atas bangku masing-masing. Waktu itu suami dan anaknya tetap tertidur nyenyak walau sebenarnya waktu itu kusaksikan telah masuk kota Yogyakarta.

    Saat sebelum kami pisah, Mba’ memberi nomor smartphone-nya kepadaku dan berbicara,
    ” Kapan-kapan kita ulang kembali ya Ren, ” katanya sambil mengedipkan mata.
    Waktu itu saya cuma mengganguk dan tersenyum. Sesudah kereta stop kami-pun pisah di stasiun kota Yogyakarta. Benar-benar betul-betul untung sekali saya waktu itu, benar-benar kesan yang hebat karena saya dapat brsetubuh dengan ibu muda secantik dan seliar itu di kereta api. Usai.

  • Cerita Sex Ngentot Dosen Kampus Semok Aduhay

    Cerita Sex Ngentot Dosen Kampus Semok Aduhay


    1563 views

    Cerita Sex Kampus – Pengalaman ini terjadi beberapa waktu lalu dengan seorang dosen pembimbing di tempatku kuliah. (Oh yach, aku kuliah di PTS terkenal di kotaku dengan jurusan teknik). Saat ini aku masih tahun pertama kuliah. Kejadian ini sebenarnya sebelumnya belum ada di otakku, hal ini terjadi di luar keinginanku, tapi dasar nafsu kalau sudah menjadi raja maka tidak akan tahu lagi berbuat apa. Nexiasbet

    Sebut saja nama dosenku Amelia, orangnya lumayan cantik, umurnya berkisar 43 tahun. Kulitnya putih bersih dan kelihatan mulus sekali, tingginya sekitar 165 cm, bodinya bagus banget, orang bilang seperti gitar Spanyol, lingkar pantatnya bulat, pinggangnya ramping dengan buah dada yang ranum berukuran, setelah kejadian tersebut kuketahui 36B, pokoknya “tokcer” dech.

    Aku biasanya memanggil dosenku ini dengan sebutan “Ibu”, Ia dosen tetap di Universitasku, bidangnya Kalkulus (untuk mahasiswa teknik pasti tahu). Aku senang belajar dengannya, ia pandai sekali dan paham sekali bagaimana mengajar yang baik dan ia sangat disiplin terhadap mahasiswanya.Saat awal-awal kuliah, tidak ada yang spesial yang terjadi antara aku dengannya, yach biasa saja, layaknya mahasiswa yang lain, tapi tanpa kusadari Bu Lia selalu memperhatikanku (kuketahui setelah ini). Tapi setelah menjelang ujian tengah semester aku mulai curiga dengan gerak-gerik dan perhatiannya padaku.

    Kalau tidak salah waktu itu aku datang agak telat sehingga pelajaran untuk sesaat berhenti. Bu lia memperhatikanku, aku dapat bangku di urutan paling depan (yach, biasanya bangku paling depan selalu paling akhir diisi). Sejenak kupikir ia melihatku terlalu lama karena aku datang telat, tapi setelah pelajaran mulai ia selalu melirik kepadaku, dan aku sadar sekali tentang hal itu dan aku menjadi risih karena hampir setiap 3 menit ia selalu melirikku, dan aku lebih risih lagi ketika ia melirik bagian selangkanganku yang waktu itu aku memakai celana yang agak ketat, sehingga bagian selangkanganku kelihatan mengelembung, (mungkin penisku kebesaran yang menurut Bu Lia setelah kejadian ini). Aku waktu itu makai baju jungkis dan di luarnya kupakai kemeja, aku berusaha menutupi bagian selangkanganku dengan kemeja yang kupakai sebagai jaket. Karena sering melirik maka ia mengajar pelajaran jadi sering salah, ini terbukti dengan perkatannya, “Kok saya sering salah yach..” hal ini dikatakannya setelah ia berbuat kesalahan untuk kesekian kalinya.

    Dalam hatiku berkata, makanya jangan melirik yang tidak-tidak dong. Hal itu berlangsung hingga 3 kali pertemuan, dan juga ia sepertinya lebih mendekatkan diri padaku, tapi aku tetap jaga image antara aku dengan dosen tentu aku berusaha sebaik mungkin padanya walau aku bertanya-tanya dalam hati apa ia tidak puas sama suaminya. Hingga ujian tengah semester berlalu, aku tahu ujianku banyak yang betul dan aku tahu nilaiku bisa berkisar antara A atau B. Tapi saat itu ia memanggilku ke ruangannya sehabis kuliah usai. “Ndra.. nanti kamu ikut saya ke ruangan saya!” “Baik, Bu.. tapi ada apa yach Bu..” jawabku ingin tahu. “Tidak ada apa-apa, saya ingin minta tolong pada kamu satu hal..” jawabnya dengan penuh senyum di bibirnya yang mungil. Aku bertanya-tanya dalam hati ada apakah gerangan, sekilas terpikir olehku ia akan mengajakku melakukan.. Tapi kubuang pikiranku itu jauh-jauh takut-takut nanti ia bisa mengerti pikiran orang lagi.Aku mengikutinya dari belakang menuju ruangnya yang terletak cukup jauh dari keramaian mahasiswa.

    Dalam perjalan ke sana aku berusaha untuk tetap untuk tidak negatif thinking, dengan cara berbicara dengannya apa saja tentu berhubungan dengan kuliah yang diberikannya tadi karena memang aku agak kurang paham karena pikiranku terbelah-belah. Sesampai di ruangnya ia duduk di kursinya dan aku tetap berdiri karena memang kebetulan di situ hanya ada satu kursi, dan aku memberanikan diri untuk bertanya padanya. “Ada apa yach Bu, sehingga saya harus ikut Ibu ke ruangan Ibu..?” “Begini, kemarin Ibu sudah membuat semua daftar nilai hasil ujian MID semua mahasiswa yang kuliah dengan Ibu, tapi daftar tersebut tanpa sengaja hilang entah kemana..” jelasnya.“Jadi.. Bu..?” tanyaku tidak sabaran. “Jadi Ibu pingin minta tolong, sama kamu untuk membantu Ibu untuk membuat daftar itu lagi, padahal kalau Ibu sendiri yang membuatnya harus makan waktu 2 malam, karena harus teliti..” jelasnya lagi. “Gimana, dengan hasil ujian saya Bu..?” tanyaku lagi untuk menyakinkan hasil dengan prakiraanku. “Karena itulah Ibu minta tolong sama kamu, kamu dapat nilai A untuk ujian ini, jadi Ibu pikir kamu sanggup membantu Ibu,” pintanya dengan sedikit nada memohon. “Kapan Bu..?” tanyaku singkat karena aku bangga dengan hasil ujianku yang baru kuketahui. “Kamu tidak kemana-mana kan malam ini..?” “Tidak..” balasku singkat. “Malam ini aja yach, kamu tau kan alamat ini,” seraya ia sambil menyodorkan alamatnya.

    Tanpa sengaja kertas itu jatuh. Aku mengambil kertas itu dengan membungkukkan badan, ia pun berniat menggambilnya, posisiku dengannya dekat sekali bahkan aku bisa mencium bau parfumnya yang menggairahkan. “Maaf Bu..” ucapku padanya. “Tidak apa kok Ndra..” Bibirnya kecilnya sembari memberi senyuman yang memikat. Aku bahkan bisa mencium nafasnya yang harum.Jam 7:30 malam aku berniat menepati janjiku pada dosenku yang satu ini. Aku mandi, dan berdandan dengan rapi, dan tanpa menunggu lagi ku-stater Civic Wonder-ku ke alamat yang tadi kusimpan. Tanpa kesulitan aku sampai alamat yang dituju karena memang aku sudah hafal keadaan kotaku.

    Rumahnya besar sekali dengan 2 lantai, dengan halaman yang luas dan pagar yang tinggi, di sisi bagian kanan belakang dapat kuterka ada kolam renang, berarti menandakan ia orang yang cukup kaya. Aku masuk dengan pagar yang dibukakan oleh satpam jaga dan langsung tanpa mengetuk pintu ia keluar dan menyuruhku masuk. Aku tertegun dengan kedaannya, ia memakai gaun tidur berwarna kuning muda, yang tipis dan panjangnya, hanya sampai lutut. Rambutnya yang sebahu di biarkan tergerai, aku terdiam beberapa saat. Betapa cantiknya dia malam itu, maupun dengan keadaan rumahnya, ruangan tamunya tertata dengan rapi, baik perabotannya maupun kedaan sofanya yang kelihatannya berharga jutaan rupiah, maupun furniture lainnya. “Hayo, masuk..! lagi mikirin apa sich..” tegurnya membuyarkan lamunanku. “Ah.. tidak apa kok Bu..” ucapku sekenanya.Aku melangkah masuk dan duduk di ruangan tengah karena ia menyuruhku untuk mengikutinya di ruangan itu. “Mau minum apa Ndra..” tanya pemilik bibir manis ini. “Apa aja dech Bu asal jangan es teh aja Bu..” Masalahnya saat itu hujan mulai turun dengan lebat saat aku masuk ke rumah mewah ini. “Coklat panas, mungkin bagus yach buat kamu..” tanyanya. “Iya dech Bu, coklat panas aja..” Karena aku memang suka sekali coklat.

    Setelah berbincang sebentar, aku menanyakan pekerjaan yang akan kubantu. Tapi bagus juga untuk menghilangkan kekakuan antara kami. Dan aku jadi tahu kalau suaminya seorang pengusaha mebel dan furniture antik dan sekarang sedang berada di luar negeri untuk mengembangkan usahanya di sana, anaknya ada 2 orang yang besar sekarang sedang kuliah di Jerman sekarang sudah tahun ketiga, dan yang kecil cewek masih SMU dan lebih sering menginap di rumah neneknya karena memang rumah neneknya dekat dengan sekolahnya. Dan di rumah itu sekarang hanya aku dan dia, sedangkan pembantunya, suami istri tinggal tidak jauh dari rumah mewah ini dan datang dari pagi hingga sore. Satpam 1 orang dan akan tetap berada di posnya hingga pagi. Berarti hanya ada aku dan dia di rumah ini.“Oh Yach, Bu, mana hasil ujiannya..” tanyaku setelah ngalor-ngidul kemana-mana. “Oh iya, jadi kepanjangan ngomongnya,” seraya memberi senyuman dan tawa kecil. Ia memintaku untuk ikut ke ruangan kerjanya yang terletak di dalam kamar pribadinya, semula aku menolak karena tidak sopan masuk ke kamar seorang wanita yang suaminya tidak di rumah. Tapi karena sedikit paksaan aku mau juga. Kamarnya besar sekali art-nya begitu indah, dengan luas kira-kira 7 m x 5 m, bayangkan saja bathtub-nya terletak di dalam kamar dengan gaya Romawi, sedangkan meja kerja terletak di seberangnya 2 kursi dan di dalamnya dilengkapi televisi layar datar 60 inci, dan elektronik lainnya. Aku duduk di kursi kerjanya dan tiba-tiba ia merangkulku.“Ndra.. sebenarnya tidak ada yang namanya daftar nilai, daftar nilai hanya ada jika udah ujian semester,” katanya begitu lembut hingga hampir seperti berbisik di telingaku. Aku bingung, masih belum hilang bengongku ia berbisik di telingaku dan mencium telingaku. “Ndra.. bantu Ibu ya, puaskan Ibu..” “Tidak mungkin Bu..” aku setengah menolak tapi tidak mencegahnya untuk membuka kancing kemejaku satu persatu. “Kamu mengerti kan, keadaan seorang istri yang sering ditinggal lama oleh suaminya,” kata Ibu Lia setengah memohon. Detik berikutnya aku berdiri dan membiarkan dia melucuti satu persatu pakaianku dan sampai aku telanjang bulat, matanya tak berkedip manatap kemaluanku yang over size, panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 4 cm.“Bu.. jangan cuma dilihat dong Bu..” kataku sedikit bercanda. “Punyamu besar sekali, mungkin tidak masuk semua ke dalam vagina Ibu..” balasnya dengan nafas sedikit memburu menandakan ia terangsang dan betul-betul bernafsu. Kemudian aku mendekatinya dan mencium bibirnya dengan lembut serta melumat bibirnya yang kecil, bahkan lidah kami saling memilin, tangan kiri menggosok tengkuk dan pundaknya sedangkan tangan kananku meremas buah dada indah milik orang yang sebelumnya kuhormati, putingnya kuputar dengan lembut walau masih diluar gaun sutra yang lembut ini.

    Lain halnya dengan tangan Bu Lia, tangan kanannya mengocok-ngocok kemaluanku yang tadi sudah sedikit tegang, dan tangan kirinya berusaha melepaskan ikatan gaun tidurnya. Aku pun membantunya melepaskan gaun tidurnya itu, dan ia langsung bugil, ternyata tanpa menggunakan BH, ia juga tidak menggunakan celana dalam, (oh yach aku belum melihat bentuk vaginannya, karena bibir kami masih saling melumat). Aku meneruskan aksiku ini, bahkan sekarang tangan kiriku meremas payudara kanannya dan tangan kananku meremas pantatnya yang aduhai (bahenol), bibirku menghisap bibir bawahnya, air ludah kami bercampur terasa manis dan lidahku berusaha masuk ke dalam bibirnya.Setelah puas berpagutan, aku mulai turun ke lehernya yang jenjang dan terus ke tengah-tengah buah dadanya yang padat berisi yang sedikit sudah turun, aku mendorongnya hingga ia bersandar pada dinding.

    Lidahku kemudian menghisap-hisap puting payudaranya dengan kuat, ia merintih keenakan. “Oh.. ohhmm.. enak sayang..!” desahannya menambah semangatku untuk menghisap lebih kuat. Bahkan seluruh payudaranya kujilati dan kucupang dengan kuat, sehingga ia tambah kuat merintih. “Ahh.. ahhm ohh..” Aku semangkin menggila, puas dengan yang kiri kuganti dengan yang kanan hingga meninggalkan bekas yang memerah. Aku begitu gemas dengan benda kenyal yang semakin mengeras itu, makanya kukeluarkan jurusku yang pernah kubaca di buku-buku tentang cara membuat pasangan lebih terangsang, tapi untuk pengalamannya baru ini yang pertama.Aku kemudian turun ke bawah dan terus ke selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan sebelumnya, tanpa pikir panjang aku kemudian menjilati klitorisnya hingga semakin keras desahannya. “Ahh.. aahh.. ohmm.. enak sayang yach di situ.. ohmm..” Tidak puas dengan cara berdiri seperti ini aku kemudian mengangkatnya ke atas meja dan mengangkangkan kakinya selebar mungkin dan aku duduk di kursi. Kemudian aku kembali mengeluarkan lidahku dan mengulas klistorisnya dan aku berusaha memasukkan lidahku sedalam mungkin dalam lubang vaginanya, seperti yang pernah kulihat di blue film.

    Kemudian lidahku semakin ke bawah dan aku menjilati anusnya tanpa merasa jijik.“Kaammu.. suukaa kaan.. saayyaanng.. oh ennakh sekaallii lidah kamu..” desahannya semakin kuat. Mungkin kalau ruangan itu tidak kedap suara pasti sampai kedengaran hingga ruang tengah. “Yach.. Bu.. aku akan menjilati sampai Ibu puas..” ucapku sesat melepaskan jilatanku dan kembali menjilati anusnya, aku mengangkat kaki Bu Lia ke atas dan kembali menjilati anusnya karena ia tahu aku menjilati anusnya ia menahan nafasnya sehingga kelihatan seperti sedang buang air, dan lubang anusnya perlahan membuka. Tanpa membuang kesempatan lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya dan terus dan kembali ke liang kemaluannya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya lalu kujilati dan sesaat kemudian ia memekik dengan kuat.“Ah.. ahh.. Nddraa.. Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yach..” ujarnya di tengah desahannya semakin menjadi yang menambah semangatku. Aku menyukai vaginanya, habis cairannya terasa sedikit asin dan enak, mungkin gurih bagiku.

    Aku tak peduli dengan permintaannya, lidahku semakin terus menjilati kemaluannya dan jari tengahku keluar masuk di lubang anusnya, sampai akhirnya. “Ahh.. ohhmm.. Ibuu, maauu keluuaarr saayaanng..” dan.. “Croott.. creett.. croot..” Tubuh Bu Lia mengejang dan kaku dan kemudian lemas setelah mengalami orgasme yang hebat, lidahku kubiarkan di dalam dan terasa otot vaginanya menjepit dan meremas lidahku. Terbayang olehku pasti enak sekali jika batang kemaluanku yang ada di dalam liang kemaluannya ini. Lima menit kemudian kujilati dan kubersihkan kemaluannya dengan lidah, cairan maninya kujilati dan kutelan semua, habis rasanya enak dan aku suka sekali.Ia kembali terangsang dan aku kemudian berbisik kepadanya untuk pindah di tempat tidur.

    Aku menggendongnya dan menghempaskannya di tempat tidur, kakinya kubiarkan terjuntai ke bawah dan aku kembali mengangkang kakinya lebar-lebar dan kembali kujilati kemaluannya tapi lima menit kujilati ia duduk dan mendorong tubuhku. “Sayang.. sini Ibu pingin ngisep penismu..” katanya seranya memegang dan mengocok batang kemaluanku yang tegangnya sudah maksimal. Ia berusaha memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil. Pertama ia menjilati kepala kemaluanku, rasanya badanku terasa kesetrum keenakan, seluruh syarafku rasanya tegang, dan detik kemudian ia berusaha memasukkan kemaluanku yang over long dan over size ke dalam mulutnya pertama cuma kepala penisku saja yang masuk dan kemudian mili demi mili masuk ke dalam mulutnya, baru setengahnya ia sudah menariknya lagi dan menjilati lagi.“Buu.. kalau nggak bisa, tidak usah dimasukin semua Bu..” ujarku. “Tidak..! harus masuk semua sayang..” timpalnya kembali ia berusaha memasukan batang kemaluanku ke dalam mulutnya. Baru sampai setengahnya aku menekan pantat ke depan, tanganku memegang kepala Bu Lia. “Ehk.. akhh..” mulutnya tercekat tapi ia tak berusaha mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya, sudah 3/4 tinggal seperempat lagi dan akhirnya dengan usaha yang cukup lama kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya hingga ke pangkalnya. Terasa sedikit ngilu ketika giginya menyetuh kepala kemaluanku, dan terasa benar olehku kepala kemaluanku sampai di tenggorokannya.

    Bu Lia menatapku dengan bangga dan kemudian mengeluarkan dari mulutnya, dan setelah keluar ia menghisap dan mengocok serta mengeluar-masukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Ahh.. ehh.. eennaakkhh..” ujarku sambil memegang kepalanya seolah-olah aku sedang menyetubuhi mulutnya. 15 menit berlalu dengan posisi ini aku kemudian mengangkatnya, dan menelentangkannya di atas spring bed mewah ini dan mengangkangkan kakinya lebar-lebar dan mengarahkan kemaluanku ke lubang senggamanya, kugosokkan kemaluanku pada klistorisnya, ia mendesah keenakan.“Oohh.. ennakhh Sayang ayo musukkan sekarang..!” Aku mengambil posisi lurus dan menekankan pantatku secara perlahan dan ternyata sulit juga memasukkan kemaluanku ke dalam lubang senggamanya, padahal kupikir pasti tidak terlalu sulit karena ia sudah melahirkan 2 orang anak dari lubang ini, tapi ternyata masih sangat sempit dan susah untuk dimasuki. Perlahan kumasukkan sedikit demi sedikit batang kemaluanku ke dalam lubang senggama yang kelihatannya sangat bersih dan lezat dijilati. “Aahh.. aoohh.. terus.. Sayang..” rintihnya saat kemaluanku sudah masukkan 1/3 ke dalam lubang senggamanya dan aku kemudian menekan sedikit lebih kuat, ia memekik kesakitan. “Auuwww.. pelan Sayang.. sakit..” “Maaf Bu saya bernafsu sekali.”

    Aku kembali menekankan pantatku perlahan dan 2/3 sudah amblas di dalam vaginanya yang kempot ke dalam. Aku kembali menyentakkan pantatku dengan kuat dan ia kembali memekik kesakitan disertai lolongan panjang. “Aaauuw.. ahhwww..” “Maaf Bu..” Aku menghentikan dan aku mengatakan bahwa bagaimana kalau istrihat saja dan berhenti saja dulu, tapi ia mencegahku dan malah ia menyuruhku untuk mengocoknya.Aku menurun-naikkan pantatku dengan tempo yang sangat lambat dan menekan kembali dengan sangat lambat, mungkin dengan begini otot vaginanya akan terbiasa menerima kemaluanku. “Aahh.. ehhtt.. ohmm..” desahan Bu Lia semakin membuatku bernafsu, aku merasakan seluruh kamaluanku dipijat sangat kuat oleh otot vaginanya. Nikmat sekali rasanya. “Buu.. ennakh.. Bu, punya Ibuu.. semppiit sekaali Buu.. ohmm..” Aku mendesah dengan kuatnya, aku mempercepat tempo goyangan pinggulku. Keluar masuk dan sepertinya vaginanya sudah mulai terbiasa dengan penisku yang semakin mengeras.

    Cairan pelicin vagina Bu Lia mengalir dengan derasnya sehingga menambah mudahnya pergesekan dinding vaginanya dengan batang kemaluanku, hingga berbunyi, “Belbb.. clebb.. bleeb.. clebb..”Lima belas menit kemudian Bu Lia sepertinya sudah ngos-ngosan, ia mendekatku erat. Aku semakin bersemangat menaik-turunkan pantatku dengan cepat. Tanganku meremas payudara kanannya dengan kuat dan putingnya kutekan dengan kuat hingga keluar air yang berwarna putih dan ternyata itu air susu dan tanpa ampun aku menyedot puting berwarna coklat muda itu dengan kuat kuremas payudara itu dengan kuat, kedua-duanya tak luput dari hisapanku sehingga rangsangan pada Bu Lia semakin bertambah ini ditandai dengan desahan yang semakin kuat.

    Akhirnya 5 menit kemudian tubuh Bu Lia menegang dan ia memeluk dengan erat sekali dan ia berteriak. “Ndraa.. benamkan yang dalam..” Tanpa ampun aku menusuknya dengan sangat sehingga terasa olehku pangkal rahimnya. “Akkuu.. keluuaarr Ndrraa, oohhmm eenaakhh..” pekik Bu Lia dengan keras dan tubuhnya terasa bergetar hebat menandakan ia benar-benar mengalami orgasme yang hebat. “Croott.. ccreett.. crooeett..” Mani Bu Lia terasa sangat hangat dan banyak, mungkin sampai 7 kali semburan sehingga terasa vagina Bu Lia becek dan dipenuhi oleh maninya sendiri.Aku membiarkan kemaluanku di dalam vaginanya beberapa saat, kubiarkan dosenku yang cantik ini menikmati orgamesnya sambil memilin payudaranya supaya ia merasa kesempurnaan dari orgasme. 10 menit aku membiarkan kemaluan yang masih tegar dan belum merasakan akan adanya tanda akan orgasme, dan kemudian Bu Lia yang bermandikan keringat dan begitu pun tubuhku berkata,”Ndra.. kamu hebat sekali, aku sudah 2 kali tapi kamu belum apa-apa..”Kemudian aku bangkit dan mencabut penisku yang terasa licin, kemudian kujilati lagi cairan vaginanya sampai bersih, yah hitung-hitung membangkitkan lagi nafsu si Dosen. Aku mengambil posisi 69 dan kemudian setelah Bu Lia kembali bernafsu aku meminta untuk bertumpu pada tangan dan sikunya.

    Aku akan melakukan doggy style. Aku memasukkan kemaluan dari belakang dan ternyata tanpa sulit lagi kemaluanku amblas di dalam lubang kemaluannya. “Bless..” Kemudian aku kembali mengocok Bu Lia dengan penuh semangat, disertai desahan dan pekikan dari Bu Lia, begitu denganku berteriak dan mendesah dengan kuat. “Ahh.. ohhmm.. eennaakkhh.. koccookk yang keenccang sayyaangg..” rintih Bu Lia. Aku menjilati lehernya dan tanpa hentinya meremas payudara yang mengeras dan pantatku maju mundur dengan sangat erotis dan beraturan. 12 menit kemudian Bu Lia kembali mengejang, dan mencapai puncaknya.“Ohhmm.. akuu sampaii Ndrraa.. sayaanngg..” desahnya dengan tubuh mengejang kaku. Aku terus mengocoknya tanpa henti bahkan ruangan itu dipenuhi oleh bunyi buah pelir yang basah yang beradu dengan pahanya. “Plok.. plookk..” Dan bunyi lubang senggama Bu Lia yang sedang beradu dengan batang kemaluanku. “Bleb.. bleeb.. cleeb..” Aku tidak peduli. “Oh sayaangg aku capek.. tooloong berhentii sebbeentarr,” mohon Bu Lia. Aku tahu pasti rasanya ngilu dan geli sekali. Tapi aku tidak peduli bahkan beberapa menit kemudian Bu Lia kembali mencapai orgasmenya yang keempat dan saat itu aku sudah merasakan aku sudah hampir keluar dan aku mempercepat goyangan pinggulku dan merubah posisiku dengan cara menidurkan Bu Lia dan mengangkat sebelah kakinya dan memasukkannya dari samping, dan 10 menit kemudian aku merasakan sesuatu yang sudah terkumpul di ujung kemuluanku akan meledak.“Aaahh.. Buu.. aakuu ssammpaii..” rintihku sampai mendekapnya dengan sangat erat. “Buu kuukeluuarkan diimannaa.. Buu..” tanyaku dalam rintihan. “Dii.. dalam aajaa sayaanng..” pintanya sambil mendekapku kuat. “Saayyaangg.. Iiibuu.. juugaa sampaii ssaayyaanngg kitaa saammaa saajaa.. oohhmm..” Tubuhku merasakan tegang dan kaku, begitupun Bu Lia yang orgasme yang kesekian kalinya, dan.. “Crreett.. ccrrot.. seerr..” Air maniku dan air mani Bu Lia keluar bersamaan, kemaluanku sampai ke dasar rahim Bu Lia.

    Rasanya penuh sekali dan otot Bu Lia semakin kuat menjepit kemaluanku. 15 menit aku terdiam menikmati sisa orgasmeku, begitu juga Bu Lia, kemudian masih dalam keadaan berpagutan Bu Lia memujiku.“Sayang, belum pernah Ibu merasakan orgasme sampai lima kali dalam satu ronde sebelumnya, tapi baru sekarang, kamu begitu hebat, kamu orang pertama bermain dengan Ibu selain suami, dan biasanya suami Ibu hanya mampu betahan cuma lima menit, padahal Ibu belum apa-apa..” “Bu, baru sekali ini aku bersetubuh Bu, Ibu yang mengambil keperjakaanku, rasanya enak sekali Bu.. memek Ibu enak sekali sedotannya asyik,” balasku pada Bu Lia. “Kemaluanmu besar sekali Sayang, padahal kemaluan suami Ibu 1/3-nya saja, mungkin tidak sampai, Ibu sempat berpikir apakah bisa masuk ke dalam punya Ibu dan rasanya manimu kental sekali Sayang, sampai sekarang rahim Ibu terasa hangat,” ujarnya. “Boleh tidak aku ulangi lagi..?” pintaku menatap matanya. “Tentu saja boleh Sayang, tapi izinkan dulu Ibu istirahat sebentar yach..” Aku hanya mengangguk kecil, dan dalam hitungan menit Bu Lia sudah terlelap, sedangkan aku setelah mencabut batang kemaluanku kupandingi tubuh Bu Lia dan aku berpikir dan seolah tak percaya aku telah bersetubuh dengan dosenku yang tadinya kuhormati.Dua jam sudah Bu Lia terlelap dan ketika ia terbangun aku sedang asyik menjilati lubang senggamanya dan lubang anusnya. Jam waktu itu menunjukkan pukul 12:10 karena aku sempat melirik jam dinding. “Oh Sayang, kamu lagi cari apaan..?” tanyanya sedikit bercanda. “Cari Biji kerang, Bu,” balasku lagi dalam canda.

    Kemudian tanpa buang waktu kusuruh ia menungging, aku mau merasakan lubang anusnya. Lalu kuarahkan kemaluanku yang telah mengacung keras ke lubang pantatnya itu. “Ahh, sayaangg jangan dii situu donng..” “Blebb..” Belum habis ia bicara, kudorong pantatku dengan kuat. “Akhh.. ehheekk..” jeritnya. “Buu, saya inngin rasakan lubang pantat Ibu..” pintaku sedikit memohon. “Pelan-pelan yach.. sakit Ndraa..”Aku mengocok lubang anusnya dengan penuh semangat, kupikir Bu Lia tidak akan menikmatinya tetapi malahan ia malah cepat keluar dan bahkan lebih banyak dan lebih sering dari yang sebelumnya dan aku mengeluarkan spermaku di dalam anusnya hingga aku kecapaian dan tertidur dengan pulas, begitu pun dengan Bu Lia.

    Paginya kami mengulangi lagi hingga puas, pukul 11:30 siang aku pulang karena ada kuliah nanti jam 02:00. Di kampus aku bertemu dengan Bu Lia, ia hanya melirikku dan memberikan senyuman sekilas. Kulihat jalannya agak lain, agak sedikit terangkat, katanya masih sakit di bagian anusnya, habis memang aku memaksanya untuk bermain di situ dan ternyata lebih nikmat. Kata Bu Lia aku yang pertama mencicipi lubang pantatnya dan menelan maninya.Sejak saat itu aku semakin sering bermain ke rumah Bu Lia, yach untuk membantu Bu Lia menyelesaikan pekerjaannya (hee.. hee.. hee..). Tentu asal Bu Lia tidak menolak, begitupun aku selain nilai Kalkulusku A+ aku juga dikasih uang yang cukup banyak setiap bermain dengan Bu Lia yang cantik. Bahkan ia berjanji mau menukar Civic tuaku dengan Escudo tahun tinggi.Perlu pembaca ketahui kami tidak melakukan di kamar saja, tapi juga di bathtub, di ruang tengah, ruang tamu, garasi, di kolam renang (di saat malam), di kamar anak-anaknya dan di dalam mobil bahkan kami juga pernah melakukannya di dalam kelas dan aula di saat mahasiswa telah bubar semua. Huh.. memang dasar rezeki nomplok.

  • Cerita Sex Ngentot Ibu Sekretaris Desa Dan Anaknya

    Cerita Sex Ngentot Ibu Sekretaris Desa Dan Anaknya


    2814 views

    Cerita Sex Terbaru – Pada waktu KKN di suatu daerah terpencil di JaTeng (Di suatu desa kecil yang belum terjangkau angkutan dari arah kota, bahkan untuk mencapai jalan raya yang dilalui mobil angkutan, harus berjalan kaki selama 2 jam), kukira warganya masih terbelakang dan kurang pergaulan. Maklum di salah satu dusun, yang dihuni sekitar 100 keluarga, hanya satu yang mempunyai TV dengan menggunakan aki. Tetapi kenyataannya lain. Nexiasbet

    Inilah pengalamanku hidup ditengah-tengah penduduk tersebut, tentu saja pengalamanku di bidang seks.Aku kebetulan menginap di rumah Sekdes, yang ternyata seorang ibu muda berumur aku taksir kurang dari 40 tahun. Langsing, kulitnya mulus dan rupawan. Memang lain dibandingkan dengan penduduk kebanyakan di sekitarnya. Dan yang menjadikan aku sangat bernafsu adalah karena statusnya yang janda beranak satu.Di suatu sore, menjelang malam, ketika baru datang dari kampus untuk konsultasi skripsi, kudapati rumah Mbak Yati (begitulah panggilan Sekretaris Desa yang rumahnya kutempati itu) tampaknya sepi. Badanku basah kuyup, karena kehujanan sepanjang perjalanan kaki dari jalan raya. Aku dorong pintunya dan ternyata tidak terkunci. Aku segera menuju ke kamarku, kulepas semua pakaianku dan kukeringkan dengan handuk. Tiba-tiba ada suatu langkah mendekati kamarku, kuintip dari balik korden, Mbak Yati mendekat ke kamarku. “Ini kesempatan,” pikirku.

    Aku terus mengeringkan kepalaku dengan handuk sehingga mataku tertutup dan pura-pura tidak tahu kalau Mbak Yati mendatangi kamarku. Tanpa kusengaja kemaluanku jadi bertambah besar. Tergantung kesana-kemari ketika tubuhku tergoncang karena gosokan yang keras di kepalaku.Benar saja Mbak Yati menyingkapkan korden, namun aku pura-pura tidak melihatnya, walaupun dari pori-pori handuk aku melihat Mbak Yati dengan raut wajahnya agak terkejut, tetapi dia diam saja. Bahkan sepertinya dengan seksama memperhatikan alat vitalku yang makin lama makin besar oleh tatapan Mbak Yati. Aku pura-pura terkejut ketika kulepas handukku dari kepalaku.

    “Oh, Mbak Yati, kirain siapa,” Aku sengaja membiarkan kemaluanku tidak kututupi, ada perasaan bangga mempertontonkan kemaluanku disaat sedang gagah-gagahnya.“Dik Windu, datang kok nggak bilang-bilang,” bicaranya cukup tenang, seakan-akan tidak melihatku aneh. “Iya Mbak, baru datang terus kehujanan.” “Aduh, nanti masuk angin, aku ambilkan minyak angin ya.” “Nggak usah Mbak, takut panas.” “Lha iya biar anget gitu lho.”

    “Maksud saya, takut panas kalau kena ini, lho Mbak.” “Ah Dik Windu bisa aja, mikiran apa sih kok ngacung-ngacung kayak gitu,” kali ini Mbak Yati mau melihat terpedoku, aku bahagia sekali. “Ih, gede banget sih Dik.” “Pernah aku ukur 17 cm kok Mbak,” Aku berjalan mendekatinya. “Dik Windu bisa aja, pake diukur-ukur segala,” kupegang pundaknya, dan dia diam saja. “Kok sepi Mbak, kemana anak-anak lain.” “Anu.. khan, lagi bertemu Bapak Bupati,” tampaknya ia agak gugup dan seperti mau melangkah ke belakang. Tetapi kutahan dia, bahkan ketika kucium pipinya ia diam saja. Kulanjutkan dengan bibirnya, ia juga diam saja. Bahkan memberikan sambutan yang hangat.Kini Mbak Yati yang aktif menciumi tubuhku dengan gemasnya, aku diam saja, dan kulucuti pakaiannya. Ketika kubuka BH-nya, aku tertegun, payudaranya masih kencang dan mulus, ukurannya sedang. Perutnya ramping, cembung di bawah, sedikit di atas jembutnya. Mbak Yati terus menyerangku dengan kecupan-kecupan yang membuatku kelabakan dan jatuh ke tempat tidur karena terdorong oleh kuatnya desakan Mbak Yati yang sudah telanjang bulat itu. Aku hanya bisa memegang payudaranya sambil memijat, mengelus dan memelintir putingnya.Mbak Yati terus mengecup setiap inci dari tubuhku, dadaku, lenganku, perutku dan pahaku. Kejantananku yang sudah sangat keras dipegangnya terus seakan sudah menjadi hak miliknya saja.

    Dikecupnya ujung kemaluanku, aku mengelinjang kegelian. Namun Mbak Yati tidak meneruskan. Sambil tersenyum manis ia berkata, setengah berbisik, “Nanti saja..” Sambil memeluk dan menciumku dengan hangat dan membalikkan posisinya sehingga aku berada di atasnya. Kini posisiku lebih leluasa, aku bisa pandangi kemolekan tubuh Mbak Yati, setiap senti dari permukaan tubuh itu kuciumi dengan penuh nafsu. Nafas Mbak Yati makin memburu, lama kutempelkan pipiku pada perutnya. Perasaan senang luar biasa menyelimutiku. Sambil tanganku terus meremas-remas payudaranya. Kuturunkan kepalaku ke bawah, kuciumi paha sebelah dalam Mbak Yati, hingga sampailah ke jaringan lunak yang berada di tengah selangkangannya. Kujilati benda itu, hingga Mbak Yati menjerit kecil sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, seakan-akan menginginkan aku menjilatinya. Liang kewanitaan Mbak Yati sudah sangat basah, aku terus menjilati daging kecil yang ada di bagian atas kemaluannya, yang menurutnya bernama “itil” ya mungkin bahasa kerennya ya “klitoris” itu.Setelah jenuh aku menjilati liang kewanitaannya, aku bersiap-siap mengarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, Dengan cekatan ia bimbing batang kejantananku hingga di depan gerbang kewanitaannya. Dengan sekali sentak masuklah kepala burungku. Tampak masih lumayan seret, sehingga tidak semuanya langsung bisa menghujam ke dalam liang kewanitaannya. Setelah beberapa kali maju mundur barulah semuanya tenggelam hingga kurasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding kewanitaannya yang paling dalam. Mbak Yati melenguh, menjerit dan makin memelukku dengan kuat. “Terus Dik.. terus Dik.. Tahan Dik, aku.. mau.. keluar, Ohh..” Dia memelukku dengan kuat sambil meluruskan kakinya, hingga batang kejantananku terasa terjepit. Dengan nikmatnya. Hingga akupun tidak tahan lagi membendung air maniku bertahan. Aku segera mencabut kejantananku dan kukocok-kocok hingga muncratlah air maniku di atas perutnya.Beberapa detik kemudian heninglah suasana di kamar itu.

    Tampaknya hari sudah mulai malam, hujan terus turun dengan derasnya. Namun nafas Mbak Yati yang memburu dan tubuhnya terbaring dengan lunglai. Aku terlentang di sampingnya. Dia segera tertidur dengan kepala di atas perutku, menghadap ke kemaluanku. Akupun tampaknya terlena juga. Pada waktu Mbak Yati membangunkanku, untuk makan malam. Aku memakai piyamaku dan menuju ke ruang makan, Mbak Yati mengenakan daster yang tipis. Ketika kurogoh dari bawah dasternya, ternyata ia tidak memakai celana dalam. Mbak Yati mengelak dengan genit meskipun sempat tersentuh juga.Dalam percakapan selama makan malam, baru kutahu bahwa dia mempunyai anak perempuan yang sedang sekolah di Sekolah Pekerja Sosial di Semarang. Setiap minggu ia pulang ke rumah. Nani, anak Mbak Yati, memang manis dan supel. Pada suatu hari minggu ia memang datang dan aku sempat ngobrol dengan Nani.

    Waktu itu ibunya sedang ada tugas mendampingi Pak Kades menerima kunjungan anggota DPRD. Saking akrabnya aku ngobrol dengan Nani, hingga tidak canggung-canggung lagi ia masuk keluar kamarku maupun sebaliknya. Bahkan ketika Nani memintaku untuk membuat salah satu tugas teks pidato, aku tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamarnya. Secara tidak sengaja aku menemukan amplop kecil di atas meja belajarnya. Ketika kubuka ternyata gambarnya adalah gambar porno kategori XX. Nani cuek saja ketika kuamati gambar-gambar tersebut. Tidak terasa bagian bawahku mulai berontak.Tiba-tiba Nani membungkukkan badan di depanku, sambil ikut melihat gambar-gambar porno tersebut. “Nani, nggak pakai BH lho..” Aku kaget bukan kepalang, mendengar suara manja itu, dan kulihat wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku. Dan yang lebih dahsyat lagi adalah, dengan posisi menduduk itu maka payudaranya yang bebas tidak terbungkus BH itu tergantung indah.Aku segera meraihnya, sambil kucium bibirnya. Sebagai tindakan naluri dan refleks priaku saja.

    Nani membalasnya dengan tidak mau kalah lahapnya. Kubuka T-shirtnya, dan kuciumi putingnya yang kecil tetapi panjang, seperti puting ibunya. Dan kulepas semua pakaiannya, terakhir adalah celana dalamnya. Kuraih kemaluannya, jembutnya masih jarang, sehingga belahan liang kewanitaannya yang berwarna merah jambu dapat terlihat dengan jelas.

    Ia susupkan tangannya ke dalam celana pendekku. Begitu menemukan batang pelerku yang sudah sangat tegang ia lemas dan menarikku ke tempat tidurnya.Aku melepaskan pakaianku, hingga telanjang bulat. Aku baringkan di tempat tidurku, dengan posisi telentang, memberikan kesempatan bagi Nani untuk menikmati bagian tubuhku yang sangat kubanggakan itu. Benar saja, ia dengan sigap meraih kemaluanku dan mengulumnya, meskipun masih sangat tidak profesional, tetapi kuhargai juga keberaniannya.

    Barangkali ia hanya ingin mempraktekkan apa yang pernah ia lihat pada foto porno. “Jangan kena kena gigi,” seruku ketika giginya menggesek ujung kemaluanku, yang membuatku nyengir. “Eh sorry, Mas..” Lalu ia jilati seluruh permukaan batang kejantananku, hingga kedua pelerku tidak luput dari serangan ini. Aku hanya meringis menikmatinya.Setelah tidak ada lagi variasi darinya memperlakukan kemaluanku, kubimbing dia untuk terlentang. Ia menurut ketika kubuka pelan-pelan pahanya, kini dengan jelas liang kewanitaan yang manis bentuknya itu. Ketika kusibakkan, kulihat warna merah menantang, sedangkan lendirnya sudah banyak mengalir ke sprei batiknya.

    Posisiku sudah siap untuk menyetubuhinya. Batang kemaluanku sudah tepat di depan mulut liang kewanitaannya.“Nan, masih perawan nggak, aku masukin ya?” pintaku. Nani tidak menjawab namun dengan kuat ia menarik bokongku, hingga amblaslah batang kejantananku memasuki wilayah terlarangnya. Memang baru separuh, sempit sekali, aku hampir tidak tega ketika Nani meringis sambil memejamkan matanya. “Kenapa Nan, Mas cabut ya..” “Jangan,” bisik Nani sambil menjepit punggungku dengan kedua kakinya. Kugerakkan maju mundur pelan-pelan, karena sempitnya liang kewanitaannya.

    Membuat Nani mengeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan kekanan hingga sebuah jeritan panjang. Namun segera kuciumi mulutnya agar jeritan itu tidak terdengar tetangga.Orgasme Nani lama sekali, seperti orang kesurupan, kepalanya kupegangi kuat-kuat agar mulutnya tidak lepas dari ciumanku. Sehingga suara jeritan itu tertelan sendiri.

    Badannya kejang, pelukannya kencang sekali. Akhirnya tumpahlah kenikmatan Nani. Aku sangat gembira bisa memuaskannya. Biarpun maniku belum keluar, aku puas sekali. Nani tertidur, aku segera berpakaian, dan dengan berjingkat ke arah kamarku dekat kamar Mbak Yati. Di depan kamar Mbak Yati kudengar suara, saat kusingkap dan aku terkejut ternyatan ada Mbak Yati.

    Aku ketakutan dan hampir tidak bisa bicara. Dengan suara seadanya aku mendesis, “Oh, Mbak kok sudah pulang.” Tidak kusangka Mbak Yati tersenyum manis, mendekatiku dan mencium bibirku. “Jangan buat anakku hamil, ya.” “Jadi, Mbak tahu kalau akau habis begituan sama Nani?” “He eh, anak sekarang memang lain dengan jaman saya dulu, baru kenal sudah tidur bareng.” Aku hampir tidak percaya ini, kemaluanku masih belum lemas, karena memang belum keluar. Mbak Yati tahu itu.

    Ia lepaskan celanaku dan segera dihisap-hisapnya kejantananku dengan lihainya hingga keluarlah maniku ke dalam mulutnya. Mbak Yati tersedak, dan segera menuju dapur meminum air kendi. Aku hanya bengong saja. Lama tidak bergerak dari tempatku berdiri. Kemaluanku tergantung dengan santainya.

  • Cerita Sex Ngentot Ibu Tetanggaku

    Cerita Sex Ngentot Ibu Tetanggaku


    2201 views

    Cerita Sexs – Aku adalah seorang pria berumur 42 tahun, menikah dan sudah memiliki dua anak yang lucu-lucu. Setelah membaca kisah-kisah di situs ini, aku ingin menceritakan pengalamanku sendiri dengan ibu tetanggaku 3 tahun yang lalu kepada pembaca sekalian. Selamat membaca…

    Setiap sabtu malam minggu aku punya kebiasaan main catur di rumah tetanggaku. Catur adalah salah satu dari sekian banyak hobiku selain olahraga, membaca, otak-atik elektronik dan bercocok tanam. Aku biasanya main catur dengan tetanggaku, seorang bujangan yang rumahnya tak jauh dari rumahku. Tetanggaku itu tinggal hanya dengan ibunya saja. Kakak perempuannya sudah menikah, dan tinggal dengan suaminya di lain kota.

    Hubunganku dengan sahabatku terjalin sangat akrab, juga dengan ibunya. Kami saling menghormati satu sama lain, meskipun beda usiaku dengan sang ibu hanya 5 tahun, dia 5 tahun lebih tua dariku saat itu. Hingga terjadilah peristiwa itu, yang tak pernah kusangka-sangka sebelumnya. Peristiwa yang akhirnya mengubah diriku 180 derajat.

    Seperti pada sabtu sebelumnya, aku bermaksud main ke rumahnya buat caturan. Kupamit pada istriku dan segera bergegas ke rumahnya. Udara malam itu memang dingin sekali akibat hujan lebat selama 2 jam yang terjadi sore tadi. Singkat kata aku sudah berada di pintu rumahnya. Kuketuk pintunya, dan tak lama pintu itu terbuka. Ternyata si ibu yang membukanya.

    “Oh Ibu, ada Barinya bu?” tanyaku ramah.

    “Nak Surya? oh Barinya lagi pergi tuh…” jawab si ibu sama ramahnya.

    “Ke mana, Bu?”

    “Ke pesta pernikahan teman SMUnya. Baru aja dia jalan…”

    “Oh gitu ya?” sahutku. “Kalau gitu, saya pamit aja deh…”

    “Oh, kenapa buru-buru, kan Nak Surya baru sampai?”

    “Ah, nggak. Kalau Bari nggak ada, saya pamit aja deh…” Starbet99

    “Ah, jangan terburu-buru begitu. Temani Ibu ya?”

    Walau agak heran dengan permintaannya, aku akhirnya menurut juga. Kuikuti dia masuk. Kamipun tak lama asyik berbincang-bincang di ruang tamunya. Hingga akhirnya si ibu menawariku kopi.

    “Oh iya, Nak. Keasyikan ngobrol jadi lupa nawari minum. Sebentar saya siapkan dulu ya…”

    “Ah, Ibu. Nggak usah repot-repot…”

    “Ah, nggak kok. Masa repot?” kata si ibu sambil tersenyum ramah. Setelah itu, dia segera beranjak ke dapur.

    Sambil menunggu, kuambil koran terbitan hari ini yang tergeletak di meja tamu lalu kubaca-baca. Sedang asyik kubaca koran itu, tiba-tiba si ibu memanggil dari dapur.

    “Nak… Nak, bisa saya minta tolong?”

    “Oh, ada apa, Bu?”

    Spontan aku segera beranjak dari sofa itu dan langsung menghampirinya. Ternyata kompor gas si ibu agak macet dan dia memintaku membetulkannya. Pas sedang membetulkannya, tak sengaja aku melihat ke arah gundukan payudara si ibu. Saat itu si ibu sedang membungkuk memperhatikanku yang sedang sibuk mengutak-atik kompor gasnya yang macet. Apalagi si ibu hanya mengenakan daster yang belahan dadanya agak rendah.

    Aku langsung terpana melihatnya. Selain besar, payudaranya juga tampak ranum dan kenyal. Tak kusangka perempuan ini masih memiliki payudara seindah itu di usianya yang tak muda lagi. Pemandangan indah itu membuat Kontolku mulai tegak membesar dari balik celana jeans yang kukenakan tanpa kusadari. Aku begitu terangsang melihat keindahan payudara si ibu.

    Si ibu yang semula perhatiannya ke pekerjaanku, tak urung kaget juga melihat perubahan ukuran Kontolku. Tapi anehnya, dia tak juga merubah posisinya. Sepertinya dia sih tahu aku terangsang dengan kemolekan payudaranya tapi dia tampak cuek saja, pura-pura tak tahu. Akhirnya setelah berusaha sekuat tenaga mengendalikan malu sekaligus mengendalikan Kontolku supaya tak semakin membesar ukurannya, selesai juga masalah kompor itu.

    “Wah, Nak Surya hebat!” pujinya di sampingku.

    “Ah, nggak masalah… cuma masalah kecil kok Bu” sahutku.

    “Kalau gitu ibu bisa minta tolong lagi?” katanya sambil menatapku nakal dan tersenyum genit.

    Walau aku sudah menduga apa yang akan dia minta itu, tak urung hatiku berdebar-debar juga menanti pertanyaannya. Apalagi kulihat dia semakin mendekatkan dirinya ke tubuhku.

    “A.. aa… pa Bu?” lidahku mendadak kelu, menyadari betapa dekat wajahnya denganku saat ini.

    Sambil mendesah, si ibu berkata parau, “Ibu mau kamu cium ibu…”

    Belum sempat menyahut, dia langsung berjinjit, memeluk leherku lalu mencium bibirku. Sejenak aku terkesiap, namun tak lama kemudian kami sudah asyik berciuman di dapur itu. Hilang sudah akal sehatku setelah bibirku bersentuhan dengan bibirnya yang tipis dan indah itu. Sambil asyik berciuman, diraihnya tangan kananku untuk meremasi payudaranya di sebelah kanan, sedangkan diarahkannya tangan kiriku ke pantatnya. Tangankupun langsung bergerak terampil. Keduanya langsung bergerak nakal menjalari payudara dan pantatnya yang ranum dan montok itu.

    Si ibu tampak melenguh-lenguh merasakan nakalnya tanganku meremasi payudara dan jari-jariku menyusuri belahan pantatnya. Di lain pihak, tangan si ibu aktif meremasi Kontolku dari luar celanaku, membuat juniorku itu semakin meradang saja ukurannya.

    Satu tangannya dia julurkan ke dadaku untuk meremasi puting susuku yang tercetak jelas dari balik kemeja kaus ketat yang kukenakan ini. Ketika nafsu kami semakin memuncak, dituntunnya aku ke ruang keluarganya. Di sana dengan serempak, kami saling melucuti pakaian masing-masing, sehingga tak lama kamipun sudah bugil.

    Kupandangi dengan sepenuh nafsu tubuhnya yang bugil itu. Luar biasa! Usia boleh kepala 4, tapi bodinya tak kalah dengan bodi para perempuan yang lebih muda. Tanda-tanda ketuaan memang tak bisa ditutupi, tapi secara garis besar, dia masih sangat menggiurkan bagi para lelaki mana saja yang menatapnya.

    Apalagi kalau sudah bugil begini. Bahunya lebar, payudaranya besar, ranum dan mengkal. Tak tampak tanda-tanda melorot seperti payudara para wanita seusianya. Perutnya rata, nyaris tak ada lemaknya. Pinggangnya bundar, pinggulnya montok. Kaki dan betisnya tampak mulus dan kencang. Mungkin si ibu suka olahraga juga nih, makanya bodinya begitu terawat dan indah.

    Di lain pihak, si ibu tampak tak kalah kagumnya melihatku telanjang. Maklumlah, hobi olahragaku yang sudah kutekuni sejak SD, membuat fisikku menjadi sangat bugar. Otot-otot kekar nan liat tampak bersembulan di sekujur tubuhku. Membuat banyak wanita sering kelimpungan kalau melihatku telanjang.

    “Tubuh Nak Surya keren banget deh… Ibu suka sama lelaki macho kayak Nak Surya ini…” kata si ibu smabil menatapku penuh nafsu. Dia mendekatiku lalu memelukku lagi. Kedua tangannya bergerak liar, meraba-raba bukit dada dan perut simetrisku, lalu bergerak turun ke arah Kontolku. Sesaat kemudian, kami kembali asyik berciuman liar dan saling meremas apa yang bisa kami remas.

    Hanya sebentar kami melakukan itu. Berikutnya, kami saling membaringkan diri di atas karpet tebal di ruangan itu. Kami seakan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Kami membentuk posisi 69 dan tak lama kami sudah asyik saling menjilati kemaluan lawan mainnya. Si ibu tampak bersemangat mengulum kemaluanku sambil asyik mengocoknya. Sesekali dia ikut menjilat dan meremasi kantung spermaku.

    Rasanya sangat dahsyat kulumannya. Bahkan kuluman istriku tidak sedahsyat kulumannya. Tampaknya si ibu ini benar-benar sudah lama tidak disentuh lelaki, hingga kulumannya tampak begitu ganas. Di bawah sana, lidah dan jari-jariku tak kalah aktifnya dengan tangan si ibu.

    Lidahku bergerak naik-turun sambil menjilati bibir kemaluannya, labia mayoranya dan semua yang ada di sekitarnya. Tangan kiriku asyik meremasi bokongnya, sedangkan jari-jari tangan kananku asyik menusuki lubang memeknya.

    Kami terus saling merangsang sambil mendesis-desis penuh kenikmatan. Kami saling mencium, menjilat, meremas, dan menggigit dengan rakusnya. Sampai akhirnya kami sendiripun merasa tidak tahan. Tanpa ada aba-aba sebelumnya, serentak kami berubah posisi.

    Si ibu ambil posisi di bawah, sedangkan aku bergerak menindih di atas tubuh moleknya. Sambil tersenyum mesum, dia buka selangkangannya lebar-lebar. Memamerkan liang surganya yang sangat indah nan menggiurkan itu. Membuat jakunku naik-turun berulang kali. Tak sabar segera kutuntun Kontolku ke lubang memeknya.

    Kugesek-gesekkan sejenak kepala Kontolku di bibir memeknya, sebelum akhirnya kudorong pelan.

    “Ssleebb… ssleebbb… bblessshhh…” sedikit demi sedikit Kontolku tertelan liang surganya, menimbulkan sensasi nikmat yang susah digambarkan rasanya. Si ibu sendiri tampak meringis-ringis nikmat merasakan sodokan kemaluanku yang hangat dan keras ini memasuki liang surganya.

    Memek si ibu kurasakan masih sempit dan legit. Tidak kalah dengan memek para gadis. Tampaknya si ibu sangat pintar dalam menjaga kemaluannya itu. Membuat batang Kontolku yang ukurannya king size itu tampak agak kesulitan menembusnya.

    Namun dengan rangsangan terus menerus dariku di titik-titik erotisnya, akhirnya memek si ibu menyerah juga. Lorong yang hangat itu terasa semakin basah seiring meluapnya cairan pelumasnya, akibat rangsangan lidah dan tanganku di payudaranya.

    Kontolku terus melaju hingga sampai di bagian terdalam liang surganya. Lalu mulai kupompa dia. Aku bergerak dalam posisi push-up di atasnya. Sementara pantatku bergerak maju-mundur mengebor memeknya. Semakin lama gerak pantatku semakin kupercepat. Membuat jeritan erotis si ibu semakin keras terdengar. Membuatku semakin bersemangat dalam menjajah lubang kemaluannya.

    Keringat mulai mengalir deras membasahi tubuh bugil kami. Si ibu tampak menjerit-jerit keenakan dipompa senjataku. Sepasang tangannya meremasi rambutku. Tak jarang tangan-tangan itu aktif mencakari punggungku yang liat ini, membuat sedikit pedih di kulitnya karena kukunya yang agak panjang itu.

    Aku sendiri tak mau kalah. Sambil terus memompa Kontolku dalam-dalam, aku asyik mencumbui bibirnya yang seksi. Aku juga gigit-gigit pelan lehernya yang mulus kulitnya itu. Sesekali aku menyusui sepasang payudaranya yang menggiurkan itu secara bergantian. Pantat dan pinggul si ibu tampak bergoyang-goyang liar menyambut sodokan Kontolku, membuatku nyaris gila karena begitu nikmat pengaruhnya di batang Kontolku.

    Sekitar 15 menit kemudian si ibu keluar. Dia semakin erat memeluk tubuh atletisku yang basah kuyup oleh keringat kami berdua. Kubiarkan dia beristirahat sejenak setelah orgasmenya itu. Kemudian kembali kuserang dia. Kucoba bangkitkan gairahnya lagi dengan meremasi setiap jengkal titik erotisnya.

    Tak lama kami sudah asyik berciuman dengan liarnya sambil saling meremas dan meraba. Tak butuh lama untuk membangkitkan gairahnya. Ciuman kami yang liar berhasil membuatnya panas kembali. Ketika aku hendak menggaulinya lagi dengan posisi serupa, dia menggeleng.

    Dia berdiri lalu memintaku untuk bercinta lagi di posisi lain. Aku tersenyum mendengar permintaannya itu. Lalu segera kubopong dia ke atas sofa di ruang keluarganya. Di sana kami masih sempat bergelut sebentar sebelum dia bergerak lagi. Dia naik ke atas pangkuanku membelakangiku. Dipegangnya batang Kontolku yang masih perkasa ini ke arah memeknya yang sudah mulai basah kembali, lalu… “blesshhhh….” masuk sudah seluruh batang Kontolku ditelan memeknya.

    Pada posisi yang kedua ini, rasa nikmat yang kami rasakan terasa luar biasa. Kemaluanku yang king size ini begitu menikmati pijatan otot-otot memeknya si ibu. Di lain pihak si ibu tak henti-hentinya mendesis kenikmatan. Kepalanya tampak bergoyang-goyang liar merasakan pompaan Kontolku.

    Kepala kemaluanku yang besar ini rupanya berhasil sampai di mulut rahimnya, dan memberikan kenikmatan tak terhingga baginya. Turun-naik, keluar-masuk, memompa dan dipompa, menggoyang dan digoyang. Semakin lama semakin liar dan cepat. Sambil memompa, tak henti-hentinya kuremasi payudaranya yang montok itu dari belakang. Seperti tadi, sekitar 15 menit kupompa memeknya, dia keluar lagi untuk yang kedua kalinya.

    Sebelum aku keluar, kami sempat bercinta dalam 2 posisi lagi. Kami melakukannya dalam gaya berhadapan dan gaya anjing di sofa itu. Aku berhasil membuatnya keluar sebanyak 2 kali. Masing-masing dalam setiap gaya persetubuhan yang kami lakukan.

    10 menit kemudian, setelah lebih dari sejam kami bercinta, jebol juga pertahananku. Kutarik Kontolku keluar dari jepitan memeknya semenit sebelum aku sampai di puncak. Lalu kusemburkan spermaku berkali-kali ke wajah dan payudara si ibu.

    Spermaku yang kental dan banyak itu membasahi wajah, leher, payudara dan rambutnya. Dikocoknya batangku, seolah-olah dia tak puas dengan seluruh sperma yang kutumpahkan tadi. Setelahnya, dia raih sperma-sperma itu untuk ditelannya hingga habis. Sisanya dia balurkan ke dada dan kedua puting susuku, untuk dia jilati seperti seorang anak menjilati sisa-sisa es krimnya. Membuatku meringis-ringis kegelian.

    Puas bercinta, kami sama terkapar di atas sofa. Kami bercanda sambil sesekali berciuman dan saling meremas. Sesudahnya aku mandi di rumahnya untuk membersihkan tubuhku dari sisa-sisa pergumulan dahsyat tadi, agar tidak ketahuan istriku. Selesai mandi, si ibu membuatkanku teh manis hangat dengan cemilan ringan. Kamipun berbincang-bincang sejenak seperti tidak ada terjadi apa-apa di antara kami.

    Begitu kudapannya habis dan aku hendak pamit, si ibu buru-buru mencekal lenganku. Sambil menatapku genit, dia berpesan aku lebih sering-sering mampir ke rumahnya. Aku hanya tersenyum saja mendengar permintaannya itu. Dia lalu mencium bibirku dengan sepenuh perasaan. Dia juga sempat meremas kemaluanku dari balik celana, sebelum dia melepasku di teras rumahnya

    Dalam perjalanan ke rumah, aku berkali-kali menghembuskan nafas panjang. Aku tak pernah menyangka akhirnya aku berselingkuh juga. Dengan wanita yang tak kusangka-sangka pula. Tetangga sekaligus ibu sahabat baikku selama ini.

    Sebelumnya tak pernah sekalipun aku mengkhianati istriku selama 15 tahun pernikahan kami. Banyak wanita di luar sana yang begitu menarik, namun tak sedetikpun aku tertarik untuk berselingkuh dengan mereka. Apalagi istriku juga termasuk wanita yang pandai memuaskanku di atas ranjang.

    Kali ini semuanya terasa berbeda. Walaupun aku sangat menyesal telah mengkhianati istriku, aku tak bisa membohongi diriku sendiri kalau perselingkuhan itu ternyata nikmat juga. Sangat nikmat malah. Ibarat kalau selama ini kita hanya makan ‘opor’ di rumah tangga kita, selingkuh berarti kita makan ‘opor’ di luar sana, tetapi dengan variasi, rasa dan sensasi yang berbeda.

    Begitu aku sampai di depan pagar rumahku sendiri, sesungging senyum tiba-tiba muncul di sudut bibirku. Aku merasa yakin, bahwa perselingkuhan ini bukanlah yang pertama dan terakhir kalinya terjadi dalam hidupku…

  • Cerita Sex Ngentot Mantan Murid

    Cerita Sex Ngentot Mantan Murid


    1346 views

    Cerita Sex Terbaru – Kisah dan Cerita Panas ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

  • Cerita Sex Ngentot Sahabat Sendiri Yang Bernafsu

    Cerita Sex Ngentot Sahabat Sendiri Yang Bernafsu


    1537 views

    Duniabola99.org – Kali Iini Berawal Dari Perkenalanku dengan Yussi bermula dari chatroom. Waktu itu tahun 2001 dan aku masih duduk di tingkat 3 sebuah PTS di Medan dan usiaku masih 20 tahun. Sedangkan Yussi sudah berumur 22 tahun dan duduk di bangku kuliah tingkat akhir universitas swasta Jakarta Jurusan Teknik. Kala itu Yussi masih bekerja di perusahaan telekomunikasi swasta sebagai seorang programer.

    Perkenalanku dengan Yussi semakin akrab walaupun kami tidak pernah ketemuan atau copy darat (maklumlah dia di Jakarta sedangkan aku di Medan). Setelah persahabatan kami berjalan 2 tahun akhirnya kami mempunyai kesempatan untuk ber-copy darat. Waktu itu bulan Desember 2003 aku memperoleh kesempatan untuk berlibur di Jakarta.

    Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tgl 26 Desember 2003 dan dengan berbekal beberapa lembar foto kirimannya, aku sore harinya pergi ke Mall Taman Anggrek untuk menemuinya.

    Pertama sekali kumelihatnya, aku sungguh terpana. Bagiku, Yussi lebih cantik aslinya ketimbang di fotonya. Ditunjang lagi oleh penampilannya yang semakin dewasa yang disesuaikan dengan profesinya kini sebagai programer software di PT JS di kawasan Gatot Subroto Jaksel. Hal ini membuat aku semakin tertarik dengannya dan membuat birahiku naik secara perlahan-lahan.

    Setelah bertemu, kami berdua mengelilingi Taman Anggrek hingga malam dan dinner disana. Setelah dinner kami berkesempatan mengelilingi Jakarta dan akhirnya kami pulang dan kuantar dia sampai ke rumahnya di kawasan Duri Kepa Jakarta Barat.

    Pertemuan itu membawa kenangan tersendiri bagiku dan oleh sebab itu aku kembali mengajak Yussi keluar jalan-jalan keesokan harinya yang bertepatan dengan malam minggu.

    Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku menjemput Yussi setelah itu kami pergi makan pagi bersama dan mengelilingi Jakarta beserta mallnya hingga jam 10 malam. Sebenarnya aku masih sangat ingin bersamanya hingga larut malam, namun Yussi menolak karena katanya tidak ada yang menjaga rumah, sebab Papa, Mama, Koko, Kakak ipar dan Dedenya sedang ke Bogor menghadiri kondangan familinya.

    Sebenarnya aku kecewa juga mendengar penolakannya itu, tapi kekecewaanku ternyata tidak lama. Terbukti Yussi waktu itu langsung mengajakku untuk menginap di rumahnya, karena dia tidak berani tidur sendirian. Akupun tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu, aku berpikir beberapa menit. Setelah berpikir beberapa menit aku pun mengiyakan tawaran Yussi dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumahnya pukul 10 lewat 30 malam.

    Segera setelah turun dari mobil, Yussi membuka pintu pagar dan pintu rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar itu dan menempelkan pantatku pada kursi sofa di ruang tamunya. Seketika itu pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan hasratku pada Yussi. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika mendengar suara dari Yussi dan aku pun selalu beronani membayangkan sedang menyetubuhinya. Bahkan tidak jarang pada saat kutelepon dia, aku sedang naked dan beronani sambil bertelepon dengan dia dan Yussi pun tahu semuanya itu.

    Setelah mengunci pintu rumahnya, Yussi permisi padaku untuk mandi dan aku pun mengiyakannya. Mendengar Yussi mau mandi pikiranku bertambah kotor setelah sebelumnya aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu dengan langkah berjingkat-jingkat kuikuti langkah Yussi yang berjalan ke arah kamar mandi di ruang makan hingga aku melihat Yussi masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya.

    Akupun segera memutar otakku mencari celah agar dapat mengintip Yussi. Namun belum sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba Yussi keluar dari kamar mandi dengan naked dan berteriak karena ada kecoa. Aku yang melihat Yussi keluar dengan naked hanya bisa terpaku dan diam. Mataku langsung tertuju pada dua daging kenyal yang bergantung di dadanya. Sungguh indah sekali buah dada Yussi yang berukuran 34 A (kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan ukuran bra nya lewat SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang berwarna kecoklatan. Ingin rasanya lidahku langsung menyeruput wilayah dadanya itu. Pandangan mataku kini tertuju pada lubang vaginanya yang ditumbuhi oleh ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. Penisku pun langsung bangkit dan berdiri tegak. Waktu itu yang hanya ada di pikiranku hanyalah bagaimana caraku untuk meniduri Yussi. Tanpa pikir panjang akupun mendekati Yussi dan kurangkul tubuhnya lalu kutempelkan bibirku pada bibirnya yang lembut mereka itu. Yussi tidak memberikan perlawanan bahkan ia pun mengulum bibirku.

    “Ah..” dia mendesah.

    Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku keluar masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di dadanya sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras. Sementara itu ia juga mulai mencoba menarik resleting celanaku dan tanpa kesulitan dia berhasil menurunkan celanaku dan menarik kaosku serta melemparnya ke lantai kamar mandi. Saat itu, ia sedikit terkejut, ketika tanpa sengaja tangannya menyentuh penisku yang masih dilapisi oleh celdamku.

    “Oh.. Very big buanget kontolmu, Dave”

    Aku hanya menanggapinya dengan senyum dan tanganku masih bekerja memilin-milin puting susunya. Ciumanku mulai kuarahkan ke lehernya dan terus turun ke bawah dan berhenti di bagian putingnya. Di sini aku permainkan putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang sudah hampir meledak. Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan penisku karena Yussi sedang berusaha menarik turun sempakku. Dan kemudian tanpa halangan yang berarti Yussi akhirnya berhasil menurunkan celdamku.

    “Jangan disini Yos, kita cari tempat yang enak, ok? Gimana kalau kita maen di kamar kamu Yos?”
    “Oh iya.. Enakan di kamar gue. Kita bisa ngentot sampe puas”.

    Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang alga yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya yang sudah semakin mengeras lagi.

    “Ah.. Dave,” pekiknya.
    “Yos.. Toket loe indah buanget. Gue suka buanget sama toket loe,” celetekku dengan penuh nafsu.
    “Terus Dave.. Oh.. Geli..” desahnya.

    Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian kumainkan clitorisnya dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu. Kemudian dia mengangkat pinggulnya dan berseru,

    “Oh.. My god.. Is very great.. Oh.. God..”

    Sementara aku masih mempermainkan wilayah vaginanya dengan lidahku, Yussi semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak,

    “Dave.. aku.. ke.. lu.. aarr..” dan seketika itu tubuh Yussi mengejang dan matanya terpejam.

    Sementara itu di gua keramatnya terlihat cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan aroma yang wangi dan hangat. Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah bagiku. Rasanya bibirku masih belum puas menyusui putingnya itu.

    Tak lama kemudian kulihat Yussi kembali menggeliat-geliat dan mendesah-desah. Ia tampak terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan penisku yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang sudah basah sekali.

    “Ayo.. Dave.. Masukkan kontolmu ke memekku. Gue sudah enggak tahan lagi,” pintanya.

    Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan penisku ke dalam lubang vaginanya dan secara perlahan-lahan namun pasti penisku pun mulai menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Yussi masih virgin) dan akhirnya penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.

    “Aduh.. Pelan-pelan ya, please,” erangnya sedikit tertahan.

    Kembali kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.

    “Oh.. Nikmat buanget..” katanya yang disertai dengan desahan halus.

    Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di lubang vaginanya.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Oh.. Dave.. ak.. uu.. suudahh.. ma.. uu.. kke.. luarr.. rr.. laggii..”
    “Tahan Yos.. aku juga.. u.. da.. mau.. ke.. luuaarr, keluarkan di.. mana.. Yos?” tanyaku.
    “Di.. Da..”
    Belum sempat ia menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya,
    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..!
    Beberapa kali penisku menembakkan maniku yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat Yussi beserta aliran darah perawannya menyelimuti batang penisku yang masih tegak di dalam vaginanya.
    “Terima kasih Yos.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam ini..” ujarku sambil mengecup lembut bibirnya dan menarik keluar penisku.
    “Aku juga ingin terima kasih ke kamu, karena telah memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini kupendam dalam anganku,” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.
    “Ayo.. Kita mandi berdua,” ajaknya sambil menarik tanganku.

    Dan di kamar mandi itu, batang penisku kembali bereaksi ketika Yussi mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Yussi dan menyuruhnya menungging ke arahku. Aku pun secara perlahan lahan memasukkan penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar. Sejenak, Yussi tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena Yussi kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan penisku sudah masuk semuanya ke dalam lubangnya.

    “Ah.. Dave.. a.. kk.. uu.. ke.. ll.. uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii..” erangnya dengan lembut.
    “A.. k.. u.. juu.. ggaa..” kataku sambil menyemprotkan maniku ke lubang vaginanya kembali.

    Setelah itu kami melanjutkan acara mandi kembali dan setelah mandi, sebelum tidur, aku mengentotnya sekali lagi. Keesokan paginya pada saat aku bangun jam 7 pagi kembali kugenjot dia dan malam harinya kami kembali ber-ML ria..
    Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting. Terima kasih Yussi atas virginmu.

     

    Baca Juga :
  • Cerita Sex Ngentot Tante Keenakan

    Cerita Sex Ngentot Tante Keenakan


    1725 views

    Cerita Sexs – Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Ivone yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.

    Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivone tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivone nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

    Aku kmbali mmperhatikan tante Ivone yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivone trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

    Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Ivone. “Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.

    Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Ivone duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone pun mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

    “Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivone prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku. ” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

    “Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivone brubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

    Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

    Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …

    ..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone.

    Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.

    Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi.

    Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

    “Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

    Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.

    Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.

    Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivone. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

    Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

    “Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

    Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante …

    …Ivone, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

    Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.

    Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

    “Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivone lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

    Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.

    Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.

    ” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.

    Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.

    Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih.

  • Cerita Sex Ngentot Tante Semok Aduhay Sintal

    Cerita Sex Ngentot Tante Semok Aduhay Sintal


    2020 views

    Cerita Sexs –  Perkenalan namaku Rendi.aku mau memperkenalkan jati diriku. Aku tinggal dikota S Jawa Tengah, tinggiku 169 cm dan berat badanku 52 kg. Aku saat ini kuliah disalah satu universitas ternama di Jateng. Saat ini aku
    langsung cerita pengalamanku saat aku masih duduk kelas 1 SMP tapi aku masih ingat betul ceritanya.

    Saat aku lulus di SD aku mendapat nilai yang sangat memuaskan. Seperti janji ayahku kalau nilaiku baik aku akan dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik. Disana aku dititipkan dirumah pamanku, om Hari. Dia orang yang sangat kaya
    raya.

    Rumahnya sangat megah tapi terletak disebuah desa pinggir kota. Rumahnya terdapat dua lantai dan dilengkapi juga kolam renang yang lumayan besar. Om Hari orangnya sangat sibuk, dia mempunyai istri yang sangat cantik namanya Tante Reni, wajahnya mirip dengan Amara. Dia mempunyai anak yang masih kecil. Tante Reni rajin merawat tubuhnya, walapun dia sudah mempunyai satu anak tubuhnya tetap padat berisi ditunjang dengan payudara yang sangat montok kira kira 34B.
    Hal itu yang membuatku tertarik akan keindahan serta anugrah dari seorang
    wanita.Sesampainya dirumah Om Hari. Aku memasuki pintu rumah yang besar. Disana aku
    disambut oleh Om Hari dan istrinya. Om Hari menjabat tanganku sedangkan Tante
    menciumku. Aku agak sungkan dengan perlakuan seperti itu. Pembantu disana
    disuruh membawakan tasku dan mengantarkan sampai di kamarku.

    Aku mendapat kamar yang 3 kali lipat dari kamar tidurku dirumah. Setelah itu aku berkeliling rumah
    melihat kolam renang serta sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang olehku.
    Disana terdapat tempat cuci tangan dengan cermin yang besar WC, bathup, dan dua
    shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang
    diputarkan membentuk 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya.

    Tempat itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.
    Sore hari, aku duduk ditepi kolam. Om Hari datang menghampiriku dia bilang mau pergi keluar kota. Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami pun mengantarkan sampai pagar rumah. Setelah itu aku kembali duduk menikmati suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang muncul sosok yang sangat menawan. Tante
    dengan baluatan piyama menghampiriku.

    “Ren kamu suka nggak ama rumah ini”
    “Suka banget Tante, kayaknya aku kerasan banget dengan rumah ini tiap sore bisa renang”
    “Kamu suka renang, yuk kita renang bareng, pas waktu ini udara sangat panas”

    Wahh kebetulan aku bisa renang ama Tante yang bahenol. Waktu bertemu pertama kali aku cuma bisa membayangkan bentuk tubuhnya waktu renang dengan balutan swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia membuka piyamanya. Kontan aku tersedak ketika dia hanya memakai Bikini yang sangat sexy dengan warna yang coklat muda.
    Model bawahannya G-string.

    “Huhuukk.. Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang”
    “Enak aja kalau kamu, Om bilang kamu suka bercanda”
    “Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini”
    “Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante”
    “Benar Tante.. Tapi sayang aku lupa bawa celana renang”
    “Ah.. Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah
    suruh beli buat kamu, yuk nyebur..” segera Tante menyeburkan dirinya. Dengan
    malu malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu
    dia naik dari kolam. Dia memdekatiku

    “Ayo cepet.. Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi
    sama dengan kakak perempuan kamu.”

    Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada
    bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya tersenyum.

    Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku
    melorotkan celana dalamku. Yang aku takutkan kepala adikku kelihatan kalau lagi
    tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku
    berenang bersama Tante.

    Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar. Aku masuk
    disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang
    masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku
    tanggalkan semua yang tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin.
    Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip
    ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan.
    Ketika dia membuka sedikit tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke
    belakang.

    “Ehh.. Maaf ya Ren aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara
    sih”

    Langsung segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan
    bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu
    waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.

    “Maaf.. Juga Tante.. Ini salahku” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang aku
    lakukan. Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua
    bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras
    dengan besarnya payudara Tante.

    “Tante tutup dong tirainya, akukan malu”

    Segera ditutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah aku
    sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk
    tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka,
    tampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku
    sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan adikku
    yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip
    yang kedua kali dia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh
    Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia
    mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar
    diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit
    mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil menikmati pemandangan aku
    konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya.. Crot crot..

    Air maniku tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kagetkan nggak ada
    handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku
    tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang
    satunya. Aku tercengang waktu dia melorotkan CDnya dengan perlahan lahan dan
    melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian dia
    keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.

    “Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam”

    Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada
    dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup
    kembali.

    “Rendi malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?”
    “Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar”
    “Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan
    handukmu.”

    Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai
    kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu
    terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun
    kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku
    tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku
    masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake CD model g-string.

    “Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat
    malu ketika adikku berdiri lagi.
    “Sudah nggak malu ya.., anu Ren aku mau minta tolong”
    “Tolong apa Tante koq serius banget.. Tapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri”
    Dia malah tertawa.”Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang” jawab
    Tante.
    “Begini aku minta Rendi meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak
    datang”

    Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk
    dicinta ulam tiba.

    “Mau nggak..?
    “Mau Tante.”

    Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku
    ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku,
    langsung aku tutupi dengan tanganku

    “Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.”

    Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai.

    “Tubuh Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar
    lagi kenceng”

    Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia
    hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya.

    “Ren berhenti sebentar”

    Akupun berhenti lalu dia mencopot CDnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap
    tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan
    ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu.

    “Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih.”

    Lalu dia menyuruh aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya
    agak meremas remasnya. Aku pun ketagian acara itu disana aku melihat puting
    berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku
    sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan.

    “Ren terus remas.. Uhuhh remes yang kuat”
    “Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya
    dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah vagina.

    Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar ketika
    tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah
    dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku
    tekan bagian keduanya.

    “Ren pijatanmu enak banget.. Terus..”

    Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serr serr, aku
    mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian
    sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.

    “Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya”
    “Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Rendi”

    Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian
    tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah
    tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan,
    tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke
    dalam almari.

    “Den, Rendi, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.

    Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke
    semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada
    suaminya. Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering renang
    telanjang dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia
    telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat
    depan rumah.

    “Sudah ganti sana CD ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Rendi masih
    amatir” dia menggodaku.

    Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante bahkan hampir tiap
    hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup
    dirumah Tante Reni yang aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah
    itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena
    ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.

    bagaimana Dengan Cerita Seks Ini Gan ?

  • Cerita Sex Ngentot Tukang Pijat Yang Bohay

    Cerita Sex Ngentot Tukang Pijat Yang Bohay


    2529 views

    Cerita Sexs – Suatu malam yang dingin… aku sendiri… Bang Johnny dan Kak wenda sedang berlibur ke Batu ( Malang ) bersama dengan Deasy dan Santi, sedang Winny adik Kak Wenda sedang tidur di rumah temannya, hari itu Sabtu malam Minggu, jam menunjukkan pukul 6.45 aku ke depan cari pak Pardi tukang becak yang biasa mangkal di dekat warung rokok.

    ” Pak, tolong panggilin Bik Suti tukang pijit donk… badan saya lagi pada pegel… ” kataku minta tolong.
    Jam 7.20 kira-kira pintu depan diketok orang dan bergegas aku keluar… ternyata yang dateng Pak Pardi dengan cewec muda lumayan cakep bersih orangnya… bengong aku jadinya.

    ” Dik Joss… ini anaknya Bik Suti… terpaksa saya bawa karena ibunya sedang pulang kampung beberapa hari… tapi dia bisa mijit kok… walaupun ngga’ sepinter ibunya. ” kata pak Pardi cepat sebelum aku tanya dan ngomel karena tidak sesuai dengan perintahku. ” Ya udah langsung masuk aja ” kataku mempersilahkan. ” Saya balik dulu kepangkalan Dik ” pamit pak Pardi.

    Seperginya pak Pardi langsung tanpa banyak bicara aku berjalan ke kamarku dan anak Bik Surti langsung mengekor dari belakang. ” Siapa nama kamu ? ” tanyaku memecah keheningan. ” Diah Mas ” sahutnya pendek.

    Sampai di kamar aku langsung buka kaos… dengan bertelanjang dada seperti biasa kalo dipijit sama Bik Suti… namun biasanya aku buka sarung tinggal CD saja… kali ini aku biarkan sarung tetep nempel pada posisinya karena tengsin aku sama cewec muda ini. ” Massage creamnya ada di meja belajar ” kataku sambil langsung tiduran tengkurap.

    Tangannya mulai memegang telapak kakiku… terus kebetis… memijat sambil megurut… sama persis dengan apa yang dilakukan ibunya padaku. Bik Surti emang sudah langganan sama keluarga Bang Johnny… jadi aku juga sudah sering mijit sama dia. Tapi walaupun cara mijitnya sama, namun serasa berbeda… tangan ini lebih halus dan hangat rasanya.ok sudah di proses bos, Dana withdraw akan segera kami kirim sesuai nomor antrian withdraw. Terima kasih bosku.

    ” Permisi Mas ” katanya membuyarkan lamunanku yang baru mulai berkembang… sambil benyingkap sarungku lebih tinggi, hingga ke pangkal pahaku. Pijitannya sudah sampai pada paha… sesekali agak tinggi menyentuh pangkal pantatku… agak ke tengah… seerrrrr… rasanya ada ngreng… akupun terus saja memejamkan mata sambil menikmati pijatan danmembayangkan kalau terjadi hal-hal yang diinginkan.

    ” Aduh… ” aku setengah menahan sakit ( pada hal pura-pura ), soalnya biasanya Bik Suti kalo aku kesakitan malah dicari yang sakit dan dipijat lebih lama sehingga enakan… eh… betul juga dia melakukan hal yang sama… tapi karena test tadi aku ucapkan pada saat dia memijit belakang lututku… maka dia sekarang memijit lebih lama di sana. Wah bisa kalo gitu pikirku… lalu aku merancang yang lebih dari pilot project ini.

    ” Jangan dipijit gitu… sakit diurut saja pake cream ” kataku sambil tak lupa berpura-pura sakit.

    Dia ambil cream dan mulai mengurut serius di situ. Lama cukup dia mengurut di situ terus sekarang sudah mulai menjalar lagi… paha… betis… sampe telapak kaki… pas kembali ke paha dan kali ini agak terlalu dalem… aku langsung teriak tertahan… seakan kena bagian sakit lagi…

    ” Mananya Mas ? ” tanyanya. ” Agak daleman dikit ” kataku sambil memegang tangannya dan membimbing pada posisi yang aku mau… letaknya persis di pangkal paha tengah pas jadi kalo dipijit-pijit yang kena bijiku… sengaja aku mengarahkan ke depanan… biar makin pas… lama dia di situ…

    ” Kasih cream donk… ” pintaku… pada saat dia ambil cream… satu tanganku dengan cepat menyingkap CDku supaya meramku keluar dari CD dan bebas… benar juga pada saat tangannya mengoleskan crean sudah langsung ke bijiku… aku agak sedikit supaya bijiku mangkin leluasa dan makin mudah dipijit…

    ” Ati-ati jangan kena celananya… nanti kena cream semua… ” kataku pura-pura bingung kalo CDku kena cream padahal mauku supaya dia membuka lebih lebar CDku… dengan tangannya… beberapa jenak kemudian dia bilang ” Maaf Mas… CDnya dibuka aja… soalnya nanti kena cream… saya sudah coba menghindari tapi susah… Masnya pake sarung aja… ” kata dia mengagetkanku… kaget karena ngga’ nyangka dia bilang gitu.

    Akupun berdiri dan melepas CDku… kembali pada posisi semula aku tengkurap… lalu Diah menyingkap kembali sarungku… hingga ke pantat… aku menahan pada posisi agak nunging supaya makin luas bidang yang bisa dicapai tangan Diah.

    Benar juga lama dia mengurut… meemas bjiku… sampe aku sendiri sudah ngga’ karuan rasanya konak banget… ” Agak bawahan dikit… ” pintaku… dia rogoh makin dalem sampe pangkal batangku kena pegang… diurutnya dengan agak susah karena dari pangkal batang sampe setengah diurut semua…

    ” Mas kalo bisa balik badan… soalnya susah kalo gini ” pintanya… dengan senang hati aku turuti. Aku berbalik badan dan meriamku masih tertutup kain sarung… dengan merogoh dia pegang lagi posisi yang sama. Diurut-urut… sepertinya aku merasa gayanya seperti setengah ngocok… tapi pikiran dia kayaknya lagi mijit… dengan matanya melihat sekeliling kamar… ngelamun kali… aku goyangkan pinggul sedikit supaya tanganya terpeleset ke atas… ternyata berhasil… dia lebih banyak ngurut meriamku… tiga empat menit berlalu dia kaya’nya ngga’ sadar…

    tapi lama-lama aku merasa dia bukan mijit atau ngurut… melainkan benar-benar ngocok meriamku… walau tidak digenggam… tapi cukup mantap… Aku sengaja bergerak sambil sedikit menarik ke atas posisi sarungku… sehingga dapat terlihat sekarang tangannya yang sedang ngocok meriamku… merasa tangannya tidak lagi tertutup sarung… dia lihat posisi tangannya dan saat itu seakan baru sadar dia melihat apa yang selama beberapa menit ini dipijitnya… tapi dia tidak berhenti… matanya mulai ngelirik ke aku.

    Denan tanpa expresi… dia teruskan mengocok… kali ini tangannya lebih mengenggam… jadi aku pastikan dia memang sengaja… jadi dengan sedikit ragu… aku letakkan pada pundaknya… saat memijit tadi… posisi dia berlutut di samping ranjang jadi kalo aku taruh tangan ke samping langsung jatuh di pundaknya dan langsung aku geser turun ke dadanya dan dia diam saja… aku remas dadanya…

    jadi aksi remas dan kocok berjalan terus beberapa menit… sampai tiba-tiba kepalanya ditundukkan rpanya tanpa basa basi lagi dia cium Kabagku… terus dilanjutkan dengan mengulumnya. Dia sadar bahwa dia dan aku telah sama-sama dikuasai nafsu…. maka tanpa perlu meminta ijin lebih jauh… aku coba untuk membuka baju atasnya… malah dia mambantunya… sehingga dia telah terbuka dadanya… BHnyapun telah dia lepas dan dadanya yang besar disorongkan kearah mulutku… langsung aja aku hisap putingnya…. wow… hangat….

    kelapanya lalu direbahkan pada pundakku… sehingga kami seperti setengah bergumul karena kakinya masih di bawah… kamipun berciuman hangat… lalu aku bangkt dan mengangkat tubuhnya menaiki ranjang…. ” Kamu mijitnya lebih enak dari ibu kamu ya ” kataku ngaco… setelah tau dia seperti itu.

    ” Ngga’ tau Mas… terlanjur kebawa…. ” dia tak melanjutkan kata-katanya. Aku asyik menciumi sekitar belakang telinga… samping leher… kadang mendenguskan nafas hangat ke telinganya. Dia sudah tampak merancu dengan desah dan erangannya yang makin membuatku di awang… Aku bangit dan memiringkan tubuhnya… kaki kirinya aku letakkan pada pundak kananku… denganposisi yang agak miring itu aku gesek Kabagku pada gerbang DuFannya ( Dunia Fantasi )… beberapa saat aku gesek dia mulai mengerang pelan… kemudian aku tata kepala meriamku pada gerbang DuFan… yang jelas sekali sudah sangat lembab dan sedikit basar… aku coba tekan… wah… kok sempit… tapi beberapa kali coba…

    akirnya berhasil juga mencapai setengah badan meriam amblas dalam lorong kegelapan… tampaknya di dalam agak kering… maklum tumitnya kurus kecil… tandanya kalu barangnya cenderung kering… Erangannya walau perlahan masih terus tanpa henti sedari tadi… menambah hangat suasana dan seakan irama lautan teduh… terus aja aku goyang sampe cukup lama sebelum aku akhirnya minta pindah posisi…

    Sekarang kedua kakinya aku pangul di kedua sisi pundakku… ayunan makin ganas karena posisi yang lebih leluasa… dan lorong kegelapan makin licin… rupanya dia telah beberapa kali mengeluarkan pelumas… walau bukan orgasme… ” Kamu sekarang nungging…

    ” perintahku. Saat Diah nungging… aku tekan pundaknya ke kasur dan sisa pantatnya aja yang nungging… dengan sedikit rubah gerak… aku masukkan lagi meriam jagurku… kali ini lebih sensasional… aku pegangan pada pinggulnya yang cukup gede… dan ayunan makin bebas terkendali… beberapa kali hampir terlepas… tapi karena besarnya si Kabagku maka agak sulit juga terlepas secara keseluruhannya…

    lelah dengan gaya *****… aku rebahan dan aku suruh dia menaikiku… dia naik dengan membelakangi aku… pada saat amblasnya batangku kali ini diiringi dengan nafas tertahannya… kali ini mentok abis… Diah diam sesaat sambil merenungi nikmat yang terasa. Aku mulai ambil inisiatif untuk menggoyang… lalu Diahpun ikut bergoyang…. kali ini putarannya melingkar… enak sekali… yang aku rasakan… lobang yang sempit… hangat… dan cenderung kering… tiap kali dia berputar pinggul aku merasa ada sesuatu nabrak kepala meriamku… pasti mentok dan dia pasti ngga’ akan lama untu mencapai titik orgasme demikian pikirku. Benar saja dugaanku…

    Diah tampak kejang keras sambil mengucapkan kata-kata yang tidak jelas apa maksudnya… cukup lama juga seperti itu… ” Aaaa…duuuuuuu…….uuuuhhh Mas… lemes kakiku rasanya… aku ngga’ kuat lagi gerak… ” demikian katanya. Aku coba untuk bangun dan menunggingkannya… lalu aku hajar lobangnya dengan lebih keras… sampai panas rasanya meriamku… dan akhirnya aku sudah hampir nga’ bisa lagi menahan…. lalu aku cabut dan bilang pada Diah ” Diah… kamu menghadap ke sini… buka mulut kamu….

    ” dan rupanya Diah mengerti yang aku mau… dengan lemas dia berbalik badan dan membuka mulutnya. Karena ketakutan akan tidak keburu… maka aku segera saja memasukkan meriamku dalam mulutnya yang mungil itu dan aku goyang maju mundur… beberapa kali dan keluarlah… creeetttt…. creeeee.tttt…. creettt….

    Aku jatuh kecapaian… di sampingnya… ” Diah… gimana barusan ? ” tanyaku memecah keheningan. ” Enak sekali Mas… sampe lemes kaki saya… udah ngga’ tau berapa kali keluar… kayaknya berendeng keluarnya ” jawab Diah sambil males-malesan dalam pelukanku. Dan kamipun tiduran sejenak dalam penat nikmat yang tersisa. Sampai pada…

    Aku terjaga saat merasakan paha kananku ada sesuatu yang merayap… aku coba walau males… ‘tuk membuka mataku dan… benar-benar terbelalak jadinya… saat tau apa yang menyentuh pahaku. Dia Winny… adik ipar kakakku… Johnny… aku sangka dia ada di rumah temennya… dan yang lebih mengagetkan adalah… dia lihat aku mendekap cewec dan dalam keadaan bugil berdua.

    ” Joss… loe gila ya… beraninya ngga’ ada orang masukin cewec… gue bilangin Bang John… ” katanya dengan mata melotot. ” Hei… Win… denger dulu… ” kataku sambil mencoba bangkit dari tidurku… saat itu pula Diah bangun karena dengar suara orang lain di kamar itu… dia berusaha meraih kain seadanya untuk emutupi tubuh bugilnya sambil bertanya ” Dia siapa Mas ? ”

    ” Dia ini Winny… adik ipar kakakku ” jawabku pendek. ” Jangan gitu donk… masa loe ngga’ kompak ama gue ” jawabku mohon pengertiannya.

    ” Iya boleh aja gue ngga’ bilang Abang asal gue boleh lihat loe berdua main sekali lagi… gimana ? tanyanya. Ach ni anak pikirku pasti gampang dech kalo udah gini… paling banter ntar dia pasti ngga’ kuat nahan nafsunya sendiri…. demikian pikirku.

    ” Okey… Diah… yuk kita tunjukkan pada Winny… apa yang kita baru kerjakan tadi… kita ulang lagi yuk ” ajakku… ” Mas malu saya nggak bisa… ” aku rada bangun untuk mencium Diah…

    ” Udah kamu merem aja dan anggap hanya kita berdua dalam kamar ini ” kataku menenangkan. Dan akupun mulai merangsang Diah dengan ciuman lembut… sambil tanganku berusaha meraba bagian-bagian sensitifnya… beberapa saat berlalu Diah mulai terbawa… dan mendesar halus…. aku rasakan tangan Winny mencoba meraih batangku dan meremas-remasnya, sesekali mengocoknya hingga siap tempur.

    Setelah segalanya siap… akupun mulai ambil ancang-ancang untuk memasuki Diah untuk sesi kedua… pada saat batangku amblas… Diah dan Winnypun seakan menahan nafas… rupanya Winny telah terlarut dalam pemandangan depan matanya. Permainanku dengan Diah berlangsung beberapa gaya… dan tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 9.47,

    saat itu Winny telah telanjang di samping tubuh Diah yang sedang aku tindih… lalu tangan kirikupun mulai bergerilya ke dada Winny… wah enak sekali… aku pilin putingnya dan diapun mengerang. Sambil terus menggenjot Diah… aku cium juga bibir Winny dan pendek kata… pinggangku ke bawah menghabisi Diah sedang pinggangku ke atas menyerang Winny…. keduanyapun mengerang seru malam itu…

    makin keras erangan mereka berdua bersahutan makin nafsu aku dibuatnya… terakhir sudah tidak kuat lagi menahan gejolak… aku genjot makin keras si Diah dan diapun mengerang panjang sambil kejang mendekapku. Saat itu kami orgasme bersamaan… sedang Winny masih belum mencapai walau hampir… erangan kami berdua membakar nafsunya… segera saja Winny memerintahku untuk menghisap memeknya sampai keluar..

    . demikian perintahnya. Akupun langsung memutar badanku untuk mencapai lobang Winny yang sudah sangat basah tadi…. tapi meriamku tetap tertanam dalam Diah. Kumainkan lidahku pada gua vertikalnya dan sesekali pada tombol di atas lobang tersebut sampe Winny mengejang kejang dan…. lemas puas.

    Lima sepuluh menit kami masih rebahan tumpang tindih sampe aku bangkit dan mencuci peralatanku… lalu kukenakan pakaianku dan kusulut sebatang rokok sambil ngeloyor kejalanan… mencari pak Pardi. ” Pak… anaknya Bik Suti ngga’ usah ditunggu pulangnya… dan tolong bilangin orang rumahnya kalo dia nngga’ pulang karena disuruh nemenin Winny ” alasanku sengaja aku tidak sebut nama Diah supaya terkesan masih asing buatku.

    Setelah itu aku balik lagi ke rumah dan cuci kaki lalu join bobok bertiga… ntar malem coba aku gerayangi Winny ach… kali-kali aja dapet nyobain rasanya… pasti asyik dan berarti pula dalam rumah ini ada beberapa stok lobang yang bisa dipake bergantian… khan asyik kalo butuh ngga’ nunggu lama-lama.

  • Cerita Sex Nikmatnya Pijatan Berujung Dengan Bercinta

    Cerita Sex Nikmatnya Pijatan Berujung Dengan Bercinta


    1713 views

    Cerita Sex – Sebelum kecerita perkenalkan namaqu Alisya umurku saat ii 19 tahun aqu anak terakhir
    dari 6 sodara dan kesemuanya adalah perempuan, kakaqu yg 3 dan 4 mereka juga sama menjadi
    pembantu rumah tangga , sudah 1 tahun ini aqu bekerja di rumah majikanku yg masih muda
    baru mempunyai anak 1 berumur 3 tahun.

     

    Majikan perempuanku yg kupanggil ibu adalah seorang karyawati, sedang majikan laki-lakiku
    seorang pegawai negeri sebuah instansi pemerintah. Kehidupan di dalem rumah tangga
    majikanku dapat dikatakan harmonis, itu yg membuatku kerasan tinggal bersama
    mereka. Ibu majikan seorang perempuan yg baik, begitu pula dgn suaminya.

    Hari Sabtu dimana ibu bekerja, sedang bapak setiap Sabtu dan Minggu libur. Di rumah tinggal
    bapak, aqu dan anaknya. Aqu merasa tidak enak badan sejak hujan-hujanan kemarin waktu
    aqu pergi ke pasar. padahal malam harinya aqu sudah minum obat, namun hingga pagi hari ini
    aqu merasa sakit disekujur badan.

    Walau begitu tetap kupaksakan diri untuk bekerja, karena sudah kewajibanku sehari-hari
    dalem keluarga ini. Setelah anaknya tidur, kurebahkan diriku di kamar. Cuaca mendung
    bulan November, setengah terpejam sayup-sayup kudengar bapak memanggil namaqu,
    namun karena badan ini terasa berat, aqu tak sanggup untuk bangkit, sampai bapak datang
    ke kamarku.

    Bapak terkejut melihat kondisiku, dihampirinya aqu dan duduk ditepi ranjang. Aqu berusaha
    untuk bangkit walau kepala ini seperti dibebani ribuan batu, tiba-tiba tangan bapak menyentuh
    dahiku kemudian merengkuh bahuku untuk memintaqu tiduran kembali.
    Bapak bilang kalau badanku demam, kemudian dia memijit keningku, mataqu terpejam
    Menikmati pijitan itu, terasa sakit di kepala dan lemas sekujur badanku. Setelah beberapa s
    aat bapak menyuruhku untuk telungkup, aqupun menurutinya.
    Kuraskana kain bajuku disingkap ke atas oleh bapak, kemudian tali pengait breast houlderqu dicopotnya.

    Aqu terkejut, namun karena lemas aqu pasrah saja, kurasakan pijitan bapak dipunggungku.
    Disinlah awal keanehan itu terjadi.

    Walaupun kondisi demam, namun perasaan itu tetap saja kurasakan, begitu hangat, begitu
    damai, begitu taqut dan akhirnya begitu nikmat, mata kupejamkan sambil Menikmati pijatan
    bapak. Umur bapak sudah tigapuluhan dan kuaqui kalau bapak mempunyai wajah yg awet muda.
    Disaat aqu merasakan pijitan bapak, tiba-tiba kurasakan resluiting celana pendekku di
    belakang diturunkan oleh bapak.

    Aqu ingin berontak dan membalikkan badan, namun ditolak oleh bapak dgn mengatakan
    bahwa bagian bawahpun harus dipijat, akhirnya aqu mengalah walau disertai rasa malu
    saat bapak melihat bokongku.

    Jujur, yg ada di dalem benakku tidak ada prasangka lain selain aqu dipijit bapak. Setelah agak
    lama, bapak menyudahi pijitannya dan aqu diberi lagi obat demam yg segera kuminum,
    bapak kemudian meninggalkan kamarku.

    Sebelum tidur kuputuskan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti yg telah aqu ceritakan
    di atas, bahwa celana dalemku basah, dan ternyata bukan pipis. Aqu raba dan rasakan
    ternyata berlendir dan agak lengket, aqu tidak tahu hubungan basah ini dgn pijatan bapak
    tadi. Aqu tak mampu berpikir jauh, setelah dari kamar mandi, kuputuskan untuk tidur di kamar.
    Sore hari gerimis turun, ketika aqu tidur, siang tadi ibu majikan dan anaknya pergi kerumah
    famili serta menginap di sana karena ada hajatan, sementara bapak tinggal di rumah sebab
    besok Minggu ada acara di kompleks.

    Setelah sesiang tadi aqu tidur, kurasakan badanku agak mendingan, mungkin karena pengaruh
    obat turun demam yg aqu minum tadi, sehingga aqu berani untuk mandi walau dgn air
    hangat. Selesai mandi terdengar suara bapak dari ruang TV memanggil namaqu, aqu
    bergegas kesana.

    Bapak menanyakan keadaanku yg kujawab sudah baikan. kemudian bapak menyuruhku
    membuatkan teh hangat untuknya. Teh kubuat dan kuhidangkan di meja depan bapak,
    kemudian bapak menyuruhku duduk di bawah depan tempat duduk bapak, kuturuti perintahnya.
    Ternyata bapak sedang Menikmati TV, kemudian bapak memegang pundaqu serta memijit
    perlahan-lahan dan bertanya apakah pijitannya enak, kujawab enak sekali sembari tersenyum,
    sembari tetap memijat bahuku kami berdua membisu sambil menonton TV.
    Lama-kelamaan perasaan aneh itu menjalar lagi, aqu merasakan sesuatu yg lain, yg ku tak mengerti
    perasaan apa ini, kurasakan sekujur rambut badanku mermang. Tiba-tiba kurasakan hembusan nafas di

    samping leherku, aqu melirik, ternyata wajah bapak telah sampai di leherku, aqu merasakan
    getaran-getaran aneh yg menjalar kesemua badanku, aqu tidak berontak, aqu taqut,
    namun getaran-getaran aneh itu kurasakan begitu nikmat hingga tanpa kusadari kumirngkan
    kepalaqu seakan memberi keleluasaan bapak untuk mencumbunyanya. Agen Bola Terpercaya

    Tak terasa aqu memejamkan mata dan Menikmati setiap usapan bibir serta lidah bapak di
    leherku. Getaran itu kini menjalar dari leher terus turun ke bawah, yg kurasakan badanku
    melayg, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang.

    Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yg kutahu aqu mengikuti saja karena
    pengalaman ini belum pernah aqu rasakan seumur hidup, antara taqut dan nikmat. Tangan
    bapak masih memijat bahuku sementara dia masih mencumbui leherku, tak lama kemudian
    kurasakan tangan itu meraih kancing baju depanku dan membukanya satu persatu dari atas ke
    bawah.

    Setelah semua kancing bajuku terlepas, kembali tangan bapak memijat bahuku, semua itu aqu
    rasakan dgn melayg-layg, perlahan tapi pasti kedua tangan bapak menyentuh ke dua buah dadaqu,
    aqu kaget.

    Kedua tanganku lalu memegang tangan bapak, bapak membisikkan supaya aqu Menikmati saja
    pijitannya, tanganku akhirnya terlepas dari tangan bapak. Lagi-lagi kurasakan sesuatu getaran aneh,
    hanya getaran ini lebih dahsyat dari yg pertama, buah dadaqu diremas tepatnya daripada dipijit,
    walau masih memakai bh.

    Kemudian tangan bapak kembali kebahuku, ternyata diturunkannya tali bhku, perlahan-lahan
    diturunkan sebatas lengan, sementara ciuman bapak masih di leher, kadang leher kiri, kadang leher
    kanan.

    Aqu melayg hebat, dimana kedua tangan bapak meraih buah dadaqu dari bagian atas turun ke
    bawah, sesampai di pentilku remasan berubah menjadi pilinan dgn jari, aqu sempat membuka
    mata, namun hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan.

    Sengatan kenikmatan yg baru ini kualami, dipilin-pilinnya kedua pentilku, tak sadar ku keluarkan
    desahan pelan. Secara tidak kusengaja, tangan kiriku meraba celana dalemku sendiri, kurasakan
    gatal disekitar kelaminqu, ternyata kelaminku basah, aqu tersentak dan memberontak.
    Bapak kaget, kemudian menanyakan ada apa, aqu tertunduk malu. Setelah didesak aqu menjawab
    malu, kalau aqu ngompol. Bapak tersenyum dan berkata bahwa itu bukan ompol, lalu bapak berdiri
    dan membimbingku duduk di sofa.

    Bapak menanyakan padaqu, yg kujawab bahwa ini pengalamanku yg pertama, kemudian bapak
    mengatakan ingin memberi pengalaman selanjutnya dgn catatan supaya aqu tidak menceritakan
    pengalaman ini pada siapa saja.

    Aqu hanya mengangguk dan menunduk, tak berani kutatap mata bapak karena malu. Di luar hari
    sudah berganti malam, gerimis pun berubah menjadi hujan, namun aneh, hawa di ruang TV berubah
    menjadi hangat, apakah ini hanya perasaanku saja?

    Sementara aqu duduk di sofa, bapak malah jongkok dihadapanku. Aqu rikuh dan menundukkan
    kepalaqu. Tiba-tiba bapak maju menuju buah dadaqu dan menciuminya, seperti bayi menetek
    ibunya. Aqu berkata malu, namun di jawab bapak untuk Menikmati saja.
    Gelorabirahi.com

    Sengatan itu kembali menyerangku ketika ciuman bapak berubah menjadi jilatan dan kuluman di
    pentilku, aqu kembali terpejam dan mengerang, tak kusadari tanganku berada di kepala bapak,
    mengelus dan sedikit menremas rambut bapak.

    Aqu tidak kuat menygga badanku, perlahan dan pasti badanku terjatuh di sofa, bapak membetulkan
    posisiku sehingga tiduran disofa. Kemudian jilatan bapak berlanjut diperutku, sementara tangan kiri
    bapak di buah dadaqu, tangan kanan meraba dari betis naik ke paha serta menyingkap rok yg kukenakan.

    Aqu sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan Menikmati setiap jilatan dan elusan bapak.
    Aqu terkejut pada saat jilatan bapak sampai ke celana dalemku, aqu mengatakan bahwa itu kotor
    dan pesing, namun dgn sabarnya bapak menenangkanku untuk tetap saja Menikmatinya.
    Aqu hanya terdiam dan pasrah, di antara taqut dan malu serta rasa nikmat yg tak kuduga
    sebelumnya. Perlahan bapak membuka rok serta mencopot celana dalemku dan menciumi
    rambut kelaminku.

    Taqut bercampur geli berkecamuk di dalem dadaqu, kurapatkan kedua pahaqu menahan geli,
    namun keanehan terjadi lagi, lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaqu membuka dan semakin
    lebar. Posisi ini memudahkan bapak untuk mencumbu lebih dalem.

    Tiba pada bagian tengah atas kelaminku, kurasakan ujung lidah bapak menyengat yg lebih dahsyat
    lagi, tanpa kusadari kunaikkan bokongku ke atas ke bawah, aqu meracau tidak karuan, sukar
    kulukiskan dgn kata-kata perasaan ini.

    Kurasakan dunia gelap dan berputar, sayup-sayup kudengar suara kecipakan di sekitar
    selangkanganku, hingga ada suatu desakan dari dalem kelaminku, desakan itu tak dapat kutahan,
    sesuatu yg akan meledak keluar, seperti bila ingin pipis, namun ini lebih dari itu.

    Tanganku tak dapat kukendalikan, kuremas rambut bapak sambil menekan kepalanya pada
    kelaminku.

    Aqu melonjak, mengjan. menahan, meracau, tiba-tiba sesuatu itu keluar dari dalem
    kelaminku, kelaminku basah… bahkan banjir… kurasakan aqu ngompol…

    Setelah itu badanku lemas, keringat membanjiri badanku, tulang-tulangku terasa lepas dari
    tempatnya…

    perasaan apa ini? antara nikmat… kebelet pipis… dan lemas

    Kulihat bapak tersenyum dan mengelus rambutku, bapak menanyakan apa yg aqu
    rasakan. Kubalas dgn tatapan yg bertanya-tanya, namun aqu tidak dapat berkata-kata,
    diantara nafasku yg masih memburu, aqu hanya tersenyum dan memandangnya sayu.
    Bapak berlutut di sampingku, melepas sarungnya, meraih tanganku dan membimbingnya
    untuk memegang tengah celana dalemnya, kuturuti, kuraba dari luar celana dalem bapak,
    ini pun pengalaman pertamaqu memegang kelamin laki-laki.

    Kurasakan sesuatu menonjol keras ke atas di tengahnya, bapak Menikmati elusanku dan kuliirik
    mata bapak setengah terpejam. Tak lama, dia menurunkan celana dalemnya, sesaat kuterpekik
    melihat benda yg baru kali ini kulihat.

    Bapak mengajariku untuk mengurut benda itu dari atas ke bawah, aqu geli memegang benda itu,
    empuk tapi keras… keras tapi lentur…

    Bapak membangkitkanku dari rebahan, kemudian
    menyuruhku untuk menjilat benda itu, karena tadi bapak sudah menjiltati kelaminku, apa salahnya
    kalo sekarang aqu menjilati kelaminnya, pikirku.

    Pertama memang kujilati benda itu, lama-kelamaan kumasukkan benda itu ke dalem mulutku, aqu
    ingat masa kecilku ketika menjilati es krim. Benda itu berdenyut-denyut di dalem rongga mulutku,
    aqu merasa aneh namun senang, seperti anak keci mendapat makanan kesukaannya.

    Tiba-tiba bapak mengerang sambil menarik kepalaqu, benda itu berkeduk hebat, aqu heran ada apa
    ini, namun benda itu tak dapat kulepaskan, karena kepalaqu ditahan tangan bapak, kemudian
    kurasakan suatu cairan terasa di mulutku yg akhirnya daripada tersedak, cairan itu kutelan habis,
    terasa amis… gurih… sedikit asin.

    Kulihat bapak mendengus, seperti habis lari jauh, nafasnya tersengal-sengal. Dia tersenyum dan
    memelukku, aqu merasa damai dalem pelukannya.
    Bapak mengajakku ke kamar mandi, sebelum kami masuk, bapak melucuti sisa pakaianku dan juga
    pakaiannya. Aqu merasa heran, aqu menurut tanpa ada perlawanan, mungkin karena nikmat yg baru
    saja pertama kali aqu dapat.

    Di dalem kamar mandi, bapak memandikanku, bapak mengagumi rambut-rambut yg tumbuh di ketiak danselangkanganku dan berpesan agar aqu tetap memelihara dan melarang memotongnya. Pada saat
    bapak menyabuniku, getaran-getaran aneh menyerangku lagi.

    Geli bercampur nikmat menyelimuti seluruh badanku, sehingga tak terasa aqu mulai mendesah
    lagi, bapak bilang bila aqu tidak tahan keluarkan saja erangan itu, tapi aqu malu.
    Setelah aqu selesai disabuni, bapak menyuruhku menyabuninya, dgn rasa taqut-taqut kusabuni
    punggung sampai kakinya, pada giliran badan bagian depan, kulihat kelamin bapak yg tadinya lemas
    tampak kokoh berdiri.

    Bapak mengatakan enak disabuni olehku, dia meraih wajahku dan mencium mulutku, aqu
    merasakan getaran semakin hebat ketika lidah bapak bermain di dalem rongga mulutku, aqu hanya
    terdiam dan Menikmati permainan lidah bapak, perlahan kuimbangi permainan lidah bapak dgn
    lidahku sendiri, kami saling berpagutan.Cerita Sex

    Bapak membimbing tanganku untuk menyentuh kelaminnya yg masih terbalut sabun, aqu
    merasakan licin serta mengocoknya. Buah dadaqu pun menyentuh dada bapak yg licin oleh sabun,
    terasa mengeras di kedua pentilku, kami berpelukan… berciuman dan saling bergesekan… aktivitas
    ini menimbulkan gelinjang kenikmatan yg tiada tara bagiku.

    Setelah badan kami berdua tersiram air dan bersih dari sabun, bapak menyuruhku untuk menghadap
    wastafel setengah menunduk sembari kakiku direnggangkannya, bapak jongkok membelakangiku
    dan mulai menjilati bokongku, aqu menengok ke belakang dan bapak hanya tersenyum.
    Pada saat lidah bapak menyentuh dan mempermainkan duburku, aqu tersentak dan sedikit
    mengangkat kakiku, kurasakan kegelian bercampur dgn kenikmatan, aqu mendesah, kelaminku
    basah dan lengket, sehingga tangan kiriku tak sadar meraba daging bulat kecil yg mengeras di tengah
    kelaminku sembari mengosok-gosok dan menekannya, secara naluri bagian itu yg kurasakan dapat
    memberi kenikmatan yg tiada terkira.

    Tak lama berselang aqu berasa ingin pipis lagi. Tangan kananku mencengkeram erat bibir wastafel,
    mengerang hebat, tangan kiriku kutekan kuat pada benjolan kenikmatanku, aqu meladak lagi,
    nafasku memburu tidak karuan, sesaat aqu merasa lemas dan seakan hilang pijakan tempatku
    berdiri. Bapak menangkapku kemudian membopongku menuju kamarku.

    Direbahkannya diriku di tempat tidur, bapak duduk di tepi tempat tidurku sembari mengelus
    rambutku, tersenyum dan mengecup keningku, hatiku tentram, nafasku mulai teratur kembali.
    Setelah semuanya kembali normal bapak merebahkan dirinya di sisiku, tanpa bicara, bapak meraba
    buah dadaqu, serta menjilatinya.

    Getaran-getaran itu datang kembali menyerangku, aqu menggelinjang serta mengeluarkan suara-
    suara desahan, kuremas kepala bapak sembaru kutekan ke arah dalem buah dadaqu. Bapak naik ke
    atas badanku, menyodorkan kelaminnya untuk kujilat lagi, kuraih dan kukulum kelamin bapak
    seperti layaknya menjilati es krim, bapak memaju-mundurkan bokongnya sehingga kelamin bapak
    keluar masuk dalem mulutku.

    Aqu Menikmati keluar masuknya kelamin bapak di dalem mulutku. setelah beberapa saat, bapak
    melepaskan kelaminnya dari mulutku. Bapak menggeser badannya, kedua pahaqu di
    kesampingkannya, perlahan-lahan kelamin bapak didekatkan pada kelaminku sambil berkata bila
    terasa sakit aqu harus bilang.

    Pertama menyentuh kulit luar kelaminku, aqu agak tersentak kaget, mulailah rasa sakit itu timbul
    setelah kelamin bapak mulai sedikit demi sedikit memasuki kemaluanqu.
    Aqu menjerit kesakitan yg kemudian diikuti dgn dicabutnya kelamin bapak, bapak mencium bibirku
    sembari membisikkan kata supaya aqu menahan rasa sakit tersebut sembari mempermainkan
    lidahnya di dalem mulutku.

    Kemudian bapak mulai menusuk lagi, walau kelaminku sudah basah total. tapi rasa sakit itu tak
    terkira, aqu tak sanggup mengaduh karena mulutku tersumbat mulut bapak. Tak terasa air mataqu
    meleleh menahan sakit yg tak terkira, kedua tanganku mencengkeram erat pinggang bapak.
    Akhirnya kelamin bapak menembus lubangku… diusapnya air mataqu, kelamin bapak masih tetap
    tertancap dalem lubangku. Bapak berhenti menggoyg, setelah dilihatnya aqu agak tenang, mulailah
    bapak memaju-mundur kelaminnya lagi secara perlahan, aqu sempat heran, rasa sakit itu berangsur
    hilang digantikan dgn nikmat.

    Aqu merasa kelaminku berkedut-kedut dgn sesuatu benda asing di dalemnya, sementara itu air
    lendirku juga sudah membasahi liang kelaminku, sehingga rasa sakit itu hilang tergantikan oleh
    kenikmatan yg sukar dikatakan.
    Tidak begitu lama kemudian aqu merasa ingin pipis kembali, aqu peluk bapak, aqu naikkan bokongku

    seolah ingin menelan semua kelamin bapak. Aqu kejang, aqu melenguh panjang, aqu menggigit bahu
    bapak, sesuatu yg nikmat aqu rasakan lagi, dunia berputar-putar, semua terlihat berputar, sangat
    kejadian ini nikmat sekali.

    Aqu terhempas lemas setelah aqu mengalami apa yg baru aqu alami, rasa sakit sudah hilang. Bapak
    menghentikan aktifitas seakan memberi kesempatan diriku untuk Menikmati puncak kenikmatan yg
    baru saja kualami.

    Setelah beberapa saat, dgn kelamin yg masih mengacung ke atas, bapak mencabut kelaminnya dan
    menyerahkannya kedalem mulutku lagi, aqu kulum kelamin bapak, tak lama kemudian bapak
    melenguh… dan cairan itu kembali mendera mulutku, karena pengalaman tadi, semua cairan itu aqu
    telan tanpa tersisa sedikitpun.

    Bapak merebahkan badanya disampingku, dan mengucapkan terima kasih, dia mengatakan bahwa
    perawanku telah hilang. Aqu tercenung kulihat ke bawah, sprei tempat tidurku ternoda merah darah
    perawanku.
    Namun aqu tidak menyesal, karena hilang oleh orang yg aqu kagumi sekaligus aqu saygi, Aqu tidur di
    dalem pelukan bapak, kami kelelahan setelah mengarungi perjalanan puncak kenikmatan bersama,
    dalem tidurku, aqu tersenyum bahagia, kulirik bapak, dia terpejam sembari tersenyum juga.
    Seperti kebiasaanku sehari-hari dalem rumah tangga majikanku ini, aqu bangun pada pukul 5, kulihat
    bapak masih tertidur lelap, kami masih dalem keadaan bugil, karena semalam tidak sempat
    berpakaian karena kelelahan.

    Aqu turun dari tempat tidur, selangkanganku masih berasa perih seakan benda tumpul panjang itu
    masih mengganjal di dalem lubangku. Dgn agak tertatih aqu menuju kamar mandi, kubersihkan
    seluruh badanku beserta lendir-lendir yg mengering bercampur bercak darah di sekitar kelamin
    dan rambut-rambutku, sembari mandi aqu bersiul gembira.

    Kuraba lubang kelaminku, masih terasa sisa-sisa keperihan di dalemnya, aqu mengerti sekarang,
    dimana perbedaan antara air seni dgn lendir hormon yg keluar dari kelaminku bila dirangsang, Aqu
    tersenyum geli memikirkan kebodohanku selama ini.

    Selesai mandi, aqu membereskan rumah seperti kewajibanku sehari-hari, setelah itu aqu buatkan
    segelas kopi panas dan kubawa ke kamarku, dimana bapak masih terlelap di sana. Perlahan
    kuletakkan kopi di atas meja, aqu melangkah ke arah tempat tidur, kuperhatikan wajah bapak yg
    tertidur.

    Betapa tenang, betapa damai, betapa gantengnya, perlahan kuusap pipi bapak serta kubelai
    rambutnya, dgn sedikit taqut… kucium sudut bibir bapak. Pandanganku menyapu dada bapak,
    kemudian turun ke salangkangannya yg tertutup selimut, kulirik benda asing yg semalam telah
    memaksa masuk ke dalem lobangku.

    Aqu tersentak kaget, walau tertutup selimut kulihat jelas benda itu tegak berdiri mengeras, ku usap
    perlahan sembari tertawa geli dalem hati. Perlahan kusingkap selimut itu, sekarang terpampang
    jelas benda itu dimana pantulan cahaya lampu menerpa ujung kepala kelamin bapak yg seperti helm
    itu.

    Kudekatkan wajahku ke benda itu agar terlihat lebih jelas lagi, perlahan kugenggam, kukocok, kujilati
    dan kumasukkan ke dalem mulutku.

    Bapak bergerak perlahan, aqu terkejut dan berhenti mengulumnya, namun bapak melihat padaqu
    dan menyuruh untuk meneruskan aktivitasku, kembali kuulangi kuluman kelamin bapak sembari
    tersenyum, dielusnya rambutku sembari kudengar erangan bapak.

    Bapak bergeser sedikit, tangannya meraih bokongku serta menyingkapkan dasterku ke atas,
    perlahan diusapnya belahan dalem bokongku, dgn tangan kanan kuraih tangan bapak di
    selangkanganku, ternyata kelaminku sudah basah kembali.

    Aqu pun kembali terangsang dgn usapan tangan bapak di kelaminku, sedikit kugoyg bokongku kekiri
    dan kekanan tanpa melepaskan kulumanku pada kelamin bapak. Beberapa saat kemudian, bapak
    meminta untuk menghentikan aktifitasku, bapak bangkit dari tempat tidur, dan menyuruhku untuk
    menungging di tepi tempat tidur.

    Dari arah belakang, perlahan bapak memasukkan kelaminnya ke dalem lubangku, aqu heran, gaya
    apa lagi yg bapak berikan untukku, kuraih bantal untuk mengganjal kepalaqu, sementara dari
    belakang, bapak memaju-mundurkan bokongnya.Cerita Sex

    Sensasi baru kurasakan, dgn posisi yg belakangan kuketahui bernama doogy style itu, seakan dapat
    kuatur jepitanku pada kelamin bapak. Aqu merasa ingin pipis lagi, kugigit bantal sembari mengerang
    dahsyat, otot-ototku kakiku mengejang sampai ke arah bokong, sedikit kujinjitkan kakiku, kucoba
    bertahan semampuku, kuremas speri di sampingku.

    Aqu tak tahan lagi, dgn kedutan-kedutan hebat, jebolah pertahananku, aqu teriak dan mendesah
    kugigit bantal sekeras-kerasnya, bokongku berkedut-kedut ke atas bawah, aqu lemas, aqu jatuhkan
    badanku ke atas kasur sembari nafasku haru memburu.

    Kulihat bapak tersenyum ke arahku, kelaminnya semakin berkilat akibat lendirku tertimpa cahaya
    dari luar kamar. Kuraih kelamin bapak, kukocok-kocok sembari aqu mengatur nafasku, tangan bapak
    merengkuh rambutku, diusap-usapnya kepalaqu, diciumnya keningku. Setelah nafasku teratur,
    kuraih kelamin bapak dan kukulum lagi, tidak berapa lama, bapak mengejang dan mengeluarkan
    cairan dari kelamin bapak yg kutelan habis tanpa bersisa.

    Bapak kemudian pergi mandi, sementara aqu kembali kekesibukanku hari ini yaitu memasak. Pukul
    delapan pagi, kulihat bapak selesai mandi dan bersiap untuk menghadiri acara kompleks.
    Setelah berpamitan padaqu, aqu meneruskan memasak, hari ini kubuatkan masakan spesial untuk
    bapak, semua bahan telah tersedia di dalem kulkas yg kubeli hari Jumat kemarin di pasar.
    Pukul 12 siang, bapak kembali dari acara di kompleks, aqu sedang menonton acara TV setelah selesai
    masak, kemudian bapak menyuruh membuatkan es teh manis untuknya, aqu bergegas pergi ke
    dapur untuk membuatkan pesanan bapak.

    Di saat aqu sibuk mengaduk gula, tiba-tiba dari arah belakang bapak memelukku, aqu tersentak
    karena melihat bapak tidak mengenakan pakaian selembar pun.
    Tanpa bicara, dicumbuinya diriku dari belakang, aqu menggelinjang kegelian, diusapnya leherku dgn
    lidah bapak sampai ke telingaqu dan digigit-gigitnya daun kupingku. Aqu tersentak kegelian,
    tanganku menyenggol teh yg sedang kubuat, gelas jatuh dan air di dalemnya tumpah membasahi
    dasterku.

    Tanpa memeperhatikan peristiwa itu, bapak melahap mulutku dgn ciuman-ciuman ganasnya, aqu
    terpengarah tidak siap, sedikit kehabisan nafas melayani ciuman bapak. Dgn tidak melepas
    ciumannya, tangan bapak mencopot dasterku, kemudian dgn terburu-buru, dilepasnya breast houlder dan

    celana dalemku, aqu hanya pasrah menghadapi kelaquan bapak.
    Sedikit membopong, didudukannya aqu di atas meja makan, kemudian bapak melebarkan
    selangkanganku serta menjilati kelaminku. Dgn berpegang pada tepi meja, aqu menggelinjang
    keenakan, kurasakan sapuan-sapuan lidah bapak dikelaminku sebagai sensasi yg tiada duanya.
    Mungkin karena sebentar lagi aqu merasa akan datang bulan, sehingga nafsu yg ada dalem diriku
    sedang dalem puncak-puncaknya. Aqu pipis lagi, kuremas rambut bapak dgn tidak sungkan lagi,
    kutekan kepala bapak ke dalem kelaminku.
    Kurasakan lidah bapak menembus di dalem lobangku, aqu menjerit tertahan, meledaklah
    kenikmatanku, bapak menyedot habis semua lendir nikmatku sampai tuntas serta menjilati rambut
    lebatku.

    Dgn menahan posisiku, bapak berdiri dan memasukkan kelaminnya ke dalem lobangku, perlahan
    tapi pasti kelamin bapak masuk. Aqu membisikkan sesuatu ke bapak, aqu mengatakan bila ingin
    merasakan semprotan cairan bapak di dalem rongga kelaminku.

    Bapak menanyakan apakah aqu subur atau tidak, aqu jawab bila dalem dua atau tiga hari ke depan
    akan datang bulan. Setelah bapak mendengar pengaquanku, dia tersenyum dan semakin
    bersemangat untuk menusukan kelaminnya di lobangku.

    Ternyata bapak lama juga mengalami puncak, kebalikannya dalem diriku, aqu merasakan suatu
    kedutan nikmat lagi dan berasa ingin pipis kembali. Aqu peluk bapak, kucium bibirnya, sementara
    kedua kakiku menjepit pinggang bapak.

    Dgn berpangku pada tepi meja makan, bapak bertambah kencang volume memaju – mundurkan
    kelaminnya di dalem lobangku. Aqu terpekik, aqu menjerit, aqu mendekap erat-erat badan bapak,
    kurasakan ledakan kembali menyerang dalem lubang kenikmatanku.

    Sementara bapak kulihat semakin cepat dan berkata bila kita berdua akan mencapai puncak secara
    bersama-sama. Tapi aqu sudah tidak tahan lagi, aqu mengerang… mengejang… kugigit bibir bapak,
    ternyata demikian pula dgn bapak.

    Kami berdua mencapai puncak tinggi bersamaan, kurasakan cairan hangat bapak dan cairanku
    menyatu di dalem lubang kelaminku. Aqu berkedut, bapak berkedut, kami semakin erat berpelukan,
    peluh membanjiri seluruh badan, jepitan kakiku di pinggang bapak, diimbangi pelukan tangan bapak
    di badanku, kami berdua sesak, kami berdua klimaks, kami berdua memejamkan mata sesaat tidak
    peduli dgn sekitar.

    Sampai pada suatu ketika, ibu mengunjungi orang tuanya di lain propinsi, ibu berangkat dgn anaknya
    menggunakan kereta Api sementara bapak tidak ikut karena tidak dapat cuti. Ibu pergi sekitar lima
    hari.

    Pagi hari sesuai dgn tugasku sehari-hari, aqu mengepel ruangan, sengaja kulepas bh dan celana
    dalemku, aqu hanya mengenakan daster saja tanpa daleman. Kulihat kamar majikanku masih
    tertutup pintunya, kuketuk pintu dgn maksud ingin mengepel kamar majikanku.
    Kemudian bapak membukakan pintu, aqu masuk dan langsung mengepel, sementara bapak masuk
    kekamar mandi yg terletak juga di lama kamar majikanku. Sengaja agak berlama-lama mengepel dgn
    maksud memancing reaksi bapak, kutarik dasterku lebih agak ke atas, sehingga kedua pahaqu
    terlihat jelas.

    Pancinganku mengena, bapak keluar dari dalem kamar mandi dan mengomentariku bahwa pahaqu
    tampak putih mulus, kubalikkan badan sengaja menghadap ke arah bapak, dgn posisiku mengepel
    akan terlihat jelas kedua buah dadaqu yg tak tertutup breast houlder.

    Bapak tersenyum menghampiriku dan berkata bila aqu sengaja memancing dirinya, kubalas
    senyuman bapak dgn berkata memang aqu sengaja, karena aqu ingin disebadani bapak lagi. Kulihat
    bapak menurunkan sarungnya, yg ternyata juga tidak mengenakan celana dalem, terlihat kelamin
    bapak sudah berdiri tegang.

    Setelah pamit untuk mencuci tanganku, kuhampiri bapak, aqu elus kelamin itu, bapak duduk ditepi
    tempat tidur, sementara aqu jongok di antara kedua paha bapak, perlahan tapi pasti, kelamin bapak
    aqu cium dan kumasukkan kedalem mulutku.

    Terdengar desahan bapak, sementara tangan kiriku menyentuh kelaminku, ternyata sudah basah,
    terus kuelus perlahan kelaminku.

    Bapak merengkuh bahuku, menarik supaya aqu berdiri, dan memposisikan aqu jongkok di atas
    kelamin bapak. Dgn perlahan kuturunkan bokongku dan dibantu dgn tangan bapak untuk
    mengarahkan kelaminnya menuju lobang kelaminku, pertama agak susah untuk masukkan kelamin
    bapak, kucoba memasukkannya sedikit demi sedikit.

    Setelah posisi dan kedaleman kelamin bapak sudah pas, mulailah kuturun-naikan bokongku, tangan
    bapak tidak tinggal diam, diarihnya dasterku untuk dilepas, kemudian diremas-remaslah kedua buah
    dadaqu.

    Lama-kelamaan aqu merasakan sengatan yg luar biasa, kupercepat goyganku, kugesek-gesek
    kelaminku, dan tak lama kemudian aqu tak sanggup lagi menahan kebelet pipisku, kupeluk bapak
    dgn posisi masih tertancap kelamin bapak, jebolah pertahananku, aqu kebanjiran lagi.
    Kami bertukar posisi, aqu sekarang di bawah, ditepi ranjang, sedang bapak berdiri di sisi ranjang,
    Sebelum bapak memasukkan kelaminnya dia bertanya kapan aqu mens, kujawab kira-kira lima hari
    lagi aqu mens.

    Setelah tahu jawabanku, bapak segera mengangkat kedua kakiku dan perlahan memasukkan
    kelaminnya kedalem kelaminku, digoygkannya bokong bapak maju-mundur, sensasi kemasukan
    kelamin bapak di dalem kelaminku terulang lagi, aqu merasa terangsang lagi, kubantu dgn
    menggoygkan bokongku.

    Aqu klimaks lagi, namun bapak mengajak untuk bersama-sama karena beliau juga sudah hampir.
    setelah beberapa saat kutahan, akhirnya jebol lagi pertahananku, kulihat hampir bersamaan
    pertahanan bapak juga jebol, akhirnya kami dapat mencapai klimaks secara bersamaan.
    Lama posisi kelamin bapak tertancap dalem kelaminku, aqupun tidak dapat berbuat apa-apa karena
    nikmat, setelah beberapa saat kami terdiam, baru dicabutlah kelamin bapak. Kami berdua mandi
    bersama layaknya suami istri.Cerita Sex

    Aqu bilang kepada bapak bila aqu sayg kepadanya, dijawab dgn senyuman bapak. Setiap hari
    semenjak kepergian ibu, kami selalu memadu kasih, namun jelas setelah bapak kembali dari kantor.
    Kadang di kamarku, di kamar bapak, di dapur, di ruang belakang, bahkan pernah di garasi dan di
    dalem mobil. Hatiku senang, tentram, hingga ibu pulang dari luar kota.
    Hingga suatu malam aqu tidak dapat tidur, udara sangat panas sehingga membuatku kegerahan,
    kucopot breast houlder dan celana dalemku, hingga hanya memakai daster saja, kondisi seperti ini
    membuat aqu menjadi terangsang.

    Kugosok-gosok kelaminku dan kuraba-raba buah dadaqu sambil membaygkan kejadian-kejadian yg
    kulalui bersama majikan laki-lakiku. Tiba-tiba aqu mendengar suara desahan dari kamar tidur
    majikanku, aqu keluar dan jongkok di bawah jendela mendengarkan desahan-desahan nikmat kedua
    majikanku, letak kamar majikanku tidak jauh dar kamarku, hanya dibatasi oleh gudang.
    Aqu terdiam mendengarkan kegiatan di dalem kamar majikanku, kutaksir posisi ibu di atas badan
    bapak. Suara-suara itu membuat tegang seluruh badanku, kuraba selangkanganku dgn tangan kanan,
    sementara tangan kiriku meremas buah dadaqu.

    Aqu terhanyut, mataqu terpejam membaygkan kenikmatan itu, tanpa terasa gosokan tangan kanan
    di kelaminku semakin cepat, dan jari tengahku sudah masuk kedalem kehangatan kelaminku, terasa
    melayg diriku.

    Tak lama datanglah klimaks, posisiku sudah selonjor kenikmatan, sementara suara-suara di dalem
    kamar juga tambah seru, tak lama kudengar bapak dan ibu telah mencapai klimaks, kemudian
    hening.

    Aqu terhuyung kembali ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku, nafasku masih tersenggal, sisa-
    sisa kenikmatan masih terasa, aqu melap kelaminku dgn celana dalemku. Setelah nafasku teratur,
    kurasakan hatiku sakit, cemburukah aqu. dadaqu bergejolak, seakan tidak rela bila kedua majikanku
    bersebadan.

    Perasaan ini tidak boleh jawab hati kecilku, namun perasaanku tidak dapat dibohongi, aqu telah
    jatuh cinta kepada bapak majikanku. Pikiranku bergejolak, antara logika dgn perasaan, yg aqu rasa
    tidak akan mencapai titik temu, bagaimanakah ini?

    Akhirnya kuputuskan untuk keluar dari pekerjaanku, semula ibu menahan dgn menjanjikan gajiku
    dinaikkan, namun aqu menolak, kukatakan bahwa aqu akan mencari pengalaman di tempat lain.
    Malamnya bapak mengintrogasiku, menanyakan kenapa aqu pindah dari keluarga itu.
    Aqu bilang bila aqu mulai menyukai dan mencintai bapak serta tidak rela bila bapak berdua sama
    ibu, bapak sendiri tidak dapat berbuat apa-apa, kemudian ia mencium pipiku lama sekali, tak terasa
    menetes air mataqu.

    Besoknya aqu pergi dari rumah itu, bapak memberiku uang tujuh kali gajiku, untuk modal katanya yg
    pasti tanpa sepengetahuan ibu. Sebetulnya berat hatiku meninggalkan keluarga ini, namun hati
    kecilku memberontak, terhadap orang yg aqu saygi.
    Keputusanku sudah bulat, mungkin nanti suatu saat aqu mendapatkan jodoh yg juga menyaygiku
    seperti bapak.

  • Cerita Sex Nining Pemuas Nafsu Sex

    Cerita Sex Nining Pemuas Nafsu Sex


    1540 views

    Cerita Sex Abg – Aku bekerja di perusahaan kontraktor swasta di daerah Indramayu yang mempunyai sekitar 20 pegawai dan 3 orang diantaranya adalah wanita. Pada umumnya pegawai-pegawai itu datang dari desa sekitar perusahaan ini berada dan rata-rata pegawai prianya sudah bekerja di perusahaan ini sekitar 15 tahunan lebih, sedangkan aku diperbantukan dari kantor pusat di Jakarta dan baru sekitar 1 tahun di kantor cabang ini sebagai kepala personalia merangkap kepala keuangan. Karena pindahan dari kantor pusat, maka aku dapat tinggal di rumah yang disewa oleh perusahaan. Istriku tidak ikut tinggal di sini, karena dia juga kerja di Jakarta, jadi kalau tidak aku yang ke Jakarta setiap Jum’at sore dan kembali hari Minggu sore atau istriku yang datang.

    Hubungan antar para pekerja begitu akrab, sehingga beberapa diantara mereka ada yang sudah menganggap aku sebagai saudara atau anaknya saja. Dalam situasi seperti sekarang ini, perusahaan dimana aku bekerja juga mengalami krisis yang cukup serius dan jasa pekerjaan yang kami terima dari perusahaan kilang minyak dan perusahaan lainnya juga semakin berkurang. Hal ini mengakibatkan pimpinanku memerintahkan untuk mengurangi beberapa orang pegawainya dan ini harus kulaksanakan dalam waktu sebulan ini.Setelah kupilah-pilah dari 20 orang pegawai itu, lalu aku mengambil 5 orang pegawai yang paling tua dan yang dalam 1 atau 2 tahun ini akan mencapai usia 55 tahun, lalu aku menyuruh sekretaris kantor yang bernama Sri (samaran) dan juga dari penduduk di sekitar perusahaan untuk mengetik draft surat-surat yang sudah kupersiapkan dan rencanaku dalam 2 minggu ini masing-masing pegawai akan kupanggil satu persatu untuk keberikan penjelasan sekaligus memberikan golden shake hand pesangon yang cukup besar. Sri adalah salah satu diantara 3 pekerja wanita di sini dan umur mereka bertiga sekitar 30 tahunan. Sri, menurut teman-teman kerjanya adalah seorang pegawai yang agak sombong, entah apa yang disombongkan atau mungkin karena merasa yang paling cantik diantara ke 2 wanita lainnya.Padahal kalau aku bandingkan dengan pekerja wanita di kantor pusat Jakarta, belum ada apa-apanya. Suaminya Sri menurut mereka itu sudah setahun ini bekerja di Arab sebagai TKI. Di hari Jum’at sore, sewaktu aku besiap siap akan pulang, tiba-tiba muncul salah seorang pegawai yang biasa kupanggil Pak Tus datang menghadap ke ruangan kantorku.“Ada apa Pak Tus”, tanyaku.
    “Ini…, Pak…, kalau Bapak ada waktu, besok saya ingin mengajak Bapak untuk melihat kebun buah-buahan di daerah pegunungan sekitar Kuningan dan peninggalan orang tua saya, siapa tahu Bapak tertarik untuk membelinya”. Setelah kipikir sejenak dan sekaligus untuk menyenangkan hatinya karena Pak Tus ini adalah salah satu dari pegawai yang akan terkena PHK, segera saja permintaannya kusetujui. Agen Nova88
    “Oke…, Pak Tus, boleh deh, kebetulan saya tidak punya acara di hari Sabtu dan Minggu ini…, kita pulang hari atau nginap Pak…?
    “Kalau Bapak nggak keberatan…, kita nginap semalam di gubuk kami…, Pak.., dan kalau Bapak tidak berkeberatan, saya akan membawa Istri, anak dan cucu saya, Biar agak ramai sekaligus untuk masak.., karena tempatnya agak jauh dari warung”, jawab Pak Tus dengan wajah berseri.
    “Yapi…, Pak…, saya tidak punya kendaraan.., lanjut Pak Tus dengan wajah agak sedih”.
    “Pak…, Tus…, soal kendaraan jangan terlalu di pikir, kita pakai Kijang saya saja.., dan Pak Tus boleh membawa semua keluarganya, asal mau berdesak-desakan di Kijang dan besok jam 10 pagi akan saya jemput ke rumah Pak Tus”, sahutku dan Pak Tus dengan wajah berseri kembali lalu mengucapkan terima kasih dan pamit untuk pulang. “Besok paginya sekitar jam 10 pagi aku menjemput ke rumah Pak Tus yang boleh dibilang rumah sangat sederhana. Di depan rumahnya aku disambut oleh Pak Tus dan Istrinya. Aku agak terkejut, karena Isrinya kelihatan jauh lebih muda dari yang kuduga. Dia kutaksir berumur sekitar 35 tahunan dan walau tinggal di kampung tapi sepertinya tidak ketinggalan jaman. Istri Pak Tus mengenakan rok dan baju agak ketat tanpa lengan serta ukuran dadanya sekitar 36C.“silakan masuk…, Pak…”, katanya hampir serentak,


    “Ma’af Pak…, rumahnya jelek”, sambung Pak Tus.
    “Ah, Bapak dan Ibu.., bisa saja, Oh iya…, anak dan cucu nya apa jadi ikut?”, sahutku sambil bertanya karena aku tidak melihat mereka.
    “Oh…, si Nining (mana disamarkan) sedang di belakang menyiapkan barang-barang bawaannya dan cucu saya tidak mau pisah dari ibunya”, sahut Pak Tus.Tidak lama kemudian dari belakang muncul wanita muda yang tidak bisa dibilang jelek dengan tinggi sekitar 160 Cm serta memakai T shirt ketat sedang menggendong anak laki-laki dan tangan satunya menjinjing tas agak besar, mungkin berisi pakaian.“Pak..”, kata Pak Tus, yang membuatku agak kaget karena aku sempat terpesona dengan body Nining yang yang aduhai serta berjalan dengan dada yang menantang walau ukuran dadanya boleh dibilang tidak besar.
    “Paak…, ini kenalkan anak perempuan saya…, Nining dan ini cucu saya Dodi”. Kusambut uluran tangan Nining serta kujabat tangannya yang terasa agak dingin dan setelah itu kucubit pipi Dodi.
    “Ayo…, Pak…”, ajak Pak Tus, “Kita semua sudah siap dan bisa berangkat sekarang”.
    “Lho…, apa bapaknya Dodi tidak ikut…, Pak?, tanyaku dan kulihat Pak Tus saling berpandangan dengan Istrinya, tapi yang menyahut malah Nining. “Enggak kok…, Pak…, dia lagi pergi jauh”.
    “Ayo…, lah kalau begitu…, kita bisa berangkat sekarang.., Pak”, kataku walau aku masih ada tanda tanya besar dalam hatiku soal suami Nining.Sesampainya tempat yang dituju, aku jadi terkagum-kagum dengan kebun yang dimiliki Pak Tus yang cukup luas dan tertata rapi serta seluruhnya ditanami pohon buah-buahan, bahkan banyak yang sedang berbuah. Rumah yang boleh dibilang tidak besar, terletak di bagian belakang kebun itu.“Ayo…, Pak, kita beristirahat dulu di gubuk, nanti setelah itu kita bisa keliling kebun melihat pohon-pohon yang ada”, kata bu Tus dan disambut dengan sahutan Pak Tus.

    “Iyaa…, Pak…, silakan istirahat ke rumah dulu, biar Istri saya menyiapkan minum buat Bapak, sedang saya mau ketemu dengan yang menjaga kebun ini.Lalu aku dan Bu Tus berjalan beriringan menuju rumahnya dan sepanjang perjalanan menuju rumah kupuji kalau kebunnya cukup luas serta terawat sangat baik.“Aahh…, Bapak…, jangan terlalu memuji…, kebun begini.., kok dibilang bagus.., tapi inilah kekayaan kami satu-satunya dan peninggalan mertua”, kata bu Tus yang selalu murah senyum itu. Ketika mendekati rumah, Bu Tus lalu berkata,
    “silakan Pak…, masuk”, dan aku segera katakan, “silakan…, sambil bergeser sedikit untuk memberi jalan pada bu Tus.Entah mengapa, kami berdua berjalan bersama masuk pintu rumah sehingga secara tidak sengaja tangan kiriku telah menyenggol bagian dada bu Tus yang menonjol dan kurasakan empuk sekali. Sambil kupandangi wajah bu Tus yang kelihatan memerah, segera kukatakan.“Maaf…, bu…, saya tidak sengaja”, Bu Tus tidak segera menjawab permintaan maafku, aku jadi merasa agak nggak enak dan takut dia marah, sehingga kuulangi lagi.
    “Benar…, buu…, saya tidak sengaja…”.
    “Aahh..”, Pak Pur.., saya nggak apa apa kok…, hanya…, agak kaget saja, lupakan.., Pak…, cuma gitu saja…, kok”, kata bu Tus sambil tersenyum. “Oh iya…, Bapak mau minum apa”, tanya bu Tus.
    “Terserah Ibu saja deh”.
    “Lhoo…, kok terserah saya..?”.
    “Air putih juga boleh kok bu”. Setelah bu Tus ke belakang, aku lalu duduk di ruang tamu sambil memperhatikan ruangan nya model rumah kuno tetapi terawat dengan baik.Tidak terlalu lama, kulihat bu Tus yang telah mengganti bajunya dengan baju terusan seperti baju untuk tidur yang longgar berjalan dari belakang sambil membawa baki berisi segelas teh dan sesampainya di meja tamu dimana aku duduk, bu Tus meletakkan gelas minuman untukku sambil sedikit membungkuk, sehingga dengan jelas terlihat dua gundukan besar yang menggantung didadanya yang tertutup BH dan bagian dalam badannya, membuat mataku sedikit melotot memperhatikannya. “Cerita Mesum: Nining Hot”“Iihh…, matanya Pak Puur…, kok…, nakal.., yaa”, katanya sambil menyapukan tangannya dimukaku serta tersenyum.Aku jadi agak malu dikatakan begitu dan untuk menutupi rasa maluku, aku jawab saja sambil agak bergurau.“Habiis…, bu Tus berdirinya begitu…, sih. “Aahh…, bapak ini…, kok sepertinya…, belum pernah melihat seperti itu saja”, sahut bu Tus yang masih berdiri di dekatku dan mencubit tanganku.
    “Betul kok…, buu…, saya belum pernah melihat yang seperti itu, jadi boleh kan buu…, saya lihat lagi..?”.
    “aahh…, bapak..”, kembali mencubitku tetapi sekarang di pipiku sambil terus berjalan ke belakang.Setelah minuman kuhabiskan, aku lalu balik keluar menuju ke kebun dan ngobrol dengan pak Tus yang sedang membersihkan daun-daun yang berserakan. Selang berapa lama, kulihat bu Tus datang dari dalam rumah sambil membawa gulungan tikar dan setelah dekat lalu menggelar tikarnya di kebun sambil berkata kepada suaminya.“Paak…, kita ajak Pak Pur makan siang disini saja…, yaa”, dan pak Tus tidak menjawab pertanyaan istrinya tetapi bertanya kepadaku.
    “Nggak…, apa-apa…, kan.., paak.., makan di kebun..? Biar tambah nikmat”.

    “Nggak apa apa kok.., paak”, jawabku.Tidak lama kemudian dari arah rumah tetangganya, kulihat Nining yang sudah mengganti bajunya dengan baju terusan yang longgar seperti ibunya datang membawa makanan dan sambil membungkuk meletakkan makanan itu di tikar dan aku yang sedang duduk di tikar itu kembali melihat buah yang menggantung di dada, dan sekarang dadanya Nining. Kelihatan sekali kalau Nining tidak mengenakan BH dan ukurannya tidak besar. Nining tidak sadar kalau aku sedang memperhatikan buah dadanya dari celah bajunya pada saat menaruh dan menyusun makanan di tikar.Setelah Nining pergi, sekarang datang Ibunya sambil membawa makanan lainnya dan ketika dia membungkuk menaruh makanan, kembali aku disungguhi pemandangan yang sama dan sekarang agak lama karena makanan yang disusun oleh Nining, disusun kembali oleh bu Tus. Tidak kuduga, tiba-tiba bu Tus sambil tetap menyusun makanan lalu berkata agak berbisik, mungkin takut didengar oleh suaminya yang tetap masih bekerja membersihkan daun-daun tidak jauh dari tempatku duduk.“Paak…, sudah puas melihatnyaa..?” . Lalu kudekatkan wajahku sambil membantu menyusun makanan dan kukatakan pelan,
    “Beluum…, buu…, saya kepingin memegangnya dan menghisapnyaa”. Bu Tus langsung mencubitkan tangannya di pahaku sambil berkata pelan,
    “Awas…, yaa…, nanti saya gigit punya bapak.., baru tahu”, sambil terus berjalan.Sekarang muncul lagi Nining dan kembali meletakkan makanan sambil membungkuk dan kembali terlihat buah dadanya dan kepingin rasanya kupegang. Rupanya Nining tahu kalau aku sedang memperhatikan dadanya, lalu dia berbisik.“Paakk…, matanya kok nakal…, yaa…”, tapi tanpa menutupnya dan langsung saja kujawab,
    “aam…, habis bagus siih…, pingin pegang…,boleh apa nggak?”, Nining hanya tersenyum sambil mencubit tanganku lalu pergi.Setelah itu kami berempat makan di tikar dan nikmat sekali rasanya makan di kebun dan setelah selesai makan, Nining pamit untuk memberi makan anaknya di rumah bibinya. Ketika kutanyakan ke Pak Tus, kemana suaminya Nining segera Pak Tus menceritakan keluarganya., bahwa Istri Pak Tus ini adalah adik kandung dari Istri pertamanya yang sudah meninggal dan Nining adalah anak satu-satunya dari istri pertamanya. Sedang Nining sudah bercerai dari suaminya pada saat Nining hamil, suaminya meninggalkan begitu saja karena kawin dengan wanita lain. Tidak terasa kami ngobrol di kebun cukup lama dan mungkin karena hawanya agak dingin dan anginnya agak keras, aku merasa seperti sedang masuk angin.Sementara Pak Tus dan istrinya membereskan sisa makan siang, aku memukul-mukul perutku untuk membuktikan apa benar aku sedang masuk angin dan ternyata benar. Perbuatanku memukul perut rupanya diketahui oleh Pak Tus dan istrinya.“Kenapa paak..”, tanya mereka hampir serentak.

    “Nggak apa apa kok…, cuman masuk angin sedikit”.
    “Paak…, masuk angin kok…, dibilang nggak apa apa..”, jawab Pak Tus
    “Apa bapak biasa dikerokin”, lanjutnya.
    “Suka juga sih paak”, jawabku. “Buu…, biar saya yang beresin ini semua…, itu tolong kerokin dan pijetin Pak Puur, biar masuk anginnya hilang”, kata Pak Tus.
    “Oh…, iya.., Buu”, lanjut Pak Tus,
    “Habis ini saya mau mancing ikan di kali belakang, siapa tahu dapat ikan untuk makan malam nanti…”.
    “Pak Tuus…, nanti kalau masuk angin saya hilang, saya mau ikut mancing juga”, kataku.
    “Ayoo…, pak Puurr.., kita ke rumah…, biar saya kerokin di sana…, kalau di sini nanti malah bisa sakit beneran.Sesampainya di dalam rumah lalu bu Tus berkata,“Paak…, silakan bapak ke kamar sini saja”, sambil menunjuk salah satu kamar, dan
    “Saya ke belakang sebentar untuk mengambil uang untuk kerokannya”. Tidak lama kemudian bu Tus muncul ke dalam kamar dan menutup pintunya dan menguncinya.
    “Paak…, kerokannya di tempat tidur saja yaa…, dan tolong buka kaosnya”. Setelah beberapa tempat di punggungku dikerokin, bu Tus berkomentar. “Paakk…, rupanya bapak masuk angin beneran…, sampai merah semua badan bapak”.Setelah hampir seluruh punggungku dikerokin dan dipijitin, lalu bu Tus memintaku untuk tidur telentang.“Paak…, sekarang tiduran telentang…, deh…, biar bisa saya pijitin agar angin yang di dada dan perut bisa keluar juga. Kuturuti permintaannya dan bu Tus naik ke tempat tidur di samping kiriku dan mulai memijit kedua bahuku.Dengan posisi memijit seperti ini, tentu saja kedua payudara bu Tus terlihat sangat jelas dan bahkan seringkali menyentuh wajahku sehingga mau tak mau membuat penisku menjadi tegang. Karena sudah tidak kuat menahan diri, kuberanikan untuk memegang kedua payudaranya dan bu Tus hanya berkata pelan.“Jangaan…, paak…, sambil tetap memijit bahuku.
    “Kenapa buu…”, tanyaku sambil melepas pegangan di payudaranya.
    “Nggak…, apa apa kok…, paak”, jawabnya pelan sambil tersenyum.Karena tidak ada kata-kata lainnya, maka kuberanikan lagi untuk menyelusupkan tangan kiriku ke dalam bajunya bagian bawah serta kupegang vaginanya dan kembali terdengar suara bu Tus.“Paakk…, sshh…, jangaan…, aahh…”, dan badannya dijatuhkan ke badanku serta bibirnya bertemu dengan bibirkuDengan tidak sabar, lalu kuangkat rok terusannya ke atas dan kulepaskan dari kepalanya sehingga badannya telanjang hanya tertutup oleh BH dan CD saja, lalu segera badannya kubalik sehingga aku sekarang ada di atas badannya dan segera kaitan BH-nya kulepas sehingga tersembul buah dadanya yang besar.Kujilati dan kuhisap kedua payudaranya bergantian dan bu Tus hanya berdesah pelan.“sshh…, aahh…, paak…, sshh…, dan tangan kiriku kugunakan untuk melepas CD-nya dan kumasukkan jariku diantara belahan vaginanya yang sudah basah dan ini mungkin membuat bu Tus semakin keenakan dan terus mendesah.
    “sshh…, aduuhh…, paakk…, sshh…, aahh”.Sambil tetap Kujilati payudaranya, sekarang kugunakan tanganku untuk melepas celana panjang dan CD-ku dan setelah berhasil, kembali kugunakan jari tanganku untuk mempermainkan vaginanya dan kembali kudengar desahannya.“sshh…, aahh…, paak…, sshh…, ayoo.., paak”, dan kurasakan bu Tus telah membukakan kedua kakinya agak lebar.Walau tidak bilang kurasa bu Tus sudah tidak tahan lagi, maka segera saja kuarahkan penisku ke arah vaginanya dan kedua tangannya telah melingkar erat di punggungku. Belum sempat aku siap-siap,“Bleess…”, penisku masuk ke dalam vaginanya akibat bu Tus menekan kuat-kuat punggungku dan bu Tus berteriak agak keras,
    “aahh..”, sehingga terpaksa mulutnya segera kusumpal dengan bibirku agar teriakannya tidak terdengar sampai keluar kamar.Sambil kujilati payudaranya, aku menggerakkan pantatku naik turun sehingga penisku keluar masuk vaginanya dan menimbulkan bunyi.“ccrreett…, ccrreett…, ccrreett”, dan dari mulut bu Tus terdengar desahan yang agak keras,
    “Aahh…, sshh…, paak…, aahh..”, dan tidak lama kemudian bu Tus semakin cepat menggerakkan pinggulnya dan tiba-tiba kedua kakinya dilingkarkan kuat-kuat di punggungku sehingga mempersulit gerakan keluar masuk penisku dan terdengar suaranya yang agak keras,
    “aaduuhh.., sshh…, aahh…, aaduuhh…, paakk…, aarrhh.., sambil menekan kuat-kuat badanku lalu bu Tus terdiam, dengan nafas yang cepat.Untuk sementara, kudiamkan dulu sambil menunggu nafas bu Tus agak normal kembali dan tidak lama kemudian, sambil menciumi wajahku, bu Tus berkata. “Paakk…, sudah lamaa…, saya…, tidak pernah seperti ini…, terima kasih…, paak”. Setelah nafasnya kembali normal dan penisku masih tetap di dalam vaginanya, lalu kuminta bu Tus untuk menungging.
    “Paak…, saya belum pernah seperti itu”, katanya pelan.
    “Nggak apa-apa kok buu…, nanti juga bisa”, kataku sambil mencabut penisku dari vaginanya yang sangat basah.Kubalik badannya dan kuatur kakinya sehingga posisinya nungging, bu Tus hanya mengikuti kemauanku dan menaruh kepalanya di bantal. Lalu kudekatkan wajahku di dekat vaginanya dan kujulurkan lidahku ke dalam lubang vaginanya dan kupermainkan, sambil kupegang kedua bibir vaginanya, bu Tus hanya menggerakkan pantatnya pelan-pelan. Tetapi setelah bu Tus memalingkan kepalanya dan menengok ke arah bawah serta tahu apa yang kuperbuat, tiba-tiba bu Tus menjatuhkan badannya serta berkata agak keras, “Cerita Ngentot: Nining Hot”“Paakk…, jangaan”, sambil berusaha menarik badanku ke atas.Terpaksa kudekati dia dan sambil kucium bibirnya yang mula-mula ditolaknya, lalu kutanya,“Kenapa…, buu..?
    “Paakk…, jangaan…, itu kan kotoor..”, Sambil agak berbisik, segera kutanyakan.
    “Buu…, apa ibu belum pernah…, dijilati seperti tadi..?”.
    “Beluum.., pernah paak..”, katanya.
    “Buu…, nggak apa-apa.., kok…, coba deh…, pasti nanti ibu akan nikmat..”, sambil kutelentangkan dan kutelisuri badannya dengan jilatan lidahku.Sesampainya di vaginanya, kulihat tangan bu Tus digunakan untuk menutupi vaginanya, tapi dengan pelan-pelan berhasil kupindahkan tangannya dan segera kuhisap clitorisnyanya yang membuat bu Tus menggelinjang dan mendesah.“Paakk…, jangaann…, aahh…, aduuhh”, tapi kedua tangannya malah diremaskan di kepalaku dan menekannya ke vaginanya.Kelihatannya bu Tus sudah tahu nikmat vaginanya dihisap dan dijilati, sehingga sekarang semakin sering kepalaku ditekan ke vaginanya disertai desahan-desahan halus,“aahh…, sshh…, aahh…, aaccrrhh”, seraya menggerak-gerakkan pinggulnya.Jilatan serta hisapanku ke seluruh vagina bu Tus membuat gerakan pinggulnya semakin cepat dan remasan tangannya di rambutku semakin kuat dan tidak lama kemudian, lagi-lagi kedua kakinya dilingkarkan ke bahuku dan menjepitnya kuat-kuat disertai dengan desahan yang cukup keras“aahh…, aaduuh…, sshh…, aaccrrhh…, paakk…, adduuhh…, aacrrhh.Kulihat bu Tus terdiam lagi dengan nafasnya yang terengah-engah sambil mencoba menarik badanku ke atas dan kuikuti tarikannya itu, sesampainya kepalaku di dekat kepalanya, bu Tus sambil masih terengah-engah mengatakan,“Paakk…, enaak…, sekalii…, paak..,. terima kasiih..”. Pernyataannya itu tidak kutangapi tetapi aku berusaha memasukkan penisku ke dalam vaginanya, dan karena kakinya masih terbuka, maka penisku yang masih sangat tegang itu dapat masuk dengan mudah.Karena nafas bu Tus masih belum normal kembali, aku hanya menciumi wajahnya dan diam menunggu tanpa menggerakkan pinggulku, tetapi dalam keadaan diam seperti ini, terasa sekali penisku terhisap keras oleh vaginanya dan terasa sangat nikmat dan kubilang,“Buu…, ituu…, Buu…, enaakk…, laggii…, buu”, dan mungkin ingin membuatku keenakan, kurasakan sedotannya semakin keras saja dan,

    “Buu…, teruuss…, buu…, enaakk.., aaduuh”. Setelah nafasnya kembali normal, lalu kuangkat kedua kaki bu Tus dan kutempatkan di atas bahuku dan bu Tus hanya diam saja mengikuti kemauanku.Dengan posisi begini, terasa penisku semakin dalam menusuk ke vaginanya dan ketika penisku kuhentakkan keluar masuk vaginanya, bu Tus kembali berdesah,“Aahh…, Paakk…, enaakk…, Paakk…, aahh…, sshh”, dan akupun yang sudah hampir mendekati klimaks ikut berdesah,


    “aahh…, sshh…, aaccrrhh…, Buu.., aahh”, sambil mempercepat gerakan penisku keluar masuk vaginanya dan ketika aku sudah tidak dapat menahan air maniku segera saja kukatakan,
    “Buu…, Buu…, saayaa…, sudah mau keluar…, aahh…, taahaan…, yaa…, Buu..”, dan bu Tus sambil memelukku kuat-kuat, menganggapinya dengan mengatakan,
    “Paakk…, ayoo…, cepaatt…, Paakk…”, dan kutekan penisku kuat-kuat menusuk vaginanya sambil berteriak agak keras, SItus Nova88
    “aahh…, aacrrhh…, bbuu…, aahh..”, Aku sudah tidak memperhatikan lagi apa yang diteriakkan bu Tus dan yang aku dengar dengan nafasnya yang terengah-engah bu Tus menciumi wajahku sambil berkata,
    “Teriimaa…, kasiih…, paakk…, saayyaa…, capeek…, sekali.., paakk”. Setelah istirahat sebentar dan nafas kami kembali agak normal, bu Tus mengambil CD-nya dan dibersihkannya penisku hati-hati.Aku segera mengenakan pakaianku dan keluar menuju sungai untuk menemani pak Tus memancing. “Sudah dapat berapa Paak ikannya..”, tanyaku setelah dekat.“ooh…, bapaak…, sudah tidak masuk angin lagi…, paak..?”, dan lanjutnya, “Lumayan paak.., sudah dapat beberapa ekor dan bisa kita bakar nanti malam.Malam harinya setelah makan dengan ikan bakar hasil pancingannya pak Tus, kami berempat hanya ngobrol di dalam rumah dan suasananya betul-betul sepi karena tidak ada TV ataupun radio, yang terdengar hanyalah suara binatang-binatang kecil dan walaupun sudah di dalam rumah tetapi hawanya terasa dingin sekali, maklum saja karena kebun pak Tus berada di kaki bukit.Sambil ngobrol kutanyakan pada Nining,“Aam…, ke mana anaknya..? Kok dari tadi tidak kelihatan”
    “oohh…, sudah tidur paak”, katanya.Karena suasana yang sepi ini, membuat orang jadi cepat ngantuk dan benar saja tidak lama kemudian Nining pamit mau tidur duluan. Sebetulnya aku juga sudah mengantuk demikian juga kulihat mata bu Tus sudah layu, tetapi karena pak Tus masih bersemangat untuk ngobrol maka obrolan kami lanjutkan bertiga. Tidak lama kemudian, bu Tus juga pamit untuk tidur duluan dan mungkin pak Tus melihatku menguap beberapa kali, lalu pak Tus berkata padaku,“Paak…, lebih baik kita juga nyusul tidur”.
    “Betul…, paak, karena hawanya dingin membuat orang cepat mengantuk”, jawabku.
    “ooh…, iyaa…, paak.., silakan bapak tidur di kamar yang sebelah depan”, kata pak Tus sambil menunjuk arah kamar dan lanjutnya lagi,
    “Maaf…, yaa.., paakk.., rumahnya kecil dan kotor lagi”.
    “aahh…, pak Tus…, ini selalu begitu”,jawabku.Aku segera bangkit dari dudukku dan berjalan menuju kamar depan yang ditunjuk oleh pak Tus. Tetapi setelah masuk ke kamar yang ditunjuk oleh pak Tus, aku jadi sangat terkejut karena di kamar itu telah ada penghuninya yang telah tidur terlebih dahulu yaitu Nining dan anaknya. Karena takut salah kamar, aku segera keluar kembali untuk menanyakan kepada pak Tus yang kebetulan baru datang dari arah belakang rumah, lalu segera kutanyakan,“Maaf…, paak…, apa saya tidak masuk kamar yang salah?”, kataku sambil menunjuk kamar dan pak Tus langsung saja menjawab,
    “Betuul…, paak…, dan maaf kalau Nining dan anaknya tidur di situ…, habis kamarnya hanya dua…, mudah-mudahan mereka tidak mengganggu tidur bapak”, kata pak Tus.
    “ooh…, ya sudah kalau begitu paak…, saya hanya takut salah masuk kamar…, oke kalau begitu paak…, selamat malaam”. Aku segera kembali masuk ke kamar dan menguncinya.Dapat kuceritakan kepada para penggemar situs 17Tahun, kamar ini mempunyai hanya satu tempat tidur yang lebar dan Nining serta anaknya tidur disalah satu sisi, tetapi anaknya ditaruh di sebelah pinggir tempat tidur dan dijaga dengan sebuah bantal agar supaya tidak jatuh.Setelah aku ganti pakaianku dengan sarung dan kaos oblong, pelan-pelan aku menaiki tempat tidur agar keduanya tidak terganggu dan aku mencoba memejamkan mataku agar cepat tidur dan tidak mempunyai pikiran macam-macam, apalagi badanku terasa lelah sekali. Baru saja aku akan terlelap, aku terjaga dan kaget karena dadaku tertimpa tangan Nining yang merubah posisi tidurnya menjadi telentang. Aku jadi penasaran, ini sengaja apa kebetulan tetapi setelah kulirik ternyata nafas Nining sangat teratur sehingga aku yakin kalau Nining memang telah tidur lelap, tetapi kantukku menjadi hilang melihat cara Nining tidur.Mungkin sewaktu tidur tadi dia lupa mengancingkan rok atasnya sehingga agak tersingkap dan belahan dada yang putih terlihat jelas dan rok bawahnya tersingkap sebagian, hingga pahanya yang mulus itu terlihat jelas. Hal ini membuat kantukku hilang sama sekali dan membuat penisku menjadi tegang. Kepingin rasanya memegang badannya, tetapi aku takut kalau dia berteriak dan akan membangunkan seluruh rumah. Setelah kuperhatikan sejenak lalu kugeser tubuhku menjauh sehingga tangannya yang berada di dadaku terjatuh di samping badannya dan kudengar Nining menarik nafas panjang seperti terjaga.Setelah kudiamkan sejenak, seolah mengganti posisi tidur lalu kumiringkan tidurku menghadap ke arahnya dan kujatuhkan tangan kiriku pelan-pelan tepat di atas buah dadanya. Nining tidak bereaksi jadi aku mempunyai kesimpulan kalau dia memang telah tidur nyenyak sekali. Perasaanku semakin tidak menentu apalagi tangan kiriku berada di badannya yang paling empuk, tetapi aku tidak berani berbuat lebih jauh, takut Nining jadi kaget dan berteriak. Aku berpikir harus bagaimana agar Nining tidak kaget, tetapi belum sempat aku menemukan apa yang akan kulakukan, Nining bergerak lagi mengganti posisi tidurnya dan sekarang menghadap ke arahku dan tangan kanannya dipelukkan di pinggangku.Dengan posisi ini, wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku, sehingga nafasnya terasa menyembur ke arahku. Dengan posisi wajahnya yang sudah sangat dekat ini, perasaanku sudah semakin kacau dan penisku juga sudah semakin tegang, lalu tanpa kupikir panjang kulekatkan bibirku pelan-pelan di bibirnya, tetapi tanpa kuduga Nining langsung memelukku erat sambil berbisik,“Paakk..”, dan langsung saja dengan sangat bernafsu mencium bibirku dan tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan.Sambil berciuman, kupergunakan tangan kiriku untuk mengusap-usap dahi dan rambutnya. Nining sangat aktif dan bernafsu serta melepaskan ciuman di bibir dan mengalihkan ciumannya ke seluruh wajahku dan ketika menciumi di dekat telingaku, dia membisikkan,“Paak…, sshh…, cepaatt…, Paakk…, toloong…, puasiinn…, am.., Paakk..,sshh”, setelah itu dia mengulum telingaku.Setelah aku ada kesempatan mencium telinganya, aku segera mengatakan,“Aamm…, kita pindahkan Dody di bawah…, yaa”, dan Nining langsung saja menjawab,
    “Yaa…, paak”, dan segera saja aku melepaskan diri dan bangun menyusun batal di bawah dan kutidurkan dody di bawah.Selagi aku sibuk memindahkan Dody, kulihat Nining membuka pakaian dan BH-nya dan hanya tinggal memakai CD berwarna merah muda dan kulihat buah dadanya yang boleh dibilang kecil dan masih tegang, sehingga sulit dipercaya kalau dia sudah pernah kawin dan mempunyai anak. Aku langsung saja melepaskan semua pakaian termasuk CD-ku dan baru saja aku melepas CD-ku,langsung saja aku diterkam oleh Nining dan kembali kami berciuman sambil kubimbing dia ke tempat tidur dan kutidurkan telentang.“Ayoo…, Paak…”, kembali Nining berbisik di telingaku,
    “Am…, sudah…, tidak tahaan…, paak”. Nining sepertinya sudah tidak sabar saja, ini barangkali karena dia sudah lama cerai dan tidak ada laki-laki yang menyentuhnya, tetapi permintaannya itu tidak aku turuti.Pelan-pelan kualihkan ciumanku di bibirnya ke payudaranya dan ketika kusentuh payudaranya dengan lidahku, terasa badannya menggelinjang dan terus saja kuhisap-hisap puting susunya yang kecil, sehingga Nining secara tidak sadar mendesah,“Sshh…, aahh…, Paakk.., aduuh…, sshh”,dan seluruh badannya yang berada di bawahku bergerak secara liar.Sambil tetap kijilati dan kuhisap payudaranya, kuturunkan CD-nya dan kupermainkan vaginanya yang sudah basah sekali dan desahannya kembali terdengar,“sshh…, aahh…, ayoo…, paak.., aduuh.., paak”, seperti menyuruhku untuk segera memasukkan penisku ke vaginanya.Aku tidak segera memenuhi permintaannya, karena aku lebih tertarik untuk menghisap vaginanya yang kembung menonjol dan tidak berbulu sama sekali.Segera saja kulepaskan hisapanku di payudaranya dan aku pindahkan badanku diantara kedua kakinya yang telah kulebarkan dahulu dan ketika lidahku kujilatkan di sepanjang belahan bibir vaginanya yang basah dan terasa agak asin, Nining tergelinjang dengan keras dan mengangkat-angkat pantatnya dan kedua tangannya mencengkeram keras di kasur sambil mendesah agak keras,“aahh…, Paakk…, adduuhh.., paak.” Aku teruskan jilatan dan hisapan di seluruh vagina Nining sambil kedua bibir vaginanya kupegangi dan kupermainkan, sehingga gerakan badan Nining semakin menggila dan tangannya sekarang sudah tidak meremas kasur lagi melainkan meremas rambut di kepalaku dan menekan ke vaginanya dan tidak lama kemudian terdengar Nining mengucap,
    “Aaduuhh…, adduuh…, Paak…, aahh…, aduuh.., aahh.., paak”, dan badannya menggelepar-gelepar tidak karuan, lalu terdiam dengan nafas terengah-engah, tetapi dengan masih tetap meremasi rambutku.Aku hentikan jilatanku di vaginanya dan merayap keatas lalu kucium dahinya, sedangkan Nining dengan nafasnya yang masih terengah-engah menciumi seluruh wajahku sambil memanggilku,“Paakk…, paak”, entah untuk apa. Ketika nafas Nining sudah mulai agak teratur, lalu kutanya,
    “aam.., boleh kumasukkan sekarang.., aam..”, Nining tidak segera menjawab hanya terus menciumi wajahku, tetapi tak lama kemudian terdengar suara pelan di telingaku,
    “Paak…, pelaan…, pelaan…, yaa…, Paak”, dan dengan tidak sabar lalu kupegang batang penisku dan kugesek gesekan pada belahan vaginanya dengan sedikit kutekan dan ketika kuanggap pas di lubang vaginanya, segera kutekan pelan-pelan dan Nining sedikit mengeluh,
    “Paak…, sakiit…, paak”.Mendengar keluhannya ini, segera kuhentikan tusukan penisku ke vaginanya. Sambil kucium dahinya, kembali ketekan penisku pelan-pelan dan terasa kepala penisku masuk sedikit demi sedikit ke lubang vaginanya dan lagi-lagi terpaksa gerakan penisku kuhentikan, ketika Nining mengeluh,“Adduuh…, paak..”. Setelah kudiamkan sebentar dan Nining tidak mengeluh lagi, kuangkat penisku keluar dari vaginanya dan kembali kutusukkan pelan-pelan, ketika penisku terasa masuk, kulihat wajah Nining hanya mengerenyit sedikit tetapi tidak ada keluhan, sehingga kembali kutusukkan penisku lebih dalam dan,
    “Bleess..”, masuk disertai dengan teriakan Nining,
    “Aduuh…, paak”, dan tangannya mencengkeram pantatku, terpaksa penisku yang sudah masuk sebagian kutahan dan kudiamkan di tempatnyaTidak lama kemudian, terasa tangan Nining menekan pantatku pelan-pelan dan kembali kutekan penisku sehingga sekarang sudah masuk semua dengan tanpa ada keluhan dari Nining.
    “Aam…, masih sakiitt..?”, Tanyaku dan Nining hanya menggelengkan kepalanya pelan.Karena Nining sudah tidak merasakan kesakitan lagi, segera saja aku mulai menggerakkan penisku pelan-pelan keluar masuk vaginanya, sedangkan Nining hanya mengelus-eluskan tangannya di punggungku.Makin lama gerakan penisku kupercepat dan Nining mulai ikut menggerakkan pinggulnya sambil bersuara,“aahh…, sshh…, aahh…, aahh…, sshh…, teruus…, Paak”. Aku tidak menuruti permintaannya dan segera kuhentikan gerakan penisku dan kucabut keluar dari vaginanya dan Nining kelihatannya memprotes kelakuanku,
    “Paak…, kenapaa..”. Aku tidak menjawab protesnya tetapi kubilang,
    “aam…, coba sekarang Nining berbalik dan nungging”.Nining menuruti permintaanku tanpa protes dan setelah kuatur kakinya, secara pelan-pelan kutusukkan penisku ke dalam vaginanya dari belakang dan kutekan agak kuat sehingga membuat Nining berteriak kecil,
    “aahh..”, dan segera kugerakkan penisku keluar masuk vaginanya dan Nining bersuara,


    “aahh…, oohh…, aah…, ooh…, aahh”, seirama dengan kocokan penisku keluar masuk.Tidak lama kemudian kudengar keluhan Nining,“Paak…, aam…, capeek…, paak”, sambil terus menjatuhkan badannya tengkurap, sehingga penisku jadi lepas dari vaginanya.Langsung badan Nining kubalik telentang dan kembali kutancapkan penisku dengan mudah ke dalam vaginanya yang masih tetap basah dan kuayun keluar masuk, sehingga membuat Nining merasa keenakan dan mendesah,“aahh…, oohh…, sshh…, aahh…, ssh”, demikian juga aku.Setelah beberapa saat, lalu kuhentikan gerakan senjataku dan kubalik badanku sehingga posisi Nining sekarang berada di atas.“aam…, sekarang Nining yang maiin…, yaa…, biar aku juga enaak”, kataku.Mula-mula Nining hanya diam saja, mungkin malu tetapi lama-lama mulai mau menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah sehingga vaginanya menelan penisku sampai habis dan gerakannya semakin lama semakin cepat yang membuatku semakin keenakan,“aahh…, sshh…, aamm.., truus…, aam…, enaak.., aam”, dan Nining hanya mendesah,
    “aahh…, oohh…, aahh..”. Karena gerakan Nining semakin cepat, membuatku semakin mendekati klimaks dan segera saja kukatakan,
    “Aam…, sshh…, ayoo…, aam…, sayaa…, sudah mau keluaar.., cepaat.., aam”.
    “Paak…, ayoo.., kita.., sama samaa”, katanya sambil mempercepat gerakan pinggulnya ke atas dan ke bawah dan akhirnya aku sudah nggak kuat menahan air maniku supaya tidak keluar dan,
    “Aam…, sekaraang”, kataku cepat sambil kutekan pinggulnya kuat-kuat dan Nining hanya berteriak,
    “aahh”, dan terus sama-sama terdiam dengan nafas terengah-engah.Kami berdua lalu tidur dengan penisku tetap masih berada di dalam vaginanya.Pagi harinya, ketika aku makan pagi ditemani oleh bu Tus sendiri dan Pak Tus katanya sedang ke kebun dan Nining sedang menyuapi anaknya di depan, bu Tus bertanya,“Paak…, apa benar…, suami saya…, akan di PHK?”.Aku jadi sangat terkejut dengan pertanyaan itu, karena setahuku belum ada orang lain yang kuberitahu, kecuali pimpinanku dan sekretaris yang kusuruh menyiapkan surat-surat.
    “Buu…, lebih baik kita bicarakan dengan Bapak sekalian agar bisa tuntas.’
    “Ayoo…, kita temui Bapak di kebun’ ajakku.Karena Pak Tus sudah tahu dan mungkin dari sekretaris kantor, lalu aku terangkan semuanya dan apa yang menjadi pertimbanganku dan yang lebih penting soal pesangonnya yang spesial dan cukup besar.Pada mulanya, di wajah Pak Tus kulihat ada perasaan kurang senang, tetapi setelah kuberikan penjelasan dan kuberitahu besar uang pesangonnya, Pak Tus dengan wajah berseri malah berbalik bertanya,“Paak…, kapan uang pesangonnya bisa diambil…, saya mau gunakan untuk kebun saya ini dan ditabung”.Aku jadi lega bisa menyelesaikan masalah ini dan sekaligus dapat vaginanya bu Tus dan Nining.Siangnya kami kembali ke Indramayu dan sesampainya di rumah mereka, Pak Tus mengatakan,“Paak…, jangan kapok…, ya paak”, dan kujawab,
    “Paak…, pokoknya kalau Pak Tus ajak lagi…, saya akan ikut”, sambil aku melihat bu Tus yang tersenyum penuh arti.Pada hari Senin pagi kupanggil Sri sekretaris kantor yang pernah kusuruh mempersiapkan surat berhenti untuk pegawai-pegawai yang telah kupilih.Setelah Sri menghadap di kantorku, kumarahi dan kudamprat dia habis-habisan karena tidak bisa menjaga rahasia.Kuperhatikan wajah Sri yang ketakutan sambil menangis, tetapi apa peduliku dan saking kesalku, kusuruh dia untuk pulang dan memikirkan apa yang telah dilakukannya.Aku lalu meneruskan pekerjaanku tanpa memikirkan hal tadi.Malam harinya, dengan hanya mengenakan kaos singlet dan sarung, aku duduk di ruang tamu sambil melihat acara sinetron di salah satu stasion TV, tiba-tiba kudengar ada orang mengetuk pintu rumahku yang sudah kukunci.Aneh juga, selama ini belum ada tamu yang datang ke rumahku malam-mala, aku jadi sedikit curiga siapa tahu ada orang yang kurang baik, maklum saja di masa krisis seperti sekarang ini, tetapi ketika kuintip ternyata yang di depan adalah Sri.Hatiku yang tadinya sudah melupakan kejadian tadi siang, mendadak jadi dongkol kembali dan sambil kubukakan pintu, kutanya dia dengan nada dongkol,“Ngapain malam-malam ke sini”. Sri tidak menjawab tapi malah bertanya,

    “Paak…, boleh saya masuk?
    “Yaa…, sana duduk”, kataku dengan dongkol, sambil menutup pintu rumah.Sri segera duduk di sofa panjang dan terus menangis tanpa mengeluarkan kata-kata apapun.Aku diamkan saja dia menangis dan aku segera duduk di sampingnya tanpa peduli.Lama juga aku menunggu dia menangis dan ketika tangisnya agak mereda, dengan tanpa melihat ke arahku dan diantara suara senggukan tangisnya, Sri akhirnya berkata dengan nada penuh iba,“Paak…, maafkan Srii…, paak, saya mengaku salah…, paak dan tidak akan mengulangi lagi”, dan terus menangis lagi, mungkin karena tidak ada jawaban dariku.Lama sekali si Sri menangis sambil menutup mukanya dengan sapu tangan yang sudah terlihat basah oleh air matanya, lama-lama aku menjadi tidak tega mendengar tangisannya yang belum juga mereda, lalu kugeser dudukku mendekati Sri dan kuraih kepalanya dengan tangan kiriku dan kusandarkan di bahuku.Ketika kuusap-usap kepalanya sambil kukatakan,“Srii…, sudaah…, jangan menangis lagi…, Srii”, Sri bukannya berhenti menangis, tetapi tangisnya semakin keras dan memeluk pinggangku serta menjatuhkan kepalanya tepat di antara kedua pahaku.Dengan keadaan seperti ini dan apalagi kepala Sri tepat ada di dekat penisku yang tertutup dengan sarung, tentu saja membuat penisku pelan-pelan menjadi berdiri dan sambil kuusap punggungnya dengan tangan kiriku dan kepalanya dengan tangan kananku lalu kukatakan,“Srii…, sudah…, laah…, jangan menangis lagi”.Setelah tangisnya mereda, perlahan-lahan Sri menengadahkan kepalanya seraya berkata dengan isaknya,
    “Paak…, maafkan…, srii…, yaa”, sambil kucium keningnya lalu kukatakan,
    “Srii…, sudah.., laah…, saya maafkan…, dan mudah-mudahan tidak akan terulang lagi”. Mendengar jawabanku itu, Sri seperti kesenangan langsung memelukku dan menciumi wajahku berulangkali serta mengatakan dengan riang walaupun dengan matanya yang masih basah,
    “Terima kasiih…, paak…, terima kasiih”, lalu memelukku erat-erat sampai aku sulit bernafas.
    “Sudah.., laah…, Sri”, kataku sambil mencoba melepaskan pelukannya dan kulanjutkan kata-kataku.
    “Gara-gara kamu nangis tadi…, aku jadi susah…”.
    “Ada apa paak”, tanyanya sambil memandangku dengan wajah yang penuh kekuatiran.Sambil kurangkul lalu kukatakan pelan di dekat telinganya,“Srii…, itu lhoo…, gara-gara kamu nangis di pangkuanku tadi…, adikku yang tadi tidur…, sekarang jadi bangun”, kataku memancing dan mendengar jawabanku itu, Sri mencubit pinggangku dan berguman,
    “iihh…, bapaak”, dan sambil mencium pipiku kudengar Sri agak berbisik di dekat telingaku,
    “Paak…, Sri…, suruh…, tiduur…, yaa?”, seraya tangannya menyingkap sarungku ke atas dan menurunkan CD-ku sedikit sehingga penisku yang sudah tegang dari tadi tersembul keluar dan dengan dorongan tanganku sedikit, kepala Sri menunduk mendekati penisku serta,
    “Huup..”, penisku hilang setengahnya tertelan oleh mulutnya.Sri segera menggerakkan kelapanya naik turun serta terasa lidahnya dipermainkan di kepala penisku sehingga membuatku seperti terbang di awang-awang,“Sshh…, aahh…, oohh.., Srii…, sshh…, aahh”, desahku keenakan tanpa sadar.
    “Srii…, lepas sebentaar…, Srii…, saya mau lepas sarung dan CD-ku dulu..”, kataku sambil sedikit menarik kepalanya dan setelah keduanya terlepas, kembali Sri melahap penisku sambil tangannya sekarang mempermainkan buahku dan aku gunakan tanganku untuk meremas-remas payudara Sri dan sekaligus mencari serta membuka kancing bajunya.Setelah baju atas Sri berhasil kulepas dari tubuhnya, maka sambil kuciumi punggungnya yang bersih dan mulus, aku juga melepas kaitan BH-nya dan kulepas juga dari tubuhnya. Sementara Sri masih menggerakkan kepalanya naik turun, aku segera meremas-remas payudaranya serta kucium dan kujilati punggungnya, sehingga badan Sri bergerak-gerak entah menahan geli atau keenakan, tetapi dari mulutnya yang masih tersumpal oleh penisku terdengar suara,“Hhmm…, hhmm…, hhmm”.Dalam posisi seperti ini, aku tidak bisa berbuat banyak untuk membuat nikmat Sri, segera saja kukatakan,
    ” Srii…, sudah duluu…”, sambil menarik kepalanya dan Sri lalu kupeluk serta berciuman, sedang nafasnya Sri sudah menjadi lebih cepat.
    “Srii…, kita pindah ke kamar…, yaa”, kataku sambil mengangkat Sri berdiri tanpa menunggu persetujuannya dan Sri mengikuti saja tarikanku dan sambil kurangkul kuajak dia menuju kamarku lalu langsung saja kutidurkan telentang di tempat tidurku.Segera kulepas singletku sehingga aku sudah telanjang bulat dan kunaiki badannya serta langsung kucium dan kujilati payudaranya yang terasa sudah lembek.Tapi…, ah.., cuek saja.Sambil terus kujilati kedua payudara Sri bergantian yang makin lama sepertinya membuat Sri semakin naik nafsunya, aku juga sedang berusaha melepas kaitan dan ritsluiting yang ada di rok nya Sri.Sementara aku menarik roknya turun lalu menarik turun CD-nya juga, Sri sepertinya sudah tidak sabar lagi dan terus mendesah,“Paak…, paak…, ayoo…, paak…, cepaat…, paak…, masukiin…, sshh”, dan setelah aku berhasil melepas CD dari tubuhnya, segera saja Sri melebarkan kakinya serta berusaha menarik tubuhku ke atas seraya masih tetap berguman,
    “Paak…, ayoo…, cepaat.., Srii…, aah…, sudah nggak tahaan…, paak”. Aku turuti tarikannya dan Sri seperti sudah tidak sabar lagi, segera bibirku dilumatnya dan tangan kirinya berhasil memegang penisku dan dibimbingnya ke aah vaginanya.
    “Srii…, aku masukin sekarang…, yaa”, tanyaku minta izin dan Sri cepat menjawab,
    “Paak…, cepaat…, paak”, dan segera saja kutekan penisku serta,
    “Blees..”, disertai teriakan ringan Sri,”aahh..”, masuk sudah penisku dengan mudah ke dalam vaginanya Sri.Sri yang sepertinya sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, mendekap diriku kuat-kuat dan menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan kuimbangi dengan menggerakkan penisku keluar masuk vaginanya disertai bunyi“Ccrreet…, creet.., crreet”, dari vaginanya mungkin sudah sangat basah dan dari mulutnya terdengar,

     

    “oohh…, aahh…, sshh…, paak…, aah”.Gerakan penisku kupercepat sehingga tak lama kemudian gerakan badan Sri semakin liar saja dan berteriak,
    “Adduuh…, paak…, aahh…, oohh…, aduuhh…, paak…, aduuhh…, paak”, sambil mempererat dekapannya di tubuhku dan merangkulkan kedua kakinya kuat-kuat di punggungku sehingga aku kesulitan untuk bergerak dan tak lama kemudian terkapar dan melepas pelukannya dan rangkuman kakinya dengan nafasnya yang memburu.Aku agak sedikit kecewa dengan sudahnya Sri, padahal aku juga sebetulnya sudah mendekati puncak, hal ini membuat nafsuku sedikit surut dan kuhentikan gerakan penisku keluar masuk.“Srii…, kenapa nggaak bilang-bilang…, kalau mau keluar”, tanyaku sedikit kecewa.
    “Paakk.., jawab Sri dengan masih terengah engah,
    “Sri…, sudah nggak…, tahaan…, paak..” Agar Sri tidak mengetahui kekecewaanku dan untuk menaikkan kembali nafsuku, aku ciumi seluruh wajahnya, sedangkan penisku tetap kudiamkan di dalam vaginanya.eeh, tidak terlalu lama terasa penisku seperti terhisap dan tersedot-sedot di dalam vaginanya.“Srii…, teruus…, Srii…, enaak…, teruuss…, Srii”, dan membuatku secara tidak sadar mulai menggerakkan penisku kembali keluar masuk, dan Sri pun mulai menggerakkan pinggulnya kembali.Aku semakin cepat mengerakkan penisku keluar masuk sehingga kembali terdengar bunyi,
    “Ccrroot…, crreet…, ccrroot…, creet”, dari arah vaginanya.
    “Srii…, Srii…, ayoo…, cepaat…, Srii”, dan seruanku ditanggapi oleh Sri.
    “Paak…, iyaa…, paak…, ayoo”, sambil mempercepat gerakan pinggulnya.
    “aahh…, sshh…, Ssrrii…, ayoo…, Srrii.., saya.., sudah dekaat srii.”
    “Ayoo…, paak…, cepaatt…, sshh…, paak” Aku sudah tidak bisa menahan lagi dan sambil mempercepat gerakanku, aku berteriak
    “Srrii…, ayoo…, Srrii…, sekaraang”, sambil kutusukan penisku kuat-kuat ke dalam vaginanya Sri dan ditanggapi oleh Sri.
    “Paak…, ayoo…, aduuh…, aah…, paak”, sambil kembali melingkarkan kedua kakinya di punggungku kuat-kuat.Setelah beristirahat cukup lama sambil tetap berpelukan dan penisku tetap di dalam vaginanya, segera aku ajak Sri untuk mandi, lalu kuantar dia pulang dengan kendaraanku.Minggu depannya, aku berhasil melaksanakan PHK tanpa ada masalah, tetapi beberapa hari kemudian setelah pegawai-pegawai yang tersisa mengetahui besarnya uang pesangon yang diberikan kepada 5 orang ter-PHK, mereka mendatangiku untuk minta di-PHK juga. Tentu saja permintaan ini tidak dapat dipenuhi oleh pimpinanku.

  • Cerita Sex Pembantu Baru Bertoket Gede

    Cerita Sex Pembantu Baru Bertoket Gede


    1726 views

    Cerita Sexs – Hari Minggu siang ini aku sedang santai membaca buku John Perkins tentang the Convession of Economic Hitman, ketika aku mendengar suara mobil istriku berhenti didepan garasi. Suaranya yang nyaring itu, terdengar ketika ia memanggil pembatuku untuk membuka pintu garasi. Aku melongokkan kepalaku kearah garasi ketika dia masuk dengan membawa bebarap kantung belanjaan.

    “Inah, masukkan barang-barang ini ke kulkas segera ya..” perintahnya kepada pembantuku. Inah adalah pembantuku satu-satunya, setelah kemarin Warni minta ijin untuk berhenti karena mau dikawinkan oleh kedua orang tuanya.. Tak lama kemudian istriku datang menghampiriku yang sedang santai membaca sambil nonton acara TV.. “Pa ini pembantu baru yang gantiin si Warni, aku baru ambil dari yayasan di Depok. Namanya Siti pa,” jelas istriku.

    Dibelakangnya berjalan dengan kepala tertunduk si pembantu baru ini. Sosok tubuhnya cukup tinggi, dengan wajah yang mencerminkan gadis dari desa dan perawakan yang cukup bagus. Yang membuat aku agak memberikan perhatian lebih lama adalah bongkahan daging yang sangat menonjol didadanya itu. Aku memang gak bisa menahan diri, jika melihat buah dada yang membusung seperti itu. Wah enak nih kalau bisa meremas dan mengulum buah dada seperti ini, pikirku..

    “Umurnya baru 20 pa, tapi dia dah pengalaman jadi TKW ke Arab,” jelas istriku. “Ini bapak ya Ti, kamu mesthi layani Bapak dengan baik lho..” “Iya bu, saya akan lakukan,” jawabnya sambil tetap menundukkan kepalanya, sehingga membuatku lebih leluasa untuk mengamati tonjolan buah dadanya yang bulat itu. “Ya sudah sana,” kataku, “kamu bantu Inah di belakang. Yang penting kamu kerja yang baik.”

    “Iya pak, terima kasih saya boleh kerja disini..” sahutnya sambil membalikkan badan dan berjalan kearah dapur. Sempat aku perhatikan perawakannya dari belakang, ternyata dia punya pantat yang cukup bundaar dan sekal, paha dan betisnya sangat bagus bentuknya walau kulitnya tidak terlalu putih. Ini jenis body yang sangat membangkitkan selera nafsu birahiku. Tak terasa adikku sudah mulai bangun dan menggeliat ketika membayangkan pembantu baruku tanpa sehelai benang ditubuhnya.. Aaaargghh….!!!

    Pekerjaanku sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan membuatku lebih sering berada dirumah, dan mengerjakan segala sesuatunya dirumah. Aku keluar rumah ketika ada klien atau mitra yang harus kutemui, selebihnya aku lebih senang menghabiskan waktuku dengan bermain bersama anak-anaku. Sehari-hari setelah mengantar anak-anakku kesekolah, aku kembali kerumah dan mulai mengerjakan tugas-tugasku .

    Aku sedang diruang kerjaku menulis analisa tentang perusahaan telekomunikasi A yang merupakan kompetitor dari klien utamaku, ketika Siti melewatiku dengan membawa peralatan pembersih, “Permisi pak, mau bersihin kamar dan kamar mandi Bapak..” jelasnya lirih sambil menundukkan kepalanya. Kupandangi wajahnya yang masih tetap menunduk, an kemudian turun kedadanya yang membusung, padat dan tegak.

    “Kamu umur berapa sih sekarang Ti?” tanyaku sambil tetap tidak melepaskan pandanganku dari dadanya. “Saya mau 21 tahun pak, tahun ini,” jawabnya sambil masih tetap menundukkan kepalanya. “Kamu dah kawin ya,” tebakku sambil bersuara agak tegas, walau ngakunya pada istriku masih gadis. “Jangan bohong kamu sama aku ya..” tegasku. Dia makin menundukkan kepalanya dan kemudian menjawab lemah, “Sudah pak, tapi jangan bilang ibu ya pak, saya sangat butuh banget kerjaan ini pak. Anak saya sangat perlu uang untuk beli susu dia pa..” “Ya sudah, sana.. Tapi kerja yang baik dan nurut disini ya, sama aku.. Jangan bantah..

    Tolong klosetnya jangan lupa kamu gosok yang bersih, ya Ti..” kataku, sambil tak lepas menatap dadanya yang nampak lebih membusung hari ini dengan kaus oblong putih yang agak kekecilan itu.. “Makasih pak, saya akan nurut bapak, tapi jangan bilang ibu ya pak..” pintanya lirih. He….he…he.. ada kartu truf ni buat aku untuk muasin sikecil yang sudah mulai tegak.. Oke untuk hari ini kamu aku biarkan lolos dari incaranku, sambil mulai memikirkan cara untuk dapat menikmati tubuhnya, terutama dadanya sang sangat tegak, padat dan sekal itu..

    Pagi itu aku sedang mengetik kerjaan didepan komputer ketika Siti lewat untuk membersihkan kamarku.. Hemmhh.. Masiih dengan kaus yang agak ketat, dadanya tampak sangat membusung dan menggairahkan.. “maaf pak mau bersihkan kamar dan kamar mandi bapak..” pintanya sambil masih menunduk.. “Ya sudah sana,” jawabku sambil tak lepas menatap buah dadanya yang indah..

    Aku melanjutkan pekerjaanku sambil memikirkan cara yang tepat untuk menikmati buah dada pembantu baruku ini.. Ketika kudengar dia memasuki dan membersihkan kamar mandiku, aku segera bangkit dan menyusul masuk ke kamar mandi.. “Ti tolong kamu potongi bulu rambut yang ada ditelingaku ini ya.. Hati-hati tapi kamu, jangan sampai luka..” kataku. Dengan hati-hati dia mulai memotongi rambut di telingaku, dan dengan sengaja kuangkat sikuku, sambil berpura-pura meringis kesakitan, hingga menyentuh tonjolan didadanya..

    Dia agak mundur sedikit, tapi kembali sikuku mengejar buah dada yang kesat itu. Wah masih padat dan kenyal sekali, sehingga adikku mulai tegak.. Ketika kusuruh dia pindah kekuping kiriku, sekarang dengan telapak tanganku kananku kusentuh, kutekan, dan mulai kuremasi buah dada yang sudah beberapa hari ini menghantuiku.. Dia menjauhkan tubuhnya dan berhenti memotong rambut kupingku.. “Paakk, jangan pak..”pintanya lemah.. Tapi aku segera menghardiknya “Ayo, lanjutkan motongnya!!!” Dengan takut-takut dia melanjutkan kegiatannya dengan hati-hati, dan kembali aku menjulurkan telapak tanganku untuk meremas dadanya.

    Meski dia berusaha menghindar tapi aku malah berusaha untuk memasukkan tanganku kebalik kaus ketatnya, dan akhirnya berhasil kusentuh dan kuremas dengan nikmat buah dadanya yang sebagian lagi masih tersembunyi dibalik BHnya. “Pakk, jangan pakk.. nanti dimarahin ibu pakk…”pintanya lirih sambil berusaha lari keluar kamar mandi.. Karena takut nanti dia berteriak, akhirnya ku biarkan di keluar dari kamar mandi.. Uhh… ini buah dada yang terkenyal dan terpadat yang pernah kurasakan… Awas kamu nanti Ti, janjiku pada diriku sendiri.. Aku harus bisa menikmati lebihhh…..

    Biasanya anak-anak memang tidak tidur bersama aku dan istriku..Dan Siti setiap malam tidur dikamar tidur anakku, dan menemani mereka ketika mereka tidur dikamar itu.. Tapi malam itu anak-anak tidur dikamarku, jam 21.00 mereka sudah terlelap dikeloni oleh istriku. Aku masih didepan komputer, ketika kudengar suara langkah kaki Siti menaiki tangga dan masuk kekamar anakku..

    Ah.. malam ini aku harus menikmati lagi kenyalnya buah dada si Siti pikirku.. Tiga jam kemudian, setelah yakin istriku lelap dalam tidurnya, aku mengendap-endap mendekati kamar anakku dan menempelkan kupingku kepintu.. Aku yakin Siti sudah tidur, karena dari dalam kamar anakku hanya suara desis AC saja yang terdengar.. Kunci pintu kamar anakku memang sengaja aku sembunyikan, sehingga dengan leluasa aku masuk dan segera menutup kembali pintu..

    Kulihat Siti tidur dengan nyenyaknya, dan dada yang membusung itu nampak dengan jelas dibalik setelan dasternya yang longgar.. Kucoba untuk membuka kancing atas dasternya, ternyata dia tidak mengenakan BH malam ini.. Waaahh….pucuk dicinta ulam tiba, pikir ku.. Setelah lima kancing terbuka semua, maka menyembullah buah dada yang bulat dan tegak.. Aku yakin ukurannya tidak kurang dari 36c, dan yang membuatku tambah terangsang karena buah dadanya tetap tegak kencang walau dia dalam posisi telentang.. Kutangkupkan telapak tangan ku pelan-pelan diatas dada indah itu, dan pelan-pelan aku mulai meremasnya.. Wahhh adikku sudah mengeras dengan cepatnya, dan nafsuku makin tak tertahan..

    Segera kuhentikan remasanku, ketika dia bergerak hendak pidah posisi walau masih dalam keadaan tidur. Ternyata posisinya malah makin membuatku spaneng.. Sekarang dia telentang sepenuhnya, dan kedua kakinya membuka agak lebar, dengan buah dadanya membusung tegak tanpa tertutupi daster atasnya yang telah kubuka kancingnya.. Aku sudah tak dapat menahan lagi nafsuku yang memuncak, segera kuaposisikan kedua lututku diantara kedua pahanya dan kutindih dia seraya mulutku tanpa basa-basi lagi segera mengulum dan mengisapi buah dadanya..

    Siti terbangun tapi masih belum sadar apa yang terjadi, dan ketika kesadarannya pulih keadaan sudah terlambat karena buah dadanya sudah sepenuhnya tenggelam dalam kuluman mulutku dan kedua tanganku segera menahan kedua tangannya yang hendak mendorong kepalaku.. Ahhhhh memang enak benar susu pembantu baruku ini.. Benar-benar kenyal dan padat sekali, pantas tetap tegak walau dia dalam posisi telentang dan tanpa penyangga apapun.. Inilah buah dada yang selama ini kuidam-idamkan.. Mulutku tak henti mengulum dan mengisap susu Siti, putingnya kekecap-kecap dengan lidahku..

    Awalnya Siti masih berusaha memberontak, tapi ketika kukunci pinggangnya dengan pinggangku yang berada diantara kedua pahanya, dan kedua tangannya kutahan dengan tanganku, akhirnya dia pasrah dan mengendurkan pemberontakannya.. Aku makin menggila dan mulutku makin gencar menghajar kedua buah dadanya bergantian.. Nampaknya dia tak bisa menghindar dari rangsangan yang timbul dari kuluman dan isapanku pada kedua buah dadanya, sebab matanya muai memejam dan dia seakan menggigit bibirnya sendiri menahan rangsangan itu.. Nafsuku juga makin memuncak melihat ekspresi wajahnya yang mencoba menahan rangsangan yang timbul, dan akhirnya aku coba untuk menarik celana pendek longgar yang dia kenakan sedikit..

    Dia menahan tanganku yang mencoba menarik turun celana pendeknya, tapi segera kutingkatkan serangan mulut dan lidahku pada buah dada yang membuncah itu. Dari susunya yang kanan, aku berpindah lagi kekiri dan terus tidak berhenti, sambil kembali aku berusaha menarik turun celana pendeknya.. Akhirnya dengan masih tetap menindihnya aku berhasil menarik turun celana pendek sekaligus celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya, dan akhirnya lepaslah celana itu dari tubuhnya.. Yeessss….. terpampanglah tubuh bugil pembantu baruku tetap dibawah tindihanku, dan masih juga mulut dan tangan ku bergantian menghajar kedua buah dadanya tanpa henti..

    Kuhentikan sebentar kegiatanku dengan masih dalam posisi dimana aku duduk diantara bentangan pahanya yang sudah telanjang, dan mulai aku melepaskan kaus dan celana pendek dan celana dalam hingga akhirnya aku dalam keadaan telanjang bulat.. Siti nampak kaget dan agak ketakutan melihat kelakuanku, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena aku masih tetap mengunci posisinya dibawahku.. Aku mulai lagi mengulum susu Siti bergantian kiri kanan, sambil menindihnya aku mulai menempatkan kontolku tepat diatas vaginanya..

    Sambil meningkatkan seranganku pada susunya, kontolku yang sudah mengeras dengan sempurna kutekankan pada mulut vaginanya.. “Paakkk….jangaaann paaakkk….” keluh Siti agak lirihhh.. Nafsuku yang sudah diubun-ubun membuatku gelap mata dan tak menghiraukan desah lirihnya.. Kupegang kontolku dengan tangan kananku, dan mulai kutekankan kemulut vaginanya pelan-pelan.. “Aaahhhh …..sakiiiittt paaakkkkk..” jerit Siti lirih dengan berusaha menggeser pinggangnya kekiri menghindari tekanan kontolku dimulut vaginanya..

    “Udah Ti jangan gerak-gerak lagi…” bujukku pelan, sambil kembali menempatkan kontolku pada posisi yang tepat dimulut vaginanya dan kebali kutekan hingga masuk kepalanya saja.. “Addduuuhhh paakk… sakkiiitt paakk..” Kembali Siti hendak menggeser pinggangnya, dan segera aku menahannya sambil sedikit membentaknya dengan galak “Diaamm aja kamu Ti…” Dengan ketakutan akhirnya dia menghentikan usahanya untuk menggeser pinggangnya, dan dengan nikmatnya kembali aku menekankan kepala kontolku kedalam mulut vaginanya.. Yeeessss…. mulai masuk setengahnya, rasanya luar biasa enaakkk..

    Kulihat dia memejamkan kedua matanya dan gigi atasnya menggigit bibir bawahnya menahan sakit dan nikmat ketika kontolku yang berdiameter 5 cm dan panjang 16cm mulai menyeruak makin kedalam… Akhirnya dengan sentakan yang agak kuat akhirnya kontolku masuk sepenuhnya kedalam vagina Siti… Ahhhh.. Benar-benar nikmattt cengkraman vagina Siti, dia mengejan menahan rasa sakit ketika seluruh batang kontolku masuk menghunjam kedalam vaginanya… Rasa-rasanya seperti dipijat dan disedot-sedot.. Akhirnya pelan-pelan aku mulai menggerakan kontolku mundur separo, berhenti sedetik dan mulai maju lagi hingga habis tenggelam dalam cengkeraman nikmat vagina Siti..

    Kutingkatkan pelan-pelan kecepatan gerakan maju-mundurku, dan nampaknya Siti mulai merasakan nikmat yang luar biasa ketika batang kontolku menggesek bagian dalam vaginanya.. Rasa sakit ketika kontolku yang besar habis tenggelam dalam vaginanya, mulai tergaintikan dengan rasa nikmat tadi… Mulai kupacu keras dan cepat hunjaman batang kontolku kedalam vaginanya..”Adduhh… ppaaakkk…” desahnya lirih yang makin meningkatkan nafsuku, sehingga sambil tetap mengayunkan batangku kembali kedua susunya menjadi bulan-bulanan mulut dan tanganku.. “Aaahhhh ….. ini bener-bener enak Ti…” kataku…

    Setelah lebih 15 menit aku mengayun dengan kecepatan yang bervariasi, akhirnya kuhentikan ayunanku dan kulepaskan kontolku dari cengkeraman vaginanya yang luar biasa peret… “Ayo kamu telungkup dan agak nungging Tii..” perintahku agak galak, sambil membantunya telungkup dan menarik agak keatas pantatnya yang sekal, indah, dan membulat itu.. Kuposisikan kembali kontolku yang masih keras kearah mulut vaginanya, dan “…bblleesss…” suara itu mengiringi amblesnya lagi batang kontolku kedalam vagina Siti.. Dan kembali rasa seperti disedot dan dicengkeram otot-otot vagina Siti yang kencang dan masih sempit itu melanda seluruh rangsang syarafku.. Mungkin dia kembali mengejan untuk menahan rasa sakit yang masih terasa dari sodokanku kedalam vaginanya…

    Pelan kembali kuayun pinggangku kedepan dan kebelakang, sambil tanganku menahan dan meremas pantat Siti yang bulat, sekal, dan padat itu.. Pemandangan itu membuat nafsuku makin kuat, apalagi ketika melihat susunya terayun-ayun tegas mengikuti ayunan pinggangku ke pantat sekalnya, serta erangannya ketika aku menekan habis batang kontolku kedalam vaginanya.. “Aaahhhhh….aahhhhh…. paak sudaaahhh…. paakkk….”erangnya lirih… Justru erangannya menambah nafsuku untuk menghajar dengan cepat dan kuat pantat dan vaginanya, dan kembali kuremas-remas susunya dari arah belakang… Luaaarrrr…biaaassaa……… ..!!!!!!!!!!!

    Setelah lebih dari dua puluh menit aku menghajar pantat dan vaginanya dari belakang, sambil meremas-remas susunya yang indah, aku lepaskan lagi batang kontolku dari cengkeraman vaginanya yang masih erat dan kuat pelan-pelan.. AAHhhhh.. benar-benar nikmat.. Kembali kubalikan tubuh Siti telentang dan kuangkat kakinya sedikit keatas, kembali kudekatkan batang kontolku yang masih keras kemulut vaginanya… Siti sudah benar-benar pasrah dan membiarkan aku mengatur seluruh posisinya dalam persetubuhan ini, walau masih terdengar kembali erangan lirihnya memintaku menyudahi permainan nikmat ini.. “Paakk….suudaaahh ..paakkk..”

    Kuacuhkan permintaannya, dan kembali kuhantamkan batang kontolku kedalam vagina peret dan seret itu.. Ayunanku semakin cepat dan kadang bervariasi dengan ayunan pelan, tiada henti dengan diiringi erangan dan desahannya bercampur dengan suara indah beradunya pangkal kontolku menghantam pangkal pahanya “..plookkkhh…ploookkkhhh…” Pemandangan ayunan tegas kedua susu Siti, seirama dengan ayunan pinggangku, membuat nafsuku memuncak cepat..

    Apalagi cengkeraman otot vagina dan raut wajahnya yang mengejan menahan rasa sakit dan rangsangan yang timbul, membuatku tak dapat menahan lagi untuk meremasi dan mengulumi kembali kedua susunya.. Kadang kugigit kecil karena tak mampu menahan rasa nikmat dan gemasku atas kekenyalan susunya.. Akhirnya setelah lebih dari 20 menit dalam posisi MOT, rangsangan itu memuncak dan kepala kontolku terasa luuaar biiaasssaa nikmat..

    Gerakan ayunanku semakin cepat dan akhirnya aku tak dapat menahan lebih lama lagii, persis ketika air maniku sampai diujung mulut kontolku, segera kutarik keluar dan kumuntahkan air maniku diatas perut, dada busung, dan sebagian wajahnya..”croott..crooot…cr oottttt…crrrooottt thhh ….” ”Aaahhhh….. niikmmaaaaaaatttttt……”eran gku tak dapat menahan rasa luar biasa yang timbul ketika air maniku keluar deras menyemprot perut, dada, dan wajahnya… Setelah habis air maniku keluar, aku rebahkan diriku disamping tubuh Siti yang lemah tergolek telentang setelah kugarap hampir satu jam penuh..

    Dia segera menarik selimut yang tergeletak disampingnya, dan menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut itu.. Sepintas sempat kulihat dia menitikkan air mata, dan suara tangis yang ditahannya beradu dengan napasnya yang tersengal.. “Udah Ti, gak usah nangis segala..” kataku, seraya mengenakan celana dalam dan pakaianku.. Dia berusaha menahan tangisnya, dan segera kutinggalkan kamar anakku kembali ke kamar kerja untuk mematikan komputer dan masuk kekamar tidurku..

    Kulihat istri dan anakku masih tertidur dengan nyenyaknya, kala kulihat jam telah menunjukkan pukul 1.. Kurebahkan diriku disamping anakku, dan kucoba untuk tidur.. Tapi kenikmatan yang baru saja kurasakan masih membayang jelas dalam pikiranku, dan menghalangiku untuk segera tidur.. Kapan-kapan aku harus mengulanginya lagi, pikirku…

  • Cerita Sex Pembantu Bi Eha Guru Seksku

    Cerita Sex Pembantu Bi Eha Guru Seksku


    1675 views

    Cerita Sex dari kisah persetubuhan anak juragan dan pembantunya.

    Bi Eha sudah cukup lama menjadi pembantu di rumah Tuan Hartono. Ini merupakan tahun ketiga ia bekerja di sana. Bi Eha merasa kerasan karena keluarga Tuan Hartono cukup baik memperlakukannya bahkan memberikan lebih dari apa yang diharapkan oleh seorang pembantu. Bi Eha sadar akan hal ini, terutama akan kebaikan Tuan Hartono, yang dianggapnya terlalu berlebihan. Namun ia tak begitu memikirkannya. Sepanjang hidupnya terjamin, iapun dapat menabung kelebihannya untuk jaminan hari tua. Perkara kelakuan Tuan Hartono yang selalu minta dilayani jika kebetulan istrinya tak ada di rumah, itu adalah perkara lain. Ia tak memperdulikannya bahkan ikut menikmati pula.

    Walaupun orang kampung, Bi Eha tergolong wanita yang menarik. Usianya tidak terlalu tua, sekitar 32 tahunan. Penampilannya tidak seperti perempuan desa. Ia pandai merawat tubuhnya sehingga nampak masih sintal dan menggairahkan. Bahkan Tuan Hartono sangat tergila-gila melihat kedua payudaranya yang montok dan kenyal. Kulitnya agak gelap namun terawat bersih dan halus. Soal wajah meski tidak tergolong cantik namun memiliki daya tarik tersendiri. Sensual! Begitu kata Tuan hartono saat pertama kali mereka bercinta di belakang dapur suatu ketika.

    Dalam usianya yang tidak tergolong muda ini, Bi Eha – janda yang sudah lama ditinggal suami – masih memiliki gairah yang tinggi karena ternyata selain berselingkuh dengan majikannya, ia pernah bercinta pula dengan Kang Ujang, Satpam penjaga rumah. Perselingkuhannya dengan Kang Ujang berawal ketika ia lama ditinggalkan oleh Tuan Hartono yang sedang pergi ke luar negeri selama sebulan penuh. Selama itu pula Bi Eha merasa kesepian, tak ada lelaki yang mengisi kekosongannya. Apalagi di saat itu udara malam terasa begitu menusuk tulang. Tak tahan oleh gairahnya yang meletup-letup, ia nekat menggoda Satpam itu untuk diajak ke atas ranjangnya di kamar belakang.

    Malam itu, Bi Eha kembali tak bisa tidur. Ia gelisah tak menentu. Bergulingan di atas ranjang. Tubuhnya menggigil saking tak tahannya menahan gelora gairah seksnya yang menggebu-gebu. Malam ini ia tak mungkin menantikan kehadiran Tuan Hartono dalam pelukannya karena istrinya ada di rumah. Perasaannya semakin gundah kala membayangkan saat itu Tuan Hartono tengah menggauli istrinya. Ia bayangkan istrinya itu pasti akan tersengal-sengal menghadapi gempuran Tuan Hartono yang memiliki ’senjata’ dahsyat. Bayangan batang kontol Tuan Hartono yang besar dan panjang itu serta keperkasaannya semakin membuat Bi Eha nelangsa menahan nafsu syahwatnya sendiri. Sebenarnya terpikir untuk memanggil Kang Ujang untuk menggantikannya namun ia tak berani selama majikannya ada di rumah. Kalau ketahuan hancur sudah akibatnya nasib mereka nantinya. Akhirnya Bi Eha hanya bisa mengeluh sendiri di ranjang sampai tak terasa gairahnya terbawa tidur.

    Dalam mimpinya Bi Eha merasakan gerayangan lembut ke sekujur tubuhnya. Ia menggeliat penuh kenikmatan atas sentuhan jemari kekar milik Tuan Hartono. Menggerayang melucuti kancing baju tidurnya hingga terbuka lebar, mempertontonkan kedua buah dadanya yang mengkal padat berisi. Tanpa sadar Bi Eha mengigau sambil membusungkan dadanya.
    “Remas.. uugghh.. isep putingnya.. aduuhh enaknya..”

    Kedua tangan Bi Eha memegang kepala itu dan membenamkannya ke dadanya. Tubuhnya menggeliat mengikuti jilatan di kedua putingnya. Bi Eha terengah-engah saking menikmati sedotan dan remasan di kedua payudaranya, sampai-sampai ia terbangun dari mimpinya.

    Perlahan ia membuka kedua matanya sambil merasakan mimpinya masih terasa meski sudah terbangun. Setelah matanya terbuka, ia baru sadar bahwa ternyata ia tidak sedang mimpi. Ia menengok ke bawah dan ternyata ada seseorang tengah menggumuli bukit kembarnya dengan penuh nafsu. Ia mengira Tuan Hartono yang sedang mencumbuinya. Dalam hati ia bersorak kegirangan sekaligus heran atas keberanian majikannya ini meski sang istri ada di rumah. Apa tidak takut ketahuan. Tiba-tiba ia sendiri yang merasa ketakutan. Bagaimana kalau istrinya datang?

    Bi Eha langsung bangkit dan mendorong tubuh yang menindihnya dan hendak mengingatkan Tuan Hartono akan situasi yang tidak memungkinkan ini. Namun belum sempat ucapan keluar, ia melihat ternyata orang itu bukan Tuan Hartono?! Yang lebih mengejutkannya lagi ternyata orang itu tidak lain adalah Andre, putra tunggal majikannya yang masih berumur 15 tahunan!?

    “Den Andre?!” pekiknya sambil menahan suaranya.
    “Den ngapain di kamar Bibi?” tanyanya lagi kebingungan melihat wajah Andre yang merah padam.
    Mungkin karena birahi bercampur malu ketahuan kelakuan nakalnya.
    “Bi.. ngghh.. anu.. ma-maafin Andre..” katanya dengan suara memelas.
    Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah Bi Eha.

    “Tapi.. barusan nga.. ngapain?” tanyanya lagi karena tak pernah menyangka anak majikannya berani berbuat seperti itu padanya.
    “Andre.. ngghh.. tadinya mau minta tolong Bibi bikinin minuman..” katanya menjelaskan.
    “Tapi waktu liat Bibi lagi tidur sambil menggeliat-geliat.. ngghh.. Andre nggak tahan..” katanya kemudian.
    “Oohh.. Den Andre.. itu nggak boleh. Nanti kalau ketahuan Papa Mama gimana?” Tanya Bi Eha.
    “Andre tahu itu salah.. tapi.. ngghh..” jawab Andre ragu-ragu.
    “Tapi kenapa?” Tanya Bi Eha penasaran
    “Andre pengen kayak Kang Ujang..” jawabnya kemudian.

    Kepala Bi Eha bagaikan disamber geledek mendengar ucapan Andre. Berarti dia tahu perbuatannya dengan Satpam itu, kata hatinya panik. Wah bagaimana ini?
    “Kenapa Den Andre pengen itu?” tanyanya kemudian dengan lembut.
    “Andre sering ngebayangin Bibi.. juga.. ngghh.. anu..”
    “Anu apa?” desak Bi Eha makin penasaran.
    “Andre suka ngintip.. Bibi lagi mandi,” akunya sambil melirik ke arah pakaian tidur Bi Eha yang sudah terbuka lebar.

    Andre melenguh panjang menyaksikan bukit kembar montok yang menggantung tegak di dada pengasuhnya itu. Bi Eha dengan refleks merapikan bajunya untuk menutupi dadanya yang telanjang. Kurang ajar mata anak bau kencur ini, gerutu Bi Eha dalam hati. Nggak jauh beda dengan Bapaknya.
    “Boleh khan Bi?” kata Andre kemudian.
    “Boleh apa?” sentak Bi Eha mulai sewot.
    “Boleh itu.. ngghh.. anu.. kayak tadi..” pinta Andre tanpa rasa bersalah seraya mendekati kembali Bi Eha.
    “Den Andre jangan kurang ajar begitu sama perempuan..,” katanya seraya mundur menjauhi anak itu. “Nggak boleh!”
    “Kok Kang Ujang boleh? Nanti Andre bilangin lho..” kata Andre mengancam.
    “Eh jangan! Nggak boleh bilang ke siapa-siapa..” kata Bi Eha panik.
    “Kalau gitu boleh dong Andre?”

    Kurang ajar bener anak ini, berani-beraninya mengancam, makinya dalam hati. Tapi bagaimana kalau ia bilang-bilang sama orang lain. Oh Jangan. Jangan sampai! Bi Eha berpikir keras bagaimana caranya agar anak ini dapat dikuasai agar tak cerita kepada yang lain. Bi Eha lalu tersenyum kepada Andre seraya meraih tangannya.
    “Den Andre mau pegang ini?” katanya kemudian sambil menaruh tangan Andre ke atas buah dadanya.
    “Iya.. ii-iiya..,” katanya sambil menyeringai gembira.

    Andre meremas kedua bukit kembar milik Bi Eha dengan bebas dan sepuas-puasnya. “Gimana Den.. enak nggak?” Tanya Bi Eha sambil melirik wajah anak itu.
    “Tampan juga anak ini, walau masih ingusan tapi ia tetap seorang lelaki juga”, pikir Bi Eha.
    Bukankah tadi ia merindukan kehadiran seorang lelaki untuk memuaskan rasa dahaga yang demikian menggelegak? Mungkin saja anak ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi dari pada tidak sama sekali?

    Setelah berpikiran seperti itu, Bi Eha menjadi penasaran. Ingin tahu bagaimana rasanya bercinta dengan anak di bawah umur. Tentunya masih polos, lugu dan perlu diajarkan. Mengingat ini hal Bi Eha jadi terangsang. Keinginannya untuk bercinta semakin menggebu-gebu. Kalau saja lelaki ini adalah Tuan Hartono, tentunya sudah ia terkam sejak tadi dan menggumuli batang kontolnya untuk memuaskan nafsunya yang sudah ke ubun-ubun. Tapi tunggu dulu. Ia masih anak-anak. Jangan sampai ia kaget dan malah akan membuatnya ketakutan.

    Lalu ia biarkan Andre meremas-remas buah dadanya sesuka hati. Dadanya sengaja dibusungkan agar anak ini dapat melihat dengan jelas keindahan buah dadanya yang paling dibanggakan. Andre mencoba memilin-milin putingnya sambil melirik ke wajah Bi Eha yang nampak meringis seperti menahan sesuatu.
    “Sakit Bi?” tanyanya.


    “Nggak Den. Terus aja. Jangan berhenti. Ya begitu.. terus sambil diremas.. uugghh..”

    Andre mengikuti semua perintah Bi Eha. Ia menikmati sekali remasannya. Begitu kenyal, montok dan oohh asyik sekali! Pikir Andre dalam hati. Entah kenapa tiba-tiba ia ingin mencium buah dada itu dan mengemot putingnya seperti ketika ia masih bayi.
    Bi Eha terperanjat akan perubahan ini sekaligus senang karena meski sedotan itu tidak semahir lelaki dewasa tapi cukup membuatnya terangsang hebat. Apalagi tangan Andre satunya lagi sudah mulai berani mengelus-elus pahanya dan merambat naik di balik baju tidurnya. Perasaan Bi Eha seraya melayang dengan cumbuan ini. Ia sudah tak sabar menunggu gerayangan tangan Andre di balik roknya segera sampai ke pangkal pahanya. Tapi nampaknya tidak sampai-sampai. Akhirnya Bi Eha mendorong tangan itu menyusup lebih dalam dan langsung menyentuh daerah paling sensitive. Bi Eha memang tak pernah memakai pakaian dalam kalau sedang tidur. “Tidak bebas”, katanya.

    Andre terperanjat begitu jemarinya menyentuh daerah yang terasa begitu hangat dan lembab. Hampir saja ia menarik lagi tangannya kalau tidak ditahan oleh Bi Eha.
    “Nggak apa-apa.. pegang aja.. pelan-pelan.. ya.. terus.. begitu.. ya.. teruusshh.. uggh Den enaak!”

    Andre semangat mendengar erangan Bi Eha yang begitu merangsang. Sambil terus mengemot puting susunya, jemarinya mulai berani mempermainkan bibir kemaluan Bi Eha. Terasa hangat dan sedikit basah. Dicoba-cobanya menusuk celah di antara bibir itu. Terdengar Bi Eha melenguh. Andre meneruskan tusukannya. Cairan yang mulai rembes di daerah itu membuat jari Andre mudah melesak ke dalam dan terus semakin dalam.
    “Akhh.. Den masukin terusshh.. ya begitu. Oohh Den Andre pinter!” desah Bi Eha mulai meracau ucapannya saking hebatnya rangsangan ke sekujur tubuhnya.

    Sambil terus menyuruh Andre berbuat ini dan itu. Tangan Bi Eha mulai menggerayang ke tubuh Andre. Pertama-tama ia lucuti pakaian atasnya kemudian melepaskan ikat pinggangnnya dan langsung merogoh ke balik celana dalam anak itu.
    “Mmmpphh..”, desah Bi Eha begitu merasakan batang kontol anak itu sudah keras seperti baja.
    Ia melirik ke bawah dan melihat batang Andre mengacung tegang sekali. Boleh juga anak ini. Meski tidak sebesar bapaknya, tapi cukup besar untuk ukuran anak seumurnya. Tangan Bi Eha mengocok perlahan batang itu. Andre melenguh keenakan.
    “Oouhhgghh.. Bii.. uueeanaakkhh!” pekik Andre perlahan.

    Bi Eha tersenyum senang melihatnya. Anak ini semakin menggemaskan saja. Kepolosan dan keluguannya membuat Bi Eha semakin terangsang dan tak tahan menghadapi emotan bibirnya di puting susunya dan gerakan jemarinya di dalam liang memeknya. Rasanya ia tak kuat menahan desakan hebat dari dalam dirinya. Tubuhnya bergetar.. lalu.., Bi Eha merasakan semburan hangat dari dalam dirinya berkali-kali. Ia sudah orgasme. Heran juga. Tak seperti biasanya ia secepat itu mencapai puncak kenikmatan. Entah kenapa. Mungkin karena dari tadi ia sudah terlanjur bernafsu ditambah pengalaman baru dengan anak di bawah umur, telah membuatnya cepat orgasme.

    Andre terperangah menyaksikan ekspresi wajah Bi Eha yang nampak begitu menikmatinya. Guncangan tubuhnya membuat Andre menghentikan gerakannya. Ia terpesona melihatnya. Ia takut malah membuat Bi Eha kesakitan.
    “Bi? Bibi kenapa? Nggak apa-apa khan?” tanyanya demikian polos.
    “Nggak sayang.. Bibi justru sedang menikmati perbuatan Den Andre,” demikian kata Bi Eha seraya menciumi wajah tampan anak itu.

    Dengan penuh nafsu, bibir Andre dikulum, dijilati sementara kedua tangannya menggerayang ke sekujur tubuh anak muda ini. Andre senang melihat kegarangan Bi Eha. Ia balas menyerang dengan meremas-remas kedua payudara pengasuhnya ini, lalu mempermainkan putingnya.
    “Aduh Den.. enak sekali. Den Andre pinter.. uugghh!” erang Bi Eha kenikmatan.

    Bi Eha benar-benar menyukai anak ini. Ia ingin memberikan yang terbaik buat majikan mudanya ini. Ingin memberikan kenikmatan yang tak akan pernah ia lupakan. Ia yakin Andre masih perjaka tulen. Bi Eha semakin terangsang membayangkan nikmatnya semburan cairan mani perjaka. Lalu ia mendorong tubuh Andre hingga telentang lurus di ranjang dan mulai menciuminya dari atas hingga bawah. Lidahnya menyapu-nyapu di sekitar kemaluan Andre. Melumat batang yang sudah tegak bagai besi tiang pancang dan megulumnya dengan penuh nafsu.

    Tubuh Andre berguncang keras merasakan nikmatnya cumbuan yang begitu lihai. Apalagi saat lidah Bi Eha mempermainkan biji pelernya, kemudian melata-lata ke sekujur batang kemaluannya. Andre merasakan bagian bawah perutnya berkedut-kedut akibat jilatan itu. Bahkan saking enaknya, Andre merasa tak sanggup lagi menahan desakan yang akan menyembur dari ujung moncong kemaluannya. Bi Eha rupanya merasakan hal itu. Ia tak menginginkannya. Dengan cepat ia melepaskan kulumannya dan langsung memencet pangkal batang kemaluan Andre sehingga tidak langsung menyembur.
    “Akh Bi.. kenapa?” Tanya Andre bingung karena barusan ia merasakan air maninya akan muncrat tapi tiba-tiba tidak jadi.
    “Nggak apa-apa. Tenang saja, Den. Biar tambah enak,” jawabnya seraya naik ke atas tubuh Andre.

    Dengan posisi jongkok dan kedua kaki mengangkang, Bi Eha mengarahkan batang kontol Andre persis ke arah liang memeknya. Perlahan-lahan tubuh Bi Eha turun sambil memegang kontol Andre yang sudah mulai masuk.
    “Uugghh.. enak nggak Den?”
    “Aduuhh.. Bi Eha.. sedaapphh..!” pekiknya.

    Andre merasakan batang kontolnya seperti disedot liang memek Bi Eha. Terasa sekali kedutan-kedutannya. Ia lalu menggerakan pantatnya naik turun. Konotlnya bergerak ceapt keluar masuk liang nikmat itu. Bi Eha tak mau kalah. Pantatnya bergoyang ke kanan-kiri mengimbangi tusukan kontol Andre.
    “Auugghh Deenn..uueennaakk!” jerit Bi Eha seperti kesetanan.
    “Terus Den, jangan berhenti. Ya tusuk ke situ.. auughgg.. aakkhh..”

    Andre mempercepat gerakannya karena mulai merasakan air maninya akan muncrat.
    “Bi.. saya mau keluaarr..” Jeritnya.
    “Iya Den.. ayo.. keluarin aja. Bibi juga mau keluar.. ya terusshh.. oohh teruss..” katanya tersengal-sengal.

    Andre mencoba bertahan sekuat tenaga dan terus menggenjot liang memek Bi Eha dengan tusukan bertubi-tubi sampai akhirnya kewalahan menghadapi goyangan pinggul wanita berpengalaman ini. Badannya sampai terangkat ke atas dan sambil memeluk tubuh Bi Eha erat-erat, Andre menyemburkan cairan kentalnya berkali-kali.
    “Crot.. croott.. crott!”
    “Aaakkhh..” Bi Eha juga mengalami orgasme.
    Sekujur tubuhnya bergetar hebat dalam pelukan erat Andre.
    “Ooohh.. Deenn.. hebat sekali..”

    Kedua insan yang tengah lupa daratan ini bergulingan di atas ranjang merasakan sisa-sisa akhir dari kenikmatan ini. Nafas mereka tersengal-sengal. Peluh membasahi seluruh tubuh mereka meski udara malam di luar cukup dingin. Nampak senyum Bi Eha mengembang di bibirnya. Penuh dengan kepuasan. Ia melirik genit kepada Andre.
    “Gimana Den. Enak khan?”
    “Iya Bi, enak sekali,” jawab Andre seraya memeluk Bi Eha.
    Tangannya mencolek nakal ke buah dada Bi Eha yang menggelantung persis di depan mukanya.
    “Ih Aden nakal,” katanya semakin genit.
    Tangan Bi Eha kembali merayap ke arah batang kontol Andre yang sudah lemas. Mengelus-elus perlahan hingga batang itu mulai memperlihatkan kembali kehidupannya.
    “Bibi isep lagi ya Den?”

    Andre hanya bisa mengangguk dan kembali merasakan hangatnya mulut Bi Eha ketika mengulum kontolnya. Mereka kembali bercumbu tanpa mengenal waktu dan baru berhenti ketika terdengar kokok ayam bersahutan. Andre meninggalkan kamar Bi Eha dengan tubuh lunglai. Habis sudah tenaganya karena bercinta semalaman. Tapi nampak wajahnya berseri-seri karena malam itu ia sudah merasakan pengalaman yang luar biasa.

  • Cerita Sex Pembantu Yang Masih Abg

    Cerita Sex Pembantu Yang Masih Abg


    1695 views

    Cerita Sex Pembantu – Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisah ini terjadi dua tahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Aku mempunyai pembantu namnya Dian. orangnya cukup tinggi hampir setinggi aku yaitu kira-kira 165cm, semampai, badanya langsing dengan kedua tetek yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran teteknya kira2 34. saya hanya kira-kira aja, karena belum pernah melihatnya.

    Dina sudah bekerja di rumah sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. ia sangat sayang sama anak saya. istri saya pun percaya ama dia. karena istri saya bekerja maka semua urusan pengurusan rumah tangga diserahkan kepad si Dina. Dina ini hanya tamat SD sekarang umurnya sudah 17 tahun. lagi segarnya memang.

    Sering Dina ini ketiduran di Sofa keluarga sambil mengendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas.. dekat sofa atau didepan nya ada TV ukuran 34 Inc.. disamping sofa keluarga ada meja makan. saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. karean seringnya Dina ketiduran di atas sofa depan TV, lama2 saya memperhatikan ia juga. Joker1788

    Cantik dan sensual juga si Dina ini pikirku. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang… selayaknya si Dina tidak pantas jadi pembantu. saya tipe suami yang setia. belum pernah merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri ku. oya istriku cukup cantik dengan kulit putih mulus dan bodi bahenol. kalo sedang hubungan intim ia sangat liar sekali. nafsu sex nya sangat kuat. kembali ke DIna. kadang2 waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit mengintip.

    pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri ku lagi dapet bulan. dan seperti biasa si Dian pembantuku, ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. saya iseng menghamprinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun.. saya belai rambutnya. ia diam aja. trus saya usap2 pipinya,.. eh..eh.. ia diem aja..trus saya mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunyanya, sementara anaknya ia peluk sambil tidur..saya mulai curiga ia ketiduran atau pura2 tidur.. kemudian saya kecup keningnya terus matanya dan mendarat di bibirnya.. eh,,ia diam aja.

    Saya penasaran… saya mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..saya kaget..kemudian saya lepas ciuman saya… ia tertidur lagi. trus saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… saya jadi penasaran., ia betul2 tidur atau tidak..saya takut juga..terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri..saya lihat si DIna masih terpenjam matanya..tiba-tiba ia bangun karena anaknya saya dipelukkan bangun minta sisu… trus si dian bikinkan susu anak saya (laki).

    Setelah menyuapin anak saya dengan susu, anak saya tertidur lagi,.. si Dina minta pamit ke saya untuk nidurin anak saya ke kamar anak saya yang nomor satu… saya mengangguk sambil sibuk kerja. setelah satu jam saya lihat si Dina tidak keluar dari kamar anaknya saya. saya penasaran, kenapa ia ngak keluar dari kamar anak saya. saya dekati kamar anak saya… dan saya buka pintu pelan2 takut ketahuan istri saya…tiba saya kaget ternyata si Dina tertidur pulas bersama anak saya.. dan yang lebih saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha nya mulus terbentang dalam kondisi mengangkang.

    Saya masuk kekamar pelan2. trus saya berdiri disamping ranjang.. saya liaht wajah dina ia betul2 tertidur pulas… saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap2 teteknya yang menonjol seski… saya terus mengusap2 memeknya,,dan setekah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya.

    Saya mulai curiga jangan2 ia pura tidur. saya menuju mulutnya. saya kecup pelan2 mulutnya sambil tangan saya terus mengusap teteknya. mulutnya saya isep keras. terdengar lenguhan nafasnya…perutnya terangkat. dadanya ia busungkan ke atas.. aku makin penasaran. aku buka kancing bajunya diatas dadanya. sekaranag bajunya sebelas atas tersingkap. terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok..saya terkesima. bentuk teteknya indah sekali. masih kenceng. beda ama tetek istriku yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya.

    Saya membelai teteknya dengan penuh sayang.. sekali-kali bibir saya mebngusap2 kulit teteknya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan. tangan kananku akau selipkan di antara daging tetek dan behanya.. agak sempit, saya berusaha masukin tangan saya.. hmm bukan maen..terasa daging teteknya kenyal dan dingin sejuk sekali. saya remas2 tetek berkali sambil tangan saya bergantian meremes2 teteknya. mulut saya terus mengecup bibirnya. lidah saya kadang saya masukin kedalam mulutnya. ada sedikit respon saat lidahku akau masukin kedalam mulutnya. ia sedikit mengisap lidah saya. saya tambah nyakin kayaknya ia pura-pura tidur. meskipun matanya terpenjam, namun napsu nya mulai naik.

    Saya tak sabaran lagi pengen lihat teteknya secara utuh. saya buka tali BH nya dan sekarang teteknya betul2 dah teanjang. namun untuk jaga2 aku tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap. hanya bhnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik ke atas sehingga teteknya yang montok itu menyembul keluar. saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya. saya isep2 bergantian kiri dan kanan,. sementara tangan kanan saya terus memasukkain jari tangan saya kedalam memeknya..dia mengelinjang2 dengan pelan. puas mengisap putingnya.

    Kontol saya sudah sangat tegang sekali. saya lepas celana pendek saya. terus memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka, matanya masih terpenjam, kayaknya ia pura2 tidur…trus aku naikin dadanya, posisi ia telentang pasrah. Sampai di dadanya, paha saya geser dikit ke atas. terus kontol saya yang udah asngat tegang langsung aku sodorkan kedalam mulutnya. aku masukin dengan paksa kontol ku yang besar dan tegang itu ke mulutnya.. agak susah dn ada sedikit penolakan. tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat. saya terus memassukkan kontol saya kedalam mulutnya.. saya majukan pelan-pelan…terasa kontol saya menyentuh giginya..ia mengerakkan giginya..wow..ia betul-betul ngak tidur.. nagk mungkin ia tidur,

    Melihat ia menggerakan giginya sambil menekan kontol saya..ohghhh sensai yang luar bisa…sambil memmaju mundurklan kontol saya kedalam mulutnya, tangan saya yang kiri menjulur ke arah teteknya aku remas2 teteknya wow betul nikmatnya..ia masih perawan pikirku..dan belum pengalaman yang beginian. saya ingat istri saya..saya berdiri dari dari atas dadanya kontol saya lepaskan dari mulutnya..namun saya kaget.. pada saat kontol saya lepaskan dari mulutnya pelan2 tiba mulutnya menjepit kontolku. aku agak susah menarik kontolku… namun pelan2 akhirnya kontolku lepas.

    Aku biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua teteknya menyembul bebas dengan seksinya. aku pakai celana dan terus aku kekamar mengintip istri ku..wow ternyata ia tidurnya sangat pulas,… aku tutup pintu kamarku da kembali kekamar anakku yang ada si Dnna.. begitu aku lihat di ranjang, posisi Dina tidak berubah posisinya.. aku semakin dapat angin. kontol masih tegang dan tidak turun2… aku elus memeknya masih pakai celan dalam.

    Memeknya dah basah sekali. aku buka celan dalamnya pelan2 terus, aku pelorotkan sampai ke mata kakinya, aku ngak berani melepas total celana dalamnya. pelan2 aku naikin dia dan kontolku aku arahkan ke lobak memeknya yang bsah itu.. aku bimbing kontol ku yang panjang dan tegang ke arah lobang memeknya. kakinya aku reanggangkan.. lobang memeknya masih sempit. kuliahat wajahnya pasarh dan mata nya tetap terpenjemn dan kelihatan mulutnya bergeraka menahan nikmat.. ia pura2 tidur. tetapi saya ngak peduli yang pemting aku lagi masukin kontolku ke memeknya….sempit. dan susah sekali masuk kontolnya. ia mendesah pelan-pelan.

    Badan ku aku rebahkan diatas bdannya. teteknya menekan dadaku.wow nikmat banget.. tiba-tiba tanganya ia rangkulkan ke leherku dan menekan2 pinggulnya ke arah kontol ku yang sedang bersusah payah menuju lobang kenikmatannya. pelan2 kontol ku masuk..dan seperti batang kontolku telah amblas. ia merintih2 ngak karuan tetapi dengan mata yang masih terpenjamn. mulutnya aku ciumi lagi dengan ganasnya…ia membalas ciuman ku.

    Sekarang ia dah mulai menghisap2 lidahku dan mengginggit ujung lidah dengan pelan.. napsu ku tak karuan.. ia terus menekan pinggulnya ke arah kontol..tibah ia tersendak oughhh.ooughhh..oughh… bersamaan dengan terasa kontol ku menembus sesuatu.. aku lihat kebawah pada saat aku maju mundurkan kontolku..ada warna merah mudah di batang kotolku yang lagi maju mundur tersebut…aku kaget dan ngak sadar ternyata aku telah memecah perawanya.. tetapi ia kelihatan senyum tipis, Agen Joker1788

    Wajahnya menegang… ada rasa penyesalan..namun kenikmatan duniawa mengalahkan semuanya.. akhir aku genjot kontol keluar masuk memeknya sambil tanganku tak henti2nya meremas2 kedua tetek nya seksi.. sementara mulutku terus mengisap2 lidahnya dan mencupang lehernya…..ough..nikmat.. tiba-tiba ia mengejang bersaman dengan itu akupun menyemburkan air mani panas kelobang memeknya. cukup banya air mani….yang masuk kelobang memeknya..akhir aku lemas.. dan diam-diam aku tarik kontoku dari lubang memeknya.

    aku turun dari ranjang. aku lihat anakku masih tidur pulas. dan pembantuku Dina juag dalam keadaan tidur pulas… dan matanya terpenjamn. aku rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan bhnya aku kancingin lagi… aku keluar kamar anakku.. masuk ke kamar tidurku dan kulihat istri tidur dengan pulas., untung ia ngak bangun.

    Besok paginya aku bangun, istriku dah berangkat kerja. kulihat Dina, sikapnya menunjukkan biasa saja…ia sempat tanya ke saya,.. pak semalam aku mimpi aneh deh…kok lain dan anuku terasa perih…terus ia bilang kenapa ada warna merah ya pak di paha dan dalam celananya..ia nanya dengan lugu.. aku pura ngak tahu…namun kelihatan ia puas. sambil tersenyum ia pergi kekamar mandi sambil nyuci banu

  • Cerita Sex Pengalaman Indah

    Cerita Sex Pengalaman Indah


    1925 views

    Cerita Seks Terbaru – Nama saya Indah. Orang biasa memanggil “Iin” atau “Indah”. Aku sekarang baru lulus dari sebuah Universitas di Jakarta. Dan aku tertarik sekali ingin memberitahukan pengalaman hidup yang satu ini . Saya adalah seorang wanita yang berparas yah tidak akan mengecewakan bagi siapapun yang memandangnya deh. Tinggi badan saya 171 cm, berat 53 kg, biar langsing tapi aku rajin fitness minimal 2 kali seminggu di Gym, jadi ya kulitku kencang dan mulus, berambut hitam lurus sebahu, bermata hitam kecoklatan, dan kulit saya kuning langsat (yah pokoknya kulit orang Indonesia banget deh!) dan asalnya dari Sunda, di Cicaheum, Bandung! tapi tinggalnya di Daan Mogot, Jakarta. Dan saya masih benar-benar “totally virgin” alias perawan asli ketika hal yang akan saya ceritakan ini terjadi!

    Saya tadinya seorang wanita yang normal, maksud saya sifat seksualitas saya itu normal seperti wanita lainnya, senang sama cowok, apalagi yang keren! Walau sekarang masih senang sama cowok, tapi arah seksualitas saya lebih cenderung ke arah seorang lesbian setelah hal ‘itu’ terjadi, jadi saya simpulkan bahwa saya adalah seorang biseksual!

    Siang itu aku seperti biasa, jalan dari rumah ke kampus, biasa bawa tugas-tugas yang setumpuk dari dosen-dosen yang killer-killer. Setelah kuliah (maklum hanya sebentar, ketika itu hari Sabtu, jadi kuliah yang barusan sebenarnya hanya buat pengganti buat selasanya, karena dosennya tidak masuk!) jadi jam 12.30 sudah bubaran. Aku tuh orang yang paling sering diledekin sama teman-temanku karena hanya punya tampang ‘n body doang, tapi tidak punya cowok! (katanya terlalu mikirin belajar, padahal sih kan memang harus).

    Terus, siang itu karena bete banget habis kuliah, ya aku langsung saja pulang! Tapi ketika sudah hampir sampai di rumah aku kepikiran, lebih baik malam minggu begini menyewa beberapa VCD saja di rental dekat rumahku! Tentang rental itu terus terang aku bilang bagus! Tempatnya cukup besar dan terlihat mewah, dan ber-AC, lagi pula harga VCD sewaannya pun tidak terlalu mahal! Ya sudah deh, aku menyewa film-film itu kalau tidak salah sih aku menyewa 6 film!

    Sorenya ketika aku mau menonton film pertama, telpon rumah berdering memecah kesunyian (maklum orang rumah pada pergi! Papa sama mama lagi pulang kampung ke Bandung, terus adikku yang cowok ikutan camping sama klub pecinta alamnya di Garut). Pokoknya benar-benar sendirian deh. Ya sudah, dengan agak malas kuangkat telepon itu, dan ternyata benar seperti yang kuduga, yang menelpon si Mira (dia hanya tinggal berdua dengan kakeknya ditambah pembantu), sobatku sejak semester satu.

    “Halo.., ini Indah ya..? Ini aku, Mira..!” katanya.
    “Halo.., ya ini aku, ada apa lagi nih, Mir..!” jawabku.
    “Gini, Ndah.. aku lupa kalo Mang Eja (pembantunya) yang megang kunci rumahku, padahal tadi pas dia mau berangkat ke rumahnya (di Karawang) aku taruh kuncinya di tasnya, soalnya kebelet pipis, trus aku lupa deh, dan kuncinya kebawa dia..!” katanya panjang.
    “Duh, Mir.. masih cantik kok udah pikun..!” tukasku enteng. “Trus, kamu gimana sekarang..?” tanyaku lagi.
    “Ya tau deh bingung banget nih, dia baru balik lagi pas minggu malem, katanya sih gitu..!” Mira memang nadanya waktu itu lagi kesal dan bingung.
    “Gimana kalo aku nginep di rumahmu aja malem ini, Ndah.. masa aku mau nginep di hotel..?” pintanya dengan nada sedikit memelas.

    Rumahnya si Mira sekitar 1 jam jaraknya kalau ditempuh dari rumahku, akhirnya aku sih boleh-boleh saja, paling tidak ada teman deh di rumah! Masa anak gadis sendirian di rumah, di Jakarta Barat lagi, yang terkenal kriminalitasnya. Begitu tukasku dalam hati.
    “Oke deh, Mir.. gue tungguin..! Ati-ati lu, Mir..!” tukasku ringan.

    Aku menunda menonton VCD itu, karena mau mandi dulu, malu biar sama teman sendiri tapi belum mandi. Ketika jam 16.30 tepat, si Mira datang, waktu itu hujan deras, dia tidak membawa payung, ya sudah deh basah kuyup ketika sampai rumah! Aku kasih tahu tentang gadis yang feminim ini, tingginya sekitar 160 cm deh, tapi masih lebih tinggi aku sedikit, penampilannya persis seperti Putri Solo sekali, langsing singset, kulit putih kekuningan, rambut hitam lurus agak panjang dari rambutku, dan waktu itu dia memakai kemeja krem dengan rok sebetis (agak belah sedikit sampai sepaha).

    Ketika dia datang, aku kebetulan baru saja habis mandi, dan hanya memakai handuk di kepala dan longdress buat pakaian orang habis mandi! Biar begitu juga aku selalu pakai BH dan CD-ku dong! Tidak seperti yang di film-film barat, hanya bahu yang menempel di badan saja! Ya sudah, aku suruh dia masuk dan segera mandi, aku pinjamkan dasterku (dia yang minta karena hanya di rumah saja). Aku berdua Mira awalnya sih biasa saja, sama sekali tidak ada tuh perasaan saling suka (secara seksual) sama dia, hanya memang kami saling mengagumi fisik masing-masing.

    Sehbis dia mandi, kami berdua makan Indomie Rebus hangat yang baru kubikin, sungguh nikmat saat itu, udara dingin ditutupi dengan kehangatan dari Mie itu, mengasyikkan! Malamnya kira-kira jam 19.30 baru deh kami menonton VCD yang kusewa siang tadi, judulnya kalau tidak salah sih Wildthings, nah inilah merupakan faktor yang membuat kami jadi ‘lesbo’. Aku sendiri juga kaget, ternyata di CD keduanya, artis Neve Campbell (tidak disangka juga Neve campbell mau akting bercinta sama cewek) sama artis satunya lagi (sorry, lupa nih) itu saling bermain cinta, walaupun disana juga ada aktornya, jadi mereka bercinta bertiga, 2 cewek dan 1 cowok.

    Awalnya kami sih kaget dan agak jijik, melihat 2 cewek saling bersetubuh bugil begitu, walaupun ada juga prianya. Kami terus terpana melihat adegan bagian itu yang berdurasi sekitar 5-10 menit. Dan terus terang, ketika itu aku merasakan sesuatu yang benar-benar lain merasuki perasaanku, mungkin memang juga sudah naluri seksku dari sananya mungkin, yang cenderung bisa jadi lesbian, jadi aku merasa sesuatu yang aku benar-benar ingin rasakan kelembutan seksual seorang wanita. Terasa sekali hasrat seksualku mulai naik, lalu tanpa sengaja aku memegang lengan kanan si Mira, lalu kutatap dalam-dalam tubuhnya.

    Ternyata dia yang selama ini kuanganggap biasa saja terlihat menjadi sangat sensual di hadapanku, benar-benar seorang wanita yang anggun. Kulitnya yang sangat mulus (beneran lho..!) membuatku selalu ingin memegangnya, bahkan sempat terbesit bahwa di malam panjang ini aku harus bercinta dengannya, dan keinginan itu semakin menjadi-jadi ketika adegan di VCD itu antara artis wanitanya saling berciuman bibir dengan sangat lembutya, dan saling menjilati tubuh satu sama lain. Tapi ketika itu si Mira tidak merespon, dia hanya balas memegang jemariku saja, dan tiap sebentar melihatku dengan pandangan yang terus terang sangat menggodaku.

    Nafsu seksualku semakin bertambah, keinginan yang teramat dan amat sangat menimpa diriku kala itu, sepertinya aku mulai merasakan bahwa libidoku naik dengan sangat drastis, tapi aku masih dapat menahannya sambil hanya mengelus-elus tangan Mira dan sesekai rambutnya yang cantik itu. Mulailah kucoba untuk mengalihkan perhatiannya, kumatikan lampu yang terang, dan kunyalakan yang redup (walau masih agak terang juga). Lalu mulai aku memegangi dagunya dan menolehkannya pada wajahku, tersentak dia agak terkejut, sungguh! Wajah Mira membuatku sangat naksir padanya, baru kali itu aku rasakan hal seperti itu.

    Dan hal yang membuatku lebih membuat libido semakin membara ketika Mira mengucapkan kata-kata indah kepadaku.
    “Ya ampun, kalo diperhatikan elu tuh sweet banget lo, Ndah! Bodymu juga sensual banget..!” setika itu pula tersentak nafsu seksualku sangat menggebu.
    Mulailah kututup mulut Mira dengan jemariku, tanganku yang satunya lagi mengelus-elus rambutnya. Perlahan-lahan alam bawah sadarku memerintahkanku untuk mencumbu bibirnya yang manis itu. Lalu kulakukan, kukecup dengan penuh mesra, dan seperti yang kuharapkan, Mira akhirnya juga merasakan apa yang sudah kurasakan sejak tadi. Dia akhirya juga jadi ‘horny’ setelah kuperlakukan seperti itu.

    Serentak kami pindah ke kamarku, sambil sedikit berlarian dan tertawa senang. Sampai di kamarku, aku menggodanya dengan mengatakan, “Aku.. aku sungguh suka sama kamu Mira, kamu sangat cantik, ayu, dan baik!”
    Dan tampaknya serentak itu pula Mira mulai merasakan libidonya membara! Kami berciuman bibir, dia jelujurkan lidahnya ke bibirku, kusambut lidah dengan lidahku. Kami bercumbu sangat baik, dengan memainkan lidah dan mengulum-ngulumnya (seperti orang sudah terlatih, padahal sih tidak pernah!).

    Tindakan kami terus berlanjut, sementara kami berciuman, Mira perlahan menarik ke atas dasterku, terus hingga perasaanku sangat nikmat kala itu. Dia meraih CD kremku dan membukanya perlahan-lahan. Kubantu dengan sedikit mengatur selangkanganku, dan terlepaslah CD-ku yang mungil itu. Kubalas dia dengan langsung membuka dasternya dari bawah ke atas, kulihat sekarang Mira hanya mengenakan Bra dan CD-nya, itu merupakan stelan pakaian dalamku, karena punyanya basah terkena hujan.

    Dia mencium leherku terus dan menjilati telingaku, aku tetap meraba-raba perutnya yang sudah terbuka itu sesukaku, sungguh kulit yang sangat indah dari yang penah kurasakan.
    Lalu kucium mesra dan kuhisap-hisap pusarnya, hingga dia benar-benar kegelian dan berkata, “Ohh, Indaahh.. uhmm, terus sayang.. oohh..!” desahnya di telinga kiriku pelan, suara serak basahnya yang membuatku semakin ingin memberikan nafsu juga padanya.
    Suara Mira benar-benar membuatku semakin nafsu, tampak kami sedikit berkeringat karena memang agak tegang melakukan ini.

    Kuhisap dan kujilati keringat yang seperti embun itu di pahanya.
    “Ohh, kamu betul-betul bidadari, Mira sayangku..!” tukasku.
    Tak hanya itu, Mira pun membalas dengan membuka restleting daster di punggungku. Lepaslah busana kami berdua, tinggal bra dan CD yang merekat. Kulihat payudaranya tampak mengeras perlahan-lahan, lalu dia sendiri yang membuka bra-nya secara mendadak. Dengan cepat pula dia lepas CD-nya, dia lakukan semua itu di hadapanku. Lalu dia memutari tubuhku dan menulunkupkanku di ranjang sambil menciumi dan menghisap-hisap leher belakangku.

    Dia melepas bra-ku, terus dia ciumi sampai CD-ku terlepas, dan dia lalu menciumi pantatku yang benar-benar seksi. Dijilati selangkanganku antara lubang dubur dengan pantatku, kurasakan sangat nikmat.
    “Ooohh sayang.. teruskan sayang..! Miraa..!”
    Sungguh kurasakan kenikmatan yang teramat sangat, dan juga mulai kurasakan vaginaku mulai basah sedikit demi sedikit. Mira lantas membalikkan tubuhku, kini kami berhadapan, kami mulai lagi berciuman.

    Mira sengaja menindihku dengan menghimpitkan payudaranya ke payudaraku sambil tetap mencumbuiku. Payudaraku yang berukuran 34C itu semakin mengeras akibat tindihan tubuh Mira yang yang sungguh sensual. Tangan Mira satunya meremas-remas lembut puting susuku, yang satunya lagi ia mainkan dalam liang kemaluanku, kurasakan kegelian dengan kenikmatan yang teramat sangat, hingga hampir tak kuasa aku menahannya.
    “Miraa, oh Mira sayang.. ahh.. ahh.. ahh..”

    Hampir satu jam kami melakukan ini, sungguh terasa begitu cepat. Lalu kami berputar posisi, sepertinya Mira lebih sering nonton film BF dan membaca buku-buku seks dari pada aku, sehingga dia tahu banyak style-style yang memberi kenikmatan.
    “Orang bilang sytle ini 69 sayang..” tukasnya.
    Aku sungguh tergoda ketika selangkangan Mira di hadapanku, kucium-cium dan kujilati duburnya, sungguh aroma parfum dicampur bau kulitnya membuatku semakin terangsang.

    Mira melakukan sesuatu yang membuatku sangat merasakan sesuatu yang paling berbeda di dalam hidupku, dia menuangkan coke ke liang kemaluanku, kurasakan dingin. Tiba-tiba puncak kenikmatan datang ketika Mira menjilati vaginaku, memainkan lidah lembutnya di liang peranakanku, dan meniup-niup kecil disertai gigitan-gigitan halus.
    “Ohh.. ahh.. terus, terus, teruskan sayang..! Oooh.. ah..,” kurasakan itulah puncak kenikamatan yang kudapatkan.
    Walaupun vaginaku basah bercampur dengan coke itu, Mira tetap menjilati dan melalapnya. Oh sungguh membuatku tak kuasa menahan kenikmatan itu!

    Aku memang terkadang sering mencukur rambut-rambut yang ada di sekitar vaginaku, jadi hal itu memudahkan Mira menjalankan aksinya. Begitu juga Mira, vaginanya yang ada di hadapan wajahku kucium kecil, lalu kuhisap-hisap dan kujilati. Aku mencoba mengikutinya, yaitu dengan mengigit-gigit kecil dan memasukkan serta memainkan lidahku di liang peranakannya, oh sungguh memuaskan ketika itu. Mira sampai-sampai berkata, “Uuhmmf.. sayang.. oh.. Indaah aahh..!”
    Mira dan aku sungguh sedang merasakan betapa nikmatnya bercinta, itulah pengalama pertamaku bercinta, dengan seorang wanita lagi, begitupun Mira.

    Tubuh kami berkeringat, kami saling menjilati kulit dan menjilati keringatnya yang baunya benar-benar menggoda. Lalu kami bertukar posisi, jujur kami sedikit lelah, Mira berbaring di dadaku, kurasakan lembut payudaranya di tangan kananku, sedang tangan kiriku meremas-remas kecil vaginanya, lagi kami berciuman. Aku dan Mira bersetubuh (kendati sesama wanita) dengan cukup melelahkan, semalaman kami bercinta.

    Mulai jam 10 malam sampai pagi, kami tetap berbugil ria berduaan, saling menikmati tubuh, sedikit kami kurangi frekwensi pergerakan, lebih kepada bergerak slowly! Kemudian kuulang lagi, kucium dan kuhisap-hisap serta kujilati kedua Nipples-nya..
    “Ooh payudaramu benar-benar indah, kendati sedikit lebih menggoda payudaraku..,” katanya.
    Kalau aku tidak salah, kami bercinta sekitar 3 jam, kami lelah, lalu tidur berpelukan berdua. Saling mengeratkan tubuh, tapi Mira tak berhenti mencumbu kening, pipi, serta bibirku.

    Ketika terjaga saat jam 4 pagi, kulihat Mira tidur pulas di lengan kananku, kutolehkan wajahku menghadapnya, kucumbui lagi Mira.., sungguh dia terlihat sangat anggun dalam keadaan bugil dan lelah begitu..! Aku mulai merasakan keanehan timbul, karena malam itu baru saja aku bersetubuh dengan sesama jenis, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan yang tiada tara!
    “Oh Miraa, sayang..!” kudaratkan lagi bibirku pada bibirnya sambil kuusap-usap rambut panjangnya.

    Pagi harinya Mira terbangun lebih dahulu. Dia bilang dia sudah bangun jam 7, tapi aku baru bangun jam 7.30 pagi. Ketika bangun, kulihat Mira sedang bugil duduk di kursi di kamarku dengan kedua kakinya diangkat dan ditahan dengan kedua tangannya, sehingga menutupi payudaranya, dia menatapku dengan senyuman manis. Kubalas dengan segera bangun ke hadapannya dan lagi-lagi aku menciumi bibir seksinya.

    Aku berkata, “Mira sayang, terima kasih ya, aku benar-benar ngga tau kenapa malam itu, tapi kamu sungguh hebat..! Aku.. aku mencintai kamu, Mir, sungguh..! Aku benar-benar suka kamu..!” ucapku spontan sambil memandangi matanya.


    “Ah sudahlah, Indah sayanng.. aku ngga menyesal kok, kamu juga sangat hebat semalam, baru kali ini juga aku bercinta, sama kamu lagi!
    “Hihihi.. aku, aku juga cinta kamu, sayang, sungguh..!” aku benar-benar terkejut Mira berkata itu, tapi aku sungguh senang.

    Kini kami sungguh sangat lebih akrab dari sebelumnya, dan kami selalu melakukan persetubuhan (benar-benar bugil) dimanapun kami punya kesempatan, sungguh! Aku sangat menikmatinya begitu juga sayangku Mira! kini mereka (teman-teman kampus) tidak dapat ngeledek bahwa aku tidak punya pacar, atau cuma punya tampang ‘n body saja, tapi tidak punya cowok. Kini aku punya, meskipun satu jenis denganku, dia lah Mira yang sangat kusayangi! Inilah kebiasaan baru kami, juga dengan sering berkata, “Sayang, sayang, dan sebagainya!”
    Meskipun tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa kami ini lesbian dan telah beberapa kali bercinta.

    Sekian kisah nyata ini dari saya, hanya untuk berbagi pengalaman. Love you all readers! Indah

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Pengalaman Ngentot Individu Yang Tidak Terlewatkan

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Individu Yang Tidak Terlewatkan


    13 views

    Cersex StwNarasi Seks Pengalaman Individu yang Tidak Terlewatkan – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Terturut Perselingkuhan dengan Suster Hot. Mungkin sebaiknya jika saya mengenalkan diriku lebih dulu. Namaku Ivy, saya ialah seorang gadis berumur 19 tahun yang ada di kota Bandung. Ini untuk pertamanya kali saya membuat artikel, menjadi minta maaf jika tulisanku di sini masih kacau-balau.

    Saya akan bercerita salah satunya pengalaman pribadiku yang sebelumnya tidak pernah terlewatkan dalam hidupku hidupku. Mungkin jika saya disebutkan lesbian kurang pas, karena sejauh ini saya tetap tertarik sama pria. Tetapi ada satu fenomena dalam karakterku yang kadangkala terangsang saat menyaksikan sama-sama tipe, apalagi jika dia menggunakan pakaian yang ketat, atau pakaian yang sedikit terbuka.

    Lesbian, narasi seks riil, cerita seks pengalamam individu yang tidak dapat dilalaikan, narasi seks lesbian terkini
    Narasi Seks Riil Saya mempunyai seorang pacar yang dengan inisial W. Saya merajut jalinan dengannya semenjak di SMA. Hubunganku dengannya sebetulnya belum terlampau jauh. Paling jauh kami cuma lakukan petting dengan tetap kenakan pakaian dalam. Tetapi dalam soal yang ini sering saya tidak terpenuhi. Pacarku selalu ‘keluar’ saat sebelum saya sebelumnya sempat alami orgasme.
    Singkat kata, saya jadi jemu dan memulai mencari pemuasan. Sebelumnya, saat sesuatu malam, pacarku barusan pulang dari rumahku sesudah kami lakukan petting. Dan sebagaimana umumnya, Dia telah ‘keluar’ sempat sebelum saya alami orgasme. Malam itu saya demikian kecewa.

    Hingga kemudian saat saya sedang malas-malasan, dan hati itu tiba kembali. Horny yang sangat benar-benar. Tanpa kusadari, saya mengawali berimajinasi mengenai hubungan seks bersama seorang pria, yang demikian jantan dan bisa membuatku orgasme sampai berulang-kali.

    Tanpa kusadari tanganku mulai meremas-remas payudaraku sendiri. Saya benar-benar terangsang waktu itu. Saya sendiri sebetulnya tidak inginkan untuk bermasturbasi, tapi dorongan itu benar-benar kuat, saya cuma rasakan sebuah kepuasan baru. Sekalian terus berimajinasi, saya mulai buka pakaian kaosku sampai saya cuma memakai BH dan celana dalam saja (saya memiliki rutinitas cuma menggunakan kaos tanpa celana jika saya lagi ada di dalam rumah).

    Saya meremas-remas, mengelus-elus halus payudaraku, sekalian kadang-kadang mainkan puting susuku. Napasku mulai tidak teratur, tangan kananku mulai mengarah ke bawah, mencari perutku, lantas stop sesaat di wilayah pusarku, lantas memainkan sesaat, lantas kulanjutkan kembali kebawah, mengelus-elus halus sisi kemaluanku yang tetap tertutup celana dalamku yang warna putih dan dibuat dari katun tersebut. Saya rasakan rangsangan yang tidak pernah kurasakan awalnya sekalinya dengan pacarku sendiri.

    Sesudah bermain lumayan lama di atas celana dalamku, saya mulai meraba-raba masuk ke celana dalamku. Kuelus halus rambut-rambut halusku yang sejauh ini rajin kucukur. Kumainkan klitorisku yang semenjak barusan telah mencolok. Kurasakan kelembapan kemaluanku yang sejak dari barusan telah terangsang. Saya menggesek-gesekkan jariku di klitorisku. Sampai badanku tergetar tidak karuan.

    Saat saya mulai mainkan bibir kemaluanku, demikian kagetnya saya saat mendadak pintu kamarku dibuka cepat, dan rupanya teman dekatku yang dengan inisial S. Begitu kaget dan malunya saya waktu itu karena di saat itu saya sedang dalam posisi telentang pada tempat tidur dengan memakai celana dalam dan bra yang telah terkuak, ditambahkan posisi tangan kananku yang ada dalam celana dalamku sendiri. Begitupun S, dia cuma berdiri kaku dan tidak berbicara sepatah kata juga.

    S ialah seorang gadis memiliki tubuh bagus, sampai terkadang saya iri dengan badannya tersebut. Pinggulnya yang lebih besar, buah dadanya yang bagus (34B) dengan tinggi badan sekitaran 160 cm, perut langsing. Cukup membuat iri beberapa gadis yang menyaksikannya. Sesudah beberapa menit kami sama-sama membisu, pada akhirnya dia pecahkan situasi dengan senyuman nakalnya sekalian berbicara,

    “Kembali Ngapain Vy?”

    Saya cuma bisa menjawab secara terbata-bata,

    “Eng.. ngg.. tidak ngapa-ngapain kok..”

    Ia cuma membalasnya ucapanku secara tersenyum nakal sekalian mendekati badanku yang telentang dan 1/2 telanjang. Tanpa berbicara apapun dia mulai mengelus-elus buah dadaku.

    Saya sebelumnya sempat tersentak terkejut tetapi dia berbicara,

    “Rileks saja, barusan belom senang ya?”

    Saya sebelumnya masih risi saat dia mengawalinya, tetapi entahlah kenapa saya cuma diam saja kenikmatan terima elusan-elusannya tersebut. Dia mulai buka BH-ku dan memulai mencium halus ke-2 buah dadaku. Selang beberapa saat saya telah terangsang dibikinnya, napasku mulai tidak teratur.

    Sesudah beberapa saat dia mencium dan menjilat-jilati ke-2 buah dadaku, dia mulai buka celana dalamku. Dia mulai menjilat-jilati dimulai dari ibu jari kakiku, terus naik ke betis, ke paha, sampai pangkal pahaku. Terima tindakannya itu saya betul-betul terangsang. Tubuhku mulai resah, mengarah ke kiri-kanan menyeimbangi jilatan-jilatannya. Dia stop sesaat, lantas dia berdiri dan memulai buka bajunya.

    Saat itu juga saya menyaksikan ke-2 buah dadanya yang putih kuat, dan puting susunya yang warna coklat muda. Saat itu juga itu tanpa kusadari saya menjadi tambah terangsang. Terlebih-lebih saat dia buka celana dalamnya. Oh, yang kurasakan di saat itu darahku berhembus dari jantungku ke arah kemaluanku yang membuat kemaluanku berasa berdenyut dibikinnya.

    Sesudah usai buka semua bajunya, dia kembali naik ke atas tempat tidurku dan menjilat-jilati lagi pangkal pahaku sekalian kadang-kadang meremas payudaraku. Lantas dia mulai menjilat-jilati bibir kemaluanku yang membuatku seperti tersetrum arus listrik, tubuhku mulai melafalkanng kepuasan. Dia menjilat-jilati bibir kemaluanku lumayan lama sampai dia pada akhirnya mulai menjilat-jilati klitorisku sekalian kadang-kadang menggigit kecil klitorisku yang membuatku berkelonjotan.

    Sesudah cukup lama Dia mulai coba masukkan jarinya ke lubang kewanitaanku yang telah basah tersebut. Dia memutar-mutar jemari tengahnya di mulut lubang kewanitaanku seringkali hingga kemudian dia masukkan jemari tengahnya ke lubang kewanitaanku dengan perlahan-lahan.

    Leguhan kepuasan juga keluar bibir tipisku. Dia mulai menggerakkan jemari tengahnya mundur-maju dengan irama yang makin lama makin cepat. “Ahhh…” suara desahan kepuasan juga tidak dapat kubendung untuk keluar bibirku ini.

    Makin dalam dia masukkan jarinya ke lubang kewanitaanku, makin tidak dapat diriku meredam kepuasan itu hingga kemudian semua badanku seperti dialiri sesuatu udara kepuasan yang terpusat pada vaginaku dan menyebar ke semua badanku.

    Jeritan yang ketahan dibarengi badan yang menggeliat kepuasan cuma dapat kutahan dengan memagut bibir tipisku sekalian mencengkeram kuat bed cover ranjangku. Benar-benar sesuatu hati yang hebat. Saya cuma terkulai lemas meskipun dalam hati kecil ini tetap menginginkan yang seterusnya.

    Menyaksikan diriku telah capai orgasme, S mulai arahkan tanganku ke buah dadanya yang putih mulus tersebut. Aku juga langsung menyambutnya dengan elusan-elusan halus di sekitar puting susunya, secara perlahan kuusap, langsung ke arah tengah buah dadanya, hingga kemudian kuusap halus ke-2 puting susunya yang telah menegang sejak dari barusan. Kukulum ke-2 jemari telunjukku, kubasahi dengan ludahku, lantas kuteruskan memberi stimulan di ke-2 puting susunya.

    Itil V3
    Leguhan yang keluar bibirnya makin membuatku terangsang untuk memberikannya stimulan lebih luar biasa. Lantas aku juga duduk pas di depannya dan memulai menjilat-jilati daun telinga kirinya sekalian masih tetap ke-2 tanganku memberi stimulan di ke-2 buah dadanya.

    Kujilat sekalian kadang-kadang kugigit-gigit kecil daun telinganya, sekalian turun terus ke leher, bahu, lantas ke tengahnya di antara ke-2 buah dadanya, lantas ke arah buah dadanya yang samping kiri. Kujilat lagi hingga ke arah puting susunya. Lantas saya stop di sana, kujilat, kumainkan lidahku di situ sekalian kadang-kadang kuhisap dan kugigit-gigit kecil.

    Badannya mulai kelihatan berkeringat, pergerakan-gerakannya makin resah sekalian menggigit bibir bawahnya, suara leguhan dan desahan juga tidak batal keluar bibirnya tersebut. Kemudian saya ke arah buah dadanya yang samping kanan, kulakukan sama seperti saat kustimulasi buah dadanya yang samping kiri.

    Sesudah lumayan lama lidahku mulai bergerak turun ke perutnya yang langsing dan putih mulus, langsung ke bawah sampai ke pusarnya. Lantas kujilat-jilat pusarnya yang menyebabkan badannya makin berkeringat dan berkelonjotan. Dari pusar saya melanjutkan lidahku ke bawah, ke kemaluannya.

    Kujilat halus rambut-rambut kemaluannya, lantas lidahku kuarahkan ke pangkal pahanya. Kucium-cium halus pangkal pahanya yang membuat kegelian. Kusentuh dengan jariku bibir kemaluannya yang telah basah oleh cairan pelumas yang dikeluarkan oleh vaginanya karena rangsangan-rangsangan tadi kuberikan. Kugesek-gesekkan jariku di situ. Leguhan yang keluar bibirnya juga semakin menjadi menyeimbangi makin bertambahnya juga cairan yang keluar kemaluannya.

    Sesudah cukup lama jariku kugesek-gesekkan bibir kemaluannya, dengan suaranya yang mendesah, dia juga mintaku untuk menjilat-jilati lubang kewanitaannya. Dengan tidak berpikir panjang, aku juga mulai menjilat-jilati bibir kemaluannya meskipun saat tersebut untuk pertamanya kali saya menjilat bibir kemaluan seorang wanita.

    Leguhan dan desah napasnya makin mengincar. Lantas dengan ke-2 jariku, kutarik lipatan vaginanya ke atas sampai dapat kusaksikan klitorisnya yang warna pink itu, lantas kujilat-jilat dan kuhisap halus. Tetes keringatnya juga makin membasahi badan cantiknya tersebut.

    Lantas dia menarik badanku dan ajakku untuk membuat posisi 69 dengan posisiku yang ada di atas. Terang-terangan, di saat menstimulinya kemaluanku juga sangat basah karena terangsang luar biasa, meskipun ini untuk pertamanya kali saya terkait dengan semacam.

    Sekalian menjilat-jilati klitorisku dia memasukkan jemari tengahnya ke lubang kemaluanku yang telah basah itu dan menggerakkan jarinya mundur-maju. Terima tindakan itu membuat diriku juga tidak ingin kalah dan terus menstimuli kemaluannya makin luar biasa.

    Selang beberapa saat badannya kelihatan melafalkanng mengisyaratkan orgasmenya sudah datang. Dia hentikan aktivitasnya menstimuli kemaluanku dan dekap pinggulku kuat sekalian meremas ke-2 bokongku dibarengi leguhan panjang nikmat dari bibirnya. Dengan napas yang tetap tersengal-sengal lantas dia menyuruhku menukar posisi membuat posisi seperti huruf X, di mana kemaluan kami berjumpa di tengah.

    Kami juga seolah sudah terlatih dengan posisi itu mulai menggerakkan pinggang kami sampai kemaluan kami sama-sama bersinggungan keduanya. Rasa sensasi yang diakibatkannya benar-benar hebat. Napas kami berdua makin mengincar menyeimbangi gesekan-gesekan di kemaluan kami yang makin lama makin cepat. Posisi ini kami kerjakan sekalian dia menjilat-jilat telapak kakiku, lantas dia juga menghisap-isap jari-jari kakiku yang menambahkan rangsangan di badanku.

    Sesudah sekitaran 10 menit kami dalam posisi itu, aku juga berteriak dengan napas yang tersengal-sengal dan beritahukannya jika saya sesaat lagi keluar karena saya rasakan kemaluanku seperti berdenyut. Dia juga membalasnya dengan menjawab jika dia juga sesaat lagi akan keluar dan mengajukan usul untuk mengeluarkannya bersama.

    Dalam perhitungan detik badan kami menggeliat dengan bersama tersengat udara kepuasan yang menyebar di badan kami berdua hingga kemudian kami berdua terkulai lemas di atas ranjangku dengan napas tersengal-sengal dan tempat tidur yang membasah terserang keringat kami berdua. Sesudah napas kami mulai normal, dengan badan masih telanjang dia merengkuh halus badanku lantas mengecup bibirku secara halus, lantas kemudian dia mengecup keningku sekalian berbicara,

    “Vy, kamu luar biasa! terima kasih ya..”

    Lumayan lama kami berbaring sekalian berangkulan hingga kemudian dia memilih untuk menghubungi tempat tinggalnya dan beritahukan jika dia akan bermalam di rumahku. Malam itu kami tidur bersama-sama di bawah satu selimut tanpa kenakan selembar benang juga di badan.

    Sampai saat ini juga dia sering bermalam di rumahku dan kami juga kerap melakukan secara beragam posisi dan macam. Juga pernah S tiba dan bawa sebuah dildo (penis bermainan) yang bervibrator sepanjang 20 cm berdiameter 3 cm dan kami juga sebelumnya sempat bermain dengan alat tersebut.

    Saat ini telah sekitaran dua minggu kami tidak berbicara kembali. Dia repot dengan aktivitasnya sendiri dan begitupun denganku.

  • Cerita Sex Sedarah Akibat Mansturbasi

    Cerita Sex Sedarah Akibat Mansturbasi


    1785 views

    Cerita Sexs – ini mengisahkan serunya seorang adik suka ngintip kakaknya cewek masturbasi. Ga cuman suka masturbasi, ternyata sang kakak adalah seorang cewek lesbian, suka berhubungan dengan sesama jenis. Bahkan si adik pernah diajak ngentot bareng dengan teman pasangan lesbinya sang kakak.

    Namaku Tedy. Aku mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bandung. Saat ini aku kuliah semester II jurusan TI. Sejak awal kuliah, aku tinggal dirumah kakak ku. “Kak Dewi” begitulah aku memanggilnya. Usianya terpaut 5 tahun denganku. Ia sebenarnya bukan kakak kandungku, namun bagiku ia adalah kakak dalam arti yang sebenarnya. Ia begitu telaten dan memperhatikan aku. Apalagi kini kami jauh dari orang tua.

    Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Dewi. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Setidaknya lebih baik dari pada kost-kostan. Kak Dewi saat ini bekerja disalah satu KanCab bank swasta nasional. Meskipun usianya baru 28 tahun, tapi kalau sudah mengenakan seragam kantornya, ia kelihatan dewasa sekali. Berwibawa dan tangguh. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya.

    Dua bulan pertama aku tinggal dirumah kak Dewi, semuanya berjalan normal. Aku dan kak Dewi saling menyayangi sebagaimana adik dan kakak. Pengahasilan yang lumayan besar memungkinkan ia menangung segala keperluan kuliah ku. Memang sejak masuk kuliah, praktis segala biaya ditanggung kak Dewi.

    Namun dari semua kekagumanku pada kak Dewi, satu hal yang aku herankan. Sejauh ini aku tidak melihat kak Dewi memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Kupikir kurang apa kakaku ini ? cantik, sehat, cerdas, berpenghasilan mapan, kurang apa lagi ? Seringkali aku menggodanya, tapi dengan cerdas ia selalu bisa mengelak. Ujung-ujungnya ia pasti akan bilang, “Gampang deh soal itu, yang penting karier dulu…!”, aku percaya saja dengan kata-katanya. Yang pasti, aku menghomati dan mengaguminya sekaligus. Fortunebet99

    Hingga pada suatu malam. Saat itu waktu menunjukan pukul 9.00, suasana rumah lengang dan sepi. Aku keluar dari kamarku dilantai atas, lalu turun untuk mengambil minuman dingin di kulkas. TV diruang tengah dimatikan, padahal biasanya kak Dewi asyik nongkrongin Bioskop Trans kesayangannya.

    Karena khawatir pintu rumah belum dikunci, lalu aku memeriksa pintu depan, ternyata sudah dikunci. Sambil bertanya-tanya didalam hati, aku bermaksud kembali ke kamarku. Namun tiba-tiba terlintas dibenakku, “kok sesore ini kak Dewi sudah tidur ?”, lalu setengah iseng perlahan aku mencoba mengintip kak Dewi didalam kamar melalui lubang kunci. Agak kesulitan karena anak kunci menancap dilubang itu, namun dengan lubang kecil aku masih dapat melihat kedalam.

    Dadaku berdegup kencang, dan lututku mendadak gemetar. Antara percaya dan tidak pada apa yang kulihat. Kak Dewi menggeliat-geliat diatas spring bad. Tanpa busana sehelaipun !!!
    Ya Ampun ! Ia menggeliat-geliat kesana kemari. Terkadang terlentang sambil mendekap bantal guling, sementara kedua kakinya membelit bantal guling itu. Kemudian posisinya berubah lagi, ia menindih bantal guling.

    Napasku memburu. Ada rasa takut, malu, dan entah apalagi namanya. Sekuat tenaga aku tahan perasaan yang bergemuruh didadaku. Kualihkan pandanganku dari lubang kunci sesaat, pikiranku sungguh kacau, tak tahu apa yang harus kuperbuat. Namun kemudian rasa penasaran mendorongku untuk kembali mengintip. Kulihat kak Dewi masih menindih batal guling.

    Pinggulnya bergerak-gerak agak memutar, lalu kemudian dengan posisi agak merangkak ia menumpuk dan memiringkan bantal dan guling, lalu meraih langerie-nya. Ujung bantal itu ditutupinya dangan langerie. Kembali aku mengalihkan pandanganku dari lubang kunci itu. Ngapain lagi tuh ?!!, aku tertegun.

    Entah kenapa, rasa takut dan jengah perlahan berganti dengan geletar-geletar tubuhku. Tanpa sadar ada yang memanas dan mengeras di balik training yang aku kenakan. Aku meremasnya perlahan. Ahhh…

    Ketika kembali aku mengintip ke dalam kamar, kulihat Kak Dewi mengarahkan selangkangannya pada ujung bantal itu, hingga posisinya benar-benar seolah menunggangi tumpukan bantal itu.

    Lalu tubuhnya terutama bagian pinggul bergoyang goyang dan bergerak-gerak lagi, setiap goyangan yang dilakukanya secara reflek membuat aku semakin cepat meremas batang kemaluanku sendiri. Entah berapa lama aku menyaksikan tingkah laku kak Dewi didalam kamar. Nafasku memburu, apalagi manakala aku melihat gerakan kak Dewi yang semakin cepat. Mungkin ia hendak mencapai orgasme, dan benar saja, beberapa saat kemudian tubuh kak Dewi nampak berguncang beberapa saat, jemari kak Dewi mencengkram seprai.

    Aku tak tahan lagi. Bergegas aku menuju kamarku sendiri. Lalu kukunci pintu. Kumatikan lampu, lalu berbaring sambil memeluk bantal guling dengan nafas memburu. Pikiranku kacau. Bagaimanapun aku laki-laki normal. Aku merasakan gelombang birahi menyala dan semakin menyala didalam tubuhku.

    Dan makin lama makin membara. Ah… aku tak tahan lagi. Dengan tangan gemetar aku membuka seluruh pakaian yang kukenakan, lalu aku berguling-guling diatas spring bad sambil mendekap bantal guling. Aku merintih dan mendesah sendirian. Diantara desahan dan rintihan aku menyebut-nyebut nama kak Dewi. Aku membayangkan tengah berguling-guling sambil mendekap tubuh kak Dewi yang putih mulus. Pikiranku benar-benar tidak waras.

    Aku membayangkan tubuh kak Dewi aku gumuli dan kuremas remas. Sungguh aku tidak tahan, dengan sensasi dan imajinasiku sendiri, aku merintih dan merintih lalu mengerang perlahan seiring cairan nikmat yang muncrat membasahi bantal guling. (Besok harus mencuci sarung bantal…masa bodo…!!!!)…………….

    Sejak kejadian malam itu, pandanganku terhadap kak Dewi mengalami perubahan. Aku tidak saja memandangnya sebagai kakak, lebih dari itu, aku kini melihat kak Dewi sebagai wanita cantik. Ya wanita cantik ! wanita cantik dan seksi tentunya. Ah…….! (maafkan aku kak Dewi !)

    Terkadang aku merasa berdosa manakala aku mencuri-curi pandang. Kini aku selalu memperhatikan bagian-bagian tubuh kak Dewi. . ! mengapa baru sekarang aku menyadari kalau tubuh kak Dewi sedemikian putih dan moligh. Pinggulnya, betisnya, dadanya yang dihiasi dua gundukan itu.

    Ah lehernya apalagi, mhhh rasanya ingin aku dipeluk dan membenamkan wajah dilehernya.
    “Hei, kenapa melamun aja ? Ayo makan rotinya !“, kata kak Dewi sambil menuangkan air putih mengisi gelas dihadapanya, lalu meneguknya perlahan. Air itu melewati bibir kak Dewi, lalu bergerak ke kerongkonganya…. Ahhh kenapa aku jadi memperhatikan hal-hal detail seperti ini ?
    “Siapa yang melamun, orang lagi …. ammmm mmm enak nih, selai apa kak ?”, aku mengalihkan perhatian ketika kedua bola mata kak Dewi menatapku dengan pandangan aneh.

    “Nanas ! itu kan selai kesukaanmu. awas abisin yah !”, kak Dewi bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan membelakangiku menuju wastafel untuk mencuci tangan.
    “OK, tenang aja !”, mulutku penuh roti, tapi pandangan mataku tak berkedip menyaksikan pinggul kak Dewi yang dibungkus pakaian dinasnya. Alamak, betisnya sedemikian putih dan mulus…
    “Kamu gak pergi kemana-mana kan ?“, kata kak Dewi. Hari sabtu aku memang gak ada mata kuliah.

    “Enggak…!”, kataku sesaat sebelum meneguk air minum.
    “Periksa semua kunci rumah ya Ted kalo mau pergi. Kemarin di blok C11 ada yang kemalingan….!”.
    “Mmhhh… iya, tenang aja…”, kataku sambil merapikan piring dan gelas bekas sarapan kami.
    Beberapa saat kemudian suara mobil terdengar keluar garasi. Lalu suara derikan pintu garasi ditutup. Dan ketika aku keteras depan, Honda Jazz warna silver itu berlalu meninggalkan pekarangan.

    Setelah memastikan kak Dewi pergi, aku kemudian mulai mengamati atap dan jarak antar ruangan. Sejak kemarin aku telah memiliki suatu rencana. Aku mau memasang Mini Camera kekamar kak Dewi, biar bisa online ke TV dikamarku, he he !.
    Sebulan berlalu, otakku benar-benar telah rusak.

    Aku selalu menunggu saat-saat dimana kak Dewi bermasturbasi. Dengan bebas aku melihat Live Show, lewat mini kamera yang telah kupasang dilangit-langit kamar Kak Dewi. Aman ! sejauh ini kak Dewi tak menyadari bahwa segala gerak-geriknya ada yang mengamati.
    Benar rupanya hasil survai sebuah lembaga bahwa 60 % dari wanita lajang melakukan masturbasi. Kalau kuhitung bahkan ka Dewi melakukanya seminggu dua kali. Pasti tidak terlewat ! malam rabu dan malam minggu.

    Kasihan kak Dewi. Ia mestinya memang sudah berumah tangga. Tapi biarlah, kak Dewi toh sudah dewasa, ia pasti tahu apa yang dilakukannya. Dan yang terpenting aku punya sesuatu untuk kunikmati. Kalau kak Dewi melakukannya dikamarnya, pasti aku juga. Ahh…..
    Seringkali ditengah kekacauan pikiranku, ingin rasanya aku bergegas kekamar kak Dewi ketika kak Dewi tengah menggeliat-geliat sendiri.

    Aku ingin membantunya. Sekaligus membantu diriku sendiri. Gak usah beneran, cukup saling bikin happy aja. Tapi aku gak berani. Apa kata dunia ?
    Malam ini. Aku tak sabar lagi menunggu, sudah hampir jam sembilan. Tapi kok gak ada tanda-tandanya. Kak Dewi masih asyik nongkrongi TV diruang tengah. Aku kemudian bergegas keluar rumah bermaksud mengunci gerbang.
    “Mau kemana Ted ?”,
    “Kunci gerbang ah, udah malem !”, kataku sambil menggoyangkan anak kunci .

    “Jangan dulu dikunci, temen kak Dewi ada yang mau kesini !”,
    “Mau kesini ? siapa kak ?”,
    “Santi…yang dulu itu lho !”,
    “Ohh…!”, aku mencoba mengingat. Sinta ? ah masa bodo… tapi kalo dia kesini, kalo dia nginep, berarti …? Yah…! hangus deh.

    Aku bergegas kembali kedalam. Dan ketika aku menaiki tangga ke lantai atas, HP kak Dewi berdering. Kudengar kak Dewi berbicara, rupanya temennya si Sinta brengsek itu udah mau datang. Huh !
    Aku hampir aja ketiduran. Atau mungkin memang ketiduran. Kulihat jam menunjukan pukul 10.30 malam, ya ampun aku memang ketiduran.

    Cuci muka di wastafel, lalu aku ambil sisa kopi yang tadi sore kuseduh. Dingin tapi lumayan daripada gak ada. Lalu seteguk air putih. Lalu sebatang Class Mild.

    Dan, asap memenuhi ruang kamar. Kubuka jendela, membiarkan udara malam masuk kekamarku. Sepi. Temennya kak Dewi udah pulang kali ?!.
    Kunyalakan TV, tapi hampir seluruh chanel menyebalkan, Kuis, Lawakan, Ketoprak, Sinetron Mistery, fffpuih ! kuganti-ganti channel tapi emang semua chanell menyebalkan, lalu kutekan remote pada mode video…lho apa itu…?!
    Ya ampun ! sungguh pemandangan yang menjijikan.

    Apa yang akan dilakukan kak Dewi dan temannya itu. Aku geleng-geleng kepala, ada rasa marah, kesal. Aku tidak menyangka kalau kak Dewi ternyata menyukai sesama jenis (Lesbian).

    Apa kata Mama. Ya ampuuuuun…!
    Kumatikan TV. Aku termenung beberapa saat.
    Aku ambil gelas kopi, satu tetes, kering. Ah air putih saja. Aku habiskan air digelas besar sampai tetes terakhir.

    Tapi…., aku tekan lagi tombol power TV, Upps… masih On Line ! Aku melihat kak Dewi dengan temannya berbaring miring berhadapan. Aku yakin mereka tanpa busana. Meskipun berselimut, bagian pundak mereka yang tak tertutup menunjukan kalau mereka tak berpakaian. Mereka saling menatap dan tersenyum.

    Tangan kiri kak Sinta mengelus-elus pundak kak Dewi. Sementara kuperhatikan tangan kak Dewi nampaknya mengelus-elus pinggang kak Sinta, tidak kelihatan memang tapi gerakan-gerakan dari balik selimut menunjukan hal itu. Lama sekali mereka saling pandang dan saling tersenyum. Mungkin mereka juga saling berbicara, tapi aku tak mendengarnya karena aku tidak memasang Mini Camera dengan Mic.

    Perlahan kepala kak Sinta mendekat, tangannya menghilang kedalam selimut dan menelusuri punggung kak Dewi. Aku Cemburu ! Mereka berciuman dengan penuh perasaan, perlahan saling mengulum dan melumat. fffpuih ! Ternyata benar-benar ada tugas pria yang dilakukan oleh wanita.

    Untuk beberapa saat mereka berciuman dan saling meraba. Aku jadi menahan nafas. Mungkin aku juga ketularan tidak waras, rasanya ada satu gairah yang perlahan bangkit didalam tubuhku. Bahkan, aku mulai mendidih !
    Sesaat kak Sinta nampak menelusuri leher kak Dewi dengan bibir dan lidahnya, aku mengusap leherku sendiri.

    Entah kenapa aku merasa merinding nikmat. Apalagi melihat ekpresi kak Dewi yang pasrah tengadah, sementara kak Sinta dengan lembut bolak-balik menjilat leher, dagu, pangkal telinga. Aku tak tahan melihat kak Dewi diperlakukan seperti itu. Setelah mematikan lampu, aku kemudian beranjak ke atas spring Bad, mendekap bantal guling, sementara mataku tak lepas dari layar TV.

    Situasi semakin seru, kak Dewi kini yang beraksi, ia kelihatan agak terlalu terburu-buru. Dengan penuh nafsu ia menjilati dan menciumi leher kak Sinta yang kini terlentang ditindih kak Dewi. Kepala kak Sinta mendongak-dongak, aku yakin ia tengah merasakan gelenyar-gelenyar nikmat dilehernya.

    Kemudian kak Dewi berpindah menciumi dada kak Sinta, sekarang baru nampak jelas wajah kak Sinta. Ia ternyata cantik sekali, bahkan sedikit lebih cantik dari kak Dewi. Ah aku terangsang. Tonjolan dibalik kain sarung yang kukenakan makin mengeras. Agak ngilu terganjal ujung bantal guling, sehingga perlu kuluruskan.

    Kak Dewi benar-benar beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Sinta. Wajah kak Sinta mengernyit, dan mulutnya terbuka, apalagi ketika kak Dewi mengemut putting susunya. Ia Menggeliat-geliat sementara kedua tangannya mendekap kepala kak Dewi. Bergantian kak Dewi mengerjai kedua payudara kak Sinta. Kak Sinta menggeliat-geliat. Semakin liar, apalgi ketika kak Dewi menyelinap ke dalam selimut.

    Tiba-tiba kepala Kak Dewi muncul lagi dari balik selimut, tengadah mungkin ia tersenyum atau tengah mengatakan sesuatu, karena kulihat kak Sinta tersenyum, lalu sebuah kecupan mendarat dikening Kak Dewi.

    Sesaat kemudian kak Dewi menghilang lagi ke dalam selimut. Kak Sinta tampak membetulkan posisi badannya, selimutnya juga dirapihkan, aku tak dapat melihat apa yang tengah dilakukan kak Dewi, tapi menurut perkiraanku kepala kak Dewi tepat diantara selangkangan kak Sinta. Entah apa yang tengah dilakukannya.

    Namun yang terlihat, kak Sinta mendongak-dongak, kedua tanganya meremas-remas kepala kak Dewi. Kepala kak Sinta bergerak kekanan dan kekiri. Tubuhnya juga menggelinjang kesana sini. Kondisi seperti itu berlalu cukup lama.

    Aku keringatan. Nafasku memburu. Tanpa sadar kubuka kaus yang kukenakan, lalu kulemparkan kain sarungku. Kemaluanku mengeras, menuntut diperlakukan sebagaimana mestinya. Ah… edan !

    Tiba-tiba aku lihat kak Sinta mengejang beberapa kali. Pinggulnya mengangkat, kedua pahanya menjepit kepala kak Dewi. Mengejang lagi, sementara kepalanya mendongak kekanan dan kiri. Ia terengah-engah, lalu sesaat kemudian terdiam.

    Matanya terpejam. Kemudian kak Dewi muncul dari balik selimut, ia nampak mengelap mulutnya dengan selimut. Paha kak Sinta tersingkap karenanya.

    Kak Sinta kemudian meraih kedua bahu kak Dewi, mendaratkan kecupan dikening, pipi kanan dan kiri kak Dewi, lalu merangkul kak Dewi ke dalam pelukannya. Beberapa saat mereka berpelukan. Aku yang menyaksikan kejadian itu hanya dapat menahan napas, sementara tangan kananku meremas-remas dan mengurut kemaluanku sendiri.

    Dan, kemudian mereka nampak berbincang lagi, lalu kak Dewi membaringkan badanya. Terlentang. Kak Sinta menarik selimut, lalu menyingkirkannya jauh-jauh.
    Kak Dewi kelihatan protes, tapi protes kak Dewi dibalas dengan lumatan bibir kak Sinta. Tubuh kak Sinta menindih tubuh kak Dewi. Aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri. Dua wanita cantik, dua tubuh indah dengan kulit putih mulus, tanpa busana, tanpa penutup apapun.

    Saling menyentuh.
    Kak Sinta kini yang bertindak aktif, ia kini menjilati leher, pangkal leher, bahu, dada, payudara kanan dan kiri.

    Kak Dewi nampak pasrah diperlakukan seperti itu. Kak Sinta nampak lebih terampil dari kak Dewi, hampir setiap inci tubuh kak Dewi dijilati dan dikecupnya. Bahkan kini ia menelusuri pangkal paha kak Dewi dari arah perut dan terus bergerak ke awah.

    Kak Dewi hendak bangun, kedua tanganya seolah menahan kepala kak Dewi yang terus bergerak ke bawah, entah mungkin karena geli atau nikmat yang teramat sangat. Tapi tangan kak Sinta menahanya, akhirnya kak Dewi menyerah. Dihempaskannya tubuhnya ke atas spring bad.

    Kak Sinta kini menciumi paha, lutut, bahkan telapak kaki kak Dewi. Tangan kanan kak Dewi mengusap-usap kemaluannya, sementara jari-jari tangan kirinya dimasukan kedalam mulutnya sendiri. Ia mengeliat-geliat.

    Tubuh kak Sinta kemudian berubah lagi. Ia kini telah siap berada diantara paha kak Dewi. Kak Sinta menarik bantal dan meletakannya, dibawah pinggul kak Dewi, sehingga tubuh bagian bawah kak Dewi makin terangkat. Kepala kak Dewi terjepit persis diantara selangkangan kak Dewi.

    Sebelah tangannya meremas-remas payudara kak Dewi. Aku lihat tubuh kak Dewi mengelinjang-gelinjang. Tak sadar aku turut merintih. Semakin kak Dewi menggelinjang, nafasku semakin memburu. Tubuhku kini mendekap dan mengesek-gesek bantal guling, dan batang kemaluanku menggesek-gesek ujungnya.

    Nikmat, entah apa yang kini berada didalam pikiranku. Yang pasti aku turut larut dalam situasi antara kak Dewi dan kak Sinta.
    “Kak Dewiii… kak Sinta……, ini Tedy… asssshhh..ahh kak…aku juga..!”, aku merintih dan terus merintih.
    Semakin lama kak Dewi kulihat semakin liar, badannya bergerak-gerak, naik-turun searah pinggulnya. Kedua tangannya menangkup kepala kak Sinta.

    Semakin lama gerakan kak Dewi semakin liar, lalu pessss, TV mendadak padam. Sialan ! lampu diluar juga padam. Gelap gulita. PLN sialan ! Brengsekkkkkk !!!
    Aku terengah-engah, dalam kegelapan. Sudah kadung mendidih, aku teruskan aksiku meski tanpa sensasi visual. Aku merintih dan mendesah sendiri dalam kegelapan. Aku yakin disana kak Dewi dan kak Sinta pun tengah merintih dan mendesah, juga dalam kegelapan…….

    Dor ! Dor ! Dor !
    “Tedy… bangun, udah siang !“, suara ketukan atau entah gedoran pintu membangunkan aku. Rupanya sudah siang.
    “Bangun…!”, suara kak Dewi kembali terdengar.
    “Iya..! udah bangun…”, teriakku. Lalu terdengar langkah kaki kak Dewi menjauh dari pintu kamarku.

    Ya ampun ! aku terkaget. Berantakan sekali tempat tidurku. Dan bantal guling…, bergegas aku buka sarungnya. Wah nembus !
    Dengan terburu-buru kurapikan kamarku, jam menunjukan pukul 8 pagi.

    Kalau tidak khawatir mendengar kembali teriakan kak Dewi yang menyuruh sarapan mungkin aku memilih untuk tidur lagi. Akhirnya aku keluar kamar, mengambil handuk, dan bergegas kekamar mandi.

    Didekat ruang makan aku berpapasan dengan kak Dewi yang membawa nasi goreng dari dapur. Namun bukan itu yang menarik perhatianku. Rambut lepek kak Dewi yang belum kering benar jelas terlihat.

    Aku teringat kejadian tadi malam. “abis keramas nih yee !”, kataku dalam hati.
    “Apa senyam-senyum gitu ?”, kak Dewi menatapku heran.
    “Enggak …! Siapa… lagi yang senyam-senyum.

    Mmm enak !”, kataku sambil menyuap sesendok nasi goreng hangat.
    “Mandi dulu sana, dasar jorok !”, kata kak Dewi sambil meletakan piring yang dipegangnya.
    “Jorokan juga kak Dewi, gituan dijilatin hiiii….”, kataku dalam hati, tapi kemudian bergegas mandi, eh keramas juga !

    Segar sehabis mandi, hampir aku balik lagi ketika menyadari dimeja makan Kak Dewi tengah sarapan ditemani kak Sinta.
    “Ikutan Indonesian Idol dong ted !, jangan cuma berani nyanyi dikamar mandi aja !”, itu kalimat yang pertama kudengar dari kak Sinta.

    Cantik. Bener- benar cantik. Sumpah ! tapi matanya itu ! aku merasakan keliaran dimatanya ketika menatapku yang hanya terbungkus handuk sepinggang.
    “Eh, maaf kirain gak ada kak Sinta, maaf yah…permisi !”, kataku sambil berlalu.
    Buru-buru aku ganti baju, menyisir rambut.

    Ah kenapa aku ingin nampak keren. Karena ada kak Sinta yang cantik kali ya ? Pandang dari kiri dan kanan. Sip ! Turun kembali ke lantai bawah, menikmati dua wajah cantik, dan sepiring nasi goreng bertabur SoGood Sozzis.
    “Nih buruan, sarapan dulu !”, kak Dewi yang kemudian menyuruhku sarapan, sementara mereka sendiri telah selesai.

    Aku lalu sarapan dengan diawasi oleh dua mahluk cantik yang tidak buru-buru beranjak dari meja makan. Mereka berbincang ngalor ngidul seputar dunia kerja. Sesekali aku menimpali meskipun mungkin enggak nyambung. “Dasar kuli, hari libur gini masih aja ngurusin kerjaan !”, aku membatin.
    “Tumben dihabisin ?”, kata kak Dewi melihat aku makan dengan lahap.
    “Abis enak sih !”,
    “Biasanya, dia tuh ! susah makannya, di masakin ini-itu…!”,
    “Bohong kak ! jangan dengerin !”, kataku menimpali ucapan kak Dewi
    “Alah… emang biasanya gitu kok !”, kak Dewi memotong ucapanku. Kak Sinta hanya tersenyum aja. Manis lagi senyumnya.

    Mmmuah ! ingin rasanya kusentuh bibirnya itu.
    Seminggu berlalu, setiap hari rasanya aku menjadi tambah bejat. Pikiranku kotor terus. Terbayang kak Dewi dan kak Sinta. Namun yang lebih sering menari-nari dalam khayalanku kemudian adalah sosok kak Dewi. Mungkin karena ia yang tiap hari ketemu. Sehingga pikiran kotorku kemudian mengacu kepadanya.

    Aku merasa bersalah karena kemudian khayalanku semakin kacau. Aku begitu terobsesi dengan kak Dewi. Setiap menjelang tidur, pikiranku melayang-layang membayangkan kak Dewi. Aku ingin merasakan kehangatan tubuh mulusnya, mengecap setiap inci kulit halusnya. …ahhhhhh…..!!!

    Rasanya semua hal yang berkaitan dengan kak Dewi membuatku terangsang. Melihat pakaiannya yang lagi dijemur saja aku terangsang.
    Bahkan entah berapa kali ketika kak Dewi tidak ada dirumah, aku mempergunakan benda-benda pribadi kak Dewi menjadi objek fantasiku.

    Dan makin lama aku makin berani, hingga aku melakukan self service, di kamar kak Dewi, ketika tidak ada kak Dewi tentunya. Seperti siang itu, sebotol Hand Body Lotion milik kak Dewi kugenggam erat.

    Aku terlentang diatas spring bad kak Dewi. Isi lotion telah kukeluarkan sehingga melumuri kemaluanku yang mengacung. Kuurut perlahan, menikmati sensasi yang membuai, sambil sesekali aku menciumi celana dalam pink kak Dewi. Aku benar-benar hanyut dan terbuai dalam kenikmatan. Sehingga aku tak begitu menghiraukan ketika ada suara-suara didepan rumah. Ah… kak Dewi biasanya pulang jam 6.30, sekarang

    baru jam 2 siang…. Aman..Ach….shhhh…..
    Aku terhanyut dan bergelenyar penuh kenikmatan hingga….
    Jeckrek !!! kunci pintu depan dibuka dari luar, lalu pintu terbuka. Seseorang masuk. Ya ampun ! aku sungguh panik. Kak Dewi Pulang !!!
    Dengan gemetar dan penuh ketakutan aku mengenakan celana. Ya ampun, berantakan begini, dan… Hand Body Lotion tumpah… mati gue !
    Tak dapat dicegah karena pintu kamar memang tak kukunci. Blak…pintu didorong dari luar…
    “Tedy…! Ngapain kamu ?”, mata kak Dewi menatapku tajam.
    “ng..mmm ini lagi !”, aku tak berkutik. Baju yang kugunakan mengelap ceceran Hand Body Lotion di seprai kugenggam erat.

    Wangi Hand Body Lotion tercium kemana-mana. Keringat dingin membasahi tubuhku yang hanya mengenakan training. Napasku tercekat manakala menyadari tatapan kak Dewi ke atas tempat tidur, celana dalam ka Dewi, langerie kak Dewi, bantal guling, dan celana dalamku yang tak sempat kupakai atau kusembunyikan. Shittttt….sialan!

    Kak Dewi menghela nafas panjang dan berat, tatapannya sungguh menakutkan. Aku menggigil gemeteran. Kak Dewi pastinya dapat menebak kelakuanku.
    “Kok cepet pulangnya kak ?”, dengan susah payah aku bersuara. Tapi kak Dewi tak memperdulikanku. Ia berlalu, langkah kakinya menjauhi kamar.

    Lalu terdengar dentingan gelas, dan pintu lemari es dibuka.
    Bergegas aku membereskan segala yang berantakan, sekedarnya. Lalu buru-buru meninggalkan kamar kak Dewi !
    “Anjing…!, brengsek “, kataku sambil meninju dinding.

    “Bodoh, bodoh !”, aku mengutuk diriku sendiri. Aku malu sekali. Dengan penuh ketakutan aku bergegas ganti baju. Pikiranku kacau sekali. Aku dengan mengendap keluar rumah, motorku-pun kudorong keluar halaman.

    Lalu aku kabur…ketempat kost temanku.
    Tiga hari aku aku tak pulang, temanku sampai terheran-heran dengan kelakuanku. Tapi aku simpan rapat-rapat masalah yang sebenarnya. Aku hanya bilang lagi berantem sama kakaku.

    Tadinya aku kebingungan juga kelamaan tidak pulang, mau pulang juga rasanya bagaimana. Namun sebuah telpon dari kak Dewi membuat semuanya lebih baik,
    “Tedy kamu kemana aja ? kamu dimana ?”, terdengar suara kak Dewi di HP ku, datar. “mm ng… dirumah temen kak ?”, kataku sedikit bergetar.
    “Pulang…nanti kalo mamah nanya gimana ?”, suara kak Dewi masih terdengar datar.

    Tapi setidaknya hal itu membuatku sedikit lega. “Iya kak !”, lalu tak terdengar lagi suara kak Dewi. Aku tertegun beberapa saat, namun kemudian aku memutuskan untuk pulang.
    Tiba dirumah, tatapan kak Dewi menyambutku. Aku tak berani menatap wajahnya. “kamu kemana aja ?”, suara kak Dewi masih terdengar datar seperti ditelepon. “Mmm…dari rumah Wawan kak !”,
    “Makan dulu…tuh kakak udah masak !”, terdengar suara kak Dewi dari ruang tengah. “Iya kak !”, bergegas aku ke meja makan. Melahap makanan yang tersedia dimeja makan, emang gua laperrrr !
    Besoknya, suasana masih terasa amat hambar.

    Kak Dewi tak mengucap sepatah katapun. Ia membuang muka ketika berpapasan dengan aku yang bermaksud ke kamar mandi. Selesai mandi, ganti baju, kembali keruang makan. Aku dan kak Dewi sarapan seperti biasanya, tapi rasanya suasana betul-betul mencekam.

    Kak Dewi nampak buru-buru menyelesaikan sarapannya. Akupun bergegas menghabiskan sisa makananku.
    “Kak, maafin Tedy yah !”, kataku sambil meletakan gelas yang airnya habis kuteguk.
    Kak Dewi tak bersuara, tapi matanya menatapku, penuh keheranan dan tanda tanya, atau mungkin tatapan apa itu artinya.

    Entahlah.
    Beberapa hari kemudian setelah situasi dirumah mulai terasa normal, malam itu kak Dewi diruang tengah nonton TV atau mungkin membaca majalah. Entahlah atau bisa kedua-duanya, soalnya TV dinyalakan tapi ia asyik membaca majalah sambil telungkup dipermadani. Dagunya diganjal dengan bantal guling. Aku kemudian duduk disofa, tepat dibelakangnya. Rasanya badanku gemetar menyaksikan pandangan dihadapanku. Sittttt !!!! Pikiran gilaku melintas lagi.

    Pantat kak Dewi yang hanya dilapisi selembar baju tidur tipis begitu indah terlihat. Garis celana dalam yang dikenakanya nampak menggurat. Betisnya itu, alamak. Aku tak tahan ingin mengecapnya dengan lidahku. Dan…
    “Bikin minum dong, haus nih…!”, Kak Dewi membalikan badannya, dan melihat kearahku yang tengah menikmati bagian belakang tubuhnya.
    “Orange, atau susu ?”, tanpa sadar aku melirik kearah dadanya.
    Kak Dewi merasakan pandangan mataku, ia membetulkan leher bajunya.
    “Susu deh ! tapi jangan penuh-penuh yah !”,
    “Ok !”, lalu aku pergi ke ruang sebelah. Seperti kebiasaannya kalau bikin susu ia pasti hanya minta setengah gelas.

    “Takut gak abis”, katanya !
    “Nih kak !”, kataku sambil meletakkan gelas susu disebelah kanan. Lalu aku bergerak kesebelah kiri kak Dewi. Kak Dewi segera mereguk minuman yang kusediakan untuknya itu. Aku sendiri meraih majalah yang tengah dibaca Kak Dewi.
    “Ih apaan nih, sini ! orang lagi dibaca juga !”, kak Dewi berusaha meraih majalahnya kembali. Akhirnya kulepaskan. Aku mengambil remote TV. Sambil tengkurap disamping kak Dewi, aku memindah-mindah chanel.
    “Kebiasaan Tedy mah, pindah-pindah terus, balikin TransTV !”, katanya sambil berusaha meraih remote. Akupun menyerah, kukembalikan channel ke TransTV.
    Lalu aku memiringkan badan, sekarang aku menghadap kearah kak Dewi. Menatapnya dalam-dalam. Ah… kakak ku sayang, engkau cantik sekali.

    Lalu aku mutup kedua mataku rapat-rapat.
    “Kak mau tanya, boleh ?”, kataku sambil tetap memejamkan mata.
    “Tanya apa sih !”, ia menjawab tanpa menoleh.
    “ng…mmmm kenapa Tedy akhir-akhir jadi aneh yah ?”,
    “Maksudnya apa ?”,
    “Tapi kak Dewi jangan marah yah !”,
    “Akhir-akhir ini, tedy sering error. Pikiranya yang begituuu.. aja.

    Gak siang gak malem, pusing deh !”,
    “Mikirin apa sih ?”,
    “Ah… kak Dewi ini. Maksud Tedy… mmm jangan marah yah. Rasanya Tedy gampang terangsang deh !”, kubuka mataku, keterkejutan nampak diwajah kak Dewi. Lalu ia menghela nafas panjang.

    “Kebanyakan nonton film jelek kali. Tuh dikomputer hapus-hapusin gambar gambar jelek kayak gitu !”,
    “Bisa juga sih…, kalau masturbasi bahaya enggak sih kak?”, aku kembali melontarkan pertanyaan yang mengagetkannya.
    ”Apaan sih gituan di tanya-tanyain ?!”, nampak kak Dewi agak gusar menimpali pertanyaanku.
    “Kalau kata temen tedy sih, mendingan masturbasi daripada main sama cewek nakal, bisa penyakitan !”,

    Tak terdengar komentar. Waduh aku kehabisan kata-kata.
    “Sebenarnya gara-gara kak Dewi sih !”, dan aku menunggu. Benar saja, kak Dewi bereaksi. Ia menatapku penuh tanya.
    “Menurut sebuah survai, 60 % wanita lajang melakukan masturbasi, bener kan ?”, aku kembali melontarkan pukulan kata-kata.
    “Kata siapa kamu ?”,
    “Kata koran dannnnn… lubang kunci !”,
    “Maksud Tedy apa sih…? Kakak jadi pusing !”,
    “Tedy tahu rahasia kak Dewi !”,
    “Rahasia apa ?”,

    “Kak Dewi suka menggeliat-geliat ditempat tidur tanpa pakaian dan memeluk bantal guling !”, akhirnya. Mata Kak Dewi membeliak kaget. Tatapan matanya menyiratkan rasa marah dan malu, tapi ia berusaha menutupinya.
    “Kamu ngintip ?”,
    “Gak sengaja sih…!”, kubenamkan mukaku dipermadani sambil menunggu efek selanjutnya.
    “Tapi tenang aja. Rahasia kak Dewi aman kok ditangan Tedy.

    Dan rahasia Tedy ada ditangan kak Dewi.

    Sama-sama aman ok ?!”, Kak Dewi tak bersuara. Benar-benar terdiam. Ia malah membolak-balikan halaman majalah.
    “Meskipun ada satu rahasia lagi !”, tampak wajah kak Dewi kembali menegang. Pandanganya mengarah kepadaku, yang kini juga menatapnya.
    “Kak Sinta… !”, kataku. Kak Dewi benar-benar terhenyak. Ia bangkit hingga terduduk. Aku membalikan badan, terlentang disamping kak Dewi.
    “Tenang aja. Tedy gak akan membocorkannya ke siapa-siapa kok !”,
    “Tedy tahu semuanya ?”, kata kak Dewi tiba-tiba.

    Pandangan matanya kini memelas dan penuh ketakutan.
    Aku menganggukan kepala.
    “Jangan bilang siapa-siapa, jangan bilang mamah.

    Please !”, kak Dewi mengguncang bahuku.
    “Tenang…pokoknya aman !”,
    Kak Dewi nampak gelisah. Aku tidak tega melihatnya.
    Kak Dewi yang sangat baik padaku telah aku antarkan pada suatu kondisi serba salah dan menakutkan baginya. Tapi sudahlah.

    Tiba-tiba terdengar dering telp, bergegas aku bangun dan mengangkat gagang telpon.
    “Halloo..!”, terdengar suara perempuan diseberang sana.
    “Hallo…!”, kataku
    “Ini tedy yah ?, kak Dewi ada ?”, suara itu terdengar lembut.
    “ng.. ini siapa yah ?”, kataku sambil menduga-duga.
    “Ini Sinta…kak Dewi-nya ada ?”,
    “Ada…sebentar ya kak !”, kataku.
    “Kak… ini kak Sinta !”, kataku pada kak Dewi. Kulihat tiba-tiba expresi kak Dewi menegang. Namun tak urung ia mendekatiku, dan menerima gagang telepon yang kusodorkan.
    “Haloo..”,

    Aku bergegas pergi, tak ingin mengganggu “sepasang kekasih” yang telepon-an. Aku naik ke lantai atas, menuju kekamarku sendiri. Kukunci pintu kamar, mematikan lampu, dengan perasaan campur aduk.
    Beberapa saat kemudian kudengar langkah kaki kak Dewi di tangga menuju kearah kamarku. Lalu tiba-tiba aku mendengar ketukan dan suara kak Dewi.

    Aku terdiam, menunggu. “Tedy…!”, kembali terdengar ketukan. Kunyalakan lampu lalu membuka kunci pintu kamar.
    Tanpa kupersilahkan kak Dewi menyeruak masuk lalu duduk dipinggir tempat tidur. “Tedy…”, kak Dewi tiba-tiba memecahkan keheningan.
    Aku yang hendak menyalakan rokok, menoleh.
    Kulihat kak Dewi menatapku dalam-dalam. Nampaknya ada sesuatu yang ingin diucapkanya. Tak jadi menyalakan rokok. Aku menarik kursi, dan membalikanya sehingga menghadap kearah kak Dewi. Lalu aku duduk dihadapan kak Dewi. “Tedy bisa pegang rahasia kan ?”, ia menatapku sungguh-sungguh. Ada ketakutan dimatanya.
    “Masalah apa ?”,
    “Sinta…!”,

    “Oh…!”, aku mengangguk perlahan.
    “Jangan sampai Mamah tahu !’,
    Aku hanya menatapnya, lalu tersenyum hambar.
    “Janji ?!”, kak Dewi menatapku dalam-dalam.

    “Janji !”, kataku sambl mengacungkan telunjuk dan jari tengahku.
    “Tedy boleh minta apa aja, pasti kakak turutin, syaratnya satu, gak boleh bocorin rahasia !”,
    “Tenang…aman !’, kataku agak bergetar.

    “Tedy mau minta apa sama kaka?”, nampaknya kak Dewi mencoba bernegosiasi, he he….
    “ng…gak minta apa-apa deh…mmm…”, sungguh tak terpikir untuk minta sesuatu pada kak Dewi, lagi pula aku sama sekali gak kepirkiran untuk membocorkan rahasianya. Namun tatapan liarku kearah dada ka Dewi sungguh dinterpretasikan oleh kak Dewi.

    “Kakak tahu kok apa yang Tedy inginkan, sini…!”, kak Dewi menepuk spring bad, mungkin maksudnya menyuruhku duduk disampingnya. Aku ragu sesaat.
    “Sini….!”, katanya mengulang.

    Meskipun ragu aku kemudian beranjak, dan dengan bingung aku duduk disebelahnya. Darahku berdesir saat jemari lembut kak Dewi mengusap punggung tanganku. Lalu ia meraih telapak tanganku.

    Jemari tanganku digenggamnya.
    “Pasti Tedy sekarang lagi error !”, tiba-tiba kak Dewi berkata datar,
    “Apaan sih kak ?”, kataku agak jengah.
    “Pake pura-pura lagi !”, kak Dewi mendorong tubuhku.

    Karena Kak Dewi mengisyaratkan agar aku terlentang maka aku segera terlentang dengan kakiku menjuntai kelantai.
    “Tedy pengen ini kan ?”, jemari kak Dewi merayapi pahaku.

    Aku terhenyak menahan nafas. Kemudian kak Dewi tanpa ragu mulai meremas kemaluanku perlahan, ahh….., kedua lututku terangkat parlahan, lalu kuturunkan lagi.
    “Kak…”, kataku lirih
    “sst…kakak tahu apa yang Tedy inginkan, tenang aja…”, kak Dewi benar-benar meremas-remas kemaluanku. Geletar nikmat perlahan merayap, seiring makin mengerasnya batang kemaluanku. Kuraih bantal, kudekap hingga menutupi mukaku. Rasa jengah dan nikmat membaur menjadi satu.

    “Pake malu-malu lagi !”, kak Dewi memaksaku melepaskan bantal. Akhirnya untuk aku hanya bisa menutup mata dan menikmati gelenyar kenikmatan dari setiap remasan tangan kak Dewi. “Ah…shhh..kak….!”,
    Tanganku perlahan merayap kearah pinggang kak Dewi, meremasnya perlahan seiring geliat kenikmatan. Aku semakin berani karena kak Dewi tak menolak remasan tanganku dipinggangnya.
    Tiba-tiba, “Udah ya…cukup segitu aja !”, tiba-tiba kak Dewi menghentikan remasan tanganya.

    “Ah kakak !”, aku merintih kecewa, hampir aku melonjak bangun.
    “Kenapa ?”, ia menatapku, sebuah senyum seolah menggoda aku yang tengah konak.
    “Tanggung…please…!”, aku merintih dan memelas.
    “Dasar….”, katanya sambil memijit hidungku.
    Tanpa ragu aku melepaskan training yg kukenakan, kemaluanku yg sungguh telah mengeras, mendongak…
    Nampak ada rasa jengah pada tatapan kak Dewi, aku bangkit dari tidurku, “Please…!”, lalu kuraih tangan kak Dewi agar menjamah kemaluanku. Akhirnya tak urung kak Dewi menuruti kemauanku.

    Kembali kuhempaskan tubuh, lalu menunggu kak Dewi melakukan hal yg seharusnya. Tangan lembut dan halus kak Dewi menggenggam kemaluanku, nampaknya ia agak ragu, badanku mengerjap sesaat, ketika tangan kak dewi mulai meramas kemaluanku dengan perlahan. Kupenjamkan mata, menikmati setiap kenikmatan yang datang.

    Semakin lama keinginanku semakin kuat. Aku merintih, mendesah dan sesekali menggeliat.
    Remasan tangan kak Dewi memang nikmat, namun semakin lama aku menginginkan lebih, lalu aku meraih Hand Body dari sela-sela pinggir springbad, dengan gemetar kusodorkan pada kak Dewi.
    “Apa ini ?”,
    Meski terlihat ragu, perlahan kak Dewi meraih Hand Body Lotion, membuka tutupnya, menumpahkannya ditangan kanannya.

    Lalu ia melumuri kemaluanku. Ahhh..
    “Maafin Tedy ya kak !”,
    “Iya anak nakal !”, katanya. Mungkin seharusnya ia tersenyum tapi aku tidak melihatnya.
    “Digimanain ?”, katanya berbisik perlahan.
    “Urut aja, keatas dan kebawah, pelan-pelan !”,
    “Begini…!”,

    “Ya…ah… shhh… kak Dewi…!”, akupun tenggelam dan terbuai dalam kenikmatan. Belaian lembut tangan Kak Dewi sungguh membuat aku terlena. Dan tanpa kuminta kak Dewi telah cukup paham ketika sudah agak mengering dan kesat ditambahkannya lagi cairan Hand Body itu. Ia telah tahu yang kuinginkan.

    Caranya mengurut dan meremas sungguh sempurna. Aku kemudian hanya bisa pasrah, merintih dan mendesah.
    “ssshhhh… kaka…mkasihhhh…. Mmmm shhhhh enak !”,
    Aku terus merintih dan merintih. Kak Dewi benar-benar memanjakan aku. Ia mengurut dan membelai membuat aku terasa melambung-lambung. Tapi lama kelamaan ada rasa ngilu dikemaluanku.

    Makin lama makin ngilu.
    “kenapa ? udah ?”, kak Dewi bertanya ketika tanganku menahan gerakan tanganya yang masih mengurut dan membelai. “Ngilu…!”, kataku berbisik.
    Lalu aku bangkit dari tempat tidurku, sehingga kami duduk berdampingan. Kak Dewi terlihat berusaha mengelap cairan Hand Body yang berlepotan ditanganya. Trainingku menjadi korban. Tanggung sekalian kotor, akupun mengelap kemaluanku dari cairan handbody.

    Kami terdiam, beberapa saat.
    “Tahu enggak sebenarnya Tedy suka pake bantal guling. Seperti Kak Dewi !”,
    “Apa enaknya…!”, pertanyaan itu seolah terlontar begitu saja.
    “Ya enak aja. Gesek-gesek. Sambil membayangkan sedang memeluk kak Dewi !”.
    “Dasar !”, ia memelintir kupingku.
    “kak Dewi…!”,
    ‘Apa..?”,
    ‘Tanggung nih !”,
    “Tanggung apanya ?”,
    “Pura-pura jadi bantal guling mau ?”,
    “Apalagi nih !”,

    “Tedy gak tahan nih. Tapi kak Dewi gak usah khawatir. Tedy gak merusak apapun. Kak Dewi tetap berbaju lengkap. Kak Dewi hanya berbaring aja. Nanti Tedy…!”, kak Dewi terdiam tak menjawab.
    “Cuma gesek-gesek aja !”, aku kemudian menandaskan.
    “Gimana ? kamu ini aneh-aneh aja ?”,
    “Berbaring dulu kak Dewi-nya. Pokonya aman deh.

    Tedy gak bakalan merusak apapun. Janji !”, kataku sambil setengah mendorong tubuh kak Dewi.
    Kak Dewi tak urung menurut. Ia beringsut keatas spring bad, lalu kubaringkan tubuhnya hingga terlentang.
    Dengan bergetar kemudian aku berbaring menyamping. Lalu kakiku menyilang keatas dua kakinya. Selangkanganku kini menempel ke pahanya. Sayang masing terlindung pakaian yang dikenakannya. Tapi lumayan enak.

    Lalu aku mulai menggesek-gesekan kemaluanku kepaha kak Dewi. Rasa nikmat perlahan mengalir seiring gesekan itu. Makin lama makin terasa enak. Tangan kak Dewi kupaksa agar mau melingkari pinggangku. Aku terus menggesek dan menggesek. Sesaat aku lepaskan bajuku, aku kini telanjang bulat, menelungkup tubuh kak Dewi yang masih terbungkus Langerie…

    ”shhhh…. Mmmm enak kak. Enak ! shhhhh ahhhh shhh !”, tanpa sadar aku menciumi bahu kak Dewi. Aku semaki berani karena kak Dewi membiarkan aku menciumi pundaknya. Makin lama tubuhku makin bergeser. Tahu-tahu aku kini berada diantara dua paha kak Dewi. Kemaluanku menggesek-gesek persis kemaluan kak Dewi. Sungguh nikmat. Geletar-geletar birahi makin memuncak.

    Aku mendesis dan merintih sambil sesekali mendaratkan ciuman ke pundak kak Dewi. Lambat laun aku menyadari, setiap aku bergerak dan menggesek, tubuh kak Dewi ikut bergerak seirama gerakan tubuhku. Bahkan beberapa kali ia membetulkan posisi pinggangku.

    Kemaluanku terus menggesek-gesek kemaluan kak Dewi. Dan terus bergoyang-goyang berirama.
    “Kurang keatas…sakit tahu !”, suara ka Dewi terdengar memburu.
    Aku menurut. Aku bergerak lebih keatas. Paha kak Dewi bergerak seolah memberi ruang agar tubuhku bergerak lebih leluasa.

    “Pelan…pelan…”, ia mendesis,
    “Enak kak?’, akhirnya kulontarkan pertanyaan itu. Kak Dewi terdiam. Namun nafasnya semakin terdengar memburu. Jemari tangannya terasa meremas-remas punggungku.
    Tanpa meminta persetujuan aku berusaha meraih celana dalam kak Dewi.
    “Mau apa ?”,
    “Biar gak sakit lepasin aja yah ?”, ia sedikit mempertahankanya.
    “Please !”, kataku. Akhirnya kak Dewi menurut.

    Bahkan kakinya bergerak-gerak membantuku melepaskan celana dalam itu. Aku tidak bermaksud menyetubuhi kak Dewi. Tidak benar-benar maskudku. Biar bersentuhan lebih dekat aja. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku. Kemaluanku menempel pada kemaluan wanita. Sungguh sensasinya luar biasa.

    Kemaluanku mengarah kebawah, terjepit diantara paha kak Dewi. Lalu aku mulai menggesek-kesekanya. Ada sesuatu yang hangat namun basah dibawah sana. Semakin kugesekkan semakin terasa nikmat. Tiba-tiba aku mendengar kak Dewi mendesah pelan. Kepalanya mendongak. Kuulangi gerakan dan gesekanku, kembali ia mendesah. Akhirnya kuulangi gesekan diwilayah itu. Aku senang mendengar kak Dewi mendesah-desah dan merintih. Kami ternyata berada pada posisi saling berdekapan.

    Wajah kami begitu dekat. Aku merasakan semburan nafas hangat kak Dewi. Dengan lembut kudaratkan bibirku didagunya. Kemudian bergeser, perlahan. Akhirnya bibir kami bertemu. Bibir kak Dewi awalnya diam tak bereaksi ketika bibirku berusaha melumat, tapi lama kelamaan bibir itu membalas lumatan bibirku. Kami berpagutan dan saling melumat.

    Semakin lama segalanya semakin liar. Aku kini bahkan sudah mengecap, menjilat bahkan setengah menggigit leher kak Dewi. Ketika jilatan lidahku menyerang pangkal leher dibawah telinganya, kak Dewi mendesah dan merintih. Aku kini benar-benar membuat kak Dewi menjadi hilang kesadaran. Ia telah menjadi benar-benar liar.

    Diarahkannya kepalaku untuk menciumi dadanya. Aku maklum dengan apa yang diinginkan kak Dewi. Aku bangit dari cengraman tubuhnya. Lalu dengan gemetar kubuka Langerie yang dikenakan kak Dewi. Kemudian Bra yang dikenakannya. Kini tubuh kak Dewi tak berbalut selembar benangpun, sebagaimana aku. Tak tahan berlama-lama aku merangkul tubuh kak Dewi.

    Aku menggumulinya dengan penuh nafsu. Aku jilat setiap inci tubuhnya, semakin kak Dewi merintih semakin aku mejilat dan menggigit. Putting susunya bergantian aku lahap. Aku bagai orang yang kesetanan. Tanpa terasa aku mulai menjilati tubuh kak Dewi bagian bawah. Bahkan aku kini mulai menciumi pangkal paha dan selangkangannya. Kak Dewi merintih dan melenguh. Aku tak tahu bagaimana cara menjilat yang baik dan benar.

    Pokonya semakin keras rintihan kak Dewi semakin lama aku menjilat. Kupingku terasa berdenging dan pekak karena terjepit kedua paha kak Dewi. Aku menjilat dan terus menjilat kemaluan kak Dewi. Meskipun hidungku mencium aroma yang aneh, dan lidahku mengecap rasa yang aneh pula. Aku terus menjilat. Bahkan bibirkupun mencium bagian-bagian kemaluan kak Dewi. Aku bahagia mendengar kak Dewi Merintih-rintih dan menjerit. Sampai kemudian kak Dewi menarik kepalaku.

    “Sudah-sudah ! ngilu !”,
    “Ngilu ?”, batinku. Bukanya enak ?
    Nafas kak Dewi tersengal-sengal. Aku segera mengelap mulutku dengan baju kak Dewi, mengusir perasaan tidak nyaman dimulutku. Namun aku masih bernafsu. Ketika aku bermaksud menaiku tubuh kak Dewi.
    “Tunggu sebentar. Masih ngilu !?”, katanya.

    Akhirnya aku hanya dapat menciumi perut dan dada serta payudara kak Dewi. Kedua tangan kak Dewi membelai-belai rambutku.
    Tubuhku perlahan mulai merayap kembali. Masuk kedalam dekapan hangat tubuh kak Dewi. Rasa nikmat itu perlahan kembali mengalir. Kemaluan kami kembali bergesekan. Dan aku mulai meracau…
    “Jangan !”, kak Dewi menahan tubuhku. Aku tak tahan lagi. Aku ingin memasukannya. Aku ingin merasakan terbenam dalam lembah kenikmatan itu.

    “Jangaaaaannn… please ! Tedy jangan !”, kak Dewi memohon ketika aku mencoba dan memaksa untuk kedua kalinya.
    “Tedy udah gak tahan kak ! gak tahan lagi !”,
    “Tapi Tedy udah janji, gak bakalan merusak.!”, kak Dewi menghiba.
    “Tedy udah gak tahannnnnn….shhhh !”,
    “Kak Dewi juga sama. Tapi please jangannnn shhh !”,
    Kak Dewi berbisik dengan nafas memburu.

    Aku tak tahan lagi. Namun kemudian otak warasku hadir. Kalau dengan bantal guling saja aku bisa puas, kenapa sekarang enggak.
    Aku ambil celana dalam kak Dewi, lalu kugunakan untuk menutupi kemaluan kak Dewi. “Tedy pengen keluar disini, boleh yah !”. setengah memohon aku berbisik.

    Karena tak dilarang segera aku memposisikan kemaluanku. Mengarah kebawah dan terjepit paha kak Dewi. Kedua Kemaluan kami hanya dipisah selembar celana dalam. Dan aku kemudian mulai menggesek. Mencari sensasi kenikmatan itu. Aku menggesek dan menggesek. Tak beberapa lama, gelombang kenikmatan itu datang. Cratt cratt…..

    Aku terkapar diatas tubuh kak Dewi. Terdiam beberapa saat, sebelum kak Dewi mendorong tubuhku yang menindih tubuhnya. Aku terbaring ke samping. Ingin rasanya aku memeluk kak Dewi berlama-lama. Tapi kak Dewi buru-buru bangkit. Dikenakannya Langerie-nya kembali. Lalu bergegas ia keluar dari kamarku. Celana dalamnya yang basah berlumuran ditinggalkannya !

    Sejak saat itu, rahasia dirumah ini bertambah, sampai sekarang kami terus melakukanya, tidak terlalu sering memang, namun ketika aku menginginkan atau ketika kak Dewi “kepengen” (begitulah istilah kak Dewi), maka kami akan melakukannya. Didapur, dikamar mandi, diruang tengah, bahkan diruang tamu. Satu hal yang tetap kami jaga, kami tidak benar-benar bercinta, sungguh akupun komit dengan janjiku, aku teramat menyayangi kak Dewi, aku tak ingin merusaknya, semua yang kuperoleh telah lebih cukup bagiku. Dan mudah-mudahan akan tetap saperti itu.

  • Cerita Sex Sedarah Kakak Ipar

    Cerita Sex Sedarah Kakak Ipar


    1836 views

    Duniabola99.org – Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.
    Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

    Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenangnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
    “Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumah ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

    “Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

    Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..

    “Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

    Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

    Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

     

  • Cerita Sex Sedarah Lusi Saudara Tiriku

    Cerita Sex Sedarah Lusi Saudara Tiriku


    1509 views

    Cerita Seks – Sebelum aku cerita seks, kenalkan dulu namaku Ben. Cerita sex dewasa ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri. Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara.

    Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar. Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku. Joker388

    “Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
    Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
    “Lus.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
    “Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Lusi.
    “Eeh… kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
    “Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
    “Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
    “Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.

    Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
    “Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
    “Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
    Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.
    “Kalau ML?” tanyaku lagi.
    “Belom,” katanya, “Tapi… kalo sendiri sich sering.”
    Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia. Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.

    Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.
    “Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
    “Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
    “Eh… ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
    “Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.
    “Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
    “Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.

    Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.

    Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku, “Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ‘69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

    Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben… Ach… percepat Ben, aku mau keluar nich! ach… ach… aachh… Ben… aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dan kemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

    “Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
    “Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
    Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
    “Lus, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.
    Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.

    “Jangan Ben… entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
    “Kamu udah mens belom?” tanyaku.
    “Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
    Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
    “Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
    “Ach… ach… ahh…! sakit Ben, a.. ach… ahh, pelan-pelan, aa… aach… aachh…!” katanya berteriak nikmat.
    “Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
    Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

    “Ach… a… aa ach…” teriaknya.
    “Sakit lagi Ben… a.. aa… ach…”
    “Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
    “Ben,. ach pengen… ach.. a… keluar lagi Ben…” katanya.
    “Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
    “Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
    “A… ach… aachh…! yach kan keluar.”
    “Aku juga Say…” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.

    Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
    “Lus kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
    “Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
    “Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.”
    “Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.

    Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah. Agen Joker388

    Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

    Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

    “Lusi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
    “kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
    “Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
    “kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
    “Aku emut yach.”
    Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
    “Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”
    “Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.
    “Mending seperti biasa, kita pake posisi ‘69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.
    Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.
    “Aach… achh…” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
    “Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”
    “kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi.
    “Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.
    “Cukup sekali aja nembaknya, taapi… sa.. ma.. ss.. sa… ma… maa ac… ach…” katanya sambil menikmati jilatanku.
    “Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a… aahh…” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.

    “Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
    “Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.
    “Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
    “Siap-siap yach!”
    “Ayo dech,” katanya.
    “Ach… a… ahh…” desahnya ketika kumasukkan penisku.
    “Pelan-pelan dong!”
    “Inikan udah pelan Lus,” kataku sambil mulai bergoyang.
    “Lus, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
    “Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.

    “Sambil bercumbu dong Ben!”
    Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
    “Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.
    “Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
    “Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
    “Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa… ach.. achh,” katanya terputus-putus.
    “Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
    “Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh… aa… ahh… aku percepat yach Ben,” katanya.

    Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
    “Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
    “Achh… ach… bentar lagi nih.”
    “Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
    “Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
    Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan…
    “Achh… a… achh… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
    “Aku juga Ben…” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
    “Ach… ah… aa.. ach…” desahnya.

    “Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.
    Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siang-siang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

    “Siang Ben! baru pulang? Lusi mana?” tanyanya.
    “Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”
    “Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
    “Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
    Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam.
    “Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
    “Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
    “Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.
    “Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
    “Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
    “Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”

    “Loh inikan…?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
    “Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.”
    Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
    “Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.
    “Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
    “Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.

    Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
    “Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal.
    Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
    “Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.
    Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
    “Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
    “Ach… kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau,” katanya mesra.baca juga foto bugil abg terbaru

    “Ben…! Mbak…! lagi dimana kalian?” terdengar suara Lusi memanggil dari luar.
    “Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
    “Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Riri.
    “Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana?” tanyaku.
    “Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri,” katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju.
    “Rir, aku ikut yach!” pinta Lusi sambil memainkan vaginanya.
    “Ben kamu kuat nggak?” tanya Riri.
    “Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang,” kataku.
    “Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.

    Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku.
    “Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Riri.
    “Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.
    Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku.
    “Lus, aku maenin vaginamu,” katanya.
    Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan… “Ach… a… aach… aku keluar…” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

    “Sekarang ganti Lusi yach,” kataku.
    Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
    “Ach… aach…” desah Lusi.
    “Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
    “Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
    “Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi.
    Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
    “Kak, ach… entar lagi gant… a… ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach… aa… a… ach…!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.

    “Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
    “Aku udah terangsang lagi.”
    Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
    “Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
    “Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.
    “Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
    “Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
    “Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
    “Ach… a… aach… di.. dalem… aja…” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
    “Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja… aah… ach… bentar lagi…”
    “Aku… keluar… ach… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku.
    “Ach… aach… aku… ach.. juga…” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

    Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
    “Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
    “Aku juga ach,” kataku.
    “Ben, Lus, lain kali lagi yach,” pinta Riri.
    “Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Lusi.
    “Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
    “Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Riri mulai memegang penisku.

    Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.

  • Cerita Sex Sedarah Mbak Desy Pelampisan Seks

    Cerita Sex Sedarah Mbak Desy Pelampisan Seks


    1780 views

    Cerita Sex Sedarah – Nama aku Randi 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seks aku 3 tahun yang lalu.

    Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 smu, sedangkan kakak aku berusia 22 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian.

    Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya. Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu.Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya.

    Sebagai remaja yang baru puber dan juga olok-olok dari teman-temanku diam-diam aku sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebaga efek sampingnya aku sering melakukan onani di kamarku atau di kamar mandi sambl membayangkan gimana rasanya kemaluanku dijepit diantara pantat montoknya.Keinginan itu kurasakan sejak aku duduk di bangku 1 smu ini, aku sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok.

    Dia mempunyai pacar yang berumur setahun lebih muda dari padanya. Aku sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman. Suatu hari aku memergoki pacarnya sedang menghisap buah dada kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya, kakakku hanya mengeluarkan buah dadanya dari kancing yang terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapihkan bajunya. Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadaku agar tidak menceritakan apa yang aku lihat ke orang-orang terutama pada ayah dan ibuku.Dik, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa Mbak, katanya. Aku Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan baju yang longgar(daster) tetapi agak tipis sambil membawa sebuah novel, sehingga paha dan dadanya yang montok terlihat karena dikamarku agak gelap sedangkan diluar lampu terang benderang. “hai, kok melongo???? “ …aku jadi gelagapan dan bilang “ia- ia mbak, aku ngga akan bilang-bilang” kataku.Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sambil membaca novel, aku memandanginya dari belakang membuat kemaluanku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kemaluanku. Berkali-kali aku menelan ludah.

    Dan pelan-pelan aku meraba kemaluanku yang tegang. Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku dan aku langsung melepas tanganku dari kemaluanku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi besok hari dan dia memintaku menbangunkannya jam 5 pagi. Aku mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, aku melihat goyangan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, aku langsung mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya, tapi sialnya tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok kemaluanku. Dia pura-pura tidak melihat dan berkata “jangan lupa bangunin mbak jam 5 pagi “. Lagi-lagi aku gelagapan “ia- ia – ia” kataku.

    Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke-arah kemaluanku dan tersenyum. Malam itu aku ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku.Pagi harinya jam 5 pagi aku ke kamarnya dan kudapari dia sedang tidur mengakang…. Lagi-lagi aku melotot melihat pemandangan itu dan aku mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun danku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab atau kerudung sedangkan bajunya dia mengenakan training yang agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali dan tiap laki-laki yang berpapasan selalu melirik pantat itu.

    Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desak. Entah keberuntungan atau bukan, kakaku berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat di kemaluanku . Perlahan-lahan kemaluanku berdiri dan aku yakin kakakku merasakannya. Ketika bus semakin sesak, kemaluanku makin mendesak pantatnya dan aku pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan aku kenikmatan. ‘dik, kamu kemarin ngapain waktu mbak ke kamar kamu?” katanya “kamu onani yah??? Katanya lagi aku diam seribu basa karena malu. ‘makanya buru-buru cari pacar” katanya. “emang kalo ada pacar bisa digini yah?” kataku nekat sabil menonjokkan kemaluanku dipantatnya. “setidaknya ada pelampiasan” timpal kakakku. . “wah enak dong mbak ada pelampiasan?”tanyaku. “tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoyangkan lagi pantatnya. “kenapa” tanyaku. Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan.

    Pada sore hari itu, ketika aku pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan aku masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. Aku terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan baju jubahnya masih terpasang tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat CD hitamnya yang mini dan sexy dan pacarnya sudah tinggal memakai CD saja.

    Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam CD pacarnya dan meremas serta mengocok kemaluan pacarnya yang tegang.Pelan-pelan tangan pacarnya membuka CD kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kemaluannya. ‘oh, aku udah ngga tahan” kata pacarnya “aku pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di sofa. Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang tetapi sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang kan berusaha menyodokan kemaluannya ke kemaluan kakakku dari arah belakang.

    Tapi begitu nempel di pantatnya, kuliha ar maninya tumpah ke pantat kakakku. “ohhh” dia melenguh dan kakakku menoleh kebelakang” kok udah” tanyanya Pacarnya bilang “maaf aku ngga tahan” katanya . Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar berdering dan di balik pintu aku sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan buru-buru pamit. “Aku ngga anterin kedepan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa….. Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang aku mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter aku memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.

    Karena udah ngga tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku sampai copot dan kulihat kemaluanku yang besar dan panjang (itu menurut teman-temanku sewaktu kami berenang dan membandingkan kemaluan kami) berdenyut-denyut minta pelampiasan. Aku langsung menindihinya dari belakang, dan untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia. “aw…., dra (nama pacarnya hendra) kok ngga jadi pulang” tanyanya , karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya sedang berusaha menempelkan kemaluannya ke kemaluanya. “aw dra jangan dimasukan aku masih perawan katanya ditempelin aja dra aku masih perawan’ katanya memohon.

    Karena aku udah gak tahan, maka pelan-pelan ku bimbing tangannya untuk menggengam kemaluanku dan agar ditutun ke kemaluannya. Begitu dia megang “dra, kok gede amat sih”katanya heran (soalnya punya pacarnya jauh lebih kecil daripada punyaku)sambil membimbing kemaluanku dan menempelkan kekemaluannya. “gosok pelan-pelan dra”, aku menekan dan gila bener-bener nikmat. Setelah kira kira dua menit aku menggosokkan kemaluanku ke kemaluan kakakkut akhirnya aku mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot…spermaku menyembur ke pantat kakakku.Aku tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan aku meninggalkannya. “dra, mau kemana?” teriaknya aku buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku dan masih celana dan CD ku belum kupakai aku rebahan di ranjangku sambil kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjadi.

    Tba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. kudengar kakaku menerima telepon itu dia herannya setengah mati karena yang menelepon adalah pacarnya si henra. “dra, kok kamu udah ada di rumah lagi jangan main-main yah kamu dimana, udah enak langsung lari” Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting. Dan dikamarku, aku cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat aku tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku.

    Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai pakai dan jilbab yang tadi dia pakai, dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. Akupun tertidur sampai keesokan harinya. Setelah kejadian hari itu aku selalu membayangkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kemaluanku pada kemaluannya saja. Pada suatu siang, aku ingin meminjam kaset lagunya. Karena sudah biasa, aku pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika kulihat mbak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya. Tangannya masuk kedalam CD nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang, hanya bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, ia terkejut ketika melihatku. Aku segera keluar.Tak sampai satu menit, mbak Desi keluar (pakaiannya sudah rapi meskipun jilbabnya agak kusut). Ia memintaku agar merahasiakan hal itu dari ayah ibuku. Lalu kujawab:“Aku janji ga bakal bilangin hal ini ke ayah ibu koq.”“Thank’s ya dik.”“Eh, emangnya onani itu dosa ya?”Bukan jawaban yang kudapatkan, malah tatapan kakaku yang lain dari biasanya. Bagai disihir, aku diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku. Dilumatnya bibirku dengan lembut. Dikulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. Aku segera menarik diri darinya, tapi ia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke dadanya dan kurasakan betapa empuknya buah dada kakakku. Refleks aku berontak karena aku malu.

    Tetapi kakakku bilang,”lakukanlah dik seperti yang kau lakukan tempo hari padaku”.Aku kaget “ja..jadi mbak tahu apa yang kulakukan pada mbak tempo hari.” jawabku gugup.“ya” jawab kakakku.“maafkan aku mbak…” ucapkuBelum selesai aku berkata, ia sudah melumat bibirku. Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana aku direbahkan, dan ia membuka celana dan CD ku.

    Kakakku tersenyum melihat kemaluanku yang sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra.Melihat kakakku tersenyum, aku mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka Branya sehingga akupun bisa langsung melihat payudaranya yang berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas Payudara kakakku yang lembut, sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan.Setelah aku melihat kakaku sudah terangsang, Aku membuka CD warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah kemaluan kakakku yang berbulu lebat tapi halus itu.Sekarang aku memegang kemaluanku dan mengarahkan kemaluanku ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.“Ayo donk mbak! Isep! Kayak mbak ngelakuinnya buat pacar mbak.”“Koq kamu tahu?”“Ya tahu donk..kan aku sering ngintipin mbak begituan ama pacar mbak”“Ayo mbak.” Rengekku.Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kemaluanku segera diaremas-rems. Setelah itu dijilati dengan penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yang manis.

    Kakakku pun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Tidak bisa semua, tapi setidak-tidaknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kemaluanku sambil memainkan buah pelirnya. Akupun memejamkan mata keenakan.Kakakku melepaskan kemaluanku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kemaluanku ke payudaranya aku pun membuka mataku. Lalu meraih kuraih kemaluanku, kuarahkan kemaluan itu ke kekemaluannya yang sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosoknya ke klitorisnya, aku jadi merinding dibuatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku.

    Di satu sisi aku tahu ini salah, tapi di sisi lain, aku benar-benar menikmatinya.Setelah puas bermain-main dingan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang kemaluannya. Tetapi kakakku bilang “Jangan dimasukan, aku masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari”Akupun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kemaluanku ke kemaluan kakakku. Setelah beberapa saat kemaluanku ku tekan tekan ke lubang kemaluan kakakku maka crot…crot.. crott spermaku menyembur di perut kakakku.Dengan kemaluan masih menempel di perut kakakku, kami mulai bercumbu lagi, kujilat payudara kakaku sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69. Aku pun mulai menjilati kemaluannyanya yang sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Sementara ia menjilati kemaluanku.Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuaku. KAmi cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, aku sudah berpakaian lengkap sedang kakaku pun sudah berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Sejujurnya saat itu aku sedang tegang dan gugup. Untunglah orangtuaku tak curiga. Kami pun ternsenyum berdua dengan penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tidak sampai memasukan kemaluanku kedalam kemaluannya karena aku takut kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.

  • Cerita Sex Sedarah Ngentot Bibi Ketika Tidur

    Cerita Sex Sedarah Ngentot Bibi Ketika Tidur


    1874 views

    Cerita Sexs –  Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis.

    Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan

    kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.

    Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat.

    Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD.

    Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun.

    Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Agen Judi Online

    Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi.

    Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi.

    Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi.

    Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.

    Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.

    Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.

    Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat.

    Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.

    “Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi,

    “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata,

    “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu.

    Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi.

    Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    “Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan.

    Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, ”

    Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.”

    Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.

    Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya.

    Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya.

    Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

    Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.

    Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

    Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

    Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.

    Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.”Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks.

    Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang.

    Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak.

    Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

    Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku,

    kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.”Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.

    “Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur.

    Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

  • Cerita Sex Sedarah Ngentot Kakak Ipar

    Cerita Sex Sedarah Ngentot Kakak Ipar


    1895 views

    Cerita Sex – Cerita ini  berawal dari sebuah khayalan yang tak aku sangka aku duga akan berahir jadi nyata.
    Pertama kenalkan dulu nama aku joni aku berasal dari kota S**A**Y* aku sekarang masih tergolong cukup muda karena umurku masih 21th sekarang aku masih kuliah di salah satu universitas ternama di kotaku dan jauh dari tempat tinggalku.

    Waktu itu aku sedang mencari kost untuk tempat tinggalku,karena tak mungkin aku laju dari rumah di karenakan jauh dan hanya makan waktu saja,nah mungkin hari ini hari yang sial buatku,sudah muter sana-sini mencari kost-kostan tak kunjung dapat.

    Aku sudah lelah mana hari sudah malam,tak mungkin aku pulang,aku bingung.dan aku coba untuk menelfon kaka aku yang sebenarnya punya rumah di dekat universitasku,kaka aku bernama feri dia orangnya suka banget yang namanya Sex,”cerita sex sedarah terbaru”karena aku diam-diam sering buka laptop kak feri dan terrnyata isi bokepnya banyak,dan aku kaget ketika aku melihat video bokep yang mirip kaka iparku yang bernama seli,dan aku kaget setelah aku buka,ternyata benar kak seli,sungguh montok sekali ini kaka q dengan ukuran toket 36b,yang membuat aku ingin meremas-remasnya.lalu aku menelfon kak feri Joker128

    -Aku:hallo kak,,,,

    -Ka feri:hallo,iya kenapa jon.
    -Aku:susah cari kost-kostn di sini kak,dari tadi gak dapet-dapet.


    -Ka feri:ya udah besok pagi cari lagi,untuk sementara tinggal dulu di tempat kaka.
    -Aku:tapi kak,,,,,,aku gak enak sama ka sely
    -Ka feri:udah gak papa,buruan cepat sini,,,,.di tutup telfonnya sama kak feri..
    Ya udahdeh gak papa nginep dulu di sana,,langsung aku menuju rumah ka feri yang gak jauh dari universitasku,,
    Tok, , , tok , ,, ,tok , , ,,di buka sama kak seli,,dan aku kaget ketika melihat kak sely,,,wow gede amat itu Toket gede kak seli,kak seli memakai baju tidur transparan dan bodynya keliatan walau samar samar.
    -Ka seli:sini masuk jon,malah bengong aja,,
    -Aku:e….iya kak,,ka feri mana ka,,
    -ka seli:tu di dalem udah tidur,kecapekan kerjaanya banyak jon,,
    -aku:wah kesempatan dalam pikiranku,,,
    -ka seli:Mu minum apa jon
    -aku:ah gak usah repot-repot ka,,kopi susu aja,,,hehehe
    ‘-ka seli:kamu ini bisa saja joni,,,,,
    Dan ka seli menuju jalan menuju dapur smbil aku melitah pantatnya yang semok bergoyang kanan kiri membuat ingin ngentotin kaka iparku.

    Tak lama ka seli datang membawa segelas kopi susus untukku
    Dan kami berdua duduk di sofa sambil ngobrol kesana kemari,,
    Di satt itu aku keceplosan karna kami keasikan bercanda;,,aku menanyakan ke ka seli,,
    La kok tumben ya ka feri langsung tidur emang gak maen di ranjang dulu,,,sambil bercanda,,
    ka seli langsung kaget mendengar pertanyaanku,,ka seli pun tak menjawab pertanyaanku,hanya diam saja,aku langsung bertanya kenapa ka seli aku salah iya,aku minta maaf ya ka.
    Gak papa kok joni….kami sudah lama gak begituan,,,,
    Emang kenapa ka,Cerita Sex Sedarah kakak ipar
    Kaka mu itu mungkin pekerjaannya masih banyak pulang kerja mandi langsung tidur.
    Yaa,sesekali kaka yang ajak duluan donk
    Udah jon,tapi kakamu tetep aja gak mau,katanya gak kuat capek banget,,
    Ya udah sabar aja ka,,emang kalo pengen banget aku gak menolak kok ka
    Sambil aku merangkul ka seli..kak seli pun tak menjawab,tetapi isarat badan taka da penolakan,,
    Aku pun langsung memaut bibir ka seli yang sexy,,,
    Tak aku sangka ka seli membalas ciumanku sambil memainkan lidahnya,,
    Aku pun tak mau kalah,,tanganku pun memainkan payudara ka seli yang selama ini aku idamkan,ketika aku remas toketnya bener-benr besar dan kenyal banget.Cerita Sex Sedarah terbaru

    Nafas ka seli pun terengah engah

    Tanpa kode ku langsung mengdarat ke bagian payudara Karena tak sabar ingin membuka baju ka seli..aku pun mulai menjilati putingnya yang masih merah besar pula
    Ka seli mulai mengeluarka desahanya ohh. … . .. . oh,,, , ,,iya jon aku sensitive banget kalo bagian situ,,te. . . . . . .rus joni
    Semakin aku menjilat bagian perut dan semakin turun,kubuka celana dalam ka seli,wooowww,ka memekmu gede banget ka,,ku cari klitorsnya,aku jilati,semakin lama
    Kurasakan ada denyutan,,
    Ka seli,,,te. . .rus job ahhh , , , , ,oh,. . . .kaka mau keluar jon . . . . ah. . . . . ah. . . . ah . . . .
    Ka seli mencengkrang kepalaku,di jepit pula,,,
    Ohhh belum pernah ku rasakan sedasyat ini jon,,,aku ingin malam ini kau jadi milikku jon puasin kaka lagi jon,,”cerita sex terbaru”,sambil membersihkan bekas sperma ka seli,,kita melanjutkan bercinta ke kamarku yang sudah di sediakan tadi buat aku tinggal,sesampainya di kamar ku lumat bibir ka seli,sambil tangan aq meraba ke toket yang gede nan padet itu,
    Ahhh , , , , , terus joniiii ahh, , ,
    Kuputar puta putinya sambil aq menjilatinya,,,semakin lama turun ke buah vaginanya ka seli yang masih seperti perawan ini,,aq jilati memek ka seli
    Cepet jon kaka udah gak sabar pengen ngersain kontolmu yang gede, , , ,
    Masukin ke memek kaka jonn,memek kaka udah basah banget ini jon,,,
    Kata ka seli sambil mendesah keenakan
    Oke ka saya masukin iya,,,,

    Sepertinya emang udah lama gak di pake,,memek ka seli seret banget kaya masih ranum,,apa memang kontolku yang gede,,
    Aku masukin perlahan ke memek ka seli
    Ahh h h hhhhh h h jonn, ,sakit , . . .. . . jon
    Tahan ka, memeknya seret banget, iya jon kontolmu emang gede,
    Blesss, , ,, , bless , , , ,bles , , ,,,,

    Ahirnya masuk juga walaupun belum sepenuhnya

    Dengan liar aku mulai memaikan memek ka seli, , ,
    Erangan erangan mulai keluar dari mulut ka seli
    Ahhhh ahhhhh ahhhhh terus jon. , . . .
    Dengan posisi doggy style aku mulai lebih kencang mengocok memek ka seli’’
    Jonniii kaka udah mau keluar, , , , ,
    Ya udah ka keluarin aja,,,
    Cengkraman ka seli sangat kuat,seolah olah menikmati kedasyatan permainan ini


    Crot, , , , crot, ,, , seeeeeerrrr
    Ahhh ahkkk ahhhkkk. . . .. . .
    Ka seli tengkurep lemas, , , ,
    Kubalikan badan ka seli ku masukan lagi penisku ke dalam memek ka seli yang udah becek banget
    Kukocok memek ka seli ,,,kumainkan maju mundur,,
    Nafsuku makin memuncak melihat toket ka seli yang super toge
    Bergoyang naik turun,

    Kaka aku sayang padamu,,memek kamu enak banget ka,,
    Kugenjot terus,keringatku sampai menetes ke tubuh ka seli
    Permainan semakin panas,aku sudah gak kuat,
    Ka aku udah mau keluar,,,
    Keluarin di dalem aja jon…
    Semakin kencang genjotanku
    Dan croooooooooooooooooooooooooott. . . . .. .crooooooooooot crottttttttt
    Ahkkk . . . . .. . .akh .. . . . .akh . .. . .. . . .
    Ku muntahkan semua spermaku ke dalam memek ka seli
    Ka seli membisikan ke telingaku”kamu hebat banget jon”
    Sambil di ciumnya aku Agen Joker128


    Ku baringankan tubuhku menikmati sisa-sisa surga dunia,
    Jon aku sayang padamu,,
    Ka seli pun tidur menuju kamarnya
    lain kalo kita maen lagi kalo ada kesempatan kayak gini,”kata ka sely”
    Oke ka,,kami pun berpelukan…..

    Setelah kejadian itu kalo ada kesempatan kami sering bercinta. .
    Sampai ka seli hamil dan melahirkan , , ,
    Aku kaget ketika anaknya lahir,,sedikit dia mirip ama aku,,,
    Dan aku sangat berdosa dengan kejadian yang aku alami ini.

  • Cerita Sex Sedarah Selingkuh Dengan Keponakan

    Cerita Sex Sedarah Selingkuh Dengan Keponakan


    1718 views

    Cerita Sexs – Keponakanku yang baru menikah tinggal bersamaku karena mereka belum memiliki rumah sendiri. Tidak menjadi masalah bagiku karena aku tinggal sendiri setelah lama bercerai dan aku tidak memiliki anak dari perkawinan yang gagal itu. Sebagai pengantin baru, tentunya keponakanku dan istrinya, Ines, lebih sering menghabiskan waktunya di kamar.

    Pernah satu malam, aku mendengar erangan Ines dari kamar mereka. Aku mendekat ke pintu, terdengar Ines mengerang2, “Terus mas, enak mas, terus ……, yah udah keluar ya mas, Ines belum apa2″. Sepertinya Ines tidak terpuaskan dalam ‘pertempuran” itu karena suaminya keok duluan. Beberapa kali aku mendengar lenguhan dan diakhiri dengan keluhan senada. Kasihan juga Ines.

    Suatu sore, sepulang dari kantor, aku lupa membawa kunci rumah. Aku mengetok pintu cukup lama sampai Ines yang membukakan pintu. Aku sudah lama terpesona dengan kecantikan dan bentuk tubuhnya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. Ines hanya mengenakan baju kimono yang terbuat dari bahan handuk sepanjang hanya 15cm di atas lutut.

    Paha dan betis yang tidak ditutupi daster itu tampak amat mulus. Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar. Pinggangnya kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dada atasnya belum sempat diikat secara sempurna, menyebabkan belahan toket yang montok itu menyembul di belahan baju, pentilnya membayang di kimononya. Rupanya Ines belum sempat mengenakan bra. Lehernya jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya.

    Agaknya Ines sedang mandi, atau baru saja selesai mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, kon tolku berdiri melihat tubuhnya. Dari samping kulihat toketnya begitu menonjol dari balik kimononya. Melihat Ines sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh tersebut digeluti dari arah belakang. Aku berjalan mengikutinya menuju ruang makan. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kon tolku di gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas toket montoknya habis-habisan.

    “Sori Nes, om lupa bawa kunci. Kamu terganggu mandinya ya”, kataku. “Udah selesai kok om”, jawabnya. Aku duduk di meja makan. Ines mengambilkan teh buatku dan kemudian masuk ke kamarnya. Tak lama kemudian Ines keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, mempertontonkan tonjolan toket yang membusung. Ines tidak mengenakan bra, sehingga kedua pentilnya tampak jelas sekali tercetak di dasternya. Ines beranjak dari duduknya dan mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Pada posisi membelakangiku, aku menatap tubuhnya dari belakang yang sangat merangsang.

    Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. kesempatan bagiku untuk menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Ines tidak menyadari bahwa belahan daster di dadanya mempertontonkan toket yang montok kala agak merunduk. kon tolku pun menegang. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. “Nes, kamu gak puas ya sama suami kamu”, kataku to the point. Ines tertunduk malu, mukanya semu kemerahan. “Kok om tau sih”, jawabnya lirih. “Om kan pernah denger kamu melenguh awalnya, cuma akhirnya mengeluh.

    Suami kamu cepet ngecretnya ya”, kataku lagi. “Iya om, si mas cepet banget keluarnya. Ines baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Kesel deh jadinya, kaya Ines cuma jadi pemuas napsunya aja”, Ines mulai curhat. Aku hanya mendengarkan curhatannya saja. “Om, mandi dulu deh, udah waktunya makan. Ines nyiapin makan dulu ya”, katanya mengakhiri pembicaraan seru. “Kirain Ines nawarin mau mandiin”, godaku. “Ih si om, genit”, jawabnya tersipu. “Kalo Ines mau, om gak keberatan lo”, jawabku lagi. Ines tidak menjawab hanya berlalu ke dapur, menyiapkan makan. Sementara itu aku masuk kamarku dan mandi. kon tolku tegang gak karuan karena pembicaraan seru tadi.

    Selesai mandi, aku hanya memakai celana pendek dan kaos, sengaja aku tidak memakai CD. Pengen rasanya malem ini aku ngen totin Ines. Apalagi suaminya sedang tugas keluar kota untuk beberapa hari. kon tolku masih ngaceng berat sehingga kelihatan jelas tercetak di celana pendekku. Ines diam saja melihat ngacengnya kon tolku dari luar celana pendekku. Ketika makan malem, kita ngobrol soal yang lain, Ines berusaha tidak mengarahkan pembicaraan kearah yang tadi. Kalo Ines tertawa, ingin rasanya kulumat habis-habisan bibirnya. Ingin rasanya kusedot-sedot toket nya dan ingin rasanya kuremas-remas pantat kenyal Ines itu sampai dia menggial-gial keenakan.

    Selesai makan, Ines membereskan piring dan gelas. Sekembalinya dari dapur, Ines terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika Ines membawa peralatan makan ke dapur. Betis kanan Ines membentur rak kayu. “Aduh”, Ines mengerang kesakitan. Aku segera menolongnya. Punggung dan pinggulnya kuraih. Kubopong Ines kekamarnya. Kuletakkan Ines di ranjang. Tercium bau harum sabun mandi memancar dari tubuhnya. Belahan daster terbuka lebih lebar sehingga aku dapat dengan leluasa melihat kemontokan toketnya.

    Nafsuku pun naik. kon tolku semakin tegang. ketika aku menarik tangan dari pinggulnya, tanganku tanpa sengaja mengusap pahanya yang tersingkap. Ines berusaha meraih betisnya yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis nya. Aku pun berusaha membantunya. Kuraih betis tersebut seraya kuraba dan kuurut bagian betis yang memar tersebut. “Pelan om, sakit”, erangnya lagi. Lama-lama suaranya hilang. Sambil terus memijit betis Ines, kupandang wajahnya. Matanya sekarang terpejam. Nafasnya jadi teratur. Ines sudah tertidur. Mungkin karena lelah seharian membereskan rumah. Aku semakin melemahkan pijitanku, dan akhirnya kuhentikan sama sekali.

    Kupandangi Ines yang tengah tertidur. Alangkah cantiknya wajahnya. Lehernya jenjang. Toketnya yang montok bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafas tidurnya. pentilnya menyembul dari balik dasternya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar. Daster tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga CD yang kecil. Terbayang dengan apa yang ada di balik CDya, kon tolku menjadi semakin tegang. Apalagi paha yang putih terbuka karena daster yang tersingkap. Kuelus betisnya. Kusingkapkan bagian bawah dasternya sampai sebatas perut.

    Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Di atas paha, beberapa helai bulu jembut keluar dari CD yang minim. Sungguh kontras warnanya. Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih. Kueluskan tanganku menuju pangkal pahanya sambil kuamati wajah Ines. Kueluskan perlahan ibu jariku di belahan bibir no noknya. kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar. Kemudian aku melepas celana pendekku. Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis nya.

    Kutempelkan kepala kon tolku yang sudah ngaceng berat di pahanya. Rasa hangat mengalir dari paha Ines ke kepala kon tolku. kugesek-gesekkan kepala kon tol di sepanjang pahanya. kon tolku terus kugesek-gesekkan di paha sambil agak kutekan. Semakin terasa nikmat. Nafsuku semakin tinggi. Aku semakin nekad. Kulepaskan daster Ines, Ines terbangun karena ulahku. “Om, Ines mau diapain”, katanya lirih. Aku terkejut dan segera menghentikan aksiku. Aku memandangi tubuh mulus Ines tanpa daster menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilnya berdiri tegak.

    “Nes, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak”, kataku perlahan sambil mencium toket nya yang montok. Ines diam saja, matanya terpejam. Hidungku mengendus-endus kedua toket yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku.pentil toket kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika pentil itu kugencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. “Om…”, rintihnya, rupanya tindakanku membangkitkan napsunya juga. Karena sangat ingin merasakan kenikmatan dien tot, Ines diam saja membiarkan aku menjelajahi tubuhnya. kusedot-sedot pentil toketnya secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku.

    Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajah Ines tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toket harum itu kuciumi dan kusedot-sedot secara berirama. kon tolku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli toket dengan bibir, lidah, dan wajahnya, aku terus menggesek-gesekkan kon tol di kulit pahanya yang halus dan licin. Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Ines. perlahan-lahan bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian.

    Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke perut dan pinggang Ines. Sementara gesekan-gesekan kepala kon tolku kupindahkan ke betisnya. Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. wajahku bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan. Kecupanku pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut jembutnya yang keluar dari CDnya. Lalu kuendus dan kujilat CD pink itu di bagian belahan bibir no noknya. Ines makin terengah menahan napsunya, sesekali terdengar lenguhannya menahan kenikmatan yang dirasakannya.

    Aku bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuhnya. kon tolku yang tegang kutempelkan di kulit toket Ines. Kepala kon tol kugesek-gesekkan di toket yang montok itu. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala kon tol terus kugesekkan di toketnya, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu. Kuraih kedua belah gumpalan toket Ines yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Ines dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kon tolku kujepit dengan kedua gumpalan toketnya. Kini rasa hangat toket Ines terasa mengalir ke seluruh batang kontolku.

    Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kon tolku di cekikan kedua toket Ines. Kekenyalan daging toket tersebut serasa memijit-mijit batang kon tolku, memberi rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kon tolku terlihat mencapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kon tolku tersembunyi di jepitan toketnya. Lama-lama gerak maju-mundur kon tolku bertambah cepat, dan kedua toket nya kutekan semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan di batang kon tolku semakin kuat. Aku pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketnya. Ines pun mendesah-desah tertahan, “Ah… hhh… hhh… ah…”

    kon tolku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toket Ines. Oleh gerakan maju-mundur kon tolku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tanganku di kedua toketnya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadanya yang menjepit batang kon tolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kon tolku di dalam jepitan toketnya. Dengan adanya sedikit cairan dari kon tolku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kon tolku dengan toketnya. “Hih… hhh… … Luar biasa enaknya…,” aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafas Ines menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirnya , yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, “Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahan Ines semakin membuat nafsuku makin memuncak.

    Gesekan-gesekan maju-mundurnya kon tolku di jepitan toketnya semakin cepat. kon tolku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kon tolku berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa. “Enak sekali, Nes”, erangku tak tertahankan.. Aku menggerakkan maju-mundur kon tolku di jepitan toket Ines dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari kon tol ke syaraf-syaraf otakku. Kulihat wajah Ines. Alis matanya bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketnya. Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketnya itu.

    Toket sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing kon tol dan menggesek-gesekkan kepala kon tol dengan gerakan memutar di kulit toketnya yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas toket kiri Ines, kon tolku kugerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kon tolku kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di lobang pusarnya.

    kucopot CD minimnya. Pinggul yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perut yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang no noknya. Kedua paha mulus Ines kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan no noknya. Aku pun mengambil posisi agar kon tolku dapat mencapai no nok Ines dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang kon tol, kepalanya kugesek-gesekkan ke jembut Ines.

    Rasa geli menggelitik kepala kon tolku. kepala kon tolku bergerak menyusuri jembut menuju ke no noknya. Kugesek-gesekkan kepala kon tol ke sekeliling bibir no noknya. Terasa geli dan nikmat. kepala kon tol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang no nok itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan kon tolku sambil terus memasuki lobang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut no nok Ines. Jepitan mulut no nok itu terasa hangat dan enak sekali. Kembali dari mulut Ines keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi. kon tolku semakin tegang.

    Sementara dinding mulut no nok Ines terasa semakin basah. Perlahan-lahan kon tolku kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Secara perlahan kumasukkan kon tolku ke dalam no nok. Terbenam sudah seluruh batang kon tolku di dalam no nok Ines. Sekujur batang kon tol sekarang dijepit oleh no nok Ines dengan sangat enaknya. secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kon tolku ke dalam no noknya. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam no nok hanya kepala kon tol saja. Sewaktu masuk seluruh kon tol terbenam di dalam no nok sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kon tolku. Aku terus memasuk-keluarkan kon tolku ke lobang no noknya.

    Alis matanya terangkat naik setiap kali kon tolku menusuk masuk no noknya secara perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya terkatup rapat. Dari mulut sexy itu keluar desis kenikmatan, “Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Aku terus mengocok perlahan-lahan no noknya. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali kukocok secara perlahan no noknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot no nok pada kon tolku. Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kon tolku dari no nok Ines. Namun kini tidak seluruhnya, kepala kon tol masih kubiarkan tertanam dalam mulut no noknya. Sementara batang kon tol kukocok dengan jari-jari tangan kananku dengan cepatnya

    Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Ines. Ines mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kon tolku pada dinding mulut no noknya, “Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…”

    Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kon tolku ke dalam no nok Ines. Dan kukocok perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada no noknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kon tolku. Aku sampai tak kuasa menahan ekspresi

    keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, “Nes… no nokmu luar biasa… nikmatnya…”

    Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kon tolku. Berarti beberapa saat lagi aku akan ngecret. Kucopot kon tolku dari no nok Ines. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kon tolku mudah mencapai toketnya. Kembali kuraih kedua belah toket montok itu untuk menjepit kon tolku yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kon tolku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. kon tol kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan toketnya. Cairan no nok Ines yang membasahi kon tolku kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kon tolku dan kulit toketnya. “Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, aku merintih-rintih keenakan. Ines juga mendesis-desis keenakan, “Sssh.. sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke bawah. Aku mempercepat maju-mundurnya kon tolku. Aku memperkuat tekananku pada toketnya agar kon tolku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kon tolku. Rasa hangat menyusup di seluruh kontolku.

    Karena basah oleh cairan no nok, kepala kon tolku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toket Ines. Leher kon tol yang berwarna coklat tua dan helm kon tol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketnya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kon tolku semakin menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kon tolku pada toket Ines. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kon tolku di toket montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kon tolku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocokkan kon tol di kempitan toket indah Ines dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar

    biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananku. “Ines…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak-beliak. Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kon tolku saat menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!

    Pejuku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahang Ines. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leher Ines. Peju yang tersisa di dalam kon tolku pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal lehernya, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketnya. Aku menikmati akhir-akhir kenikmatan. “Luar biasa… nes, nikmat sekali tubuhmu…,” aku bergumam. “Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kata Ines lirih. “Gak apa kalo om ngecret didalem Nes”, jawabku.

    “Gak apa om, Ines pengen ngerasain kesemprot peju anget. Tapi Ines ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Ines ngerasain kenikmatan seperti ini”, katanya lagi. “Ini baru ronde pertama Nes, mau lagi kan ronde kedua”, kataku. “Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabnya. “Kok tadi kamu diem aja Nes”, kataku lagi. “Bingung om, tapi nikmat”, jawabnya sambil tersenyum. “Engh…” Ines menggeliatkan badannya. Aku segera mengelap kon tol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. beberapa lembar tissue kuambil untuk mengelap pejuku yang berleleran di rahang, leher, dan toket Ines. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan pejuku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya. “Mo kemana om”, tanyanya. “Mo ambil minum dulu”, jawabku. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua”, katanya. Rupanya Ines sudah pengen aku menggelutinya sekali lagi.

    Aku kembali membawa gelas berisi air putih, kuberikan kepada Ines yang langsung menenggaknya sampe habis. Aku keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas aku memandangi toket indah yang terhampar di depan mataku tersebut. mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar indah. Terus tatapanku jatuh ke no noknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat. Betapa enaknya ngen totin Ines. Aku ingin mengulangi permainan tadi, menggeluti dan mendekap kuat tubuhnya. Mengocok no noknya dengan kon tolku dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan pejuku di dalam no noknya sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.

    “Ines…,” desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Sementara Ines pun tidak mau kalah. Bibirnya pun menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku. Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuhnya sekarang berada dalam dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Ines pun mempererat pelukannya pada diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketnya yang membusung terasa semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Ines mulai meremas-remas kulit punggungku.

    Ines mencopot celanaku.Ines pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh Ines sambil melumat kembali bibirnya. Aku terus mendekap tubuhnya sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketnya yang montok menekan ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilnya seolah-olah menggelitiki dadaku. kon tolku terasa hangat dan mengeras. Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar Ines, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. kon tolku tergencet perut bawahku dan perut bawah Ines dengan enaknya.

    Sementara bibirku bergerak ke arah lehernya.kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku. “Ah… geli… geli…,” desah Ines sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya terbuka dengan luasnya. Ines pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas toket tersebut dengan perasaan gemas.

    Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Kugeluti belahan toket Ines, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah toketnya sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan toket itu. bibirku bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Kuciumi bukit toket nya, dan kumasukkan pentil toket di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot pentil toket kiri Ines.

    Kumainkan pentil di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. “Ah… ah… om… geli…,” Ines mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada pentilnya. “Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…” Aku semakin gemas.

    toket Ines itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya pentilnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. “Ah…om… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ines mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.

    Sampai akhirnya Ines tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Jari-jari tangan kanan Ines yang mulus dan lembut menangkap kon tolku yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. Batang kon tolnya besar ya”, ucapnya. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketnya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kon tolku secara berirama. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kon tolku.

    kurengkuh tubuhnyadengan gemasnya. Kukecup kembali daerah antara telinga dan lehernya. Kadang daun telinga sebelah bawahnya kukulum dalam mulutku dan kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang. Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah toketnya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kananku menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas kuat bukit toket kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang bebau harum, kon tolku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke perutnya. Ines pun menggelinjang ke kiri-kanan.

    “Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli… geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” Ines merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di toketnya. Akibatnya pinggulnya menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kon tolku yang sedang menggesek-gesek dan menekan-nekan perutnya merasa semakin keenakan. “Ines… enak sekali Ines… sssh… luar biasa… enak sekali…,” aku pun mendesis-desis keenakan.

    “Om keenakan ya? Batang kon tol om terasa besar dan keras sekali menekan perut Ines. Wow… kon tol om terasa hangat di kulit perut Ines. tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintih Ines. “Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” Ines semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratku. Dia sudah makin liar saja desahannya, rupanya dia sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa aku ini om dari suaminya. “om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali… Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… kon tol om … besar sekali… kuat sekali…”

    Ines menarik wajahku mendekat ke wajahnya. bibirnya melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau kalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak tanganku kuremas-remas dengan gemasnya. Kemudian aku menindihi tubuh Ines. kon tolku terjepit di antara pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kon tolku yang tegang dan keras. Akhirnya aku tidak sabar lagi. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kon tolku untuk mencari liang no noknya.

    Kuputar-putarkan dulu kepala kon tolku di kelebatan jembut disekitar bibir no nok Ines. Ines meraih batang kon tolku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu terbuka agak lebar. “Om kon tolnya besar dan keras sekali” katanya sambil mengarahkan kepala kon tolku ke lobang no noknya. kepala kon tolku menyentuh bibir no noknya yang sudah basah. dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, kon tol kutekankan masuk ke liang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku pun terbenam di dalam no noknya. Aku menghentikan gerak masuk kon tolku.

    “Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ines protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kon tolku hanya masuk ke lobang no noknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kon tolku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ines menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. “Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! kon tolku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam no nok Ines dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya.

    Sementara kulit batang kon tolku bagaikan diplirid oleh bibir no noknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! “Auwww!” pekik Ines. Aku diam sesaat, membiarkan kon tolku tertanam seluruhnya di dalam no nok Ines tanpa bergerak sedikit pun. “Sakit om… ” kata Ines sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya. Aku pun mulai menggerakkan kon tolku keluar-masuk no nok Ines. Aku tidak tahu, apakah kon tolku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang no nok Ines yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kon tolku yang masuk no noknya serasa dipijit-pijit dinding lobang no noknya dengan agak kuatnya.

    “Bagaimana Nes, sakit?” tanyaku. “Sssh… enak sekali… enak sekali… kon tol om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang no nok Ines..,” jawabnya. Aku terus memompa no nok Ines dengan kon tolku perlahan-lahan. toketnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku. kon tolku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot no noknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kon tolku menyentuh suatu daging hangat di dalam no nok Ines. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kon tol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

    aku mengambil kedua kakinya dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kon tolku tidak tercabut dari lobang no noknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ines kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok no noknya perlahan dengan kon tolku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku.

    Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kon tolku maju-mundur perlahan di no nok Ines. Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah toketnya. Masih dengan kocokan kon tol perlahan di no noknya, tanganku meremas-remas toket montok Ines. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. pentil itu semakin mengeras, dan bukit toket itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ines pun merintih-rintih keenakan.

    Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. “Ah… om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. kon tol om membuat no nok Ines merasa enak sekali… Nanti jangan dingecretinkan di luar no nok, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kon tolku di no nok Ines. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat… Terus om, terus… ” Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ines. Tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kon tolku di no nok Ines. Terus dan terus. Seluruh bagian kon tolku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh no nok Ines. Mata Ines menjadi merem-melek. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

    “Sssh… sssh… Ines… enak sekali… enak sekali no nokmu… enak sekali no nokmu…” “Ya om, Ines juga merasa enak sekali… terusss… terus om, terusss…” Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. “Omi… sssh… sssh… Terus… terus… Ines hampir nyampe…

    sedikit lagi… sama-sama ya om…,” Ines jadi mengoceh tanpa kendali. Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau ngecret. Namun aku harus membuatnya nyampe duluan. Sementara kon tolku merasakan no nok Ines bagaikan berdenyut dengan hebatnya. “Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Tiba-tiba kurasakan kon tolku dijepit oleh dinding no nok Ines dengan sangat kuatnya. Di dalam no nok, kon tolku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari no nok Ines dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ines meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Ines pun berteriak tanpa kendali: “…keluarrr…!” Mata Ines membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ines kurasakan mengejang.

    Aku pun menghentikan genjotanku. kon tolku yang tegang luar biasa kubiarkan tertanam dalam no nok Ines. kon tolku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan no nok Ines. Kulihat mata Ines memejam beberapa saat dalam menikmati puncaknya. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding no noknya pada kon tolku berangsur-angsur melemah, walaupun kon tolku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ines lalu kuletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ines dengan mempertahankan agar kon tolku yang tertanam di dalam no noknya tidak tercabut.

    “Om… luar biasa… rasanya seperti ke langit ke tujuh,” kata Ines dengan mimik wajah penuh kepuasan. kon tolku masih tegang di dalam no noknya. kon tolku masih besar dan keras. Aku kembali mendekap tubuh Ines. kon tolku mulai bergerak keluar-masuk lagi di no nok Ines, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding no nok Ines secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kon tolku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kon tolku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh no nok Ines beberapa saat yang lalu.

    “Ahhh… om… langsung mulai lagi… Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di no nok Ines.. Sssh…,” Ines mulai mendesis-desis lagi. Bibirku mulai memagut bibir Ines dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas toket Ines serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kon tolku di no noknya. “Sssh… sssh… sssh… enak om, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis Ines. Sambil kembali melumat bibir Ines dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kon tolku di no noknya. Pengaruh adanya cairan di dalam no nok Ines, keluar-masuknya kon tol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Ines tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, “Om… ah… ”

    kon tolku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari toketnya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ines menyusup ke bawah dan memeluk punggungnya. Tangan Ines pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kon tolku ke dalam no nok Ines sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kon tol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk no nok Ines sedalam-dalamnya. kon tolku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding no nok Ines. Sampai di langkah terdalam, mata Ines membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar no nok, kon tol kujaga agar kepalanya tetap tertanam di lobang no nok.

    Remasan dinding no nok pada batang kon tolku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir no nok yang mengulum batang kon tolku pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini Ines mendesah, “Hhh…” Aku terus menggenjot no nok Ines dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Tangan Ines meremas punggungku kuat-kuat di saat kon tolku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang no noknya. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kon tolku dan no nok Ines menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil Ines:

    “Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…” kon tolku terasa empot-empotan luar biasa. “Nes… Enak sekali Nes… no nokmu enak sekali… no nokmu hangat sekali… jepitan no nokmu enak sekali…”

    “Om… terus om…,” rintih Ines, “enak om… enaaak… Ak! Hhh…” Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kon tolku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kon tolku ke no noknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kon tolku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di kon tol pun semakin menghebat. “Ines… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu. “Om, Ines… mau nyamper lagi… Ak-ak-ak… aku nyam…”

    Tiba-tiba kon tolku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding no nok Ines mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kon tolku terasa disemprot cairan no nok Ines, bersamaan dengan pekikan Ines, “…nyampee…!” Tubuh Ines mengejang dengan mata membeliak-beliak. “Ines…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ines sekuat-kuatnya. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Pejuku pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejuku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding no nok Ines yang terdalam. kon tolku yang terbenam semua di dalam no nok Ines terasa berdenyut-denyut.

    Beberapa saat lamanya aku dan Ines terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Aku menghabiskan sisa-sisa peju dalam kon tolku. Cret! Cret! Cret! kon tolku menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam no nok Ines. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuh Ines maupun tubuhku tidak mengejang lagi.

    Aku menciumi leher mulus Ines dengan lembutnya, sementara tangan Ines mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil ngen totin Ines.

  • Cerita Sex Selingkuh Akibat Senam

    Cerita Sex Selingkuh Akibat Senam


    1825 views

    Duniabola99.org – Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana.

    Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan.
    “Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
    “Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”
    Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.
    “Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
    “Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.
    “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.
    “Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Fifi tak antar lagi ketempat ini.
    “Masalah apa Fi kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.
    “Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.
    Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.

    “Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Fifi mempersilahkan duduk.
    “Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
    Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Fifi yang ceplas ceplos itu.
    “Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh.
    “Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.
    Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Fifi yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.
    “Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.
    Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Fifi berdiri dan duduk disampingku.

    “De…”, sapanya manja.
    Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.
    “Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
    Pelan dan kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Fifi terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Fifi kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Fifi semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Fifi berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.

    Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku. Fifi hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Fifi hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Fifi mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.
    “Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.

    Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.

    Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Fifi semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Fifi semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Fifi dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.

    Fifi berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Fifi bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Fifi semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.

    “Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
    Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Fifi merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
    Aku tidak kuat dan, “Fi aku mau keluar”, lenguhku.
    Fifi hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Fifi terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Fifi. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
    Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Fifi dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,
    Fifi kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Fifi kembali mendorongku untuk tidur.
    “Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
    Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.

    Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Fifi semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Fifi yang semakin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.

    Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Fifi yang semakin liar pada penisku. Kepala Fifi tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Fifi berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Fifi semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Fifi tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.

    Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Fifi masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Fifi tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku.
    “Kenapa Fi…?”, tanyaku.
    Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”
    “Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.

    Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.
    Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”
    Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Fifi akan layani”
    Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya.

  • Cerita Sex Selingkuh Dapat Perawan

    Cerita Sex Selingkuh Dapat Perawan


    1881 views

    Cerita Sexs – Akan kuceritakan kisah ngentotku sama selingkuhanku yaitu Teh Salwa seorang akhwat istri dari kakak iparku Mas Fulan.Seperti yang pernah kuceritakan dalam kisahku ngentot teh salwa,aku masih terus melakukan perselingkuhan sampe sekarang.Bahkan aku punya anak dari teh Salwa.

    Siang itu,aku habis pulang dari Serpong untuk urusan bisnis.Karena bakal lewat Pamulang,iseng2 aku telpon Mas Fulan kakak iparku.Ya sekedar tanya kabar dan kalo bisa pengen mampir gitu.Aslinya pengen ketemu Teh Salwa coz dah lama gak ketemu.Hehehe,sekedar ingin menyalurkan hasrat kalo ada kesempatan.
    Tapi mas Fulan lagi gak ada di rumah.Dia lagi ngedosenin katanya.Tapi kalo mau mampir,dateng aja.Coz di rumah katanya ada teh Salwa istrinya.Yes,yes,ye….s!!!.Ini yang kuharapkan.Jadinya aku bisa ngentot tenang bareng teh Salwa.
    Sekitar setengah jam kemudian,aku nyampe di komplek perumahan tempat mas Fulan dan teh Salwa tinggal.Tak lupa aku membawa oleh wat mereka terutama anaknya mas Fulan,eh anakku lah buah perselingkuhanku dengan teh Salwa.
    Setelah nyampe,aku pencet bel dan bilang salam.Assalaamu’alaikum!!!.Tak berapa lama ada jawaban wa’alaikum salam dari dalam rumah kemudian pintu pun terbuka.

    Eh Eggy,ayo masuk.Sambutnya ramah.Dari mana Gy?Bareng Nafisah?Tanya dia.O…h,habis dari Serpong teh,ada urusan bisnis.Nggak lah teh,Nafisah mah lagi di rumah.Setelah duduk di kursi,teh Salwa bikinin aku minuman.Lalu sama2 duduk dan ngobrol.Mang bisnis apaan Gy?Adalah,pokoknya lumayan kataku.Ni oleh wat Najif.Kataku sambil ngasih bungkusan.Ah gak usah repot2 Gy.Gak juga teh,kan wat anakku.Jawabku sambil cengengesan.Teh salwa nyubit pahaku.A…w,sakit teh.
    Tadi Eggy habis dari Serpong,terus nelpon mas Fulan mo mampir,eh dia lagi ngajar katanya.Ya udah aku mampir kesini aja,toh dia juga nyuruh.Kataku sambil pindah duduk ke samping teh Salwa.
    Sayang,aku kangen.Langsung kupeluk teh salwa dan kukiz pipinya.Egy,tenang dulu donk.Aduh,eggy dah kuangen banget teh.
    Tanpa menunggu basa basi dulu,aku langsung menyergap teh Salwa.Dia sampe kewalahan loh.Langsung kupeluk dia sambil kuremas2 teteknya dari balik gamisnya.Gy,nanti ada orang!Kata dia dengan nafas berat.Ah biarin teh.Kan mas Fulan lagi ngajar ngedosenin.Tukasku. Hokibet

    Tanpa menunggu lama,aku langsung menarik rok dia keatas.Kuremas memeknya dari balik CD-nya.A….h,sshhh!Teh Salwa mendesah dan mengerang.Pelan2 donk Eggy.Kata Teh Salwa.Eggy dah gak kuat teh,kangen banget ma teteh.Dah lama kita gak ngentot sayang.Kataku sambil menarik dan melepas jilbab dan gamis dia.Setelah dia telanjang,aku membaringkan dia di sofa.Tanpa menunggu lama,aku langsung menjilati seluruh badan dia.Dengan terburu2 aku pun melepas semua pakaianku.
    Kubuka kedua paha dia dan langsung aku menyerbu memeknya.Kujilati memeknya dan kusedot itilnya.A….h,mmmhh,sshhh,o….h,terus saya….ng!Teh Salwa merintih dan mengerang mendapatkan serangan dari aku.
    Lalu,tanpa menunggu lama aku menindih dia dan mengarahkan kontolku ke lobang memeknya.Aku menggesek2 dulu sebentar,lalu slep,blez.Kontolku langsung ilang ditelan memek teh Salwa.A….h,nikmat banget.Memeknya tetep sempit dan peret men.Maklum dia lahiran lewat cesar.

    Kudiamkan kontolku sejenak merasakan kedutan dan remasan memek teh Salwa.Lalu aku mulai memompa kontolku.Plok plok plok.Suara paha kami beradu.A…..h,ssshh,yang kenceng saya….ng!Teh Salwa mengerang dengan keras merasakan nikmatnya sodokan kontolku.Kami terus bergumul.Entah berapa kali teh Salwa dapet orgasme.Yang jelas aku belum.
    Sekitar 15 menit kemudian,aku pun menyusul mau orgasme.Sayang,egy mau dapet neh!A…h,terus sayang,yang kence…ng!Teh Salwa berteriak kenceng.Aku pun semakin mempercepat sodokanku.A…h,o…h,saya….ng,eggy mo nyampe ne..h!Aku juga saya…ng!Lalu,se…r.Crot crot crot.Kontoku memuntahkan laharnya dengan banyak dalam memek teh Salwa.Teh Salwa memelukku dengan erat.Kedua kakinya mengapit kuat di pinggangku.Kami menikmati sisa2 dari orgasme kami.Kami saling berpelukan dengan lemasnya.

    Sedang asyiknya kami begitu,tiba2.”Astaghirulla….h!!!Tete….h!!!Lagi ngapain kalia….n???!!!.Kami terperanjat dan bangun.Kulihat di depan ada seorang cewek cantik berdandan akhwat sambil bertolak pinggang.Ampyu….n!Kacau deh!

    Ampyu….n,kiamat kubro ne.Teh Salwa gak bisa ngapa-ngapain.Wajahnya merah padam.Dia bagaikan patung aja.
    Astaghfirullaah!Bener2 gak nyangka.Ternyata teteh lebih dari bintang.Kata si cewek berapi2.Teh salwa gak ngejawab.Dia malah menangis.Hey kamu!Dasar baingan,binatang kamu!!Katanya ke aku.Bener2 kalian.Gak tahu malu.Katanya lagi.
    Maafin teteh de,teteh khilaf.Katanya sambil merangkul cewek itu.Ternyata dia adiknya teh salwa.Teteh gak tahu malu.Bener2 binatang.Aisyah gak bakal maafin teteh.Katanya sambil mendorong salwa.
    Aku hanya melongok aja menyaksikan itu.Ya dah mati kutu waktu itu.
    Siapa itu?Kata si Aisyah sambil menunjuk ke arahku.Ampun ais,jangan bilang sapa2.Teteh bener2 khilaf,tadi dia memaksa teteh.Dia adik ipar mas fulan.Biadab kalian!Katanya lagi.

    Lalu Aisyah menuju ke arahku.Plak,plak.Pipiku kena tampar dia.Syetan kamu.Tega bener kamu ngotorin kakak iparmu sendiri.Timpalnya.Anjrit.Denger gitu aku panas juga.Enak banget dia bilang gitu.Salwa lagi.Bilang dipaksa sama aku.Pas dia mau nampar aku lagi,langsung kutangkap tangannya.Kepalang tanggung dah.Fikirku.Eit,jangan gitu cantik.Tangan mu lembut banget ya.Syeta…n,lepasin tanganku.Kata dia sambil berusaha menarik tangannya pengen lepas.
    Hey cantik.Tanya kakakmu.Gue bermain sama2 senang tau.Ibli…s,lepaskan tanganku.Katanya lagi.
    Fikiranku dah gelap.Dah kepalang tanggung.Mending kugarap sekalian.Fikirku.Langsung kutarik dia ke sofa.Dia berusaha terus ingin lepas.Tangan kirinya berusaha mencakar mukaku.Tapi apa daya men.Tenaga cewek.Gini2 gue juga sabuk item karate sama taekwondo.

    Udah kutarik dan langsung kutindih dia.Syeta….n,lepasin aku jahannam.Dia teriak2 sambil berusaha ingin lepas.Udah diem cantik.Sebentar lagi kamu bakalan dapet yang enak.Timpalku.Tiba dia menggigit tanganku.Syetan.Sakit juga.Langsung aja dengan reflek kuhantam lehernya.A….kh.Dia pingsan men!Kubaringkan dia di sofa.
    Adik mu teh?Tanyaku sambil melirik teh salwa.Tiba2 plak,plak,salwa menampar mukaku,bajingan kamu Eggy.Kata dia sambil menangis.Udah lah teh.Toh kita dah ketahuan.Iya,gara2 kamu,hancur keluargaku.Gimana kalo dia bilang mas fulan?Isak Salwa.
    Tenang aja sayang,eggy jamin gak bakal sampe ketahuan,tenang aja say.Aku tertawa ngehkeh ke teh salwa.Mau ngapain kamu eggy?Tanya teh salwa pas melihatku mendekat ke arah Aisyah adiknya yang terbaring pingsan di sofa.Hehehe,mau ngasih yang enak adikmu.Tiba2 teh salwa memegang dan menarik tanganku.Jangan eggy!Jangan kau rusak adikku.Kata teh salwa memohon dan menghiba.Sudah kamu diam aja.Kamu mau keluargamu hancur?Apa mau dia ngoceh dan ngomongin kita selingkuh?Bisa dipenjara kita nanti.Gua kagak apa2,tapi kamu!!Mau nama baik kamu sebagai ustazah hancur?Bentakku ke teh Salwa.Tapi eggy,kata teh Salwa.Sudah diam aja.Liatin,eggy jamin dia gak bakal ngoceh.Timpalku.

    Lalu aku duduk samping sofa.Kuperhatikan aisyah yang lagi terbaring pingsan.Amboy,cantik banget.Idungnya mancung.Bulu matanya brow,lentik banget.Wajahnya itu loh,cantik khas indo Arab persis kek kakaknya salwa.Bedanya dia masih langsing coz masih 20tahun.Kupandangi wajahnya yang cantik,lalu kucium bibirnya.Anjri…t,sege banget.Lalu kuambil HP dan siap merekam.Eggy,mau ngapain kamu?Tanya salwa.Sudah kamu diam aja.Kamu mau ketahuan kalo kita selingkuh?Bentakku.Tenang aja.Aku gak bakal ngapa2in adikmu.Jawabku.Kesini aja,bantuin aku.Mesti ngapain aku gy?Timpal salwa.Udah,pegangin ne hp.Kamu rekamin aja.Eggy mau nelanjangin dia wat direkam.Biar bisa ngancam dia supaya diam gak ngoceh ke orang2 dan suami kamu.Eggy,kamu janji ya gak bakal ngapa2in adikku.Kata salwa.Iya,sudah kamu rekam aja.Timpalku.

    Ya karena mungkin fikiran salwa juga dah gelap,mau aja dia kusuruh ngerekam.Mungkin karena takut ketahuan dan imej dia yang ustazah takut hancur kali.Hehehehe.Jadi syetan juga dia mau bantuin gue ngegagahin adiknya.Lalu kutarik dan kulepas jilbabnya aisyah.Anjri….t,cantik banget euy dia tanpa jilbab.Rambutnya hitam panjang tapi ikal.Persis Salma Hayek euy.Aku sampe menelan ludah ngelihat leher dia yang jenjang.Kusuruh Salwa untuk merekam setiap yang aku lakukan.Lalu aku melepas seluruh gamisnya dan sekarang Aisyah tinggal memakai BH dan Cd.Alama….k!Putih dan mulus banget kulitnya.Kuusap2 seluruh tubuh dia.Begitu lembut dan licin.Pas kutarik BH nya,ambo…y,sekel banget brow.Teteknya bulet kek apel.Putingnya warna pink kecoklatan.Urat2 hijau kelihatan saking putih kulit teteknya.Salwa terus merekam setiap yang aku lakukan.Lalu aku mulai meremas dan menjilati teteknya Aisyah.Wa….h,nikmat betul.Ukurannya lumayan besar,34D.Kucupangi tetek dan lehernya.Lalu jilatanku terus turun ke perutnya.Wa….w,bener2 lembut dan licin kulitnya.Aku memberi isyarat Salwa supaya terus merekam.Kecupan dan jilatanku akhirnya sampe kebawah ke pangkal pahanya Aisyah.Sejenak kupandangi memek Aisyah yang masih terbungkus CD warna krem.Gila,memeknya tembem banget.Tampak jembutnya membayang di celdamnya.Lalu kucium dari luar.Mmmhh,memeknya wangi banget men.Kuhirup aroma yang keluar dari memek aisyah.Salwa terus merekam setiap apa yang kulakukan sama adiknya yang lagi pingsan.
    Lalu aku menarik dan melorotkan CD Aisyah kebawah.Subhaanallaah!Begitu indhnya.Memeknya diselimuti jembut yang tebal tapi tertata rapih.Mungkin dia rajin merawatnya.Sejenak aku pandangi memeknya itu.Nafasku dah gak karuan.Tapi aku berusaha mengatur nafasku itu.

    Kuusap-usap pahanya yang putih lembut Wow,halus banget!Kuelus dan kuusap2.Licin banget.Betisnya penuh bulu2 halus.Lalu kujilatin mulai dari kakinya keatas.Rasanya nikmat banget.
    Kubuka dan kurenggangkan kedua paha Aisyah.Kini dihadapanku terpampang lobang kenikmatan Aisyah yang aku yakin belum terjamah lelaki manapun.Lobangnya berwarana pink kecoklatan berbalut bulu jembut hitam nan lebat.
    Sejenak aku pandangi.Lalu aku menyibak labia mayoranya.Anjri…t,lobangnya sempit banget.Pasti nikmat kalo kontolku bisa bersarang didalamnya.Kuusap2 dengan jariku.Dalam pingsannya sepertinya Aisyah merasakan nikmatnya memeknya kuusap2.


    Kumainkan dan kupilin2 itilnya.Jakunku dah naik turun.Nafasku terasa berat terbawa birahi.Lalu mulutku hinggap di lobang kenikmatan Aisyah.Kujilati lobangnya dengan lidahku.Terasa asin2 gurih.Memeknya wangi sabun sirih.Menambah gairahku tuk terus menjilatinya.Pas kusedot itilnya,tiba2 dari memek Aisyah keluar cairan kentel berbau agak anyir dan rasanya asin2 sepet.
    Mungkin dia dah orgasme walaupun dia pingsan.Kini memeknya dah semakin basah oleh cairan yang habis kujilati.Lobang memeknya yang merah merekah kini tampak mengkilat.Aku dah gak mikirin teh Salwa ngerekam kegiatanku apa kagak.Yang jelas aku lagi terhanyut dalam kenikmatan menjilati memeknya Aisyah.

    Waktu kukobel memeknya dengan jariku,tampak pantat Aisyah bergerak2.Seakan ikut mengimbangi jilatanku.
    Kemudian aku memindahkannya kebawah diatas karpet persia yang tebal dan lembut.
    Kulihat teh Salwa yang merekam kegiatanku sepertinya ikut terlarut dan terhanyut.Sepertinya dia mau ikut.Tapi kubiarkan aja.
    Kuambil bantal dari sofa dan mengganjal pantatnya Aisyah.Kuremas pantatnya yang cukup semok.
    Kini aku dah bersiap,kuarahkan kontolku tepat di lobang memek Aisyah.Eggy,kamu mau ngapain?Tanya teh Salwa.Tenang aja sayang.Eggy cuman menggesek2nya doang.Jawabku.Teru aja rekam.Tambahku.
    Lalu aku mulai menggesek2 kontolku.A….h,nikmat banget.Memek Aisyah pun semakin basah dan licin aja.Terasa lobang memeknya berkedut2.

    Sambil menggesek2 kontolku,aku meremas teteknya yang sekal.Sesekali aku menyedot putingnya.Lehernya yang jenjang habis kujilat dan kucupang.Begitu juga kedua payudara Aisyah.Tampak bekas berwarna merah hasil cupanganku.
    Aku gak peduli,walau teh salwa melarangku untuk memasukkan kontolku kedalam memeknya Aisyah.Aku terus berusaha menggesek2 kontolku dan menekannya masuk pelan2.

    Biar teh salwa gak curiga,kusuruh dia merekamku dari depan.
    Sapa yang tahan,kalo kontol dah tepat diatas lobang memek.Begitu juga aku.Secara perlahan,sambil menggesek2 kontolku di memeknya,aku juga menekan kontolku biar bisa masuk.Gila,memeknya sempit banget men.Beberapa kali kontolku meleset.
    Tapi untungnya memek Aisyah dah licin dan becek oleh cairan.Hingga sambil meremas dan menjilati teteknya Aisyah,tangan kiriku tetap membantu dan mengarahkan kontolku supaya tepat di lobang memeknya dan membantu kontolku menerobos masuk.
    Kini kontolku dah masuk sebatas helemnya.Gila,sempit banget.Dan terasa seperti ada yang menghalangi.Mataku merem melek merasakan kehangatan memek Aisyah yang berkedut2 meremas2 kepala kontolku.Sambil mengalihkan perhatiannya teh Salwa supaya dia terus merekam,aku berusaha terus menekan kontolku supaya terus masuk.
    Secara perlahan tapi pasti,dengan menekan kuat pantatku kedepan,akhirnya kontolku bisa masuk setengahnya.A…h,nikmat banget.Memeknya terasa semakin meremas2 kontolku.Lalu dengan hentakan keras,akhirnya kontolku berhasil masuk seluruhnya.Kudiamkan sejenak kontolku didalam memeknya.A…h,terasa kontolku direms2 dan memek Aisyah seperti menyedot kuat kontolku.

    Aku dah gak peduli sama teh Salwa.Kini aku mulai memompa keluar masuk kontolku.Eggy,kamu masukin ya?Tanya teh Salwa.Aku gak jawab.Malah aku semakin kenceng memompa keluar masuk kontolku.Mataku merem melek merasakan nikmatnya jepitan memek Aisyah.Aku semakin kenceng menggenjot kontolku.Gak ku dengar teriakkan teh salwa.Aku larut dalm nikmatnya ngentot memek Aisyah yang perawan.

    Sekitar tujeh menitan lebih aku menggenjot kontolku keluar masuk.Aku merasakan sesuatu akan keluar dari kontolku.Maka aku semakin cepet dan kenceng memompa kontolku.Dan sedetik kemudian diiringi erangan kenikmatanku,A….h,ser,crot crot crot.Kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak dalam liang kenikmatan Aisyah.
    Lalu aku ambruk lemas diatas tubuh Aisyah.Gak kuhiraukan teh Salwa yang marah dan memukuli badanku.Aku masih merasakan sisa2 dari orgasmeku.

    Setelah kontolku lemas dan keluar sendiri dari memek Aisyah,aku terduduk lemas samping tubuh aisyah yang tertidur pingsan.
    Tiba2 plak plak,teh salwa menampar kedua pipiku.Gila kamu Eggy.Adikku kamu emba juga.Katanya sambil terisak dan emosi.Kubiarkan aja dia berceramah.Lalu kuhampiri dia dan kupeluk lalu kukiz.Sudahlah sayang.Toh semua dah terjadi.Teh salwa memukul2 tubuhku.Langsung aja kutindih dia.Dia berusaha berontak ingin lepas sampe hp yang tadi dipake merekan terlepas.Untung jatuh ke sofa.Sempat khawatir juga hp nya rusak.Gimana kalo rusak.Ntar rejamannya hilang.Lalu kutindih teh salwa diatas sofa.Tampak dia berontak.Tapi gak kupedulikan.Terus kuremas dan kukobel memeknya.Walau kontolku masih agak lin dan lemas,aku tetap merangsang teh Salwa

    Kutindih teh salwa diatas sofa.Kuremas teteknya dan kukobel memeknya.Tampak dia mulai terangsang.Langsung kulebarkan kedua pahanya,dan langsung kutusuk memeknya dengan kontolku.
    Aku gak memberi kesempatan jeda.Langsung kupompa dan kugenjot kontolku dengan ritme cepat.Mendapat serangan cepat dan mendadak membuat teh salwa gelagapan.Tapi tusukan kontolku sekarang membuatnya merem melek.Mulutnya gak berhenti merintih dan mengerang.Saya….ng,terus sayang,ena….k,a….h,mmmhh o…h.
    Pantat teh salwa bergoyang mengimbangi sodokan kontolku.Badan kami dah basah oleh keringat.Entah berapa kali teh salwa mendapat orgasme.Sedang aku terus menggenjot memeknya.Aneh juga aku lama sekali orgasme.Mungkin karena dah 2x maen sama teh salwa dan ngentot Aisyah.


    Teh salwa sampe ampun2an karena dah gak kuat.Saya….ng,udah sayang.Teteh dah gak kuat.Namun aku terus menggenjot kontolku.Saya…ng,kamu jaha….t,udah saya….ng.Teh salwa memohon2 agar aku udahan.Tapi kubiarkan aja.Sekitar 20menit aku menggentot memek teh salwa.Terasa sesuatu mau keluar dari kontolku.Maka aku semakin mempercepat sodokanku.Terdengar kecipak dan suara plok plok plok.Dan pada hentakan terakir.Seiring eranganku,a….kh,eggy nyampe te…h!Ser.Crot crot kontolku memuntahkan laharnya.Gak sebanyak tadi waktu pertama ngentot sama teh salwa.Dan ngecrot banyak sekali pas ngentot memek aisyah.Mungkin dah abiz kali.

    Aku jatuh lemas diatas tubuh teh salwa.Dia memelukku dengan erat.
    Setelah agak lama,aku mencabut kontolku dan duduk di sofa samping teh salwa.
    Tiba2 teh salwa bangun,dan plak plak.Pipiku ditamparnya.Gika kamu eggy.Bener2 bejat.Udah kakaknya,adiknya kamu embat juga.
    Udahlah sayang.Toh semuanya dah terjadi.Lagian kalo gak gitu,kita bakal ancur.Gimana kalo dia bilang mas fulan?Terus gimana kalo dia bilang ayah ibumu?Bisa ancur kita.Aku sih gak apa2.Tapi imej kamu yang ustazah gimana?Teh salwa akhirnya diam.
    Udah sayang,sekarang bantuin aku beresin adikmu.Mau kamu gimanain lagi Eggy?Udah bantuin aja.Ambilin air anget sama anduk kecil.Kataku.Teh salwa akhirnya ke dapur menyiapkan air hangat.Pas dia lagi kedapur,aku ngeliatin tubuh aisyah yang lagi pingsan.Gila nafsuku bangkit lagi men.Maka aku langsung menindih dia.Pas kubuka pahanya,kulihat di selangkangannya ada bercak darah bercampur peju.Tanpa banyak cingcong,kuarahkan kontolku yang udah bangun ke lobang memeknya.Gak seperti pertama tadi,kini kontolku dengan mudah masuk memek aisyah.Slep,blez.A….h.Memekmu enak banget aisyah.Beruntung sekali aku bisa ngentot memekmu yang perawan.

    Pas aku lagi genjot memeknya Aisyah,teh salwa dateng dari dapur dengan membawa sewadah air hangat dan handuk kecil.Eggy,ngapain kamu?Udah sini sayang.Ayo gabung aja.Nggak ah.Bejat kamu eggy.Udah sayang ayo sini.Akhirnya teh Salwa mau juga.Memang nafsu sex teh salwa sangat besar.Dia menaruh wadah dan handuk di meja.Lalu dia nyamperin kami.Sambil terus aku menggenjot memek aisyah,aku melakukan frenckiss sama teh salwa.Memeknya kukobel dengan tangan kananku.5menit kemudian,kontolku mau keluar lagi.Memang memek aisyah super sempit dan peret.Walau dia lagi pingsan,tapi kontolku seakan diremas2 dan disedot2 memeknya.Beda sama memek teh salwa yang udah turun mesin.Maka pada genjotan terakhir,kontolku memuntahkan laharnya.Teh salwa pun mengejang tanda orgasme karena kobelanku dimemeknya sangat cepat dan tepat di gispotnya.

    Setelah puas,aku dan teh salwa membersihkan tubuh aisyah dengan air hangat.Lalu kami memakaikan gamisnya dan jilbabnya dengan rapi.Aku dan teh salwa pun mandi bareng.Setelah itu kami pun sama2 berpakaian.Lalu kami keruang tamu lagi tuk melihat Aisyah.
    Kulihat dia masih pingsan bro.Hantamanku tadi tepat di tengkuknya.Memang dulu pas belajar karate,aku berlatih cara melumpuhkan lawan.Kemudian aku memijit dia.Dan ketika minyak angin kuarahkan ke hidung aisyah,akhirnya dia siuman.
    Dia yang kududukkan di kursi menatap kami berdua.Tiba-tiba dia terbangun dan menuju ke arahku mau menamparku.Tetapi dia….

    Limbung dan hampir terjatuh.Beruntung aku cepat menangkap dia.Bajingan lepaskan aku.Najis aku kena tanganmu.Kata dia.
    Kenapa kamu cantik?Jangan marah2 donk.Kataku sambil cengengesan.Kalian berdua bintang,syetan.Kata aisyah.Teh salwa nunduk dan diem.Awas,aku bakal ngomong sama mas fulan.Sama abi dan umi juga.Kata Aisyah mengancam.
    Siapa yang bejat sayang?Tanyaku sambil cengengesan.Kamu Eggy.Bener2 bejat kamu ya.Beraninya kamu merusak kakakku.
    A…h,kata siapa sayang.Tanya aja sama tetehmu.Apa mas Eggy maksa.Timpalku sambil ketawa.
    Lalu aku mengambil hp dan membuka file rekaman tadi.Aisyah sayang,kalo kamu mau bilang sama mas fulan silahkan.Sama abi umi juga silahkan,tapi lihat dulu ini.Aku memperlihatkan rekaman tadi sama Aisyah.Tiba2 dia jatuh duduk karena lemas.Wajah dia pucat pasi.

    Aisyah sayang,apa kamu gak merasakan perih di memekmu?Tanyaku sambil cengengesan.Udah,tinggal bilangin aja.Tapi kamu juga bakal ikutan loh.Aku balik mengancam.
    Lalu aku keluar rumah sebentar untuk menaruh hp di mobilku.Kemudian aku masuk lagi.Kulihat teh salwa terdiam.Sedang aisyah menangis sambil tangannya memukul2 sofa.
    Udah aisyah diam.Kamu jangan menangis.Awas kalo kamu macam2.Videonya akan mas eggy sebar.Semua orang bakal tahu.Terutama teman2 kampusmu.Ancamku.Udah nurut aja.Tenang,mas Eggy bakal tanggung jawab kalo kamu ada apa2.Tukasku.Tanya aja tetehmu.Mas Eggy dah lama selingkuh ma dia.Bahkan keponakanmu bukan anaknya mas fulan.Dia darah daging mas Eggy.Mendengar ini teh salwa diam menunduk.Aisyah terdiam kaget.Udah,sekarang ikutin aja kemauan mas eggy.Mas eggy juga tetep tanggung jawab ngurusin dan biayain teteh kamu.

    Kuhampiri Aisyah.Tampak air matanya berlinang.Teh salwa tetap diam dan membisu.Kutatap wajah dia.Tapi dia memalingkan mukanya.Tampak dia sangat marah dan benci.Tapi kupegang kepalanya dan kuusap2.Ku tatap matanya dan kupegang dagunya.Udah sayang,tenang aja.Mas Eggy bakal tanggung jawab.Lagian mas Eggy juga suka sama kamu.Asal kamu nurut,mau apa aja mas eggy kasih.Tapi kalo macem2,liatin aja.
    Lalu kukecup keningnya.Dia gak menghindar.Ya mungkin dia takut ancamanku.Teh salwa diem aja sambil ngeliatin kami.
    Lalu kupeluk aisyah dari samping.Dia tampak mau nolak,tapi kubisikin,inget ya Aisyah sayang,kamu harus nurut.Apa boleh buat.Gak ada pilihan lagi wat dia.Bahkan ku ancam,kalo mau bunuh diri juga silahkan.Tapi inget,kamu tahu juga kan hukumnya?Kataku sambil ketawa.

    Sekarang bukain pakaian mas Eggy,cepa…t!Bentakku.Kini Aisyah bener2 menuruti perintahku.Teh salwa cuman terisak melihat adiknya kuperlakukan begitu.Tapi dia gak bisa ngapa2in.Gak punya kuasa men!
    Ketika kulihat jam dinding,gila dah pukul dua.Aku sempet kaget juga.Lalu aku bilang ke teh salwa.Sayang,telponin suamimu kapan dia pulang.Pura2 aja mas Eggy pengen ketemu.Teh salwa menuruti perintahku.Dengan nada bicara yang datar seakan tanpa dosa dia nlp mas fulan suaminya.Ternyata jawabannya dia gak bisa pulang cepat.Sebab di kampusnya ada rapat dan seminar.Paling tidak juga pulangnya jam 9/jam 10 malam.Dia minta sampein maaf sama aku karena gak bisa nemuin.
    Yes,yes,ye….s.Itulah yang kuharapkan.

    Setelah aisyah melepas pakaianku sehingga tinggal aku memakai CD,aku meminta dia duduk di samping kananku.Begitu juga,aku meminta salwa duduk disamping kiriku.Bener2 kanan kiri oke gan.Aisyah,bukain CD mas Eggy!Dengan agak ragu2 dia menarik CD Raiderku kebawah.Dia tampak terkejut melihat kontolku yang gede dan berdiri tegak.Kenapa sayang,kamu suka ya?Dia diem aja.Lalu kusuruh dia ngemutin dan ngocok2 kontolku.

    Begitulah kawan,biar gak kepanjangan.Akhirnya Aisyah takluk juga.Kami akhirnya bisa bermain threesome sama kakak beradik.Setelah tahu nikmatnya ngentot,akhirnya Aisyah bermain sangat liar dan ganas.Dibarengin ganasnya permainan kakaknya teh salwa.Aku sampe kewalahan.Jam6 sore kami berhenti bermain.Setelah puas,aku lalu pulang.Berikutnya,dua hari kemudian aku nelpon aisyah dan kami menghabiskan malam yang indah di villa daerah cibodas.Sekarang gak ada paksaan lagi waktu bercinta.Setelah satu bulan aku sempat khawatir kalo dia hamil.Eh ternyata tidak.Maka pada masa awal dia mens,aku menyuruhnya ikut suntik KB yang 3bulan.Biar gak was2 kalo maen.Selama hampir dua tahun aku selingkuh sama kakak iparku teh Salwa dan adiknya Aisyah.Setelah itu,aisyah dapat jodoh dan menikah setelah lulus.Dia dibawa suaminya pergi ke Batam.Sebelum dia menikah,kami bermain dulu sama dia sampe puas.Tentu di rumah kakaknya teh salwa.Dan kami maen bertiga.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Atasan

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Atasan


    1994 views

    Cerita Sexs – Sebenarnya ini ceritaku yang baru aja terjadi baru2 ini lebih tepatnya sih bulan Juni 08,Namaku Ariel yah sebut saja begitu, umurku 23 tahun dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang.

    Aku sama sekali tidak menyangka kalau aku baru2 ini berhubungan dengan pria yang sudah beristri dan lebih gilanya lagi dia adalah salah satu atasanku di kantor. Dan parahnya aku ini masih bisa dibilang anak yang masih dipingit oleh orang tuaku, dan semuanya selalu mengatakan bahwa aku anak yang masih lugu dan polos padahal tidak ada satupun yang menyangka kalau anak seperti aku kadang bisa berbuat nakal atau gila.

    Cerita ini bermula ketika aku putus dari pacarku. Padahal dia sudah berjanji setia bakal menikahiku, ternyata dia malah mengingkari janjinya dengan alasan yang menyebalkan yaitu ‘Bosan’

    Padahal sudah banyak yang kami lakukan. hubungan kami dimulai dari sex, petting, HJ, BJ, dan Oral. Sedangkan Sex dia hanya melakukannya melalui dubur, kami belum pernah melakukannya di vagina. Mungkin karena takut hamil dan lain sebagainya.

    Meskipun begitu aku tetap saja merasa bahwa aku sudah tidak suci lagi meskipun vaginaku belum pernah dimasukkan oleh barang laki2.

    Dan terus terang aku merasa sangat kecewa dan sedih akan perlakuan pacarku itu. Dan ketika aku sedang patah hati itu, moment itu malah dimanfaatkan oleh atasanku sebut saja namanya Riki yang dari dulu memang suka menggodaku di kantor dan aku merasa risih terlebih karena statusnya suami orang. tapi ternyata baru aku tahu kalau aku tidak sebaik yang aku pikir.

    AKu yang dulu sangat dingin, akhirnya mulai mencair juga. Memang tidak ada yang paling mudah menggoda perempuan selain perempuan yang baru patah hati. Hal itu aku rasakan ketika pas pameran aku sudah mau diantar pulang olehnya, dan mw makan bareng ma dia. Hingga suatu hari aku dan rekan sekantorku yang cewek dan dia nonton bareng di bioskop. Di tengah2 film dia memegang tanganku aku diamkan saja, dan dia semakin yakin. Judi Bola Online

    Hari berikutnya aku diajak makan malam di wisma BNI 46, sekalian makan malam yang diadakan oleh salah satu partner, selama perjalanan dia sudah berani memelukku, menyentuhku dan mencium pipiku.Keesokannya lagi sehabis pulang kantor kami pulang bareng, dan dia mulai berani mencium bibirku, dan kami bercumbu dengan panas dan tangannya sudah mulai meremas2 dadaku. AKu membiarkannya saja karna aku tahu aku memang menginkannya apalagi pas saat aku sedang patah hati dari pacarku yang brengsek itu.

    Aku tahu hal ini akan terus berlanjut dan betul keesokan harinya ketika kantor lagi sepi kami mulai bercumbu dengan panas, lalu biasanya aku naik duluan ke atas dan setelah itu berikutnya dia menyusul lalu bekerja seperti biasanya.

    Aku tahu kadang aku merasa aku sangat nakal, aku sengaja turun ke bawah dan dia pun mengerti tidak lama kemudian pun dia turun ke bawah dan di depan WC kami bercumbu lagi, tangan kanannya yang tersemat cincin pernikahan itu menyentuh tubuhku, memelukku seakan tanpa merasa berdosa. Dia menyentuh kedua dadaku, dan juga vaginaku. Hingga yang membuatku tak percaya dia berani menarik bajuku hingga ia bisa mengisap puting dadaku. AKu sangat menikmatinya, aku tahu aku sangat gila… dan aku tidak bisa menghentikannya, sampai saat ini pun aku masih mengingat betapa atasanku ini sangat pandai dalam hal ini.

    Aku tahu kalau sebagai selingkuhannya aku harus menjalani hubungan rahasia. terlebih di kantor, hanya sahabatku Desi sepertinya sudah tahu akan hal ini, apalagi pas aku dan Desi menginap di salah satu hotel karena dekat dengan tempat pameran… atasanku datang dan seperti biasa kami ngobrol2, ketika desy sedang mandi ke kamar mandi, kami pun bercumbu dia mencium seluruh tubuhku dan hanya sebentar besoknya pun terjadi lagi, kami bercumbu di atas tempat tidur . Sepertinya Desy sudah mengetahui perselingkuhan ku ini tapi dia hanya pura2 tutup mata.

    Ketika itu di hotel, pas Desy juga sedang mandi di kamar mandi, aku dan dia bercumbu lagi seperti biasa dan sayangnya memang kami tidak sampai sex.

    hari berikutnya pun bergulir, atasanku pun resign sebelum dia resign kami pun pergi berdua. tentunya ini jam pulang kantor kami pun bebas. Di perjalanan tol, sambil menyupir dia mencium bibirku dengan panas sambil berusaha melepas bajuku, ya aku setengah telanjang, CD dan celana panjangku lepas hanya bajuku saja yang keangkat ke atas. akhirnya dia mengeluarkan barangnya dan menyuruhku untuk menghisapnya. aku agak merasa risih dan malu, sebenarnya aku dah pernah melakukannya dengan pacarku. akhirnya aku mau juga dan inilah yang aku takutkan aku sangat menikmatinya, mengulum barang pak RIki dengan sangat nikmat dan sengaja aku masukkan sangat dalam dan menjilat ujung kontolnya dan itu terjadi beberapa kali. Ketika masuk ke tol ke pondok kelapa, entah kenapa tiba2 saja aku menyerangnya, aku naik ke pangkuannya dan menciumnya dengan panas sampai dia berhenti di pinggiran jalan tol jari tengah kanannya pun memasukkan ke vaginaku dan entah sejak kapan tangan ku pun meremas barangnya yang besar itu. hingga dia memaksaku untuk sex dengannya tapi aku tetap tidak mau karena aku tidak mau hamil. akhirnya dia menyerah juga hingga kami mencari apotik yang buka tapi tidak ada. Yah mungkin emang bukan rejeki dia untuk dapetin perawan ku hehe =p
    hingga aku pun sampai di rumah tentunya aku kena marah habis2an karena pulang malam, seandainya ortuku tahu kalau aku tadi aku main gila dengan pria sudah beristri mungkin mereka bakal membunuhku.

    Hingga sampai hari ini, aku tetap menantikannya dan menunggunya di kantor, tapi dia belum jg datang, dia ad sms klw dia bakal datang ke kantor, karena pekerjaannya belum semua selesai dan dia harus menyelesaikannya sebelum dia resign.

    aku sangat sepi dan menantikannya terlebih ketika dia menyentuhku. Pak Riki, tolong jangan biarkan aku seperti ini, aku ingin disentuh lagi oleh bapak.. aku ingin selalu bersama dan aku sangat mencintai bapak apalagi ketika aku tahu kalau bapak resign karena aku, sepertinya sudah ada yang curiga selain Desy yang mengetahui perselingkuhan kami dan mungkin atasan kami berdua pun sudah tahu hal itu.

    aku tidak tahu apakah dia bisa mencuri keperawananku? Yah kita lihat saja nanti…… I dont think so.. hehe.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Teman Lama Seorang Istri Muda Pengusaha Kaya

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Teman Lama Seorang Istri Muda Pengusaha Kaya


    1576 views

    Duniabola99.org  – Suatu siang aku jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat
    refresing….ya..liat-liat cewek cantik.Begitu aku lagi liat kiri
    kanan..eee..tak taunya seseorang menubrukku .Wanita ini sepertinya habis
    belanja banyak dan tergesa-gesa hingga tak tahunya menubruk orang.

    Begitu
    bertabrakan…aku langsung membantu memberesi barang-barangnya yang
    berserakan.Tak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak
    sengaja menabraknya….walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf
    padaku.

    “Maaf ..mbak…nggak sengaja nih…”kataku padanya.
    “ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu Andy kan….”katanya padaku.
    “iya..saya Andy….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”
    “kamu nggak ingat sama aku ya…teman SMA kamu…yang suka jahilin kamu….”katanya padaku.
    “siapa ya….eeeee….maaf …Rani ya….SiBunga SMA “
    “Tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”
    “Maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..”
    “kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”
    “ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”kataku sedikit memujinya.
    “ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.
    “oh ya….kita kekafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…
    “ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya
    “ya..nggak masalah lagi….”

    Aku
    dan rani pergi kekafe langgananya Rani.Sampai disana ..kami memilih
    meja yang paling pojok.Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan
    nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk
    berlama-lama.

    “Gimana kabar kamu sekarang andy…..udah berkeluarga ya…”tanya rani padaku.
    “aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”
    “kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”tanyaku padanya.
    “aku udah married….udah 3 tahun”
    “asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”
    “ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi keLN…urusan bisnis katanya”
    eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”

    kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing
    Beberapa
    hari kemudian….Rani mengirim SMS keHP ku….isinya mengajak aku untuk
    main kerumahnya.SMSnya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat
    rumahnya..Beberapa menit kemudian…Rani membalas SMSku dan menyebutkan
    alamat rumahnya.

    Aku berangkat kerumah Rani…sibunga SMA.Tak lama
    kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah.Kubaca kembali alamat yang
    diberikan oleh Rani dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera
    didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.Kutekan bel yang ada
    didepanku.Beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan
    sendirinya.Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya.Aku
    berjakan menuju teras depan dan Rani telah menungguku disana.

    “Hii..gimana kabar kamu sekarang….”sapanya padaku.
    “Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”
    “iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”
    “nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”
    “ah..nggak apa-apa lagi…. dia lagi diLN sekarang nih…”
    “yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh”

    Kamipun masuk kedalam rumahnya Rani.Wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.
    “mari..silahkan duduk….jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri”
    “Thank’s….”dan akupun duduk
    “oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”kata siNyonya rumah.
    “jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.
    “ya…kalau yang panas…teh sama kopi…trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”balas siRani
    “trus kalau aku milih yang hangat gimana”tanyaku lagi.
    “ya…ada deh…”kata rani sedikit genit.
    “ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh”kataku coba menggodanya
    “ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”
    “ya..tergantung yang ngasih dunk…”

    Rani bangkit dari duduknya ….”bentar ya …aku kebelakang dulu”
    Ia
    pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu.Rani kembali lagi
    keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange .Dia meletakkannya
    datas meja.

    “Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.
    “yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”
    Akupun duduk kembali.
    “Ran…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”
    “ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia”katanya mulai serius
    “memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”
    “bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”
    “selebihnya
    ..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi
    kamu bisa bayangin deh..betapa aku sangat kesepian..”

    Rani mulai
    menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami
    setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian
    tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,Rani mengenakan kaos
    yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang
    sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu …sepertinya Rani
    tak mengenakan Bra…itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya
    yang padat dan berisi .Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik
    celana yang kukenakan.

    Rani bangkit dari duduknya dan pindah disampingku.Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.

    “Dy..aku kangen banget deh sama kamu….”katanya padaku
    “oya…”kataku padanya.
    “iya nih….apalagi sama…….”katanya terputus.
    “sama apa seh Ran…..”
    “sama…..sama ini nih….”katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.

    Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.

    Karena
    tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku,Rani tak memindahkan
    tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan
    batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang
    kukenakan.

    Perlahan ..mukaku dan muka Rani makin mendekat.Rani
    memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku.Kukecup bibirnya
    yang merah itu.Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi
    .Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya .Rani sangat bergairah sekali
    menyambut ciuman bibirku dibibirnya.

    Sementara itu tanganku tak
    tinggal diam.Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya.
    Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya
    Rani.Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan
    tanganku.Dan tangan Rani semakin liar begerilya diatas gundukan batang
    kejantananku yang mulai mengeras.

    Rani beranjak dari tempat
    duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat
    ditubuhnya.Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel
    ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung
    kaki.Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung
    didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang
    lebat menandakan kalau Rani type wanita haus seks.

    Rani kembali
    duduk bersimpuh dihadapanku.Kali ini ia mulai membuka celana panjang
    yang masih kukenakan.Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang
    kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku.Namun tak
    berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku
    yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.

    Tangannya yang halus
    itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin
    membesar .Rani mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil
    itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua
    buah biji pelerku.Beberapa saat lamanya Rani menikmati batang
    kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan
    persendianku.

    Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya .Hingga sesuatu
    terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari
    ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Rani dan
    menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung
    tenggorokannya.

    “Akhhh..Ran..aku mau keluar nih”erangku padanya

    Beberapa
    detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Rani.Tanpa merasa jijik
    sedikitpun Rani menelan setiap tetes spermaku.Dan sambil tersenyum
    ..Rani menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang
    kemaluanku.

    Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai
    orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok
    Rani dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku
    untuk memulai babak permainan berikutnya.Aku membuka kedua kaki Rani
    lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.Dengan
    penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus
    itu.Rani menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit
    perutnya yang ramping.

    Rani merasakan dirinya seolah terbang
    kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ
    sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang
    berada diluar negri.Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada
    bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh
    suaminya.Desahan…erangan dan jeritan Rani makin menbuatku bersemangat
    menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.

    “Sayang….cepet dunk masukin punyamu kememek aku….udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.

    Akupun
    memenuhi permintaan Rani yang sudah tidak tahan menunggu batang
    kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya
    Rani.
    Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Rani.

    Aku
    mulai maju mendorong pantatnya Rani.Beberapa kali kucoba selalu
    meleset.Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit
    untuk menembus lubang vaginanya yang rapet.Namun setelah beberapa kali
    mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya
    Rani.

    Tanpa membuang waktu lagi,kugerakkan pantatku maju mundur
    menusuk memeknya Rani.Dengan penuh nafsu,Rani menikmati gerakan Penisku
    yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar
    dari mulutnya yang mungil itu.Rani mengimbangi gerakanku dengan memaju
    mundurkan pantatnya yang bahenol itu.
    Sekitar tiga pulu menit berlalu,Rani merasakan akan mencapai klimaks.

    Rani
    mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah
    ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.Aku tahu kalau
    Rani akan mencapai klimaknya.Kupercepat gerakan pantatku menusuk
    vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Rani mendekap erat
    tubuhku,Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku.Cairan
    hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun
    telah dialami Rani sibunga SMA.

    Untuk beberapa saat ..kubiarkan
    Rani menikmati sisa -sisa orgasmenya ,sebelum kami melanjutkan permainan
    yang berikutnya.Perlahan Rani bangkit dari tidurnya dan duduk diatas
    sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya .Tanganku singgah digundukan
    vagina yang ditumbuhi rambut halus itu.Kubelai perlahan untuk
    membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku
    ini.Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Rani.Sementara itu
    mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.

    Merasa sudah
    tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini…kuangkat Rani dan
    kududukkan ia diatas pahaku.Posisinya kini tepat berada diatas
    pangkuanku,sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada
    didepan mulutku.Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya.Kutekan
    ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya.Kudiamkan
    perlahan,kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Rani.

    Perlahan
    kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya
    Rani.Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Rani
    bergoyang-goyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari
    mulut rani.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang
    makin membesar menyentuh ujung rahimnya.Sementara dua buah gundukan
    didadanya bergoyang -goyang tak karuan .Kedua tanganku meraih dua
    gundukan itu dan meremasnya perlahan.

    Beberapa menit kemudian
    terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku.Mungkin tiba saatmya
    bagiku untuk orgasme.Dengan diiringi desahan panjang secara
    bersamaan…aku dan Rani mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang
    hangat didalan vagina Rani.Beberapa saat kemudian Ranipun
    menyusul.Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu.Aku
    memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Rani.

    Dengan cepat Rani jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku.
    Sesaat
    kemudian Rani tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam …yang tak pernah
    ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali
    pakaianku.Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh
    malam.Akupun pamit pada Rani.

    Namun sebelum aku pergi
    meninggalkam rumah Rani…ia memberikan sesuatu buatku sebagai
    hadiah.Sebuah Handphone terbaru dan motor besar .Semula aku menolak
    pemberiannya …namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya
    itu.Demi menghibur hatinya Rani..kuterima hadiah yang bagiku cukup besar
    sekali.

    Kupergi meninggalkan Rani dengan membawa Handphone dan
    sebuah motor besar.Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan
    dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini….dan bahkan akan
    kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah
    menjadi Bunga SMA.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetangga

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetangga


    1813 views

    Cerita Sexs – Awal cerita kejadian dua tahun yang lalu yaitu tepatnya 2016.nama ku neng lia suami ku irfan yang sama2 dari Bogor punya anak satu yudi namanya pindah kontrakan ke jakarta timur karna irfan suami ku dapat borongan proyek perumahan di sana.tinggallah aku dengan anak ku simata wayang berdua.

    kami ngontrak di kawasan dekat industri jadi agak ramai kalau malam hari karna karyawan pabrik memang pada kerja siang hari jarang di sipe.kontrakan yang berhadapan sekitar dua pulih pintuan berpenghuni kebanyakan sudah keluarga.suamiku tidak kwatir meninggalkan aku dan anak sendiri berminggu minggu paling dia pulang setor kebutuhan sehari2 dan penyaluran sekejap.namun justru dengan jarangnya pulang suami membuat aku gak kerasan di kontrakan apalagi di kontrakan g ada hiburan TV.

    maklum hasil proyek suami ku pas pasan.kalau anak pengen nonton terpaksa nimpang tetangga sebelah.ada seorang tetangga yang istrinya lagi pulang kampung namanya jono dia orang sumatra putih kuning langsat badannya tegap karna memang dia Security yang jadwal kerja kadang malam kadang siang.

    tak terasa seminggu kami tinggal di kontrakan dan empat hari sudah suami ku gak pulang karna desakan proyek yg harus di selesaikan.mas jono orangnya baek sama anak saya kalau pulang kerja selalu dibeliin jajanan.hingga anak ku sangat dekat dengan nya kalau nonton Tv dirumahnya sering anakku ketiduran.. tinggallah aku dan jono yang nonton sampai larut.aku pun sudah biasa saling ledek sama jono karna pasangan kami berjauhan

    neng biasanya kalau malam malam gini orang2 terbuai di pelukan suami atau istri seperti tetangga kita malah asik nonton hahaha tiba2 jono ngomong gitu.emang kenapa mas …? mas kangen pelukan ya cetus ku.ya neng sayang istri lagi dikampung.. terpaksa nampung jadi dodol dulu.

    iiihh mas jono nakal.. hehehe kan normal neng.. normal pa normal ledek ku.lengan ku di colek mesra seeeeerrr…rasanya nyaman sekali kupandang muka jono agak merah padam… tiba tiba pundak ku dirangkul mas jono pelan tapi pasti aku diciumnya .. mungkin aku memang naksir sama dia atau memang sudah empat hari gak di jamah suami sehingga aku biarkan bibirku dilumat jono ..

    dengan diam nya aku mas jono tambah nekat tangannya merayap ke selanggkangan ku sengaja ku buka paha lebar lebar memberi peluang buat mas jono.. tiba tiba nas jono berdiri aku agak heran ko tanggung banget sampai di sini..ternyata mas jono menutup pintu yg memang tidak ditutup… aku cekikikan hampir saja mas ada hansip lewat… kalau gak kita di arakluu… ya neng sih… gak kontrol…

    neng pindah dalam yuk tangan ku ditariknya kedalam kamarsambil dipeluk nya bibir ku di lumat dan tangannya jono meremas bukit kembarku yang sudah mengeras dirangsang dari tadi.”aahhgg… mas….eeeenak…mas puasin aku mas isilah kesepian kita..hmmmm…aagghhh rasanya neng mau pinsan sicumbu mas jono… ya …neng sabar malam ini kita maen sepuas puasnya.. yam ..mas

    baju neng dilepas satu persatu sanpai tinggal Bh dan CD saja neng pun tak tinggal diam melepas pakaian kaos dan celenanya mas jono perkulatan tambah seru selirih badan neng dijilatin dari bibir turun ke dau bkit neng dan terus kebawah menuju selanggkangan nen..aaahhhggg maaaas…. neng memekik saat lidah jono menemukan itil neng dan mencolok colok liang kawin neng… sampai neng kenlingsatan mencapai puncak yang pertama… mas jono jago ….curang aku kebobolan duluan..neng gengsi rasanya sampai dia nekat membalik tubuh jono kebawah…kuat juga ni perempuan bati jono..nikmatilah mas dendam ku cekatan penis jono di gengam neng dijilati dikocok dan disedot sedot biji penisnya tapi jono hanya menikmati sambil tangan nya meremas bukit kembar neng…sudah 10 menitan batang pelir mas jono di kerjain belum ada tanda2 orgasme…

    mas kuat banget siiih minum jamu ya .. gak ko nen sengaja pengen lama biar neng puas.. jono membalik tubuhnya hingga posisi 69 sama neng.. memek neng di limat abis dengan kasr membuat neng mau bobol lagi tp di tahan nya demi gengsi..aahhgg… mas .. cepatan mas masukin mas,,, neng mengangkang mempersilahkan jono mehujam memeknya..cepat..mas gak tahan lagiii… digenggamnya penis jono ditarik menujuliang kawingnya… aduuuh sakiit neng.. teriak jono ternyata jembutnya ketarik juga.. buru mas jangan siksa neng seperti ini ,,, jono mengikuti kemauan nen lia detekan nya pinggul kedepan dengan sabar .neng lia gak sabar ditariknya pinggul jono ke depan selankangan nya hingga peis itu masuk separu..

    neng lia melirik kebawah sambil meliukkan badan membuat sensasi ternikmat buat jono bagan neng lia didekapnya dengan erat pinggulnya di hentakkan ke depan dengan kasar..’aahhgg…nikmaaaatzzzzt ..mas goyangmaaaas.jono lupa akan mengerjain neng dengan caranya sendiri hilang karna merasa penisnya digilas disedoot memex neng lia hingga posisi gak beraturan lagi kadang jono dibawah kadang diatas sambil meliuk liuk memcapai kenikmatan sampai secara berbarengan.. tanta suara lagi kecuali dengusan nafas dan bunyi cipratan kedua kelamin.. maaas…enak say… tanfa sadar neng memanggil sayang ..teruuuus mas puasiiin aaa…ku…aku ..mau keluar lagi..mas uuuhhh,,nikmaaaat… ya neng tunggu mas …mas juga pengeeeen sampee… rupanya neng lia mencapai orgasme kedua berbarengan mas jono..lama jono diam mendekap neng lia sabil mengecup bibir

    makasih ya mas neng belum pernah sepuas ini sama suami……badan mas jono mengendor lepas terguling kesamping…tertidur…pules..

    menjelang subuh neng lia membangunkan mas jono..mas subuh mas ..neng mau pulang tar ada yang liat neng tidur disini.. nas jono bangun dengan bermalas ..ya udah.. sambil mendekap neng lia mas jono meraba memek … jangan mas semalam belum dicuci bau.. bisik neng lia di telinga mas jono. neng lia bangun memakai pakaian luar tanfa BH dan CD lalu keluar meninggalkan mas jono sendiri dikamar.Jam 10 siang mas jono keluar mau nyari makan siang entah kebetulan apa lagi keberuntungan mas jono ketemu neng lia di warteg…e.. mas jono mau beli makan ya kata neng lia sambil mengedipkan mata..ya neng lapar lagi gak ada yang masakin..

    hahaha oya sekalian ni tar mas bayar .. ahh dak usah mas ngerepotin..aja ..gak kok neng sama tetangga harus saling memberi jangan pelit pelit.. ya deh . seusai membayar sayur mereka pulang hampir barengan sengaja mas jono jalan pelan karna ada yang mau disampai kan.. neng tar malam lagi ya.. bisik mas jono. ya kalau suamiku gak pulang ya mas soalnya dah lima hari gak pulang..ya janji ya.. ya mas..

    mas jono memberikan no HP ke neng lia untuk mempermudah hubungan.kalau situasinya aman mas jono kerumah neng lia atau sebalik nya.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetangga Karena Lama Tak Di Belai Suami

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetangga Karena Lama Tak Di Belai Suami


    1882 views

    Duniabola99.org – Awal cerita kejadian dua tahun yang lalu yaitu tepatnya 2013.nama ku neng lia suami ku irfan yang sama2 dari Bogor punya anak satu yudi namanya pindah kontrakan ke jakarta timur karna irfan suami ku dapat borongan proyek perumahan di sana.tinggallah aku dengan anak ku simata wayang berdua.

    kami ngontrak di kawasan dekat industri jadi agak ramai kalau malam hari karna karyawan pabrik memang pada kerja siang hari jarang di sipe.kontrakan yang berhadapan sekitar dua pulih pintuan berpenghuni kebanyakan sudah keluarga.suamiku tidak kwatir meninggalkan aku dan anak sendiri berminggu minggu paling dia pulang setor kebutuhan sehari2 dan penyaluran sekejap.namun justru dengan jarangnya pulang suami membuat aku gak kerasan di kontrakan apalagi di kontrakan g ada hiburan TV.

    maklum hasil proyek suami ku pas pasan.kalau anak pengen nonton terpaksa nimpang tetangga sebelah.ada seorang tetangga yang istrinya lagi pulang kampung namanya jono dia orang sumatra putih kuning langsat badannya tegap karna memang dia Security yang jadwal kerja kadang malam kadang siang.

    tak terasa seminggu kami tinggal di kontrakan dan empat hari sudah suami ku gak pulang karna desakan proyek yg harus di selesaikan.mas jono orangnya baek sama anak saya kalau pulang kerja selalu dibeliin jajanan.hingga anak ku sangat dekat dengan nya kalau nonton Tv dirumahnya sering anakku ketiduran.. tinggallah aku dan jono yang nonton sampai larut.aku pun sudah biasa saling ledek sama jono karna pasangan kami berjauhan

    neng biasanya kalau malam malam gini orang2 terbuai di pelukan suami atau istri seperti tetangga kita malah asik nonton hahaha tiba2 jono ngomong gitu.emang kenapa mas …? mas kangen pelukan ya cetus ku.ya neng sayang istri lagi dikampung.. terpaksa nampung jadi dodol dulu.

    iiihh mas jono nakal.. hehehe kan normal neng.. normal pa normal ledek ku.lengan ku di colek mesra seeeeerrr…rasanya nyaman sekali kupandang muka jono agak merah padam… tiba tiba pundak ku dirangkul mas jono pelan tapi pasti aku diciumnya .. mungkin aku memang naksir sama dia atau memang sudah empat hari gak di jamah suami sehingga aku biarkan bibirku dilumat jono ..

    dengan diam nya aku mas jono tambah nekat tangannya merayap ke selanggkangan ku sengaja ku buka paha lebar lebar memberi peluang buat mas jono.. tiba tiba nas jono berdiri aku agak heran ko tanggung banget sampai di sini..ternyata mas jono menutup pintu yg memang tidak ditutup… aku cekikikan hampir saja mas ada hansip lewat… kalau gak kita di arakluu… ya neng sih… gak kontrol…

    neng pindah dalam yuk tangan ku ditariknya kedalam kamarsambil dipeluk nya bibir ku di lumat dan tangannya jono meremas bukit kembarku yang sudah mengeras dirangsang dari tadi.”aahhgg… mas….eeeenak…mas puasin aku mas isilah kesepian kita..hmmmm…aagghhh rasanya neng mau pinsan sicumbu mas jono… ya …neng sabar malam ini kita maen sepuas puasnya.. yam ..mas

    baju neng dilepas satu persatu sanpai tinggal Bh dan CD saja neng pun tak tinggal diam melepas pakaian kaos dan celenanya mas jono perkulatan tambah seru selirih badan neng dijilatin dari bibir turun ke dau bkit neng dan terus kebawah menuju selanggkangan nen..aaahhhggg maaaas…. neng memekik saat lidah jono menemukan itil neng dan mencolok colok liang kawin neng… sampai neng kenlingsatan mencapai puncak yang pertama… mas jono jago ….curang aku kebobolan duluan..neng gengsi rasanya sampai dia nekat membalik tubuh jono kebawah…kuat juga ni perempuan bati jono..nikmatilah mas dendam ku cekatan penis jono di gengam neng dijilati dikocok dan disedot sedot biji penisnya tapi jono hanya menikmati sambil tangan nya meremas bukit kembar neng…sudah 10 menitan batang pelir mas jono di kerjain belum ada tanda2 orgasme…

    mas kuat banget siiih minum jamu ya .. gak ko nen sengaja pengen lama biar neng puas.. jono membalik tubuhnya hingga posisi 69 sama neng.. memek neng di limat abis dengan kasr membuat neng mau bobol lagi tp di tahan nya demi gengsi..aahhgg… mas .. cepatan mas masukin mas,,, neng mengangkang mempersilahkan jono mehujam memeknya..cepat..mas gak tahan lagiii… digenggamnya penis jono ditarik menujuliang kawingnya… aduuuh sakiit neng.. teriak jono ternyata jembutnya ketarik juga.. buru mas jangan siksa neng seperti ini ,,, jono mengikuti kemauan nen lia detekan nya pinggul kedepan dengan sabar .neng lia gak sabar ditariknya pinggul jono ke depan selankangan nya hingga penis itu masuk separuh..

    neng lia melirik kebawah sambil meliukkan badan membuat sensasi ternikmat buat jono bagan neng lia didekapnya dengan erat pinggulnya di hentakkan ke depan dengan kasar..’aahhgg…nikmaaaatzzzzt ..mas goyangmaaaas.jono lupa akan mengerjain neng dengan caranya sendiri hilang karna merasa penisnya digilas disedoot memex neng lia hingga posisi gak beraturan lagi kadang jono dibawah kadang diatas sambil meliuk liuk memcapai kenikmatan sampai secara berbarengan.. tanta suara lagi kecuali dengusan nafas dan bunyi cipratan kedua kelamin.. maaas…enak say… tanfa sadar neng memanggil sayang ..teruuuus mas puasiiin aaa…ku…aku ..mau keluar lagi..mas uuuhhh,,nikmaaaat… ya neng tunggu mas …mas juga pengeeeen sampee… rupanya neng lia mencapai orgasme kedua berbarengan mas jono..lama jono diam mendekap neng lia sabil mengecup bibir

    makasih ya mas neng belum pernah sepuas ini sama suami……badan mas jono mengendor lepas terguling kesamping…tertidur…pules..

    menjelang subuh neng lia membangunkan mas jono..mas subuh mas ..neng mau pulang tar ada yang liat neng tidur disini.. nas jono bangun dengan bermalas ..ya udah.. sambil mendekap neng lia mas jono meraba memek … jangan mas semalam belum dicuci bau.. bisik neng lia di telinga mas jono. neng lia bangun memakai pakaian luar tanfa BH dan CD lalu keluar meninggalkan mas jono sendiri dikamar.Jam 10 siang mas jono keluar mau nyari makan siang entah kebetulan apa lagi keberuntungan mas jono ketemu neng lia di warteg…e.. mas jono mau beli makan ya kata neng lia sambil mengedipkan mata..ya neng lapar lagi gak ada yang masakin..

    hahaha oya sekalian ni tar mas bayar .. ahh dak usah mas ngerepotin..aja ..gak kok neng sama tetangga harus saling memberi jangan pelit pelit.. ya deh . seusai membayar sayur mereka pulang hampir barengan sengaja mas jono jalan pelan karna ada yang mau disampai kan.. neng tar malam lagi ya.. bisik mas jono. ya kalau suamiku gak pulang ya mas soalnya dah lima hari gak pulang..ya janji ya.. ya mas..

    mas jono memberikan no HP ke neng lia untuk mempermudah hubungan.kalau situasinya aman mas jono kerumah neng lia atau sebalik nya.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetanggaku

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Tetanggaku


    1727 views

    Aku adalah seorang karyawan yang bekerja di Perusahaan Multimedia, sedangkan istriku adalah sales sebuah produk jamu dari Madura. Kami telah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang sudah duduk di kelas 1 SD. Di depan rumahku tinggallah pasangan muda suami istri yang telah memiliki seorang putra berusia 4 tahun yang diasuh oleh seorang pembantu yang datang jam 7 pagi pulang jam 4 sore. Tetanggaku ini adalah seorang wiraswasta bidang percetakan sedangkan istrinya adalah karyawati di sebuah instansi.

    Aku adalah seorang karyawan yang bekerja di Perusahaan Multimedia, sedangkan istriku adalah sales sebuah produk jamu dari Madura Dari cerita yang pernah mereka ucapkan, dulu mereka pernah mengikuti suatu aliran yang sangat fanatik, itulah sebabnya istri tetanggaku ini selalu mengenakan jilbab lebar yang selalu menutupi kepala dan dadanya dan juga selalu mengenakan pakaian longgar yang panjang sampai ke mata kaki. Dari cerita istriku, kuketahui bahwa sang istri sangat memperhatikan masalah hubungan suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini karena istri tetanggaku ini merupakan pelanggan tetap istriku dalam membeli jamu dari Madura, terutama jamu yang berhubungan dengan hubungan suami istri seperti “sari rapet”, “Pria perkasa” ataupun jamu lainnya yang selalu berhubungan dengan hubungan suami istri.
    Walaupun selalu mengenakan jilbab lebar, tetap saja tidak bisa menutupi kecantikan, keanggunan dan putihnya kulit istri tetanggaku ini, sehingga aku sering membayangkan bagaimana keadaan tubuhnya bila tidak mengenakan busana, pastilah sangat seksi dan sangat menggairahkan.Disamping sebagai seorang wiraswasta, tetanggaku ini aktif di sebuah LSM yang memperhatikan perkembangan perekonomian masyarakat. Karena persaingan bisnis yang semakin ketat, akhirnya usaha tetanggaku ini bangkrut, dan akhirnya ia lebih memfokuskan diri untuk menggeluti LSM yang ia ikuti.
    Dan ternyata di LSM yang digelutinya ini, ia mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi pencairan dana masyarakat di luar kota dengan honor yang lumayan untuk menghidupi keluarganya. Sehingga ia harus kerja di luar kota dan seminggu sekali baru pulang ke rumah. Pada suatu hari istriku berkata bahwa komputer tetanggaku bermasalah dan minta tolong padaku untuk segera memperbaikinya, sebab tidak mungkin harus menunggu suaminya pulang dan lagi pula banyak pekerjaan mendesak yang harus dikerjakannya. Dan katanyanya walaupun ia sedang ada dikantor, aku dipersilahkan untuk memperbaiki komputer di siang hari, sebab ada pengasuh anaknya di rumah.
    Obsesiku terhadap istri tetanggaku ini seperti mendapat peluang. Aku menyanggupi untuk memperbaiki komputernya “besok akan ku kerjakan..” kataku pada istriku. Keesokan harinya sebelum aku ke rumah tetanggaku, aku persiapkan beberapa spy cam (“Kamera pengintai”) ukuran kecil tanpa kabel yang aku hubungkan ke komputerku.
    Ternyata sistem operasi komputer tetanggaku ini bermasalah, maka harus ku install ulang supaya normal kembali. Pada saat penginstallan sedang berlangsung, aku menanti pengasuh tetanggaku ini lengah atau keluar memberi makan asuhannya. Saat pengasuh anak tersebut keluar, maka kugunakan kesempatan ini untuk masuk ke kamar tetanggaku dan meletakkan 2 buah spy cam ditempat yang tepat dan tersembunyi yang bisa menangkap aktivitas tempat tidur dan sekitarnya.
    Setelah perbaikan sistem operasi komputer tetanggaku selesai, aku segera pulang dan menyalakan komputer untuk mengetes apakah spy cam yang aku letakkan berfungsi dengan baik. Dan ternyata alat kecil tersebut memang benar-benar canggih, selain bentuknya kecil dan tanpa kabel, ternyata daya tangkap gambarnya pun nyaris sempurna dan yang lebih canggihnya lagi adalah kemampuannya melakukan zoom.
    Mulailah pada jam-jam tertentu aku memantau keadaan kamar tersebut. Dari hasil pantauan tersebut, terdapat beberapa momen yang aku rekam, diantaranya merekam tubuhnya yang sedang telanjang bulat dan berlenggang lenggok didepan cermin sehabis mandi, merekam kegiatan dirinya yang sedang terangsang di malam hari pada saat suaminya di luar kota, bahkan sempat ku rekam bagaimana ganasnya ia di tempat tidur pada saat suaminya pulang dari luar kota.
    Rupanya dibalik keanggunan dan kealiman penampilan luar istri tetanggaku ini, ternyata dalam berhubungan suami istri dia sangat ganas dan binal membuat suaminya kewalahan, dan sering kali terlihat dia masih bernafsu tetapi suaminya sudah ambruk dan akhirnya dia hanya bisa gelisah tidak bisa diam melihat suaminya tidur kecapaian. Akhir-akhir ini kesibukan tetanggaku ini semakin padat, sehingga jadwal kepulangannya menjadi tak menentu, terkadang dua minggu sekali bahkan pernah sampai dua bulan baru pulang.
    Bahkan pernah secara bercanda istri tetanggaku ini berkata pada istriku : “Bu…, saya mah jablay…(jarang dibelai maksudnya) “
    “Kenapa gitu ?” tanya istriku pada.
    “Habis si Bapak jarang pulang, dan kalo pulangpun hanya satu malam setelah itu pergi lagi.. Saya mah punya suami… tapi jarang sekali bermesraan “ katanya dengan nada sedih.
    Pada suatu hari, istriku cerita padaku bahwa pada tadi siang ketika istriku bertamu ke tetanggaku, dia melihat istri tetanggaku sedang menangis. Dan ketika ditanya mengapa, istri tetanggaku menjawab terisak “Si Bapak, tadi malam pulang, tapi belum ngapa-ngapain dia sudah pergi lagi dengan temannya malam itu juga dan sampai sekarang belum pulang. Padahal saya lagi pingin-pinginnya..”
    Mendengar cerita istriku, aku menjadi tergoda untuk mengisi kekosongan kasih sayang ini. Tapi bagaimana caranya ? dan tak mungkin aku dapat menggoda seorang istri yang selalu taat menjalankan perintah agama. Apalagi dia selalu mengenakan jilbab dan tidak pernah memberi kesempatan kepada bukan muhrimnya untuk berbicara bebas dengannya.
    Akhirnya aku punya ide untuk mengancamnya akan menyebarkan video rekaman dirinya yang sedang telanjang dan yang sedang berhubungan dengan suaminya. Rekaman tersebut aku simpan di CD.
    Pada malam hari ketika istriku sudah tidur, kuletakkan CD rekaman tersebut di depan pintunya dan kuhubungi hp istri tetanggaku ini dari hp-ku dengan menggunakan nomor yang baru kubeli siang tadi
    “Bu…, Coba ibu buka pintu depan dan ambil amplop yang tersimpan dibawah pintu, sekarang..! Isinya adalah CD berisi video rekaman yang harus ibu tonton di komputer” kataku memerintah tanpa memberi kesempatan padanya untuk bertanya siapa yang menelepon.
    Aku mengintip dari dalam rumahku, tak lama kemudian aku melihat pintu depannya terbuka, kemudian dia keluar dengan jilbab lebar dan baju longgar yang biasa dikenakan kemudian melihat keadaan sekitarnya, lalu setelah yakin tidak ada seorangpun, lalu dia melihat ke bawah dan mengambil amplop yang aku simpan dan dengan tergesa-gesa pintu itupun dia tutup kembali.
    Kira-kira setengah jam kemudian, hp- ku bunyi dan setelah kulihat ternyata istri tetanggaku menghubungiku. Begitu aku tekan tombol terima, langsung terdengar suara serak seperti orang yang sangat marah tapi tak berdaya “Anda siapa ? Dan apa maksudnya memperlihatkan video ini pada saya ? “ tanyanya.
    “Saya hanyalah seorang penggemar berat ibu. Dan saya ingin semua orang tahu bahwa tubuh ibu sangat menggairahkan dan ibu sangat binal dan ganas di tempat tidur” jawabku santai.
    “Apa maksudnya…?” katanya dengan nafas yang mulai tersekat
    “Akan saya perbanyak CD ini dan akan saya bagikan ke setiap rumah di lingkungan ini, juga akan kirim ke internet agar orang sedunia tahu apa dan bagaimana ibu. “ jawabku masih dengan nada santai dan kalem.
    “Ja…jangan…jangan…!” potongnya mulai gugup. “Apa yang sebenarnya kamu inginkan…, mau uang…? Berapa…?” katanya memelas dan suara melemah.
    “Saya nggak mau uang…” jawabku
    “Lalu apa..?” susulnya
    “Saya hanya ingin bisa menikmati tubuh ibu yang sangat menggairah…” kataku menggodanya.
    “Tidak mungkin …..Aku nggak sudi….”
    “Ya…nggak apa-apa.. Tapi ibu jangan kaget kalau esok hari semua tetangga akan ribut karena memiliki rekaman tersebut..” jawabku mengancam
    “jangan…jangan dilakukan ….tolonglah kasihani saya…” katanya lagi memelas
    “Tidak akan saya lakukan…asal ibu memenuhi keinginan saya” kataku lagi.
    Lama dia tidak menjawab…
    Dan akhirnya…
    “Baiklah… saya menyerah…, tapi kumohon…. Kamu harus menghapus semua rekaman ini “ katanya dengan nada yang sangat berat dan pasrah karena kalah
    “Baiklah…, sekarang ibu harus membuka pintu depan, kemudian ibu harus menunggu saya di kamar ibu. Kalu tidak ibu lakukan maka saya tidak akan datang” jawabku memberikan perintah.
    Tak lama kemudian, kulihat pintu depan terbuka sedikit dan beberapa menit kemudian kulihat dimonitor bahwa dia telah ada di dalam kamar dan duduk gelisah diatas kasur menunggu apa yang akan terjadi. Kumatikan komputerku dan aku keluar rumah secara mengendap-ngendap menuju rumah tetanggaku melalui pintu depan yang terbuka, kemudian kututup dan kukunci. Lalu dengan perasaan degdegan aku menghampiri kamarnya kubuka pintunya dan kututup kembali serta kukunci. Begitu melihatku dia langsung berdiri dan berkata kaget dan marah
    “Ohh..ternyata bapak..! Kenapa bapak melakukan ini padaku. Apa bapak tak takut kalau saya laporkan ke istri bapak ?” Ancamnya
    “Laporkan saja dan saya akan menyebarkan rekaman itu. Yang paling rugi kan bukan saya, tapi ibu sendiri ?” jawabku menekannya
    “Jadi gimana ? mau batal ?” sambil aku membalikkan badan seolah-olah akan keluar kamar.
    “Jangan…saya menyerah…” katanya pelan dan terisak meneteskan air mata.
    “Baiklah kalau begitu…” kataku sambil menghampirinya.
    Dia duduk mematung di pinggir tempat tidur ketika kuhampiri. Aku duduk disampingnya, dia menggeserkan badannya seperti yang ketakutan, tapi aku menahannya sambil berkata “Ingat, jika ibu tidak melayaniku malam ini, maka ancamanku akan kulaksanakan !” kataku mengancam. Akhirnya dia diam dengan badan menggigil ketakutan dan mata yang terpejam.
    Tangan kananku memeluknya dari belakang. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Dia masih memejamkan matanya. Ohhh betapa cantik wajahnya, bibirnya yang tipis dan basah menggodaku untuk menciumnya
    Dia diam saja mematung, bahkan badannya terasa sangat dingin. Tapi aku tak peduli, aku terus mengulum bibirnya yang tertutup rapat dan terkadang lidahku menjilati bibirnya. Dia mulai bereaksi tapi hanya sekilas setelah itu dia tetap diam sambil memejamkan mata.
    Tanganku membuka jilbab lebar yang ia kenakan dan melemparkannya ke lantai, maka tampaklah rambut indah dengan leher jenjang merangsang menopang wajahnya yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan, walaupun dengan mata terpejam dan ekspresi wajah yang tegang.
    Bibirku mulai menciumi dagu, pipi, dan seputar lehernya yang sangat merangsang, beberapa kali kurasakan ada reaksi dari dirinya dengan keluarnya keluhan dari mulutnya “Euh….euh….”
    Hanya segitu, lalu dia diam lagi seperti sedang bertahan untuk tidak tergoda atas rangsangan yang kulakukan pada dirinya. Lalu tanganku menarik seleting baju panjang yang terdapat dipunggungnya dan bajunya kutarik ke bawah, tampaklah tubuh putih mulus yang harum dengan buah dada yang montok terhalang oleh bh yang masih menahannya agar tidak tumpah. Kutarik pengait bh hingga bh tersebut terlepas dan kulemparkan ke lantai, maka tampaklah buah dada yang benar-benar montok menggairahkan tergantung bebas dihadapanku.Cerita Dewasa xxx
    Badannya semakin kaku, kudorong paksa agar dia berbaring di kasur, lalu dengan tergesa-gesa karena bernafsu tanganku mulai meremas buah dada indah tersebut yang kiri dan kanan secara bergantian.
    Ouh… betapa mengasyikkan dan puasnya dapat mempermainkan buah dada dari seorang wanita yang biasanya tertutup baju longgar dan jilbab yang lebar. Mulutku mulai menjilati dan menciumi seluruh permukaan kulit halus di sekujur tubuh terbukanya. Terkadang disertai dengan kecupan serta hisapan yang mengasyikan. Dan akhirnya bibirku menuju buah dadanya .
    Buah dada sekat dan montok itu aku hisap dan gigit-gigit gemas penuh nafsu, kemudian aku kebagian puting susunya yang sudah mulai tegak menantang. Kupilin-pilin dengan bibir dan lidahku..
    “Ouh…ouh…euh…..euh… ssstt… hhhssstttt…” Erangan halus dan desis nikmat keluar dari mulutnya tanpa disadarinya
    Tapi segera diam kembali setelah dia menyadarinya apa yang sedang terjadi. Tampak sekali terjadi pergulatan batin yang sangat hebat antara mempertahankan harga diri dan kehormatan melawan gairah nafsu yang sudah mulai bangkit mempengaruhinya.
    Hal ini tampak dari gerakan tubuhnya mulai menggelinjang dan merespon setiap sentuhan dan rangsangan yang kuberikan padanya. Peperangan antara rasa terhina dan rasa nikmat yang ia terima demikian hebatnya sehingga tampak dari keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya.
    Badan dan tubuhnya sangat menikmati rangsangan yang kuberikan tetapi pikirannya melarang untuk merespon, sehingga reaksi yang diberikan menjadi tidak konstan, terkadang melenguh menikmati dan terkadang lagi diam mematung tidak memberikan respon atas rangsangan yang kuberikan padanya. Tapi aku terus memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan padanya dengan terus memilin dan meremas buah dadanya yang indah.
    Usahaku memberikan hasil. Dia menjadi lebih sering mendesah dan melenguh menahan nikmat yang dirasakan, walaupun dengan malu-malu sambil tetap berusaha menjaga harga dirinya agar tidak jatuh dihadapanku.
    “Ouh… oohh…ouh….” Erangan nikmatnya menjadi lebih sering kudengar. Kedua tangannya mencengkram kasur dengan sangat kuat hingga urat-urat halus tangannya menonjol menandakan bahwa dia sedang dilanda kenikmatan dan rangsangan birahi yang teramat sangat.
    Aku mulai menanggalkan baju longgarnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya kelantai. Mataku nanar diliputi nafsu yang semakin menggebu melihat tubuh bugil merangsang di hadapanku yang hanya menyisakan cd yang menghalangi keindahan vaginanya.
    Lalu kutanggalkan cd yang menghalangi pemandangan indah ini. Dan…. Terpampanglah tubuh telanjang yang benar-benar indah membangkitkan gelora birahi yang semakin tak tertahankan. Penisku semakin tegang melihat pemandangan itu
    Tanpa membuang waktu, aku menciumi kedua paha indah yang putih, mulus serta harum ini. Kugunakan lidahku untuk mengulas semua permukaan paha baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian.
    Erangannya menjadi semakin nyaring dan sering
    “Ouh…ohhh…Pak…ouh….ouh…” rupanya rasa malu dan marahnya sudah semakin
    kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan.
    Bibir dan lidahku, lalu naik keatas kebagian selangkangannya yang menjanjikan berjuta-juta kenikmatan. Vagina itu begitu indah dikelilingi oleh rimbunnya jembut hitam nan halus. Kujilati jembut indah itu. Dia mengerang keras….
    ”Aaahh….ohhh”
    Badannya mulai bergetar seperti dialiri listrik, mulutnya ternganga dengan nafas seperti tertahan, lalu “Aahhh… ouh….ouh…” erangannya semakin keras menandakan bahwa harga dirinya semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan
    Kusibakkan bibir vagina yang menutupi liang vagina indahnya, terlihatlah lorong sempit memerah yang basah berlendir. Lidahku terjulur untuk mengkait-kait lorong itu. Badannya semakin bergetar dan erangannya sudah berganti menjadi jeritan-jeritan tertahan “Aahh….Aahhh….Ouhh…nikmat…ouh….” mulutnya mulai meracau.
    Jempol tangan kananku tak diam, kugunakan untuk menekan dan memutar-mutar klentitnya yang semakin menonjol keras. Gerakannya sudah semakin menggila dan tangannya sudah tak malu-malu lagi mengusap dan menekan-nekan kepalaku agar lebih dalam memasukkkan lidahku kedalam liang vaginanya kurasakan semakin berkedut.Cerita sex Hot Terbaru
    “Aahh…aahhh… ouh…. Pak….ouh…..terusssss…ouh…”
    jeritannya semakin keras, pantatnya semakin maju menekan wajahku…
    Akhirnya dengan tak sabar kedua kakinya dia naikkan keatas pundakku dan menjepit leherku dengan keras sambil melonjak-lonjak tak karuan dan menjerit-jerit menjemput nikmat yang bertubi-tubi datang padanya hingga akhirnya ia menjerit panjang
    “Aaaaaaahhhhh…………….” Badannya melenting, pantatnya terangkat dan tangannya mencengkram kaku di kepalaku serta kakinya semakin keras menjepitku seperti tang raksasa . Lalu beberapa detik kemudian pantatnya berkedut-kedut dan liang vaginanya berkontraksi sangat hebat dan melamuri lidahku dengan cairan kenikmatan.
    Dan setelah itu badannya terhempas ke kasur, cengkraman tangannya dikepalaku melemah demikian juga dengan jepitan kakinya di leherku. Setelah itu yang kudengar adalah helaan nafas yang tersengal-sengal seperti orang baru selesai melakukan lari sprint 100 meter.
    Tanpa dia kehendaki, istri tetanggaku ini telah mengalami orgasme yang sangat hebat yang aku berikan dalam sesi pemanasan ini. Aku berdiri dipinggir kasur, kuperhatikan bahwa matanya terbuka dengan pandangan yang menggambarkan orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan orgasme.
    “Bagaimana bu ? Enak khan..?” tanyaku menggodanya
    Dia hanya diam dan membuang muka, tapi dari wajahnya, kutahu dia tidak menampik dengan apa yang kuucapkan padanya. Dia hanya membuang muka…. malu….
    Aku mulai menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan. Kini akupun sudah telanjang bulat. Aku naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri dirinya, sambil berbisik
    “Sudahlah..Bu…, tak perlu malu…., nikmati saja…. Apalagi yang Ibu pertahankan dariku ? Semua bagian tubuh Ibu yang paling rahasiapun sudah
    aku jelajahi , bahkan Ibu sudah mendapatkan puncak kenikmatan orgasme yang akhir-akhir ini jarang Ibu dapatkan…” Kataku mempengaruhi pendiriannya , sambil kembali merangsang dirinya dengan memberikan ciuman hangat pada bibirnya dan meremas buah dadanya yang tak membosankan untuk diremas dan dipilin-pilin.
    Rupanya kata-kataku mempengaruhi pendiriannya sehingga akhirnya dia membalas ciumanku dengan sangat ganas dan bernafsu ditambah lagi bahwa dirinya memang sudah terbakar nafsu berahi setelah sekian lama aku berikan rangsangan-rangsangan yang mengantarnya mencapai orgasme yang sangat hebat.
    Ciumannya padaku semakin panas dan menggairahkan, bahkan tangannya sudah berani meremas dan mengocok penisku yang sudah sangat tegang. Akhirnya badanku kuputar 180 derajat sehingga kepalaku yang berada di atas menghadap vaginanya dan wajahnya yang berada di bawah menghadap penisku.
    Kurengkuh pantatnya yang montok lalu kembali lidah dan bibirku mempermainkan vaginanya sekali lagi dengan cara yang berbeda. Kembali dia melenguh..
    “Ouh….ouh…..Aku tak tahan…aku tak tahan…Ouhhh” erangnya.
    Tak kupedulikan erangannya, aku terus menjilati dan menghisap vaginanya dan terkadang aku tusukkan lidahku kedalam liang vaginanya yang beraroma khas. Gerakan pantatnya semakin menjadi. Dan tiba-tiba aku merasa bibirnya mulai melumat penisku dengan penuh nafsu.
    Aku…melayang…dengan apa yang dia lakukan sehingga bibir dan lidahku diam bekerja…. Jilatan dan hisapan pada penisku semakin bervariasi.
    “Ouhh….” Akupun melenguh nikmat..
    Aku takut. Bahwa pertahananku akan bobol, maka aku konsentrasikan mengoral kembali vaginanya dengan ganas dan cepat.
    Dia menjerit…
    “Aaah…pak…aku tak tahan……aku tak tahan.. masukkan…. Sekarang auh…”
    Tak kupedulikan permintaannya, aku semakin bersemangat mengoral vagina indah ini. Tiba-tiba badannya menghentak menggulingkan tubuhku kemudian dia bangun , memutarkan badannya , kemudian dalam posisi menungging dia mengarahkan penisku yang sedang berdiri tegak ke arah liang vaginanya yang sudah sangat basah, lalu menekan pantatnya ke bawah dan…
    Blessshh….Penisku mulai memasuki liang vaginanya perlahan-lahan. Mataku nanar berkunang-kunang merasakan kenikmatan yang sukar ‘tuk dibayangkan.
    Perlahan-lahan pantatnya mulai turun naik, sementara kedua tangannya merengkuh pundakku dari belakang sambil bibirnya dengan penuh nafsu menciumi dan menghisap bibirku.
    Gerakan pantatnya semakin cepat, kepala sudah mulai terdongak sambil mengeluarkan nafas mendengus seperti orang orang yang sedang ‘pushup’
    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…”
    dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Mataku terbeliak- beliak menahan nikmat yang tak terkira
    Merasa kakinya kurang nyaman, akhirnya istri tetanggaku meluruskan kakinya sehingga dia telungkup menindih tubuhku.
    Tangannya masih meraih pundakku sebagai pegangan dan buah dadanya ditempelkan pada dadaku. Kemudian kembali memaju mundurkan pantatnya agar vaginanya dapat bergesekan dengan penisku dan penisku dapat keluar masuk hingga sampai ke pangkalnya.
    Gerakannya semakin cepat, kedua kakinya mulai kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu “ Ouh… hekss….heks…heks…”
    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang
    “Aaaaaahhhhkkkks……….”
    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…”Ouhhhhhh…”
    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di
    dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.
    “ohh….” Keluhku.
    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya ambruk menindih tubuhku
    Cukup lama dia menikmati sensasi orgasme sambil telungkup lemas diatas tubuhku. Kemudian mata terbuka menatapku sambil berkata “Sudah sangat lama ..aku tak merasakan sensasi orgasme yang demikian nikmat…makasih pak ! “ katanya sambil mengecup bibirku. Sudah hilang rasa malu dan marahnya padaku. Aku hanya tersenyum manis padanya sambil membalas kecupannya dengan menghisap bibirnya dalam-dalam.
    Kedua tanganku memeluknya dan meletakkan telapak tanganku pada kedua pundaknya yang masih telungkup menindih tubuhku. Lalu pantatku, kugerakan keatas dan kebawah sambil kedua tanganku menarik pundaknya kebawah membuat penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina dan memberikan kenikmatan padaku dan padanya. Penisku dengan lancar keluar masuk liang vaginanya yang masih tetap sempit menjepit dan meremas-remas penisku dengan ketat. Sensasi kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh urat syarafku dan akupun mulai mendengus nikmat.Cerita malam pertama 
    “Ouhhh…ouhh…”
    Akibat gerakanku ini, membangkitkan kembali gairahnya yang baru saja mendapatkan orgasme dan gesekan- gesekan ini memberikan kenikmatan- kenikmatan padanya sehingga akhirnya pantatnya kembali bergerak maju mundur dan keatas kebawah meraih kenikmatan yang lebih.
    Dia kembali memompakan tubuhnya diatas tubuhku, dan gerakannya makin lama semakin cepat dan kembali erangan nikmat nya yang khas keluar dari mulutnya. Cerita Bokep ABG
    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…”
    dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Dan kembali mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.
    Gerakannya semakin cepat, dan tak lama kemudian kembali kedua kakinya kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu “ Ouh…hekss….heks…
    heks…”
    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang
    “Aaaaaahhhhkkkks……….”
    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…”Ouhhhhhh…”
    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di
    dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh kembali menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.Cerita Ml sange
    “ohh….” Keluhku.
    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya kembali ambruk menindih tubuhku untuk kesekian kalinya.
    Pencapaian orgasme yang ia dapatkan di atas tubuhku, terus dilakukannya berulang-ulang, hingga akhirnya untuk yang kesekian kalinya dia benar-benar ambruk diatas tubuhku dan tidak bisa bergerak lagi karena kehabisan tenaga.
    Dia menggelosorkan tubuhnya disamping tubuhku, sambil berbaring miring saling berhadapan dan berpelukan. Dia berkata padaku dengan tersengal-sengal kehabisan napas “Pak …aku sangat lelah… namun sangat puas…..tapi kepuasanku belum sempurna kalau vaginaku belum disemprot oleh ini..” katanya sambil meraih penisku yang masih tegang menantang.
    Luar biasa besar nafsu sex yang dimiliki istri tetanggaku yang berjilbab lebar ini. Apakah karena dia memang jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya yang jarang pulang, atau seperti dugaanku bahwa dia memiliki nafsu yang sangat besar karena buktinya dia sering membeli jamu-jamu kuat pada istriku.
    Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama-lama istirahat takut nafsuku surut dan penisku melemah, maka aku mulai menindihnya dan tanganku kembali meremas-remas buah dada indah miliknya serta memilin-milin puting susunya yang menjulang menantang. Kemudian kembali bibirku menciumi bibirnya dengan penuh nafsu.
    Nafsunya bangkit kembali walaupun dengan tenaga yang masih lemah, tangannya meraih penisku dan diarahkan kedepan liang vaginanya, pahanya terbuka lebar memberi jalan pada penisku untuk segera menelusuri liang nikmat vaginanya. Ku dorong pantatku begitu kepala penisku tepat berada di liang vaginanya .
    Dan Blessh…., penisku kembali menjelajahi liang sempit yang sudah sangat basah milik istri tetanggaku ini dan “ouhh…” lenguh kami berbarengan menahan nikmat.
    Pantatku mulai mengayuhkan penisku agar lancar keluar masuk menggesek- gesek dinding vagina yang selalu memberikan sensasi nikmat. Gerakanku makin lama makin cepat dan berirama.
    Pinggulnya mulai bergerak membalas setiap gerakannku, sehingga lenguhanku dan erangan nikmat terdengar saling bersahutan
    “Ouh…ohhh…enak…banget…ohhhh…”
    dengusku..
    “Auh…auh…makasih
    Pak….ouh….nikmat…oh…” erangnya
    Gerakanku makin lama makin cepat dan keras tak beraturan sehingga terdengar suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan
    Plok…plok…plok…
    Demikian pula dengan gerakan pinggulnya semakin keras menyambut setiap gerakan pantatku., sehingga bunyi beradunya selangkangan semakin keras
    Plok…plok…plok…
    Dan akhirnya mulutku mulai meracau..”Ouh…Bu…Aku …mau … keluar, aku mau… keluar ouh…”
    Dan dia juga meracau sambil menarik- narik tubuhku dengan keras “ Ayo.. pak… bareng… bareng…”
    Dan akhirnya secara bersamaan kami menjerit bersahutan melepas nikmat mencapai orgasme.
    Badanku dan badannya melenting dan menjerit
    “Aaaaahhhh….”
    Dan …cret…cret…cret sperma kentalku terpancut beberapa kali membasahi seluruh rongga vagina istri tetanggaku ini dan dibalas dengan kontraksi dan kedutan-kedutan yang hebat didalam liang vaginanya yang menandakan kami mendapat puncak orgasme yang tak terlukiskan nikmatnya.
    Lalu badanku ambruk jatuh menimpa tubuhnya dan kugelosorkan kesamping tubuhnya agar tidak membebaninya.
    Kami berbaring sambil berpelukan dan merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme dengan mata terpejam dan nafas tersengal-sengal seperti habis berlari dikejar harimau.
    Tak lama kemudian , matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan penuh kepuasan serta berkata dengan suara yang lemah. “Baru kali ini aku dapat merasakan berkali-kali orgasme yang luar biasa nikmatnya dalam satu kali persetubuhan..huhh…
    benar-benar melelahkan namun sangat memuaskan dan tak mungkin terlupakan…” Katanya sambil mencium mesra bibirku. Lalu sambungnya lagi “Kalau tahu senikmat dan sepuas ini yang kudapat dari Bapak.. Bapak tidak perlu mengancamku segala…” katanya sambil tersenyum.
    “Dan aku rela … menanggung segala akibatnya asal aku bisa mendapatkan nikmat seperti ini dari Bapak…” katanya mulai melantur…
    Kuperhatikan jam dinding sudah menunjukkan jam 1.30 malam, sudah larut. Aku harus segera pulang. Maka aku berdiri dan mengenakan pakaianku dan bertanya padanya “Apakah kita bisa mengulanginya lain waktu ?”
    “Tentu…Pak, bahkan malah aku yang meminta pada bapak untuk bisa memberikan kenikmatan seperti tadi lagi dan lagi “ katanya sambil mencubit mesra pinggangku.
    Kemudian dia juga mengenakan pakaiannya kembali lengkap dengan jilbab lebarnya dan kami keluar kamar berbarengan. Sampai di ruang tamu, dia berhenti sejenak dan memberi isyarat padaku agar aku diam dulu di tempat dan dia akan keluar rumah melihat situasi di luar apakah ada orang.
    Dan setelah yakin tidak ada orang diluar dan memberi isyarat padaku bahwa di luar aman. Sebelum aku keluar dari rumah dia memberikan kecupan yang hangat dan mesra di bibirku sambil berbisik
    “Jangan lupa ya… seminggu 2 kali bapak harus memberi kenikmatan padaku…”
    Wah… nekad juga rupanya istri tetanggaku yang alim ini, jika sudah tahu sesuatu yang sangat nikmat yang bisa dia dapatkan dari diriku. Dengan mengendap-ngendap aku masuk ke rumahku dan kudapati istriku masih tidur dengan nyenyaknya.
    Sejak saat itu kami selalu menyempatkan diri secara sembunyi- sembunyi untuk berpacu meraih nikmat. Dan hal itu berlangsung sampai sekarang , tanpa aku tahu kapan hal ini akan berakhir. Tapi tingkah lakunya di lingkungan tidak berubah. Dia tetap tampak sebagai istri yang solehah dengan jilbab lebar dan baju longgar panjang yang selalu dikenakan. Cerita Sex
    Tapi jika sudah berduaan denganku, dia bagaikan kuda liar dan binal yang bisa membuat diriku melayang-layang meraih nikmat.
    Ada kejadian mendebarkan yang pernah kami lakukan. Saat itu adalah hari sabtu dan istri tetanggaku pulang kerja jam 1 siang, sedangkan bagiku hari sabtu adalah hari libur. Istriku tidak ada di rumah mengajak jalan- jalan anakku sambil mengambil pesanan barang. Sedangkan pada saat itu aku sangat ingin menyetubuhi tetanggaku, karena hampir seminggu tidak ada kesempatan menikmati tubuhnya.
    Pada saat aku duduk di ruang tamu, kulihat tetanggaku menghampiri rumahku dan kemudian mengetuk pintu. Pintu kubuka, Dia terlihat kaget dan senang karena yang membuka adalah aku. Lalu dia bertanya “Ada Ibu ,
    Pak ?”
    “Mau cari Ibu atau cari saya…?” kataku sambil berbisik.
    “Ibu bisa …, bapak juga boleh…” jawabnya sambil tersenyum. Lalu “Tapi kalau ketemu Ibu keperluannya beda..dengan bila bertemu dengan Bapak..” lanjutnya dengan penuh arti.
    “Masuk dulu, Bu ! ‘Nggak enak dilihat tetangga..” kataku mempersilahkan masuk.
    Diapun masuk dan duduk di kursi tamu yang membelakangi jendela, sementara itu pintu rumahku tetap terbuka, akupun bertanya padanya “Ada perlu apa, ke Ibu ?”
    “Biasalah… Pak, keperluan perempuan…, saya mau beli jamu kuat dan jamu khusus untuk wanita…, siap- siap… karena hari ini suami saya pulang…”Cerita Sek Indo
    “Kalau gitu…, jatah saya kapan..? padahal saya lagi pingin nich..!”
    “Sebenarnya saya juga lagi pingin…, tapi… gimana yah…?” dia menjawab dengan bingung.
    “Kalau sekarang.., gimana ? “ kataku sambil menghampiri dirinya dan duduk disebelahnya dan langsung menciumnya dengan nafsu. Dia membalas ciumanku, kemudian melepaskan ciumanku sambil mendorong tubuhku dan berkata “Ihh, nekad..!” “Habis…, udah ‘ga tahan sich..!” jawabku sambil mencubit dagunya dengan gemas
    “Sebenarnya…, saya juga udah ‘ga tahan…., tapi dimana…?, orang lain pasti akan curiga, kalau kita lakukan sekarang di kamar bapak ?” bisiknya dengan nafas yang mulai tersengal- sengal didorong hawa nafsu yang mulai sudah menguasainya.
    “Kita main disini saja, di ruang tamu, sehingga dari jendela kita bisa melihat kalau ada yang datang. Dan biarkan pintu terbuka… biar orang lain tak curiga…” Usulku nekad.
    Kebetulan pintu tamuku sejajar dengan pintu pagar, sehingga dari jendela akan terlihat kalau ada yang akan masuk ke halaman rumahku. Tetapi posisi ruang tamuku agak tersembunyi sehingga segala aktivitas di dalamnya tidak terlhat dari luar.
    “Jangan ah.., Pak. Berbahaya….” Jawabnya, namun nampaknya dia sudah mulai tergoda dengan usulku.
    “’Ngga lah… asal kitanya jangan bersuara….., saya ingin merasakan sensasi nikmat bercampur rasa takut ketahuan…….”
    Aku semakin memaksanya sambil kembali melumat bibirnya dengan nafsu yang membara.
    Nampaknya gairah nafsu berahi sudah menguasainya sehigga melupakan rasa takutnya dan dia membalas lumatan bibirku dengan ganas dan kedua tangannya merengkuh kepalaku agar semakin rapat bibir kami menempel.
    Tanganku meremas buah dadanya yang terhalang oleh baju longgar dan jilbab yang dikenakannya. Matanya terpejam menikmati ciuman yang panas bergelora. Dan dia semakin liar menciumku sambil menahan agar erangan nikmat tak keluar dari mulutnya.
    Nafas kami berdua semakin tersengal- sengal, tanganku beralih ke bawah, kutarik baju panjang yang menutup kaki dan pahanya dan tanganku langsung menyusup keselangkangannya. Kurasakan cd-nya sudah sangat basah, rupanya sensasi bercinta sambil was-was takut ketahuan membuat gairah rangsangan melayang tinggi begitu cepat dan membanjiri vaginanya.
    Kusisipkan jari-jariku dari pinggir cd yang dikenakan, sehingga jari tanganku menyentuh permukaan vagina yang ditumbuhi jembut lembut yang merangsang. Dengan penuh nafsu tanganku mengusap bahkan mengobok- obok permukaan vagina yang semakin memacu gairahku. Jari-jariku mempermainkan lipatan vaginanya yang basah.
    Tetanggaku mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan giginya gemeretak menahan nikmat yang menimpa dirinya dan menahan nafas agar suara erangan nikmatnya tak keluar.
    Lalu jempol memutar dan menekan klitorisnya yang menonjol keras, badannya bergetar…, mulutnya semakin rapat tertutup.., kepala terdongak dengan mata yang terpejam. Nafasnya semakin terengah-engah menahan nikmat yang tak terhingga.
    Sementara jempolku memberikan rangsangan kenikmatan pada dirinya, jari tengahku kuputar dengan gerakan mengebor menembus liang vagina yang semakin basah dan licin. Tubuhnya bergelinjang hebat dan melonjak-lonjak melambungkan dirinya sehingga melayang-layang. Gerakan jari tengahku yang menerobos liang vagina sambil berputar terus kuperdalam dan badannya semakin bergelinjang hebat, kepalanya semakin keras menekan sandaran kursi sehingga pinggangnya melenting, dengan suara yang tertahan keluar lenguhan nikmat tanpa dapat dia tahan
    “Uuhhhhh……”
    Jempolku terus menekan dan memutar klitorisnya, sedangkan jari tengahku semakin cepat memutar dan mengocok liang vaginanya. Tubuhnya semakin hebat terguncang hingga akhirnya melenting kejang dan kaku, dan dari mulutnya keluar suara tercekik..”Akkkhhhhh…..”. Jari tengahku terasa seperti dijepit oleh dinding basah dengan sangat kuat disertai dengan kedutan-kedutan yang keras dan cepat.
    Lalu tubuhnya melemas dan punggungnya terhempas pada sandara kursi. Nafasnya tersengal-sengal seperti atlit yang baru mencapai finish. Ya…, tetanggaku baru saja mencapai finish dengan memperoleh kenikmatan orgasme yang sangat sensasional.
    Aku mencabut jariku dari liang vaginanya yang becek, ku arahkan jari tengahku pada hidungku dan kuhirup dalam-dalam aroma lendir vagina yang menempel pada jari tengahku yang basah kuyup itu . Aroma itu begitu merangsang berahiku dan membuatku nikmat. Aku begitu menikmati aroma vagina itu lalu dengan penuh perasaan kujilati lendir vagina yang menempel dijariku dengan jilatan-jilatan yang rakus hingga jari tengahku kesat bersih dari lendir vagina yang menempel.
    Di dalam kelelahannya, tetanggaku memperhatikan apa yang kulakukan, dia merasa puas dan bangga melihat aku dengan rakusnya menjilati lendir vaginanya yang menempel di jariku. Gairahnya gembali bangkit mengalahkan rasa lelah yang menderanya. Tubuhnya bangkit, Tangannya membuka sleting celana panjangku dan mengeluarkan batang penisku yang sangat keras dan tegang dari pinggir CD yang kukenakan.
    Penisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal penisku dengan jari-jarinya yang halus dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala penisku, bahkan seluruh batang penisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang menjilati es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan nikmat..
    ”Uhhh…”.
    Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala penisku menekan-nekan mulutnya, seperti sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu ketika dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala penisku tanpa memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu “Akhhhhs…”
    Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba mulut tetanggaku mencaplok batang penisku. Rongga mulutnya terasa panas dan sangat nikmat sehingga membuat mulutku ternganga, badanku kaku dan dadaku sesak susah bernafas. Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap penisku membuatku semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.
    Penisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak keras.
    Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme. Sebagaimana yang sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia selalu berhasil membuat suaminya orgasme.
    Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan penis yang semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja yang semakin tersengal-sengal dan batang penis yang semakin keras membengkak.
    Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta dipuaskan, vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan penisku dari mulutnya kemudian melepaskan cd-nya yang sudah sangat basah. Cd itu dimasukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya. Kemudian berdiri membelakangiku.
    Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang mau masuk ke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya penisku saja yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.
    Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala penisku menerobos liang vaginanya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan kepala penisku pada liang vaginanya begitu lama dan sangat nikmat, mataku terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mngeluh “Uhhh…..”
    Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian bawah perutku sehingga batang penisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan cukup lama vaginanya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang vaginanya terhadap kepala penisku.
    Kepala penisku serasa dihisap dan diremas nikmat oleh vagina tetanggaku ini. Dinding vaginanya tak henti-hentinya berkedut memberikan sensasi nikmat pada ujung-ujung syaraf nikmat yang ada pada seluruh permukaan kepala dan batang penisku. Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang penisku mengucek dan mengocok dinding vaginanya, kenikmatan semakin melambungkanku.
    Semakin lama gerakan pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah bahkan maju- mundur membuat batang penisku seperti diplintir dan digiling oleh mesin penggilingan nikmat.Cerita ngentot memek tembem
    Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagina yang sangat kuat sehingga penisku masuk sedalam- dalamnya, dinding vaginanya dengan dahsyat memeras dan menjepit batang penisku dengan sangat kuat serta kedutan-kedutan dinding vagina begitu cepat .
    Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru digapainya.
    Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginanya semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina yang semakin basah dan licin, rasa nikmat kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan penisku di dalam vaginanya terus-menerus memberikan rasa nikmat pada penisku.
    Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding vaginanya pada batang penisku.
    Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya.
    Hingga akhirnya dia benar- benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku. Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kupeluk dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas- remas buah dadanya dari luar baju longgarnya.
    Setelah kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar berdiri bersamaan dengan tubuhku, namun kutahan agar penisku tidak lepas dari vaginanya, kudorong tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi jendela, kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian atas sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya,
    Sedangkan penisku masih menusuk vaginanya dari belakang melalui belahan pantatnya, suatu posisi doggy style sambil berdiri. Ujung baju lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya sehingga kedua tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat menggairahkan.
    Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar penisku menusuk-nusuk vaginanya lebih dalam. Cengkraman vaginanya dalam posisi seperti ini semakin kuat menjepit membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagina membuat gesekan dan kocokan penisku begitu lancar di dalam vaginanya. Kepalanya terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.
    Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pembuluh darahnya, dia membalas sodokan penisku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat, kepalanya terdongak ke atas.
    Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan- kedutan dinding vagina pada penisku. Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginanya melemah, kembali aku menusuk-nusukkan penisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali bergerak liar membalas sodokan-sodokan penisku, dan hanya beberapa menit berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada saat itu.
    Beberapa kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang.Cerita sek abg gakau
    “Uuhhhhhhh………”
    Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah. Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginanya yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona.
    Kuarahkan kepala penisku pada mulut liang vaginanya dan dengan cepat kudorong penisku hingga amblas sampai ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya dengan hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.
    Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum tiba di depan rumah.

    Rasa takut yang datang tiba- tiba menyebabkan aku menjerit tertahan dan spermaku pun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt……. Uhhh…. suatu pencapaian orgasme yang sangat mendebarkan dan membuat jantung ini serasa mau copot.

    Dengan tergesa-gesa aku mencabut penisku yang masih beberapa kali memancarkan sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang dikenakan tetanggaku dan beberapa tetes. Kumasukkan penisku yang masih setengah tegang ke balik celanaku dan kutarik sleting celanaku.
    Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak mencurigakan. Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.
    Tetanggaku berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak- anakku masuk ke rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.
    “Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.
    “Ahh…., ‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun ternyata bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…” Sahut tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi kegugupannya….
    “Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti
    “Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula
    “Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada tetanggaku, kemudian dia menambahkan lagi “Panas sekali udara saat ini, Badan saya basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah oleh keringat.
    “Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.
    Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir tempat tidur dan berkata “Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.
    “Anu…, Mah tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong. Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika ingin bercinta dengan tetanggaku. Dan petualangan kamipun berlanjut, asalkan tidak ketahuan istriku dan suaminya.
  • Cerita Sex Selingkuh Sahabat Suamiku

    Cerita Sex Selingkuh Sahabat Suamiku


    1701 views

    Cerita Sex Selingkuh – Saat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.

    Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

    Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
    Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

    Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

    Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.

    Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

    Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

    Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
    Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

    Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

    Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

    Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

    Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

    Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

    Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

    Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

    “Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

    Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

    “Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

    Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

    “Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

    “Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

    “Aku sangat malu.” katanya kemudian.

    “Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih.

    Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

    Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

    “Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

    Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

    “Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

    “Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

    Cerita Sex Selingkuh – Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

    “Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

    Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

    Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

    Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
    Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

    “Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

    “Sentuhlah!”

    Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

    Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

    Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

    Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

    Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

    Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

    Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

    Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

    Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

    Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

    Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

    Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

    Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

    Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

    Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

    Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

    Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

    Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

    Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

    Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

    Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

    Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

    Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.

    Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

    Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

    Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

    Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

    Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

    Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

    Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

    Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

    Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

    Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

    Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

    Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

    Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

    Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

    Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

    Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

    Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

    Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

    Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

    Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
    Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

    Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

    Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

    Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

    Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

    Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

    Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

    Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

    Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

    Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

    Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

    Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

    “Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

    “Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

    “Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

    Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

    Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

    Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

    Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

    Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

    Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

    Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

    Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

    Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
    Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

    Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

    Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

    Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

    Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

    Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

    Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

    Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

    Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

    Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

    Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

    “Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

    Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

    Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

    Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

    Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

    Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

    Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.

    Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

    Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

    Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

    Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

    Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

    Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

    Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

    Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

    Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

    Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

    Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

    Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

    Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

    Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

    Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

    Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

    Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

    Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

    Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

    Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.Cerpen Sex

    Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

    Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
    Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

    Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

    Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

    Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

    Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

    Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

    Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

    Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

    Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

    Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

    Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

    Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

    Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

    Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

    “Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.

    Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

    Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
    Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

    Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

    Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

    Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

    Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

    Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

    Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

    Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

    Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

    Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

    Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

    Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

    Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

    Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

    Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

    Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

    “Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
    Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

    Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

    Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

    Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

    Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

    Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

    Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

    Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

    Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

    Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

    Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

    Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

    Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

    Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

    Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.