• Cerita Seks Selingkuh Istri Partner

    Cerita Seks Selingkuh Istri Partner


    1931 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Selingkuh Istri Partner ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Sejak aku berhasil menyetubuhi Cik Lina dan dia membuatku hilang keperjakaanku, aku terobsesi menikmati tiga teman kantorku dan satu lagi adik ipar Cik Lina, cerita panas Cik Nina. Hari Sabtu lalu, Cik Nina mendatangiku. Gila, seksi benar.

    Dia duduk di depanku. Kaosnya super ketat dan celana jeans-nya super ketat membuat tubuhnya tercetak jelas dan dapat kulihat. Seolah Cik Nina membiarkan aku menikmati tubuhnya. Kapan ya, pikirku. Ketika aku hampir lebih melamun, aku dikejutkan Nia yang masuk ruanganku tanpa mengetuk. cerita panas Nia terkesiap dan menyatakan ketidak senangannya atas apa yang mataku lakukan dengan Cik Nina. Aku bisa lihat di wajahnya dan Nia berdiri kaku di samping Cik Nina, kemudian Nia keluar.

    Setelah selesai berbicara dengan Cik Nina, Cik Nina keluar dengan sedikit pandangan lain kepadaku dan membuatku kelabakan. Aku sempat berpikir, Apakah Cik Lina bicara dengan Cik Nina ya? Ahh, aku membayangkan yang, ya ya ya, dengan Cik Nina dan Cik Lina lagi.

    Lima belas menit kira-kira, cerita panas Nia masuk lagi ke ruanganku, lalu ditutupnya. Ruanganku ber-AC dan Nia dengan sedikit akting memarahiku. Kupikir Nia ini cemburu. Dan makin aku mendapatkan jalan lapang menikmati tubuh Nia.”Iya, iya, aku minta maaf. Mau memaafkan nggak? Entar tak kasih hadiah,” kataku pada Nia.

    Nia mengangguk. Nia memang sayang sama aku, hampir tiap hari Nia membawakanku kue. Nia tahu kalau aku suka kelaparan sebelum makan siang. Dari situ, aku bisa lebih dekat dengan Nia, istri Mas Heru ini. Mengapa Nia rela memperhatikanku ya? Ada yang tak beres sepertinya hubungan mereka berdua. Nia sudah punya dua anak yang masih balita dan dia baru berumur 26 tahun.

    Akhirnya, sesuai janjiku, aku memberikan sesuatu untuk Nia. Daster hitam. Aku terus terang sudah membayangkan Nia memakai daster hitam ini dan aku menyetubuhinya. cerita panas Ahh, aku jadi ingat Cik Lina yang banyak mengajariku soal persetubuhan.

    “Nia, ini buatmu ya?” Nia tersenyum sambil menerima kadoku.
    “Bagaimana kabar rumah Nia?” tanyaku melanjutkan.
    “Baik Jo,” katanya agak terpaksa.
    “Kemana Mas Heru hari ini?” kataku memberanikan lebih dalam.
    “Oooh, baru pergi ke Bogor, ada seminar dan training seminggu di sana,” katanya.
    Wah, ini kesempatan buatku.
    “Maukah Nia menemuiku nanti sore? tanyaku.
    Sementara aku berakting biasa karena teman-teman kantor di luar bisa melihatku di dalam ruangan berkaca ini. Nia diam saja.
    “OK, kalau Nia mau temui aku di sini,” cerita panas kutuliskan nama hotel berbintang di dekat rumahnya, “Sore nanti ya, sejam setelah pulang kantor, dan kuharap Nia mau pakai apa yang aku berikan itu,” kataku merayu. Agen Judi Hoki Banget

    Nia keluar dari ruanganku, hatiku berkecamuk. Mau tidak dia ya? Pikir dan anganku. Yaa, paLina-paLina aku kehilangan uang hotel saja. Segera aku telepon hotel dan aku booking kamar 617 (lantai 6 kamar 17). Aku pesan yang menghadap ke selatan, sehingga bisa melihat bukit-bukit di selatan kotaku. Aku telepon Nia dan memberitahu nomor kamarku. Nia diam saja. Aku makin gelisah.

    Aku pulang sejam lebih awal. Mobil kutinggalkan di parkir Mall di kotaku dan aku naik taksi ke hotel. Dengan jantung yang makin berdegub aku menunggu Nia datang. cerita panas Akhirnya ada ketukan di kamarku dan yaa, hatiku melonjak karena Nia datang. Ahh, senyumnya malu-malu dan segera kutarik ke dalam, kukunci pintu. Kami berpandangan dan akhirnya kami berpelukan, aku dekap Nia sekuatku dan kuciumi kuat bibirnya yang manja. Ahh Nia, kau benar-benar menjadi milikku sore ini.

    Cerita Seks Selingkuh Istri Partner “Nia bawa daster hitam yang aku beri?” dia mengangguk. Dan aku memintanya untuk memakai sekarang. Kusuruh dia ke kamar mandi, sementara aku melucuti pakaianku sendiri hingga telanjang. Aku berdiri agak bersembunyi. Aku ingin menikmati Nia, bagaimana dia berjalan. Aku mengelusi kemaluanku sendiri. Ahh, tunggu ya, sabar ya, kataku dalam hati pada kemaluanku. cerita panas Lama sekali Nia di kamar mandi. Sekitar 15 menit kemudian, kulihat pintu kamar mandi dibuka Nia dan amboi.. kuperhatikan dia berjalan dari belakang dan dia mencariku ketika sampai dekat tempat tidur. Akhirnya dia tahu persembunyianku.

    Aku keluar dengan tubuhku yang telanjang, dengan batang kemaluanku yang menegang kuat penuh. Nia terhenyak melihatku, matanya terpaku menjalari tubuhku dan terakhir melihat kemaluanku. Batang kemaluanku kalau tegang maksimum kira-kira 15 cm dan 4,5 cm diameternya. Lalu kupanggil supaya dia mendekat dan aku juga bergerak mendekat. Seksi sekali Nia dengan daster hitam yang kuberikan. Pundaknya hanya dilapisi tali hitam kecil. Ahh, Nia sudah tidak pakai BH lagi, buah dadanya tampak menggunung dan bergerak-gerak ketika dia berjalan.

    Ooh, kedua bukitnya kurasakan nikmat di dadaku. Kupandangi dia ketika kami berdekapan. Tanganku bergerilya di bagian belakang tubuhnya menelusuri punggung dan ke pantatnya yang indah tertutup daster hitam. cerita panas Aku kaget karena dibalik daster hitam itu sudah tak ada lagi BH dan celana dalam. Dengan sekali sentak pasti Nia sudah telanjang di dekapanku. Pikiranku berubah.

    Aku ingin menyetubuhi anusnya dulu dengan Nia masih memakai daster. Lalu, kubalikkan tubuhnya. Nia menyandarkan kepalanya di dada kiriku. Wajahnya menghadapku dari samping. Ahh, benar-benar menggairahkan tubuhnya. Buah dadanya yang besar menantangku, juga tubuhnya, semuanya. cerita panas Dengan manja dan minta, aku memaguti mulutnya, menguluminya. Tanganku bergerak meraba leher, kepala, teLinaanya.

    Kami berkuluman lama, kuciumi pipinya, teLinaanya, dahinya dan tanganku mulai merambati kedua buah dadanya dan kuberikan lagi sensasi-sensai yang sangat menikmatkannya. Tubuhnya sesekali membusung ke depan menikmati gerakan tanganku meremasi buah dadanya. Lalu tiba-tiba tubuhnya menunduk dan makin membungkuk, aku menahan dengan tanganku yang masih di buah dadanya. Nia sangat menikmati. Akhirnya Nia dan aku tidak kuat menahan tubuhnya dan Nia makin menunduk akhirnya mencapai dasar lantai, Nia membungkuk.

    Kubuka daster bawahnya ke atas dan kulihat pantatnya yang menggairahkan. Nia menungging, aku meremasi buah dadanya dari belakang. Aku menciumi pantatnya dan bibir kemaluannya, cerita panas menggairahkan sekali. Kuraih klitorisnya dan membuat tunggingannya semakin naik dan membuka. Kugesekkan batang kemaluanku di sepanjang bibir kemaluannya bergerak ke atas ke anusnya.

    Seolah Nia tahu keinginanku. Akhirnya aku terdiam. Nia tahu sekarang kalau aku mau anusnya. Aku diam, sementara kemaluanku sudah berada di bibir anusnya. cerita panas Nia gerakkan pantatnya dan aku diam. Nia terus bergerak ke belakang membuat batang kemaluanku semakin terbenam di anusnya. Nia sangat menikmatinya dan tidak merasakan sakit. Akhirnya seluruh batang kemaluanku tertanam di anusnya. Ooh, nikmat sekali jepitan anusnya.

    Aku menikmati sensasi kenikmatan ini dan kuraih lagi buah dadanya dari belakang sementara Nia masih menungging. Kuremasi lagi dan kugerakkan lembut batang kemaluanku yang sudah terbenam penuh di anusnya. “Ooh Nia, Nia,” kataku. Akhirnya aku mulai tidak tahan lagi, cepat-cepat kucabut dan sebelum Nia tersadar, batang kemaluanku sudah menghujam ke lubang kemaluannya dengan cepat.

    Nia tersentak sebentar sebelum Nia sangat menikmati goyanganku. Sementara batang kemaluanku tertahan, aku melucuti dasternya sehingga Nia telanjang dalam gaya “doggy”-ku. cerita panas Aku ingin Nia jadi betinaku seperti anjing jantan menyenggamai betinanya. Sambil masih menungging, kugoyangkan nikmat, kuciumi Nia dari belakang, kuraih buah dadanya dan Nia melenguh kenikmatan. Nia makin tidak tertahan menikmati sensasi di liang kemaluannya.

    Cerita Seks Selingkuh Istri Partner Makin rapat dan menungging saja dia, batang kemaluanku berdenyut seiring denyutan jantungku. Akhirnya dengan satu teriakan keras kami bersama orgasme. Aku semprotkan spermaku ke liang senggamanya sementara Nia memuntahkan cairan kewanitaannya menghangati batang kemaluanku. Nia terkulai telungkup dengan menyisakan gerakan-gerakan kepuasan ketika aku menyetubuhinya.

    Kucabut batang kemaluanku dan kucumbui Nia. Sisa-sisa ketegakan batang kemaluanku dan sperma bercampur cairan kewanitaannya kuarahkan ke mulutnya dan pipinya. cerita panas Diraihnya batang kemaluanku oleh Nia dan dikuluminya. Dibersihkannya dengan mulutnya yang menggairahkan itu dan batang kemaluanku mengeras lagi.

    Satu istimewa pada Nia adalah buah dadanya yang berbentuk menggantung seperti buah pepaya besar. Aku suka memperhatikan BH-nya dari depan di kantor yang suka merosot ke bawah menahan beratnya kedua bukit indah itu. Aku suka membayangkan kapan aku bisa menikmatinya. cerita panas Dari tadi aku hanya meremasi saja. Dan ketika batang kemaluanku tegak lagi oleh kuluman dan sedotannya, kutuntun Nia ke kamar mandi. Aku ingin menyetubuhinya lagi di sana.

    Kami mandi bersama dengan shower yang hangat. Tubuh Nia sangat seksi apalagi dengan buah dadanya. Kucumbui Nia lagi. Kutengadahkan mulutnya dan dengan terpejam, bibirnya kulumat lembut. cerita panas Sementara tanganku meremasi buah dadanya, batang kemaluanku bergesekan dengan kemaluannya. “Ahh..”Lalu kuangkat Nia ke meja di kamar mandi. Kucumbui dia, kukulumi bibirnya, dan akhirnya aku sampai di bukit indah.

    Dipeganginya kepalaku dan dengan nafas terengah-engah kenikmatan dengan kepala yang didongakkan, Nia menikmati cumbuanku atas buah dadanya. Kukulumi, kupaguti buah dadanya, menggairahkan sekali. Aku puas dan berlari turun ke perutnya. Kuambil kursi dan kutaruh kaki Nia terbuka dipundakku, sementara dia duduk di meja. Kujilati pahanya dan menjalari ke bukit hitam kemaluannya. Ahh, kukulumi, kujilati dan cumbui kloritisnya dan Nia sudah tidak tahan lagi. Kubopong sementara kedua kakinya menjepit pinggangku, sementara aku bangkit mengulumi lagi kedua buah dadanya bergantian. Kubawa Nia ke tempat tidur, kurebahkan di sana.

    Sebelum sensasi hilang, cerita panas kuburu tubuhnya, kubuka selakangannya dan Nia menurut saja. Sekarang aku di tengah-tengah kedua kaki Nia yang terbuka dan diangkat. Ahh, kulihat Nia meremasi buah dadanya sendiri, itu satu tanda agar aku segera menyetubuhinya lagi. Aku membungkuk dan kuciumi pahanya ke bawah ke arah bukit hitam di kemaluannya. Nia tergelincang kenikmatan.

    Sementara tanganku meremasi kedua buah dadanya, kucumbui lagi kemaluannya yang makin basah. “Uhh, enak sekali Jo, ehh.. ehh..” lenguhan Nia memanjang, “Joo, Joo.. teruskan.. ehh..” dan mulutku semakin dibasahi oleh cairan kewanitaannya bercampur dengan deru birahi Nia yang memuncak.Aku semakin menikmati saja persetubuhan ini dan kusiapkan kemaluanku untuk lubang kemaluannya yang semakin siap menerimanya. Kuambil bantal dan kuganjal pinggulnya supaya aku lebih leluasa menyetubuhinya. Kucumbui lubang kemaluannya dengan batang kemaluanku.

    “Ahh Jo, cepat, cepat Jo, cepatt.. ahh.. ehh..” lenguhannya, desisannya, geliatnya sangat merangsangku. Lalu batang kemaluanku kumasukkan perlahan-lahan. cerita panas Kepala kemaluanku terhujam, kugosokkan ke dinding lubang kemaluannya memutar beberapa kali. Nia sangat menikmati. Kumasukkan lagi lebih dalam lubang yang menggairahkan untukku karena dinding lubang kemaluan Nia memberi sensasi yang makin memuncak pada batang kemaluanku.

    Aku diam sejenak ketika terhujam separuh. Nia memainkan pinggulnya sendiri seperti menyetubuhiku. “Ohh Nia,” kataku, “Nikmat sekali..” Nia terus menggoyang pinggulnya, akhirnya kuimbangi dengan dorongan dan gerakan memutar yang membuat batang kemaluanku terhujam penuh di lubang kemaluan Nia. Nia menggelinjang, mengerang, mendesis, “Uhh.. ahh.. Jo, Jo..” beberapa kali namaku dipanggilnya.

    Aku merasakan ada yang lain di samping jepitan pinggulnya yang tersalur ke lubang kemaluannya pada batang kemaluanku. cerita panas Nia akan orgasme dan kubiarkan Nia mencapai kenikmatan sampai Nia lepas. Aku pun makin tidak bisa menahan, sebentar lagi mau keluar. Dengan beberapa kali genjotan, kucabut segera batang kemaluanku dan melangkah ke mulut Nia. Nia terpejam-pejam dan kumuntahkan spermaku membasahi mulutnya, hidungnya, matanya, pipinya. Ahh, Nia menjilatinya, juga batang kemaluanku dikuluminya. Sekali lagi kusemprotkan spermaku ke mulutnya. Nia menelannya.

    Uhh, nikmat sekali. Aku menikmati lagi buah dadanya sebagai bagian akhir aku menyetubuhinya. Kulihat Nia menggelepar-gelepar menikmati sensasi akhir yang kuberikan. cerita panas Aku mencumbui Nia dan kumasukkan ke mulutnya spermaku dengan lidahku dan bertebaran di kepalanya. Kupeluki Nia sampai dia lelah tertidur dalam pelukanku.

    Ahh Nia, akhirnya tubuhmu kudapatkan juga. Betapa nikmatnya. Akhirnya Nia pulang setelah membersihkan diri bersama. Kami suka melakukannya dan mengulangi persetubuhan di hotel yang sama di sore hari sepulang jam kantor. Jadi aku punya dua tubuh kepuasan seksku, Cik Lina dan Nia. Sebentar lagi aku mau Sasa. cerita panas Tapi, Cik Nina sepertinya lebih menggoda.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Cerita Seks Nafsuku Sulit ditahan

    Cerita Seks Nafsuku Sulit ditahan


    1931 views

    Cerita Seks Terbaru – Saat Aku sedang menonton tv dikamar, saat itu juga Naya baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian baju tidur, dan dia sebelum tidur selalu menyempatkan diri untuk cuci muka, kamar tidur kami memang dilengkapi dengan kamar madni dalam dan TV, sehingga kami bisa tidur sambil tiduran, saat ini Naya sedang berbaring disampingku dan dia mau memejamkan mata untuk tidur.

    “Naya! Kok langsung tidur sih?”

    “Mm..?”

    Naya membuka matanya. Lalu ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum manis. Woow.. burungku semakin mengeras. Naya mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tangannya yang lembut halus membelai wajahku. Jantungku berdetak cepat. Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat. Terasa nyaman sekali. Naya mencium pipiku. “Cupp..!”

    “Tidur yang nyenyak yaa..” katanya perlahan.

    Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat.

    “Naya! Faayy..!” aku mengguncang-guncang tubuhnya.

    “Umm.. udah maleem.. Naya ngantuk niih..”

    Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si “ujang” masih tegang dan penasaran minta jatah.

    Begitulah Naya. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku sehari-hari sangat cukup. Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat “hemat”.

    Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Naya, entah kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk pelampiasan, aku terkadang selingkuh dengan wanita lain. Naya bukannya tidak tahu. Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya.

    Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Naya untuk melayaniku. Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, aku jadi tidak tega. Kuciumrambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Naya. Siapa tahu dalam mimpi, Naya mau memuaskanku? Hehehe..

    Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall. Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Ami, sahabatku dan Naya semasa kuliah dahulu. Kulihat Ami bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Ami tidak punya adik. Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Ami. Fita namanya. Heranjuga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya kami makan satu meja.

    Sambil makan, kami mengobrol. Ternyata Fita seperti juga Ami, tipe yangmudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol denganku. Ketika aku menanyakan tentang Joe (suami Ami, sahabatku semasa kuliah), Ami bilang bahwa Joe sedang pergi ke Surabaya sekitar duaminggu yang lalu untuk suatu keperluan.

    “Paling juga disana dia main cewek!” begitu komentar Ami. Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan halyang aneh kalau Joe ada main dengan wanita lain disana. Saat Fita permisi untuk ke toilet, Ami langsung bertanya padaku. “Van, loe ama Naya gimana?”

    “Baek. Kenapa?”

    “Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur ama Naya?” Aku diam saja.

    Aku dan Naya memang lumayan akur. Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari aku minta jatah dari Naya. Tapi kalau Naya dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali!

    Itu juga harus main paksa. Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Naya. Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan?


    “Kok diem, Van?” pertanyaan Ami membuyarkan lamunanku.

    “Nggak kok..”

    “Loe lagi punya masalah ya?”

    “Nggaak..”

    “Jujur aja deh..” Ami mendesak.

    Kulirik Ami. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.

    “Cerita doong..!” Ami kembali mendesak.

    “Mi.., loe mau pesta “assoy” lagi nggak?” aku memulai. Ami kelihatan kaget.

    “Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!” kecam Ami. Aduh.., kelihatannya dia marah.

    “Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..” aku sedikit panik.

    Tiba-tiba Ami tertawa kecil.

    “Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemulagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan.”

    Saat itu Fita kembali dari toilet. Kami melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu aku kembali ke kantor.

    Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan. Sekitar sepuluh menit aku menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku berdering. Dari Ami, menanyakan dimana aku berada. Setelahbertemu, Ami langsung mengajakku naik ke mobilnya. Mobilku kutinggalkan disana. Di jalan Ami langsung menanyaiku tanpa basa-basi.

    “Van, loe lagi butuh seks ya?”

    Aku kaget juga ditanya seperti itu. “Maksud loe?”

    “Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Naya kenapa?”

    Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.

    “Mi.. Naya itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon. Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh  enyaluran dong!

    Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.”

    Ami tertawa. “Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri diperkosa sih?”

    “Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar.”

    “Mana ada perkosa nggak kasar?” Ami tertawa lagi. “Dan kalo dia nggak marah, perkosa aja dia tiap hari.”

    “Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..”

    “Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”

    “Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Naya lagi ya?”

    “Oke.. kita juga hampir sampe nih..”

    Aku heran. Ternyata Ami menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat. Dari tadi aku tidak menyadarinya.

    “Mi, apartemen siapa nih?”

    “Apartemennya Fita. Pokoknya kita masuk dulu deh..”

    Fita menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fita dan Ami masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Ami memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika aku masuk, si

    “ujang” langsung terbangun, sebab kulihat Ami dan Fita tidak memakai pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang bulat di depanku. Mimpi apa aku?

    “Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!” panggil Ami lembut.

    Aku menurut bagai dihipnotis. Fita duduk bersimpuh di ranjang.

    “Ayo berbaring disini, Mas Ivan.”

    Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Fita. Kulihat dari sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fita yang menggantung mempesona. Ukurannya lumayan juga. Fita langsung melucuti pakaian atasku, sementara Ami melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan nafsuku yang bergolak.

    “Gue pijat dulu yaa..” kata Ami.

    Kemudian Ami menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya benar-benar nyaman. Kulihat Ami tersenyum kepadaku. Aku hanya mengamatibagaimana kedua payudara Ami yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku.

    “Enak kan, Van?” Ami bertanya.

    Aku mengangguk. “Enak banget. Lembut..”

    Fita meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam payudaranya. Dia membungkuk, sehingga kedua payudaranyamenggantung bebas di depan wajahku.“Van, perah susu gue ya?” pintanya nakal. Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperah kedua susunya seperti memerah susu sapi, sehingga Fita merintih-rintih.

    “Ahh.. awww.. akh.. terus.. Van.. ahh.. ahh..” Payudara Fita terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yangdilayani dua wanita cantik. Akhirnya Ami menghentikan pijatan spesialnya. Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si “ujang”.

    “Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?” kata Ami, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si “ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.

    Aku langsung merinding keenakan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang kemaluanku. Si “ujang” telah berada di dalam mulut Ami, tengah disedot dan dimainkan dengan lidahnya. Tidak hanya itu, Ami juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat. Sedotan mulut Ami benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung kemaluanku dengan kuat. Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan sperma.

    “Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..”
    Ami semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluankumenyemprotkan sperma berkali-kali ke dalam mulut Ami. Lemas badankudibuatnya. Tanganku yang beraksi pada payudara Fita pun akhirnya berhenti. Ami terus mengulum dan menyedot kemaluanku, sehinggamenimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.

    “Aahh.. Ami.. udahan dulu dong..!”

    “Kok cepet banget keluar?” ledeknya.

    “Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.” aku membela diri.

    “Oke deh, kita istirahat sebentar.”

    Ami lalu menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat menerpa wajahku. Fita mengambil posisi diselangkanganku, menjilati kemaluanku. Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Ami hingga akhirnya aku menemukan daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Ami mendesah perlahan. Kugunakan jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya. Desahan Ami semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Fita terus saja menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Fita mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.

    Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku, menindih Ami yang sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang kemaluanku. Ami mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim Ami. Aku mulai mengocok maju mundur. Ami melingkarkan tangannya memeluk tubuhku. Fita yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam kenikmatan bersetubuh. Ami mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.

    Kucabut batang kemaluanku dari vagina Ami, dan langsung kuraih tubuh Fita. Untuk mengistirahatkan si “ujang”, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fita. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fita mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur payudaranya, kanandan kiri. Fita meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu. Setelah kurasakan cukup merangsang Fita, aku bersedia untuk main course.

    Fita nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya yang dihiasi bulu-bulu keriting Nampak sudah basah kuyup. Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Fita merintih-rintih keras saat proses penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fita.Hangat sekali, lebih hangat dari milik Ami. Setelah itu kumulai menyodok Fita maju mundur.

    Fita memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang. Tapi aku suka juga mendengarnya.Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan kami. Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Fita semakin keras mengeluarkan suara. “Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..” teriak Fita dengan lantang.

    Fita terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan.

    “Fit.. gue mau keluar nih..”

    Fita langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung mengulum kemaluanku sehingga akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fita, yang ditelan oleh Fita sampai habis.

    Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Ami berbaring di sisiku. Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku.Fita masih membersihkan batang kemaluanku dengan mulutnya.

    “Gimana Van? Puas?” Ami bertanya.

    “Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.”

    “Gue mandi dulu ya?” Fita memotong pembicaraan kami. Lalu ia menuju kamar mandi.

    “Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi. Nggak tau baliknya kapan.” Ami menjelaskan.

    “Nggak masalah kok. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue nggak keberatan.”

    “Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, Cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!”

    Aku diam saja. Ami bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.

    “Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Naya bingung lho!”

    Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pamit dengan Fita, Ami mengantarku kembali ke Citraland. Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Naya menanyakan darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.

    “Yaa.. padahal Naya udah siapin makan malem.” Naya kelihatan kecewa. Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar.

    “Ya udah, Ivan makan lagi aja deh.. tapi Ivan mau mandi dulu.” Kataku sambil mencium dahinya.

    Naya kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Rahasia Ku Dengan Tetanggaku

    Rahasia Ku Dengan Tetanggaku


    1931 views

    Awal Kisah ini Di mulai saat baru saja terima rapor cawu I, Kelas 2 SMA. Rumah Yang Tepat Berhadapan dengan Rumah ku baru saja di tempat penghuni baru, pindahan dari Gorontalo, Suami istri Dengan 2 anak, Seorang cowo dan seorang cewe. Suami nya bekerja di salah satu instansi pemerintah sebagai seorang pejabat Oom U sangat sibuk dan sering dinas ke jakarta.

    Sang Suami Ternyata kenalan Baik dengan Kakaku yang nomor 2, jadi keluargaku dan keluarga baru tersebut cepat menjad akrab. Aku Memanggil mereka Dengan Oom dan Tante U.

    Tante U seorang wanita berdarah manado, cantik , putih dan sangat menarik hati. Penampilan nya selalu OK dan sangat Serasi. Kedua Anak Tante U, Sangat akrab denganku, Yang sulung perempuan usianya 3,5tahun. Sedangkan adik nya berumur 2 tahun. sering aku mengajak mereka bermain, Maklum Aku anak laki2 paling bungsu dari 6 bersaudara. Aku di sukai Anak- anak kecil dan cepat sekali akrab dengan mereka.

    Hingga akhir cawu III, kehidupan rumah tangga mereka harmonis saja. Tante U
    memang sering pergi sesaat setelah Oom U berangkat ke kantor, biasanya pukul 13.00 sampai sekitar 14.00 WIB tante U sudah kembali. Hal itu sering tante U lakukan setelah mereka bertempat tinggal kira-kira enam bulan di rumah tersebut.

    Jika Oom U ke luar kota, tante U pulang agak lebih sore, kadang malah sehabis maghrib baru tante U pulang mengendarai mobil sedan HONDA PRESTIGE warna merahnya.
    Beberapa kali aku yang membukakan pintu garasinya, karena saat itu aku sedang di rumahnya bermain dengan kedua anaknya. Biasanya jika tante U pergi anak-anak biasa dijaga oleh pembantunya dan adik perempuan Oom U. Adik perempuan Oom U sebaya denganku, tapi walaupun aku sering bermain dengan-nya aku nggak tertarik padanya. Aku hanya merasa kasihan kepadanya, karena seringkali dia mengeluh karena perlakuan tante U kepadanya tidak baik. Pernah aku melihat dia dimarahi tante U dan disiram air bekas cucian pakaian yang banyak sabunnya. Namun aneh kepadaku tante U sangat baik, namun hal itu aku anggap hal yang biasa saja.
    Cawu I kelas tiga berakhir, saat libur dua minggu aku gunakan waktuku untuk
    jalan-jalan sama temen-teman ke suatu tempat rekreasi di dekat kotaku.
    Jaraknya lebih kurang 45 km dari kotaku, tempat itu terletak di lereng gunung dan berhawa sejuk, berbeda dengan kotaku yang panas. Aku masih ingat saat itu hari Senin, kira-kira jam 10.00 WIB, saat aku berlibur di tempat rekreasi itu kulihat mobil tante U diparkir di halaman sebuah restaurant; aku tak berpikiran apa-apa waktu itu, bahkan ketika kuberpapasan dengan tante U yang digandeng mesra oleh seorang lelaki dan di belakang mereka bergandengan pula sepasang teman tante U aku tetap belum paham dan mengerti apa sebenarnya yang terjadi dan tante U lakukan bersa-ma teman-temannya.
    Mungkin karena memang saat itu secara kejiwaan aku masih polos dan lugu
    serta belum mengenal arti cinta atau hubungan laki-laki dan perempuan aku
    menganggap hal tersebut biasa saja, bahkan aku menyapa tante U dengan sopan.
    Mendengar dan melihat aku spontan tante U nampak terperanjat dan kaget dan segera melepaskan pelukan lelaki temennya tadi. Kemudian dia menghampiriku dan basa-basi menanyakan acaraku di tempat itu. Sebelum kami berpisah tante U menggamitku seraya memasukkan sesuatu ke dalam kantong bajuku, kemudian dia berpesan agar aku merahasiakan pertemuan tadi dengan siapapun.
    Aku mengangguk dan berjanji tak akan bercerita pada siapapun tentang pertemuanku dengannya di tempat rekreasi tersebut. Sesaat setelah kami berpisah kurogoh saku bajuku, ternyata tante U memberiku uang sejumlah Rp.
    50.000,- , aku heran bercampur senang. Aku gunakan uang itu untuk mentraktir temen-temen.
    Seusai liburan, seperti biasanya kujalani masa-masa studiku seperti biasa.
    Di kelas aku boleh dikata sebagai murid dengan prestasi belajar yang baik,
    kelasku termasuk kelas unggulan yang murid-muridnya dipilih dari 10 terbaik
    di masing-masing kelas 2. Dari kelas satu hingga kelas tiga, aku biasa menduduki rangking tiga besar. Aku setiap hari berangkat dan pulang sekolah
    dengan jalan kaki bersama teman-temanku. Pada hari Sabtu kelasku pulang agak cepat dari biasanya, karena dua orang guru yang seharusnya mengajar di
    kelasku tidak masuk, dan waktu kosong diisi dengan mencatat pelajaran dari
    guru mata pelajaran lain yang berikutnya. Seperti biasa aku pulang jalan kaki, kira-kira 1 kilo meter dari sekolahanku tiba-tiba sebuah mobil merah berhenti di sampingku dan segera kukenali siapa pengemudinya, dialah tante U. Aku sempat terkesima melihat penampilannya, dia nampak cantik sekali apalagi dengan kacamata hitamnya wah sungguh bukan main. Dia buka jendela pintu mobilnya dan memintaku segera naik ke mobilnya, mengajak-ku pulang bersama. Kuterima ajakannya dan aku segera masuk dan duduk di dalam mobilnya yang ber AC dan empuk jok kursinya. Dia tidak mengajakku langsung pulang, tetapi jalan muter-muter dengan mobil-nya. Kulirik dia, sungguh sangat cantik, dan secara tak sengaja kulihat paha putih dan mulus miliknya yang terbuka diantara belahan rok spannya, benar-benar membuatku terkesima.
    Setelah beberapa menit kami berjalan tante U berdehem, membuatku terperanjat dan segera memalingkan mukaku ke luar jendela.
    Diajaknya aku ngobrol tentang pertemuanku di tempat rekreasi dahulu, dan
    menanyakan padaku apakah aku bercerita pada orang lain. Aku jawab bahwa aku tak bercerita pada siapapun dan aku katakan sekali lagi bahwa aku tak akan bercerita kepada siapapun tentang hal itu. Mendengar hal itu tante U nampak lega dan menghela nafas panjang.
    Sesampainya di rumah, seperti biasanya aku membantu membukakan pintu pagar dan garasi rumahnya. Diparkirnya mobilnya dan saat aku menutup pintu pagar rumah serta berpamitan pulang dipanggilnya aku. Aku mendekatinya dan
    mengikutinya masuk ke ruang keluarga. Dia segera duduk di sofa di depan TV
    ruang keluarga, dan memintaku duduk didekatnya. Serta merta dipeluknya aku
    dan diciumnya pipiku kanan dan kiri, sambil dia mengucapkan terima kasih.
    Aku diam saja. Kemudian dipegangnya mukaku dengan kedua belah tangannya dan secepat kilat diciumnya bibirku dan mulutku dilumatnya, aku hanya
    terperangah kaget dan tak bereaksi apapun. Sesaat kemudian dilepas
    pelukannya dan dia tersenyum padaku. Segera dia bangkit dan memintaku
    pulang.
    Entah kenapa sejak kejadian itu aku jadi semakin membayangkan dia, aku ingin
    semakin sering ketemu dengannya, di dalam mimpikupun sering terbayang tante U. Setiap kali bertemu dia selalu melempar senyum padaku. Aku jadi semakin sering melamun dan membayangkan dia.
    Sebulan sejak kejadian itu kudengar kabar bahwa tante U ketahuan selingkuh.
    Kulihat tante dan oom U sering bertengkar. Oh.. ya, adik perempuan oom U
    sekarang nggak tinggal di rumah itu lagi., anak tante U yang sulung sudah masuk playgroup. Sejak terdengar berita itu, tante U jarang keluar lagi seperti biasanya, paling-paling dia keluar hanya sebentar untuk keperluan antar jemput anaknya yang playgroup.
    Aku tetap seperti biasa, tetap main ke rumah tante U dan ngobrol dengan tante dan oom U, bagiku mereka seperti kakaku sendiri.
    Pada suatu hari menjelang terima rapor dan libur Cawu II di sekolahku seperti biasa diadakan lomba-lomba kesenian dan olah raga, dan kami pulang lebih awal. Aku masih ingat hari itu hari Kamis, aku pulang sekitar jam 09.00 WIB. Sesaat setelah aku masuk ke rumah dan berganti pakaian, kudengar telepon berdering. Segera kuangkat dan dari seberang sana terdengar suara tante U. Mengetahui aku yang menerima tante U bilang wah kebetulan nih. katanya, tante mau minta tolong sebentar… Tante U memintaku segera ke rumahnya. Aku segera mengunci pintu-pintu rumah dan meletakkan anak kunci di tempat biasanya, maklum di rumah nggak ada siapa-siapa. Bapak, Ibu dan kakak-kakaku tak ada di rumah.
    Segera aku pergi ke ruamah tante U. Suasana rumah tante U nampak sepi,
    segera aku pencet bel rumah dan tante U nampak membukakan pintu dan
    mempersilakan aku segera masuk. Aku terpesona melihatnya, dia sungguh cantik dan seksi sekali, dengan gaun tipis warna pink yang kadang menampakkan lekuk indah tubuhnya, dengan belahan lebar di dadanya, sehingga sedikit nampak tersembul buah dadanya yang putih dan halus kulitnya. Jantungku berdetak keras ketika pandang mata kami beradu, tante U tersenyum dan kubalas senyum manisnya dengan senyum pula.
    Kami mengobrol di ruang keluarga sambil menonton TV, aku menanyakan tentang kedua anaknya, tante U bilang mereka berdua ke Jakarta; ke rumah uwaknya diantar oom U. Jadi rumah saat itu sepi, cuman kami berdua saja. Tante U mengobrol sambil menyilangkan kaki kanannya ke atas kaki kirinya, sehingga, gaun tipisnya terbuka dan terlihat jelas pahanya yang putih dan halus. Aku tak henti-henti melirik dan memper-hatikannya. Tante U pura-pura tak tahu, bahkan secara sengaja gaunnya ditarik ke samping, sehingga paha mulusnya nampak tersembul keluar, sungguh suatu pemandangan yang sangat merangsang, dan tanpa terasa batang kemaluanku langsung berdiri tegak dan keras.
    Sesaat setelah ngobrol, tante U berjalan ke arah TV dan mengambil sesuatu di
    rak VCD. Segera dipasang dan dinyalakan VCD tadi, aku kaget dan malu; karena ternyata VCD tersebut VCD porno dan baru sekali itu seumur hidupku melihat adegan-adegan panas di dalam VCD tersebut. Tante U duduk di dekatku dan merapatkan badannya ke tubuhku. Diletakkan tangan kanannya di paha kiriku dan dielus-elusnya, kemudian di raihnya tangan kiriku dan diletakkannya di atas paha kanannya, dimintanya aku mengelus pahanya, secara naluri tanganku tidak hanya berhenti mengelus pahanya, bahkan lebih dari itu, langsung menuju ke celah pahanya yang tertutup celana dalam pink tipis. Kugosok dan kutekan tanganku ke vagina yang masih tertutup celana, nampak tante U senang dan kadang dikepitnya pahanya untuk menjepit tanganku yang nakal menyelusup masuk ke dalam Cd-nya dan menusukkan jariku kedalam memiawnya.
    Sesaat kami melakukan hal itu yakni saling mengelus sambil melihat adegan TV
    yang sangat merangsang. Tiba-tiba diraih dan dipeluknya kepalaku, dan segera dibenamkannya mukaku ke dadanya, ternyata tante U tak mengenakan BH, sehingga mukaku langsung menyentuh buah dadanya yang hangat dan lunak. Aku menurut saja dan segera tanganku bereaksi, menjalar kian kemari, membuka ikatan gaun tipis yang dikena-kan tante U, dan segera mencampakkannya jauh-jauh ke lantai. Dan nampak seluruh tubuh tante U tak tertutup apapun kecuali CD pink yang masih melekat ketat di memiawnya.
    Buah dada tante U sekarang sudah tak tertutup apa-apa lagi, dan segera tante U menempelkannya di mukaku. Aku bereaksi mencium dan mengulum puting susunya, kemudian bibirku menjalar kelehernya, akhirnya mulut kami saling mengulum.
    Tangan tante U bergerak melepas kaos dan membuka resleiting celana pendek
    jeans yang kukenakan, kemudian secara sigap di raihnya batang kemaluanku dan digosoknya dengan tangan kanannya. Pelan-pelan direbahkannya badanya di sofa, dan ditariknya badanku sehingga menindihnya.
    Kami saling mencium kembali, dan secara naluri aku meniru adegan yang ada di
    VCD porno tadi, pelan-pelan bibirku bergerak ke bawah, menyusuri lehernya
    yang putih. Terus turun dan turun ke bawah, hingga mencapai buah dadanya,


    dan segera kuhisap dan kuremas buah dadanya yang putih dan sudah mengeras. Terdengar tante U mengerang dan merintih. Di remas-remas batang kemaluanku yang sudah mengeras dan dikocoknya pelan. Sungguh luar biasa rasanya, sebab baru pertama ali aku merasakan hal tersebut. Tiba-tiba di dorongnya tubuhku, lalu dia duduk di sofa menghadapku, di suruhnya aku berdiri dan segera dilepas CD ku. Dengan terlepasnya CD tadi nampak tugu monasku tegak berdiri dengan keras, segera dihisap dan dikulum dengan mulutnya, aku mengerang dan mendesis keenakkan.
    Sesaat kemudian dia lepas pula celana dalamnya, dan segera dibaringkan
    tubuhnya di sofa sambil dibuka ke dua belah pahanya. Aku terkesima takjub
    melihat pemandangan di depanku, nampak jelas celah vagina yang berwarna
    kemerahan diantara ke dua belah pahanya yang putih.
    Segera mukaku menyerbu ke vaginanya dan aku jilati vaginanya seperti apa
    yang kulihat di adegan VCD . Tante U mengerang dan melenguh, pantatnya
    sesekali didorongnya ke atas, sehingga mulut dan lidahku semakin keras
    menempel di vaginanya.
    Adegan tersebut berlangsung sekitar lima menit, setelah itu di raihnya bahuku dan ditariknya badanku sehinga menindih tubuhnya lagi, mulutnya meraih dan mencium mulutku serta dimainkan lidahnya, tangan-nya memegang penisku dan menempel serta menggosoknya di liang kemaluannya. Sesaat kemudian dibimbingnya penisku memasuki vaginanya dan kemudian kami berpacu
    mengumbar nafsu sepuas hati kami. Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, belum pernah sekalipun aku merasakan sebelumnya, dengan cepat dan keras kuhentakkan penisku dalam liang vaginanya. Tante U mengerang,
    merintih dan menggerak-gerakkan pinggulnya naik turun seirama dengan
    gerakkanku. Mulutku menciumi lehernya, kadang ke buah dadanya dan akhirnya mengulum bibirnya sambil menggerakkan pinggulku naik turun untuk menarik dan mendorong penisku dalam liang vagina tante U.
    Sesaat kemudian tante U terdengar mengerang keras dan memintaku untuk
    mempercepat gerakkan pinggul-ku. , tiba-tiba dia mempererat pelukkannya dan mengejang keras sambil dari mulutnya keluar teriakkan teriakan agak keras, tak lama kemudian terasa sesuatu yang hangat membasahi batang kemaluanku dan terasa vaginanya bertambah licin, tiba-tiba dia mengendurkan pelukkannya dan menghela nafas panjang ooooh..nugi. oohh.., dan segera diraihnya muka dan dilumatnya mulutku dengan ciuman yang panjang., sementara pinggulku tetap bergerak naik turun..
    Pelan-pelan di dorongnya badanku dan dikempitkan kedua kakinya di pantatku,
    sehingga pantatku tak dapat bergerak naik turun.
    Nampak rasa puas dan senyum manisnya.., oohh.. nugi.., kau belum keluar
    ya..? Terus terang aku nggak tahu maksud perkataannnya.., tiba-tiba di
    gulingkan tubuhku, sehingga kami berdua jatuh di lantai di atas karpet.
    Tubuhku menelentang, di raihnya CD nya dan di lap vaginanya, sesaat kemudian tante U jongkok tepat di atas Penisku. Dipegang dan dibenamkannya penisku ke dalam vaginanya, lalu dia gerakkan tubuhnya naik turun, sehingga Penisku menggosok dinding dalam liang vaginanya. Kedua belah tangannya menekan dadaku, dan kepalanya mengangguk-angguk seirama gerakan tubuhnya. Cepat tangganku meraih dan meremas-remas buah dadanya. Rambutnya tergerai lepas dan berulang kali menyentuh wajahku.
    Tante U mengerang dan sesekali memiawik agak keras., untung rumah tante U
    agak besar, sehingga erangan dan teriakannya nggak terdengan dari luar.
    Ohhh. aah… aduh. nugi.. Enak. sungguh enak.. Ohh., yach.. Yach.. Sambil
    digerakkannya tubuhnya, persis seperti orang menunggang kuda liar.., aku
    mengimbangi gerakkannya dengan menaik turunkan pantatku, sehingga membuat tante U semakin liar dan histeris. Tiba-tiba dia membungkuk dan menggerakkan tubuhnya semakin cepat, sambil jarinya memutar-mutar dinding luar vaginanya. Suara erangannya semakin keras dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, serta memeluk tubuhku erat sekali.
    Terasa kembali cairan hangat membasahi Penisku, saat itu Penisku sudah
    mulai berdenyut-denyut, seperti hendak memuntahkan sesuatu. Keringat sudah membasahi tubuh kami berdua, desakan dan dorongan letupan diujung Penisku semakin terasa, tapi gerakan tante U sudah mulai lemah dan pelan dan akhirnya berhenti, tubuhnya terkulai lemas menindih tubuhku.
    Penisku masih keras, namun desakan, dorongan dan denyutan kembali
    hilang…, kembali lagi tante U tersenyum dan mengulum mulutku..ohh. nugi..
    Tante puuaaasss… Sambil tetap dalam posisi telungkup di atas tubuhku,
    tante U, menghujani mukaku dengan ciuman yang bertubi-tubi..
    Penisku masih menancap keras dan dalam di memiawnya, bila pinggul tante U
    bergerak, maka terasa enak dan nikmat rasanya. Dalam posisi seperti itu
    mulut kami saling berpagut, dan ciuman yang panjang yang seolah tak akan
    selesai kami lakukan, lidah tante U menyulusuri sekujur wajahku, ke leherku
    dan kembali kemulutku dengan batang kemaluanku masih tetap di liang
    vaginanya.
    Saat kami sedang asyik bercumbu, terdengar dering telepon berbunyi. Tante U
    segera bangkit dan menuju ke pesawat telepon. Diangkatnya gagang telepon
    sambil jari telunjuknya ditempelkan dimulutnya sebagai isyarat agar aku
    diam. Tante U menerima telepon sambil berdiri merapat ke dinding, ternyata
    telepon dari oom U di kantor. Mataku tak hentinya menatap tubuh dan
    wajahnya; sungguh pemandangan yang indah dan hampir aku tak percaya dengan apa yang baru saja aku alami sesaat tadi. Aku cubit tanganku terasa sakit, berarti ini bukan mimpi. Melihat apa yang aku lakukan tante U tersenyum
    geli, dilambaikan tangannya agar aku mendekatinya. Tanpa disuruh untuk kedua kalinya aku segera bangkit dan menghampirinya. Kupeluk tubuhnya dari
    belakang dan mulutku langsung menyerbu leher putihnya, sementara tanganku
    meremas-remas buah dadanya. Matanya terpejam, menikmati apa yang aku
    perbuat, tangan kirinya meraih kepalaku dan ditariknya menuju buah dadanya.
    Segera kurobah posisi tubuhku sehinga menempel tubuhnya dalam posisi
    berhadapan. Tangan kiri tante U meraih Penisku yang masih tegang dan keras, digosok dan dikocoknya pelan, aduh. nikmat sekali…
    Sambil menelepon tante U tetap memintaku mencumbuinya, namun jika aku mau mencium mulutnya, maka segera didorongnya mukaku.., aku mengerti maksudnya maka bagian tubuh lainnya yang menjadi sasaranku. Lidahku menjilati sekujur tubuhnya.., menghisap pentil susunya, meremas buah dadanya dan terus ke bawah. Kaki kirinya segera kuangkat dan kuletakan di atas meja di dekat kami bercumbu, sehingga celah vaginanya terbuka menganga, yang dengan segera kujilati. Tangan kiri tante U memegang dan menekan kepalaku ke memiawnya, sementara tangan kanannya tetap memegang gagang telepon. Dia nampak menahan rasa nikmatnya agar tak keluar erangan dari mulutnya…, tiba-tiba didorongnya mukaku menjauh dari memiawnya dan jarinya memberi isyarat agar aku sementara menghentikan cumbuannku.
    Sesaat kemudian diletakkannya gagang telepon dan langsung diraih tanganku
    dan segera ditariknya aku menuju kamarnya. Segera ditutup dan dikunci
    pintunya, langsung diraihnya tubuhku dan kami berguling-guling dan saling
    tindih di atas kasur tempat tidurnya. Tempat tidurnya nyaman, empuk dan
    bersih. Kembali kami saling mencumbu dan merangsang satu sama lain. Tante U menelentangkan badannya, dan memintaku menindih tubuhnya dalam posisi


    terbalik. Penisku tepat dimukanya dan memiawnya persis dimukaku, aku segera
    tahu maksudnya.. Dan segera kami bereaksi, kujilati memiawnya yang tanpa
    rambut, bau memiawnya membuatku semakin mabuk kepayang.., dikulum dan
    disedotnya Penisku., sehingga semakin keras dan tegang. Lebih kurang 10
    menit hal itu kami lakukan, selanjutnya tanpa diminta kubalik posisi tubuhku
    dan segera kumasukan batang penisku ke liang vaginanya dan kugerakkan
    pantatku naik turun dengan cepat dan keras.., tante U mengerang-ngerang..dan teriakkannya sesekali terdengar lepas tak ditahannya… Kugenjot terus memiawnya, kupacu gerakkanku dan lagi-lagi dia mempererat dan mengencangkan pelukannnya.. sambil merintih oohhh..aahhh..uuuh. nugi.nugi. teruusss.teruss sayang..auuw.enak nugi. teruus.., diraihnya mukaku.dan dilumatnya mulutku.., eehmm.ehmm..suara yang keluar dari mulut tante U saat menciumku, setiap kali kuhentakkan Penisku keras-keras ke memiawnya, sesaat kemudian tubuhnya mengejang dan kepalanya bergoyang-goyang kekiri dan ke ke kanan, sambil mulutnya mengerang keras. Pinggulnya menghentak-hentak dengan keras mengimbangi gerakanku, keringat kami bercucuran, membasahi tubuh kami. Dan pada suatu hentakan yang keras tante U mendekap kepalaku keras-keras dan melolong histeris dan akhirnya kedua kakinya terkulai lemas., saat itu diujung Penisku. terasa ada yang berdenyut dan sepertinya mau kencing..,aku bilang sama tante U..tante aku pengin pipis rasanya tante.., tante U menjawab biar.. terus. aja .biarkan pipis di memiaw tante aja..ayo. Mendengar jawabannya aku sudah nggak peduli lagi., kupercepat gerakan pantatku dan terasa desakan dan denyutan di Penisku semakin menjadi saat ujung Penisku menggesek dinding dalam liang vagina tante U. Dan akhirnya aku tak dapat menahan lagi kencingku.., kubuang air kencingku dalam vagina tante U, tapi aneh.rasanya nikmat sekali tidak seperti bila aku kencing biasa di kamar mandi… ooh.. Aah. tante…tante.. Setelah itu aku merasa lega dan nikmat…, dan sesaat kemudian gerakan dan hentakan tubuhku berhenti., badanku terasa ringan dan lemas sekujur.dan aku telungkup di atas tubuh tante U.
    Kupandang wajahnya dan kami saling menatap. Tante U tersenyum, tangannya mengusap wajahku dan meyibak rambutku yang tergerai. Ohh..ya. aku lupa menceritakan bahwa peraturan di sekolahku cukup memberi keluasaan kepada murid, sehingga murid laki-laki tidak dilarang memelihara rambut panjang. Mengikuti hal itu, akupun mempunyai rambut ikal panjang sebahu…, sehingga membuat penampilaku layaknya pemain band saja.
    Tante U mencium mulutku dan mengusap rambutku. Dia berbisik.., gimana
    rasanya ? Enak apa nggak ?
    Aku tak menjawab namun tersenyum saja, dan langsung kupeluk dia dan kucium mulutnya. Nugi., kau jangan cerita siapapun ya. tentang apa yang kita
    lakukan barusan. Aku mengangguk mengiyakan.
    Pelan-pelan didorongnya tubuhku kesamping dan kami berbaring sambil
    berpelukan., kami bercumbu dan bercanda seperti anak kecil. Kadang aku gemas dan kuremas buah dadanya, jika tante U gemas padaku diremasnya Penisku. Sesaat kemudian kami bangun dan tante U segera menggandengku ku kamar mandi yang memang ada di dalam kamarnya. Segera diguyur dan disiramnya tubuhnya dengan air, dari shower sambil berendam di bathtub warna pink. Kubantu tante U menggosok dan menyabuni tubuhnya. Saat aku menyabuni kakinya, tanganku iseng meraba memiawnya dan memasukkan jariku ke dalam memiawnya. Tante U mendesis., secara naluri aku segera menjilati memiawnya.., dan terdengar erangan dan rintihannya. Kembali kami bercumbu dan bercinta sepuas-puasnya di kamar mandi, di atas lantai kamar mandi yang dingin kugenjot memiawnya dengan keras dan bernafsu., sampai akhirnya tante U mencapai klimaks-nya, yang kami lanjutkan hingga kemudian akupun kembali mencapai klimaks pula.
    Jam berdentang 12 kali, jadi sudah tiga jam aku di rumah tante U, 2 jam lagi
    oom U datang. Segera kami berpakaian, tante U ke luar kamar mengambil
    pakaianku dan pakaiannya yang berserakan di lantai ruang tamu. Setelah
    kukenakkan dan kurapikan pakainku aku segera pulang. Saat aku hendak keluar, tante U meraih tubuhku dan menciumku, sambil berpesan..agar rahasia kami tersimpan rapat, serta berjanji besok akan mengulang lagi apa yang kami
    lakukan pagi tadi.
    Inilah pengalaman pertamaku dengan wanita, yang tak lain tetanggaku sendiri.
    Aku bersyukur bisa bercinta dengan wanita cantik tetanggaku. Wanita cantik
    yang sering dikagumi oleh gadis-gadis mahasiswi yang kost di rumahku.
    Dan selanjutnya selama liburan cawu II, kami tak pernah melewatkan kesempatan untuk bercumbu setiap hari, hingga suatu hari tante U bilang
    kalau oom U hendak kursus di Jakarta selama 4 bulan. Mendengar itu aku amat
    gembira. Bisa kubayangkan hari-hari yang menyenangkan saat aku dan tante U bercinta sepuas hati setiap hari.
    Benar kata tante U, hari minggu malam oom U berangkat ke Jakarta naik kereta api, aku diminta tante U menemaninya mengantar oom U ke stasiun. Tentu saja dengan senang hati kulakukan hal tersebut. Saat mau berangkat oom U berpesan kepadaku untuk menemani tante U dan anak-anaknya di rumah. Aku mengangguk mengiyakan dan melirik tante U, tante U tersenyum penuh arti padaku. Saat pulang dari stasiun tante U menyetir mobilnya sambil tangannya meremas tanganku, sementara dua anaknya duduk di jok belakang sambil bercanda. Kuremas tangannya dan kucium punggung tangannya, tante U tersenyum penuh arti. Selanjutnya selama 4 bulan kami lalui hari-hari indah kami, aku sering diminta tante U menemaninya ke super market untuk belanja atau untuk keperluan lain, padahal kesempatan itu sering kami gunakan untuk bercinta di rumah seoarang kenalan tante U, yang bernama tante H.

  • Cerita Sex Mesum Ngentot Di Pinggir Pantai

    Cerita Sex Mesum Ngentot Di Pinggir Pantai


    1930 views

    Cerita Seks Terbaru – Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.

    Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.

    Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.

    Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.

    Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.

    Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

    Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.

    Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

    “ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
    “ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku

    Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

    Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya .

    “ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
    “ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku
    “ Iya ,tapi sakit “ katanya
    “ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

    Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
    “ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah

    Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.

    “Ukh,…teruskan yang “ kataku
    “ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
    “ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.

    “Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .

    “Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .

    Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.

    “Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
    “Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.

    “Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya
    “Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

    “Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 18 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

    “Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.

    Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.

  • Foto Ngentot Hot Sepasang Kekasih Di Tengah Hutan

    Foto Ngentot Hot Sepasang Kekasih Di Tengah Hutan


    1930 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Seks SPG Polos Yang Merasakan Penisku

    Cerita Seks SPG Polos Yang Merasakan Penisku


    1929 views

    Cerita Seks Terbaru – Nama saya Dani. Saya telah bekerja di salah satu supermarket terkemuka di kota M selama 7 tahun. penempatan awal, aku hanya pada penerimaan barang, hanya karyawan biasa. Dari sana kemudian pindah ke posisi yang lebih ditoleransi.

    Nah, sekitar setengah tahun pada penerimaan barang, saya pindah ke lapangan, dalam arti ditempatkan di toko. Berikut adalah awal dari perjalanan saya cinta dengan makhluk yang namanya SPG.

    Terus terang aku sangat menyukai posisi ini karena setiap hari saya bisa menikmati setiap SPG keindahan ditugaskan di supermarket ini. Singkat cerita, dari banyak SPG bertugas, saya sangat tertarik dengan produk susu dengan SPG, bernama Selly.

    Selly yang dihadapi tidak hanya cantik, tapi tubuh juga yahud benar. Dia baru berusia 19 tahun. Dengan tinggi 165, bra 34B, ditambah dengan tingkat kaki putih mulus benar-benar, Selly sudah benar benar sempurna versi saya.

    Saya mencoba untuk lebih dekat dengan dia, setiap hari selalu saja dekat bahwa kita mendapatkan kedekatan yang nyata. Tapi karena lokasinya di supermarket, saya juga harus menjaga citra sehingga tidak sampai ke telinga bos. Sering pada waktu makan aku memberinya tambahan makanan ringan makanan ato, dari sikap saya yang timbul Selly simpati ke arahku.

    Jumat sore, saya dekatin Selly mengatakan “Sel, nanti pulang ku antar ya ….” Dan Selly mengganguk setuju. Bayangkan, sudah ga sabar menunggu jam pulang setelah bekerja karena otak saya sudah berpikir beberapa rencana yang mantap, he he … Tidak tahu mengapa akhir-akhir ini selalu membayangkan tubuh mulus nya Selly, ga tahan bngt ingin menikmatinya.

    Jam ditunggu akhirnya tiba, saya bergegas ke ruang bawah tanah di bawah mengambil sepeda motor saya tercinta. Aku menunggu di pinggir jalan, Tak lama Selly keluar dari mal. Saya lihat Selly keluar dengan teman-temannya tiga orang, dan ketika dia melihat saya, dia pun berpisah dengan teman teman nya dan berjalan ke arahku.

    Aku memberikan Selly helm dan Selly pun duduk belakang sambil memegang pinggang saya. “Sel, kamu ingin langsung kembali ato ingin jalan2 dulu cari makan gitu?” Tanya saya. Itu hanya sekedar basa basi ku saja, Sebenarnya sudah punya banyak rencana di otak saya, hehhee.

    Ternyata jawaban Selly bertepatan dengan keinginan saya. “Kita jalan jalan dulu ya, ntar baru larut malam kita makan ya”. kataku. Selly hanya menganggukan kepalanya. Aroma di tubuhnya menyebabkan nafsuku naik, sehingga motor-ku pun ku pacu kencang. Selly memeluk pinggang saya payudara nya menempel padat kenceng di belakang punggungku. Celana ku pun semakin sesak.

    Saya sengaja mengambil perjalanan ke pinggiran kota, hingga setiap rencana selesai. Setelah puas berkeliling, akhirnya kami tiba di rumah tempat makan nuansa klasik restoran memiliki sebuah pondok alun2 swasta, jadi apa yang kemudian kulakuin lebih privasi dan tersembunyi dari pandangan orang karena pondok terisolasi.

    “Kamu pesan apa Sel?” Aku berkata lembut. “Selly pesan pecel lele aja bang”. Aku segera memerintahkan hamba. Setiap jenis yang akan ditambahkan, saya menambahkan hanya membiarkan sayuran laen banyakan, karena setelah makan kemudian, aku juga ingin makan lagi, tapi tentu saja menu makan KHUSUS, ha..ha … Karena benar-benar lapar, kami makan dengan rakus sementara aku sesekali mengusap mulut Selly dengan tisu, awalnya dia malu sampai akhirnya tertawa.

    Selesai makan kami duduk mengobrol dan perlahan tapi pasti arah topik saya memikat terhadap seks sedangkan lengan saya di merangkulnya. Perlahan-lahan aku mencium bibirnya, hmmm, lidah merangkak ke dalam dan melilit lidahnya.

    Selly membalas panas, akhhh, Selly mendesis nikmat. Semakin kuberanikan diri dengan meletakkan tangan saya ke dalam baju seragam nya dan payudara yang padat kuraba. Selly mengerang nikmat merasa belaian pada payudaranya.

    Kusingkapkan bra-nya dan perlahan-lahan memutar puting nya, ssshh … Selly lebih mengerang. Aku mulai ga tahan. Saya menghapus penisku yang telah menembak tegak dengan diameter panjang 4cm sekitar 17cm. Selly terkejut saat melihat penisku ereksi mengacungkan itu.

    “Ihh, punya abang benar-benar besar, takut Selly Bang. Selly blm pernah melihat bang benar-benar besar” kata Selly.
    “Tidak terlalu besar kok Sel. Biasa aja lagi hehehe.” Jawabku santai.

    Kembali kurangsang Selly dengan ciuman, perlahan-lahan ke dalam telinga dan bawah leher. ku cium lembut penuh perasaan dan Selly semakin mendesah. “Akhhh .. Bang … sstttttt, ouugghh ….” Selly semakin tidak tahan.

    Perlahan kuraba paha terbuka nya dan jari saya langsung mendarat di ujung selangkanganya. CD nya masih belum saya buka, hanya cukup menggosok bagian bagian vagina nya saja. Selly mendesis lembut membuat saya bahkan lebih bersemangat. Ada lendir basah mengalir merembes keluar. Aku pun menuntun tangan Selly untuk memegang penisku dan mengocoknya.

    Tiba-tiba aku menghentikan aktivitas saya sehingga membuat Selly tertegun heran, nafsu yang sudah di mahkota berhenti seketika.
    “Kenapa bang?” Selly bertanya sedih.
    “Tidak Sel, Cuma jangan lanjutkan di sini, bahaya, hehehe ..” jawab saya.

    Selly baru menyadari jika kita masih di restoran pondok.
    “Kita kembali aja ya Bang, Selly takut kemalaman dan jujur tidak pernah melakukan hal seperti sebelumnya. Selly takut bang.” Pinta Selly.
    “Ok Dech, kita kembali aja ya say,” bisikku di telinganya.

    Dalam hati saya memikirkan rencana lagi untuk ke depannya. Kami merapikan pakaian kami masing-masing dan berjalan keluar. Setelah menyalakan motor-ku, kami melanjutkan perjalanan pulang, dan jam sudah menunjukkan pukul 21.20.

    Sepanjang jalan, aku berpura-pura sakit. “Oh, perut ku benar-benar sakit setelah makan sebelumnya, dan tampaknya tidak bisa lagi mengendarai motor”. Selly bingung melihat perilaku saya. “Kita cari tempat istirahat sebentar ya, Nanti perutnya sudah membaik baru kita jalan lagi.” Selly.

    hatiku gembira, siasatku berhasil. Kami pun menuju motel yang tidak jauh dari lokasi dan segera mengambil kamar. “Kamu istirahat baik-baik saja, jangan khawatir, ntar ga sakit lagi kita cepat jalan ya say ..” Kata Selly.

    Ruangan Hydrofoil Aku segera berbaring di tempat tidur sambil berpura-pura untuk menahan rintihan perut saya, dan Selly semakin cemas hanya merasa melihat situasi saya. Aku meminta Selly mendekat dan memintanya membelai belai perut saya dengan alasan agar mereda rasa sakit dan Selly pun melakukannya..

    Tak lama kemudian aku bangun dan memeluk Selly. Selly terkejut namun balas memeluk saya sementara aku mencium bibirnya. Selly gelagapan saat berciuman dan perlahan-lahan kembali kurangsang dan kucumbu Selly.

    Aku membuka kancing atas baju Selly dan membelai dadanya dengan lembut. Aku mulai mencium puting nya dan sesekali kusedot. Sshhh …. Selly mendesah nikmat. Tanpa sadar aku membuka seluruh pakaianya dan CD nya.

    Aku pun membuka kaki Selly agar mengangkang lebar dan dengan lembut aku membelai vaginanya yang sudah sangat basah, licin lagi. Saya mengatakan kepadanya bahwa aku mencintai bau vagina Selly. Selly hanya tersenyum lembut.

    Perlahan tapi pasti aku mengambil penis ku yang cukup besar, den menyodorkan ke mulutnya. Dia malu namun tetap mengisap penisku, Dan nikmat yang tak terhitung jumlahnya kurasakan ketika Selly mulai menjilat jilat penisku.

    “Kuluman mu begitu nikmat Sel. Aaahhhh…”

    Sudah puas dengan kuluman nya, aku juga naik dan meraih tas kecil yang saya bawa. Saya mengambil beberapa bungkus kondom hitam yang sudah saya siapkan untuk situasi seperti ini. Saya sengaja membeli banyak dan dapat membuat tahan lama, karena aku ingin menikmati tubuh Selly sampai pagi.

    Selesai memasang kondom, aku kembali mengelus vaginanya yang begitu halus putih dengan bulu tipis dan perlahan saya masukkan penisku ke vaginanya.

    “Aaahh sakit banggggg, pelann pelannn ….” Selly menangis pelan. Penuh kasihan, aku bahkan menggeleng perlahan-lahan. Sudah setengah dari penisku masuk ke dalam vagina Selly. wajah Selly mulai berubah dari rasa sakit menjadi rasa nikmat.

    Aku dengan gairah yang besar mulai memutar kembali penisku di vagina Selly. “Aahhhh, aaaahhh banggggg enakk…. Aahhhhh terus banggg …. terusss … ..” Racau Selly. Aku juga sambil menghisap dan menyedot-out payudara Selly yang begitu menggoda. Aku menggigit kecil putingnya sambil tanganku meremas payudara sebelahnya.

    Selly semakin terangsang. rambut nya dijambaknya erat. “Aaahh, bang Daniiiii. Enaaaaakkkkk … ..” Keringat mengalir dari tubuh Selly. Dia terlihat begitu menikmati goyangan penis saya di vaginanya. Saya mendorong lebih cepat penis saya di vagina Selly sehingga terasa sangat nikmat.

    “Bang, Selly bangggg pipis ….” erang Selly. “Pipisin menulis, mengatakan. Gapapa kokkk …” jawabku. Tubuh Selly terlihat kaku, matanya terbelak dengan menganga mulut menahan erangan. “Selly keluar, bangggg …. Enakkk bangggg!” Teriak Selly sambil menarikku sehingga penisku masuk lebih dalam ke vagina nya yang ketat.

    Napas Selly tampak tersengal-sengal. “Bang, bang itu apa? Bagaimana Bang mengerikan?” Tanya Selly dengan lemas. “Ini disebut orgasme, katakan. Tasty, kan?” Saya bertanya. “Mau lagi tidak?” Selly mengangguk pelan. Tapi kali ini Selly bangun dari tidurnya.

    Dia mendorong saya untuk membuat dia tidur di kasur. Aku tidak tahu dia kerasukan setan apa, Selly yang polos tiba-tiba liar. Selly duduk di penis saya dan mengarahkan penis saya ke dalam vagina. Blesssss, sehingga penisku semua jalan ke dalam vagina Selly, Selly terbelak dan naik langsung menurunkan pinggul sehingga penisku bebas masuk dan keluar dari vagina lezat.

    “Uhhhh puasin Selly, banggg, puasin Sellyyyy. Selly sukaaaa … ..” Teriak Selly. Aku menikmati setiap erangan dan vagina genjotan pada penisku. Hingga 10 menit Selly meningkatkan dan akan segera mengalami orgasme lagi.

    “Bang, Selly lagi banggggggg …. Arrggggghh mppphh sssshhhh … aaaaaaaaaarggggg” celoteh Selly. Seketika Selly menggelinjang, tubuh berkeringat jatuh lemas di lengan saya. Sayangnya saya tidak ingin keluar juga. Keinginan mungkin saya menikmati Selly akan mencapai sekitar pagi ini hehehe.

    Aku mengambil lagi posisi di atas. Selly yang tidak mampu untuk mengatakan dan melakukan apa-apa lagi tidak peduli. Sesaat cepat saya masukan penis saya ke dalam vagina Selly lagi. Ku genjot cepat sehingga saya bisa keluar.
    “Aaaahhh, banggg, lemes bangggg …” mengerang Selly sedih.

    Aku tidak peduli, aku hanya berpikir tentang bagaimana untuk menjaga penis bisa mencapai klimaksnya. Saya genjot terus berkedut vagina Selly yang semakin cepat. Begitu lezat desakan Selly vagina pada penisku didalamnya.

    Akhirnya, saya merasakan gelombang dorongan dari penis dipaksa keluar. Mendekat, aku segera menarik penis dan kondom terpasang. Aku menunjuk penisku langsung ke wajah Selly, dan crottt crottt aaargghhhhh.

    Lima semprot sperma dalam jumlah besar bertemu Selly wajah dan mulut yang terbuka karena menahan nikmat dari orgasme sebelumnya. Selly terkejut menerima banyak sperma di wajah dan mulut. Tapi, bukannya marah, Selly bahkan menjilati semua sperma dan menelannya ke dalam mulut.

    “Bang, bang … Di sini ternyata Bang buruk …” Selly meraih penisku dan menjilatnya, membersihkan sperma sisa tertinggal.
    “Bagaimana, Selly . Seperti Anda?” Tanya saya lagi. Selly  mengangguk manja sambil tetap sibuk menghisap penisku.

    Malam itu aku terus menikmati Selly tubuh berulang kali sampai pagi. Kami juga melewatkan kerja hari berikutnya karena badan terasa berat karena permainan kami begitu liar. Selly tenang berubah menjadi Selly -lapar penis dan sperma.

    Tidak jarang kita mencuri waktu dan tempat hanya untuk memuaskan diri masing-masing individu. Lain waktu kami melakukannya di gudang barang setelah bekerja dan toko telah ada orang lain. Bahwa hubungan cerita seks dengan Selly. Harapan dapat membantu Crot semua suhu di sini.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Foto Ngentot Pramugari Cantik Jepang

    Foto Ngentot Pramugari Cantik Jepang


    1929 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • TAKE TURNS CUMMING

    TAKE TURNS CUMMING


    1929 views

  • Foto Bugil Shoera Menunjukkan Bulu Memek Yang Lebat

    Foto Bugil Shoera Menunjukkan Bulu Memek Yang Lebat


    1929 views

    Foto Bugil Terbaru – Foto Memek Janda Genit Lagi Gatel Pengen Colmek, Postingan ini saya dedikasikan untuk para pecinta janda muda genit yang sudah menanti-nanti galeri terbaru dari kami. Nah, hari ini kami akan menampilkan album dari seorang janda genit yang sudah sange dan pengen colmek. Mungkin karena jarang dibelai dan kontolmu tak kunjung-kunjung datang menghampirinya sehingga ia blingsatan di kamar mandi seperti ini.

     

  • Foto Ngentot Eropa 1 Keluarga Terpanas, TerHot, & Terbaru

    Foto Ngentot Eropa 1 Keluarga Terpanas, TerHot, & Terbaru


    1929 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Satoko Suda Toket Kecil

    Foto Ngentot Satoko Suda Toket Kecil


    1929 views

    Foto Ngentot Terbaru – galeri ini sudah lulus seleksi berbulan-bulan dan dikumpulkan dari berbagai media sharing. Maka dapat dijamin bahwa kamu bakal sangat sange ketika melihat foto-foto memek merah muda yang ada di DuniaBola99.org Karena kami sadar bahwa sudah semakin banyak hot blog yang hanya membagikan foto memek merah yang kurang bermutu. Makanya kami selalu berusaha sebaik mungkin agar kamu bisa puas dengan apa yang dimuat disini.

  • Big-tittied Latina milf Sheila Marie receives a fantastic load of sex

    Big-tittied Latina milf Sheila Marie receives a fantastic load of sex


    1928 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru! Agen Judi Online

  • Mantan Murid Kukentot

    Mantan Murid Kukentot


    1928 views

    Duniabola99.org – Kisah ini berawal dari keberanian mantan muridku, Sandi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

     

  • MELISSA MASTURBATINGIN

    MELISSA MASTURBATINGIN


    1928 views

  • PORN HUB AGENT FIRST CASTING

    PORN HUB AGENT FIRST CASTING


    1927 views

  • Foto Bugil Sakura Kokomi Menunjukkan Payudara Besar Yang Diminyaki

    Foto Bugil Sakura Kokomi Menunjukkan Payudara Besar Yang Diminyaki


    1927 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Nafsu Birahi Citra dan Suami yang Lugu

    Nafsu Birahi Citra dan Suami yang Lugu


    1927 views

    Cerita Sex Terbaru – Satu lagi persembahan cerita pendek alias cerpen seks yang akan menggetarkan titit anda pagi ini. Langsung saja dibaca gan!

    “Mas… aku berangkat kantor dulu ya….” Pamit Citra sambil mencium tangan suaminya yang hendak melakukan mandi pagi, “Sarapannya udah aku siapin di meja makan ya Mas… Nanti setelah kamu selesai mandi, langsung aja dimakan…. Nggak enak kalo udah dingin….”

    Sembari berpelukan, Marwan tak henti-hentinya menatap tajam kearah Citra, matanya seolah menyelidik setiap jengkal tubuhnya yang semakin hari semakin membulat.

    “Nggg….Kenapa Mas…?” Tanya Citra.
    “Hmmm….Kok sepertinya ada yang beda di kamu ya Dek….?” Tanya Marwan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, “Tapi…. Apa ya…?”

    Sekali lagi, Marwan menatap tubuh hamil istrinya. Dari ujung rambut hingga ujung kaki.

    Dalam balutan dress mini berwarna hijau tosca dengan motif batik, Citra pagi itu terlihat begitu menawan. Rambutnya yang panjang digelung keatas, menampakkan leher putihnya yang jenjang, membuat istri Marwan pagi itu terlihat begitu segar. Terlebih, model dress Citra adalah dress tanpa tali yang berbentuk kemben, membuat pundak istri Marwan yang putih bersih, sedikit terlihat begitu menggoda. Mengkilap terkena terpaan sinar matahari yang masuk menembus jendela kamar.

    Namun, semua itu seolah tak begitu diperhatikan oleh Marwan ketika mata jelinya berhenti di aset terindah di tubuh Citra. Kedua bongkahan payudara putih dengan tonjolan daging yang tampak begitu menantang.

    “ASTAGA…. ” Pekik Marwan, “Dek…? Kamu beneran pakai baju seperti ini….?” Tanya Marwan sambil meraba gumpalan daging di dada istrinya, ” Kamu mau berangkat ke kantor ga pake beha gini Dek….?” Tambahnya lagi sambil meremas-remas payudara istrinya.
    “I…Iya Mas…. Khan kamu tahu sendiri…. Beha aku pada abis Mas…. ” Jelas Citra, “Semua beha aku udah mulai kekecilan…. Trus… Dada aku sesek Mas kalo aku paksain pake beha… Kadang malah sampe kliyengan Mas kepala aku… ”
    “Lalu karena itu kamu mutusin pergi kekantor nggak pake beha…?” Tanya Marwan keheranan.
    “Ya habis mau gimana lagi donk Mas…? Daripada aku pingsan karena sesak nafas… Mending aku gausah pake beha aja……”
    “Kamu yakin Dek…?”
    “Yaelah Mas… Aku khan dari dulu juga sering berangkat ke kantor kaya gini….?”
    “ASTAGA…. Serius….?”
    “Emangnya kenapa sih….? ” Tanya Citra dengan nada yang mulai sewot, “Lagian khan ini dress pake kain lipit-lipit Maassss…… Jadinya pake atau nggak pake beha nggak bakalan keliatan dari luar Mas…”

    “Ta… Tapi khan… Tetekmu udah semakin besar Deeek.. Lihat tuh… Kaya mau loncat keluar dari dress kamu….” Protes Marwan sambil membetulkan letak payudara Citra dibalik dress hijau mininya,” Tetekmu sekarang keliatan kaya nggak ketampung gitu…”.
    “Ya trus…? Mau gimana lagi Mas…? Beha aku udah pada kekecilan semua…” Jelas Citra lagi, “Mas mau aku nggak bisa nafas trus kesakitan gara-gara aku pake beha yang kecil seperti itu..?”

    Tak mampu memberi jawaban, Marwan hanya bisa melihat pasrah kearah wajah sewot istrinya. Hatinya mendadak berdebar kencang ketika membayangkan istrinya berada ditengah keramaian tanpa mengenakan bra dibalik pakaian kerjanya.

    “Tapi… Tapi…Kalau celana dalam….? Kamu pakai khan Dek…?” Tanya Marwan lagi sembari buru-buru menyelipkan kedua tangannya kebelakang pantat Citra, mencoba meraba lipatan celana pada pantat istrinya.

    “Ya pakailah Mas…. Nih… ” Jawab Citra sambil menaikkan roknya, memamerkan celana g-string kecilnya yang hanya menutupi sebagian pintu kewanitaannya.
    “Busyet deeeeek…. Celana kamu kecil amat….
    “Kenapa…? Kamu nggak suka lagi ngelihat aku pake celana seperti ini….?”
    “Hehehe… Nggak…. bukan gitu Dek… Mas baru sadar aja kalo hari ini kamu seksi banget….” Ujar Marwan cengengesan lalu memeluk tubuh Citra dari belakang. ” Aku jadi horny Dek….” Tambahnya sambil terus meremasi payudara besar Citra sembari mengusapi perut buntingnya yang mulai membesar.

    “Ihhh…..Mas ah.. khan geli…. ” Ucap Citra menepisi tangan jahil suaminya.
    “Kamu seksi banget Dek…. Cantik…. Dan menggoda…” Ujar Marwan sambil mengecupi tengkuk Citra.
    “Sssh… udah ah Mas.. Geli….” Desah Citra lirih.

    Sembari berpelukan, Marwan tak henti-hentinya menatap tajam kearah Citra, matanya seolah menyelidik setiap jengkal tubuhnya yang semakin hari semakin membulat.

    “Nggg….Kenapa Mas…?” Tanya Citra.
    “Hmmm….Kok sepertinya ada yang beda di kamu ya Dek….?” Tanya Marwan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, “Tapi…. Apa ya…?”

    Sekali lagi, Marwan menatap tubuh hamil istrinya. Dari ujung rambut hingga ujung kaki.

    Dalam balutan dress mini berwarna hijau tosca dengan motif batik, Citra pagi itu terlihat begitu menawan. Rambutnya yang panjang digelung keatas, menampakkan leher putihnya yang jenjang, membuat istri Marwan pagi itu terlihat begitu segar. Terlebih, model dress Citra adalah dress tanpa tali yang berbentuk kemben, membuat pundak istri Marwan yang putih bersih, sedikit terlihat begitu menggoda. Mengkilap terkena terpaan sinar matahari yang masuk menembus jendela kamar.

    Namun, semua itu seolah tak begitu diperhatikan oleh Marwan ketika mata jelinya berhenti di aset terindah di tubuh Citra. Kedua bongkahan payudara putih dengan tonjolan daging yang tampak begitu menantang.

    “ASTAGA…. ” Pekik Marwan, “Dek…? Kamu beneran pakai baju seperti ini….?” Tanya Marwan sambil meraba gumpalan daging di dada istrinya, ” Kamu mau berangkat ke kantor ga pake beha gini Dek….?” Tambahnya lagi sambil meremas-remas payudara istrinya.
    “I…Iya Mas…. Khan kamu tahu sendiri…. Beha aku pada abis Mas…. ” Jelas Citra, “Semua beha aku udah mulai kekecilan…. Trus… Dada aku sesek Mas kalo aku paksain pake beha… Kadang malah sampe kliyengan Mas kepala aku… ”
    “Lalu karena itu kamu mutusin pergi kekantor nggak pake beha…?” Tanya Marwan keheranan.
    “Ya habis mau gimana lagi donk Mas…? Daripada aku pingsan karena sesak nafas… Mending aku gausah pake beha aja……”
    “Kamu yakin Dek…?”
    “Yaelah Mas… Aku khan dari dulu juga sering berangkat ke kantor kaya gini….?”
    “ASTAGA…. Serius….?”
    “Emangnya kenapa sih….? ” Tanya Citra dengan nada yang mulai sewot, “Lagian khan ini dress pake kain lipit-lipit Maassss…… Jadinya pake atau nggak pake beha nggak bakalan keliatan dari luar Mas…”

    “Ta… Tapi khan… Tetekmu udah semakin besar Deeek.. Lihat tuh… Kaya mau loncat keluar dari dress kamu….” Protes Marwan sambil membetulkan letak payudara Citra dibalik dress hijau mininya,” Tetekmu sekarang keliatan kaya nggak ketampung gitu…”.
    “Ya trus…? Mau gimana lagi Mas…? Beha aku udah pada kekecilan semua…” Jelas Citra lagi, “Mas mau aku nggak bisa nafas trus kesakitan gara-gara aku pake beha yang kecil seperti itu..?”

    Tak mampu memberi jawaban, Marwan hanya bisa melihat pasrah kearah wajah sewot istrinya. Hatinya mendadak berdebar kencang ketika membayangkan istrinya berada ditengah keramaian tanpa mengenakan bra dibalik pakaian kerjanya.

    “Tapi… Tapi…Kalau celana dalam….? Kamu pakai khan Dek…?” Tanya Marwan lagi sembari buru-buru menyelipkan kedua tangannya kebelakang pantat Citra, mencoba meraba lipatan celana pada pantat istrinya.

    “Ya pakailah Mas…. Nih… ” Jawab Citra sambil menaikkan roknya, memamerkan celana g-string kecilnya yang hanya menutupi sebagian pintu kewanitaannya.
    “Busyet deeeeek…. Celana kamu kecil amat….
    “Kenapa…? Kamu nggak suka lagi ngelihat aku pake celana seperti ini….?”
    “Hehehe… Nggak…. bukan gitu Dek… Mas baru sadar aja kalo hari ini kamu seksi banget….” Ujar Marwan cengengesan lalu memeluk tubuh Citra dari belakang. ” Aku jadi horny Dek….” Tambahnya sambil terus meremasi payudara besar Citra sembari mengusapi perut buntingnya yang mulai membesar.

    “Ihhh…..Mas ah.. khan geli…. ” Ucap Citra menepisi tangan jahil suaminya.
    “Kamu seksi banget Dek…. Cantik…. Dan menggoda…” Ujar Marwan sambil mengecupi tengkuk Citra.
    “Sssh… udah ah Mas.. Geli….” Desah Citra lirih.

    Secepat kilat Marwan lalu melepas handuk kucelnya, dan menyampirkan ke sandaran kursi makan. Ia tak jadi mandi pagi. Karena kemudian, dengan sigap ia meminta istrinya untuk segera nungging.
    “Ssshh…. Kita olahraga pagi bentaran yuk Dek… Mas udah nggak tahan nih… ” Ucap Marwan.
    “Nggak tahan ngapain Mas…?” Tanya Citra, “Mau ngontolin memek aku…?”
    “Hmmm… Ngontolin….?” Heran Marwan.
    “Iya… Jatah pagi…. Mas pengen minta jatah khan….? Hihihi…..”

    “Hmmm… Kata-katamu nakal sekali Dek…. Hehehe….”
    “Hihihi…. Sekali-sekali boleh dong Mas…?” Goda Citra sembari menggoyang pinggulnya, “Yaudah sini… tusukin kontolmu Mas…. Memek aku juga udah gatel…Udah nggak tahan…”
    “Hehehe….Kayaknya… Mas baru ninggalin kamu keluar kota baru sebentar deh… Tapi kok kamu udah mulai nakal gini ya Dek… ? Kalimatmu saru….” Ucap Marwan sembari menyelipkan tangannya ke vagina Citra.
    “Aaaahh… Maaasss…. Masa sih Mas….? Ssshhh… Biasa aja kok… Aaaahhh…..”Jawab Citra kegelian.
    “Kamu beneran nakal Dek…. Ke kantor ga pake beha… Lalu pakai celana sexy… ” Jawab Marwan sambil menarik tangannya lalu meludah. Membasahi tangannya lalu kembali mengusapnya ke vagina Citra yang masih kering. “Kamu sebenernya mau kerja atau mau melacur Dek….??”

    “Mas….?” Kaget Citra, “Kok Pelacur sih….?
    “Hehehe.. Habisan kamu nakal sih Dek….”
    “Emang Mas pengen aku jadi pelacur….?” Goda Citra.
    “Hehehe…. Emang kamu sendiri gimana….? Mau….?” Balas Marwan.
    :Hihihi….Eenggaklah Maasss… Aku begini khan gara-gara beha aku sudah pada sempit semua…..”
    “Ssshhhh… Diam…. Istri binal… Kamu harus mendapat hukumannya karena telah berbuat nakal…” Jawab Marwan sembari menampar pantat Citra keras.

    PLAAAAAKKK…

    “Awww Mas…. Sakit….” Jerit Citra tertahan.
    “Hehehe…. Jeritannya aja bikin konak… Sumpah… Pagi ini aku bener-bener nafsu ama kamu Dek….”

    Dengan sekali sentak, Marwan menurunkan atasan dress Citra dan membuat payudaranya yang besar meloncat keluar. Bergoyang dan menggantung indah.
    “Ini dia…. Tetek favoritku…. Empuk dan besaaaarrr…..” Kata Marwan sembari terus meremasi payudara besar milik istrinya.
    “Sssshhh… Maaaas…. Geliiii…..” Desah Citra yang kemudian menggapai-gapai penis suaminya yang sudah sedari tadi terselip di belahan pantatnya.
    “Putingmu keras banget Dek…Kamu udah sange banget ya…? Hehehe….”
    “Ssshh…. Eeehhmmm……Iya Mas….” Desah Citra, “Kita pindah kekamar yuk Mas….Jangan disini
    “Laaah… Emang napa Dek…?”
    “Eenngak kenapa-napahh…. Ssshh…. Malu aja Mas… Kalo ntar si Muklis masuk trus ngelihat kita gimana…? Oooohhhmmm…..”

    “Ssssh…. Muklis masih sibuk nyuci motor didepan Dek…. Dia nggak bakalan masuk…” Jelas Marwan sambil mulai menggelitik vagina Citra yang mulai becek.
    “Tapi khan…. Ssshh…. Kalo dia ngelihat kita trus kepingin gimana Mas….?”
    “Hehehe… Nggak apa-apalah Dek… Kamu layanin aja sekalian… Anggep aja kamu sedang ngasih pelajaran orang dewasa buat buat dia… Hehehe…”
    “Ihhhss… Kamu kok sekarang mesum gitu sih Mas….? Sssshhh…..”
    “Hehehe… Mesum membawa nikmat ya Deek….? Hahaha…. ” Celetuk Marwan sambil tertawa geli.

    “Ssshh…. Yaudah kalo gitu…. Aku sih nurut aja maass…. Ooohh… ” Kata Citra yang akhirnya menuruti permintaan aneh suaminya, “Ayo Mas… Buruan sodok memek aku….Aku udah nggak tahan…….?”
    “Hehehe…. Oke…. Ayo nungging yang tinggi Dek… Mas pengen nengokin dede yang ada di rahimmu… ” Pinta Marwan sembari mendorong tubuh Citra maju.

    “Mau nengokin dede pake gaya doggy ya Mas…? Hihihi….” Goda Citra sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Lalu dengan kedua tangan bersandar pada meja makan, Citra pun membungkukkan badannya kedepan, menuruti permintaan suaminya. Tak basa-basi, Marwan buru-buru menaikkan ujung bawah dress mini Citra hingga setinggi punggung dan menyampirkan lubang celana dalam Citra kesamping.

    “Tubuhmu makin menggiurkan Dek…” Puji Marwan, “Pahamu putih mulus… Dan Pantatmu… Makin semooooggggh… Sluurrrpppp… ” Puji Marwan sambil menjilati vagina dan lubang anus Citra dari belakang.
    “Hoooohhhss… Maaasss…. Geli bangeeeettt… Sssshhh…..”
    “Sluuurrrppp…. Banjir banget Dek memekmu…. Kamu bener-bener gampang sange ya sekarang…?”
    “Hihihi… Udah ah… Yuk buruan sodok memek aku Maaass….SODOKIN KONTOLMUUU…”
    “Hahaha…Dasar istri Binal…. Nih… RASAIN SODOKAN KONTOLKU…..” Dengus Marwan sembari menyelipkan batang penisnya yang sudah menegang sempurna pada vagina tanpa bulu milik istrinya.

    SLEEEPP

    “Sssshhhh…. Kontolmu Maaasss….” Lenguh Citra keenanakan sembari meremas pinggiran meja makan, “Bikin geli-geli enaaakkk….”
    “Suka Deekk….?
    “Ho’oh Mas… Kencengin Mas nyodoknya…. Shhh…”

    Dan, tak lama kemudian, suara tepukan pantat Citra dan paha Marwan mulai terdengar nyaring. Membahana keseluruh penjuru dapur.

    PLAK PLAK PLAK…

    Cerpen Seks 2017 | Pagi itu, Marwan dan Citra bercinta dengan penuh gelora. Dan herannya, pagi itu Citra merasa jika suaminya terasa begitu perkasa. Mampu membawa gejolak birahinya bermain lebih lama. Jauh lebih kuat dari sebelum-sebelumnya. Citra merasa jika penis mungil milik suaminya itu mampu memberikan kenikmatan yang sudah lama tak Citra rasakan lagi.

    PLAK PLAK PLAK…
    Tak henti-hentinya, Marwan menggenjot vagina Citra dengan cepat. Bahkan lebih cepat dari biasanya.

    “Sumpah… Memek hamilmu terasa legit banget Deeek…..Empuk… Panaaass… Dan menggigit….” Puji Marwan lagi, “Mirip kaya memekmu ketika perawan dulu….”
    “Hihihi…. Enak ya Mas….”
    “Hiya… Huenaaak baaangeeett…” Jerit Marwan yang makin kesetanan menghajar vagina Citra dengan tusukan-tusukan tajamnya.
    “Ooohh… Ohh…ohhh… Terus maaas….Terus sodok memekkuuuu….” Jerit Citra lirih.

    PLAAAAAAAKKKK…

    “Oooohhh… Ngeeentooottt…..Sakit Maaasss…. “Jerit Citra lagi sambil mulai mengeluarkan kata-kata kotor, “Tapi Enak… Hihihi…”
    “Hehehe…..Saruuu…. Kalimatmu sekarang kasar banget Dek… Mirip Lonte….”
    “Hihihi… Maaf Mas… Keceplosan…”

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Dasar bini nakal….

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Lonte….”

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Oooohhhh….. Hiya maasss… Terus Pukul pantatku…. Teruuuss Maass…Teruuusss…”
    “Hehehe….Kamu suka maen kasar ya Dek…?”
    “Ooohhh….. Suka baaangeeettt….”

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Uuuhhhh…..Ngentooottt…. Terus pukul pantat aku masss….Terus sodok memek aku….”
    “ANJRIT…..Nakal banget kamu Deeek.. SUMPAH KAMU NAKAL BANGEEETTT….” Erang Marwan semakin memperkeras tamparan pada pantat Citra sambil mempertajam sodokan penisnya pada vagina istrinya.

    PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK…

    “Ooooohhh… Sakit… Ngentooott… ” Teriak Citra
    “Sssshhh… Saaaruuuu…..” Balas Marwan sambil terus menampar pantat bulat Citra.

    PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK…
    “Hihihihi….Hiyaaahh…. Gitu Masss… Terusss…” Jerit Citra lantang. Kali ini ia sama sekali tak memperdulikan lagi jika teriakannya dapat terdengar oleh orang lain, “Ooohh… Ngentooott….Terus masss… Teruuusss…. Sodok memek aku yang kencang Mas…. ”
    “Hooohhh… Mulut Lonteeee… Hhhh….Hhh… Enak ya Dek….?”
    “Huenak Mas…. Hueenak bangeettt….” Erang Citra, “Sodok memek Lontemu ini Mas… Sodok memek aku…. Sodok bo’ol aku juga Mas….”
    “Haaah… Bo’ol….?” Tanya Marwan kebingungan, namun masih terus menyetubuhi istrinya, “Emang dientot di bo’ol enak ya Dek…? Nggak sakit…?”
    “Hiyaaahhh…. Enak banget Maaasss…. Aku aja sudah biasa kok….”

    Cerpen Seks Terbaru | Mungkin karena Citra sudah benar-benar tenggelam dalam gelombang kenikmatannya, secara tak sengaja, ia mengucapkan hal yang seharusnya tak boleh diketahui Marwan. Dan benar saja, pada akhirnya Marwan menghentikan sodokan penisnya pada vagina Citra.

    “Kamu sudah biasa dientot di bo’ol? Maksudmu gimana Dek….” Tanya Marwan dengan tatapan mata tajam mengintimidasi, “Kamu sudah sering main seks pake lubang anusmu Dek…?

    DEG

    “Nggg… Anu…. Mas….”
    “Kamu ngentot di bo’ol sama siapa Dek…?”
    ” Ngg….Anu….Khan aku….Aku sedang akting jadi Lonte Mas….” Jawab Citra sekenanya. “Iya… Aku akting jadi Lonte Mas…. Kamu nggak suka ya…?”

    Seolah tak percaya, Marwan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebelum akhirnya, tangannya mencengkeram pantat Citra keras-keras, kemudian menghujamkan penisnya dalam-dalam kearah vaginanya.

    “Hhhhhh…. DASAR ISTRI LONTE… ” Lenguh Marwan yang tiba-tia kembali menggenjot pinggulnya. ” Kamu sudah bener-bener berubah ya Dek… Berubah jadi LONTE…. RASAIN NIH… Rasain sodokan kontolku…. RASAAAAIIINNNN……” Jerit Marwan yang tiba-tiba dengan kecepatan super cepat menyetubuhi istri tercintanya dengan kasar. Seolah kehilangan akal sehatnya, suami Citra itu tak memperlakukan Citra seperti selayaknya wanita yang sedang hamil, melainkan ia memperlakukan Citra bagai pelacur murahan.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Aaaaarrgg…. Ampun Maaasss.. Ampuuunnn….Maaass…. Hooohhh…. Pelan-pelan maaas….” Desah Citra sambil terus berpegangan pada tepi meja. Berusaha sebisa mungkin tak banyak bergerak.
    “Sssshhh… DIAM Dek… LONTE…. NAKAL sepertimu memang seharusnya… DIHUKUM…” Bentak Marwan sembari terus mempercepat tusukan penisnya.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “MAAASSS…… OOHHHSSSS…. Pelan-pelan maaass…… Nanti Muklis beneran bisa dengar looohhh…” Erang Citra sambil menggigit bibir bawahnya, berusaha menikmati siksaan birahi suaminya.
    “SSSSHHH…. DIEEEEMMMM….”

    Sodokan dan tusukan penis kecil Marwan semakin lama semakin membabi buta. Semakin keras dan kuat. Dan anehnya, dengan cara seperti ini, Citra merasakan jika orgasmenya tiba-tiba datang mendekat.
    Istri Marwan itu benar-benar tak bisa mempercayai apa yang ia rasakan pagi itu, setelah sekian lama tak pernah mendapatkan orgasme dari suaminya, pagi itu ia akan mendapatkan kenikmatan bersetubuhnya lagi.

    “Ooohh… Ooohh.. Maas…. TERUS MAASSS… Terusss……. Sodok yang kenceng masss… Sodokin kontolmu ke memekku kenceeeng-kenceeeengg……. Entotin memek istrimu ini maas…..”

    Dengan alis yang saling bertaut, Marwan bisa tahu jika istrinya sangat menikmati persetubuhan kasarnya dipagi hari ini. Dan untuk pertama kalinya, Marwan bisa melihat istrinya mendesah-desah tak terkendali, pertanda jika dirinya sudah tenggelam dalam kenikmatan orgasme.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    Tiba-tiba, tubuh Citra bergerak tak beraturan. Kepalanya menggeleng naik turun, punggungnya meliuk-liuk, dan pantatnya mengejan-ngejan. Rupanya wanita cantik itu telah siap untuk mendapatkan orgasme pertamanya.

    “Huuuooohh Maaaasss…. ENAK BANGET MASS…AKU SUDAH NGGAK KUAAT LAGI MAAASS…. NGEEEENNTTOOOOOTT… AKU KELUAR MAAAS… AKU KEEELLUUUUUUAAARRR… NGEEENTOOOOTTT…. HOOOOOOOHHHHHHSSSS… HMMMPPPFFF…..” Teriak Citra lantang. Keras sekali. Sampai-sampai Marwan harus mendekap mulut Citra guna meredam kalimat mesum istrinya.

    “CREET… CREEET…CREEECEEETT..CREEETTT….”

    Sambil berusaha untuk tetap dapat berdiri, tangan kanan Citra memegang bibir meja kuat-kuat, sementara tangan kirinya mencengkram paha Marwan hingga suaminya meringis kesakitan. Lutut, pantat dan vagina Citra tak henti-hentinya bergetar hebat, menandakan jika pagi itu orgasme Citra dirasanya cukup dahsyat.

    “Huuuooohhh…. Maaasss….. Kontolmu enak banget di memekku Masss…. Enaaak bangeeet….” Kata Citra disela-sela gelombang orgasmenya. “Beraaasaa bangeeet…”
    “Hehehe…. Memek kamu juga ngempotnya enak banget Dek… CUUUPPP…” Balas Marwan sambil mengecup pundak istrinya dari belakang, ” Kamu suka Dek…?”
    “Suka banget Mas… Aku sampe kelojotan keenakan gini…. Hihihihi….” Tawa Citra dengan wajah damai,
    “Hehehe… Jadi sekarang gimana pelayanan kontolku Dek…? Sudah bisa membuatmu puas..?”
    “Uuuuuhhhhh… Beeeloooom Maaass…. Aku masih pengen kamu entotin lagi….” Jawab Citra genit sambil memunyongkan mulutnya.
    “Serius Dek..”
    “Hiya dong Maasss… Punya suami dengan kontol seenak kamu, masa cuman maen sekali…. Rugi dong aku Maass…. hihihi….”
    “Waduh… Waduh… Waduuuhh… hebat juga nafsu kamu Dek…?”
    “Hihihi… Khan Istrimu ini Lonteee Maaass…. Hihihi…” Goda Citra sambil mengedipkan matanya.

    Mendengar ucapan mesum Citra, raut wajah Marwan yang semula santai, mendadak jadi tegang. Tangannya langsung mencengkeram pantat Citra dan langsung memaju-mundurkan pinggulnya. Menghajar kemaluan Citra yang baru saja orgasme itu dengan batang penisnya.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    Suara pertempuran kelamin kembali terdengar dahsyat di seluruh penjuru dapur. Diselingi oleh tamparan-tamparan keras tangan Marwan pada pantat istrinya. Membuat daging bulat berwarna putih bersih itu semakin merah merona.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Huuuooohhh… Maaasss… Peelaaan-peelaaaaan Mas… Memek aku maasiiih ngiluuuu….” Rintih Citra

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK
    Marwan sama sekali tak menghiraukan rintihan Citra, karena semakin keras ia merintih semakin keras pula sodokan pernis Marwan pada vagina istri cantiknya yang sedang hamil muda itu.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Ampuuun Maaaasss… Ammmmmppppuuunnnn….”
    “Sssshhh….. Istri Lonte sepertimu memang harusnya ga perlu dikasih ampun…..” Ucap Marwan tiba-tiba dengan nada penuh nafsu birahi, “Istri Lonte sepertimu memang harusnya dihajar habis-habisan.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Mbaaak Citrraaaa…. Kain lap mot……………. tornya dimana…..?” Ucap Muklis yang dengan tiba-tiba masuk kedapur. Mengagetkan Citra dan Marwan yang sedang asyik mengayuh kenikmatan duniawi, “WADUH…..Ngggg….”

    “Eh Muk…Kklisss….” Jawab Marwan yang tiba-tiba kikuk. Mungkin karena malu, suami Citra itu segera menghentikan sodokan penisnya dan buru-buru mengambil handuk mandinya. Namun ketika Marwan hendak mencabut tusukan penisnya, buru-buru Citra menangkap paha suaminya, dan memintanya tetap berdiam diri.

    “Ngg…. Maaf Mas… Mbak… Aku nggak tahu kalo… Kalian sedang…. Nggg….*GLUP” Ucap Muklis tersedak air ludahnya sendiri. Adik Marwan itu kebingungan melihat kedua kakaknya yang sedang asyik mengayuh kenikmatan birahi.
    “Ada apa Klis….?” Tanya Citra santai.
    “Nggg…. Aku …. Mbaak….Mau ambil lap mot….tor….” Tanya Muklis lagi dengan tatapan mata yang tak berkedip sama sekali. Menatap tubuh Citra yang payudara dan belahan pantatnya dapat terlihat langsung. Menatap tubuh hamil kakak iparnya yang sedang dalam posisi membungkuk, bersandar di meja makan, dan sedang disetubuhi suaminya.

    “Oooohh…. Disitu Klis….” Ucap Citra sembari menunjuk ke laci disamping meja makan tempatnya bersender. “Ayo Mas… Kok malah berenti…? Ayo goyang terusss Maaaasss… Ssshh… Ooohh…” Jawab Citra genit pada Marwan dengan tanpa mempedulikan keberadaan Muklis yang ada di dekatnya. “Ayo mass.. Goyang lagi.. Aku pengen keluar kaya tadi lagi…..”
    “Nggg… Bentar Dek….”


    “Ayo Maaass…Sssshhh…. JANGAN BRENTI… Terus sodokin kontolmu Mas… Aku pengen cepet-cepet keluaar lagiii….” Pinta Cegah Citra lagi sambil mencengkram pantat Marwan yang ada dibelakangnya dan menggerakkannya maju mundur, ” Ayo sodok memek adek lagi..”
    “Tapi Dek….?” Bingung Marwan
    “Sssh…. Kenapa Mas….?” Heran Citra, “Tadi bilangnya nggak apa-apa kalo ada Muklis… Ssshh…..”
    “Hiya sih…. Tapi….”
    “Udah ah….NANGGUNG Mas….” Celetuk Citra sambil mulai menggoyangkan pinggulnya, “Ayo Mas…. SODOK memek aku lagi… Terusin lagi Mas…. Aku pengen keluar lagi….”

    Dengan perasaan bingung Marwan pun akhirnya menuruti permintaan istrinya, kembali menyetubuhi Citra di depan tatapan mata adik kandungnya. Pelan tapi pasti, Marwan kembali mengayuh goyangan pinggulnya dengan mantap. Menusuk dan mencabut batang penisnya dengan gerakan yang konstan. Menyetubuhi liang vagina istrinya dengan perasaan malu yang perlahan sirna.

    “Ssshh…. Iya gitu Mas… terus… Sodok memek aku yang kenceeeeng… Aaahh… Ahhh….” Jerit Citra yang kali ini semakin kencang,
    “Ssshh…. Deeekkk…. Jangan berisik ahhh….”
    “Ooohhh.. Ooohh…Emang Kenapa Mass….? Kamu malu ama Muklis yaaa….?” Goda Citra,”Muklis aja nggak malu kok ada kita-kita… Ya Khan Klis…? Hihihihi….”
    “Ehhng….I.. Iya mbak….” Jawab Muklis keheranan melihat kebinalan kakak iparnya.
    “Naaah lihat khan Mas… Muklis aja santai…. Hihihi… Ayo terus Mas… Sodok memek aku keras-keras…”

    “Hmmm….Masa Bodohlah…. Biarin aja Muklis ngelihat… Toh aku ngentotin istriku sendiri…..” Mungkin itu yang ada di otak Marwan saat itu, karena tak lama kemudian, ia menjadi ikut-ikutan tak peduli dengan keberadaan Muklis. Bahkan ada sebuah perasaan aneh yang muncul dari dalam hatinya. Perasaan birahi aneh yang membuatnya semakin bernafsu untuk menyetubuhi Citra istrinya di hadapan orang lain.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    Suara persetubuhan Marwan dan Citra kembali terdengar. Lebih kencang-Lebih dasyat.

    “Ooohhh… Oooohhh… Kliissssiss…. Masmu ini hebat banget ngentotnya…. Kontolnya kuat….Ssshh…. Enaaaakk….” Goda Citra dengan nada genit.
    “Ngg… Iya ya mbak…. *GLUP ” Jawab Muklis sekenanya.

    Cerpen Seks Seru | Walau Muklis sebenarnya sudah tahu tentang kenakalan Citra, namun tetap saja, ia tak menyangka jika pagi itu kakak iparnya ini bakalan berani melakukan kenakalannya di depan suaminya. Begitu pula dengan Marwan, suami Citra itu juga sama sekali tak menyangka jika istrinya yang sedang hamil muda itu menjadi sedemikian binalnya.

    Dan anehnya, kebinalan Citra pagi itu membuat nafsu birahi Marwan semakin meluap-luap.

    “Ooohh… Iya Mas… terus… terussss…. Sodok yang kenceng Maas… Sodoook yaaang kenceeeng… Oooh… Ooohhh…” Pinta Citra.
    ” Hhh…Hhhh… Enak Dek….?”
    “Ssshh.. Ssshhh… Ohhh… Enak banget Maaass….” Jawab Citra, ” Eengghhh….Maaas…. ” Panggil Citra
    “Hhh…Hhhh… Hhhh… kenapa Dek…? Hhh…Hhhh…” Jawab Marwan dengan nafas terengah-engah.
    “Ssshhh… Aku boleh minta tolong Muklis nggak…?”
    “Hmmm….Apaan…?”
    “Aku pengen Muklis ngejilatin tetek aku Mas…. ” Tanya Citra, “Boleh ya Mas…?… Ehhmmmhhh…. Ooohhh… Ooohh…” Tambahnya lagi sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah mata pada Muklis.

    “Aa…Apaa Deek….?” Marwan yang mendengar ucapan istrinya pun terkejut setengah mati. Ia tak pernah menyangka jika istri tercintanya memiliki keinginan yang cukup aneh seperti itu, “Kok pengennya gitu sih Dek….?”

    “Sssshh… Boleh ya Masss….?” Tanya Citra lagi ,”Nggak tau Mas.. Tau-tau pengen aja…. Mungkin ini kayanya keinginan si jabang bayi deh Mas… Ooohh… Ooohhsss…” Celetuk Citra beralasan.
    “Nggg…..Kamu ngidam…?”
    “Nggak tahu…. Mungkin iya kali Mas….”
    “Ngidam mbok ya yang lein gitu Dek… Masa ngidamnya begitu…?”
    “Kamu nggak pengen khan Mas anak kamu ini ngileran…? Ooooohhhhmmmm…..”

    Pikiran Marwan mendadak bimbang, antara cemburu karena adik kandungnya bakal ikut merasakan kenikmatan payudara istrinya atau memenuhi nafsu barunya, menyetubuhi Citra dengan brutal di hadapan orang lain.

    Begitu pun dengan Muklis. Walaupun ia sudah berulang kali menikmati keindahan tubuh Citra tanpa sepengetahuan Marwan, tetap saja ia tak pernah mengira jika kakak iparnya itu akan melakukan sebuah pertanyaan nekat seperti itu, meminta dirinya melakukan hal yang hanya boleh dilakukan oleh Marwan.

    “Ayolah Maaas… Bentaran doang kok…. Boleh yaa…? Sejilat dua jilat….” Tanya Citra dengan nada semanja mungkin, membuat ketegaran hati pria manapun pasti bakalan luluh jika mendengar kalimatnya. “Boleh ya Maaasss….? Uuuhhhh….” Lenguhnya lirih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya menerima sodokan penis Marwan.

    “Aaaarrrggghhh… NGEEENTOOTTT….. ” Jawab Marwan lantang, “HIYA DEK…. HIYAAA….” Tambahnya lagi, tak mampu menahan birahinya yang semakin meluap-luap, “Suruh aja Muklis ngisepin tetekmu….”

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    Suara gempuran penis Marwan kembali beraksi. Mencucuki vagina istri hamilnya

    “Ooohhh… Ooohhh… Makasih ya Maaas…. Kamu memang suami pengertian….Hihihi….” Ucap Citra genit, “Ayo Klis… Sini…. ” Panggil Citra sambil melambai-lambaikan tangannya, “Klis…. Sini….Ayo isep tetek Mbaaakk….Ssshh…..Oooohhh…..”

    Mata Muklis melirik kearah kakak kandungnya, mencari tahu apa yang harus ia lakukan. Dan, tanpa mengucap apapun, Marwan pun menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan aneh istrinya.

    Mendapat lampu hijau, Muklis pun segera mendekat dan berjongkok di bawah tubuh Citra yang tak henti-hentinya meliuk-liuk karena sodokan penis suaminya. Buru-buru, Muklis segera meraih daging lembut yang bergoyang maju mundur milik Citra sembari memonyongkan bibirnya.

    SLUURPPP…CUP… CUP…
    Suara mulut Muklis ketika sedang menghisapi kedua payudara Citra. Tak henti-hentinya, kedua tangannya pun meremasi pelan kedua daging kebanggan kakak iparnya itu dengan gemas, sambil sesekali mencubiti puting payudaranya yang begitu keras.

    “OOOHHH… ENAK BANGET KLIIIISSS… HUUUUOOOOOHHHH….”Desah Citra keenakan. “Isep yang kenceng klis… ISEP YANG KENCENG…” Ucap Citra sambil mengusapi rambut Muklis.
    “Kamu gila Mbak… Nekaaat….” Bisik Muklis pelan.
    “Kamu suka khan sayang…?” Balasnya Citra pelan sambil tersenyum, “HIYA MASS… SODOK MEMEK AKU…OOOHHH…” Rintih Citra berusaha menyamarkan percakapannya dengan Muklis. “Nikmatin aja Klis.. Puas-puasin netek tetek Mbak….. Hihihi….”

    Tak mau mensia-siakan kesempatan untuk dapat berbuat mesum dihadapan kakak kandungnya, Muklis pun segera menuruti kemauan Citra. Dihisapnya daging kenyal milik kakak iparnya itu kuat-kuat, hingga pipi lelaki kurus itu kempot. Tak hanya itu, adik Marwan pun juga menggigit dan menyupang setiap jengkal payudara Citra, sehingga sekujur payudara Citra menjadi berwarna putih kemerahan.

    “OHH… OHH… OHH.. HOOOOHHH MUKLIIISSSS….” Rintih Citra keenakan setiap kali tubuhnya tersentak sentak akibat sodokan tajam penis Marwan ke vaginanya.

    Tiba-tiba, Citra bertindak semakin nekat lagi. Sambil terus menerima sodokan kasar Marwan, jemari lentik Citra merogoh kedalam celana kolor Muklis dan mengeluarkan batang penisnya yang sudah keras.
    “Eh Mbak….” Kaget Muklis.
    “Hihihi… Tenang aja Klis… Mas Marwanmu nggak bakalan ngelihat kok…” Jawab Citra gemas, sembari segera mengocok batang penis adik iparnya itu kuat-kuat. “Oooohh… MAAASSS…. Sodok yang kenceeeeng….. Maaasss.. Enaaakkk…”
    “Sumpah… Kamu nekat mbak….”
    “Hihihi… Shhhh… Tenang aja Klis…. Sekarang… kamu juga kobelin itil aku ya….” Pinta Citra yang kemudian mengamit tangan Muklis dan menempelkan pada biji klitorisnya.

    Melihat kenekatan kakak iparnya, mata Muklis pun langsung melotot. Ia benar-benar tak mengira jika Citra bisa bertindak senakal itu. Terlebih di saat yang sama, Marwan suaminya sedang menyetubuhi kakak iparnya dari belakang.

    Namun anehnya, Marwan sepertinya sama sekali tak menghiraukan tangan Muklis ketika sedang mengobel klitoris Citra. Bahkan tak jarang, jemari Muklis bersenggolan dengan sodokan penis kakaknya, Marwan terus saja menghajar vagina istrinya..

    “Terus kobel memek Mbak Klis…. Mas Marwan nggak bakalan ngira itu tangan kamu kok… Hihihihi….” Jelas Citra sambil terus mengocok penis tegang adik iparnya.

    “Heeekhhmmmm…. Ssshhh…..” Desah Muklis keenakan. Merasakan jemari lentik kakak iparnya yang tak sanggup menggenggam penuh batang penisnya, mengocoki kelaminnya kuat-kuat. “Kamu gila Mbaaak… Nekaaatt…”

    Sungguh pemandangan pagi hari yang cukup aneh. Sepasang suami istri dan adik iparnya terlihat begitu semangat dalam permainan terlarangnya. Dua pria dan satu wanita, sama-sama saling berkejaran untuk dapat memberikan kenikmatan kepada wanita hamil yang ada dihadapannya.

    Marwan, yang dengan brutal, menusukkan penis kecilnya keras-keras kearah vagina Citra, membuat wanita hamil itu begitu menikmati keperkasaan suaminya. istrinya. Dan Muklis, yang juga tak henti-hentinya memberikan rangsangan kepada payudara Citra sembari terus mengobel klitoris kakak iparnya cepat-cepat.

    “Sodok yang kenceng maaas… Tusuk memekku keras-keras….” Jerit Citra seperti kesetanan. “Isep tetek mbaak Kliiisss…. Isep yang kuaaaatt….”

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    SLUURP SLUUUPPP…

    Merasa takjub akan sensasi seks bertiga, tiba-tiba, gelombang orgasme Citra datang kembali. Dan seketika itu tubuh Citra lagi-lagi mengejang.

    “Oooohh.. Maaas… Aku mau keluar Maaas… Aku mau keluaar…”
    “Hiya Dek… Mas juga…”
    “Kita keluar bareng Mass… Terus sodok Maas…”

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

    “Oooohhh…. NGEEENTOOOOOTTT……Maaaassss… Aku… Maaaauuu KELUAAARRR….AKU MAU KELUUAAAR MAAAS…” Ucap Citra tak percaya jika kobelan tangan Muklis dan sodokan penis suaminya akan membawa orgasmenya datang secepat itu. “AKU KELUUAAAR MAASS….. OOOHH….. AKU KELUUUAAAR…. NGEEENTTOOOOOTTTTT….. ”
    “OOOOHHHH…. AKU DULUAANNN DEEEEEKKK…..”

    “CROT… CROOOT… CROOOCOOOTTT…..” Semburan lahar panas seketika terpancar dari ujung penis Marwan, memenuhi setiap rongga rahim Citra.

    “OOOHH… NGEEEEEENNNTTOOOOT KAAAMUUUU MAAAASSSS… AKUUU JUUGAAA KELUUAAR MAAASS… AAKUU….KEEEELLLUUUAAARRR… OOOHHHH….. OOOOHHHHHH….”

    “CREEE… CREEECEEET… CREEET… CREEETTT…”

    Tubuh Citra bergetar hebat disertai dengan gelijangan kuat. Saking kuatnya, wanita hamil itu sampai tak mampu menahan berat tubuhnya. Kakinya mendadak lunglai, dan tubuhnya ambruk menimpa tubuh kurus Muklis yang ada dibawahnya.

    PLOOP
    SEEEERRRRRRR…

    Suara penis Marwan begitu terlepas dari vagina Citra sambil disertai dengan lelehan spermanya yang tak henti-hentinya menetes keluar.
    “Uuuuhhh… Mas… oohh.. ooohh… Maasss…” lenguh Citra yang seolah tak mampu mengontrol semua otot ditubuhnya. Otot vaginanya tak henti-hentinya mengejang, dan kakinya pun bergetar-getar hebat, mirip orang ayan. Dengan terus kelojotan, Citra menelungkup diatas tubuh Muklis dengan posisi lutut tertekuk dan pantat yang menjulang tinggi, memamerkan liang vaginanya yang berwarna putih kemerahan.

    “Kamu kenapa deekk…” Tanya Marwan sambil berusaha membangunkan tubuh setengah telanjang Citra dari atas tubuh adik kandungnya.
    “Memek aku ngilu Mas…. Ooohhh…. Sssshhh….. Maass memek aku ngiluuuu… ” Jawab Citra sambil terus mengejang-kejang, “Ooohh… Tapi ngilunya….Ngilu ngilu enaaak Maaas…..Ooohhhsss…”

    Citra yang sedang mengalami orgasme hebatnya, sama sekali tak sadar dengan apa yang terjadi. Bahkan, ia juga tak sadar jika disaat yang sama, penis Muklis masih belum sempat ia masukkan kembali ke celana kolornya.
    “Looohhh….Deeek…. ?” Kaget Marwan ketika melihat tangan istrinya sedang menggenggam erat batang penis adik kandungnya, “Tanganmu kok ada di kontol… Mu… Klis… ?” Tambahnya lagi.
    “Eeeeh…. Sssshhh… Nggg… Anu Maaasss….. Oooohhh….”

    “Udah-udah… Ayo sekarang kamu ke kamar aja ya…. Istirahat dulu….” Kata Marwan sambil melilitkan handuk ketubuh telanjangnya kemudian membopong tubuh Citra, “Klis… Ayo bantu Mas….”
    “Ngggg….” Jawab Muklis bingung karena batang penisnya yang tegang masih berada didalam genggaman kakak iparnya.
    “Klis… Ayo buruan bantuin Mas….”
    “Nggg…..Ba… Baik Mas….” Jawab Muklis yang secepat kilat segera memasukkan penisnya yang masih tegang dan segera membantu kakaknya mengangkat tubuh Citra yang masih kelojotan kearah kamar.

    “Rebahin dikasur Klis…”
    “Baik Mas….”
    “Nahhh… Sekarang kamu panggil Nyak Nunik dirumahnya… Suruh ia segera kesini…. “Pinta Marwan sambil melirik kearah tonjolan penis adiknya dibalik celana kolornya, “Buruan ya Klis…”
    “I…. Iya Mas….” Jawab Muklis yang segera berlari keluar kamar.

    Setelah beberapa menit, kejang-kejang pada tubuh Citra pun mereda. Perlahan, otot-otot tubuhnya mulai kembali normal dan pada akhirnya wanita hamil itu mampu mengontrol kembali gerakan badannya.
    “Udah baikan Dek…?”
    “…. Udah Mas….” Jawab Citra, sambil mencoba mengatur nafas.
    “Kamu tadi kenapa Dekk…?”
    “Nggak tau Mas… Tiba-tiba… Badan aku lemes….. Tapi enak….”
    “Lemes enak gimana…?”
    “Ya gitu…. Nggak tau aku harus njelasinnya gimana Mas… Yang jelas… Badan aku sehabis ngecrot tadi… Tau-tau langsung lemes… ” Jawab Citra dengan mulut tak henti-hentinya tersenyum, “Kamu tuh yang nyebabin aku lemes…. Hihihihi….Sumpah Mas…. Pagi ini kamu perkasa banget… Beringas abis….”
    “Hehehe… Kamu suka nggak Dek…?”
    “Suka banget Mas… Kontolmu pagi ini berasa jauh lebih enak dari biasanya….” Ucap Citra genit.

    “Syukurlah kalau kamu suka Dek….. Cuman…. ” Tiba-tiba pikiran Marwan kembali kesaat dimana ia melihat tangan Citra menggenggam penis adik kandungnya. Buru-buru, mata Muklis melirik turun, kearah payudara Citra. “Eehh….Busyet…. Adik sialan… Kampret juga tuh Muklis… Berani-beraninya dia…. Tetek istriku jadi penuh dengan cupangannya… Merah semua…” Batin Marwan sebal.

    “Kenapa Mas…?” Tanya Citra penasaran.

    “Ngg… Nggak apa-apa Dek….” Jawab Marwan yang entah mengapa, ia buru-buru mengabaikan pikiran-pikiran aneh yang ada diotaknya itu. “Trus… Kira-kira…. Kandunganmu gimana ya Dek…?” Tanya Marwan sambil mengusapi perut Citra yang semakin besar.
    “Nggak tau Mas… Kita periksain aja yuk….?”

    Marwan terdiam, wajahnya bingung.
    “Kenapa Mas…?” Tanya Citra lagi.
    “Nggg….Nanti siang Mas ada ketemuan dengan juragan tanah Dek…. Mas bingung….”
    “Mas bingung nggak bisa nganterin aku….?”
    “Hiya… Gimana ya Dek…?”
    “Yaudah….. Itumah masalah gampang Mas… Ntar khan aku bisa minta tolong anterin sama Muklis….”
    “Hmmmm…. Gitu ya Dek….?”
    “Hiya Mas… Nggak apa-apa kok…. Mas kerja aja….”
    “Hhmmm…. Yaudah deh…Nanti kamu kerja setengah hari aja ya Dek…. Minta ijin buat ke klinik…” Saran Marwan sambil mengecupi perut hamil istrinya, lalu beranjak kearah meja rias Citra. Tempat dimana tas kerjanya teronggok diatasnya.

    “Ini… Mas kemaren baru saja dapet obyekan besar… ” kata Marwan sambil mengeluarkan segepok uang dari dalam tasnya, “Ini duit buat kamu periksa ke dokter Dek….. Dan ini…. Duit buat kamu belanja pakaian baru….”
    “Wwaaah… Beneran Mas….?” Girang Citra, “Banyak banget Mas….”
    “Ini juga berkat doa kamu Dek…” Jawab Marwan sambil mengecup kening istrinya

    “Hhhh….Hhhhh….Hhhh…. Mas…. Rumahnya kosong Mas….” Kata Muklis yang tiba-tiba sudah ada dipintu kamar, ” Nyak Nunik sudah berangkat ke puskesmas…H hhh… Hhhh…” Tambahnya lagi sambil berusaha mengatur nafas.
    “Yowes… Nggak apa-apa Klis… Mbak sudah agak mendingan kok….” Jawab Citra sambil membetulkan dress mininya yang masih compang-camping, “Udah yuk… Sekarang kamu anter mbak ke kantor aja…. Mbak udah kesiangan ini….”
    “Kamu mau langsung ngantor Dek…?”
    “Iya Mas…. Dikantor mau ada rapat penting…. Nggak enak aku kalo datenganya telat….” Jawab Citra sambil meraih tangan Marwan dan mengecupnya pelan. “Aku pamit dulu ya Mas…”

    “Iya Dek… ” Jawab Muklis sambil kembali mengecup kening Citra, “Yowes… Klis… Tolong kamu anter mbakmu ini… Inget ya…. Jangan ngebut… ”
    “I… Iya Masss….”
    “Ohh iya…. Sama satu lagi… Tolong kamu jagain istri Mas selama Mas tinggal keluar kota nanti….” Pinta Marwan sambil kembali merogoh kedalam tas kerjanya, ” Ini duit buat kamu Klis… Kalo mbakmu butuh apa-apa… Tolong beliin…. Dan kalo mbakmu minta apa-apa… Tolong turutin….”
    “Ngggg….Turutin….?” Tanya Muklis bingung.
    “Hiya…. Turutin apa mau dia…. Semuanya….” Pinta Marwan dengan nada tegas, “Mas nggak mau anak Mas besok ngileran….”
    “Ooohh… Gitu…Baik Mas…. Siaaapp…. Hehehe….”

    “Ayo Klis… Buruan kamu ganti baju… Mbak udah telat banget nih….” Jawab Citra sambil melangkah kearah teras rumah.
    “Iya….. Iya Mbak… Tunggu sebentar….” Jawab Muklis sambil berlari kearah kamar tidurnya untuk berganti pakaian.

    Tak lama, Muklis dan Citra pun siap untuk berangkat.

    “Mas… Aku jalan dulu yaa….” Ucap Citra sambil melambaikan tangan kearah suaminya. “Kamu ati-ati dijalan…. Jangan bandel kalo diluar rumah…..” Tambahnya lagi.
    “Iya Dek… Kamu juga ati-ati dijalan…. Kabarin Mas kalo kamu sudah sampe kantor….” Balas Marwan.
    “Yowes… Ayo Klis.. Kita jalan….” Ucap Citra sambil naik kejok motor dan memeluk tubuh kurus Muklis erat-erat. Membuat payudara besar Citra yang tak mampu tertutup oleh jaket tipisnya itu menempel erat di punggung Muklis hingga gepeng.

    Melihat istrinya memeluk tubuh adik kandungnya, membuat pikiran Marwan kembali melayang ke beberapa saat lalu. Saat dimana tangan mungil Citra menggenggam penis besar Muklis.
    “Apakah ulah Citra tadi disengaja ya…?”
    “Gimana caranya kok tiba-tiba kontol Muklis bisa ada di tangan Citra..?”
    “Dan lagi…. Gimana caranya ya kontol Muklis bisa menjadi sebesar itu….?”

    Puluhan pertanyaan mendadak memenuhi setiap sel yang ada di otak Marwan. Membuat pikirannya menerawang jauh mencari tahu segala kemungkinan yang ada. Semakin berpikir, semakin berdebar detak jantung Marwan. Semakin berpikir, semakin keruh otak Marwan.

    “Aneh…. Ini benar-benar aneh….” Ucap Marwan dalam hati sambil tak henti-hentinya memikirkan kejadian barusan, “Dan yang paling aneh…..”

    Tangan Marwan tiba-tiba meraih penis kecilnya yang tertutup handuk. Meraih penis kecilnya yang sudah begitu keras, dan mulai mengocoknya perlahan.

    “Kamu nakal sekali Dekkk…. Kamu benar-benar nakal sekali….”

    Sekian dulu cerpen seks ini gan! Nantikan cerita pendek yang super seru lainnya ya. ?

  • Ngentot Pembantu Yang Montok Dan Hot

    Ngentot Pembantu Yang Montok Dan Hot


    1927 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya.

  • Cantik sekolahan Jepang deepthroats hard dick dan mendapat facialed

    Cantik sekolahan Jepang deepthroats hard dick dan mendapat facialed


    1926 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari
    model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap
    harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Riley Reid doll Xmas gift comes to life for a threesome with Ember Stone & BF

    Riley Reid doll Xmas gift comes to life for a threesome with Ember Stone & BF


    1926 views

    Duniabola99.org– Anda sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99.org yang selalu update dan membagikan Foto-foto ngentot terbaru 2018.

  • Tidur Dengan Cewek Bispak Menjadi Pengalaman Seks Pertamaku

    Tidur Dengan Cewek Bispak Menjadi Pengalaman Seks Pertamaku


    1926 views

    Duniabola99.org – Sebagai perkenalan, saya adalah seorang pemuda yang mempunyai wajah yang tampan, berkulit putih dan banyak wanita yang mencoba mendekati saya, namun saya belum bisa menerima para wanita itu sebagai teman istimewa, dan saya tidak mau memanfaatkan mereka hanya untuk iseng saja.

    Tetapi sebagai lelaki normal tentu saya mempunyai kebutuhan biologis yang tidak bisa saya pungkiri, dan saya tidak mau pada saat menikah nanti saya tidak mempunyai pengalaman apapun di atas tempat tidur. Belum lama ini akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke tempat yang menyediakan wanita bayaran atau bispak / bisyar.

    Suatu hari di bulan Februari 2017 hujan turun rintik-rintik, dan matahari tidak muncul seharian. Kaki saya melangkah masuk ke salah satu diskotik yang lumayan terkenal di Jakarta. Hari ini adalah untuk kedua kalinya saya melangkahkan kaki saya ke tempat ini.

    Begitu masuk, saya langsung naik ke lantai 2 diskotik tersebut. Di sana saya melihat ada beberapa pria sedang duduk di sofa sambil merokok. Mungkin sedang menunggu wanita langganannya. Seorang bartender menyapa saya dengan ramah, “Haloo Boss, mau yang mana nich..” Saya lalu melihat foto-foto yang ada di meja, saya akhirnya minta bantuan bartender itu untuk memilihkan untuk saya, karena foto yang ada begitu banyak.

    Lalu bartender itu bertanya, “Sukanya yang besar apa yang kecil?” tanyanya ramah. Saya agak bingung juga menjawabnya. Akhirnya saya minta yang sedang-sedang saja. Lalu ia menunjuk satu foto sambil berkata, “Ini orangnya baik sekali, service-nya juga bagus,” dan saya langsung menyetujuinya.

    Di belakang meja terdapat 2 orang wanita bispak cantik, salah seorang dari mereka sambil memberikan kunci ke bartender yang akan mengantarkan saya, terus menyanyikan lirik lagu dari Sephia, “…Selamat tidur kekasih gelapkuuu…” secara berulang-ulang. Saya bisa merasakan bahwa lagu itu ditujukan untuk menggodaku.

    Mungkin ia heran mengapa orang seperti saya harus datang ke tempat itu, sedangkan mungkin banyak wanita bispak yang bersedia tidur denganku tanpa dibayar. Lalu saya diantar ke satu kamar sambil diberikan pengaman, di kamar tersebut belum ada siapa-siapa.

    Setelah menunggu 5 menit, terdengar suara ketukan di pintu. Saat saya membuka pintu terlihat seorang wanita bispak muda yang sangat manis berumur sekitar 20 tahun. Lalu saya menyalaminya, dan ia pun menyebutkan namanya Win. Lalu ia duduk di ranjang sedangkan saya di kursi.

    Saya coba mengajaknya ngobrol. Ia menceritakan bahwa ia berasal dari sebuah tempat di Jawa. Dari pembicaraannya, saya mengetahui bahwa di tempat tersebut ada lebih dari 300 wanita bispak. Dalam hati saya berpikir betapa kerasnya persaingan di sini. Dari cara bicaranya saya tahu bahwa Win bukanlah orang yang berpendidikan.

    Suaranya sangat lirih bahkan saya kadang-kadang hampir tidak mendengar apa yang diucapkannya. Pandangan matanya sulit untuk dilukiskan, mungkin sudah terlalu banyak cerita pahit terlukis di sana dalam usianya yang masih muda itu. Dari cara bicaranya saya tahu bahwa Win mempunyai hati yang soft and very kind.

    Setelah kami ngobrol agak lama, kemudian ia berkata, “Kok bajunya nggak di lepas, malu ya?” katanya dengan tersenyum. “Ah nggak kok,” elak saya, padahal saya memang tidak tahu bagaimana harus memulai, karena ini adalah pengalaman saya yang pertama bercinta dengan seorang wanita bispak.

    Saya lalu melepaskan baju saya. Bersamaan dengan saya melepaskan baju, saya lihat Win pun mulai melepaskan pakaiannya satu-persatu hingga tubuhnya tidak ditutupi sehelai benang pun. Sekarang terlihat di hadapan saya tubuh mulus dari seorang wanita bispak yang siap untuk dibelai olehku.

    Berbekal adegan-adegan yang saya lihat di Blue Film, saya mulai mencumbunya. Saya memintanya untuk duduk di pangkuanku, sehingga pantatnya menekan kemaluanku yang lumayan besar dengan keras dan saya pun mulai meremas dan menjilati kedua payudaranya yang tidak begitu besar, namun sangat padat dan kenyal. Selama itu Win juga terus menggerak-gerakan pantatnya menggesek kemaluanku.

    Saya merasakan betapa enaknya saat penisku sesekali bertemu dengan vagina Win yang hangat. Ingin rasanya saya memasukan penisku saat itu juga ke dalam vaginanya, namun bisa kutahan, karena saya tidak mau hasratku menjadi menurun sebelum saya selesai menjelajahi setiap lekuk tubuhnya. Sehingga saya tetap bertahan sambil berkonsentrasi di kedua payudaranya yang benar-benar sempurna bagiku.

    Setelah beberapa lama lalu Win berkata, “Pindah ke tempat tidur aja yuk, nanti kamu kecapean..” Saya pun mengiyakannya lalu kami pindah ke tempat tidur. Ia lalu membaringkan tubuhnya yang polos itu di tempat tidur dengan kedua pahanya terentang lebar memperlihatkan alat kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

    Lalu saya naik ke atas dan menindih tubuh Win dan bisa saya rasakan betapa halus kulit tubuhnya, begitu merasakan halusnya tubuh Win, penisku menjadi makin tegang dan saya bisa merasakan betapa kerasnya tekanan di sekitar kepala penisku yang makin membesar seakan ingin meledak.

    Saya mulai mendekap tubuh Win dengan kuat sambil menggesekan tubuh dan kemaluanku ke tubuhnya. Win juga balas memeluk saya dengan kuat. Kedua pahanya menjepit pahaku dengan kuat sekali. Saat itu pikiranku benar-benar melayang entah kemana, kulit tubuh Win benar-benar halus dan licin, belum pernah saya menyentuh benda sehalus kulitnya.

    Sambil terus menindihnya, kedua tangan saya kembali meremas-remas kedua payudaranya dan mulut saya menghisap payudaranya dan lidah saya menjilati kedua putingnya. Kadang-kadang tangan saya berpindah memegang dan meremas pantat Win yang bulat dan padat dengan kuat.

    Entah berapa lama kami bergulingan dan berpelukan seperti itu, namun saya benar-benar menikmati kulit tubuhnya yang halus. Sesekali saya dengar desahan nafas yang memburu darinya. Lalu dari kedua payudaranya saya mulai turun ke bawah dengan terus menciumi dan menjilati perut dan pahanya sambil mata saya memandangi vaginanya.

    Terus terang baru pertama kali ini saya melihat vagina wanita bispak dengan begitu dekat dan terbuka, yang pernah saya lihat ya difilm-film biru yang pernah saya tonton. Saya tidak akan melewatkannya kali ini.

    Saya coba untuk membuka vaginanya dengan kedua jari saya. Terlihat sebuah liang berwarna merah muda. Lalu saya memasukan jari tangan saya ke dalamnya. Ternyata vaginanya masih sangat rapat. Saya bisa merasakan jari tangan saya seperti terjepit di dalamnya. Rasanya hangat dan bergetar lembut, namun saya tidak memainkan jari tangan saya terlalu lama di sana, karena saya khawatir melukai alat kewanitaannya yang begitu lembut.

    Kemudian saya mencoba menjilati vaginanya seperti di film BF yang pernah saya tonton. Lidah saya bergerak dengan cepat di vaginanya. Tidak tercium bau amis di vaginanya, malah ada kesan harum. Ternyata aksi saya itu cukup lumayan juga untuk seorang pemula, walaupun hanya berbekal adegan yang saya lihat di film. Begitu lidah saya menyentuh vaginanya, kedua pahanya langsung menjepit keras kepala dan wajah saya. Saya sih merasa keenakan juga karena pahanya terasa lembut sekali.

    Kemudian vaginanya ditekan sekeras-kerasnya ke wajah saya sehingga saya agak kelabakan juga. Tubuhnya juga melengkung ke atas, dan kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan nafas yang sangat kencang. Akhirnya ia menarik kepala saya ke atas dan meminta saya memasukan penisku yang sudah tegang sekali ke dalam vaginanya.

    Lalu saya pun memasukan kemaluanku yang lumayan panjang dan besar ke dalam vaginanya. Sambil memeluk tubuhnya yang halus kuat-kuat dan menekan tubuh saya ke payudaranya yang indah itu, saya mulai menaik-turunkan pantat saya, dan penis saya terjepit dengan kuat sekali di vaginanya. Alat kelamin saya meluncur masuk keluar dari vaginanya.

    Selama itu terdengar suara yang dihasilkan oleh pertemuan kedua alat kemaluan kami. Saat itu saya tidak melihat bagaimana ekspresi dari Win, sebab saat itu saya sudah terlalu sibuk dengan sensasi yang saya rasakan di seluruh tubuhku. Saya hanya bisa membenamkan seluruh wajah saya ke payudaranya.

    Cukup lama saya menggenjot vagina Win sampai saya merasa lelah juga. Setelah penantian yang panjang akhirnya saya mencapai puncaknya. Terasa seluruh tubuhku bergetar seolah tidak mempunyai tulang lagi, karena saya memakai pengaman, Win tidak tahu kalau saya sudah keluar.

    Dia mungkin mengira saya kelelahan, karena saya lihat nafasnya masih keras, makanya saya tetap genjot sampai akhirnya tubuhnya tersentak kuat tanda ia juga sudah keluar, baru saya hentikan. Setelah itu saya membersihkan diri, dari kaca saya lihat ia terbaring dengan memejamkan matanya. Saya tidak tahu apakah ia terlalu lelah atau menikmati apa yang barusan kami lakukan.

    Setelah saya selesai membersihkan diri, lalu saya duduk di sebelahnya. Saya lihat dia tersenyum ke arahku, lalu ia pun membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia berkata sambil tersenyum ke arahku, “Udah selesai kan?, sekarang pulang ya!” katanya menggoda. Mungkin karena ia menganggapku masih lebih muda darinya.

    Tapi saya malah berkata, “Boleh sekali lagi nggak?”Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum, ia lalu merebahkan tubuhnya kembali ke tempat tidur, dan kali ini saya berkonsentrasi pada payudaranya yang sangat padat itu. Saya saat itu bertekad untuk menikmati sepuasnya kedua payudaranya, agar tidak ada penyesalan nantinya.

    Bentuk payudaranya hampir sama dengan bintang BF asia yang pernah saya tonton. Bentuknya bulat kencang menjulang ke atas tidak turun, dan putingnya juga masih berwarna merah muda dan mungil. Saya mulai lagi memainkan lidah saya di payudaranya bergantian ke payudara yang kiri dan kanan.

     

    Makin lama saya bermain di payudaranya, Win yang semula tenang, makin lama makin gelisah, tubuhnya bergerak liar ke kiri dan ke kanan, terus tubuhnya makin ditempelkan dan digesekan dengan keras ke tubuhku, dan vaginanya di gesek-gesekan ke alat vital saya. Saya mendengar nafasnya sangat keras dan terdengar desahan dari mulutnya. Karena mendengar nafas Win yang semakin memburu sambil terus meremas-remas payudaranya dan menggesekan tubuh dan kemaluanku ke tubuhnya.

    Saya mencoba untuk melihat wajahnya. Begitu melihat wajahnya, saya sempat terpaku. Saya sempat terpana di buatnya. Terus terang saya sudah banyak bertemu dengan wanita-wanita cantik, namun baru kali ini saya melihat sebuah wajah yang sangat menakjubkan. Apa yang saya lihat saat itu adalah pemandangan yang sangat indah yang mungkin tidak akan pernah bisa saya lupakan.

    Di depan saya terlihat sebuah wajah wanita bispak yang begitu cantik, anggun, damai, dengan kedua mata terpejam, dagunya agak terangkat ke atas sehingga terlihat jelas lehernya yang jenjang dengan seuntai kalung di lehernya. Tergambar jelas di wajahnya betapa ia begitu bahagia. Benar-benar pemandangan yang sangat sempurna dan sukar dilukiskan.

    Mungkin saat itu saya benar-benar telah merasakan cinta sesaat. Ingin rasanya saat itu saya mengecup bibirnya yang mungil itu, namun saya takut akan menghilangkan pemandangan yang mungkinkah akan bisa menyaksikannya lagi dari wanita bispak lain. Sayang sekali saya tidak bisa melihatnya terlalu lama karena ia keburu meminta saya kembali untuk memasukan penis saya ke vaginanya.

    Akhirnya saya kembali untuk kedua kalinya memasukan penis saya ke vaginanya, dan kali ini kami lebih liar dari yang pertama, apalagi saya sudah mengeluarkan sperma sekali, maka untuk yang kedua ini saya lebih kuat dan tahan lama dan saya lihat Win pun gerakannya lebih liar dari yang pertama kali, sekali ini dia malah berteriak kecil agak ditahan.

    Setelah saya menggenjot vagina Win dan tidak terhitung berapa kali kami bergulingan berganti posisi, kadang dia di bawah, kadang saya di atas. Akhirnya saya kembali mencapai puncaknya dan kali ini rasanya lebih dahsyat dari yang pertama.

    Namun saya tahu Win belum mencapai orgasme, tapi ia lalu minta ganti posisi, ia minta duduk di atas, begitu saya mencabut penis saya, terlihat bahwa sperma saya sudah keluar dan terkumpul di pengaman, tapi saya tetap memintanya untuk menggenjot dari atas, dia sempat menanyakan pada saya, “Masih kuat nggak?” Dengan wajah yakin saya bilang, “Masih..” Dan memang saat itu penis saya masih berdiri tegak, dan belum loyo, hanya saya tidak tahu apakah masih ada sperma yang tersisa.

    Lalu Win mulai menaik-turunkan pantatnya dengan cepat, sedangkan saya hanya berbaring santai saja menikmati apa yang masih saya nikmati, sampai akhirnya Win berteriak lirih dan mencapai orgasme, namun saya sendiri tidak berhasil mencapai orgasme saya yang ketiga, karena saya tahu untuk mencapai yang ketiga akan dibutuhkan waktu lebih lama lagi buat saya dan saya rasa waktu yang disediakan mungkin tidak cukup, maka setelah Win mencapai orgasme yang ketiga, akhirnya saya membersihkan diri, dan Win juga.

    Lalu saya menunggu dia berpakaian baru saya mengenakan pakaian saya. Lalu saya memberikan bayarannya dan kembali menyalaminya sambil mengucapkan terima kasih. Dia juga mengucapkan terima kasih pada saya dengan kembali tersenyum manis.

    Saya melihat wajahnya dekat-dekat untuk yang terakhir kalinya sebelum saya keluar dari kamar dan diskotik itu untuk kembali menjalani hidup sehari-hari yang penuh dengan tantangan dan tekanan, kembali bergelut dengan komputer dan judi bola parlay.

     

  • Cerita Sex Pengalaman Indah

    Cerita Sex Pengalaman Indah


    1925 views

    Cerita Seks Terbaru – Nama saya Indah. Orang biasa memanggil “Iin” atau “Indah”. Aku sekarang baru lulus dari sebuah Universitas di Jakarta. Dan aku tertarik sekali ingin memberitahukan pengalaman hidup yang satu ini . Saya adalah seorang wanita yang berparas yah tidak akan mengecewakan bagi siapapun yang memandangnya deh. Tinggi badan saya 171 cm, berat 53 kg, biar langsing tapi aku rajin fitness minimal 2 kali seminggu di Gym, jadi ya kulitku kencang dan mulus, berambut hitam lurus sebahu, bermata hitam kecoklatan, dan kulit saya kuning langsat (yah pokoknya kulit orang Indonesia banget deh!) dan asalnya dari Sunda, di Cicaheum, Bandung! tapi tinggalnya di Daan Mogot, Jakarta. Dan saya masih benar-benar “totally virgin” alias perawan asli ketika hal yang akan saya ceritakan ini terjadi!

    Saya tadinya seorang wanita yang normal, maksud saya sifat seksualitas saya itu normal seperti wanita lainnya, senang sama cowok, apalagi yang keren! Walau sekarang masih senang sama cowok, tapi arah seksualitas saya lebih cenderung ke arah seorang lesbian setelah hal ‘itu’ terjadi, jadi saya simpulkan bahwa saya adalah seorang biseksual!

    Siang itu aku seperti biasa, jalan dari rumah ke kampus, biasa bawa tugas-tugas yang setumpuk dari dosen-dosen yang killer-killer. Setelah kuliah (maklum hanya sebentar, ketika itu hari Sabtu, jadi kuliah yang barusan sebenarnya hanya buat pengganti buat selasanya, karena dosennya tidak masuk!) jadi jam 12.30 sudah bubaran. Aku tuh orang yang paling sering diledekin sama teman-temanku karena hanya punya tampang ‘n body doang, tapi tidak punya cowok! (katanya terlalu mikirin belajar, padahal sih kan memang harus).

    Terus, siang itu karena bete banget habis kuliah, ya aku langsung saja pulang! Tapi ketika sudah hampir sampai di rumah aku kepikiran, lebih baik malam minggu begini menyewa beberapa VCD saja di rental dekat rumahku! Tentang rental itu terus terang aku bilang bagus! Tempatnya cukup besar dan terlihat mewah, dan ber-AC, lagi pula harga VCD sewaannya pun tidak terlalu mahal! Ya sudah deh, aku menyewa film-film itu kalau tidak salah sih aku menyewa 6 film!

    Sorenya ketika aku mau menonton film pertama, telpon rumah berdering memecah kesunyian (maklum orang rumah pada pergi! Papa sama mama lagi pulang kampung ke Bandung, terus adikku yang cowok ikutan camping sama klub pecinta alamnya di Garut). Pokoknya benar-benar sendirian deh. Ya sudah, dengan agak malas kuangkat telepon itu, dan ternyata benar seperti yang kuduga, yang menelpon si Mira (dia hanya tinggal berdua dengan kakeknya ditambah pembantu), sobatku sejak semester satu.

    “Halo.., ini Indah ya..? Ini aku, Mira..!” katanya.
    “Halo.., ya ini aku, ada apa lagi nih, Mir..!” jawabku.
    “Gini, Ndah.. aku lupa kalo Mang Eja (pembantunya) yang megang kunci rumahku, padahal tadi pas dia mau berangkat ke rumahnya (di Karawang) aku taruh kuncinya di tasnya, soalnya kebelet pipis, trus aku lupa deh, dan kuncinya kebawa dia..!” katanya panjang.
    “Duh, Mir.. masih cantik kok udah pikun..!” tukasku enteng. “Trus, kamu gimana sekarang..?” tanyaku lagi.
    “Ya tau deh bingung banget nih, dia baru balik lagi pas minggu malem, katanya sih gitu..!” Mira memang nadanya waktu itu lagi kesal dan bingung.
    “Gimana kalo aku nginep di rumahmu aja malem ini, Ndah.. masa aku mau nginep di hotel..?” pintanya dengan nada sedikit memelas.

    Rumahnya si Mira sekitar 1 jam jaraknya kalau ditempuh dari rumahku, akhirnya aku sih boleh-boleh saja, paling tidak ada teman deh di rumah! Masa anak gadis sendirian di rumah, di Jakarta Barat lagi, yang terkenal kriminalitasnya. Begitu tukasku dalam hati.
    “Oke deh, Mir.. gue tungguin..! Ati-ati lu, Mir..!” tukasku ringan.

    Aku menunda menonton VCD itu, karena mau mandi dulu, malu biar sama teman sendiri tapi belum mandi. Ketika jam 16.30 tepat, si Mira datang, waktu itu hujan deras, dia tidak membawa payung, ya sudah deh basah kuyup ketika sampai rumah! Aku kasih tahu tentang gadis yang feminim ini, tingginya sekitar 160 cm deh, tapi masih lebih tinggi aku sedikit, penampilannya persis seperti Putri Solo sekali, langsing singset, kulit putih kekuningan, rambut hitam lurus agak panjang dari rambutku, dan waktu itu dia memakai kemeja krem dengan rok sebetis (agak belah sedikit sampai sepaha).

    Ketika dia datang, aku kebetulan baru saja habis mandi, dan hanya memakai handuk di kepala dan longdress buat pakaian orang habis mandi! Biar begitu juga aku selalu pakai BH dan CD-ku dong! Tidak seperti yang di film-film barat, hanya bahu yang menempel di badan saja! Ya sudah, aku suruh dia masuk dan segera mandi, aku pinjamkan dasterku (dia yang minta karena hanya di rumah saja). Aku berdua Mira awalnya sih biasa saja, sama sekali tidak ada tuh perasaan saling suka (secara seksual) sama dia, hanya memang kami saling mengagumi fisik masing-masing.

    Sehbis dia mandi, kami berdua makan Indomie Rebus hangat yang baru kubikin, sungguh nikmat saat itu, udara dingin ditutupi dengan kehangatan dari Mie itu, mengasyikkan! Malamnya kira-kira jam 19.30 baru deh kami menonton VCD yang kusewa siang tadi, judulnya kalau tidak salah sih Wildthings, nah inilah merupakan faktor yang membuat kami jadi ‘lesbo’. Aku sendiri juga kaget, ternyata di CD keduanya, artis Neve Campbell (tidak disangka juga Neve campbell mau akting bercinta sama cewek) sama artis satunya lagi (sorry, lupa nih) itu saling bermain cinta, walaupun disana juga ada aktornya, jadi mereka bercinta bertiga, 2 cewek dan 1 cowok.

    Awalnya kami sih kaget dan agak jijik, melihat 2 cewek saling bersetubuh bugil begitu, walaupun ada juga prianya. Kami terus terpana melihat adegan bagian itu yang berdurasi sekitar 5-10 menit. Dan terus terang, ketika itu aku merasakan sesuatu yang benar-benar lain merasuki perasaanku, mungkin memang juga sudah naluri seksku dari sananya mungkin, yang cenderung bisa jadi lesbian, jadi aku merasa sesuatu yang aku benar-benar ingin rasakan kelembutan seksual seorang wanita. Terasa sekali hasrat seksualku mulai naik, lalu tanpa sengaja aku memegang lengan kanan si Mira, lalu kutatap dalam-dalam tubuhnya.

    Ternyata dia yang selama ini kuanganggap biasa saja terlihat menjadi sangat sensual di hadapanku, benar-benar seorang wanita yang anggun. Kulitnya yang sangat mulus (beneran lho..!) membuatku selalu ingin memegangnya, bahkan sempat terbesit bahwa di malam panjang ini aku harus bercinta dengannya, dan keinginan itu semakin menjadi-jadi ketika adegan di VCD itu antara artis wanitanya saling berciuman bibir dengan sangat lembutya, dan saling menjilati tubuh satu sama lain. Tapi ketika itu si Mira tidak merespon, dia hanya balas memegang jemariku saja, dan tiap sebentar melihatku dengan pandangan yang terus terang sangat menggodaku.

    Nafsu seksualku semakin bertambah, keinginan yang teramat dan amat sangat menimpa diriku kala itu, sepertinya aku mulai merasakan bahwa libidoku naik dengan sangat drastis, tapi aku masih dapat menahannya sambil hanya mengelus-elus tangan Mira dan sesekai rambutnya yang cantik itu. Mulailah kucoba untuk mengalihkan perhatiannya, kumatikan lampu yang terang, dan kunyalakan yang redup (walau masih agak terang juga). Lalu mulai aku memegangi dagunya dan menolehkannya pada wajahku, tersentak dia agak terkejut, sungguh! Wajah Mira membuatku sangat naksir padanya, baru kali itu aku rasakan hal seperti itu.

    Dan hal yang membuatku lebih membuat libido semakin membara ketika Mira mengucapkan kata-kata indah kepadaku.
    “Ya ampun, kalo diperhatikan elu tuh sweet banget lo, Ndah! Bodymu juga sensual banget..!” setika itu pula tersentak nafsu seksualku sangat menggebu.
    Mulailah kututup mulut Mira dengan jemariku, tanganku yang satunya lagi mengelus-elus rambutnya. Perlahan-lahan alam bawah sadarku memerintahkanku untuk mencumbu bibirnya yang manis itu. Lalu kulakukan, kukecup dengan penuh mesra, dan seperti yang kuharapkan, Mira akhirnya juga merasakan apa yang sudah kurasakan sejak tadi. Dia akhirya juga jadi ‘horny’ setelah kuperlakukan seperti itu.

    Serentak kami pindah ke kamarku, sambil sedikit berlarian dan tertawa senang. Sampai di kamarku, aku menggodanya dengan mengatakan, “Aku.. aku sungguh suka sama kamu Mira, kamu sangat cantik, ayu, dan baik!”
    Dan tampaknya serentak itu pula Mira mulai merasakan libidonya membara! Kami berciuman bibir, dia jelujurkan lidahnya ke bibirku, kusambut lidah dengan lidahku. Kami bercumbu sangat baik, dengan memainkan lidah dan mengulum-ngulumnya (seperti orang sudah terlatih, padahal sih tidak pernah!).

    Tindakan kami terus berlanjut, sementara kami berciuman, Mira perlahan menarik ke atas dasterku, terus hingga perasaanku sangat nikmat kala itu. Dia meraih CD kremku dan membukanya perlahan-lahan. Kubantu dengan sedikit mengatur selangkanganku, dan terlepaslah CD-ku yang mungil itu. Kubalas dia dengan langsung membuka dasternya dari bawah ke atas, kulihat sekarang Mira hanya mengenakan Bra dan CD-nya, itu merupakan stelan pakaian dalamku, karena punyanya basah terkena hujan.

    Dia mencium leherku terus dan menjilati telingaku, aku tetap meraba-raba perutnya yang sudah terbuka itu sesukaku, sungguh kulit yang sangat indah dari yang penah kurasakan.
    Lalu kucium mesra dan kuhisap-hisap pusarnya, hingga dia benar-benar kegelian dan berkata, “Ohh, Indaahh.. uhmm, terus sayang.. oohh..!” desahnya di telinga kiriku pelan, suara serak basahnya yang membuatku semakin ingin memberikan nafsu juga padanya.
    Suara Mira benar-benar membuatku semakin nafsu, tampak kami sedikit berkeringat karena memang agak tegang melakukan ini.

    Kuhisap dan kujilati keringat yang seperti embun itu di pahanya.
    “Ohh, kamu betul-betul bidadari, Mira sayangku..!” tukasku.
    Tak hanya itu, Mira pun membalas dengan membuka restleting daster di punggungku. Lepaslah busana kami berdua, tinggal bra dan CD yang merekat. Kulihat payudaranya tampak mengeras perlahan-lahan, lalu dia sendiri yang membuka bra-nya secara mendadak. Dengan cepat pula dia lepas CD-nya, dia lakukan semua itu di hadapanku. Lalu dia memutari tubuhku dan menulunkupkanku di ranjang sambil menciumi dan menghisap-hisap leher belakangku.

    Dia melepas bra-ku, terus dia ciumi sampai CD-ku terlepas, dan dia lalu menciumi pantatku yang benar-benar seksi. Dijilati selangkanganku antara lubang dubur dengan pantatku, kurasakan sangat nikmat.
    “Ooohh sayang.. teruskan sayang..! Miraa..!”
    Sungguh kurasakan kenikmatan yang teramat sangat, dan juga mulai kurasakan vaginaku mulai basah sedikit demi sedikit. Mira lantas membalikkan tubuhku, kini kami berhadapan, kami mulai lagi berciuman.

    Mira sengaja menindihku dengan menghimpitkan payudaranya ke payudaraku sambil tetap mencumbuiku. Payudaraku yang berukuran 34C itu semakin mengeras akibat tindihan tubuh Mira yang yang sungguh sensual. Tangan Mira satunya meremas-remas lembut puting susuku, yang satunya lagi ia mainkan dalam liang kemaluanku, kurasakan kegelian dengan kenikmatan yang teramat sangat, hingga hampir tak kuasa aku menahannya.
    “Miraa, oh Mira sayang.. ahh.. ahh.. ahh..”

    Hampir satu jam kami melakukan ini, sungguh terasa begitu cepat. Lalu kami berputar posisi, sepertinya Mira lebih sering nonton film BF dan membaca buku-buku seks dari pada aku, sehingga dia tahu banyak style-style yang memberi kenikmatan.
    “Orang bilang sytle ini 69 sayang..” tukasnya.
    Aku sungguh tergoda ketika selangkangan Mira di hadapanku, kucium-cium dan kujilati duburnya, sungguh aroma parfum dicampur bau kulitnya membuatku semakin terangsang.

    Mira melakukan sesuatu yang membuatku sangat merasakan sesuatu yang paling berbeda di dalam hidupku, dia menuangkan coke ke liang kemaluanku, kurasakan dingin. Tiba-tiba puncak kenikmatan datang ketika Mira menjilati vaginaku, memainkan lidah lembutnya di liang peranakanku, dan meniup-niup kecil disertai gigitan-gigitan halus.
    “Ohh.. ahh.. terus, terus, teruskan sayang..! Oooh.. ah..,” kurasakan itulah puncak kenikamatan yang kudapatkan.
    Walaupun vaginaku basah bercampur dengan coke itu, Mira tetap menjilati dan melalapnya. Oh sungguh membuatku tak kuasa menahan kenikmatan itu!

    Aku memang terkadang sering mencukur rambut-rambut yang ada di sekitar vaginaku, jadi hal itu memudahkan Mira menjalankan aksinya. Begitu juga Mira, vaginanya yang ada di hadapan wajahku kucium kecil, lalu kuhisap-hisap dan kujilati. Aku mencoba mengikutinya, yaitu dengan mengigit-gigit kecil dan memasukkan serta memainkan lidahku di liang peranakannya, oh sungguh memuaskan ketika itu. Mira sampai-sampai berkata, “Uuhmmf.. sayang.. oh.. Indaah aahh..!”
    Mira dan aku sungguh sedang merasakan betapa nikmatnya bercinta, itulah pengalama pertamaku bercinta, dengan seorang wanita lagi, begitupun Mira.

    Tubuh kami berkeringat, kami saling menjilati kulit dan menjilati keringatnya yang baunya benar-benar menggoda. Lalu kami bertukar posisi, jujur kami sedikit lelah, Mira berbaring di dadaku, kurasakan lembut payudaranya di tangan kananku, sedang tangan kiriku meremas-remas kecil vaginanya, lagi kami berciuman. Aku dan Mira bersetubuh (kendati sesama wanita) dengan cukup melelahkan, semalaman kami bercinta.

    Mulai jam 10 malam sampai pagi, kami tetap berbugil ria berduaan, saling menikmati tubuh, sedikit kami kurangi frekwensi pergerakan, lebih kepada bergerak slowly! Kemudian kuulang lagi, kucium dan kuhisap-hisap serta kujilati kedua Nipples-nya..
    “Ooh payudaramu benar-benar indah, kendati sedikit lebih menggoda payudaraku..,” katanya.
    Kalau aku tidak salah, kami bercinta sekitar 3 jam, kami lelah, lalu tidur berpelukan berdua. Saling mengeratkan tubuh, tapi Mira tak berhenti mencumbu kening, pipi, serta bibirku.

    Ketika terjaga saat jam 4 pagi, kulihat Mira tidur pulas di lengan kananku, kutolehkan wajahku menghadapnya, kucumbui lagi Mira.., sungguh dia terlihat sangat anggun dalam keadaan bugil dan lelah begitu..! Aku mulai merasakan keanehan timbul, karena malam itu baru saja aku bersetubuh dengan sesama jenis, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan yang tiada tara!
    “Oh Miraa, sayang..!” kudaratkan lagi bibirku pada bibirnya sambil kuusap-usap rambut panjangnya.

    Pagi harinya Mira terbangun lebih dahulu. Dia bilang dia sudah bangun jam 7, tapi aku baru bangun jam 7.30 pagi. Ketika bangun, kulihat Mira sedang bugil duduk di kursi di kamarku dengan kedua kakinya diangkat dan ditahan dengan kedua tangannya, sehingga menutupi payudaranya, dia menatapku dengan senyuman manis. Kubalas dengan segera bangun ke hadapannya dan lagi-lagi aku menciumi bibir seksinya.

    Aku berkata, “Mira sayang, terima kasih ya, aku benar-benar ngga tau kenapa malam itu, tapi kamu sungguh hebat..! Aku.. aku mencintai kamu, Mir, sungguh..! Aku benar-benar suka kamu..!” ucapku spontan sambil memandangi matanya.


    “Ah sudahlah, Indah sayanng.. aku ngga menyesal kok, kamu juga sangat hebat semalam, baru kali ini juga aku bercinta, sama kamu lagi!
    “Hihihi.. aku, aku juga cinta kamu, sayang, sungguh..!” aku benar-benar terkejut Mira berkata itu, tapi aku sungguh senang.

    Kini kami sungguh sangat lebih akrab dari sebelumnya, dan kami selalu melakukan persetubuhan (benar-benar bugil) dimanapun kami punya kesempatan, sungguh! Aku sangat menikmatinya begitu juga sayangku Mira! kini mereka (teman-teman kampus) tidak dapat ngeledek bahwa aku tidak punya pacar, atau cuma punya tampang ‘n body saja, tapi tidak punya cowok. Kini aku punya, meskipun satu jenis denganku, dia lah Mira yang sangat kusayangi! Inilah kebiasaan baru kami, juga dengan sering berkata, “Sayang, sayang, dan sebagainya!”
    Meskipun tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa kami ini lesbian dan telah beberapa kali bercinta.

    Sekian kisah nyata ini dari saya, hanya untuk berbagi pengalaman. Love you all readers! Indah

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks Kenakalanku Waktu SMA

    Cerita Seks Kenakalanku Waktu SMA


    1925 views

    Cerita Seks – Saat masih SMA aku mempunyai sifat yang keras, pemberontak dan nekat. Orang bilang aku ini seorang pemuda yang tidak tahu aturan. Tapi sebenarnya tidak, aku cuma ingin mengembangkan diriku sendiri. Pada waktu itu aku punya teman kampung yang sebaya denganku, dia sekolah di SMA swasta. Dalam berteman kami sangat cocok dan sering melakukan sesuatu bersama. Kami tidak berpikir lama untuk melakukan sesuatu yang ekstrim, menantang atau bahkan melanggar aturan atau hukum.

    Ya benar, mulai dari naik gunung, panjat tebing, melancong ke luar pulau, memancing di laut, sampai yang ini; kebut-kebutan, judi, pengguna dan pengedar ganja, mabuk-mabukan atau bahkan yang ini; mengutil di plaza, mencuri dan banyak lagi. Singkatnya kami ini adalah persekongkolan. Namun ulah kami yang satu ini adalah yang paling berkesan bagi kami walaupun kami sama sekali tidak menduganya: mengintip.

    Aku tinggal di perumahan dengan bangunannya kuno dan besar, ruang-ruangnya yang luas, langit- langitnya yang tinggi dan temboknya yang tebal. Kuno seperti bangunan jaman Belanda. Nah, aku punya tetangga yang bentuk rumahnya sama persis dengan rumahku, rumahku dengan rumah tetanggaku itu menyambung. Meski di tengahnya ada tembok, tapi menyambung di atasnya. Ya, ruangan di atas asbes di bawah genteng, yang ada rangka kayu besar itu di disain los.

    Kalau ada seorang yang berada di atas, jelas dia dapat bebas menjelajah dari rumahku ke rumah tetanggaku tanpa di ketahui orang di dalam rumah yang ada di bawah. Tentunya dia harus melakukannya dengan tanpa suara. Nah, itulah yang akan aku dan temanku lakukan bersama. Kenapa? karena tetanggaku itu, sebut saja keluarga Darwin, mereka punya dua orang anak perempuan, satu masih TK dan satu lagi SMP kelas dua, sebut saja Wanda. Wanda walaupun masih SMP tapi tubuhnya tinggi seperti ibunya, ramping dan cantik, menurutku. Kami sering menggodanya. Terkadang kalau dia punya PR, aku dan temanku yang mengajarinya, jelas lebih sering aku sendiri. Tapi bukan Wanda yang menjadi sasaran pengintipan kami, melainkan ibunya.

    Ya benar, Ibu Darwin ini lebih cantik, wajahnya mirip model Larasati. Umurnya mungkin 35-an, tubuhnya putih mulus, seksi, dan pakaian yang dikenakannya sering tidak lengkap, “ini”-nya yang kelihatanlah, “itu”- nya yang terbukalah, pokoknya benar-benar menggoda. Aku dan temanku sering kepergok mengamati dia kalau dia sedang membersihkan halaman dan dia hanya tersenyum pada kami. Suaminya? oh suami Ibu Darwin kerja di luar pulau dan hanya pulang mungkin 2 kali dalam sebulan, dan beliau sering ke luar negeri untuk waktu yang tidak sebentar.

    Akibatnya Pak Darwin selalu memberi pesan padaku supaya aku mengawasi, menjaga atau membantu anak-isteri yang ditinggalkannya. Benar-benar suatu skenario yang baik, pikirku. Pada suatu malam kami naik ke atas, kami mempersiapkan segalanya, obeng, bor kecil, pisau bergerigi, sapu tangan penutup muka dan senter, karena di atas gelap dan berdebu. Kami naik ke atas dan langsung menuju ruang kamar mandi, kira-kira hampir 2 jam kami merekayasa atap asbes yang ternyata bukan terbuat dari asbes, untung kami membawa bor. Bor ini bukan bor listrik tapi sebuah bor manual tangan jadi tidak ada suaranya.

    Beres sudah, 2 lubang persegi tepat berada di atas kamar mandi sebesar 5×5 meter yang bisa ditutup telah selesai. Kami pulang dan pada esoknya sekitar pukul 05.00 pagi, kami kembali ke atas dan menunggu Ibu Darwin untuk mandi. Lalu terjadilah, dia masuk sedangkan kami mengamatinya dari atas. Ketika dia mengusap dadanya yang padat dengan sabun, kemudian membersihkan selangkangannya dengan gerakan tangan naik-turun lalu menggosok pantatnya yang seksi, kami benar-benar terangsang. Bu Darwin tidak mungkin atau kecil kemungkinan untuk menoleh ke atas, karena dengan ukuran kamar mandi yang kecil kalau dia memandang ke depan sudut pandangnya maksimal hanya sampai ke dinding tembok tidak mencapai ke langit-langit yang tinggi. Kecuali kalau ada sesuatu dari atas yang jatuh atau kalau kami lagi sial dan tiba-tiba dia menoleh ke atas, itu resiko kami. Selanjutnya kami pulang untuk bersiap berangkat ke sekolah masing-masing.

    Kami mengulangi pengintipan kami saat sore dan pagi sampai selama 5 hari. Berikutnya hari ke-6 kami “habis”, kami kepergok. Sore itu, demi Tuhan yang ada di sorga, entah dari mana asalnya tiba-tiba aku bersin, bahkan sampai dua kali. Ibu Darwin menoleh ke atas dan melihat lubang kami, dia menjerit. Dengan cepat kami menutup lubang-lubang tersebut dan langsung turun untuk melarikan diri. Kemudian aku berpikir, hei kenapa melarikan diri? suami Ibu Darwin tidak ada, jadi kenapa takut? Kami nekat mendatangi rumahnya lalu mendapati Ibu Darwin yang masih basah buru-buru hendak keluar dari rumah. Kami bertemu di pintu depan rumahnya. “Ada apa Ibu Darwin kok masih basah?” aku berpura-pura. “Andre, ada orang yang mengintip saya di kamar mandi. Dia ngintip dari atas.” Aku dan temanku saling berpandangan. “Haah, jadi kalian yang mengintip saya, kurang ajar.”

    “Plaak!” Ibu Darwin menamparku. Buru-buru temanku menyela, “Maaf Bu, soalnya Ibu cantik, seksi lagi, kami jadi penasaran, dan sebenarnya ini semua ide Andre, maafkan kami.” Sepintas kulihat senyum di bibir Ibu Darwin yang merah. Lalu temanku dengan santai ngeloyor pergi. “Benar Bu, ini tangung jawab saya, maafkan saya, saya, ehh..” Dengan nada rendah, “Sudah Andre, sekarang kamu pergi saja, saya muak melihat kamu.” Empat hari berikutnya aku nekat mendatangi Ibu Darwin yang sedang bergurau di teras dengan Wanda. “Wanda, masuk ke kamarmu Ibu mau bicara berdua dengan Kak Andre, ada perlu apa Andre?” Aku tidak merasa takut sedikitpun tapi lidah ini terasa beku dan tak bisa bergerak, tak tahu mau mulai dari mana. Lalu hanya ibu itu yang bicara mengenai apa saja. Aku hanya mendengarkan sambil tersenyum, dan dia membalas senyumanku.

    Sepertinya dia sudah melupakan kejadian 4 hari lalu. Kemudian topik pembicaraan beralih menyangkut suaminya. Segera aku menimpali, “Ibu pasti kesepian ditinggal terus oleh suami.” Dia memandangku dengan tajam, “Iya!” Lalu Ibu Darwin terdiam lama dan tiba-tiba, “Suami macam dia Andre, pasti punya simpanan lain di sana. Kalau dia pulang saya nggak dapat apa- apa, cuma si kecil dan Wanda yang diurusin, saya enggak.” “Oooh begitu rupanya,” aku menimpali. Gila kesempatanku nih. Lama kami terdiam dan sesekali pandangan kami bertemu dan dia tersenyum padaku lagi. Hari menjelang gelap, tiba-tiba dia memegang tanganku dan berkata,

    “Andre, temanmu mana?” “Oh si Rahmat, saya akan bertemu dengan dia besok siang, kenapa Bu?” “Kalian kan sudah melihat Ibu di kamar mandi, sekarang giliran Ibu harus melihat kalian.” Aku tersentak kaget bagai seorang yang baru saja tahu kalau dia kecopetan. “Besok siang kalau kalian sempat, Ibu tunggu di rumah ya, Wanda masuk siang dan baru pulang jam 6 sore.” Lalu Ibu Darwin melepaskan genggamannya dan segera masuk ke dalam rumah sambil tersenyum. Dengan perasaan kaget bercampur bingung aku pergi ke rumah Rahmat dan menceritakan semua apa yang baru saja terjadi. Siang itu pukul 11.00 aku bolos sekolah dan bertemu rahmat yang juga bolos, di warung. “Kita berangkat sekarang Ndre, aku sudah nggak tahan nih.” “Boleh, ayo!” Kami langsung menuju rumah Bu Darwin, sepi, tapi pintu tak terkunci, kami berdua langsung masuk dan menguncinya dari dalam. “Eh.. jadi juga kalian datang.” Kulihat Ibu Darwin berpakaian rapi. “Ibu Darwin mau kemana?” “Hei, jangan panggil Ibu Darwin, panggil Lisa saja, itu nama saya.

    Oh, kalau kalian tadi nggak datang dalam 15 menit saya mau pergi jalan- jalan ke mall dengan si kecil.” Dari sini rasa hormat hormatku kepada tetanggaku ini mulai hilang. Aku mulai berubah jahat dan aku mulai bertanya dalam hati, dimana Pak Darwin sekarang? Apa yang beliau pikirkan atau lakukan sekarang? Beliau memberiku kepercayaan tetapi lihat, setan dalam diriku telah menguasaiku 100%. Kalau pun apa yang kami bayangkan tidak terjadi atau Ibu Darwin membohongi kami, kami akan terus maju, kami akan memaksanya. Dan ternyata benar, pikiran jahatku hilang..berubah menjadi panik.

    Aku melihat mobil ayahku, yang adalah seorang perwira menengah TNI datang. Dan ayahku membawa serta seorang anak buahnya yang tinggi besar, Provost mungkin, dan mereka menuju kemari ke arah kami. Gawat! “Hei, ternyata Ibu menipu kami, ini lebih menyakitkan dari apa yang kami lakukan terhadap Ibu!” “Andre, saya ingin sifat kamu berubah, kamu sudah tidak kecil lagi..” kami tidak menggubrisnya lagi, kami berlari dan lompat lewat pintu belakang, kabur.

    Sempat kudengar ayahku berteriak, “Andre jangan lari, ayah hanya ingin menyiksamu! Kembali kau, pengecut!” Aku mendegar kata terakhir ini. Sambil berlari, aku sedih dan kecewa, seluruh tubuhku ini terasa lemas. Kami lari tanpa tujuan. Sesampai di persimpangan jalan besar, temanku mulai bicara, “Andre, aku sudah tidak punya waktu lagi dengan segala kegilaan kita ini, kejadian barusan sudah cukup bagiku, 4 bulan lagi kita Ebtanas, aku punya rencana panjang setelah aku lulus nanti, aku tidak ingin gagal, aku ingin kita sukses!” Aku terbelalak kaget seperti orang yang menemukan uang 1 juta di jalan. Kami terdiam dan aku hanya memandang ke bawah dan mulai merenung dan berpikir, keras sekali. Tidak kusangka, temanku ini punya semangat baja dan pantang menyerah, semangatku mulai bangkit dan pikiranku terasa bergerak ke satu arah, tobat.

    “Thanks Mat, aku bangga punya teman seperti kamu, aku tahu sekarang waktunya kita berubah. Masa remaja telah berlalu dan aku juga tidak ingin gagal.” “Andre, saatnya telah tiba bagi kita dan..” “Rahmat, aku setuju denganmu dan sebaiknya kita berpisah sekarang dan kita ketemu saat kita lulus nanti, oke man?” “Oke, boss..” Kami saling pandang lalu seperti ada yang menggerakkan dalam diri kami, sambil tertawa masam kami berangkulan singkat sekali, kami berpisah. Kulihat dia berlari menuju terminal untuk pulang ke rumah. Lalu aku berbalik arah menuju rumah namun tiba-tiba aku berbelok arah menuju warung yang sering aku dan Rahmat datangi. Di warung itu kembali aku merenung dan memikirkan semua yang telah aku lakukan selama SMA, aku melamun, kemudian terdengar suara kecil dari dalam pikiranku dan sepertinya berkata,

    “Satu kali lagi, Andre, satu kali lagi Andre, satu kali lagi Andre..” terus berulang-berulang. Aku terbangun dari lamunan, oke kalau begitu. Kemudian, buru-buru aku pulang ke rumah, dan kebetulan ayahku sudah tidak ada di situ lagi, aku langsung masuk masuk ke kamar, mengganti baju lalu mengambil semua simpanan uangku, dan terakhir mengambil semua perlengkapan naik gunungku. Yap, Aku memutuskan akan naik gunung untuk yang terakhir kalinya sendirian. Kemudian, ibuku berusaha untuk mencegahku dan mengatakan kalau ayahku mencariku. “Ibu, katakan pada Ayah kalau aku akan kembali.” Ibuku menangis sejadi-jadinya, tetapi aku tetap pergi. Dan sementara aku keluar dari rumah aku berpapasan dengan Ibu Darwin. Dia memegang tanganku, “Andre, kamu mau kemana, apa yang akan kamu lakukan, Andre, jangan minggat, saya..” aku tidak menggubrisnya. Aku pergi menuju terminal, aku cabut. Selama 3 hari aku berjalan mendaki gunung itu sampai ke puncak lalu berjalan turun ke utara.

    Satu malam aku terjebak hujan di tengah perjalanan turun. Sepi, tidak ada satu nafas manusia pun kecuali aku. Sekarang aku telah sampai di bawah, terminal bus Ngawi pukul 09.00 malam, hari Minggu. Aku pulang. Sesampai di rumah ternyata ayah dan ibuku telah menunggu. Tanpa sepatah kata mereka merangkulku. Lalu kami semua tidur. Besok paginya aku berangkat ke sekolah, kali ini aku diberi kepercayaan oleh ayahku membawa mobilnya. Sebelum pergi, aku sempat berbicara serius dengan Ibu Darwin dan dia memberiku surat.

    Dalam perjalanan ke sekolah aku memaksakan untuk membaca surat itu, isinya ternyata sebuah permintaan maaf, pernyataan pribadi terhadapku, dan sebuah perjanjian..yang sangat penting. Tiga bulan berlalu, aku lulus dari SMA dengan nilai terbaik, mereka bilang kalau aku termasuk dalam 10 besar terbaik tingkat nasional dan aku tidak percaya. Setelah itu aku bertekad untuk melanjutkan karier ayahku, aku sudah puas sekaligus bosan dengan pendidikan formal dan aku tidak akan membuang waktuku percuma hanya untuk kuliah, sekarang waktunya untuk sesuatu yang lain. Aku mendaftar akademi tentara, syukur ternyata aku lolos ujian lokal. Waktu berjalan cepat, tiba saatnya kini aku harus berpisah dengan orang tuaku. Tapi sebelum itu, pada suatu malam pukul 19.00, aku menelepon Ibu Darwin dan dia menyuruhku untuk datang ke rumahnya pada pukul 22.00. Selama 3 jam aku menunggu di rumah aku benar-benar tidak tahan, serasa 3 tahun lamanya. Waktunya tiba, belum, pada pukul 21.20 aku nekat ke rumah Ibu Darwin, lewat pintu belakang tentunya. Waktu itu kedua putrinya sudah tidur di kamarnya masing-masing, mungkin, harus. Aku langsung menuju kamar Ibu Darwin yang berada di samping belakang rumah. Aku mengetok 2 kali, “Masuk Andre, kami sudah menunggumu.” Aku tersentak kaget seperti orang tertimpa tangga dengan tiba-tiba.

    “Hah, kamu siapa?” aku membuka pintu kamar itu dengan cepat. Kamar itu terang, jadi aku dapat melihat jelas Ibu Darwin yang tergolek di ranjang, dia memakai daster mini warna hitam, kontras dengan warna kulitnya yang putih. Lekuk-lekuk tubuhnya tergambar jelas ketika dia memiringkan badan sambil menyangga kepala dengan tangannya. Ibu Darwin memang perempuan sejati, dia begitu cantik. Tapi aku begitu kaget untuk yang kedua kalinya ketika melihat pemuda yang berdiri di samping ranjang, Rahmat! Sambil tertawa aku tersedak, “Rahmat! Jadi, jadi, perjanjian ini juga berlaku buat kamu?” “Hehehe, benar Andre, tapi kamu tenang saja, aku dan Ibu Darwin belum mulai kok, kami menunggu kamu.”

    Akhirnya Aku dan Rahmat tertawa bersama. “Eh sst, kalian ini kenapa? Tunggu apa lagi? Saya sudah tidak tahan lagi.” “Hehehe.. sama,” kami menimpali. Dengan masih berpakaian lengkap aku menerkam Ibu Darwin dan menindihnya. Kulumat habis bibirnya sambil kuremas-remas dadanya yang kecil padat dan dia memelukku dengan erat. Sementara itu Rahmat dengan pelan menelanjangi dirinya sendiri. Setelah beberapa menit kami bercumbu, Rahmat naik ke ranjang dan mengangkangi Ibu Darwin di kepalanya, lalu Rahmat menyerahkan rudalnya yang baru setengah berdiri itu ke mulut Ibu Darwin dan perempuan itu melahapnya. Aku sendiri langsung menuju bagian bawah pinggang Ibu Darwin, kutarik celana dalamnya dan kujilati pahanya yang empuk, lalu menurun sampai ke pangkal paha. Dari sini aku mencium bau aneh, sembab.

    Tapi aku tidak memperdulikannya, aku mengamati belahan daging lembut yang berwarna coklat kemerahan yang sudah basah itu. Aku mulai menciuminya, kusibakkan bulu-bulu halus di sekitarnya lalu kujilati area kewanitaan itu, dan anu-ku sudah tidak terkontrol lagi bentuknya. Beberapa saat kemudian Rahmat sudah tidak tahan dengan perlakuan Ibu Darwin, perempuan itu benar- benar kuat mengoral Rahmat selama itu, kini Rahmat meledak, dia semprotkan seluruh spermanya ke mulut dan wajah Ibu Darwin. “Oh.. oh.. ssh, ayo keluarkan semua Mat.. ayo, oh..” Kini wajah Ibu Darwin penuh dengan lelehan sperma Rahmat, Rahmat rebah di sisi kiri Ibu Darwin sambil tersenyum. Sementara itu aku masih menjilati vagina Ibu Darwin dengan rakus.

    “Eeeh.. mmh, Andree aahk.. ooh..” sambil menjilat kulihat wajah Ibu Darwin sedang dibersihkan dengan selimut oleh Rahmat. “Rahmat, kamu jangan kecewakan saya. Buktikan kalau kamu perkasa, ayo bangun lagi ayoo!” sambil tangannya mengocok dan memainkan rudal si Rahmat. Setelah puas bahkan bosan menjilat, aku merebahkan diri di sisi kanan Ibu Darwin. Tanpa kuperintah Ibu Darwin mengerti maksudku, dia bergerak menuju ke bawah, melepas celana jeansku dan celana dalamku, lalu mengulum dan menhisap benda yang ada di baliknya.

    Aku benar- benar melayang seraya tanganku memeras rambutnya. “Aduuh Ibu Darwin, anda hebat sekali ooh.” Setelah beberapa saat lamanya kemudian, penisku mulai bertingkah, kurasakan seperti suatu cairan di dalamnya akan segera keluar. Aku terbangun dari posisi rebah, dan berlutut di ranjang. Sementara Ibu Darwin masih menelan dan mongocok penisku dengan mulutnya, lalu kupegang erat kepalanya dengan kedua tanganku sementara Ibu Darwin melingkarkan tangannya di pantatku. Lalu kubenamkan seluruh batang penisku ke mulutnya dan akhirnya.. “Oooh, aduuh uhhs, Ibu Darwiin anda, anda.. hebat..” spermaku keluar bagai air bah, dan membanjiri mulut dan rongga tenggorokan Ibu Darwin. Kulihat Ibu Darwin dengan terpejam menelan semua spermaku tanpa sisa. Membuatku jadi jijik melihatnya. Aku melepaskan cengkeraman tanganku di kepalanya dan kembali rebah di ranjang. Lalu Ibu Darwin pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar itu juga dan membersihkan diri. Waktu itu pukul 23.45.

    Begitulah, kami meneruskan pesta kami sampai puas. Kami melakukan semua gerakan, posisi dan teknik dari semua imajinasi kami. Benar-benar tanpa batas. Sampai menjelang pukul 06.00 pagi hari Minggu, ketika 2 putri Ibu Darwin bangun, khususnya si Wanda, kami mengunci diri di kamar tersebut sambil membersihkan diri, mandi. Kira-kira pukul 07.30, paman mereka, adik Pak Darwin datang dan menjemput keduanya, si kecil dan Wanda, tamasya ke luar kota. Hebatnya, ibu mereka tidak ikut serta dengan mereka walaupun dia merasa berat. Ibu Darwin ternyata menepati perjanjiannya dengan kami untuk selama 2 hari melayani nafsu kotor kami. Akhirnya kami melakukannya lagi dimanapun dan kapanpun kami suka. Ibu Darwin benar-benar adalah perempuan yang kuat meskipun tak sekuat kami tentunya. Dia membuktikannya dengan melayani kami secara bergantian dari mulai pagi hingga malam hari. Seperti pada sekitar pukul 13.00, 1 jam seteleh dia senggama dengan Rahmat dia menuju ke dapur dan makan, lalu mandi. Tepat pada saat itu nafsu birahiku mulai bangkit dan kuputuskan untuk melampiaskannya di kamar mandi. Kuketok pintu kamar mandi, dengan tanpa bertanya pintu langsung dibukanya. Kulihat pemandangan yang indah, Ibu Darwin berdiri dengan kondisi persis seperti Hawa saat dia baru diciptakan, telanjang bulat. “Oh kamu Andre, kenapa? minta lagi? kalian ini memang perkasa, tapi saya masih lelah. Kamu bisa tunggu 1 jam lagi nggak?” “Haa? 1 jam? Nggak, aku maunya sekarang.” Lalu kuremas pantat Ibu Darwin dan mulai kusapukan lidahku ke liang peranakannya.

    Ibu Darwin hanya bisa mendesah dan mulai bereaksi menyandarkan dirinya ke dinding kamar mandi. “Auuh, ooh, sshaa.. lebih cepat Andre, lebih cepat, ookh..” Aku puas menikmati vagina Ibu Darwin yang masih berbau harum sabun. Lalu sambil berdiri kudorong Ibu Darwin untuk berlutut dan menghisap kemaluanku. Dan Ibu Darwin melayaniku dengan baik, dia menghisap penisku dengan gerakan cepat kelihatan seperti rakus. Setelah hampir setengah jam menghisap, dengan masih menelan penisku tiba- tiba dia berhenti. “Eeemmh, oockh,” Ibu Darwin baru saja meminum semua spermaku yang kutembak dalam mulutnya. Kemudian Ibu Darwin membalikkan dirinya membelakangiku, sambil masih berdiri dia membungkuk. Lalu kupeluk dia dan kutelusupkan penisku yang sudah tegang itu dari belakang.

    Kami berdua menikmatinya dengan santai. Kami bahkan bercerita dan tertawa sambil aku tetap mengocoknya dari belakang. Dan saat yang paling nikmat tiba, Ibu Darwin mulai merintih tegang dan aku mulai merasakan kontraksi dalam penisku. “Oh oh oh oh, Andree, eehk, eehk, eehk, saya sudah nggak kuat lagi Andre, ssaya habiss.. oohh!” berbarengan dengan itu spermaku kembali keluar. Lalu kami terkulai lemas dan bersandar di dinding sambil berangkulan. Itulah perjanjian kami dengan Ibu Darwin yang ditulisnya di dalam surat 3 bulan lalu. Kini kami semua berpisah. Aku berhasil masuk tes tingkat nasional pendidikan akademi di Jawa Tengah, Rahmat meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi negeri di Bandung, dan akhirnya Pak Darwin memboyong keluarganya pindah ke Kalimantan. 5 tahun berlalu, kedua orang tuaku pindah ke Sulawesi, aku ditugaskan di Jakarta ketika aku menerima surat dari Rahmat dan menceritakan bahwa dia akan berangkat ke Jerman untuk semacam pendidikan khusus. Raih cita-citamu setinggi mungkin kawan, semoga sukses.

  • Yui Ayase Red Hot Fetish Collection Vol 109 Sh

    Yui Ayase Red Hot Fetish Collection Vol 109 Sh


    1924 views

  • Foto Ngentot Gadis Remaja Jepang seizuki Ogawa Yang Hot!!!

    Foto Ngentot Gadis Remaja Jepang seizuki Ogawa Yang Hot!!!


    1924 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Kisah Memek Anak SMA ngeseks

    Kisah Memek Anak SMA ngeseks


    1924 views

    Cerita Seks Terbaru – Namaku Eli, Aku kelas XI SMU awal sekolahku di derah Jakarta selatan, dan katanya teman-temanku aku memiliki body yang sexi dan wajah cantik. Dan aku baru pindahan dari SMU Jakarta selatan sekarang aku pindah sekolah di daerah magelang tempat ayahku tinggal karena Ibu ku dari jakarta dan Ayahku dari magelang. Ayah dan Ibuku bercerai dan sekarang aku tinggal sama Ayahku. Aku dari waktu SMU dan masih sekolah di Jakarta selalu memakai seragam model rok pendek, dan tubuhku kelihatan seksi.

    Awal aku masuk sekolah di SMU sekarang ada salah satu temanku cowok yang selalu caper padaku, Namanya Andi, aku kalau setiap ketemu sama Andi dan aku selalu keingat sama dia sampai kalau aku melamunin dia membuat diriku terangsang. aku pun terkadang sering masturbasi sambil membayangkan Dia. Entah ada apa denganku kalau setiap aku di kamar yang ada di otakku hanya Andi dan sering aku membyangin bercinta sama dia.

    Dan suatu hari aku bermaksud menyatakan cinta sama Andi, karena aku tak tahan dengan persaanku sendiri. Waktu itu setelah pulang sekulah dan aku nmenunggunya di pintu gerbang sekulahan aku memanggil Andi,

    “Andi, tolong berhenti sebentar kamu ada waktu sebentar gak aku mau ngomong sama kamu penting nih,?”

    “Mau ngomong apa ya El,? Iya silahkan ngomong saja,” jawab Andi.

    Saat itu aku benar-benar grogi dan degdegan, tapi mau gimana lagi aku gak kuat nahan perasaanku sendiri setelah dari awal aku masuk sekulah baruku dan sampai sekarang udah hampir empat bulan. Akhirnya Andi tidak menolak ajak anku akhirnya kami berdua kembali masuk di sekulahan karena waktu itu di pintu gerbang dan kembali lagi di area sekulahan,
    Dan aku sama Andi duduk langsung saja mengatakanya,

    “Andi, aku cinta dan sayang sama kamu, kamu mau jadi cowokku,?” Aku.

    Saat itu sebenarnya malu sekali dan rasanya ingin berteriak karena aku sulit memendam perasaanku sendiri. Dan Andi langsung jawab,

    “Emmm,, gimana ya El, tunggu sebentar tak pikir-pikir dulu,” jawabnya Andi.

    Aku tahu kalau andi selama di sekul tidak mempunyai cewek, setauku dari aku pertama sekulah disini dia juga gak dekat sama temanya cewek kecuali aku, karena kedekatanku sama Andi dan kami selama sekulah dia selalu hampir sering bersamaku itupun saat istirahat. Dan akhirnya Andi menjawab karena sekulahan udah sepi dan pada pulang semua akhirnya Indra menjawab,

    “Iya deh kami jadian, sebenernya aku juga naksir sama kamu El, tapi aku gak mau bilang sekarang dan kalau sekarang aku belum siap mengatakanya,” jawab Andi.

    Dan ternyata perasaan Andi kepadaku sama, aku merasa bahagia saat mendengar Andi menjawab balik dan jawabanya sama. Dan akhirnya aku karena senang sekali dan sangat bahagia waktu itu, aku langsung memeluk Andi dan mencium pipinya aku tak sadar waktu itu.
    Akhirnya semakin sore dan sepi setelah kami berdua ngobrol sana-sini ini itu dan suasana sepi aku juga punya kelainan seperti hiperseks dan aku langsung memancingnya dengan duduk didekatnya sambil aku peluk dari samping dan tangannya aku kenakan payudaraku sesekali aku mencium pipinya dan dia membalas ciuman pipiku, dan aku bilang sama Andi,

    “Dari pada nanti ada orang melihat kami berdua disini gimana di kelas aja Andi mumpung sepiu nich,? Ajak anku.

    Andi waktu itu sepertinya grogi sekali karena ajakanku, dan dia sedikit pucat aura wajahnya dan aku terus memancingnya dengan menggerakkan badan ku dan payudaraku terus aku tempelkan ke tubunya sambil aku bilang sama dia dengan manja-manja akhirnya Andi mau,

    “Iiiiya El, Aaaayo,” jawaban Andi sambil grogi.

    Dan sebelum masuk ke ruang kelas aku melihat kanan kiriku masih ada orang tidak dan saat itu suasana sepi aman tidak ada orang akhirnya kami berdua masuk ke ruangan kelas, dan pintu kelas aku tutup aku kunci dari dalam,

    Aku langsung memulainya, Andi kudekati dan aku mulai menciumi bibirnya, dan Andi meskipun grogi dia langsung membalas ciumanku, Andi tangannya aku pegang satu dan aku arahkan ke payudaraku yang sebelah kanan, dan dia langsung meremasnhya, dan remasanya lembut sekali membuatku semakin birahi, tanganku langsung mengarah ke batang penisnya Andi, dan tiba-tiba Andi langsung melepaskan ciumanku dan remasan payudaraku,

    “Auuuuu..geli El,,aku malu padamu kalau kamu seperti ini,” Andi bilang gitu.

    “Gak usah malu, sama aku dan tidak ada orang yang melihatnya kok,” jawabku.

    Lalu aku dekati lagi si Andi dan aku melanjutkan ciumanku dan dia juga mebalas ciumanku akhirnya ku pegang penisnya dari luar, karena waktu itu masih pakai celana dan baju seragam, dia menikmati pegangan dari tanganku sambil aku husap-husapkan, dan Andi tiba-tiba menciumi leherku dengan lidahnya membuatku semakin birahiku gak bisa nahan, dan aku melepas kancing sabuk celananya Andi terus membuka kancing celananya dan aku langsung mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya dan ternyata penisnya Andi udah mengeras panjang dan besar sambil aku elus.

    Lalu aku menjongkok dan andi duduk di meja bangku, dan masih pakai baju tapi penisnya masih keadaan di luar dan penisnya masih besar dan panjang, langsung aku mengulumnya sambil kuaminkan kulumanku dan Andi mendesah sambil matanya merem menikmati kulumanku,

    “Ahhhhh…El,, enak sekali El,, emhhh,” desahan Andi.

    Setelelah beberapa menit kemudian aku di suruh Andi berdiri dan Andi sudah gak grogi lagi, aku udah berdiri Andi menyuruhku duduk di atas meja, Andi mengelus pahaku dan tanganya yang satu membuka kancing baju seragamku, sambil mengeluarkan payudaraku dari Bhku, langsung di remasnya kedua Payudaraku dan lama-lama di jilati putingku sambil dikulum dan aku mendesah hebat sekali karena aku sudah terangsang dan birahiku semakin memuncak,

    “Auhhhhhhhhhhh…ahhhhhhhhhhhh..Andi..Aahhhhhhhh,’ desahanku.

    Lalu setelah mengulum payudaraku, andi membuka rokku dan tanganya mengarah ke memekku, dan memekku di mainkan sama Andi, sambil di elus dan memelintir klitorisku dan aku mendesah semakin gila,

    “Ahhhhhhhhhhhhhhh…owhhhhhhhhhh..emhhhhhhhhhh..Ndi..” desahanku semakin dasyat.

    Karena desahanku semakin dasyat Andi melepaskan celana dalam ku, dan memekku udah basah, aku masih bawa rok yang aku pakai rok yang aku pakai hanya di ataskan dan kedua kakiku melengkang, akhirnya andi berdiri dan memasukkan batang penisnya kedalam memekku yang sudah basah,

    “Blessssssssssssssssssss”

    Aku mendesah kesakitan karena vaginaku masih agak rapet meskipun aku udah gak perawan lagi, karena aku sama cowok-cowokku yang dulu di jakarta sering melakukan ngentot atau seks.

    Lama-lama semakin terasa licin memekku karena penisnya Andi di gerakan maju mundur dengan pelan-pelan aku udah merasa tidak sakit lagi dan tidak mendesah lagi, Andi melakukan gaya maju mundurnya semakin keras, dan sambil mencium bibirku dan tanganya meremas payudaraku, aku menikamtinya dan sambil mendesah lirih.

    Sampai kami gak berpindah posisi, dan kira-kira udah 20menit Andi mau menuju klimaks,

    “El aku mau keluuuuaaaar ni,?” tanya padaku.

    “Jangan di keluarkan dalam lho Andi,” jawabku.

    “Iya Eli,” jawabnya kembali.

    Genjotan Andi maju mundur semakin keras dan Andi melepaskan penisny keluar lalu dia menyuruhku turun dari atas meja lalu setelah turun dari meja aku suruh mengulum batang penisnya lagi dan,

    “Crootttttttt..crottttttttttt..crottttttttt”

    Semua seperma Andi masuk ke dalam mulutku sampai membanjiri di dalam mulutku. Lalu aku mengajak Andi untuk merapikan pakain nya langsung mengajak Andi pulang, sebelumk aku keluar kelas aku dan Andi melihat situasi kanan kiri dan kami berdua melihat penjaga sekolah itu sedang menyapu di kelas sebelah yang aku dan Andi melakukan seks. Lalu dia sedang nyapu di kelas sebelah aku dan Andi mencoba berjalan pelan-pelan dan keluar dari kelas tersebut.

    Akhirnya aku keluar dari lingkungan sekulah dengan aman sampai di parkiran motor lalu aku di boncengin Andi naek motor lalu aku di antar pulang sampai rumah. Betapa bahagianya aku, awal jadian pacaran langsung melakukan seks di dalam kelas. Dan kami setelah kejadian itu masih sering melakukan seks tapi di rumahnya Andi kalau gak di rumahku, melihat kondisi rumah mana yang sepi. Sampai kami melakukanya sampai kelas XII SMU dan setelah lulus SMU kami kuliah dan kami masih berpacaran. Aku dan Andi juga sering melakukanya.

  • Foto Ngentot Perawan SMP Jepang

    Foto Ngentot Perawan SMP Jepang


    1924 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Kepuasan Dari Adik Suamiku

    Kepuasan Dari Adik Suamiku


    1924 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan namaku Diana Saat ini aku mengalami kebingungan dimana aku tidak tau harus berbuat apa sebab itu untuk mengurangi rasa kebingunganku aku ingin menceritakan kisahku pada khalayak saat ini aku berumur 26 tahun aku sudah berkeluarga dan punya satu anak, suamiku bernama Miko dia adalah tipe orang penyayang kepada istrinya dan keluarga.

    Suamiku adalah pengusaha yang sedang merintis karirnya, karena kesibukannya dalam bekerja dia sekarang jarang dirumah dan sering keluar kota disaat dia sedang diluar kota dia selalu kepikiran sama aku dan anakku yang masih umur 2 tahun lantas karena kepikiran terus seperti itu maka suamiku menyuruh adiknya yang muda bernama Kholis untuk tinggal bersama kami.

    Kholis adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah PTS. Kehidupan rumah tangga aku bahagia, hingga peristiwa terakhir yang aku alami.

    Selama kami menikah kehidupan seks kami menurut aku normal saja. Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan orgasme. Tahulah, aku dari keluarga yang kolot. Memang di SMA aku mendapat pelajaran seks, tetapi itu hanya sebatas teori saja.

    Aku tidak tahu apa yang dinamakan orgasme. Aku memang menikmati seks. Saat kami melakukannya aku merasakan nikmat. Tetapi tidak berlangsung lama. Suami aku mengeluarkan spermanya hanya dalam 5 menit.

    Kemudian kami berbaring saja. Selama ini aku sangka itulah seks. Bahkan sampai anak kami lahir dan kini usianya sudah mencapai dua tahun. Dia seorang anak laki-laki yang lucu.

    Di rumah kami tidak mempunyai pembantu. Karenanya aku yang membersihkan semua rumah dibantu oleh Kholis. Kholis adalah pria yang rajin. Secara fisik dia lebih ganteng dari suami aku. Suatu ketika saat aku membersihkan kamar Kholis, tidak sengaja aku melihat buku Penthouse miliknya. Aku terkejut
    mengetahui bahwa Kholis yang aku kira alim ternyata menyenangi membaca majalah ‘begituan’.

    Lebih terkejut lagi ketika aku membaca isinya. Di Penthouse ada bagian bernama Penthouse Letter yang isinya adalah cerita tentang fantasi ataupun pengalaman seks seseorang. Aku seorang tamatan perguruan tinggi juga yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik.

    Aku tidak menyangka bahwa ada yang namanya oral seks. Dimana pria me’makan’ bagian yang paling intim dari seorang wanita. Dan wanita melakukan hal yang sama pada mereka. Sejak saat itu, aku sering secara diam-diam masuk ke kamar Kholis untuk mencuri-curi baca cerita yang ada pada majalah tersebut.

    Suatu ketika saat aku sibuk membaca majalah itu, tidak aku sadari Kholis datang ke kamar. Ia kemudian menyapa aku. Aku malu setengah mati. Aku salting dibuatnya. Tapi Kholis tampak tenang saja. Ketika aku keluar dari kamar ia mengikuti aku.

    Aku duduk di sofa di ruang TV. Ia mengambil minum dua gelas, kemudian duduk disamping aku. Ia memberikan satu gelas kepada aku. Aku heran, aku tidak menyadari bahwa aku sangat haus saat itu. Kemudian ia mengajak aku berbicara tentang seks. Aku malu-malu meladeninya. Tapi ia sangat pengertian. Dengan sabar ia menjelaskan bila ada yang masih belum aku ketahui.

    Tanpa disadari ia telah membuat aku merasa aneh. Excited aku rasa. Kini tangannya menjalari seluruh tubuh aku. Aku berusaha menolak. Aku berkata bahwa aku adalah istri yang setia. Ia kemudian memberikan argumentasi bahwa seseorang baru dianggap tidak setia bila melakukan coitus. Yaitu dimana sang pria dan wanita melakukan hubungan seks dengan penis pada liang kewanitaan.

    Ia kemudian mencium bagian kemaluan aku. Aku mendorong kepalanya. Tangannya lalu menyingkap daster aku, sementara tangan yang lain menarik lepas celana dalam aku. Ia lalu melakukan oral seks pada aku. Aku masih mencoba untuk mendorong kepalanya dengan tangan aku. Tetapi kedua tangannya memegang kedua belah tangan aku. Aku hanya bisa diam. Aku ingin meronta, tapi aku merasakan hal yang sangat lain.

    Tidak lama aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku alami seumur hidup aku. Aku mengerang pelan. Kemudian dengan lembut menyuruhnya untuk berhenti. Ia masih belum mau melepaskan aku.

    Tetapi kemudian anak aku menangis, aku meronta dan memaksa ingin melihat keadaan anak aku. Barulah ia melepaskan pegangannya. Aku berlari menemui anak aku dengan beragam perasaan bercampur menjadi satu.

    Ketika aku kembali dia hanya tersenyum. Aku tidak tahu harus bagaimana. Ingin aku menamparnya kalau mengingat bahwa sebenarnya ia memaksa aku pada awalnya. Tetapi niat itu aku urungkan. Toh ia tidak memperkosa aku. Aku lalu duduk di sofa kali ini berusaha menjaga jarak. Lama aku berdiam diri.

    Ia yang kemudian memulai pembicaraan. Katanya bahwa aku adalah seorang wanita baru. Ya, aku memang merasakan bahwa aku seakan-akan wanita baru saat itu. Perasaan aku bahagia bila tidak mengingat suami aku. Ia katakan bahwa perasaan yang aku alami adalah orgasme. Aku baru menyadari betapa aku telah
    sangat kehilangan momen terindah disetiap kesempatan bersama suami aku.

    Hari kemudian berlalu seperti biasa. Hingga suatu saat suami aku pergi keluar kota lagi dan anak aku sedang tidur. Aku akui aku mulai merasa bersalah karena sekarang aku sangat ingin peristiwa itu terulang kembali. Toh, ia tidak berbuat hal yang lain.

    Aku duduk di sofa dan menunggu dia keluar kamar. Tapi tampaknya dia sibuk belajar di kamar. Mungkin dia akan menghadapi mid-test atau semacamnya. Aku lalu mencari akal supaya dapat berbicara dengannya.

    Aku kemudian memutuskan untuk mengantarkan minuman kedalam kamar. Disana ia duduk di tempat tidur membaca buku kuliahnya. Aku katakan supaya dia jangan lupa istirahat sambil meletakkan minuman diatas
    meja belajarnya.

    Ketika aku permisi hendak keluar, ia berkata bahwa ia sudah selesai belajar dan memang hendak istirahat sejenak. Ia lalu mengajak aku ngobrol. Aku duduk ditempat tidur lalu mulai berbicara dengannya.

    Tidak aku sadari mungkin karena aku lelah seharian, aku sambil berbicara lantas merebahkan diri diatas tempat tidurnya. Ia meneruskan bicaranya. Terkadang tangannya memegang tangan aku sambil bicara.

    Saat itu pikiran aku mulai melayang teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Melihat aku terdiam dia mulai menciumi tangan aku. Saat aku sadar, tangannya telah berada pada kedua belah paha aku, sementara kepalanya tenggelam diantara selangkangan aku. Oh, betapa nikmatnya. Kali ini aku tidak melawan sama sekali. Aku menutup mata dan menikmati momen tersebut.

    Nafas aku semakin memburu saat aku merasakan bahwa aku mendekati klimaks. Tiba-tiba aku merasakan kepalanya terangkat. Aku membuka mata bingung atas maksud tujuannya berhenti. Mata aku terbelalak saat memandang ia sudah tidak mengenakan bajunya. Mungkin ia melepasnya diam-diam saat aku menutup mata tadi.

    Tidak tahu apa yang harus dilakukan aku hanya menganga saja seperti orang bodoh. Aku lihat ia sudah tegang. Oh, betapa aku ingin semua berakhir nikmat seperti minggu lalu. Tangan kirinya kembali bermain diselangkangan aku sementara tubuhnya perlahan-lahan turun menutupi tubuh aku.

    Perasaan nikmat kembali bangkit. Tangan kanannya lalu melolosi daster aku. Aku telanjang bulat kini kecuali bra aku. Tangan kirinya meremasi buah dada aku. Aku mengerang sakit. Tangan aku mendorong tangannya, aku katakan apa sih maunya. Dia hanya tersenyum.

    Aku mendorongnya pelan dan berusaha untuk bangun. Mungkin karena intuisinya mengatakan bahwa aku tidak akan melawan lagi, ia meminggirkan badannya. Dengan cepat aku membuka kutang aku, lalu rebah kembali. Ia tersenyum setengah tertawa.

    Dengan sigap ia sudah berada diatas tubuh aku kembali dan mulai mengisapi puting susu aku sementara tangan kanannya kembali memberi kehidupan diantara selangkangan aku dan tangan kirinya mengusapi seluruh badan aku.

    Selama kehidupan perkawinan aku dengan Miko, ia tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini saat kami melakukan hubungan seks. Seakan-akan seks itu adalah buka, mulai, keluar, selesai. Aku merasakan diri aku bagaikan mutiara dihadapan Kholis.

    Kemudian Kholis mulai mencium bibir aku. Aku balas dengan penuh gairah. Sekujur tubuh aku terasa panas sekarang. Kemudian aku rasakan alatnya mulai mencari-cari jalan masuk. Dengan tangan kanan aku, aku bantu ia menemukannya. Ketika semua sudah pada tempatnya, ia mulai mengayuh perahu cinta kami dengan
    bersemangat.

    Kedua tangannya tidak henti-hentinya mengusapi tubuh dan dada aku. Aku hanya bisa memejamkan mata aku. Aduh, nikmatnya bukan kepalang. Tangannya lalu mengalungkan kedua tangan aku pada lehernya.

    Aku membuka mata aku. Ia menatap mata aku dengan sejuta arti. Kali ini aku tersenyum. Ia balas tersenyum. Mungkin karena gemas melihat aku, bibirnya lantas kembali memagut. Oh, aku merasakan waktunya telah tiba.

    Kedua tangan aku menarik tubuhnya agar lebih merapat. Dia tampaknya mengerti kondisi aku saat itu. Ini dibuktikannya dengan mempercepat laju permainan. Ahh, aku mengerang pelan. Kemudian aku mendengar nafasnya menjadi berat dan disertai erangan aku merasakan kemaluan aku dipenuhi cairan hangat.

    Sejak saat itu, aku dan dia selalu menunggu kesempatan dimana suami aku pergi keluar kota untuk dapat mengulangi perbuatan terkutuk itu. Betapa nafsu telah mengalahkan segalanya. Setiap kali akan bercinta, aku selalu memaksanya untuk melakukan oral seks kepada aku. Tanpa itu, aku tidak dapat hidup
    lagi. Aku benar-benar memerlukannya.

    Dia juga sangat pengertian. Walaupun dia sedang malas melakukan hubungan seks, dia tetap bersedia melakukan oral seks kepada aku. Aku benar-benar merasa sangat dihargai olehnya. Ceritanya dulu suami aku Miko punya komputer.

    Kemudian oleh Kholis disarankan agar berlangganan internet. Menurutnya juga dapat dipakai untuk berbisnis. Suami aku setuju saja. Pernah Kholis melihat aku memandangi Miko saat dia menggunakan internet, kemudian dia tanya kepada aku, apa aku kepingin tahu.

    Miko yang mendengar lalu menyuruh Kholis untuk mengajari aku menggunakan komputer dan internet. Pertama-tama aku suka karena banyak yang menarik. Hanya tinggal tekan tombol saja. Bagus sekali. Tetapi aku mulai bosan karena aku kurang mengerti mau ngapain lagi.

    Saat itulah Kholis lalu menunjukkan ada yang namanya Newsgroup di internet. Saat pertama kali baca aku terkejut sekali. Banyak berita dan pendapat yang menarik. Tetapi waktu aku tidak terlalu banyak. Aku harus mengurus anak aku. Dia baru dua tahun. Aku akung sekali kepadanya. Kalau sudah tersenyum dapat menghibur aku walaupun dalam keadaan sedih.

    Aku tidak mengerti program ini. Hanya Kholis ajarkan kalau mau menulis tekan tombol ini. Terus begini, terus begini, dan seterusnya. Tetapi aku tidak cerita-cerita sama dia kalau kemarin aku sudah kirim berita ke Newsgroup. Takut dia marah sama aku.

    Aku hanya bingung mau cerita sama siapa. Masalahnya aku benar-benar sudah terjerumus. Aku tidak tahu bagaimana harus menghentikannya.

    Kini aku bagaikan memiliki dua suami. Aku diperlakukan dengan baik oleh keduanya. Aku tahu suami aku sangat mencintai aku. Aku juga sangat mencintai suami aku. Tetapi aku tidak bisa melupakan kenikmatan yang telah diperkenalkan oleh Kholis kepada aku.

    Suami aku tidak pernah curiga sebab Kholis tidak berubah saat suami aku ada di rumah. Tetapi bila Miko sudah pergi keluar kota, dia memperlakukan aku sebagaimana istrinya.

    Dia bahkan pernah memaksa untuk melakukannya di kamar kami. Aku menolak dengan keras. Biar bagaimana aku akan merasa sangat bersalah bila melakukannya ditempat tidur dimana aku dan Miko menjalin hubungan yang berdasarkan cinta.

    Aku katakan dengan tegas kepada Kholis bahwa dia harus menuruti aku. Dia hanya mengangguk saja. Aku merasa aman sebab dia tunduk kepada seluruh perintah aku. Aku tidak pernah menyadari bahwa aku salah. Benar-benar salah.

    Suatu kali aku disuruh untuk melakukan oral seks kepadanya. Aku benar benar terkejut. Aku tidak dapat membayangkan apa yang harus aku lakukan atas ‘alat’nya. Aku menolak, tetapi dia terus memaksa aku. Karena aku tetap tidak mau menuruti kemauannya, maka akhirnya ia menyerah.

    Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dengan akhir dia mengalah. Hingga terjadi pada suatu hari dimana saat aku menolak kembali dia mengancam untuk tidak melakukan oral seks kepada aku. Aku bisa menikmati hubungan seks kami bila dia telah melakukan oral seks kepada aku terlebih dahulu.

    Aku tolak, karena aku pikir dia tidak serius. Aku berpikir bahwa dia masih menginginkan seks sebagaimana aku menginginkannya. Ternyata dia benar-benar melakukan ancamannya. Dia bahkan tidak mau melakukan hubungan seks lagi dengan aku.

    Aku bingung sekali. Aku membutuhkan cara untuk melepaskan diri dari kerumitan sehari-hari. Bagi aku, seks merupakan alat yang dapat membantu aku menghilangkan beban pikiran. Selama beberapa hari aku merasa seperti dikucilkan. Dia tetap berbicara dengan baik kepada aku. Tetapi setiap kali aku berusaha mengajaknya untuk melakukan hubungan seks dia menolak. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku berusaha semampu aku untuk merayunya, tetapi dia tetap menolak.

    Aku bingung, apa aku tidak cukup menarik. Wajah aku menurut aku cukup cantik. Pada masa-masa kuliah, banyak sekali teman pria aku yang berusaha mencuri perhatian aku. Teman wanita aku bilang bibir aku sensual sekali. Aku tidak mengerti bibir sensual itu bagaimana. Yang aku tahu aku tidak ambil pusing
    untuk hal-hal seperti itu.

    Aku tidak diijinkan terlalu banyak keluar rumah oleh orang tua aku kecuali untuk keperluan les ataupun kursus. Aku orangnya supel dan tidak pilih-pilih dalam berteman. Mungkin hal ini yang (menurut aku pribadi)menyebabkan banyak teman pria yang mendekati aku.

    Sesudah melahirkan, aku tetap melanjutkan aktivitas senam aku. Dari sejak masa kuliah aku senang senam. Aku tahu aku memiliki tubuh yang menarik, tidak kalah dengan yang masih muda dan belum menikah Kulit aku putih bersih, sebab ibu aku mengajarkan bagaimana cara merawat diri.

    Bila aku berjalan dengan suami aku, selalu saja pria melirik kearah aku. Suami aku pernah mengatakan bahwa dia merasa sangat beruntung memiliki aku. Aku juga merasa sangat beruntung memiliki suami seperti dia.

    Miko orangnya jujur dan sangat bertanggung jawab. Itu yang sangat aku sukai darinya. Aku tidak hanyamelihat dari fisik seseorang, tetapi lebih dari pribadinya.

    Tetapi Kholis sendiri menurut aku sangatlah ganteng. Mungkin itu pula sebabnya, banyak teman wanitanya
    yang datang kerumah.

    Katanya untuk belajar. Mereka biasa belajar di teras depan rumah kami. Kholis selain ganteng juga
    pintar menurut aku. Tidaklah sulit baginya untuk mencari wanita cantik yang mau dengannya.

    Aku merasa aku ditinggalkan. Kholis tidak pernah mengajak aku untuk melakukan hubungan seks lagi. Diasekarang bila tidak belajar dikamar, lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman wanitanya.Aku kesepian sekali dirumah. Untung masih ada anak aku yang paling kecil yang dapat menghibur.

    Hingga suatu saat aku tidak dapat menahan diri lagi. Malam itu, saat Kholis masuk ke kamarnya setelah menonton film, aku mengikutinya dari belakang.

    Aku katakan ada yang perlu aku bicarakan. Anak aku sudah tidur saat itu. Dia duduk di tempat tidurnya. Aku bilang aku bersedia melakukannya hanya aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Dengan gesit dia membuka seluruh celananya dan kemudian berbaring.

    Dia katakan bahwa aku harus menjilati penisnya dari atas hingga bawah. Walaupun masih ragu-ragu, aku lakukan seperti yang disuruh olehnya. Penisnya mendadak ‘hidup’ begitu lidah aku menyentuhnya. Kemudian aku disuruh membasahi seluruh permukaan penisnya dengan menggunakan lidah aku.

    Dengan bantuan tangan aku, aku jilati semua bagian dari penisnya sebagaimana seorang anak kecil menjilati es-krim. Tidak lama kemudian, aku disuruh memasukkan penisnya kedalam mulut aku. Aku melonjak kaget. Aku bilang, dia sendiri tidak memasukkan apa apa kedalam mulutnya saat melakukan oral
    seks kepada aku, kenapa aku harus dituntut melakukan hal yang lebih.
    Dia berkata bahwa itu disebabkan karena memang bentuk genital dari pria dan wanita berbeda. Jadi bukan masalah apa-apa. Dia bilang bahwa memang oral seks yang dilakukan wanita terhadap pria menuntut wanita memasukkan penis pria kedalam mulutnya. Sebenarnya aku juga sudah pernah baca dari majalah-majalah
    Penthouse miliknya, aku hanya berusaha menghindar sebab aku merasa hal ini sangatlah tidak higienis.

    Karena khawatir aku tidak memperoleh apa yang aku inginkan, aku menuruti kemauannya. Kemudian aku disuruh melakukan gerakan naik dan turun sebagaimana bila sedang bercinta, hanya bedanya kali ini, penisnya berada di dalam mulut aku, bukan pada liang senggama aku.

    Selama beberapa menit aku melakukan hal itu. Aku perlahan-lahan menyadari, bahwa oral seks tidaklah menjijikkan seperti yang aku bayangkan. Dulu aku membayangkan akan mencium atau merasakan hal-hal yang tidak enak. Sebenarnya hampir tidak terasa apa-apa. Hanya cairan yang keluar dari penisnya terasa sedikit asin. Masalah bau, seperti bau yang umumnya keluar saat pria dan wanita berhubungan seks.

    Tangannya mendorong kepala aku untuk naik turun semakin cepat. Aku dengar nafasnya semakin cepat, dan gerakan tangannya menyebabkan aku bergerak semakin cepat juga. Kemudian menggeram pelan, aku tahu bahwa dia akan klimaks, aku berusaha mengeluarkan alatnya dari mulut aku, tetapi tangannya menekan
    dengan keras. Aku panik.

    Tidak lama mulut aku merasakan adanya cairan hangat, karena takut muntah, aku telan saja dengan cepat semuanya, jadi tidak terasa apa-apa.

    Saat dia sudah tenang, dia kemudian melepaskan tangannya dari kepala aku. Aku sebenarnya kesal karena aku merasa dipaksa. Tetapi aku diam saja. Aku takut kalau dia marah, semua usaha aku menjadi sia-sia saja.

    Aku bangkit dari tempat tidur untuk pergi berkumur. Dia bilang bahwa aku memang berbakat. Berbakat neneknya, kalau dia main paksa lagi aku harus hajar dia.

    Sesudah nafasnya menjadi tenang, dia melakukan apa yang sudah sangat aku tunggu-tunggu. Dia melakukan oral seks kepada aku hampir 45 menit lebih. Aduh nikmat sekali. Aku orgasme berulang-ulang. Kemudian kami mengakhirinya dengan bercinta secara ganas.

    Sejak saat itu, oral seks merupakan hal yang harus aku lakukan kepadanya terlebih dahulu sebelum dia melakukan apa-apa terhadap aku. Aku mulai khawatir apakah menelan sperma tidak memberi efek samping apa-apa kepada aku.

    Dia bilang tidak, malah menyehatkan. Karena sperma pada dasarnya protein. Aku percaya bahwa tidak ada efek samping, tetapi aku tidak percaya bagian yang ‘menyehatkan’. Hanya aku jadi tidak ambil pusing lagi.

    Tidak lama berselang, sekali waktu dia pulang kerumah dengan membawa kado. Katanya untuk aku. Aku tanya apa isinya. Baju katanya. Aku gembira bercampur heran bahwa perhatiannya menjadi begitu besar kepada aku.

    Saat aku buka, aku terkejut melihat bahwa ini seperti pakaian dalam yang sering digunakan oleh wanita bila dipotret di majalah Penthouse. Aku tidak tahu apa namanya, tapi aku tidak bisa membayangkan untuk memakainya.

    Dia tertawa melihat aku kebingungan. Aku tanyakan langsung kepadanya sebenarnya apa sih maunya. Dia bilang bahwa aku akan terlihat sangat cantik dengan itu. Aku bilang “No way”. Aku tidak mau dilihat siapapun menggunakan itu. Dia bilang bahwa itu sekarang menjadi ’seragam’ aku setiap aku akan bercinta dengannya.

    Karena aku pikir toh hanya dia yang melihat, aku mengalah. Memang benar, saat aku memakainya, aku terlihat sangat seksi. Aku bahkan juga merasa sangat seksi. Aku menggunakannya di dalam, dimana ada stockingnya, sehingga aku menggunakan pakaian jeans di luar selama aku melakukan aktivitas dirumah seperti biasa. Efeknya sungguh di luar dugaan aku. Aku menjadi, apa itu istilahnya, horny sekali.

    Aku sudah tidak tahan menunggu waktunya tiba. Dirinya juga demikian tampaknya. Malam itu saat aku melucuti pakaian aku satu persatu, dia memandangi seluruh tubuh aku dengan sorot mata yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Kami bercinta bagaikan tidak ada lagi hari esok.

    Sejak saat itu, aku lebih sering lagi dibelikan pakaian dalam yang seksi olehnya. Aku tidak tahu dia mendapatkan uang darimana, yang aku tahu semua pakaian ini bukanlah barang yang murah. Lama-kelamaan aku mulai khawatir untuk menyimpan pakaian ini dilemari kami berdua (aku dan Miko) sebab jumlahnya sudah termasuk banyak.

    Karenanya, pakaian ini aku taruh di dalam lemari Kholis. Dia tidak keberatan selama aku bukan membuangnya. Katanya, dengan pakaian itu kecantikan aku bagai bidadari turun dari langit.

    Pakaian itu ada yang berwarna hitam, putih maupun merah muda. Tetapi yang paling digemari olehnya adalah yang berwarna hitam. Katanya sangat kontras warnanya dengan warna kulit aku sehingga lebih membangkitkan selera.

    Aku mulai menikmati hal-hal yang diajarkan oleh Kholis kepada aku. Aku merasakan semua bagaikan pelajaran seks yang sangat berharga. Ingin aku menunjukkan apa yang telah aku ketahui kepada suami aku. Sebab pada dasarnya, dialah pria yang aku cintai. Tetapi aku takut bila dia beranggapan lain dan kemudian mencium perbuatan aku dan Kholis.

    Aku tidak ingin rumah tangga kami hancur. Tetapi sebaliknya, aku sudah tidak dapat lagi meninggalkan tingkat pengetahuan seks yang sudah aku capai sekarang ini.

    Suatu ketika, Kholis pulang dengan membawa teman prianya. Temannya ini tidak seganteng dirinya, tetapi sangat macho. Pada mukanya masih tersisa bulu-bulu bekas cukuran sehingga wajahnya sedikit terlihat keras dan urakan. Kholis memperkenalkan temannya kepada aku yang ternyata bernama Bari.

    Kami ngobrol panjang lebar. Bari sangat luas pengetahuannya. Aku diajak bicara tentang politik hingga musik. Menurut penuturannya Bari memiliki band yang sering main dipub. Ini dilakukannya sebagai hobby serta untuk menambah uang saku.

    Aku mulai menganggap Bari sebagai teman. Bari semakin sering datang kerumah. Anehnya, kedatangan Bari selalu bertepatan dengan saat dimana Miko sedang tidak ada dirumah. Suatu ketika aku menemukan mereka duduk diruang tamu sambil meminum minuman yang tampaknya adalah minuman keras. Aku menghampiri mereka hendak menghardik agar menjaga kelakuannya. Ketika aku dekati ternyata mereka hanya minum anggur. Mereka lantas menawarkan aku untuk mencicipinya.
    Sebenarnya aku menolak. Tetapi mereka memaksa karena anggur ini lain dari yang lain. Akhirnya aku coba walaupun sedikit. Benar, aku hanya minum sedikit. Tetapi tidak lama aku mulai merasa mengantuk. Selain rasa kantuk, aku merasa sangat seksi.

    Karena aku mulai tidak kuat untuk membuka mata, Kholis lantas menyarankan agar aku pergi tidur saja. Aku menurut. Kholis lalu menggendong aku ke kamar tidur. Aku heran kenapa aku tidak merasa malu digendong oleh Kholis dihadapan Bari. Padahal Bari sudah tahu bahwa aku sudah bersuami. Aku tampaknya tidak dapat berpikir dengan benar lagi.

    Kata Kholis, kamar aku terlalu jauh, padahal aku berat, jadi dia membawa aku ke kamarnya. Aku menolak, tetapi dia tetap membawa aku ke kamarnya. Aku ingin melawan tetapi badan rasanya lemas semua. Sesampainya dikamar, Kholis mulai melucuti pakaian aku satu persatu. Aku mencoba menahan, karena aku tidak mengerti apa tujuannya. Karena aku tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya, perlawanan aku tidak membawa hasil apa apa.

    Kini aku berada diatas tempat tidur dengan keadaan telanjang. Kholis mulai membuka pakaiannya. Aku mulai merasa bergairah. Begitu dirinya telanjang, lidahnya mulai bermain-main didaerah selangkangan aku. Aku memang tidak dapat bertahan lama bila dia melakukan oral seks terhadap aku. Aku keluar hanya dalam beberapa saat. Tetapi lidahnya tidak kunjung berhenti. Tangannya mengusapi payudara aku.
    Kemudian mulutnya beranjak menikmati payudara aku.

    Kini kami melakukannya dalam ‘missionary position’. Begitulah istilahnya kalau aku tidak salah ingat pernah tertulis dimajalah-majalah itu. Ah, nikmat sekali. Aku hampir keluar kembali. Tetapi ia malah menghentikan permainan. Sebelum aku sempat mengeluarkan sepatah katapun, tubuh aku sudah dibalik olehnya. Tubuh aku diangkat sedemikian rupa sehingga kini aku bertumpu pada keempat kaki dan tangan dalam posisi seakan hendak merangkak.

    Sebenarnya aku ingin tiduran saja, aku merasa tidak kuat untuk menopang seluruh badan aku. Tetapi setiap kali aku hendak merebahkan diri, ia selalu mengangkat tubuh aku. Akhirnya walaupun dengan susah payah, aku berusaha mengikuti kemauannya untuk tetap bangkit.

    Kemudian dia memasukkan penisnya ke dalam liang kewanitaan aku. Tangannya memegang erat pinggang aku, lalu kemudian mulai menggoyangkan pinggangnya. Mm, permainan dimulai kembali rupanya.

    Kembali kenikmatan membuai diri aku. Tanpa aku sadari, kali ini, setiap kali dia menekan tubuhnya kedepan, aku mendorong tubuh aku kebelakang. Penisnya terasa menghunjam-hunjam kedalam tubuh aku tanpa ampun yang mana semakin menyebabkan aku lupa diri. Aku keluar untuk pertama kalinya, dan rasanya tidak terkira. Tetapi aku tidak memiliki maksud sedikitpun untuk menghentikan permainan. Aku masih ingin menggali kenikmatan demi kenikmatan yang dapat diberikan olehnya kepada aku. Kholis juga mengerti akan hal itu. Dia mengatur irama permainan
    agar bisa berlangsung lama tampaknya.

    Sesekali tubuhnya dibungkukkannya kedepan sehingga tangannya dapat meraih payudara aku dari belakang. Salah satu tangannya melingkar pada perut aku, sementara tangan yang lain meremasi payudara aku. Saat aku menoleh kebelakang, bibirnya sudah siap menunggu. Tanpa basa-basi bibir aku dilumat oleh dirinya.

    Aku hampir mencapai orgasme aku yang kedua saat dia menghentikan permainan. Aku bilang ada apa, tetapi dia langsung menuju ke kamar mandi.

    Aku merasa sedikit kecewa lalu merebahkan diri aku ditempat tidur. Jari tangan aku aku selipkan dibawah tubuh aku dan melakukan tugasnya dengan baik diantara selangkangan aku. Aku tidak ingin’mesin’ aku keburu dingin karena kelamaan menunggu Kholis.

    Tiba-tiba tubuh aku diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan aku. Iapun dengan langsung menghunjamkan penisnya kedalam tubuh aku. Ah, kenapa jadi kasar begini. Belum sempat aku menoleh kebelakang, ia sudah menarik rambut aku sehingga tubuh aku terangkat kebelakang sehingga kini aku berdiri pada lutut aku diatas tempat tidur.

    Rambut aku dijambak kebelakang sementara pundaknya menahan punggung aku sehingga kepala aku menengadah keatas. Kepalanya disorongkan kedepan untuk mulai menikmati payudara aku.

    Dari mulut aku keluar erangan pelan memintanya untuk melepaskan rambut aku. Tampaknya aku tidak dapat melakukan apa-apa walaupun aku memaksa. Malahan aku mulai merasa sangat seksi dengan posisi seperti ini.

    Semua ini dilakukannya tanpa berhenti menghunjamkan dirinya kedalam tubuh aku. Aku merasakan bahwa penisnya lebih besar sekarang. Apakah ia meminum semacam obat saat dikamar mandi? Ah, aku tidak peduli, sebab aku merasakan kenikmatan yang teramat sangat.

    Yang membuat aku terkejut ketika tiba-tiba dua buah tangan memegangi tangan aku dari depan. Apa apaan ini? Aku mulai mencoba meronta dengan sisa tenaga yang ada pada tubuh aku. Kemudian tangan yang menjambak aku melepaskan pegangannya. Kini aku dapat melihat bahwa Kholis berdiri diatas kedua lututnya diatas tempat tidur dihadapan aku.

    Jadi, yang saat ini menikmati aku adalah… Aku menoleh kebelakang. Bari! Bari tanpa membuang kesempatan melumat bibir aku. Aku membuang muka, aku marah sekali, aku merasa dibodohi. Aku melawan dengan sungguh-sungguh kali ini.

    Aku mencoba bangun dari tempat tidur. Tetapi Bari menahan aku. Tangannya mencengkeram pinggang aku dan menahan aku untuk berdiri. Sementara itu Kholis memegangi kedua belah tangan aku. Aku sudah ingin menangis saja.

    Aku merasa diperalat. Ya, aku hanya menjadi alat bagi mereka untuk memuaskan nafsu saja. Sekilas teringat dibenak aku wajah suami dan anak aku. Tetapi kini semua sudah terlambat. Aku sudah semakin terjerumus.

    Kholis bergerak mendekat hingga tubuhnya menekan aku dari depan sementara Bari menekan aku dari belakang. Dia mulai melumat bibir aku. Aku tidak membalas ciumannya. Tetapi ini tidak membuatnya berhenti menikmati bibir aku. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulut aku. Tangan aku dilingkarkannya pada pinggangnya, sementara Bari memeluk kami bertiga.

    Aku mulai merasakan sesak napas terhimpit tubuh mereka. Tampaknya ini yang diinginkan mereka, aku bagaikan seekor pelanduk di antara dua gajah. Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar disekujur tubuh aku.

    Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan aku melambung di luar batas imajinasi aku sebelumnya. Aku keluar dengan deras dan tanpa henti. Orgasme aku datang dengan beruntun.

    Tetapi Kholis tidak puas dengan posisi ini. Tidak lama aku kembali pada ‘dog style position’. Kholis menyorongkan penisnya kebibir aku. Aku tidak mau membuka mulut. Tetapi Bari menarik rambut aku dari belakang dengan keras. Mulut aku terbuka mengaduh. Kholis memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa aku mengulum penisnya.

    Kemudian mereka mulai menyerang tubuh aku dari dua arah. Dorongan dari arah yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada diarah lainnya semakin menghunjam. Aku hampir tersedak. Kholis yang tampaknya mengerti kesulitan aku mengalah dan hanya diam saja. Bari yang mengatur segala gerakan.

    Tidak lama kemudian mereka keluar. Sesudah itu mereka berganti tempat. Permainan dilanjutkan. Aku sendiri sudah tidak dapat menghitung berapa banyak mengalami orgasme. Ketika mereka berhenti, aku merasa sangat lelah. Walupun dengan terhuyung-huyung, aku bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian aku seadanya dan pergi ke kamar aku.

    Di kamar aku masuk ke dalam kamar mandi aku. Di sana aku mandi air panas sambil mengangis. Aku tidak tahu aku sudah terjerumus kedalam apa kini. Yang membuat aku benci kepada diri aku, walaupun aku merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun setiap aku teringat kejadian itu, aku merasa basah pada selangkangan aku.

    Malam itu, saat aku menyiapkan makan malam, Kholis tidak berbicara sepatah katapun. Bari sudah pulang. Aku juga tidak mau membicarakannya. Kami makan sambil berdiam diri.

    Sejak saat itu, Bari tidak pernah datang lagi. Aku sebenarnya malas bicara kepada Kholis. Aku ingin menunjukkan kepadanya bahwa aku tidak suka dengan caranya menjebak aku. Tetapi bila ada suami aku aku memaksakan diri bertindak biasa. Aku takut suami aku curiga dan bertanya ada apa antara aku dan Kholis.

    Hingga pada suatu kesempatan, Kholis berbicara bahwa dia minta maaf dan sangat menyesali perbuatannya. Dikatakannya bahwa ‘threesome’ adalah salah satu imajinasinya selama ini. Aku mengatakan kenapa dia tidak melakukannya dengan pelacur. Kenapa harus menjebak aku. Dia bilang bahwa dia ingin melakukannya
    dengan ’someone special’.

    Aku tidak tahu harus ngomong apa. Hampir dua bulan aku melakukan mogok seks. Aku tidak peduli kepadanya. Aku membalas perbuatannya seperti saat aku pertama kali dipaksa untuk melakukan oral seks
    kepadanya.

    Selama dua bulan, ada saja yang diperbuatnya untuk menyenangkan aku. Hingga suatu waktu dia membawa makanan untuk makan malam. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Hanya pada saat aku keluar, diatas meja sudah ada lilin. Saat aku duduk, dia mematikan sebahagian lampu sehingga ruangan menjadi
    setengah gelap.

    Itu adalah ‘candle light dinner’ aku yang pertama seumur hidup. Suami aku tidak pernah cukup romantis untuk melakukan ini dengan aku. Malam itu dia kembali minta maaf dan benar-benar mengajak aku berbicara dengan sungguh-sungguh. Aku tidak tahu harus bagaimana.

    Aku merasa aku tidak akan pernah memaafkannya atas penipuannya kepada aku. Hanya saja malam itu begitu indah sehingga aku pasrah ketika dia mengangkat aku ke kamar tidurnya.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Kisah Sedarah Ngentot Dengan Adikku Sendiri

    Kisah Sedarah Ngentot Dengan Adikku Sendiri


    1923 views

    Foto Ngentot Terbaru – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas dari yang muda-muda sampai tante-tante girang yang ngentot hot banget dan bisa membuat anda crot ramai-ramai malam ini. Inilah foto nya sebagai berikut.

  • Gita Dan Lina Temani Malam Suramku

    Gita Dan Lina Temani Malam Suramku


    1923 views

    Perkenalkan pembaca nama saya Doni. Umur 24 tahun dan sekarang lagi kuliah di sebuah PTS di Kediri. Aku termasuk cowok yang populer di kampus (sekeren namaku). Tapi aku punya kelemahan, saat ini aku udah nggak perjaka lagi (emang sekarang udah nggak jamannya keperjakaan diutamakan). Nah, hilangnya perjakaku ini yang pengin aku ceritakan.

    Aku punya banyak cewek. Diantaranya banyak cewek itu yang paling aku sukai adalah Retno. Tapi dalam kisah ini bukan Retno tokoh utamanya. sebab hilangnya perjakaku nggak ada sangkut pautnya sama Retno. Malah waktu itu aku aku lagi marahan sama doski.

    Waktu itu aku nganggap Retno nggak bener-bener sayang sama aku. Aku lagi jutek banget sama dia. Habisnya udah lima bulan pacaran, masak Retno hanya ngasih sun pipi doang. Ceritanya pas aku ngapel ke tempat kostnya, aku ngajakin dia ML. Habis aku pengin banget sih. (keseringan mantengin VCD parto kali yee…). Tapi si Retno menolak mentah-mentah. Malahan aku diceramahin, busyet dah!

    Makanya malam minggu itu aku nggak ngapel (ceritanya ngambek). Aku cuman duduk-duduk sambil gitaran di teras kamar kostku. Semua teman kostku pada ngapel atau entah nglayap kemana. Rumah induk yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kost agak sepi. Sebab sejak tadi sore ibu kost dan bapak pergi ke kondangan. Putri tertua mereka, Murni sudah dijemput pacarnya sejam yang lalu.

    Sedang Maidy, adiknya Murni entah nglayap kemana. Yang ada tinggal Gita, si bungsu dan Linda, sepupunya yang kebetulan lagi berkunjung ke rumah oomnya. Terdengar irama lagu India dari dalam rumah induk, pasti mereka lagi asyik menonton Gala Bollywood.

    Nggak tahu, entah karena suaraku merdu atau mungkin karena suaraku fals plus berisik, Gita datang menghampiriku.

    “Lagi nggak ngapel nih, Mas Doni?” sapanya ramah (perlu diketahui kalau Gita memang orangnya ramah banget)

    “Ngapel sama siapa, Ta?” jawabku sambil terus memainkan Sialannya Cokelat.
    “Ah… Mas Doni ini pura-pura lupa sama pacarnya.”
    Gadis itu duduk di sampingku (ketika dia duduk sebagian paha mulusnya terlihat sebab Gita cuman pakai kulot sebatas lutut). Aku cuman tersenyum kecut.
    “Udah putus aku sama dia.” jawabku kemudian.

    Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Gita. Gadis 14 tahun itu nampaknya senang mendengar aku putus. Tapi dia berusaha menutup-nutupinya.
    “Yah, kacian deh… habis putus sama pacar ya?” godanya. “Kayaknya bete banget lagunya.”
    Aku menghentikan petikan gitarku.

    “Yah, gimana ya… kayaknya aku lebih suka sama Gita deh ketimbang sama dia.”
    Nah lo! Kentara benar perubahan wajahnya. Gadis berkulit langsep agak gelap itu merah mukanya. aku segera berpikir, apa bener ya gosip yang beredar di tempat kost ini kalo si Gita ada mau sama aku.

    “Ta, kok diam aja? Malu yah…”
    Gita melirik ke arahku dengan manja. Tiba-tiba saja batinku ngrasani, gadis yang duduk di sampingku ini manis juga yah. Masih duduk di kelas dua smp tapi kok perawakannya udah kayak anak sma aja. Tinggi langsing semampai, bodinya bibit-bibit peragawati, payudaranya… waduh kok besar juga ya. Tiba-tiba saja jantungku berdebar memandangi tubuh Gita yang cuman pakai kaos ketat tanpa lengan itu. Belahan dadanya sedikit tampak diantara kancing-kancing manisnya. Ih, ereksiku naik waktu melirik pahanya yang makin kelihatan. Kulit paha itu ditumbuhi bulu-bulu halus tapi cukup lebat seukuran cewek.

    “Mas, daripada nganggur gimana kalo Mas Doni bantu aku ngerjain peer bahasa inggris?”
    “Yah Gita, malam minggu kok ngerjain peer? Mendingan pacaran sama Mas Doni, iya nggak?” pancingku.
    “Ah, Mas Doni ini bisa aja godain Gita..”
    Gita mencubit pahaku sekilas. Siir.. Wuih, kok rasanya begini. Gimana nih, aku kok kayak-kayak nafsu sama ini bocah. Waduh, penisku kok bangun yah?
    “Mau nggak Mas, tolongin Gita?”
    “Ada upahnya nggak?”
    “Iiih, dimintai tolong kok minta upah sih…”
    Cubitan kecil Gita kembali memburu di pahaku. Siiiir… kok malah tambah merinding begini ya?
    “Kalau diupah sun sih Mas Doni mau loh.” pancingku sekali lagi.
    “Aah… Mas Doni nakal deh…”

    Sekali lagi Gita mencubit pahaku. Kali ini aku menahan tangan Gita biar tetap di pahaku. Busyet, gadis itu nggak nolak loh. Dia cuman diam sambil menahan malu.

    “Ya udah, Gita ambil bukunya trus ngerjain peernya di kamar Mas Doni aja. Nanti tak bantu ngerjain peer, tak kasih bonus pelajaran pacaran mau?”

    Cerita Panas – Gadis itu cuman senyum saja kemudian masuk rumah induk. Asyik… pasti deh dia mau. Benar saja, nggak sampai dua menit aku sudah bisa menggiringnya ke kamar kostku.
    Kami terpaksa duduk di ranjang yang cuman satu-satunya di kamar itu. Pintu sudah aku tutup, tapi nggak aku kunci. Aku sengaja nggak segera membantunya ngerjain peer, aku ajak aja dia ngobrol.

    “Sudah bilang sama Linda kalo kamu kemari?”
    “Iya sudah, aku bilang ke tempat Mas Doni.”
    “Trus si Linda gimana? Nggak marah?”
    “Ya enggak, ngapain marah.”
    “Sendirian dong dia?”
    “Mas Doni kok nanyain Linda mulu sih? Sukanya sama Linda ya?” ujar Gita merajuk.
    “Yee… Gita marah. Cemburu ya?”
    Gita merengut, tapi sebentar sudah tidak lagi. Dibuka-bukanya buku yang dia bawa dari rumah induk.
    “Gita udah punya pacar belum?”tanyaku memancing.
    “Belum tuh.”
    “Pacaran juga belum pernah?”
    “Katanya Mas Doni mau ngajarin Gita pacaran.” balas Gita.
    “Gita bener mau?” Gayung bLindambut nih, pikirku.
    “Pacaran itu dasarnya harus ada suka.” lanjutku ketika kulihar Gita tertunduk malu. “Gita suka sama mas Doni?”

    Gita memandangku penuh arti. Matanya seakan ingin bersorak mengiyakan pertanyaanku. tapi aku butuh jawaban yang bisa didengar. Aku duduk merapat pada Gita.

    “Gita suka sama Mas Doni?” ulangku.
    “Iya.” gumamnya lirih.
    Bener!! Dia suka sama aku. Kalau gitu aku boleh…
    “Mas Doni mau ngesun Gita, Gita nurut aja yah…” bisikku ke telinga Gita

    Tanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat. Gita menutup matanya lalu membasahi bibirnya (aku bener-bener bersorak sorai). Kemudian bibirku menyentuh bibirnya yang seksi itu, lembut banget. Kulumat bibir bawahnya perlahan tapi penuh dengan hasrat, nafasnya mulai berat. Lumatanku semakin cepat sambil sekali-sekali kugigit bibirnya.

    Mmm..muah… kuhisap bibir ranum itu.
    “Engh.. emmh..” Gita mulai melenguh.

    Nafasnya mulai tak beraturan. Matanya terpejam rapat seakan diantara hitam terbayang lidah-lidah kami yang saling bertarung, dan saling menggigit. Tanganku tanpa harus diperintah sudah menyusup masuk ke balik kaos ketatnya. Kuperas-peras payudara Gita penuh perasaan. ereksiku semakin menyala ketika gundukan hangat itu terasa kenyal di ujung jari-jariku.

    Bibirku merayap menyapu leher jenjang Gita. Aku cumbui leher wangi itu. Kupagut sambil kusedot perlahan sambil kutahan beberapa saat. Gigitan kecilku merajang-rajang birahi Gita.

    “Engh.. Masss… jangan… aku uuuh…”
    Ketika kulepaskan maka nampaklah bekasnya memerah menghias di leher Gita.
    “Ta… kaosnya dilepas ya sayang…”

    Gadis itu hanya menggangguk. Matanya masih terpejam rapat tapi bibirnya menyunggingkan senyum. Nafasnya memburu. Sambil menahan birahi, kubuka keempat kancing kaos Gita satu pLindatu dengan tangan kananku. Sedang tangan kiriku masih terus meremas payudara Gita bergantian dari balik kaos. Tak tega rasanya membiarkan Gita kehilangan kenikmatannya. Jemari Gita menggelitik di dada dan perutku, membuka paksa hem lusuh yang aku kenakan. Aku menggeliat-geliat menahan amukan asmara yang Gita ciptakan.

    Kaos pink Gita terjatuh di ranjang. Mataku melebar memandangi dua gundukan manis tertutup kain pink tipis. Kupeluk tubuh Gita dan kembali kuciumi leher jenjang gadis manis itu, aroma wangi dan keringatnya berbaur membuatku semakin bergairah untuk membuat hiasan-hiasan merah di lehernya.Perlahan-lahan kutarik pengait BH-nya, hingga sekali tarik saja BH itupun telah gugur ke ranjang. Dua gundukan daging itupun menghangat di ulu hatiku.

    Kubaringkan perlahan-lahan tubuh semampai itu di ranjang. Wow… payudara Gita (yang kira-kira ukuran 34) membengkak. Ujungnya yang merah kecoklatan menggairahkan banget. Beberapa kali aku menelan ludah memandangi payudara Gita. Ketika merasakan tak ada yang kuperbuat, Gita memicingkan mata.

    “Ta… adekmu udah gede banget Ta…”
    “Udah waktunya dipetik ya mass…”
    “Ehem, biar aku yang metik ya Ta…”
    Aku berada di atas Gita. Tanganku segera bekerja menciptakan kenikmatan demi kenikmatan di dada Gita.

    Putar… putar.. kuusap memutar pentel bengkak itu.
    “Auh…Mass.. Aku nggak tahan Mass… kayak kebelet pipis mas..” rintih Gita.
    Cerita Sex – Tak aku hiraukan rintihan itu. Aku segera menyomot payudara Gita dengan mulutku.
    “Mmmm… suuup… mmm…” kukenyot-kenyot lalu aku sedot putingnya.
    “Mass… sakiit…” rintih Gita sambil memegangi vaginanya.
    Sekali lagi tak aku hiraukan rintihan itu. Bagiku menggilir payudara Gita sangat menyenangkan. Justru rintihan-rintihan itu menambah rasa nikmat yang tercipta.
    Tapi lama kelamaan aku tak tega juga membuat Gita menahan kencing. Jadi aku lorot saja celananya. Dan ternyata CD pink yang dikenakan Gita telah basah.
    “Gita kencing di celana ya Mass?”
    “Bukan sayang, ini bukan kencing. Cuman lendir vaginamu yang cantik ini.”
    Gita tertawa mengikik ketika telapak tanganku kugosok-gogokkan di permukaan vaginanya yang telah basah. Karena geli selakangnya membuka lebar. Vaginanya ditumbuhi bulu lebat yang terawat. Lubang kawin itu mengkilap oleh lendir-lendir kenikmatan Gita. Merah merona, vagina yang masih perawan.

    Tak tahan aku melihat ayunya lubang kawin itu. Segera aku keluarkan penisku dari sangkarnya. Kemudian aku jejalkan ke pangkal selakangan yang membuka itu.
    “Tahan ya sayang…engh..”
    “Aduh… sakiiit mass…”
    “Egh… rileks aja….”
    “Mas… aah!!!” Gita menjambak rambutku dengan liar.
    Slup… batang penisku yang perkasa menembus goa perawan Gita yang masih sempit. Untung saja vagina itu berair jadi nggak terlalu sulit memasukkannya. Perlahan-lahan, dua centi lima centi masih sempit sekali.
    “Aduuuh Masss… sakiiit…” rintih Gita.
    Aku hentakkan batang penisku sekuat tenaga.
    “Jruub…”

    Langsung amblas seketika sampai ujungnya menyentuh dinding rahim Gita. Batang penisku berdenyut-denyut sedikit sakit bagai digencet dua tembok tebal. Ujungnya tersentuh sesuatu cairan yang hangat. Aku tarik kembali penisku. Lalu masukkan lagi, keluar lagi begitu berkali-kali. Rasa sakitnya berangsur-angsur hilang.
    Aku tuntun penisku bergoyang-goyang.
    “Sakit sayang…” kataku.
    “Enakkk…eungh…” Gita menyukainya.

    Ia pun ikut mengggoyang-goyangkan pantatnya. Makin lama makin keras sampai-sampai ranjang itu berdecit-decit. Sampai-sampai tubuh Gita berayun-ayun. Sampai-sampai kedua gunung kembar Gita melonjak-lonjak. Segera aku tangkap kedua gunung itu dengan tanganku.
    “Enggh.. ahhh..” desis Gita ketika tanganku mulai meremas-remasnya.
    “Mass aku mau pipis…”
    “Pipis aja Ta… nggak papa kok.”
    “Aaach…!!!”
    “Hegh…engh…”
    “Suuur… crot.. crot.. ”
    Lendir kawin Gita keluar, spermaku juga ikut-ikutan muncrat. Kami telah sama-sama mencapai orgasme.
    “Ah…” lega. Kutarik kembali penisku nan perkasa. Darah perawan Gita menempel di ujungnya berbaur dengan maniku dan cairan kawinnya. Kupeluk dan kuciumi gadis yang baru memberiku kepuasan itu. Gitapun terlelap kecapaian.

    Kreek… Pintu kamarku dibuka. Aku segera menengok ke arah pintu dengan blingsatan. Linda terpaku di depan pintu memandangi tubuh Gita yang tergeletak bugil di ranjang kemudian ganti memandangi penisku yang sudah mulai melemas. Tapi aku juga ikut terpaku kala melihat Linda yang sudah bugil abis. Aku tidak tahu tahu kalau sejak Gita masuk tadi Linda mengintip di depan kamar.
    “Linda? Ng… anu..” antara takut dan nafsu aku pandangi Linda.

    Gadis ini lebih tua dua tahun diatas Gita. Pantas saja kalau dia lebih matang dari Gita. Walau wajahnya tak bisa menandingi keayuan Gita, tapi tubuhnya tak kalah menarik dibanding Gita, apalagi dalam keadaan full naked kayak gitu.

    “Aku nggak akan bilang ke oom dan tante asal…”
    “Asal apaan?”

    Mata Linda sayu memandang ke arah Gita dan penisku bergantian. Lalu dia membelai-belai payudara dan vaginanya sendiri. Tangan kirinya bermain-main di belahan vaginanya yang telah basah. Linda sengaja memancing birahiku. Melihat adegan itu, gairahku bangkit kembali, penisku ereksi lagi. Tapi aku masih ingin Linda membarakan gairahku lebih jauh.

    Linda duduk di atas meja belajarku. Posisi kakinya mekangkang sehingga vaginanya membuka merekah merah. Tangannya masih terus meremas-remas susunya sendiri. Mengangkatnya tinggi seakan menawarkan segumpal daging itu kepadaku.
    “Mas Doni.. sini.. ay…”

    Aku tak peduli dia mengikik bagai perek. Aku berdiri di depan gadis itu.
    “Ayo.. mas mainin aku lebih hot lagi..” pintanya penuh hasrat.
    Aku gantiin Linda meremas-remas payudaranya yang ukuran 36 itu. Puting diujungnya sudah bengkak dan keras, tanda Linda sudah nafsu banget.
    “Eahh.. mmhh…” rintihannya sexy sekali membuatku semakin memperkencang remasanku.
    “Eahhh.. mas.. sakit.. enak….”

    Linda memainkan jarinya di penisku. Mempermainkan buah jakarku membuatku melenguh keasyikan. “Ers… tanganmu nakal banget…”
    Gadis itu cuman tertawa mengikik tapi terus mempermainkan senjataku itu. Karena gemas aku caplok susu-susu Linda bergantian. Kukenyot sambil aku tiup-tiup.

    “Auh…”
    Linda menekan batang penisku.
    “Ers… sakit sayang” keluhku diantara payudara Linda.
    “Habis dingin kan mas…” balasnya.
    Setelah puas aku pandangi wajah Linda.
    “Linda, mau jurus baru Mas Doni?”
    Gadis itu mengangguk penuh semangat.
    “Kalau gitu Linda tiduran di lantai gih!”

    Linda menurut saja ketika aku baringkan di lantai. Ketika aku hendak berbalik, Linda mencekal lenganku. Gadis yang sudah gugur rasa malunya itu segera merengkuhku untuk melumat bibirnya. Serangan lidahnya menggila di ronga mulutku sehingga aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengimbanginya. Tanganku dituntunnya mengusap-usap lubang kelaminnya. Tentu saja aku langsung tanggap. Jari-jariku bermain diantara belantara hitam nan lebat diatas bukit berkawah itu. “Mmmm… enghh…”

    Kami saling melenguh merasakan sejuta nikmat yang tercipta.
    Cerita Dewasa – Aku ikut-ikutan merebah di lantai. Aku arahkan Linda untuk mengambil posisi 69, tapi kali ini aku yang berada di bawah. Setelah siap, tanpa harus diperintah Linda segera membenamkan penisku ke dalam mulutnya (aku jadi berpikiran kalau bocah ini sudah berpengalaman).

    Linda bersemangat sekali melumat penisku yang sejak tadi berdenyut-denyut nikmat. Demikian juga aku, begitu nikmatnya menjilati lendir-lendir di setiap jengkal vagina Linda, sedang jariku bermain-main di kedua payudaranya. Srup srup, demikian bunyinya ketika kusedot lendir itu dari lubang vagina Linda. Ukuran vagina Linda sedikit lebih besar dibanding milik Gita, bulu-bulunya juga lebih lebat milik Linda. Dan klitorisnya… mmm… mungil merah kenyal dan mengasyikkan. Jadi jangan ngiri kalo aku bener-bener melumatnya dengan lahap.
    “Ngngehhh…uuuhh..” lenguh Linda sambil terus melumat senjataku.
    Sedang lendir kawinnya keluar terus.

    “Ouwgh… isep sayang, iseppp…” kataku ketika aku merasa mau keluar.
    Linda menghisap kuat-kuat penisku dan crooott… cairan putih kental sudah penuh di lubang mulut Linda. Linda berhenti melumat penisku, kemudian dia terlentang dilantai (tidak lagi menunggangiku). Aku heran dan memandangnya.

    “Aha…” ternyata dia menikmati rasa spermaku yang juga belepotan di wajahnya, dasar bocah gemblung.

    Beberapa saat kemudian dia kembali menyerang penisku. Mendapat serangan seperti itu, aku malah ganti menyerangnya. Aku tumbruk dia, kulumat bibirnya dengan buas. Tapi tak lama Linda berbisik, “Mas.. aku udah nggak tahan…”

    Sambil berbisik Linda memegangi penisku dengan maksud menusukannya ke dalam vaginanya.
    Aku minta Linda menungging, dan aku siap menusukkan penisku yang perkasa. penisku itu makin tegang ketika menyentuh bibir vagina. Kutusuk masuk senjataku melewati liang sempit itu.

    “Sakit Mas…”
    Sulitnya masuk liang kawin Linda, untung saja dindingnya sudah basah sejak tadi jadi aku tak terlalu ngoyo.
    “Nggeh… dikit lagi Ers…”
    “Eeehhh… waaa!!”
    “Jlub…” 15 centi batang penisku amblas sudah dikenyot liang kawin Linda. Aku diamkan sebentar lalu aku kocok-kocok seirama desah nafas.
    “Eeehh… terus mass… uhh…”

    Gadis itu menggeliat-geliat nikmat. Darah merembes di selakangnya. Entah sadar atau tidak tangan Linda meremas-remas payudaranya sendiri.

    Lima belas menit penisku bermain petak umpet di vagina Linda. Rupaya gadis itu enggan melepaskan penisku. Berulang-ulang kali spermaku muncrat di liang rahimnya. Merulang-ulang kali Linda menjerit menandakan bahwa ia berada dipucuk-pucuk kepuasan tertinggi. Hingga akhirnya Linda kelelahan dan memilih tidur terlentang di samping Gita.

    Capek sekali rasanya menggarap dua daun muda ini. Aku tak tahu apa mereka menyesal dengan kejadian malam ini. Yang pasti aku tak menyesal perjakaku hilang di vagina-vagina mereka. Habisnya puas banget. Setidaknya aku bisa mengobati kekecewaanku kepada Retno.

    Malam makin sepi. Sebelum yang lain pada pulang, aku segera memindahkan tubuh Gita ke kamarnya lengkap dengan pakaiannya. Begitu juga dengan Linda. Dan malam ini aku sibuk bergaya berpura-pura tak tahu-menahu dengan kejadian barusan. Lagipula tak ada bukti, bekas cipokan di leher Gita sudah memudar. END

  • CERITA BOKEP KEKASIH GELAPKU

    CERITA BOKEP KEKASIH GELAPKU


    1922 views

    Duniabola99.org – Saya berusia 37 tahun saat ini, sudah punya istri dan empat anak. rumah saya terletak di pinggiran kota Jakarta bisa disebut sebuah desa. Orang tua saya tinggal di perumahan yang cukup elit tidak jauh dari rumah saya. Orang tua saya bisa dibilang berkecukupan, sehingga mereka dapat menyewa pembantu. Nah pembantu orang tua saya yang merupakan ‘tokoh utama’ dalam cerita ini.

    Ayah saya hanya dua bulan yang lalu meninggal, jadi sekarang dia tinggal sendirian hanya ditemani Enny, pembantunya yang memiliki hampir empat tahun bekerja di atasnya. Enny berumur 26 tahun, dia masih perawan. Wajahnya tidak cantik, bahkan gigi agak bengkok sedikit, meskipun tidak bisa disebut jelek juga. Tapi yang menarik dari Enny ini adalah bodynya, seksi. Sebuah ketinggian kurang lebih 164 cm, dengan pinggul membulat dan ukuran dada 36. Kulitnya agak cokelat. Sangat sering saya perhatikan tarik pembantu tubuh ibuku, membandingkannya dengan tubuh istri yang telah ringan mekar.

    Agen Judi Online Aman Dan Terpercaya 

    Hari itu, karena tidak enak badan, aku pulang dari kerja pukul 10.00 WIB, sampai di rumah, saya menemukan rumah kosong. Rupanya istri saya pergi, menjadi anak-anak saya pasti di sekolah semua. Saya akan mencoba rumah ibuku, hanya 5 menit berjalan kaki dari rumah saya. Biasanya jika tidak di rumah, istri saya sering main ke rumah ibuku, apakah hanya mengobrol dengan ibu saya atau membantu dia ketika dia sedang sibuk apa-apa.

    Ketika kami sampai di rumah ibuku, ternyata bahkan di sana, kosong, hanya ada Enny, sedang memasak.

    Enny saya bertanya, ‘Eh, Ibu Dewi (nama istri) tidak datang ke sini? ”

    “Ya Pak, sebelumnya di sini, tapi terus pergi sama teman,” jawab Enny.

    “Terus ibu tua (ibu) Dimana?” Aku bertanya lagi.

    “Ini dijemput Ibu Ina (adik saya) diundang ke sekolah Yogi (keponakan)”

    “Oooh” kataku singkat. “Masak Apa En? Tanyaku sambil masuk ke dapur dan seperti biasa, mata saya langsung melihat tonjolan pinggul dan pantat itu juga dada yang fantastis.

    “Ini Pak, sayur sup”

    Rupanya dia merasa baik ketika saya menonton pantat dan dada. “Pak Irwan ngeliatin apa sih” kata Enny.

    Karena aku sering bercanda dengan dia, aku akan menjawab, “En ngeliatin pantat Anda. Kok bisa seksi En?”

    “Iiih Bapak, Ibu Dewi juga pantat besar”

    “Ya, tapi yang lain di pantat Anda En”

    “Lain bagaimana Pak?” Tanya Enny, sambil matanya melirik ke arahku.

    Saya yakin, ketika Enny sedang umpan ke arah yang lebih panas lagi.

    Merasa angin tiba, saya akan menjawab lagi, “Ya, jika hanya kemenangan besar Ibu Dewi, tapi tepos”

    “Terus terang, jika saya bagaimana Pak?” Tanyanya sambil melirik genit.

    Kurang ajar, pikirku. tatapannya langsung membuat tititku berdiri. Aku berjalan langsung ke dia, berdiri di belakang Enny masih mengaduk ramuan sup di atas kompor.

    “Jika kau benar, pinggul besar, bulat dan saya pikir masih kuat,” kataku, tanganku menyentuh pinggulnya.

    “Icky Bapa, saya emangnya motor dapat ketat” kata Enny, tapi tidak menolak ketika tanganku menyentuh pinggulnya.

    Mendengar itu, saya akan yakin bahwa Enny memang bertanya padaku ‘apa-apain’. Aku akan meneruskan sehingga tititku yang sudah berdiri telah menekan pantatnya. Adduuhh, rasanya baik karena Enny memakai rok berwarna abu-abu (rok anak SMU) yang terbuat dari cukup tipis. Tititku keras terasa sekali menempel di bagian yang berbeda dari Enny bokong yang, seperti yang diharapkan, itu padat dan ketat.

    “Apa ya Pak, benar-benar sulit? Enny bertanya genit.

    “Ini disebut En sonny, nikmat menyodok” kataku.

    Pada saat itu, ternyata sup dimasak matang. Enny juga matikan kompor, dan dia bersandar ke dada saya, sehingga pantatnya ditekan tititku. Aku tidak tahan lagi menerima seperti ini, tangan kanan ke depan, meremas kedua payudaranya. Alamaak, tanganku bertemu dengan dua bukit kenyal dan hangat di balik kemeja dan bra.

    Ketika diperas, Enny sedikit menggelinjang dan mendesah, “Aaahh, Pak,” ia ditolehkan kepala ke belakang sehingga bibir kami dekat.

    Aku melihat matanya tertutup menikmati remasanku. Aku mencium bibirnya (meskipun agak terganggu oleh gigi sedikit bengkok itu), dia menjawab kecupanku. Tak lama kemudian, kami berpagutan satu sama lain, masing-masing lilitan lidah kita di surge nafsu kita. Tititku tegang menekan ditekan untuk pantatnya, menyebabkan sensasi luar biasa bagi saya (saya yakin juga untuk Enny).

    Sekitar lima menit, aku menjatuhkan tangan kiri saya terhadap pahanya. Tanpa banyak kesulitan aku akan menyentuh CD-nya yang sudah sedikit basah di vagina.

    Aku menyentuh vaginanya dengan lembut dari balik CD-nya, ia mengeluh kenikmatan, “Shh, aahh, Pak Irwan, paak .. lakukan di dapur dong Pak”

    Dan saya tarik Enny tangan, saya dibawa ke kamarnya, di bagian belakang rumah ibuku.

    Setelah di kamarnya, Enny langsung memelukku dengan penuh gairah, “Sir, Anda tahu Enny ingin ngerasain telah lama memiliki Mr”

    “Mengapa tidak mengatakan dari En pertama?” Aku bertanya sambil membuka baju dan rok nya.

    Dan .. Aku akan terpana melihat pemandangan menggairahkan di tubuh pembantu nya. Kulitnya tidak putih, tapi sangat halus. payudara besar namun sebanding dengan tubuhnya. Sementara pinggang kecil dan pinggul besar ditambah potongan pantatnya dan padat semua bulat. Enny tampaknya tidak ingin membuang waktu, ia terlalu cepat membuka kancing bajuku satu persatu, melepaskan pakaian saya dan cepat-cepat menarik celana saya.

    Sekarang kami berdua di pakaian mereka, dia bra dan CD, sedangkan saya hanya CD saja. Kami berpelukan, dan lidah kami berpagut kembali gairah yang lebih besar. Aku merasakan kehangatan kulit tubuh Enny meresap ke dalam kulit saya. Lalu lidah saya turun lehernya, saya sedikit leher kecil saya, dia hampir tidak bisa menanggungnya, mengambil napas yang semakin meningkat gairah saya, “Aahh, Bapa”.

    Tanganku melepas bra-nya, dan bebas kedua payudara indah. Langsung saya mencium dua bukit yang ternyata kenyal. Kemudian kujilati Enny puting coklat, terasa padat dan kenyal (sangat berbeda dari payudara istri saya), dan kemudian saya sedikit puting saya dan kecil-menggigit lidah saya untuk membuat gerakan melingkar di sekitar putingnya segera mengeras.

    Enny Aku berbaring di tempat tidur, dan melepas CD-nya. Kembali aku terpana oleh keindahan Enny kemaluan yang di mata saya karena sangat indah dan diinginkan. Bulunya tidak terlalu banyak, tersusun rapi dan yang paling mencolok adalah kemontokan Enny vaginanya. Kedua belah pihak pus bibir yang sangat tebal, sehingga klitoris agak dikaburkan oleh daging bibir. warnanya kemerahan.

    “Sir, tidak diliatin aja dong, Enny malu” kata Enny.

    Aku sudah tidak punya kekuatan untuk berbicara lagi, tapi menundukkan kepala dan menyentuh vagina Enny bibirkupun bahwa meskipun kakinya terbuka lebar, tapi masih terlihat rapat, karena ketebalan bibir vagina. Enny menggelinjang, menikmati sentuhan bibirku di klitnya. Aku menarik kepalaku sedikit ke belakang untuk melihat vaginanya sangat indah ini.

    “Enny, memek kau cantik, Sayang”

    “Pak Irwan seperti vagina Enny yang sama?” Tanya Enny.

    “Ya sayang, Anda pus indah dan seksi, baunya juga buruk” …

    … Saya berkata, mencium dan menghirup aroma vagina Enny.

    “Mulai sekarang, vagina Enny hanya untuk Pak Irwan” kata Enny. “Pak Irwan kan?”

    “Siapa yang tidak ingin vagina seperti En ini?” Tanyaku saat menjilatkan lidah saya kembali ke dalam vaginanya.

    Enny terlihat sangat menikmati jilatanku di klitorisnya. Terutama ketika saya sedikit klitorisnya dengan lembut, kemudian aku meletakkan lidah saya ke liang kenikmatan, dan kadang-kadang kusapukan lidahku ke dalam lubang anusnya.

    “Oooh, sshshh, aahh .. Pak Irwan, sangat baik Pak. Pak Irwan terusin ya sayang”

    Sepuluh menit, melakukan kegiatan ini, sampai dia menekan kepalaku dengan kuat ke vaginanya, dan sulit bernapas

    “Pak Irwan .. aahh, Enny tidak kuat Pak .. sshh”

    Aku merasa paha saya Enny menjepit kepala pada saat yang sama, saya merasa Enny menjadi vaginanya semakin basah. Enny sudah mencapai orgasme yang pertama. Enny masih dicap vagina ke mulut saya, sementara semen meleleh keluar dari vaginanya. Aku meneguk cairan kering Enny kenikmatan. Dia tampak puas, matanya menatapku dengan rasa syukur. Saya senang melihat dia mencapai kepuasan.

    Segera ia bangkit, meraih selangkangan masih berdiri tegak seperti menantang dunia. Ia masuk pangkal paha ke dalam mulutnya, dan mulai menjilati selangkangan kepala. Ooouugh, sukacita, ternyata sangat pandai memainkan lidah Enny, saya merasa sensasi yang sangat kuat ketika gigi yang sedikit bengkok itu sekitar batang kemaluanku. Sedikit rasa sakit tapi sangat lezat. Enny terus menghisap pangkal paha, yang semakin meningkat. Tangannya tidak tinggal diam, mengguncang batang pangkal paha, sementara lidah dan mulut masih mengirimkan getaran membangkitkan seluruh bar pangkal paha.

    “Pak Irwan, Enny masukkan sekarang ya pak?” Tanya Enny.

    Aku mengangguk, dan dia berdiri mengangkangiku tepat di atas pangkal paha. Dia mengambil batang kemaluanku, lalu menurunkan pantatnya. Di bibir vaginanya, dia mengusap kepala pangkal paha, yang secara otomatis menyentuh klitorisnya juga. Kemudian ia mengarahkan pangkal paha ke vagina lubang pusat. Dia turunkan pantat dan pangkal pahanya ketiga .. .. slleepp sudah tertanam di vaginanya. Enny memejamkan mata, dan menikmati penetrasi pangkal paha.

    Saya merasa pin sangat erat dalam kemaluan Enny. Saya harus berjuang untuk memasukkan seluruh pangkal paha ke kehangatan dan kelembaban vagina Enny. Ketika menekan agak keras, Enny sedikit meringis.

    Saat ia membuka matanya, ia berkata, “Pelan-dong Pak Irwan, ya sakit, tapi mengerikan”.

    Dia mengguncang nya pinggul sedikit, sampai akhirnya seluruh pangkal paha menghilang dalam keindahan vaginanya.

    Kami terdiam untuk sekali, Enny lega setelah seluruh pangkal paha ‘menelan’ vaginanya. Dia tampak konsentrasi, dan tiba-tiba .. aku merasa pangkal paha saya seperti disedot oleh kekuatan yang tidak terlihat, tapi sangat terasa dan enaak sekali. biasaa Ruaar! Enny selangkangan kemaluan mengisap!

    Sebelum saya mengomentari seberapa baik vagina, Enny juga mulai membuat gerakan melingkar dari pinggulnya. Pada awalnya perlahan, lebih cepat dan lebih cepat dan gerakan lincah Enny. Waw .. Saya merasa kepala saya hilang, ketika ia selangkangan ‘mengulek’ di vaginanya. Enny berbaring tubuhnya sementara masih memutar pinggulnya. payudara besar menekan dadaku, dan .. gee .. sedotan Pussy semakin kuat, membuat saya hampir tidak bertahan.

    Saya tidak ingin orgasme pertama, saya ingin menikmati Enny vagina pertama yang ternyata ada ’empot ayam’ lagi. Jadi, saya didorong ke atas tubuh Enny, sementara aku dikirim pertama, alasan saya ingin mengubah posisi. Meskipun aku takut ‘kehilangan’ dia.

    Kemudian saya mengatakan kepada Enny tidur terlentang, dan pangkal paha kuarahkan langsung ke vaginanya siap menunggu ‘kekasih’. Meski masih sedikit sempit, tapi karena memiliki banyak pelumas, lebih mudah kali ini untuk menerobos lembah kenikmatan Enny pangkal paha.

    Saya bermain pantat saya naik dan turun, sehingga tititku di lorong sempit Enny sangat indah. Dan, sekali lagi saya akan merasa sedotan yang fantastis dari Enny vaginanya. Setelah 15 menit kami melakukan gerakan sinkron yang sangat lezat, aku mulai merasakan kedutan-kedutan di tititku kepala.

    “Enny, aku sudah tidak kuat ya, akan keluar, sayang,” kataku pada Enny.

    “Ya Pak, Enny juga sudah ingin keluar lagi ya. Oohh, sshh, aahh .. ya pak Irwan bersama-sama .., cepetin dong genjotannya Pak” pinta Enny.

    Saya juga mempercepat genjotanku lubang vaginanya Enny yang luar biasa, Enny mengimbanginya dengan pantat ‘mengulek’ dengan gerakan memutar yang sangat erotis, ditambah dengan sedotan alami di dalam vaginanya. Akhirnya, saya tidak bisa bertahan lebih lama, dengan erangan panjang, tubuh saya menegang.

    “Enny, .. hh hh, aku keluar sayaang”

    Muncratlah cum air ke dalam vagina. Pada saat yang sama, Enny juga menegang saat dia memelukku.

    “Mr. Irwaan, Enny juga keluar paakk, sshh, aahh”.

    Aku berbaring di tubuh Enny. Enny masih memelukku erat, sesekali mengejang pantatnya, masih merasakan kenikmatan tiada bandingnya itu. napas kita berat, keringat tak terhitung. Kami berciuman.

    “Enny, terima kasih yaa, kau vagina begitu baik” kataku.

    “Pus Irwan suka Enny?”

    “Cinta benar-benar En, Abis ada empot ayam pula” kataku, mencium bibirnya.

    Kembali kami berpagutan.

    “Sebanding dengan Ibu Dewi, sebaiknya di mana Pak?” Diprovokasi Enny.

    “Jauh lebih baik kamu sayang”

    Enny tersenyum.

    “Jadi, Pak Irwan menolak Enny dong setiap kali. Perawatan Enny tentang Pak Irwan”

    Aku tidak menjawab, hanya tersenyum dan memeluk Enny. ibu pembantu yang kini kekasih rahasia saya.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Video Ngentot Penari Balet Hot Asal jepang

    Video Ngentot Penari Balet Hot Asal jepang


    1922 views