• Cerita Sex Adik Kelasku yang Masih Perawan (Real Story)

    Cerita Sex Adik Kelasku yang Masih Perawan (Real Story)


    108 views

    Nonton BokepNarasi Seks Adik Kelasku yang Masih Perawan (Real Story) – Perawan, narasi seks perawan, narasi dewasa perawan, narasi ngentot sama adik kelas yang perawan, narasi asli perawan. Kenalkan nama saya Andri. saya berusia 18 tahun dan saya masih sekolah di salah satunya SMA Negeri di bandung, saya kelas 12 baru ingin lulus, saya di sekolah meng ikuti extra kuliah yaitu pramuka. saya memiliki adik kelas yang elok dan saya gemari ia anggota pramuka yang namanya Lulu Aulia ia itu anaknya elok, berhijab, ukuran bra ia 34b, ia ialah sekrtetaris pramuka yang baru karena angkatan saya tidak aktif kembali.


    Singkat kata hari sabtu saat aktivitas sekolah cuma latihan ekskul, saya juga turut aktivitas hari itu karena latih beberapa anak anggota baru, saat jam 13.30 aktivitas pramuka juga usai dan sehubungan rumah saya dekat sama sekolah saya menangguhkan niat saya untuk segera pulang dan mengobrol dengan rekan, saat rekan saya pulang saya akan pulang tetapi suara musik di sanggahr pramuka membuat saya untuk menyaksikan ke sanggahr pramuka oh ya di sanggahr pramuka didalamnya berisi matras untuk latihan perlengkapan pramuka dan wifi hasil patungan anggota pramuka.

    Perawan, narasi seks perawan, narasi dewasa perawan, narasi ngentot sama adik kelas yang perawan, narasi asli perawan
    Narasi Seks Real Story Saat saya simak di atas jendela saya menyaksikan lulu sedang asyik menulis sekalian dengarkan musik, saya juga buka pintu sanggahr pramuka dan menggangetkan ia “eh kaka.. kirain siapa” ia berbicara semacam itu dan saya juga masuk ke dalam sanggahr sekalian berbicara
    ” iya lu, knapa blum pulang lu?” bertanya saya sekalian duduk dari sisi ia.
    “iya nih ka kembali membuat surat dahulu lulunya sekaligus wifian gratis” saya sebelumnya sempat terheran saat duduk dari sisi ia karena ia menggunakan baju pramuka yang kerahnya cukup lebar saya sedikit menyaksikan gundukan dada nya yang ranum
    “oh begitu lu, bisa kakak temanin? kakak kembali malas pulang nih lagian rumah kakak deket”
    ia juga menjawab “iya bisa kak, eh kak nyaris usai nih suratnya, tetapi lulu bt browsing apaan ya kak yang hebat?” entahlah setan darimanakah saya segera berbicara
    “siniin netbooknya agar kakak mencari yang seru-seru, tetapi kamu jangan geram ya” ia menjawab dengan entengnya
    “iya kakak” saya juga menulis di google narasi sex terkini dan saya click judul narasi lenyapnya keperawananku, Lulu sebelumnya sempat berbicara ke saya
    “ih kakak kotor justru membuka narasi begitu ucapnya ingin membuka yang hebat” saya juga menjawab
    “iya ini kan hebat kalau gak yakin baca saja sendiri sama lulu” ia juga ambil netbooknya dari pangkuan saya dan membaca nya sekalian berbicara
    “coba lulu baca ya kalau gak hebat awas”.. sekitaran 5 menit ia membaca mulai ada peralihan di wajahnya yang mulai memeras, ia berbicara
    “ah tidak hebat kak ah” aku juga coba cari peluang dan berbicara “kalau ingin lebih hebat bagaimana kalau kita simak video nya lu, ingin tidak ?”
    “hmm bagaimana ya kak, bisa dech coba simak” jawab ia dan saya mulai cari video bokep di google berjudul video porn japanese gangbang, itu judul favorite saya, sesudah nemu video nya saya click dan memulai video itu dengan narasi anak sekolah jepang yang di setubuhi dibawa ke kamar mandi , saya menyaksikan peralihan kembali dari sang lulu nih dan saya mulai cari peluang saya rangkul bahu ia dan ngebisikin
    “hebat ya lu” ia hanya jawab “ahh kakak jangan begitu, iya kak hebat” saat ia katakan hebat saya semakin berani ke ia, saya mulai mencium pipi ia,
    ia katakan” ah kakak ngapain ih nyium lulu” tetapi tidak ada perlawanan dari ia, dan saya juga coba mengalihkan mukanya supaya bertemu dengan saya dan ia tidak menampik,
    saya mulai dekatkan bibir saya dengan bibir ia, saat mulai bersinggungan saya tahan muka ia, sekitaran 2 menit bibir saya melekat di bibirnya dan saya coba buka bibirnya dan ia tidak menampik,
    saya mulai dengar desahan ia.. ahhh… kakak.. ia mendesah semacam itu dan tangan saya mulai ngotot untuk sentuh dada nya yang terbungkus baju coklat dengan kacu pramukanya , berasa kenyal dan hangat,
    tidak ada penampikan dari ia dan saya mulai berani buka kancing baju pramukanya di melepas kecupan nya “ahh kakak jangan lulu takut” tetapi saya telah kepalang tanggung dan berbisik ke ia
    ” jangan takut lu cicipin saja” saya juga meneruskan buka baju nya dan saya membuka kacu pramukanya supaya lebih mudah dan saya cobameloloskan bajunya melalui tangan ia tanpa penampikan,
    ia berbicara “kakak membuka hijab lulu, berhati-hati kak..ahhh” saya juga buka hijabnya dan membuat rambutnya tergerai ke bawah dan tinggalah ia kondisi menggunakan tangtop krem dan bra warna hitam dan rok coklatnya..
    saya juga coba buka tangtop dan branya tanpa perlawanan benar-benar,, dan terpangpanglah bukit yang ranum dan kenyal, saya mulai meremas dada kaanannya ia cuma mendesah
    “lu netbooknya matiin saja ya kan kita kembali hebat nih” bisik saya ia menjawab
    “iya kak ahh” saya juga mematikan netbook dan coba menidurkan lulu di matras yang berada di sanggahr yang umumnya matras itu di pakai untuk camping saja..
    saya emut dada kiri ia dan dada kanannya saya remas..
    ahhh kaakkk ahh perlahan..pe..laan geli..
    cuma kata-kata itu yang keluar mulut ia dan saya coba buka rok nya dengan buka sabuk pramukanya dan loloskan rok nya ke bawah, tinggal ia menggunakan CD warna hitam d=yang membuat kontol saya makin tegang,
    saya coba mengelus memek ia di luar CD nya berasa CD nya basah.. ia tambah mendesah dan berbicara.. ahhh..kak…hati-hati lulu masih perawan…ahh.. terpikir saya sesaat lagi akan memperawani adik kelas saya yang elok.. dan saya juga coba merosotkan CD nya ke bawah dan sukses.. ahh saya makin tegang saja menyaksikan memek yang rapet imut dengan di tumbuhi rambut yang tidak banyak..
    saya coba mengelus-elus memeknya dengan tangan kiri saya dan mulut saya mengisap dada ia.. ia cuma mendesahh keenakkan dan saya coba bawa tangan ia supaya ada dicelana PDL saya dan rasakan kontol saya yang tegang, ia cuma menurut..
    saya buka pakaian kaos olahraga saya dan buka celana dan CD saya dan kelihatankan burung saya yang telah tegang ia berbicara “besar kak.. pelan-pel..ahhh” kata-kata itu terputus karena saya coba mengorek memek ia jemari saya..
    lantas saya tempatkan mulut saya di muka memek ia yang perawan.. saya mulai menjilat-jilatinya.. ahhh ahhh ahhh kak ahh ahh…. memek ia makin basah saja saat saya jilat.. ahh kakak ohh kak ahhh uda…hhh kak.. lu…lu gak ku…atttahhhhhh.. dan menyemburkannlah cairan orgasme ia dan saya jilati berasa bagaimana begitu dan wangi memek ia.. saya lantas bangun lulu tetap tersengal-sengal karena orgasme nyaa dan saya berikan kontol saya di muka mulut sang lulu dan berbicara “hisap sayang kontolnya” awalannya ia cuma berani menjilat-jilati tangkai kontol saya tetapi pada akhirnya ia ingin menyepong kontol saya.. berasa sangat jago ia menyepong kontol saya.. saya juga mendesah dan menanyakan ahh luu sedap sekali sepongan kamu, sebelumnya pernah nyepong ya lu? ia juga melepas kontol saya dan menjawab “iya kak sebelumnya pernah nyepong kontol kekasih lulu, tetapi nyepong saja kak” dalam hati saya berbicara pantesan sedap sekali sepongannya kaya sepongan tmen saya yang sudah kerap ML..
    saya juga bangun dan merasa ini waktunya memperawani memek ia.. saya lebarkan pahanya dan memperlihatkan memek perawannya.. ia berbicara.. berhati-hati kakak.. saya juga coba menggesek-gesek kontol saya di memeknya berasa hangat dan basah dari cairan memeknya yang mulai basah kembali dan saya coba memencetnya dan ahhh,, desahan ia dan rupanya kontol saya baru masuk kepalanya saja dan saya coba menekan dengan keras dan..
    ahhh kakakkk saa….kitt.. berasa kontol saya menyobek suatu hal di saat memeknya dan saya saksikan memeknya sedikit berdarah.. saya coba berbicara ke ia.. tahan ya sayang bentar kembali sedap koq.. saya coba mengisap dada ia supaya ia lagi teransang dan sekiitar 2 menit saya mengisap nya mulai ia berdesah lagi dengan disertai memek nya memijit kontol saya dan berasa hangat nikmat dan basah..
    saya coba memaju undurkan kontol saya di memeknya dan.. ahh..kak ahh ahh ohh kak mari kak.. cuma kata-kata itu yang saya dengar dari mulut ia saat kontol saya di saat memeknya dan memompa memeknya.. ahh ahh kak lu..lu ma..uu ahhhh.. sekita 5 menit saya memacu memeknya berasa cairan keawanitaannya ia orgasme ke 2 kalinya..
    saya coba diam sesaat dan ia berbicara.. ahh kakak nakal, ayoo kembali kak.. dan saya memacu lagi memeknya sampai ia orgasme kembali dan sekitaran 15 menit saya pacu memeknya berasa ada yang ingin muntah dari kontol saya dan saya menanyakan ke lulu “lu.. kap..an paling akhir kamu haid?” niat saya ingin memuntahkan sperma saya di memeknya karena saya belajar bila lbih dari tiga minggu telah haid kemungkinan kalau sperma masuk juga gak akan hamil..
    ia menjawab dengan deshanan nikmat nya.. ahhh.. se..minggu la…lu.. ahhh kak…..ahhaa.. dengar jawaban semacam itu saya tidak ingin ambil risiko dan saat berasa kontol saya ingin meletus,, saya cabut kontol saya dari memeknya saya bangun ke arah wajahnya dan ahhh ahh ahh ahh ahh muncratlah sperma saya di wajahnya sekitar 5x semburan yang membuat wajahnya seperti maskeran sperma,,
    saya juga tersuruk di samping ia dan merengkuh ia.. “Lu terima kasih ya sayang, kaka sayang sama lulu” saya berbicara semacam itu dan ia cuma menjawab “iya kak lulu sayang sama kakak” ia coba bangun dan ambil tisue basah di tasnya dan membesihkan wajahnya dengan kondisi masih telanjang dan saya bangkut untuk menggunakan pakaian kaos dan celana saya lantas saya menolong ia menggunakan baju seragam pramukanya dan saya pegang bra nya saya simak size nya yaitu 34b dan itu penyebabnya saya mengetahui ukuran bra ia..
    Sesudah ia kenakan pakaian saya coba mencium bibirnya kembali.. dan saya saksikan telah puluk 15.30 tidak berasa saya bermain sama dia hampir sore dan kita berdua juga pergi ke arah parkir ia mendekati motor matic nya dan ia berbicara “kak lulu lebih dulu pulang ya telah sore, terima kasih ya kak” saya cuma tersenyum untuk menjawab pengucapan ia dan saya juga jalan pulang ke rumah saya yang dekat sama sekolah, “Tamat” kalau ada kekurangan minta dimaafkan.

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Muda

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Muda


    107 views

    Cersex StwNarasi Seks Terkini Pengalaman Sex yang Mengagumkan – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Kajadian yang Tidak Terlewatkan Bersama Tante. Namaku Bastian, saya ialah seorang ABG yang berumur 17 tahun. Saya memiliki tinggi tubuh sekitaran 170 cm, berat tubuh 58 kg, cukup ideallah bentuk badanku. Di sini saya akan share narasi seks yang hot pengalaman dari saya dengan seorang wanita. Dapat disebut pengalaman Sexs-ku ini jarang dirasakan oleh seseorang, dan saya percaya beberapa pembaca-pun menjelaskan semacam itu sesudah membaca narasi sexsku ini.

    Tian nama lainku, selainnya berperawakan badan bagus, saya mempunyai muka yang sedikit tampan, hhe. Saya anggap cukup pembukaan ceritanya, saat ini ke arah pada narasi seks cabul individu Mas Bastian yang paling Tampan. Di suatu hari faksi sekolahku melangsungkan Studi Tur dalam suatu pantai di wilayah Jawa barat (jawa barat). Kami semua sampai di lokasi sekitaran jam 03.00 pagi hari.

    narasi seks, narasi seks dewasa, narasi seks terkini, narasi seks terkini 2024, narasi seks tiduri cewek tidak sadarkan diri
    Narasi Dewasa 2024 Karena kami sampai di lokasi rekreasi pada Jam 03.00 pagi hari, rekan satu sekolahku dan semua guru-pun capek dan secara langsung tidur di pemondokan yang pernah telah dibooking. Namul hal tersebut tidak berasa olehku, karena saat perjalanan ke tempat wisata saya sebelumnya sempat tidur. Oleh karena itu sesampianya disitu aku juga dapat tertidur 1 jam selanjutnya persisnya pada jam 05.00 pagi hari.
    Tidak berasa waktupun berakhir, sampai pada akhirannya saya terjaga sekitaran Jam 08.45 pagi. Tetapi saat saya terjaga saya merasa kebingungan, karena di saat itu beberapa teman sekamarku tidak berada di kamar. Wah kelihatannya saya ketinggal dech ini, ucapku. Waktu itu aku-pun selekasnya keluar kamar dan menyaksikan bis tidak ada, hal tersebut mengisyaratkan jika mereka telah pergi ketempat rekreasi.

    Sebab menganggap kurang percaya aku-pun sebelumnya sempat bertanya ke staf hotel, sesudah menanyakan rupanya betul kelompok sekolahku sudah pergi ke lokasi rekreasi. Sekitaran jam 07.00 pagi mereka telah pergi. Waktu itu merasa benar-benar kecewa akan hal tersebut. Saya kecewa sekali tidak dapat turut dan yang paling membuat saya kesal ialah, kenapa rekan sekamarku tidak menggugah saya. Betul-betul kelewatan mereka.

    Untuk hilangkan rasa kesalku, aku juga keluar langsung dan bejalan-jalan di pantai. Kebenaran sekali hotel tempat kami bermalam bersisihan dengan pantai. Sesampai di pantai, saya merasa aneh waktu itu, karena pantai ini situasi-nya benar-benar sepi, bahkan juga tidak ada seorangpun terkecuali saya. Lantas saya berpikir, mungkin pantai ini sepi karena pantai ini bukan tempat rekreasi.

    Waktu itu kelihatan banyak sampah dan tanaman bakau yang cukup lebat di pinggir pantai ini. Mungkin hal tersebut yang mengakibatkan orang tidak sukai bertandang di pantai ini. Dengan bertelanjang kaki waktu itu mulai mencari pantai, seringkali sepanjang pantai saya banyak temukan beragam tipe sampah. Tanpa saya sangka ditengah-tengah perjalanku dikejutkan ada sosok orang yang tergeletak di pinggir pantai.

    Karena saya ingin tahu, karena itu aku-pun selekasnya mendatanginya, dan selekasnya mengetepikanya di bawah pohon pinggir pantai yang cukup teduh. Sesudah kuperhatikan dengan cermat, rupanya ia ialah seorang gadis yang umurnya seumuran denganku. Waktu itu saya coba mengecek renyut nadinya, rupanya sesudah saya check renyut nadinya tetap berdenyut dan badannya-pun masih hangat.

    Karena ia masih hidup aku-pun memperhatikan kembali gadis tersebut. Benar-benar sebuah rezeki saya dapat temukan gadis yang berparas elok, berkulit putih, memiliki tubuh sintal dan memiliki rambut panjang. Di saat itu Gadis itu menggunakan cuma kenakan pakaian renang yang cukup cantik dan mahal kelihatannya. Dalam sunyi saya merasa kebingungan karena pikirkan darimanakah hadirnya gadis ini.

    Waktu itu saya coba mengecek memeriksa sekujur badannya, bermaksud siapa yang tahu ada jati diri yang tersisip di pakaian renangnya. Tetapi saat saya aku mengecek badannya, spontan tebersit gagasan ngeres di otakku. Waktu itu kadang-kadang saya sentuh buah dada-nya yang cukup kenyal dan besar untuk gadis seumurannya. Waktu itu saya memerhatikan tempat kewanitaan-nya yang terlihat menyembul cantik.

    Karena saya lelaki normal, waktu itu tidak berasa kejantananku telah ereksi luar biasa, dan saat itu juga timbullah niat jelek untuk meniduri gadis tersebut. Karena waktu itu cuma ada saya dan gadis tidak sadarkan diri yang saya dapatkan barusan, tanpa percuma niat cabulku-pun kulancarkan. Mulai saya menanggalkan celana renangnya yang tutupi badan dan kewanitaan-nya yang menyembul cantik.

    Stelah lepas, karena itu kelihatanlah kewanitaan dengan bulu kewanitaan yang terurus di depanku. Tanpa berpikir panjang aku juga mulai sentuh bibir kewanitaan-nya, sehubungan saya sang otong (penis) tidak tahan kembali, karena itu aku-pun segera melepaskan celana pendek, celana dalamku. Sambil melihati cantiknya badan gadis itu, kejantanankukupun saya gesek-gesekkan pada kewanitaan gadis tersebut.

    ” Beuhhh, sangat nikmat rupanya rasanya… ”

    Sambil tetap menggesek-gesekan kejantananku pada kewanitaann gadis itu, tidak lupa tanganku raih buah dada-nya yang kenyal lantas saya remas-remas dengan penuh nafsu. Kadang-kadang saya mainkan puting susu-nya yang warna kemerah-merahan tersebut. sambil tangan kiriku menggenggam buah dada-nya, tangan kanan-kupun saat ini bergerak ke arah lubang senggamanya. Waktu itu saya coba menusuk-nusukkan jariku di dalam lubang senggama yang sempit tersebut.

    Secara perlahan-lahan saya menusukan jariku di dalam lubang senggama gadis itu, sesudah sesaat pada akhirannya jariku sukses masuk ke lubang senggama-nya.
    Tidak kusangka rupanya ia masih Virgin, dan keluarlah sebercak darah yang mengucur dari lubang senggamanya. Waktu itu saya sebelumnya sempat kaget karena mendadak gadis itu bergerak, mungkin ia rasakan sakit saat jariku tembus selaput daranya.

    Saat itu juga aku-pun langsung hentikan perlakuanku, karena saya takut ia sadar diri dan akan berteriak bila menyaksikan saya melakukan hal cabul saat ia tersadarkan. Sesudah sesaat saya stop, rupanya ia tetap tidak sadar diri. Waktu itu saya sempat menanti sekitaran 10 menit untuk pastikan bila ia betul-betul tetap tidak sadar diri.

    Lantas sesudah betul-betul percaya ia masih tidak sadarkan diri, aku-pun meneruskan lagi main di tempat kewanitaan-nya dengan jariku. Kemudian aku-pun coba bermain-main dengan style lain, saat itu saya dekatkan mukaku di depan bibir kewanitaan-nya gadis tersebut. Kusaksikan bibir kewanitaan-nya berlumur sedikit bintik darah karena sikatan jariku yang tembus selaput daranya barusan.

    Karena saya telah telanjur gairah dan khilaf akupn tidak peduli secara bintik darah itu, dan aku-pun langsung menyantap kewanitaan gadis itu sambil ke-2 tanganku buka lebar dinding bibir kewanitaan-nya. Sesudah sesaat saya menciumi kewanitaan-nya, saya mulai lidahku menjulurkan lidahku untuk mainkan clitoris-nya. Tetap dengan kondisi tidak sadarkan diri, saya dengar napas gadis itu mengincar.

    Saat itu juga itu embusan napasnya jadi lebih cepat dan tidak teratur. Saat napasnya semakin tidak teratur, mendadak dari lubang itu keluar cairan putih bening yang hangat membasahi lidahku. Benar-benar luar biasa sekali gadis itu, pada kondisi yang tidak sadar diri ia dapat orgasme, hha… oke.

    Sehubungan gadis itu telah orgasmen dan tetap tidak sadar diri, aku-pun langsung menyiapkan kejantananku yang telah capai ukuran optimal itu, untuk memcoba masuk lubang senggama-nya. Saya segera coba masukkan kejantananku ke kewanitaan itu dengan menggesek-gesekan kejantananku lebih dulu, tetapi saat saya akan memasukkan kejantananku ke lubang senggama-nya rupanya lubang senggama-nya masih sempit.

    Waktu itu sangat terasa susah sekali memasukkan kejantananku di dalam Vagina Gadis itu, sampai-samapi kejantananku yang telah ereksi optimal tidak kuat untuk tembus kewanitaan gadis tersebut. Huffttt, sunguh sulit tembus memek perawan. Tetapi saya tidak berserah demikian saja, secara perlahan-lahan saya terus coba menusukan kejantananku. Sesudah kerja keras pada akhirnya,

    ” Zlebbbbbbbbbb “,

    Terbenamlah semua kejantananku di dalam vagina tersebut. Sesudah sukses masuk ke lubang kewanitaan itu, kurasakan seolah kejantananku seperti dipijat oleh dinding Vagina gadis itu,

    ” Ouhhhhhhhhh…. Enaknya surga dunia ini… “, ucapku senang.

    Sesudah tenggelam semuanya kurasakan hangatnya lubang kewanitaan membuat kejantananku makin keras saja. Lantas saya segera mengusung pinggul gadis itu sejajar dengan kejantananku. Dengan perlahan-lahan saya pergerakan kejantananku masuk keluar dari lubang senggamanya,

    Itil V3
    ” Eughhhhh… Nikmat sekali… Sssss… Aghhhhh… “, desahku merasa nikmat.

    Sesudah sekitaran 15 saya memacu kewanitaan gadis itu dengan tempo perlahan, sekarang saya percepat pacuanku dengan liar dan penuh gairah,

    ” Ouhhh… Sssss… Aghhh… Plak… Plak… Plak… “, desahku bersatu suara hentakan kulit kami yang melekat saat saya menggoyahkan pinggulku.

    Selang beberapa saat kurasakan ada suatu hal yang mendesak pada pembulu darah pada kejantananku, dan,

    ” Aghhhhh… Crotttt… Crotttt… Crotttt… “,

    Pada akhirannya tersemburkanlah semua spermaku dalam lubang senggama gadis itu, saya merasa nikmat dan melayang. Benar-benar hebat orgasme yang kurasakan waktu itu. saat itu juga itu aku-un langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Sesaat saya membaringkan badanku dari sisi gadis tersebut. Saya barbaring sekalian melihat ke atas dan kadang-kadang saya melihat muka gadis itu yang lelap dengan mukanya yang polos. Dan kadang-kadang saya menggenggam buah dada-nya yang memikat.

    Tidak berasa haripun telah sore, waktu itu saya terus mainkan badannya karena saya tidak ingin melewati kesempatan kali ini. Sesaat saya berpikiran untuk temani ia sampai sadar. Tetapi terkadang saya merasa takut akan apa yang sudah saya kerjakan barusan. Tetapi sesudah berpikiran seringkali, pada akhirnya saya memilih untuk temani gadis itu sampai siuman.

    Didampingi api unggun dan debur ombak, sekalian bertumpu di pohon saya merengkuh gadis itu dari belakang. Dan walau bagaimanapun pikiran kotorku tidak pernah lenyap. Sekalian saya merengkuhnya, berusaha untuk menghangatkannya, tanganku tidak berhenti-hentinya memegang buah dada-nya yang saat itu ia masih telanjang karena saya tak ingat untuk menggunakankan baju renangnya.

    Di saat itu saya menyaksikan arlojiku memberikan pas jam 19.00 malam. Sesaat selanjutnya pada akhirnya gadis itu juga siuman, ia kaget saat ia menyaksikan saya disebelahnya dan sadar jika dianya sudah telanjang bundar,

    ” Hah… Kamu siapa, mengapa kamu di sini dan kenapa saya telanjang ??? kamu lakukan apa padaku ?? “, katanya terkejut bersatu amarah.

    ” Sudah-sudah tenang dahulu, tolong diam sesaat dandengarkan saya !!! tenanglah, saya akan menerangkan semua padamu “, ucapku dengan rileksnya.

    Selanjutnya aku juga menerangkan semua, mulai dari saya temukan ia sampai ia siuman. Dengar ceritaku ia sebelumnya sempat teteskan air mata. Sama air mata bercucur, ia bercerita semua ke saya. Dari ceritanya saya ketahui rupanya ia ialah putri dari hartawan dari kota B dan tidak lupa kamipun kenalan. Gadis itu rupanya namanya Dila.

    Waktu itu ia menjelaskan kepadaku kenapa ia tidak sadar diri, rupanya ia terbawa ombak saat ia sedang berenang di pantai sampai tidak sadar diri. Selanjutnya kamipun mulai dekat dan Dila-pun berbicara,

    ” Tian, kamu dapat tolongin saya nggak… “, ucap-nya.

    ” Apa pasti akau kerjakan Dil “, jawabku.

    ” Terima kasih awalnya ya Tian, saya kedinginan sekali nih tian, dan saya tidak membawa baju, cuma pakaian renang ini yang saya membawa “, katanya memelas kepadaku.

    ” Yasudah sini saya dekap kamu agar kamu hangat “, ucapku tawarkan kehangatan.

    Selanjutnya ia mulai merapat dan dan saya mulai merengkuh nya dalam dekapanku,

    ” Dil, jika kamu hanya ini saja, kamu tentu akan kedinginan “, ucapku sarat dengan pikiran cabul kembali.

    ” Lantas saya harus bagaimana Tian agar saya tidak kedinginan ? “, tanyanya padaku polos.

    ” Supaya kamu tidak kedinginan kamu harus menggerakkan badan kamu “, ucapku.

    Lantas Dila-pun mulai menggerakkan badannya, kadang-kadang ia melonjak lompat supaya ia merasa hangat. Tetapi hal tersebut sia-sia saja, karena selainnya ia sudah lama tergenang air laut, dan situasi dipantai dingin sekali karena angin diapun berbicara padaku,

    ” Tian… Mengapa saya tetap dingin ya “, katanya padaku.

    Lantas saya memberanika diri untuk tawarkan hal-hal lain padanya,

    ” Masih dingin ya Dil, Eummmm… bagaimana yah… Eeeeee… gmana jika kita itu aja… Eummmm… ML tujuanky “, ucapku cukup sangsi.

    ” Hah, Apa ?!!! “, katanya terkejut.

    ” Bagaimana Dil kamu ingin tidak, saya percaya jika kita ML tentu badan kamu kelak berasa hangat? “, ucapku penuh trick dan pikiran cabul.

    ” Eummm… giman ya Tian… saya takut jika begituan… tapi… “, katanya kebingungan.

    ” Sudah tidak sudah takut, kita coba kerjakan saja… “, kataku sekalian merengkuh dan menciumnya secara halus.

    Sesaat kamu berciuman dengan badan tanpa baju. Kadang-kadang tanpa tersengaja kejantananku yang berdiri menyentuh-nyentuh perutnya. Sesudah beberapa saat kami berciuman, saya segera menarik mulutku dari mulutnya. Saya segera memerintahnya untuk mengulum kejantananku yang dari barusan Ereksi,

    ” Saat ini kamu coba sepongin kontol saya yah !!! “, pintaku.

    Tanpa banyak berbicara ia segera mengikuti semua apa yang saya ucapkan. Ia segera mengulum kejantananku. Pertama ia masih sangsi, tapi sesudah sesaat ia mengulum kejantananku pada akhirnya ia menikmatinya dan napas-nyapun mulai tidak teratur,

    ” Ya gitu… terus Dil… Ssss… bagus sekali… Oughhh… “, desahku.

    Sesudah beberapa saat ia mengulum kejantananku, terasanya saya akan menyembur lahar panasku, tetapi saya tidak ikhlas bila harus orgasme dengan kuluman. Lantas aku-pun keluarkan kejantanku dari dalam mulutnya dan,

    ” Dil, saat ini saya jilatin memek kamu yah !!! “, ucapku.

    Tanpa banyak berbicara Dila-pun selanjutnya ia segera merebah di pasir dan buka selangkangannya lebar-lebar. Selanjutnya saya mengawali dengan menciumi pahanya lantas beralih ke dadanya lantas ke perutnya lantas saya manciumi bibir kewanitaan-nya. Sesudah semua permukaan bibir kewanitaan-nya saya jilati, saya coba buka kewanitaan-nya lebar lebar dan secara langsung mengisap clitoris-nya yang telah mengeras,

    ” Oughhhh… geli sekali tian… Ssss… Aghhhh…. “, katanya geli-geli nikmat.

    Waktu itu saya mainkan clitoris-nya yang tersasa hangat dimulutku. Diapun keluarkan desahan-desahan kecil yang membuatku makin ingin melumat semua kewanitaan-nya. Sesudah sesaat saya melumat kewanitaan-nya itu, saya segera hentikan permainanku itu,

    ” Ihhhh… mengapa stop sich Tian, Kembali enak-enaknya tau… huhhh… “, katanya sedikit sedih.

    ” Sudah jangan cemberut begitu donk, saya akan kasih kamu lebih nikmat… “, ucapku.

    Tanpa banyak berbicara kembali, saya segera raih kejantananku yang telah berdiri kembali. Saya segera arahkan kejantananku mengarah kewanitaan-nya yang telah kelihatan basah sekali. Dan saat saya memasukannya rupanya ini kali lebih gampang dari sebelumnya. Disertai desahan yang sedikit keras, saya berikan kejantananku dalam-dalam,

    ” Aowww… aduh, Sakit Tian… “, katanya kesakitan.

    Lantas dengan perlahan-lahan saya mulai manggenjot pinggulku. Secara perlahan-lahan desahan sakit yang keluar mulut Dila-pun beralih menjadi desahan nikmat,

    ” Sssss… Oughhh… sedap Tian… mari terus… Aghhhh… “, desahnya mulai nikmati jalinan seks kami.

    Ditengah-tengah saya sedang memacu kewanitaan-nya, saya segera memerintahnya untuk bangun,

    ” Dila… kita coba dogy model Yok !!! “, pintaku.

    ” Apa tuch Tian… ? “, katanya polos.

    ” Saat ini kamu nungging seperti anjing kencing yah “, ucapku mengarahkannya.

    ” Oh itu ya Tian, baiklah… “, katanya menggiyakan permintaanku.

    Selanjutnya ia menungging dan saya segera menyongsong kewanitaan-nya dari
    belakang. Lantas aku juga langsung memacu lagi pinggulku ini,

    ” Aghhhhh… Aghhhhh… sedap, Oughhh… Eummmm… “, desah Dila.

    Sesudah nyaris capai pucuk, saya segera percepat pacuanku yang membuat munculnya suara bentrokan pinggulku dengan bokongnya,

    ” Sssss… Aghhh… Plakkk… Plakkk… Plakkk… Oughhhh yeah… “,

    Disertai desahan panjang dari mulut Dila,saya rasakan cairan hangat membasahi kejantananku yang tetap ada dalam lubang senggama Dila. Hal tersebut mengisyaratkan Dila sudah Orgasme. Waktu itu aku-pun semakin mampercepat pacuanku dan selang beberapa saat,

    ” Crottttttttt… Crottttttttt… Crottttttttt… “,

    Pada akhirannya aku juga memuntahkan lagi lahar panasku di dalam didalam lubang senggama-nya Dila. Benar-benar orgasme yang hebat ini kali. Karena orgasmemu ini kali saya kerjakan secara kondisi Dila yang telah sadar diri. Selanjutnya kamipun langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Lantas kamipun barbaring sekalian sama-sama berangkulan.

    Waktu itu kamipun tertidur pulas di pinggir pantai dilihat oleh sinar bulan dan suara ombak. Pagi-pagi sekali kami terjaga dan ia selekasnya menggunakan baju renangnya kembali dan saya segera membawanya pulang ke villanya yang tempatnya rupanya tidak jauh dari hotel tempat saya bermalam.

    Sesampai Di Vila Dila, saat sebelum kami pisah kami sebelumnya sempat bertukaran no. Smartphone. Setelah tiba di hotel, saya menyaksikan kelompok sekolahku sudah kembali lagi ke hotel dan siap-siap untuk pulang. Sesudah kami semua usai beres-beres, selanjutnya kamipun pulang. Sesampai di dalam rumah saya segera menelefon Dila. Waktu itu rupanya ia sedang berada di kotaku.

    Waktu itu kamipun selekasnya tentukan tempat untuk ketemu. Dan yang jelas sesudah kami ketemu, kami melakukan hubunngan seks kembali. Sesudah peristiwa itu kami-pun pada akhirnya pacaran sampai sekarang ini. Untuk jaga supaya jalinan kami tidak rusak karena hamilnya Dila, saya meminta supaya Dila minum pil KB sebelum dan setelah berhubunga Seks.

  • Cerita Sex Terkini Ngentot Anak Dan Ibu Kandung

    Cerita Sex Terkini Ngentot Anak Dan Ibu Kandung


    107 views

    Cersex StwNarasi Seks Jalinan Terlarang Anak dan Ibu Kandungan – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Terkini Karena Keran Air Cucian Piring Lepas. Cerita saat ini bercerita mengenai pengalaman Seks Sedarah, saya kenalkan nama saya Ku, umur saya 17 tahun, tinggi tubuh saya 170 cm, berat tubuh 60 kg. saya akan menceritakan mengenai jalinan terlarang ini dengan ibu kandungan saya sendiri.

    Ibu saya kira-lira berusia 36 tahun, beliau berpostur tidak begitu tinggi, memiliki badan semok, ukuran dada 36, dan berkulit kulit putih dasarnya tidak kalah dech sama Abg. Hhe. ProfesiMamahku ialah seorang Ibu rumah-tangga, ia memiliki dua orang anak. Performa Mamahku termasuk seperti anak Muda, Sebagai wanita yang ada di kota besar Yakni kota kembang, langkah berpakaiannya selalu seksi, Tidak seksi murahan tetapi seksi berkualitas.


    narasi seks sedarah, cerita di antara anak dan ibu kandungan, cersex terkini 2024, narasi dewasa 2024, narasi seks jalinan terlarang anak dan ibu kandungan
    Cersex Dewasa Saya ialah anak yang terbesar, saya seorang anak yang yang bagus dan penurut ke orang tuanya. Anak ke-2 ialah Fitri adik ceweku ia berusia 13 tahun, seorang anak yang telah beranjak dewasa.. oh ya ayahku ialah seorang PNS disalah satu lembaga pemerintah beliau namanya Edo, Ayahku ialah seorang suami yang lumayan baik dan perhatian pada keluarga. Sebetulnya kehidupan sexualMamahku tidak ada permasalahan sama, walaupunMamahku telah beranak 2, masih saja banyak lelaki yang memikatMamahku, danMamahku sebelumnya tidak pernah sedikitpun ada niat untuk mengkhianati Ayahku.
    Singkat kata sesuatu hari ada suatu hal yang berbeda dalam diriMamahku saat sesuatu hari ia dengan tidak menyengaja menyaksikan saya sedang kenakan pakaian sesudah mandi. Saat ada sedang ganti pakaian dikamar, dari kembali pintu yang terbuka,Mamahku secara jelas menyaksikan saya telanjang dan matanya tertuju pada kontolku yang memiliki jembut tidak begitu lebat, wajarlah masih 17 tahun.hhe.
    Mulai sejak ituMamahku pemikirannya selalu terpikir padaku yang saat itu saya sedang telanjang. Bahkan juga seringkaliMamahku memerhatikan saya jika sedang makan, sedang duduk, dasarnya tiap gerakanu selalu diperhatikanMamahku dech. Selanjutnya saya

    ” Ih siMamah Ada apakah sich, kok saat ini kerap liatin Ku ?” tanyaku kepadaMamahku saat di ruang tamu,

    ” Ih tidak papah atuh lagian merhatiin anak sendiri, Mama tuch lihatin kamu karenaMamah senang karena saksikan kamu semakin besar dan dewasa saja,” tutur Mamahku sekalian tersenyum.

    ” Oh ya nak, Kamu telah mempunyai kekasih belum nak?” tanyaMamahku,

    ” Emmm… jika kekasih yang serius tidak ada Mah, tetapi jika sekadar rekan jalan sich ada beberapa.hha. emangnya mengapa sich Mah ? ” tanyaku,

    ” Tidak papah kok nak,Mamah hanya ingin tahu saja kok. Oh ya nak, kamu sudah sebelumnya pernah kissing sama kekasih kamu belum nak?” tanyaMamahku,

    ” Ihhhh siMamah, Pertanyaannya ada-ada saja dech, Kukan malu ” ujarku sekalian tersenyum malu,

    ” Begitu kok malu sich Nak, sudah Jujur saja samaMamah.Mamahkan sebelumnya pernah muda, menjadi Mamah tahu bagaimana pertemanan anak muda nak, rileks saja samaMamah,” ujarMamahku sekalian menjewer perlahan telingaku,

    ” Hehe. Iya-iya Mah, Ku sebelumnya pernah kecupan sama mereka kok,” ujarku.

    ” Jika ML sudah sebelumnya pernah belom? ” tanyaMamahku mulai mengarah,

    ” Emmmm… Memang ML apa sich Mah Ku tidak tahu ? ” tanyaku karena saya betul-betul tidak memahami,

    ” Aduh masak ya 17 tahun nggk tahu ML. ML itu Making Love atau Bersetubuh naka ” ujarMamahku sekalian mempraktikkan ibu jarinya disembunyikan antara telunjuk dan jemari tengah,

    ” Hahhh… jika itu Ku tidak pernah Mah, Takut hamil ceweknya nanti MAh jika gituan…” tutur ku pada Mamahku dan diapun tersenyum dengar jawabku yang polos,

    ” Tukan Mamah tersenyum, memang mengapa sich Mah diketawain ? ” tanyaku pad mamahku,

    ” aKamu tuch masih polos nak, lucu dech kamu ” kata Mamahku sekalian mencubit pipiku,

    Selanjutnya Mamahkupun segera berdiri selanjutnya mempersiapkan segala hal karena ayahku akan selekasnya pulang kantor. Saat malam hari itu ayahku sedang kerjakan pekerjaan di atas meja kerjanya, dan kamipun sedang enonton TV, saat sedang melihat TV mendadak adiku menanyakan pada ibuku,

    ” Mah, Kecupan tuch rasanya bagaimana sich Mah ? ” bertanya Fitri saat melihat episode kecupan di tv,

    ” Hussss…. Masih kecil nggk bisa bertanya gituan, Pamali,” ujarku sekalian adiku Fitri,

    ” Jangan demikian, Nak.. Adikmu harus tahu mengenai apapun itu yang ia tidak memahami. Agar tidak salah cara nantinya…” ujarMamahku sekalian melihatku.

    ” Ini, Fitri anak mamah yang paling elok, Kecupan itu Tidak manis, tidak pahit atau asin. Namun,

    jika kamu telah besar kelak dan telah merasainya, yang dirasa cuma hati nyaman dan semakin sayang ke kekasih atau suami kamu, tetapi jika untuk umurmu yang baru 13 jangan ngelakuin itu, nggk bisa ya sayang, ” ujarMamahku ke Fitri adiku,

    ” Pusing ah Mah, Fitri nggk tahu ” tutur Fitri.

    Itil V3
    ” Mendingan Fitri tidur saja, ah, lagian Fitri sudah ngantuk…” tutur Fitri,

    ” Ya sudah, tidurlah sayang,” ujarMamahku. Fitri selanjutnya bangun dan selekasnya ke arah ruang tidurnya,

    Saat melihat adegan di ranjang di tv, Mamahku menanyakan kepadaku,

    “Apa kamu telah itu dengan kekasihmu?”.

    “Ku belum mempunyai kekasih, Mah.. Mereka sekedar hanya rekan saja,” jawabku,

    ” Tetapi kok kamu dapat kecupan sama mereka?” Bertanya Mamahku kembali sekalian tersenyum,

    ” Namanya sama-sama sukai” jawab Ku sekalian tersenyum .

    ” Telah seberapa jauh kamu lakukan suatu hal sama mereka ? sudah terang-terangan saja sama Mamah Nak,

    Berbicara terbuka dengan Mamah,” tutur Mamahku

    ” Begitu-begitu saja Mah” kataku,

    “Begitu-begitu bagaimana tujuannya?” Bertanya Mamahku kembali,

    ” Ya selayaknya anak muda berpacaran saja Mah, seperti Kecupan, sama-sama pegang, sama-sama raba…” ujarku malu.Mamahku tersenyum.

    ” Serius itu saja?” Bertanya Mamahku kembali.

    Aku juga melihat ke ayah yang repot kerjakan suatu hal di atas meja kerjanya,

    ” Emmm… Mah jangan katakan ke Papah ya ?” ujarku.

    Mamahku tersenyum sekalian menggangguk. Aku juga lantas beringsut dekati Mamahku,

    ” Sebenarnya saya sebelumnya pernah Oral Seks dengan sejumlah rekan wanita yang dekat denganku sich mah..hhe ” ujarku sekalian berbisik,

    Mamahkupun tersenyum sekalian mencubit pipiku, lantas,

    ” Nakal kamu anak Mamah ini ya..hha. Memang rasanya bagaimana Nak ? ” bertanya Mamahku sekalian berbisik,

    ” Hehe.. Sedap sekali Mah rasanya. Emmm… ucapnya jika punyaku dimasukkan pada punyai wanita rasanya lebih sedap kata teman-temenku, Betul tidak sich Mah?” tanyaku.
    Tanpa menjawab Mamahkupun cuma kembali tersenyum,

    ” Kamu ingin tahu rasanya, Nak?” Bertanya Mamahku sekalian masih tetap tersenyum,

    Aku juga cuma menggangguk selanjutnya,

    ” Ke sini dech turut Mamah agar kamu ketahui rasanya ” mengajak Mamahku sekalian bangun lantas pergi ke ruangan belakang.

    Tanpa berpikir panjang aku juga meng ikuti Mamahku dari belakang. sesampainya di ruangan belakang selanjutnya Mamahkupun tarik tanganku supaya merapat ke beliau, lantas,

    ” Mengapa sich Mah?” tanyaku.

    ” Sini mamah kasih tahu, saat ini kamukan telah dewasa,Mamah kira kamu seharusnya tahu mengenai hal itu,” tutur Mamahku dengan napas cukup mengincar meredam pergolakan yang sejauh ini terkubur padaku,

    ” Sini cium Mama sayang…” kata Mamahku sekalian mengecup bibirku.

    Sesaat aku juga termenung karena tidak paham harus melakukan perbuatan apa. Lantas Mamahku terus melumat bibir bibirku itu sekalian tanggannya masuk ke celana kolorku. Lantas secara halus diremas dan dikocaknya kontolku. Karena tidak kuat rasakan rasa sedap, Ku dengan selekasnya membalasnya kecupan Mamahku secara halus,

    ” Emmm… Kamu ingin rasakan rasanya bersetubuhkan saying ?” tutur Mamahku sekalian terus mengocak dan meremas kontolku,

    ” Iya Mah saya ingin sekali ” ujarku dengan napas mengincar,

    ” Sama nak, Mamah sama juga, Telah lama Mamah ingin rasakan hal tersebut sama kamu,” tutur Mamahku,

    ” Emangnya kapan Mah ? ” tanyaku sekalian gerakkan pinggulnya mundur-maju karena sedap dikocak kontolku oleh Mamahku,

    ” Yan anti jika ada peluang, yang terpenting jangan saat ini ya saying ” tutur Mamahku sekalian melepas pegangan tangannya dari kontolku.

    ” Yang terpenting kamu ketahui dahulu, jika Mamah sayang sekali kamu Nak ” kata Mamahku sekalian mengecup bibirku kembali,

    ” Saya saying kamu Mah ” ujarku.

    ” Saat ini Mamah harus tidur dahulu karena sudah tengah malam, Kelak Papahmu justru berprasangka buruk ” tutur Mamahku sekalian sambil mengambil langkah ,meninggalkanku ,

    Sesudah mamah pergi aku juga menarik napas panjang meredam sesuatu rasa yang tidak bias diutarakan kata-kata. Selanjutnya aku juga segera masuk ke dalam kamar mandi untuk Masturbasi. Singkat kata pada esok harinnya Papah telah bersiap pergi kerja sekaligus mengantarkan Fitri ke sekolah karena masuk pagi. Sementara Ku masuk sekolah siang. Sesudah Papah dan Fitri pergi, dengan selekasnya Mamahku mengetok dan masuk ke dalam kamarku. Saat itu saya masih tidur dengan menggunakan celana Kolor saja. Mamahku tersenyum sekalian duduk disebelah ranjangku itu. Lantas tangannya mulai menyeka dadaku. Dimainkan puting susuku. Spontan aku juga terjaga karena rasakan ada suatu hal yang membuat darahnya berhembus nikmat. Saat matanku terbuka, kelihatan Mamah sedang melihat dirinku sekalian tersenyum kepadaku,

    ” Bangun donk, sayang sudah siang nih ,” tutur Mamahku sekalian tangannya beralih masuk ke celana Kolorku. Diseka, dibelai, diremas, lantas dikocaknya kontol Ku sampai tegang dan tegak.Aku juga terus melihat mata Mamahku sekalian rasakan rasa nikmat yang diberi Mamahku,

    ” Jadi nggk ML nya, jika ingin saat ini saja ?” Bertanya Mamahku sekalian sambil tersenyum padaku,

    ” Iya dech mah, saya ingin kencing dahulu ya Mah…” kata Ku sekalian bangun lantas segera ke kamar mandi,

    Sesudah usai, selekasnya saya kembali lagi ke kamarku,

    “Lama sangat sich?” tanyaMamahku.

    “Ku kan sikat gigi dahulu, Mah…” tutur Ku sekalian duduk di tepi tempat tidur bersebelahan denganMamahku,

    ” KenapaMama ingin lakukan ini dengan Ku?” Bertanya Mamahku tersenyum sekalian mencium pipiku,

    ” Karena Mamah sayang sekali kamu. Mamah ingin mendapatkan kebahagiaan dari orang yang paling Mamah cintai ” tutur Mamahku sekalian selanjutnya melumat bibiku secara halus,

    Lantas saya membalas secara halus juga. Selanjutnya Mamahku bangun lantas melepaskan semua baju yang melekat di badannya. Aku juga terus melihat badan Mamahku dengan takjub dan penuh birahi,

    ” saat ini membuka celana kamu donk sayang,” tutur Mamahku secara halus,

    ” Iya, Mah ” ujarku sekalian bangun lantas melepaskan celana kolorku,

    ” Sini merapat ke Mamah Nak…” tutur Mamahku sekalian berjongkok.

    Selanjutnya mulut Mamahku mengulum kontolku. Jilatan dan hisapannya membuatku tergetar meredam nikmat yang sangat benar-benar hebat,

    ” Ssss….ahhh.. Sedap Mah… Ahhhhh… ” desahku sekalian cukup gerakkan pinggulku mundur-maju.
    Selanjutnya Mamahku melepaskan kulumannya, sekalian tersenyum melihat mukaku yang rasakan nikmat, sambil tangannya terus mengocak kontolku.

    ” Saat ini gentian Nak ya kamu jilatin Vagina Mamah ” tutur Mamahku yang mulai gairah kepadaku,

    ” Iya Mah ” ujarku pada Mamahku,

    Lantas Mamahkupun naik ke ranjangku, Lantas cepatlah Mamah buka paha lebar-lebar. Tanpa banyak berbicara aku juga langsung dekatkan mukaku ke memek Mamahku, Lantas aku juga selekasnya menjilat-jilati semua permukaan memek Mamahku, beliau terpejam meredam nikmat karena jilatanku. Apalagi saat jilatan lidah Ku main di kelentitnya.. MataMamahkuterpejam, badannya tergetar sekalian menggoyahkan pinggulnya,

    ” Sssss…ahhhh… Ohhhh… Enakk Nak, Terusin Nak… ohhh… Ssss… ahhh…” desah Mamahku,

    Sesudah beberapa saat saya menjilat-jilati memeknya, mendadak badan Mamahku tergetar semakin keras, ditekannya kepalaku ke memeknya, lantas selekasnya diapit pahanya. Lantas Mamahku,

    ” Sssss…ahhh… Ohhh… sedap sekali sayang… Saat ini naik ke sini kamu Nak” tutur Mamahku sambil mendesah panjang terlihat jika beliau mulai orgasme,

    Selanjutnya aku juga naik ketubuh Mamahku, Dengan selekasnya Mamahku melumat bibirku masih yang belepotan dengan cairan dari memek Mamahku barusan,

    ” Saat ini Penis Kamu masukkan ke Vagina Mamah Nak ” bisik Mamahku sambil memegang kontolku dan ditujukan ke memeknya yangsudah becek karena jilatanku barusan,

    Selanjutnya Kemudian Saya segera memompa kontolku ke saat memek Mamahku. dengan Mata terpejam sekalian terus mengeluar masukan kontolku yang menegang keras berontak,

    ” Eghhh…. Sssss…ahhhhh… Bagaimana rasanya Nak, sedap nggk nak … Ohhh…? ” bertanya Mamahku sekalian terus menggoyahkan pinggulnya menyeimbangi pergerakanku yang mulai stabil,

    ” Ahhh… Sangat nikmat Mah Sss…aaahhhh… ” ujarku sambil mendesah,

    Tanpa menjawabku Mamah tersenyum sekalian terus melihat mataku. Mendadak kontolkupun mulai berdenyut, badanku mulai melafalkanng, dan aku juga menambahkan cepat pergerakanku ke Memek Mamahku,dan,

    ” Ssss…ahhhh…Ohhhh, a..aa.. saya ingin keluar sepertinya ni Mah ahhh… ” Ujarku sambil mendesah nikmat,

    ” Ohhh… ahhhh… Mengeluarkan saying saja Nak, agar kamu merasa kn Nikmat yang sebenarnya … ssss…ahhh…” bisik Mamahku sekalian menggenggam bokongku lantas mengutamakan ke memeknya yang telah becek sekali,

    Selang beberapa saat kurasakan badanku melafalkanng kembali dan,

    ” Crott… Crott… Crott… Crott… Crott… ”

    Pada akhirnya keluarlah Air maniku banjiri memek Mamahku yang hangat dan nikmat tersebut. Tetap tertancap didalam Memek Mamahku saya mennamkan dalam-dalam kontoku ke Memek Mamahku tersebut.

    ” Bagaimana rasanya saying, enaknya luar lakukan Nak ? ” Bertanya Mamah Kepadaku,

    ” Iya mah rupanya sangat nikmat Making Love itu ” ujarku sekalian mengecup bibir Mamahku yang Seksi tersebut.

    ” Iya nak saat ini kamu sudah tahu rasanyakan, Mamah sayangkamu Nak, Love U !!! ” tutur mamahku,

    ” Love U to Mah, David sayang Mamah,” ujarku.

  • Cerita Sex Nafsuku Nentot Dengan Adik Isriku

    Cerita Sex Nafsuku Nentot Dengan Adik Isriku


    98 views

    Foto Bokep BaratNarasi Seks Nafsuku Tersalurkan Oleh Rekan Adik Isriku – Cersex, cerdes, cersex dewasa, narasi seks dewasa, narasi seks terkini, narasi dewasa 2024, narasi seks nafsu tersalurkan oleh rekan adik istriku. Saya ialah seorang karyawan dalam suatu bank swasta nasional dengan posisi yang cukup tinggi untuk pria seumuranku. Umurku sendiri baru 30 th, tetapi saya telah menempati posisi sebagai manajer pemasaran, namaku Arbi.

    Dengan posisi itu saya mendapatkan penekanan dalam tugas membuatku kadangkala depresi.. tetapi untuk melepaskan itu semua saya selalu pergi keluar kota menentramkan pikiran bersama istriku. Tetapi entahlah kenapa.. sejumlah minggu ini istriku terlihat sangat mudah geram.. hingga saat saya inginkan pelepasan beban lewat sex sering justru tidak berhasil.

    Ini membuat fokusku dalam tugas sedikit terusik. Memang.. untuk kita beberapa lelaki.. pelepasan sex selalu jalan pertama kali yang kita menempuh saat kurangi beban pikiran.. jika tidak tersalurkan maka mengusik semangat dan pikiran kita.

    Cersex, cerdes, cersex dewasa, narasi seks dewasa, narasi seks terkini, narasi dewasa 2024, narasi seks nafsu tersalurkan oleh rekan adik istriku yang elok
    Cersex Dewasa Dan hal tersebut yang saya alami sejumlah minggu terakhir. Apalagi bulan-bulan ini ialah bulan mendekati hari raya lebaran yang mana di mana semua usaha.. baik itu besar atau kecil mengantongi keuntungan sebesarnya.
    Dan di tempatku ada kondisinya kebalik.. hingga penekanan yang saya terima makin berat dan membuatku kadangkala harus melepas semua beban itu dengan lakukan masturbasi di dalam kamar mandi.. karena istriku sendiri keliatannya sedang memiliki masalah pada tempat kerjanya.

    Tetapi semua itu usai saat hari tersebut.. hari Kamis.
    Di mana saya pulang ke rumah seperti umumnya mendekati jam 7 malam.

    Saya sampai di dalam rumah.. sesudah memarkirkan mobilku.. saya jalan masuk dan berjumpa dengan istriku yang baru pulang kerja.
    Kami berciuman di pipi sesaat lantas saya masuk ke kamar untuk ganti baju.
    Lantas aku juga mandi untuk beri kesegaran diri dari semua kepenatan yang melingkupiku.

    Usai saya mandi.. di luar kedengar suara orang ketawa.. dan sesudah saya keluar kusaksikan rekan wanita adik istriku tiba bertandang.
    Gadis itu namanya Fenny.. tinggal cuma sejumlah rumah dari rumahku.

    “Malam mas..?” sapa Fenny padaku.
    “Malam Fenny, pa berita..?” saya kembali menanyakan.

    “Baiiiik sekali mas. Memang bagaimana mas kondisi kantor..? Kok sepertinya tegang sekali begitu ya..?”
    Bertanya Fenny padaku.. karena melihatku kusut.. walaupun sudah usai bersihkan diri.

    “Begitu deh, namanya kantor tentu teganglah..” Jawabku singkat.
    Tidak menyengaja, saya memperhatikan Fenny yang tetap memakai baju kerjanya.
    Dia terlihat demikian elok.. apalagi Fenny adalah sekretaris direksi di salah satunya perusahan IT populer di Ibukota.

    Tetapi semua itu saya kesampingkan. Saya dekati istriku yang saat itu sedang mengganti baju sesudah usai mandi.
    Kupeluk ia dari belakang.. dan memulai menciumi lehernya yang disebut salah satunya titik kurang kuatnya.. tetapi bukan nafsu yang kudapatkan.. justru dampratan yang membuatku geram.

    Dia mendorongku dan menjelaskan jika dia tidak sedang suasana hati untuk melayaniku..
    Gondok saya. Karena itu aku juga pergi dan duduk di pelataran rumah sekalian merokok untuk hilangkan emosi yang membara dalam hati.

    Saya duduk menyendiri sekalian nikmati bir yang saya membawa dari dalam sekalian merokok.
    Melihat ke langit yang gelap.. coba memikirkan bagaimana kehidupanku di periode mendatang.

    Saya yang pada intinya ialah lelaki yang setia.. tidak mampu berpikiran jika harus pisah dengan istriku dan hidup menyendiri. Benar-benar sebuah bayang-bayang yang selalu kutepis.

    Tetapi bayang-bayang akan hal tersebut makin dekati realita.. semua itu disokong keadaan istriku yang populer dan penghasilan lebih besar daripadaku.. atau dia sudah memperoleh rekan pria lainnya.
    Beberapa pikiran tersebut yang selalu menghantuiku sejauh ini.

    Karena terlampau repot dengan pikiranku sendiri.. sampai tidak mengetahui kedatangan Fenny yang duduk di depanku.
    Saya kaget saat Fenny panggilku dengan lumayan keras.
    “Mas..!”
    “Eh, ya.. sori gak denger..!?” kataku kaget.

    “Ih.. Mas Arbi, melamun terus tuch..?” kata Fenny kembali.
    “Iya, sory ya. Memang ada apakah Fen..?” tanyaku kembali kepadanya.

    “Gak papah mas.. kelihatannya Mas Arbi pusing sekali.. kusut begitu..?”
    “Biasa sajalah banyak permasalahan..!?” jawabku lurus.

    “Memang Fenny dapat tolong apaan..?” kata Fenny semangat.
    Saya sebelumnya sempat kaget dengar pengakuan Fenny.. tetapi saya selekasnya menjawab..
    “Gak perlu, kok gak segera pulang mengapa Fen..?” tanyaku kembali.

    “Hehehehe.. di dalam rumah tak ada orang.. Fenny takut sendiri.. pulangnya entar tunggu mama..” kata Fenny malu.

    Lucu dengar argumen Fenny. Kemudian saya ambil minumanku dan meminum.. tetapi saat saya melihat.. ternampaklah rok span Fenny terkuak.. menunjukkan kelembutan tangkai pahanya yang putih.. membuatku secara langsung terangsang.

    Saya lalu bertumpu lagi.. menghidupkan lagi rokokku.. pura-puranya coba hilangkan semua nafsu yang ada mendadak.

    Dua-tiga hisapan rokok kunikmati.. kedengar istriku dan adiknya keluar di rumah mohon pamit padaku untuk keluar sesaat ke mall.. berbelanja keperluan bulanan.
    Saya menggangguk.. sementara adik iparku bicara pada Fenny.. meminta menanti kalau ingin.. kalau tidak, turut saja.
    Kelihatannya Fenny cenderung lebih memilih tidak untuk turut. Dia menjawab tunggu saja.
    Usai itu istriku dan adiknya pergi tinggalkan rumah.

    Saya berbicara pada Fenny.. kalau membutuhkanku saya ada dalam.
    Lantas saya pergi tinggalkan Fenny yang duduk di luar sekalian bermain-main dengan HPnya.

    Itil V3
    Saya masuk ke, memang.. tetapi saya sembunyi di ruangan tamu dekat tirai.. untuk melihat lebih dekat Fenny yang membelakangi tirai.. sehingga terlihat lebih terang.

    Apalagi saat Fenny melepaskan blasernya.. blouse kerjanya yang mempunyai renda pada wilayah kancing dengan warna yang tidak begitu jelas.. tetapi malah jadi menunjukkan keelokan badan imut Fenny.

    Saya tidak kuat kembali.. karena itu aku juga selekasnya pergi tinggalkan ruangan tamu dan ke arah kamarku.
    Penisku demikian tegangnya dan perlu pelepasan..
    Tetapi, selang beberapa saat kedengar suara panggian Fenny padaku..

    “Mas.. Mas Arbi.. mas..?”
    “Apa Fenny..?” tanyaku sekalian buka pintu kamarku.

    “Mas, Fenny menumpang minum ya..?”
    “Ya..?” jawabku singkat.
    Melihat nanar badan Fenny yang cantik, apalagi waktu itu dia tidak menggunakan kembali blasernya, dengan blouse yang tipis.. hingga memperlihatkan badan cantik.

    Bra warna biru yang tercetak terang membuatku makin tidak bisa meredam nafsuku sendiri.. Ya.. mungkin barusan tidak demikian kelihatan karena tertutup blasernya.. tetapi saat ini semua itu demikian cantik dan terlampau memikat.

    Usai minum Fenny ke arah lagi ke kamar makan.. di mana saya telah menunggunya.
    Kami berjumpa.. Fenny tersenyum manis padaku.

    Saya berdiri di hadapannya.. Fenny lalu jalan lagi di sampingku.
    Deg.. deg.. Ada keraguan dalam hatiku berkenaan semuanya.. di antara nafsu dan akal sehat.

    Tetapi rupanya nafsukulah juaranya..
    Karena itu secara cepat tangan Fenny kucekal.. dan responnya kelihatan kaget.
    Saya kembali dan selekasnya menarik Fenny ke pelukanku.
    Fenny tidak menantang.. cuma melihat penuh rasa keterkejutan.

    Saya dekap Fenny dan mencium bibirnya halus tetapi penuh nafsu.
    Fenny tidak menantang.. cuma pasrah.. sampai pada akhirannya dia terbawa oleh nafsunya sendiri dan membalasnya lumatanku.

    Tanganku tidak stop demikian saja.. kuraba punggungnya.. turun ke bawah lantas meremas kuat bongkahan bokong yang bundar dan penuh punya Fenny.. makin membuatku semakin terangsang.

    Tidak sangsi.. penisku yang sudah benar-benar tegang melekat keras pada perut Fenny.. renyutan kuat penisku berasa demikian kuat di perut Fenny.. mungkin itu juga yang membuat Fenny menjadi ikut-ikutan bernafsu.

    Tanganku bergerak makin liar… ke arah sisi depan badan Fenny.
    Buka kancing blousenya satu demi satu sampai terbuka semua.. srett.. menyelusup masuk ke dalam dalamnya.. meremas halus payudara Fenny yang memiliki ukuran kurang lebih 34 cup B tersebut.

    Tiap remasan yang saya kerjakan Fenny mengeluh di selang kecupanku.. dan itu membuatku makin bernafsu. Tanpa kusadari tangan Fenny rupanya bergerak ke arah selangkanganku.. buka celanaku.. untuk seterusnya meremas halus penisku yang sangat tegang.

    Sesaat selanjutnya, saya terpikir.. jika yang kulakukan saat ini melanggar ketentuan..
    Degh.. Saat itu juga itu saya melepas kecupanku.. remasanku pada bungkah payudara sekal Fenny.

    Saya mengambil langkah undur sekalian melihat penuh perasaan bersalah pada Fenny yang sekarang sudah turut terangsang oleh karenaku.
    Kusaksikanwajahnya memeras.. disertai napasnya yang mengincar mengisyaratkan nafsu yang mencapai puncak.

    “Maaf.. maafkan.. saya Fen.. maaf..” kataku grogi.
    “Maafkan Mas Arbi, Fen.. maaf..” kataku makin kacau-balau.

    Tetapi mendadak Fenny mengambil langkah dekatiku.. lalu sentuh bibirku dengan jarinya dan berbicara secara halus..
    “Gak papah kok mas. Fenny tahu kok..” kata Fenny coba menentramkanku.
    “Memang Mas Arbi kembali ingin sekali ya..?” bertanya Fenny kembali.

    “Iya.. Tetapi.. ya udahlah, gak papah. Maafkan mas ya Fen..!?” kataku kembali.

    “Ingin gak Fenny bantuin..?” kata Fenny perlahan sekalian melihatku tajam.

    Saya kaget dengan jawabnya yang semacam itu..
    Kutatap matanya.. cari penegasan pada binarnya.. tidak yakin dengan yang barusan dia ucapkan.. apa yang barusan kudengar..

    Fenny dekatiku, lantas dia menarikku merapat dan sekalian berbisik di telingaku.. dia menciumku selanjutnya.
    Secara halus dan penuh hati.. sampai pada akhirnya aku juga membalasnya kecupannya.

    “Di atas sofa saja yok Mas..” Mengajak Fenny sambil bergerak dan menarikku.

    Fenny duduk langsung di atas sofa dan buka kakinya.. saya tidak ingin langsung melakukan.. kucium bibirnya.. lantas turun ke leher dan stop di ke-2 bukitnya..

    Dengan gaungs kuciumi bukit di dadanya.. gabungan jilatan dan kuluman membuat ia mendesah.
    Tangan Fenny menuntun tanganku ke dadanya.. dan lalu meletakkannya pada bungkahan payudaranya.. bersamaan itu dia menolong tanganku agar meremas payudaranya sendiri.

    Saya kerjakan pertama secara halus.. lantas makin kuat dan penuh gairah. Selanjutnya.. saya merengkuh badan Fenny dengan kuat.
    Kecupankupun turun pada leher tingkatan Fenny. Desahan halus keluar bibirnya, sedangkan tanganku buka kait penahan bra Fenny.. lantas menyingkapkannya.. sampai tanganku bisa bersinggungan secara langsung secara halusnya payudara Fenny.

    Desahan Fenny beralih menjadi erangan penuh nafsu.
    “Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erang Fenny.
    Tanpa melepaskan blouse kerjanya, saya nikmati kehalusan dan keelokan badan Fenny.

    Waktu berakhir.. dan kecupankupun sudah berbeda pada payudaranya.. erangan dan gelinjang badan Fenny makin keras dan kuat.
    Kecupan dan jilatanku pada payudara Fenny membuatku mengeluh makin keras..

    Apalagi saat jariku menggosok vagina Fenny yang sudah basah dan cuma tertutupi oleh celana dalam mode thong kepunyaannya yang sudah basah kuyup oleh cairan pelumas kepuasannya.

    “Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Fenny.
    Menyengaja kutinggalkan sejumlah sisa kemerahan di buah dadanya..
    Agar ia stop melakukan secara kekasihnya untuk sekian hari. Pikirku nakal. Hehe..

    Ia cemberut saat tahu ada sisa kemerahan di dadanya.. tapi malah kecemberutannya semakin menambahkan kecantikan mukanya.
    Tetapi itu gak lama.. sesudah sesaat Fenny mengeluh lagi panjang.. langsung kulumat bibirnya.. coba kurangi keluarnya suara erangan kuat Fenny.

    Badan Fenny menggeliat luar biasa sekalian merengkuhku erat-erat. Badan kami berdempetan ketat.

    Bibirku telusuri perutnya lantas stop di selangkangannya.. berasa asin saat lidahku sentuh vaginanya.. cairan cintanya.
    Tangannya meremas rambutku saat lidahku menari-nari di bibir vaginanya.. kakinya menjepit kepalaku.. saya semakin bernafsu permainkan vaginanya dengan bibirku.

    Selang sesaat.. Fenny yang sudah ‘panas’ menarikku untuk ganti posisi.. dia merebahkanku di atas sofa.. lalu bergerak perlahan mengangkang di atas badanku.
    Kembali.. sekarang dia yang duduk di atas pangkuanku dengan kaki lebar terbuka dan rok span yang terkuak sampai pinggulnya.

    Sesudah sesaat selanjutnya.. Fenny sudah tenang.
    Dia bebaskan dekapannya padaku.. dia tersenyum manis dan berbicara di selang gemuruh napasnya..

    “Hah.. sedap.. sekali.. mas.. hah.. hah.. enakk.. sekali.. sekarang gantian hah.. hah.. Fenny..”

    Dia berdiri dan menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..!
    Begitu kagetnya ia saat menyaksikan penisku yang sangat tegang berdiri dengan kokohnya, penisku yang memiliki ukuran sekitaran 15 cm tidak demikian panjang.. tetapi diameternya yang gendut membuat kelihatan besar.

    Fenny menggenggamnya penuh rasa berhati-hati dan gairah.. sesudah tergenggam, Fenny mengocaknya perlahan-lahan.. membuatku yang sangat terangsang jadi lebih gampang capai pucuk nafsuku.

    Saya lalu mengusung bokongku.. memberikan penisku ke mulutnya.. ia memegang dan mengocaknya.. melihat ke arahku sesaat saat sebelum menjilat-jilati dan masukkan penisku ke mulutnya.

    Tanpa kesusahan.. selekasnya penisku melaju masuk-keluar mulut imut rekan wanita adik istriku yang elok, kembali kurasakan demikian pandai ia mainkan lidahnya.

    Di antara jilatan.. kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang-layang tinggi.
    Eranganku mengeras bersamaan dengan kocokan Fenny pada penisku.

    Sejumlah waktu berlalu Fenny mengusung badannya.. lalu sekalian menyingkapkan celana dalam mode thong kepunyaannya.. kubantu geraknya dengan membimbingkan penisku pas berdiri yang tegak di bawah bibir vaginanya.

    Dengan bertopang samping tangah di bahuku Fenny turunkan badannya perlahan-lahan..
    Slebbhh.. “Nghhh..hhh..” Erangnya nikmat.. saat kepala.. lantas tangkai penisku memotong lepitan vagina sempit yang membasahnya.

    “Erghhh..hhh..” Marahku tidak kalah penuh nikmat.. saat rasakan sekujur kulit tangkai penisku dibekap kehangatan.. kerapatan belahan nikmat otot dinding-dinding lubang vaginanya.

    Peniskupun memotong bibir vagina Fenny.. tenggelam padat di selorong lubang hangat membasah yang menjepit penuh nikmat.
    Rasa hangat dan basah dan renyutan kuat menegur penisku..
    Oughh.. Benar-benar kepuasan yang telah lama saya mencari dan damba.

    Dengan 1 pergerakan penisku melesak tenggelam dalam lubang vagina Fenny.. Pijatan dan renyutan dinding vagina Fenny kurasa begitu nikmat..

    “Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat menemani gerusan tangkai penisku di lubang vaginanya..

    “Erghh.. Mas Fennhh..” Eranganku tidak kalah enaknya.. terima semua rasa nikmat yang membungkam di sekujur kulit tangkai penisku di lepitan hangat membasah vaginanya tersebut.

    Sesudah sejumlah waktu diam diri menyesuaikan.. Fenny lantas bergoyang secara halus mundur-maju.. putar dan turun-naik..

    Sementara itu penisku seperti dipelintir.. dipijat.. diremas-remas halus oleh dinding vagina Fenny.. membuat cuma tidak sampai 2 menit saya harus mengeluh panjang.
    “Aaahh.. aahh.. Fenny.. Fenny.. aahh.. saya.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.
    “Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. keluariinn.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk.. bangett..”

    Fennypun makin mainkan tehniknya sampai memaksakanku mengeluh panjang.. sekalian merengkuh badan Fenny penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berulang-kali dalam lubang vagina Fenny.

    Di atas selangkanganku Fenny makin liar mengggoyang.. mengaduk-aduk tangkai penisku di lubang nikmat vaginanya.
    Sementara pijatan dan remasan dinding vagina Fenny makin liar juga memberi rasa nikmat yang tidak ada tara.

    Rasa nikmat yang tidak ada tara itu menguasaiku lagi saat.. sesudah usai capai pucuknya Fenny tidak stop.. justru makin liar bergoyang menggerus tangkai penisku yang tenggelam di lubang vaginanya.

    Mendadak Fenny merengkuhku kuat dibarengi gelinjang dan kejangan liar badannya.. bibirnya dengan napas terengah mencari bibirku.. kusergap.. sampai kamipun berciuman panas.

    Sementara di bawah.. Fenny makin kuat mengutamakan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada tangkai penisku yang dibekap megap-megap digerus kelihatan lubang vagina.. sampai penisku tenggelam semuanya.. setandasnya..
    Arrgghh.. Begitu rasa nikmat itu sangat benar-benar memabukkan..

    Kami berangkulan sesaat sampai semua itu berkurang.. dan Fenny yang pertama melepas dekapannya dan sekalian menggenggam mukaku, dia berbicara.. “Mas.. hah.. hah.. sedap sekali. Terima kasih mas, sedap sekali rasanya.. hah.. hah..”

    “Iya, saya sedap. Terima kasih Fenny, sedap sekali. Mas senang sekali..”

    “Hihihihi.. Mas Arbi nakal ya..”
    Kata Fenny yang berdiri, lantas membenarkan lagi celana dalamnya.. dan dia bertimpuh di hadapanku.

    Dia pegang penisku yang tegang itu dan mengelusnya.. lantas menjilat-jilatinya dari buah pelirku s/d kepala penisku.

    “Ahh.. sedap Fenny, sedap.. ahh.. Maaf ya barusan saya keluar lebih dulu..?” erangku terserang lagi nikmat.

    “Emmhh.. gak papah mas, kalau mas keluar kembali gak papah kok.. “Kata Fenny yang selanjutnya mengulum penisku.

    Dia menjepitnya dengan bibir minimnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilat-jilati kepala penisku.. Fenny lakukan hisapan halus pada penisku.
    Kombinasi dari semua itu benar-benar memberi kepuasan padaku.

    Fenny melepas kulumannya.. lalu mengocak lagi penisku secara halus.. mengulumnya lagi.. membuatku mengerang-erang kenikmatan.
    Fenny lakukan itu berkali-kali.. sampai penisku menegang lagi dan mengeras..

    Senang dengan permainan oralnya kutuntun untuk selanjutnya merebahkannya ke sofa..
    Saya lantas 1/2 berjongkok di depannya.. tangannya raih tangkai penisku yang sudah mengacungkan kembali.. lantas menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..

    Ia melihatku dengan pandangan penuh nafsu.. saya menjadi cukup malu melihatnya.. tetapi gairah rupanya masihlah lebih berkuasa..

    Fenny sedikit beringsut mengusung pinggulnya.. lalu sekalian menyingkapkan celana dalam mode thong kepunyaannya dia bimbing penisku yang sudah menegang lagi itu pas di bawah lepitan bibir vaginanya.. kembali..!

    Slebbhh.. Dengan sekali dorong melesaklah kembali penisku kembali lagi ke vaginanya..
    Dan ahh.. dia tetap melihatku saat saya mulai mengocaknya.
    Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb..

    Kakinya lalu bergerak menjepit pinggangku.. kutarik ia dalam dekapanku.. kudekap kuat sampai kami bersatu pada suatu ikatan kepuasan birahi.. sama-sama cium.. sama-sama lumat.

    Fenny mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan badannya lebih dalam ke sofa.. lantas kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di bahuku.

    Saya tidak pernah jemu nikmati air muka innocent rekan adik iparku yang memeras penuh birahi.. semakin bikin gemas.
    Buah dadanya bergoyang keras saat saya mengocaknya vaginanya.. ia memegang dan meremasinya sendiri.

    Sesaat selanjutnya kuputar badannya untuk posisi doggie.. ia tersenyum..
    Tanpa menghabiskan waktu.. kulesakkan kembali penisku.. ini kali dari belakang..

    Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!”
    Ia menjerit dan menggerakkan badanku menjauh.. kuhentikan pergerakanku sesaat lantas mengocaknya perlahan-lahan.. tidak ada penampikan.

    Kupegang bokongnya yang padat berisi… Fenny menantang pergerakan kocokanku..
    Kami sama-sama mengocak.. ia demikian mengusai permainkan musuh bercintanya.

    Saya dapat menyaksikan penisku masuk-keluar vagina rekan wanita adik istriku ini..
    Kupermainkan jemari tanganku di lubang anusnya.. ia menggelinjang kegelian sekalian melihat ke arahku.
    Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang cantik dari celah blousenya yang terburai.. kuremas dengan gaungs dan kupermainkan putingnya.

    Saya betul-betul nikmati badan cantik rekan wanita adik iparku ini secara beragam caraku sendiri..
    Ada rasa nikmat tertentu di hatiku.. yang berlainan sekali.

    Kuraih tangannya dan kutarik ke belakang dengan tangannya ketahan tanganku.. badan Fenny menggantung.. saya menjadi lebih bebas melepaskan penisku sedalam mungkin di lubang nikmat vaginanya.

    Desah kepuasan Fenny semakin keras penuhi ruangan.
    Kudekap badannya dari belakang.. kuremas kembali buah dadanya..

    Tangkai penisku tetap menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Fenny semakin liar.
    “Aduh Masshh.. sedap sekali masshh.. Fenny sukaa, trus Mashh..”

    Kulepaskan badan Fenny.. kembali kami bercinta dengan doggie model..
    Entahlah.. mungkin lebih 1/2 jam kami bercinta.. tidak ada pertanda orgasme antara kami.

    Kami ganti posisi.. Fenny kembali telah di pangkuanku.. badannya naik-turun mengocakku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. selekasnya kukulum dan kusedot dengan penuh nafsu sampai kepalaku tenggelam antara ke-2 bukitnya.

    Pergerakan Fenny beralih menjadi goyangan pinggul.. berputar-putar menari hula hop di pangkuanku..
    Berkali-kali ia menciumiku dengan gaungs..
    Oughh.. benar-benar tidak pernah terpikirkan jika pada akhirnya saya dapat sama-sama mengulum dengannya.

    Selang beberapa saat.. mendadak Fenny hentikan pergerakannya.. ia mintaku untuk diam.
    “Sesaat Mas, Fenny tidak ingin keluar sekarang ini.. ada banyak yang Fenny berharap dari mas Arbi..” ucapnya sekalian lebih memasukkan kepalaku antara ke-2 bukitnya.. saya nyaris tidak dapat napas.

    “Kamu turun dahulu dech, Fen..” pintaku.
    “Tetapi Mas.. Fenny kan belum..” protesnya.
    “Nghh.. Udahlah.. yakin Mas Arbi dech..” potongku.

    Perlahan-lahan kutuntun dan kuputar badannya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lantas kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang..

    Fenny memahami tujuanku.. kakinya dibuka lebih lebar.. memudahkan saya melepaskan penisku.
    Badannya semakin cenderung di depan.. Slebbh.. jlebhh..
    “Oughh.. Masshh..” desah kepuasan menemani lagi masuknya penisku isi vaginanya.

    “Sss.. aduuh Mass, sedap bangethh Masshh.. tidak pernah saya.. aauuh..”
    Desahnya kembali.. sekalian membalasnya pergerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.

    Kami sama-sama bergoyang pinggul.. sama-sama memberikan kepuasan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya.
    Sangat nikmat goyangan Fenny.. lebih nikmat dari sebelumnya..

    Berkali-kali ia melihat melihatku dengan sorot mata penuh kepuasan.. mungkin ia tidak pernah melakukan secara posisi semacam ini.
    Badannya lama-lama semakin membungkuk sampai tangannya telah tertumpu meja samping dinding.

    Kudorong sekaligus sampai ia tengkurap di atasnya.. saya masih tetap tetap mengocaknya dari belakang..
    Ia lalu meningkatkan satu kakinya di tepian meja.. penisku melesak semakin dalam.. kocokanku semakin keras.. sekuat desah kepuasannya.

    Kubalikkan badannya.. ia menjadi menelentang di meja.. kunaikkan satu kakinya di bahuku..
    Lalu kukocok secara cepat dan sedalam mungkin.

    “Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Fenny nggaak kuaat, ingin keluar niih..” desahnya
    “Sama.. Mas ..hhhh..”

    “Kita sama, keluarin dalam saja, aman kok, Fenny pakai pil, jangan ku..aa.. sshhiit..”

    Belum ia menuntaskan kalimatnya rupanya telah orgasme lebih dulu..

    Langsung saya semakin cepat mengocaknya..
    Tidak kuhiraukan pekikan orgasme Fenny.. semakin keras teriakannya semakin membuatku bergairah.

    Satu menit selanjutnya saya mengejarnya ke pucuk kepuasan..
    “Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..
    “Auughh.. masshh..!”
    ia Kembali teriak keras saat penisku berdenyut menyemprot sperma di vaginanya.
    Untuk ke-2 kalinya saya membasahi vagina dan kandungan rekan wanita adik istriku dengan spermaku..

    Ia meredamku saat kucoba menarik keluar. “Nantikan, diamkan keluar sendiri..” cegahnya..
    Karena itu kutelungkupkan badanku di atas badannya.. kucium kening dan pipinya sebelumnya terakhir kucium bibirnya.

    “Terima kasih Mas.. permainan yang cantik.. the best dech dasarnya..” bisiknya melihatku tajam.
    Kuhindari pandangannya.. tidak mampu saya menantang pandangan tajam rekan wanita adik iparku tersebut.

    “Saat ini giliran Mas.. saya ingin menolong Mas Arbi satu kali lagi..”
    Fenny berbicara sekalian menggerakkan badanku.. lantas turun ambil posisi cukup berjongkok di tepi meja.

    Saya benar-benar memahami apa yang hendak dilaksanakan oleh Fenny. Aku juga selekasnya berdiri di hadapannya.
    Ke-2 tangan imut Fenny merangkul bokongku dan menariknya merapat ke mukanya yang cantik tersebut.

    Tanpa basa-basi ia selekasnya menciumi tangkai kejantananku dengan bibirnya yang tipis tersebut.
    Perlahan-lahan.. lidahnya yang halus mulai menjilat-jilati semua permukaan kemaluanku.
    Terkadang diselipin juga dengan ciuman dan hisapan halus di kantong bijiku.
    Saya mulai terlena oleh bermainnya.

    Fenny mulai mengulum kepala penisku dengan halus.
    Selanjutnya dengan mesra ia mulai masukkan semua tongkat pusakaku ke mulutnya yang imut.

    Sementara dalam kuluman hangat mulutnya.. lidahnya mengelitik leher penisku.
    Sisi yang paling peka dari badanku. Saya mulai menggeliat penuh kepuasan.

    Saya belai halus kepala Fenny.. ia bereaksi dengan mengisap enteng kepala penisku.
    Lidah dan bibir Fenny tetap terus menggerayangi kemaluanku.

    Napasku makin mengincar sekalian mataku rekat melihat episode panas gadis yang sedang berjongkok dengan baju awut-awutan di depanku.
    Kelihatannya Fenny nikmati apa yang ia kerjakan.. lirikannya tidak terlepas dari mataku.

    “Ahhh.. ahhhh.. Fenn.. nikmat.. ah.. Fenn.. kamu pintar Fenhh.. ahhh terus.. iya.. iya..”
    Tidak dapat saya kontrol mulutku mulai mengumandangkan apa yang saya merasai.
    Fenny membalasnya desahanku dengan gelitikan lidahnya di tangkai penisku.Ini membuat saya makin terbang ke awang-awang.

    “Ahhhhh.. ahhh.. sedap Fenny.. mulutmu sedap sekali.. terus.. ahhhhh.. saya tidak tahan.. ahhh..”

    Fenny dapat baca tingkah jika pucuk gunung kepuasan telah di muka mataku.
    Ia lalu cukup mengganti stylenya.. bibirnya mengecup kepala penisku.

    Tangan kanannya yang sejak dari barusan mengelus bokongku mulai mengocak tangkai penisku.
    Sebelumnya lamban.. makin lama kocokannya makin cepat.

    Badanku tidak dapat kutahan tidak untuk gemetaran penuh kepuasan.
    Pada keadaan semacam ini umumnya saya pejamkan mata agar semakin nikmati hati ini.

    Ingin gak ingin saya mengeluh keras.. sampai peniskupun merekah lagi makin bertambah besar.. dan mendadak penisku menyemprot sperma dalam mulut Fenny.

    Fenny yang ketahui tanda-tanda saya memperoleh pucuk kepuasanku tidak melepas kulumannya.. justru makin kuat mengisapnya.
    “Aaah.. aahh.. Fenn.. ohh.. Fennyy.. aahhh..!”

    Croot.. croott..
    “Aaahhh..”
    Beberapakali semburan dalam rongga mulut Fenny.. tidak sekitar yang tadi-tadi.. memang.. tetapi ada banyak tetes spermaku yang keluar di selang bibir minimnya yang mengulum penisku.

    Fenny melepas kulumannya.. sekalian tetap bertimpuh dia menelan spermaku yang penuhi mulutnya. Kemudian Fenny saya tolong berdiri.. dan dia mengatur dianya yang berantakan.. dimulai dari blouse kerjanya s/d roknya.

    Sesaat kemudian Fenny sudah usai bersiap dan kembali duduk di halaman muka.. bersama denganku.

    “Fenny, gak ke kamar mandi..?” tanyaku kepadanya.
    “Gak papah mas.. Fenny baik saja kok. Terima kasih ya mas..” Sebut Fenny padaku.
    “Iya sama..” jawabku sekalian tundukkan kepala.

    Pas sesaat kemudian.. istriku dan adiknya pulang dari mall dekatnya rumah.
    Situasi rumah menjadi ramai kembali seperti umumnya.
    Tetapi.. yang berlainan ialah situasi hatiku yang sudah memperoleh kepuasan dan ‘bantuan dari Fenny..’ rekan adik iparku sendiri.

    Fenny kelihatan cukup kusut dengan keringat yang mulai banyak muncul di sekujur badannya.. sementara sisa spermaku yang sebelumnya sempat berkenaan payudaranya juga tidak dibikin bersih.

    Tidak ada yang berbeda.. cuma menyusutnya beban hati saja. END (.)

  • Cerita Sex Gaga Gara Rokok Dapat Buah Dada Tante

    Cerita Sex Gaga Gara Rokok Dapat Buah Dada Tante


    98 views

    Foto Bokep BaratNarasi Seks Gaga Gara Rokok Dapat Buah Dada Tante – Tante, narasi seks tante, narasi seks dewasa, narasi dewasa terkini, narasi dewasa 2024, narasi seks buah dada tante besar. Pengalaman sex ini bermula di tahun 2015 dan peristiwa itu terjadi di dalam rumah istri om-ku. Om-ku itu bekerja pada sektor pemasaran, menjadi terkadang dapat tinggalkan rumah sampai 1 minggu lama waktunya, dan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka berdua bersama tiga anaknya yang tetap kecil, membangun sebuah warung di muka rumah.

    Tanteku itu orangnya cukup menarik dengan bentuk badan dengan tinggi 170 cm sama ukuran dada 34B, berusia kurang lebih 29 tahun. Sebetulnya dahulu saya sukai sekali menyaksikan badan mulus tanteku, secara tidak menyengaja saat ia sedang mandi karena pada tempat kami kamar mandi di saat itu atasnya belum tertutup genteng dan tanpa berpintu, menjadi jika ada yang mandi di sana cukup dengan menyertakan handuk di tembok yang jadikan pertanda jika kamar mandi sedang digunakan.

    Tante, narasi seks tante, narasi seks dewasa, narasi dewasa terkini, narasi dewasa 2024, narasi seks buah dada tante besar
    Narasi Seks Dewasa Tidaklah sampai di sana saja, terkadang tanteku ini sukai menggunakan pakaian tidur yang mode terusan tipis tanpa menggunakan BH dan itu sering kali kusaksikan saat pada pagi hari. Apalagi saya sering kali bangun pagi telah ditegaskan tanteku sedang sapu halaman muka dan itu automatis saat ia merunduk memperlihatkan buah dadanya yang cukup besar dan montok.
    Ini dilaksanakan saat sebelum ia mempersiapkan kepentingan sekolah anaknya, jika om-ku umumnya tidak ada di dalam rumah karena kerap bekerja di luar kota sepanjang empat hari. Sebelumnya pernah saya melamunkan bagaimana rasa-rasanya bila saya lakukan persetubuhan dengan tanteku itu, tetapi pada akhirnya paling-paling kutumpahkan di dalam kamar mandi sekalian ber-onani.

    Ternyata harapanku itu bisa terkabulkan saat saya sedang menumpang menonton TV di dalam rumah tanteku di siang hari di mana ke-3 anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bekerja keluar kota saat pagi harinya.

    Peristiwa itu terjadi saat saya sedang melihat TV sendiri yang berdekatan dengan warung tanteku. Saat itu saya ingin ambil rokok, saya segera ke arah samping. Ternyata tanteku sedang menulis suatu hal, mungkin menulis barang belanjaan yang hendak dibelanjakan kelak.

    “Tante, Diko ingin mengambil rokok, kelak Diko bayar terakhir ya!” sapaku ke tanteku. “Mengambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa melihat ke arahku yang pas ada berada di belakangnya sekalian melanjutkan menulis dengan posisi membungkuk.

    Karena topeles rokok eceran yang hendak kuambil berada di samping tanteku tanpa menyengaja saya sentuh buah dadanya yang kebenaran tanpa menggunakan BH.

    “Aduh! berhati-hati donk jika ingin ambil rokok. Terkena tanganmu, dada tante kan menjadi ngilu!” hebat tanteku sekalian mengurut-urut kecil di dadanya yang samping samping kirinya. Tetapi karena tidak menggunakan BH, terlihat secara jelas pentil susu tanteku yang cukup besar tersebut. “Maaf Tan, saya tidak menyengaja. Ini saja dech Tan, Diko ambilin minyak agar dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku ke tanteku. “Ya telah, sana diambil cepat!” ringis tanteku sekalian tetap mengurut dadanya.

    Dengan selekasnya kuambilkan minyak urut yang terdapat dalam, tetapi saat saya masuk kembali dalam warung secara perlahan-lahan, saya menyaksikan tante sedang mengurut dadanya tetapi melepas pakaian terusannya yang sisi atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” menyengaja saya berbicara cukup keras sekalian bersandiwara tidak menyaksikan apa yang tanteku kerjakan.

    Dengar suaraku, tanteku cukup kaget dan selekasnya membereskan sisi atas pakaiannya yang tetap menggelantung pada bagian pinggangnya. Terlihat grogi tanteku terima minyak urut itu tetapi tidak menyuruhku agar segera keluar. Tanpa buang peluang saya segera tawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, tetapi tanteku cukup takut.
    Perlahan-lahan dengan sedikit memaksakan saya sukses merayunya dan pada akhirnya saya dapat izinnya untuk mengurut tetapi dilaksanakan dari belakang.

    Dikit demi sedikit kuoleskan minyak dari sisi buah dadanya dari belakang tetapi secara perlahan-lahan juga kumemainkan jariku dari belakang ke arah di depan. Sebelumnya sempat terkejut saat tanteku ketahui tindakan nakalku. “Diko! kamu jangan nakal ya!

    ” hebat tanteku tetapi tidak menepiskan tanganku dari tubuhnya yang beberapa tertutupi pakaian. Merasakan peluang itu saya tidak sia-siakan dan dengan aktif saya mulai memakai ke-2 tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan-lahan ke-2 bukit kembar yang tetap tertutupi dari depan oleh selembar pakaian tersebut.

    “Ohh.. oohh..” hebat tanteku saat tanganku mulai menggenggam susunya dari belakang sekalian memilin-milin ujung susunya. “Jangan.. Diko.. jang..” tante tetap mendesah tetapi tidak kuacuhkan justru dengan cepat kubalikkan badan tanteku sampai bertemu secara langsung dengan diriku. Selanjutnya dengan bebas kumulai menciumi susu yang di samping kiri sekalian tetap mengurut-urut susu di sampingnya. Selanjutnya saya mulai menyeruputi ke-2 puting susunya dengan berganti-gantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya ke-2 susunya.

    Tidaklah sampai di sana, ternyata tangan tanteku mulai menelusuri ke bawah perutku berusaha untuk menggenggam kemaluanku yang telah dari barusan mengencang.

    Saat ia memperolehnya dengan perlahan-lahan, dikocak-kocok tangkai kemaluanku secara perlahan-lahan dan mendadak tanteku ambil sikap jongkok tetapi sekalian menggenggam kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk dipahami, tangkai kemaluanku panjangnya lebih kurang 20 cm berdiameter 3,5 cm.

    Tanteku ternyata sedikit kaget sama ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, tetapi dengan cepat tetapi perlahan-lahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan-lahan dan makin lama makin cepat. “Ah.. ah.. ah.. yak.. demikian.. terus.. terus..” erangku sekalian memegang kepala tanteku yang mundur-maju mengulum tangkai kemaluanku. Selanjutnya karena saya tidak tahan, badan tante kuangkat supaya duduk di tepi meja di mana barusan ia menulis, dan dengan sedikit pergerakan paha tanteku kupaksa supaya meregang.

    Ternyata tanteku tetap kenakan CD dan dengan perlahan-lahan kubuka CD-nya ke samping dan kelihatanlah gundukan kemaluannya yang telah basah.

    Secara perlahan-lahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. “Ah.. ahh.. Diko, Tante ingin keluuaarr..” Sesaat selanjutnya ternyata tanteku akan alami orgasme, ia segera memegang kepalaku supaya masih tetap di belahan kemaluannya dan keluarkan cairan surganya di mulutku,
    “Crett.. crett.. cret..” mulutku sampai basah terserang cairan surga tanteku. Selanjutnya tanteku cukup lemas tetapi tetap kujilati kemaluannya yang pada akhirnya menghidupkan gairah untuk bersetubuh denganku. Kuangkat badan tante ke bawah warung, dan dengan sedikit cukup keras saya dapat mengubah tempatnya menelentang di depanku, kubukakan makin lebar ke-2 kakinya dan memulai kuarahkan ujung kemaluanku ke dalam mulut lubang kemaluannya.

    Cukup sulit memang karena saya kurang eksper di bagian ini tetapi ternyata tanteku bisa pahaminya. Dengan sabarnya dibantunya ujung kemaluanku pas di lubang kemaluannya. “Perlahan-lahan ya, Diko!” lirih tanteku sekalian memegang kemaluanku.

    Saat baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai cukup meringis tapi saya tidak kuat kembali dengan cukup sedikit paksakan pada akhirnya kemaluanku dapat masuk semuanya. “Diko.. akh..” jerit kecil tanteku saat kumasukkan semua tangkai kemaluanku dalam lubang kemaluannya yang cukup basah tetapi cukup sempit itu sekalian rapatkan ke-2 kakinya ke pinggangku.

    Perlahan-lahan saya lakukan pergerakan mundur-maju sekalian meremas-remas dua susunya. Nyaris tiga puluh menit selanjutnya pergerakanku lama-lama bermain cepat. Ternyata saya nyaris capai pucuk. “Tan.. saya.. saya mauu.. keluar..” bisikku sekalian percepat pergerakanku. “Dikeluarkan dalam saja, Dik!” balas tanteku sekalian menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyahkan bokongnya dengan teratur.

    “Tan.. saya.. keluarr..” pekikku sekalian menanamkan kemaluanku secara dalam sekalian tetap memegang susunya. Ternyata tanteku alami hal yang masih sama denganku, ia lebih memajukan bokongnya supaya kemaluanku dapat masuk semuanya sekalian menyembur air surganya untuk ke-3 kalinya.

    “Cret.. cret.. cret..” nyaris 5 kali saya memuntahkan air surga ke lubang kemaluan tanteku dan itu digabung sama air surga tanteku yang nyaris bersamaan keluar bersamaku. “Cret.. cret.. cret.. ahh..” tanteku meliukkan tubuhnya saat keluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

    Pada akhirnya kami terkapar di bawah dan tanteku secara perlahan-lahan bangun untuk berdiri sekalian coba menyaksikan kemaluannya yang tetap banjir oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kamu melakukan perbuatan ini ke Tante, tetapi Tante suka kok, Tante senang atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan-lahan.

    Itil V3
    Saya cuma dapat terseyum, sekalian meningkatkan lagi celanaku tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku pada akhirnya jalan keluar, tetapi sebelumnya ia tetap meluangkan dianya untuk menggenggam kemaluanku yang cukup besar ini.

    Berikut pengalamanku yang pertama, dan semenjak itu kami terkadang mengambil waktu untuk mengulang hal itu, terlebih lagi bila saya atau tanteku ingin coba posisi baru dan tentu saat Om-ku dan beberapa anak tanteku pergi sekolah. Saat ini hal tersebut tidak kulakukan kembali karena tanteku saat ini turut Om-ku yang mendapatkan pekerjaan di wilayah.

    Untuk saudara-saudara sekaligus yang ingin memerlukan jasaku bisa anda kontakku melalui e-mail yang berada di sini asal anda ialah wanita tulen, jika dapat seperti tanteku.

  • Cerita Sex Karena Melihat Film Porno Anakku Kuembat

    Cerita Sex Karena Melihat Film Porno Anakku Kuembat


    96 views

    Cersex StwNarasi Seks Karena Melihat Film Porno Anakku Kuembat – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks 2024 Majikanku Sukai Bercinta di Alam Terbuka. Saya dan istriku tidak pernah mempunyai apakah yang anda biasa sebutkan dengan kehidupan sex yang memikat. Saat kami lakukan sex, umumnya cuma dalam posisi yang lumrah saja. Irama kehidupan sex kami yang bisa kukatakan menjemukan tersebut, saya mulai berimajinasi mengenai ‘hal dan orang lain’. Untuk bahan fantasiku, saya melatih melihat film porno pada malam hari sesudah semuanya orang di dalam rumah tidur.

    Yang mengagetkanku, umumnya film porno itu selalu mengikutsertakan seorang gadis muda. Dalam umur kepala tiga, saya tidak pernah pikirkan wanita lebih muda sampai saya melihat beberapa film tersebut. Saya sadar jika rupanya gadis-gadis muda sangat panas.

    Hal yang lain menarik perhatianku ialah realita jika permainan lesbian benar-benar terkenal. Saya mulai tertarik sama gadis muda yang mencumbui vagina gadis muda yang lain yang halus, basah, dan umumnya tidak memiliki rambut.

    narasi seks, cersex, cersex terkini, cersex 2024, cersex dewasa, cersex sedarah, cersex ngentot terkini 2024, cersex karena melihat film bokep anak kandungku kuentot.
    Narasi Cersex Terkini Menyaksikan beberapa film itu untuk berimajinasi mulai mengganti kehidupanku. Saya memiliki 3 orang anak gadis yang mulai remaja. Saya mulai memerhatikan mereka, kusaksikan langkah mereka kenakan pakaian, langkah jalannya, dan semua perilaku mereka. Mereka jadi obsesiku sendiri! Kuamati lebih detail saat mereka bangun pagi untuk menyaksikan putingnya yang mengeras dibalik baju tidur mereka. Kunikmati puting mereka yang terayun saat mereka jalan-jalan di rumah. Saya terus memperhatikan mereka sampai semua bergerak jadi seorang gadis muda yang prima.
    Yang paling tua ialah Irma. Ia memiliki puting yang terbesar, branya mungkin D-cup ataupun lebih besar. Ia sebenarnya tidak terlampau elok, tetapi sedap dilihat. Saya percaya beberapa teman cowoknya banyak yang memerhatikan dadanya. Irma memiliki bokong yang kuat dan besar. Tetapi walaupun ia yang paling tua antara saudara-saudaranya, ia kerap berlagak seperti gadis berumur setengah umurnya.

    Yang paling muda Tia. Tia kemungkinan yang paling elok antara ke-3 nya. Permasalahannya ialah ia pemalas, cuma duduk dan tidak kerjakan apa pun itu selama waktu . Maka bokongnya jadi melebar..? Putingnya baru memulai tumbuh. Dan selain itu ia tomboi, saya menjadi menanyakan tipe kelaminnya. Ia lebih sukai ada di cowok dibanding cewek.

    Eva yang di tengah-tengah, antara beberapa anakku, bentuk badannya lah yang terbaik. Buatku, ia bertubuh dalam fantasiku. Ia bertubuh yang prima dengan bra B-cupnya, atau C-cup kecil. Rambutnya yang panjang sampai melalui pundaknya, dan matanya selalu terlihat memesona. Permasalahannya ia yang paling bandel. Selalu membuat permasalahan. Ia sadar jika ia punyai badan yang baik dan selalu menggunakan baju yang menunjukkan hal tersebut. Antara beberapa anakku, Eva lah yang menjadi bahan fantasi utamaku. Setiap saya meniduri istriku, Eva lah yang ada pada benakku!

    Cerita ini berawal dengan Irma dan temannya Cindy. Cindy satu tahun lebih muda, tetapi mereka benar-benar dekat. Cindy selalu bermalam di dalam rumah kami minimal sekali satu bulan. Cindy benar-benar kurus, dadanya kecil, tetapi benar-benar manis.

    Sesuatu malam saat Cindy bermalam, saya mulai menyaksikan film porno seperti umumnya. Suaranya kumatikan menjadi saya bisa dengar jika ada orang yang merapat. Apalagi saya dengar suara bising dari kamar Irma. Aku pikir mereka sedang repot dengan masalah gadis remaja dan bergadang sampai pagi bicarakan mengenai cowok dan sekolah, atau apapun itu sebagai masalah gadis seusia mereka. Entahlah bagaimana suara yang kudengar tidak lagi mirip orang yang bercakap. Terkadang kudengar suara erangan.. Yang semakin lama lumayan keras .

    Saya merapat ke pintu kamar Irma serta lebih dengarkan apa yang sedang terjadi. Dan betul! Itu suara erangan dan cukup bising! Jika saja pintunya tidak tertutup tentu terdengaran sampai luar secara jelas. Lantas saya dengar pekikan kepuasan.

    Kudorong pintunya sedikit terbuka. Apa yang kusaksikan di dalam benar-benar mengagetkanku. Cindy dan Irma tiduran di lantai dengan Tia dari mereka. Kepala Cindy ada di paha Irma dan kepala Tia ada di selang paha Irma..

    Sesudah mataku bisa sesuaikan dengan kegelapan kamar itu, kusaksikan dada Irma bergerak turun naik secara cepat karena napasnya. Putingnya rupanya lebih besar dibanding yang kubayangkan. Tangannya melintir putingnya sendiri saat Cindy menjilat-jilati kelentitnya dan dua jarinya yang tenggelam pada vagina Irma. Mata Irma terpejam dalam kepuasan yang diberi Cindy.

    Saya terus memerhatikan mereka sampai paha Irma mencekram kepala Cindy dan kelihatan kelihatannya ia akan ‘memecahkan’ putingnya sendiri saat ia memperoleh orgasmenya di wajah Cindy. Keliatannya Cindy sudah orgasme dalam kurun waktu yang masih sama, karena ia mengusungkan kepalanya dari paha Irma dengan cairan vagina yang menetes jatuh di pipinya bersamaan dengan badannya yang melafalkanng dan kudengar sebuah caci-maki keluar bibirnya. Saya kaget undur saat kurasakan ada badan yang menekan punggungku. Saat kutengok, kusaksikan Eva sedang berdiri di depanku. Eva melihatku dengan mata cantiknya dan menanyakan..

    “Apa Papah menikmatinya?” lantas ia menyaksikan ke bawah dan meremas penisku yang telah keras.
    “Tidak harus dijawab, saya dapat saksikan dan kurasa Papah menikmatinya.”

    “Mengapa Papah tidak lepas saja celana Papah dan gabung dengan kami?” tanyanya bersama dengan tangannya yang bergerak masuk ke celanaku dan memulai meremas penisku dengan perlahan.

    Dan kelihatannya saya tidak inginkan hal-hal lain selainnya turut gabung dengan beberapa anakku, tetapi..

    “Papah tidak dapat, Mama kalian akan membunuh Papah.” Saya dengar suara Irma saat saya mulai menjauhi dari mereka.
    “Papah tidak tahu apakah yang Papah terlewat!”

    Susahnya, saya tahu apakah yang sudah kulewatkan. Saya sudah melewati peluang untuk memperoleh tidak cuman satu, tetapi empat gadis muda yang panas. Fantasiku nyaris menjadi riil.

    Saya pergi ke kamarku dan tiduran selain istriku. Umumnya saat saya dan istriku lakukan hubungan seksual berasa cemplang. Ini kali saat saya merayap ke atas badannya, kusetubuhi ia keras dan cepat. Saya keluar dalam beberapa saat saja, barusan kukeluarkan penisku..

    “Bagaimana denganku?” kudengar istriku menanyakan dan menggenggam penisku yang tetap keras.

    Ia bergerak naik di atasku dan selekasnya masukkan lagi penisku dalam vaginanya. Ini pertamanya kali ia memiliki inisiatif. Dan aku pikir ini pertamanya kali ia di atas. Istriku bergerak turun naik dan dapat kurasakan tangannya yang permainkan kelentitnya saat ia bergerak diatasku.

    Menyaksikan istriku yang berusaha raih orgasmenya membuatku terangsang kembali. Kuremas payudarnya, kubayangkan yang ada dalam genggamanku ialah punya Irma. Kupelintir putingnya antara jariku, keras serta lebih keras , mustahil hentikan saya. Ia menggeliat kegelian, tangannya makin menekan kelentitnya. Ini pertamanya kali kurasakan cairan vagina istriku menyemprotkan padaku. Orgasmenya ini kali terbaik dari yang dulu pernah didapatnya. Saya menjadi berpikiran apa ia betul-betul senang dengan kehidupan sex kami sebelumnya.

    Istriku mulai menurun. Saya belum keluar ini kali, menjadi kugulingkan badannya kesamping dan selekasnya menindihnya. Langsung kuhisap putingnya secara bergairah. Kusetubuhi ia kemampuan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Saya mulai rasakan orgasmeku akan selekasnya meletus. Saat pucukku makin dekat, kugigit putingnya sedikit keras, yang membawa pada orgasmenya. Dan saat kurasakan dinding vaginanya kontraksi pada penisku, kutembakkan spermaku jauh di dalam badannya untuk ke-2 kalinya dalam tiga puluh menit ini. Kuturunkan badanku dari atasnya.

    “Barusan benar-benar luar biasa” kata istriku.
    “Semestinya kamu seringkali seperti barusan.”

    Saat saya bangun esok harinya, istriku sudah tidak berada di sampingku. Mendadak peristiwa semalam kembali terpikir. Kupejamkan mataku menikmatinya dan tanganku bergerak kebawah mulai mengocak penisku yang mengeras. Saya nyaris memperoleh orgasmeku saat kudengar..

    “Mengapa Papah tidak biarkan kami yang lakukan untuk Papah?”

    Itil V3
    Kubuka mataku selekasnya dan kaget saat menyaksikan Irma dan Cindy berdiri pada pintu kamarku. Orgasmeku tidak bisa kucegah bersamaan dengan bayang-bayang muka Cindy yang belepotan dengan cairannya Irma yang lewat dalam benakku.

    “Ups, telat!” kata Irma saat mereka tinggalkan kamar.

    Aku segera bangun dan selekasnya mandi. Saya nyaris usai mandi saat mendadak istriku buka pintu kamar mandi dan menyelusup masuk.

    “Beberapa anak telah pergi. Mari bergembira.”

    Istriku berjongkok di depanku dan masukkan penisku yang lemah ke mulutnya. Penisku mulai jadi membesar dalam mulutnya karena rangsangan lidahnya yang bergerak liar. Penisku semakin jadi membesar dan kurasakan kepala penisku melaju masuk ke dalam kerongkongannya. Ia tidak menariknya keluar dan bibirnya makin ditegaskan ke rambut kemaluanku. Lantas kurasakan ia mulai menelan, pergerakan kerongkongannya terasanya ombak hangat yang basah pada penisku. Dan ini pertamanya kali untuk kami . Rasanya benar-benar hebat, suatu hal yang tidak pernah kualami. Istriku memiliki ketrampilan yang diselinapkan dariku.

    Perlahan-lahan dikeluarkannya penisku dari kerongkongannya lantas ditempatkannya kembali semuanya. Ia melihatku dengan penisku yang terpendam dalam mulutnya dan dengan perlahan dikeluarkannya kembali.

    “Kamu menyenanginya sayang?” tanyanya.

    Saat sebelum saya bisa menjawab ia lakukan hal tersebut kembali, menelanku semuanya. Ia mulai menggerakkanya masuk keluar dalam mulutnya, dan masih tetap melihatku saat ia lakukan tersebut. Istriku mulai meningkatkan temponya sampai saya tidak bisa meredamnya semakin lama saat mendadak ia stop..

    “Hei, hei, nanti dulu bung. Tidak waktunya. Lubangku lainnya perlu dimasuki, tahu.” ucapnya.

    Istriku berdiri dan berputar-putar. Ia membungkuk di depanku, rapatkan bokongnya padaku. Penisku terjepit di lubang anusnya karena itu kuarahkan pada vaginanya.

    “Siapa suruh mengubah senjatamu?” tanyanya.
    “Balikkan ke arah tempat sebelumnya!”

    Ia mencapainya dan lantas kembalikan penisku ke anusnya, suatu hal yang dulu pernah kulakukan awalnya, tetapi tidak dengannya. Perlahan-lahan ia menggerakkan bokongnya ke belakang. Kusaksikan barangku menjadi bengkok karena penekanan itu, kepala penisku mulai memotong lubang anusnya, tetapi belum masuk. Selanjutnya mendadak masuk demikian saja, cuma kepalanya saja.

    Ia mengeluh. Lantas, ia terus menekan ke belakang dan memerhatikan saya masukkan tangkai penisku semuanya. Saya tidak bisa menampik rangsangan ini, kuraih pinggangnya dan menggerakkan lebih keras untuk pastikan saya sudah memasukinya sepenuhnya. Kuputar pinggangku, pastikan ia bisa rasakan tiap mili senjataku didalamnya, saya takjub akan panorama penisku yang terpendam dalam lubang anusnya. Lantas perlahan-lahan saya bekerja mundur.

    Saat nyaris semuanya keluar selanjutnya kutekan kembali di depan. Selanjutnya saya betul-betul mengeluarkan penisku dan memikatnya, memoleskan kepalanya saja pada lubang anusnya. Lantas betul-betul kusingkirkan menjauh dan melepaskan tangkai penisku kembali di dalam lubang anusnya. Saya bekerja maju undur secara cepat. Perlahan, cepat, perlahan dan keras. Tidak kelamaan orgasmeku mulai naik. Ia tentu bisa merasainya karena ia mulai mainkan tangannya pada vaginanya, berusaha untuk raih orgasmenya sendiri. Untung saja ia memperolehnya saat sebelum saya.

    Saat kurasakan orgasmenya selekasnya meletus, saya bergerak makin liar. Bokongnya bergoyang dalam tiap hentakan. Ia mulai mengeluh dengan keras bersamaan hentakanku padanya. Tidak kuhentikan pergerakanku saat orgasme merangkulnya, punyaku selekasnya tiba! Kudorong diriku sepanjang yang kubisa dan biarkan spermaku bersarang dalam lubang anusnya. Istriku berteriak saat orgasme tiba kepadanya dengan berkaitan bersamaan ledakan spermaku yang kuberikan kepadanya. Pada akhirnya, saya usai, tetapi ia memperoleh orgasme satu kali lagi saat kepala penisku keluar capitan lubang anusnya.

    Istriku bersihkan badanku lantas mendorongku keluar kamar mandi. Saya mengambil langkah ke kamar kami dan ganti baju. Barusan saya usai menggunakan baju saat istriku keluar kamar mandi dan muncul pada kamar.

    “Barusan betul-betul cantik” ucapnya.
    “Mungkin kita harus mengulangnya kembali kelak. Saat ini keluarlah dan menonton TV.”

    Beberapa anakku, tanpa Cindy pulang selang beberapa saat. Semua berlagak normal. Saya saksikan laga bola, dan mereka lakukan apa yang umum mereka lakukan pada hari Minggu sore.

    Tersisa satu minggu itu normal-normal saja. Gadis-gadis pergi ke sekolah dan Istriku pergi kerja sebagaimana umumnya. Tidak ada seorangpun yang berbicara atau bertanya mengenai peristiwa pekan kemarin. Istriku terlampau lemas setiap malamnya sehabis pulang ia kerja. Beberapa anakku berlaku seperti tidak pernah terjadi apapun itu. Saya menjadi mulai berpikiran apa itu cuma angan-anganku atau saya mimpi mengenai itu?

    Saat saya pulang dari kerja pada hari Jum’at, beberapa anaku minta ijinku apa temannya bisa bermalam malam nanti. Cindy ingin habiskan lagi akhir minggunya dengan kami dan Eva ingin temannya Ami menginap . Saya sukai Ami. Ia anggun. Jika saja saya masih remaja, saya pasti ajaknya kencan. Ia, seperti Eva, mempunyai figur prima. Perbedaannya Ami mempunyai muka yang bisa membuat secara gampang menjadi seorang mode jika ia ingin.

    Malam harinya semua pergi tidur lebih cepat. Mereka betul-betul ingin terlepas dari kegiatan rutin sehari-hari, baik itu sekolah atau kerja. Saat kami bangun hari Sabtunya, semuanya orang mintaku untuk melangsungkan acara pesta kebun. Karena itu, istriku ajak mereka pergi ke toko untuk berbelanja. Saya istirahat sesaat selanjutnya pergi mandi. Ada pekerjaan menantiku saat mereka pulang kelak.

    Saat mereka pada akhirnya pulang, kelihatannya mereka memboyong semua beberapa barang di toko. Saya katakan dari mereka jika cuma saya yang mengolah tentu tidak akan usai. Dapat kacau-balau jadi. Pada akhirnya mereka siap share pekerjaan. Dengan semua belanjaan yang mereka boyong, membutuhkan nyaris dua jam untuk mengolahnya. Tubuhku berbau asap dan sangat terasa lemas. Saat saya masuk ke rumah, tidak ada seorangpun di ruangan keluarga atau dapur.

    “Hey! Di mana kalian?” teriakku, “Waktunya makan!”

    “Ya!” kudengar jawaban dari kamar Irma. Tetapi tidak ada seorangpun yang tiba untuk makan.

    “Hey, kalian sedang apa sich? Apa tidak ada yang ingin makan ?” tanyaku kesal.

    “Ada!” kembali cuma jawaban yang kudengar dari kamar Irma.

    Saya merapat ke kamar Irma dan rupanya pintunya sedikit terbuka. Saat saya melihat di dalam, kusaksikan beberapa gadis secara beragam posisi tanpa baju. Kudorong pintunya supaya lebih terbuka.

    “Apa yang kalian kerjakan?”

    “Sedang menanti Papah.” Eva menjawab dan merapat lantas tarik tanganku supaya masuk.

    “Kami biarkan Papah pekan lalu, tetapi akhir minggu ini Papah tidak segera dapat bisa lolos secara gampang.”

    “Telah Papah katakan. Mama kalian akan membunuhku!” tangkisku.

    “Tidak, saya tidak akan melakukan!” kudengar suara istriku saat kusaksikan ia mengusung kepalanya antara paha Irma.

    “Gadis-gadis ini inginkanmu! Dapat apa saya menampik mereka?”

    Eva tarik tanganku ke tengah kamar. Baru selanjutnya saya sadar jika ia tidak kenakan selembar benangpun. Kupandangi badannya. Apa yang kulihat ini jauh lebih bagus dari yang kubayangkan. Payudaranya besar tetapi kuat dengan putingnya yang menanti agar selekasnya disedot.

    “Dapat apa saya menampik mereka?” pikirku saat saya rendahkan badanku dan memulai mengisap puting tersebut.

    Kurasakan puting Eva jadi membesar dalam mulutku, lantas kutaruh antara gigiku dan memulai menggigitnya perlahan. Saat saya sedang repot dengan itu kurasakan ada tangan yang memikat turun resletingku. Lantas tangan itu mengambil di dalam celana dalamku dan keluarkan penisku. Saya menyaksikan ke bawah dan kudapati Ami sedang arahkan penisku ke mulutnya dan selekasnya saja disedotnya. Kutelusuri lekuk badan Irma dengan tanganku sampai pada vaginanya yang tidak memiliki rambut, dan menyisipkan jariku kepadanya. Dapat kurasakan kehangatan dalam vaginanya dan basah saat jariki kutekankan masuk dengan perlahan. Saya berusah untuk mendorongnya lebih dalam , tetapi berasa ada yang meredam pergerakanku. Eva melihatku..

    “Ya, Eva masih perawan, dan jemari Papah ialah benda pertama kali yang masuk vagina Eva. Eva berharap penis Papalah yang ke-2 .” saya membungkuk dan mencium Eva, bibir kami seolah menyatu bersama, sebuah kecupan yang prima.

    Dalam pada itu, Ami tetap mengoralku. Upayanya terang berpengaruh padaku. Saya menyaksikan kebawah, kepalanya bekerja maju undur pada tangkai penisku. Saya tidak ingin keluarkan sperma pertama kaliku dalam mulut Ami dan ada opsi yang lain. Vagina perawan Eva di depanku. Karena itu kukeluarkan penisku dari mulut Ami.

    “Kita bisa meneruskannya kelak.” kataku kepadanya.

    Kudorong Eva ke arah tempat tidur, menindihnya secara halus. Kucium ia kembali lantas kecupanku mengarah ke sekujur badan telanjangnya. Kujilati lehernya, dan kutinggalkan sisa disitu supaya ia ingat peristiwa cantik ini nanti. Selanjutnya saya mengarah ke dadanya, mengisapi putingnya. Ini menyebabkan sejumlah lenguhan keluar mulutnya. Saat kugigit halus putingnya dan punggungnya terangkut sedikit keatas karena kaget. Lantas turun ke perutnya sampai pada akhirnya bersumber pada vaginanya yang tidak memiliki rambut.

    Kupandangi sesaat lantas kubenamkan hidungku pada celahnya. Wewangian yang keluar vaginanya makin membuatku mabok. Saat kugantikan hidungku dengan lidah, mengakibatkan menjadi jauh lebih bagus . Saat ujung lidahku rasakan untuk pertamanya kali nyaris membuatku orgasme! Eva sudah basah dan siap untuk tindakan seterusnya. Penisku jadi membesar dan keras cukup dengan memikirkan apa yang selekasnya menungguku dimuka mukaku ini.

    Kecupanku bergerak keatas dan bertambat dalam lumatan bibirnya kembali bersamaan dengan kepala penisku yang menyingkap teras keperawanannya. Eva mengalungkan lengannya dileherku dan menjepit pinggangku dengan kakinya saat saya berusaha untuk memasukinya lebih dalam . Dapat kurasakan kehangatan yang menyongsong kepala penisku. Saya tidak bisa meredamnya semakin lama. Eva benar-benar panas, basah dan rapat!

    Perlahan tetapi tentu kutingkatkan tekananku pada vaginanya. Dapat kurasakan bibirnya melebar menyambutku, ke-basahannya mengundangku masuk. Kehangatan vaginanya membuntel kepala penisku saat saya menyodok masuk. Saya terus menekan di dalam dengan perlahan walaupun saya ingin selekasnya melepaskannya di dalam secara cepat semua tangkai penisku. Pada akhirnya dapat kurasakan dinding keperawanannya, batasan pada akhirnya sebagai seorang gadis menjadi seorang wanita sepenuhnya. Kupandangi ia pas di mata.

    “Sayang, ini akan agak sakit, tetapi Papah janji sakitnya cuma sesaat saja.” kurasakan kakinya menjepit pinggangku lebih rapat saat saya menyobek pertahanan pada akhirnya. Pada akhirnya bobol dinding tersebut.

    “Aargh! Edan! Sakit, Pa!” ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Vaginanya mencekram tangkai penisku, ototnya bereaksi pada penyelusup dan merasa sakit.

    “Tenang sayang, sakitnya akan selekasnya lenyap.” dan kuteruskan menekan ke hingga kemudian tenggelam semua didalamnya. Saya diam sesaat, biarkan untuk menyesuaikan.

    “Bagaimana? Sudah baikan?” tanyaku. Ia anggukkan kepalanya.

    “Saya cuma merasa penuh, rasanya aneh. Tetapi juga berasa sedap bersamaan.”

    Saya mulai menarik dengan perlahan, cuma sejumlah inchi, dan mendorongnya kembali secara halus. Saya cemas melukainya, tetapi dalam kurun waktu yang masih sama saya tidak ingin selekasnya tembakkan spermaku. Saya ingin nikmati rasa vaginanya sepanjang mungkin. Kurasa ia mulai bisa menikmatinya, kepalanya mendangak ke atas dan matanya terpejam.

    Kupercepat kocokanku, menariknya nyaris keluar dan memencetnya masuk kembali dengan perlahan, nikmati rasa sempit vaginanya pada penisku. Eva mulai putar pinggulnya bersamaan hentakanku. Tempo dan gairah kami makin bertambah cepat. Kurendahkan badanku dan mencium lehernya dan pundaknya. Setiap pergerakan badan kami mengantarku makin dekat pada batasan akhir.

    “Ya Pa! Ya! Rasanya Eva nyaris sampai!”

    “Papah sayang!” Dan kulesakkan ke dalamnya yang akhir kali. Menekan bersimpangan arah dengannya coba sedalam mungkin saat kuledakkan sperma semburan untuk semburan di dalam vaginanya. Dapat kurasakan cairan kami bersatu dan menetes keluar vaginanya ke arah buah zakarku.

    Badan Eva tergetar di bawahku, tangan dan kakinya mendorongku mendekat kepadanya. Perlahan kutarik dan kudorong kembali makin dalam kepadanya saat stok spermaku pada akhirnya betul-betul kosong. Kutatap matanya lantas menciumnya.

    “Eva, ini ialah sex terbaik yang dulu pernah Papah peroleh.” saya lupa jika kami tidak sendiri dikamar ini.

    “Saya dengar itu!” kata istriku.
    “Kita akan melihat apa kita dapat mengganti anggapanmu itu!”

    Dengan beberapa gadis-gadis itu dalam kamar ini, saya sadar ‘kesenanganku’ barusan akan diawali.

  • Cerita Sex Kajadian yang Tidak Terlewatkan Bersama Tante

    Cerita Sex Kajadian yang Tidak Terlewatkan Bersama Tante


    96 views

    Narasi Seks Kajadian yang Tidak Terlewatkan Bersama Tante – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh. Cerita ini terjadi saat saya lulus dari SMU. Kenalkan, namaku Ridwan. Peristiwa ini tidak terlewatkan karena ini ialah pertamanya kali saya rasakan enaknya seks yang sebetulnya. Di saat itu saya make love dgn Teh Shara yang umurnya kurang lebih sepuluh tahun lebih tua dariku. Mukanya manis dan kulitnya putih.

    Teh Shara ialah anak tetangga nenekku di dusun wilayah Cilacap yang turut dgn keluargaku di Kota Semarang semenjak SMP. Waktu SD dia sekolah di dusun, kemudian dia dibawa keluargaku di kota untuk meneruskan sekolah sekalian menolong keluargaku khususnya menjaga saya. Kami benar-benar dekat bahkan juga di kerap ngeloni saya. Teh Shara turut dgn keluargaku sampai ia lulus SMA atau saya kelas 2 SD dan ia lagi ke dusun. Namanya anak kecil, menjadi saya tidak ada hati apapun padanya.

    narasi seks, cersex, cersex 2024, narasi seks terkini, narasi seks tante, cerita bersama tante yang tidak terlewatkan
    Narasi Seks Terkini Kemudian kami jarang-jarang berjumpa, paling-paling cuma satu tahun satu atau 2x. 3 tahun selanjutnya dia menikah dan waktu saya kelas dua SMP saya harus berpindah luar Jawa ke Kota Makassar meng ikuti ayah yang dipindahkan pekerjaan. Kemudian kami sebelumnya tidak pernah berjumpa kembali. Kami cuma terkait melalui surat dan beritanya dia saat ini sudah mempunyai seorang anak. di saat saya lulus SMA saya pulang ke rumah nenek dan punya niat cari tempat kuliah di Kota Yogya.
    Sesampainya di dalam rumah nenek saya tahu jika Teh Shara telah mempunyai rumah sendiri dan tinggal dengan suaminya di dusun seberang. Sesudah 2 hari di dalam rumah nenek saya punya niat berkunjung rumah Teh Shara. Sesudah dikasih tahu arah tempat tinggalnya (sekitaran 1 km) saya pergi kurang lebih jam tiga sore dan punya niat bermalam. Dari sini narasi ini bermula.

    Sesudah jalan lebih kurang 20 menit, pada akhirnya saya sampai di dalam rumah yang ciri-cirinya sama dgn yang disebutkan nenek. Sesaat kuamati keliatannya sepi, lantas saya coba mengetuk pintu tempat tinggalnya.

    “Ya sesaat..” kedengar sahutan wanita dari dalam.

    Selang beberapa saat keluar seorang wanita dan saya tetap mengenal muka itu walaupun lama tidak berjumpa. Teh Shara kelihatan manis dan kulitnya masih putih seperti dahulu. Ia kelihatannya tidak mengenalku.

    “Mencari siapa ya? bertanya Teh Shara”.

    “Anda Teh Shara kan?” saya kembali menanyakan.

    “Iya betul, anda siapa ya dan ada kepentingan apa?” Teh Shara menanyakan lagi dgn raut muka yang berusaha mengingat.

    “Masih inget dengan aku tidak Teh? Saya Ridwan Teh, masak lupa dengan aku”, kataku.

    “Kamu Ridwan anaknya Pak Tono?” kata Teh Shara 1/2 tidak yakin.

    “Ya ampun Rid, saya tidak ngenalin kamu kembali. Berapakah tahun coba kita tidak berjumpa.” Kata Teh Shara sekalian merengkuh badanku dan menciumi mukaku.

    Saya terkejut 1/2 mati, baru ini kali saya diciumi seorang wanita. Saya rasa buah dadanya menekan dadaku. Ada hati lain ada saat itu.

    “Kamu kapan hadirnya, dgn siapa” kata Teh Shara sekalian melepaskan dekapannya.

    “Saya tiba 2 hari lantas, saya cuma sendiri.” kataku.

    “Eh iya mari masuk, sampai lupa, mari duduk.” Ucapnya sekalian menyeret tanganku.

    Kami selanjutnya duduk di ruangan tamu sekalian mengobrol mana-mana, mahfum lama tidak tetemu. Teh Shara duduk berdempetan dgnku. Sudah pasti buah dadanya melekat pada lenganku. Saya sedikit terangsang karena ini, tetapi saya coba hilangkan pikiran ini karena Teh Shara telah saya kira sebagai keluarga sendiri.

    “Eh iya sampai lupa buatkan kamu minum, kamu tentu haus, sesaat ya..” kata Teh Shara ditengah-tengah perbincangan.

    Selang beberapa saat dia tiba,

    “Mari ini diminum”, kata Teh Shara.

    “Kok sepi, pada ke mana Teh?” Tanyaku.

    “Oh kebenaran Mas Heri (suaminya Teh Shara) pergi kerumah orang tuanya, ada kepentingan, gagasannya esok pulangya dan sang Dani (anaknya Teh Shara) turut” jawab Teh Shara.

    “Belum mempunyai Adik Teh dan Teh Shara kok tidak turut?” tanyaku kembali.

    “Belum Rid walau sebenarnya sudah ingin lho.. tetapi memang dapatnya lama mungkin ya, seperti sang Dani dahulu. Teh Shara mengurusi rumah menjadi tidak dapat turut” ucapnya.

    Itil V3
    “Eh kamu nginep di sini kan? Teh masih rindu lho dengan kamu” ucapnya kembali.

    “Iya Teh, barusan telah pamit kok” kataku.

    “Kamu mandi dahulu sana, nanti terburu dingin” kata Teh Shara.

    Lantas saya pergi mandi ada di belakang rumah dan sesudah usai saya lihat-lihat kolam ikan ada di belakang rumah dan kusaksikan Teh Shara giliran mandi. Lebih kurang lima belas menit, Teh Shara usai mandi dan saya kaget karena dia cuma kenakan handuk yang dililitkan di badannya. Saya pastikan dia tidak menggunakan BH dan mungkin CD karena tidak saya saksikan tali BH menggantung di bahunya.

    “Sayg Rid ikannya tetap kecil, tidak dapat buat lauk” kata Teh Shara sekalian mengambil langkah ke arahku lantas kami bercakap sesaat mengenai kolam ikannya.

    Kusaksikan buah dadanya sedikit menyembul dari bebatan handuknya dan ditambahkan berbau wangi badannya membuatku terangsang. Selang beberapa saat dia pamit ingin mengganti pakaian. Mataku tidak lepas memerhatikan badan Teh Shara dari belakang. Kulitnya betul-betul putih. Sepasang pahanya putih mulus kelihatan terang membuat kemaluanku berdiri. Ingin rasanya saya lepas handuknya lantas meremas, menjilat buah dadanya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dgn kemaluanku seperti pada bokep yang kerap saya saksikan. Sesaat saya berangan-angan lantas kucoba hilangkan angan-angan tersebut.

    Haripun ganti petang, udara dingin pegunungan mulai berasa. Sesudah makan malam kami menonton teve sekalian bercakap beberapa hal, sampai tidak berasa telah jam sembilan.

    “Rid kelak kamu tidur dengan aku ya, Teh rindu lho ngeloni kamu” kata Teh Shara.

    “Apa Teh?” Kataku kaget.

    “Iya.. Kamu kelak tidur dengan aku saja. Inget tidak dahulu waktu kecil saya kerap ngeloni kamu” ucapnya.

    “Iya Teh saya inget” jawabku.

    “Nach mari tidur, Teh sudah mengantuk nih” kata Teh Shara sekalian bergerak mengambil langkah ke ruang tidur dan saya meng ikutinya dari belakang, pikiranku bercita-cita ngeres. Sampai dikamar tidur saya masih sangsi untuk naik ke tempat tidur.

    “Mari menjadi tidur tidak?” bertanya Teh Shara.

    Lantas saya naik dan berbaring disebelahnya. Saya deg-degan. Kami masih bercakap sampai jam 10 malam.

    “Tidur ya.. Teh sudah mengantuk sekali” kata Teh Shara.

    “Iya Teh” kataku meskipun sebetulnya saya belum mengantuk karena pikiranku makin ngeres saja terbayg-bayg panorama menarik sore barusan, apalagi sekarang Teh Shara terbujur di sampingku, kurasakan kemaluanku mengeras.

    Saya melihat ke Teh Shara dan kusaksikan dia sudah tertidur pulas. Dadaku makin berdebar-debar kuat tidak tahu apa yang harus saya kerjakan. Ingin saya masturbasi karena tidak tahan, ingin saya merengkuh Teh Shara dan nikmati badannya, tetapi itu mustahil pikirku. Saya berusaha hilangkan pikiran kotor itu, tetapi masih tetap tidak dapat sampai jam 11 malam. Lantas saya putus kan untuk menyaksikan paha Teh Shara sekalian saya masturbasi karena kebingungan dan sudah tidak kuat kembali.

    Dgn dada berdebar saya membuka selimut yang tutupi kakinya, selanjutnya dgn perlahan-lahan saya singkapkan roknya sampai celana dalam hitamnya terlihat, dan kelihatanlah sepasang paha putih mulus dimukaku beitu dekat dan terang. Sebelumnya saya cuma ingin menyaksikannya saja sekalian berangan-angan dan lakukan masturbasi, tapi saya ingin rasakan bagaimana meraba-raba paha seorang wanita tetapi saya takut jika ia terjaga. Kurasakan kemaluanku naik-lonjak seolah ingin menyaksikan apa yang membuat terjaga. Karena telah terkuasai gairah pada akhirnya saya nekad, kapan kembali jika tidak saat ini pikirku.

    Dgn berhati-hati saya mulai meraba-raba paha Teh Shara di atas lutut lantas keatas, berasa lembut sekali dan kulakukan seringkali. Karena makin ingin tahu saya coba meraba-raba celana dalamnya, tapi mendadak Teh Shara terjaga.

    “Ridwan! Apa yang kamu kerjakan!” kata Teh Shara dgn kaget.

    Dia lantas tutupi pahanya dgn rok dan selimutnya lantas duduk sekalian menampar pipiku. Berasa sakit sekali.

    “Kamu kok berani melakukan perbuatan kurang ajar pada Teh Shara. Siapa yang ngajari kamu?” kata Teh Shara dgn geram.

    Saya cuma dapat diam dan merunduk takut. Kemaluanku yang semula demikian gagah saya rasa langsung menjadi kecil seolah lenyap.

    “Tidak kusangka kamu dapat lakukan hal tersebut padaku. Awas kelak kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Teh Shara.

    “Ja.. jangan Teh” kataku ketakutan.

    “Teh Shara kan salah” kataku kembali bela diri.

    “Apa tujuanmu?” bertanya Teh Shara.

    “Teh Shara tetap memandang saya anak kecil, walau sebenarnya saya kan sudah besar Teh, telah lebih dari 17 tahun. Tetapi Teh Shara tetap perlakukan saya waktu seperti saya masih kecil, gunakan ngeloni saya Trus barusan sore , habis mandi Teh Shara cuma menggunakan handuk saja dimukaku. Saya kan lelaki normal Teh” jelasku.

    Kusaksikan Teh Shara cuma diam saja, lantas saya punya niat keluar kamar.

    “Teh.. izin, agar saya tidur saja di dalam kamar samping” kataku sekalian turun dari tempat tidur dan jalan keluar.

    Teh Shara cuma diam saja. Sampai di dalam kamar samping saya rebahkan badanku dan menyumpahi diriku yang melakukan perbuatan bodoh dan membaygkan apa yang bisa terjadi esok. Lebih kurang 15 menit selanjutnya kudengar pintu kamarku diketok.

    “Rid.. kamu masih bangun? Teh bisa masuk tidak?” Kedengar suara Teh Shara di luar.

    “Ya Teh, silahkan” kataku sekalian berpikiran ingin apa ia.

    Teh Shara masuk kamarku lantas kami duduk di pinggir tempat tidur. Saya saksikan mukanya tidak geram kembali.

    “Rid.. Maafkan Teh ya sudah nampar kamu” ucapnya.

    “Semestinya saya yang meminta maaf sudah kurang ajar sama Teh Shara” kataku.

    “Tidak Rid, kamu tidak salah, sesudah Teh berpikir, apa yang kamu ucapkan barusan betul. Karena lama tidak berjumpa, Teh masih memandang kamu seorang anak kecil seperti dahulu saya ngasuh kamu. Teh tidak mengetahui jika kamu saat ini telah besar” kata Teh Shara.

    Saya cuma diam dalam hatiku merasa lega Teh Shara tidak geram kembali.

    “Rid, kamu benar ingin sama Teh?” bertanya Teh Shara.

    “Tujuan Teh?” kataku kaget sekalian melihati mukanya yang kelihatan bagitu manis.

    “Iya.. Teh kan sudah tidak muda kembali, masa’ sich kamu tetap tertarik dengan aku?” ucapnya kembali.

    Saya cuma diam, takut salah bicara dan membuat geram kembali.

    “Tujuan Teh.., jika kamu benar ingin sama Teh, saya ikhlas kok melakukan dgn kamu” ucapnya kembali.

    Dengar hal tersebut saya tambah kaget, seolah tidak yakin.

    “Apa Teh” kataku kaget.

    “Bukan apapun Rid, kamu jangan berpikir enggak-enggak sama Teh. Ini cuma untuk memberikan keyakinan Teh jika kamu sudah dewasa dan lain waktu tidak memandang kamu anak kecil kembali” kata Teh Shara

    Kembali lagi saya cuma diam, seolah tidak yakin. Ingin saya menjelaskan iya, tetapi takut dan malu. Ingin menampik tetapi kupikir kapan kembali peluang semacam ini yang sejauh ini cuma dapat saya baygkan.

    “Bagaimana Rid? Tetapi sekali saja ya.. dan kamu harus janji ini jadi rahasia kita berdua” kata Teh Shara.

    Saya cuma menggangguk kecil pertanda jika saya ingin.

    “Kamu tentu tidak pernah kan?” kata Teh Shara.

    “Belum Teh, tetapi sebelumnya pernah saksikan di film” kataku.

    “Jika demikian saya tidak perlu ngajari kamu kembali” kata Teh Shara.

    Teh Shara lantas melepas pakaiannya dan kelihatanlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, saya diam sekalian memerhatikan, birahiku mulai naik. Lantas Teh Shara melepas roknya dan paha mulus yang saya geraygi barusan kelihatan. Tangannya ditujukan ke belakang bahu dan BH itu juga lepas, sepasang buah dada memiliki ukuran sedang kelihatan benar-benar cantik dipadukan dgn puting susunya yang muncul ke depan. Teh Shara lantas melepas CD hitamnya dan sekarang dia sudah telanjang bundar. Penisku berasa tegang karena baru pertama ini kali saya menyaksikan wanita telanjang langsung di depanku. Dia naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya telentang. Saya demikian kagum, baygkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah tiduran di tempat tidur pas di depanku. Saya terheran dan sangsi untuk melakukan.

    “Mari Rid.. apa yang kamu nantikan, Teh udak siap kok, jangan takut, kelak Teh tolong” kata Teh Shara.

    Selekasnya saya melepas semua bajuku karena sebetulnya saya tidak tahan kembali. Kusaksikan Teh Shara memerhatikan kemaluanku yang berdenyut, saya lantas naik ke atas tempat tidur. Karena tidak sabar,langsung saya mengawalinya. Langsung saya kecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, berasa dia kurang melayani bibirku, kupikir mungkin suaminya sebelumnya tidak pernah melakukan, tetapi tidak saya pedulikan, terus saya lumat bibirnya. Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lantas saya elus-elus dan remas buah dadanya sekalian kadang-kadang melintir puting susunya.

    “Ooh.. Rid.. apa yang kau kerjakan.. ergh.. sshh..” Teh Shara mulai mendesah pertanda birahinya mulai naik, kadang-kadang kurasakan dia menelan ludahnya yang mulai mengental. Sesudah senang dgn bibirnya, sekarang mulutku kuarahkan ke bawah, saya ingin rasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada. Sesaat saya pandangi buah dada yang sekarang pas ada di hadapanku, ooh benar-benar cantiknya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti tidak pernah tersentuh lelaki. Langsung saya jilati dimulai dari bawah lantas ke putingnya, dan buah dada kanannya masih tetap kuremas-remas hingga tambah kenyal dan mengeras.

    “Emmh oh aarghh” Teh Shara mendesah luar biasa saat saya menggigit puting susunya.

    Kulirik mukanya dan kelihatan matanya merem terbuka dan giginya menggigit bibir bawahnya. Sekarang jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disitu kurasakan ada rumput yang tumbuh di sekitar kemaluannya. Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, berasa lubang itu sangat basah, pertanda jika dia telah betul-betul terangsang. Kupermainkan jari-jariku sekalian cari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku masuk keluar dalam lubang yang makin licin itu.

    “Aargghh.. eemhh.. Rid kam.. mu ngapainn oohh..” kata Teh Shara meracau tidak karuan, kakinya menjejak-jejak sprei dan tubuhnya mengeliat-geliat. Tidak kupedulikan ucapannya. Badan Teh Shara makin mengelinjang terkuasai gairah birahi. Kuarasakan badan Teh Shara menegang dan kusaksikan mukanya memeras bercucur keringat, kupikir ia mau klimaks. Kupercepat pergerakan jariku di dalam kemaluannya.

    “Ohh.. arghh.. oohh..” kata Teh Shara dgn napas terengah-engah dan mendadak..

    “Oohh aahh..” Teh Shara mendesah luar biasa dan pinggulnya terangkut, tubuhnya tergetar luar biasa seringkali. Berasa cairan hangat penuhi kemaluannya.

    “Ohh.. ohh.. emhh..” Teh Shara tetap mendesah-desah menghayati kepuasan yang baru dicapainya.

    “Rid apa yang kamu kerjakan kok Teh dapat seperti begini” bertanya Teh Shara.

    “Mengapa emangnya Teh? Kataku.

    “Baru ini kali saya rasakan nikmat semacam ini, hebat” kata Teh Shara.

    Dia lantas menceritakan jika sepanjang bersama suaminya dia sebelumnya tidak pernah memperoleh kepuasan, karena mereka cuma sesaat saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat usai.

    “Teh saat ini giliranku” kubisikkan ditelinganya, Teh Shara menggangguk kecil.

    Saya mulai mencumbunya kembali. Kulakukan seperti barusan, dimulai dari bibirnya yang kulumat, lantas buah dadanya yang saya cicipi, tidak lupa jari-jariku kupermainkan dalam kemaluannya.

    “Aarghh.. emhh.. ooh..” kedengar Teh Shara mulai mendesah-desah kembali pertanda dia sudah terangsang.

    Sesudah saya rasa cukup, saya ingin selekasnya rasakan bagaimana rasanya menusukkan kemaluanku ke kemaluannya. Saya menjajarkan badanku di atas badannya dan Teh Shara tahu, dia lantas mengangkangkan pahanya dan kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya. Setelah tiba dimukanya saya sangsi untuk melakukan.

    “Mari Rid jangan takut, masukkan saja” kata Teh Shara.

    Pelan-pelan saya masukan kemaluanku sekalian kunikmati, bless berasa nikmat waktu itu. Kemaluanku gampang saja masuk kemaluannya karena sangat basah dan licin. Sekarang mulai kugerakkan pinggulku turun naik pelan-pelan. Ohh enaknya.

    “Bisa lebih cepat Rid arghh.. emhh” kata Teh Shara terputus-putus dgn mata merem-melek.

    Saya mempercepat pergerakanku dan kedengar suara berkecipak dari kemaluannya.

    “Iya.. demikian.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Teh Shara berbicara tidak karuan.

    Keringat kami bercucur deras sekali. Kusaksikan mukanya makin memeras.

    “Rid, Teh ingin.. sedap kembali.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Teh Shara sekalian mendesah panjang, badannya tergetar dan kurasakan kemaluannya disanggupi cairan hangat menyirami penisku.

    Remasan dinding kemaluannya demikian kuat, aku juga mempercepat pergerakanku dan.. croott.. aku juga capai klimaks aahh.., kubiarkan air maniku keluar dalam kemaluannya. Kurasakan nikmat yang hebat, berulang-kali lebih nikmat dibanding saat saya masturbasi. Saya dekap badannya erat-erat sekalian mengecup puting susunya nikmati kepuasan seks yang sebenarnya yang baru saya rasa pertama kalinya dalam hidupku. Sesudah cukup kumenikmatinya saya cabut kemaluanku dan merebahkan tubuhku disampinya.

    “Teh Shara, terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sekalian kukecup pipinya.

    “Teh Rid.. baru ini kali Teh rasakan kepuasan semacam ini, kamu luar biasa” kata Teh Shara lantas mengecup bibirku.

    Kami berdua lantas tidur karena kecapaian.

    Kurang lebih jam 3 pagi saya terjaga dan merasa haus sekali, saya ingin cari minum. Saat saya baru ingin turun dari tempat tidur, Teh Shara terjaga.

    “Kamu ingin ke mana Rid..” ucapnya.

    “Saya ingin mencari minum, saya haus. Teh Shara ingin?” Kataku.

    Dia cuma menggangguk kecil. Saya mengambil selimut untuk tutupi anuku lantas saya ke dapur dan kuambil sebotol air putih.

    “Ini Teh minumnya” kataku sekalian kusodorkan satu gelas air putih.

    Saya duduk di pinggir tempat tidur sekalian melihati Teh Shara yang badannya tertutupi selimut minum air yang kuberikan.

    “Ada apakah Rid, kok kamu melihati Teh” ucapnya.

    “Ah tidak Papah. Teh elok” kataku sedikit membujuk.

    “Ah kamu Rid, dapat saja, Teh kan sudah tua Rid” kata Teh Shara.

    “Benar kok, Teh justru semakin elok saat ini” kataku sekalian kukecup bibirnya.

    “Rid.. bisa tidak Teh meminta suatu hal” kata Teh Shara.

    “Meminta apa Teh?” tanyaku ingin tahu.

    “Ingin tidak kamu jika..” kata Teh Shara berhenti.

    “Jika apa Teh?” kataku penuh tanda pertanyaan.

    “Jika.. jika kamu emm.. melakukan kembali” kata Teh Shara dgn malu sekalian merunduk, kelihatan pipinya memeras.

    “Lho.. ucapnya barusan, sekali saja ya Rid.., tetapi saat ini kok?” kataku memikatnya.

    “Ah kamu, kan barusan Teh tidak ngira akan seperti begini” ucapnya manja sekalian mencubit lenganku.

    “Dgn suka hati saya akan layani Teh Shara” kataku.

    Sebetulnya saya baru ingin ajaknya kembali, e.. justru ia lebih dulu. Rupanya Teh Shara suka. Memang betul bila seorang wanita sebelumnya pernah merasa senang, ia sendiri yang akan minta. Kami mulai bercumbu kembali, ini kali saya ingin nikmati dgn dgn sepuas hatiku. Ingin kunikmati tiap inch badannya, karena sekarang saya tahu Teh Shara juga ingin. Seperti barusan, pertama kali bibirnya yang kunikmati. Dgn penuh kehalusan saya melumat-lumat bibir Teh Shara.

    Saya semakin berani, kugunakan lidahku untuk memotong bibirnya, kupermainkan lidahku. Teh Shara mulai berani, lidahnya dimainkan hingga lidah kami sama-sama beradu, membuatku makin kerasan saja lama-lama nikmati bibirnya. Tanganku seperti barusan, bekerja di dadanya, kuremas-remas dadanya yang kenyal dimulai dari lembah sampai ke pucuknya lantas saya pelintir putingnya hingga membuat menggelinjang dan mengelinjang. Dua bukit kembar itu juga makin mengeras. Dia menggigit bibirku saat kupelintir putingnya.

    Saya telah senang dgn bibirnya, sekarang mulutku mengulum dan melumat buah dadanya. Dgn cepat lidahku menari-nari di atas bukitnya yang putih mulus tersebut. Tanganku masih tetap meremas-remas buah dadanya yang kanan. Kusaksikan mata Teh Shara benar-benar redup, dan dia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya keluarkan desahan erotis.

    “Oohh.. arghh.. en.. ennak Rid.. emhh..” kata Teh Shara mendesah-desah.

    Mendadak tangannya menggenggam tanganku yang sedang meremas-remas dadanya dan menggeretnya ke selangkangannya. Saya memahami apa yang diinginnya, ternyata dia ingin saya selekasnya permainkan kemaluannya. Jari-jarikupun selekasnya bergerilya di kemaluannya. Kugerakkan jariku masuk keluar dan kuelus-elus klentitnya membuat makin menggeliat tidak karuan.

    “Ya.. terruss.. aargghh.. emmhh.. sedap.. oohh..” mulut Teh Shara meracau.

    Setiap Teh Shara berasa ingin capai klimaks, saya stop jariku menyerang kemaluannya, sesudah ia cukup tenang, saya mempermainkan kembali kemaluannya, kulakukan seringkali.

    “Emhh Rid.. mari donk jangan demikian.. kau jahat oohh..” kata Teh Shara meminta.

    Dengarnya membuatku merasa kasihan , tetapi saya tidak membuat klimaks dgn jariku tapi dgn mulutku, saya betul-betul ingin coba semua yang sebelumnya pernah saya saksikan di bokep.

    Selekasnya saya tujukan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yang disekitar kemaluannya dan kelihatanlah kemaluannya yang merah dan mengkilat basah, benar-benar cantik karena baru ini kali menyaksikannya. Saya cukup sangsi untuk melakukan, tapi rasa penasaranku seperti apakah sich rasanya menjilat-jilati kemaluan semakin lebih besar. Selekasnya saya jilati lubang itu, lidahku kujulurkan masuk keluar.

    “Rid.. apa yang kamu kerjakan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Teh Shara.

    Dia kaget saya memakai mulutku untuk menjilat-jilati kemaluannya, tetapi saya tidak hiraukan ucapannya. Saat lidahku sentuh kelentitnya, dia mendesah panjang dan badannya menggelinjang tidak karuan dan selang beberapa saat badannya tergetar seringkali, tangannya mencekram sprei dan mulutku dipenuhi cairan yang keluar lubang keperempuanannya.

    “Ohmm.. emhh.. ennak Rid.. aahh..” kata Teh Shara saat dia klimaks.

    Sesudah Teh Shara usai nikmati kepuasan yang didapatnya, saya mencumbunya lagi kembali karena saya ingin capai kepuasan.

    “Giliran Teh di atas ya saat ini” kataku.

    “Bagaimana Rid saya tidak tahu” kata Teh Shara.

    Dibanding saya menerangkan, langsung saya praktikkan. Saya tidur terlentang dan Teh Shara saya suruh mengambil langkah di atas kemaluanku, nampaknya dia mulai memahami. Tangannya menggenggam kemaluanku yang tegang luar biasa lantas pelan-pelan pinggangnya di turunkan dan kemaluannya ditujukan ke kemaluanku dan dalam waktu cepat bless kemaluanku lenyap ditelan kemaluannya. Teh Shara lantas mulai lakukan pergerakan turun naik, dia angkat pinggangnya dan saat sampai di kepala penisku dia turunkan kembali. Sebelumnya dia perlahan-lahan tetapi dia sekarang mulai percepat pergerakannya.

    Kusaksikan mukanya penuh dgn keringat, matanya sayu sekalian merem terbuka dan kadang-kadang dia menyaksikan kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sangat seksi muka wanita yang sedang terkuasai gairah birahi dan sedang berusaha untuk capai pucuk kepuasan. Muka Teh Shara kelihatan benar-benar elok semacam itu ditambah lagi dengan rambut sebahunya yang kelihatan berantakan terombang ambing pergerakan kepalanya. Buah dadanya juga terbuncang-guncang, lantas tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras saat jari-jariku melintir puting susunya.

    “Oh emhh yaah.. ohh..” tersebut kata-kata yang keluar mulut Teh Shara.

    “Saya tidak kuat kembali Rid..” kata Teh Shara sekalian stop gerakkan tubuhnya, saya tahu dia selekasnya capai klimaks.

    Kurebahkan tubuhnya dan saya selekasnya memompa kemaluannya dan selang beberapa saat Teh Shara capai klimaks. Kuhentikan pergerakanku untuk biarkan Teh Shara nikmati kepuasan yang didapatnya. Kemudian saya cabut penisku dan kusuruh Teh Shara menungging lantas kumasukkan kemaluanku dari belakang. Teh Shara kelihatan cuma pasrah saja pada apa yang saya kerjakan padanya. Dia cuma dapat mendesah kepuasan.

    Sesudah senang dgn posisi ini, saya suruh Teh Shara tiduran kembali dan saya masukan kembali kemaluanku dan memompa kemaluannya kembali karena saya ingin sekali akhirinya. Sesaat selanjutnya Teh Shara ingin klimaks kembali, mukanya memeras, badannya menggeliat ke sana kesini.

    “Ahh.. oh.. Teh ingin sedap kembali Rid.. arrghh ahh..” kata Teh Shara.

    “Nantikan Teh, ki kita bersama saya nyaris” kataku.

    “Teh sudah tidak tahan Rid.. ahh..” kata Teh Shara sekalian mendesah panjang, badannya tergetar luar biasa, pinggulnya terangkut naik. Cairan hangat menyirami kemaluanku dan kurasakan dinding kemaluannya seolah-olah mengisap penisku demikian kuat dan pada akhirnya aku juga tidak kuat dan croott.. aku juga capai klimaks, oh my god enaknya hebat. Lantas kami sama-sama berangkulan kuat nikmati kepuasan yang barusan kami capai.

    Narasi Seks Kajadian yang Tidak Terlewatkan Bersama Tante – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh. Cerita ini terjadi saat saya lulus dari SMU. Kenalkan, namaku Ridwan. Peristiwa ini tidak terlewatkan karena ini ialah pertamanya kali saya rasakan enaknya seks yang sebetulnya. Di saat itu saya make love dgn Teh Shara yang umurnya kurang lebih sepuluh tahun lebih tua dariku. Mukanya manis dan kulitnya putih.

    Teh Shara ialah anak tetangga nenekku di dusun wilayah Cilacap yang turut dgn keluargaku di Kota Semarang semenjak SMP. Waktu SD dia sekolah di dusun, kemudian dia dibawa keluargaku di kota untuk meneruskan sekolah sekalian menolong keluargaku khususnya menjaga saya. Kami benar-benar dekat bahkan juga di kerap ngeloni saya. Teh Shara turut dgn keluargaku sampai ia lulus SMA atau saya kelas 2 SD dan ia lagi ke dusun. Namanya anak kecil, menjadi saya tidak ada hati apapun padanya.

    narasi seks, cersex, cersex 2024, narasi seks terkini, narasi seks tante, cerita bersama tante yang tidak terlewatkan
    Narasi Seks Terkini Kemudian kami jarang-jarang berjumpa, paling-paling cuma satu tahun satu atau 2x. 3 tahun selanjutnya dia menikah dan waktu saya kelas dua SMP saya harus berpindah luar Jawa ke Kota Makassar meng ikuti ayah yang dipindahkan pekerjaan. Kemudian kami sebelumnya tidak pernah berjumpa kembali. Kami cuma terkait melalui surat dan beritanya dia saat ini sudah mempunyai seorang anak. di saat saya lulus SMA saya pulang ke rumah nenek dan punya niat cari tempat kuliah di Kota Yogya.
    Sesampainya di dalam rumah nenek saya tahu jika Teh Shara telah mempunyai rumah sendiri dan tinggal dengan suaminya di dusun seberang. Sesudah 2 hari di dalam rumah nenek saya punya niat berkunjung rumah Teh Shara. Sesudah dikasih tahu arah tempat tinggalnya (sekitaran 1 km) saya pergi kurang lebih jam tiga sore dan punya niat bermalam. Dari sini narasi ini bermula.

    Sesudah jalan lebih kurang 20 menit, pada akhirnya saya sampai di dalam rumah yang ciri-cirinya sama dgn yang disebutkan nenek. Sesaat kuamati keliatannya sepi, lantas saya coba mengetuk pintu tempat tinggalnya.

    “Ya sesaat..” kedengar sahutan wanita dari dalam.

    Selang beberapa saat keluar seorang wanita dan saya tetap mengenal muka itu walaupun lama tidak berjumpa. Teh Shara kelihatan manis dan kulitnya masih putih seperti dahulu. Ia kelihatannya tidak mengenalku.

    “Mencari siapa ya? bertanya Teh Shara”.

    “Anda Teh Shara kan?” saya kembali menanyakan.

    “Iya betul, anda siapa ya dan ada kepentingan apa?” Teh Shara menanyakan lagi dgn raut muka yang berusaha mengingat.

    “Masih inget dengan aku tidak Teh? Saya Ridwan Teh, masak lupa dengan aku”, kataku.

    “Kamu Ridwan anaknya Pak Tono?” kata Teh Shara 1/2 tidak yakin.

    “Ya ampun Rid, saya tidak ngenalin kamu kembali. Berapakah tahun coba kita tidak berjumpa.” Kata Teh Shara sekalian merengkuh badanku dan menciumi mukaku.

    Saya terkejut 1/2 mati, baru ini kali saya diciumi seorang wanita. Saya rasa buah dadanya menekan dadaku. Ada hati lain ada saat itu.

    “Kamu kapan hadirnya, dgn siapa” kata Teh Shara sekalian melepaskan dekapannya.

    “Saya tiba 2 hari lantas, saya cuma sendiri.” kataku.

    “Eh iya mari masuk, sampai lupa, mari duduk.” Ucapnya sekalian menyeret tanganku.

    Kami selanjutnya duduk di ruangan tamu sekalian mengobrol mana-mana, mahfum lama tidak tetemu. Teh Shara duduk berdempetan dgnku. Sudah pasti buah dadanya melekat pada lenganku. Saya sedikit terangsang karena ini, tetapi saya coba hilangkan pikiran ini karena Teh Shara telah saya kira sebagai keluarga sendiri.

    “Eh iya sampai lupa buatkan kamu minum, kamu tentu haus, sesaat ya..” kata Teh Shara ditengah-tengah perbincangan.

    Selang beberapa saat dia tiba,

    “Mari ini diminum”, kata Teh Shara.

    “Kok sepi, pada ke mana Teh?” Tanyaku.

    “Oh kebenaran Mas Heri (suaminya Teh Shara) pergi kerumah orang tuanya, ada kepentingan, gagasannya esok pulangya dan sang Dani (anaknya Teh Shara) turut” jawab Teh Shara.

    “Belum mempunyai Adik Teh dan Teh Shara kok tidak turut?” tanyaku kembali.

    “Belum Rid walau sebenarnya sudah ingin lho.. tetapi memang dapatnya lama mungkin ya, seperti sang Dani dahulu. Teh Shara mengurusi rumah menjadi tidak dapat turut” ucapnya.

    Itil V3
    “Eh kamu nginep di sini kan? Teh masih rindu lho dengan kamu” ucapnya kembali.

    “Iya Teh, barusan telah pamit kok” kataku.

    “Kamu mandi dahulu sana, nanti terburu dingin” kata Teh Shara.

    Lantas saya pergi mandi ada di belakang rumah dan sesudah usai saya lihat-lihat kolam ikan ada di belakang rumah dan kusaksikan Teh Shara giliran mandi. Lebih kurang lima belas menit, Teh Shara usai mandi dan saya kaget karena dia cuma kenakan handuk yang dililitkan di badannya. Saya pastikan dia tidak menggunakan BH dan mungkin CD karena tidak saya saksikan tali BH menggantung di bahunya.

    “Sayg Rid ikannya tetap kecil, tidak dapat buat lauk” kata Teh Shara sekalian mengambil langkah ke arahku lantas kami bercakap sesaat mengenai kolam ikannya.

    Kusaksikan buah dadanya sedikit menyembul dari bebatan handuknya dan ditambahkan berbau wangi badannya membuatku terangsang. Selang beberapa saat dia pamit ingin mengganti pakaian. Mataku tidak lepas memerhatikan badan Teh Shara dari belakang. Kulitnya betul-betul putih. Sepasang pahanya putih mulus kelihatan terang membuat kemaluanku berdiri. Ingin rasanya saya lepas handuknya lantas meremas, menjilat buah dadanya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dgn kemaluanku seperti pada bokep yang kerap saya saksikan. Sesaat saya berangan-angan lantas kucoba hilangkan angan-angan tersebut.

    Haripun ganti petang, udara dingin pegunungan mulai berasa. Sesudah makan malam kami menonton teve sekalian bercakap beberapa hal, sampai tidak berasa telah jam sembilan.

    “Rid kelak kamu tidur dengan aku ya, Teh rindu lho ngeloni kamu” kata Teh Shara.

    “Apa Teh?” Kataku kaget.

    “Iya.. Kamu kelak tidur dengan aku saja. Inget tidak dahulu waktu kecil saya kerap ngeloni kamu” ucapnya.

    “Iya Teh saya inget” jawabku.

    “Nach mari tidur, Teh sudah mengantuk nih” kata Teh Shara sekalian bergerak mengambil langkah ke ruang tidur dan saya meng ikutinya dari belakang, pikiranku bercita-cita ngeres. Sampai dikamar tidur saya masih sangsi untuk naik ke tempat tidur.

    “Mari menjadi tidur tidak?” bertanya Teh Shara.

    Lantas saya naik dan berbaring disebelahnya. Saya deg-degan. Kami masih bercakap sampai jam 10 malam.

    “Tidur ya.. Teh sudah mengantuk sekali” kata Teh Shara.

    “Iya Teh” kataku meskipun sebetulnya saya belum mengantuk karena pikiranku makin ngeres saja terbayg-bayg panorama menarik sore barusan, apalagi sekarang Teh Shara terbujur di sampingku, kurasakan kemaluanku mengeras.

    Saya melihat ke Teh Shara dan kusaksikan dia sudah tertidur pulas. Dadaku makin berdebar-debar kuat tidak tahu apa yang harus saya kerjakan. Ingin saya masturbasi karena tidak tahan, ingin saya merengkuh Teh Shara dan nikmati badannya, tetapi itu mustahil pikirku. Saya berusaha hilangkan pikiran kotor itu, tetapi masih tetap tidak dapat sampai jam 11 malam. Lantas saya putus kan untuk menyaksikan paha Teh Shara sekalian saya masturbasi karena kebingungan dan sudah tidak kuat kembali.

    Dgn dada berdebar saya membuka selimut yang tutupi kakinya, selanjutnya dgn perlahan-lahan saya singkapkan roknya sampai celana dalam hitamnya terlihat, dan kelihatanlah sepasang paha putih mulus dimukaku beitu dekat dan terang. Sebelumnya saya cuma ingin menyaksikannya saja sekalian berangan-angan dan lakukan masturbasi, tapi saya ingin rasakan bagaimana meraba-raba paha seorang wanita tetapi saya takut jika ia terjaga. Kurasakan kemaluanku naik-lonjak seolah ingin menyaksikan apa yang membuat terjaga. Karena telah terkuasai gairah pada akhirnya saya nekad, kapan kembali jika tidak saat ini pikirku.

    Dgn berhati-hati saya mulai meraba-raba paha Teh Shara di atas lutut lantas keatas, berasa lembut sekali dan kulakukan seringkali. Karena makin ingin tahu saya coba meraba-raba celana dalamnya, tapi mendadak Teh Shara terjaga.

    “Ridwan! Apa yang kamu kerjakan!” kata Teh Shara dgn kaget.

    Dia lantas tutupi pahanya dgn rok dan selimutnya lantas duduk sekalian menampar pipiku. Berasa sakit sekali.

    “Kamu kok berani melakukan perbuatan kurang ajar pada Teh Shara. Siapa yang ngajari kamu?” kata Teh Shara dgn geram.

    Saya cuma dapat diam dan merunduk takut. Kemaluanku yang semula demikian gagah saya rasa langsung menjadi kecil seolah lenyap.

    “Tidak kusangka kamu dapat lakukan hal tersebut padaku. Awas kelak kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Teh Shara.

    “Ja.. jangan Teh” kataku ketakutan.

    “Teh Shara kan salah” kataku kembali bela diri.

    “Apa tujuanmu?” bertanya Teh Shara.

    “Teh Shara tetap memandang saya anak kecil, walau sebenarnya saya kan sudah besar Teh, telah lebih dari 17 tahun. Tetapi Teh Shara tetap perlakukan saya waktu seperti saya masih kecil, gunakan ngeloni saya Trus barusan sore , habis mandi Teh Shara cuma menggunakan handuk saja dimukaku. Saya kan lelaki normal Teh” jelasku.

    Kusaksikan Teh Shara cuma diam saja, lantas saya punya niat keluar kamar.

    “Teh.. izin, agar saya tidur saja di dalam kamar samping” kataku sekalian turun dari tempat tidur dan jalan keluar.

    Teh Shara cuma diam saja. Sampai di dalam kamar samping saya rebahkan badanku dan menyumpahi diriku yang melakukan perbuatan bodoh dan membaygkan apa yang bisa terjadi esok. Lebih kurang 15 menit selanjutnya kudengar pintu kamarku diketok.

    “Rid.. kamu masih bangun? Teh bisa masuk tidak?” Kedengar suara Teh Shara di luar.

    “Ya Teh, silahkan” kataku sekalian berpikiran ingin apa ia.

    Teh Shara masuk kamarku lantas kami duduk di pinggir tempat tidur. Saya saksikan mukanya tidak geram kembali.

    “Rid.. Maafkan Teh ya sudah nampar kamu” ucapnya.

    “Semestinya saya yang meminta maaf sudah kurang ajar sama Teh Shara” kataku.

    “Tidak Rid, kamu tidak salah, sesudah Teh berpikir, apa yang kamu ucapkan barusan betul. Karena lama tidak berjumpa, Teh masih memandang kamu seorang anak kecil seperti dahulu saya ngasuh kamu. Teh tidak mengetahui jika kamu saat ini telah besar” kata Teh Shara.

    Saya cuma diam dalam hatiku merasa lega Teh Shara tidak geram kembali.

    “Rid, kamu benar ingin sama Teh?” bertanya Teh Shara.

    “Tujuan Teh?” kataku kaget sekalian melihati mukanya yang kelihatan bagitu manis.

    “Iya.. Teh kan sudah tidak muda kembali, masa’ sich kamu tetap tertarik dengan aku?” ucapnya kembali.

    Saya cuma diam, takut salah bicara dan membuat geram kembali.

    “Tujuan Teh.., jika kamu benar ingin sama Teh, saya ikhlas kok melakukan dgn kamu” ucapnya kembali.

    Dengar hal tersebut saya tambah kaget, seolah tidak yakin.

    “Apa Teh” kataku kaget.

    “Bukan apapun Rid, kamu jangan berpikir enggak-enggak sama Teh. Ini cuma untuk memberikan keyakinan Teh jika kamu sudah dewasa dan lain waktu tidak memandang kamu anak kecil kembali” kata Teh Shara

    Kembali lagi saya cuma diam, seolah tidak yakin. Ingin saya menjelaskan iya, tetapi takut dan malu. Ingin menampik tetapi kupikir kapan kembali peluang semacam ini yang sejauh ini cuma dapat saya baygkan.

    “Bagaimana Rid? Tetapi sekali saja ya.. dan kamu harus janji ini jadi rahasia kita berdua” kata Teh Shara.

    Saya cuma menggangguk kecil pertanda jika saya ingin.

    “Kamu tentu tidak pernah kan?” kata Teh Shara.

    “Belum Teh, tetapi sebelumnya pernah saksikan di film” kataku.

    “Jika demikian saya tidak perlu ngajari kamu kembali” kata Teh Shara.

    Teh Shara lantas melepas pakaiannya dan kelihatanlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, saya diam sekalian memerhatikan, birahiku mulai naik. Lantas Teh Shara melepas roknya dan paha mulus yang saya geraygi barusan kelihatan. Tangannya ditujukan ke belakang bahu dan BH itu juga lepas, sepasang buah dada memiliki ukuran sedang kelihatan benar-benar cantik dipadukan dgn puting susunya yang muncul ke depan. Teh Shara lantas melepas CD hitamnya dan sekarang dia sudah telanjang bundar. Penisku berasa tegang karena baru pertama ini kali saya menyaksikan wanita telanjang langsung di depanku. Dia naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya telentang. Saya demikian kagum, baygkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah tiduran di tempat tidur pas di depanku. Saya terheran dan sangsi untuk melakukan.

    “Mari Rid.. apa yang kamu nantikan, Teh udak siap kok, jangan takut, kelak Teh tolong” kata Teh Shara.

    Selekasnya saya melepas semua bajuku karena sebetulnya saya tidak tahan kembali. Kusaksikan Teh Shara memerhatikan kemaluanku yang berdenyut, saya lantas naik ke atas tempat tidur. Karena tidak sabar,langsung saya mengawalinya. Langsung saya kecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, berasa dia kurang melayani bibirku, kupikir mungkin suaminya sebelumnya tidak pernah melakukan, tetapi tidak saya pedulikan, terus saya lumat bibirnya. Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lantas saya elus-elus dan remas buah dadanya sekalian kadang-kadang melintir puting susunya.

    “Ooh.. Rid.. apa yang kau kerjakan.. ergh.. sshh..” Teh Shara mulai mendesah pertanda birahinya mulai naik, kadang-kadang kurasakan dia menelan ludahnya yang mulai mengental. Sesudah senang dgn bibirnya, sekarang mulutku kuarahkan ke bawah, saya ingin rasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada. Sesaat saya pandangi buah dada yang sekarang pas ada di hadapanku, ooh benar-benar cantiknya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti tidak pernah tersentuh lelaki. Langsung saya jilati dimulai dari bawah lantas ke putingnya, dan buah dada kanannya masih tetap kuremas-remas hingga tambah kenyal dan mengeras.

    “Emmh oh aarghh” Teh Shara mendesah luar biasa saat saya menggigit puting susunya.

    Kulirik mukanya dan kelihatan matanya merem terbuka dan giginya menggigit bibir bawahnya. Sekarang jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disitu kurasakan ada rumput yang tumbuh di sekitar kemaluannya. Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, berasa lubang itu sangat basah, pertanda jika dia telah betul-betul terangsang. Kupermainkan jari-jariku sekalian cari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku masuk keluar dalam lubang yang makin licin itu.

    “Aargghh.. eemhh.. Rid kam.. mu ngapainn oohh..” kata Teh Shara meracau tidak karuan, kakinya menjejak-jejak sprei dan tubuhnya mengeliat-geliat. Tidak kupedulikan ucapannya. Badan Teh Shara makin mengelinjang terkuasai gairah birahi. Kuarasakan badan Teh Shara menegang dan kusaksikan mukanya memeras bercucur keringat, kupikir ia mau klimaks. Kupercepat pergerakan jariku di dalam kemaluannya.

    “Ohh.. arghh.. oohh..” kata Teh Shara dgn napas terengah-engah dan mendadak..

    “Oohh aahh..” Teh Shara mendesah luar biasa dan pinggulnya terangkut, tubuhnya tergetar luar biasa seringkali. Berasa cairan hangat penuhi kemaluannya.

    “Ohh.. ohh.. emhh..” Teh Shara tetap mendesah-desah menghayati kepuasan yang baru dicapainya.

    “Rid apa yang kamu kerjakan kok Teh dapat seperti begini” bertanya Teh Shara.

    “Mengapa emangnya Teh? Kataku.

    “Baru ini kali saya rasakan nikmat semacam ini, hebat” kata Teh Shara.

    Dia lantas menceritakan jika sepanjang bersama suaminya dia sebelumnya tidak pernah memperoleh kepuasan, karena mereka cuma sesaat saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat usai.

    “Teh saat ini giliranku” kubisikkan ditelinganya, Teh Shara menggangguk kecil.

    Saya mulai mencumbunya kembali. Kulakukan seperti barusan, dimulai dari bibirnya yang kulumat, lantas buah dadanya yang saya cicipi, tidak lupa jari-jariku kupermainkan dalam kemaluannya.

    “Aarghh.. emhh.. ooh..” kedengar Teh Shara mulai mendesah-desah kembali pertanda dia sudah terangsang.

    Sesudah saya rasa cukup, saya ingin selekasnya rasakan bagaimana rasanya menusukkan kemaluanku ke kemaluannya. Saya menjajarkan badanku di atas badannya dan Teh Shara tahu, dia lantas mengangkangkan pahanya dan kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya. Setelah tiba dimukanya saya sangsi untuk melakukan.

    “Mari Rid jangan takut, masukkan saja” kata Teh Shara.

    Pelan-pelan saya masukan kemaluanku sekalian kunikmati, bless berasa nikmat waktu itu. Kemaluanku gampang saja masuk kemaluannya karena sangat basah dan licin. Sekarang mulai kugerakkan pinggulku turun naik pelan-pelan. Ohh enaknya.

    “Bisa lebih cepat Rid arghh.. emhh” kata Teh Shara terputus-putus dgn mata merem-melek.

    Saya mempercepat pergerakanku dan kedengar suara berkecipak dari kemaluannya.

    “Iya.. demikian.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Teh Shara berbicara tidak karuan.

    Keringat kami bercucur deras sekali. Kusaksikan mukanya makin memeras.

    “Rid, Teh ingin.. sedap kembali.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Teh Shara sekalian mendesah panjang, badannya tergetar dan kurasakan kemaluannya disanggupi cairan hangat menyirami penisku.

    Remasan dinding kemaluannya demikian kuat, aku juga mempercepat pergerakanku dan.. croott.. aku juga capai klimaks aahh.., kubiarkan air maniku keluar dalam kemaluannya. Kurasakan nikmat yang hebat, berulang-kali lebih nikmat dibanding saat saya masturbasi. Saya dekap badannya erat-erat sekalian mengecup puting susunya nikmati kepuasan seks yang sebenarnya yang baru saya rasa pertama kalinya dalam hidupku. Sesudah cukup kumenikmatinya saya cabut kemaluanku dan merebahkan tubuhku disampinya.

    “Teh Shara, terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sekalian kukecup pipinya.

    “Teh Rid.. baru ini kali Teh rasakan kepuasan semacam ini, kamu luar biasa” kata Teh Shara lantas mengecup bibirku.

    Kami berdua lantas tidur karena kecapaian.

    Kurang lebih jam 3 pagi saya terjaga dan merasa haus sekali, saya ingin cari minum. Saat saya baru ingin turun dari tempat tidur, Teh Shara terjaga.

    “Kamu ingin ke mana Rid..” ucapnya.

    “Saya ingin mencari minum, saya haus. Teh Shara ingin?” Kataku.

    Dia cuma menggangguk kecil. Saya mengambil selimut untuk tutupi anuku lantas saya ke dapur dan kuambil sebotol air putih.

    “Ini Teh minumnya” kataku sekalian kusodorkan satu gelas air putih.

    Saya duduk di pinggir tempat tidur sekalian melihati Teh Shara yang badannya tertutupi selimut minum air yang kuberikan.

    “Ada apakah Rid, kok kamu melihati Teh” ucapnya.

    “Ah tidak Papah. Teh elok” kataku sedikit membujuk.

    “Ah kamu Rid, dapat saja, Teh kan sudah tua Rid” kata Teh Shara.

    “Benar kok, Teh justru semakin elok saat ini” kataku sekalian kukecup bibirnya.

    “Rid.. bisa tidak Teh meminta suatu hal” kata Teh Shara.

    “Meminta apa Teh?” tanyaku ingin tahu.

    “Ingin tidak kamu jika..” kata Teh Shara berhenti.

    “Jika apa Teh?” kataku penuh tanda pertanyaan.

    “Jika.. jika kamu emm.. melakukan kembali” kata Teh Shara dgn malu sekalian merunduk, kelihatan pipinya memeras.

    “Lho.. ucapnya barusan, sekali saja ya Rid.., tetapi saat ini kok?” kataku memikatnya.

    “Ah kamu, kan barusan Teh tidak ngira akan seperti begini” ucapnya manja sekalian mencubit lenganku.

    “Dgn suka hati saya akan layani Teh Shara” kataku.

    Sebetulnya saya baru ingin ajaknya kembali, e.. justru ia lebih dulu. Rupanya Teh Shara suka. Memang betul bila seorang wanita sebelumnya pernah merasa senang, ia sendiri yang akan minta. Kami mulai bercumbu kembali, ini kali saya ingin nikmati dgn dgn sepuas hatiku. Ingin kunikmati tiap inch badannya, karena sekarang saya tahu Teh Shara juga ingin. Seperti barusan, pertama kali bibirnya yang kunikmati. Dgn penuh kehalusan saya melumat-lumat bibir Teh Shara.

    Saya semakin berani, kugunakan lidahku untuk memotong bibirnya, kupermainkan lidahku. Teh Shara mulai berani, lidahnya dimainkan hingga lidah kami sama-sama beradu, membuatku makin kerasan saja lama-lama nikmati bibirnya. Tanganku seperti barusan, bekerja di dadanya, kuremas-remas dadanya yang kenyal dimulai dari lembah sampai ke pucuknya lantas saya pelintir putingnya hingga membuat menggelinjang dan mengelinjang. Dua bukit kembar itu juga makin mengeras. Dia menggigit bibirku saat kupelintir putingnya.

    Saya telah senang dgn bibirnya, sekarang mulutku mengulum dan melumat buah dadanya. Dgn cepat lidahku menari-nari di atas bukitnya yang putih mulus tersebut. Tanganku masih tetap meremas-remas buah dadanya yang kanan. Kusaksikan mata Teh Shara benar-benar redup, dan dia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya keluarkan desahan erotis.

    “Oohh.. arghh.. en.. ennak Rid.. emhh..” kata Teh Shara mendesah-desah.

    Mendadak tangannya menggenggam tanganku yang sedang meremas-remas dadanya dan menggeretnya ke selangkangannya. Saya memahami apa yang diinginnya, ternyata dia ingin saya selekasnya permainkan kemaluannya. Jari-jarikupun selekasnya bergerilya di kemaluannya. Kugerakkan jariku masuk keluar dan kuelus-elus klentitnya membuat makin menggeliat tidak karuan.

    “Ya.. terruss.. aargghh.. emmhh.. sedap.. oohh..” mulut Teh Shara meracau.

    Setiap Teh Shara berasa ingin capai klimaks, saya stop jariku menyerang kemaluannya, sesudah ia cukup tenang, saya mempermainkan kembali kemaluannya, kulakukan seringkali.

    “Emhh Rid.. mari donk jangan demikian.. kau jahat oohh..” kata Teh Shara meminta.

    Dengarnya membuatku merasa kasihan , tetapi saya tidak membuat klimaks dgn jariku tapi dgn mulutku, saya betul-betul ingin coba semua yang sebelumnya pernah saya saksikan di bokep.

    Selekasnya saya tujukan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yang disekitar kemaluannya dan kelihatanlah kemaluannya yang merah dan mengkilat basah, benar-benar cantik karena baru ini kali menyaksikannya. Saya cukup sangsi untuk melakukan, tapi rasa penasaranku seperti apakah sich rasanya menjilat-jilati kemaluan semakin lebih besar. Selekasnya saya jilati lubang itu, lidahku kujulurkan masuk keluar.

    “Rid.. apa yang kamu kerjakan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Teh Shara.

    Dia kaget saya memakai mulutku untuk menjilat-jilati kemaluannya, tetapi saya tidak hiraukan ucapannya. Saat lidahku sentuh kelentitnya, dia mendesah panjang dan badannya menggelinjang tidak karuan dan selang beberapa saat badannya tergetar seringkali, tangannya mencekram sprei dan mulutku dipenuhi cairan yang keluar lubang keperempuanannya.

    “Ohmm.. emhh.. ennak Rid.. aahh..” kata Teh Shara saat dia klimaks.

    Sesudah Teh Shara usai nikmati kepuasan yang didapatnya, saya mencumbunya lagi kembali karena saya ingin capai kepuasan.

    “Giliran Teh di atas ya saat ini” kataku.

    “Bagaimana Rid saya tidak tahu” kata Teh Shara.

    Dibanding saya menerangkan, langsung saya praktikkan. Saya tidur terlentang dan Teh Shara saya suruh mengambil langkah di atas kemaluanku, nampaknya dia mulai memahami. Tangannya menggenggam kemaluanku yang tegang luar biasa lantas pelan-pelan pinggangnya di turunkan dan kemaluannya ditujukan ke kemaluanku dan dalam waktu cepat bless kemaluanku lenyap ditelan kemaluannya. Teh Shara lantas mulai lakukan pergerakan turun naik, dia angkat pinggangnya dan saat sampai di kepala penisku dia turunkan kembali. Sebelumnya dia perlahan-lahan tetapi dia sekarang mulai percepat pergerakannya.

    Kusaksikan mukanya penuh dgn keringat, matanya sayu sekalian merem terbuka dan kadang-kadang dia menyaksikan kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sangat seksi muka wanita yang sedang terkuasai gairah birahi dan sedang berusaha untuk capai pucuk kepuasan. Muka Teh Shara kelihatan benar-benar elok semacam itu ditambah lagi dengan rambut sebahunya yang kelihatan berantakan terombang ambing pergerakan kepalanya. Buah dadanya juga terbuncang-guncang, lantas tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras saat jari-jariku melintir puting susunya.

    “Oh emhh yaah.. ohh..” tersebut kata-kata yang keluar mulut Teh Shara.

    “Saya tidak kuat kembali Rid..” kata Teh Shara sekalian stop gerakkan tubuhnya, saya tahu dia selekasnya capai klimaks.

    Kurebahkan tubuhnya dan saya selekasnya memompa kemaluannya dan selang beberapa saat Teh Shara capai klimaks. Kuhentikan pergerakanku untuk biarkan Teh Shara nikmati kepuasan yang didapatnya. Kemudian saya cabut penisku dan kusuruh Teh Shara menungging lantas kumasukkan kemaluanku dari belakang. Teh Shara kelihatan cuma pasrah saja pada apa yang saya kerjakan padanya. Dia cuma dapat mendesah kepuasan.

    Sesudah senang dgn posisi ini, saya suruh Teh Shara tiduran kembali dan saya masukan kembali kemaluanku dan memompa kemaluannya kembali karena saya ingin sekali akhirinya. Sesaat selanjutnya Teh Shara ingin klimaks kembali, mukanya memeras, badannya menggeliat ke sana kesini.

    “Ahh.. oh.. Teh ingin sedap kembali Rid.. arrghh ahh..” kata Teh Shara.

    “Nantikan Teh, ki kita bersama saya nyaris” kataku.

    “Teh sudah tidak tahan Rid.. ahh..” kata Teh Shara sekalian mendesah panjang, badannya tergetar luar biasa, pinggulnya terangkut naik. Cairan hangat menyirami kemaluanku dan kurasakan dinding kemaluannya seolah-olah mengisap penisku demikian kuat dan pada akhirnya aku juga tidak kuat dan croott.. aku juga capai klimaks, oh my god enaknya hebat. Lantas kami sama-sama berangkulan kuat nikmati kepuasan yang barusan kami capai.

     

  • Cerita Sex Pengalaman Ngentot Individu Yang Tidak Terlewatkan

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Individu Yang Tidak Terlewatkan


    94 views

    Cersex StwNarasi Seks Pengalaman Individu yang Tidak Terlewatkan – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Terturut Perselingkuhan dengan Suster Hot. Mungkin sebaiknya jika saya mengenalkan diriku lebih dulu. Namaku Ivy, saya ialah seorang gadis berumur 19 tahun yang ada di kota Bandung. Ini untuk pertamanya kali saya membuat artikel, menjadi minta maaf jika tulisanku di sini masih kacau-balau.

    Saya akan bercerita salah satunya pengalaman pribadiku yang sebelumnya tidak pernah terlewatkan dalam hidupku hidupku. Mungkin jika saya disebutkan lesbian kurang pas, karena sejauh ini saya tetap tertarik sama pria. Tetapi ada satu fenomena dalam karakterku yang kadangkala terangsang saat menyaksikan sama-sama tipe, apalagi jika dia menggunakan pakaian yang ketat, atau pakaian yang sedikit terbuka.

    Lesbian, narasi seks riil, cerita seks pengalamam individu yang tidak dapat dilalaikan, narasi seks lesbian terkini
    Narasi Seks Riil Saya mempunyai seorang pacar yang dengan inisial W. Saya merajut jalinan dengannya semenjak di SMA. Hubunganku dengannya sebetulnya belum terlampau jauh. Paling jauh kami cuma lakukan petting dengan tetap kenakan pakaian dalam. Tetapi dalam soal yang ini sering saya tidak terpenuhi. Pacarku selalu ‘keluar’ saat sebelum saya sebelumnya sempat alami orgasme.
    Singkat kata, saya jadi jemu dan memulai mencari pemuasan. Sebelumnya, saat sesuatu malam, pacarku barusan pulang dari rumahku sesudah kami lakukan petting. Dan sebagaimana umumnya, Dia telah ‘keluar’ sempat sebelum saya alami orgasme. Malam itu saya demikian kecewa.

    Hingga kemudian saat saya sedang malas-malasan, dan hati itu tiba kembali. Horny yang sangat benar-benar. Tanpa kusadari, saya mengawali berimajinasi mengenai hubungan seks bersama seorang pria, yang demikian jantan dan bisa membuatku orgasme sampai berulang-kali.

    Tanpa kusadari tanganku mulai meremas-remas payudaraku sendiri. Saya benar-benar terangsang waktu itu. Saya sendiri sebetulnya tidak inginkan untuk bermasturbasi, tapi dorongan itu benar-benar kuat, saya cuma rasakan sebuah kepuasan baru. Sekalian terus berimajinasi, saya mulai buka pakaian kaosku sampai saya cuma memakai BH dan celana dalam saja (saya memiliki rutinitas cuma menggunakan kaos tanpa celana jika saya lagi ada di dalam rumah).

    Saya meremas-remas, mengelus-elus halus payudaraku, sekalian kadang-kadang mainkan puting susuku. Napasku mulai tidak teratur, tangan kananku mulai mengarah ke bawah, mencari perutku, lantas stop sesaat di wilayah pusarku, lantas memainkan sesaat, lantas kulanjutkan kembali kebawah, mengelus-elus halus sisi kemaluanku yang tetap tertutup celana dalamku yang warna putih dan dibuat dari katun tersebut. Saya rasakan rangsangan yang tidak pernah kurasakan awalnya sekalinya dengan pacarku sendiri.

    Sesudah bermain lumayan lama di atas celana dalamku, saya mulai meraba-raba masuk ke celana dalamku. Kuelus halus rambut-rambut halusku yang sejauh ini rajin kucukur. Kumainkan klitorisku yang semenjak barusan telah mencolok. Kurasakan kelembapan kemaluanku yang sejak dari barusan telah terangsang. Saya menggesek-gesekkan jariku di klitorisku. Sampai badanku tergetar tidak karuan.

    Saat saya mulai mainkan bibir kemaluanku, demikian kagetnya saya saat mendadak pintu kamarku dibuka cepat, dan rupanya teman dekatku yang dengan inisial S. Begitu kaget dan malunya saya waktu itu karena di saat itu saya sedang dalam posisi telentang pada tempat tidur dengan memakai celana dalam dan bra yang telah terkuak, ditambahkan posisi tangan kananku yang ada dalam celana dalamku sendiri. Begitupun S, dia cuma berdiri kaku dan tidak berbicara sepatah kata juga.

    S ialah seorang gadis memiliki tubuh bagus, sampai terkadang saya iri dengan badannya tersebut. Pinggulnya yang lebih besar, buah dadanya yang bagus (34B) dengan tinggi badan sekitaran 160 cm, perut langsing. Cukup membuat iri beberapa gadis yang menyaksikannya. Sesudah beberapa menit kami sama-sama membisu, pada akhirnya dia pecahkan situasi dengan senyuman nakalnya sekalian berbicara,

    “Kembali Ngapain Vy?”

    Saya cuma bisa menjawab secara terbata-bata,

    “Eng.. ngg.. tidak ngapa-ngapain kok..”

    Ia cuma membalasnya ucapanku secara tersenyum nakal sekalian mendekati badanku yang telentang dan 1/2 telanjang. Tanpa berbicara apapun dia mulai mengelus-elus buah dadaku.

    Saya sebelumnya sempat tersentak terkejut tetapi dia berbicara,

    “Rileks saja, barusan belom senang ya?”

    Saya sebelumnya masih risi saat dia mengawalinya, tetapi entahlah kenapa saya cuma diam saja kenikmatan terima elusan-elusannya tersebut. Dia mulai buka BH-ku dan memulai mencium halus ke-2 buah dadaku. Selang beberapa saat saya telah terangsang dibikinnya, napasku mulai tidak teratur.

    Sesudah beberapa saat dia mencium dan menjilat-jilati ke-2 buah dadaku, dia mulai buka celana dalamku. Dia mulai menjilat-jilati dimulai dari ibu jari kakiku, terus naik ke betis, ke paha, sampai pangkal pahaku. Terima tindakannya itu saya betul-betul terangsang. Tubuhku mulai resah, mengarah ke kiri-kanan menyeimbangi jilatan-jilatannya. Dia stop sesaat, lantas dia berdiri dan memulai buka bajunya.

    Saat itu juga saya menyaksikan ke-2 buah dadanya yang putih kuat, dan puting susunya yang warna coklat muda. Saat itu juga itu tanpa kusadari saya menjadi tambah terangsang. Terlebih-lebih saat dia buka celana dalamnya. Oh, yang kurasakan di saat itu darahku berhembus dari jantungku ke arah kemaluanku yang membuat kemaluanku berasa berdenyut dibikinnya.

    Sesudah usai buka semua bajunya, dia kembali naik ke atas tempat tidurku dan menjilat-jilati lagi pangkal pahaku sekalian kadang-kadang meremas payudaraku. Lantas dia mulai menjilat-jilati bibir kemaluanku yang membuatku seperti tersetrum arus listrik, tubuhku mulai melafalkanng kepuasan. Dia menjilat-jilati bibir kemaluanku lumayan lama sampai dia pada akhirnya mulai menjilat-jilati klitorisku sekalian kadang-kadang menggigit kecil klitorisku yang membuatku berkelonjotan.

    Sesudah cukup lama Dia mulai coba masukkan jarinya ke lubang kewanitaanku yang telah basah tersebut. Dia memutar-mutar jemari tengahnya di mulut lubang kewanitaanku seringkali hingga kemudian dia masukkan jemari tengahnya ke lubang kewanitaanku dengan perlahan-lahan.

    Leguhan kepuasan juga keluar bibir tipisku. Dia mulai menggerakkan jemari tengahnya mundur-maju dengan irama yang makin lama makin cepat. “Ahhh…” suara desahan kepuasan juga tidak dapat kubendung untuk keluar bibirku ini.

    Makin dalam dia masukkan jarinya ke lubang kewanitaanku, makin tidak dapat diriku meredam kepuasan itu hingga kemudian semua badanku seperti dialiri sesuatu udara kepuasan yang terpusat pada vaginaku dan menyebar ke semua badanku.

    Jeritan yang ketahan dibarengi badan yang menggeliat kepuasan cuma dapat kutahan dengan memagut bibir tipisku sekalian mencengkeram kuat bed cover ranjangku. Benar-benar sesuatu hati yang hebat. Saya cuma terkulai lemas meskipun dalam hati kecil ini tetap menginginkan yang seterusnya.

    Menyaksikan diriku telah capai orgasme, S mulai arahkan tanganku ke buah dadanya yang putih mulus tersebut. Aku juga langsung menyambutnya dengan elusan-elusan halus di sekitar puting susunya, secara perlahan kuusap, langsung ke arah tengah buah dadanya, hingga kemudian kuusap halus ke-2 puting susunya yang telah menegang sejak dari barusan. Kukulum ke-2 jemari telunjukku, kubasahi dengan ludahku, lantas kuteruskan memberi stimulan di ke-2 puting susunya.

    Itil V3
    Leguhan yang keluar bibirnya makin membuatku terangsang untuk memberikannya stimulan lebih luar biasa. Lantas aku juga duduk pas di depannya dan memulai menjilat-jilati daun telinga kirinya sekalian masih tetap ke-2 tanganku memberi stimulan di ke-2 buah dadanya.

    Kujilat sekalian kadang-kadang kugigit-gigit kecil daun telinganya, sekalian turun terus ke leher, bahu, lantas ke tengahnya di antara ke-2 buah dadanya, lantas ke arah buah dadanya yang samping kiri. Kujilat lagi hingga ke arah puting susunya. Lantas saya stop di sana, kujilat, kumainkan lidahku di situ sekalian kadang-kadang kuhisap dan kugigit-gigit kecil.

    Badannya mulai kelihatan berkeringat, pergerakan-gerakannya makin resah sekalian menggigit bibir bawahnya, suara leguhan dan desahan juga tidak batal keluar bibirnya tersebut. Kemudian saya ke arah buah dadanya yang samping kanan, kulakukan sama seperti saat kustimulasi buah dadanya yang samping kiri.

    Sesudah lumayan lama lidahku mulai bergerak turun ke perutnya yang langsing dan putih mulus, langsung ke bawah sampai ke pusarnya. Lantas kujilat-jilat pusarnya yang menyebabkan badannya makin berkeringat dan berkelonjotan. Dari pusar saya melanjutkan lidahku ke bawah, ke kemaluannya.

    Kujilat halus rambut-rambut kemaluannya, lantas lidahku kuarahkan ke pangkal pahanya. Kucium-cium halus pangkal pahanya yang membuat kegelian. Kusentuh dengan jariku bibir kemaluannya yang telah basah oleh cairan pelumas yang dikeluarkan oleh vaginanya karena rangsangan-rangsangan tadi kuberikan. Kugesek-gesekkan jariku di situ. Leguhan yang keluar bibirnya juga semakin menjadi menyeimbangi makin bertambahnya juga cairan yang keluar kemaluannya.

    Sesudah cukup lama jariku kugesek-gesekkan bibir kemaluannya, dengan suaranya yang mendesah, dia juga mintaku untuk menjilat-jilati lubang kewanitaannya. Dengan tidak berpikir panjang, aku juga mulai menjilat-jilati bibir kemaluannya meskipun saat tersebut untuk pertamanya kali saya menjilat bibir kemaluan seorang wanita.

    Leguhan dan desah napasnya makin mengincar. Lantas dengan ke-2 jariku, kutarik lipatan vaginanya ke atas sampai dapat kusaksikan klitorisnya yang warna pink itu, lantas kujilat-jilat dan kuhisap halus. Tetes keringatnya juga makin membasahi badan cantiknya tersebut.

    Lantas dia menarik badanku dan ajakku untuk membuat posisi 69 dengan posisiku yang ada di atas. Terang-terangan, di saat menstimulinya kemaluanku juga sangat basah karena terangsang luar biasa, meskipun ini untuk pertamanya kali saya terkait dengan semacam.

    Sekalian menjilat-jilati klitorisku dia memasukkan jemari tengahnya ke lubang kemaluanku yang telah basah itu dan menggerakkan jarinya mundur-maju. Terima tindakan itu membuat diriku juga tidak ingin kalah dan terus menstimuli kemaluannya makin luar biasa.

    Selang beberapa saat badannya kelihatan melafalkanng mengisyaratkan orgasmenya sudah datang. Dia hentikan aktivitasnya menstimuli kemaluanku dan dekap pinggulku kuat sekalian meremas ke-2 bokongku dibarengi leguhan panjang nikmat dari bibirnya. Dengan napas yang tetap tersengal-sengal lantas dia menyuruhku menukar posisi membuat posisi seperti huruf X, di mana kemaluan kami berjumpa di tengah.

    Kami juga seolah sudah terlatih dengan posisi itu mulai menggerakkan pinggang kami sampai kemaluan kami sama-sama bersinggungan keduanya. Rasa sensasi yang diakibatkannya benar-benar hebat. Napas kami berdua makin mengincar menyeimbangi gesekan-gesekan di kemaluan kami yang makin lama makin cepat. Posisi ini kami kerjakan sekalian dia menjilat-jilat telapak kakiku, lantas dia juga menghisap-isap jari-jari kakiku yang menambahkan rangsangan di badanku.

    Sesudah sekitaran 10 menit kami dalam posisi itu, aku juga berteriak dengan napas yang tersengal-sengal dan beritahukannya jika saya sesaat lagi keluar karena saya rasakan kemaluanku seperti berdenyut. Dia juga membalasnya dengan menjawab jika dia juga sesaat lagi akan keluar dan mengajukan usul untuk mengeluarkannya bersama.

    Dalam perhitungan detik badan kami menggeliat dengan bersama tersengat udara kepuasan yang menyebar di badan kami berdua hingga kemudian kami berdua terkulai lemas di atas ranjangku dengan napas tersengal-sengal dan tempat tidur yang membasah terserang keringat kami berdua. Sesudah napas kami mulai normal, dengan badan masih telanjang dia merengkuh halus badanku lantas mengecup bibirku secara halus, lantas kemudian dia mengecup keningku sekalian berbicara,

    “Vy, kamu luar biasa! terima kasih ya..”

    Lumayan lama kami berbaring sekalian berangkulan hingga kemudian dia memilih untuk menghubungi tempat tinggalnya dan beritahukan jika dia akan bermalam di rumahku. Malam itu kami tidur bersama-sama di bawah satu selimut tanpa kenakan selembar benang juga di badan.

    Sampai saat ini juga dia sering bermalam di rumahku dan kami juga kerap melakukan secara beragam posisi dan macam. Juga pernah S tiba dan bawa sebuah dildo (penis bermainan) yang bervibrator sepanjang 20 cm berdiameter 3 cm dan kami juga sebelumnya sempat bermain dengan alat tersebut.

    Saat ini telah sekitaran dua minggu kami tidak berbicara kembali. Dia repot dengan aktivitasnya sendiri dan begitupun denganku.

  • Cerita Sex Terkini Karena Keran Air Cucian Piring Lepas

    Cerita Sex Terkini Karena Keran Air Cucian Piring Lepas


    85 views

    Cersex StwNarasi Seks Terkini Karena Keran Air Cucian Piring Lepas – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Dewasa di Curi, di Melarikan dan di Setubuhi. Namaku Wawan, umurku saat ini 26 tahun. Ada sebuah Narasi sex yang sampai saaat ini masih terus kukenang dan selalu kuingat. Saat sma saya dipercayakan ke seorang tante ku.

    Tante ku ini elok dan badannya mulus aduhai membuat semua pria yang simak tentu ingin selekasnya terkait badan dengannya. Tanteku namanya Yuni, ia ini seorang “Singgel parent” dengan 3 orang anak; dua wanita dan satu lelaki. Suaminya telah wafat karena kecelakaan mobil.

    cersex, cersex setubuhian, narasi seks pemerkosaan terkini 2024, narasi seks setubuhian sedarah, narasi seks ngentot karena keran lepas
    Cersex Terkini Suaminya ini seorang rider lokal yang tidak populer namanya. Dengan 3 orang anak dan umurnya yang telah 37 tahun, tanteku ini masih terlihat seksi. Badannya terurus, karenanya keadaan keuangannya yang mapan, tanteku dengan teratur senam. Hasilnya, meskipun dengan 3 orang anak, badannya masih tetap terurus secara baik.
    Bokongnya besar dengan pinggul yang besar tetapi pahanya selainnya putih dan mulus singset tidak ada setumpukan lemak sedikitpun. Payudaranya cukup besar, entahlah kurang lebih berapakah ukuran aku juga tidak paham tetapi yang terang masih sekal tidak kendor seperti seorang Ibu yang telah melahirkan 3 orang anak. Peristiwanya bermula di saat yang tidak diperhitungkan sama sekalipun.

    Waktu itu di dalam rumah tidak sedang ada orang cuma ada tante yuni yang asyik mengolah untuk sajian makan siang, kebenaran hari itu agenda mengajarkan tanteku cuman satu mata kuliah saja. Sehabis pulang sekolah, saya temukan tanteku didapur sedang asyik mengolah. Dengan cara sempoyong karena kelelahan, saya segera mendekati meja makan. “Tante Yuni, tidak siap yah makanannya?” tanyaku kelaparan.

    “Belum Wan, sabar yah. Ini lo sang Suti (pembantu tanteku) pulang barusan pagi, jadi ya begini nih ribet sendiri” keluh tanteku Di dahinya kelihatan cucuran keringat, belum juga tangannya yang belepotan secara beragam jenis bumbu yang diolahnya. Terlihat sekali jika tante yuni sebelumnya tidak pernah kerja “Sekuat” ini.

    Walau bagaimanapun, entahlah mengapa kelihatan sekali muka tante yuni makin elok. Waktu itu ia cuma memakai daster pendek yang sebetulnya tidak ketat tetapi karena bentuk bokong dan pinggulnya yang lebih besar, daster itu menjadi terlihat cukup ketat dan memetakkan garis dari celana dalamnya jika ia sedang membungkukkan tubuhnya.

    “Ah, seksi sekali” pikirku kotor. “Wawan bantuin ya Tante?” tawarku. “Bisa Wan, sini!” rupanya tanteku tidak berkeberatan. Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai saya merapat, entahlah karena apa mendadak keran air dibersihkanan piring lepas dari pangkalnya.

    Automatis air langsung dari tandon air yang penuh menyemburkan dengan derasnya berkenaan tante yuni yang kebenaran ada dimukanya. “Aduh Wan, tolong.., bagaimana ini?” tanteku dengan paniknya berusaha tutupi aliran air yang menyemburkan dengan tangannya. Karena badan tante yuni tidak begitu tinggi, untuk capai aliran itulah harus sedikit membungkuk.

    Kelihatan sekali dasternya yang telah basah kuyup itu satu kali lagi memetakkan bokongnya yang lebih besar. Garis celana dalamnya sekarang kelihatan lebih terang. Dengan terburu-buru, tanpa pikir-pikir saya selekasnya merapat dan menolongnya tutup aliran air itu dengan tanganku . Tanpa saya ketahui rupanya posisi badanku waktu itu seperti merengkuh badannya dari belakang.

    Dapat di pikirkan, tanpa menyengaja kontolku berkenaan belahan bokongnya yang sekal. Kondisi ini bertahan sejumlah lama. Sampai memunculkan suatu hal yang kotor dibenakku. “Aduh Wan bagaimana ini?” bertanya tante yuni tidak dapat bergerak. “Duh bagaimana ya Tante, saya kebingungan.” kataku mengulur waktu.

    Waktu itu, karena gesekan-gesekan yang terlalu berlebih di kontolku, saya menjadi tidak dapat meredam nafsu untuk rasakan badannya. Perlahan-lahan saya melepaskan satu tanganku dari aliran air itu, berpura-pura meraba-raba di sekitar cucian piring, cari suatu hal untuk tutup aliran air itu sesaat. Tanpa setahunya saya malah melepaskan celanaku berikut celana dalamku.

    Memang cukup sulit tetapi pada akhirnya saya sukses dan dengan masih tetap di posisi sebelumnya sekarang sisi bawahku tidak tertutup apapun kembali. “Wah, tidak ada yang dapat buat nutup Tante. Sesaat Wawan carikan dahulu yah” Sekarang niatku tidak dapat ditahan kembali, perlahan-lahan saya melepaskan peganganku di atas aliran air.

    “Pegang dahulu Tante” kataku sedikit terengah meredam nafsu. “Yah, gih sana cepatan, Tante telah pegal nih” sungut tanteku. Selanjutnya tanpa berpikir panjang, sekencang kilat saya membuka dasternya, selanjutnya sekencang kilat berusaha untuk merosotkan celana dalamnya yang entahlah berwarna apa, karena telah basah kuyup oleh air, warna aslinya menjadi tersamar.

    “Ehh.. apa-apan ini Wan, jangan begitu donk!?” tanpa sadar tanteku melepaskan pegangannya disaluran air untuk meredam tanganku yang tetap berusaha melepas celana dalamnya. Air menyemburkan kembali. “Auhh.. ohh” suara tanteku menjadi tidak terang karena mulutnya bungkusukan air. Tanpa sadar tante yuni berusaha untuk tutup aliran air dengan tangannya kembali, automatis tanganku tidak ada yang meredam kembali.

    “Peluang” pikirku, dengan 1 sentakan celana dalam tanteku merosot sampai diujung kakinya. “Auwch.. duh Wan jangan, saya ini tantemu, jangann..” Minta tanteku. Kepalang tanggung, saya segera jongkok. Saya lantas menguak bokongnya yang lebih besar dan cari lubang senggamanya.

    Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk capai vaginanya. “Auwchh.. Wan.. ahh..” jilatan pertama kaliku rupanya membuat tergetar tanpa bisa bergerak dari tempat sebelumnya, jika bergerak air pasti menyemburkan kembali. Lidahku makin bebas rasakan wewangian dari vaginanya, makin kedalam membuat tante yuni tergetar luar biasa.

    Entahlah mengapa tidak ada bahasa badannya yang memperlihatkan penampikan, yang terdapat kepalanya makin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang sedikit susah, sesudah dapat kuhisap habis, dua jariku ikut juga menyerang lubang vaginanya. Tidak terhitung jumlah lendir yang keluar, selang beberapa saat, berasa bokongnya tergetar luar biasa.

    “Ahh..hh Wann.. ahh aouhh..” dengan erangan keras, ternyata tante yuni telah capai orgasme. Badannya langsung lesu tetapi tanpa melepaskan pengangannya dari aliran air. “Aduh saya belum apapun” pikirku. Langsung saya berdiri, kusiapkan senjataku yang telah mengacungkan dengan keras.

    Dengan 2 tanganku saya coba menyibakkan ke-2 belahan bokongnya sekalian kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan dikit demi sedikit. Demikian telah benar-benar pas dimulut lubang kepuasannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan secara kasar. “Ahh sakit Wan.. perlahan.. auh” kepala tanteku langsung naik keatas, tanpa menyengaja pegangannya di atas aliran air lepas.

    Air menyemburkan dengan deras. Kepalang basah, demikian mungkin berpikir tante yuni karena seterusnya ia cuma berpegangan dipinggiran cucian piring. Tidak ada penampikan pikirku. Kudiamkan sesaat kontolku yang telah masuk sampai pangkalnya di dalam vagina tanteku, ku cicipi betul-betul bagaimana rupanya vagina yang telah keluarkan 3 orang manusia ini masih nikmat menggigit.

    Kesan yang hebat sekali. Perlahan-lahan kutarik, selanjutnya kudorong kembali. “Oohh.. Wan sedap, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang” bokongnya bergoyang menantang arah dari kocokanku. “Nach begitu Wan, ouhh.. ya begitu teruuss..” Pinta tanteku.

    Saya terus mengocakkan kontolku secara cepat. Sesaat selanjutnya badannya mulai tergetar luar biasa. “Yang cepat Wan, Tante mau keluar kembali.. ouhh.. terus” kepalanya makin menggeleng-geleng tidak karuan. “Cepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh” Orgasmenya sudah tiba diimbangi kepalanya yang naik naik, tangannya mencekram tepian cucian piring dengan kuat.

    “Cabut dahulu Wan.. Tante linuu..” pinta tante yuni, karena rasakan saya yang tetap mengocaknya dari belakang. “Akan wawan cabut, tetapi janji kelak dilanjutkan ya Tante?” kataku. “Iya, tetapi saat ini dari depan saja yah” janji tanteku. Badannya selanjutnya kembali. Mukanya telah acak-acakan dan basah kuyup.

    Selanjutnya ia duduk di atas cucian piring sekalian menghadapku. Saya merapat, langsung kucari bibirnya dan kami berpagutan lama. Sekalian kami berciuman, satu tangannya menuntun kontolku mengarah lubang vaginanya. Tanpa diminta 2x kudorongkan bokongku diimbangi masuknya kontolku.

    “Ahh.. oohh..” erang tanteku, kecupan kami lepas. “Kocokkan yang cepatt wann..” pinta tanteku sekalian pahanya makin dilebarkan. “Ini Tante..” Kataku sekalian mengocakkan kontolku secara cepat. “Edan kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu..” sekalian satu tangannya menarik satu tanganku, selanjutnya ditempatkannya pada bagian atas vaginanya. Saya tahu ingin tujuannya.

    Itil V3
    “Yahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss..” rintih tanteku saat sekalian kontolku mengocak vaginanya tanganku melintir klitorisnya. “Ohh Wan, Tante nyaris sampai..” badannya mulai tergetar cukup keras. “Saya nyaris sampai Tante.. ohh punyai Tante eenakk..” saya mulai tidak dapat mengontrol kembali, orgasmeku tinggal sesaat lagi. “Dikeluarin di mana Tante?” tanyaku meminta izin.

    “Sudah tidak perlu memikirkan itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk Papah” “Ayoo..Tante sudah diujung nihh wann..” “Ouhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepatt” rintih tanteku. “Goyang Tante, kita berbarengan ajaa.. oghh” orgasmeku telah diujung. Makin kupercepat kocokanku, tanteku menyeimbangi dengan menggoyang bokongnya.

    Sekalian berpegangan pada belakang bokongnya, kukeluarkan air maniku. “Saya keluarr tantee.. aughh..” sekalian kubenamkan dalam-dalam. “Tante Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya..” erangnya sekalian jarinya mencekram bahuku. Pada akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dahulu kontolku yang masih tetap ada di dalam vaginanya. Kulirik sedikit ada lelehan air mani yang keluar vaginanya.

    Seperti sadar dari dosa, tante yuni menggerakkan tubuhku. “Kamu nakal Wan, berani sekali kamu melakukan perbuatan ini” sungut tanteku. “Tetapi Tante menikmatinya kan?” belaku. Tanpa berbicara apapun, ia selanjutnya turun, raih celana dalamnya selanjutnya berakhir kekamar mandi. Saya berusaha melafalkanrnya tetapi ia telah terlebih dahulu masuk kamar mandi selanjutnya mengamankannya.