• Paige Turnah takes a cumshot over her sexy ass after fucking

    Paige Turnah takes a cumshot over her sexy ass after fucking


    1726 views

    Duniabola99.org –  Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Pijatan Nikmati ku Luntuhkan Riris

    Pijatan Nikmati ku Luntuhkan Riris


    1614 views

    Cerita ini berawal ketika kantor saya mengadakan workshop (jalan-jalan tahunan) dan saat itu tujuan kami adalah hotel Novus, Puncak. Adalah salah satu teman bernama Tari Rismayati (panggilan Riris) yang masih single juga sama seperti saya. Dia berumur satu tahun dibawah saya dan belum berkeluarga juga. Terus terang saya heran melihat dia. Secara fisik Riris orangnya tergolong cantik, rambut panjang sebahu, wajah oval, kulit kuning langsat cenderung putih mulus, dengan buah dada yang besar menantang. Dan yang paling membuat saya berdehem dalam hati kalau melihat pinggul dan pantatnya yang besar dan membulat mencetak celana dalam ukuran mini yang selalu dia pakai jika di kantor. Itu selalu saya perhatikan setiap hari bahwa ukuran roknya selalu kekecilan dengan pinggul yang indah jika sedang berjalan.

    Satu minggu sebelum berangkat Workshop, kami sempat makan siang bersama disebuah restoran dalam gedung kantor kami. Setelah ngobrol kesana kemari akhirnya subject pembicaraan mengarah ke workshop.
    Saya bertanya, “‘Ntar workshop gimana kamu?”.
    Riris menjawab dengan wajah yang lesu, “Ach, nggak tau juga Di, aku lagi bete nich, kayaknya kesana lumayan buat nyegerin pikiran aku.”
    “Lho emangnya ada apa,”tanyaku menyelidik.
    “Aku abis putus ama cowok ku soalnya dia selingkuh, maen belakang, trus ketauan ama aku,”celetuknya dengan muka sedikit memerah menahan marah.
    “Ya udah,” sambungku “Ntar saya temenin kamu disana biar ngelupain dia.”
    Dia tersenyum sambil bilang, “Tapi aku lagi mo sendiri Ardi.”
    Aku tak kalah gesit menjawab ucapannya, “Iya Ris, Aku juga lagi mo sendiri aja ‘en rencana ntar aku mo sewa kamar sendiri aja, kalau kamu mau gabung aja kita bisa ngobrol ampe malem keluarin semua unek-unek yang ada dikepala kita masing-masing.”

    Aku terus menjelaskan rencanaku minggu depan dihotel tersebut. Dan tak diduga respon dari Riris, “Oleh juga tuh Di, aku emang butuh itu enak kali yah ngobrol ngobrol kita berdua sampe malem”. “Iya, sekalian kalau kamu mau, saya juga nggak keberatan ngelonin kamu tidur,” candaku kepadanya.
    “Ha, gila kamu” mata Riris memancarkan arti yang tidak dapat saya cerna.

    Satu hari sebelum berangkat kami didata ulang oleh panitia, menyangkut pembagian kamar tidur. Sudah menjadi tradisi kantor kami, bahwa satu kamar berdua, dan diatur oleh nomor nomor kamar yang ada. Saya berdua dengan teman saya Hendra, dan Riris waktu itu terdata satu kamar bersama Wina. Dan tibalah waktunya bahwa kami satu kantor berangkat menuju hotel Novus ada hari Sabtu bersama sama dengan menggunakan satu bis besar. Kantor kami hanya berjumlah total 50 orang bersama orang asing juga. Rupanya dalam batas akhir sebelum naik ke bis, ada dua orang yang batal ikut karena alasan keluarga, mereka adalah Tiara, dan Wina. Wina?, bukannya Wina satu kamar dengan Riris, dan berarti nanti Riris sendirian dong dikamar. Pendulumku langsung bereaksi mendengar kabar tersebut. Sambil mengisi waktu, kami banyak bersenda gurau dalam perjalanan hingga akhirnya tiba tepat makan siang di hotel. Setelah kami makan dengan lahap, kami diberikan kunci kamar oleh panitia dan langsung check-in ke dalam kamar masing masing.

    Sore harinya kami memanfaatkan kolam renang yang ada di hotel untuk bermain main. Dapat saya lihat Riris yang sudah memakai pakaian renang yang seksi. Uh, bukan main indahnya, saya betul betul terangsang melihat keadaan Riris seperti itu. Otak kotorku mulai bekerja supaya bagaimana dapat tidur dengannya malam ini. Dalam kumpulan laki laki ada Pak Kardi yang nyeletuk kepada teman laki laki berkata, “Waduh si Riris kalo abis berenang gue mau tuh mandiin dia.” Sambil matanya juga tak lepas dari gerakan pantat Riris yang berlenggang lengok kekiri kekanan mengikuti irama langkahnya.

    Ketika Riris sudah selesai bermain dikolam renang dan akan kembali ke kamarnya, akupun mengikutinya seakan akan akupun sudah selesai dan ingin mandi. Sambil berjalan dibelakangnya, saya melihat celana dalam mini berenda yang dipakai Riris tercetak jelas oleh baju renang tipis yang berwarna ungu.
    “Waduh, kok cepet selesainya Ris,” celetukku sambil berjalan disampingnya.

    Riris menjawab, “Habis aku nggak tahan airnya terlalu dingin.”
    Sambil dia menyilangkan tangannya dikedua belah dadanya yang padat montok tersebut.
    “Trus kamu ngapain juga selesai,” tanya dia lanjut.
    “Akh, aku udah bosen mendingan mandi air hangat terus nunggu makan malam, khan enak tuh”.
    Lalu pembicaraan kami terpisah ketika Riris harus mengambil arah kekiri dan saya kekanan sambil berucap, “Sampai nanti ,. dagg”.

    Waktu menunjukan pukul delapan, setelah perut saya isi dan kenyang sekali rasanya. Makan malam dihotel ini terasa nikmat sekali. Saya melihat sudah beberapa kali Riris menguap dan kemudian pamit dari kerumunan anak anak untuk pamit ke kamar. Dalam perjalanan ke kamarnya, dia ada melihat saya dan kemudian mengerdipkan mata seperti memberi tanda ke saya. Dengan sedikit tegang saya berpura pura seolah saya pun capek setelah bermain seharian dengan teman kantor dan ingin tidur.

    Pada sore hari saya sudah memberitahu ke Hendra (teman sekamar saya) bahwa mungkin saya akan begadang keluar hotel, jadi nanti dia tidak kawatir atau curiga kepada saya. Dalam perjalanan dari restoran ke cottage agak jauh.
    Riris berjalan kecil sendiri dan saya dengan cepat mengejarnya, dan menyapanya,
    “Ris, udah ngantuk ya sayang, mau tidur..”
    Riris menyahut, “Iya nih, nggak tahu kenapa nich badan semua jadi pegel semua, mungkin tadi renangnya kebanyakan kali.” Sambil berkata begitu, dia mengusap usap belakang lehernya sambil kepala digelengkan kekiri lalu kekanan.
    “Makanya kamu juga sih terlalu over berenangnya, kamu kebanyakan diliat ama temen temen cowok lagi pas kamu berenang,” sahutku.
    “Hm, aku tahu, justru karena mereka aku jadi lebih semangat,” kata Riris sambil masih tetap mengusap leher belakangnya.
    “Kamu mau saya pijit pijit kecil Ris,” kataku sedikit berani.
    “Hhh, boleh juga, tapi cuman di leher sama sekitar pundak yah,” sahutnya sedikit lemah.
    Tak lama kami sudah tiba didepan pintu kamar Riris. Setelah dia membuka pintu kami berdua langsung masuk, saya sempat melihat pada sudut mata Riris ketika dia tutup pintu, matanya seperti melihat kiri kanan takut takut kalau ada orang disekitar yang melihat kami.

    Dalam kamar Riris mempersilahkan saya duduk sambil dia permisi sebentar ke toilet. Sambil menunggu Riris saya menonton TV yang ada dikamar. Tidak begitu lama, Riris sudah keluar dan telah berganti baju tidur daster. Daster yang dipakai berwarna kuning dengan ukuran yang dapat saya katakan mini. Kenapa demikian? Daster tersebut hanya sebatas setengah pahanya saja dan berenda kuning juga, kemudian di pundaknya hanya mengenakan satu tali saja. Buah dada yang ranum menantang sekali dengan dua puting yang mencuat. Gila bukan main, dia sudah tidak memakai BH, tapi masih memakai celana dalam.

    Celana dalam itu jelas tercetak menerawang tembus pandang dari daster kuning tersebut. Celana dalam Riris juga dalam ukuran yang sexy, mini CD warna putih, kontras dengan daster yang dipakai. Sebelum saya memberi komentar, Riris sudah berbicara,
    “Ardi, kamu jangan salah sangka dulu, saya pakai ini supaya kamu mudah pijat leher dan pundak saya, lagi pula saya juga tidak bawa baju tidur lain selain yang ini, mudah-mudahan kamu tidak keberatan.”
    “Oh, tentu tidak dong Ris, suka suka kamu aja, yang penting bajunya jangan menggangu pijat memijat,” kataku sambil menelan ludah beberapa kali.
    Riris tersenyum lagi dan berkata, “Kamu pijet saya pake kaos lengan panjang apa tidak mengganggu, apa lagi nanti kamu naik ke ranjang kalau perlu, keliatannya celana panjang kamu juga ganggu, apa nggak lebih baik ganti yang pendek atau dilepas sekalian?”
    Saya bengong atas ucapannya, lalu saya katakan, “Betul juga Ris, saya buka kaos aja deh,” sambil saya mengangkat koas saya sehingga saya sudah bertelanjang dada, dan kemudian Riris melihat ke celana panjang saya sambil mulutnya sedikit dimonyongkan. Saya pun membuka celana panjang saya, dan hanya tertinggal celana boxer saya. Riris tersenyum puas setelah melihat saya akan mudah nanti memijitnya. Dia langsung naik ke ranjang dan berbaring terlungkup, sambil memanggil nama saya, “Di, ayo dong mulai, badan Riris makin pegel nih”. Mendengar rengekan Riris saya langsung naik ke ranjang dan memulai aktivitas dengan memijit Riris.

    Sungguh sempurna tubuh Riris dari belakang. Mimpi apa aku semalam sehingga Riris begitu pasrah memberikan sajian gratis seindah ini. Kulit yang mulus dengan pinggang ramping, pinggul yang besar dengan buah pantat yang membulat mumbul tinggi. Dapat kulihat dengan jelas belahan pantat Riris yang dibalut dengan CD mininya. Sebentar saja tangan saya sudah memijat bagian leher yang tegang, dan seeskali kebawah meijat pundaknya. Riris terkadang bersuara mendesah ketika tangan saya sedikit keras memijitnya,
    “Uh, oh, hmm,” desahnya putus putus, membuat saya makain panas saja.
    Adik kecil dibalik celana boxerku sudah mengacung keras siap tempur, entah apa yang sedang dipikir Riris sekarang.

    Kemudian setelah kurang lebih 4 menit, Riris minta dipijit agak kebawah. Dengan yakin tangan saya kedua duanya merayap ke bawah, dari arah ketiak terus turun kebawah. Sambil sekali kali jari jemari saya dengan nakalnya menyentuh dari samping kedua bukit ranum yang mengembung keluar kesamping karena tertindih tubuhnya. Saya terus terang sudah tidak ada pikiran positif, otak ngeres saya terus bermain main fantasi, hingga suatu ketika,
    “Di, pijatan kamu enak deh sekarang Riris minta dipijat bagian depan ya sayang,” sahut Riris sambil membalikan tubuhnya kedepan.

    Waduh mak bukan main saat itu saya betul betul tidak tahan saya langsung meraba kedua belah susunya yang tegak menjulang, hal yang membuat Riris langsung kaget.
    “Mardi,.! saya minta tolong kamu untuk pijat saya kenapa kamu memanfaatkan itu dengan meraba tubuh saya,” hardiknya.
    Langsung saya kaget, saya kira dia minta lanjut dalam permainan tersebut ternyata dia memang betul betul minta dipijit. Langsung saya minta maaf kepadanya,
    “Waduh maaf deh Ris, aku kelepasan, maklum deh tubuh kamu ranum sekali, sexy apalagi dengan itu (sambil menunjuk kedua buah dada Riris) yang mancung bikin aku jadi geregetan mau iseng.”
    “Maaf ya sekali lagi Maaf,” kataku dengan penyesalan.

    Riris yang melihat saya begitu agak melunak tapi kemudian dia menangis sambil berkata, “uhh, hh, hg hg hg,. emang setiap laki laki yang mau sama Riris cuman mau tubuh Riris aja, ini juga terjadi dengan cowok Riris yang dulu, maunya making love terus sama Riris, nggak ada perasaan sama sekali.”


    Aku terhenyak, ternyata wanita didepan saya ini memang sudah pernah melakukan hubungan suami istri sebelum menikah, dan pendulumku kembali kontak. Dengan gaya yang gentle saya memeluk dia dari belakang dalam posisi duduk, tangan saya berada di perutnya sambil berkata,
    “Riris, aku tuh memang udah salah, kamu Maafin ya, aku janji pokoknya malem ini kita cuman sayang sayangan aja deh nggak sampe kelewatan,” kataku menenangkannya.

    Dia menengok ke belakang hingga wajahnya dekat sekali denganku dan berucap,
    “Bener ya janji, kamu cuman kelonin aku aja nggak sampe kebablasan?”.
    Aku mengiyakan dengan anggukan kepala sambil mencium kecil pipi kanannya.
    Dia tersenyum, kemudian membalas mencium kecil bibirku. Aku pun serta merta tangan kanan mulai naik dari perut meraba buah dada yang menggantung tersebut. Riris menutup mata merasakan kenikmatan tersebut, kemudian dengan itu juga aku mencium bibirnya yang sensual, sambil sesekali kuhisap bibir bawahnya dan lidahku menjelajah ke rongga giginya dan menghisap lidahnya.

    Riris benar benar menikmatinya, maka setelah melihat lampu hijau seperti itu, kedua tanganku sudah berada pada dua buah dada ranumnya. Oh alangkah nikmatnya tanganku bermain disana, meremas remas sambil kupelintir kedua puting susunya dengan ibu jari dan telunjukku. Riris terkadang bergetar tubuhnya ketika kombinasi yang kulakukan yaitu meremas sambil memuntir puting susunya. “Ah, Ardi kamu pinter bikin aku terangsang ya, ingat lho kita nggak boleh lebih jauh dari ini,” kata Riris mengingatkanku.
    “Iya dong sayang aku pasti inget, khan ada kamu juga yang ngingetin!”

    Sambil berkata begitu aku membaringkan tubuhnya diranjang dan aku dari belakang langsung ke depan menindihnya sambih terus melanjutkan meremas dan mencium bibir sensual nan menggairahkan tersebut. Riris masih terus mengingatkan, namun bahasa tubuhnya lain. Alat kelamin kami sudah bersentuhan, dimana batang kemaluanku yang sudah keras menggesek bibir luar kemaluannya dan gerakan kami seperti orang yang sedang bersenggama. Saya mendorong kebawah, Riris mendorong pula pantatnya yang tembem keatas, saya tarik pinggang saya, dia pun demikian.

    Ketika mulut saya sudah mulai menjalar kedadanya dia mulai protes.
    “Mardi, kamu nggak boleh kesana sayang, ohh, hh!” desah Riris tapi tangannya sama sekali tidak menutupi dadanya.
    Saya menjawab dengan lembut, “Riris sayang, kalau peting cium atau jilatin nenen aja boleh dong, khan nggak kenapa napa?” saya mencoba tawar menawar dengannya.
    “Ohh, kamu katanya kelonin aku, kok sekarang kita peting sih? ” rajuknya dengan muka bersemu merah menahan birahi yang terpancar keluar dari tubuhnya. Tanpa menunggu alasan lagi dari si cantik itu langsung mulutku menjilat puting susu yang memerah muda, karena birahi sambil aku menyedot putingnya bagaikan anak kecil yang sedang netek keibunya. Riris menggigit bibir sendiri menahan luapan emosinya yang meletup letup kian besar. Oh nikmatnya tiada tara menjilati dan menyedot susu seorang Riris.

    Kaki Riris sudah menyepak kesana kemari membuat daster yang dikenakan tidak bisa menutupi bagian bawahnya. Terus terang sambil menjilat, saya memperhatikan gundukan yang tembem di bawah pusar yang bagai kue apem mumbul dengan sedikit bulu bulu kemaluannya yang menyembul keluar menambah indahnya pemandangan tersebut. Pinggulnya bergerak tak menentu membuat indahnya pemilik gundukan tersebut.
    “Hhh, Mardi.. hh enak sayang”, erang Riris.
    Mendapat respon seperti tangan saya secara reflek mulai turun menjelajah dari buah dadanya ke bawah perut, mengusap daerah pusar yang rata nan halus, kemudian turun lagi dibawah pusar yang ditumbuhi bulu bulu halus, kemudian meraba daerah selangkangan Riris yang wow bukan main empuknya.

    Aku tekan sekali sekali sambil kuremas secara acak. Hal ini menyebabkan gerakan pinggul Riris yang makin panas. Suasana alam puncak pada malam hari yang dingin, tidak dapat membuat tubuh kami berdua kedinginan malah justru sebaliknya. Saya dapat melihat butiran butiran keringat birahi yang menetes dari dahi Riris yang sedang membasahi rambut panjang dan indah itu.
    Oh.. aku benar benar makin terbawa emosi birahi yang menggebu. Riris antara sadar dan tidak masih mengingatkan saya,
    ” Di, kamu nggak boleh buka CD aku yah.. kita khan udah janji cuman peting aja,” katanya sambil menahan sesuatu dalam tubuh yang bergelora.
    “Oke Ris, aku buka daster kamu aja yah, liat tuh udah nggak karuan bentuknya sayang,” sahutku mencoba menawar.
    Dan berhasil. Riris sendiri yang meloloskan dasternya, dia angkat dari bawah dan dinaikkan lewat lehernya. Berarti keadaan kami sekarang hanya masing masing tinggal celana dalam saja. Kami langsung berpelukan sambil berciuman panjang, oh nikmatnya dapat memeluk Riris dalam keadaan begini. Kulit kami langsung bersinggungan tanpa ada pemisah lagi. Setelah pelukan plus ciuman aku rasa cukup, tanganku mulai bermain ke arah selangkangan Riris dengan mengusap lembut naik turun melewati belahan vaginanya. Dari luar celananya saya bisa merasakan bahwa didalam sudah lembab sekali, tentu banyak cairan yang sudah keluar dari lubang vaginanya. Vagina Riris benar benar tembem aku rasa kalau aku benamkan milikku ke dalamnya pasti nikmat sekali.

    Karena Riris menggunakan CD mini yang memang kurang bahan untuk menutupi kemaluannya, jari saya dengan mudahnya dapat melesat masuk melalui samping selangkangan dan bermain di sana, sebentar kemudian keluar lagi tanpa sempat Riris protes pada saya untuk tidak boleh melakukannya. Sesekali jari saya bermain pada bibir vaginanya agak lama setelah dia membuka suara,
    “Di, jangan nanti aku keterusan.. ohh,” sambil meliukan pinggangnya bergoyang goyang.

    Aku tetap tenang mengelus bahkan saat tangannya ingin mengeluarkan tanganku dari dalam CDnya seluruh jariku masuk dan meremas vagina Riris dengan lembut. Hal ini membuat Riris melenguh keras, dan lupa untuk melarang saya. Sambil tangan-tangan meremas vagina Riris, tangan kiri masih terus aktif memerah susu ranum baik yang kiri maupun yang kanan sambil dibantu oleh mulutku untuk mengisap bibir dan salah satu puting susu yang nganggur.

    Jari tengahku mulai memainkan aksinya dengan mengilik klitoris Riris. Benar saja, klitoris itu sudah membesar dan basah. Riris menggeliat tak tentu arah sambil mendesah,
    “Oh.. Mardi enak sekali sayang, nghh.. kamu udah nggak boleh lebih dari itu ya..”


    Ternyata alam sadar Riris masih ada, dia masih ingat bahwa kita hanya boleh peting. Aku berkata sambil berbisik ditelinganya.
    “Riris sayang.. CDnya dibuka ya biar kamu nggak kegencet, liat tuh CD kamu kekecilan nggak bisa nampung pantat kamu yang bulat besar sama vagina kamu yang tembem, lagian kamu juga udah basah, khan sayang ntar CDnya jadi lengket.”
    Awalnya dia tidak mau, tapi saya katakan lagi.
    “Ris.. nggak kenapa napa deh sayang.. khan aku masih pake boxerku, jadi cuman kamu aja yang telanjang, kalau aku tidak.”

    Akhirnya Riris setuju, aku loloskan CD mini putih berenda itu, dan kali ini aku benar benar melihat Riris dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun, dengan keadaan birahi tinggi. Bukan main indahnya bentuk vagina Riris, dia mempunyai bulu vagina yang lebat denga bulu-bulu halus semua warna hitam. Bulu-bulu tersebut nampak rapih, karena dalam keadaan lurus tidak keriting seperti wanita kebanyakan. Mulutku mulai menjalankan aksinya, aku mulai menyusuri ke arah pusarnya terus turun dan berhenti tepat dibawah vaginanya.

    Riris sedikit jengah dan berkata, “Oh, kamu jangan liat punya kayak gitu dong.. aku kan malu” sambil tangannya mencoba menutupi.
    Tapi dengan cepat tanganku menahannya dan langsung bibirku mencium bibir luar vaginanya sambil kuhisap-hisap kedua belah bibir vagina Riris.
    Dia benar benar kelojotan,” Ah Mardi, gila kamu, oh.. enak banget, hmm.. oh iya bener gitu sayang.. ohh..”
    Aku makin berani kusapukan lidahku naik turun sambil tak lupa klitoris yang sebesar kacang tanah itu aku emut emut dan didalam bibirku aku kedut kedutkan. Lidahku mulai merangsek masuk ke dalam lubang vagina Riris yang memang benar benar sudah basah. Wangi semerbak yang tercipta karena napsu biharinya membuat aku makin berlipat ganda untuk keinginan menyetubuhinya. Dalam keadaan yang gamang tersebut kepala Riris tersentak kekiri dan kekanan menahan luapan cinta yang tak kunjung reda, aku diam-diam melepas celana boxerku sambil bibir tak lepas dari vaginanya.

    Cukup mudah untuk melepas celan boxerku karena memang celana dalam dengan kondisi longgar. Satu kali tarik dengan tangan kiri, lolos sudah dan aku sudah telanjang bulat bersama Riris, tanpa dia sadari. Aku bisa melihat dan merasakan Riris hampir sampai titik orgasme, dan aku mulai dengan menuntun batang kemaluanku yang sudah siap tempur dengan topi baja yang mengkilap. Kedua belah kaki Riris aku lebarkan sambil tangan kiriku mempermainkan klitorisnya dengan ibu jari dan tangan kananku mengarahkan batang kemaluanku ke lubang vagina Riris.

    Riris masih antara sadar dan tidak ketika kepala penisku bertemu dengan lubang depan yang merah menganga. Kepala penis langsung seperti kena hisap alat yang kuat oleh lubang vagina Riris. Riris mulai merasa aneh karena dia merasakan lain, bukan jari tanganku dan bukan bibirku yang bermain di kemaluannya. Dengan sedikit membuka mata dia melihatku. Aku tidak mau dia nanti memberontak menolak keadaan ini, langsung aku peluk dia sambil sedikit aku goyangkan tanpa aku mendorong masuk ke dalamnya. Cukup kepala penis saja yang terjepit di dalam vagina Riris.

    Riris melotot kearahku dan dia berbicara dengan suara serak,
    “Mardi.. kok kamu masukin, khan kita udah janji sayang cuman peting, nggak boleh begini dong.” Namun dalam bahasa tubuhnya pinggul dia tetap mengimbangi gerakanku yang naik turun menggesek vaginanya.
    “Riris.. aku cuman masukin kepalanya aja sayang, kamu juga ngerasainkan?”
    Tambahku, “Itu juga udah cukup buat kita, lagi nggak usah dimasukin semua.. kamu enak khan digini’in?” sambil aku goyang kekiri dan kekanan. Kepala penisku benar benar dijepit erat oleh vagina Riris.

    Riris merem melek keenakan, dan tangan Riris akhirnya memelukku dan mengimbangi gerakanku. Baru aku tahu kalau dalam keadaan begini Riris benar benar dapat berkata vulgar, karena tiba tiba dia berkata,
    “Di, penis kamu enak banget sih hangat kena vagina Riris.”
    “Oh, Riris ini mah nggak seberapa sayang,” kataku.
    Setelah kurang lebih tiga menit kami seperti itu, aku merasakan pantat Riris menaik lebih tinggi, seakan akan ingin merasakan lebih batangku. Maka akupun mulai sedikit demi sedikit mendorong lebih dalam, ternyata makin panas gerakan kami berdua, dan walhasil seluruh batangku terbenam di dalam vagina Riris. Dan aku rasa Riris pun mengetahui hal itu, dan dia mulai meracau lagi,
    “Oh Ardi.. enak banget penis kamu masuk semua ke dalem vaginaku sayang.. hh”
    “Ohh, Di.. dorong lagi biar makin dalem sayang..”

    Bukan main, aku makin nafsu saja mendengar erangan dan kata-kata vulgarnya. Aku pun tidak mau kalah sambil memompa aku bertanya,
    ” Riris.. penis Mardi lagi ngapain vaginanya Riris sayang?”
    “Hhh, skh.. hh penis kamu lagi ngentotin vagina aku sayang,” sambil Riris meremas pantatku gemas.
    Aku pura pura tidak mendengar ingin dia mengulang lagi kata katanya,
    “Ha.. lagi ngapain sayang?”
    “Lagi dientot sayang..ohh nikmatnya..”
    Aku bertanya lagi, “Emang Riris mau dientot ama Mardi?”
    Riris menyahut,”Iya sayang Riris ketagihan nih mengentot sama kamu, abis penis kamu mantap, nikmat, enak rasanya.”

    Sambil begitu saya benar-benar merasakan jepitan-jepitan halus dari dinding vagina Riris. Benar benar wanita yang tercipta sempurna untuk bersenggama. Lubang vaginanya mempunyai jepitan yang kuat dengan variasi batang kemaluanku di dalam seperti dirayapi oleh jutaan semut, jadi seperti terkena setrum kecil, tapi hangat dengan sebentar-bentar vagina tersebut mencucup kembang kempis menyedot seluruh batang kemaluanku.

    Setelah lebih 20 menit kami bersenggama dengan ucapan ucapan vulgar, Riris sudah hampir mendekati klimaksnya.
    “Ayo Mardi, aku udah mau keluar, entot terus aku iya teken biar kena klitorisku oh.. benar begitu sayang.. aduh, enak bener ngentot ama kamu.”
    Gila juga nih perempuan, kalo dalam keadaan birahi begini omongannya jadi vulgar seperi ini. Akupun merasakan intensitas kedutan vagina Riris makin tinggi, dan sepertinya akupun ingin melepaskan kenikmatan bersama Riris sayangku.
    “Oh, Ris.. enak banget vagina kamu ada empot ayamnya sayang, rasanya legit, rapet, peret, oh, aku mau klimak sayang, gimana nih didalam atau diluar,” kataku dalam keadaan yang kejang kejang nikmat.
    Lalu dijawab oleh Riris, “Didalem aja Mardi biar enak, aku juga mau ngerasain disemprot ama penis kamu, dan mungkin besok lusa ada dapet haid, jadi aman,” desah Riris yang juga menahan amukan dalam gelora birahi yang siap meledak beberapa saat lagi.

    Akhirnya aku merasakan batang kemaluanku diremas kuat sekali oleh otot vaginanya, gerakan pinggul Riris terhenti, sambil pantatnya ditinggikan aku mengocok sedikit memberikan nuansa lain dalam vaginanya, lagi Riris menggeram dan..
    “Oh sayang aku klimaks, ouh.. ahh. nggh ahh enak.. enak hh..”
    Aku pun tak tahan penisku diremas dan disedot oleh vagina Riris, dengan satu dan dua kali sentakan penisku menyemportkan sperma jauh langsung masuk kedalam rahim Riris, dan yang semportan kedua tak kalah nikmatnya. Gerakan kami seperti begitu kompak, ketika aku menyemprotkan sperma, vagina Riris menyedot kencang hingga kami berdua merasakan nikmat senggama yang sangat indah.

    Puas aku selesai klimaks dan begitu juga Riris, ketika aku ingin melepas penisku, Riris mencegahnya.
    “Biarin didalam dulu sampe ngecil dan keluar sendiri yah.”
    Akhirnya kami berbaring menyamping dengan keadaan kemaluan kami masing-masing masih menyatu, masih dapat aku rasakan kedutan dalam vagina Riris namun sudah melemah, dan batangku mulai berangsur-angsur mengecil dan akhirnya lepas dengan sendirinya dari vagina Riris.

    Waktu sudah menunjukan pukul 1 pagi, setelah kami selesai mandi berdua di dalam bathup, dan ketika aku mau kembali ke kamarku Riris menahannya, dan dia minta sekali lagi untuk bermain cinta. Akupun melayaninya. Katanya mumpung ada waktu. Ronde kedua kami lakukan lebih hot lagi karena yang kedua dilakukan tanpa takut-takut seperti yang pertama, dan kami akhiri dengan klimaks bareng dengan sempurna.

    Sepulangnya dari puncak, hubunganku dengan Riris makin hangat, tapi kami selalu menutupi di kantor dengan berpura pura bahwa antara kami tidak ada hubungan apa-apa hanya sebatas teman kerja. Padahal kalau ada waktu di kantorpun kami peting. Saya berkerja di bagian komputer, Riris bagian Settlement. Kalau salah satu dari kami ingin dipeluk, maka kami memberikan kode untuk menuju ruang komputer yang tidak ada orang, kemudian kami ketempat yang paling pojok supaya aman dan berpelukan. Biasanya kami berpelukan sambil mengusap usap apa yang perlu diusap, biasanya saya meremas gemas pantatnya, dan meremas lembut buah dadanya, sambil dibarengi dengan ciuman bibir dengan sedikit panas. Setelah kami puas, Riris biasanya keluar lebih dulu dari ruang komputer, dan tidak lama kemudian baru saya.

    Rasa ingin bersenggama dengan Riris demikian besar, begitu juga Riris yang ingin sekali bercinta dengan saya. Akhirnya saya mencari kost-kost’an yang dekat dengan kantor yang fungsinya kalau istirahat makan siang kami dapat mencuri waktu berdua kekost’an saya dan kami berdua saling melepas hasrat terpendam dan setelah selesai kami dapat dengan cepat kembali ke kantor, dan untuk makan siang kami membiasakan ngemil di kantor, jadi tidak begitu lapar.

    Demikianlah cerita saya, yang sekarang Riris sudah meninggalkan saya karena dia mendapat pekerjaan baru dan sudah menikah dengan pilihannya yang tepat. Saya masih ngekost namun sudah tidak ada Riris yang menemani.

  • Miyuki Nonomura Asian Girl Squirting From Toy Sex

    Miyuki Nonomura Asian Girl Squirting From Toy Sex


    1578 views

  • HENTAI 040

    HENTAI 040


    1834 views

  • European amateur brunette Ria Rodrigez banged from behind gets sperm on booty

    European amateur brunette Ria Rodrigez banged from behind gets sperm on booty


    1615 views

    Duniabola99.org –  Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Adik Kandungku Masih SMP

    Adik Kandungku Masih SMP


    1789 views

    ini dimulai pada suatu sore ketika rumahku sedang sepi. Orang tua lagi pergi dan kebetulan pembantu dan adikku juga lagi nggak ada. Langsung saja gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak ada gangguan pas lagi nonton. VCD bokep yang kutonton itu bercerita tentang hubungan sex antara adek dan kakak. Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.

    “Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. Akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.

    cewek smp bugil1 1 Cerita Panas Ngentot Adik Kandungku Yang Masih SMP

    “liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.
    “Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt. Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.

    “Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.

    “Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.

    “Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu. Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.

    “Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut. Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.

    “Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake. Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang. Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar. Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.
    “Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar. Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya. Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua. Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!

    “Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan. Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung. Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.

    “Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….

    ” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.

    “Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede. Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,

    “Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas
    “punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,

    “berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69? “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.

    “Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69. Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener. Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.

    “Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).
    Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.

    “Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.

    “Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.

    “Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.

    “…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,

    “akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.

    “Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.

    “Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.

    “kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.

    “Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.

    “Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya. Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.

    “Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar. Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?

    “Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.

    “Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.

    “Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.

    “Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.

    “Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk. Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.

    “Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.

    “Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.

    Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua.

  • Miyuki Nonomura Melepas Celana Dalamnya Untuk Menyemprotkan air mani nya

    Miyuki Nonomura Melepas Celana Dalamnya Untuk Menyemprotkan air mani nya


    1707 views

  • Kenangan Bersama Anak SMA

    Kenangan Bersama Anak SMA


    1949 views

    Cerita Sex Terbaru – Cerita Sek kenangan di masa SMA dimana semua berawal dari suatu hari dimana anak-anak SMA sedang mengikuti kampanye di Jakarta. Untuk kelanjutan nya silahkan baca di bawah ini yang sudah kami rangkum dengan jelas.

    Malam itu tanggal 2 Juni 2008 sekitar pukul 21.30. Aku di dalam mobilku sedang keliling-keliling kota Jakarta. Rencananya aku hendak meliput persiapan kampanye partai-partai yang katanya sudah ada di seputar HI. Aneh, kampanye resminya besok, tapi sudah banyak yang bercokol di putaran HI sejak malam ini. Kelihatannya mereka tidak mau kalah dengan partai-partai lain yang kemarin dan hari ini telah memanjat patung selamat datang, memasang bendera mereka di sana. Tercatat pp, PND, PBB, PKB, PAN dan PK telah berhasil. Dengan korban beberapa orang tentu saja. Entah apa yang dikejar mereka, para simpatisan itu. Kebanggaan? Atau sebuah ketololan. Kalau ternyata mereka tewas atau cedera, berartikah pengorbanan mereka? Apakah para ketua partai itu kenal sama mereka? Apakah pemimpin partai itu menghargai kenekadan mereka? Lho, kok aku bicara politik. Biarinlah. Macam-macam saja ulah mereka, maklumlah sudah saat kampanye terakhir

    buat partai-partai di Jakarta ini.

    Di depan kedutaan Inggris aku parkirkan mobilku, bersama banyak mobil lainnya. Memang aku lihat ada beberapa kelompok, masing-masing dengan bendera partai mereka dan atribut yang bermacam-macam. Aku keluarkan kartu persku, tergantung di leher. Juga Nikon, kawan baik yang menjadi sumber nafkahku. Aku mendekati kerumunan simpatisan partai. Bergabung dengan mereka. Berusaha mencari informasi dan momen-momen penting yang mungkin akan terjadi.

    Saat itulah pandanganku bertemu dengan tatap mata seorang gadis yang bergerombol dengan teman-temannya di atap sebuah mini bus. Wajahnya yang cantik tersenyum kepadaku. Gadis itu memakai kaos partai yang mengaku reformis,—aku rahasiakan saja baiknya—yang telah dipotong sedikit bagian bawahnya, sehingga seperti model tank top, sedangkan bawahannya memakai mini skirt berwarna putih. Di antara teman-temannya, dia yang paling menonjol. Paling lincah, paling menarik.
    “Mas, Mas wartawan ya?” katanya kepadaku.
    “Iya”.
    “Wawancarai kita dong”, Salah seorang temannya nyeletuk.
    “Emang mau?”.
    “Tentu dong. Tapi photo kita dulu…”

    Nah darisinilah berawal cerita ini dan kini ku koleksi dalam kenangan sehingga menjadi Kumpulan Cerita Dewasa

    Mereka beraksi saat kuarahkan kameraku kepada mereka. Dengan lagak dan gaya masing-masing mereka berpose.
    “Kenapa sudah ada di sini, sih? Bukankah ____ (nama partai) baru besok kampanyenya?”.
    “Biarin Mas, daripada besok dikuasai partai lain?”.
    “Memang akan terus di sini? Sampai pagi?”.
    “Iya, demi ____ (nama partai), kami rela begadang semalaman.”
    “Hebat.”
    “Mas di sini aja, Mas. Nanti pasti ada lagi yang ingin manjat tugu selamat datang.” Kata gadis yang menarik perhatianku itu.

    Aku pun duduk dekat mereka, berbincang tentang pemilu kali ini. Harapan-harapan mereka, tanggapan mereka, dan pendapat mereka. Mereka lumayan loyal terhadap partai mereka itu, walaupun tampak sedikit kecewa, karena pemimpin partai mereka itu kurang berani bicara. Padahal diproyeksikan untuk menjadi calon presiden. Aku maklum, karena tahu latar belakang pemimpin yang mereka maksudkan itu.
    “Eh, nama kalian siapa?” Tanyaku, “Aku Ray.”
    “Saya Diana.” Kata cewek manis itu, lalu teman-temannya yang lain pun menyebut nama. Kami terus bercakap-cakap, sambil minum teh botol yang dijual pedagang asongan.

    Waktu terus berlalu. Beberapa kali aku meninggalkan mereka untuk mengejar sumber berita. Malam itu bundaran HI didatangi Kapolri yang meninjau dan ‘menyerah’ melihat massa yang telah bergerombol untuk pawai dan kampanye, karena jadwal resminya adalah pukul 06.00 – 18.00.
    Saat aku kembali, gerombolan Diana masih ada di sana.
    “Saya ke kantor dulu ya, memberikan kaset rekaman dan hasil photoku. Sampai ketemu.” Pamitku.
    “Eh, Mas, Mas Ray! Kantornya “x” (nama koranku), khan. Boleh saya menumpang?” Diana berteriak kepadaku.
    “Kemana?”
    “Rumah. Rumah saya di dekat situ juga.”
    “Boleh saja.” Kataku, “Tapi katanya mau tetap di sini? Begadang?”
    “Nggak deh. Ngantuk. Boleh ya? Gak ada yang mau ngantarin nih.”
    Aku pun mengangguk. Tapi dari tempatku berdiri, aku dapat melihat di dalam mini bus itu ada sepasang remaja berciuman.

    Benar-benar kampanye, nih? Sama saja kejadian waktu meliput demontrasi mahasiswa dulu. Waktu teriak, ikutan teriak. Yang pacaran, ya pacaran. (Ini cuma sekedar nyentil, lho. Bukan menghujat. Angkat topi buat gerakan mahasiswa kita! Peace!)
    Diana menggandengku. Aku melambai pada rekan-rekannya.
    “Diana! Pulang lho! Jangan malah…” Teriak salah seorang temannya.
    Diana cuma mengangkat tinjunya, tapi matanya kulihat mengedip.

    Lalu kami pun menuju mobilku. Dengan lincah Diana telah duduk di sampingku. Mulutnya berkicau terus, bertanya-tanya mengenai profesiku. Aku menjawabnya dengan senang hati. Terkadang pun aku bertanya padanya. Dari situ aku tahu dia sekolah di sebuah SMA di daerah Bulungan, kelas 2. Tadi ikut-ikutan teman-temannya saja. Politik? Pusing ah mikirinnya.
    Usianya baru 17 tahun, tapi tidak mendaftar pemilu tahun ini. Kami terus bercakap-cakap. Dia telah semakin akrab denganku.
    “Kamu sudah punya pacar, belum?” Tanyaku.
    “Sudah.” Nadanya jadi lain, agak-agak sendu.


    “Tidak ikut tadi?”
    “Nggak.”
    “Kenapa?”
    “Lagi marahan aja.”
    “Wah.., gawat nih.”
    “Biarin aja.”
    “Kenapa emangnya?”
    “Dia ketangkap basah selingkuh dengan temanku, tapi tidak mengaku.”
    “Perang, dong?”
    “Aku marah! Eh dia lebih galak.”
    “Dibalas lagi dong. Jangan didiemin aja.”
    “Gimana caranya?” Tanyanya polos.
    “Kamu selingkuh juga.” Jawabku asal-asalan.
    “Bener?”
    “Iya. Jangan mau dibohongin, cowok tu selalu begitu.”
    “Lho, Mas sendiri cowok.”
    “Makanya, aku tak percaya sama cowok. Sumpah, sampai sekarang aku tak pernah pacaran sama cowok. Hahaha.”
    Dia ikut tertawa.

    Aku mengambil rokok dari saku depan kemejaku, menyalakannya. Diana meminta satu rokokku. Anak ini badung juga. Sambil merokok, dia tampak lebih rileks, kakinya tanpa sadar telah nemplok di dashboardku. Aku merengut, hendak marah, tapi tak jadi, pahanya yang mulus terpampang di depanku, membuat gondokku hilang.

    Setelah itu aku mulai tertarik mencuri-curi pandang. Diana tak sadar, dia memejamkan mata, menikmati asap rokok yang mengepul dan keluar melalui jendela yang terbuka. Gadis ini benar-benar cantik. Rambutnya panjang. Tubuhnya indah. Dari baju kaosnya yang pendek, dapat kulihat putih mulus perutnya. Dadanya mengembang sempurna, tegak berisi.
    Tanpa sadar penisku bereaksi.
    Aku menyalakan tape mobilku. Diana memandangku saat sebuah lagu romantis terdengar.
    “Mas, setelah ini mau kemana?”
    “Pulang. Kemana lagi?”
    “Kita ke pantai saja yuk. Aku suntuk nih.” Katanya menghembuskan asap putih dari mulutnya.
    “Ngapain”
    “Lihat laut, ngedengerin ombak, ngapain aja deh. Aku males pulang jadinya. Selalu ingat Ipet, kalau aku sendirian.”
    “Ipet?”
    “Pacarku.”
    “Oh. Tapi tadi katanya ngantuk?”
    “Udah terbang bersama asap.” Katanya, tubuhnya doyong ke arahku, melingkarkan lengan ke bahuku, dadanya menempel di pangkal tangan kiriku. Hangat.
    “Bolehlah.” Kataku, setelah berpikir kalau besok aku tidak harus pagi-pagi ke kantor. Jadi setelah mengantar materi yang kudapat kepada rekanku yang akan membuat beritanya, aku dan Diana menuju arah utara. Ancol! Mana lagi pantai di Jakarta ini.

    Aku parkirkan mobil Kijangku di pinggir pantai Ancol. Di sana kami terdiam, mendengarkan ombak, begitu istilah Diana tadi. Sampai setengah jam kami hanya berdiam. Namun kami duduk telah semakin rapat, sehingga dapat kurasakan lembutnya tubuh yang ada di sampingku.

    Tiba-tiba Diana mencium pipiku.
    “Terima kasih, Mas Ray.”
    “Untuk apa?”
    “Karena telah mau menemani Diana.”
    Aku hanya diam. Menatapnya. Dia pun menatapku. Perlahan menunduk. Kunikmati kecantikan wajahnya. Tanpa sadar aku raih wajahnya, dengan sangat perlahan-lahan kudekatkan wajahku ke wajahnya, aku cium bibirnya, lalu aku tarik lagi wajahku agak menjauh. Aku rasakan hatiku tergetar, bibirku pun kurasakan bergetar, begitu juga dengan bibirnya. Aku tersenyum, dan ia pun tersenyum. Kami berciuman kembali. Saat hendak merebahkannya, setir mobil menghalang gerakan kami. Kami berdua pindah ke bangku tengah Kijangku. Aku cium kening Diana terlebih dahulu, kemudian kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya. Diana terpejam dan kudengar nafasnya mulai agak terasa memburu, kami berdua terbenam dalam ciuman yang hangat membara. Tanganku memegang dadanya, meremasnya dari balik kaos tipis dan bhnya.

    Sesaat kemudian kaos itu telah kubuka. Aku arahkan mulutku ke lehernya, ke pundaknya, lalu turun ke buah dadanya yang indah, besar, montok, kencang, dengan puting yang memerah. Tanganku membuka kaitan BH hitamnya. Aku mainkan lidahku di puting kedua buah dadanya yang mulai mengeras. Yang kiri lalu yang kanan.
    “Mas Ray, kamu tau saja kelemahan saya, saya paling nggak tahan kalo dijilat susu saya…, aahh…”.

    Aku pun sudah semakin asyik mencumbu dan menjilati puting buah dadanya, lalu ke perutnya, pusarnya, sambil tanganku membuka mini skirtnya.
    Terpampanglah jelas tubuh telanjang gadis itu. Celana dalamnya yang berwarna hitam, menerawangkan bulu-bulu halus yang ada di situ. Kuciumi daerah hitam itu.

    Aku berhenti, lalu aku bertanya kepada Diana
    “Diana kamu udah pernah dijilatin itunya?”
    “Belum…, kenapa?”.
    “Mau nyoba nggak?”.
    Diana mengangguk perlahan.
    Takut ia berubah pikiran, tanpa menunggu lebih lama lagi langsung aku buka celana dalamnya, dan mengarahkan mulutku ke kemaluan Diana yang bulunya lebat, kelentitnya yang memerah dan baunya yang khas. Aku keluarkan ujung lidahku yang lancip lalu kujilat dengan lembut klitorisnyana.
    Beberapa detik kemudian kudengar desahan panjang dari Diana
    “sstt… Aahh!!!”
    Aku terus beroperasi di situ
    “aahh…, Mas Ray…, gila nikmat bener…, Gila…, saya baru ngerasain nih nikmat yang kayak gini…, aahh…, saya nggak tahan nih…, udah deh…”

    Lalu dengan tiba-tiba ia menarik kepalaku dan dengan tersenyum ia memandangku. Tanpa kuduga ia mendorongku untuk bersandar ke bangku, dengan sigapnya tangannya membuka sabuk yang kupakai, lalu membuka zipper jins hitamku. Tangannya menggapai kemaluanku yang sudah menegang dan membesar dari tadi. Lalu ia memasukkan batang kemaluanku yang besar dan melengkung kedalam mulutnya.
    “aahh…” Lenguhku
    Kurasakan kehangatan lidah dalam mulutnya. Namun karena dia mungkin belum biasa, giginya beberapa kali menyakiti penisku.
    “Aduh Diana, jangan kena gigi dong…, Sakit. Nanti lecet…”

    Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku yang keras, ia jilati melingkar, ke kiri, ke kanan, lalu dengan perlahan ia tekan kepalanya ke arahku berusaha memasukkan kemaluanku semaksimal mungkin ke dalam mulutnya. Namun hanya seperempat dari panjang kemaluanku saja kulihat yang berhasil terbenam dalam mulutnya.
    “Ohk!.., aduh Mas Ray, cuma bisa masuk seperempat…”
    “Ya udah Diana, udah deh jangan dipaksaain, nanti kamu tersedak.”
    Kutarik tubuhnya, dan kurebahkan ia di seat Kijangku. Lalu ia membuka pahanya agak lebar, terlihat samar-samar olehku kemaluannya sudah mulai lembab dan agak basah. Lalu kupegang batang kemaluanku, aku arahkan ke lubang kemaluannya. Aku rasakan kepala kemaluanku mulai masuk perlahan, kutekan lagi agak perlahan, kurasakan sulitnya kemaluanku menembus lubang kemaluannya.
    Kudorong lagi perlahan, kuperhatikan wajah Diana dengan matanya yang tertutup rapat, ia menggigit bibirnya sendiri, kemudian berdesah.
    “sstt…, aahh…, Mas Ray, pelan-pelan ya masukkinnya, udah kerasa agak perih nih…”

    Dan dengan perlahan tapi pasti kudesak terus batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Diana, aku berupaya untuk dengan sangat hati-hati sekali memasukkan batang kemaluanku ke lubang vaginanyana. Aku sudah tidak sabar, pada suatu saat aku kelepasan, aku dorong batang kemaluanku agak keras. Terdengar suara aneh. Aku lihat ke arah batang kemaluanku dan kemaluan Diana, tampak olehku batang kemaluanku baru setengah terbenam kedalam kemaluannya. Diana tersentak kaget.
    “Aduh Mas Ray, suara apaan tuh?”
    “Nggak apa-apa, sakit nggak?”
    “Sedikit…”
    “Tahan ya.., sebentar lagi masuk kok…”

    Dan kurasakan lubang kemaluan Diana sudah mulai basah dan agak hangat. Ini menandakan bahwa lendir dalam kemaluan Diana sudah mulai keluar, dan siap untuk penetrasi. Akhirnya aku desakkan batang kemaluanku dengan cepat dan tiba-tiba agar Diana tidak sempat merasakan sakit, dan ternyata usahaku berhasil, kulihat wajah Diana seperti orang yang sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa, matanya setengah terpejam, dan sebentar-sebentar kulihat mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara. “sshh…, sshh…”
    Lidahnya terkadang keluar sedikit membasahi bibirnya yang sensual. Aku pun merasakan nikmat yang luar biasa. Kutekan lagi batang kemaluanku, kurasakan di ujung kemaluanku ada yang mengganjal, kuperhatikan batang kemaluanku, ternyata sudah masuk tiga perempat kedalam lubang kemaluan Diana.

    Aku coba untuk menekan lebih jauh lagi, ternyata sudah mentok…, kesimpulannya, batang kemaluanku hanya dapat masuk tiga perempat lebih sedikit ke dalam lubang kemaluan Diana. Dan Diana pun merasakannya.
    “Aduh Mas Ray, udah mentok, jangan dipaksain teken lagi, perut saya udah kerasa agak negg nih, tapi nikmat…., aduh…, barangmu gede banget sih Mas Ray…”

    Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku ke kiri, lalu ke kanan, memutar, lalu kembali ke depan ke belakang, ke atas lalu ke bawah. Kurasakan betapa nikmat rasanya kemaluan Diana, ternyata lubang kemaluan Diana masih sempit, walaupun bukan lagi seorang perawan. Ini mungkin karena ukuran batang kemaluanku yang menurut Diana besar, panjang dan kekar. Lama kelamaan goyanganku sudah mulai teratur, perlahan tapi pasti, dan Diana pun sudah dapat mengimbangi goyanganku, kami bergoyang seirama, berlawanan arah, bila kugoyang ke kiri, Diana goyang ke kanan, bila kutekan pantatku Diana pun menekan pantatnya.

    Semua aku lakukan dengan sedikit hati-hati, karena aku sadar betapa besar batang kemaluanku untuk Diana, aku tidak mau membuatnya menderita kesakitan. Dan usahaku ini berjalan dengan mulus. Sesekali kurasakan jari jemari Diana merenggut rambutku, sesekali kurasakan tangannya mendekapku dengan erat.
    Tubuh kami berkeringat dengan sedemikian rupa dalam ruangan mobil yang mulai panas, namun kami tidak peduli, kami sedang merasakan nikmat yang tiada tara pada saat itu. Aku terus menggoyang pantatku ke depan ke belakang, keatas kebawah dengan teratur sampai pada suatu saat.
    “Aahh Mas Ray…, agak cepet lagi sedikit goyangnya…, saya kayaknya udah mau keluar nih…”
    Diana mengangkat kakinya tinggi, melingkar di pinggangku, menekan pantatku dengan erat dan beberapa menit kemudian semakin erat…, semakin erat…, tangannya sebelah menjambak rambutku, sebelah lagi mencakar punggungku, mulutnya menggigit kecil telingaku sebelah kanan, lalu terdengar jeritan dan lenguhan panjang dari mulutnya memanggil namaku.
    “Mas Ray…, aahh…, mmhhaahh…, Aahh…” Dia kelojotan. Kurasakan lubang kemaluannya hangat, menegang dan mengejut-ngejut menjepit batang kemaluanku.
    “aahh…, gila…, Ini nikmat sekali…” Teriakku.

    Baru kurasakan sekali ini lubang kemaluan bisa seperti ini. Tak lama kemudian aku tak tahan lagi, kugoyang pantatku lebih cepat lagi keatas kebawah dan, Tubuhku mengejang.
    “Mas Ray…, cabut…, keluarin di luar…”
    Dengan cepat kucabut batang kemaluanku lalu sedetik kemudian kurasakan kenikmatan luar biasa, aku menjerit tertahan
    “aahh…, ahh…” Aku mengerang.
    “Ngghh…, ngghh..”
    Aku pegang batang kemaluanku sebelah tangan dan kemudian kurasakan muncratnya air maniku dengan kencang dan banyak sekali keluar dari batang kemaluanku.
    Chrootth…, chrootthh…, crothh…, craatthh…, sebagian menyemprot wajah Diana, sebagian lagi ke payudaranya, ke dadanya, terakhir ke perut dan pusarnya.

    Kami terkulai lemas berdua, sambil berpelukan.
    “Mas Ray…, nikmat banget main sama kamu, rasanya beda sama kalo saya gituan sama Ipet. Enakan sama kamu. Kalau sama Ipet, saya tidak pernah orgasme, tapi baru sekali disetubuhi kamu, saya bisa sampai, barang kali karena barang kamu yang gede banget ya?” Katanya sambil membelai batangku yang masih tegang, namun tidak sekeras tadi.
    “Saya nggak bakal lupa deh sama malam ini, saya akan inget terus malem ini, jadi kenangan manis saya”
    Aku hanya tersenyum dengan lelah dan berkata “Iya Diana, saya juga, saya nggak bakal lupa”.

    Kami pun setelah itu menuju kostku, kembali memadu cinta. Setelah pagi, baru aku mengantarnya pulang. Dan berjanji untuk bertemu lagi lain waktu.

  • Sungguh Nikmat Ngentot Wanita Yang Lebih Dewasa

    Sungguh Nikmat Ngentot Wanita Yang Lebih Dewasa


    1868 views

    Duniabola99.org – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini

  • Jenna Sativa tukang pijat ++ khusus cewek

    Jenna Sativa tukang pijat ++ khusus cewek


    1443 views

  • Foto ngentot Nozomi Hazuki

    Foto ngentot Nozomi Hazuki


    1937 views

    Foto Ngentot Terbaru – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas dari yang muda-muda sampai tante-tante girang yang ngentot hot banget dan bisa membuat anda crot ramai-ramai malam ini. Salah satu nya adalah foto ngentot Nozomi Hazuki yang memiliki bulu lebat. Inilah foto nya sebagai berikut.

  • Pembantuku Yang Lugu

    Pembantuku Yang Lugu


    1943 views

    Sebut saja namaku Paul. Aku bekerja di sebuah instansi pemerintahan di kota S, selain juga memiliki sebuah usaha wiraswasta. Sebetulnya aku sudah menikah, bahkan rasanya istriku tahu akan hobiku mencari daun-daun muda untuk “obat awet muda”. Dan memang pekerjaanku menunjang untuk itu, baik dari segi koneksi maupun dari segi finansial. Namun semenjak istriku tahu aku memiliki banyak sekali simpanan, suatu hari ia meninggalkanku tanpa pamit. Biarlah, malah aku bisa lebih bebas menyalurkan hasrat.

    Karena pembantu yang lama keluar untuk kawin di desanya, aku terpaksa mencari penggantinya di agen. Bukan saja karena berbagai pekerjaan rumah terbengkalai, juga rasanya kehilangan “obat stress”. Salah seorang calon yang menarik perhatianku bernama Ningsih, baru berusia (hampir) 16 tahun, berwajah cukup manis, dengan lesung pipit. Matanya sedikit sayu dan bibirnya kecil seksi. Seandainya kulitnya tidak sawo matang (meskipun bersih dan mulus juga), dia sudah mirip-mirip artis sinetron. Meskipun mungil, bodinya padat, dan yang terpenting, dari sikapnya aku yakin pengalaman gadis itu tidak sepolos wajahnya. Tanpa banyak tanya, langsung dia kuterima.

    Dan setelah beberapa hari, terbukti Ningsih memang cukup cekatan mengurus rumah. Namun beberapa kali pula aku memergokinya sedang sibuk di dapur dengan mengenakan kaos ketat dan rok yang sangat mini. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, aku mendekat dari belakang dan kucubit paha gadis itu. Ningsih terpekik kaget, namun setelah sadar majikannya yang berdiri di belakangnya, ia hanya merengut manja.

    Sore ini sepulang kerja aku kembali dibuat melotot disuguhi pemandangan yang ‘menegangkan’ saat Ningsih yang hanya berdaster tipis menungging sedang mengepel lantai, pantatnya yang montok bergoyang kiri-kanan. Tampak garis celana dalamnya membayang di balik dasternya. Tidak tahan membiarkan pantat seseksi itu, kutepuk pantat Ningsih keras-keras.

    “Ngepel atau nyanyi dangdut sih? Goyangnya kok merangsang sekali!” Ningsih terkikik geli mendengar komentarku, dan kembali meneruskan pekerjaannya. Dengan sengaja pantatnya malah digoyang semakin keras.

    Geli melihat tingkah Ningsih, kupegang pantat gadis itu kuat-kuat untuk menahan goyangannya. Saat Ningsih tertawa cekikikan, jempolku sengaja mengelus selangkangan gadis itu, menghentikan tawanya. Karena diam saja, perlahan kuelus paha Ningsih ke atas, menyingkapkan ujung dasternya.”Eh… Ndoro… jangan..!” cegah Ningsih lirih.
    “Nggak pa-pa, nggak usah takut, Nduk..!”
    “Jangan, Ndoro… malu… jangan sekarang..!”
    Dengan tergesa Ningsih bangkit membereskan ember dan kain pel, lalu bergegas menuju ke dapur.

    Malam harinya lewat intercom aku memanggil Ningsih untuk memijat punggungku yang pegal. Seharian penuh bersidang memang membutuhkan stamina yang prima. Agar tenagaku pulih untuk keperluan besok, tidak ada salahnya memberi pengalaman pada orang baru.

    Gadis itu muncul masih dengan daster merah tipisnya sambil membawa minyak gosok. Ningsih duduk di atas ranjang di sebelah tubuhku.
    Sementara jemari lentik Ningsih memijati punggung, kutanya, “Nduk, kamu sudah punya pacar belum..?”
    “Disini belum Ndoro…” jawab gadis itu.
    “Disini belum..? Berarti di luar sini sudah..?”
    Sambil tertawa malu-malu gadis itu menjawab lagi, “Dulu di desa saya pernah, tapi sudah saya putus.”
    “Lho, kenapa..?”
    “Habis mau enaknya saja dia.”
    “Mau enaknya saja gimana..?” kejarku.
    “Eh… itu, ya… maunya ngajak gituan terus, tapi kalau diajak kawin nggak mau.”

    Aku membalikkan badan agar dadaku juga turut dipijat.
    “Gituan gimana? Memangnya kamu nggak suka..?”
    Wajah Ningsih memerah, “Ya… itu… ngajak kelonan… tidur telanjang bareng…”
    “Kamu mau aja..?”
    “Ih, enggak! Kalau cuma disuruh ngemut burungnya saja sih nggak pa-pa. Mau sampai selesai juga boleh. Tapi yang lain Ningsih nggak mau..!”
    Aku tertawa, “Lha apa nggak belepotan..?”
    “Ah, enggak. Yang penting Ningsih juga puas tapi tetep perawan.”

    Aku semakin terbahak, “Kalau kamu juga puas, terus kenapa diputus..?”
    “Abis lama-lama Ningsih kesel! Ningsih kalau diajak macem-macem mau, tapi dia diajak kawin malah main mata sama cewek lain! Untung Ningsih cuma kasih emut aja, jadi sampai sekarang Ningsih masih perawan.”
    “Main emut terus gitu apa kamu nggak pengin nyoba yang beneran..?” godaku.
    Wajah Ningsih kembali memerah, “Eh… katanya sakit ya Ndoro..? Terus bisa hamil..?”

    Kini Ningsih berlutut mengangkangi tubuhku sambil menggosokkan minyak ke perutku. Saat gadis itu sedikit membungkuk, dari balik dasternya yang longgar tampak belahan buah dadanya yang montok alami tanpa penopang apapun.
    Sambil tanganku mengelus-elus kedua paha Ningsih yang terkangkang, aku menggoda, “Kalau sama Ndoro, Ningsih ngasih yang beneran atau cuma diemut..?”
    Pipi Ningsih kini merah padam, “Mmm… memangnya Ndoro mau sama Ningsih? Ningsih kan cuma pembantu? Cuma pelayan?”
    “Nah ini namanya juga melayani. Iya nggak?”
    Ningsih hanya tersenyum malu.

    “Aaah! Itu kan cuma jabatan. Yang penting kan orangnya..!”
    “Ehm.., kalau hamil gimana..?”
    “Jangan takut Nduk, kalau cuma sekali nggak bakalan hamil. Nanti Ndoro yang tanggung jawab..”
    Meskipun sedikit ragu dan malu, Ningsih menuruti dan menanggalkan dasternya.

    Sambil meletakkan pantatnya di atas pahaku, gadis itu dengan tersipu menyilangkan tangannya untuk menutupi kemontokan kedua payudaranya. Untuk beberapa saat aku memuaskan mata memandangi tubuh montok yang nyaris telanjang, sementara Ningsih dengan jengah membuang wajah. Dengan tidak sabaran kutarik pinggang Ningsih yang meliuk mulus agar ia berbaring di sisiku.

    Seumur hidup mungkin baru sekali ini Ningsih merasakan berbaring di atas kasur seempuk ini. Langsung saja kusergap gadis itu, kuciumi bibirnya yang tersenyum malu, pipinya yang lesung pipit, menggerayangi sekujur tubuhnya dan meremas-remas kedua payudaranya yang kenyal menggiurkan. Puting susunya yang kemerahan terasa keras mengacung. Kedua payudara gadis itu tidak terlalu besar, namun montok pas segenggaman tangan. Dan kedua bukit itu berdiri tegak menantang, tidak menggantung. Gadis desa ini memang sedang ranum-ranumnya, siap untuk dipetik dan dinikmati.

    “Mmmhh… Oh! Ahhh! Oh… Ndorooo… eh.. mmm… burungnya… mau Ningsih emut dulu nggak..?” tanya gadis itu diantara nafasnya yang terengah-engah.
    “Lepas dulu celana dalam kamu Nduk, baru kamu boleh emut.”
    Tersipu Ningsih bangkit, lalu memelorotkan celana dalamnya hingga kini gadis itu telanjang bulat. Perlahan Ningsih berlutut di sisiku, meraih kejantananku dan mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Sambil menyibakkan rambutnya, gadis itu sedikit terbelalak melihat besarnya kejantananku. Mungkin ia membayangkan bagaimana benda berotot sebesar itu dapat masuk di tubuhnya.

    Aku segera merasakan sensasi yang luar biasa ketika Ningsih mulai mengulum kejantananku, memainkan lidahnya dan menghisap dengan mulut mungilnya sampai pipinya ‘kempot’. Gadis ini ternyata pintar membuat kejantananku cepat gagah.
    “Ehm… srrrp… mmm… crup! Ahmm… mmm… mmmh..! Nggolo (ndoro)..! Hangang keyas-keyas (jangan keras-keras)..! Srrrp..!”
    Gadis itu tergeliat dan memprotes ketika aku meraih payudaranya yang montok dan meremasinya. Namun aku tak perduli, bahkan tangan kananku kini mengelus belahan pantat Ningsih yang bulat penuh, terus turun sampai ke bibir kemaluannya yang masih jarang-jarang rambutnya. Maklum, masih perawan.

    Gadis itu tergelinjang tanpa berani bersuara ketika jemariku menyibakkan bibir kemaluannya dan menelusup dalam kemaluannya yang masih perawan. Merasa kejantananku sudah cukup gagah, kusuruh Ningsih mengambil pisau cukur di atas meja, lalu kembali ke atas ranjang. Tersipu-sipu gadis perawan itu mengambil bantal berusaha untuk menutupi ketelanjangannya.

    Malu-malu gadis itu menuruti perintah majikannya berbaring telentang menekuk lutut dan merenggangkan pahanya, mempertontonkan rambut kemaluannya yang hanya sedikit. Tanpa menggunakan foam, langsung kucukur habis rambut di selangkangan gadis itu, membuat Ningsih tergelinjang karena perih tanpa berani menolak. Kini bibir kemaluan Ningsih mulus kemerahmerahan seperti kemaluan seorang gadis yang belum cukup umur, namun dengan payudara yang kencang.

    Dengan sigap aku menindih tubuh montok menggiurkan yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun itu. Tersipu-sipu Ningsih membuang wajah dan menutupi payudaranya dengan telapak tangan. Namun segera kutarik kedua tangan Ningsih ke atas kepalanya, lalu menyibakkan paha gadis itu yang sudah mengangkang. Pasrah Ningsih memejamkan mata menantikan saatnya mempersembahkan keperawanannya.

    Gadis itu menahan nafas dan menggigit bibir saat jemariku mempermainkan bibir kemaluannya yang basah terangsang. Perlahan kedua paha mulus Ningsih terkangkang semakin lebar. Aku menyapukan ujung kejantananku pada bibir kemaluan gadis itu, membuat nafasnya semakin memburu. Perlahan tapi pasti, kejantananku menerobos masuk ke dalam kehangatan tubuh perawan Ningsih. Ketika selaput dara gadis manis itu sedikit menghalangi, dengan perkasa kudorong terus, sampai ujung kejantananku menyodok dasar liang kemaluan Ningsih. Ternyata kemaluan gadis ini kecil dan sangat dangkal. Kejantananku hanya dapat masuk seluruhnya dalam kehangatan keperawanannya bila didorong cukup kuat sampai menekan dasar kemaluannya. Itu pun segera terdesak keluar lagi.

    Ningsih terpekik sambil tergeliat merasakan pedih menyengat di selangkangannya saat kurenggutkan keperawanan yang selama ini telah dijaganya baik-baik. Tapi gadis itu hanya berani meremas-remas bantal di kepalanya sambil menggigit bibir menahan sakit. Air mata gadis itu tak terasa menitik dari sudut mata, mengaburkan pandangannya. Ningsih merintih kesakitan ketika aku mulai bergerak menikmati kehangatan kemaluannya yang serasa ‘megap-megap’ dijejali benda sebesar itu. Namun rasa sakit dan pedih di selangkangannya perlahan tertutup oleh sensasi geli-geli nikmat yang luar biasa.

    Tiap kali kejantananku menekan dasar kemaluannya, gadis itu tergelinjang oleh ngilu bercampur nikmat yang belum pernah dirasakannya. Kejantananku bagai diremas-remas dalam liang kemaluan Ningsih yang begitu ‘peret’ dan legit. Dengan perkasa kudorong kejantananku sampai masuk seluruhnya dalam selangkangan gadis itu, membuat Ningsih tergelinjang-gelinjang sambil merintih nikmat tiap kali dasar kemaluannya disodok.

    “Ahh… Ndoro..! Aa… ah..! Aaa… ahk..! Oooh..! Ndorooo… Ningsih pengen… pih… pipiiis..!
    Aaa… aahh..!”
    Sensasi nikmat luar biasa membuat Ningsih dengan cepat terorgasme.
    “Tahan Nduk! Kamu nggak boleh pipis dulu..! Tunggu Ndoro pipisin kamu, baru kamu boleh pipis..!”
    Dengan patuh Ningsih mengencangkan otot selangkangannya sekuat tenaga berusaha menahan pipis, kepalanya menggeleng-geleng dengan mata terpejam, membuat rambutnya berantakan, namun beberapa saat kemudian…
    “Nggak tahan Ndorooo..! Ngh…! Ngh…! Ngggh! Aaaiii… iik..! Aaa… aaahk..!” Tanpa dapat ditahan-tahan, Ningsih tergelinjang-gelinjang di bawah tindihanku sambil memekik dengan nafas tersengal-sengal.
    Payudaranya yang bulat dan kenyal berguncang menekan dadaku saat gadis itu memeluk erat tubuh majikannya, dan kemaluannya yang begitu rapat bergerak mencucup-cucup.

    Berpura-pura marah, aku menghentikan genjotannya dan menarik kejantananku keluar dari tubuh Ningsih.
    “Dibilang jangan pipis dulu kok bandel..! Awas kalau berani pipis lagi..!” Tampak kejantananku bersimbah cairan bening bercampur kemerahan, tanda gadis itu betul-betul masih perawan. Gadis itu mengira majikannya sudah selesai, memejamkan mata sambil tersenyum puas dan mengatur nafasnya yang ‘senen-kamis’. Di pangkal paha gadis itu tampak juga darah perawan menitik dari bibir kemaluannya yang perlahan menutup.

    Aku menarik pinggang Ningsih ke atas, lalu mendorong sebuah bantal empuk ke bawah pantat Ningsih, membuat tubuh telanjang gadis itu agak melengkung karena pantatnya diganjal bantal. Tanpa basa-basi kembali kutindih tubuh montok Ningsih, dan kembali kutancapkan kejantananku dalam liang kemaluan gadis itu. Dengan posisi pantat terganjal, klentit Ningsih yang peka menjadi sedikit mendongak. Sehingga ketika aku kembali melanjutkan tusukanku, gadis itu tergelinjang dan terpekik merasakan sensasi yang bahkan lebih nikmat lagi dari yang barusan.

    “Mau terus apa brenti, Nduk..?” godaku.
    “Aii… iih..! He.. eh..! Terus Ndorooo..! Enak..! Enak..! Aahh… Aiii… iik..!”
    Tubuh Ningsih yang montok menggiurkan tergelinjang-gelinjang dengan nikmat dengan nafas tersengal-sengal diantara pekikan-pekikan manjanya.
    “Ooo… ohh..! Ndoroo.., Ningsih pengen pipis.. lagiii… iih..!”
    “Yang ini ditahan dulu..! Tahan Nduk..!”
    “Aa.. aak..! Ampuuu… unnhh..! Ningsih nggak kuat… Ndorooo..!”
    Seiring pekikan manjanya, tubuh gadis itu tergeliat-geliat di atas ranjang empuk.

    Pekikan manja Ningsih semakin keras setiap kali tubuh telanjangnya tergerinjal saat kusodok dasar liang kegadisannya, membuat kedua pahanya tersentak mengangkang semakin lebar, semakin mempermudah aku menikmati tubuh perawannya. Dengan gemas sekuat tenaga kuremas-remas kedua payudara Ningsih hingga tampak berbekas kemerah-merahan. Begitu kuatnya remasanku hingga cairan putih susu menitik keluar dari putingnya yang kecoklatan.
    “Ahhhk..! Aaa.. aah! Aduu.. uhh! Sakit Ndorooo..! Ningsih mau pipiiiiss..!”

    Dengan maksud menggoda gadis itu, aku menghentikan sodokannya dan mencabut kejantanannya justru disaat Ningsih mulai orgasme.
    “Mau pipis Nduk..?” tanyaku pura-pura kesal.
    “Oohh… Ndorooo… terusin dong..! Cuma ‘dikit, nggak pa-pa kok..!” rengek gadis itu manja.
    “Kamu itu nggak boleh pipis sebelum Ndoro pipisin kamu, tahu..?” aku terus berpura-pura marah.
    Tampak bibir kemaluan Ningsih yang gundul kini kemerah-merahan dan bergerak berdenyut.
    “Enggak! Enggak kok! Ningsih enggak berani Ndoro..!”

    Ningsih memeluk dan berusaha menarik tubuhku agar kembali menindih tubuhnya. Rasanya sebentar lagi gadis itu mau pipis untuk ketiga kalinya.
    “Kalau sampai pipis lagi, Ndoro bakal marah, lho Nduk..?” kuremas kedua buah dada montok Ningsih.
    “Engh… Enggak. Nggak berani.” Wajah gadis itu berkerut menahan pipis.
    “Awas kalau berani..!” kukeraskan cengkeraman tangannya hingga payudara gadis itu seperti balon melotot dan cairan putih susu kembali menetes dari putingnya.

    “Ahk! Aah..! Nggak berani, Ndoro..!”
    Ningsih menggigit bibir menahan sakitnya remasan-remasanku yang bukannya dilepas malah semakin kuat dan cepat. Namun gadis itu segera merasakan ganjarannya saat kejantananku kembali menghajar kemaluannya. Tak ayal lagi, Ningsih kembali tergiur tanpa ampun begitu dasar liang kemaluannya ditekan kuat.
    “Ngh..! Ngh..! Nggghhh..! Ahk… Aaa… aahhh..! Ndorooo… ampuuu… uun..!”
    Tubuh montok gadis itu tergerinjal seiring pekikan manjanya.

    Begitu cepatnya Ningsih mencapai puncak membuat aku semakin gemas menggeluti tubuh perawannya. Tanpa ampun kucengkeram kedua bukit montok yang berdiri menantang di hadapanku dan meremasinya dengan kuat, meninggalkan bekas kemerahan di kulit payudara Ningsih. Sementara genjotan demi genjotan kejantananku menyodok kemaluan gadis itu yang hangat mencucup-cucup menggiurkan, bagai memohon semburan puncak.

    Gadis itu sendiri sudah tak tahu lagi mana atas mana bawah, kenikmatan luar biasa tidak henti-hentinya memancar dari selangkangannya. Rasanya seperti ingin pipis tapi nikmat luar biasa membuat Ningsih tidak sadar memekik-mekik manja. Kedua pahanya yang sehari-hari biasanya disilangkan rapat-rapat, kini terkangkang lebar, sementara liang kemaluannya tanpa dapat ditahan-tahan berdenyut mencucup kejantananku yang begitu perkasa menggagahinya. Sekujur tubuh gadis itu basah bersimbah keringat.

    “Hih! Rasain! Dibilang jangan pipis! Mau ngelawan ya..!” Gemas kucengkeram kedua buah dada Ningsih erat-erat sambil menghentakkan kejantananku sejauh mungkin dalam kemaluan dangkal gadis itu.
    Ningsih tergelinjang-gelinjang tidak berdaya tiap kali dasar kemaluannya disodok. Pantat gadis itu yang terganjal bantal empuk berulangkali tersentak naik menahan nikmat.
    “Oooh… Ndorooo..! Ahk..! Ampun..! Ampun Ndoroo..! Sudah..! Ampuuu.. unn..!” Ningsih merintih memohon ampun tidak sanggup lagi merasakan kegiuran yang tidak kunjung reda.

    Begitu lama majikannya menggagahinya, seolah tidak akan pernah selesai. Tidak terasa air matanya kembali berlinang membasahi pipinya. Kedua tangan gadis itu menggapai-gapai tanpa daya, paha mulusnya tersentak terkangkang tiap kali kemaluannya dijejali kejantananku, nafasnya tersengal dan terputus-putus. Bagian dalam tubuhnya terasa ngilu disodok tanpa henti. Putus asa Ningsih merengek memohon ampun, majikannya bagai tak kenal lelah terus menggagahi kegadisannya. Bagi gadis itu seperti bertahun-tahun ia telah melayani majikannya dengan pasrah.

    Menyadari kini Ningsih sedang terorgasme berkepanjangan, aku tarik paha Ningsih ke atas hingga menyentuh payudaranya dan merapatkannya. Akibatnya kemaluan gadis itu menjadi semakin sempit menjepit kejantananku yang terus menghentak keluar masuk. Ningsih berusaha kembali mengangkang, namun dengan perkasa semakin kurapatkan kedua paha mulusnya. Mata Ningsih yang bulat terbeliak dan berputar-putar, sedangkan bibirnya merah merekah membentuk huruf ‘O’ tanpa ada suara yang keluar. Sensasi antara pedih dan nikmat yang luar biasa di selangkangannya kini semakin menjadi-jadi.

    Aku semakin bersemangat menggenjotkan kejantananku dalam hangatnya cengkeraman pangkal paha Ningsih, membuat gadis itu terpekik-pekik nikmat dengan tubuh terdorong menyentak ke atas tiap kali kemaluannya disodok keras.
    “Hih! Rasain! Rasain! Nih! Nih! Nihh..!” aku semakin geram merasakan kemaluan Ningsih yang begitu sempit dan dangkal seperti mencucup-cucup kejantananku.
    “Ahh..! Ampuuu…uun… ampun… Ndoro! Aduh… sakiit… ampuuu… un..!”

    Begitu merasakan kenikmatan mulai memuncak, dengan gemas kuremas kedua payudara Ningsih yang kemerah-merahan berkilat bersimbah keringat dan cairan putih dari putingnya, menumpukan seluruh berat tubuhku pada tubuh gadis itu dengan kedua paha gadis itu terjepit di antara tubuh kami, membuat tubuh Ningsih melesak dalam empuknya ranjang.

    Pekikan tertahan gadis itu, gelinjangan tubuhnya yang padat telanjang dan ‘peret’-nya kemaluannya yang masih perawan membuatku semakin hebat menggeluti gadis itu.
    “Aduh! Aduu… uuhh… sakit Ndoro! Aaah… aaamm… aaammpuuun… ampuuu… uun Ndoro..
    Ningsih… pipiiii… iiis! Aaammm… puuun..!”
    Dan akhirnya kuhujamkan kejantananku sedalam-dalamnya memenuhi kemaluan Ningsih, membuat tubuh telanjang gadis itu terlonjak dalam tindihanku, namun tertahan oleh cengkeraman tanganku pada kedua buah dada Ningsih yang halus mulus.

    Tanpa dapat kutahan, kusemburkan sperma dalam cucupan kemaluan Ningsih yang hangat menggiurkan sambil dengan sekuat tenaga meremas-remas kedua buah dada gadis itu, membuat Ningsih tergerinjal antara sakit dan nikmat.
    “Ahk! Auh..! Aaa… aauuhh! Oh… ampuuu…uun Ndoro! Terus Ndoro..! Ampuuun! Amm… mmh..! Aaa… aaakh..!”

    Dengan puas aku menjatuhkan tubuh di sisi tubuh Ningsih yang sintal, membuat gadis itu turut terguling ke samping, namun kemudian gadis itu memeluk tubuhku. Sambil terisak-isak bahagia, Ningsih memeluk tubuhku dan mengelus-elus punggungku.

    Sambil mengatur nafas, aku berpikir untuk menaikkan gaji Ningsih beberapa kali lipat, agar gadis itu betah bekerja di sini, dan dapat melayaniku setiap saat. Dengan tubuh yang masih gemetar dan lemas, Ningsih perlahan turun dari ranjang dan mulai melompat-lompat di samping ranjang.
    Keheranan aku bertanya, “Ngapain kamu, Nduk..?”
    “Katanya… biar nggak hamil harus lompat.. lompat, Ndoro..” jawab gadis itu polos.
    Aku tertawa terbahak-bahak mendengarnya, melihat cairan kental meleleh dari pangkal paha gadis itu yang mulus tanpa sehelai rambut pun

  • Marcus London di mandiin Kucing lalu ngentot bareng Sophia Leone

    Marcus London di mandiin Kucing lalu ngentot bareng Sophia Leone


    1453 views

  • Ngentot Teman Lama

    Ngentot Teman Lama


    1616 views

    Cerita Sexs – Suatu siang aku jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat refresing….ya..liat-liat cewek cantik.Begitu aku lagi liat kiri kanan..eee..tak taunya seseorang menubrukku .Wanita ini sepertinya habis belanja banyak dan tergesa-gesa hingga tak tahunya menubruk orang.

    Begitu
    bertabrakan…aku langsung membantu memberesi barang-barangnya yang
    berserakan.Tak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak
    sengaja menabraknya….walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf
    padaku.

    “Maaf ..mbak…nggak sengaja nih…”kataku padanya.
    “ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu Andy kan….”katanya padaku.
    “iya..saya Andy….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”
    “kamu nggak ingat sama aku ya…teman SMA kamu…yang suka jahilin kamu….”katanya padaku.
    “siapa ya….eeeee….maaf …Rani ya….SiBunga SMA “
    “Tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”
    “Maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..”
    “kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”
    “ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”kataku sedikit memujinya.
    “ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.
    “oh ya….kita kekafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…
    “ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya
    “ya..nggak masalah lagi….”

    Aku dan rani pergi kekafe langgananya Rani.Sampai disana ..kami memilih
    meja yang paling pojok.Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan
    nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk
    berlama-lama.

    “Gimana kabar kamu sekarang andy…..udah berkeluarga ya…”tanya rani padaku.
    “aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”
    “kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”tanyaku padanya.
    “aku udah married….udah 3 tahun”
    “asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”
    “ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi keLN…urusan bisnis katanya”
    eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”

    kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing
    Beberapa
    hari kemudian….Rani mengirim SMS keHP ku….isinya mengajak aku untuk
    main kerumahnya.SMSnya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat
    rumahnya..Beberapa menit kemudian…Rani membalas SMSku dan menyebutkan
    alamat rumahnya.

    Aku berangkat kerumah Rani…sibunga SMA.Tak lama
    kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah.Kubaca kembali alamat yang
    diberikan oleh Rani dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera
    didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.Kutekan bel yang ada
    didepanku.Beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan
    sendirinya.Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya.Aku
    berjakan menuju teras depan dan Rani telah menungguku disana.

    “Hii..gimana kabar kamu sekarang….”sapanya padaku.
    “Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”
    “iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”
    “nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”
    “ah..nggak apa-apa lagi…. dia lagi diLN sekarang nih…”
    “yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh”

    Kamipun masuk kedalam rumahnya Rani.Wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.
    “mari..silahkan duduk….jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri”
    “Thank’s….”dan akupun duduk
    “oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”kata siNyonya rumah.
    “jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.
    “ya…kalau yang panas…teh sama kopi…trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”balas siRani


    “trus kalau aku milih yang hangat gimana”tanyaku lagi.
    “ya…ada deh…”kata rani sedikit genit.
    “ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh”kataku coba menggodanya
    “ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”
    “ya..tergantung yang ngasih dunk…”

    Rani bangkit dari duduknya ….”bentar ya …aku kebelakang dulu”
    Ia
    pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu.Rani kembali lagi
    keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange .Dia meletakkannya
    datas meja.

    “Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.
    “yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”
    Akupun duduk kembali.
    “Ran…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”
    “ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia”katanya mulai serius
    “memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”
    “bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”
    “selebihnya
    ..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi
    kamu bisa bayangin deh..betapa aku sangat kesepian..”

    Rani mulai
    menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami
    setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian
    tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,Rani mengenakan kaos
    yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang
    sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu …sepertinya Rani
    tak mengenakan Bra…itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya
    yang padat dan berisi .Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik
    celana yang kukenakan.

    Rani bangkit dari duduknya dan pindah disampingku.Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.

    “Dy..aku kangen banget deh sama kamu….”katanya padaku
    “oya…”kataku padanya.
    “iya nih….apalagi sama…….”katanya terputus.
    “sama apa seh Ran…..”
    “sama…..sama ini nih….”katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.

    Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.

    Karena
    tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku,Rani tak memindahkan
    tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan
    batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang
    kukenakan.

    Perlahan ..mukaku dan muka Rani makin mendekat.Rani
    memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku.Kukecup bibirnya
    yang merah itu.Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi
    .Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya .Rani sangat bergairah sekali
    menyambut ciuman bibirku dibibirnya.

    Sementara itu tanganku tak
    tinggal diam.Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya.
    Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya
    Rani.Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan
    tanganku.Dan tangan Rani semakin liar begerilya diatas gundukan batang
    kejantananku yang mulai mengeras.

    Rani beranjak dari tempat
    duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat
    ditubuhnya.Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel
    ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung
    kaki.Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung
    didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang
    lebat menandakan kalau Rani type wanita haus seks.

    Rani kembali
    duduk bersimpuh dihadapanku.Kali ini ia mulai membuka celana panjang
    yang masih kukenakan.Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang
    kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku.Namun tak
    berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku
    yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.

    Tangannya yang halus
    itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin
    membesar .Rani mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil
    itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua
    buah biji pelerku.Beberapa saat lamanya Rani menikmati batang
    kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan
    persendianku.

    Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya .Hingga sesuatu
    terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari
    ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Rani dan
    menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung
    tenggorokannya.

    “Akhhh..Ran..aku mau keluar nih”erangku padanya

    Beberapa
    detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Rani.Tanpa merasa jijik
    sedikitpun Rani menelan setiap tetes spermaku.Dan sambil tersenyum
    ..Rani menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang
    kemaluanku.

    Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai
    orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok
    Rani dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku
    untuk memulai babak permainan berikutnya.Aku membuka kedua kaki Rani
    lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.Dengan
    penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus
    itu.Rani menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit
    perutnya yang ramping.

    Rani merasakan dirinya seolah terbang
    kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ
    sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang
    berada diluar negri.Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada
    bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh
    suaminya.Desahan…erangan dan jeritan Rani makin menbuatku bersemangat
    menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.

    “Sayang….cepet dunk masukin punyamu kememek aku….udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.

    Akupun
    memenuhi permintaan Rani yang sudah tidak tahan menunggu batang
    kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya
    Rani.
    Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Rani.

    Aku
    mulai maju mendorong pantatnya Rani.Beberapa kali kucoba selalu
    meleset.Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit
    untuk menembus lubang vaginanya yang rapet.Namun setelah beberapa kali
    mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya
    Rani.

    Tanpa membuang waktu lagi,kugerakkan pantatku maju mundur
    menusuk memeknya Rani.Dengan penuh nafsu,Rani menikmati gerakan Penisku
    yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar
    dari mulutnya yang mungil itu.Rani mengimbangi gerakanku dengan memaju
    mundurkan pantatnya yang bahenol itu.
    Sekitar tiga pulu menit berlalu,Rani merasakan akan mencapai klimaks.

    Rani
    mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah
    ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.Aku tahu kalau
    Rani akan mencapai klimaknya.Kupercepat gerakan pantatku menusuk
    vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Rani mendekap erat
    tubuhku,Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku.Cairan
    hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun
    telah dialami Rani sibunga SMA.

    Untuk beberapa saat ..kubiarkan
    Rani menikmati sisa -sisa orgasmenya ,sebelum kami melanjutkan permainan
    yang berikutnya.Perlahan Rani bangkit dari tidurnya dan duduk diatas
    sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya .Tanganku singgah digundukan
    vagina yang ditumbuhi rambut halus itu.Kubelai perlahan untuk
    membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku
    ini.Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Rani.Sementara itu
    mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.

    Merasa sudah
    tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini…kuangkat Rani dan
    kududukkan ia diatas pahaku.Posisinya kini tepat berada diatas
    pangkuanku,sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada
    didepan mulutku.Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya.Kutekan
    ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya.Kudiamkan
    perlahan,kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Rani.

    Perlahan
    kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya
    Rani.Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Rani
    bergoyang-goyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari
    mulut rani.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang
    makin membesar menyentuh ujung rahimnya.Sementara dua buah gundukan
    didadanya bergoyang -goyang tak karuan .Kedua tanganku meraih dua
    gundukan itu dan meremasnya perlahan.

    Beberapa menit kemudian
    terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku.Mungkin tiba saatmya
    bagiku untuk orgasme.Dengan diiringi desahan panjang secara
    bersamaan…aku dan Rani mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang
    hangat didalan vagina Rani.Beberapa saat kemudian Ranipun
    menyusul.Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu.Aku
    memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Rani.

    Dengan cepat Rani jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku.
    Sesaat
    kemudian Rani tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam …yang tak pernah
    ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali
    pakaianku.Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh
    malam.Akupun pamit pada Rani.

    Namun sebelum aku pergi
    meninggalkam rumah Rani…ia memberikan sesuatu buatku sebagai
    hadiah.Sebuah Handphone terbaru dan motor besar .Semula aku menolak
    pemberiannya …namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya
    itu.Demi menghibur hatinya Rani..kuterima hadiah yang bagiku cukup besar
    sekali.

    Kupergi meninggalkan Rani dengan membawa Handphone dan
    sebuah motor besar.Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan
    dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini….dan bahkan akan
    kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah
    menjadi Bunga SMA.

  • Foto Ngentot HOT Guru Dan Murid

    Foto Ngentot HOT Guru Dan Murid


    1749 views

    Foto Ngentot Terbaru – Foto ngentot terbaru guru dan murid yang bakal temani malammu yang kesepian dan pasti nya bisa membuat anda crott crott… Simak gambarnya berikut ini.

  • Ngentot Hot Dengan Cewek Panti Pijat

    Ngentot Hot Dengan Cewek Panti Pijat


    1830 views

  • Aku Dan Guru Privateku

    Aku Dan Guru Privateku


    2095 views

    Cerita Sex Terbaru – Kisah Guru Private Ini adalah sebuah cerita seks guru les private dan tante kesepian ibu dari murid lesnya. Ya, perselingkuhan yang membuat keduanya saling berbagi kenikmatan seks yang membawa mereka ke puncak kenikmatan birahi. Simak cerita lengkapnya berikut ini!

    Kenangan Indah Waktu Kuliah di Jawa Tengah. Ini adalah cerita dari kisah nyata saya waktu kuliah di Jawa Tengah sekitar tahun 1992.Nama saya Rudy,banyak orang menilai saya pria simpatik dengan kemamuan berpikir cemerlang.Kebutuhan hidup menjadi kendala saya saat itu, uang pas-pasan dari orang tua kadang2 kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.

    Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.

    Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.

    Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.

    Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.

    Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.
    Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36D.

    Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.

    “Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
    “Agh… Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
    “Yah… lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
    Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Rud… mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh… tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
    “Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
    “Yah… kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

    Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.
    “Wah… Rud, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda.
    “Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.

    Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.

    “Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.

    “Ogh… Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah.
    Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.
    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Rud… ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
    “Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.
    Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
    “Ahhh… dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

    Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh… oh… nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
    “Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
    “Sabar yah Rud… tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
    “Arghhh..!” teriak Tante Stella.

    Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.
    Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

    “Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh… Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
    Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.
    “Um… dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.
    Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.

    “Rud… mandi yuk..!” pintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.


    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm… nikmat sekali jilatanmu Rud… agghhh..!” desahnya.
    “Rud… kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.

    Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

  • Foto Bugil Mai Nadasaka

    Foto Bugil Mai Nadasaka


    2141 views

    Foto Bugil Terbaru – Dipagi yang cerah ini kami menyediakan Foto bugil terbaru wanita Asia Dari Jepang untuk mengawali pagi anda agar lebih cerah. Lihat langsung Fotonya dibawah ini. Cekidot!!!

  • Nikmatnya Bercinta Dengan Anak ABG

    Nikmatnya Bercinta Dengan Anak ABG


    1642 views

  • Nafsu Birahi Citra dan Suami yang Lugu

    Nafsu Birahi Citra dan Suami yang Lugu


    1879 views

    Cerita Sex Terbaru – Satu lagi persembahan cerita pendek alias cerpen seks yang akan menggetarkan titit anda pagi ini. Langsung saja dibaca gan!

    “Mas… aku berangkat kantor dulu ya….” Pamit Citra sambil mencium tangan suaminya yang hendak melakukan mandi pagi, “Sarapannya udah aku siapin di meja makan ya Mas… Nanti setelah kamu selesai mandi, langsung aja dimakan…. Nggak enak kalo udah dingin….”

    Sembari berpelukan, Marwan tak henti-hentinya menatap tajam kearah Citra, matanya seolah menyelidik setiap jengkal tubuhnya yang semakin hari semakin membulat.

    “Nggg….Kenapa Mas…?” Tanya Citra.
    “Hmmm….Kok sepertinya ada yang beda di kamu ya Dek….?” Tanya Marwan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, “Tapi…. Apa ya…?”

    Sekali lagi, Marwan menatap tubuh hamil istrinya. Dari ujung rambut hingga ujung kaki.

    Dalam balutan dress mini berwarna hijau tosca dengan motif batik, Citra pagi itu terlihat begitu menawan. Rambutnya yang panjang digelung keatas, menampakkan leher putihnya yang jenjang, membuat istri Marwan pagi itu terlihat begitu segar. Terlebih, model dress Citra adalah dress tanpa tali yang berbentuk kemben, membuat pundak istri Marwan yang putih bersih, sedikit terlihat begitu menggoda. Mengkilap terkena terpaan sinar matahari yang masuk menembus jendela kamar.

    Namun, semua itu seolah tak begitu diperhatikan oleh Marwan ketika mata jelinya berhenti di aset terindah di tubuh Citra. Kedua bongkahan payudara putih dengan tonjolan daging yang tampak begitu menantang.

    “ASTAGA…. ” Pekik Marwan, “Dek…? Kamu beneran pakai baju seperti ini….?” Tanya Marwan sambil meraba gumpalan daging di dada istrinya, ” Kamu mau berangkat ke kantor ga pake beha gini Dek….?” Tambahnya lagi sambil meremas-remas payudara istrinya.
    “I…Iya Mas…. Khan kamu tahu sendiri…. Beha aku pada abis Mas…. ” Jelas Citra, “Semua beha aku udah mulai kekecilan…. Trus… Dada aku sesek Mas kalo aku paksain pake beha… Kadang malah sampe kliyengan Mas kepala aku… ”
    “Lalu karena itu kamu mutusin pergi kekantor nggak pake beha…?” Tanya Marwan keheranan.
    “Ya habis mau gimana lagi donk Mas…? Daripada aku pingsan karena sesak nafas… Mending aku gausah pake beha aja……”
    “Kamu yakin Dek…?”
    “Yaelah Mas… Aku khan dari dulu juga sering berangkat ke kantor kaya gini….?”
    “ASTAGA…. Serius….?”
    “Emangnya kenapa sih….? ” Tanya Citra dengan nada yang mulai sewot, “Lagian khan ini dress pake kain lipit-lipit Maassss…… Jadinya pake atau nggak pake beha nggak bakalan keliatan dari luar Mas…”

    “Ta… Tapi khan… Tetekmu udah semakin besar Deeek.. Lihat tuh… Kaya mau loncat keluar dari dress kamu….” Protes Marwan sambil membetulkan letak payudara Citra dibalik dress hijau mininya,” Tetekmu sekarang keliatan kaya nggak ketampung gitu…”.
    “Ya trus…? Mau gimana lagi Mas…? Beha aku udah pada kekecilan semua…” Jelas Citra lagi, “Mas mau aku nggak bisa nafas trus kesakitan gara-gara aku pake beha yang kecil seperti itu..?”

    Tak mampu memberi jawaban, Marwan hanya bisa melihat pasrah kearah wajah sewot istrinya. Hatinya mendadak berdebar kencang ketika membayangkan istrinya berada ditengah keramaian tanpa mengenakan bra dibalik pakaian kerjanya.

    “Tapi… Tapi…Kalau celana dalam….? Kamu pakai khan Dek…?” Tanya Marwan lagi sembari buru-buru menyelipkan kedua tangannya kebelakang pantat Citra, mencoba meraba lipatan celana pada pantat istrinya.

    “Ya pakailah Mas…. Nih… ” Jawab Citra sambil menaikkan roknya, memamerkan celana g-string kecilnya yang hanya menutupi sebagian pintu kewanitaannya.
    “Busyet deeeeek…. Celana kamu kecil amat….
    “Kenapa…? Kamu nggak suka lagi ngelihat aku pake celana seperti ini….?”
    “Hehehe… Nggak…. bukan gitu Dek… Mas baru sadar aja kalo hari ini kamu seksi banget….” Ujar Marwan cengengesan lalu memeluk tubuh Citra dari belakang. ” Aku jadi horny Dek….” Tambahnya sambil terus meremasi payudara besar Citra sembari mengusapi perut buntingnya yang mulai membesar.

    “Ihhh…..Mas ah.. khan geli…. ” Ucap Citra menepisi tangan jahil suaminya.
    “Kamu seksi banget Dek…. Cantik…. Dan menggoda…” Ujar Marwan sambil mengecupi tengkuk Citra.
    “Sssh… udah ah Mas.. Geli….” Desah Citra lirih.

    Sembari berpelukan, Marwan tak henti-hentinya menatap tajam kearah Citra, matanya seolah menyelidik setiap jengkal tubuhnya yang semakin hari semakin membulat.

    “Nggg….Kenapa Mas…?” Tanya Citra.
    “Hmmm….Kok sepertinya ada yang beda di kamu ya Dek….?” Tanya Marwan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, “Tapi…. Apa ya…?”

    Sekali lagi, Marwan menatap tubuh hamil istrinya. Dari ujung rambut hingga ujung kaki.

    Dalam balutan dress mini berwarna hijau tosca dengan motif batik, Citra pagi itu terlihat begitu menawan. Rambutnya yang panjang digelung keatas, menampakkan leher putihnya yang jenjang, membuat istri Marwan pagi itu terlihat begitu segar. Terlebih, model dress Citra adalah dress tanpa tali yang berbentuk kemben, membuat pundak istri Marwan yang putih bersih, sedikit terlihat begitu menggoda. Mengkilap terkena terpaan sinar matahari yang masuk menembus jendela kamar.

    Namun, semua itu seolah tak begitu diperhatikan oleh Marwan ketika mata jelinya berhenti di aset terindah di tubuh Citra. Kedua bongkahan payudara putih dengan tonjolan daging yang tampak begitu menantang.

    “ASTAGA…. ” Pekik Marwan, “Dek…? Kamu beneran pakai baju seperti ini….?” Tanya Marwan sambil meraba gumpalan daging di dada istrinya, ” Kamu mau berangkat ke kantor ga pake beha gini Dek….?” Tambahnya lagi sambil meremas-remas payudara istrinya.
    “I…Iya Mas…. Khan kamu tahu sendiri…. Beha aku pada abis Mas…. ” Jelas Citra, “Semua beha aku udah mulai kekecilan…. Trus… Dada aku sesek Mas kalo aku paksain pake beha… Kadang malah sampe kliyengan Mas kepala aku… ”
    “Lalu karena itu kamu mutusin pergi kekantor nggak pake beha…?” Tanya Marwan keheranan.
    “Ya habis mau gimana lagi donk Mas…? Daripada aku pingsan karena sesak nafas… Mending aku gausah pake beha aja……”
    “Kamu yakin Dek…?”
    “Yaelah Mas… Aku khan dari dulu juga sering berangkat ke kantor kaya gini….?”
    “ASTAGA…. Serius….?”
    “Emangnya kenapa sih….? ” Tanya Citra dengan nada yang mulai sewot, “Lagian khan ini dress pake kain lipit-lipit Maassss…… Jadinya pake atau nggak pake beha nggak bakalan keliatan dari luar Mas…”

    “Ta… Tapi khan… Tetekmu udah semakin besar Deeek.. Lihat tuh… Kaya mau loncat keluar dari dress kamu….” Protes Marwan sambil membetulkan letak payudara Citra dibalik dress hijau mininya,” Tetekmu sekarang keliatan kaya nggak ketampung gitu…”.
    “Ya trus…? Mau gimana lagi Mas…? Beha aku udah pada kekecilan semua…” Jelas Citra lagi, “Mas mau aku nggak bisa nafas trus kesakitan gara-gara aku pake beha yang kecil seperti itu..?”

    Tak mampu memberi jawaban, Marwan hanya bisa melihat pasrah kearah wajah sewot istrinya. Hatinya mendadak berdebar kencang ketika membayangkan istrinya berada ditengah keramaian tanpa mengenakan bra dibalik pakaian kerjanya.

    “Tapi… Tapi…Kalau celana dalam….? Kamu pakai khan Dek…?” Tanya Marwan lagi sembari buru-buru menyelipkan kedua tangannya kebelakang pantat Citra, mencoba meraba lipatan celana pada pantat istrinya.

    “Ya pakailah Mas…. Nih… ” Jawab Citra sambil menaikkan roknya, memamerkan celana g-string kecilnya yang hanya menutupi sebagian pintu kewanitaannya.
    “Busyet deeeeek…. Celana kamu kecil amat….
    “Kenapa…? Kamu nggak suka lagi ngelihat aku pake celana seperti ini….?”
    “Hehehe… Nggak…. bukan gitu Dek… Mas baru sadar aja kalo hari ini kamu seksi banget….” Ujar Marwan cengengesan lalu memeluk tubuh Citra dari belakang. ” Aku jadi horny Dek….” Tambahnya sambil terus meremasi payudara besar Citra sembari mengusapi perut buntingnya yang mulai membesar.

    “Ihhh…..Mas ah.. khan geli…. ” Ucap Citra menepisi tangan jahil suaminya.
    “Kamu seksi banget Dek…. Cantik…. Dan menggoda…” Ujar Marwan sambil mengecupi tengkuk Citra.
    “Sssh… udah ah Mas.. Geli….” Desah Citra lirih.

    Secepat kilat Marwan lalu melepas handuk kucelnya, dan menyampirkan ke sandaran kursi makan. Ia tak jadi mandi pagi. Karena kemudian, dengan sigap ia meminta istrinya untuk segera nungging.
    “Ssshh…. Kita olahraga pagi bentaran yuk Dek… Mas udah nggak tahan nih… ” Ucap Marwan.
    “Nggak tahan ngapain Mas…?” Tanya Citra, “Mau ngontolin memek aku…?”
    “Hmmm… Ngontolin….?” Heran Marwan.
    “Iya… Jatah pagi…. Mas pengen minta jatah khan….? Hihihi…..”

    “Hmmm… Kata-katamu nakal sekali Dek…. Hehehe….”
    “Hihihi…. Sekali-sekali boleh dong Mas…?” Goda Citra sembari menggoyang pinggulnya, “Yaudah sini… tusukin kontolmu Mas…. Memek aku juga udah gatel…Udah nggak tahan…”
    “Hehehe….Kayaknya… Mas baru ninggalin kamu keluar kota baru sebentar deh… Tapi kok kamu udah mulai nakal gini ya Dek… ? Kalimatmu saru….” Ucap Marwan sembari menyelipkan tangannya ke vagina Citra.
    “Aaaahh… Maaasss…. Masa sih Mas….? Ssshhh… Biasa aja kok… Aaaahhh…..”Jawab Citra kegelian.
    “Kamu beneran nakal Dek…. Ke kantor ga pake beha… Lalu pakai celana sexy… ” Jawab Marwan sambil menarik tangannya lalu meludah. Membasahi tangannya lalu kembali mengusapnya ke vagina Citra yang masih kering. “Kamu sebenernya mau kerja atau mau melacur Dek….??”

    “Mas….?” Kaget Citra, “Kok Pelacur sih….?
    “Hehehe.. Habisan kamu nakal sih Dek….”
    “Emang Mas pengen aku jadi pelacur….?” Goda Citra.
    “Hehehe…. Emang kamu sendiri gimana….? Mau….?” Balas Marwan.
    :Hihihi….Eenggaklah Maasss… Aku begini khan gara-gara beha aku sudah pada sempit semua…..”
    “Ssshhhh… Diam…. Istri binal… Kamu harus mendapat hukumannya karena telah berbuat nakal…” Jawab Marwan sembari menampar pantat Citra keras.

    PLAAAAAKKK…

    “Awww Mas…. Sakit….” Jerit Citra tertahan.
    “Hehehe…. Jeritannya aja bikin konak… Sumpah… Pagi ini aku bener-bener nafsu ama kamu Dek….”

    Dengan sekali sentak, Marwan menurunkan atasan dress Citra dan membuat payudaranya yang besar meloncat keluar. Bergoyang dan menggantung indah.
    “Ini dia…. Tetek favoritku…. Empuk dan besaaaarrr…..” Kata Marwan sembari terus meremasi payudara besar milik istrinya.
    “Sssshhh… Maaaas…. Geliiii…..” Desah Citra yang kemudian menggapai-gapai penis suaminya yang sudah sedari tadi terselip di belahan pantatnya.
    “Putingmu keras banget Dek…Kamu udah sange banget ya…? Hehehe….”
    “Ssshh…. Eeehhmmm……Iya Mas….” Desah Citra, “Kita pindah kekamar yuk Mas….Jangan disini
    “Laaah… Emang napa Dek…?”
    “Eenngak kenapa-napahh…. Ssshh…. Malu aja Mas… Kalo ntar si Muklis masuk trus ngelihat kita gimana…? Oooohhhmmm…..”

    “Ssssh…. Muklis masih sibuk nyuci motor didepan Dek…. Dia nggak bakalan masuk…” Jelas Marwan sambil mulai menggelitik vagina Citra yang mulai becek.
    “Tapi khan…. Ssshh…. Kalo dia ngelihat kita trus kepingin gimana Mas….?”
    “Hehehe… Nggak apa-apalah Dek… Kamu layanin aja sekalian… Anggep aja kamu sedang ngasih pelajaran orang dewasa buat buat dia… Hehehe…”
    “Ihhhss… Kamu kok sekarang mesum gitu sih Mas….? Sssshhh…..”
    “Hehehe… Mesum membawa nikmat ya Deek….? Hahaha…. ” Celetuk Marwan sambil tertawa geli.

    “Ssshh…. Yaudah kalo gitu…. Aku sih nurut aja maass…. Ooohh… ” Kata Citra yang akhirnya menuruti permintaan aneh suaminya, “Ayo Mas… Buruan sodok memek aku….Aku udah nggak tahan…….?”
    “Hehehe…. Oke…. Ayo nungging yang tinggi Dek… Mas pengen nengokin dede yang ada di rahimmu… ” Pinta Marwan sembari mendorong tubuh Citra maju.

    “Mau nengokin dede pake gaya doggy ya Mas…? Hihihi….” Goda Citra sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Lalu dengan kedua tangan bersandar pada meja makan, Citra pun membungkukkan badannya kedepan, menuruti permintaan suaminya. Tak basa-basi, Marwan buru-buru menaikkan ujung bawah dress mini Citra hingga setinggi punggung dan menyampirkan lubang celana dalam Citra kesamping.

    “Tubuhmu makin menggiurkan Dek…” Puji Marwan, “Pahamu putih mulus… Dan Pantatmu… Makin semooooggggh… Sluurrrpppp… ” Puji Marwan sambil menjilati vagina dan lubang anus Citra dari belakang.
    “Hoooohhhss… Maaasss…. Geli bangeeeettt… Sssshhh…..”
    “Sluuurrrppp…. Banjir banget Dek memekmu…. Kamu bener-bener gampang sange ya sekarang…?”
    “Hihihi… Udah ah… Yuk buruan sodok memek aku Maaass….SODOKIN KONTOLMUUU…”
    “Hahaha…Dasar istri Binal…. Nih… RASAIN SODOKAN KONTOLKU…..” Dengus Marwan sembari menyelipkan batang penisnya yang sudah menegang sempurna pada vagina tanpa bulu milik istrinya.

    SLEEEPP

    “Sssshhhh…. Kontolmu Maaasss….” Lenguh Citra keenanakan sembari meremas pinggiran meja makan, “Bikin geli-geli enaaakkk….”
    “Suka Deekk….?
    “Ho’oh Mas… Kencengin Mas nyodoknya…. Shhh…”

    Dan, tak lama kemudian, suara tepukan pantat Citra dan paha Marwan mulai terdengar nyaring. Membahana keseluruh penjuru dapur.

    PLAK PLAK PLAK…

    Cerpen Seks 2017 | Pagi itu, Marwan dan Citra bercinta dengan penuh gelora. Dan herannya, pagi itu Citra merasa jika suaminya terasa begitu perkasa. Mampu membawa gejolak birahinya bermain lebih lama. Jauh lebih kuat dari sebelum-sebelumnya. Citra merasa jika penis mungil milik suaminya itu mampu memberikan kenikmatan yang sudah lama tak Citra rasakan lagi.

    PLAK PLAK PLAK…
    Tak henti-hentinya, Marwan menggenjot vagina Citra dengan cepat. Bahkan lebih cepat dari biasanya.

    “Sumpah… Memek hamilmu terasa legit banget Deeek…..Empuk… Panaaass… Dan menggigit….” Puji Marwan lagi, “Mirip kaya memekmu ketika perawan dulu….”
    “Hihihi…. Enak ya Mas….”
    “Hiya… Huenaaak baaangeeett…” Jerit Marwan yang makin kesetanan menghajar vagina Citra dengan tusukan-tusukan tajamnya.
    “Ooohh… Ohh…ohhh… Terus maaas….Terus sodok memekkuuuu….” Jerit Citra lirih.

    PLAAAAAAAKKKK…

    “Oooohhh… Ngeeentooottt…..Sakit Maaasss…. “Jerit Citra lagi sambil mulai mengeluarkan kata-kata kotor, “Tapi Enak… Hihihi…”
    “Hehehe…..Saruuu…. Kalimatmu sekarang kasar banget Dek… Mirip Lonte….”
    “Hihihi… Maaf Mas… Keceplosan…”

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Dasar bini nakal….

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Lonte….”

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Oooohhhh….. Hiya maasss… Terus Pukul pantatku…. Teruuuss Maass…Teruuusss…”
    “Hehehe….Kamu suka maen kasar ya Dek…?”
    “Ooohhh….. Suka baaangeeettt….”

    PLAAAAAAAKKKK…
    “Uuuhhhh…..Ngentooottt…. Terus pukul pantat aku masss….Terus sodok memek aku….”
    “ANJRIT…..Nakal banget kamu Deeek.. SUMPAH KAMU NAKAL BANGEEETTT….” Erang Marwan semakin memperkeras tamparan pada pantat Citra sambil mempertajam sodokan penisnya pada vagina istrinya.

    PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK…

    “Ooooohhh… Sakit… Ngentooott… ” Teriak Citra
    “Sssshhh… Saaaruuuu…..” Balas Marwan sambil terus menampar pantat bulat Citra.

    PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK…
    “Hihihihi….Hiyaaahh…. Gitu Masss… Terusss…” Jerit Citra lantang. Kali ini ia sama sekali tak memperdulikan lagi jika teriakannya dapat terdengar oleh orang lain, “Ooohh… Ngentooott….Terus masss… Teruuusss…. Sodok memek aku yang kencang Mas…. ”
    “Hooohhh… Mulut Lonteeee… Hhhh….Hhh… Enak ya Dek….?”
    “Huenak Mas…. Hueenak bangeettt….” Erang Citra, “Sodok memek Lontemu ini Mas… Sodok memek aku…. Sodok bo’ol aku juga Mas….”
    “Haaah… Bo’ol….?” Tanya Marwan kebingungan, namun masih terus menyetubuhi istrinya, “Emang dientot di bo’ol enak ya Dek…? Nggak sakit…?”
    “Hiyaaahhh…. Enak banget Maaasss…. Aku aja sudah biasa kok….”

    Cerpen Seks Terbaru | Mungkin karena Citra sudah benar-benar tenggelam dalam gelombang kenikmatannya, secara tak sengaja, ia mengucapkan hal yang seharusnya tak boleh diketahui Marwan. Dan benar saja, pada akhirnya Marwan menghentikan sodokan penisnya pada vagina Citra.

    “Kamu sudah biasa dientot di bo’ol? Maksudmu gimana Dek….” Tanya Marwan dengan tatapan mata tajam mengintimidasi, “Kamu sudah sering main seks pake lubang anusmu Dek…?

    DEG

    “Nggg… Anu…. Mas….”
    “Kamu ngentot di bo’ol sama siapa Dek…?”
    ” Ngg….Anu….Khan aku….Aku sedang akting jadi Lonte Mas….” Jawab Citra sekenanya. “Iya… Aku akting jadi Lonte Mas…. Kamu nggak suka ya…?”

    Seolah tak percaya, Marwan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebelum akhirnya, tangannya mencengkeram pantat Citra keras-keras, kemudian menghujamkan penisnya dalam-dalam kearah vaginanya.

    “Hhhhhh…. DASAR ISTRI LONTE… ” Lenguh Marwan yang tiba-tia kembali menggenjot pinggulnya. ” Kamu sudah bener-bener berubah ya Dek… Berubah jadi LONTE…. RASAIN NIH… Rasain sodokan kontolku…. RASAAAAIIINNNN……” Jerit Marwan yang tiba-tiba dengan kecepatan super cepat menyetubuhi istri tercintanya dengan kasar. Seolah kehilangan akal sehatnya, suami Citra itu tak memperlakukan Citra seperti selayaknya wanita yang sedang hamil, melainkan ia memperlakukan Citra bagai pelacur murahan.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Aaaaarrgg…. Ampun Maaasss.. Ampuuunnn….Maaass…. Hooohhh…. Pelan-pelan maaas….” Desah Citra sambil terus berpegangan pada tepi meja. Berusaha sebisa mungkin tak banyak bergerak.
    “Sssshhh… DIAM Dek… LONTE…. NAKAL sepertimu memang seharusnya… DIHUKUM…” Bentak Marwan sembari terus mempercepat tusukan penisnya.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “MAAASSS…… OOHHHSSSS…. Pelan-pelan maaass…… Nanti Muklis beneran bisa dengar looohhh…” Erang Citra sambil menggigit bibir bawahnya, berusaha menikmati siksaan birahi suaminya.
    “SSSSHHH…. DIEEEEMMMM….”

    Sodokan dan tusukan penis kecil Marwan semakin lama semakin membabi buta. Semakin keras dan kuat. Dan anehnya, dengan cara seperti ini, Citra merasakan jika orgasmenya tiba-tiba datang mendekat.
    Istri Marwan itu benar-benar tak bisa mempercayai apa yang ia rasakan pagi itu, setelah sekian lama tak pernah mendapatkan orgasme dari suaminya, pagi itu ia akan mendapatkan kenikmatan bersetubuhnya lagi.

    “Ooohh… Ooohh.. Maas…. TERUS MAASSS… Terusss……. Sodok yang kenceng masss… Sodokin kontolmu ke memekku kenceeeng-kenceeeengg……. Entotin memek istrimu ini maas…..”

    Dengan alis yang saling bertaut, Marwan bisa tahu jika istrinya sangat menikmati persetubuhan kasarnya dipagi hari ini. Dan untuk pertama kalinya, Marwan bisa melihat istrinya mendesah-desah tak terkendali, pertanda jika dirinya sudah tenggelam dalam kenikmatan orgasme.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    Tiba-tiba, tubuh Citra bergerak tak beraturan. Kepalanya menggeleng naik turun, punggungnya meliuk-liuk, dan pantatnya mengejan-ngejan. Rupanya wanita cantik itu telah siap untuk mendapatkan orgasme pertamanya.

    “Huuuooohh Maaaasss…. ENAK BANGET MASS…AKU SUDAH NGGAK KUAAT LAGI MAAASS…. NGEEEENNTTOOOOOTT… AKU KELUAR MAAAS… AKU KEEELLUUUUUUAAARRR… NGEEENTOOOOTTT…. HOOOOOOOHHHHHHSSSS… HMMMPPPFFF…..” Teriak Citra lantang. Keras sekali. Sampai-sampai Marwan harus mendekap mulut Citra guna meredam kalimat mesum istrinya.

    “CREET… CREEET…CREEECEEETT..CREEETTT….”

    Sambil berusaha untuk tetap dapat berdiri, tangan kanan Citra memegang bibir meja kuat-kuat, sementara tangan kirinya mencengkram paha Marwan hingga suaminya meringis kesakitan. Lutut, pantat dan vagina Citra tak henti-hentinya bergetar hebat, menandakan jika pagi itu orgasme Citra dirasanya cukup dahsyat.

    “Huuuooohhh…. Maaasss….. Kontolmu enak banget di memekku Masss…. Enaaak bangeeet….” Kata Citra disela-sela gelombang orgasmenya. “Beraaasaa bangeeet…”
    “Hehehe…. Memek kamu juga ngempotnya enak banget Dek… CUUUPPP…” Balas Marwan sambil mengecup pundak istrinya dari belakang, ” Kamu suka Dek…?”
    “Suka banget Mas… Aku sampe kelojotan keenakan gini…. Hihihihi….” Tawa Citra dengan wajah damai,
    “Hehehe… Jadi sekarang gimana pelayanan kontolku Dek…? Sudah bisa membuatmu puas..?”
    “Uuuuuhhhhh… Beeeloooom Maaass…. Aku masih pengen kamu entotin lagi….” Jawab Citra genit sambil memunyongkan mulutnya.
    “Serius Dek..”
    “Hiya dong Maasss… Punya suami dengan kontol seenak kamu, masa cuman maen sekali…. Rugi dong aku Maass…. hihihi….”
    “Waduh… Waduh… Waduuuhh… hebat juga nafsu kamu Dek…?”
    “Hihihi… Khan Istrimu ini Lonteee Maaass…. Hihihi…” Goda Citra sambil mengedipkan matanya.

    Mendengar ucapan mesum Citra, raut wajah Marwan yang semula santai, mendadak jadi tegang. Tangannya langsung mencengkeram pantat Citra dan langsung memaju-mundurkan pinggulnya. Menghajar kemaluan Citra yang baru saja orgasme itu dengan batang penisnya.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    Suara pertempuran kelamin kembali terdengar dahsyat di seluruh penjuru dapur. Diselingi oleh tamparan-tamparan keras tangan Marwan pada pantat istrinya. Membuat daging bulat berwarna putih bersih itu semakin merah merona.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Huuuooohhh… Maaasss… Peelaaan-peelaaaaan Mas… Memek aku maasiiih ngiluuuu….” Rintih Citra

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK
    Marwan sama sekali tak menghiraukan rintihan Citra, karena semakin keras ia merintih semakin keras pula sodokan pernis Marwan pada vagina istri cantiknya yang sedang hamil muda itu.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Ampuuun Maaaasss… Ammmmmppppuuunnnn….”
    “Sssshhh….. Istri Lonte sepertimu memang harusnya ga perlu dikasih ampun…..” Ucap Marwan tiba-tiba dengan nada penuh nafsu birahi, “Istri Lonte sepertimu memang harusnya dihajar habis-habisan.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    PLAAAAAAAKKKK… PLAAAAAAAKKKK

    “Mbaaak Citrraaaa…. Kain lap mot……………. tornya dimana…..?” Ucap Muklis yang dengan tiba-tiba masuk kedapur. Mengagetkan Citra dan Marwan yang sedang asyik mengayuh kenikmatan duniawi, “WADUH…..Ngggg….”

    “Eh Muk…Kklisss….” Jawab Marwan yang tiba-tiba kikuk. Mungkin karena malu, suami Citra itu segera menghentikan sodokan penisnya dan buru-buru mengambil handuk mandinya. Namun ketika Marwan hendak mencabut tusukan penisnya, buru-buru Citra menangkap paha suaminya, dan memintanya tetap berdiam diri.

    “Ngg…. Maaf Mas… Mbak… Aku nggak tahu kalo… Kalian sedang…. Nggg….*GLUP” Ucap Muklis tersedak air ludahnya sendiri. Adik Marwan itu kebingungan melihat kedua kakaknya yang sedang asyik mengayuh kenikmatan birahi.
    “Ada apa Klis….?” Tanya Citra santai.
    “Nggg…. Aku …. Mbaak….Mau ambil lap mot….tor….” Tanya Muklis lagi dengan tatapan mata yang tak berkedip sama sekali. Menatap tubuh Citra yang payudara dan belahan pantatnya dapat terlihat langsung. Menatap tubuh hamil kakak iparnya yang sedang dalam posisi membungkuk, bersandar di meja makan, dan sedang disetubuhi suaminya.

    “Oooohh…. Disitu Klis….” Ucap Citra sembari menunjuk ke laci disamping meja makan tempatnya bersender. “Ayo Mas… Kok malah berenti…? Ayo goyang terusss Maaaasss… Ssshh… Ooohh…” Jawab Citra genit pada Marwan dengan tanpa mempedulikan keberadaan Muklis yang ada di dekatnya. “Ayo mass.. Goyang lagi.. Aku pengen keluar kaya tadi lagi…..”
    “Nggg… Bentar Dek….”


    “Ayo Maaass…Sssshhh…. JANGAN BRENTI… Terus sodokin kontolmu Mas… Aku pengen cepet-cepet keluaar lagiii….” Pinta Cegah Citra lagi sambil mencengkram pantat Marwan yang ada dibelakangnya dan menggerakkannya maju mundur, ” Ayo sodok memek adek lagi..”
    “Tapi Dek….?” Bingung Marwan
    “Sssh…. Kenapa Mas….?” Heran Citra, “Tadi bilangnya nggak apa-apa kalo ada Muklis… Ssshh…..”
    “Hiya sih…. Tapi….”
    “Udah ah….NANGGUNG Mas….” Celetuk Citra sambil mulai menggoyangkan pinggulnya, “Ayo Mas…. SODOK memek aku lagi… Terusin lagi Mas…. Aku pengen keluar lagi….”

    Dengan perasaan bingung Marwan pun akhirnya menuruti permintaan istrinya, kembali menyetubuhi Citra di depan tatapan mata adik kandungnya. Pelan tapi pasti, Marwan kembali mengayuh goyangan pinggulnya dengan mantap. Menusuk dan mencabut batang penisnya dengan gerakan yang konstan. Menyetubuhi liang vagina istrinya dengan perasaan malu yang perlahan sirna.

    “Ssshh…. Iya gitu Mas… terus… Sodok memek aku yang kenceeeeng… Aaahh… Ahhh….” Jerit Citra yang kali ini semakin kencang,
    “Ssshh…. Deeekkk…. Jangan berisik ahhh….”
    “Ooohhh.. Ooohh…Emang Kenapa Mass….? Kamu malu ama Muklis yaaa….?” Goda Citra,”Muklis aja nggak malu kok ada kita-kita… Ya Khan Klis…? Hihihihi….”
    “Ehhng….I.. Iya mbak….” Jawab Muklis keheranan melihat kebinalan kakak iparnya.
    “Naaah lihat khan Mas… Muklis aja santai…. Hihihi… Ayo terus Mas… Sodok memek aku keras-keras…”

    “Hmmm….Masa Bodohlah…. Biarin aja Muklis ngelihat… Toh aku ngentotin istriku sendiri…..” Mungkin itu yang ada di otak Marwan saat itu, karena tak lama kemudian, ia menjadi ikut-ikutan tak peduli dengan keberadaan Muklis. Bahkan ada sebuah perasaan aneh yang muncul dari dalam hatinya. Perasaan birahi aneh yang membuatnya semakin bernafsu untuk menyetubuhi Citra istrinya di hadapan orang lain.

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    Suara persetubuhan Marwan dan Citra kembali terdengar. Lebih kencang-Lebih dasyat.

    “Ooohhh… Oooohhh… Kliissssiss…. Masmu ini hebat banget ngentotnya…. Kontolnya kuat….Ssshh…. Enaaaakk….” Goda Citra dengan nada genit.
    “Ngg… Iya ya mbak…. *GLUP ” Jawab Muklis sekenanya.

    Cerpen Seks Seru | Walau Muklis sebenarnya sudah tahu tentang kenakalan Citra, namun tetap saja, ia tak menyangka jika pagi itu kakak iparnya ini bakalan berani melakukan kenakalannya di depan suaminya. Begitu pula dengan Marwan, suami Citra itu juga sama sekali tak menyangka jika istrinya yang sedang hamil muda itu menjadi sedemikian binalnya.

    Dan anehnya, kebinalan Citra pagi itu membuat nafsu birahi Marwan semakin meluap-luap.

    “Ooohh… Iya Mas… terus… terussss…. Sodok yang kenceng Maas… Sodoook yaaang kenceeeng… Oooh… Ooohhh…” Pinta Citra.
    ” Hhh…Hhhh… Enak Dek….?”
    “Ssshh.. Ssshhh… Ohhh… Enak banget Maaass….” Jawab Citra, ” Eengghhh….Maaas…. ” Panggil Citra
    “Hhh…Hhhh… Hhhh… kenapa Dek…? Hhh…Hhhh…” Jawab Marwan dengan nafas terengah-engah.
    “Ssshhh… Aku boleh minta tolong Muklis nggak…?”
    “Hmmm….Apaan…?”
    “Aku pengen Muklis ngejilatin tetek aku Mas…. ” Tanya Citra, “Boleh ya Mas…?… Ehhmmmhhh…. Ooohhh… Ooohh…” Tambahnya lagi sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah mata pada Muklis.

    “Aa…Apaa Deek….?” Marwan yang mendengar ucapan istrinya pun terkejut setengah mati. Ia tak pernah menyangka jika istri tercintanya memiliki keinginan yang cukup aneh seperti itu, “Kok pengennya gitu sih Dek….?”

    “Sssshh… Boleh ya Masss….?” Tanya Citra lagi ,”Nggak tau Mas.. Tau-tau pengen aja…. Mungkin ini kayanya keinginan si jabang bayi deh Mas… Ooohh… Ooohhsss…” Celetuk Citra beralasan.
    “Nggg…..Kamu ngidam…?”
    “Nggak tahu…. Mungkin iya kali Mas….”
    “Ngidam mbok ya yang lein gitu Dek… Masa ngidamnya begitu…?”
    “Kamu nggak pengen khan Mas anak kamu ini ngileran…? Ooooohhhhmmmm…..”

    Pikiran Marwan mendadak bimbang, antara cemburu karena adik kandungnya bakal ikut merasakan kenikmatan payudara istrinya atau memenuhi nafsu barunya, menyetubuhi Citra dengan brutal di hadapan orang lain.

    Begitu pun dengan Muklis. Walaupun ia sudah berulang kali menikmati keindahan tubuh Citra tanpa sepengetahuan Marwan, tetap saja ia tak pernah mengira jika kakak iparnya itu akan melakukan sebuah pertanyaan nekat seperti itu, meminta dirinya melakukan hal yang hanya boleh dilakukan oleh Marwan.

    “Ayolah Maaas… Bentaran doang kok…. Boleh yaa…? Sejilat dua jilat….” Tanya Citra dengan nada semanja mungkin, membuat ketegaran hati pria manapun pasti bakalan luluh jika mendengar kalimatnya. “Boleh ya Maaasss….? Uuuhhhh….” Lenguhnya lirih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya menerima sodokan penis Marwan.

    “Aaaarrrggghhh… NGEEENTOOTTT….. ” Jawab Marwan lantang, “HIYA DEK…. HIYAAA….” Tambahnya lagi, tak mampu menahan birahinya yang semakin meluap-luap, “Suruh aja Muklis ngisepin tetekmu….”

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    Suara gempuran penis Marwan kembali beraksi. Mencucuki vagina istri hamilnya

    “Ooohhh… Ooohhh… Makasih ya Maaas…. Kamu memang suami pengertian….Hihihi….” Ucap Citra genit, “Ayo Klis… Sini…. ” Panggil Citra sambil melambai-lambaikan tangannya, “Klis…. Sini….Ayo isep tetek Mbaaakk….Ssshh…..Oooohhh…..”

    Mata Muklis melirik kearah kakak kandungnya, mencari tahu apa yang harus ia lakukan. Dan, tanpa mengucap apapun, Marwan pun menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan aneh istrinya.

    Mendapat lampu hijau, Muklis pun segera mendekat dan berjongkok di bawah tubuh Citra yang tak henti-hentinya meliuk-liuk karena sodokan penis suaminya. Buru-buru, Muklis segera meraih daging lembut yang bergoyang maju mundur milik Citra sembari memonyongkan bibirnya.

    SLUURPPP…CUP… CUP…
    Suara mulut Muklis ketika sedang menghisapi kedua payudara Citra. Tak henti-hentinya, kedua tangannya pun meremasi pelan kedua daging kebanggan kakak iparnya itu dengan gemas, sambil sesekali mencubiti puting payudaranya yang begitu keras.

    “OOOHHH… ENAK BANGET KLIIIISSS… HUUUUOOOOOHHHH….”Desah Citra keenakan. “Isep yang kenceng klis… ISEP YANG KENCENG…” Ucap Citra sambil mengusapi rambut Muklis.
    “Kamu gila Mbak… Nekaaat….” Bisik Muklis pelan.
    “Kamu suka khan sayang…?” Balasnya Citra pelan sambil tersenyum, “HIYA MASS… SODOK MEMEK AKU…OOOHHH…” Rintih Citra berusaha menyamarkan percakapannya dengan Muklis. “Nikmatin aja Klis.. Puas-puasin netek tetek Mbak….. Hihihi….”

    Tak mau mensia-siakan kesempatan untuk dapat berbuat mesum dihadapan kakak kandungnya, Muklis pun segera menuruti kemauan Citra. Dihisapnya daging kenyal milik kakak iparnya itu kuat-kuat, hingga pipi lelaki kurus itu kempot. Tak hanya itu, adik Marwan pun juga menggigit dan menyupang setiap jengkal payudara Citra, sehingga sekujur payudara Citra menjadi berwarna putih kemerahan.

    “OHH… OHH… OHH.. HOOOOHHH MUKLIIISSSS….” Rintih Citra keenakan setiap kali tubuhnya tersentak sentak akibat sodokan tajam penis Marwan ke vaginanya.

    Tiba-tiba, Citra bertindak semakin nekat lagi. Sambil terus menerima sodokan kasar Marwan, jemari lentik Citra merogoh kedalam celana kolor Muklis dan mengeluarkan batang penisnya yang sudah keras.
    “Eh Mbak….” Kaget Muklis.
    “Hihihi… Tenang aja Klis… Mas Marwanmu nggak bakalan ngelihat kok…” Jawab Citra gemas, sembari segera mengocok batang penis adik iparnya itu kuat-kuat. “Oooohh… MAAASSS…. Sodok yang kenceeeeng….. Maaasss.. Enaaakkk…”
    “Sumpah… Kamu nekat mbak….”
    “Hihihi… Shhhh… Tenang aja Klis…. Sekarang… kamu juga kobelin itil aku ya….” Pinta Citra yang kemudian mengamit tangan Muklis dan menempelkan pada biji klitorisnya.

    Melihat kenekatan kakak iparnya, mata Muklis pun langsung melotot. Ia benar-benar tak mengira jika Citra bisa bertindak senakal itu. Terlebih di saat yang sama, Marwan suaminya sedang menyetubuhi kakak iparnya dari belakang.

    Namun anehnya, Marwan sepertinya sama sekali tak menghiraukan tangan Muklis ketika sedang mengobel klitoris Citra. Bahkan tak jarang, jemari Muklis bersenggolan dengan sodokan penis kakaknya, Marwan terus saja menghajar vagina istrinya..

    “Terus kobel memek Mbak Klis…. Mas Marwan nggak bakalan ngira itu tangan kamu kok… Hihihihi….” Jelas Citra sambil terus mengocok penis tegang adik iparnya.

    “Heeekhhmmmm…. Ssshhh…..” Desah Muklis keenakan. Merasakan jemari lentik kakak iparnya yang tak sanggup menggenggam penuh batang penisnya, mengocoki kelaminnya kuat-kuat. “Kamu gila Mbaaak… Nekaaatt…”

    Sungguh pemandangan pagi hari yang cukup aneh. Sepasang suami istri dan adik iparnya terlihat begitu semangat dalam permainan terlarangnya. Dua pria dan satu wanita, sama-sama saling berkejaran untuk dapat memberikan kenikmatan kepada wanita hamil yang ada dihadapannya.

    Marwan, yang dengan brutal, menusukkan penis kecilnya keras-keras kearah vagina Citra, membuat wanita hamil itu begitu menikmati keperkasaan suaminya. istrinya. Dan Muklis, yang juga tak henti-hentinya memberikan rangsangan kepada payudara Citra sembari terus mengobel klitoris kakak iparnya cepat-cepat.

    “Sodok yang kenceng maaas… Tusuk memekku keras-keras….” Jerit Citra seperti kesetanan. “Isep tetek mbaak Kliiisss…. Isep yang kuaaaatt….”

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
    SLUURP SLUUUPPP…

    Merasa takjub akan sensasi seks bertiga, tiba-tiba, gelombang orgasme Citra datang kembali. Dan seketika itu tubuh Citra lagi-lagi mengejang.

    “Oooohh.. Maaas… Aku mau keluar Maaas… Aku mau keluaar…”
    “Hiya Dek… Mas juga…”
    “Kita keluar bareng Mass… Terus sodok Maas…”

    PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

    “Oooohhh…. NGEEENTOOOOOTTT……Maaaassss… Aku… Maaaauuu KELUAAARRR….AKU MAU KELUUAAAR MAAAS…” Ucap Citra tak percaya jika kobelan tangan Muklis dan sodokan penis suaminya akan membawa orgasmenya datang secepat itu. “AKU KELUUAAAR MAASS….. OOOHH….. AKU KELUUUAAAR…. NGEEENTTOOOOOTTTTT….. ”
    “OOOOHHHH…. AKU DULUAANNN DEEEEEKKK…..”

    “CROT… CROOOT… CROOOCOOOTTT…..” Semburan lahar panas seketika terpancar dari ujung penis Marwan, memenuhi setiap rongga rahim Citra.

    “OOOHH… NGEEEEEENNNTTOOOOT KAAAMUUUU MAAAASSSS… AKUUU JUUGAAA KELUUAAR MAAASS… AAKUU….KEEEELLLUUUAAARRR… OOOHHHH….. OOOOHHHHHH….”

    “CREEE… CREEECEEET… CREEET… CREEETTT…”

    Tubuh Citra bergetar hebat disertai dengan gelijangan kuat. Saking kuatnya, wanita hamil itu sampai tak mampu menahan berat tubuhnya. Kakinya mendadak lunglai, dan tubuhnya ambruk menimpa tubuh kurus Muklis yang ada dibawahnya.

    PLOOP
    SEEEERRRRRRR…

    Suara penis Marwan begitu terlepas dari vagina Citra sambil disertai dengan lelehan spermanya yang tak henti-hentinya menetes keluar.
    “Uuuuhhh… Mas… oohh.. ooohh… Maasss…” lenguh Citra yang seolah tak mampu mengontrol semua otot ditubuhnya. Otot vaginanya tak henti-hentinya mengejang, dan kakinya pun bergetar-getar hebat, mirip orang ayan. Dengan terus kelojotan, Citra menelungkup diatas tubuh Muklis dengan posisi lutut tertekuk dan pantat yang menjulang tinggi, memamerkan liang vaginanya yang berwarna putih kemerahan.

    “Kamu kenapa deekk…” Tanya Marwan sambil berusaha membangunkan tubuh setengah telanjang Citra dari atas tubuh adik kandungnya.
    “Memek aku ngilu Mas…. Ooohhh…. Sssshhh….. Maass memek aku ngiluuuu… ” Jawab Citra sambil terus mengejang-kejang, “Ooohh… Tapi ngilunya….Ngilu ngilu enaaak Maaas…..Ooohhhsss…”

    Citra yang sedang mengalami orgasme hebatnya, sama sekali tak sadar dengan apa yang terjadi. Bahkan, ia juga tak sadar jika disaat yang sama, penis Muklis masih belum sempat ia masukkan kembali ke celana kolornya.
    “Looohhh….Deeek…. ?” Kaget Marwan ketika melihat tangan istrinya sedang menggenggam erat batang penis adik kandungnya, “Tanganmu kok ada di kontol… Mu… Klis… ?” Tambahnya lagi.
    “Eeeeh…. Sssshhh… Nggg… Anu Maaasss….. Oooohhh….”

    “Udah-udah… Ayo sekarang kamu ke kamar aja ya…. Istirahat dulu….” Kata Marwan sambil melilitkan handuk ketubuh telanjangnya kemudian membopong tubuh Citra, “Klis… Ayo bantu Mas….”
    “Ngggg….” Jawab Muklis bingung karena batang penisnya yang tegang masih berada didalam genggaman kakak iparnya.
    “Klis… Ayo buruan bantuin Mas….”
    “Nggg…..Ba… Baik Mas….” Jawab Muklis yang secepat kilat segera memasukkan penisnya yang masih tegang dan segera membantu kakaknya mengangkat tubuh Citra yang masih kelojotan kearah kamar.

    “Rebahin dikasur Klis…”
    “Baik Mas….”
    “Nahhh… Sekarang kamu panggil Nyak Nunik dirumahnya… Suruh ia segera kesini…. “Pinta Marwan sambil melirik kearah tonjolan penis adiknya dibalik celana kolornya, “Buruan ya Klis…”
    “I…. Iya Mas….” Jawab Muklis yang segera berlari keluar kamar.

    Setelah beberapa menit, kejang-kejang pada tubuh Citra pun mereda. Perlahan, otot-otot tubuhnya mulai kembali normal dan pada akhirnya wanita hamil itu mampu mengontrol kembali gerakan badannya.
    “Udah baikan Dek…?”
    “…. Udah Mas….” Jawab Citra, sambil mencoba mengatur nafas.
    “Kamu tadi kenapa Dekk…?”
    “Nggak tau Mas… Tiba-tiba… Badan aku lemes….. Tapi enak….”
    “Lemes enak gimana…?”
    “Ya gitu…. Nggak tau aku harus njelasinnya gimana Mas… Yang jelas… Badan aku sehabis ngecrot tadi… Tau-tau langsung lemes… ” Jawab Citra dengan mulut tak henti-hentinya tersenyum, “Kamu tuh yang nyebabin aku lemes…. Hihihihi….Sumpah Mas…. Pagi ini kamu perkasa banget… Beringas abis….”
    “Hehehe… Kamu suka nggak Dek…?”
    “Suka banget Mas… Kontolmu pagi ini berasa jauh lebih enak dari biasanya….” Ucap Citra genit.

    “Syukurlah kalau kamu suka Dek….. Cuman…. ” Tiba-tiba pikiran Marwan kembali kesaat dimana ia melihat tangan Citra menggenggam penis adik kandungnya. Buru-buru, mata Muklis melirik turun, kearah payudara Citra. “Eehh….Busyet…. Adik sialan… Kampret juga tuh Muklis… Berani-beraninya dia…. Tetek istriku jadi penuh dengan cupangannya… Merah semua…” Batin Marwan sebal.

    “Kenapa Mas…?” Tanya Citra penasaran.

    “Ngg… Nggak apa-apa Dek….” Jawab Marwan yang entah mengapa, ia buru-buru mengabaikan pikiran-pikiran aneh yang ada diotaknya itu. “Trus… Kira-kira…. Kandunganmu gimana ya Dek…?” Tanya Marwan sambil mengusapi perut Citra yang semakin besar.
    “Nggak tau Mas… Kita periksain aja yuk….?”

    Marwan terdiam, wajahnya bingung.
    “Kenapa Mas…?” Tanya Citra lagi.
    “Nggg….Nanti siang Mas ada ketemuan dengan juragan tanah Dek…. Mas bingung….”
    “Mas bingung nggak bisa nganterin aku….?”
    “Hiya… Gimana ya Dek…?”
    “Yaudah….. Itumah masalah gampang Mas… Ntar khan aku bisa minta tolong anterin sama Muklis….”
    “Hmmmm…. Gitu ya Dek….?”
    “Hiya Mas… Nggak apa-apa kok…. Mas kerja aja….”
    “Hhmmm…. Yaudah deh…Nanti kamu kerja setengah hari aja ya Dek…. Minta ijin buat ke klinik…” Saran Marwan sambil mengecupi perut hamil istrinya, lalu beranjak kearah meja rias Citra. Tempat dimana tas kerjanya teronggok diatasnya.

    “Ini… Mas kemaren baru saja dapet obyekan besar… ” kata Marwan sambil mengeluarkan segepok uang dari dalam tasnya, “Ini duit buat kamu periksa ke dokter Dek….. Dan ini…. Duit buat kamu belanja pakaian baru….”
    “Wwaaah… Beneran Mas….?” Girang Citra, “Banyak banget Mas….”
    “Ini juga berkat doa kamu Dek…” Jawab Marwan sambil mengecup kening istrinya

    “Hhhh….Hhhhh….Hhhh…. Mas…. Rumahnya kosong Mas….” Kata Muklis yang tiba-tiba sudah ada dipintu kamar, ” Nyak Nunik sudah berangkat ke puskesmas…H hhh… Hhhh…” Tambahnya lagi sambil berusaha mengatur nafas.
    “Yowes… Nggak apa-apa Klis… Mbak sudah agak mendingan kok….” Jawab Citra sambil membetulkan dress mininya yang masih compang-camping, “Udah yuk… Sekarang kamu anter mbak ke kantor aja…. Mbak udah kesiangan ini….”
    “Kamu mau langsung ngantor Dek…?”
    “Iya Mas…. Dikantor mau ada rapat penting…. Nggak enak aku kalo datenganya telat….” Jawab Citra sambil meraih tangan Marwan dan mengecupnya pelan. “Aku pamit dulu ya Mas…”

    “Iya Dek… ” Jawab Muklis sambil kembali mengecup kening Citra, “Yowes… Klis… Tolong kamu anter mbakmu ini… Inget ya…. Jangan ngebut… ”
    “I… Iya Masss….”
    “Ohh iya…. Sama satu lagi… Tolong kamu jagain istri Mas selama Mas tinggal keluar kota nanti….” Pinta Marwan sambil kembali merogoh kedalam tas kerjanya, ” Ini duit buat kamu Klis… Kalo mbakmu butuh apa-apa… Tolong beliin…. Dan kalo mbakmu minta apa-apa… Tolong turutin….”
    “Ngggg….Turutin….?” Tanya Muklis bingung.
    “Hiya…. Turutin apa mau dia…. Semuanya….” Pinta Marwan dengan nada tegas, “Mas nggak mau anak Mas besok ngileran….”
    “Ooohh… Gitu…Baik Mas…. Siaaapp…. Hehehe….”

    “Ayo Klis… Buruan kamu ganti baju… Mbak udah telat banget nih….” Jawab Citra sambil melangkah kearah teras rumah.
    “Iya….. Iya Mbak… Tunggu sebentar….” Jawab Muklis sambil berlari kearah kamar tidurnya untuk berganti pakaian.

    Tak lama, Muklis dan Citra pun siap untuk berangkat.

    “Mas… Aku jalan dulu yaa….” Ucap Citra sambil melambaikan tangan kearah suaminya. “Kamu ati-ati dijalan…. Jangan bandel kalo diluar rumah…..” Tambahnya lagi.
    “Iya Dek… Kamu juga ati-ati dijalan…. Kabarin Mas kalo kamu sudah sampe kantor….” Balas Marwan.
    “Yowes… Ayo Klis.. Kita jalan….” Ucap Citra sambil naik kejok motor dan memeluk tubuh kurus Muklis erat-erat. Membuat payudara besar Citra yang tak mampu tertutup oleh jaket tipisnya itu menempel erat di punggung Muklis hingga gepeng.

    Melihat istrinya memeluk tubuh adik kandungnya, membuat pikiran Marwan kembali melayang ke beberapa saat lalu. Saat dimana tangan mungil Citra menggenggam penis besar Muklis.
    “Apakah ulah Citra tadi disengaja ya…?”
    “Gimana caranya kok tiba-tiba kontol Muklis bisa ada di tangan Citra..?”
    “Dan lagi…. Gimana caranya ya kontol Muklis bisa menjadi sebesar itu….?”

    Puluhan pertanyaan mendadak memenuhi setiap sel yang ada di otak Marwan. Membuat pikirannya menerawang jauh mencari tahu segala kemungkinan yang ada. Semakin berpikir, semakin berdebar detak jantung Marwan. Semakin berpikir, semakin keruh otak Marwan.

    “Aneh…. Ini benar-benar aneh….” Ucap Marwan dalam hati sambil tak henti-hentinya memikirkan kejadian barusan, “Dan yang paling aneh…..”

    Tangan Marwan tiba-tiba meraih penis kecilnya yang tertutup handuk. Meraih penis kecilnya yang sudah begitu keras, dan mulai mengocoknya perlahan.

    “Kamu nakal sekali Dekkk…. Kamu benar-benar nakal sekali….”

    Sekian dulu cerpen seks ini gan! Nantikan cerita pendek yang super seru lainnya ya. ?

  • Adegan panas Mizutama Remon

    Adegan panas Mizutama Remon


    1949 views

    Foto Ngentot Terbaru – Bagi kamu yang berfantasi bisa melihat memek cewek Jepang, maka inilah saatnya untuk memuaskan birahi anda dimana kali ini kami menyajikan foto adegan panas Mizutama Remon. Tidak perlu bertunggu lama langsung saja lihat di bawah ini.

  • Foto Ngentot Izumi Nakamura

    Foto Ngentot Izumi Nakamura


    1872 views

    Foto Ngentot Terbaru – Bagi kamu yang berfantasi bisa melihat memek cewek Jepang, maka inilah saatnya untuk memuaskan birahi anda dimana kali ini kami menyajikan foto ngentot terbaru adegan panas Mizutama ReIzumi. Langsung saja scrool mouse anda ke bawah. CROTT!!!

  • Adegan panas Ngentot Kazumi Okuhara

    Adegan panas Ngentot Kazumi Okuhara


    1828 views

    Foto Ngentot Terbaru – Ketika pria yang penuh kasih itu sedang meraba-raba pacarnya yang mungil, dia bisa merasakan orgasme menguasai tubuhnya. Segera setelah si rambut coklat ingin membalas kekasihnya, dia mulai mengisap ayam gemuknya ( kontol ) yang besar yang dan bertanggung jawab untuk orgasme keduanya.

  • Model Jepang Marica, dalam air mani menjadi basah

    Model Jepang Marica, dalam air mani menjadi basah


    1672 views

    Foto Ngentot Terbaru – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas dari yang muda-muda sampai tante-tante girang yang ngentot hot banget dan bisa membuat anda crot ramai-ramai malam ini. Salah satu nya adalah foto ngentot Marica Model asal  Negeri Sakura. Simak foto nya di bawah ini!!

  • Perkosa Gadis Cantik Penjaga Toko Swalayan

    Perkosa Gadis Cantik Penjaga Toko Swalayan


    2442 views

    Cerita Sex Terbaru – Diah yang masih berumur 23 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada yang beroperasi 24 jam di Jakarta. Tapi karena semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa kuatir melihat putriya sering mendapat giliran jaga di malam hari hingga pagi hari.

    Diah lebih suka bekerja pada shift di jam tersebut, Karena dari saat tengah malam sampai pagi biasanya jarang sekali ada pembeli, sehingga Diah bisa belajar untuk materi kuliahnya siang nanti. Sampai akhirnya pada suatu malam terjadilah pemerkosaan itu, Diah mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong (sebut saja Gading) , dan yang satu lagi tubuhnya Kurus (sebut saja si Karjo ). Mereka berdua, menerobos masuk membuat Diah yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.

    “Keluarin uangnya cepet !” perintah si Gading, sementara si Karjo memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Diah gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat,

    Diah berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gading, Diah tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gading merampas uang itu, Diah langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.
    “Masa cuma segini?!” bentak si Gading.

    “Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Diah masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Diah mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.

    “Cepat!!!” bentak si Karjo,
    Diah merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Diah berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Diah yang ketakutan, mereka berdua percaya.

    “Brengsek!!!! Nggak sebanding sama resikonya! Ayo…Iket dia, biar dia nggak bisa panggil polisi!!!” Diah di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Diah juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Karjo kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Diah.

    “Beres! Ayo cabut!”
    “Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.
    “Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.
    “Aku pengen liat bentar aja!”.

    Mata Diah terbelalak ketika si Gading mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Diah yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Diah meronta-ronta dalam ikatannya.
    “Wow, oke banget!” si Gading berseru kagum.
    “Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Karjo, tidak begitu tertarik pada Diah karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.

    Tapi si Gading tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Diah lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Diah. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Diah ditariknya, tubuh Diah ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Diah terputus dan sekarang payudara Diah bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.

    “Jangan!” teriak Diah. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Diah mulut si Gading menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Diah menjerit ketika si Gading mengigit puting susunya.

    “diam! Jangan berisik!” si Gading menampar Diah, hingga berkunang-kunang. Diah hanya bisa menangis.
    “Aku bilang diam!”, Sambil berkata itu si Gading menampar buah dada Diah, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Diah. Kemudian si Gading bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Diah terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gading terus memukuli buah dada Diah sampai akhirnya bulatan buah dada Diah berwarna merah.

    “Ayo, cepetan !”, si Karjo menarik tangan si Gading.
    “Kita musti cepet minggat dari sini!” Diah bersyukur ketika melihat si Gading diseret keluar ruangan oleh si Karjo. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Diah bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Diah berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.

    “Hey, Brooo! Tokonya kosong!”.
    “Masa, cepetan ambil permen!”.
    “Goblok Banget lo, cepetan ambil bir tolol!”.

    Tubuh Diah menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Diah mengeluarkan suara minta tolong.

    “ssssstt! Lo denger nggak?!”.
    “Cepetan kembaliin semua!”.
    “Ayooo….lari, lari! Kita ketauan!”.
    Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Diah, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.
    “Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.
    “Hei, liat nih! Ada kejutan!”

    Diah berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester.

    Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Diah, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.

    “Gila! Cewek nih!”.
    “Dia telanjang!”.
    “Tu liat susunya! susu!”.
    “Mana, mana Aku pengen liat!”.
    “Aku pengen pegang!”.
    “Pasti alus tuh!”.
    “Bawahnya kayak apa yaaa?!”.

    Cerita Dewasa – Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Diah yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Diah, tangan-tangan meraih tubuh Diah. Diah tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Diah.

    “Ayooo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka k emudianmelepaskan ikatan pada kaki Diah, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Diah. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Diah keluar menuju bagian depan toko. Diah meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya.

    Mereka menarik-narik jeans Diah sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Diah terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Diah sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Diah merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Diah melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!

    “Hei….Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Diah. Diah berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Diah.

    “Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Diah berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Diah berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”

    Langsung saja Diah mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar. Ia mendorong Diah hingga berbaring telentang di atas meja.

    Pertama ia melepaskan tangan Diah kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Diah sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Diah dan mengikatkan kaki-kaki Diah ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Diah berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.

    “Waktu Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Diah terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Diah dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.

    “Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Diah. Diah melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk.

    Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Diah, membuat Diah sulit bernafas. Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Diah ditariknya hingga lepas. Diah berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya.

    Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Diah. Pandangan Diah langsung berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba saja mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit sekali . Semprotan demi semprotan masuk ke mulut Diah, tanpa bisa dimuntahkan lagi oleh Diah. Ia terus menelan cairan tadi agar bisa terus bernafas.

    Tiba-tiba saja Berandal yang duduk di atas dada Diah turun, lalu berandal memasukkan penisnya ke vagina diah dan mendorong diah di pinggir meja lalu menggenjot memek Diah Dengan tempo makin cepat. Ia juga memukuli perut Diah, membuat Diah mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Diah sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks.

    Tangannya langsung meremas dan menarik buah dada Diah ketika tubuhnya bergetar dan sperma tiba-tiba menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Diah. Sedangkan berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, Dan ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Diah.

    Beberapa saat berlalu dan Diah tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya.

    Diah meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Diah berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi nih.

    “Wah, wah, waaaaah!!!” terdengar suara laki-laki yang berdiri di pintu depan. Diah sangat terkejut dan berusaha menutupi buah dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.
    “Tolong saya!” ratap Diah.
    “Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa Pak! Tolong saya Pak, cepat panggilkan polisi!”
    “Nama lu Diah kan?” tanya laki-laki tadi.

    “Ba…bagaimana bapak tahu nama saya?” Diah bingung dan takut.
    “Aku Adit. Orang yang dulunya kerja di toko ini sebelum kau rebut!”.
    “Tapi saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahunya dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolonglah saya pak!”.
    “Gara-gara kamu ngelamar ke sini Aku jadi dipecat! Aku nggak heran kamu diterima kalo liat bodi mu”.

    Diah kembali merasa ketakutan saat melihat Adit, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Diah kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Diah dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Diah betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Diah kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.

    “Lepaskan!!!! Sakit!!!! aduuhh!!!! Saya tidak memecat bapak!!!! Kenapa saya diikat Pak?!!”
    “Sebenarnya Aku tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya Aku udah keduluan. Jadi baiknya Aku rusak aja deh nih toko”.
    Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Diah sehingga sekarang Diah duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Dan diikatnya lagi dengan plester.

    Dan Adit mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Lalu Adit juga menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Diah. Es krim beterbangan dilempar oleh Adit. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Diah, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya.

    Cerita Sex – Di depan, Es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Diah. Rasa dingin langsung menempel di buah dada Diah, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Adit selesai, tubuh Diah bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.

    “Kamu keliatannya kedinginan!” ejek si Adit sambil menyentil puting susu Diah yang mengeras kaku.
    “Aku harus ngasihh kamu sesuatu yang anget.”

    Adit kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Diah melihat Adit mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap.

    “Jaaaangaann!” Diah berteriak ketika Adit membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi. Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Diah sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Diah menangis karena kesakitan akibat uap panas dari sosis tersebut.

    “Keliatannya nikmat Nih….Ha..Ha…!” Adit tertawa.
    “Tapi Aku lebih suka bermain dengan mustard!” Kemudian Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu.

    Cairan mustard langsung keluar menyemprot ke vagina Diah. Diah menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.
    Sambil tertawa Adit melanjutkan usahanya dengan menghancurkan isi toko itu. Diah berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya sangat tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Diah bergerak lunglai jatuh.

    “Hei!! Kamu kalo kerja jangan tidur!” bentak Adit sambil menampar pipi Diah.
    Kamu tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”

    Diahpun meronta ketakutan melihat Adit yang memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya sangat keras sekali. Adit segera mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Diah, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Diah.

    Diah menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Adit juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Diah bercucuran di pipi.

    Kemudian Adit mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, lalu mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Adit hingga membuka keluar, Diah merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.

    “Nah…..,Hmmm… udah jadi. sekarang pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi Aku sekarang pergi dulu, terus nanti Aku pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”

    “Jaaaaaangan! saya mohoon! Jangan! jangan! jangan! ampun!”
    Aditpun tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Diahpun menangis ketakutan, Dan puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia terlihat meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Diah berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil.

    Beberapa saat kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Diah melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Diah, telanjang dengan buah dada mengacung. Segera saja Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Si Gelandangan langsung meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.

    Diah langsung menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Diah menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.

    Tapi Diah tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Dan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Cerita Bokep

    Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Diah merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang.

    Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Diah menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.

    “Ja…Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”
    “Habisnya pantat Mbak kan belom diituin.” gelandangan itu berkata tidak jelas.
    “Jangaaaaan!” Diah meronta, ketika penis si gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anusnya Diah. Lalu ia langsung berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Diah.

    Diah menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Diah tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Diah bisa membesar. Setelah beberapa Lama tiba-tiba gelandangan tadi mencabut botol tersebut. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Diah, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus

    Diah yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir. Gelandangan tadi mulai bergerak kesenangan, rasanya sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Diah merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Diah terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin,

    tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Diah, membuat Diah menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin.

    Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Diah merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Diah.

    “Makasih yaaa Mbak! Saya puas sekaliiiii! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Diah. Kemudian ia mendorong Diah duduk dan kembali mengikat tangan Diah ke belakang, kemudian mengikat kaki Diah erat-erat. Kemudian tubuh Diah didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.

    Sambi terus mengumam terima kasih Dan sigelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Diah terus saja menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Diah jatuh pingsan karena kelelahan dan shock Berat. Dan tersadar ketika Ia ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 7 pagi.

  • Foto Ngentot Terpanas Lyra Louvel

    Foto Ngentot Terpanas Lyra Louvel


    2102 views

    Foto Ngentot Terbaru – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas dari yang muda-muda sampai tante-tante girang yang ngentot hot banget dan bisa membuat anda crot ramai-ramai malam ini. Simak foto nya di bawah ini!!

  • Mbak Desy Pelampisan Sex ku

    Mbak Desy Pelampisan Sex ku


    1624 views

    Cerita Sex Terbaru – Nama aku Randi 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seks aku 3 tahun yang lalu.

    Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 smu, sedangkan kakak aku berusia 22 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian.

    Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya. Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu.Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya.

    Sebagai remaja yang baru puber dan juga olok-olok dari teman-temanku diam-diam aku sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebaga efek sampingnya aku sering melakukan onani di kamarku atau di kamar mandi sambl membayangkan gimana rasanya kemaluanku dijepit diantara pantat montoknya.Keinginan itu kurasakan sejak aku duduk di bangku 1 smu ini, aku sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok. Dia mempunyai pacar yang berumur setahun lebih muda dari padanya. Aku sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman.

    Suatu hari aku memergoki pacarnya sedang menghisap buah dada kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya, kakakku hanya mengeluarkan buah dadanya dari kancing yang terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapihkan bajunya. Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadaku agar tidak menceritakan apa yang aku lihat ke orang-orang terutama pada ayah dan ibuku.Dik, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa Mbak, katanya.

    Aku Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan baju yang longgar(daster) tetapi agak tipis sambil membawa sebuah novel, sehingga paha dan dadanya yang montok terlihat karena dikamarku agak gelap sedangkan diluar lampu terang benderang. “hai, kok melongo???? “ …aku jadi gelagapan dan bilang “ia- ia mbak, aku ngga akan bilang-bilang” kataku.Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sambil membaca novel, aku memandanginya dari belakang membuat kemaluanku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kemaluanku. Berkali-kali aku menelan ludah. Dan pelan-pelan aku meraba kemaluanku yang tegang.

    Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku dan aku langsung melepas tanganku dari kemaluanku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi besok hari dan dia memintaku menbangunkannya jam 5 pagi. Aku mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, aku melihat goyangan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, aku langsung mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya, tapi sialnya tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok kemaluanku. Dia pura-pura tidak melihat dan berkata “jangan lupa bangunin mbak jam 5 pagi “. Lagi-lagi aku gelagapan “ia- ia – ia” kataku.

    Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke-arah kemaluanku dan tersenyum. Malam itu aku ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku.Pagi harinya jam 5 pagi aku ke kamarnya dan kudapari dia sedang tidur mengakang…. Lagi-lagi aku melotot melihat pemandangan itu dan aku mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun danku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.

    Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab atau kerudung sedangkan bajunya dia mengenakan training yang agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali dan tiap laki-laki yang berpapasan selalu melirik pantat itu. Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desak. Entah keberuntungan atau bukan, kakaku berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat di kemaluanku.

    Perlahan-lahan kemaluanku berdiri dan aku yakin kakakku merasakannya. Ketika bus semakin sesak, kemaluanku makin mendesak pantatnya dan aku pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan aku kenikmatan. ‘dik, kamu kemarin ngapain waktu mbak ke kamar kamu?” katanya “kamu onani yah??? Katanya lagi aku diam seribu basa karena malu. ‘makanya buru-buru cari pacar” katanya. “emang kalo ada pacar bisa digini yah?” kataku nekat sabil menonjokkan kemaluanku dipantatnya. “setidaknya ada pelampiasan” timpal kakakku. . “wah enak dong mbak ada pelampiasan?”tanyaku. “tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoyangkan lagi pantatnya. “kenapa” tanyaku.

    Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan.Pada sore hari itu, ketika aku pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan aku masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. Aku terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan baju jubahnya masih terpasang tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat CD hitamnya yang mini dan sexy dan pacarnya sudah tinggal memakai CD saja.

    Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam CD pacarnya dan meremas serta mengocok kemaluan pacarnya yang tegang.Pelan-pelan tangan pacarnya membuka CD kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kemaluannya. ‘oh, aku udah ngga tahan” kata pacarnya “aku pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di sofa. Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang tetapi sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang kan berusaha menyodokan kemaluannya ke kemaluan kakakku dari arah belakang.

    Tapi begitu nempel di pantatnya, kuliha ar maninya tumpah ke pantat kakakku. “ohhh” dia melenguh dan kakakku menoleh kebelakang” kok udah” tanyanya Pacarnya bilang “maaf aku ngga tahan” katanya . Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar berdering dan di balik pintu aku sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan buru-buru pamit. “Aku ngga anterin kedepan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa….. Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang aku mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter aku memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.

    Karena udah ngga tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku sampai copot dan kulihat kemaluanku yang besar dan panjang (itu menurut teman-temanku sewaktu kami berenang dan membandingkan kemaluan kami) berdenyut-denyut minta pelampiasan. Aku langsung menindihinya dari belakang, dan untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia. “aw…., dra (nama pacarnya hendra) kok ngga jadi pulang” tanyanya , karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya sedang berusaha menempelkan kemaluannya ke kemaluanya. “aw dra jangan dimasukan aku masih perawan katanya ditempelin aja dra aku masih perawan’ katanya memohon. Karena aku udah tahan, maka pelan-pelan ku bimbing tangannya untuk menggengam kemaluanku dan agar ditutun ke kemaluannya.

    Begitu dia megang “dra, kok gede amat sih”katanya heran (soalnya punya pacarnya jauh lebih kecil daripada punyaku)sambil membimbing kemaluanku dan menempelkan kekemaluannya. “gosok pelan-pelan dra”, aku menekan dan gila bener-bener nikmat. Setelah kira kira dua menit aku menggosokkan kemaluanku ke kemaluan kakakkut akhirnya aku mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot…spermaku menyembur ke pantat kakakku.Aku tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan aku meninggalkannya. “dra, mau kemana?” teriaknya aku buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku dan masih celana dan CD ku belum kupakai aku rebahan di ranjangku sambil kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjadi.Tba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. kudengar kakaku menerima telepon itu dia herannya setengah mati karena yang menelepon adalah pacarnya si henra.

    “dra, kok kamu udah ada di rumah lagi jangan main-main yah kamu dimana, udah enak langsung lari” Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting. Dan dikamarku, aku cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat aku tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai pakai dan jilbab yang tadi dia pakai,dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. Akupun tertidur sampai keesokan harinya.

    Setelah kejadian hari itu aku selalu membayangkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kemaluanku pada kemaluannya saja. Pada suatu siang, aku ingin meminjam kaset lagunya. Karena sudah biasa, aku pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika kulihat mbak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya. Tangannya masuk kedalam CD nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang, hanya bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, ia terkejut ketika melihatku. Aku segera keluar.Tak sampai satu menit, mbak Desi keluar (pakaiannya sudah rapi meskipun jilbabnya agak kusut). Ia memintaku agar merahasiakan hal itu dari ayah ibuku. Lalu kujawab:“Aku janji ga bakal bilangin hal ini ke ayah ibu koq.”“Thank’s ya dik.”“Eh, emangnya onani itu dosa ya?”Bukan jawaban yang kudapatkan, malah tatapan kakaku yang lain dari biasanya. Bagai disihir, aku diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku.

    Dilumatnya bibirku dengan lembut. Dikulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. Aku segera menarik diri darinya, tapi ia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke dadanya dan kurasakan betapa empuknya buah dada kakakku. Refleks aku berontak karena aku malu. Tetapi kakakku bilang,”lakukanlah dik seperti yang kau lakukan tempo hari padaku”.Aku kaget “ja..jadi mbak tahu apa yang kulakukan pada mbak tempo hari.” jawabku gugup.“ya” jawab kakakku.“maafkan aku mbak…” ucapkuBelum selesai aku berkata, ia sudah melumat bibirku. Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana aku direbahkan, dan ia membuka celana dan CD ku.

    Kakakku tersenyum melihat kemaluanku yang sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra.Melihat kakakku tersenyum, aku mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka Branya sehingga akupun bisa langsung melihat payudaranya yang berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas Payudara kakakku yang lembut, sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan.Setelah aku melihat kakaku sudah terangsang, Aku membuka CD warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah kemaluan kakakku yang berbulu lebat tapi halus itu.

    Sekarang aku memegang kemaluanku dan mengarahkan kemaluanku ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.“Ayo donk mbak! Isep! Kayak mbak ngelakuinnya buat pacar mbak.”“Koq kamu tahu?”“Ya tahu donk..kan aku sering ngintipin mbak begituan ama pacar mbak”“Ayo mbak.” Rengekku.Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kemaluanku segera diaremas-rems. Setelah itu dijilati dengan penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yang manis. Kakakku pun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Tidak bisa semua, tapi setidak-tidaknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kemaluanku sambil memainkan buah pelirnya.

    Akupun memejamkan mata keenakan.Kakakku melepaskan kemaluanku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kemaluanku ke payudaranya aku pun membuka mataku. Lalu meraih kuraih kemaluanku, kuarahkan kemaluan itu ke kekemaluannya yang sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosoknya ke klitorisnya, aku jadi merinding dibuatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku. Di satu sisi aku tahu ini salah, tapi di sisi lain, aku benar-benar menikmatinya.Setelah puas bermain-main dingan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang kemaluannya.

    Tetapi kakakku bilang “Jangan dimasukan, aku masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari”Akupun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kemaluanku ke kemaluan kakakku. Setelah beberapa saat kemaluanku ku tekan tekan ke lubang kemaluan kakakku maka crot…crot.. crott spermaku menyembur di perut kakakku.Dengan kemaluan masih menempel di perut kakakku, kami mulai bercumbu lagi, kujilat payudara kakaku sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69.

    Aku pun mulai menjilati kemaluannyanya yang sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Sementara ia menjilati kemaluanku.Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuaku. KAmi cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, aku sudah berpakaian lengkap sedang kakaku pun sudah berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Sejujurnya saat itu aku sedang tegang dan gugup.

    Untunglah orangtuaku tak curiga. Kami pun ternsenyum berdua dengan penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tidak sampai memasukan kemaluanku kedalam kemaluannya karena aku takut kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.

  • Nikmatnya Menikmati Memek Ashlyn Molloy

    Nikmatnya Menikmati Memek Ashlyn Molloy


    2177 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam, belum tidur atau sedang menunggu udpate terbaru foto ngentot dari duniabola99.org , Kali ini admin akan update foto ngentot di jamin deh hot banget.  Penasaran? Tidak perlu lama-lama  lagi berikut foto ngentot Ashlyn Molloy.

  • Desahan Babysister Pemilik Kost

    Desahan Babysister Pemilik Kost


    1562 views

    Cerita Sex Terbaru – Aqu pernah kost disebuah rumah mewah di Makassar, pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dgn bisnisnya. sedangkan si isteri kerja disalah satu bank swasta.

    Suatu hari setelah 1 bulan si nyonya melahirkan panggilannya Mbak Wulandari, maka datanglah seorang baby sitter yg melamar pekerjaan sesuai iklan dari koran, setelah bercakap-cakap dgn Wulandari, maka baby sitter tsb yg bernama Murni diterima sebagai pengasuh bayi mereka. Aqu pandangi terus itu baby sitter, wah…setelah pakai baju putih kelihatan sexy banget, guratan celana dalamnya tampak samar-samar…. esoknya, ketika aqu mau berangkat kekantor, tiba-tiba ibu kost ku mengenalkan si Murni kepadaqu, sekilas kulihat buah dadanya yg terbungkus bajuputih dibalik BH wow…seru…kira-kira 36 lah..

    Si Murni berumur sekitar 30 tahun, sedangkan ibu kost ku (ibunya si bayi baru sekitar 26 tahun, suaminya kira-kira 30 tahun). Bang…tolong ya..ikut awasin rumah karena ada penghuni baru ( maksudnya baby sitter) sementara aqu sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan, ucapnya kepada ku…
    Baik Mba, saya jagain lah…

    setelah sekitar 1 minggu si Murni tinggal di rumah kost bersama aqu dan pemilik rumah, aqu mulai curiga dgn gerak-gerik suami Wulandari beberapa hari terakhir ini, Aqu sering melihat dari sela pintu kamar kost ku, sang suami panggilannya mas Adi suka mencuri pandang tubuh si Murni yg sedang ngurus bayi di Box bayi, tentunya tubuhnya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD nya semakin tampak jelas dan bentuk pinggul serta betis yg bikin mupeng semua lelaki, ternyata di usia 30 tahun, si Murni justru bikin gairah lelaki meningkat.

    Suatu hari, Wulandari tak pulang, dia tugas ke jakarta untuk 3 hari, mas adi kelihatannya seneng banget ditinggal isterinya, semakin saja dia menggoda si Murni, dan sempat mengelus punggung si Murni sambil berkata ” emh kasihan Mbak ya…kok masih cantik jadi janda…” si Murni cuma menjawab ” ya nasib mas…” sambil tersenyum. aqu terus mengintip dari celah pintu kamar kost ku apa yg dilaqukan mas adi, dia mulai melaqukan jurusnya karena sudah ber bulan2 tak ketemu lobang kemaluan Wulandari, maklum hamil besar dan baru melahirkan.

    ” Mbak Murni anaknya berapa? tanya mas adi, 1 mas…jawab Murni. sudah berapa tahun menjada..? tanya adi lagi, yah sudah 3 tahunan lah mas…. jawab Murni.

    Mas Adi duduk di sofa dekat box bayi anaknya, sementara tangan kanannya mulai menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spak yg dia gunakan, sementara si Murni masih tetap membungkuk membelakangi mas adi memberi susu botol kepada sang bayi.

    Tiba-tiba terdengar suara mas adi memanggil aqu,seakan mengajakku untuk nonton TV seperti biasanya, aqu pura-pura tidur dgn pintu tetap ku buka satu senti untuk mengintai apa yg terjadi, lalu mas Adi manggil si-mbok pembantunya yg sudah diatas 50 tahun, ya…den..kata simbok, bikinkan saya kopi terus mbok tidur aja ya istirahat, ya..den…jawab simbok. setelah kopi dihidangkan, keMbali Adi menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spaknya, aqu terus mengintai dgn lampu kamar yg aqu matikan, setelah si bayi tertidur, adi ngajak Murni untuk duduk disofa sambil lihat TV, si Murni menolak, malu mas…kata si Murni, gak apa-apa ….kata Adi.

    Kamu kan ngerti dong saya sudah 3 bulan tak bersentuhan dgn wMurnita, sini…..ajak adi lagi. dgn ragu-ragu si Murni mulai duduk dilantai dekat sofa tempat adi duduk, aqu semakin nilik-nilik mereka, Murni…sususmu kok masih kencang ya…ucap Adi, ah…masa mas, masih bagus punya Mbak Wulandari dong…jawab Murni, kenapa mas bilang begitu…? tanya Murni. ah…enggak cuma pingin tau aja kalau susu yg sudah pernah di isep bayi berubah bentuk atau tak…? kilah Adi. ya..tergantung perawatan…kata Murni. boleh aqu raba susumu ni…tanya adi. ah…jangan mas…saya kan sudah tua, juga saya malu….jawab Murni.

    Aqu mulai yakin pasti jurus si Adi mengena. sini geser duduknya…kata adi, ah…sudah disini saja mas… kata Murni.gak apa-pa…sini… saya penasaran dgn susu yg sudah di isep bayi, pingin lihat…kata adi lagi, jangan mas ah… malu, nanti Mbak Wulandari tau aqu dimarahin… kata Murni, tak ada yg tau, semua sudah tidur. kata adi, lalu adi menarik lengan si Murni, dan mulai meraba susu Murni dgn halus, si Murni kelihatan berigidig-an, adi terus gencar berusaha memegang susu Murni, sementara Murni terus menangkis tangan adi, ketika si Murni sibuk menangkis tangan adi, aqu melihat kedua paha si Murni yg kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan adi, wow…mulus pahanya, aqu mulai jreng juga, karena ruang tengah cukup terang sehingga sering banget aqu melihat CD Murni yg berwarna ungu muda, dan gundukan kemaluan dibalik CD yg begitu menggiurkan membuat aqu jadi keasyikan nonton dar celah pintu kamar.

    Akhirnya si Murni menyerah di tangan Adi, dan membiarkan tangan adi meng-griliya susunya, dan si Murni pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin jelas kulihat karena Murni sudah tak kontrol cara duduknya.

    Aqu mulai terangsang melihat tangan adi dibalik baju putih Murni bergerak-gerak, kebayg empuk dan halus susu yg sedang diobok. kemaluan ku mulai tegang, si Murni semakin meringis dgn sesekali membungkukkan punggunya, kegelian. adi mulai memetik kancing baju si Murni, maka terlihat susu si Murni dibungkus BH warna merah jambu karena si Murni menghadap kamarku dan Adi dibelakang si Murni. tangan adi kemudian mengeluarkan sebelah susu Murni dari BHnya, aqu semakin tegang karena aqu melihat susu yg begitu mulus, puntingnya coklat muda, bahkan aqu lebih terfokus ke celah paha si Murni yg sudah semakin jelas karena rok putihnya sudah sediki demi sedikit tersingkap. kelihatannya si Murni sudah mulai terangsang karena aqu melihat bagian celah kemaluan pada CD si Murni sudah mulai berwarna ungu tua, berarti sudah basah. ketika si Murni agak bergeser duduknya aqu melihat tangan Adi yg kiri memegang kemaluannya yg sudah tegang banget, sementara tangan kanannya mulai meremas halus susu Murni, kelihatannya adi bukan pemain sex brutal, dia mempermainkan susu si Murni begitu lembut sehingga si Murni mulai mendesah dan tangannya mulai mencengkram tangan Adi yg sedang mengelus susu nya.

    Sudah mas…aqu sudah gak tahan…kata si Murni. aqu juga sudah gak tahan Ni…kata si Adi, bantu saya dong Ni…saya pingin keluarkan Sperma yg sudah mengental nih….kata adi dgn nada merayu…jangan mas…aqu gak mau, taqut hamil….kata Murni. tak ni…kita jangan bersetubuh, saya gesek aja ya di antara celana dalam dan kemaluan mu….rayu adi, si Murni pun sudah kelihatan sangat terangsang, tapi dia tak menjawab. sementara aqu sudah semakin tegang aja nih si ujang…dibalik pintu.

    Adi akhirnya turun dari sofa, dan duduk disebelah si Murni di atas karpet, tangan adi mulai mengarah ke kemaluan si Murni, keMbali si Murni meronta, jangan mas…nanti aqu gak tahan…kata si Murni, tenang aja…nanti kita sama-sama enak…kata Adi sambil mulai mengelus CD pas di kemaluan si Murni , Murni mulai kelihatan kejang-kejang kedua kakinya merasakan nikmat, adi terus mengelus kemaluan Murni dari luar CDnya sementara bibirnya mulai menciumi susu kiri si Murni,

    Adegan ini terus berlangsung sekitar hampir 10 menit, kemudian adi melepas training spaknya, dan kelihatan ujang nya si adi yg sudah tegak lurus, tapi si Murni malah membuang pandangannya ke TV, lalu Adi menyingkap rok putih Murni semakin keatas, dan si Murni direbahkan dikarpet, jangan mas…kata si Murni. nggak kok cuma mau dijepitin diantara CD dan Kemaluan kamu…gak dimasukin kok…kata Adi sambil terus menggosok kemaluannya. janji ya..mas…kata Murni. bener kok saya janji kata Adi, kemudian adi berbaring disebelah kiri si Murni, dan benar saja, adi julai menaiki separuh tubuh Murni dan paha sampai kaki kirinya adi menindih paha dan kaki kiri si Murni dan kemaluan adi diselipkan dari samping CD basahnya Murni dekat pangkal paha Murni sementara si Murni tetap terlentang, aqu mulai gak tahan lihatinnya, aqupun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus adi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Murni secara perlahan.

    Murni mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Murni yg sebelah kiri dan meremas susu Murni yg sebelah kanan adi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Murni, Murni mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Adi, aqu yakin bahwa kelentitnya si Murni sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si adi, aqu pun taMbah terangsang melihatnya, aqu mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaqu terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Adi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Murni dgn kemaluannya yg sudah semakin keras, dan si Murni pun mulai mengeluarkan suara desahannya, mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… enak sekali mas….lirih si Murni, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku…..

    Adi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Murni, tangan kanan si Murni mencengkram tangan adi yg sedang meremas susu kanannya, berarti si Murni sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si adi. teruuuus… mas…aqu nikmat sekaaaaali…. desah si Murni.
    iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….adi terus melaqukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.

    Sudah mau keluar…nih…kata si Adi dgn suara tersendat-sendat, jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si Murni sambil terus menggerakan pinggulnya…..aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si Murni (maksudnya mau orgasme). mas..masukin sedikit ujungnya….kata si Murni memohon, terus adi agak menaikin lagi tubuh si Murni hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Murni, dan ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aqu lebih geli kalau ujungnya saja….kata si Murni.
    adi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si adi mulai menekan-nekan pantanya dan si Murni semakin bergoyg kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu Murni mulai agak menjerit kecil…Mas…aqu mau keluar mas….
    ya..ya…keluarkan saja ni…biar taMbah licin sahut si Adi…

    Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aqu terus menyaksikan gesekan kemaluan adi di celah antara CD dan Kemaluan si Murni, pinggul Murni semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aqu ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas enak sekaliiiiii……
    aqu juga ni….aqu juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, …aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….adi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali, aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan adi mulai semakin pelan dan akhirnya adi tertelungkup diatas tubuh si Murni.

    aqupun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aqu jadi lemes..dan mulai aqu berbaring di tempat tidurku sambil tetap meMbaygkan sejoli main adu gesek.

    Sememtara Wulandari belum tiba, kebetulan Adi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Murni, si orok dan aqu.
    Saat si orok tidur, aqu coba godain Murni, hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Adi…? Tanyaqu. Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Murni sambil agak malu-malu.
    Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Murni.
    Kelihatannya kamu sama mas adi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi.
    Kasihaaannn..mas adi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Wulandari, gak apa-apa kok….jawab si Murni.

    Aqu mulai merasa si Murni agak khawatir kalau aqu mengetahui affairnya dgn Adi.
    Sambil baca majalah dan nonton TV, aqu pandangi tubuh si Murni. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin mupeng, apalagi karena gak ada bos, si Murni gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aqu bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan baygan bra and CDnya.
    Si Murni duduk dekat Box bayi sambil menggoyg box, sesekali dia curi pandang kepadaqu seperti ada rasa cemas taqut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..

    Ni, aqu mau pindah kost, kata ku…., lho kenapa mas…..kan Mas adi dan Mbak Wulandari orangnya baik, dan Mas sudah diaqui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Murni.
    Iya…Ni, tapi aqu gak tahan lihatin kamu ama mas Adi, kok akrab banget…..kata ku.
    Akrab gimana……? Tanya Si Murni agak ketus, ya lah….emang aqu gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas adi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas adi bawa bayi, ya kan….?

    Si Murni gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aqu melihat bentuk perut yg sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku. Dia bilang : Mas…tolong jangan bilang Mbak Wulandari, aqu kasihan mas Adi dan aqu juga terpengaruh karena aqu sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas…. Jawab si Murni memelas. Aqu sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yg masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.

    Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain. Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.
    Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.
    Si Murni mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Murni kayak yg greget campur kesel.
    Tapi mas, walaupun bagaimana, aqu belum pernah kok bersetubuh dgn mas Adi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yg penting mas Adi bisa “keluar”……bener mas aqu gak bohong. Kata si Murni agak serius.
    Lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni, jawab ku.
    Mas kok gitu sih….? Jawab si Murni sambil meraba-raba kedua susunya. Belum mas belum rusak nih…jawab si Murni sambil mengusap kedua susunya. Ya….percaya deh….jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :
    Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…
    Weee…maaf ya…aqu bukan tukang pijat kok….jawab si Murni agak sengit.
    Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yg pintar nyimpen rahasia lho…..jawab ku.
    Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas kalau ngomong Mbak Wulandari…..jawab si Murni.

    Aqu duduk di karpet, sementara si Murni berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aqu merasa ada yg nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aqu tebak aja deh ini pasti perut si Murni, aqu pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit. Lalu si Murni bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak….., o…ya…iya Ni. Jawab ku, kemudian si Murni memijit kepala ku…wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..
    Ah..biasa aja mas jawab si Murni.

    Kemudian Aqu merasakan ada yg agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aqu dah nebak deh…ini pasti pubis si Murni, gundukan daging antara perut dan kemaluan. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aqu merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aqu agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.

    Aduh…Ni. Yg dipijit kepala kok yg enak punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku. Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si Murni.
    Ya…iya…dong, si Murni terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.
    Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaqu mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.

    Apanya yg enak mas…tanya si Murni. Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku. Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Murni secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.

    Aduh Ni. Punyaqu jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku.
    Manaaaa….tanya si Murni. Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku.
    Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Murni.
    Aqu juga gara-gara mas adi jadi sering cepet geli di anu ku. Aqu jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Murni.
    Ni, pijit aja punya ku…..tapi yg enak ya….

    Tanpa bicara lagi si Murni pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dgn lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Murni meremas bagian helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yg membuat kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali, oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni, desah ku. Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Murni, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yg sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aqu elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Murni nafasnya mulai agak tersengal-sengal, aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aqu semakin nikmat mas….terus tangan kanan si Murni membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku.

    Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Murni yg kiri mengarah agak kesamping kiri dan yg kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yg masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang. Isap mas….pinta si Murni, perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dgn isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat sehingga si Murni menjerit perlahan Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas….

    Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si Murni terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku. Dan aqupun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aqu terus mengisap punting susunya, si Murni mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Murni agak bergetar ketika dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Murni, aqu merasakan semakin geli di kemaluanku,

    Murni mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yg perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dgn menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aqu mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aqu mulai meraba halusnya pantat si Murni, ketika pantatnya ku elus,

    si Murni malah semakin menekan gesekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu yakin “G-spot” si Murni disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Murni ku coba rubah dgn pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Murni semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan oh….oh….oh….mas….aqu mau keluar mas…….mendengar rintihan si Murni, aqu bantu proses keluar nya si Murni, aqu tekan pantatnya dgn kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku, dan aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aqu keluar mas…..ah…aaaahhh….si Murni seperti setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaqu, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…
    wah si Murni mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.

    Kemudian sejenak si Murni merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluan ku kebetulan kemaluanku masih keras, dia mulai mendesah lagi. Seeeeppp….. seeeppp….. seperti orang kepedasan.
    Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku. Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….? Jawab si Murni.
    Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.
    Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Murni masih berposisi di atas ku.

    Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, tersa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, dia mulai menggoygkan pinggulnya dan gesekan belahan kemaluan yg hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku, aqu merasakan betapa enaknya kemaluan si Murni, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Murni, aduh Ni, CDmu sakit nih….

    Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aqu mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yg mau loncat, dia mulai lagi menggoygkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Murni mengoyg kiri-kanan, variasi goygan semacam ini telah menciptakan rasa geli yg berbeda dgn rasa kalau bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Murni terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yg membuat rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,

    Murni terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaqu, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aqu angkat ke leher dan blusnya si Murnipun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaqu, dan tangan si Murni yg sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaqu, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku, kelihatannya si Murni berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aqu mulai menekan nekan ujung kemaluanku ketika terasa jika sudah berada aMbang lubang nikmat, aqu tak tahan lagi, ingin sekali aqu menancapkan kemaluanku ke kemaluannya. Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.
    Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dgn kata terputus-putus karena napas si Murni seperti orang yg sedang aerobic.

    Ya…tapi masukan dong Ni. Aqu sudah gak sabar nih….
    Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si Murni.
    Kemudian si Murni menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yg licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Murni menarik lagi pinggulnya keatas, aqu merasakan gesekan lubang kemaluan yg halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aqu mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yg khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Murni begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Murni, aqupun semakin menikmatinya.

    Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si Murni, dan……ah…aaaahhh….. pelan-pelan si Murni menekan pinggulnya hingga kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Murni, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Murni yg terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Murni memasukan lagi kemaluanku dgn menekan pinggulnya, dia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Murni, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yg rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yg disebut empot-empot madura dalam pikirku.
    Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aqu benar-benar merasakan nikmat yg baru kali ini kurasakan dibanding dgn kenikmatan saat ML dgn pacarku.

    Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si Murni terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si Murni mulai tak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyg semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Murni muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yg tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaqu, dia orgasme panjang. Dan saat kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Murni, aqupun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aqu berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Murni yg sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,

    Murni pun sadar kalau aqu mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yg teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam kemaluan si Murni, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aqu terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aqu pun crot-crot-crot spermaqu muncrat didalam kemaluan si Murni, tanpa sadar si Murni mengaduh keenakan, aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si Murni, dan aqu merasakn enaknya ketika pertama crot…kemaluan si Murni menjepit, crot kedua kemaluan si Murni berdenyut, dan ketika aqu menekan kemaluan hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aqu menarik pinggul si Murni agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yg terakhir membuat tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si Murni yg sedang orgasme aqu teMbak dgn semprotan spermaqu, maka disinilah impian kenikmatan yg didaMbakan semua wMurnita, hingga selesai proses semprotan spermaqu, kemaluan si Murni masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Murni seperti orang menagis, dia benar-benar merasakan orgasme yg luar biasa, begitu juga aqu.

  • Enaknya Ngentot Memek Mulus Jennifer

    Enaknya Ngentot Memek Mulus Jennifer


    2301 views

    Foto Ngentot Terbaru – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas dari yang muda-muda sampai tante-tante girang yang ngentot hot banget dan bisa membuat anda crot ramai-ramai malam ini. Simak langsung Foto Ngentot Memek Mulus Jennifer.

  • Hari-Hari Terakhir Bersama Istri Kedua Ku

    Hari-Hari Terakhir Bersama Istri Kedua Ku


    1501 views

    Cerita Sex Terbaru – Aku tersenyum puas, aku memang nggak egois, biar Rita dulu yang terkulai lemas menikmati klimaksnya, aku bisa menyusul kemudian dan Rita selalu melayaniku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

    Kubalikkan tubuhnya, kujilati dengan kulumat lendir-lendir di vaginanya, kujilat, kugigit sayang klitoris dan vaginanya, dia menggelinjang kegelian. Kutelan semua lendir Ritaku, sementara itu penisku masih berdiri tegak.

    “Cepat masukin penisnya sayang, Mamah mau bobo nich.., lemas, ngantuk”, kicaunya. Setelah kubersihkan vaginanya dengan handuk kecil, kumasukkan lagi penisku, aduh ternyata lubang vaginanya menyempit kering lagi, menambah nikmat terasa di penisku.
    “Mmaahh, eennaak.. Maahh, oogghh, sempit lagi Maahh..” sambil terus kutekan ke atas dan ke bawah penisku.

    Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut penisku yang terbenam penuh di vagina Rita, kemudian kaki kanan Rita kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Rita memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas.

    Dengan posisi demikian, kusodok terus penisku ke luar dan ke dalam lubang vaginanya yang merah basah. Rita mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya. “Oogghh, Maahh, oogghh.. nikmat sekali sayang”, lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan vagina Rita yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot.

    “Paahh.. Mamah enaak lagi, oogghh.. Paahh”, dia mulai melenguh lagi keenakan. Aku semakin bersemangat menusukkan penisku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik ke ujung penisku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Rita yang hangat membara.

    Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau bersenggama dengan doggy style, supaya penisku bisa kutusukkan ke vaginanya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah. Dalam posisi senggama menungging begitu, aku dan Rita merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dahsyat. Apalagi aku merasakan lubang vaginanya semakin sempit menjepit batang penisku dan sedotannya semakin menjadi-jadi.

    “Paahh.. teruuss genjoott.. Paahh..” Rita mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lubang vaginanya terlihat jelas melahap semua batang penisku. “Blleess, shhoott.. bleess.. sroott, sreett crreeckk..” gesekan penisku dan vaginanya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.

    “Maahh, oogghh.. adduuhh, Yaangg.. emghh, Papah enaakk, ooghh!” aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemas menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak. Sementara itu keringatku semakin bercucuran membasahi kasur meskipun AC cukup dingin di kamar hotel itu.

    “Paahh, oogghh, teruuss tusuuk Paahh..” Rita merintih-rintih ke asyikan, kelihatannya akan klimaks lagi. Rupanya Rita nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan.

    Rita memintaku untuk telentang lagi dan sementara dia berada jongkok di depanku, sehingga vaginanya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas di depan mataku. Aku memberi kode agar Rita mendekatkan vaginanya ke mukaku.

    Sesaat kemudian vaginanya sudah ditindihkan di mulutku dan kulumat habis cairan asin bercampur manis yang ada di selangkangan dan mulut vagina dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Rita melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah dan membenamkan vaginanya ke mukaku.

    “Paahh.., ooghh, Paahh.., nikmaatt, yaangg.. teruuss, aduuhh.., oogghh, eemmhh, gilaa.., emmhh”, mulai ramai lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat, menggigit-gigit kecil kemaluan dan klitorisnya, lidahku terus menggapai-gapai ke dalam kemaluannya dan sesekali menjilat lubang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Rita kalau sedang senggama itu tak bisa kulupakan sampai saat ini.

    Rita adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir memisahkan kami berdua? Rita kembali kuminta telentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan mendengar lenguhannya di depan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam vaginanya kalau aku ejakulasi sambil berada di atas tubuhnya yang mulus montok, terkadang sambil meremas buah dadanya yang putih padat.

    Kumasukkan lagi segera penisku yang sekeras besi dan berwarna coklat mengkilap itu kelubang vaginanya, “Blleess.” Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku di ujung penisku. Kugenjot penisku keluar masuk vaginanya sampai ke ujung batang penisku, sehingga rambut kemaluan kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Rita ke atas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulku dan penisku, Rita meringis dan melenguh keenakan.

    “Paahh.. teruuss Paahh.. oogghh, penis Papah eaakk.. oogghh, eemmhh.. emmhh.. aduuhh.” Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodoh sudah bayar mahal ini. Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang penisku dari vagina Rita yang semakin licin tapi tetap sempit seperti perawan.

    “Ooogghh.. Maahh.. oogghh.. Maahh.. ikut goyang dong Sayaang.., ooghh.. Papaahh maauu keluuaarr..” aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, nikmat dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ritaku sayang.

    Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelubang vagina Rita. “Paahh, aduuhh, bareng yuu.. Paahh.. Mamah mmoo keluaarr lagi”, Rita minta aku menindihnya dan menciumnya. Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya.

    “Ooogghh.. yuu.. baraeeng.. Paahh.. aiiaaogghh.. aduhh.. yuu Maahh.. Paahh..” badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi. Air maniku kusemprotkan dalam-dalam ke lubang vagina Rita, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puas sekali.

    Sesekali penisku kutusukan ke dalam vaginanya, Rita menggelinjang geli dan melenguh “Paahh.. udaahh.. Mamahh geli..” matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi vaginanya dengan jilatan lidah dan mulutku, ketimbang pakai handuk. Vaginanya tetap harum, manis dan wangi laksana melati.

    Sepulang dari Singapore, aku dan Rita masih selalu bertemu di beberapa motel di Jakarta dan sekitarnya. Aku seakan tidak rela melepas kekasihku untuk dikawinkan dengan lelaki lain. Tapi memang tidak ada jalan lain, sebab meskipun Rita telah menyatakan keikhlasannya untuk menjadi istri kedua ku, namun aku juga sangat cinta keluarga terutama anak-anakku yang masih butuh perhatian.

    Rita sangat maklum hal itu, namun dia juga tidak bisa menolak keinginan orangtuanya untuk segera menikah mengingat hal itu bagi seorang wanita adalah sesuatu yang harus mempunyai kepastian karena usianya yang semakin meningkat. Waktu itu Rita sudah berusia hampir 26 tahun dan untuk wanita seusia itu pantas untuk segera berumah tangga.

    Tanpa terasa hari pernikahan Rita sudah tinggal tersisa satu bulan lagi, bahkan undangan pesta pernikahan sudah mulai dicetak, dan dia memberitahukan aku bahwa resepsi pernikahannya akan diselenggarakan di Balai Kartini. Hatiku semakin merasa kesepian, dari hari ke hari aku semakin sentimentil dan sering marah-marah termasuk kepada Rita.

    Aku begitu tak rela dan rasanya merasa cemburu dan dikalahkan oleh seorang laki-laki lain calon suami Rita yang sebenarnya tidak dia cintai. Tapi itulah sebuah kenyataan pahit yang harus kutelan. Itulah adat ketimuran kita, adat leluhur dan moyang kita.

    Barangkali kalau aku dan Rita hidup di sebuah negara berkebudayaan barat, hal ini tidak bakalan terjadi, sebab Rita bisa menentukan pilihannya sendiri untuk hidup bahagia bersamaku di sebuah flat tanpa bisik-bisik tetangga dan handai-taulan di sekitar kita.

    Tanpa terasa pula aku sudah menjalin cinta dan berhubungan intim dengan Rita hampir empat tahun lamanya, seperti layaknya suami isteri tanpa seorang pun yang mengetahui dan hebatnya Rita tidak sampai mengandung karena kami menggunakan cara kalender yang ketat sehingga kami bersenggama jika Rita dalam keadaan tidak subur.

    Pada suatu sore, Rita meneleponku minta diantarkan untuk mengukur gaun pengantinnya di sebuah rumah mode langganannya di kawasan Slipi. Kebetulan aku sedang agak rindu pada dia. Kujemput dia di sebuah toko di Blok M selanjutnya kami meluncur ke arah Semanggi untuk menuju ke Slipi. Di mobil dia agak diam, tidak seperti biasanya.

    “Rit, kok tumben nggak bersuara”, kataku memecah hening.
    Dia menatap mukaku perlahan, tetap tanpa senyum. Air matanya terlihat samar di pelupuk matanya.
    “Mah, kenapa sayang? kok kelihatannya bersedih”, kataku sekali lagi.
    Dia tetap menunduk dan air matanya mulai meluncur menetes di tanganku yang sedang mengelus mukanya.
    “Bertambah dekat hari pernikahanku, aku bertambah sedih Pah”, ujarnya.

    “Mamah membayangkan malam pengantin yang sama sekali tidak Mamah harapkan terjadi dengan lelaki lain. Sayang sekali kamu sudah milik orang lain. Kenapa kita baru dipertemukan sekarang?” Rita berceloteh setengah bergumam. Aku merasa iba, sekaligus juga mengasihani diriku yang tidak mampu berbuat banyak untuk membahagiakannya.

    Kugenggam tangannya erat-erat seolah tak ingin terlepaskan. Tanpa terasa, mobilku sudah memasuki pekarangan rumah mode yang ditunjukan Rita. Hampir setengah jam aku menunggu di mobil sambil tiduran, mesin dan pendingin mobilku sengaja tak kumatikan.

    Laser disk dengan lagu “Love will lead you back” mengalun sayup menambah suasana sendu yang menyelimuti perasaanku. Aku dikejutkan Rita yang masuk mobil dan membanting pintunya. Setelah berada di jalan raya kutanya dia mau ke mana lagi dan dia menjawab terserahku.

    Kuarahkan mobilku kembali ke jembatan Semanggi dan belok kiri ke jalan Jenderal Sudirman dan masuk ke Hotel Sahid. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Rita menungguku di lobby hotel. Kemudian kami naik lift menuju kamar hotel di lantai dua.

    “Pah, Mamah serahkan segalanya untukmu, Mamah khawatir sebentar lagi Mamah dipingit, nggak boleh keluar sendirian lagi, maklum tradisi kuno kejawen masih ketat.” Tanpa malu-malu lagi karena kami memang sudah seperti suami isteri, dia membuka satu persatu pakaian yang melekat di badannya sehingga kemontokan tubuhnya yang tak bisa kulupakan terlihat jelas di hadapanku.

    Tanpa malu-malu pula dia mulai memelorotkan celana panjang sampai celana dalamku, sehingga batang penisku yang masih tiduran terbangun. Tanpa menungguku membuka baju dan kaus singlet, Rita sudah membenamkan batang penisku ke mulutnya dan melumatnya dalam-dalam. Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dan batang penisku mulai mengembang besar dan keras seperti besi.

    “Ogghh.. Maahh.., isep terus yaang ooghh, aduuhh.. gelli”, aku mulai melenguh nikmat dan Rita semakin cepat mengulum penisku dengan memaju-mundurkan mulutnya, penisku semakin terasa menegang dan aliran darah terasa panas di batang penisku dan Rita semakin semangat melumat habis batang penisku.

    “Ogghh, Paahh, enaakk asiin.. Paahh.” Wah, batang penisku makin terasa senut-senut dan tegang sekali rasanya cairan spermaku sudah berkumpul di ujung kepala penisku yang semakin merah mengkilat dikulum habis Rita. Aku minta Rita menghentikan hisapannya dulu, kalau tidak rasanya spermaku sudah mau muncrat di mulutnya.

    “Ooogghh, Maahh, sudah dulu doong, Papaahh moo.. keluaar!” Rita menuruti eranganku dan beranjak rebah dan telentang di tempat tidur. Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Aku ikut naik ke tempat tidur dan kutenggelamkan mukaku ke tengah selangkangannya yang mulus putih tiada cela tepat di depan kemaluannya yang merekah merah. Kujulurkan lidahku untuk kemudian dengan meliuk-liuk memainkan kelentitnya, turun ke bawah menjilat sekilas lubang pantatnya. Rita melenguh kegelian dan mulai menaik-turunkan pantatnya yang putih dan gempal.

    Kutarik ke atas lidahku dan kujilat langit-langit vaginanya yang mulai basah dan terasa manis dan asin. Kutegangkan lidahku agar terasa seperti penis, terus kutekan lebih dalam menyapu langit-langit vagina Rita. Rita semakin memundur-majukan pinggulnya sehingga lidahku menembus lubang vaginanya semakin dalam. Aku sebenarnya ingat bahwa hasil operasi selaput daranya tempo hari di Singapore bisa jebol lagi, tapi aku tak peduli kalau kenikmatan bersenggama dengan Rita telah memuncak ke ubun-ubunku.

    “Paahh.. ooghh.. woowww.. ooghh.. paahh, terus paahh.. enaakk.. paahh lidahnya kayaak kontooll..” Goyangan pinggul Rita semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis vagina dan klitorisnya sampai cairan Rita semakin banyak mengalir. Kuhisap dan kutelan habis cairan vagina Rita yang asin manis itu sehingga lubang vaginanya selalu bersih kemerahan.

    Rita terus menyodok-nyodokkan vaginanya ke mukaku sehingga lidahku terbenam semakin dalam di lubang vaginanya, sampai mulai terasa pegal rasanya lidahku terus kutegangkan seperti penis. “Paahh.. sudah naik sayaang, Mamah sudah nggak tahan, masukkan penisnya sayang.” Rita menarik tanganku ke atas supaya aku segera menaikkan badanku di atas badannya.

    Penisku memang sudah terasa panas dan tegang sekali. Rita tak sabar memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah karena lendir kemaluan bercampur ludahku. Maka “bleess”, “Ogghh.. Paahh.. tekan terus sayaang, Mamah udaahh rinduu.. oogghh emmgghh.. Paah.. terus goyaang sayaang.. ooghh..” Pantat Rita mulai bergerak naik turun dengan liar dan penisku sebentar masuk sebentar keluar dari lubang vaginanya yang menyedot-nyedot lagi.

    Kunaikkan kaki kanannya dan dengan posisi setengah miring dan posisiku setengan duduk aku sodok vagina Rita dari belakang. Aku semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Rita yang putih. Penisku semakin ganas dan tegang menyodok mantap vaginanya dari belakang.

    Rita membalikkan tubuhnya sehingga menungging membelakangiku dan penisku tak kucabut dari vaginanya. “Paahh.. teruuss doong, Mamaah nikmaa.. ogghh.. teruuss.. sodook sayaang.. ogghh.. Paahh.. aaogghh.. uugghh..” Pantatnya semakin menggila mundur maju dan aku pun semakin menggila menyodokkan penisku sampai rasanya mau patah.

    Memang setiap senggama sama Rita rasanya habis-habisan. Kutumpahkan semua kemampuan dan keperkasaanku untuk membahagiakan Ritaku. Dia pun demikian, tidak ada yang tersisakan kalau kami bersenggama. Harus habis-habisan supaya puas. Keringat kami membanjiri sprei hotel seperti habis mandi.

    “Mmaahh.. ooghh, teruuss goyaang.. oogghh.. Maahh.. Papaahh moo keluaarr.. gila Maahh.. vaginanyaa.. ooghh.. nikmaat.. sekalii..” Aku mulai ribut dan Rita melenguh semakin panjang. Mungkin tamu kamar sebelah mendengar lengkingan dan lenguhan kami.

    Masa bodoh! “Pahh.. emmghh.. oogghh.. Paapaahh.. adduuhh.. Paahh.. adduuhh.. Mamaahh.. mmoo kelluuaarr.. emmgg.. adduhh.. Paahh aduuhh.. Paahh.. adduuhh”, Kugenjot terus penisku keluar masuk, vagina Rita yang semakin banjir dengan cairan vaginanya, terus kugenjot penisku sampai pegel aku tak peduli. Keringat kami terus membanjiri sprei.

    Kuminta Rita telentang kembali karena dengkulku mulai lemas. Dia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya. Oh, cantiknya bidadariku, rasanya ingin kukeluarkan seluruh isi penisku untuknya. Rita baru sadar bahwa hasil operasi selaput daranya mungkin jebol lagi. Rita bilang masa bodoh, yang penting semuanya telah diberikan buat Papah.

    Biar saja suaminya curiga atau marah atau bahkan kalau mau cerai sekalipun kalau tahu dia nggak perawan lagi. Kali ini kami nggak menunggu waktu ketika Rita sedang tidak subur, karena Rita ingin mengandung anakku dan orang tidak akan curiga karena Rita akan punya suami. Memang kasihan nasib suami Rita nanti, tapi bukan salah kami karena dia merebut cinta kami, ya kan?

    “Cepat pah masukan lagi ach.. jangan mikirin orang lain!” Tuh kan betapa dia nggak ambil peduli tentang hari pernikahannya dan calon suaminya, sebab bagi dia akulah suami sesungguhnya dalam hati sanubarinya. Bleess.., “Ooogghh.. Paahh, enaak.. Paahh.. aaoogghh.. uuhhgg.. uughh.. genjot terus Paah”, Aku tekan penisku sekuat-kuatnya sampai tembus semuanya ke lubang paling dalam vaginanya sampai terasa mentok.

    “Ooogghh.. mmaahh.. nikmaatt.. istrikuu.. sayaangg.. oogghh.. aagghh.. eemmgghh..” aku setengah berdiri lagi dengan tumpuan ke dua dengkulku dan kurenggangkan kedua kaki Rita, kusodokkan terus penisku keluar masuk vaginanya, bleess.. sreett.. blleess.. sreet.., vaginanya menimbulkan suara yang semakin memancing gairah kami berdua. Rita memejamkan dan mengigit-gigit bibirnya dan mencakar-cakar punggung dan tanganku ketika mulai meregang.

    “Ooogghh.. Paappaahh.. emmgg.. oogghh.. aduuhh.. Mamaah moo keeluuarr.. ooghh.. Paahh.. teruuss.. saayyaang, keluuaarriinn barreenng oogghh”,
    “Hayyoo.. Maahh.. oogghh.. hayoo.. baarr.. ooghh.. reenng.. Maahh.. ooghh”, teriakanku tak kalah serunya.

    Kami menggelepar, meregang, mengejang bersama-sama, serasa nafasku mau copot dan Rita melenguh panjang sambil merasakan cairan air maniku tertumpah ruah di lubang kemaluannya, terasa nikmat dan hangat katanya.

    Biasanya sehabis merasakan klimaks yang sangat dahsyat Rita selalu memukul dan mencubit sayang badanku, terus kelelahan mau tidur sehingga terbaring lunglai dengan keringat bercucuran. Aku selalu memeluk dan menciumi keningnya, hidungnya, mulutnya, rambutnya sampai ke pantatnya, biasanya dia menggelinjang dan marah-marah karena geli.

  • Bokep Lesbian Terpanas 2018

    Bokep Lesbian Terpanas 2018


    1512 views