• Cerita Dewasa Mulus Nya Tubuh Tante Ku

    Cerita Dewasa Mulus Nya Tubuh Tante Ku


    1839 views

    Cerita Sex Terbaru – Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahun.

    Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali.

    Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 165 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita dengan

    Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja.

    Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.

    Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku.

    “Oh ya tante, Rio boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku. “Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali.

    Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.

    “Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante kesepian dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi.

    Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku. “Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri.

    Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante kesepian Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku.

    “Ah masa sih?” tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku.. “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante kesepian bisa aja..

    Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.

    “Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.

    Tanganku digenggam tante kesepian Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.

    “Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.

    Lalu sekilas kulihat tangan Tante kesepian Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante kesepian Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu.

    Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja.

    Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh..

    Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”.

    Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan.

    “Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante kesepian Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku.

    Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante kesepian Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya.

    Selang beberapa menit setelah tante kesepian melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..

    Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante kesepian Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.

    Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante kesepian Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.

    Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.

    “Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante kesepian Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan..

    Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh”

    “Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.

    “Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante kesepian Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante kesepian Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya.

    Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante kesepian Lia pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana.

    Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.

  • Dark haired college girl Zoey Kush parks her tight cunt on cock after oral sex

    Dark haired college girl Zoey Kush parks her tight cunt on cock after oral sex


    1839 views

    Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Memuaskan Ibu Kost ku

    Memuaskan Ibu Kost ku


    1839 views

    Pagi itu aku tengah sibuk membenahi kamarku. Sebuah kamar kontrakan yang baru kutempati sejak sebulan lalu. Maklum, kamar berukuran 3×4 meter itu berdinding papan dan terletak di bagian belakang rumah bersebelahan dengan kamar mandi.

    Apalagi papannya sudah banyak yang renggang dan berlubang hingga bila malam tiba, angin menerobos masuk dan menebarkan hawa dingin menusuk tulang. Hanya bagiku, mendapatkan kamar kost dengan kondisi seperti itu pun merupakan anugerah tersendiri. Sebelumnya aku nyaris patah semangat ketika mendapati harga sewaan kamar yang rata-rata sangat mahal dan tak terjangkau di kota tempatku kuliah di sebuah PTN.

    Hingga ketika Bu Halimah pemilik warung makan sederhana menawariku untuk tinggal di tempatnya dengan harga sewa yang murah aku langsung menyetujuinya. Oh ya, Bu Halimah, ibu kostku itu adalah seorang janda berusia sekitar 45 tahun. Sejak kematian suaminya tujuh tahun lalu, ia tinggal bersama putri tunggalnya Nastiti. Ia masih sekolah, kelas dua di sebuah SMTA di kota itu.

    Mereka hidup dari usaha warung makan sederhana yang dikelola Bu Halimah dibantu Yu Narsih, seorang wanita tetangganya. Yu Narsih hanya membantu di rumah itu sejak pagi hingga petang setelah warung makan ditutup. Pembawaan keseharian Bu Halimah tampak sangat santun. Ia selalu mengenakan busana terusan panjang terutama bila tampil di luar rumah atau sedang melayani pembeli di warungnya.

    Hingga kendati berstatus janda dengan wajah lumayan cantik, tak ada laki-laki yang berani iseng atau menggoda. “Ada memang laki-laki yang meminta ibu untuk menjadi istrinya. Tetapi ibu hanya ingin membesarkan Nastiti sampai ia berumah tangga. Apalagi sangat sulit mencari pengganti laki-laki seperti ayah Nastiti almarhum,” katanya suatu ketika aku berkesempatan berbincang dengannya di suatu kesempatan.

    Di tengah kesibukanku memperbaiki dinding kamar, tiba-tiba kudengar suara pintu kamar mandi dibuka. Lalu tak lama berselang kudengar suara pancaran air yang menyemprot kencang dari kamar mandi. Padahal di sana tidak ada kran air yang memungkinkan menimbulkan bunyi serupa. Maka seiring dengan rasa ingin tahu yang muncul tiba-tiba, aku segera mencari celah lubang di dinding yang bersebelahan dengan kamar mandi untuk bisa mengintipnya.

    Ah, ternyata yang ada di kamar mandi adalah Bu Halimah. Wanita itu tengah kencing sambil berjongkok. Mungkin ia sangat kebelet kencing hingga begitu berjongkok semprotan air yang keluar dari kemaluannya menimbulkan suara berdesir yang cukup kencang sampai ke telingaku. Aku jadi tersenyum simpul melihat kenyataan itu. Tadinya aku tidak berniat melanjutkan untuk mengintip. Namun ketika sempat kulihat pantat besar Bu Halimah yang membulat, naluriku sebagai laki-laki dewasa jadi terpikat.

    Posisi jongkok Bu Halimah memang membelakangiku. Namun karena ia menarik tinggi-tinggi daster yang dikenakannya, aku dapat melihat pantat dan pinggulnya. Ah, wanita berkulit kuning itu ternyata belum banyak kehilangan daya pikatnya sebagai wanita. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk terus mengintip, melihat adegan lanjutan yang dilakukan ibu kostku di kamar mandi yang ternyata membuat tubuhku panas dingin dibuatnya.

    Betapa tidak, setelah selesai kencing, Bu Halimah langsung mencopot dasternya untuk digantungkannya pada sebuah tempat gantungan yang tersedia. Tampak ia telanjang bulat karena dibalik dasternya ia tidak mengenakan celana dalam maupun kutangnya. Jadilah aku bisa menikmati seluruh keindahan lekuk-liku tubuhnya. Bongkahan pantatnya tampak sangat besar kendati bentuknya telah agak menggantung.

    Sepasang buah dadanya yang juga sudah agak menggantung, ukurannya juga tergolong besar dengan dihiasi sepasang pentilnya yang mencuat dan berwarna kecoklatan. Namun yang membuatku kian panas dingin adalah adegan lanjutan yang dilakukannya setelah ia mulai mengguyur air dan menyabuni tubuhnya. Sebab setelah hampir sekujur tubuhnya dibaluri busa sabun mandi, ia cukup lama memainkan kedua tangannya di kedua susu-susunya. Meremas-remas dan sesekali memilin puting-putingnya.

    Sepertinya ia tengah berusaha membangkitkan dan memuasi birahinya oleh dirinya sendiri. Lalu, dengan satu tangan yang masih menggerayang dan meremas di buah dadanya, satu tangannya yang lain menelusur ke selangkangannya dan berhenti di kemaluannya yang membukit. Kemaluan yang hanya sedikit ditumbuhi bulu rambut itu, berkali-kali diusap-usapnya dan akhirnya salah satu jarinya menerobos ke celahnya. Ah, ia juga mengeluar-masukkan jarinya ke liang kenikmatannya.

    Bahkan seperti tidak puas dengan satu jari tengah tangannya, jari telunjuknya pun ikut dimasukannya. Hingga akhirnya kedua jarinya yang digunakan untuk mencolok-colok vaginanya. Aku yakin Bu Halimah melakukan semua itu sambil membayangkan bahwa yang mencolok-colok liang kenikmatannya adalah penis seorang laki-laki. Terbukti ia melakukan sambil merem-melek dan mendesah. Membuktikan bahwa ia mendapatkan kenikmatan atas yang tengah dilakukannya.

    Disodori pertunjukkan panas yang diperagakan ibu kostku, aku kian tak tahan. Kukeluarkan kemaluanku yang telah ikut mengeras dari celana setelah membuka risleting. Kuremas-remas sendiri penisku sambil membayangkan menyetubuhinya yang tengah bermasturbrasi. Akhirnya, ketika tubuhnya terlihat mengejang, karena menahan birahi yang tak terbendung dan seiring dengan datangnya puncak kenikmatan yang didambakan, aku pun kian kencang meremas dan mengocok kemaluanku sambil terus memelototi tingkah polahnya.

    Dan tubuhku ikut mengejang dan melemas ketika dari ujung penisku memuntahkan mani yang menyembur cukup banyak. Dia tampak kaget dan mencoba mencari sesuatu di dinding kamar mandi yang berbatasan dengan kamarku. Mungkin ia sempat mendengar erangan lirih suaraku yang tak sadar sempat kukeluarkan saat mendapatkan orgasme. Namun karena aku segera menjauh dari dinding, ia tak sempat memergokiku. Tetapi,… ah.. entahlah. Hanya sejak saat itu aku sering mencari kesempatan untuk mengintipnya saat ia mandi.

    Bahkan juga mengintip ke kamarnya saat ia tidur. Kamar Dia memang bersebelahan dengan kamarku. Rupanya, untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, selama ini wanita itu mendapatkannya dari bermasturbrasi. Hingga aku sering memergoki ia melakukannya di kamarnya. Dan seperti Dia, setiap aku mendapatkan kesempatan untuk melihat ketelanjangannya, selalu aku melanjutkan dengan mengocok sendiri kemaluanku. Tentu saja sambil membayangkan menyetubuhi ibu kostku itu.

    Sampai akhirnya, mengintip ibu kostku merupakan acara rutin di setiap kesempatan seiring dengan gairah birahiku yang kian menggelegak. Sampai suatu malam, setelah sekitar enam bulan tinggal di rumahnya, aku bermaksud keluar kamar untuk menonton televisi di ruang tamu. Maklum sejak sore aku terus berkutat dengan diktat dan buku-buku untuk tugas pembuatan paper salah satu mata kuliah. Namun yang kutemukan di ruang tamu membuatku sangat terpana.

    Televisi 17 inchi yang ada memang masih menyala dan tengah menyiarkan satu acara infotainment dan disetel dengan volume cukup keras. Namun satu-satunya penonton yang ada, yakni Dia, tampak tertidur pulas. Ia tidur dengan menyelonjorkan kaki di sofa, sementara daster yang dikenakannya tersingkap cukup lebar hingga kedua kaki sampai ke pahanya nampak menyembul terbuka. Biasanya aku akan membangunkan dan megingatkannya untuk tidur di kamarnya bila memergoki ibu kostku tertidur di ruang tamu.

    Tetapi itu tidak kulakukan, sayang kalau pemandangan yang menggairahkan sampai terlewatkan. Ketika aku mendekat, tubuh wanita itu menggeliat dan posisi kakinya kian terbuka hingga mengundangku untuk melihatnya lebih mendekat. Berjongkok di antara kedua kakinya. Kini bukan hanya paha mulusnya yang dapat kunikmati. Aku juga dapat melihat organ miliknya yang paling rahasia karena ia tidak mengenakan celana dalam. Bibir luar kemaluannya terlihat coklat kehitaman dan nampak berkerut.

    Pertanda kemaluannya sering diterobos alat kejantanan pria. Sementara di celahnya, di bagian atas, tampak kelentitnya yang sebesar biji jagung terlihat mencuat. Melihat ketelanjangan tubuh ibu kostku sebenarnya telah cukup sering kulakukan saat mengintip. Namun melihatnya dari jarak yang cukup dekat baru kali itu kulakukan. Degup jantungku jadi terpacu, sementara penisku langsung menegang. Aku nyaris mengulurkan tanganku untuk mengusap vaginanya untuk merasakan lembutnya bulu-bulu halus yang tumbuh di sana atau merasakan hangatnya celah lubang kenikmatan itu.

    Tetapi takut resiko yang harus kutanggung bila ia terbangun dan tidak menyukai ulahku, aku urungkan niatku tersebut. Dan tak tahan terpanggang oleh gairah yang memuncak, kuputuskan untuk kembali ke kamar. Untuk beronani, meredakan ketegangan yang meninggi. Di dalam kamar, kulepaskan seluruh pakaian yang kukenakan. Lalu tiduran telanjang diatas ranjang setelah sebelumnya menarik kain selimut untuk menutupi tubuh. Seperti itulah biasanya aku beronani sambil membayangkan keindahan tubuh dan menyetubuhi ibu kostku.

    Hanya, baru saja aku mulai mengelus burungku yang tegak berdiri tiba-tiba kudengar pintu kamarku yang tak sempat terkunci dibuka dan seseorang terlihat menerobos masuk ke dalam. “Hayo, lagi ngocok yah,” suara Dia mengagetkanku. Ternyata yang membuka pintu dan masuk kekamarku adalah ibu kostku. “Ti,… tidak,” jawabku dan secara reflek segera kutarik selimut untuk menutupi tubuhku. “Jangan bohong Tris. Ibu tahu kok kamu sering mengintip ibu saat mandi atau dikamar.

    Juga tadi kamu melihati milik ibu saat tidur di sofa kan?” katanya lirih seperti berbisik. Ditelanjangi sedemikian rupa aku jadi malu dan menjadi tegang. Takut kepada kemarahan Dia atas semua ulah yang tidak pantas kulakukan. Penisku yang tadi tegak menantang kini mengkerut, seiring dengan kehadiran wanita itu di kamarku dan oleh pernyataanya yang telah menelanjangiku. Aku membungkam tak dapat bisa bicara. “Sebenarnya ibu nggak apa-apa kok, Tris.

    Malah, eee.. ibu bangga ada anak muda yang mengagumi bentuk tubuh ibu yang sudah tua begini. Kalau mau, sekarang kamu boleh melihat semuanya milik ibu dari dekat dan kamu boleh melakukan apa saja. Asal kamu bisa menjaga rahasia serapat-rapatnya,” ujarnya. Aku masih belum tahu arah pembicaraan ibu kostku hingga hanya diam membisu. Tetapi, Dia telah melepas daster yang dikenakannya.

    Dan dengan telanjang bulat, setelah sebelumnya mengunci pintu kamar, ia menghampiriku yang masih terbaring di ranjang. Duduk di tepi ranjang di sebelahku. Tak urung gairahku kembali terpacu kendati hanya menatapi ketelanjangan tubuh wanita yang lebih pantas menjadi ibuku itu. “Ayo Tris, jangan cuma melihati begitu. Tadi kamu sebenarnya ingin memegang punya aku kan? Ayo lakukan semua yang ingin dilakukan padaku,” suaranya terdengar berat ketika mengucapkan itu. Mungkin ia telah bernafsu dan ingin disentuh.

    Melihat aku tidak bereaksi, aku kostku akhirnya mengambil insiatif. Tangannya menjulur, menarik selimut yang menutupi tubuh telanjangku. Batang penisku yang tegak mengacung diraihnya dan diremasnya dengan gemas. Selanjutnya mengelus-elusnya perlahan hingga aku menjadi kelabakan oleh sentuhan-sentuhan lembut tangannya di selangkanganku. Dan sambil melakukan itu Dia mulai membaringkan tubuhnya di sisiku dalam posisi berhadapan denganku.

    Maka buah dadanya yang berukuran besar dan seperti buah pepaya menggantung berada tepat di dekat wajahku. Aku tetap tidak bereaksi kendati payudaranya seperti sengaja disorongkan ke wajahku. Namun ketika ia mulai mengocok penisku dan menimbulkan kenikmatan tak terkira, keberanianku mulai terbangkitkan. Payudaranya mulai kujadikan sasaran sentuhan dan remasan tanganku. Buah dadanya sudah tidak kencang memang, tetapi karena ukurannya yang tergolong besar masih membuatku bernafsu untuk meremas-remasnya.

    Puas meremas-remas, aku mulai menjilati pentilnya secara bergantian dan dilanjutkan dengan mengulumnya dengan mulutku. Rupanya tindakanku itu membuat gairah Dia menjadi naik. Ia mulai mengerang dan kian mengaktifkan sentuhan-sentuhannya di di alat kelaminku. “Ya Tris, begitu. Ah,.. ah enak. Uh,.. uh..terus terus sedot saja. Ya,.. ya. sshh…ssh.. akhhh”. Dengan mulut masih mengenyoti susu Dia secara bergantian kiri dan kanan, tanganku mulai menyelusur ke bawah.

    Ke perutnya, lalu turun ke pusarnya dan akhirnya kutemukan busungan membukit di selangkangannya. Kemaluan yang hanya sedikit di tumbuhi rambut itu terasa hangat ketika aku mulai mengusapnya. Rupanya itu merupakan wilayah yang sangat peka bagi seorang wanita. Maka ketika aku mulai mengusap dan meremas-remas gemas, Dia mulai menggelinjang. Kakinya dibukanya lebar-lebar memberi keleluasaan padaku untuk melakukan segala yang yang kuiinginkan.

    Terlebih ketika jari telunjukku mulai menerobos ke celahnya. Lubang vaginanya ternyata tak cuma hangat. Tetapi telah basah oleh cairan yang aku yakin bukan oleh air kencingnya. Aku jadi makin bernafsu untuk mencolok-coloknya. Tidak hanya satu jari yang masuk tetapi jari tengahkupun ikut bicara. Ikut menerobos masuk ke lubang kenikmatan aku kostku. Mengocok dan terus mengocoknya hingga lubang vaginanya kian becek akibat banyaknya cairan yang keluar.

    Ia juga menggelinjang-gelinjang sambil terus mendesah. “Ah,.. ah.. ah aku tidak kuat lagi Tris. Ayo sekarang kamu naik ke tubuh aku,” bisiknya akhirnya. Rupanya ia sudah tidak tahan akibat kemaluannya terus diterobos oleh dua jariku. Maka tubuhku ditarik dan menindihnya. Dasar belum punya pengalaman sedikitpun dengan wanita. Kendati telah menindihnya, penisku tak kunjung dapat menerobos lubang kenikmatan aku kostku. Untung Dia cukup telaten.

    Dibimbingnya penisku dan diarahkannya tepat di lubang vaginanya. “Sudah, dorong masuk tetapi pelan-pelan. Soalnya aku sudah lama melakukan seperti ini,” bisiknya di telingaku. Bleessss! Sekali sentak amblas penisku masuk ke lubang kenikmatan aku kostku. Aku memang tidak mengindahkan permintaannya yang memintaku untuk memasukannya perlahan. Mungkin karena tidak berpengalaman dan sudah terlanjur naik ke ubun-ubun gairah yang kurasakan.

    Hingga ia sempat vaginaik saat penisku menancap di lubang vaginanya. “Auuu, ..ah.ah.. pe..pelan-pelan Tris, shhh….ssh ..ah..ah,” “Ma,… ma.. maaf bu,” “Iya,.iya. Be,.. besar sekali punya kamu ya Tris,” “Punyamu juga besar dan enak,” kataku sambil terus meremasi kedua payudaranya. Namun baru beberapa saat aku mulai memaju mundurkan penisku ke lubang vaginanya, desah nafasnya kian keras kudengar. Tubuhnya terus menggelinjang dan mulai menggoyang-goyangkan pantatnya.

    Akibatnya baru beberapa menit permainan berlangsung aku sudah tak tahan. Betapa tidak, penisku yang berada di liang vaginanya terasa dijepit oleh dinding-dinding kemaluannya. Bahkan terasa seperti disedot dan diremas-remas. “Aduh,.. ah.. aku tidak tahan. Ah,..ah…ah..aaaaaahhh,” Aku terkapar di atas tubuhnya setelah menyemprotkan cukup banyak air mani di liang sanggamanya. Indah dan melayang tinggi perasaanku saat segalanya terjadi.

    Dan cukup lama aku menindihnya yang memelukku erat setelah pengalaman persetubuhan pertamaku itu. “Maaf bu cepat sekali punya saya keluar. Jadinya cuma ngotorin” “Tidak apa-apa Tris. Kamu baru kali ini ya melakukannya? Nanti juga bisa tahan lebih lama” katanya setelah aku terbaring di sisinya sambil menenangkan gemuruh di dadaku yang mulai mereda. Dan dengan lembut dia membersihkan air mani yang berleleran di penisku dan vaginanya dengan daster yang tadi dikenakannya. “Sebentar aku bikin kopi dulu ya, biar kamu semangat lagi,” Dia keluar dari kamarku sambil membawa dasternya yang telah kotor.

    Rupanya ia menyempatkan ke kamar mandi, karena kudengar ia menyiram dan membasuh tubuhnya. Cukup lama ia melakukan itu di kamar mandi. Baru ia kembali ke kamarku dengan membawa segelas besar kopi panas kesukaanku yang dibuatnya. Ia mengenakan kain panjang yang dililitkan sebatas dadanya. Namun satu-satunya pembungkus tubuhnya itu langsung dilepaskannya setelah menaruh gelas kopi dan mengunci kembali pintu kamarku. “Kopinya saya minum dulu ya bu,” “Oh ya, ya. Silahkan diminum nanti keburu dingin,” Menyeruput beberapa tegukan kopi panas buatannya membuatku kembali bergairah.

    Aku menyempatkan diri mencuci rudalku di kamar mandi. Kendati tadi sudah dibersihkan olehnya, tetapi rasanya kurang bersih dan agak kaku. Mungkin karena sperma yang mengering. Ketika aku kembali ke kamar, Dia langsung menggenggam penisku yang masih layu. Mungkin ia sudah ingin gairahnya tertuntaskan dan bermaksud membangkitkan kejantananku dengan mengelus dan meremas-remasnya. Tetapi dengan halus kutepis tangannya.

    “Aku telentang saja,..,” kataku. Dia naik atas ranjang dan aku segera menyusulnya. Ia yang telah tiduran dengan posisi mengangkang, kudekati bagian bawah tubuhnya tepat di antara kedua pahanya. Ah, liang sanggamanya sudah banyak kerutan terutama di bagian bibir kemaluannya. Warnanya coklat kehitaman. Bahkan ada bagian dagingnya yang menggelambir keluar. Ia mencoba menutupi kemaluannya dengan tangannya. Mungkin ia malu bagian paling rahasia miliknya dipelototi begitu.

    Tetapi segera kusingkirkan tangannya. Dan ketika tanganku mulai melakukan sentuhan di sana, ia mandah saja. Bahkan saat telunjuk jari tanganku mulai mencoloknya, ia mendesah. Tak puas hanya memasukkan satu jari, jari tengahku menyusul masuk mencoloknya. Dan aku mulai mengkorek-koreknya dengan mengeluar-masukkan kedua jariku itu. Akibatnya ia menggelinjang dan mendesah. Kedua jariku semakin basah oleh cairan vaginanya. Baunya sangat khas, entah mirip bau apa, sulit kucarikan padanannya.

    Hanya yang pasti, bau vaginanya tidak membuatku jijik. Hidungku semakin kudekatkan untuk lebih membauinya. Tetapi ketika lidahku mulai kugunakan untuk menyapu bagian luar bibir vaginanya ia memberontak. “Hiiii, jangan Tris, ah,.. ah.. jorok ah. Kamu nggak jijik? Shhh,… akhhh… shhh,….shhhh,” Ia mencoba menolakkan kepalaku menjauhkan mulutku dari lubang nikmatnya. Aku tetap nekad, mulut dan lidahku tambah liar menggeremusi dengan gemas liang sanggamanya itu.

    Hingga ia kian menggelepar dan menggelinjang. Mulutnya mendesis seperti orang kepedasan. Mulut dan lidahku yang meliar ke bagian dalam vaginanya menimbulkan sensasi tersendiri. Berkali-kali ia mengangkat pantatnya dan membuat lidah dan mulutku semakin menekan dan menekan ke kedalamannya. Ludahku yang bercampur dengan cairan vaginanya menjadikan lubang nikmatnya terasa sangat basah.

    Tetapi, ketika lidahku mulai melakukan sapuan ke lubang duburnya dengan cara mengangkat sedikit pantatnya, ia kembali berontak. “Apa-apaan ini, hiii,.. jangan ah kotor. Uhhh… ahhh… shhh.. shh,” Aku sering melihat film BF, saat wanita dijilati lubang anusnya, ia tambah menggelinjang dan merintih. Berarti lubang dubur sangat peka oleh sentuhan. Dan memang terbukti, Dia tambah merintih dan mengerang. Hanya baru beberapa saat sapuan kulakukan, tubuhnya telah mengejang.

    Kedua pahanya menjepit kencang kepalaku disusul dengan mengejutnya dubur dan lubang vaginanya. “Ohhh, aku sudah enak Tris. Kamu sih menjilat-jilat di situ. Kamu sudah sering ya melakukan dengan wanita,” “Tidak bu,” “Kok kamu tahu yang seperti itu,” “Saya hanya ikut-ikutan adegan film BF” Ujarku. ” Bapaknya Titi (panggilan Nastiti, anaknya) sih jangankan menjilat dubur. Menjilati vagina aku saja tidak pernah,” katanya. Kubiarkan ia sesaat meredakan nafasnya yang memburu.

    Lalu aku mulai menindih tubuhnya ketika ia menyatakan siap untuk melakukan permainan berikutnya. penisku mulai naik-turun keluar-masuk dari liang sanggamanya. Bunyinya sangat khas dan membuatku tambah bergairah. Sementara tanganku tak henti-hentinya meremasi susu-susunya. Pentil susunya yang besar dan mengeras kusedot-sedot dengan mulutku. Itu membuatnya keenakan dan kembali mendesah.

    Ia tak mau kalah. Pinggulnya mulai digoyang. Pantat besarnya dijadikan landasan untuk menggoyang. Jadilah benda bulat panjang milikku yang berada di dalamnya mulai merasakan nikmat oleh gesekan dinding vaginanya. Goyangan pinggul dan naik-turunnya tubuhku di bagian bawah sepertinya seirama. Terasa syuur, dan ah, nikmat. Tak lupa, sesekali bibirnya kucium. Ia membalasnya lebih hangat.

    Lidahku disedotnya nikmat. Jadilah kami bak sepasang kekasih yang tengah meluahkan gairah. Saling berpacu dan saling memberi kenikmatan. Aku tak peduli lagi bahwa yang tengah kusetubuhi adalah ibu kostku. Wanita yang jauh lebih tua usianya dan selama ini kuhormati karena penampilannya yang selalu nampak santun. Tak kusangka ia menyimpan bara yang siap melelehkan. Liang nikmat Dia mulai berdenyut-denyut kembali. Mungkin ia akan kembali orgasme seperti yang juga tengah kurasakan.

    Goyangan pinggulnya semakin kencang tetapi tidak teratur. Maka sodokan penisku ke lubang nikmatnya semakin garang. Menghujam dan kian menghujam seolah hendak membelah bagian bawah tubuhnya. Puncaknya, ketika Dia mulai merintih dan kian mendesah, tanganku mulai menyelinap ke pinggulnya dan menyelusup ke pantatnya. Di sana aku meremas dan mencari celah agar dapat menyentuh duburnya. Dan setelah terpegang, jari telunjukku mencolek-colek lubang anusnya.

    Akibatnya matanya seperti membelalak dan hanya menampakkan warna putihnya. Dirangsang di dua lubangnya sekaligus membuatnya seperti cacing kepanasan. Maka ketika tubuhnya semakin mengejang, dan tubuhku dipeluknya erat. Jari telunjukku kupaksa masuk ke lubang duburnya. Sedang penisku kubenamkan sekuatnya di vaginanya. Jadilah pertahanan wanita itu ambrol, vaginanya kian berdenyut dan menjepit sementara erangannya semakin kencang dan bahkan vaginaik.

    Sedang dari rudalku, menyembur sebanyak-sebanyaknya sperma ke lubang nikmatnya. Karena banyaknya sperma yang mengguyur, kurasakan ada yang meleleh keluar dari mulut kemaluannya yang masih terterobos oleh penisku. “Ah, aku puas sekali Tris. Baru kali ini aku merasakan yang seperti ini,” katanya. Kami masih terkapar di ranjang. Ada rasa ngilu dan tulang-tulangku seperti dilolosi.

    Tetapi sangat nikmat. Ada tiga ronde permainan yang kulakukan malam itu. Dia mengaku sangat kecapaian ketika aku memintanya kembali. Menjelang subuh, ia pamit untuk kembali ke kamarnya. “Kalau kamu suka, aku siap melakukannya setiap waktu. Tetapi tolong jaga erat-erat rahasia kita ini,” ujarnya berpesan. Aku mengangguk setuju. Bahkan sebelum keluar dari kamarku ia kuhadiahi ciuman panjang. Pantat besarnya kuremas-remas gemas dan nyaris punyaku bangkit kembali. “Sudah ah, besok malam bisa kita sambung lagi.

    Kamu Tris, besok harus kuliah kan,” katanya. Bergegas ia menyelinap keluar dari kamarku. Takut dengan gairahnya yang kembali terpancing. Perselingkuhanku dengannya terus berlangsung. Di setiap kesempatan, kalau tidak aku yang mengajaknya, ia yang mengambil insiatif. Bahkan di siang hari, kalau aku lagi ngebet, sengaja bolos dari kampus. Mampir ke warungnya dan memberi kode, lalu ia akan pulang menyempatkan melayaniku di kamarku atau di kamarnya. Ia memang tergolong wanita panas yang terpicu hasrat seksualnya.

    Seperti siang itu, karena hanya ada satu mata kuliah, aku pulang agak siang dari kampus. Aku langsung ke warung untuk makan siang dan bermaksud memberi kode pada ibu kostku. Tetapi ia tidak di sana. ” Ibu baru saja pulang, mungkin untuk istirahat,” kata Yu Narsih, pembantunya yang ada menunggu warung melayani pembeli. Jarak antara warung dengan rumah memang dekat tak lebih dari 50 meter. Maka setelah menyantap makan siangku, aku langsung ngabur ke rumah.

    Dia tidak sedang tidur seperti yang kusangka. Ia sedang melipati pakaian yang telah diambilnya dari jemuran duduk di ruang tengah. Maka dasar sudah horny, kudekati ia dan kupeluk dari belakang. “Kuliahnya bebas Tris,” katanya. “Cuma satu mata kuliah kok,” jawabku. Ia berkeringat, mungkin karena kesibukannya melayani pembeli sejak pagi. Baunya khas, bau wanita dewasa. Tetapi tidak mengurangi gairahku untuk memesrainya. Ia mulai menggelinjang ketika tanganku menyelusup ke balik dasternya dan mencari gundukan buah dadanya. Kuremas-remas susunya dan kupilin putingnya.

    Aku jadi gemas karena ia tak bereaksi. Tetapi melanjutkan pekerjaanya memberesi pakaian-pakaian yang telah dicucinya. Maka sambil menciumi lehernya, tanganku terus merayap dan merayap sampai kutemukan vaginanya yang masih tertutup CD. Baru ketika hendak kutarik CD nya ia berontak. “Kamu pengin Tris?,” “Iya. Habis vaginanya enak sih,” kataku. Celana dalamnya berhasil kulepaskan tanpa membuka dasternya. Sebenarnya ia mengajakku untuk main di kamarnya.

    Tetapi kutolak, aku ingin ia melayaniku di sofa. Apalagi Nastiti tengah camping di sekolahnya sejak dua hari lalu. Jadi aku tidak perlu takut ketahuan anak gadisnya itu. Dan lagi aku cuma butuh pelepasan hajat secara singkat karena harus menyelesaikan makalah yang harus jadi besok pagi. Kalau main di kamar, pasti akan memakan waktu lama karena Dia pasti tak mau cuma kusetubuhi sebentar. Jadilah setelah sebentar menjilati vaginanya dan meremasi susunya, hanya dengan menyingkap dasternya aku mulai menyetubuhinya.

    Dengan posisi duduk di sofa ia kangkangkan kakinya hingga memudahkanku memasukkan penis ke liang nikmatnya. Kugenjot pelan lalu mulai cepat, karena nafsuku memang sudah naik ke ubun-ubun. Namun pada saat aku memuncratkan sperma ke lubang vaginanya, samar-samar kulihat seseorang melihati perbuatan kami. Ia adalah Yu Narsih, pembantu aku. Kulihat ia mengintip dari balik gorden di pintu dekat kamar mandi. Rupanya ia masuk dari pintu belakang rumah yang memang tidak terkunci. Aku langsung berdiri dan melangkah ke arah dapur. “Dasar anak muda, kalau lagi ada mau nggak sabaran,” katanya tersenyum melihat tingkahku.

    Dibersihkannya sperma yang berleleran di sekitar kemaluannya dengan daster yang dikenakannya. Ia tidak tahu bahwa sebenarnya aku tengah mencoba mengejar Yu Narsih yang langsung menyelinap keluar setelah perbuatanku dengan ibu kostku. Aku jadi panik, takut Yu Narsih akan menceritakan peristiwa yang dilihatnya kepada para tetangga. Kuputuskan untuk tidak menceritakan padanya ihwal Yu Narsih. Biarlah akan kucoba meredamnya, pikirku. Selepas sore kutemui Yu Narsih di rumahnya.

    Jarak rumah Yu Narsih hanya sekitar 500 meter. Terpencil di tepi sawah. Aku memang sering main ke rumahnya dan kenal baik dengan suaminya, Kang Sarjo yang berprofesi sebagai tukang becak. Wanita berusia sekitar 35 tahun dan berkulit agak gelap itu, cukup kaget ketika aku datang. “Kang Sarjo mana Yu?” “Oh, baru saja berangkat narik. Ada perlu dengan dia?” Plong, lega rasa hatiku. Aku memang ragu, takut permasalahan yang ingin kusampaikan ke Yu Narsih di dengar suaminya.

    Aku dipersilahkannya duduk di balai, satu-satunya perabotan yang ada di ruang tamu rumah berdinding pagar itu. Yu Narsih pun duduk menyebelahiku. “Tidak. Aku malah perlu sama Yu Narsih kok,” kataku. Dengan pelan kusampaikan maksud kedatanganku. Aku meminta Yu Narsih tidak menceritakan apa yang dilihatnya siang tadi kepada orang-orang. Kasihan ibu kostku akan jadi bahan gunjingan orang. Dan sejauh ini Dia tidak tahu kalau Yu Narsih sebenarnya telah memergoki perbuatan itu hingga aku memintanya pula untuk tidak menegur ibu kostku.

    Ia cuma terdiam membisu sampai aku menyelesaikan semua yang ingin kusampaikan. “Ah, saya ndak apa-apa kok Mas Tris. Saya malah yang minta maaf, tadi nyelonong masuk,” ujarnya. “Tetapi saya tidak enak sama Yu Narsih. Yu Narsih jangan cerita sama siapa-siapa ya,” kataku lebih menegaskan. Seperti menghiba saat aku menyampaikan itu. “Iya mas. Masak saya menjelek-jelekkan Mas Tris dan ibu sih,” Mendengar kesungguhan dan ketulusannya itu aku merasakan beban berat yang tadi menindihku berkurang.

    Akupun langsung pamit pulang. Sejak itu aku dengan tenang dapat memuasi ibu kostku. Aku tinggal di rumah ibu kostku sampai lulus kuliah dan telah memperoleh pekerjaan. Bahkan, saat ini saya tengah dalam persiapan perkawinan dengan Nastiti, putri tunggal ibu kostku, entah apa jadinya nanti,…. Apakah Dia akan tetap meminta layananku bila aku telah menjadi menantunya ?

  • Video Bokep Jepang Aku Di Ijini Temanku Bercinta Dengan Istrinya

    Video Bokep Jepang Aku Di Ijini Temanku Bercinta Dengan Istrinya


    1838 views

  • Jepitan Kepuasan Memek Menantuku

    Jepitan Kepuasan Memek Menantuku


    1838 views

    Duniabola99.org – Aku pria dewasa yang kini telah memiliki seorang cucu dari anak sulungku, sedangkan anak keduaku atau si bungsu baru saja menikah. Dia bernama Dimas sedangkan istrinya lebih tua darinya 4 tahun bernama Melly, Dimas berumur 24 tahun sedangkan istrinya sudah 28 tahun. Dari yang aku dengar menantuku itu seorang gadis penghibur di salah satu club malam.

    Tapi karena Dimas memaksa kalau dia bakalan menikah dengan Melly gadis pujaanya akhirnya aku dengan istriku dan juga kakaknya mengalah. Dan menikahkan mereka karena DImas belum memiliki pekerjaan yang dapat mencukupi kehidupan keluarganya maka kami putuskan untuk tinggal bersama kami saja. Bagaimanapun juga tidak ada orang tua yang tega membiarkan anaknya kekurangan jika mereka bisa membantu.

    Usiaku sudah menginjak 52 tahun tapi karena aku selalu merawat tubuhku, maka aku terlihat lebih muda dari usiaku yang sebenarnya. Sebagai laki-laki tulen akupun sering keluar malam sekedar menikmati hiburan malam bahkan berakhir di sebuah hotel, aku biasa melakukan adegan seperti dalam cerita hot perselingkuhan dengan gadis penghibur dan selama ini juga istriku mengetahuinya.

    Dia pernah bilang kalau tidak lagi bisa memberikan kepuasan batin padaku, istriku memang menderita diabetes karena itu kami jarang bahkan sama sekali tidak lagi melakukan cerita hot. Namun kami terlihat seperti pasangan bahagia di depan semua orang, tapi tidak menampakkan bahwa kami ada kekurangan. Bahkan pada anak-anak kami juga begitu tidak pernah ingin membebani pikiran mereka dengan penyakit ibunya.

    Kini Dimas bekerja di sebuah perusahaan di tempat temannya sedangkan Melly masih di rumah. Dia tidak ada pekerjaan jadi rumah kerjanya hanya nonton TV atau sekedar membnatu istriku, walau begitu aku sering mendengar mereka bertengkar di kamarnya dan aku tahu kalau yang mereka perdebatkan adalah masalah uang dan uang dari yang aku tahu Melly sering shopping berlebihan.

    Tapi aku dengan istriku tidak berani menegurnya biarlah masalah keluarga mereka, mereka sendiri yang menghadapinya.  Dan dari yang aku tahu Melly memiliki gairah sex yang begitu besar ini terlihat ketika mereka melakukan adegan seperti cerita sex paling hot tiap malam, dengan jelas aku mendengar desahan Melly yang begitu menggairahkan sampai-sampai aku terbawa hayal untuk menghayalkannya.

    Melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh bersama dengan Melly. Sehingga pada suatu hari saat itu istriku pergi ke sebuah acara temannya yang lumayan jauh dari rumah dan dia minta dianterin sama Dimas karena aku juga sedang ada kerjaan. Setelah mereka berangkat tinggallah aku sendiri berada di rumah karena Melly juga sedang keluar dan entah kapan dia pulang.

    Hingga akhirnya hari telah siang dan akupun tidur di dalam kamar sambil menyalakan AC karena udara diluar sana lumayan panas. Namun sebelum aku tidur aku mendengar ada suara dan aku tahu itu pasti Melly yang baru datang, akupun kembali mencoba memejamkan mata tapi saat itulah aku mendengar suara musik yang lumayan keras dari ruang tengah akupun bangun dan hendak mematikan musik tersebut.

    Tapi aku begitu kaget di depanku aku di suguhkan pemandangan yang begitu indah, Melly dengan telanjang hanya mengenakan celana dalam yang serasi dengan BHnya hilir mudik berjalan dari ruang tengah ke dapur sambil minum es segar aku lihat. Aku memperhatikannya dari balik pintu yang sedikit terbuka, lama-lama kontolku ikut mengembang dan membesar.

    Akupun berniat menutup pintu kembali tapi tiba-tiba Melly menoleh ke arahku, bukannya kaget dia malah celingukan lalu berkata padaku “Jadi papa tidak ikut mas Dimas..?” Katanya padaku sambil terus mendekat, karena kini tubuh kami sudah saling berhadapan aku begitu tergoda oleh tubuh Melly yang mengeluarkan aroma menusuk dalam hidung harum sekali rasanya.

    Diapun memegang tanganku “Papa ingin Melly temeni…” Aku tidak menjawab namun dengan lembut Melly mendorong tubuhku hingga kamipun berada di kamarku, dengan perlahan Melly juga membuka pakaianku dan dalam sekejap kamisudah sama-sama telanjang bulat, akupun membenamkan wajahku pada toket Melly yang begitu menggodaku dari awal, toket ini benar-benar sintal dan besar.

    Da membelai rambutku sambil berdesis “Ssssssshhhh… eeeeuuuuummmpphh… ssssshhhhhh… eeeeuuummmppphhh… aaaahhhh… aaaahhhhhh..” Desahnya begitu aku mainkan lidahku menyusuri putingnya, diapun bergelinjangan menahan rasa geli dengan senthan-sentuhan yang aku lakukan padanya. Kini tubuhnya sudah terlentang di atas kasur yang biasa aku pakai dengan istriku.

    Sebagai pria tulen akupun merangkak dan menindih tubuhnya, dengan cepat aku dapat menerobos memeknya yang sudah basah kurasa “Eeeeuuummmpphhh… aaaaggghh…paa…aaaaggghhh…” Diapun mendesah begitu aku gerakan kontolku dalam memeknya, untuk membuatnya bertambah ikmat aku lakukan gerakan menekan lebih dalamdanlebh lama kontolku dalam memeknya.

    Hal itu membuat Melly mengerang keras dan panjang “OOOouugghh.. oooouugggghh.. pa… niiik.. maaat… paaaaaa…. aaaaggggghhhh… aaaaagggggghhhhh… aaaaaggghh..” Kini akupun semakin lincah melakukan gerakan-gerakan seperti dalam cerita hot sehingga Melly berkali-klai horny, diapun basah oleh keringat yang dari tadi eluar dari pori-porinya.

    Tapi aku tetap melakukan adegan layaknya dalam cerita sex selingkuh tersebut, namun begitu Melly berkata disela goyanganku “OOOuuggghh… cuuukuup.. paaaa… aaaggghh… aaagggghh… aaagghhh… naaaanti laaagi.. paa… aaaggggggggghhhhh… aaaagghhh.. ” Saat itu aku mempercepat gerakanku bahkan aku angkat kedua kakinya dan aku letakkan di bahuku.

    Melly membelalakan matanya mungkin dia kembali mencapai klimaks sambil mengerang “OOOuuugghh….. niikmaaat… paaaaa…. aaaggghhhh.. aaaggghhh.. ” Aku tahu dia kembali merasakan hal itu dan tidak lama kemudian akupun merasakan hal yang sama. Aku tekan kontolku semakin dalam dan terkulai di atas tubuh Melly yang sama-sama tidak lagi bertenaga.

    Melly memeluk manja padaku sambil berkata “Pa… nanti Melly minta jatah lagi ya…”Aku mencubit hidungnya “Minta sama suamimu saja… ” Dia kembali memelukku dengan erat sambil berkata “Tapi Melly lebih puas dengan papa…” Tidak tega juga melihatnya merajuk seperti itu akhirnya akupun berjanji akan memenuhi kebutuhannya dan sejak saat itu aku tidak lagi jajan di luar cukup dengan menantuku saja.

  • Video Bokep Ngentot Tante Maki Kyouko Yang Kangen Belain Laki-laki

    Video Bokep Ngentot Tante Maki Kyouko Yang Kangen Belain Laki-laki


    1838 views

  • Foto Ngentot Gadis Muda Perawan Ting-Ting

    Foto Ngentot Gadis Muda Perawan Ting-Ting


    1838 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Blonde wife Kate England is forced to fuck 2 big black cocks

    Blonde wife Kate England is forced to fuck 2 big black cocks


    1838 views

    Duniabola99.org –  Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Ditiduri Tetangga Sendiri

    Ditiduri Tetangga Sendiri


    1838 views

    Duniabola99.org – Istri saya membuat ini adalah cerita yang terjadi ketika partai Hari Kemerdekaan di desa saya, Saya tidak berpikir istri saya benar-benar menjalani seks dengan tetangga saya. cerita panas yang membuat istri saya membuat saya memukul langit-langit. Alih-alih marah saya lebih baik hanya cerita yang dialami oleh istri saya, yang bahkan bukan dengan saya. Pesta 17 Agustus kemarin sungguh sukses di desa saya. Tapi bagi saya itu kegiatan hanya bekas luka dan kenangan yang tidak pernah mengharapkan.

    Untuk berpartisipasi dalam panitia telah berusaha untuk mendorong warga saya ikuti kompetisi catur diadakan. Tidak buruk untuk Lurah Jonggol trofi. Dan sebagai pemain catur adalah banyak pengalaman aku yakin bahwa Kepala Desa Piala akan menambah koleksi piala di rumah.

    Pada malam final saya dihadapkan dengan yang lain RW catur jenius dengan Pak Lurah dirinya menghadiri acara pembukaan. Di hadapan tetangga dekat dan jauh di sekitar 8 Aku sedang duduk di meja yang menghadap papan dengan lawan saya. Diperkirakan pertandingan final ini akan berlangsung setidaknya 2 jam sejak dimulai.

    Waktu merangkak lebih malam. Air Jonggol cukup berangin memberikan kesejukan nyaman. Saya membayangkan itu akan kesenangan tidur dengan udara lebar keren jadi setelah beberapa malam kurang tidur dalam upaya untuk melawan malam akhir ini.

    Tiba-tiba, namun juga satu jam pertandingan berlangsung, aku diserang sakit perut dan kebutuhan untuk pergi kencing. Saya mengatakan kepada panitia dan meminta izin. Setelah berunding dengan pemain lawan saya, akhirnya saya setengah berlari pulang untuk buang air kecil. Saya pikir itu salah makan apa-apa hari ini.

    Sesampainya di depan rumah saya melihat pintu ditutup dan lampu tampaknya telah dimatikan ruang depan. Mungkin istri saya telah tidur atau sibuk menonton TV di ruang belakang. Tapi aku siap untuk pulang malam itu telah membawa kunci cadangan sehingga tidak membangunkan istri saya.

    Ketika saya hendak memasukkan kunci ke kunci saya berhenti. jantungku berdetak cepat. Saya melihat di depan pintu lantai mengapa ada sandal yang saya mengakui. Sandal milik Pakde Darmo tetangga. Kita sebut Pakde karena dia cukup jauh di atas kita. Lebih dari 55 tahun.

    Kami memang tetangga dekat dan saling mengunjungi sering, tapi tidak di malam hari seperti sekarang, terutama ketika saya tidak ada di rumah. Saya mulai khawatir dan cemas. Ada Pakde Darmo datang ke rumah saya saat ini malam? Dan di mana istri saya? Apa yang mereka lakukan baik di rumah saya?

    Sex Cerita – Aneh, sakit perut saya hilang. Saya penasaran dan saya menunda untuk tidak memasuki rumah. Aku akan jendela samping. Ada dua jendela di samping rumah saya. Dari lubang angin di atas jendela pertama aku bisa melihat ruang di mana keluarga istri saya biasanya menghabiskan waktunya di depan TV. Dan dari jendela kedua aku bisa melihat kamar tidur saya.

    Aku merayap ke jendela di rumah saya sendiri pertama. Dengan bangku plastik yang selalu ada aku naik lubang mengintip angin. Ah .. orang tak terlihat di sana. Saya mulai curiga. Maka mengapa tidak mengunjungi di ruang tamu. Perlahan-lahan aku turun dan pindah ke jendela untuk dua.

    Saya juga naik saya belum mendengar seseorang berkata,

    “Kebanyakan baru Bas Mas pulang sekitar 11. Kalau menang khan harus menunggu upacara trofi pertama,” itu suara yang jelas Indri istriku. Saya bertanya-tanya mengapa yang harus merindukanku begitu cepat aku menghargai bahkan lambat pulang ke rumah.

    “Hhmm ..” jawaban yang sangat berwibawa. Tanpa kata-kata tapi penuh makna. suara berat seperti itu siapa lagi kalau bukan terdengar Pakde Darmo. Saya penasaran. Dengan bangku plastik yang aku melihat ke kamar tidur saya.

    Seperti Saddam Hussein Sekutu roket menghantam saya hampir jatuh telentang saat menyaksikan apa yang telah dilihatnya. Bride di tempat tidur dua orang saya menemukan menjadi berasyik masyuk, melepaskan hasrat nafsu birahi. Sebagai penampilan hari-harinya Pakde Darmo hanya bersarung dengan kemeja singlet. perut buncit tidak bisa disembunyikan. Sementara istri saya setengah telanjang Indri. Hanya pakaian dan bra tinggal.

    Dengan tubuh Indriku untuk beristirahat di mulut Pakde Darmo nyosor payudara mengenyot-enyoti. Tidak heran dia tidak bisa bicara.

    “Sarung tangan dan kaos singlet Pakde dibuka pertama, kemudian kusut,” istri saya mengeluarkan omongan lagi sambil tangannya meraih menarik dari sarung tangan dan singlet Pakde Darmo. Pakde sekarang benar-benar telanjang dan istri saya tinggal hanya celana dan bra.

    Pakde memeluk perutnya dengan istri saya dari belakang. Tampaknya Pakde suka menembak wanita dari belakang. lengan dan kakinya berbulu tubuh cukup padat memeluk istri saya. Bibirnya terus nyosor leher, ketiak dan payudara. Indri puting tampaknya saya bahwa di marun sudah berdiri tegak ke atas untuk menandakan pongahnya sudah sangat nafsu terangsangnya Indri. Indriku tampaknya begitu menikmati dan larut dalam Darmo Pakde tindakan ini. Rupanya permainan sudah cukup jauh. Sekarang mereka sedang mendaki puncak nikmat nafsu hubungan antara tetangga.

    Pakde Darmo adalah tetangga dari sisi kanan rumah saya. Dia adalah pegawai pensiunan BUMN. Meskipun ia sudah lebih dari 55 tahun tapi masih sangat sehat bertubuh. Dia tidak pernah berhenti jogging di pagi hari dan sekali-sekali untuk mengangkat barbel untuk mengobati otot. Karena memang Darmo Pakde manusia tidak tampan. Tapi dengan perut dan bulu di tubuhnya, Pakde Darmo sering mendapatkan sekilas dari perempuan di desa. Mungkin istri saya, yang 20 tahun lebih muda dari Pakde diam-diam memimpikan bagaimana tidur dengan jenis berbulu pria Pakde Darmo.

    Dalam gelinjangnya istri saya bangun berbalik. Bibirnya dijemput bibir Pakde Darmo untuk berpagut sesaat sebelum lumatannya melata ke leher kemudian dada Pakde. Tampaknya istri saya begitu terpikat dengan bulu Pakde Darmo. Dengan lidah bergairah dan menjilat bibirnya dan bulu dada mengenyoti Pakde. Saya sangat ‘kejutan’ untuk menonton apa yang sedang terjadi ini.

    Aku tidak tahu bahwa istri saya Indri terlalu terobsesi dengan Pakde Darmo. Tetapi lebih tamparan diri membawanya ke tempat tidur di mana dia dengan saya sehari-hari. Aku tidak tahu apakah Pakde Darmo aktif memprakarsai atau Indri sering menggoda nafsu Pakde.

    Sekarang semuanya berubah cepat. Pakde harus mengambil kendali. Dia sepenuhnya beristirahat di tempat terbuka selangkangan tubuh Indri. Indri tangan cekatan menyambar alat kelamin Pakde Darmo yang lebih besar dan panjang selangkangan. Mungkin ini juga yang membuat Indri begitu terobsesi dengan Pakde.

    Dan apa yang terjadi selanjutnya adalah ayunan Pakde dan bergoyang di bawah istri saya. penis Pakde tampak begitu kaku dan rigid nonok Indri menembus rambut kemaluan ditumbuhi sekitarnya bulu keriting yang sangat subur lubang penutup kawin.

    Istri saya adalah jeritan kecil dan terus berkeluh kesah. Kenikmatan nafsu sehingga menenggelamkan mereka. Tampaknya cakar Indri sudah siap terjun kukunya di belakang Pakde. Pakde menyaksikan istri saya Indri Darmo dan dengan demikian sukacita mengayuh saling nafsu saya terbawa. ayam jadi ngaceng. Aku pengin ocoknya mengelusi dan mengocok dilanda sambil mengamati bagaimana istri saya nikmat Pakde Darmo orgasme kacau saat ini.

    Dengan cukup mendengus plesteran kamar saya tampaknya Pakde diangkat puncak kenikmatan. Dia mempercepat genjotan penisnya. Sementara sama Indri istriku. Tampaknya orgasmenya akan hadir bersama dengan ejakulasi Pakde. Aku melihat berkedip Pakde batang penis dengan mengawinkan Indri lendir tampak seperti mesin piston diesel keluar ke dalam lubang. Saya membayangkan bagaimana hati nurani yang baik memukul istri saya. Dan .. Aahh .. ttuuhh .. lihaatt ..

    penis terus meningkatkan tampaknya membawa begitu banyak lendir dan busa keluar dari vagina Indri. Indri telah mengeluarkan nafsu lendir cadangan. Dan tubuh istri saya tampaknya kencang dan kemudian berkejat-kaku. Menikam dan melukai punggung kaki Pakde-nya. Indri mendapatkan orgasme yang sangat kuat selama, yang dalam pikirannya, saya bermain catur demi Jonggol Lurah Cup.

    Dan aku tidak bisa menahan diri. Aku kocok penisku terus memantau bagaimana sensasional tatapan tetangga kacau istri saya sendiri dan sekarang menatap semen pria itu mengalir dari lubang yang tersebar nonoknya. Pejuku muncrat ditembak keluar jendela.

    Aku segera jatuh dari bangku plastik. Aku harus kembali ke pertandingan sebelum panitia setelah saya.

    Cerita Dewasa Terbaru – Malam itu aku pulang dengan tiga berjenjang Piala Jonggol Lurah kemasan. Sama tingginya dengan tinggi badan saya 167 cm.

    Istri saya membuka pintu dan menyapa saya dengan bangga. Dia yang meletakkan cangkir saya di tempat terbaik di dalam ruangan.

     

  • SLUTTY TEEN BRU LOVES GETTING HER PUSSY LICKED

    SLUTTY TEEN BRU LOVES GETTING HER PUSSY LICKED


    1838 views

  • Cerita Dewasa Si Cantik Fifi Ku Selingkuhi

    Cerita Dewasa Si Cantik Fifi Ku Selingkuhi


    1838 views

    Cerita Seks Terbaru – Sejak peristiwa sexku dengan Diana aku semakin aktif untuk mengikuti senam, yach biasa untuk menyalurkan hasratku yang menggebu ini.

    Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana.

    Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan.
    “Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
    “Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”
    Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.
    “Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
    “Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.
    “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.
    “Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Fifi tak antar lagi ketempat ini.
    “Masalah apa Fi kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.
    “Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.
    Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.

    “Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Fifi mempersilahkan duduk.
    “Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
    Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Fifi yang ceplas ceplos itu.
    “Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh.
    “Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.


    Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Fifi yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.
    “Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.
    Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Fifi berdiri dan duduk disampingku.

    “De…”, sapanya manja.
    Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.
    “Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
    Pelan dan kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Fifi terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Fifi kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Fifi semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Fifi berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.

    Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku. Fifi hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Fifi hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Fifi mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.
    “Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.

    Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.

    Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Fifi semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Fifi semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Fifi dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.

    Fifi berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Fifi bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Fifi semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.

    “Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
    Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Fifi merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
    Aku tidak kuat dan, “Fi aku mau keluar”, lenguhku.
    Fifi hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Fifi terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Fifi. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
    Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Fifi dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,
    Fifi kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Fifi kembali mendorongku untuk tidur.
    “Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
    Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.

    Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Fifi semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Fifi yang semakin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.

    Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Fifi yang semakin liar pada penisku. Kepala Fifi tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Fifi berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Fifi semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Fifi tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.

    Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Fifi masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Fifi tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku.
    “Kenapa Fi…?”, tanyaku.


    Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”
    “Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.

    Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.
    Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”
    Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Fifi akan layani”
    Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya

  • Foto Ngentot Hot Pasangan Baru

    Foto Ngentot Hot Pasangan Baru


    1837 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Guruku Mengajarkan Ku Seks

    Guruku Mengajarkan Ku Seks


    1837 views

    Duniabola99.org – Yang saya suka dari Bu Asmi yaitu bila mengajar ia seringkali tidak sadar bila sisi atas pakaiannya agak terbuka hingga tali BH di bagian pundaknya seringkali tampak oleh saya yang bila pelajarannya senantiasa ambil duduk dimuka dekat meja guru. BH yang dia pakai senantiasa warna hitam serta itu senantiasa jadi tontonan gratisku tiap-tiap pelajarannya.

    Pagi itu sekitaran jam delapan lewat kami telah dipulangkan karna juga akan ada rapat guru. Saya agak jengkel karna pelajaran ke-2 matematika berarti saya tidak dapat ngeliat panorama indah hari ini, serta untuk menyingkirkan jemu saya juga pergi main ketempat kawanku. Saya masih tetap tidak tahu saya akan rezeki nomplok.

    Sekitaran jam sembilan lewat saya pergi pulang, serta ketika lewat sekolah saya lihat Bu Asmi tengah menanti angkot, saya juga mengajaknya
    ” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa ada mengharapkan dia mau
    ” namun tempat tinggal ibu agak jauh ko ” ia coba menampik
    ” tidak pa-pa kok bu, tidak enak sama guru PPKN ” candaku
    sesudah berfikir sebentar pada akhirnya ia ingin ” iya deh namun ibu pegangan ya soalnya ibu sempat jatuh dari motor “
    ” silakan Bu ” kemudian kau menjalnkan motorku dengan kecepatan tengah.
    Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku mengakibatkan reaksi pada penisku, terlebih bila mengerem pada lampu merah saya terasa ada suatu hal yang empuk menghimpit dari belakang.

    Hingga dirumahnya yang agak berjauhan dengan bebrapa tempat tinggal yang beda saya diminta masuk dahulu. Serta saat telah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara
    “ibu ganti baju dahulu ya ko “
    kemudian ia masuk kamar serta tutup pintu mungkin saja karna kurang rapat hingga pintu itu terbuka sekali lagi sedikit. Tak tahu setan mana yang masuk kekepala ku hingga saya membulatkan tekad untuk mengintip kedalam. Didalam sana saya dapat lihat bagaimana Bu Asmi tengah buka satu persatu kancing pakaiannya serta sesudah kancing paling akhir ia tidak segera melepaskan pakaiannya, namun itu telah cukup buat napasku buat nafasku memburu karna kau dapat lihat bila sepasang dadanya yang besar seperti akan melompat keluar. Karna sangat asik pintu itupun terbuka lebar. Saya kaget serta cuma dapat mematung karna ketakutan. Bahkan juga penisku segera mengkerut.

    Lihat saya, Bu Asmi tidak tampak kaget serta tetaplah membiarkan pakaiannya terbuka. Kemudian ia mendekati aku
    ” anda seringkali ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
    ” i.. iya Bu ” jawabku ketakutan.
    ” bila gitu ibu kasih anda hukuman ” lantas ia menarikku serta didudukkan di pinggir tempat tidur.
    ” saat ini anda baring tutup mata serta janganlah gerak jika teriak bisa saja ” tuturnya dengan nada nafas yang agak memburu.
    Saya juga menurut karna terasa bersalah. Lantas ia buka retsleting celana sekolahku turunkan CDnya serta mengelus-elus penisku dengan lembut, sesudah penisku tegak sekali lagi dia berjongkok serta menjilatinya.
    “auh.. uh.. uuh.. ” rintihku menahan kesenangan semantara Bu Asmi repot dengan aktivitasnya
    “ah.. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna saya terasa seperti ingin meledak
    Dia tidak menjawab, jadi makin hebat menyedot penisku. Badanku makin mengejang serta tanpa ada dapat kubendung sekali lagi, muncratlah cairan putih itu serta saya segera terduduk sembari berpegangan pada pinggir ranjang.

    Rasa-rasanya seperti tengah melayang-layang, ia telan habis spermaku sesaat saya masih tetap terduduk kaku, malu takut serta suka bercampur jadi satu. Bu Asmi lantas berdiri serta tersenyum
    “gimana.. lebih enak daripada hanya simak khan..? ” sembari ke-2 tangannya menjambak rambutku
    “iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sembari turut berdiri.
    Sesudah muka kami bertemu ia menciumku dengan lembut, lantas menuntunku duduk di tempat tidur. Kami berpelukan serta Asmi kembali menciumku, lantas melumat bibirku sesaat tangannya melepaskan semua baju ku, dengan tangkas saya menyeimbangi pergerakan tangan itu hingga pada akhirnya kami keduanya sama tanpa ada baju. Bedanya saya telanjang bulat sesaat Asmi masih tetap menggunakan BH hitamnya karna memanglah berniat tidak ku terlepas.

    Asmi melepas ciuman dibibirku lantas mengarahkan kepala ku kebawah yakni payudaranya, saya selekasnya melepas BH nya serta mulai meremas-remas dadanya, sesekali saya puntir putingnya hingga ia melenguh panjang. Senang meraba saya lantas menyapu semua dadanya dengan lidahku serta menyedot ujung putingnya sembari digigit-gigit sedikit. Akhirnya hebat sekali Asmi bergoyang sembari meracau dengan kalimat yang tidak terang. Kemudian Asmi berdiri hingga saya bertemu dengan vaginanya, wangi yang baru sempat kucium itu membuatku jadi bertambah panas hingga kujilati semuanya permukaan vaginanya yang telah banjir itu.

    Kemudian Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya di buka. Hingga mempermudah saya menjilat serta memasukkan lidahku dalam vaginanya serta menggigit-gigit sisi daging yang merah jambu. Hingga badan Asmi makin mengejang hebat
    “sshh.. aahh.. selalu ko” pintanya dibarengi desah nafasnya.
    Sekitaran lima menit ku sapu vaginaya saya melepas dekapan pada kepalaku serta kembali mengulum bibirnya. Ia lantas mencapai penisku
    “masukkan ya ko telah tidak tahan” tuturnya dengan terengah serta menuntun penisku menerobos goa kepunyaannya yang tek sempat sekali lagi rasakan penis sejak suaminya wafat.
    Saya rasakan kesenangan yang kebih hebat dibanding waktu dimasukkan kemulutnya.
    “slep.. slep.. slep” kuputar-putar di dalam sembari ikuti goyangan pantat Asmi. sembari kupompa bibir kami selalu berperang serta tanganku meraba serta meremas payudaranya serta sekali kali memuntir putingnya.
    “uh.. ah.. mm.. ssh.. selalu ko.. mmh” desahnya sembari meremas pantatku.
    Penisku merasa makin menegang serta vaginanya makin hebat berdenyut memijit penisku, tidak merasa telah sepuluh menit kami “bergoyang”.
    “ooh.. mmh.. ah telah tidak kuat.. biarin saja di situ ko mmh.. ” rintih Asmi terpejam.
    Akupun makin memperdalam tusukanku serta percepat tempo karna juga rasakan suatu hal yang juga akan keluar.
    “sshh.. aarrgghh” jeritnya sembari mencengkram punggungku,
    “aahh.. aahh” desahku ketika yang berbarengan sembari mulutku menyedot ke-2 puting susunya kuat-kuat dengan bertukaran.
    Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang merasa memandikan penisku di dalam vaginanya. Kami nikmati puncak orgasme hingga benar-benar habis, baru saya mencabut penisku sesudah begitu capek serta bebaring di sampingnya sembari meremas dadanya bebrapa perlahan.

    Lalu dia menindihku dari atas serta ajukan pertanyaan “gimana hukuman dari saya ko..? ”
    “enak Bu hukuman terenak di dunia terima kasih ya”
    “ibu yang terima kasih telah lama ibu bendung keinginan, hari ini dan sebagainya ibu juga akan tumpahkan kekamu semuanya” sembari mencium ku.

    Sesudah istirahat sekian waktu kami kembali meneruskan kesibukan itu sudah pasti dengan teknik serta style yang tidak sama. Tidak terhitung berapakah kali saya mengerjakannya pada saat SMA yang pasti bila saya pulang ke sana tentu kami lakukan sekali lagi serta sekali lagi.

     

  • Cerita Seks Hasratku tersalurkan Oleh Supir Grab

    Cerita Seks Hasratku tersalurkan Oleh Supir Grab


    1837 views

    Cerita Seks – Aku bеrumur 43tahun dan suamiku sudah meninggal karena sakit diabetes yang dideritanya, sudah cukup lama аku tidаk mеnikmаti реlukаn dаri lаki lаki. Karena sejak 3 tahun lalu aku sudah hidup sendiri sebangai seorang janda 1 anak.

    Sеdаngkаn аku bеkеrjа di sebuah pusat perbelanjaan уаng rаmаi bаngеt, kаdаng аku iri аkаn para pengunjung уаng datang karena mereka tampak bahagia bersama pasangannya masing masing раѕаngаnnуа, ѕku ѕеring mеmbауаngkаn bеtара еnаknуа hubungаn intim dеngаn ѕuаѕаnа rоmаntiѕ.

     

    Aku ѕеlаlu bеrfаntаѕi dеngаn nikmаtnуа, rеmаѕаn, dеѕаhаn, kеnуоtаn реlintirаn tаngаn уаng аdа diрutingku, сiumаn уаng mеmbikin аku tеrаngаѕаng, kараn аku dараtkаn bауаngаn itu ѕеlаlu mеmbututi аku dаlаm hауаlаn.

    Pаdа suatu раgi kеtikа аnаkku раmitаn mеnginар di rumаh kаkаkku, tеrаѕа hаtiku ѕерi. Gеrimiѕ di luаr mеnаmbаh hаtiku bеrоntаk, аku tеlаh dibеlеnggu wаktu. Aраkаh аku ѕеdаng mеnunggu? Aра уаng ѕеdаng аku tunggu? Bukаnkаh hiduр ini bеrjаlаn tеruѕ tаnра рutuѕ? Mеngара аku mеnуiа-nуiаkаn hiduрku? Aра уаng аku inginkаn ѕеkаrаng? Yаh… аku ingin mеnikmаti lаki-lаki. Suаmiku sudah tidаk mungkin lagi bisa memberikannya untukku karena iа sudah tidаk аdа diѕini lagi.

    Rаѕа bеrаt аntаrа реrаѕааn уа dаn tidаk, аkhirnуа аku kеluаr rumаh, аku ѕеngаjа tidаk mеmbаwа kеndаrааn, аku mаu nаik kеndаrааn umum ѕаjа. Aku memesan Grab tаnра tujuаn раѕti, аku tidаk tаhu mаu kеmаnа. Akhirnуа dеngаn ѕеkеnаnуа аku pergi ke “ Ancol ”. Diѕаnа аku turun, mеѕkiрun аku tеlаh 10 tаhun tinggаl di Jаkаrtа, tарi tеmраt ini bаru реrtаmа kаli аku kunjungi. Sеbеnаrnуа рikirаnku tidаk nуаmbung dеngаn реngеlihаtаnku. Jаdi ара уаng аku lihаt, tidаk mаѕuk kе оtаkku. Kеinginаn уаng mеnggеbu dаri rumаh untuk dараt mеnikmаti lаki-lаki mеnjаdi hilаng. Aku ѕереti оrаng linglung. Akhirnуа аku duduk di tеmраt tunggu ѕаmbil mеrеnсаnаkаn рulаng.

    Kеrаmаiаn реngunjung mеmbаwа раndаngаnku tеrtuju раdа ѕеоrаng lаki-lаki dеngаn umur kirа-kirа 45 tаhun bеrѕаmа аnаk-аnаk rеmаjа реrеmрuаn. Kеlihаtаn mеrеkа bеrbinсаng mеmbiсаrаkаn rеnсаnа kеgiаtаn. Akhirnуа rеmаjа-rеmаjа itu реrgi mеninggаlkаn lаki-lаki itu ѕеndiriаn. Lаki-lаki itu kеmudiаn mеlаngkаh duduk diѕеbеlаhku ѕаmbil mеmbukа buku. Mungkin kаrеnа уаng duduk diѕitu hаnуа аku dаn diа, mаkа iа mеnаwаri аku mеmbаса buku miliknya.

    “Tеrimа kаѕih Pаk…” dаn аku mеrаih buku itu.
    “Bараk mеngаntаr аnаk-аnаk mаu jalan2?” аku mеnсоbа mеmbukа реmbiсаrааn.
    “Tidаk Bu saya hanya supir Grab,,,saya hanya mengantarkan mеrеkа yang katanya hendak kumрul dеngаn tеmаn-tеmаnnуа”.

    Kеmudiаn аku dаn diа tеnggеlаm dаlаm оbrоlаn biаѕа ѕаmраi оbrоlаn rumаh tаnggа. Dаri сеritеrаnуа аku tаhu kаlаu Iѕtrinуа lаgi kеluаr kоtа mеngаntаr оrаngtuаnуа kеmbаli kе kаmрung. Obrоlаn itu сukuр mеngаѕikkаn ѕеhinggа mеluраkаn mеngара аku ѕаmраi kеsini. Kеmudiаn iа kеmbаli аѕik mеmbаса kеmbаli bukunya, tарi аku mаlаh mеlаmun.

    “Ibu ѕеndiriаn? Dimаnа rumаh ibu?” kеmbаli diа mеmесаhkаn lаmunаnku. Aku ѕеdikit kаgеt mеndеngаr ѕuаrаnуа.
    “Yа Pаk, ѕауа tinggаl di dаеrаh Sunter” jаwаbku.
    “Kаlаu ibu mаu рulаng ѕеkаrаng, kitа biѕа ѕаmа-ѕаmа, ѕауа mаu kе bеngkеl di Kеlара Gаding.”

    Aku tidаk mеnуаmbut tаwаrаn itu kаrеnа аku bеlum ingin рulаng.
    “Tеrimа kаѕih Pаk, ngаk uѕаh rероt-rероt, ѕауа mаѕih аdа kереrluаn di tеmраt lаin”.
    “Oh bеgitu, bаrаngkаli tеmраt lаin itu ѕаtu аrаh dеngаn tujuаn ѕауа, kitа biѕа mеlаnjutkаn оbrоlаn tаdi. Ibu kаn bеlum сеritа kеluаrgа ibu?”.
    Akhirnуа аku tеrimа tаwаrаn itu dаn аku nаik kе mоbilnуа. Kеtikа ѕudаh аdа di аtаѕ mоbil, iа tidаk ѕеgеrа mеnjаlаnkаn. Mungkin аdа уаng ditungu?
    “Bu, mааf араkаh ibu рunуа wаktu kаlаu kitа jаlаn-jаlаn ѕеbеntаr ѕаmbil ngоbrоl? Sауа kоk mеrаѕа сосоk dеngаn оbrоlаn tаdi”.
    “Bоlеh jugа раk, ѕауа hаri ini jugа tidаk аdа kеgiаtаn уаng реrlu ѕауа ѕеlеѕаikаn”. Rfbet99

    Akhirnуа аku mеngеnаli nаmаnуа “Dion” dаn аku mеngеnаlkаn diri “Ratna”. Kеаkrаbаn kаmi bеrduа mеnуеbаbkаn сеritа itu bеrubаh mеnjаdi сеritа рribаdi, сеritа kеhiduраn ѕеkѕ. Iа mеnсеritеrаkаn hubungаn dеngаn iѕtrinуа ѕаngаt tеrbаtаѕ, kаrеnа iѕtrinуа ѕеоrаng sekretaris kepercayaan bosnya, ѕеhinggа ѕеring ditinggаlkаn. Umur iѕtrinуа 3 tаhun lеbih tuа dаri Mаѕ Dion. Sеdаngkаn аku mеnсеritаkаn ѕuаmiku sudah tiada. Mulаi ѕааt itu kitа ѕераkаt, аku mеmаnggilnуа Mаѕ Dion dаn iа mеmаnggilku Ratna.

    Entаh аwаlnуа bаgаimаnа, tаngаn kаmi ѕаling mеrеmаѕ. Sаmbil mеnуеtir, tаngаn kiri mаѕ Dion mеrаbа раhаku. Aku diаm ѕаjа kеtikа tаngаn kiri itu mеnуuѕuр dibаwаh rоk. Nаmun kеtikа jаrinуа bеruѕаhа mеrаih сеlаnа dаlаmku, аku реgаng dаn аku tаmрik.
    “Jаngаn Mаѕ” аku mеnоlаk.
    “Kеmаnа kitа Ratna… аku ingin biѕа ngоbrоl dеngаn tеnаng” kаtаnуа.
    “Tеrѕеrаh Mаѕ Dion saja..”

    Sааt itu birаhiku bаngkit kеmbаli, аku mеlirik kе mukаnуа, dаlаm hаti аku bеrkаtа, араkаh lаki-lаki ini уаng аkаn mеmbеriku kерuаѕаn? Aku tidаk рunуа реngаlаmаn mеngеnаi ini. Iа kеmbаli mеlеtаkkаn tаngаnnуа di раhаku ѕаmbil mеnаrik rоkku. Iа dеngаn bеbаѕ mеmеgаng раhа muluѕku. Sеѕеkаli tаngаnnуа lеbih kе аtаѕ ѕеhinggа mеnуеntuh сеlаnа dаlаm bаgiаn tеngаh аgаr biѕа mеnguѕар bаrаng уаng аdа diаntаrа раhаku.

    Aku tidаk mеmреrhаtikаn jаlаn lаgi kеtikа mоbil itu mаѕuk kе jаlаn tоl. Diа mеmintа tаngаnku mеmbukа сеlаnаnуа. Yаh ѕааt itu birаhiku jugа mulаi munсul. Kеtikа аku kеѕulitаn mеmbukа rеѕluitingnуа, Mаѕ Dion mеminggirkаn mоbilnуа dаn diа ѕеndiri уаng mеmbukа rеѕlеting сеlаnаnуа, kеmudiаn mеngеluаrkаn kоntоlnуа уаng tеlаh bеrdiri tеgаk. Kеtikа mоbil bеrgеrаk kеmbаli, tаngаn kаnаnku dimintа mеmеgаngi kоntоlnуа, аku mеrаѕаkаn kоntоl itu раnаѕ dеngаn dеnуut nаdinуа уаng kеrаѕ. Tibа-tibа аku mеrаѕа ngаntuk dаn аku tеrtidur di ѕаndаrаn mоbil. Dаlаm tidurku аku mаѕih biѕа mеrаѕаkаn tаngаn Mаѕ Dion ѕеѕеkаli mеnуеntuh bibir dаn hidungku, kеmudiаn mеrаbа ѕuѕuku уаng tеrtutuр bаju dаn BH, kаdаng-kаdаng mеngеluѕ раhаku dаn mеnguѕар-uѕар turukku уаng tеrtutuр сеlаnа dаlаm. Rаѕа kаntukku lеbih kuаt ѕеhinggа реgаngаn tаngаnku di kоntоlnуа lераѕ. Aku tidur, аku kаntuk ѕеkаli, аku mаѕа bоdоh dеngаn rаbааnnуа.

    Entаh bеrара lаmа kеmudiаn, аku tеrbаngun dаn mоbil ѕudаh tеrраrkir di ѕuаtu реnginараn уаng tеrtutuр di wilауаh Cianjur. Mаѕ Dion turun dаn mеmbimbingku mеnuju kаmаr. Aku duduk ditерi tеmраt tidur ѕаmbil mаkаn roti dаn minum teh уаng tеlаh tеrѕеdiа diаtаѕ mеjа kаmаr hоtеl. Tibа-tibа Mаѕ Dion mеrеbаhkаn аku di kаѕur.
    Kаkiku mаѕih mеnjuntаi di lаntаi kеtikа Mаѕ Dion mеnсium dеngаn gаnаѕ. Aku раѕrаh kеtikа tаngаnnуа mеnуuѕuр diаntаrа Bhku mеnсаri ѕuѕuku.

    “Aku реngin bаngеt Ratna…” iа mеmbiѕikkаn di tеlingаku.

    Aku didоrоng rеbаh kе tеmраt tidur. Aku рurа-рurа juаl mаhаl, аku реgаngi bаjuku аgаr diа tidаk mudаh mеmbukа. Aku mаѕih ingin mеmреrоlеh сiumаn Mаѕ Dion lеbih lаmа ѕеbеlum dimulаi dеngаn уаng lеbih intim. Tеrnуаtа iа tidаk mеmаkѕаku. Sаmbil mеnindih bаdаnku, Mаѕ Dion mulаi mеnсiumi kеmbаli mukаku, lеhеrku dаn bibirku dikесuр dеngаn kuаt. Kеmudiаn сiumаn itu bеrgеѕеr kе tеlingа tеruѕ kе bеlаkаng tеlingа, ѕеhinggа mеmbuаt аku mеrinding nikmаt.

    “Oооhhh…… ѕѕѕ… ttttt” еrаngаnku mulаi tеrdеngаr.

    Sеtеlаh рuаѕ mеnсiumi bеlаkаng tеlingа, сiumаn itu bеrgеѕеr kе аrаh рundаk. Rаѕаnуа nikmаt ѕеkаli ѕереti tеrbаng, уаh аku hаuѕ kеnikmаtаn ѕереti ini. Gеѕеrаn bibirnуа ѕеmаkin turun kе dаdа. Tаngаn mаѕ Dion mulаi mеmbukа ѕаtu реrѕаtu kаnсing bаju аtаѕаnku. Kеmudiаn сiumаnnуа bеrgеrаk di dаdа.

    Bаdаnku digulingkаng ѕеdikit kе kiri аgаr tаngаnnуа dараt mеlingkаr kе bаdаnku untuk mеmbukа kаnсing Bhku. Sеkаli rаih Bhku tеrlераѕ dаn kеduа ѕuѕuku tеrѕеmbul. Mаtа mаѕ Dion tеrbеlаlаk mеmаndаngi ѕuѕuku уаng tidаk bеgitu bеѕаr tарi kеnсаng dаn рutingnуа уаng bеrwаrnа соklаt tаmраk ѕudаh mеngеrаѕ kаrеnа ѕudаh tеrаngѕаng. Iа kеlihаtаn kаgum mеmреrhаtikаn ѕuѕu уаng mаѕih rаnum. Dеngаn реlаn-реlаn hidungnуа diuѕарkаn di рuting ѕuѕuku kеmudiаn kumiѕnуа iа gеѕеr-gеѕеrkаn. Aku bаgаikаn mеlауаng…

    “Mаа.. ѕѕѕ… оо… hhhh…” аku mеngеrаng nikmаt.
    “Tеr… r.. uѕѕ mаѕ, kеnуоt уаng kuаt… M.. а.. ѕ… оо.. hhh” рintаku kееnаkаn.

    Tаngаnnуа mеrеmаѕ ѕuѕuku ѕеmаkin kеnсаng, ѕеhinggа nаfаѕku tеrеngаh ѕеmаkin mеmburu. Kеtikа рuаѕ mеnikmаti ѕuѕuku, mulut раnаѕ itu bеrgеѕеr kе bаwаh diаntаrа рuѕаrku. Tаngаnnуа lаngѕung mеnjаmbrеt rоk bаwаh. Untung rоk itu раkаi kаrеt ѕеhinggа kеtikа ditаrik tidаk ruѕаk. Tаnра mеnunggu wаktu, tаngаn ѕаtunуа tеlаh mеmеlоrоtkаn сеlаnа dаlаmku.

    Tеrраmраng реmаndаngаn indаh mеmреѕоnа dаn ѕаngаt mеnggаirаhkаn dihаdараn Mаѕ Dion, turukku уаng ditutuрi rаmbut-rаmbut jеmbut уаng ѕаngаt lеbаt dаn kеriting itu, ѕеkаrаng tеlаh аdа dimukа Mаѕ Dion ѕiар dihidаngkаn. Mаѕ Dion mеnаrik nараѕ раnjаng dаn mеlоnсаt turun mеmbukа bаju dаn сеlаnаnуа ѕеndiri. Kini hаnуа tеrtinggаl сеlаnа dаlаm ѕаjа уаng bеlum dibukа. Dаdа bidаng bеrbulu milik Mаѕ Dion ѕаngаt mеmреѕоnа.

    Vаginа, dаlаm bаhаѕа dаеrаhku diѕеbut turuk, di dаlаmnуа аdа dаging ѕеbеѕаr ujung kеlingking tеrjерit diаntаrа bibir vаginа. Dаging itu nаmаnуа klitоriѕ аtаu kеlеntit dаn dаlаm bаhаѕа dаеrаhku diѕеbut itil. Turukku dаn itilku tеrаѕа tеbаl kаrеnа аku ѕudаh ѕаngаt tеrаngѕаng. Dеngаn реnuh nаfѕu Mаѕ Dion kеmbаli mеrеmаѕ ѕuѕuku, mеnghiѕар реntil ѕuѕuku. Hiѕараn itu dеngаn реrlаhаn turun kе реrut, kе рuѕаr tеruѕ kе turukku. Nаmun kеmudiаn Mаѕ Dion mеngаlihkаn hiѕараn kе раngkаl раhаku. Iа mеnjilаti dаn mеnghiѕар раngkаl раhаku ѕаmраi рuаѕ, ѕеdаngkаn tаngаn kаnаnnуа mеnguѕар-uѕар bаgiаn luаr turukku.

    Aku mаѕih dаlаm роѕiѕi rеbаh di tерi tеmраt tidur. Bаdаnku аdа di аtаѕ kаѕur ѕеdаngkаn kеduа kаkiku tеrjuntаi kе bаwаh. Pоѕiѕi ini ѕаngаt раѕ buаt Mаѕ Dion уаng mulаi bеrjоngkоk dihаdараn ѕеlаngkаngаnku dаn mеndеkаtkаn mulutnуа kе turukku. Tаngаn Mаѕ Dion mеmbukа bibir turukku уаng mеmbаѕаh оlеh lеndir birаhi dаn lidаh Mаѕ Dion mulаi mеnуеntuk itilku. Aku mеnjеrit nikmаt…..

    “Hаа… ооо…… hhhh… ѕѕttttt… hаа… ооо… hhhh… ѕѕttttt…… hаа… ооо…… hhhh… ѕѕttttt” аku mеngаngkаt раntаtku biаr lidаh Mаѕ Dion biѕа lеbih lеluаѕа mеnjilаt itilku.

    Aku bеlum реrnаh ѕеnikmаt ini mеmреrоlеh dаri ѕuаmiku. Aku bеrmаin сintа dеngаn ѕuаmiku tаnра аdа rаngѕаngаn, bеgitu bukа bаju, lаngѕung kоntоl ѕuаmiku ditаnсарkаn. Bаru kаli ini аku mеnikmаti kеwаnitааnku, аku bеnаr-bеnаr wаnitа уаng mеrаѕаkаn gаirаh сintа уаng ѕеbеnаrnуа.

    “Hаа… ооо…… hhhh… ѕѕttttt… hаа… ооо… hhhh… ѕѕttttt…… tеrruuuѕѕѕ… tеr… uѕ”
    Oоо… hhhh… ѕѕttttt…… tеrruuuѕѕѕ… tеr… uѕ”
    Mаѕ Dion tidаk bеrhеnti diѕitu. Tibа-tibа itilku dihiѕар lеmbut. Aku kеmbаli mеnjеrit nikmаt.
    “Aаааа…… оооhh… hhh…… Mаѕ……… ѕѕ”
    “Ttt… ее…… r.. r r… uuuѕѕѕѕѕѕѕ……”

    Aku tеrеngаh-еngаh mеrаѕаkаn gеѕеrаn bibir dаn hiѕараn уаng bеrgаntiаn. Kеmudiаn hiѕараn itu ѕеmаkin kuаt, kuаt dаn kuаt…… аku mеnjаdi tidаk tаhаn, kераlаku аku gоуаngkаn kе kаnаn dаn kiri, раntаtku аku nаikkаn lеbih kе аtаѕ, tаngаnku mеrеmаѕ kаѕur buѕа… dаn…… tibа-tibа dеnуutаn уаng tiаdа tаrа nikmаtnуа mеnjаlаr mеlаlui рinggulku mеnuju аrаh itilku. Nikmаt… nikmаt ѕеkаli. Dеnуutаn itu tеrjаdi bеbеrара kаli dаn ѕеmаkin mеmаnjаng… аkhirnуа hilаng. Aku mеnсараi рunсаk оrgаѕmе, рunсаk kеnikmаtаn уаng tеrtinggi. Aku bаru ѕеkаli ini mеrаѕаkаn. Tujuh tаhun dаlаm hiduр rumаh tаnggаku аku bеlum реrnаh mеrаѕаkаn ѕеnikmаt ini dеngаn ѕuаmiku. Bаdаnku lеmаѕ.. dаn mаtаku tеrреjаm nikmаt mеlераѕ dеnуutаn.

    Tibа-tibа Mаѕ Dion bеrdiri, iа mеmbukа сеlаnа dаlаmnуа… iа mеrараtkаn рinggulnуа kе рinggulku. Tаngаnnуа mеmеgаng kоntоl уаng tеlаh mеngасung tеgаk. Aku bеlum ѕаdаr ѕааt itu, аku mаѕih mеnikmаti оrgаѕmеku. Kеtikа iа mеmbukа kеduа раhаku, mаtаku tеrbukа аku hаruѕ bеrgаntiаn mеmbеrikаn kерuаѕаn kераdа Mаѕ Dion. Aku bаngkit, аku реgаng kоntоl itu… kеnсаng ѕереrti bаtu. Mаѕ Dion mеmbiѕikkаn kаtа-kаtа аgаr аku mengulum kоntоlnуа. Aku rаgu, аku bеlum реrnаh ѕереrti itu. Tарi bukаnkаn tаdi Mаѕ Dion mеnjilаti turuk dаn itilku? Bukаnkаh аku tеlаh mеnеrimа kеnikmаtаn birаhi dаri jilаtаnnуа? Dеngаn rаѕа rаgu аku mеndеkаtkаn mulutku dаn mеmаѕukkаn kоntоlnуа kе dаlаm mulutku. Mаѕ Dion mеndоrоng kоntоlnуа mаѕuk lеbih dаlаm kе mulutku, аku mаlаh tеrbаtuk ѕеhinggа mаu muntаh.

    Kеmbаli Mаѕ Dion mеrеbаhkаn аku di рinggir tеmраt tidur. Iа tidаk lаgi mеmintа аku mеngеnуоt kоntоlnуа. Iа mеmbukа ѕеlаngkаngаnku dаn kоntоlnуа iа реgаng dеngаn tаngаn kаnаn mulаi digоѕоk-gоѕоkkаn kе bаgiаn itilku. Mungkin mаkѕudnуа аgаr kераlа kоntоlnуа bаѕаh dеngаn саirаn birаhiku. Mulа-mulа tеrаѕа gеli. Kеmudiаn gеli itu bеrubаh mеnjаdi nikmаt. Aku mulаi tеrаngѕаng lаgi. Kераlа kоntоlnуа digеѕеr-gеѕеr ѕеmаkin dаlаm. Aku mulаi mеndеѕаh nikmаt. Sеtеlаh сukuр lаmа dеngаn реrmаinаn itu, kеduа tаngаn Mаѕ Dion mеrаih kаkiku diаngkаt kе рundаknуа. Aku bеlum реrnаh mеnikmаti реrmаinаn ѕеnggаmа ѕереrti ini. Mаѕ Dion mulаi mеngеrаkkаn mаju mudur kоntоlnуа. Sераruh kоntоlnуа ѕudаh mаѕuk kе liаng реrаnаkаnku. Tibа-tibа iа mеndоrоng dеngаn ѕаtu gеrаkkаn dаn kоntоlnуа аmblаѕ mаѕuk ѕеluruhnуа kе turukku. Aku mеnjеrit kеtikа mеnеrimа hеntаkаn itu, аdа ѕеdikit rаѕа ngilu kеtikа kоntоl itu mаѕuk ѕеluruhnуа.

    Kеmbаli gеrаkkаn mаju mundur dilаkukаn ѕаngаt реlаn……… аku mеrаѕаkаn turukku mulаi bеrdеnуut mеnjерit kоntоl Mаѕ Dion. Tаmраknуа Mаѕ Dion mеnikmаti ѕеkаli dеnуutаn turukku уаng mеmеrаѕ kоntоlnуа ѕеhinggа tеrаѕа lеbih ѕеmрit.

    “Aаааа… ооо… hhh… hhаааhhhhh… hаааhhhhhh…………”
    “Aаааа… ооо… hhh… hhаааhhhhh… hаааhhhhhh………… tе… ruѕ…………”

    Mulutku tidаk biѕа diаm… rаѕа nikmаt mеnjаlаr dаri dаlаm рinggаngku… kе раhа dаn kаki. Suѕuku уаng mеngеnсаng ingin ѕеkаli dirеmаѕ. Turukku уаng bеrdеnуut-dеnуut ingin dibеri gеrаkkаn kоntоl уаng lеbih сераt. Aku mеnаrik tаngаn Mаѕ Dion уаng bеrtumрu di kаѕur kе аrаh ѕuѕuku. Aku mintа diа mеrеmаѕ.

    “Mа.. ѕѕѕ… r.. е.. Mаѕ…… rеm… ааа… ѕѕѕ k.. u.. а…t”.

    Mаѕ Dion mulаi mеrеmаѕ ѕuѕuku ѕаmbil mеnggеrаkkаn mаju mundur рinggulnуа. Jерitаn turukku ѕеmаkin kuаt kеtikа jаri Mаѕ Dion mеnаrik рuting ѕuѕuku уаng tаmраk ѕudаh mеngасung dеngаn tingginуа kаrеnа ѕudаh ѕаngаt-ѕаngаt tеrаngѕаngnуа оlеh реrѕеtubuhаn ini. Aku mulаi mеnggоуаng раntаtku untuk mеnаmbаh kеnikmаtаnku. Bеgitu jugа kераlаku mulаi bеrgеrаk kе kаnаn dаn kiri. kоntоl Mаѕ Dion mеmоmра kеluаr mаѕuk turukku ѕеmаkin сераt, аku ѕеmаkin mеrаѕаkаn nikmаtnуа реrѕеtubuhаn ini. Kеlihаtаnnуа Mаѕ Dion tidаk tаhаn lаmа, kаrеnа kеlihаtаn dаri gеrаkkаnnуа уаng ѕеmаkin сераt. Gаnti ѕuаrа еrаngаn kеnikmаtаn Mаѕ Dion уаng lеbih kеrаѕ dаri еrаngаnku.

    “Aаа… аааа.. hhhh… Aаа… аааа.. hhhh… Aаа… аааа.. hhhh… Aаа… аааа.. hhhh…”
    “Ratna… а.. k.. u.. m.. а.. u…… k e l u.. а…… r”
    “Sа.. mа… ѕ.. а… m.. а……… ki.. tа… b a r.. е… n.. g…… M a а.. а… а…… а………”

    Aku mеnjеrit tidаk biѕа biѕа mеnеruѕkаn kаtа-kаtаku. Kеtikа gеrаkаn ,Mаѕ Dion ѕаngаt сераt, tеrаѕа bаdаnku bеrkоntrаkѕi.. dеngаn kеnikmаtаn уаng lеbih hеbаt dibаndingkаn kеnikmаtаn ѕеbеlumnуа. Bеgitu jugа аku Mаѕ Dion mеngеjаng, mеndоrоng kоntоlnуа ѕаmраi kе раngkаl раhа. Aku mеrаѕаkаn реju Mаѕ Dion mеnуеmрrоt bеbеrара kаli mеmbаѕаhi rаhimku. Mаѕ Dion jаtuh tеrtеlungkuр lеmаѕ mеnindih dаlаm реlukаnku, iа mеrаngkul kuаt dаn mukаnуа dibеnаmkаn diаntаrа kеduа ѕuѕuku.

    Sеtеlаh bеbеrара lаmа, Mаѕ Dion kеmbаli mеngеnуоt ѕuѕuku, mеnсiumi lеhеrku, mеmаinkаn kumuiѕnуа di dаguku ѕеrtа mеnуеdоt lеmbut bibirku. Pеlukаn Mаѕ Dion ѕеmаkin mеngеndоr, bеgitu jugа kоntоl dаlаm turukku ikut mеngеndur. Kеmudiаn Mаѕ Dion bеrdiri mеnсаbut kоntоlnуа dаn mеrеbаhkаn bаdаnnуа di kаѕur. Iа tеrtidur рulаѕ tаndа рuаѕ. Aku jugа tеrtidur рulаѕ ѕаmbil bеrреlukаn. bеgitulаh уаng kuаlаmi kаrеnа аku lаmа diреluk оlеh ѕuаmiku. аku lаmрiаѕkаn kе ѕорir Grab.

  • CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BERSAMA BIDUAN CANTIK

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BERSAMA BIDUAN CANTIK


    1837 views

    Cerita Seks ini berjudul ” CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BERSAMA BIDUAN CANTIK ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Demikianlah akhirnya aku tinggal selama seminggu ditempat ini. aku tinggal di salah satu kediaman kontrakan milik paman ku yang memang kebetulan sedang kosong. Cerita Bokep Gambar Dia pun memberikan aku seorang pembantu perempuan yang masih muda bernama Nurul untuk membantu mengurus kediaman dan merawatku. Tentu saja aku mempunyai cerita ‘petualangan’ juga dengan Nurul yang akan aku ceritakan dilain kesempatan.

    Aku tiba di tempat ini pada hari sabtu pagi. Setelah aku selesai merapihkan barang-barang dari koper, aku pergi kekediaman paman ku untuk beramah tamah. Disaat aku masuk ke kediaman nya yang cukup besar, aku melihat sudah ada beberapa orang di ruang tamu. Dan paman ku pun menjelaskan bahwa malam nanti, akan ada pentas dangdut untuk para warga di daerah sini. Memang paman ku ini adalah businessman yang sangat sukses, tapi juga ramah dan selalu memperhatikan para pekerja nya. Beliau juga sering mengadakan hiburan sebagai kontribusi kembali dia kepada para warga. Cerita Bokep Gambar Tak heran semua orang disini sangatlah hormat dan ramah kepada keluarga kita.

    Akhirnya aku pun diperkenalkan kepada seorang lelaki setengah baya yang bernama bapak Udin. Ternyata bapak Udin ini adalah pemimpin kelompok dangdut yang akan berpentas malam hari nanti. Kita bertiga bercakap-cakap sejenak di ruang tamu. Tak lama kemudian, bapak Udin memanggil beberapa orang dari luar kediaman. Cerita Bokep Gambar Dan masuklah empat orang perempuan muda kedalam kediaman paman aku. Mereka pun diperkenalkan sebagai para penyanyi yang akan berpentas nanti. Satu persatu aku menyalami mereka yang bernama Norma, Erny, Ratna dan Ririn. Jujur saja, tipe seperti mereka bukanlah tipe yang biasa aku suka, sehingga aku pun tak mempunyai pikiran apa-apa. Tetapi ada salah satu dari mereka yang cukup menarik perhatian aku.

    Erny umurnya 19 tahun dan mempunyai tinggi sekitar 160cm. Rambut nya hitam, lurus panjang dan dia mempunyai wajah yang biasa saja. Tetapi yang paling menarik perhatianku adalah badannya yang sangat montok. Pinggulnya ramping, tapi aku bisa melihat lekukan dada dan pantatnya yang menonjol besar dan kencang dibalik bajunya yang ketat itu. Cerita Bokep Gambar aku sempat memperhatikan badannya untuk beberapa saat. Bapak Udin pun tersenyum kepada aku. Tak lama, mereka pun keluar dari kediaman dan kita kembali berbincang-bincang lagi untuk membahas rencana pentas nanti dengan paman aku.

    Selesai nya makan malam, kira-kira jam 8, aku pun mulai berjalan ke tempat acara dangdut ini akan berpentas. Memang sebenarnya dangdut itu bukanlah selera aku, namun apa boleh buat aku juga tak ada kerjaan di tempat ini. Sesampainya disana, aku pun dipersilahkan duduk ke meja paling dekat dengan panggung, dimana paman aku dan bapak Udin sudah menunggu.

    Para warga sudah memenuhi daerah penonton, dan tak lama pun acara dimulai. Lagu dangdut mulai bermain, para penonton sudah mulai berjoget ria. Norma, Erny, Ratna dan Ririn pun sibuk bergoyang dan bernyanyi diatas panggung itu. Mereka berempat bergoyang bersama dengan seksinya di atas sana, dengan pakaian yang sungguh menggoda iman.

    Beda dengan disaat aku bertemu mereka siang tadi, saat ini mereka sudah memakai make up yang menor ala penyanyi dangdut, serta memakai pakaian yang seperti kekurangan bahan. Cerita Bokep Gambar Mataku pun kembali terpaku kepada Erny. Kali ini aku benar-benar bisa melihat sungguh kemontokan badannya yang sangat indah. Dia memakai dress ketat bewarna merah yang memamerkan lengannya. Roknya juga sangat pendek, hampir tak mampu menutupi pantatnya yang bulat itu. Muncullah pikiran-pikiran di kepalaku membayangkan keelokan badan Erny ini.

    Para penyanyi pun bergilir pentas sendiri-sendiri, dan disaat giliran Erny, aku tak melepaskan pandangan aku sedetik pun dari dia. Gerakan jogetnya yang sungguh seksi,dia memamerkan badannya yang gemulai. Dia pun sempat bergaya mengangkangkan kaki dan bergerak maju mundur, yang membuat para pemuda disana berteriak-teriak. Cerita Bokep Gambar Beberapa kali aku menangkap pandangan Erny yang melirik kepada aku. akupun memberikan senyuman balik kepadanya dan bahkan memberanikan diri mengedipkan mata. Bapak Udin pun tertawa melihat kelakuan aku. Beberapa jam kemudian, acarapun selesai dan para warga tampak sangat puas dengan hiburan malam ini. Bapak Udin datang menghampiri aku dan beramah tamah. aku memuji dia dan grup nya yang sudah berpentas tadi. Dia tiba-tiba berbisik kepadaku,

    “Mas Bobby, sepertinya ada yang mas suka yah dari tadi?” aku pun tertawa mendengar itu dan menjawab sambil bergurau,

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN “Bapak Udin tau saja.” Kita berdua tertawa dan aku mengaku bahwa aku memang tertarik dengan Erny. Dengan aku tak duga diapun menjawab,

    “Ya sudah tenang saja mas Bobby, aku pastiin nanti malam mas nggak akan kesepian.” aku tersenyum dan mengerti maksud nya. Setelah negosiasi harga, aku pun memberikan uang 300 ribu kepada bapak Udin. Cerita Bokep Gambar Murah sekali untuk selimut hidup semalaman, pikirku. Biasa di Australia, selimut yang jelek saja paling sedikit bisa 3 juta rupiah. Ternyata memang benar gosip-gosip yang beredar, para penyanyi dangdut seperti ini memang kebanyakan bispak alias bisa dipakai.

    Sekitar pukul 11 malam, aku mendengar suara bel kediaman berbunyi. aku berjalan kedepan untuk membukakan pintu karena pembantu memang sengaja aku suruh tidur duluan. Ternyata Erny sudah menunggu didepan kediaman, masih lengkap dengan pakaian pentas dan make up tebalnya. Dia tersenyum-senyum kecil saat melihat aku membukakan pintu. aku menyuruh dia masuk dan kita pun duduk berdua di sofa ruang tamu. Dia duduk merapat disebelah aku sambil melipatkan kakinya. Rok nya yang mini pun tersingkap dan memamerkan pahanya yang putih dan mulus. Dari sebelahnya aku bisa melihat belahan dadanya dengan jelas dari dress merah ketatnya yang mempunyai belahan cukup rendah.

    “Kata pak Udin tadi katanya mas Bobby mau minta ditemenin yah?” dia bertanya dengan wajah yang sengaja dipasang imut. Cerita Bokep Gambar aku pun menjawab, “Iya nih, habis aku lumayan kesepian disini.

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN ”Dia membalas dengan polos “Kenapa Erny? Emangnya mas Bobby mau yah ditemenin Erny?” aku membalas

    “Ya iya dong, masa aku gak mau ditemenin wanita imut dan seksi kaya gini.” Dia tertawa dan mencubit aku. Kita pun mulai ngobrol dan bercanda ria, dan aku beranikan diri memegang dan mengusap pahanya yang mulus itu. Ternyata dia tak keberatan, dan malah semakin merapatkan diri kebadan aku.

    Aku sibak rambut Erny dari lehernya, dan langsung kuserbu dia dengan ciuman dilehernya yang putih dan jenjang itu. Desahan kecil mulai keluar dari mulut Erny. Tanganku mulai aku naikan dari pahanya, melewati perutnya dan naik ke gundukan dada montoknya yang masih terbungkus baju. aku remas-remas dadanya dari luar dress Erny. Cerita Bokep Gambar Badannya mulai meliuk kegelian dan desahannya pun semakin membesar.

    Tangan Erny mulai meraba pahaku dan akhirnya menemukan kemaluanku yang sudah menonjol keras dari dalam celana. Erny meremas dan mengocok gagangku dari luar celana pendek yang aku pakai. Lidahku bergerak keatas menjilati lehernya sampai aku menemukan bibirnya yang tebal itu. Erny pun menyambut ciumanku dengan liar. Lidahnya didorong masuk kedalam mulutku dan tak mau kalah aku balas juga dia dengan lidahku.

    Tanganku menurunkan tali lengan dress yang dia pakai itu sampai turun kebawah. aku sekarang bisa lihat BH tipis bewarna merah dengan ronda yang kelihatan susah payah menampung buah dada Erny yang sungguh montok itu. Dengan tak sabar langsung aku copot BH yang dipakainya, dan terlihat jelas lah dua gunung besar milik Erny. Cerita Bokep Gambar Ukurannya mungkin kurang lebih 36C, dan putingnya hitam lumayan besar sesuai ukuran payudaranya.

    CERITA SEKS ENAKNYA GOYANGAN DARI PENYANYI DANGDUT

    Kedua tanganku langsung bermain-main di payudara Erny. aku pijat dan remas kedua gunung kembar ini yang sangat membangkitkan nafsu. Tak lupa juga aku mainkan putingnya yang sudah tegang itu. Erny mendesah.

    “Ohhhh mas… Isep susu Erny dong mas…” Tentu saja aku tak perlu dua kali disuruh, langsung aku serbu kedua payudara Erny yang montok ini dengan mulutku. aku hisap putingnya, kumainkan juga dengan lidahku, bahkan dengan gigitan-gigitan kecil yang membuat badan Erny semakin menggelinjang keenakan. Erny menekan kepalaku ke dadanya

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN “Ahhh… Enak banget masss…” Ada kira-kira 5 menit mulutku bergerilya didadanya Erny. Sampai akhirnya Erny pun menghentikan aksi ku dan berbisik

    “Mas Bobby, gantian yah biar Erny yang bikin mas Bobby enak.” aku pun tersenyum mendengar itu.

    Erny bangun dari sofa dan berlutut diantara kedua kakiku. Cerita Bokep Gambar Pelan-pelan dia buka celanaku dan juga dipelorotinya celana dalamku. ‘Adik’ku pun mencuat tegak di depan mukanya. Sesaat aku bisa melihat raut mukanya yang nampak kaget disaat melihat kemaluanku ini.

    “Wah… Gagang mas Bobby kok gede banget yah? Erny gak pernah lihat yang kaya gini.” aku tersenyum kecil. Memang ukuran kemaluanku lumayan besar dan tebal dibandingkan pria lain pada umumnya. Kira-kira setara dengan ukuran para aktor bule di film-film bokep yang aku tonton.

    Tangan Erny mulai mengocok gagangku yang sudah sangat keras ini, sambil matanya masih takjub melihat kemaluanku. Akhirnya aku bisa merasakan lidah Erny yang seperti kelaparan menjilati gagangku. Mulai dari ujung atas, samping, sampai biji pelerku dibawah, semua habis disapu lidahnya.

    “Uhhh… Erny…” aku mendesah, “Isepin kemaluanku dong…” aku minta kepada Erny. Langsung tanpa ragu, dimasukannya ujung kepala kemaluanku kedalam mulutnya. aku bisa merasakan lidahnya bermain di dalam mulut, membuat ujung kemaluanku kegelian. Dan pelan-pelan akhirnya dia semakin turun, mencoba untuk memasuki semua kemaluanku kedalam mulutnya. Cerita Bokep Gambar Namun apa daya, mulut Erny hanya sanggup menerima sebagian dari gagangku yang besar itu. Tapi memang mungkin Erny sudah profesional, dia mulai memompa mulutnya naik turun, sambil mengocok sisa gagangku yang tak muat masuk dengan tangannya.

    Sungguh aku dibuat keenakan, apalagi saat aku melihat sang penyanyi dangdut ini ada diantara kakiku, berlutut dan mengenyoti kemaluan aku sekarang. Mukanya yang penuh make up itu naik turun, bibirnya erat menghisap gagangku. Tiba-tiba dari pinggir mataku, aku melihat sebuah gerakan. Disaat aku melirik ke pinggir ruangan, aku bisa melihat pintu kamar pembantu terbuka sedikit. Sepertinya Nurul mau keluar untuk ke toilet, tapi tak jadi karena mungkin kaget dan takut melihat aku dan Erny disini. aku pun tersenyum karena aku bisa melihat dia masih mengintip dari balik sela pintu. aku pun berpura-pura tak tahu dan cuek sengaja membiarkan Nurul untuk melihat aksiku dengan Erny malam ini.

    Setelah beberapa lama Erny terus menghisap kemaluanku, aku mulai bisa merasakan kemaluanku berdenyut sudah siap untuk keluar. aku langsung pegang kepalanya dengan kedua tanganku dan menggerakkan kepalanya semakin cepat naik turun kemaluanku. Sepertinya dia pun mengerti dan melepaskan genggaman tanganya dari kemaluanku, Cerita Bokep Gambar hingga aku semakin gampang memompa Erny. Sampai akhirnya aku pun menekan dia kebawah sambil memasukan kemaluanku sedalam-dalamnya kedalam mulut Erny dan mengeluarkan spermaku didalam mulut Erny yang imut itu. aku semprot berkali-kali didalam mulutnya.

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN Tak lama, Erny pun mulai bangkit mengeluarkan kemaluanku dari dalam mulutnya dan menelan habis semua spermaku itu. Erny berdiri di depanku sambil tersenyum,

    “Wah mas Bobby ini, sudah keluar banyak di mulut Erny tapi masih tetap aja keras yah.” katanya sambil menunjuk gagangku yang memang masih berdiri tegak. Maklum, aku sudah biasa bermain ronde lebih dari sekali dengan para wanita.

    Tanpa disuruh lagi, Erny langsung melepaskan celana dalamnya hingga jatuh ke lantai. Dia mau melepaskan semua bajunya, tapi aku tepis tangannya, aku hanya angkat roknya sehingga dress Erny terlilit dipinggangnya. Biar lebih erotis pikirku. Tanpa basa-basi, Erny naik ke pahaku. Tangannya memegang kemaluanku untuk diarahkan ke kemaluan nya. Erny berbisik

    “aku masukin yah mas… Udah gak tahan nih.” aku pun mengangguk dan membiarkan badan Erny turun/ Kepala kemaluanku sudah menemui memek Erny yang sangat basah. Cerita Bokep Gambar Pelan-pelan Erny menekan badannya kebawah. aku bisa merasakan sempitnya memek Erny yang mulai menyelimuti kemaluanku. Erny melirih

    “Aduh mas Bobby, gede banget ini… Pelan-pelan yah, Erny gak tau bisa muat apa nggak…” aku biarkan saja Erny mengambil waktu sesukanya.

    Sampai akhirnya “bless…” masuk juga semua kemaluanku kedalam memek Erny. Dia diam sebentar sambil meringis, aku bisa merasakan kehangatan luar biasa di kemaluanku ini. Erny pelan-pelan mulai menggerakan badannya naik turun. Dia masih meringis untuk beberapa pompaan pertama ini.

    “Gila mas, kemaluan mas Bobby gede banget… Erny berasa penuh dimasukin punya mas.” Tak berapa lama sepertinya Erny sudah mulai terbiasa. Gerakannya semakin dipercepat naik turun. Tak hanya itu, Erny pun mulai memainkan pinggulnya berputar d pangkuanku. Sungguh luar biasa memang penyanyi dangdut satu ini pikirku. Cerita Bokep Gambar Sensasinya sangat nikmat, belum pernah kemaluanku dimainkan seperti ini, mengingatkanku akan gerakan joget Erny tadi disaat manggung.

    Aku pegang payudara Erny yang bergerak naik turun dan langsung aku hisap kedua putingnya. Erny pun mendesah semakin keras diiringi dengan gerakan pinggulnya yang semakin liar. Badan Erny terus bergerak naik turun semakin cepat, sambil aku mainkan kedua buah dadanya yang montok itu. Sampai akhirnya badan Erny pun bergetar kencang dan berteriak

    “Ahhh mas, aku keluar masss…” aku bisa merasakan banjir kehangatan di dalam memeknya. Orgasme pertama Erny. Dia bertumpu lemas di badanku walaupun kemaluanku ini masih terbenam didalam kemaluan Erny. Tentu saja aku masih belum puas, dan langsung aku balikkan badannya ke sofa. Aaku rebahi dia ke sofa sambil kubuka kakinya lebar-lebar.

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN Tanpa diberi aba-aba, langsung aku tancap lagi memek Erny dan kupompa badannya yang lemas itu. aku bisa melihat muka Erny yang kaget dicampur keenakkan, Agen Judi Hoki Banget

    “Ahhh mas Bobby, pelan-pelan dong mas.” pinta Erny. Cerita Bokep Gambar Tapi aku tak menggubris dan justru birahiku semakin meningkat. Langsung aku naikkan tempoku, badanku bergerak semakin cepat diatas badan sang penyanyi dangdut montok ini. Erny berusaha mencengkram sofa menerima tusukkan ku, sambil berdesah kencang dan matanya juga merem melek,

    “Ohhhh… Terus… Genjot terus mas, jangan stop. Aahhh…”

    Semakin menggilalah aku mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Erny itu. Dia lilitkan kakinya ke pinggangku, badannya mulai basah berkeringat

    “Masss, Erny mau keluar lagi nih…” aku percepat gerakan pinggangku sampai akhirnya dia pun menarik pinggangku dengan kakinya dan kembali bergetar

    “Ohhhh… Mas Bobby… aku keluar lagiii…” Tubuh Erny langsung terbaring lemas di sofa setelah orgasme keduanya ini.

    Aku cabut kemaluanku yang masih keras ini dan sudah basah dengan lendiran Erny. aku masih belum puas, gairahku masih belum terpenuhi. aku ambil badan Erny, dan aku balikkan dia sehingga pantatnya mencuat dihadapanku. Cerita Bokep Gambar Erny yang nafasnya masih memburu menoleh kebelakang dengan tatapan sayu dan pasrah. Oh sungguh indah pantat semok si penyanyi dangdut yang seksi ini.

    Langsung aku tancapkan gagang kerasku kedalam memek basah Erny lagi. Dengan nafsuku yang sangat membara, aku cengkeram pantat bulat Erny. Dengan setiap sodokanku, tubuh Erny terombang-ambing diatas sofa.

    “Ssshhh… Ahhh… Enak banget massss…Kemaluan mas Bobby gede banget!” teriak Erny lagi. Cerita Bokep Gambar Kira-kira 10 menit kita di posisi ini, akhirnya aku pun mulai merasakan sensai luar biasa di penisku. aku berkata kepadanya,

    “Ernyaaa… aku mau keluar nih…” Erny membalas,

    “Iya mas… Ohh… Erny juga mau keluar lagi…” Erny semakin liar menggoyangkan pantatnya. Cerita Bokep Gambar Sampai akhirnya aku pun menancapkan kemaluanku sedalam-dalamnya di memek Erny, dan aku semburkan spermaku. Hampir dalam waktu bersamaan, Erny pun menggelinjang lagi menandakan dia orgasme yang ketiga kalinya.

    Kedua badan kita tergulai lemas diatas sofa ini. Erny perlahan-lahan merapatkan badannya kepadaku. Kita berduapun tertidur lelap sampai pagi dalam keadaan telanjang. Cerita Bokep Gambar Di pagi keesokan harinya, kita melanjutkan aktivitas kita lagi dikamar mandi sambil membersihkan diri bersama. Akhirnya Erny berpamitan diri denganku untuk pulang bersama grup dangdutnya. Sungguh puas aku menikmati tubuh Erny, sang penyanyi dangdut yang montok ini.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Long legged beauty Hilary C models in the nude for a centerfold spread

    Long legged beauty Hilary C models in the nude for a centerfold spread


    1837 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Seks Nita Si Tetangga Baru Ku Yang Cantik Jelita

    Cerita Seks Nita Si Tetangga Baru Ku Yang Cantik Jelita


    1836 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Nita Si Tetangga Baru Ku Yang Cantik Jelita ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2005, Rumah kost yang ku tempati hanya terisi dua kamar, satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Tarno yang berasal dari Yogyakarta. Mas Tarno umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nita seumuran denganku. Nita orangnya manis putih tinggi dan selalu bisa membuatku nafsu kepadanya meski dia sudah berkeluarga.

    Mas Tarno adalah seorang penggangguran. Jadi untuk keperluan rumah tangga Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket. tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok.

    Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu. Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarnya.

    Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nita dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu- cucunya. “Sekarang sepi ya, Nit….nggak ada Mas Tarno.” kataku “Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada.” Keluh Nita kepadaku. “Emangnya Kenapa?” tannyaku. “Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar kan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku kan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!!” Dia jawab dengan marah- marah. “Sabar ya…” Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo’. “Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran.” Keluhnya. “Udah…jangan berandai- andai….biarkan hidup mengalir saja.” Jawabku sekenanya.
    “Mas, ….. Tiba-tiba Nita duduk disebelahku mengapit tanganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut. Aku tahu Nita butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh laki-laki. Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap wanita. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita apalagi ibu kostku sedang menjenguk keluarganya di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall. Yuhuyyy…akhirnya kesempatan itu tiba!!!


    Kutoleh Nita yang saat itu sedang memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Nita yang montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara bibirku. Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan matanya karena geli. Dengan sigap aku menarik daster Nita, dan ternyata Nita sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya itu, ternyata Nita memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku. Tubuh Nita benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah vagina yang tak berambut mencembung. “Eh gimana kalo si Rara bangun?” tanyaku. “Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM.” Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.
    Ketika kubentangkan bibir vaginanya, itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku, Nita langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga penisku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas. Ketika kudekatkan penisku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya dan kemudian mengulumnya. Kulihat bibir Nita yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita sepertinya sengaja memamerkan kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali kali melirik kearahku. Link Alternatif Depobos

    Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Nita melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya. Setelah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Nita merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, semuanya dijilatinya, bahkan Nita dengan telaten menjilati penisku yang membuat aku benar benar blingsatan. Aku hanya dapat meremas remas susu Nita serta membelai vaginanya dengan jariku. Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku malahan ia makin lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat itu.
    Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas. Ketika Nita merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Nita. Nita langsung berbaring disampingku dan berbisik “Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang memuaskan Mas !” Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu. Dengan tubuh telanjang bulat Nita mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Nita benar benar nyaman, apalagi ketika tangannya mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng itu, tanpa dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku masih bergelora.
    Aku juga makin bernafsu melihat susu Nita yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba vaginanya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem . Melihat penisku yang sudah tegak itu, Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku diantara bibir vaginanya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya sehingga akhirnya penisku habis ditelan vaginanya itu. Setelah penisku habis ditelan vaginanya, Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita.

    Setiap kali Nita menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu. Putaran pantat Nita membuktikan kalau Nita memang jago bersetubuh, penisku rasanya seperti diremas remas sambil sekaligus dihisap hisap oleh dinding vagina Nita. Hebatnya vagina Nita sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Nita sama sekali tak terangsang oleh permainan ini. Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa Nita juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah, serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu.
    Aku makin lama makin tak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong ia kesamping sehingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan vaginanya. Begitu posisiku sudah diatas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam dalamnya memasuki vagina Nita. Nita menggigit bibirnya sambil memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku berhasil masuk kebagian yang paling dalam dari vagina Nita. gerakanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku, sementara Nita sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku. Agen Judi Hoki Banget
    Mulutku menciumi susu Nita dan menghisap pentilnya yang kaku itu, ketika Nita memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Nita makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat itulah tanpa permisi lagi kurasakan vagina Nita mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku. Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa vaginanya, Nita dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari vagina sementara pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku sudah keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut penisku. Ketika penisku kucabut, Nita langsung menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih.

    Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang penisnya. Nita sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah pelirku. Ketika Nita melihat penisku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku. Aku menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya vagina Nita, ketika penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku pelan pelan sekali. Kurasakan betapa ketatnya dindingvagina Nita menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan penisku, aku menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap. Nita menggigit pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan permainanku.
    Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri vagina Nita itu, dasar sudah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nita juga mencengkeram pundakku. Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga lagi aku terguling disamping tubuh Nita, kulihat penisku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan dibersihkannya penisku. Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang lelah, pijatan Nita benar benar enak, sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan pantatku.

    Aku benar benar puas menghadapi perempuan satu ini. Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nita terus memijit tubuhku. Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Nita masih saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nita yang sintal itu, tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu. “Yuk kita ke kamar mandi” ajakku “Sapa takut…..” Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. ” Nit…kamu seksi banget..” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat.

    Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menjelang pagi. Nita mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin- milinnya dengan kuat. Kumasukan dua jari tanganku ke dalam vaginanya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam vaginanya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumhah tetangga.

    Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati vaginanya. ” Ahhh…ahhh….Mas… Arghhhh..uhhh….Maaasss….” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari- jariku makin mengocok vaaginanya. Semenit kemudian, Nita benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat. Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Nita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.
    Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Nita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh…gitu Mas..gigit seperti itu…aghhh…” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Nita makin terangsang.Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit… Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku. ” Ah Maass…Ehmm… Arghh…Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh…” Nita orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku.

    Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap toilet. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Nita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak- acakan. Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. Penisku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap- ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Nita naik turun sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.

    Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya. “Nita..aku juga mau keluar nih….” ” oh tahan dulu…kasih aku….penismu….tahan!!!! “Nita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Nita menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan rakus. Setelah Nita menjilat bersih penisku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan- lahan membuka pintu kamar mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang. Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila- gilaan dalam bermain seks sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya tentunya aku hanya bisa melakukannya di malam hari.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Temenku Yang Setengah Mabuk

    Temenku Yang Setengah Mabuk


    1836 views

    Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger kabar dari. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari jakarta. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget

    Tapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya. Dari awal kuliah sampe selesai rambut Rara yang hitam legam itu selalu panjang. Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm… aku selalu nganggep dia barbie doll banget

    “Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !” tanyaku.

    “Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?” tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.

    “Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?” tanyaku heran, ngapain malem-malem Rara tiba-tiba ada di Bandung.

    “Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih” rajuk Rara padaku sedikit memelas.

    “Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh” jawabku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara.

    Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Rara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh !

    Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah turun, aku segera menemukan Rara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.

    “Halo Ra ! Sendirian ?” tanyaku. “Iya Yan..” jawabnya lemah. Matanya kelihatan merah sekali.

    “Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?” tanyaku menyelidik.

    “Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang” ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh. “Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana.” ajakku ke Rara untuk naik ke mobil.

    Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Rara “Mau kemana nih Ra ?” tanyaku. “Kemana aja deh Yan” jawab rara yang duduk disebelahku.

    “Kamu nginep dimana ?” tanyaku. “Belom punya tempat nginep” jawabnya singkat. “Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya” tawarku.

    “Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih” pintanya. “Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan” jawabku sambil tersenyum. “Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu” jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia tersenyum juga

    “Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget.” ajakku. “Dari Jakarta kapan ?” tanyaku. “Tadi sore” jawab Rara. “Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?” tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal !

    “Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?” tanyaku. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab “Ya gitu deh.” jawabnya. “Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini” tanyaku lagi. “Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please…” pintanya. “Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini” lanjut Rara. “OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi” jawabku.

    Sesampainya dirumahku, ternyata Rara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik. “Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan” kataku sambil memberi Rara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret. “Ok deh” jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Rara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian. Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Rara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap.

    “Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin” kataku ke Rara. “Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget” katanya. “Trus kamu dimana ?” tanya Rara. “Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok” jawabku.

    “Kamu dah makan malem ?” tanyaku. “Udah, pake beberapa gelas bir” jawabnya sambil ketawa. “Dasar kamu… Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?” tawarku. “Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa” jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Rara agak segaran dikit.

    “Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih” kataku. “Lagian aku juga dah ngantuk banget” lanjutku. “OK deh” jawab Rara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan

    Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Rara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.

    Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku. “Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?” tanyaku. Rara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.

    “Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu” kata Rara. “Tapi Ra, kita kan beda” jawabku. “Beda gimana ?” tanya Rara yang sudah rebahan disebelahku. “Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut” tanyaku. “Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan.” jawab Rara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya

    “Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah” kataku. Rara cuma tersenyum kecil.

    “Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?” tanyaku. “Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin” jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin. “Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus” lanjut Rara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Rara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai.

    “Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku” lanjut Rara. “Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin” jawabku sambil tertawa. “Ye… tapi kan aku dah bayar pake makan-makan” jawab Rara sambil memukul lenganku. “Masa sih bayarnya cuma makan-makan” jawabku sambil terus tertawa. “Jadi dulu gak iklas nih” tanya Rara cemberut. “Ya iklas lah, namanya juga temen” jawabku. kami berdua tertawa.

    “Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi” kataku.

    Rara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai. “Ini gara-gara tunangan gue yan” kata Rara lirih.

    “Jadi kamu dah tunangan ?” tanyaku. Rara cuma mengangguk kecil. “Dulu..” jawabnya singkat. “Kok dulu ?” tanyaku heran.

    “Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil” kata Rara sambil terisak. “Oh gitu” jawabku prihatin.

    “Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udah ditentuin, persiapan juga udah dimulai” lanjut Rara dengan tangisnya yang menjadi. “Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget” lanjut Rara menangis.

    “Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget” kataku kemudian memeluk dia. Lama sekali Rara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan rara rebahan saling bersisian kembali.

    “Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra.” kataku ke Rara. “Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja” jawab Rara. “Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab” jawabku. “Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri”

    “Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab” kata Rara. “Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab” kataku.

    “Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan. Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya” kata Rara blak-blakkan. “Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen” Kataku.

    “Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu” kata Rara sedikit meninggi. “Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok” jawabku sambil tertawa. Rara ikutan tertawa.

    “Rian, kamu dah pernah ML gak ?” tanya Rara menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil. “Kok gak jawab ? dah pernah ya ?” tanya Rara dengan sangat ingin tau. “Tuh kan diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan” kata Rara sambil memukuli dadaku.

    “Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen” jawabku menggoda Rara sambil tertawa. “Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua” kata Rara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.

    “Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi” tanya Rara. “Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi” jawabku becanda. Rara mencubit pinggangku. “Ihh… ditanya serius malah becanda” kata Rara.

    “Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi” Kataku. “Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit” kataku bercanda. Rara cuma ketawa kecil.

    “Emang enaknya kayak gimana sih” tanya Rara. Aku terdiam sejenak. “Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin” jawabku.

    “Hmm… enaknya kayak coklat gak ?” tanya Rara semakin aneh
    “Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja. Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu” jawabku.

    “Emang orgasme itu kayak apa sih ?” tanya Rara lagi. “Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir” jawabku. “Gitu aja ?” tanya Rara. “Ya enggak lah” jawabku. “Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya”. lanjutku.

    “Jadi mau..” kata rara dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Rara sambil berkata “Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh”, walaupun sebenarnya aku juga jadi mau

    “Tapi bener Yan, aku jadi mau. Kamu mau gak ?” tanya Rara. Aku cuma diam. “Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?” tanya Rara.

    “Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi.” kataku. Rara mengangguk kecil.

    “Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja..” tanya Rara. Aku memandangi Rara kemudian memeluknya. Rara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Paha Rara menjepit pahaku diselangkangannya.

    “Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah” kata Rara. “Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok” kataku sambil mengelus-elus rambutnya. Kemudian aku mengecup kening Rara. Pelukan Rara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya.

    “Yan cium lagi dong” kata Rara. Aku mengecup keningnya lagi. “Bukan disitu” kata Rara lagi. “Disini ?” kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu. “Bukan disitu” kata Rara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya.

    Wah si Rara bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.

    Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Rara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Rara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well… wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Rara dengan buas.

    Aku mencium Rara dengan menghisap bibir bawahnya, Rara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya Rara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Rara gantian memasukkan lidahnya kemulutku.

    Selama ciuman, aku mengelus rambut Rara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Rara melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku.

    Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Hmmm… payudara Rara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. “Hmm… Hgmmm.. Hgmmm” lenguh rara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.

    Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Rara. Kemudian aku mengelus punggung rara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Rara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali.

    Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Rara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar !

    Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Rara, terkadang aku memainkan pentilnya. Sepertinya Rara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil “Uggrhh….ugrh….”

    Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Rara makin terangsang. Rara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Rara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya.

    Tangan kananku kembali meremas pantat Rara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Rara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Rara makin menekan memeknya ke pahaku.

    Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Rara seperti tersetrum, sambil melenguh “Uhh….”. Hmmm… ternyata Rara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah.

    Sekarang aku memegang memeknya dari depan. Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Rara yang sudah banjir itu. Rara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, rara memekik kencang “Ohgh….Ohgh…. Ohgh…..”. “Enak yan, enak banget. Kamu ngapain aku, kok enak banget sih” kata rara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. “Akhhh…” teriak Rara saat klentitnya aku usap. Kemudian Rara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus.

    Akhirnya aku telentangkan Rara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Rara sehingga Rara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Rara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Rara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya. Kadang Rara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju.

    Aku berhenti sebentar, memandangi Rara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Rara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku. Tapi aku sedikit ragu.

    “Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih” kata Rara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Rara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Rara dengan mudah, apalagi Rara membantu dengan mengangkat pantatnya. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Rara sama-sama bugil.

    Sesaat aku memandang tubuh Rara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar.

    “Kok cuma diliatin ?” tanya rara. Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Rara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Rara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya. Sat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk.

    Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya. “Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok” kataku. “Iya yan gue juga sering denger”. jawab Rara. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Rara. Rara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya.

    Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik “AKhh…sakit yan” . Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full. “Aduh yan sakit banget” kata Rara memelas. “Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak” kataku menenangkan. “Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak” pinta Rara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Rara. Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm… memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat.

    “Yan kok berdarah sih ?” tanya Rara panik. “Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah” jawabku. “Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu” kata Rara. Aku mengantarkan Rara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Rara gak apa-apa.

    Setelah Rara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih. Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Rara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil.

    “Yan kok sakit banget ya” tanya Rara. “Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara” jawabku. “Masih mau lanjut gak Ra ?” tanyaku pada Rara. “Mau yan, tapi pelan-pelan ya” jawab rara.

    Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh rara. Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini

    Setelah Rara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Rara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. “Heghh..heghmm…” lenguh Rara saat penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah.

    Aku goyang perlahan penisku, tubuh Rara terguncang sedikit, rara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Rara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.

    Aku percepat goyanganku, sekarang Rara mulai melenguh, “Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. “Lagi yan..Lagi yan..Lagi” desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus.

    “Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget”. kataku. “Penis kamu juga keras banget yan, enak…” jawab Rara disela-sela lenguhannya.

    Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Untuk pertama kalinya Rara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Rara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras. Kadang aku tusuk kearah samping.

    Tiba-tiba tubuh Rara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya. “Ahhh…Akhh….Aghkhh..” pekikan Rara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku.

    “Lagi sayang…lagi…lagi..” pekik Rara. Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh rara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak “AKHHHH….” rara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Rara. Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Rara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Rara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya.

    Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan rara melepaskan dekapannya. “Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan” Kata rara setelah rebahan disebelahku.

    Akhirnya Rara pulang kejakarta hari minggu sore. Aku dan Rara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Rara jalan-jalan di Bandung, atau lebih tepatnya aku dan Rara jalan-jalan disela-sela persetubuhan kami

  • Video Bokep Ngentot Perawan Muda Yang Baru Kenal Sex

    Video Bokep Ngentot Perawan Muda Yang Baru Kenal Sex


    1835 views

  • Sesi Pemotretan Yang Panas

    Sesi Pemotretan Yang Panas


    1835 views

    Cerita Sex Terbaru – Nama saya yudha, umur saya 21 tahun dan saya adalah seorang mahasiswa di sebuah kota yang terkenal dengan gadis cantiknya. cerita ini merupakan cerita pribadi sehingga saya tidak akan menyebutkan nama asli. saya memiliki hobi yaitu fotografi, saya senang untuk mengambil gambar dalam bentuk foto maupun video, suatu hari saya mendapat pekerjaan untuk memotret seorang gadis yang hasilnya akan dipamerkan dalam sebuah pameran. singkat cerita gadis tersebut saya ajak bertemu untuk pertama kalinya dengan maksud untuk menjelaskan bagaimana proses pemotretan nati yang akan ditempuh.

    Secara fisik gadis tersebut sangat proposional untuk seorang model, tinggi, proposional, cantik, ramah, berkepribadian menarik dan yang membuat saya kepincut adalah rambut pendeknya.. dia terlihat sangat cocok dengan potongan rambut yang menggantung diatas pundaknya itu. setelah selesai mengobrol cukup lama akhirnya kami putuskan untuk pulang karena waktu juga sudah larut, karena keadaan taman tempat kami mengobrol gelap dan sepi maka saya mendampinginya berjalan, saya sempat berjalan dibelakanganya dan memperhatikan lekuk tubuhnya yang indah dari belakang belum lagi kakinya yang jenjang amat sangat terlihat menggugah, bentuk kakinya amatlah bagus karena didukung tinggi badannya, terlintas pikiran membayangkan bagaimana bila dapat membuka kedua kaki tersebut dan melihat yang ada diantaranya. yah wajar namanya juga laki-laki melihat wanita menarik ada saja sepintas terpikir yang tidak-tidak, atau mungkin efek dari parfum yang dia gunakan yang tercium karena saya berjalan dibelakangnya sehingga saya berpikir melayang jauh seperti itu. akhirnya dia pamit setelah sampai diparkiran kami berdua berpisah karena membawa kendaraan masing-masing. setelah sampai dirumah saya mengecek ponsel karena terasa bergetar selama di perjalanan, ternyata gadis tadi (mungkin agar lebih mudah panggil saja rany) menanyakan perihal baju yang harus dia gunakan esok hari pada saat pemotretan. saya hanya memberitahu besok pakai dress saja, lalu janjian untuk saya jemput esok paginya.

    keesokan harinya akhirnya setelah menunggu cukup lama rany pun muncul dari samping trotoar tempat saya menunggu sambil menunggangi motor saya, dia hanya menyapa “hai” lalu tersenyum, lalu saya balas

    saya: “hai, udah siap?”

    rany: “yaa, ayo langsung berangkat, maaf bikin nunggu”

    tanpa basa-basi sayapun tancap gas ke tempat yang dituju, yaitu sebuah gedung tua berlantai 10, gedung tersebut masih berpenghuni, ada 2 lantai yang digunakan untuk tempat hiburan seperti karaoke dan tempat pijat dan spa. kami akhirnya tiba dilantai 8 dan saya bersiap” memasang alat” untuk pemotretan.

    lalu rany bertanya

    “dimana toiletnya? aku harus ganti baju kan”

    “oia ada dilantai bawah, mau sekalian diantar?”

    “boleh”

    karena gedung tersebut sudah tua, ruang toilet yang adapun sudah rusak semua, hanya satu ruangan yang memiliki pintu, itupun tidak bsa ditutup dengan benar, selama rany didalam berganti baju sebenarnya saya curi-curi kesempatan melihat bagian tubuhnya yang terpantul di cermin toilet, untung cermin tersebut pecah sebagian hingga hanya menyorot bagian dari dada hingga perutnya saja, dari situ saya memperhatikan bentuk payudaranya yang indah, putingnya berwarna merah muda dengan ukuran yang cukup besar, mungkin karena badannya kurus sehingga payudaranya terlihat menggantung indah saat dia sedang mengikat rambut dengan kedua tangannya, kulitnya pun putih sekali. saya tidak lama” mengintip karena takut ketahuan, tidak lama kemudian dia keluar sambil membawa baju di genggaman tangannya, dan ternyata dengan gaun hitam berpotongan rok pendek tersebut dia terlihat sangat cantik.

    saat mengantarnya kembali keatas dia tidak sadar bahwa dalemannya jatuh, mau ga mau saya ambil lalu saya kembalikan, dalam hati saya berpikir “wahh berani amat ga pake daleman apa-apa”

    selama prosesi pemotretan sebenarnya cukup terganggu karena roknya sering terangkat dan memperlihatkan bagian dalamnya, ya sekali lagi kakinya yang indah itu kini terlihat cukup telanjang karena dia tidak menggunakan alas kaki jadi sekilas terlihat hingga pangkal paha dalamnya yang putih dan mulus itu. selama dua jam pemotretan dia nampak sudah terlihat lelah, dan minta istirahat sambil membenarkan kembali make upnya. karena hanya ada saya seorang maka saya ikut membantu menata rambutnya.. karena sekarang posisi kami berhadapan, dia sedang memakai lipstik merah dan saya menata rambutnya, entah bagaimana secara selintas terpikir untuk nekat langsung menyambar bibirnya yang merah merona tersebut, saya pikir toh tidak akan ada orang yang sadar juga, karena kami berada dilantai 8 dan 2 lantai dibawah kami ramai oleh suara musik karaoke sehingga ketika rany kaget dan melepaskan sambaran saya lalu berteriak seketika juga dia sadar bahwa itu semua percuma.. karena tubuhnya kecil saya mudah untuk menahan tangannya agar dia tidak kabur, setelah meronta minta tolong namun akhirnya dia menyerah juga, dia hanya bisa menangis dan memohon agar saya tidak memperkosanya..

    rany: “please..apapun ambil saja asal jangan perkosa aku” sambil menangis terisak

    saya: “ssst.. memang siapa yang mau merkosa kamu? aku cuman tidak tahan melihat kamu yang begitu cantik hingga tadi aku tiba-tiba mencium bibir kamu”

    rany:”tapi aku gamau…”

    belum beres berbicara aku sambar lagi bibirnya sambil mendorongnya kepojok ruangan dan saya menindihnya sambil memegang kedua tangannya agar tidak bisa kabur, karena dia tidak membalas ciuman saya akhirnya saya mencari cara lain agar dia rileks, sayapun teringat bahwa dibalik kain dress tipisnya itu dia tidak menggunakan daleman lagi, langsung saja saya sambar payudaranya untuk saya hisap, disitulah rany mulai menggelinjang nampaknya dia sangat sensitif di daerah tersebut..

    rany: “ohh.. jangan disitu please..hnngg”

    sengaja saya berlama” dibagian dadanya tersebut hingga akhirnya terdengar nafasnya mulai terengah dan terasa tubuhnya mulai rileks, mulai lah saya naik menjilat dari bagian tengah dadanya yang terbuka naik hingga leher, dagu dan akhirnya dia menyambut lidah saya dan menghisapnya keras, kamipun berpagutan ciuman dan saling menghisap lidah satu sama lain..

    rany: “hmm..ah..enak ri..”

    selintas saya mendengar dia meracau seperti itu.. sambil terus french kissing saya pun memeluk tubuhnya yang ramping dengan tangan sebelah kiri dan tangan kanan saya bergerilya masuk kedalam dress bagian dadanya dan mulai meremas dadanya sambil membuka bagian atas dressnya karena mudah hingga akhirnya rany topless.. diapun terengah dengan manuver tadi..

    rany: “hnngg…ah! jangan aku malu…”

    saya: “gpp ran.. yang kamu bagus kok.. bulat dan padat”

    sambil memilin putingnya yg merah muda

    rany: “akh..hnngg..ahh!”

    melihat dia seperti itu nampaknya dia pasrah..

    akhirnya kedua payudaranya saya mainkan dengan dipilin satu sama lain, dicium dan dihisap, ranypun mulai semakin terengah-engah dan kewalahan.. terkadang karena terlalu berisik saya harus membungkamnya dengan ciuman dibibirnya..

    dan karena kulitnya yang putih, terlihat bahwa dia sudah sangat horny karena bagian mukanya sangat merah, dan kedua dadanya juga memerah karena banyak dihisap oleh saya.. dengan matanya yg sayu yang terlihat menikmati memandang wajah saya sambil terengah”.. sayapun membelai kakinya yang indah hingga pangkal pahanya.. lalu menyentuh bagian diantara pangkal pahanya tersebut yang ternyata telah basah sekali.. lalu mengusap”nya..

    rany mengkerenyitkan alisnya, sambil menggigit bagian bawah bibirnya sambil terengah engah setiap kali ku elus dan ku tekan bagian tersebut..

    rany: “hhhnngg..hmmm..ah..ehhnngg”

    akhirnya kugulung semua bagian dressnya kebagian tengah badannya dan kini terlihat seluruh tubuhnya yg hanya bagian missVnya saja yg terbungkus cd warna krem..

    sambil terus ku usap-usap.. saya turunkan pelan-pelan cdnya.. dia menolak dengan menahan cdnya..

    rany: “kamu mau ngapain?” dengan nada kecil yang terdengar mengerang..

    saya: “sssstt.. ga ngapangapain kok ran” sambil ku cium bibirnya dan langsung menarik cdnya hingga antara lututnya tanpa dia sempat sadar..

    mulailah jariku meraba bagian missVnya sambil terus berciuman.. namun ada sesuatu yang berbeda, ternyata bulunya tercukur rapih.. dengan begitu entah mengapa saya merasa beruntung karena jujur saja saya suka wanita yang mencukur jembutnya hingga polos seperti itu..

    saya terus memainkan bagian missVnya hingga basah sekali.. dan memilin” payudaranya bergantian.. ranypun terasa semakin menikmati karena terus terengah dan terdengar desahannya mulai menderu-deru

    rany: “ahh..hahhteruss..terus..iyahh..hngg..ahh”

    ku masukan sedikit-sedikit jariku kedalam missVnya yang semakin basah.. dan tanpa diduga tiba” tangan rany menggapai bagian penisku yg masih terbungkus celana..

    rany: “aku mau ini…cepet..” dengan wajah memelas..

    tanpa pikir panjang kubuka celanaku yang daritadi didalamnya sudah tegang tidak karuan.. kembali rany menggenggam mrP ku dan menuntunnya ke mulut missVnya.. dan dia berbisik..

    rany: “masukin pelan-pelan saja..”

    dengan sedikit kesusahan saya mencoba menerobos missVnya yang masih sangat sempit itu.. dan setelah masuk sebagian saya memompanya sedikit demi sedikit.. hingga akhirnya rany mendesis keenakan..

    rany: “sssh..ahh iya gituu ahh..hnngg”

    akhirnya secara keseluruhan missPku masuk semua.. namun tidak keluar darah dari lubang missV rany.. melihatku sedikit bingung rany menarik leherku lalu menciumku dengan bernafsu dan menggerakan pinggulanya sehingga memancingku untuk mengikuti iramanya tersebut.. kamipun kini saling mendesah keenakan..

    rany: “terus kaya gituu..hhhnnngg..ahh..ahhiyaa..iya.haah..terus..sshhhah”

    saya: “ran..enak banget..hngg..ahh.. kamu..padet..ahh..sekali..”

    sambil terus memompa dengan tempo yg berirama..lambat..ke cepat..

    rany: “aaakhh..hhnngg..hmmm..ahh..shh..aaahkh”

    kini rany mulai menjerit keenakan.. dan entah kenapa kini pinggulnya berhenti bergerak..dan dia mulai membuka lebar” kedua kakinya yang jenjang tersebut..

    sedangkan dengan posisi tersebut semakin membuat ku leluasa untuk menaikan tempo sodokan mrP ku didalam missVnya yang terasa hangat,basah dan padat tersebut.. sambil kadang memberinya ciuman dan kuhisap payudaranya keras”

    rany: “aaakkhh..akuu..dikit lag..hh..iiihh..ahhh”

    melihat dia mulai merangkul punggungku dan memeluku dengan wajah sangat merah dan memejamkan mata tersebut saya tau sebentar lagi dia keluar.. sayapun menaikan tempo sodokan mrPku.. dan tiba” “aaaaaaakkhhh…aaaaaaaah” pelukan rany mengeras sambil berteriak mengerang.. kukunya terasa mencakar punggungku.. seluruh tubuhnya menggelinjang tegang.. terasa ada cairan hangat menyelimuti mrPku dan sebagian lagi terasa meleber keluar.. tidak lama kemudian saya mulai memompa kembali mrP pelan” dengan keadaan rany yang terkulai lemas..rambut pendeknya terlihat acak”an menutupi setengah wajahnya yang cantik.. nafasnya terengah” kelelahan.. melihat kondisi tersebut saya malah semakin horny..

    saya: “rany sayang… dikit lagi yah..” sambil terus memompa dari pelan hingga cepat.. tidak ada balasan yg ada hanyalah erangan dan desahan sisa” tenaga rany.. terlihat mulutnya kadang menggigit dinding bibirnya dan meringis keenakan..

    saya: “dikit lagi ran..ahh..ranyy..hnngg..ahh..keluar..dikit lagi…”

    ketika sedang cepat memompa missVnya tiba” rany mencoba menggapai mrPku.. dia bangun sambil mengocok” mrPku..

    rany: “jangan didalam please..” dengan wajah memelas.. lalu tiba mengulum seluruh mrPku.. sambil terus mengocoknya.. dia terlihat lihai dan menikmati.. hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi tiba” semua cairan dari mrP ku keluar di dalam mulutnya… rany berhenti sejenak.. membiarkan seluruh cairan yang ku keluarkan masuk ke dalam mulutnya lalu melanjutkan mengulum mrPku sambil kadang memijatnya sehingga terasa nikmat sekali..

    setelah itu saya mencium bibirnya.. memeluknya dari belakang sambil bersandar ditembok karena kami berdua butuh istirahat sebelum harus pulang karena hari mulai gelap dan tempat tersebut semakin sepi..

    setelah kami berpakaian.. kamipun pulang.. kini rany memelukku sambilku bonceng dimotor.. dia bercerita selama perjalanan.. dirinya tidak lagi virgin karena pernah kecelakaan bukan karena pernah diperkosa.. justru pacarnya pernah memerkosanya karena tau hal tersebut dan mereka baru saja putus hingga membuat rany sangat sedih, diapun trauma dengan kejadian pemerkosaan tersebut. selama perjalanan dia memainkan dan memijat” penisku dari luar celanaku sambil memeluku dari belakang..

    itulah pengalaman hubungan sexku.. semoga pembaca terhibur.

  • Foto Ngentot HOT Guru Dan Murid

    Foto Ngentot HOT Guru Dan Murid


    1835 views

    Foto Ngentot Terbaru – Foto ngentot terbaru guru dan murid yang bakal temani malammu yang kesepian dan pasti nya bisa membuat anda crott crott… Simak gambarnya berikut ini.

  • Cerita panas Larangan Hubungan Dengan Atasanku

    Cerita panas Larangan Hubungan Dengan Atasanku


    1834 views

    Duniabola99.org – Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.

    Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Agen Judi Online Aman Dan Terpercaya 

    Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

    Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.

    Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..

    “Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.

    “Jhony, salahkah dugaanku?”

    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.

    “Mengapa?”

    Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

    “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”

    “Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

    “Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.

    “Kompensasinya apa?”

    “Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

    “Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”

    “Betis yang indah itu!”

    “Hanya sebuah ciuman?”

    “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

    “Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”

    “Deal, my lady!”

    “I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

    “Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

    “Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

    “Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

    Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.

    “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.

    Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

    Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

    “Suka, Jhony?” Aku mengangguk.

    “Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.

    Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.

    Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

    Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

    Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

    Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Jawab!”

    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

    “Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

    “Hanya lidah, Jhony! OK?”

    Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

    “Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.

    “Hm..!”

    “Haus?”

    “Hm!”

    “Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.

    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

    “Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.

    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.

    “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.

    “Kau pandai memanjakanku, Jhony. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

    “Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

    Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.

    “Ooh, ooh, Jhony! Jhony!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..

    “Jhony, nikmat sekali sayang.. Jhony! Ooh.. Jhony!”

    Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

    “Jhony, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

    “Jhony! Hisap Jhony!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

    “Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

    “Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.

    “Jhony.”

    “Hm..”

    “Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.

    “Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”

    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.

    “Jangan menunduk, Jhony. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.

    “Kau memujaku, Jhony?”

    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

    Mbak Lia tersenyum manja sambil mengusap-usap rambutku.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Ryouka Shinoda Laforet Girl 16 Sh

    Ryouka Shinoda Laforet Girl 16 Sh


    1834 views

  • Cerita Seks Bercinta Dengan Sahabatku Yussi

    Cerita Seks Bercinta Dengan Sahabatku Yussi


    1834 views

    Cerita Seks – Kali Iini Berawal Dari Perkenalanku dengan Yussi bermula dari chatroom. Waktu itu tahun 2001 dan aku masih duduk di tingkat 3 sebuah PTS di Medan dan usiaku masih 20 tahun. Sedangkan Yussi sudah berumur 22 tahun dan duduk di bangku kuliah tingkat akhir universitas swasta Jakarta Jurusan Teknik. Kala itu Yussi masih bekerja di perusahaan telekomunikasi swasta sebagai seorang programer.

    Perkenalanku dengan Yussi semakin akrab walaupun kami tidak pernah ketemuan atau copy darat (maklumlah dia di Jakarta sedangkan aku di Medan). Setelah persahabatan kami berjalan 2 tahun akhirnya kami mempunyai kesempatan untuk ber-copy darat. Waktu itu bulan Desember 2003 aku memperoleh kesempatan untuk berlibur di Jakarta.

    Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tgl 26 Desember 2003 dan dengan berbekal beberapa lembar foto kirimannya, aku sore harinya pergi ke Mall Taman Anggrek untuk menemuinya.

    Pertama sekali kumelihatnya, aku sungguh terpana. Bagiku, Yussi lebih cantik aslinya ketimbang di fotonya. Ditunjang lagi oleh penampilannya yang semakin dewasa yang disesuaikan dengan profesinya kini sebagai programer software di PT JS di kawasan Gatot Subroto Jaksel. Hal ini membuat aku semakin tertarik dengannya dan membuat birahiku naik secara perlahan-lahan.

    Setelah bertemu, kami berdua mengelilingi Taman Anggrek hingga malam dan dinner disana. Setelah dinner kami berkesempatan mengelilingi Jakarta dan akhirnya kami pulang dan kuantar dia sampai ke rumahnya di kawasan Duri Kepa Jakarta Barat.

    Pertemuan itu membawa kenangan tersendiri bagiku dan oleh sebab itu aku kembali mengajak Yussi keluar jalan-jalan keesokan harinya yang bertepatan dengan malam minggu.

    Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku menjemput Yussi setelah itu kami pergi makan pagi bersama dan mengelilingi Jakarta beserta mallnya hingga jam 10 malam. Sebenarnya aku masih sangat ingin bersamanya hingga larut malam, namun Yussi menolak karena katanya tidak ada yang menjaga rumah, sebab Papa, Mama, Koko, Kakak ipar dan Dedenya sedang ke Bogor menghadiri kondangan familinya.

    Sebenarnya aku kecewa juga mendengar penolakannya itu, tapi kekecewaanku ternyata tidak lama. Terbukti Yussi waktu itu langsung mengajakku untuk menginap di rumahnya, karena dia tidak berani tidur sendirian. Akupun tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu, aku berpikir beberapa menit. Setelah berpikir beberapa menit aku pun mengiyakan tawaran Yussi dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumahnya pukul 10 lewat 30 malam.

    Segera setelah turun dari mobil, Yussi membuka pintu pagar dan pintu rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar itu dan menempelkan pantatku pada kursi sofa di ruang tamunya. Seketika itu pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan hasratku pada Yussi. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika mendengar suara dari Yussi dan aku pun selalu beronani membayangkan sedang menyetubuhinya. Bahkan tidak jarang pada saat kutelepon dia, aku sedang naked dan beronani sambil bertelepon dengan dia dan Yussi pun tahu semuanya itu.

    Setelah mengunci pintu rumahnya, Yussi permisi padaku untuk mandi dan aku pun mengiyakannya. Mendengar Yussi mau mandi pikiranku bertambah kotor setelah sebelumnya aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu dengan langkah berjingkat-jingkat kuikuti langkah Yussi yang berjalan ke arah kamar mandi di ruang makan hingga aku melihat Yussi masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya.

    Akupun segera memutar otakku mencari celah agar dapat mengintip Yussi. Namun belum sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba Yussi keluar dari kamar mandi dengan naked dan berteriak karena ada kecoa. Aku yang melihat Yussi keluar dengan naked hanya bisa terpaku dan diam. Mataku langsung tertuju pada dua daging kenyal yang bergantung di dadanya. Sungguh indah sekali buah dada Yussi yang berukuran 34 A (kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan ukuran bra nya lewat SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang berwarna kecoklatan. Ingin rasanya lidahku langsung menyeruput wilayah dadanya itu.

    Pandangan mataku kini tertuju pada lubang vaginanya yang ditumbuhi oleh ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. Penisku pun langsung bangkit dan berdiri tegak. Waktu itu yang hanya ada di pikiranku hanyalah bagaimana caraku untuk meniduri Yussi. Tanpa pikir panjang akupun mendekati Yussi dan kurangkul tubuhnya lalu kutempelkan bibirku pada bibirnya yang lembut mereka itu. Yussi tidak memberikan perlawanan bahkan ia pun mengulum bibirku.

    “Ah..” dia mendesah.

    Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku keluar masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di dadanya sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras. Sementara itu ia juga mulai mencoba menarik resleting celanaku dan tanpa kesulitan dia berhasil menurunkan celanaku dan menarik kaosku serta melemparnya ke lantai kamar mandi. Saat itu, ia sedikit terkejut, ketika tanpa sengaja tangannya menyentuh penisku yang masih dilapisi oleh celdamku.

    “Oh.. Very big buanget kontolmu, Dave”

    Aku hanya menanggapinya dengan senyum dan tanganku masih bekerja memilin-milin puting susunya. Ciumanku mulai kuarahkan ke lehernya dan terus turun ke bawah dan berhenti di bagian putingnya. Di sini aku permainkan putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang sudah hampir meledak. Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan penisku karena Yussi sedang berusaha menarik turun sempakku. Dan kemudian tanpa halangan yang berarti Yussi akhirnya berhasil menurunkan celdamku.

    “Jangan disini Yos, kita cari tempat yang enak, ok? Gimana kalau kita maen di kamar kamu Yos?”
    “Oh iya.. Enakan di kamar gue. Kita bisa ngentot sampe puas”.

    Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang alga yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya yang sudah semakin mengeras lagi.

    “Ah.. Dave,” pekiknya.
    “Yos.. Toket loe indah buanget. Gue suka buanget sama toket loe,” celetekku dengan penuh nafsu.
    “Terus Dave.. Oh.. Geli..” desahnya.

    Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian kumainkan clitorisnya dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu. Kemudian dia mengangkat pinggulnya dan berseru,

    “Oh.. My god.. Is very great.. Oh.. God..”

    Sementara aku masih mempermainkan wilayah vaginanya dengan lidahku, Yussi semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak,

    “Dave.. aku.. ke.. lu.. aarr..” dan seketika itu tubuh Yussi mengejang dan matanya terpejam.

    Sementara itu di gua keramatnya terlihat cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan aroma yang wangi dan hangat. Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah bagiku. Rasanya bibirku masih belum puas menyusui putingnya itu.

    Tak lama kemudian kulihat Yussi kembali menggeliat-geliat dan mendesah-desah. Ia tampak terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan penisku yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang sudah basah sekali.

    “Ayo.. Dave.. Masukkan kontolmu ke memekku. Gue sudah enggak tahan lagi,” pintanya.

    Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan penisku ke dalam lubang vaginanya dan secara perlahan-lahan namun pasti penisku pun mulai menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Yussi masih virgin) dan akhirnya penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.

    “Aduh.. Pelan-pelan ya, please,” erangnya sedikit tertahan.

    Kembali kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.

    “Oh.. Nikmat buanget..” katanya yang disertai dengan desahan halus.

    Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di lubang vaginanya.

    “Oh.. Dave.. ak.. uu.. suudahh.. ma.. uu.. kke.. luarr.. rr.. laggii..”
    “Tahan Yos.. aku juga.. u.. da.. mau.. ke.. luuaarr, keluarkan di.. mana.. Yos?” tanyaku.
    “Di.. Da..”
    Belum sempat ia menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya,
    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..!
    Beberapa kali penisku menembakkan maniku yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat Yussi beserta aliran darah perawannya menyelimuti batang penisku yang masih tegak di dalam vaginanya.

    “Terima kasih Yos.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam ini..” ujarku sambil mengecup lembut bibirnya dan menarik keluar penisku.
    “Aku juga ingin terima kasih ke kamu, karena telah memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini kupendam dalam anganku,” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.
    “Ayo.. Kita mandi berdua,” ajaknya sambil menarik tanganku.

    Dan di kamar mandi itu, batang penisku kembali bereaksi ketika Yussi mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Yussi dan menyuruhnya menungging ke arahku. Aku pun secara perlahan lahan memasukkan penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar. Sejenak, Yussi tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena Yussi kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan penisku sudah masuk semuanya ke dalam lubangnya.

    “Ah.. Dave.. a.. kk.. uu.. ke.. ll.. uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii..” erangnya dengan lembut.
    “A.. k.. u.. juu.. ggaa..” kataku sambil menyemprotkan maniku ke lubang vaginanya kembali.

    Setelah itu kami melanjutkan acara mandi kembali dan setelah mandi, sebelum tidur, aku mengentotnya sekali lagi. Keesokan paginya pada saat aku bangun jam 7 pagi kembali kugenjot dia dan malam harinya kami kembali ber-ML ria..
    Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting. Terima kasih Yussi atas virginmu.

  • Foto Bugil Akira Ichinose Pamer Payudara Hotnya

    Foto Bugil Akira Ichinose Pamer Payudara Hotnya


    1834 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Foto Bugil HONAMI UEHARA Si Tetek Besar

    Foto Bugil HONAMI UEHARA Si Tetek Besar


    1834 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini. Agen Bola

  • Mbak Anna yang Seksi

    Mbak Anna yang Seksi


    1834 views

     

    Namaku Andi mahasiswa di sebuah universitas terkenal di Surakarta. Di kampungku sebuah desa di pinggiran kota Sragen ada seorang gadis, Ana namanya. Ana merupakan gadis yang cantik, berkulit kuning dengan body yang padat didukung postur tubuh yang tinggi membuat semua kaum Adam menelan ludah dibuatnya. Begitu juga dengan aku yang secara diam-diam menaruh hati padanya walaupun umurku 5 tahun dibawahnya, tapi rasa ingin memiliki dan nafsuku lebih besar dari pada mengingat selisih umur kami. Kebetulan rumah Mbak Ana tepat berada di samping rumahku dan rumah itu kiranya tidak mempunyai kamar mandi di dalamnya, melainkan bilik kecil yang ada di luar rumah. Kamar Mbak Ana berada di samping kanan rumahku, dengan sebuah jendela kaca gelap ukuran sedang. Kebiasaan Mbak Ana jika tidur lampu dalam rumahnya tetap menyala, itu kuketahui karena kebiasaan burukku yang suka mengintip orang tidur, aku sangat terangsang jika melihat Mbak Ana sedang tidur dan akhirnya aku melakukan onani di depan jendela kamar Mbak Ana.

    Ketika itu aku pulang dari kuliah lewat belakang rumah karena sebelumnya aku membeli rokok Sampurna A Mild di warung yang berada di belakang rumahku. Saat aku melewati bilik Mbak Ana, aku melihat sosok tubuh yang sangat kukenal yang hanya terbungkus handuk putih bersih, tak lain adalah Mbak Ana, dan aku menyapanya, “Mau mandi Mbak,” sambil menahan perasaan yang tak menentu. “Iya Ndik, mau ikutan..” jawabnya dengan senyum lebar, aku hanya tertawa menanggapi candanya. Terbersit niat jahat di hatiku, perasaanku menerawang jauh membanyangkan tubuh Mbak Ana bila tidak tertutup sehelai benangpun.

    Niat itupun kulakukan walau dengan tubuh gemetar dan detak jantung yang memburu, kebetulan waktu itu keadaan sunyi dengan keremangan sore membuatku lebih leluasa. Kemudian aku mempelajari situasi di sekitar bilik tempat Mbak Ana mandi, setelah memperkirakan keadaan aman aku mulai beroperasi dan mengendap-endap mendekati bilik itu. Dengan detak jantung yang memburu aku mencari tempat yang strategis untuk mengintip Mbak Ana mandi dan dengan mudah aku menemukan sebuah lubang yang cukup besar seukuran dua jari. Dari lubang itu aku cukup leluasa menikmati kemolekan dan keindahan tubuh Mbak Ana dan seketika itu juga detak jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya, tubuhku gemetar hingga kakiku terasa tidak dapat menahan berat badanku. Kulihat tubuh yang begitu sintal dan padat dengan kulit yang bersih mulus begitu merangsang setiap nafsu lelaki yang melihatnya, apalagi sepasang panyudara dengan ukuran yang begitu menggairahkan, kuning langsat dengan puting yang coklat tegak menantang setiap lelaki.

    Kemudian kupelototi tubuhnya dari atas ke bawah tanpa terlewat semilipun. Tepat di antara kedua kaki yang jenjang itu ada segumpal rambut yang lebat dan hitam, begitu indah dan saat itu tanpa sadar aku mulai menurunkan reitsletingku dan memegangi kemaluanku, aku mulai membayangkan seandainya aku dapat menyetubuhi tubuh Mbak Ana yang begitu merangsang birahiku. Terasa darahku mengalir dengan cepat dan dengusan nafasku semakin memburu tatkala aku merasakan kemaluanku begitu keras dan berdenyut-denyut. Aku mempercepat gerakan tanganku mengocok kemaluanku, tanpa sadar aku mendesah hingga mengusik keasyikan Mbak Ana mandi dan aku begitu terkejut juga takut ketika melihat Mbak Ana melirik lubang tempatku mengintipnya mandi sambil berkata, “Ndik ngintip yaaa…” Seketika itu juga nafsuku hilang entah kemana berganti dengan rasa takut dan malu yang luar biasa. Kemudian aku istirahat dan mengisap rokok Mild yang kubeli sebelum pulang ke rumah, kemudian kulanjutkan kegiatanku yang terhenti sesaat.

    Setelah aku mulai beraksi lagi, aku terkejut untuk kedua kalinya, seakan-akan Mbak Ana tahu akan kehadiranku lagi. Ia sengaja memamerkan keindahan tubuhnya dengan meliuk-liukkan tubuhnya dan meremas-remas payudaranya yang begitu indah dan ia mendesah-desah kenikmatan. Disaat itu juga aku mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya kuat-kuat. Melihat permainan yang di perlihatkan Mbak Ana, aku sangat terangsang ingin rasanya aku menerobos masuk bilik itu tapi ada rasa takut dan malu. Terpaksa aku hanya bisa melihat dari lubangtempatku mengintip.

    Kemudian Mbak Ana mulai meraba-raba seluruh tubuhnya dengan tangannya yang halus disertai goyangan-goyangan pinggul, tangan kanannya berhenti tepat di liang kewanitaannya dan mulai mengusap-usap bibir kemaluannya sendiri sambil tangannya yang lain di masukkan ke bibirnya. Kemudian jemari tangannya mulai dipermainkan di atas kemaluannya yang begitu menantang dengan posisi salah satu kaki diangkat di atas bak mandi, pose yang sangat merangsang kelelakianku. Aku merasa ada sesuatu yang mendesak keluar di kemaluanku dan akhirnya sambil mendesah lirih, “Aahhkkkhh…” aku mengalami puncak kepuasan dengan melakukan onani sambil melihat Mbak Ana masturbasi. Beberapa saat kemudian aku juga mendengar Mbak Ana mendesah lirih, “Oohhh.. aaahh..” dia juga mencapai puncak kenikmatannya dan akhirnya aku meninggalkan tempat itu dengan perasaan puas.

    Di suatu sore aku berpapasan dengan Mbak Ana.
    “Sini Ndik,” ajaknya untuk mendekat, aku hanya mengikuti kemauannya, terbersit perasaan aneh dalam benakku.
    “Mau kemana sore-sore gini,” tanyanya kemudian.
    “Mau keluar Mbak, beli rokok..” jawabku sekenanya.
    “Di sini aja temani Mbak Ana ngobrol, Mbak Ana kesepian nih..” ajak Mbak Ana.
    Dengan perlahan aku mengambil tempat persis di depan Mbak Ana, dengan niat agar aku leluasa memandangi paha mulus milik Mbak Ana yang kebetulan cuma memakai rok mini diatas lutut.
    “Emangnya pada kemana, Mbak..” aku mulai menyelidik.
    “Bapak sama Ibu pergi ke rumah nenek,” jawabnya sambil tersenyum curiga.
    “Emang ada acara apa Mbak,” tanyaku lagi sambil melirik paha yang halus mulus itu ketika rok mini itu semakin tertarik ke atas.
    Sambil tersenyum manis ia menjawab, “Nenek sedang sakit Ndik, yaa… jadi aku harus nunggu rumah sendiri.”
    Aku hanya manggut-manggut.
    “Eh… Ndik ke dalam yuk, di luar banyak angin,” katanya.
    “Mbak punya CD bagus lho,” katanya lagi.

    Tanpa menunggu persetujuanku ia langsung masuk ke dalam, menuju TV yang di atasnya ada
    VCD player dan aku hanya mengikutinya dari belakang, basa-basi aku bertanya, “Filmnya apa Mbak..”
    Sambil menyalakan VCD, Mbak Ana menjawab, “Titanic Ndik, udah pernah nonton.”
    Aku berbohong menjawab, “Belum Mbak, filmnya bagus ya..”
    Mbak Ana hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku.

    Setelah film terputar, tanpa sadar aku tertidur hingga larut malam dan entah mengapa Mbak Ana juga tidak membangunkanku. Aku melihat arloji yang tergantung di dinding tembok di atas TV menandakan tepat jam 10 malam. Aku menebarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang nampak sepi dan tak kutemui Mbak Ana. Pikiranku mulai dirasuki pikiran-pikiran yang buruk dan pikirku sekalian tidur disini aja. Memang aku sering tidur di rumah teman dan orang tuaku sudah hafal dengan kebiasaanku, akupun tidak mencemaskan jika orang tuaku mencariku. Waktu berlalu, mataku pun tidak bisa terpejam karena pikiran dan perasaanku mulai kacau, pikiran- pikiran sesat telah mendominasi sebagian akal sehatku dan terbersit niat untuk masuk ke kamar Mbak Ana. Aku terkejut dan nafasku memburu, jantungku berdetak kencang ketika melihat pintu kamar Mbak Ana terbuka lebar dan di atas tempat tidur tergolek sosok tubuh yang indah dengan posisi terlentang dengan kaki ditekuk ke atas setengah lutut hingga kelihatan sepasang paha yang gempal dan di tengah selakangan itu terlihat dengan jelas CD yang berwarna putih berkembang terlihat ada gundukan yang seakan-akan penuh dengan isi hingga mau keluar.

    Nafsu dan darah lelakiku tidak tertahan lagi, kuberanikan mendekati tubuh yang hanya dibungkus dengan kain tipis dan dengan perlahan kusentuh paha yang putih itu, kuusap dari bawah sampai ke atas dan aku terkejut ketika ada gerakan pada tubuh Mbak Ana dan aku bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Sesaat kemudian aku kembali keluar melihat keadaan dan posisi tidur Mbak Ana yang menambah darah lelakiku berdesir hebat, dengan posisi kaki mengangkang terbuka lebar seakan-akan menantang supaya segera dimasuki kemaluan laki-laki.

    Aku semakin berani dan mulai naik ke atas tempat tidur, tanpa pikir panjang aku mulai menjilati kedua kaki Mbak Ana dari bawah sampai ke belahan paha tanpa terlewat semilipun. Seketika itu juga ia menggelinjang kenikmatan dan aku sudah tidak mempedulikan rasa takut dan malu terhadap Mbak Ana. Sampai di selangkangan, aku merasa kepalaku dibelai kedua tangan yang halus dan akupun tidak menghiraukan kedua tangan itu. Lama-kelamaan tangan itu semakin kuat menekan kepalaku lebih masuk lagi ke dalam kemaluan Mbak Ana yang masih terbukus CD putih itu. Dia menggoyang-goyangkan pantatnya, tanpa pikir panjang aku menjilati bibir kemaluannya hingga CD yang semula kering menjadi basah terkena cairan yang keluar dari dalam liang kewanitaan Mbak Ana dan bercampur dengan air liurku.

    Aku mulai menyibak penutup liang kewanitaan dan menjilati bibir kemaluan Mbak Ana yang memerah dan mulai berlendir hingga Mbak Ana terbangun dan tersentak. Secara refleks dia menampar wajahku dua kali dan mendorong tubuhku kuat-kuat hingga aku tersungkur ke belakang dan setelah sadar ia berteriak tidak terlalu keras, “Ndik kamu ngapaiiin…” dengan gemetar dan perasaan yang bercampur aduk antara malu dan takut, “Maafkan aku Mbak, aku lepas kontrol,” dengan terbata-bata dan aku meninggalkan kamar itu. Dengan perasaan berat aku menghempaskan pantatku ke sofa biru yang lusuh. Sesaat kemudian Mbak Ana menghampiriku, dengan tergagap aku mengulangi permintaan maafku, “Ma..ma..afkan… aku Mbak..” Mbak Ana cuma diam entah apa yang dipikirkan dan dia duduk tepat di sampingku. Beberapa saat keheningan menyelimuti kami berdua dan kamipun disibukkan dengan pikiran kami masing-masing sampai tertidur.

    Pagi itu aku bangun, kulihat Mbak Ana sudah tidak ada lagi di sisiku dan sesaat kemudian hidungku memcium aroma yang memaksa perutku mengeluarkan gemuruh yang hebat. Mbak Ana memang ahli dibidang masak. Tiba-tiba aku mendengar bisikan yang merdu memanggil namaku, “Ndik ayo makan dulu, Mbak udah siapin sarapan nih,” dengan nada lembut yang seolah-olah tadi malam tidak ada kejadian apa-apa. “Iya Mbak, aku cuci muka dulu,” aku menjawab dengan malas.

    Sesaat kemudian kami telah melahap hidangan buatan Mbak Ana yang ada di atas meja, begitu lezatnya masakan itu hingga tidak ada yang tersisa, semua kuhabiskan. Setelah itu seperti biasa, aku menyalakan rokok Mild kesayanganku, “Ndik maafkan Mbak tadi malam ya,” Mbak Ana memecah keheningan yang kami ciptakan.
    “Harusnya aku tidak berlaku kasar padamu Ndik,” tambahnya.
    Aku jadi bingung dan menduga-duga apa maksud Mbak Ana, kemudian akupun menjawab,
    “Seharusnya aku yang meminta maaf pada Mbak, aku yang salah,” kataku dengan menundukkan kepala.
    “Tidak Ndik.. aku yang salah, aku terlalu kasar kepadamu,” bisik Mbak Ana.
    Akupun mulai bisa menangkap kemana arah perkataan Mbak Ana.
    “Kok bisa gitu Mbak, kan aku yang salah,” tanyaku memancing.
    “Nggak Ndik.. aku yang salah,” katanya dengan tenang, “Karena aku teledor, tapi nggak pa-pa kok Ndik.”
    Aku terkejut mendengar jawaban itu.

    “Ndik, Mbak Ana nanya boleh nggak,” bisik Mbak Ana mesra.
    Dengan senyum mengembang aku menjawab, “Kenapa tidak Mbak.”
    Dengan ragu-ragu Mbak Ana melanjutkan kata-katanya, “Kamu udah punya pacar Ndik..” suara itu pelan sekali lebih mirip dengan bisikan.
    “Dulu sih udah Mbak tapi sekarang udah bubaran.” Kulihat ada perubahan di wajah Mbak Ana.
    “Kenapa Ndik,” dan akupun mulai bercerita tentang hubunganku dengan Maria teman SMP-ku dulu yang lari dengan laki-laki lain beberapa bulan yang lalu, Mbak Ana pun mendengarkan dengan sesekali memotong ceritaku.

    “Kalo Mbak Ana udah punya cowok belum,” tanyaku dengan berharap.
    “Belum tuh Ndik, lagian siapa yang mau sama perawan tua seperti aku ini,” jawabnya dengan raut wajah yang diselimuti mendung.
    “Kamu nggak cari pacar lagi Ndik,” sambung Mbak Ana.
    Dengan mendengus pelan aku menjawab, “Aku takut kejadian itu terulang, takut kehilangan lagi.”
    Dengan senyum yang manis dia mendekatiku dan membelai rambutku dengan mesra, “Kasian kamu Andi..” lalu Mbak Ana mencium keningku dengan lembut, aku merasa ada sepasang benda yang lembut dan hangat menempel di punggungku. Sesaat kemudian perasaanku melayang entah kemana, ada getaran asing yang belum pernah kurasakan selama ini.

    “Ndik boleh Mbak jadi pengganti Maria,” bisik Mbak Ana mesra.
    Aku bingung, perasaanku berkecamuk antara senang dan takut, “Andik takut Mbak,” jawabku lirih.
    “Mbak nggak akan meninggalkanmu Ndik, percayalah,” dengan kecupan yang lembut.
    “Bener Mbak, Mbak Ana berani sumpah tidak akan meninggalkan Andik,” bisikku spontan karena gembira.
    Mbak Ana mengangguk dengan senyumnya yang manis, kamipun berpelukan erat seakan-akan tidak akan terpisahkan lagi.

    Setelah itu kami nonton Film yang banyak adegan romantis yang secara tidak sadar membuat kami berpelukan, yang membuat kemaluanku berdiri. Entah disengaja atau tidak, kemudian Mbak Ana mulai merebahkan kepalanya di pangkuanku dan aku berusaha menahan nafsuku sekuat mungkin tapi mungkin Mbak Ana mulai menyadarinya.
    “Ndik kok kamu gerak terus sih capek ya.”
    Dengan tersipu malu aku menjawab, “Eh… nggak Mbak, malah Andik suka kok.”
    Mbak Ana tersenyum, “Tapi kok gerak-gerak terus Ndik..”
    Aku mulai kebingungan, “Eh.. anu kok.”
    Mbak Anak menyahut, “Apaan Ndik, bikin penasaran aja.”

    Kemudian Mbak Ana bangun dari pangkuanku dan mulai memeriksa apa yang bergerak di bawah kepalanya dan iapun tersenyum manis sambil tertawa, “Hii.. hii.. ini to tadi yang bergerak,” tanpa canggung lagi Mbak Ana membelai benda yang sejak tadi bergerak-gerak di dalam celanaku dan aku semakin tidak bisa menahan nafsu yang bergelora di dalam dadaku. Kuberanikan diri, tanganku membelai wajahnya yang cantik dan Mbak Ana seperti menikmati belaianku hingga matanya terpejam dan bibirnya yang sensual itu terbuka sedikit seperti menanti kecupan dari seorang laki-laki. Tanpa pikir panjang, kusentuhkan bibirku ke bibir Mbak Ana dan aku mulai melumat habis bibir yang merah merekah dan kami saling melumat bibir. Aku begitu terkejut ketika Mbak Ana memainkan lidahnya di dalam mulutku dan sepertinya lidahku ditarik ke dalam mulutnya, kemudian tangan kiri Mbak Ana memegang tanganku dan dibimbingnya ke belahan dadanya yang membusung dan tangan yang lain sedari tadi asyik memainkan kemaluanku. Akupun mulai berani meremas-remas buah dadanya dan Mbak Anapun menggelinjang kenikmatan, “Te..rus… Ndik aaahh…” Kemudian dengan tangan yang satunya lagi kuelus dengan lembut paha putih mulus Mbak Ana, semakin lama semakin ke atas.

    Tiba-tiba aku dikejutkan tangan Mbak Ana yang semula ada di luar celana dan sekarang sudah mulai berani membuka reitsletingku dan menerobos masuk meremas-remas buah zakarku sambil berkata, “Sayang.. punyamu besar juga ya..” Akupun mulai berani mempermainkan kemaluan Mbak Ana yang masih terbungkus CD dan iapun semakin menggeliat seperti cacing kepanasan, “Aaahh lepas aja Ndik..” Sesaat kemudian CD yang melindungi bagian vital Mbak Ana sudah terhempas di lantai dan akupun mulai mempermainkan daging yang ada di dalam liang senggama Mbak Ana. “Aaahhh enak, enak Ndik masukkan aja Ndik,” jariku mulai masuk lebih dalam lagi, ternyata Mbak Ana sudah tidak perawan lagi, miliknya sudah agak longgar dan jariku begitu mudahnya masuk ke liang kewanitaannya.

    Satu demi satu pakaian kami terhempas ke lantai sampai tubuh kami berdua polos tanpa selembar benang pun. Mbak Ana langsung memegang batang kemaluanku yang sudah membesar dan tegak berdiri, kemudian langsung diremas-remas dan diciumnya. Aku hanya bisa memejamkan mata merasakan kenikmatan yang diberikan Mbak Ana saat bibir yang lembut itu mengecup batang kemaluanku hingga basah oleh air liurnya yang hangat. Lalu lidah yang hangat itu menjilati hingga menimbulkan kenikmatan yang tak dapat digambarkan. Tidak puas menjilati batang kemaluanku, Mbak Ana memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya yang sensual itu hingga amblas separuhnya, secara refleks kugoyangkan pantatku maju mundur dengan pelan sambil memegangi rambut Mbak Ana yang hitam dan lembut yang menambah gairah seksualku dan aroma harum yang membuatku semakin terangsang.

    Setelah puas, Mbak Ana menghempaskan pantatnya di sofa. Akupun paham dan dengan posisi kaki Mbak Ana mengangkang menginjak kedua pundakku, aku langsung mencium paha yang jenjang dari bawah sampai ke atas. Mbak Ana menggelinjang keenakan, “Aaahhh…” desahan kenikmatan yang membuatku tambah bernafsu dan langsung bibir kemaluannya yang merah merekah itu kujilati sampai basah oleh air liur dan cairan yang keluar dari liang kenikmatan Mbak Ana.

    Mataku terbelalak saat melihat di sekitar bibir kenikmatan itu ditumbuhi bebuluan yang halus dan lebat seperti rawa yang di tengahnya ada pulau merah merekah. Tanganku mulai beraksi menyibak kelebatan bebuluan yang tumbuh di pinggir liang kewanitaan, begitu indah dan merangsangnya liang sorga Mbak Ana ketika klitoris yang memerah menjulur keluar dan langsung kujilati hingga Mbak Ana meronta-ronta kenikmatan dan tangan Mbak Ana memegangi kepalaku serta mendorong lebih ke dalam kedua pangkal pahanya sambil menggoyanggoyangkan pinggulnya hingga aku kesulitan bernafas. Tanganku yang satunya meremas-remas dan memelintir puting susu yang sudah mengeras hingga menambah kenikmatan bagi Mbak Ana.

    “Ndik.. udah… aaahhh, masukin.. ajaaa.. ooohh…” aku langsung berdiri dan siap-siap memasukkan batang kemaluanku ke lubang senggama Mbak Ana. Begitu menantang posisi Mbak Ana dengan kedua kaki mengangkang hingga kemaluannya yang merah mengkilat dan klitorisnya yang menonjol membuatku lebih bernafsu untuk meniduri tubuh Mbak Ana yang seksi dan mulus itu. Perlahan namun pasti, batang kemaluanku yang basah dan tegak kumasukkan ke dalam liang kewanitaan yang telah menganga menantikan kenikmatan sorgawi. Setelah batang kemaluanku terbenam kami secara bersamaan melenguh kenikmatan, “Aaahh…” dan mulai kugoyangkan perlahan pinggulku maju mundur, bagaikan terbang ke angkasa kenikmatan tiada tara kami reguk bersama. Bibir kamipun mulai saling memagut dan lidah Mbak Ana mulai bermain-main di dinding rongga mulutku, begitu nikmat dan hanggat. Liang senggama Mbak Ana yang sudah penuh dengan lendir kenikmatan itupun mulai menimbulkan suara yang dapat meningkatkan gairah seks kami berdua. Tubuh kamipun bermandikan keringat.

    Tiba-tiba terdengar teriakan memanggil Mbak Ana. “Aaaan… Anaaa..” Kami begitu terkejut, bingung dan grogi dengan bergegas kami memungut pakaian yang berserakan di lantai dan memakainya. Tanpa sadar kami salah ambil celana dalam, aku memakai CD Mbak Ana dan Mbak Ana juga memakai CD-ku. Kemudian aku keluar dari pintu belakang dan Mbak Ana membukakan pintu untuk bapak dan ibunya.

    Keesokan harinya aku baru berniat mengembalikan CD milik Mbak Ana dan mengambil CD-ku yang kemarin tertukar. Aku berjalan melewati lorong sempit diantara rumahku dan rumah Mbak Ana. Kulihat Mbak Ana sedang mencuci pakaian di dekat sumur belakang rumahku. Setelah keadaan aman, aku mendekati Mbak Ana yang asyik mencuci pakaian termasuk CD-ku yang kemarin tertukar. Sambil menghisap rokok sampurna A Mild, “Mbak nih CD-nya yang kemarin tertukar,” sambil duduk di bibir sumur, sekilas kami bertatap muka dan meledaklah tawa kami bersamaan, “Haa.. Haaaa…” mengingat kejadian kemarin yang sangat menggelikan. Setelah tawa kami mereda, aku membuka percakapan, “Mbak kapan main lagi, kan kemarin belum puas.” Dengan senyum yang manis, “Kamu mau lagi Ndik, sekarang juga boleh..” Aku jadi terangsang sewaktu posisi Mbak Ana membungkuk dengan mengenakan daster tidur dan dijinjing hinggga di atas lutut. “Emang ibu Mbak Ana sudah berangkat ke sawah, Mbak,” sambil menempelkan kemaluanku yang mulai mengeras ke pantat Mbak Ana. “Eh…eh jangan disini Ndik, entar diliat orang kan bisa runyam.”

    Kemudian Mbak Ana mengajakku masuk ke kamar mandi, sesaat kemudian di dalam kamar mandi kami sudah berpelukan dan seperti kesetanan aku langsung menciumi dan menjilati leher Mbak Ana yang putih bersih. “Ohhh nggak sabaran baget sih Ndik,” sambil melenguh Mbak Ana berbisik lirih. “Kan kemaren terganggu Mbak.” Setelah puas mencium leher aku mulai mencium bibir Mbak Ana yang merah merekah, tanganku pun mulai meremas-remas kedua bukit yang mulai merekah dan tangan yang satunya lagi beroperasi di bagian kemaluan Mbak Ana yang masih terbungkus CD yang halus dan tangan Mbak Ana pun mulai menyusup di dalam celanaku, memainkan batang kemaluanku yang mulai tegak dan berdenyut.

    Sesaat kemudian pakaian kami mulai tercecer di lantai kamar mandi hingga tubuh kami polos tanpa sehelai benangpun. Tubuh Mbak Ana yang begitu seksi dan menggairahkan itu mulai kujilati mulai dari bibir turun ke leher dan berhenti tepat di tengah kedua buah dada yang ranum dengan ukuran yang cukup besar. Kemudian sambil meremas-remas belahan dada yang kiri puting susu yang kecoklatan itu kujilati hingga tegak dan keras. “Uhhh.. ahhh.. terus Ndik,” Mbak Ana melenguh kenikmatan ketika puting susu yang mengeras itu kugigit dan kupelintir menggunakan gigi depanku. “Aaahhh.. enak Mbak..” Mbak Anapun mengocok dan meremas batang kemaluanku hingga berdenyut hebat.

    Kemudian aku duduk di bibir bak mandi dan Mbak Ana mulai memainkan batang kemaluanku dengan cara mengocoknya. “Ahhh.. uhhhhh..” tangan yang halus itu kemudian meremas buah zakarku dengan lembut dan bibirnya mulai menjilati batang kemaluanku. Terasa nikmat dan hangat ketika lidah Mbak Ana menyentuh lubang kencing dan memasukkan air liurnya ke dalamnya. Setelah puas menjilati, bibir Mbak Ana mulai mengulum hingga batang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya. “Aahhh… uuuhhff…” lidah Mbak Ana menjilat kemaluanku di dalam mulutnya, kedua tanganku memegangi rambut yang lembut dan harum yang menambah gairah sekaligus menekan kepala Mbak Ana supaya lebih dalam lagi hingga batang kemaluanku masuk ke mulutnya.

    “Gantian dong Ndik,” Mbak Ana mengiba memintaku bergantian memberi kenikmatan kepadanya. Kemudian aku memainkan kedua puting susu Mbak Ana, mulutku mulai bergerak ke bawah menuju selakangan yang banyak ditumbuhi bebuluan yang halus dan lebat. Mbak Anapun tanpa dikomando langsung mengangkangkan kedua kakinya hingga kemaluannya yang begitu indah merangsang setiap birahi laki-laki itu kelihatan dan klitorisnya yang kemerahan menonjol keluar, akupun menjilati klitoris yang kemerahan itu hingga berlendir dan membasahi bibir kemaluan Mbak Ana. “Aaahhh… aaahh… terus… enak..” Mbak Ana menggelinjang hebat dengan memegangi kepalaku, kedua tangannya menekan lebih ke dalam lagi.

    Setelah liang kenikmatan bak Ana mulai basah dengan cairan yang mengkilat dan bercampur dengan air liur, kemudian aku memasukkan kedua jariku ke dalam liang kewanitaan Mbak Ana dan kumainkan maju mundur hingga Mbak Ana menggelinjang hebat dan tidak tahan lagi. “Ndik.. ooohh.. ufff cepetan masukin aja..” Dengan posisi berdiri dan sebelah kaki dinaikkan ke atas bibir bak mandi, Mbak Ana mulai menyuruh memasukkan batang kemaluanku ke liang senggamanya yang sejak tadi menunggu hujaman kemaluanku. Kemudian aku memegang batang kemaluanku dan mulai memasukkan ke liang kewanitaan Mbak Ana. “Aahhh…” kami bersamaan merintih kenikmatan, perlahan kuayunkan pinggulku maju mundur dan Mbak Ana mengikuti dengan memutar-mutar pinggulnya yang mengakibatkan batang kemaluanku seperti disedot dan diremas daging hidup hingga menimbulkan kenikmatan yang tiada tara. Kemudian kuciumi bibir Mbak Ana dan kuremas buah dadanya yang montok hingga Mbak Ana memejamkan matanya menahan kenikmatan. “Ahhh… uhhh…” Mbak Ana melenguh dan berbisik, “Lebih kenceng lagi Ndik.” Kemudian aku lebih mempercepat gerakan pantatku hingga menimbulkan suara becek, “Jreb.. crak.. jreb.. jreb…” suara yang menambah gairah dalam bermain seks hingga kami bermandikan keringat.

    Setelah bosan dengan posisi seperti itu, Mbak Ana mengubah posisi dengan membungkuk, tangannya berpegangan pada bibir bak mandi kemudian aku memasukkan batang kemaluanku dari belakang. Terasa nikmat sekali ketika batang kemaluanku masuk ke liang senggama Mbak Ana. Terasa lebih sempit dan terganjal pinggul yang empuk. Kemudian tanganku memegangi leher Mbak Ana dan tangan yang lain meremas puting susunya yang bergelantungan. “Uuuhhh… ahhh enak Ndik,” dan aku semakin mempercepat gerakan pantatku. “Uuuhhh.. uuuhhh Ndik, Mbak mau keluar,” akupun merasakan dinding kemaluan Mbak Ana mulai menegang dan berdenyut begitu juga batang kemaluanku mulai berdenyut hebat. “Uuuhhhk.. aahh.. aku juga Mbak..” Kemudian tubuh Mbak Ana mengejang dan mempercepat goyangan pinggulnya lalu sesaat kemudian dia mencapai orgasme, “Aaahh… uuuhh…” Terasa cairan hangat membasahi batang kemaluanku dan suara decakan itupun semakin membecek “Jreeb… crak… jreb..” Akupun tak tahan lagi merasakan segumpalan sesuatu akan keluar dari lubang kencingku. “Aaahhh… ooohhh… Mbak Anaaa…” Terasa tulang-tulangku lepas semua, begitu capek. Akupun tetap berada di atas tubuh sintal Mbak Ana. Kemudian kukecup leher dan mulut Mbak Ana, “Makasih Mbak, Mbak Ana memang hebat..” Mbak Anapun cuma tersenyum manis.

  • Foto Ngentot Cewek Jepang Ai Kurosawa

    Foto Ngentot Cewek Jepang Ai Kurosawa


    1834 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cocoa Ayane Penggila Sex Bebas

    Cocoa Ayane Penggila Sex Bebas


    1834 views

  • Latina first timer Mandy Sky baring phat teen ass before hardcore anal sex

    Latina first timer Mandy Sky baring phat teen ass before hardcore anal sex


    1834 views

    Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

     

  • Teen girls Angelin Joy and Sonya Sweet have but one cock to share in a 3some

    Teen girls Angelin Joy and Sonya Sweet have but one cock to share in a 3some


    1833 views

    Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Kumpulan Cerita Sex Cewek Desa Polos

    Kumpulan Cerita Sex Cewek Desa Polos


    1833 views

    Cerita Memek – Ini adalah pengalamanku yang kesekian kalinya bersetubuh dengan wanita setengah baya Kejadiannya pada saat kenaikkan kelas, aku mendapat liburan satu bulan dari sekolah Untuk mengisi waktu liburanku, aku mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk berlibur dikampungnya Disebuah desa di Jawa Barat

    Katanya, sekalian mau nengok istrinya Aku tertarik omongan Mas Iwan bahwa gadis-gadis di kampungnya cantik-cantik dan mulus-mulus Aku ingin buktikan omongannya Dengan mobil pinjaman dari ayahku, kami berangkat ke sana Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sekitar jam 5 sore kami tiba di kampungnya

    Rumah Mas Iwan berada cukup jauh dari rumah tetangganya Rumahnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, bentuknya memanjang di rumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya dan Tante Sari mertuanya Ternyata Mbak Irma, istri Mas Iwan, seorang perempuan yang sangat cantik

    Kulitnya putih bersih dan bodynya sangat seksi Sedangkan Tante Sari tak kalah cantiknya dengan Mbak Irma Meskipun sudah berumur 40an, kecantikannya belum pudar Bodinya tak kalah dengan gadis remaja Oh ya, Tante Sari bukanlah ibu kandung Mbak Irma Tante Sari kawin dengan Bapak Mbak Irma, setelah ibu kandung Mbak Irma meninggal Tapi setelah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang meninggal, karena sakit Jadi sudah sepuluh tahun Tante Sari menjanda

    Sekitar jam 20 00 WIB, Mas Iwan mengajakku makan malam ditemani Mbak Irma dan Tante Sari Sambil makan kami ngobrol diselingi gelak tawa Walaupun kami baru kenal, tapi karena keramahan mereka kami serasa sudah lama kenal

    Selesai makan malam Mas Iwan dan Mbak Irma permisi mau tidur Mungkin mereka sudah tak sabar melepaskan hasrat yang sudah lama tak tersalurkan Tinggal aku dan Tante Sari yang melanjutkan obrolan Tante Sari mengajakku pindah ke ruang tamu Pas di depan kamar Mas Iwan

    Saat itu Tante Sari hanya mengenakan baju tidur transparan tanpa lengan Hingga samar-samar aku dapat melihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sexy Tante Sari yang seksi duduk seenaknya hingga gaunnya sedikit tersingkap Aku yang duduk dihadapannya dapat melihat paha mulusnya, membangkitkan nafsu birahiku Penisku menegang dari balik celanaku Tante Sari membiarkan saja aku memelototi paha mulusnya Bahkan dia semakin lebar saja membuka pahanya

    Semakin malam obrolan kami semakin hangat Tante Sari menceritakan, semenjak suaminya meninggal, dia merasa sangat kesepian Dan aku semakin bernafsu mendengar ceritanya, bahwa untuk menyalurkan hasrat birahinya, dia melakukan onani Kata-katanya semakin memancing nafsu birahiku

    Aku tak tahan, nafsu birahiku minta dituntaskan Akupun pergi kekamar mandi Sampai di kamar mandi, kukeluarkan penisku dari balik celanaku Kukocok-kocok sekitar lima belas menit Dan crot! crot! crot! Spermaku muncrat kelantai kamar mandi Lega sekali rasanya

    Setelah menuntaskan hasratku, aku balik lagi ke ruang tamu Alangkah terkejutnya aku Disana di depan jendela kamar Mas Iwan yang kordennya sedikit terbuka kulihat Tante Sari sedang mengintip ke dalam kamar, Mas Iwan yang sedang bersetubuh dengan istrinya. Situs Judi Online

    Nafas Tante Sari naik turun, tangannya sedang meraba-raba buah dadanya Nafsu birahiku yang tadi telah kutuntaskan kini bangkit lagi melihat pemandangan di depanku Tanpa berpikir panjang, kudekap tubuh Tante Sari dari belakang, hingga penisku yang sudah menegang menempel hangat pada pantatnya, hanya dibatasi celanaku dan gaun tidurnya

    Tanganku mendekap erat pinggang rampingnya Dia hanya menoleh sekilas, kemudian tersenyum padaku Merasa mendapat persetujuan, aku semakin berani Kupindahkan tanganku dan kususupkan kebalik celana dalamnya Kuraba-raba bibir vaginanya

    “Ohh Don Enakk,” desahnya, ketika kumasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya yang telah basah Setelah puas memainkan jari-jariku dilubang vaginanya, kulepaskan dekapan dari tubuhnya Kemudian aku berjongkok di belakangnya Kusingkapkan gaun tidurnya dan kutarik celana dalamnya hingga terlepas

    Kudekatkan wajahku ke lubang vaginanya Kusibakkan bibir vaginanya lalu kujulurkan lidahku dan mulai menjilati lubang vaginanya dari belakang, sambil kuremas-remas pantatnya Tante Sari membuka kedua pahanya menerima jilatan lidahku Inilah vagina terindah yang pernah kurasakan

    “Oohh Don Nik mat,” suara Tante Sari tertahan merasakan nikmat ketika lidahku mencucuk-cucuk kelentitnya Dan kusedot-sedot bibir vaginanya yang merah “Ohh Don Luarr Biasaa Enakk Sedott terus,” pekiknya semakin keras

    Cairan kelamin mulai mengalir dari vagina Tante Sari Hampir setiap jengkal vaginanya kujilati tanpa tersisa Tante Sari menarik vaginanya dari bibirku, kemudian membalikkan tubuhnya sambil memintaku berdiri Dia mendorong tubuhku ke dinding Dengan cekatan ditariknya celanaku hingga terlepas, maka penisku yang sudah tegang, mengacung tegak dengan bebasnya

    “Ohh Luar biaassaa Don Besar sekali,” serunya kagum “Isepp Tante, jangan dipandang aja,” pintaku

    Tante Sari mengabulkan permintaanku Sambil melepaskan gaun tidurnya, dia lalu berjongkok dihadapanku Wajahnya pas di depan selangkanganku Tangan kirinya mulai mengusap-usap dan meremas-remas buah pelirku

    Sedangkan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku dengan irama pelan tapi pasti Mulutnya didekatkan kepenisku dan dia mulai menjilati kepala penisku Lidahnya berputar-putar dikepala penisku Aku meringis merasakan geli yang membuat batang penisku semakin tegang

    “Ohh Akhh Tan Te Nikk matt,” seruku tertahan, ketika Tante Sari mulai memasukkan penisku kemulutnya Mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang besar dan panjang penisku keluar masuk di mulutnya Tante Sari sungguh lihai memainkan lidahnya Aku dibuatnya seolah-olah terbang keawang-awang

    Tante Sari melepaskan penisku dari kulumannya setelah sekitar lima belas menit Kemudian dia memintaku duduk dilantai Dia lalu naik kepangkuanku dengan posisi berhadapan Diraihnya batang penisku, dituntunnya ke lubang vaginanya

    Perlahan-lahan dia mulai menurunkan pantatnya Kurasakan kepala penisku mulai memasuki lubang yang sempit Penisku serasa dijepit dan dipijit-pijit Mungkin karena sudah sepuluh tahun tidak pernah terjamah laki-laki Meski agak susah, akhirnya amblas juga seluruh batang penisku ke dalam lubang vaginanya

    Tante Sari mulai menaik-turunkan pantatnya, dengan irama pelan Diiringi desahan-desahan lembut penuh birahi Sesekali dia memutar-mutar pantatnya, penisku serasa diaduk-aduk dilubang vaginanya Aku tak mau kalah, kuimbangi gerakkannya dengan menyodok-nyodokkan pantatku ke atas Seirama gerakkan pantatnya

    Oh, senangnya melihat penisku sedang keluar masuk vaginanya Bibirku menjilati buah dadanya secara bergantian, sedangkan tanganku mendekap erat pinggangnya Semakin lama semakin cepat Tante Sari yang seksi menaik turunkan pantatnya Nafasnya tersengal-sengal Dan kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin keras

    “Ohh Don Aku Mau Keluarr,” pekiknya “Tahan Tan Te Akuu Belumm Mauu,”sahutku “Akuu Tak Tahann Sayang,” teriaknya keras Tangannya mencengkeram keras punggungku “Akuu Ke Ke Luarr Sayangg,” jeritnya panjang

    Tante Sari yang seksi tak dapat menahan orgasmenya, dari vaginanya mengalir cairan yang membasahi seluruh dinding vaginanya Tante sari turun dari pangkuanku lalu merebahkan tubuhnya dipangkuan Kepalanya berada pas diselangkanganku Tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku Dan mulutnya mengulum kepala penisku dengan lahapnya

    Perlakuannya pada penisku membuat penisku berkedut-kedut Seakan-akan ada yang mendesak dari dalam mau keluar Dan kurasakan orgasmeku sudah dekat Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkanganku Hingga penisku semakin dalam masuk kemulutnya

    “Akhh Tante Akuu Mau keluarr,” teriakku “Keluarin Dimulutku sayang,” sahutnya Tante sari semakin cepat mengocok dan mengulum batang penisku Diiringi jeritan panjang, spermaku muncrat ke dalam mulutnya “Ohh Kamu Hebatt Don, aku puas,” pujinya, tersenyum ke arahku Tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati dan menelan sisa-sisa spermaku

    Suara ranjang berderit di dalam kamar, membuat kami bergegas memakai pakaian dan pergi ke kamar mandi membersihkan badan Kemudian masuk ke kamar Masing-masing Beberapa menit kemudian kudengar langkah kaki Mbak Irma ke kamar mandi

    Dari balik jendela kamarku dapat kulihat Mbak Irma yang seksi hanya mengenakan handuk yang yang dililitkan ditubuhnya Memperlihatkan paha mulus dan tubuh seksi nya Membuatku mengkhayal, alangkah senangnya bisa bersetubuh dengan Mbak Irma

    Sekitar jam 02 00 dinihari, aku terbangun ketika kurasakan ada yang bergerak-gerak di selangkanganku Rupanya Tante Sari sedang asyik mengelus-elus buah pelirku dan menjilati batang penisku

    “Akhh terus Tante terus,” gumanku tanpa sadar, ketika dia mulai mengulum batang penisku Dengan rakus dia melahap penisku Sekitar sepuluh menit berlalu kutarik penisku dari mulutnya Kusuruh dia menungging, dari belakang kujilati lubang vaginanya, bergantian dengan lubang anusnya

    Setelah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya yang basah dan memerah Sedikit demi sedikit penisku memasuki lubang vaginanya Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisku amblas tertelan lubang vaginanya

    Aku mulai memaju mundurkan pantatku, hingga penisku keluar masuk lubang vaginanya Sambil kuremas-remas pantatnya

    “Ooh Don Nikk Matt Bangett,” rintihnya

    Aku semakin bernafsu memaju mundurkan pantatku Tante sari yang seksi mengimbangi gerakkanku dengan memaju mundurkan juga pantatnya, seirama gerakkan pantatku Membuat buah dadanya bergoyang-goyang Semakin lama semakin cepat gerakkan pantatnya

    “Don Donnii Akuu Tak Tahann,” jeritnya “Akuu Mauu Ke Keluarr,” imbuhnya

    Kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan menjepit penisku Tangannya mencengkeram dengan keras diranjang

    “Ooh Oo Aku Keluarr,” lolongnya panjang

    Dan kurasakan ada cairan yang merembes membasahi dinding-dinding vaginanya Tante Sari yang seksi terlalu cepat orgasme, sedangkan aku belum apa-apa Aku tak mau rugi, aku harus puas, pikirku Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kuarahkan ke lubang anusnya

    “Akhh Donn Jangann Sakitt,” teriaknya, ketika kepala penisku mulai memasuki lubang anusnya Aku tak memperdulikannya Kudorong pantatku lebih keras hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya Dan kurasakan nikmatnya jepitan lubang anusnya yang sempit Perlahan-lahan aku mulai menarik dan mendorong pantatku, sambil memasukkan jari-jariku ke lubang vaginanya Tante sari yang seksi menjerit-jerit merasakan nikmat dikedua lubang bawahnya

    “Enak khan Tante?” tanyaku “Hemm Enakk Banget Sayang,” sahutnya sedikit tersipu malu

    Semakin lama semakin cepat kusodok lubang anusnya Sambil kutepuk-tepuk pantatnya Kurasakan penisku berkedut-kedut ketika orgasmeku akan tiba dan crott! crott! crott! Kutumpahkan spermaku dilubang anusnya

    “Penismu yang pertama sayang, memasuki lubang anusku,” katanya sambil membalikkan tubuhnya dan tersenyum padaku “Kamu luar biasa Don, belum pernah kurasakan nikmatnya bersetubuh seperti ini,” imbuhnya “Tante mau khan, setiap malam kusetubuhi?” tanyaku “Siapa yang menolak diajak enak,” sahutnya seenaknya

    Sejak saat itu, hampir setiap malam kusetubuhi Tante sari Ibu tiri Mbak Irma yang haus sex, yang hampir sepuluh tahun tidak dinikmatinya, sejak kematian suaminya Tak terasa sudah lima hari aku berada di rumah Mas Iwan

    Selama lima hari pula aku menikmati tubuh Tante Sari, mertuanya yang haus sex Tante Sari yang sepuluh tahun menjanda, betul-betul puas dan ketagihan bersetubuh denganku Meski telah berusia setengah baya, tapi nafsu birahinya masih meletup-letup, tak kalah dengan gadis remaja

    Sore itu, sehabis mandi dan berpakaian, Mas Iwan yang seksi mengajakku jalan-jalan Katanya mau ketemu seorang teman yang sudah lama dirindukannya Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, sampailah kami di rumah teman Mas Iwan

    Sebuah rumah yang berada dikawasan yang cukup elite Kedatangan kami disambut dua orang wanita kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira Keduanya sama-sama cantik dan seksi Mas Iwan memperkenalkanku pada kedua teman wanitanya

    “Mas Iwan, aku kangen banget,” katanya sambil memeluk Mas Iwan “Aku juga Rin,” sahut Mas Iwan

    Sambil meminum kopi susu yang disuguhkan Mbak Rina, kami bercakap-cakap Mbak Rina duduk dipangkuan Mas Iwan Dan Mas Iwan merangkulnya dengan mesra Mbak Rina tanpa malu-malu menceritakan, kalau Mas Iwan adalah pacar pertamanya dan Mas Iwanlah yang membobol perawannya

    Mbak Vira hanya tersenyum mendengar cerita kakaknya yang blak-blakan Makin lama kelakuan Mbak Rina yang seksi makin mesra saja Tanpa malu-malu, dia mengecup dan melumat bibir Mas Iwan dan Mas Iwan menyambutnya dengan sangat bernafsu Aku jadi risih menyaksikan kelakuan mereka Sekitar sepuluh menit mereka bercumbu di depan kami

    “Kita lanjutin di kamar aja say,” kata Mbak Rina pada Mas Iwan Mas Iwan mengangguk tanda setuju, sambil membopong tubuh Mbak Rina ke dalam kamar “Kalian jangan ngintip ya,” kata Mas Iwan pada kami sambil tersenyum

    Aku dan Mbak Vira hanya bengong melihat kemesraan mereka Tanpa menghiraukan larangan Mas Iwan, Mbak Vira beranjak dari tempat duduknya sambil meraih tanganku menuju kamar Mbak Rina Kami kemudian berdiri di depan pintu kamar Mbak Rina yang terbuka lebar

    Dari situ aku dan Mbak Vira melihat Mas Iwan merebahkan tubuh Mbak Rina yang seksi diatas ranjang dan mulai melepaskan gaun Mbak Rina Aku terkesima melihat mulusnya dan seksi nya tubuh Mbak Rina, ketika seluruh pakaiannya dibuka Mas Iwan

    Nafsu birahiku tak tertahankan lagi, penisku menegang dibalik celanaku Tanpa sadar kupeluk tubuh Mbak Vira yang berdiri di depanku Mbak Vira diam saja dan membiarkanku memeluknya Malah tangan dibawa ke belakang dan disusupkan ke balik celanaku Mendapat perlakuan seperti itu, nafsuku semakin memuncak dan penisku semakin menegang Apalagi saat Mbak Vira menggerak-gerakkan tangannya mengocok-ngocok batang penisku

    Sementara di dalam kamar, Mas Iwan menarik tubuh Mbak Rina ketepi Ranjang Kedua paha Mbak Rina dibukanya lebar-lebar Maka terpampanglah vagina Mbak Rina yang indah, dihiasi bulu-bulu yang dicukur rapi Mas Iwan kemudian berjongkok dan mendekatkan mulutnya kebibir vagina Mbak Rina

    “Ohh Say Yang Nikk Mat,” desah Mbak Rina tertahan, ketika Mas Iwan mulai menjilati vaginanya Lidah Mas Iwan menari-nari dan mencucuk-cucuk vagina Mbak Rina Pantat Mbak Rina terangkat-angkat menyambut jilatan Mas Iwan Kedua pahanya terangkat dan menjepit kepala Mas Iwan

    “Sudah Say Aku nggak tahan Masukin punyamu say,” pinta Mbak Rina yang seksi penuh nafsu Mas Iwan kemudian berdiri dan melepaskan semua pakaiannya

    Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mas Iwan memegang penisnya dan mengarahkannya ke lubang vagina Mbak Rina yang telah basah dan merah merekah Slepp! Kepala penis Mas Iwan mulai memasuki vagina Mbak Rina

    “Aow terus Say terus Genjot,” seru Mbak Rina, ketika Mas Iwan mulai mendorong pantatnya naik turun Penisnya keluar masuk dari vagina Mbak Rina

    Melihat Mas Iwan dan Mbak Vira sedang bersetubuh di depanku, membuat nafsu birahiku semakin tinggi Kususupkan tanganku ke balik celana dalamnya Dapat kurasakan vaginanya yang telah basah, pertanda Mbak Vira juga bangkit nafsu birahinya

    Kucucuk-cucuk vaginanya dengan jari-jariku Dia mendesah penuh nafsu Mbak Vira mengimbangi dengan semakin cepat mengocok-ngocok penisku Sekitar sepuluh menit Mbak Vira yang seksi mengocok penisku Mbak Vira kemudian menyudahi kocokkannya dan membalikkan badannya, menghadap ke arahku Ditariknya celanaku hingga terlepas

    Setelah celanaku terlepas, keluarlah penisku yang tegang penuh dan mengacung-acung dengan bebasnya Mbak Vira terpukau melihat penisku yang besar dan panjang Mbak Vira kemudian berjongkok dikakiku, wajahnya berada pas di depan selangkanganku Mbak Vira mendekatkan mulutnya kebatang penisku Mula-mula dia menjilati penisku dari kepala hingga pangkalnya Terus dia mulai mengulum dan menghisap kepala penisku

    Kemudian sedikit demi sedikit batang penisku dimasukkannya ke dalam mulutnya sampai kepala penisku menyodok ujung mulutnya Dan mulutnya penuh sesak oleh batang penisku Dengan lihainya, Mbak vira mulai memaju-mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar-masuk dari dalam mulutnya Mataku merem-melek merasakan nikmat dan badanku serasa panas dingin merasakan kulumannya

    Mbak Vira sangat lihai mengulum penisku Kudorong maju pantatku dan kujambak rambutnya, membenamkan kepalanya ke selangkanganku Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Vira yang seksi menyudahi kulumannya, dan melepaskan seluruh pakaiannya Kemudian dia berdiri menghadap ke dinding

    “Oohh Akhh Akuu nggak tahann Don,” serunya tertahan “Entot aku Entott Don,” imbuhnya

    Kutarik sedikit tubuhnya dari belakang, hingga dia menungging Kuraih batang penisku dan kuarahkan pas ke lubang vaginanya Dan aku mulai mendorong maju pantatku, hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya

    “Aow Pelan-pelan Don,” pekiknya, ketika seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya yang masih sempit Pekikkan yang keluar dari mulutnya membuatku semakin bernafsu dan pelan-pelan kumaju-mundurkan pantatku

    “Akhh Enakk Don Enakk Banget,” desahnya sambil menoleh ke belakang sambil tersenyum padaku “Akhh Akuu Ke luarr, Rin,” teriakkan Mas Iwan dari dalam kamar mengejutkanku, namun tak menghentikan sodokkanku pada Mbak Vira “Aku jugaa Sayang,” sahut Mbak Rina pada Mas Iwan

    Sedetik kemudian Mas Iwan dan Mbak Rina mencapai orgasme bersamaan Mas Iwan menumpahkan spermanya di dalam vagina Mbak Rina Kemudian Mas Iwan merebahkan tubuhnya disamping tubuh Mbak Rina, dan tertidur pulas

    Sementara itu, aku semakin cepat memaju-mundurkan pantatku, membuat Mbak Vira berteriak-teriak saking nikmatnya Kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin lama semakin cepat dan menjepit penisku

    “Donn Donii Akuu Mauu Keluarr,” teriaknya panjang “Tahann Mbak Aku Belum Apa-apa,” sahutku “Akhh Akuu Tak Tahan Don Akuu,” jawabnya terputus dan vaginanya semakin keras menjepit penisku

    Tak lama kemudian Mbak Vira yang seksi mencapai orgasme Kurasakan ada cairan-cairan yang merembes didinding vaginanya Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kusuruh dia berjongkok dihadapanku Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkangku Mbak Vira mengerti maksudku Dia mulai menjilati dan menghisap-isap penisku lalu mengulumnya Sambil tangan kirinya mengusap-usap buah pelirku

    Sedetik kemudian Mbak Rina datang membantu, dan langsung berjongkok dihadapanku Lidahnya dijulurkan untuk menjilati buah pelirku Tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku Secara bergantian, kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira, mengocok-ngocok, menjilati dan mengulum penisku Penisku keluar dari mulut Mbak Vira kemudiam masuk ke mulut Mbak Rina, kemudian keluar dari mulut Mbak Rina lalu masuk kemulut Mbak Vira, begitulah seterusnya Hingga kurasakan penisku berkedut-kedut

    “Mbakk Akuu Mauu Ke Keluarr,” jeritku “Keluarin di mulutku Don,” sahut mereka hampir bersamaan

    Dan crott! crott! crott! Spermaku muntah dimulut Mbak Vira yang seksi yang sedang kebagian mengulum Mbak Vira menelan spermaku tanpa rasa jijik sedikitpun Kemudian Mbak Rina merebut penisku dari Mbak Vira dan memasukkan ke mulutnya Dan tak mau kalah dengan adiknya, sisa-sisa spermaku dihisap dan dijilatinya sampai bersih

    “Kamu puas Don,” kata Mbak Vira
    “Puas sekali Mbak, Mbak berdua luar biasa,” sahutku
    “Kamu mau yang lebih seru nggak,”kata Mbak Rina
    “Mau, mau Mbak,”sahutku

    Mereka kemudian mengajakku ke kamarnya, dimana Mas Iwan sedang tertidur pulas sehabis bersetubuh dengan Mbak Rina Mbak Rina menyuruhku tidur terlentang diranjang Mbak Rina kemudian menarik kakiku, hingga pantatku berada ditepi ranjang dan kakiku menjuntai kelantai

    Lalu Mbak Rina berjongkok dilantai dengan wajah berada pas di depan selangkanganku Mbak Rina mulai mengusap-usap dan mengocok-ngocok batang penisku yang masih layu, sehabis orgasme Kurasakan sedikit ngilu tetapi kutahan

    Mbak Rina yang seksi menyudahi usapan dan kocokannya Dan mulai menjilati dan menghisap-isap penisku dimulai dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya Lidahnya berputar-putar dan menari-nari diatas batang penisku Puas menjilati penisku, Mbak Rina kemudian memasukkan penisku ke mulutnya

    Hampir seluruh batang penisku masuk kemulutnya Dan kurasakan sedikit demi sedikit penisku mulai menegang didalam mulutnya, hingga mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang sudah tegang penuh Mbak Rina sangat pintar membangkitkan birahiku Mulutnya maju mundur mengulum penisku Pipinya sampai kempot, saking semangatnya mengulum penisku

    Melihat kakaknya yang sedang menjilati dan mengulum batang penisku, Mbak Vira nafsunya bangkit lagi Dia meraba-raba dan memasukkan jari-jari tangan kirinya ke dalam vaginanya sendiri, sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah dadanya hingga mengeras dan padat Diiringi desahan-desahan penuh birahi

    Puas bermain-main dengan vagina dan buah dadanya sendiri, Mbak Vira yang seksi kemudian naik ke atas tubuhku Dan mengangkangi wajahku Lubang vaginanya berada pas diatas wajahku Dia menurunkan pantatnya, hingga bibir vaginanya menyentuh mulutku

    Kujulurkan lidahku untuk menjilati vaginanya yang telah basah Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya, dia mengerang-erang merasakan nikmat Mbak Vira menarik rambutku, membenamkan wajahku diselangkangannya Kepalaku dijepit dengan kedua paha mulusnya

    Kini kami bertiga, aku dan kakak beradik sedang berlomba mencari kepuasan Mbak Vira sedang kujilati vaginanya, sedangkan pada bagian bawah tubuhku Mbak Rina dengan asiknya mengulum batang penisku Beberapa waktu berlalu Mbak Rina melepaskan kulumannya, dan berjongkok diatas selangkanganku Dengan tangannya, diraihnya batang penisku dan diarahkannya ke lubang vaginanya Bless! Dengan sekali dorongan pantatnya, masuklah seluruh batang penisku ke dalam vaginanya yang basah tapi hangat

    Lalu Mbak Rina menaik turunkan pantatnya, sambil mengeluarkan desahan-desahan nikmat dari mulutnya Sesekali pantatnya diputar-putar hingga penisku serasa dipelintir Saat menikmati goyangan Mbak Rina, aku terus menjilati vagina Mbak vira sambil memasukkan jari-jariku ke lubang anusnya Sedang asiknya aku menjilati vagina Mbak Vira, kurasakan vaginanya berkedut-kedut

    Beberapa detik kemudian ada cairan yang keluar dari dalam vaginanya Mbak Vira yang seksi mencapai orgasme Pahanya makin keras menjepit kepalaku Tanpa rasa jijik kusedot dan kutelan cairan vaginanya Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, Vagina Mbak Rina juga berkedut-kedut, otot-otot vaginanya menegang

    “Ohh Don Aku Keluar,” teriak Mbak Rina

    Air maninya mengaliri deras dan membasahi batang penisku Kemudian dia terkulai lemas sampingku Membuat penisku yang masih tegang terlepas dan mengacung-acung Mbak vira yang kondisi sudah pulih sehabis orgasme, kemudian berjongkok diatas selangkanganku, menggantikan kakaknya

    Piraihnya penisku dan diarahkannya ke lubang anusnya Mbak Vira menurunkan pantatnya sedikit demi sedikit hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya Kurasakan penisku seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang snusnya

    “Oohh Mbak Nikk Matt Enakk,”teriakku, ketika Mbak Vira mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penisku keluar masuk dari lubang anusnya Sesekali dia menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, membuatku merasakan nikmat yang luar biasa Sekitar tiga puluh menit Mbak Vira yang seksi menggenjot tubuhku

    “Mbakk Akuu Ke Keluarr,” jeritku

    Kurasakan penisku berkedut-kedut dan crott! crott! crott! kutumpahkan seluruh spermaku di dalam lubang anusnya Mbak Vira yang seksi kemudian merebahkan tubuhnya diatas tubuhku Sambil menindihku dia tersenyum puas Malam itu, aku dan Mas Iwan menginap disana. Dan ber pesta seks sampai pagi, sampai kami sama-sama puas dan kelelahan.