cersex forum semprot cersex diperkosa cersex mamaku cersex perkosaan cersex tukar pasangan cersex indonesia
  • Tiara Wanita Pelampiasan Sex Ku

    Tiara Wanita Pelampiasan Sex Ku


    1764 views

    Kehidupan rumah tanggaku bisa dikatakan harmonis meski aku dan istriku belum dikaruniai seorang anak. Ekonomi kami juga gak kurang, karena istriku juga bekerja sebagai manajer sebuah perusahaan, sehingga menjadikannya kadang sibuk dengan urusan kantornya. Dan bahkan skarang kalau sedang sibuk-sibuknya, aku jarang mendapat jatah Sex dari istriku sehingga kadang aku berpikir untuk jajan ditempat lokalisasi hanya untuk meluapkan birahi Sex ku yang terpendam, namun itu hanya lewat saja dipikiranku karena aku tak sampai melakukannya. Namun semakin bertambah hari kesibukan istriku semakin menjadi dan membuatku semakin tak kuasa dan aku berniat untuk mencari pelarian untuk melampiaskan nafsu Sex ku saja.

    Setelah aku berpikir-pikir, aku mempunyai satu tetangga yang sangat menyita perhatianku. Namanya Tiara, dia adalah istri seorang pelayar, jadi setiap harinya dia selalu sendirian karena ditinggal suaminya berlayar sampai beberapa bulan. Tubuh Tiara ini sangat montok sekali meskipun Tiara beberapa bulan yang lalu habis melahirkan anak pertamanya. sempat aku melihat Tiara berpakaian sangat ketat sekali sedang menggendong anaknya, meski sudah punya anak, pantat Tiara masih terlihat sangat padat sekali seperti belum melahirkan. Buah dadanya juga masih kencang meski tertutup oleh BH yang dia kenakan. Teringat dengan tetanggaku yang sangat bahenol itu, aku pun melaksanakan niatku untuk menjadikan Tiara sebagai pelarian nafsu Sex ku, karena aku berpikir karena Tiara juga pasti kesepian dan juga membutuhkan belaian dari seorang laki-laki, jadi kemungkinan kujadikan Tiara pelarianku pasti akan berhasil.

    Istriku yang sudah disibukkan dengan urusan kerjanya semakin tak mengurus aku dengan benar, setiap pagi-pagi dia selalu sudah berangkat kerja, dan pulang selalu mlaam dan langsung tidur, sehingga sekarang aku seperti laki-laki bebas yang belum beristri walaupun statusku masih beristri. Setiap pagi aku selalu menanti Tiara lewat depan rumahku, karena setiap pagi Tiara selalu jalan-jalan dengan anaknya. Dan benar, setelah beberapa saat aku menantikan, Tiara lewat dengan menggendong anaknya sendirian. Pagi itu Tiara masih mengenakan baju tidur, sehingga tidak terlihat tubuhnya yang bahenol itu, namun aku melihat suatu garis terlihat dipantat Tiara, seperti garis celana dalam Tiara. Setelah aku amati dengan cermat ternyata baju tidur yang Tiara kenakan itu cukup menerawang yang membuat garis dan bahkan warna celana dalamnya kelihatan, pagi-pagi Penisku sudah dibuat tegang oleh pantat Tiara. Gak salah jika aku memilih Tiara sebagai pelarianku, meski dikomplek banyak juga yang seksi-seksi, namun lebih aman dengan Tiara karena hanya Tiara yang ditinggal suaminya.

    Dengan memberanikan diri kemudian aku menyapa Tiara “Pagiii mbak Tiara, Sendiran Ya”. “Iyha nih pak, biasa pak suami sedang berlayar” jawab Tiara. “Ooowwh..Emang kapan pulangnya mbak??” tanyaku. “Aaaahhh masih lama pak, orang berangkatnya aja baru minggu kemaren kok pak, mungkin sekitar 3 bulan lagi pak” jawab Tiara yang membuatku lega, karena selama 3 bulan aku aman mendekati Tiara. “Ooowwhh begitu ya mbak, apa mbak Tiara gak kesepian ditinggal lama begitu???” tanyaku. “Yaaah aslinya kesepian pak, tapi mau gimana lagi pak, itu udah resikonya menjadi istri pelaut pak” jawab Tiara. “Aaaahhh saya juga kesepian mbak walau istri saya dirumah, tapi dia selalu sibuk dengan urusan kantornya mbak” ucapku sambil memancing jawaban dari Tiara. “Aaaahh…Masak siiih pak??”. Akirnya kami terus ngobrol berkelanjutan sampai tak terasa siang sudah datang, dan kami pun sekarang menjadi semakin dekat.

    Cantik, seksi dan bergairah adalah Tiga hal yang membuat aku selalu menyempatkan untuk curi-curi pandang pada Tiara dan tak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat koleksi pakaian dalamnya yang jalang itu. Suatu hari, sepulang dari kantor, aku mampir ke Supermarket dekat kompleks sekedar membeli makanan instan karena isteriku akan pergi selama dua hari ke Bandung. Tak disangka di supermarket itu aku bertemu Tiara dengan menggendong bayinya. Entah kenapa jantungku jadi berdegup keras, apalagi ketika kulihat pakaian Tiara yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemontokan tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik. “Hai…Mbak, belanja juga” sapaku. “Eh. . Mas Dani, biasa belanja susu” jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya. “Memang sudah enggak ASI ya” tanyaku. “Wah. . Susunya cuma keluar empat bulan saja, sekarang sudah tidak lagi” jawabnya. “Hmm…Mungkin habis sama Bapaknya kali ya. . Ha-ha-ha. .” candaku. Tiara jg tertawa kecil sambil menjawab “Tapi enggak jg, sudah dua bulan bapaknya enggak pulang”. “Berat enggak sih Mbak, punya suami pelaut, sebab saya yang ditinggal isteri cuma dua hari saja rasanya sudah jenuh” tanyaku. “Wah…Mas baru dua hari ditinggal sudah begitu, apalagi saya. Bayangkan saya cuma ketemu suami dua minggu dalam waktu tiga bulan” jawabnya.

    Aku merasa gembira dengan topik pembicaraan ini, namun sayang pembicaraan terhenti karena bayi Tiara menangis. Ia kemudian sibuk menenangkan bayinya. “Apalagi setelah punya bayi, tambah repot Mas” katanya. “Kalau begitu biar saya bantu bawa belanjaannya” aku mengambil keranjang belanja Tiara. “Terima kasih, sudah selesai kok, saya mau bayar terus pulang” jawabnya. “Ohh….Ayo kita sama-sama” kataku. Aku segera mengambil inisiatif berjalan lebih dulu ke kasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Tiara. “Ha…Sudah bayar Berapa Nanti saya ganti” kata Tiara kaget. “Ah..Sedikit kok, enggak apa sekali-kali saya bayarin susu bayinya, siapa tahu dpt susu ibunya, ha-ha-ha” aku mulai bercanda yang sedikit menjurus. “Iiiihh. . Mas Dani” jerit Tiara malu-malu. Namun aku melihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku. Kami berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan ke dalam bagasi aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Tiara mengiyakan ajakanku.

    Kami kemudian makan di sebuah restauran makanan laut di dekat kompleks. Aku sangat gembira karena semakin lama kami semakin akrab dan Tiara jg mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk ngelaba . Mulai dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih jauh ke dalam ia seakan memberiku kesempatan. Ketika aku menunduk untuk mengambil garpu yang dengan sengaja aku jatuhkan, Tiara semakin membuka lebar kedua pahanya. Jantungku berdegup sangat kencang melihat pemandangan indah di dalam rok Tiara. Di antara dua paha montok yang putih dan mulus itu aku melihat celana dalam Tiara yang berwarna orange dan.. Brengsek, transparan! Dengan cahaya di bawah meja tentu saja aku tak dpt dengan jelas melihat isi celana dalam orange itu, tapi itu cukup membuatku gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja ketika hendak bangkit. Hi-hi-hi. . Hati-hati Mas. . , celoteh Tiara dengan nada menggoda.

    Aku memandang wajah Tiara yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Tiara menyambutnya. Hmm. . Maaf, saya cuma mau bilang kalau Mbak Tiara. . Seksi sekali , dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar jg dari mulutku. Terima kasih, Mas Dani jg. . Hmm. . Gagah, lucu dan terutama, Mas Dani pria yang paling baik yang pernah saya kenal . O ya , aku tersanjung jg dengan rayuannya, Gara-gara saya traktir Mbak Bukan cuma itu, saya sering memperhatikan Mas di rumah, dan dari cerita Mbak Lia, Mas Dani sangat perhatian dan rajin membantu pekerjaan di rumah, wah. . Jarang lho Mas, ada pria dengan status sosial seperti Mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau mengepel rumah . Hahaha.. aku tertawa gembira, Rupanya bukan cuma saya yang memperhatikan kamu, tapi jg sebaliknya . Jadi Mas Dani jg sering memperhatikan saya Betul, saya paling senang melihat kamu membersihkan halaman rumah di pagi hari dan waktu menjemur pakaian . Eh.. Kenapa kok senang. Sebab saya mengagumi keindahan Mbak Tiara, jg selera pakaian dalam Mbak , aku berterus terang.

    Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan tak ada jarak lagi di antara kami. Akhirnya kami pulang sekitar jam 8 malam. Dalam perjalanan pulang, bayi Mbak Tiara tertidur sehingga ketika sampai di rumah aku membantunya membawa barang belanjaan ke dalam rumahnya. Mbak Tiara masuk ke kamar untuk membaringkan bayinya, sementara aku menaruh barang belanjaan di dapur. Setelah itu aku duduk di ruang tamu menunggu Tiara muncul. Sekitar lima menit, Tiara muncul dari dalam kamar, ia ternyata sudah berganti pakaian. Kini wanita itu mengenakan gaun tidur yang sangat seksi, warnanya putih transparan. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku. Sinar lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh Tiara di balik gaun malamnya yang transparan itu. Buah dadanya terlihat bagaikan buah melon yang memenuhi bra seksi yang berwarna orange transparan. Di balik bra itu kulihat samar-samar puting susunya yang jg besar dan coklat kemerahan. Perutnya memang agak sedikit berlemak dan turun, namun sama sekali tak mengurangi nilai keindahan tubuhnya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok.

    Tak seperti di bawah meja sewaktu di restoran tadi, kini aku dpt melihat dengan jelas celana dalam orange transparan milik Tiara. Sungguh indah dan merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali meneguk ludah. Hmm. . Tidak keberatan kan kalu saya memakai baju tidur , tanya Tiara memancing. Sudah sangat jelas kalau wanita ini ingin mengajakku selingkuh dan melewati malam bersamanya. Kini keputusan seluruhnya berada di tanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Lia dan menikmati malam bersama tetanggaku yang bahenol ini. Tiara duduk di sampingku, tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin bergetar. Keadaan kini ternyata jauh di luar dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan meremas-remas tubuh Tiara, namun kini wanita itu justru yang menantangku. Mas Dani mau mandi dulu Nanti saya siapkan air hangat , tanya Tiara sambil menggenggam tanganku erat. Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa wanita ini benar-benar membutuhkan seorang laki-laki untuk memuaskan kebutuhan biologisnya.

    Hmm. . Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu Mbak , kataku agak serius. Apa itu Mas Pertama, terus terang aku mengagumi Mbak Tiara, baik fisik maupun pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada Mbak , kataku. Terima kasih, saya jg begitu pada Mas Dani , Tiara merebahkan kepalanya di pundakku. Kedua, kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita . Setuju, saya sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman waktu saya kesepian, kalau Mas Dani mau kapanpun Mas bisa datang ke sini, selagi tidak ada suami saya. Tapi saya sekalipun tidak akan meminta apapun dari Mas Dani, dan sebaliknya saya jg ingin Mas Dani demikian pula, sehingga hubungan kita akan aman dan saling menguntungkan . Hmm. . Kalau begitu tak ada masalah, saya mau telpon ke rumah, supaya pembantu saya tidak kebingungan . Kalau begitu, Mas Dani pulang saja dulu, taruh mobil di garasi, kan lucu kalau Mas Dani bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang, sementara mobilnya ada di depan rumah saya . Oh. . Iya, hampir saya lupa.

    Aku segera keluar dan pulang dulu ke rumah, menaruh mobil di garasi dan mandi. Setelah itu aku mau bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap di rumah temanku. Namun tidak jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur. Aku segera datang kembali ke rumah Tiara. Wanita itu sudah menungguku di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di atas meja. Pahanya yang montok terpampang indah di atas sofa. Wah. . Ternyata mandi di rumah ya Padahal saya sudah siapkan air hangat . Terima kasih, Mbak Tiara baik sekali . Wanita itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang aku memandang kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu tak mampu dibendung oleh celana dalam orange itu, sehingga memperlihatkan belahannya yang merangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Tiara, lalu dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya, dan meremasnya. Uhh… Tiara agak kaget dan menggelinjang. Maaf , kataku. Tidak apa-apa Mas, justru.. Enak , kata Tiara seraya tersenyum nakal memandangku. Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya. Crup. . ! , aku segera menciumnya, Tiara membalasnya dengan liar.

    Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman perempuan, yang jelas ciuman Tiara sangat panas dan liar. Berkali-kali wanita itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya, berhenti di kemontokan pantatnya dan kemudian meremas-remas penuh birahi. Ohh. . Ergh. . , lenguh Tiara di sela-sela ciuman panasnya. Dengan beberapa gerakan, Tiara meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh di lantai. Kini wanita itu hanya mengenakan Bra dan celana dalam yang berwarna orange dan transparan itu. Aku terpaku sejenak mengagumi keindahan pemandangan tubuh Tiara. Wowww. . Kamu. . Benar-benar seksi Mbak , pujiku , Buah dada Mbak besar sekali Hi-hi-hi. Nah coba tebak ukuran saya , tanyanya seraya memegang kedua buah melon di dadanya itu. 36B , jawabku. Salah 36C. Masih salah, sudah lihat aja nih , Tiara membuka pengait Bra-nya, sehingga kedua buah montok itu serasa hampir mau jatuh. Ia membuka dan melempar bra orange itu kepadaku. Gila. . 36D! , kataku membaca ukuran yang tertera di bra itu. Boleh saya pegang Mbak , tanyaku basa-basi. Jangan cuma dipegang dong Mas, remas. . Dan kulum nih. . Putingnya , kata Tiara dengan gaya nakal bagaikan pereks jalanan.

    Wanita itu menjatuhkan tubuh indahnya di atas sofa, aku memburunya dan segera menikmati kemontokan buah melonnya. Kuremas-remas dua buah dada montok itu, kemudian kuciumi dan terakhir kukulum puting susunya yang sebesar ibu jari dengan sekali-kali memainkannya di antara gigi-gigiku. Tiara menggelinjang-gelinjang keenakan, napasnya semakin terdengar resah, berkali-kali ia mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin bernafsu. Ngentot, enak banget Mas. . jeritnya, Ayo Mas. . Saya sudah kepingin penetrasi nih! . Aku yang jg sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Tiara. Dengan bantuan Tiara aku menelanjangi diriku sehingga tak tersisa satupun busana di tubuhku. Tiara sangat gembira melihat ukuran penisku yang lumayan panjang dan besar itu.

    Ohh. . Besar jg ya. . jeritnya. Ia benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Wanita itu segera membuka celana dalam sebagai kain terakhir di tubuhnya. Kulihat daerah bukit kemaluannya yang ditumbuhi rambut-rambut liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah dan basah, sangat basah. Ingin rasanya aku menikmati keindahan bibir kenikmatan Tiara, namun ketika aku ingin melaksanakannya ia menampikku. Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama . Tiara duduk mengangkang di atas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku, mengarahkan ujung penisku tepat di depan liang vagina Tiara dan perlahan tapi pasti menekannya masuk.

    Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Tiara yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku yang berukuran dua cm itu memasuki vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya perlahan. Enghh. . Gila kamu Mas, kalau begini sebentar saja saya puas , jerit Tiara keenakan. Tak apa Mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya , tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin puting susunya yang besar. Ohh. . Ohh. . Benar-benar enak Mas , Tiara memejamkan matanya. Pada penetrasi kelima, Tiara menjerit, Sudah Mas, jangan tarik lagi, saya mau. . Mau. . Oh. . !

    Dinding vagina Tiara melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya. Oh. . Saya sudah sekali Mas , katanya sambil menarik nafas. Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua , tanya Tiara. Terserah Mbak , kataku. Aku sih pasrah saja. Sini, saya emut saja dulu . Hmm. . Boleh jg, Lia belum pernah oral dengan saya , aku mencabut penisku dari dalam vagina Tiara yang basah dan menyodorkannya ke Tiara. Wanita itu menjilati ujung penisku dengan lidahnya seakan membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri, kemudian dengan sangat bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Tiara terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar. Ia kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya. Oh. . Saya mau keluar nih, gimana , aku bingung apakah aku harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya atau mencabutnya. Namun Tiara hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda ia tak keberatan jika aku memuntahkan spermaku ke dalam mulutnya. Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua spermaku ke dalam mulut Tiara. Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh spermaku. Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi laki-laki!Kami duduk sebentar dan minum air dingin, kemudian Tiara mengangkangkan kakinya kembali.

    Nah. . Sekarang babak kedua Mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi utamakan yang ini ya , Tiara menunjuk ke arah klitorisnya yang agak besar. Oke Mbak, saya jg sudah biasa kok , seruku. Sejurus kemudian aku sudah berada di hadapan bibir kemaluan Tiara yang baru saja aku nikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang menjalari bibir itu. Sudah gondrong nih Mbak , seruku. Oh iya, habis mau dicukur percuma jg, enggak ada yang lihat dan jilat , jawabnya nakal, Besok pagi saya cukur deh, tapi janji malamnya Mas Dani datang lagi ya. . . Oke. . Pokoknya setiap ada kesempatan saya siap menemani Mbak Tiara . Aku kemudian asyik menjilati dan menciumi labium mayora dan minora Tiara. Cairan vagina Tiara sudah mulai mengalir kembali pertanda ia sudah terangsang kembali. Desahan Tiara jg memperkuat tanda bahwa Tiara menikmati permainan oralku. Dengan nakal aku memasukkan jari telunjuk dan tengahku ke dalam vaginanya dan kemudian mengobok-obok liang becek itu. Yes. . Asyik banget. . Say sudah siap babak kedua Mas , seru Tiara. Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Tiara, jadi penisku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Tiara menungging di atas sofa. Sekarang doggy-style ya Mas. . Aku sih iya saja, maklum. . Sama enaknya. .
    Sejurus kemudian kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas dengan babak pertama, hanya kali ini aku memuntahkan sperma di dalam vaginanya. Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi sebelum kelelahan dan mengantuk. Tiara begitu bahagia, dan aku sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan kini setiap waktu jika Lia dinas ke luar kota maka Tiara secara resmi menggantikan posisi Lia sebagai isteriku. Asyik jg. Namun sebagai imbalannya aku mencarikan dan menggaji pembantu rumah tangga di rumah Tiara. Betapa bahagianya Tiara dengan bantuanku itu, ia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh lebih memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya. Dari kejadian tersebut aku semakin menyadari kebenaran pepatah: Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau , atau bisa diganti dengan: Vagina isteri tetangga selalu terasa lebih nikmat.

  • Majalah Maxim Edisi Kim Tae-jung

    Majalah Maxim Edisi Kim Tae-jung


    1445 views

    Duniabola99.org– Kim Tae-jung

  • Cerita Seks Kisah Ku ML Pertama Kali Dengan Pacar

    Cerita Seks Kisah Ku ML Pertama Kali Dengan Pacar


    1648 views

    Duniabola99.org – Ini adalah cerita aku ML untuk yang kesekian kalinya, tentu saja dengan cewekku. Dia adalah my girl yang paling kusukai, keturunan chinese, toket ukuran 32c. Aku sangat puas tiap kali berhubungan dengannya, sebut saya namanya Ani.

    Ani adalah adik angkatanku, persis setahun di bawahku. Kumulai berhubungan dengannya setelah kegiatan inisiasi kampus berakhir. Kumulai dengan sering telepon, main ke tempatnya, dan akhirnya kupinang dia. Ani mau. Mulai saat itu kami sering keluar bersama. Ani tinggal dikota ini disebuah rumah kontrakan, bersama dengan saudara sepupunya dan pembantu, semuanya wanita. Aku sangat mencintainya, diapun begitu.

    Pada suatu malam kuberanikan mencium bibirnya. Dia suka, lalu langsung kucium lagi dan lebih lama serta dengan permainan lidahku. Saat itu aku belum terlalu memikirkan untuk ML, aku terlalu lugu untuk itu, aku hanya menikmati bibirnya. Setiap kali bertemu dan ada kesempatan aku smooch dia, dan Ani sangat menyukainya, ini yang pertama untuknya, katanya.

    Suatu hari Ani memintaku untuk menemaninya, dan kami sudah jalan bareng untuk 1 tahun. Kami sangat mesra sekali dan belum ada pikiran untuk melakukannya. Sampailah aku di rumahnya, ternyata Ani hanya sendiri. Saudaranya pergi maen, dan pembantunya dapat jatah balik kampung katanya. Kesempatan ini tak kulewatkan untuk menciuminya. Ani mengajakku ke kamarnya. Kuawali dengan ciuman kecil dibibir, lalu semakin panas. Kubaringkan Ani di ranjangnya, lalu lehernya.

    Saat aku mulai panas, kuberanikan untuk meminta izin memegang dadanya, Ani mengizinkan tetapi hanya dari luar. Dengan lembut kumeremasnya, sambil menciumi bibirnya. Tapi aku makin penasaran, kuminta izin untuk merasakan dadanya langsung. Ternyata Ani meluluskannya dengan satu syarat mataku dipejamkan.

    Perlahan Ani membimbing tanganku menuju ke sana. Kenyal sekali dadanya, lalu kucari putingnya, keras. Aku langsung jatuh cinta dengan dadanya juga, pas dalam tanganku. Dan dengan sengaja kubuka mataku dan tampaklah payudara yang indah sekali untukku.

    Ani kaget ketika melihatku melek, tapi langsung kukatakan padanya aku sangat menyukai dadanya yang indah, wajah Ani memerah. Terus kumeremas-remasnya perlahan dan lembut. Ani tampaknya menyukainya. Kudekatkan wajahku ke dadanya dan kuciumi payudaranya, kiri dan kanan. Ani tampaknya diam saja. Lalu aku menyusu padanya, aku nenen padanya.

    Dan terdengar lenguhan panjang Ani, “Uh..”.

    Aku semakin semangat menikmati dada dan putingnya. Nikmat sekali, sepetinya nipplenya lumer dalam mulutku. Untuk sesaat kuistirahatkan dadanya. Kulucuti t-shirt dan branya, Ani tak menolak, Ani topless sekarang. Dan kuciumi bibirnya.

    “Kenapa?” tanyaku.

    Ani diam saja dan tangannya masuk ke dalam t-shirtku dan melucutinya.

    “Lanjutin donk.. U make me drunk”, katanya.

    Aku pun begitu, batinku. Ani bersandar didadaku, tanganku memeluk dadanya yang kusuka, lehernya kuciumi dan kujilati, Ani sangat menikmatinya.

    “Uh.. M..”, terdengar dari bibirnya.

    Kuturunkan salah satu tanganku dan kumainkan di daerah selangkangannya, dari luar celana pendeknya. Ani diam saja. Lalu ku coba memasukkan tanganku kedalam celananya turun menuju vaginanya, lembab kurasakan. Mulai kumainkan jariku, perlahan. Dan dengan perlahan pula Ani membuka selangkangannya, tanganku turun lebih dalam. Ternyata CD-nya sudah basah.

    “Ani.. Kamu sudah horny ya..”, tanyaku.

    Ani terdiam dan mulai menciumku dan memainkan lidahnya, ini jawaban ‘iya’ untukku. Kusandarkan Ani dan kulucuti celana dan CDnya, sebuah pemandangan indah dan kali pertama dimataku, vagina dengan rambut yang tak lebat, basah.

    “Ani.. Aku suka vaginamu”, kataku.
    “Masa..”, jawabnya sambil menutupi payudaranya dan wajah memerah.

    Masih dengan ragu-ragu, kudekatkan wajahku ke vaginanya. Kuciumi dan kujilat perlahan permukaannya. Wow, rasanya aneh namun tidak berbau (padahal bayanganku pasti bau!). Ani menggelinjang. Lalu kupegang kedua pahanya dengan erat sambil terus kubenamkan lidahku ke vaginanya. Rasanya asin namun nikmat. Lalu vagina tersebut aku kuakkan dengan jariku.

    Terlihatlah daging merah yang sangat lembut bersama sebentuk daging kecil yang menggantung dan berkilat-kilat. Itu klitorisnya. Tiba-tiba kurasakan jenggutan dirambutku yang semakin menekan kepalaku ke vaginanya. Segera kupercepat jilatanku sehingga mulutku penuh dengan lendir dari vagina Ani.

    Kudengar desahan Lina semakin keras. Tangannya menuntun tanganku untuk meremas payudaranya (32B). Aku semakin exciting. Sebenarnya aku belum telalu terangsang tapi semakin ingin tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Terus saja kusedot kuat klitorisnya sambil kujilat-jilat lubang vaginanya.

    Tiba-tiba otot pahanya menegang dan cengkramannya makin kuat disusul dengan ‘muncratnya’ cairan dari vagina Ani. Kontan kuhentikan kegiatanku melihat peristiwa tersebut. What a surprise! Lalu ku jilati sisa cairannya, ternyata aku suka. Kupandangi rona wajahnya yang memerah. Rambutnya berantakan dengan bulir-bulir keringat di lehernya. Matanya terpejam, kemudian membuka dan tersenyum ke arahku.

    “Kamu ngapain sih barusan, enak banget..!”, desahnya mesra.
    “Kamu ga kan mau tau lah”, kataku.
    “Kasih tau dong ngapain, sampe mulut kamu belepotan gitu”, kata Ani sambil tertawa. Kucium bibirnya.
    “Ih.. Asin”, katanya.
    “itu khan punya kamu..”, balasku. Dan aku duduk disampingnya.
    “Ini yang pertama buatku.., aku suka banget, dan aku sayang sama kamu”.
    “Aku juga begitu”. Lanjutku, “Ini juga yang pertama”.
    “Aku nggak nyesel Ko, aku ingin kamu berikan lebih dari ini, aku ingin punyamu, sungguh”, lanjutnya sambil mengelus-elus penisku.

    “Ini sebenernya rahasiaku, tapi aku ingin kamu tahu, aku sengaja bikin suasana rumah seperti ini, saudaraku pulang ke rumahnya, bukannya maen, terus pembantuku kebetulan dapet jatah pulang ke kampungnya. Jadi aku bebas sama kamu. Sekarang cuma aku dan kamu berdua. Aku ingin punya kamu. Aku cuman tahu hal ini dari cerita-cerita temen, tapi ngga bisa bayangin yang sebenernya, sekarang aku bisa sama kamu”.

    Mendengarnya aku merinding dan suka. Ini kesempatanku untuk melepaskan rasa ingin tahuku dan aku tak ingiin terlalu lugu lagi. Dan sekali lagi aku terdiam tapi sangat suka. Lalu kuterkam bibirnya dengan bibirku, lalu tanganku memainkan tugasnya di toket dan vaggynya.

    Ani terangsang lagi, lalu bangun dan menghempakanku ke ranjang. Ani melucuti celana dan CDku, aku bugil. Penisku yang baru setengah on, dibuatnya fully on. Ani menjilatinya, seperti lolipop. Dari kepalanya, batangnya dan bijinya. Nikmat sekali. Kuminta Ani menaruh vaginanya diatas wajahku, lalu lidahku mulai bergerak.

    Pose ini menjadi favorit Ani dalam foreplay. Kujilati bibir vaginanya, lalu klitorisnya. Kusedot-sedot perlahan dan sesekali kugigit kecil. Ani pun menikmati penisku, dijilatinya dan perlahan-lahan dikocoknya. Lalu dimasukkan kedalam mulutnya dan dikocok. Nikmat sekali, kamu berdua sesekali mendesah dan melenguh menikmati rangsangan yang saling kami berikan. Rasanya semua otot pahaku berkedutan menahan nikmat yang kurasakan.

    Dan sesekali Ani menggerakkan pantatnya maju-mundur menggesekkan vaginanya di lidahku. Vaginanya makin basah, dan berkedut, Ani melenguh dan mendongakkan badannya sambil memegangi penisku, cairan itu keluar lagi, Ani orgasme kembali. Ani membalikkan badannya dan berbaring diatas badanku. Kami berdua sama-sama berkeringat, penisku masih ngacung dan belum terpenuhi.

    “Donn, nikmat sekali rasanya, aku dapat lagi. Aku ingin malam ini terpuaskan” katanya. Ku peluk dia.
    “Ayo mulai lagi” ajakku. Ani menyanggupinya.

    Dia berbaring, kukecup keningnya, kuciumi bibirnya, kujilati lehernya sambil meremas-remas dadanya. Turun lagi kujilati payudaranya, kusedot-sedot putingnya dan sesekali kugigit kecil. Ani menikmati sekali, dan kepalakupun dipeluknya. Setelah puas dengan dadanya, ku jilati klitorisnya dan ku sedot-sedot vaginannya yang basah lagi. Kunikmati vaginanya yang merah dan tangan ku meremas-remas dadanya dan memelintir putingnya perlahan dan lembut. Vagina Ani berkedut lagi, kugesekkan kepala penisku dimulut vaginanya terdengar desahan lirih “Uh..” dari bibirnya.

    Kubisiki Ani, “Sekarang kau seorang wanita sejati” lalu kucium bibirnya dan penisku mulai masuk ke dalam lubang senggamanya.
    “Au.. Sakit..”, teriaknya.
    “Tenang sayangku, sebentar lagi kamu akan merasa nyaman dan nikmat”, hiburku dan penisku masuk.

    Kudiamkan sebentar didalam vaginanya, dengan dinding vagina yang berkontraksi, kupeluk Ani.

    “Kamu sekarang seorang wanita dewasa, sayang”, bisikku.

    Dia mencium bibirku, lembut dan dalam. Dan mulai kukocok vaginanya dengan penisku itu, perlahan. Hangat sekali didalam sana, basah, licin. Badan kami yang sudah mandi keringat terasa hangat pula, dan tak lupa kubisiki dia dengan kata-kata yang erotis, berciuman dan meremas-remas dadanya. Indah sekali malam itu, erotis. Kukocok vaginanya perlahan-lahan dengan penisku, kuselingi dengan menyusu pada Ani, serta menciumi ketiaknya yang mulus. Kugendong Ani dan sodokanku lebih terasa.

    “Aku nggak nyesel Donn.., kamu lembut sekali..”, katanya sambil terus kusodokkan penisku.

    Vagina Ani makin basah dan terus memijat batang penisku, seakan-akan disedot olehnya. Terdengar pula suara gesekan vagina dan penis, suara yang basah. Aku duduk diranjang, Ani mulai mengocok penisku dalam-dalam, dia hunjamkan pantatnya ke penisku, nikmat sekali. Lalu Ani mengayangkan badannya, sambil mulutnya meracau nggak jelas.

    Kulumat habis dadanya kunikmati putingnya. Kami sangat menikmati dan kami berdua mandi keringat. Akhirnya Ani mengejang dan memelukku erat lalu membenamkan penisku dalam-dalam, terasa cairan memandikan penisku dan dindingnya memijat dan terasa pula menyedot penisku, Ani orgasme lagi, ku balas dengan kocockanku dan kupeluk dia dan penisku berkedut, crot, spermaku muncrat di dalam vaginanya, aku duduk memangkunya dan berpelukan, lalu kucium bibirnya.

    “Terima kasih sayang”, kataku.
    “Aku juga”, jawabnya.

    Aku berbaring dengan Ani di atasku, penisku masih di dalam, dan kubiarkan mengendur.

    “Donn, aku nggak ingin terpisah dari kamu. I love, and I always do”, katanya.
    “Aku juga sayang”, lanjutku.

    Lalu kami tidur bersama, dengan keadaan bugil dan penis ku masih didalam vaginanya. Ketika subuh, penisku ereksi. Kejadian alami ini membuat Ani terbangun.

    “Don, penis kamu bangun. Lagi yuk”, katanya bersemangat.

    Langsung ku lahap bibirnya dan kumainkan lidahku. Kutindih Ani, dan mulai meremas-remas dadanya. Kenyal sekali sambil memandangi wajahnya, Ani sungguh cantik dalam hatiku. Aku percaya jika wanita paling cantik saat bangun tidur. Kami makin panas, vagina Ani makin basah dan berkedut. Kulanjutkan permainan mulutku ditoketnya. Kulumat nipplesnya dan ku sedot-sedot toketnya. Ani mendesah dan meracau keenakan.

    “Don.. Kocok penismu.. Say”, pintanya keenakan.

    Perlahan-lahan kusodok vaginanya dengan penisku, terdengar suara becek yang terkesan erotis bagiku. Aku paling suka mengocokkan penisku perlahan, sebab gesekan antara dinding vagina dan penis lebih dapat dirasakan, dan tidak menyakiti vagina. Peluh mulai keluar dari pori-pori kulit kami, bau alami kami mulai keluar membuat suasana makin erotis bagiku.

    Ani tampaknya mulai menggerakkan pantatnya maju-mundur membalas gerakan penisku yang juga demikian, tampaknya Ani sungguh menikmatinya, langsung kubalik posisi kami. Kini Ani diatasku. Kedua tangan Ani bertumpu didadaku, dan payudaranya kuremas-remas perlahan-lahan dan kupelintir-pelintir putingnya. Ani memejamkan mata, dan pantatnya maju-mundur mengocok penisku. Suara becek makin kencang, dan penisku makin becek pula.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Vagina Ani berkedut kencang, dia memelukku dan berbisik “Aku udah sampe”.

    Ani sudah orgasme lagi, sedang aku belum.

    “Giliranku ya..” balasku.

    Kugendong dia menuju kursi. Ani masih memelukku dan langsung kukocok vaginanya kembali, Ani menciumi bibirku. Lima menit kemudian aku keluarkan spermaku divaginanya, nikmat sekali sarapan pagi ini. Kami berpelukan untuk mengambil nafas sebentar.

    “Ani, sungguh kamu nggak menyesal malam ini?”, tanyaku penuh keraguan.
    “Tidak”, jawabnya sambil menciumi bibirku.

    Tak henti-hentinya aku smooch Ani. Akhirnya penisku di cabut dari vaginanya, tampak sperma dan cairan vagina Ani bercampur, sesaat setelah kucabut, campuran cairan itu keluar dari mulut vagina Ani yang dihiasi jembut yang nggak terlalu lebat. Ani menggandengku ke kamar mandi.

    “Mandi bareng yuk”, pintanya.

    Kamar mandinya memiliki shower dan bath tub.

    “Ani, kucukurin pubic hair-mu (jembut) ya..”, pintaku.
    “Kita mandi dulu sayang”, jawabnya.

    Kami berdua masuk ke shower, tiba-tiba Ani jongkok di hadapanku dan kencing, kulihat dia.. Sexy sekali batinku.

    “Say, .. Agak perih nih vaginaku”, katanya.
    “Mungkin karena baru pertama kali ML, say”, jawabku.

    Ani mengangguk tanda setuju.

    “Walau sakit tapi enak kan?”, kataku sambil memeluk dan meremas dadanya.

    END

     

    Baca Juga :
  • Majalah Maxim Edisi Lee Hee-jin

    Majalah Maxim Edisi Lee Hee-jin


    1408 views

    Duniabola99.org– Lee Hee-jin

  • Hot solo girl Gloria Sol shows off her tempting nude body for centerfold shoot

    Hot solo girl Gloria Sol shows off her tempting nude body for centerfold shoot


    1761 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Nadya, Gadis Alim Yang Tergoda

    Nadya, Gadis Alim Yang Tergoda


    1674 views

    Duniabola99.org – Hari itu hujan rintik-rintik di awal tahun 2014, Nadya, seorang gadis yang alim dan manis berniat mendaftarkan diri di sebuah tempat bimbingan belajar yang katanya paling berkualitas di kota mereka untuk persiapan UMPTN 2014. Sesampainya di sana Nadya dan temannya disambut seseorang di tangga. Dia berkata, “Mo mendaftar yah Dek..? Kalo mau mendaftar di atas.” Dia kelihatan agak dewasa dari yang lainnya yang ada di sana. Belakangan Nadya tahu dia bernama Budi, tentor kelas IPA yang juga mengajarnya di kelas.

    Tidak cakep sih mas itu, namun rayuannya membuat Nadya sangat tersanjung. Dan wibawa serta senyumannya sangat membuat Nadya, yang lugu dan alim terkesima, apalagi saat mas Budi menjelaskan terlihat sekali kecerdasannya terpancar. Nadya semakin kagum melihatnya. Dari hari ke hari mereka semakin akrab. Nadya pun biasa diantarnya pulang, mereka pun sering ngobrol bersama tentang masalah mereka karena mereka juga sudah saling terbuka bahkan menyangkut cerita pribadi mereka. Mereka juga sering bercanda. Mas Budi pun sesekali menyentuh Nadya, dan walaupun Nadya seringkali menolak, tetap saja Nadya merasakan sesuatu yang lain dalam sentuhannya yang begitu lembut dan mesranya.

    Sampai pada suatu hari dia mengajak Nadya nonton. Awalnya Nadya ragu, namun kemudian Nadya pun menerima ajakan itu. Mereka pun pergi sekitar jam 7 malam ke twenty one. Nadya tampak canti saat itu dengan busana biru sedada dan kemeja putih bersih serta rok panjang lembut yang selalu Nadya pakai. Tidak lupa kaus kaki yang selalu menutupi kakinya yang putih bersih. Saat film tengah diputar, mas Budi tidak henti-hentinya melihat Nadya. Nadya pura-pura serius nonton, tapi Nadya sebenarnya juga melihatnya. Kemudian mas Budi mulai berani memegang tangannya, Nadya pun tak kuasa menolaknya dan saat mas Budi berkata, “Mas sayang kamu.” Serr.., rasanya Nadya tersambar petir asmara dan tidak kuasa menolaknya, apalagi ketika mas Budi mulai berani menyandarkan kepalanya di bahunya dan meletakkan tangannya di paha Nadya yang masih tertutup rok panjang. Nadya semakin tidak kuasa menepisnya.

    Kemudian mas Budi pun memandang Nadya sejenak dan langsung menyambar bibirnya. Awalnya Nadya berusaha menolak. Namun karena serangan bibir mas Budi yang bertubi2 dan serangan birahi yang menggebu2, dengan agak canggung akhirnya Nadya menyambutnya. Nadya yang sudah terbakar napsu birahi untuk pertama kali dalam hidupnya lagi2 tak kuasa menolak saat sidah mas Budi menyusup kedalam mulutnya dan bertemu dengan lidahnya. Lidah mereka saling bertautan dan aroma nafas mereka saling memburu mereguk nikmatnya air liur mereka yang saling mereka tukarkan.

    Kebetulan di sederetan kursi mereka duduk tidak ada orang, jadi tidak ada yang melihat aktivitas mereka ini. Baru sekali ini Nadya melakukan hal seperti ini. Apalagi sekarang Nadya melakukannya di bioskop, sehingga nadya juga merasa agak malu saat kemudian ia membayangkan. Bagaimana bila tiba2 orang2 mengetahui apa yang ia lakukan dengan mas Budi. Dimana martabatnya sebagai seorang gadis yang alim dan manis? Namun pikiran itu tidak bisa mengalahkan gejolak birahi Nadya, justru malah membuatnya semakin terangsang. Itulah sebabnya Nadya sangat menikmatinya.

    Mas Nadya yang satu ini pun semakin berani menyingkap rok panjang Nadya dan mulai mengelus-elus paha mulus Nadya yang kuning langsat itu,dan dia berkata, “Paha kamu mulus yah.., Mas jadi tambah sayang sama kamu. Pasti paha kamu belum pernah disentuh cowok kayak sekarang khan??” Kebetulan rok yang Nadya pakai saat itu memang mendukung, sebuah rok biru panjang lembut namun ada belahannya di pinggir yang menyebabkan tangan masnya ini mudah menyusup masuk mencari kehangatan cinta di antara dua paha Nadya. Namun karena malu Nadya pun menahan tangannya, dan berkata, “Jangan Kak.” Mas Budi tidak memperhatikan kata-kata Nadya, dan tangannya terus memaksa masuk.

    Sekarang celana dalam Nadya bagian paha dalam sudah ia raih. Sedikit lagi ia tarik, maka mas Budi akan mendapatkan kemaluan Nadya yang sudah basah ini. Mas Budi berkata, “De.., nggak pa-pa kok, enak deh, masa nggak percaya sih sama Mas. Ya Yang… ya..!” Nadya pun tetap bertahan untuk tidak memberikan apa yang mas Budi mau, namun tenaganya lebih kuat dari padanya, sehinggga slep.., jarinya menyentuh klitoris Nadya.
    Nadya merasakan kenikmatan yang luar biasa, apalagi ketika mas Budi mulai memainkan tangannya di lubang Nadya bagian luar, mengelus-elus bulunya yang tipis dan menggesek-gesekkan klitorisnya yang sudah basah dengan cairannya. Sungguh sensasi yang luar biasa yang tak pernah tidak Nadya rasakan. Tidak sadar Nadya pun mulai menggelinjang dan mengeluarkan suara-suara yang erotis sambil masih merasakan malu, “Ahh… ahh… Mas..,maaasss.., jang…jangaaan…. Mass..aaaakhh….!”

    Kepalanya yang tanpa sadar juga sudah sudah menempel di kedua payudaranya. Film pun habis, lampu kembali menjadi terang. Mas Budi pun memandangi Nadya dengan mesranya. “Pulang yuk..!” katanya sambil menggandeng tangan Nadya. Sambil berjalan turun, Nadya pun membetulkan rok dan busananya yang sudah diacak-acak oleh mas Budi tadi.

    “Maafin kelakuan Mas yah tadi.” mas Budi pun memecahkan kebisuan di antara mereka berdua. “Nggak pa-pa, tapi jangan diulangi lagi yah Kak.. Nadya takut.” jawab Nadya. Mas Budi langsung merangkul pinggul Nadya dan mencium pipinya, sungguh sangat mesranya. Mereka pun pulang dengan menggunakan jasa taxi.

    “Turun dulu Kak..!” kata Nadya saat taxi sudah sampai di depan rumahnya. Mas Budi pun menyanggupi dengan langsung membayar taxi dan ikut turun bersama Nadya.

    Nadya pun mengambil kunci di bawah pot, di situ biasa keluarganya menyimpan kunci kalau tidak ada orang di rumah. Maklumlah, ibu dan bapak Nadya sering pergi ke rumah masnya yang paling tua, sehingga Nadya biasanya hanya tinggal di rumah bersama saudara-saudaranya.

    Nadya langsung mempersilakannya masuk ke rumah mungilnya. “Duduk Mas.., mo minum apa..?” “Nggak usah repot-repot deh, ehh iya orangtuamu nggak ada..?” “Nggak ada Mas, lagi pergi kayaknya.” “Oohh..” Begitu percakapan mereka setelah mereka masuk. Nadya pun langsung masuk kamar untuk mengganti baju.

    “Tunggu sebentar yah Kak.” kata Nadya, namun mas Budi langsung mengikuti Nadya ke dalam kamar dan menggendongnya ke atas ranjang, lalu mengunci pintu kamarnya. “Mas mau apa..?” tanya Nadya lugu. “Lanjutin yang tadi yah..?” ucapnya. “Jangan Kak, Nadya takut..!” kata Nadya lagi tapi Mas Budi langsung memeluk Nadya dan menciumi Nadya dengan liarnya. Nadya yang juga sudah dari tadi terangsang menyambutnya dengan ciuman Nadya yang bernafsu.

    “Achh.., ack.., ack..!” bunyi mulut mereka yang saling terpaut mesra. Mas Budi pun melepaskan semua bajunya dan bugil di depan Nadya yang wajahnya mulai merah karena terbakar napsu birahi. Kemaluan Mas Budi yang menggelantung di depannya sangat besar, baru kali ini Nadya melihat secara langsung. Selama ini Nadya hanya melihat sesekali saat ia membuka situs porno di internet. Biarpun alim, namun Nadya suka membuka situs2 porno di internet. Nadya tidak kuasa menolak ketika mas Budi melepaskan seluruh baju Nadya, sehingga Nadya polos tanpa sehelai benang pun yang menempel pada tubuhnya, kecuali busana birunya yang memang sengaja tidak ditanggalkan oleh mas Budi. “kamu tampak lebih menggairahkan saat masih pake busana, sayang.” Bisik mas Budi lembut.

    Di kamar Nadya sendiri, di atas ranjangnya sendiri, dimana ibunya biasa tidur bersamanya, sekarang Nadya sedang memegangi batang kemaluan tentornya yang amat panjang dan keras yang mas Budi sodorkan ke mulut Nadya. Walaupun sempat menolak karena agak jijik, namun akhirnya Nadya mau juga dan malah keenakan menghisap miliknya seperti lolypop yang dulu sering diberikan mama waktu Nadya kecil. Mas tentornya pun mengerang keenakan, “Ahh.., aah.., ahhh.., enak Sayang.. terus..!” Terdengar juga saat itu, “Ckkc.. ckkk..!” bunyi hisapan mulut Nadya di batang kemaluannya. Terlihatlah pemandangan yang sangat menggairahkan, seorang gadis yang hanya memakai busana di tubuhnya sedang menjilati kemaluan seorang lelaki yang bukan suaminya.

    Dalam posisi Nadya tidur dan mas Budi mengangkang di atasnya sambil kedua tangannya meraih payudaranya dan meremas-remasnya, Nadya pun keenakan dibuatnya. Ia sudah tidak ingat apa2 lagi, karena api birahi sudah menguasainya 100 persen. Mas Budi kini melepaskan penisnya dan menghisap kedua payudara Nadya secara bergantian dengan liarnya sambil tangannya memainkan klitoris Nadya dan sesekali menusuk masuk ke lubangnya yang sudah amat becek. Nadya pun merasa sangat nikmat dibuatnya. “Aaah.., ahh.., uhh.., uuhh Maasshh.. shhtt..kkk….. Kak eehhk.., ah.. aahh uhh aaah..!” begitulah teriakannya sambil meracau tidak karuan karena menahan nikmat yang luar biasa.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Mas Budi pun menjilati tubuh Nadya, turun dan turun hingga sampai kepada lubang kemaluannya yang ia garapmesra. Nadya pun melenguh keenakan, “Aahh.., aahhh… massshh.., Nadya mo pipiisshhh..!” Mas Budi seakan tidak menggubrisnya, jilatannya pindah ke arah paling sensitif. Klitoris Nadya dimain-mainkan dengan lidahnya. Nadya hanya bisa merem melek dibuatnya, karena sensasi yang luar biasa atas permainan lidahnya di bagian tubuhnya yang sensitif.

    “Kakkk.., Kakkk.., Nadya pipiiishhh. Ahh.., aahh..!” Nadya pun mengeluarkan cairannya, namun mas Budi tidak berhenti menghisap vagina Nadya sampai semuanya dibuat bersih. “Oohh.., Kakkk.., enakk.. Kakk..!” Nadya seakan tidak perduli lagi apa yang Nadya ucapkan. Mas Budi pun mencoba menusuk Nadya dengan senjatanya yang sudah menegang dari tadi. mas Budi mau memuaskan Nadya dulu baru memikirkan nasib ‘adek’-nya.

    Nadya pun segera melebarkan kakinya untuknya, pasrah memberikan diri Nadya untuknya. Mas Budi pun berusaha memasukkan batang penisnya ke arah vagina Nadya, namun agak sulit karena memang Nadya masih perawan. Nadya pun merasa sakit, namun karena mas Budi juga meremas payudara Nadya dan menghisap bibir Nadya, rasa sakit itu sedikit terobati. Sampai akhirnya, “Bless..! Pertahanan Nadya berhasil ditembusnya. Nadya pun berteriak, “Ahh.., saa.. saakiitt Kaakkk..!” Mas Budi pun membelai kepala Nadya yang terbungkus busana, dan berkata, “Tahann ya uhh..!”

    Mas Budi pun nampak keasyikkan menikmati jepitan Nadya, “Uhh.., Dekk.., kamu hebat..!”Mereka pun terus berciuman sementara tangannya memainkan puting susu Nadya yang semakin mengeras. “Ahh.., aahh.. aahh..” betul-betul nikmat dan asyik, “Aahhh.., ohh.., uuhh..!” Mas Budi pun menghisap bibir Nadya dengan lembut. Tidak lama kemudian, “Ahh.., aahh.., ohh.., yeaahh.. yeaah.. Kak.. Nadya mo pipiss lagiiihhh… Oohh Nadya sudah tidak tahan lagi..!” dan, “Serrr…” keluarlah cairan Nadya.

    Nadya pun merasakan kenikmatan yang teramat sangat di sekujur tubuhnya seiring keluarnya cairan di liang kenikmatan Nadya beserta darah segar yang sejak tadi keluar dan membasahi sepreinya. Seketika itu juga Mas Budi mengeluarkan batang kemaluannya dari lubang kemaluan Nadya dan menyemprotkan spermanya ke seluruh wajah dan mulut Nadya, sampai membasahi busana Nadya. Nadya pun membersihkan sisa-sisanya dengan menelan sperma yang ia semprotkan dengan menghisap batang kemaluannya sampai bersih.

    Kemudian mereka pun menatap mesra, berpelukan dan tertidur bersama.

     

    Baca Juga :
  • Nikmatnya Memperkosa Anak Kost Yang Cantik

    Nikmatnya Memperkosa Anak Kost Yang Cantik


    1696 views

    Duniabola99.org – Sudah lama aku dan beberapa temanku mengincar sebuah kost putri yang masih baru didaerahku. Daerah dekat kampungku terdapat perumahan yang masih tergolong baru dan tempatnya cukup terpencil ditengah sawah yang kebetulan belum banyak berpenghuni. Hanya ada 5 rumah yang baru dibangun, dan yang ditempati baru satu dan itupun ditempati oleh 4 orang cewek yang kebetulan kost disitu. Kami sering memperhatikan mereka pada saat mereka sering lewat membeli barang kebutuhan dikampungku. Mereka semua cantik cantik dan putih. Belakangan kami mulai mengenal nama nama mereka. Mereka semua berasal dari luar daerah yang baru masuk kuliah semester pertama.

    Suatu malam pada saat aku, Joni, Bram dan Agung sedang minum minuman keras salah seorang cewek penghuni kost yang bernama Tiara baru saja melewati kami memakai kaos ketat dan celana pendek. Timbul pikiran jahat dibenakku dan kucetuskan pada teman-temanku. “Wah Jon…. cakep dan sexi juga ya penghuni kost itu..?” pancingku. “iya tuh.. sexi banget…. wah sayang karena orang kayak kita kan bisanya cuman ngeliat aja…” Bram pun menimpali ” Bener cewek gitu ga bakalan mau sama orang kayak kita kita Jon..

    ” Lalu aku kembali memancing mereka..”Klo emang ga mau kenapa gak kita perkosa aja sekalian rame-rame, kan bukannya dia juga ga bakalan jadi milik kita….?” “Gila loh…. entar dipenjara gimana..?” sahut Agung. “Ga bakalan….. asal tahu caranya bro…” Sahutku “Maksud loe gimana jack..?” Tanya Bram. Aku mengeluarkan sebuah handycam dari tasku dan beberapa tutup kepala yang memang sudah lama aku siapkan “Ini nih jurus ampuh memperkosa tanpa takut dilaporkan kepolisi.. mau tahu caranya..?” Aku berkata kepada Agung “Kamu bisa gunakan ini kan Gung.?” Agung tersenyum simpul dan mengangguk. “Jadi kita gunakan kamera ini saat kita memperkosa mereka dan kita gunakan sebagai ancaman klo mereka berani melapor..!!!!” Dan aksi itupun tak lama akan Dimulai.

    Waktu menunjukkan pukul 22.30, perlahan kami satu persatu memanjat dinding belakang kost putri yang tidak terlalu tinggi itu. Pelan pelan kubuka pintu dapur yang tidak terkunci dan menuju kedalam pelan pelan diikuti oleh teman temanku. Aku melihat hanya ada 2 motor yang terparkir berarti hanya ada dua penghuni kost saat ini.

    Darahku terkesiap ketika melihat salah satu kamar tidak terkunci dengan pintu sedikit terbuka, aku melihat Tiara sedang tidur dengan paha mulus putihnya yang terbuka. Aku segera membagi 2 kelompok masing masing dua orang. Aku dan Agung memasuki kamar Tiara dan kelompok kedua Bram dengan Joni mengetuk kamar Didin. Bram mengetuk kamar Didin perlahan, rupanya Tiara terbangun terlebih dahulu karena kamar mereka bersebelahan. Namun aku dan Agung sudah bersiap dan segera menempelkan golok dileher Tiara. “Diem lo jangan bertingkah..!!!!!!” Tiara terkejut dan masih terdiam.

    “Coba panggil temen kamu yang masih tidur dari sini..!!” wajah Tiara pucat dan dengan gemetar memanggil temannya, “Din… bangun Didin… tolongin gue Din…” panggil Tiara dengan suara gemetar. Sementara Bram masih mengetuk kamar Didin. Tak lama pintu dibuka dan Bram langsung menyergap Didin sambil menempelkan goloknya pula, Didin terkejut dan langsung pucat, dia tidak berani berteriak. “Ringkus dan ikat dia dengan lakban Bram..!! Biar dia menikmati tontonan gratis antara aku dan temannya ha.. ha.. ha…” perintahku.

    Setelah Didin diringkus oleh kedua temanku, aku segera memakai topengku dan memberi isyarat ke Agung supaya menyalakan handycam. Tiara semakin pucat dan mulai memohon “Ampun bang… tolong jangan perkosa kami..ini kami ada sedikit uang untuk Abang.. ambil semua yang Abang mau tapi tolong jangan perkosa kami bang..” Kata Tiara hampir menangis. Aku tampar wajah Tiara, “Diem loh jangan berisik..!!” lalu mendorong tubuh mungil Tiara keatas tempat tidurnya yang indah. Tiara mulai terisak, aku tak perduli.

    Aku segera meraih daster tipisnya dan kurobek dengan kasar. Tiara mencoba berguling kesamping sambil menutupi daerah dadanya sambil menyembunyikan wajahnya yang manis. Aku segera meraih tubuhnya dan kutelentangkan dengan paksa. Aku membuka silangan tangan didada Tiara dan dengan kasar sekali lagi aku merobek BH Tiara yang hanya berukuran 32 B.Tampaklah kedua bukit indah yang mungil dengan puting susu yang memerah. “Singkirkan tangan elo sekarang atau gua pukul lagi kamu..!!” perlahan lahan Tiara menurut. Aku mulai meremas dan menciumi buah dada indah itu, sementara Tiara masih terisak.Didin yang terbelenggu dipaksa kedua temanku untuk melihat semua kejadian itu.

    Aku membuka seluruh pakaianku, dan aku menjambak rambut Tiara sehingga wajahnya terangkat. “Nih kulum penis gue..awas klo ga mau gue bunuh kamu sekarang juga..!!!” Kataku Tiara menurut.. Oooh betapa nikmat rasanya ketika mulut mungil berbibir tipis itu mulai mengulum penisku. “Heh..setan!! Awas jangan kena gigi elo rasanya sakit tahu…!!!” aku memaklumi karena mungkin Tiara baru pertama kali ini mengulum penis seorang cowok. Aku segera memaju mundurkan wajah Tiara dipenisku dengan menjambak rambutnya.

    Tanpa membuang waktu lagi aku segera memerintahkan kedua temanku untuk melepaskan Didin dan membuka lakban dimulutnya. Aku memerintahkan Didin supaya masuk keranjang dimana Tiara sedang mengulum penisku. “Buka bajumu… dan jilat vagina temanmu ini.. awas kalau tidak mau menurut gue bunuh kamu sekarang juga..!!’ Kataku. Bram dan Joni terkekeh melihatku. “Bisa aja kamu jack.. wah wah.. wah sekali dapet dua lalat nih ayo terusin jack..!!” kata mereka. Agung masih menyorot semua kejadian itu dengan handycamku. Bram dan Joni mulai melepaskan semua pakaian mereka dan mengocok penis mereka , rupanya mereka juga terangsang melihatku.

    Seperti perintahku, setelah aku mengatur posisi sedemikian rupa, Didin mulai menjilati vagina Tiara dengan ragu-ragu. “Ayo yang mesra jilatin vagina Tiara..!! Kalau tidak bisa kupotong lidahmu ..!!” gertakku. Didin menuruti kata kataku. Wajahnya semakin pucat dan hampir menangis. Setelah dia menjilati vagina Tiara, rupanya kuluman Tiara pada penisku mulai kacau, oleh sebab kenikmatan yang ditimbulkan Didin pada vaginanya. Aku tersenyum melihatnya.

    Birahiku segera memuncak dan segera ingin meperkosa vagina milik Tiara yang terlihat sempit itu. Kemudian aku menyuruh Tiara untuk berhenti dan tidur terlentang. Aku menyuruh Didin untuk meletakkan vaginanya diatas mulut Tiara. “Nah sekarang ganTiaran elo yang jilatin vagina milik Didin..jangan mau enaknya saja ya..!!” Tiara pucat tapi dia menurut. wajah Tiara terbenam diselangkangan milik Didin sementara mereka semua hanya terdiam ketakutan menuruti perintahku.

    Aku memposisikan penisku divagina Tiara, sambil terus berusaha menyodok vaginanya aku terus meremas dan menciumi buah dada Didin yang berukuran sedang dan indah pula. Lubang Tiara masih terasa begitu sempit,walaupun terlihat kesakitan dia masih terus berusaha menjilati vagina Didin. Lubang milik Tiara sudah basah akibat jilatan Didin tadi, dan Drrrt.. drrt.. drrt. Aku segera memompa memasukkan penisku dalam vagina perawan milik Tiara. Sempit sekali rasanya sehingga menimbulkan sensasi nikmat yang luar biasa dipenisku. “Aah..tolong sudah bang sakit bang…aduh..sakit bang..tolong…!!” Jerit Tiara Bram segera mendatangi Tiara dan menampar mulutnya.. PLAK..!!! “Diem Loe dan jangan coba coba bersuara lagi..!! Jilatin terus memek temen kamu itu!!!” kata Bram.

    Air mata Tiara tak dapat dibendung lagi menahan perih, dan aku semakin tak peduli. Semakin cepat aku memompa penisku dalam vaginanya, sambil aku terus meremas dan mencium buah dada Didin yang vaginanya masih terus dijilatin oleh Tiara. Sepuluh menit kemudian….. Crrooot ! spermaku tumpah didalam vagina Tiara. Aku mengentikan aktivitas penisku didalam vagina Tiara. Terasa berdenyut denyut nikmat dinding vagina Tiara. Sementara aku berhenti, kini rupanya giliran Didin yang tiba tiba mengejang, rupanya dia juga mengalami orgasme karena jilatan Tiara pada vaginanya.

    Melihat hal itu aku jadi kembali terangsang dan penisku bangkit berdiri lagi. Aku menyuruh mereka bertukar posisi. Sekarang posisi Tiara ditempati oleh Didin begitu pula sebaliknya. sekarang vagina Tiara-lah yang dijilatin oleh Didin. Darah keperawanan Tiara masih meleleh dipahanya bercampur spermaku.

    Aku mmerintahkan Didin untuk menjilati bersih sperma bercampur darahku dipaha Tiara. Didin yang ketakutan itu hanya menurut sambil menangis, sesekali terlihat dia seperti mau muntah namun ditahannya. “Awas klo elo sampai muntah gue keluarin semua isi perut eloe.. ngerti..?” ancamku pada Didin. Gadis itu semakin ketakutan. Kini penisku sudah berada dibibir vagina Didin, sementara Didin masih menjilatin vagina milik Tiara yang baru saja kehilangan keperawanannya , aku terus mencumbu dan meremas dada Tiara. Vagina Didin rupanya memang lebih sempit, aku sampai kesulitan beberapa kali membobol keperawanan miliknya. Sampai aku akhirnya benar-benar memaksa penisku barulah aku dapat menembus vagina Didin.

    Jujur saja ketika memerawani Didin penisku agak sakit karena memang vagina Didin lebih sempit dari vagina milik Tiara. Setelah beberapa saat setelah penisku berada dalam vagina Didin yang sudah berdenyut dari sejak awal perawannya kubobol, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. Vagina Didin lebih nikmat dari vagina Tiara karena memang bentuk tubuh Didin lebih kecil dari bentuk tubuh Tiara. Setengah jam aku memompa vagina Didin sampai akhirnya aku memuntahkan spermaku jauh labih banyak daripada spermaku di vagina Tiara.

    Setelah aku menghabiskan spermaku diliang vagina Didin , aku meyuruh Tiara untuk kembali mengulum penisku membersihkan sisa darah keperawanan Didin yang masih melekat di penisku. Lalu aku berpaling kepada ktiga temanku yang sudah menunggu dengan telanjang dan masing masing penis yang sudah ngaceng. “Bagaimana..?” Tanyaku……” “Hebat Jack……. sampai sampai gue ama Joni udah ga tahan niiih…!!!” Kata Bram “sabar..sabar dulu ya kalian pasti akan menerima bagian masing masing..” “biar mereka bersihkan vagina mereka dahulu ya..?” Kataku Bram sudah tidak sabar lagi, namun aku mencegahnya. “Coba lihat dulu ini…” Lalu aku segera memerintahkan kedua gadis itu untuk saling menjilati vagina temannnya hingga bersih.

    Bram tertawa lebar”ha.. ha.. ha..betul juga maksud elo jack.. masa kami dikasih bekas kecap elo… ha.. ha.. ha” Setelah mereka melihat kedua vagina milik Sinta dan Tiara sudah terlihat bersih dari spermaku dan ceceran darah keperawanan mereka yang masih menempel dipaha. Bram dan joni segera menyergap dan meperkosa kedua gadis malang itu, dilanjutkan dengan acara bertukar pasangan dan tak ketinggalan pula Agus sang ‘kameramen’ yang merekam semua adegan pemerkosaan itu.

    Setelah hari menjelang subuh kami menguras seluruh harta kedua gadis itu termasuk motor, ATM dan nomer Pin serta perhiasan yang tidak sedikit jumlahnya. Maklum sepertinya mereka anak orang kaya. Sebelum meninggalkan mereka aku sempat mengancam, kalau berani amcam-macam, adegan pemerkosaan itu akan kami sebarluaskan. Setelah itu kami semua pergi meninggalkan mereka hingga beberapa bulan lamanya. Rupanya rahasia itu masih tersimpan rapi oleh mereka, karena setelah sekian lama kami merantau dan memutuskan untuk pulang kampung ternyata tidak ada tanda tanda bahwa kami dicari oleh pihak kepolisian. Hanya saja Tiara dan Didin sudah tidak bertempat tinggal dokostnya lagi, rupanya mereka telah pindah. TAMAT.

  • Kepergok sedang ngentot dengan tanteku

    Kepergok sedang ngentot dengan tanteku


    1728 views

    Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahun.

    Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali.


    Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 165 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita dengan aku.

    Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja.

    Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.

    Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku.

    “Oh ya tante, Rio boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku. “Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali.

    Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.

    “Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante kesepian dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi.

    Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku. “Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri.

    Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante kesepian Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku.

    “Ah masa sih?” tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku.. “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante kesepian bisa aja..

    Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.

    “Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.

    Tanganku digenggam tante kesepian Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.

    “Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.

    Lalu sekilas kulihat tangan Tante kesepian Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante kesepian Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu.

    Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja.

    Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh..

    Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”.

    Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan.

    “Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante kesepian Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku.

    Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante kesepian Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya.

    Selang beberapa menit setelah tante kesepian melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..

    Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante kesepian Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.

    Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante kesepian Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.

    Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.

    “Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante kesepian Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan..

    Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh”

    “Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.

    “Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante kesepian Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante kesepian Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya.

    Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante kesepian Lia pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana.

    Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.

  • Beautiful solo girl spreads her long legs to display her tight pussy

    Beautiful solo girl spreads her long legs to display her tight pussy


    1730 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Kenikmatan Gara-gara Melihat Foto Mesum

    Kenikmatan Gara-gara Melihat Foto Mesum


    1704 views

    Duniabola99.org – Aku baru selesai mandi sore dan mulai membuka buku untuk dibaca. Tetapi kulihat seseorang memasuki halaman dan aku segera menguakkan korden agar lebih jelas siapa yang memasuki halaman itu. Aku kaget dan gembira, ternyata yang datang adalah Eva, saudara sepupuku yang kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun. “Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau datang?” kataku basa-basi. “Kalau bilang dulu mau nyediain apa..” Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya.

    Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar.

    “Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke kamar ini”, aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa.

    “Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong..”

    “Ada, mau lihat?” Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yang kusimpan di dalam lemari pakaianku.

    “Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja.” Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori Mesum, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya aku tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali.

    Entah karena sudah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya.

    “Gimana, komentar dong.”

    “Ada filmnya nggak?”

    “Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada”, kataku sambil bergurau.

    “Yang asli mana, coba” aku terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai aku hampir tidak bisa menjawabnya.

    “Eh, ada tapi itu anu..” aku jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku. “Tapi apa Mas..”

    “Tapi harus ada gantinya, barter gitulah.”

    “Tapi kalau yang ini aku nggak punya”, sambil ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada gambar yang ia pegang.

    “Yang semacam juga nggak pa-pa”

    “Yang bener nih”, sambil tangannya bersiap-siap mau memegang daerah terlarangku yang masih terbungkus celana.

    “He-eh bener”, kujawab saja sekenanya, aku kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku.

    Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana. Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya dengan perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini. Kalau pacar atau orang lain aku tidak bingung, tetapi ini adalah saudara sepupuku yang sewaktu kecil sering bermain bersama. Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku.

    Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini. Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya. Sebagai penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia diam saja, bahkan semakin keras memegang selangkanganku.

    Terus kuciumi bibirnya sampai nafasnya memburu. Kubuka kausnya, dan aku melihat kulit tubuh yang tidak pernah terkena matahari itu demikian menimbulkan birahiku. Kubuka BH-nya dan tambah kagum aku atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yang kenyal dan sekali-kali kupencet putingnya yang membuat nafasnya makin memburu. Begitu aku berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sambil menarik tanganku ke arah tempat tidur. Dalam keadaan telentang tampaknya ia sudah siap menerima tindakanku berikutnya, buah dadanya yang menantang bergelantungan.

    Sebelum aku mendekatkan diri, aku melepaskan pakaianku hingga tuntas, sehingga batang kejantananku yang sudah membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan dengan itu ia melepaskan juga pembungkus tubuhnya yang masih tersisa, sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat. Tubuhnya benar-benar mulus, tidak ada cacat, payudaranya sedang, masih kencang, puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan kecil di perutnya menunjukkan belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya yang mengatup dengan rapi terlihat begitu indahnya.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Ia raih batang kemaluanku, dan aku mendekatkan diri sehingga mudah baginya untuk mengulum dan menjilati batang kejantananku. Sementara tanganku tanpa kusadari sudah meraih bibir kemaluannya yang sudah basah. Kuelus-elus bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya.

    “Jilat kepalanya”, aku berbisik kepadanya. Dengan sigapnya ia segera tahu maksudku. Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yang semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan.

    Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar sudah sampai di ujung, ingin segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalam liang senggamanya. Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu tubuh Eva, dari mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan liang kewanitaannya. Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku mempunyai ruang yang baik untuk melakukan kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.

    Sampai suatu saat tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang kewanitaannya.

    “Aku sampai Mas, aku sampai Mas…” begitulah ucapan yang kutangkap dengan nafas terengah-engah. Kemudian kuambil posisi untuk menyetubuhinya, kemaluanku yang sudah tegang dan membesar di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya.

    Dengan bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan oleh liang kenikmatannya. Kembali ia mengerang, sambil memelukku dengan keras. Sejenak kudiamkan saja batang kejantananku di dalam. Kurasakan pijitan liang kewanitaannya sangat membuatku semakin nikmat. Batang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ. Eva mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, sampai kusentuh dasar kemaluannya yang terasa seperti benjolan yang semakin keras menyentuh-nyentuh kepala kemaluanku. Semakin nikmat rasanya, sehingga aku sendiri tidak tahan lagi dengan gesekan dan pijitan dari liang senggamanya sehingga otot-otot pada tubuhku menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya.

    Kurasakan Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih panjang erangannya, semakin kuat ia memelukku dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur. Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga kami saling berpelukan. Beberapa detik kemudian kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut kemaluanku yang bersarang dengan damai di liang sorganya. Kubalik tubuhku sehingga ia menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan sangat-sangat kelelahan.

    Beberapa menit kemudian ia sudah tertidur dengan pulas. Kemaluanku yang sudah melemah masih berada di dalam liang kewanitaannya. Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah malam kami bangun dan bermain lagi sampai puas. Tiap bangun bermain lagi. Sampai akhirnya kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi. Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia makanan instan. Sehingga hari itu kami bisa melakukan dengan sepuas-puasnya, dan kami merasa tidak perlu lagi memakai baju di dalam rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring selalu diselingi dengan adegan percintaan. Sampai sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya. Sejak saat itu ia sering ke kotaku. Sampai ia mempunyai pacar dan menikah.

     

    Baca Juga :
  • Ngentot Hingga Orgasme Berulang Kali

    Ngentot Hingga Orgasme Berulang Kali


    1727 views

    Duniabola99.org – Gadis itu bernama Tanti, namun lebih suka dipanggil Putri. Usia 18 tahun merupakan usia yang sangat menggemaskan. Aku bertemu dia saat dia asyik bergoyang di acara refreshing kantorku. Dia adalah Lady Escort sebuah tempat karaoke yang baru dibuka tiga bulan lalu di Selatan Jakarta. Kusempatkan ngobrol dengannya, dan dia mengaku bahwa dia terpaksa bekerja untuk biaya ujian SMU nya tempo hari.

    Masih terbayang liukan tubuh yang mengundang jiwa kelelakianku. Aku harus menaklukkannya, kataku dalam hati. Dengan pengalaman yang kumiliki, akhirnya bisa juga dia kutaklukkan. Namun aku jadi ngeri sendiri, betapa tidak, aku pernah berjanji pada diri sendiri, aku nggak akan pernah mau menyentuh perempuan yang masih perawan, sepertinya telah kulanggar.

    Saat mulai kucumbu sang Tanti…, baru pada taraf permulaan, dimana mulut kami saling berpagutan, dan tangan bebasku mulai bergerilya menjelajahi dadanya, dia sudah melenguh-lenguh mendapatkan orgasmenya. Profil seorang gadis yang belum pernah tersentuh tangan jahil lelaki. Belum lagi saat lidahku sudah mulai menyapu dada dan klitorisnya, tak terhitung dia telah mengalami orgasme berapa kali.

    Di hotel M***, seolah tak sabar kulucuti pakaiannya satu persatu, dengan ciuman bertubi- tubi di mulut dan lehernya, membuatnya tak sadar apa yang sedang kulakukan. Kutempelkan batangku yang masih terbungkus jeans ke kakinya untuk menambah sensasi bagiku dan baginya.Kumulai manuver yang menjadi favoritku, jelajahan lidah ke sekujur tubuh, yang kumulai dari mulut dan bergeser ke arah lehernya, sementara tanganku mulai menemukan mainan yang sangat mengasyikkan, bungkahan dada yang sangat kenyal, dan menantang. Putingnya masih merah, dan menunjuk ke langit.

    Tak sabar segera kusapukan lidahku menyusul tangan yang sudah mendahului. Tubuhnya mulai mengejang, menunjukkan Tanti sudah memperoleh orgasmenya yang pertama, diimbuhi dengan lenguhan- lenguhan sambil menyebut-nyebut namaku…. “Oh…., mas,…. Ough… shhhh!” Lenguhan perlahan namun ragu-ragu, menunjukkan betapa amatir gadis dalam pelukanku ini.

    Seolah tak puas tanganku mulai merayap merasakan kehangatan vaginanya yang sudah teramat basah. Kudapati klitorisnya yang sudah mengeras dan licin, memudahkanku untuk mempermainkan dengan tangan. Tak kuhentikan jilatan-jilatan lidahku di putingnya.

    Sekali lagi dia mengejang, dan melenguh mengalami orgasme keduanya. Tanpa memberi kesempatan untuk beristirahat, mulai kuturunkan jilatan- jilatanku kea rah perut, dengan tujuan yang pasti… kitoris….. Jilatan-jilatan yang turun perlahan dari dada ke perut, mulai membangkitkan semangatnya kembali.

    Kususuri perut langsingnya dan kubiarkan bermain- main agak lama di sana, menimbulkan rasa geli dan penasaran baginya. Kuturunkan lagi lidahku menuju ke selangkangan yang semakin lembab miliknya, hingga kudapati klitorisnya yang semakin mengkilat dan keras.

    Indah memerah merekah dan bau khas cairan vagina yang sangat kusuka, namun milik si Tanti ini lain, bau yang harum, menunjukkan betapa terawat tubuhnya. Tak lama lidahku memainkan klitorisnya, sambil sekali-sekali kususupkan ke liang vaginanya, kembali dia mengejang dan meracau tak menentu sambil menyebut-nyebut namaku….

    “Oh…., mas,…. Ough… shhhh! Sudah mass..sh… dia mengeluh….” Kuhisap cairan yang meleleh keluar dari vaginanya… Rasanya sangat khas dan memabukkan. Lenguhan-lenguhan yang bisa membuatku gila, namun otak warasku masih bisa berpikir. Jika dengan sentuhan-sentuhan dan jilatan-jilatan itu saja bisa membuatnya mengalami orgasme Tanti lebih dari sekali, jangan-jangan dia masih murni dan perawan.

    Mulai kuangkat tubuhku dan dan kubaringkan sejajar disampingnya serta kulolosi pakaian yang menempel ditubuhku tanpa kecuali. Kutarik tangannya untuk mulai mempermainkan penisku. Ada hentakan keras dari Tanti, jangankan untuk memberikanku kepuasan, untuk menyentuhnyapun dia tak mau.

    “Terus harus bagaimana aku bisa memperoleh kepuasan ?” Keluhku padanya sambil berusaha merayu. Kembali kujilati dadanya tuk membuatnya kembali terbuai, dan sepertinya berhasil. Kurasakan lagi tubuhnya mulai membara lagi. Kulihat gelengan kepala saat kucoba lagi untuk meraih tangannya.

    Imajiku yang liar membuatku semakin tak tahan… Aku harus mendapatkan kepuasan itu. “Ya, kalau gitu dimasukin aja, ya ?” kataku seolah mengancam. Tak terdengar penolakan dari Tanti, walaupun kulihat ada reaksi lain darinya yang kutahu dia merasa keberatan

    Mulai kugesekkan penisku ke mulut vaginanya yang sudah basah, sekedar bergesekan, tak ada niatan untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Sensasi yang sangat memabukkan, apalagi saat gesekan penisku mengenai klitorisnya yang mengeras itu, wow…. Kembali terdengar lenguhan saat penisku menyentuh klitorisnya.

    “Oh… shhh…” rintihnya, sehingga menimbulkan tanya dalam benakku, bagaimana lagi rintihannya jika penisku kumasukkan dalam vaginanya ? Tak tahan dengan rasa penasaran itu, mulai kuselipkan kepala baja penisku….. dan kurasakan tangannya menggapai pinggangku, menahan aku untuk tidak melesakkan penisku lebih dalam lagi.

    Ada lonjakan pinggul dan geraman perlahan keluar dari mulutnya. Kucabut lagi penisku untuk meningkatkan sensasi lain untuknya. Kumasukkan lagi perlahan-lahan penisku, sebatas kepala bajanya dan kembali tangannya menahan tubuhku.

    Kembali ada gerinjal perlahan pinggul dan geraman serta nafas tertahan dari Tanti seolah kehabisan nafas, disusul kejatan-kejatan seluruh tubuhnya manggapai orgasmenya untuk kesekian kali…. “Oh…., mas,…. Ough… shhhh!” Kucabut lagi, dan kususupkan penisku dan perlahan- lahan kutambah kedalamannya tanpa dia sadari, hingga tak ada lagi yang tersisa. Seluruh batang penisku telah habis memenuhi liang vaginanya.

    Mulai kuayun tubuhku secara perlahan- lahan seolah memompa vaginanya, dapat kurasakan cairan yang mulai meleleh keluar mengenai selangkanganku. Mungkin karena gerakan memompa yang perlahan- lahan itulah, kurasakan tubuh Tanti mulai membara kembali, ditandai dengan lenguhan tertahan dan goyangan pinggul yang masih tertahan keraguan.

    Tak lama goyangan perlahan tubuhku, kembali dia mengejat- ngejat bagaikan ikan kehabisan air diiringi rintihan yang membuatku mabuk…. “Oh…., mas,…. Ough…shhhh, oouuuhhhhhhhhghhh!” Semakin kupercepat ayunan tubuhku untuk segera mengejar ketinggalanku darinya. Tak tertahan lagi lenguhan yang juga semakin cepat seiring kayuhanku yang semakin cepat. “Uh….uh….uh….uh…….ouhhhh….!”

    perlahan penuh keraguan namun tak tertahan dan mempengaruhi otak kecilku untuk segera menghabisinya. Mendadak kuhentikan kayuhanku, dan kucabut penisku dari vaginanya, dan kemudian kupandangi wajahnya. Tak tahan dengan perlakuanku itu, terasa ada tarikan halus dari tangannya untuk melanjutkan permainan yang sengaja kutunda itu. Kulesakkan lagi batang penisku dengan agak kasar menghujam ke vaginanya. Tak tertahan lagi lenguhan panjang tanpa ada keraguan yang tersisa…..

    “Aahhhh….. uhhhhh…..nghhhhhh !” Kuayunkan badanku tanpa ragu lagi dengan sepenuh tenagaku, semakin tak menentu pula rintihan yang hinggap ditelingaku, sehingga memancing kenikmatan yang sudah mulai tak dapat kubendung lagi…. Segera kucabut penisku dan kugesekkan ke vagina bagian luar dan klitorisnya.

    Kugapai ejakulasiku dengan kutekankan penisku ke bawah perutnya tuk mencari sensasi seolah dijepit kehangatan vaginanya, tak dapat kutahan, spermaku memancar deras di antara perut kami seiring dengan lenguhan panjang kami berdua…. “Ohhhh…. oh….. oughhhhh…….. !” lenguhku panjang “Aahhhh….. uhhhhh…..nghhhhhh !” selingnya….. Entah berapa kali aku berkejat-kejat menikmati ejakulasiku

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Dan entah untuk yang keberapa kali bagi Tanti mengalami orgasme itu. Kugulingkan badanku sambil memejamkan mata, menikmati sisa-sisa kenikmatan yang tak tertahan hingga ujung rambutku. Sementara itu Tanti menarik selimut dan berbalik memunggungiku, dan tak berapa lama kudengar nafas lembut teratur, tanpa meperdulikan cucuran keringat dan lelehan sperma yang masih ada di tubuhnya, Tanti tertidur pulas.

    Sentuhan-sentuhan nakalkupun tak mampu membangunkannya dari mimpinya. Niatku semula yang ingin segera mengulangi permainan ranjang itu aku urungkan. Perlahan tapi pasti nafsuku yang siap menggelora lagi itu menjadi padam.

    Tak tega aku kalau ingat bahwa dia telah mengalami orgasme yang menguras tenaga itu berulang kali. Begitu sensitifnya Tanti, seolah-olah gesekan celana dalamnya sendiri saat dia berjalanpun bisa membuatnya terkulai penuh kenikmatan.

     

    Baca Juga :
  • Cerita Seks Gadis Cinta Pertamaku

    Cerita Seks Gadis Cinta Pertamaku


    1564 views

    Duniabola99.org – Namaku Aswin dan saat ini aku baru lulus dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Bingung mencari pekerjaan yg kini makin langka terjadi.Cerita ini bermula dari masalah keuangan di keluargaku. Pada mulanya kami adalah keluarga yg berkecukupan sampai saat ayahku jatuh sakit. Kehidupan kamipun mulai berangsur-angsur memburuk. Satu persatu barang barang yg bisa laku di jual, kami jual tuk membiayai pengobatan ayahku serta untuk makan kami.

    Teman-teman yg selama ini akrab bermain denganku kini meninggalkanku sendirian, baru kini aku sadar mereka hanya berteman denganku ketika aku senang dan ketika aku dalam kesusahan mereka meninggalkanku. Huh, itulah tabiat dari kebanyakan orang yg berada. Mendingan aku berteman dengan orang yg tak mampu. Mereka setia dalam suka maupun duka.

    Singkat cerita, Aku berkenalan dengan seorang gadis. Wajahnya imut dan manis. Dia selalu curhat kepadaku tentang keluarganya yg sibuk dan sibuk melulu dengan bisnis sana dan bisnis sini. Akhirnya dia broken home. Di sela-sela kebingunganku mencari uang datang tawaran yg menggiurkan darinya. Aku bisa mendapatkan uang lumayan besar asalkan tidur bersamanya.

    Aku bingung, aku tolak, aku sangat membutuhkan uang itu, dan kalau aku terima, aku tak tahu apa yg harus aku lakukan. Jujur saja aku belum pernah melakukan hal itu sekalipun. Huhh, hal yg susah sampai saat ini. Akhirnya dengan berat hati aku terima tawaran itu meski batinku memberontak.

    Aku bertemu dengannya di sebuah hotel di kawasan Jakarta selatan. Hotel yg ekslusif untuk aku yg belum pernah tidur di hotel yg sebesar ini. Tanpa basa-basi aku mengetuk pintu kamarnya. Keringat dingin mulai membasahi tubuhku di tengah sejuknya udara di dalam ruangan yg ber-AC itu. Grogi, takut dan rasa penasaran bercampur aduk di dalam benakku. Aku sebentar lagi akan menjadi seorang laki-laki bayaran. Hal yg selama ini belum pernah terbersit sekalipun didalam pikiranku selama ini.

    Kulihat seraut wajah manis itu menyambutku ramah dengan senyumnya yg membuat degup jantung para lelaki semakin kencang. Kulihat dia memakai jubah mandi dan wangi sabun mandi memancar dari aroma tubuhnya. Wuihh, semakin grogi aku jadinya. Tubuhku kini mulai terasa kaku tuk digerakkan. Takut, takut untuk selanjutnya. Gimana kalau aku ngga bisa memberikan kepuasan kepadanya maklum aku belum pernah melakukannya.

    Aku duduk di bangku sofa yg ada di dalam kamar hotel itu. Memperhatikan gerak-gerik tubuhnya yg aduhai indah yg bisa membuat para lelaki bertekut lutut dihadapannya. Setelah mengobrol sekedar basa-basi akhirnya aku masuk kedalam kamar mandinya. Aku mandi untuk menghilangkan penat dan agar grogiku yg kian menjadi tdk terlihat olehnya.

    Setelah mendi perasaan itu gak berkurang, aku pakai jubah yg ada disana. Biru muda warnanya, warna kesayanganku. Kumantapkan langkahku keluar dari kamar mandi tersebut. Betapa terkejutnya aku ketika kuliat dirinya duduk didepan meja rias hanya memakai bra dan underwear saja. Putih mulus dan tak ada cacatnya disamping bodinya yg bagus. Heranku jadinya, banyak orang yg mau melakukannya tanpa imbalan uang tetapi kenapa memilihku dan mengiming-imingkan uang yg cukup banyak

    Kudekati dirinya, kukalungkan lenganku dipundaknya dan mencium lembut lehernya yg jenjang. Aroma wangi melati semerbak tercium oleh hidungku membuat detak jantungku merasa nyaman. Kumulai memciumi lehernya dengan lebih cepat, aku lakukan dengan instingku saja tanpa pengalaman. Kurasakan tangannya mulai mengelus-elus lembut tanganku yg melingkar.

    Kubalikkan tubuhnya dan kucium lembut bibir yg tipis menantang itu. Merah muda dan semakin manis dengan adanya tahi lalat kecil di sudut bibirnya sebelah kiri. Bibirku kini mulai mencium lembut pipinya dan bergerak kearah kupingnya dan menurun kearah pundaknya.

    Kurasakan tubuhnya bergetar dan tanganya mengelus-elus pundakku. Kini bibirku munurun kearah dadanya. Kulihat payudaranya kini mulai mengembang dan semakin memenuhi branya. Payudara yg cukup besar dengan kulit yg putih sehingga warna bra yg hitam semakin kontras terlihat. Tanpa sadar gairahku kini mulai bangkit. Segala pikiran dan kecemasanku menghilang perlahan dan tergantikan instuisi dan gairah yg semakin menigkat.

    Kuangkat tubuhnya dan kubaringkan keranjang yg empuk itu. Bed cover yg merah muda semakin menarik dengan adanya tubuhnya di situ. Perlahan-lahan kubuka branya dan kulihat puting payudaranya mencuat dengan warnya yg merah muda agak ketuaan. Perlahan-lahan kuhisap dan kugigit-gigit kecil. Kudengar desah nafasnya yg berat dan lenguhan-lenguhan kecil terdengar dari mulutnya.
    Tangannya mulai mengacak-acak rambutku. Dadanya mumbusung dan memberi tanda agar aku lebih agresif lagi. Ciumanku kini mulai turuh dan turun kebawah sampai diperutnya. Gerakan tubuhnya mulai tak terkendali dan kakinya mulai membelit badanku.

    Kuturunkan celana dalamnya dan kulihat rambut yg masih jarang-jarang terlihat di sana. Gumpalan daging berwarna merah ada celah pangkal pahanya. Ada aroma yg aneh ketika aku menciumnya. Perasaan jijik yg tadi timbul kini tdk lagi terganti rasa penasaran seperti apa rasanya bila aku menjilatinya.

    Ketika kujilati, pantatnya naik dan bergoyang-goyang. Keluhan-keluhan yg keluar dari mulutnya kini berganti rintihan-rintihan. Kutanyakan apakan dia kesakitan, gelengan kuterima sebagai jawabannya. Wajah yg kuyu dengan pandangan mata yg nanar terlihat oleh mataku. Lidahku mulai lagi kegiatannya di daerah itu. Rintihan-rintihan kini terdengar lagi. Tak lama kemudian kurasakan ada sedikit cairan keluar dari rongga memeknya. Dia mengejang sebentar kemudian tubuhny lemas. Aku baru tahu bahwa dia telah orgasme.Kubiarkan dia dengan sejuta sensasi yg dirasakannya dan kubiarkan dia tidur dalam pelukanku.

    Kumulai berfikir kembali. Lebih baik aku tdk menerima uang yg ditawarkannya. Bila akuterima aku sama saja menjual harga diriku bila tdk, uang darimana aku bisa dapati. Ditengah-tengah lamunanku kurasakan tangannya mengelus-elus lembut dadaku. Aku hanya memakai jubah mandi dan celana dalam saja. Elusannya kini mulai turun kebawah sedikit demi sedikit. Membuat gairahku naik. Bibirnya kini mulai mencium bibirku dengan lembut. Sensasi yg indah.

    Hangat, lembut dan manis terasa ketika bibirnya yg lembut bertemu dengan bibirku. Tanganya kini mulai mengelus-elus lembut k0ntolku dari luar celana dalamku. Aku tak mau kalah, tanganku kini mulai mengelus-elus celah memeknya. Kutemukan ada daging yg kecil memanjang. Kupelintir-pelintir pelan, tubuhnya mengejang hebat. Tangannya masuk kedalam celana dalamku dan mengocok-ngocok lembut k0ntolku,

     

    Kubuka baju dan kuturunkan celana dalamku. Kulihat dirinya yg terbaring dengan damai di atas kasur itu. Setelah semuanya kubuka, kupeluk tubuhnya dan kuposisikan tubuhku diatas tubuhnya. Tangannya menuntun k0ntolku kearah lobang memeknya. Kugesek-gesekkan sebentar dan secara perlahan-lahan. Pinggulnya bergerak mengikuti kemana rah k0ntolku bergerak.

    Setelah cukup, perlahan-lahan aku tekan k0ntolku kedalam memeknya. Kepala k0ntolku mulai masuk dan terasa hangat, lembut bagaikan sutra. Kutekan lagi dank0ntolku mulai masuk lebih dalam lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya dan ada kerutan di keningnya. Sakit apa nikmat yg dia rasakan, pikirku. Kutekan lebih keraslagi sampai aku merasa menembus sesuatu, seperti ada kertas tipis yg robek.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Kudengar jeritan pelan. Jangan-jangan dia.. rasa takutku kini mulai menghantui lagi. Kutnyakan apakah dia kesakitan apa masih mau dilanjutkan. Dia hanya mengangguk-angguk dan berbisik ditelingaku agar aku melanjutkannya. Kudiamkan k0ntolku sejenak agar memeknya dapat menyesuaikan keadaan. K0ntolku kurasakan hangat dan lembut. Ada gerakan meremas halus dan sedotan-sedotan di dalam memeknya.

    Kugerakkan k0ntolku maju mundur. Lenguhan kudengar semakin menjadi-jadi. Seret dan peret kurasakan k0ntolku bergerak keluar masuk di dalam memeknya. Lima belas Menit kemudian kurasakan akan ejakulasi. Kutanyakan apakah mau dikeluarkan di dalam atau diluar. Didalam saja jawabnya. Kupacu gerakanku semakin cepat. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Memeknya mencengkram k0ntolku dan mengurut-urutnya. Pertahananku jebol dan kukeluarkan air maniku di dalam lobang memeknya. Kudiamkan k0ntolku di dalam memeknya sampai terlepas sendiri.

    Kuperhatikan ada noda-noda darah bercampur air maniku. Takut dan sesal kini terlintas di dalam benakku. Ternyata dia masih seorang perawan dan aku telah merebut kegadisannya. Kubiarkan dirinya tertidur dengan damai dan secara perlahan-lahan kurapikan pakaianku dan menyelinap keluar dari kamar hotelnya dengan pikiran kalut aku kembali ke rumah dan merenungi apa yg telah terjadi.

    Lebih baik aku tdk menerima uangnya dan handphoneku ku jual untuk biaya berobat ayahku. aku tahu ini yg terbaik tuk kita berdua. apakah aku salah.. Jika aku salah maka ampunilah aku.. Untuknya aku minta maaf, bukannya aku tak mau uangmu tapi aku terpaksa tuk menepisnya. Aku tak mau memanfaatkanmu. Sekali lagi maafkan aku. Suatu saat aku akan menghubungimu bila aku sudah siap.

     

    Baca Juga :
  • Cerita Seks Nikmati Perawan ABG

    Cerita Seks Nikmati Perawan ABG


    1803 views

    Duniabola99.org – Malam itu aku menginap di rumah Mbak Kristin, karena saking ngantuknya aku tertidur di atas sofa. Sekitar jam 4 pagi aku terbangun, aku masih dalam keadaan telanjang bulat tapi tertutup selimut, tapi Mbak Kristin sudah tidak ada di sofa ah mungkin, dia pindah ke kamarnya dan tidur bareng anaknya.

    Aku berdiri dan mencari celanaku karena suasana gelap aku menghidupkan lampu. Saat lampu menyala ada suara seorang wanita menjerit, ternyata seorang perempuan masih remaja, dia kaget mungkin karena melihatku telanjang bulat, aku menutup mulutku dengan jariku, maksudnya menyuruhnya diam.

    Kudekati dia, kujelaskan bahwa aku temannya Mbak Kristin, semalam aku menginap disini, diapun memahami dan memberitahuku bahwa dia spontan kaget karena belum pernah melihat pria dewasa telanjang, katanya dia adalah pembantunya Mbak Kristin, namanya Ulfa.

    Ulfa tidak sekolah semenjak lulus SMP, dia ikut Mbak Kristin baru sekitar 3 bulan. Aku Tanya dia kenapa kaget melihat aku telanjang memangnya belum pernah punya pacar. Dia mengaku sudah punya pacar tapi belum pernah melihatnya telanjang.

    Kutanya lagi, terus kalau pacaran ngapain, jawabnya jujur katanya pernah ciuman dan diraba-raba susunya oleh pacarnya, tapi belum pernah sampai telanjang bulat. Ah berarti masih perawan? Dia menganggukkan kepala dengan malu-malu.

    Kuperhatikan matanya sedikit melirik ke arah kontolku tapi masih malu-malu. Aku pura-pura tidak tahu dan cuek saja serta sengaja tidak segera mengenakan celanaku. Aku masih telanjang bulat dan memintanya untuk mengambilkan celanaku, aku duduk di ruang makan yang hanya berbatas sebuah bifet dari ruang tamu.

    Dia membawakan pakaianku dan perlahan aku ambil celana dalamku aku sengaja memakainya di depan Ulfa. Dia melewatiku menuju ke dapur sambil melirik ke arah kontolku lagi. Dia tidak melihat di depannya ada baju dan celanaku, dia tersandung gesperku dan tertanting ingin jatuh,

    aku langsung menangkap tangannya, dan menarik tubuhnya hingga aku sendiri hampir saja ikut jatuh. Dengan kondisi itu tak sengaja kami sedikit berpelukan, wajahnya dan wajahku dekat sekali, aku ingin menciumnya tapi masih takut.

    Kulepaskan pelan tubuhnya dia menyempurnakan berdirinya aku juga, tapi tak sengaja tangannya menyentuh kontolku, dia minta maaf, aku tersenyum dan malah menyuruhnya menyentuh lagi, dia tersipu malu, aku mengambil tangannya dan kuarahkan ke kontolku,

    ayolah Ulfa, ga papa, ga usah malu, katanya kamu belum pernah lihat kontol kan? Sekarang kamu boleh pegang sepuasnya, dia malu dan menutup matanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dengan malu memegang kontolku.

    Akupun merasa nikmat disentuh oleh tangan seorang ABG, kuarahkan tangannya maju mundur mengurut kontolku, kuajari dia cara mengocok kontolku. Dia kemudian terus mengurut-urut kontolku perlahan tapi malu untuk melihatnya, tapi biarlah yang penting aku merasakan nikmatnya diurut sama tangan yang masih halus,

    meski pembantu tapi dia lumayan cantik, mungkin kalau dia anak orang kaya dan terawat rajin ke salon, wajahnya tak kalah cantik dibanding artis. Kulitnya kuning langsat, bersih, dadanya besar untuk ukuran anak remaja, pantatnya juga seksi dan montok.

    Kulihat dia sepertinya menikmati untuk terus mengurut-urut penisku, sekarang dia mulai tidak malu melihat kontolku, tangan kiri yang tadinya buat menutup matanya, kini kutarik ke leherku. Sehingga kamipun semakin berdekatan, kutarik pinggulnya kudekatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya menyentuh dadaku, jantungnya berdebar, dia sepertinya agak takut.

    Kubisikkan ke telinganya, ke kamarmu yuk, ga enak kalau disini entar Mbak Kristin bangun, entar aku ajarin yang lebih enak. Tanpa banyak protes, dia berjalan menuju kamarnya aku mengikutinya dari belakang, kuperhatikan bokongnya yang begitu sintal,

    pahanya yang begitu mulus nampak terlihat karena dia mengenakan baju tidur terusan dan panjang roknya di atas lutut. Warnanya juga transaparan dan tipis sehingga tali BHnya dan juga celana dalamnya samar-samar terlihat.

    Sesampai di kamarnya kututup pintu dan aku kunci dari dalam. Aku menyandarkan tubuhku di depan pintu kutarik tubuhnya dan kembali kuambil tangannya untuk terus mengocok-ngocok kontolku, kini tubuhnya bersandar di tubuhku, sambil terus mengocok kontolku, tapi gerakan mengocoknya masih sangat pelan dan lembut, mungkin karena baru pertama tapi aku malah menikmatinya.

    Tolong diemut dong kontolku, dia menggelengkan kepala, kupegang kepalanya dan kududukkan di depanku, kuarahkan kontolku ke mulutnya, kutekan pipinya agar mulutnya terbuka dan perlahan kumasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dia masih terlihat risih dan malu, tapi beberapa saat kontolku sempat masuk juga dalam mulutnya meski sebentar, tapi aku gak mau memaksa karena ini pengalaman pertama baginya.

    Kutarik tubuhnya dan kupeluk erat, kemudian perlahan kucium bibirnya, dia cantik juga meski pembantu aku tidak risih mencium bibirnya, karena menurutku Ulfa cantik juga dan aku beruntung seandainya Ulfa mau aku entot, soalnya dia masih perawan.

    Kupeluk tubuhnya erat, dan kuciumi bibirnya sementara tanganku mulai aktif menggerayang ke pantatnya, dari belakang kuangkat dasternya, sehingga aku menemukan lipatan celana dalamnya, kuselipkan tanganku dan kuremas-remas pantatnya, tangannya menahan tanganku, tapi aku cuek saja sambil terus meremas-remas pantatnya, perlahan kuturunkan celana dalamnya sambil terus kuremas dan kutarik pantatnya ke depan,

    sehingga kontolku sekarang bersentuhan dengan memeknya, tangannya berhenti mengocok kontolku kemudian memegang pinggulku, kutarik tangannya ke atas leherku agar tidak mengganggu kontolku yang sedang menyentuh memeknya yang mulai terasa hangat

    kuangkat tubuhnya dengan sedikit kugendong, sehingga kontolku tepat berada di depan lubang memeknya, kugesek-gesekkan kontolku ke memeknya, kudorong dia hingga sebelah tempat tidur, dan kurebahkan dia di atas kasur sekalian aku menindihnya, kugesek-gesekkan semakin cepat kontolku, dia terpejam, kunaikkan dasternya ke atas hingga terbuka kedua belah dadanya, kulepas BHnya, dan kulum-kulum putingnya, Ulfa diam dan terus memejamkan matanya.

    Aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu, takut terlalu lama pemanasan malah nanti Ulfa sadar dan berhenti melayani nafsu bejatku, aku langsung membuka pahanya lebar-lebar, kulihat vaginanya yang mungil terlihat hanya seperti daging dengan garis tipis di bagian tengah, tidak ada rambut sama sekali, itilnya juga belum nampak keluar, kuarahkan kontolku ke pintu memeknya,

    kugesek-gesek dengan bantuan tanganku sambil mencari lubang senggamanya, setelah ketemu kudorong kontolku masuk ke dalam, tapi susah kutarik lagi dan kudorong pelan lagi, kini kepala kontolku sudah mulai masuk ke memek Ulfa, kukeluarkan pelan dan coba kudorong lebih ke dalam lagi, Ulfa memelukku erat dan minta kepadaku untuk pelan-pelan, sakit katanya.

    Kukeluarkan lagi perlahan dan coba kumasukkan lagi, tapi memang memeknya kecil dan sempit, tapi kontolku sudah merasakan sedikit kehangatan, kugoyangkan pantatkan naik kemudian turun sehingga kontolku sudah agak lebih ke dalam lagi, sepertinya kontolku menyentuh sesuatu, mungkin ini selaput dara, aku semakin hati-hati menggoyangkan pantatku, kasihan kalau Ulfa kesakitan, kemudian aku mengeluarkan kontolku.

    Aku ambil bantal di samping Ulfa kuletakkan di bawah pantat Ulfa, dengan posisi seperti ini perut dan memek Ulfa terangkat naik, ini akan membantuku memasukkan penisku jauh lebih dalam di dinding memek Ulfa, kembali kuarahkan batang penisku ke memek Ulfa,

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    kumasukkan setengah dan menyentuh lagi selaput dara yang tadi belum berhasil kutembus, kudorong lebih dalam dengan hati-hati, tubuh Ulfa menegang kedua tangannya menggenggam erat ujung bantal, matanya terpejam seperti menahan sakit.

    Ku beri tenaga sedikit dibantu dorongan pantatku, dan slep… aku berhasil menembus selaput dara Ulfa, dan kontolku merasakan sensasi dari kehangatan yang luar biasa, aku berhasil menembus benteng pertahanan dari dinding vagina Ulfa. ah… benar-benar nikmat, aku kemudian mengocok-ngocok kontolku keluar masuk vagina Ulfa,

    dinding vagina yang begitu sempit membuat kontolku mendapatkan kenikmatan yang begitu hebat, kulihat Ulfa mengeluarkan air mata, mungkin karena tadi merasakan sakit, tapi sekarang dia mulai ikut sedikit menggoyangkan pantatnya, oh dia sudah menikmati permainanku. Tiba-tiba ohh

    Ternyata memek perawan ini membuat benteng pertahananku tidak terbendung, hanya beberapa menit berada di dalam memek Ulfa spermaku sudah mau keluar, secepatnya kutarik kontolku dan kugesek-gesekkan di paha Ulfa yang mulus, kugesek-gesek terus dan ohhhh spermaku muncrat juga….

    Croootttt….. ohhhhh nikmat sekali, aku puas sekali malam ini, aku telah berhasil merenggut keperawanan Ulfa, memek nya nikmat sekali, ahhhh terima kasih Ulfa. aku kembali mengenakan pakaianku, kulihat Ulfa masih terdiam terkapar lemas tak berdaya, perlahan aku keluar dari kamar, dan melanjutkan tidur lagi di atas sofa, takut mbak Kristin besok pagi terbangun, kalau aku masih di kamar Ulfa, wah apa kata dunia?

    Kutarik selimutku dan kembali tidur, tapi aku membayangkan betapa nikmatnya memek perawan, oh terima kasih Ulfa.

     

  • Cerita Seks Sensasai Nikmati Perawan

    Cerita Seks Sensasai Nikmati Perawan


    1719 views

    Duniabola99.org – Sebut saja namaku Mat,tinggiku waktu di sekolah kelas 3 SMP sekitar 162cm, yg aku paling suka dari cewek adalah payudaranya semakin besar dan montok,semakin aku suka. Apalagi kalo wajahnya juga cantik,makin bikin aku horny (mungkin karena aku sering baca majalah & nonton film porno sehingga membuat aku jd sperti itu).

    Di sekolah aku selalu berprestasi & masuk 5 besar. Sehingga aku slalu masuk kelas pilihan atau unggulan (kelas untuk orang2 pinter..itu katanya guru2 aku wktu itu).

    Aku terkadang usil,tp pintar hampir disemua mata pelajaran,terutama sejarah,geografi,biologi,& matematika(MTK). Di kelas aku cenderung gaul dgn tmen2 cwek coz mereka mau menerima aku apa adanya,dibandingkan temen cwok. Di skolahku aku mempunyai temen sekelas yg di panggil Puput.

    Aku sekelas & kenal dgnnya sejak kelas 2. Dia orangnya putih, rambut panjang(sering dikuncir),bibir mungil tipis,cantik(menurut pendapatku), senyum manis berlesung pipit,bodi langsing & lebih tinggi sedikit dariku(coz tinggi aku hanya sekupingnya),ramah, ukuran payudara 34B(itu aku tau wkt ng SEX dgnnya), dan gila sex (ini aku tau stelah kualami sendiri dgnnya).

    Suatu hari aku dapat tugas atau PR Matematika yg lumayan rumit & memiliki wkt deadline yg cepat. Aku sih sudah terbiasa dgn soal2 itu,tp lain halnya dgn Puput. Ia nampaknya bingung &masih blom mengerti dgn PR yg diberikan. Puput pun menyapa aku.

    “hai,Mat…” tegurnya.

    “hai jg Put..ada apa?” tanyaku.

    “begini Mat,PR MTK(Matematika) nanti kita kerjain bareng ya?”
    “Sekalian ajarin gw, krn catatan gw gak lengkap en gw jg blom ngerti?” pintanya.
    “Mmm…gimana ya?” “Gw sih mau aja,tp ngrjainnya kpan?” “Dimana?” “dan sama siapa aja?” jawabku.

    “bagaimana klo dirumah gw aja?” “Kebetulan rmh gw lg sepi,BoNyok(Bokap n Nyokap) pergi keluar kota.” “Kita kerjainnya abis pulang skolah nanti.”
    “Tenang aja ntar gw jamu en sediain makanan kecil jg mimuman deh.”
    “Ntar jg gw ajak anak2 cwek yg lain” katanya lg sambil pergi utk mengajak anak2 cwek yg lain.

    Tapi tampaknya mereka smua sudah ada janji & ga bisa ikut. Selain itu adapula yg mau les,dll. Tak berapa lama Puput datang kembali menghampiriku.

    “Mat, kayaknya cuma kita berdua aja nih yg blajar bareng, anak-anak cwek yg lain pada gak mau.” jelasnya.

    “yaudah,gak apa-apa.” “Tapi ntar sbelum ke rumah kamu,anterin gw ke wartel ya?” “gw tlp ortu gw dlu skalian minta ijin.” pintaku.

    “iya,tenang aja.” jawabnya.

    Setibanya di rumah Puput,aku langsung dipersilahkan duduk di ruang tamunya.

    “Mat,tnggu en duduk dulu aja disini di sofa ya?” “Gw mau ganti baju dlu,skalian ambil minuman.” “Oh,iya.mau minum apa, Mat?” “Dingin atau panas?” tanyanya lagi.

    “apa aja Put,asal jgn racun..” candaku.
    Puput pun tersenyum dgn manisnya,sehingga lesung pipitnya terlihat.

    Sambil menunggu Puput, aku memandangi sekeliling ruang tamu di rumah itu. Rumah yg dari luar terlihat sederhana,namun luas didalamnya dgn 3 buah kamar. Terdapat pula foto2 Puput & orang tuanya. Tak berapa lama muncullah Puput tanpa aku sadari dari belakang sambil menegur aku.

    “ehemm..ehemm..ngapain Mat?” “serius amat liat fotonya.” katanya smbil meletakkan minuman di meja.

    Akupun menjawab tp masih dlm posisi membelakangi Puput.
    “gak ngapa-ngapain,cuma lg liat-liat foto kamu & skeluarga aja” jawabku.

    Saat aku memalingkan wajah ke arah Puput. Aku agak tertegun melihat Puput dgn pakaian celana pendek abu-abu muda yg pendeknya 20cm diatas lututnya. Serta mengenakan kaos putih yg agak longgar atau mungkin jg kebesaran utk dirinya. Aku bisa melihat dr kerah bajunya yg longgar serta terlihat tali BHnya yg berwarna pink dan kerah kaosnya sring ditarik kebelakang karena takut terlihat belahan dadanya. Serta lengan kaos yg digulung sedikit. Aku sempat lama memandanginya,apalagi kulitnya yg putih smakin terlihat jelas & seksi. Membuat aku merasa ada sesuatu yg bergejolak didadaku.

    “woi..Mat.kok diam aja?” “ngelamun ya?” “ngelamunin apaan?” katanya memecahkan kekagumanku.

    ” ah…gak. gw cuma heran aja ini rumah sepi amat.
    (sambil aku ambil posisi duduk dilantai ruang tamunya yg beralaskan karpet bulu)
    “Memangnya cuma kamu & ortu kamu aja yg tinggal disini ya?” tanyaku basa basi.

    “gak jg.ada sih satu lg orang yg tinggal disini yaitu om gw.”
    “Om gw tinggal disini kalo lg pas ditugasin kerja beberapa hari aja ke jakarta sama bosnya.” “skrang dia lg dirumahnya di daerah bandung sana.” jelasnya.

    “berarti kamu slalu sndirian dong kalo ortu kamu kerja?” tanyaku lg.

    “ya,begitulah.” jawabnya singkat.

    “knp gak pake pembantu aja, biar gak kesepian?” kataku lg.

    “ortu gw gak mau gw jd anak manja meskipun gw anak satu-satunya, jd gw dilatih buat jd mandiri…btw diminum dlu dong minumannya, pasti udh haus kan dari tadi?”
    “Oh,iya tnggu sbentar ya,gw mau ambil kue-kue & makanan ringan dulu.” pintanya sambil menuju dapur.

    Tak berapa lama ia datang. Saat aku hendak minum, Puput menuju meja tamu utk meletakkan makanan kecil. Puput tersandung pinggiran karpet ruang tamunya.

    Sehingga ia jatuh menimpa dan mengenai aku yg kbetulan sedang memegang gelas minuman dingin berisi sirup orange.Seluruh baju & celana seragam sekolahku yg masih kukenakan basah, sedangkan Puput hanya terkena sdikit basah pada tangannya.

    “aduh..maaf ya Mat, gara2 gw kesandung.” “Gelas minuman lo tumpah ke seluruh seragam lo.” katanya sambil meraih tisu yg ada dimeja & secara spontan segera mengelap seragamku.

    “oh…gak apa2 kok. Lagipula kan kamu gak sengaja.” jawabku sambil membantunya mengelap tumpahan sirup di bajuku.

    Ada perasaan dag dig dug tak menentu yg kurasakan. Apalagi saat tangannya yg putih & halus mengelap celanaku yg basah. Ingin rasanya berlama-lama tangannya mengusap-usap ya ada jg dibalik celanaku. Aku jg tak melewatkan kesempatan utk melihat belahan dadanya yg ditutupi dgn BHnya yg berwarna pink melalui kerah baju atau kaosnya. Karena aku takut ketahuan & si Konti dibalik celana mulai mau bangun, aku berkata padanya,

    “Put, udah biar gw lap en bersihin aja sndiri.”
    “Lagian hal sepele kayak begini mah wajar aja kali.”
    “toh, kan kamu gak sengaja.” kataku memecah keadaan.
    (padahal aku takut ketahuan kalo konti aku mulai bangun karena ia mengusap-usap & mengelap celanaku yg basah….he5x).

    “aduh..Mat..lo emang baik banget, gak salah gw punya temen kyak lo.”
    “Udah baik, pemaaf, pinter lagi.” katanya karena merasa bersalah.

    ah..kamu Put, jd bikin gw GR aja.. jawabku.

    “oh,iya Mat..mendingan lo ganti en buka aja dulu seragam lo.”
    “Biar dicuci di mesin cuci n sembari tunggu kering, lo pake aja dulu kaos n celana Om gw.”(sambil berjalan menuju dan masuk ke kamar Omnya).
    “Kebetulan ada yg cocok en kyaknya pas sama lo.”
    “nih handuknya,lo ganti dikamar mandi yg ada di kamar Om gw aja, nih td gw cari n dpat dr lemari Om gw. Kayaknya pakaian ini cocok buat lo.” katanya sambil memberikan handuk dan kaos coklat yg ada ditangannya

    Saat aku di kamar mandi aku tutup pintu kamar mandinya. Namun mungkin karena aku kurang atau lupa mengunci pintunya. Pintu jadi terbuka sedikit & aku baru menyadari klo Puput sepertinya memandang kearahku. Tapi Aku sengaja membiarkannya saja. Aku mengguyur badanku dgn air, sambil menyabuni badanku yg sixpack, tdk lupa kontiku yg berukuran 14 cm kusabuni. Begitu slesai aku melihat Puput sedang berpura2 membaca majalah, sambil duduk di pinggir tempat tidur(masih dikamar Omnya loh..).

    “hei..Put !” kataku pura2 menegur dan pura2 gak tau akan yg sudah ia lakukan saat aku mandi tadi.
    “hei…gimana Mat,seger mandinya?”
    “kyaknya udah pas kaos n celana pendek boxernya sama lo.” katanya smbil meletakkan majalah yg dibacanya.

    “ayo Put kita langsung belajar aja” ajakku.

    “tunggu dulu Mat,mendingan kita nonton filn dulu aja.” “Gimana?” pintanya.

    “wah..,boleh jg tuh.tapi film apaan?” tanyaku lg.

    “nih film ini (sambil menunjukkan dr balik kaosnya film porno dgn sdikit ragu2 ia menunjukkan).” ujarnya.

    “astaga.. Puput,dapat dr mana film bgituan?” kataku pura2 kaget, padahal aku udah sering jg nonton film2 porno.

    “oh..ini gw dapat dr lemari Om gw, sewaktu gw cari baju buat lo tadi.”
    “gw sbenernya udh pernah en hampir sering nonton film porno bareng Ratna temen kita,klo lg pulang sekolah.” (Ratna adah salah satu cwek temen sekelasku jg, yg nanti aku ceritakan pengalaman SEX ku dgnnya).
    “gw jg sring baca2 n liat2 majalah porno punya Om gw.” tambahnya lg.
    “jadi…lo mau ga?” “pasti lo blom pernah nonton kan?” “apalagi orang pinter kyak lo pasti kerjanya belajar melulu kan?”
    “skali2 kan gak apa2 Mat.” “nanti lo juga pengen lg…he5x.” ujarnya sambil merayu.

    “tapi…” jawabku pura2 mikir padahal dalam hati senang dan gembira, kapan lagi bisa nonton film porno bareng sama cwek secantik Puput.

    “udah gak usah mikir2, Mat.” timpalnya lg.

    Akupun mengangguk stuju. Kami berduapun menonton,dgn duduk ditempat tidur. Karena TV dan DVD Playernya terdapat di depan tempat tidur.

    Saat adegan sepasang pria & wanita saling bercumbu. Perlahan-lahan tangan kanan Puput mulai memegang dan meremas bantal yg dipeluknya, sedangkan tangan kirinya meremas2 dadanya sendiri. Sepertinya ia mulai terangsang. Aku pura2 tak memperhatikan. Perlahan-lahan aku terangsang jg,dan mulai berani mengusap-usap paha mulusnya. Sampai akhirnya ia mulai tak tahan, dan melempar bantal yg dipeluknya. Kemudian tangan kanannya menarik kepalaku ke tubuhnya.

    Dan iapun berkata, “ayo Mat ciumin payudara gw,biarin mulut en lidah lo menari-nari diatasnya.” pintanya dlm keadaan sange atau terangsang yg amat sangat.

    Aku tak menyia-nyiakan lampu hijau tsb. Langsung kulepaskan kaosnya,shingga tampaklah bukit kembarnya yg seksi dan indah yg trtutup BH pink yg ia sendiri secara spontan membuka kancing pengait tali BHnya. Kucium dari dari leher hingga payudaranya dan kuisap-isap serta jilat puting merah mudanya.

    “cup…cuip..shruupp…shrupp…”

    Puput hanya bisa memejamkan mata kenikmatan dan menggigit bibir bawahnya.
    Tak puas hanya disekitar payudara,mulutku kuarahkan ke mulutnya. Kuciumi bibir tipisnya dgn bgtu liarnya.

    “cuupp…ciuuppp….”

    Kumasukkan lidahku ke mulutnya dan ia mengisap-isap memainkan lidahku dimulutnya seperti permen.

    “ssrrruupp…srruupp…3x..”

    Sementara tanganku membuka kancing dan retsleting celana pendeknya. Dan iapun jg melakukan hal yg sama melucuti pakaianku hingga kami masing2 dlm keadaan bugil tanpa sehelai benangpun. Puput pun mengangkang sambil duduk dipinggir ranjang.Aku agak sdikit jongkok utk melakukan oral pada vaginanya yg indah ditumbuhi sdikit bulu halus. Tangannya membenamkan kepalaku kebagian me**knya.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “ayo Mat..jilat,cium,puasin gw Mat.” erangnya.
    “emmhh…aahhggaah..hh..sssttt….uaachh…” desahnya.

    Sekali-kali aku memasukkan jari tengahku ke lubang me**knya utk mencari klitorisnya. Tak berapa lama, Puput mencapai orgasme pertama. Keluar cairan hangat dan aku meminumnya.

    “srluupp…srruuppp…”

    Puas melakukan oral padanya. Aku menuntunnya melakukan gaya 69, posisi aku dibawah telentang & dia diatas melakukan BJ dgn mahirnya. Sedangkan aku memainkan jariku keluar masuk pada lubang me**knya smbil skali-kali menciuminya. Puput sepertinya sudah tdk tahan, maka ia sgera melakukan WOT(Woman On the Top) smbil menghadapku. Tangannya membimbing kontiku yg sudah menegang dr tadi. Mulanya sulit,lama-lama secara perlahan masuk jg.

    Tanganku meremas-remas kedua payudaranya. Tak berapa lama Puput mencapai Orgasme lg, ada sdikit darah yg keluar dari lubang me**knya berarti dia masih perawan,ia merebahkan tubunya diatasku. Sedangkan aku masih belum. Masih dlm keadaan WOT,kontiku yg masih di dlm me**knya. Aku posisi duduk dipinggir ranjang,sdangkan Puput duduk diatas pangkuanku menghadapku sambil menggoyang. Dan aku dgn leluasa menghisap,meremas,dan menciumi payudaranya. Setelah puas dgn WOT,aku ganti dgn gaya Doggy Style. Puput membelakangiku agak sedikit membungkuk di pinggir ranjang. Tak ragu2 lagi kuhujamkan kontiku ke lubang me**knya.

    “oh yes,oh no,..yes,oh no.” “terus Mat, ent*t gw terus jgn ragu2.” “uuhh..yes
    …oohh…” kata2 yg keluar dari mulutnya.

    Setelah puas dgn posisi DS(Doggie Style), aku ganti dgn posisi MOT(Man On the Top). Kali ini aku merenggangkan & membuka kedua pahanya. Agar dapat leluasa kontiku masuk ke me**knya. Kupacu perlahan-lahan kontiku,lama kelamaan spertinya aku mau orgasme & Puput pun demikian.

    ” Put,gw mau keluar nih.” kataku.

    ” Sama..gw juga Mat. Kita keluarin bareng2 ya, Mat ?” pintanya.

    “gak apa2 nih gw keluarin di dlm?” tanyaku.

    “gak apa2 kok.” jawabnya.

    Kamipun mengalami orgasme bersamaan. Aku merasa lelah yg tak terkira, tapi puas walaupun keperjakaanku hilang, Puput pun begitu.

    “thanks ya Mat, udh bkin gw puas banget en gak nyesel lepas keperawanan gw.” “kapan2 kita lakukan lagi ya?” pintanya.

    “iya gw jg puas bnget Put.” “tp gw gak bisa en gak berani ngelakuin lg, takut bikin kamu hamil”

    “jgn takut Mat, gw udh minum pil KB nyokap gw.” “jadi lo tenang aja deh.” katanya lagi.
    “tapi Put…” kataku.
    “ah..gak usah pake kata2 tapi deh Mat.”
    “pkoknya kalo gw lg sange atau horni, lo hrus mau ent*t gw ya en layanin gw?”
    “kalo lo gak mau, ntar gw bilang ke orang2, kalo lo udah perkosa gw.” ancamnya.
    “oh iya,satu lagi Mat. ini rahasia kita berdua aja ya !” “jgn bilang siapa2” pesannya.

    Mendengar hal itu, aku agak kaget dan sedikit menyesal sudah termakan jebakannya,untuk menjadi budak SEX nya. Tapi sedikit senang jg terbesit dipikiranku,aku jd ada jaminan tempat pelampiasan nafsu SEX ku jika sewaktu-waktu muncul. Setelah selesai kami ke kamar mandi bersama-sama sambil melakukan lg walau hanya sebentar. Setelah itu kami melanjutkan mengerjakan PR MTK yg tertunda tadi.

    Demikianlah kisah pengalaman SEX ku pertama kalinya. Aku menjadi budak SEX Puput sampai SMA,sbab kami masuk SMA yg sama. Kami melakukan selalu di rumahnya,karena selalu sepi. Sampai-sampai aku dikira pacarnya oleh teman2ku maupun orangtuanya. Ia hanya bilang kalo aku sahabat karibnya & tempat curhat, bila ada yg mempertanyakan ttg hubungan kami berdua.Aku berhenti jadi budak SEX nya sampai lulusan SMA,sbab dia dilamar oleh pria pilihan orangtuanya.

    Saat pernikahannya aku tak bisa datang karena aku berada di kampung. Setelah menikah, ia diboyong suaminya keluar kota karena suaminya dinas diluar.

    Ada perasaan lega dlm hatiku saat aku tak lg dpt ancaman darinya. Tapi hatiku jg terkadang rindu utk melakukan hubungan SEX dgnnya.

     

    Baca Juga :
  • Cerita Dewasa Pacar Menggoda Untuk Seks

    Cerita Dewasa Pacar Menggoda Untuk Seks


    1607 views

    Duniabola99.org – Kejadian ini sebenarnya terjadi tahun 2015, bertepatan dengan ulang tahun kekasih ku yang ke 20. kekasih ku bernama Maria, dia wanita blasteran Menado-Belanda. Tentu saja wajahnya sangat cantik, ukuran tubuhnya adalah, tinggi 172 cm, berat 55 kg, payudara 38B.

    Payudaranya sangat seksi dan besar, belum lagi kulitnya yang putih bersih. Pokoknya dia mampu membuat saya gemetaran. Aku sendiri berumur 25 tahun, ciri-ciriku adalah, tinggi 178 cm, berat 68 kg, kulitku sawo matang, dan aku berasal dari Jawa.

    Sebenarnya aku sangat beruntung mendapatkan Maria, tapi selama 4 bulan pacaran, aku tidak pernah menyentuhnya lebih jauh. Aku hanya menberikan ciuman dan pelukan, aneh bukan..? Tetapi itu semua karena gaya pacaranku memang demikian. Aku tidak ingin merusak pacarku sendiri.

    Maria kekasih ku adalah wanita yang sempurna. Dia selalu memakai baju-baju ketat dan terbuka. Tentu saja keseksian tubuhnya akan terlihat jelas dan membuat semua pria ingin melahap tubuhnya, apalagi aku sebagai kekasih nya.

    Orang-orang pasti berpikir bahwa aku pernah menyetubuhinya. Itu semua tidak benar, karena aku selalu mengendalikan diriku dan selalu menolaknya jika dia mulai menggodaku dan bermesra-mesraan denganku. Penolakan itu ternyata berakibat fatal, karena Maria mulai gencar melakukan gaya-gaya yang membuatku bergairah.

    Aku mulai merasa dia menjadikanku sasaran kepenasarannya. Mungkin karena sikap dinginku kepadanya. Aku bisa melihat dengan jelas kedua mata indahnya itu seakan memelas agar aku mau menyentuhnya dan membawanya ke surga kenikmatan. Tetapi tetap saja aku tepis.

    Hingga akhirnya, ketika Maria akan berulang tahun dan merayakannya hanya denganku. Dia menyuruhku datang ke villa keluarganya, tentu saja tidak ada siapa-siapa kecuali pembantunya.

    Lalu pada malam harinya, aku datang dengan membawa seikat bunga untuk Maria. Pembantunya mempersilahkan aku duduk di ruang tengah, sementara itu dia memanggil Maria majikannya. Tiba-tiba dalam kesendirianku, aku dikejutkan dengan ciuman yang mendarat di pipi kananku dari belakang.

    “Eh.., udah datang..!” ucap Maria sambil duduk di sebelahku.
    “Iya.., met ultah kekasih ku..” jawabku sambil memberikan bunga yang kubawa untuknya

    Kedua mataku sibuk memperhatikan Maria, karena penampilanya sungguh luar biasa. Dia cantik sekali dengan pakaian sackdress-nya. Aku tidak mempedulikan ocehan Maria, karena konsentrasiku kini pada tubuhnya yang sexy.

    Aku tahu kalau Maria tidak memakai BH karena putingnya tercetak jelas. Hampir saja aku menggigit lidahku karena disuguhkan pemandangan seperti itu. Maria yang terdiam rupanya memperhatikanku dan tersenyum genit.

    Dia mendekatiku dan membisikkan kata-kata, “Aku akan memberikannya padamu kekasih ku..”

    Ucapannya itu membuat aku berdebar-debar. Kemudian Maria berjongkok di antara kedua kakiku. Aku bisa melihat pahanya yang mulus dan CD-nya yang berwarna cream tersembul disana. Aku terhipnotis, dan tanpa kusadari batang kemaluanku mulai hidup.

    Maria membuatku gila karena dia mulai mengusap-usap batang kejantananku dari balik celanaku. Tetapi usapannya itu telah mampu membangkitkan batang kejantananku yang semakin tegang.

    Maria mulai membuka resleting celanaku, dan nampaklah kepala batang kejantananku yang sudah keluar dari CD-ku. Maria terus menarik celanaku dan CD-nya, hingga aku telanjang. Aku merasakan tanganya yang halus mulai mengusap-usap batang kejantananku.

    “Uh..” aku merasakan getaran kenikmatan telah muncul.

    Kemudian Maria mengulumnya, menjilatinya dari ujung hingga pangkal batang kemaluanku. Aku mulai tidak tahan, nafasku memburu saat kocokan-kocokan mulutnya mulai beraksi. Kedua tanganku menyentuh payudaranya dan aku mulai meremasnya.

    “Akhh..” aku mendesah tidak karuan.

    Maria memang pintar, dia menghisap kontolku dengan kuat.

    “Slurrpp.. slurrpp.. ” yang membuatku semakin gila.

    Kuelus-elus tengkuknya dengan tangan kiriku, sedangkan tanganku yang kanan masih meremas-remas payudaranya. Aku menikmati perlakuannya hingga aku merasa akan mengeluarkan sesuatu.

    “ kekasih ku.. aku mau keluar..” ucapku padanya.

    Maria seakan mengerti, dia menghisap batang kejantananku dengan cepat dan, “Akh.., Crot.., crott.., crott..” terlontarlah spermaku di dalam mulutnya. Tanpa merasa jijik, dia menelannya. Kemudian dia mulai membersihkan kejantananku dengan jilatan-jilatannya.

    Setelah bersih, Maria bangkit dan mendorongku ke sofa untuk bersandar. Kemudian dia mulai menciumku, aku pun membalasnya. Kupagut bibirnya yang sensual itu sambil kuelus punggungnya. Aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.

    Kusandarkan tubuhnya di sofa, dan aku segera turun dan berjongkok tepat di antara kedua pahanya yang sudah dibuka Maria lebar-lebar. Kuciumi Maria terus menerus, kemudian lehernya kujilati dengan lembut.

    “Ahh.. ahh..” desahan-desahan mulai keluar dari bibirnya.

    Aku menarik resleting bajunya dan kuturunkan, hingga nampaklah payudara 38B-nya yang luar biasa itu. Aku tidak tinggal diam, aku mulai menjilatinya.

    “Slurrpp.. slurrpp.. ssh..”
    Aku kecup payudaranya yang besar itu, “Cup.. cup..”
    Maria mengeluarkan lenguhan-lenguhan kenikmatan, “Oh.., oh.. sayang..”

    Aku teruskan dengan menghisap payudaranya kuat-kuat. Maria mendesis, “Ohh..,” sambil menjambak rambutku. Kemudian kupilin-pilin putingnya yang sudah keras itu. “Ohh.., akhh.., sshh..” nampaknya Maria menikmatinya.

    Aku mulai turun ke CD-nya, kuturunkan berikut dengan bajuku juga. Hingga nampaklah vaginanya yang sudah basah. Aku langsung menjilatinya.

    “Slurrpp.., slurrpp.., oh.. oh..” desahan Maria membuat aku semakin tegang

    Kuteruskan jilatanku, kumainkan lidahku di dalam liang kewanitaannya.

    “Akhh..,” jeritannya yang bersamaan dengan pahanya yang menjepit kepalaku dengan kuat.

    Tubuhnya bergerak kesana kemari. Aku tidak memperdulikannya dan terus menjilatinya. Kuhisap dan kusedot liang kenikmatannya yang sudah basah itu dengan kuat-kuat. Kemudian klitorisnya kuemut dengan kuat.

    “Okhh.., ohh..,” lenguhnya panjang, “ kekasih ku.., ayo masukkan.., masukkan..!” pinta Maria memohon. Aku tidak menyia-nyiakannya, kuludahi batang kejantananku dengan air liurku dan kuarahkanpada liang senggamanya yang sudah banjir oleh cairan kewanitaanya.

    “Ohh.., aoohh..” Maria mendesah tidak karuan saat kepala kejantananku kugesek-gesekkan di bibir vaginanya. Kemudian kudorong batang keperkasaanku untuk masuk lebih dalam, tapi Maria berteriak, “Sayang.., sakitt..” wajahnya meringis kesakitan.

    Aku menenangkannya dan mulai memasukkanya lagi tanpa mempedulikan jeritan-jeritan dari bibir Maria.

    “Bless.., ss.. ohh..” aku diam tidak bergerak saat batang kemaluanku sudah terbenam dalam liang senggamanya.
    Setelah Maria sedikit tenang, aku mulai menarik sedikit batang kejantananku.
    “Akh.., akh..” Maria terus merintih.

    Aku sendiri sedang merasakan nikmatnya jepitan bibir vaginanya yang membuat batang keperkasaanku berdenyut-denyut tidak karuan. Kumulai memaju-mundurkan batangku di dalam liang senggamanya. Masuk, keluar, masuk, keluar.

    “Ohh.., enak.. okhh..” itulah kata-kata yang kutangkap dari suara-suara yang Maria keluarkan. Kami mulai terbiasa melakukannya, pinggul Maria terus bergoyang kesana kemari dengan teratur. Gerak maju mundur batang kejantananku mulai kupercepat.

    “Akh.., oh.., kekasih ku.. Aku mau keluar..!” teriak Maria.

    Kecepatanku kunaikkan 2 kali lipat, karena aku sendiri pun mengalami hal yang sama dengannya.

    Dan akhirnya, “Crot.., crott.., crott..”
    Kami berteriak keras sambil berpelukan, “Aakhh..”
    Kami mencapai orgasme bersamaan.

    Dengan sisa-sisa tenagaku yang terakhir, kubopong tubuh Maria dan kubawa masuk ke kamarnya. Kubaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan aku mulai menciumi bibirnya dengan penuh nafsu. Kedua tanganku meremas-remas payudaranya dengan kuat. Kumainkan lidahku di putingnya. Mariamendesah kenikmatan, nafasnya mulai tidak beraturan. Aku meneruskan jilatanku di payudaranya, kuputar ke kiri serta ke kanan, kuhisap kecil.

    “Okh..,” rintihanya membuatku semakin menggebu-gebu.

    Kutarik putingnya dengan bibirku.

    “Okh..,” Maria terus mendesah, kedua tanganya mengelus-elus punggungku.

    Aku semakin bernafsu, kubuka mulutku lebar-lebar dan kuhisap payudara kanannya. “Slurrpp.., slurpp..” terdengar suara kenikmatan dari hisapanku, sedangkan tanganku yangsatunya meremas-remas payudara kirinya dengan kasar.

    Aku melihat kedua mata Maria yang terpejam. Tetapi bibirnya tidak berhenti merinti-rintih kesakitan dan kenikmatan. Sementara itu batang kejantananku sendiri sudah menegang keras. Kuhentikan hisapanku, lalu kutarik kedua kakinya ketepian tempat tidur hingga menyentuh lantai. Maka nampaklah vaginanya yang basah. Aku mengambil posisi berjongkok dan mulai menciumiselangkanganya dengan teratur.

    “Okh.., sayang.., akhh..” itulah kata-kata yang kudengar dari bibir Maria saat lidahku menyentuh bibir kemaluannya. Kujilati dan terus kuhisap-hisap cairan kewanitaanya, kemudian kugigit klitorisnya. Maria menjerit keras, badannya mengelinjang ke kanan.

    “Ohh.., ohh.., kekasih ku.. enakk..” desahnya.

    Aku terus menambah kecepatan hisapanku dan terus mengocok liang senggamanya, menjilatinya dan menghisapnya dalam-dalam.

    “Ohh.., sshh.., sshh.. Aku keluarr..!” teriak Maria keras. Aku bersiap-siap untuk menelan cairan yang tersembur dari lubang kenikmatannya. Kemudian kubersihkan cairan-cairan yang masih tertinggal di bibir liang surganya.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Aku bangkit dan naik ke tempat tidur, sekarang posisi kami adalah 69. Maria memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya dan mengocok-ngocoknya. Aku merasakan jilatan-jilatannya yang mampu membuatku merem melek. Dia terus menyedot-nyedot kepala kemaluanku dengan kuat.

    “Akhh..,” desisku.

    Aku seakan melayang-layang, entah dimana. Sungguh luar biasa apa yang kurasakan itu. Aku membalas perlakuan Maria dengan menjilati dan menggigit klitorisnya. Sontak tubuh Maria bergerak-gerak. Aku yang mulai merasakan batang kemaluanku akan mengeluarkan sesuatu, langsung menariknya dari mulut Maria. Kubuka lebar-lebar liang vaginanya.

    Kuhujamkan batang keperkasaanku pelan-pelan dan, “Bless.., ohh..” desisku.

    “Crot.., crot..” spermaku menyemprot ke dasar liang senggamanya. Tubuhku lemas, tetapi itu hanya sekitar 5 menit. Aku bangkit dan mencabut batang kemaluanku dari liang senggamanya.

    “Ahh..,” desah Maria yang lemas tidak berdaya.

    Kubuka pahanya lebar-lebar dan mulai menjilatinya lagi. Lidahku menari-nari di dalam liang kenikmatannya. Perlakuanku itu menbuat Maria menggelinjang tidak karuan, nafasnya kembali naik. Kuhisap klitorisnya yang masih membesar itu, “Slurp.. slurpp..”

    Tanganku sendiri sibuk meremas-remas payudaranya. Maria menjerit kesakitan, “Okh.. akhh.. hhshshss..” Kedua pahanya menjepit kepalaku dengan keras. Aku tetap meneruskan jilatan dan hisapan padakemaluannya.

    “Okh.. okh.. sshh..” Maria terus mendesah, “Aku mau keluar..!” ucapnya.
    Aku terus menyedotnya semakin cepat dan liar, “Slurpp.., slurpp.. okhh..”
    “Cer.. cer..” cairan kemaluannya membanjiri vagina dan wajahku.

    Maria tergeletak lemas, dia tidak peduli lagi saat aku membersihkan liang senggamanya dengan menyedot cairan kewanitaanya yang masih tertinggal di bibir vaginanya itu. Tetapi saat aku menyedot klitorisnya, dia memohon agar aku menghentikanya, karena dia sudah tidak kuat lagi, tapi aku tidak memberikan kesempatan kepadanya.

    Kukocok-kocok lidahku di dalam vaginanya. Mariaberteriak dan meronta-ronta. Kedua kakinya berusaha menendangku dengan sisa tenaganya yang terakhir. Tetapi dengan sigap kupegang kedua pahanya dan terus menghisap vaginanya.

    “Okhh.., aahh.., akhh..,” desahan dan teriakkannya membuatku terangsang.

    Kulihat Maria mulai menitikkan air matanya, pastilah dia merasa ngilu pikirku, tetapi aku tidakmempedulikannya karena nafsuku sudah di ubun-ubun, batang kemaluanku sendiri sudah berair. Aku terus menjilati liang kewanitaan Maria dengan cepat.

    Tiba-tiba Maria berteriak, “ kekasih ku.. masukkan.. ohh.. masukkan..!” pintanya.

    Aku pun tanpa basa-basi, membimbing batang kejantananku yang sudah tegang 1000 volt ke dalamliang senggamanya. Maria sendiri sibuk memegangi kedua pahanya agar memudahkanku menancapkan senjataku. Kugesek-gesekkan kejantananku di liang kewanitaannya, “Sssttrr.. ssrree..”

    “Oohh.., ohh.. ohh..” desahan Maria semakin menjadi-jadi.
    Kuarahkan batang keperkasaanku ke dalam liang vaginanya, “Bless.. ss..”
    Maria mulai menjerit kenikmatan, “Aduh..! aduhh..! oh..!”

    Aku sendiri merasakan kenikmatan cengkraman bibir kemaluanya yang kuat itu. Aku mulai memaju-mundurkan batang kejantananku yang diiringi desahan Maria, “Ohh.. ohh.. enakhh.. enakh..” Maria menggoyangkan pinggulnya seirama denganku, gerakan kami pun semakin cepat.

    “Akhh.. sayang.., Aku mau keluar..” ucap Maria.

    Aku terus menggenjotnya, karena aku pun merasakan batang kejantananku akan mengeluarkan spermaku. Saat kecepatan kami bertambah, akhirnya aku melenguh keras, “Akhh.. Crot.. crott.. crot..” batang kejantananku memuntahkan spermaku di dalam liang senggama Maria.

    Bersamaan dengan itu, Maria juga menjerit, “Aaskhh.., ohh.., cer.. cer..”

    Tubuhnya mengejang sambil memelukku kuat-kuat. Aku merasakan cairan kewanitaannya membasahi batang kemaluanku. Maria melepaskan pelukannya, tubuhnya menjadi lemas tidak berdaya, begitu juga denganku.

    Kucabut batang keperkasaanku dari liang senggamanya. Kemudian kubuka pahanya, kujilati sisa-sisa ciran kewanitaanya, lalu kubaringkan tubuhku di sampingnya. Kucium keningnya sambil kupeluk dan kubisikkan kata-kata bahwa aku sangat mencintainya. Maria hanya tersenyum sambil memejamkan matanya.

    Malam itu, kami melakukanya 3 kali dan kami mengulanginya dimana pun kami berada.

     

  • Majalah Dewasa – Hot Asian Girls Of The Week Agustus

    Majalah Dewasa – Hot Asian Girls Of The Week Agustus


    1934 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja.
    Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res.
    Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona .
    Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

    ;

     

  • BUSINESS WOMAN  SEX

    BUSINESS WOMAN SEX


    1808 views

  • SEX AT SWIMMING POLL

    SEX AT SWIMMING POLL


    1940 views

  • ORAL INSIDE CUM

    ORAL INSIDE CUM


    1865 views

  • SEX WITH DILDO

    SEX WITH DILDO


    2369 views

  • Beautifull Girl Sex

    Beautifull Girl Sex


    2044 views

  • Rani Sepupuku Yang Gila Ngentot

    Rani Sepupuku Yang Gila Ngentot


    1631 views

    Duniabola99.org – Aku lihat sekali lagi catatanku. Benar, itu rumah nomor 27. Pasti itu rumah Om Andri, kerabat jauh ayahku. Kuhampiri pintunya dan kutekan bel rumahnya. Tidak lama kemudian dari balik pintu muncul muka yang sangat cantik.

    “Cari siapa Mas?” tanyanya.

    “Apa betul ini rumah Om Andri? nama saya Dodi.”

    “Oh.. sebentar ya, Pa.. ini Dodinya sudah datang”, teriaknya ke dalam rumah.

    Kemudian aku dipersilakan masuk, dan setelah Om Andri keluar dan menyambutku dia pun berkata dengan ramah,

    “Dodi, papimu barusan nelpon, nanyain apa kamu sudah datang. Ini kenalin, anak Om, namanya Rani, terus anterin Dodi ke kamarnya, kan dia cape, biar dia istirahat dulu, nanti baru deh ngobrol-ngobrol lagi.” Aku datang ke kota ini karena diterima disalah satu Universitas, dan oleh papi aku disuruh tinggal dirumah Om Andri. Rani ternyata baru kelas 1 SMA. Dia anak tunggal. Badannya tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 165 cm, tapi mukanya sangat lucu, dengan bibir yang agak penuh. Di sini aku diberi kamar di lantai 2, bersebelahan dengan kamar Rani.

    Aku sudah 3 bulan tinggal di rumah Om Andri, dan karena semuanya ramah, aku jadi betah. Lebih lagi Rani. Kadang-kadang dia suka tanya-tanya soal pelajaran sekolah, dan aku berusaha membantu. Aku sering mencuri-curi untuk memperhatikan Rani. Kalau di rumah, dia sering memakai daster yang pendek hingga pahanya yang putih mulus menarik perhatianku. Selain itu buah dadanya yang baru mekar juga sering bergoyang-goyang di balik dasternya. Aku jadi sering membayangkan betapa indahnya badan Sepupuku Rani seandainya sudah tidak memakai apa-apa lagi.

    Suatu hari pulang kuliah sesampainya di rumah ternyata sepi sekali. Di ruang keluarga ternyata Rani sedang belajar sambil tiduran di atas karpet.

    “Sepi sekali, sedang belajar yah? Tante kemana?” tanyaku.

    “Eh.. Dodi, iya nih, aku minggu depan ujian, nanti bantuin aku belajar yah.., Mami sih lagi keluar, katanya sih ada perlu sampai malem.”

    “Iya deh, aku ganti baju dulu.”

    Kemudian aku masuk ke kamarku, ganti dengan celana pendek dan kaos oblong. Terus aku tidur-tiduran sebentar sambil baca majalah yang baru kubeli. Tidak lama kemudian aku keluar kamar, lapar, jadi aku ke meja makan. Terus aku teriak memanggil Rani mengajak makan bareng. Tapi tidak ada sahutan. Dan setelah kutengok ke ruang keluarga, ternyata Rani sudah tidur telungkup di atas buku yang sedang dia baca, mungkin sudah kecapaian belajar, pikirku. Nafasnya turun naik secara teratur. Ujung dasternya agak tersingkap, menampakkan bagian belakang pahanya yang putih. Bentuk pantatnya juga bagus.

    Memperhatikan Rani Sepupuku tidur membuatku terangsang. Aku merasa kemaluanku mulai tegak di balik celana pendek yang kupakai. Tapi karena takut ketahuan, aku segera ke ruang makan. Tapi nafsu makanku sudah hilang, maka itu aku cuma makan buah, sedangkan otakku terus ke Rani.. Kemaluanku juga semakin berdenyut. Akhirnya aku tidak tahan, dan kembali ke ruang keluarga. Ternyata posisi tidur Rani sudah berubah, dan dia sekarang telentang, dengan kaki kiri dilipat keatas, sehingga dasternya tersingkap sekali, dan celana dalam bagian bawahnya kelihatan.

    Celana dalamnya berwarna putih, agak tipis dan berenda, sehingga bulu-bulunya membayang di bawahnya. Aku sampai tertegun melihatnya. Kemaluanku tegak sekali di balik celana pendekku. Buah dadanya naik turun teratur sesuai dengan nafasnya, membuat kemaluanku semakin berdenyut. Ketika sedang nikmat-nikmat memandangi, aku dengar suara mobil masuk ke halaman. Ternyata Om Andri sudah pulang. Aku pun cepat-cepat naik kekamarku, pura-pura tidur.

    Dan aku memang ketiduran sampai agak sore, dan aku baru ingat kalau belum makan. Aku segera ke ruang makan dan makan sendirian. Keadaan rumah sangat sepi, mungkin Om dan Tante sedang tidur. Setelah makan aku naik lagi ke atas, dan membaca majalah yang baru kubeli. Sedang asyik membaca, tiba-tiba kamarku ada yang mengetuk, dan ternyata Rani.

    “Dodi, aku baru dibeliin kalkulator nih, entar aku diajarin yah cara makainya. Soalnya rada canggih sih”, katanya sambil menunjukkan kalkulator barunya.

    “Wah, ini kalkulator yang aku juga pengin beli nih. Tapi mahal. Iya deh, aku baca dulu manualnya. Entar aku ajarin deh, kayaknya sih tidak terlalu beda dengan komputer”, sahutku.

    “Ya sudah, dibaca dulu deh. Rani juga mau mandi dulu sih”, katanya sambil berlalu ke teras atas tempat menjemur handuk. Aku masih berdiri di pintu kamarku dan mengikuti Rani dengan pandanganku. Ketika mengambil handuk, badan Rani terkena sinar matahari dari luar rumah. Dan aku melihat bayangan badannya dengan jelas di balik dasternya. Aku jadi teringat pemandangan siang tadi waktu dia tidur.

    Kemudian sewaktu Rani berjalan melewatiku ke kamar mandi, aku pura-pura sedang membaca manual kalkulator itu. Tidak lama kemudian aku mulai mendengar suara Rani yang sedang mandi sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Kembali imajinasiku mulai membayangkan Rani yang sedang mandi, dan hal itu membuat kemaluanku agak tegang. Karena tidak tahan sendiri, aku segera mendekati kamar mandi dan mencari cara untuk mengintipnya, dan aku menemukannya.

    Aku mengambil kursi dan naik di atasnya untuk mengintip lewat celah ventilasi kamar mandi. Pelan-pelan aku mendekatkan mukaku ke celah itu, dan ya Tuhan… aku! Melihat Rani yang sedang menyabuni badannya, mengusap-usap dan meratakan sabun ke seluruh lekuk tubuhnya. Badannya sangat indah, jauh lebih indah dari yang kubayangkan.

    Lehernya yang putih, pundaknya, buah dadanya, putingnya yang kecoklatan, perutnya yang rata, pantatnya, bulu-bulu di sekitar kemaluannya, pahanya, semuanya sangat indah. Dan kemaluanku pun menjadi sangat tegang.Tapi aku tidak berlama-lama mengintipnya, karena selain takut ketahuan, juga aku merasa tidak enak mengintip orang mandi. Aku segera ke kamarku dan berusaha menenangkan perasaanku yang tidak karuan.

    Malamnya sehabis makan, aku dan Om Andri sedang mengobrol sambil nonton TV, dan Om Andri bilang kalau besok mau keluar kota dengan istrinya seminggu. Dia pesan supaya aku membantu Rani kalau butuh bantuan. Tentu saja aku bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Tidak lama kemudian Rani mendekati kita.

    “Dodi, tolongin aku dong, ajarin soal-soal yang buat ujian, ayo!” katanya sambil menarik-narik tanganku. Aku mana bisa menolak. Aku pun mengikuti Rani berjalan ke kamarnya dengan diiringi Om Andri yang senyum-senyum melihat Rani yang manja. Beberapa menit kemudian kita sudah terlibat dengan soal-soal yang memang butuh konsentrasi.

    Rani duduk sedangkan aku berdiri di sampingnya. Aku bersemangat sekali mengajarinya, karena kalau aku menunduk pasti belahan dada Rani kelihatan dari dasternya yang longgar. Aku lihat Rani tidak pakai beha. Kemaluanku berdenyut-denyut, tegak di balik celana dan kelihatan menonjol.

    Aku merasa bahwa Rani tahu kalau aku suka curi melihat buah dadanya, tapi dia tidak berusaha merapikan dasternya yang semakin terbuka sampai aku bisa melihat putingnya. Karena sudah tidak tahan, sambil pura-pura menjelaskan soal aku merapatkan badanku sampai kemaluanku menempel ke punggungnya. Rani pasti juga bisa merasakan kemaluanku yang tegak. Rani sekarang cuma diam saja dengan muka menunduk.

    “Rani, kamu cantik sekali..” kataku dengan suara yang sudah bergetar, tapi Rani diam saja dengan muka semakin menunduk. Kemudian aku meletakkan tanganku di pundaknya. Dan karena dia diam saja, aku jadi makin berani mengusap-usap pundaknya yang terbuka, karena tali dasternya sangat kecil. Sementara kemaluanku semakin menekan pangkal lengannya, usapan tanganku pun semakin turun ke arah dadanya.

    Aku merasa nafas Rani sudah memburu seperti suara nafasku juga. Aku jadi semakin nekad. Dan ketika tanganku sudah sampai kepinggiran buah dada, tiba-tiba tangan Rani mencengkeram dan menahan tanganku. Mukanya mendongak kearahku.

    “Dodi aku mau diapain..” Rintihnya dengan suara yang sudah bergetar. Melihat mulutnya yang setengah terbuka dan agak bergetar-getar, aku jadi tidak tahan lagi. Aku tundukkan muka, kemudian mendekatkan bibirku ke bibirnya.

    Ketika bibir kita bersentuhan, aku merasakan bibirnya yang sangat hangat, kenyal, dan basah. Aku pun melumat bibirnya dengan penuh perasaan, dan Rani membalas ciumanku, tapi tangannya belum melepas tanganku. Dengan pelan-pelan badan Rani aku bimbing, aku angkat agar berdiri berhadapan denganku. Dan masih sambil saling melumat bibir, aku peluk badannya dengan gemas. Buah dadanya keras menekan dadaku, dan kemaluanku juga menekan perutnya .

    Pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajah ke dalam mulutnya, dan mengait-ngait lidahnya, membuat nafas Rani semakin memburu, dan tangannya mulai mengusap-usap punggungku. Tanganku pun tidak tinggal diam, mulai turun ke arah pinggulnya, dan kemudian dengan gemas mulai meremas-remas pantatnya. Pantatnya sangat empuk. Aku remas-remas terus dan aku semakin rapatkan kebadanku hingga kemaluanku terjepit perutnya.

    Tidak lama kemudian tanganku mulai ke atas pundaknya. Dengan gemetar tali dasternya kuturunkan dan dasternya turun ke bawah dan teronggok di kakinya. Kini Rani tinggal memakai celana dalam saja. Aku memeluknya semakin gemas, dan ciumanku semakin turun. Aku mulai menciumi dan menjilat-jilat lehernya, dan Rani mulai mengerang-erang. Tangannya mengelus-elus belakang kepalaku.

    Tiba-tiba aku berhenti menciuminya. Aku renggangkan pelukanku. Aku pandangi badannya yang setengah telanjang. Buah dadanya bulat sekali dengan puting yang tegak bergetar seperti menantangku. Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya. Dan ketika mulutku menyentuh buah dadanya, Aku ciumi susunya dengan ganas, putingnya aku mainkan dengan lidahku, dan susunya yang sebelah aku mainkan dengan tanganku.

    “Aduuhh.. aahh.. aahh”, Rani semakin merintih-rintih ketika dengan gemas putingnya aku gigit-gigit sedikit.

    Badannya menggeliat-geliat membuatku semakin bernafsu untuk terus mencumbunya. Tangan Rani kemudian menelusup kebalik bajuku dan mengusap kulit punggungku.

    “Dodiii.. aahh.. baju kamu dibuka dong.. aahh..” Akupun mengikuti keinginannya. Tapi selain baju, celana juga kulepas, hingga aku juga cuma pakai celana dalam. Mulutnya kembali kucium dan tanganku memainkan susunya.

    Penisku semakin keras karena Rani menggesek-gesekkan pinggulnya sembari mengerang-erang. Tanganku mulai menyelinap ke celana dalamnya. Bulu kemaluannya aku usap-usap, dan kadang aku garuk-garuk. Aku merasa vaginanya sudah basah ketika jariku sampai ke mulut vaginanya. Dan ketika tanganku mulai mengusap clitorisnya, ciumannya di mulutku semakin liar. Mulutnya mengisap mulutku dengan keras.

    Clitorisnya kuusap, kuputar-putar, makin lama semakin kencang, dan semakin kencang. Pantat Rani ikut bergoyang, dan semakin rapat menekan, sehingga penisku semakin berdenyut. Sementara clitorisnya masih aku putar-putar, jariku yang lain juga mengusap bibir vaginanya. Rani menggelinjang semakin keras, dan pada saat tanganku mengusap semakin kencang, tiba-tiba tanganku dijepit dengan pahanya,dan badan Rani tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa saat.

    “aahh aahh Dodiii.. adduuuhh aahh aahh aahh”,

    Dan setelah beberapa saat akhirnya jepitannya berangsur semakin mengendur. Tapi mulutnya masih mengerang-erang dengan pelan.

    “Dod.. aku boleh yah pegang punya kamu”, tiba-tiba bisiknya di kupingku. Aku yang masih tegang sekali merasa senang sekali.

    “Iyaa.. boleh..” bisikku. Kemudian tangannya kubimbing ke celana dalamku.

    “Aahh…” Akupun mengerang ketika tangannya menyentuh penisku. Terasa nikmat sekali. Rani juga terangsang lagi, karena sambil mengusap-usap kepala penisku, mulutnya mengerang di kupingku. Kemudian mulutnya kucium lagi dengan ganas. Dan penisku mulai di genggam dengan dua tangannya, di urut-urut dan cairan pelumas yang keluar diratakan keseluruh batangku.

    Badanku semakin menegang. Kemudian penisku mulai dikocok-kocok, semakin lama semakin kencang, dan pantatnya juga ikut digesekkan kebadanku. Tidak lama kemudian aku merasa badanku bergetar, terasa ada aliran hangat di seluruh tubuhku, aku merasa aku sudah hampir orgasme.

    “Raannniii.. aku hampir keluar..” bisikku yang membuat genggamannya semakin erat dan kocokannya makin kencang.

    “Aahh.. Ranniii.. uuuhh.. aahh..” akhirnya dari penisku memancar cairan yang menyembur kemana-mana. Badanku tersentak-sentak.

    Sementara penisku masih mengeluarkan cairan, tangan Rani tidak berhenti mengurut-urut, sampai rasanya semua cairanku sudah diperas habis oleh tangannya. Aku merasa sperma yang mengalir dari sela-sela jarinya membuat Rani semakin gemas. Spermaku masih keluar untuk beberapa saat lagi sampai aku merasa lemas sekali.

    Akhirnya kita berdua jatuh terduduk di lantai. Dan tangan Rani berlumuran spermaku ketika dikeluarkan dari celana dalamku. Kita berpandangan, dan bibirnya kembali kukecup, sedangkan tangannya aku bersihkan pakai tissue. Dan secara kebetulan aku melihat ke arah jam.

    “Astaga, sekarang sudah jam 11! Wah, sudah malam sekali nih, aku ke kamarku dulu yah, takut Om curiga nanti..” kataku sembari berharap mudah-mudahan suara desahan kita tidak sampai ke kuping orang tuanya. Setelah Rani mengangguk, aku bergegas menyelinap ke kamarku.Malam itu aku tidur nyenyak sekali.

    Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Aku pun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku tidak bisa konsentrasi sedikit pun, yang kupikirkan cuma Rani. Aku pulang ke rumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

    “Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”

    “Eh.. apa? Iya, iya aku tidak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, aku pun segera mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kita pergi dengan mobilnya. Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia pakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku tidak bisa lepas melirik kepahanya.

    Sesampainya di bioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket kupeluk dia dari belakang. Aku tahu Rani merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang menonton tidak begitu banyak, dan di sekeliling kita tidak ditempati.

    Kami segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian kudekatkan ke mukaku, dan kita segera berciuman dengan gemasnya. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut.

    Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja kuselinapkan ke balik behanya, dan susunya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas. Mulutku langsung dihisap dengan kuat oleh Rani. Tanganku pun semakin gemas meremas susunya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

    Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya kusingkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya. Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi kupingku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah.

    Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya. Kuelus-elus pelan-pelan, kuusap dengan penuh perasaan, kemudian kuputar-putar, semakin lama semakin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badannya tersentak-sentak beberapa saat.

    “Dodi.. aduuuhh.. aku tidak tahan sekali.. berhenti dulu yaahh.. nanti di rumah ajaa..” rintihnya. Aku pun segera mencabut tanganku dari selangkangan.

    “Dodi.. sekarang aku mainin punya kamu yaahh..” katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol.

    Kubantu dia dengan kubuka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.

    “Dodi.. ini sudah basah.. cairannya licin..” rintihnya di kupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan.

    Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.

    “Rani.. teruskan sayang..” kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi.

    Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.

    “Rani.. aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..” kataku dengan suara yang tidak yakin, karena masih keenakan.

    “Waahh.. Rani belum mau berhenti.. punya kamu ini bikin aku gemes..” rengeknya.

    “Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..!” ajakku, dan ketika Rani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai.

    Di mobil tangan Rani kembali mengusap-usap celanaku. Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh yah nyiumin ininya yah..” Aku pengin segera sampai kerumah.

    Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Rani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan kuciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Rani kubimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri kuciumi bibirnya, kulumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya.

    Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi susunya yang masih dibalut beha. Dengan tak sabar behanya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga kuturunkan dan semuanya teronggok di karpet.

    Badannya yang telanjang kupeluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku. Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. Penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya.

    Uuuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kita yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kita saling melumat dengan nafas yang semakin memburu. Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi susunya dengan bergantian. Tangan Rani juga sudah menggenggam dan mengelusi penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.

    Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat di depan selangkanganku. Mata memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak.

    Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke kepala penisku. Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku.

    Aku semakin mengerang, dan karena tidak tahan, kudorong penisku sampai terbenam kemulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ketenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju mundurkan di dalam mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin nikmat. Isapan mulutnya dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuat aku merasa sudah tidak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

    Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Rani menahannya dan tetap menghisap penisku. Maka aku pun tidak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa.

    Spermaku langsung ditelannya dan dia terus menghisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali. Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Rani masih terus menjilat. Akupun akhirnya tidak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.

    “Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik.

    “Ah.. aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu.”

    Kemudian ujung hidungnya kukecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan kuciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kami mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi susunya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri.

    Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya. Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian ke bawah lagi sampai merasakan bulu kemaluannya, kuelus dan kugaruk sampai mulutnya menciumi kupingku.

    Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi susunya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga. Cairan vaginanya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan vaginanya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris dan vaginanya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya kuputar-putar terus, juga mulut vaginanya bergantian.

    “Ahh.. Dodiii.. aahh.. terusss… aahh.. sayaanggg..” mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantat Rani juga mulai terangkat-angkat. Aku pun segera menurunkan kepalaku ke arah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya. Kedua kakinya kulipat ke atas, kupegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga vagina dan clitorisnya terbuka di depan mukaku.

    Aku tidak tahan memandangi keindahan vaginanya. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan vaginanya. Cairan vaginanya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi mulut vaginanya dengan ganas, dan lidahku kuselip-selipkan ke lubangnya, kukait-kaitkan, kugelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya kuputar dengan lidah, kuhisap, kusedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.

    “Dodii.. aku tidak tahan.. aduuhh.. aahh.. enaakk sekaliii.. ” rintihnya berulang-ulang.

    Mulutku sudah berlumuran cairan vaginanya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian kulepaskan mulutku dari vaginanya. Sekarang giliran penisku kuusap-usapkan ke clitoris dan bibir vaginanya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan di vaginanya. Rani juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut membantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.

    “Raniii.. aahh.. enakkk.. aahh..”

    “aahh.. iya.. eeennaakkk sekaliii..”

    Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke mulut vaginanya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke vaginanya.

    “Aduuuhh.. Dodii.. saakiiitt.. aadduuuhh.. jaangaann..” rintihnya

    “Tahan dulu sebentar… Nanti juga hilang sakitnya..” kataku membujuk

    Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian kutekan lagi, kukeluarkan lagi, kutekan lagi, kemudian akhirnya kutekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah tidak bisa bersuara.

    Punggung Rani terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan kukeluarkan lagi, kudorong lagi, kukeluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini kudorong sampai amblas semuanya ke dalam. Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka kuciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding vaginanya.

    Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya. Mulut kami saling menghisap dengan kuat. Kita sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka aku pun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, semakin cepat, semakin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.

    “Dodii.. aduuuhh.. aahh.. teruskan sayang.. aku hampir niihh..” rintihnya.

    “Iya.. nihh.. tahan dulu.. aku juga hampirr.. kita bareng ajaa..” kataku sambil terus menggerakkan penis semakin cepat.

    Tanganku juga ikut meremasi susunya kanan dan kiri. Penisku semakin keras, kuhunjam-hunjamkan ke dalam vaginanya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa vaginanya juga menguruti penisku di dalam. Penisku kutarik dan kutekan semakin cepat, semakin cepat.. dan semakin cepat.. dannn..”Raaniii.. aku mau keluar niihh..””Iyaa.. keluarin saja.. Rani juga keluar sekarang niiihh.”Aku pun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding vaginanya dengan keras.

    Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Vaginanya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami vaginanya.

    “aahh… aahh.. aahh..” kita sama-sama mengerang, dan vaginanya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantat Rani masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya tidak akan berakhir.

    Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan vaginanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa tersisa sedikitpun.

    “aahh.. aahh.. aduuuhh…” Kita sudah tidak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.

    Ketika sudah mulai kendur, kuciumi Rani dengan penis masih di dalam vaginanya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Kuciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis. Tanpa berbicara kita saling menghibur.

    Aku menyadari bahwa selaput daranya telah robek karena penisku. Dan ketika penisku kucabut dari sela-sela vaginanya memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku. Kita terus saling membelai, dan Rani masih mengisak di dadaku, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.

    Aku terbangun sekitar jam 11 malam, dan kulihat Rani masih terlelap di sampingku masih telanjang bulat. Segera aku bangun dan kuselimuti badannya pelan-pelan. Kemudian aku segera ke kamar mandi, kupikir shower dengan air hangat pasti menyegarkan. Aku membiarkan badanku diguyur air hangat berlama-lama, dan memang menyegarkan sekali. Waktu itu kupikir aku sudah mandi sekitar 20 menit, ketika aku merasa kaget karena ada sesuatu yang menyentuh punggungku. Belum sempat aku menoleh, badanku sudah dilingkari sepasang tangan.

    Ternyata Rani sudah bangun dan masuk ke kamar mandi tanpa kuketahui. Tangannya memelukku dari belakang, dan badannya merapat di punggungku.

    “Aku ikut mandi yah..?” katanya.

    Aku tidak menjawab apa-apa. Hanya tanganku mengusap-usap tangannya yang ada di dadaku, sambil menenangkan diriku yang masih merasa kaget. Sambil tetap memelukku dari belakang, Rani mengambil sabun dan mulai mengusapkannya di dadaku. Nafsuku mulai naik lagi, apalagi aku juga merasakan susunya yang menekan punggungku.

    Usapan tangan Rani mulai turun ke arah perutku, dan penisku mulai berdenyut dan berangsur menjadi keras. Tidak lama kemudian tangan Rani sampai di selangkanganku dan mulai mengusap penisku yang semakin tegak. Sambil menggenggam penisku, Rani mulai menciumi belakang leherku sambil mendesah-desah, dan badannya semakin menekan badanku.

    Selangkangan dan susunya mulai digesek-gesekkan ke pantat dan punggungku, dan tangannya yang menggenggam penisku mulai meremas-remas dan digerakkan ke pangkal dan kepala penisku berulang-ulang sehingga aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.

    “Raniii oohh.. nikmat sekali sayang.”

    “Dodiii uuuhh”, erangnya sambil lidahnya semakin liar menciumi leherku.

    Aku yang sudah merasa gemas sekali segera menarik badannya, dan sekarang posisi kita berbalik. Aku sekarang memeluk badannya dari belakang, kemudian pahanya kurenggangkan sedikit, dan penisku diselinapkan di antara pahanya, dan ujungnya yang nongol di depan pahanya langsung di pegang lagi oleh Rani. Tangan kiriku segera meremasi susunya dengan gemas sekali, dan tangan kananku mulai meremasi bulu kemaluannya.

    Kemudian ketika jari tangan kananku mulai menyentuh clitorisnya, Rani pun mengerang semakin keras dan pahanya menjepit penisku, dan pantatnya mulai bergerak-gerak yang membuat aku semakin merasa nikmat. Mukanya menengok ke arahku, dan mulutnya segera kuhisap dengan keras. Lidah kami saling membelit, dan jari tanganku mulai mengelusi clitorisnya yang semakin licin. Kepala penisku juga mulai dikocok-kocok dengan lembut.

    “Rani aku tidak tahan nih aduuuhh.”

    “Iya Dod.. aku juga sudah tidak tahan.. uuuhh.. uuuhh.”

    Badan Rani segera kubungkukkan, dan kakinya kurenggangkan. Aku segera mengarahkan dan menempelkan ujung penisku ke arah bibir vaginanya yang sudah menganga lebar menantang.

    “Dodi.. cepat masukkan sayang cepat uuhh ayoo.” Aku yang sudah gemas sekali segera menekan penisku sekuat tenaga sehingga langsung amblas semua sampai ke dasar vaginanya. Rani menjerit keras sekali. Mukanya sampai mendongak.

    “aahh.. kamu kasar sekali.. aduuhh sakit aduuhh..” Aku yang sudah tidak sabar mulai menggerakkan penisku maju mundur, kuhunjam-hunjamkan dengan kasar yang membuat Rani semakin keras mengerang-erang. Susunya aku remas-remas dengan dua tanganku.

    Tidak lama kemudian Rani mulai menikmati permainan kita, dan mulai menggoyangkan pantatnya. Vaginanya juga mulai berdenyut meremasi penisku. Aku menjadi semakin kasar, dan penisku yang sudah keras sekali terus mendesak dasar vaginanya. Dan kalau penisku sedang maju membelah vaginanya, tanganku juga menarik pantatnya ke belakang sehingga penisku menghunjam dengan kuat sekali. Tapi tiba-tiba Rani melepaskan diri.

    “hh sekarang giliranku aku sudah hampir sampai.” katanya. Kemudian aku disuruh duduk selonjor di lantai di antara kaki Rani yang mulai menurunkan badannya. Penisku yang mengacung ke atas mulai dipegang Rani, dan di arahkan ke bibir vaginanya.

    Tiba-tiba Rani menurunkan badannya duduk di pangkuanku sehingga penisku langsung amblas ke dalam vaginanya. Kita sama-sama mengerang dengan keras, dan mulutnya yang masih menganga kuciumi dengan gemas.

    Kemudian pantatnya mulai naik turun, makin lama makin keras. Rani melakukannya dengan ganas sekali.

    Pantatnya juga diputar-putar sehingga aku merasa penisku seperti dipelintir.

    “Dodii.. aku.. aku.. sudah.. hampirrr, uuuhh…” Erangnya sambil terus menghunjam-hunjamkan pantatnya. Mulutku beralih dari mulutnya ke susunya yang bulat sekali. Putingnya kugigit-gigit, dan lidahku berputar menyapu permukaan susunya. Susunya kemudian kusedot dan kukenyot dengan keras, membuat gerakan Rani semakin liar.

    Tidak lama kemudian Rani menghunjamkan pantatnya dengan keras sekali dan terus menekan sambil memutar pantatnya.

    “Sekaranggg aahh sekaranggg Dodi, sekaranggg”, Rani berteriak-teriak sambil badannya berkelojotan.

    Vaginanya berdenyutan keras sekali. Mulutnya menciumi mulutku, dan tangannya memelukku sangat keras. Rani orgasme selama beberapa detik, dan setelah itu ketegangan badannya berangsur mengendur.

    “Dod, makasih yah.., sekarang aku pengin ngisep boleh yah..?” katanya sambil mengangkat pantatnya sampai penisku lepas dari vaginanya. Rani kemudian menundukkan mukanya dan segera memegang penisku yang sangat keras, berdenyut, dan ingin segera memuntahkan air mani. Mulutnya langsung menelan senjataku sampai menyentuh tenggorokannya.

    Tangannya kemudian mengocok pangkal penisku yang tidak muat di mulutnya. Kepalanya naik turun mengeluar-masukkan penisku. Aku benar-benar sudah tidak tahan. Ujung penisku yang sudah sampai di tenggorokannya masih aku dorong-dorong. Tanganku juga ikut mendesakkan kepalanya. Lidahnya memutari penisku yang ada dalam mulutnya. “Raniii isap terus terusss hampirr terusss yyyaa sekaranggg sekarangg.. issaapp..”, Rani yang merasa penisku hampir menyemburkan sperma semakin menyedot dengan kuat.

    Dan…”aahh.. sekaranggg.. sekaranggg.. issaappp..” spermaku menyembur dengan deras berkali-kali dengan rasa nikmat yang tidak berkesudahan. Rani dengan rakusnya menelan semuanya, dan masih menyedot sperma yang masih ada di dalam penis sampai habis. Rani terus menyedot yang membuat orgasmeku semakin nikmat. Dan setelah selesai, Rani masih juga menjilati penisku, spermaku yang sebagian tumpah juga masih di jilati.

    Kemudian setelah beristirahat beberapa saat, kami pun meneruskan mandi sambil saling menyabuni. Setiap lekuk tubuhnya aku telusuri. Dan aku pun semakin menyadari bahwa badannya sangat indah. Setelah itu kami tidur berdua sambil terus berpelukan.

    Pagi-pagi ketika aku bangun ternyata Rani sudah berpakaian rapi, dan dia cantik sekali. Dia mengenakan rok mini dan baju tanpa lengan yang serasi dengan kulitnya yang halus. Dia mengajakku belanja ke Mall karena persediaan makanan memang sudah habis. Maka aku pun segera mandi dan bersiap-siap.

    Di perjalanan dan selama berbelanja kita saling memeluk pinggang. Siang itu aku menikmati jalan berdua dengannya. Kita belanja selama beberapa jam, kemudian kita mampir ke sebuah Café untuk makan siang. Di dalam mobil dalam perjalanan pulang kita ngobrol-ngobrol tentang semua hal, dari masalah pelajaran sekolah sampai hal-hal yang ringan.

    Ketika ngobrol tentang sesuatu yang lucu, Rani tertawa sampai terpingkal-pingkal, dan saking gelinya sampai kakinya terangkat-angkat. Dan itu membuat roknya yang pendek tersingkap. Aku pun sembari menyetir, karena melihat pemandangan yang indah, meletakkan tanganku ke pahanya yang terbuka.

    “Ayo.. nakal yah..” kata Rani, bercanda.

    “Tapi suka kan?” kataku sambil meremas pahanya. Kami pun sama-sama tersenyum. Mengusap-usap paha Rani memang memberi sensasi tersendiri, sampai aku merasa penisku menjadi tegang sendiri.

    “Dodi.. sudah kamu nyetir saja dulu, tuh kan itunya sudah bangun.. pingin lagi yah? Rani jadi pengin ngelusin itunya nih..” kata Ranimenggodaku. Aku cuma senyum menanggapinya, dan memang aku sudah kepingin mencumbunya lagi.

    “Dodi, bajunya dikeluarin dong dari celana, biar tanganku ketutupan. Dipegang yah?” Aku semakin nyengir mendengarnya. Tapi karena memang kepingin, dan memang lebih aman begitu dari pada aku yang meneruskan aksiku.

    Sambil menyetir aku pun mengeluarkan ujung bajuku dari celanaku. Kemudian tanpa menunggu, tangan Rani langsung menyelinap ke balik bajuku, ke arah selangkanganku. Tangannya mencari-cari penisku yang semakin tegang.

    “Ati-ati, masih siang nih, kalau ada orang nanti tangan kamu ditarik yah!” kataku. Rani diam saja, dan kemudian tersenyum ketika tangannya menemukan apa yang dicari-cari. Tangannya kemudian mulai meremas penisku yang masih di dalam celana. Penisku semakin tegang dan berdenyut-denyut.

    Karena terangsang juga, Rani mulai berusaha membuka ritsluiting celanaku, dan kemudian menyelinapkan tangannya, dan mulai memegang kepala penisku. Cairan pelumas yang mulai keluar diusap-usapkan ke kepala dan batang penisku.

    “Dodi.. aku pengin ngisep ininya.. aku pengin ngisep sampai kamu keluar dimulutku..” katanya sambil agak mendesah. Aku juga ingin segera merasakan apa yang dia ingini. Yang ada di otakku adalah segara sampai di rumah, dan segera mencumbunya.

    Tapi harapan kita ternyata tidak segera terwujud karena sesampainya di rumah, ternyata orang tua Rani sudah pulang. Kita cuma saling berpandangan dan tersenyum kecewa.

    “Eh, sudah pada pulang yah..” Rani menyapa mereka.

    “Iya nih, ada perubahan acara mendadak. Makanya sekarang cape banget. Nanti malem ada undangan pesta, makanya sekarang mau istirahat dulu. Kamu masak dulu saja ya sayang.. sudah belanja kan?” kata maminya Rani.

    “Iya deh, sebentar Rani ganti baju dulu. Eh, Dodi, katanya kamu pengin belajar masak, ayo, sekalian bantuin aku”, kata Rani sambil tersenyum penuh arti. Aku cuma mengiyakan dan ke kamarku ganti pakaian dengan celana pendek dan T-shirt. Kemudian aku ke dapur dan mengeluarkan belanjaan dan memasukkannya ke lemari es.

    Tidak lama kemudian Rani menyusul ke dapur. Dia pun sudah berganti pakaian, dan sekarang memakai daster kembang-kembang. Tante juga ikut-ikutan menyiapkan bahan makanan dan Rani mulai mengajariku memasak.

    “Sudah Mami istirahat saja sana, kan ini juga sudah ada yang ngebantuin..” kata Rani.

    “Iya deh, emang Mami cape banget sih, sudah yah, Mami mau coba istirahat saja”, kata Maminya Rani sambil keluar dari dapur. Aku yang sedang memotongi sayuran cuma tersenyum. Setelah beberapa saat, Rani tiba-tiba memelukku dari belakang, tangannya langsung ditelusupkan ke dalam celanaku dan memegang penisku yang masih tidur.

    “Eh.. kok ininya bobo lagi.. Rani bangunin yah?” tangannya dikeluarkan kemudian Rani mengambil salad dressing yang ada di depanku, masih sambil merapatkan badannya dari belakangku.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Kemudian salad dressingnya dituangkan ke tangannya, dan langsung menyelinap lagi ke celana dan dioleskan ke penisku yang langsung menegang. Sambil merapatkan badannya, susunya menekan punggungku, Rani mulai meremasi penisku dengan dua tangannya. Nikmat yang aku rasakan sangat luar biasa. Aku segera melingkarkan tangan ke belakang, meremas pantatnya yang bulat itu.

    Tanganku aku turunkan sampai ke ujung dasternya, kemudian kusingkapkan ke atas sambil meremas pahanya dengan gemas. Ketika sampai di pangkal pahanya, aku baru menyadari kalau Rani ternyata sudah tidak memakai celana dalam. Maka tanganku menjadi semakin gemas meremasi pantatnya, dan kemudian menelusuri pahanya ke depan sampai ke selangkangannya. Jari-jariku segera membuka belahan vaginanya dan mulai memainkan clitorisnya yang sudah sangat basah terkena cairan yang semakin banyak keluar dari vaginanya. Tangan Rani juga semakin liar meremas, meraba dan mengocok penisku.

    “Rani.. sana diliat dulu, apa Om dan Tante memang sudah tidur..” kataku berbisik karena merasa agak tidak aman.

    Rani kemudian melepaskan pegangannya dan keluar dapur.

    Tidak lama kemudian Rani kembali dan bilang semuanya sudah tidur. Aku segera memeluk Rani yang masih ada di pintu dapur, kemudian pelan-pelan pintu kututup dan Rani kupepet ke dinding. Kita berciuman dengan gemasnya dan tangan kita langsung saling menelusup dan memainkan semua yang ditemui. Penisku langsung ditarik keluar oleh Rani dan aku segera menyingkap dasternya ke atas, kemudian kaki kirinya kuangkat ke pinggulku, dan selangkangannya yang menganga langsung kuserbu dengan jari-jariku.

    Tangan Rani menuntun penisku ke arah selangkangannya, menyentuhkan kepala penisku ke belahan vaginanya dan terus-terusan menggosok-gosokkannya. Untuk mencegah agar Rani tidak mengerang, mulutnya terus kusumbat dengan mulutku. Kemudian karena sudah tidak tahan, aku segera mengarahkan penisku tepat ke mulut vaginanya, dan menekan pelan-pelan, terus ditekan, terus ditekan sampai seluruh batangnya amblas.

    Kaki Rani satunya segera kuangkat juga ke pinggangku, sehingga sekarang dua kakinya melingkari pinggangku sambil kupepet di dinding. Kita saling mengadu gerakan, aku maju-mundurkan penisku, dan Rani berusaha menggoyang-goyangkan pantatnya juga. Vaginanya berdenyutan terasa meremasi batang penisku. Tidak lama kemudian aku merasa Rani hampir orgasme.

    Denyutan vaginanya semakin keras, badannya semakin tegang dan isapan mulutnya di mulutku semakin kuat. Kemudian aku merasa Rani orgasme. Kontraksi otot vaginanya membuat penisku merasa seperti diurut-urut dan aku juga merasa hampir mencapai orgasme. Setelah orgasme, gerakan Rani tidak liar lagi, dia cuma mengikuti gerakan pantatku yang masih menghunjam-hunjamkan penisku dan mendesakkan badannya ke dinding.

    Kemudian sementara penisku masih di dalam dan kaki Rani masih di pinggangku, aku melangkah ke arah meja dapur dan duduk di salah satu kursi, sehingga sekarang Rani ada di pangkuanku dengan punggung menyandar di meja dapur. Selama beberapa saat kita cuma berdiam diri saja. Rani masih menikmati sisa kenikmatan orgasmenya dan menikmati penisku yang masih di dalam vaginanya.

    Sementara aku menikmati sekali posisi ini, dan menikmati melihat Rani ada di pangkuanku. Tanganku mengusap-usap pahanya dan menyingkapkan dasternya ke atas sampai melihat bulu kemaluan kami yang saling menempel. Belahan vaginanya kubuka dan aku melihat pemandangan yang sangat indah. Penisku hanya kelihatan pangkalnya karena seluruh batangnya masih di dalam vagina Rani, dan di atasnya aku melihat clitorisnya yang sangat basah.

    Jari-jariku mulai mengusap-usap clitorisnya sampai Rani mulai mendesis-desis lagi, dan pantatnya mulai bergerak lagi, berputar dan mendesakkan penisku menjadi semakin masuk. Aku merasa vaginanya mulai berdenyutan lagi meremas-remas penisku. Karena gemas, kadang-kadang clitorisnya kupelintir dan kucubit-cubit.

    Kemudian dasternya kusingkap semakin ke atas sampai aku melihat susunya yang menantangku untuk segera memainkannya. Dengan tak sabar segera susunya yang kiri kulumat dengan mulutku, yang membuat kepala Rani mendongak merasakan kenikmatan itu. Sambil melumati susunya, lidahku juga memainkan putingnya yang sudah sangat tegang. Kadang-kadang putingnya juga kugigit-gigit kecil dengan gemas. Tanganku dua-duanya meremasi pantatnya yang bulat.

    “Ya Tuhan Dodiii aahh aahh”, rintihnya di kupingku, sambil kadang menjilati dan menggigit kupingku.

    “Dodii.. aahh.. aku hampir dapet lagii.. ahh.., terus gitu sayang”, rintihnya dengan gerakan yang semakin liar.

    Pantatnya semakin keras menekan dan berputaran, yang membuat penisku juga seperti dipelintir dengan lembut.

    Aku pun menuruti dan terus memberikan kenikmatan dengan terus memainkan susunya bergantian yang kiri dan kanan, dan tanganku juga ikut memainkan puting susunya, sampai Rani tiba-tiba menggigit kupingku dengan keras dan setelah menghentakkan pantatnya dia memelukku dengan eratnya.

    “hh Dodddiii.. hh. hh.” Aku merasakan Rani orgasme untuk kedua kalinya dan lebih hebat dari yang pertama.

    Denyutan vaginanya keras sekali dan berlangsung selama beberapa detik, dan kenikmatan yang aku rasakan membuatku merasa sudah hampir orgasme. Tapi setelah orgasme, ternyata Rani masih ingat keinginannya untuk menghisap penisku.

    “Dodi.. jangan dikeluarin dulu.. nanti di mulutku saja yah”.

    Maka setelah turun dari pangkuanku, Rani segera jongkok di depanku dan langsung mengulum penisku. Lidahnya memutari batangnya dan mulutnya menyedot-nyedot membuat aku merasa orgasmeku sudah sangat dekat. Tanganku memegang belakang kepala Rani, dan kutekan agar penisku semakin masuk di mulutnya, kemudian aku juga membantu memasuk-keluarkan penisku di mulutnya, dan

    “aahh Rani aku keluarrr terus isaappp.. aahh..” dan memang Rani dengan lahapnya terus menghisap spermaku yang langsung berhamburan masuk ke tenggorokannya. Penisku yang masih mengeluarkan sperma terus disedot dan dikenyot-kenyot dan pangkal penisku juga terus-terusan dikocok-kocok. Orgasmeku kali ini kurasakan sangat luar biasa.

    Setelah itu kita kembali berciuman, dan kembali meneruskan memasak.

    “Dodi.. makasih yah, tapi aku belum puas, habis kurang bebas sih, entar malem lagi yah..!” aku yang merasa hal yang sama cuma mengangguk.

    “Ran, aku nanti malem pengin menikmati seluruh tubuhmu.”

    “Maksudmu..? apa selama ini belum?”

    “Aku pengin melakukan hal yang lain sama kamu.., tunggu saja..”

    “Ihh.. apaan sih.., Rani jadi merinding nih”, kata Rani sambil memperlihatkan bulu-bulu tangannya yang memang berdiri, dan sambil tersenyum aku mengelusi tangannya. Kemudian badannya kupeluk dari belakang dengan lembut. Aku merasa bahagia sekali.

     

    Baca Juga :
  • Jadian Setelah ML Dengan Silvi

    Jadian Setelah ML Dengan Silvi


    1568 views

    Duniabola99.org – Aku ingin menceritakan pengalaman sex pribadiku yang tak akan pernah kulupakan. Kejadian ini saya alami saat aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Namaku Rudi, usiaku 22 tahun. Sekarang aku bekerja sebagai pegawai bank swasta di daerah jakarta pusat. Aku bersekolah di salah satu SMA di daerah Jogjakarta. Aku tinggal di kost karena tak ada keluarga yang tinggal disana. Setiap harinya aku mengikuti les privat untuk belajar. Di tempat les tersebut aku bisa mengenal banyak teman dari berbagai sekolahan.

    Dari sekian banyak teman les privat, aku sangat kagum dengan yang bernama silvi. Dia salah satu teman les perempuan yang menjadi pusat perhatian.Dia bertubuh kurus dan berkacamata. Namun memiliki buah dada yang sangat menggoda birahi teman teman pria termasuk aku. Dalam hati aku berpikir, ‘seksi amat nih cewek, masih kecil tapi payudaranya sangat montok. Walaupun cantik namun silvi termasuk wanita yang gak sopan terlihat dari cara duduknya, bicaranya, dan lain-lain.

    Dia sering mengangkat kakinya saat duduk di ruang less. Bahkan yang dipakainya adalah rok mini sehingga banyak teman perempuan yang mengingatkannya, namun silvi tak perduli. Mungkin memang dia gayanya seperti itu. Sering sekali ketika dia mengangkat kaki, CD-nya kelihatan jelas oleh para teman teman yang mengikuti les privat. Kami para teman cowok hanya tersenyum genit. Aku pun sering menggodnya dan menyindir Silvy, namun dia hanya bilang, “Biarin, ngapain liat liat….!!”.

    Karena gayanya yang urakan, jadi kami juga sering menggodanya. Tau sendirilah kalau cowok menggoda tentang sex. “Eh… cek in yuk sil….” Goda salah satu temanku. Namun Silvi hanya menjulurkan lidah dan hanya berkata…” Emang kamu punya duit…???”. Bukannya marah malah tambah memancing birahi. Di tempat les kami ada sebuah ruangan perpustakaan yang di dalamnya ada sebuah sofa putih yang empuk dan dipenuhi pendingin ruangan. Aku bersama teman teman cowok selalu duduk dideket silvi dan kadang sampai nempel nempel buat ngegodain dia.
    Silvi malah merasa dia laku keras, bahkan sesekali temanku, gak sengaja memegang payudaranya, Silvi hanya tersenyu…”Eh.. apaan sich… jorok dech!!!!… Di ruangan itu pun juga ada sebuah komputer yang dilengkapi dengan internet. Aku iseng iseng membuka situs bokep xvideos, kebetulan silvi duduk dibelakangku, jadi dia otomatis melihat situs bokep yang saya buka.
    Dengan suara yang lantang, karena guru less sedang tak ada di tempat, aku berkata untuk memancing perhatian Silvi (biasa caper) “Temen temen , coba lihat deh ini ada cewek jepang bugil lagi berhubungan sex! kelihatannya enak nih…”. Kami para cowok tertawa. Tiba tiba dari belakang, Silvi sambil melihat video yang saya putar, “Eh.. Apa apaan sich kalian, gue seumur hidup gakkan melakukan sex!” kata Silvi, namun sambil melihat video tersebut. Kamipun tertawa setelah Silvi berkata seperti itu. beberapa hari sudah berlalu.

    Kebetulan beberapa hari kemudian, aku mendapatkan tugas kelompok dari guru les. Dan Silvi masuk ke dalam kelompok kami. Aku datang ke rumahnya untuk melakukan tugas kelompok. Anggota tugas kelompok ini hanya kami bertiga. Aku, silvi dan satu teman perempuan. Karena yang satu tidak bisa berangkat mengerjakan tugas, terpaksa hanya saya sendir yang datang ke Rumah Silvi. Ketika itu aku kebelet dan ingin ke WC tapi Silvi kebetulan sedang mandi di dalam. Ketika kontolku yang sudah berdiri ingin buang air kecil ini mendengar suaranya mandi langsung keluarlah air mani saya untuk pertama kalinya karena terlalu geli

    Selang beberapa menit, akhirnya Silvi keluar juga dari toilet dan karena sudah tak tahan, aku menabrak tubuh Silvi dan segera masuk ke WC itu karena sudah kebelet. Lalu aku segera mengeluarkan kontolku dan pipis dengan sangat terburu- buru karena sudah tak tahan. Aku merasa lega sekali setelah melepasnya. setelah selesei pipis, aku melihat-lihat WC itu dan mengamatinya. Dalam WC itu ada CDnya,
    Dengan sepontan dan tak tau kenapa aku segera mengambilnya dan kucium-cium CD itu dan kujilatnya. Aku merasakan bau vagina segar dan rasa manis di CD itu. Dan juga handuknya yang tertinggal di sana. Aku mencium handuk itu sampai puas karena bau badannya. Di sana aku sempat kaget ketika melihat BH Silvi yang berukuran 36 B. Benar benar payudara yang sangat montok bagi ukuran gadis ABG seperti Silvi.

    Aku tak mau lama lama di toilet karena takut Silvi curiga. Kamipun segera mengerjakan tugas di kamar Silvi. Silvi kebetulan saat itu hanya memakai tangtop warna hitam dan celana kolor yang diatas dengkul. Mmembuat aku semakin tak tahan melihat lekuk tubuhnya dan belahan payudaranya yang terlihat dari belahan tangtopnya. Terlihat sangat putih, mulus dan montok. Ditambah rambutnya yang basah dan baunya yang harum sekali.

    Kamipun mengerjakan satu persatu soal dari guru les. Namun tak disangka, saat aku sedang mengerjakan soal, Silvi malah tertidur di atas meja belajar. Diam-diam aku mendekatinya dan mencium harum tubuhnya dan memperhatikan mulus dan putih kulitnya membuatku semakin penasaran dan ingin mengajaknya berhubungan sex. Pahanya yang seksi dan mulus membuat kontolku tak sabar ingin menghujam ke vaginanya. Aku langsung duduk disampingnya, tanganku merangkul pundaknya dan ku elus elus, Silvi tak terasa dan masih tertidur.

    Aku terus merangsangnya. Perlahan, tanganku turun ke perutnya, dan ku elus elus perutnya yang kurus dan langsing itu. Tangan kiriku tak mau diam, perlahan langsung meraba payudaranya pelan pelan. Aku sangat merasa horny sekali. seakan ingin segera menelanjanginya dan menikmati tubuh seksinya. Tak disangka Silvi terbangun saat aku meraba payudaranya. “Eh Ngapain loe.. enak aja pegang pegang..” Gertak silvi namun kulihat Silvi tak menampilkan wajah marah.
    “Kamu seksi banget sil… kita bermesraan yuk…” Kataku sambil merangkulnya kembali… Namun Silvi malah ketawa “Emang loe berani????” Kata silvi seolah menantangku. Aku langsung memeluknya dan mendorong tubuhnya hingga tertidur di lantai. Lalu perlahan-lahan kubuka tangtopnya. Kulihat payudarnya terbalut BH hitam yang besar, Silvi hanya tertawa….”Aaaahhh… geli goblog… hahahahhaha..” Kata Silvi sambil memegangi kepalaku. Aku langsung melepas BH nya, Tak tahan ku melihat keindahan payudara dan pentil Silvi.

    Dengan cepat mulai kuhisap-hisap pentilnya yang masih merah, dan kuremas dengan kencang ke dua payudaranya yang benar benar gede banget, sampai aku puas. “Aaaaaachhhh.. anjiiirrr… geli banget….oooohhhh…” Desah Silvi yang sudah larut dalam permainan sex ku. Aku langsung melepas celana kolornya sekalian CD nya ikut kelepas, Silvipun telanjang bulat. Aku langsung menjilat vaginanya yang belum berbulu, seperti di film bokep yang sering aku tonton. Silvi pun sampai orgasme.


    Aku memasukkan lidahku ke dalam vaginanya dan terasa cairan kenikmatan Silvi kental asin. Lalu beberapa saat setelah saya nikmati vaginanya, aku segera melepas celanaku. Kontolku tegang dengan sangat kencang. Aku baru kali ini melakukan hubungan sex. Aku langsung menyodokkan kontolku ke vagina Silvi. Namun aku bingung mencari lobang vaginanya. Kontolku berkali kali aku dorong, namun tak segera masuk ke vaginanya,

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Hahahhaha…. loe ngapain… masukin donk” Kata Silvi mengejekku. Aku semakin bernafsu dan tertantang. Kemudian aku membukanya dengan jariku, kuliuhat lobang kecil di dalam vagina Silvi. Kemudian aku basahi kontolku dengan air liurku. kemudian aku paksa kontolku ku dorong ke arah lobang tersebut. Dan akhirnya…”Aaaaachhhhhh… sakiiiiiitttttt…. ooohhhhhh…” Jerit Silvi mengiringi pecah perawannya oleh hujaman kontolku yang langsung menghujam masuk ke dalam lobang vaginanya.

    Aku berhenti sejenak, kulihat darah segar keluar dari vaginanya. Kontolku masih tenggelam di dalam lobang vaginanya. “Nikmat sekali sil memek kamu…” Kataku sambil menciumi mulut Silvi…. perlahan aku genjot naik turun. Silvi semakin menikmatianya. “Aaaachhhh… pelan pelan begok…. sakit tau…. ooohhhh sssstttt” Desah Silvi. Aku kemudian memepercepat genjotanku. melihat payudara Silvi yang ikut bergoyang, aku semakin tak tahan. Akhirnya langsung kucabut kontolku dan ku kocok diatas perutnya.

    Keluarlah seluruh spermaku diatas perut Silvi…”Aaaaachhhhh… nikmat banget sil…” Kataku sambil melihat tubuh seksi Silvi…” Aanjiiiiirrr loe dah ngambil perawan gue donk….” Katanya sambil mengusap spermaku dengan tissue. Akhirnya karena kami sudah melakukan hubungan tersebut, Silvipun akhirnya menjadi pacarku . Selanjutnya kami sering melakukan sex setiap hari saat pulang sekolah dan saat liburan.

  • Majalah Maxim Edisi An Ahn

    Majalah Maxim Edisi An Ahn


    1454 views

    Duniabola99.org– An Ahn

  • Cerita Seks Anak Puber Belajar Ngentot

    Cerita Seks Anak Puber Belajar Ngentot


    1796 views
    Duniabola99.org – Aku bersekolah diJakarta yang ikut saudaraku disana ada 3 orang anak yang satu seusia denganku dan yang terkahir namanya Lena dia masih SD kelas 6, setelah beberapa tahun Lena yang usianya menginjak puber , tubuh Lena semakin hari semakin bongsor melihat dia menggairahkan nafsuku, karena dia ikut wajah mamainya yang cantik dan pintar molek

    Setiap pulang sekolah aku selalu meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan Lena, sekedar untuk melihatnya dari dekat, apalagi payudaranya mulai terlihat bentuknya. Aku pun mulai mengincarnya, suatu ketika aku akan mendekatinya, pikirku.

    Dihari berikutnya saat Lena pulang dari sekolah langsung menuju ke kamar tempat cucian-cucian yang belum kering, karena di rumah lagi tidak ada orang, akupun mengikutinya. Aku berusaha agar kedatanganku tidak mengagetkannya.

    “Len…udah pulang..?” iya kak, sambil melepas sepatunya.

    “Awas dong…mau ganti baju nih…!” katanya memohon.

    “Iya..aku keluar deh..tapi kalo udah ganti baju boleh masuk lagi ya…!” pintaku padanya.

    “Iya…..boleh…” ungkapnya.

    “Aku masuk ya…!” pintaku dari luar sambil membuka pintu. Wow..seperti bidadari Lena memakai daster kecilnya yang bertali satu, jantungku berdegup kencang seakan tidak percaya akan pemandangan itu.

    “Len…kamu cantik sekali pakai baju itu..!” ungkapku jujur padanya.

    “Masa sih..!” kata Lena sambil berputar bergaya seperti peragawati.

    “Aku boleh bilang sesuatu nggak Len…?” tanyaku agak ragu padanya.

    “Mau bilang apaan sih kak…serius banget deh kayaknya…!” ungkap Lena penasaran.

    “A..aku.. boleh peluk kamu nggak..,sebentar aja…!” ungkapku memberanikan diri.

    “Aku janji nggak ngapa-ngapain….sungguh..!” janjiku padanya.

    “Iiih…peluk gimana sih.., emang mau ngapain…, nggak mau ah…!” bantahnya.

    “Sebentar….aja….ya…Len..” kembali aku membujuknya, jangan sampai dia jadi takut padaku.

    “Ya udah cepetan ah…yang enggak-enggak aja sih…” ungkapnya agak genit sambil berdiri membelakangiku.

    Tak kusia-siakan aku langsung memeluknya diri belakang, tanganku melingkar di tubuhnya yang kecil mulus, dan padat itu, lalu tanganku kuletakkan di bagian perutnya, sambil ku usap-usap dengan perlahan.
    Gila..kontolku langsung berdenyut begitu menyentuh pantat Lena yang empuk dan bentuknya sedikit menungging menyentuh ke arah kontolku. Langsung saja kugesek-gesekkan pelan-pelan di pantatnya itu.

    “Iiih….diapain sih tuh…udah….ah…!” seru Lena sambil berusaha melepaskan pelukanku.

    “Aku terangsang Len…abis kamu cantik sekali Len…!” ungkapku terus terang.

    Lena pun membalikkan badannya menghadapku, sambil menatapku penuh rasa penasaran.

    “Anunya bangun ya kak…?” tanya Lena heran.

    “Iya Len…aku terangsang sekali…” ungkapku sambil mengelus-elus celanaku yang menyembul karena kontolku yang sudah tegang.

    “Kamu mau lihat nggak Len…?” tanyaku padanya.

    “Nggak ah…entar ada orang masuk lho…!” katanya polos.

    “Kita kunci aja dulu pintu gerbangnya ya…!” ungkapku, sambil beranjak mengunci pintu gerbang depan.

    Sementara Lena menungguku dengan sedikit salah tingkah di kamar itu.

    Sekembali mengunci pintu gerbang depan, kulihat Lena masih di kamar itu menunggu dengan malu-malu, tapi juga penasaran.

    “Ya udah aku buka ya…..?” ungkapku sambil menurunkan celana pendekku pelan-pelan.
    Kulihat Lena mengbuang muka pura-pura malu tapi matanya sedikit melirik mencuri pandang ke arah kontolku yang sudah kembali ngaceng.

    “Nih lihat….cepetan mumpung nggak ada orang…!” ungkapku pada Lena sambil kuelus-elus kontolku di depannya. Lena pun melihatnya dengan tersipu-sipu.

    ”Iiih ngapain sih…. Malu tahu…!” ungkapnya pura-pura.

    “Ngapain malu Len…kan udah nggak ada orang…” kataku berdebar-debar.

    “Mau pegang nggak….?” Ungkapku sambil menarik tangan Lena kutempelkan ke arah kontolku. Tampak muka Lena mulai memerah karena malu, tapi penasaran. Masih dalam pegangan tanganku, tangan Lena kugenggamkan pada batang kontolku yang sudah ngaceng itu, sengaja ku usap-usapkan pada kontolku, dia pun mulai berani melihat ke arah kontolku.

    “Iiiih…takut ah…gede banget sih…!” ungkapnya, sambil mulai mengusap-ngusap kontolku, tanpa bimbinganku lagi.

    “Aaaah…ooouw….terus Len…enak banget…!” aku mulai merintih. Sementara Lena sesuai permintaanku terus menggenggam kontolku sambil sesekali mengusap-usapkan tangannya turun naik pada batang kontolku, rasa penasarannya semakin menjadi melihat kontolku yang sudah ngaceng itu.

    “Aku boleh pegang-pegang kamu nggak Len…?” ungkapku sambil mulai mengusap-usap lengan Lena, lalu bergeser mengusap-usap punggungnya, sampai akhirnya ku usap-usap dan kuremas-remas pantatnya dengan lembut.

    Lena terlihat bingung atas tingkahku itu, di belum mengerti apa maksud dari tindakanku terhadapnya itu, dengan sangat hati-hati rabaan tanganku pun mulai keseluruh bagian tubuhnya, sampai sesekali Lena menggelinjang kegelian, aku berusaha untuk tidak terlihat kasar olehnya, agar dia tidak kapok dan tidak menceritakan ulahku itu kepada orang tuanya.

    “Gimana Len…….?” ungkapku padanya.

    “Gimana apanya…!” jawab Lena polos.

    Aku kembali berdiri dan memeluk Lena dari belakang, sementara celanaku sudah jatuh melorot ke lantai, sekalian saja kulepas. Lena pun diam saja saat aku memeluknya, sentuhan lembut kontolku pada daster mini warna bunga-bunga merah yang dipakai Lena membuatku semakin bernafsu padanya. akupun terus menggesek-gesekkan batang kontolku di atas pantatnya itu. Sementara tangan Lena terus menggenggam batang kontolku yang menempel di pantatnya, sesekali dia mengocoknya pelan-pelan.

    Tak lama setelah itu perlahan kuangkat daster tipis Lena yang menutupi bagian pantatnya itu, lalu dengan hati-hati kutempelkan batang kontolku diatas pantat Lena yang tidak tertutupi oleh daster tipinya lagi

    “Len….buka ya celana dalamnya….!” pintaku pelan, sambil membelai rambutnya yang terurai sebatas bahunya itu.

    “Eeeh….mau ngapain sih….pake dibuka segala…?” tanyanya bingung.

    “Nggak apa-apa nanti juga kamu tahu… Lena tenang aja…!” bujukku padanya agar dia bersikap tenang, sambil perlahan-lahan aku turunkan celana dalam Lena.

    “Tuh kan…..malu…masa nggak pake celana dalam sih…!” ungkapnya merengek padaku.

    “Udah nggak apa-apa….kan nggak ada siapa-siapa..!” aku menenangkannya.

    “Kamu kan udah pegang punyaku…sekarang aku pegang punyamu ya…Len..?” pintaku padanya, sambil mulai ku usap-usap memeknya yang masih bersih tanpa bulu itu.
    “Ah..udah dong…geli nih…” ungkap Lena, saat tanganku mengusap-usap selangkangan dan memeknya.

    “Ya udah….punyaku aja yang ditempelin deket punyamu ya..!” ungkapku sambil menempelkan batang kontolku ditengah-tengah selangkangan Lena tepat diatas lubang memeknya. Pelan-pelan kugesek-gesekkan batang kontolku itu di belahan memek Lena.

    Lama kelamaan memek Lena mulai basah, semakin licin terasa pada gesekkan batang kontolku di belahan memek Lena, nafsu birahiku semakin tinggi, darahku rasanya mengalir cepat keseluruh tubuhku, seiring dengan degup jantungku yang makin cepat.

    Masih dalam posisi membelakangiku, aku meminta Lena membungkukkan badannya ke depan agar aku lebih leluasa menempelkan batang kontolku di tengah-tengah selangkangannya. Lena pun menuruti permintaanku tanpa rasa takut sedikitpun, rupanya kelembutan belaianku sejak tadi dan segala permintaanku yang diucapkan dengan hati-hati tanpa paksaan terhadapnya, meyakinkan Lena bahwa aku tidak mungkin menyakitinya.

    “Terus kita mau ngapain nih…?” ungkap Lena heran sambil menunggingkan pantatnya persis kearah kontolku yang tegang luar biasa. Kutarik daster tipisnya lalu kukocok-kocokkan pada batang kontolku yang sudah basah oleh cairan memek Lena tadi. Lantas aku masukan kembali batang kontolku ketengah-tengah selangkangan Lena, menempel tepat pada belahan memek Lena, mulai kugesek-gesekan secara beraturan, cairan memek Lena pun semakin membasahi batang kontolku.

    “Aaah…Len…enaaaak….bangeet…!” aku merintih nikmat.

    ”Apa sih rasanya….emang enak…ya…?” tanya Lena, heran.

    “Iya…Len…rapetin kakinya ya…!” pintaku padanya agar merapatkan kedua pahanya.

    Waw nikmatnya, kontolku terjepit di sela-sela selangkangan Lena. Aku terus menggenjot kontolku disela-sela selangkangannya, sambil sesekali kusentuh-sentuhkan ke belahan memeknya yang sudah basah.

    “Ah geli nih…. udah belum sih…jangan lama-lama dong…!” pinta Lena tidak mengerti adegan ini harus berakhir bagaimana.

    “Iya…Len… sebentar lagi ya…!” ungkapku sambil mempercepat genjotanku, tanganku meremas pantat Lena dengan penuh nafsu.

    Tiba-tiba terasa dorongan hebat pada batang kontolku seakan sebuah gunung yang akan memuntahkan lahar panasnya.

    “Aaaaakh…aaaoww…Leenn…aku mau keluaarr…crottt…crott…crottt.. oouhh…!” air maniku muncrat dan tumpah diselangkangan Lena, sebagian menyemprot di belahan memeknya.

    “Iiiih….jadi basah..nih…!” ungkap Lena sambil mengusap air maniku diselangkangannya.

    “Hangat…licin…ya…?” ungkapnya sambil malu-malu.

    “Apaan sih ini….namanya..?” Lena bertanya padaku.

    ”Hmm…itu namanya air mani…Len…!” jelasku padanya.

    Dipegangnya air mani yang berceceran di pahanya, lalu dia cium baunya, sambil tersenyum. Aku pun menatap Lena sambil melihat reaksinya setelah melihat tingkahku padanya itu. Tapi untunglah Lena tidak kaget atas tingkahku itu, cuma sedikit rasa ingin tahu saja yang terlihat dari sikapnya itu.

    Aku sungguh beruntung dengan keadaan di rumah itu sore itu yang telah memberiku kesempatan untuk mendekati Lena gadis kecil yang cantik

    Lenapun menurunkan daster mininya sambil mengusapkannya ke selangkangannya yang belepotan dengan air maniku, lalu dipakainya kembali celana dalamnya yang kulepas tadi.

    “Len…makasih ya…udah mau pegang punyaku tadi…!” ungkapku pada Lena yang masih terheran-heran atas ulahku tadi.

    “Kamu nggak marahkan kalau besok-besok aku pengen seperti ini lagi..?” pintaku pada Lena.

    “Iya…nggak apa-apa…asal jangan lagi ada orang aja..kan malu…!” ungkap Lena polos.

    Setelah itu Lena pun bergegas mengambil tas sekolahnya berlalu ke dalam kamarnya, aku benar-benar merasa puas dengan kepolosannya tadi, pokoknya nanti aku akan bujuk dia untuk seperti itu lagi, kalau perlu kuajari yang lebih dari itu.

     

    Baca Juga :
  • Euro girlfriend Misha Cross stripping off lingerie for solo girl spread

    Euro girlfriend Misha Cross stripping off lingerie for solo girl spread


    1675 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Seks Tetangga Kamar Ku Seksi

    Cerita Seks Tetangga Kamar Ku Seksi


    1881 views

    Duniabola99.org – cerita ini berawal dari pindah kos dari kosan yang lama ke kosan yg baru oh ya kenalkan nama saya sony gunawan ini cerita tentang seks yg saya rasakan

    pada waktu itu saya pindah kos karena di tempat ku dulu itu sudah tidak nyaman
    setelah beberapa minggu di kosan baru, saya selalu memperhatikan ce yg di sebelah kamar ku, dia namanya Lia dia senior saya di kampus

    setiap hari dia mondar mandir di depan kamar nya entah apa yg dia lakukan di depan kamar, sengaja pintu kamar ku itu ga di tutup penuh hanya setengah saya tutup
    apa lagi di pagi hari saya selalu bagun lebih awal untuk bisa melihat tubuh Lia yg masi memakai piama

    pagi itu aku ga sengaja melihat Lia dengan baju piama yg tipis dan minim, aku liat ke luar saya liat dia sedang membersihkan depan kamarnya, wktu itu pas hari minggu memang biasanya setiap hari minggu Lia selalu membersihkan kamarnya

    dan saat dia membersihkan kamarnya saya punya kesempatan buat melihat tubuh seksi dan buah dada yg indah, saya saking nafsu’a saya memegang penis ku dan membayangkan bisa bersetubuh bersama nya

    tetapi gak lama saya membayangkan itu, Lia pun mengetuk pintu
    “son boleh minta tolong?”
    “minta tolong apa Li”
    “ini bersihin kaca atas dong aku ga nyampe nih”
    dan aku pun membantu membersihkan nya
    setelah membersihkan semua kaca kamar Lia aku di sodorkan wedang jahe
    “wah manatp” kata ku
    “makasih wedang jahenya Li”
    “sama sama son” katanya

    dan setelah itu, kami berdua pun ngobrol di depan kamar Lia sambil berbincang bincang
    aku mencuri kesempatan untuk melihat buah dadanya ( wihh.. indah sekali pagi pagi dah di suguhun wedang jahe ma asusu)

    mungkin dia sadar klo saya memperhatikan buah dada nya
    “liatin apa son” “liatin dada ku yah?”dia pun langsung masuk kamar
    (wah kacau kalo gini) dalam batin ku
    pikir ku dia pasti marah marah sama saya, dan tak lama kemudian dia kembali lagi ke depan kamar dan kembali duduk di samping ku

    aku pun langsung meminta maap “maap yah Li dah liatin dadamu mulu”
    “oh gpp kok”
    “kamu marah yah”
    “engga kok ngapain juga marah”
    “loh kok ga marah kan aku dah berani liatin punya mu”
    “gpp kok dah biasa lagian juga dah bisa diliatin dadanya ma co”
    “mang kamu ga pernah marah di liatin dadanya”
    “engga kok lagian juga kan ga liat dalemnya langsung kan cuman dari luar”
    “iya juga sih” ucap ku

     

    kami pun berbincang bincang kembali kali ini aku membicarakan tentang seks, aku beraniin ngomongin seks karena pikir ku dia kan ga marah saat aku liatin dadanya..hehehe

    jadi kalau ngomong tentang masalah seks ga jadi masalah pikir ku ( maklum otak mesum )

    “Lia perna ciuman”
    “heem,,pernah kenapa emangnya son?”
    “engga gapapa nanya ajah, ngapain ajah tuh klo ciuman pasti menjelajah kah”
    “maksudnya?”
    “iya maksudnya co kamu atau kamu yang suka pegang pegang duluan klo lagi ciuman?”
    “Ohhh ya aku yang suka megang batang cowok ku”
    “ohh gitu yah enak enggak Li??”
    “enak lah mau coba” sepontan dia ngomong gitu
    “e e e engga ah nanti ketauan cowok mu gimana li?”
    “enggak tenang ajah kebetulan dia lagi keluar luarnegeri” katanya
    “Ohh gitu yah” sambil malu malu mau
    “mau ga son (bertanya dengan wajah yang serius )”

    belum sempet jawab aku pun langsung dia ajak ke kamarnya, dia langsung duduk di pahaku dan dia pun langsung mencium bibir ku dan aku pun dengan sigap membalasnya dengan nafsu hahahaha…

    kebetulan lagi pengen, langsung saja spontan adik kecil ku yg di dalam celana bangun dan berontak, tanpa basa basi Lia pun langsung menurunkan tangannya dan memegang penis ku yang sudah kekar dari tadi

    dan aku pun tidak mau kalah dengan Lia, aku meremas remas buah dadanya yang besar itu sambil bibirku sekarang menjelajah ke leher dan turun ke dadanya, saya buka baju nya dan kulihat langsung buah dadanya yang aduhay di depan mata ku

    “isep ajah son gapapa udah terlanjur nanggung nih sange kata Lia”

    wah kesempatan tuh pikirku, langsung ajah aku jilatin dan ku iseep puting nya slupp…
    “eeemmmhhh” dia mengerang tak karuan

    aku pun semakin bernapsu, ku lanjutkan sapuan lidah ku ke bawah dan ku buka celana dan celana dalemnya yang berwarna merah, wuihh.. mantap bener pikirku!!!

    ga pake lama lidah ku merasakan mekinya
    “aaaahhhhhhh…sooon jangan lama lama ga kuat nih”
    dan dia pun langsung berpindah posisi sambil tangannya memegang dan mengelus penis ku, ga lama kemudian dia langsung mengisap penis ku dengan kencang, pokoknya rasanya tidak bisa di bilang pakai kata2 dah.. mantap bener isapannya

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    setelah dia capek mengisap barang pusaka ku, dia langsung tancap kan penis ku ke lubang vaginanya..,.
    “aaaahhhhh ahaaahhhh”
    posisinya dia yg di atas dia yg memompa
    “son gantian dong cape giliran kamu yg mompa sekarang”

    aku pun langsung mengganti posisi ku itu sambil memompa, bibir ku mencium bibirnya sambil menjelajah ke arah buah dadanya yang montok itu,

    semakin mengerang sajah Lia semakin di tekan dan semakin di isep “aaaahhhhhhh”
    “Aaaaaaahhhhh enak sekali soooon aku mau keluar ni soooon”
    “aku belum Li bentar lah masi lama”
    “ia ydah lanjutin ajah”
    terasa cairan hangatnya keluar menyelimuti batang pekerkasaanku

    aku pun semakin kencang buat memompanaya, dan…
    “aaaahhhh aaaahhhh ahhhhh aaaahhhh”
    “Li mau keluar niah”
    “iya keluarin ajah tapi jangan di dalem,, aku pengen di mulut”

    aku pun menarik penis ku dan ku sodorkan di mulutnya
    aaaaaahhhhhhh aaaaaaaaahhhhhh
    sambil di hisap penis dan sperma ku sampai bersih, nikmat sekali rasanya
    “Lia enak banget goyangan dan isapan mu”
    setelah udah selesai memakai celana ku kembali, sambil ku kecup keningnya ku bilang makasih yah untuk hari ini

    dan akhirnya tersampai lah impian ku ingin bersetubuh dengan Lia

     

    Baca Juga :
  • Terbuai Tubuh Seksi Thalia

    Terbuai Tubuh Seksi Thalia


    1725 views

    Duniabola99.org – Perpisahan sekolah sudah semakin dekat, aku dan teman teman berencana berlibur di pantai pangandaran, kami sudah menyewa penginapan yang mana dekat dengan bibir pantai kami semua berpasangan dengan pacarnya, kita sangat senang dan keliling bersama sama saat malam hari yang mempunyai pacar jalan jalan menyusuri suara ombak di pantai.

    Terlalu asyik ada sebagian mereka untuk kembali ke penginapan dan ada juga yang bercinta dengan pasangannya masing masing, pada malam ke dua teman temanku melanjutkan dengan mengelilingi di sekitar pantai, singkat cerita tinggallah aku dan Thalia di penginapan, aku tanya dia “kenapa kamu tidak ikut keluar”

    Thalia menjawab “Kepalaku lagi pusing nih jadi agak malas untuk keluar. Karena aku sebagai teman kasihan melihat keadaan Thalia seperti itu jadi aku temenin dia di kamarnya, malam itu aku menonton tv kira kira pukul 7 malam karena Thalia gerah dia izin mau mandi , aku sih cuek saja mendengar perkataan itu aku masih asikk nonton tv nya.

    Setelah 10 menitan Thalia memanggil aku untuk mengambilkan handuknya karena lupa tidak terbawa saat masuk ke kamar mandi, ya udah aku bantu dia katanya suruh bawa masuk handuknya dan tidak terkunci pintu kamar mandinya aku sedikit kaget mendengar perkataan tersebut, lalu aku masuk dengan mata sedikit tertutup takutnya entar dikira ngintip atau gimana.

    Aku sungguh gugup dan hatiku berdebar dengan perlahan lahan tanganku yang kanan memberikan handuk kepada Thalia tangan kiriku menutup mataku,

    “Ini handuknya Thalia taruh mana”kataku

    “bawa sini soalnya tangaku tidak nyampe saya lagi di shower masuk saja gak apa apa kok “ kata Thalia , mendengar perkataan itu aku langsung masuk saja.

    “saya taruh sini ya handuknya di tempat wastafel , karena jaraknya wastafel dan shower hanya tertutup oleh tirai tipis jadi seakan akan siluet tubuh Thalia terlihat jelas, sungguh kagetnya lagi saat meletakkan handuk tangan Thalia langsung menyentuh tanganku kemudian dia kelaur dari tirai tipisnya terlihat tubuh telanjang Thalia masih basah total.

    Aku terpesona dengan payu daranya yang besar dan indah itu, kulitnya yang putih dan mulus tiba tiba penisku langsung tegang dan keras pemandangan indah pokoknya, tak lama kemudian tangan Thalia memegang tanganku menyuruh untuk memegang buah dadanya dan merasakan detak jantungnya.

    Dia berkata “ooh, Wolf. Saya sudah tidak tahan lagi.

    Usaplah payudaraku ini dan kita main yuk!”.

    Sebagai cowok normal, saya pasti ereksi. Lalu pelan-pelan tangan kananku memeras payudaranya yang kanan.

    “Yaa, itu Wolf. Nikmat sekali.

    Teruskan Wolf!”. Sewaktu tanganku meremas pelan payudaranya, Tangan Thalia dengan ringan membuka kancing-kancing bajuku.

    Setelah kancing bajuku terlepas semua, Bibirnya yang ranum dan merah merekah itu pelan-pelan mencium dan menjilati dadaku.

    Lidahnya yang panjang itu terasa nikmat sekali di dadaku. Lalu dia kubalas dengan tangan kananku yang kuarahkan ke pantatnya yang besar dan bersih dan tangan kiriku memeluknya yang diteruskan dengan ciuman saya yang hot di bibirnya itu.

    Dia mengerang dan menikmatinya, beberapa detik kemudian tangannya membuka retseleting celanaku dan kemudian memelorotinya. Begitu celana dalamku dibuka, penisku yang sudah ereksi dari tadi langsung meloncat keluar

    Melihat penisku yang sudah membesar dan memanjang, dia langsung membungkukkan badannya dan mulutnya itu dengan pelan mengulum penisku.

    Terasa nikmat sekali “Aah.., Thalia.., enak.., terusin!”. Lidahnya itu dengan leluasa menjilati permukaan penisku dan puncaknya, lidahnya diarahkan ke pucuk penisku.

    Setelah berselang beberapa detik, giginya itu langsung menggigit penisku dan langsung mengocoknya. Setelah setengah jam kita melakukan foreplay di kamar mandi, ternyata dia masih belum puas juga.

    “Wolf, yuk kita lanjutin di tempat tidur! saya pengin lebih hot lagi”.

    Dengan perlahan, saya angkat dia dalam keadaan sama-sama telanjang bulat. Setelah sampai di pinggir tempat tidur, perlahan-lahan saya taruh badannya di atas tempat tidur. Masih dalam keadaan membungkuk, saya ciumi bibirnya dan saya jilat payudaranya yang makin membesar itu.

    “Oyaa, terusin Wolf, terusin”, Mendengar omongannya saya jadi semakin buas menikmati tubuhnya. Saya rebahkan badannya menjadi dalam keadaan telentang, susunya yang membesar terlihat bagai Gunung Bromo yang menjulang tinggi.

    Payudaranya itu langsung saya serbu dengan jilatan lidahku. Setelah itu, mulutku diarahkan ke arah selangkangannya. Terlihat bulu vaginanya lebat bak hutan perawan yang masih belum terjamah.

    Dengan asyik, tanganku mengobrak-abrik bulu vaginanya dan terlihatlah dinding daging tipis alias vaginanya. Langsung saya jilati vaginanya dengan buas dan Thalia langsung menjerit kenikmatan sambil mengerang dan berkata

    “Terusin Wolf, terusin”. Masukin lidahmu itu ke ‘dompet’ku”.

    Anehnya vaginanya yang rata-rata orang bilang vagina cewek itu biasanya kebanyakan bau tak sedap, tapi vagina Thalia terasa harum dan nikmat. Baunya yang justru harum itu membuat saya makin terangsang lagi untuk lebih lama menikmati vaginanya.

    Sambil menciumi vaginanya, kedua tanganku juga meraba kedua belah payudaranya, Thalia hanya mengerang lagi dan memegang kedua tanganku dengan erat. Setelah setengah jam saya terus begitu, akhirnya Thalia minta posisinya diganti ke atas.

    Saya turuti dech, masa saya terus yang gerilya? Saya langsung pindah jadi di bawah dan Thalia di atas. Sebelum mulai aksinya, Thalia pertama-tama meremas sendiri kedua payudaranya dan mimik wajahnya itu yang membuatku tambah syuur.

    Sehabis meremas-remas sendiri kedua payudaranya, dia langsung memulai aksinya dengan mencium dan menjilati bibirku seraya tangannya meremas-remas dadaku yang agak bidang dan meraba-raba puting susuku.

    Bibirnya benar-benar fantastik, terasa nikmat dan pokoknya tidak bisa saya uraikan dengan kata-kata. Puas dengan menciumi dan menjilati bibirku, perhatiannya mengarah pelan-pelan ke bawah.

    Pertama-tama dia menciumi dan menjilati leherku dan kadang-kadang menggigit leherku, serasa benar-benar nikmat.

    Sambil menikmati leherku, tangan kanannya berpindah posisi menjadi di penisku. Dengan enaknya dia mengocok penisku, ke atas.., ke bawah.., ke atas.. Dan seterusnya. Kocokannya benar-benar membuat mataku merem melek.

    Kemudian setelah menciumi, menjilati dan menggigit leherku, matanya tertuju ke dadaku. Lidahnya langsung menjilati puting susuku.

    Tapi dia cuma sebentar menjilati puting susuku, perhatiannya langsung tertuju ke penisku yang sudah besar dari tadi.

    Bibirnya langsung menjilat penisku, terasa nikmat sekali. Lidahnya itu yang membuatku puas sekali, dengan pelan-pelan lidahnya menjilati penisku sambil tangannya yang kecil itu terus mengocoknya.

    “Aach Thalia.., Nikmat sekali Ohh”, Selang beberapa menit kemudian, sewaktu dia masih mengocok penisku.

    Terasa ada sesuatu yang hangat mengalir dari penisku dan serasa hendak meletus keluar. saya bilangin ke Thalia,

    “Awas, saya mau keluar. Tahan dulu kocokanmu

    Jangan sampai spermaku keluar saya masih pengin nerusin!!”,

    Tapi dengan cuek dia malah bertambah giat dan keras mengocok penisku sambil lidahnya menjilati pucuk penisku. Beberapa menit kemudian keluarlah cairan kenikmatan yang berwarna putih yang disebut sperma.

    Dan spermaku mengenai mulutnya dan ada sebagian yang sengaja dijilat dan ditelan Thalia. Terasa nikmat sekali!, Thalia terus menjilati sisa-sisa sperma yang keluar dari penisku. Sementara Thalia masih sibuk dengan penisku, aku istirahat sejenak dalam kenikmatan yang tiada taranya.

    Sewaktu saya masih istirahat, terasa Thalia masih sibuk dengan penisku. Karena saya kasihan Thalia belum mencapai orgasme, Langsung saja saya bangun dan meneruskan aksi. Saya suruh Thalia pindah posisi jadi di bawah, langsung dia turuti.

    Sejenak sebelum memasukkan penisku, saya kocok sebentar penisku agar membesar dan Thalia membantuku dengan ikut mengocoknya. Selang beberapa detik kemudian penisku langsung berdiri lagi dan langsung saya masukkan ke vaginanya.

    Thalia langsung teriak dan mengerang kenikmatan, “Aacchh”. Tetapi terasa posisiku kurang nikmat, saya cabut lagi penisku dan saya taruh bantal di atas pantat Thalia supaya penisku terasa nikmat masuk divaginanya.

    Begitu saya masukin penisku dalam-dalam, terasa vaginanya hangat dan sudah penuh cairan yang membuat penetrasi penisku terasa nikmat dan licin. Ini pertanda Thalia sudah mengalami orgasme sebelum saya masukin penisku,

    Penisku, aku tarik pelan-pelan, masukin lagi pelan-pelan dan demikian seterusnya. Thalia lagi-lagi berteriak kecil dan mengerang. Saya biarin Thalia berteriak dan mengerang, saya terusin aksiku dengan membuat variasi seperti menggoyang pinggulku.

    Selang 45 menit saya meneruskan aksiku, Thalia pelan-pelan berbisik “Wolf, saya sudah tidak kuat lagi.., saya sudah pengin keluar.., Cairan spermaku sudah mau keluar!”.

    Ternyata benar juga, beberapa detik kemudian di penisku terasa ada banyak cairan yang menyelimuti. Saya biarkan penisku di dalam vagina Thalia selama beberapa menit selama Thalia orgasme. Sebab saya baca, cewek senang kalau sewaktu dia orgasme, penis cowoknya berada dalam-dalam di vaginanya.

    Dan benar juga kata buku, Thalia terlihat sangat puas. Begitu dia selesai orgasme, beberapa menit kemudian selama penisku masih di dalam, terasa spermaku masih mau keluar. Buru-buru saya cabut penisku dari vagina Thalia dan Thalia langsung menyambutnya dengan kuluman yang hebat sekali.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Sekali lagi spermaku langsung tumpah ke arah muka Thalia, sekeliling bibirnya langsung dipenuhi dengan spermaku yang ternyata banyak sekali. Sebagian cairan putih itu masuk ke mulutnya dan sebagian ada yang tumpah ke payudaranya dan ke sprei.

    Thalia memintaku untuk menjilat spermaku yang tumpah ke payudaranya dan saya turuti. Lidahku menyapu sisa-sisa spermaku di payudaranya dan Thalia terlihat benar-benar menikmatinya. Setelah puas, saya dan dia langsung lemas dan langsung tidur sambil dalam keadaan polos sampai pagi (tanpa berselimut).

    Pagi-paginya dia sudah bangun dan nonton TV masih dalam keadaan telanjang. Langsung tubuhnya yang indah itu saya tutupi dengan jaketku supaya tidak masuk angin, dia menolak seraya berbisik,

    “Wolf, lue hebaat sekali tadi malam. Baru lu cowok yang bisa muasin saya. cowok yang lain yang pernah nidurin saya terasa hambar. saya pengin lagi Wolf. saya pengin pagi dan malam selanjutnya kita terus bertelanjang bugil dan main terus.

    Kita cek out saja dari penginapan ini. Kita bilang ke anak-anak kalau kita ada urusan lain dan harus cepat pulang ke Bandung.

    Terus kita cek in ke hotel lain”. Ternyata saya lebih gila daripada dia, saya terima saja. Beberapa jam kemudian teman-temanku datang, saya langsung pamit mau pulang sama Thalia

    Mereka percaya saja. Langsung deh kita cabut dan cek in di penginapan yang jauh dari mereka. Dan pengalaman itu diteruskan di hotel yang baru, siang malam saya dan Thalia mengadakan pesta seks tanpa istirahat.

    Kecuali buat makan, dan minum. Setiap kali sehabis bersetubuh, saya dan Thalia merasakan kenikmatan yang tiada tara.

     

    Baca Juga :
  • Majalah Maxim Edisi Chung Love

    Majalah Maxim Edisi Chung Love


    1444 views

    Duniabola99.org– Chung Love

  • Diberi Papa Kesempatan untuk Menyetubuhi Mama

    Diberi Papa Kesempatan untuk Menyetubuhi Mama


    1734 views

    Malam ini sangat suntuk tidak ada kerjaan yang bisa aku kerjakan. Papa dan Mama dari dari jam 9 tadi sudah masuk kamar tidur. Aku yang sudah bosan ingin tidur juga dan jam diruang tamu menunjukan pukul 10 malam. Saat aku hendak menuju kamarku dan melintasi kamar papa dan mama aku mendengar suara khas orang sedang bersetubuh.

    Aku segera mengintip apa yang sedang terjadi kamar papa dan mama dari lubang kunci dikamar mereka. Terlihat papa sedang menyetubuhi mama dengan posisi mama dan dibawah. Aku sangat terangsang melihat kejadian bersetubuh seperti dan malah aku juga sering melakukan hubungan intim dengan pacarku karena aku sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi swata di kota Y.

    Tapi kali ini walau aku hanya melihat tapi aku sangat terangsang melihat adegan bersetubuh papa dan mamaku karena mama sangat terlihat sangat menggairahkan dan terlihat lebih mengusai keadaan daripada dengan papaku. Aku segera melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku sambil tetap melihat adegan berhubungan badan papa dan mama yang semakin liar.

    Terlihat papa kalah dari mama dan mama memang terlihat sangat haus sex. Mereka tidak pernah mengganti posisi dalam berhubungan intim mungkin dari dulu mereka melakukannya dalam posisi biasa itu saja. Aku yang sudah tidak tahan ingin memuncratkan spermaku akhirnya sperma keluar juga bersamaan dengan kepuasaan yang papa dan mama peroleh. Baru kali ini aku sangat merasakan kenikmatan yang tiada tara walau hany dengan onani saja.

    Dalam benakku berfikir bagaimana rasanya bercinta dengan mamaku. Ketika selesai aku masih duduk dipinggir pintu kamar papa dan mama sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan onaniku. Belum sempat aku mau menaikan celanaku tiba-tiba pintu kamar terbuka.

    “Eh agung apa yang kamu lakukan disini?” tanya mamaku saat membuka pintu. Nampaknya mama kaget aku duduk didepan kamar mama dan papa tanpa mengenakan pakaian dan saat itu banyak berceceran sperma dilantai yang tak lain adalah spermaku.

    “Eh ma, enggak, enggak, gini, gini,” aku tidak bisa berkata apa-apa saat mama bertanya sepert itu.
    “Kamu mengintip mama dan papa berhubungan badan ya?” tanya mama dengan nada marah. Nampaknya ia tidak senang aku mengintip adegan percintaan mama dengan papa.

    Aku belum sempat menjawab pertanyaan mama tiba-tiba papa ikut papa datang.

    “Ada apa ma kok ribut-ribut malam-malam?”
    “ini pa agung ngintip saat kita berhubungan badan tadi,”
    “O…..”
    “Kok Cuma o pa”
    “Ya apa yang harus aku katakan selain itu?”
    “Ya harusnya papa marahi agung karena itu perbuatannya tidak baik karena ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah,”

    “itulah kesalahan kebanyakan orang tua tidak mengajarkan masalah sex kepada anaknya sehingga bisa terjadi hubungan diluar nikah oleh mereka.
    “Tapi kalau ini dilakukan maka dia pasti juga ingin merasakan apa yang mereka lihat pa?”
    “itulah tugas kita mengajari agung jangan sampi melakukannya dengan orang lain sebelum dia menikah”
    “trus sekarang gimana pa?”

    “kita ajarakan kepada dia cara berhubungan badan dan cara memuaskan pasangan dan juga agar mereka tidak mengkhianati pasangan mereka.”
    “okelah kalau gitu pa”
    “Agung ayo sekarang masuk kamar papa dan mama untuk mulai mendapatkan pelajaran sex,”
    “Benar pa boleh?” ucapku kepada papa.
    “Boleh ayo cepat masuk.”

    “Aku segera masuk setelah papa dan mama masuk kekamar terlebih dahulu. Dalam pikiranku sudah tidak sabar lagi untuk segera menyetubuhi mama yang haus sex walau mungkin mereka hanya akan mencontohkan saja tapi aku sudah mempunyai akal bagaiaman cara bisa menyetubuhi mamaku.

    Ya sekarang agung papa dan mama akan memberi contoh kepada kamu tentang berhubungan intim yang benar. Benar dugaanku mereka hanya ingin memberi contoh saja dan tidak akan menturuhku untuk mempraktekannya. Beberapa jam mereka berseubuh akhirnya selesai sudah mereka mencotohnya cara berhubungan intim mereka kepada dan betul nampaknya selama ini mereka hanya melakukannya dengan gaya biasa saja.

    Aku yang sudah tidak bisa menahan nafsu segera menjalankan ide gilaku.
    “Pa, ma hanya itu saja?”
    “trus kamu mau yang bagaimana?” tanya papa
    “Kalau Cuma begitu saja aku bisa melihatnya difilm, tapi Cuma seperti itu aku tidak tahu apakah aku bisa memuaskan pasanganku besuk jika sekarang tidak aku paraktekan,”

    “trus kamu maunya apa gung?”


    “Ya aku ingin memratekan yang kaliyan contohkan,”
    “trus dengan siapa gung sedangkan kamu blum menikah?”

    “Ya dengan mama dunk pa kan papa dan mama yang mencontohkan dan aku adlah cowok sedangkan besuk aku harus memuaskan cewek jadi satu2nya cewek disini Cuma mama jadi mama harus mempraktekan dengan aku setelah menilai ku bagaiaman aku bisa memuaskan cewek atau tidak,”

    “Apa?????????? Mama tidak setuju! Itu perbuatan dosa melakukan hubungan sedarah,”
    “tapi benar juga yang dikatakan agung ma,”
    “tapi pa.”
    “sudahlah ma layani agung sekarang, lagian mamakan sangat haus sex dan papa sudah tidak bisa mengimbangi mama mungkin dengan adanya agung mama akan semakin terpuaskan,”
    “Ya udah lah kalau itu mau papa, mama akan puaskan agung. Ya udah agung hayo praktekan apa yang barusan kamu lihat.”

    Aku mulai melakukan pemanasan kepada mama dan mama dan papa kaget karena aku sangat profesional dalam melakukan pemanasan termasuk saat aku menjilati vagina mama. Mama tdk pernah merrasakan hal itu sehingga dengan sangat terngsang untuk segera merasakn penisku yang lebih besar dari punya papa.

    Aku mulai memasukan penis kedalam vagina mama dan memang benar vagina mama sangat enak walau sudah melahirkan satu anak tapi lebih enak dari pada punya pacarku. Dia sangat bisa memuaskan aku tapi aku juga tidak kalah dari mama sehingga mama sudah orgasme lebih dari lima kali.

    “Oh agung kamu memang benar2 hebat! Mama mau keluar lagi sayang,”
    “Agung juga mau keluar ma, kita dapat sama2 ya ma?”
    “Iya sayang tapi jangan dikeluarin didalam sayang nanti mama bisa hamil!”
    “tapi papa tadi dimasukan didalam?”

    Mama belum sempat menjawab pertanyaanku tetapi ayah yang menjawabnya, “ Karrena papa sudah mandul gung.”

    “aku kaget dan langsung memberhentikan gerakanku tapi mama tetap menggerakkan patatnya tapi dia tidak menyuruhku untuk tetap bergerak karena suasana saat itu menjadi tenang. Lama kelamaan mama juga berhenti dan orgasme yang kana datang tetunda.
    “Apa itu benar pa?berarti selama ini aku tidak mempunyai adik bukan karena keadaan ekonomi kita?”

    “ya bukanlah gung!!!!! Kalau ekonomi kita sangat baik bahkan kalau kita punya kesempatan punya anak 5 lagi juga masih cukup harta papa,”
    “memangya papa pengin anak segitu lagi?”
    “enggak juga papa Cuma anak perempuan dari mama kamu. Tapi mungkin itu tidak akan terwujud dan mungkin hanya dari kamu papa berharap punya cucu perempuan saa kamu menikah nanti.”

    “kenapa harus menunggu nikah pa? kalau boleh aku mau menghamili mama. Kan tidak ada yang tahu kalau anak yang mama kandung nanti adalah anaku?” ucapku dan entah dari mana ide itu datang tetapi aku juga sangat takut jika papa marah dengan ucapanku tadi.”
    “Benar juga gung ucapanmu sekarang teruskan persetubuhan kaliyan dan hamili mamamu,” ucap papa diluar dugaanku dan mungkin papa sedang tiak waras.

    Tapi aku yang mendengarkan perkataan itu segera menggerakan penisku keluar masuk divagina mama lagi dan mama juga segera mengimbangi lagi. Mama yang haus sex tidak mau ambil pusing dengan perasaan apa yang ida ingin rasakan saat ini adalah mendapaatkan orgasme yang tertunda tadi bersama denganku.

    Akhirnya kami berdua mendapatkan orgasme bersama dan malam itu kamar itu aku tiduri berdua dengan mamaku sedangkan papaku tidur dikamarku. Hubungan kami tidak berakhir disitu tapi setiap malam kami tetap melaksanakannya tetapi setelah mama memuaskan papa dulu sedangkan aku mendapatkan jatah yang kedua. Tidak apalah yang penting aku mendapatkan kepuasan yang tiada tara dari mama yang haus sex .

    Satu bulan kami berhubungan mama akhirnya hamil juga dan keluarga besaar kami sangan senang begitu juga dengan papa dan ia selalu bilang pokoknya anak sekaligus cucu dia itu harus perempuan. Setelah kehamilan mama papa lebih memberiku kesempatan untuk meyetubuhi mama.

    Hari-hari yang ditunggu tuba akhirnya mama melahirkan bayi yang slema ini inginkan papa yaitu bayi perempuan yang sangat cantik seperti mama dan aku.Semua keluarga besarku sangat senang dan terutama dengan papaku. Setiap hari papa merawat bayi tersebut sedangkan yang ayahku justru tidak mengurusi dia sama sekli tetapi justru mengurusi ibunya atau mamaku.

    Aku terus melakukan hubungan badan dengan mama dan papa tetap mengijinkan tetapi mama udah KB.

  • Cerita ABG Gadis Yang Terlantar

    Cerita ABG Gadis Yang Terlantar


    1644 views

    Duniabola99.org – Hallo, Saya termasuk type laki-laki yang semua bikin gampang aja. Kenalin nama saya Rinto, dengan usia saya yang sekarang ini sudah menginjak usia 35 tahun.

    Cerita ini sungguh aku seritakan tetapi nama sudah aku ganti saja. Saya telah bekerja di suatu perusahaan , yang bergerak di bidang otomotif. Denggan jabatanku yang sekarang ini, saya sudah termasuk karyawan yang dalam posisi ini enak dalam segala hal. Dengan fasilitas yang saya dapatkan, seperti mobil kantor dan perumahan. Akan tetapi dengan jabatan saya yang seperti ini , saya masih saja belom menikah.

    Sehingga ketika saya sudah bekerja saya gak langsung pulang rumah , tetapi saya berkeliling dulu untuk jalan-jalan dan refresing saja untuk mencari hiburan sendiri. Kisah ini berawal saat saya sedang pulang bekerja, dan habis jalan-jalan menyusuri kota kisaran pukul setengah 1 malam. Saat saya sedang melaju kencang , tiba-tiba saya menyrempet seorang anak gadis yang bersama ibunya sedang menyusuri jalan. Dengan cepat untung saja saya menginjak rem sehingga anak gadis itu tak terluka parah . Hanya mendapat luka ringan saja, saat gadis itu jatuh ke tanah.

    “Ya udah mbak, sekarang saya antar Mbak pulang, dimana rumah Mbak?” “Tidak usah Tuan, si mbok tidak usah diantar”. “Kenapa Mbak, ini kan sudah malam, tidak apa-apa Mbak saya antar ya?” Si Mbak ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan saat dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa daun talas.

    “Ini Mbok daun talasnya, biar luka Mbak Anik cepat sembuh”.

    Ibu itu menerima daun talas dari gadis itu, meremas dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Anik. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, si Mbak itu mengandeng Anik dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, saya hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.

    “Si Mbak mau pulang.., saya antar ya Mbak, kasihan Anik jalannya pincang”. “tidak usah Tuan, si Mbok..”.
    “Kenapa Mbak, jangan malu –malu , ini kan sudah malam, kasihan Anik Mbak..”.
    “Si Mbok ini tidak punya rumah Tuan, si mbok cuma gelandangan”.
    Saya sempat benggong mendengar jawaban si Mbak ini, akhirnya saya putuskan untuk mengajaknya ke rumah saya walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang saya kasihan kepada mereka.

    “Ya sudah Mbak, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
    “Tapi Tuan..”. “Sudahlah Mbak
    ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Anik”.
    Dari informasi yang saya dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulang, si Mbak ini ternyata di usir sama suaminya saat mengandung adiknya Anik, yang akhirnya saya ketahui namanya Nita. Si Mbak ini yang ternyata namanya Nandar, usianya sekitar 40 tahun, dan anaknya si Anik umurnya 15 tahun sedangkan Nita baru 12 tahun.

    Anik sempat lulus SD, sedangkan Nita hanya sempat menikmati bangku SD kelas 5 saja. Setelah Mbak Nandar bercerita kepada saya. Sesampai dirumah, Mbak Nandar dan kedua anaknya langsung saya suruh mandi dan makan malam. Ternyata siMbak, Anik dan Nita tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya ya tetap yang tadi.

    Padahal baju yang dipakai ketiganya sudah tidak layak untuk dipakai lagi.

    Si Mbak memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Anik dan Nita sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, saya memang mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Saya memang tipe orang yang tidak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, saya termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

    “Anik dan juga kamu Nita makan yang banyak ya.. biar cepet besar..”. “Inggih Tuan.., boleh tidak kalau Nita habiskan semuanya, karena Nita sudah 2 hari tidak makan”. “Boleh nduuuk.., Nita dan Anik boleh makan sepuasnya disini”.

    Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya saya suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah saya selesai nonton acara TV yang membosankan, saya menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. Kemudian saya masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat saya melihat daster Mbak Nandar yang tersingkap sampai ke pinggang.

    Ternyata dibalik daster itu, Mbak Nandar ku ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayang dan kontolku yang masih perjaka ini langsung berontak.

    Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbak Nandarku ini. Setelah puas mengelus pahanya, saya mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Saya sempat mau muntah ke Anik mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan saya sudah bilang kalau CD Mbak ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin saya mau muntah adalah bau CDnya.

    Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit saya jilati itilnya dan ternyata Mbak Nandarku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, saya mulai keluarkan kontolku dan mulai saya gesek-gesekkan di clitnya. Saya tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. saya hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga teteknya.

    Ternyata Mbak Nandarku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Saya tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Mbak Nandar akan bangun. Sedang asyik-asyiknya saya mengocok kontolku, si Anik bangun dan melihat ke arahku. Anik sempat mau teriak dan untung saja saya cepat menutup mulutnya dan memimta Anik untuk diam. Setelah Anik diam, berhubung saya sudah tanggung, terus saja saya kocok kontolku. Anik yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya.

    Sambil melakukan aktivitasku, saya pandangi si Anik, gadis kecil yang benar-benar polos, dan saya lihat sesekali Anik melihat mata saya terus berpindah ke paha ibunya yang sedang saya elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit berlalu, saya tidak tahan lagi, dan akhirnya

    “Ccroot.. Ccrrott..Ccroot..”

    ada 6 kali saya menembakkan pejuhku ke arah itil Mbak Nandarku ini. Saat saya keluarkan pejuhku, si Anik menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah saya tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., Anik tidak memakai CD. Saat saya sedang melihat memeknya Anik, dia bilang..

    “Tuan.. kenapa pipis di memeknya siMbak”. saya sendiri sempat kaget mendengarnya. “Nduuuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”. “Tuan. .. Anik kdingingan.., Anik mau pipis.. tapi Anik takut ke kamar mandi..”. “Ya.. sudah Nduuuk.. ayo saya antar ke kamar mandi”. Anik kemudian saya ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Saya sendiri juga pengen pipis, terus Anik saya suruh jongkok didepanku.

    Anik kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yang keluar dari memeknya. Saya sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Anik saya gendong dan saya dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu saya peluk dan saya belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang. “Tuan.. Anik belum cebok.. nanti memeknya Anik bau lho.. Tuan..”.

    “Tidak apa-apa Nduuuk.. biar nanti Tuan yang bersihin memeknya Anik.. Anik bobok disini ya.. sama Tuan mu ini..”. Kemudian Anik saya angkat dan mulai saya baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya.. “Tuan.. kenapa mengusap-usap kaki Anik yang lecet..”.

    “Oh iya Nduuuk.. Tuan lupa..”. Tahu sendirilah, saya memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Anik, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja keAnik tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya. Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. saya terusin ceritanya. Kemudian saya jongkok diantara kakinya dan mulailah saya singkap rok yang dipakai Anik sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun dengan bibir kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu.

    Setelah pahanya saya buka, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari saya berusaha untuk menguak isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap.
    Tanganku pun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali saya pijit, pelintir dan saya tarik-tarik clitorisnya. Aku sendiri heran clitnya tiksaya ini ukurannya tidak kalah sama ibunya. “Aduuh.. Tuan.. memeknya Anik diapain.. Tuan..”.

    “Tenang Nduuuk.. tidak apa-apa.. Tuan mau nyembuhin luka kamu kok.. Anik diam saja yaa..”. “Inggiih.. Tuan..”. Setelah Anik tenang, sayapun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Anik. “Tuan.. jangaan.. Anik malu Tuan.. memek Anik kan bau..”. Saya bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai saya kocok-kocok dengan pelan. Anikpun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat bokongnya. Saya pun mulai menyedot memeknya Anik dengan kuat dan saya lihat Anik menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.

    “Tuan.. geli Tuan.. memeknya Anik diapain sih Tuan.”. Sayapun tidak peduli dengan keadaan Anik yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..

    “Tuan.. sudah Tuan.. Anik mau pii.. piis dulu Tuan..”. Dan tidak lama kemudian “cuuuurr…cuuur….criit…criiit..” Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Saya berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya. Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, sayapun tiduran disebelahnya dan kurangkul saja dia. “Tuan.. maafin Anik ya.. Anik tadi pipis di mulutnya Tuan.. pipis Anik bau ya Tuan..”.

    “Tidak apa-apa Nduuuk.. tapi Anik harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Tuan..” “Anik mau dihukum apa saja Tuan.. asalkan Tuan tidak marahin Anik..”. “Hukumannya, Anik gantian minum pipisnya Tuan.. mau tidak..”. “Iya Tuan..”.

    Akhirnya saya keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah saya keluarkan dari CDku, Anik yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Saya lihat wajah Anik agak memerah. Setelah saya lepaskan kedua tangannya, saya sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan saya suruh Anik untuk memegangnya. “Nduuuk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!

    “Inggih Tuan.. tapi Anik malu Tuan.. Anik takut Tuan..”.
    “Tidak apa-apa Nduuuk.. ini tidak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduuuk..”. Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut. “Nduuuk.. kontolnya Tuan mu ini diemut ya..”.

    “Tapi Tuan.. Anik takut Tuan.. Anik jijik Tuan..”. “Tidak apa-apa Nduuuk.. diemut saja seperti saat Anik ngemut es krim.. ayo nanti Anik Tuan kasih es krim.. mau ya..”. “Benar Tuan.. nanti Anik dikasih es krim..”.
    ”Iya Nduuuk..”. Anik pun jongkok diantara paha saya dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.

    “Nah gitu nduuuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuuk..”. Sambil Anik mengoral kontolku, kaos lusuhnya Anik pun saya angkat dan saya lepaskan dari tubuh mungilnya. Saya elus-elus teteknya dan kadang saya remas dengan keras.

    “Saya gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”. Sekitar 12 menit kemudian, saya rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Saya tarik kepala Anik dan saya kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. saya tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya

    “Jruuoooot…croot.. croot.. croot.. cruut..!”

    Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Anik dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.

    “Tuan.. pipisnya banyak banget.. Anik sampai mau muntah..”.
    “Iyaa nduuuk.. tapi enak kan.. pipisnya Tuan..”. “Inggih Tuan.. pipis Tuan kental banget.. Anik sampai tidak bisa telan.. agak amis Tuan..”.

    Saya memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari saya fitnes. Menuku setiap hari susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein. Jadi ya wajar kalau sperma saya kental dan agak amis. Kemudian saya peluk gadis kecilku ini dan sesuai janjiku dia saya kasih es krim rasa coklat mocalate.

    Setelah habis Anik memakan es krimnya, dia saya telentangkan lagi diranjangku. Terus saya buka lagi pahanya dan saya mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja saya penasaran sebelum membobol selaput daranya. “Tuan.. mau ngapain lagi.. nanti Anik pipis lagi lho Tuan..”. “Tidak apa-apa Nduuuk.. pipis lagi aja Nduuuk.. Anik mau lagi khan es krim..” “Mau Tuan..”.

    Setelah saya siap, pahanya saya buka lagi lebih lebar, dan saya mulai memasukkan kepala kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tiksaya meringgis. “Tuan.. memek Anik diapain.. kok sakit..” Saya sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, saya tekan dengan keras. Saya rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang saya yakin itu adalah selaput daranya.

    “ Tuaaan.. sakiit..” Langsung saya peluk Anik, kuciumi wajah dan bibir mungilnya. “Tidak apa-apa Nduuuk.. nanti enak kok.. Anik tenang saja ya..”. Setelah kudiamkan beberapa saat, saya mulai lagi memompa memeknya dan saya lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Tuan.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Anik.

    “Auuhh.. oohh.., Tuan.., periih.., aahh.. gelii Tuan.. aahh..,”.

    Sambil saya terus menusuk-nusuk memeknya, saya selalu perhatikan wajah imutnya Anik. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau saya lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Anik pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.

    “Auuhh.. oohh.., Tuan.., aahh.. ooh.. aahh, Tuan..”.

    Saya mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tiksaya sebentar lagi orgasme. Kepala Anik pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Saya yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Saya tahu kok, tidak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritsaya ini.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Tuan.. ahh..”.
    “Tuan.. Anik mau pipiiss.. Tuan..” “cuuuur, , , cuurr. . . . .criit…..criiiittt…”

    Kontolku seperti disiram air hangat..”. Saya peluk sebentar tiksaya untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Setelah agak reda, saya lumat-lumat bibir mungilnya. “Maapin Anik ya Tuan.. Anik pipis dikasurnya Tuan..”.

    “Anik malu Tuan.. udah besar masih ngompol di kasur..”.
    “Tidak apa-apa Nduuuk.. (lugu sekali gadisku ini).. Tuan juga mau pipis di kasur kok..”. Saya sendiri sudah tidak tahan. Kakinya saya angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan saya mulai mempercepat sodokan kontolku. “Tuan.. Anik capek.. Anik mau bobok.. Tuaan..”. “Iya nduuuk.. Anik bobok saja yaa..”.

    “Memeek Anik periih.. Tuaan..”. Ku tekan keras-keras kontolku ke liang ke nikmatannya dan kutarik bokongnya dan “Jroooot. . . croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”.

    Saya muntahkan pejuhku kedalam rahimnya. Saya cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya. “Tuan.., kenapa Tuan pipis diperutnya Anik.., perut Anik jadi hangat Tuan..”.

    “Iya nduuuk.., biar kamu tidak kedinginan.., ayo sekarang Anik bobok ya.., sini Tuan kelonin..”. “Inggih Tuan.., sekarang Anik capek.., Anik pengen bobok..”. Saya perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum saya perawanin. Saya peluk dia dan saya cium dengan mesra Anik, si gadis kecilku. Saya dan Anik pun akhirnya tertidur dengan pulas.

    Hallo saya, termasuk type laki-laki yang semua bikin gampang aja. Kenalin nama saya Rinto, dengan usia saya yang sekarang ini sudah menginjak usia 35 tahun.
    Cerita ini sungguh aku seritakan tetapi nama sudah aku ganti saja. Saya telah bekerja di suatu perusahaan , yang bergerak di bidang otomotif. Denggan jabatanku yang sekarang ini, saya sudah termasuk karyawan yang dalam posisi ini enak dalam segala hal. Dengan fasilitas yang saya dapatkan, seperti mobil kantor dan perumahan. Akan tetapi dengan jabatan saya yang seperti ini , saya masih saja belom menikah.

    Sehingga ketika saya sudah bekerja saya gak langsung pulang rumah , tetapi saya berkeliling dulu untuk jalan-jalan dan refresing saja untuk mencari hiburan sendiri. Kisah ini berawal saat saya sedang pulang bekerja, dan habis jalan-jalan menyusuri kota kisaran pukul setengah 1 malam. Saat saya sedang melaju kencang , tiba-tiba saya menyrempet seorang anak gadis yang bersama ibunya sedang menyusuri jalan. Dengan cepat untung saja saya menginjak rem sehingga anak gadis itu tak terluka parah . Hanya mendapat luka ringan saja, saat gadis itu jatuh ke tanah.

    “Ya udah mbak, sekarang saya antar Mbak pulang, dimana rumah Mbak?” “Tidak usah Tuan, si mbok tidak usah diantar”. “Kenapa Mbak, ini kan sudah malam, tidak apa-apa Mbak saya antar ya?” Si Mbak ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan saat dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa daun talas.

    “Ini Mbok daun talasnya, biar luka Mbak Anik cepat sembuh”.

    Ibu itu menerima daun talas dari gadis itu, meremas dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Anik. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, si Mbak itu mengandeng Anik dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, saya hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.

    “Si Mbak mau pulang.., saya antar ya Mbak, kasihan Anik jalannya pincang”. “tidak usah Tuan, si Mbok..”.
    “Kenapa Mbak, jangan malu –malu , ini kan sudah malam, kasihan Anik Mbak..”.
    “Si Mbok ini tidak punya rumah Tuan, si mbok cuma gelandangan”.
    Saya sempat benggong mendengar jawaban si Mbak ini, akhirnya saya putuskan untuk mengajaknya ke rumah saya walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang saya kasihan kepada mereka.

    “Ya sudah Mbak, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
    “Tapi Tuan..”. “Sudahlah Mbak
    ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Anik”.
    Dari informasi yang saya dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulang, si Mbak ini ternyata di usir sama suaminya saat mengandung adiknya Anik, yang akhirnya saya ketahui namanya Nita. Si Mbak ini yang ternyata namanya Nandar, usianya sekitar 40 tahun, dan anaknya si Anik umurnya 15 tahun sedangkan Nita baru 12 tahun.

    Anik sempat lulus SD, sedangkan Nita hanya sempat menikmati bangku SD kelas 5 saja. Setelah Mbak Nandar bercerita kepada saya. Sesampai dirumah, Mbak Nandar dan kedua anaknya langsung saya suruh mandi dan makan malam. Ternyata siMbak, Anik dan Nita tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya ya tetap yang tadi.

    Padahal baju yang dipakai ketiganya sudah tidak layak untuk dipakai lagi.

    Si Mbak memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Anik dan Nita sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, saya memang mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Saya memang tipe orang yang tidak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, saya termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

    “Anik dan juga kamu Nita makan yang banyak ya.. biar cepet besar..”. “Inggih Tuan.., boleh tidak kalau Nita habiskan semuanya, karena Nita sudah 2 hari tidak makan”. “Boleh nduuuk.., Nita dan Anik boleh makan sepuasnya disini”.

    Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya saya suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah saya selesai nonton acara TV yang membosankan, saya menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. Kemudian saya masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat saya melihat daster Mbak Nandar yang tersingkap sampai ke pinggang.

    Ternyata dibalik daster itu, Mbak Nandar ku ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayang dan kontolku yang masih perjaka ini langsung berontak.

    Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbak Nandarku ini. Setelah puas mengelus pahanya, saya mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Saya sempat mau muntah ke Anik mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan saya sudah bilang kalau CD Mbak ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin saya mau muntah adalah bau CDnya.

    Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit saya jilati itilnya dan ternyata Mbak Nandarku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, saya mulai keluarkan kontolku dan mulai saya gesek-gesekkan di clitnya. Saya tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. saya hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga teteknya.

    Ternyata Mbak Nandarku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Saya tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Mbak Nandar akan bangun. Sedang asyik-asyiknya saya mengocok kontolku, si Anik bangun dan melihat ke arahku. Anik sempat mau teriak dan untung saja saya cepat menutup mulutnya dan memimta Anik untuk diam. Setelah Anik diam, berhubung saya sudah tanggung, terus saja saya kocok kontolku. Anik yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya.

    Sambil melakukan aktivitasku, saya pandangi si Anik, gadis kecil yang benar-benar polos, dan saya lihat sesekali Anik melihat mata saya terus berpindah ke paha ibunya yang sedang saya elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit berlalu, saya tidak tahan lagi, dan akhirnya

    “Ccroot.. Ccrrott..Ccroot..”

    ada 6 kali saya menembakkan pejuhku ke arah itil Mbak Nandarku ini. Saat saya keluarkan pejuhku, si Anik menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah saya tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., Anik tidak memakai CD. Saat saya sedang melihat memeknya Anik, dia bilang..

    “Tuan.. kenapa pipis di memeknya siMbak”. saya sendiri sempat kaget mendengarnya. “Nduuuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”. “Tuan. .. Anik kdingingan.., Anik mau pipis.. tapi Anik takut ke kamar mandi..”. “Ya.. sudah Nduuuk.. ayo saya antar ke kamar mandi”. Anik kemudian saya ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Saya sendiri juga pengen pipis, terus Anik saya suruh jongkok didepanku.

    Anik kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yang keluar dari memeknya. Saya sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Anik saya gendong dan saya dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu saya peluk dan saya belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang. “Tuan.. Anik belum cebok.. nanti memeknya Anik bau lho.. Tuan..”.

    “Tidak apa-apa Nduuuk.. biar nanti Tuan yang bersihin memeknya Anik.. Anik bobok disini ya.. sama Tuan mu ini..”. Kemudian Anik saya angkat dan mulai saya baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya.. “Tuan.. kenapa mengusap-usap kaki Anik yang lecet..”.

    “Oh iya Nduuuk.. Tuan lupa..”. Tahu sendirilah, saya memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Anik, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja keAnik tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya. Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. saya terusin ceritanya. Kemudian saya jongkok diantara kakinya dan mulailah saya singkap rok yang dipakai Anik sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun dengan bibir kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu.

    Setelah pahanya saya buka, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari saya berusaha untuk menguak isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap.
    Tanganku pun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali saya pijit, pelintir dan saya tarik-tarik clitorisnya. Aku sendiri heran clitnya tiksaya ini ukurannya tidak kalah sama ibunya. “Aduuh.. Tuan.. memeknya Anik diapain.. Tuan..”.

    “Tenang Nduuuk.. tidak apa-apa.. Tuan mau nyembuhin luka kamu kok.. Anik diam saja yaa..”. “Inggiih.. Tuan..”. Setelah Anik tenang, sayapun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Anik. “Tuan.. jangaan.. Anik malu Tuan.. memek Anik kan bau..”. Saya bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai saya kocok-kocok dengan pelan. Anikpun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat bokongnya. Saya pun mulai menyedot memeknya Anik dengan kuat dan saya lihat Anik menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Tuan.. geli Tuan.. memeknya Anik diapain sih Tuan.”. Sayapun tidak peduli dengan keadaan Anik yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..

    “Tuan.. sudah Tuan.. Anik mau pii.. piis dulu Tuan..”. Dan tidak lama kemudian “cuuuurr…cuuur….criit…criiit..” Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Saya berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya. Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, sayapun tiduran disebelahnya dan kurangkul saja dia. “Tuan.. maafin Anik ya.. Anik tadi pipis di mulutnya Tuan.. pipis Anik bau ya Tuan..”.

    “Tidak apa-apa Nduuuk.. tapi Anik harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Tuan..” “Anik mau dihukum apa saja Tuan.. asalkan Tuan tidak marahin Anik..”. “Hukumannya, Anik gantian minum pipisnya Tuan.. mau tidak..”. “Iya Tuan..”.

    Akhirnya saya keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah saya keluarkan dari CDku, Anik yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Saya lihat wajah Anik agak memerah. Setelah saya lepaskan kedua tangannya, saya sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan saya suruh Anik untuk memegangnya. “Nduuuk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!

    “Inggih Tuan.. tapi Anik malu Tuan.. Anik takut Tuan..”.
    “Tidak apa-apa Nduuuk.. ini tidak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduuuk..”. Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut. “Nduuuk.. kontolnya Tuan mu ini diemut ya..”.

    “Tapi Tuan.. Anik takut Tuan.. Anik jijik Tuan..”. “Tidak apa-apa Nduuuk.. diemut saja seperti saat Anik ngemut es krim.. ayo nanti Anik Tuan kasih es krim.. mau ya..”. “Benar Tuan.. nanti Anik dikasih es krim..”.
    ”Iya Nduuuk..”. Anik pun jongkok diantara paha saya dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.

    “Nah gitu nduuuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuuk..”. Sambil Anik mengoral kontolku, kaos lusuhnya Anik pun saya angkat dan saya lepaskan dari tubuh mungilnya. Saya elus-elus teteknya dan kadang saya remas dengan keras.

    “Saya gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”. Sekitar 12 menit kemudian, saya rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Saya tarik kepala Anik dan saya kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. saya tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya

    “Jruuoooot…croot.. croot.. croot.. cruut..!”

    Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Anik dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.

    “Tuan.. pipisnya banyak banget.. Anik sampai mau muntah..”.
    “Iyaa nduuuk.. tapi enak kan.. pipisnya Tuan..”. “Inggih Tuan.. pipis Tuan kental banget.. Anik sampai tidak bisa telan.. agak amis Tuan..”.

    Saya memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari saya fitnes. Menuku setiap hari susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein. Jadi ya wajar kalau sperma saya kental dan agak amis. Kemudian saya peluk gadis kecilku ini dan sesuai janjiku dia saya kasih es krim rasa coklat mocalate.

    Setelah habis Anik memakan es krimnya, dia saya telentangkan lagi diranjangku. Terus saya buka lagi pahanya dan saya mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja saya penasaran sebelum membobol selaput daranya. “Tuan.. mau ngapain lagi.. nanti Anik pipis lagi lho Tuan..”. “Tidak apa-apa Nduuuk.. pipis lagi aja Nduuuk.. Anik mau lagi khan es krim..” “Mau Tuan..”.

    Setelah saya siap, pahanya saya buka lagi lebih lebar, dan saya mulai memasukkan kepala kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tiksaya meringgis. “Tuan.. memek Anik diapain.. kok sakit..” Saya sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, saya tekan dengan keras. Saya rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang saya yakin itu adalah selaput daranya.

    “ Tuaaan.. sakiit..” Langsung saya peluk Anik, kuciumi wajah dan bibir mungilnya. “Tidak apa-apa Nduuuk.. nanti enak kok.. Anik tenang saja ya..”. Setelah kudiamkan beberapa saat, saya mulai lagi memompa memeknya dan saya lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Tuan.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Anik.

    “Auuhh.. oohh.., Tuan.., periih.., aahh.. gelii Tuan.. aahh..,”.

    Sambil saya terus menusuk-nusuk memeknya, saya selalu perhatikan wajah imutnya Anik. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau saya lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Anik pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.

    “Auuhh.. oohh.., Tuan.., aahh.. ooh.. aahh, Tuan..”.

    Saya mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tiksaya sebentar lagi orgasme. Kepala Anik pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Saya yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Saya tahu kok, tidak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritsaya ini.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Tuan.. ahh..”.
    “Tuan.. Anik mau pipiiss.. Tuan..” “cuuuur, , , cuurr. . . . .criit…..criiiittt…”

    Kontolku seperti disiram air hangat..”. Saya peluk sebentar tiksaya untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Setelah agak reda, saya lumat-lumat bibir mungilnya. “Maapin Anik ya Tuan.. Anik pipis dikasurnya Tuan..”.

    “Anik malu Tuan.. udah besar masih ngompol di kasur..”.
    “Tidak apa-apa Nduuuk.. (lugu sekali gadisku ini).. Tuan juga mau pipis di kasur kok..”. Saya sendiri sudah tidak tahan. Kakinya saya angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan saya mulai mempercepat sodokan kontolku. “Tuan.. Anik capek.. Anik mau bobok.. Tuaan..”. “Iya nduuuk.. Anik bobok saja yaa..”.

    “Memeek Anik periih.. Tuaan..”. Ku tekan keras-keras kontolku ke liang ke nikmatannya dan kutarik bokongnya dan “Jroooot. . . croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”.

    Saya muntahkan pejuhku kedalam rahimnya. Saya cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya. “Tuan.., kenapa Tuan pipis diperutnya Anik.., perut Anik jadi hangat Tuan..”.

    “Iya nduuuk.., biar kamu tidak kedinginan.., ayo sekarang Anik bobok ya.., sini Tuan kelonin..”. “Inggih Tuan.., sekarang Anik capek.., Anik pengen bobok..”. Saya perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum saya perawanin. Saya peluk dia dan saya cium dengan mesra Anik, si gadis kecilku. Saya dan Anik pun akhirnya tertidur dengan pulas.

     

    Baca Juga :
  • Famous MILF pornstar Eve Angel undresses for a quick finger fuck

    Famous MILF pornstar Eve Angel undresses for a quick finger fuck


    1584 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!