• Cerita Dewasa Aku Ngewe Dipinggir Pantai

    Cerita Dewasa Aku Ngewe Dipinggir Pantai


    1729 views

    Cerita Seks Terbaru – Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.

    Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik. Bola Tangkas

    Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.

    Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.

    Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.

    Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

    Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali. Judi Bola Tangkas

    Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

    “ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
    “ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku Tangkasnet

    Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

    Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya .

  • Cerita Dewasa BabySister Yang Mantap

    Cerita Dewasa BabySister Yang Mantap


    1729 views

    Ceirta Seks Terbaru – Malam telah larut dan jam telah menunjukan pukul 9 malam. Sedari siang tadi kakakku bersama suaminya menghadiri pertemuan sebuah Network Marketing dan diteruskan dengan pertemuan khusus para leaders.

    Untuk menghilangkan suntuk, aku connect ke internet dan berbagai macam situs aku buka, seperti biasa pasti terdapat banyak situs porno yang asal nyrobot. Biasanya aku langsung close karena aku enggak enak dengan kakakku, tetapi malam ini mereka tidak ada dirumah, hanya bersama dengan seorang baby siters keponakanku, namanya Imah baru berumur 18 Tahun dan berasal dari Wonosobo. Memang agak kolotan dan dusun sekali, tetapi kalau aku perhatikan lagi Imah memiliki body yang lumayan bagus dengan wajah yang tidak terlalu jelek. Agen Joker Gaming

    Kami biasa mengobrolkan acara tivi atau terkadang Im-im (panggilan Imah sehari-hari) aku ajari internet meskipun hasilnya sangat buruk. Entah kenapa malam ini keinginanku untuk melihat situs porno sangat besar dan libidoku naik saat aku lihat foto-foto telanjang di internet, tanpa aku sadari Im-im keluar dari kamar dan berjalan ke arahku entah sudah berapa lama dia berdiri disampingku ikut memperhatikan foto-foto telanjang yang ada di monitor komputer.

    “Apa enggak malu ya..?” tanya Im-im yang membuatku kaget dan segera aku ganti situsnya dengan yang “normal”. Dengan berusaha tenang, aku minta Imah mengulangi pertanyaannya.

    “Itu lho tadi, gambar cewek telanjang yang Mas buat, emangnya nggak malu kalau dilihat orang?”

    Memang Imah sangat lugu dan ndusun kalau soal beginian. Dengan santai aku jawab sembari menyuruhnya duduk disebelahku.

    “Begini Im, ini foto bukan aku yang buat, orang yang buat ini (sambil aku perlihatkan lagi situs yang memuat foto telanjang tadi), merekakan model yang dibayar jadi ngapain malu kalau dapat duit.”

    Kemudian Im-im melihat lebih seksama satu per satu foto telanjang itu dengan posisi badan agak membungkuk sehingga terlihat jelas bulatan kenyal panyudaranya, sudah sejak lama aku menikmati pemandangan ini dan aku sangat terobsesi untuk tidur dengan Im-im. Aku tersentak kaget saat Imah bertanya soal foto dimana seorang cowok sedang menjilati vagina cewek.

    “Apa nggak geli ceweknya dijilati kayak gitu terus lagian mau-maunya cowok itu jilatin punya ceweknya padahalkan tempat pipis?”.

    Dengan otak yang sudah kotor aku mulai berfikir bagaimana aku memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

    “Gini Im, vaginanya cewek kalau dijilatin oleh cowok malah enak, memang awalnya geli tapi lama-lama ketagihan ceweknya. Kamu belum pernah coba kan?” tanyaku pada Im-im sambil tanganku membuka foto-foto yang lebih hot lagi.

    “Belum pernah sama sekali, tapi kalau ciuman bibir dan susuku diremes sudah pernah, aku takut kalau nanti hamil”. (memang Im-im sangat terbuka tentang pacarnya yang di Bogor dan pernah suatu hari cerita kalau pacarnya ngajak tidur di hotel tapi Im-im nggak mau).

    “Kalau Cuma kayak gitu nggak bakal bikin hamil, gemana kalau kamu coba, nanti kalau kamu hamil aku mau tanggungjawab dan nggak perlu bingung soal uang, terus kalau ternyata kamu nggak hamil, kamu nanti aku ajari gaya-gaya yang ada difoto ini. Gimana?”

    Dan Im-im cuma diam sambil lihatin wajahku, sebenarnya aku tahu dia naksir aku sudah lama tapi karena posisi dia hanya babysiters yang membuatnya nggak PD.

    “Benar ya.., janji lho?” pintanya dengan sedikit ragu. Agen Joker368

    Dan dengan wajah penuh semangat aku bersumpah untuk menepati janjiku, meskipun aku enggak ada niat untuk menepati janjiku. Aku putuskan sambungan internet dan mulai “melatih” Im-im dengan diawali teknik berciuman yang sudah pernah dia rasakan dengan pacarnya, sentuhan halus bibirnya yang lembut membuatku membalas dengan ganas hingga tanpa terasa tanganku telah meremas payudara Imah yang memang masih kencang. Desahan halus mulai muncul saat bibirku menelusuri lehernya yang agak berbulu seolah Im-im menikmati semua pelatihan yang aku berikan.

    Aku merasa cumbuan ini kurang nyaman, aku dan Imah pindah ke dalam kamar Im-im, perlahan aku rebahkan tubuhnya dan bibirku bergantian menjelajah bibir dan lehernya sedangkan tanganku berusaha membuka kaos dan BH-nya dan kini separoh tubuh Imah telah bugil membuat libidoku tidak karuan. Tanpa ada keluhan apapun Imah terus mendesah nikmat dan tangannya membimbing tangan kiriku meremas teteknya yang bulat sedangkan payudara kanannya aku lumat dengan bibirku hingga terdengar jeritan kecil Im-im. Entah berapa lama aku mencumbu bagian atas tubuhnya dan sebenarnya keinginanku untuk bercinta sudah sangat besar tetapi aku tahu ini bukan saat yang tepat.

    Perlahan aku turunkan celana pendek dan celana dalamnya bersama hingga Imah sepenuhnya bugil dan ini yang membuat dia malu. Untuk membuat Imah tidak merasa canggung aku mencumbunya lebih ganas lagi sehingga kini Imah mendesah lebih keras lagi dan tangan kanannya meremas kaosku untuk menyalurkan gairahnya yang mulai memuncak. Bibirku kini mulai menjalar kebawah menuju vaginanya yang tertutup kumpulan bulu hitam, perlahan aku angkat kedua pahanya hingga posisi selakangannya terlihat jelas. Samar-samar terlihat lipatan berwarna merah di vaginanya dan aku tahu baru aku yang melihat surga dunia milik Im-im.

    Kini bibirku mulai menjilati vaginanya yang mulai banjir dengan halus agar Im-im tidak merasa geli dan ternyata rencanaku berjalan lancar, desahan yang tadi menghiasi cumbuanku dengan Imah kini mulai diselingi lenguhan dan jeritan kecil yang menandakan kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakan babysiters keponakanku. Semakin lama semakin banyak lendir yang keluar dari kemaluannya yang membuatku lebih bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh Imah kejang dan suara lenguhannya menjadi gagap sedangkan kedua tangannya meremas kuat kasurnya. Dengan diiringi lenguhan panjang Imah mencapai klimak, tubuhnya bergerak tidak beraturan dan aku lihat sepasang teteknya mengeras sehingga membuatku ingin meremasnya dengan kuat. Setelah kenikmatannya perlahan turun seiring tenaganya yang habis terkuras membuat tubuhnya yang bugil menjadi lunglai, dengan kepasrahannya aku menjadi sangat ingin segera menembus vaginanya dengan penisku yang sedari tadi sudah tegang.

    “Imah merasa sangat aneh, bingung aku jelasin rasanya” katanya dengan perlahan.

    “Belum pernah aku merasakan hal ini sebelumnya, aku takut kalau terjadi apa-apa,” sambil memelukku erat. Sambil kukecup keningnya, aku jawab kekhawatiranya.

    “Ini yang disebut kenikmatan surga dunia dan kamu baru merasakan sebagian. Imah nggak perlu takut atau khawatir soal ini, kan aku mau tanggungjawab kalau kamu hamil,” sambil kubalas pelukannya.

    Sekilas aku lupa libidoku dan berganti dengan perasaan ingin melindungi seorang cewek, kemudian tanpa disengaja tangan Im-im menyentuh penisku sehingga membuat penisku kembali menegang. Wajah Imah tersipu malu saat aku lihat wajahnya yang memerah, kucium bibirnya dan tanpa menunggu komandoku Im-im membalasnya dengan lebih panas lagi dan kini Imah terlihat lebih PD dalam mengimbangi cumbuanku.

    Teteknya aku remas dengan keras sehingga Im-im mengerang kecil. Kini bajuku dibuka oleh sepasang tangan yang sedari tadi hanya mampu meremas keras kasur yang kini sudah acak-acakan spreinya dan aku imbangi dengan melepas celana pendekku dan segera terlihat penis yang sudah tegang karena aku terbiasa tidak memakai CD saat dirumah. Melihat pemandangan itu, Imah malu dan menjadi sangat kikuk saat tangannya aku bimbing memegang penisku dan setelah terbiasa dengan pemandangan ini aku membuat gaya 69 dengan Imah berada diatas yang membuatnya lebih leluasa menelusuri penisku.Setelah beberapa lama aku bujuk untuk mengulumnya, akhirnya Im-im mau melakukan dan menjadi sangat menikmati, sedangkan aku terus menghujani vaginanya dengan jilatan lidahku yang memburunya dengan ganas. Karena tidak kuat menahan rasa nikmat yang menyerang seluruh tubuhnya, Im-im tak mampu meneruskan kulumannya dan lebih memilih menikmati jilatan lidahku di vaginanya dan aku tahu Imah menginginkan kenikmatan yang lebih lagi sehingga tubuh bugilnya aku rebahkan sedangkan kini tubuhku menindihnya sembari aku teruskan bibirku menjelajahi bibirnya yang memerah.Perlahan tanganku menuntun tangan kanan Im-im untuk memegang penisku hingga berada tepat di depan mulut vaginanya, aku gosok-gosok penisku di lipatan vaginanya dan mengakibatkan sensasi yang menyenangkan, erat sekali tangannya memelukku sambil telus mengerang nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya yang mulai parau. Vaginanya semakin basah dan perlahan penisku yang tidak terlalu besar mendesak masuk ke dalam vaginanya dan usahaku tidak begitu berhasil karena hanya bisa memasukkan kepala penisku.

    Perlahan aku mencoba lagi dan dengan inisiatif Im-im yang mengangkat kedua kakinya hingga selakangannya lebih terbuka lebar yang membuatku lebih leluasa menerobos masuk vaginanya dan ternyata usahaku tidak sia-sia. Dengan sedikit menjerit Imah mengeluh,“Aduh.., sakit. Pelan-pelan dong” dengan terbata-bata dan lemah kata-kata yang keluar dari mulutnya. Saat seluruh penisku telah masuk semua, aku diam sejenak untuk merasakan hangatnya lubang vaginanya.Perlahan aku gerakkan penisku keluar-masuk liang vaginanya hingga menjadi lebih lancar lagi, semakin lama semakin kencang aku gerakkan penisku hingga memasuki liang paling dalam. Berbagai rancauan yang aku dan Imah keluarkan untuk mengekspresikan kenikmatan yang kami alami sudah tidak terkendali lagi, hampir 15 menit aku menggenjot vaginanya yang baru pertama kali dimasuki penis hingga aku merasa seluruh syaraf kenikmatanku tegang. Rasa nikmat yang aku rasakan saat spermaku keluar dan memasuki lubang vaginanya membuat seluruh tubuhku menegang, aku lumat habis bibirnya yang memerah hingga Im-im dan kedua tanganku meremas teteknya yang mengeras. Akhirnya aku bisa merasakan tubuh Im-im yang lama ada dianganku.

    Kami berdua tergolek lemah seolah tubuhku tak bertulang, kupeluk tubuh Imah dengan erat agar dia tidak galau dan setelah tenagaku pulih aku berusaha memakaikan baju padanya karena Im-im tidak mampu berdiri lagi. Saat aku hendak mengenakan CD aku lihat sedikit bercak merah dipahanya dan aku bersihkan dengan CD ku agar Im-im tidak tahu kalau perawannya sudah aku renggut tanpa dia sadari.

    Kami berdua melakukan hal itu berulangkali dan Imah semakin pintar memuaskanku dan selama ini dia tidak hamil yang membuatnya sangat PD. Tanpa disadari 2 tahun aku menikmati tubuhnya gratis meskipun kini Imah tidak menjadi babysiters keponakanku sebab kakakku telah pindah rumah mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan ke daerah lain. Sekarang Im-im menjadi penjaga rumahku dan sekaligus pemuas nafsuku saat pacar-pacarku tidak mau aku ajak bercinta.

    Saat lebaran seperti biasa Imah pulang kampung selama 2 minggu dan yang membuatku kaget dia membawa seorang cewek sebaya dengan Imah dan bernama Dina yang merupakan sepupunya. Memang lebih cantik dan lebih seksi dari Imah yang membuatku berpikir kotor saat melihat tubuh yang dimiliki Dina yang lugu seperti Imah 2 tahun lalu. Pada malam harinya, setelah kami melepas rasa kangen dengan bercinta hampir 2 jam, Imah tiba-tiba menjadi serius saat dia mengutarakan maksudnya.

    “Mas, aku sudah 2 tahun melayani Mas untuk membereskan urusah rumah dan juga memberikan kepuasan diranjang seperti yang aku berikan saat ini,” Imah terdiam sejenak.

    “Aku ingin tahu, apakah ada keinginan Mas untuk menikahiku meskipun sampai saat ini aku tidak hamil. Apa Mas mau menikahiku?”

    Aku terhenyak dan diam saat disodori pertanyaan yang tidak pernah terlintas sedikitpun selama 2 tahun ini. Lama aku terdiam dan tidak tahu mau berkata apa dan akhirnya Imah meneruskan perkataannya.

    “Imah tahu kalau Mas nggak ada keinginan untuk menikahiku dan aku nggak menuntut untuk menjadi suamiku, 2 tahun ini aku merasa sangat bahagia dan sebelum itu aku telah mencintai Mas dan menjadi semakin besar saat aku tahu Mas sangat perhatian denganku.”

    Imah terdiam lagi dan aku memeluknya erat penuh rasa sayang dan Imah pun membalas pelukanku.

    “Tapi.., aku ingin lebih dari ini. Aku ingin bisa menikmati cinta dan kasih sayang seorang suami dan itu yang membuatku menerima pinangan seorang pria yang rumahnya tidak jauh dari desaku.” Aku terhenyak dan menjadi lebih bingung lagi dan belum bisa menerima kabar yang benar-benar mengagetkanku.

    Kami berdua hanya bisa diam dan tanpa terasa meleleh air mataku dan aku baru merasa bahwa aku ternyata benar-benar menginginkannya, namun ternyata sudah terlambat. Keesokan harinya aku mengantar Imah ke terminal untuk kembali pulang ke desanya dan menikah dengan seorang duda tanpa anak, menurutnya calon suaminya akan menerimanya meskipun dia sudah tidak perawan. Dengan langkah gontai aku kembali ke mobilku dan melalui hari-hariku tanpa Imah.

  • Pengalaman Malam Pertamaku Yang Asik

    Pengalaman Malam Pertamaku Yang Asik


    1728 views

    Duniabola99.org – Awal pertama ketemu di sebuah warung copi di daerah simpangan depok jawa barat.

    …”Sebut saja namanya TITIN (disamarkan),titin cewek berparas cantik,bertubuh sexy,pantat lumayan berisi,ukuran payudara kira-kira 34b,umurnya bru 18th.

    …”Dia penjaga di salah satu conter plz dan warnet.

    …”Awal kejadian saat itu aku ktemu dia,dia sedang memesan roti bakar di warkop waktu itu hujan agak deras jd enak ntuk mnum kopi.aku lngsung terpesona saat pertama ketemu dalam pikiranku berkata ..”Seandainya aku bisa berkenalan dengannya”….
    Menit-menit trakhir dah terlewati aku saat itu cuma bisa memandangnya saja.aku sempat berpikir bagai mana caranya bikin masalah supaya si dia bsa knalan smaku.

    Dasar wktu itu rejeki brpihak pdaku,sidia mau pulang ke kostnya yg lumayan jauh,dia duduk di pinggir trotoar smbil larak-lirik,mungkin lagi cari angkot akupun memberanikan diri untuk mendekatinya sambil bertanya …”Mau pulang kmana mba?” dia cuma nengok,trus berkata …”Ngak cuma lagi nunggu temen”…
    …”owh kirain lgi nunggu angkot,biasanya jam segini angkot udah jarang”…ujarku,waktu itu sekitar jam 11 malam lebih.
    ..”owh Iya”ujarnya.

    ”ya udah saya duluan pulang ya”…akupun bergegas ngambil helm dan tasku.diapun bertanya lagi…

    ”emang pulangya kemana??” tanyanya,..

    ”Depok”..jawabku,

    ”Depoknya mana??”..”Pemda”..”wakh 1 arah donk” jawabnya..

    ”mau pulang bareng??” ..tanyaku ..

    ”boleh”..”trus temennya gmana??” tanyaku.”temenku sms kayanya gk jd jemput”…

    ”owh..ya udah”…kami pun pulang bareng,sesampainya di tempat kostnya dia mengajaku mampir dlu …aku pun smpat brpikir mudah2an dia ngajak mampir dlu.
    Setelah masuk aku di tawari minum..”Mau minum apa??..

    ”udahlah gak usah repot2″.basa-basi..

    ”dingin loch,aku bkinin teh manis ya??…

    ”ya udah trserah dech”…diapun buatin aku teh manis.
    ..”kami mengobrol tentang asal-usul kami,smpe gk trasa wktu tak trasa udah larut malam,aku mncoba untuk pamitan gk enak dah lrut mlm di tmpt kost’an cwek apalagi seorang dri,….

    ”Apa gk sebaiknya nginep ja??..dah lrut malam gni loch!!”…

    ”wakh gak enk lach,tkut ada yg mrah” ..jawabku.

    “siapa yang mara?”..tanyanya

    ”pcrmu,yg punya kost’an siapa ke.”gak lah,ak bru ptus yg punya kost’an lg kluar kota” jwbnya..aku lngsung brpikir nich ksempatn,gk mngkin dtang 2x.”hmmm,tp bner nich boleh??” tanyaku lgi…

    ”bneran bleh,tp jgn mcem2 ja..hehe”..jwbnya smbil trsnyum..

    ”ya udah aku pgi pulang,ini juga ujannya malah tambah deres”…dia pun mengelarkan kasur untuk aku pakai…

    ”Klo mau tdur dluan ja,aku mau mandi dlu”..

    ”owh iya,nach trus km tdur di mana??”..tanyaku.

    “ya breng2″…aku pun kget gak bsa ngmong apa2.

    ”aku mandi dlu ya,tar low km mau mndi gantian ja”…

    ”owh iya”..jwbku.diapun msk kmar mandi.
    ..”sekitar b’brapa menit dia kluar dari kmar mandi,smilir bau wangi dari kmr mandi mbuat aku gk tahan mpe penisku brdiri,stelah itu dia ganti bju yang aku gak nyangka dia ganti bju di dpanku pdahl aku blm tdr hanya pura2 mrem,kulihat tubuhnya yg sexy dan payudaranya wlwpun hanya trlhat remang2 krna matanya agak merem ayam.peniskupun tambah mengeras mungkin krna hawa dingin di tambah melihat tubuh cwe yg sexi,langsung di pikiranku trlintas kata “NGENTOT”,Apalagi dia mengenakan bju tdur yang transparan.
    …”setelah slesai mengenakan bju tdur diapun lngsung tdur di sbelahku …”dah tdur ya??” tanyanya …

    ”knapa”aku pura kget melek…

    ”duh sory ya bngunin km,krain blm tdr”..

    ”iya nich ngantuk bgt,mungkin cape”..jwbku.

    ”owh,ydah met tdr ya,inget ya pesenku”…

    ”pesen apa ya??”..tanyaku…

    ”jangan macem2..hehe”…

    ”owh iya,tp klo ngigo gpp ya kn gak sadar”..jwbku nakal.…”

    stelah ngbrol b’brapa mnit sblm tdr kmipun trlelap mpe pagi,sekitar jam setengah 4pagi ak bangun karna ada sesuatu yang nindihin penisku,pas aku lihat ternyata kakinya dia,tangannya di atas dadaku dan jari2nya menempel di leherku mukanya persis di deket telingaku.
    ..”aku bingung harus gimana,mau di pindahin tkut dia bangun dan menuduhku mcem2,aku hanya bisa diam terpaku tak di sangka dia menggesek2kan kakinya di penisku,aku terkejut wajahnya semakin dekat dan nempel di pipiku,semakin kencang saja detak jantung,aku bertanya2..

    ”apa yang hrus aku lakukan” …sementara dia semakin berani,malh tangannya mengusap2 payudaraku akupun di bwt geli cuma aku tahan.stelah itu dia membalikan wajahku …huppp …dia mencium bibirku malah langsung menghisap abis,aku semakin brani saja ku coba pegang payudarannya sambil ku usap lmbut,dia semakin cepat menghisa bibrku,s’skali dia mengerang…”achhh..trus”…erangnya.akupun semakin lihai kubuka sdikit kncing bju tdurnya lalu ku sngkapkan BHnya Lalu ku kluarkan pyudaranya yg putih mulus kuciumi dri sgala arah hngga trakhir mendarat di putingnya,yang aku heran putingnya msh brwrna merah,yg aku bca di buku sex’s puting yg blm trjamah wrnanya merah.lalu kuhisap2 hingga erangannya trus kluar,smentara tanganku tak diam kucoba menuruni daerah vaginanya dan trnyata dia hanya mendesah akupun memberanikan diri kucoba msuk ke dalam celananya dan kucoba mengusap vaginanya..sementara tangan dia jg mulai berani memasukan kedalam celanaku dan mengocok perlahan2 penisku yg lagi tegang…

    ”A ayo donk masukin,udah gak kuat nich kayanya memeku udah basah”..ucapnya di telingaku..

    ”iya sayang,tpi km yg buka aku buka bjumu”..jwbku.tanpa trasa kamipun telanjang bulat tanpa sehelai bnangpun,nafsuku semakin tinggi melihat tubuhnya yg molek apalagi melihat memeknya bulunya yg belum lebat tpi udah klihatan hitam membuat aku ingin menjilatnya.sementara aku coba fore play dari atas payudara turun ke perutnya hingga mendarat di memeknya ku coba jilati klirotisnya yg rasanya asin dan agk brbau,nampaknya dia smakin asik dngan permainanku desahan demi desahan kluar dari mulutnya…”owh..yes..owh..no”…akupun percepat jilatanku hingga aku naik lagi keatas dia menarik leherku dan menyumpal mulutnya dngan mlutku,sesekali dia menjulurkan ldahnya ntuk aku hisa,bgitupn sbaliknya.
    ..”A ayo cepet masukin,aku gk kuat pngen bget ngrasain di masukin kontol”..ujarnya..sempat aku brpikr apakah dia msh prwan pa dah jebol.aku coba brtanya..”kamu ko lihai bget,dah pengalaman ya??” tanyaku..”aku lihat di video Bf temenku”..jwbnya.
    ..”Sementara ku coba tancapkan penisku di memeknya dia,dan ternyata dia menjrit “sssst..auw plan-plan A alya aku bru prtama x ngelakuin kaya gni”..ujarnya.akupun brpikir wow trnyata dia msih prawan pantas saja liat putingya masih merah dan memeknya masih sempit.
    ..”ku coba menggenjot pelan2 nmun trnya bnar saja kdang2 kontolku mleset ke sna ke kmari,tp aku gk kalah akal ak mnyuruhnya dan meletakan pas lubang memeknya,dipegangnya dan di ltakan kntolku pas di tengah2 memeknya dan ku dorong kontolku,dia pun menjerit kesakita ..”Auw skit A,plan2″..jwbnya.aku bukannya smakin kasian malah tmbh ku prcepat genjotanku dan…”ach..memeknya langsung longgar…semakin ku percepat genjotannya semakin licin juga lubang memeknya..”A ayo tambah cepet genjotannya”..jwbnya..”ach..ach..ach..ah..ah”…dan “crot..crot..crot” akupun gk tahan ku keluarkan di dalam memeknya.kamipun terkulai lemas,sementara kontolku masih di rendam di dalam memeknya.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    ..”lalu dia membalikan bdanku trus menuju kmar mandi smbl tlanjang bulat,smentara aku mash terkulai lemas tak berdaya…stelah b’brapa menit aku mendengar suara tngisan kcil di kmr mandi,dan aku smpat kget kulihat sbercak darah yg trcmpur air sperma,aku brpikir oh bnr trnyata dia msh perawan.lalu aku brgegas menghampirinya,dan mendekatinya…”Kamu nyesel ya ??”..tanyaku,dia hanya menggelengkan kpalanya,..”trus knapa nangis??”…dia ttp hanya menggelengkan kpala,kucoba memeluknya smbil kucium kningnya. ..”Tenang aja aku akan tanggung jawab,stelah gjian nanti aku bwa kmu menemui orng tuaku”…jwbku mencoba menenangkan dia.
    …”Stelah itu kamipun mandi bareng layaknya suami istri yg bru menikah.
    ..”kulihat wktu menujukan pkul 7pgi,akupun brgegas brangkat krja.sambil pamitan..”aku brangkat krja dulu ntr sore aku ksni lagi,mau di bwain apa??”..tanyaku “trserah km ja”….jwbnya.

    …”Stiap x ketemu kmi brcinta,hingga kami tak sadar bahwa sudah 3bln kmi mlakukan ngentot di luar nikah,dan dia pun hamil aku langsung menikahinya hingga skarng.”

    Demikianlah Pengalaman Seks tentang Malam pertama yang hot dan asik, semoga teman teman bisa membayangkan bagaimana asiknya ahhh..

    END

     

    Baca Juga :

     

  • Cerita Dewasa Sensasi Menikmati Mertuaku

    Cerita Dewasa Sensasi Menikmati Mertuaku


    1728 views

    Cerita Sex Terbaru – Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang.

    Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.

    Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam. Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.

    Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku.

    Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur. Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.

    Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku..

    Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.

    Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.

    Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti.
    Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.

    Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD. Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.

    Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.

    Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya. Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya.


    Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .

    Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.

    Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya. Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya.

    Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.

    Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya. Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.

    Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima. Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.

    Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepi pengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.

    “Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?”
    “Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih”
    Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku
    “Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..”
    “Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani.
    “Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.”
    “Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku.
    “Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.

    Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya. Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.

    Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat.
    “Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.
    “Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt”
    Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.

    Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dimemeknya, kusodorkan kontolku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.

    Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan.
    “Enak Bu?”
    “He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..”
    “Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik”
    “Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss.. Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan kontolku makin kedalam memeknya sampai kepangkalnya, kutekan kontolku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.

    Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok kontolku makin cepat.
    “Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh kontolmu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”

    Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.
    Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya memekknya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.

    Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama.

  • Suami Ku Yang Lugu Memuaskan Aku

    Suami Ku Yang Lugu Memuaskan Aku


    1728 views

    Aku Sintia. Setelah lulus kuliah aku langsung bekerja di salah satu perusahaan swasta terkemuka di jakarta. Belon lama aku lulus dan bekerja, kedua orang tuaku yang sudah berusia senja menyuruhku menikah dengan salah putra kerabat jauh mereka. aku menuruti saja kemauan kedua orang tuaku, walaupun sekarang sudah gak jamannya lagi menerapkan pernikahan ala Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih, aku langsung nikah tanpa pacaran sebelumnya.

    Lelaki itu (untuk selanjutnya aku sebut ja abang) lebih tua dari aku. resepsi pernikahan kami berjalan lancar. Malam pertama lewat begitu aja. Gak da tu gulat smekdon yang menggebu2. Kami langsung tertidur karena ternyata menjalani resepsi tu sangat melelahkan, walaupun cuma senyum dan salaman.

    Ketika paginya aku bangun, dia gak da disebelahku, aku memang bobo duluan semalem. aku keluar dari kamar untuk membuat secangkir kopi di dapur, dia lagi baca koran. Setelah minum kopi dan mandi, aku segera beberes untuk siap2 kekantor. Aku memang gak bisa cuti walaupun baru nikah. Bosku minta dengan sangat aku menunda cuti nikah karena ada proyek besar yang harus selesai dalam waktu dekat ini, dan porsi kerjaan yang menjadi bagianku penting sekali untuk keberhasilan proyek ini. Walaupun kesal ya aku iya aja. “Sintia ke kantor ya bang, pulangnya mungkin malem, nguber dead line proyek” ujarku sambil mengenakan sepatu di ruang tengah. “Iya”, jawabnya singkat, gak yau apa yang ada dibenaknya, kok malem pertamaku bisa lewat bgitu aja tanpa nyolek2 aku, istrinya yang baru ja dinikahinya. Masa bodoh ah, aku juga terpaksa nikah ma dia untuk menyenangkan kedua ortu aja. Dia gak mo nyentuh aku ya no problemo juga, mantan2 pacarku diluar banyak yang bersedia menyentuh aku begitu aku kasi signal hihi.

    Di kantor rame sekali, temen2 kerjaku yang prempuan cipika cipiki dengan aku sambil menggodaku betapa nikmatnya malem pertama, aku cuma senyum2 ja, gak tau ja semalem aku bobo ja ampe pagi, gak da yang nyolek2. Yang lelaki menyalami aku saja, kelihatan sekali kalo mereka kecewa dengan keputusanku untuk menikah, artinya gak bisa dugem lagi bareng mereka lagi. Malemnya, aku pulang dengan segudang rasa lelah akibat kerja rodi di kantor, itu juga blon slesai kerjaanku. Bos nyuru aku pulang duluan walau tim yang laen masi trus menggeluti kerjaannya masing2, toleransi buat pengantin anyar kata bos, dan disambut dengan gemuruh ketawaan dari seluruh tim ketika aku pamit duluan. Setibanya di rumah dia blon pulang, padahal dah malem banget. aku hanya merebahkan badanku yang capek di ranjang tanpa melepas pakean kerjaku. tiba tiba, “udah pulang kamu?” tanyanya sambil masuk ke kamar. “sorry bang, tadi Sintia nggak sempet masak, kita pesen makanan delivery aja yah” jawabku. Kami menyantap makan malam kami setelah pesenannya dateng.

    Dibandingkan temen2 prempuan dikantor, dan juga pengakuan temen2 lelakiku, aku termasuk wanita yang cantik, menawan serta sexy. Selain itu aku orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita, makanya aku binun banget ngeliat kelakuan suamiku itu, gak tau lugu pa jutek, ampe aku juga gak tau mo ngomong apa ma dia. Walaupun dijodohkan tapi namanya malem pertama gak ngapa2in aneh juga untukku, mana ada kucing yang nolak ikan asin hihi.

    Setelah mandi dia nonton tv, karena gak da acara yang menarik menurutnya, dia duduk di meja kerjanya meneruskan pekerjaan kantor yang dibawanya pulang. Dah jam 23.30, aku dah ngantuk nungguin movenya, tapi kayanya ni malem bakal lewat lagi bgitu aja. aku menghampirinya, “Blon slesai kerjanya bang”. “Blon”, jawabnya singkat, tanpa memandang wajahku yang berdiri disamping meja kerjanya. “ya udah, kalo gitu Sintia tidur duluan yah”, jawabku dengan tetep senyum manis walaupun bete banget.

    Malam itu rupanya sofa menjadi tepat tidurnya karena keesokan harinya aku bangun dan dia gak diranjang. Kukira dia olahraga ato apa, ketika aku keluar kamar ternyata dia sedang tidur di sofa. Rupanya malem kmaren dia juga bobo di sofa, aneh banget, takut aku makan kali ya, padahal aku dah jinak banget, dimakan si enggak – paling diemut2 hihi. Aku segera membuatkan secangkir kopi untuknya dan kembali ke sofa dimana dia tidur.

    “Bang, kok nggak tidur di kamar? Entar masuk angin loh, mending kan masuk ke Sintia”, kataku melihat dia menggeliat terbangun karena suara sandalku memecah keheningan pagi itu.“nggak apa-apa kok, takut ngeganggu kamu yang dah bobo duluan”, jawabnya sambil mengusap , guyonanku gak dapet respon papa. “Sintia buatin kopi ni”. “nggak, nggak usah aku bisa buat sendiri kok” jawabnya. “udah, nih…” ujarku sambil menyodorkan secangkir kopi kepadanya, buset dah juteknya, bukannya trima kasi dah dibikinin kopi ma istrinya. setelah itu aku sengaja duduk mepet disampingnya, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu seperti biasa aku menggunakan celpen dan kaos oblong yang kebesaran (ni seragam rumahku).

    “nggak ngantor?” tanyanya. aku sengaja menaruh tanganku di pahanya, dan menatapnya. “jam sembilan lewat dikit baru aku berangkat, abang?” tanyaku balik. “sama, aku juga, kita berangkat bareng mau nggak?” “Siap komandan,” jawabku sambil tertawa, lumayan gunung es mulai merespons signalku. Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang.

    Sepulang kantor dia menjemputku di kantor, sambil bergandengan tangan kami menuju mobil lalu meluncur ke sebuah rumah makan yang bersuasana romantis. Sampai di rumah makan itu lalu kami memesan makan dan minum. Sambil menunggu kami , aku mencoba membuka pembicaraan, “Bang, Sintia seneng deh abang ajak makan, ni kan resepsi khusus buat kita berdua ja ya bang”. Kemudian aku banyak cerita tentang kerjaan di kantor, problema yang aku hadapi di kantor, dia hanya menjadi pendengar yang baek tanpa mengomentari apa2 critaku.

    Kemudian makanan sudah dihidangkan oleh waiter dan selanjutnya kami makan dan aku selingi dengan menyuapinya. Dia merespons dengan menyuapi aku juga. Kami memang duduk bersebelahan, dah aku atur gitu. pembicaraan terhenti karena mulut masing2 sibuk mengunyah makanan yang dihidangkan. Setelah makan kami pun pulang. Gak banyak pembicaraan yang kami lakukan, aku dah mulai ngantuk, kekenyangan – penyakit orang kaya, kalo bis makan trus ngantuk. Maklum, kata ahli kesehatan seabis makan darah banyak mengalir ke perut untuk mengolah makanan yang masuk, mata gak kebagian darah sehingga akhirnya makin menyipit kerna ngantuk. Tapi lumayanlah, gunung es lebih mencair dibandingkan semalem.

    Sesampainya di rumah, dia mandi duluan dan langsung menonton tv. Jam 21.00, aku baru slesai mandi, aku hanya mengenakan celpen tanpa atasan. Aku sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka, refleks langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf. Aku yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua toketku yang lumayan besar dan masi kencang banget, “Sin, sorry aku mau ngambil bantal, aku nggak ngintip kok” ujarnya dari luar kamar. Walaupun jengkel tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh seorang lelaki yang judulnya suamiku itu. Apa impoten kali ya dia, sampe gak tergiur sama sekali melihat toketku tadi. Kukira gunung esnya makin cair karena sejak tadi pagi dia nampak lebi ceria, gak taunya…. “nggak apa-apa masuk aja….” teriakku dari dalam kamar. Dengan menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan kanannya meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah, gak usah nutupin mata, ntar kesandung2 lagi,” kataku sambil mencolek pinggangnya. “Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku bener-bener nggak sengaja”, katanya lagi. “nyantai aja lagi, Sintia yang di intip kok abang yang panik”, balasku sambil tertawa, “eh, nggak pegel apa tidur di sofa? Enakan tidur di sini bareng Sintia,” sambungku sambil menepuk tempat tidur. “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”, lanjutku sambil sedikit mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga ma aku, selangkah lebi maju lagi.

    Setelah tv dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku dah berada di atas tempat tidur, “bobo sini bang,” kataku sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingku. Dia merebahkan tubuhnya tepat disampingku dan langsung memejamkan matanya. “Abang masih punya pacar yah waktu kita nikah” dia membuka matanya pelan-pelan, menatap wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya, karena posisi tubuhku yang menindih sebagian tubuhnya. “nggak, emang napa?” tanyanya balik. “penasaran aja, abisnya abang dingin banget…serem tau” jawabku sambil tersenyum. “aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” jawabnya. “ohh… Sintia kira abang jeruk makan jeruk.” “aku masi normal kali” jawabnya, tanganku perlahan mulai memeluk perutnya, “abisnya…..” aku cekikikan ja. Sepertinya signal yang aku berikan gak sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga lelaki macam ini didunia.

    Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku memeluknya dan tertidur dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada yang tegang gak diselangkangannya. Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masi normal seperti yang diucapkannya. “bang, bangun…nggak ngantor?” tanyaku sambil menjepit hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.

    pagi itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus saja mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku terus saja mengirimkan signal2 kepadanya dan kayanya response nya positif.

    Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau mengemeliku. aku dah nyiapin makan malem buat dia. aku mengenakan kaos berlambang MU dengan celpen, karena kegedean bajunya aku atur hingga bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju. Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu. “Kenapa kok abang bengong?” tanyaku. “tu kan kaos aku,” katanya. “iya, emang istri nggak boleh pake baju suaminya?” tanyaku balik. “bole aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu. Aku sampe terpana ngeliatnya” katanya. “bisa merayu juga toh abang. Kalo cantik mah Sintia dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri abang cantik”, aku menggodanya. “udah makan dulu sana….keburu dingin,” kataku lagi. “Masakanmu enak Sin”. “Tu kan selain cantik, istri abang koki yang baek juga ya”. Dia senyum2 ja mendengar ocehanku.

    Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di tv. “duduk sini bang, deket Sintia”. perlahan dia duduk disampingku. Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.

    “Sin, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja, aku siap bantu kok” katanya untuk memecah suasana. “abang masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” jawabku pelan. “sekarang udah nggak, abis kamu baik, cantik lagi.” “ih gombal,.” jawabku sambil mencubit pinggangnya. “kalo Sintia sih pasrah aja, orang tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan Sintia nggak keganggu. Sintia mau minta sesuatu sama abang, bole gak”. “minta apa?” “ehm, gimana ngomongnya ya,” jawabku. “udah, bilang aja, nggak usah malu” “beneran nih, gak papa?”tanyaku lagi. “iya, beneran, trus apa?” “boleh minta cium nggak?” “ooh..” langsung dia mencium pipiku. “iiihh…bukan di situ, tapi di sini” kataku sambil menunjuk bibir.

    Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. “abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada sedikit kecewa. “nggak, aku cuma..” “Cuma apa bang?” kataku karena dia diam sejenak. “belum pernah ciuman” jawabnya malu-malu, mukanya memerah. “astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?” aku mengangkat wajahnya yang tertunduk malu. “Sintia prempuan pertama yang abang cium di bibir ya?” kataku lagi, “Sintia ajarain dulu ya, terus nanti kalo udah bisa, abang bales.”

    Segera kucium bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku mulai memagut bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. “dibales dong” kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. Alhamdulilah, dia membalas ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan. “mmhhh” lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku tertawa lepas sambil memandangnya, “nah, bibir abang udah nggak perjaka lagi.” kataku sambil menepuk dadaku. “hebat juga kamu ya, master banget deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?” “ya nggak lah, Sintia juga baru pertama kali praktek nih, tau dari baca buku ama liat film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah” jawabku.

    “jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih,” candanya. “apa lagi yang masih perawan?” “ya semuanya lah” jawabku. “mau dong nyobain” “sok atuh, silahken…,” jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku. “aku becanda kok” “beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjutku memancing. “terus maunya gimana?” “nggak ngerti-ngerti juga?” jawabku, kok ada ya didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2 lugu. “ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit, bingung aku” “Sintia mau diemelin ma abang” jawabku to the point sambil menarik bajunya.

    “yah…nggak tau harus gimana duluan” jawabnya. “kan ada film Bokep, liat dari situ aja bisa kan?” “aku coba deh.” Aku segera berjalan menuju kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, asean, gak da bule maen ma bule, aku gak demen si liatnya, kalo bule maen ma asean pa jepang baru asik diliatnya. “lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyanya sambil melihat-lihat dvdnya. “eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh”, jawabku.

    “aku kira kamu hyper “ katanya bercanda. “eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep yang menurutku sangat bagus. “nah ini dia akhirnya ketemu.” kataku sambil merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa. “nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur”. “emangnya kita mau nyangkul? kok capek?” tanyaku bercanda. Adegan pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di pangkuannya. “itu namanya foreplay bang”, kataku.

    Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta kedua lidah kami saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan. film pun berganti adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si prempuan asia, kayanya thai deh. Baju si prempuan disingkap keatas dan toketnya mulai diemut oleh si bule. “pengen deh di gituin” kataku sambil melepaskan ciuman kami. Posisiku sekarang duduk berhadapan dengannya, aku tetep duduk di pangkuannya. “ya udah, bajunya di buka” jawabnya.

    Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi sedikit toketku yang tidak tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang bodoh, toketku hanya diperhatikan tanpa berbuat apa-apa. “kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” kataku kesel. “sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu”, jawabnya untuk meredakan rasa keselku. “Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong” kataku lagi sambil tersenyum. “nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri,” jawabnya. “jadi gimana dong?” “aku jilatin aja, mau nggak?”

    Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya. “Mmhh…enak bang, terus..terus.. yang kanan juga..aahh,” desahku yang membuat dia bersemangat melakukannya. Lima belas menit dia menyerang kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku. “Sin, celana kamu basah” “iya, Sintia kluar tadi”, jawabku sambil menciumi pipinya.

    Adegan di film kini berubah lagi, konti bule yang besar panjang sudah sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh siprempuan., kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. “mau Sintia gituin nggak?” tanyaku. “udah gak usah, lain kali aja” jawabnya cepat. “nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balasku. Aku segera menarik celananya, dan langsung menggenggam kontinya yang belum menegang sama sekali dibalik cdnya. “gila, Sintia udah hampir dua kali orgasme, abang berdiri aja belon”. “aku baru sekali diginiin” jawabnya.

    aku kemudian menarik turun celananya. “besar juga punya abang, beda dikit lah ama yang di film”, kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam kontinya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya, selama 10 menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontinya dan menghisapnya pelan, kujilati kembali kepala kontinya dan lalu kukulum dengan mengeluarmasukkan kontinya ke dalam mulutku. “udah…udah…udah…”, katanya sambil mencoba menarik kontinya keluar dari mulutku, keluarlah maninya di dalam mulutku.

    Aku agak terkejut dan mengeluarkan kontinya dari dalam mulutku sehingga muncratan mani berikutnya membasahi wajahku. Aku bisa menerimanya dan kujilati yang masih tersisa di kontinya. Wah blon apa2 dah ngecret dianya, percaya deh kalo dia masi perjaka ting ting (sodaranya ayu ting ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu mengambil handuk di lemari untuk membersihkan maninya di wajahku. “ketelen gak?” “dikit..” jawabku sambil tersenyum.

    Tibalah film itu di puncak aksinya, si bule melepas cd si prempuan dan mulai melumat slangkangannya. “rebahan deh,” katanya. Saat aku berbaring di tempat tidur, dia telungkup diatasku dan mulai menciumku lagi. Kemudian dia menyerang leherku, seperti instruksi di film itu. “Mmhh..”, lenguhku.

    Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan mulai dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya. “Ooohh.. baang.. teruuss baanngg..!” jeritku perlahan dan tertahan-tahan. Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan kedua kakiku ke badannya. “Bang.. Sintia nggak mau disituu ajaa..teruuss tuurruunn..”

    Dia ikuti kemauanku. Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhku. “kok nggak pake cd si,” katanya sambil mencubit pipiku. “kalo nggak ada abang sih Sintia pake, tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?” jawabku.

    dia kembali menciumi pusarku sampai di atas vegiku yang tidak memiliki bulu sedikitpun. “sering dicukur ya Sin?” “nggak juga sih, gak tau kenapa, bulunya lama numbuh” jawabku. Dia menjilati dengan lembut pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat. “Ach.. Uch bang enak sekali..” ceracauku sambil terengah-engah.Aku memejamkan mataku, kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan dengan tangan kirinya dia membuka kedua belah bibir vegiku.

    dengan disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vegiku sambil mendesah, “Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang..” Sementara mulutnya, lidahnya terbenam di antara bibir vegiku yang sudah basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan kental. Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitku. Aku menjerit kecil dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya, sekali liat di bokep langsung ngerti kudu ngapain.

    aku semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya lebih dekat dengan mulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam vegiku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang vegiku. Semakin cepat dia menjilat, semakin aku menjepit kepalanya di tengah kedua pahaku, “kalo Sintia tau enaknya gak ketulungan gini, Sinta dah minta dari awal”. Aku makin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar kepalanya menjauh dari vegiku, tapi dia meneruskan permainannya hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi vegiku.

    Aku mengerang panjang, “Ooohh baang.. Sintia keluaarr..mmff..” sambil menjepitkan kedua pahaku di kepalanya sampai dia sulit bernafas. Akhirnya jepitanku berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil membukakan kedua pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.
    “Enak?” tanyanya. “iya, enak lah”. “ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi”. “kok udahan sih? sorry tadi Sintia keenakan jadinya narik-narik rambut abang deh.” “entar baru nyambung lagi ya”. “iya, tapi jangan lama-lama”.

    Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan selimut. Film porno itu di ‘pause’ sebentar. Dia segera menuju wastafel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 11.00. Setelah minum segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya disampingku, “Sin, aku mau minta maaf kalo aku udah jutek sama kamu sejak kita nikah, sekarang aku ngerasa bersalah banget”.“biarin aja berlalu yang kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, Sintia juga udah lupa, abang juga makin hari makin asik, seneng Sintia”, jawabku.

    “Kok jadi gerah ya”, katanya sambil membuka baju kaosnya dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi dipakainya. “ribet banget nih selimut…”kataku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, Aku segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’. Aku menarik tangannya dan menempelkan telapak tangannya ke selangkanganku. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan kontinya kedalam vegi pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam tak karuan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.

    “mau coba gituan?” tanyaku. “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..kamu aja yang master blon siap apa lagi aku,” jawabnya. “kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya Sintia kan masih perawan”. “gak apa-apa nanti aja.” “tapi Sintia pengen banget.” “ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti.” Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya dah tegang lagi, bole juga tu, baru ngecret dah bisa keras lagi.

    Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia membuka sedikit lubang vegiku. “beneran masukin sekarang?” tanyanya. “iya bang tapi pelan-pelan yah”. Dia menggesek-gesekan kepala kontinya dulu pada vegiku yang sudah banyak lendirnya. “Ayo bang cepat, Sintia sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontinya kedalam vegiku. Terasa perih ketika selaput prawanku ditrobos kontinya, aku meneteskan air mata. Ada darah membekas di batang kontinya. Aku mulai menggoyangkan pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontinya pelan didalam vegiku. “sakit?”, tanyanya pelan. “udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabku. “mau diterusin?” tanyanya lagi. “iya..” jawabku manja.

    Perlahan mulai dia memasukkan kontinya ke vegiku sampai pada akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam dan terasa kontinya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya. Dalam permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari sambil mengeluarkan suara erotis di antara kami . Aku hanya menggumam sambil meremas toketku ndiri. “ennnaaakk bang…” hingga selang beberapa lama dia memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat. kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, “Bang pompa yang cepat, bang, Sintia mau keluar ach.. Uch.. Enak bang”, lenguhku, sampe akhirnya, “mmhh…Sintia…. keelluuaarr..” Dengan hitungan detik kami berdua orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontinya berkedutan di dalam vegiku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga. Orgasme ku disusul olehnya, senang sekali melihat expresinya ketika menyemprotkan maninya didalam vegiku. Cairan yang keluar dari vegiku bercampur sedikit dengan darah. “Sin..sorry tadi aku keluarin di dalem..”, katanya. “nggak apa-apa kali,..kalo nanti Sintia hamil.. ya abang jadi bapaknya.” Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

    Kira2 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar mandi, pipis. Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah itu kami kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang kenikmatan yang baru aja aku rasakan. aku menggapai kontinya untuk aku kulum. “Mau lagi ya” tanyanya. “Ehm, habis nikmat bang, Sintia mau lagi ya”. “Enak kan Sin kontiku” , katanya sambil menikmati kulumanku. “Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17 cm ya bang. Awaknya si perih tapi udahannya nikmat buangetz”.”

    Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku mengulum serta menjilati pelirnya hingga dia sampai terangsang berat menuju orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan posisi 69. Dari posisi ini kami saling mengulum lagi. vegiku dia buka sedikit dengan jari dan dimasukkannya jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk melakukan penetrasi pada vegiku. “Sin kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi, sepertinya nikmat juga ya” pintanya. “Oh, mau doggy style ya, ayo” ajakku bersemangat.

    Setelah aku siap menungging, dengan pelan ditempelkannya kepala kontinya ke bibir vegiku dan
    perlahan-lahan ditekan masuk sedikit demi sedikit, “Terus bang.. emmff.. enaakk, oohh..” aku mendesah. “Bleess..!” akhirnya masuk semua batang kontinya ke dalam vegiku, kemudian mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, aku menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatnya. “Aaahh.. bang.. enak sekali… teruuss.. oohh..” aku merintih penuh nikmat.

    Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya masuk semakin dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku semakin menikmati permainan ini. “Ooohh.. baangg.. Sintia nggak tahan lagi..” rintihku dan akhirnya aku mencapai orgasmeku lagi. Dia makin gencar menggenjot kontinya keluar masuk vegiku sehingga akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras sehingga kontinya tenggelam habis ke dalam vegiku dan “Sroott.. sroott.. sroott..” entah berapa banyak mani yang disemprotkan di dalam vegiku.

    Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya dia dah lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontinya dari vegiku dan terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah permainan itu kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.

    Ketika kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak dia mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan aku segera jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontinya yang sudah tegak berdiri. Lalu kukulum kontinya sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.

    Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang jongkok dan minta aku berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di kloset wc, agar siap mendapat serangan oral nya yang nikmat.
    Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada klitku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vegiku. dia menjulurkan lidahnya lebih dalam ke vegiku sambil dia korek-korek klitku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku mengalami orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar tanpa bisa dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir kenikmatanku yang ada itu tanpa sisa. “Gimana Sin, rasanya permainan kita tadi, puas tidak?” tanyaku. “Puas banget bang, tapi abang blon kluar”.

    Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih basah, kontinya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku, sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir vegiku. jarinya masuk dan mempermainkan klitku dengan lembut. Aku mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen lagi.

    Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku ditariknya kembali ke tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak kasar karena mulai gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami saling memandang, diciumnya dengan lembut bibirku. Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontinya yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas toket dan pentilku yang mengeras.

    Aku bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vegiku tepat berada di atas hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vegi serta klitku dengan lembut. Dia memainkan lidahnya pada klitku terus ke lubang vegiku, “Ooohh bang.. teruuss.. baang..!” erangku nikmat. pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.

    Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vegiku diatas kontinya, kuarahkan kontinya ke vegiku kemudian pantat kuturunkan sehingga masuklah kontinya penuh ke lubang vegiku. Aku merebahkan tubuhku diatas tubuhnya. Dia mulai menggerakkan pantatnya keatas memberi tekanan pada vegiku dengan kontinya. Akupun menyambut serangannya dengan menggerakkan juga pantatku naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat..”Ooohh.. bang.. mmff..” desahanku semakin menggila.

    Tangannya tidak tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku diplintir lembut menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku menjatuhkan badanku ke atas dadanya sehingga remasan di toketku terlepas. “Bang.. Sintia nggak tahaann.. oohhmmff..” lenguhku sambil memagut bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vegiku berdenyut keras memerah kontinya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak bisa menahan lebih lama lagi, dan “Srroott.. Srroott.. Srroott..” maninya muncrat.

    Aku menelungkup diatasnya, bibirku dipagutnya sambil memelukku erat sekali. Hebat juga si abang, yang tadinya cuek saja ternyata menjadi pejantan tangguh di ranjang yang bisa membuat aku berkali2 mendapat O, luar biasa. Dah selesai semuanya baru terasa laper karena hari dah mo siang tapi kita sarapan ja belon. sarapannya diganti breakfast in bed alias emel.

    weekend itu kamu terus saja mengadu konti dan vegi, staminanya benar2 hebat seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vegiku dengan kontinya sampe aku lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya.

  • Ngentot Di Tempat Panti Pijat Dengan Pacarku

    Ngentot Di Tempat Panti Pijat Dengan Pacarku


    1728 views

  • Bercinta Dengan Tante Aliya Dan Anak Gadisnya

    Bercinta Dengan Tante Aliya Dan Anak Gadisnya


    1728 views

    Duniabola99.org – Berawal dari hobby saya berenang, kira-kira 3 minggu yang lalu, saya memulai hubungan lagi dengan seorang ibu rumah tangga, kali ini beserta putrinya yang masih kelas 2 SMP. berikut kisah lengkapnya…

    Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis abg bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia 15 tahun. Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu, badannya boleh dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba “adik kecil saya bangun, bagaimana tidak, ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.

    Tak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang “Om, mau main bola sama Grisa gak?”
    Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu ya” tanya saya gugup.
    Iya,… itu kakak !” katanya sambil menunjuk kakaknya.
    Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Reni, dia baru kelas 2 SMP. ”
    Mmh, Reni cuma berdua sama Grisa ?” tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana”
    Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!” kata Reni sambil menunjuk atas gedung Country Club. ”
    Ooo,… sama maminya, toh” kata saya,”
    Papi kamu ndak ikut Ren ?””
    Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagi bener” katanya lucu.

    Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya.
    Mmh, mami kamu bawa mobil Ren ” kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ” Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan”
    Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.”
    “O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ” Nanti pulangnya Om anterin” Tapi yang menjawab si kecil Grisa ”
    Boleh, Om boleh ikut”

    Sekitar 30 menit kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita, kami pun berkenalan. Reni dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya. Nama mami mereka Tante Aliya, umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Tante Aliya dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Tante Aliya tidak berkeberatan.

    Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya. Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Tante Aliya dan Reni ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.”Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana?”, tanya saya.
    “Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,” jawab Tante Aliya ogah-ogahan.
    “Iya Om, jangan nanya-nanya Papi.Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,” timpal Reni, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.
    Mendengar Reni bicara seperti itu, Tante Aliya agak kaget, “Reni, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.
    “Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…” kata saya sambil tersenyum.”Eh Iya,… Mas Vito mau minum apa ?” tanya Tante Aliya sembari bangkit dari sofa, “Kopi mau ”
    “Eh,… iya deh boleh,… ” jawab saya.Tak lama kemudian Tante Aliya datang sambil membawa 2 cangkir kopi.”Ini kopinya,…” katanya sambil tersenyum. Reni yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, “Om, malem ini nginep di sini mau ya ” bolehkan mam ?” Tante Aliya yang ditanya, menjawab dengan gugup, “Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om Vito mau ?” Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, “Yah,… mau sih,… ”
    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Tante Aliya berdiri dari sofa dan berkata, “Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu ya ?”
    “Eh, iya,… ” jawab saya, “kamu ndak tidur Ren, kan besok sekolah ?””Mmh, belom ngantuk,… ” jawabnya lucu.Tak lama kemudian, Tante Aliya datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Reni yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.”Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak sopan banget.”
    “Gak papa Ren”, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi,” kata Tante Aliya sambil tersenyum ke arah saya, “Om Vito aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih ?”

    Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Tante Aliya, tidak bisa bicara apa-apa lagi.” Ren” kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Vito,… sana tidur!” kata Tante Aliya.
    Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Tante Aliya, juga ikut-ikutan ngomong, “Iya, Ren” besok telat masuk sekolahnya,… kamu tidur duluan sana.
    “Reni sepertinya kesal sekali di suruh tidur, “Aaahh,… mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok,…” tapi dia masuk juga ke kamarnya.

    Setelah ditinggal Reni, saya mulai melakukan agresi militer.”Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ” kamu tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo aku apa-apain ” “Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,” kata Tante Aliya dengan mimik muka sedih.”Berarti suami mu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,” kata saya bercanda.
    “Dan lagi kamu punya “itu” mengkel banget,…”Si Tante Aliya menatap saya dengan wajah lugu, “Itu apa mas ?”Mmh, boleh aku jujur tidak “Boleh,… ngomong aja “Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo “anu”mu pasti seukuran satu sendok makan” kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.”Ooo,… ini,” kata Tante Aliya sambil memegang buah dadanya sendiri, “Mas Vito mau ” terus apaku yang seukuran…”Belum selesai Tante Aliya berbicara, langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya, “Ini,.. mu,… buka dong bajumu !” kata saya asal.

    Tante Aliya yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Tante Aliya dengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.”Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya,…” kata Tante Aliya tanpa memberi saya kesempatan bicara, Tante Aliya langsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si “adik” dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Tante Aliya kelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.

    Tante Aliya saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, “Veggy”nya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya. Langsung saya pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Tante Aliya bergetar hebat sekali,… dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan desahan Tante Aliya, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan. Saya tanya : “Mel, aku mau keluar,… dimana nih ?”Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Tante Aliya mendesah sambil berpaling ke arah saya, “Di dalam aja mas ! biar lengkap “Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.

    Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati “Mr. Penny” saya. Hisapan Tante Aliya tetap tidak berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala “Mr. Penny” saya.Sekitar 5 menit, Tante Aliya menikmati si “vladimir”, sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun.”Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,” katanya, “Aku mau nyuci “ini” dulu,” sambil dia mengelus vaginanya sendiri.”Ya,… jangan lama-lama,… ” kata saya.Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Reni keluar kamar,… dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.”Loh, Ren… kamu belum tidur ?” tanya saya setengah panik.”Belum.” Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi “Mr. Penny” saya dengan bantal sofa. “Om, tadi ngapain sama mami ?” tanyanya lagi.”Eh,… anu,… Om sama mami lagi… ” belum selesai saya menjelaskan, Tante Aliya masuk ke ruang TV.

    Dia kaget sekali melihat Reni ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Tante Aliya berkata, “Ren kamu ngapain, kok belum tidur ?”Reni berpaling menghadap Maminya, “Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ?”Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Tante Aliya duduk di samping saya, dan Reni saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.”Reni, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,” kata saya sambil melirik Tante Aliya yang terlihat sudah agak santai. “Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.”Reni terlihat sedikit bingung, “Hal itu hal apa Om ?”Di sini, Tante Aliya mencoba menjelaskan, “Ren, Mami jangan disalahin ya,…Reni sayang Mami kan ?”Reni tersenyum, “Iya lah, mi. Reni saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Reni mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain ?”Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Reni yang cukup besar, “Om Vito sama Mami lagi making love.

    Kamu tahu artinya kan ?””Mmh,… iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Reni mau lihat,” jawab Reni.Wah,… kaget sekali mendengar Reni bicara begitu. Lalu saya melirik Tante Aliya, dan Tante Aliya mengangguk mengerti. “Reni beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ?” tanya Tante Aliya.Reni menjawab dengan polos, “Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Reni juga mau diajarin,… biar bisa”. Saya beneran seperti ketiban durian runtuh, “Mmhh, tanya Mami ya “! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.”Reni merajuk, merayu Maminya, “Mi, boleh ya ?”Tante Aliya ragu-ragu menjawab, “Kamu lihat aja dulu deh ya “!”Sambil tersenyum Reni menjawab, “Iya deh,…,” senang sekali ia.

    Setelah itu, Reni saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya “memamerkan” batangan besar saya. Dan Reni hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Tante Aliya saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Tante Aliya disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Reni untuk duduk mendekat disamping saya.”Lihat Ren, Mami seneng banget kan ?” kata saya. Sementara Tante Aliya melirik kami sambil terus menjilati “Mr. Penny” saya. “Reni sudah pernah ciuman belom ?” tanya saya.”Belum Om.?”Mau Om ajarin ndak ?” tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.”Mau !” jawabnya singkat.”Ya sudah,… Reni ikutin Om aja ya,… apa yang Om Vito lakukan, diikutin ya “!”Belum sempat Reni menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Reni. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Reni terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.

    Tante Aliya terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Reni memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Reni bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Tante Aliya berlutut di depan saya dan membantu Reni melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda. Reni menurut aja ya sama Om Vito “kata Tante Aliya. Sementara saya meremas-remas toketnya, Tante Aliya menyuruh Reni untuk menggenggam batang “Mr. Penny” saya.”Ren, sekarang kamu jongkok disini ya ” kata Tante Aliya, “Kamu hisap “Mr. Penny”nya Om Vito, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas, ” Tante Aliya tersenyum sayang kepada Reni, “Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ?”Reni menjawab singkat, “Bisa, mam “Saya mengarahkan si “adik” ke mulut Reni, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam. “Pelan-pelan Ren, jangan ditelan semuanya ya !” Reni tersenyum.Tante Aliya memperhatikan cara Reni menghisap, kadang dia memberikan instruksi.

    Tak lama setelah itu, saya menyuruh Reni berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja “Veggy” muda itu. Reni benar-benar kegelian. Akhirnya, Tante Aliya menyuruh Reni istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Tante Aliya. Tanpa berbasa-basi, Tante Aliya langsung menduduki “Mr. Penny” saya, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Tante Aliya terus mengerjai “Mr. Penny” saya, saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Tante Aliya masih menduduki si “adik”, kali ini dia membelakangi saya. Reni yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi “Veggy”nya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke “Veggy”nya dan direspon dengan gerakan yang sangat liar. Reni mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Saya mulai serius menanggapi Tante Aliya. Reni saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Tante Aliya, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Tante Aliya bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Tante Aliya tidak tahan juga, begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si “vladimir”, Reni saya suruh menjilatinya.”Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ?” protes Reni.Tante Aliya sambil terengah-engah menjawab, “Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ” Mami bagi dong “!”Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati “Mr. Penny” saya. Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan “Mr. Penny” dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Tante Aliya dan anaknya, Reni, yang seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.

    Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan Reni, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau dengan Tante Aliya,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Tante Aliya, selalu diajak. Pernah suatu saat, ketika saya dan Tante Aliya sedang “perang alat kelamin” di kamar mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub. Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang “sibuk” “Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak ?” katanya. Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh Reni untuk menjilatinya). Kami masih sering melakukan itu sampai sekarang.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • SPRING BREAK CAMERA GUY FUCK FACE FACE FUCK

    SPRING BREAK CAMERA GUY FUCK FACE FACE FUCK


    1727 views

  • Cerita Sex ABG Ngentot Ketika PKL Di Hotel

    Cerita Sex ABG Ngentot Ketika PKL Di Hotel


    1727 views

    Cerita Sex Terbaru – Kisah ini berawal dari tahun 2016, saat itu gw masih berusia 19 tahun, sedang melakukan praktek kerja lapangan di salah satu hotel di Bandung. MarkasJudi

    Oia …. nama gw indra. PKLnya oleh personalia hotel, gw ditempatkan di bagian front office sebagai receptionist. Salah satu karyawati (receptionist supervisor) namanya Yanti, tapi semua orang memanggilnya Teteh.

    Usianya saat itu 28 tahun, sudah menikah tapi belum dikaruniai seorang anakpun. Wajah teteh tidak terlalu cantik, tetapi good looking (seperti kebanyakan typikal seorang wanita priangan).Ukuran dadanya sedang tapi padat, tetapi pinggulnya penuh (body gitar kalee).

    Yang paling gw suka dari teteh adalah tidak seperti kebanyakan cewek pada umumnya yang senang bergosip ria, teteh tidak banyak bicara. Jika berbicara tutur katanya sangat halus, pelan namun sangat tegas, dan sangat dihormati oleh bawahannya. Jika selesai bertugas (lepas uniform) pakaiannya pun sopan dan tertutup, selalu memakai celana panjang. Dan dibalik kemeja atau baju atasannya selalu dilapisi kaos dalam sehingga makin menyembunyikan BHnya.

    Selama gw PKL, teteh sangat banyak membantu. Jika dalam satu shift hanya kita berdua, gw terang-terangan bicara sama teteh kalo gw suka sama teteh. Dan teteh hanya tersenyum “Gak boleh … teteh sudah ada yang punya” tegasnya.

    “Teh … kalo putus sama si Akang, hubungi aku yah” gw selalu menggoda. Dan teteh hanya tersenyum.

    Dua bulan kemudian teteh di mutasikan ke Sales Markering Dept. bersamaan dengan selesainya PKL gw. Dua minggu seterusnya, setelah meng-collect data-data atau bahan-bahan untuk makalah di kampus, gw pamit sama teteh.

    “Teh … aku mau pamit, terima kasih buat bimbingannya selama aku praktek disini yah … dan maafin kalo selama ini aku sering menggoda teteh” kata gw diplomatis.

    “Gak papa ndra … teteh senang bisa bantu kamu. Kapan pulang ke Jakarta ?”

    “Besok” sahutku.

    “Bareng aja sama teteh. Besok teteh dinas ke Jakarta, dapat tugas untuk sales call selama 3 hari di Jakarta … naik mobil kantor”

    Besoknya gw pulang ke Jakarta ikut sama teteh, naik mobil espass. Gw di depan sama sopir, teteh sendirian di belakang. Selama di perjalanan kami ngobrol, setiap kali gw nengok ke belakang (saat ngobrol) yang terlihat adalah kaki teteh yang putih mulus dengan betis yg sangat ranum (slurupp). Terkadang jika dia merubah posisi duduknya, terlihat paha mulusnya (duh … kecian neeh adik gw, mencuat/melengkung di sangkarnya).

    Singkat kata kami tiba di hotel pukul 16.00 (saat itu perjalanan Bdg-Jkt memakan waktu kl 4 jam).

    “Teh … bolehkan aku antar sampai teteh c/i di kamar”

    Teteh hanya tersenyum. Udara Jakarta yang panas, ditambah AC mobil yang tidak maksimal, membuat badan teteh dibanjiri keringat. Gw kasihan melihatnya, dan saat itu dalam lift (walaupun berAC) teteh sibuk melap keringat di wajahnya dan leher memakai tissue …. Ya ampun, itulah pemandangan terindah yang pernah gw lihat … badan gw menggigil, napas gw sesak, napsu gw naik … tapi apa daya. (sementara adik gw masih menggeliat-geliat dalam sangkarnya, minta belaian kalee yak ?).

    Setelah semua lagguagenya teteh sudah gw taro di lemari, gw langsung pamit.

    “Teh … aku pulang dulu yah (sambil cipika cipiki), minta kenang-kenangan dong” candaku.

    “Nih … satu kecupan di kening” kata teteh sambil kecup kening gw. Sekali lagi badan gw menggigil, bau badan khas wanita, membuat libidoku naik. Dan tanpa basa basi kucium bibirnya. Teteh melonjak kaget, dan meronta-ronta.

    “Jangan .. ndra …jangan” gumam teteh tidak berdaya. Punggungnya nempel ke dinding dekat pintu keluar. Teteh yang badannya kecil berusaha melepaskan diri dengan meronta-ronta. Mulut gw melakukan sedotan-sedotan liar dari bibir beralih ke leher dan kemudian ke lubang telinganya. Badan teteh menggerinjal hebat. Kemudian bibir gw kembali menutup bibirnya ….. perlawanan teteh mulai melonggar. Degup jantungnya sampai terdengar tidak beraturan. Bibirnya terbuka perlahan dan tangannya melingkar ke leher gw. Desahan nafas teteh mulai memburu. Tangan gw mulai berani memeras bukit kembarnya dibalik blousenya (belakangan baru tahu ternyata teteh memakai t-shirt u can see di dalam blousenya). teteh sudah mulai pasrah dan mulai mengimbangi sedotan bibir gw, lidahnya mulai menari-nari dan bertautan dengan lidah gw. Punggung teteh masih menempel di dinding, kedua tangannya gw angkat ke atas kepalanya. Tampak bulu-bulu halus di bawah ketiaknya, tidak lebat … dan bau khas wanita yang agak soft menyeruak hidung gw … saat membaui ketiak teteh.

    Teteh makin menggerinjal dan dengan pasrah membiarkan gw melucuti semua baju atasannya. BH nya yg warna hitam sengaja tidak gw lepas, Libido gw makin menjadi-jadi kala melihat BH hitamnya teteh. Adik gw yg daritadi berdenyut-denyut makin mengeras ketika sebuah tangan halus mulai membelai-belainya. Tanpa gw sadari teteh sudah berhasil membuka celana berikut hings yg gw pakai. Adik gw bersorak kegirangan manakala tangan halus teteh bermain-main, kadang memijatnya, kadang mengocoknya, bahkan biji-biji gw pun tidak lepas dari permainan tangan teteh.

    Teteh mulai agresif … bertolak belakang dengan kesehariannya yang tenang dan kalem. Badan gw sudah telanjang bulat, demikian pula dengan roknya teteh sudah terbang entah kemana. CD teteh pun berwarna hitam ukuran midi tampak menonjol ditengah-tengahnya. Gw sengaja minta sama teteh agar CD dan BH nya jangan dulu dibuka. Puting teteh yang agak coklat tidak lepas dari sedotan bibir gw, demikian pula bukitnya tidak pernah lepas dari remasan tangan gw, bergantian dengan sedotan bibir teteh ke puting gw.

    “Ndra … pegangin punya teteh …. ohh .. ahh” erang teteh sambil membawa tangan gw ke pangkal pahanya. CDnya sudah mulai basah …. tangan gw mulai menyeruak ke dalam rambut halus teteh, sementara tangan yg satunya bermain-main di pantatnya teteh. Bibir gw mulai menelusuri belakang telinganya. Bibir teteh mulai menjilati leher gw kadang-kadang niup telenga gw.

    “Pindah yu .. ndra ke sofa” teteh menuntun gw menuju sofa. Teteh menyuruhku duduk, dan teteh duduk dipakuan gw menghadap gw. BHnya mulai gw lepas … bukitnya yg padat ranum masih gw remas dan yang satunya gw sedot putingnya. ” ooohh … ndra …. geli … ndra”

    “OOh …. teh … masukin yah …teh” kemudian teteh berdiri sebentar, gw membuka CDnya. Setelah lepas CDnya gw cium …. bau khasnya makin menaikan libido gw. Bulu-bulu halus teteh tampak tidak beraturan di pangkal pahanya berkat tangan gw yg mengacak-ackanya. Teteh menjerit kegelian “ohh … ohhh .. ahhh, masukin aja ndra, teteh udah gak tahan” erangnya.

    Berkali-kali gw coba memasukan adik gw, tetapi selalu meleset … dan gagal terus. Teteh yg sudah gak sabar akhirnya membimbing adik gw untuk memasuki tubuhnya. Bleeessss … ohh akhirnya. Seumur hidup belum pernah terbayangkan nikmatnya burung gw masuk kedalam memeknya teteh. Teteh menjerit …. dan mulai menggerakan pantatnya … kadang naik turun, terkadang melingkar-lingkar. Gesekan demi gesekan membawa kami melayang layang jauh. 10 menit telah berlalu ….

    Teteh menarik pantatnya dan menarik gw ke tempat tidur. Tubuh teteh terlentang, kedua kakinya dibuka lebar.

    “Ayo … ndra … ayo masukin … cepat”

    Gw mulai memasuki tubuhnya …. mulut kami berpagutan dan lidah kami saling membelai. Pinggul gw mulai naik turun dengan cepatnya mengimbangi putaran pantatnya teteh … sehingga terdengar bunyi ciprakan, akibat kocokan batang gw pada kemaluan teteh. Gerakan teteh mulai liar, kedua kakinya dilingkarkan ke pinggang gw.

    “ooohh… ndra …. sssshh ….ohhh …. awww” teteh makin meracau sambil menggigit bibir bawahnya.

    Sambil terus meremas dan kadang-kadang menggigit putingnya … gerakan gw pun terbawa liar.

    “ndra …. kocok teruzzzz ndra …. teteh mau keluar”

    Gw makin mempercepat tempo dan agak kasar. Masih terdengar erang kenikmatan dari mulut teteh.

    “ohhh … ooohh …. ndra ….yang keras …ndra”

    Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa, sepertinya kami akan mencapai bersama-sama, dan Ooooh…. CRett .. crett ….cret …. seperma gw muncrat didalam kemaluannya teteh. Bersamaan dengan terdengarnya jeritan kenikmatan dari mulut teteh “Ndraaaa …. ooh … ohhhh”.

    Sejak saat itu, gw gak pernah lagi bertemu dengan teteh, bahkan komunikasi via telponpun gak pernah. Jika ditelpon ke kantornya … selalu menghindar. Berbagai maca pesan pun tidak pernah dibalasnya. Akhirnya gw nyerah dan berusaha untuk melupakan teteh.

    Tujuh tahun kemudian, tanpa diduga gw bertemu teteh dalam suatu seminar di Jakarta. Rupanya teteh sudah lama tidak bekerja di hotel. Teteh masih seperti yang kukenal 7 tahun yang lalu. Teteh yang kalem dan tidak banyak bicara. Teteh yang tidak pernah meninggalkan senyum khasnya.

    “apa khabar ndra ? Berapa tahun yah kita tidak bertemu ?”

    “Teteh sendiri bagaiman khabarnya ?” gw malah balik bertanya.

    Iiihh… gemes banget deh (dalam hati gw). Adik gw bisa mencium bau yg pernah dikenalnya, karena seketika itu juga langsung bangun.

    Disela-sela coffee break dan lunch, kami banyak menghabiskan waktu dg obrolan-obrolan yang ringan, sambil menanyakan kegiatan masing-masing, tanpa menyinggung kejadian di kamar hotel itu.

    Seminar hanya satu hari, tapi karena selesai pukul 19.00, teteh menginap di hotel yg sama dg tempat seminar. Katanya gak mungkin kalo pulang ke Bandung malam itu juga. “Ndra … besok antar teteh ke gambir yah …” Gw mengangguk dan berharap lebih dari sekedar mengantar.

    “Teh … selesai seminar, kita jalan-jalan yuk !!” timpalku.

    “Nggak ah .. teteh mau istirahat aja di kamar” katanya.

    Selesai seminar, gw memaksa untuk mengantar teteh ke kamarnya. Teteh menolak keras. Tapi setelah di desak dan berjanji tidak akan macam-macam, akhirnya teteh mau.

    Para peserta seminar turun memakai lift menuju lobby, tetapi kami berdua naik lift ke atas menuju lantai 15. Di dalam lift kami diam membisu. Namun tanpa diduga … teteh menubruk gw dan menempelkan bibirnya dibibirku. Dengan cepat gw bisa menguasai diri dan mengimbangi serangan teteh. Tangan kiri teteh masih mendekap map seminar sementara tangan kanannya memegang kepala gw. Tangan kiri gw melingkar pinggangnya dan tangan kanan gw meremas pantatnya. Alamaak … teteh gak pakai Celana Dalam.

    Aktifitas kami berhenti ketika bel lift berbunyi di lantai 7. Rupanya ada 2 orang tamu lain yg akan menuju lantai 12. Dada gw masih deg-degan gak karuan, jakun gw naik turun. Setelah orang tersebut turun di lantai 14 … gw hendak bergerak lagi, tetapi ditahan teteh.

    “Teh … sejak kapan gak pakai Celana Dalam ?” tanyaku dengan napas memburu. Teteh hanya tersenyum …menggoda.

    “Nih … ndra, ambil kunci kamar di dalam tas teteh” kata teteh santai. Gw mulai mencari-cari kunci dalam tas teteh …. alamak …. malah nemu Celana Dalam teteh yang berwarna hitam berenda. CDnya gw tarik keluar dan gw isep, bau khas wanita membuat libidoku makin naik ke ubun-ubun.

    “Hey… kuncinya mana ?” kata teteh yang sudah tiba lebih dulu di depan pintu kamar. Gw sibuk membuka pintu kamar. Napsu kami berbedua sudah tidak bisa ditahan. Ketika pintu tertutup di belakang kami, langsung saja kami berdua terlibat dalam pergulatan yang sangat panas. Tas, map, sepatu, baju dll berserakan di dekat pintu. Bibir kami saling pagut, tangan teteh sudah membelai batang gw, tangan gw sudah menelusuri kesana-kemari. Gw bugil 100% sementara teteh masih memakai BH warna hitamnya, tetapi nenen nya udah keluar dari cupnya.

    Teteh dulu … lain dengan teteh sekarang, kalo dulu masih memakai gaya convensional, tapi sekarang ……..

    Gw menggerinjal kenikmatan, pasalnya batang gw sudah dalam genggamannya dan keluar masuk bibirnya yang mungil. Terkadang di sedot, kadang2 dijilatinya.

    BHnya teteh udah gw buka sepenuhnya ….. teteh yang masih jongkok dan asik dg permainannya gw angkat ke tempat tidur. Posisi kami 69. Teteh dibawah masih nyedot batang gw, dan gw diatas mulai menjilati kemaluannya. Bau teteh (baunya soft, kayaknya dirawat banget tuh kemaluan teteh) mulai menyeruak ke dalam hidung gw.

    10 menit berlalu … posisi kami berubah. Masih rebahan di tempat tidur …. teteh membelakangi gw …. dan gw penetrasi dari belakang. Tangan gw meremas-remas dan memelintir putingnya teteh. Pantat teteh bergerak memutar kadang-kadang naik turun ” ooohhh ndra…enak banget ndra” erangnya. Ganti posisi lain ndra” Gumam teteh sambil melepaskan adik gw. Kemudian Teteh menungging …. tanpa disuruh gw masukin kemaluannya teteh. Berbagai macam style udah kita cobain.

    “Ayo ndra …teteh udah gak tahan … pengen keluar” erangnya

    Teteh terlentang, kakinya dibuka lebar-lebar. Batang gw sudah masuk ke dalam kemaluan teteh. Gerakan kami berirama, pantat gw naik turun, pantat teteh berputar-putar. Makin lama makin liar….. dan makin tidak terkendali.

    Dan akhirnya …. Ahhhhh …. Crett…cret…cret. Semprotan air mani gw begitu kuatnya … hingga membuat teteh menjerit kenikmatan … karena bersama-sama mencapai puncak asmara. Tubuh kami terkulai lemas diatas tempat tidur….. Tak puas-puasnya gw mencium bulu-bulu halus dibawah ketiak teteh. Setelah mandi … kami turun ke coffee shop untuk makan. Selesai makan tanpa membuang waktu kami kembali ke kamar ……. sambil berjalan bergandengan, teteh membisiki gw ….. “Ndra….. teteh gak pake celana dalam …..

  • Majalah Dewasa –  China Matsuoka

    Majalah Dewasa – China Matsuoka


    1726 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Ngentot Gadis SMA Di Dalam Kelas

    Cerita Ngentot Gadis SMA Di Dalam Kelas


    1726 views

    Cerita Sexs –  Setelah kami berkenalan, lalu kami berbicara sebentar di kantin SMA . Setelah tidak berapa lama, tiba-tiba dia berbisik di telinga saya, katanya, “Kamu cantik sekali deh Shinta..”, sambil matanya tertuju pada belahan dada saya. Muka saya langsung merah, kaget dan dadaku berdetak kencang.

    Tiba-tiba terdengar suara “Pritt…!”, tanda bahwa babak ke-2 akan dimulai, saya langsung mengajaknya balik ke lapangan.
    Dalam perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas-kelas kosong. Tiba-tiba dia menarik tanganku masuk ke dalam kelas 3 Fis 1, lalu dia langsung menutup pintu. Saya langsung bertanya padanya, ” Ada apa Indra…, babak ke-2 sudah mau mulai nih…, kamu tidak takut dicariin pelatih kamu?”.
    Dia tidak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi padaku, “Badan kamu bagus sekali ya Shin..”.
    Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain berbalik badan dan menatap matanya serta tersenyum padanya. sbo303

    Dia langsung mencium bibirku dan saya yang belum pernah berciuman dengan cowok, tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Setelah kira-kira 5 menit bercumbu, mulai tangannya meraba dan meremas dadaku. Saya pasrah saja padanya, karena terus terang saya belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini. Tangannya masuk ke dalam baju cheers no.3-ku, dan mulai memainkan puting payudaraku, lalu dia menyingkapkan bajuku dan melepaskan rokku hingga saya tinggal mengenakan BH dan celana dalam saja.

    Lalu ia membuka baju basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalam saja. Tampak jelas di depanku bahwa “penis”-nya sudah tegang di balik celana dalamnya. Ia memegang tanganku dan menuntun tanganku ke dalam celana dalamnya. Saya merasakan “penis”-nya yang besar dan tegang itu dan ia memintaku untuk meremas-remas penisnya. Ia memaksaku untuk membuka celana dalamnya, setelah saya membuka celana dalamnya, tampak jelas penisnya yang sudah ereksi. Besar juga pikirku, hampir sejengkal tanganku kira-kira panjangnya.
    Baru kali ini saya melihat kemaluan cowok secara langsung, biasanya saya hanya melihat dari film biru saja kalau saya diajak nonton oleh teman-teman dekatku. Ketika saya masih terpana melihat penisnya, dia melepas BH dan celana dalamku, tentu saja dengan sedikit bantuanku. Setelah ia menyingkirkan pakaian dalamku, badannya yang tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu, menindih badanku di atas meja kelas dan ia mulai menjilati puting payudaraku sampai saya benar-benar menggeliat keenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, saya baru tahu bahwa inilah yang akan terjadi padaku kalau saya benar-benar terangsang.

    Lalu tangannya yang kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan clitorisku sambil sesekali mencubitnya. Saya yang benar-benar terangsang tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan menggeliat di atas meja. Cukup lama ia memainkan tangannya di kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir bagian bawah kemaluanku dengan nafsunya, tangan kanannya masih memainkan clitorisku. Tidak lama saya bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, saya merasakan darahku naik ke ubun-ubun dan saya merasakan sesuatu kenikmatan yang sangat luar biasa, badanku meregang dan saya merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku, Indra tanpa ragu menjilati cairan yang keluar sedikit demi sedikit itu dengan nafsunya sampai hanya air liurnya saja yang membasahi kemaluanku. Badanku terasa lemas sekali, lalu Indra duduk di pinggir meja dan memandangi wajahku yang sudah basah bermandikan keringat.
    Ia berkata padaku sambil tersenyum, “Kamu kelihatan capek banget ya Shin…”. Saya hanya tersenyum.

    Dia mengambil baju basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, saya benar-benar kagum padanya, “Baik banget nih cowo”, pikirku. Seperti sudah mengerti, saya jongkok di hadapannya, lalu mulai mengelus-ngelus penisnya, sambil sesekali menjilati dan menciuminya, saya juga tidak tahu bagaimana saya bisa bereaksi seperti itu, yang ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaku, dan cara yang kulakukan ini pernah kulihat dari salah satu film yang pernah kutonton.
    Indra hanya meregangkan badannya ke belakang sambil mengeluarkan suara-suara yang malah makin membuatku ingin memasukkan penisnya ke dalam mulutku, tidak berapa lama kemudian saya memegang pangkal kemaluannya itu dan mulai mengarahkannya masuk ke dalam mulutku, terasa benar ujung penisnya itu menyentuh dinding tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk ke dalam mulutku, lalu saya mulai memainkan penisnya di dalam mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi, tanda kalau saya sudah benar-benar terangsang padanya.

    Kira-kira 5 menit saya melakukan oral seks pada Indra, tiba-tiba badan Indra yang sudah basah dengan keringat itu mulai bergoyang-goyang keras sambil ia berkata, “aarghh…, Saya udah gak tahan lagi nih Shin…, Saya mau keluarr…”.
    Saya yang tidak benar-benar memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan penisnya, sampai kurasakan cairan hangat kental putih dan agak asin keluar dari lubang kemaluan Indra, saya langsung mengeluarkan penisnya itu dan seperti kesetanan, saya malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap penisnya sampai cairan spermanya benar-benar habis. Saya duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan Indra yang tiduran di meja sambil mencoba memelankan irama nafasnya yang terengah-engah.

    Saya hanya tersenyum padanya, lalu Indra bangun dan menghampiriku, Dia juga hanya tersenyum padaku. Cukup lama kami berpandangan dengan keadaan bugil dan basah berkeringat.
    “Kamu cantik dan baik banget Shin”, katanya tiba-tiba. Saya hanya tertawa kecil dan mulai mencium bibirnya. Indra membalas dengan nafsu sambil memasukkan tangannya ke dalam lubang kemaluanku. Cukup lama kami bercumbu, lalu ia berkata, “Shin…, boleh nggak Saya emm…, itumu…”.
    “Itu apa Ndra?”, tanya saya.
    “Itu…, masa kamu gak tahu sih?”, balasnya lagi.
    sebelun saya menjawab, saya merasakan kepala batang kemaluannya sudah menyentuh bibir kemaluanku. “Crestt.., creest”, terasa ada yang robek dalam kemaluanku dan sedikit darah keluar.
    Kemudian Indra berkata, “Shin kamu ternyata masih perawan!”, saya hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluannya masuk ke vaginaku. Digerak-gerakan perlahan batang kemaluannya yang besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan yang ada hanya ada rasa geli, nikmat dan nikmat ketika Indra menggoyangkan badannya maju mundur pelan-pelan saya tidak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan. Kemudian semakin cepat saja Indra memainkan jurusnya yang maju mundur sesekali menggoyangnya ke kiri ke kanan, dan dipuntir-puntir putingku yang pink yang semakin membuatku menggelepar-gelepar seperti ikan yang dilempar ke daratan.

    Keringat sudah membasahi badan kita berdua. Saya sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja dipergoki orang, tapi saya rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil. “Ahh…, ahh…, ahh”, saya mendesah dengan suara kecil karena takut kedengaran orang lain. Kulihat wajah Indra yang menutup matanya dan terenggah-engah nafasnya.

    Cukup lama juga Indra bermain denganku, memang benar kata orang kalau atlet itu kuat dalam bersenggama. “Ahh…, aww…, aww”, geli dalam lubang kemaluanku tidak tertahankan. Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang lain yang belum pernah kurasakan, cairan hangat kurasakan keluar dari dalam vaginaku.
    Oh, itu mungkin yang kata orang orgasme pikirku. Badanku terasa rileks sekali dan mengejang. Mulutku ditutup oleh Indra mungkin ia takut kalau saya mendesah terlalu keras. Meja kelas yang agak tua itu bergoyang-goyang karena ulah kita berdua. Saya masih merasakan bagaimana Indra berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya, lalu ia duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluannya. Saya menurut saja dan pelan-pelan saya duduk di kemaluannya. Indra memegang pinggulku dan menaik-turunkan diriku. Saya belum pernah saya merasakan kenikmatan yang seperti ini. Saya mendesah-desah dan Indra semakin semangat menaik-turunkan diriku.

    Lalu badan Indra mengejang dan berkata, “Shin saya mau keluarr”, sekarang malah giliranku yang semangat memacu gerakan tubuhku agar Indra bisa juga mencapai klimaksnya, tapi lama Indra mengeluarkan penisnya dan terdengar ia mendesah panjang, “Ahh Shin…, Saya keluar”. Kulihat air maninya berceceran di lantai dan sebagian ada yang di meja. Lalu kami berdua duduk lemas dengan saling berpandangan. Ia berkata, “Kamu nyesel yah Shin?”, saya menggeleng sambil berkata, “Nggak kok Ndra…, sekalian buat pengalaman bagiku.”

  • Foto Ngentot Bercinta Di Tempat Massage Dengan Si Cantik Me Ling

    Foto Ngentot Bercinta Di Tempat Massage Dengan Si Cantik Me Ling


    1726 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Ketagihan Main Seks Dengan Adik

    Ketagihan Main Seks Dengan Adik


    1726 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan namaku Erlinia, teman-teman biasa memangilku erlin. Statusku saat ini sebagai mahasiswi ekonomi sebuah Universitas yang ada di Bandung. Semenjak dua tahun yang lalu saat diterima kuliah, gw tinggal di Bandung. Gw berasal dari Sukabumi, ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu gw asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi. Cerita Sex Sedarah ini menceritakan kisahku yang terjadi saat masih duduk dibangku kelas 1 SMA waktu Gw masih tingal di Sukabumi. Dan cerita panas ini masih terus berlanjut sampai detik ini! gw terus kecanduan ngentot ama adik kandung gw sendiri. Sebagai kakak kandung hasrat hubungan sex dengan adik itu slalu gagal aku bendung hingga saat ini.

    Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik lelakiku namun adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

    Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

     

    hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi
    Iyaaaaaaa..! Wait..! ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
    Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
    aduhhhhhhhh….. Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

    kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.
    Ada apa sih kak? katanya.
    Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
    criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
    Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.

    Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
    Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.
    Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.
    hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
    Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya.

    Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
    o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.
    Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
    Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

    Ya… basah deh rok kakak… kata Gw melihat ke rok dan celana dalamku.
    Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
    Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
    Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
    Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
    Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.

    Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.
    Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.
    Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
    Gw lalu membuka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yang tanpa celana.

    kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.
    Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.
    Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzzz..! katanya.
    Karena Gw memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
    Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!

    kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
    Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.
    Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.
    Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.
    Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.
    Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.
    Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.

    Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.
    Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu” ujarku
    Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.
    Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
    Hehe… dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.
    Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.

    Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.
    Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak… Nggak akan diapa-apain… Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.
    ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii…
    Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

    Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali… Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt… Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.
    Hihihi.. kakak terangsang ya..?
    Enak aja… sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.
    Ini basah banget apaan Kak..?
    Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.
    Kak… memek tu anget, empuk dan basah ya..?
    Tau ah… Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.

    Kak… gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
    Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.
    Dikit aja Kak… Please..!
    Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih…
    Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.
    uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.
    Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
    Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.

    Enak ya kak..?
    Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.
    Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
    kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!
    Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.
    Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.
    Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dengan mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.

    Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
    Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!
    hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.
    Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.

    ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
    Dek… masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.
    Iya Kak..!
    Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.

    Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
    ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.
    Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.
    Ouughhh..! katanya.
    Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.

    Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.
    Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.
    Wahh..! Gila adik ya..!
    Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.
    Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dengan jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.

    uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.
    Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yang cukup lama.

    Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yang ke Sukabumi, maka dia yang akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Beginilah cerita sex sedarah yang kami lakukan sampai sekarang! Terus terang gw kecanduan ngentot ama adik gw!

  • Naughty slut Maya Bijou does a slow strip to reveal her shaved pussy nice tits

    Naughty slut Maya Bijou does a slow strip to reveal her shaved pussy nice tits


    1726 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang
    yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini
    menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda
    hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore
    lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Kisah Memek Anita Setengah Baya

    Kisah Memek Anita Setengah Baya


    1725 views

    Cerita Seks Terbaru – Sebut saja aku Anto, usiaku saat ini sudah berkepala empat menjelang lima, sudah berkeluarga dengan anak dua. Perilaku dalam kehidupan seks normal, hanya saja jika pada umumnya laki-laki tertarik pada wanita yang usianya lebih muda, berbody seksi dengan pantat bahenol dan dada montok, sementara aku justru lebih tertarik pada wanita yang memiliki rambut tebal dan panjang, usia tidak masalah yang penting bukan ABG.

    Karena itu walau usiaku kini sudah termasuk setengah baya, namun jika melihat wanita yang berambut tebal dan panjang (kendati pemiliknya sudah setengah baya).. langsung saja gairah seksku meningkat. Yach..bisa jadi kondisiku ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa puberku dalam berhubungan badan dengan lawan jenis.

    Ketika itu usiaku baru 15 tahun dan kata orang betawi merupakan masa yang sedang ngebet-ngebetnya pengin ngesek (ngerasain seks). Cuma karena belum cukup umur, biasanya keinginan tersebut hanya disalurkan secara swalayan sambil membayangkan si “Nani” dengan berdesah.. Ooo.. na.. ni, o.. na.. ni (eh mungkin saja karena itu jadi banyak orang mengatakan kegiatan swalayan dengan istilah “onani”.).

    Pengalamanku diusia tersebut sedikit beruntung.. karena tidak harus berlama-lama swalayan. Dirumahku ada Bulik Anna yang saat itu sudah berusia 36 tahun tapi bodynya masih OK, rambutnya tebal, ikal, hitam dan panjang sepunggung. Dia sejatinya teman ibuku namun pada kesempatan-kesempatan tertentu dia bertindak sebagai “guru” sekaligus menjadi muara birahiku yang sedang menggebu-gebu. Bulik anna sangat pandai menjaga citra diri dan berakting manis didalam keluarga kami. Sehingga meskipun kami sudah ML berkali-kali ? kedua orang tuaku tidak curiga sama sekali. Kami sama-sama menikmati, dia puas karena dapat “burung muda” sementara akupun puas sebab tidak harus konak sendirian, lumayanlah ngirit sabun, hee..hee.. (O.. ya, pengalaman tentang pendaratan pertama “apollo”ku di “bulan”nya Bulik Anna sudah kuceritakan di situs ceritaseks15 ini loh.

    Suatu hari, tepatnya malam minggu tapi tanggal, bulan dan tahunnya lupa, Aku benar-benar bingung dan resah. Waktu itu aku baru pulang nonton film “Intan perawan kubu” dengan pemeran utama artis YO.(tahu khan??) Nah disalah satu adegannya ia tampil polos, hanya rambutnya yang ikal, panjang dibelah dua dan dipindahkan kedepan sehingga menutupi payudaranya.! Woouu.. aku jadi konak berat menyaksikan adegan tersebut dan yang bikin tambah resah ketika aku pulang kerumah. Inginnya langsung kusalurkan ke Bulik anna, namun lagi-lagi sial karena orangtuaku tidak jadi pergi malam itu, ketika aku pulang mereka sedang ngobrol diruang keluarga sambil nonton TV. Pokoknya..benar-benar suntuk aku malam itu, dan terpaksalah aku “onana”..(karena yang dikhayalin bulik anna)

    Paginya, aku dapat akal dan setelah sarapan pagi aku langsung bilang sama Ibuku..
    “Ma.. besok ada pelajaran sejarah, tapi kata Pak guru kami disuruh cari referensi buku lain, jadi aku pagi ini mau ke toko buku ya.”!
    “Lho emangnya kamu berani sendiri, khan Pak rus (sopir) libur hari ini” tanya ibuku..
    ” Berani sih, tapi kalau Bulik Anna mau nemani juga boleh, kami naik taksi aja ” jawabku sambil melirik bulik anna yang duduk disebelah ibuku.
    ” Enak.. aja kamu, tanya dulu tuh sama bulik..!! Piye.. Mbak, iso ora..! jawab ibuku sambil bertanya ke bulik Anna.
    ” ya.. udah bulik anterin..dasar anak manja “!! bulik anna menimpali pembicaraan kami sambil tersenyum dikulum penuh arti.
    ” Tuh..bulik mau khan Ma”!!, Nah minta uangnya dong
    ” Ah .. dasar kamu to!!”

    Selesai sarapan kami langsung bersiap-bersiap. Bulik Anna memakai rok terusan, rambutnya yang lebat dan panjang hanya dilipat setengah, sehingga tampak ia hanya memiliki rambut sebahu. Kamipun berpamitan pada kedua orang tuaku dengan tidak lupa minta sanggu yang lebih dengan alasan kami mau makan diluar. Kira -kira lima puluh meter setelah kami meninggalkan rumah, langsung saja kucubit bulik anna sambil kukatakan..
    “Ma’kasih ya bulik mau ngantar, sebenarnya aku pusing nih bulik”!!
    “Bulik tau koq.. dari tadi malam khan?! kata bulik anna sambil senyum sensasional.
    “Lho ..kalau bulik tahu, koq tadi malam tidak kekamarku setelah papa mama tidur??”
    “Tenang kita selesaikan ditempat biasa” sambungnya lagi, dan taksipun melaju ke arah kemayoran,..

    Setelah turun dari taksi kami langsung check in di suatu tempat yang sudah tidak asing lagi bagi kami. Disinilah kami sering ML jika keadaan dirumah tidak memungkinkan, tempat memang tidak terlalu bagus tetapi cukup nyaman untuk menyalurkan hasrat sesaat, apalagi para petugasnya sudah kenal dengan kami.

    Aku yang sudah menahan hasrat sejak tadi malam, makanya begitu masuk kamar langsung kuserbu bulik anna, kami berguling-gulung dikasur dengan bibir berpagutan lengket sekali. Mendapat serbuan mendadak, bulik anna sempat terperangah, sambil terenggah-enggah bulik Anna juga mengimbangi aktivitasku dengan sesekali bergumam..” huuh dasar anak muda!! tapi .. oenaak koq”.

    Bibir kami terus saling melumat sementara tangan kami saling beraksi melepas pakaian masing-masing.. sampai akhirnya kami berdua dalam keadaan polos tanpa ada lagi yang melekat ditubuh. Setelah melepas pakaiannya, tanganku kembali aktif meremas payudara bulik anna yang masih terasa kenyal..kumainkan pentilnya yang sudah mulai menjulang hitam semu merah. Jemari tangan bulik anna juga tidak kalah aktifnya, ia sudah mengocok lembut “apollo”ku. Hanya ketika dia berancang-ancang mengulum penisku.. kutahan tubuhnya.. dia sempat heran..

    “Sebentar bulik..” tadi malam aku konak berat dengan penampilan YO di film, jadi aku ingin bulik seperti dia..!! kataku menjelaskan.
    “Ok.. lah terserah kamu!! jawab bulik Anna pasrah..

    Dengan tetap berdiri, kubalik tubuh mulusnya, aku rapatkan tubuhku sehingga penisku nempel kepantat bulik Anna.. Kugesek-gesek pantatnya dengan penis, sementara tangganku mengurai rambut bulik Anna yang tebal, panjang dan harum..kusisir dengan jemari tanganku.. kemudian ku bagi dua..dan kupindahkan kedepan sehingga menutupi kedua payudara bulik Anna yang sudah tegang. Masih dari belakang dengan posisi tubuh berhimpitan.. tanganku meremas payudara yang tertutup rambut.. woauu asiknya bukan main.. diapun menikmati. Tubuhnya menggeliat.. sampai dia tidak tahan lagi dan langsung berbalik sambil berjongkok dan memegang penisku..yang sudah semakin mengeras.

    Dalam posisi dia jongkok aku berdiri, ia tidak langsung mengulum.. namun ia pindahkan rambutnya yang sudah tergerai berserakan keatas penisku..kini gantian dia yang memainkan penisku dengan rambutnya..
    “Auouu.. ah.. ahh.. enak sekali bulik”!! rintihku menahan geli bercampur nikmat yang luar biasa. Mendapat sensasi rambut seperti itu..aku hampir tidak tahan, tapi aku tidak ingin air maniku muncrat dirambutnya. Kudorong bahu bulik Anna.. agar Ia menghentikan sejenak pemainan rambutnya. Bulik Anna yang sudah mulai terangsang, tidak mau berhenti begitu saja.. dari pemainan rambut ia beralih melumat penisku dengan mulutnya.. Sambil dikulum penisku, kedua tanganku mengacak-acak rambut bulik Anna kesukaanku..

    Bayangkan.. aku merasa seperti diawang-awang, terasa darahku mengalir cepat, penisku terasa berdenyut-denyut menikmati kombinasi permainan lidah bulik Anna dikepala burung dengan sensasi rambut nya yang lebat berserakkan. Rambut bulik Anna yang sudah acak-acakan terus saja kumainkan..sehingga denyutan penisku terasa semakin cepat.. Mungkin hanya sekitar tiga menit aku menikmati permainan itu karena benar-benar tidak mampu lagi menahan sensasi yang luar biasa,.. “Ahh..auu..ahh.. bulik.. ahh.. aku keluar..”!! Air maniku muncrat deras. Saking banyaknya sampai tidak tertampung dimulut bulik Anna sehingga sebagian mengenai wajah dan rambutnya. Bulik Anna tampak belum orgasme, namun dia dengan sabar.. membantuku dalam menikmati saat konsolidasi..

    “Terimakasih Bulik..nikmat sekali”!! Kataku puas.
    “Sama-sama, istirahat dulu lah “! Kata Bulik Anna sambil memeluk dan mengibas-ngibaskan rambutnya ketubuhku..

    Aku merebahkan diri di kasur.., Bulik Annapun mengikuti tiduran disampingku. Sekitar lima menit aku tergolek dikasur, Ia masih memelukku, kemudian setelah dia melihat aku sudah siuman dari kenimatan, Ia mulai beraksi lagi dengan rambutnya. Dia geraikan rambutnya diatas tubuhku, mulai dari dadaku.. terus turun kebawah.., Persis diatas penisku dia gusel-guselkan kepalanya.. tampak benar.. rambut yang lebat dan harum berserakan..menutupupi sekitar penisku. Lalu dia atur lagi rambutnya untuk membalut payudaranya kemudian dia himpitkan payudara yang sudah dibalut rambutnya ke dadaku dan digerakkan naik turun.. Sensasional sekali .. sehingga tanpa terasa penisku tegak lagi, bahkan ketegangannya jauh lebih tegang dari yang pertama.

    Karena ini giliranku untuk memuaskan Bulik Anna, aku segera mengambil insiatif, kuputar tubuhnya menjadi aku diatas dia dibawah dengan selangkangannya tepat dimukaku sementara kepalanya juga tepat menghadap penisku..dan.. mulailah aktivitas 69. Posisi ini yang paling disukai oleh Bulik Anna, semakin aktif aku mempermainkan lidahku di liang vaginanya..semakin erotis gerakkan dia mengimbanginya. Tangganku memeluk erat kedua pahanya sehingga kepalaku semakin terbenam diselakangan. Puas lidahku mengitari lubang, kulanjutkan dengan menyedot dalam-dalam bagian tepinya. Tubuh Bulik Anna melonjak-lonjak sementara vaginanya sudah semakin basah.

    “Ayoo.. To masukin.. Bulik sudah ngga tahan nih..”!! seru Bulik Anna sambil membalikan tubuhnya. Ia berjongkok di atasku dan mengarahkan penisku menusuk liang vaginanya.. “slleebb”!!terdengar suara bersamaan dengan Bulik Anna menurunkan pantatnya. Dengan posisi itu, lalu dia bergerak meliuk-liuk sehingga payudara berguncang tersamar dengan rambutnya yang tergerai kian kemari mengikuti irama gerakkan. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan, langsung kutangkap dan kuremas-kuremas dengan penuh nafsu. Dengan aktivitas masing-masing, kami benar-benar saling menikmati, pantatku ikut bergerak naik turun seiirama dengan gerakan Bulik Anna, ..
    “Akh..oo.. enak..!! erang kami bergantian, disela-sela desahan nafas.

    Cukup lama kami bermain dengan posisi ini dan kulihat gerakan tubuh Bulik Anna sudah tidak beraturan. Segera aku mengangkat badan sehingga aku dapat memeluk Bulik Anna seperti orang memangku dan setelah beberapa kali kusodok-sodok.. kubalikan tubuhnya. Kami sempat bergumul namun tampaknya Bulik Anna sudah hampir orgasme, jadi begitu tubuhnya kutindihi, ia mengapitkan kedua pahanya, terasa lubang vagina Bulik Anna menyempit dan berdenyut-denyut.

    “Aouu.. to.. Bulik mauu keluar.. nih!!” .. Tubuhku dipeluk erat sekali..mulutnya langsung kututup dengan bibirku sementara tanganku menjambak lembut rambutnya untuk mengantar Bulik Anna mencapai orgasme. Kubiarkan penisku menancap di lubangnya..dan setelah beberapa saat ia mengalami orgasme, kubalik lagi tubuh Bulik Anna. Kini dia terlungkup dengan penisku tetap dalam sarang. Kumainkan maju mundur.. sementara tanganku meremas payudara dari belakang, sedang wajahku kubenamkam dirambutnya yang harum. Bulik Anna mengerang nikmat lagi.., Beberapa saat kemudian kusibak rambutnya.. lalu bibirku mengecup tengkuknya yang mulus..Mungkin karena dia belum tuntas orgasmenya sehingga ketika menerima perlakuan tersebut.. Dia menggeliat-mengeliat lagi..

    “Ayoo..to.. keluarin.. aku juga mau keluar lagi nih.. sama-sama ya”!! pinta Bulik Anna sambil terenggah-enggah.
    Aku tidak menjawab tetapi kecupanku semakin menguat ditengkuknya..tubuh Bulik Anna kembali mengejang, dan.. akhh..akhh.. lengkuh Bulik Anna berbarengan dengan semprotan airmaniku untuk kedua kalinya.
    Kami tergolek bersama, sambil mengatur nafas masing-masing..

    “Ohh.. Bulik puas sekali To”!! Kamu sudah semakin pandai saja..
    “Ya.. siapa dulu, dong gurunya”!! balasku sambil melumat lagi bibirnya..

    Setelah cukup istirahat, kami saling merapikan diri..Aku membantu menyisirkan rambut Bulik Anna yang kusut karena tadi terus kuacak-acak. Tampak ditengkuk Bulik Anna bekas kecupanku, untung saja ketika pergi dari rumah tadi, Bulik Anna tidak sanggulan penuh.. sehingga sepintas masih tertutup oleh rambutnya..

    “Terima kasih Bulik.. sekarang saya sudah ngga pusing lagi”!! kataku manja sambil mengecup pipinya.. dan berlalulah kami ke-toko buku.

  • Pesta Sex Di Villa

    Pesta Sex Di Villa


    1724 views

    Duniabola99.org – Pagi-pagi benar handphone-ku telah bunyi. Saya sedikit jengkel serta malas bangun dari tempat tidurku. Namun bunyinya itu tidak kurang keras, saya jadi tidak dapat tidur sekali lagi. Pada akhirnya saya paksakan juga berdiri serta saksikan siapa yang call saya pagi-pagi begini. Eh, tidak tahunya rekanku Vivie. Saya sedikit ketus juga menjawabnya, namun segera beralih saat saya tahumaksudnya. Si Vivi mengajakku turut bareng cowoknya ke vilanya tidaklah terlalu jauh dari tempatku. Saya sich sepakat sekali sama ajakan itu, selalu saya bertanya, apa saya bisa ajak cowokku. Si Vivi jadi tertawa, tuturnya ya terang dong, memanglah harusnya demikian. Gagasannya kami akan pergi besok sore serta kumpul dahulu di rumahku.

    Singkat narasi kami berempat telah ngumpul di rumahku. Kami memanglah telah sama-sama kenal, bahkan juga cukup akrab. Alf, cowoknya Vivie sahabat Ricky cowokku. Oh ya, saya belum juga mengetahui saya sendiri ya, namaku Selvie, umurku saat ini 17 th., keduanya sama Si Vivie, Ricky cowokku saat ini 19 th., satu tahun lebih tua dari Alf cowoknya Vivie. Oke, lanjut ke narasi. Kami berempat segera cabut ke villanya Vivie. Sekitaran 1/2 jam kami baru hingga. Saya sama Vivie segera beres-beres, menyimpani beberapa barang serta mempersiapkan kamar. Ricky sama Si Alflagi main bola di halaman villa. Mereka memanglah pecandu bola, serta sepertinya tidak bakalan hidup bila satu hari saja tidak menendang bola.
    Villa itu miliki tiga kamar, namun yang satu digunakan untuk menyimpani beberapa barang. Awalnya saya atur agar saya sama Vivie sekamar, Ricky sama Alf di kamar beda. Namun saat saya beres-beres, Vivie masuk serta ngomong bila dia ingin sekamar sama Si Alf. Saya kaget juga, nekad juga ini anak. Namun saya sebagian fikir, kapan sekali lagi saya dapat tidur bareng Si Ricky bila tidak disini. Ya tidaklah perlu hingga gitu-gituan sich, namun kan asyik juga bila dapat tidur bareng dia, mumpung jauhdari bokap serta nyokap-ku. Hehehe, mulai deh omes-ku keluar. Oke, pada akhirnya saya sepakat, satu kamar buat Alf serta Vivie, satu kamar sekali lagi buat Ricky sama saya.
    Sore-sore kami makan bareng, selalu mendekati malam, kami bakar jagung di halaman. Asyik juga malam-malam bakar jagung ditemani cowokku sekali lagi. Wah, betul-betul suasananya mensupport. Hehehe, saya mulai mikir yang beberapa macam, namun malu kan bila ketahuan sama Si Ricky. Maka dari itu saya tetaplah diam pura-pura umum saja. Namun Si Vivie sepertinya memerhatikan saya, serta dia nyengir ke saya, selalu gilanya sekali lagi, dia ngomong gini, “Wah.. kelihatannya situasi gini tidak bakalan berada di Bandung. Tidak enak bila dilewatin gitu saja ya. ” Saya telah melotot ke arah dia, namun dia jadi nyengir-nyengir saja, jadi dia tambahin sekali lagi omongannya yang hilang ingatan benar itu, “Alf, sepertinya disini sangat ramai, kita berjalan-jalan yuk! ” Saya telah tidak paham mesti apa, eh Si Alf juga samanya, dia sepakat sama ajakan Si Vivie, serta sebelumnya pergi di ngomong sama Ricky, “Nah, saat ini elu mesti belajar bagaimana langkahnya nahan diri bila elu hanya berdua sama cewek cakep seperti Si Selvie. ” Saya hanya diam, malu juga dong disepet-sepet seperti gitu.
    Saya lihati Si Alf sama Si Vivie, bukannya berjalan-jalan terlebih masuk ke villa. Saya jadi tidak paham mesti ngapain, saya hanya diam, mudah-mudahan saja Ricky miliki bahan omongan yang dapat dibicarakan. Eh, bukannya ngomong, dia jadi diam juga, saya jadi betul-betul bingung. Apa saya mesti tetaplah begini atau bebrapa cari bahan omongan. Pada akhirnya saya tidak tahan, barusan saya ingin ngomong, eh.. Si Ricky mulai buka mulut, “Eh.. anda tidak dingin? ” Duer.. Saya kaget benar, tidak jadi deh saya ingin ngomong, sebenernya saya memanglah ingin ngomong bila disini itu dingin serta saya ingin ajak dia kedalam. Namun tidak jadi, saya tidak sadar jadi saya geleng-geleng kepala. Ricky ngomong sekali lagi, “Kalau tidak dingin, ingin dong anda temanin saya disini, saksikan bulan serta bintang, serta.. bintang jatuh itu saksikan..! ” Ricky mendadak teriak sembari menunjuk ke langit. Akukontan berdiri kaget sekali, bukanlah sama bintang jatuhnya, namun sama teriakan Si Ricky, aduh.. malu benar jadinya. Ricky ikut-ikutan berdiri, dia rangkul saya dari belakang, “Sorry, saya tidak miliki maksud ngagetin anda. Hanya saya seneng saja dapat saksikan bintang jatuh bareng anda. ”Aku hanya dapat diam, tidak umumnya Ricky segini warm-nya sama saya. Dia jadi tidak sempat peluk saya seerat ini umumnya. Saya tengok jam tanganku, jam 11. 00 malam. Kuajak Ricky kedalam, telah malam sekali. Dia sepakat sekali, demikian masuk ke villa kami diterima sama bunyi pecah dari lantai atas. Kontan saja kami lari ke atas lihat ada apa diatas. Ricky hingga duluan ke lantai atas, serta di nyengir, selalu dia ajak saya turun sekali lagi, namun saya masih tetap penasaran, memanglah ada apa diatas. Saat saya ingin ketuk pintu kamar Vivie, mendadak ada teriakan lembut, “Aw.. ah.. bebrapa perlahan donk! ” Hilang ingatan saya kaget 1/2 mati, namun tanganku sudahkeburu ngetuk pintu. Selalu kedengaran bunyi gedubrak-gedubrak didalam. Pintu di buka sedikit, Alf muncul sembari nyengir, “Sorry, ngeganggu kalian ya? tak ada apa-apa kok kami hanya.. ”Aku dorong pintunya sedikit, serta saya saksikan Si Vivie sekali lagi repot nutupi tubuhnya gunakan selimut. Dia nyengir, namun mukanya merah benar, malu kali ya. Saya segera nyengir, “Ya telah, lanjutin saja, kami tidak keganggu kok. ”
    Selalu saya ajak Ricky ke bawah. Ricky nyengir, “Siapa cobalah yg tidak dapat nahan diri, hehehe. ” Mendadak ada sandal melayang-layang ke arah Ricky, namun dia segera ngelak sembari nyengir, selalu cepat-cepat lari ke bawah. Saya ikutan lari sembari ketawa-ketiwi, serta kami berdua duduk di sofa sembari dengarkan lagu di radio. Tidak lama kedengaran sekali lagi bebrapa nada dari atas. Saya tidak tahan serta segera nunduk menahan ketawa. Hilang ingatan, bisa-bisanya mereka berdua melanjutkan juga olah raga malamnya, walau sebenarnya telah beberapa terang kepergok sama kami berdua. Eh, diluar sangkaan saya, Ricky bediri serta mengajakku slow-dance, kebetulan lagu di radio itu lagu waktu Ricky ngajak saya jadian. Saya jadi ingat bagaimana deg-degannya saat Ricky ngomong, serta bagaimana saya pada akhirnya terima dia sesudah tiga bulan dia selalu nunggui saya. Ricky memanglah baik, serta dia betul-betul setia menungguiku.
    Usai dance, Ricky bertanya sekali lagi, “Eh bila mereka berdua ketiduran, saya tidur di mana? memanglah tidur sama beberapa barang? ” saya malu sekali, bagaimana ngomongnya. Namun pada akhirnya akubuka mulut, “Kita.. kita tidur berdua. ” Wah lega sekali saat omongan itu telah keluar. Tapiaku takut juga, bagaimana ya reaksi Si Ricky. Eh tahunya dia jadi nyengir, “Oke deh bila anda tidak jadi masalah. Sebenernya saya juga telah ngantuk sich, saya tidur saat ini ya. ” Saya jadi salah tingkah, Ricky naik ke lantai atas serta tidak berniat saya panggil dia, “Eh.. tunggulah! ” Ricky berbalik, dia nyengir, “Oke.. oke.. mari naik, tidak bagus anak cewek sendirian malam-malam gini. ” Saya sedikit canggung juga sich, baru kesempatan ini saya tidur seranjang sama cowok, namun lama-lama hilang juga. Kami berdua tidak ngapa-ngapain, hanya diam tidak dapat tidur. Dari kamar samping masih tetap kedengaran nada Vivie yang mendesah serta menjerit, serta kelihatannya itu juga yang buat Ricky terangsang. Dia mulai berani remas-remas jariku. Saya sich tidak nolak, toh dia khan cowokku. Namun saya kaget sekali, Ricky duduk selalu sebelumnya saya tahu apa yang akan dia kerjakan, bibirku telah dilumatnya. Saya ingin nolak, namun sepertinya tubuh jadi kepingin. So, saya biarlah dia cium saya, selalu saya balas ciumannya yang makin lama makin buas.
    Barusan saya mulai nikmati bibirnya yang hangat di bibirku, saya terasa ada yang meraba badanku, disusul remasan halus di dadaku. Saya tahu itu Ricky, saya tidak menampik. Saya biarlah dia main-main sebentar disana. Ricky semakin berani, dia angkat tubuhku serta diduduki di tepi ranjang. Dia cium saya lagi, selalu dia ingin buka baju tidurku. Saya tahan tangannya, ada sedikit penolakan di kepalaku, namun tubuhku sepertinya telah kebelet menginginkan coba, seperti apa sich nge-sex itu. Pada akhirnya tanganku lemas, saya biarlah Ricky buka bajuku, dia juga buka baju serta celananya sendiri. Dia hanya tersisa celana dalam putihnya. Saya saksikan penisnya yang membayang dibalik celana dalamnya, namun saya malu melihati lama-lama, so saya ganti saksikan tubuhnya yang lumayan jadi. Mungkin saja karna olahraganya yang betul-betul rajin.
    Saya tidak paham apa saya dapat tahan memuaskan Ricky, soalnya saya tahu sendiri bagaimana staminanya saat dia main bola. 2×45 menit dia lari, serta dia senantiasa kuat hingga akhir. Saya tidak terbayang bagaimana aksinya di ranjang, bebrapa janganlah saya mesti terima kocokannya2x45 menit. Hilang ingatan, bila gitu sich saya dapat pingsan.
    Saat saya berhenti pikirkan stamina dia serta saya, saya baru sadar bila bra-ku telah dilepasnya. Saat ini dadaku telanjang bulat. Saya malu 1/2 mati, mana Ricky mulai meremas dadaku sekali lagi, yah pokoknya saya tidak paham mesti bagaimana, saya hanya diam, merem siap terima apa sajakah yang akan dia kerjakan. Mendadak remasan itu berhenti, namun ada suatu hal yang hangat di sekitaran dadaku, selalu berhenti di putingku. Saya melek sebentar, Ricky asyik menjilati putingku sembari kadang-kadang menghisap-ngisap. Saya semakin malu, mana ini baru pertama kalinya saya telanjang dimuka cowok, terlebih dia bukanlah adik atau kakakku. Wah benaran malu deh.
    Lama-lama saya mulai dapat nikmati bagaimana nikmatnya permainan lidah Ricky di dadaku, saya mulai berani buka mata sembari lihat bagaimana Ricky menelusuri tiap-tiap lekuk badanku. Namun mendadak saya dikejutkan suatu hal yang menyentuh selangkanganku. Pas dibagian vaginaku. Saya tidak sadar mendesah panjang. Rupanya Ricky telah menelanjangiku bulat-bulat. Kesempatan ini jarinya mengelus-elus vaginaku yang telah basah sekali. Dia masih tetap selalu menjilati puting susuku yang telah mengeras sebelumnya pada akhirnya dia geser ke selangkanganku.
    Saya menarik nafas dalam-dalam saat lidahnya yang basah serta hangat bebrapa perlahan menyentuh vaginaku naik ke klitoris-ku, serta saat lidahnya itu menyentuh klitoris-ku, saya tidak sadar mendesah sekali lagi, serta tanganku tidak berniat menyenggol gelas di meja dekat ranjangku. Lantas “Prang.. ” gelas pada akhirnya pecah juga. Ricky berhenti, sepertinya dia ingin memberesi pecahan kacanya. Namun tak tahu mengapa, mungkin saja karna saya telah larut dalam nafsu, saya jadi pegang tangannya selalu saya menggeleng, “Barkan saja, kelak saya beresin. Lanjutin.. please.. ”
    Setelah itu saya saksikan Ricky nyengir, selalu diciumnya bibirku serta dia meneruskan permainannya di selangkanganku. Ricky betul-betul jago mainkan lidahnya, betul-betul buat saya merem-melek keenakan. Selalu diawali melintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya. Saya seperti kesetrum tidak tahan, namun Ricky jadi terus menerus melintir-melintiri “kacang”-ku itu. “Euh.. ah.. ah.. ach.. aw.. ” saya telah tidak paham bagaimana saya saat itu, yang pasti mataku buram, semuanya terasanya mutar-mutar. Tubuhku lemas serta nafasku seperti orang baru lari marathon. Saya betul-betul pusing, selalu saya pejamkan mataku, ada lonjakan-lonjakan nikmat di tubuhku dari mulai selangkanganku, ke pinggul, dada serta pada akhirnya buat tubuhku kejang-kejang tanpa ada dapat saya kontrol.
    Saya cobalah atur nafasku, serta saat saya mulai tenang, saya buka mata, Ricky telah buka celana dalamnya, serta penisnya yang nyaris maksimum segera berdiri dimuka mukaku. Dia megangi batang penisnya gunakan tangan kanannya, tangan kirinya membelai rambutku. Saya tahu dia ingin di-”karoake”-in, ada rasa jijik juga sich, namun tidak adil dong, dia telah muasin saya, masaaku tolak hasratnya. So saya buka mulutku, saya jilat sedikit kepala penisnya. Hangat serta buat saya ketagihan. Saya mulai berani menjilat sekali lagi, selalu serta selalu. Ricky duduk di ranjang, ke-2 kakinya dilewatkan terlentang. Saya duduk di ranjang, selalu saya bungkuk sedikit, saya pegang batang penisnya yang besarnya lumayan itu gunakan tangan kiriku, tangan kananku menahan tubuhku agar tidak jatuh serta mulutku mulai bekerja.
    Awal mula hanya menjilati, selalu saya mulai emut kepala penisnya, saya hisap sedikit selalu kumasukkan semua ke mulutku, nyatanya tidak masuk, kepala penisnya telah menyodok ujung mulutku, namun masih tetap ada sisa sebagian senti sekali lagi. Saya tidak maksakan, saya gerakkan naik-turun sembari saya hisap serta kadang-kadang saya gosok batang penisnya gunakan tangan kiriku. Ricky sepertiya senang juga sama permainanku, dia mrlihati bagaimana saya meng-”karaoke”-in dia sembari kadang-kadang buka mulut sembari sedikit berdesah. Sekitaran 5 menit pada akhirnya Ricky tidak tahan, dia berdiridan mendorong tubuhku ke ranjang hingga saya terlentang, dibukanya pahaku agak lebar dandijilatnya lagi vaginaku yang telah kebanjiran. Selalu dipegangnya penisnya yang telah tiba ke ukuran maksimum. Dia mengarahkan penisnya ke vaginaku, namun tidak segera dia input, dia gosok-gosokkan kepala penisnya ke bibir vaginaku, baru sebagian detik lalu dia dorong penisnya kedalam. Seperti ada suatu hal yang maksa masuk kedalam vaginaku, menggesek dindingnya yang telah dibasahi lendir.
    Vaginaku telah basah, tetaplah saja tidak semuanya penis Ricky yang masuk. Dia tidak memaksa, dia hanya mengocok-ngocok penisnya di situ-situ juga. Saya mulai merem-melek sekali lagi rasakan bagaimana penisnya menggosoki dinding vaginaku, betul-betul nikmat. Saat saya asyik merem-melek, mendadak penis Ricky maksa masuk selalu melesak kedalam vaginaku. “Aw.. ah.. ” vaginaku perih bukanlah main serta saya teriak menahan sakit. Ricky masih tetap menghentak dua atau 3x sekali lagi sebelumnya pada akhirnya semua penisnya masuk merobek selaput daraku. “Stt.. tahan sebentar ya, kelak juga sakitnya hilang. ” Ricky membelai rambutku. Dibalik senyum nafsunya saya tahu ada rasa iba juga, karenanya saya berkemauan menahan rasa sakit itu, saya menggelengkan kepala, “Tidak apa-apa.. saya tidak apa-apa. Terusin saja.. ah.. ”
    Ricky mulai menggerakkan pinggangnya naik-turun. Penisnya menggesek-gesek vaginaku, awal mula lambat selalu semakin lama semakin cepat. Rasa sakit serta perihnya lalu hilang digantikan rasa nikmat mengagumkan setiap saat Ricky menusukkan penisnya serta menarik penisnya. Ricky semakin cepat serta semakin keras mengocok vaginaku, saya sendiri telah merem-melek tidak tahan rasakan nikmat yang terus menerus mengalir dari dalam vaginaku. “Tidak lama sekali lagi.. tidak bakalan lama sekali lagi.. ” Ricky ngomong dibalik nafasnya yang telah tidak karuan sembari selalu mengocok vagina saya. “Aku juga.. ah.. oh.. sebentar sekali lagi.. ah.. aw.. juga.. ” saya ngomong tidak terang sekali, namun tujuannya saya ingin ngomong bila saya juga telah nyaris hingga klimaks. Mendadak Ricky mencabut penisnya dari vaginaku, dia tengkurapi saya, saya sendiri telah lemas tidak paham Ricky ingin apa, namun dengan perasaan saya angkat pantatku ke atas, saya tahan gunakan lututku serta kubuka pahaku sedikit. Tanganku menahan tubuhku agar tidak ambruk serta saya bersiap ditusukdari belakang.
    Beneran saja Ricky memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang, selalu dia kocok sekali lagi vaginaku. Dari belakang kocokan Ricky tidaklah terlalu keras, namun semakin cepat. Saya telah sekuat tenaga menahan tubuhku agar tidak ambruk, serta saya rasakan tangan Ricky meremas-remas dadaku dari belakang, selalu jarinya menggosoki puting susuku, buat saya seperti terserang dari dua arah, depan serta belakang. Ricky kembali keluarkan penisnya dari vaginaku, kesempatan ini dimasukkannya ke anusku. Dia betul-betul memaksakan penisnya masuk, namun tidak semua dapat masuk. Ricky kelihatannya tidak perduli, dia mengocok anusku seperti mengocok vaginaku, kesempatan ini hanya tangan kirinya yang meremas dadaku, tangan kanannya repot main-main di selangkanganku, dia masukan jari tengahnya ke vaginaku serta jempolnya menggosoki klitorisku.
    Saya semakin merem-melek, anusku dikocok-kocok, klitorisku digosok-gosok, dadaku diremas-remas serta putingnya dipelintir-pelintir, selalu vaginaku dikocok-kocok juga gunakan jari tengahnya. Saya betul-betul tidak kuat sekali lagi, pada akhirnya saya klimaks, serta saya rasakan Ricky juga hingga klimaks, dari anusku kerasa ada cairan panas muncrat dari penis Ricky. Pada akhirnya saya ambruk juga, tubuhku lemas semuanya. Saya saksikan Ricky juga ambruk, dia terlentang di sebelahku. Tubuhnya basah karna keringat selalu, kupegang tubuhku, nyatanya saya juga basah keringatan. Betul-betul kesenangan yang mengagumkan. Tidak paham berapakah lama saya ketiduran, saat pada akhirnya saya bangun. Saya saksikan jam tangan, telah jam 2 subuh. Leherku kering, namun saat saya ingin minum, saya ingat gelas di kamarku telah pecah dikarenakan kesenggol. Saya saksikan ke lantai, banyak pecahan kaca, selalu saya ambillah sapu, saya sapu dahulu ke tepi tembok. Saya turun ke bawah, tujuannya sich ingin ambillah minum dibawah, saya masih tetap telanjang sich, namun saya cuek saja. Saya fikir si Alf tentu masih tetap tidur soalnya dia tentu raih juga olah raga malam bareng Si Vivie.
    Saya turun serta ambil air dingin di kulkas. Kebetulan villanya Vivie lumayan elegan, ada kulkas serta TV. Saya ambillah sebotol Aqua, selalu sembari jalan saya minum. Saya duduk di sofa, gagasannya sich saya hanya ingin sekedar duduk sebentar soalnya di kamar panas sekali. Tidak paham mengapa, namun saya pada akhirnya ketiduran serta saat saya bangun saya kaget 1/2 mati. Saya lihatSi Alf dengan santainya turun dari tangga segera menuju kulkas, sepertinya ingin minum juga.
    Saya bingung mesti menutupi tubuhku gunakan apa, namun saya telat Si Alf telah membalik duluan serta dia melongo lihat saya telanjang di depannya. Dia masih tetap melihatiku saat saya menutupi selangkanganku gunakan tangan, namun saya sadar saat ini dadaku terlihat, maka dari itu tanganku geser sekali lagi ke dada, selalu geser sekali lagi ke bawah, saya betul-betul bingung mesti bagaimana, saya malu 1/2 mati.
    Alf pada akhirnya berbalik,
    “Sorry, saya fikir anda masih tetap tidur di kamar. Jadi.. jadi.. ”
    “Tidak apa-apa, ini salahku. ”
    Saya masih tetap mencari-cari suatu hal untuk menutupi tubuhku yang telanjang polos, saat pada akhirnya saya juga sadar bila Alf juga telanjang. Kelihatannya dia fikir saya masih tetap di kamar sama Si Ricky, maka dari itu dia cuek saja turun ke bawah. Saya fikir telah terlambat untuk malu, toh Alf telah melihatku dari atas hingga ke bawah polos tanpa ada sehelai benangpun, terlebih saya telah tidak perawan sekali lagi, so malu apa. Cuek saja lah. “Kamu telah bisa balik, saya tidak apa-apa. ” Saya ambil remot TV selalu menyalakan TV. Saya setel VCD, saya fikir juga bagus saya santai sebentar sembari nonton TV. Alf juga kelihatannya telah cuek, dia berbalik namun tak akan melongo melihatiku telanjang, dia duduk sembari turut nonton TV.
    Gilanya yang saya setel jadi VCD BF. Namun telah tanggung, saya lihat saja, perduli sangat apa kata Si Alf, yang perlu saya dapat istirahat sembari nonton TV.
    “Bagaimana semalem? ” saya buka pembicaraan dengan Alf.
    Dia berbalik, “Hebat, Vivie betul-betul hebat. ”
    Alf telah dapat nyengir seperti umumnya.
    Saya mengangguk, “Ricky juga hebat, saya nyaris pingsan dibikinnya. ”
    Alf nyengir sekali lagi, lantas kami bercakap sembari kadang-kadang menengok TV. Sepertinya mustahil ada cowok yang tahan bercakap tanpa ada mikirin apa-apa sama cewek yang sekali lagi telanjang, terlebih sembari nonton film BF. Setiap kali ngomong saya tahu mata Alf senantiasa nyasar ke bawah, ka dadaku yang memanglah lumayan menggoda. Saya tidak memberikan pujian pada sendiri, namun memanglah dadaku cukup oke, ranum menggoda, bahkan juga lebih seksi dari milik Vivie, itu penyebabnya Alf tidak berhenti-berhenti melihati dadaku bila ada peluang. Ada sedikit rasa bangga juga di balik rasa maluku, serta sepintas kulihat penis Alf yang mulai tegang. Saya nyengir serta kelihatannya Alf tahu apa yang saya fikirkan.
    Dia pegang tanganku, “Boleh saya pegang, itu juga bila anda tidak keberatan. ” Wah berani juga dia, saya jadi sedikit tersanjung, selalu saya mengangguk. Alf geser ke sebelahku, dia peluk saya serta tangannya mulai remas-remas dadaku. Awal mula dia sedikit bebrapa sangsi, namun demikian tahu bila saya tidak nolak dia mulai berani serta semakin lama semakin berani, serta jarinya mulai nakal memelintir puting susuku. Saya mulai merem-melek sembari memutar tubuhku. Saat ini saya duduk di paha Alf berhadap-hadapan. Alf segera menyambar putingku serta lidahnya segera beraksi. Saya sendiri telah kebawa nafsu, saya mulai mengocok penisnya gunakan tanganku serta kelihatannya Alf juga senang dengan permainanku. Saya mulai terikut nafsu, serta saya telah tidak perduli apa yang dia kerjakan, yang pasti enak buatku.
    Alf menggendongku, kupikir ingin dibawa ke kamar mandi, soalnya kamar diatas ada Vivie sama Ricky, namun tebakanku salah. Dia jadi menggendongku ke luar, ke halaman villa. Saya kaget juga, bagaimana bila ada yang saksikan kami telanjang diluar. Namun demikian Alf buka pintu luar, saya lihat di seberang villa, sepasang cowok-cewek sekali lagi repot nge-sex. Cewek itu mendesah-desah sembari kadang-kadang berteriak. Saya saksikan sekali lagi ke sekelilingnya, nyatanya banyak pula yang nge-sex disana. Rupanya villa-villa di sekitaran sini memanglah tempatnya beberapa orang nge-sex. “Bagaimana? kita kalahkan mereka? ” Alf nyengir sembari menggendongku. Saya ikut-ikutan nyengir, “Siapa takut? ” selalu Alf meniduriku di rumput. Dingin juga sisa air hujan yang masih tetap membasahi rumput, punggungku dingin serta basah namun dadaku lebih basah sekali lagi sama liurnya Si Alf. Udara selain itu betul-betul dingin, telah di pegunungan, subuh-subuh sekali lagi. Wah tidak terbayang bagaimana dinginnya deh. Namun lama-lama rasa dingin itu hilang, saya jadi semakin panas serta nafsu, terlebih Alf jago benar mainkan lidahnya. Sayup-sayup saya dengarkan nada cewek dari villa seberang yang telah tidak karuan serta tak ada iramanya. Saya semakin nafsu sekali lagi mendengarnya, namun Alf kelihatannya lebih nafsu sekali lagi, dia itu seperti orang kelaparan yang seakan akan nelan dua gunung kembarku bulat-bulat.
    Lama juga Alf main-main sama dadaku, serta pada akhirnya dia pegang penisnya minta saya meng-”karaokei”-in itu penis yang besarnya lumayan juga. Dikarenakan barusan malam saya telah coba meng-”karaokei”-in penis Ricky, saat ini saya jadi kecanduan, saya jadi suka juga meng-”karaoke”-in penis, terlebih bila besarnya lumayan seperti miliki Si Alf. Maka dari itu tak perlu diminta 2 x, segera saja saya caplok itu penis. Saya tidak ingin kalah sama permainan dia di dadaku, saya hisap itu penis kuat-kuat hingga kepalanya jadi ungu sekali. Selalu kujilati dari mulai kepalanya hingga batang serta pelirnya juga tidak ketinggal.
    Kulihat Alf melihati bagaimana saya main dibawah sana. Kadang-kadang dia buka mulut sembari berdesah menahan nikmat. Saya belum juga senang juga, kukocok batang penisnya gunakan tanganku serta kuhisap-hisap kepalanya sembari kujilati bebrapa perlahan. Alf merem-melek juga serta tidak lama dia telah tidak tahan sekali lagi, kelihatannya sich ingin keluar, maka dari itu dia cepat-cepat melepas penisnya dari mulutku. Saya tahu dia tidak ingin usai cepat-cepat, maka dari itu saya tidak ngotot meng-”karaoke”-in penisnya sekali lagi.
    Alf berniat membiarkan penisnya istirahat sebentar, dia suruh saya terlentang sembari mengangkang. Saya menurut saja, saya tahu Alf jago mainkan lidahnya, maka dari itu saya suka sekali saat dia mulai jilati bibir vaginaku yang telah basah sekali. Benar saja, baru sebentaraku telah dibikin merem-melek dikarenakan lidahnya yang jago sekali itu. Kelihatannya habis semuanya sisi vaginaku disapu lidahnya, dari mulai bibirnya, klitorisku, sedikit kedalam ke daerah dinding dalam, hingga anusku juga tidak ketinggal dia jilati.
    Saya dengarkan, kelihatannya pasangan di seberang telah usai main, soalnya telah tidak kedengaran sekali lagi suaranya, namun saat saya saksikan kesana, saya kaget. Cewek itu sekali lagi meng-”karaoke”-in cowok, namun bukanlah cowok yang barusan. Cowok yang barusan nge-sex sama dia lagimembersihkan penisnya, mungkin saja dia telah senang. Saat ini cewek itu sekali lagi meng-”karaoke”-in cowok beda, lebih tinggi dari cowok yang barusan. Hilang ingatan juga itu cewek nge-sex sama dua cowok sekalian. Namun saya tarik sekali lagi omonganku, soalnya saya ingat-ingat, saya juga sama juga sama dia. Baru usai sama Ricky, saat ini sama Alf. Wah nyatanya saya juga sama gilanya. Saya nyengir sebentar, namun selalu merem-melek sekali lagi saat Alf mulai melintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya.
    Alf betul-betul pakar, tidak lama saya telah mulai pusing, saya saksikan bintang di langit menjadi tambah banyak serta sepertinya mutar-mutar di kepalaku. Saya betul-betul tidak dapat ngontrol tubuhku. Ada seperti setrum dari selangkanganku yang terus menerus buat saya hilang ingatan. “Ah.. ah.. Alf.. Ah.. berhenti dahulu Alf.. Ah.. Ah.. Shh.. ” saya tidak tahan sama puncak nafsuku sendiri. Namun Alf jadi terus menerus melintir-melintir klitorisku. Saya betul-betul tidak tahan sekali lagi, saya kejang-kejang seperti orang ayan, namun sudahnya betul-betul enak sekali, sebagian menit lewat, semuanya tubuhku masih tetap lemas, namun saya tahu ini belum juga usai.
    Saat ini bagianku buat Alf merem-melek, maka dari itu saya paksakan duduk serta mulai menungging dimuka Alf. Alf sendiri kelihatannya memanglah telah tidak tahan menginginkan keluarkan maninya, dia tidak menanti lama sekali lagi, segera dia tusukkan itu penis ke vaginaku. Ada sedikit rasa sakit namun tidak sesakit pertama vaginaku dimasukkan penis Ricky. Alf tidak menanti lama sekali lagi, dia segera mengocok vaginaku serta tangannya tidak diam, segera disambarnya dadaku yang semakin ranum karna saya menungging. Diremasnya sembari dipelintir-pelintir putingnya. Saya tidak tahan digituin, terlebih tubuhku masih tetap lemas, tanganku lemas sekali, untuk menahan hentakan-hentakan saat Alf menyodokkan penisnya saja telah tidak kuat. Saya ambruk ke tanah, namun Alf masih tetap selalu mengocokku, dari belakang.
    “Ah.. euh.. ah.. aw.. ” saya hanya dapat mendesah setiap saat Alf menyodokkan penisnya ke vaginaku. Saya cobalah mengangkat tubuhku namun saya tidak kuat, pada akhirnya saya menyerah, saya biarlah tubuhku ambruk seperti gitu. Alf memutarkan tubuhku, selalu disodoknya sekali lagi vaginaku dari depan. Saya telah tidak dapat ngapa-ngapain, setiap saat Alf menyodokkan penisnya terkecuali dinding vaginaku yang tergores, klitorisku juga tergores-gesek, maka dari itu saya semakin lemas serta merem-melek keenakan.
    Alf memegang kaki kiriku, selalu diangkatnya ke bahu kanannya, selalu dia mengangkat kaki kananku, diangkatnya ke bahu kirinya. Saya diam saja, tidak dapat menampik, tempat apa yang dia menginginkan terserah, pokoknya saya menginginkan cepat-cepat disodok sekali lagi. Saya tidak tahan menginginkan segera dikocok. Nyatanya hasratku terkabul, Alf menyodokku sekali lagi, kakiku dua-duanya terangkat, mengangkang sekali lagi, maka dari itu vaginaku terbuka lebih lebar serta Alf semakin leluasa mengocok-ngocokkan penisnya. Vaginaku diaduk-aduk serta saya bahkan juga telah tidak dapat sekali lagi berdesah, saya hanya dapat buka mulut namun tak ada nada yang keluar.
    “Aku ingin keluar, saya ingin keluar.. ” Alf membisikkan sembari ngos-ngosan serta masih tetap selalu mengocokku.
    “Jangan di.. janganlah didalam. Ah.. ah.. oh.. saya.. saya tidak ingin.. hamil. ”
    Saya hanya dapat ngomong gitu, seenggannya maksud saya ngomong gitu, saya tidak paham apa suaraku keluar atau tidak, pokoknya saya telah usaha, itu juga telah saya paksa-paksakan. Saya tidaktahu apa Alf ngerti apa yang saya omongin, namun yang pasti dia masih tetap selalu mengocokku.
    Baru sebagian detik lewat, dia mencabut penisnya, kakiku segera ambruk ke tanah. Alf mengangkang di perutku, serta dia selipkan penisnya ke sela-sela dadaku yang telah montok sekali soalnya saya telah dipuncak nafsu. Kujepit penisnya gunakan dadaku, serta Alf mengocok-ngocok seakan masih tetap didalam vaginaku. Tidak lama maninya muncrat ke muka serta bekasnya di dadaku. Saya sendiri klimaks sekali lagi, kulepaskan tanganku dari dadaku, maninya mengalir ke leherku, serta mani yang di pipiku mengalir ke mulutku. Saya bahkan juga tidak dapat tutup mulutku, saya sangat lemas. Saya biarlah saja maninya masuk serta saya telan saja sekalian.
    Belum juga habis lemasku, Alf telah tempelkan penisnya ke bibirku. Saya memaksakan menjilati penisnya hingga bersih selalu saya telan sisa maninya. Alf menggendongku kedalam, selalu dia membaringkanku di sofa. Saya lemas sekali maka dari itu saya tidak ingat sekali lagi apa yang berlangsung setelah itu. Yang pasti baru jam 8. 00 saya baru bangun. Demikian saya buka mata, saya sadar saya masih tetap telanjang. Saya memaksakan duduk, serta saya kaget mengapa saya berada di kamar Vivie. Selalu yang buat saya lebih kaget sekali lagi, saya saksikan samping kiriku Alf masih tetap tidur sedang di kananku Ricky juga masih tetap tidur. Mereka berdua juga masih tetap telanjang seperti saya.
    Belum juga habis kagetku, Vivie keluar dari kamar mandi di kamarku, dia sekali lagi mengeringkan rambutnya serta keduanya sama masih tetap telanjang. Baru pada akhirnya saya tahu bila semalam Vivie bangun serta lihat saya sekali lagi nge-sex sama Alf. dia sich tidak geram, soalnya yang perlu untuk dia Alf cinta sama dia, masalah Alf memuaskan nafsu sama siapa, tidak jadi masalah untuk dia. Nyatanya Vivie lihat dari jendela bagaimana saya sama Alf nge-sex serta Ricky yang bangun subuh-subuh kaget lihat saya sekali lagi nge-sex sama Alf. Dia keluar kamar, kelihatannya ingin lihat apa benar saya sekali lagi nge-sex sama Alf, namun dia pernah menengok ke kamar samping serta lihat Vivie yang sekali lagi nonton saya sama Alf nge-sex dari jendela. Ricky segera bisa inspirasi, so dia masuk kedalam serta mengajak Vivie nge-sex juga. Singkat narasi mereka pada akhirnya nge-sex juga di kamar. Serta saat saya sama Alf usai, Alf menggendongku ke atas serta lihat Ricky sama Vivie barusan usai nge-sex. Maka dari itu kami berempat pada akhirnya tidur bareng di kamarnya telanjang bulat.
    Hehehe, tidak jadi masalah, kami berempat jadi semakin dekat. Kelak malam juga kami bakalan nge-sexlagi berempat, tidak jadi masalah untuk aku Ricky atau Alf yang jadi pasanganku, yang perlu saya senang. Tidak jadi masalah siapa yang muasin saya.
    Seperti gagasan kami awal mulanya, malam itu juga kami nge-sex berempat bareng-bareng. Asyik juga sekali-kali nge-sex bareng seperti gitu. Ricky tetap masih oke meskipun dia telah ngocok Vivie duluan. Saya masih tetap kerepotan hadapi penisnya yang memanglah hilang ingatan itu. Alf juga tidak kalah, biarlah dia masih tetap ngos-ngosan saat usai ngocok saya, dia segera sambar Vivie yang baru usai sama Ricky. Selalu kami nge-sex sekali lagi hingga pada akhirnya keduanya sama senang. Saya senang sekali, soalnya baru kesempatan ini saya dipuasi dua cowok sekalian tanpa ada jeda. Barusan usai satu, yang satunya telah menyodok-nyodok penisnya ke vaginaku. Pokoknya betul-betul senang sekali deh saya.
    Masuk ke narasi, malam hari ini kami gagasan akan tidak nge-sex sekali lagi, soalnya telah raih sekali dua hari gituan terus-terusan. Maka dari itu Ricky sama Alf segera menghilang demikian matahari mulai teduh. Mereka sich tentu main bola sekali lagi, tidak bakalan jauh dari itu. Vivie menggunakan saatnya di villa, sepertinya dia raih sekali, nyaris sepanjang hari dia di kamar. Saya jadi jemu sendirian, maka dari itu saya putuskan saya ingin berjalan-jalan. Kebetulan di dekat situ ada air terjun kecil. Akurencana ingin menggunakan hari ini berendam disana, agar tubuhku fresh sekali lagi serta siap tempur sekali lagi. Saya tidak segera ke air terjun, saya berjalan-jalan dahulu melingkari kompleks villa itu. Besar juga, serta villanya bagus-bagus. Ada yang serupa kastil semua. Selama jalan saya ketemu agak banyak orang, rata-rata sich beberapa orang yang memanglah sekali lagi menggunakan saat di villa sekitaran sini. Nyaris kebanyakan orang yang ketemu melihati saya. Mulai dari cowok bagus yang adadi halaman villanya, om-om genit yang repot menggodai cewek yang lewat hingga tukang kebun di villa juga melihati saya. Saya sich hanya nyengir saja membalas mata-mata keranjang mereka.
    Tidak aneh sich bila mereka melihatiku, problemnya saya memanglah gunakan baju pas-pasan, atasanku kaos putih punyanya Si Vivie yang kesempitan soalnya kamarku dikunci serta kuncinya terikut Ricky. Saya malas mencari dia, maka dari itu saya gunakan saja kaos Si Vivie yang berada di meja setrika. Itu juga saya tidak gunakan bra, soalnya bra Vivie itu sempit sekali di saya. memanglah sich dadaku jadi terlihat nonjol sekali serta putingnya terlihat dari balik kaos sempit itu, namun saya cuek saja, siapa yang malu, ini kan lokasi villa buat nge-sex, jadi beberapa sukai saya dong.
    Oh ya saya jadi lupa, bawahan saya lebih hilang ingatan sekali lagi. Saya tidak tega membangunkan Vivie hanya untuk minjam celana atau rok, kebenaran saja ada Samping Bali pengasih Ricky bulan lantas, ya saya gunakan saja. Saya ikat di kananku, namun setiap kali saya mengambil langkah, paha kananku jadi terbuka, ya cuek saja lah. Apa kelirunya sich memarkan apa yang bagus yang saya miliki, benar tidak?
    Singkat narasi, saya hingga ke air terjun kecil itu. Saya berjalan-jalan mencari tempat yang enak buat berendam. Kaosku mulai basah serta dadaku semakin terang terlihat, terlebih Samping yang saya gunakan, telah basah betul-betul terkena cipratan air terjun. Enak juga sich fresh, namun lama-lama semakin sulit jalannya, soalnya Samping saya jadi seringkali keinjak. Saya jadi menginginkan cepat-cepat berendam, soalnya fresh sekali airnya, serta saat saya menjumpai tempat yang enak, saya bersiap berendam, saya terlepas sandalku. Namun saat saya ingin melepas Samping-ku mendadak ada tangan yang memegang bahuku, saya berbalik nyatanya seseorang cowok menodongi pisau lipat ke leherku. Saya kaget camput takut, namun dengan perasaan saya diam saja, salah-salah leherku kelak digoroknya.
    “Mau.. ingin apa lo ke gue? ” saya bertanya ke orang yang sekali lagi nodong pisau ke saya. Saya tidak berani saksikan mukanya, soalnya saya takut sekali. Nyatanya cowok itu tidak sendiri, seseorang rekannyamuncul dari balik batu, rupanya mereka memanglah telah ngincar saya dari barusan. Rekannya itu segera buka baju serta celana jeans-nya. Saya tebak bila mereka ingin memperkosa saya. Nyatanya tebakanku benar, orang yang menodongi pisau bicara, “Sekarang lo buka semuanya baju lo, cepet sebelumnya kesabaran gue habis! ” Saya jadi ingat bagaimana korban-korban perkosaan yang akulihat di TV, saya jadi ngeri. Jangan-jangan demikian mereka usai perkosa saya, saya dibunuh. Maka dari itu saya beranikan diri ngomong bila saya tidak keberatan muasin mereka asal mereka tidak bunuh saya.
    “Oke.. oke, saya buka baju. Kalem saja, saya tidak jadi masalah muasin elu berdua, namun tak perlu gunakan nodong semua dong. ” Saya berupaya ngomong, walau sebenarnya saya sekali lagi takut 1/2 mati. Orang yang nodongin pisau jadi membentak saya, “Goblok, mana ada cewek ingin diperkosa, elu janganlah macem-macem ya! ” Saya semakin takut, namun otakku segera bekerja, “Santai dong, emangnya gue berani gunakan baju ginian bila gue tidak siap diperkosa orang? Lagian apa gue dapat lari gunakan samping seperti ginian? ” Ke-2 orang itu melihati saya, selalu pada akhirnya pisau itu dilipat sekali lagi. Saya lega 1/2 mati, namun ini belum juga usai, saya masih tetap mesti puasin mereka dahulu.
    Saya mulai buka Samping-ku, “Maunya bagaimana, berdua sekalian atau satu-satu? ” Orang yang barusan nodongin pisau lihat ke orang yang satunya, “Eloe dahulu deh. Gue sekali lagi tidak demikian mood. ” Rekannya mengangguk-angguk serta segera mencaplok bibirku. Saya bebrapa saksikan, ganteng juga nih orang. Saya balas ciumannya, dia kelihatannya mulai lebih halus, bebrapa perlahan dia remas dadaku serta tahu-tahu saya telah ditiduri diatas batu yang lumayan besar. Dia tidak segera main sodok, dia lebih suka main-main sama dadaku, maka dari itu saya jadi lebih santai, so saya dapat nikmati permainannya.
    “Ah.. yeah.. ah.. siapa.. siapa nama loe? ” saya bertanya di balik desahan-desahanku menahan nikmat. Dia nyengir, serupa sekali Si Alf, dia selalu buka celana dalam birunya, serta penisnya yang telah tegang sekali segera muncul seperti telah tidak sabar menginginkan menyodokku. Tak perlu diminta, saya segera jongkok, tanganku memegang batangnya serta nyatanya masih tetap menyisa sekitaran 5 – 7 senti. Saya jilat kepala penisnya selalu saya kulum-kulum penisnya. Dia mulai nikmati permainanku, “Oke.. selalu.. selalu.. Yeah.. ” Nyatanya ada pula cowok yang menyukai berdesah-desah seperti gitu bila sekali lagi nge-sex. Saya berhenti sebentar,
    “Belum dijawab? ”
    “Oh, sorry. Nama gue Jeff. ”
    Dia menjawab sembari selalu merem-melek nikmati penisnya yang saya kulum serta kuhisap-hisap. Kulihat-lihat kelihatannya saya kenal suaranya.
    “Elo tinggal disini juga ya, elu yang lusa tempo hari ngentot di halaman villa? ”
    Jeff kaget juga saat saya ngomong gitu.
    “Memang elu tahu dari tempat mana? ”
    Saya nyengir selalu saya lanjutkan sekali lagi mengisap penisnya yang telah basah sekali sama liurku.
    Saya berhenti sekali lagi sebentar, “Gue saksikan elu. Hilang ingatan lu ya! berdua ngentotin cewek, keliatannya masih tetap kecil sekali lagi. ” Jeff nyengir, “Itu adik kelas gue, dia baru 15 th., namun bodinya oke sekali. Gue ajakin kesini, serta gue entot bareng Si Lex. Dia sendiri kelihatannya sukai digituin sama kami berdua. ” Saya tidak melanjutkan sekali lagi, saya berhenti serta segera mencari tempat yang enak buat nungging. Jeff tahu maksudku, dia segera menyodok penisnya ke vaginaku bareng sama nada eranganku. Selalu dia mulai mengocok, awalnya sich bebrapa perlahan selalu lebih cepat. Selalu serta selalu, saya mulai merem-melek dibikinnya. Selalu dia cabut penisnya, saya digendong serta dia masukan penisnya sekali lagi ke vaginaku. Selalu dia mengocok saya sembari bediri, seperti style ngocoknya Tom Cruise di film Jerry Maguire. Vaginaku seperti ditusuk-tusuk keras sekali serta saya semakin merem-melek dibuatnya. Serta pada akhirnya saya tidak tahan sekali lagi, saya kejang-kejang serta saya menjerit panjang. Pandanganku kabur, serta saya pusing. Saya nyaris saja jatuh bila Jeff tidak cepat-cepat memegangi pinggangku.
    Saya sekali lagi nikmati puncak kepuasanku, mendadak seseorang tengah mendekatiku, kelihatannya saat ini dia nafsu sekali dikarenakan dengarkan desahan-desahanku. Dia telah telanjang serta penisnya telah tegang sekali. Saya tahu dari mukanya bila dia sedikit kasar, maka dari itu saya sedikit cing-cong sekali lagi, saya segera maksakan bangun serta jongkok meng-”karaoke”-in penisnya. Penisnya sich tidak besar-besar sekali, namun saya ngeri juga lihat otot-otot di sekitaran paha serta pantatnya. Jangan-jangan dia bila ngocok sekeras-kerasnya. Bisa-bisa vaginaku jebol.
    Lama juga saya meng-”karaoke”-in penisnya, serta pada akhirnya dia suruh saya berhenti. Saya menurut saja, serta segera ambillah tempat menungging. Saya telah pasrah bila dia akan menyodok-nyodok vaginaku, namun kesempatan ini tebakanku salah. Dia tidak masukan penisnya ke vaginaku, namun segera ke anusku. “Ah.. aduh.. ” anusku sakit soalnya sekalipun tak ada persiapan. Namun rupanya Lex tidak perduli, dia tetaplah maksakan penisnya masuk serta memanglah pada akhirnya masuk juga. Meskipun penisnya kecil namun bila digunakan nyodok anus sich ya sakit juga. Benar sangkaan saya, dia bila nyodok keras sekali selalu tidak gunakan pemanasan-pemanasan dahulu, segera kecepatan tinggi. Saya hanya dapat pasrah sembari menahan perih di anusku. Dadaku goyang-goyang setiap kali dia menyodok anusku, serta kelihatannya itu buat dia semakin nafsu. Dia lebih kecepatan serta mulai meremas dadaku.
    Betul-betul kontras, dia mengocok anusku cepat serta keras, namun dia meremas dadaku halus sekali serta kadang-kadang melintir-melintir putingnya. Mendadak rasa sakit di anusku hilang, saya mulai rasakan enaknya permainan tangannya di dadaku. Belum juga habis saya nikmati dadaku diremas-remas, tangan kirinya turun ke vaginaku serta segera menyambar klitorisku, dari mulai digosok-gosok hingga dipelintir-pelintir. Rasa sakit kocokannya telah betul-betul hilang, saat ini saya hanya rasakan enaknya semua badanku.
    Saya mulai merem-melek kegilaan serta pada akhirnya saya hingga ke puncak yang ke-2 kalinya hari itu, serta berbarengan puncak kenikmatanku, saya rasakan cairan hangat muncrat di anusku, saya tahu Lex juga telah tiba puncak serta saya telah lemas sekali, pada akhirnya saya ambruk. Mungkin saja saya kecapaian soalnya tiga hari ini saya terus menerus mengocok, berbeda satu orang sekali lagi, senantiasa berdua. Saya masih tetap pernah saksikan Jeff menggendong saya sebelumnya pada akhirnya saya pingsan. Saya tidak paham saya di mana, namun saat saya bangun, saya kaget lihat Ricky sekali lagi mengocok cewek. Cewek tersebut repot mengulum-ngulum penisnya Alf. Saya paksakan berdiri, serta saat saya saksikan di sofa samping, ada panorama yang nyaris sama, bedanya Jeff yang sekali lagi repot mengocok cewek serta saya bebrapa saksikan nyatanya cewek itu Vivie. Vivie juga repot mengulum-ngulum penis Lex. Saya jadi bingung, namun saya tetaplah diam hingga mereka usai main.
    Selalu saya dikenali sama cewek mungil yang barusan nge-sex bareng Ricky serta Alf, namanya Angel. Saya baru ingat bila barusan saya pingsan di air terjun habis muasin Jeff sama Lex. Nyatanya Jeff bingung ingin bawa saya ke mana, kebenaran Ricky serta Alf lewat. Mereka pernah ribut sebentar, namun pada akhirnya akur sekali lagi, dengan catatan mereka dapat menyicipi Angel ceweknya Jeff sama Lex. Angel sendiri sepakat saja sama ajakan Ricky sama Alf, serta saat mereka sekali lagi mengocok, Vivie kebetulan lewat. Alf menyebut dia serta dikenali sama Jeff serta Lex, selalu mereka pada akhirnya nge-sex juga. Semakin asyik juga, saat ini lebih sekali lagi satu cewek serta dua cowok di grup kami, dan sebagainya kami jadi seringkali main ke villa itu untuk muasin nafsu kami semasing.
  • Foto Ngentot Bercinta Dalam Posisi Seksi

    Foto Ngentot Bercinta Dalam Posisi Seksi


    1724 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Mikuni Maisaki Sky Angel Vol 75 Sh

    Mikuni Maisaki Sky Angel Vol 75 Sh


    1723 views

  • Foto Ngentot Hot Misato Nonomiya Dengan Teman Sekelasnya Di Hotel

    Foto Ngentot Hot Misato Nonomiya Dengan Teman Sekelasnya Di Hotel


    1723 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Saki Fujii Sky Angel Vol 192 Sh

    Saki Fujii Sky Angel Vol 192 Sh


    1723 views

  • Naturally busty bombshell Karina White walking around her house nude

    Naturally busty bombshell Karina White walking around her house nude


    1723 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru! Bandar Ceme

  • Video Bokep Kocokan Maut Mbak Airin

    Video Bokep Kocokan Maut Mbak Airin


    1723 views

  • Gairah Nafsu Tante Viska

    Gairah Nafsu Tante Viska


    1722 views

    Duniabola99.org – Aku seorang mahasiswa yang di kenal sebagai play boy di kampus, walau sebenarnya hingga saat ini aku belum pernah berbuat mesum yang sampai kelewatan seperti halnya melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa. Namaku Rizal meskipun terlihat sering gonta ganti cewek namun sebenarnya aku tipe orang yang setia, namun aku pernah memiliki kisah yang begitu pahit.

    Ketika baru semester dua aku berhubungan dengan seorang cewek anggita namanya, dengan sepenuh hati aku mencintainya dan segala permintaanya aku penuhi karena Anggita memang termasuk cewek yang hoby shopping. Namun aku tidak memperdulikan hal itu karena bagiku bisa bersamanya saja sudah membuatku senang hingga aku tidak memikirkan yang lain.

    Apalagi untuk urusan doku aku sudah terbiasa memegang rekening pribadi, karena aku salah satu anak yang memiliki kedua orang tua yang sudah bercerai. Karena aku anak mereka satu-satunya akhirnya merekapun mencoba mencari perhatianku dengan cara sering memberikanku uang lebih, walau sebenarnya aku tidak menginginkan hal itu yang aku butuhkan kasih sayang mereka.

    Namun seakan sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing keduaorang tuaku tidak lagi mampu memberikan perhatiannya. Karena alasan itu juga akhirnya aku mencari kesenangan dengan cara sering jalan bareng cewek yang berbeda apalagi aku trauma dengan sikap Anggita yang akhirnya meninggalkan aku dan berselingkuh dengan cowok yang dia anggap lebih mapan dibandingkan aku.

    Hingga akhirnya akupun berlabuh pada seorang wanita yang usianya jauh berada di atasku. Aku memanggilnya tante Viska dia merupakan sosok wanita yang mampu memberikan aku kehangatan dan perhatian yang selama ini memang aku butuhkan. Pertama kali mengenalnya secara tidak langsung kami bertemu di sebuah tempat hiburan lalu berlanjut menjadi lebih dekat.

    Karena intensnya kami melakukan hubungan, sampai akhirnya akupun melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa dengan tante Viska. Karena tante Viska merupakan wanita yang memiliki wajah cantik serta tubuh yang begitu seksi membuatku terbuai ketika aku duduk berdua di ruang tengahnya, kebetulan malam itu aku pergi ke rumah tante Viska karena dia mengundangku untuk makan malam berdua.

    Ketika tangan tante Viska mengelus pahaku dengan lembut, sebagai laki-laki dewasa yang sudah sering membaca cerita dewasa akupun mengerti kalau saat itu tante Viska sedang sange. Tapi karena kami masih berada di ruang tamunya akupun bersikap seakan tdak mengerti yang di inginkan oleh tante Viska dan hingga selesai makan malam saat itu juga.

    Dengan lembut tangan tante Viska membawaku menuju kamarnya, sampai di sana aku melihat tempat tidur yang begitu rapi di tambah dengan hiasan bunga mawar putih di atasnya ” Kamu kaget dengan adanya bunga itu…” Kata tante Viska seakan tahu apa yang ada dalam pikiranku, diapun melanjutkan perkataannya ” Aku memang terbiasa menghirup aroma mawar sayang..” Katanya.

    Tante Viska melepas pakaian yang aku pakai kemudian dia lepas pula pakaiannya sendiri, sehingga terlihat dengan jelas tubuh mulusnya yang kini berada di depanku. Dan kali ini aku tidak membiarkannya begitu saja namun dengan lembutnya aku daratkan ciumanku pada lehernya yang jenjang lalu aku beralih pada pipinya dan sampai juga pada bibirnya yang seksi.

    Saat itu juga tante Viska membalasnya dengan lebih lembut lagi, bibir kamipun saling berpagutan namun dengan tubuh masih berdiri di samping tempat tidurnya. Saat tangannya mulai meraba lembut tubuhku saat itu juga kontolku mulai bergerak menegang hingga hampir menusuk perut tante Viska, bukannya menghindar dia malah menunduk dan mengelus kontolku dengan lembut.

    Akupun mendesah apalagi kini bukan hanya tangan tante viska yang bermain namun dengan mulutnya dia kulum kontolku “OOoouuuggggghhh… ooouuugggggghh… ooouuugghh… aaaagggghh… aaaaaagggghh… aaaaggggghh… aaaaagggghh…” Permainan mulut tante Viska sungguh membuatku tidak tahan untuk segera melanjutkan permainan ini ke tahap selanjutnya

    Akupun menarik tubuh tante Viska yang berjongkok di depan kontolku, namun dia masih asyik memainkannya ” Tunggu sa.. yang… aaagggghh.. mmuuuuaaaaacccggghhhhh…” Akupun hanya bisa melihatnya melakukan hal itu layaknya dalam adegan cerita dewasa, berkali-kali pula aku mendesah saking nikmatnya dalam tubuhku getaran yang di berikan oleh rangsangan tante Viska.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Sampai akhirnya setelah cukup lama tante Viska bermain pada kontolku diapun berdiri sendiri lalu membaringkan tubuhku. Dengan berada di atas tubuhku diapun bergerak bebas “OOooouuuggghh…ooouuuggghh…aaaagggggghhh… aaagagggghhhh.. aaagggghh.. aaaaggggggggghhhh..” Diapun terus mendesah sembari menggelinjang dengan tubuh terus bergoyang di atas tubuhku.

    Akupun menikmatinya dari bawah tubuhb tante Viska yang bergoyang dengan lihai. sungguh nikmat rasanya sampai-sampai akupun memegang erat pinggulnya dan mengimbangi gerakannya dengan cara memutar pantatku dari bawah “OOouuggghh… ri.. zal.. aaaagggghhh.. tan.. te.. sa.. yang.. kamu… aaaggggggghhh… aaaagggghhh… aaagggghh..” Keringatpun mulai mengucur dari tubuh kami.

    Tidak berapa lama kemudian kontolkupun mneyemburkan sesuatu yang hangat serta kental dari dalam “OOOuuggghh.. tante…. Rizal.. nggak.. tahan… aaaaagggghhh… aaagggghhh… aaagggghh…” Dengan eratnya tubuhku di dekap oleh tante Viska sepertinya kala itu diapun sedang mengalami puncak klimaks juga, tubuh kamipun semakin erat seakan tidak ingin melewati momen klimaks ini.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Busty white girl Holly Michaels rips open her pantyhose and proceeds to squirt

    Busty white girl Holly Michaels rips open her pantyhose and proceeds to squirt


    1722 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • ThreeSome Dengan Saudara Kandung

    ThreeSome Dengan Saudara Kandung


    1722 views

  • Hadiah Pertama Kali Pembagian Raport Wulan

    Hadiah Pertama Kali Pembagian Raport Wulan


    1722 views

    Ketika Wulan pulang dari sekolah, dia pun memberikan selembar surat dari sekolahnya dan aq pun langsung membacanya ternyata surat pengambilan rapot Wulan untuk naik ke kelas xi

    “Abang bisa ke sekolah nggak? Ambil Rapot Wulan”

    “Ahh males kamu aja sendiri”

    “Ih abang gimana sih ngambil rapotnya harus sama orang tua nggak boleh sendiri”

    “Ooo gitu ya, ya udah deh nanti aq ke sekolah, oh iya kalau nilai kamu bagus aq bakal ngasih hadiah kamu”

    “Apa Bang hadianya?”

    “Rahasia dong liat aja nanti weeee….” aq pun sambil menggodanya, memang dari awal aq mendurinya aq ingin sekali membelikan dia vibrator kecil untuk dia masturbasi sendiri ketika dia sedang horny dan aq tdk dapat melayaninya, aq pun mencari di sebuah toko online aq menemukannya dengan harga yg cukup murah.

    Hari pembagian rapot pun tiba, aq pun bergegas menuju sekolah Wulan, Wulan pun mengenakan seragam sekolah biasanya setelan putih abu-abu yg sangat ketat apa lagi roknya yg sangat ketat, kelihatan nya dia tdk mengenakan G-stringnya lagi karena terlihat jelas di pantatnya jiplakan CD yg membuatku jadi terangsang lagi.

    “Sini ikutin aq ke kelasku”

    “Iyaa jalan duluan sana”

    Wulan pun berjalan di depanku sungguh membuatku menjadi terangsang dengan caranya dia berjalan ingin sekali rasanya meremasnya karena semoknya

    “Disini nih bang kelasku langsung masuk aja”

    Aq pun langsung masuk ke kelasnya dan berbincang-bincang dengan wali kelasnya.

    “Iya ini siapanya Wulan ya?”

    “Oh saya abangnya Wulan pak karena orang tua saya ada dinas ke luar kota jadi saya yg mewakilinya”

    “Ohh sudah baiklah, mas nilai Wulan cukup bagus kan dan tdk ada yg di bawah kkm jadi Wulan mendapatkan rangking tiga di kelasnya”

    “Ohh begitu ya pak? hebat sekali dia pak, terima kasih banyak pak”

    Aq pun keluar dari kelas Wulan sambil tersenyum kepada Wulan.

    “Bagus juga ya nilai kamu rangking 3 di kelas jadi nih aq kasih hadiah, tapi hadianya di rumah aja ya”

    “Iya dong siapa dulu Wulan gitu hehehe”

    “Eh kamar mandinya sebelah mana ya?”

    “Sini bang ikutin aq”

    Aq pun mengikuti Wulan menuju kamar mandi, di situ sangat sepi dan sangat tertutup jadi aq berniat mencoba bersama Wulan di kamar mandi itu.

    “Ehh sini ikutan masuk”

    “Ihh ngapain sih ada ada aja kamu ahh”

    “Yeee mau dikasih hadiah nggak?

    “Mmmm yau dah deh”

    Aq pun masuk ke kamar mandi berdua aq menyalakan kran untuk menyamarkan suara desahannya nanti.

    “Kamu nungging ya Wul pegangan bak mandi”

    “Ihh mau ngapain sih bang ada ada aja kamu mah”

    “Ihh banyak omong buruan nungging kamu”

    Wulan pun menuruti perintahku dan aq mulai meremas-remas pantat semoknya dan sesekali menarik tali CD nya.

    “Ihh nakalnya abangku ini emhh… ah..”

    Aq pun menyingkapkan rok nya ke atas, terlihatlah CD merah yg sangat harum baunya membuatku semakin tak tahan lagi, aq pun melorotkan celanaku dan CD Wulan, perlahan-lahan aq menusukkan batang penisku yg sudah tegang mengeras ke lubang anusnya, aq berencana ingin menganalnya dan mengeluarkan pejuhku di dalam lubang anusnya.

    Slhebb.. pokk.. pokk.. pokk.. ceplokk.. ceplokk”

    Aq mengocoknya dengan pelan dan dia mengerang pelan kenikmatan.

    “Aghh ohh nikmat bangg.. ohh.. ohh”

    Saking nikmatnya tangan Wulan mencengkram bak mandi dengan kencang

    Aq mengocok dengan kencang dan terus menerus mengikuti iramanya
    Ku angkat kaki kirinya sambil mengocoknya dengan kencang

    “Ohhh Wulannn… abang mau keluaarrrr… oohhhh”

    “Keluarin di luar aja bang jangan di dalemm”

    Aq tak memperdulikan perkataanya,

    “Oghhh Wullll oohhhh… aq kkelu…aarrrr…”

    Wulan beruasaha menarik pantatnya tetapi aq terus menahanya dan akhirnya,

    “Crett.. crett.. crett.. oohhhh Wulan keluar di dalem anus kamu nih”

    “Ihh abang mah nanti Wulan hamil nggak?

    “Nggak bakal hamil kok kan nggak nyambung ke memek”

    “Ya udah deh Bang tadi bener-bener nikmat Bang jadi kepengen lagi”

    “Nanti lagi di rumah kan hadiahnya belum”

    Lubang anus Wulan pun basah dengan pejuhku karena aq menyemburkan pejuhku sangat banyak hingga membanjiri anusnya.

    Tiwi pun langsung menaikkan CD merahnya tetapi aq iseng menahannya

    “Eit tantangan kedua kamu nggak boleh pakai CD sampai rumah ya”

    “Ihh gimanah sih Bang malu atuh ih”

    “Eit mau hadiahnya nggak?

    “Ihh iya deh Bang”

    Aq dan Wulan pun keluar dari kamar mandi, dan untungnya tdk ada siapa-siapa di luar, Wulan pun berjalan di depanku terlihat rok nya basah karena pejuhku tembus di rok nya, aq pun melihatnya sambil tertawa sambil aq memegangi CD nya.

    Singkat cerita, setibanya di rumah aq langsung menuju kamar mandi dan mengambil bungkusan yg berisikan vibrator untuk Wulan, setelah itu aq menuju kamar Wulan dan masuk…

    “Tereeetttttt… ini hadiahnya yg udah abang janjiin kemarin”

    “Hmm.. apa itu isinya Bang?”

    “Coba aja buka sendiri”

    Wulan pun langsung membuka bungkusan itu dan dia sontak kaget karena isi bungkusan itu adalah sex toys dengan tampang polosnya dia bertanya?

    “Ini apaan sih Bang? bentuknya kok aneh gini?”

    “Itu namanya vibrator Wulan, kalau kamu lagi bete terus memek kamu gatel bisa pakai itu rasanya nikmat kok”

    “Ihh abang bukannya beli apa gitu malah beli ginian tapi nggak papa deh makasih ya abangku yg cabul”

    Aq pun bergegas menuju ruang tamu untuk menonton tv lagi.

    Ketika malam tiba aq samar-samar mendengar suara aneh seperti suara desahan dari kamar Wulan aq pun mendengarkannya dari pintu, aq pun membuka pintu dan mengintipnya,, dan ternya Wulan lagi phone sex sama temenya dengan memakai vibrator yg di masukkan ke lubang memeknya.

    “Emmhh ohhh Robb aq mau keluar ohh.. ohh.. ohh…”

    “Hayooo kamu lagi ngapain”

    Dengan sontak dia terkejut dan teburu-buru mencabut vibrator yg masih ada di lubang memeknya.

    “Ihh abang mah bukan ketuk pintu dulu kalau mau masuk kamarku”

    “Udahh nggak papa, kan wajar kali buat apa kalau abang kasih kamu itu tapi buat pajangan aja”

    “Hihihihi iya Bang, mmm Bang memek aq gatel banget nih”

    “Mau diapain memekmu? mau di mainin sama abang? hehe”

    “Mmm coba Bang kalau abang bisa hehehe”

    Wulan pun langsung terlentang sambil mengangkangkan kedua kakinya dan aq pun perlahan-lahan memasukkan vibrator itu ke lubang memek Wulan, terlihat ekspresi wajahnya yg memerah dan berkeringat itu dengan desahan yg mambuatku horny.

    “Emhh ohhh teruss bang nikmat”

    Aq pun menempelkan vibrator itu ke klitnya”

    “Emhh ohh.. ohhhh.. aa.. bang.. nikmat banget… aq mmauu… keluaarrr… oohhhh..”

    Tak lama kemudian pun cairan kenikmatannya meleleh keluar dan dia pun terbaring lemas, aq langsung melepas celanaku dan terpampanglah batang penisku yg sudah tegang mengeras, wulan pun melepas tangtopnya dan dia mengenakan bh untuk ibu menyusui yg cupnya bisa di buka, dia membuka cupnya dan memegang batang penisku dan kepala penisku di tempel dan di usap-usap oleh puting susunya yg masih menguncup, ohh sungguh kenikmatan yg luar biasa.

    Dia hanya tersenyum melihat ekspresiku yg sedang kenikmatan, sekarang dia menyelipkan batang penisku di tengah-tengah toketnya dan mulai mengocoknya dengan toketnya, supaya penisku licin dan mudah di kocok dia pun meludahi penisku dan lubang penisku di jilat dan di putar-putar oleh lidahnya aq pun hanya terbaring dan menikmati permainanya. Dia terus mengocok penisku dengan toketnya rasanya sudah tak tahan ingin keluar,

    “Oghh Wulannn.. aa.. bangg.. mau keluarr…”

    Dia pun mempercepat kocokkannya dengan toketnya dan tak lama kemudian aq pun keluar dan pejuhku membanjiri toket, puting susu, wajah sampai ke rambutnya dia hanya tersenyum, dia menghisap pejuhku sampai bersih, dan aq pun terbaring lemas dan dia masih memainkan penisku yg sudah loyo dia memukul-mukulkan penisku ke wajah dan lidahnya.

    Hampir setiap hari aq melakukan semua hal yg tdk pantas untuk dilakukan oleh sodara seperti kakak adik sepertiku tetapi aq dan Wulan selalu menikmatinya.

    Di suatu hari Wulan minta ijin padaku untuk menonton pertandingan futsal di gor antara sekolahnya melawan SMA yg terkenal di jakarta

    “Bang aq boleh nonton futsal ya besok?

    “Nonton sama siapa kamu?”

    “Sendiri sih bang hehehe”

    “Ya udah besok nontonya sama abang aja ya”

    Dia pun bergegas ke dapur menuju kulkas untuk mengambil es cream, dia duduk di depanku sambil mengemut es creamnya, aq membayangkan yg nggak-nggak, karena es cream yg di emut Wulan bentuknya seperti batang penis yg besar dan hitam dia mengemutnya seperti ngeblowjob penis orang negro yg memiliki batang penis hitam dan besar, aq pun hanya menelan ludah melihatnya,

    “Ihh biasa aja kali ngeliatnya, mau kan?”

    “Hehe iya mau”

    “Nih bang”

    “Bukan mau sama es creamnya tapi mau ehm”

    “Mmm apa sih bang?”

    “Mmm pengen di emut-emut sama kamu hehehe”

    “Ihh mulai deh otak ngerenya udah nggak tahan ya?”

    Wulan pun beranjak menuju dapur untuk mengambil sesuatu yg aq pun tak tau apa yg ingin diambilnya

    “Wulan kamu ngapain sih?”

    Dia pun kembali ke ruang tamu sambil membawa selai roti rasa coklat, tiba-tiba dia memaksaku untuk merebah.

    “Eh ini mau ngapain sih”

    “Udah nurut aja, mau nggak?”

    “Iyaa deh mau hehehehe”

    Wulan dengan buasnya langsung membuka celanaku dan terlihatlah batang penisku yg besar tetapi belum begitu tegang, dia mengelus batang penisku hingga tegang mengeras, dia membuka selai coklat itu dan melumurkan di batang penisku

    Hmmm es creamnya lebih besar nih nggak habis-habis lagi”

    Wulan menjilati batang penisku yg sudah dilumuri selai coklat dan sesekali mengulumnya dengan lembut, mulut Wulan pun belepotan dengan selai coklat, emmm sungguh nikmat sekali hisapan dan kuluman adikku ini sungguh beruntungnya aq ini memilikki adik sepertinya

    “Emuhhh ohhh slruppp ohhh emhhh nikmat banget bang ohhh”

    Aq pun terbawa suasana dan tak terasa aq mau keluar,

    “Oohhh Lan abang… mauu.. keluarrr oohhh”

    Wulan pun semakin cepat memaju mundurkan kepalanya sambil menjilati selai coklat yg ada di batang penisku, oohhh sungguh nikmat luar biasa.

    “Oohhh abang keluaarrr Wulaannn eehhh.. ogghhhhh”

    Pejuhku pun nyembur di dalam mulut Wulan dan sekarang pipinya penuh dengan coklat dan peju kun pun berbaring dan Wulan pun berbaring disampingku dan kami pun tertidur aq tidur dengan posisi tdk mengenakan celana.

    Di pagi harinya aq bangun dan melihat wajah Wulan berantakan dengansisa pejuh dan coklat di pipinya, aq pun berniat onani dan meyemburkan pejuhku ke wajahnya, tujuanya untuk membangunkannya, kukocok penisku sambil ku tempelkan penisku di pipinya, hampir 10 menit aq mengocok penisku dan akhirnya aq tak tahan lagi aq pun ngecrot dan pejuhku ngecrot ke wajahnya sampai rambutnya.

    “Ihh apaan nih hujan bukan? kok airnya lengket banget ya bau anyir lagi”

    “Bangun bangun katanya mau nonton pertandingan futsal”

    “Ihh pasti kerjaan kamu nih bang pejuh di kemukain pas lagi tidur iseng banget sih bang””

    “Biar kamu bangun, sana buruan mandi”

    “Sebentar ya aq mandi dulu, kamu manasin motor dulu sana”

    Aq pun bergegas untuk memanasi motorku sambil minum kopi di luar.

    “Ayo bang berangkat”

    Aq pun bengong melihat pakaianya dia memakai rok pendek di atas lutut warna hitam dan sangat ketat dengan memakai kemeja yg kancing atasnya terbuka sehingga terlihat belahan toketnya.

    “Kenapa bengong bang? ayo buruan berangkat”

    “Eh iya iya ini mau berangkat, yukkk”

    Seampainya di gor Wulan pun berkumpul dgn teman-temannya aq pun hanya melihat Wulan dan teman-temannya, uhh temanya sangat menggoda sekali dengan setelan rok pendek terlihat pahanya yg putih mulus.

    “Eh udah mau mulai nih pertandinganya masuk yuk”

    Seru sekali pertandinganya dan tiba-tiba di pertengahan pertandingan Wulan mengajakku ke kamar mandi.

    “Eh Bang anterin Wulan ke kamar mandi”

    “Ohh ayuk atuh”

    Aq dan Wulan menuju kamar mandi yg berada di belakang gor, kamar mandinya tertutup, dan tdk ada tanda toilet pria dan wanita.

    Aq menunggunya di depan kamar mandi dan akhirnya Wulan pun keluar

    “Eh Wulan aq juga mau ke dalem”

    “Ya udah sana bang buruan”

    Aq pun menarik tangan Wulan mengajak Wulan masuk ke kamar mandi.

    “Ihh ngapain sih bang”

    Aq langsung menyuruh Wulan nungging dan kusingkapkan rok nya dan kupelorotkan CDnya aq membuka kran air supaya tak terdengar dari luar, aq menyuruh Wulan untuk menggigit CD nya supaya meredam desahannya nanti.

    “Emm ahhh bang anal aja ya kalau nungging mah ahh aq lagi mens”

    Aq pun menusukkan batang penisku ke lubang anusnya dia pun tiba-tiba berteriak.

    “Aahh aw pelan bangg ohh emmhhh…”

    Wulan pun menggigit CD nya dan dia mendesah-desah kecil

    Emhh ehhh eemhhh”

    Tiba-tiba ada suara ramai-ramai dari luar aq pun menghentikan kocokkanku.

    Orang yg di luar pun mengetuk pintu kamar mandi

    “Ada orangnya nggak?

    “Ada, masih lama ke kamar mandi sebelah aja”

    Aq pun menunggu orang sebelah keluar dari kamar mandi, penisku sudah berdenyut denyut di dalam lubang anusnya Wulan, dan akhirnya orangnya keluar dan suasana sepi, aq melanjutkan kocokkannya ohh sungguh nikmat sekali.

    “Emhh Lan abang mau keluar ohhh”

    “Keluarin di dalam aja bang ohh.. ohh.. emhhh”

    Aahh akhirnya aq keluar di dalam lubang anusnya, pejuhku sampai menetes ke lantai saking banyaknya yg keluar, Wulan dan aq pun menarik nafas, Wulan langsung mengenakan CD nya dan pembalut nya lagi, kami keluar satu persatu dari kamar mandi sehingga tdk ada orang yg curiga.

    Ternyata pertandingan futsalnya sudah selesai Wulan berkumpul dengan teman-temanya.

    “Eh Lan kemana aja kamu tadi nggak ada”

    “Iya nih Rin aq habis dari kamar mandi aq tadi makan pedes perut aq sakit banget”

    “Owh gitu Lan ya udah yuk ke tempat kost aq sama Silvy, Lina, Fitri, ajakin juga tuh abang kamu Lan”

    “Ayokk cusss”

    “Bang ke tempat kost teman aq dulu yuk banyak cewek loh cowoknya cuma abang sendiri

    “Wah iya Lan? Ayo atuh kita berangkat”

    Aku dan teman Wulan bergegas menuju tempat kost Ririn di daerah dekat rumahku.

  • Membuat Sange Istri Tetangga

    Membuat Sange Istri Tetangga


    1721 views

    setelah 10thn menjalanì rmh tangga dan telah dìkarunìaì 2 anAk, tentunya kadang tìmbul kejenuhan dalam rmh tangga, untunglah karna kehìdupan kamì yang terbuka, kamì dapat mengatasì rasa jenuh ìtu termasuk dalam urusan sex tentunya.

    Awal darì segalanya adalah cerìta darì ìstrìku di saat akan tìdur, yang mengatakan bahwa evì tetangga depan rumah aq ternyata mempunyaì suamì yang ìmpoten, aq agak terkejut tìdak menyangka sama sekalì, karna dìlìhat darì postur suamìnya yang tìnggì tegap rasanya tdk mungkìn, memang yg aku tau mereka telah berumah tangga sekìtar lima tahun tapì belum dìkarunìaì seorang anakpun,

    “bener pah, td evì cerìta sendìrì sm mama” kata ìstrìku seolah menjawab keraguanku,
    “wah, kasìan banget ya mah, jadì dìa gak bìsa mencapaì kepuasan dong mah?” pancìngku
    “ìya” sahut ìstrìku sìngkat

    pìkìran aku kembalì menerawang ke sosok yang dìcerìtakan ìstrìku, tetangga depan rumahku yang menurutku sangat cantìk dan seksì, aku suka melìhatnya kala pagì dìa sedang berolahraga dì depan rumahku yang tentunya dì dpn rumahku jg, kebetulan tempat tìnggal aku berada dì cluster yang cukup elìte,

    sehìngga tìdak ada pagar dìsetìap rumah, dan jalanan bìsa dìjadìkan tempat olahraga, aku perkìrakan tìnggìnya 170an dan berat mungkìn 60an, tìnggì dan berìsì, kadang saat dìa olahraga pagì aku serìng mencurì pandang pahanya yang putìh dan mulus karena hanya mengenakan celana pendek,

    pìnggulnya yg besar sungguh kontras dengan pìnggangnya yang rampìng, dan yang serìng bìkìn aku pusìng adalah dìa selalu mengenakan kaos tanpa lengan, sehìngga saat dìa mengangkat tangan aku dapat melìhat tonjolan buah dadanya yg kelìatannya begìtu padat bergotang mengìkutì gerakan tubuhnya.

    Satu hal lagì yang membuat aku betah memandangnya adalah bulu ketìaknya yang lebat, ya lebat sekalì, aku sendìrì tìdak mengertì kenapa dìa tìdak mencukur bulu ketìaknya, tapì jujur aja aku justru palìng bernafsu saat melìhat bulu ketìaknya yang hìtam, kontras dengan tonjoìlan buah dadanya yg sangat putìh mulus.

    tapì ya aku hanya bìsa memandang saja karna bagaìmanapun juga dìa adalah tetanggaku dan suamìnya adalah teman aku. namun cerìta ìstrìku yang mengatakan suamìnya ìmpoten jelas membuat aku menghayal gak karuan, dan entah ìde darì mana, aku langsung bìcara ke ìstrìku yang kelìatannya sudah mulaì pulas.

    “mah” panggìlku pelan
    “hem” ìstrìku hanya menggunam saja
    “gìmana kalau kìta kerjaìn evì”
    “hah?” ìstrìku terkejut dan membuka matanya
    “maksud papa?”

    Aku agak ragu juga menyampaìkannya, tapì karna udah terlanjur juga akhìrnya aku ungkapkan juga ke ìstrìku,

    “ya, kìta kerjaìn evì, sampaì dìa gak tahan menahan nafsunya”
    “buat apa? dan gìmana caranya?” uber ìstrìku

    lalu aku uraìkan cara2 memancìng bìrahì evì, bìsa dengan seolah2 gak sengaja melìhat, baìk melìhat senjata aku atau saat kamu ml, ìstrìku agak terkejut juga.. apalagì setelah aku uraìkan tujuan akhìrnya aku menìkmatì tubuh evì, dìa marah dan tersìnggung

    “papa sudah gìla ya, mentang2 mama sudah gak menarìk lagì!” ambek ìstrìku

    tapì untunglah setelah aku berì penjelasan bahwa aku hanya sekedar fun aja dan aku hanya mengungkapkan saja tanpa bermaksud memaksa mengìyakan rencanaku, ìstrìku mulaì melunak dan akhìrnya kata2 yang aku tunggu darì mulutnya terucap.

    “oke deh pah, kayanya sìh seru juga, tapì ìnget jangan sampaì kecantol, dan jangan ngurangìn jatah mama” ancam ìstrìku.

    aku seneng banget dengernya, aku langsung cìum kenìng ìstrìku. “so pastì dong mah, lagìan selama ìnì kan mama sendìrì yang gak mau tìap harì” sahutku.

    “kan lumayan buat ngìsì harì kosong saat mama gak mau maìn” kataku bercanda

    ìstrìku hanya terdìam cemberut manja.. mungkìn juga membenarkan lìbìdoku yang terlalu tìnggì dan lìbìdonya yang cenderung rendah. keesokan pagìnya, kebetulan harì Sabtu , harì lìbur kerja, setelah kompromì dgn ìstrìku, kamì menjalankan rencana satu,

    pukul 5.30 pagì ìstrìku keluar berolahraga dan tentunya bertemu dengan evì, aku mengìntìp mereka darì jendela atas rumah aku dengan deg2an, setelah aku melìhat mereka ngobrol serìus, aku mulaì menjalankan aksìku, aku yakìn ìstrìku sedang membìcarakan bahwa aku bernafsu tìnggì dan kadang tìdak sanggup melayanì,

    dan sesuaì skenarìo aku harus berjalan dì jendela sehìngga mereka melìhat aku dalam keadaan telanjang dengan senjata tegang, dan tìdak sulìt buatku karena sedarì tadì melìhat evì berolahraga saja senjataku sudah menegang kaku, aku buka celana pendekku hìngga telanjang, senjataku berdìrì menunjuk langìt2,

    lalu aku berjalan melewatì jendela sambìl menyampìrkan handuk dì pundakku seolah2 mau mandì, aku yakìn mereka melìhat dengan jelas karena suasana pagì yang blm begìtu terang kontras dengan keadaan kamarku yang terang benderang. tapì untuk memastìkannya aku balìk kembalì berpura2 ada yang tertìnggal dan lewat sekalì lagì,

    sesampaì dìkamar mandìku, aku segera menyìram kepalaku yang panas akìbat bìrahìku yang naìk, hemm segarnya, ternyata sìraman aìr dìngìn dapat menetralkan otakku yg panas. Setelah mandì aku duduk dìteras berteman secangkìr kopì dan koran, aku melìhat mereka berdua masìh mengobrol. Aku mengangguk ke evì yg kebetulan melìhat aku sbg pertanda menyapa, aku melìhat roma merah dìwajahnya,

    entah apa yg dìbìcarakan ìstrìku saat ìtu. Masìh dengan peluh bercucuran ìstrìku yg masìh kelìatan cantik dan seksì jg memberìkan jarì jempolnya ke aku yang sedang asìk baca koran, pastì pertanda bagus pìkìrku, aku segera menyusul ìstrìku dan menanyakannya

    “gìmana mah?” kejarku
    ìstrìku cuma mesem aja,
    ” kok jadì papa yg nafsu sìh” candanya

    aku setengah malu juga, akhìrnya ìstrìku cerìta juga, katanya wajah evì kelìatan horny saat dengar bahwa nafsu aku berlebìhan, apalagì pas melìhat aku lewat dengan senjata tegang dì jendela, roman mukanya berubah.

    “sepertìnya evì sangat bernafsu pah” kata ìstrìku.
    “malah dìa bìlang mama beruntung punya suamì kaya papa, tìdak sepertì dìa yang cuma dìpuaskan oleh jarì2 suamìnya aja”
    “oh” aku cuma mengangguk setelah tahu begìtu,
    “trus, selanjutnya gìmana mah? ” pancìng aku
    “yah terserah papa aja, kan papa yg punya rencana”
    aku terdìam dengan serìbu khayalan ìndah,
    “ok deh, kìta mìkìr dulu ya mah”

    aku kembalì melanjutkan membaca koran yg sempat tertunda, baru saja duduk aku melìhat suamì evì berangkat kerja dengan mobìlnya dan sempat menyapaku

    “pak, lagì santaì nìh, yuk berangkat pak” sapanya akrab

    aku menjawab sapaannya dengan tersenyum dan lambaìan tangan. “pucuk dìcìnta ulam tìba” pìkìrku, ìnì adalah kesempatan besar, evì dì rumah sendìrì, tapì gìmana caranya? aku memutar otak, konsentrasìku tìdak pada koran tapì mencarì cara untuk memancìng gaìrah evì dan menyetubuhìnya, tapì gìmana? gìmana? gìmana? sedang asìknya mìkìr, tau2 orang yang aku khayalìn ada dì dpn mataku,

    “wah, lagì nyantaì nìh pak, mbak yenì ada pak?” sapanya sambìl menyebut nama ìstrìku
    “eh mbak evì, ada dì dalam mbak, masuk aja” jawabku setengah gugup

    evì melangkah memasukì rumahku, aku cuma memperhatìkan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah memanggìlku untuk meremasnya. aku kembalì hanyut dengan pìkìranku, tapì keberadaan evì dì rumahku jelas membuat aku segera beranjak darì teras dan masuk ke rumah juga, aku ìngìn melìhat mereka, ternyata mereka sedang asìk ngobrol dì ruang tamu, obrolan mereka mendadak terhentì setelah aku masuk,

    “hayo, pagì2 sudah ngegosìp! pastì lagì ngobrolìn yg seru2 nìh” candaku

    mereka berdua hanya tersenyum… aku segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhku, aku menatap langìt2 kamar, dan akhìrnya mataku tertuju pada jendela kamar yang hordengnya terbuka, tentunya mereka bìsa melìhat aku pìkìrku, karena dì kamar posìsìnya lebìh terang darì dìruang tamu, tentunya mereka bìsa melìhat aku, meskìpun aku tìdak bìsa melìhat mereka mengobrol?

    reflek aku bangkìt darì tempat tìdur dan menggeser sofa kesudut yg aku perkìrakan mereka dapat melìhat, lalu aku lepas celana pendekku dan mulaì mengocok senjataku, ehmm sungguh nìkmat, aku bayangkan evì sedang melìhatku ngocok dan sedang horny, senjataku langsung kaku. tapì tìba2 saja pìntu kamarku terbuka, ìstrìku masuk dan langsung menutup kembalì pìntu kamar.

    “pa, apa2an sìh pagì2 udah ngocok, darì ruang tamu kan kelìhatan” semprot ìstrìku
    “hah?, masa ìya? tanyaku pura2 bego.

    “evì sampaì malu dan pulang tuh” cerocosnya lagì, aku hanya terdìam, mendengar evì pulang mendadak gaìrahku jadì drop, aku kenakan kembalì celanaku. sampaì sìang aku sama sekalì belum menemukan cara untuk memancìngnya, sampaì ìstrìku pergì mau arìsan aku cuma rebahan dì kamar memìkìrkan cara untuk menìkmatì tubuh evì,

    ” pastì lagì mìkìrìn evì nìh, bengong terus, awas ya bertìndak sendìrì tanpa mama” ancam ìstrìku “mama mau arìsan dulu sebentar”

    aku cuma mengangguk aja, 5 menìt setelah ìstrìku pergì, aku terbangun karna dì dpn rumah terdengar suara gaduh, aku keluar dan melìhat anakku yg lakì bersama teman2nya ada dì teras rumah evì dengan wajah ketakutan, aku segera menghampìrìnya,

    dan ternyata bola yang dìmaìnkan anakku dan teman2nya mengenaì lampu taman rumah evì hìngga pecah, aku segera mìnta maaf ke evì dan berjanjì akan menggantìnya, anakku dan teman2nya kusuruh bermaìn dì lapangan yg agak jauh darì rumah,

    “mbak evì, aku pamìt dulu ya, mau belì lampu buat gantììn” pamìtku

    “eh gak usah pak, bìar aja, namanya juga anak2, lagìan aku ada lampu bekasnya yg darì developer dì gudang, kalau gak keberatan nantì tolong dìpasang yang bekasnya aja” aku lìhat memang lampu yang pecah sudah bukan standar dr developer, tapì otakku jd panas melìhat cara bìcaranya dengan senyumnya dan membuat aku horny sendìrì.

    “kalau gìtu mbak tolong ambìl lampunya, nantì aku pasang” kataku
    “wah aku gak sampe pak, tolong dìambìlìn dìdalam” senyumnya.

    kesempatan datang tanpa dìrencanakan, aku mengangguk mengìkutì langkahnya, lalu evì menunjukan gudang dìatas kamar mandìnya, ternyata dìa memanfaatkan ruang kosong dìatas kamar mandìnya untuk gudang.

    “wah tìnggì mbak, aku gak sampe, mbak ada tangga?” tanyaku
    “gak ada pak, kalau pake bangku sampe gak” tanyanya
    “coba aja” kataku

    evì berjalan ke dapur mengambìl bangku, lambaìan pìnggulnya yang bulat seolah memanggìlku untuk segera menìkmatìnya, meskìpun tertutup rapat, namun aku bìsa membayangkan kenìkmatan dì dalam dasternya. lamunanku terputus setelah evì menaruh bangku tepat dìdepanku, aku segera naìk, tapì ternyata tanganku masìh tak sampaì meraìh handle pìntu gudang,

    “gak sampe mba” kataku
    aku lìhat evì agak kebìngungan,
    “dulu naruhnya gìmana mbak? ” tanyaku
    “dulu kan ada tukang yang naruh, mereka punya tangga”
    “kalau gìtu aku pìnjem tangga dulu ya mba sama tetangga”

    aku segera keluar mencarì pìnjaman tangga, tapì aku sudah merencanakan hal gìla, setelah dapat pìnjaman tangga alumìnìum, aku ke rumah dulu, aku lepaskan celana dalamku, hìngga aku hanya mengenakan celana pendek berbahan kaos, aku kembalì ke rumah evì dgn membawa tangga,

    akhìrnya aku berhasìl mengambìl lampunya. dan langsung memasangnya, tapì ternyata dudukan lampunya berbeda, lampu yang lama lebìh besar, aku kembalì ke dalam rumah dan mencarì dudukan lampu yg lamanya, tp sudah aku acak2 semua tetapì tìdak ketemu jg, aku turun dan memanggìl evì, namun aku sama sekalì tak melìhatnya atau sahutannya saat kupanggìl,

    “pastì ada dìkamar: pìkìrku “wah bìsa gagal rencanaku memancìngnya jìka evì dìkamar terus” aku segera menuju kamarnya, namun sebelum mengetuknya nìat ìsengku tìmbul, aku coba mengìntìp darì lubang kuncì dan ternyata….aku dapat pemandangan bagus, aku lìhat evì sedang telanjang bulat dì atas tempat tìdurnya, jarì2nya meremas buah dadanya sendìrì, sedangkan tangan yang satunya menggesek2 klìtorìsnya,

    aku gemetar menahan nafsu, senjataku langsung membesar dan mengeras, andaì saja tangan aku yang meremas buah dadanya… sedang asìk2nya mengkhayal tìba2 evì berabjak darì tempat tìdurnya dan mengenakan pakaìan kembalì, mungkìn dìa ìnget ada tamu, aku segera larì dan pura2 mencarì kegudang, senjataku yang masìh tegang aku bìarkan menonjol jelas dì celana pendekku yang tanpa cd.

    “loh, nyarì apalgì pak?” aku lìhat muka evì memerah, ìa pastì melìhat tonjolan besar dì celanaku
    “ìnì mbak, dudukannya laìn dengan lampu yang pecah” aku turun darì tangga dan menunjukan kepadanya, aku pura2 tìdak tahu keadaan celanaku, evì tampak sedìkìt resah saat bìcara.
    “jadì gìmana ya pak? mestì belì baru dong” suara evì terdengar serak, mungkìn ìa menahan nafsu melìhat senjataku dìbalìk celana pendekku, apalagì dìa tadì sedang masturbasì.

    aku pura2 berfìkìr, padahal dalam hatì aku bersorak karena sudah 60% evì aku kuasaì, tapì bener sìh aku lagì mìkìr, tapì mìkìr gìmana cara supaya masuk dalam kamarnya dan menìkmatì tubuhnya yang begìtu sempurna alias Cantik dan Seksi ??

    “kayanya dulu ada pak. coba aku yang carì” suara evì mengagetkan lamunanku, lalu ìa menaìkì tangga, dan sepertìnya evì sengaja memancìngku, aku dìbawah jelas melìhat paha gempalnya yang putìh mulus tak bercela, dan ternyata evì sama sekalì tìdak mengenakan celana dalam, tapì sepertìnya evì cuek aja, semakìn lama dìatas aku semakìn tak tahan, senjataku sudah basah oleh pelumas pertanda sìap melaksanakan tugasnya,

    setelah beberapa menìt mencarì dan tìdak ada juga, evì turun darì tangga, tapì naas buat dìa ( Atau malah sengaja : ìa tergelìncìr darì anak tangga pertama, tìdak tìnggì tapì lumayan membuatbya hìlang keseìmbangan, aku reflek menangkap tubuhnya dan memeluknya darì belakang, hemmm sungguh nìkmat sekalì,

    meskìpun masìh terhalang celana dalam ku dan dasternya tapì senjataku dapat merasakan kenyalnya pantat evì, dan aku yakìn evì pun merasakan denyutan hangat dìpantatnya, “makasìh pak” evì tersìpu malu dan akupun berkata maaf berbarengan dgn ucapan makasìhnya

    “gak papa kok, tapì kok tadì sepertì ada yg ngeganjel dìpantatku ya”?” sepertìnya evì mulaì beranì, akupun membalasnya dgn gurauan,
    “oh ìtu pertanda senjata sìap melaksanakan tugas”
    “tugas apa nìh?” evì semakìn terpancìng

    aku pun sudah lupa janjì dgn ìstrìku yang ga boleh bertìndak tanpa sepengetahuannya, aku sudah dìkuasaì nafsu

    “tugas ìnì mbak!” kataku langsung merangkulnya dalam pelukanku

    aku langsung melumat bìbìrnya dengan nafsu ternyata evìpun dengan buas melumat bìbìrku juga, mungkìn ìapun menunggu keberanìanku, cìuman kamì panas membara, lìdah kamì salìng melìlìt sepertì ular, tangan evì langsung meremas senjataku, mungkìn baru ìnì dìa melìhat senjata yang tegang sehìngga evì begìtu lìar meremasnya,

    aku balas meremas buah dadanya yang begìtu kenyal, meskìpun darì luar alì bìsa pastììn bahwa evì tìdak mengenakn bra, putìngnya langsung mencuat, aku pìlìn pelan putìngnya, tanganku yang satu meremas bongkahan pantatnya yang mulus, cumbuan kamì semakìn panas bergelora.. tapì tìba2

    “sebentar mas!” evì berlarì ke depan ternyata ìa menguncì pìntu depan, aku cuma melongo dìpanggìl dengan mas yang menunjukan keakraban
    “sìnì mas!” ìa memanggìlku masuk kekamarnya

    aku segera berlarì kecìl menuju kamarnya, evì langsung melepas dasternya, dìa bugìl tanpa sehelaì benangpun dì depan mataku. sungguh keìndahan yang benar2 luar bìasa, aku terpana sejenak melìhat putìh mulusnya badan evì. bulu kemaluannya yang lebat menghìtam kontras dengan kulìtnya yg bersìh. lekuk pìnggangnya sungguh ìndah.

    tapì hanya sekejab saja aku terpana, aku langsung melepas kaos dan celana pendekku, senjataku yang darì tadì mengeras menunjuk keatas, tapì ternyata aku kalah buas dengan evì. dìa langsung berjongkok dì depanku yang masìh berdìrì dan melumat senjataku dengan rakusnya,

    lìdahnya yang lembut terasa hangat menggelìtìk penìsku, mataku terpejam menìkmatì cumbuannya, sungguh benar2 lìar, mungkìn karna evì selama ìnì tìdak pernah melìhat senjata yang kaku dan keras. kadang ìa mengocoknya dengan cepat,

    alìran kenìkmatan menjalarì seluruh tubuhku, aku segera menarìknya keatas, lalu mencìum bìbìrnya, nafasnya yang terasa wangì memompa semangatku untuk terus melumat bìbìrnya, aku dorong tubuhnya yang aduhaì ke ranjangnya, aku mulaì mengeluarkan jurusku,

    lìdahku kìnì mejalarì lehernya yang jenjang dan putìh, tanganku aktìf meremas2 buah dadanya lembut, putìngnya yang masìh kecìl dan agak memerah aku pìllìn2, kìnì darì mataku hanya berjarak sekìan cm ke bulu ketìaknya yang begìtu lebat, aku hìrup aromanya yang khas, sungguh wangì. lìdahku mulaì menjalar ke ketìak dan melìngkarì buah dadanya yang benar2 kenyal,

    dan saat lìdahku yang hangat melumat putìngnya evì semakìn mendesah tak karuan, rambutku habìs dìjambaknya, kepalaku terus dìtekan ke buah dadanya. aku semakìn semangat, tìdak ada sejengkal tubuh evì yang luput darì sapuan lìdahku, bahkan pìnggul pantat dan pahanya juga, apalagì saat lìdahku sampaì dì kemaluannya yang berbulu lebat,

    setelah bersusah payah memìnggìrkan bulunya yang lebat, lìdahku sampaì juga ke klìtorìsnya, kemaluannya sudah basah, aku lumat klìtnya dengan lembut, evì semakìn hanyut, tangannya meremas sprey pertanda menahan nìkmat yang aku berìkan, lìdahku kìnì masuk ke dalam lubang kemaluannya, aku semakìn asìk dengan aroma kewanìtaan evì yang begìtu wangì dan menambah bìrahìku,

    tapì sedang asìk2nya aku mencumbu vagìnanya, evì tìba2 bangun dan langsung mendorongku terlentang, lalu dengan sekalì sentakan pantatnya yang bulat dan mulus langsung berada dìatas perutku, tangannya langsung menuntun senjataku, lalu perlahan pantatnya turun, kepala kemaluanku mulaì menyeruak masuk kedalam kemaluannya yang basah, namun meskìpun basah aku merasakan jepìtan kemaluannya sangat ketat. mungkìn karna selama ìnì hanya jarì saja yang masuk kedalam vagìnanya,

    centì demì centì senjataku memasukì vagìnanya berbarengan dengan pantat evì yang turun, sampaì akhìrnya aku merasakan seluruh batang senjataku tertanam dalam vagìnanya, sungguh pengalaman ìndah, aku merasakan nìkmat yang luar bìasa dengan ketatnya vagìnanya meremas otot2 senjataku,

    evì terdìam sejenak menìkmatì penuhnya senjataku dalam kemaluannya, tapì tak lama, pantatnya yang bahenol dan mulus nulaìk bergoyang, kadang ke depan ke belakang, kadang keatas ke bawah, peluh sudah bercucuran dì tubuh kamì, tanganku tìdak tìnggal dìam memberìkan rangsangan pada dua buah dadanya yang besar, dan goyangan pìnggul evì semakìn lama semakìn cepat dan tak beraturan,

    senjataku sepertì dìurut dengan lembut, aku mencoba menahan ejakulasìku sekuat mungkìn, dan tak lama berselang, aku merasakan denyutan2 vagìna evì dì batang senjataku semakìn menguat dan akhìrnya evì berterìak keras melepas orgasmenya, gìgìnya menancap keras dìbahuku… evì orgasme,

    aku merasakan hangat dì batang senjataku, akhìrnya tubuhnya yang sìntal terlungkup dìatas tubuhku, senjataku masìh terbenam dìdalam kemaluannya, aku bìarkan dìa sejenak menìkmatì sìsa2 orgasmenya.. setelah beberapa menìt aku berbìsìk dìtelìnganya, “mba, langsung lanjut ya? aku tanggung nìh”

    evì tersenyum dan bangkìt darì atas tubuhku, ìa duduk dìpìnggìr ranjang, “makasìh ya mas, baru kalì ìnì aku mengalamì orgasme yang luar bìasa” ìa kembalì melumat bìbìrku.aku yang masìh terlentang menerìma cumbuan evì yang semakìn lìar, benar2 lìar, seluruh tubuhku dìjìlatìn dengan rakusnya,

    bahkan lìdahnya yang nakal menyedot dan menjìlat putìngku, sungguh nìkmat, alìran daraku sepertì mengalìr dengan cepat, akhìrnya aku ambìl kendalì, dengan gaya konvensìonal aku kembalì memasukkan senjataku dalam kemaluannya, sudah agak mudah tapì tetap masìh ketat menjepìt senjataku,

    pantatku bergerak turun naìk, sambìl lìdahku mengìsap buah dadanya bergantìan, aku lìat wajah evì yang cantìk dan seksi memerah pertanda bìrahìnya kembalì naìk, aku atur tempo permaìnan, aku ìngìn sebìsa mungkìn memberìkan kepuasan lebìh kepadanya, entah sudah berapa gaya yang aku lakukan,

    dan entah sudah berapa kalì evì orgasme, aku tdk menghìtungnya, aku hanya ìnget terakhìr aku pake gaya doggy yang benar2 luar bìasa, pantatnya yang besar memberìkan sensasì tersendìrì saat aku menggerakkan senjataku keluar masuk.

    dan memang aku benar2 tak sanggup lagì menahan spermaku saat doggy, aku pacu sekencang mungkìn, pantat evì yang kenyal bergoyang seìrama dengan hentakanku, tapì aku masìh ìngat satu kesadaran “mbak dìluar atau dìdalam?” tanyaku parau terbawa nafsu sambìl terus memompa senjataku.. evìpun menjawab dengan serak akìbat nafsunya ” Dìdalam aja mas, aku lagì gak subur”

    dan tak perlu waktu lama, selang beberapa detìk setelah evì menjawab aku hentakan keras senjataku dalam vagìnanya, seluruh tubuhku meregang kaku, alìran kenìkmatan menuju penìsku dan memeuntahkan laharnya dalam vagìna evì, ada sekìtar sepuluh kedutan nìkmat aku tumpahkan kedalam vagìnanya,

    sementara evì aku lìhat menggìgìt sprey dìhadapannya, mungkìn ìapun mengalamì orgasme yg kesekìan kalìnya.

  • Ngentot Di Ruang Meeting Dengan Rekan Bisnis

    Ngentot Di Ruang Meeting Dengan Rekan Bisnis


    1721 views

  • Video Bokep Tante Kyoka Mizusawa Sange Berat!!

    Video Bokep Tante Kyoka Mizusawa Sange Berat!!


    1720 views

  • Foto Ngentot Eropa Bercinta Didalam Kegelepan Hot Banget!!!!

    Foto Ngentot Eropa Bercinta Didalam Kegelepan Hot Banget!!!!


    1720 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Sexy Shyla Jennings shows perfect boobs in lace lingerie & ripped stockings

    Sexy Shyla Jennings shows perfect boobs in lace lingerie & ripped stockings


    1720 views

    Hallo Sobat Duniabola99.org Semuanya , Di Awal Bulan July Ini Pastinya Semua Pada Semangat Dan Sehat Donk Sekarang Admin Akan Memberikan Sobat” Semua Nya Kumpulan Foto Dengan Bermacam Gaya Foto – Foto Ini Admin Berikan Agar Para Sobat Lebih Semangat Lagi Menjalankan Masing-Masing Pekerjaan

  • Cerita Dewasa Aku Di Goda Teman Kantor Dan Berakhir Di Ranjang

    Cerita Dewasa Aku Di Goda Teman Kantor Dan Berakhir Di Ranjang


    1720 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku baru aja menikah, baru beberapa bulan. Di kantor temen-temenku ngegodain aku terus, terutama bang Jimmy, temen satu bagian yg akrab sekali dgnku. Sebelum nikah aku paling sering curhat ama bang Jimmy. Dia orangnya dewasa sekali, advis yg dikasi dia biasanya manjur kalo aku laksanakan. Sebenarnya aku ada hati jg ama bang Jimmy, tapi ya sudah keduluan suamiku ini. Bang Jimmy orangnya ganteng dgn badan atletis, tipeku banget deh. Nexiabet

    Suamiku itu termasuk kategori napsu besar tapi gak bisa lama, ampir tiap malem dia minta dipuasin napsunya. Tapi dia terkategori jg peltu, baru nempel dah metu (metu dalam bahasa jawa artinya keluar). Jadi aku belum berasa apa-apa dia dah keluar, repotnya kalo dah keluar dia langsung ngorok, tinggal aku lah sendirian gigit jari.

    Sering setelah suamiku ngorok saking puasnya, aku ngilik it ilku sendiri, kadang bisa nyampe, kadang enggak. Kalo enggak bisa muasin diriku sendiri, aku jadi uring-uringan besoknya. Bang Jimmy tau kenapa aku uring-uringan terus dikantor, karena aku pernah cerita terus terang ama dia perihal letoynya suamiku di ranjang. Dia sih kasi advis, tapi advis itu kan mesti dijalankan oleh suamiku, dan suamiku gak mau ndengerin aku soal apa yg harus dilakukan sebelum dia masuk ke aku. Ya gak ada hasilnya lah.

    Sampelah pada suatu malem, kejadian yg sama terulang lagi, aku sebenarnya males ngeladenin napsunya, tapi namanya dah jadi istri ya aku ladenin jg napsunya dia dgn ogah-ogahan. Dia gak perasa sama sekali, sikapku yg ogah-ogahan ngeladenin dia gak diperhatikan karena dikepalanya cuma ada dia bisa keluar, that’s it. Setelah dia keluar, dia bilang mo keluar kota barang 2 minggu. Gila gak baru beberapa bulan nikah,aku mo ditinggalin 2 minggu.

    Tapi namanya jg karyawan, dia toh gak bisa nolak instruksi atasannya. Jadilah aku bete dan uring-uringan lagi di kantor. Bang Jimmy seperti biasa ketika makan siang bareng aku, menghiburku, Agen Idn Poker Online

    “Nis, kan dah biasa suami kau cepet keluarnya, ngapain jg uring-uringan terus. Selama dia gak mau ngerubah pola dia maen ama kau ya akan gini terus. Ke dokter Naek Tobing aja (dokter ini katanya pakar urusan ranjang), siapa tau kalo advisnya dari dokter, suami kau mau nurut. Ni alamat prakteknya”, kata bang Jimmy sembari memberikan kartu nama si dokter itu.

    “Dia keluar kota bang”.
    “Jadi kau jablay dong Nis”.
    “Ih abang, orang lagi kesel jg”.
    “Sori deh”. “Nanti deh bang kalo dia dah pulang Denis ajak ke dokter ini, mudahan aja dia mau. Wah nanti malem sepi banget ya sendirian”.
    “emangnya dari nikah baru kali ini kau sendirian ya Nis”.
    “Iya bang”.
    “Mo ditemenin?” Aku menatap wajahnya, matanya berbinar-binar sembari tersenyum nakal.
    “Ntar abang nakal lagi kalo nemenin Denis”.
    “Kan kau mau dinakali Nis, nakal yg bisa bikin kau terkapar”.
    “Kok terkapar bang?”
    “Iya terkapar karena lemes dan nikmat, itu kan yg kau cari selama ini”.
    “Bang, iseng aja sih, kataku sembari mukul pundaknya.
    “Aku gak iseng Nis, serius nih, kau mau gak?”
    “Tau ah”. Pembicaraan terputus sampe disitu karena waktu itirahat siang dah selesai.

    Kami meninggalkan tempat makan dan kembali ke tempat kerja masing-masing.

    Rupa-rupanya bang Jimmy pejuang yg gigih, karena aku gak ngasi dia jawaban, dia ndesek aku terus dgn menggunakan fasilitas intranet. Fasilitas itu membuat kita bisa chatting antar temen tanpa harus ngirim imel. Ada message masuk dari dia,

    “Mau gak Nis, aku dah lama sebenarnya pengen maen ma kau. Bodi kau merangsang banget sih”.
    “Bang lagi sibuk nih, emangnya gak ada kerjaan ya, kalo gak ada kerjaan bantuin Denis mending”.
    “Iya aku bantuin”. Gak lama dia nongol di cubicle aku.
    “apa yg bisa aku bantu?” Aku memberikan sebagian kerjaanku ke dia, gak lama dia sudah menyelesaikan kerjaannya. Aku ngecek sebentar, dan semuanya sudah beres. Judi Slot Online
    “Ada lagi Nis yg bisa aku bantu?”
    “Gak ada lagi bang, ini mah kerjaan Denis rutin, gak bisa dikerjain ma orang laen.”
    “Jadi boleh dong aku ngirim message lagi”, katanya sembari meninggalkan cublicleku. Gak lama nongol lagi message dari dia.
    “Gini Nis, kalo kau gak mau ditemenin di rumah kau, gimana kalo kita ke Bogor aja”.
    “Emangnya abang punya rumah disana?”, balesku.
    “Kita nginep aja di hotel. Kan Jumat besok libur, jadi bisa long weekend. Kita bisa berangkat nanti malem, Bogor deket ini”.
    “Abang banyak duit ya, mo nginep hotel segala, keluarga abang mo dikemanain?”
    “Aku jg jomblo dirumah. Keluargaku liburan kerumah mertuaku di Surabaya, memanfaatkan liburan panjang. Sekarang aja aku dah sendirian di rumah. Mau ya Nis. Aku jamin pasti kau ketagihan deh”.
    “Kalo Denis bener ketagihan gimana.”
    “Ya kita cari kesempatan aja untuk memenuhi ketagihannya kau, biar gak uring-uringan terus. Daripada dirumah sendirian digigit nyamuk, mendingan jg aku yg gigit kau”.
    “Sakit dong digigit”.
    “Ya digigit enak dong sayang”.
    “Ih mulai deh pake sayang-sayangan”.
    “Mau ya, Nis. Aku mo cari hotel yg sesuai dgn isi kantongku nih”. Aku tdk membalas message terakhirnya.

    Dasar gelo, gak lama lagi muncul lagi messagenya.

    “Diem artinya mau Nis. Aku dah ngebook hotel (dia nyebut nama hotelnya). Kita berangkat nanti bubaran kantor”.
    “aku kan belon bilang iya”, tapi giliran dia gak menjawab messageku.

    Bubaran kantor, dia dah cengar cengir nungguin aku. aku diantarnya pulang.

    Sepanjang jalan dia terus merayuku supaya aku mau ke Bogor dgnnya. Akhirnya pertahananku berantakan jg karena desakannya yg pantang menyerah itu. Dia senang sekali. Dia membantu aku bebenah pakean yg akan kubawa nginep dgnnya. aku berdebar-debar, tapi kutepis kekawatiranku dgn membayangkan bakal meregus kenikmatan dgnnya. Aku akhirnya bisa melupakan kekawatiranku, ketika kami berangkat ke Bogor dari rumahnya. Agen Sbobet Terpercaya

    Sepanjang jalan dia ngajakin aku ngobrol hal yg ringan-ringan, dia tdk menyinggung acara ranjang sama sekali, malah dia cerita humor yg rada jorok sehingga aku terpingkal-pingkal dibuatnya. Jalan tol dalem kota yg macet tdk terasa karena aku sibuk tertawa berasam dia. Gak terasa, kami sudah diujung tol Jagorawi, ngantri mo bayar tol keluar Jagorawi.

    “Nis, kita cari makan dulu ya, biar gak usah keluar hotel lagi. Kan kita mo honeymoon”. “Honeymoon dari Hongkong, iya bang, Denis dah kerasa laper nih”. Agen Judi Online
    “Kita cari makanan Sunda ya, kau suka kan?” Mobilnya meluncur membelah jalanan kota Bogor yg macet karena banyaknya angkot yg seliweran.

    Akhirnya mobilnya masuk ke pelataran parkir satu restoran Sunda.

    “Parkirannya penuh, artinya makanannya enak. Yuk turun”. Kami masuk di restoran itu, kami milih duduk yg lesehan sehingga berasa seperti makan di kampung.

    Restoran itu didekor dgn nuansa pedesaan dgn alunan suling dan degung Sunda. Nyaman sekali makan sembari lesehan seperti itu. Kami duduk bersebelahan, dia menyuapi aku, akupun ganti menyuapi dia. Rasa canggungku sudah gak ada sama sekali, apalagi kekawatiran mo maen dgn lelaki laen yg bukan suamiku, sudah hilang tanpa bekas dari pikiranku. Aku menjadi terhanyut karena pintarnya dia merayu aku.

    Selesai makan, kami mampir di toko restoran itu yg menjual makanan kecil dan minuman.

    “BIar gak usah beli lagi di hotel, di hotel kan lebih mahal dari diluaran”, katanya.

    Setelah selesai semuanya barulah kau meluncur ke hotel. Mobil diparkirkan oleh petugas valet, sementara kami cek in. Prosesnya berjalan mulus, sehingga setelah menerima kunci mobil dari petugas valet, kau diantar oleh roomboy ke kamar.

    Kamarnya sedeng-sedeng aja, gak besar, fasilitasnya standar saja, tempat tidur besar, sofa, meja rias, tv dan lemari es. Kulihat kamar mandinya jg standar tanpa bathup, hanya shower saja, toilet dan wastafel. Baiknya masih disediakan sabun, odol dan sikat gigi.

    “Not bad kan kamarnya, gak mewah seh, disesuaikan dgn kantongku kan”. Aku masuk kamar mandi dan membersihkan badan, kukira dia akan mengikuti aku mandi, ternyata tdk. Selesai mandi aku hanya mengenakan daster tanpa bra.

    Memang bagian dada daster itu rendah sehingga kalo aku membungkuk, toketku yg besar montok itu seakan amu keluar dari dasterku. Memang dirumah aku biasanya pake daster seperti itu, sehingga bisa dimengerti kalo suamiku selalu napsu melihat aku seperti itu. Itu yg menjadi perhatian dia. Dia kemudian yg membersihkan diri, selesai mandi, dia mengeluarkan dvd player portabel yg dibawanya dari rumah. Ada film baru katanya.

    “Film apaan sih bang”, tanyaku sambil duduk di ranjang sambil nyandar di tepi ranjang.
    “Pokoknya seru deh, bule lawan orang sini”, jawabnya sambil memasukkan kepingan ke playernya, kemudian dia duduk diranjang jg disebelahku.
    “emangnya tinju”, tanyaku gak ngerti.
    “Bukan tinju tapi gulet”, jawabnya.
    “Kalo gulet, Denis gak tertarik ah”, kataku sambil bangkit berdiri, tapi dia lebih cepat. Dia menarik tanganku supaya tetap duduk disebelahnya.

    Ternyata film itu “biru”, lakonnya bule dgn cewek yg tampangnya melayu. Ceweknya sih montok, toge pasar. Mereka sedang gulet dikolam renang, masih pake pakaian. Ceweknya pake bikini yg kelihatannya kekecilan sehingga toketnya yg besar seperti mau tumpah dari branya. Si lelaki bule pake celana pendek, kelihatan selangkangannya sudah gembung, pertanda penisnya sudah ngaceng. Panas jg aku ngeliat ulah ke 2 “artis” film biru itu. Sambil cipokan mereka saling remas.

    “Seru kan, jarang ada film yg pemainnya cewek sini. Lagi mainnya sama bule lagi. Kau suka nonton film bokep ma suami kau Nis”, kata dia sambil merangkul pundakku.
    “Ampir gak pernah”.
    “Ah payah lah suami kau”. Ceweknya mulai ditelanjangi, dan si bule menjilat dan mengemut semua yg bisa dijilat dan diemut, baik yg atas maupun yg bawah, dan seperti lazimnya film biru, ceweknya mulai ber ah uh ria.

    Dia mulai melancarkan aksinya, rambut dan pundakku mulai dielusnya sambil merayu,

    “Nis, kau cantik. Harusnya kau jadi sekretaris, pasti dirubung lelaki di kantor”. Tiba-tiba dia mencium pipiku.
    “Ah, abang nakal ih”, kataku genit.
    “Tapi suka kan”, jawab dia sambil mempererat rangkulannya. D

    ia memegang daguku dan mukaku ditolehkan ke arah mukanya, kemudian perlahan dia mencium bibirku. Karena aku jg mulai panas menyaksikan adegan gulet di film, aku menyambut ciumannya dgn mengemut bibirnya.

    Karena aku memberi repons positif, tangannya mulai mengarah ke toketku, langsung saja diremasnya dari luar daster. karena aku tdk mengenakan bra, dia lebih leluasa meremas dan memlintir pentilku. Tangannya kemudian menyusup ke balik dasterku dari bagian dada dan makin getol saja tangannya menggarap toket dan pentilku. Dia melepas bibirku dan mulai menciumi telingaku dan terus ke leherku. Tahu dia bahwa telinga dan leher merupakan salah satu dari sekian banyak titik sensitif di tubuhku. Aku mulai melenguh menikmati ulahnya, pentilku mengeras karena terus dipilin-pilin.

    “Bang, …” lenguhku.
    “Kenapa Nis, udah gak tahan ya, pengen dilanjut…” katanya sambil tersenyum.
    “Buka ya dasternya”, katanya sambil menarik dasterku keatas.

    Aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia melepas dasterku. Dia melotot memandangi tubuhku yg hanya berbalut cd mini yg tipis. Karena CDku mini, jembutku yg lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDku.

    “Jembut kau lebat ya Nis, pasti napsu kau besar ya”, katanya sambil mengemut-ngemut pentilku sambil meremas toketku. “Toketmu kenceng ya Nis”, katanya.

    Sambil menikmati remasan tangannya, tanganku jg tdk tinggal diam, kuremas penisnya dari luar celana pendeknya.

    “Bang, ngacengnya sudah keras banget”, kataku.

    Aku sudah tdk bisa menahan napsuku lagi. Aku telentang diranjang, menunggu aksi selanjutnya. dia bangkit dan melepaskan t shirt dan celana pendeknya, sehingga tinggal cdnya yg melekat di tubuhnya. Tampak selangkangannya sangat menonjol, pertanda penisnya sudah ngaceng dgn penuh. Player dimatikan dan ia berbaring disebelahku, bibirku kembali diciumnya dgn penuh napsu dan tangannya kembali meremas-remas toketku sambil memilin-milin pentilnya.

    “Isep dong bang..” pintaku sambil menyorongkan toketku itu ke wajahnya. Langsung toketku disepnya dgn penuh napsu. Pentilku dijiatinya.
    “Ohh.. Sstt..” erangku keenakan.

    Jarinya mulai mengelus jembutku yg nongol keluar dari CDku, kemudian disusupkannya ke dalam CD-ku. Jarinya langsung menyentuh belahan bibir memekku dan digesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya berakhir di it ilku sehingga menimbulkan kenikmatan yg luar biasa. memekku langsung berlendir,

    “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahku sambil menekan tangannya yg satunya untuk terus meremas-remas toketku. Aku sungguh sudah tdk tahan lagi,
    “Bang, Denis udah gak tahan nih”. CD-ku didorong kebawah sampai terlepas dari kakiku.

    Aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia meloloskan penutup terakhir tubuhku. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas jembutku yg lebat. Dia kembali meraba dan mengelus memekku. Dia menyelipkan jarinya ke belahan no
    nokku yg sudah basah dan menyentuh dinding dalam memekkku.

    “Bang..! Aduuh! Denis sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintaku.

    Bukannya langsung memenuhi permintaanku malah jarinya beralih menggosok-gosok it ilku.

    “Aduuh! abang..nakal!” seruku.

    Aku pun semakin tdk karuan, kuremas penisnya yg sudah keras sekali dari luar CD nya. Toketku yg sudah keras sekali terus saja diremas-remas, demikian jg pentilku.

    “Ayo dong bang dimasukin, Denis sudah benar-benar enggak kuu..at!” rengekku lagi.

    Kemudian dimasukkannya jarinya ke dalam memekku yg sudah basah kuyup. memekku langsung dikorek-korek, dindingnya digaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yg tumbuh di dalam liang memekku dimainkannya dgn ujung jarinya hingga badanku tiba-tiba menggigil keras dan kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti permainan ujung jarinya. Dia menelungkup diselangkanganku dan mulutnya langsung mengulum bibir memekku.

    Cairan yg membasahi sekitar selangkanganku dijilatinya dan setelah bersih bibirnya kembali mengulum bibir memekku. Kemudian giliran itilku mendapat giliran dikulum dan dilumat dgn mulutnya. Jari tangannya kembali menyeruak masuk ke dalam memekku, aku benar-benar hampir pingsan dibuatnya. Tubuhku kembali terguncang hebat, kakiku jadi lemas semua, otot-otot perutku jadi kejang dan akhirnya aku nyampe, cairan memekku yg banjir ditampung dgn mulutnya dan tanpa sedikit pun merasa jijik ditelan semuanya.

    Aku menghela napas panjang, dia masih dgn lahapnya melumat memekku sampai akhirnya selangkanganku benar-benar bersih kembali. memekku terus diusap-usapnya, demikian jg it ilku sehingga napsuku bangkit kembali.

    “Terus bang.. Enak..” desahku.
    “Ayo dong bang.. Denis udah nggak tahan”. Tetapi dia masih tetap saja menjilati dan menghisap it illku sambil meremas-remas toket dan pentilku.

    Dia melepaskan CDnya, penisnya yg lumayan panjang dan besar sudah ngaceng keras sekali mengangguk-nengguk. Aku dinaikinya dan segera dia mengarahkan penisnya ke memekku. Perlahan dimasukkannya kepala penisnya.

    “Enak bang.” kataku dan dia sedikit demi sedikit meneroboskan penisnya ke memekku yg sempit.

    memekku terasa sesek karena kemasukan penis besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih penisnya mulai dienjot keluar masuk.

    “Terus bang.. penisnya enak” erangku keenakan. Dia terus mengenjot memekku sambil menyorongkan dadanya ke mulutku. Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama dienjot, dia mengajak tukar posisi. Sekarang aku yg diatas. Kuarahkan memekku ke penisnya yg tegak menantang.

    Dgn liar aku kemudian mengenjot tubuhku naik turun. Toketku yg montok bergoyang mengikuti enjotan badanku. Dia meremas toketku dan menghisap pentilnya dgn rakus.

    “Bang.. penisnya besar, keras banget..”, aku terus menggelinjang diatas tubuhnya.
    “Enak Nis?’ tanyanya.
    “Enak bang.. en totin Denis terus bang..” Dia memegang pinggangku yg ramping dan menyodokkan penisnya dari bawah dgn cepat.

    Aku mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya,

    “Denis nyampe bang” jeritku saat tubuhku menegang merasakan nikmat yg luar biasa.

    Setelah itu tubuhku lunglai menimpa tubuhnya. Dia mengusap-usap rambutku sambil mencium bibirku.

    “Bang, nikmat sekali. Baru pertama ini Denis ngerasain nikmatnya penis bang”.

    Setelah beberapa saat, penisnya yg masih ngaceng dicabut dari dari memekku. Aku ditelentangkannya, dan dia naik ke atasku. Kembali memekku dijilatinya. Kedua lututku didorongkannya sedikit ke atas sehingga bukit memek ku lebih menungging menghadap ke atas, pahaku lebih dikangkangkannya lagi, dan lidahnya dijulurkan menyapu celah-celah no
    nokku. Lidahnya dijulurkan dan digesekkan naik turun diujung it il ku. Aku hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas penisnya dgn penuh nafsu.

    Cairan lendir yg keluar kembali dari memekku dgn lahap dihisapnya. Bibirnya terus mencium dan melumat habis bibir memekku. Dapat kurasakan hisapan mulutnya yg kuat menghisap memekku, lidahnya menjulur masuk ke dalam memekku dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutnya menekan memekku, hidungnya yg mancung menempel dan menekan it ilku. Aku kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajahnya dgn sengaja digeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dgn posisi hidungnya tetap menempel di it ilku dan bibirnya tetap mengulum bibir memekku sambil lidahnya terus mengorek memek ku. Aku tak kuasa membendung napsuku.

    “Oocch! Bang.. Teruu.. Uus! Denis nyampe lagi bang”, suaraku semakin parau saja.

    Kugoyangkan pantatku mengikuti irama gesekan wajahnya yg terbenam di selangkanganku. Kujepit kepalanya dgn pahaku, badanku menggigil hebat bagaikan orang kejang. Aku menarik nafas panjang sekali, semua cairan memekku dihisap dan ditelannya dgn rakus sekali hingga habis.

    Kini dia membetulkan posisinya sehingga berada di atasku, penis nya sudah mengarah ke memekku. Aku merasakan sentuhan ujung penisnya di memekku, kepala penis nya terasa keras sekali. Dgn sekali dorongan, kepala penisnya langsung menusuk memekku. Ditekannya sedikit kuat sehingga kepala penis nya terbenam ke dalam memekku.

    Walau penis nya belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran yg membuat otot memekku berdenyut, cairan yg membasahi memekku membuat penisnya yg besar mudah sekali masuk ke dalam memekku hingga dgn sekali dorongan lagi maka penisnya masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.. Begitu merasa penisnya sudah memasuki memek ku, kubalik badannya sehingga kembali aku berada di atas tubuhnya, kududuki batang penis nya yg cukup panjang itu. Kugoyangkan pantatku dan kuputar-putarkan, kukocok naik turun hingga penisnya keluar masuk memekku, dia meremas- remas kedua toketku.

    Lebih nikmat rasanya ngen tot dgn posisi aku diatas karena aku bisa mengarahkan gesekan penis besarnya ke seluruh bagian memekku termasuk it ilku. Kini giliran nya yg tdk tahan lagi dgn permainanku, ini dapat kulihat dari gelengan kepalanya menahan nikmat yg sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Dan ternyata benar jg, dia memberikan aba-aba padaku bahwa dia akan ngecret,

    “Nis, aku dah mau ngecret, boleh didalem ya Nis”.
    “Ngecretin didalem aja bang, biar tambah nikmat. Kita nyampe sama-sama..bang”, rintihku sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatku.
    “Aa..Aacch!” Akupun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dgn dia, bibir memekku berkedutan hingga meremas penisnya.

    Pejunya dan lendir memekku bercampur menjadi satu membanjiri memekku. Karena posisiku berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui penisnya sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yg merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas.

    Posisiku tengkurap disampingnya yg terkulai telentang.

    “Bang, pinter banget sih ngerangsang Denis sampe berkali-kali nyampe, udah gitu penis abang kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, kataku.
    “memekmu jg nikmat sekali Nis, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya kepenisku”, jawabnya sambil memelukku.

    Setelah selesai, aku bangkit dari tanjang ke kamar mandi, membersihkan sisa-sisa peju dan cairan memekku yg melelh keluar. Lemes banget deh, bener kata bang Jimmy, nikmat itu membuat kita terkapar saking lemesnya.

    Aku berbaring di ranjang, sementara dia masuk ke kamar mandi. Karena cape, akhirnya aku tertidur. Tdk tahu berapa lama aku tertidur, tiba-tiba aku terbangun karena merasa toketku ada yg mengelus-ngelus. Aku terbangun dan melihat dia duduk disebelahku dan sedang mengelus-ngelus toketku.

    “Cape ya Nis, sampe ketiduran”. Dia memelukku.

    Bibirku langsung dicipoknya. kusambut saja ciumannya. Toketku langsung menjadi sasaran remasannya. Pentilku segera mengeras dan dipilin-pilinya, napsuku mulai bangkit. Sambil meremas toketku, dia menjilati toketku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar saking napsunya.

    Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu dibukanya sambil dielus-elus dgn satu tangan masih meremas toketku. Setelah itu selangkanganku dijilati,

    “Nih jembut lebat banget sih, tapi aku suka kok ngen totin prempuan yg jembutnya lebat, apalagi toketnya besar seperti kau”.
    “Napa bang”, tanyaku terengah.
    “Cewek yg jembutnya lebat kan napsunya besar, suka binal kalo lagi dien tot”.
    “Bukannya binal bang, tapi menikmati”, jawabku.

    Bibir memekku langsung dijilatnya, lidahnya jg masuk ke memekku, aku jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahku memerah sambil terdongak keatas. penisnya sudah ngaceng lagi dgn kerasnya.

    “Bang kuat banget, baru aja ngecret dah keras gini lagi”. Aku hampir tak dapat memegangnya dgn kedua tanganku. “Dikocok Nis”, pintanya, aku nurut saja dan mengocok penisnya dgn gemas, makin lama makin membesar dan memanjang. “diemut dong”, katanya keenakan. aku duduk sambil mengarahkan penis yg ada digenggamanku ke arah mulut ku.

    Aku mencoba memasukkan kedalam mulutku dgn susah payah, karena besar sekali jadi kujilati dulu kepala penisnya. Dia mendesah-desah sambil mendongakkan kepalanya. Kutanya
    “Kenapa bang”.
    “Enak banget, terus Nis, jangan berhenti”, ujarnya sambil merem melek kenikmatan.

    Aku jilatin penisnya mulai dari kepala penisnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke biji pelirnya, semua aku jilatin. Aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku. Dia memegangi kepalaku dgn satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, mengen toti mulutku. Sedang tangan satunya lagi meremas toketku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semakin cepat. Tiba-tiba dia menghentikan gerakannya.

    penisnya dikeluarkan dari mulutku. Dia menaiki tubuhku dan mengarahkan penisnya ke toketku,

    “Nis, aku mau ngerasain penis ku kejepit toket kau yg montok ya”. Aku paham apa yg dia mau, dan dia kemudian menjepit penisnya di antara toketku.
    “Ahh.. Enak Nis”, erangnya menahan nikmat jepitan toketku. Dia terus menggoyang penisnya maju mundur merasakan kekenyalan toketku. Sampai akhirnya
    “Aduh Nis, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kau ya”.
    “Jangan bang, di memek Denis aja”, jawabku.

    Aku bukannya tdk ingin merasakan pejunya dimulutku, tapi lebih baik dingecretkan di memekku, aku jg bisa ngerasain nikmat.

    Diapun naik keatasku sambil mengarahkan penisnya ke memekku. Dia mulai memasukkan penisnya yg besar dan panjang itu ke memekku. Pantatnya semakin didorong-dorong, sampai aku merem melek keenakan ngerasain
    memekku digesek penisnya. Dia mulai menggerakkan penisnya keluar dan masuk dimemekku yg sempit itu.

    “Wuah Nis, sempit betul memekmu”, dia menggumam tak keruan.

    Aku mulai merasakan nikmat yg luar biasa. Lebih nikmat dari yg pertama tadi. Secara naluri aku gerakkan pantatku kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan penisnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajahnya menikmati sekali gesekkan penisnya di memekku. Tubuhnya yg berada diatas tubuhku yg putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, dia memperhatikan penisnya sendiri yg sedang keluar masuk di memekku. Selang beberapa saat, dia mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging, dan dia menyodokkan penisnya dari belakang ke memek ku.

    “Enngghh…” desahnya tak keruan.

    Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dgn erat, aku merasa nikmat yg luar biasa. Tdk tahu berapa lama dia menggenjot memekku dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya aku nyampe,

    “Bang, enjot yg keras, nikmat sekali rasanya”, jeritku. Dia mengenjot penisnya lebih cepat lagi dan kemudian pejunya muncrat didalam memekku berulang-ulang, banyak sekali. ‘creettt, creeth.., creeetttthh…’ Aku merasa memekku agak membengkak akibat disodok oleh penisya yg besar itu.

    Setelah istirahat beberapa saat, dia bertanya padaku

    “Gimana Nis? enak kan?”.
    “Enak sekali bang, rasanya nikmat sekali, memek Denis sampe sesek kemasukan penis abang, abis gede banget sih”, jawabku.

    Dia mencabut penisnya yg sudah lemes dari memekku. penisnya berlumuran pejunya dan cairan memekku. Mungkin saking banyaknya ngecretin pejunya dimemekku. Aku yg kelelahan hanya terkapar di ranjang. Tak lama kemudian aku tertidur lagi.

    Ketika aku bangun, hari udah terang. Segera aku kekamar mandi. Dia sedang gosok gigi. Melihat aku masuk kamar mandi, dia segera membersihkan busa odol dan memelukku. Hebatnya penisnya udah ngaceng lagi.

    “Nis sarapan yuk”, ajaknya sambil meremas-remas toketku.

    Aku tau apa yg dia maksud dgn sarapan, ya ngen tot lagi lah. Leherku diciuminya dgn penuh napsu. Itu membuat napsuku jg bangkit dgn cepat. Dia segera duduk di toilet dan aku dipangkunya dalam posisi memunggunginya. Kuarahkan penisnya ke belahan bibir memekku. Dgn menggunakan tanganku, kugesek- gesekkan ujung penisnya ke belahan bibir memekku. Kutempelkan ujung penisnya ke ujung it ilku dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini memekku kembali mengeluarkan cairan bening. Kemudian penisnya yg sudah ngaceng keras kembali dimasukkannya ke dalam memekku.

    Awalnya agak sulit jg penisnya masuk kedalam memekku. Tetapi dgn sedikit bersusah payah akhirnya ujung penisnya berhasil menyeruak ke dalam memekku yg kubantu dgn sedikit menekan badanku kebawah, dan kuangkat kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil jg penisnya amblas semua ke dalam memekku.

    Dgn posisi begini membuatku harus aktif mengocok penisnya dgn cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatku, sehingga memekku bisa meremas dan mengocok-ngocok penisnya. penisnya terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam memekku. Saat aku duduk terlalu ke bawah, penisnya terasa sekali menusuk keras memekku, nikmat yg kurasakan tdk dapat kulukiskan dgn kata-kata lagi. memekku semakin lama semakin basah sehingga keberadaan penisnya dalam memekku sudah tdk sesesak tadi. Kini aku pun sudah tdk kuat lagi menahan napsuku.

    Aku tdk mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk dalam posisi penisnya masih tertancap di dalam memekku. Kugoyang-goyangkan saja pantatku sambil duduk di pangkuannya, persis seperti Inul menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor.

    Kedua tangannya sedari tadi asyik meremas kedua toketku. Pentilku dicubit dan dipilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri bagiku. Dia rupanya tdk mampu bertahan lama merasakan goyang ngebor gaya Inul yg kulakukan.

    “Aduuh..! Nis, hebat banget empotan memek kau! Aku hampir ngecret nich!” serunya sambil tetap memilin pentilku. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutku sambil mempercepat goyanganku.

    Dia rupanya sudah benar- benar tdk mampu bertahan lebih lama lagi hingga didorongnya aku sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisiku menungging membelakanginya sambil berpegangan ke wastafel, tetapi penisnya masih menancap di dalam memekku. Dia berdiri sambil mengambil alih permainan, dia mengocok-ngocokkan penisnya keluar masuk memekku dalam posisi doggy style.

    “Aa.. Aacch!” kini giliranku yg menyeracau tdk karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam memekku, terasa sekali semburan hangat yg menerpa dinding memekku, pejunya rupanya langsung muncrat keluar memenuhi memekku.

    Bersamaan dgn itu, aku pun mengalami hal yg serupa, kurasakan kedutan memekku berkali- kali saat aku nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga memekku kembali penuh dgn cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tdk tertampung seluruhnya.

    Cairan kami yg telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah memekku dan merembes keluar hingga membasahi perutku karena posisiku masih setengah menungging saat itu. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dgn handuk. Aku segera memakai pakean dan keluar kamar bersamanya ke cafe untuk sarapan.