• Cerita Dewaasa-Akibat Film Porno

    Cerita Dewaasa-Akibat Film Porno


    2367 views

    Duniabola99.orgNamaku Iwan (nama samaran). Aku itu sudah kuliah semester dua di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Aku tinggal masih bareng orangtua dan adikku yang masih SMP, Dina namanya (juga samaran). Orangtuaku dua-duanya kerja. Jadi rumah sering tinggal adikku dan aku saja, sama pembantu.

     

    Pada waktu sore rumah sedang kosong, orangtua sedang pergi dan kebetulan pembantu juga sedang tidak ada. Adikku sedang pergi. Aku menyewa VCD BF XXX dan X2. Aku senang sekali, karena tidak ada gangguan pas sedang nonton. Cerita X2 di VCD itu kebetulan bercerita tentang seks antara adik dan kakak. Gila sekali deh adegannya. Kupikir kok bisa ya. Eh, aku berani tidak ya melakukan itu sama adikku yang masih SMP? tapi kan adikku masih polos sekali, kalau di film ini mah sudah jago dan pro, pikirku dalam hati. Sedang nonton plus mikir gimana caranya melakukan sama adikku, eh, bel berbunyi. Wah, teryata adikku, si Dina sama temannya datang. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung kusimpan saja tuh VCD, terus kubukakan pintu. Dina sama temannya masuk. Eh, temannya manis juga loh.
    “Dari mana lo?” tanyaku.
    “Dari jalan dong. Emang kayak kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun.
    “Aku juga sering jalan tau, emang elo doang. Cuman sekarang lagi males,” kataku.
    “Oh iya, Kak. Kenalin nih temenku, namanya Anti, temen sekelasku,” katanya.
    Akhirnya aku kenalan sama itu anak. Tiba-tiba si Dina tanya, “lihat VCD Boyzone aku tidak?”
    “Tau, cari saja di laci,” kataku.
    Eh, dia membuka tempat aku menaruh VCD BF. Aku langsung gelagapan.
    “Eh, bukan di situ…” kataku panik.
    “Kali saja ada,” katanya.
    Telat. Belum sempat kutahan dia sudah melihat VCD XXX yang covernya lumayan hot itu, kalau yang X2 sih tidak pakai gambar.
    “Idih… Kak. Kok nonton film kayak begini?” katanya sambil memandang jijik ke VCD itu.
    Temannya sih senyam-senyum saja.
    “Enggak kok, aku tadi dititipin sama temanku,” jawabku bohong.
    “Bohong banget. Ngapain juga kalo dititipin nyasar sampe di laci ini,” katanya.
    “Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kayak apa sih?” tanyanya lagi.

    Aku tertawa saja dalam hati. Tadi jijik, kok sekarang malah penasaran.
    “Elo mao nonton juga?” tanyaku.
    “Mmmm… jijik sih… tapi… penasaran Kak…” katanya sambil malu-malu.
    “Anti, elo mao nonton juga tidak?” tanyanya ke temannya.
    “Aku mah asyik saja. Lagian aku udah pernah kok nonton film kayak begitu,” jawab temannya.
    “Gimana… jadi tidak? keburu mama sama papa pulang nih,” desakku.
    “Ayo deh. Tapi kalo aku jijik, dimatiin ya?” katanya.
    “Enak saja lo, elo kabur saja ke kamar,” jawabku.

     

    Lalu VCD itu aku nyalakan. Jreng… dimulailah film tersebut. Aku nontonnya sambil sesekali memandangi adikku dan temannya. Si Anti sih kelihatannya tenang nontonnya, sudah “expert” kali ya? Kalau adikku kelihatan begitu baru pertama kali nonton film seperti begitu. Dia kelihatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowok dihisap. Mana itu rudal besarnya minta ampun. “Ih, jijik banget…” kata Dina. Pas adegan ML sepertinya si Dina sudah tidak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.
    “Yeee, malah kabur,” kata Anti.
    “Elo masih mao nonton tidak?” tanyaku ke si Anti.
    “Ya, terus saja,” jawabnya.
    Wah, boleh juga nih anak. Sepertinya, bisa nih aku main sama dia. Tapi kalau dia marah gimana? pikirku dalam hati. Ah, tidak apa-apa kok, tidak sampai ML ini. Sambil nonton, aku duduknya mendekat sama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu kucoba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia tidak berusaha melepas tangannya dari tanganku. Kesempatan besar, pikirku. Kuelus saja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Sepertinya dia menikmati begitu. Wow, tampangnya itu lho, manis! Aku jadi ingin nekat. Waktu dia masih merem, kudekati bibirku ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kami. Karena mungkin memang sudah jago, si Anti malah mengajak French Kiss. Lidah dia masuk ke mulutku dan bermain-main di dalam mulut. Sial, jagoan dia daripada aku. Masa aku dikalahin sama anak SMP sih. Sambil kami ber-French Kiss, aku berusaha masukkan tanganku ke balik bajunya. Mencari sebongkah buah dada imut. Ukuran dadanya tidak begitu besar, tapi sepertinya sih seksi. Soalnya badan si Anti itu tidak besar tapi tidak kurus, dan tubuhnya itu putih.

    Begitu ketemu buah dadanya, langsung kupegang dan kuraba-raba. Tapi masih terbungkus sama bra-nya. “Baju elo gue buka ya?” tanyaku. Dia ngangguk saja sambil mengangkat tangannya ke atas. Kubuka bajunya. Sekarang dia tinggal pakai bra warna pink dan celana panjang yang masih dipakai. Shit! kataku dalam hati. Mulus sekali! Kubuka saja bra-nya. Payudaranya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung kujilati payudaranya, dia mendesah, aku jadi makin terangsang. Aku jadi pingin menyetubuhi dia. Tapi aku belum pernah ML, jadi aku tidak berani. Tapi kalau sekitar dada saja sih aku lumayan tahu. Gimana ya? Tiba-tiba pas aku lagi menjilati payudara si Anti, adikku keluar dari kamar. Kami sama-sama kaget. Dia kaget melihat apa yang kakak dan temannya perbuat. Aku dan Anti kaget pas melihat Dina keluar dari kamar. Si Anti buru-buru pakai bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Sepertinya dia shock melihat apa yang kami berdua lakukan. Si Anti langsung pamit mau pulang. “Bilang sama Dina ya… sorry,” kata Anti. “Tidak apa-apa kok,” jawabku. Akhirnya dia pulang.

     

    Aku ketuk kamarnya Dina. Aku ingin menjelaskan. Eh, dianya diam saja. Masih kaget kali ya, pikirku. Aku tidur saja, dan ternyata aku ketiduran sampai malam. Pas kebangun, aku tidak bisa tidur lagi, aku keluar kamar. Nonton TV ah, pikirku. Pas sampai di depan TV ternyata adikku lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kataku dalam hati. Gara-gara melihat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba aku jadi keingat sama film X2 yang belum selesai kutonton, yang ceritanya tentang hubungan seks antara adik dan kakak, ditambah hasrat aku yang tidak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adikku menggerakan kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu melihat CD-nya aku jadi semakin nafsu. Tapi aku takut. Ini kan adikku sendiri masa aku setubuhi sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, aku peloroti saja CD-nya. Eh, nanti kalau dia bangun bagaimana? Ah, cuek saja. Begitu CD-nya turun semua, wow, belahan kemaluannya terlihat masih amat rapat dan dihiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Kucoba sentuh, hmmm… halus sekali. Kusentuh garis kemaluannya. Tiba-tiba dia menggumam, aku jadi kaget. Aku merasa di ruang TV terlalu terbuka. Kurapikan lagi pakaian adikku, terus kugendong ke kamarnya.

    Sampai di kamar dia, it’s show time, pikirku. Kutiduri dia di kasurnya. Kubukakan bajunya. Ternyata dia tidak pakai bra. Wah, payah juga nih adikku. Nanti kalau payudaranya jadi turun bagaimana. Begitu bajunya terbuka, buah dada mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil buah dadanya tapi lumayan ada. Kucoba hisap putingnya, hmmm… nikmat! Buah dada dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun! “Kak… ngapain lo!” teriaknya sambil mendorongku. Aku kaget sekali, “Ngg… ngg… tidak kok, aku cuma pengen nerusin tadi pas sama si Anti, tidak papa kan?” jawabku ketakutan. Aku berharap orangtua aku tidak mendengar teriakan adikku yang agak keras tadi. Dia menangis.
    “Sorry ya Din, gue salah, habis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu, tidak pake bra lagi,” kataku.
    “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…” kataku.
    Dia masih nangis. Akhirnya kutinggali dia. Aduh, aku takut nanti dia ngadu.

     

    Sejak saat itu aku kalau ketemu dia suka canggung. Kalau ngomong paling seadanya saja. Tapi aku masih penasaran. Aku masih ingin mencoba lagi untuk “ngegituin” Dina. Sampai pada suatu hari, adikku sedang sendiri di kamar. Aku coba masuk,
    “Din, lagi ngapain elo,” aku mencoba untuk beramah-tamah.
    “Lagi dengerin kaset,” jawabnya.
    “Yang waktu itu, elo masih marah ya…” tanyaku.
    “….” dia diam saja.
    “Sebenernya gue… gue… pengen nyoba lagi…” gila ya aku nekat sekali.
    Dia kaget dan pas dia mau ngomong sesuatu langsung aku dekati mukanya dan langsung kucium bibirnya.
    “Mmhhpp… Kakk… mmmhph…” dia seperti mau ngomong sesuatu.
    Tapi akhirnya dia diam dan mengikuti permainanku untuk ciuman. Sambil ciuman itu tanganku mencoba meraba-raba dadanya dari luar. Pertama merasakan payudaranya diraba, dia menepis tanganku. Tapi aku terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba payudaranya, aku mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau saja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung kubuka bra-nya. Kujilati putingnya dan sambil mengusap dan mneremas-remas buah dada yang satunya. Walaupun payudara adikku itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan payudara yang besar. Ketika sedang dihisap-hisap, dia mendesah, “Sshh… ssshh.. ahhh, enak, Kak…” Setelah kuhisap, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Terus kubuka celanaku dan aku keluarkan “adik”-ku yang sudah lumayan tegang. Pas dia melihat, dia agak kaget. Soalnya dulu kami pernah mandi bareng pas “punya”-ku masih kecil. Sekarang kan sudah besar dong.

    Aku tanya sama dia, “Berani untuk ngisep punya gue tidak? Entar punya elo juga gue isepin deh, kita pake posisi 69.”
    “69… apa’an tuh?” tanyanya.
    “Posisi dimana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan,” jelasku.
    “Ooo…”
    Langsung aku membuka celana dia dan CD-nya. Kami langsung mengambil posisi 69. Aku buka belahan kemaluannya dan terlihatlah klitorisnya seperti bentuk kacang di dalam kemaluannya itu. Ketika kusentuh pakai lidah, dia mengerang,
    “Ahhh… Kakak nyentuh apanya sih kok enak banget…” tanyanya.
    “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gue dong. Masa elo doang yang enak,” kataku.
    “Iya Kak, habis takut dan geli sih…” jawabnya.
    “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin saja keenakan elo,” kataku lagi.
    Saat itu juga dia langsung menjilat punyaku. Dia menjilati kepala anu-ku dengan perlahan. Uuhhh, enak benar. Terus dia mulai menjilati seluruh dari batanganku. Lalu dia masukkan punyaku ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Oohh… gila benar. Dia ternyata berbakat. Hisapannya membuatku jadi hampir keluar.

     

    “Stop… eh, Din, stop dulu,” kataku.
    “Lho kenapa?” tanyanya.
    “Tahan dulu entar aku keluar,” jawabku.
    “Lho emang kenapa kalau keluar?” tanyanya lagi.
    “Entar game over,” kataku.
    Ternyata adikku memang belum mengerti masalah seks. Benar-benar polos. Akhirnya kujelaskan kenapa kalau cowok sudah keluar tidak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kami sudah tidak 69 lagi, jadi aku saja yang bekerja. Kemudian aku teruskan menghisapi kemaluannya dan klitorisnya. Dia terus menerus mendesah dan mengerang.
    “Kak Iwan… terus Kak… di situ… iya di situ… oohh… ssshhh…”

    Aku terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambutku. Sambil matanya merem-melek. Akhirnya aku sudah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya sudah mau keluar). Kutanya sama adikku,
    “Elo berani ML tidak?”
    “…” dia diam.
    “Gue pengen ML, tapi terserah elo… gue tidak maksa,” kataku.
    “Sebenerya gue takut. Tapi sudah kepalang tanggung nih… gue lagi ‘on air’,” kata dia.
    “OK… jadi elo mau ya?” tanyaku lagi.
    “…” dia diam lagi.
    “Ya udah deh, kayanya elo mau,” kataku.
    “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kataku.
    “…” dia diam saja sambil menatap kosong ke langit-langit.

     

    Kubuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Kelihatan bibir kemaluannya yang masih sempit itu. Kuarahkan ke lubang kemaluannya. Begitu aku sentuhkan kepala “anu”-ku ke liang kemaluannya, Dina menarik nafas panjang, dan kelihatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya Din…” Langsung kudorong anu-ku masuk ke dalam lubang kemaluannya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit sekali. Aku terus mencoba mendorong anu-ku, dan… “Bleesss…” masuk juga kepala kemaluanku. Dina agak berteriak,
    “Akhhh sakit Kak…”
    “Tahan ya Din…” kataku.
    Aku terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua kemaluanku ke dalam selangkangan adikku sendiri.
    “Ahhh… Kak… sakit Kak… ahh…”
    Setelah masuk, langsung kugoyang maju-mundur, keluar masuk liang kemaluannya.
    “Ssshhh… sakittt Kak… ahhh… enak… Kak, terusss… goyang Kak…”
    Dia jadi mengerang tidak karuan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kami ganti dengan posisi “dog style”. Dina kusuruh menungging dan aku masukkan ke lubang kemaluannya lewat belakang. Setelah masuk, terus kugenjot. Tapi dengan keadaan “dog style” itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam kemaluannya itu seperti menarik batang kemaluanku untuk lebih masuk.

    “Ahhh… ahhha… aku lemess banget… Kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi aku belum orgasme. Jadi kuteruskan saja. Kubalikkan badannya untuk tidur terlentang. Terus kubuka lagi belahan pahanya. Kumasukkan kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya. Padahal dia sudah kecapaian.
    “Kak, udah dong! Gue udah lemes…” pintanya.
    “Sebentar lagi ya…” jawabku.
    Tapi setelah beberapa menit kugenjot, eh, dianya segar lagi.
    “Kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya.
    Kupercepat dorongan dan genjotanku.

     

  • Majalah Dewasa – Annalin Witkaew

    Majalah Dewasa – Annalin Witkaew


    1665 views

    Hallo Sobat Duniabola99.org Semuanya , Di Awal Bulan July Ini Pastinya
    Semua Pada Semangat Dan Sehat Donk Sekarang Admin Akan Memberikan
    Sobat” Semua Nya Kumpulan Foto Model Dengan Bermacam Gaya Foto – Foto
    Ini Admin Berikan Agar Para Sobat Lebih Semangat Lagi Menjalankan
    Masing-Masing Pekerjaan

  • Cerita Dewasa Pacar Menggoda Untuk Seks

    Cerita Dewasa Pacar Menggoda Untuk Seks


    1628 views

    Duniabola99.org – Kejadian ini sebenarnya terjadi tahun 2015, bertepatan dengan ulang tahun kekasih ku yang ke 20. kekasih ku bernama Maria, dia wanita blasteran Menado-Belanda. Tentu saja wajahnya sangat cantik, ukuran tubuhnya adalah, tinggi 172 cm, berat 55 kg, payudara 38B.

    Payudaranya sangat seksi dan besar, belum lagi kulitnya yang putih bersih. Pokoknya dia mampu membuat saya gemetaran. Aku sendiri berumur 25 tahun, ciri-ciriku adalah, tinggi 178 cm, berat 68 kg, kulitku sawo matang, dan aku berasal dari Jawa.

    Sebenarnya aku sangat beruntung mendapatkan Maria, tapi selama 4 bulan pacaran, aku tidak pernah menyentuhnya lebih jauh. Aku hanya menberikan ciuman dan pelukan, aneh bukan..? Tetapi itu semua karena gaya pacaranku memang demikian. Aku tidak ingin merusak pacarku sendiri.

    Maria kekasih ku adalah wanita yang sempurna. Dia selalu memakai baju-baju ketat dan terbuka. Tentu saja keseksian tubuhnya akan terlihat jelas dan membuat semua pria ingin melahap tubuhnya, apalagi aku sebagai kekasih nya.

    Orang-orang pasti berpikir bahwa aku pernah menyetubuhinya. Itu semua tidak benar, karena aku selalu mengendalikan diriku dan selalu menolaknya jika dia mulai menggodaku dan bermesra-mesraan denganku. Penolakan itu ternyata berakibat fatal, karena Maria mulai gencar melakukan gaya-gaya yang membuatku bergairah.

    Aku mulai merasa dia menjadikanku sasaran kepenasarannya. Mungkin karena sikap dinginku kepadanya. Aku bisa melihat dengan jelas kedua mata indahnya itu seakan memelas agar aku mau menyentuhnya dan membawanya ke surga kenikmatan. Tetapi tetap saja aku tepis.

    Hingga akhirnya, ketika Maria akan berulang tahun dan merayakannya hanya denganku. Dia menyuruhku datang ke villa keluarganya, tentu saja tidak ada siapa-siapa kecuali pembantunya.

    Lalu pada malam harinya, aku datang dengan membawa seikat bunga untuk Maria. Pembantunya mempersilahkan aku duduk di ruang tengah, sementara itu dia memanggil Maria majikannya. Tiba-tiba dalam kesendirianku, aku dikejutkan dengan ciuman yang mendarat di pipi kananku dari belakang.

    “Eh.., udah datang..!” ucap Maria sambil duduk di sebelahku.
    “Iya.., met ultah kekasih ku..” jawabku sambil memberikan bunga yang kubawa untuknya

    Kedua mataku sibuk memperhatikan Maria, karena penampilanya sungguh luar biasa. Dia cantik sekali dengan pakaian sackdress-nya. Aku tidak mempedulikan ocehan Maria, karena konsentrasiku kini pada tubuhnya yang sexy.

    Aku tahu kalau Maria tidak memakai BH karena putingnya tercetak jelas. Hampir saja aku menggigit lidahku karena disuguhkan pemandangan seperti itu. Maria yang terdiam rupanya memperhatikanku dan tersenyum genit.

    Dia mendekatiku dan membisikkan kata-kata, “Aku akan memberikannya padamu kekasih ku..”

    Ucapannya itu membuat aku berdebar-debar. Kemudian Maria berjongkok di antara kedua kakiku. Aku bisa melihat pahanya yang mulus dan CD-nya yang berwarna cream tersembul disana. Aku terhipnotis, dan tanpa kusadari batang kemaluanku mulai hidup.

    Maria membuatku gila karena dia mulai mengusap-usap batang kejantananku dari balik celanaku. Tetapi usapannya itu telah mampu membangkitkan batang kejantananku yang semakin tegang.

    Maria mulai membuka resleting celanaku, dan nampaklah kepala batang kejantananku yang sudah keluar dari CD-ku. Maria terus menarik celanaku dan CD-nya, hingga aku telanjang. Aku merasakan tanganya yang halus mulai mengusap-usap batang kejantananku.

    “Uh..” aku merasakan getaran kenikmatan telah muncul.

    Kemudian Maria mengulumnya, menjilatinya dari ujung hingga pangkal batang kemaluanku. Aku mulai tidak tahan, nafasku memburu saat kocokan-kocokan mulutnya mulai beraksi. Kedua tanganku menyentuh payudaranya dan aku mulai meremasnya.

    “Akhh..” aku mendesah tidak karuan.

    Maria memang pintar, dia menghisap kontolku dengan kuat.

    “Slurrpp.. slurrpp.. ” yang membuatku semakin gila.

    Kuelus-elus tengkuknya dengan tangan kiriku, sedangkan tanganku yang kanan masih meremas-remas payudaranya. Aku menikmati perlakuannya hingga aku merasa akan mengeluarkan sesuatu.

    “ kekasih ku.. aku mau keluar..” ucapku padanya.

    Maria seakan mengerti, dia menghisap batang kejantananku dengan cepat dan, “Akh.., Crot.., crott.., crott..” terlontarlah spermaku di dalam mulutnya. Tanpa merasa jijik, dia menelannya. Kemudian dia mulai membersihkan kejantananku dengan jilatan-jilatannya.

    Setelah bersih, Maria bangkit dan mendorongku ke sofa untuk bersandar. Kemudian dia mulai menciumku, aku pun membalasnya. Kupagut bibirnya yang sensual itu sambil kuelus punggungnya. Aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.

    Kusandarkan tubuhnya di sofa, dan aku segera turun dan berjongkok tepat di antara kedua pahanya yang sudah dibuka Maria lebar-lebar. Kuciumi Maria terus menerus, kemudian lehernya kujilati dengan lembut.

    “Ahh.. ahh..” desahan-desahan mulai keluar dari bibirnya.

    Aku menarik resleting bajunya dan kuturunkan, hingga nampaklah payudara 38B-nya yang luar biasa itu. Aku tidak tinggal diam, aku mulai menjilatinya.

    “Slurrpp.. slurrpp.. ssh..”
    Aku kecup payudaranya yang besar itu, “Cup.. cup..”
    Maria mengeluarkan lenguhan-lenguhan kenikmatan, “Oh.., oh.. sayang..”

    Aku teruskan dengan menghisap payudaranya kuat-kuat. Maria mendesis, “Ohh..,” sambil menjambak rambutku. Kemudian kupilin-pilin putingnya yang sudah keras itu. “Ohh.., akhh.., sshh..” nampaknya Maria menikmatinya.

    Aku mulai turun ke CD-nya, kuturunkan berikut dengan bajuku juga. Hingga nampaklah vaginanya yang sudah basah. Aku langsung menjilatinya.

    “Slurrpp.., slurrpp.., oh.. oh..” desahan Maria membuat aku semakin tegang

    Kuteruskan jilatanku, kumainkan lidahku di dalam liang kewanitaannya.

    “Akhh..,” jeritannya yang bersamaan dengan pahanya yang menjepit kepalaku dengan kuat.

    Tubuhnya bergerak kesana kemari. Aku tidak memperdulikannya dan terus menjilatinya. Kuhisap dan kusedot liang kenikmatannya yang sudah basah itu dengan kuat-kuat. Kemudian klitorisnya kuemut dengan kuat.

    “Okhh.., ohh..,” lenguhnya panjang, “ kekasih ku.., ayo masukkan.., masukkan..!” pinta Maria memohon. Aku tidak menyia-nyiakannya, kuludahi batang kejantananku dengan air liurku dan kuarahkanpada liang senggamanya yang sudah banjir oleh cairan kewanitaanya.

    “Ohh.., aoohh..” Maria mendesah tidak karuan saat kepala kejantananku kugesek-gesekkan di bibir vaginanya. Kemudian kudorong batang keperkasaanku untuk masuk lebih dalam, tapi Maria berteriak, “Sayang.., sakitt..” wajahnya meringis kesakitan.

    Aku menenangkannya dan mulai memasukkanya lagi tanpa mempedulikan jeritan-jeritan dari bibir Maria.

    “Bless.., ss.. ohh..” aku diam tidak bergerak saat batang kemaluanku sudah terbenam dalam liang senggamanya.
    Setelah Maria sedikit tenang, aku mulai menarik sedikit batang kejantananku.
    “Akh.., akh..” Maria terus merintih.

    Aku sendiri sedang merasakan nikmatnya jepitan bibir vaginanya yang membuat batang keperkasaanku berdenyut-denyut tidak karuan. Kumulai memaju-mundurkan batangku di dalam liang senggamanya. Masuk, keluar, masuk, keluar.

    “Ohh.., enak.. okhh..” itulah kata-kata yang kutangkap dari suara-suara yang Maria keluarkan. Kami mulai terbiasa melakukannya, pinggul Maria terus bergoyang kesana kemari dengan teratur. Gerak maju mundur batang kejantananku mulai kupercepat.

    “Akh.., oh.., kekasih ku.. Aku mau keluar..!” teriak Maria.

    Kecepatanku kunaikkan 2 kali lipat, karena aku sendiri pun mengalami hal yang sama dengannya.

    Dan akhirnya, “Crot.., crott.., crott..”
    Kami berteriak keras sambil berpelukan, “Aakhh..”
    Kami mencapai orgasme bersamaan.

    Dengan sisa-sisa tenagaku yang terakhir, kubopong tubuh Maria dan kubawa masuk ke kamarnya. Kubaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan aku mulai menciumi bibirnya dengan penuh nafsu. Kedua tanganku meremas-remas payudaranya dengan kuat. Kumainkan lidahku di putingnya. Mariamendesah kenikmatan, nafasnya mulai tidak beraturan. Aku meneruskan jilatanku di payudaranya, kuputar ke kiri serta ke kanan, kuhisap kecil.

    “Okh..,” rintihanya membuatku semakin menggebu-gebu.

    Kutarik putingnya dengan bibirku.

    “Okh..,” Maria terus mendesah, kedua tanganya mengelus-elus punggungku.

    Aku semakin bernafsu, kubuka mulutku lebar-lebar dan kuhisap payudara kanannya. “Slurrpp.., slurpp..” terdengar suara kenikmatan dari hisapanku, sedangkan tanganku yangsatunya meremas-remas payudara kirinya dengan kasar.

    Aku melihat kedua mata Maria yang terpejam. Tetapi bibirnya tidak berhenti merinti-rintih kesakitan dan kenikmatan. Sementara itu batang kejantananku sendiri sudah menegang keras. Kuhentikan hisapanku, lalu kutarik kedua kakinya ketepian tempat tidur hingga menyentuh lantai. Maka nampaklah vaginanya yang basah. Aku mengambil posisi berjongkok dan mulai menciumiselangkanganya dengan teratur.

    “Okh.., sayang.., akhh..” itulah kata-kata yang kudengar dari bibir Maria saat lidahku menyentuh bibir kemaluannya. Kujilati dan terus kuhisap-hisap cairan kewanitaanya, kemudian kugigit klitorisnya. Maria menjerit keras, badannya mengelinjang ke kanan.

    “Ohh.., ohh.., kekasih ku.. enakk..” desahnya.

    Aku terus menambah kecepatan hisapanku dan terus mengocok liang senggamanya, menjilatinya dan menghisapnya dalam-dalam.

    “Ohh.., sshh.., sshh.. Aku keluarr..!” teriak Maria keras. Aku bersiap-siap untuk menelan cairan yang tersembur dari lubang kenikmatannya. Kemudian kubersihkan cairan-cairan yang masih tertinggal di bibir liang surganya.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Aku bangkit dan naik ke tempat tidur, sekarang posisi kami adalah 69. Maria memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya dan mengocok-ngocoknya. Aku merasakan jilatan-jilatannya yang mampu membuatku merem melek. Dia terus menyedot-nyedot kepala kemaluanku dengan kuat.

    “Akhh..,” desisku.

    Aku seakan melayang-layang, entah dimana. Sungguh luar biasa apa yang kurasakan itu. Aku membalas perlakuan Maria dengan menjilati dan menggigit klitorisnya. Sontak tubuh Maria bergerak-gerak. Aku yang mulai merasakan batang kemaluanku akan mengeluarkan sesuatu, langsung menariknya dari mulut Maria. Kubuka lebar-lebar liang vaginanya.

    Kuhujamkan batang keperkasaanku pelan-pelan dan, “Bless.., ohh..” desisku.

    “Crot.., crot..” spermaku menyemprot ke dasar liang senggamanya. Tubuhku lemas, tetapi itu hanya sekitar 5 menit. Aku bangkit dan mencabut batang kemaluanku dari liang senggamanya.

    “Ahh..,” desah Maria yang lemas tidak berdaya.

    Kubuka pahanya lebar-lebar dan mulai menjilatinya lagi. Lidahku menari-nari di dalam liang kenikmatannya. Perlakuanku itu menbuat Maria menggelinjang tidak karuan, nafasnya kembali naik. Kuhisap klitorisnya yang masih membesar itu, “Slurp.. slurpp..”

    Tanganku sendiri sibuk meremas-remas payudaranya. Maria menjerit kesakitan, “Okh.. akhh.. hhshshss..” Kedua pahanya menjepit kepalaku dengan keras. Aku tetap meneruskan jilatan dan hisapan padakemaluannya.

    “Okh.. okh.. sshh..” Maria terus mendesah, “Aku mau keluar..!” ucapnya.
    Aku terus menyedotnya semakin cepat dan liar, “Slurpp.., slurpp.. okhh..”
    “Cer.. cer..” cairan kemaluannya membanjiri vagina dan wajahku.

    Maria tergeletak lemas, dia tidak peduli lagi saat aku membersihkan liang senggamanya dengan menyedot cairan kewanitaanya yang masih tertinggal di bibir vaginanya itu. Tetapi saat aku menyedot klitorisnya, dia memohon agar aku menghentikanya, karena dia sudah tidak kuat lagi, tapi aku tidak memberikan kesempatan kepadanya.

    Kukocok-kocok lidahku di dalam vaginanya. Mariaberteriak dan meronta-ronta. Kedua kakinya berusaha menendangku dengan sisa tenaganya yang terakhir. Tetapi dengan sigap kupegang kedua pahanya dan terus menghisap vaginanya.

    “Okhh.., aahh.., akhh..,” desahan dan teriakkannya membuatku terangsang.

    Kulihat Maria mulai menitikkan air matanya, pastilah dia merasa ngilu pikirku, tetapi aku tidakmempedulikannya karena nafsuku sudah di ubun-ubun, batang kemaluanku sendiri sudah berair. Aku terus menjilati liang kewanitaan Maria dengan cepat.

    Tiba-tiba Maria berteriak, “ kekasih ku.. masukkan.. ohh.. masukkan..!” pintanya.

    Aku pun tanpa basa-basi, membimbing batang kejantananku yang sudah tegang 1000 volt ke dalamliang senggamanya. Maria sendiri sibuk memegangi kedua pahanya agar memudahkanku menancapkan senjataku. Kugesek-gesekkan kejantananku di liang kewanitaannya, “Sssttrr.. ssrree..”

    “Oohh.., ohh.. ohh..” desahan Maria semakin menjadi-jadi.
    Kuarahkan batang keperkasaanku ke dalam liang vaginanya, “Bless.. ss..”
    Maria mulai menjerit kenikmatan, “Aduh..! aduhh..! oh..!”

    Aku sendiri merasakan kenikmatan cengkraman bibir kemaluanya yang kuat itu. Aku mulai memaju-mundurkan batang kejantananku yang diiringi desahan Maria, “Ohh.. ohh.. enakhh.. enakh..” Maria menggoyangkan pinggulnya seirama denganku, gerakan kami pun semakin cepat.

    “Akhh.. sayang.., Aku mau keluar..” ucap Maria.

    Aku terus menggenjotnya, karena aku pun merasakan batang kejantananku akan mengeluarkan spermaku. Saat kecepatan kami bertambah, akhirnya aku melenguh keras, “Akhh.. Crot.. crott.. crot..” batang kejantananku memuntahkan spermaku di dalam liang senggama Maria.

    Bersamaan dengan itu, Maria juga menjerit, “Aaskhh.., ohh.., cer.. cer..”

    Tubuhnya mengejang sambil memelukku kuat-kuat. Aku merasakan cairan kewanitaannya membasahi batang kemaluanku. Maria melepaskan pelukannya, tubuhnya menjadi lemas tidak berdaya, begitu juga denganku.

    Kucabut batang keperkasaanku dari liang senggamanya. Kemudian kubuka pahanya, kujilati sisa-sisa ciran kewanitaanya, lalu kubaringkan tubuhku di sampingnya. Kucium keningnya sambil kupeluk dan kubisikkan kata-kata bahwa aku sangat mencintainya. Maria hanya tersenyum sambil memejamkan matanya.

    Malam itu, kami melakukanya 3 kali dan kami mengulanginya dimana pun kami berada.

     

  • SECRETARY TAKES DICK.ON.BREAK

    SECRETARY TAKES DICK.ON.BREAK


    1860 views

  • Yui Ayase Red Hot Fetish Collection Vol 109 Sh

    Yui Ayase Red Hot Fetish Collection Vol 109 Sh


    1472 views

  • Hot Asian squirting With Lusty Megumi Haruka

    Hot Asian squirting With Lusty Megumi Haruka


    1593 views

  • Cerita Seks Resiko Perjalanan Dinas Terbaru

    Cerita Seks Resiko Perjalanan Dinas Terbaru


    1167 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Resiko Perjalanan Dinas Terbaru ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Elin adalah salah seorang manager pada bagian Treasury di sebuah bank asing. Elin berumur 28 tahun, dia adalah seorang Sunda yang berasal dari daerah Bogor. Elin telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang baru berumur 7 tahun. Tubuh Elin apat dikatakan kurus dengan tinggi badan kurang lebih 163 cm, dengan berat badannya kurang lebih 49 kg. Buah dadanya berukuran kecil tetapi padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis.

    Setibanya di Semarang, setelah check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada beberapa nasabah, yang dilakukan sampai dengan setelah makan malam. Setelah selesai berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Tom dan Anita melanjutkan acara mereka dengan duduk-duduk di bar hotel sambil mengobrol dan minum-minum. Elin pada awalnya diajak juga, tapi karena merasa sangat lelah, dan di samping itu ia juga merasa tidak enak mengganggu mereka, maka ia lebih dulu kembali ke kamar hotel untuk tidur.

    Menjelang tengah malam, Elin tiba-tiba terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan karena ia merasa tempat tidurnya bergerak-gerak dan terdengar suara-suara aneh. Dengan perlahan-lahan Elin membuka matanya untuk mengintip apa yang terjadi. Hatinya terkesiap melihat Tom dan Anita sedang bergumul. Keduanya berada dalam keadaan polos sama sekali.

    Anita yang bertubuh kecil itu, sedang berada di atas Tom seperti layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan cepat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,

    “Ssshhh…, sshhh…”, karena mungkin takut membangunkan Elin. Agen Judi Hoki Banget

    Kedua tangan Tom sedang meremas-remas kedua buah dada Anita yang kecil tetapi padat berisi itu. Elin sangat panik dan berada dalam posisi yang serba salah. Jadi dia hanya bisa terus berlagak seperti sedang tidur. Elin mengharapkan mereka cepat selesai dan Tom segera kembali ke kamarnya. Besok dia akan menegur Anita agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di kamar mereka. Seharusnya mereka dapat melakukan hal itu di kamar Tom sehingga mereka dapat melakukannya dengan bebas tanpa terganggu oleh siapa pun. Dari bau whisky yang tercium, rupanya keduanya masih berada dalam keadaan mabuk. Elin berusaha keras untuk dapat tidur kembali, walaupun sebenarnya ia merasa sangat terganggu dengan gerakan dan suara-suara yang ditimbulkan oleh mereka.

    Pada saat Elin mulai terlelap, tiba-tiba ia merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya. Elin sangat terkejut dan tubuhnya mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Tom sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Elin berpura-pura masih terlelap dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rupanya permainan Tom dan Anita sudah selesai dan Anita dalam keadaan kelelahan serta mengalami kepuasan yang baru dinikmatinya, sudah tergolek tidur.

    Tom yang masih berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping Elin, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya sedang berusaha menyingkap selimut yang dipakai Elin. Elin menjadi sangat panik, pada awalnya dia akan bangun dan menegur Tom untuk menghentikan perbuatannya, akan tetapi di pihak lain dia merasa tidak enak karena pasti akan membuat Tom malu, karena dipikirnya Tom melakukan hal itu lebih disebabkan karena Tom masih berada dalam keadaan mabuk. Akhirnya Elin memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur dengan harapan Tom akan menghentikan kegiatannya itu.

    Akan tetapi harapannya itu ternyata sia-sia belaka, bahkan secara perlahan-lahan Tom bangkit dan duduk di samping Elin. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh Elin dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan,

    “Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha Elin bergerak naik dan memegang tepi celana dalam Elin, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki Elin.

    Badan Elin menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Elin seakan-akan berubah menjadi patung, pikirannya menjadi gelap dan matanya dirasakannya berkunang-kunang. Tom melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas Elin. Jari-jari Tom membuka satu persatu kancing daster Elin, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh Elin, sehingga terlihatlah payudara Elin yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.

    Sekarang Elin tergolek dengan tubuhnya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang dan pantat yang penuh berisi, serta buah dada yang kecil padat dan belahan di antara paha atas yang membukit kecil, benar-benar sangat merangsang nafsu birahi Tom. Tom sudah tidak sanggup menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, sekarang bangkit lagi, tegang dan siap tempur.

    Sejak saat itu Tom bertekad untuk tidak akan membebaskan Elin. Ia terlalu berharga untuk di biarkan, Tom akan menikmati tubuh Elin berulang-ulang pada malam ini. Kemolekan tubuh Elin terlalu sayang untuk disimpan oleh Elin sendiri pikir Tom. Tom mendorong tubuh Elin dan mulai meremas-remas payudara Elin yang telah terbuka itu,
    “Dengerin sayang, you akan saya ajarin menikmati sesuatu yang nikmat, asal you baik-baik nurutin apa yang akan saya tunjukkan”.

    Kesadaran Elin mulai kembali secara perlahan-lahan dan dengan tubuh gemetar Elin perlahan-lahan membuka matanya dan memperhatikan Tom yang sedang merangkak di atasnya. Elin mencoba mendorong badan Tom sambil berkata,

    “Tom, apa yang sedang kau lakukan ini?”, “Sadarlah Tom, aku khan sudah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Karena menganggap Tom berada dalam keadaan mabuk, Elin mencoba membujuk dan menggugah kesadaran Tom.

    Akan tetapi Tom yang telah sangat terangsang melihat tubuh Elin yang molek halus mulus dan bugil di depan matanya mana mau mengerti, apalagi penisnya telah dalam keadaan sangat tegang.

    “Gila! Cakep banget! Lihat buah dadamu, padat banget. Cocok sama seleraku! You emang pinter menjaga tubuhmu, sayang!”, kata Tom sambil menekan tubuhnya ke tubuh Elin.
    Elin berusaha bangun berdiri, akan tetapi tidak bisa dan dia tidak berani terlalu bertindak kasar, karena takut Tom akan membalas berlaku kasar padanya.
    Sedangkan dalam posisinya itu saja ia sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.

    Sambil menjilat bibirnya Tom berbaring di sisi Elin.

    “Lin, lebih baik you mengikuti kemauanku dengan manis, kalau tidak saya akan maksa you dan saya perkosa you habis-habisan. Kalau you nurutin, you akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sakit”. Lalu tangannya ditangkupkan di buah dada Elin, sambil meremas-remasnya dengan sangat bernafsu, sambil merasakan kehalusan dan kepadatan buah dada Elin. “Bodi you oke banget!”, kata Tom. “Coba you berputar Elin!”. Perlahan-lahan dengan perasaan yang putus asa Elin berputar membelakangi Tom. Dan dirasakanya tangan Tom sekarang ada di pantatnya meremas dan meraba-raba.

    Kemudian Tom menyibakkan rambut Elin, dan dihirupnya leher Elin dengan hidungnya sementara lidahnya menelusuri leher Elin. Sambil melakukan hal itu tangan Tom berpindah menuju kemaluan Elin. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain-main, mengelus-elus dan menekan-nekan, sambil berkata,

    “Kasihan you, Elin, pasti suami you tidak tahu cara membahagiakan you?”,
    “Tapi tenang aja sayang, dengan saya, you nggak bakalan bisa lupa seumur hidup, you bakalan merasakan bagaimana menjadi wanita sejati!”. Sambil memutar kembali tubuh Elin.
    Setelah itu Tom mengambil tangan Elin dan meletakkannya di kemaluannya yang telah sangat tegang itu.

    Ketika merasakan tangannya menyentuh benda hangat yang besar lagi keras itu, tubuh Elin tersentak, belum sempat Elin dapat berpikir dengan jelas, terasa badannya telah ditelentangkan oleh Tom dan dengan cepat Tom telah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Tom. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Tom lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Elin,

    “Apa you mau saya masukin itu?”,
    “Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Elin dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Tom.
    Elin mencoba mengeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Tom agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.
    Sambil tersenyum Tom berkata lagi,
    “You tidak dapat kemana-mana lagi, lebih baik you diam-diam saja dan menikmati permainan saya ini..!”. Tom lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis besarnya yang telah menempel pada bibir kemaluan Elin dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Elin dengan tanpa dapat dihalangi lagi.
    Testis Tom mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Elin, sementara Elin megap-megap karena dorongan keras Tom.

    Elin belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang saat ditindih oleh dada Tom. Dirinya sudah lupa kalau sedang diperkosa, ia tidak peduli pada tubuh besar Tom yang sedang bergerak naik turun menindih tubuhnya yang langsing. Elin mulai merasakan suatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian bawah tubuhnya, vaginanya yang telah terisi oleh penis besar dan panjang milik Tom, terasa menggelitik dan menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga Elin hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis mirip orang kepedasan.

    Elin hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. Sekarang Elin mencoba untuk berusaha aktif dengan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama gerakan Tom di atasnya. Tom melihat Elin mengerang, merintih dan mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Elin sudah mulai terbiasa mengikuti gerakannya. Tom merasakan tangan Elin merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus-elus ke bawah dan meremas-remas pantatnya serta menariknya ke depan agar semakin merapat pada tubuh Elin. Tom terus menggosok-gosokkan penisnya pada klitoris Elin.

    Tom sekarang ingin membuat Elin orgasme terlebih dahulu. Elin semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Tom, sekarang wajahnya terbenam di dada bidang Tom, mulutnya megap-megap seperti ikan terdampar di pasir, dengan perlahan-lahan mulutnya bergeser pada dada Bossnya dan sambil terus menjilat akhirnya tiba pada puting susu Tom.

    Sekarang Elin secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Tom, sehingga badan Tom mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Tom terasa semakin keras, sehingga Tom semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Elin dalam-dalam. Elin merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.

    Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Elin tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,
    “Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.

    Kedua pahanya melingkari pantat Tom dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Elin. Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Elin yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Elin dan di ujung sana terasa ada “tembok” yang mengelus kepala penisnya.

    Setelah beristirahat sejenak dan melihat Elin sudah agak tenang, Tom mulai memompa lagi. Pompaan Tom kali ini segera dibalas oleh Elin, pinggulnya bergerak-gerak “aneh” tapi efeknya luar biasa. Penis Tom serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Elin berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Elin berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi.
    Wah, suatu sensasi melanda perasaan Tom, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Tom karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Elin makin bervariasi. Terkadang Tom malah meminta Elin berhenti bergoyang untuk sekedar menarik nafas panjang. Lumatan dinding kemaluan Elin pada penis Tom membuatnya geli-geli dan serasa akan ‘meledak’.

    Tom tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati
    “elusan” vagina Elin. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Elin semakin menggila dan semakin liar.

    Hingga akhirnya Tom harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Tom bergerak mengimbangi goyangan pinggul Elin, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Tom menyemprotkan maninya kuat-kuat di dalam liang kewanitaan Elin, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Tom melayang tadi, tiba-tiba kaki Elin yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Tom kuat-kuat. Amat sangat kuat.

    Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi…, Elin pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Elin.

    “Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”.

    Tom tersenyum puas melihat tubuh Elin terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian tangan Elin dengan eratnya menekan pantat Tom ke arah selangkangannya sambil kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Tom pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Elin. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Elin langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan dan kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Elin merasa bagian-bagian tubuhnya seolah terlepas dan badannya tidak dapat digerakkan sama sekali.

    Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Elin kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan kekar lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Elin mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Elin, Tom mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.

    Sambil membujuk dan mengelus-elus rambut Elin dengan perlahan-lahan penisnya mulai tegang lagi dan dengan halus penisnya yang memang telah berada tepat di depan kemaluan Elis ditekan perlahan-lahan agar masuk ke dalam kewanitaan Elin. Pada saat merasakan penis Tom mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Elin bereaksi sedikit dengan mencoba memberontak lemah tapi akhirnya diam pasrah dan membiarkan penis besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam liang kewanitaannya.

    Dengan perlahan-lahan Tom menggerakkan badannya naik-turun, sehingga lama-kelamaan tubuh Elin mulai terangsang kembali dan bereaksi, dan pergumulan kedua insan tersebut semakin lama semakin seru mendaki puncak kepuasan dan kenikmatan, terlupa akan segala penyesalan. Pertarungan mereka terus berlanjut sepanjang malam dan baru berhenti menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.

    Pukul 10 pagi keduanya baru terbangun dan terlihat Anita telah berpakaian rapi, sedang menikmati sarapan paginya sambil mengerling ke arah mereka dengan senyum-senyum rahasia. Pada mulanya Elin merasa sangat malu terhadap Anita, tapi melihat reaksi Anita yang seperti itu, seakan-akan mengajak bersekutu, akhirnya Elin menjadi terbiasa

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Hot Si Manis Ozora Yamagakura Pakai Bikini

    Foto Hot Si Manis Ozora Yamagakura Pakai Bikini


    1942 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Cerita Seks Seorang Bidan Yang Masih Perawan

    Cerita Seks Seorang Bidan Yang Masih Perawan


    1228 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Seorang Bidan Yang Masih Perawan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Perkenalkan nama aku Aon lengkapnya Aon Setiawan,temen2 akrab ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan Aon, umur aku sekarang baru 20 tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru menginjak semester ke tiga(3) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari kampus.

    Aku tak sengaja melintas di depan rumah bu bidan yg berada di jalan Gatot sukoco’ pada malam itu waktu menunjukkan baru jam 21.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik itu’ dia sedang melayani pasiannya didalam ruangan kerjanya , Cerita Bokep Baru aku pikir usianya baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih,kiranya dia juga baru lulus dari ilmu kebidanan D3 Deplomatika’’,

    Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus tubuhnya yg begitu mungil dan montok pantatnya yg seksi dengan belah dadanya yg besar sedang membungkuk sehinggan sedikit terlihat gundukan2 besar yg agak tembus/trasparan dari baju Tidurnya yg ketat itu yg berwarna putih, cerita bokep baru sedikit samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan kulitnya yang putih mulus langsat itu.

    Ditambah senyumannya yg manis, membuat hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi, aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan sambil memandanginya , cerita bokep baru sebenernya dia uda tau sih tapi dianya pura pura gak tau karna sibuk mengurus pasienya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku ,… a a a,..

    Aku pun kaget waduh mau kesini lagi tu bidan cantik, di tanya lah aku’(bu bidan): ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu , Cerita Bokep Baru apa ada yang bisa saya bantu’ (aku): dengan mata melotot memandangi buah dada nya yg besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar,,,.h he he kata benak fikir ku’ aku pun balik jawab sapaannya itu,enggak ada apa apa mbak bidan dg tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yg di turunkan dr langit’(Bu.bidan) ah bisa aja si mas ini’’ dgn seyuman lembut,,,’ dan karna aku rasa dia baru di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe’

    Cerita Seks Bidan Yang Perawan Ini aku mau berkonsultasi sama mbak bidan,.. (bu bidan):ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas… (aku); siapa.? (bu bidan); lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’ dengn tersenyum…. (aku);waduh senyumanya , dalam fikirku aku kan sengaja pura pura enggak tau sebenernya aku juga udah tau namanya itu yg jadi mbak bidan namanya mbak Lia panjangnya lia novita sari, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman… hehehe maunya sih? Tiba tiba dia menyaut tanganku,aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun,,, terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok2 penisku…..

    Pasti enak….. hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berande ande.. cerita bokep baru hehe aku dengan otak ngeres’;’mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus, nama aku lia aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masayarakat di desa ini,(aku) o ternyata dia disini lagi praktek dan tugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini..

    Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana, aku asli dari jakarta;’ Ooo dr jakarta, oh iya td katanya mau konsultasi mau konsultasi apa emangnya’’ ya udah sana masuk dulu katanya mau konsultasi, dan pasienya ibu-ibu yg sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya’ dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya ‘’( mbak bidan): silakan duduk ,, (aku):terimakasih mbak (mbak bidan):eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kaya gini aku rasa umur kita tak terpaut jauh dr umur kamu..oh iya,,.  cerita bokep baru Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa… .!waduh lampu ijo nih’’kata ku’’ ini nov? aku memanggil dia dg panggilan nov’ini alat vitalku kog aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya ,emang itu penisnya kamu kenapa ada kelainan kah . enggak tau nov..

    Tapi penisku sedikit mbengkong ke kiri apa bisa nanti kalu udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku yg begitu,, berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau menegang..(bu.bidan lia menjawab) penis yg seperti itu udah banyak kog tapi udah terbukti penis yg bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung tingkat kesuburannya,,(aku) oh ternyata begitu? setelah berbicara lebar kesana kesitu bla…bla..bla.

    Akhirnya yang aku tunggu tunggu ? . sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat penis kamu ,aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada novi,novi udah punya cwok (belum) dia dengan tersenyum menjawab ( belum) kenapa emangnya,aku buka ya resleting kamu aku dengan mlongo Ho. Cerita Bokep Baru Aku diem..dan dia sambil membuka resleting celanaku dikit demi sedikit,aku tanya,novi udah sering iya nanganin yang gini ginian kog keliatanya uda nyante banget aku dengan sedikit becanda menjahilinya,,

    Udah resiko kan mas jd bidan cwex, klo ada yg mau konsultasi beginian, tapi baru satu yg minta begini ,,emangnya siapa ,, novi menjawab Cuma kamu mas Aon,, aku Ooo,.masa’’iya ,,’’terus pertanyaan mas tadi apa maksutnya,ouh,,.. enggak ada apa apa, masa cwex se cantik kamu blum punya cwok apa jangan jangan kamu uda punya suami kali,,boro boro mas punya suami mikir punya cwok aja gak (jawabnya),, kenapa, dia jawab takut di slingkuhin…? cerita bokep baru Ooo?aku berfikir lagi padahal baru pertama kali bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku berfikir enak juga ni novi kalo di jadiin pacar aku’ kliatannya orangnya baik dan setia…..

    Aku dengan sigap bertanya mau enggak kalo novi jadi pacar aku, aku pasti akan setia dan sayang selalu sama novi ,,dia tersenyum memandangi ku dngan tangannya yg mau membuka resletingku,, apaan sih baru kenal udah nyatain cinta,, di coba dulu atu novi kalo cocok yuk kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut,hehe, ibarat cinta itu suka itu tidak memandang waktu , tapi cinta ini begitu saja mengalir..

    Cerita Seks Bidan Yang Perawan Dia tersipu dngn perkataanku tadi. aku sungguh suka kamu,,,, dia lagi2 tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna udah sepi’,,,tinggal kita berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yg pendek se paha atasnya yg mulus itu dan roknya yg berwarna putih’ terawang/trasparan jadi keliatan CD nya (celana dalam) terlihat agak ada cairan2 gitu mrembes dari CD nya yg berwarna ping itu,ternyata dia udah masturbasi,,

    Aku begitu ngaceng saat melihat Cdnya yg uda basah dgn rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yg udah ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yg jorok jorok seperti aku dan aku tau pasti dia juga menginginkan penisku , Cerita Bokep Baru aku jadi tambah semangat apalagi aku belum pernah ngentot sama sekali paling Cuma onani doang di kamar habis itu udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewex yg cantik apalagi bidan pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya bru 23,,

    Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata..,dan tidak lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub melihat penisku yg sudah ngaceng di kelilingi otot2 yg besar , dia bertanya padaku,boleh ndak barang kamu ini aku mainkan, boleh asal kamu mau jadi cwex aku, cerita bokep baru iya aku mau karna kamu juga ganteng kog Aon ,aku tersenyum ya udah silahkan jawabku ,dan setelah udah mendapat ijin dari ku,, novi udah tak sabar langsung memegang kepala penisku yg sudah mengkilap dan udah mebesar dari tadi dia mengocok ngocokkan penisku ah.. uh… ah… uh.?

    Rintihku ke enakan di kocok kocok dan kemudian aku meminta dia untuk memasukan penisku ke dalam lubang mulutnya yg sexsi itu perlahan lahan penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya di maju mundurkan,, aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu ahirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya novi,, Cerita Bokep Baru dia bilang udah keluar mas iya nov aku sambil mendesih ah..uh…ah..uh…yeh..oyeh,,. habis permainanmu enak banged makasih nov, ah itu belum apa apa dia berkata’ baru permainan mulut belum juga permainan sebenarnya ntar kalu penis kamu udah masuk vagina ku itu baru permainan yg sebenarnya,, aku suka tuh kan dia pengalaman banget dalam hati brkata ok kita lanjut,,,’ .

    Dan aku juga meminta kepadanya boleh ndak aku juga minta keperawanan mu ,boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya,, iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu nov ,’lalu aku membuka roknya sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah aku memainkan di permukaan CD nya yang halus kliatan sedikit vaginanya di dalam CD nya yg berwarna pink itu dan udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klistorilnya dia ke enakaan kamu pintar banged mas tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya ahirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah ,..ah..erangan yg panjang, enak mas,.. ,

    Lalu kubuka semua yg masih nempel di tubuhnya, dan aku pun juga, pakainku di klucuti oleh novi kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, Cerita Bokep Baru aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya aku remas remas ke dua susunya yg super besar itu putingnya yg kemerah merahan pink itu dan buah dada yg besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas2 payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yg tanpa tumbuh rambut di situ keliatanya sih abis di cukur keliatanya dia juga suka merawat diri yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir,,

    Oh indah nya surga ini Vagina yg begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu)dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya aku jilati klistorilnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur,, ah., uh.. ah,. Uh,. Ah,. Agen Judi Hoki Banget

    Cerita Seks Bidan Yang Perawan  Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan ke kedalam vaginanya ku maju mundurkan terasa jari ku basah banged di dalam liang keperawanannya ku cari G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya Cuma bejarak 3-4 centi, cerita bokep baru saat ku sentuh dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya novi Merangrang mengglijang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klistoris dan mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian novi marstubasi kesekian kalinya ahhhhhhh erang panjang dengan desahan tak beraturan,,,dia bilang jangan siksa aku begini mas Aon ‘enak banget,,,ahhhhhhh,uhhhh….,, cepat masukkan penis kamu kedalam vagina aku dan tanpa aku hiraukan dia juga udah ke enakkan dengan permainan tangan ku ini.

    Dia tarik penisku dia masukkan penis aku kedalam vaginanya yang sudah bener bener basah penuh cairan maninya itu dikit demi sedikit aku masukkan ternyata masih sempit banged ku ulangi lg dikit demi sedikit aku coba masukkan lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banged kini penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras aaaahhhhhhaaaahhhh…..,sakit dan aku rasa ada sesuatu yg mengalir menempel di ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan novi,’ Cerita Bokep Baru ku cabut sebentar penisku ke luar dia elap penisku yg penuh dengan darah keperawanannya aku juga bersihin vaginanya novi dari darah keperawanannya itu,dan aku bilang ke novi aku sungguh cinta dan sayang kamu nov,, dia juga bilang aku juga.. maaf nov keperawananmu sudah aku ambil ‘’iya enggak apa janji dan pasti yah kalo kamu setia dan sayang novi sampai kapanpun hingga ahir menjemput kita ….

    Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama novi sampai mati sambil mendekam dan memeluk tubuh novi dan sedikit sedikit aku coba masukkan lagi penis aku yg udah besar ini kini dia berganti posisi dengan bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi sedikit aku masukan Mr M ku lagi ke dalam vaginanya kini sudah lebih lancar memasukkannya karna darah keperawanannya dan masturbashi tadi yg mengalir deras jd itu yg membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini permainanku yang sesunggunhnya aku maju mundurkan Mr M ku.. ah ,,uh…

    Dia mendesah lagi enak banget mas penis kamu aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’ dia berbisik di telingaku,, iya sama sama’jawabku’ aku kulum bibirnya yang mungil merah itu sambil meremas remas payu daranya aku me maju mundurkan penis (peli)(mr M)atau (gathel) ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dia merangsang lagi dan mererang lagi ahhh ahhhh ahhh erangan yang panjang? dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku,, cerita bokep baru aku bilang aku mau keluar aku keluarin kemana nov , dia jawab ke dalam aja aku juga mau keluar,,

    Ok, penis aku semakin aku genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk sura penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak,,,,,,,ahhhhhhahirnya kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu kita berdua 1 2 3 , novi aku keluar mas,ahhhhhh cairan mani dalam vaginanya berkali kali membentur kepala penisku Crut crut crut dan aku tabrak juga dengan air mani dariku menembus dinding rahimnya Crut crut crut ah ah ah ah novi begitu menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku… kita berdua mengerang panjang aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh?,. Cerita Bokep Baru Aku juga nov..ah uh ah uh auh ahhhhh,…’’’’’’’’,,,..kita berdua berbaring dia di bawah dan aku masih di atas dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya novi.

    Sambil beristirahat sejenak merenungi apa yang sudah kita perbuat malam yang sunyi ini tanpa ada gangguan’’ terasa dunia ini milik kita berdua kita tertidur lelap dalam keadaan penisku masih menancap di vaginanya,. Dan pagi pun menyapa kita dengan keadaan penis aku masih menacap keliang senggamanya dan aku tarik sedikit keluar dan aku cabut dari dalam vaginanya perlahan ku tarik keluar. Tapi seakan novi tak mau melepaskan penis aku.

    Dia memasukkan lagi penis aku kedalam liang vaginanya,aku bilang nov, dia bilang udah diem ternyata dia masih terangsang sebenernya aku juga masih terangsang ya udah lah aku jabani aja permainannya itu lagi dan beberapa detik kemudian aku dan novi mulai menglinjang dan mengerang lagi ternyata kami berdua masturbasi lagi ahhhhhahhhhhahhhhhh nov aku keluar aku juga mas, cerita bokep baru karna belum makan jadi cepet dah masturbasinya tapi aku dan novi satu sama lain sangat terpuaskan : simbiosismutualisme(sama sama menguntungkan)?

    Dan aku cabut perlahan penisku lagi dan sebenernya novi masih menginginkan itu dan aku bilang nov udah dulu apa enggak kerja hari ini Besok juga ada hari hari lagi nov buat sex kita’ dia pun akhirnya mengerti iya udah kalo gitu dengan sedikit lemes dia menjawab sedikit ngambek sih sepertinya hehehe.. karna hasratnya tak terpenuhi hari ini..?dan aku janji ntar malam aku kesini lagi pasti akan puaskan kamu tunggu iya/ iya mas dengan senangnya,.. ? Cerita Bokep Baru dan aku bilang makasih iya sayang kau telah memberi kenikmatan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan, novi menjawab iya sama sama sayang kamu juga udah memuaskan aku. Sambil aku mencium keningnya bibirnya dan vaginanya… sekali lagi terimakasih sayang novi… novi pun tersenyum,,,,,,? Iya.

    Dan hari hari kita sekarang di penuhi making love(ml) setiap kencan diner atau lain halnya pasti kita selalu making love… atau ngentot’ entah itu pagi atau siang dan juga entah tu malam . kita berdua selalu tak pernah henti menyalurkan hasrat kita,.kini sex jadi jalan alternatif kita untuk selalu setia dan untuk menyayangi dan ini lah cara kami untuk saling setia dan sayang sampai ajal menjemput.

    Karna kita berdua sudah ada komit ,,maka mulailah awal ngentot pertamaku itu dan pertama kali juga aku punya cwex karna slama ini aku blum pernah punya cwex,, awalnya mau pura2 konsultasi eh malah bener2 dapat apa yg aku mau,terima kasih tuhan,,, Cerita Bokep Baru jd dapet dua duanya vaginanya dapet orangnya juga aku dapet.. dalam sehari kita langsung jadian di tempat tugas praktenya itu.memang benar keberuntungan pasti bisa kita dapat di mana saja ntah itu jodoh dll. Ini pengalamanku apa pengalaman kalian….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Bercinta Dengan Tunangan Orang

    Bercinta Dengan Tunangan Orang


    1737 views

    Duniabola99.org – Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong. Aku tinggal di suatu kota yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang pengalamanku ini terjadi mungkin kira- kira 2 tahun yang lalu. Sebut saja Indi (bukan nama sebenarnya), dia adalah tunangan temanku yang bernama Edi (bukan nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Oh ya, Edi ini punya adik laki-laki yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga. Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar. Tiba-tiba telpon di rumahku berbunyi, ternyata dari Deni yang mau pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana rupanya.

    Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung menuju ke kamarku.

    “Hei Rick..! Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni.

    “Tuh.., di atas meja belajar.” kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku.

    “Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar ya, soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu kesini. Bentar kok Rick..,” kata Deni sambil tertawa kecil.

    “Erick..,” kataku sambil menyodorkan tanganku.

    “Indi..,” katanya sambil tersenyum.

    “Busyeett..! Senyumannya..!” kataku dalam hati. Jantungku langsung berdebar- debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar.

    “Heh..! Kok malah bengong Rick..!” kata Deni sambil menepuk pundakku.

    “Eh.. oh.. kenapa Den..?” kaget juga aku.

    “Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi.., kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!” ucap Deni sambil langsung pergi. Indi hanya tersenyum saja. “Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati. Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya.

    “Mo minum apa Ndi..?” kataku melepas rasa maluku.

    “Apa aja deh Rick. Asal jangan ngasih racun.” katanya sambil tersenyum.

    “Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas. Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana.

    “Udah deh Ndi.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok bijaksana.

    “Kalo sekali sih nggak apa Rick, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!” ucap Indi dengan nada kesal. “Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu salah,” kataku.

    “Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Indi.

    “Terus mau ngomong apa nih..?” kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku. “Kamu udah punya pacar Rick..?” tanya Indi.

    “Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sedikit berbohong.

    “Ah bohong Kamu Rick..!” ucap Indi sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Indi melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.

    “Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?” kataku pura-pura bodoh.

    “Rick, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Indi seperti memelas.

    “Iyaa.., ada apa Ndi..?” jawabku.

    “Aku.., Aku.. pengen bercinta Rick..?” pinta Indi. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.

    “Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku. Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal.

    Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku, “Aku pengen bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah. Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan, “Aahh Rick..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya.

    Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat. “Rick.., buka dong bajunya..!” katanya manja.

    “Bukain dong Ndi..,” kataku. Sambil menciumiku, Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya, “Akhh.., Ndi.” Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.

    Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.

    “Okhh.. nikmat sekali,” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku.

    “Auwww.., sakit dong Ndi..!” kataku sambil agak meringis. Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, “Ndi, Aku mau keluar.. akhh..!” Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya, “Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat.

    Setelah cairannya benar-benar bersih, Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku.

    “Puasin Aku Rick..!” katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya.

    “Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..! Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris. Indi semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air.

    Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.

    “Aakkhh.. Rick..,” Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya.

    “Rick..! Masukin Rick..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya.

    “Udah dong Rick..! Cepet masukin..!” katanya manja.

    “Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku.

    “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri.

    “Aaakkhh Rick..!” desah Indi. Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.

    “Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang, “Aaakkhh.. Eriicckk..!” Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan. “Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Indi.

    “Aku masih lama Ndi..,” kataku sambil masih menggenjot tubuhku. Kemudian kuangkat tubuh Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi.

    “Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali.” kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.

    “Aahh Ndi.., Aku hampir keluar..,” kataku agak terbata-bata.

    “Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu. Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, “Aaakkhh.., Ericckk..!” jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku.

    “Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Indi. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.

    “Kamu hebat sekali Rick..!” puji Indi.

    “Kamu juga Ndi..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datang.

  • Cerita Dewasa Ana – Reni Sepupu ku yang Hot & Perawan

    Cerita Dewasa Ana – Reni Sepupu ku yang Hot & Perawan


    2042 views

    Cerita Seks Terbaru – Waktu itu tahun 1996, bulan September, aku baru saja pulang dari KKN di desa, di daerah Kabupaten Blora (sekarang masuk Kabupaten Cepu), dua hari setelah sampai di rumah, ada telepon dari salah satu sepupuku, katanya dia sedang Study Tour ke kotaku. Sepupuku ini masih sekolah di SMUK di daerah Madiun, sebenarnya aku belum pernah bertemu langsung dengan dia, jangan heran ya, sebab dia sepupu jauh sekali. Sepupuku ini baru sempat bertemu dengan orang tuaku dan kakakku saja sewaktu mereka pergi ke daerah asal sepupuku di Jawa Timur. Nah, ketika dia Study Tour ke kotaku, dia ingin mampir dan menginap di rumahku, terus dia minta dijemput di depan salah satu bank di dekat Jalan yang jadi trade marknya kotaku. Maka, aku bersama kakakku menjemput dia. Fastbet99

    Jam 4:25 sore, aku sampai di depan bank tersebut. Mobil kuparkir, lalu aku bersama kakakku sambil membawa dua payung menghampiri bis-bis yang diparkir di depan bank, agak lama juga aku mencari sepupuku ini, maklum aku belum pernah bertemu dia dan kakakku sendiri agak lupa dengan wajahnya. Setelah kurang lebih 5 menit, akhirnya bertemu juga. Kemudian kami pulang ke rumahku, dia senang sekali bisa bertemu denganku. Awalnya dia berencana mau menginap 1 hari tetapi kemudian dirubah jadi 2 hari. Sepupuku ini tidak punya saudara laki-laki, jadi ketika kami bertemu, dia senang sekali dan menganggap aku seperti kakak kandungnya. Selama dia menginap di rumah, dia selalu ingin dekat denganku terus. Aku menganggap biasa-biasa saja dan tidak ada pikiran lain.

    Ketika dia mau pulang, dia mau pulang sendirian, orang tuaku sepertinya tidak tega melepas dia pulang sendirian, akhirnya aku disuruh mengantar dia pulang ke Jawa Timur, padahal waktu itu aku sedang berobat jalan karena aku mengidap alergi serpihan kulit manusia (aneh ya..? aku saja dulu tidak percaya). Aku harus datang ke dokter pribadiku setiap hari Selasa dan Jum’at buat disuntik. Tetapi, menurutku tidak apa-apa karena kupikir nanti jika sudah sampai di sana, aku langsung pulang saja pikirku. Jadilah aku mengantar dia pulang ke Jawa Timur. O.. iya, sebelum terlalu jauh aku bercerita, kuperkenalkan dahulu diriku, namaku Padi dan nama sepupuku Ana. Di jalan kami bercerita tentang daerah asalnya yang ternyata ada di kawasan pantai utara Jawa Timur. Bandar Taruhan Casino

    Kami mampir ke Madiun dulu, karena katanya dia mau mengambil baju-bajunya yang mau dibawa sekalian dicuci di rumah. Sampai di Madiun, kira-kira pukul 5:00 sore, kami menuju tempat kosnya yang sederhana di komplek Akabri. Setelah selesai dengan urusan di Madiun, kami langsung pergi lagi meneruskan perjalanan. Di perjalanan, aku bertanya dengan dia.

    “Eh, An.. dari sini sampai ke kotamu berapa lama sih..?” tanyaku.

    “Ya… mungkin kira-kira 8 jam Mas..” katanya.

    Dalam hati aku berpikir, “Wah, bakalan capek di jalan nih.. sialan…” Judi Bola Online

    Waktu berlalu, kira-kira pukul 9 malam, kami masih ada di atas bis jurusan ke kotanya. Malam itu kurasakan sangat dingin, apalagi ditambah tiupan angin yang sangat kencang. Di dalam bis yang lumayan penuh itu, aku duduk di kursi kedua dari belakang sejajar dengan Ana. Pintu bis yang ada di sebelah kananku ternyata tidak bisa ditutup, karena kuncinya rusak kata kernetnya. Ana yang merasa kedinginan terkena tiupan angin, bingung mau bagaimana sebab dia tidak membawa jaket atau sweater buat penghangat, sedangkan aku sendiri tidak masalah. Kemudian kutawarkan dia untuk pindah tempat duduk di sebelah kananku, yah.. lumayan dia terlindung dari angin oleh badanku.

    Sekitar 10 menit setelah itu, dia bilang katanya dia merasa mengantuk, aku tawarkan dia untuk tidur saja di pangkuanku. Dia mau dan langsung dia rebahkan kepalanya di pahaku, waktu itu aku sebenarnya agak kawatir dengan penumpang lainnya. Jangan-jangan ada yang berpikiran macam-macam tentang kami, meskipun begitu aku akhirnya memutuskan untuk santai saja. Si Ana dengan cepat tertidur dengan pulasnya, tanganku kutaruh di atas punggungnya biar dia merasa lebih hangat. Tawaranku untuk tidur di pahaku ternyata berbekas sekali di hati sepupuku ini, sepertinya dia merasa ada sesuatu yang lain yang dirasakannya setelah dia merebahkan kepalanya di pahaku. Mungkin karena dia masih anak SMU yang belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang cowok, tetapi kok ya kebetulan justru dengan kakak sepupunya sendiri.

    Tidak terasa, bis telah memasuki terminal di kotanya. Waktu itu jam 1 pagi. Kami langsung mencari becak untuk pulang ke rumahnya. Sampai di rumahnya yang sederhana (bapaknya bekerja sebagai sipir penjara dan ibunya guru SD), aku langsung disambut oleh Omku. Kami berbincang-bincang sejenak sambil nonton MTV. Tidak lama kemudian, Omku minta diri untuk tidur. Aku mempersilakan Omku untuk tidur. Aku sendirian yang belum merasa mengantuk dan meneruskan melihat TV vidio bokep. Si Ana sendiri ada di kamarnya sedang bicara dengan adiknya. Kira-kira 5 menit kemudian, kudengar ada orang datang masuk ke ruang TV dimana aku berada, yang Ternyata Ana.

    Aku bertanya pada dia, “Lho.. An, kamu ngga tidur? Kan udah malem, bahkan pagi nih!”

    “Lah.. mas sendiri gimana? Kok ngga tidur juga?” dia balik bertanya.

    “Mas kan udah biasa melek sampai pagi, lagian acaranya bagus nih, MTV music Awards.”

    “Iya deh… tapi Ana boleh nemenin Mas ngga?”

    “Boleh aja, asal bikinin Mas kopi panas dong…”

    “Ih.. Mas curang.. Oke deh Ana buatin.”

    Kemudian dia beranjak pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untukku. Sewaktu dia jalan ke dapur, dia melewati ruangan makan yang gelap, sedangkan ruang dapurnya sendiri dibiarkan terang, sebab Omku orangnya suka makan, jadi kalau malam dia sering ke dapur untuk cari makanan.

    Sewaktu dia melewati kamar makan yang kebetulan bisa terlihat dari tempat dudukku, aku agak kaget karena kulihat dasternya kelihatan menerawang terkena cahaya dari dapur. Si Ana ini sebenarnya tidak hanya manis tetapi juga cantik, tubuhnya agak gemuk, tinggi sekitar 158 cm, ukuran dadanya berapa ya? Tidak tahu.. Kulitnya sawo matang dan yang paling menarik adalah matanya yang khas cewek Jawa, tidak besar juga tidak kecil. Sekilas kulihat bentuk tubuhnya sewaktu dia melewati ruang makan. Jantungku merasa agak berdebar karena aku kan laki-laki, jadi lihat yang seperti itu kan, ya gimana gitu. Selesai dia membuat kopi, segera dia menuju ke arahku, terus dia bergabung nonton MTV. Sejenak aku lupa akan kejadian yang mendebarkan tadi (menurutku lumayan mendebar kan lho).

    Kami berbincang-bincang sambil mengomentari pemenang-pemenang yang sedang diumumkan di TV.

    Tiba-tiba dia nyeletuk, “Mas.. tadi enak lho tiduran di pangkuannya Mas..”

    “Kenapa emangnya? Mau lagi ya, sini deket-deket Mas..?” kataku.

    “Oke deh!”

    Ana dan reni adik sepupu yang masih perawan, Kemudian dia mendekat ke arahku dan merebahkan kepalanya di pahaku lagi. Nah, sekarang aku mulai berpikiran macam-macam nih, karena kan dia hanya memakai daster dan di dalam dasternya hanya ada CD dan BH saja. Mau tidak mau batangku mulai bereaksi pelan-pelan, tetapi dia tidak tahu. Masih sekitar 10 menit kami berbincang-bincang, tanganku kutaruh di atas pinggulnya, dan kurasa dia tidak keberatan. Lama-lama sepertinya dia mengantuk dan mulai sembarangan kalau menjawab pertanyaan atau komentarku.

    “An.. geser dikit dong, soalnya pahaku kesemutan nih! Sebentar, ganti pake bantal aja yah…?”

    Kemudian kuangkat kepalanya, kupindahkan dia ke bantal yang ada di sofa, sedangkan kakinya kuangkat ke atas pahaku. Singkat cerita, dia sudah tertidur dengan pulas. Pikiranku mulai keluar pikiran iseng, tanganku aku rabakan di kakinya. Sambil pura-pura memijat, dari bawah pelan-pelan naik ke atas, terus turun lagi, naik lagi… lama-lama aku memijatnya terlalu naik sampai hampir menyentuh pangkal pahanya. Rupanya dia terbangun.

    “Ngapain Mas..?”

    “Eh.. ngga kok cuman mijitin, kan kamu capek barusan abis naik bis jarak jauh?”

    “Mmm.., boleh juga.. tapi mijitnya jangan keras-keras ya Mas…”

    “Oke An..”

    Ana dan reni adik sepupu yang masih perawan Nah, aku teruskan kembali memijatnya, tetapi kali ini mijatnya lain, aku kan sedikit-sedikit pernah baca tentang pijatan erotis, maka aku mencoba untuk mempraktekkannya sekarang. Pertama kuletakkan tanganku di telapak kakinya, terus kucari simpul yang bisa membangkitkan gairah seksnya.

    “Nah, ketemu nih…” batinku.

    Pelan-pelan kupijat bagian itu sambil tanganku yang satunya juga memijat-mijat paha kanannya.

    Setengah sadar dia bertanya, “Mas, kok enak banget sih pijitannya?”

    “Tenang aja deh, yang ini belum apa-apa, entar ada yang lebih hebat.” jawabku.

    Lama kelamaan dia jadi tidak merasa ngantuk, tetapi menikmati pijatan-pijatan tanganku sambil mengeluarkan suara lenguhan yang sangat merangsang, “Nngggh… ngghh… enak loh Mas… agak naik dikit Mas.. yang ini lho di atas dengkul…, ya.. di situ… terus.. terus..”

    Aku tahu dia tidak sadar kalau sedang aku kerjain. Lama-lama kulihat dia sepertinya mau bangkit dari tidurnya. Kemudian waktu kubiarkan, ternyata dia tiba-tiba memelukku dan berusaha mencium bibirku. Aku sendiri menyambut ciumannya dengan bersemangat.

    “Wah, lha ini nih yang kunanti,” batinku.

    Ciumannya lumayan dahsyat, sampai lidahnya masuk ke mulutku seperti ular. Lidahku sendiri jadi tidak mau kalah menyambut lidahnya yang masuk ke mulutku (heran juga anak ini kok bisa senekat ini pikirku). Dan ternyata, kok luar biasa ciummannya untuk ukuran anak SMU yang belum pernah pacaran, tangannya melingkar di punggungku dan berusaha masuk ke dalam t-shirtku.

    Gerakan tubuhnya terlihat sekali terbakar oleh rangsangan yang kuberikan melalui pijatan tadi, tubuhnya naik turun sambil sesekali bergoyang ke kiri dan ke kanan. Lama-lama daster yang dia kenakan tertarik ke atas oleh karena gerakannya tersebut, dan tanganku pun bisa leluasa untuk memegang pantatnya. Dia memakai celana dalam yang tipis berenda. Pelan-pelan kumasukkan tanganku ke dalam CD-nya dari atas. Aku berhasil memegang pantatnya, wah.. seketika aku merasakan suatu gelora dalam diriku, sepertinya aku sendiri mulai terserang rangsangan yang sangat kuat. Aku pijat-pijat pantatnya, sementara kami masih saling berpagut, dia sendiri terlihat sangat menikmati pijatan tanganku pada pantatnya. Lalu aku mulai menaikkan tanganku, berusaha untuk membuka dasternya. Tanpa hambatan, aku berhasil menaikkan dasternya sampai ke bagian leher, kudorong dia pelan-pelan ke belakang, dia berusaha untuk tetap memelukku.

    Aku berbisik padanya, “An.. tolong kamu mundur sebentar, aku tolong kamu nglepasin dastermu.”

    Dia mengangguk pelan, lalu kubuka dasternya. Kulihat tubuhnya yang mulus hanya ditutupi BH dan CD saja.

    “An.. gimana kalo semuanya aku buka…?” tanyaku.

    Ternyata ia mengangguk mengiyakan, “Silakan Mas…”

    Kubuka pelan-pelan BH-nya sambil kubelai dua bukit di dadanya dengan lembut.

    “Ehm… Mas.., Ana sayang sama Mas…” katanya.

    Aku tidak menjawab perkataannya. Kemudian kudekatkan wajahku ke buah dadanya dan mulai mengulum-ngulum pucuk bukitnya. Dia terlihat sangat menikmati perlakuanku tersebut, matanya terlihat sayu dan sepertinya mengharap yang lebih dari sekedar dikulum pucuk bukitnya.

    Aku menengok ke arah jam dinding yang terletak di atas pintu, jarum menunjukkan pukul 12:08 malam. Aku sempat berpikir, sebenarnya bahaya kalau tiba-tiba Om atau Tanteku memergoki kami yang sedang asik di sini. Sekejap aku memutar otak, aku lalu berbisik ketelinga Ana.

    “An.. kita pindah ke kamarku aja yah?”

    Dia tersentak mendengar bisikanku. Aku sendiri kaget, “Apaan nih? Kok jadi medadak berubah?”

    Aku rasakan ternyata Ana sepertinya tersadar atas apa yang sedang diperbuatnya. Dengan terburu-buru, dia menyambar pakaiannya dan berusaha lari menuju kamarnya. Cepat sekali kejadian itu berlalu, aku sendiri tidak sempat melakukan apa-apa, aku hanya melongo seperti Mandra diputus Munaroh. Gila, pembaca tahu sendiri kan? Lagi enak-enak bercumbu, tidak tahunya putus di tengah jalan. Tetapi aku sendiri maklum, sebenarnya Ana adalah anak yang taat beribadah. Dan kuyakin yang barus saja kualami, sebenarnya dia melakukannya di bawah sadar.

    Paginya, aku bangun sekitar pukul 9:00, ternyata aku semalam ketiduran di depan TV. Aku ngucek-ucek mataku sambil mencari dimana kacamataku, agak lama kucari, tetapi tidak ada.

    “Mana ya?” aku bergumam pelan.

    Kebetulan Tante yang berjalan melewati ruang TV menuju dapur mendengar gumamanku.

    “Cari apa Di?” tanya Tanteku.

    “Tante liat kacamata Padi ngga?”

    “Ngga tuh.. mungkin jatuh di bawah meja, coba cari lagi,” sambil dia berjalan menuju ke arahku ingin membantu mencari.

    Dicari-cari sudah lama, tetap tidak ketemu, “Yep.. nanti dicari lagi deh Tante.. biar Padi mandi dulu.” kataku.

    “Oke lah, nanti Tante bantu lagi carinya.”

    “Oke Tante..” sahutku.

    Aku bergegas menuju ke kamarku, mengambil peralatan mandiku.

    Kamarku terletak di sebelah kamar Ana, sempat kulihat dari celah kamar yang tidak tertutup semua. Ana masih kelihatan pulas tidurnya. Mungkin dia tidak bisa tidur setelah kejadian tadi malam. Habis mandi aku menuju ke ruang TV lagi untuk mencari kacamataku yang masih sembunyi. Ternyata tante sudah ada di sana sedang nonton TV.

    Aku tanya ke tante, “Ketemu ngga kacamatanya Tante?”

    “Ngga tuh Di.. udah tante cari dimana-mana ngga ada, sampai-sampai sekalian Tante ngebersihin ruang ini deh.”

    “Waduh… gimana nih… susah deh. Aku kan ngga bisa baca kalo ngga pake kacamata,” pikirku, “Ya apa mau dikata, kalo lagi apes, gini deh jadinya.”

    Pukul 9:30, kulihat kamar Ana sudah terbuka, beberapa menit kemudian Reni (ini nama adiknya) bergabung dengan kami di ruang TV sambil membawa nampan berisi 4 gelas teh.

    Aku tanya dia, “Kok cuman empat gelasnya Ren?”

    “Ooo, Papa kan udah berangkat kerja Mas.., jadi Reni bikinnya cuman 4.” jawabnya.

    “Gitu ya?” sahutku.

    Kami lalu berkumpul membicarakan keadaan Kota Tuban, tiba-tiba si Reni bertanya ke Tante.

    “Ma.. kacamata yang di kamar Reni itu punya siapa sih?” tanyanya.

    “Eit! lha ini dia nih si kacamata.. ternyata ngumpet di sana,” spontan aku menyahut, “Heh! Itu pasti kacamataku.”

    “Betul.. itu pasti kacamatanya Mas Padi, Ren!” sahut Tante, “Sana cepet ambilin!”

    Reni lalu berdiri dan mesuk kamar untuk mengambil kacamataku. Aku berpikir, mungkin kacamataku semalam kesangkut di bajunya Ana. Sesaat kemudian Reni kembali membawa kacamataku, aku sempat was-was, moga-moga Tante tidak curiga kenapa kok kacamataku sampai bisa mampir kesana. Memang ternyata dia tidak curiga sama sekali.

    Ana dan reni adik sepupu yang masih perawan Pukul 10:00, Tante pamit mau berangkat ke pasar yang tidak terlalu jauh jaraknya dari rumahnya, si Reni ikut. Aku ditinggal sendirian. 5 menit waktu berlalu, aku mulai bosan, terus aku menuju teras depan ingin merokok. Di teras ternyata ada koran edisi hari itu, aku tertarik untuk membacanya. Kubolak-balik halamannya, tidak ada yang menarik. Bosan lagi deh, ngelamun jadinya. Aku teringat kejadian tadi malam.

    Dalam hati aku berpikir, “Sekarang di rumah cuman ada aku berdua sama Ana. Wuih! kalo… hehehe kalo… misalnya aku iseng gimana ya?”

    Akhirnya, ternyata aku nekat juga.

    Aku bangkit dari tempat dudukku, masuk ke dalam. Sampai di depan pintu kamarku, aku punya ide. “Mmmm harusnya pintu depan kututup ya, terus aku pasangkan kaleng krupuk di bagian dalam, biar kalo kebuka dari luar kalengnya kegeser dan bikin suara brisik.” pikirku.

    Cepat-cepat kukembali ke ruang tamu dan melakukan rencanaku. Setelah itu, aku kembali lagi ke kamar, hati-hati kuintip ke dalam kamarnya Ana, ternyata dia masih pulas tertidur. Aku berjingkat masuk ke kamarnya, perlahan aku duduk di samping tidurnya. Dia tidurnya mengorok hingga aku mau tertawa waktu itu, tetapi kutahan karena takut dia terbangun. Dengan hanya diterangi lampu baca (kamarnya tidak ada jendelanya), kupandangi wajahnya lama. 5 menit lebih kupandangi dia, semakin lama semakin manis.

    “Gila ya, dengan adik sepupu kok seperti itu?” tapi pikirku, “Biarin aja lah, iseng-iseng berhadiah.”

    Kemudian aku mulai mencoba membelai rambutnya, pelan tetapi pasti. Dia tidak bereaksi, dia tidurnya brukut (memakai selimutnya sampai menutupi leher). Aku berusaha membuka selimutnya perlahan, kutarik ke bawah dan dia tetap tidak bereaksi. Kumasukkan tanganku ke dalam selimutnya sambil berusaha mencari payudaranya. Dengan tanpa kesulitan, tanganku sudah memegang payudaranya, tetapi masih terhalang dasternya.

    “Eit… nanti dulu… ternyata dia ngga pake BH! Berarti semalam dia ngga pake BH-nya lagi dong, wah asik nih…” pikirku.

    Lalu kumasukkan tanganku melalui lubang di antara kancing dasternya. Tidak susah juga, tanganku sudah memegang daging empuk dengan tonjolan di puncaknya.

    Ana menggeliat, agak keras menggeliatnya, dia terbangun.

    “Mampus gua,” pikirku.

    Dia melotot sambil teriak, “Lepasin dong Mas… apa-apaan nih Mas?”

    Aku gelagapan berusaha mencari alasan, “An… kamu ngga inget semalem ya?”

    “Lupain aja Mas! Ana ngga mau lagi, ngga boleh, entar dosa Mas!”

    “Tapi Ana semalem udah ngelakuin dosa lho… kenapa ngga sekalian aja?” rayuku.

    Kali ini dia benar-benar marah. Ana teriak-teriak menyuruhku keluar dari kamarnya. Aku turut saja, untung letak rumahnya berjauhan dengan tetangga, jadi aku tidak takut teriakannya terdengar tetangganya.

    Wah… gagal nih ceritanya.., aku akhirnya hanya meraba-taba batang kemaluanku yang menganggur karena tidak jadi dipakai. Aku duduk di ruang TV lagi. Melihat acara tarian Bangkok, lumayan lah buat obat, melihat penyanyi Thailand yang cantik-cantik. Sebentar kemudian Ana keluar dari kamarnya, dia menuju ke arahku. Aku berusaha tidak peduli, dia lalu duduk di dekatku.

    Katanya, “Mas maapin Ana ya? Ana udah bentak-bentak Mas…”

    “Ngga papa An.., Mas yang salah.” balasku.

    “Sebenarnya Ana sayang sama Mas, tapi kita kan masih bersaudara, apalagi nanti kalo ketahuan ama Papa-Mama kan bisa berabe Mas!” jelasnya.

    “Ya sudah.. lupain aja An, toh kamu masih muda. Nanti juga pasti ada cowok lain yang lebih pantas buat kamu.” lanjutku.

    “Iya Mas, Mas… Ana mau ngasih sesuatu buat Mas.”

    “Apa An?” tanyaku.

    “Liat sini deh Mas..” (dia mulai tidak kaku lagi)

    Aku menoleh ke arahnya, tiba-tiba dia mendekatkan bibirnya ke arah bibirku.

    “Mmpphh…”

    “Plas!” jantungku spontan berdegup keras, “Kok tau-tau nyium sih?” pikirku, tetapi kunikmati saja, enak sih.

    Pertamanya dia hanya mau mengecup saja, tetapi kulingkarkan tanganku di lehernya, dan kudekap dia. Dengan lembut kukecup bibirnya, dia tidak berontak ternyata, aku pererat dekapanku, dada kami sudah saling menempel. Aku merasakan kalau dia masih belum memakai BH-nya. Dengan perlahan kubelai punggungnya, dasternya yang terbuat dari sutera terasa halus sekali, sensasinya justru membuatku jadi semakin ON saja. Coba saja pasangan anda disuruh pakai lingerie yang bahannya sutera, ditanggung kalau diraba pasti enak sekali. Lama kami berciuman dengan posisi itu, akhirnya capai juga aku. Kulepas pelukanku dan mengakhiri ciuman.
    Aku berkata pada Ana, “Sini An… Mas pangku..”

    “Ngga ah Mas… nanti kayak tadi malem deh jadinya…!”

    “Percaya deh sama Mas… ngga sampe ngelakuin yang ngga-ngga kok, okey?”

    Dia akhirnya mengalah, mungkin dia masih ada rasa ingin juga, dia juga tahu kalau sekarang kami hanya berdua saja di rumah, So? Why not?. Dia duduk di pangkuanku menghadap TV, tanganku bergerak dengan bebas di dadanya.

    Kuraba dadanya sambil berkata, “An.. Ana ngga marah-marah lagi nih?”

    “Biarin lah Mas.. udah terlanjur nih, tapi janji ya jangan kebablasen…” pintanya.

    “Okey An!”

    Dari belakang, sambil tanganku membelai payudaranya, kulihat dia memejamkan matanya menikmati belaian tanganku. Tanganku meraba payudaranya dengan hati-hati, penuh perasaan aku membelainya, aku sendiri memejamkan mataku jadinya. Pelan tapi pasti, tanganku bergerak turun menuju perutnya. Agak dekat dengan V-nya kugunakan kuku jariku yang agak panjang untuk membangkitkan rangsangan di perutnya. Kulirik dia, terlihat dia menahan perutnya dengan membuat kaku daerah itu.

    Dia menikmati perbuatanku, perlahan dasternya kutarik ke atas, dia diam saja, ujung dasternya sudah sampai ke pahanya. Sedikit lagi pasti aku bisa meraih celana dalamnya. Akhirnya sampai juga, CD-nya sudah tidak tertutup lagi, sekilas kulihat bercak basah di ujung V-nya. Tanpa berpikir lama, kupindahkan tanganku ke sana, tanganku merasakan memang di daerah itu sudah basah. Kusimpulkan pasti dia sudah terangsang berat. Lalu kuselipkan tanganku ke dalam CD-nya, tetapi dia kali ini menahan tanganku supaya tidak masuk ke sana. Aku urungkan niatku untuk itu, tanganku hanya menggosok-gosok dari luar saja. Kemudian terlihat dia mengeluarkan lenguhan dan badannya menegang, seperti menahan sesuatu. Orgasme rupanya. Lalu badannya melemas lunglai di pelukanku.

    Tanganku yang masih berada di selangkangannya merasakan kalau CD-nya bertambah basah. Kemudian Ana memandangiku. Lama kami berpandangan.

    Ana kemudian bicara, “Mas, kita lakukan yuk. Ana udah ngga tahan…”

    Wah, benar-benar kejutan..! Ana tiba-tiba berubah pikiran. Hal ini tidak akan kusia-siakan. Tanpa bicara lagi, langsung kucium dan kuremas dadanya yang masih tertutup daster. Ana melenguh keenakan karena remasan itu. Kemudian aku melepas remasannya. Kupandangi dadany

    a di balik dasternya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang. Kemudian aku melepas dasternya karena akan merepotkan saja.

    Kini ia polos tanpa satu benang pun menutupi tubuhnya. Kemudian aku membopongnya ke kamar tidurku dan kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ana bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.
    Kemudian aku mencium dan menjilat bagian perutnya dan mulai ke bawah dan mulai meraba serta membuka kedua pahanya degan kedua tanganku. Tangan kananku membuka belahan vaginanya sedangkan seluruh bagian mulutku mulai mengolah bibir-bibir vaginanya. Tangan kiriku masih meremas buah dadanya yang sebelah kanan. Aku merasakan adanya cairan yang mulai membasahi permukaan bibir vaginanya. Aku terus menyedot dan menggigit-gigit perlahan labia mayoranya dengan asyik, sedangkan tangan kiriku sekarang meraba-raba klitorisnya dengan cairan pelumas dari lub

    angnya. Asyik sekali, karena terlalu keasyikannya, secara tidak sadar, ada dua tangan menjambak rambutku, aku tidak menghentikan aktivitasku. Mulanya kupikir hanya gerakan kenikmatan yang diterimanya secara erotis. Eh, kok tambah lama terasa ada goyangan perlahan di bagian selangkangannya.

    Begitu pula tanpa kusadari, ada suara-suara nafas tertahan dan jambakan di rambutku bukan lagi jambakan pasif, tetapi mulai membelai dan memegang kupingku. Aku tiba-tiba sadar. Dia benar-benar menikmatinya. Aku termanggu duduk di antara selangkangannya dan melihat ke arah waja

    hnya. “Kok.., berhenti Mas..?” suaranya berat perlahan dengan tatapan wajah yang sayu.

    “Ehh.. terusin Mas… hhh… kurang dikit lagi..!” suaranya tertahan.

    Aku masih terduduk bingung dan memandangnya dengan pandangan bodoh. Dan yang menjengkelkan, batang kejantananku tidak berkompromi. Dia tegak mengacung, sehingga mencuat di antara kaosku. Kepalanya tampak licin karena cairan bening yang keluar. Sebenarnya batang kejantananku lumayan besar dan panjang, sehingga tampak mencuat tinggi. Tiba-tiba Ana bangun, dan duduk di hadapanku, memandangku dengan sayu. Tiba-tiba tangannya mulai bergerak ke arah batangku, dan memegang lama sambil tersengal-sengal sehabis melumatnya. Kemudian memandangku perlahan dan meletakkan dirinya telentang di ranjang. Ana berdiri di atas tempat tidur dan berjongkok di depanku. Kemudian dia membuka kedua pahanya dan mengangkat lututnya ke atas sehingga lubangnya terlihat.

    Ia meraba permukaan vaginanya sambil perlahan memandangku dan berkata, “Ayo Mas… masukin..!”

    Aku seperti tersihir, antara bingung dan nafsu, menggerakkan diri untuk berlutut di antara kedua pahanya dan memegang kepala batangku yang licin terkena ludahnya dan mengarahkannya ke lubang merah mengkilat itu. Sejenak aku lupa bahwa dia masih belasan tahun, yang kurasakan secara reflek setelah dikenyot habis-habisan olehnya, ialah bahwa ia sudah tidak perawan lagi.

    Dan, “Ssleeeppp..” ketat tetapi tidak begitu menjepit dan tanpa hambatan sama sekali (benar dugaanku). Aku menusukkan seluruh panjang batangku ke dalam lubang itu, dan hebatnya seluruh panjangnya batang kejantananku itu masuk total ke dalamnya serta membiarkannya sejenak merasakan denyutan hangatnya. Ana melenguh agak keras. Aku khawatir juga karena dia akan merasakan sakit di bagian dalam vaginanya. Tetapi karena malaikat nafsu lebih berkuasa, ya sudah aku santai saja dan mulai menarik batangku itu dari dalam lubangnya dan memasukkannya lagi seluruhnya.

    Entah karena apa, aku tidak begitu merasakan rasa nikmat yang cepat naik. Memang terasa basah, licin dan enak tetapi, ya lebih karena ini memang sedang bersetubuh. Aku mulai berpraktek dengan berbagai macam cara menusuk dan arah tusukan ke dalam lubang vaginanya. Yang mulai mencemaskanku, Ana sama sekali tidak berusaha menahan suaranya. Ia mulai melenguh dan mengerang keras-keras ketika aku mulai mempercepat gerakanku. Aku antara cemas dan mulai nikmat, tidak peduli lagi. Lagi pula suaranya mulai merangsangku dan ini membuatku menusuk-nusuk dengan gerakan yang cepat dan keras.

    “Aaahhh… aayooo Mass… aaduhh… cepat Masss..!” pintanya dengan nafsu.

    Dia mengangkat kedua tangannya ke atas kepalanya. Bunyi beradunya kemaluan kami mulai terdengar keras, berkecepak-kecepak dan aku mulai merasakan lereng gunung telah kucapai. Tinggal mendaki cepat dan sampai di puncak.

    Tiba-tiba Ana menghentikan gerakanku, dan menutup kedua pahanya sehingga terasa ada jepitan yang luar biasa di sekujur batangku. Kemudian dia memandangku sayu. Aku tahu apa yang dimaksudkannya dan mulai menggenjot lagi. Aku menjepitkan kedua betisnya di antara leherku dan bertumpu pada kedua tangan, sedang aku membentuk busur dengan tubuhku, merapatkan kedua pahaku sehingga terasa batangku membesar dan mulai menusuk-nusuknya cepat.

    “Aaahhh… sss…” terdengar bunyi-bunyian antara suaranya yang merangsang dan bunyi kecepakan kemaluan kami yang beradu, sedangkan aku sendiri mengeluarkan suara helaan nafas yang cepat.

    Beberapa menit kemudian, aku merasakan aliran yang semakin cepat memenuhi pinggul dan seluruh tubuhku. Keringatku telah mengucur deras.

    Dan, “Annn… Annaaa… aaadduuhhh… ssss… Ann..!” spermaku menyemprot deras ke arah perutnya. Aku mengerang keras dan terus mengocok batang kemaluanku. Kemudian tanganku yang mulai begerak ke arah vaginanya segera menusuk-nusukannya. Lama aku terus menusuk-nusuk lubangnya karena rasa nikmatnya terus mengalir hingga tidak berapa lama kemudian Anna berkata, “Masss… aaa… Maass… ssshhh… aaddduuhh..!”
    Ana menaikkan pelvisnya dan menerima tusukan-tusukan terakhirku dengan denyutan dinding vagina yang terasa cepat dan kenyal. Aku menindih tubuhnya yang kecil dan merasakan detak jantung yang cepat di dadanya dan dengusan nafas hangat di ubun-ubunku. Jariku masih menancap dalam di dalam vaginanya dan merasakan denyutan yang tidak kunjung reda.

    Kemudian aku tergeletak di sampingnya, aku berkata kepada Ana, “An… kamu sekarang mandi saja ya..? Kayaknya kamu bau deh…”

    “Sialan… iya deh, Ana mandi, makasih ya Mas… Ana udah dikasih pelajaran sama Mas.”

    “Sama-sama An..”

    Aku tidak merasa menyesal karena tidak dapat seperti yang kubayangkan (gadis yang benar-benar perawan). Yah, lumayanlah bisa meraba-raba kan? Ana lalu berdiri hendak menuju ke kamar mandi, sebelum dia pergi dia menoleh ke arahku lalu menunduk dan menciumku sebentar. Aku belaikan tanganku ke dadanya dan V-nya. Dia tersenyum memandangku, lalu bergegas menuju kamar mandi. Saat dia menutup kamar mandi, aku sempat dengar langkah kaki berlari menjauh dari arah pintu ruang tamu. Aku cepat-cepat menuju ruang tamu ingin mengetahui siapa yang baru saja dari sana. Sempat kulihat warna bajunya, biru seperti yang dipakai Reni. “Mungkinkah..?” batinku.

    Aku kembali ke ruang TV, sambil menebak-nebak, “Apa iya.. tadi itu si Reni, terus kalau benar, berarti dia tahu dong kita lagi ngapain..? Waduh, terlalu serius sih tadi… jadinya begini deh.”

    Kurang lebih 20 menit, Tante dan Reni datang dari pasar, Tante katanya mau masak Sop buntut dan membuat Rujak cingur. Siang jam 12:30, Ana mengajakku untuk makan. Saat makan, Reni kelihatan agak canggung melihatku, pikiranku lalu menghubungkan dengan peristiwa yang tadi kualami.

    “Berarti tadi memang benar Reni..” pikirku.

    Kami tidak bicara banyak saat di meja makan. Akhirnya sore pun tiba, Omku sudah datang sejak jam 3:00 tadi. Aku lewatkan seharian dengan bermain playstation dengan Ana, sedangkan Reni dari tadi berada di dalam kamarnya. Tidak tahu sedang berbuat apa dia, betah-betahnya di dalam kamar terus. Tante sendiri ke rumah tetangga untuk membantu masak, kebetulan tetangga ada yang sedang punya hajat.

    Jam 8:00 malam, aku membaca-baca majalah di ruang tamu. Ana dan Reni di ruang TV sedang nonton HBO, tidak tahu apa film-nya. Tante sudah tidur di kamar belakang, lelah sehabis membantu tetangga. Si Om malam ini mendapat tugas jaga malam. Jam 9:00, Ana ke ruang tamu, dia bicara padaku kalau mau tidur duluan, Reni masih mau nonton TV menunggu opera sabun kegemarannya di HBO kata Ana. Ana suruh aku menemani Reni di ruang TV, soalnya si Reni anaknya sedikit penakut katanya. Jadi aku pindah ke ruang TV, kubawa majalah yang sedang kubaca. Aku rebahkan badanku di sofa panjang di depan TV. Reni sendiri duduk di kursi favoritnya, tanpa sekali pun menengok ke arahku. Aku teruskan baca artikel yang sempat terputus tadi, sambil sekali-sekali aku melihat ke arah televisi. Aku lihat ke arah jam tanganku, ternyata sudah jam 11:13.
    Aku berkata kepada Reni, “Ren.. kamu ngga ngantuk?”

    Dia tidak menjawab, kuulangi lagi dua kali baru dia menjawab, “Belum ngantuk kok Mas, lagian film-nya barusan mulai nih.”

    “Oke.. kalau gitu Mas pergi tidur dulu ya..?”

    “Ntar dulu dong Mas, tunggu film-nya abis… kan Reni takut nonton sendirian, film-nya agak horor nih!” pintanya.

    “Sofanya dibuka aja… jadiin tempat tidur, Mas tidur di situ aja.” katanya lagi.

    “Emang bisa Ren..? Oke deh Mas coba.”

    Aku coba deh usul Reni, dan aku akhirnya tidur di sofa yang sudah diubah menjadi tempat tidur itu. Tidak tahu berapa lama aku tertidur di situ, tiba-tiba aku terbangun merasakan tanganku ada yang memegang. Aku buka mataku sedikit-sedikit, terlihat olehku Reni memegang tanganku, digosok-gosokkannya tanganku ke selangkangannya. Terasa olehku bulu-bulu halus di ujung jariku. Kulirik mukanya, dia mendesah amat pelan. Wajahnya menghadap ke arah televisi, aku jadi curiga, jangan-jangan?

    Aku lalu mencoba melihat ke layar televisi, ternyata di sana terlihat film-nya sudah bukan HBO lagi. Kesimpulanku, si Reni ternyata suka nonton sampai malam berarti hanya untuk menyetel VCD porno. Wow! berarti kakaknya kalah dong sama adiknya. Perlu diketahui, jarak umur antara Ana dengan Reni hanya 1 tahun lebih sedikit, apalagi Reni anaknya agak bongsor, tingginya sepundakku, tidak begitu gemuk tetapi cukup berisi. Singkat kata, aku beruntung kali ini, karena mendapat daun muda nih. Perlahan, tanganku yang masih bebas berusaha melorotkan celana dalamku ke bawah. Sementara Reni masih asyik dengan kegiatannya yang semakin lama semakin menjadi, dia seperti terobsesi dengan film dari VCD tersebut. Lenguhannya kadang-kadang terdengar keras.
    Lalu perlahan-lahan tanganku yang dia pegang kutarik ke arah kemaluanku. Setelah dekat, tanganku yang satunya dengan cepat kurangkulkan ke pinggangnya dan menariknya ke atas tubuhku. Dia kaget sekali, hampir dia berontak, tetapi selanjutnya dia justru memegang batang kejantananku dan mulai mengocok-ngocok dengan lembut. Aku pun lalu mengimbanginya, kuubah posisiku agar lebih enak dengan bersandar ke belakang, ke sandaran sofa. Dia menoleh ke arahku, terlihat wajahnya yang khas ABG, mengingatkanku kepada cewek-cewek yang suka nongkrong di mall-mall. Posisi tubuh kami akhirnya saling berhadapan, dia menggesekkan tubuhnya naik turun. Payudaranya ditempelkan ke dadaku. Nafasnya terdengar keras, khas orang yang sedang terangsang berat, “Sshhhsshhsshhss…” seperti itu deh kalau tidak salah.

    T-shirtnya yang gombrong mulai basah terkena keringatnya, memang malam itu udara terasa sangat panas, aku sendiri juga merasa kepanasan. Aku peluk dia, tanganku kutelusupkan ke dalam t-shirtnya dari belakang, sedangkan bibirku tidak tinggal diam begitu saja, kucium belakang kupingnya dengan pelan, kuhembuskan nafas secara perlahan ke daun telinganya. Terasa olehku Reni semakin menggila, terasa dari gerakan tubuhnya yang turun naik dengan cepat, digesekkannya dadanya ke dadaku, juga selangkangannya dia gesek-gesekkan ke kemaluanku dengan bernafsu. Tanganku yang berada di punggungnya, akhirnya kugeser ke pantatnya, dari atas punggung kugerakkan ke bawah, masuk ke celananya sebelum sampai ke pantat. Kuputar ke samping dengan agak cepat, lalu kuteruskan ke pinggang mencari celana dalamnya, kuraba dari luar celana dalamnya, pantatnya yang empuk kuremas dengan gemas. Aku menyesuaikan dengan irama gerakannya yang maju mundur. Kontan dia makin menggila, tangannya naik ke atas, rambutnya menyuguhkan gerakan yang erotis sekali. Dia berusaha menanggalkan t-shirtnya.

    Setelah t-shirtnya lepas, dia pegang kepalaku, menariknya ke arahnya dan melumat bibirku dengan sangat bernafsu. Reni tidak memakai BH, payudaranya yang berukuran lumayan besar terlihat mengkilat karena basah oleh keringat. Aku menjilat-jilat payudaranya, kukulum putingnya yang kecil dan tidak begitu menonjol.

    Dia berteriak pelan, “Mas..!”

    Aku lalu berpindah ke bibirnya yang mungil, kulumat dengan bernafsu bibirnya itu. Dia mendesah keenakan, akhirnya dia tidak tahan lagi.

    “Ayo Mas, kayak yang di VCD itu lho Mas…” pintanya.

    Kujawab, “Yang gimana Ren..?”

    “Cepetan dong Mas… Reni udah ngga tahan nih..”

    “Emang Reni udah pernah..?”

    “Belum Mas… makanya Reni pengen coba, cepetan dong Mas…”

    Kami lalu berdiri berhadapan, aku melepas pakaian yang melekat di tubuhku, dia begitu juga melepas semua pakaian di tubuhnya. Dengan bernafsu dia pegang batang kemaluanku untuk dikocok-kocok, sensasinya, wuah! Tidak tergambarkan. Dipegang oleh anak baru umur 18 tahun! Lalu sebentar kemudian, dia melepas batang kemaluanku dan membalikkan tubuhnya, berpegangan pada lemari buku. Posisinya sekarang agak menungging membelakangiku, pantatnya yang belum begitu besar terlihat kenyal. Dari belakang, aku melihat kemaluannya sudah merekah, ada daging yang keluar dari kemaluannya, entah apa itu namanya. Mungkin itu kli yang dinamakan clitoris. Tetapi pemandangan itu menjadikan batang kejantananku menjadi berdenyut-denyut ingin merasakannya.
    Kudekati dia, kugesek-gesekkan kepala senjataku ke daging yang menyembul keluar itu. Tangan Reni dengan tergesa-gesa menarik batang kejantananku untuk segera dimasukkan ke dalam liang kemaluannya. Terasa agak sulit untuk memasukinya, kutusukkan dengan keras karena aku sudah sangat bernafsu. Aku melihat ke arah wajahnya. Pandangannya ternyata ke arah layar televisi, sambil sesekali bibirnya mengeluarkan desahan-desahan merangsang.

    “Gila!” pikirku, “Dia ternyata maniak sama VCD porno.”

    Aku tingkatkan kecepatanku dalam menggoyang. Lama-lama aku merasa pinggangku capek, dan aku coba mengarahkan dia untuk mengganti posisi classic, aku tiduran dan dia yang di atasku. Dia menurut. Sambil memegang pantatnya, aku tiduran dan menikmati goyangannya. Badannya terlihat mungil bila dibandingkan dengan tubuhku, suara desahannya terdengar melengking lirih di telingaku.

    Pada puncak kenikmatannya, dia melengkungkan tubuhnya ke belakang, tangannya menahan berat badan tubuhnya dengan gemetar. Rasa hangat yang terasa oleh batang kejantananku menjadi bertambah seiring dengan tercapainya puncak kenikmatannya. Sedangkan aku sendiri belum merasakan puncak. Reni merangkulku dengan lemas. Setelah itu, dia berbisik ke kupingku.

    “Makasih ya Mas, Mas telah memberi Reni melebihi dari mbak Ana…”

    “Jreng! Terkuaklah kebenaran peristiwa siang tadi, ternyata memang benar. Reni telah melihatku bermesraan dengan kakaknya.” daliam hatiku.

    “Loh, jadi tadi Reni ngelihat Mas padi gituan sama mbak Ana to?”

    “Heeh Mas… Reni kepingin, lagian Reni sering ngeliat di VCD. Kayaknya enak banget deh Mas… dan ternyata memang bener.”

    “Oke deh, tapi Mas Padi belom sampai puncak nih.. gimana dong? Kan kasihan Reni udah capek.”

    “Begini aja Mas… dari tadi siang emang Reni udah merencanakan ini, gini rencana Reni, tadi waktu Reni ngeliat Mas sama Mbak Ana gituan, sebenarnya Reni mo ngambil Dompet Mama yang ketinggalan. Trus Reni punya rencana, Reni beli CTM (obat tidur) buat dikasih ke minuman Mama ama Mbak Ana, nah.. tadi Mbak Ana sama Mama udah minum obatnya (dicampur sama teh) masing-masing 3 butir.. hehehe.”

    “Terus gimana dong?” sahutku.

    “Sekarang Mbak Ana kan pasti pules banget tidurnya, diapa-apain pasti ngga bangun deh. Kan tempat tidur sebelahnya lagi kosong…”

    “Heh!” aku spontan tahu apa yang dimaksudkannya, “Sip deh! Oke Ren! Sekarang kita pindah aja ke kamarmu…”

    “Ayo..!”

    Kemudian kami berdua berdiri dan menuju ke arah kamar Ana. Memang benar Ana tertidur lelap. Hanya iseng saja, aku membuka dasternya dan menyentuh kewanitaannya Ana dan memasukkan jari telunjuk dan tengah. Ternyata memang tidak bangun! Hanya saja dia mengeluarkan sedikit lenguhan-lenguhan nikmat yang dia rasakan. Kemudian aku mulai memainkan vaginanya sampai basah. Tetap saja Ana tidak bangun sama sekali.

    “Mas, udah dong. Kok malah Mbak Ana yang dimaenin. Giliran Reni dooong…” keluh Reni karena sudah terbalut nafsu yang tinggi.

    Padahal tadi sudah puas. Lagipula aku juga sudah bernafsu karena tadi dalam permainan pertama belum selesai.

    Kemudian aku melepaskan jilatan pada vagina Ana dan berpaling ke Reni ysng sudah mulai memuncak nafsunya. Kemudian aku mulai naik ke atas ranjang dan menidurkan Reni. Secara intense, kami pun mulai pagutan. Tetapi ketika kami berciuman, beda sekali dengan yang pertama. Seperti disirap, kucium pipinya, mulutnya, berhenti lama di situ. Mulut kami berpagut seperti memecah ribuan rindu. Lidah kami bermain di sana. Tidak lama kemudian, kuturunkan lidahku ke arah lehernya, dia menggelinjang, matanya terpejam, tangannya bergidik seperti menahan gelombang perasaannya sendiri. Ketika putingnya kuraba, dia mulai melenguh. Dengan gerakan halus, aku mulai meremas-remas sehingga Reni merasa keenakan. Sementara bibirku sudah beralih, tidak lagi di bibirnya tetapi sudah menjilati telinga, dan lehernya.

    Karena buah dadanya sudah terbuka, mulutku pun bergeser ke puting susunya yang sudah menegang. Ketika kumainkan dengan lidahku, lenguhannya semakin panjang. Tangan kananku pindah ke arah vaginanya dan mulai meremasnya. Sambil memainkan klitorisnya, aku terus menjilati kedua payudaranya. Ketika aku merasakan kemaluannya sudah sangat basah, aku mulai bernafsu untuk melakukan foreplay yang lebih lama. Tidak lama kemudian, mulutku menjilat ke arah perut, pinggang dan sasaran terakhir adalah klitorisnya yang merah. Karena tidak tahan, Reni berontak dan ingin merubah posisi.
    “Ren, duduk di depan mukaku…” pintaku sambil menolongnya berpindah posisi.

    Dia pun kemudian duduk dan menempatkan liang kenikmatannya tepat di wajahku. Lidah dan mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya. Responnya mengejutnya.

    “Aughhh…” setengah berteriak dan kedua tangannya meremas buah dadanya. Kuhisap dan kujilati terus, semakin basah liang kenikmatannya.

    Tiba-tiba Reni berteriak, keras sekali, “Aahhh… ahhh,” matanya terpejam dan pinggulnya bergerak-gerak di wajahku.

    “Aku.. keluar,” sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti tersentak-sentak.

    Mungkin inilah orgasme wanita yang paling jelas kulihat. Dan tiba-tiba, keluar cairan membanjir dari liang kenikmatannya. Ini bisa kurasakan dengan jelas, karena mulutku masih menciumi dan menjilatinya.

    “Aduh… Mass.. enak banget. Lemes deh.” katanya. Dia terkulai menindihku.

    “Enak?”, tanyaku.

    “Enak banget, kamu pinter yah. Ngga pernah lho aku klimaks kayak tadi.”

    “Akh, yang bener..? Kamu kan tadi udah ngerasain.” kataku mengingatkan pada permainan pertama kami.”

    “Tapi, uuhh… lebih enak yang ini..”

    Ternyata Reni masih menikmati sisa-sisa klimaksnya. Tetapi karena belum puas, langsung saja kujilat kembali liang kemaluannya. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil.

    “Mass… nakal ahhh… kok… akkhh… dimaenin lagi… ouuchh… siiich… uwuuhh ooo… sstt akhs… akhs… akhs… ooohhh aahh… sstth,” sambil tubuhnya agak bergerak tidak karuan, mungkin jilatanku tidak seberapa tetapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku.

    Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Walaupun tadi sih berani. Tetapi takut si Ana bangun. Kemudian aku memberanikan untuk bicara.

    “Ren, aku masukin lagi yaaa… Tadi kan belum puass…”

    Reni tidak menjawab. Dia hanya merintih keenakan. Karena malas bermain sambil berdiri, aku mendorong Reni hingga tertindih oleh badanku. Reni mengerang keras karena vagina tertindih oleh adikku yang sudah menegang tinggi. Kemudian mulai lagi kugerakkan tanganku mencakar halus pinggangnya sampai ke payudaranya. Reni meremas kedua tanganku, menahan geli yang ditimbulkannya.
    “Ssshh… ssshhh!” Reni mendesis berkali-kali menahan kenikmatan itu.

    Kembali aku memainkan klitorisnya dengan tanganku, sementara kujilati kedua pahanya.

    “Aaahhh… ssshhh,” Reni mengerang lirih.

    Aku menikmati aroma kewanitaannya yang semerbak bersamaan keluarnya cairan dari liang kemaluannya. Kubenamkan wajahku ke liang kemaluannya sambil menjilati bibir kemaluannya. Klitorisnya yang berwarna merah jambu kukulum sambil kumainkan dengan lidahku. Tubuh Reni menggelinjang bergetar. “Uuuhffsss… aaahhh!” Reni menjerit menahan kenikmatan sambil tangannya menggenggam tepi ranjang.

    Kurasakan cairan kemaluannya deras mengalir dan kuhisap dengan penuh kepuasan.

    “Masss… masukin sekarang.. aku ngga tahan nih..” Reni lirih memohonku untuk segera memasuki tubuhnya.

    Aku segera menempatkan tubuhku di atas tubuhnya yang ramping, seksi serta kencang itu. Berdesir darahku melihat Reni terbaring polos telanjang. Ini bukan kesekian kalinya aku mengaguminya. Badan Reni kurus tetapi kencang dan atletis seperti pelari sprinter tetapi untungnya tidak sampai berotot.

    “Maass… cepat doong… aakkhh.. ngga tahan nih…”

    “Ok, tenang aja..”

    Sejenak sempat kudengar Reni mendesis saat meraih kemaluanku.

    “Uuu… besar dan kuat..” ujarnya setengah berbisik seperti berbicara pada dirinya sendiri.

    Begitu ujung kepala batang kejantananku menempel di bibir kewanitaannya, kurasakan getaran listrik yang mulai menjalar di seluruh tubuhku. Lalu perlahan kudorongkan ke dalam liang kemaluannya.

    “Uuhhss… yess, Masss… uuuffssh,” Reni mengerang sambil mendongakkan kepalanya.

    Dengan satu dorongan berikutnya, batang kemaluanku sudah masuk secara penuh ke dalam liang kenikmatan Reni yang hangat dan tebal. Reni mengalungkan kedua tangannya di leherku dan kedua kakinya melingkar di pinggangku.

    Aku mulai gerakan memompa liang kemaluannya.

    “Yess… ufff Maas…” Reni menjerit halus sambil memejamkan matanya.

    Gerakanku semakin lama semakin cepat dengan tekanan yang semakin kuat menerobos kedalaman liang kemaluan Reni yang merespon dengan berdenyut-denyut seperti memijit batang kemaluanku.

    Tiba-tiba Reni membuka matanya dan berbisik lirih, “Mas ganti posisi… aku mau nih keluar nih..”

    Kami segera ganti posisi, badan Reni membalik dalam posisi menungging (doggy style). Katanya dia biasa orgasme dalam posisi ini.

    Aku menuruti permintaan Reni yang jelas dalam posisi ini aku jadi bisa melihat postur Reni lebih lengkap. Biarpun Reni ramping, tetapi dia memiliki pantat yang padat dan berisi sehingga dengan pinggangnya yang ramping makin membuat pantatnya montok. Aku segera mengarahkan batang kemaluanku kembali, kali ini penetrasi dari belakang.

    “Srrrt…” makin lancar penetrasiku kali ini soalnya bagian luar liang kemaluan Reni makin basah.

    Reni menggenggam pegangan ranjang degan kedua tangannya. Aku menciumi lehernya dari belakang sambil kadang-kadang menggigit pundaknya. Ternyata Reni sangat aktif dalam posisi ini. Dia semakin aktif bergerak, selain mengikuti gerakan maju mundurku, pinggulnya pun bergoyang mengocok batang kemaluanku.

    “Reni… pinggul kamu hebat banget,” aku berbisik terengah-engah.

    Reni menjawabnya dengan erangan-erangan, dia menoleh kepadaku sambil menggigit bibir bawahnya. Terlihat peluh membasahi wajahnya yang makin memerah.

    Sesaat kemudian dia berbisik kepadaku, “Ouuchhh.. sayang… lebih cepat!” suaranya diikuti deru nafas yang memburu. Rupanya dia sudah semakin mendekati klimaks.

    Aku pun meresponnya dengan gerakan yang lebih cepat dan keras. Kutusukkan batang kemaluanku makin dalam ke liang kemaluannya seiring perasaan klimaks yang sudah di ambang.

    “Aaahhh Uuuh Sssh… teruuus Mas… ahhh…” Reni menjerit sambil bergerak makin liar sampai ranjangnya berderik-derik.

    Kuteruskan gerakanku dengan mengerahkan sekuat tenaga mengimbangi gerakan liar Reni.

    Ana masih tidur ketika Reni tiba-tiba menjerit, “Aaah… uuhhhfffssshhh… Masss…” kepalanya mendongak, tubuhnya bergetar hebat dan kurasakan semburan hangat dari liang kewanitaannya merembes sampai ke buah kemaluanku.

    Aku pun melepaskan jutaan spermaku menyemprot kencang memenuhi karet kondom yang kupakai.

    “Uuu… yess…” Reni mengakhiri gelombang kenikmatan dan mengerang sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya.

    “Ouuhhh.. Masss, kamu hebat sekali… aahh…”

    Mungkin bisa dibilang ini adalah permainan terbaikku dibandingkan dengan Ana. Kemudian kami pun sempat tertidur berpelukan di kamar Ana.

    Jam 5 pagi Reni balik ke kamarnya dan aku pun tidur di kamarku sendiri. Pukul 10:00, aku bangun dan mempersiapkan diri untuk kembali pulang ke kotaku. Aku diantar Om ke terminal bus, aku tidak sempat pamit dengan Ana dan Reni karena mereka belum bangun. Reni kelelahan karena habis bertempur denganku sepanjang malam, sedang Ana masih terpengaruh CTM. Tante sendiri belum bangun juga. Si Reni memang gila seks. Hari itu hari Kamis, jadwalku adalah harus berobat ke dokter spesialisku. Tetapi sial, di jalan perutku terasa sakit, sepertinya diare. Aku terpaksa turun di jalan dan mencari restoran terdekat untuk buang hajat. Sampai di rumahku pukul 8 malam dan itu berarti aku tidak jadi ke dokter. Tetapi aku tetap tersenyum simpul, kalau mengingat baru saja aku mendapatkan dua perawan ting-ting.

  • Sex dengan Pembantu muda yang seksi

    Sex dengan Pembantu muda yang seksi


    1526 views

    Duniabola99.org – Cerita ini bermula ketika aku sedang mencari pembantu muda untuk rumahku, yang aku cari yaitu pembantu yang seksi, payudara besar dan semok. mari kita lanjutkan ceritanya.

    kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pria yg bernama Aldi. Karena saat itu Aldi dimutasi Oleh perusahanya di kota Tasik, Aldi-pun dgn terpaksa berpisah dgn Pacarnya. Sesampanya disana Aldi mendapat Rumah dinas dan Aldi mencari pembantu. Singkat cerita Aldi-pun jatuh Cinta dgn Nalsa ( pembantunya) dan terjadilah skandal sexs yg hebat dirumah dinas Aldi. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    perkenalkan nama saya Aldi, saya adalah Pria berumur 26 tahun, berkulit putih, berwajah sedang dan mempunyai tinggi dan bentuk tubuh standar. Saya akan sedikit berbagi cerita sexs saya untuk para pembaca nih.hhe. simak baik-baik yah kawan. Awal mula cerita ini ketika saat itu saya di mutasi oleh perusahaan di daerah Tasik malaya. Saya dimutasi karena saat itu kinerja di tempat kerja saya sebelumnya kurang baik.

    Sebenarnya saat itu saya sempat putus asa karena hal itu, ditambah lagi saya harus berpisah dgn pacar yg paling saya cintai. Tapi mau bagaimana lagi itu sudah menjad resikoku. Karena terdesak dgn kebutuhan pada akhirnya saya-pun menerima juga keputusan untuk dimutasi. Sesampainya di Tasik saya ternyata mendapat fasilitas dari perusahaan, yaitu sebuah rumah dinas.

    Saya diberikan wewenang untuk memilih rumah dinas saya sesuai selra saya. Pada akhirnya saya mendapatkan rumah kontrakan di daerah pinggiran kota,lumayanlah tipe 36. dgn fasilitas 2 kamar plus perabotan sudah ada di sana hal itu sudah cukup mebuatku senangdan nyaman. Singkat cerita setelah 1 bulan berlalu saya kuwalahan mengurusi rumah itu.

    Maklum sajalah saya-kan laki-laki lagian saya juga bekerja berangkat pagi, dan pulang pada malam hari. Sampai pada akhirnya saat itu pada hari minggu saya pulang ke Bogor untuk bertemu pacar saya, jadinya saat itu rumah dinas saya sangat acak-acakan bahkan kotor sekali.hha. Saat itu saya ngerasa tidak nyaman, pada akhirnya saya memutuskan untuk mencari pembantu untuk mengurus rumah.

    Saat itu saya menyempatkan untuk mendatangi salah satu yayasan penyalur asisten rmah tangga di kota Bogor. Sesampainya disana saya memilih 1 orang yg saya pikir bisa bekerja, dan orangnya biasa saja. Akhrinya saya memilih gadis yg masih muda, kira-kira berumur 20 tahun, yg asalnya dari daerah sukabumi. Satu hal kenapa saya memilih dia, karena saat itu dia kelihatan sangat cekatan dan licah ketika praktek.

    Sebenarnya sih saya tidak pernah berfikir ngeres atau macam-macam, kalau saya memang berniat macam-macam, saya pasti sudah memilih yg genit dan cantik. Karena pada saat itu ada beberapa pembantu yg genit dan lumayan cantik. Pada akhirnya saya meminta Nalsa (nama samaran) untuk menjadi pemabtu saya dan segera diantar ke rumah pada hari sabtu.

    Karena saat itu saya pikir hari minggu saya akan pergi dan saya minta Nalsa untuk bersihin rumah. Hari sabtu malam orang yayasan datang mengantar Nalsa, dan saya lunasi biaya administrasi, lalu jadilah Nalsa bekerja di rumah saya. Hari minggu saya tinggal dia di rumah, untuk bersih-bersih dan cuci baju saya yg sudah menggunung. Hari senin pagi saya datang ke rumah,saya seneng banget rumah sudah bersih,rumput-rumput di bersihin depan rumah.

    Baju saya-pun sudah pada wangi disetrika sama dia. Karena saya puas,saya kasih dia uang jajan 50 ribu, dia seneng banget, saya bilang itu diluar gaji dan uang makan. Saya kasih dia uang makan karena saya ga pernah makan di rumah,jadi di rumah gak pernah masak. Hari-hari berlalu, saya memang tidak pernah memandang status orang dari pekerjA’aknnya.

    Walaupun Nalsa adalah pembantu, tapi dia sering cerita tentang pribadi, tentang orang tua di kampung dan lain-lain. Dari situ saya tau bahwa orang tua Nalsa telah bercerai, dan Nalsa di paksa bekerja untuk menghidupi keluarga, saya juga tahu bahwa Nalsa di kampung punya kekasih, dan kekasihnya itu sering telepon tiap hari, Nalsa kadang mengeluh juga karena kekasihnya ini sering meminjam uang tetapi tidak di bayar.

    Saya sering nasihati dia supaya lebih hati-hati dalam kekasihan, lebih-lebih cowok kayak gitu. Dan dia-pun mengangguk. Kami tiap malam nonton Televisi bareng, terkadang becanda,bahkan ke mall bareng untuk belanja sabun dan sebagainya. Terkadangkalau saya lagi ada duit saya beliin dia baju karena saya tahu bajunya itu2 aja.

    Tidak terasa ssudah 3 bulan Nalsa kerja di rumah,dan kelihatan dia sangat betah,terlihat dari badan dia yg sekarang menjadi lebih gemuk di banding saat pertama datang. tetapi hal itulah yg mengganggu pikiran saya. Body nya justru membuat saya bergairah, buah dadanya yg dulu kelihatan kecil sekarang ssudah malah kelihatan motok dan padat.

    Ditambah lagi pantatnya yg dulu biasa aja sekarang menjadi menarik…haduh…saya pikir bahaya ni. Namun saya buang jauh-jauh perasaanku itu. Secara diam-diam saya suka ngintip dia kalau habis mandi. Terkadang saya juga curi-curi pandangan ke arah pahanya kalau dia lagi memakai baju daster dan duduk sembarangan. Pada suatu hari saya mendapat tugas dari kantor untuk mengurus proyek di kalimantan.

    Ketika itu saya-pun harus pergi selama kruang lebih 2 minggu. Saya pergi dan sebelumnya saya sudah berpamitan pada Nalsa dan berpesan supaya dia hati-hati menjaga rumah selama saya pergi. Di kalimantan saya selalu sms dia untuk menanyakan kabar,dan saya mulai memberanikan untuk sms yg bernada memancing seperti,

    “ Kamu sudah mandi belum Nalsa manis? ”, ucapku disms.

    Saat itu dia-pun membalas dgn sms,

    “ Sudah A’ak Sayaang ”, balasnya .

    Dan saya sempat memancing-mancing dia dgn sms bahwa sebenarnya saya suka sama dia, tetapi takut di tolak karena Nalsa sudah punya cowok.Tidak di sangka Nalsa membalas dgn sms yg sangat mengagetkan,

    “ A’ak kenapa nggak bilang dari dulu, Nalsa juga suka banget ma A’ak, tetapi Nalsa takut, Nalsa-kan cuma pembantu ”, ucap Nalsa.

    Sudah lama aku menuggu jawaban yg seperti ini, setelah mendapat sms seperti itu saya-pun langsung menelfon dia. Percakapan kami ditelefon-pun mengobrol panjang lebar tentang seringnya saya curi-curi pandang dan lain-lain. Singkat cerita sampai akhirnya saya-pun pulang ke Bogor, saat itu saya langsung menuju rumah.

    Nalsa menyambut dgn senyuman malu, saya-pun mencubit lengannya karena saya ssudah kangen sekali dgn Nalsa. Kemudian saya beranikan mengajak Nalsa mengobrol malam itu, kami-pun mengobrol. Namun pada saat kami mengobrol terlihat sekali Nalsa sangat kaku dan tidak seperti biasanya, lalu saya-pun bertanya,

    “ Kamu kenapa Nis kog kaku begitu sih kayaknya”, tanyaku.

    “ Nggak kenapa-napa kog A’ak akunya…hhe … ” jawab Nalsa.

    Kemudian saya-pun duduk mendekati Nalsa, saat itu Lisa terlihat sangat gelisah. Kemudian saya memberanikan diri dgn mendekatkan bibir saya ke bibir Nalsa. Saat itu dia sempat sedikit menghindar, tetapi dgn sedikit memaksa pada akhirnya kami-pun berciuman juga. Mulailah saya memainkan lidahku pada bibir Nalsa. Saat itu kami bergumul dgn mesra dan hangatnya.

    dgn ditemani hujan bibir kami saling memainkan lidah kami dgn liarnya. Pda malam itu kamipun hanya sekedar Kissing dan berpelukan saja. Saya tipe laki-laki yg tidak ingin terburu-buru untuk melakukan sesuatu dalam segala hal termasuk dalam masalah Sexs. Sebenarnya saya juga bila saya langsung ML pada malam itu, takut jika Nalsa akan meminta pertanggunganku kalau sampai dia kenapa-napa.

    Pada keesokan harinya, tepatnya sepulang kerja, sesampainya dirumah saya langsung mandi. Seusai mandi saya mengobrol dgn Nalsa, Kini Nalsa-pun ssudah mulai relaxs seperti dulu lagi. Saat itu Nalsa yg sedang menonton Televisi,saya di sebelahnya,yg berbeda adalah sekarang Nalsa sudah berani duduk berdekatan dan mulai menempel kepada saya.

    Ketika itu saya mulai membuka pembicaran tentang hubungan Nalsa dgn kekasihnya yg berada di kampung. Saya bertanya sejauh apa hubungan yg mereka lakukan ketika berpacaran. Nalsa-pun mulai bercerita bahwa mereka memang sering berciuman, dan Nalsa juga pernah memegang Penis kekasihnya, begitu pula sebaliknya. dgn berpura-pura cemburu aku-pun pura-pura pergi ke kamar.

    Nalsa mengejar saya ke kamar..dia minta maaf dan berkata bahwa dia masih Virgin. Sendiri. Saya-pun berkata pada Nalsa tidak percaya karena saya belum percaya kalau belum membuktikannya padaku. Saat itu kami-pun sedikit beradu argument dan saya minta pembuktian kalau Nalsa memang masih benar-benar Virgin.Tidak kusang saat itu Nalsa langsung membuka daster yg di pakainya, dan,

    “ Kalau A’ak nggk percaya, Nalsa bakal buktikan kalau Nalsa memang masih Virgin, nih lihat dan coba aja sendiri Aa’k ” . ucap Nalsa sembari menunjukan kewanitaan-nya kearahku yg masih terbalut oleh celana dalamnya.

    “ Ja… ja… jangan Nis, aku belum berani untuk bertanggung jawab kalau sampai terjadi sesuatu pada kamu ”, ucapku agak sedikit takut.

    “ Udah Aa’k nggak usah mikirin tanggung jawab, yg penting Nalsa akan buktikan kalau memang Nalsa masih Virgin ”, ucapnya dgn eaut muka yg serius.

    Lalu Nalsa-pun mendekati saya hanya dan sekrang dia hanya mengenakan BH dan Celana dalam saja. Gila nih cewek, uca saya dalam hati. Saat itu, seketika kejantanan saya-pun langsung menegang maksimal, laki-laki mana sih yg tahan ketika secara langsung melihat apa yg selama ini diinginkan. Damn… saat itu saya sejenak terdiam karena bingung dgn apa yahg harus saya lakukan.

    Ditengah kebingungan saya, saat itu bibir Nalsa dgn cepatnya sudah melumat bibir saya begitu saja. Kami-pun mulai berciuman di pinggir tempat tidurku, tangan saya secara spontan mulai bergerilya menuju buah dada Nalsa. Setelah posisi tanganku tepat di buah dada Nalsa, lalu saya mulai membelai buah dada Nalsa. Lalu aku membuka BH yg membungkusnya.

    Kemudian saya rebahkan Nalsa di ranjang, saat itu Nalsa tersenyum. Tanpa banyak kata saya-pun mulai melumat puting susu Nalsa, dana tangan saya mulai menjamah paha Nalsa yg mulus itu,

    “ Oughhhh…. A’k… Ssss… Aghhhhh… ”, desah lirih Nalsa.

    Lalu tangan saya mulai beranjak menuju selangkangan Nalsa. Ketika itu saya bermain di pinggiran kewanitaan Nalsa yg masih terbungkus celana. Saat itu psosi saya masih terus menjilati puting susu Nalsa yg sudah mulai mengeras itu. Tangan saya yg tadi bermain dipinggiran kewanitaan Nalsa, kini saya mencoba membuka celana dalam Nalsa

    “ Oughhhh… A’k … Eummm… ”, desah lirihnya lagi.

    Lalu dgn cepat, saya membuka celana kolor , kaos dan tak lupa saya juga membuka celana dalam yg saya pakai saat itu. Lalu saya kembali melumat bibir Nalsa, kini tangan saya mulai memainkan Kewanitaan Nalsa,

    “ Eughhhhh… A’k… terus… A’k… ughhhh… ”, ucap Nalsa mulai menikmati.
    Kewanitaan Nalsa yg ditumbuhi dgn bulu yg tidak terlalu lebat, saya sibakan dgn jari-jari saya. Mulailah aku memainkan danmengelus clitoris Nalsa,

    “ Ughhh… Aghhhh… Enak A’k… Oughhhh…. ”, udapnya.

    Jari-jari saya mulai bermain pada liang senggama Nalsa, disusul dgn mulut saya yg masih menghisap dan menjilati buah dada Nalsa.Merasakan permainanku itu tangan Nalsa-pun mulai memegang dan mengelus-elus kejantanan saya yg sudah menegang dan sedikit mengeluarkan lendir-lendir kejantanan saya.

    “ Ihhh… punya A’ak besar yah, ”, ucap Nalsa.

    Tanpa menjawab saya-pun hanya tersenyum sambil kembali melumat bibir Nalsa dan memainkan jari-jariku pada kewanitaan-nya. Lalu bibir saya mulai berpindah ke buah dada, kemudian turun menjilati perutnya dan pada akhirnya sampailah pada kewanitaan Nalsa ygs udah becek. Lalu saya membuka paha Nalsa dgn perlahan dan kini posisi saya-pun mulai merunduk.

    Lalu saya mulai menyibak kedua belahan kewanitaan Nalsa dgn tagan saya, lalu lidah saya mulai bermain di bibir kewanitaan Nalsa. So wow Mannn, mantap vagina perawan Nalsa itu,

    “ Aoww… Ughhh… Sss… Aghhhh ”, desah Nalsa.

    Nalsa mendesah ketika bibir kewanitaannya saya jilati, lidah saya mulai menusuk-nusuk liang kewanitaannya dan sesekali lidah saya bermain di clitoris Nalsa.

    “ Oughhhhh… A’ak….”, desah Nalsa semakin keras.

    Kira-kira pada saat itu saya menjilati kewanitaannya Nalsa selama 10 menit. Setelah puas, saya-pun kembali melumat buah dada Nalsa. Saat itu Putingnya saya jilati melingkar dgn jari saya saat itu bermain kembali pada liang kewanitaan Nalsa yg becek oleh ledir senggama-nya. saat itu Nalsa terus mendesah

    “ Aghhh… Oughhh… A’k, nikmat sekali A’k… Oughhh… Yeah… Aghhh… ughhh… ” Nalsa memanggil nama saya dalam desahannya.

    Tanpa menunggu-nunggu lagi,saya-pun siapkan Torpedoku yg sudah konak maksimal, lalu saya arahkan torpedoku ke kewanitaan Nalsa yg sudah basah itu.Saat itu saya lebarkan pahanya dan saya arahkan tepat pada liang senggama Nalsa dan saya tekan dgn perlahan,

    ” A’a… ouwh… sakit A’k… aduhh… ”, ucap Nalsa kesakitan.

    Nalsa sedikit meringis ketika torpedo saya mulai masuk ke kewanitaannya,
    Saya tekan sedikit demi sedikit Torpedo saya semakin dalam,

    “ A’ak… sakit… ughhhhhhh…. ”, Nalsa mendesah sembari menutup matanya.

    Saat itu saya keluar masukan secara konstan, sedikit demi sedikit saya tekan agar bisa menemmbus selaput dara Nalsa,

    “ Ouwgh… A’k… Sss… Aghhh…” desah Nalsa semakin keras.

    Saya-pun terus berusaha mengenjot kewanitaannya dan

    “ Blessssssssss ”

    Masuklah semua batang kejantanan saya,

    “ Aowwwwww…. Aduhhhhhh… Sakit A’k… Hu… uu… uuu… ”, rintih Nalsa kesakitan.

    “ Sakit ya Sayaang ? tahan ya Sayaang nanti kalau udah biasa juga enak kok… Sss… aghhh… ”, ucapku menenangkan Nalsa.

    Setelah itu tiba-tiba keluarlah darah dari liang Vaginanya yg menandakan selaput dara-nya telah tertembus oleh kejantananku. Melihat itu saya mulai mengenjot lagi lebih cepat, darah semakin banyak, saya genjot terus liang senggama Nalsa

    “ A’ak… sakiiiiiit….ouwhhh… Pelan-pelan A’k…”, pinta Nalsa mendesah sambil memejamkan matanya.

    Sembari terus menggenjot liang senggama Nalsa aku mencoba menenangkan Nalsa lagi, “ Tahan dulu ya Sayaang, bentar lagi sakitnya juga hilang ”, ucapku menenangkan Nalsa lagi sembari terus menghujani Nalsa dgn genjotan kejantananku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Torpedo saya secara terus menerus keluar nasuk di kewanitaan Nalsa, sampai-sampai darah Virginnya Nalsa tidak keluar lagi. Saya goygkan kejantanan saya dalam kewanitaannya, kini saya mulai meghujam lebih dalam dan cepat

    “ Ughhh… Auw… Sssss… Aghhh… Yaa… Terus A’k, nikmat A’k… Agh… agh… agh… ”, desah Nalsa mulai melupakan sakitnya tadi.

    Kini kewanitaannya semakin licin karena terbanjiri oleh lendir kawin Nalsa. Hal itu menandakan Nalsa sudah mendapatkan Orgasme-nya dan saya-pun memepercepat genjotan saya

    “ Sungguh nikmat sekali Vagina kamu Sayaang … oughhh… ”, ucapku.

    “ Iya A’k, Ughhh… A’ak juga hebat sekali… Sss.. Aghhh…”, ucap Nalsa di ikuti dgn desahannya.

    Saat itu Nalsa mencengkeram pundak saya, dan tangannya mencakar pantat saya. Tempo permainan sexs-kupun kini tambah kupercepat, setelah kira-kira 15 menit aku terus menggenjot Vagina Nalsa, tiba-tiba kejantananku merasa berdenyut, dan badanku mulai mengejang,

    “ Eughhh… Crottt… Crottt… Crottt… Crottt… Crottt…”,

    akhirnya saya-pun orgasme juga, kejantananku menyemburkan lahar panasnya sampai 5 kali semprotan didalam liang senggama Nalsa. Sperma yg begitu banyaknya membanjiri Vagina Nalsa yg sudah tidak perawa lagi karenaku. Lalu setelah itu Nalsa

    “ Sekarang A’ak udah percaya-kan kalau Nalsa masih Virgin ? ”, ucap Nalsa memastikan keperawananya tadi.

    “ Iya Nalsa Sayaang, aku percaya sekali sama kamu mulai saat ini… Makasih ya Sayaang udah kasih aku kenikmatan yg luar biasa ini ”, ucapku girang.

    Lalu kamipun tersenyum dan kami-pun saling berpelukan erat. Saat itu permainan sexs kami tidak berhenti begitu disitu saja. Saat itu saya meminta Nalsa supaya kencing dulu dan membersihkan kewanitaannya, saya pengen bermain sexs 4 ronde malam ini .hhe. Malam itu kami-pun bermain hingga 4 ronde, dan setelahb selesai 4 ronde kami-pun tekapar lemah tak perdaya dan sampai akhirnya kami tertidur lelap.

    Singkat cerita keesokan harinya saya mengajak Nalsa ke bidan yg jauh dari rumah saya untuk meminta agar Nalsa suntik KB. Nalsa-pun mau dgn KB suntik itu, dan kami-pun hingga sat ini masih berhubungan. Satu hal yg membuat saya tidak bisa lepas dari Nalsa adalah aroma kewanitaan Nalsa sangat wangi tanpa bau anyir dan tak sedap sedikitpun.

    Ditambah lagi Nalsa juga pandai dalam hal mengkulum kejantananku, padahal dia tergolong baru mengenal sexs yg seperti ini dgn saya, mungki tu semua adalah bawaan dari orok.hhe. Nalsa sangat berbeda sekali dgn pacar saya, Vagina pacar saya tidak wangi seperti punya Nalsa dan tidak pandai dalam bermain sexs, temasuk dalam mengkulum atau menepong kejantananku.

    Saya menjadi jarang pulang ke Bogor, saya malah tiap minggu menghabiskan waktu bermain sex seharian bareng Nalsa, semua gaya sudah kami mainkan, bahkan anal sudah kami praktekan. Istimewanya Nalsa, dia tidak pernah meminta saya untuk menikahi dia. Karena dia-pun tak mungkin memutuskan hubungan dgn kekasihnya yg berada dikampung yg sudah di jodohkan oleh orang tuanya.

    Entah kapan kami terus begini, jujur sungguh nikmat sex bukan karena status, tetapi karena sebuah belahan daging yg berada disela paha para wanita. Hha. Pesan untuk yg suka maen sex ma pembantunya. Saran dari saya adalah,

    “ Pembantu juga manusia,yg butuh kasih Sayaang dan materi”, kata bijak versi saya,hhe.

    Oh iya, selain gaji bulanan, saya juga memberi gaji tambahan 1,5 juta/bulan untuk , ditambah lagi saya juga memberika uang jajan 50 ribu/hari utnuk Nalsa agar dia bisa merawat kewanitaan yg mantap itu, demi kepentingan kami bersama.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • HOT TENN SEX FOR MONEY

    HOT TENN SEX FOR MONEY


    2086 views

  • Majalah Dewasa Edisi Desi Anggraini

    Majalah Dewasa Edisi Desi Anggraini


    1644 views

    Duniabola99.org– model yang bernama lengkap Desi Anggraini, Lahir di Bandung 1988 dia adalah pribadi yang ceria, supel namun tomboy. Menjalani profesi sebagai seorang model majalah pria dewasa tidak lepas dari omongan miring tentang dirinya namun Desi tak mau ambil pusing.

    Berikut ini pose dari Desi Anggraini di majalah Sisila.

  • Cerita Dewasa Nyata Ketagihan Akan Seks

    Cerita Dewasa Nyata Ketagihan Akan Seks


    1835 views

    Cerita Seks Terbaru – Kisahku ini adalah kisah nyata, namun namanama dan tempatnya sengaja aku ganti untuk menjaga kerahasiaan saja. Aku adalah seorang wanita setengah baya yang kini berusia 35 tahun. Singkatan namaku SK, tapi temantemanku sering memanggilku Susi saja. Aku dilahirkan di Solo, kota yang katanya banyak mempunyai wanitawanita ayu. Temantemanku sendiri sering bilang aku ayu dan cukup seksi dengan ukuran bra 34D, lingkar pinggang 27, dan celana nomor 32.

    Kini tiba saatnya aku ingin menceritakan kisahku kepada pembaca sekalian, kisah yang terjadi beberapa saat lalu di Jakarta.

    Aku terbangun dari tidurku di atas sebuah ranjang ukuran king size. Tubuhku telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Di kedua payudaraku masih tersisa air mani pria yang lengket di kulitku. Di samping kiriku, kulihat

    Andre juga dalam keadaan bugil sedang tidur tertelungkup. Di kananku, Tommy yang juga bugil tidur dalam posisi miring dengan kaki agak tertekuk.

    Kudengar suara orang menggerakkan badannya agak jauh. Aku duduk di atas tempat tidurku, dan kulihat Dewi dengan tubuh mulusnya yang telanjang bulat sedang membalikkan badan, dan meneruskan tidurnya. Di sampingnya ada Donny yang tidur telanjang bulat dalam posisi terlentang, dan mm..ini pemandangan yang menggairahkanku, batang kemaluannya dalam posisi tegang mengacung ke atas.

    Aku turun dari tempat tidur, dan menuju ke arah Donny. Tanganku mulai nakal mengocokngocok batang kemaluannya. Donny mulai bereaksi, tanpa sadar pinggulnya ikut irama naikturun. Aku mempercepat kocokan tanganku di batang kemaluannya. Donny terbangun dan tersenyum melihatku.

    Wow, Sus, enak banget kocokan kamu, terus sayang.. oh.. oh, Donny berkata padaku sambil mulai terengahengah.

    Aku kemudian bangkit dan menaiki tubuh Donny. Kuarahkan batang kemaluannya yang telah besar dan menegang itu ke lubang kemaluanku. Kumasukkan pelanpelan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluanku, dan aku mulai bergerak naik turun di atas tubuh Donny. Nikmatnya memang luar biasa sekali, aku merasakan batang kemaluan Donny menusuknusuk rahimku. Donny kini mulai mengimbangiku. Dia pun asyik memainkan pinggulnya, sementara kedua tangannya memegang erat pinggangku. Lidahnya mulai bermain mengisap dan menjilati payudaraku.

    Don, tetekku kan masih ada bekas pejunya, aku memperingatkan.

    Ah, cuek, kata Donny sambil terus menjilati dan mengisap puting payudaraku.

    Lalu dengan kecepatan luar biasa, Donny membalik tubuh kami berdua tanpa melepaskan batang kemaluannya dari lubang kemaluanku. Kini Donny yang di

    atas, dia yang bergerak aktif memasukkeluarkan batang kemaluannya.

    Ah.., ah.., awww.., sstt.., ah.., mulutku mulai mendesis berulangkali karena rangsangan yang ditimbulkan Donny.

    Sedang asyiknya aku dan Donny bersenggama, Dewi yang tidur di sebelah kami terbangun. Dia melihat kami sedang asyik bersenggama, lalu ikut bergabung bersama kami. Dewi menyodorkan payudaranya yang luar biasa besar berukuran 38D ke mulut Donny. Lidah Donny segera menjilati payudara Dewi dan kemudian mulutnya asyik mengisap puting payudara Dewi berulangkali. Melihat itu, tanganku mulai nakal. Kususupkan jari telunjuk dan tengah tangan kananku ke lubang kemaluan Dewi. Aku asyik memainkan jarijariku ke luar masuk lubang kemaluan Dewi. Dewi membiarkan saja, malah dia semakin lebar mengangkangkan kedua pahanya, sehingga jarijariku bisa leluasa keluar masuk lubang kemaluannya.

    Aku sendiri sudah dua kali mencapai orgasme karena tak kuasa menahan nikmat yang ditimbulkan kocokan batang kemaluan Donny di lubang kemaluanku. Namun Donny tampaknya belum lelah, dia masih asyik menyetubuhiku sambil mulutnya mengisap payudara Dewi. Andre yang terbangun melihat kami bertiga di lantai ikut bergabung. Andre meminta Dewi mengisap batang kemaluannya, dan Dewi tak menolaknya. Di sebelahku, Dewi mengisap batang kemaluan Andre dengan penuh gairah. Tibatiba kulihat Tommy juga terbangun. Dia pun bergabung bersama kami. Tommy segera menyodorkan batang kemaluannya ke depan mulutku, dan aku segera membuka mulutku dan mengisap batang kemaluan lelaki yang tadi telah beberapa kali menyetubuhiku.

    Kini, kami kembali berpesta orgy sex. Sebelumnya, kami sudah melakukan itu, dan karena lelah, kami semua tertidur. Setelah terbangun, rupanya kami termasuk aku masih belum puas, dan sekali lagi melanjutkan pesta orgy sex kami. Nikmatnya memang berbeda dibandingkan hanya bersenggama antara satu pria dan satu wanita saja. Kalau orgy sex rasanya lebih nikmat, karena aku yang wanita bisa merasakan berbagai batang kemaluan pria dan juga berbagai macam gaya dan posisi seks.

    Donny tibatiba mempercepat goyangannya, rupanya dia sudah hampir sampai klimaksnya, dan tak berapa lama kemudian, Donny menyemprotkan air mani dari batang kemaluannya di dalam lubang kemaluanku. Tommy mencabut batang kemaluannya dari mulutku, dia mengambil tissue, membersihkan lubang kemaluanku sekedarnya saja, dan segera memasukkan batang kemaluannya yang sudah tegang membesar ke dalam lubang kemaluanku.

    Kini, Tommy yang menggoyanggoyangkan pinggulnya dan menyetubuhiku. Aku lagilagi mencapai orgasmeku, sementara kulihat Andre juga telah mencapai klimaksnya dan menyemprotkan air mani dari batang kemaluannya di dalam mulut Dewi. Sebagian air mani itu meleleh keluar mulut Dewi, sementara Dewi masih terus mengisap kuatkuat batang kemaluan Andre agar seluruh air mani Andre tertumpah habis dari batang kemaluannya. Andre kemudian mencabut batang kemaluannya dari mulut Dewi, lalu Dewi menyeka sisasisa air mani Andre dengan tangannya dan tangannya yang penuh dengan sisasisa air mani Andre disekanya ke payudaranya.

    Biar tetek gue makin asyik kalau sering kena peju cowo, ujar Dewi bergurau sambil tertawa.

    Tapi aku tak sempat memperhatikan lagi kelanjutannya, karena bersamaan aku mencapai orgasmeku yang kesekian kalinya, Tommy juga mencapai klimaksnya dan menyemprotkan air maninya di dalam lubang kemaluanku. Namun Tommy dengan sigap mencabut batang kemaluannya dari lubang kemaluanku, lalu menyodorkannya ke depan mulutku.

    Susi, isep dong, sayang, pintanya.

    Aku segera memasukkan batang kemaluan Tommy ke dalam mulutku dan mengisapnya kuatkuat. Kurasakan Tommy masih beberapa kali menyemprotkan air maninya yang tersisa di dalam mulutku. Wah, rasanya air mani Tommy banyak sekali sampai meleleh keluar mulutku.

    Ya, itulah kisahku berpesta orgy sex. Mulanya Andre, mantan pacarku yang mengajakku ke pesta ulang tahun Dewi pacar barunya. Aku yang memang putus dengan Andre tapi masih berteman baik tak menolak. Ternyata yang terjadi adalah pesta sambil nonton VCD porno Barat dan Mandarin, dan berakhir dengan pesta orgy sex di kamar Dewi.

    Aku memang tidak tabu melakukan hubungan seks. Bagiku, asalkan suka sama suka dan samasama menginginkannya, kenapa harus ditolak. Aku memang sudah cukup berumur. Walaupun demikian, di atas ranjang, aku tak kalah dengan wanitawanita muda dalam bermain seks dengan posisi apa pun. Aku kini tinggal di sebuah apartemen di Jakarta Selatan, bersama seorang adik wanitaku, Yanti, yang masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat. Aku sendiri bekerja sebagai asisten direktur sebuah perusahaan periklanan di daerah segitiga emas Kuningan, Jakarta Selatan.

    Aku pindah ke Jakarta setelah aku selesai kuliah di Yogyakarta. Sebelumnya, dari SD sampai SLTA, aku tinggal di Solo. Ketika kelas II SMP, aku mengenal seks pertama kali. Pacarku yang saat itu sudah kelas II SMA,

    mengajakku melihatlihat majalah porno. Lamalama kami berdua mulai terangsang, namun karena masih takut melakukan hubungan seks alias bersenggama, maka pacarku itu namanya Agus hanya menjilati lubang kemaluanku, sebaliknya aku pun mengisap batang kemaluannya sampai Agus klimaks dan keluar air maninya.

    Ketika aku di SMA, aku baru mulai berani bersenggama. Pindah ke Yogyakarta, aku kost sekamar dengan Titi. Temanku ini memang cantik dan seksi, dan dengan Titi di Yogyakarta itu aku mengenal berbagai gaya bermain seks. Mulai dari yang biasa, sambil duduk, bersenggama di kamar kecil kampusku, sampai lewat Titi, aku mengenal anal sex. Titi mengajak aku berkenalan dengan temannya keturunan Arab yang mempunyai batang kemaluan amat besar. Aku sukasuka saja disetubuhi teman Titi itu, sampai teman Titi si Arab itu yang mengajarkan anal sex, dengan memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang pantatku. Walaupun sudah pakai krim, mulamula terasa sakit, tetapi lamalama aku menyukainya juga.

    Ketika pindah ke Jakarta, aku langsung berkenalan dengan priapria keren dan merasakan kehangatan mereka menyetubuhiku. Kini, dalam seminggu aku paling sedikit harus bersenggama empat kali, mungkin karena nafsu seksku yang semakin besar saja. Hanya saja, sampai saat ini, adikku Yanti, masih belum tahu petualangan seks yang aku lakukan, dan aku juga tak mau menceritakannya. Apa perlunya? Cuma lamalama Yanti rupanya tahu sendiri. Mulanya, hari itu aku mengajak dua pria yang kukenal semalam di sebuah diskotek di Jakarta Pusat, untuk mampir di apartemen. Benny dan Hermanto, dua kenalan baruku itu tak menolak. Siang hari sekitar pukul 13.00, keduanya tiba di apartemenku.

    Aku menyambut keduanya dengan hangat. Kami asyik berbincangbincang mengenai bisnis kami di bidang periklanan. Kebetulan keduanya juga bergerak di bidang periklanan. Sampai suatu saat Benny mengatakan bahwa minggu lalu dia baru kenalan dengan gadis cantik calon model iklan di perusahaannya. Tadi Benny hanya isengiseng saja menggoda Nindya, gadis model itu. Namun rupanya Nindya juga senang digoda. Di kamar kerjanya, setelah menutup rapat pintunya, Benny menggoda Nindya sambil berkata, Payudara kamu bagus ya, boleh lihat nggak?

    Nindya ternyata tak keberatan. Dia melepaskan blouse dan behanya, dan terpampanglah di hadapan Benny, sepasang buah dada yang ranum dan indah. Benny kemudian nekad memegang dan mulai meremasremasnya, dan Nindya diam saja, hanya sedikit tersenyum. Maka Benny melancarkan taktik lainnya, dia membisikkan di kuping Nindya, Aku mau lihat vagina kamu yang pasti indah dengan bulubulu kemaluannya. Boleh kan?

    Nindya tersenyum lagi, dan tanpa raguragu mengangkat roknya dan segera melepaskan celana dalamnya. Lalu Nindya duduk di sofa ruang kerja Benny dan mengangkang kedua kakinya lebarlebar. Benny benarbenar terangsang melihat lubang kemaluan Nindya yang kemerahan. Tanpa sadar Benny melepaskan celana panjang dan celana dalamnya. Batang kemaluannya yang telah membesar tegang, segera disambut oleh mulut Nindya yang mengisapnya penuh kenikmatan. Akhirnya yang terjadi adalah persenggamaan luar biasa.

    Aku mendengar cerita Benny langsung terangsang dan di depan Benny serta Hermanto, aku melepaskan rok dan celana dalamku, sambil memperlihatkan lubang kemaluanku kepada keduanya,Kalau punyaku asyik juga kan?

    Kami segera terlibat dalam permainan seks yang luar biasa. Sisasisa air mani Benny dan Hermanto tertumpah di manamana, termasuk di sofa dan meja apartemenku. Itulah yang kemudian dijadikan bukti oleh adikku Yanti untuk mengetahui bahwa ternyata aku senang bermain seks.

    Aku sudah takut, tapi Yanti menjawab enteng, Ndak apa kok, Mbak. Aku juga senang ngewe sama pacarku, nanti kalau Mbak Susi ngewe, aku diajak juga ya.

    Jadilah sejak saat itu, aku dan Yanti saling membagi pengalaman seks kami

  • Người mẫu Zhou Xi Yan (周熙妍) và Bai Tian (白甜)

    Người mẫu Zhou Xi Yan (周熙妍) và Bai Tian (白甜)


    2535 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Majalah Dewasa – Grace Yoshihara

    Majalah Dewasa – Grace Yoshihara


    1292 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang
    yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan
    koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan
    melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten
    baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

  • Cerita Dewasa Kisah Seks Ku Di Kapal Bersama Mbak Cindy Yang Seksi

    Cerita Dewasa Kisah Seks Ku Di Kapal Bersama Mbak Cindy Yang Seksi


    1545 views

    Cerita Seks Terbaru – Di kapal bersama mbak cindy yang seksi. Boleh di bilang aku adalah laki-laki yang beruntung . karena terus terang saja aku tak memiliki penampilan fisik yang sungguh-sungguh baik , padahal tak jelek-jelek sekali . Cerita Sex Indonesia

    Kulit aku yang cukup gelap , badan aku yang cukup atletis , dan yang pasti batang kemaluan aku yang cukup ukurannya . Namun mungkin sebab secara naluri aku sungguh-sungguh senang melayani orang lain , sehingga aku menjadi seperti sekarang ini dengan segala kelebihan yang aku miliki .

     

    Awal cerita di kala tahun 2015 , aku berangkat dari kampung halaman aku dengan menumpang salah satu kapal milik PELNI , KM Rinjani . Karena waktu itu aku di terima sebagai seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggu di kota Yogyakarta , kota yang sekarang menjadi daerah tinggal aku .

    Sebagai seorang mahasiswa baru dari keluarga yang berkecukupan , aku sungguh-sungguh bangga apalagi untuk berangkat ini aku di bekali cukup uang dan tiket di kelas satu . Dan juga aku di bolehkan untuk mampir di rumah paman yang tinggal di jakarta dan jalan-jalan di sana sebelum daftar ulang sebagai mahasiswa baru di Jogja .

    Saat naik kapal pada hari keberangkatan , hati ini terasa senang sekali . Aku seketika menuju kamar aku . Kamar kelas satu , yang pasti sudah terbayang aku sungguh-sungguh enak rasanya . Namun aku kaget sekali , sebab di dalam kamar sudah ada seorang wanita . yang terus terang saja ada sedikit rasa senang juga sebab wanita tersebut tersenyum dengan manis nya di kala memperhatikan aku agak kaget .

    ” Ohh maaf , mungkin mabk ini salah kamar .. ? ” tanya aku agak ragu .
    karena setahu aku tidak mungkin sudah kerap kali berpergian dengan kapal laut , dalam satu kamar harus nya hanya ada satu tipe kelamin , jika laki-laki ya laki-laki segala , atau jika peremouan ya perempuan segala .

    Namun sudah di cocokan terbukti nomer tiket kami sama , artinya kami satu kamar . Wahh , terus terang aja aku agak canggung juga rasanya , melainkan di balik kecanggungan aku ada rasa senang juga loh . Karena wanita yang ini cukup cantik juga dan body nya cukup menggairahkan . dan sebab aku kerap kali sekali nonton film porno , seketika aku membayangkan jika nanti malam kami akan tidur berdua dan berpelukan dengan saling mengelus-elus ‘ sentra ‘ kenikmatan masing-masing.

    Pada waktu pemeriksaan tiket , tanpa ragu dia seketika mengatakan bahwasanya aku ialah adik sepupunya , jadi oleh petugas kami tak di pindahkan . Wahh , tambah senang lah hati ini . Dan semenjak itu kami banyak sekali ngobrol-ngobrol , dari situ juga aku tahu jika dia adalah pegawai sebuah bank swasta di jakarta . Bernama cindy . Suaminya seorang dosen sebuah perguruan tinggi di jakarta , dan yang lebih hebat lagi dia tak sesuai dengan umurnya yang sudah 35 tahun dan sudah beranak dua .

    Setelah makan siang kami masih melanjutkan obrolan kami tentang beragam hal di anjungan depan kapal . kapal kami sudah semakin jauhh dari daratan , jarum jam sudah pukul dia , hawa terasa agak panas , mata mulai mengantuk di terpa angin laut , akhirnya kami menentukan untuk beristirahat saja . Tanpa sadar Cindy menggandeng tangan aku dikala kami berjalan menuju kamar . Sebab agak canggung , tanggan nya aku lepaskan . Cindy agak kaget melainkan dia bahkan tersenyum manja .

    Memang pada waktu itu aku kerap kali menonton film porno dan juga kerap kali beronani , melainkan melakukan hubungan seks aku belum pernah sama sekali . jadi hati ini rasanya deg-degan luar biasa . , sebab di kala berjalan di lorong kapal yang kebetulan aku berada di belakangnya , aku memperhatikan pantatnya yang bulat yang terbalut celana jeans ketat dan rambutnya yang panjang sepunggung dan diikat sehingga terlihat level belakang lehernya yang putih dan mulus .

    ” Ohh !! Cantik sekali ” jerit batin aku .

    Pada waktu itu aku berharap memeluknya dari belakang dan berharap seketika mencium lehernya itu , melainkan sekali lagi hati ini rasanya canggung sekali , boleh di bilang aku takut !

    Saat kami bersama-sama masuk kamar cindy seketika menuju ke kemar mandi , katanya dia sudah kegerahan dan sebelum tidur siang berharap mandi dulu . Aku seketika rebahan di daerah tidur sambil membayangkan tubuh cindy yang pasti sintal dan menggairahkan jika diamati dari pantatnya yang bulat . Tanpa sadar tangan kiri aku sudah mnegendalikan batang kemaluan yang mulai mengeras .
    Namun tiba-tiba ada bunyi dari balik pintu kamar mandi , ” Mass Andi , Tolong ambilkan handuk aku di dalam koper dong .”
    Aku kaget setengah mati , sebab pikir aku Cindy sudah keluar dari kamar mandi . Saat mengambil handuk , aku memperhatikan pakaian dalamnya yang baik-baik dan supermini .
    ” Ohhh .. ! ” batin ini semakin menjerit ,
    Karena sebagai seorang laki-laki normal , pasti siapa saja tak akan tahan dengan momen seperti ini .

    Pintu aku keyuk untuk memberikan handuknya , dan di kala pintu di buka , alangkah kagetnya aku sebab Cindy berdiri di depan pintu hanya dengan celana dalam yang sungguh-sungguh mini dengan bordiran yang apik dan sungguh terang sekali terlihat gunungan hitam di selangkangan seperti akan meletus . Saat memperhatikan aku tertegun dengan handuk di tangan , dengan cueknya Cindy menarik tangan aku untuk mandi bersama .

    Pada waktu itu aku hanya seperti robot yang bergerak hanya jika di setel untuk bergerak . Karena terus terang saja . Waktu itu pikiran aku seakan tak percaya dengan apa yang sedang ada di hadapan ku .rupanya tubuh Cindy lebih cantik daripada apa yang aku bayangkan , dan lebih hebat lagi lebih cantik dalam kondisi telanjang .

    Tanpa sadar aku melepaskan celana dalam Cindy , Dan tubuhnya sekarang ku sirami dengan air dari shower . Cindy melenggak-lenggok pantatnya yang bulat dikala air shower aku arahkan ke pantatnya. Dan dikala aku arahkan ke punggung, Cindy meliuk-liukkan tubuhnya dengan sungguh-sungguh erotis. Tiba-tiba Cindy membalikkan tubuhnya dan seketika melahap bibir aku, dengan pesat dihisap dan disedot.
    Namun tiba-tiba Cindy berhenti dan marah, “Hey, dicopot dong bajunya!”
    Aku hanya bisa terawa kecil sebab bersamaan dengan itu Cindy bahkan dengan bergairahnya mencopot kaos dan celana panjang aku yang mana celana dalamnya seketika ikut serta terlepas.

    “Wow, lucu sekali bentuk batang kamu Andi..?” Cindy bertanya dengan manjanya.
    “Lho apa punya suami kamu nggak lucu tuh..?” aku balik tanya dan Cindy hanya tertawa dengan ujung kemaluan aku yang sudah berada di dalam mulutnya.

    Gila! Cindy benar-benar luar lazim, mungkin sebab dia sudah bersuami dan sudah punya anak pula. Dan baru kali ini aku menikmati alangkah nikmatnya apa yang selama ini selalu aku tonton di film dan selalu aku bayangkan siang dan malam. Dengan gemasnya Cindy mengelus-elus buah zakar dan menghisap-hisap kepala penis aku dengan lembutnya.

     

    Tak terasa sudah lama sekali Cindy menghisap batang penis dan akhirnya, “Hey, capek nih jongkok terus. Gantian dong..!”

    Cindy lalu aku gendong ke arah daerah tidur, lalu aku rebahkan dengan kakinya yang putih mulus terkulai di lantai. Kaki Cindy aku angkat perlahan-lahan, sambil memberikan sedikit sensasi di talapak kaki. Cindy kegelian dan mengelinjang, kemudian aku mulai menyerang payudaranya yang memang tak begitu besar melainkan cukup menggoda.

    Ujung penis aku gosok-gosokkan di lubang vaginanya sambil menghisap-hisap puting payudara Cindy. Aku semakin menikmati permainan dikala Cindy mulai mengerang-ngerang keenakkan. Dan dikala pinggulnya mulai digerak-gerakkan ke atas dan ke bawah aku mulai menyadarai jika Cindy minta dicoblos liang vaginanya. Namun aku sengaja untuk mempermainkan ujung penis di mulut vagina Cindy.

    “Ayo Andi, dimasukkan saja, jangan hanya diluar begitu dong..!” akhirnya Cindy benar-benar tak tahan.
    Lalu aku mulai menekan panis aku untuk masuk ke dalam vagina Cindy. Uuuhhh..! Hangat dan enak sekali rasaya. Cindy sambil mengerang keenakkan mangangkat pantatnya, sehingga penis aku semakin dalam masuknya. Aaahhh..! Semakin enak saja rasanya. Nantinya aku tahu jika berkaitan seks itu sungguh-sungguh enak rasanya.

    Saat pantat Cindy diwariskan, tiba-tiba penis aku terlepas dari lubangnya. Cindy menaikkan lagi pantatnya, dan dikala diwariskan lagi terlepas lagi. Begitu dan seterusnya sampai Cindy marah-marah sebab terbukti aku hanya membisu saja.
    “Ayo dong Andi kamu goyang juga pantatmu maju mundur. Ayo… dongg..!”

    Aku semakin tahu jika behubungan seks bukan saja enak melainkan juga menyenangkan. Pantat Cindy mulai membisu dan pantat aku mulai digerakkan. Perlahan-lahan aku masukkan batang penis yang sudah sungguh-sungguh tegang ini, dan aku tarik lagi dengan satu hentakan keras.

    Perlahan-lahan lagi aku masukkan dan aku tarik lagi dengan satu hentakan keras. Cindy merem melek dikala aku masukkan, dan Cindy mengerang keras dikala aku tarik. Begitu terus aku lakukan sampai akhirnya Cindy bangun dan memeluk aku.

    Dengan mesranya aku menggendong dan mencium bibir Cindy. Namun aku kaget dikala tiba-tiba Cyndi menggoyang dengan keras sekali pantatnya, diputar-putar pantatnya pada gendongan aku, dan pada dikala itu aku semakin kaget dikala tiba-iba pula lubang vaginanya terasa mengecil lalu dengan kerasnya Cindy berteriak, “Annddiii..!” dan keringat kecil-kecil mulai keluar di atas keningnya.

    Sekali lagi, dari sinilah aku benar-benar tahu bahwasanya berkaitan seks itu enak sekali, menyenangkan, dan yang lebih menyenangkan lagi jika kita bisa membawa pasangan kita ke puncak kenikmatan. Karena pada dikala kita memperhatikan pasangan kita menggelinjang keenakkan pada dikala itu pula hati ini akan terasa plong.

    Kembali Cindy marah, sebab dia sudah kelelahan sementara batang kemaluan aku masih berdiri tegak. Dan yang pasti aku belum ejakulasi. Namun sambil mengecup bibir Cindy dengan lembut aku katakan jika aku sudah sungguh-sungguh senang dikenalkan dengan hubungan seks yang sebenarnya, dan aku sudah sungguh-sungguh puas memperhatikan dirinya puas dan senang dengan permainan aku.

     

    Nantinya kami mandi bersama, dan di kamar mandi kami masih mengulangi permainan-permainan yang lebih menyenangkan lagi. Hampir setiap dikala dan setiap kesempatan di kapal kami melakukannya lagi dan lagi. Saat sampai di Jakarta, dia memberikan alamat dan nomer teleponnya dan berharap sekali jika aku berharap mampir ke rumah atau kantornya.

    Beberapa kali Cindy pernah aku hubungi dan beberapa kali kami pernah berjumpa, sampai akhirnya sekarang kami tak pernah lagi berjumpa sebab terakhir kali aku hubungi alamatnya sudah pindah.

    Entah dimana kamu Cindy, melainkan yang terang aku selalu merindukan kamu, sebab kamu sudah memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga tentang bagaimana berkaitan seks dan memuaskan pasangan main

  • Kisah Memek Berpesta Bersama Sepupuku Yang Cantik dan Seksi

    Kisah Memek Berpesta Bersama Sepupuku Yang Cantik dan Seksi


    1660 views

    wCerita Seks Terbaru – Awal kisah ini terjadi sekitar awal Januari, dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang asiknya menonton TV tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi. “Kringg.. kring..” suara bel berbunyi itu membuat aku terkejut.
    Kemudian aku membuka pintu, aku melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap dipandang mata.

    Aku bertanya, “Cari siapa dik..?”
    Dia balas dengan bertanya, “Benarkah ini rumah paman Rizal..?”
    Aku terkejut, karena nama yang dia sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi.
    “Adik ini siapa?”
    Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab, “Benar, ini rumah paman Rizal,” sambungku lagi.
    Dan sekali lagi dia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.
    Aku bertanya lagi, “Adik ini siapa sih..?”

    Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, “Namaku Lisa,” kata-katanya terhenti, “Aku datang kemari disuruh mama untuk menyampaikan sesuatu untuk paman Rizal.”
    “Oh iyah..” aku sampai lupa mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.
    “Silakan masuk,” kataku.

    Aku persilakan dia masuk, “Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu.”
    Setelah berbicara sebentar di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan papaku.
    “Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?”
    “Hihihi..” dia tertawa, aku jadi heran, tetapi dia malah tertawa.
    “Kalau ngga salah, pasti abang ini bang.. Sultan yah?” sambungnya.
    Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku, lalu aku bertanya, “Kog adik tau nama abang?”

    Lalu dia tertawa lagi, “Hihihi..tau dong.”
    “Masa abang lupa sama aku?” lanjutnya. “Aku Lisa, bang. Aku anaknya tante Maria,” celotehnya menjelaskan.
    Aku terkejut, “..ah.. jadi kamu anaknya tante Maria?” tambahku.
    Aku jadi termangu. Aku baru ingat kalau tante Maria punya anak, namanya Lisa. Waktu itu aku masih SMP kelas 3 dan Lisa kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta atau sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia sekitar 2 tahun. Sekembalinya dari Autralia aku tidak pernah ke rumahnya karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa, sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.
    Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, “Bagaimana kabar mamamu?” tanyaku.
    “Baik..” jawabnya.

    Kamudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal.

    Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, “Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih..?”
    Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.

    Tiba-tiba dia bicara, “Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang.”
    Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, “Ternyata tante Maria punya anak cantik juga.” dia hanya tersenyum saja.
    “Paman Rizal kemana bang?” dia bertanya membuka keheningan.
    “Belum pulang kerja.” jawabku.
    “Hmm..” gumamnya.
    “Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang!” memastikan.
    “Iya.. oke.” jawabku pasti.
    “Jangan lupa yah..!” lebih memastikan.
    “Iya..” aku tegaskan lagi.
    “Oke deh.. kalau gitu Lisa pamit dulu yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama.” jelasnya. “Pamit yah bang!” tambahnya.
    “Oke deh,” mengiyakan. “Hati-hati yah!” sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.
    Dia hanya tersenyum menjawabnya, “Iya bang..”

    Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.
    “Waduh.. buat apa itu tadi?” tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.
    “Abang ganteng deh,” jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.

    Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.

    “Mumpung rumah sepi.. kesempatan nih..” pikirku dalam hati.
    Aku memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.
    Dia mendesah, “..ahh..hem..”
    Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira 61.
    “Seperti penyanyi saja,” gumamku dalam hati.

    Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Aku dengan rakusnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya. Aku melihat kodam (kolor, dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut.

    Tiba-tiba dia menepis tanganku.
    “Jangan bang..! Jangan bang..!” dia memohon, tetapi aku yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.
    Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya (kolor, dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat dan disinilah dimulai Cerita Panas nya …. terus baca sampai akhirnya.

    Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam) saja tetapi Ucokku (kejantananku) sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran. Sudah tidak tahan ucokku sehingga aku langsung meraba hutannya. Kusibak (buka) hutannya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku.
    “Ahh.. ohh.. yaa..” desahnya.
    Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutanya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya. Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar hutannya.
    “Hauhh.. ahh.. yahh.. huhh..” terdengar suara desahya.
    Aku terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.
    “Bang.. aku udah ngga tahan nih.. mau keluar..” desahnya.
    Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.

    “Ahh.. oohh.. yahh.. serr..” dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.
    Kubuka kodamku dan kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku kira-kira 18 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kejantananku (ucok) ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan-lahan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

    “Aduh.. sakit bang.. sakit..” rintihnya.
    Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard). Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.
    “Aduh.. sakit bang..”
    “Tahan dikit yah.. adikku manis..’ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya..” bisikku di daun telinganya.

    Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala si ucok, terus kusodok agak keras biar masuk semua.
    “Slupp.. bless..” dan akhirnya masuk juga ucokku. Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

    “Ahh.. auuohh.. yahh.. terus bang..” pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.
    “Auoohh.. ahh.. yahh.. uhh.. terus bang!” kakinya dililitkan ke leherku.
    “Ahh.. yaa..” rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.

    “Selupp.. selup..” suara ucokku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam hutannya seperti menghisap (menarik) ucokku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.
    “Yahh.. aouuhh.. yahh..” suaraku tanpa sadar karena nikmatnya.
    “Bang.. enak bang.” kusodok terus seperti yang ada pada Cerita Dewasa yang sering ku baca.

    “Uohh.. ahh.. yahh.. teruss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang..” dia terus berkicau keenakan, “oohh.. yahh.. aouuhh.. yaa.. i coming.. yes..” terus dia berkicau.
    Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan sedotan dalam hutanya semakin kuat.
    Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.
    “Aouhh.. ahh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang..” dan, “Slerr..” dia keluar, terasa di kepala ucokku. Dia klimaks yang kedua kalinya.


    Aku terus memacu terus mengejar klimaksku, “Yahh.. aouu.. yahh..” ada denyutan di kepala ucokku.
    “Yahh.. ahh..” aku keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke perutnya.
    Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.
    “Terima kasih..” aku ucapkan.

    Kulihat ada bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba ucokku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.
    “Aduh..” gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.
    Dia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, aku berdengus. “Ahh.. aouhh.. yaa.”

  • Kisah Memek Ngentot pertamaku dengan cowok kedua

    Kisah Memek Ngentot pertamaku dengan cowok kedua


    1522 views

    Cerita Seks Terbaru – Pengalaman pengalaman berkesanku dalam hidup sangat banyak, dan mereka menghiasi duniaku seindah pelangi setelah hujan turun. Salah satu pengalamanku yang tak dapat kulupakan adalah malam pertamaku bersama Cecilia (Nama samaran).

    Aku bertemu dengannya di Kamasutra Bali, tepatnya bulan Oktober 2004 ketika Glenn Fredly pentas di panggung. Karena begitu penuh sesaknya hall Kamasutra, maka saya bersama 2 orang teman bule saya yang “nakal” ingin mencari angin segar diluar hall… Sembari mata ini melihat sekeliling, terlihatlah seorang putri cantik berbaju mini sedang ribet ber-sms ria dan memojok di sebuah pilar, terlihat sekali badannya proporsi banget, dadanya yang ranum dan pahanya yang bersinar putih menyilaukan mataku… Hatikupun berdegup dan muncullah perasaan ingin berkenalan dan tau lebih lanjut mengenai dirinya…. Billy, temanku sangat cepat menangkap perasaanku… langsung ia pun spontan berkata, “Hey, that girl over there is cute man… suites you well!… want me to be your smooth operator?…. hell yeah ofcourse right”… dan langsung si Billy dengan luesnya menghampiri wanita cantik nan jelita di pojok tersebut…

    Billy dengan spontan mendekat dengan lagak humor dan sambil memegang HP nya… dia berkata “ Hey I got your SMS,… but, I don’t know what you’re talking about, hehehehe” … spontan kaget si putri cantikpun melihatku yang jelas jelas orang lokal, dan bertanya… “apa’an sih temennya”… si Billy pun langsung mengatakan bahwa ia hanya bercanda… dan sang putri pun akhirnya tersenyum… ahh cantik sekali. Nilai 10 dari 10 aku berikan secara sukarela kepadanya. Dari humor tadi percakapan kami mulai berkembang… kami berkenalan dan akhirnya kutau namanya Cecilia, dan iseng iseng terucapkan berbagai pertanyaan seperti “tinggal dimana, ngapain di Bali, pergi ama siapa”… Cecil ternyata ada di Bali untuk kerja praktek di hotel megah di Jimbaran, ia ternyata kuliah dari universitas terkenal di Jakarta. Akupun memperkenalkan diriku dan mengapa ada di Bali, pekerjaanku di bidang apa, dan sebagainya…

    Setelah bercakap cakap cukup lama, aku pun mulai melontarkan pertanyaan “besok ngapain”… mengingat besok hari Minggu. Dia pun menjawab dengan ragu, bahwa besok belum pasti mau kemana… dan akupun mengambil kesempatan untuk mengajaknya pergi jalan jalan, namun sebelumnya kontak dia dulu… akhirnya kudapatlah nomor teleponnya… dan aku berjanji akan mencarinya esok.

    Tak lama setelah itu 2 orang bule temanku Mike & Billy datang menghampiri dan menggodaku, mereka mengatakan kepada Cecilia “You guys suites each other… You should go out some time…, and Jason… yeah belief me Jason is a good guy”… Kita berdua Cuma bisa tertawa kecil… saat itu juga Mike membisik kepadaku untuk meninggalkan Kamasutra dan pergi ke klub lain… Dengan berat hati aku melambai dan mengucapkan kata “see you tomorrow”… kita pun berangkat ke EMBARGO, dan Mike pun berkata… (terjemahan Indonesia)… kalau udah dapet cewe, jangan terlalu berlama lamaan menggoda… coba untuk jadi “cool” dan ditinggal aja, ntar dia pasti penasaran dan pengen ketemu lagi… dan setelah itu akupun kembali ke hotel dan tidur…

    Malam itu seolah jam berjalan lama sekali, dan hatiku tak tenang… akhirnya kuraih HP dan ku SMS Cecilia dengan perkataan singkat “Hello, thanks yah udah mau kenalan ama gw tadi… besok kita jalan beneran yah”… selang 2 menit tiba tiba hatiku dikagetkan dengan SMS balasan dari Cecil yang isinya “Justru aku yang say thanks, udah diajak kenalan… cu 2morrow”… duhh hati ini dingin rasanya, segeralah diriku terlelap.

    Keesokan harinya langsung kutelepon mobil charteran langganan beserta sopir, dan kusewa AVANZA yg waktu itu sedang baru barunya… dan kuhampiri Cecil di kost nya daerah Jimbaran. Sesampainya di kost, Cecil ternyata bersama teman dekatnya, seorang cewe Bali… batinku merasa kurang enak, kok ada obat nyamuknya.. tapi cuek dah, karena saat itu aku terhibur dengan Cecil yang mengenakan tank top putih, ketat sekali dan sebatas pusar, dengan hot pants warna khakis.. uhm terlihat bangat body indah bak foto model ada bersamaku, lalu kita jalan jalan dan menyusuri pantai Tanjung Benoa. Eh ternyata teman teman kampus Cecil yang lain sudah menunggu di sana, dan tampak sekali Cecil agak malu malu bersamaku, godaan godaan kecil yang dibisikkan ke telinga Cecil jelas sekali kurasakan adalah tentang ia bersama dengan seorang pria baru kemaren yang bertemu di Kamasutra… hehehe pikir pikir, saat itu diriku juga malu malu kucing… sementara teman temannya bermain air, kami berdua saling berbicara santai dan saling kenali diri satu sama lain… hati ini senang sekali merasakan bahwa ada perasaan kasih yang berbalas dari Cecil, dan diri ini merasa PD bahwa Cecil merasakan getar getar cinta pada diriku.

    Sorenya kami kembali ke kost dan teman Cecil pun berpamitan pulang… Cecil dengan agak malu mengajak ke kamar kostnya… dan kita berdua melanjutkan obrolan santai dengan duduk di atas ranjang… tidak lama kemudian, tangannya kugenggam dan kukatakan maksud hatiku untuk ingin mencoba jalan bersamanya menjadi kekasih… Cecilpun dengan malu mengatakan bahwa ia mau, tapi ia susah long distance karena ia masih di Bali, sedangkan saya harus balik ke Surabaya…. Karena takut tertolak, apapun alasan kubatalkan dengan kata dan janji manisku kepadanya… setelah itupun kita bergenggaman tangan dgn lebih erat.
    Ketika sudah sampai saatnya malam tiba dan Cecil harus ke hotel tempat ia bekerja praktek,sedangkan aku harus pulang ke hotel untuk menemani 2 orang bule yang gila clubbing kemarin, tiba tiba setitik air mata menetes dan baru kusadari bahwa Cecil menangis… kutanyakan alasannya ternyata ia menangis karena besok akan berpisah denganku… oh hatikupun remuk… otomatis tangan ini meraihnya dan memeluknya dari belakang… dan sedikit kurasakan empuknya buah dadanya yang ranum itu…. Akhirnya aku harus meninggalkannya dengan hati yang berat pula…

    Malam itu walaupun diriku bersama 2 orang temanku clubbing ke berbagai tempat, namun kepala ini hanya memikirkan dirinya terus… hingga akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang dan tidur…

    Ke esokan harinya… sama seperti hari sebelumnya, akupun bergegas menjenguk Cecil, namun kali ini aku tidak memanggil mobil charteran lagi,.. melainkan sebuah TAXI, karena jadwal pulang ke Surabaya adalah hari Senin pukul 17.00.

    Dengan taxi aku meluncur ke kost, dan langsung kutuju kamarnya… Cecil walau dengan mata agak sembab menyambutku dengan senang hati… jelas sekali bahwa ia berusaha senang walaupun hatinya sedih… tak kuat melihat itu, maka akupun langsung membisikinya … “Cil, tau nggak… pesawatku aku delay sampai besok malem”… Spontan setelah mendengar itu Cecil berubah expresinya 180 derajat dan melompat kegirangan, dan memelukku… kemudian ia mencium pipiku… akupun kaget dan merasakan kehangatan yg sangat… tak ingin kehangatan itu pergi, maka langsung kupeluk dan akhirnya kucium bibir manisnya… (sopan)… dan kita berciuman cukup lama sampai Cecil makin bergairah…dan akupun mulai memperganas ciumanku… 1 jam lebih kami berciuman dan akhirnya kami pun berciuman dalam posisi tidur…

    Tangan inipun makin lama makin jahil… dan Cecilpun aku angkat tepat diatasku agar ciuman lebih enak… dari sana buah dadanya mulai kuremas remas, dan pantatnya pun ku massage terus menerus…. Melihat ia makin turn on, maka kulepaslah bajunya satu persatu… helai demi helai… dan kusaksikan oh indahnya ciptaan Tuhan… buah dadanya yang kencang, ranum dan kenyal itupun segera kulahap dan kusedot… pakaiankupun mulai ku tanggalkan satu per satu…

    Akhirnya kami telanjang bulat… dan secara tidak sengaja lututku menyentuh daerah kemaluannya, dan ahhh… terasa sedikit licin dan hangat terkena pelumas yang mulai keluar dari kemaluannya… langsun kutarik badannya ke arahku dan kutancapkan barang pusakaku ke kemaluannya… saat itu kurasakan nikmatnya penetrasi tanpa kondom… aahhhh begitu nikmat….

    Kemaluannya, ohhh rasanya seperti perawan… Walau jelas sekali aku tau bahwa ia tidak mungkin seorang perawan… berbagai pujian kulontarkan sambil kami berdua terus bergerak dan mendesah… Ketika ia bergerak naik dan turun, kusaksikan buah dada yang bergetar indah, serasa memanggil tanganku untuk bermain… tanpa diperintah tangan ini pun langsung bereaksi dan memassagenya terus… sedang tangan kiriku terus memegang pantatnya yang sangat bulat itu… ototnya terasa padat dan kenyal sekali, seolah ia berlatih keras untuk mendapat tubuh seindah itu… wajahnya yang cantik sesekali tersibak rambutnya yang menyelimpang ke depan… berbagai posisi kucoba dan Cecilpun terus mengerang tanpa mempedulikan kamar sebelahnya…

    Akupun pada akhirnya merasa sudah mendekati klimaks, dan akupun berinisiatif untuk mengganti gaya… dari tadi kuperhatikan terdapat sebuah cermin di dekat meja sebelah ranjangnya… ku ajak Cecil menghadap ke cermin dan meja tersebut, dan kutusuk dia dari belakang sambil dia agak menunduk… ahh serasa barang pusaka makin terjepit lagi ketika dari posisi agak menunduk tersebut dirinya kupeluk dari belakang dan perlahan kutegakkan badannya… aku menusuk terus dari bawah ke atas dan sambil melihat tubuh indah di cermin itu aku terus meremas buah dadanya… uhh… enak sekali… akhirnya akupun klimaks dan tanpa kusangka, saat itupun kurasakan getaran dr tubuh Cecil bak seorang yang kedinginan di kutub utara sedang menggigil… kutanyakan kenapa… ternyata Cecil bilang… “aku sampe ko…. Aku sampe… “ …. Ahhh betapa leganya diriku bisa memuaskan putriku hingga orgasme…

    Setelah itupun kami berdua tergeletak di ranjang dan beristirahat… Semenjak saat itu kami tak henti hentinya bermain cinta di kamar hingga malam ke-esokan harinya …
    Kami berhenti hanya untuk mandi, makan dan minum saja… Berbagai variasi bercinta kami lakukan semua…

    Mulai dari saat itu, tiap 2 minggu sekali selalu kusempatkan diriku ke Bali untuk mengunjungi putriku Cecil… tiap hari Jumat selepas kerja aku berangkat, dan aku kembali ke Surabaya di hari Minggu penerbangan termalam…

    Berbagai petualangan cinta di alam bebas pun kami lakukan di Bali bersama, mulai dari kamar mandi Hotel Hard Rock, di atas bukit Dreamland, sampai di tepi pantai Kuta.

  • Cerita Dewasa Kurenggut Perawan Mantanku

    Cerita Dewasa Kurenggut Perawan Mantanku


    1757 views

    Cerita Seks Terbaru – Sudah hampir enam bulan lamanya aku berhubungan dengan gadis yang bernama Mitha, dia merupakan teman kantorku. Dan tahu juga kalau aku pernah bertunangan dengan Ega dan akhirnya putus, sikap Mitha sungguh berbeda dengan Ega dia begitu dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan yang kami hadapi. Dan yang paling aku suka darinya dia tidak banyak menuntutku untuk selalu mengikuti kehendaknya.

    Namaku Yudi dan bukan maksudku untuk tidak mau mengikuti keinginan gadis yang telah aku anggap layaknya istriku. Karena bagaimanapun juga kami sudah sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh, dengan usia yang sama-sama dewasa menurutku. Karena saat ini usiaku sudah menginjak 28 tahun begitu juga dengan Ega mantan tunanganku itu.

    Dulu Ega sering menginap di rumahku dan mamaku memang tidak banyak komen tentang gadis yang aku ajak menginap di rumah. Apalagi Ega adalah gadis yang telah aku pinang walau akhirnya putus juga, dan kini dengan Mitha aku sama sekali tidak pernah membawanya ke rumah. Entah mengapa aku merasa malu pada mama mungkin karena aku tahu kalau mama sudah berharap untuk aku segera menikah dengan Ega waktu itu.

    Untungnya juga Mitha tidak menuntutku untuk mengajaknya main ke rumah dan memperkenalkan dia pada mamaku. Walau begitu aku sering menceritakan tentang mamaku karena memang hanya dia yang kini menjadi orang tua tunggal bagiku setelah papa meninggal. Sejak dulu aku termasuk cowok yang bisa di bilang nakal, untuk urusan melakukan cerita hot selingkuh bukan lagi hal tabu bagiku.

    Tapi dengan Mitha aku merasa tidak ada keinginan untuk melakukan hal itu, padahal aku sering merindukannya dan bahagia bila bersamanya mungkin karena aku takut kalau harus melakukan adegan seperti dalam cerita sex paling hot, hubunganku tidak akan berakhir di pelaminan lagi. Atau mungkin karena Mitha meruapakan gadis yang pendiam dan tidak menggodaku dengan penampilannya.

    Setiap bertemu paling kami hanya membahas tentang persoalan kami atau tentang pekerjaan kami masing-masing. Seperti sore ini selepas dari kantor aku langsung mengantarnya pulang “Minggu besok kita jalan yuk..” Ajakku pada Mitha “Kemana mas..?” Katanya sambil menatapku “Kemana aja.. terserah kamu..enaknya kemana ” Seperti biasa dia hanya tersenyum dan menyerahkan semua keputusan padaku.

    Begitu mengantar Mitha ke rumahnya aku langsung pulang dan aku di buat terkejut oleh kedatangan seseorang di rumahku, di ruang tamu duduk Ega dengan menunduk “Mas Yudi..” Katanya sambil berlari memelukku, diapun menangis di pelukanku “Ada apa Ega…?” kataku sambil menarik tubuhnya dan dia tetap menangis, akupun membawanya duduk kembali dan mencoba membujuknya untuk berhenti menangis.

    Sampai mamaku juga ikut membujuknya dan Ega menceritakan masalahnya, karena hari telah larut tidak mungkin juga dia pulang karena kini dia tinggal di luar kota. Ega akhirnya menginap di rumahku, besoknya aku terbangun dan aku mendengar mama mengobrol sama Ega ketika aku lihat rupanya Ega masak seperti di saat dia masih sebagai tuanganku dulu dan dia masih terlihat begitu dekat dengan mama.

    Akupun berangkat kantor dan seperti biasa aku menjemput Mitha terlebih dulu, dan aku tidak bisa menceritakan padanya kalau di rumah ada Ega “Hei..kenapa kebanyakan diemnya..?” kata dia membuyarkan lamunanku “Ah.. nggak cuma ke bawa cuaca aja.. dingin males buat ngomong..”Jawabku mencari alasan untung cuaca hari ini mendung “kalau mendung begini besok jadi gak mas..”.

    Aku terperanjat mendengarnya “Oh..iya..iya..sekarang hujan terus ya..” Aku gugup karena aku dengar Ega masih belum mau pulang, katanya dia masih mau tinggal di rumah dan mamaku mengizinkannya. Namun aku tidak berani membicarakan tentang Ega pada Mitha, karena dia juga tahu kalau aku dulu sudah pernah melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita hot dan aku tidak mau menyakiti hatinya.

    Hingga pulang dari kerja aku langsung mengantar Mitha, sebenarnya aku masih berniat untuk mampir k rumahnya “Sudah mas nggak usah.. ini mau hujan lagi kelihatannya..” Kata Mitha ketika aku hendak turun dari mobil, akhirnya akupun pulang dan benar saja tiba di rumah hujan turun dengan lebatnya. Akupun langsung ke dalam kamarku dan segera menghangatkan diri dengan selimut.

    Aku tidak melihat mama masuk ke kamarku, biasanya setiap aku pulang dari kerja dia langsung membuntutiku. Tapi kali ini dia tidak melakukannya sampai akhirnya aku mendengar pintu terbuka aku pikir itu pasti mama “Mas Yudi ini Ega bawain minuman hangat..” Dengan malas aku membuka mataku, dan aku terkejut melihat Ega dengan mengenakan pakaian yang begitu tipis seolah sengaja ingin menggodaku.

    Aku bangun dan mengambil minuman dari tangan Ega, ketika selesai meminumnya Ega mengambil minuman tadi. Namun dia bukan hanya mengambil minuman itu tapi dengan cepat dia mencium bibirku, aku tersentak dan langsung mendorong tubuhnya. Saat itu juga aku lihat Ega menangis dan langsung berlari dari kamarku, lama juga aku terdiam dan akhirnya akupun menuju kamarnya untuk meminta maaf.

    karena aku tahu Ega juga bukan gadis yang mudah melakukan hal seperti itu, aku lihat dia menangis memeluk bantal “Ega maafkan aku.. bukan maksudku untuk…”Dia kembali memelukku saat itu juga aku teringat akan masa laluku dengannya, dengan mesra aku balas memeluknya juga dan kamipun bercumbu seperti dulu dengan lembut aku mencium bibirnya yang terasa begitu hangat.

    Ega memejamkan mata bahkan dia mendesah dengan lirih “Ooouuuggghh… maaas.. Yudiii… aaagggggghhhhh… aku sayaaang kamu maaaaas….” Akupun tidak lagi memikirkan yang lain, tapi dengan perlahan aku lepas pakaian Ega dan nampaklah tubuh mulus Ega di depan mataku “Ooouugggghh… sayaaang.. aku juga masih sayang sama kamu…” Kataku sambil mendekat pada tubuhnya.

    lalu akupun kembali mencumbunya sambil melepas pakaianku juga, hingga akhirnya ketika kontolku sudah menyentuh tubuh Ega. Dengan sigap Ega memegangnya lalu diapun menuntunnya untuk masuk dalam kemaluannya, dan dengan cepat kontolku masuk kedalamnya “Oouuughh… aaagggghh.. aaaagggghh… aaaagggghhh… aaagggghh…Yudiii… aaagghhh..” Desah Ega waktu itu.

    Dia menggelinjang bagai cacing kepanasan dan aku terus memompa tubuhnya hingga tubuhku penuh dengan keringat “OOOooouuuggggghh… aaaaggggghhh… aaaaaggggghhh… aaaggghhh… aaaaaggggghhh…” Aku terus bergerak dan dapat aku rasakan kenikmatan bagai dulu ketika kami masih bersama sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh ini, kembali aku kecup bibir Ega.

    Hingga akhirnya kami berdua sama-sama mengerang panjang “Ooouuggggghh… aaagggghh… aaagggghh… sayaaaang… aaagggghh…. aaagggghhh…” Kamipun terkulai di tempat tidur, dan Ega memeluk tubuhku dengan mesranya hingga kamipun tertidur lelap, seperti biasa aku terbangun dan Ega sudah tidak ada di sampingku. Aku tahu dia pasti sedang masak dengan mama.

    Ketika aku bangun dan hendak pindah ke kamarku, mama memanggilku “Yudi.. kamu sudah bangun..itu ada yang temannya..” Dengan masih mata mengantuk akupun melihat ke ruang tamu, apalagi kamarku memang melewati ruang tengah tepat di samping ruang tamu “Oohhh..Mitha..” aku terkejut sedang duduk di sofa Mitha pacarku, dan yang lebih membuat aku terkejut dia di temani Ega disampingnya.

    Aku langsung menghampirinya “Tunggu ya.. 10 menit lagi..” Kataku tapi aku lihat Mitha sudah bangun dari duduknya dan berkata dengan tertahan “Ooh.. tidak usah mas.. Mitha pergi saja..” diapun melesat dengan cepat meninggalkan ruang tamuku, aku berusaha mengejarnya tapi dia masuk kedalam mobilnya lalu meninggalkan aku sendiri dengan perasaan yang tidak dapat aku gambarkan.

  • Cerita Dewasa Ratih Adikku

    Cerita Dewasa Ratih Adikku


    1616 views

    Cerita Seks Terbaru –  Ini adalah kisah Nyata pengalamanku yang sengaja aku beberkan untuk pertama kalinya. Sebut saja namaku Arman, aku sendiri tinggal di Bandung. Kejadian yang aku alami ini kalau tidak salah ingat, terjadi ketika aku akan lulus SMA pada tahun 2015.

    Sungguh sebelumnya aku tak menyangka bahwa aku akan meniduri adikku sendiri yang bernama Ratih. Dia termasuk anak yang rajin, sebab dia yang memasak dan mencuci pakaian sehari-hari. Ibuku adalah seorang pedagang kelontong di pasar, sedangkan ayahku sudah lama meninggal. Entah mengapa Ibu tidak berniat untuk menikah lagi. Situs Nova88

    Yang ibu lakukan setiap hari adalah sejak jam 4 subuh dia sudah pergi ke pasar dan pulang menjelang magrib, aku pun sekali-sekali pergi ke pasar untuk membantu ibu, itu pun kalau terpaksa sedang tidak punya uang. Sedangkan adikku karena seringnya tinggal di rumah maka dia kurang pergaulan hingga kuperhatikan tampaknya dia belum pernah pacaran. Oh ya, selisih umurku dengan adikku hanya terpaut dua setengah tahun dan saat itu dia masih duduk di kelas 1 SMA.

    Baiklah, aku akan mulai menceritakan pengalaman sex dengan adikku ini. Kejadiannya ketika itu aku baru pulang dari rumah temanku Anto pada siang hari, ketika sampai di rumah aku mendapati adikku sedang asyik menonton serial telenovela di salah satu TV swasta. aku pun langsung membuat kopi, merokok sambil berbaring di sofa.

    Saat itu serial tersebut sedang menampilkan salah satu adegan ciuman yang hanya sebentar karena langsung terpotong oleh iklan. Setelah melihat adegan tersebut aku menoleh kepada adikku yang ternyata tersipu malu karena ketahuan telah melihat adegan tadi.

    “Pantesan betah nonton film gituan” ujarku.

    “Ih, apaan sih” cetusnya sambil tersipu malu.

    Beberapa menit kemudian serial tersebut selesai jam tayangnya, dan adikku langsung pergi ke WC. Kudengar dari aktifitasnya, rupanya dia sedang mencuci piring. Karena acara di televisi tidak ada yang seru, maka aku pun mematikan TV tersebut dan setelah itu aku ke WC untuk buang air kecil. Mataku langsung tertuju pada belahan pantat adikku yang sedang berjongkok karena mencuci piring.

    “Ratih, minggir dulu sebentar pingin pipis nih” sahutku tak kuat menahan.

    Setelah aku selesai buang air kecil, pikiranku selalu terbayang pada bongkahan pantat adikku Ratih. Aku sendiri tadinya tak mau berbuat macam-macam karena kupikir dia adalah adikku sendiri, apalagi adikku ini orangnya lugu dan pendiam. Tetapi dasar setan telah menggoyahkan pikiranku, maka aku berpikir bagaimana caranya agar dapat mencumbu adikku ini.

    Aku seringkali mencuri pandang melihat adikku yang sedang mencuci, dan entah mengapa aku tak mengerti, aku langsung saja berjalan menghampiri adikku dan memeluk tubuhnya dari belakang sambil mencium tengkuknya. Mendapat serangan yang mendadak tersebut adikku hanya bisa menjerit terkejut dan berusaha melepaskan diri dari dekapanku.

    Aku sendiri lalu tersadar. Astaga, apa yang telah aku lakukan terhadap adikku. Aku malu dibuatnya, dan kulihat adikku sedang menangis sesenggukan dan lalu dia lari ke kamarnya. Melihat hal itu aku langsung mengejar ke kamarnya. Sebelum dia menutup pintu aku sudah berhasil ikut masuk dan mencoba untuk menjelaskan perihal peristiwa tadi.

    “Maafkan.. Aa Ratih, Aa tadi salah”

    “Terus terang, Aa nggak tahu kenapa bisa sampai begitu”

    Adikku hanya bisa menangis sambil telungkup di tempat tidurnya. Aku mendekati dia dan duduk di tepi ranjang.

    “Ratih, maafin Aa yah. Jangan dilaporin sama Ibu” kataku agak takut. Daftar Nova88

    “Aa jahat” jawab adikku sambil menangis.

    “Ratih maafin Aa. Aa berbuat demikian tadi karena Aa nggak sengaja lihat belahan pantat kamu, jadinya Aa nafsu, lagian kan Aa sudah seminggu ini putus ama Teh Dewi” kataku.

    “Apa hubungannya putus ama Teh Dewi dengan meluk Ratih” jawab adikku lagi.

    “Yah, Aa nggak kuat aja pingin bercumbu”

    “Kenapa sama Ratih” jawabnya.

    Setelah itu aku tidak bisa berbicara lagi hingga keadaan di kamar adikku begitu sunyi karena kami hanya terdiam. Dan rupanya di luar mulai terdengar gemericik air hujan. Di tengah kesunyian tersebut lalu aku mencoba untuk memecah keheningan itu.

    “Ratih, biarin atuh Aa meluk kamu, kan nggak akan ada yang lihat ini” Adikku tidak menjawab hanya bisa diam, mengetahui hal itu aku mencoba membalikkan tubuhnya dan kuajak bicara.

    “Ratih, lagian kan Ratih pingin ciuman kayak di film tadi kan?” bujukku.

    “Tapi Aa, kita kan adik kakak?” jawabnya.

    “Nggak apa-apa atuh Ratih, sekalian ini mah belajar, supaya entar kalo pacaran nggak canggung”

    Entah mengapa setelah aku bicara begitu dia jadi terdiam. Wah bisa nih, gumanku dalam hati hingga aku pun tak membuang kesempatan ini. Aku mencoba untuk ikut berbaring bersamanya dan mencoba untuk meraih pinggangnya. Aku harus melakukannya dengan perlahan. Belum sempat aku berpikir, Ratih lalu berkata..

    “Aa, Ratih takut”

    “Takut kenapa, Say?” tanyaku.

    “Ih, meuni geuleh, panggil Say segala” katanya.

    “Hehehe, takut ama siapa? Ama Aa? Aa mah nggak bakalan gigit kok”, rayuku.

    “Bukan takut ama Aa, tapi takut ketahuan Ibu” jawabnya.

    Setelah mendengar perkataannya, aku bukannya memberi alasan melainkan bibirku langsung mendarat di bibir ranum adikku yang satu ini. Mendapat perlakuanku seperti itu, tampak kulihat adikku terkejut sekali, karena baru pertama kalinya bibir yang seksi tanpa lipstick ini dicumbu oleh seorang laki-laki yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Adikku pun langsung mencoba untuk menggeserkan tubuhnya ke belakang. Tetapi aku mencoba untuk menarik dan mendekapkan lebih erat ke dalam pelukanku.

    “Mmhh, mmhh.., Aa udah dong” pintanya. Aku menghentikan pagutanku, dan kini kupandangi wajah adikku dan rasanya aku sangat puas meskipun aku hanya berhasil menikmati bibir adikku yang begitu merah dan tipis ini.

    “Ratih, makasih yah, kamu begitu pengertian ama Aa” kataku.

    “Kalau saja Ratih bukan adik Aa, udah akan Aa..” belum sempat aku habis bicara..

    “Udah akan Aa apain” bisiknya sambil tersenyum. Aku semakin geregetan saja dibuatnya melihat wajah cantik dan polos adikku ini.

    “Udah akan Aa jadiin pacar atuh. Eh Ratih, Ratih mau kan jadi pacar Aa”, tanyaku lagi.

    Mendengar hal demikian adikku lalu terdiam dan beberapa saat kemudian ia bicara..

    “Tapi pacarannya nggak beneran kan” Katanya sedikit ragu.

    “Ya nggak atuh Say, kita pacarannya kalo di rumah aja dan ini rahasia kita berdua aja, jangan sampai temen kamu tau, apalagi sama Ibu” jawabku meyakinkannya.

    Setelah itu kulihat jam dinding yang ternyata sudah menunjukan jam 4 sore.

    “Udah jam 4 tuh, sebentar lagi Ibu pulang. Aa mandi dulu yah”, kataku kemudian.

    Maka aku pun bangkit dan segera pergi meninggalkan kamar adikku. Setelah kejadian tadi siang aku sempat tidak habis pikir, apakah benar yang aku alami tadi. Di tengah lamunanku, aku dikejutkan oleh suara Ibuku.

    “Hayoo ngelamun aja, Ratih mana udah pada makan belum?” kata Ibuku.

    “Ada tuh, emang bawa apaan tuh Bu?” aku melihat Ibuku membawa bungkusan.

    Setelah aku lihat ternyata Ibu membeli bakso, kemudian Ibuku memangil Ratih dan kami bersama-sama menyantap Baso itu. Untungnya setelah kejadian tadi siang kami dapat bersikap wajar, seolah tidak terjadi apa-apa sehingga Ibuku tidak curiga sedikit pun.

    Malamnya aku sempat termenung di kamar dan mulai merencanakan sesuatu, nanti subuh setelah Ibu pergi ke pasar aku ingin sekali mengulangi percumbuan dengan adikku sekalian ingin tidur sambil mendekap tubuh adikku yang montok. Keesokannya rupanya setan telah menguasaiku sehingga aku terbangun ketika Ibu berpamitan kepada adikku sambil menyuruhnya untuk mengunci pintu depan. Setelah itu aku mendekati adikku yang akan bergegas masuk kamar kembali.

    “Ehmm, ehmm, bebas nih”, ujarku.

    Adikku orangnya tidak banyak bicara. Mengetahui keberadaanku dia seolah tahu apa yang ingin aku lakukan, tetapi dia tidak bicara sepatah kata pun. Karena aku sudah tidak kuat lagi menahan nafsu, maka aku langsung melabrak adikku, memeluk tubuh adikku yang sedang membelakangiku. Kali ini dia diam saja sewaktu aku memeluk dan menciumi tengkuknya.

    Dinginnya udara subuh itu tak terasa lagi karena kehangatan tubuh adikku telah mengalahkan hawa dingin kamar ini. Kontolku yang mulai ngaceng aku gesek-gesekkan tepat di bongkahan pantatnya.

    “Say, Aa pingin bobo di sini boleh kan?” pintaku.

    “Idih, Aa genit ah, jangan Aa, entar..”

    “Entar kenapa?” timpalku.

    Belum sempat dia bicara lagi, aku langsung membalikkan tubuhnya dan langsung aku pagut bibir yang telah sejak tadi siang membuat pikiranku melayang. Aku kemudian langsung mendorongnya ke arah dinding dan menghimpit hangat tubuhnya agar melekat erat dengan tubuhku. Aku mencoba untuk menyingkap dasternya dan kucoba untuk meraba paha dan pantatnya.

    Walaupun dia menyambut ciumanku, tetapi tangannya berusaha untuk mencegah apa yang sedang kulakukan. Tetapi aku tersadar bahwa ciumannya kali ini lain daripada yang tadi siang, ciuman ini terasa lebih hot dan mengairahkan karena kurasakan adikku kini pun menikmatinya dan mencoba menggerakkan lidahnya untuk menari dengan lidahku.

    Aku tertegun karena ternyata diam-diam adikku juga memiliki nafsu yang begitu besar, atau mungkin juga ini karena selama ini adikku belum pernah merasakan nikmatnya bercumbu dengan lawan jenis.

    Kini tanpa ragu lagi aku mulai mencoba untuk menyelinapkan tanganku untuk kembali meraba pahanya hingga tubuhku terasa berdebar-debar dan denyut nadiku terasa sangat cepat, karena ini adalah untuk pertama kalinya aku meraba paha perempuan. Sebelumnya dengan pacarku aku belum pernah melakukan ini, karena Dewi pacarku lebih sering memakai celana jeans. Dengan Dewi kami hanya sebatas berciuman.

    Kini yang ada dalam pikiranku hanyalah satu, yaitu aku ingin sekali meraba, menikmati yang namanya heunceut (vagina dalam bahasa Sunda) wanita hingga aku mulai mengarahkan jemariku untuk menyelinap di antara sisi-sisi celana dalamnya.

    Belum juga sempat menyelipkan jariku di antara heunceutnya, Ratih melepaskan pagutannya dan mulutnya seperti ikan mas koki yang megap-megap dan memeluk erat tubuhku kemudian menyilangkan kedua kakinya di antara pantatku sambil menekan-nekan pinggulnya dengan kuat. Ternyata Ratih telah mengalami orgasme.

    “Aa.. aah, eghh, eghh” rintih Ratih yang dibarengi dengan hentakan pinggulnya.

    Sesaat setelah itu Ratih menjatuhkan kepalanya di atas bahuku. Aku belai rambutnya karena aku pun sangat menyayanginya, kemudian aku bopong tubuh yang telah lunglai ini ke atas tempat tidur dan kukecup keningnya.

    “Gimana Sayang, enak?” bisikku. Aku hanya bisa melihat wajah memerah adikku ini yang malu dan tersipu, selintas kulihat wajah adikku ini manisnya seperti Nafa Urbach.

    “Gimana rasanya, Sayang?” tanyaku lagi.

    “Aa, yang tadi itu apa yang namanya orgasme?” Eh, malah ganti bertanya adikku tersayang ini.

    “Iya Sayang, gimana, enak?” jawabku sambil bertanya lagi.

    “He-eh, enakk banget” jawabnya sambil tersipu.

    Entah mengapa demi melihat kebahagian di wajahnya, aku kini hanya ingin memandangi wajahnya dan tidak terpikir lagi untuk melanjutkan aksiku untuk mengarungi lembah belukar yang terdapat di kemaluannya hingga sesaat kemudian karena kulihat matanya yang mulai sayu dan mengantuk akibat orgasme tadi maka aku mengajaknya untuk tidur. Kami pun terus tertidur dengan posisi saling berpelukan dan kakiku kusilangkan di antara kedua pahanya.

    Hangat tubuh adikku kurasakan begitu nikmat sekali. Yang ada dalam pikiranku adalah betapa nikmatnya jika aku menikah nanti, pantas saja di jaman sekarang banyak yang kawin entah itu sudah resmi atau belum. Tanpa terasa aku pun sadar dan terbangun dari tidurku, dan kulihat jam di kamar adikku telah menunjukkan jam 9 lewat dan adikku belum juga bangun dari tidurnya. Wah gawat, berarti dia hari ini tidak sekolah, pikirku.

    “Ratih, bangun kamu nggak sekolah?” tanyaku membangunkannya.

    Ratih pun mulai terbangun dan matanya langsung tertuju pada jam dinding. Dia terkejut karena waktu telah berlalu begitu cepat, sehingga dia sadar bahwa hari ini dia tidak mungkin lagi pergi ke sekolah.

    “Aahh, Aa jahat kenapa nggak ngebangunin Ratih” rajuknya manja.

    “Gimana mau ngebangunin, Aa juga baru bangun” kataku membela diri.

    “Gimana dong kalo Ibu tahu, Ratih bisa dimarahin nih, ini semua gara-gara Aa”

    “Loo kok Aa yang disalahin sih, lagian Ibu nggak bakalan tahu kalau Aa nggak ngomongin kan” jawabku untuk menghiburnya.

    “Bener yah, Ratih jangan dibilangin kalau hari ini bolos”

    “Iyaa, iyaa” jawabku.

    Entah mengapa tiba-tiba terlintas di pikiranku untuk mandi bareng. Wah ini kesempatan emas, alasan tidak memberitahu Ibu bahwa dia nggak masuk sekolah bisa kujadikan senjata agar aku bisa mandi bersama adikku.

    “Eh, ada tapinya loh, Aa nggak bakalan bilang ama Ibu asal Ratih mau mandi bareng ama Aa” kataku sambil mengedipkan mata.

    “Nggak mau. Aa jahat, lagian udah gede kan malu masak mau mandi aja musti barengan”

    “Ya udah kalo nggak mau sih terserah” ancamku.

    Singkat cerita karena aku paksa dan dia tidak ingin ketahuan oleh Ibu maka adikku menyetujuinya.

    “Tapi Aa jangan macem-macem yah” pintanya.

    “Emangnya kalo macem-macem gimana?” tanyaku.

    “Pokoknya nggak mau, mendingan biarin ketahuan Ibu, lagian juga itu kan gara-gara Aa, Ratih bilangin Aa udah ciumin Ratih” balasnya mengancam balik.

    Jika kupikir-pikir ternyata benar juga, bisa berabe urusannya, seorang kakak bukannya menjaga adik dari ulah nakal laki-laki lain, eh malah kakaknya sendiri yang nakal. Maka untuk melancarkan keinginanku untuk bisa mandi dengannya, aku pun menyetujuinya.

    Kami berdua akhirnya bangun dari tidur dan setelah berbenah kamar, kami berdua pun pergi menuju kamar mandi. Sesampai di kamar mandi kami hanya saling diam dan kulihat adikku agak ragu untuk melepaskan pakaiannya.

    “Aa balik dulu ke belakang, Ratih malu nih” pintanya.

    “Apa nggak sebaiknya Aa yang bukain punya Ratih, dan Ratih bukain punya Aa”

    Tanpa pikir panjang aku menghampiri adikku dan aku cium bibirnya. Agar dia tidak malu dan canggung untuk membuka pakaiannya, aku genggam tangannya dan aku tuntun untuk membuka bajuku. Tanpa dikomando dia membuka bajuku setelah itu kutuntun lagi untuk membuka celana basket yang aku kenakan.

    Setelah keadaanku bugil dan hanya memakai celana dalam saja kulihat adikku tegang, sesekali dia melirik ke arah selangkanganku dimana kontolku sudah dalam keadaan siaga satu. Kini giliranku menanggalkan daster yang ia kenakan.

    Begitu aku buka, aku terbeliak dibuatnya karena ternyata tubuh adikku begitu bohai (body aduhai). Dia lalu berusaha menutupi selangkangannya. Lalu dengan sengaja kucolek payudaranya hingga adikku melotot dan menutupinya. Kemudian aku pun balik mencolek memeknya, hehehe..

    “Idihh, Aa nggak jadi ah mandinya, malu”, rajuknya.

    Adikku lalu mengambil handuk dan melilitkan handuk tersebut kemudian melangkah keluar kamar mandi, tetapi karena aku tidak mau kesempatan emas ini kabur maka aku pegang tangannya dan terus aku peluk sambil kukecup bibirnya, karena ternyata adikku sangat merasa nyaman bila bibirnya aku cium.

    Aku lalu menarik handuknya hingga terlepas dan jatuh ke lantai, dan aku pepet tubuhnya ke arah bak air lalu gayung kuambil dan langsung kusiramkan ke tubuh kami berdua. Merasakan tubuhnya telah basah oleh siraman air, adikku berusaha untuk melepaskan ciuman dan desakan yang aku lakukan, tapi usahanya sia-sia karena aku semakin bernafsu menyirami tubuh kami sambil kontolku aku tekan-tekan ke arah selangkangannya.

    Setelah tubuh kami benar-benar basah, aku bagai kemasukan setan. Selain menyedot bibirnya dengan ganas aku pun langsung mencoba untuk melepaskan celananya. Setelah celana dalamnya terlepas dari sarangnya hingga ke tepi lutut, aku pun menariknya ke bawah dengan kakiku hingga benar-benar terlepas. Sadar bahwa aku akan berbuat nekat, Ratih semakin berusaha untuk melepaskan tubuhnya. Sebelum usahanya membuahkan hasil aku melepas pagutannya.

    “Aa, stop please” rengeknya sambil menangis.

    “Ratih, tolong Aa dong. Ratih tadi subuh kan udah ngalami orgasme, Aa belum..” pintaku.

    Dan tanpa menunggu waktu lagi di saat tenaganya melemah, aku kangkangkan pahanya sambil kukecup bibirnya kembali sehingga dia tidak bisa menolaknya. Di saat itu aku meraih burungku dari CD-ku dan mencoba mencari sarang yang sudah lama ini ingin kurasakan.

    Dalam sekejap kontolku sudah berada tepat di celah pintu heunceut adikku, dan siap untuk segera menjebol keperawanannya. Merasa telah tepat sasaran maka aku pun menghentakkan pinggulku. Dan aku seperti benar-benar merasakan sesuatu yang baru dan nikmat melanda seluruh organ tubuhku dan kudengar adikku meringis kesakitan tapi tidak berusaha untuk menjerit.

    Melihat hal itu aku mencoba untuk mengontrol diriku dan mencoba menenangkan perasaan yang membuatku semakin tak karuan, karena aku merasa diriku dalam keadaan kacau tetapi nikmat hingga sulit untuk diuraikan dengan kata-kata.

    Aku mencoba hanya membenamkan penisku untuk beberapa saat, karena aku tak kuasa melihat penderitaan yang adikku rasakan. Kini pandangan aku alihkan pada kedua payudara adikku yang masih diselimuti BH-nya. Aku mencoba untuk melepaskannya tapi mendapat kesulitan karena belum pernah sekalipun aku membukanya hingga aku hanya bisa menarik BH yang menutupi payudara adikku dengan menariknya ke atas dan tiba-tiba dua bongkah surabi daging yang kenyal menyembul setelah BH itu aku tarik.

    Melihat keindahan payudara adikku yang mengkal dan putingnya yang bersemu coklat kemerahan, aku pun tak kuasa untuk segera menjilat dan menyedotnya senikmat mungkin.

    “Aa, ahh, sakit” rintih adikku.

    Seiring dengan kumainkannya kedua buah payudara adikku silih berganti maka kini aku pun mencoba untuk menggerakkan pinggulku maju mundur, walau aku juga merasakan perih karena begitu sempitnya lubang heunceut adikku ini. Badan kami kini bergumul satu sama lain dan kini adikku pun mulai menikmati apa yang aku lakukan. Itu dapat aku lihat karena kini adikku tidak lagi meringis tetapi dia hanya mengeluarkan suara mendesah.

    “Eenngghh, acchh, enngg, aacchh”

    “Gimana, enakk?” aku mencoba memastikan perasaan adikku.

    Dia tidak menjawab bahkan kini justru tangannya meraih kepalaku dan memapahnya kembali mencium mulutnya. Karena aku tidak ingin egois maka aku pun menuruti kehendaknya. Aku kulum bibirnya dan lidah kami pun ikut berpelukan menikmati sensasi yang tiada tara ini.

    Tanganku kugunakan untuk meremas payudaranya. Gila, kenikmatan ini sungguh luar biasa, kini aku pun mencoba untuk menirukan gaya-gaya di film BF yang pernah kulihat. Adikku kuminta menungging dan tangannya memegang bak mandi.

    Aku berbalik arah dan mencoba untuk segera memasukan kembali kontolku ke dalam memeknya, belum sempat niat ini terlaksana aku segera mengurungkan niatku, karena kini aku dapat melihat dengan jelas bahwa heunceut adikku merekah merah dan sangat indah. Karena gemas aku pun lalu berjongkok dan mencoba mengamati bentuk heunceut adikku ini hingga aku melongo dibuatnya.

    Mengetahui aku sampai melongo karena melihat keindahan heunceutnya, adikku berlagak sedikit genit, dia goyangkan pantatnya bak penyanyi dangdut sambil terkikik cengengesan. Merasa dikerjai oleh adikku dan juga karena malu, untuk mebalasnya aku langsung saja membenamkan wajahku dan kuciumi heunceut adikku ini, hingga kembali dia hanya bisa mendesah..

    “Aahh, Aa mau ngapain.., ochh, enngghh” desahnya sambil mengambil nafas panjang.

    Mmhh, ssrruupp, cupp, ceepp, suara mulutku menyedot dan menjilati heunceut adikku ini, dan aku perhatikan ada bagian dari heunceut adikku ini yang aneh, mirip kacang mungkin ini yang namanya itil, maka aku pun mencoba untuk memainkan lidahku di sekitar benda tersebut.

    “Acchh, Aa, nnggeehh, iihh, uuhh, gelii”, erangnya saat aku memainkan itilnya tersebut.

    Karena mendengar erangannya yang menggoda aku pun tak kuasa menahannya dan segera bangkit untuk memeluk adikku dan memasukannya kembali dengan cepat kontolku agar bersemayam pada heunceut adikku ini. Baru beberapa kocokan kontolku di memeknya, adikku seakan blingsatan menikmati kenikmatan ini hingga dia pun meracau tak karuan lalu..

    “Aa, Ratihh, eenngghh, aahh..”

    Rupanya adikku baru saja mengalami orgasme yang hebat karena aku rasakan di dalam memeknya seperti banjir bandang karena ada semburan lava hangat yang datang secara tiba-tiba. Kini aku merasakan kenikmatan yang lain karena cairan tersebut bagai pelumas yang mempermudah kocokanku dalam heunceutnya.

    Setelah itu adikku kini lunglai tak bertenaga, yang ia rasakan hanya menikmati sisa-sisa dari orgasmenya dan seperti pasrah membiarkan tubuhnya aku entot terus dari belakang. Mengetahui hal itu aku pun kini mengerayangi setiap lekuk tubuh adikku sambil terus mengentotnya, mulai dari mencium rambutnya, menggarap payudaranya sampai-sampai aku seperti merasakan ada yang lain dari tubuhku, ada perasaan seperti kontolku ini ingin pipis tapi tubuh ini terasa sangat-sangat nikmat.

    “Aa, udah.. Aa, Ratih udah lemess..” kata adikku.

    “Tunggu Sayangg, Aa maauu nyampai nih, oohh”

    Kurasakan seluruh tubuhku bagai tersengat listrik dan sesuatu cairan yang cukup kental aku rasakan menyembur dengan cepat mengisi rahim adikku ini. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang luar biasa ini aku memegang pantat adikku dan aku hentakkan pinggulku dengan keras membantu kontolku untuk mencapai rongga rahim adikku lebih dalam. Kami berdua kini hanya bisa bernafas seperti orang yang baru saja berlari-lari mengejar bis kota.

    Setelah persetubuhan yang terlarang ini kami pun akhirnya mandi, dan setelah itu karena tubuhku lemas maka aku tiduran di sofa sambil menikmati acara televisi dan adikku kulihat kembali melakukan aktifitasnya membereskan rumah meskipun tubuhnya jauh lebih lemas.

  • Nikmatnya Memek Asisten Ku Yang Masih Perawan

    Nikmatnya Memek Asisten Ku Yang Masih Perawan


    2369 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Dan kali ini kami akan membagikan Foto Ngentot yang berjudul “Nikmatnya Memek Asisten Ku Yang Masih Perawan”. Tak perlu menunggu lama langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Video Bokep Memasukkan Kontol Di Memek Yang Licin

    Video Bokep Memasukkan Kontol Di Memek Yang Licin


    2921 views

  • Foto Ngentot Panas Anri Sonozaki Mendapat Ayam Keras Di Mulut

    Foto Ngentot Panas Anri Sonozaki Mendapat Ayam Keras Di Mulut


    1773 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Godaan Mesum Gairah Mertuaku

    Godaan Mesum Gairah Mertuaku


    1755 views

    Duniabola99.org – Saat ini aku sudah memiliki seorang istri yang begitu cantik dan juga baik orangnya sehingga tidak terbesit dalam hatiku untuk mengianati hatinya. Namun belum genap dua tahun pernikahan kami aku sudah melakukan halitu, dan aku tidak pernah menduga sebelumnya kalau akan melakukan hal tersebut padanya. Aku menghianatinya dengan melakukan adegan seperti dalam cerita sex.

    Namaku Rival pertama mengenal istriku dari tempat kerja kami yang memang berada dalam satu perusahaan. Dan setelah hampir satu tahun berpacaran dengannya akhirnya akupun memutuskan untuk menikahinya saja, apalagi saat itu aku sudah berusia 30 tahun dan istriku sendiri 32 tahun lebih tua dariku. Tapi dia memiliki wajah ayu sehingga tidak nampak beda usia kami.

    Karena memang dalam keluarganya juga dia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, bukan hanya kedua orang tuanya saja yang telah memanjakan dia, namun kakak-kakaknya juga. Sehingga istriku Tiara tumbuh menjadi pribadi yang manja dan terlihat seperti masih muda saja, apalagi dia memang menurunkan wajah mamanya yang begitu cantik dengan kulit putihnya.

    Aku biasa memanggil mertuaku dengan mama Lila, dia wanita Medan asli yang bercampur darah Jawa juga. Wajahnya tidak menampakkan kalau dia sudah memiliki ke tiga anak yang sudah dewasa, aku yakin mama begitu teratur merawat dirinya juga. Terlihat beda jauh dengan teman-temannya yang sering datang arisan ke rumah ini, apalagi mama Lila masih suka berpenampilan layaknya anak muda.

    Sebenarnya aku ingin membawa istriku Tiara pergi dari rumah orang tuanya, namun seperti kataku tadi dia memang di kenal dengan anak manja. Takut berpisah dengan kedua orang tuanya, apalagi rumah ini memang di wariskan atas nama Tiara istriku. Jadilah aku mengalah demi istriku yang begitu manja dengan kedua orang tuanya dan aku tidak ingin di bilang sebagai suami yang tidak mengerti istri.

    Kamipun hidup bahagia di rumah ini, karena sikap manjanya istriku sering bersikap mesra padaku meskipun itu di depan kedua orang tuanya. Sebenanarnya aku merasa risih dengan sikapnya apalagi di depan orang tuanya, namun lama kelamaan hal itu kami lakukan seperti hal yang sudah biasa saja. Dan kami sering melakukan adegan cerita sex dengan desahan yang dapat di dengar oleh kedua orang tua Tiara.

    Kami pikir hal itu biasa saja, hingga akhirnya kejdian yang tidak aku duga sebelumnyapun terjadi. Aku melakukan adegan layaknya dalam cerita sex dengan mama mertuaku, yang sudah aku anggap sebagai mamaku sendiri, namun hal itu terjadi dan aku tidak menyalahkan mama karena telah tergoda padaku, mungkin hal ini karena sikapku yang berlebihan bila bermesraan di depannya.

    Aku memang sudah tahu kalau papa mertuaku sudah lama mengidap penyakit diabetes. Jadi dia memang sudah tidak lagi bisa memberikan kepuasan pada istrinya, hingga halitu terjadi. Kala itu mama mertuaku memintaku untuk mengantarnya ke sebuah mal yang menyediakan perlatan bayi, karena istriku baru saja melahirkan. Dan kamipun bermaksud membelikan perlatan serta baju yang sudah tidak muat lagi.

    Karena sekarang bayiku sudah menginjak dua bulan, namun selama dalam perjalanan pulang hujan turun dengan lebatnya. Meskipun berada dalam mobil tidak membuat kami terdiam saja, karena ketika tangan mama berada di atas pahaku akupun memegang tangannya juga. Dengan berani mama mengelus pahaku itu hingga akhirnya  akupun merasakan yang terpancing juga seperti dalam cerita sex.

    Akupun mendesah ketika tangannya mulai menyusup dalam celanaku dan menemukan kontolku yang mulai mnggeliat. Aku memperlambat kemudi yang aku pegang “OOouugggggghh… ma… aaaggggghhh…. aaaagggghh…. eeeeuuummmmmpphh… aaagggghhh.. ” Dengan kepala menunduk mama langsung menyentuh kontolku dan langsung melumat dalam mulutnya akupun tersentak kaget.

    Namun sebagai laki-laki akupun membiarkan dia melakukan hal itu, apalagi mama begitu lihai melakukannya layaknya pemain dalam cerita sex. Dia terus melumat kontolku bahkan dia hisap dari pangkal hingga ujungnya “OOOoouuuggggghhh… ooouuugggggghh… ma… ma… aaaaaggghh.. te.. rus… aaagggghh… ” Akupun tidak bisa lagi mengemudikan mobil.

    Akhirnya aku mencari tempat untuk menepi dan ketika melihat sebuah gang sepi akupun memarkirkan mobilku di sana. lalu aku balas mama dengan pelukan hangat yang aku berikan diapun semakin buas melumat dan menangkap bibirku ” OOouuuggghhh….sa.. yang… ma..ma …sa.. yang… kamu… aaaggggghhh.. ” Diapun naik dalam pangkuanku yang sedang duduk di belakang kemudi.

    Tidak ada kesulitan yang berarti ketika mama mendudki kontolku, dengan bantuan tangannya dia selipkan kontolku dalam lubang memeknya. Setelah di rasa pas diapun menggoyangkan pantatnya “ooouugggghh….ooouuugggghhh…. aaaaaaagggghhhhh…. aaaaaaagggghhh… aaaaagggghhh.. ” Akupun tidak diam saja namun dengan cepat ikut bergerak sehingga kami semakin terbuai.

    Oleh perbuatan yang kami lakukan seperti dalam adegan cerita sex, akupun memeluk bahkan menciumi toket mama mertuaku yang serasa menggoda berada di depanku. Ikut bergerak ketika tubuhnya melakukan gerakan adegan cerita sex “UUuuuuggggghhhh… aaagggggghh… sa… yang….. aaagggggggghh….. aaaaooouuuggghh… aaaagggghhh..” Tubuh kami sudah basah oleh keringat.

    Meskipun di luar hujan masih belum reda juga, dengan mengerang lebih keras akhirnya akupun tidak kuat untuk menyemburkan sesuatu yang hangat dari dalam kontolku “OOoouuugggghh…. aaagggghhh… aaagggghhh.. ” Meluber spermaku waktu itu, dan aku yakin mama juga mencapai kenikmatan yang sesungguhnya. Dan bukan hanya kala itu saja kami melakukan adegan cerita sex namun setiap ada kesempatan.

     

  • Janda Kembang Tanggung

    Janda Kembang Tanggung


    1643 views

    Tanah Sunda sudah dikenal dengan gadis cantiknya sejak dari dulu. Bahkan konon di jaman penjajahan Belanda banyak tuan-tuan pemilik perkebunan yang mengawini wanita Sunda di sekitar lokasi perkebunan untuk dijadikan istrinya. Aku mengenal Titin dari hobi jalan malam di sekitar SM-Merdeka dan Siliwangi-Sukasari di Bogor.

    Cerita terbaru ini bermula saat aku sedang nongkrong di Wartel dekat pintu masuk Taman Topi ada wanita yang mondar-mandir didekatku. Dia mengenakan pakaian seragam sebuah pabrik. Kukira dia lagi nunggu temannya. Tidak lama kemudian ada seorang wanita lagi yang datang dan mendekatinya.

    Mereka bicara dengan suara keras dan nada tinggi seperti sedang memperdebatkan sesuatu. Aku tidak mau ikut campur dengan pembicaraan mereka. Toh aku juga tidak tahu ujung pangkalnya. Setelah dilerai oleh Satpam, wanita yang datangnya belakangan akhirnya pergi dengan masih tetap memaki-maki wanita pertama dengan bahasa Sunda.

    Aku yang hanya sedikit tau bahasa Sunda masih belum bisa sepenuhnya menangkap apa yang sedang terjadi di dekatku. Aku mulai tertarik dan memperhatikan mereka. Wanita pertama tadi hanya diam saja, meskipun raut mukanya menunjukkan kekesalan. Kudekati dan kutanya,

    “Kenapa Teh, maaf kelihatannya lagi berantem. Apa sih masalahnya?”

    “Nggak papa kok. Dia menuduhku ada hubungan dengan suaminya. Padahal aku berhubungan dengan suaminya hanya sebatas urusan pekerjaan,” katanya. “Ya sudah, teteh kelihatannya masih kesal. Minum es dulu yuk biar tenang,” kuajak dia untuk duduk minum di kafe yang banyak terdapat di sana.

    Kami pesan es buah. Kutawarkan untuk makan tapi dia menolaknya.

    “Terima kasih Aa. Saya teh sudah nggak ada nafsu makan dan lagian masih kenyang,” katanya halus. Akupun maklum saja. Mungkin setelah bertengkar tadi meskipun perut lapar jadi tidak ada selera makan. Setelah pesanan kami datang, ia mengaduk gelasnya perlahan-lahan dengan sendoknya.

    “Sudah tenang sekarang. Kalau boleh tahu, apa sih masalah sebenarnya?” tanyaku.
    “Saya memang belakangan ini sering jalan dengan suaminya untuk urusan pekerjaan. Eh dianya cemburu ketika ketemu kami di Cibinong,” jawabnya.
    “Kan bisa dijelasin ama suaminya?”

    “Sudah, tapi dia nggak terima. Dibilang saya gatel, wanita murahan dan lain-lainnya. Daripada saya ladenin, nanti jadi makin rame saya tinggal pulang aja ke kantor. Eh dia belum puas dan telpon ke kantor. Katanya tungguin nanti malam di Wartel sini agar bisa selesai. Sampai di sinipun saya masih dimaki-maki. Untung dilerai sama Satpam”.

    Akhirnya aku tahu dia bernama Titin dan bekerja sebagai supervisor produksi di salah satu pabrik tekstil yang memang banyak terdapat di sekitar Cibinong. Rumahnya di sekitar Biotrop. Suaminya minggat dengan perempuan lain enam bulan lalu.

    Jadi statusnya sekarang menggantung. Janda tidak, bersuamipun tidak juga. Dia belum punya anak. Janda kembang gantung, pikirku. Badannya ramping cenderung kurus, kulitnya bersih dengan dada membusung di balik seragamnya. Ada keindahan tersendiri melihat seorang wanita dalam pakaian seragam. Eksotis.

    Entah kenapa kalau ketemu wanita seringkali statusnya janda. Tapi sebenarnya akupun tidak mau merusak keperawanan seorang gadis. Bagiku berat bebannya. Lebih enjoy dengan janda atau gadis yang sudah tidak perawan. Tidak usah mengajari lagi.

    “Aku mau pulang, tapi pikiranku suntuk. Dibawa tidurpun pasti nggak mau,” katanya lagi.
    “Kalau gitu kita jalan ke Puncak aja yuk. Menenangkan pikiran,” ajakku.
    “Boleh, tapi jangan kemalaman ya!”
    “Nggak, kan rumahmu juga nggak terlalu jauh ke Puncak”.

    Aku mulai berpikir, pasti kami nggak akan kemalaman, paling-paling kepagian. Kamipun segera menghabiskan minuman dan segera berangkat ke Puncak. Sampai di daerah Cibogo, ia minta turun dan mengajak berjalan kaki menyusuri jalan raya.

    Para GM yang sedang menjerat mangsa menawarkan penginapan pada kami. Aku hanya menatap Titin dan ternyata dia cuek aja dengan tawaran GM tadi. Dinginnya udara Puncak mulai terasa. Ia mulai kedinginan dan mendekapkan kedua tangannya di dadanya.

    “Dingin?” tanyaku.

    Titin hanya mengangguk saja. Sambil jalan kulingkarkan tangan kiriku pada bahu kirinya. Ia menggelinjang sedikit, sepertinya menolak pelukanku. Tapi tanganku tetap dibiarkan di bahunya. Bahkan tangan kanannya melingkar di pinggangku dan mencubitku. Aku menggerakkan pinggulku sedikit kegelian. Sampai di depan sebuah wisma kami berhenti.

    “Masuk yuk!” ajakku.

    “Mau ngapain. Katanya nggak sampai malam,” jawabnya. Ada nada keraguan atau mungkin juga kepura-puraan. “Ngapain aja terserah kita dong. Lagian kalau dua orang berbeda jenis masuk ke hotel ngapain?” pancingku. “Tidur aja. Kamu merem, saya merem. Aman kan,” katanya.

    “Nggak mau. Kalau kamu merem aku melek, sebaliknya kalau kamu melek aku yang merem, supaya ada yang jaga,” kataku melempar umpan semakin dalam.
    “Ayo. Tapi kamu janji jangan macam-macam. Awas nanti,” katanya mengancamku.

    Dari suaranya umpanku sudah termakan. Tinggal tarik ulur tali saja agar ikannya tidak terlepas. Kami masuk ke dalam kamar. Kuperiksa sebentar kelengkapannya. Jangan sampai lagi tanggung room boy datang antar kekurangannya. Aku minta air putih saja untuk di dalam kamar.

    Meskipun udara dingin, aku yakin nanti pasti perlu minum. Titin masuk ke dalam kamar mandi dan sebentar kemudian terdengar suara air yang keluar dari jepitan pintu gua. Wsshh dan tak lama suara guyuran air. Aku keluar kamar, berdiri di teras kamar sambil melihat suasana.

    Sepi, karena memang bukan week end. Aku masuk lagi ke dalam kamar. Kebetulan Titin pun keluar dari kamar mandi. Pintu keluar dan pintu kamar mandi berdekatan posisinya. Kupandangi wajah Titin, kupegang tangannya dan dengan sekali tarikan ia sudah ada dalam pelukanku. Ia sedikit meronta, tapi rasanya hanya penolakan pura-pura.

    “Jangan.. Jangan!”

    Kalau memang dia tidak mau, pasti kami berdua tidak akan sampai ke kamar ini. Kucium bibirnya yang tipis. Lemas sekali bibirnya sehingga terasa kenikmatan mulai menjalar, meskipun ia belum membalas ciumanku. Kulepaskan lagi ciumanku dan kutatap matanya.

    “Aku mohon.. Jangan.. Jangan. Jangan disini sayang!” Ia mengakhiri kata-katanya dengan menyerbu bibir dan mukaku kemudian menarikku ke ranjang.
    “To, aku merasa kesepian dan kedinginan. Kamu mau berikan kehangatan?”

    Rasanya terbalik pertanyaan itu. Mestinya aku yang tanya apakah dia mau bercinta denganku.

    “Pasti. Kita akan sama-sama puas malam ini”.
    “Terima kasih To. Aku.. Aku..”.

    Sambil berkata begitu ia langsung mencium bibirku. Akupun langsung membalas ciumannya. Bibir kami saling berpagut, lidah kami saling mendorong dan menjepit saling sedot. Cukup lama kami menikmatinya. Bibirnya memang benar-benar terasa sangat lemas sehingga dapat kupermainkan dan kuputar-putar dengan mulutku.

    “Ayo puaskan aku sayang.. Ah. Ah.” suaranya hanya mendesis ketika ciumanku berpindah turun ke leher dan daun telinganya.

    Tangan kiriku mulai menjalar di pahanya. Kusingkapkan roknya, benar-benar mulus sekali pahanya. Kuremas-remas sampai ke pangkal pahanya. Ketika sampai di celana dalamnya, kutekankan jari tengahku ke belahan di tengah selangkangannya dan ku gesek-gesekkan.

    “Ah sayang. Kamu nakal sekali”.

    Aku tidak menghiraukannya. Sementara itu tangan kananku meremas halus buah dadanya dari luar. Tangannya pun tak mau ketinggalan memegang bahkan mencengkeram keras kejantananku dari luar. Terasa sakit tapi aku dapat menikmatinya.

    “Kita tidak akan kemalaman sekarang, tapi kepagian,” bisikku menggodanya.
    “Biarin aja, saya besok shift siang jam 3″.

    Dengan ganasnya aku menciuminya, seperti seekor kucing yang sedang melahap dendeng. Tangannya bergerak ke bawah dan terus ke bawah. Ia membuka kancing bajuku dan melepasnya. Kini setiap jengkal tubuhku bagian atas tak luput dari ciumannya. Kemudian ia membuka resleting celanaku dan langsung mencengkeram penisku.

    “Anto, punya kamu boleh juga. Tidak besar tapi keras sekali. Apa ada wanita lain yang pernah merasakannya?”

    Pertanyaan itu lagi. Kenapa setiap wanita mau tahu apakah pria yang dikencaninya pernah tidur dengan wanita lain.

    “Ada, aku bukan perjaka lagi,” jawabku tenang, yang penting adalah apa yang terjadi sekarang ini. Dan lagi kelihatannya ia hanya sekedar bertanya tanpa mempedulikan jawabanku.

    Belum selesai kata-kataku, ia telah mengocok dan kadang meremas kejantananku. Pintar sekali ia memainkan adik kecilku. Beberapa menit kemudian tegangan pada kejantananku sudah maksimal. Tiang bendera sudah tegak berdiri, siap untuk melaksanakan apel malam. Kudorong tubuhnya ke ranjang dan kemudian akupun langsung menerkam tubuhnya.

    “Sabar sayang, buka bajunya dulu donk.”

    Kamipun membuka pakaian kami masing-masing. Setelah telanjang bulat, langsung kubaringkan ia. Kuciumi senti demi senti tubuh mulusnya. Dari atas ke bawah sampai kepada paha dalamnya. Kurenggangkan kedua pahanya. Tercium aroma khas yang dipunyai seorang wanita. Kurenggangkan labia mayora dan labia minoranya dengan jempol dan telunjukku.

    “Ayo sayang.. Puaskan.. Aku.. Ya.. Ohh. Oohh.” Kata-katanya terus meracau, apalagi ketika aku melahap habis biji kacangnya dengan mulutku, kadang kusedot, kuhisap, dan kugigit dengan lembut.

    “Ah.. Ennak ssayang.. Kamu ppinnttarr. Ohh.. Oohh”

    Aku sudah tidak mempedulikan kata-katanya. Aku makin asyik dengan mainanku. Kulepaskan mulutku dan kutindih dia. Kumasukkan jari tengah kiriku ke dalam lubang perlahan lahan. Tubuhnya meronta-ronta seperti orang kesetanan, kedua payudaranya bergoyang kencang.

    Aku pun meraih payudaranya itu. Dengan tangan kananku, kupelintir puting susunya yang sebelah kiri dan mulutku kini menggigit halus puting kanannya. Sementara jari kiriku tetap mengocok lubang vaginanya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat pula ia meronta.

    Kuhentikan permainan tanganku dan kuarahkan kejantananku untuk memasuki liang kenikmatannya. Tanpa kesulitan aku segera menembus guanya. Terasa basah dan hangat. Kugerakkan pinggulku dan ia membalas dengan memutar pinggulnya dan menaik turunkan pantatnya mengimbangiku. Satu kakinya menjepit pahaku dan kaki lainnya dibuka lebar dan disandarkan ke dinding kamar. Kuciumi leher dan dadanya. Beberapa kali kugigit kecil kulit dadanya sampai meninggalkan bekas kemerahan.

    “Ciumi leher dan pundakku! Aku sangat terangsang kalau dicium di situ,” rintihnya.

    Kuikuti kemauannya dan sampai akhirnya ia menggelinjang hebat, kedua tangannya mencengkeram keras kepalaku. Pinggulnya naik menjemput kejantananku. Kutekankan kejantananku dalam-dalam dan akhirnya ia mencapai orgasmenya. Ia terkulai lemas. Ditekan-tekannya pantatku ke bawah dengan tangannya.

    Kemudian aku turun dari tubuhnya dan membiarkannya beristirahat sebentar. Setelah napasnya pulih ia naik ke atas tubuhku dan mulai mencium bibir, leher dan telingaku. Mulutku menghisap kedua payudaranya. Terkadang kugigit putingnya bergantian. Ia hanya mengeluh merasakan nikmatnya. Beberapa menit kemudian ia sudah terangsang lagi.

    “Ayo sayang. Aku sudah siap memuaskanmu di babak kedua..”
    “Kita lakukan dengan berdiri,” kataku berbisik di telinganya. Ia hanya tersenyum dan mengangguk.

    Kuangkat tubuhnya berdiri di samping ranjang. Kami masih saling berciuman dengan ganas. Ia kemudian mengangkat kaki kirinya ke atas ranjang, kudorong sedikit sampai ia mepet ke dinding kamar. Tangannya membimbing meriamku memasuki guanya. Pantatnya sedikit disorongkan ke depan dan perlahan lahan meriamku masuk, sampai..

    Blesshh..

    Semuanya sudah terbenam di dalam guanya. Oh hangatnya.

    “Ayo sayang, goyang.. Sayang ohh.. Ohh”

    Kedua tangannya memegang pantatku dan membantu gerakan pinggulku maju mundur. Rasanya nikmat sekali bercinta sambil berdiri. Badannya ia lengkungkan ke belakang sehingga meriamku dengan leluasa menobrak-abrik guanya. Pinggangnya juga bergerak-gerak mengimbangi gerakanku. Mulutku tetap melakukan aktivitas di bagian atas tubuhnya. Kadang berciuman, kadang menyedot dan mengulum putingnya. Cukup lama aku mengocoknya, akhirnya kupercepat kocokanku ketika kurasakan lahar panas akan keluar.

    “Tin, oh.. Aku mau keluar. Di keluarin dimana nih ohh. Oohh”.
    “Tunggu sebentar. Aku juga mau keluar, ohh. Ooohh sama-sama ya sayang.. Ohh.. Di dalam aja nggak apa-apa. Ohh barengan yah.”

    Akhirnya kutumpahkan spermaku di dalam guanya. Aku mencapai klimaks duluan. Titin tidak bisa mencapai klimaks yang kedua meskipun ia masih berusaha menggerakkan pantatnya maju mundur karena meriamku sudah berangsur-angsur melemas dan akhirnya terlepas sendiri dari dalam guanya.

    Kami rebah berdampingan di ranjang. Ia memelukku dan menciumku. Kuakui wanita satu ini memang luar biasa. Tidak dengan setiap orang aku dapat melakukannya dengan berdiri. Aku sudah coba. Tapi dengan Titin meskipun dia jauh lebih pendek dariku ternyata aku bisa melakukannya.

    “Sorry Tin. Aku nggak tahan lagi. Nanti kita akan mulai lagi dengan santai dan saling menunggu sehingga bisa mencapai klimaks bersama-sama. Terima kasih ya sayang. Kamu benar-benar hebat.”
    “Nggak apa-apa. Aku sudah dapat duluan. Kamu juga hebat. Malam ini masih panjang. Kita tidak usah tidur sampai pagi supaya dahagaku terpuaskan”.

    Akhirnya sisa malam kami lalui dengan berpelukan. Ia tersenyum kemudian menciumku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Malam itu kami masih melakukannya lagi tiga kali sampai pagi. Sekali kami lakukan di lantai beralaskan selimut. Ternyata ketika bermain di lantai kami bisa merasakan nikmat yang luar biasa.

    Gairah kami seakan-akan meledak sampai seluruh badan terasa sakit dan ngilu. Tetapi setelah mandi pagi gairahku kembali menyala dan aku masih sempat sekali lagi bergumul dengannya. Kami pulang dengan membawa kepuasan dan rasa lelah yang luar biasa. Seharian kuhabiskan dengan tidur-tiduran.

    Bahkan aku tidak sempat makan siang. Setelah itu aku masih sempat dalam dua pertemuan merasakan kehebatannya bercinta dalam posisi berdiri. Akhirnya dia pindah kos dan aku kehilangan jejak.

  • Saya Aika ThreeSome Dengan Anak Dan SuamiNya

    Saya Aika ThreeSome Dengan Anak Dan SuamiNya


    1603 views

  • Ngentot Dengan Anak Guru SMA ku

    Ngentot Dengan Anak Guru SMA ku


    1862 views

    Duniabola99.org – Diawali dengan pertemuan di sebuah toko kelontong di perumahan tempat tinggalku, aku jadi akrab dengan Putri. Dia anak dari guru SMA ku yg sudah meninggal. Umurnya masih 18 tahun. Putri mempunyai body yg sangat seksi, dengan wajah mirip salah satu artis indonesia, tinggi badan 165 cm, ukuran dada 36, kulit putih mulus, dan rambut panjang melebihi bahu. Agen Togel Terpercaya

    Setelah pertemuan di toko kelontong, kami jadi sering berhubungan lewat telpon. Dan jarak rumah kami yg dekat, terpaut dua gang dengan rumahku membuat kami janjian untuk bertemu dirumahku.
    “Bram, nanti sore aku main ke rumah kamu ya?” katanya di telepon.
    “Boleh deh, kebetulan bapak dan ibu ada acara arisan keluarga.” Aku menyetujui permintaannya.
    Oh ya, aku tinggal dengan kedua orang tua dan nenekku. Kalau bapak dan ibu pergi, aku harus di rumah menemani nenek.
    “Teng.. teng!” aku mendengar suara gembok pagar dipukulkan ke pagar.
    “Sebentar!” sahutku.
    Ternyata Putri yg datang, wah senang banget ternyata dia tdk main-main.
    “Sebentar Put, wah sexy banget non, mau ke mana?” sambil buka kunci pagar aku nyerocos menyapa dia.
    “Ya mau ke sini Bram. Eh, pakaianku terlalu terbuka ya?” Dia malah nanya.
    Body yg sexy dibalut tank-top warna biru menonjolkan warna kulitnya yg putih dan tonjolan dadanya yg besar.
    “Hei, kamu ngelihat apa kok gak pake bernafas..?” Dia merasa kalau mataku tdk terlepas dari arah dadanya.
    “Ehm, eh.. gak pa pa. Silahkan masuk Put.” Aku jadi salah tingkah.
    “Siapa Bram?” Nenekku yg ada di ruang keluarga mengeluarkan suaranya dengan nada bertanya.
    “Putri Nek, anaknya Bu P yg tinggal di Jl. P itu lho.” aku jawab saja sambil menggandeng Putri ke ruang tamu.
    “Duduk Put, mau minum apa?” tanyaku sambil berjalan ke dapur.
    “Apa aja Bram, eh air putih aja deh. Oh ya jangan yg dingin ya, yg biasa saja.” jawab dia.
    “Kalau gitu kamu ambil sendiri aja. Aku mau mandi dulu, lengket nih tadi habis motong rumput di halaman belakang.” sambil ngomong aku melirik kembali ke ruang tamu.
    Dan sempat terlihat sekilas warna putih pahanya saat Putri meluruskan kaki mau berdiri. Ada getaran asyik dan aneh setelah menyaksikan pemandangan indah itu.
    Segarnya guyuran air saat mandi menjadikan aku teringat dengan paha Putri, dan sedikit demi sedikit kemaluanku mengeras serta menimbulkan perasaan yg enak.
    “Putri mau nggak ya aku ajak ML?” tanyaku pada diri sendiri.
    Sambil masih berbalut handuk dari pinggang ke bawah, aku keluar menemui Putri.
    “Bram, pakai dulu celanamu, gak sopan tuh.” Nenekku nyeletuk, waduh jadi malu dan merasa salah tingkah. Tapi aku cuek saja.
    “Iya Nek.” aku jawab sekenanya sambil tetap jalan ke ruang tamu.
    Di sana Putri sudah menunggu sambil tangannya memegang segelas air putih yg diambilnya dari dispenser. Posisi duduknya menyebabkan sebagian pahanya yg putih terlihat sampai dekat bongkahan pantatnya. Aku menelan ludah, mungkin dia melihat gelagatku ini. Wah pasti deh wajahku kelihatan merah padam.
    “Bram, ke atas yuk. Aku pingin tahu apa rumahku terlihat dari sini.” pintanya.
    “OK, tapi aku pake celana dulu ya.” jawabku.
    “Gak usah Bram, biar aja.” wah dia ternyata dia gak punya pikiran aneh-aneh.
    “Nek, aku ke atas..!” teriakku minta ijin ke Nenek.
    “Iya. Bram, telponnya kamu bawa saja kalau-kalau nanti bapakmu telepon.” sahut Nenek.
    “Biar aja di bawah Nek, nanti kalau ada telpon Bram yg turun.” sahutku lagi.
    “Ayo Bram, cepetan. Ntar keburu malam, aku harus belajar Matematika.” Putri merajuk sambil tangannya menarik lenganku yg masih membetulkan ikatan handuk.
    Akibatnya, handukku sedikit terbuka di bagian depan sehingga batang kemaluanku jadi terlihat oleh Putri.
    “Hi, apa itu Bram. Kok hitam gitu, berambut lagi.” celetuknya dengan ekspresi terkejut.
    “Ini kemaluanku namanya Mr. P” jawabku sekenanya sambil membetulkan handuk.
    Lalu kami melanjutkan perjalanan menaiki tangga ke lantai dua.
    Ruang di lantai dua sengaja aku atur tanpa menggunakan kursi, hanya meja rendah dan bundar model Jepang yg ada di tengah karpet tebal berwarna biru. Ada 4 bantal besar dengan cover bermotif oriental dengan warna biru muda yg dipakai sebagai alas duduk. Ada TV 21″ dan VCD player di pojok ruang.
    “Bram, itu apaan? Kok aneh, tadi kan nggak ada?” tanyanya sambil pandangannya mengarah ke bawah perutku.
    Rupanya dia menyadari kalau dari tadi aku melihat ke arah dadanya, sehingga aku yg keasyikan menikmati pemandangan indah jadi terkejut.
    “Ehm.. ini tho? Ini Mr. P yg lagi tegang, kamu pingin lihat?” jawabku sambil bertanya.
    “Nggak deh, malu. Lagian buat apa?” dia malah balik bertanya.
    “Kesempatan nih.” pikirku.
    “Ya biar kamu tahu bagaimana bentuk kelamin pria pada saat tegang.” celetukku.
    “Gimana ya?” dia berpikir sejenak. Lalu..
    “OK deh. Tapi nggak ada efeknya negatifnya kan?” dia mulai terpancing.
    “Oh ya Put, biar asyik. Gimana kalau kita nanti gantian ngasih liat punya masing-masing. Dijamin deh, nggak bakalan ada yg dirugikan.” aku mulai melancarkan seranganku.
    Matanya sedikit terbelalak ketika melihat Mr. P ku yg berukuran jumbo dengan diameter 4, 5 cm dan panjang 18 cm.
    “Waah, gedhe banget ya. Bram, apa setiap pria berukuran segitu?” tanyanya.
    Matanya masih menelusuri tubuhku mulai dada sampai pangkal pahaku. Nafasnya mulai sedikit cepat.
    “Asyik nih, dia udah mulai terangsang” dalam hati aku bersorak gembira.
    “Put, gantian dong. Sekarang kamu yg buka baju, apa perlu aku bantu bukain baju kamu?” aku menghentikan tatapannya yg mulai bergairah.
    “Ehm, boleh. Tapi jangan diapa-apain ya, cuman lihat aja ya.” Dia berkata sambil mendekatkan tubuhnya ke arahku.
    Aku tatap terus matanya lalu mulai membuka t-shirt nya ke arah atas. Pada saat t-shirtnya melintas di wajahnya dan kedua tangannya terangkat ke atas (bayangin deh, tubuhnya terbuka banget..), aku berhenti sejenak, sambil mencuri cium dadanya.
    “Bram.! jangan ah, geli.” Dia agak berteriak kaget, tapi tdk ada bagian tubuhnya yg mencoba menghentikan aksiku.
    Aku merasa ada lampu hijau buat meneruskan aksiku ini.
    Lalu terlepaslah t-shirt nya dan terlihatlah tubuh bagian atasnya yg terbuka dan hanya berbalut bra dengan model bikini warna putih. Payudaranya terlihat menonjol dan menantangku untuk meremasnya, tapi aku tahan keinginan itu.
    “Wah, putih banget ya kulitmu. Jadi pingin tahu yg di dalam situ.” celetukku sambil menunjuk ke arah payudaranya.
    “Ya udah, lihat aja.” sambil berkata gitu Putri melepas penutup dadanya.
    Sekarang terpampang dengan jelas dua payudara putih dengan puting agak merah muda. Dekat sekali dengan aku, membuat aku jadi pingin meremas dan mengulumnya.
    “Sabar Bram, nanti juga dapat.” dalam hati aku berkata.
    “Bram.. ayo lanjutin buka bajunya Putri.” pintanya dengan pandangan berbinar nakal.
    Aku melanjutkan aksiku dengan memegang kedua pahanya dan menggerakkan kedua tanganku ke atas berbarengan. Sehingga roknya tersingkap ke atas sampai perut. Lalu aku raih CD-nya dan menariknya ke bawah dengan tiba-tiba.
    “Ahh, Bram..!” Putri menjerit kecil karena tubuhnya terhuyung-huyung kebelakang.
    Lalu tangannya meraih pinggangku dan berpegangan agar tdk jatuh. Dan dengan tdk sengaja ujung Mr. P ku menyentuh bagian atas perutnya. Terasa sedikit geli. Putri terdiam dengan posisi masih memegang pinggangku lalu dia melepaskannya dengan tiba-tiba sambil mundur dan tangannya memegang bagian bawah perutnya yg masih terbungkus rok.
    “Hi hi, kok Putri nggak ngerasa kamu melepas CD. Pantas aja rasanya agak dingin.” Dia tertawa kecil sambil berkata begitu.
    “Hmm.. uhmm” mulut kami masih berpagutan dengan lidah saling menjilat.
    Ketika tangannya bergerak ke belakang tubuhnya, lalu terlepaslah pembungkus tubuhnya yg masih tersisa. Sekarang Putri benar-benar telanjang. Dan nafasku terasa berhenti ketika melihat kemaluannya yg punya bulu-bulu halus berbentuk segitiga. Aku menelan ludah dengan agak susah.
    “Kenapa Bram, heran ya lihat punyaku.” tiba-tiba Putri berkata mengagetkan aku yg masih terpesona dengan pemandangan di depanku.
    “Eh, iya.. Put, boleh aku pegang Miss V kamu?” aku memohon.
    “Jangan Bram.” Katanya sambil mendekatkan pinggangnya ke pinggangku.
    Aneh juga, tdk mau tapi malah mendekat. Aku rasakan gesekan lembut antara Mr. P ku dengan rambut Miss V nya.
    “Hmm.. ahh.. sshh” Putri mendesah lirih sambil memejamkan matanya.
    “Wah kesempatan nih” pikirku.
    Lalu aku rengkuh punggungnya dan kupagut lagi bibirnya. Dia membalas dengan penuh nafsu.
    “Ahh, jangan Bram. Aku takut hamil.” rengeknya ketika aku mulai menyentuh Miss V nya.
    “Santai aja Put, gak bakalan hamil deh.
    “Ya udah, Bram.. jangan kasar ya.” gumamnya lirih.
    Aku kecup lagi bibirnya sambil tangan kananku mengelus lembut bibir Miss V, sementara tangan kiri meremas lembut payudaranya bergantian kiri dan kanan.
    “Hmm.. shh, terus Bram, enak banget. shh” Putri mulai meracau keenakan.
    Tangannya yg sedari tadi terus memegangi pundakku mulai beraktifitas menjelajahi leher dan dadaku. Sementara itu
    aku kecup lembut puting sambil tangan kiriku masih mengelus daerah selangkangannya.
    “Shhtt.. Bram.. ahhss.. terus Bram” Putri semakin keras meracau dan agaknya dia sudah hampir mencapai puncak kenikmatan.
    “Ahh..” Sambil badannya melenting kebelakang dengan kepala mendongak Putri akhirnya mencapai kenikmatannya yg pertama.
    “Hmmff..Bram, rasanya enak banget. Kok, kamu gak merasa apa-apa?” Tanyanya sambil memeluk leherku dan menatap mataku.
    Dengan posisi seperti ini aku bisa melihat jelas kulit wajahnya yg berkeringat, dan dadanya yg masih membusung masih menempel di dadaku.
    “Put, kamu santai aja dulu, sambil berkata aku mulai lagi mengecup lehernya dengan lembut, lalu meniupkan nafasku ke dadanya. Hal ini membuat Putri mengerang lagi.
    “Sssstttt.. Bram.. eh kamu nakal ya. Lalu mulutku mulai merayap turun ke dadanya dan menjilati putingnya bergantian kiri kanan selama lebih kurang lima menit.
    “Sst.. ahh.. hmm” Putri mulai meracau lagi. Gairahnya mulai muncul.
    Tangannya kini telah memegang Mr. P ku yg sedari tadi terus mendongakkan kepalanya. Lalu aku rebahkan Putri di atas meja. Aku beringsut mundur dan meraih kedua pahanya, lalu dengan tiba-tiba membenamkan kepalaku diantara kedua ujung pahanya.
    “Ahh.. Bram geli.. ahh.. sstt.. ohh. Enak Bram” Putri kaget lalu mendesah nikmat.
    Birahiku semakin menjadi mendengarnya. Mulutku menelusuri setiap inci tubuhnya yg berkulit putih dan lembut. Merayap naik dari Miss V nya sampai leher. Lalu kukecup bibirnya dengan lembut. Tangan kanan Putri mengelus-elus Mr. P ku dengan lembut.
    “Terserah kamu Bram.” pelan Putri berkata.
    Setelah aku bisikkan,
    “Aku menginginkanmu Put.”
    Lalu dengan lembut, aku tarik kedua kakinya sehingga menjuntai dari tepi meja, dan kakinya aku renggangkan sedikit tetapi masih menjejak karpet, sehingga Miss V nya yg sudah basah semakin menantangku. Kusentuhkan ujung kepala Mr. P ke Miss V nya, lalu aku gerakkan ke atas dan ke bawah dengan perlahan. Nikmat sekali.
    “Hmm Bram, cepetan dimasukin, tapi pelan-pelan ya.” Putri mulai memohon karena sudah tdk tahan dengan rangsangan yg aku berikan.
    Aku letakkan ujung Mr. P ku tepat di atas lubang Miss V nya, lalu dengan perlahan aku dorong. Agak susah juga, sering meleset, padahal cairan yg dikeluarkannya lumayan banyak. Aku hentikan usahaku, kudekatkan kepalaku ke Miss V nya lalu aku sedot cairan yg ada. Sekarang Miss V nya sudah agak kering.
    “Sshh.. Bram.. geli.. ayo dong masukin.. cepet.. hmm” Putri mengerang kegelian.
    Kucoba lagi memasukkan ujung Mr. P, sekarang berhasil. Lebih kurang 3 centimeter ujung Mr. P yg terbenam. Aku dorong dengan pelan, lalu kutarik lagi dengan pelan. Ku ulang sampai 4 kali. Hal ini membuat kepala Putri menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat.
    Lalu dengan tiba-tiba
    “Bles..” Mr. P ku berhasil menerobos keperawanannya.
    “Ahh..Bram, sakit” Putri merintih.
    “Cup.. cup.. ss” aku coba menenangkan Putri, lalu kukecup bibirnya dengan lembut.
    Mr.P masih terbenam di Miss V, sengaja tdk aku gerakkan pinggulku. Aku ingin merasakan sensasinya. Perlahan Miss V nya mulai berdenyut, dan Putri sudah tersenyum nakal. Lalu kami berpagutan dengan ganasnya. Pinggulku kudorong naik turun dengan pelan, sambil kedua tangan meremas payudaranya. Putri juga aktif mengelus punggungku dengan cepat. Sesekali didorongnya pinggulnya ke atas. Sehingga ujung Mr. P ku terasa menyentuh dinding rahimnya.
    Aktifitas ini berlangsung lebih kurang 20 menit, sampai ketika Putri menjerit tertahan sambil menggigit pundakku.
    “Ahh.., Bram.. aku nyampai”.
    Pada saat yg sama kurasakan Mr. P ku seperti diremas-remas dan basah. Remasan yg seperti pijitan lembut menimbulkan rasa nikmat di batang Mr. P. Aku semakin mempercepat gerakan naik turun, lalu..
    “Ahhrhh..” aku melenguh panjang menyemprotkan cairan hangat.
    Kami berciuman mesra dengan Mr. P ku masih di dalam Miss V nya.
    “Gila Bram, kok masih tegang” Putri kaget karena tahu kalau Mr. P ku masih tetap tegang.
    Kami berdua tertawa lepas ketika terdengar suara nenekku memanggil.
    “Bram, sudah hampir malam. Apa nak Putri nggak dicari ibunya?”.
    “Iya Nek, sebentar. Kami masih nonton film.” sahutku sambil tersenyum ke arah Putri.
    Putri membalas senyumku.
    “Oh indahnya.” dalam hati aku bersorak.
    Setelah merapikan baju dan rambutnya, aku mengantar Putri pulang ke rumahnya. Semenjak itu kami jadian.
  • Video Bokep Mbak Miu Wanatabe Bermain Sex Toys

    Video Bokep Mbak Miu Wanatabe Bermain Sex Toys


    1583 views

    MarkasJudi

  • Ngentot Untuk Biaya Antar Pulang

    Ngentot Untuk Biaya Antar Pulang


    1863 views

    Duniabola99.org – Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.

     

    Tersadarlah Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Vani memang cukup tinggi, 173cm.

    “Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Vani.

    Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit.

    Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. “Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Vani. Vani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang bulat sekal dan menonjol.

    Makin salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini, Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off. “Buset, sial banget sih gue hari ini.”

    Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai “Neng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin jengahlah si Vani.

    Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
    “Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
    “Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.

    Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang “Wah sory Van, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. “Than, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum Ethan berucap “Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. “Iya deh, ntar gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut. “Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani. Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai menembus kemacetan ibu kota.

    “Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.
    Kata Vani “Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus hehe”.
    “Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
    “Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.

    Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja ya”. “Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Vani. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non” jawab Ethan. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius. Semakin bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan berkata “Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo. Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak “BANGSAT LO THAN. LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani bergidik sambil melihat sekitarnya. “Ya biarlah si Ethan bisa seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong “Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus. “Ga kok Van, cuma sampe kos lo doang” kata Ethan penuh kemenangan. “Sialan, itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.

    Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.

    Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan tokednya pada nafsunya “Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar juga. “Ahh…!” Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. “Hehe buset toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Ethan penuh nafsu.

    Ethan melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari wadahnya dan terekspos full. “Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering diisep ya Van” kata Ethan vulgar. “Bangsat lo Than. Kok sampe gini segala” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan “Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.

    Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir puting Vani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Vani. “Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Vani.

    Tapi puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Ethan yang berpengalaman. “Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Ethan “Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.

    “Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan masih ngremesin toked gue” pikir Vani yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Vani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Vani.

    Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Vani masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Ethan sudah melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan penuh kemenangan.

    Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Than” maki Vani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. “Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.

    Tangan satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi. “EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani, tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Vani. “OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan. Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.

    “Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhhhh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si Ethan. “Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Vani.

    Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap “Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni malem”. Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik “Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing “Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.

  • Majalah Dewasa Edisi Annabel Da Silva

    Majalah Dewasa Edisi Annabel Da Silva


    1479 views

    Duniabola99.org–  Annabel Da Silva

    Kalau Bali adalah surganya, berarti Annabel pas untuk menjadi bidadarinya. Itu memang gombalan terburuk untuk mengambil hatinya, tapi apa Anda punya gombalan lain lagi? Sudah terima saja kalau dia memang seorang bidadari.