• Cerita Panas Kini Semua Mulai Menikmati

    Cerita Panas Kini Semua Mulai Menikmati


    2071 views

    Cerita Panas – Crreeetts…. Crreeetts … Seeeeeeerr…. Eehmp…. Crrreetsss…. Seeeeerrr…..

    Kugigit bibirku menahan diriku agar tidak mendesah sehingga Suamiku tidak sampai curiga. Aaahk… Sungguh orgasmeku kali ini jauh lebih nikmat dari sebelumnya sekaligus sangat menyiksa diriku.

    Rasa nikmat yang kudapatkan, membuatku nyaris lupa kalau Suamiku kini berada dekat denganku.

    Tinggal dua langkah lagi, maka semuanya berakhir, Suamiku akan dapat melihat Ujang yang sedang berada di belakangku. Dan perselingkuhankupun terbongkar, sebentar lagi aku akan resmi menjadi seorang Janda.

    Deg… Deg… Deg… Deg… Deg… Deg…

    “Abii…”

    Langkah Suamiku berhenti, lalu ia menoleh kearah putriku. “Iya sayang, ada apa?” Sahut Suamiku memandang putrinya.

    Dan pada saat bersamaan gamisku di tarik turun, lalu dengan gerakan persekian detik sebelum Suamiku kembali menoleh kearahku, Ujang menyembunyikan tubuhnya di bawah kolong wastafel sehingga Suamiku tidak dapat melihatnya.

    Aku mendesah pelan, sedikit beban tanpa berkurang dari pundakku.

    “Masih lama Umi nyucinya?” Tanya Suamiku.

    Aku berdehem pelan, perasaan tegang membuatku merasa gugup. “Iya Bi… kenapa?” Tanyaku gugup, sungguh aku sangat ketakutan.

    “Abi kangeen!” Aahkk… Ternyata Suamiku minta di layani malam ini.

    “Iya Abi, nanti kalau nyucinya selesai Umi… Aahkk… Eehmm… Akan nyusul Abi keatas.” Siaaal… Ujang udah benar-benar gila, kurasakan jemari Ujang membelai betisku.

    “Kamu kenapa Umi? Ada yang sakit?” Tanya Suamiku panik. “Kok wajah Umi pucat?” Sambungnya sambil membelai pipiku.

    Ujang pleasee… jangan naik lagi, Aahkk… Jemarinya semakin tinggi naik atas pahaku, hingga akhirnya menyentuh kemaluanku. Dia menggesekkan jarinya kebibir vaginaku, membuat birahiku kembali naik.

    Aaah… Tidak, ini bukan saat yang tepat untukku terangsang seperti ini. Fokuuus…. Fokuuss… Kamu pasti bisa Emaa…

    “Ini mendadak perutku mules Bi!” Kataku mengringis sambil menurunkan tanganku memegang perutku, lalu turun menuju tangan Ujang yang sedang memanjakan vaginaku.

    “Ya udah, Abi tunggu di kamar ya?”

    “Iya Bi, Umi nanti menyusul.” Jawabku, sembari menarik nafas lega.

    Kemudian Suamiku melangkah pergi menjauh dariku, aku baru bisa bergerak ketika Suamiku benar-benar menghilang dari pandanganku. Buru-buru aku menepis tangan kurang ajar Ujang dari vaginaku, dia sudah sangat keterlaluan.

    Kalau tadi sampai ketahuan, bisa-bisa riwayatku tamat sampai di sini.

    “Gila kamu Jang!” Kataku emosi, tapi tetap menjaga suaraku agar putri semata wayangku yang sedang menonton tv tidak mendengar suaraku.

    “Tapi Ibu Ema sukakan?”

    “Saya mohon, jangan ganggu saya lagi…! Dan tolong berhenti sampai di sini saja.” Melasku tapi dengan nada tegas.

    Perbuatannya barusan sungguh sangat beresiko, bagaimana kalau tadi Suamiku melihat? Aku tidak ingin menjadi janda, apa lagi janda karena di ceraikan Suami yang memergoki Istrinya selingkuh, aku tidak siap untuk hal itu.

    Ujang menarik tanganku, memaksaku merunduk seperti dirinya.

    Kemudian dia membuka celananya, mengeluarkan senjata pamungkasnya yang gemuk dan panjang, membuat nafasku memburuh, kejadian tadi pagi kembali menguasaiku.

    “Ayo Bu, biar cepat selesai.”

    “Jangan gila Jang, masih ada anakku di sana, gimana kalau dia melihat kita?” Kataku panik, tapi dia malah menarik tanganku.

    “Gampang Bu, tinggal kita ajak!”

    “Iblis kamu Jang…” Kesalku, sembari merangkak kepangkuannya, kusibak kesamping celana dalamku lalu keraih penisnya, dan kugesekan dengan bibir vaginaku.

    Aaahkk… Rasanya nikmat sekali, apa lagi ketika kepala penisnya menggesek clitorisku.

    “Hahaha… Ayo masukan sekarang Bu!”

    Kutatap bola matanya, lalu dengan perlahan kucoba menduduki penisnya. “Jleepps…” Oohk… Kepalaku mendongak keatas, menatap langit-langit dapur rumahku.

    Dalam sekejap untuk kedua kalinya hari ini aku membiarkan penis pria lain bersarang kedalam vaginaku yang suci, yang seharusnya kupersembahkan untuk Suamiku tercinta, tapi kali ini tanpa ada paksaan berarti aku malah menuruti kemauan pria lain.

    Dosakah aku? Aahkk… Ini dosa besar, tapi dosa yang paling nikmat yang perna kubuat.

    Tanpa di minta aku mulai menggoyang pinggulku naik turun diatas penisnya yang begitu besar, jauh lebih besar dari milik Suamiku, dan tentunya lebih keras dan berotot.

    Jujur saja, pelecehan yang ia lakukan barusan tepat dihadapan Suamiku membuatku langsung memutuskan untuk pasrah, menerima kalau nantinya ia ingin menyetubuhiku lagi, dan ternyata benar dia kembali memperkosaku.

    Ujang meletakan tangannya di bagian belakang kepalakku, laku kumiringkan wajahku, menyambut bibir tebal Ujang.

    Kami berpagutan mesrah, lidah kami saling membelit, dan kami saling berbagi air ludah. Entalah… Apa ini masih bisa di sebut pemerkosaan, tapi yang pasti aku sangat menikmati dirinya yang sedang memperkosa diriku.

    Plookkss…. Ploookkss… Plookss…. Plookkss…. Plookkss….. Ploookkss….

    Pinggulku bergerak cepat, menghentak nikmat, sementara erangan-erangan kecil keluar dari bibirku, dan sedetik kemudiaaan… Aahkkk… Aku mencapai orgasmeku kembali dengan rasa berjuta kenikmatan yang ia berikan.

    Masih dalam keadaan penisnya yang berada di dalam vaginaku, dia… menuntunku terlentang, dengan posisi ia menindih tubuhku.

    Kemudian giliran ia yang bergerak maju mundur menyodok memekku, sembari tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menaklukanku. Sementara aku harus berjuang mati-matian agar tidak mengeluarkan suara.

    “Memek Bu Ema sempit bangeet, rasanya enaaak Bu, ngejepit gitu…” Dia menyingkap lebi tinggi gaun tidurku hingga sebatas leherku, lalu dengan satu tarikan kebawah, cup braku melorot dan memperlihatkan sepasang gunung kembarku yang indah dan masih sangat kencang.

    Sembari menggenjot memekku, dia meremas payudarahku dengan memainkan puttingku. Mau tidak mau, aku semakin terangsang di buatnya.

    “Ujaaang… Aahkk… pelan-pelaaan!” Pintaku.

    “Aduh Bu, Maaf gak bisa pelan, soalnya memek Ibu kayak perawan, enaaak bangeeet….”

    Perawan…? Oohh Ujang, kamu pinter sekali memujiku, padahal usiaku saat ini sudah tidak muda lagi… Bahkan aku sudah melahirkan, seharusnya memekku sudah kendor, tapi katamu aku masih perawan? Aahkkk… Enaaak….

    Dia semakin mempercepat sodokannya, sementara kedua pahaku ia buka semakin lebar.

    Saat kedua bola mata kami bertemu, kurasakan getaran halus merayap di dadaku, apa lagi ketika ia tersenyum puas melihatku yang tersentak merasakan benda pusakanya yang mengaduk-aduk liang peranakanku.

    “Aku mau keluaaar Jang…”

    “Keluaarin Bu, nikmatin kontol saya di dalam memek Ibu.” Bisiknya, yang seakan diriku ini memang haus akan sebuah kenikmatan.

    Maafkan aku Suamiku, tapi aku berjanji ini yang terakhir kalinya, semoga kamu mau memaafkanku sayang…. “Aaaaarrhkk…” Lidahku terjulur seiring dengan cairan cintaku yang meledak-ledak.

    Plooppss….

    Dia menarik kontolnya dari dalam memekku, membuat nafasku kembali memburu dan aku merasa seperti ada yang kosong di bawah sana.

    “Kulumin kontol saya dulu ya Bu, baru nanti kita lanjut lagi…”

    Aku menganguk pelan, lalu kuikuti tarikan tangannya, aku bersujud di depan kontolnya yang mengacung di depanku. Lama aku mengamati kontol Ujang yang memang besar.

    Kugenggam kontolnya dengan telapak tanganku, Ouw… telapak tanganku tak mampu menggenggam kontolnya.

    Dengan perlahan kukocok kontolnya naik turun, kuperhatikan cincin emasku yang melingkar di jari manisku, membuatku kembali teringat bagaimana dulu aku mengikat janji suci kepada Suamiku. Tapi malam ini, dengan di saksikan mas kawinku, aku mengingkari janji suciku.

    Maafkan aku Mas, aku mencintaimu selamanya…

    Kutundukan wajahku, kujilati kepala kontol Ujang, yang tak lain hanyalah seorang pembantuku. Uuhkk… rasanya nikmat banget, lidahku bergetar menjilati kontolnya yang besar.

    Tidak hanya kepala kontolnya, batangnyapun tak luput dari jilatanku.

    Sementara jemariku meremas lembut kantung telurnya, dan bibirku membuka, menyambut kontolnya kedalam mulutku. Kepalaku bergerak maju mundur mengocok kontolnya yang sekeras batu itu sambil menatap matanya.

    “Aaoohkk… Enak Bu, Aahkk… kuluman Ibu enak, Aahkk… hisapannya mantab bangeet Bu…” Ujar Ujang, matanya merem melek.

    Kurasakan belaian telapak tangannya diatas kepalaku yang masi tertutup kerudung.

    Aku semakin bersemangat mengulum kontolnya, menghisap dan mengitari kepala kontolnya dengan lidahku. Entah kenapa ada perasaan senang melihat ia keenakan.

    Rasanya aku mau gila, bagaimana mungkin aku menikmati pemerkosaan yang kualami saat ini, seharusnya aku marah, mengutuk setiap sentuhan darinya, bukan malah menginginkan dirinya menyentuh dan menikmati diriku.

    Dia menahan kepalaku, lalu dia memintaku naik kembali kepangkuannya.

    Tanpa melakukan penetrasi, dia melumat bibirku, memelukku dengan sangat erat. Kuangkat sedikit pantatku ketika ia membelai bongkahan pantatku yang sekal. Lalu kurasakan jemari tengahnya membelai anusku.

    “Ouuhhkk… Jang!” Kurasakan jemari tengahnya tenggelam dianusku.

    Sembari membalas pagutannya, kurasakan anusku di korek-korek oleh jemari tengahnya. Aku berani bersumpah demi apapun, kalau saat ini aku sangat menikmati penjelajahan jemari tengahnya di dalam liang anusku yang kemarin telah di ambil perawannya oleh mereka.

    Aku semakin menggila, kedekap kepala Ujang, sambii menghisap lidahnya dengan rakus. Aku sudah tidak perduli terhadap setatusku sebagai seorang Istri, dan Ujang sebagai pembantuku.

    Yang aku mau hanya dirinya yang menyetubuhiku seperti kemarin, membuatku tak berkutik menikmati setiap sodokan kontolnya yang besar di dalam vaginaku ini. Aahkk… Aku menginginkanmu Ujang… Aaahkk….

    Sluuooppsd…. Sluuuppss… Sluuppss….

    Dia menuntunku berdiri, satu kakiku diangkat, dan kemudian “bleess…” Kontolnya kembali melesat masuk kedalam memekku.

    Kukalungkan kedua tanganku di lehernya Ujang, untuk menjaga keseimbangan tubuhku agar tidak terjatuh ketika kontolnya mengaduk-aduk memekku dengan cepat.

    “Jaang… Kayak tadi aja… Aahkk….”

    “Kenapa Bu?” Tanyanya, kedua tangannya turun meremas pantatku.

    “Di sana masi ada anak saya Jang, Aahkk.. Oohhk… Pelan-pelan Jang…. Aahkkk….” Aku merintih semakin keras, jujur aku takut anakku tau kalau saat ini aku sedang di setubuhi oleh Ujang.

    Bukannya melambat Ujang malah semakin menggila, ia menyodok memekku tanpa ampun, membuatku kesulitan untuk tidak mengerang, karena rasanya terlalu nikmat.

    Plooookkss…. Plookkss…. Plookksd… Plookkss….

    “Memek Ibu enak, Aahkk… saya suka memek Ibu, Aahkk… Aahkk…” Bisik Ujang, dia menghentak-hentak selangkanganku.

    “Udaah… Aahkk… Jang! Saya gak kuat….”

    “Tenang aja Bu, nikmatin aja kontol saya! Anak Ibu aman pokoknya dia gak akan ganggu kita….” Uhkk… Ujang, dia tau dari mana kalau anakku tidak akan mendengar teriakanku.

    Tiba-tiba mataku diikat oleh seutas kain, aku sempat ingin melepasnya tapi Ujang menahan tanganku yang ingin menarik lepas penutup mataku, karena aku terganggu dengan adanya penutup mataku.

    Dia memutar tubuhku, menghadap kearah Putriku yang tadi sedang menonton tv.

    “Kok mata saya di tutup Jang?” Tanyaku heran.

    “Sengaja Bu, dengan begini Ibu gak perlu khawatir tentang anak Ibu, dan bisa fokus menikmati kontol sayakan Bu…” Jelas Ujang, dia meraih payudaraku dari luar gaun tidurku, dan meremas-remas dadaku.

    “Tapi Jang?”

    “Kan saya bisa lihat Bu… percaya sama saya Bu, pati gak akan ada gangguan.” Ujarnya menenangkan hatiku.

    Duh kenapa dengan diriku ini, semakin lama aku semakin suka dengan caranya menikmatiku. Membuatku serba salah, antara menerima perlakuannya atau malah mengutuknya.

    Perlahan kurasakan belaian kontolnya di belahan memekku, lalu naik keanusku.

    Kujatuhkan dadaku diatas tempat biasa aku menyiapkan bumbu masakan, di samping wastafel. Kemudian kedua tanganku terjulur kebelakang, lalu dengan perlahan kubuka lebar kedua pipi pantatku memperlihatkan anusku.

    “Mau dimasukan kesini Bu?” Tanya Ujang menempelkan ujung kepala penisnya di lobang anusku yang merekah.

    Aku mengangguk malu, jujur saja aku tidak bisa melupakan nikmatnya ketika diriku di sandwich oleh para pembantuku tadi pagi, dan aku ingin kembali merasakannya, menikmati ketika anusku di sodok kasar oleh kontol Ujang yang besar.

    “Ngomong dong Bu, jangan ngagguk doang, bilang kalau Ibu mau anusnya di jebol…”

    Aku mendengus. “Iya… Iyaaa… Jang, jebol anusku Jang, pake kontol kamu… Aahkk….” Sumpah, jantungku rasanya mau copot saat mengatakan hal tersebut kepada Ujang.

    Lalu dengan perlahan kurasakan kepala jamur Ujang menerobos masuk, semakin lama semakin dalam dan Jleeeeb…. Aaaaaahkk…. Anusku berhasil di tembus oleh kontol Ujang, dan rasanya sungguh sangat nikmat.
    (Kok ngegantung? Sngaja gan, bukan untuk bkin warga smprot kentang, tpi ini bagian dri crta)
    ###

    Saat aku masuk kedalam kamar, kulihat lampu kamar kami sudah meredup dan terlihat Suamiku sudah tertidur lelap.

    Maafkan aku ya Mas… Aku sudah membuatmu menunggu begitu lama, sampai kamu ketiduran seperti ini… Seharusnya aku melayanimu, bukan malah bermain gila di belakangmu, sumpah Mas aku sungguh menyesal.

    Aku bukanlah Istri yang baik, tega menyakitimu yang begitu setia kepadaku. Tapi Mas harus percaya kalau aku sangat mencintaimu.

    Aku berjanji Mas, kejadian malam ini tidak akan terulang lagi, ini yang terakhir kalinya.

    Aku merebahkan tubuhku di samping Suamiku Mas Tio, kupeluk erat tubuhnya yang kokoh, yang selama ini bekerja keras demi memenuhi kebutuhanku dan anakku. Terimakasi Mas sudah menjadi kepala keluarga yang baik untuk kami.
    ###

    Delapan
     
    Asyfa Salsabila

    Apa yang kulihat saat ini tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata. Sanking shoknya, aku hanya bisa diam membeku.

    Aku yang tadi lagi seru-serunya menonton televisi, tiba-tiba aku mendengar suara yang aneh dari balik dapur rumahku. Awalnya aku tak begitu menghiraukannya, karena suaranya yang terdengar sama-samar. Tapi entah kenapa pada akhirnya suara tersebut mengundangku untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

    Oh Tuhaaan…

    Kulihat Umi yang sedang berdiri membelakangiku sedang berpelukan sambil berpagutan dengan seorang yang juga kukenal sangat baik.

    Dia adalah Kang Ujang! Ya… aku memanggilnya Akang karena ia berasal dari bandung, orangnya baik dan enak diajak mengobrol, tapi siapa yang menduka ternyata ia menjalin efair dengan Ibu kandungku.

    Tentu saja aku marah, aku hendak melabrak mereka, sungguh sangat menjijikan melihat apa yang mereka lakukan saat ini.

    “Ssstttt….” Kang Ujang meletakan jari telunjuknya di bibirnya.

    Langkahku terhenti, entah kenapa mendadak aku jadi ragu untuk melabrak mereka berdua, walaupun emosiku sudah sangan memuncak dan bersiap untuk kuledakan.

    “Jaang… Kayak tadi aja… Aahkk….” Kudengar suara Ibuku yang mendesah

    “Kenapa Bu?”

    “Di sana masi ada anak saya Jang, Aahkk.. Oohhk… Pelan-pelan Jang…. Aahkkk….” Tolak Umi, sembari mengerang-erang.

    Sungguh aku tidak menyangkah kalau Umi bisa bermain gila di belakang Abi.

    Apa salah Abi Umi? Kurang baik apa Abi selama ini kepada kita, apa yang kita butuhkan selalu ia penuhi, bahkan ia sangat mencintai kita lebih dari apapun, tapi kenapa Umi membalasnya dengan perselingkuhan.

    Plooookkss…. Plookkss…. Plookksd… Plookkss…. Plookkss….

    “Memek Ibu enak, Aahkk… saya suka memek Ibu, Aahkk… Aahkk…”

    Kedua tangan Kang Ujang mencengkram pantat Umi, sambil menggerakan pinggulnya turun naik menyodok vagina Umi. Kulihat banyak cairan vagina Umi yang meleleh keluar, turun hingga kemata kakinya.

    “Udaah… Aahkk… Jang! Saya gak kuat….” Rengek Umi.

    “Tenang aja Bu, nikmatin aja kontol saya! Anak Ibu aman pokoknya dia gak akan ganggu kita….” Kang Ujang tersenyum kearahku, lalu dia menunjukan tangannya yang tergenggam dengan jari jempol terselip diantara telunjuk dan jari tengahnya. (Kode ngentot)

    Kemudian Kang Ujang mengambil kain yang tergantung, lalu mengikat mata Umi.

    Kang Ujang memutar tubuh Umi menghadap kearahku, sehingga aku dapat melihat wajah Umi yang merah padam. Oh Tuhan, raut wajah Umi mengisyaratkan kalau ia sangat menikmati perselingkuhannya.

    “Kok mata saya di tutup Jang?” Tanya Umi keheranan.

    Tapi aku bersyukur Umi tidak membuka penutup matanya, kalau tidak, ia akan tau kalau aku anaknya saat ini sedang menonton perselingkuhannya dengan pria lain.

    Dan yang lebih menjijikan lagi, pria itu tak lain adalah pembantu di rumah kami, sungguh tidak selevel dengan Umi.

    “Sengaja Bu, dengan begini Ibu gak perlu khawatir tentang anak Ibu, dan bisa fokus menikmati kontol sayakan Bu…” Kang Ujang menyeringai, lalu kulihat tangan kurang ajarnya meremas payudarah Umi.

    Rasanya aku ingin memukul wajah seringai Kang Ujang, tapi tatapannya entah kenapa membuat nyaliku menjadi ciut.

    “Tapi Jang?”

    “Kan saya bisa lihat Bu… percaya sama saya Bu, pasti gak akan ada gangguan.” Ujarnya menenangkan Umi yang panik.

    Kemudian Kang Ujang memberi isyarat kepadaku agar mendekat. Dengan langkah yang ragu aku berjalan menuju dapur.

    Kututup mulutku saat kembali melihat pemandangan yang menakjubkan. Di hadapanku saat ini kulihat benda besar yang nan gemuk mengacung tepat di depan pantat semok milik Umi.

    Ya Tuhaaan… Ampuni dosaku yang membiarkan Umi berzina.

    Kulihat tangan Umi membuka kedua belah pantatnya, sehingga aku dapat melihat lobang anus Umi yang kemerahan. Sebenarnya apa yang di inginkan Umi? Kenapa Umi bisa berbuat sejauh ini.

    “Mau dimasukan kesini Bu?” Kulihat kepala penis Kang Ujang di tempelkan kelobang anus Umi yang merekah.

    Anal? Astaga Umi…. apa yang ada di pikiran Umi? Sadar Umi… Aku mohooon…

    Kepala Umi mengangguk, menandakan kalau ia ingin Kang Ujang menganalnya.

    “Ngomong dong Bu, jangan ngagguk doang, bilang kalau Ibu mau anusnya di jebol…” Kembali Kang Ujang menatapku.

    Sepertinya Kang Ujang sengaja ingin memberi tahukanku kalau Umilah yang menginginkan dirinya, bukan dia yang menginginkan Umi, membuatku rasanya jijik melihat Umi yang terlihat sangat nakal malam ini.

    Tapi kenapa Umi bisa seperti ini? Di mana Umi yang kukenal dulu? Orang yang selalu menjadi panutanku, yang mengajarkanku banyak kebaikan, tapi kini malah mempertontonkan perbuatan yang tidak senono di hadapanku.

    Umi membuang nafasnya “Iya… Iyaaa… Jang, jebol anusku Jang, pake kontol kamu… Aahkkk….” Sumpah, jantungku rasanya mau copot saat mendentar Umi meminta Kang Ujang untuk menganalnya.

    Lalu dengan perlahan kulihat kepala jamur Kang Ujang menerobos masuk, semakin lama semakin dalam dan Jleeeeb…. “Aaaaaahkk” Umi memekik, ketika Anusnya berhasil di tembus oleh kontol Ujang, dan rasanya tubuhku melemas melihatnya.

    Dengan gerakan teratur kuperhatikan Kang Ujang memompa anus Umi.

    Hancur sudah kepercayaanku terhadap Umi yang baik. Seorang Ibu yang selama ini mengayomiku, menyayangiku dengan caranya yang luar biasa.

    Aku terduduk lemas, sambil memperhatikan mereka berdua yang sedang berzina.

    Dari belakang sambil melihat kearahku Kang Ujang menyodok anus Umi, sesekali ia menampar pantat Umi yang semok hingga meninggalkan bekas merah.

    “Ooooo… Jaaang! Aaahkk… Aahkk….” Rintih Umi, dia terlihat seperti pelacur saat ini.

    Tak sadar aku meneteskan air mataku, aku sedih, hatiku hancur tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menyaksikan Ujang yang sedang menganal Umi. Mempermalukan Umi di hadapanku.

    Sebagai seorang anak yang sangat mencintai Ibunya, aku hanya pasrah melihat Umi yang sedang melayani Kang Ujang.

    “Anus Ibu enak bangeet, kontol saya seperti di pijit-pijit… Aahkk… Enaknyaaa….” Erang Ujang, tak melapas pandangannya kearahku. Membuatku malu dan membuang muka sejenak, menghilangkan rasa jengah yang kurasakan saat ini.

    “Aaahkk… Jang… Ooohk… Lebih cepaat Jang, sayaaa mau nyampeee….!”

    Nyampee…? Apa maksudnya? Aaahk… aku tidak mengerti, dan tidak mau mengerti aku berharap pemandangan ini segera berakhir, karena ini sangat menyakitkanku.

    Tapi… tapi… kenapa aku di sini? Cuman mau melihat Umi selingkuh? Atau pengen melihat Umi bersetubuh? Jangan-jangan Aku suka melihat Umi dan Kang Ujang bersetubuh? Ah… tidak… Aku tidak suka, aku benci….

    Aku benci saat mendengar suara Umi yang mengerang nikmat, aku benci saat melihat Umi yang malah ikut merangsang dirinya sendiri dengan cara menggesek-gesekan vaginanya dengan jemarinya.

    “Maang… Aku keluaaar!”

    “Aku juga Bu…. Aahkk….” Crreettz…. Creerrs…. Tubuh mereka berdua, kulihat terguncang-guncang, lalu tampak cairan putih keluar dari sela-sela anus Umi.

    Ujang mencabut penisnya lalu menghadap kearahku, memametkan senjatanya yang besar, membuat nafasku memburu.

    “Ikat matanya boleh aku buka?” Tanya Umi.

    Mang Ujang memberi isyarat kepadaku, agar aku segera pergi.

    Tanpa di minta untuk kedua kalinya, aku kembali ketempatku di depan tv. Aku pura-pura menikmati acara televisi yang sedang menayangkan film india.

    “Sayang…!” Deg… Umi memanggilku.

    Aku menoleh kebelakang, melihat tampilan Umi yang tampak urakan. “Ya Umi…” Jawabku senormal mungkin.

    “Tidurnya jangan malam-malam ya nak.”

    “Iya Umi, sebentar lagi Adek tidur.” Kataku, sembari memaksa bibirku tersenyum.

    Kemudian Umi berlalu meninggalkanku, menuju kamarnya. Sementara aku, entalah, dadaku masih bergemuru, aku masih sangat marah dengan kelakuan Umi yang tega mengkhianati kami.

    Aku sendiri bingung, tidak tau harus bersikap seperti apa setelah melihat kejadian barusan.

    Biarlah besok menjadi besok, malam ini aku ingin memejamkan mataku sejenak, melupakan apa yang terjadi malam ini.

    Aku melangkah gontai menuju kamarku, rasanya semangatku hilang. Kulihat Kang Ujang sedang tersenyum melihatku melangkah menuju kamarku.

    Kemudian ia menghampiriku, lalu mendorongku hingga menabrak dinding.

    “Akang mau apa?” Kataku dengan sisa-sisa kemarahanku kepadanya.

    Dia tersenyum dan tanpa mengatakan apapun, dia menyusupkan tangannya masuk kedalam celana piyamaku, aku kaget hendak berontak tapi ia menahanku, hingga jemarinya menyentuh bibir kemaluanku.

    “Sudah basah… “Bisiknya.

    Aku mendelik kesal, sambil menahan pergelangan tangannya.

    “Enak gak di giniin?” Jujur rasanya enak. “Sama, Umi juga keeanakan waktu akang entotin memeknya….” Jelas Kang Ujang, jemari telunjuknya menggesek-gesek vaginaku.

    Apa coba maksudnya mengatakan hal tersebut kepadaku? Dia ingin merayuku dan akan memperkosaku? Tidak akan kubiarkan dia melakukannya, aku yakin teriakanku cukup untuk membangunkan seisi rumah.

    Aku memalingkan wajahku, sumpah aku malu karena kedapatan menikmati sentuhan jemarinya di vaginaku.

    “Non sayang sama Umi?” Aku mengangguk jujur, karena aku sangat menyayangi Umi lebih dari siapapun. “Kalau gitu Non gak boleh marah sama Umi, apa lagi ngaduhin apa yang di lakukan Umi sama Akang.”

    “Kenapa Umi ngelakuin itu sama Akang?”

    “Karena Umi sayang sama Non! Tapi lebih jelasnya Akang belum bisa kasi tau, tapi nanti Akang pasti kasi tau Non.” Jelas Kang Ujang, lalu Kang Ujang mengecup keningku.

    “Kapan?” Lirihku.

    “Esssrt…. Non nikmatin aja dulu ya, biar adil kayak Umi tadi.” Bisiknya, dia memeluk tubuhku, dan kubenamkan wajahku di dadanya yang bidang.

    Aku diam, meresapi, menikmati sentuhan jemarinya di bibir vaginaku, sementara itu tangan satunya menyelinap masuk kedalam pantatku, meremas pantatku, menelusuri belahan pantatku.

    Kugigit bibirku saat merasakan getaran halus yang berasa nikmat.

    Ternyata ini yang di rasakan Umi barusan, pantesan Umi bisa mengerang sekencang itu, di sentuh saja sudah begini nikmatnya apa lagi kalau sampe di masukan. Aahkk… Apa yang aku pikirkan.

    Tubuhku terasa memanas, dadaku sesak, dan nafasku memburu nikmat. Beberapa detik kemudian aku merasa ingin pipis dan akhirnyaa…. Seeerr… Seerr… Oh rasanya nikmat sekali.

    Kang Ujang menarik kedua tangannya, dia memperlihatkan jemarinya yang berlendir.

    “Enakkan? Ini belum seberapa…” Ujarnya, sembari membelai wajahku. “Sekarang Non tidur ya, nanti besok kesiangan… Ingat pesan Akang, gak boleh benci Umi.” Aku mengangguk pelan.

    Setelah nafasku kembali teratur, aku berlari meninggalkan Kang Ujang dengan berjuta pertanyaan yang memenuhi otakku.

    Emi Sulia Salvina

    Selesai menunaikan shalat subuh, aku kembali di sibukkan dengan rutinitasku sehari-hari sebagai Ibu rumah tangga pada umumnya. Setelah merapikan mukennaku, aku berjalan menuju kamar putraku.

    Dengan perlahan aku membuka pintu kamar putraku, kulihat ia masih tertidur lelap.

    Aku duduk di tepian tempat tidurnya, kubelai lembut keningnya. “Bangun nak, mandi dulu… nanti kamu telat kesekolah!” Panggilku lembut sambil memandangi wajah polos putraku yang sedang terlelap.

    Entah kenapa aku menjadi menyesal karena kemarin sempat membentaknya. Tapi aku melakukannya bukan karena aku marah, apa lagi sampai membencinya, aku hanya sekedar ingin mendidiknya agar menjadi anak yang lebih baik, yang nantinya bisa aku banggakan.

    Perlahan ia membuka matanya, terlihat sedikit kemarahan di sudut matanya saat memandangiku. Maafkan Bunda ya Nak, ini demi kebaikan kamu.

    “Bangun yuk…” Ajakku.

    Dia bangkit, duduk diatas tempat tidurnya sambil mengucek-ngucek matanya.

    Biasanya ia akan memelukku, bermanjaan sebentar sebelum ia pergi kekamar mandinya, tapi kini tidak ada lagi pelukan dari putraku tersayang, mungkin dia marah karena kemarin aku tidak membelanya.

    Aku mendesah pelan, lalu berjalan meninggalkannya.

    Maafkan Bunda ya nak…
    ###

    Sembilan
     
    Emi Sulia Salvina

    Kulambaikan tanganku melepas kepergian putraku kesekolah pagi ini, walaupun tidak ada respon darinya aku tetap menyemangatinya seperti biasanya selama ini.

    Aku berjalan masuk kedalam rumahku, aku yakin Toni hanya butuh waktu untuk mengerti maksud tujuanku menghukumnya.

    Tok… tok… tok…

    “Masuk Bunda!”

    Kubuka perlahan pintu kamar Irwan, kudapatkan anak itu sedang berbaring lemas, dengan kompresan di keningnya. Ya… Irwan mendadak demam, aku sendiri tidak mengerti apa penyebabnya ia bisa jatuh sakit seperti ini.

    Aku duduk di tepian tempat tidurnya, lalu mengganti kompresan di keningnya.

    “Gimana keadaan kamu Wan?” Tanyaku.

    “Agak mendingan Bunda, cuman masih sedikit pusing saja.” Jawabnya, sembari memamerkan senyumannya kepadaku.

    “Mendingan kita ke dokter aja Wan, untuk memastikan penyakitmu.”

    Dia mendesah lirih. “Gak perlu Bun, palingan besok juga sudah sembuh kok! Toni udah berangkat kesekolah Bun?” Tanya Irwan, aku senang karena ia masih sangat perhatian terhadap putraku, setelah apa yang di lakukan Toni kepadanya.

    “Iya sudah dari tadi.”

    “Semoga Toni pulangnya gak kayak kemarin ya Bunda… Aku cuman merasa khawatir Bun.” Lanjutnya sembari menatapku.

    “Insya Allah dia baik-baik saja.” Jawabku, membelai rambutnya. “Bunda mandi dulu ya, soalnya udah bauk asem ni.” Kataku tertawa renyah, lalu aku hendak pergi meninggalkannya tapi dengan cepat Toni menahan pergelangan tanganku.

    “Bun…”

    “Kenapa Wan?”

    “Irwan boleh ikut mandi gak? Soalnya Irwan juga mulai merasah gerah ni Bun, kalau gak mandi.” Jelasnya, duh… aku jadi bingung.

    “Tapi… Bunda….”

    “Boleh ya Bun… kan Bunda sudah saya anggap seperti Ibu kandung sendiri.” Ya… tapi tetap saja beda Wan, semalam kamu hampir saja membuat Bunda lepas kontrol, untung cepat di akhiri.

    “Ya sudah… kamu bisa jalan sendiri?”

    “Bisa kok Bu.” Jawab Irwan.

    Lalu dia turun perlahan dari tempat tidurnya, sambil berpegangan denganku, kami melangkah menuju kamar kamar mandi.
    ###

    Elvina Yuliana

    Tubuhku menggeliat diatas tempat tidurku, kulihat sinar mentari menyambut pagiku menyusup masuk di balik hordeng kamarku. Kembali aku menggeliat, merentangkan kedua tanganku. “Eehmpp… ” Aku bangkit dari tempat tidurku.

    Berjalan sempoyongan menuju kamar mandiku. “Sial…!” Airnya mati.

    Dengan terpaksa aku mengambil kerudungku, keluar menuju kamar mandi utama. Dengan satu tarikan aku menutup kembali pintu kamar mandinya. Dan dengan perlahan kuturunkan celana piyamaku berikut celana dalamnya, lalu duduk diatas closet.

    Seperti biasanya, setiap pagi sebelum beraktivitas, aku menuntaskan hasratku terlebih dahulu. “Seeerrr…. Seeeerrr…..” Uuhkk… rasanya nikmat sekali buang air kecil pagi ini.

    Treeeaak…

    Deg… Ya Tuhan…. perlahan pintu kamar mandinya terbuka, tampak sosok seorang pria paruh baya masuk kedalam kamar mandi yang sedang kupakai, dia melihatku, tatapan kami berdua bertemu, ia tampak kaget tapi sedetik kemudian ia mampu mengendalikan dirinya, sementara aku hanya diam terpaku.

    “Maaf Vi, Bapak tidak tau kamu lagi make kamar mandinya.” Ujar Mertuaku tidak bergeming selangkahpun, membuatku sedikit panik.

    “I… iya Pak, soalnya air di kamarku gak mau hidup Pak, sepertinya harus di perbaiki.” Bodoh… bodoh… seharusnya aku mengusirnya dari dalam kamar mandi bukan malah mengajaknya ngobrol.

    Dia tersenyum kearahku, dan pandangannya itu… Deg… Deg… Deg… dia menatap kearah selangkanganku yang terbuka.

    Sumpah aku malu… aku gak tau gimana caranya menyembunyikan selangkanganku ini, apa lagi rambut pubikku sangat lebat, dia pasti bisa membedakan mana vagina mana paha mulusku. Aku menunduk sembari menggigit bibirku.

    “Ba… bapak mau mandi?” Tanyaku lagi.

    “Enggak Vi, Bapak cuman mau kencing, kamu masih lama ya? Bapak kencing di sini aja ya?” Eh… Aku mengangkat wajahku, tapi sudah terlambat, dia membuka celananya lalu mengeluarkan senjatanya yang semalam berhasil membuatku nyaris tidak bisa tidur karena memikirkannya.

    Kulihat benda besar itu dengan perlahan mengeluarkan air bening yang mengucur deras seperti air pancuran.

    Aku menarik nafas lega, setelah aku menyelesaikan hajatku, buru-buru aku membasuh vaginaku dan berdiri menghadapnya hendak mengenakan kembali celanaku, tapi baru sebatas lututku, tiba-tiba tanganku terhenti.

    “Suami kamu kapan pulang?”

    “Se… semalam… dia bilang katanya masih ada urusan di kota!” Kataku gugup, tubuhku gemetar saat melihat Mertuaku yang telah menyelesaikan hajatnya tapi tidak juga menutup penisnya.

    Mertuaku mengehala nafas. “Anak itu, dari dulu kalau urusan pekerjaan selalu saja lupa waktu.” Katanya tenang, setenang air yang dalam.

    “Isya allah aku bisa mengerti Pak!” Kataku gugup.

    Sumpah aku sendiri tidak tau apa yang sebenarnya terjadi terhadap diriku, aku tau ini salah dan dia Mertuaku hanya sekedar berbasi-basi, membangun suasana seakan tak terjadi apapun diantara kami berdua, dan bodohnya aku malah mengikuti permainan gilanya.

    Ingin rasanya aku mengusir perasaan tak menentu yang kurasakan saat ini, tapi aku tidak mampu melakukannya, apa lagi setelah melihat senyumannya yang damai.

    Kutarik nafas dalam, aku harus mengakhiri kegilaan ini, mengobrol sambil memamerkan kelamin masing-masing.

    Aku menunduk, kuletakan jemariku di kedua sisi celana dalamku, lalu dengan perlahan aku menarik celanaku, butuh sedikit lagi maka semuanya akan tertutup rapat. Tapi entah kenapa, diakhir aku mulai merasa ragu dengan apa yang kulakukan saat ini.

    Dan… “Hari ini kamu kerja nduk?” Satu pertanyaan cukup membuat kedua tanganku berhenti tepat ketika celana dalamku menututpi sedikit vaginaku.

    Kuangkat kepalaku memandangnya, ah… tidak, aku memandang kaca yang ada di belakang Mertuaku, melihat pantulan diriku.

    Sungguh aku terlihat sangat memalukan, celana yang tadi kutarik menggantung diantara kedua pahaku, sedikit menutupi ujung vaginaku, tapi hanya sedikit, karena sisanya terekpose sangat jelas, mempetlihatkan rambut pubikku.

    Saat mata kami kembali bertemu, dia tersenyum penuh arti kepadaku. Oh Tidak… Mertuaku saat ini sedang mengurut penisnya seperti semalam sambil memandangi vaginaku.

    “I… iya Pak, saya kerja jam 8!” Kutegakan kembali tubuhku seperti semula.

    “Kalian berdua sama saja, gila kerja… kalau begini terus kapan kalian akan memberi saya cucu?” Tanyanya sambil menggelengkan kepala.

    Ah Pak! Anda sangat cerdas sekali, raut wajah anda sangat berbeda dengan apa yang anda lakukan saat ini.

    Obrolan kami mengalir begitu saja, tapi tatapan kami sama, satu arah, kearah kelamin kami masing-masing, aku menatap nanar kearah penisnya yang semakin lama semakin membesar dan terlihat sangat keras sementara dia menatap vaginaku dengan tatapan tenang seakan dia tidak terpengaruh dengan apa yang dia lihat.

    Tapi sejujurnya aku tau dia pasti sangat terangsang, apa lagi semalam aku mendengar bagaimana ia memanggil-manggil namaku, seakan dia sangat menginginkanku.

    “Maafkan kami Pak, tapi saya janji, kami akan segera memeberi cucu untuk Bapak!” Kataku dengan suara berdecit.

    “Bapak tunggu janji kamu ya?”

    Aku mengangguk, lalu kembali aku membukuk mengenakan celanaku yang sempat tertunda, tapi kali ini sepertinya beliau tidak mau menghentikanku, ada perasaan lega sekaligus kecewa saat celana itu sudah berada di tempat semestinya, menyembungikan vaginaku.

    Aku berjalan melewatinya dan hendak membuka pintu kamar mandi.

    Dan tiba-tiba pergelangan tanganku ia tarik, menghentikan langkahku yang hendak keluar dari dalam kamar mandi.

    Apa dia hendak memperkosaku?
    ###

    Emi Sulia Salvina

    Dengan lembut aku menggosok punggungnya dengan spon yang ada di tanganku, jujur… ini kali pertama aku memandikan seorang anak remaja yang lebih tua beberapa tahun dari anakku, bahkan anakku sendiri tidak perna kumandikan.

    Tapi entah kenapa, dia berhasil membujukku untuk memandikannya dengan alasan dia sedang sakit.

    Apa karena dia sakit terus aku harus memandikannya? Kurasa tidak juga, ini hanya akal-akalannya saja seperti semalam. Tapi demi menebus kesalahan anakku, aku harus melakukannya agar ia tidak pulang kekampung halamannya dan menceritakan semuanya kalau anakkulah yang membuatnya meninggalkan rumah.

    Bisa-bisa hubungan baik Suamiku dengan keluarga besarnya yang ada di kampung bisa renggang karena kelakuan anaknya.

    “Terimakasi ya Bun, sudah mau memandikan Irwan, jadi makin betah tinggal di rumah ini.” Ujarnya, sambil memandangku dengan tatapan bahagia karena aku mau menuruti kemauannya.

    Kubalas ia dengan senyuman….

    Saat ini kami berada di dalam kamar mandi, dia sedang duduk kursi kecil, sementara aku berlutut di belakangnya sambil menyabuni punggungnya.(Kalau kalian biasa nonton JAV jepang kalian pasti tau posisi ini, maaf klau saya menggambrkannya krang detail)

    Tanganku berpindah kedadanya, lalu turun kepahanya, dan pada saat bersamaan mataku terpaku kearah penisnya yang sudah mengancung keras di depan mataku.

    Gleek… Aku menelan air liurku, menahan nafasku agar bisa tenang.

    Ternyata dia terangsang, padahal hanya dia yang telanjang sementara aku masih berpakaian utuh, bahkan kerudungkupun tidak kulepas.

    Saat tanganku berada di bagian paha dalamnya, aku tidak sengaja menyentuh batang kemaluannya, dan… punyanya sangat keras, bahkan lebih keras di bandingkan milik Suamiku.

    Astaga… Apa yang kupikirkan, aku harus segera, secepat mungkin menyelesaikan mandinya, agar pikiranku tidak ngelantur kemana-mana, bisa gawat kalau aku sampai terbawa suasana seperti semalam, bisa-bisa aku lepas kontrol seperti semalam dengannya.

    “Ayo berdiri!” Kataku.

    “Tapi Bun….”

    “Kenapa Wan?” Tanyaku bingung, tapi entah kenapa ada rasa takut di dalam diriku.

    Dia tersenyum. “Ini kontolnya aku kok gak di sabunin juga Bun?” Ya Tuhaaan… dia memintaku membersihkan kemaluannya, jangan gila Wan, mana mungkin Bunda melakukannya.

    “Kamu bisa sendirikan?”

    “Tanggung Bun!” Dua menarik tanganku, lalu dia mengarahkannya kearah penisnya.

    Aku menepisnya, maaf aku tidak segila itu, memandikannya saja sudah membuatku merasa seperti wanita nakal, apa lagi kalau harus membersihkan penisnya? Tidak Wan kamu salah menilai Bunda.

    Kejadian semalam, karena aku mengira kamu sama lugunya seperti anakku, tapi ternyata aku salah menilaimu.

    Mata kami berpandangan lalu tiba-tiba dia mencium bibirku. Mataku terbelalak dan hendak melepaskan diri darinya, tapi Irwan dengan cepat mendorong tubuhku hingga terlentang, belum sempat aku berdiri, dia sudah mendudukiku.

    “Wan… Apa yang…” Suaraku terputus ketika dia melumat bibirku dengan rakus.

    Tangannya menyelinap masuk kedalam gaun tidurku, lalu dengan satu sentakan dia berhasil membuka celana dalamku. Aku yang panik berusaha melawan sekuat tenagaku, tapi aku gagal karena tenaganya jauh lebih kuat dariku.

    Dia menarik gaun tidurku hingga sobek, menampakkan payudaraku yang mengembung seperti balon.

    “Jangan ngelawan, atau Toni yang akan menanggung akibatnya…?” Bisiknya di telingaku.

    Toni… Apa maksud dari ucapannya? Dia mengancamku dan Toni? Ya Tuhan, berarti apa yang di katakan Toni kemarin benar, selama ini Irwanlah yang telah memukul dirinya hingga babak belur? Tidaaak… kamu bohongkan Wan? Ya Tuhan, aku memarahi anakku demi membela orang yang telah menyelakainya…

    Maafkan Bunda nak…

    “Bajingan kamu Wan!”

    “Hehehe… Kalau Bunda kepingin Toni hidup, lebih baik Bunda menuruti perintah saya.” Ancamnya kembali sambil menciumi payudarahku.

    Aahkk… “Jangan sakiti Toni Wan, Oohk… Apa salah kami Wan?” Isakku frustasi…

    “Maaf saya hanya menuruti perintah!”

    Dia membuka kedua kakiku, lalu dengan perlahan kurasakan benda tumpul milik Irwan menyeruak masuk kedalam vaginaku. “Aaaahkk…” Lidahku terjulur merasakan benda asing itu menerobos vaginaku yang sudah lama tidak tersentuh.

    Tidaaak… aku sama sekali tidak menikmatinya, ini bukan film ataupun cerita dewasa, ketika seorang wanita yang di perkosa ia merasa keenakan. Aku sama sekali tidak merasakannya.

    Yang kudapatkan hanyalah rasa sakit di liang peranakanku, dia kasar… sangat kasar sekali… sumpah aku mengutuk perbuatannya.

    Dan semuanya mulai terasa gelap….

    Seorang pemuda sedang duduk di tepian tempat tidurnya, sambil menghisap lintingan ganja yang ada di tangannya.

    “Halo….”

    “Gimana Wan, berhasil gak…? Mau sampai kapan saya menunggu hasil darimu, kalau kamu sampai gagal, kamu harus tau akibatnya…”

    “Sabar Bos, ini juga udah berhasil kok, tapi dia belum jinak…” Ujar Irwan sambil memandang sesosok wanita yang hanya mengenakan kerudung tanpa mengenakan pakaian, sedang menangis di pojokan tempat tidurnya dalam keadaan terikat.

    ” Ingat ya Wan… jangan main-main sama saya.”

    “Beres Bos, secepatnya saya akan serahkan dia, tapi tunggu dia jinakan dikit ya Bos…”

    “Oke…”

    “Oh iya Bos, barang saya mau habis ni, saya bisa ambil lagikan?” Tanya Irwan sambil menghisap dalam-dalam lintingan ganjanya.

    “Kamu temuin Roni saja di tempat biasa.”

    “Terimakasi Bos…” Tutt… tut… tut…

    Irwan menutup telponnya dan meletakan kembali hpnya di atas meja.

    Dia kembali menghampiri Ibu muda itu sembari membawa suntikan, lalu sembari tersenyum ia memperlihatkan jarum suntik tersebut di depan mata sang wanita.

    Ibu Muda itu langsung histeris, ia memohon tapi mulutnya yang tersumpal kain tak bisa bicara, dia hanya menatap takut kearah pemuda tersebut yang sedang memamerkan senyuman iblisnya. Kemudian pemuda itu menarik pergelangan tangannya yang terikat.

    “Eeehmmpp…” Pekiknya saat jarum itu menusuk diatatara lipatan siku tangannya.
    ###

    Selamat menikmati….

  • Foto Bugil Yuki Kawana Pamer Memek Tembem Nya

    Foto Bugil Yuki Kawana Pamer Memek Tembem Nya


    2070 views

    Foto Bugil Terbaru – Perempuan Cantik ataupun Cewek Cantik memanglah sangat menawan apalagi bisa menjadi pendamping hidup, sangat mengesankan memang kalau kita bisa memperistri atau mendapatkan cewek sesuai idaman, Nah kali ini admin share Foto – Foto Gadis idaman kita gan ^_^ Di pilih langsung sama admin loh ini , Dijamin Bikin Kamu Mupeng cekidot guys!

  • LIVENER GIRLS

    LIVENER GIRLS


    2070 views

  • Kisah Memek Selingkuh Dengan Tetangga

    Kisah Memek Selingkuh Dengan Tetangga


    2070 views

    Cerita Seks Terbaru – Awal cerita kejadian dua tahun yang lalu yaitu tepatnya 2013.nama ku neng lia suami ku irfan yang sama2 dari Bogor punya anak satu yudi namanya pindah kontrakan ke jakarta timur karna irfan suami ku dapat borongan proyek perumahan di sana.tinggallah aku dengan anak ku simata wayang berdua.

    Kami ngontrak di kawasan dekat industri jadi agak ramai kalau malam hari karna karyawan pabrik memang pada kerja siang hari jarang di sipe.kontrakan yang berhadapan sekitar dua pulih pintuan berpenghuni kebanyakan sudah keluarga.suamiku tidak kwatir meninggalkan aku dan anak sendiri berminggu minggu paling dia pulang setor kebutuhan sehari2 dan penyaluran sekejap.namun justru dengan jarangnya pulang suami membuat aku gak kerasan di kontrakan apalagi di kontrakan g ada hiburan TV.

    Maklum hasil proyek suami ku pas pasan.kalau anak pengen nonton terpaksa nimpang tetangga sebelah.ada seorang tetangga yang istrinya lagi pulang kampung namanya jono dia orang sumatra putih kuning langsat badannya tegap karna memang dia Security yang jadwal kerja kadang malam kadang siang.

    Tak terasa seminggu kami tinggal di kontrakan dan empat hari sudah suami ku gak pulang karna desakan proyek yg harus di selesaikan.mas jono orangnya baek sama anak saya kalau pulang kerja selalu dibeliin jajanan.hingga anak ku sangat dekat dengan nya kalau nonton Tv dirumahnya sering anakku ketiduran.. tinggallah aku dan jono yang nonton sampai larut.aku pun sudah biasa saling ledek sama jono karna pasangan kami berjauhan

    Neng biasanya kalau malam malam gini orang2 terbuai di pelukan suami atau istri seperti tetangga kita malah asik nonton hahaha tiba2 jono ngomong gitu.emang kenapa mas …? mas kangen pelukan ya cetus ku.ya neng sayang istri lagi dikampung.. terpaksa nampung jadi dodol dulu.

    Iiihh mas jono nakal.. hehehe kan normal neng.. normal pa normal ledek ku.lengan ku di colek mesra seeeeerrr…rasanya nyaman sekali kupandang muka jono agak merah padam… tiba tiba pundak ku dirangkul mas jono pelan tapi pasti aku diciumnya .. mungkin aku memang naksir sama dia atau memang sudah empat hari gak di jamah suami sehingga aku biarkan bibirku dilumat jono ..

    Dengan diam nya aku mas jono tambah nekat tangannya merayap ke selanggkangan ku sengaja ku buka paha lebar lebar memberi peluang buat mas jono.. tiba tiba nas jono berdiri aku agak heran ko tanggung banget sampai di sini..ternyata mas jono menutup pintu yg memang tidak ditutup… aku cekikikan hampir saja mas ada hansip lewat… kalau gak kita di arakluu… ya neng sih… gak kontrol…

    Neng pindah dalam yuk tangan ku ditariknya kedalam kamarsambil dipeluk nya bibir ku di lumat dan tangannya jono meremas bukit kembarku yang sudah mengeras dirangsang dari tadi.”aahhgg… mas….eeeenak…mas puasin aku mas isilah kesepian kita..hmmmm…aagghhh rasanya neng mau pinsan sicumbu mas jono… ya …neng sabar malam ini kita maen sepuas puasnya.. yam ..mas

    Baju neng dilepas satu persatu sanpai tinggal Bh dan CD saja neng pun tak tinggal diam melepas pakaian kaos dan celenanya mas jono perkulatan tambah seru selirih badan neng dijilatin dari bibir turun ke dau bkit neng dan terus kebawah menuju selanggkangan nen..aaahhhggg maaaas…. neng memekik saat lidah jono menemukan itil neng dan mencolok colok liang kawin neng… sampai neng kenlingsatan mencapai puncak yang pertama… mas jono jago ….curang aku kebobolan duluan..neng gengsi rasanya sampai dia nekat membalik tubuh jono kebawah…kuat juga ni perempuan bati jono..nikmatilah mas dendam ku cekatan penis jono di gengam neng dijilati dikocok dan disedot sedot biji penisnya tapi jono hanya menikmati sambil tangan nya meremas bukit kembar neng…sudah 10 menitan batang pelir mas jono di kerjain belum ada tanda2 orgasme…

    Mas kuat banget siiih minum jamu ya .. gak ko nen sengaja pengen lama biar neng puas.. jono membalik tubuhnya hingga posisi 69 sama neng.. memek neng di limat abis dengan kasr membuat neng mau bobol lagi tp di tahan nya demi gengsi..aahhgg… mas .. cepatan mas masukin mas,,, neng mengangkang mempersilahkan jono mehujam memeknya..cepat..mas gak tahan lagiii… digenggamnya penis jono ditarik menujuliang kawingnya… aduuuh sakiit neng.. teriak jono ternyata jembutnya ketarik juga.. buru mas jangan siksa neng seperti ini ,,, jono mengikuti kemauan nen lia detekan nya pinggul kedepan dengan sabar .neng lia gak sabar ditariknya pinggul jono ke depan selankangan nya hingga peis itu masuk separu..

    Neng lia melirik kebawah sambil meliukkan badan membuat sensasi ternikmat buat jono bagan neng lia didekapnya dengan erat pinggulnya di hentakkan ke depan dengan kasar..’aahhgg…nikmaaaatzzzzt ..mas goyangmaaaas.jono lupa akan mengerjain neng dengan caranya sendiri hilang karna merasa penisnya digilas disedoot memex neng lia hingga posisi gak beraturan lagi kadang jono dibawah kadang diatas sambil meliuk liuk memcapai kenikmatan sampai secara berbarengan.. tanta suara lagi kecuali dengusan nafas dan bunyi cipratan kedua kelamin.. maaas…enak say… tanfa sadar neng memanggil sayang ..teruuuus mas puasiiin aaa…ku…aku ..mau keluar lagi..mas uuuhhh,,nikmaaaat… ya neng tunggu mas …mas juga pengeeeen sampee… rupanya neng lia mencapai orgasme kedua berbarengan mas jono..lama jono diam mendekap neng lia sabil mengecup bibir

    Makasih ya mas neng belum pernah sepuas ini sama suami……badan mas jono mengendor lepas terguling kesamping…tertidur…pules..

    Menjelang subuh neng lia membangunkan mas jono..mas subuh mas ..neng mau pulang tar ada yang liat neng tidur disini.. nas jono bangun dengan bermalas ..ya udah.. sambil mendekap neng lia mas jono meraba memek … jangan mas semalam belum dicuci bau.. bisik neng lia di telinga mas jono. neng lia bangun memakai pakaian luar tanfa BH dan CD lalu keluar meninggalkan mas jono sendiri dikamar.Jam 10 siang mas jono keluar mau nyari makan siang entah kebetulan apa lagi keberuntungan mas jono ketemu neng lia di warteg…e.. mas jono mau beli makan ya kata neng lia sambil mengedipkan mata..ya neng lapar lagi gak ada yang masakin..

    Hahaha oya sekalian ni tar mas bayar .. ahh dak usah mas ngerepotin..aja ..gak kok neng sama tetangga harus saling memberi jangan pelit pelit.. ya deh . seusai membayar sayur mereka pulang hampir barengan sengaja mas jono jalan pelan karna ada yang mau disampai kan.. neng tar malam lagi ya.. bisik mas jono. ya kalau suamiku gak pulang ya mas soalnya dah lima hari gak pulang..ya janji ya.. ya mas..

    Mas jono memberikan no HP ke neng lia untuk mempermudah hubungan.kalau situasinya aman mas jono kerumah neng lia atau sebalik nya.

  • Samurai Practice

    Samurai Practice


    2068 views

  • Cerita Sex istriku Seorang SPG Cantik

    Cerita Sex istriku Seorang SPG Cantik


    2068 views

    Cerita Sex – Kali ini menceritakan pengalaman sexs pribadi Seorang Laki-laki bernama Denis yang berhubungan sex dengan seorang SPG. Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini. Sebelum saya memulai cerita saya, perkenalkan nama saya Denis ( nama samaran), saya berumur 23 tahun, saya berkulit putih, karen saya Chines. Saya akan menceritakan kisah nyata saya sebagai seorang PLAYBOY , awal mula cerita ini bermula saat saya bersama kawan-kawan saya menonton bola di Merdeka Work di salah satu kota Medan.

     

    Pada waktu itu tepatnya malam minggu perasaan saya saat itu sangat suntuk .Dengan tiba-tiba HP sayapun berbunyi, teman-teman saya yang dulu 1 bangku disekolah mengadakan suatu acara bertempat di Merdeka Work untuk menonton Liga bola Champion pada jam 11:30 dan kami semua berjanji berkumpul pada jam 22:00. Kemudian sayapun mulai memilih pakaian untuk saya kenakan pada malam minggu dan saya berdandan dengan gaya cool.

    Tibalah waktu menunjukan pukul 22:00 sayapun ready, bersiap-siaplah saya dengan memanaskan mesin mobil saya. Setelah sudah selesai saya langsung ke Merdeka Work dan berjumpa dengan semua teman-teman ku di Merdeka Work, sudah lama kami tidak berjumpa dan tidak berkumpul . Kamipun memesan makan dan minuman BIR sambil menonton TV yang telah disediakan. Sekitar jam 22:30 datanglah cewek-cewek cantik dan seksi datang menghampiri kami dan cewek itu adalah cewek SPG Marlboro, seperti biasa merekapun menawarkan rokok kepada kami supaya kami membeli nya.

    Ini dia TO ( target operasi) saya, Saatnya mengeluarkan Lidah Dewa seribu gombalan maut….hahaha. Mulailah saya merayu 1 cewek cantik dari 4 cewek SPG itu, saya mengajak mereka bergabung dengan teman – teman saya, yang jelas untuk menemani kami nogkrong sambil makan dan minum sekalian mereka juga asik menawarkan rokok mereka, akhir nya kami membuat kesepakatan dengan cewek-cewek cantik jika saya membeli 10 slot mereka harus temani kami sampai pulang. Tidak kusangka rayuankupun berhasil, akhirnya mereka semua mau dan setuju dengan kesepakatan yang saya bilang.

    Sayapun mulai berkenalan dengan 1cewek, Dia bernama Meta, dia cantik, mempunyai tubuh seksi, manis, imut dan yang jelas kulitnya putih mulus. Yang jelas imbanglah dengan kulit putihku ini. Mulailah saya ajak dia ngobrol-ngobrol dan cari tau tentang mereka.

    Meta : Mas, kamu tinggalnya dimana ?
    Denis : Emmmm…. tinggal dimana ya… dihati mu kayknya deh Ta (Ngegombal dikit )
    Meta : Ah…. mas bisa aja deh, Gombal banget deh, ntar klu ketahun sma pacarnya dimarahin hlo mas.
    Denis : hahaha… Saya masih jomblo kok Ta, tenang aja nggak bakal ada yang marah kok. Lagian siapa juga yang mau sama saya ??

    Meta : Masa iya mas, cowok seganteng mas nggak ada yang mau??

    Denis : beneran deh Ta, suer deh… kalau ngak percaya lihat aja isi hati ku ??? wkwkwkwk
    Meta : Gombal lagi, gombal lagi deh si mas ini.

    Denis : yaudah deh kaluu nggk percaya… emang Meta tinggal dimana??

    Meta : hlohhh… kog tanya Meta tinggal dimana sih, kan mas udah tau tinggalnya dimana, kan meta tinggal di hati mas…. ( balas di menggombali saya )

    Denis : Upzzzzz….ikut-ikutan Gombal nih ceritanya…(tanda lampu hijau nih)

    Meta : Iya dong, emangnya mas aja yang bisa ngegombal ?

    Denis : wkwkwk… Serius ini Ta kamu tinggal dimana? Dan udah punya pacr belum kamu ?

    Meta : iya deh yang lagi serius, Aku tinggal di Sekip kok mas… dan aku juga belum punya pacar mas. Mas sendiri tinggal dimana ? Fontana99

    Denis : wuihhh… pas banget nih berarti ada kesempatan neh (kata dalam hatiku). Kalau aku tinggal dekat aja kok dari sini, masa sih kamu belum ada cow ?? cewek secantik kamu ngak mungkin ngak ada cowok dan pasti yang naksir kamu banyakkan ?

    Meta : memang sih mas banyak yang naksir sama aku, tapi aku belum ngerasa ada yang cocok.

    Denis : Ouhhh gitu ya Ta… berarti saya ada kesempatan donk buat jadi pacar kamu, barang kali aja kamu ngerasa cocok sama aku. Hehe…

    Meta : Hahaha… bisa aja kog mas , sip tau aja mas bisa buat hati aku luluh … hhe.

    Wilson : Ok deh aku bakalan bikin hati kamu kelepek-kelepek sama saya, dijamin kamu nggak bisa makan dan tidur gara-gar mikirin aku …hhahaha ( sedikit gombal )

    Meta : masa sih ?? coba buktiin donk jngan omong dong… wekkkkk :p??

    Setelah kami ngobrol-ngobrol lama, teman-teman sayapun bergabung ngobrol -ngobrol juga dengan teman Meta. Tidak kusngka kamipun minum sudah habis 9 botol bir bintang dan kamipun sudah ada sedikit on fire, sayapun mulai memberanikan diri untuk memeluk Meta dan memegang tangannya. ternyata diapun pasrah tidak marah dan membiarkan saya memeluk, memegang tangannya. Kemudian saya memberanikan diri untuk mencium dipipinya juga degan menghela nafas saya di telinganya. Dan ternyata juga, dia tidak marah ketika saya cium pipinya, yang ada malah birahinya nampak keluar.

    Meta : emmm… habis ini ms sm teman-teman mu keman ni mas ??

    Denis : emangnya kenapa Ta ?? emangny kmu mau ikut dengan saya?

    Meta : Nggak papa sih cuma tanya aja, Emang saya boleh ikut mas ?

    Denis : ada sinyal nih ( kta dalam hati saya ). Ouh gitu ya, kita ngak kemana-mana sih, paling habis ini langsung pulang, tapi pastinya sya mau antar kamu pulang dulu. Gimana ??

    Meta : Emmmm… boleh deh mas kalau gitu, nanti mas nginep di kost saya aja, mau nggk mas? Soalnya kos meta lagi sepi, sering takut deh mas kalau sendiri.

    Denis : Serius ini kamu Ta, emngnya boleh cow nginep dikos kamu ?

    Meta : bolehlah, kan Meta udah bilang sama mas barusan.

    Denis : Oke deh nanti saya nginep di kos kamu, makasih ya Ta udah ajak saya tidur dikos kamu .

    Meta : iya mas ngak apa-apa kok ,kan saya yang menawarkan, lagian aku juga sedikit mabuk mas, jadi kalau ada apa-apa kan mas bisa jagain aku.

    Denis : iya deh Ta, pasti kog aku bakal jagain cewek secantik kamu. Hhe.

    Akhirnya Pada jam 03:30 kamipun bubar semua. Teman-teman sayapun bubar dan saya muli menngantar Meta dan teman-temanya pulang, tapi ngak juga benaran pulang ke rumah mereka masing-masing atau melainkan ke HOTEL atau ke KOST mereka.hhe. Semua berpamitan dan jalan masing-masing dan saya pun akhir nya antar Meta pulang ke kostnya sampai tidak sabar sekali dan pikiran sayapun sudah ntah kemana-kemana sampai nafsuku naik ke otak sembari jantungku berdetak sangat kencang dan KONTOLkupun sudah menegng dengn kerasnya. Sampailah kami didepan kos Meta,

    Denis : udah sampai kost nih Meta, benar kan ini kost kamu?

    Meta : Iya, benar kok mas. Yuk…. Masuk mas, dan mobilnya parkir di depan pintu aja mas !!!

    Dengan kilatnya saya parkir mobil saya dan sayapun buru-buru masuk ke kost Meta karena sudah tidak sabar lagi.

    Meta : Sini mas masuk, duduk dulu disitu mas, Saya mau ganti pakaian dulu

    Denis : Iya ta silakan.

    Saya langsung berbaring di tempat tidurnya dan sekalian tiduran karena kepala sayapun agak pusing akibt minum Bir tadi. Selesailah Meta berganti pakaian diapun keluar dari kamar mandi ,

    Meta : udah capek yah mas… kebanyakan minum tadi sih kamu mas.

    Meta : Iya nih ta. Maaf ya saya tiduran di tempat tidur kamu, abis saya capek dan pusing ini.

    Sayapun berbring sambil melihat Meta memakai baju tidur yang transparan. Wowww.. Rancak nian nih cewek, begitu cantik sekali. Badannya sangat putih mulus dan ukuran dadanya yang tidak begitu besar tpi menggemaskan, kira-kira berukuran 32. Meta memakai BRA berwarna merah.

    Meta : ngak papa kok mas baring saja, lagi pula nanti kita tidurnya barengan juga sih.

    Wuihhh tanda-tanda nih kalau dia pengen menikmati KONTOL aku ( kata dalam hatiku).

    Denis : emang kamu belum ngantuk yah TA, kog nggk tidur-tidur ?

    Meta : kog tanyanya gitu, emang kenapa mas? udah ngak sabar yah ???hhe.

    Denis : Weitsssss… Nggak sabar apa nihy maksudnya Ta?

    Meta : Pura-pura nggk ngerti lagi si mas, yah ngak sabar pengen tidur sama Meta lah, yakan ?????

    Denis : Ih kamu tau aj deh Ta. hhe

    Tanpa basa-basi lagi nafsukupun mulai sampai ke otak dan KONTOLkupun nampaknya sudah tidak bisa berkompromi lagi. Saya langsung tarik dia ke ranjang dan menciumi dan meraba seluruh badannya. Sampailah tangan saya memegang dadanya yang berukuran 32 itu. Ahhhhh…. Ahhhh… Ahhh….. Met sudah mulai nafsu dan ngak sabar lagi. Diapun mulai membuka semua pakaiannya dan saya juga membuka pakaian dia. Dia langsung mengemut KONTOLku dan tanpa menunggu lama lagi, sehingga sayapun menikmati nikmatnya hisapan Meta Kontol saya Ahhhhh…. Aaaahhhh…… Enaaaaak Ta….. terusssss.

    Kemudian sayapun mulai beralih ke gaya 69. Lalu saya jilati vaginanya yang aromanya sangat harum dan tidak berbau seperti cewek lain. Kujilat-jilat klitoris Meta sehingga dia menjerit kenikmatan Aaaaahhh…… Aaahhhh…. Terus jilatin Mas, enk sekali jiltanmu (desahnya padaku), Sayapun terus menjilati Vaginanya tanpa ampun sambil memainkan tanganku ke lubang vaginanya sehingga diapun orgasme dan keluar cairan putih dari lubang vaginya., Meta pun tidak mau kalah, dia mengemut terus Kontolku Sembari tanganya mengocok K0ntolku yng sudah menegang keras itu.

    Metapun sudah tidak bisa menahan nafsunya lagi, tanpa basa basi dia langsung membaringkan badannya dan mulai memasukan Kontoku ke Vaginya dengan pelan-pelan. Ahhhhhhhh………………. Aaaaaaaaahhhhh…………. Besar sekali kontol kamu mas, (ucapnya). Kontolku besar karena aku sering meminum obat pembesar kontol. Dia pun mengerang nikmat merasakan Kontolku yang begitu besar dan perkasa. Terus saja kugenjot-genjot Vaginnya dengan kontolku. Aaahhh……. Aaaaahh……… Ahhhhh…….. Eennakkkkkkkkkk sekali massssss …… Aaahhh……. Aaaahhhhh…….. ( erang Meta kenikmatan). Sayapun mengoyangnya, kemudian saya mengganti posisi, langsung saya balikan badan Meta ke ranjang. Saya memasukan kontol saya kembali dan mulai mengenjot maju mundur ke vagina Meta. “ ahhhhh…… ahhhhh….. ahhhhh……. uhhhhhhhh…… ahhhhhhk……” ( erang kenikmatan kami berdua ).

    Kami sudah bermain sex kira-kira 30 menitan, belum keluar juga sperma saya sampai semua gaya SEKS sudah saya keluarin dan melampiaskan ke Meta sampai dia sudah beberapa kiali menembak cairan putih. Sayapun tidak ingin berhenti dan terus goyang dan goyang. Saling menikmati dan saling memuaskan “ Aaahhhhhh…… Aaahhhh……. Ahhhhhhhhh…………. Aaghhhhhh……”. Saya merasa Spermaku sudah mau keluar, Aaaahhhh….. ahhhhhh……” saya mempercepat goyangan ku sehingga Meta tidak bisa tahan dan kami saling menjerit Aaahhh………. Aaahhhhhhhhhkkkk…… Aaaahhhkkk….. Akhir nya sperma ku pun keluar dan saya tembakan kearah dada dan mukanya. Sayapun terkuli lemas , danlangsung berbaring ke kasur sembari tanganku memainkan puting Meta.


    “ Keluar juga akhirnya sperma Mas” ucap Meta kepadaku. Setelah itu kamipun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan spermaku yang ada di badan Meta, dan Meta mencuci Vginnyanya. Kemudian Metpun mengambil handuk kecil untuk mengusp Kontolku karena saya serasa lemas hampir tidak bisa berjalan lagi. Setelah selesai semua kami tetap telanjang dan sambil berpelukan dengan hangat sampai tertidur. Setelah pagi jam 10:00 kami bangun dan ingin pergi sarapan dan kami pun mandi berdua di kamar mandi sampai melakukan SEKS dengan gaya Doggy style sampai 30menit. Kemudian kami mandi dan pergi makan. Setelah kami selesai makan dan kembali ke kost kamipun beristirahat dan tidak melakukan SEKS sama sekali karena sudah kecapekan.

    Pada akhirnya kami menjalani hubungan dengan serius sampai 2 tahun kami mempunyai 1 anak cewek dan kami berdua pun senang mendapatkan seorang anak dan saya pun tidak menyesal bersama Meta meskipun saya Chines. kami tidak melakukan proses pernikahan dan tidak ada orang yang tau kami ada menikah atau tidak dan kami juga bilang sama orang- orang kalau kami sudah menikah (meskipun bohong) dan kami mempunyai 1 anak meskipun tidak Sah secara agama.

  • Foto Ngentot Bercinta Di Kereta Api

    Foto Ngentot Bercinta Di Kereta Api


    2067 views

    Foto Ngentot Terbaru – Ngentot dengan cewek agresif seperti ini tentunya adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh banyak cowok. Cewek biasanya sangat pasif dalam urusan ranjang. Tapi beruntunglah kalian jika mendapatkan pasangan yang doyan ngentot secara agresif dan membabi buta seperti ini. Sudah tak sabaran? Mari kita simak bersama-sama gambar ngentot cewek agresif yang super panas dan coliable banget ini:

  • PORN HUB AGENT

    PORN HUB AGENT


    2065 views

  • Cerita Seks Melewati Malam Dengan Lonte Bayaran

    Cerita Seks Melewati Malam Dengan Lonte Bayaran


    2064 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Melewati Malam Dengan Lonte Bayaran ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – alam semakin gelap saat aku menempuh perjalanan pulang dari Pekalongan dengan mengendarai mobil kantor. Terpaksa aku menyetir sendiri karena bosku akhirnya memutuskan untuk tinggal beberapa hari di sana.

    Bosku saat ini sedang ingin mencoba membuka bisnis baru, yaitu bisnis batik pekalongan. Konon katanya batik Pekalongan kualitasnya bagus dan harganya terjangkau. Cerita Ewean Hot Makanya dia bela-belain tinggal di sana beberapa hari sambil mencari produsen batik yang bisa diajak kerja sama. Tadinya tugasku adalah mengawal kemanapun ia pergi. Namun karena dia memiliki saudara di sana, akhirnya aku disuruh pulang ke Jakarta.

    Aku melirik jam, hmmmm masih jam 9 malam dan aku baru sampai Indramayu. Wah, sampai Jakarta jam berapa nih, pikirku. Mataku pun sudah tidak bersahabat, seperti dikasih lem. Dengan kondisi seperti ini kupikir tidak akan mungkin melanjutkan perjalanan sampai Jakarta, karena malah akan berbahaya. Cerita Ewean Hot Kuputuskan harus mencari tempat istirahat. Lalu laju mobil pun mulai kupelankan, dan mataku mulai menyapu ke tepian jalan barangkali ada tempat istirahat atau rumah makan yang nyaman.

    Kemudian mataku tertuju pada sebuah rumah (kupikir itu rumah makan) berdinding warna hijau toska dengan halaman yang agak luas dan ditutupi oleh rumput Jepang. Hmm, sepertinya tempatnya enak, ada tempat parkir mobilnya lagi. Aku pun segera membelokkan mobil dan kuparkir tepat di depan rumah itu.

    Di terasnya kulihat sedang duduk 4 orang wanita dengan pakaian yang cukup sexy. Aku masih belum berpikir yang aneh-aneh waktu itu. Yang terpenting bagiku saat ini adalah beristirahat dan melepas lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh.

    Saat aku berjalan ke arah teras, salah seorang dari mereka menghampiriku dengan gaya yang centil dan manja,

    “Cari apa, A’?”

    Mataku yang sedari tadi sudah cukup mengantuk sontak saja langsung melebar lagi. Perempuan itu kira-kira berusia 35 tahunan mengenakan kaus ketat berbelahan dada rendah warna merah yang sepertinya sengaja untuk menonjolkan aset miliknya itu, Cerita Ewean Hot dipadu dengan bawahan rok jeans pendek. Sekilas kulihat 2 tonjolan di sana seperti terjepit ingin meronta keluar, dengan belahan yang masih indah di tengahnya. Kulitnya kuning langsat meskipun otot di bagian lengan sudah mulai sedikit mengendur.

    Mandapati pemandangan seperti itu, aku menjadi tergagap-gagap,

    “Emm.. anu… mmmm, mau cari makan. Laper nih dari tadi siang belom makan. Sama mau istirahat dulu, pegel dari tadi nyetir melulu.”
    “Ayuk atuh, A’. Masuk dulu, di dalem masih ada makanan kok. Santai dulu aja A’. Kalo pegel-pegel, kita juga bisa mijitin kok.” tangannya langsung menggandengku dan menempelkan payudaranya ke lenganku sembari tersenyum nakal.

    Ah, kurasakan sesuatu yang kenyal menjepit lenganku. Cerita Ewean Hot Aku jadi menebak-nebak berapa ukuran bra nya. Bah, konyol sekali ngapain juga nebak-nebak, pikirku. Nikmati saja keadaan ini.

    Bagai kerbau dicucuk hidungnya aku menurut. Saat berjalan ke dalam, mataku masih sempat melirik 3 orang lagi yang sedang duduk di teras.

    Gadis pertama berkulit sawo matang, tubuhnya langsing berumur sekitar 20 an tahun, memakai kaus you can see berwarna putih dan di luarnya memakai kemeja bermotif kotak-kotak dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka. Cerita Ewean Hot Dia memakai celana jeans pendek yang sudah belel, alias banyak lubangnya. Wajahnya sih biasa-biasa saja, tapi kupikir senyumnya manis juga.

    Gadis yang kedua bertubuh agak chubby, rambutnya dia gelung ke atas menonjolkan nuansa tengkuknya yang putih itu. Memakai baju terusan bermotif batik dengan model babby doll. Sepertinya umurnya sekitar 28-30 tahun. Dia pun melemparkan senyuman kepadaku.

    Gadis yang ketiga, tubuhnya tidak terlalu gemuk namun padat berisi, memakai kaus tank top warna pink dan rok pendek bermotif bunga. Rambutnya sepunggung model shaggy dibiarkannya tergerai. Sempat kulirik, ada tonjolan kecil di dadanya, wah sepertinya dia tidak memakai BH. Tubuhnya putih mulus tanpa cela, dengan tonjolan yang nyaris sempurna, proporsional dengan tubuhnya yang sintal itu. Wajahnya manis tipikal orang Sunda. Bibirnya yang tipis pun mengumbar senyuman kepadaku.

    Sampai di dalam aku pun memilih menu ayam goreng dengan sambal dan lalapan. Aku makan dengan lahapnya, karena perutku memang sudah kelaparan sejak tadi siang. Cerita Ewean Hot Selesai makan aku pun minum segelas teh hangat yang sudah kupesan sebelumnya.

    Akhirnya bisa terbayar juga rasa lapar yang sudah melilitku sejak tadi siang. Ketika aku sedang menikmati aktivitas santaiku, si tante menawariku sesuatu, “Si Aa’ capek? Kita juga sedia jasa pijit loh. Tinggal pilih saja sama siapa. Tuh, teteh punya 3 anak buah yg siap melayani. Aa’ tinggal pilih aja.” katanya dengan nada manja.

    What? Seumur-umur aku belum pernah dipijit terutama oleh wanita yang belum aku kenal. Tapi baiklah, apa salahnya mencoba, begitu pikirku.

    “Mmmm emang berapa tarifnya? Mahal ga?”
    “Ah, si Aa’ bisaan. Tenang aja A’, yang penting mah Aa’ puas. Ini juga mumpung lagi promo.” jawab si teteh genit.
    “Promo? Kaya swalayan aja, pake promo segala. Ya udah, aku pilih satu ya. Bebas nih milihnya?”
    “Iya pilih aja tuh yang diluar. Cerita Ewean Hot Kalo yang kurus namanya Hana, kalo yang agak gemuk namanya Rosma, nah kalo yang satunya lagi namanya Santi, tapi dia masih baru dan belum begitu pengalaman.” katanya sambil senyum-senyum nakal.

    Hmm, dari awal aku sudah begitu tertarik dengan gadis yang bernama Santi ini, dia memiliki proporsi tubuh yang pas, serta payudara yang aduhai. Usianya yang masih belia semakin mambuat penasaran orang yang melihatnya. Aku sudah tidak sabar untuk merasakan pijitannya, ah pasti nyaman sekali ketika tangan mungil nan halus itu memijit tubuhku.

    “Kalo gitu aku pilih si Santi, Teh.” jawabku mantab.

    Si teteh pun segera memberi kode kepada Santi. Cerita Ewean Hot Dan tanpa harus menunggu lama Santi telah menggamit lenganku dan mengajakku ke dalam salah satu kamar yang tersedia.

    Kamar itu tidak terlalu besar dengan penerangan sebuah lampu kecil yang memberikan sensasi remang-remang. Di tengahnya terdapai dipan yang tertutup oleh kasur dan dilapisi seprai. Disudut ruangan ada meja dan bangku kecil yang didepannya tergantung sebuah kaca. Menurutku kamar ini cukup bersih dan nyaman. Cerita Ewean Hot Ketika masuk ke dalamnya aku disambut oleh wangi aroma yang aku juga tidak tahu pasti apa itu. Tapi aroma itu telah membuatku rileks dan nyaman.

    Ketika aku masih termangu melihat keadaan sekeliling, suara Santi yang lembut mengejutkanku.

    “Ayo atuh A’, jadi pijit ga? Kok malah bengong di pintu aja?”
    “Eh, iya ya… Oke… Oke…” aku pun segera mengambil posisi di tempat tidur.
    “Bajunya dibuka dulu atuh A’. Masa pijit masih pake baju begitu.” kata Santi dengan manja.

    Ya, tentu saja. Betapa bodohnya aku, apa yang akan dipijit jika aku masih mengenakan bajuku? Segera saja kulepas kemeja dan kaos dalamku, kemudian dengan telaten tanpa perlu disuruh Santi mengambil lalu menggantungkannya di balik pintu yang telah ia tutup sebelumnya.Cerita Sex 2018,Kisah Seks Dewasa,Cerita Mesum Terbaru,Cerita Dewasa Bugil,Tante Ngentot,Cerita Seks Toket Gede full bugil.

    “Punten A’, celana panjangnya dilepas juga atuh. Nanti Santi susah mijitnya kalo masih pake celana begitu.”

    Wow, aku kaget. Masalahnya aku hanya menggunakan boxer di balik celana panjangku. Masih ada sedikit rasa risih untuk hanya mengenakan boxer di depan gadis manis yang belum aku kenal ini. Cerita Ewean Hot Namun saat aku menatap wajah manis nan sensual serta melirik sedikit ke bawah lehernya di mana tergantung dua buah gundukan padat serta berisi itu, akal sehatku terkalahkan. Akhirnya kulepas juga celana panjangku dengan dibantu olehnya.

    Dia pun mulai memijit ringan dari mulai bawah kakiku. Dia mengendurkan otot-otot kakiku yag sudah pegal karena menginjak pedal seharian. Dari kaki, dia beralih ke leher kemudian turun menuju punggung. Tanganku pun tak lupa ia relaksasi.

    “Wah, si Aa’ ototnya pada kaku semua ya? Pasti pegel-pegel semua ya A’?” tanyanya lembut.
    “Iya nih, habis nyetir seharian. Jadinya pada kaku semua.”
    “Tenang aja A’, serahkan sama Santi pasti semuanya akan beres.” jawabnya menggoda. Agen Judi Hoki Banget

    Cerita Seks Dengan Lonte Bayaran Dia lalu menuangkan sedikit lotion di tangannya lalu dia balurkan ke punggung dan mulai mengurutnya. Ah, nyaman sekali rasanya ketika tangan mungil nan halus itu mulai menyapu punggungku dari atas sampai hampir pada bokongku. Cerita Ewean Hot Penat yang dari tadi pagi kurasakan seolah perlahan-lahan mulai sirna.

    Selesai dengan punggung, dia lanjutkan dengan kakiku. Dia mulai mengurut otot kaki bagian bawah. Dari telapak kaki dia mulai bergerak ke atas menuju paha. Ketika mengurut pada pangkal pahaku, entah sengaja atau tidak sesekali dia menyentuh kedua bolaku. Aku pun sedikit terkejut, namun sepertinya dia menanggapinya dengan biasa.

    “A’, ayo coba balik badan, saya mau mengurut leher dan bagian depan Aa’.” dia memintaku penuh kelembutan.

    Aku pun segera menurutinya, kubalik badanku sehingga sekarang dalam posisi berbaring. Dia mulai mengusapi badanku dengan lotion. Saat itu baru kusadari bahwa dia sangat manis, dengan payudara yang bergoyang-goyang saat dia mengusap badanku dengan lotion.

    Tiba-tiba tanpa diduga dia duduk diatas perutku, dan mulai mengurut leherku. Bagiku berat tubuhnya bukan masalah, namun sensasi yang kurasakan itu lumayan meresahkanku, mengingat aku belum pernah melakukan hal ini dengan wanita lain. Tapi aku hanya diam saja dan menikmati keadaaan ini. Cerita Ewean Hot Mataku tak lepas dari dua buah bukit kembar yang sedari tadi bergoyang-goyang menantang, dan tampaknya dia mulai menyadari kalau aku memperhatikannya.

    Bukannya risih namun dia malah mengambil tanganku, mengurutnya, sambil menempelkan punggung tanganku ke dadanya. Wow, kurasakan sesuatu yang masih kenyal dan kencang di sana, dan hal itu memicu hormon testosteronku meroket. Kemaluanku yang dari tadi sudah setengah menegang menjadi full erection. Selesai mengurut tangan kananku, dia pun melanjutkan dengan tangan kiriku dan masih dengan cara yang sama.

    Tanpa sadar tangan kananku mulai memegang-megang sambil sedikit meremas payudara yang masih padat itu.

    “Ih, Aa’ nakal deh. Kenapa atuh A’? Suka ya?” jawabnya nakal.
    “Aku gemes banget ngeliatnya. Masih bagus banget ya? Boleh lihat ga? Aku penasaran nih.” Cerita Ewean Hot entah setan mana yang merasukiku hingga aku berani berkata demikian.

    Sepertinya urat maluku sudah putus. Tanpa kuduga, dia pun segera melepas tank top-nya, sehingga kali ini kulihat dengan jelas dua bukit kembar itu bergantung dekat sekali dengan wajahku. Tanganku pun segera menangkapnya, bermain-main, serta memilin-milin lembut puting yang masih terbilang kecil itu. Perlahan namun pasti puting kecil yang berwarna coklat kehitaman itu pun mengeras, dan payudara yang masih ranum itu mulai mengencang.

    Santi mulai gelisah, wajahnya mulai memerah. Tanpa dia sadari, dia semakin bergeser ke arah bawah dari tubuhku. Dia terkejut ketika pantatnya menyenggol sesuatu yang sudah mengeras dari tadi. Cerita Ewean Hot Lalu kurengkuh dia ke dalam pelukanku, kudaratkan ciuman di bibirnya yang lembut itu. Lidahku mulai menyapu bibirnya dan memaksa masuk ke dalam mulutnya. Di dalam mulutnya sudah menunggu lidahnya yang rupanya sudah siap bertarung dengan lidahku. Kami pun saling memagut satu sama lain. Tanganku terus bergerilya dan mulai menurunkan rok pendeknya hingga kini dia hanya mengenakan celana dalam saja.

    Dari mulut aku bergerak menuju lehernya yang jenjang, lidahku bergerak dengan liarnya menelusuri kulitnya yang putih itu. Sampai di kedua payudaranya, aku tambah gemas dibuatnya, kuciumi mereka bergantian satu sama lain. Lalu puting kecil yang sudah mengeras itu pun tenggelam di dalam mulutku. Lidahku tak henti-hentinya mempermainkan mereka. Kulihat Santi mulai tidak bisa mengendalikan dirinya, dia menengadah sambil memejamkan matanya, sementara pinggulnya bergerak-gerak menggesek kemaluanku.

    Kami pun segera bertukar posisi, dia kubaringkan di kasur dan segera saja kulepas celana dalamnya yang sudah mulai basah itu. Hmm, ada aroma khas yang belum pernah kucium selama ini. Cerita Ewean Hot Santi pun membuka kedua pahanya, dan tampaklah sebuah belahan merah dengan bibir yang masih cukup rapat berkilauan karena dihiasi oleh cairan pelumas. Rambut kemaluannya yang baru mulai tumbuh setelah dicukur itu semakin membuat gairahku bergelora.

    Perlahan kujilati dari luar ke dalam, sambil sesekali memberikan gigitan kecil di luarnya. Akibat ulahku itu terkadang dia sedikit mengerang namun tertahan. Kusibakkan bibir itu dengan lidahku dan kurasakan ada tonjolan kecil di atasnya. Kuhisap dalam-dalam dan kumainkan dengan lidahku, sementara jariku mulai menyelinap ke dalam celah yang sudah basah dan hangat. Jariku mulai leluasa bergerak keluar masuk karena liang itu sudah licin oleh cairan pelumas. Ketika jariku semakin cepat dan lidahku semakin liar, Santi pun mulai menegang dan gelisah. Sampai akhirnya dia menjerit dengan sedikit tertahan,

    “Akhhhhhh… A’… Ayuk terus… Santi sebentar lagi sampai… Ahhhh…”

    Mendengar permintaannya, aku pun semakin menggila, dan kemudian dia menggelinjang. Tangannya menarik rambutku, sementara pahanya menjepit kepalaku, dan kurasakan denyut-denyut di jariku yang ada di dalam sana. Kali ini teriakannya tidak tertahan,

    ”Aaaakkkhhhh…. Ouuuuch….. Hufffhh… Aa’nakal……”

    Kurasakan semacam cairan bening dan hangat mengalir ditanganku yang berasal dari jariku yang ada di dalam sana. Tubuh Santi mulai melemas dengan nafas yang terengah-engah. Cerita Ewean Hot Kusodorkan jari-jemariku yang masih basah ke mulutnya. Dengan serta merta dia pun menjilati jariku. Hal ini membuat kemaluanku semakin keras saja. Aku pun segera melepas celana boxerku, dan menyodorkan batangku yang sudah demikian keras ke mulutnya.Cerita Sex 2018,Kisah Seks Dewasa,Cerita Mesum Terbaru,Cerita Dewasa Bugil,Tante Ngentot,Cerita Seks Toket Gede full bugil.

    Santi pun tanggap dan segera mengulum kemaluanku. Mulutnya yang mungil itu terlihat penuh oleh batangku yang memang terbilang di atas rata-rata. Mulanya aku kasihan melihatnya, namun sepertinya dia malah menikmatinya dan hal itu mulai membangkitkan kembali hasrat birahinya. Secara otomatis aku pun menggoyangkan pinggulku menyesuaikan dengan irama yang dia buat. Benar-benar luar biasa sensasi yang kurasakan, membuatku seperti melayang. Kata si Teteh dia belum berpengalaman, tapi sudah seperti ini aksinya.

    “A’, ayo buruan masukin, Santi udah ga tahan lagi nih.” katanya memelas.

    Lalu kucabut penisku dari mulutnya dan perlahan kugesekkan ke permukaan bibirnya yang memang sudah basah dari tadi. Dia sedikit mengejang ketika permukaan bibir licin nan sensitif itu bertemu dengan kepala penisku. Akhirnya setelah kurasa cukup licin, kumasukkan kemaluanku ke dalam liangnya secara perlahan. Cerita Ewean Hot Awalnya dia melenguh, namun setelah beberapa kali kugerakkan tampaknya dia sudah mulai bisa menyesuaikan. Rasanya luar biasa ketika penisku berada di dalam dirinya, masih begitu ketat dan menggigit. Denyut-denyut di dinding vaginanya sangat bisa kurasakan.

    Gerakanku semakin lama semakin cepat, dan Santi pun semakin gelisah kembali. Dia mulai meremas pinggulku dan menarik-narik rambutku. Tubuhnya menegang dan menggelinjang sekali lagi. Denyut-denyut di dalam sana semakin kuat terasa dan tiba-tiba gerakanku terasa sangat licin. Kulihat banyak sekali cairan bening yang melumuri batangku. Tubuh Santi kembali melemas dan lunglai. Aku pun mulai mengurangi kecepatan gerakanku. Kucium keningnya, bibirnya, lehernya, dan kulumat habis kedua putingnya.

    “A’, sekarang gantian dong Santi yang di atas.” dia meminta.

    Rupanya dia sudah mulai terangsang lagi oleh cumbuanku.

    “Oke, siapa takut?” jawabku sambil nyengir.

    Kami pun segera bertukar posisi, kali ini dia berada di atasku. Dia pun mulai mengambil posisi berjongkok di atas perutku. Secara perlahan batangku sudah masuk di dalamnya. Cerita Ewean Hot Santi mulai bergerak naik turun, dan sesekali menjepit batangku di dalamnya. Gerakan itu membuatku semakin gila. Sensasi yang dihasilkan sungguh luar biasa.

    Gerakannya semakin lama semakin cepat dan membuat dorongan dari dalam diriku mulai muncul ke permukaan. Santi pun seperti sedang trance, terkadang dia meremas payudaranya sendiri, bahkan menarik-narik dan memilin putingnya. Teriakannya kali ini lebih heboh lagi,

    “Ahh..ahh..ahh… Aduh enak sekali, A’. Punya Aa’ gede banget, nikmat banget ada di dalem. Owh… Santi pengen keluar lagi….Ufhhh…”

    Tubuhnya menegang dan menggelinjang lagi untuk yang ketiga kalinya. Setelah itu dia pun ambruk di atas dadaku dengan nafas yang terengah-engah. Hasrat birahiku yang sudah semakin tinggi dan akan segera meledak seolah memberikan kekuatan yang luar biasa. Segera kubaringkan Santi, dan kali ini langsung ku goyang dengan sekuat tenaga. Cerita Ewean Hot Dia hanya bisa pasrah sambil terus mendesah,

    “Ahh..ahh..ahh… Ayo A’ keluarin di dalem aja… Santi udah ga tahan…”

    Akhirnya dorongan itu keluar disertai dengan semburan lava putih kental di dalam vaginanya. Seluruh ototku seperti berkelojotan melepaskan semua hasrat itu. Cairan putih itu mengalir melewati celah merah yang merekah itu dan sebagian jatuh ke kasur. prediksi togel klik disini

    Aku pun segera mengambil tempat disisinya, kupeluk erat dirinya. Santi pun seolah tidak mau aku tinggalkan, dia memelukku erat-erat. Kami pun berciuman dengan lembut di bibir. Cerita Ewean Hot Dan kami mulai terlelap setelah lelah oleh pertempuran yang menguras tenaga itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Ngentot Terpanas Lyra Louvel

    Foto Ngentot Terpanas Lyra Louvel


    2064 views

    Foto Ngentot Terbaru – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas dari yang muda-muda sampai tante-tante girang yang ngentot hot banget dan bisa membuat anda crot ramai-ramai malam ini. Simak foto nya di bawah ini!!

  • Foto Ngentot Misaki Yoshimura Dengan Ayah Kandungnya

    Foto Ngentot Misaki Yoshimura Dengan Ayah Kandungnya


    2063 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • DOCTOR SEX WITH VIRGIN

    DOCTOR SEX WITH VIRGIN


    2062 views

  • Foto Ngentot Hot Remaja Jepang Rui Natsukawa

    Foto Ngentot Hot Remaja Jepang Rui Natsukawa


    2060 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

     

     

    h=”100%” height=”auto” />

  • Cerita Sex Aku Dihamili Anak Tetangga

    Cerita Sex Aku Dihamili Anak Tetangga


    2059 views

    Cerita Sex – Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah.

    Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak.

    Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala.

    Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku.

    Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan.

    Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.

    Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit.

    Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.

    Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
    “Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
    “Belum, Bu”
    Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
    Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
    Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
    “Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
    Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu.

    Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil.

    Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.

    “Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
    “Gak papa, kok”
    Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
    Indun malu-malu melihat perutku.
    “Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
    “Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
    Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
    “Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
    Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku.

    Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
    Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
    Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.

    “Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
    Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
    “Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
    “Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
    “Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
    “Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
    “Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
    “Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku.

    Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu.

    Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.


    “Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
    “Kamu suka punya anak?” tanyaku.
    “Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.

    Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.

    “Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
    “Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
    “Kenapa?”
    “Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
    “Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
    Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
    “Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
    “Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
    “Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.

    Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
    “Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
    Indun belingsatan.
    “Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
    “Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
    Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
    “Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
    Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
    “Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
    “Iya bu.. Mau banget”
    Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
    Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.

    “Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.

    Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
    “Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
    “Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
    “Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
    Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
    “Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
    Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.

    Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
    “Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
    Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.

    “Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.

    Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
    “Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
    “Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
    Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
    “Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.

    Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
    “Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
    “Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
    Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
    Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
    Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.

    “Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
    “Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
    “Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
    “Hmmm…. ” aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
    “Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
    “Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
    “Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
    “Mana aja deh”
    “Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
    “Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
    Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
    “Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
    Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
    Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
    Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
    “Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”

    Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.


    “Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
    “Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
    Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan.

    Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan.

    Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan.

    Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya.

    Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.

    “Ohhh”, lenguhnya kecewa.
    Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu.

    Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.

    “Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
    Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
    “Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
    Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
    “Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
    genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
    “ohhhhh…”
    Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.

    Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
    “Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
    Indun nampak kaget dan segera duduk.

    “Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
    “Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
    Kami berpandangan.
    “Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
    “Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
    Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
    “Ndun, kamu punya pacar?”


    “Belum, bu”
    “Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
    “Iya bu, gak mungkinlah”
    “Aku takut kamu rusak karena aku”
    “Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
    “Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
    “Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
    Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
    “Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
    Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.

    Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
    “Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
    Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
    “Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
    Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.

    “Ayo, Ndun, sodok yang kuat”

    “Iyyyaaa.. Bu”

    “Terusss… Cepat”

    Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
    “Ohhh…”
    Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.

    “Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
    Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang.

    Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.

    Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.

    “Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
    “Biasa aja Bu”
    “Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
    “Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
    “Aku takut menganggu sekolahmu”
    “Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
    “Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
    “Iya Bu”
    “Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
    “Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
    “Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
    “Aku mau jadi pacar Ibu”
    “Lho aku khan sudah bersuami?”
    “Ya gak papa, jadi apa saja deh”
    “Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
    “Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
    “Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
    Kami tidur berpelukan sampai pagi.

    Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
    Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.

    Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun.

    Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
    “Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
    “Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
    “Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
    “Ada Bu, sebentar ya Bu”
    Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
    “Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
    “Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
    “Terus kamu pakai kondom kamu…”
    Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku.

    Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.

    “Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
    “Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
    “Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
    Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
    “Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
    “Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.

    Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
    Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”

    Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.

    Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.

  • Ngentot Dengan Pembantu Ku Yang Bahenol

    Ngentot Dengan Pembantu Ku Yang Bahenol


    2059 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Dan kali ini kami akan membagikan Foto Ngentot yang berjudul “Ngentot Dengan Pembantu Ku Yang Bahenol”. Tak perlu menunggu lama langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Bugil Gadis Imut Model Gravure Jepang Yang Menggemaskan

    Foto Bugil Gadis Imut Model Gravure Jepang Yang Menggemaskan


    2059 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Cerita Seks Sosok Ibu Penuhi Hasrat Seks

    Cerita Seks Sosok Ibu Penuhi Hasrat Seks


    2058 views

    Cerita Seks – Sebenarnya aku teramat malu untuk menceritakan kejadian tragis ini, bagaimanapun ini rahasia keluarga, aku dan mama. Waktu itu hari Minggu pagi, pertengahan bulan Desember 2014, ketika liburan sekolah semester ganjil, semester pertama setelah di SMU.

    Pada hari itu aku diminta mama untuk mengantar ke Solo, katanya ada acara reuni dengan teman-temannya di kota Solo. Dengan sepeda motor pemberian mama sebagai hadiah ulang tahun ke-17 juga sebagai hadiah aku diterima di salah satu SMA negeri bonafid di kabupaten, aku antar mama ke Solo, tepatnya di kota Palur.

    Sesampainya di tujuan, sudah banyak teman mama yang hadir. Mereka datang berpasangan (mama sudah menjanda ketika aku duduk di kelas II SMP, papa tertangkap menghamili gadis tetangga). Semula aku kira mereka pasangan suami istri atau ibu dengan puteranya sepertiku, namun lama-lama aku menjadi sangsi. Bagaimana tidak, meskipun selisih usianya cukup jauh tapi mereka tampak begitu mesra.

    Bahkan ketika mama memperkenalkan aku kepada teman-temannya sebagai anaknya, mereka semua tidak percaya, malah-malah mereka bilang mama hebat dalam memilih pasangan. Beberapa lelaki, yang semula aku anggap suami-suami mereka, banyak yang memberi semangat kepadaku.

    Menurut mereka, aku merupakan lelaki yang beruntung bisa mendapatkan cewe seperti mama, selain cantik, muda dan tidak pelit namun yang lebih penting duitnya banyak. Sebenarnya aku malu, marah dan kesal. Bagaimana tidak marah, mereka tetap tidak percaya kalau aku anak mama yang sebenarnya. Namun demi melihat mama hanya tersenyum saja, aku tak menampakkan kesemuanya itu.

    Dalam perjalanan pulang mama baru cerita semuanya kalau sebenarnya mereka bukan suami istri atau ibu dengan anak-anaknya, mereka merupakan pasangan idaman lain (PIL). Mama juga cerita mengapa tadi hanya tersenyum waktu mereka bilang aku pasangan mama dan hanya sedikit membela diri bahwa aku anaknya yang sebenarnya.

    Menurut mama susah menjelaskan kepada mereka kalau aku anak mama yang sebenarnya, karena dihati mereka sudah lain. Mama juga cerita kenapa mengajak aku untuk mengantar ke acara tersebut, selain aku libur juga mama akan susah menolak seandainya nanti lelaki (gigolo) yang mereka tawarkan kepada mama jadi datang. Selama ini sudah sering mama diolok-olok oleh mereka. Mama dikata sebagai janda muda yang cantik dan punya uang tapi kuper. Dan jadwal selanjutnya, tahun baru (siang) di yogyakarta, di rumah Tante Ina.

    Dua minggu sejak pertemuan di Solo, Tahun Baru pun datang, 1 Januari 2015. Dengan sepeda motor yang sama aku antar mama ke rumah Tante Ina di yogyakarta. Sengaja untuk acara ini aku minta mama untuk membeli beberapa pakaian, aku tidak terlalu kalah gengsi dengan cowok-cowok mereka. Sesampainya kami di di rumah Tante Ina, teman-teman mama sudah banyak yang datang lengkap dengan centheng-centhengnya. Ketika datang kami disambut dengan peluk dan cium mesra.

    Rumah Tante Ina cukup besar dan luas, cukup untuk menampung lebih dari 30 orang. Acara dibuka dengan sambutan selamat datang dan selamat tahun baru dari tuan rumah, dilanjutkan dengan makan bersama dan seterusnya acara biasa “ngerumpi”. Entah usul dari siapa, diruangan tengah menyetel VCD porno. Kata mereka biasa untuk menghangatkan suasana yang dingin karena musin hujan.

    Bisa dibayangkan bagaimana perasaanku, diusia ke-17 dikala tingkat birahi sedang tumbuh menyaksikan kesemuanya ini. Mamapun juga tampak kikuk terhadapku, terlebih ketika Tante Astuti dan pacarnya tampak asyik bercium mesra disampingku dengan tangannya yang gencar menjelajah dan suaranya yang cukup berisik. Dan diantara kegelisahan itu, Tante Ina membisikkan kepada kami kalau mau boleh menggunakan kamar diatas.

    Sambil menyerahkan kunci dia ngeloyor pergi sama pacarnya. Aku dan mama hanya tersenyum, tapi ketika aku toleh di sekeliling sudah kosong, yang ada tinggal Tante Melani dan Tante Yayuk beserta pasangan mereka masing-masing, dimana pakaian yang mereka kenakan juga sudah kedodoran dan tidak lengkap lagi. Dengan rasa jengah mama mengajakku ke lantai atas, dikutip dari

    Di lantai atas, di kamar yang disediakan untuk kami, tidak banyak yang dapat dilakukan. Kasur yang luas dan kain sprei yang berwarna putih polos hanya menambah gairah mudaku yang tak tersalurkan. Mama minta maaf, kata mama kegiatan semacam ini tidak biasanya diadakan waktu siang hari, dan baru kali ini mama ikut didalamnya (biasanya mama tidak hadir kalau acara malam hari). Sewaktu akan keluar kamar mama sengaja membuat rambutnya tampak awut-awutan (biar enggak ada yang curiga, katanya).

    Waktu menunjukkan pukul 15.30 wib acara selesai. Pertemuan selanjutnya dikediaman Tante Astuti di Solo, bertepatan hari ulang tahun Tante Astuti yang ke-42. Sejak acara mendadak di rumah Tante Ina, selama dalam perjalanan pulang, mama tak banyak bicara. Kebekuan ini akhirnya cair waktu kami istirahat isi bensin.

    Satu hal yang tak dapat kulupa dari mama, ketika akan keluar kamar atas tidak tampak penolakan mama waktu aku sekilas mencium pipi dan bibirnya serta waktu akan pamitan pulang mama juga tampak santai ketika tanganku sekilas meremas buah dadanya. Ketika aku tanyakan semua ini, mama hanya tersenyum dan mengatakan kalau aku mulai nakal.

    Sehari menjelang pertemuan di rumah Tante Astuti mama tanya sama aku, mau datang apa enggak karena malam hari dan takut hal-hal seperti dirumah Tante Ina yang lalu akan terulang. Karena bertepatan hari ulang tahun Tante Astuti aku sarankan hadir, masalah yang lalu kalau memang harus terjadi yach itung-itung rejeki, kataku sambil berkelakar.

    5 Februari 2015 di rumah Tante Astuti suasana hingar-bingar. Maklum Tante Astuti seorang janda sukses dengan seorang putera yang masih kecil. Dalam acara hari ini Tante Astuti sengaja mendekorasi rumahnya dengan suasana diskotik. Dentuman musik keras, asap rokok dan bau minuman beralkohol menyemarakkan hari ulang tahunnya.

    Setelah memberikan ucapan selamat dan mencicipi makan malam acara dilanjutkan dengan ajang melantai. Sebenarnya mama sudah berusaha untuk tidak beranjak dari tempat duduknya, namun permintaan Tante Susan agar mama bersedia berdansa dengan relasi Tante Susan jualah yang membuat mama bersedia bangkit. Tak tega aku melihat kekikukan mama apalagi relasi Tante Susan tampak berusaha untuk mencium mama, serta merta akupun berdiri dan permisi kepada relasi Tante Susan agar mama berdansa denganku.

    Kujauhkan rasa sungkan, malu dan grogi. Kurengkuh pinggang mama sambil terus berdansa kuajak ke arah taman untuk istirahat minggir dari keramaian pesta. Dibangku taman bukan ketenangan yang kudapat, justru yang ada Tante Vita dan Tante Mitha dengan pasangannya asyik bercumbu mesra. Kepalang tanggung mau kembali ke pesta kasihan mama yang sudah cukup lelah selain tak enak sama mereka karena kalaupun kembali ke dalam harus melewati Tante Vitadan Tante Mitha.

    Akhirnya mama memutuskan kami tetap dibangku taman sambil menunggu pesta usai. Supaya Tante Vitadan Tante Mitha tidak merasa jengah, mama memintaku untuk menciumnya. Awalnya hanya sekedar pipi dan sekilas bibir namun demi mendengar dengus nafsu Tante Yani, nafsu mudaku pun tak dapat kutahan. Tak hanya kecupan, justru pagutan yang lebih dominan dan tanpa sadar entah kapan mulainya, tangan ini sudah bergerilya di dalam baju mama, memeras, memilin dan ….. hingga teriakan nafsu Tante Mitha menyadarkan perbuatanku atas mama.

    Bercampurlah rasa malu, bersalah dan entah …. pada diri ini, aku mengajak mama untuk segera pamit kepada tuan rumah meskipun Tante Astuti menyarankan kami menginap dirumahnya.

    Sesampainya dirumah kutumpahkan rasa sesalku atas perbuatan tak senonohku pada mama. Lagi-lagi mama hanya tersenyum dan mengatakan tak apa-apa, wajar orang lupa dan khilaf apalagi suasana seperti di rumah Tante Vita yang serba bebas. Sambil iseng aku bertanya mengapa waktu itu mama tidak menolak. Kata mama supaya Tante Vitadan Tante Mitha tak terganggu apalagi waktu itu aku tampak bernafsu sekali. Oleh mama aku tak perlu memikirkan yang sudah-sudah dan sambil beranjak tidur mama masih sempat mencium pipiku.

    Namun bagaimana aku bisa tak perlu memikirkan yang sudah-sudah sementara nafsu sudah bersimaharajalela. Karena tetap tak bisa tidur, dengan terpaksa tengah malam (+ 02.00 wib) kubangunkan mama. Dikamar tengah kucumbu mama, kucium, kupagut dan tangan ini tak terhalang bergentayangan disekujur tubuh mama. Namun tangan ini akhirnya berhenti sebelum sampai pada tujuan akhir, tempat yang teramat khusus.

    Pagi harinya tak tampak kemarahan pada wajah mama, sambil sarapan pagi mama malah berkata kalau aku mewarisi sifat-sifat papa yang nakal tanpa menegur kelakuanku tadi malam. Bahkan mama geleng-geleng kepala ketika aku pamit berangkat sekolah kucium bibirnya didepan pintu.

    4 April 2015 genap sudah 18 tahun usiaku, hari itu terasa lama sekali menunggu sore. Hari itu aku menunggu-nunggu hadiah ulang tahun spesial yang telah dijanjikan mama. Dua hari yang lalu, aku ditanya mama ingin hadiah apa untuk merayakan hari ulang tahunku. Sudah cukup banyak hadiah ulang tahun yang aku punya seperti : motor atau komputer. Akhirnya aku katakan pada mama, kalau mama tidak keberatan aku mau mama. Sekilas mama terdiam, ada perasaan tidak percaya atau tidak dapat menerima permintaanku. Aku dikira bercanda lagi dan mama bertanya sebenarnya aku mau hadiah apa, aku bilang pada mama kalau aku tidak bercanda kalau aku mau mama.

    Dua hari mama terdiam, dua hari kami tidak bertegur sapa. Aku kira mama marah atas permintaanku terdahulu. Pagi hari tadi setelah sarapan aku minta maaf pada mama atas permintaanku dua hari yang lalu dan sekaligus aku bermaksud menarik permintaanku.

    Namun mama berkata lain, bahwa permintaanku dua hari yang lalu akan mama penuhi. Aku nanti malam diminta tidak mengundang teman-temanku dan aku juga diminta untuk mempersiapkan diri. Timbul dihatiku rasa senang, cemas, grogi, bahagia dan entah…. Spontan kucium mama, kucium pipinya, kucium bibirnya dan kucium matanya serta kupeluk erat.

    Selepas pulang kerja tadi sore mama tidak keluar dari kamarnya. Baru tepat pukul 21.30 wib bersamaan dengan selesainya acara Dunia Dalam Berita di TVRI mama memanggilku untuk ke kamarnya. Dengan gemuruh hati yang berdetak keras kuhampiri kamarnya dan kudapati mama di depan pintu dengan tubuhnya terbalut kain sprei. Sambil tersenyum manis mama mencium bibirku dan mulai melepas satu-persatu pakaian yang kukenakan. Tak kudapati wajah keterpaksaan pada mama, bahkan dengan serta merta tangan mama meraba dan mengelus dengan lembut ketika pakaian yang kukenakan tinggal celana dalam saja.

    Dengan nafsu dan gairah yang menggelegak kuserang mama. Kucium, kupeluk, kucumbu dan dengan kekuatan prima kuakhiri perjakaku yang disambut mama dengan belitan yang memabukkan, yang menuntuk terus dan selalu terus, entah berapa kali malam itu birahi kutuntaskan.

    Ada terbersit rasa bangga, puas dan plong ketika kutemukan mama tertidur pulas dengan bertelanjang dalam pelukanku. Kucium keningnya, namun ketika aku akan bangun mama menahanku dan dengan kelihaiannya mampu membangkitkan lagi gairah birahiku. Dan pagi hari itupun menjadi pagi yang teramat indah. Sebelum aku meninggalkan kamarnya mama mencium pipi dan bibirku sekilas sambil mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.

    Entah mengapa dengan mama aku bisa begitu bergairah, semenjak kejadian di rumah Tante Vitadi Yogyakarta yang lalu setiap memandang mama selalu timbul birahiku. Di sekolah tak kurang gadis sebaya yang lebih cantik yang tak menolak aku pacari, namun justru dengan mama birahiku timbul. Tapi harus diakui meskipun mama sudah cukup umur namun memang masih cantik, putih, tinggi, sintal, supel, luwes, berisi dan semenjak itu, hampir tiada batas penghalang antara aku dan mama.

    Dimana tempat dan dimana waktu, kalau aku mau mama selalu memenuhi. Dengan mama birahiku tak padam-padam. Setiap acara teman-teman mama selalu menjadi acara luar kota yang sangat mengasyikan dan menjadi acara favorit yang selalu aku tunggu-tunggu.

    Sungguh permainan ranjang mama menjadi suatu candu hidupku, sore hari, sebelum tidur, sebelum belajar bahkan sebelum berangkat sekolah pun mama selalu siap. Dengan lemah-lembut, keayuan, kepasrahan, dan naluri keibuannya mama memenuhi hasratku sebagai lelaki.

    Hingga kini, ketika istriku tengah mengandung anakku yang ketiga, dimana istri sedang tidak laik pakai, kembali mama sebagai penyelamat saluran nafsuku dan entah sampai kapan lagi kami masih harus begini.

  • Festival Sexs

    Festival Sexs


    2058 views

  • Cerita Seks Dewasa Perselingkuhan Dita

    Cerita Seks Dewasa Perselingkuhan Dita


    2058 views

    Cerita Seks Terbaru – Kali mengisahkan seorang cewek abg bernama Dina yang terenggut keperawanannya oleh seorang pria dewasa yang sudah beristri. Benar kata orang “love is blind”, karena cinta buta Dina merelakan keperawanannya untuk orang yang dicintainya. Seperti apa cerita dewasa dan kisah pengalaman pertama Dina hilang keperawanan, berikut ceritanya…

    Sebelumnya perkenalkan, namaku Dina… pertama kali aku mengenal cinta, dunia ini menjadi terasa indah bagiku. Hanya sayangnya cinta pertamaku ini jatuh tidak pada orang yang tepat. Dia seorang pria beristri dan berkeluarga. Jadilah cinta kami berjalan sembunyi-bunyi. Aku mengenal pria tersebut ketika datang pada acara ulang tahun temenku. Dia saat itu menjadi event organizer acara tersebut.

    Pertama melihatnya aku sudah jatuh hati padanya. Selain dia pria yang ganteng badannya juga atletis, siapapun cewek pasti akan jatuh hati kepadanya.

    “Dina, ini MAS, dia yang nyelenggaraan pesta ini, asik kan pestanya. Kamu nemenin MAS ngobrol ya”. Temanku itu tau kalo aku suka dengan pria yang umurnya jauh lebih tua dari aku.

    Kami jadi asik ngobrol ngalor ngidul. Dia sangat humoris sehingga aku selalu terpingkal-pingkal mendengar guyonannya. Makin lama guyonannya makin mengarah yang vulgar, aku sih ok aja. Ketika acara makan, dia menemani aku menikmati hidangan yang tersedia. Ketika acara dansa, dia mengajak aku turun, ketika itu lagunya slow. Aku larut dalam dekapannya yang sangat mesra. Dia berbisik: Fastbet99

    “Dina, kamu cantik sekali, kamu yang paling cantik dari semua prempuan yang dateng ke pesta ini. Aku suka kamu Din”. “Mas kan dah punya keluarga, masak sih suka ma abg kaya aku”.
    “Justru karena kamu masih abg, kecantikan kamu masih sangat alami, bukan polesan make up yang tebal”.

    Memang sih dandananku biasa saja, tanpa make up yang tebal. Perempuan mana sih yang gak suka dipuji lelaki yang kebetulan dikaguminya. Ketika pulang dia mengantarkan aku pulang, sebelum aku turun dari mobil, pipiku dikecupnya,

    “Kapan-kapan kita ketemuan lagi ya Din, ni nomer hpku”. Kami bertukaran nomer hp.

    Sejak pertemuan pertama itu, kami sering jumpa di mal, di bioskop atau ditempat fitnes.

    Karena dia tau aku suka fitnes, makanya diapun mendaftar menjadi member ditempat aku biasa fitnes. Karena sering ketemu, hubungan kami makin lama makin akrab. Dia adalah lelaki pertama yang mencium bibirku. Itu kejadiannya ketika kami sedang dibioskop. Karena bukan weekend, jumlah penontonnya sedikit, sehingga dia milih tempat duduk yang jauh dari penonton lain. Dia berbisik:

    “Din, aku sayang banget ma kamu. Kamu?’
    “Aku juga sayang ma Mas, sayangnya ma dah keluarga ya”.
    “Kita jalani aja dulu Din, gak apa kan kalo backstreet kaya gini. Pokoknya aku akan berusaha untuk ketemu kamu sesering mungkin, sayang”. Dia meluncurkan rayuan mutnya, sehingga aku makin berbung-bunga.
    “Din..”, panggilnya lagi. aku menoleh karahnya.

    Karena duduk kami berdempetan, dia langusng merangkul pundaknya dan mendekatkan bibirnya ke bibirku. aku memejamkan mataku, terasa lembut sekali bibirnya menyentuh bibirku, kemudian terasa bibirnya mulai mengisap bibirku. aku pasrah ketika dia cukup lama mengecup bibirku.

    “Mas”, desahku ketika dia melepas bibirnya, seakan aku gak rela dia melepaskan bibirku.

    Diapun mengecup bibirku lagi, kali ini lebih lama lagi. Demikianlah sepanjang film itu kami tidak menikmati filmnya tetapi aku menikmati bagaimana bibirnya mengulum-ngulu bibirku.

    “Mas, aku sayang sekali ma mas, aku mau jadi pacar mas”.

    Sejak kejadian dibioskop itu, kami menjadi rutin berciuman kalo ketemu, paling tidak kami melakukannya sebentar di mobil sebelum mobil jalan atau sebelum aku turun didepan rumahku. Temenku mengingatkan aku agar jangan terlalu larut dalam berhubungan dengan Mas, karena dia dah berkeluarga.

    “Nanti kamu yang nyesel lo kalo dia harus mutusin hubungan kamu dengan dia”. Tapi aku tidak mengindahkan himbauan temanku. Aku seakan buta tertutup cinta yang makin lama makin berkobar-kobar.

    Sampai suatu weekend, dia mengajakku ke satu vila diluar kota, katanya dia mau survei tempat itu karena akan diadakan perhelatan disana.

    “Temenin aku yuk, mumpung bisa keluar kota ma kamu. Mau ya sayang”. Karena aku dah lama pengen berdua dia seharian, aku turuti saja ajakannya.

    Ke ortu, aku pamit mo jalan ma temen2 ke vila mereka. Aku seneng sekali ketika dah duduk disebelahnya dalam mobilnya. Mobilnya meluncur arah luar kota. Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga.

    Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat braku yang berwarna putih terpampang jelas sekali.

    “Din, kamu seksi sekali deh pake pakean kaya gitu”.
    “Mas suka kan”. “Suka banget, palagi kalo amu gak pake baju Din”.
    “Ih mas, mulai deh genit, aku turun disini aja deh”, aku pura-pura merajuk, padahal dalam hati seneng sekali mendengar pujiannya.
    “Ya udah turun aja he he”, tertawanya berderai ketika dia mengatakan hal itu, tetpi mobil tetap melaju kencang. “Katanya disuruh turun, kok gak minggir”.
    “Loncat aja kalo berani”.
    “mas, iih”, kataku sambil mencubit pinggangnya, mesra.

    Dia menggeliat kegelian,

    “Jangan diklitikin dong, nanti nabrak lo”.
    “abis mas sih mulai duluan”. Sepanjang jalan kami bercanda rian, sesekali tangannya gantian menggelitiki pinggangku, sehingga aku menggelinjang.

    Kadang tangannya mendarat di pahaku dan mengelus2nya sampe kedeket pangkal pahaku. aku menjadi merinding karena rabaannya. Maklum deh dia pria pertama yang melakukan hal ini.

    “Maas”, aku hanya melenguh ketika pahaku dielus-elus begitu.

    Karena aku tidak menolak, maka dia meneruskan elusannya dipahaku. aku menjadi gelisah, dudukku gak bisa diam, ada rasa geli bercampur nikmat dan aku merasa pengen kencing.

    “Mas maih jauh ya”.
    “Napa Din”.
    “aku pengen pipis”.
    “Bentar lagi juga sampe. Itu bukan pengen pipis biasa Din”.
    “abis apaan?”
    “Pasti kamu terangsang ya karena aku ngelus2 paha kamu”.
    “Ih”, kucubit lagi pinggangnya.

    Mobilnya sudah masuk ke satu vila. Ada seorang bapak-bapak yang menyambut di gerbang vila. Dia orang yang ditugaskan pemilik vila untuk menunggui vila itu. Aku keluar dari mobil, ikut dengan dia melihat lokasi. Vilanya tidak terlalu besar tetapi halamannya luas. Dia mulai mengeluarkan catatannya, mengukur sana mengukur sini, mencoret2 di buku catatannya. Kadang dia menanyakan pendapatku tentang satu hal. Aku menjawab setauku saja.

    “Setelah selesai, dia berkata kepada si bapak,
    “Pak kami mo menginap di vila ini”.
    “Iya, yang punya dah kasi tau bapak, ya silahkan saja pak. sudah saya sediakan makanan secukupnya di lemari es, kalo mo makan ya silahkan dihangatkan dulu. soalnya bapak mo pulang”. Si bapak meninggalkan kami berdua.
    “Din, kita honimun ya”, katanya sambil tersenyum.

    aku jadi berdebar2membayangkan apa yang aka dilakukannya padaku. Aku sering mendengar cerita teman2ku ang sudah pernah berhubungan sex dengan cowo2nya, mendengar betapa nikmatnya kalo memek kemasukan kontol. Aku jadi merinding sendiri, aku pengen juga mengalami kenikmatan itu.

    Aku menghempaskan pantatku di sofa, dia menyusulku segera dan duduk rapat di sampingku,

    “Dina sayang” katanya sambil menggenggam erat dan mesra kedua belah tanganku.

    Selesai berkata begitu dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Aku saat kukecup tadi memejamkan mata, Link Alternatif Fastbet99

    “Aku pengen melakukan itu ma kamu, sayang. Kamu bersediakah?”, rayunya lebih lanjut.

    Dia berusaha mengecup bibirku lagi, namun dengan cepat aku melepaskan tangan kananku dari remasannya, dadanya kutahan dengan lembut.

    “Mass” bisikku lirih. “Dina sayang, mau ya”, rayunya lagi.
    “Tapi mass, aku takut Mas”, jawabku.
    “Takut apa sayang, katakanlah”, bisiknya kembali sambil meraih tanganku.
    “Aku takut Mas nanti meninggalkan aku”, bisikku.

    Dia menggenggam kuat kedua tanganku lalu secepat kilat dia mengecup bibirku.

    “Dina sayangku, aku terus terang tidak bisa menjanjikan apa-apa sama kamu tapi percayalah aku akan membuktikannya kepadamu, aku akan selalu sayang sama kamu”, bujuknya untuk lebih meyakinkanku.
    “Tapi Mas” bisikku masih ragu.
    “Din, percayalah, apa aku perlu bersumpah sayang, kita memang masih baru beberapa bulan kenal sayang, tapi percayalah, yakinlah sayang, kalau Tuhan menghendaki kita pasti selalu bersama sayang”, rayunya lagi.
    “Lalu kalau aku sampai hamil gimana mass?” ujarku sembari menatapnya.
    ”Aah, jangan khawatir sayang, aku akan bertanggung jawab semuanya kalau kamu sampai hamil, bagaimana sayang?” bisiknya.

    Rasioku sudah tidak jalan dengan baik, tertutup oleh rayuan mautnya dan rasa ingin merasakan kenikmatan yang makin menggebu.

    Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku dari balik baju kaosku yang ketat,

    “Mas harus janji dulu sebelum…” aku tak melanjutkan ucapanku.
    “Sebelum apa sayang, katakanlah”, bisiknya tak sabar.

    Kini jemari tangan kanannya mulai semakin nekat menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas.

    “aahh… Mas”, aku merintih pelan.
    “Mas aah mmas.. aku rela menyerahkan semuanya asal Mas mau bertanggung jawab nantinya”, aku berbisik semakin lemah, saat itu jemari tangan kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai mengelus gundukan bukit memekku.

    Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang amat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit memekku itu telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku hendak mencium, namun aku menahan dadanya dengan tangan kananku,

    “eeehh Mas..berjanjilah dulu Mas”, bisikku di antara desahan nafasnya yang mulai sedikit memburu.
    “Oooh Dina sayang, aku berjanji untuk bertanggung jawab, aahh aku menginginkan keperawananmu sayang”, ucapnya.

    Sementara jemari tangannya yang sedang berada di sela-sela selangkangan pahaku itu meremas gundukan memekku lagi.

    “Ba.. baiklah Mas, aku percaya sama Mas”, bisikku.
    “Jadi?” tanyanya.
    “hh. lakukanlah mass, aku milik Mas seutuhnya.. hh..” jawabku.
    “Benarkah? ooh..Dina sayanggg.” Secepat kilat bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot.

    Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan mengulum bibirku cukup lama.

    DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku mulai berani membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup. “aah Dina sayang, kamu pintar sekali, kamu pernah punya pacar yaach?” tanyanya curiga.

    “Mm aku belum pernah punya pacar Mas, kan Mas yang selama ini ngajari aku ciuman”, sahutku.
    “Wah kamu belajarnya cepat seklai ya, jangan-jangan kamu sering nonton film porno yaa?” godanya.

    Aku tersenyum malu, dan wajahku pun tiba-tiba bersemu merah, aku menundukkan mukaku, malu.

    “I…iya Mas, beberapa kali”, sahutku terus terang sambil tetap menundukkan muka.
    “Dina sayang, kamu nggak kecewa khan karena aku benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang?” tanyanya. “Aku serahkan apa yang bisa aku persembahkan buat Mas, aku ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas benar-benar menginginkannya”, sahutku lirih.

    Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke gundukan memekku yang masih perawan, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium rambutku.

    “Oooh masss”, bisikku lirih.
    “Enaak sayang diusap-usap begini”, tanyanya.
    “hh… iiyyaa mass”, bisikku polos.

    Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit memekku dengan sangat gemas.

    “sakit Mas aawww” aku memekik kecil dan pinggulku menggelinjang keras.

    Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agar lebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu.

    Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, “aawww… Mas sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”, protesku. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku.

    “Auuggghh..” tiba-tiba dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri. Aku yang tadinya sedang menikmati remasan pada toketku jadi ikutan kaget.
    “Eeehh kenapa Mas?”
    “Aahh anu sayang… kontolku sakit nih”, sahutnya sambil buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku.

    Aku tak menyangka dia berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka sekalian CDku dan “Tooiiing”, kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun .

    “aawww… Mas jorok”, aku menjerit kecil sambil memalingkan mukaku ke samping dan menutup mukaku dengan tangan. “He…he…” dia terkekeh geli, batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di
    permukaan kontolnya sampai menonjol keluar semua.

    Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, dan besar. Sementara aku masih menutup muka tanpa bersuara, dia mengocok kontolnya dengan tangan kanannya,

    “Uuuaahh…nikmatnya”.
    “Din sebentar yaa… aku mau cuci kontolku dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ngibrit ke belakang, kontolnya yang sedang “ON” tegang itu jadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari ketika dia berlari.

    Aku masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatnya keluar berlari tanpa pakai celana jadi terkejut lagi melihat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun. “aawww…” teriakku kembali sembari menutup mukaku dengan kedua jemari tanganku.

    “Iiihh… Din… takut apa sih, kok mukanya ditutup begitu”, tanyanya geli.
    “Itu Mas, kontol Mas”, sahutku lirih.
    “Lhoo… katanya sudah sering nonton BF kok masih takut, kamu kan pasti sudah lihat di film itu kalau kontol cowok itu bentuknya gini”, sahutnya geli.
    “Iya…m..Mas, tapi kontol Mas mm besar sekalii”, sahutku masih sambil menutup muka.
    “Yaach… ini sih kecil dibanding di film nggak ada apa-apanya, itu khan film barat, kontol mereka jauh lebih gueedhee… kalau kontolku kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong kontolku kamu pegang sayang, ini kan milik kamu juga”, sahutnya nakal.
    “Iiih… malu aah Mas, jorok.”
    “Alaa.. malu-malu sih sayang, aku yang telanjang saja nggak malu sama kamu, masa kamu yang masih pakaian lengkap malu, ayo dong sayang kontol Mas dipegang biar kamu bisa merasakan milik kamu sendiri”, sahutnya sembari meraih kedua tanganku yang masih menutupi mukaku. pada mulanya aku menolak sambil memalingkan wajahku ke samping, namun setelah dirayu-rayu akhirnya aku mau juga.

    kedua tanganku dibimbingnya ke arah selangkangannya, namun kedua mataku masih kupejamkan rapat. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Mulanya jemari tanganku hendak kutarik lagi saat menyentuh kontolnya yang ngaceng namun karena dia memegang kedua tanganku dengan kuat, dan memaksanya untuk memegang kontolnya itu, akhirnya aku hanya menurut saja.

    Pertama kali aku hanya mau memegang dengan kedua jemarinya. “Aah… terus sayang pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayunya penuh nafsu.

    “Iiih… keras sekali Mas”, bisikku sambil tetap memejamkan mata.
    “Iya sayang, itu tandanya aku sedang ngaceng sayang, ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” dia mengerang nikmat saat tiba-tiba saja aku bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat.

    Aku terpekik kaget, “Iiih sakit mass…” tanyaku.

    Aku menatapnya gugup.

    “Ooouhh jangan dilepas sayang, remas seperti tadi lekas sayang oohh…” erangnya lirih.

    Aku yang semula agak gugup, menjadi mengerti lalu jemari kedua tanganku yang tadi sedikit merenggang kini bergerak dan meremas kontolnya seperti tadi. Dia melenguh nikmat. Aku kini sudah berani menatap kontolnya yang kini sedang kuremas, jemari kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya. Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas kontolnya. .dia hanya bisa melenguh panjang pendek.

    “.sshh…Din… terusss sayang, yaahh… ohh…ssshh”, lenguhnya keenakan.

    Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian aku mulai memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur.

    “Aakkkhh… ssshh” dia menggelinjang menahan nikmat.

    Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali,

    “Din… aahhgghh… sshh…awas pejuku mau keluarr” teriaknya keras.

    aku meloncat berdiri begitu dia mengatakan kalimat itu, aku melepaskan remasan tanganku dan berdiri ke sebelahnya, sementara pandangan mataku tetap ke arah kontolnya yang baru kukocok.

    “Kamu kok lari sih…” bisiknya lirih disisiku.
    “Tadi katanya pejunya mau keluar mass… kok nggak jadi?” tanyaku polos.

    Rupanya dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang pejunya mau keluar.

    Dia meraih tubuhku yang berada di sampingnya dan dipeluknya dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar montok menekan dadanya yang bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena memang tubuhnya lebih tinggi dariku.

    Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari tangannya mulai menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya. Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja.

    Sementara itu dia mulai menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru juga 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil,

    “Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran.
    “Abisnya… Mas sih, kan aku geli digesekin kaya gitu”, sahutku sambil terus tertawa kecil.

    Dia segera merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia menyuruhku untuk meremas kontolnya seperti tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat.

    “aagghh… Din… terus sayang…” bisiknya mesra.

    Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang sedang meringis menahan rasa nikmat.

    “Enaak ya mass…” bisikku mesra. Jemari tanganku semakin gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi.

    Dia melepaskan kecupan dan pelukanku.

    “Gerah nih sayang, aku buka baju dulu yaah sayang”, katanya sambil terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping.

    Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap mengocok kontolnya maju mundur.

    “Sayang… kau suka yaa sama kontolku”, katanya.

    Sambil tetap mengocok kontolnya aku menjawab dengan polos.

    “suka sih Mas… habis kontol Mas lucu juga, keras banget Mas kayak kayu”, ujarku tanpa malu-malu lagi.
    “Lucu apanya sih?” tanyanya.

    Aku memandangnya sambil tersenyum

    “pokoknya lucu saja”, bisikku lirih tanpa penjelasan.
    “Gitu yaa… kalau memek kamu seperti apa yaa… aku pengen liat dong”, katanya.

    Aku mendelik sambil melepaskan tanganku dari kontolnya.

    “Mas jorok ahh…” sahutku malu-malu. “Ayo, aku sudah kepengen ngerasain nih… aku buka ya celana kamu”, katanya lagi.

    Dan dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Pada mulanya aku agak memberontak dan menolak tangannya namun begitu aku memandang wajahnya yang tersenyum padaku akhirnya aku hanya pasrah dan mandah saat jemari kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang berwarna putih itu.

    Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan ritsluitingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah. Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu ada warna kehitaman, jembutku. Waahh… dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap tersenyum.

    “Aku buka ya.. CDnya”, tanyanya.

    Aku hanya menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari kedua tangannya kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas.

    “Oooh…Masss” aku merintih kecil.

    kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CDku yang bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’ ku.

    Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan bukit memekku terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup lebat.

    “Oohh.. Din, indahnya…” Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu.

    Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yang masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap berdiri di depannya, aku tersenyum manis kepadanya, walaupun wajahku sedikit memerah karena malu.

    Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang tampak berwarna merah muda kecoklatan.

    “kamu cantik sekali sayang”, bisiknya lirih.

    Aku mengulurkan kedua tanganku kepadanya mengajaknya berdiri lagi.

    “Mass… aku sudah siap, aku sayang sama Mas, aku akan serahkan semuanya seperti yang Mas inginkan”, bisikku mesra.

    Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang telanjang,

    “Aahh.. Din kita ngentot di kamar yuk, aku sudah kepingin ngen tot sayang”, bisiknya tanpa malu-malu lagi.

    Aku hanya tersenyum dalam pelukannya. “Terserah Mas saja, mau ngentotnya dimana”, sahutku mesra.

    Dengan penuh nafsu dia segera meraih tubuhku dan digendongnya ke dalam kamar. Direbahkannya tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah, tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus berdempetan. Suasana dalam kamar kelihatan gelap karena semua gorden tertutup, gorden yang berada dalam kamar ini sama sekali tidak menghadap ke jalan umum namun menghadap ke kebun di belakang. Dia segera membuka gorden agar sinar matahari sore dapat masuk, dan benar saja begitu disibakkan sinar matahari dari arah barat langsung menerangi seluruh isi kamar.

    Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang. Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki memekku.

    “Buka pahamu sayang, aku ingin mengen totimu sekarang”, bisiknya bernafsu.
    “Mass…” aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk celah memekku, tangannya tergetar saat membimbing kontolnya mengelus memekku lalu menelusup di antara kedua bibir memekku.
    “Sayang, aku masukkan yaah… kalau sakit bilang sayang.. kamu kan masih perawan.”
    “Pelan-pelan Mas”, bisikku pasrah.

    Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya ke memekku. Aku memeluk pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang memekku di antara belahan bukit memekku. Dia mencoba untuk menelusup celah bibir memekku bagian atas namun setelah ditekan ternyata jalan buntu.

    “Agak ke bawah Mas, aahh kurang ke bawah lagi Mas… mm.. yah tekan di situ Mas… aawww pelan-pelan Mas sakiiit”, aku memekik kecil dan menggeliat kesakitan.

    Akhirnya dia berhasil menemukan celah memekku itu setelah aku menuntunnya, diapun mulai menekan ke bawah, kepala kontolnya dipaksanya untuk menelusup ke dalam liang memekku yang sempit. Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan kontolnya seluruhnya ke dalam liang memekku. Aku mulai merintih dan memekik-mekik kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku yang sangat-sangat sempit sekali.

    “Tahan sayang…aku masukkan lagi, sempit sekali sayang aahh”, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku.
    “aawwww…. masss sakiit…” teriakku memelas, tubuhku menggeliat kesakitan.

    Dia berusaha menentramkan aku sambil mengecup mesra bibirku dan dilumat dengan perlahan. Lalu,

    “tahan sayang, baru kepalanya yang masuk sayang, aku tekan lagi yaah”, bisiknya.

    Tiba-tiba dia mencabut kembali kontolnya yang baru masuk kepalanya saja itu dengan perlahan.

    “Ah… sayang, aku masukin nanti saja deh, liang memekmu masih sangat sempit dan kering sayang.”
    “memekku sakit Mas”, erangku lirih.
    “Yahh… aku tahu sayang kamu kan masih perawan, kita bercumbu dulu sayang, aku kepingin melihat kamu nyampe”, bisiknya bernafsu.

    Segera dia merebahkan badannya di atas tubuhku dan dipeluknya dengan kasih sayang,

    “Din… hh.. bagaimana perasaanmu sayang”, bisiknya mesra. Aku memandangnya dan tertawa renyah.
    “mm… aku bahagia sekali bersama Mas seperti ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil telanjang kaya gini”, ujarku polos.
    “Iyaa sayang, anggaplah aku suamimu saat ini sayang”, bisiknya nakal.
    “Iih.. Mas, Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik…mmbhh”, belum sempat aku selesai ngomong, dia sudah melumat bibirku.

    Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya dengan mesra.Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas. Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit memekku.

    Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar sambil menggesek-gesekkan batang kontolnya di permukaan bibir memekku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian, beberapa kali kepala kontolnya yang tegang salah sasaran memasuki belahan bibir memekku seolah akan menembus liang memekku lagi. Aku hanya merintih kesakitan dan memekik kecil,

    “Aawwww… Mas saakiit”, erangku.
    “Aahh.. Din… memekmu empuk sekali sayang, ssshh”, dia melenguh keenakan.

    Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yang menekan memekku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung “Fujiyama” milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat.

    “Mass, geli”, erangku lirih.

    Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yang kemerahan dengan ujung jemarinya. Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut.

    ” Mas…” aku semakin mendesah tak karuan.

    Secara bersamaan akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu.

    “Aawww…Mas”, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat.

    Dia semakin menggila tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas sampai aku berteriak-teriak kesakitan. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya.

    Dia tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya.

    Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku mulai mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi seluruh perutku. Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku.

    “Buka pahamu Din..” teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu memekku itu.
    “Oooh… masss”, aku hanya merintih lirih.

    Dia membetulkan posisinya di atas selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei, aku kelihatan tegang sekali.

    “Sayang… jangan tegang begitu dong sayang”, katanya mesra.
    “Lampiaskan saja perasaanmu, jangan takut kalau IDin merasa nikmat, teriak saja sayang biar puass….” katanya selanjutnya.

    Sambil memejamkan mata aku berkata lirih.

    “Iya mass eenaak sih mass”, kataku polos.

    Dia memandangi memekku yang sudah ditumbuhi jembut namun kulit dimemekku dan sekitarnya itu tidak tampak keriput sedikitpun, masih kelihatan halus dan kencang. Bibir memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada diantara kedua bibir memekku itu tertutup rapat.

    “MAs… ngapain sih kok ngelamun, bau yaa Mas?” tanyaku sambil tersenyum. Wajahku sedikit kusut dan berkeringat.
    ”abisnya memekmu lucu sih, bau lagi”, balasnya nakal.
    “Iiihh… jahat”, Belum habis berkata begitu aku memegang kepalanya dan mengucek-ucek rambutnya. Dia tertawa geli.

    Selanjutnya aku menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip di antara kedua bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar dengan gemas. Dia mulai mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian seperti kalau dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir memekku bagian bawah.

    Karena ulahnya aku sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir memekku. Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku mengerang-erang dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya.

    Kedua tanganku meremasi rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh permukaan memekku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada memekku. Tubuhku menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan.

    Dia semakin bersemangat melihat tingkahku, mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir memekku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mencoba untuk membuka bibir memekku agak lebar, namun aku memekik kecil karena sakit.

    “aawww mass.. sakiit”, pekikku kesakitan.
    “maaf sayang, sakit yaa…” bisiknya khawatir.

    Dia mengusap dengan lembut bibir memekku agar sakitnya hilang, sebentar kemudian lalu disibakkan kembali pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, inilah itil, bagian paling sensitif dari memek wanita. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah.

    Aku mengejang hebat, pinggulku bergerak liar dan kaku, sehingga jilatannya pada itilku jadi luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir memekku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir memekku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke atas sehingga lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku.

    Begitu singkat karena tak sampai 1 menit aku terisak menangis dan ada semburan lemah dari dalam liang memekku berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru kurasakan, sementara dia masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Dia menjilati seluruh permukaan memekku sampai agak kering,

    “Sayaang… puas kan…” bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat namun mulutku tersenyum bahagia.
    “Giliranku sayang, aku mau masuk nih… tahan sakitnya sayang”, bisiknya lagi tanpa menunggu jawabannya.

    Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat. Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal kontolnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke memekku.

    Aku menggeliat manja dan tertawa kecil,

    “Mas… iiih.. gelii.. aah”, jeritku manja.
    “Sayaang, kontolku mau masuk nih… tahan yaa sakitnya”, bisiknya nakal penuh nafsu.
    “Iiihh… jangan kasar ya mass… pelan-pelan saja masukinnya, aku takut sakiit”, sahutku polos penuh kepasrahan.

    Sedikit disibakkannya bibir memekku dengan jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Dia mulai menekan dan aku pun meringis, dia tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang memekku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk… bibir memekku langsung menjepit nikmat kepala kontolnya.

    “Tahan sayang…” bisiknya bernafsu.

    Aku hanya mengangguk pelan, mata lalu kupejamkan rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei. Dia agak membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, dan aku mulai menjerit kesakitan. Dia tak peduli, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam liang memekku dan tiba-tiba setelah masuk sekitar 4 centi seperti ada selaput lunak yang menghalangi kepala kontolnya untuk terus masuk, dia terus menekan dan aku melengking keras sekali lalu menangis terisak-isak. selaput daraku robek.

    Dia terus menekan kontolnya, ngotot terus memaksa memasuki liang memekku yang luar biasa sempit itu. Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya kontolnya masuk makin ke dalam, Aku terus menangis terisak-isak kesakitan, sementara dia sendiri malah merem melek keenakan. Dan dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk liang memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat memekku yang luar biasa.

    Sementara aku hanya memekik kecil lalu memandangnya sayu.

    “Mass… aku sudah nggak perawan lagi sekarang”, bisikku lirih.

    Kami sama-sama tersenyum.

    Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya penuh kasih sayang, toketku kembali menekan dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya yang sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan mesra,dia mengusap mesra wajahku yang masih menahan sakit menerima tusukan kontolnya.

    “Mas… bagaimana rasanya”, bisikku mulai mesra kembali, walaupun sesekali kadang aku menggigit bibir menahan sakit. “Enaak sayang.. dan nikmaat… oouhh aku nggak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata sayang… selangit pokoknya”, bisiknya.
    “MAs, bagaimana kalau aku sampai hamil?” bisikku sambil tetap tersenyum.”Oke…nanti setelah ngentot kita cari obat di apotik, obat anti hamil”, bisiknya gemas.
    “Iihh… nakal…” sahutku sambil kembali mencubit pipinya.
    “Biariin…”
    “Maasss…” aku agak berteriak.
    “Apaan sih…” tanyanya kaget.

    Lalu sambil agak bersemu merah dipipi aku berkata lirih.

    “dienjot dong…” bisikku hampir tak terdengar.
    “Iiih kamu kebanyakan nonton film porno, kan memeknya masih sakiit”, jawabnya.
    “Pokoknya, dienjot dong Mas…” sahutku manja.

    Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. kontolnya mulai menggesek liang memekku dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang menikmati tubuhku. Aku merintih dan memekik kesakitan dalam cumbuannya.

    Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya.

    “Awww… aduuh Mass… sakit … . ngilu Mas” aku berteriak kesakitan.
    “Maaf sayang… aku mainnya kasar yaah? aku nggak tahan lagi sayang aahhgghghh”, bisiknya.
    “pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yang banyak di liang memekku.

    Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.

    Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Dia mengajariku untuk menjilati serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.

    “Enak banget yang, kamu cepet ya belajarnya. Terus diemut yang”, erangnya.

    Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku. Dia tahu apa yang kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa merasa jijik.

    “Mas, nikmat banget deh, aku sampe lemes”, kataku.
    “Ya udah kamu istirahat aja, aku mau ngangetin makanan dulu ya”, katanya. .

    Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.

    DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah disiapkannya.

    “Din, malem ini kita tidur disini aja ya, aku masih pengen ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu mau kan kita ngen tot lagi”, katanya sambil membelai pipiku.
    “Aku nurut aja apa yang mas mau, aku kan udah punyanya mas”, jawabku pasrah.

    Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat.

    “Mas enak sekali..” nafasku terengah2.

    Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketika responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya. Dia ganti dengan posisi 6. Dia telentang dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas.

    Setelah aku lancar melakukannya, dia menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di memekku.

    Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal.

    “buat apa mas, kok diganjel bantal segala”, tanyaku.
    “biar masuknya dalem banget yang, nanti kamu juga ngerasa enaknya”, jawabnya sambil menelungkup diatasku.

    Kontolnya digesek2kan di memekku yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan.

    “Ayo Mas cepat, aku sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu.
    “Wah kamu sudah napsu ya Din, aku suka kalo kita ngen tot setelah kamu napsu banget sehingga gak sakit ketika kontolku masuk ke memek kamu”, jawabnya.

    Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontolnya ke memekku.

    “Pelan2 ya mas, biar gak sakit”, lenguhku sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku yang masih sempit.

    Dia terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali.

    “Mas enjot yang cepat, Mas, aku udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Mas, lebih enak katimbang dijilat mas tadi”, lenguhku.
    “Aku juga mau keluar, yang”, jawabnya.

    Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

    Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi.

    “Aku belum puas yang, mau lagi, boleh kan?” yanyanya.
    “Boleh mas, aku juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi”, jawabku sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya.

    Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan,

    “Enak banget Din emutanmu. Tadi memekmu juga ngempot kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya sayang kapan2?. Aku diam tidak menjawab karena ada kontolnya dalam mulutku.
    “Din, aku udah mau ngecret nih, aku masukkin lagi ya ke memek kamu”, katanya sambil minta aku nungging.
    “MAu ngapain mas, kok aku disuru nungging segala”, jawabku tidak mengerti.
    “udah kamu nungging aja, mas mau ngen totin kamu dari belakang”, jawabnya.

    Sambil nungging aku bertanya lagi,

    “Mau dimasukkin di pantat ya mas, aku gak mau ah”.
    “Ya gak lah yang, ngapain di pantat, di memek kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya.

    dengan pelan diumasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku diganjel bantal. Kontolnya mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa sadar aku mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dien tot, sakit sudah tidak terasa lagi.

    “Mas, aku udah ngerasa enaknya dien tot, terus yang cepet ngenjotnya mas, rasanya aku udah mau nyampe lagi”, erangku.

    Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan yang keras dia melenguh,

    “Din aku ngecret, aah”, erangnya.
    “Mas, aku nyampe juga mas, ssh”, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga nyampe.Kembali aku terkapar kelelahan.

    Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku.

    ” Mass, geli!” aku menggeliat manja.

    Dia tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku. Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan tangan kanannya.

    “Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.

    Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu.

    Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku.

    “Oh…mas”, lenguhku ketika ia menciumi telingaku.
    “Kakimu dibelitkan di pinggangku Din”, pintanya sambil terus mencium bibirku.

    Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia menahan gerakan pinggulnya ketika melihat aku meringis.

    “Sakit yang”, tanyanya.
    “Tahan sedikit ya”. Dia kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya kembali pelan2.

    Dia terus mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata tapi sudah tidak merasa sakit.

    “Din, nanti dorong pinggul kamu keatas ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya.

    Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong kontolnya masuk kontolnya. Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga kontolnya nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku.

    Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku. Kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya.

    ”Akh mas”, lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya.
    “Masih sakit Din”, tanyanya.
    “Enak mas”, jawabku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku.

    Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali mendorong kontolnya masuk semua,

    “Din, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget sayang ngentot dengan kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil terus mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk.

    “Mas”, erangku. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya.

    Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk.

    “Din, aku udah mau ngecrot”, erangnya lagi.

    Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di memekku dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan dengan itu, “Mas, aku nyampe juga mas”, aku mengejang karena ikutan nyampe. Nikmat banget bersama dia, walaupun perawanku hilang aku tidak nyesel karena ternyata dien tot itu mendatangkan kenikmatan luar biasa.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Pretty girl seks

    Pretty girl seks


    2058 views

  • Aku Dan Guru Privateku

    Aku Dan Guru Privateku


    2057 views

    Cerita Sex Terbaru – Kisah Guru Private Ini adalah sebuah cerita seks guru les private dan tante kesepian ibu dari murid lesnya. Ya, perselingkuhan yang membuat keduanya saling berbagi kenikmatan seks yang membawa mereka ke puncak kenikmatan birahi. Simak cerita lengkapnya berikut ini!

    Kenangan Indah Waktu Kuliah di Jawa Tengah. Ini adalah cerita dari kisah nyata saya waktu kuliah di Jawa Tengah sekitar tahun 1992.Nama saya Rudy,banyak orang menilai saya pria simpatik dengan kemamuan berpikir cemerlang.Kebutuhan hidup menjadi kendala saya saat itu, uang pas-pasan dari orang tua kadang2 kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.

    Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.

    Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.

    Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.

    Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.

    Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.
    Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36D.

    Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.

    “Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
    “Agh… Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
    “Yah… lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
    Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Rud… mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh… tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
    “Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
    “Yah… kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

    Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.
    “Wah… Rud, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda.
    “Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.

    Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.

    “Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.

    “Ogh… Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah.
    Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.
    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Rud… ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
    “Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.
    Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
    “Ahhh… dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

    Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh… oh… nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
    “Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
    “Sabar yah Rud… tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
    “Arghhh..!” teriak Tante Stella.

    Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.
    Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

    “Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh… Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
    Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.
    “Um… dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.
    Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.

    “Rud… mandi yuk..!” pintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.


    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm… nikmat sekali jilatanmu Rud… agghhh..!” desahnya.
    “Rud… kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.

    Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

  • Cerita Dewasa Dipaksa Nge Seks Untuk Bayar Spp Sekolah

    Cerita Dewasa Dipaksa Nge Seks Untuk Bayar Spp Sekolah


    2056 views

    Cerita Seks Terbaru – Selamat pagi pak sorak muridmurid. Kemudian pak Aji memanggil Elsa.

    Elsa

    Ya pak jawab Elsa singkat.

    Kamu disuruh menghadak pak Kepala Sekolah di ruangannya kata pak Aji. Cerita Sex

    Elsa sudah menduga bahwa dia bakal dipanggil karena dia sudah menunggak membayar spp selama 2 bulan. Elsa langsung beranjak dari kursinya dengan wajah lesu. Temanteman yang lain Cuma bisa melihat Elsa. Langkah kaki Elsa sangat lemah sambil otaknya berpikir mencari alasan yang pas ketika dapat pertanyaan nanti dari Kapsek. Dan tak lama kemudian dia sampai di depan pintu ruangan kepala sekolah.

    Tok tok tok terdengar suara ketukan pintu.

    Ya silakan masuk jawaban dari dalam ruangan.

    Pagi pak sapa Elsa ketika memasuki ruangan.

    Selamat pagi Elsa, silakan duduk jawab kepsek.

    Tatapan mata Kepsek membuat wajah Elsa yang cantik tertunduk ketika menghadap ke kepala sekolah,

    Langsung aja ya Elsa, bapak mau kasih tau kalau SPP kamu sudah menunggak selama 2 bulan

    Iya pak maaf, saya tahu pak kalau saya belum bisa membayar SPP dikarenakan orangtua saya belum ada uang pak kata Elsa memelas.

    Tapi gimana lagi memang ini sudah jadi peraturan kami, bagi siswa yang belum membayar SPP selama 2 bulan dan dalam waktu satu minggu belum juga membayar akan dikeluarkan dari sekolahan

    Mohon harap maklum pak rengek Elsa.

    Iya saya tahu kalau kamu itu salah satu siswa berprestasi jadi sayang kalau kamu sampi putus sekolah, ya sudah gini aja, apakah kamu sudah punya pacar? tanya pak Kepsek sedikit aneh.

    Diganti Dengan Ngesex Mendengarperkataan itu itu Elsa jadi bingung, karena memang apa yang ditanyakan pak Kepsek melenceng jauh dari SPP.

    Maaf pak emang kenapa pak kalau belum punya pacar? Dan terus apa hubungannya pak belum punya pacar sama SPP? tanya Elsa penasaran.

    Kamu bingung ya? Gini maksud bapak, kalau kamu memang belum punya pacar, bapak punya solusi untuk masalah kamu. Kamu saya bebaskan uang SPP asal kamu mau melayani sexku setiap aku pengen melakukan hubungan sex. Gimana apa kamu bersedia? Atau kamu akan menolaknya dan aku akan mengeluarkan kamu dari sekolah? kata pak Kepsek

    Maaf pak saya gak bisa menuruti permintaan bapak yang aneh ini jawab tegas Elsa.

    Ya sudah kalau gitu kamu akan saya keluarkan dari sekolah hari ini juga kata pak Kepsek lagi.

    Tapi pak, bapak gak bisa seenaknya gitu donk pak ronta Elsa.

    Ya semua tergantung padamu, bapak hanya ingin bersenangsenang denganmu saja kog

    Dalam hati dan pikiran Elsa berkecamuk menjadi satu. Dia menundukkan kepalanya. Pak Kepsek terus saja merayunya,

    Bapak juga akan memberimu uang jajan setiap harinya, jadi kamu juga masih bisa bersenangsenang dengan temanmu yang lainnya

    Cerita Sex Uang SPP Diganti Dengan Ngesex Elsa masih menundukkan kepalanya sambil menggelenggelengkan kepalanya. Pak Kepsek mendekati Elsa dan kemudian menganggkat dagu Elsa dan mencium lembut bibir Elsa

    Hentikan pak, aku mohon jangan lakukan ini ronta Elsa. Diapun langsung berdiri dan berlari mendekati pintu tapi dengan sigap pak Kepsek menutupi pintu ruangan dengan tubuhnya. Pintupun lantas dikunci.

    Tolong pak lepaskan saya teriak Elsa. Dan dengan refleks pak Kepsek menampar pipir Elsa sampai memerah pipinya. Elsa menangis, kemudian pak Kepsek mendorong tubuh Elsa hingga terhempas di sofa yang ada di dalam ruangan.

    Jangan berani berani kamu teriak lagi atau kamu akan aku siksa kata pak Kepsek mengancam Elsa.

    Aku mohon pak lepaskan saya pinta Elsa sambil menangis.

    Plaaaakk kembali pak Kepsek menampar pipi Elsa

    Hentikan pak sakiit

    Makanya kamu nurut saja sama aku jangan banyak omong sentak pak Kepsek.

    Kemudian pak Kepsek mulai menelanjamgi Elsa, dia melepas semua kain yang menempel pada tubuh Elsa. Terlihatlah toket yang gak begitu besar dengan pentil berwarna coklat . Pak Kepsek kemudian meremas toket Elsa dengan penuh nafsu. Dia memainakan puting Elsa. Dipilinpilinya dan sesekali dijilatnya. Kembali terdengar suara Elsa meronta,

    Cukup pak hentikan ku mohon pintanya masih dengan isak tangis.

    Sudah aku bilang kamu diam saja, mau aku tampar lagi? jawab ketus pak Kepsek.

    Dijilatinya dan dihisap kuat kedua putting Elsa secara bergantian.

    Aduuuh pak sakiiit paaakkkhentikan pak

    Aduh Elsa jerit kesakitanmu membuatku semakin bernafsu

    Terus saja pak Kepsek memainkan toket dan putting Elsa yang masih ranum yang belum pernah tersentuh oleh pria sama sekali. Elsa menahan sakit dan merontaronta tapi pak Kepsek terus saja melampiaskan nafsunya. Elsa yang gak bisa berbuat apaapa hanya pasrah saja dengan apa yang di perbuat oleh pak Kepsek. Kini tangan pak Kepsek beralih ke paha Elsa. Tangannya mengeluselus pahanya dari bawah sampai ke selakangannya. Mata pak kepsek tertuju pada gundukan memek Elsa.

    Elsa memekmu yang imut membikin bapak semakin bernafsu sayang

    Kemudian mulut pak Kepsek beralih ke bagian selakangan, dia menciumi memeknya yang masih bau khas perawan. Kaki Elsa dibukanya lebarlebar sambil diendusendus dengan menggesekgesekan hidungnya dipermukaan memek membuat Elsa geli, Dijilatinya bulu tipis yang tubuh disekitar permukaan memek. Dengan cermat tangan pak Kepsek menyentuh dinding memeknya dan membukanya sambil mencari letak itilnya dan setelah ketemu dimainkannya itil milik Elsa dengan menggunakan jari tengahnya , sampai terlihat basah kemudian lidah pak Kepsek menyentuh memeknya dan menjilatinya

    Auugghhjangan paaakkk ronta Elsa dengan terus matanya mengeluarkan air mata.

    Tangan Elsa merontaronta, tapi pak Kepsek segera memegang erat tangan itu sambil lidahnya semakin dalam semakin memainkan lubang memeknya, lidahnya menyentuh itilnya dan dijilatinya cairan yang khas yang keluar dari lubang memek Elsa. Elsa terus mengerang dan merontah diselingi desahandesahan. Terlihat sekali makin lama Elsa bisa menikmati setiap sentuhan dan permainan dari pak Kepsek birahinya mulai muncul , dia merasakan nikmat untuk yang pertama kalinya, memek perawannya sudah basah karena lendir dia dan ludah dari pak Kepsek.

    Semakin liar jilatan kepsek mengusik sampai dalam lubang memekmya,

    Sudah pak hentikan pak. rengek Elsa. Mendengar itu pak Kepsek lalau menghentikan gerakkannya dan memandang wajah Elsa sambil berkata,

    Yang bener minta berhenti? Kulihat kamu sudah mulai menikmati permainanku goda pak kepsek. Tapi pak Kepsek kembali lagi dengan menjnilati itil Elsa.

    Ssttthhhaaahhh terdengar suara desahan yang keluar dariu mulut Elsa. Lidah pak kepsek menjilati dan menghisap lender yang keluar dari lubang memeknya.

    Gimana Elsa enakkan? tanya pak kepsek.

    Elsa tak menjawab pertanyaan pak Kepsek, dan pak Kepsek pun mengulangi pertanyaannya,

    Gimana Elsa enak gak? Kalau ditanya ya dijawab donk Dan dengan mata terpejam Elsa menggangguk dan menjawab secara singkat,

    Iya pak enak banget jawabnya sambil menutupi wajahnya dengan kain jilbabnya.

    Kemudian diarahkannya lagi lidah pak Kepsek ke lubang memeknya

    Aaaaahhh.nikmat paaakkk desah Elsa yang sudah mulai terlena akan kenikmatan. Pak Kepsek memang ahli dalam mempermainkan birahi. Itil Elsa digigit pelan membuat Elsa sedikit kesakitan tapi disamping itu juga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa sehingga lubang memeknya mengeluarkan lendir yang semakin banyak.

    Tubuh Elsa menggeliat seperti cacing kepanasan. Menggeliat tak menentu karena dimainkan memeknya dan itilnya. Baru pertama kalinya Elsa merasakan kenikmatan dan tanpa disadari Elsa hamper meraih klimaksnya. Badannya mengejang dan mengangkat . Mengetahui akan hal itu pak Kepsek semakin liar menjilati itil Elsa. Dan tiba saatnya tubuh Elsa kejang itu tandanya dia sudah merasakan orgasme ,

    Ooooohhhaaahhhh. erangan Elsa sambil sambil mengigit bibir bawahnya dan tanganya tanpa sadar menjambak rambut pak Kepsek. Pak kepsek pun membiarkannya.

    Tak lama kemudian pak Kepsek yang sudah sangat bernafsu segera melepas celana panjang dan CDnya. Batang kontolnya yang sudah menegang lalu diarahkan ke wajah Elsa.

    Ayo Elsa jilat kontol bapak

    Gak ah pak jijik jawab Elsa.

    Kemudian pak Kepsek menuntun tangan Elsa untuk memegangi kontolnya. Elsapun lantas meremas dan mengelus batang kontol pak Kepsek.

    Aaaahhhterus sayaaang erang pak Kepsek. Elusan Elsa semakin lama berganti jadi kocokan naik turun. Pak Kepsek terus terusan mendesah dan mengerang. Dia meminta Elsa untuk menjilati kontolnya, awalnya Elsa menolaknya, karena bujukan dari pak Kepsek akhirnya Elsa menjulurkan lidahnya, mencoba untuk menjilati kepala kontolnya. Dirasa kurang puas dengan jilatan Elsa kemudian pak Kepsek menarik kontolnya dari mulut Elsa lalu diarahkan ke lubang memek Elsa. Ditempelkan kepala kontol ke dinding memek sambil ditekan perlahan. Sampai pada akhirnya kontol yang besar itu masuk ke dalam lubang memeknya.

    Baru kepala kontol masuk hamper separo, Elsa menjerit kesakitan,

    Aduuuh paaakkk.sakiiittt

    Mendengar itu pak Kepsek tak menghentikan usahanya untuk menjebol dinding perawan milik Elsa, Dia malah semakin berusah untuk terus menekan batang kontolnya agar masuk seluruhnya ke dalam memek Elsa. Sampai pada akhirnya Bleeessss. dengan paksa pak Kepsek menghentakan kontolnya hingga kontolnya masuk semua dan mengakibatkan dinding selaputnya robek dan mengeluarkan darah

    Sssstthhh.aaahhh. Elsa mengeluh panjang sambil menggigit bibirnya, pak Kepsek masih melanjutkan aksinya tanpa henti dia memaju mundurkan kontolnya dengan d iringi oleh desahandesahan yang keluar dari mulut Elsa maupun mulut pak Kepsek.

    Memekmu sangat enak sekali kata pak Kepsek sambil terus menggenjot memek Elsa. Baik Elsa maupun pak Kepsek sudah saling menikmati adegan ngentot antara murid dan Kepala Sekolah.

    Wajah Elsa meringis antara sakit dan nikmat yang dia rasakan, tangannya mencengkeram tepian sofa, dan mulutnya mengeluarkan desahan dan rintihan sambil kepalanya menggelenggeleng menahan perih yang dirasakan.

    Eranganerangan yang keluar dari multu Elsa membuat pak Kepsek semakin bernafsu. Genjotan pak Kepsek semakin cepat pertanda kalau pak Kepsek hampir mencapai klimaks.

    Elsaa bapak hamir sampai sayaaang.

    Aku juga rasanya seperti mau pipis paaakkk

    Ayo sayang kita pipis bareeeng

    Tak lama kemudian Crooottcrooootcrooott seluruh sperma pak Kepsek muncrat ke dalam memek Elsa. Setelah dirasa sudah habis semburan spermanya pak Kepsek perlahan mencaput kontolnya dari dalam lubang memek Elsa.

    Terlihat sperma yang kental keluar dari lubang memek, bercampur dengan darah perawan berwarna merah, d ambilkan tisu untuk mengusap sperma bercampur darah yang keluar dari dalam memek. Sambil mengelap mata Elsa kembali menitihkan air,

    Udah gak usah nangis lagi, bersihkan saja sisa sperma dan darahmu itu kata pak Kepsek ketus.

    Setelah dirasa bersih, Elsa memakai seragamnya lagi juga merapikan jilbabnya, dialangsung berjalan ke pintu tanpa menatap wajah pak Kepsek. Sebelum sampai membuka pintu pak Kepsek memberikan unag 100ribu kepada Elsa.

    Nih buat jajan kamu, dan kamu jangan bersedih lagi karena mulai sekarang SPP kamu aku yang bayarin, kamu gak perlu kuatir lagi bakal dikeluarin dari sekolah gara-gara telat membayar SPP tegas pak Kepsek.

    Iya pak terima kasih jawab singkat Elsa dengan mengelap airmata yang terus saja menetes dari matanya.

    Iya sama sama, besuk kalau aku panggil lagi kamu langsung datang kemari ya imbuh pak Kepsek.

    Kemudian pak Kepsek membukakan pintu dan Elsa berjalan dengan menundukan kepalanya menuju ke ruang kelasnya. Begitulah kisah tragis Elsa yang telat membayar SPP di sekolahnya

  • Foto Bugil Nao Yuzumiya Sedang Bermain Golf

    Foto Bugil Nao Yuzumiya Sedang Bermain Golf


    2056 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Cerita Seks Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku

    Cerita Seks Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku


    2055 views

    Cerita sex ini berjudul”Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku

    Duniabola99.org – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki, Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri.

    Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.

    Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap.

    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme.

    Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya.

    Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain cewe?” dia bilang “ya, belum kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya… Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.
    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…
    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.
    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…
    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”

    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”

    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya

    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan.

    Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”

    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya

    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani

    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku

    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”.

    “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku

    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku

    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

    “Pengen ngentot kakak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

    Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakm John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..
    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.

    “Jangan disini” pintaku.

    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.

    “Kakak belum siap” kataku.

    “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..
    “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….

    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…

    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…

    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.

    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.

    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..

    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”

    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.

    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”

    Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku ….
    “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.

    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

    “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????”

    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi…

    Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.

    Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

  • Foto Bugil Si Cantik Kaho Takashima Hot Banget

    Foto Bugil Si Cantik Kaho Takashima Hot Banget


    2054 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • NEW NEIGHBOR WITH ANALSEX

    NEW NEIGHBOR WITH ANALSEX


    2053 views

  • Big Breast Sex

    Big Breast Sex


    2053 views

  • Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas

    Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas


    2052 views

    Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan secantik mungkin dg penampilan yg seksi. Aku mengenakan bra warna merah dan gaun putih transparan, terlihat jelas warna bra yg kupakai, semua lelaki pasti tak akan kuat berpaling dariku. Sambil nunggu kabar dari suamiku yg belum pulang kerja sampai saat ini.

    Tiba-tiba
    Kriiiing,,,,
    Ya halo pa,,,
    Eh, ma malam ini papa ga bisa pulang, tugas dadakan dr bos
    Oh,, ga apa apa pa,,,
    Gitu aja ya ma
    Oke pa,,,

    Yess suamiku ga pulang, berarti malam ini aku bebas, sesuai rencana awal, aku penasaran, pengen tau rasanya punya mertua yg ekstra besar dan bikin aku ah ah ah,,,, aku akan bikin masakan yg enak buat mertuaku sayang dan brangkaaat,,,

    Tok tok,,,
    Siapa,,,
    Saya pak, Saliyem
    Oh, masuk
    Ini saya bawain makanan pak
    Ehem kok tumben malam2 gini
    Iya pak,,,
    Suamimu?
    Lembur pak sampe pagi, besok pulang jam 9 pagi
    Lah kamu sendirian
    Makanya itu pak,,,
    Makanya kenapa
    Yem takut
    Nginap disini aja
    Emang boleh pak
    Oh,, boleh banget

    Ayo pak dimakan (suasana pecah saat mertuaku memandangi tubuhku seperti kesetanan, aku tau apa yg ada dalam pikirannya, dia pasti senang aku menawarkan diri nginap di rumahnya)

    Oh iya iya,,, em,, dik yem,,,
    Iya pak,, kenapa,,,
    Anakku beruntung banget ya dapetin kamu
    Bapak bisa aja, emangnya apa kelebihanku
    Kamu cantik luar biasa,,,
    Ah, biasa aja pak
    Bapak aja sampai ck ck ck,,,,
    Bapak ih,,,
    Em,,, ntar boboknya dimana dik yem
    Terserah bapak lah
    Lah kalo terserah saya, ya bapak suruh bobok dikamarku loh,,,
    Nggak ah, ntar diapa apain lagi,,, kan aku menantumu pak, pamali,,,
    Katanya terserah bapak, kalau soal itu sih ga ada istilah menantu dik
    Soal itu,,, maksud bapakkk?
    Itu lho,,, ah masa ga ngerti sih dik
    Ngerti bapak mertuaku sayang,,,

    Apa, kau panggil aku sayang,,, oh romantis sekali,,, bolehkah aku memelukmu dik saliyem menantuku sayang
    Nggak ah, ntar ada yg berdiri lagi
    Dari tadi udah berdiri dik, ga kuat niih
    Emang masih kuat pak,,,

    Kalo soal begituan, apalagi dg wanita secantik dirimu,,, oh,,, aku seperti orang kehausan ditengah gurun pasir dan menemukan segelas air dik,,,

    Oya,,,
    He em,,, badanku boleh tua tapi gairahku, tak perlu kau ragukan
    Terserah bapak deh,,, aku nurut aja sama mertua, diapain aja alu mau,,,,
    Benarkah dik,,, uuwaaahh uwaah,,, hmm,,,

    Tanpa ragu dan dg tenaga bull dozer, lelaki tua itu yg tak lain mertuaku sendiri, menyerangku, memelukku dg kuat, mulutnya menciumi wajahku, leherku dg bringas dan rakus, aku pasrah badanku digerayangi, pakaianku diacak acak. Tubuh mertuaku panas, gemetar namun liar.

    Benar yg ia katakan tadi seperti orang kehausan, mungkin karena lama tidak mencumbu wanita dan tak ada cewek yg mau dengannya kecuali aku menantunya sendiri. Aku biarkan dia menikmati tubuhku, aku serahkan semuanya malam ini untuknya. Tubuhku dibuat merinding olehnya, dalam sekejab dia berhasil menelanjangiku.

    Ciumannya bertubi tubi, jilatannya menjalar kemana mana sampai dadaku, leherku basah oleh ludahnya. Mertuaku yg sdh tua seperti mendapat durian runtuh bisa menggagahiku malam ini, diluar dugaannya pastinya. Mungkin selama ini aku orang yg selalu hadir dalam bayangannya ketika dia beronani, kini benar2 nyata dalam kekuasaannya bukan bayangan, bukan mimpi, makanya sampai dia terus menerus bergerak bergerilya menikmatiku.

    Seluruh pakaianku telah berceceran dilantai, aku terus diciumi, dijilati dari leher sampai jempol kaki. Mulutku dihisapnya, lidah mertuaku menyeruak masuk ke mulutku bergerak2. Aku jijik diperlakukan seperti itu, namun demi menghargai dia, aku balas dg menjulurkan lidahku ke mulutnya.

    Eh lidahku dihisapnya dg kuat,,, aku mual,,, huekk. Tapi mertuaku cuek, tak peduli ekspresiku yg jijik atas perlakuannya. Bahuku diremas, payudaraku diciumi bergantian, puting susuku dihisapnya sampai terasa sakit. Oh,,, tenaga mertuaku ternyata luar biasa, kedua tanganku diangkat dan aku teriak teriak kegelian, dia jilati ketiakku,,, waw tubuhku menggelinjang menahan rasa geli permainan mertuaku, ia terus jilati ketiakku yg berkeringat, mungkin mengeluarkan aroma yg tidak sedap tapi dia makin rakus dan bernafsu.

    Belum digesek miss v ku sdh basah oleh lendir kenikmatan. Aku dibopong dan didudukkan diatas meja kayu yg besar, kakiku diangkat, kedua pahaku dibuka lebar, aku malu,,, ia tanpa ragu dan dg sigap membenamkan wajahnya di selangkanganku,,, aku menggeliat menahan nikmat dan geli, ini belum perbah dilakukan oleh suamiku.

    Mertuaku tak hanya punya barang gede, tapi pandai memainkan sex dg mantap. Aku benar2 dibikin klepek2 tak berdaya dihadapannya. Auuuuhhh,,, mis v ku dibelah,, dan emmhh,,, dicepok cepok,,, dan dijilati sampai seluruh lendirku terasa bersih. Geli geli nikmat membuatku mabuk kepayang. Oh mertua gila,,, jangan hentikan permainanmu, malam ini aku jadi milikmu,,, celotehku. Ia hanya bisa mengerang2 dg napas memburu seperti orang dikejar anjing. Miss v ku basah oleh ludahnya dijilati seperti kucing kelaparan ketemu ikan asin.

    Mertuaku telanjang bulat dg mr p yg gede berdiri manggut2 siap dihujamkan di miss v ku. Aku takut,,, aku degdegan,,, perasaanku tak karuan, antara perasaan berdosa selingkuhi suamiku dg mertuaku sendiri dg rasa penasaran pengen tau barang mertuaku yg bikin aku mabuk.

    Uwaaaah,,, mr p itu telah nempel dibibir vaginaku, panaaas,,, ditekan,,, auh,,, ditekan lagi auh,,, responku tak kusadari mulutku nyanyanyua,,,, kepala mr p mertuaku nerobos keluar masuk di ujung lubang vaginaku, ia tekan lagi,,, tekan terus sampai seluruh batang penis itu masuk ke vaginaku, ia cabut pelan, masukin lagi,,, begitu terus dan setiap ayunan aku tetiak dan mendesis saking enaknya dan bener2 hal yg berbeda dg suamiku.

    Ouh,,, aaahhh esst,,, aku disetubuhi mertuaku sendiri, hal yg tak layak, namun bagiku ini sensasi. Penis besar itu keluar masuk mengayun vaginaku yg bener2 peret krn ukuran pebis yg besar dan tak wajar. Vaginaku mengeluarkan pelumas yg menambah kenikmatan persenggamaan ini. Yah namanya orang tua, baru beberapa tusukan saja sdh nut nutan mau keluar.

    Mertuaku teriak teriak seperti orang ngeden eeekkk,,,,, dan segera mencabut penisnya dr vaginaku lalu mengocoknya hingga keluar sperma kental creeett crecet,,, berceceran di dadaku. Oaaah oaaah,,,, teriaknya

    Dik yem, makasih ya

    Iya pak sama sama
    Dik, bapak mohon kepadamu
    Apa itu pak,,,
    Tolong jaga rahasia ini
    Iya pak yem ngerti

    Bapak takut jika ada yg tau kita seperti ini, reputasi dan harga diri bapak sebagai penceramah bisa hancur dik.
    Tenang aja sih pak,,,
    Bapak bisa menahan diri dr kejahatan lain, tapi yg satu ini bapak tak sanggup
    Udah bapak bobok
    Nggak dik, istirahat 10 menit, bapak mau nambah
    Haaa,,, serius pak

    Oh my god,,,, aku digarap lagi, dan semalam suntuk aku disetubuhi mertuaku, istirahat sejenak, ia garap aku lagi sampai badanku sakit semua, vaginaku terasa ngilu, berkali2 ditusukin penis gede miliknya. Aku terasa mau pingsan, sekujur tubuhku lemes. Mertuaku sepertinya tak mau menyia2kan kesempatan. Seolah hari esok tak mungkin ada kesempatan sebagus ini, menyetubuhi menantunya sendiri yg cantik nseksi. 7 kali lebih mertuaku menggagahiku dlm semalam.

    Jam 7 pagi aku pulang menyiapkan segala sesuatunya tuk sambut suamiku pulang pagi ini.

    Suamiku datang dan kebetulan mertuaku juga main ke rumahku, seperti tak terjadi apa2 semalam, suamiku ngobrol santai dg bapaknya, mertuaku. Tak lama kemudian, suamiku pamitan mau mandi, mertuaku menatapku penuh nafsu. Begitu pintu kamar mandi nutup, mertuaku menghampiriku dg cepat dan menciumiku, mencumbuku dan jilati leher dan dadaku, susuku dirogoh rogoh, dikeliarkan dr bra dan disedot, dicupangi bergantian,,,, aaahh,,, mertuaku bringas menikmati sisa usianya bersama menantunya, diriku. Matanya nanar, kupingnya tajam memperhatikan suara pintu kamar mandi dmn suamiku ada didalamnya. Selama suamiku mandi aku dilucuti mertuaku, aku telanjang dada dan mertuaku dg bebas cumbui payudaraku.

    Ugh nikmatnya, punya mertua rakus haus sex. Penisnya menekan nekan dan digesek gesekin di pahaku sedangkan mulutnya sibuk jilati kedua payudaraku dan jilati ketiakku. Terus terang aku suka diperlakukan seperti ini. Terdengar suara pintu klek,,, kami sudahi permainan ini dan bergegas rapikan pakaian ambil sikap santai seperti tak terjadi apa2.

    Suamiku keluar dr kamar mandi, pakai handuk menuju kamar, ia ngunci pintu kamar dan pakai baju, seketika itu pula kami kembali berpagut bercumbu saling menikmati sentuhan dan cumbuan di ruang tamu ini. Kedua tangan mertuaku masuk ke dalam bajuku menggerayangi dan meremas payudaraku dg posisi ia ada dibelakang dg penis menekan pantatku, wua terasa banget kemaluan mertuaku yg super tegang nonjok pantatku yg masih tertutup rok.

    Terdengar lagi bunyi selot kamar suamiku klek,,, kami cepat ambil sikap santai pura2 ngobrol dg mertua. Suamiku tak curiga sama sekali dg aksiku yg benar2 rapi.

    Suamiku menuju ke taman belakang, lihat2 taman sambil duduk santai di sova, ia ambil makanan ringan, beberapa menit kemudian suamiku nguap, ngantuk krn habis kerja lembur. Ia akhirnya tertidur di sova. Mertuaku ternyata memperhatikan anaknya terus, begitu suamiku lelap, langsung dia menghajarku kembali, menciumiku, mencumbuku, menelanjangiku dan ahh,,,, penis gedenya menghajar vaginaku dg sadis.

    Aku pegangan lemari dg kuat, posisiku nungging beuh nikmatnya, vaginaku disetubuhi dr belakang oleh mertuaku,,, mataku merem melek menikmati sex terlarang ini, aku tetus memperhatikan suamiku, takut dia bangun, tapi tidurnya sangat lelap. Lama sekali aku disetubuhi mertuaku, krn semalam sdh berkali2 ngeluarin sperma, kali ini vaginaku dihajar habis sampai begitu lama, berjam2 ditusuki penisnya tapi tak keluar2 spermanya. Aku sampai lemes kecapean.

    Berganti gaya sambil lihat ke arah suami, telentang dan disetubuhi dari atas, merangkak disetubuhi dr belakang sampai ah,,, keringatku membasahi tubuhku krn vaginaku dihajar terus terusan mertuaku. Akhirnya mertuaku tubuhnya kaku, mencengkeram punggungku dan penisnya terasa berkedut kedut, ia orgasme,,, spermanya nyembur di vaginaku sebelum ia sempet cabut.

    Aduh gawat,,, aku kuatir hamilku nanti anakku mirip mertuaku, aku tak tau anak siapa nanti dlm kandunganku, anak suamiku atau anak mertuaku,,, au ah egp. Tanpa suara rintihan atau suara mengerang kami menikmati persenggamaan ini di ruang deket suamiku tidur.

    Mertuaku ternyata lebih hebat dr suamiku walau usianya lebih tua. Dan terus terang, aku lebih menikmati sex dg mertuaku, setiap ada kesempatan, kami lalukan perbuatan bejat namun nikmat itu entah sampai kapan, aku tak bisa menghentikannya

  • Cerita Seks Bercinta Dengan Ibu Kost

    Cerita Seks Bercinta Dengan Ibu Kost


    2052 views

    Cerita Seks Terbaru – Wawan, seorang bujangan berumur 28 tahun yang saat ini sedang kebingungan. Pasalnya, panggilan pekerjaan dari sebuah perusahaan dimana dia melamar begitu mendadak. Dia bingung bagaimana harus mencari tempat tinggal secepat ini. Perusahaan dimana dia melamar terletak di luar kota, jangka waktu panggilan itu selama empat hari, dimana dia harus melakukan tes wawancara.

    Akhirnya dia memaksa berangkat besoknya, dengan tujuan penginapanlah dimana dia harus tinggal. Dengan bekal yang cukup malah berlebih mungkin, sampailah dia di penginapan dimana perusahaan yang dia lamar terletak di kota itu juga. Sudah 2 hari ini dia tinggal di penginapan itu, selama ini dia sudah mepersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan guna kelancaran dalam tes wawancara nanti.

    Sampai pada akhirnya, dia membaca di surat kabar, bahwa disitu tertulis menerima kos-kosan atau tempat tinggal yang permanen. Kemudian dengan bergegas dia mendatangi alamat tersebut. Sampai pada akhirnya, sampailah dia di depan pintu rumah yang dimaksud itu.

    Perlahan Wawan mengetuk pintu, tidak lama kemudian terdengar suara kunci terbuka diikuti dengan seorang wanita tua yang muncul.
    “Iya, ada perlu apa, Pak..?”
    “Oh, begini.., tadi saya membaca surat kabar, disitu tertulis bahwa di rumah ini menyediakan kamar untuk tempat tinggal.” sahut Wawan seketika.
    “Oh, ya, memang benar, silakan masuk Pak, biar saya memanggil nyonya dulu,” wanita tua itu mempersilakan Wawan masuk.
    “Hm.., baik, terima kasih.”
    Sejenak kemudian Wawan sudah duduk di kursi ruang tamu.

    Terlihat sekali keadaan ruang tamu yang sejuk dan asri. Wawan memperhatikan sambil melamun. Tiba-tiba Wawan dikejutkan oleh suara wanita yang masuk ke ruang tamu.
    “Selamat siang, ada yang perlu saya bantu..?”
    Terhenyak Wawan dibuatnya, di depan dia sekarang berdiri seorang wanita yang boleh dikatakan belum terlalu tua, umurnya sekitar 40 tahunan, cantik, anggun dan berwibawa.

    “Oh.., eh.. selamat siang,” Wawan tergagap kemudian dia melanjutkan, “Begini Bu..”
    “Panggil saya Bu Mira..,” tukas wanita itu menyahut.
    “Hm.., o ya, Bu Mira, tadi saya membaca surat kabar yang tertulis bahwa disini ada kamar untuk disewakan.”
    “Oh, ya. Hm.., siapa nama anda..?”
    “Wawan Bu,” sahut Wawan seketika.

    “Memang benar disini ada kamar disewakan, perlu diketahui oleh Nak Wawan bahwa di rumah ini hanya ada tiga orang, yaitu, saya, anak saya yang masih SMA dan pembantu wanita yang tadi bicara sama Nak Wawan, kami memang menyediakan satu kamar kosong untuk disewakan, selain agar kamar itu tidak kotor juga rumah ini biar tambah ramai penghuninya.” dengan singkat Bu Mira menjelaskan semuanya.

    “Hm, suami Ibu..?” tanya Wawan singkat.
    “Oh ya, saya dan suami saya sudah bercerai satu tahun yang lalu,” jawab Bu Mira singkat.
    “Ooo, begitu ya, untuk masalah biayanya, berapa sewanya..?” tanya Wawan kemudian.
    “Hm, begini, Nak Wawan mau mengambil berapa bulan, biaya sewa sebulannya dua ratus tujuh puluh ribu rupiah,” jawab Bu Mira menerangkan.
    “Baiklah Bu Mira, saya akan mengambil sewa untuk enam bulan,” kata Wawan.
    “Oke, tunggu sebentar, Ibu akan mengambil kuitansinya.”
    Akhirnya setelah mengemasi barang-barang di penginapan, tinggallah Wawan disitu dengan Bu Mira, Ida anak Bu Mira dan Bik Sumi pembantu Bu Mira.

    Sudah satu bulan ini Wawan tinggal sambil menunggu panggilan selanjutnya. Dan sudah satu bulan ini pula Wawan punya keinginan yang aneh terhadap Bu Mira. Wanita yang anggun, cantik dan berwibawa yang cukup lama hidup sendirian. Wawan tidak dapat membayangkan bagaimana mungkin wanita yang masih kelihatan muda dari segi fisiknya itu dapat betah hidup sendirian. Bagaimana Bu Mira menyalurkan hasrat seksualnya. Ingin sekali Wawan bercinta dengan Bu Mira. Apalagi sering Wawan melihat Bu Mira memakai daster tipis yang menampilkan lekuk-lekuk tubuh Bu Mira yang masih kelihatan kencang dan indah. Ingin sekali Wawan menyentuhnya.

    “Aku harus bisa mendapatkannya..!” gumam Wawan suatu saat.
    “Saya harus mencari cara,” gumamnya lagi.

    Sampai pada suatu saat kemudian, yaitu pada saat malam Minggu, rumah kelihatan sepi, maklum saja, Ida anak Bu Mira tidur di tempat neneknya, Bik Sumi balik ke kampung selama dua hari, katanya ada anaknya yang sakit. Tinggallah Wawan dan Bu Mira sendirian di rumah. Tapi Wawan sudah mempersiapkan cara bagaimana melampiaskan hasratnya terhadap Bu Mira. Lama Wawan di kamar, jam menunjukkan pukul delapan malam, dia melihat Bu Mira menonton TV di ruang tengah sendirian. Akhirnya setelah mantap, Wawan pun keluar dari kamarnya menuju ke ruang tengah.

    “Selamat malam, Bu, boleh saya temani..?” sejenak Wawan berbasa-basi.
    “Oh, silakan Nak Wawan..,” mempersilakan Bu Mira kepada Wawan.
    “Ngomong-ngomong, tidak keluar nih Nak Wawan, malam Minggu loh, masa di rumah terus, apa tidak bosan..?” tanya Bu Mira kemudian.
    “Ah, nggak Bu, lagian keluar kemana, biasanya juga malam Minggu di rumah saja,” jawab Wawan sekenanya.
    Lama mereka berdua terdiam sambil menikmati acara TV.

    “Oh, ya, Bu, boleh saya buatkan minum..?” tanya Wawan tiba-tiba.
    “Lho, tidak usah Nak Wawan, kok repot-repot..,”
    “Ah, nggak apa-apa, sekali-kali saya yang buatkan minuman untuk Ibu, masak Ibu dan Bik Sumi saja yang selalu membuatkan minuman untuk saya.”
    “Hm.., boleh kalau begitu, Ibu ingin minum teh saja,” kata Bu Mira sambil tersenyum.
    “Baiklah Bu, kalau begitu tunggu sebentar.” segera Wawan bergegas ke dapur.

    Tidak lama kemudian Wawan sudah kembali sambil membawa nampan berisi dua teh dan sedikit makanan kecil di piring.
    “Silakan Bu, diminum, mumpung masih hangat..!”
    “Terima kasih, Nak Wawan.”
    Akhirnya setelah sekian lama terdiam lagi, terlihat Bu Mira sudah mulai mengantuk, tidak lama kemudian Bu Mira sudah tertidur di kursi dengan keadaan memakai daster tipis yang menampilkan lekuk-lekuk tubuh dan payudaranya yang indah. Tersenyum Wawan melihatnya.

    “Akhirnya aku berhasil, ternyata obat tidur yang kubeli di apotik siang tadi benar-benar manjur, obat ini akan bekerja untuk beberapa saat kemudian,” gumam Wawan penuh kemenangan.
    “Beruntung sekali tadi Bu Mira mau kubuatkan teh, sehingga obat tidur itu dapat kucampur dengan teh yang diminum Bu Mira,” gumamnya sekali lagi.

    Sejenak Wawan memperhatikan Bu Mira, tubuh yang pasrah yang siap dipermainkan oleh lelaki manapun. Timbul gejolak kelelakian Wawan yang normal tatkala melihat tubuh indah yang tergolek lemah itu. Diremas-remasnya dengan lembut payudara yang montok itu bergantian kanan kiri sambil tangan yang satunya bergerilnya menyentuh paha sampai ke ujung paha. Terdengar desahan perlahan dari mulut Bu Mira, spontan Wawan menarik kedua tangannya.

    “Mengapa harus gugup, Bu Mira sudah terpengaruh obat tidur itu sampai beberapa saat nanti,” gumam Wawan dalam hati.
    Akhirnya tanpa pikir panjang lagi, Wawan kemudian membopong tubuh Bu Mira memasuki kamar Wawan sendiri. Digeletakkan dengan perlahan tubuh yang indah di atas tempat tidur, sesaat kemudian Wawan sudah mengunci kamar, lalu mengeluarkan tali yang memang sengaja dia simpan siang tadi di laci mejanya.

    Tidak lama kemudian Wawan sudah mengikat kedua tangan Bu Mira di atas tempat tidur. Melihat keadaan tubuh Bu Mira yang telentang itu, tidak sabar Wawan untuk melampiaskan hasratnya terhadap Bu Mira.

    “Malam ini aku akan menikmati tubuhmu yang indah itu Bu Mira,” kata Wawan dalam hati.
    Satu-persatu Wawan melepaskan apa saja yang dipakai oleh Bu Mira. Perlahan-lahan, mulai dari daster, BH, kemudian celana dalam, sampai akhirnya setelah semua terlepas, Wawan menyingkirkannya ke lantai. Terlihat sekali sekarang Bu Mira sudah dalam keadaan polos, telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Diamati oleh Wawan mulai dari wajah yang cantik, payudara yang montok menyembul indah, perut yang ramping, dan terakhir paha yang mulus dan putih dengan gundukan daging di pangkal paha yang tertutup oleh rimbunnya rambut.

    Sesaat kemudian Wawan sudah menciumi tubuh Bu Mira mulai dari kaki, pelan-pelan naik ke paha, kemudian berlanjut ke perut dan terakhir ciuman Wawan mendarat di payudara Bu Mira. Sesekali terdengar desahan kecil dari mulut Bu Mira, tapi Wawan tidak memperdulikannya. Diciumi dan diremas-remas kedua payudara yang indah itu dengan mulut dan kedua tangan Wawan. Puting merah jambu yang menonjol indah itu juga tidak lepas dari serangan-serangan Wawan. Dikulum-kulum kedua puting itu dengan mulutnya dengan perasaan dan gairah birahi yang sudah memuncak. Setelah puas Wawan melakukan itu semua, perlahan-lahan dia bangkit dari tempat tidur.

    Satu-persatu Wawan melepas pakaian yang melekat di badannya, akhirnya keadaan Wawan sudah tidak beda dengan keadaan Bu Mira, telanjang bulat, polos, tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Terlihat kemaluan Wawan yang sudah mengencang hebat siap dihunjamkan ke dalam vagina Bu Mira. Tersenyum Wawan melihat rudalnya yang panjang dan besar, bangga sekali dia mempunyai rudal dengan bentuk begitu.

    Perlahan-lahan Wawan kembali naik ke tempat tidur dengan posisi telungkup menindih tubuh Bu Mira yang telanjang itu, kemudian dia memegang rudalnya dan pelan-pelan memasukkannya ke dalam vagina Bu Mira. Wawan merasakan vagina yang masih rapat karena sudah setahun tidak pernah tersentuh oleh laki-laki. Akhirnya setelah sekian lama, rudal Wawan sudah masuk semuanya ke dalam vagina Bu Mira.

    Ketika Wawan menghunjamkan rudalnya ke dalam vagina Bu Mira sampai masuk semua, terdengar rintihan kecil Bu Mira, “Ah.., ah.., ah..!”
    Tapi Wawan tidak menghiraukannya, dia lalu menggerakkan kedua pantatnya maju munjur dengan teratur, pelan-pelan tapi pasti.
    “Slep.., slep.., slep..,” terdengar setiap kali ketika Wawan melakukan aktivitasnya itu, diikuti dengan bunyi tempat tidur yang berderit-derit.

    “Uh.., oh.., uh.., oh..,” sesekali Wawan mengeluh kecil, sambil tangannya terus meremas-remas kedua payudara Bu Mira yang montok itu.
    Lama Wawan melakukan aktivitasnya itu, dirasakannya betapa masih kencangnya dan rapatnya vagina Bu Mira. Akhirnya Wawan merasakan tubuhnya mengejang hebat, merapatkan rudalnya semakin dalam ke vagina Bu Mira.

    “Ser.., ser.., ser..,” Wawan merasakan cairan yang keluar dari ujung kemaluannya mengalir ke dalam vagina Bu Mira.
    “Oh.. ah.. oh.. Bu Mira.., oh..!” terdengar keluhan panjang dari mulut Wawan.
    Setelah itu Wawan merasakan tubuhnya yang lelah sekali, kemudian dia membaringkan tubuhnya di samping tubuh Bu Mira dengan posisi memeluk tubuh Bu Mira yang telah dinikmatinya itu.

    Lama Wawan dalam posisi itu sampai pada akhirnya dia dikejutkan oleh gerakan tubuh Bu Mira yang sudah mulai siuman. Secara reflek, Wawan bangkit dari tempat tidurnya menuju ke arah saklar lampu dan mematikannya. Tertegun Wawan berdiri di samping tempat tidur dalam kamar yang sudah dalam keadaan gelap gulita itu. Sesaat kemudian terdengar suara Bu Mira.

    “Oh, dimana aku, mengapa gelap sekali..?”
    Sebentar kemudian suasana menjadi hening.
    “Dan, mengapa tanganku diikat, dan, oh.., tubuhku juga telanjang, kemana pakaianku, apa yang terjadi..?” terdengar suara Bu Mira pelan dan serak.

    Suasana hening agak lama. Wawan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia diam saja.
    Terdengar lagi suara Bu Mira mengeluh, “Oh.., tolonglah aku..! Apa yang terjadi padaku, mengapa aku bisa dalam keadaan begini, siapa yang melakukan ini terhadapku..?” keluh Bu Mira.
    Akhirnya timbul kejantanan dalam diri Wawan, bagaimanapun setelah apa yang dia lakukan terhadap Bu Mira, Wawan harus berterus terang mengatakannya semuanya.

    “Ini saya..,” gumam Wawan lirih.
    “Siapa, kamukah Yodi..? Mengapa kamu kembali lagi padaku..?” sahut Bu Mira agak keras.
    “Bukan, ini saya Bu.., Wawan..,” Wawan berterus terang.

    “Wawan..!” kaget Bu Mira mendengarnya.
    “Apa yang kamu lakukan pada Ibu, Wawan..? Bicaralah..! Mengapa Ibu kamu perlakukan seperti ini..?” tanya Bu Mira kemudian.

    Kemudian Wawan bercerita mulai dari awal sampai akhir, bagaimana mula-mula dia tertarik pada Bu Mira, sampai pada keheranannya bagaimana juga Bu Mira dapat hidup sendiri selama setahun tanpa ada laki-laki yang dapat memuaskan hasrat birahi Bu Mira. Juga tidak lupa Wawan menceritakan semua yang dia lakukan terhadap Bu Mira selama Bu Mira tidak sadar karena pengaruh obat tidur. Tertegun Bu Mira mendengar semua perkataan Wawan. Lama mereka terdiam, tapi terdengar Bu Mira bicara lagi.

    “Wawan.., Wawan.., Ibu memang menginginkan laki-laki yang bisa memuaskan hasrat birahi Ibu, tapi bukan begini caranya, mengapa kamu tidak berterus-terang pada Ibu sejak dulu, kalaupun kamu berterus terang meminta kepada Ibu, pasti Ibu akan memberikannya kepadamu, karena Ibu juga merasakan bagaimana tidak enaknya hidup sendiri tanpa laki-laki.”

    “Terus terang saya malu Bu, saya malu kalau Ibu menolak saya.”
    “Tapi setidaknya kan, berterus terang itu lebih sopan dan terhormat daripada harus memperlakukan Ibu seperti ini.”
    “Saya tahu Bu, saya salah, saya siap menerima sanksi apapun, saya siap diusir dari rumah ini atau apa saja.”

    “Oh, tidak Wawan, bagaimanapun kamu telah melakukannya semua terhadap Ibu. Sekarang Ibu tidak lagi terpengaruh oleh obat tidur itu lagi, Ibu ingin kamu melakukannya lagi terhadap Ibu apa yang kamu perbuat tadi, Ibu juga menginginkannya Wawan tidak hanya kamu saja.”
    “Benar Bu..?” tanya Wawan kaget.
    “Benar Wawan, sekarang nyalakanlah lampunya, biar Ibu bisa melihatmu seutuhnya,” pinta Bu Mira kemudian.

    Tanpa pikir panjang lagi, Wawan segera menyalakan lampu yang sejak tadi padam. Sekarang terlihatlah kedua tubuh mereka yang sama-sama polos, dan telanjang bulat dengan posisi Bu Mira terikat tangannya.

    “Oh Wawan, tubuhmu begitu atletis. Kemarilah, nikmatilah tubuh Ibu, Ibu menginginkannya Wawan..! Ibu ingin kamu memuaskan hasrat birahi Ibu yang selama ini Ibu pendam, Ibu ingin malam ini Ibu benar-benar terpuaskan.”

    Perlahan Wawan mendekati Bu Mira, diperhatikan wajah yang tambah cantik itu karena memang kondisi Bu Mira yang sudah tersadar, beda dengan tadi ketika Bu Mira masih tidak sadarkan diri. Diusap-usapnya dengan lembut tubuh Bu Mira yang polos dan indah itu, mulai dari paha, perut, sampai payudara. Terdengar suara Bu Mira menggelinjang keenakan.

    “Terus.., Wawan.., ah.. terus..!” terlihat tubuh Bu Mira bergerak-gerak dengan lembut mengikuti sentuhan tangan Wawan.
    “Tapi, Wawan, Ibu tidak ingin dalam keadaan begini, Ibu ingin kamu melepas tali pengikat tangan Ibu, biar Ibu bisa menyentuh tubuhmu juga..!” pinta Ibu Mira memelas.
    “Baiklah Bu.”

    Sedetik kemudian Wawan sudah melepaskan ikatan tali di tangan Bu Mira. Setelah itu Wawan duduk di pinggir tempat tidur sambil kedua tangannya terus mengusap-usap dan meremas-remas perut dan payudara Bu Mira.

    “Nah, begini kan enak..,” kata Bu Mira.
    Sesaat kemudian ganti tangan Bu Mira yang meremas-remas dan menarik maju mundur kemaluan Wawan, tidak lama kemudian kemaluan Wawan yang diremas-remas oleh Bu Mira mulai mengencang dan mengeras. Benar-benar hebat si Wawan ini, dimana tadi kemaluannya sudah terpakai sekarang mengeras lagi. Benar-benar hyper dia.

    “Oh.., Wawan, kemaluanmu begitu keras dan kencang, begitu panjang dan besar, ingin Ibu memasukkannya ke dalam vagina Ibu.” kata Bu Mira lirih sambil terus mempermainkan kemaluan Wawan yang sudah membesar itu.
    Diperlakukan sedemikian rupa, Wawan hanya dapat mendesah-desah menahan keenakan.
    “Bu Mira, oh Bu Mira, terus Bu Mira..!” pinta Wawan memelas.
    Semakin hebat permainan seks yang mereka lakukan berdua, semakin hot, terdengar desahan-desahan dan rintihan-rintihan kecil yang keluar dari mulut mereka berdua.

    “Oh Wawan, naiklah ke atas tempat tidur, naiklah ke atas tubuhku, luapkan hasratmu, puaskan diriku, berikanlah kenikmatanmu pada Ibu..! Ibu sudah tak tahan lagi, ibu sudah tak sabar lagi..” desis Bu Mira memelas dan memohon.

    Sesaat kemudian Wawan sudah naik ke atas tempat tidur, langsung menindih tubuh Bu Mira yang telanjang itu, sambil terus menciumi dan meremas-remas payudara Bu Mira yang indah itu.

    “Oh, ah, oh, ah.., Wawan oh..!” tidak ada kata yang lain yang dapat diucapkan Bu Mira yang selain merintih dan mendesah-desah, begitu juga dengan Wawan yang hanya dapat mendesis dan mendesah, sambil menggosok-gosokkan kemaluannya di atas permukaan vagina Bu Mira. Reflek Bu Mira memeluk erat-erat tubuh Wawan sambil sesekali mengusap-usap punggung Wawan.

    Sampai suatu ketika, tangan Bu Mira memegang kemaluan Wawan dan memasukkannya ke dalam vaginanya. Pelan dan pasti Wawan mulai memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira, sambil kedua kakinya bergerak menggeser kedua kaki Bu Mira agar merenggang dan tidak merapat, lalu menjepit kedua kaki Bu Mira dengan kedua kakinya untuk terus telentang. Akhirnya setelah sekian lama berusaha, karena memang tadi Wawan sudah memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira, sekarang agak gampang Wawan menembusnya, Wawan sudah berhasil memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira.

    Kemudian dengan reflek Wawan menggerakkan kedua pantatnya maju mundur teru-menerus sambil menghunjamkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira.
    “Slep.., slep.., slep..,” terdengar ketika Wawan melakukan aktivitasnya itu.
    Terlihat tubuh Bu Mira bergerak menggelinjang keenakan sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya mengikuti irama gerakan pantat Wawan.

    “Ah.., ah.., oh.. Wawan.., jangan lepaskan, teruskan, teruskan, jangan berhenti Wawan, oh.., oh..!” terdengar rintihan dan desahan nafas Bu Mira yang keenakan.
    Lama Wawan melakukan aktivirasnya itu, menarik dan memasukkan kemaluannya terus-menerus ke dalam vagina Bu Mira. Sambil mulutnya terus menciumi dan mengulum kedua puting payudara Bu Mira.

    “Oh.., ah.. Bu Mira, oh.., kamu memang cantik Bu Mira, akan kulakukan apa saja untuk bisa memuaskan hasrat birahimu, ih.., oh..!” desis Wawan keenakan.
    “Oh.., Wawan.., bahagiakanlah Ibu malam ini dan seterusnya, oh Wawan.., Ibu sudah tak tahan lagi, oh.., ah..!”
    Semakin cepat gerakan Wawan menarik dan memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira, semakin hebat pula goyangan pantat Bu Mira mengikuti irama permainan Wawan, sambil tubuhnya terus menggelinjang bergerak-gerak tidak beraturan.

    Semakin panas permainan seks mereka berdua, sampai akhirnya Bu Mira merintih, “Oh.., ah.., Wawan.., Ibu sudah tak tahan lagi, Ibu sudah tak kuat lagi, Ibu mau keluar, oh Wawan.., kamu memang perkasa..!”
    “Keluarkan Bu..! Keluarkanlah..! Puaskan diri Ibu..! Puaskan hasrat Ibu sampai ke puncaknya..!” desis Wawan menimpali.
    “Mari kita keluarkan bersama-sama Bu Mira..! Oh, aku juga sudah tak tahan lagi,” desis Wawan kemudian.

    Setelah berkata begitu, Wawan menambah genjotannya terhadap Bu Mira, terus-menerus tanpa henti, semakin cepat, semakin panas, terlihat sekali kedua tubuh yang basah oleh keringat dan telanjang itu menyatu begitu serasi dengan posisi tubuh Wawan menindih tubuh Bu Mira.

    Sampai akhirnya Wawan merasakan tubuhnya mengejang hebat, begitu pula dengan tubuh Bu Mira. Keduanya saling merapatkan tubuhnya masing-masing lebih dalam, seakan-akan tidak ada yang memisahkannya.

    “Ser.., ser.., ser..!” terasa keluar cairan kenikmatan keluar dari ujung kemaluan Wawan mengalir ke dalam vagina Bu Mira, begitu nikmat seakan-akan seperti terbang ke langit ke tujuh, begitu pula dengan tubuh Bu Mira seakan-akan melayang-layang tanpa henti di udara menikmati kepuasan yang diberikan oleh Wawan.
    Sampai akhirnya mereka berdua berhenti karena merasa kelelahan yang amat sangat setelah bercinta begitu hebat.

    Sejenak kemudian, masih dengan posisi yang saling menindih, terpancar senyum kepuasan dari mulut Bu Mira.
    “Wawan, terima kasih atas apa yang telah kau berikan pada Ibu..,” kata Bu Mira sambil tangannya mengelus-elus rambut Wawan.
    “Sama-sama Bu, aku juga puas karena sudah membuat Ibu berhasil memuaskan hasrat birahi Ibu,” sahut Wawan dengan posisi menyandarkan kepalanya di atas dada Bu Mira.
    Suasana yang begitu mesra.

    “Selama disini, mulai malam ini dan seterusnya, Ibu ingin kamu selalu memberi kepuasan birahi Ibu..!” pinta Ibu Mira.
    “Saya berjanji Bu, saya akan selalu memberikan yang terbaik bagi Ibu..,” kata Wawan kemudian.
    “Ah, kamu bisa saja Wan,” tersungging senyum di bibir Bu Mira.
    “Tapi, ngomong-ngomong bagaimana dengan Ida dan Bik Sumi..?” tanya Wawan.
    “Lho, kita kan bisa mencari waktu yang tepat. Disaat Ida berangkat sekolah juga bisa, dan Bik Sumi di dapur. Di saat keduanya tidur pun kita bisa melakukannya. Pokoknya setiap saat dan setiap waktu..!” jawab Bu Mira manja sambil tangannya mengusap-usap punggung Wawan.

    Sejenak Wawan memandang wajah Bu Mira, sesaat kemudian keduanya sama-sama tertawa kecil. Akhirnya apa yang mereka pendam berdua terlampiaskan sudah. Sambil dengan keadaan yang masih telanjang dan posisi saling merangkul mesra, mereka akhirnya tertidur kelelahan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • ML Di Kantor Disaat Berdua

    ML Di Kantor Disaat Berdua


    2050 views

    Duniabola99.org – Kejadian ini berlangsung ketika waktu itu saya dipindahkan oleh manajemen ke Bandung untuk memimpin kantor cabang Bank di Bandung. Suatu hari, sore sekitar pukul 18.00 WIB menjelang malam sebelum pulang, saya ngobrol dengan operational manager saya di ruangan saya.

    Di kantor tinggal kami berdua, office boy dan para marketing sudah ijin pulang. Saya berdiri dengan badan merapat di badannya yang duduk di kursi sambil saya memandang ke arah jalan di luar. Saking dekatnya tak terasa kemaluan saya menempel ke lengan kanannya.

    Saya sejenak tertegun akan apa yang terjadi, tetapi dia kelihatannya suka dan cuek saja sambil sedikit senyum dikulum. Sedikit saya gambarkan operational manager saya yang seorang wanita agresif dan seksi ini, saya tidak akan menyebutkan siapa namanya, saya tidak ingin dia menjadi malu karena sampai saat ini kami masih tetap berhubungan baik.

    Wajahnya cukup cantik, manis dengan senyum yang menggoda, dia memiliki tubuh yang mungil dengan rambut sebahu, kulitnya putih sekali, buah dadanya tidak begitu besar tapi sangat padat, bibirnya sangat sensual. Tiba-tiba tangannya memegang jari-jari tangan kanan saya lalu mengusapnya perlahan, lalu saya memandang wajah cantiknya, dia tersenyum.

    Saya ingin sekali memeluk tubuh mungilnya. Dengan perlahan saya menurunkan muka saya ke mukanya, saya sentuh bibir seksinya, saya cium dengan lembut, dengan penuh perasaan, lalu dia balas dengan melumat bibir saya dengan kuluman lidahnya yang menggairahkan sambil menarik dasi saya untuk lebih merapat ke badannya.

    Tangan sayapun mulai turun mengusap-usap buah dadanya, tangannya pun tidak mau kalah, batang kemaluan saya diusap-usap dan diurut-urut dengan lembut dari luar pantalon saya. Sebelum saya lebih bernafsu, saya kunci pintu, saya ingin take safe.

    Saya langsung memeluk dan menciumi seluruh muka dan lehernya begitu saya kunci pintu kantor saya. Dia yang seorang wanita agresif lalu mendesah dan mengerang nikmat tidak karuan. Ini yang saya sukai darinya, dia begitu ekspresif dan amat menikmati ciuman dan cumbuan saya.

    Dengan agresif dia membuka celana saya, lalu dia duduk sambil memasukkan penis saya ke dalam mulutnya dan menghisapnya perlahan-lahan lalu menariknya kembali sambil kedua bibirnya mengatupkan rapat di seputar batang kemaluan saya. Oooh, inilah yang saya paling sukai dari dia, pintar sekali mengulum kepunyaan saya. Saya tahu bahwa dia sangat mencintai saya, karenanya dia selalu memberikan yang terbaik untuk saya.

    Saya benar-benar sudah tidak tahan. Segera saya tarik badannya dan saya dudukkan di atas meja saya, kedua kakinya menjuntai ke kursi. Dia benar-benar pasrah waktu saya angkat rok mininya lalu saya tarik celana dalamnya, lalu saya lumat habis selangkangannya, “Aahh”, dia menjerit perlahan sambil menjambak rambut saya.

    Lebih kurang 10 menit saya melakukan foreplay lalu saya masukkan kemaluan saya ke dalam lubang cintanya. Pelan-pelan saya mulai menggoyang pantat saya maju mundur, diapun menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun mengikuti irama pantat saya, kaki kanannya saya angkat ke pundak saya sambil jari tangan kiri saya meremas-remas kedua buah dadanya. Lima menit kemudian dia mempercepat gerakannya sambil mendesah-desah,

    “Oohh…, Maasss…, Maass…, nikmat Maass”, desahnya.

    Tiba-tiba kaki kanannya diturunkan, kemudian kedua kakinya dilingkarkan ke belakang pantat saya, lalu dia setengah bangun, tangan kanannya memegang leher saya, sedangkan tangan kirinya menopang badannya. Bibirnya menciumi dada saya lalu lidahnya menjilat-jilat puting dada saya.

    “aaghh Pak…, ooohh..,

    Pak…, eennaakk paakk…, uuughh”, begitulah rintihan dan lengguhan nikmatnya seirama dengan maju mundurnya pantat saya. Batang kemaluan saya terasa lebih besar setelah sekitar 20 menit menerobos dan membongkar habis kemaluannya yang merah dan menggairahkan.

    Saya merasakan bahwa lubang kemaluannya semakin basah namun pijatan-pijatan di dalam lubang kemaluannya semakin terasa getarannya. Lima menit kemudian dia bangun memeluk tubuh saya erat sekali sambil menciumi dagu saya, pantatnya bergetar hebat dengan kedua kakinya yang semakin erat melingkar di belakang pantat saya.

    “Ougghh…, hh…, Pak…, oohh…, Paak…, saya mau keluaar…, oooh…, oouuuggh…, maauu keluuaarrr…, sebentar lagi paak”, desahnya sambil terus mengerang-erang kenikmatan.

    Saya semakin bergairah dan menambah kecepatan maju mundurnya pantat saya. Tiba-tiba saya merasakan badannya menegang dan menggelepar-gelepar beberapa detik, dia sedang merasakan ejakulasi, saya kembali mempercepat gerakan pantat saya sambil saya peluk dia erat dan saya mendesah-desah dan membisikkan

    “Ahh…, kamu…, aagghh…, aaghh…, agghh…, kamu punya nikmat sekali sayang”, demikianlah kebiasaan kami bila bercinta, kami selalu saling apresiasi bila salah satu dari kami mencapai puncak kenikmatan. Badannya kembali mengejang kuat sambil bergetar hebat menikmati irama goyangan pantat saya serta dahsyatnya batang kemaluan saya.

    “aagghh…, Paak…, saya keluaarrr Paak”, teriaknya. Bersamaan dengan telah mencapai puncak orgasme manager saya itu, maka saya tekan habis-habisan batang kemaluan saya hingga saya rasakan menyentuh dinding vaginanya. Nikmat sekali memang rasanya, saya tetap terus memaju mundurkan pantat saya, maklum saya termasuk pria yang butuh waktu lama bila bercinta. Apalagi kemaluan saya yang perkasa ini.

    Bagi anda para pembaca wanita, anda bisa membayangkan kemaluan saya seperti apa, kemaluan saya tidak begitu panjang tapi sangat keras sekali, sekitar 14 cm dengan diameter sekitar 3,8 cm, berwarna coklat sedikit pink dengan kepala kemaluan bundar menawan dan mengkilat. Banyak sekali wanita yang mengagumi kemaluan saya. Mereka umumnya selalu merasa excited dan ingin selalu mem-blowjob-nya.

    Sampai suatu ketika saya merasa bahwa saya akan mencapai puncak kenikmatan. Saya bisikkan bahwa saya mau keluarin di mulutnya. Dia tersenyum dan mengedipkan matanya pertanda setuju. Saya merasa sangat terangsang dan dihargai, lalu saya percepat gerakan batang kemaluan saya keluar masuk liang vaginanya yang kini terasa lebih sempit dan sedikit kering.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Dia membisikkan kata-kata kenikmatan, “Ouuugghh…, ough…, ough…, Paak…, “Pakk…, uuuhh nikmat sekali punya bapaak…, saya mau kelluar lagiii Paak”, teriaknya. Tiba-tiba badannya mengejang dan bergetar hebat beberapa saat, rupanya dia keluar untuk kedua kali.

    Saya mempercepat gerakan, 2 menit kemudian ketika saya sudah tidak tahan lagi, saya keluarkan batang kemaluan saya dari liang vaginanya, lalu dia langsung jongkok bersimpuh dan saya mulai meremas-remas rambut dan sedikit menjambaknya sebelum saya ejakulasi.

    Lalu…, “Cret…, cret…, crettt…, crett”, saya muntahkan cairan sperma saya ke dalam mulut seksinya. Sebagian yang masuk ke dalam mulutnya langsung ditelan, sebagian lagi mengenai mata, hidung dan dagu serta turun mengenai buah dadanya. “Ugh nikmat sekali”.

    Kami lalu berpelukan sambil membisikkan kata-kata sayang, setelah kami berpakaian dan sama-sama merasa rapi, saya antarkan dia pulang ke rumahnya sambil saling berjanji untuk melakukannya esok hari.

     

    Baca Juga :
  • Galeri Bugil Bening Mai Uzuki Gadis Cantik Negeri Sakura

    Galeri Bugil Bening Mai Uzuki Gadis Cantik Negeri Sakura


    2050 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Bugil Sayuri Oyamada Di Sawah Hot Banget

    Foto Bugil Sayuri Oyamada Di Sawah Hot Banget


    2050 views

    Cerita Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.