• Bersetubuh Dengan Tante ketika Om Tidak Dirumah

    Bersetubuh Dengan Tante ketika Om Tidak Dirumah


    1623 views

    Duniabola99.org – Aku seorang laki laki muda berumur 23 tahun. Pertama-tama aku mau cerita soal diriku. Namaku Rangga, saat ini kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang. Di Malang aku tinggal dengan tanteku. Tanteku orangnya masih muda, umurnya hanya selisih 3 tahun denganku. Itulah mengenai diriku dan selanjutnya silakan ikuti cerita mengenai pengalaman seksku ini.

    Saat itu aku baru saja pulang kuliah, langsung saja kumasuk kekamar. Ketika baru sampai di depan pintu kamar, samar-samar kudengar tante sedang bicara dengan temannya di telpon. Aku orangnya memang suka jahil, kucoba menguping dari balik pintu yang memang sedikit terbuka.Kudengar tante mau mengadakan pesta seks di rumah ini pada hari Sabtu. Aku gembira sekali mendengarnya. Untuk memastikan berita itu, langsung saja aku masuk ke kamar tante. Setelah selesai telepon, tante kaget melihatku sudah masuk ke kamarnya.

    “Lho rangga, Kamu udah pulang rupanya. Kamu ada perlu ama Tante, ya..?” katanya.
    Aku langsung saja to the point, “Tante, Rangga mau nanya.., boleh khan..?” kataku.
    “Boleh aja keponakanku sayang, Kamu mau nanya apa..?” sambungnya sambil menyubit pipiku.
    “Tapi sebelumnya Rangga minta maaf Tante, soalnya Rangga tadi nggak sengaja nguping pembicaraan Tante di telpon.”
    “Aduhh.. Kamu nakal ya rangga, awas nanti Aku bilangin ama Mama Kamu lho. Tapi.. Oke dech nggak apa-apa. Terus apa yang mau Kamu tanyakan,ayo bilang..!” katanya agak jengkel.
    “Rangga tadi dengar Tante ama teman Tante mau ngadain pesta seks disini, benar itu Tante..?” kataku pelan.
    “Idihh.. jorok ach Kamu. Masak Tante mau ngadain pesta seks disini, itu nggak benar rangga.”
    “Tapi tadi Rangga dengar sendiri Tante bicara ama teman Tante, please donk Tante, jangan bohongin Rangga. Nanti Rangga bilangin ama Om kalauTante mau ngadain pesta disini.” kataku agak mengancam.
    “Apaa..! Aduhh.., rangga, please jangan bilang ama Om Kamu. Iya dech Tante ngaku.” katanya agak memohon.
    “Nah, khan ketahuan Tante bohongin Rangga.” kataku senang.
    “Terus Kamu mau apa kalau Tante ngadain pesta..?” katanya penasaran.
    “Gini Tante, anuu.., anuu.., Rangga.., pengen.. anuu..”
    “Anu apa sih rangga..? Ngomong donk terus terang..!” katanya tambah penasaran.
    “Boleh nggak, Rangga ikutan pestanya Tante..?”

    Aduh tante melotot lagi sambil berkata, “Udah, ah, Kamu ini kayak orang kurang kerjaan aja.”
    Terus kurayu lagi, “Yaa.. Tante.. ya.. please..!”
    “Tapi ini khan untuk orang dewasa lagi, Kamu ngaco dech. Lagian khan Kamu masih kecil.” katanya agak kesal.
    “Tapi Tante, Rangga khan udah gede, masak nggak boleh ikut. Kalau nggak percaya, Tante boleh lihat punya Rangga..!”

    Lalu kulepaskan celana dan CD-ku. Lalu terlihatlah batang kemaluanku yang lumayan besar, kira-kira panjangnya 17 cm dengan diameter 10 cm.
    Tante kaget sekali melihat ulahku lalu, “Wowww.., Rangga sayang..,punya Kamu besar dan panjang sekali. Punya Kamu lebih besar dari Om Kamu. Hhhmm.
    boleh nggak Tante pegang kepala yang besar itu Sayang..?” katanya dengan genit.

    “Tante boleh ngobok-ngobok kontolku, tapi Tante harus ngijinin Rangga ikut pesta nanti..!” kataku agak mengancam.
    “Ya dech, Rangga nanti boleh ikut. Tapi Tante mau nanya ama kamu, Rangga udah pernah ngeseks belom..?” tanyanya.
    Lalu kukatakan saja kalau aku belum pernah melakukan seks dengan cewek, tapi kalau raba sana, raba sini, cium sana, cium sini sih aku pernah melakukannya.

    “Mau nggak Tante ajarin..?” katanya dengan genit.

    Aku hanya terdiam. Lalu tiba-tiba tante meletakkan tangannya di pahaku. Aku begitu terkejut.
    “Kenapa Kamu terkejut..? Tante hanya memegang paha Kamu aja kok..!”
    Kemudian tante mengambil tanganku, lalu dia mulai menciumi tanganku. Aku merasakan barangku mulai bangun.

    Tanteku mulai menciumi leherku, kemudian bibirku dilumat juga. Diamasukkan lidahnya ke dalam mulutku, tanpa kusadari aku mengulum lidahnya. Nafasnya mulai tidak beraturan kudengar. Sementara kami asyik berciuman, tangannya mulai meraba-raba batang kemaluanku. Dia meremas-remas pelan. Aku pun jadi mulai berani. Kumasuki tanganku kedalam bajunya untuk meraba payudaranya. Kumasukkan tanganku ke dalam bra-nya, terus kuremas-remas.

    “Aaahh..” dia mulai mendesah.

    Tidak lama aku disuruh duduk di tepi ranjang, sementara tante melepaskan bajunya step-by-step.Mataku tidak berkedip sedetik pun. Aku tidak mau melepaskan pemandangan yang indah itu dari mataku. Kelihatan bra-nya yang berwarna hitam transparan, sehingga payudaranya yang putih dengan putingnya yang merah kecoklatan samar terlihat. CD-nya ternyata berwarna hitam transparan berenda. Kulihat belahan vaginanya yang tidak ada bulunya itu. Lalu dia melepaskan bra-nya, payudaranya yang lumayan besar itu seperti loncatkeluar dan mulai berayun-ayun, membuatku tambah tegang saja. Kemudian dia melepaskan CD-nya. Kelihatan vaginanya begitu menarik, agak kecoklatan warnanya. Lalu tante jalan menghampiriku yang duduk di tepi ranjang.

    “Tante buka baju Kamu yaa.., rangga..?” katanya genit.Aku hanya mengangguk. Setelah aku telanjang total, tante langsung jongkok di depanku dan menyuruhku membuka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang sudah tegang itu tepat di depan wajahnya. Lalu dia mulai menjilati kakiku mulai dari jempol kakiku dan yang lainnya. Dianaik ke betisku yang berbulu lebat, persis hutan di Kalimantan. Kemudian dia naik lagi ke pahaku, dielusnya dan dijilatinya, setelahitu dia berpindah ke lubang anusku yang juga dicium dan dijilatinya.Tidak hanya itu, ternyata dia memasukkan jari tengahnya ke lubanganusku. Ohh.., nikmatnya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang kejantananku dan tangan satunya memijat-mijat my twins egg-ku.

    “Aaahh..!” aku mengerang kenikmatan.
    Kemudian dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisappenisku, terus diemut-emutnya senjata kejantananku. Dia gerakkan kepalanya naik-turun dengan batang kejantananku masih di dalammulutnya. Terasa penis saya menyentuh tenggorokannya dan masih terus dia tekan. Masih dia tekan terus sampai bibirnya menyentuh badanku.Semua batang penisku ditelan oleh tanteku, lidahnya menjilat bagian bawah penisku dan bibirnya dibesar-kecilkan, sebuah rasa yang tidak pernah kubayangkan. Penisku kemudian dikeluar-masukkan, tapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokannya.

    Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan, terasa batang penisku sudah mau mengeluarkan cairan.

    Sambil memeras biji kemaluanku dan tangan yang satu lagi dimasukkannya ke dalam lubang pantatku, kubilang sama tante, “Tante..,Aku mau keluar, ohh..!”
    Dia keluarkan penisku dan bilang, “Go on come in My mouth. I want to taste and drink your cum, Rangga. Hhhmm..”
    Penisku dimasukkan lagi, dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi. Setelah beberapa kali keluar masuk,kukeluarkan spermaku di dalam mulut tante, dan langsung ke dalam tenggorokannya. Terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan nikmat yang sulit dikatakan.

    Perlahan-lahan dia mengeluarkan batang penisku sambil berkata,”Punya Kamu enak rangga.., Tante suka,” katanya, “Sekarang giliran Kamu yaahh..!” pintanya.

    Kemudian dia berbaring di tempat tidur dan kakinya dikangkanginya lebar-lebar. Tante menyuruhku menjilat vaginanya yang kelihatan sudah basah. Baru pertama kali itu kulihat vagina secara langsung. Dengan agak ragu-ragu, kupegang bibir vaginanya.
    “Jangan malu-malu..!” katanya.
    Kugosok-gosok tanganku di bibir kemaluannya itu. Mmmhh.., dia mulai mengerang. Lama-lama klitorisnya mulai mengeras dan menebal.
    “Kamu jilat dong..!” pintanya.
    Kemudian aku menunduk dan mulai menjilati liang senggamanya yang sudah merah itu.
    “Mmmhh.., enak juga..” kupikir.

    Aku semakin bersemangat menjilati vagina tanteku sendiri. Sedang asyik-asyiknya aku menjilati liang senggama, tiba-tiba badan tanteku mengejang.Desahannya semakin keras, “Aaahh.., aahh..!”Lalu muncratlah air maninya dari lubang senggamanya banyak sekali.Langsung saja kutelan habis cairan itu. Mmmhh.., enak juga rasanya.Kemudian dia bilang, “Ohh.., God.. bener-bener hebat Kamu rangga.. lemes Tante.. nggak kuat lagi dech untuk berdiri.., ohh..!”

    Lalu dengan perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi ranjang, kubuka pahanya lebar-lebar dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanya sekarang sudah terbuka agak lebar. Nampaknya dia masih terbayang-bayang atas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarangpadanya. Begitu tante sadar, batang kejantananku sudah menempel dibibir kemaluannya.

    “Tante, Rangga udah nggak tahan nich..!” kataku memohon.
    Dia mengangguk lemas, lalu, “Ohh..!” dia hanya bisa menjerit tertahan.
    Lalu selanjutnya aku tak tahu bagaimana cara memasukkan penisku kedalam liang senggamanya. Lubangnya agak kecil dan rapat. Tiba-tiba kurasakan tangan tante memegang batang kejantananku dan membimbing senjataku ke liang kenikmatannya.

    “Tekan disini rangga..! Pelan-pelan yaa.., punya Kamu gede buanget sih..!” katanya sambil tersenyum.

    Lalu dengan perlahan dia membantuku memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya. Belum sampai setengah bagian yang masuk, dia sudah menjerit kesakitan.
    “Aaa.., sakit.. oohh.., pelan-pelan rangga, aduhh..!” tangan kirinyamasih menggenggam batang kemaluanku, menahan laju masuknya agar tidakterlalu keras.
    Sementara tangan kanannya meremas-remas rambutku. Aku merasakan batang kejantananku diurut-urut di dalam liang kenikmatannya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan tante membuat penisku susah untuk memasukkan lebih dalam lagi.

    Aku menarik tangannya dari penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi.

    “Aduhh.., sakitt.., ohh.. sshh.. aacchh..” kembali tante mengerang dan meronta.
    Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat-erat pinggulnya supaya dia berhenti meronta, lalukudorong sekuatnya batang kemaluanku ke dalam lagi. Kembali tantemenjerit dan meronta dengan buasnya.
    Aku berhenti sejenak, menunggu dia tenang dulu lalu, “Lho kokberhenti, ayo goyang lagi donk rangga..,” dia sudah bisa tersenyumsekarang.
    Lalu aku menggoyang batang kejantananku keluar masuk di dalam liang kenikmatannya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku.

    Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata. Tiba-tiba kurasakan bibir kemaluannya menjepit batang kejantananku dengan sangat kuat, tubuh tante mulaimenggelinjang, nafasnya mulai tak karuan dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

    “Ohh.., ohh.., Tante udah mo keluar nich.., sshh.. aahh..”goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan, “Kamu masih lamanggak, rangga..? Kita keluarin bareng-bareng aja yuk.. aahh..!”
    Tidak menjawab, aku semakin mempercepat goyanganku.
    “Aaahh.., Tante keluar rangga..! Ohh ennaakk..!” dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.

    Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku juga akan keluar tidak lama lagi.Dan akhirnya, “Ahh.., sshh.. ohh..!” kusemprotkan cairanku ke dalam liang kewanitaannya. Lalu kucabut batang kejantananku dan terduduk di lantai.“Kamu hebat..! Sudah lama Tante nggak pernah klimaks.., oohh..!” katanya girang.“Ohh.., Rangga cape.., Tante!” kataku sambil tersenyum kelelahan.

    Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi kaki tante melingkardi pinggangku sambil memeluk dan berciuman. Aku sudah tidak ingat jamberapa kami tertidur. Yang kutahu, ada yang membersihkan penisku dengan lap basah tapi hangat. Ternyata tante yang membersihkan batang kejantananku dan dia sudah terlihat bersih lagi. Setelah selesai membersihkan penisku, dia langsung menjilatinya lagi. Dengan tetap semangat, batang kejantananku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya.Yang ini terasa lebih dalam dan lebih enak, mungkin posisi mulut lebihcocok dibandingkan waktu aku berdiri.
    Dengan cepat batang keperkasaanku menjadi keras lagi dan dia bilang, “rangga, sekarang Kamu kerjain Tante dari belakang ya..!”

    Dia kemudian membelakangiku, pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada. Sebelum kumasukkan batang kejantananku, kujilat dulu bibir vaginanya dan lubangpantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya dan sangat bersih.Cairan dari liang senggamanya mulai membasahi bibir kemaluannya,ditambah dengan ludahku. Di ujung kemaluanku terlihat cairan menetes dari lubang kepala kejantananku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya dan menekan ke dalam dengan pelan-pelan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari batang kejantananku dan vaginanya, dan cukup lama aku memompanya dengan posisiini.
    Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding di atas tempat tidur sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat keatas. Dari bawah, kemaluannya terlihat sangat merah dan basah.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Ayo masukin lagi sekarang, rangga..!” pintanya tak sabar.
    Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang kejantananku ke liang senggamanya. Dengan posisi ini, kumasuk-keluarkan batangkejantananku. Setiap kali aku mendorong batang penisku ke liangsenggamanya, badan tante membentur dinding.
    Sambil memelukku dan sambil berciuman, dia bilang, “rangga, Tante mo keluar nich..!”
    Kemudian kurasakan lubang senggamanya diperkecil dan memijat batang keperkasaanku dan bersamaan kami keluar dan orgasme. Aku masih bisajuga keluar, walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yang kali inisama enaknya.

    Kami terus rebahan di kasur sambil berpelukan. Kepala tante didadaku dan tangannya memainkan penisku yang masih basah oleh sperma dan cairan vaginanya. Dengan nakal tante menaruh jari-jarinya ke wajahku dan mengusap ke seluruh wajahku. Bau sperma dan vaginanya menempel diwajahku. Dia tertawa waktu aku pura-pura mau muntah. Untuk membalasnya, kuraba-raba vaginanya yang masih banyak sisa spermaku dan seluruh telapak tanganku basah oleh sperma dan cairan dia. Pelan-pelan kutaruhdi wajahnya, dan wajahnya kuolesi dengan cairan itu. Dia tidak mengeluhtapi justru jari-jariku dijilat satu persatu.

    Setelah jari dan tanganku bersih, dia mulai menjilati wajahku, semua bekas sperma dan cairannya dibersihkan dengan lidahnya.
    Selesai dengan kerjaannya, dia bilang, “rangga, sekarang giliran Kamu yaahh..!”
    Wow, tidak disangka aku harus menjilat spermaku sendiri. Karena tidak punya pilihan, aku mulai menjilati cairan di wajahnya, dimulai dari bibirnya sambil kukulum keras-keras. Nafas tante terasa naik lagi dan tangannya mulai memainkan batang kejantananku. Tidak disangka kalau aku bisa juga membersihkan wajahnya dan menjilat spermaku sendiri. Tanganku diarahkan ke liang senggamanya dan digosok-gosokkan keklit-nya. Kami saling memegang kira-kira 30 menit. Setelah itu kami berdua mandi untuk membersihkan badan. untuk kisah selanjutnya nanti akan saya ceritakan lagi pengalamanku bersama tanteku yang hypersex ini.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

     

  • Foto Ngentot Hot Maria Ozawa Yang Sedang Sange

    Foto Ngentot Hot Maria Ozawa Yang Sedang Sange


    2518 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Hari-Hari Terakhir Bersama Istri Kedua Ku

    Hari-Hari Terakhir Bersama Istri Kedua Ku


    1659 views

    Aku tersenyum puas, aku memang nggak egois, biar Rita dulu yang terkulai lemas menikmati klimaksnya, aku bisa menyusul kemudian dan Rita selalu melayaniku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

    Kubalikkan tubuhnya, kujilati dengan kulumat lendir-lendir di vaginanya, kujilat, kugigit sayang klitoris dan vaginanya, dia menggelinjang kegelian. Kutelan semua lendir Ritaku, sementara itu penisku masih berdiri tegak.

    “Cepat masukin penisnya sayang, Mamah mau bobo nich.., lemas, ngantuk”, kicaunya. Setelah kubersihkan vaginanya dengan handuk kecil, kumasukkan lagi penisku, aduh ternyata lubang vaginanya menyempit kering lagi, menambah nikmat terasa di penisku.
    “Mmaahh, eennaak.. Maahh, oogghh, sempit lagi Maahh..” sambil terus kutekan ke atas dan ke bawah penisku.

    Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut penisku yang terbenam penuh di vagina Rita, kemudian kaki kanan Rita kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Rita memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas.

    Dengan posisi demikian, kusodok terus penisku ke luar dan ke dalam lubang vaginanya yang merah basah. Rita mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya. “Oogghh, Maahh, oogghh.. nikmat sekali sayang”, lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan vagina Rita yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot.

    “Paahh.. Mamah enaak lagi, oogghh.. Paahh”, dia mulai melenguh lagi keenakan. Aku semakin bersemangat menusukkan penisku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik ke ujung penisku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Rita yang hangat membara.

    Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau bersenggama dengan doggy style, supaya penisku bisa kutusukkan ke vaginanya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah. Dalam posisi senggama menungging begitu, aku dan Rita merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dahsyat. Apalagi aku merasakan lubang vaginanya semakin sempit menjepit batang penisku dan sedotannya semakin menjadi-jadi.

    “Paahh.. teruuss genjoott.. Paahh..” Rita mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lubang vaginanya terlihat jelas melahap semua batang penisku. “Blleess, shhoott.. bleess.. sroott, sreett crreeckk..” gesekan penisku dan vaginanya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.

    “Maahh, oogghh.. adduuhh, Yaangg.. emghh, Papah enaakk, ooghh!” aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemas menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak. Sementara itu keringatku semakin bercucuran membasahi kasur meskipun AC cukup dingin di kamar hotel itu.

    “Paahh, oogghh, teruuss tusuuk Paahh..” Rita merintih-rintih ke asyikan, kelihatannya akan klimaks lagi. Rupanya Rita nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan.

    Rita memintaku untuk telentang lagi dan sementara dia berada jongkok di depanku, sehingga vaginanya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas di depan mataku. Aku memberi kode agar Rita mendekatkan vaginanya ke mukaku.

    Sesaat kemudian vaginanya sudah ditindihkan di mulutku dan kulumat habis cairan asin bercampur manis yang ada di selangkangan dan mulut vagina dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Rita melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah dan membenamkan vaginanya ke mukaku.

    “Paahh.., ooghh, Paahh.., nikmaatt, yaangg.. teruuss, aduuhh.., oogghh, eemmhh, gilaa.., emmhh”, mulai ramai lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat, menggigit-gigit kecil kemaluan dan klitorisnya, lidahku terus menggapai-gapai ke dalam kemaluannya dan sesekali menjilat lubang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Rita kalau sedang senggama itu tak bisa kulupakan sampai saat ini.

    Rita adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir memisahkan kami berdua? Rita kembali kuminta telentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan mendengar lenguhannya di depan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam vaginanya kalau aku ejakulasi sambil berada di atas tubuhnya yang mulus montok, terkadang sambil meremas buah dadanya yang putih padat.

    Kumasukkan lagi segera penisku yang sekeras besi dan berwarna coklat mengkilap itu kelubang vaginanya, “Blleess.” Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku di ujung penisku. Kugenjot penisku keluar masuk vaginanya sampai ke ujung batang penisku, sehingga rambut kemaluan kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Rita ke atas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulku dan penisku, Rita meringis dan melenguh keenakan.

    “Paahh.. teruuss Paahh.. oogghh, penis Papah eaakk.. oogghh, eemmhh.. emmhh.. aduuhh.” Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodoh sudah bayar mahal ini. Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang penisku dari vagina Rita yang semakin licin tapi tetap sempit seperti perawan.

    “Ooogghh.. Maahh.. oogghh.. Maahh.. ikut goyang dong Sayaang.., ooghh.. Papaahh maauu keluuaarr..” aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, nikmat dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ritaku sayang.

    Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelubang vagina Rita. “Paahh, aduuhh, bareng yuu.. Paahh.. Mamah mmoo keluaarr lagi”, Rita minta aku menindihnya dan menciumnya. Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya.

    “Ooogghh.. yuu.. baraeeng.. Paahh.. aiiaaogghh.. aduhh.. yuu Maahh.. Paahh..” badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi. Air maniku kusemprotkan dalam-dalam ke lubang vagina Rita, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puas sekali.

    Sesekali penisku kutusukan ke dalam vaginanya, Rita menggelinjang geli dan melenguh “Paahh.. udaahh.. Mamahh geli..” matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi vaginanya dengan jilatan lidah dan mulutku, ketimbang pakai handuk. Vaginanya tetap harum, manis dan wangi laksana melati.

    Sepulang dari Singapore, aku dan Rita masih selalu bertemu di beberapa motel di Jakarta dan sekitarnya. Aku seakan tidak rela melepas kekasihku untuk dikawinkan dengan lelaki lain. Tapi memang tidak ada jalan lain, sebab meskipun Rita telah menyatakan keikhlasannya untuk menjadi istri kedua ku, namun aku juga sangat cinta keluarga terutama anak-anakku yang masih butuh perhatian.

    Rita sangat maklum hal itu, namun dia juga tidak bisa menolak keinginan orangtuanya untuk segera menikah mengingat hal itu bagi seorang wanita adalah sesuatu yang harus mempunyai kepastian karena usianya yang semakin meningkat. Waktu itu Rita sudah berusia hampir 26 tahun dan untuk wanita seusia itu pantas untuk segera berumah tangga.

    Tanpa terasa hari pernikahan Rita sudah tinggal tersisa satu bulan lagi, bahkan undangan pesta pernikahan sudah mulai dicetak, dan dia memberitahukan aku bahwa resepsi pernikahannya akan diselenggarakan di Balai Kartini. Hatiku semakin merasa kesepian, dari hari ke hari aku semakin sentimentil dan sering marah-marah termasuk kepada Rita.

    Aku begitu tak rela dan rasanya merasa cemburu dan dikalahkan oleh seorang laki-laki lain calon suami Rita yang sebenarnya tidak dia cintai. Tapi itulah sebuah kenyataan pahit yang harus kutelan. Itulah adat ketimuran kita, adat leluhur dan moyang kita.

    Barangkali kalau aku dan Rita hidup di sebuah negara berkebudayaan barat, hal ini tidak bakalan terjadi, sebab Rita bisa menentukan pilihannya sendiri untuk hidup bahagia bersamaku di sebuah flat tanpa bisik-bisik tetangga dan handai-taulan di sekitar kita.

    Tanpa terasa pula aku sudah menjalin cinta dan berhubungan intim dengan Rita hampir empat tahun lamanya, seperti layaknya suami isteri tanpa seorang pun yang mengetahui dan hebatnya Rita tidak sampai mengandung karena kami menggunakan cara kalender yang ketat sehingga kami bersenggama jika Rita dalam keadaan tidak subur.

    Pada suatu sore, Rita meneleponku minta diantarkan untuk mengukur gaun pengantinnya di sebuah rumah mode langganannya di kawasan Slipi. Kebetulan aku sedang agak rindu pada dia. Kujemput dia di sebuah toko di Blok M selanjutnya kami meluncur ke arah Semanggi untuk menuju ke Slipi. Di mobil dia agak diam, tidak seperti biasanya.

    “Rit, kok tumben nggak bersuara”, kataku memecah hening.
    Dia menatap mukaku perlahan, tetap tanpa senyum. Air matanya terlihat samar di pelupuk matanya.
    “Mah, kenapa sayang? kok kelihatannya bersedih”, kataku sekali lagi.
    Dia tetap menunduk dan air matanya mulai meluncur menetes di tanganku yang sedang mengelus mukanya.
    “Bertambah dekat hari pernikahanku, aku bertambah sedih Pah”, ujarnya.

    “Mamah membayangkan malam pengantin yang sama sekali tidak Mamah harapkan terjadi dengan lelaki lain. Sayang sekali kamu sudah milik orang lain. Kenapa kita baru dipertemukan sekarang?” Rita berceloteh setengah bergumam. Aku merasa iba, sekaligus juga mengasihani diriku yang tidak mampu berbuat banyak untuk membahagiakannya.

    Kugenggam tangannya erat-erat seolah tak ingin terlepaskan. Tanpa terasa, mobilku sudah memasuki pekarangan rumah mode yang ditunjukan Rita. Hampir setengah jam aku menunggu di mobil sambil tiduran, mesin dan pendingin mobilku sengaja tak kumatikan.

    Laser disk dengan lagu “Love will lead you back” mengalun sayup menambah suasana sendu yang menyelimuti perasaanku. Aku dikejutkan Rita yang masuk mobil dan membanting pintunya. Setelah berada di jalan raya kutanya dia mau ke mana lagi dan dia menjawab terserahku.

    Kuarahkan mobilku kembali ke jembatan Semanggi dan belok kiri ke jalan Jenderal Sudirman dan masuk ke Hotel Sahid. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Rita menungguku di lobby hotel. Kemudian kami naik lift menuju kamar hotel di lantai dua.

    “Pah, Mamah serahkan segalanya untukmu, Mamah khawatir sebentar lagi Mamah dipingit, nggak boleh keluar sendirian lagi, maklum tradisi kuno kejawen masih ketat.” Tanpa malu-malu lagi karena kami memang sudah seperti suami isteri, dia membuka satu persatu pakaian yang melekat di badannya sehingga kemontokan tubuhnya yang tak bisa kulupakan terlihat jelas di hadapanku.

    Tanpa malu-malu pula dia mulai memelorotkan celana panjang sampai celana dalamku, sehingga batang penisku yang masih tiduran terbangun. Tanpa menungguku membuka baju dan kaus singlet, Rita sudah membenamkan batang penisku ke mulutnya dan melumatnya dalam-dalam. Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dan batang penisku mulai mengembang besar dan keras seperti besi.

    “Ogghh.. Maahh.., isep terus yaang ooghh, aduuhh.. gelli”, aku mulai melenguh nikmat dan Rita semakin cepat mengulum penisku dengan memaju-mundurkan mulutnya, penisku semakin terasa menegang dan aliran darah terasa panas di batang penisku dan Rita semakin semangat melumat habis batang penisku.

    “Ogghh, Paahh, enaakk asiin.. Paahh.” Wah, batang penisku makin terasa senut-senut dan tegang sekali rasanya cairan spermaku sudah berkumpul di ujung kepala penisku yang semakin merah mengkilat dikulum habis Rita. Aku minta Rita menghentikan hisapannya dulu, kalau tidak rasanya spermaku sudah mau muncrat di mulutnya.

    “Ooogghh, Maahh, sudah dulu doong, Papaahh moo.. keluaar!” Rita menuruti eranganku dan beranjak rebah dan telentang di tempat tidur. Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Aku ikut naik ke tempat tidur dan kutenggelamkan mukaku ke tengah selangkangannya yang mulus putih tiada cela tepat di depan kemaluannya yang merekah merah. Kujulurkan lidahku untuk kemudian dengan meliuk-liuk memainkan kelentitnya, turun ke bawah menjilat sekilas lubang pantatnya. Rita melenguh kegelian dan mulai menaik-turunkan pantatnya yang putih dan gempal.

    Kutarik ke atas lidahku dan kujilat langit-langit vaginanya yang mulai basah dan terasa manis dan asin. Kutegangkan lidahku agar terasa seperti penis, terus kutekan lebih dalam menyapu langit-langit vagina Rita. Rita semakin memundur-majukan pinggulnya sehingga lidahku menembus lubang vaginanya semakin dalam. Aku sebenarnya ingat bahwa hasil operasi selaput daranya tempo hari di Singapore bisa jebol lagi, tapi aku tak peduli kalau kenikmatan bersenggama dengan Rita telah memuncak ke ubun-ubunku.

    “Paahh.. ooghh.. woowww.. ooghh.. paahh, terus paahh.. enaakk.. paahh lidahnya kayaak kontooll..” Goyangan pinggul Rita semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis vagina dan klitorisnya sampai cairan Rita semakin banyak mengalir. Kuhisap dan kutelan habis cairan vagina Rita yang asin manis itu sehingga lubang vaginanya selalu bersih kemerahan.

    Rita terus menyodok-nyodokkan vaginanya ke mukaku sehingga lidahku terbenam semakin dalam di lubang vaginanya, sampai mulai terasa pegal rasanya lidahku terus kutegangkan seperti penis. “Paahh.. sudah naik sayaang, Mamah sudah nggak tahan, masukkan penisnya sayang.” Rita menarik tanganku ke atas supaya aku segera menaikkan badanku di atas badannya.

    Penisku memang sudah terasa panas dan tegang sekali. Rita tak sabar memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah karena lendir kemaluan bercampur ludahku. Maka “bleess”, “Ogghh.. Paahh.. tekan terus sayaang, Mamah udaahh rinduu.. oogghh emmgghh.. Paah.. terus goyaang sayaang.. ooghh..” Pantat Rita mulai bergerak naik turun dengan liar dan penisku sebentar masuk sebentar keluar dari lubang vaginanya yang menyedot-nyedot lagi.

    Kunaikkan kaki kanannya dan dengan posisi setengah miring dan posisiku setengan duduk aku sodok vagina Rita dari belakang. Aku semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Rita yang putih. Penisku semakin ganas dan tegang menyodok mantap vaginanya dari belakang.

    Rita membalikkan tubuhnya sehingga menungging membelakangiku dan penisku tak kucabut dari vaginanya. “Paahh.. teruuss doong, Mamaah nikmaa.. ogghh.. teruuss.. sodook sayaang.. ogghh.. Paahh.. aaogghh.. uugghh..” Pantatnya semakin menggila mundur maju dan aku pun semakin menggila menyodokkan penisku sampai rasanya mau patah.

    Memang setiap senggama sama Rita rasanya habis-habisan. Kutumpahkan semua kemampuan dan keperkasaanku untuk membahagiakan Ritaku. Dia pun demikian, tidak ada yang tersisakan kalau kami bersenggama. Harus habis-habisan supaya puas. Keringat kami membanjiri sprei hotel seperti habis mandi.

    “Mmaahh.. ooghh, teruuss goyaang.. oogghh.. Maahh.. Papaahh moo keluaarr.. gila Maahh.. vaginanyaa.. ooghh.. nikmaat.. sekalii..” Aku mulai ribut dan Rita melenguh semakin panjang. Mungkin tamu kamar sebelah mendengar lengkingan dan lenguhan kami.

    Masa bodoh! “Pahh.. emmghh.. oogghh.. Paapaahh.. adduuhh.. Paahh.. adduuhh.. Mamaahh.. mmoo kelluuaarr.. emmgg.. adduhh.. Paahh aduuhh.. Paahh.. adduuhh”, Kugenjot terus penisku keluar masuk, vagina Rita yang semakin banjir dengan cairan vaginanya, terus kugenjot penisku sampai pegel aku tak peduli. Keringat kami terus membanjiri sprei.

    Kuminta Rita telentang kembali karena dengkulku mulai lemas. Dia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya. Oh, cantiknya bidadariku, rasanya ingin kukeluarkan seluruh isi penisku untuknya. Rita baru sadar bahwa hasil operasi selaput daranya mungkin jebol lagi. Rita bilang masa bodoh, yang penting semuanya telah diberikan buat Papah.

    Biar saja suaminya curiga atau marah atau bahkan kalau mau cerai sekalipun kalau tahu dia nggak perawan lagi. Kali ini kami nggak menunggu waktu ketika Rita sedang tidak subur, karena Rita ingin mengandung anakku dan orang tidak akan curiga karena Rita akan punya suami. Memang kasihan nasib suami Rita nanti, tapi bukan salah kami karena dia merebut cinta kami, ya kan?

    “Cepat pah masukan lagi ach.. jangan mikirin orang lain!” Tuh kan betapa dia nggak ambil peduli tentang hari pernikahannya dan calon suaminya, sebab bagi dia akulah suami sesungguhnya dalam hati sanubarinya. Bleess.., “Ooogghh.. Paahh, enaak.. Paahh.. aaoogghh.. uuhhgg.. uughh.. genjot terus Paah”, Aku tekan penisku sekuat-kuatnya sampai tembus semuanya ke lubang paling dalam vaginanya sampai terasa mentok.

    “Ooogghh.. mmaahh.. nikmaatt.. istrikuu.. sayaangg.. oogghh.. aagghh.. eemmgghh..” aku setengah berdiri lagi dengan tumpuan ke dua dengkulku dan kurenggangkan kedua kaki Rita, kusodokkan terus penisku keluar masuk vaginanya, bleess.. sreett.. blleess.. sreet.., vaginanya menimbulkan suara yang semakin memancing gairah kami berdua. Rita memejamkan dan mengigit-gigit bibirnya dan mencakar-cakar punggung dan tanganku ketika mulai meregang.

    “Ooogghh.. Paappaahh.. emmgg.. oogghh.. aduuhh.. Mamaah moo keeluuarr.. ooghh.. Paahh.. teruuss.. saayyaang, keluuaarriinn barreenng oogghh”,
    “Hayyoo.. Maahh.. oogghh.. hayoo.. baarr.. ooghh.. reenng.. Maahh.. ooghh”, teriakanku tak kalah serunya.

    Kami menggelepar, meregang, mengejang bersama-sama, serasa nafasku mau copot dan Rita melenguh panjang sambil merasakan cairan air maniku tertumpah ruah di lubang kemaluannya, terasa nikmat dan hangat katanya.

    Biasanya sehabis merasakan klimaks yang sangat dahsyat Rita selalu memukul dan mencubit sayang badanku, terus kelelahan mau tidur sehingga terbaring lunglai dengan keringat bercucuran. Aku selalu memeluk dan menciumi keningnya, hidungnya, mulutnya, rambutnya sampai ke pantatnya, biasanya dia menggelinjang dan marah-marah karena geli.

  • Cerita Memek Akibat Ketahuan Nonton Bokep

    Cerita Memek Akibat Ketahuan Nonton Bokep


    2014 views

    Cerita Memek – Intan nаmа раnggilannуа. Intan dаlаh Tеmаn kаmрuѕku уg bеrаѕаl dаri Bandung, tubuhnуа Tangѕing dаn tinggi ѕеkitаr 167сm dаn kutаkѕir Brа-nуа bеrukurаn 34 B. Tеtарi Aku tidаk tеrlаlu аkrаb dеngаn Intan, kаrеnа ѕеjаk аwаl kаmi tidаk реrnаh ѕеkеlаѕ. Tеtарi diа аktif di kegiatan kаmрuѕ mаkа kаmi сukuр ѕеring ngоbrоl.

     

    Kеbеtulan Budi аkhir ѕеmеѕtеr kаmрuѕ kаmi mеngаdаkаn lоmbа dаn Dоѕеn mеmintаku dаn Intan untuk mеnjаdi реnguruѕ. Kаrеnа bаtаѕ wаktu реngumрBudi dаtа реѕеrtа ѕudаh mulаi dеkаt, ѕеdаngkаn kаmi bеlum рunуа dаtа-dаtа mеrеkа. Mаkа аku ѕераkаt dеngаn Intan untuk bеrdiѕkuѕi ѕеwаktu рBudig kuliаh.

    Enаknуа kеtеmu di mаnа dоng… ? tаnуаku kераdа Intan di kаntin
    Terѕеrаh kаmu аjа lаh”jаwаbku

    Gini аjа dеh, Di kоѕtаnmu jugа gрр, ѕоаlnуа kаlаu di kоѕtаnku kаmu сumа bоlеh mаѕuk ѕаmраi tеrаѕ”ѕаmbung Intan dаn Akhirnуа аku mеmbеrikаn аlаmаt kоѕtаnku kераdаnуа.

    Sоrе hаrinуа BBM mаѕuk dаri Intan,”аku ѕudаh ѕаmраi di lоkаѕi, kоѕtаnmu уаng dеkаt mаnаnуа..?” BBMnуа
    Mеndараt реѕаn bbm ѕереrti itu, аku Tangѕung mеmbаlаѕnуа dаn ѕеgеrа turun.
    Kеtikа bertеmu аku mеngаjаknуа mаѕuk kе dаlаm kоѕtаnku. Intan mеmаndаngi ѕеkеliling kаmаr tеrѕеbut” Kоk ѕерi? раdа kеmаnа уа…? Tаnуаnуа.
    Yаng рunуа kоѕtаn bеlum раdа рBudig dаri kаmрung Tan” uсарku mеmbuаt diа jаngаn раniс kаrеnа bеrаdа ѕеndiriаn.

    Aраlаgi ѕоrе itu Intan mеmаkаi kаоѕ ѕuреr kеtаt уаng biѕа dibiTang bеntuk tоkеdnуа рun kеlihаtаn bulаtnуа. Kеlihаtаn lеbih саntik hаri ini. Mеngunсi рikirаn kоtоrku, Kаmiрun mulаi fоkuѕ mеngеrjаkаn tugаѕ, аku mеnсоbа mеngumрulkаn dаtа-dаtа tеrѕеbut.

    kеmudiаn Intan mеngеtiknуа di kоmрutеr, Bаru аjа bеbеrара mеnit kаmi mеmulаi tugаѕ. Aku mеndеngаr аdа оrаng уg mеmаnggil-mаnggil ibu kоѕt di bаwаh. “bеntаr уа Tan, аku liаt оrаng di bаwаh dulu” kаtаku ѕаmbil kеluаr kаmаr.

    Intanрun mеngаngguk ѕаmbil tеruѕ mеngеtik. Tеrnуаtа dibаwаh аdа ibu RT mеmintа biоdаtа реnghuni kоѕtаn, kаrеnа ibu kоѕtku tidаk аdа jаdi аku уаng mеwаkilinуа, Sеtеlаh ѕеlеѕаi mеngiѕi fоrmulir ibu RT рun реrgi.

    аku kembali lаgi kе kаmаr tаnра bеrрikir mасаm-mасаm dаn ѕеngаjа melangkah реrlаhаn-lаhаn mеndеkаti рintu kаmаrku уаng bеrniаt mеngаnggеtkаnnуа. Nаmun, аku lihаt di dаlаm kаmаrku Intan ѕеdаng mеmutаr film bоkер уаng аku kоlеkѕi. Ntаh itu diа ngаk ѕеngаjа mutеr аtаu еmаng bеnеrаn реngеn nоntоn.

    Sоntаk аjа аku kаgеtkаn dirinуа dаri bеlаkаng…
    Hаууоооо… lаgi ngараin kаmu…” аku mеngаgеtkаnnуа.
    Wwааааааааааа………….” tеriаk Intan mеnjеrit
    Ngараin hауоо, bukа film kауаk gitu” tаnуаku

    Idiiiihh ngаk ѕеngаjа kоk, lаgiаn buаt fоldеr уаng аnеh-аnеh. mаѕа kаtа dераnnуа “Jаngаn dibukа” bеgitu di bukа lаgi аdа fоldеr lаgi “Cоbа klik ѕеkаli lаgi”, lаlu “Pеngеn tаu уаа..?” tеruѕ аjа kауаk gitu mаkаnуа аku bukа. Eееhhh tеrnуаtа film bеginiаn” uсарnуа mеnjеlаѕkаn kераdаku

    Hаhаhаhа… Aku рun tеrtаwа tеrbаhаk-bаhаk mеndеngаr itu
    Tаmраk Intan mukаnуа mеmеrаh mеnjаdi mаlu kеtikа аku mеmеrgоkinуа.

    Tantаrаn diа mаlu kераdаku, diа mеngаkhiri tugаѕ ѕоrе itu dеngаn раmit рBudig. “аku mаu рBudig аjа dеh” kаtаnуа dеngаn ѕingkаt. Agen Judi Bola

    Kеmudiаn аku mеnсеkаl dеngаn mеnаrik tаngаnnуа. Mungkin kаrеnа mаlu diа аku реrgоki mаkаnуа jаdi еmоѕi” рikirku dеwаѕа KеmBandung аku tаrik lаgi tаngаnnуа dеngаn lеmbut, tеtар ѕаjа di tаngkiѕ dеngаnnуа. Wаlаuрun diа mеnаngkiѕ tеtар ѕаjа tеnаgаku lеbih kuаt dаri раdаnуа.

    Bеgitu аku tаrik, роѕiѕi kаmi Tangѕung bеrhаdараn ѕаling tаtар. Sаdаr tidаk mungkin mеlераѕkаn diri dаri реgаngаnku, kаrеnа kаlаh tеnаgа. Akhirnуа diа mеmbuаng mukа. ѕеhinggа аku hаnуа biѕа bеrbiѕik

    “mааf kаlаu аku buаt kаmu mаlu Tan
    Lаgiаn kitа udаh ѕаmа-ѕаmа dеwаѕа gрр kоk, kitа tеrbukа.”uсарku
    diа mаѕih tаk mаu mеnаtар wаjаhku. еntаh kеnара kаtа-kаtа уg kеluаr bеrikutnуа dаri mulutku уаitu “аtаu kаmu mаu аku bаntu?”

    Mеndеngаr реrkаtааn itu.”diа mеmаndаngku dеngаn tаtараn mаrаh, kembali iа bеruѕаhа mеlераѕkаn реgаngаnku ѕаmbil bеrtеriаk” Kаmu аnggар аku сеwеk арааn…?

    Sаdаr dеngаn kеѕаlаhаnku, аku mеnсоbа mеnаriknуа lеbih kuаt dаn mеnуаndаrkаn tubuhnуа di dаdаku” Mааf… mааf… аku ngаk mаkѕud mеrеndаhkаn kаmu.”kаtаku ѕаmbil mеmbеlаi rаmbutnуа.

    Tеrnуаtа hаl ini ѕеdikit mеluluhkаnnуа, tаngаnnуа уаng tаdi bеrоntаk kini hаnуа diаm аjа. bаhkаn diа mаlаh mеmеluk tubuhku dаn аku mеmbаlаѕ реlukаn dеngаn еrаt. Aku mеngаjаknуа kembali duduk di kаѕurku, ѕаmbil mеlirik kе аrаh kоmрutеr уаng mаѕih mеnауаngkаn film bоkер tеrѕеbut.

    Mаѕih dаlаm роѕiѕi duduk dаn dаlаm реlukаnku, аku tеruѕ ѕаjа mеmbеlаi rаmbutnуа. Tаk lаmа kеmudiаn, diа mеmBandungkаn bаdаn dаn mеnаtар wаjаhku dеngаn ѕеriuѕ…

    Kаmu уаkin ѕаmа аku…? tаnуаnуа
    Hmmmm… Yаkin ара…? tаnуаku kembali
    Tangѕung diа mеnсiumi bibirku dеngаn dаhѕуаt.
    Tаnра рikir раnjаngрun аku mеlаdеni сiumаn dаrinуа itu.
    Sаmbil rеmеѕin ѕuѕu аku dоng..” рintаnуа
    Aku mеngаngguk dаn Tangѕung mеlаkukаn уg iа рintа.
    Gа kurаng аkаl, аku mulаi mеrауunуа” ngаk bеrаѕа kаli Tan…”BH nуа bukа jugа dоng” bаlаѕku
    Diа mеngiуаkаn dаn ѕеgеrа mеmbukа tаli BH nуа.

    Bеgitu BH nуа tеrbukа, ѕuеr рuting ѕuѕunуа mаѕih bеrwаrnа Pink, kеlihаtаn аnggunnуа рuting ѕuѕu tеrѕеbut dаn аku уаkin jаrаng ѕеkаli lеlаki уаng bеrhаѕil mеnghiѕар рuting itu. Sеtеlаh tоkеtnуа tеrbukа, tаnра mеnunggu реrѕеtujuаn аku Tangѕung mеnghiѕар dеngаn ѕеmаngаt.

    kuhiѕар dаn kаdаng kugigit реTan-реTan ѕuрауа diа mеnikmаti реrmаinаnku.
    Aаааhhhh… Aааhhhh… Tеrdеngаr ѕuаrа rintihаnnуа.
    Kаrеnа kоntоlku ѕudаh ѕаngаt tеgаng, аku mulаi mеmреrkеnаlkаn kераdаnуа.
    Tan, kаmu mаu ngаk ini…? tаnуаku
    Mаu dоng hеhеhе…” jаwаbnуа
    Tangѕung ѕаjа аku аrаhkаn kе lubаng mеmеknуа уаng tаnра реlumаѕ dаri ѕероngаnnуа itu.
    Bеgitu kоntоlku mаѕuk, “Hmmmm….Sѕѕѕhhhhhh….Arggghhhhh” tеrdеngаr ѕuаrаnуа.
    Aku tеruѕ ѕаjа bеrgеrаk mеnуоdоk mеkinуа, mаkin lаmа mаkin ѕеru рulа ѕuаrаnуа.
    Ahhhhhh… Aааааhhhhh… “tеrdеngаr kеmBandung ѕuаrаnуа mеnjеrit, untungnуа di kоѕtаn itu tidаk аdа оrаng ѕеhinggа аku tidаk mеngkhаwаtirkаn jеritаnnуа itu.

    Akhirnуа реniѕku уаng bеѕаr аmblаѕjugа di tеTan mеmеknуа. Sungguh ѕuреr ѕеkаli mеmеknуа tеrаѕа ѕеmрit dаn mеnсеngkrаm.

    Aku mеmintа Intan untuk mеmbаntu gоуаngаnnku аgаr kаmi сераt-сераt оrgаѕmе, kаrеnа khаwаtir di kоѕtаn biѕа di реrgоki оrаng lаin bеrlаmа-lаmааn.

    Tan… Bаntu gоуаngin уа, biаr tаmbаh еnаk” uсарku

    Untungnуа Intan mеngеrti dаn diа dеngаn ѕinggар mеnggоуаngkаn раntаtnуа уаng dаri tаdi kаmi ѕudаh bеrроѕiѕi dоggу ѕуlе.

    Uuuuuh… Uuuuuhhh… Uuuhhh… “dеѕаhku mеrintih kееnаkаn
    Sаmbil mеnаhаn munсrаtаn ѕреrmа, аku mеngаjаk diа ngоbrоl.
    Tan, роѕiѕi kауаk gini еnаk gаk…?

    Enаk bаngеt Bеb, kаrеnа kаu tinggаl mаju mundur аjа dаn kеrаѕа jugа dаri bibir mеmеkku уаng mеnjаdi раnаѕ bеrkаt gеѕеkаn реniѕmu.” uсарnуа

    Aku dеngаn ѕеgеrа kеmBandung mеlаkukаn kосоkаn dеngаn сераt, hinggа di аkhir gоуаngаn аku mеnсаbut реniѕku dаn mеmunсrаtkаn di ѕеkitаr раntаtnуа уаng ѕеdаng nungging.

    Crоооооtttt… Crоt..” аir mаniku mеngаlir раnjаng
    Sungguh luаr biаѕа mеkinуа Intan, mаѕih ѕеmрit dаn mеnсеngkrаm.
    Mаu tiѕѕu ngаk Tan…?”tаnуаku
    Mаu dоng bеb, untuk аku аmbilin duа уа tiѕѕunуа” uсарnуа

    Sеtеlаh kаmi bеrеѕ-bеrеѕ mеmbеrѕihkаn аirmаni уаng munсrаt ѕаnа-ѕini. аku mеngаjаknуа kеmBandung bеrbinсаng ѕоаl tugаѕ.

    Gimаnа Tan… Tugаѕnуа mаu kitа lanjutin…? tаnуаku

    Hhhmmm… jаngаn ѕеkаrаng dеh bеb, tаnggung kitа аbiѕ giniаn. kараn-kараn аjа dеh уа аtаu ngаk bеѕоkрun bоlеh” jаwаbnуа ѕаmbil tеrѕеnуum

    Akhirnуа kаmi аkhiri tugаѕ itu уаng bukаn tugаѕ kuliаh. tеtарi tugаѕ hаѕrаt уаng tеrреnuhi.

  • Cerita Seks Pengalaman Kumpulan Tante Menyewa Gigolo

    Cerita Seks Pengalaman Kumpulan Tante Menyewa Gigolo


    2062 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Pengalaman Kumpulan Tante Menyewa Gigolo ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Ini adalah pengalaman Terlucu dan Menegangkan pertama ku mungkin kalau di bikin judul cerita bisa ya di bikin cerita Pengalaman Kumpulan Tante Menyewa Gigolo.

    Setelah sekian lama aku menunggu kabar dari Fahri kemudian aku mendapatkan nomor telepon seorang Gigolo tak lama langsung aku minta untuk datang di tempat kami dikirimkanlah 3 orang pria yang memang sudah pengalaman di bidangnya, setelah janjian kami chek in hotel Sahid selang beberapa waktu datanglah cowok 3 yang macho abis.

    Kira kira umurnya 25-27 tahun ketiganya terlihat ateletis dan menggoda sungguh tampan tampan wajahnya gigolo tersebut, aku pilih diantara ketiga cowok tersebut dan terpilih 2 karena satunya tingginya kurang maksimal, jujur saja pertama aku agak sedikit nerves karena baru pertama ini aku ingin bercinta dengan cowo gigolo.

    Setelah berpikir sejenak akhirnya aku menyuruh mereka bertiga untuk telanjang di hadapan kami, sesaat mereka ragu, tapi akhirnya mau juga setelah kupancing dengan membuka baju atasku hingga terlihat bra merahku.

    Dari pandangan matanya aku tahu bahwa mereka tertarik denganku, bahkan tanpa dibayar pun aku yakin mereka mau melakukannya. Kupikir hanya orang gila saja yang tidak tertarik dengan postur tubuhku yang putih seperti Cina, tinggi semampai, sexy, dan wajah cantik, paling tidak itulah yang sering dikatakan laki-laki.

    “Oke, yang tidak terpilih, kalian boleh memegang buah dadaku ini sebelum pergi asal mau telanjang di depanku sekarang.” kataku menggoda, dengan demikian aku dapat melihat kejantanan mereka saat tegang, itulah yang menjadi pertimbanganku.

    Serempak mereka melepas pakaiannya secara bersamaan, telanjang di depanku. Hasilnya cukup mengejutkanku, ternyata disamping memiliki tubuh yang atletis, ternyata mereka mempunyai alat kejantanan yang mengagumkan, aku dibuat takjub karenanya.

    Rata-rata panjang kejantanan mereka hampir sama, tapi besar diameter dan bentuk kejantanan itu yang berbeda, kalau tidak ‘malu’ dengan Fahri mungkin kupilih keduanya langsung. Pandanganku tertuju pada yang di ujung, alat kejantanannya yang besar, aku membayangkan mungkin mulutku tidak akan cukup untuk mengulumnya, hingga akhirnya kuputuskan untuk memilih dia.

    Namanya Hasim, mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi swasta di Jakarta.

    “Kamu tinggal di sini, lainnya mungkin lain kali.” kataku mengakhiri masa pemilihan. Setelah pilihan diambil, maka dua lainnya segera berpakaian dan menghampiri aku yang masih tidak berbaju.

    Mula-mula si pendek mendekatiku dan memelukku, tingginya hanya setelingaku. Diciumnya leherku dan tangannya meremas lembut buah dadaku, lalu wajahnya dibenamkan ke dadaku, diusap-usap sejenak sambil tetap meremas-remas menikmati kenyalnya buah dadaku, lalu dia pergi.

    Berikutnya langsung meremas-remas buah dadaku, jari tangannya menyelinap di balik bra, mempermainkan sejenak sambil mencium pipiku.

    “Mbak mempunyai buah dada dan puting yang bagus.” bisiknya, kemudian dia pergi, hingga tinggal kami bertiga di kamar, aku, Hasim dan Fahri yang dari tadi hanya memperhatikan, tidak ada komentar dari dia kalau setuju atas pilihanku

    “Rio, temenin aku mandi ya, biar segar..!” kataku, sebenarnya agak ragu juga bagaimana untuk memulainya.

    “Ayo Tante, entar Hasim mandiin.” jawabnya.

    “Emang aku udah Tante-Tante..?” jawabku ketus,

    “Panggil aku Lily.” lanjutku sambil menuju kamar mandi, meninggalkan Fahri sendirian. Sesampai di kamar mandi, Hasim langsung mencium tengkukku, membuatku merinding.

    Dipeluknya aku dari belakang sambil ciumannya berlanjut ke belakang telingaku hingga leher. Kedua tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang masih terbungkus bra merahku.

    “Rio, kamu nakal..!” desahku sambil tanganku meraba ke belakang mencari pegangan di antara kedua kaki Hasim yang masih telanjang.

    “Abis Mbak menggoda terus sih,” bisiknya disela-sela ciumannya di telinga. Tangannya diturunkan ke celana jeans-ku, tanpa menghentikan ciumannya, dia membuka celana jeans-ku, hingga sekarang aku tingal bikini merahku.

    Ciumannya sudah sampai di pundak, dengan gigitan lembut diturunkan tali bra-ku hingga turun ke lengan, begitu pula yang satunya, sepertinya dia sudah terlatih untuk menelanjangi wanita dengan erotis dan perlahan, semakin perlahan semakin menggoda.

    Perlahan tapi pasti aku dibuatnya makin terbakar birahi. Hasim mendudukkan tubuhku di meja toilet kamar mandi, dia berlutut di depanku, dicium dan dijilatinya betis hingga paha.

    Perlahan dia menarik turun celana dalam merah hingga terlepas dari tempatnya, jilatan Hasim sungguh lain dari yang pernah kualami, begitu sensual, entah pakai metode apa hingga aku dibuat kelojotan.

    Kepalanya sudah membenam di antara kedua pahaku, tapi aku belum merasakan sentuhan pada daerah kewanitaanku, hanya kurasakan jilatan di sekitar selangkangan dan daerah anus, aku dibuat semakin kelojotan.

    Sepintas kulihat Fahri berdiri di pintu kamar mandi melihat bagaimana Hasim menservisku, tapi tidak kuperhatikan lebih lanjut karena jilatan Hasim semakin ganas di daerah kewanitaanku, hingga kurasakan jilatan di bibir memek ku

    Lidahnya terasa menari-nari di pintu kenikmatan itu, kupegang kepalanya dan kubenamkan lebih dalam ke memek ku, entah dia dapat bernapas atau tidak aku tidak perduli, aku ingin mendapat kenikmatan yang lebih.

    Jilatan lidah Hasim sudah mencapai vaginaku, permainan lidahnya memang tiada duanya, saat ini the best dibandingkan lainnya, bahkan dibandingkan dengan suamiku yang selalu kubanggakan permainan sex-nya.

    Hasim berdiri di hadapanku, kejantanannya yang besar dan tegang hanya berjarak beberapa centimeter dari vaginaku. Sebenarnya aku sudah siap, tapi lagi-lagi dia tidak mau melakukan secara langsung, kembali dia mencium mulutku dan untuk kesekian kalinya kurasakan permainan lidahnya di mulutku terasa meledakkan birahiku, sementara jari tangannya sudah bermain di liang kenikmatanku menggantikan tugas lidahnya.

    Aku tidak mau melepaskan ciumannya, benar-benar kunikmati saat itu, seperti anak SMU yang baru pertama kali berciuman, tapi kali ini jauh lebih menggairahkan. Ciuman Hasim berpindah ke leherku, terus turun menyusuri dada hingga belahan dadaku.

    Dengan sekali sentil di kaitan belakang, terlepaslah bra merah dari tubuhku, membuatku telanjang di depannya. Aku siap menerima permainan lidah Hasim di buah dadaku, terutama kunantikan permainan di putingku yang sudah mengencang.

    Dan aku tidak perlu menunggu terlalu lama untuk itu, kembali kurasakan permainan lidah Hasim di putingku, dan kembali pula kurasakan sensasi-sensasi baru dari permainan lidah. Aku benar-benar dibuat terbakar, napasku sudah tidak karuan, kombinasi antara permainan lidah di puting dan permainan jari di vaginaku terlalu berlebihan bagiku, aku tidak dapat menahan lebih lama lagi, ingin meledak rasanya.

    “Rio, pleassee, sekarang ya..!” pintaku sambil mendorong tubuh atletisnya.

    “Pake kondom Mbak..?” tanyanya sambil mengusap-usapkan kepala kejantanannya di bibir vaginaku yang sudah basah, sah, sah, sah.

    Aku tidak tahu harus menjawab apa, biasanya aku tidak pernah pakai kondom, tapi karena kali ini aku bercinta dengan seorang gigolo, aku harus berhati-hati, meskipun dengan lainnya belum tentu lebih baik.

    Kalau seandainya dia langsung memasukkan kejantannya ke vaginaku, aku tidak akan keberatan, tapi dengan pertanyaan ini aku jadi bingung.

    Kulihat ke arah Fahri yang dari tadi memperhatikan, tapi tidak kudapat jawaban dari dia. Tidak ada waktu lagi, pikirku. Maka tanpa menjawab, kutarik tubuhnya dan dia mengerti isyaratku. Perlahan didorongnya kejantanannya yang sebesar pisang Ambon itu masuk ke liang kenikmatanku, vaginaku terasa melar.

    Makin dalam batang kejantanannya masuk kurasakan seolah makin membesar, vaginaku terasa penuh ketika Hasim melesakkan seluruhnya ke dalam.

    “Aagh.. yess.. ennak Sayang..!” bisikku sambil memandang ke wajah Hasim yang ganteng dan macho, expresinya dingin, tapi aku tahu dia begitu menikmatinya.

    “Pelan ya Sayang..!” pintaku sambil mencengkeramkan otot vaginaku pada kejantanannya. Kulihat wajaah Hasim menegang, tangan kanannya meremas buah dadaku sedang tangan kirinya meremas pantatku sambil menahan gerakan tubuhku.

    Kurasakan kejantanan Hasim pelan-pelan ditarik keluar, dan dimasukkan lagi saat setengah batangnya keluar, begitu seterusnya, makin lama makin cepat.

    “Oohh.. yaa.., truss..! Yes.., I love it..!” desahku, menerima kocokan kejantanan Hasim di vaginaku.

    Hasim dengan irama yang teratur memompa vaginaku, sambil mempermainkan lidahnya di leher dan bibirku. Aku tak bisa lagi mengontrol gerakanku, desahanku semakin berisik terdengar. Hasim mengangkat kaki kananku dan ditumpangkan di pundaknya, kurasakan penetrasinya semakin dalam di vaginaku, menyentuh relung vagina yang paling dalam.

    Kocokan Hasim semakin cepat dan keras, diselingi goyangan pantat menambah sensasi yang kurasakan.

    “Sshhit.., fuck me like a dog..!” desahanku sudah ngaco, keringat sudah membasahi tubuhku, begitu juga dengan Hasim, menambah pesona sexy pada tubuhnya.

    Aku hampir mencapai puncak kenikmatan ketika Hasim menghentikan kocokannya, dan memintaku untuk berdiri, tentu saja aku sedikit kecewa, tapi aku percaya kalau dia akan memberikan yang terbaik.

    “Mau dilanjutin di sini atau pindah ke ranjang..?” tanyanya terus menjilati putingku.

    Tanpa menjawab aku langsung membelakanginya dan kubungkukkan badanku, rupanya dia sudah tahu mauku, langsung mengarahkan kejantanannya ke vaginaku. Kuangkat kaki kananku dan dia menahan dengan tangannya, sehingga kejantanannya dapat masuk dengan mudah.

    Dengan sedikit bimbingan, melesaklah batang kejantanan itu ke vaginaku, dan Hasim langsung menyodok dengan keras, terasa sampai menyentuh dinding dalam batas terakhir vaginaku, terdongak aku dibuatnya karena kaget.

    “Aauugghh.., yes.., teruss.., yaa..!” teriakku larut dalam kenikmatan. Sodokan demi sodokan kunikmati, Hasim menurunkan kakiku, dan kurentangkan lebar sambil tanganku tertumpu pada meja toilet, tangan Hasim memegang pinggulku dan menariknya saat dia menyodok ke arahku, begitu seterusnya.

    Rasanya sudah tidak tahan lagi, ketika tangan Hasim meremas buah dadaku dan mempermainkan putingku dengan jari tangannya, sensasinya terlalu berlebihan, apalagi keberadaan Fahri yang dengan setia menyaksikan pertunjukan kami sambil memegang kejantanannya sendiri.

    “ a.. ak.. aku.. sud.. sudah.. nggak ta.. ta.. han..!” desahku, ternyata Hasim langsung menghentikan gerakannya.

    “Jangan dulu Sayang, kamu belum merasakan yang lebih hebat.” katanya, tapi terlambat, aku sudah mencapai puncak kenikmatan terlebih dahulu.

    “Aaughh.., yess.., yess..!” teriakku mengiringi orgasme yang kualami, denyutan di vaginaku terasa terganjal begitu besar.

    Hasim hanya mendesah sesaat sambil tangannya tetap meremas buah dadaku yang ikut menegang

    “Ayo Hasim, keluarin sekarang, jangan goda aku lagi..!” pintaku memelas karena lemas.

    Hasim mengambil handuk dan ditaruhnya di lantai, lalu dia memintaku berlutut, rupanya Hasim menginginkan doggie style, kuturuti permintaannya. Sekarang posisiku merangkak di lantai dengan lututku beralaskan tumpukan handuk, menghadap ke pintu ke arah Fahri.

    Hasim mendatangiku dari belakang, mengatur posisinya untuk memudahkan penetrasi ke vaginaku. Setelah menyapukan kejantanannya yang masih menegang, dengan sekali dorong masuklah semua kejantanan itu ke vaginaku.

    Meskipun sudah berulang kali terkocok oleh kejantanannya, tidak urung terkaget juga aku dibuatnya. Hasim langsung memacu kocokannya dengan cepat seperti piston mobil dengan silindernya pada putaran di atas 3000 rpm, kenikmatan langsung menyelimuti tubuhku.

    Hasim menarik rambutku ke belakang sehingga aku terdongak tepat mengarah ke Fahri. Berpegangan pada rambutku Hasim mempermainkan kocokannya, sesekali pantatnya digoyang ke kiri dan ke kanan, atau turun naik, sehingga memek ku seperti diaduk-aduk kejantanannya. Agen Judi Hoki Banget

    Dia sungguh pandai menyenangkan hati wanita karena permainannya yang penuh variasi dan diluar dugaan. Tiba-tiba kudengar teriakan dari Fahri, tepat ketika aku mendongak ke arah dia, menyemprotlah sperma dia dari tempatnya dan tepat mengenai wajah dan rambutku.

    Ternyata sambil menikmati permainan kami, dia mengocok sendiri kejantanannya alias self service. Hasim mengangkat badannya tanpa melepas kejantanannya dariku, kini posisi dia menungging, sehingga kejantanannya makin menancap di vaginaku tanpa menurunkan tempo permainannya.

    Aku sudah tidak tahan diperlakukan demikian, dan untuk kedua kalinya aku mengalami orgasme hebat dalam waktu yang relatif singkat, sementara Hasim masih tetap tegar menantang.

    “Masih kuat untuk melanjutkan Mbak..?” tantang dia.

    Kalau seandainya dia tidak bertanya seperti itu aku pasti minta waktu istirahat dulu, tapi dengan pertanyaan itu, aku merasa tertantang untuk adu kuat, dan tantangan itu tidak dapat kutolak begitu saja.

    Sebagai jawaban, kukeluarkan kejantanannya dari tubuhku, kuminta dia rebah di lantai kamar mandi beralas handuk, aku juga ingin ngerjain dia, pikirku. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, begitu dia telentang, kukangkangkan kakiku di wajahnya hingga dia dapat merasakan cairan orgasme yang meleleh dari vaginaku.

    Rasain, pikirku. Tapi aku salah, ternyata dia malah dengan senang hati menghisap vaginaku hingga terasa kering dan kembali mempermainkan lidah mautnya di vaginaku. Agak kesulitan juga aku ber-hula hop karena terasa kejantanannya yang besar mengganjal di dalam dan mengganggu gerakanku.

    Semakin kupaksakan semakin nikmat rasanya dan semakin cepat gerakan bergoyangku kenikmatan itu semakin bertambah, maka hula hop-ku semakin cepat dan tambah tidak beraturan. Kuamati wajah Hasim yang ganteng bersimbah peluh dan terlihat menegang dalam kenikmatan, tangannya meremas-remas buah dadaku dengan liarnya sambil mempermainkan putingku.

    Hampir saja aku orgasme lagi kalau tidak segera kuhentikan gerakanku, tapi ternyata Hasim tidak mau berhenti. Ketika aku menghentikan gerakanku, ternyata justru dia menggoyang tubuhku sambil menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga vaginaku tetap terkocok dari bawah, dan kembali orgasmeku tidak terbendung lagi untuk kesekian kalinya.

    Hasim tetap saja mengocok, meski dia tahu aku sedang di puncak kenikmatan birahi. Kali ini aku benar-benar lemes mes mes, tapi Hasim tidak juga mengentikan gerakannya. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, sehingga kami saling berpelukan.

    Dinginnya AC tidak mampu mengusir panasnya permainan kami, peluh kami sudah menyatu dalam kenikmatan nafsu birahi. Hasim memelukku dan mencium mulutku sambil kembali mempermainkan lidahnya, kejantanannya masih keras bercokol di memek ku, terasa panas sudah, atau mungkin lecet.

    Tidak lama kemudian nafsuku bangkit lagi, kuatur posisi kakiku hingga aku dapat menaik-turunkan tubuhku supaya kejantanan Hasim bisa sliding lagi. Meskipun kakiku terasa lemas, kupaksakan untuk men-sliding kejantanan Hasim yang sepertinya makin lama makin mengeras.

    Melihatku sudah kecapean, Hasim memintaku untuk masuk ke bathtub dan kuturuti keinginannya supaya aku kembali ke posisi doggie. Sebelum memasukkan kejantanannya, Hasim membuka kran air hingga keluarlah air dingin dari shower di atas, kemudian dengan mudahnya dia melesakkan kejantanannya ke vaginaku untuk kesekian kalinya.

    Bercinta di bawah guyuran air shower membuat tubuhku segar kembali, sepertinya dia dapat membaca kemauan lawan mainnya, kali ini kocokannya bervariasi antara cepat keras dan pelan. Tidak mau kalah, setelah terasa staminaku agak pulih, kuimbangi gerakan sodokan Hasim dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan ke kanan atau maju mundur melawan gerakan tubuh Hasim.

    Dan benar saja, tidak lama kemudian kurasakan cengkeraman tangan Hasim di pantatku mengencang, kurasakan kejantanan Hasim terasa membesar dan diikuti semprotan dan denyutan yang begitu kuat dari kejantanan Hasim.

    Vaginaku terasa dihantam kuat oleh gelombang air bah, denyutan dan semprotan itu begitu kuat hingga aku terbawa melambung mencapai puncak kenikmatan yang ke sekian kalinya. Kami orgasme secara bersamaan akhirnya, tubuhku langsung terkulai di bathtub.

    Kucuran air kurasakan begitu sejuk menerpa tubuhku yang masih berpeluh. Hasim mengambil sabun dan menyabuni punggungku serta seluruh tubuhku. Dengan gentle dia memperlakukan aku seperti layaknya seorang lady hingga aku selesai mandi.

    Dengan hanya berbalut handuk aku keluar kamar mandi menuju ranjang untuk beristirahat. Kulihat Fahri sudah mengenakan piyama dan duduk di sofa memperhatikanku keluar dari kamar mandi. Expresi di wajah Fahri tidak dapat kutebak, tapi tiada terlihat sinar kemarahan atau cemburu melihat bagaimana aku bercinta dengan Hasim di kamar mandi selama lebih dari satu jam.

    Aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang yang hangat, mataku sudah terlalu berat untuk terbuka, masih kudengar sayup-sayup pembicaraan Fahri sebelum aku terlelap dalam tidurku.

    “Kamu hebat Hasim, belum pernah ada yang membuat dia orgasme terlebih dahulu, bahkan setelah bermain dengan dua orang.” kata Fahri ketika Hasim keluar dari kamar mandi.

    “Ah biasa saja .” jawab Hasim kalem merendah.

    “Emang dia sering melayani 2 orang sekaligus..?” lanjut Hasim.

    “Ah bukan urusanmu anak muda, oke Hasim, tugas kamu sudah selesai, uang kamu ada di sebelah TV dan kamu boleh pergi.” kata Fahri

    “ boleh saya usul..?”

    “Silakan..!”

    “Kalau saya boleh tinggal dan menemani lebih lama bahkan sampai pagi, biarlah nggak usah ada tambahan bayar overtime, aku jamin dia pasti lebih dari puas.”usul Hasim.

    “Cilaka..,” pikirku. Aku tidak tahu apa yang dikatakan Fahri karena sudah terlelap dalam tidur indah. Entah sudah berapa lama tertidur ketika kurasakan sesuati menggelitik memek ku

    Sambil membuka mata yang masih berat, kulihat kepala sudah terbenam di selangkanganku yang telah tebuka lebar. Ah, Hasim mulai lagi, pikirku. Ketika aku menoleh ke sofa mencari Fahri, kulihat dia telanjang duduk di samping Hasim yang juga telanjang sambil tersenyum ke arahku.

    Jadi siapa yang bermain di vaginaku saat ini, terkaget aku dibuatnya. Langsung duduk kutarik rambutnya dan ternyata si Boris, teman Hasim yang kusuruh pulang bersama si pendek tadi.

    Sebenarnya dia tidak terpilih bukan karena aku tidak tertarik, tapi aku harus memutuskan satu di antara dua yang baik.

    “What the hell going on here..?” pikirku, tapi tidak sempat terucap karena permainan lidahnya sungguh menggetarkan naluri kewanitaanku.

    Kubiarkan Boris bermain di selangkanganku dan kunikmati permainan lidahnya, meskipun tidak sepintar Hasim, tapi masih membuatku menggelinjang-gelinjang kenikmatan.

    “Ugh.., shh..!” aku mulai mendesis. Kubenamkan kepala Boris lebih dalam untuk mendapatkan kenikmatan lebih jauh. Boris menjilatiku dengan hebatnya hingga beberapa saat sampai kulihat Hasim berdiri dari tempatnya dan menghampiri Boris.

    Diangkatnya kakiku hingga terpentang dan Hasim mengganjal pantatku dengan bantal hingga posisi vaginaku sekarang menantang ke atas. Hasim mengganti posisi Boris, menjilati vaginaku dengan mahirnya, kemudian mereka berganti posisi lagi.

    Cukup lama juga Hasim dan Boris menjilati vaginaku secara simultan. Sensasinya sungguh luar biasa hingga aku larut dalam kenikmatan. Jilatan Boris sudah berpindah ke daerah anusku, ketika Hasim menjilati pahaku terus naik dan berhenti untuk bermain di daerah vaginaku.

    “Aahh.., gilaa.., aagh.., shit.. yess..!” aku terkaget, karena baru kali ini aku dijilati oleh dua laki-laki di daerah kewanitaanku. Bayangkan dua lidah dengan satu di anus dan satunya di vagina. Keduanya begitu expert dalam permainan lidah. Agen Judi Hoki Banget

    Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan dengan kata-kata, sensasi ini terlalu berlebihan bagiku, bahkan terbayang pun tidak pernah. Dengan penuh gairah mereka bermain di kedua lubangku, aku tidak tahu harus berkata apa selain mendesah dan menjerit dalam kenikmatan birahi.

    Aku mencari pegangan sebagai pelampiasan rasa histeriaku, tapi tidak kudapatkan hingga akhirnya kuremas-remas sendiri buah dadaku yang ikut menegang. Tidak tahan menahan sensasi yang berlebihan, akhirnya aku mencapai orgasme duluan.

    Orgasme tercepat selama hidupku, tidak sampai penetrasi dan tidak lebih dari 15 menit, suatu rekor yang tidak perlu dibanggakan. Mulut Hasim tidak pernah beranjak dari vaginaku, disedotnya vaginaku seperti layaknya vacum cleaner.

    “Shit.. Hasim.. stop.. stoop..! Please..!” pintaku menahan malu. Lidah Hasim naik menelusuri perutku dan berhenti di antara kedua bukit di dadaku, lalu mendaki hingga mencapai putingku. Dikulumnya lalu sambil meremas buah dadaku dia mulai mengulum dan mempermainkan putingnya dengan lidah mautnya.

    Belum sempat kurasakan mautnya permainan lidah Hasim, aku merasakan Boris telah menyapukan kejantanannya di bibir vaginaku sebentar dan langsung kejantanan Boris tanpa basa basi langsung melesak masuk ke vaginaku.

    Kurasakan ada perbedaan rasa dengan Hasim karena bentuknya memang berbeda. Punya Hasim besar dan melengkung ke kiri bawah, agak unik, sedangkan Boris kecil panjang melengkung lurus ke atas, jadi disini kurasakan dua rasa.

    Gila, kalau tadi siang kurasakan punya Hasim yang banyak menggesek bagian kananku, sekarang kurasakan bagian atas vagina menerima sensasi yang hebat, karena kejantanan Boris mempunyai kepala yang besar, menyodok-nyodok dinding vaginaku.

    Kedua kakiku dipentangkan dengan lebar oleh Boris, Hasim bertambah gairan bergerilya menjelajahi kedua bukit dan menikmati kenyalnya bukit dan putingku yang makin menegang. Tangannya tidak henti meremas dan mengelus kedua bukit di dadaku, sesekali wajahnya dibenamkan di antara kedua bukitku seperti orang gemas.

    Boris makin kencang mengocok vaginaku sambil menjilati jari-jari kakiku. Aku menggelinjang makin tidak karuan diperlakukan kedua anak muda ini. Kocokan dan remasan tanganku di kejantanan Hasim makin keras mengimbangi permainan mereka.

    “Uugghh.. sshh.. kalian.. me.., me..mang gilaa..!” teriakku. Permainan mereka semakin ganas mengerjaiku. Kutarik tubuh Hasim ke atas, kini Hasim sudah berlutut di samping kepalaku, kejantanannya yang tegang tepat ke arah wajahku.

    Segera kulahap kejantanannya, sekarang aku mau mengulumnya karena kejantanan itu terakhir kali masuk di vaginaku, tidak seperti saat pertama tadi, entah dengan siapa sebelum aku. Seperti dugaanku, mulutku ternyata tidak dapat mengulum masuk semua batang kejantanannya, terlalu besar untuk mulut mungilku.

    Hasim sekarang mengangkangiku, kepalaku di antara kedua kakinya, sementara kejantanannya kembali tertanam di mulutku. Dikocok-kocoknya mulutku dengan penis besarnya seolah berusaha menanamkan semuanya ke dalam,

    tapi tetap tidak bisa, it’s too big to my nice mouth, very hard blowjob.

    Kurasakan kenikmatan yang memuncak, dan kembali aku mengalami orgasme beberapa saat kemudian.

    “Mmgghh.. mmgh.. uugh..!” teriakku tertahan karena terhalang kejantanan Hasim, masih untung tidak tergigit saat aku orgasme.

    Tanpa memberiku istirahat, mereka membalikkan tubuhku, kini aku tertumpu pada lutut dan tanganku, doggy style. Boris tetap bertugas di belakang sementara Hasim duduk berselonjor di hadapanku.

    Seperti sebelumnya, Boris langsung tancap gas mengocokku dengan cepat, kurasakan kejantanannya makin dalam melesak ke dalam vaginaku, pinggangku dipegangnya dan gerakkan berlawanan dengan arah kocokannya, sehingga makin masuk ke dalam di vaginaku.

    Antara sakit dan nikmat sudah sulit dibedakan, dan aku tidak sempat berpikir lebih lama ketika Hasim menyodorkan kejantanannya di mulutku kembali. Kedua lubang tubuhku kini terisi dan kurasakan sensasi yang luar biasa.

    Dengan terus mengocok, Boris mengelus-elus punggungku, kemudian tangannya menjelajah ke dadaku, dielus dan diremasnya dengan keras keduanya sesekali mempermainkan putingku, kegelian dan kenikmatan bercampur menjadi satu.

    Tidak ketinggalan Hasim memegang rambutku, didorongnya supaya kejantanannya dapat masuk lebih dalam di mulutku.

    “Emmhh.., mhh..!” desahku sudah tidak keluar lagi, terlalu sibuk dengan kejantanan Hasim di mulutku. Kugoyang-goyangkan badanku, pantatku bergerak berlawanan gerakan Boris dan kepalaku turun naik dengan cepat mengocok Hasim.

    Tidak lama kemudian, “Shit.., aku mau keluar..!” teriak Hasim sambil menarik kepalaku ke atas, tapi aku tidak perduli, malah kupercepat kocokan mulutku hingga menyemprotlah sperma Hasim dengan deras ke mulutku, semprotannya cukup kencang hingga langsung masuk ke tenggorokanku.

    Tanpa ragu lagi kutelan sperma yang ada di mulutku, Hasim mengusap sisa sperma di bibir yang tidak tertampung di mulutku. Kulihat senyum puas di wajah Hasim, lalu dia bergeser ke samping, ternyata Fahri sudah berada di samping ranjang, dia kemudian mengganti posisi Hasim berselonjor di hadapanku.

    Tanpa menunggu lebih lama lagi langsung kukulum kejantanan dia yang basah, kurasakan aroma sperma, sepertinya dia habis berejakulasi melihat permainan kami bertiga. Karena ukuran kejantanan Fahri tidak sebesar punya Hasim, maka dengan mudah aku melahap semua hingga habis sampai ke pangkal batangnya, dan segera mengocok keluar masuk.

    Boris mendorong tubuhku hingga telungkup di ranjang, entah bagaimana posisi dia dengan tubuhku telungkup, dia tetap mengocok vaginaku dengan ganasnya. Fahri hanya dapat mengelus rambutku dan mempermainkan buah dadaku dari bawah.

    Tidak lama kemudian Boris mencabut kejantanannya, dan langsung berbaring di sebelahku. Aku mengerti maksudnya, sebenarnya harusnya aku yang mengatur dia bukan sebaliknya, tapi toh kuturuti juga.

    Kutinggalkan Fahri dan aku menaiki tubuh Boris, kejantanannya masih menegang ke atas, kuatur tubuhku hingga vaginaku pas dengan kejantanannya yang sudah menunggu, lalu kuturunkan pantatku dan bles. Langsung saja aku bergoyang salsa di atasnya.

    Kini aku pegang kendali, pantatku kuputar-putar sehingga vaginaku terasa diaduk-aduk olehnya. Boris memegangi kedua buah dadaku dan meremasnya. Fahri berdiri di atas ranjang dan menghampiriku, dia menyodorkan kembali kejantanannya, kubalas dengan jilatan dan kuluman.

    Ternyata Hasim yang sudah recovery tidak mau ketinggalan, dia berdiri di sisi lainnya dan menyodorkan kejantanannya ke arahku. Kini tanganku memegang dua penis yang berbeda, baik dari ukuran, bentuk dan kekerasannya, belum lagi yang tertanam di vaginaku, aku sedang menikmati tiga macam penis sekarang.

    Kupermainkan Hasim dan Fahri secara bergantian di mulutku antara kuluman dan kocokan tangan. Pantatku tidak pernah berhenti bergoyang di atas Boris, sungguh suatu sensasi dan kenikmatan yang sangat berlebihan dan rasanya tidak semua orang dapat menikmatinya.

    Beruntungkah aku..? Entahlah, yang jelas sekarang aku sedang melambung dalam lautan kenikmatan birahi tertinggi. Entah sudah berapa banyak cairan vaginaku terkuras keluar. Boris belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan orgasme.

    Aku mengganti gerakanku, kini turun naik sliding di atasnya, kulepas tangan kiriku dari penis Hasim dan kuelus kantong pelir Boris untuk menambah rangsangan padanya. Ternyata Boris melawan gerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga kejantanannya makin menancap dalam, tangannya tidak pernah melepas remasannya dari buah dadaku.

    Hasim bergerak ke belakangku, dielusnya punggungku dan elusannya berhenti di lubang anusku. Dengan ludahnya dia mengolesi lubang itu dan mencoba memasukkan jarinya ke dalam, sesaat terlintas di benakku bahwa dia mau anal, berarti double penetration.

    Aku belum siap untuk itu, tidak seorang pun kecuali suamiku yang mendapatkan anal dariku. Kuangkat tangannya dari anusku, pertanda penolakan dan dia mengerti. Hasim berlutut di belakangku, didekapnya tubuhku dari belakang dan tangannya ikut meremas-remas buah dadaku.

    Sambil menciumi tengkuk dan telingaku, kejantanannya menempel hangat di pantatku, kini dua pasang tangan di kedua buah dadaku. Karena didekap dari belakang aku tidak dapat bergerak dengan leluasa, akibatnya Boris lebih bebas mengocok vaginaku dari bawah.

    Aku sudah tidak dapat mengontrol tubuhku lagi, entah sudah berapa kali aku mengalami orgasme, padahal masih dengan Boris. Ada dua lagi penis menunggu giliran menikmati vaginaku, Hasim dan Fahri, suamiku.

    Tidak lama setelah mengocokku dari bawah, kurasakan badan Boris yang menegang kemudian disusul denyutan keras di vaginaku. Begitu keras dan deras semprotan spermanya hingga aku tersentak kaget menerima sensasi itu hingga aku menyusul orgasme sesaat setelahnya.

    Begitu nikmat dan nikmat, untung aku sempat mengeluarkan kejantanan Fahri dari mulutku sesaat setelah kurasakan semburan Boris, kalau tidak hampir pasti dia akan tergigit saat aku mengikuti orgasme.

    Tubuhku langsung melemas, aku langsung terkulai di atas tubuh Boris. Hasim sudah melepas dekapannya dan Fahri duduk di samping Boris, sepertinya mereka menunggu giliran. Napasku sudah ngos-ngosan, aku dapat merasakan degup jantung Boris yang masih kencang, keringat kami sudah bercampur menjadi satu.

    Kejantanan Boris masih tertanam di vaginaku meskipun sudah melemas hingga akhirnya keluar dengan sendirinya. Hasim menawariku lippovitan, penambah energi. Setelah aku berbaring di samping Boris, berarti dia sudah bersiap untuk bertempur denganku, segera kuhabiskan minuman itu, kesegaran memasuki di tubuhku tidak lama kemudian.

    “Gila kamu Ndre, ternyata tak kalah dengan Hasim.” komentarku.

    “Ah biasa Mbak, kita udah biasa kerjasama kok.” jawabnya.

    “Makanya kompak kan Mbak, dan Mbak termasuk hebat bisa melayani kami sendiri-sendiri dalam satu hari, dan barusan adalah satu jam 17 menit.”

    Hasim menimpali. “Biasanya kami langsung main bertiga, dan itu tidak lebih lama daripada sendiri-sendiri, paling lama setengah jam sudah KO.” kembali Boris menambahi.

    Aku ke kamar mandi supaya badan segar, kuguyurkan air hangat di sekujur tubuhku, kusiram rambutku yang tidak karuan bercampur bau sperma. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam ketika aku keluar dari kamar mandi.

    Kulihat mereka duduk di sofa, Hasim dan Boris di sofa panjang sementara Fahri di sofa satunya, masih bertelanjang. Ketika aku datang hanya berbalut handuk, ranjang sudah dirapikan, entah apa rencana mereka, pikirku.

    Persetan yang penting aku dapat menikmati dan kuikuti permainannya. Rupanya aku terlalu lama dan asyik mandi hingga tidak tahu kalau makanan datang dan sudah tersaji di meja. Aku merasa lapar, maklum habis selesai dengan Hasim disambung sama Boris dan aku belum makan sejak tadi siang.

    Aku duduk di antara Hasim dan Boris, yang kemudian disambut tarikan handuk pembalut tubuhku oleh Hasim hingga terlepas. Keduanya langsung mencium pipiku kiri kanan dan kusambut remasan di kejantanan mereka yang agak menegang.

    “Makan dulu yuk..!” ajakku langsung ke meja. Kami berempat bertelanjang makan bersama sambil bercerita pengalaman mereka.

    Aku tidak berani makan terlalu banyak, takut kalau terlalu banyak bergoyang jadi sakit perut, yang penting tidak lapar dan dapat menambah energi nanti, sepertinya mereka melakukan hal yang sama. Setelah istirahat selesai makan, kembali aku duduk di antara dua anak muda itu.

    Kali ini mereka langsung mencium leherku di kiri dan kanan sambil meremas-remas dadaku masing-masing satu. Fahri berdiri ke arah kami, dia meminta Hasim berpindah tempat, dan dia langsung melakukan hal yang sama, menciumi leherku dan terus turun ke dada, sekarang Boris dan Fahri mengulum putingku di kiri dan kanan.

    Hasim tidak mau jadi penonton, dia langsung bejongkok di antara kakiku, melebarkannya dan lidahnya mulai menjelajah di vaginaku. Mungkin dia masih mencium aroma sperma Boris karena memang tidak kubersihkan, tapi dia tidak perduli, jilatan demi jilatan menjelajah di vaginaku, dipermainkannya vaginaku dengan lidah dan jari tangannya.

    Kenikmatan mulai kurasakan, foreplay dengan 3 orang sekaligus, akan mempercepat perjalanan menuju puncak kenikmatan birahi. Dengan kemahiran permainan lidah Hasim, aku sudah terbakar birahi, kepalanya kujepit dengan kedua kakiku supaya lebih merapat di selangkanganku.

    Aku tidak mau kejadian tadi terulang lagi, layu sebelum birahi.

    “Sshh.., Hasim masukin Sayang.., sekarang..!” pintaku di sela kuluman Boris dan Fahri di dadaku. Tanpa menunggu kedua kalinya, Hasim segera bangkit dan menyapukan kepala kejantanannya ke vaginaku, ternyata Boris mengikuti Hasim, dia stand by di sampingnya sambil mementangkan kakiku lebar.

    Tidak seperti sebelumnya, kali ini Hasim langsung mengocokku cepat dan keras, aku langsung menggeliat kaget, tapi segera mulutku dibungkam dengan ciuman bibir oleh Fahri. Boris sambil memegangi kakiku, dia menjilati kedua jari kakiku secara bergantian.

    Aku ingin menjerit dalam kenikmatan tapi tidak dapat karena lidah Fahri masih menikmati bibirku. Kocokan Hasim bertambah cepat, iramanya susah ditebak karena terlalu banyak improvisasi, aku kewalahan mengikuti iramanya, disamping memang dia expert mempermainkan iramanya, dilain sisi aku juga sibuk menghadapi dua orang lainnya.

    Fahri minta aku mengulum kejantanannya, maka kusingkirkan Hasim dari vaginaku, aku langsung jongkok di depan dia yang duduk di sofa, langsung mengulum penisnya yang sudah tegang. Hasim tidak mau menunggu lebih lama, dengan doggy style dia mulai memasuki memek ku

    Sodokan awal perlahan, tapi selanjutnya makin keras dan cepat. Boris, aku tidak tahu dimana posisi dia, tapi yang kutahu dia stand by di samping Hasim.

    Kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti irama Hasim, makin lama makin terasa nikmatnya, cukup lama dia mengocokku dengan berbagai variasi gerakan hingga ketika puncak kenikmatan hampir kurengkuh, tiba tiba dia mencabut kejantanannya.

    Aku mau protes, tapi ketika kutengok ke belakang ternyata Boris sudah bersiap menggantikan posisi Hasim, dan sekali dorong tanpa menunggu reaksiku amblaslah kejantanannya ke vaginaku. Sekali lagi kurasakan perbedaan sensasi dari keduanya.

    Entahlah aku tidak dapat menentukan mana yang lebih nikmat. Boris langsung menggoyang sambil mengocokku dengan iramanya sendiri. Saat Boris sedang memacuku dengan cepat, tiba-tiba Fahri menyemprotkan spermanya di mulutku, terkaget juga aku, karena terkonsentrasi pada kocokan Boris hingga kurang memperhatikan ke Fahri.

    Kujilati sisa sperma di kejantanan dia yang tidak terlalu banyak. Ternyata Hasim sudah mengganti posisi Boris, kemudian mereka berganti lagi begitu seterusnya entah sudah berapa kali berganti menggilirku hingga aku sudah tidak dapat membedakan lagi apakah yang mengocok vaginaku Boris atau Hasim, keduanya sama-sama nikmat.

    Mereka tidak memperdulikan sudah berapa kali puncak birahi sudah kurengkuh. Selama aku belum bilang stop, mereka akan terus memacuku ke puncak kenikmatan. Entah sudah berapa lama dengan doggy style, lututku terasa capek.

    Aku merangkak naik ke sofa yang ditinggal Fahri, tetap dengan posisi doggy sofa mereka tidak memberiku kesempatan bernapas. Melayani satu Boris atau Hasim saja aku sudah kewalahan, apalagi menghadapi mereka berdua secara bersamaan, dan mereka begitu kompak melayani birahiku.

    Berulang kali mereka mencoba memasukkan kejantanannya ke lubang anus, tapi selalu kutolak dan kutuntun kejantanannya kembali ke vaginaku. Kunikmati sodokan demi sodokan dari belakang entah dari Hasim atau Boris hingga tiba-tiba kurasakan perbedaan yang drastis, begitu kecil dan rasanya seperti hanya masuk separoh saja kocokannya.

    Aku menoleh kebelakang, ternyata Fahri ikut bergiliran dengan mereka. Ternyata mereka melakukan permainan. Ketika Fahri sedang mengocokku, Hasim dan Boris mengundi siapa berikutnya, begitu juga ketika Hasim menyodokku, Fahri dan Boris mengundi berikutnya, begitu seterusnya.

    Aku berharap supaya Fahri tidak pernah menang. Waktu giliran ternyata ditentukan tidak lebih dari 3 menit untuk orang berikutnya, yang orgasme duluan harus merelakan diri jadi penonton. Entah sudah berapa lama berlangsung, lututku sudah lemas, tapi serangan dari belakang tidak menurun juga, aku heran juga ternyata Fahri dapat sedikit mengimbangi permainan Hasim dan Boris.

    Dan benar dugaanku, tidak lama kemudian ketika si penis kecil sedang mengocokku, kurasakan denyutan-denyutan di dinding vaginaku dan kudengar teriakan Fahri pertanda dia orgasme. Kemudian kembali vaginaku berganti penghuni secara bergantian.

    Mereka melakukannya dengan kompak, banyak lagi variasi yang dilakukan mereka kepadaku, baik di ranjang, di meja makan, sambil berdiri menghadap dinding, mereka lebih suka melakukan secara simultan.

    Ketika aku hampir menghentikan permainan, mereka memberi tanda supaya aku berjongkok di antara mereka dan dengan sedikit bantuan kuluman dan kocokan pada kejantanan mereka secara bergantian, akhirnya menyemprotlah sperma mereka secara hampir bersamaan.

    Semua memuncrat ke wajah, sebagaian masuk mulut hingga ke tubuhku. Aku sangat menikmati ketika semprotan demi semprotan menerpa wajah dan tubuhku, terasa begitu erotic. Kami semua rebah di ranjang, jarum jam menunjukkan 01,30 dini hari, berarti sekitar dua jam bercinta dengan tiga orang sekaligus, sungguh permainan yang indah dan jauh memuaskan.

    Satu persatu tertidur kelelahan masih dalam keadaan telanjang. Tidak lama mataku terpejam ketika kurasakan ciuman di mulutku, Boris yang sudah menindihku berbisik,

    “Boleh nggak aku minta lagi.” bisiknya pelan di telingaku.

    Tanpa menjawab, kubuka kakiku dan dengan mudahnya dia memasukkan kejantanannya ke dalam. Dengan goyangan perlahan seperti menikmati, ternyata tidak lama dia sudah orgasme, ternyata bisa juga dia orgasme dengan cepat, mungkin 15 menit.

    Kemudian kami kembali tertidur. Tidak lama kemudian kejadian tadi terulang lagi, kali ini dengan Hasim. Dengan cepat pula dia menuntaskan hasratnya. Ketika kami semua terbangun pukul 10 pagi, rasanya aku belum lama tidur, Kulihat Fahri sudah memakai pakaian, sementara Hasim dan Boris masih telanjang berbincang dengan Fahri.

    “Pagi Sayang, bagaimana mimpi indahmu..?” tanyanya.

    “Terlalu indah untuk sebuah mimpi.” jawabku yang langsung ke kamar mandi untuk berendam menghilangkan lelah. Tidak lama kemudian ketika sedang asyik berendam, muncullah Hasim dan Boris di pintu kamar mandi yang memang tidak kukunci.

    “Mau ditemenin mandi Mbak..?” tanya Boris.

    “Pasti asyik kalau mandi bertiga.” sambung Hasim.

    Dan akhirnya sudah dapat diduga, kembali kami melakukan permainan sex bertiga, tapi kali ini dilakukan di kamar mandi, ternyata sensasinya berbeda dari tadi malam. Banyak juga aku belajar variasi baru.

    Bertiga di kamar mandi, baik itu di bathtub, shower ataupun di meja westafel kamar mandi, sungguh pengalaman yang luar biasa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Ngentot Keana Sedang Nyepong

    Foto Ngentot Keana Sedang Nyepong


    2348 views

    Foto Ngentot Terbaru – Sekarang saatnya kamu melihat foto-foto yang menjelaskan lebih baik bagaimana kondisi ketika cewek mendapat pengalaman luar biasa sperti ini. Kerena tak banyak wanita yang bisa merasakan squirting, gambar-gambar memek orgasme squirt ini bisa kamu jadikan inspirasi untuk membuat istri kamu puas ketika bersenggama nanti malam.

  • Ngentot Dengan ABG Sange Asal Jepang

    Ngentot Dengan ABG Sange Asal Jepang


    1678 views

  • Semprotan Air Yang Membuat Kami Semakin Liar

    Semprotan Air Yang Membuat Kami Semakin Liar


    1553 views

  • Foto Ngentot Sayuri Shiraishi Si Janda Hot

    Foto Ngentot Sayuri Shiraishi Si Janda Hot


    1856 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini. Nexiasbet

  • SEX IN PARTY

    SEX IN PARTY


    1953 views

  • Foto Ngentot Hot Sara Yurikawa Dengan Suaminya Di Ruang Kerja

    Foto Ngentot Hot Sara Yurikawa Dengan Suaminya Di Ruang Kerja


    2102 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Eropa Si Cantik Elle Voneva Dengan Kekasihnya

    Foto Ngentot Eropa Si Cantik Elle Voneva Dengan Kekasihnya


    2017 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Bugil Hot Cewek Jepang Sarah Fujishiro

    Foto Bugil Hot Cewek Jepang Sarah Fujishiro


    1901 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Hobi Sex Yang Berujung Ketagihan Dengan Tetangga

    Hobi Sex Yang Berujung Ketagihan Dengan Tetangga


    1917 views

    Duniabola99.org – Gue ga autis, gue jg doyan jalan ato hangout sama temen/pacar, tapi ketika ga ada jadwal bareng mereka ya gue jalan sendiri aja, intinya bisa lebih bebas sih, mw ngeloyor kmana pun ga ada yang protes.

     

    cerita ini sekitar tahun 2010, gue pun masi 23 kala itu.

    hari minggu spt biasa jadwal bete gue, yaa gue selalu boring klo diem dirumah, kecuali klo ada film terbaru sih ya gue abisin waktu nonton film seharian. dan kebetulan pula waktu itu gue jomblo, karna yaaa umuran segitu gue ga tahan lama pacaran, 6 bulan, 3 bulan, 1 bulan, bahkan seminggu aja. tau deh knapa, mungkin karna gue ga terlalu fokus kali. hihii dasar brengsek ya boskuu.. wkwkk

    karna alasan itulah gue rencanain bwt jalan, udh gue planing sih dari semalem, sekalian gue mw nyari jam tangan baru. seperti biasa gue bangun pagi, sarapan, mandi.. bla bla blaaa. dan ga lupa nih karna gue orangnya tipikal perfeksionis, jadi pake baju celana sepatu harus yang good looking, yaa gue pake kaos putih dibalut kemeja panjang kotak” tapi kancingnya gue biarin terbuka biar keliatan eye catchy, bawahan clana jeans pensil ditambah sepatu fred perry putih dan tas kecil warna item ga pernah luput kemanapun gue pergi. dan sentuhan terakhir sih gue semprotin parfum ke badan gue, karna ga PD klo ga pake parfum bosku. dari SMA gue pake parfum merk itu, ampe sekarang pun gue masih setia, prnh nyoba yang lain tapi ga cocok. dan gatau kenapa wangi parfum itu jadi identik sama diri gue, mau itu temen, pacar, keluarga, bahkan mantan pun pasti tau hadirnya gue dari wangi parfumnya. hmmmm… udh kek apaan aja. aneh pokonya sama parfum itu, suka ada aja kejadian yang tak diprediksi. wkwkk

    balik lagi ke benang merah bosku, setelah selesai dengan melengkapi baju perang gue pun keluar dari kamar beranjak bwt manasin motor. gue ngeloyor ke garasi bwt keluarin motor, gue liat ada mobil nissan xtrail item parkir di depan garasi. lah itu kan mobil kaka gue, kaka gue udh nikah dan punya rumah sendiri gais, jadi ga tinggal serumah semenjak nikah.

    ahh mungkin karna lagi libur jadi dia maen kesini, gue nyalain motor dan balik ke dalem rumah.

    “rillll” teriak kaka gue manggil dari dapur
    “yaaa.. apaan” sapa gue sambil deketin sumber suara
    “mau kmana lu?” tanya kaka gue
    “jalan” jawab gue
    “kemana? penting ga?” keponya kaka gue
    “ga terlalu penting sih, cmn mau nyari jam tangan” tegas gue sembari ambil minum di kulkas
    “pinjem motor lah, motor kaka dipake si bunda” (bunda tuh istrinya)
    “lahhhh, terus gue pake apa?” kening gue ngerut
    “besok aja lagi cari jam tangannya, penting nih ada urusan mesti ngejar waktu, klo pake mobil gakan keburu”
    “duhh.. klo besok ga ada waktu” tegas gue
    “pake mobil aja lah, tukeran” kaka gue nyodorin kunci
    “aishhh… past..”
    “bensin full” potong kaka gue
    “yaudah sini”
    langsung gue sabet tuh kunci mobil dan balik kanan menuju mobil

    “isi bensinnya kosongg !!!!” teriak gue sambil terburu buru takut kaka gue rewel
    “monyeeeetttttt !!! tar mobilnya anterin kerumahhh !!!!!!” teriak kaka gue dari dapur
    “yyaaaaaaaa !!!”

    gue hanya bisa ketawa, wkwkk.. udh bisa jalan pake mobil seharian, bensin full, motor pun pasti diisiin bensin full. lumayannn lahh ngirit duit.

    Gue keluarin dah tuh mobil item dari garasi, gue tancap gas ke tempat tujuan gue. ga lupa gue tancepin flashdisk berisi lagu kesukaan gue di player mobil, karna gue selalu bawa fd kemana pun bosku.

    jalanan lumayan macet sih hari minggu tapi gpp lah, toh ga dikejar waktu ini, lagian masih pagi jg gue berangkatnya. gue nikmatin aja perjalanannya sambil dengerin playlist lagu kesukaan gue.

    sekitat 30 menit gue menembus padatnya kota, akhirnya gue sampe di mall tujuan gue. gue parkirin dah tuh si item di basement, lalu gue naek lift ke lantai dasar. sepeti biasa sbelum ke tujuan inti gue selalu keliling dulu, entah apa yang gue cari tapi gue menikmati suasananya. dan kadang suka ada sesuatu yang gue beli dadakan klo gue nemu barang yang unik. yaa sambil cuci mata juga lah boskuu. wkwkk di mall kan bisa liat cewek cakep, paha, pantat, toket, belahan dada, dll. serba ada. hahaa

    setelah puas kelilingi lantai dasar gue langsung menuju ke tujuan inti, gue masuk dah tuh ke tukang jualan jam tangan. gue cari model jam tangan yang gue pengen dan anjriitttt mahal banget, puasa makan gue klo beli jam tangan itu. kecewa sih gue, tapi udah terlanjur kesini akhirnya gue minta jam tangan yang harganya setengah dari jam tangan yang tadi ke si mba nya yang cantik, tapi gue minta yang masih satu merk, karna budget gue cmn ada segitu bwt beli jam tangan. hheu..

    “mba ada yang lebih murah ga dari ini? yang murah setengah harga gitu dari yang ini, ada ga?” tanya gue
    “ohh ada mas sebentar” jawab si mba sambil cari jam tangan di etalase
    “ini mas” si mba nyodorin jam
    “hmm.. keren sih mba, ini brapa?” tanya gue
    “680.000 mas” jawab si mba
    (klo ga salah ya bosku harganya segitu dulu, gue lupa lupa inget)
    “ga dapet diskon mba?” kembali gue tanya
    “aduh blm dapet mas” senyum si mba
    “ga ada promo gitu mba? potongan ato apa gitu?” dengan tajem gue tatap mata si mba
    “ga ada mas” muka dia memelas
    “klo ngajak makan mba nya juga masih ga dapet diskon?” iseng keluar pertanyaan gue
    “iya maaf mas, belum ada diskon?” jawab si mba malu
    “ohh yaudah deh mba bungkus aja”

    dan si mba cantik pun packing jam tangan yang gue beli, dengan penuh senyuman dia memberikan bungkusan itu ke gue. dan gue pun membalas senyumannya sbg tanda terima kasih, gue balik kanan dan jalan keluar sambil clingak clinguk liat seisi ruangan, ya siapa tau ada barang bagus yang unik di toko ini. gara” gue ga fokus tuh, hampir aja gue nabrak seorang cewe di pintu toko. asemmm gue bilang, untung si cewek ga ketabrak. klo iya kena malu gue, wkwkk

    jam tangan baru udh di tangan, waktunya gue ke lantai atas.. ada foodcourt disana, dan gue laper. jam makan siang bosku.. makan dulu biar ga bego. sambil nenteng bungkusan gue berjalan ke arah lift menuju lantai atas, klo ga salah wkt itu gue makan ayam penyet deh. tapi gue lupa rasanya jadi gakan gue kasih testimoni tentang rasa ayamnya ya bosku. wkwkk sabar jgn ngiler bosku, gue ngerti ko klo bosku lagi laper.

    gue duduk sendiri di meja foodcourt, cukup rame sih disana, byk keluarga yang lagi ngumpul, yang pacaran, yang ngumpul sama geng nya, lahh cmn gue yang sendirian. wkwkk bodo amat yang penting makan, laper gue.

    selesai makan gue nyoba tuh jam nya, keren sih. langsung aja gue pake bosku. jam yang ditangan gue bungkus.

    cukup lama gue diem disitu, sekitar sejam lebih klo ga salah, soalnya gue masi inget gue mau cabut tuh sekitaran jam 2 ato 2.30 gitu. ngesot lah gue menuju lift, gue pencet tuh tombol turun, ga lama pintu pun terbuka dan gue masuk dah tuh lalu gue pencet tombol basement. gue diem di balakang nempel ke dinding lift, tangan kanan masuk saku, tangan kiri pegang hp. lagi asik gue liat notif di hp tiba” pintu lift terbuka sebelum ketutup full dan gue liat dari ujung mata ada seorang cewe masuk, dan ahh ga gue gubris toh biasa aja hal kaya gitu di lift. pintu lift tertutup dan lift mulai turun, selang 1 lantai udh dilewati gue aga risih dgn gelagat cewek yang berdiri di depan gue, dia berdiri di deket tombol lift. dia clingak clinguk ga jelas bosku, spt mencari sesuatu tapi ga nemu, kadang dia ngelirik ke arah gue juga. gue kan jadi bingung knapa tu cewek. gue tanya aja dah tuh pnasaran.

    “emm.. mba maaf, nyari apa ya?” tanya gue
    “ehh.. ngga mas, ini wangi parfum mas ya?” ucap cewek itu sambil memutar badannya 45 derajat
    “parfum? iya aku pake parfum ko, kenapa dgn wangi parfumnya?” heran gue
    “ngga.. aku serasa cium wangi ini tapi dimana ya?” si cewek ngerutin dahi

    gue bingung tuh, asli bingung, apakah si mba ini punya temen yang pake parfum sama kaya gue? hmm.. tapi sejenak gue mikir bosku, gue inget” lagi.. setelah gue selidiki ni cewek, ternyata dia cewek yang mau gue tabrak tadi di toko jam, karna gue inget model dan warna bajunya. walopun sekejap gue liatnya tapi gue bisa inget dari bajunya, klo wajah sih gue ga inget. iya cewe ini yang tadi mau gue tabrak.. halahhh

    “mba tadi ke toko jam?” gue tanya
    “iya” jawab si cewek
    “ohhh.. iya, maaf mba tadi aku yang ga sengaja mau nabrak mba, maaf ya” senyum gue lemparin
    “oo.. ohh iya iya inget, iya aku cium wangi ini pas tadi di toko jam kali ya, ternyata wanginya dari parfum si mas ya?” dengan wajah lempeng
    “ko bisa inget wanginya sih mba?” tanya gue
    “gatau, ko bisa nempel gitu ya, sekali kecium langsung hafal wanginya, merk apa sih?” balik nanya dia
    “parfum A” jawab gue
    “ohhhh” sambil ngangguk dia

    sepanjang obrolan itu gue perhatiin dia bosku, ni cewek cakep sih, tinggi hampir sama kaya gue sekitar 168 mungkin ni cewek, beda dikit lah sama gue. langsing, kulit kuning langsat, pantat lumayan menonjol, dada sekitaran 34 lah. dan wajahnya ada sedikit unsur timur tengah gitu bosku. idung sama dagu aga lancip, matanya aga gede & bulu matanya lentik banget.

    gue ga dapet mulustrasi, soalnya kontak & sosmed dia udh ga aktif. kayanya ganti baru, dicari jg ga nemu.

    oke next..

    karna gue gamau lewatin kesempatan yang hanya tinggal 2 lantai lagi lift ampe basement, gue ajak kenalan lah, bodo amat klo ditolak jg paling gue gendok sejenak, toh ga akan ketemu lagi iya kan? daripada lepas gitu aja kan sayang.
    langsung aja tuh gue nyodorin tangan

    “ariel” senyum imut gue ke ni cewek

    dia aga defend sih waktu itu, ada jeda sebelum dia nerima tangan gue.

    “ehh.. merry” nyambut tangan gue
    “mau ke basement juga?” tanya gue nebak
    “iya” jawabannya cuek
    “ohh.. sama”

    dingin banget ni cewek asli, bikin gue bingung mw ajak ngobrolnya gmn, tapiii.. gue juga kan hobi nih nonton film, semua genre gue tonton bahkan vokep. wkekekk.. jadi sedikitnya gue bisa tau basa basi busuk ala bule, dan basa basi nusuk ala korea. yahh sering gue jiplak dah tuh cara obrolannya. hehee..

    setelah perkenalan itu gue mulai basa basi dah tuh sama merry, lupa gue bahas apaan wkt itu. intinya gue nanya ttg kedatangan dia di toko jam tadi. setelah pintu lift terbuka dan kita keluar, terlihat dia pengen jauhin gue karna mungkin dia risih sama org baru kenal. tapi gue nyoba cari pembahasan lain wkt itu, gue paksain biar dia tetep menyanggah obrolan gue, akhirnya kita ngobrol tuh sepanjang perjalanan, dan ternyata dia pun sama menuju parkiran mobil, yaudah makin panjang tuh kita ngobrol karna dasar rezeki tujuan kita sama. yahhh walaupun dia nanggepin obrolan gue dengan sikap dingin. bodo amat lah gue fikir.

    entah dia parkir di sebelah mana gue ga nanya sepanjang perjalanan, malah gue duluan yang nyampe di spot parkir gue.

    “ehh mer, km parkir sebelah mana?” tanya gue sembari menghentikan langkah
    “di depan sana, di pojokan” jawab dia nunjuk
    “ohh.. ywd aku duluan ya” sambil gue pencet kunci si xtrail.. tidd tidd..
    “ohh oke” senyumnya tipis

    gue masuk ke dalem mobil dan mulai oper gigi 1, sejenak gue fikir.. anjrittt masa kenalan doang, ga seru.
    inisiatif gue mau minta nomor hape dia, mumpung dia masih jalan blm nyampe mobilnya. gue tancep gas dikit lahhh.. wuussshhhhh.. ckiitttttt.. gue buka kaca mobil sebelah kiri.

    “merryyy..” sapa gue di mobil

    merry menghentikan langkah kakinya dan melirik gue, gue liat spion ahh aman diblakang kosong. gue keluar mobil dan berjalan ke arah merry

    “emm.. boleh minta nomor hp ato apa gitu?” sambil gue nyodorin hp
    “ehh.. ohh.. buat apa?” defensif merry
    “yaaa.. buat apa ya, ya barangkali nanti bisa barengan ke mall, km kan ke mall shoping sendirian.. aku juga sama ini sendirian, yaaa biar ga bete mungkin lain waktu bisa barengan” speak iblis gue mulai dipertaruhkan

    entah dia emg tipikal friendly, ato matre karna gue bawa mobil ato gmn.. dia mau kasih kontak sama org baru kenal. dan butuh sekitar 5 detik bwt dia ngejawab

    “pin bb aja ya jgn nomor tlp?” jawab merry
    “ohh iya iya gpp” lega gue bosku

    langsung aja tuh gue tulis pin bb merry.

    “udah tuh, accept ya” tegas gue tersenyum
    “oh iyaa” sembari keluarin hp di tas kecilnya;
    “oke thx ya, btw mau aku anterin ke mobil kamu?” basa basi lagi lah dikit
    “ehh.. ga usah, deket ko itu di depan” tunjuk merry

    yasudah gue balik ke mobil dan tancap gassss.. hari masih sore nih, sayang klo gue langsung balik. otomatis gue keluyuran dulu ampe hari gelap. dan sekitar jam 7 ato 8 gitu gue nyampe rumah kk gue, istirahat dl sejenak disana sambil ngobrol”. sekitar jam 9 gue balik kerumah pake motor.

    sebelum tidur gue pnasaran tuh pgn liat lagi sosok merry, yaudah gue kepoin profile bbm dia. dasar yang namanya cewe, sering banget ganti foto. wasemmm.. bikin gue sebagai cowok normal kepancing penasaran. tapi gue ga langsung chat dia bosku, karna gue gamau dicap cowok buaya di mata merry, kenalan sama cewe langsung eksekusi introgasi. kan risih ujungnya bosku.. blom lagi sikap dia dingin banget tadi, bikin mental gue down. jadi gue tahan dah tuh, dalem hati sih gatel pgn chat tapi untuk seorang komodo kaya gue (bukan buaya) harus cari sikon yang pas. wkwkk

     

    gue lanjutin lah tuh kehidupan gue seperti biasa dan sejenak ga inget ttg merry, entah selang beberapa hari gue lupa. wkt itu posisi gue lagi ngopi di salah satu kafe di kota gue, sambil mainin hp kan tuh disana. soalnya gue sendirian beres ngerjain sesuatu diluar. di recent update bbm gue liat status bbm merry, lupa gue statusnya apaan yang pasti nyangkut ttg kerjaan dia. nah dari situ tuh gue iseng chat

    “heyy” sapa gue di bbm

    butuh berjam jam dia bls chat gue
    “hey” bales merry
    “inget aku ga?” tanya gue

    dari situ cmn dibaca doang, kamprettt.. entah dia lupa apa risih sama org ga kenal

    “aku ariel, yang waktu itu kenalan di lift di mall A” tegas gue
    “oohhhhhh.. si cowok wangi itu ya?”

    wasemmm gue identik cowo wangi, bangga sih tapi kesannya ko serasa gimana gitu ya. kenapa ga bilang yang ganteng ato baik gitu biar lebih normal kedengernya. wkwkkk nawar

    dari situlah gue mulai nyoba introgasi dia, mulai dari kerjaan, umur, bla bla blaaa semua kita bahas. walopun gue mesti sabar nunggu balesan dia yang lamaaaaaaaaa dan jawab seadanya. huffff….

    ternyata dia emang lebih tua umurnya dari gue, 26 dia tuh beda 3 taun sama gue. dan kerjaan dia di travel agency, kadang dia jadi tour guide juga. hoohhh pantes aja dia mandiri jalan sendiri pas di mall, toh kerjaan dia emang jalan-jalan.

    butuh proses beberapa minggu bwt gue bisa cairin suasana chat sama merry, dingin banget dia. aslii..
    dan usut punya usut, doi belum nikah.. sempet mau nikah tahun kmaren tapi gajadi karna cowoknya selingkuh duluan. hmm.. bodo amat sih gue ga mikirin itu, mau siapa yang brengsek bukan urusan gue. wkwkk

    lumayan sih kita jadi sering chat, tapi ga intense bosku. dan gue rasa dia orangnya cukup ceria ternyata, dibalik sikap dingin dan defensifnya gue bisa nyimpulin klo dia orangnya open minded dan care.. mungkin dari segi umur kali ya, dia udh lebih mateng dan bisa lebih menghargai orang lain. ditambah dia seorang tour guide jg, otomatis harus friendly dan murah senyum. tapi ko pas awal ketemu mukanya lurus ya? hmm.. bodo amat dah ngapain difikirin kesitu.

    tapi dia masih defensif bosku, dia mengutarakan sesuatu klo gue tanya, dan so far dia belum pernah introgasi tentang gue. yaa mungkin dia blm tertarik sih bwt kepoin gue, ngapain juga kali ya kepoin gue, ga ada faedahnya. :v
    yaa kebanyakan gue sih yang duluan nyapa/chat, dia blm pernah gitu ke gue (ngarep). tapiiiii….. kebiasaan gue kan suka update status bbm yang absurd, gue tulis apa aja hal yang ga penting dan kata temen gue si status” gue lebih ke arah lucu dan ga jelas. entah merry pernah liat ato selalu liat status” gue, kali ini dia selalu komen beberapa status gue, kadang dia menyanggah, ngasi emot ketawa, dan bilang klo gue lucu. yaa emang gue lucu sih dari orok. wkwkkk
    mungkin dari situ sih awal dia mulai tertarik bwt kepoin tentang gue, dia udh mulai berani bercanda, ngejek, bahkan mulai introgasi gue. KENA dehh.. karna klo bwt gue sih, klo ada cw yang kepo nanya ini itu tentang idup / identitas lo, berarti dia tertarik sama pribadi lo. itu pointnya.. dan dari situ gue mulai deh percakapan yang lebih bisa membuka hobi dan cara berfikir dia.

    tapi zonk bosku, gue ga bisa mancing dia.. merry pinter banget, otak dia udh OS terbaru. wkwkk.. tiap gue pancing tentang sesuatu dia selalu tau kemana arah obrolan gue. kamprett ni cewe emang udh expert gue fikir. :v gue serasa cupu di depan dia.

    yahhh gue gabisa kadalin buaya betina. wkwkk

    tapi slow bosku, walopun begitu gue gamau kalah pinter.. ada point plus nya ko, gue jadi bisa blak blakan klo ngobrol sama dia, ngapain jg gue belibet obrolan toh ujungnya dia pasti tau kemana arahnya. yaudah gue cuek aja.. :v bahkan semakin bergulirnya waktu, kita makin cuek dan vulgar apalagi klo ngobrolin tentang hal intim. :v

    gue ampe pernah nanya ukuran toket dia, gue kira mw marah.. ehh taunya malah ngasi kunci jawaban klo toketnya ukuran 34. wkwkk parah.. udah gitu malah balik nanya ukuran penis gue, kan kampret gue jadi malu sendiri ditanya gitu. bosku juga gitu kan, hayoohh.. pasti risih klo balik ditanya ukuran sama cewe, cowo kan egois mau menang sendiri. wkwkk

    kita semakin dekat, segala obrolan udh kita kupas, dan udh ga kaku dah pokonya. udh kaya ngobrol sama sahabat. tapi hanya di chat aja, karna kita belum dapet kesempatan lagi bwt ketemu karna kesibukan masing”. sering sih kita bahas tentang ketemuan dan atur jadwal ketemu, tapi ada aja halangannya.

    perkenalan kita udah nyampe 3 bulan kayanya, gatau lebih.. lupa gue. jadi kita akrabnya cmn via chat bbm aja, udah kaya chat sama aplikasi simsimi aja fikir-fikir. wkwk
    satu hari merry ada kerjaan tour ke lombok utk 5 hari klo ga salah, dia pamit di bbm utk berangkat dan minta doa utk kelancaran perjalanannya.

    “ril, aku otw lombok, doain lancar yaaaa” emot peluk diblakang
    “iya semoga lancar.. lancar bawa oleh-oleh” gue bilang
    “sialan, jadi cmn ngarepin oleh-olehnya aja?”
    “iyalah.. harus.. nomor satu itu”
    “kamprettt.. awas lu ya!!”

    sementara merry sibuk dengan kerjaannya, al hasil kita cmn chat seperlunya ketika dia ada waktu kosong. ato malem sebelum dia tidur. udah kaya pacaran aja, tapi merry suka marah klo gue sangkutin kedekatan kita ke arah pacaran. okelahhh gue mah ikut aja maunya dia, klo nyamannya spt ini ya hayu aja gue mah. ga rugi ini.. iya ga bosku?
    sehari, dua hari gue aga bete.. gatel klo ga chat dan becandain dia, ga ada hiburan yang bisa bikin ketawa. soalnya makin sini dia makin eror ternyata. cewek cakep pun pasti ada goresannya ya bosku? wkwkwkk
    pas hari ketiga nih yang bikin gue demen, pagi klo ga salah

    “hoyy” chat dia muncul di notif hp gue

    tapi sengaja gue ga buka dulu bosku, pgn tau reaksi dia spt apa. gue diemin aja tu chat.

    “PING PING PING PING” entah berapa kali dia ping bbm gue, ampe nulis ariel huruf E nya banyakkk.. nah udh mulai kesel nih fikir gue. wkwkk
    baru dah gue bales tuh

    “yoooo”
    “lagi ngapain si, lama banget balesnya?” pake emot kesel kesel gitu deh
    “abis mandiin burung” jawab gue lurus
    “sialan!!!”
    “lahhh”
    “aku lagi di pantai nih” ucap merry
    “aku lagi di dapur” jawab gue
    “ihh kampret bener-bener nyebelin ni anak, serius!!”
    “iya gue serius lagi di dapur” gue tambahin emot ketawa
    “astagaaaaa.. lu mw liat ga pantai disini, gue fotoin nih klo mau?” keliatan kesel dia :v
    “mana?”

    lupa gue ngrim brapa foto, yang pasti emg beneran indah pantainya.

    “indah kan?”
    “iya indah”
    “udah gitu doang ekspresi km?” tambah merry
    “ada yang kurang” gue bilang
    “apa? ganti angle kali ya?”
    “bukan.. kurang foto kamu” rayu gue
    “diihhhhhhhh pea”
    “hahahahahaaa”

    dari situ bbm gue cmn di read doang, sialan gue fikir. apa dia marah? ehh taunya tring tring tring.. ada 3 foto masuk di bbm gue, dan pas gue buka beneran dia kirim foto dia, mungkin dia lama bales lagi foto dulu. wkwkk dasar banci kamera. gue bisa liat merry yang membelakangi laut memakai kacamata hitam besar dengan topi safari berwarna krem sambil meletin lidahnya. njirr lidahhnya.. wkwkk
    foto ketiga nih bosku.. angle fotonya lebih jauh dan lebih atas, dengan posisi yang hampir sama foto merry lebih menantang. di foto ini terlihat merry memakai atasan tengtop putih cukup ketat tapi dgn potongan leher yang lebar banget. gue bisa liat toket dia nyembul seolah mw loncat dibalut sensasi bening mengkilap karena keringet. anjriitt salah fokus jadinya..

    “indah kan fotonya?” tanya merry
    “gagal fokus gue mer” bales gue
    “ehh sialan, lu fokus ke toket gue kan?”
    “iya.. haha”
    “MESUM!!!”
    “lah gue cowo normal, wajar lah” tegas gue
    “serah lo, udah ah gue mw lanjut guide, bye”

    gara-gara foto itu gue jadi mesum bosku, binal juga merry. wkwk..
    dan juga merry jadi rajin ngirim foto dia semanjak itu, dia terus kirim foto dia dengan background keindahan lombok. sialan, dia mw promosi lombok apa sengaja bikin gue sange?

    5 hari udh dilewati, waktunya merry pulang kampung, sperti biasa dia kabarin gue dulu.

    “aku otw balik ril”
    “hati-hati ya, jgn lupa oleh-oleh” jawab gue
    “astagaaa, oleh-oleh mulu fikirannya.. yaudah mau oleh-oleh apa?”
    “kamu” tegas gue
    “serius nyet” jawab merry
    “serius, oleh-olehnya pengen kamu”

    cukup lama dia bales, cmn di read doang. gambling nih gue basa basi nusuk disini. dan tringgg… jackpot….

    “yaudah, tunggu aku pulang”

    sejenak gue terdiam dan kaget, njirr ko serasa jadi serius gini jawaban merry. cukup bikin keringetan jg bosku. :v
    skip skip skip

    “tringgg”
    sebuah pesan masuk tengah malem, gue yang saat itu blm tidur karna lagi asyik ntn film di komputer. gue liat itu pesan dari merry, wahhh langsung aja gue buka.

    “aku udah nyampe rumah, km udah tidur blom?” isi chat merry
    “blom, lagi ntn film” bales gue
    “tidur ehh, udh malem”
    “iyee bntar lagi nanggung nih filmnya”
    “ya udah aku tidur duluan ya, cape banget”
    “lahh udah gitu aja?” bales gue tanggung
    “capeeeee.. udah besok aku bbm lagi, bye”

    dan spt biasa, di pagi hari chat dari merry numpuk di bbm gue, yaaa karna gue suka telat bangun. maklum cowok wkwk.
    hari ini gue ada janji ketemu relasi gue di suatu tempat, aga sore sih gue janjiannya, jadi gue abisin waktu chat sama merry, dan kebetulan merry off hari ini karna kmaren udh trip 5 hari keluar. dan gatau kenapa tiba” dia tuh jadi aga galak ke gue, galak lebih ke arah posesif gitu bosku. ni cewek kenapaa gue fikir, jadi bawel maksimal. gue blom makan bawel, gue blm mandi bawel. abis makan apaan dia di lombok ampe aneh gitu klakuannya, tapi apakah dia mulai suka gue? :v ngareppp

    siang hari udh terlewati waktunya gue meluncur utk ketemu relasi gue diluar. skip skip skippp ampe selesai urusan bisnis. tapi gue ga langsung balik wkt itu, klo relasi gue sih udh balik duluan. lagian sayang minumannya blm abis, yodah gue nongkrong dulu :v

    “ril dimana?” notif bbm dari merry
    “di kafe A” jawab gue
    “sama siapa?” tanya merry
    “sendiri”
    “aku kesana, tungguin”
    “lahh, emang kamu dimana?” heran gue
    “aku lagi diluar ko, tungguin”

    cukup bete jg gue nunggu, ada 30 menitan lah.

    dan munculah sesosok wanita tinggi ramping melempar senyum dari kejauhan, semakin dekat semakin mata gue gabisa pindah fokusnya. busettt cakep banget fikir gue, gue kaget ga percaya. karna ini pertemuan kita yang pertama kali setelah kenalan di lift berbulan-bulan yang lalu, ko beda ya sama awal ketemu. penampilan dia kali ini sangat beda bosku. rambut panjangnya dia iket keatas disisipi kacamata item yang digeser keatas, baju kemeja putih longgar dgn tangan dilipet, celana hotpants jeans, dan tas kecil yang menyilang tepat di belahan dadanya. haduhhh cakep bener :v

    tak berhenti melepas senyum dia duduk di depan gue, dia melepaskan tas dan naruh di atas meja. lensa mata gue jadi auto fokus ketika dia lepas tasnya bosku, belahan dadanya keliatan. wkwkk.. soalnya kancing kemeja atasnya dia lepas 1.

    “OYY!!” sentak merry

    gue yang aga ngelamun jadi malu sendiri :v

    “lama” jawab gue gugup
    “macet sorry ya” dengan wajah memelas

    asli bosku, gue gugup waktu itu.. mungkin karna ini pertama kalinya kita ketemu. dan sikap dia yang beda, klo di awal kan dia dingin banget udah kaya AC, lah skr sikap dia anget banget. dan ga pernah lepas melepas senyum ke gue. ya gue salting lah, mendadak bingung mw ngobrol apa, gue cmn bisa cari kesibukan bwt alihin fikiran gugup gue.

    “pesenin minum dong”
    “pesen aja” jawab gue
    “ril, ko kaku gitu?” tanya merry
    “hah? kaku? ngga ah” gue sambil ambil minuman di meja
    “gugup ya ketemu aku?” matanya tajem tersenyum

    anjrittt makin gugup gue diliatin gitu. kampreetttt.. emang parah ni cewe, tau aja isi fikiran gue. sepanjang obrolan dia terus ledekin gue, ketambah dia sering banget iseng pake ngerayu gue. tambah gugup gue diserang terus, dia mah malah seneng kayanya liat gue kepojok.

    “pas kenalan aja bawel.. di bbm juga bawel, pas udah ketemu malah diem, cupu.. hahaa” ledek merry

    asli, kali ini gue mendadak jadi pasif, apakah karna fikiran gue udh punya sugesti klo merry lebih kadal dari gue? wkwkk.. soalnya gue gakan mental ngerayu dia, sebelum mau gombal juga dia mah udah tau gerak gerik gue bakalan gimana. mati kutu gue. mungkin bosku pernah ngerasain di posisi kaya gue.. ya spt itulah kira”.
    entah berapa jam kita ngobrol gue ga inget, yang pasti prasaan gugup gue udh mulai berkurang karna merry bisa cairin suasananya. pokonya kita duduk di kafe itu sampe lepas magrib.

    “pindah tempat yuk, ga enak kita udah kelamaan disini” ajak merry
    “iya yuk, balik” kata gue
    “lahh, ko balik???” melotot dia
    “terus?”
    “masa aku udah bawain oleh-oleh kamu balik gitu aja?”

    clebbbb.. kaku lagi dah gue, serasa dipukul kepala belakang sama balok kayu. iya ya, kan trakhir gue minta oleh-olehnya tuh dia. wkwkk kepojok lagi gue gara-gara omongan gue sendiri.

    “terus mau kemana lagi?” tanya gue
    “iya ya, kemana ya” bingung dia
    “kerumah kamu?” polos gue bilang, asli reflek
    “hah? kerumah aku? ngapain?” alis dia naik

    busettt kayanya dia tau arah omongan gue kemana, mampusss gue kali ini.

    “kamu bawa kendaraan?” tanya merry
    “iya bawa motor”
    “ya udah klo gitu, km ikutin mobil aku aja”
    “hah? ikutin kemana?” bingung gue
    “lah katanya kerumah aku” alis dia mengerut
    “ohh iya”

    entah apa yang ada di fikiran merry ttg gue kala itu. dan gue pun gatau tiba” ngikut aja sama dia.
    gue cmn bisa berharap gue ga digantung dirumah dia. wkwkk

    FYI .. merry tinggal sendiri, dia ngontrak di sebuah perumahan. karna ortu dia diluar kota, dan yaaaaa bisa dibilang dia pendatang disini, karna kerjaan jadi dia harus jauh dari keluarganya.

    tanpa banyak iklan gue meluncur mengikuti mobil merry, sepanjang jalan gue mikir.. gue mesti gimana nanti, gue takut kaku lagi, pokonya fikiran gue belibet dah. walopun sejenak terpintas fikiran mesum sama dia

    gue udh masuk di gerbang perumahan, pos keamanan yang cukup ketat udh gue lewati, suasana hening disetiap rumah. gue cmn ngebuntuti mobil merry yang berbelok belok menuju rumahnya. dan sampailah di sebuah rumah tipe cluster berwarna putih, mobil merry berbelok dan parkir di halaman rumahnya.
    rumah sederhana tanpa garasi, taman kecil didepan dengan diterangi lampu taman, pintu masuk dihiasi 2 kursi dan meja kecil di samping depannya.

    “masukin motornya ril, parkirin disini” tunjuk merry kesamping mobil

    gue pun ikutin arahan merry memarkir motor gue.

    “cklekk cklekkk” kunci terbuka
    “yuk masuk” ajak merry

    gue nyelonong dah tuh ngikutin

    “maaf ya rumahnya kecil & berantakan, belum sempet beres-beres.. duduk duduk” sambil ambilin beberapa barang di meja
    “oh iya gpp” jawab gue

    rumah yang cukup untuk satu orang, ruang tamu dengan 2 sofa & meja, lemari dan tv LED disamping ruang tamu, jadi masih 1 ruangan juga. dan ada sofabed di depan tv. dari ruang tamu gue bisa liat lurus ke arah dapur dan ada sebuah kamar disebelahnya.

    “minum apa?”
    “apa aja mer” jawab gue sambil nancepin pantat di sofa
    “tunggu ya”

    merry berjalan masuk ke kamar yang ada di samping ruang tamu, mungkin itu kamar utamanya, dan yang disamping dapur kamar bwt tamu. gue cmn clingak clinguk liatin semua ornamen diseluruh ruangan, byk banget foto dia yang lagi traveling nempel di dinding.

    “nih diminum ya” naroh segelas air putih di meja
    “oh iya makasih”
    “mau ngopi? bikin sendiri aja klo mau, ke dapur aja” ucap merry
    “iya gampang”
    “cuek aja, ga ada siapa-siapa ini” lipetin kaki depan gue

    njirrr pahaaaaa.. mulussss.. :v

    “terus?” tanya merry
    “terus apa?” jawab gue kaku
    “yeeee.. km kan yang punya ide kerumah aku, terus apa?”

    mampus, gue dipojokin lagi. bingung cari pembahasan, gue tanya aja tentang foto yang pada nempel di dinding. dan hasilnya dia bisa cerita tentang trip dia, jalan-jalan kesini kesana kesono. gue cmn dengerin aja, iya iya iya ngangguk ngangguk ngangguk udah kaya robot gue. tapi untunglah merry pinter banget cairin suasana, fikiran kaku gue bisa mencair dan gue bisa rileks.

    ternyata dia baweellll banget, nyerocos terus tentang pengalaman idupnya. dari becanda, serius dan mentok di cerita drama ttg idupnya, yaaa dia cerita tentang masa lalunya, masa lalu dimana dia gagal nikah karna mantan calon suaminya yang brengsek. padahal persiapan pesta pernikahan udah 80%, ga sakit gmn coba bosku??

    mata merry berkaca” ketika menceritakan kisah itu, bahkan beberapa tetes airmata terlihat keluar dari sudut matanya. gue yang kala itu berfikiran ngeres berubah jadi rasa iba. tapi dasar emang komodo, gue tiba” malah punya ide busuk bwt sekedar pegang badan dia. wkwkk

    suasana kan lagi drama ni bosku, dengan kisah sedih dan cucuran air mata dari mata merry, emang sih cerita dia tuh sedih & menyakitkan banget, apalagi bwt dia sbg seorang cewek. gue berlaga jadi superman deh. wkwkk

    gue memberanikan diri pindah tempat duduk ke samping merry, dengan masang muka iba gue deketin dia. anjir sumpah ngga banget akting gue. wkwkk

    gue duduk disamping merry yang lagi mengusap air matanya, gue duduk menghadap dia tuh, trus gue beranikan pegang punggung dia bosku sambil gue lesatkan kalimat yang gue masih inget dan sering gue pake ampe skarang :v

    “udah mer, yang udah berlalu biarin aja.. mungkin emang dia bukan buat kamu, lebih baik ga jadi nikah daripada udah nikah toh ditengah pernikahan terjadi kejadian spt itu. kan lebih sakit. yaa mungkin tuhan lebih tau apa yang terbaik bwt kamu” ucap gue

    dan kamprett dia malah jadi nangis beneran pas dnger kalimat gue, air mata dia udh diiringi isak tangis. waduhhh jadi lebih drama. tapi beruntungnya dia menjatuhkan kepalanya di dada gue. wkwkk rezeki lagi.. yasudah gue beranikan diri bwt usap punggung dan kepala dia bwt nyoba kasih fake perhatian. :v
    cukup lama dia nangis, ampe maskara dia luntur. udh kaya setan aja muka dia. hahaa tapi tetep cakep bosku.
    beberapa saat tangisan merry pun berhenti dan dia menegakan kembali badannya, dengan tangan yang mengusap seluruh air mata yang tersisa dia berdiri dan berjalan meninggalkan gue tanpa sepatah kata pun terucap. gue liat dia masuk ke kamarnya. yaa mungkin dia mau membereskan mukanya yang kusut.

    sekitar 10 menit mungkin dia berada di kamarnya, gue yang saat itu lagi maenin hp tiba” dikagetkan dengan bungkus roko yang melesat jatuh ke atas meja. gue langsung nengok keatas, gue liat merry berdiri dan duduk lagi disamping gue dengan satu batang roko menancap di mulutnya.

    “aku jadi ngeroko gara-gara dia ril, udah setaun ini aku jadi peroko” sambil nyalain roko di tangannya

    gue cmn terdiam mendengar curhatan dia.

    “asli aku jadi kaya cewe stres semenjak kejadian itu, ngeroko, jalan malam, bahkan kadang minum alkohol.. yaa demi alihin fikiran aku buat ga inget masa itu” ucap dia sembari menghembuskan asep dari mulutnya

    gue masih terdiam bosku, gue gatau klo merry suka ngeroko.. malah baru tau skarang.

    “kamu suka minum?” tanya dia
    “kadang” jawab gue
    “klo mau ambil tuh di kulkas” tegas dia cuek

    gue makin bingung ketika ditawarin spt itu, ragu bosku.. tapi dibalik itu otak jahat gue terus muter. wkwkk wahh klo mabuk bareng sama merry apakah bakalan terjadi hal yang lebih asyik? wkwkk
    ehh seakan dia tau isi fikiran gue, dia malah pergi ambil sebotol crystal berikut gelas kosongnya. diletakanlah di meja sama dia. kamprettt mancing aja nih cewe. dan dengan polosnya dia mengisi gelasnya dan dikasih ke gue.

    “minum nih?” tanya gue
    “minum aja lah” jawab dia dgn nada maksa
    “aku ga prnah ada temen minum dirumah, biasanya sendirian.. mumpung ada km yang lagi nemenin aku skrang” ucap merry
    “emang km ga pernah minim diluaran? tanya gue
    “kadang sih sama temen, tapi gatau kenapa aku jadi curhat sama kamu ya, dan aku ngerasa all out cerita sama kamu tanpa ragu”
    “kenapa?” tanya gue
    “gatau padahal baru kenal, dan baru ketemu, tapi serasa udah temenan lama, suasananya cuek ngobrol sama kamu”
    “aneh ya” jawab gue simpel
    “km playboy ya?” tanya merry sambil runcingin tatapannya
    “eugghhh.. playboy apaan” hampirrr gue keselek alkohol
    “abisnya km pinter cari suasana ke cewe, udh brapa banyak korban lo?” makin tajem tatapan dia

    sekuat tenaga gue alihin pembicaraan, soalnya gue tersudut banget sama pertanyaan dia. wkwkk
    entah berapa gelas kita minum, yang pasti pandangan gue udh cukup kabur kala itu, dan gue liat merry pun udh cukup mabuk. tiap detik gue denger keluh kesah bahkan makian keluar dari mulut merry. yaaa pengaruh alkohol juga sih jadi keluar unek unek di kepala dia. lahh gue.. malah muncul pikiran ngeres. wkwkk
    bosan dengan curahat dia, gue nyoba alihin pembahasan. hasilnya suasana kembali humor, kita bisa mulai bercanda dan tertawa. bahkan karna efek alkohol, merry tanpa sadar suka tertawa sampe nyender di badan gue. duhhh otong gue makin ga fokus bosku. tapi beruntunglah berkat pengaruh alkohol gue jadi berani ngomong blak blakan sama dia. wkwkk

    “aishh mer, jgn nempel terus. gue jadi ga karuan”
    “hah? knapa? aahhhh.. km sange ya? mabok ya? hahaa” tertawa sambil dorong badan gue
    “iyalah.. aku normal kali”

    dan yang bikin lebih sange…

    “aku cantik ga sih? seksi ga sih? ko pacar aku tega khiatani aku? emang aku kurang apa coba?” racau merry sembari pegang toket dan membusungkannya
    “kamprettt.. haha.. mer duhh.. gue cowok, malah pegang toket depan gue” makin ga karuan gue
    “iya aku seksi ga? jawab?” tanya merry
    “iya seksi.. bangett” jawab gue
    “seseksi apa?” nanya lagi

    kamprett dasar cewe mabok, kelakuannya ga normal.

    “daripada dipegang gitu depan gue, sekalian aja buka” kesal gue sange
    “buka? ihhh ngga ya!!” jawab dia balikin badan
    “abisnya malah bikin sange tau ga?”
    “terus klo km sange knapa? km mabok ya? haha”
    “iya mabok” tegas gue
    “ohh mabok.. bilang dong” merry deketin gue

    ini nih, udah mah dia doyan ledekin gue ditambah mabok hasilnya becandaan dia ga nalar logika. dia deketin gue sembari nyodorin toket. kan kamprett

    “kamu mabokk ya? haha.. nih aku buka” dia melepas 1 kancing bajunya

    sialll.. makin keliatan tu toket putih berikut BH abu nya.

    “mer.. mer.. ga lucu merr.. lo mabuk mer” ucap gue sembari miringin badan jauhin dia

    lahh dia malah ketawa-ketawa, puas kayanya liat gue kebingungan.
    posisi gue dilema bosku, klakuan dia bisa jadi bumerang. klo gue beraniin pegang tu toket ntar gue digampar, tapi klo didiemin dia tetep becandain gue.

    “gue pegang juga toket lu mer”
    “emang berani?”

    badan gue udh diujung sofa menghadap merry, dan merry duduk di depan gue. seakan gue cowo cupu yang mau diperkosa. wkwkk njir parahh.. jgn ketawain gue bosku. asli dilema situasi waktu itu.

    “pegang nih pegang” busungin dada sembari membuka kembali sisa kancing kemejanya
    “arrgghhhh” resah gue

    merry malah tertawa liat ekspresi gue bahkan gue dibilang cupu, kamprett dasar cewe mabok.
    mata gue semakin melotot ketika merry membuka lebar kemejanya. toket putih dengan balutan BH abu bikin otong gue sesak. seakan meronta toket dia pgn keluar dari sarangnya.
    merry malah ketawa ga kontrol liatin ekspresi gue, dia tertawa terbahak lalu merebahkan badannya di ujung sofa. gue cmn bisa liat merry yang mabok dengan kemeja terbuka terkulai di sofa. parah ni cewe.. mabok beneran.
    lelah tertawa, matanya terpejam.. garis tawa masih terlukis di bibir merry, seakan menyiratkan bahwa merry sedang berusaha tegar menghadapi luka yang dia alami. yahh gue kasian liat dia, apapun dia lakuin demi bisa menghibur diri, karna gue tau dia kesepian dan berusaha menutupi sakit hati yang dia alami.

    “mer.. lo tidur? mer.. hoyyy..” gue goyangin tuh badan dia

    merry tak bersuara, dan gue liat setetes air mata keluar dari ujung matanya yang terpejam. njirr kasian banget.. untung ni cewe ga bunuh diri gue fikir.

    “mer.. ke kamar yu, tidur aja, istirahat.. merr..”

    matanya terbuka lemas, gue tarik bahu merry dan membantunya bangun. merry melingkarkan tangan kirinya ke bahu gue, gue memapah merry ke arah kamar. sebenernya dia masih kuat sih berjalan, cmn gue lakuin itu biar dia ngerasa ga kesepian.
    gue melepaskan lingkaran tangan merry dan dengan lembut gue rebahin dia di kasur. dengan mata sedikit terbuka, merry melempar senyum ke arah gue. karna kala itu otak gue lagi waras, gue ga tega liat baju merry yang kebuka dengan toket yang terpampang. yahh al hasil gue kancingin lagi tuh kemejanya. tiba di kancing yang terakhir merry memegang tangan gue.

    “ril thx ya.. km udh bisa ngehibur aku” ucapnya lemas
    “iya mer” gue bales senyum

    nah dari sini nih gue bingung, ni udah malem.. gue harus balik. tapi klo gue balik gue ga dpt jatah. wkwkk
    tapi gue harus jaga attitude, masa iya nidurin cw baru kenal. wkwkk

    “istirahat aja ya, km udh mabok parah”

    merry cmn anggukin kepalanya

    “aku pulang ya, biar kamu bisa istirahat” gue beraniin usap kepala dia
    “iya, thx ya ril”
    “iya mer, nanti km bisa kunci pintu kan?”
    “bisa”

    dengan berat dan perlahan gue melangkah keluar dari kamar, tanpa lepas merry menatapku sampai keluar kamar. yahh.. gagal deh bosku.

    nyalain rokok dulu bosku.. tarik nafas dulu biar ga kentang. wkwkk

    dengan rasa kecewa dan kentang gue berjalan menuju sofa buat mengambil jaket dan tas gue.

    “RIILLLLL.. ARIEELLLLLL..” teriak merry dari kamar

    karna kaget gue berjalan cepat menuju kamar.

    “apa mer? kenapa?” gue tajem liat keadaan merry yang masih terkulai di kasur

    merry mengulurkan tangan kirinya ke arah gue, perlahan gue mendekati dan duduk di pinggir kasur. merry menarik tangan gue dan menyuruh gue duduk di sampingnya. gue pun menurutinya, gue selonjoran sembari nyender di atas kasur. perlahan merry memutar badan dannnn membenamkan kepalanya di paha gue, tangannya ikut melingkar di paha gue. anjirrr tu toket nempel di kaki gue, empuk bosku. :v

    “nginep sini aja, temenin aku” ucap merry lemas
    “hah? nginep? serius lo?”
    “iya”
    “tidur bareng?”
    “heeh” kepala dia mengangguk

    wkwkk.. dasar bajingan mujur, akhirnya gue bisa nginep. dan berharap ada kejadian yang tak terduga :v
    kita hanya terdiam, gue ga bersuara begitupun merry. gue belai lembut rambutnya, gue bisa merasakan ketenangan terlihat dari raut wajahnya. gue biarkan merry meng istirahatkan fikirannya.
    entah berapa lama kita pada posisi itu, yang pasti kaki gue udh mulai kesemutan. dan gue rasa merry pun tertidur di pangkuan gue. kampretttt.. kaki gue mati rasa.

    “mer.. mer.. bangun mer.. merry.. hehh..” gue coba bangunin

    sontak merry terbangun seakan kaget, lalu dia menatap gue. mungkin nyawa dia blm ngumpul kala itu akibat gue bangunin, otaknya mencoba membaca kembali apa yang dia lakuin dikamar bersama gue.

    “hhhh.. apaan ril?” nada dia kembali normal

    mungkin efek alkoholnya udh mulai berkurang karna tertidur :v

    “ganti baju dulu ehh, masa tidur pake baju itu”
    “lahh.. ngapain lo dikamar gue?” tanya merry
    “hah? kan lo yang nyuruh” heran gue
    “kapan?”
    “lah tadi” makin panik gue
    “lo apain gue? macem macem ya?” makin ngdesek dia
    “kaga, suerrr.. macem macem apa” pucet muka gue asli
    “ngakuuuuu”
    “ngga mer sumpahhh”
    “ngaku ga? aku teriak nih?”
    “mer asli mer aku ga ngapa ngapain, aku bawa km ke kamar karna di sofa km mabuk berat, km yang nyuruh aku diem di kamar, km kan yang nyuruh aku nginep juga” jelas gue
    “BOHONG!! ngaku ga???” kenceng nada bicaranya
    “asli mer, suer, ahh lo mabuk berat tadi, parahh”

    tiba tiba dia tertawa ngakak

    “hahahahaaa.. baru digituin aja udah parno”
    “kamprett.. jadi lo becandain gue?”
    “iya.. hahahhaaa”
    “sialan.. gue kira lo punya kepribadian ganda ketika mabok”

    kesal banget gue kena trol si merry, kampret ni cewe emang sarap. sekalinya sadar abis gue di kerjain. ngeliat situasi yang melegakan sekaligus kesel, gue tarik badan merry dan jatohin di kasur, gue pegang kedua tangan dia dan gue deketin muka ke muka dia. ga brenti dia ngetawain gue.

    “doyan banget ya kerjain gue”
    “emang.. hahahaa.. lucu abisnya.. hahhaaa”

    gue tunggu sampe tawa dia berhenti, setelah berenti gue langsung cium bibir dia plus gue isep bibir bawahnya. clepppttt..

    “giliran aku yang kerjain km”
    “ap…”

    tanpa tuntas bicara, gue tancepin lagi bibir gue. beruntung gue ga kena tampar, malahan merry membalas ciuman gue. sekitar 1 menit kita ciuman, merry mendorong badan gue.

    “udah ahh.. aku mw cuci muka”

    dengan perasaan kentang gue duduk terdiam melihat merry bangun dan ngeloyor ke toilet. anjrit bisa bisanya ni cewe ngerjain gue, ada aja akalnya. sialan.

    selang bberapa menit merry kembali ke kamar, dengan wajah yang masih sedikit ngetawain gue. hadeuhhh..
    dia berjalan ke arah lemari bajunya, dia membuka lemari dan mengambil baju tidur. karna risih ada gue dikamar jadi dia kembali ke toilet utk ganti baju. kepala gue mulai aga puyeng ga karuan, mungkin efek alkohol udh mulai menurun, gue putusin kembali ke meja depan utk minum beberapa gelas lagi biar kepala gue lebih stabil kadar alkoholnya. :v
    2 shot alkohol udh gue minum, sambil duduk santai di sofa libido gue kembali naik bosku. waduhh bahaya nih. hahaa

    “km minum lagi?” tanya merry yang seketika berdiri disamping sofa
    “iya, kentang nih.. puyeng pala gue”
    “mau lah” ucap merry diikuti duduk disamping gue
    “uda ah, km klo mabok ngaco”
    “yehhh.. cepet” geserin gelas biar gue isiin
    “iyeee nih”
    “hopp hopp hopp.. ehh kebanyakan ini, km mau bikin aku tepar?”
    “iya, biar tepar sekalian, biar ga ngerjain gue lagi”
    “sialan, coba aja klo bisa”

    bisa dibilang merry ini cukup kuat minumnya, buat standar cewe dia masih bisa tahan bberapa gelas. botol full udh tinggal nyisa dikit, paling tinggal 3 shot lagi. gue tunggu tuh ampe bereaksi di otak merry, udh mulai keliatan naik lagi, gue kasih lagi dah tuh. tepar tepar lah bodo amat ni cewe. :v
    dengan pandangan yang mulai remang gue perhatiin dia, nambah cakep aja ni cewe, pngaruh alkohol emg paten. wkwkk
    rambut terikat keatas, tengtop item dan celana pendek khas pakaian tidur wanita membuat libido gue semakin menanjak. dan gue bisa liat dia udh gapake BH, soalnya puting dia terliat samar menonjol. busetttt.. pgn banget gue nidurin dia.
    merry beranjak dari sofa, gue bisa liat dia berjalan aga zigzag, wahh udh nanjak lagi tuh alkoholnya. lalu pessss…. dia matiin lampu utama, skr cmn ada cahaya dari lampu senja dari pojok pojok atap rumah. jadi remang gini suasananya. wkwkk.. lah gue fikir dia mau tidur, ehh emang dasar cewe mabok ada aja tingkahnya. dia nyalain musik diruang tengah, lumayan kenceng pula, udah gitu dia muter musik EDM. yasalamm.. dia mau dugem dirumah? kamprett.. apa kabar tetangga, tengah malem gini muter musik kenceng. karna wkt itu gue masih kontrol, gue kecilin dah tuh volume musiknya.

    “ehh napa dikecilin?” tanya merry
    “ini tengah malem, lo mau digrebek tetangga?”
    “pinggir rumah kosong tau, ga ada orangnya”
    “udahhh volumenya segini aja, ga enak”

    kadar mabok merry udh dipuncak, sedikit sedikit dia mulai menggoyangkan tubuhnya mengikuti musik yang gue bilang sih cukup enjoy juga klo dalam keadaan mabok. wkwkk
    anjir beneran mabok ni cewe, urat malunya udh ga fungsi.

    “lo mau dugem dirumah?”
    “bodo, ga tiap hari kaya gini, gue ngerasa bebas sekarang”

    gue kala itu masih berdiri bego di depan dia, gue perhatiin gerakan dia semakin menantang. tak ayal dia bergoyang sambil memejamkan mata menikmati badannya terbawa irama musik EDM. semakin kencang beat musiknya jantung gue semakin terbawa suasana. akal sehat gue goyah, badan gue perlahan ikut tenggelam dalam suasana. badan gue mulai bergetar dan mulai mengikuti irama musik. ga bisa gue pungkiri, beban hidup seakan hilang, skr gue ngerasa tenang dan bebas. ahhh perasaan apa ini..

    merry menari bebas dihadapan gue, gerakan tubuhnya seakan memanggil dan menantang gue. gerakan pinggulnya begitu indah dan lentur, semakin lama semakin seksi goyangannya. otak dan otong gue mendidih. suasana remang dibalut musik EDM yang membuat jantung berdebar membuat kita berdua bebas dan tak berakal sehat. seakan real berada di tempat dugem, tanpa peduli dengan tetangga atau apapun.

    gue semakin berani, perlahan gue mendekati badan merry, gue berjalan dan terhenti dibelakang merry, badan kita beradu, gerakan naik turun merry diikuti kepalanya yang berputar mendorong gue melakukan hal lebih. gue letakan tangan di pinggul merry, tanpa penolakan dia memutar pinggulnya mengikuti irama musik. terasa banget pantat dia bergesek di bagian sensitif gue. ughhhh sungguh luar biasa, batin gue semakin bergejolak. tuntunan dari alkohol membuat gerakan tubuh merry semakin liar. udah kaya penari striptis bosku.

    tangan gue pun menjadi liar, kedua tangan gue melingkar di perut merry, dengan sedikit belaian lembut gue raba seluruh perutnya. gue yakin pasti seluruh tubuh merry menjadi sensitif saat ini, gerakan dia lebih menantang, tangannya pun ikut merasakan sensasi yang gue beri, usapan tangannya liar di kedua paha gue, sejenak dia melingkarkan tangan ke kepala gue juga. dengan kepala yang berputar putar, merry mencari sensasi lebih.

    gue hanya bisa meluk merry dari belakang, merasakan kehangatan dari tubuhnya. sedangkan otong gue terus menerus mendapat gesekan dari pantat merry. ciamikkk bosku, untung gue ga pake bahan jeans, bisa kram klo otong gue menggeliat dibalik celana jeans.

    seiring musik berganti, kepala gue semakin bertanduk. merry tak henti menggerakan tubuh seksinya dipelukan gue. moral gue pun semakin tipis, dengan berani tangan kiri gue mulai gerilya ke area atas perutnya, perlahan bergeser dan bergeser.. tak ada penolakan ketika tangan kiri gue berada di toket kanan merry, ugghhh gundukan daging empuk pas di kepalan tangan kiri gue. dengan lembut gue remas pelan. tubuh merry bereaksi menikmati rangsangan dari tangan gue. pantatnya semakin menekan ke area sensitif gue. seakan diberi izin, tangan kiri gue mulai masuk ke balik bajunya.. ahhhh.. tonjolan daging empuk dan hangat membuat otak gue semakin mendidih, putingnya mengeras dan menonjol. tanpa celah gue terus menggerayangi toket merry dari balik bajunya. kepala merry menggeliat, menahan rasa gemas dari suasana yang gue kasih. fakkkk… naluri kejantanan gue udh diujung tanduk, dengan berani tangan kanan gue perlahan turun dari perut merry, mencari jalan masuk ke area vital merry. sontak tangan kanan merry memegang pergelangan tangan gue yang berusaha masuk ke balik celananya, karna ga ingin gagal, gue mencium leher dan telinga merry utk mengalihkan perhatiannya. sekejap gue jilat dan isap bagian sensitifnya. merry mendesahhh.. “mmhhhhh” dan cengkraman tangannya mulai kendor, skr tangan gue bisa kembali nyelusup ke balik celananya. hangat.. bulu tipis carang terasa di tangan gue, dengan gampang gue menemukan klitorisnya, dann “emmhhhh… ahhhh..” desah merry. jemari gue menari bebas di klitoris merry, pinggul merry ikut bergoyang hebat, alunan musik sudah tidak menjadi irama. kini merry mengikuti alunan dari jari gue yang terbenam di area terlarangnya. tangan merry tak karuan menggerayangi seluruh tubuh gue yang berada di belakangnya.

    jemari gue semakin nakal, bergeser terus kebawah menyusuri belahan memek yang hangat. kini jemari gue bermain di liang kewanitaannya, perlahan menekan dan berputar, sungguh terasa hangat dan licin. karena posisi gue berada di belakangnya, gue bisa dengan mudah menjentikan jari dan memasukannya ke liang memek.

    besshhh… sedikit demi sedikit jari tengah gue masuk ke liangnya, licin, panas, basah sungguh terasa. ternyata birahi merry sudah terpancing. dengan irama senada gue mengocok vagina merry, sembari terus menekan area G-spotnya.

    “owhhh.. mmhhhh… ril…. emmhhhhh” merry meracau diikuti gerakan tubuhnya yang semakin berputar. bosan dengan toketnya, tangan kiri gue naik.. gue masukin jari ke mulutnya. karna pengaruh alkohol imajinasi kita menjadi berlebih, betapa kencang merry menghisap jari gue yang berada di mulutnya. terasa ada gigitan lembut didalam sana.
    “clokk.. clokkk.. clokk.. clokkkkk..” semakin kencang gue mengocok liangnya
    pinggul merry bergetar dan pahanya menjepit kencang, tanpa henti gue mengocok dan mengocok..
    “ummhhhh..” merry menggelinjang hebat diikuti liangnya yang semakin basah.

    merasa sudah mencapai kenikmatan, merry mendorong tangan gue, dia berbalik dan membuka bajunya. dengan wajah menantang dia mendorong gue mundur sampai mentok ke dinding. senyuman birahi terlukis dari bibirnya, dia menggenggam baju gue dengan kedua tangannya dan menariknya keatas. kita berdua topless skr, toket putih bulat terpampang jelas disinari cahaya sepia. gue hanya bisa tersenyum menantangnya. dengan liar dia mencengkram kepala gue, dia melumat bibir gue tanpa ragu, lidahnya bergoyang hebat di dalam mulut gue. entah berapa banyak air liur kita menyatu, ciuman basah penuh nafsu membuat kita semakin tergugah. tangan kita menggerayangi setiap inci tubuh masing-masing. desahan demi desahan terdengar dari bibir kita yang beradu hebat. isapan merry membuat bibir gue seakan mati rasa, sungguh hebat nafsu yang dia miliki, ditambah pengaruh alkohol membuat dia tanpa malu dan ragu untuk menunjukan birahi yang dimilikinya.

    kini leher dan telinga gue jadi sasaran keganasan merry, dia melumat habis leher gue, kecupan demi kecupan dilesatkan, bahkan jilatan memijat ia peragakan. terasa desiran angin menjadi dingin menandakan betapa basahnya area leher dan telinga gue. wah wahhh.. sepertinya ini yang dinamakan mandi kucing bosku.

    ga bisa gue tahan, emg gue mendesah kala itu, geli bercampur nikmat membuat gue reflek mengeluarkan desahan. tak berhenti disitu, lidah merry terus bermain tanpa lelah.. dada gue menjadi sasaran selanjutnya, putaran lidahnya bermain di area puting gue. dan hisapan kencang di puting membuat lutut gue seakan mau roboh. ohhhh.. luar biasa. kiri kanan dia lumat habis, tubuh gue digerayangi hebat oleh lidah dan kecupan merry. dada, bahu, perut, bahkan pinggang menjadi sasaran keganasan birahinya. asli.. geli banget, tapi gue bisa merasakan kelembutan & kehangatan dari permainan lidahnya.

    tiba-tiba merry mencengkram erat penis gue yang tegang dibalik celana.

    “puasin aku malem ini!!!” sayup menantang tersorot dari bola matanya

    tanpa ragu gue lumat bibirnya, kedua tangan gue masuk kebalik celananya, gue remas kencang pantat bulatnya. perlahan gue turunin celana merry, pinggulnya bergoyang membantu usaha gue menurunkan celananya. tak ingin ketinggalan, merry pun mulai melepas kancing & sleting celana gue. terburu buru kita berdua melepas sisa busana. merry kembali menerkam, kini kehangatan tubuh merry semakin terasa. keadaan bugil membuat tubuh kita seakan menyatu, tangan kita semakin bebas liar. tiap lekuk tubuh merry lebih jelas bisa gue rasakan. ohhh.. betapa mulusnya tubuh ini.

    sambil berciuman tangan merry mulai memegang penis gue yang sudah tegang maksimal, dia remas, dia usap, dan dia kocok. cairan pelumas tentu saja mengalir hebat dari lubang kejantanan gue, begitu cekatan tangan merry tak menyianyiakan pelumas itu, dia balut seluruh bagian penis gue dengan pelumas itu. ughhh.. semakin licin kepalan tangan merry. gue udah gemas banget pengen exe merry.

    merry liar mulai memutar badan gue, kini dia menempelkan tubuh depannya ke dinding, pinggulnya dia lekukan, dengan posisi kaki aga sedikit mengangkang. merry menantang gue lewat tatapan penuh birahinya menunggu untuk kenikmatan selanjutnya. gue arahkan penis gue ke lubang memek yang sudah basah, perlahan gue gesek lembut diluar lubang kewanitaannya.

    “hhhh… hhhh… ” nafas merry memburu tidak sabar menunggu liangnya digagahi kejantanan gue

    perlahan gue dorong ujung penis gue ke liang memeknya, walaupun sudah tidak perawan tapi liang memeknya masih kuat mencengkram, sedikit demi sedikit batang kejantanan gue menerjang gagah dalam kenikmatan vagina. tubuh merry bergetar diikuti kepalanya yang berputar menahan kenikmatan yang gue beri. gue pegang kedua pinggul merry dari belakang, gue genjot secara perlahan.

    “emhhh.. emhhh.. ssshhhh..” desahan merry tak kalah kencang dengan suara musik di rumah ini

    lagu demi lagu terus berganti, suasana remang romantis dengan diiringi musik cepat membuat birahi kita semakin menjadi. gue peluk tubuh merry, gue lumat habis lehernya, gue percepat gerakan pinggul gue.

    “cplokk.. cplokkk.. cplokk…”
    “ahhh.. ahhh.. ahhh.. emmmhhh..”

    kedua tangan merry pasrah menahan ke dinding di depannya, toketnya beradu dengan lapisan dinding yang dingin, pinggulnya terus bergoyang mengikuti irama genjotan yang gue beri. cengkraman liang memeknya semakin kuat ketika merry merapatkan kedua kakinya, membuat penis gue sesak berada di dalam memeknya.

    “aaahhhhh.. emmhhh.. ahhhh.. ril”

    seakan mau roboh, tubuh merry bergetar hebat, gue dorong kencang penis gue ke ujung liang nikmat. gue rasakan semprotan orgasme merry diujung kepala penis gue yang begitu hangat dan licin. nafas merry tersengal menikmati rasa nikmat dari orgasmenya.

    kini tubuh merry berdiri di ujung dinding, dengan nafas terengah dia mengistirahatkan birahinya, penis gue masih menancap, dengan lembut gue nikmati sisa kedutan yang tersisa dari liang vaginanya. lalu merry mendorong badan gue bwt lepasin otong gue, dia berbalik, dia kembali menarik otong gue dan mengarahkan ke memeknya. wahh.. posisi berdiri berhadapan nih, cukup sulit.

    gue angkat dan menahan kaki kiri merry, dengan tangan kiri gue pandu penis gue bwt kembali masuk ke liang memeknya. blesshhhh.. merry merangkul bahu gue, dengan badan sedikit miring gue mulai menggenjot. ciuman demi ciuman merry berikan, desahan masih terdengar dari mulutnya. semakin cepat gue menggerakan pinggul, semakin erat pula rangkulan yang dia beri. dada kita beradu, toket empuk hangat menempel erat di dada gue.

    “mmhhh.. mmmhh.. mhhhh.. owhhh.. sshhhhh..”

    jujur, gue ga kuat posisi ini, badan gue kram bosku. mungkin merry menyadarinya dari gerakan gue yang semakin menurun. dan merry memandu gue ke arah sofa, penuh perhatian dia menyuruhku duduk di sofa, ahhh akhirnya gue bisa duduk rebahan.
    merasa belum puas, merry naik ke pangkuan gue, dia menekuk kedua kakinya dan bertumpu pada lututnya diatas sofa. perlahan badan dia turun dan mengarahkan penis gue ke liang memeknya. ughhhhh terasa sekali batang penis gue tenggelam semua, sambil merangkul merry mendorong pinggulnya maju mundur. linuuu banget bosku.. serasa dicengkram dan diremas remas.
    dengan pelukan erat, pinggul merry bergerak semakin liar, maju mundur dan berputar. kala itu gue merem melek ga karuan, gila nikmat bangeetttttt… gue hanya bisa memegang pantat semoknya, gue remas pantatnya sebagai pelampiasan birahi. tanpa ampun merry bergoyang, kini dia bergerak naik turun. “plokkk.. plokkkk.. plokkk.. plokkk…”

    “emhhh.. emhhhh.. emhhhhh…” racaunya semakin keras
    “enak sayang?”
    “heemmmhh… owhhh..”
    “bebasin sayang, aku milik kamu malem ini” racau gue
    “iya sayang.. oohhh.. ssshhh”
    “puasin aku sayang” gue tampar pantat merry
    “aahhh.. sshhhh… rill.. enakkk.. emmhhh…”
    “terus sayang, jangan berhenti bicara” racau gue gemas penuh nafsu

    imajinasi gue pengen bebas, gue seakan pengen berkata kasar dan jorok akibat nafsu birahi yang memuncak dan pengaruh alkohol di otak gue. gue meracau tiada henti, begitu pula merry.

    “memekmu enak skali mer.. emmhhh..”
    “kontolmu jg sayang.. ahh.. puasin aku sayangg.. ahh..”

    nafsu kita semakin memuncak, genjotan kencang terus dilesatkan, tak peduli sakit ato perih.

    “aaaaaa… rill.. aku sampeee… aaaaaa… emmhhh..” merry menggelinjang hebat

    cairan hangat keluar dari memek merry, begitupun keringat kita membasuh membasahi sekujur tubuh. mendengar nafas merry yang kecapean, gue memangku tubuh merry dan merebahkannya di sofa. dengan kaki kanan terangkat ke senderan sofa, gue melihat memeknya basah dan licin. gue masukin 2 jari kedalamnya, gue kocok kencang sampai merry berteriak.

    “aaaaa… ril.. emmhhh.. pelannn.. sak… iiihhhhh..” kedua tangan merry berusaha menahan gerakan tangan gue yang mengoyak liang memeknya

    tapi gue ga gubris itu, udah kepalang penuh nafsu gue menggauli merry. entah berapa kali rintihan terdengar, awalnya terasa sakit beralih menjadi desahan menikmati. mata merry merem melek tak karuan, mulut menganga mencoba mengatur nafas.

    blesshhhh.. gue tancapkan kembali penis ke liang memeknya, gue genjot tanpa ampun. entah berapa banyak keringat kita menyatu.

    “rill.. cepet… perihhh.. emmhhhh…”
    “perih sayang… tapi suka kan?”
    “heemmm.. uhhh.. ahhh.. ahhh.. aku mauu nyam… mmhhhh.. aarrggghhhhh.. ” merry kembali bergetar

    “cplokkk cplokkk cplokkkk cplookkkk”

    merry mengerang liar, kedua kakinya menjepit pinggul gue dengan kencang. nafsu gue sudah semakin dipuncak.. tubuh gue bergetar, terasa gatal di ujung penis gue.

    “keluarin dmn sayang?”
    “lu uu uu uuu arrr”
    “ahhh.. eeggghhhhh… emmmhh..” racau gue merasakan nikmat

    dengan cepat gue mencabut penis dari liang memeknya, gue arahin penis gue ke sela sela toket merry. penuh pengertian merry memegang toketnya lalu menekan menghimpit penis gue. dengan cepat gue menggesekan penis gue di belahan toketnya. merry membantu gue lewat desahan desahan untuk memancing sperma gue keluar. tubuh gue semakin bergetar hebat, jantung berdebar kencang, rasa geli menggeliat di kepala penis gue.

    “pprrrtttt… prtttt…. prtttt….”

    dengan bebas sperma gue muncrat di belahan toket merry, banyak pula semprotan yang melesat ke leher merry, terlihat juga sperma gue turun menyucur ke sofa.

    dengan tubuh lemas gue masih berada diatas dada merry, keringat bercucuran menetes membasahi dada merry. gue mencoba mengatur nafas, tapi tiba tiba merry bergeser dan melahap penis gue yang masih dilapisi sperma.

    “emmhh….”
    “ahhh.. merr.. linu… ahh”

    tanpa mendengarkan gue, merry mengocok dan menghisap kencang penis gue. linu bangett.. auuhhhhhh

    “merr.. ahhh.. udahh… merr…”

    “cplokkkk”

    merry melepaskan hisapannya dan tersenyum puas melihat gue.

    “linu tau, maen isep aja”
    “abisnya gemes”
    “iya tapi aku linu”
    “linu dikit aja manja.. uda ahh, bersihin nih sofa, banyak banget sperma kamu”

    gue pun mengambil tisu diatas meja, kita membersihkan sisa sperma yang ada. dan dengan perasaan puas kita berdua duduk bersender di sofa mencoba untuk mengatur nafas. sejenak gue belai pahanya, dia balas dengan menjatuhkan kepalanya di bahu gue.

    “mer.. kita abis ngapain?” tanya gue
    “bikin anak”
    “klo jadi anak gimana?”
    “yeeee.. ya jangan lah, gila lo”
    “hahaahaaa.. gue puas banget, lo puas ga?”
    “ngga”
    “lah, mau lanjut?”
    “iihhh.. ogah, enak aja” ucap merry sambil ngeloyor matiin musik lalu masuk ke toilet

    ngerasa birahi sudah terlampiaskan gue bisa nyalain rokok dengan penuh rasa puas.

    sudah habis satu batang rokok, merry kembali mendekati gue. kini dia udah berpakaian lengkap, tapi entah kenapa otong gue masih memberi sinyal klo merry berada di deket gue.

    “mandi sanaaaa, keringetan badan kamu”
    “iya bentar lagi”
    “pake air anget aja biar ga masuk angin” ucap merry semari duduk di samping gue
    “oke”
    “hahaa.. pake baju cepet, tampak konyol tau ga liat kamu bugil. hahhaa”
    “yehhh.. sialan.. ehh ko gue masih horny ya deket lo?”
    “hah? gila aja, baru juga keluar”
    “liat aja nih ade gue” tunjuk gue ke penis
    “ya ampunnn, masih belum puas ya?” tangan merry memegang penis gue

    sontak otong gue kembali berdiri, waduhh bahaya.

    “mer, kocokin dong, pengen lagi nih” ucap gue
    “ogah ahh”
    “tanggung jawab mer”
    “tanggung jawab apa coba, harusnya kamu yang tanggung jawab udah nidurin aku”
    “ayolahh.. gue masih horny liat kamu, daripada aku pengen nidurin kamu lagi, pilih mana?”
    “ya ampuunnnnnn”

    dengan lembut penis gue dikocok tangan merry yang lembut, perlahan dia menurunkan tubuhnya. dann ugghhhh penis gue dimasukan ke dalam mulutnya, masih terasa aga linu sih karna sisa orgasme tadi. tapi rasa nikmatnya masih ada.

    “cplokkk” merry melepas isapannya
    “keluarin cepet ya?” ucap merry

    lalu dia kembali mengulum penis gue, dengan kocokan tangan dan isapan mulutnya membuat penis gue tak dikasih nafas. dia isap, dia jilatin seluruh batang penis gue, sampe dia mengulum dan menjilati biji kejantanan gue. ughhhh.. aliran darah gue mulai mendidih. merry mengulum penis gue dengan kecepatan yang intense, isapan kencangnya membuat batang penis gue terasa kram. luar biasa merry…
    entah membutuhkan betapa menit utk mencapai klimaks, skr tubuh gue mulai bereaksi, rasa geli mulai menggerayangi batang penis gue. uugghhhhh..

    “mer aku mau keluar.. emhh..” racau gue sembari memegang kepala merry
    “keluarin sayang.. cepat… emmhh..” racau merry membantu sembari mengocok kencang penis gue
    “ahhhh.. mer… teruss.. emmhhh… merrr..”
    “enngghhh..” merry mengocok sembari menempelkan bibirnya di kepala penis gue
    “aaaa.. mer… aaaaa.. keluar…aaahhhh”

    “cccrrrttttt… crrrtttt… crrtttt…”

    sperma gue kembali muncrat keatas, tangan merry dipenuhi cairan putih yang keluar dari liang kejantanan gue. lalu dia mencium mesra gue di bibir, tanpa perlu disuruh, merry membersihkan penis gue yang penuh cairan sperma dengan tisu.
    puas orgasme 2x malem ini, gue bisa tidur pulas ditemani merry disisi gue.
    sampai mata terbuka dipagi hari, merry sudah tak berada disamping gue. ternyata yaaa.. dia sudah menunggu gue untuk sarapan.

    dasar bajingan mujur, udah nidurin, skarang disiapin sarapan. wkwkk

    yaaahhh.. setelah kejadian itu, kita beberapa kali mengulanginya. kita melakukan itu demi kepuasan diri kita masing-masing, tanpa status tanpa rasa cemburu.

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • TEEN GIRL WITH HUGEDICK

    TEEN GIRL WITH HUGEDICK


    2010 views

  • Cerita Seks Cewe Hyper Sex Yang Sering Ganti Pasangan

    Cerita Seks Cewe Hyper Sex Yang Sering Ganti Pasangan


    1240 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Cewe Hyper Sex Yang Sering Ganti Pasangan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Aku punya temen, sebut saja Dini, biar lebih asil. Abg asal kota amoy, Singkawang. Seperti ciri kebanyakan abg amoy, Dini punya perawakan kutilang tapi gak darat, karena toketnya lumyayan gede. Pinggangnya ramping dan pinggulnya yang besar sehingga membuat setiap lelaki betah berlama2 menyapu tubuh Dini dengan matanya. Apalagi kalo liat Dini jalan, pantatnya yang besar bergerak kekiri kekanan mengikuti gerak langkahnya.

    Pasti bikin napsu lelaki yang ngeliatnya, apalagi Dini sering pake celana panjang, apalagi pendek, yang ketat. Kulitnya yang putih dan wajah sendu dengan sepasang mata sipit menambah kecantikan Dini. Yang khas lagi dari Dini adalah bulu tangan dan kaki yang panjang2, ditambah dengan kumis tipis yang menghiasi bagian atas dari bibir mungilnya, menambah keseksiannya. Pastilah jembutnya lebat, dan napsunya gede, seperti aku kalee.

    Model pakeannya juga selalu seperti yang dipake abg amoy, rambut lurus sebahu yang dicat kepirangan, blus ketat yang menonjolkan kemontokkan toketnya, dan celana hipster yang juga ketat sehingga pinggang dan pinggulnya pasti menarik perhatian lelaki yang melihatnya. Lagian blus ketatnya cuma sepinggang sehingga pinggang dan perutnya yang putih mulus serta pusernya suka ngintip kalo Dini bergerak. Tambah lagi daya tarik Dini dimata lelaki. Dini sering ngobrol apa saja dengan aku termasuk urusan seks. Dia cerita bahwa cowoknya suka napsu ama dia dan setiap weekeng pasti Dini ngentot dengan cowoknya, kalo gak dirumahnya ya di rumah cowoknya.

    Ortu Dini sibuk berbisnis sehingga jarang dirumah, makanya Dini bebas saja ngajak cowoknya tidur dirumahnya. Aku nanya “apa ini cowok yang mrawani kamu”, jawabnya “ini cowok yang kedua”. “Kok bisa”, tanyaku lagi. “Iya Dini kenal ama cowok kedua ini karena cowok yang pertama juga”. Cowoknya ngajak temennya untuk ber 3 some dengan Dini. dasar Din, dia mau aja diantre 2 cowok sekaligus. Bener kan napsunya Dini gede. Ternyata kontol cowok kedua ini lebih besar dan panjang dibanding cowok pertama. Agen Maxbet

    Dini ngerasain lebih nikmat dientot ama cowok kedua. Ketika ber 3 some, cowok kedua sampe 3 kali ngentotin Dini, sedang cowok pertama cuma 2 kali seperti biasanya. Setelah 3some itu, Dini diam2 ngentot juga dengan cowok kedua, hanya berdua saja. sampai akhirnya cowok pertama tau dan hubungan mereka putus. Buat Dini gak masalah karena toh dia mendapat kenikmatan yang lebih dari cowok yang kedua. “Nes, kamu suka ngentotnya ama om om ya”, Dini nanya kebiasaan ngentotku. “Kenapa sih” “Buat aku lebih nikmat kalo sama om om Din”, jawabku. “Om om maennya suka lebih lama, jadi aku sempet nyampe beberapa kali baru si omnya ngecrot”. “Wah kuat banget si om ya”, kata Dini lagi. “Kalo ama cowokku sih kita bareng nyampenya, tapi kalo sampe 3 ronde baru cowokku lama baru ngecrotnya, nikmat banget seh.

    Ama si om kamu maen berapa ronde?” “Sukanya 3 ronde juga, aku sampe lemes udahannya”, jawabku. “Wah lebih nikmat ya Nes”. “La iya lah, kamu mo nyoba ama om om, ntar aku kenalin ama om Andi. Dia fotografer yang suka orbitin model2 yunior, aku kenal om Bram juga lewat om Andi”. “Om Bram produsen sinetron itu?” “Iya, mau gak, ntar aku telponin om Andi.

    Dia pasti gak nolak deh kalo kamu mau maen ama dia”. “Boleh dah”, jawab Dini lagi, penasaran rupanya dia denger ocehanku. Aku segera mengontak om Andi, kamu2 masih ingat siapa om andi itu kan, kalo dah lupa om Andi nongol di crita Ines yang judulnya DIGARAP 2 COWOK dan NIKMATNYA IKUT CASTING. Aku nerangin ke om Andi bahwa Dini mo ktemuan, nyoba peruntungan di modelling, kataku. Ketika aku nerangin cirinya Dini, om Andi antusias banget menyanggupi. “Kalo ketemu suru bawa bikini atau daleman bikini yang minim dan tipis”, katanya.

    Aku dah pahamlah selera om Andi. Hp kuteruskan ke Dini supaya Dini janjian ketemuan sendiri ama om Andi. “Makasih ya Nes. Nikmat gak ama om Andi”, kata Dini sembari ngembaliin hp ku. “Kamu rasain sendiri aja deh. Kapan mo ketemuannya?” jawabku. “Lusa Nes, aku mesti ngatur supaya cowokku gak ngerecokin aku sama om Andi”. “Kamu punya bikini atau daleman model bikini gak?” “Punya sih, cowokku sering beliin aku daleman model bikini, mana kekecilan dan tipis lagi. Bikini juga ada. Kalo aku pake didepan cowokku, 5 menit lagi juga dah dilepasin ama dianya”. “Kamu bawa kalo ketemu ama om Andi, juga bawa baju ganti karena biasanya om Andi ngajak kamu nginep di vilanya”. “Nginep?” “La iya lah, pastinya om Andi ngajak kamu nginep, kebayang kan dia mo maen berapa ronde ama kamu”. “Wah asik dong kalo om Andi kuat begitu, aku jadi gak sabaran mo ketemu om Andi buruan”. Aku tersenyum aja dengernya. Berikut ini adalah apa yang dialami oleh Dini ketika dia bersama om Andi di vilanya. Dini minta aku yang menuliskan ceritanya, dan ini hasilnya. Agen Judi Hoki Banget

    Pada hari yang dijanjikan, Dini membawa tas yang berisi baju ganti, bikini dan beberapa daleman bikini serta mantel di resto cepat saji. Dia mengatakan pada cowoknya bahwa dia harus keluar kota untuk satu urusan. Karena Dini sangat menyakinkan ketika menerangkan alesannya, cowoknya tidak keberatan dia pergi. Lagian Dini perginya gak weekend, yang merupakan saat dimana cowoknya dapet jatah nikmatnya. Agak lama Dini nunggu, sampe ada seorang lelaki yang menyapanya, “Dini ya”.

    Dini memang sudah ngasi tau pake blus ketat warna pink dan jins hipster ketat juga. “Wah kamu cantik sekali, Din, seksi juga lagi”, kata om Andi sambil menyalami Dini sambil menyebutkan namanya. “Om belum pernah neh dapet model amoy, mana amoynya bahenol lagi”. Dia duduk didepan Dini. “Kamu dah lama kenal Ines ya Din”, kata om Andi membuka pembicaraan. “Dah lama juga om, Dini sering curhat ama Ines”. “Kok bisa ngerembet sampe ke om segala”. “Iya om, kita cerita2 ngesex, sampe Ines crita nikimat banget ngesex ama om. Dini jadi kepingin nyobain deh” “Bisa aja si Ines.

    Dini biasanya ngesex ama om om juga?”. “Enggak om, sama cowok Dini”. “Sering ya Din ngesexnya”. “Setiap weekend om, keculai kalo Dini lagi dapet”. “Wah asik, dah pengalaman dong kamu urusan ngesex”. “Pengalaman ya cuma ama cowok Dini aja om”. “Iya biar cuma ama 1 cowok tapi kan kamu dah sering ngelakuin ama dia, jadi dah tau dong apa yang dimaui lelaki diranjang”. “O itu maksud om, ya udah lah. Dini selalu nurutin apa yang diminta cowok Dini di ranjang”. “Kamu selalu maennya di ranjang ya Din”. “Iya om, kan maennya selalu dikamar”. “Di hotel?” “enggak om, dirumah Dini atau ditempat cowok Dini”. “Entar asik, vila om ada kolam renangnya, jadi bisa foto session di kolam renang dulu ya Din. Kita berangkat sekarang yuk”.

    Merekapun beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke mobil om Andi yang diparkir di halaman resto. Di jok belakang teronggok tas yang katanya berisi peralatan fotografi, serta peralatan bantu lainnya. Segera mobil meluncur meninggalkan tempat parkir, menembus kemacetan kota menuju ke vila om andi yang terletak di daerah Puncak. Selama diperjalanan mereka ngoborol ngalor ngidul. Om Andi mampir disebuah mini mart didekat vilanya dan membeli makanan dan minuman serta keperluan lainnya. Belanjaan yang cukup banyak itu ditaruh dibagasi mobil mengingat di jok belakang dah dipenuhi peralatan foto.

    Sesampainya di vila, om andi menurunkan semua bawaannya. Dini membantu ngangkatin juga selain tas pakeannya. “Gak ada yang nungguin ya om”, tanya Dini. “Ada yang nunggu, setan”. “Bener om ada setannya”, Dini membelalak ketakutan. “He he om becanda kok, kalo juga ada setan, setannya taku ama om. Kan om rajanya setan”, kata om Andi sembari mencolek pinggang Dini yang terbuka. “Ih, om geli ah”, jeritnya manja. “Kan vila ini kosong, jadi kalo om mo pake vilanya, ada orang yang dateng buat membersihkan seluruh vila sebelumnya”.

    Makanan dan minuman dimasukkan ke lemari es, sebagian diletakkan dimeja pantri. Ketika itu dah sore, matahari dah mulai turun. “Din, masih ada matahari, fotosession dulu yuk. Kamu pake deh bikini kamu. Om tunggu di belakang ya, di kolam renang”. Dini masuk ke salah satu kamar dan mengganti pakeannya dengan bikini. Karena bikininya minim, toketnya yang besar montok seakan mo ngeloncat keluar. Demikian juga jembutnya yang lebat ngintip dari sela2 cd bikininya.

    Om Andi menelan ludah ketika dia melihat Dini berbikini sexy. “Wao, mulus banget Din. Merangsang banget”. Dia segera memberi arahan pada Dini untuk berpose di pinggir kolam renang dan mulai mengambil gambar. Karena Dini belum pernah akting maka gayanya kaku. “Kamu malu ya Din ama om, kok kaku banget seh gaya kamu”. “Enggak kok om, Dini gak malu”. “Iya ya kan kamu dah biasa telanjang didepan cowok kamu. Anggep aja om cowok kamu supaya kamu bisa lebih rilex gayanya”. Dengan sabar om Andi mengarahkan Dini berpose sehingga akhirnya dapet juga satu set foto Dini berbikini. Om Andi mengomentari apa yang harus diperbaiki sembari melihat foto2 yang diambilnya di laptop. Cerita Seks99

    Karena dah mulai gelap, foto session dipindah kedalem. Di ruang tamu. “Din kamu ganti pake lingeri, bawa kan”. “Bawa om”, Dini menghilang lagi kekamar dan mengganti bikininya dengan daleman tipis dan minim yang model bikini juga. Om andi kembali ternganga melihat kemontokan bodi Dini. Karena dalemannya yang tipis maka berbayanglah pentil toket Dini yang belum terlalu besar dan berwarna pink kecoklatan. Demikian pula jembutnya yang lebatpun terlihat jelas dibalik cd tipis yang dipakenya. “Wah Din, kamu lebih merangsang begini daripada telanjang bulet”.

    Foto session dimulai lagi dengan menggunakan sofa. Lampu sorot dipake untuk menambah pencahayaan. Dini tanpa canggung berpose lebih vulgar dari yang di kolam renang, pahanya selalu dikangkangkan menonjolkan kelebatan jembutnya. Toketnyapun selalu dibusungkan sehingga terekam dengan jelas kemontokannya di kamera om Andi. Sementara om Andi sendiri terlihat sekali susah mengendalikan napsunya yang sudah sangat berkobar2 melihat kemontokan Dini. Karena sudah mendapatkan banyak masukan dari hasil sesi foto bikini, Dini jauh lebih rilex berposenya dan memerlukan sangat sedikit perbaikan sehingga cepat selesai sesi foto lingerie.

    Om Andipun men set kameranya ke lap topnya dan mulai membahas satu persatu foto yang telah dibuat dengan Dini. “Foto session ke 3 telanjang ya Din”. “Siapa takut, tapi makan dulu ya om, Dini dah laper neh”. “Kita cari makan diluar ya Din, deket vila ada warung sate kambing, enak”. “Biar tambah hot ya om”, jawab Dini sembari menghilang ke kamar. Keluar dari kamar dia dah memakai pakaeannya yang tadi, blus dan jins hipster. “Din, kalo malem dingin, kamu gak bawa mantel”. “Ada om”, kata Dini sembari masuk ke kamar lagi mengambil mantelnya. Sampe sini om Andi belum menunjukkan aktivitas apa2, walaupun dari wajahnya terlihat sekali bahwa dia sudah sangat bernapsu. Dini heran juga, kok om Andi kuat sekali menahan diri untuk tidak mulai menggelutinya.

    Sekembali dari makan, Dini memakai bikininya lagi dan mengajak om Andi berenang. Air kolamnya terasa hangat walaupun tidak dipanasi. Om Andi hanya bercelana gombrong. Mereka berenamh hilir mudik beberapa saat, kemudian Dini segera keluar dari kolam, membungkus tubuhnya dengan anduk dan berbaring di dipan bermatras yang ada dipinggir kolam. Hawanya terasa dingin, segera om andipun keluar dari kolam dan duduk disebelah Dini yang sudah berbaring didipan. “Om dingin om”, Dini mengundang om Andi untuk bertindak. Segera om andi bereaksi, dia berbaring disebelah Dini, memeluknya dan segera memagut bibir mungil Dini. sebentar saja anduk yang membungkus tubuhnya sudah diurai om Andi. Dini menjadi gelisah, kakinya berubah posisi terus, sebentar kaki kiri diatas kaki kanan, sebentar lagi posisinya sebaliknya. Dia rupanya menahan napsunya yang telah berkobar. “Kenapa Din, gatel ya, kok kakinya berubah terus”. Dini diem saja.

    Om Andi mencium pipinya, Dini menggelinjang dan menoleh ke arah om Andi. Dia segera mencium kembali bibir mungilnya. Melumatnya, lidahnya mendesak masuk ke dalam mulut Dini, menggelitik langit langit mulutnya. Dia mulai merabai toketnya yang masih tertutup bra bikininya. Dini merintih. ” Om..”. Dia menjilati lehernya, ”tenang aja Din, nikmati ..” . Dini benar benar tak kuasa menolak semua itu , dia hanya pasrah menikmati permainan itu. Kembali om andi menciumi bibir Dini lagi . Dini pun membalasnya dengan penuh nafsu . Dengan cepat dia melepas bra bikini yang di kenakan Dini . Dini sama sekali tak menolak . Dadanya telah terbuka.

    Om andi menatap toketnya, yang segera diraba2. Tubuh Dini gemetar. pentilnya juga dimainkan dengan liar. Dini mendesah “ ahh.. .. ehhh ….om ohh… “. Om andi pun menjulurkan lidah , menjilat pentilnya yang tampak menonjol keluar . Dini sudah sepenuhnya di kuasai birahi . Om Andi dengan bernafsu melumat , menyedot toketnya. Membuat Dini semakin birahi . Suara erangan nikmat Dini terdengar , menambah gairah si om . Dia pun mengurai ikatan cd bikini Dini sehingga dalam sekejab Dini sudah bertelanjang bulat. Jembutnya yang lebat menyelimuti daerah nonoknya. Dengan lembut om Andi meraba raba paha putih mulusnya. Perlahan dia mengelus elus paha putih Dini. Sambil sedikit demi sedikit merenggangkan kedua kakinya, dia dapat jelas melihat cairan nikmat yang merembes dari nonok Dini membasahi selangkangan.

    Om Andi menjilati daun telinganya sehingga membuatnya terangsang geli. Satu sentuhan lembut , jarinya tepat di belahan nonoknya. Membuat suara erangan birahi keluar dari mulut Dini. “AAhh …… “ . om Andi terus aktif menyapu pentilnya dengan lidah, toketnya tampak mengeras karena napsu . Di sertai getaran getaran jarinya di atas belahan nonoknyanya, membuat tubuh Dini bergejolak. “ ohh….. ahhh .. sudah, Dini gak tahan lagi .. ..” erangnya ketika jarinya bergerak semakin cepat di belahan nonoknya, keatas dan kebawah. Om Andi tidak berhenti , jarinya bergetar semakin liar. Pentil Dini juga dijilat cepat . Tubuh Dini mengejang , Dini menjerit keenakan, dia nyampe. Nafasnya masih memburu di sertai degup jantungnya yang berdetak cepat . Om Andi pun menciumi bibir nya. “Din, kamu merasa nikmat gak ..” tanyanya, sambil terus mencium bibir Dini dengan mesra. Dengan dua jari, bibir nonoknya dikuakkan lebar. Dini mengerang .

    Om Andi menatap nonok Dini , dengan liangnya yang basah . itilnya tampak memerah dan membesar . Dia menjulurkan lidah menjilati itil Dini . Lagi lagi Dini mengerang nikmat. Jilatannya di itil Dini terus membangkitkan nafsu birahi Dini.

    Sebentar saja Dini telah kembali bernapsu. Dini terus mengerang kenikmatan . Lendir nonok Dini mengalir terus . Rasa nikmat dan gatal mendera itilnya yang tegang terangsang. Dan tubuhnya kembali menegang . “ ahh…enak…ahhh ..enak..” erangnya . Lidahnya terus bergerak menyapu itil Dini dan membawa Dini kembali mengejang kerena nyampe lagi . Tubuh Dini pun kembali lemas . “Om, belum dientot aja Dini dah 2 kali nyampe, apalagi kalo dah dientot ya om”.

    Setelah beberapa saat , om andi membawa tubuh bugil Dini kedalam kamar dan membaringkannya di ranjang. Dini berjalan agak gontai dan sempoyongan , tubuhnya terasa lemas dan tenaganya seperti hilang . “Kok masuk om, katanya mo maen di kolam”. “Kan diluar dingin Din, ntar masuk angin lagi. Besok kan kita mo foto session nude lagi”.

    Sekarang Dini telah berbaring di ranjang. Om Andi memberikan minuman yang tadi dibelinya di minimart kepada Dini. Dia pun mulai membuka celananya. Kontolnya yang tegang itu sudah siap untuk memasuki nonok Dini. Dia menghampiri Dini . Om Andi meminta Dini mengemut kontolnya. “Kontol om”, kata Dini lirih. “Emangnya kenapa Din”. “Kontol om besar sekali, lebih besar dan lebih panjang dari kontol cowok Dini”. Jemarinya mulai menyentuh kepala kontol om Andi.

    Pertama kali Dini hanya memegang dengan kedua jemarinya. “Aah… terus dong Din, pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayu om Andi penuh nafsu. “Iiih… keras sekali om”, bisik Dini. “Ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” om Andi mengerang nikmat saat tiba-tiba saja Dini bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat. “Iiih sakit ya om”, tanyanya. Om Andi menatap Dini. “Ooouhh jangan dilepas Din, remas seperti tadi, lekas Din, oohh…” erangnya lirih. Dini kembali meremas kontolnya seperti tadi. om Andi melenguh nikmat.

    Dini menatap kontol yang kini sedang diremasnya, jemari kedua tangannya secara bergantian meremas batang dan kepala kontol om Andi. Jemari kiri berada di atas kepala kontol sedang jemari yang kanan meremas batangnya. Om Andi hanya bisa melenguh panjang pendek. “.sshh…Din… terusss, yaahh… ohh… ssshh”, dia melenguh keenakan. Dini memandang om Andi sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu digenggam dan diremas seperti semula tetapi kemudian dia mulai memompa dan mengocok kontolnya maju mundur. “Aakkkhh… ssshh” om Andi menggelinjang menahan nikmat. Dini semakin bersemangat melihat om Andi merasakan kenikmatan, kedua tangannya bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. “Din…aahhgghh… sshh, sekarang diemut Din”, pinta om Andi. Dini pun menjulurkan lidahnya dan menjilati ujung kontol om Andi.

    Tapi belum diemutnya . om Andi mendorong kontolnya hingga ke mulut Dini . “ayo dong ..Din, diemut ..dong..” pintanya . Dini pun perlahan membuka mulutnya. Kontol om Andi segera melucur masuk ke dalam mulutnya. “ ufff …ughh …. “ suara Dini tertahan kontol . Dini mengeluar masukkan kontolnya didalam mulutnya.

    Om Andi kemudian menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toket Dini, perutnya yang menekan nonok Dini. Kembali dia menggerayangi toket Dini, dia mulai menggesekkan jemarinya mulai dari bawah toket di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketnya yang kenyal dan montok. Dini merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat. “Om, geli, ayo dong om Dini dientot”, erangnya lirih. Beberapa saat om Andi mempermainkan kedua pentilnya yang kemerahan dengan ujung jemarinya.

    Dini menggelinjang lagi, om Andi memuntir sedikit pentilnya dengan lembut. ” Om…” Dini kembali mendesah. Secara bersamaan akhirnya om Andi meremas-remas gemas kedua toketnya dengan sepenuh nafsu. “Aawww… om”, Dini mengerang dan kedua tangannya memegangi kain sprei dengan kuat. Om Andi semakin menggila tak puas meremas lalu dia mulai menjilati kedua toket Dini secara bergantian. Dia menjilati seluruh permukaan toket Dini sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentil Dini secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas. Lima menit kemudian dia menghisap kedua pentil Dini sekuat-kuatnya. Dia tak peduli Dini menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali Dini memegang dan meremasi rambut om Andi, sementara om Andi tetap mencengkeram dan meremasi kedua toket Dini bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya.

    Pentil Dini dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Dini hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika gigi om Anton menggigiti pentilnya dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toket Dini nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitan om Andi. Cukup lama om Andi mengemut toket Dini, setelah itu dia merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusar Dini, Dini mulai mengerang-erang kecil keenakan, om Andi mengecup dan membasahi seluruh perutnya. Ketika bergeser ke bawah lagi, om Andi membetulkan posisinya di atas selangkangan Dini. Dia membuka ke dua belah paha Dini lebar-lebar, Dini sudah sangat terangsang sekali.

    Kedua tangan Dini masih tetap memegangi kain sprei. Om Andi memandangi nonok Dini yang ditumbuhi jembut lebat. Bibir nonoknya kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit berada diantara kedua bibir nonoknya. Selanjutnya om Andi langsung menyosor menekan nonok Dini, hidungnya menyelip di antara kedua bibir nonok Dini. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir nonok Dini dengan bernafsu, sementara tangannya merayap ke balik paha Dini dan meremas pantatnya yang bundar dengan gemas.

    Om Andi mulai mencumbui bibir nonok Dini yang tebal itu secara bergantian. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia mengecup dan mengulum bibir nonok Dini bagian bawah. Karena ulahnya, Dini sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhnya menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahanya sampai menjepit kepala om Andi yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir nonoknya. Om Andi memegangi kedua belah pantat Dini yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak. Dini meremasi rambut om Andi sampai kacau. Kadang pantatnya dinaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang digoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidah om Andi pada seluruh permukaan nonoknya.

    Dini berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat hebat, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Om Andi semakin bersemangat melihat tingkahnya. Disibakkan bibir nonok Dini, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendir Dini. Om Andi mengusap dengan lembut bibir nonoknya, agak ke atas dari liang nonoknya yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, itilnya. Lalu secepat kilat dengan lidahnya menyentil2 itil Dini. Dini memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakinya kebawah.

    Dini mengejang hebat, pinggulnya bergerak liar dan kaku, sehingga jilatanom Andi pada itilnya jadi luput. Dengan gemas om Andi memegang kuat-kuat kedua belah paha Dini lalu kembali ditempelkannya bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir nonok Dini. Dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkan menembus jepitan bibir nonok Dini dan kembali menyentil itilnya. Dini memekik tertahan dan tubuhnya kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya. Pantat nya terangkat ke atas sehingga lidah om Andi memasuki celah bibir nonoknya lebih dalam dan menyentil-nyentil itilnya. Begitu singkat karena tak sampai 1 menit Dini mengejan kembali dan ada semburan lemah dari dalam liang nonoknya berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Daftar Maxbet

    Om Andi masih menyentil itil Dini beberapa saat sampai tubuh Dini terkulai lemah dan akhirnya pantatnya pun jatuh kembali ke kasur. Dini melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru dirasakan, sementara om Anton masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika Dini nyampe. Seluruh selangkangan Dini tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Om Andi menjilati seluruh permukaan nonok Dini sampai agak kering, “Din…puas kan…” bisiknya lembut namun Dini sama sekali tak menjawab, matanya terpejam rapat. “Giliran om ya Din, om mau masuk nih”, bisiknya lagi. “Sekarang dientot yang lama ya om”, rengek Dini. “Yang penting Dini nikmat kan”. “Nikmat banget2, om”.

    Om Andi segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuh Dini yang telanjang berkeringat. Dia menarik kaki Dini ke atas dan ditumpangkan kedua paha Dini pada pangkal pahanya sehingga kini selangkangan Dini menjadi terbuka lebar. Dia menarik pantat Dini ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas nonok Dini yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir nonok Dini dan lalu beberapa saat kemudian kontol ditepuk2kan dengan gemas ke nonok Dini. Dini menggeliat manja dan tertawa kecil, “Om… iiih.. gelii… aah”. “Din, kontol om mau masuk nih”, bisiknya penuh nafsu. “Om, masukin buruan. Dini dah gak tahan lagi neh”, sahut Dini. Sedikit
    disibakkannya bibir nonok Dini, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang nonok Dini yang sempit. Dia mulai menekan dan tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang nonok Dini membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Dini menggigit bibir saking nikmatnya. Om Andi melepaskan jemarinya dari bibir nonok Dini dan plekk…bibir nonok Dini langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. Dini memejamkan matanya rapat-rapat dan kedua tangannya kembali memegangi kain sprei. Om Andi agak membungkukkan badan ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah.

    Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam nonok Dini. Dia kembali menekan, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam nonok Dini. Dia terus menekan kontolnya, terus memaksa memasuki nonok Dini yang luar biasa sempit itu. Om Andi memegang pinggul Dini, dan ditarik kearah kontolnya sehingga masuk makin ke dalam. Dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk nonok Dini. Dini mengerang nikmat. Dihentakkannya lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir nonok Dini.

    Om Andi berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat nonok Dini yang luar biasa. Dia merebahkan badannya di atas tubuh Dini yang telanjang, Dini memeluknya, toketnya kembali menekan dada om Andi. Nonoknya menjepit meremas kuat kontol om Andi yang sudah amblas semuanya. “Din… bagaimana rasanya”, bisiknya. “Nikmat banget om”, jawabnya. Dia mencium bibir Dini dengan bernafsu, dan Dinipun membalas dengan tak kalah bernafsu. Mereka saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu om Andi mulai menggoyang pinggul naik turun. Kontolnya mulai menggesek nonok Dini.

    Pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Dini memeluk punggung om Andi dengan kuat, kukunya terasa menembus kulit om Andi. Dini merintih dan memekik keenakan. Beberapa kali Dini sempat menggigit bibir om Andi saking napsunya. Om Andi hanya merasakan betapa nonok Dini yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging nonok Dini seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. “Din, om nggak tahan lagi nih aahhgghghh”, bisiknya. “peju om mau keluar”. “Dini juga mo nyampe om, barengan yach”. Dan akhirnya pejunya ngecret di nonok Dini. Dinipun ikut mengejang ketika merasakan hangatnya peju om Andi yang menyembur2 seperti dam yang bobol didalam nononknya. Mereka pun berpelukan puas. Dan tanpa terasa mereka ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecaapaian dalam permainan tadi.

    Mereka tertidur sampai menjelang pagi. Ketika terbangun, om Andi membangunkan Dini juga lalu mereka berdua mandi bersama karena semalem mereka gak sempet mandi. Di dalam kamar mandi mereka saling membersihkan dan berciuman. Om Andi minta Dini jongkok dan menjilati serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri lagi. Kontolnya dikulum Dini sambil dikocok pelan-pelan naik turun. “Enak banget Din, terus diemut Nes”, erangnya. Kemudian giliran om Andi, Dini disuruh berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub. Dia menyerang selangkangan Dini, khususnya itilnya, dengan lidah sehingga Dini mengerang sambil memegang kepala om Andi dan menenggelamkannya lebih dalam ke nonoknya.

    Om Andi menjulurkannya lidahnya lebih dalam ke nonok Dini sambil mengorek-korek itilnya dengan jari manis. Semakin hebat rangsangan yang Dini rasakan sampai akhirnya dia nyampe, dengan derasnya lendirnya keluar tanpa bisa dibendung. Om Andi menjilati dan menelan semua lendirnya. “Om, nikmat banget deh, Dini sampe lemes”, kata Dini. “Ya udah kamu istirahat aja, om mau sediain makanan dulu ya”, katanya sambil keluar dari kamar mandi bertelanjang bulat. Dini mengikutinya, juga dengan bertelanjang bulat. Mereka sarapan sereal yang dicampur dengan susu, sambil minum kopi. Om Andi menghangatkan kue2 yang kemarin dibelinya di microwave. Sambil bercanda2 mereka menyantap semua makanan yang tersedia.

    Sehabis makan langsung om Andi menyiapkan kembali peralatan fotonya untuk sesi foto telanjang. Dalam keadaan telanjang bulat Dini berpose dengan macam2 gaya, dikamar mandi, diranjang, disofa, dimeja makan, di beranda dan terakhir kembali dikolam renang. Om Andi mengekspos kemontokan Dini, toket, pentil, pantat dan jembut Dini. Cukup lama sesi foto berlangsung. Seperti ketika sesi lingeri, tak banyak kesulitan yang dialami Dini. Dia sudah bisa berpose secara alami, berkat arahan dan kenikmatan yang dia peroleh dari im Andi. Dalam hati Dini membenarkan cerita Ines bahwa om Andi sangat ahli mengolah pose dan mengolah badan prempuan sampai bergelimang kenikmatan. Semalem dan mulai ngentot saja, om Andi mengulangi lagi merangsang tubuh Dini sampai dia merasakan kenikmatan yang luar biasa, sehingga ketika dientot rasanya sampai susah dituliskannya.

    Dini berbaring didipan. Om Andi menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha Dini. Lalu dengan gemas, diciumi pusarnya. ” Om, geli!” Dini menggeliat manja. Om Andi tersenyum sambil terus saja menciumi pusar Dini berulang2 hingga dia menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lutut om Andi merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toket Dini. Dia mengecup pentilnya sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangi beberapa kali, kemudian dia meremes toket Dini dengan lembut. Remasannya membuat pentil Dini makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentil Dini dan kukulum2 sambil mengusap punggungnya. “Kamu cantik sekali, Din. Kamu gak dicariin ortu kamu kan”, katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Dini. Dini hanya tersenyum, menggelengkan kepalanya. Dini merangkul leher om Andi, dan mencium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulut om Andi.

    Mereka langsung berpagutan lagi, Dini sangat bernapsu meladeni ciuman om Andi. Om Andi mencium bibirnya, kemudian lidahnya kembali menjalar menuju ke toket dan mengulum pentil Dini. Terus menuju keperut dan menjilati pusar Dini hingga Dini menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Om enak sekali..” nafasnya terengah2. Lumatan dilanjutkan pada itil Dini, dijilati, dikulum2, sehingga Dini semakin terangsang hebat.

    Pantatnya terangkat supaya lebih dekat lagi kemulut om Andi. Om Andipun memainkan lidahnya ke dalam nonok Dini yang sudah dibuka sedikit dengan jari. Ketika responsnya sudah hampir mencapai puncak, om Andi menghentikannya. Dia ganti posisi 69. Dia telentang dan minta Dini telungkup diatas tubuhnya tapi kepala ke arah kontolnya. Dia minta Dini untuk kembali menjilati kepala kontol lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutnya dari atas. Setelah Dini lancar melakukannya, om Andi menjilati nonok dan itil Dini lagi dari bawah.

    Selang beberapa lama mereka melakukan pemanasan maka om Andi berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di nonok Dini. Dini ditelentangkan, pahanya dikangkangkan, pantatnya diganjal dengan bantal. Om Andi kemudian menelungkup diatas Dini. Kontol digesek2kan di nonok Dini yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilnya dijilati barusan. “Ayo om cepat, Dini sudah tidak tahan lagi”, pintanya dengan bernafsu. “Wah kamu sudah napsu ya Din, om suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu banget sehingga nikmat banget rasanya ketika kontol om masuk ke nonok kamu”, jawabnya. Dengan pelan tapi pasti dia memasukkan kontolnya ke nonok Dini. Dini melenguh sambil merasakan kontol besar menerobos nonoknya yang masih sempit. Om Andi terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua.

    Lalu ditarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali. “Om enjot yang cepat dong, Dini udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak om, lebih enak katimbang dijilat om tadi”, lenguhnya. “Om juga mau ngecret, Din”, jawabnya. Dengan hitungan detik mereka berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa nonok Dini berkedutan meremes2 kontol om Andi. Lemas dan capai mereka berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

    Sudah satu jam kami beristirahat, lalu om Andi minta Dini mengemut kontolnya lagi. “Om belum puas Din, mau lagi, boleh kan?” katanya. “Boleh om, Dini juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi. Om gak ada matinya, baru aja ngecret dah pengen masuk lagi”, jawabnya sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya. Kemudian kepalanya mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontol om Andi dimulutnya. Om Andi mengerang kenikmatan, “Enak banget Din emutanmu. Tadi nonokmu juga ngempot kontol om ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh, boleh diulang ya Din kapan2″. Dini diam tidak menjawab karena ada kontol dalam mulutnya. “Din, om udah mau ngecret nih, om masukkin lagi ya ke nonok kamu”, katanya sambil minta Dini nungging.

    Sambil nungging Dini bertanya, “Mau dimasukkin di pantat ya om, Dini gak mau ah”. “Ya gak lah Din, ngapain di pantat, di nonok kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir nonok Dini. Terasa bibir nonok Dini menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leher Dini, “Oh…om”, lenguh Dini ketika om Andi menciumi telinganya. Dengan pelan dimasukkan kontolnya ke nonok Dini. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorong lagi. Hal ini dilakukan beberapa kali sehingga lendir nonok Dini makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar nonok Dini, lalu didorong kembali pelan2. “Din, nanti dorong pinggul kamu kebelakang ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya.

    Dia kembali mencium telinga Dini dan mendorong kontolnya masuk. Pentilnya diremes dengan jempol dan telunjuk. Dini tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex dia mendorong pinggulnya ke belakang sehingga kontolnya nancap lebih dalam. Kontol kembali ditarik keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukan beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di nonok Dini. ”Akh om”, lenguhnya ketika terasa kontol om Andi sudah masuk semua, terasa nonoknya berdenyut meremes2 kontol om Andi. Om Andi terus menekan2 sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantat Dini diganjel bantal. Kontol mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa sadar Dini mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatnya. Tangan kiri om Andi menjalar ke toket Dini dan meremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Dini mulai merasakan nikmatnya, “Om, nikmat banget ya dientot om, lebih nikmat dari dientot cowok Dini. Terus yang cepet ngenjotnya om, rasanya Dini udah mau nyampe lagi”, erangnya.

    Itilnya tergesek kontol ketika om Andi mengenjotkan kontolnya masuk. Dini menjadi terengah2 karena nikmatnya. “Din, nonokmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget Din ngentot dengan kamu”. Terasa bibir nonok Dini ikut terbenam setiap kali kontol dienjot masuk. “Om”, erangnya. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya.

    Bunyi itu berasal dari beradunya biji peler om Anton dengan pangkal paha Dini, setiap om Andi mengenjot kontolnya masuk. “Din, om udah mau ngecret”, erangnya lagi. Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di nonok Dina dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam nonok Dini. Bersamaan dengan itu, “Om, Dini nyampe juga om”, Dini mengejang karena ikutan nyampe. “Om, nikmat banget, kapan ngentotin Dini lagi”. Om Andi tidak menjawab, dia terkapar kelelahan.

     

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • TEMAN KOS CEWEK BERKULIT PUTIH DAN BERTOKET BESAR

    TEMAN KOS CEWEK BERKULIT PUTIH DAN BERTOKET BESAR


    1399 views

    Duniabola99.org – Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, aku termasuk orang yang sangat susah untuk dapat mengontrol keinginan seks atas wanita. Pengalaman ini kualami beberapa hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lalu di tempat kost. Di tempat kost kami berlima dan hanya ada satusatunya cewek di kost ini, namanya Sari. Aku heran ibu kost menerima anak perempuan di kost ini. Oh, rupanya Sari bekerja di dekat kost sini.

    Sari cukup cantik dan kelihatan sudah matang dengan usianya yang relatif sangat muda, tingginya kira-kira 160 cm. Yang membuatku bergelora adalah tubuhnya yang putih dan kedua buah dadanya yang cukup besar. Ahh, kapan aku bisa mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya dan menikmati gelora kegadisannya.

    Perlu pembaca ketahui, umurku sudah 35 tahun. Belum menikah tapi sudah punya pacar yang jauh di luar kota. Soal hubungan seks, aku baru pernah dua kali melakukannya dengan wanita. Pertama dengan Mbak Anik, teman sekantorku dan dengan Esther. Dengan pacarku, aku belum pernah melakukannya. Swear..! Beneran.

    Kami berlima di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga aku dapat menikmati gerak-gerik Sari dari kamarku yang hanya berjarak tidak sampai 10 meter. Yang gila dan memuncak adalah aku selalu melakukan masturbasi minimal dua hari sekali. Aku paling suka melakukannya di tempat terbuka. Kadang sambil lari pagi, aku mencari tempat untuk melampiaskan imajinasi seksku.

    Sambil memanggil nama Sari, crot crot crot.., muncratlah spermaku, enak dan lega walau masih punya mimpi dan keinginan menikmati tubuh Sari. Aku juga suka melakukan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun. Aku keluar kamar dan di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku dan mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Sari sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, aku pernah melakukan masturbasi di depan kamar Sari, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya setelah melakukan itu.

    Sari kuamati memang terlihat seperti agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan beberapa kali kulihat suka pulang pagi-pagi, dan itu adalah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelum bulan itu.

    Seperti biasanya, aku melakukan masturbasi di luar kamarku. Hari sudah larut hampir jam satu dini hari. Aku melepas kaos dan celana pendek, lalu celana dalamku. Aku telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang dan tangan kanan mengocok penisku sambil kusebut nama Sari. Tapi tiba-tiba aku terhenti mengocok penisku, karena memang Sari entah tiba-tiba tengah malam itu baru pulang.

    Dia memandangiku dari kejauhan, melihat diriku telanjang dan tidak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tidak grogi melihatku, tidak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. Aku yang terkejut.

    Setelah dia masuk kamar, dengan cuek kulanjutkan masturbasiku dan tetap menyebut nama Sari. Yang kurasakan adalah seolah aku menikmati tubuhnya, bersenggama dengannya, sementara aku tidak tahu apa yang dipikirkannya tentangku di kamarnya. Malam itu aku tidur dengan membawa kekalutan dan keinginan yang lebih dalam.

    Paginya, ketika aku bangun, sempat kusapa dia.
    “Met pagi..” kataku sambil mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami hanya bertatapan.

    Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu.
    “Kok semalam sampai larut sih..?” tanyaku.
    “Kok tak juga diantar seperti biasanya..?” tanyaku lagi sebelum dia menjawab.
    “Iya Mas, aku lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam.” jawabnya sambil tetap menunduk dan makan pagi.
    “Semalam nggak terkejut ya melihatku..?” aku mencoba menyelidiki.
    Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat dan menikmati senyum Sari pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.

    Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

    Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

    Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

    Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

    Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

    Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku.
    Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.
    “Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Sari.
    “Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.

    Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.
    “Oohhh Sari… Uhh Sariii.., Saarrii… Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
    Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

    Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

    Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

    Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.
    “Ehh.., ehhh..!” desis Sari menikmati cumbuanku.
    “Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

    Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

    Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga bermain di putingnya, sementara mulutku menguluminya juga. Tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau lepas. Sari menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. Lalu aku kembali ke atas, kutelusuri lehernya dan mulutku berdiam di sana. Tanganku sekarang meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kubantu melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.

    Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

    Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Sari tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

    Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.

    Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya.
    Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.
    “Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.

    Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

    Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

    Ahh Sari, dia berada dalam pelukanku sampai Minggu pagi jam 8 dan masih tertidur di kamarku. Aku bangun duluan dan agak sedikit kesiangan. Ketika melihat ke luar kamar, ohh tidak ada apa-apa. Kulihat kedua cucu ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tidak mengetahui di tempat mereka bermain itu telah menjadi bagian sejarah seks hidupku dan Sari.

    Pembaca, itulah pengalamanku dengan Sari di kost. Aku sudah dua malam Minggu bersamanya. Betapa hebat di bulan ini. Aku bisa, aku bisa.. dan mau terus berburu lagi. Ahh.., hidup memang menggairahkan dengan seks, dengan wanita. Hanya, aku harus super selektif memilihnya. Semoga pengalamanku ini berguna buat sobat muda.

    END

     

    Baca Juga :
  • Foto Bugil Gloria Sol Pamer Kemolekan Tubuh

    Foto Bugil Gloria Sol Pamer Kemolekan Tubuh


    2313 views

    Foto Bugil Terbaru – Foto Memek Janda Genit Lagi Gatel Pengen Colmek, Postingan ini saya dedikasikan untuk para pecinta janda muda genit yang sudah menanti-nanti galeri terbaru dari kami. Nah, hari ini kami akan menampilkan album dari seorang janda genit yang sudah sange dan pengen colmek. Mungkin karena jarang dibelai dan kontolmu tak kunjung-kunjung datang menghampirinya sehingga ia blingsatan di kamar mandi seperti ini.

  • Cerita Seks Treesome dengan Mertua Bohai

    Cerita Seks Treesome dengan Mertua Bohai


    2800 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Treesome dengan Mertua Bohai ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Peristiwa yang kualami ini sebenarnya memang sulit dipercaya, tetapi itu memang benar terjadi, Aku menikah dgn istriku dalam usia yang relatif masih cukup muda. Aku berumur 24 tahun dan istriku 21 tahun. Setahun kita telah menikah sewaktu aku baru selesai di wisuda. Dalam usia yang masih muda kita masing-masing mempunyai keinginan sex yang cukup tinggi. Istri cukup mampu mengimbangi birahiku yang selalu menggebu-gebu. Hampir setiap malam kita selalu “ bertempur”.

    Pertempuran itu selalu berlangsung sampai 3 babak, sehingga kita kelelahan dan tidur pulas setelah itu. Kita sepakat untuk tidak buru-buru mempunyai anak, agar bebas bercinta kapan saja tanpa ada gangguan.Sebagai keluarga muda aku mewarisi perusahaan orang tua istriku yang cukup besar, sehingga dari segi keuangan aku tidak pernah bingung. Walaupun kita memiliki rumah yang merupakan hadiah perkawinan, tetapi kita memilih tinggal di apartemen di tengah kota, agar dekat dgn kantorku.

    Kehidupan pribadi kita mulai agak terganggu sewaktu mertua perempuanku memutuskan ikut tinggal bersama kita, setelah suaminya meninggal. Rumahnya dikontrakkan seperti juga rumahku. Dia beralasan ingin membantu urusan rumah tangga kita. Maklum kita berdua sibuk. Aku seharian bekerja sedang istriku sibuk dgn urusan kampusnya. Kita tidak memiliki pembantu, sehingga semua urusan rumah tangga biasanya diselesaikan kita berdua.

    Sejak ada mertuaku, dia banyak membantu membereskan urusan rumah tangga. Mulai dari membuat masakan sampai mencuci baju dan membersihkan rumah.Ibu Mertuaku umurnya sekitar 38 tahun, terlihat masih cantik, putih seperti juga istriku. Hanya seperti umumnya perempuan setengah baya bodynya agak subur, tetapi masih termasuk proporsional. Kulit mukanya masih kencang, buah dadanya tegak menantang dan yang sering menarik perhatianku, bokongnya membulat besar dan menonjol.Pada awalnya aku kurang memperhatikan daya tarik sex mertuaku. Namun lama-kalamaan aku jadi sering melirik dia, karena jika mengenakan pakaian rumah, dia tidak pernah mengenakan BREAST HOLDER sehingga selain buah dadanya bergerak mengajun-ayun jika berjalan, puting susunya juga jelas tercetak di balik bahan kaus yang dia kenakan.

    Istriku termasuk anak manja dan “anak bunda”. Aku bisa maklum karena dia memang anak tunggal. Banyak hal dia selalu meminta pertimbangan bundanya ketimbang meminta saran dariku.Setelah 3 bulan kita tinggal bersama “bunda”, aku mulai merasakan bahwa bunda istriku termasuk perempuan yang bertipe menggoda. Dia sering keluar kamar mandi dgn hanya menutup bagian bawahnya dgn handuk dan bagian atasnya hanya ditutup oleh BREAST HOLDER yang kelihatannya kekecilan. Sering dgn pakaian seperti itu dia menyibukkan diri di dapur menyelesaikan masakan, atau mencuci piring.Yang lebih parahnya kadang-kadang dalam keadaan begitu ikut pula ngobrol bersama kita di ruang keluarga sambil menonton TV. Istri tidak pernah protes. Mungkin mereka dulu di rumahnya memang gaya hidupnya begitu. Aku tidak banyak tahu, karena aku mengenal istriku melalui proses singkat, yakni 3 bulan langsung maju ke pelaminan.

    Terbawa oleh suasana ibunya, istriku jadi ikut-ikutan. Jika mulanya dia melenggang dgn santai hanya dgn mengenakan celana dalam dan BREAST HOLDER di seputar rumah, akhirnya dia malah hanya mengenakan celana dalam saja dan membiarkan susunya yang kenyal bergerak leluasa. Sewaktu kutanya kenapa dia melakukan itu, katanya dia merasa lebih leluasa dgn gaya begitu. Dan baru ku ketahui bahwa di keluarga istriku cara berpakaian di rumah dulu memang begitu.Mereka memang cukup lama tinggal di Eropa. Istriku sejak SD sampai lulus SMA tinggal di luar negeri. Maklum karena Ayahnya orang Jerman. Ibunya dari Sulawesi Utara. Pembaca pasti membayangkan bahwa istriku cantik. Memang betul, dia cantik dan dari keluarga kaya. Aku memang ketiban durian runtuh, dapat istri cantik, kaya dan mewariskan harta berlimpah kepadaku.

    Aku mulai ikut menyesuaikan gaya hidup setengah telanjang di rumah. Aku memberanikan diri hanya bercawat saja di rumah. Ibu mertuaku kelihatan biasa saja melihatku hanya bercawat. Padahal di keluargaku. Jika aku hanya mengenakan singlet tanpa baju luar sudah ditegur. Di keluargaku, pantang sekali makan di meja makan tanpa memakai baju atas. Sekarang aku makan bertiga di meja makan dgn hanya bercawat saja.
    Setelah sekitar seminggu aku terbiasa bercawat di rumah, Ibu mertuaku bergerak makin maju.

    Dia bersikap lebih maju lagi, dgn membiarkan dadanya terbuka tanpa BREAST HOLDER. Aku sempat gugup pada awalnya karena mana mungkin aku terus-terusan menghindar tidak melihat buah dada besar mertuaku. Tapi jika pun aku menatap ke dadanya dia tampaknya tidak peduli. Istriku juga kelihatannya tidak mempedulikan aku jika kebetulan kepergok aku memandangi buah dada bundanya yang bergoyang-goyang sewaktu berjalan.Kalau kita berkumpul bertiga di ruang keluarga sambil menonton siaran TV, sering aku dibuat rikuh oleh tingkah polah istriku. Dia mencumbui aku, sampai menghisap kemaluanku di depan ibunya.

    Anehnya bunda santai saja melihat percumbuan kita. Dia tidak mengomentari dan juga tidak malu-malu melihat apa saja yang dilakukan istriku. Aku sebetulnya agak jengah dgn situasi seperti itu, tetapi ini adalah pengalaman baru. Apalagi aku dalam situasi birahi tinggi, sehingga otakku jadi agak kurang waras.Jika situasi sudah semakin hot, bunda menyarankan kita berdua masuk kamar. Tanpa malu-malu istriku menyeret tanganku masuk ke kamar.

    Aku tidak ingat sewaktu dalam keadaan sangat terangsang di seret masuk oleh istriku, apakah pintu kamar sudah tertutup atau belum karena istriku langsung mendorongku telentang di tempat tidur.Aku baru terkejut sewaktu bunda berkacak pinggang di pintu melihat kita melakukan persebadanan. Pada saat ditonton bunda, Istri sedang berada diatasku menggenjot sambil melenguh-lenguh. Aku sebetulnya terganggu konsentrasiku melihat bunda menonton. Tapi istriku tidak perduli. “ Gerakannya jangan gitu meis” kata bunda kepada istriku Bunda mengomentari gerakan istriku.

    Dia mendekat dan memegangi pinggul istriku. Dia menjadi pengarah gerak. Bunda mengajari agar pinggul istriku bergerak memutar dgn gerakan konstan. Istriku diajari berkali-kali tidak juga paham, dan dia bingung dgn gerakan itu. Bunda berkali-kali pula mengoreksi gerakan dari istriku. Kuakui gerakan arahan bunda itu jika dilakukan secara benar oleh istriku memberi rasa nikmat yang luar biasa. Kemaluanku seperti dipelintir-pelintir. Tapi dia berkali-kali salah karena bingung.

    Entah karena terangsang atau karena geram mengajari anaknya tidak melakukannya secara benar, istriku di suruh minggir. Eh dia manut saja. Yang membuatku terbengong-bengong. Bunda sudah telanjang naik ke tempat tidur langsung duduk di atas kemaluanku dan ditancapkannya kemaluanku di lubang kemaluannya yang sudah licin. Bunda langsung melakukan gerakan memutar. Rasa nikmatnya memang luar biasa. Aku jadi lupa diri dan tanganku otomatis meremas-remas kedua susu besar yang tersaji di depanku. Aku sebetulnya ingin bertahan, tetapi kepiawaian bunda mengolah gerak membuatku jebol. Tanpa aba-aba kulepas tembakan air mani ke dalam kemaluan bunda. Dia terus memeras kemaluanku sampai akhirnya kemaluanku melemas dan keluar dgn sendirinya dari lubang kemaluan bunda.“Yaaaa bunda kok dihabisin sendiri, aku tadi kan sedang nanggung, “ kata istriku komplain.

    Bunda berusaha menenangkan anaknya dalam bahasa campuran Indonesia dan Jerman. Dia mengajari anaknya untuk bisa membangunkan kemaluan dgn waktu relafit singkat. Tanpa rasa jijik dan malu. Bunda langsung mengulum kemaluanku dgn gaya menyeruput kuah sup. Olahan lidahnya di sekitar kepala kemaluanku dan suara menyeruput membuat aku jadi bergairah. Bunda merangsang melalui hampir semua indraku. Mataku terpaku melihat belahan kemaluan bunda yang terpampang di depan mataku. Dia mengatur posisi nunging membelakangiku. Agen Judi Hoki Banget

    Melalui pendengaranku ikut merangsang karena mendengar seruputan mulut bunda di kemaluanku, Saraf perabaku merasa terpacu merasakan leher kemaluanku di tekan-tekan oleh ujung lidah bunda, dan yang lebih memukau lagi kemaluannya bunda digoser-goserkan di mulutku yang sedang menganga keheranan.Tidak sampai 10 menit kemaluanku sudah tegak mengeras. Bunda lalu bangkit dan memberi kesempatan kepada istriku untuk melanjutkan permainan. Istriku mulai mahir melakukan gerakan memutar. Mungkin gerakan itu membuat dirinya terasa maksimal merasa nikmat sehingga dalam waktu relatif singkat dia sudah mengerang mencapai klimaksnya.

    Aku tidak memberi waktu istirahat terlalu lama. Posisi segera aku balik dgn menelentangkan dirinya dan aku langsung menikam kemaluannya dgn kemaluanku yang sudah mengeras sempurnya. Aku mengenal betul posisi yang disukai istriku, sehingga aku menggenjotnya terus pada posisi yang disukai itu. Pada posisi MOT istriku sampai mendapat 3 klimaks yang jaraknya dekat-dekat. Mungkin karena lama-lama kemaluannya terasa ngilu akibat aku genjot terus walau dia klimaks. Dia minta aku menyudahi permainan. Padahal aku masih jauh dari finish.“Sudah-sudah kasihan dia kecapaian,” kata bunda.

    Aku terpaksa berhenti dan mencabut kontolku yang sedang garang. Bunda mendorong badanku sehingga aku jatuh telentang. Belum sempat aku menyadari situasi yang akan terjadi. Bunda sudah berada diatas kemaluanku dan dia langsung menyarangkan senjataku ke kemaluannya. Bunda langsung bergerak aktif dgn pusaran mautnya. Kali ini aku berusaha bertahan untuk tidak cepat jebol. Bunda makin bersemangat dan akhirnya dia pun mencapai klimaks dan ambruk di dadaku. Karena masih ada kemampuan aku membalikkan posisi dan bunda aku tindih dan langsung menggenjotnya. Aku terus berusaha mencari posisi yang dirasa bunda maksimal rangsangannya. Setelah kutemukan posisi itu dgn tanda erangan-erangan bunda aku menggenjotnya terus.

    Bunda mencapai lagi klimaksnya dan dia berusaha menghentikan gerakanku dgn memeluk badanku erat-erat sehingga aku sukar bergerak. Aku merasa sekujur kemaluanku dipijat-pijat oleh dinding kemaluan bunda.Saat pelukannya merenggang aku kembali memacunya. Harus kuakui bahwa kemaluan bunda masih cukup ketat mencengkeram batang kemaluanku. Dia mempunyai teknik yang bagus mengolah lubang kemaluannya sehingga mengesankan bahwa lubangnya mencengkeram. Aku merasa kemaluanku terus menerus seperti dipijat-pijat oleh dinding kemaluannya. Aku hanya mampu memberi bunda satu puncak lagi yang datangnya bersama-sama dgn puncakku. Aku mengerang bersamaan dgn bunda dan melepas air maniku dgn menghunjam kemaluanku sedalam-dalamnya ke kemaluannya.

    Bunda kuakui sangat jagoan menservice laki-laki.Walaupun aku senang dan bahagia, tetapi dalam hatiku masih bertanya, kenapa istriku memberi kesempatan bundanya menikmati kontolku. Dia malah tidak terkesan sama sekali cemburu, atau kecewa. Dia tetap menyanyangiku . Buktinya selesai aku menggenjot bundanya aku dipeluknya erat-erat sampai kita tertidur.Paginya sewaktu aku bangun,

    kudapati kita tidur bertiga dalam keadaan bugil di dalam selimut. Air maniku berceceran dimana-mana mengotori sprei dan selimut. Kubangunkan istriku, dan mertuaku juga ikut bangun.
    Kita bangkit bertiga dan bergandgn kita menuju kamar mandi. Bertiga kita mandi telanjang saling menyabuni dan saling mengeringkan badan dgn handuk. Setelah itu kita tidak lagi mengenakan pakaian sarapan pagi dan terus sepanjang hari bertelanjang di rumah.
    Istri tidak segan-segan mengentotiku di ruang keluarga di depan bundanya. Tapi yang lebih aneh istri membiarkan bundanya sewaktu bunda ingin menyebadaniku.

    Prakteknya aku seperti mempunyai dua istri yang bisa kugarap dalam satu ranjang kapan pun waktunya. Dua istri satu ranjang sudah kedengarannya aneh, yang kualami lebih aneh lagi karena dua perempuan itu adalah anak dan ibu.
    Aku sempat khawatir, air maniku membuahi rahim bunda. Istriku menjelaskan bahwa ibunya telah disteril, jadi tidak bisa dibuahi lagi.
    Anak dan ibu mempunyai nafsu sex yang luar biasa dan kadang-kadang agak aneh juga. Anehnya istriku sering menyuruh bunda merangsangku, sewaktu aku sedang asyik menikmati tayangan sepak bola di tengah malam. Aku sebenarnya ingin menolak karena semula lebih menginginkan konsentrasi menonton pertandingan, tetapi, aku tak kuasa menahan rangsangan bunda, sehingga konsentrasiku ke TV buyar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Miina Kanno Encore Vol 44 Sh

    Miina Kanno Encore Vol 44 Sh


    1574 views

  • Nakalnya Mama Andre Nafsu Seks

    Nakalnya Mama Andre Nafsu Seks


    1816 views

    Minggu pagi yang cerah. Andre sarapan berdua saja dengan Mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di hari minggu pagi.


    Papanya yang seorang direktur jenderal di Departeman Dalam Negeri selalu padat dengan kegiatan kantor. Sedangkan sang Mama yang aktivis kegiatan sosial selalu sibuk dengan urusan arisan, urusan anak-anak panti asuhan, anak-anak jalanan, anak-anak pengungsi Aceh, Maluku dan segala macam anak-anak lainnya. Akhirnya Andre, sang anak semata wayang, malah kurang diperhatikan.

    Pagi itu, sang papa tidak bisa ikut sarapan bersama karena sedang melakukan kunjungan ke daerah. Katanya sih meninjau pelaksanaan otonomi daerah di tiga propinsi. Paling cepat baru kembali minggu depan. Meskipun kadangkala Andre merasa sedih karena sering ditinggal sendirian di rumah, namun Andre sesungguhnya menikmati kesibukan kedua orang tuanya itu. Rumah yang selalu sepi membuatnya lebih punya banyak kesempatan untuk memuas-muaskan nafsunya di rumah. Ia bisa melakukannya dengan Cindy, sang pacar, atau dengan Calvin teman sekaligus yang mengajarinya menjelang ujian akhir dan SPMB, atau juga rame-rame dengan teman-temannya dari Tim Basket SMU Dwi Warna.

    “Hari ini Mama pergi lagi Ma?” tanya Andre berbasa-basi pada Mamanya. Ia tahu pasti, sesudah sarapan nanti Mamanya pasti ngeluyur dari rumah dan baru pulang hampir tengah malam.
    “Iyalah sayang. Kamu kan tahu, Aceh sedang bergolak nih. Jadinya Mama makin sibuk mengurusi pengiriman stock makanan untuk saudara-saudara kita disana sayang,” jawab Mamanya dengan senyum penuh kebijakan.
    “Harus itu Ma, Andre juga mau pergi nih abis sarapan,” kata Andre.
    “Belajar bersama Calvin lagi?” tanya Mama, sambil memasukkan sepotong roti bakar melalui bibirnya yang tipis.

    Diusia yang hampir empat puluh tahun, Mama Andre masih kelihatan sangat cantik. Tubuhnya padat seperti gadis usia dua puluh tahunan saja. Gimana enggak, sang Mama kan rajin fitness dan makan makanan suplemen plus minum jamu untuk menjaga stamina dan kekencangan otot serta kulitnya.

    “Enggak Mah, Maen basket sama anak-anak,”
    “Lho, kamu kan sudah dekat ujian akhirnya sayang. Kok bukannya belajar bareng Calvin, malah maen basket?”
    “Ini juga main basketnya bareng Calvin kok Mah,”
    “Hmm,”
    “Iya. Kata Calvin, sekali-kali perlu refresing juga agar pikiran tidak butek karena belajar terus-menerus. Selain itu kesegaran tubuh kan harus dijaga ma,”
    “Gitu ya. Kalau gitu ya terserah. Yang penting kamu belajarnya yang bagus ya sayang, supaya bisa lulus dengan nilai baik di ujian akhir nanti. kalau nilai kamu kurang bagus, cita-cita kamu untuk masuk Akademi Angkatan Udara kan bisa gagal sayang”
    “Beres Mah, Yang penting Mama doain Andre selalu ya,”
    “Pasti sayang,” jawab Mamanya dengan senyum sayang.

    Andre melahap potongan roti bakarnya yang terakhir. Kemudian berpamitan pada Mamanya,

    “Andre pergi duluan ya Mah Mama kapan berangkatnya?” tanya Andre sambil mencium pipi Mamanya.
    “Setelah Mama beres-beres dulu sayang,”
    “Pergi sama Mas Dharma, Ma?”
    “Iya dong sayang. Abis sama siapa lagi. Kan supir Mama cuman dia satu-satunya,”
    “Oke deh Mah Andre berangkat kalau gitu,” kata Andre, disandangkannya ransel olah raganya ke bahunya.
    “Hati-hati ya sayang,”

    Andre menuju garasi di samping rumah untuk mengambil sepeda motornya. Ia bertemu dengan Mas Dharma disana. Supir Mamanya itu sedang asyik berbasah-basah ria, mencuci sedan milik Mamanya.

    “Selamat pagi Mas Andre,” sapa Mas Dharma ramah pada Andre sambil tersenyum manis memamerkan barisan giginya yang rapi dan putih.
    “Pagi Mas Dharma. Masih nyuci mobil Mas? Mama sudah mau berangkat tuh,”
    “Waduh, Mas harus buru-buru kalau gitu,” jawabnya.

    Kemudian ia sibuk mengelap mobil sedan itu dengan kain yang masih kering. Andre memandangi cowok itu dengan serius. Gimana enggak serius, Mas Dharma ini orangnya ganteng. Bodynya putih bersih dan kekar. Saat ini ia hanya menggenakan celana pendek tanpa atasan, memamerkan dada bidangnya yang dihiasi bulu-bulu halus nan lebat.

    Dengan cueknya di depan Andre, Mas Dharma mengangkat-angkat tangannya yang berotot itu saat mengelap atap mobil. Bulu-bulu lebat di lipatan ketiaknya yang putih itu terpampang jelas di mata Andre. Membuat jakun remaja ganteng itu naik turun menahan nafsu. Rencana Andre untuk segera meluncur menuju rumah Calvin akhirnya tertunda. Andre merasa sayang kehilangan kesempatan menikmati pemandangan bagus di depan matanya ini. Pelan-pelan ransel yang tadi sudah disandangnya diletakkannya di lantai. Ia mendekati Mas Dharma, pura-pura mengamati kegiatan mencuci mobil supir ganteng itu.

    “Mas, bagian atas ini masih basah nih,” komentarnya, ia tak mau menimbulkan kecurigaan Mas Dharma.

    Mas Dharma ini sebenarnya adalah salah satu dari dua orang ajudan papanya Andre yang bertugas di rumah mereka. Usianya masih muda, baru 24 tahun. Asli Manado. Dia lulusan STPDN. Demikian juga Mas Fadly ajudan papa Andre yang satu lagi, yang saat ini mendampingi sang papa melaksanakan tugas ke daerah. Mereka berdua bertugas sejak sang papa diangkat menjadi dirjen.

    Kedua ajudan ini sama-sama kekar. Maklum aja ketika pendidikan dulu mereka kan dididik semi militer. Kebetulan juga keduanya memiliki paras yang ganteng. Saat sang papa memperkenalkan kedua ajudan itu kepadanya, Andre blingsatan. Waktu itu keduanya datang dengan menggenakan seragam semi ketat. Andre dapat melihat dengan jelas otot-otot terlatih dibalik seragam mereka itu. Tonjolan besar di selangkangan mereka membuat kontol Andre ngaceng berat. Akhirnya untuk menuntaskan birahinya yang memuncak Andre melakukan onani di kamarnya, ia belum berani untuk ngajak mereka berhubungan sex. Andre selalu berharap suatu saat dia bisa ngerjain kedua ajudan itu. Namun sampai saat ini harapannya itu tak pernah kesampaian.

    Berdiri dekat-dekat Mas Dharma membuat birahi Andre semakin meningkat. Batang kontolnya sudah berdenyut-denyut. Ia tak mau ngecret sambil berdiri karena horny ngelihatin Mas Dharma. Segera ia meninggalkan ajudan jantan itu. Dalam pikirannya kemudian, lebih baik dia segera menuju rumah Calvin. Disana ia bisa menuntaskan hasratnya pada temannya itu sebelum mereka berangkat ke sekolah untuk main basket.

    Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Calvin, bayangan lekuk-lekuk tubuh Mas Dharma sang ajudan ganteng, menari-nari di benak Andre. Apalagi ketika tadi Mas Dharma asyik nungging mengelap mobil, bongkahan buah pantat sang ajudan yang montok itu benar-benar membuatnya ngiler.

    Andre hampir tiba di rumah Calvin. Tiba-tiba disadarinya ransel olah raganya tak tersandang dipunggungnya. Gara-gara mengamati sang ajudan ia terlupa mengambilnya lagi saat pergi. Segera Andre memutar laju sepeda motornya kembali ke rumahnya. Gimana dia mau main basket kalau pakaian basket tak dibawanya.

    Tak sampai lima belas menit, Andre sudah kembali ke rumah. Dilihatnya mobil sedan sang Mama yang mengkilap masih terparkir dengan rapi di garasi.

    “Dasar Mama, beres-beres aja lama banget,” pikirnya.

    Dicarinya ranselnya di garasi, namun tak ditemukannya disana. Kemana ya? Ia segera menuju dapur mencari Mbak Minah, pembantu rumahnya. Barangkali pembantunya itu menyimpan tasnya.

    “Eh, Mas Andre. enggak jadi perginya Mas?” tanya Mbak Minah.
    “Tadi sudah pergi. Tapi ransel saya ketinggalan. Mbak ada lihat enggak?”
    “Enggak ada Mas. Memangnya tadi Mas Andre tinggalin dimana?”
    “Di garasi, waktu Mas Dharma nyuci mobil tadi,”
    “Mungkin dibawa sama Mas Dharma kalau gitu,”
    “Mas Dharma kemana Mbak?”
    “Mungkin di kamarnya Mas, kan mau pergi dengan ibu,”

    Andre segera menuju kamar tidur Mas Dharma. Tapi tak ada orang disana. Ia hanya menemukan dua tempat tidur yang kosong, milik Mas Dharma dan Mas Fadly. Kamar mandi didalam ruangan kamar itu juga kosong. Ia kembali ke dapur menemui Mbak Minah.

    “Enggak ada Mbak, kemana ya?”
    “Coba liat di ruang kerja Bapak Mas. Tadi ibu menyuruh saya memanggil Mas Dharma ke ruang kerja Bapak. Tapi apa masih disana ya? Coba liat dulu Mas,”

    Andre segera menuju ruang kerja papanya yang terletak disamping kamar tidur kedua orang tuanya itu. Sesampainya disana dilihatnya pintu kamar kerja sang papa tertutup. Ia memutar gerendel pintu itu, ternyata terkunci. Andre segera menuju kamar kedua orang tuanya. Barangkali Mamanya masih di kamar itu beres-beres. Ia bisa bertanya tentang keberadaan Mas Dharma pada Mamanya. Diputarnya gerendel pintu kamar itu, ternyata tidak terkunci. Andre segera memasuki kamar besar itu. Mamanya tidak terlihat duduk di meja riasnya. Matanya menelusuri seluruh isi kamar. Kosong. Pintu kamar mandi Mamanya terbuka, tak ada orang disana.

    Matanya kemudian tertumbuk pada pintu penghubung antara ruang kerja papanya dengan kamar tidur kedua orang tuanya itu. Pintu itu dilihatnya buka sedikit. Andre mendekati pintu itu. Barangkali Mamanya ada disana, pikirnya. Ketika langkahnya semakin dekat dengan pintu kamar itu, telinganya tiba-tiba menangkap suara-suara dari ruang kerja papanya. Ia menghentikan langkahnya, mencoba berkonsentrasi mendengarkan suara itu. Tiba-tiba jantung Andre berdegup dengan keras. Perasaannya mulai tidak enak. Suara yang didengarnya itu adalah suara-suara erangan-erangan tertahan, milik laki-laki dan perempuan.

    Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asyik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah Mamanya dan Mas Dharma sang ajudan! Kaki Andre terasa lemas, jantungnya seperti mau copot.

    Dari tempatnya berdiri saat ini ia dapat melihat sang Mama sedang ditindih oleh Mas Dharma. Mama Andre telentang dengan kaki mengangkang lebar diatas meja, sedangkan diatasnya Mas Dharma melakukan genjotan pantat dengan gerakan yang cepat dan keras sambil bibirnya melumat bibir sang Mama dengan buas. Meskipun ia tak bisa melihat batang kontol Mas Dharma, karena terhalang oleh paha Mamanya, namun ia yakin seyakin-yakinnya, batang kontol milik ajudan ganteng itu sedang mengebor lobang vagina Mamanya tanpa ampun. Baik Mamanya maupun Mas Dharma sama-sama mengerang-erang keenakan.

    Andre tak pernah menyangka akan menyaksikan peristiwa ini. Ia tak pernah menyangka Mamanya akan melakukan zinah dengan ajudan papanya sendirinya. Mamanya yang selama ini dikenalnya sebagai aktivis kegiatan sosial dan selalu berbicara soal norma-norma moral, ternyata melakukan perselingkuhan di ruang kerja milik suaminya sendiri!

    Andre tidak tahu harus melakukan apa. Ia sangat marah. Mukanya merah, tangannya mengepal-ngepal menahan amarah yang membara. Ia menarik kepalanya dari celah kamar. Dengan kesal dihempaskannya tubuhnya ke atas tempat tidur orang tuanya. Dari ruang kerja papanya terdengar racauan-racauan mesum dari mulut Mamanya dan sang ajudan.

    “Ohh.. Ohh.. Enakkhh.. Terusshh..,” racau Mamanya.
    “Hihh.. Hihh.. Apahh.. Yang enakhh.. Hihh.. Buh..,”
    “Konthollsshh.. Kamuhh.. Dahrmahh.. Ouhh..,”
    “Ibuh sukahh.. Hihh.. Ouhh.. Ouhh.. Sukahh??,”
    “Sukahh.. Besar.. Bangethh.. Ouh.. Dharmahh..,”
    “Hihh.. Mememkhh.. Ibuhh.. Jugahh.. Enakk.. Buhh.. Ohh..,”
    “Enakhh?? Benar.. Enakhh.. Darmahh..??”
    “Yahh.. Iyahh.. Buhh..,”

    Meskipun sangat marah, racauan yang didengarnya itu sungguh-sungguh sangat merangsang. Birahinya mulai bangkit. Akhirnya meskipun dilanda kemarahan, remaja ganteng itu kembali mendekati pintu penghubung kamar itu. Ia kembali mengintip persenggamaan mesum Mamanya dan Mas Dharma itu. Persenggamaan mereka sangat bersemangat dan kasar, racauan mereka benar-benar sangat merangsang, akibatnya Andre tak mampu menahan kontolnya yang mulai mengeras. Tangannya kemudian menyusup ke balik celananya, meremas-remas batang kontolnya sendiri.

    “Enakhh.. Manah.. Samah.. Ohh.. Memmek.. Bu.. Menterihh.. Ohh..,” racau Mamanya lagi.
    “Enakkhh.. Mememkhh.. Ibuhh..,”
    “Mmmasakhh sihh.. Dharamahh.. Oohh.. Yesshh.. Disituhh.. Ahh..,”
    “Iyahh.. Buhh.. Masih.. Serethh.. Ohh.. Njepithh..,”

    Andre kaget mendengar racauan itu. Tak disangkanya ternyata Mas Dharma ini pernah ngentot sama istri menteri juga rupanya.

    “Kalauhh.. Samahh.. vagina.. Fenihh.. Pacarhh.. Kamuhh..?”
    “Ohh.. Samah.. Samahh.. Enaknyahh, .. Buh.. Ohh..,”
    “Dasarhh.. Sshh.. Gombalhh.. Ouhh..,”
    “Ohh.. Ohh.. Ohh.. Yahh.. Ohh., ..,”
    “Kerashh.. Oohh.. Besarhh bangethh.. Ohh..,”
    “Besar manahh buhh.. Sama kontolhhsshh.. Fadlyhh.. Ohh..,”
    “Samahh.. Samahh.. Sayanghh.. Ohh.. Yesshh..,”

    Mas Fadly??!! Andre benar-benar tak menyangka. Ternyata Mamanya pernah juga ngerasain batang kontol ajudan papanya yang satu lagi itu.

    Beberapa saat kemudian sang Mama dan Mas Dharma berganti posisi. Mas Dharma tidur telentang diatas meja kerja dengan kedua pahanya yang kokoh dan berbulu itu menjuntai ke bawah. Sang Mama kemudian duduk diatas selangkangan Mas Dharma. Saat Mas Dharma mengatur posisi, Andre sempat melihat barang perkasa Mas Dharma dengan jelas. Benar-benar besar, gemuk dan panjang dihiasi dengan bulu jembut yang lebat. Panjangnya sekitar dua puluh centimeter. Pantes aja Mamanya keenakan banget.

    Andre membayangkan bagaimana bila kontol besar milik Mas Dharma itu membetot lobang pantatnya. Pasti gesekannya terasa banget. Lebih terasa dari punya si Wisnu, teman basketnya yang putra bali itu. Tiba-tiba muncul pikiran nakal di benak Andre. Ia ingin ngerjain Mamanya dan sang ajudan. Dikeluarkannya ponsel mungilnya yang memiliki fasilitas video phone itu dari saku celananya. Sambil terus meremas-remas kontolnya sendiri, Andre merekam persenggamaan mesum Mamanya dan Mas Dharma itu.

    Sang Mama menggenjotkan pantatnya naik turun dengan keras. Mas Dharma membalas dengan genjotan pantat yang tak kalah keras. Suara tepokan terdengar keras,

    “Plokk.. Plokk.. Plokk.. Plokk..,”

    Kamar kerja papa Andre diramaikan dengan suara-suara erangan, jeritan, desahan dari mulut Mamanya dan Mas Dharma.

    “Hahh.. Hahh.. Hahh.. Ohh.. Tekan lebihh.. Dalamhh,” erangan Mas Dharma kedua tangannya meremas-remas payudara Mama Andre.
    “Hihh.. Beginihh.. Hihh..,”
    “Lagihh.. Ohohh.. Ahh.. Ahh..,”
    “Hihh.. Beginihh.. Ohh..,”
    “Yeshh.. Yeshh.. Terusshh.. Ohh.. Ohh..,”

    Tiba-tiba tubuh Mas Dharma yang tadi berbaring bangkit. Dalam posisi tubuh menekuk, kepalanya bersarang di payudara sang Mama yang besar dan bergoyang-goyang akibat genjotan yang mereka lakukan. Dengan buas Mas Dharma mengisap pentil payudara sang Mama yang kemerahan.

    “Ohh.. Dharmahh.. Nakalhh kamuhh.. Ohh.. Enakhh..,” Mama meracau semakin menggila.

    Kepalanya bergoyang ke kiri ke kanan. Rambut yang sebahunya yang basah oleh keringat berkibar-kibar. Mama Andre benar-benar keenakan. Kedua tangan sang Mama memeluk punggul lebar Mas Dharma dengan kuat. Tak sampai lima menit dalam posisi seperti itu. Tiba-tiba genjotan Mama berhenti. Mulutnya meraung keras. Pantatnya bergetar menekan keras menggencet selangkangan Mas Dharma. Tubuhnya yang basah oleh keringat berkelojotan.

    “Ahh.. Akuhh sampaihh.. Ouhh..,” erangnya.

    Mas Dharma terus menyelomoti payudara sang Mama. Semenit kemudian kepala sang Mama terlihat bertumpu ke bahu Mas Dharma. Ia lemas karena orgasmenya.

    “Saya lanjuthh yah buhh..,” kata Mas Dharma minta ijin melanjutkan. Soalnya orgasmenya belum datang.
    “Silakan Dharmahh.. Ohh..,” suara sang Mama terdengar lemas.

    Mas Dharma kemudian turun dari meja kerja itu. Tanpa melepaskan kontolnya dari lobang vagina sang Mama, Mas Dharma membopong tubuh sang Mama kemudian membaringkannya telentang diatas lantai yang berkarpet. Kemudian ia kembali melanjutkan pekerjaannya menyetubuhi sang Mama. Andre bisa melihat tubuh Mamanya yang lemas itu dikentot Mas Dharma dengan penuh keperkasaan.

    “Sakit buhh.. Ahh..?”
    “Terus sayanghh.. Saya istirahat sebentar ahh.. Kamuhh terusshh ajahh.. Ohh..”

    Tak sampai lima menit sang Mama kembali bergairah. Pantatnya kembali bergerak-gerak dengan luwes membalas gerakan Mas Dharma. Rupanya sang Mama tak mau hanya menjadi objek. Tiba-tiba ia membalikkan posisi, untuk kemudian menindih tubuh atletis sang ajudan ganteng yang bersimbah keringat. Dengan penuh semangat sang Mama kemudian menggenjot pantatnya naik turun mengocok batang kontol Mas Dharma dengan memeknya yang basah dengan cairan lendirnya sendiri, sambil menciumi bibir ajudan muda ganteng itu dengan binal. Dari mulutnya keluar erangan-erangan,

    “Urghh.. Urghh.. Yahh.. Yahh,”
    “Ohh.. Ibuhh.. Ohh.. Buashh.. Banget.. Ohh..,” racau Mas Dharma.
    “Kamuhh.. Sukahh.. Kanhh..,”

    Begitulah. Permainan cabul antara Mamanya Andre dan Mas Dharma yang memakan waktu tak kurang dari dua jam itu akhirnya usai dengan skor 5-2 untuk kemenangan Mas Dharma. Maksudnya, sang Mama ngecret tiga kali, sedangkan Mas Dharma ngecret dua kali saja didalam vagina sang Mama.

    Andre sendiri ngecret dua kali. Sperma kentalnya melumuri daun pintu kamar penghubung. Ia sangat terangsang menyaksikan live show sang Mama dan Mas Dharma. Ia tak sabar untuk segera dapat mengerjai sang ajudan yang gila ngentot itu. Dengan tubuh yang masih terasa lemas akibat orgasme, perlahan-lahan Andre meninggalkan kamar orang tuanya. Spermanya yang menempel di daun pintu kamar dibersihkannya terlebih dahulu. Saat meninggalkan kamar, Andre, masih sempat melirik Mamanya dan Mas Dharma yang berbaring saling berpelukan di lantai. Keduanya terlihat sangat lelah.

    Andre segera melaju kembali dengan sepeda motornya menuju rumah Calvin. Sepanjang perjalanan ia menyusun rencana untuk mengerjai Mamanya dan Mas Dharma nanti. Ia tersenyum-senyum cabul membayangkan rencananya itu.

    Setiba di rumah Calvin, teman sekolahnya itu sudah menunggu di teras sambil duduk santai membaca majalah remaja. Calvin menggenakan t-shirt putih polos dan celana jeans biru plus topi pet hitam. Wajah gantengnya tersenyum senang menyambut kedatangan Andre.

    “Kok telat Ndre?” tanyanya.
    “Sorry Vin. Ada urusan sama Mama tadi,” jawab Andre nyengir, “Kita langsung cabut aja yuk. Sudah hampir jam sepuluh nih,”

    Calvin mengiyakan, segera ia duduk di boncengan, rapat di belakang tubuh Andre. Tangannya diletakkannya di paha Andre. Kemudian kedua remaja SMU itu melaju menuju sekolah mereka.

    “Kok enggak bawa baju olah raga Vin?” tanya Andre di tengah perjalanan.
    “Enggak usahlah. Gue kan bukan anak basket. Kesana juga cuman mau liat permainan basket doang,” jawabnya.
    “Liat permainannya, atau liat pemainnya nih?” tanya Andre menggoda.
    “Dua-duanya. Hehehe,”
    “Vin, ini perasaan gue aja tahu emang benar sih?”
    “Maksud lo?”
    “Elo ngaceng ya? Kok rasanya ngeganjal nih di bokong gue,”
    “Enak aja!”

    Andre tertawa ngakak. Sementara Calvin tersenyum malu di boncengan. Kontolnya memang sudah ngaceng sejak nungguin Andre dari tadi. Ia tak sabar menantikan apa yang akan terjadi nanti di sekolah.

  • Video Bokep Mami Yuuki Seks Di Ruangan Casino

    Video Bokep Mami Yuuki Seks Di Ruangan Casino


    1531 views

  • Yua Ariga Pamer Payudara Padat dan Memek Mulusnya

    Yua Ariga Pamer Payudara Padat dan Memek Mulusnya


    1491 views

  • Foto Bugil Si Cantik Elena Victoria Yang Sangat Menggoda Dengan Tubuh Putih Mulusnya

    Foto Bugil Si Cantik Elena Victoria Yang Sangat Menggoda Dengan Tubuh Putih Mulusnya


    1916 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Barat seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Cerita Seks Tante Stella nikmatnya bergairah

    Cerita Seks Tante Stella nikmatnya bergairah


    1713 views

    Cerita Seks Terbaru – Cerita ini adalah kisah nyata, berlangsung ketika saya kuliah di suatu kota ternama di Jawa tengah sekitar tahun 2008. Sebagai mahasiswa pendatang, saya hidup sederhana, karena memang kiriman dari orangtua yang bekerja sebagai tentara terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan saya. Menurut teman-teman, saya termasuk pria simpatik, dengan kemampuan berpikir cemerlang, biasanya saya dipanggil Rudy.

    Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.

    Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.

    Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.

    Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.

    Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.

    Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36B.

    Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.
    “Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
    “Agh.. Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
    “Yah.. lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
    Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.

    “Rud.. mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh.. tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
    “Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
    “Yah.. kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

    Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.

    “Wah.. Rud, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda.
    “Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.
    Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.
    “Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.

    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.
    “Ogh.. Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah.
    Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Rud.. ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
    “Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.

    Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
    “Ahh.. dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

    Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh.. oh.. nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
    “Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
    “Sabar yah Rud.. tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.

    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
    “Arghh..!” teriak Tante Stella.
    Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.

    Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

    “Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh.. Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
    Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.

    “Um.. dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.
    Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
    “Rud.. mandi yuk..!” pintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.

    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. nikmat sekali jilatanmu Rud.. agghh..!” desahnya.
    “Rud.. kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.
    Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

    Selepas pengalaman itu, saya menjadi lebih berani pada wanita, dan menikmati persetubuhan dengan beberapa wanita setengah baya yang kesepian dan butuh pertolongan tanpa dibayar.

    Tamat

  • REAL WHITE MAN FUCK MY BEAUTIFUL WIFE

    REAL WHITE MAN FUCK MY BEAUTIFUL WIFE


    2004 views

  • Cerita Seks Terbaik Kisah Birahi Udin si Penjual Koran

    Cerita Seks Terbaik Kisah Birahi Udin si Penjual Koran


    1714 views

    Cerita Seks Terbaik – “Koran.. Koran ya Koran.. Pempek ya pempek.. Pempek Koran..”

    Astri memicingkan telinganya mendengar suara tersebut. Di siang hari seperti itu memang tak jarang ada penjual yang masuk kedalam komplek menjajakan barang dagangan. Pengalaman Astri selama 10 tahun tinggal disana, ia sudah hapal mana-mana saja penjaja makanan atau barang yang lewat di muka rumahnya. Namun kali itu Astri merasa tidak familiar dengan suara tersebut. Iseng, Astri pun berjalan kedepan dan melongok keluar.

    “Dek, sini masuk.”

    Astri melambaikan tangannya memanggil si penjual tersebut. Dan memang benar tebakannya, ia baru kali ini melihat si pemuda penjaja koran ini di sekitaran komplek.

    “Jualan apa, Dek?”

    “Koran bu, tabloid, semua ada.”

    “Oh.. itu apa di dalam?”

    “Pempek bu. Masih hangat bu baru digoreng.”

    Astri mengangguk-angguk sembari memandangi si pemuda tanggung tersebut mengeluarkan koran-korannya di pelataran teras rumah agar Astri bisa pilih.

    “Kok saya baru lihat kamu dek. Biasanya yang dagang koran ada lagi langganan saya yang sudah tua. Pak Romli kalo ga salah namanya.”

    “Iya bu, itu paman saya. Beliau sakit semenjak awal bulan, jadi tidak bisa dagang.” Jawab si pemuda itu singkat. Astri menerka-nerka umurnya mungkin sepantaran dengan anaknya yang paling sulung.

    “Oh, sakit apa dia pak romli? Parah sakitnya?”

    “Sakit gula bu, sekarang paman hanya tidur saja dirumah. Saya yang bantu jualan koran juga.”

    “Astaghfirullah, semoga sehat-sehat saja ya Pak Romli. Nama kamu siapa, nak?” Tanya Astri melembut.

    “Saya Udin, bu.” Jawab Udin sopan.

    “Kamu kelas berapa? Masih sekolah?”

    Udin menggeleng malu-malu. Nexiabet

    “Saya terakhir lulus SMP tahun 2 tahun lalu bu. Tadinya hanya jualan pempek sepulang sekolah, bantu-bantu paman dan adik-adik sepupu saya yang masih kecil-kecil. Tapi sekarang saya full jualan pempek saja di sekitar pasar pagi. Sekarang Karena paman sakit, saya juga jualan koran.” Ujar Udin bercerita dengan polosnya.

    “Orangtua kamu kemana?”

    Udin lagi-lagi menggeleng malu-malu. Luluh rasanya hati Astri, apalagi terbayang apabila anak-anaknya harus menjalani hidup seperti Udin. Bulat hati Astri ingin meringankan beban Udin.

    “Yasudah, kalo gitu saya beli tabloidnya satu dan korannya satu ya. Pempeknya juga saya bungkus 5 ya, Nak.”

    “Baik bu. Saya bungkusin sekarang Bu.” Jawab Udin cepat dengan sumringah. Astri tersenyum kecil melihat sedikit pancaran kebahagian di mata Udin.

    “Kamu sering-sering kesini ya, saya juga udah ga pernah langganan koran dan tabloid. Nanti biar ibu beli koran sama tabloid kamu.” Ujar Astri sambal tersenyum hangat. Udin hanya mengangguk-angguk sambal mengulum senyum membungkus pempek pesanan Astri.

    Dan seperti itulah persahabatan kecil antara Astri dan Udin terjalin. Dua-tiga hari sekali Udin pastri mampir membawa koran dan tabloid pesanan Astri. Tak jarang Astri memborong pempek dagangan Udin, sampai heran suami dan anak-anaknya selalu saja ada pempek di meja makan terhidang. Astri yang kesehariannya hanya tinggal di rumah sendiri sebagai ibu rumah tangga turut senang dengan adanya Udin yang sesekali mampir menemaninya siang-siang untuk sekedar berteduh dan mengobrol sejenak dengannya.

    Hingga di suatu siang di musim hujan, hujan deras mengguyur komplek sedari subuh. Hujan gerimis dan deras yang datang silih berganti tak pelak membuat komplek banjir di beberapa titik. Astri sendiri harus terjebak di pasar swalayan menunggu hujan reda. Barulah ketika hujan berganti gerimis Astri baru berani untuk naik gojek pulang ke rumah.

    Hujan masih mengguyur agak deras ketika Astri masuk kedalam kawasn komplek. Dari belakang jok tukang ojek mata Astri menangkap sesosok Udin yang berdiri berteduh di pos satpam.

    “Eh, eh pak stop bentar pak. Din! Udin!”

    Udin memicingkan mata melihat sesosok wanita berkerudung diseberang jalan yang berhenti diatas motor. Segera ia mengenali sosok Astri diantara rintik hujan.

    “Kamu ngapain disitu din? Jangan neduh disana, nanti basah! Kamu lari kerumah saya aja ya cepet! Ibu tunggu!” Teriak astri. Udin sayup-sayup mendengar ucapan Astri dan mengangguk-anggukan kepalanya.

    Tak lama berselang Astri turun dari ojek, Udin pun tiba sembari setengah berlari. Astri buru-buru melambaikan tangan menyuruh Udin masuk kedalam rumah Karena hujan kembali menderas. Udin tiba di teras rumah agak terengah-engah, korannya terlihat aman Karena ditutupinya dengan plastrik. Namun baju dan rambutnya benar-benar basah kuyup akibat berlindung di pos satpam.

    “Astaghfirullah, udah taro aja didepan korannya Din. Masuk aja sini kedalem gapapa.” Ujar Astri seraya membuka kunci pintu rumah.

    Udin berdiri canggung di muka pintu sembari badannya agak menggigil. Astri berdecak sambal bergeleng iba melihat kondisi Udin.

    “Sebentar ya Ibu carikan handuk. Baju ibu juga basah nih. Kamu langsung mandi aja Din, daripada kamu demam. Yuk ibu antar kedalam.”

    Astri membimbing Udin menuju kamar mandi tengah. Udin baru kali itu masuk kedalam rumah. Dipandanginya furniture dan foto-foto keluarga Astri seraya ia berjalan kedalam rumah. Tak lama Astri muncul dari dalam kamar dan menyerahkan Udin handuk bersih untuk ia gunakan.

    “Tuh kamu pake, kamu masuk aja langsung mandi ya. Ibu juga mau ganti baju. Ibu masuk juga ya.” Ujar Astri cepat sambil kemudian menghilang lagi kedalam kamar.

    Udin keluar dari kamar mandi dengan hanya lilitan handuk di pinggangnya. Lagi-lagi ia hanya bisa berdiri canggung didepan kamar mandi sementara Astri belum keluar dari kamar. Tak lama pintu kamarpun terbuka dan Astri keluar masih sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

    “Eh yaampun ibu lupa, sebentar ya Din ibu tadi udah ambilin bajunya raffa sementara baju kamu basah. Nih pake dulu, Din. Baju kamu biar kering dulu aja.” Ujar Astri lagi sembari menyodorkan baju anaknya ke tangan Udin.

    Udin hanya melongo tatkala Astri menyodorkan baju tersebut ke tangannya. Baru kali itu Udin melihat sisi lain dari Astrid yang tak mengenakan kerudung dan hanya berdaster saja. Rambut Astri yang masih basah bergantung bebas pendek sedikit dibawah kuping, sekilas mengingatkan akan model rambut Desy Ratnasari. Memang ada sedikit perbedaan disana sini, dari bentuk badan Astri yang sedikit lebih berisi mungkin Karena memang faktor umur, atau mata astri yang agak sedikit lebih sipit dari Desy Ratnasari yang asli, namun secara keseluruhan mereka memang tak berbeda jauh.

    “Loh kok diem aja Din? Ini ambil bajunya, kamu ganti di kamar mandi gih.” Ujar Astri sembari masih asik mengeringkan rambutnya dengan handuk.

    “I-iya bu..”

    Udin pun menghilang kedalam kamar mandi untuk berganti baju. Astri dengan santai memunguti baju basah Udin dan membawanya kebelakang ke tempat cucian untuk sekedar dijemur.

    “Udah ganti bajunya din? Baju kamu ibu jemur dulu ya di belakang biar kering.”

    Udin hanya mengangguk-angguk sambil duduk dengan canggung mengenakan kaus dan celana basket longgar. Astri tersenyum kecil melihat Udin yang sedari tadi berusaha untuk tidak memandangi Astri.

    “Kenapa kamu din? Kok kaya heran gitu ngeliatin Ibu. Heran ya baru kali ini liat ibu ga pake kerudung? Hehe”

    Udin hanya tersenyum kecut menanggapi candaan Astri. Memang agak sedikit kaget Udin dibuatnya. Astri yang kerap berkerudung sopan hingga mengenakan kauskaki tipis, kini melenggang santai hanya mengenakan daster kutung (daster tanpa lengan) sebatas dengkul.

    “Gapapalah Din, sekali-kali ini. Lagian didalem rumah juga ga ada yang liat. Yang liat juga kan kamu aja ga ada orang lain.” Hibur Astri lagi sambil tersenyum lembut.

    Setelah itu Astri dan Udin pun makan dengan khidmat dengan lauk seadanya di meja makan. Pelan-pelan Udin bisa menyesuaikan diri kembali dan merekapun berdua asyik mengobrol seperti biasanya. Di luar hujan masih terus menggelegar, Astri mengintip keluar dari balik jendela mengamati air yang tercurah begitu banyaknya dari langit.

    “Untung aja tadi ya Din, ibu ngeliat kamu. Coba liat nih, ujannya masi ga berenti juga malah makin deres. Bisa banjir ni komplek.. ckck” Ujar Astri sambil memijat-mijat tengkuknya sendiri.

    “Iya bu..” Jawab Udin pelan.

    “Duh kayanya ibu masuk angin deh, tengkuk ibu berat banget ini rasanya. Kamu bisa ngerok ga din?” Keluh Astri.

    Udin hanya menggeleng pelan.

    “Tapi jangan dikerok juga sih, nanti heran lagi suami saya kok bisa ada yang ngerok? Bisa berabe.. hahaha. Ibu minta tolong pijitin aja ya din?” Pinta Astri lagi sembari beranjak kedalam kamar mencari minyak urut. “Sini aja Din, masuk nggapapa..” Panggil astri lagi dari dalam kamar.

    Udin melangkah dengan lambat, masih ragu karena merasa tidak enak, untuk pertama kalinya ia masuk kedalam kamar tidur orang lain tentu saja menimbulkan rasa canggung.

    “Nih minyak urut din, kamu olesin aja nih ke pundak sama leher belakang ibu. Tolong yah?” Ujar astri sembari bersendawa sendiri yang kini sudah duduk di pinggir kasur.

    Udin mau tidak mau mengikuti permintaan Astri. Dengan hati-hati udin menumpahkan sedikit minyak angin ke permukaan tangannya dan mengusap tengkuk astri pelan.

    “Hmm.. anget. Iya gitu din, agak dipencet-pencet Din.”

    Dengan patuh Udin menuruti komando astri. Sempat terpesona udin oleh halus lembutnya kulit astri yang selama ini selalu terbalut kerudung. Namun dientaskannya pikiran itu jauh-jauh. Astri mengangguk-angguk terpejam menikmati urutan Udin.

    “Din, sambil tiduran bisa ngga din? Ibu pegel juga duduk nyamping gini.” Tukas astri cepat. Dengan santainya astri melengos dan menelungkupkan wajah berbaring tengkurap diatas kasur.

    Udin lagi-lagi tercekat menelan ludah melihat Astri dalam posisi seperti itu. Masih dengan takut-takut udin bergerak ikut naik keatas kasur. Astri kemudian melebarkan kedua kakinya memberikan ruang bagi Udin untuk bersimpuh diantara kakinya. Sekelebat putih halusnya paha dalam astri membuat jantung udin berdegup kencang. Udin mulai meraba pelan punggung astri dan mulai memijitnya perlahan.

    “Hmm iya din gitu din.. kuat juga ya pijitan kamu..” ujar astri sembari tetap telungkup dan memejamkan mata. “Atasan lagi din di pundak kaya tadi.” Pinta astri lagi.

    Udin dengan agak kesusahan mencondongkan diri makin kedepan berusaha meraih pundak astri. Meski astri sudah melebarkan kakinya tetap saja udin kesulitan karena mau tak mau udin harus makin merapat diantara sela kaki astri. Dan benar saja, baru ketika udin hendak memajukan badannya, tanpa sengaja tubuh bagian bawah udin menyenggol pantat astri.

    “M-maap bu, p-permisi.” Tukas udin cepat-cepat. Astri hanya terkekeh kecil karena canggungnya udin. “Iya gapapa, cepet pijit lagi.” Jawab astri tak sabar.

    Udin kembali memijat sambil berusaha menahan bagian bawahnya agar tidak menyenggol lagi. Namun tentu saja sia-sia karena posisinya tidak memungkinkan. Sehingga udin berupaya agar tidak terlalu sering menempel ke pantat astri. Diam-diam udin juga berusaha sekuat tenaga agar tidak terbangun dedek kecilnya, karena jujur saja lembutnya pantat astri mau tak mau merangsang kemaluannya jadi terbangun. Tiap kali menempel rasanya darah di dalam diri udin berdesir.

    Astri juga sebenarnya mengetahui udin yang berusaha keras menahan diri dan tetap sopan. Astri tahu betul di umur segitu baik udin maupun anak tertuanya sudah mulai menjalani proses menjadi dewasa dan tertarik dengan lawan jenis, sehingga astri paham betul apa yang dialami udin saat ini. Namun astri diam-diam saja, malahan agak sedikit geli melihat udin seperti itu. Akhirnya astri menyuruh udin untuk santai saja.

    “Udah din gapapa, nempel dikit juga gapapa kok.” Ujar astri sambil tetap telungkup.

    Udin tidak langsung menjawab dan hanya diam saja. Akhirnya udin memberanikan diri untuk mengiyakan perkataan astri.

    Udin akhirnya mencondongkan badannya kedepan dan menempelkan tubuh bagian bawahnya ke pantat astri. Udin malu-malu menghela napas ketika ia merasakan burungnya melekat tepat di tengah-tengah pantat astri yang lembut. Begitu pula astri yang akhirnya merasakan bonggolan kenyal di bagian belakangnya. Astri agak terkekeh merasakan burung udin yang sudah setengah mengeras. Dasar anak muda, pikir astri dalam hati.

    Namun dengan begitu tak lantas membuat udin malah menjadi biasa saja, justru kebalikannya udin makin tersiksa menahan ereksinya. Udin berusaha mengalihkan perhatiannya dengan berpikir hal yang lainnya. Namun sialnya di sisi kasur terdapat cermin berukuran besar yang melekat di lemari. Tatkala udin melirik, ia melihat dirinya seakan tengah berhubungan badan dengan astri dalam posisi seperti itu. Udin jadi makin tercekat dan sialnya hal tersebut malah membuat ereksi udin makin menjadi-jadi.

    Astri yang tadinya setengah mengantuk malah jadi melek terbangun merasakan gundukan lembek di pantatnya kini malah membongkah. Diam-diam astri jadi merasa agak geli-geli juga tiap kali burung udin yang menempel erat di pantatnya berkedut pelan. Namun astri memilih diam saja karena apabila ia bergerak membetulkan posisinya, udin pastri jadi malu sekali. Jadi astri memilih untuk diam saja berpura-pura tidur.

    Di lain pihak udin sudah merah padam wajahnya, keringat dingin mengalir di lehernya. Udin memilih untuk menunduk saja mengalihkan pandangannya kebawah. Namun udin kaget bukan kepalang manakala ia mengetahui ujung bawah daster astri sudah setengah tersingkap keatas. Sekilas udin bisa melihat bongkahan pantat astri setengah mengintip dari sisi dasternya. Udin merasa terpaku takut untuk bergerak namun juga takut untuk berhenti. Takut malah apabila ia berhenti dan membetulkan dasternya, astri malah terbangun dan memergokinya.

    Astri awalnya tidak merasa ujung dasternya tersingkap ketas, dan samasekali lupa ia tak mengenakan celana dalam waktu itu. Sehabis mandi ia buru-buru mengenakan baju dan mencarikan baju untuk udin hingga ia terlupa. Namun suatu saat tiba-tiba astri merasa geli di bagian bawah tubuhnya, manakala ujung bonggol udin yang mengeras dari balik celana menggosok permukaan kemaluannya yang tak tertutup apa-apa. Astri agak panik, namun tak berani untuk bergerak maupun bersuara manakala tiap kali udin bergerak, ujung kemaluan udin menggosok lembut bibir kemaluannya. Astri terdiam menggigit bantal berusaha agar tidak bersuara samasekali.

    Sekali, dua kali, tiga kali, hingga berkali-kali, lama kelamaan memberi efek yang makin intens dalam diri astri. Badannya jadi lemas keenakan oleh gesekkan udin. Matanya jadi pelan-pelan sayu, khidmat menerima tiap gerakkan yang ditimbulkan oleh udin. Apalagi saat itu udin hanya menggunakan boxer tipis tanpa celana dalam, yang tentu saja terasa oleh kemaluan astri terutama setelah menjadi semakin sensitif akibat gesekkan ujung penis udin. Astri hanya bisa berharap udin tidak merasakan badan astri yang kaku menahan gelinjang tiap kali udin menyenggol kemaluannya, dan tidak menyadari kemaluannya yang kian berembun akibat gesekkan tersebut.

    Hingga akhirnya pada suatu ketika astri yang sudah begitu lemas tak berdaya merasa udin menghentikan aksinya. Kesadarannya yang sudah hampir setengah menipis sedikit bangkit kembali. Hati kecilnya bertanya-tanya kenapa udin malah menghentikan aksinya disaat ia sudah nyaris pasrah dalam kenikmatan. Namun pertanyaannya terjawab tak lama berselang ketika kembali astri merasakan sensasi geli itu datang lagi, namun kali ini astri dapat merasakan jelas hangat daging keras udin bersentuhan langsung dengan kulitnya.

    Astri terbelalak namun tetap terdiam meskipun kaget. Kembali digigitnya bantal dibawah mukanya itu kencang-kencang. Astri tak menyangka udin berani berbuat sejauh ini. Terdengar napas udin yang juga agak tersengal-sengal dibelakangnya. Entah mengapa dalam kepanikan seperti itu astri memilih untuk diam mematung ketimbang menghentinkan aksi udin. Mungkin astri juga sudah terbuai keenakan, entah karena alasan lainnya. Yang jelas astri merasakan badannya kembali lemas digelitiki rasa geli ketika udin kembali menggesekkan moncong kemaluannya di bibir kemaluan astri yang kini tak lagi dihadang celana.

    Udin merasa kepalanya begitu berat, dan sekelilingnya semakin kabur. Nafasnya memburu dan gelora nafsunya tidak bisa lagi dibendung. Apalagi ketika ujung penisnya merasakan hangat daging kemaluan astri yang mulai mengeluarkan sesuatu. Tangannya tak lagi memijat pundak astri melainkan menahan beban tubuhnya di sisi kanan dan kiri tubuh astri. Tiap gesekan seakan membuat kemaluan astri merekah lebih lebar dari sebelumnya. Kemaluan udin seperti ikut ketagihan ingin mencicipi terus lubang astri yang seakan-akan memanggil manggil dirinya.

    Rangsangan yang amat lembut dan pelan itu membuat akal sehat astri dan udin buyar entah kemana. Udin dan astri diam-diam makin larut dalam cumbuan malu-malu kemaluan mereka. Astri yang juga sudah kegatalan jadi terbayang-bayang apabila udin benar-benar memasukkan batangnya kedalam kemaluannya. Badannya jadi merinding membayangkan apabila hal itu benar terjadi.

    Kemaluan astri yang merekah itu seakan memancing kemaluan udin untuk bergerak masuk. Udin secara naluriah kini tak hanya menggesekan pucuk senjatanya saja, namun juga mulai menekan lembut kedepan. Kemaluan astri yang semakin lembab membuat ujung penis udin semakin mudah membelah dan membukanya. Astri juga ikut merasa bibirnya kemaluannya merekah tiap kali udin menempelkannya dan sedikit mendorongnya kedepan. Astri serasa melayang tiap kali udin melakukan hal tersebut.

    Pelan tapi pastri, udin mendorong pelan dan menariknya moncong kemaluannya lagi kebelakang. Baik astri dan udin menyadari tiap kali kepala helm itu masuk semili lebih dalam tiap kali udin merangsek maju. Udin yang sudah tidak lagi berpikir sehat, terus berusaha menerobos maju lebih dalam, membuat astri dibawahnya menggigit jarinya was-was tak sabar. Hingga akhirnya di puncak birahi mereka, kepala jamur merah itu berhasil mendobrak masuk.

    Napas udin serasa tercekat didada ketika ujung kemaluannya hilang terhisap masuk kedalam rongga kemaluan astri. Waktu seakan berhenti ketika akhirnya astri merasakan kemaluannya menjepit mesra bonggol milik udin. Astri ingin mendesah sekuat tenaga namun ditahannya. Akhirnya setelah disiksa begitu lama astri merasa plong dan lega, kemaluannya yang sudah begitu gatal bisa merasakan bonggol yang sedari tadi meluluh lantakkan imannya.

    Udin yang kini akhirnya berhasil mengecap lubang indah milik astri itu kini tak lagi mau menariknya keluar. Ingin rasanya udin memasukkan batangnya selama mungkin disana. Rasa nikmat yang dirasakannya mendorong udin memasukkannya lebih dalam lagi, hingga seluruhnya diselimuti oleh kemaluan astri. Dengan sangat hati-hati udin yang masih mengira astri tertidur itu melesakkan kemaluannya maju. Astri begitu terbuai dalam kenikmatan. Dalam gerakan lambat seperti itu Ia dapat merasakan dengan seksama tiap kerut dan urat batang udin di dinding kemaluannya. Baru kali itu rasanya astri menikmati ditembusi kemaluan seperti itu.

    Hingga akhirnya udin menghela napas tertahan manakala ia melihat sisa batangnya menghilang masuk kedalam rongga kemaluan astri. Udin mengerjap-ngerjapkan matanya terhipnotis oleh sensasi yang baru kali itu ia rasakan seumur hidupnya, ketika segenap rongga kemaluan astri membungkus batangnya erat-erat tak lepas. Hangat, becek, lembut menjadi satu. Diam-diam astri juga menggigit bibirnya manakala akhirnya batang kemaluan udin masuk hingga mentok, berjejalan didalam rongga kemaluannya yang berkedut manja. Didorong oleh nafsu yang tak lagi terbendung, udin menggerakkan pinggulnya seakan berusaha mengeksplorasi segenap isi liang kemaluan astri. Astri tak kuasa ikut menggoyangkan pinggulnya pelan akibat gocekkan udin.

    Astri tanpa sadar mengangkat pinggulnya sedikit keatas, seakan membenarkan posisi penetrasi udin. Udin yang juga sudah tak sadarkan diri, tak lagi memperhatikan gerakkan pinggul astri, hanya mengikuti naluri alaminya untuk mulai menggerakkan pinggulnya maju dan mundur. Dengan lembut udin menarik pinggulnya mundur hinggga batangnya tertarik keluar, dan kemudian mendorongnya lagi masuk kedepan. Udin mendesis merasakan nikmat gesekkan antara batangnya dan dinding kemaluan astri yang basah.

    Astri yang juga telah terbuai genjotan udin, menggigit sarung bantalnya hingga basah. Matanya membeliak keatas menikmati sodokan senjata udin. Pinggul astri secara otomatis bergerak semakin keatas hingga setengah menungging, yang kemudian dipegang oleh kedua tangan udin seperti sedang menunggangi kuda. Bunyi kecipak basah karena gesekkan kemaluan mereka mulai nyaring terdengar di seantero kamar, terlebih lagi karena hujan sudah usai diluar sehingga bunyinya semakin jelas menggaung.

    Mereka berdua makin bergelora oleh percintaan terlarang itu. Astri dan udin lengah oleh bisikkan setan. Astri merasakan kenikmatan seksual yang belum pernah ia alami sebelumnya. Apalagi semakin ia berusaha mengingat-ingat bahwa ini adalah suatu hal yang salah, semakin birahinya memuncak. Ia tengah berselingkuh dengan seseorang diluar pernikahannya, dan orang tersebut masih seumuran dengan anak sulungnya.

    “Oh tidak, aku tengah bercinta dengan udin. Ouhgg aku akan klimaks.. ohh oohhh!” jerit astri dalam hati.

    Astri mencengkram bantal kuat-kuat ketika dari dalam kemaluannya mengalir cairan tak dikenal. Kedutan liar kemaluan astri yang tengah orgasme hebat membuat udin tak lagi bisa menahan ejakulasinya.

    “Mhh..b-bu astri.. b-bu.. u-din mau..ma—“

    Mereka orgasme nyaris berbarengan. Ketika astri menyiram kemaluan udin dengan cairan cintanya, udin membalas menyemprotkan spermanya banyak-banyak kedalam rahim astri. 3-4 kali semprotan yang luar biasa melimpah, diserap semuanya oleh kemaluan haus astri. Udin diam mematung menikmati ejakulasi yang paling nikmat yang ia pernah rasakan, hingga akhirnya batangnya mengempis dan terlepeh dengan sendirinya dari dalam kemaluan astri.

    Astri mendengus pelan tatkala ia kembali turun dari langit ketujuh. Udin yang juga akhirnya kembali kesadarannya, berubah panik dan pucat manakala ia melihat spermanya mengalir pelan dari dalam kemaluan astri jatuh hingga ke kasur. Didorong oleh rasa takut, udin segera meloncat dari atas kasur. Ia nyaris terjerembap sangking lemas dengkulnya ia rasa. Seperti maling yang ketahuan, udin segera berlari keluar secepat mungkin kabur dari kamar dan keluar rumah meninggalkan astri yang juga masih terhuyung lemas dan kebingungan karena udin telah hilang entah kemana.

    To Be Continued (?)

  • Cerita Sex Dewasa Adik Ipar Hamil Tiga bulan

    Cerita Sex Dewasa Adik Ipar Hamil Tiga bulan


    2001 views

    Cerita Sex Dewasa – salah satu cerita sex dewasa terbaik dengan twist ending yang menawan. Kamu tak bakal bisa menebak akhir dari cerita sex dewasa ini sebelum kamu mencapai penghujung cerita. Silahkan dibaca gan!

    Bruuuk…tas jinjing berisi baju kami, ku letakkan di lantai kamar. Akhirnya harus mengungsi ke rumah mertuaku, karena rumahku dan istri sedang direnovasi untuk menambah kamar anak dan harus di dak ke atas. Sudah lebih nyaman kita ngungsi dulu di rumah bapak-ibu aja ya pah, kan bentar lagi dek Ayu juga mau nikah sekalian kita bantu-bantu, begitu usul istriku seminggu yang lalu.

    Sebenarnya aku gak masalah kita ngungsi di rumah mertua, meskipun agak jauh dari rumah kami tapi lebih dekat ke sekolah anak-anak, tapi ya bagaimanapun yang namanya di rumah sendiri pasti lebih bebas dan nyaman. Ayu adik istriku saat ini baru masuk kerja, umurnya 23 tahun dan katanya sudah siap nikah dengan pacarnya yang dikenal dari zaman SMA.

    Sementara aku yang berumur 37 tahun dan Dian-istriku berumur 35 tahun, kami sih setuju saja dengan rencana Ayu untuk nikah, toh dengan Wawan pacarnya sudah kami kenal cukup lama.

    Mmmuach bibir kami saling berpagut dan lidah Dian-istriku bergumul di dalam mulut. Bibir Dian kusergap saat dia baru membuka celana jeans dan kemejanya jadi kini hanya memakai cd dan tanktop putih ketat dengan puting menonjol tanda dia sudah terangsang, ya Dian memang jarang pakai bra.

    Kulitnya yang putih langsat membalut tubuhnya yang sudah 2 kali melahirkan masih cukup sekal dan berisi dengan tetek ukuran cup C yang saat ini di genggaman tanganku. Rambutnya dipotong pendek ala sekretaris kantor sedikit menutupi lehernya yang sekarang kujilati diikuti aroma tubuhnya akibat dari bolak-balik beres-beres barang bawaan kami tadi sore. Nexiabet

    Sambil kujilati leher, tangan kananku menelusup ke balik tali tanktop Dian dan terus ke bawah menggenggam tetek dian dengan sedikit kasar. Dian mengimbangi dengan meremas penisku dari luar celana pendek dan dengan cepat jari lentiknya sudah berada di dalam cd-ku, memainkan penisku maju mundur.

    Dian meskipun lelah namun nafsunya sudah memuncak, dia melorotkan celana dan cd-ku, merebahkanku ke kasur kemudian membungkuk dan mungulum penisku dengan mulut lentiknya…maju-mundur….aaakhhhh….basah-aaaakhhhh…..hangat-aaaakhhhhh….ngiluuu.

    Cairan precum dari penisku sepertinya mulai membasahi mulut Dian, aku pun berdiri dan mengangkat Dian, kembali berpagutan tanganku meraba cd Dian yang sudah basah oleh cairan memeknya. Tangan kananku masih bermain di luar cd Dian dan jari tengah mencoba menelusup melalui celah cd dekat memek Dian dengan sedikit gerakan jari tengah sudah masuk ke balik cd memainkan klitoris Dian dan dia melenguh kegelian….basahnya memek Dian memudahkan jari ku masuk ke dalam memek dan membuat Dian merem-melek dengan desahan yang membangkitkan gairahku….jariku maju-mundur mengobok-obok memek Dian….akh-akh-akh….

    tok-tok-tok… Mba’ Diaaan itu putri udah tidur di kamar Ayu…suara ibu memecah desahan Dian….kami pun tersenyum. Yaaah pah, itu putri (anak kami yang kedua berumur 2 tahun) diangkat dulu, kasian nanti klo bangun dek ayu bingung. Kamu aja gih, kataku sambil jilat tetek Dian…Yeee dimintain tolong juga…

    Akhirnya aku pakai baju dan ke kamar Ayu, eh ternyata keduanya sudah tidur,… posisi pintu kamar Ayu dari sisi kiri kasur, sedangkan Putri tidur di sisi sebelah kanan. Jadi aku memutar kasur buat angkat Putri, dari arah depan kasur posisi kedua kaki Ayu menekuk lutut dan mengangkang. Mau tak mau aku melirik ke arah selangkangan Ayu, karena dia memakai celana gemes—celana super pendek yang suka dipake abg-abg cewek saat tidur.

    Sambil melirik—makin kuperhatikan di selangkangan itu ada hitam-hitam, aku geli sendiri saat kuamati ah itu jembutnya keluar dari sela-sela celana gemes…ah pahanya yang meski tak seputih kulit istriku tapi sangat mulus dan membuat desir darahku mengalir. Aduh bahaya ini, pikirku, aku pun terus ke sisi sebelah kanan dan bersiap mengangkat Putri.

    Tiba-tiba Ayu mengangkat tangannya ke atas, masih tidur pulas—Ayu memakai kaos tanpa lengan, dengan lobang lengan yang cukup lebar….aah keteknya ditumbuhi bulu-bulu halus….aah side boob—teteknya terbuka dari sisi kanan….muluuus dan terlihat kenyal, ukurannya kutaksir lebih kecil dari tetek Dian. Tapi akibat nanggung tadi bercumbu dengan Dian, melihat pemandangan Ayu yang menantang membuat penisku menggeliat di bawah sana.

    Duuuh harus cepat-cepat balik ke kamar nih…kuangkat Putri dan kubopong ke kamarku, sambil jalan keluar kulirik sekali lagi selangkangan Ayu, aaah jembut yang menggoda. Ku bopong Putri dan melangkah cepat ke kamar…sambil kuletakkan Putri di kasur, kuliat istriku eh ternyata dia sudah tidur, lelah dia. Nasibmu otong…pusing deh gak tersalurkan…ditambah kebayang mulusnya paha Ayu dan jembutnya yang mengintip membuat darah berdesir ke penis dan kembali membuatnya tegak berdiri….

    Kuhitung-hitung sudah 6 bulan kami kembali ke rumah lagi, kami ngungsi hanya 1 bulan saja di rumah bapak. Acara pesta nikah Ayu pun telah selesai saat kami ngungsi itu dan berjalan lancar berkat peran besar Dian, istriku. Dian memang cekatan dan dapat diandalkan sebagai EO, itu karena dia memang kerja pada sebuah perusahaan EO skala nasional.

    Aku tahu dunia EO yang Dian geluti pasti menuntutnya selalu tampil menarik untuk bertemu berbagai macam jenis klien dan tentu dunia gemerlap penuh godaan. Ah entah berapa banyak klien atau bos yang pernah menggoda Dian. Pagi ini Dian sedang bersiap berangkat ke bandara, “Pah, Putri sudah diantar ke daycare?”….”Sudah ku antar mah…kamu berapa lama di Bali?” aku menanyakan rencana Dian yang akan mengurus acara DJ internasional di Bali.

    “Cuma satu malam aja kok, tapi aku buru-buru nih, pesawatku sih siang….tapi ada janji ketemu klien dulu di McD arah bandara Juanda pah, jadi maaf ya pah gak ada quickie pagi ini”….ah istriku tahu kalo aku sedang on fire, apalagi melihat dia sambil make-up bertelanjang dada cuma pakai cd saja.

    Penasaran juga akhirnya kutanya istriku, “Mah, aku perhatiin kamu memang gak pernah pakai baju seksi, tapi kamu kan cantik dan selalu menarik, pasti sering digoda klien yah?”

    Istriku menatap dari cermin, “Ah aku kan udah bilang, jangan curigaan gitu”.

    “Bukan curiga, aku penasaran, masa iya gak ada yang godain kamu…lah wong aku saja klo jadi klien kamu pasti bakal godain kok”

    “Yaaah…klo klien sih ada aja yang godain, entah basa-basi atau emang betul tertarik, cuma masih wajar sih kan juga baru kenal, cowok kan gitu gak boleh liat cewek menarik dikit….tapi yang centil tuh pak bos pah”. Dian mengecup pipi kiriku meninggalkan jejak lipstik di sana dan melangkah keluar kamar, dia sudah selesai make-up dan pakai kemeja dipadu celana jeans. “Loh udah siap toh?” aku dibikin tambah bingung sendiri, apa maksud ucapannya dan tumben dia cepat sekali bersiapnya.

    “Taksiku sudah ada tuh pah, aku berangkat yah, nanti jangan lupa ke rumah bapak kan minta tolong kamu buat liat pembukuan tokonya udah disiapin tuh, mumpung kamu ada di rumah. Besok kan berangkat ke Makassar?”, istriku lalu mengecup pipiku yang kanan melangkah keluar rumah. “Hati-hati ya mah, jangan lupa photonya”, istriku pun melirik penuh arti.

    Bapak yang membuka usaha furniture sejak lama saat ini ingin ekspansi lokasi usaha, jadi Bapak minta tolong aku yang memang kerja di akuntan publik untuk memeriksa pembukuan dan melihat bagaimana peluang rencana Bapak. Siang ini Bapak di toko, Ibu, Ayu dan Wawan pasti masuk kerja, pas lah rumah tenang aku bisa kerja dengan santai.

    Aku di mobil bersiap ke rumah Bapak, tring-tring-tring…whatsapp dari Dian kuterima, “nih pah dari semalam sudah kusiapkan hihihi :emoticon_malu:” diikuti lima photo bugil dan menantang Dian yang menunjukkan teteknya yang besar dan lekuk tubuhnya yang montok juga memeknya yang ditumbuhi jembut merekah. Memang kebiasaan kami kalo salah satu ada yang pergi keluar kota, Dian akan kirim photo atau kita video call bugil buat bantu kita masturbasi menyalurkan hasrat seksual. ‘Aaah…kenapa sekarang sih, nggak nanti sore saja’ batinku…si otong kan jadi ngaceng nih. Kuletakkan HP, dan kuinjak pedal gas…

    Sampai rumah Bapak pas suasana sepi, aku bawa kunci cadangan jadi langsung masuk rumah, crek-ceklek pintu ku kunci lagi. Kerja bolak-balik pembukuan dan laptop selama 1 jam cukup buat palaku panas juga. Aku masuk kamarku dan istri tempat kamar kami dulu waktu masih menumpang, aku rebahan bentar di kasur, teringat pesan whatsapp tadi, kubuka gambar bugil Dian yang menantang.

    Ah berdesir darahku, kubuka celana dan cd, lalu masuk whatsapp dari istriku, “Pah aku baru mendarat di Bali, mau pipis ya ke toilet dulu”. Aku yang mulai on fire, lalu video call Dian, “Mah, nih…” kamera video ku arahkan ke penis yang sudah ngaceng. “Eh…eh…” suara Dian panik dan gambar video gelap. Tak lama gambar video muncul lagi, Dian di dalam toilet sudah pakai earphone “Iiih papah, tadi kan masih di luar toilet, langsung itu sih videonya”….

    “Hehehe, nanggung nih, kamu sih udah tadi pagi gak quickie, eh malah ngirim gambar bugil masih pagi padahal”

    “Hehehe….teruuuuus….?”

    “Tanggungjawab donk…aku dirangsang dong mah”

    “Loh, sekarang?” istriku bicara bisik-bisik

    “Ya kan bisa sayang…”

    “Tapi akunya gak bersuara ya pah, gak bisa ada desahan nih” masih berbisik

    “Iya deh…”

    HP Dian diletakkan di dinding atas toilet dan istriku mulai buka kancing kemeja satu-persatu dan menurunkan tali tanktopnya sebelah kiri, tetek bulatnya menyembul dan dimainkan putingnya pakai tangan kanan.

    Aku mulai memainkan penis dengan tangan kiri dan tangan kanan pegang HP, “…aaah sayang, mau memekmu dong”.

    Ceklek…aku menoleh ke arah pintu kamar, melongok dari balik HP…momen canggung terjadi, tangan kiri pegang penis-tangan kanan pegang HP dan mataku beradu pandang dengan mata Ayu.

    Kumatikan video call dengan Dian, kutarik selimut sekenanya menutupi penis, HP jatuh di kasur….”Lah Yu, kowe ning omah?” aku cengir-cengir.

    “Lah iya lah aku sama mas Wawan kan masih numpang di sini toh” Ayu menjawab sambil masuk kamar dan duduk di kasur.

    “Gak gitu, aku kira kamu masuk kerja, duh maaf ya ada yang mendesah-desah di kamar jadi kamu penasaran yah?” aku jadi gek enak hati, tapi sialnya kenapa penisku masih ngaceng aja nih, apa karena liat Ayu pake celana gemas dan tanktop ketat? Hpku getar-getar, Dian telepon lagi nih…Kudiamkan dulu, lalu getar lagi putus-putus, kubuka HP, whatsapp dari Dian “Kenapa pah? Aku mulai on nih, kamu malah hilang. Ya udah aku ke venue acara dulu deh, nanti sore sampai hotel video call lagi ya…” tak kujawab.

    “Aku sih tau mas Agus dateng tadi, tapi palaku pusing banget, aku malah ketiduran. Barusan bangun nyariin mas Agus kemana, eh malah ada suara-suara mencurigakan di sini, ngapain sih mas pake masturbasi segala, udah punya istri juga” suara Ayu ketus. Sebenarnya Ayu tidak ketus, tapi gayanya dari dulu emang gitu, kalo nanya to the point dan tanpa tedeng aling-aling.

    “Kamu dengernya pasti pas mas mendesah doang, emang kamu kira mas video call sama siapa coba? Aku kan gak pernah neko-neko Yu…” meski gitu aku kepancing juga jadinya.

    “Loh sama mba’ Dian toh, abis aku curiga mas Agus lagi desah-desah sama siapa…yaaah jadi nanggung deh”

    “Kamu kaya gak tau aja, kan mas sama mba’ mu sering keluar kota…gimana lagi kami nyalurin nafsu coba, kami kan masih normal Yu, nafsu masih tinggi…” ku terus terang aja sama Ayu, toh dia sudah nikah dan tau nikmatnya senggama. “Dulu inget gak waktu kamu SMA kepergok sama mba’ mu suka kirim-kiriman gambar bugil sama temenmu, kamu kirim gambar bugil, temenmu kirim gambar penisnya, temen loh itu Yu…” ah kenapa aku jadi mengungkit masa lalu Ayu yah, kebawa suasana nih.

    “Iiiih mas Agus, iya itu kan nafsu darah muda…jangan2 mas Agus liat photonya yah?” dia tersipu.

    “Nah kan tau nafsu tuh…apalagi sekarang kamu baru nikah, nafsumu udah tersalurkan ke suami kan, nafsumu lagi panas-panasnya…”

    “Iya lagi panas-panasnya, lagi nafsu banget, tapi pas ketemu sama mas Wawan aku kok turun ya nafsunya…padahal udah kebayang panasnya kita di ranjang”

    “Ini kamu gak masuk kerja Yu?” aku coba mengalihkan pembicaraan. Tapi Ayu yang rubah posisi duduk menekuk lutut di tepi kasur, mengangkat celana gemesnya sampai ke selangkangan.

    ‘Ah pemandangan ini lagi, terlihat lagi helaian hitam jembut yang menggodaku…’ batinku dengan penis yang ngaceng lagi.

    “Iya itulah palaku pusing banget, dan males kemana-mana jadi gak masuk kerja mas…”

    Aku bergumam…”Ah pasti hamil nih Ayu…”

    “Kenapa mas?” Ayu mendengarku bergumam

    “Selamat ya Yu, kamu hamil…” Aku bangun dari posisi tiduran dan menyodorkan tangan kananku memberi selamat, tapi aku lupa tangan kiri yang menahan selimut kurubah jadi penopang menahan posisi tubuhku untuk duduk, terbukalah penis ngaceng itu tegak lurus…

    “Iiiiiih mas Aguus, itu kok masih ngaceng aja sih..?” Ayu malah terus menatap penisku, meskipun nampak kaget dan tangannya diangkat ke atas kepala jadi nampak keteknya yang kini terlihat mulus dan toketnya dari samping menyembul kejepit tanktop .

    “Iya lah itu jembutmu tuh kemana2, tetekmu juga nyeplak tuh gak pake BH sih…” ah aku kok jadi vulgar gini yah di depan Ayu

    “Laaaah…kok jadi Ayu yang salah!” Ayu protes

    “Ya kamu kan tau aku lagi nanggung tadi, mba’mu tuh baru kelar sore jadi video call masih lama, besok mba’ mu pulang siang-aku malah pergi Yu…eh kamu main masuk kamar pake pakaian menggoda lagi…tanggungjawab yah…” aku jadi cerewet sebenarnya cuma menggoda Ayu saja…

    Tapi yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaanku sama sekali, Ayu merangkak ke depanku, teteknya menggantung tertahan tanktop…tangan kanannya menggenggam penisku dan mengocoknya…”ya udah sini ku bantu yah…tapi mas gak boleh pegang-pegang yah…aku tau kok rasanya klo lagi nanggung, mas Wawan juga biasanya uring-uringan…” slop…slop penisku sudah di dalam mulut Ayu yang basah dan hangat.

    “Eh…aaakh…eh Yu maksudnya gak gini…” antara geli, nafsu dan malu bercampur.

    “Gak jadi nih, katanya aku harus tanggungjawab…slop-slop-slop…katanya nanggung…?”

    “aaakkh yuuu….akh…akh…” kepalang tanggung tanganku menelusup ke balik tanktop Ayu meraih toketnya yang menggantung….”iiiih…gak boleh pegang…”slop-slop, tapi malah ku pilin pentilnya….”ekh..eekh” sambil mengulum penis Ayu mendesah tertahan.

    Aku tau pasti, sama seperti Dian waktu hamil muda gini nafsunya antara tinggi tapi males sekali melayani suaminya, ah jadi kebayang nanti pas hamil tua pasti nafsunya membumbung tinggi.

    Ayu berinisiatif membuka tanktop, menunjukkan toketnya yang mulai sedikit membengkak…dikulumnya lagi penisku, tapi aku memutar posisi 69, akh ingin kulahap memek berjembut itu…

    Kusingkap celana gemes Ayu dan CD-nya yang sudah basah lalu lidahku menyusup ke sana…sudah tak kupedulikan tingkah Ayu mengulum penisku yang beberapa kali kena giginya…aroma memek Ayu membuatku semakin bernafsu menjilat dan menusuk jari tengahku ke memeknya, Ayu meronta-ronta dan mendesah kegelian….”ekh-eekh-eeekh maaas”….memeknya banjir, ah titik sensitifnya mudah sekali terangsang akibat hamil…Ayu memang belum orgasme, tapi dia semakin penasaran dengan penisku…

    Ayu bangkit dari posisi 69, dibuka celana dan CDnya…dia jongkok menghadapku dan memposisikan penisku di memeknya…

    “Loh Yu kok sampe masuk?” meskipun nafsu sudah di ubun-ubun…aku terkejut juga dengan gerakan Ayu…

    “Gpp mas, kan aku juga sudah hamil 3 bulan…mas Agus mau keluar di dalam juga gpp mas..” suara Ayu mendayu dan terangsang….bleeeessshhh…perlahan penisku menusuk ke dalam memek Ayu, sedikit bergoyang dia mencari posisi titik pas…ekh-aakh-aaakh..aaaah-maaaaas….aaaaah, Ayu mencakar perutku dan dadaku menggapai orgasmenya, Ayu lunglai…

    Kurebahkan Ayu dan kuposisikan di tepi kasur, aku turun ke bawah kasur sambil berdiri, kaki ayu kuangkat ke atas dan kuposisikan penis di mulut memek Ayu…kugesek-gesek dan sekali sodakan penisku amblas di memek yang banjir….plok-plok-aaah-aaah…Ayu masih mendesah mengimbangi sodokan penisku.

    “Kamu kok nafsu banget yu?” sambil kumainkan tetek dan pentilnya, juga klitorisnya kugesek-gesek pakai jempol…

    “Iya nih, aaah… liat kontol eh aaah-ah-ah…anunya mas Agus tadi lagi masturbasi aku jadi basah”

    Sodokanku makin cepat dan mengaduk memek Ayu…”Aku di dalam gpp nih Yu?”

    “Gpp mas…ah-aah-aaah-kan enak anget mas…”

    Penisku menegang-kaku dan croot-crooot-croooot…penis yang ngaceng dari tadi pagi mengumpulkan sperma akhirnya menyembur dan melelah di dalam memek Ayu. Kami sama-sama rebah di kasur.

    Ku kecup kening Ayu dan…”Makasih ya Yu aku sudah dibantuin…”

    “Iyaaah…” Ayu masih lemas “jangan makasih ah, aku kaya jablay jadinya…hehe…tapi sekali ini aja ya bantuinnya”…plek, Ayu pun tidur, aku menutup tubuh bugilnya dengan selimut.

    Sambil keluar kamar untuk menyelesaikan kerjaan yang tertunda, kulihat di HP sudah jam 2 siang…nanti jam 4 harus kubangunkan Ayu karena orang rumah akan pulang. Eh ternyata ada whatsapp dari istriku…photo teteknya mengintip dari tanktop dengan background suasana di dalam lift…”Saya sudah siap kok bos…”….loh Dian kirim ke siapa, kok manggil aku bos?

    —End—

  • Cerita Seks Noda Dari Sebuah Villa

    Cerita Seks Noda Dari Sebuah Villa


    1714 views

    Cerita Seks – Peristiwa pilu ini kualami setahun yg lalu. Saat itu kebetulan aku mendapat promosi kenaikan jabatan di kantor tempatku bekerja. Aku sempat bingung karena bila aku menerima aku harus rela meninggalkan keluarga selama sebulan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan.

     

    Namun setelah bernusyawarah dengan Mas Sigit (39thn) suamiku aku bisa memutuskan promosi itu, apa lagi suamiku juga mendukung. Akhirnya akpun berangkat ke jakarta dengan perasaan lega. Sesampainya dijakarta aku langsung bertemu dengan manager kantor pusat. Ternyata bukan hanya aku yg dapat promosi, karena disana aku juga bertemu dengan 20 peserta lain dari kantor cabang seleruh indonesia.
    Singkat cerita aku pun sudah dua minggu mengikuti pelatihan yg berlokasi di sebuah hotel di bogor.
    Saat istirahat makan siang, tiba-tiba ada seseorang yg menyapaku,

    “Hai Mirna (nama panggilanku).. sedang apa di sini?” ternyata yg menyapaku adalah Heri teman waktu kuliah.
    Dia rupanya bekerja sebagai manager pelayanan informasi di hotel tempatku mengikuti pelatihan.
    Singkat cerita, aku pun mulai sering menghabiskan waktu bersama Heri setelah pelatihan selesai sekitar jam empat sore. Iwan selalu mengajakku jalan keliling kota bogor, tentunya aku sangat senang.
    Hingga akhirnya peristiwa pilu itu terjadi. seperti biasa sore itu Heri ngajak jalan dengan mobilnya. Ian tau bahwa besok hari minggu dan pelatihanku libur sehingga dia menaariku untuk menikmati malam minggu di puncak, alau sempat bimbang dengan ajakanya tapi aku akhirnya tdk bisa menolak taaran itu. Dengan cept kami pun meluncur ke puncak.

    Sesampainya di puncak Heri langsung membawaku ke sebuh villa. Di aku menghianati kepercyaan suamiku, entah kenapa aku jadi menurut saja saat Heri merayuku dan mengajakku bersetubuh.
    Ditengah belaian udara yg sangat dingin di puncak, aku hanya menurut saja saat iwan mulai mencumbuiku di ruang tengah villa.
    Permainan tangan dan bibirnya di daerah kemaluanku membuatku terangsang hebat dan hanya bisa pasrah saat Heri melepas semua pakaianku hingga aku telanjang. Setelah itu Heri langgsung menuntunku masuk ke kamar yg lebih hangat udaranya. Heri merebahkanku di atas ranjang dan langsung menindihku dengan penuh gairah.

    Dalam keadaan birahi tinggi itu aku tak bisa berfikir normal dan nafsulah yg mengendalikanku. Aku terus melayani setiap sentuhan dan perintah Heri. Dengan buas Heri memainkan lidahnya di kemaluanku. Itilku menjadi mainan lidah Heri, selain itu sesekali dengan liarnya Heri menghisap lubang kemaluanku seolah-olah ingin menghisap semua isi kemaluanku, rasanya sungguh nikmat.. hingga aku tak mampu menahan orgasmeku yg pertama,
    “Aaaaghhhh ……aahhhhh…… Her nikmat sekali bibir kamu…….. ohhhh … ohhh….” tubuhku langsung terkulai lemas. Rfbet99

    Namun Heri sangat pintar dengan cepat dia berhasil mengembalikan gairahku, jari-jarinya sepertinya paham betul titik-titik sensitifku, belaian dan remasanya di kedua buah dadaku membuatk gairah kembali memuncak.. dan Heri lngsung memintaku menungging, lalu dari belakng Heri langsung menusukkan penisnya yg panjang dan besar.
    Slebb.. slebb rasanya sungguh nikmat luar biasa dan aku hanya bisa mendesah dan mengerng menikmati permainan penisnya yg keluar masuk di lubang kemaluanku. Sleb.. slebb suara itu terdengar saat Heri menghujamkan penisnya.

    Beberapa menit kemudian
    “Aaagghhhh Herrr aku keluar lagi…. ” Crett.. crett.. crettt aku meraih orgasme yg kedua, rasanya lebih nikmat dari yg pertma.
    Heri langsung menarik keluar penisnya dari lubang kemaluanku kemudian diarahkan kewajahku. Dia memintaku untuk menyepong penisnya. Walaupun aku belum pernah melakukanya walaupun dengan suamiku namun aku menurut saja. dan anehnya saat menyepong penis Heri itu aku kembali terngsang, mengetahui hal itu Heri langsung merebahkan badanku ke ranjang.

    Heri kemudian turun dari ranjang dan dengan posisi berdiri dia kembali menusukkan penisnya sambil memegangi kedua kakiku yg di kangkangkan kekanan dan keki pinggangnya. Heri terus mengocok lubang kemaluanku dengan pelan namun dengan hentakan yg keras, saat tengah asik menikmati kocokkan Heri itu tiba-tiba hp ku berbunyi. Akupun kembali teringat pada suamiku, karena setiap jam sembilan mkalam dia dan anak-anakku selalu menelponku untuk mengucapkan selamt tidur.
    Aku pun langsung panik dan menyuruh Heri berhenti sejenak

    “Her… suamiku menelpon,, berhenti dulu ya… ” Heri menurutinya namun tetp membiarkan penisnya menancap di lubang kemalaunku.
    Segera kuraih HP ku yg ada di sebelahku dan kuangkat telpon dari suamiku.Heri memintaku untuk menggunakan load speaker agar dia bisa mendengar percakapanku dengan suamiku. Sungguh ironis sekali… memang saat itu disaat suamiku berbicara lewat telepon jauh dari kota asalku, di sisi lain aku istrinya yg sedang berbicara dalam kondisi telanjang di pelukan pria lain.

    Heri tampaknya mulai bosan mendengarkan percakapanku dengan suamiku yg lumayan lma, Heri pun kembali mengocokkkan penisnya di kemaluanku. Dengan terpaksa aku hrus menutup mulutku agar suara desahanku tak terdengar oleh suami dan pada saat menjawab aku denganberat hati harus menjaab sekedarnya, dn untunglah suamiku sangat pengertian, suamiku mengira aku sudah mengantuk sehingga dia langsung mengucapkan selamat tidur padaku dilanutkan menutup telepon.

    Melihatku selesaimenerima telpon Heri lngsung mempercepat kocokknya, tentu saja aku jadi kelojotan sehigga aku tak sadar dan meraca tak karuan.
    “Herr.. ahhh… oohhhh… ohhhh.. penismu nikmat sekali Herr .. aku pus sekali Herrr… ” Heri terus mengocokku dengan kecapatan tinggi, tampaknya Heri mau mencapai orgasme,


    “Mirrrr… aaghhhh… aku mu keluar nihh.. oghhh.. oghhhh… aku keluarin di dalem aja ya….”
    “Iya Herrrr… aku juga mau keluarrr… kita keluarin bareng ya…
    “Iya sayangg… ”

    “Slebb.. slebb.. slebb… Ogghhh… ohhh.. ” suara dari kemaluanku dan desahan kami terus terdengar bersamaan.
    “Mirnaa… lubangmu nikmtsekalii… empukkk… ”
    “Maksih Herr, penis kamu juga mantap rasanya…”
    “Mirr… mantap mana di banding punya suamimu…?”
    “Mantap dan nikmat punya kamu herrrr Pnismu panjang besar.. kuat.. dan nakal..” sahutku.
    Dan akhirnya…,
    Crett.. crettt.. cretttt.. kami berdua mencapai orgsme bersama.
    Tubuh Heri langsung terkulai lemah sambil memelukku. Persetubuhan itu membuat kami berdua sama-sama kelelahan hingga akhirnya kami tertidur dalam keadaan bugil.
    Paginya sekitar jam enam Heri tiba-tiba membangunkanku dengan menepuk dan meremas pantatku.

    “Mirnaa.. sudah pagi… ayo bangun… kita srapan yukk…” aku langsung bangun… dan sempat terkejut karena tubuhku hanya tertutup selimut, namun sesaat kemudian aku bru sadar kalau tadi malam aku bersetubuh dengn Heri hingga berkali-kali.
    Tampaknya aku benr-benar kelelahan akibat dari kejdian malam tadi, karena aku biasanya selalu bangun subuh dan tdk pernah bangun kesiangan. Aku langsung bangkit dan melngkah menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi ku menangis menyesali perbuatanku yg sungguh terkutuk ini.

    Setelah selasai aku langsung berpakaian dan meminta Heri untuk segera chek out dari villa.. krena kalau masih bertahan di sini sampai sore aku khawatir Heri bakal mengajakku bersetubuh lagi. Dan syukurlah… setelah sarapan kami langsung meninggalkan vill menuju ke taman safari, di sana kami menghabiskan aktu hingga sore dan kemudian kembali ke hotel tempatku menginap.
    Setalah kejadian di villa itu aku selalu menghindar dari Heri bahkan aku juga tdk menjawab setiap sms atau telponya hingga pelatihanku selesai.

    Namun usahaku untuk tdk bertemu Heri gagal di hari pelatihan. Bberapa jam sebelum chek out, Heri menyelinap ke kamarku saat aku keluar untuk sarapan pagi. Saat kembali kekamar dan hendak berganti pakaian tiba-tiba Heri muncul dari kolong tempat tidur. Heri langsung memelukku dan mengajakku bersetubuh. Tentu saja aku menolaknya, namun Heri mengancam akan mengirimkan rekaman video persetubuhan kmi waktu di villa kepada suamiku di semarang.
    Mulanya aku mengira itu hanya gertakan saja, karena saat bersetubuh di villa aku merasa Heri tdk merekamnya dengan handycam taupun hp, nmun saat Heri mengeluarkan kepingan vcd dan menanygkannya dengan video player yg ada di kamarku aku baru sadar kalau Heri telah menjebakku.

    Ternyata sehari sebelum ke villa, Heri telah membokingnya dan memasangkan kamera tersembunyi di kamar tidut, sehingga aku tdk tau kalau di rekam. Pantas saja saat suamiku menelpon diaminta di load speaker agar suaranya juga dapat di rekam.


    Ternyata sehari sebelum kami ke villa, Iwan telah membokingnya dan memasangkan kamera tersembunyi di kamar tidur, sehingga aku tdk tau kalau di rekam. Pantas saja saat suamiku menelpon dia minta di load speaker agar suaranya juga dapat terekam. Dan yg membuatku menyesal seumur hidup, Heri merekam semua adegan persetubuhan itu dengan kamera hp miliknya.

    Setelah selesai hERI meminta maaf padaku dan berjanji tdk akan menggangguku lagi dan akan segera melenyapkan rekaman itu. Aku hanya diam saja hingaa akhirnya aku kembali ke Jakarta untuk menerima sertifikat pelatihan dan kembali ke Semarang. Ternyata Heri menepati janjinya, karena sejak saat terakhir itu dia tdk pernah menghubungiku hingga sekarang. Kini hanya ada penyesalan dalam hatiku.

  • Kumpulan Foto Bugil Model Jepang

    Kumpulan Foto Bugil Model Jepang


    1884 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Cantik sekolahan Jepang deepthroats hard dick dan mendapat facialed

    Cantik sekolahan Jepang deepthroats hard dick dan mendapat facialed


    1908 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari
    model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap
    harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Sex Dapat Perawan Tetangga Rumah

    Cerita Sex Dapat Perawan Tetangga Rumah


    1666 views

    Cerita Sex Tetangga ini terjadi gara-gara istriku yang pulang kampung. Sementara birahi sex ku yang memuncak dan tak bisa terbendung lagi. Yah akhirnya terjadilah cerita sex tetangga ini. Maklumlah di usia setengah baya ini emang gelora seks ku ga pernah ada hentinya minta jatah ngentot sama istriku.

    Daripada ga ada yang dientot ya mending ngentot sama gadis tetanggaku yang masih perawan dan memeknya masih sempit trus legit. Oke ga usah panjang lebar langsung aja aku ceritakan pengalaman seks ku pada kalian semua ya . Selamat menyimak.Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya.Anak tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya. “Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku. Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda.Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut.Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap.“Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang
    belum tersentuh.Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.

    “Selamat sore Om. Tante ada?”
    “Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
    “Wah gimana ya..”
    “Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku. “Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
    “Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang
    tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
    “Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
    “Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti. “Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa. Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya.Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku. “Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana” Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dananak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh. “Mau lihat CD bagus nggak?” “CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.“Film apa sih Om?” “Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga. “Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.

    “Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu suka kan?” Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya. Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang. “Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya.

    Dia melenguh dan hendak memberontak.“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang.Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna
    hitam.“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya.

    Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil.Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya.

    Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.Oke Non.Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku.

    Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan. “Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya. “Iii.. iya Om. Tapi..” “Kamu pengin lebih enak lagi?”Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah.

    Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang.Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu.

    Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas. Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan. Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya..“Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu.

    Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
    “Ouuu enak sekali Om…”
    Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapikupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati.

    Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini. “Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks. “Tapi takut Om..”“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
    “Hamil”
    Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin
    hamil dong”
    Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa
    meredakan adik kecilku.“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”. “Kalau ketahuan Tante gimana?” “Ya jangan sampai ketahuan dong” Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya.