Foto Ngentot Terbaru – Hallo sobat Duniabola99.org, lagi pada menunggu update foto ngentot terbaru dari kami ya? Tenang, Kali ini mimin akan membagikan Foto Ngentot Terpanas dari Jepang, Yaitu Foto dimana orang Jepang sedang mengadakan pesta sex yang diantara nya diikuti gadis-gadis muda yang cantik yang bakal memanjakan mata anda, anda penasaran ? sama awal nya juga mimin penasaran seberapa HOT foto yang satu ini, tapi setelah mimin lihat memang Hot dan Panas banget. Tak perlu menunggu lebih lama lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini. SIap-siap crott ya sobat duniabola99.org
Author: shindy vero99
-

Pesta Sex Di Jepang Seru Dan Hot Banget!!!!
-

Cerita Sex Ibu Mertua Memang Hot
Cerita Sex Ibu Mertua – Perkenalkan namaku adalah Diki, aku berusia 24 tahun, jujur wajahku tampan ( bukannya sombong ), tak heran kalau banyak wanita yang tergila gila padaku. Aku bekerja di perusahaan asing sebagai management. Kejadian ini berawal pada saat aku hidup berumah tangga, sudah 1 tahun lebih aku hidup berumah tangga, tapi belum juga dikaruniai seorang anak. aku punya seorang isteri yang sangat cantik, setia, sabar dan sikapnya dewasa, dia bekerja sebagai dokter disalah satu rumah sakit negeri diJakarta. Tiap malam jumat aku selalu melakukan hubungan sex dengan isteriku, bahkan bukan hanya hari itu juga tapi di hari ssenin itu sering kulakukan dengan isteriku.

Aku punya mertua yang baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku yang perempuan berumur 41 tahun. Tapi yang aku kagumi dari dia adalah tubuhnya masih singset, langsing, ramping, seksi, dan payudaranya yang lumayan montok, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum dia indo perancis. Sedangkan mertuaku yang laki laki berumur 54 tahun, dia jarang dirumah karena dia adalah seorang konsultan dan sekarang dia sedang bertugas di Inggris. Pulangnya pun 1 minggu 1 kali. Kadang juga tidak pulang selama satu bulan. Isteriku adalah anak tunggal. Joker368
Kejadian ini berawal saat aku sedang bercumbu dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa mengunci pintunya. Tak sengaja ibu mertua ku lewat didepan kamar temapt aku bercumbu dengan isteriku. Dia langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu isteriku. Langsung aku menghentikan cumbuanku dan berhenti, “oh.. mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapaku sambil berjalan menuju pintu. “maaf mama gak tahu kalau kalian lagi itu……habis pintunya tadi gak dikunci sih….!!! “ sahut ibu mertuaku.
Sejak ibu mertuaku melihat kejadian itu, cara memandang dia ke arahku agak berbeda. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku mengantarkanya ke Bali, karena dia ingin melayat saudaranya yang meninggal. Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja. Hari itu aku naik pesawat tiba di bandara pukul 9 pagi. Langsung aku dan ibu mertuaku menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa dibilang hotel berbintang diBali. Pukul 11 malam aku terbangun oleh dering telepon diHP ku. Aku melihat nomor dirahasiakan. Aku segera menjawab dering telepon itu. “halo ini siapa yah…malam malam begini kok nelpon” tanyaku sambil membuka kedua mataku yang masih mengantuk. “dik…ini mama…kamu uda tidur yah?? Bissa tolongin mama gak???Koper mama yang berisi pakaian tidak bissa dibuka…. Kamu cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon. “oh…mama… iya ma… aku segera kesana” aku segera bergegas menuju kamar ibu mertuaku yang berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku. “iya dik… bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu. Dia mengenakan kaos berwarna putih dan rok berwarna hitam. “ma… mana tas koper nya katanya gak bissa dibuka” sapaku sambil masuk kekamar ibu mertuaku. “itu loh kopernya….dik didepan ranjang itu loh…. Dari tadi mama coba buka tapi tidak bissa.” Jawab ibu mertuaku sambil menutup pintu kamar. Setelah beberapa menit aku akhirnya aku berhasil membuka kopernya secara paksa. Ternyata isi koper itu adalah BH dan CD G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai ngeres pikiranku. “terima kasih yah..dik…kamu uda nolongin mama…” “ah iya ma gak papa kok” Aku sejenak duduk disofa kamar itu. “kenapa dik….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku sambil mendekati aku yang duduk disofa.

Sejenak aku memandang wajah ibu mertuaku yang begitu cantik. Kemudian dia juga memandangku. Kami berpandang pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup bibirnya, dia membalas kecupan bibirku, lidahku dan lidahnya saling bertabrakan. Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku. Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……sayang…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku. “maaf….maaf….atas kelancangan saya….sekali lagi maaf…..” “kamu takut sama isteri kamu….??? “ Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku. “mama… maafin saya ma….itu dosa ma….. lagian aku gak sama…hhffzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu. “ssssstttt…. Uda kamu gak usah takut sama papa… ingat dik…disini kita Cuma berdua… berdua…. Isteri kamu dan suami mama tak kan pernah tahu kejadian ini…..” sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku. “ma… maafin aku ma… saya ma…. Aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini” langsung ciuman bibir ibu mertuaku yang mendarat dipipi ku lanjutkan dengan bibirku” kucumbu ibu mertuaku diatas sofa itu. Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti. “ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius “jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa… kunci dulu pintunya dik” sahut ibu mertuaku. “langsung dengan segera aku bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya.
“sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…” panggilan ibu mertuaku manja. kulihat ibu mertuaku duduk diatas ranjang. Langsung aku mencopot seluruh bajuku dan kuhanya mengenakan CD. Langsung aku naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dipahanya. “aaaahhhhh…..” desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata. Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap. Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. “aaaaahhhhh…..sudah lama mama pengen merasakan ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku semakin menjadi jadi seperti desahan di film film bokep. Setelah satu menit lebih aku menciumi lehernnya aku beralih ke dadanya aroma wangi ditubuhnya membuatku semakin menjadi jadi. Kuciumi dengan lahap dan bringas dadanya sambil memeluk erat tubuhnya.
Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan CD ku tak kuat menahan penisku yang tegak berdiri. Sambil menciumi dadanya aku mencoba melepas kaos yang dia pakai. Akhirnya beberapa menit kemudian kaosnya terlepas. Terpampang didepanku dua buah payudara montok dan mulus yang masih terbungkus oleh BH G-string hitam. Langsung aku menyosor payudaranya yang masih terbungkus BH G-String hitam itu. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……buka aja….buka BH nya sayang …… “ sambil terus menciumi kedua payudaranya yang montok. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah. Kemudian aku mencoba meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya. Tak lama kemudian aku berhasil meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya, dan aku menjatuhkan BH nya ke lantai.
Kulihat putting payudaranya yang coklat terlihat sangat kontras. Langsung ku lahap putting payudaranya yang kiri dengan mulutku. “aaaaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang…. Kamu benar..benar… aaaaahhh…..aaaahhhh….tahu… apa yang mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… yang mama pengen” sambil mendesah dan memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu” kuciumi seluruh permukaan kedua payudaranya, kuhisap berulang kali, kuhisap dengan kuat sampai hisapan mulutku terdengar keras “ccpppceekkk” kulihat ibu mertuaku mengeluh keenakan. “ooohhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang !!!!” tak hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas sampai sampai seluruh kedua permukaan payudaranya basah karena air liurku. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah.
Kemudian aku beralih ke perut dan pusarnya, kuciumi dengan penuh gairah sambil melepaskan rok hitam yang dia pakai. Tak lama kemudian rok hitam itu terlepas dari tubuhnya. Kulihat CD G-string yang berwarna hitam itu agak terlihat basah. Dengan posisi duduk ibu mertuaku melorotkan CD ku “buka aja…gak usah malu…sayaaaang..tuh kan udah bangun dari tadi” ibu mertuaku langsung mengelus elus penisku yang sudah tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Lamgsung dia menciumi pensiku dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu. Aku segera bangun dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku dan akhirnya kepala ibu mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang.
Langsung aku mencopot CD G-string yang dia pakai. Wow vaginanya masih terawatt dengan baik… merah merona dengan ditumbuhi bulu lebat. Kulihat vaginanya sudah basah, langsung aku menyosor selakanganya yang wangi dan menciumi seluruh permukaan vaginanya yang ternyata juga wangi. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus… jangan berhenti… terus…. Mama pengen kamu terus ciumin punya mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon jangan berhenti” berkali kali cairan sperma keluar dari vagina ibu mertuaku. “setelah beberapa menit aku beralih menciumi leher, dada, dan kedua payudaranya yang montok sambil menindih tubuhnya. Penisku yang tegak berdiri menggesek gesek selakangannya.. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa ….. kenapa sayaaaang….. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……” “maaf ma… aku takut mama hamil….soalnya aku takut tidak bissa menahan air maniku nanti…..” sahutku menjawab. “oooooohhhh…
aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… tidak sayyang tidak jangan buat mama tersiksa cepat masukin…. Mama gak peduli hamil apa tidak….” Langsung aku menancapkan penisku kevaginanya yang basah. “slep slep slep slep” penisku keluar masuk keluar masuk. Aku berulang kali menggenjot tubuhku. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “beberapa menit kemudian penisku bereaksi pinggul seperti bergetar hebat saat air maniku keluar deras menuju kedalam vaginanya ibu mertuaku.Beberapa menit kemudian kami berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya. Akupun menciumi leher, dada dan payudaranya dengan liar dan bringas. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ Tak lama kemudian kurasakan air maniku keluar bersamaan dengan air mani ibu mertuaku. “Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ sambil mendesah dan memejamkan mata dia bertanya kepadaku. “saya tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan saya….” Jawabku dengan nada lirih. Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ waktu terus berlalu kami tertidur sampai pagi diranjang besar itu”sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah Agen Joker368

“mama…uda pagi yah…ma…. Ma saya pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang. “eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil. “mending kamu mandi dulu sana gi…. Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? Mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku. “ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa.
Habis mandi dan sarapan pagi, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar itu. Malamnya aku dan ibu mertuaku jalan jalan ke pantai Kuta. Setelah pulang dari pantai Kuta, malam hari kira kira pukul 12 malam aku melakukan ronde ke 3 dengan ibu mertuaku. Waktu terus berlalu. Sepulang dari Bali secara diam diam kami juga sering melakukan hubungan sex diHotel tanpa sepengetahuan istriku dan papa mertuaku. -

Rei Asamiya Laforet Girl 4 Sh
-

Bergambar Polwan Yang Manis
Duniabola99.org – Kisah ini terjadi sekitar 2001 an, saat aku masih kuliah sambil cari kerja sampingan buat biaya kuliah. Kebetulan ada temen ibuku yang punya warnet di kota ini, jadi aku kerja nungguin warnet. Shift jaga biasanya malam, mulai jam 7 sampe jam 12 malam. Tapi kadang-kadang gentian sama teman-teman yang lain, tergantung situasi lah.
Saat itu aku jaga warnet malem sendirian, harusnya sih berdua, tapi biasa lah ada aja alesan untuk ngilang. Yang heran, tumben warnet sepi banget (padahal tahun2 segitu saat orang jarang punya modem sendiri, warnet ndak pernah sepi lho). Jadinya aku santai-santai sambil browsing materi kuliah, sambil slonjor-slonjor dan nyamil kacang.
Sekitar jam 9 ada suara motor berhenti diluar. Hah, akhirnya ada pengunjung juga. Pintu kemudian dibuka, Nampak cewek masuk, bodynya tinggi, wajahnya imut sih, rambut potong pendek dan pake jaket dan celana panjang.“Mau nge-net ada mas?” tanyanya.
“Oh, silahkan mbak…, kosong kok. Bebas milih mana saja.” Jawabku ramah sambil melihat wajah imut tersebut.
“Makasih mas, saya dipojok situ aja” dia lalu menuju bilik yang pojok, terus nglepas sepatu dan duduk (bilik warnetnya lesehan semua). Aku lihat sepatunya sepatu kulit, kayak-kayaknya bukan cewek biasa nih. Setelah duduk, dia membuka jaket, ternyata dibalik jaketnya dia memakai seragam polisi, pangkatnya Segitiga Kuning satu biji, ohh Sersan Dua pangkatnya. Ohh.., seorang polwan yang manis pikirku.
“Mas, username ama passwordnya apaan nih??” tanyanya, sambil menoleh ke aku.
“Ehh.., ohh.., bebas kok mbak, langsung aja” kataku jadi sedikit gagap gara-gara terpana plus kaget..
“Okey mas, makasih”
Beberapa menit sambil browsing aku curi-curi lihat ke mbak polwan tadi. Lama-lama kok beberapa kali ketahuan lagi nyuri pandang. Akhirnya aku gak berani lagi ngliat dia. Konsentrasi aku alihkan ke monitor komputerku. Karena bosan dengan materi kuliah, aku mulai browsing situs-situs hot.
Setengah jam berlalu, tiba-tiba aku kaget saat mbak tadi sudah disampingku.
“Mas, ajari bikin email dong” katanya…
“ehh…,ehhhh…, ehhh iya” aku panic, karena monitorku isinya penuh gambar pasangan lagi adegan hot. “ayo mbak…, saya ajari” aku langsung berdiri dan mengajak mbak polwan tadi ke biliknya (supaya aku gak tengsin & terlalu lama salting didepan komputerku).
Aku mulai ngajari cara mbuat email dari dasar-dasarnya. Sambil lirak-lirik aku baca namanya, sebut saja Dewi . Dewi tampak antusias mendengar penjelasanku, kemudian mulai mencoba mempraktekkan langkah demi langkah. Aku masih grogi, bagaimana tidak, lha wong dia polwan… hiiiii. Tapi kayaknya dia yang berusaha mencairkan suasana.
“Mas sudah lama kerja diwarnet ya?” tanyanya
“Wah, baru kok mbak. Ini juga buat nambah-nambah biaya kuliah” jawabku sambil berusaha tersenyum, tapi masih kaku…. Shitt.
“wah, kok lancer banget gitu ya nge-netnya? Ehh, jangan panggil saya mbak dong. Nih, kan namaku udah terpampang jelas gini. Panggil Dewi aja ya? Kalo nama mas sapa?”
“Saya Andri mbak.., wah nggak berani manggil gitu mbak. Ngak sopan” Jawabku sambil menggerakkan mouse.
“Nggak papa kok, biar akrab. Lagian kayaknya kita seumuran ya. Aku dua puluh tiga tahun kok” paparnya blak-blakan, jarang yh cewek blak-blakan masalah umur
“Ya deh mbak, eh Dewi…, kalo saya baru dua puluh dua tahun mbak, tuaan mbak dikit dong, ngomong-ngomong kok masih pake baju dines. Habis tugas ya?” tanyaku sambil kesempatan buat mandang wajahya yang manis (buehhh…, betul-betul manis nihh)
“Iya habis ikut pengamanan di balaikota, tadi ka ada demo mahasiswi. Jadi Polwannya turun semua.”
“Ohh.., gitu. Lho mbak Dewi kok gak pulang kerumah? “ tanyaku lagi
“Nggak, tadi lihat warnet jadi pengin mampir. Sekalian belajar”
“Emang mbak Dewi rumahnya dimana?”
“Di perumahan ****, yahh agak jauh sih. “dia menjawab sambil tersenyum manis… wihhh.
“Lho, udah nikah ya mbak? (nanya nya mulai gak konsen gara-gara senyuman tadi)”
“Udah, nikah sih udah satu tahun. Suamiku sipil, kerja di expidisi. Tapi lagi ruwet nihh…, dia kecantol ama temen kerjanya, ini aku lagi ngurus cerai” katanya sambil sedikit serak.
“Ehm, maaf mbak. Lancang nanya.”
“Gak papa.., kalo mas sendiri?” Lhahh, dia balas nanya
“Belum mbak, pacar aja gak ada. Nanti-nanti lah”
“Ohh, padahal penampilan mendukung lhoh” dia menjawab sambil tersenyum lagi. Matek aku… panas dingin langsung. Apalagi tangannya sambil menyenggol bahuku… beuhhh.
“Ahh, mbak bisa aja. Ehh.., suami mbak terlalu juga ya. Mbak yang secantik ini di khianati…” agak nggombal dikit jawabanku
“Hahaha…, cantik gimana? Biasa aja ah” Sambil tangannya disenggolkan ke bahuku lagi. “Tapi, hatiku sedih sekali, makanya kadang kalo pulang kerja aku ndak langsung kerumah. Tapi jalan kemana dulu gitu”
“Lho, cantik betul lho mbak, manis tinggi langsing lagi…” entah darimana kata-kata ini kudapat, dia terlihat agak tersipu-sipu. Senyumnya makin mengembang.
“Ehmm.., makasih ya. Eh.., ngliat situs-situs yang kayak tadi dimana ya?” tanyanya agak malu-malu
“Ehhh.., yang mana ya mbak?” jawabku pura-pura bego
“Yang tadi itu lho, yang dikomputernya mas.”
“Ohh.., ehh gak papa ya mbak? Ini aku carikan alamatnya” aku mulai mengetik alamat, dan muncul gambar-gambar orang lagi bercinta berat. Aku lihat matanya menatap monitor penuh hasrat. “ini tinggal di klik link-link yang ada. Banyak kok nantinya” Sambil aku beranjak pergi, mau kembali ke tempat operator.
“Ehh, kemana mas? Temenin aku dong, siapa tau nanti ada kesulitan lagi.” Sambil tangannya meraih tanganku dan menarikku untuk duduk lagi. “Disini aja ya..” dan aku mengangguk pelan.
Kami berdua mulai browsing situs-situs xxx, dan aku merasa duduk makin merapat. Mata Dewi tak lepas dari monitor, nafasnya terdengar agak memburu (aku juga demikian sihh hehehehe…). Terasa tubuhku mulai bersentuhan dengannya, hangat dehh. Tangannya ditumpangkan kepahaku, membuat konty ku meluap meronta-ronta (waktu itu aku masih betul-betul perjaka… bayangkeunn), diusap-usap pahaku. Aku beranikan memeluk pinggangnya yang ramping dan aku rapatkan tubuhnya ke tubuhku.
“Mas, udah pernah kayak yang dikomputer ini ndak?” tanyanya pelan, agak berbisik. Wajahnya betul-betul rapat dengan wajahku, bikin aku gelagepan.
“Belum mbak, pacar aja gak punya, ciuman juga belum pernah…” jawabku jujur.
“Ehmmm…, kalau gitu…” di berdiri kemudian berjalan kepintu depan. Pintu dikunci oleh dia, kemudian tulisan closed dibalik. Lalu dia kembali ke tempatku duduk, kembali memeluk aku yang sudah betul-betul panas dingin.
“Mau nggak kayak gitu??” setengah berbisik dewi nanya didekat telingaku, seluruh badanku jadi merinding. Bibirnya ditempelkan ke telingaku. Anjrriiiiittttt……, aku gak bisa ngomong apa-apa. Tanpa menunggu jawabanku tangannya menarik tangan kiriku, ditempelkan ke toketnya. Gak terlalu besar sih, tanganku dibimbing untuk membuat gerakan mengusap dan meremas. Setelah aku bisa gerak sendiri, tanganku dilepaskan. Kemudian tangan kanan Dewi menelusup kedalam kaosku, meremas dan memilin-milin putingku. Badanku kayak kejang semua jadinya.
“Mas, mau kan sama Dewi? Satu malam ini aku milikmu… masss” suaranya mendesah ditelingaku. Mulutnya memagut bibirku, lidahnya liar masuk kemulutku. Sementara aku mendesah-ndesah keenakan (pengalaman pertama …) tanganku semakin aktif meremas toketnya. Tangan Dewi kemudian membuka beberapa kancing baju dinasnya, ehhh… ternyata masih ada kaos dalam. Kaos dalam dia sibakkan ke atas, kemudian BH juga dia sibakkan ke atas. Tanganku ditarik lagi buat meremas-remas toketnya, aku mulai bersemangat.
Tangan Dewi menelusup ke celanaku, ****** yang udah bengkak diremas-remas…, ahhhhhh. Ubun-ubun kayak mau meledak. Sementara Dewi terus memagut seisi mulut dan lidahku. Perlhan kaosku dinaikkan keatas, bibir Dewi kemudian pindah menjelajahi dadaku. Lidahnya menjilati putingku…. Huuuuuhhhhh, sambil sesekali terasa gigitan-gigitan kecil yang sering bikin aku kaget. Terasa seluruh dadaku disapu lidahnya.., rasanya nyaman-nyaman gimana gitu, lidahnya mulai turun menjilati pusarku. Karuan aja aku mengelinjang kesana-kemari.
Perlahan tangannya membuka risluting celanaku, diturunkan sebatas lutut. Didalam cd, ****** ini mulai terasa berdesir-desir, sementara Dewi dengan buas menciumi batang kejantananku. Tak lama kemudian, cd ku dilorotkan sebatas lutut juga.
“Mas, burungnya lumayan besar ya.. emmm” sambil tangannya mengelus dan meremas-remas batangku.
“Uhhhh…, emang besar ya mbakkk???” tanyaku sambil merem melek
“Nggak terlalu besar sih, tapi pas segini nih…”
Dewi menjawab sambil tangannya mulai mengocok batangku. “Massss…., burungnya aku emut yaa??”
“Iya mbak….” Aku udah gak konsen, Dewi lalu mulai mengulum kepala dan batang burungku pelan-pelan. Lembut banget, tangan kananku dengan gemas meremas-remas rambutnya yang pendek, rapi dan hemmmm…., sangat wangi. Dan tangan kiriki meremas toket dibalik baju dinasnya…, kenyal banget.
Semakin lama kulumannya semakin cepat, aku semakin menggelinjang dan kelojotan.
“Ohhhh…, Wii.., Dewiii.., sudahhhh…, sudahhh, aku nggak tahannnnn” aku menceracau sejadi-jadinya. Baru pertama kali diemut, sama cewk manis lagi…. Wahhhh betul juga, pangkal batangku mulai terasa senut-senut.
“Dewiii.., ohhh gak tahan mbakkk…” senut-senutnya semakin kencang dan akhirnya terasa ada sesuatu menggelegak… crottt.., crottt. Spermaku keluar didalam mulut Dewi. Tapi….., aduhhhh Dewi nggak melepas batang burungku, tetap dikulum-kulum dan disedot. Terasa bukan nikmat yang sekarang, tetapi jadi geli gak tertahan.
“sudah mbakkk…, geli aku..” sambil tanganku berusaha melepas kepala Dewi dari burungku. Tak berapa lama ia melepas mulutnya dari burungku…, uhhhhhh. Seluruh badan lemas serasa tak bertulang. Dewi tersenyum melihatku, kulihat mulutnya sedikit mengecap-ngecap.
“Ehhh mbak, spermaku mbak telan ya??” tanyaku
“Iya, nggak papa kok. Sehat tuh, rasanya emang agak asin sihh. Lagian daripada nyemprot kemana-mana, bisa kena macem-macem tuhh….” Dewi menjawab sambil tersenyum genit. Tangannya mulai bergerilya lagi mengejar batang burungku yang sudah mulai mengkerut. Dipegang dan mulai dielus lagi…, aku masih menggelinjang geli…, tapi lama-lama mulai terasa hangat dan nikmat lagi. Mulutnya kembali memagut mulutku, kami berciuman dengan ganas. Aku mulai bisa mengimbangi permainannya.
“Mas, setelah ini giliranku yang dikasih kenikmatan ya?” sambil nafasnya mulai tersengal-sengal
“Ya mbak, aku puasin mbak dehh” tanganku dibimbing untuk ikut melepas celana dinas coklat miliknya. Aku plorotkan hingga sebatas lutut. Tampak celana dalam warna hitam yang menutupi gundukan. Nggak sabar sekalian aku plorotin celana dalamnya. Terlihat jembut tebal menghiasi gundukan daging. Tanganku mulai mengusap dan berusaha menyibak jembutnya, mencari sesuatu seperti yang ada di situs-situs porno.
Dengan lembut tangan Dewi membimbing tanganku, dan mengarahkan mulutku kea rah memeknya. Cuma karena celana Cuma dilorot sebatas lutut, maka agak sulit untuk sampai ke memeknya. Akhirnya lidahku dapat menjangkau memeknya, kujilat dikit-dikit dan terasa agak basah (hihihi…, agak bau keringat ya.., nggak papa). Dewi mulai mendesah lirih, aku tambah ritmenya.
“Masss…, ayo masukin aja ya…, udah nggak tahan nih..” Dewi bersuara lirih.
“Ya mbak” Aku kembali berdiri dan bersiap dengan burungku. Tapi aku kebingungan, dengan posisi celanaku yang sebatas lutut dan Dewi yang juga sama kami berdua keliatannya sama-sama bingung.
“Mbak…, masukinnya gimana nih??”
“Ehh.., iya ya mas…., gimana kalau dari belakang saja? Aku agak nungging ya…”
“Ya deh.., terserah mbak. Aku masih bingung nih..” Lalu Dewi berbalik dan posisi merangkak, kedua pahanya direnggangkan sehingga memeknya sedikit tampak membuka.
“Sini mas, masukkan…, tusuk ke yang sini yaa…” tangannya menjangkau dan memegang batangku, ditarik pelan-pelan kearah lubang memeknya yang agak basah. Sebentar kemudian, kepala burungku digesek-gesekkan ke memeknya, nikmat sekali…
Aku mulai sedikit mendorong batang burungku kelubang memeknya. Pelan-pelan, batangnya mulai ambles kedalam memek. Tanganku mulai meremas-remas pantat Dewi…. (gila, bulat banget nih pantat polwan, kenceng banget lagi. Banyak olahraga kali ya?). Terkadang tanganku menyusup kedalam baju dinasnya dan meremas-remas toketnya serta memilin putting susunya. Dewi mendesah-ndesah keenakan.
“Gimana masss??? Enakkk?… terus mas maju mundur aja….”
“Ya mbak, enak. Mbak seksi banget yahh, udah langsing pantatnya montok lagi” pujiku jujur
“Ahhh mas, bisa aja. Burung mas juga enak kok…, kuat banget, padahal baru keluar habis-habisan lho tadi…” godanya genit. “gimana mas perasaannya nggoyang polwan??”
“Ehhh…, agak deg-degan juga…”sambil pinggulku memaju mundurkan batang didalam memeknya. Sambil mataku lihat jam dinding, 22.30. tanganku semakin familiar dengan lekuk-lekuk tubuh Dewi. Pundak Dewi kemudian merendah, pantatnya sekarang benar-benar nungging, nafasnya mulai memburu tak teratur.
“Ahhhh… mass…, enakkkkk, terusss” badannya mengeliat-geliat, sesekali tampak pantat bulatnya mengejang. “ohhhh…. Ohhhhh….., ahhhhhhhh” Tampak seluruh badan Dewi mengejang beberapa saat dan kemudian mengendur pelan-pelan.
“Aku dah orgasme mass…., ayo mas terus aja sampe keluar” matanya sayu tapi mengerling manja ke arahku. “Mau ganti gaya ya mas?? Spooning aja ya? Mas pasti tau dehh… yukk”
“Ya mbak” aku pelan-pelan rebah bersama Dewi. Posisi spooning sekarang, aku peluk Dewi dari belakang sambil sku sodokkan burungku berulang-ulang dan sekuat tenaga.
“ahh…, ahhh…, ahhh” Dewi menjerit pelan, aku terus memompa
“Ahhhh mbakkk…, akuu keluarrrrr…” tubuhku mengejang dan crott…crottt. Spermaku keluar untuk kedua kalinya… Pelukanku ke Dewi bagai mencengkeram sampai Dewi sepertinya sulit bernafas.
“masss…., puas ya” ucapnya lembut dan manja…, aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Aku melirik jam dinding.., sudah jam 23.15.
“Ada apa sih mas, kok lihat jam??? Nggak suka ya?” Dewi merengut
“nggak mbak.., tapi udah hamper jam setengah dua belas, temenku yang aplusan jaga bentar lagi dating” jelasku“Ohhh… kirain..” senyumnya manja kemudian kepalanya menoleh ke wajahku dan mulai memagut mulutku lagi. “ya udah…, kita beres-beres dulu yuk”
Aku melepas batangku yang mulai lemas dari memeknya, kuambil tisu untuk menahan dan membersihkan cairan disekitar memeknya.
“Makasih ya mas” sambil dia merapikan kembali seragam polwannya. Merapikn lagi rambutnya yang pendek…, aku suka sekali melihatnya.
“Mbak cantik banget dehhh”
“ahhh mass…., makasih juga. Sama-sama, aku juga sangat menikmati ini kok. Kalau bisa lain kali kita ketemuan lagi…, aku percaya kamu kok” balasnya masih dengan nada manja. “Ehh…, boleh minta nomer hp ya mas…, supaya bisa ketemuan lagi”
“Tentu mbak, mbak baik banget. Perjakaku diambil mbak lhooo…..” aku sedikit tersipu
“Ohhh…, maaf ya. Habis aku pngen banget sihhhh… semoga kamu suka dan nggak kapok” setelah rapi, dia memakai sepatu dan mau membayar internet.
“ndak usah mbak.., ini bayarannya sudah sangat berlebih kok” jawabku
“Ahhh… yaudah. Makasih ya ..” Setelah tukar menukar nomer hp, Dewi membuka pintu dan menyempatkan kissbye yang aku bales dengan lebih mesra.
Dan sejak itu kadang-kadang aku ketemuan dengan Dewi diberbagai tempat.Beberapa minggu setelah itu Dewi bercerai dengan suaminya. Hubunganku dengan Dewi hingga tahun 2004. Tahun itu dewi udah punya suami baru, seorang perwira polisi. Aku ndak berani ketemuan lagi, dan Dewi kayaknya sekarang betul-betul sayang sama suaminya. Aku turut bersyukur saja.Baca Juga : -

Mengikuti Gairah Nafsuku
Duniabola99.org – Aku seorang cowok yang sudah bisa dikatakan dewasa, karena sekarang usiaku menginjak 29 tahun namun belum menikah. Bagaimana bisa menikah kalau selama ini aku masih menunggu kekasihku yang berada di luar kota, sudah hampir empat tahun aku menjalin hubungan dengannya. Dia bernama Fida dan dia memanggilku dengan sebutan mas Ryo, selama ini aku belum pernah menghianati Fida kekasihku.
Meskipun sebagai laki-laki dewasa aku haus juga akan belaian seorang wanita, bahkan aku belum pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot. Walau sering juga aku pergi ke tempat hiburan malam hangout dengan teman-temanku, tapi aku tetap menjaga kesetianku pada Fida. Karena aku yakin dia juga begitu sayang padaku karena selama ini kami berjanji akan menjaga hati kami masing-masing.
Tapi akhirnya akupun mendengar kabar yang kurang baik juga, kabar itu aku dengar dari teman satu kantor denganku dan merupakan temanku sejak aku masih kuliah dulu. Dia bilang kalau Fida saat ini sudah melaksanakan pertunangan dengan seorang pengusaha. Awalnya aku mengira kalau temanku hanya bercanda atau dia cemburu padaku yang memiliki Fida gadis cantik dan juga begitu anggunnya.
Banyak teman-temanku yang mengira kalau kami berdua sudah pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot. Karena setiap berduaan kami selalu romantis meskipun di tempat umum sekaligus, namun itu dulu. Dan kini hanya menjadi kenangan manis bagiku, karena sudah hampir satu tahun kami tidak lagi bertatap muka. Paling tidak hanya berhubungan lewat medsos.
Namun sejak kabar itu akupun menjadi penasaran, namun aku tidak berani bertanya langsung pada Fida meskipun kami sering melakukan video call. Bahkan selama berjam-jam kami sering chatingan lewat internet, sampai akhirnya aku mendapat kesempatan untuk pergi ke kota tempat Fida berada. Sebenarnya aku mendapat tugas kerja dari perusahaan dan aku sudah berniat untuk tidak memberitahukan pada Fida.
Kalau aku akan pergi menemuinya, apalagi aku semakin penasaran dengan kabar yang aku dengar kalau Fida sudah bertunangan. Sampai di kota tempat tinggal Fida aku langsung menuju hotel tempatku menginap yang sudah di sediakan oleh kantor. Disni juga aku mengalami kejadian yang sulit aku lupakan aku menabrak seorang wanita cantik yang saat itu hampir terjatuh karena pakaiannya yang super ketat.
Tapi untungnya aku langsung tanggap untuk memeluknya ” Oh maaf…” Kataku dengan suara gugup “Terima kasih..kalau bukan kamu mungkin aku akan terjatuh..aku Reni..” kata Gadis itu sembari menjabat tanganku ” Ryo..” Kataku singkat, Reni gadis yang begitu supel karena ternyata kamar yang dia pesan bersebelahan dengan kamarku dan dia banyak mengajakku ngomong.
Namun pikiranku dan juga hatiku tetap hanya untuk Fida kekasih yang akan aku beri kejutan dengan kedatanganku. Namun karena sudah larut malam akupun mengurungkan niatku untuk pergi menemuinya, dan aku berencana untuk besok saja melakukannya. Namun siapa sangka kalau keesokan harinya aku begirtu sibuk hingga pulang malam ke kamar hotel bahkan aku rasakan tubuhku begitu lelah.
Tapi malam tadi aku kembali bertemu dengan Reni dan dia dengan terus terang mengajakku untuk makan malam bareng. Namun aku menolaknya dengan alasan capek, hingga akhirnya akupun bisa pergi kekediaman Fida. Tanpa memberitahu sebelumnya aku langsung mengetuk pintu rumahnya, dan kebetulan pembantunya yang membukakan namun karena dia juga merupakan pembantu yang dulu.
Waktu Fida masih tinggal di kotaku diapun terkejut karena melihatku ” Mas Ryo…” Aku tersenyum dan mengangguk lalu masuk kedalam rumah karena sudah kangen pingin cepat-cepat bertemu dengan Fida, tapi begitu aku masuk dalam ruangan tamunya ada beberapa tamu disana. Dan orang tua Fida yang berada di sana langsung berdiri begitu melihatku dan tanpa pikir panjang akupun langsung menjabat tangan mereka.
Namun aku di kejutkan sesuatu ketika papa Fida berkata padaku, ketika aku akan menjabat tangan seorang pria dengan penampilan rapinya ” Kenalkan Ryo.. itu Johan calon suami Fida.. dan saat ini kami sedang membahas acara pernikahan Fida dengannya..” Aku masih belum percaya namun saking kegetnya akupun masih berdiri disana sampai akhirnya aku melihat Fida keluar dari dalam kamarnya.
Dengan pakaian yang begitu rapi dan dia semakin terlihat cantiknya. Aku melihat diapun kaget ” Mas Ryo…ka..pan…datang..” Dan akupun tersadar kalau aku harus segera meninggalkan tempat itu, dengan cepat aku keluar namun di dalam mobil aku masih menunggu Fida untuk segera lari menghampiriku namun aku tidak melihatnya mengejarku, langsung aku tancap gas mobil dan pergi dari rumahnya.
Aku masih belum percaya dan masih menunggu bbm atau miscal dari Fida, tapi nihil hingga hampir satu jam aku menunggunya sampai akhirnya akupun pergi ke tempat hiburan malam di kota itu. Tanpa pikir panjang aku minum disana, mungkin karena kebanyakan akupun menjadi mabuk karena aku merasakan pening yang teramat sangat dan aku tidak tahu kejadian selanjutnya malam itu.
Sampai akhirnya aku membuka mata dan sudah berada di dalam kamar hotelku. Belum sempat aku berpikir panjang siapa yang membawaku kesini, aku sudah melihat Reni masuk kedalam kamar dengan membawa semangkok sup dan sarapan untukku “Mas Ryo tadi malam mabuk… dan kebetulan juga Reni ada disana jadi Reni bawa pulang mas Ryo..” katanya tanpa canggung sedikitpun.
Aku masih kecewa dengan Fida karena hingga saat ini dia belum juga menghubungiku, kalau saja bukan tugas dari perusahaan mungkin aku sudah pergi meninggalkan kota ini. namun karena disini tugasku harus dua minggu akupun harus menjalaninya. Dan untungnya ada Reni yang menemaniku jika aku butuh seseorang untuk bercerita diapun begitu supel dan terbuka menerima semua keluh kesahku termasuk tentang Fida.
Hingga akhirnya malam itu aku mengajak Reni untuk makan malam bareng, dan aku memintanya untuk membawaku ke tempat yang istimewa di kota ini. Benar saja aku melihat tempat itu begitu mewah dengan pemandangan yang begitu indah terutama untuk sepasanga kekasih makan malam. Namun ada kejadian yang tidak aku duga ketika aku berjalan untuk meninggalkan tempat itu.
Secara tidak sengaja aku melihat Fida dengan laki-laki yang aku temui di rumahnya. Aku sempat kaget begitu juga dengan Fida tapi rangkulan mesra Reni membuatku dapat mengontrol emosi, aku pergi dari tempat itu dengan gaya romantis layaknya dalam cerita ngentot bersama Reni. Kamipun pulang tanpa banyak bicara mungkin Reni ingin memberikanku ketenangan dengn pikiranku.
Tapi begitu sampai di dalam kamarku, ketika Reni hendak pergi aku langsung memeluknya dari belakang. Diapun membiarkan aku melakukan hal itu sampai akhirnya dia membalikkan tubuhnya dan langsung mengulum bibirku dengan hangatnya aku yang masih merasa tidak percaya namun akhirnya akupun membalas lumatan bibirnya bahkan tanpa terasa tubuh kami sudah sama-sama telanjang bulat.
Aku mengangkat tubuh Reni lalu aku rebahkan di atas tempat tidur, kemabli aku mencumbunya “Aaaaauuuugggggh…… eeeeeeggghh…. eeeeuuummmmccchhh….aaaaggggghh..” Begitulah desahan yang aku dengar ketika aku melumat dan membelai tubuh bugil Reni, hingga akhirnya akupun menindih tubuhnya lalu aku mencoba memasukkan kontolku meskipun agak sulit tapi akhirnya bisa juga.
Mungkin karena baru pertama kali aku melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot ini. Namun sebagai laki-laki aku tahu apa yang harus aku lakukan, aku menggoyangkan pantaku perlahan “OOOooouugghh…. aaaagggggghhh… aaaaaagggghhh… aaaagghhh.. mas…. aaagghhh…” Reni terlihat menatapku dengan tatapan sayu dan aku yakin diapun sudah di penuhi birahi yang kuat.
Karena kini Reni tidak lagi terdiam namun diapun menggoyang pantatnya dari bawah tubuhku, sehingga akupun mendapatkan sensasi yang begitu nikmat rasanya. Semakin cepat pula aku menggoyang pantatku “OOOuuuggghh… ooooouuuggh.. ooouugghhh.. Re……ni… aaaauuuggghh… sayaaaaaang…. aaaaggghhh… ” Semakin cepat dan sesekali aku melumat bibirnya kembali.
Hingga akhirnya Reni menekan pantatku dari belakang dan akupun merasakan kehangatan dari kontolku di dalam memeknya “OOooouuugggghhh… saaaa…yang…. aaaagggggghh… ce…pat….. sayang… ” Pintanya padaku sambil terus ikut menekan pantatku dan aku terus melakukan gerakan layaknya dalam cerita ngentot dengan gaya naik turun aku goyang pantatku.
Sampai akhirnya aku merasa sesuatu yang mengalir dari setiap tubuhku dan menyatu pada area kontolku dan wuuusssss. Aku merasa telah mengeluarkan sesuatu yang hangat dan begitu nikmat dari dalam kontolku serta memenuhi lubang memek Reni “OOOOOuuuuuuugggghhh….. aaaaaggggghh…. sa… yang… aa…ku… aaaggggggghh..” Aku masih merasakan kenikmatan itu.
Renipun juga sama-sama mengerang kenikmatan ” OOOooouuugghh… mas… Ryo… aaaggghhhh… aaagggghhh… aaaagggghh… ” Tubuh kami berdua sama-sama lemas dan aku masih terkulai di atas tubuh bugil Reni, seperti pemain sex dalam cerita ngentot dengan tubuh masih sama-sama bugil. Hingga tanpa terasa kami berdua sama-sama terlelap malam itu dengan tubuh saling berpelukan.
Hingga paginya akupun terbangun dan aku melihat Reni masih berada dalam pelukanku. Pelan-pelan sekali aku bangun dan menuju kamar mandi untuk membasuh muka, tiba-tiba aku mendengar pintu kamar di ketok dengan masih memakai celana pendek akupun membukakan pintu, karena aku kira pelayan hotel yang datang. Tapi begitu aku membuka pintu disana berdiri Fida menangis dan langsung memelukku, akupun melihat dia membawa koper besar disana. Dan akupun tidak tahu harus berbuat apa.
-

Cerita Panas Rahasia Seorang Istri Pengusaha
Cerita Panas – Sebuah perampokan di bank membawa pengalaman baru bagi istri seorang pengusaha. Suaminya menganggap itu kejadian musibah biasa, tapi sang istri menyimpan itu sebagai suatu rahasia. Diikat menjadi satu dengan Satpam bank akhirnya membawa sensasi luar biasa.

Perampokan bersenjata di bank siang itu membawa pengalaman traumatik bagi Aris Hendrawan (35), seorang pengusaha mutiara. Siang itu ia bersama istrinya Kristin (30) berada dalam bank tersebut untuk sebuah transaksi keuangan perusahaan mereka.
Suasana bank cukup ramai, bersama para nasabah lainnya Aris dan Kristin mengantri menunggu layanan kasir. Tiga kasir bank sibuk melayani nasabah, satu persatu.
Lima orang lelaki perbusana serba hitam ditutup jaket kulit hitam tiba-tiba masuk ke ruang tunggu dan langsung mengeluarkan senjata api jenis pistol dan sebuah laras panjang.
Jangan ada yang bergerak.. semuanya diam, jangan membuat tindakan ceroboh atau kepala kalian akan pecah, teriak seorang lelaki yang memimpin.
Ini perampokan, pikir Aris. Suasana sempat kacau penuh teriakan dan para nasabah berhamburan, Aris mengikuti beberapa nasabah yang lari ke lantai dua.
Kawanan rampok itu kemudian menyebar, dua orang masuk ke sisi kasir, sedangkan tiga lainnya sibuk mengacungkan senjata ke nasabah. Seorang lainnya mengejar nasabah yang lari ke lantai dua.
Aris dan enam nasabah dilantai dua tak berkutik ditodong senjata, mulit mereka ditempel lakban, sementara para nasabah di lantai dasar juga sudah sepi tak berani bersuara.
Kawanan rampok mengikat para nasabah. Ada yang tiga menjadi satu, ada yang dua menjadi satu, dan semua mulut mereka ditempel lakban.
Dari balkon dalam lantai dua, bisa melihat semua di lantai satu, tapi ia mendadak khawatir karena tidak melihat Kristin istrinya.
Seorang perampok menjaga di pintu, satpam yang berjaga di meja dalam juga tidak terlihat, hanya pakaiannya tergeletak di lantai, mungkin ia ditelanjangi rampok.
Dua kawanan rampok naik ke lantai dua untuk memeriksa letak brangkas diantar seorang wanita kasir yang ditodong pistol.
Aris mencoba bergeser ke ujung balkon, ia mencari Kritin.Aris lega, ternyata Kristin berada di sebuah lorong sempit menuju toilet. Aris meihatnya terikat menjadi satu dengan seorang lelaki tegap, ia pasti satpam bank, karena hanya mengenakan celana kolor dan kaos dalam.

Tubuh Kristin dan satpam itu terikat menyatu berhadapan dilakban melingkar dibagian pinggang dan dada. Tangan mereka juga diikat lakban ke belakang. Keduanya berbaring dilorong menyamping berhadapan, mulut masing-masing juga tertutup lakban.
Dalam suasana tegang itu, Aris melihat satpam dan Kristin terus berusaha melepas ikatan mereka dengan cara bergerak terus bersamaan untuk melonggarkan lilitan lakban.
Perampokan berjalan hampir satu jam, sampai akhirnya kawanan rampok berhasil kabur membawa jarahannya. Aris bersyukur, Kristin dan satpam bank akhirnya terlepas dari ikatan. Si satpam kemudian membantu nasabah lainnya sementara Kristin membuak ikatan Aris.
Untung kita nggak diapa-apakan ya ma.., kata Aris merangkul istrinya. Mereka kemudian pulang.
Bagi Kristin, perampokan di bank itu menimbulkan trauma sesaat tetapi berakhir dengan sensasi seks yang selama ini tak pernah ia bayangkan.
Terikat di lorong sempit dengan tubuh berdempetan berhadapan dengan lelaki lain membuat Kristin risih bukan kepalang, apalagi si lelaki hanya mengenakan kaos dalam dan celana kolor. Tapi perasaan itu terkubur lantaran takut yang dirasakannya melihat kawanan rampok bersenjata itu.
Sekitar tiga menit berbaring berhadapan seperti itu, Kristin melihat lelaki di depannya berhasil membuka lakban di mulutnya setelah beruang keras mendorong lakban itu dengan lidahnya.
Tenang bu.. saya Partodi satpam di bank ini. Maaf pakaian saya tadi dilucuti rampok. Sepertinya sekarang mereka sedang membongkar brangkas dan tak mungkin kembali ke mari, ayo kita berusaha lepaskan ikatan ini bersama ya.., kata satpam Partodi. Kristin mengangguk saja dan berharap upaya mereka berhasil.
Partodi kemudian melepaskan lakban di mulut Kristin dengan cara menggigit sisi lakban dan menariknya. Kristin sempat terpekik merasakan perih bibirnya tertarik rekatan lakban, tapi kemudian berusaha tenang.
Terus bagaimana caranya, tanya Kristin menanyakan cara mereka melepaskan ikatan lakban di tubuh. Sepertinya sulit karena masing-masing tangan mereka terikat ke belakang dililit lakban, sementara lakban lainnya melilit rapat menyatukan bagian pinggang, perut mereka berdempetan.
Partodi lalu menjelaskan pada Kristin bahwa sifat karet pada lakban dapat digunakan sebagai kesempatan mereka lolos dari ikatan. Caranya dengan terus bergerak agar lakban menjadi molor dan longar elastis.
Kita masih punya kaki yang bebas bu. Saya akan membalik badan dan ibu harus berusaha berposisi di atas saya. Setelah itu kaki ibu bisa menjejak lantai mendorong ke arah atas tubuh saya mungkin akan berhasil, kata Partodi. Ia segera mengubah posisi mereka dari yang sebelumnya berbaring miring berhadapan, menjadi saling tindih, Kristin berada di atas. Ini dilakukan Partodi agar Kristis tidak merasa berat jika Partodi yang berada di atas, sebab bobot Partodi yang tinggi besar tentu akan menyesah Kristin bila tertindih.
Posisi Kristin sudah di atas tubuh Partodi. Ia menuruti perintah Partodi dan mulai menggerakan badannya ke arah atas tubuh Partodi dengan menjejakkan kaki di lantai. Tapi rok span yang dikenakannya menghalangi usaha Kristin menjejakkan kaki secara maksimal mekantai, sebab ia harus lebih mengangkangkan kakinya agar bisa melewati kaki Partodi di bawah kakinya.
Kristin terus berupaya dan akhirnya ia bisa mengangkangkan kaki lebih lebar, akibat gesekan tubuh mereka, rok Kristin naik sampai bongkahan pantatnya terlihat. Tapi tak apa, pikir Kristin, demi usahanya menjejak kaki ke lantai. Lagi pula Partodi tak mungkin melihat pantatnya karena ia berada di bawah Kristin.
Terus goyang bu.. sudah mulai longgar ikatannya, Partodi berbisik pada Kristin. Entah mengapa kata-kata goyang yang dibisikan Partodi membuat Kristin risih. Ia baru sadar gerakannya berusaha melepas ikatan terkesan menjadi gerakan yang erotis.
Ia juga baru sadar kalau sejak tadi payudara 36Dnya terus menggerus dada Partodi, dan gerakan demi gerakan yang menimbulkan gesekan di tubuh keduanya mulai mempengaruhi libido Kristin.
Astaga.., bang Partodi. Apa ini..? kok terasa keras.. Tolong bang, abang nggak boleh terangsang.. ini dalam perampokan.., Kristin berbisik balik ke Partodi saat merasakan sesuatu benda mengeras hangat terasa di bawah pusar Kristin. Penis Partodi rupanya ereksi setelah beberapa lama merasakan gesekan tubuh Kristin.
Oh.. ehh.. maaf bu.. saya sudah berusaha untuk mengabaikan rasanya tapi gesekan-gesekan itu mengalahkan pikiran saya bu. Maaf bu.. tapi saya pikir ini alami bagi lelaki, yang terpenting sekarang kita harus terus berusaha melepas ikatan ini bu.. sebelum perampok itu kembali ke mari, Partodi agak gugup dan malu menyadari Kristin mengetahui penisnya mulai bangun.
Ya sudah.. nggak apa-apa, asal bang Partodi jangan macam-macam ya.., kata Kristin. Ia sadar tak bisa menyalahkan Partodi. Dan lagi benar apa Partodi bahwa itu sangat alami dan Kristin juga merasakan hal yang sama, ada kenikmatan menjalari tubuhnya setiap kali gerakan bergesek ia lakukan.
Pikirnya, perampokan bank yang menyebabkan mereka berdua berada dalam posisi terikat seperti itu, dan mereka harus bersama kompak melepaskan ikatan tersebut.
Kristin kembali memusatkan pikirannya pada upaya melepaskan lakban. Ia kembali menggerakan tubuhnya menggesek tubuh Partodi dari atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas, agar ikatan lakban melonggar. Upayanya cukup berhasil, kini jarak gesekan sudah bisa lebih jauh menandakan lakban mulai longgar elastis.
Bagian perut Kristin sudah bisa menjangkau perut Partodi bagian atas, Kristin berusaha terus menjejak lantai agar tubuhnya terdorong naik lebih jauh.
Ehmm bu.. coba lagi ke bawah.. terus dorong lagi ke atas.. sudah mulai longgar lakbannya.., suara Partodi semakin parau. Tubuh Kristin yang terdorong ke atas membuat penis Partodi kehilangan sentuhan, sebab selangkangan Kristin kini sudah diatas melewati ujung penisnya.
Kristin setuju dengan Partodi, mungkin gerakan harus kembali ke bawah lalu kembali lagi ke atas sehingga ikatan lakban makin molor elastis.
Tapi gerakan ke bawah yang dilakukan Kristin justru membuat keadaan mereka berdua berubah. Pikiran masing-masing milau terpecah antara kenikmatan yang mulai dirasakan atau upaya melepas lakban.
Enghhh.., Kristin melenguh kecil. Ia merasakan ujung penis Partodi menyentuh CD yang dipakainya. Panis Partodi yang sudah sangat tegang terdoring keluar dari balik celana kolornya, lantaran gesekan membuat kolornya melorot. Kini, setiap gerakan Krsitin membuat koneksi ujung penis Partodi kian terasa mendorong-dorong CD Kristin. Rasa nikmat kekenyalan itu terasa semakin sering di bibir vagina Kristin yang terhalang CD.
Kristin terus berupaya memecah pikirannya agar tetap konssntrasi beregerak demi melepas ikatan lakban, tapi semakin bergerak dan semakin gesekan terjadi membuah gairah seksualnya terdongkrak naik. Lama-lama ia merasakan Cdnya membasah oleh cairan vaginannya sendiri. Apalagi, dari bawah Partodi juga terus bergerak berusaha melepaskan ikatan lakban ditanganya yang tertindih ke belakang. Hal ini membuat erotisme tersendiri dirasakan Kristin.
Enghh.. ahhss.., Kristin mendesah dan menghentikan gerakannya. Ia menyadari kini posisi sudah sangat gawat. Gerakan-gerakannya justru mengantar ujung penis Partodi mengakses bibir vaginanya lewat sisi kiri CD-nya. Kristin merasakan kepala penis Partodi sudah berada tepat di tengah bibir vaginanya yang basah dan sudah tidak terhalang CD yang kini melenceng ke samping.
Hmm.. bu, kenapa berhenti.. sudah hampir lepas ikatannya nih.., Partodi terus bergerak berusaha melepas ikatan tangannya. Tapi ia juga merasakan penisnya sudah menyentuh kulit vagina Kristin secara langsung, karena sisi CD kristin yang membasah tergeser ke samping.
Kristin berusaha mengembalikan konsentrasinya, dan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya naik dan vaginanya menjauh dari penis Partodi. Namun upayanya gagal, kini ikatan lakban justru mengancing posisi itu, Kristin tak mungkin naik, hanya bisa turun ke bawah beberapa kali lalu naik lagi setelah ikatan melonggar kembali.
Kristin mulai putus asa. Ia harus bisa lebih cepat melepaskan ikatan lakban itu sebelum penis Partodi mengakses lebih jauh vaginanya. Pikiran sadarnya masih berjalan dan menyadari sesaat lagi ia akan disetubuhi Partodi, dalam keadaan terpaksa begitu.
Konsentrasi Kristin gagal. Gerakan Partodi dari bawah membuat kepala penisnya mulai masuk membelah bibir vagina Kristin.

Ough.., Partodi tak kuasa menahan desah kenikmatan merasakan kepala penisnya menguak bibir vagina Kristin. Ia terus bergerak berusaha melepas ikatan ditangannya yang tertindih tubuh, tapi setiap gerakannya membuat kepala penisnya mulai bermain keluar masuk di bibir vagina Kristin.
Hal itu memberi sensasi kenikmatan pada Kristin, ia masih berusaha diam diatas tubuh Partodi sampai ada kesempatan menjejak kaki agar vaginanya menjauh dari penis Partodi. Kristin akhirnya berspekulasi. Sekali gerakan ke bawah, lalu sekuat tenaga menjejak kaki ke lantai tentu akan membantunya menjauhkan vaginanya dari penis Partodi.
Enghhsshh.. ahh.., bang jangan gerak duluhh.. ini nggak boleh terjadi bang, saya wanita bersuami dan abang pasti sudah beristri kan?. kata Kristin, wajahnya bersemu merah. Tubuh dan wajah Kristin serta kulitnya yang putih mirip dengan artis Mona Ratuliu.
Iya bu.. saya juga pikir begitu. Tapi bagaimana lagi, posisi kita sulit berubah selama ikatan ini.., jawab Partodi, ia juga menjadi serba salah dengan posisi itu.
Oke bang.. sekarang gini aja.. saya akan bergerak turun, dan mungkin itu akan terjadi.. anu abang bisa masuk ke anu saya.. tapi itu hanya sekali ya, dan saya akan mendorong ke atas membuatnya lepas lagi. Setelah itu kita konsentrasi lagi untuk melepas lakban sialan ini.., kata Kristin dengan nafas berat.
Iya.. iya. Terserah ibu. Tapi tolong saya jangan dilaporkan ke atasan saya apalagi polisi bu. Kalau kontol saya masuk ke pepek ibu.. nanti saya dibilang memperkosa, Partodi polos ketakutan.
Hnnggaak bang.. ini kan karena perampokan sialan itu, jadi bukan salah saya atau abang.. kita sama-sama berusaha keluar dari masalah ini kok.. sekarang abang diam ya.. saya akan berusaha. Ehmm enghhmmmpp ahssstt banngghh ahhhkksss, Kristin mengerakan tubuhnya bergeser ke bawah. Gerakan itu membuat bibir vaginanya yang sudah menjepit ujung penis Partodi menelan setengah penis itu.
Partodi agak hitam kulitnya, tapi wajahnya manis seperti artis Anjasmara, dan badannya kekar. Penis Partodi dirasakan Kristin lebih besar dan padat dari penis Aris suaminya. Kristin merasakan sensasi nikmat saat kepala penis Partodi terbenam di vaginanya.
Ayo bu.. dorong lagi ke atas biar lepas, Partodi khawatir karena kini penisnya sudah mulai menyetubuhi Kristin.
Iya bang.. hmmmpphh aahhss banghhsss.. emmpphh.. ahssss, Kristin berusaha menjejak kaki ke lantai agar tuuhnya terdorong ke atas dan penis itu lepas dari vaginanya, tapi keadaan tak berubah, ikatan lakban mengancing bagian pinggang mereka membuat Kristin tak mungkin menaikkan tubuhnya.
Akhhss.. bangghh.. gimana inihh.. ahsss.., Kristin kembali diam tak bergerak, separuh penis Partodi yang dirasanya mebuat nafasnya semakin berat.
Oke.. sekarang ibu diam saya biar tidak semakin masuk kontol saya. Saya akan berusaha melepas ikatan tangan saya bu.. engghhh, Partodi mengangkat pinggulnya dan pantatnya menjauh dari lantai agar tangannya bisa bergerak bebas, lalu berusaha melepas dua tangannya dari ikatan lakban. Peluh sudah membasahi tubuh keduanya.
Partodi melakukan itu beberapa kali. Pinggul dan pantatnya yang terangkat menjauh dari lantai membuat akses penisnya masuk lebih dalam ke vagina Kristin. Kristin sudah pecah konsentrasi, kini pikirannya hanya merasakan kenikmatan separuh penis Partodi yang keluar masuk perlahan ke vaginanya mengikuti gerakan pinggul Partodi.
Akhhss bangghhss ouhh.. akhhh.. ahkkk enghhhmm, Kristin semakin mendesah, kini pinggul Kristin melayani gerakan Partodi, ia malah berusaha agar penis Partodi terasa lebih dalam di vaginanya.
Tangan Partodi sudah terlepas dari ikatan dan kini bebas. Tapi libido yang sudah tinggi membuat Partodi bukannya melepaskan ikatan lakban di pinggang mereka, ia justru membuak kancing-kancing baju Kristin dan meremasi payudara Kristin.
Emmphhh banghhsss emmphhhhsss, Kristin semakin hilang kendali diperlakukan seperti itu, kini bibirnya menyambut bibir Partodi, mereka berkecupan sangat dalam dan cukup lama.
Partodi meloloskan susu Kristin dari Bra-nya dan mulai menghisapi payudara Kristin, lalu kedua tangannya mengarah ke bawah dan mengamit sisi CD Kristin agar penisnya mengakses jauh vagina Kristin. Saat itu penisnya sudah bisa masuk utuh ke vagina Kristin, tangannya menekan dan meremasi pantan Kristin membuat Kristin semakin mendesis.
Ouhgg.. ahhgg.. bu.., tangan saya sudah lepas.. kita bebasin dulu ikatannya atau bagaimana? ouhgg, Partodi bertanya sambil menahan kenikmatan digenjot Kristin. Ya pinggul Kristin sudah cukup lama menggenjot Partodi membuat penis Partodi bebas keluar masuk ke vagina Kristin.
Akhh banghh sshh.. terserah abanghhh sekaranghhh.. ouhss.., Kristin sudah sangat melayang merasakan kenikmatan penis Partodi, apalagi rangsangan Partodi secara liar di payudaranya membuatnya semakin hilang kendali.
Baik buhh.. akhh.. kalau begituhh kita tuntaskan duluh.. ouhsss.., Partodi kemudian melepaskan ikatan tangan Kristin tapi membiarkan ikatan di pinnggang mereka tetap seperti semula.

Iyaahh banghh.. terusinnn duluhh akhhsss.. ouhh , tangan Kristin yang sudah bebas langsung merangkul leher Partodi dan keduanya kembali saling berpagutan, sementara gerakan pinggul Kristin semakin liar.
Masih disatukan dengan ikatan di pinggang, Partodi membalik tubuh Kristin sehingga kini Kristin ditindihnya. Ia lalu menggenjot pantatnya membuat penisnya membobol vagina Kristin secara utuh. Cairan vagina Kristin menimbulkan bunyi kecilpakan setiap kali berbenturan dengan pangkal penis Partodi.
Kristin merasakan gerakan Partodi makin keras dan makin cepat mengakses vaginanya, kenimatan mulai memuncak di klitorisnya seolah mengumpul panas hingga bongkahan pantatnya. Ia mengimbangi gerakan Partodi dengan menggoyang pinggulnya.
Oughh.. banghhhss akhhsss.. sayaahhh banhgg akhhhsss say..ah.. sampaaiiihhh bangghhsss ouhhhggg , Kristin merasakan klimaksnya memuncak, pertahanannya bobol dihantam penis Partodi yang terus menerus menghujam. Tubuhnya menegang merasakan kontraksi otot vaginanya berkedutan intens mengantar kenimatan puncak.
Aghh ahhh yehh buhhh akhhsss uhhh mmmpphhh.., Partodi membenamkan seluruh penisnya ke vagina Kristin dan melepas spermanya menyembur dinding rahim Kristin sambil bibirnya langsung melumat bibir Kristin. Tubuh keduanya seakan menegang bersamaan mencapi klimaks seksual.
Beberapa saat setelah itu, Partodi lalu melapas iakatan lakban yang menyatukan pingang mereka. Mereka berdua lalu merapihkan busana masing-masing. Perampokan baru saja usai, dan kawanan perampok sudah meninggalkan bank dengan barang jarahannya.
Emm.. bu.. maafkan atas yang bausn terjadi bu. Saya hilaf engg..,
Sudah.. sudah bang. Lupakan saja ya.. saya juga hilaf.., Kristin memotong pembicaraan Partodi. Keduanya lalu berkenalan lebih jauh dan berjanji untuk sama-sama menyimpan kejadian itu hanya di antara mereka berdua.
Keduanya lalu berpisah, Partodi menolong membebaskan nasabah bank di ruang tunggu, sementara Kristin mencari Aris suaminya yang terikat di lantai dua. Kristin menjaga rahasia bahwa apa yang dilihat Aris dari lantai dua tak seperti yang sesungguhnya terjadi dan dinikmati olehnya.(Tamat)
-

Tergoda Perawan Desa
Duniabola99.org – Cenit bersandar di dinding, gadis itu duduk sambil memeluk kedua lututnya. Setengah busana atasnya masih rapi tapi seluruh rok dan celananya sudah terbuka. Menampakkan kedua paha yang putih mulus dan montok. Sementara tumpukan daging putih kemerahan menyembul di sela rambut-rambut hitam yang nampak baru dicukur.Sedikit tengadah dan dengan tatapan mata sendu ia berujar lirih“Masukkanlah, Kak! Aku juga ingin menikmatinya.”
Aku hanya terdiam.. kami sama-sama sudah membuka busana bagian bawah, beberapa menit kemudian kami bergelut di pojok ruangan itu. Dengan penuh nafsu ku tekankan tubuhku ke tubuh gadis itu. Ia membalas dengan merengkuh leherku dan menciuminya penuh nafsu.
Tubuhnya terasa panas dan membara oleh gairah, bertubi-tubi kuciumi leher, pundak dan buah dadanya yang kenyal dan besar itu. Ia hanya melenguh-lenguh melepas nafasnya yang menderu. Setiap remasan dan kuluman diiringi dengan erangan penuh kenikmatan.Tanpa kusuruh ia membuka sebagian kancing bajunya. Menampakkan onggokan buahdada yang membulat dan putih. Tanpa membuka tali beha ia mengeluarkan buah dadanya itu dan mengasongkannya ke mulutku.
Dengan rakus kukulum buah dada besar Cenit sepenuh mulutku. Ia mengerang antara sakit dan enak. Nafasku pum semakin tersendat, hidungku beberapa kali terbenam ke bulatan kenyal dan hangat itu.
Puncak dadanya basah oleh air liurku yang meluap karena nafsu. Licin dan agak susah meraih puting susunya yang mungil kemerahan itu. Jelas sekali kulihat prosesperegangannya. Semula puting susu itu terbenam, namun dalam sekejap saja dia keluar menonjol dan mengeras.
Cenit tahu susah mengulumnya tanpa memegang karena aku mencengkram erat leher dan pinggang gadis itu. Tanpa menunggu waktu ia memegangi buah dadanya dan mengarahkan putingnya ke mulutku.
Aku pun mengulumnya seperti bayi yang kehausan. Mengulum dan menyedot sampai terdengar berbunyi mendecap-decap. Kulihat gadis itu, dalam sayu matanya merasakan kenikmatan, bibirnya tersungging senyuman dan tawa kecil. ‘Gigit sedikit, Kak.’ pintanya padaku.
Aku menuruti kemauannya, dengan gigiku kugigit sedikit puting susunya. ‘Aih.’ Jeritnya lirih sambil menggigit bibir. Barangkali ia tengah merasakan sensasi rangsangan nikmat luar biasa di bagian itu. Kurasakan tubuhnya melunglai menahan nikmat.
Kemudian tubuh kami saling mendekap semakin rapat. Gairah dan rangsangan nikmat menjalar dan memompa alirah darah semakin kencang. Secara naluriah aku menyelusuri tubuh sintal Cenit.
Mulai dari leher, terus ke punggung, meremas daging hangat di pinggul terus ke bagian bawah. Akhirnya menyelip di antara paha. Gadis itu membuka pahanya sedikit, mengizinkan tanganku menggerayangi daerah itu.Dalam pelukan erat, tanganku mencoba masuk ehm.. bagian itu terasa hangat dan basah. Cenit menggeser pantatnya sedikit. Kedua matanya memejam sembari menggigit bibir , desah-desah halus keluar tak tertahankan. Detak jantungku semakin kencang ketika kubayangkakn apa yang terjadi di’sana’.
Gadisku menggelinjang, nafasnya sesekali tertahan, sesekali ia seperti menerawang, apa yang dia harapkan? Aku tahu, dia menginginkan itu, dia mendorong-dorongkan pantatnya ke depan, agar bagian itu lebih tersentuh oleh jemariku.
Dengan penuh pengertian aku pun turun dari leher buah dada.. wajahku terseret ke bawah, menikmati setiap lekuk liku tubuhnya yang hangat. Setiap sentuhan dan gesekan menimbulkan rintihan lirih dari mulutnya. Wajahnya menengadah, matanya setengah terpejam, bibir agak terbuka, dan sedikit air liur menetes dari salah satu sudutnya.
“Teruskan, kak jangan hentikan..!” pintanya. “Puaskan aku.?” katanya lagi tanpa rasa sungkan. Yah, tak ada rahasia di antara kami. Apa yang dia inginkan untuk memuaskan hasratnya, pasti dia minta, kapan saja kami bertemu. Begitu pula aku kalau lagi pingin, dia pasti kasih.
Perlahan aku menyusuri tubuhnya ke bagian bawah. Sekarang aku sudah di atas perutnya yang mulus. Aku bermain-main sebentar di sana. seluruh tubuh Cenit memang sangat menggairahkan. Tidak ada lekuk tubuhnya yang tidak indah. Aku sangat menikmati semuanya.
Tiba-tiba Cenit memegang kepalaku, meremas sedikit rambutku dan mendorong kepalaku ke bawah. “Ayo, Kak, udah gak tahan nih..! Jangan di situ aja dong.Aih..” Aku menurut. Dulu aku bilang aku ingin merasakan dan menjilati kemaluannya, dia bilang hal itu menjijikkan. Dalam keadaan terangsang dia sangat menginginkanya.
Sesampai di bagian itu aku terpana menyaksikan pemandangan indah terbentang tepat di depan mataku. Setumpuk daging berwarna kemerahan berkilat di celah-celahnya
Bagian itu, bibir kemaluan Cenit yang merah dan basah dipenuhi cecairan lendir yangbening. Dengan kedua jari telunjuk ku buka celah itu lebih lebar… Klentitnya menyembul nampak berkedut karena rangsangan nikmat tidak terkira.
Berkali-kali ia berkedut setiap denyutan dibarengi dengan nafas dan rintih tertahan gadis itu. Aku memandang ke atas. Ke arah payudaranya yang terbuka, putingnya semakin mengeras. Nafasnya terengah-engah, buah dada Cenit yang putih itu nampak naik turun dengan cepat. Kulihat lagi kemaluan gadisku itu semakin merah dan merekah. Kubuka lagi dengan dua telunjukku cairahn kental pun mengalir deras. Meluap dan merembes sampai ke sela paha, persis seperti orang yang sedang ngiler.
Cairan itu terus mengalir perlahan sampai ke arah anus. Kemudian perlahan berkumpul dan akhirnya menitik ke lantai. Semakin lama semakin banyak titik-titik lendir bening yang jatuh di lantai kamar itu.
Terasa ia merenggut rambutku dan menekankan kepalaku ke arah vaginanya yang sedang terangsang itu. Aku pun semakin bernafsu. Dengan penuh semangat aku pun mulai mengulum dan menjilati seluruh sudut kemaluan Cenit“Ahh. Ahhhh nikmat sekali, Kak!” Cenit merintih, tubuhnya menegang, cengkramannya di kepalaku semakin kuat. Pahanya mengempot menekan ke arah mukaku, sementara kemaluannya semakin merah dan penuh dengan lendir yang sangat licin.
Aku pun semakin dalam menusuk-nusukkan lidahku ke liang senggamanya. Beberapakali klentitnya tersentuh oleh ujung gigiku, setiap sentuhan memberi pengaruh yang hebat. Gadis itu melolong menahan nikmat aku terus menyelusuri bagian terdalam vaginanya. Oh hangat dan sangat-sangat basah. Tak bisa kubayangkan kenikmatan apa yang dirasakannya saat ini. barangkali sama nikmatnya dengan rangsangan yang kuperoleh dari kemaluanku yang juga sudah mengeras sedari tadi.
Rasanya sangat nikmat dan tergelitik terutama di bagian pangkal rasanya ingin aku melepaskan nikmat di saat itu juga. Tapi aku harus menyelesaikan permainan awal ini dulu, gadis ini minta untuk segera di tuntaskan.
Semakin aku memainkan kemaluannya, semakin ia mengempot dan menekankan kepalaku ke arahnya. Sesekali aku menengadah menatap wajahnya yang merah. Tampak ia menghapus air liurnya yang mengucur dengan lidahnya yang merah itu.
Tiba-tiba ia tertawa mengikik seperti ada yang lucu. Ia mengusap wajahku yang bergelimang cairan vaginanya. Sambil memandangku penuh pengertian. “Lagi, Kak” pintanya.
Aku mengulangi lagi kegiatan itu, ia pun kembali merintih-rintih menahan rangsangan hebat itu di kemaluannya. Beberapa kali klentit itu kusentuh dengan ujung gigi.
Tiba saatnya, dia sudah sampai mendekati puncak. Nafas semakin memburu dan tubuhnya menegang hebat beberapa kali. Tanpa sungkan lagi, ia mengeluarkan lolongan penuh kenikmatan ketika rasa enak itu tiba
“Ohhhhh hhhhahhhhhhhh” jeritnya lepas. “Enak sekali”
Pantatnya mengempot ke depan setiap denyutan nikmat itu menyergap vaginanya dan setiap denyutan diiringi dengan keluarnya cairan yang lebih banyak lagi. Beberapa cairan itu bagaikan menyembur dari liang senggamanya, aku mundur sebentar, melihat bagaimana bentuknya vagina yang sedang mengalami orgasme.
Tegang, merah, basah berkedut-kedut, cairan pun membanjir sampai ke kedua pahanya.. mengalir dengan banyaknya sampai ke mata kaki Aku pun tidak tahan melihat keadaan itu, cepat aku berdiri mengasongkan kemaluanku yang sudah tegang itu ke arahnya.
Ia memelukku, terasa tubuhnya bersimbah peluh, wajahnya yang memerah karena baru melepas nikmat itu disusupkannya ke leherku. Memelukku semakin kuat
“Puaskanlah dirimu, Kak!”
Aku pun mendekap tubuh sintal itu semakin erat. Rasa nikmat berkecamuk di titik kemaluanku. Terasa semakin menegang dan mengeras. Tapi aku ingin merasakan sensasi yang lain.
Kuturunkan kepala gadis itu ke bagian itu. Ia menurut, perlahan ia menyusuri tubuhku dari dada terus turun ke bawah. Seperti yang kulakukan tadi, mulutnya menciumi perutku dan terus turun sesampai di bagian itu ia memandangi penis yang selama ini selalu dia senangi.
Ia menengadah.. memandangku dengan senyuman nakal. “Besar sekali punyamu, Kak! Ini untukku untuk selamanya,” katanya sambil mengelus dan mulai meremas pangkalnya. Aku terkesiap jemari lembut itu mulai mengocok-ngocok kemaluanku dengan penuh cinta.
“Nikmatilah, Kak! Aku ingin kamu menikmati dan merasakan kenikmatan seperti yang aku rasakan, kamu milikku, tidak boleh untuk orang lain.” Aku mengangguk sambil tersenyum, perempuan kalau sudah cinta dan ingin pasti mau melakukan apa saja.
Perlahan ia mulai mengocok pengkal kemaluanku sesekali ia mengecup bagian kepalanya yang seperti topi baja itu. Lembut dan penuh kasih sayang. Beberapa kali pula ia menempelkannya di pipi sambil matanya terpejam.
“Ohh.. inilah yang aku impikan selama ini. Kepunyaanku milik kekasihku yang perkasa”
Kemudian ia meningkatkan kocokannya, kedua jemari tangan menggenggam dan meremas-remas menimbulkan rasa geli luar biasa. Kemaluanku semakin menegang menahan nikmat.. keras dan enak.
Gadis itu sangat lihai mempermainkan jemarinya, seolah dia turut merasakan apa yang kurasakan. Sambil terus jongkok dan menciumi pangkal kemaluanku jemarinya terus juga digesekkannya.
Akhirny aku pun tak tahan lagi aku merenggut rambut di kepalanya, tubuhku pun menegang. Aku mendorong pantatku ke depan, pahaku mengejang menahan sesuatu yang bakal kukeluarkan.
“Cenit” kataku sambil mencengkram rambutnya. Ia menatapku, wajahnya tepat di ujung kemaluanku yang sedang dicengkeramnya. Gadis itu tersenyum kecil. Dia senang menatapku yang sedang dalam puncak nikmat.
Maka, sambil setengah terpejam, aku pun mengeluarkan segalanya, kemaluanku meledak dalam genggaman tangan Cenit, menyemburkan air manikyang sangat banyak, mengenai seluruh muka gadis itu. Sebagian ada yang menyembur dan kena ke rambutnya. Kelopak mata gadis itu berkedip menahan serangan air mani yang mendarat di wajahnya
“Hhhhhhhh.hh,” perlahan nafasku mulai teratur puncak itu sudah sampai, nikmat tak terlukiskan kata-kata.
Cenit bangkit berdiri dan menuju pojok ruangan. Paha dan pantat mulusnya nampak gemulai ketika ia melangkah. Gadis itu mengambil baju, mengusapkannya di wajah yang penuh cairan mani. Menoleh ke arahku sambil tersenyum, kemudian berjalan ke arahku. Merentangkan kedua tangan, memelukku dan menempelkan pipinya di pipiku.
“Enak ya, Kak”
Aku mengangguk, memeluk tubuh yang masih bersimbah peluh itu. Memandang matanya lekat-lekat. Ia membalas tatapanku, “Aku sangat mencintaimu, Kak. Kaulah milikku dan milikilah aku selamanya”
Entah berapa lama kami berpelukan sambil berdiri.
Ketika angin berdesir melalui kisi-kisi jendela, terasa semuanya sudah mengendur. Jiwa dan raga sudah terpuaskan. Sekarang waktunya merapikan pakaian, duduk mengobrol di ruang tamu. Sebentar lagi teman-teman kost kekasihku akan pulang. Kami akan mengobrol di ruang tamu, bercanda, seperti tidak ada kejadian apa pun sebelumnya.
Tiba-tiba gadis itu berdiri seperti tersentak kaget. Ia memandangku sambil tersenyum kecil. Aku tak mengerti ketika ia menunjuk dengan sudut matanya ke arah lantai. Ha ha ha hampir lupa, cairan itu masih berserak di lantai. Buru-buru ia pergi ke belakang dan kembali dengan secarik kain. Perlahan dia lap lendir-lendir itu dengan kain tadi.
“Ini punyaku” katanya sambil menunjuk setitik cairan. “Dan ini punyamu, Kak!” hehe aku tersenyum. “Dari mana kamu membedakan keduanya?” tanyaku sambil mengambil sebatang rokok.
Seraya bangkit dan tertawa “Punya perempuan dan laki-laki jelas beda. Punyaku lebih bening”
“Tapi punyaku lebih enak kan?” kataku bercanda.
“Iya dong sayang. ” katanya seraya menghampiriku dan mengusap wajahku penuh kasih dan sayang. “lain kali kita masukin ya . Kak. Aku ingin lebih menikmatinya..” bisik gadis itu, “Aku ikhlas demi Kakak” bisiknya lagi di telingaku. Ia melingkarkan tangannya di leherku, aku pun memeluk tubuh sintal dan bermandi peluh itu lebih erat.
Malam belum begitu larut ketika aku dan Liani sedang asyik bercinta di ruang tamu rumah kostnya. Tubuh montok gadis itu terbaring pasrah di atas dipan sederhana yang terletak di salah satu sudut ruangan. Sedari tadi punyaku keluar masuk menyelusuri seluruh lipatan kemaluan gadis itu.
Berkali-kali gadis itu menggeram menahan rasa. Lipatan basah dan hangat itu terasa sesekali menyempit. Dia sungguh menikmatinya gesekan-gesekan itu, aku juga. Yang hebatnya, gadis satu ini sepertinya tidak memerlukan foreplay. Kami langsung melakukannya begitu saja. Cukup dengan tatapan mata, kami sudah tahu apa yang kami inginkan, kepuasan di malam yang basah oleh rintik hujan ini.
Jam delapan malam aku ada janji dengan Cenit kekasihku untuk bertemu di rumah kost khusus putri ini. Padahal malam ini bukan malam minggu seperti biasanya kami bertemu. Tapi dia sms aku minta ketemuan, ada yang penting katanya. Aku paham yang penting itu apa.
Yang aku tidak mengerti ketika aku tiba di rumah kost itu, ternyata dia tidak ada. Liani teman sekost nya yang menyambutku. Dia suruh aku masuk dan ketika kutanyakan kemana Cenit, dia bilang sedang keluar sebentar, ada perlu dan dia pergi dengan Rinay kawan sekampungnya. Dia bilang, kata Liani, suruh tunggu saja nggak akan lama kok. Liani, gadis lain desa yang bertubuh tinggi semampai berkulit putih dan berambut panjang itu menyuruhku duduk.
Tak lama dia pergi ke belakang , mau bikin minum katanya. Aku manut saja seraya mengambil sebatang rokok. Diam-diam kerhatikan tubuh gadis itu dari belakang ketika berlalu. Cukup lumayan, tinggi dan lumayan montok. Apalagi malam ini dia hanya menggunakan sehelai baju tidur sebatas lutut tanpa lengan. Menampakkan gumapalan-gumpalan indah khas gadis desa yang terbiasa bekerja cukup keras.Tak terasa aku menghela nafas sambil menyaksikan pemandangan tubuh Liani yang gemulai menuju ke ruang belakang yang agak gelap itu. Pantatnya lumayan besar dan berisi, sementara kedua betis tampak putih mulus dengan tumitnya yang kemerahan. Kalau tidak ingat Cenit kekasihku, mungkin gadis ini pun sudah kupacari, tapi katanya dia sudah punya pacar, entah siapa aku belum pernah ketemu dengan lelaki yang katanya jadi pacarnya itu.
Tak lama kemudian gadis itu kembali sambil membawa nampan dengan segelas air putih. “Maaf, Bang, cuma ini yang aku sediakan,” katanya sambil setengah embungkuk meletakkan gelas itu di meja di hadapanku.
Tanpa sadar belahan dada gaun tidur gadis itu agak melorot, menampakkan dua bulatan putih yang mau tidak mau merasuk ke mataku. Kuakui tubuhnya sangat sintal. Walaupun tinggi semampai, tubuh itu tampak padat dan berisi. Buah dadanya tampak menantang tatkala ia berdiri.
Liani mengibas-ngibaskan rambut panjangnya di depanku. Bibirnya tersenyum. “Ada perlu apa, Bang? Kok tumben nggak malam mingguan ke sininya?” tanyanya sambil membenahi rambutnya yang indah itu. Ia menatapku dari sudut matanya.
Gadis yang satu ini memang memanggilku dengan sebutan ‘Bang’, tidak seperti yang lain memanggilku’Kakak’. Aduhai tubuhmu Liani sangat sintal dan lagak lagumu malam ini seperti bukan kepada orang lain saja.
Gadis itu duduk dengan santainya di depanku sembari memegangi nampan di perutnya. Tak ada canggung sedikit pun ketika mengangkat kedua kakinya dan membiarkan gaunnya yang selutut itu tertarik sampai ke batas paha. Aku menelan air liur ku sendiri. Di rumah kost yang sepi ini hanya kami berdua sementara Cenit dan Rinay entah ke mana.
“Masih lama mereka kembali, Liani?” tanyaku asal saja sambil meraih gelas minumku. Gadis itu menatapku lurus-lurus di mataku. Entah apa yang ada dalam benaknya malam ini. “Entah.” Katanya sambil menggeliat, merentangkan tangannya, kedua pangkal lengannya terangkat ke atas menampakkan ketiaknya yang bersih.
“Mungkin dua puluh menit atau setengah jam lagi mereka kembali. Katanya ada perlu, Bang.” Gadis itu menguap dengan enaknya di depanku. Kemudian ia menengadah menampakkan lehernya yang putih mulus itu. Hmm.. gadis ini agak-agak mirip Chinese walau sebenarnya bukan. Tapi terus terang aku cukup tertarik dengan kesintalannya.
“Kenapa gitu, Bang? Bosen ya Nggak sabar ingin cepat ketemu.”
“Tahu aja perasaan orang” jawabku sambil tertawa kecil.
“Hmm tahu dong. Nggak sabar pengen ”
“Pengen apa, hayo!”
“Pengen ‘itu’ ya ” katanya nakal sambil terkekeh.
“Itu apa? Itu kalau itu kamu juga punya kan?” kataku agak sembrono. Gadis itu
merapikan posisi duduknya agak cepat. Tapi kemudian dia santai lagi sambil terus menggeliat, seolah ada kepenatan yang hendak dilepaskan dari tubuhnya itu. Dua gundukan dada itu menyembul dari balik gaun tidurnya yang berwarna biru itu. Tampak tali behanya yang berwarna hitam.
“Ngeliatin apa sih?” katanya sambil memperbaiki tali kutang yang agak melorot di bahunya. “Nggak.” Jawabku sekenanya. Ku lihat ia menatapku tajam. Aku balas menatap. Wajahnya tampak memerah. Aku menahan nafas. Apa rasanya gadis ini? apa bedanya dengan Cenit kekasihku?
Pikiran-pikiran itu berkelebat cepat begitu saja. Seolah dunia sudah jungkir balik. Tak ingat lagi dengan Cenit, dengan Rinay temannya yang barangkali akan pulang. Aku pun bangkit, meraih tangan gadis itu. Liani diam saja, tapi dia tersenyum sambil tertawa sedikit.
“Nggak ada waktu, Kak” katanya pelan tapi membalas remasan tanganku. Kuselipkan jemariku di jemarinya, dia membalas. Matanya menatapku seolah mengatakan, kalau ingin melakukannya lakukanlah sekarang juga mumpung Cenit dan Rinay belum pulang. Dan itu tidak masalah apakah mereka akan tahu atau tidak, aku pandai menjaga rahasia.
Bisikan-bisikan itu mengiang di telingaku semakin membuat gairahku bangkit. Apalagi jika kulihat tubuh Liani yang montok dan dadanya yang naik turun menahan nafas yang mulai terengah.
Semakin lama remasan semakin erat. Tubuh kami semakin merapat dan terasa tubuh gadis itu memanas. Entah oleh nafsu entah oleh hasrat yang tertahan. Tidak, aku tidak akan menyia-nyiakan kehangatan yang disuguhkan gadis ini, meski bukan kekasihku, tapi perselingkuhan selalu terasa nikmat.
Dia memang beberapa tahun lebih tua dari gadisku, cenderung lebih dewasa, tapi tak kusangka dia menyimpan kehangatan dan hasrat memadu cinta yang begitu terpendam dan panasnya memancar di malam ini.“Kak di dipan itu aja, yuk.” Ajaknya. Senyumannya dari wajahnya yang memerah kelihatan agak genit. Aku setuju, walau pun cuma dipan beralas kasur tipis jadilah. Yang penting aku bisa menikmati tubuhnya malam ini.
Maka, seperti orang kesetanan sambil berpeluk erat kami melangkah ke arah dipan. Di pinggir dipan ia melepaskan pelukanku, dan perlahan tapi pasti menurunkan gaun tidurnya.
Aku hanya bisa memandang mengagumi tubuhnya yang putih mulus dan penuh padat berisi itu. Sementara menurunkan celana dalamnya ia memandangku sembari menatap ke arah bawah. Oh, aku belum membuka celana panjangku, terlalu mengagumi kemolekannya.
Tak lama kemudian kami sudah berpelukan hampir tanpa busana. Dia berada di bawah dalam posisi tradisional. Siap dan menanti untuk dimasuki oleh lelaki yang bukan kekasihnya ini.
Kalau Cenit memerlukan fore play yang cukup lama sebelum terbangkitkan, dia barangkali tidak memerlukan itu. Atau “Kalau malam begini aku selalu membayangkan bersamamu, Bang. Bisiknya di telinga, kedua tangan melingkar erat di leherku. Pipinya menempel erat dipipiku.
“Benarkah?” jawabku sambil mencium pipi hangat itu. Liani mengangguk. “Kadang bayanganmu begitui jelas seolah merasuki tubuhku. Kalau begitu aku suka emmh.. basah, Bang.”
“Oh, ya?”
“Iya coba kamu rasakan, Bang.” Katanya sambil menggerakkan pantatnya, menggesekkan tumpukan kemaluannya di batang penisku. Ya, terasa hangat dan basan
“Sebelum kamu datang, aku sudah membayangkan dirimu.. emhhmmm tanpa sadar ‘dia’ pun sudah basah Aku mencium telinga Liani, dia seperti merinding., tubuhnya menggelinjang karena merinding kegelian.
“Kadang” bisiknya lagi, “Keluar banyak sekali, sampai membasahi celanaku sekarang juga udah begitu, Bang.”
Ya, aku rasakan itu, sangat hangat dan sangat basah. Penasaran aku menyelusupkan jemariku ke daerah itu. Ya ampun! Sepertinya aku memasukkan tanganku ke seember lumpur yang hangat. Tak disangka, gadis pendiam ini ternyata menyimpan bara begitu panas. Sebuah rahasia yang selama ini dia pendam
“Masukkan punyamu, Bang!” pintanya “Aku udah gak tahan lagi, sedari tadi aku menahan rasa terhadapmu jangan sia-siakan malam ini walau sebentar, aku akan puas.”
Gadis itu menggelinjang sekali lagi, membetulkan posisi berbaringnya dan membuka pahanya sedikit lebih lebar agar mudah aku menggelosorkan kemaluanku ke liang senggamanya yang hangat itu.
Terasa meluncur dengan lancar memasuki kemaluan gadis itu. Terus masuk dan membenam sambil ke celah yang paling dalam. Gadis itu mengetatkan pahanya dan pantatnya mulai bergoyang ke kiri da ke kanan.
Tubuhnya terasa semakin memanas. Pelukannya begitu erat dan buah dadanya yang menempel menekan ke dadaku. Dia sudah begitu bernafsu, nafsu yang di pendam lama dan ingin di lepaskan dalam pelukanku malam ini juga.
Terus terang di menit-menit penuh cinta itu aku tidak ingat lagi dengan Cenit. Gadis ini butuh dipuaskan. Hasrat yang sudah menyeruak tidak bisa lagi di tarik surut ke dalam. Segala rem sudah di lepas dan kami pun melayang tanpa kendali menikmati semuanya malam ini.
Kurasa hujan di luar semakin deras. Titik air yang berjuta-juta itu seolah berlomba terjun ke bumi menimbulkan suara gemuruh tidak henti-hentinya. Tapi gemuruh itu tak sedahsyat gemuruh nafsu kami berdua, aku dan Liani yang tengah menikmati cinta.
Entah sudah berapa kali batang kemaluanku keluar masuk liang senggamanya. Sudah berapa kali pula dia menggepit-gepit dan memelukku dengan erat dengan kedua tangannya. Entah berapa kali ia terengah dan menggelinjang menggeram penuh nikmat.
“Hhhhhh ehhhhhhh..hhhhhh.” erangnya setiap kumainkan dan kutekan pantatku ke kemaluannya. Luar biasa, setiap tekanan ke bawah di balasnya dengan tekanan ke atas.
Kurasa sudah sepuluh menit aku mengayun pinggul di atas tubuhnya. Liang kemaluannya terasa semakin rapat dan sangat licin, mencengkram kuat batang kemaluanku yagn menegang.
Aku kendurkan sedikit gerakanku. Mengalihkan perhatian ke tubuh bagian atas. Liani mengerti, ia meregangkan tubuhnya menarik kepalanya ke belakang, membiarkan buah dada besar yang putih berkeringat itu meenyeruak dari pelukanku. Buah dada gadis desa yang besar dan kenyal, tidak seperti payudara anak-anak kota yang besar tapi loyo.
Dua gumpalan kenyal itu pun kusergap dengan mulutku. Ku lahap dan kukunyah-kunyah sepuas hati. Putting susunya yang merah itu ku kulum dan kuhisap-hisap sambil kugigit sedikit.
Hanya sebentar saja, gadis itu menjerit tertahan.
“Ohhh.. geli, Bang!” aku terus mengulum. Berganti ke kiri dan ke kanan, kemudian tanganku pun meremas-remas pangkal payudara Liani dengan gemas. Sangat kenyal, hangat dan enak rasanya.
“Aku udah gak tahan lagi Bang,” rintihnya lirih, tubuhnya semakin panas dan berkeringat, tubuhku juga sama. Dalam hawa malam yang cukup sejuk karena hujan itu seolah tubuh kami mengeluarkan uap. Tubuh bugil bermandi keringat yang mengebulkan asap nafsu birahi tak tertahankan.
Setelah puas dengan buah dada kenyal itu, aku memeluk punggung gadis itu. Kurasa dia mengangkat lututnya, menggepitnya di pantatku. Kemudian ia menurunkan kedua tangannya dan memelukku di pinggang.
“Tekan-tekan lagi, BAng.” pintanya.
Aku juga sudah pingin merasakan gesekan kemaluannyai. Sambil saling berpagut erat aku mengayunkan lagi pantatku di atas rengakahan pahanya yang montok itu. Dia pun semakin menggepitk-gepitkan kakinya.
Sekarang kami konsentrasi ke setiap gesekan, setiap lipatan, setiap senti dari liang kemaluan Liani. Malam ini sunguh hanya milik kami berdua. Gesekan-gesekan itu semakin lama semakin berirama. Sementara Liani melakukan aksi yang menambah kenikmatan, ia menggepit lalu menahan. Gepit tahan gepit tahan. Oh tak terlukiskan enaknya bercinta dengan gadis ini.
Gesekan itu semakin intens kami lakukan. Sampai-sampai kami tak sadar kalau hujan sudah berhenti. Malam di luar terasa hening. Tapi di atas dipan yang berbunyi kriak-kriuk ini dua tubuh saling memompa berpacu mengejar waktu. Takut kalau Cenit dan Rinay keburu pulang.
Aku pun mempercepat ayunanku sehingga di malam yang menjadi sunyi ini terdengar jelas suara penisku yang keluar masuk ke kemaluan Liani. Beradu rsa dalam limpahan cairan kemaluan Liani..
‘Crekk.. Crekk.. Crekkk. CrekCrekkk.. Crrek.
Kejantananku naik turun menggesek lipatan-lipatan dinding kemaluan gadis itu. Bunyinya terdengar jelas sekali di telinga kami berdua. Sesekali kutekan akan kuat, gadis itu membiarkan dan menerima tekanan itu, menggeolkan pantatnya berkali-kali agar kelentitnya lebih tersentuh pangkal atas kemaluanku yang keras.
“Tekan terus, Bang.. aihh…”Aku menekan lagi sambil menggerakkan pantat ke kiri dan ke kanan. Mungkin dia merasa gatal dan ingin gatal itu digaRinay sampai tuntas. PenggaRinaynya adalah batang kemaluanku yang dia cengkram dan dia benamkan sedalam-dalamnya.
“Ohhh..ohhhhhhhhh,” lolong gadis itu melepas nikmat. Seluruh liang senggamanya berkedut-kedut dan sembari menggepit kuat. Tubuh Liani menggelinjang dan menegang menahan rasa enak ketika ia mengeluarkan air mani kewanitanya.
“Eughhhhhhhh euuughhhhh.. ahhhhh ” rintihnya sambil menyurupkan wajahnya ke leherku, lehernya nafasnya menderu, air liur berceceran dari bibirnya yang merah.
Saat itulah aku pun bersiap hendak keluar dan menyemburkan kenikmatan di kemaluanku. Tapi sesuatu menyebabkan aku berhenti Masih dalam keadaan bersetubuh dengan Liani ada sekelebat bayangan melintas. Aku memandang dengan ujung mataku, di lantai tampak ada dua bayangan seperti diam terpaku. Aku pun terkejut bayangan siapa itu?
Perlahan kulihat wajah Liani yang matanya masih setengah terpejam. Kemudian matanya perlahan terbuka Dia pun melihat bayangan itu dan menatap langsung ke ruang tengah. Samar-samar di bola matanya yang hitam itu kulihat dua sosok berdiri menatap ke arah kami.
Itu bayangan Cenit dan Rinay! Rinayanya sudah beberapa menit tadi mereka berdiri di sana, menatap kami yang sedang asyik memagut cinta. Apakah mereka tadi mendengar juga.. bunyi crekcrekk.crekk.. alat kelamin kami yang sedang berkelindan? Entahlah, aku tak berani membayangkan hal itu.
Anehnya, meski pun Liani sudah tahu kehadiran mereka, dia diam saja. Tidak memberi tanda bahwa kekasihku dan temannya sudah pulang. Bahkan seolah membiarkan mereka menonton kami yang sedang beradegan mesra di atas ranjang.
Terdengar bunyi deheman kecil, dehem khas suara perempuan. Seolah memaklumi kami yang masih dalam posisi senggama ini. hmmm aku tahu itu suara Cenit, aku bisa membedakannya.
Sedetik dua detik aku tak tahu apa yang harus kuperbuat, kemudian Liani melakukan sersuatu yang tidak kuduga. Dia seperti melambaikan tangan dari balik punggungku. Menyuruh kedua ‘adik’ kostnya itu masuk ke kamar
“Teruskanlah, Bang. Nggak apa-apa, kok.” Bisiknya di telingaku. “Ngapain malu.. kita kan sedang enak, kamu enak aku enak. Mereka juga pasti maklum.”
Oh, ya? Bercinta dengan orang yang bukan pacar, dan dilihat oleh mereka pula? Apa pula ini?Exibit kah ini? Ya, sudah! Aku gak sempat memikirkan sejauh itu. Kalau bagi Liani tidak apa-apa, dan Cenit serta Rinay pun justru menikmati pemandangan ini. kuteruskan saja.
Perlahan dua gadis itu berlalu, seperti tak terjadi apa-apa, kecuali tawa kecil Rinay yang terdengar. Aku memandangi mereka yang pergi menjauh, tiba-tiba Cenit menoleh ke belakang. Dia menatap mataku langsung, di bibirnya tersungging senyuman yang aneh di situasi seperti ini senyum yang tampak nakal.
Aku tak tahu apa akan terjadi sesudah ini, bagaimana hubunganku dengan Cenit? Bagaimana pula aku akan menemui mereka setelah ‘permainan’ penuh keenakan ini? Tak bisa lagi aku berlagak seperti seorang lelaki yang setia hanya pada satu perempuan. Tapi tampaknya Cenit pun tak keberatan jika aku mengencani kakak kostnya Liani.
Ah. Dunia ini memang aneh di tempat yang tampaknya biasa-biasa saja ternyata tersimpan bakat-bakat cinta yang terpendam yang menanti untuk dikeluarkan dan dinikmati setiap lelaki semacam aku. Aku tak tahu harus bergembira atau entahlah!
Aku meneruskan permainanku dengan Liani. Gadis itu sudah sampai ke puncak syahwatnya kini giliran aku. Perlahan-lahan aku mulai memompa lagi kemaluanku naik turun menggesek kemaluan Liani yang basah itu. Bunyi crek.. crek.. crek.. creeeek terdengar ke segenap ruangan.
Aku agak termangu mendengar suara itu tidakkah akan sampai ke telinga mereka berdua yang sekarang sudah ada di kamarnya?
“Terusin aja, Bang.. Kalo enak ngapain juga di berhentiin” bisik Liani seolah hendak menghapus keraguanku. Maka aku pun meneruskan lagi, kali ini dengan irama yang lebih cepat dan tak lama kemudian creettcretttt sambil menekan aku keluarkan air maniku di dalam kemaluan Liani yang mencengkram erat itu. Oh nikmatnya.
Beberapa menit telah berlalu. Sesudah menghapus keringat di dadaku Liani mengenakan pakaiannya. Kemudian sambil bernyanyi-nyanyi kecil ia merapikan rambutnya yang kusut masai. Wajahnya tampak puas. Sangat puas telah beroleh kenikmatan yang selama ini didambakannya. Seraya membetulkan tali beha dan menyempalkan payudara besarlnya ia berkata.
“Bang, aku masuk dulu ke dalam. Nanti Cenit kusuruh keluar, ya!”
Aku hanya mengangguk mengiyakan, gadis itu pun bangkit dan berlalu dari hadapanku. Sementara aku duduk termangu sambil menghisap sbatang rokok. Tak lama kemudian Cenit keluar menemuiku, kali ini tidak memakai busana yang dikenakannya tadi, tapi sudah berganti dengan gaun tidurnya yang berwarna pink. Bahannya yang halus menampakkan lekuk tubuhnya yang seksi. Aku menelan ludah pasti dia bakal marah karena kelakuan kami tadi.
Dia hanya tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya. Tak tampak tanda-tanda emarahan di sana. sejenak dia hanya diam.. kemudian tiba-tiba dia bangkit dan ‘menyerbu’ ke arahku.
Melingkarkan tangannya di leherku dan menciumiku penuh nafsu. Aneh, dia tidak marah, bahkan setelah melihat kami bercinta seolah nafsunya bergelora ingin dipuaskan juga.
“Cenit maafkan.. aku telah” belum sempat kuselesaikan kalimatku dengan bernafsu dia mencari bibirku dan menciuminya dengan garang. Oh, gelagapan aku dibuatnya. Aku tidak tahu, apakah dia marah atau sudah terangsang. Aku balas ciuman itu, lidahnya terjulur dan bertemu dengan lidahku. Beberapa saat lamanya lidah kami berjalin berkelindan seperti tak mau lepas. Dengan rakus pula dia hirup air liurku, meneguk dan menelannya. Setelah puas giliran aku yang menghisap cairan mulut itu. Setelah itu kami melepas ciuman dan saling memandang selama beberapa saat.
Tanpa banyak berkata-kata dia menurunkan gaunnya ke bawah, menampakkan dua gumpal buah dada yang tidak memakai beha. Putting susunya meruncing dan tegang.
“Aku terangsang sekali melihat kalian berdua tadi. ” katanya terengah sambil mengasongkan kedua susunya ke arahku. Aku pun menyambut, tangan kiriku meremas dan mulutku mengulum puting susu yang satunya. Tiba-tiba gerakankuterhenti. Dengan wajah kaget Cenit menatapku heran. Aku lupa mematikan puntung rokok yang ku hisap tadi. Gadis itu tersenyum dan kamipun melanjutkan permainan hangat ini. Buah dada besar montok dan kenyal itu kukunyah sepuas hati.
Cenit mendesah keenakan. Jemarinya mencengkram kepalaku, mengusutkan rambutku. Masih dalam posisi duduk ia mengangkang .. melepas gaunnya yang sudah setengah terbuka. Dia pun tidak bercelana dalam sehingga gundukan vaginanya yang tebal dan tidak berambut itu merekah di depanku.Cairan bening meluap keluar. Mengalir di sela-sela celah kemaluannya. Di tak pedulikannya. Dibiarkan lendir bening itu mengalir. Bahkan dia menyuruhku untuk memegangnya jemariku menyelusup ke liang senggama Cenit, hangat dan sangat basah oleh cairan pelicin.
Kusentuh klentitnya yang merah dengan ujung jemariku. “Akhh.” Cenit melolong tertahan. “Geli, Kak!” desahnya tersentak. Kemudian sembari memeluk leherku, dan mencium keningku dia mengajakku ke dipan tempat aku dan Liani tadi bercinta.
Tak banyak cingcong kurengkuh dan kugendong tubuh hangatnya ke dipan itu. Di sana dia kubaringkan. Tapi ketika aku hendak membuka celana, tiba-tiba ia mendudukkan tubuhnya yang sudah bugil itu. Aku heran, apa yang akan dia perbuat.
“Bukalah celanamu, Kak!” katanya tak sabar sembari menarik resleting celana panjangku. Setela memelorotkan celana dalamku, dengan sangat bernafsu ia memegangi pangkal kemaluanku yang kembali menegang.
“Besar dan nikmat.” Seru Cenit sambil meremas-remas kemaluanku.
“Sekarang giliranku” katanya agak keras.
Ia turun dari dipan dan berdiri di sampingku, di dorongnya dadaku ke arah dipan, menyuruhku berbaring disana. Aku menurut. Setelah aku berbaring, Cenit pun menaikkan sebelah kakinya dan mengangkang di atas. Perlahan dia menekuk tubuhnya dan memelukku dari atas.
“Masukkan, Kak.” Pintanya dengan nada gemas. Ia memegang batang kelaminku itu dan memasukkannya ke dalam liang kemaluannya. Kemudian dengan agak kasar dia menghenyakkan pantatnya ke bawah agar kemaluanku masuk lebih dalam ke tubuhnya.
“Ehhhhh. Hhhhh” desahnya kacau seperti anak kecil yang rakus menetek di susu ibunya. Dalam posisi di atas dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat oh batang kemaluanku di cengkram dan di gesek-gesek seperti itu. Geli rasanya.
Posisi di bawah jarang aku lakukan. Tapi kali ini aku menerima saja, karena tadi sudah lumayan capek meladeni Liani. Kali ini Cenit yang giat menekan-nekankan pantatnya, maksudnya supaya punyaku masuk lebih dalam.
Sembari memelukku erat, ia terus mengempot-ngempotkan pantatnya. Bunyi crek crek crek terdengar lagi kali ini bahkan di tingkahi oleh jeritan-jeritan kecil yang keluar dari mulut kekasihku.
Aku terus berbaring sembari meremas-remas pantatnya yang mulai berpeluh itu. Cairan vagina terasa terus merembes dari kemaluan Cenit. Dia sudah sangat terangsang. Liang kemaluannya sangat basah dan panas. Sesekali ia menekan dan menahan. Seolah hendak melumat habis seluruh kemaluanku dengan vaginanya. Terang saja aku pun semakin keenakan.
Diam beberapa saat menahan tekanan, dia pun mengendurkan dan memulai lagi gerakan naik turunnya. Aku terus meremas-remas pantatnya. Dadanya yang kenyal itu menekan ke arah dadaku, hampir membuatku sesak nafas. Tapi aku pasrah.. lha wong enak rasanya.
Selama sepuluh menit Cenit bergerak naik turun, nggak cape-cape kelihatannya. Tubuhnya semakin basah oleh keringat, bahkan wajahnya sudah dipenuhi keringat sebesar-besar biji jagung. Sebagian mengalir ke ujung hidung dan menitik menimpa wajahku. Sesekali ia mengibaskan rambutnya yang tergerai..
Aku mencoba memiringkan kepala mencoba mengurangi titikan keringat di wajahku. Pada saat itulah kembali aku terkesiap. Di ujung ruangan, di pintu kamar Cenit, tegak sesosok tubuh perempuan menatap kami dengan matanya yang bulat.
Mata besar milik Rinay, teman sekost Cenit. Dia menatap kami tanpa berkedip. Tangan kanannya tertangkup di dada. Sementara yang kiri tampak meremas-remas ujung gaun tidurnya yang di atas lutut.
Ketika kami saling memandang dalam posisi Cenit masih di atas dan asyik dengan empotan-empotannya. Perlahan tangan kiri Rinay mengangkat ujung gaun merahnya. Terus terangkat ke atas menampakkan paha gadisnya yang padat
Entah sadar entah tidak gaun itu sudah sedemikian terangkat, sehingga aku bisa melihat celana dalam yang tersingkap. Kemudian ia menarik pinggir celana dalam itu menampakkan segumpal tumpukan daging berbulu dengan celah merah di tengahnya.
Ujung jemari menyentuh bagian tengah celah itu. Menekannya dan memutar-mutarnya sedikit. Ya ampun kemudian dia menatapku.. dengan mata setengah terpejam.
Saat itulah Cenit menengadah. Dan menyurukkan kepalanya ke leherku, memelukku kuat dan mulai mendesah berkepanjangan. Pantatnya menekan kuat sampai seolah kemaluanku mau ditelannya sampai habis.“Kak.. enak sekali.. ahh” terasa kemaluan Cenit berdenyut hebat, tubuhnya bergetar tak kuasa menahan nikmat nafasnya sangat memburu dan..
Dia pun lunglai dalam pelukanku. Sementara air mani gadis itu mengalir tak tertahankan, meluap dan mengalir membasahi sampai bagian perutku.. aku peluk gadis itu di punggungnya membiarkan ia mengendurkan syaraf setelah ia tadi sangat tegang menikmati puncak orgasmenya.Sampai beberapa menit kami masih berpelukan, kejantananku yang masih tegang itu masih berada di dalam ’sangkar’-nya. Cenit diam tak bergerak dalam pelukanku, sepertinya dia lupa ada sesuatu yang bersemayam dalam tubuhnya.
Perlahan gadisku ini mengatur nafasnya yang tidak teratur. Setelah agak reda perlahan dia bangkit dan melepas persetubuhan kami. Lambat ia mengangkat pantatnya ke atas. Perlahan alat kelaminku itu keluar dari vagina Cenit. Ketika sudah keluar seluruhnya. Cairan vagina yang kental nampak melumuri batang kemaluanku. Ketika bagian ‘kepala’-nya akan keluar terdengar seperti bunyi plastik lengket yang basah akan di lepas.
Clep..crrrllek. Cenit tersenyum mendengar suara itu. Entah suara lipatan kemaluannya atau karena lendir yang begitu banyak melumuri batang kemaluanku.
Ia pergi ke tengah ruangan dan memakai gaunnya kembali, rona wajahnya menampakkan kepuasan yang tiada terkira. Sambil bernyanyi kecil, seperti baru sudah pipis, ia memebenahi rambutnya yang kusut masai. Dan berjalan ke belakang rumah, meninggalkanku yang hendak mengenakan celana dalam ku.
Belum sempat aku memakai celana itu, tiba-tiba Cenit sudah kembali. Membawa sehelai kain sarung dan menyuruhku mengenakannya. “Pakai ini aja, Kak!” katanya seraya mengambil celana panjang dan kolorku, melipatnya dan merengkuhnya dalam dada. Kemudian ia pun kembali ke belakang.Tak lama kemudian ia datang lagi, membawaku segelas minuman, kalau tadi Liani membawakanku segelas air putih, kali ini Cenit menyuguhiku dengan teh manis. Aku segera mereguknya karena merasa kehausan, bayangkan saja melayani dua wanita secara bergilir tanpa istarahat sama sekali. Capek donk!
Ketika aku meminumnya, alis mataku terangkat, minuman apa ini? Rasanya kok pahit banget? Sebelum sempat bertanya Cenit berkata perlahan, “Itu sari dari akar Pasak Jagad Kak!”
“Haa?
Kekasihku tersenyum, itu kan obat kuatnya lelaki, kalau minum jamu itu pasti bakal melek semaleman, kataku sesudah menelan tegukan terakhir. Gadis itu hanya tertawa kecil. ‘Biar aja nggak tidur semaleman besok kamu kan nggak kerja, tidur aja sepuasnya di sini.
Setengah jam kemudian kami masih ngobrol di ruang tamu. Masih terbayang-bayang permainan kami berdua barusan. Tak disangka begitu bernafsunya Cenit, sampai-sampai kuat main di atas hampir setengah jam lamanya, sementara aku anteng aja di bawah.
Tiba-tiba Cenit bangkit”Kak,” katanya, “Aku ke dalam sebentar.” Aku mengiyakan saja, kupikir dia mungkin mau sedikit merapikan dandanannya yang agak amburadul itu.
Aku akan menghela nafas ketika terdengar dia memanggilku dari kamar.
“Sini sebentar, Kak!”
Aku pun bangkit dan berjalan menuju ke kamarnya, sebelum tiba di pintu kamarnya aku melewati kamar Liani yang hanya dihalangi secarik kain gorden, diam-diam ku singkap tirai kamar itu. Tampak Liani tertidur pulas, masih mengenakan gaun yang tadi, pahanya yang terbuka nampak putih dan mulus.
Kamar berikutnya adalah kamar Rinay, hmmm jantungku berdegup agak kencang. Apa yang dilakukannya tadi ketika aku dan Cenit sedang menikmati seks? Entahlah, aku tak tahu. Tapi aku pengen tahu sedang apa dia sekarang?
Perlahan kusingkapkan juga tirai pintu kamarnya itu. Kasur tempat tidurnya masih tampak rapi, bantal tersusun di tempatnya. Ke mana cewek itu? Kok nggak ada di biliknya? Sedikit heran aku terus melangkah menuju kamar Cenit.
“Masuklah, Kak! Jangan malu-malu, aku tahu kamu sudah berada di situ.” Kata Cenit lagi, bergegas aku pun masuk ke kamarnya
Oh di sini rupanya Rinay, dia sedang tidur telungkup di dipan Cenit, sementara cewek ku itu sedang menyisir rambutrnya menghadap ke cermin. Tanpa mengacuhkan aku dia pun menyuruhku duduk di dipan dengan gerakan tangannya.
Dipan ukuran single itu lumayan sempit, apalagi sekarang sudah ada Rinay yang tidur di sana. Cenit berbalik menghadapku, ditatapnya aku dengan tajam. Kemudian perlahan dia mengalihkan pandangannya ke tubuh temannya yang masih telungkup itu.
“Terserah kamu, Kak. Mau di sini atau di kamarnya. Aku ikhlas aja, yang penting. Dia bisa juga ikut merasakan .”
Aku melongo? Dia suruh aku menikmati pula tubuh Rinay!? Tubuh perempuan sintal yang sedang tertelungkup ini? Cenit mengangguk pasti.
“Kami lihat apa yang kalian lakukan, Rinay pun lihat kita tadi kami bertiga bersahabat, resminya kamu memang milik aku tapi.. berbagi antar sahabat tak ada salahnya, bukan? Lagi pula aku rela kok, selama tidak dengan yang lain selain mereka.”
Dalam hati aku cuma bisa mengangkat bahu. Kalau dia sudah mengikhlaskan temannya, dia tidak marah apalagi jadi membenci aku, lagi pula kalau dengan begitu dia jadi terangsang dan menikmati juga, apa salahnya.
Aku berpikir cepat, katakanlah malam ini adalah semacam sex party, dan aku menjadi rajanya sementara menjadi ratuku yang harus kupuaskan, oke saja sih. Hehehe. Kebetulan aku ingin mencobai juga tubuh Rinay yang berkulit sawo terang ini.
“Aku menunggu di kamarnya,” kataku kepada Cenit, cewek itu mengangguk setuju.
Dipan singel Rinay terasa cukup nyaman. Bantalan busanya masih cukup baru, dia memang belum lama kost di rumah ini, mungkin baru setengah tahun. Aku berbaring dengan rileks. Memandangi dinding kamar yang dipenuhi poster Cenit sambil memikirkan apa yang telah kudapat malam ini.
Mula-mula Liani menyerahkan dirinya kepadaku, kemudian Cenit yang memintaku untuk memuaskannya, dan sekarang Rinay, gadis paling pendiam yang jarang ngobrol denganku. Gadis ini pun menginginkan ku pula hehehe.. dasar gede milik, yeuh
Semilir halus wangi parfum masuk ke hidungku.Terdengar pintu kamar terbuka, perlahan Rinay masuk ke kamar itu. Seperti orang baru bangun tidur. Ia langsung duduk di dipan itu, “Ada apa, Kak?” tanyanya seolah tak mengerti. Aku tersenyum, pandai juga dia menyembunyikan perasaan sebenarnya.
“Eh, kain sarung siapa yang kamu pakai itu, Kak?”
“Hehe.. ini pemberian Cenit tadi..”
Kedua bola mata gadis itu membulat menatapku seolah tak percaya. Terus terang saja, dia cantik juga. Rambutnya yang ikal itu dibiarkannya tumbuh sampai sebatas punggung. Meski baru bangun ‘tidur’ tapi tak mengurangi kesegaran dan pesona cantik yang terpancar di wajahnya.
Aku menarik gadis itu ke pelukanku, tubuhnya terasa berat karena ia seperti menolak, tapi kemudian malah dia yang merangsek dalam dekapanku.
“Jangan , Kak! Nanti Cenit marah..” katanya berbasa-basi.
“Dia marah kalau aku tidak menayangimu juga.”
“Kamu bisa aja, Kak!” katanya sambil menengadah dan menyentuh pipiku. Aku mengecup bibirnya, dia sangat menikati kecupan kecil itu, matanya terpejam, tubuhnya melunglai, dan aku pun memeluk tubuh sintal itu lebih erat.
Ia membalas pelukanku dan membiarkan bibirnya kulumat beberapa kali ia mengeluh nikmat. Terasa tubuhnya bergetar ketika aku mulai merengkuhnya. Kemudian aku pun mulai menyusuri seluruh lekuk dan liku tubuh gadis itu. Semakin lama tubuh itu terasa panas, setiap gumpalan dan tonjolan dagingnya terasa begitu membara dipenuhi gairah terpendam.Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya
Aku membaringkan tubuhnya sementara kedua tangannya terus melingkar di leherku. Nafasnya terdengar agak memburu, gadis ini sudah mulai terangsang. Kuperiksa bagian kemaluannya dengan jemariku. Ternyata belum cukup basah, masih terasa agak kering. Kucumbu dia terus supaya gairahnya lebih menggelora.
Entah berapa lama kami saling mencium saling menyusup dan berkelindan, aku pulang suka buah dadanya. Sangat kenyal, besarnya pun sedang saja, tapi putting susunya sangat kecil, hanya sebesar biji kacang hijau. Tampak sekali putting itu sudah mengeras.
Ketika kuremas-remas buah dadanya, wajah gadis itu menengadah, matanya terpejam rapat, bibir agak terbuka. Setiap remasan adalah rangsangan bagi tubuh segar ini. Semakin intensif aku meremas, semakin intens juga dia menikmatinya. Ketika kuraba kemaluannya, lendir pelicin yang kental sudah mulai keluar.Perlahan aku mengusap-usap jembut halus yang tumbuh di sana. Sesekali agak kutekan agar menyentuh bagian klentitnya. Tuibuhnya menggelinjang karena geli.
Perlahan tapi pasti cairan pelicin itu mulai keluar, merembes ke permukaan dan mengakibatkan jembut-jembut halus itu terasa mulai kuyup. Hmmm.. Rinay sudah siap untuk dimasuki. Sambil memegang pangkal kemaluanku aku pun memasukkannya. Terasa licin dan rapat. Batang kemaluanku seperti menembus lipatan daging hangat yang basah oleh lendir.
Creep. Masuklah aku ke tubuh Rinay. Gadis itu melepas nafas panjang, merasakan nikmatnya gesekan di kemaluannya. Entah kenapa aku sangat-sangat terangsang dengan gadis ini, mungkin ini bukan yang pertama baginya, tapi dia melakukannya seperti baru untuk pertama.
Sepuluh menit pertama kami mengadu rasa, menggesek-gesekkannya dengan gerakan rutin. Sementara Rinay pasrah saja sambil memelukku dan membenamkan wajahnya di leherku. Nafasnya semakin lama semakin memburu, tubuhnya semakin panas. Titik-titik keringat mulai keluar dan lama-lama peluhnya semakin membanjir.
Kota kecil ini memang lumayan panas meski di malam hari, apalagi rumah kost itu tidak berAC, tubuhku pun kembali berkeringat. Tapi kami tak peduli, kami terus berpelukan menikmati pergumulan itu.
Kami masih bergumul ketika akhirnya memasuki tahap kedua. Kukeluar-masukkan penisku secara berirama di liang kemaluannya yang pasrah itu. Gadis itu memelukku lebih kuat. Tak peduli dengan tubuh yang bersimbah peluh.
‘Crekecrekecrek’. Sepuluh menit lamanya aku menggesek-gesek kemaluan Rinay dengan kemaluanku. Terasa punyaku semakin menegang keras. Kemudian aku menekan Rinay membalas dengan mengempot ke atas. Menggerakkan pinggulnya berputar-putar, ganas sekali putarannya. Aku naik turunkan lagi pantatku beberapa kali, kemudian kutekan dalam-dalam.
“Ahhh,” gadis itu mendesah nikmat. Kemudian membalas lagi dengan tekanan ke atas, sambil menggoyang pantatnya ke kiri dan kekanan. Lipatan kemaluannya yang hangat terasa semakin kenyal dan licin.
Beberapa kali kami melakukan itu, aku pun jadi tak tahan. Tapi dia belum mencapai puncak. Aku akan membuat dia duluan merasakan kenikmatan.
Aku pun semakin aktif mengocok dan menekan memek Rinay. Tulang kemaluan kami beradu, bibir kemaluanya yang tebal menahan tekanan itu dengan nafsu, terasa hangat dan sangat basah karena lendir mani Rinay sudah melimpah sedari tadi.
Dua menit kemudian gadis itu melolong merasakan vaginanya berdenyut nikmat.. “Ooohhhhh.”
Aku membantunya dengan menekan semakin dalam. Rinay pun membenamkan tubuhnya ke kasur, menahan tindihanku sambil melepas nikmat, seiring dengan mengalirnya air mani prempuan itu dengan lebih deras. Merembes dari lipatan-lipatan kemaluannya.
“Enak sekali, Kakeigh oh…!”
Berbarengan dengan itu akan pun mencapai puncak. Kemaluanku terasa berkedut seiring dengan menyemburnya air maniku di liang senggama gadis itu. Sementara liang senggama Rinay pun menggepit-gepit tak terkendali karena tak kuasa menahan nikmat yang luar biasa.
Kami masih berpelukan ketika rasa nikmat itu tercapai sudah. Gadis itu diam dalam pelukanku, tubuhnya sangat basah oleh peluh. Hawa panas pun terasa menyergap. Berangsur kami saling melepas pelukan.
Perlahan gadis bangkit itu duduk dari posisinya. Gurat-gurat kepuasan terpancar di wajahnya yang cantik. Sekilas ku lihat memek Rinay yang masih merah dan bibirnya tampak membengkak, cairan-cairan lendir masih menetes dari sela kemaluannya.
“Enak, Rinay?” gadis itu mengangguk. Kemudian ia mengusap keringat yang menitik di dadaku. “Dadamu penuh dengan peluh, Kak. Sini kuusap,” katanya sambil mengelus lembut dadaku yang memang penuh dengan keringat.
Beberapa saat lamanya kami kemudian berbaring bersama di kasurnya yang sempit itu. Rambutnya yang ikal dan panjang itu kubelai. Ia bergerak, menyusupkan tangannya di leherku, kemudian memintaku terlentang, dia ingin tidur di dadaku, katanya. Beberapa saat kemudian Rinay pun jatuh tertidur, tak menyadari air liurnya yang menitik dari sudut bibir. Aku pun segera terbang ke alam mimpi.
Entah jam berapa kami terbangun. Ketika itu aku dan Rinay masih berpelukan, sementara di luar terdengar suara-suara seperti sedang bernyanyi. Oh, ternyata hari sudah siang. Itu adalah suara Cenit yang sedang bernyanyi kecil, sementara di kejauhan terdengar suara orang sedang mandi, barangkali Liani sedang membersihkan tubuhnya.
Rinay pun sudah mulai terjaga, ia masih memelukku, buah dadanya yang kenyal itu menempel erat di dadaku. Dari ruang tengah terdengar Cenit sepertinya sedang menyapu lantai. Sementara dari bibirnya terdengar nyanyian yang sekarang sedang populer.
Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka, kemudian gorden disingkapkan, dan masuklah Cenit ke dalam kamar, menatap kami yang masih bugil hanya berselimut kain sarung.
“Hei, bangun! Belum puas juga ya!”
Aku pura-pura tidur sambil memeluk Rinay lebih erat. Gadis itu terkikik tapi dia juga pura-pura meneruskan tidurnya. Cenit berlagak marah dan menarik kain sarung penutup tubuh kami.
“Apa mau diteruskan lagi tidurnya? Udah siang tauu,”
Aku menarik kain sarung itu, malu karena kemaluanku sedang menegang setelah beristirahat total beberapa jam. Tapi kalah cepat, Cenit sudah menangkap batang kemaluanku dan mengusap-usap dengan jemarinya.
“Oh, jauh lebih besar dari gagang sapu ini pantesan enak sekali.” Guraunya sambil tergelak sendiri. “Ya udah, kalau kamu pengen lagi, Rinay. Tuh mumpung lagi berdiri”
Hampir tak kuat aku menahan tawa dengan canda Cenit, tapi tampaknya Rinay menanggapinya dengan serius, dia menggerakkan pantatnya, memelukku dari atas dan mengempot ke bawah. Bibir kemaluannya terasa menempel di batang kemaluanku.
“Tuuh, kan! Pasti mau lagi deh! Terusin aja, Rinay. Enak kok!” sergah Cenit sambil memegangi pinggang gadis itu, menolongnya mengangkat panta, aku pun memegang pangkal kemaluanku, menghadapkannya ke memek Rinay yang hangat.
“Udah pas belum?” tanya Cenit, Rinay mengangguk, perlahan Rinay menurunkan pantatnya, maka. Srrluuuup.. batang kemaluanku masuk lagi ke memek Rinay. “Main dari atas enak, lho Rinay! Tekan aja biar lebih kerasa” bisik Cenit agak keras.
Seperti tak peduli kehadiran Cenit di kamar ini, kami mengulangi permainan semalam, tapi kali ini Posisi Rinay ada di atas. Kusuruh gadis itu menegakkan tubuhnya. Ia menurut dan mendorong tubuhnya dengan meletakkan telapak tangannya di dadaku.Sekarang posisinya berubah, aku berbaring sementara Rinay duduk mengangkang di atasku. Alat kelamin kami telah menyatu, ketika ia sudah duduk dengan benar, nampak memeknya seperti sedang mengulum kemaluanku sampai ke pangkalnya. Kelentitnya nampak menonjol dan cairan itu kembali mengalir membasahi jembut-jembut halusnya.
Kami saling pandang sementara masih bersatu, bibir Rinay tersenyum, beberapa kali ia menyibakkan rambutnya yang kusut. Perlahan dia mulai mengayun, gerakanya seperti orang sedang naik kuda. Naik turun berirama.
Semenit aku lupa dengan kehadiran Cenit di sana. ternyata ia berdiri di belakang Rinay, memperhatikan kami yang sedang bercinta dengan gaya seperti itu. Gadis itu menyeringai lebar menampakkan sederetan giginya yang putih bersih.
Kemudian tiba-tiba ia membuka bajunya, menampakkan beha putih dengan buah dada besar di baliknya. Ia pun membuka beha itu, melemparkannya ke sudut kamar, menarik rok panjang, membuka celana dalam sampai akhirnya bugil sama sekali.
Ia pun menyerbu ke arahku, membenamkan wajahku di susunya yang besar dan kenyal, meremas-remas kepalaku dengan jemarinya. Sementara Rinay terus asyik mengayun-ayunkan pantatnya naik turun.Aku memeluk punggung Cenit, mengulum dan mengunyah susunya yang kenyal. Cewek itu mendengus-dengus ketika putting susunya tergigit lembut.
Lama kami bercinta segitiga seperti itu, mungkin ada seperempat jam.
“Kita enak-enakan bareng, Kak.” Bisik Cenit sambil meremas. Aku setuju, dia sudah hampir sampai puncak, aku pun tak tahan dengan ulah Rinay, yang mengocok-ngocok dari atas.
Cenit melepas pelukannya dan naik ke atas ranjang, mendudukkan pantatnya di dadaku mengangkang lebar menampakkan memeknya yang tercukur rapi. Gundukan dagingnya putih mulus dan kemerahan, bibir kemaluannya tebal dan dipenuhi cairan kental dan hangat.
Ia memajukan memeknya sehingga sampai di mulutku. Kemudian mulai menekan ke arah mukaku. “Ahh ayo Kak! Aku udah gak tahan lagi nih.”
Sambil meremas pinggang dan pantatnya aku pun beraksi. Mengganyang habis kue pie lembut dan basah itu. Cenit segera merintih-rintih ingin segera melepas nikmat. Sementar di belakangnya Rinay tiba-tiba mengempot dan menekan ke bawah,. Tubuhnya ambRinay ke depan, menimpa punggung Cenit yang sedang menekan mukaku.
Wajahku semakin tertekan oleh gumpalan memek Cenit, sementara pahanya menggepit kedua pipiku dengan kuatnya. Akkkh aku hampir tidak bisa bernapas. Ya ampun!
“Keluarin bareng, Kak! Aghhh.. ahhh!”
Cenit menekan, Rinay mengempot, dan aku sesak nafas!
Terdengar suara rintihan panjang berbarengan, Cenit dan Rinay sedang dirasuki kenikmatan. Terasa memek Rinay berdenyut-denyut sembari melepaskan cairan kewanitaannya, sementara mulutku semakin basah oleh cairan memek Cenit yang juga berdenyut melepas nikmat.
Kedua tubuh cewek itu lunglai setelah menikmati segalanya. Mereka ambruk berbarengan ke tubuhku. Berat sekali rasanya menahan dua tubuh perempuan sekaligus, montok-montok lagi.
Seperti menyadari hal itu, Cenit dan Rinay pun bangkit, perlahan Cenit turun dari ranjang, sementara Rinay pun perlahan mengangkat pahanya, kedua tangan bertumpu pada dadaku.
Saat itulah kemaluanku keluar dari liang sanggamanya, cleep.. terdengar seperti bunyi plastik lengket yang sedang dibuka. Tampak kemaluanku masih menegang dan basah bergelimang cairan memek Rinay.
Aku terdiam sejenak, tak tahu harus berbuat apa, karena aku belum lagi mencapai puncak gadis-gadis ini sudah menghentikan permainnya, ketika itulah tiba-tiba Liani masuk ke dalam kamar, melihat kepada Rinay dan Cenit yang sedang mengenakan pakaiannya kembali.
Ketika ia mengalihkan pandangannya ke arahku, matanya terpaku menatap kejantananku yang masih berdiri dengan perkasa, merah dan mengkilat bermandikan cairan kemaluan Rinay.
“Kasihkan sama Liani, Kak!” kata Cenit sambil menyempalkan susunya yang montok itu ke balik beha. Wajah Liani semburat memerah. Mungkin dia tadi mendengar lolongan Cenit dan Rinay yang berbarengan menahan geli dan enak. Aku tak tahu apakah dia juga sudah terangsang dan ingin di gelitik nikmat lagi?
Tampaknya iya, ia mengangkat roknya menampakkan kedua paha yang padat dan putih mulus. Sementara Rinay dan Cenit bergegas keluar kamar, meninggalkan kami berdua saja di sana. semerbak wangi harum tubuh Liasni menusuk hidungku. Gadis ini baru selesai mandi.
Liani naik ke ranjang bersiap-siap hendak memasukkan kejantananku ke memeknya yang, ya ampun, ternyata sudah bengkak merekah merah dan basah pula. Tapi siapa tahan menahan tubuhnya yang tinggi montok itu setelah tadi ditindih oleh dua gadis montok sekaligus.
Aku bangkit duduk, mendorong sedikit tubuh Liani, gadis itu seperti kaget. Tapi dia menurut. Kemudian kusuruh ia berdiri dan ini dia aku ingin merasakan sesuatu yang lain.
Kusuruh ia berdiri membelakangiku dan menumpukan tangannya di dipan. Posisinya sekarang menungging di depanku, Liani mengerti, ia mengangkat pantatnya lagi, dari belakang disela-sela bongkahan pantatnya, nampak kemaluannya membelah. Cairan kental menitik-nitik banyak sekali.Meski nafasnya ditahan, aku tahu gemuruh di dadanya sudah sedemikian hebat. Tampak dari buah dadanya yang menggelantung itu bergetar-getar menahan dentaman jantungnya yang meningkat dahsyat.
Aku ingin masuk dari belakang dan kemaluan Liani sudah siap untuk kutusuk dari arah itu. Liani semakin menunggit menampakkan bongkahan pantat dan memek yang merekah. Aku maju menyorongkan kejantananku ke arah belahan nikmat itu. Creepp.. kejantanankupun coba menerobos dan berusaha keras memasuki liang senggama Liani yang terbuka. Tapi gumpalan pantat Liani cukup menahan gerakananku.
Egghh.. aku mencoba lagi dan menekan lebih kuat ke depan. Akhirnya masuk juga. Oh, rasanya seperti dipilin-pilin. Aku menekan lagi kemaluan kami semakin berjalin, tapi bongkahan pantat Liani seolah menahan gerakanku sehingga aku harus menekan agak lebih kuat.
“Emhh.” rintih Liani tertahan. “Tekan , Bang. Emmghhh”
Aku bergerak maju mundur dan menekan-nekan, sekujur batang kemaluanku rasanya seperti dicengkram. Sambil agak membungkuk aku mencoba meraih buah dada Liani, meremas keduanya dari belakang. Hangat besar dan sangat kenyal. Putingnya kuputar-putar dengan dua ujung jari. Membuat gadis itu menggelinjang hebat dan semakin mengangkat pantatnya tinggi-tinggi agar kejantananku masuk lebih dalam.
Tubuh kami semakin berkeringat ketika rasa enak itu semakin memuncak. Aku pun menekan dan menggosok-gosok lagi dinding memek Liani yang merapat. Agak sulit main dari belakang, tapi kami menikmatinya. Beberapa manit kami menikmati permainan itu. Tubuh Liani maju mundur tertekan oleh gerakan tubuhku.
Ketika sedang asyik tiba-tiba gorden kamar kembali terkuak. Sosok tubuh Rinay masuk berkelebat, seperti tak memperhatikan kami gadis itu menuju ke ujung dipan, ternyata celana dalamnya ketinggalan di sana.
Kami tak mempedulikan kehadirannya dan terus saling menekan. Aku menekan ke depan sementara Liani menekan ke belakang. Kemaluan kami sudah begitu menyatu erat bermandikan cairan kental. Tubuh kami pun menegang dan basah oleh keringat yang membanjir. Rasa nikmat semakin meningkat, semakin lama semakin hebat“Aghhhhhhh” aku menggeram menahan rasa. Denyutan-denyutan penuh rasa nikmat menyerang kemaluanku. Liani merintih tak kalah dahsyat bahkan lebih hebat dari erangan Cenit dan Rinay berbarengan.
“Bang agh! Enak banget,oh Aku gak tahan lagi!”
Samar kulihat Rinay mengenakan celana dalamnya. Ketika itu pula aku dan Liani saling menekan hebat menahannya dan merasakan detik-detik penuh kenikmatan. Nafas Liani melenguh-lenguh, keringat bercucuran dari sekujur tubuhnya. Memeknya menyempit dan srrr.. keluar banjir yang hebat. Tubuhnya bergetar menahan rasa geli yang luar biasa. Aku pun menekan semakin dalam.
Mmhhh berkali-kali kemaluanku seperti meledak dalam cengkraman memek Liani. Berkali-kali pula lipatan kemaluan gadis itu menyempit dan menggenggam kemaluanku kuat-kuat ketika ia pun melepas nikmat di pagi nan cerah itu.
Rinay mendehem kecil ketika kami menyudahi permainan itu dengan rasa puas. Liani menjatuhkan tubuhnya yang basah oleh titik keringat di dipan, menelentang dengan nafas masih terengah-engah. Bibir kemaluannya nampak membengkak, merah dan berkilat penuh dengan lendir. Rinay pun diam-diam keluar dari kamar, di dekat pintu ia menyibakkan rambut ikalnya, menjeling ke arahku, setelah itu ia pun berlalu.Baca Juga : -

Ngentot Dengan Anak Adikku
-

Mbak Anna yang Seksi
Namaku Andi mahasiswa di sebuah universitas terkenal di Surakarta. Di kampungku sebuah desa di pinggiran kota Sragen ada seorang gadis, Ana namanya. Ana merupakan gadis yang cantik, berkulit kuning dengan body yang padat didukung postur tubuh yang tinggi membuat semua kaum Adam menelan ludah dibuatnya. Begitu juga dengan aku yang secara diam-diam menaruh hati padanya walaupun umurku 5 tahun dibawahnya, tapi rasa ingin memiliki dan nafsuku lebih besar dari pada mengingat selisih umur kami. Kebetulan rumah Mbak Ana tepat berada di samping rumahku dan rumah itu kiranya tidak mempunyai kamar mandi di dalamnya, melainkan bilik kecil yang ada di luar rumah. Kamar Mbak Ana berada di samping kanan rumahku, dengan sebuah jendela kaca gelap ukuran sedang. Kebiasaan Mbak Ana jika tidur lampu dalam rumahnya tetap menyala, itu kuketahui karena kebiasaan burukku yang suka mengintip orang tidur, aku sangat terangsang jika melihat Mbak Ana sedang tidur dan akhirnya aku melakukan onani di depan jendela kamar Mbak Ana.
Ketika itu aku pulang dari kuliah lewat belakang rumah karena sebelumnya aku membeli rokok Sampurna A Mild di warung yang berada di belakang rumahku. Saat aku melewati bilik Mbak Ana, aku melihat sosok tubuh yang sangat kukenal yang hanya terbungkus handuk putih bersih, tak lain adalah Mbak Ana, dan aku menyapanya, “Mau mandi Mbak,” sambil menahan perasaan yang tak menentu. “Iya Ndik, mau ikutan..” jawabnya dengan senyum lebar, aku hanya tertawa menanggapi candanya. Terbersit niat jahat di hatiku, perasaanku menerawang jauh membanyangkan tubuh Mbak Ana bila tidak tertutup sehelai benangpun.

Niat itupun kulakukan walau dengan tubuh gemetar dan detak jantung yang memburu, kebetulan waktu itu keadaan sunyi dengan keremangan sore membuatku lebih leluasa. Kemudian aku mempelajari situasi di sekitar bilik tempat Mbak Ana mandi, setelah memperkirakan keadaan aman aku mulai beroperasi dan mengendap-endap mendekati bilik itu. Dengan detak jantung yang memburu aku mencari tempat yang strategis untuk mengintip Mbak Ana mandi dan dengan mudah aku menemukan sebuah lubang yang cukup besar seukuran dua jari. Dari lubang itu aku cukup leluasa menikmati kemolekan dan keindahan tubuh Mbak Ana dan seketika itu juga detak jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya, tubuhku gemetar hingga kakiku terasa tidak dapat menahan berat badanku. Kulihat tubuh yang begitu sintal dan padat dengan kulit yang bersih mulus begitu merangsang setiap nafsu lelaki yang melihatnya, apalagi sepasang panyudara dengan ukuran yang begitu menggairahkan, kuning langsat dengan puting yang coklat tegak menantang setiap lelaki.
Kemudian kupelototi tubuhnya dari atas ke bawah tanpa terlewat semilipun. Tepat di antara kedua kaki yang jenjang itu ada segumpal rambut yang lebat dan hitam, begitu indah dan saat itu tanpa sadar aku mulai menurunkan reitsletingku dan memegangi kemaluanku, aku mulai membayangkan seandainya aku dapat menyetubuhi tubuh Mbak Ana yang begitu merangsang birahiku. Terasa darahku mengalir dengan cepat dan dengusan nafasku semakin memburu tatkala aku merasakan kemaluanku begitu keras dan berdenyut-denyut. Aku mempercepat gerakan tanganku mengocok kemaluanku, tanpa sadar aku mendesah hingga mengusik keasyikan Mbak Ana mandi dan aku begitu terkejut juga takut ketika melihat Mbak Ana melirik lubang tempatku mengintipnya mandi sambil berkata, “Ndik ngintip yaaa…” Seketika itu juga nafsuku hilang entah kemana berganti dengan rasa takut dan malu yang luar biasa. Kemudian aku istirahat dan mengisap rokok Mild yang kubeli sebelum pulang ke rumah, kemudian kulanjutkan kegiatanku yang terhenti sesaat.
Setelah aku mulai beraksi lagi, aku terkejut untuk kedua kalinya, seakan-akan Mbak Ana tahu akan kehadiranku lagi. Ia sengaja memamerkan keindahan tubuhnya dengan meliuk-liukkan tubuhnya dan meremas-remas payudaranya yang begitu indah dan ia mendesah-desah kenikmatan. Disaat itu juga aku mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya kuat-kuat. Melihat permainan yang di perlihatkan Mbak Ana, aku sangat terangsang ingin rasanya aku menerobos masuk bilik itu tapi ada rasa takut dan malu. Terpaksa aku hanya bisa melihat dari lubangtempatku mengintip.
Kemudian Mbak Ana mulai meraba-raba seluruh tubuhnya dengan tangannya yang halus disertai goyangan-goyangan pinggul, tangan kanannya berhenti tepat di liang kewanitaannya dan mulai mengusap-usap bibir kemaluannya sendiri sambil tangannya yang lain di masukkan ke bibirnya. Kemudian jemari tangannya mulai dipermainkan di atas kemaluannya yang begitu menantang dengan posisi salah satu kaki diangkat di atas bak mandi, pose yang sangat merangsang kelelakianku. Aku merasa ada sesuatu yang mendesak keluar di kemaluanku dan akhirnya sambil mendesah lirih, “Aahhkkkhh…” aku mengalami puncak kepuasan dengan melakukan onani sambil melihat Mbak Ana masturbasi. Beberapa saat kemudian aku juga mendengar Mbak Ana mendesah lirih, “Oohhh.. aaahh..” dia juga mencapai puncak kenikmatannya dan akhirnya aku meninggalkan tempat itu dengan perasaan puas.
Di suatu sore aku berpapasan dengan Mbak Ana.
“Sini Ndik,” ajaknya untuk mendekat, aku hanya mengikuti kemauannya, terbersit perasaan aneh dalam benakku.
“Mau kemana sore-sore gini,” tanyanya kemudian.
“Mau keluar Mbak, beli rokok..” jawabku sekenanya.
“Di sini aja temani Mbak Ana ngobrol, Mbak Ana kesepian nih..” ajak Mbak Ana.
Dengan perlahan aku mengambil tempat persis di depan Mbak Ana, dengan niat agar aku leluasa memandangi paha mulus milik Mbak Ana yang kebetulan cuma memakai rok mini diatas lutut.
“Emangnya pada kemana, Mbak..” aku mulai menyelidik.
“Bapak sama Ibu pergi ke rumah nenek,” jawabnya sambil tersenyum curiga.
“Emang ada acara apa Mbak,” tanyaku lagi sambil melirik paha yang halus mulus itu ketika rok mini itu semakin tertarik ke atas.
Sambil tersenyum manis ia menjawab, “Nenek sedang sakit Ndik, yaa… jadi aku harus nunggu rumah sendiri.”
Aku hanya manggut-manggut.
“Eh… Ndik ke dalam yuk, di luar banyak angin,” katanya.
“Mbak punya CD bagus lho,” katanya lagi.Tanpa menunggu persetujuanku ia langsung masuk ke dalam, menuju TV yang di atasnya ada
VCD player dan aku hanya mengikutinya dari belakang, basa-basi aku bertanya, “Filmnya apa Mbak..”
Sambil menyalakan VCD, Mbak Ana menjawab, “Titanic Ndik, udah pernah nonton.”
Aku berbohong menjawab, “Belum Mbak, filmnya bagus ya..”
Mbak Ana hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku.Setelah film terputar, tanpa sadar aku tertidur hingga larut malam dan entah mengapa Mbak Ana juga tidak membangunkanku. Aku melihat arloji yang tergantung di dinding tembok di atas TV menandakan tepat jam 10 malam. Aku menebarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang nampak sepi dan tak kutemui Mbak Ana. Pikiranku mulai dirasuki pikiran-pikiran yang buruk dan pikirku sekalian tidur disini aja. Memang aku sering tidur di rumah teman dan orang tuaku sudah hafal dengan kebiasaanku, akupun tidak mencemaskan jika orang tuaku mencariku. Waktu berlalu, mataku pun tidak bisa terpejam karena pikiran dan perasaanku mulai kacau, pikiran- pikiran sesat telah mendominasi sebagian akal sehatku dan terbersit niat untuk masuk ke kamar Mbak Ana. Aku terkejut dan nafasku memburu, jantungku berdetak kencang ketika melihat pintu kamar Mbak Ana terbuka lebar dan di atas tempat tidur tergolek sosok tubuh yang indah dengan posisi terlentang dengan kaki ditekuk ke atas setengah lutut hingga kelihatan sepasang paha yang gempal dan di tengah selakangan itu terlihat dengan jelas CD yang berwarna putih berkembang terlihat ada gundukan yang seakan-akan penuh dengan isi hingga mau keluar.
Nafsu dan darah lelakiku tidak tertahan lagi, kuberanikan mendekati tubuh yang hanya dibungkus dengan kain tipis dan dengan perlahan kusentuh paha yang putih itu, kuusap dari bawah sampai ke atas dan aku terkejut ketika ada gerakan pada tubuh Mbak Ana dan aku bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Sesaat kemudian aku kembali keluar melihat keadaan dan posisi tidur Mbak Ana yang menambah darah lelakiku berdesir hebat, dengan posisi kaki mengangkang terbuka lebar seakan-akan menantang supaya segera dimasuki kemaluan laki-laki.
Aku semakin berani dan mulai naik ke atas tempat tidur, tanpa pikir panjang aku mulai menjilati kedua kaki Mbak Ana dari bawah sampai ke belahan paha tanpa terlewat semilipun. Seketika itu juga ia menggelinjang kenikmatan dan aku sudah tidak mempedulikan rasa takut dan malu terhadap Mbak Ana. Sampai di selangkangan, aku merasa kepalaku dibelai kedua tangan yang halus dan akupun tidak menghiraukan kedua tangan itu. Lama-kelamaan tangan itu semakin kuat menekan kepalaku lebih masuk lagi ke dalam kemaluan Mbak Ana yang masih terbukus CD putih itu. Dia menggoyang-goyangkan pantatnya, tanpa pikir panjang aku menjilati bibir kemaluannya hingga CD yang semula kering menjadi basah terkena cairan yang keluar dari dalam liang kewanitaan Mbak Ana dan bercampur dengan air liurku.

Aku mulai menyibak penutup liang kewanitaan dan menjilati bibir kemaluan Mbak Ana yang memerah dan mulai berlendir hingga Mbak Ana terbangun dan tersentak. Secara refleks dia menampar wajahku dua kali dan mendorong tubuhku kuat-kuat hingga aku tersungkur ke belakang dan setelah sadar ia berteriak tidak terlalu keras, “Ndik kamu ngapaiiin…” dengan gemetar dan perasaan yang bercampur aduk antara malu dan takut, “Maafkan aku Mbak, aku lepas kontrol,” dengan terbata-bata dan aku meninggalkan kamar itu. Dengan perasaan berat aku menghempaskan pantatku ke sofa biru yang lusuh. Sesaat kemudian Mbak Ana menghampiriku, dengan tergagap aku mengulangi permintaan maafku, “Ma..ma..afkan… aku Mbak..” Mbak Ana cuma diam entah apa yang dipikirkan dan dia duduk tepat di sampingku. Beberapa saat keheningan menyelimuti kami berdua dan kamipun disibukkan dengan pikiran kami masing-masing sampai tertidur.
Pagi itu aku bangun, kulihat Mbak Ana sudah tidak ada lagi di sisiku dan sesaat kemudian hidungku memcium aroma yang memaksa perutku mengeluarkan gemuruh yang hebat. Mbak Ana memang ahli dibidang masak. Tiba-tiba aku mendengar bisikan yang merdu memanggil namaku, “Ndik ayo makan dulu, Mbak udah siapin sarapan nih,” dengan nada lembut yang seolah-olah tadi malam tidak ada kejadian apa-apa. “Iya Mbak, aku cuci muka dulu,” aku menjawab dengan malas.
Sesaat kemudian kami telah melahap hidangan buatan Mbak Ana yang ada di atas meja, begitu lezatnya masakan itu hingga tidak ada yang tersisa, semua kuhabiskan. Setelah itu seperti biasa, aku menyalakan rokok Mild kesayanganku, “Ndik maafkan Mbak tadi malam ya,” Mbak Ana memecah keheningan yang kami ciptakan.
“Harusnya aku tidak berlaku kasar padamu Ndik,” tambahnya.
Aku jadi bingung dan menduga-duga apa maksud Mbak Ana, kemudian akupun menjawab,
“Seharusnya aku yang meminta maaf pada Mbak, aku yang salah,” kataku dengan menundukkan kepala.
“Tidak Ndik.. aku yang salah, aku terlalu kasar kepadamu,” bisik Mbak Ana.
Akupun mulai bisa menangkap kemana arah perkataan Mbak Ana.
“Kok bisa gitu Mbak, kan aku yang salah,” tanyaku memancing.
“Nggak Ndik.. aku yang salah,” katanya dengan tenang, “Karena aku teledor, tapi nggak pa-pa kok Ndik.”
Aku terkejut mendengar jawaban itu.“Ndik, Mbak Ana nanya boleh nggak,” bisik Mbak Ana mesra.
Dengan senyum mengembang aku menjawab, “Kenapa tidak Mbak.”
Dengan ragu-ragu Mbak Ana melanjutkan kata-katanya, “Kamu udah punya pacar Ndik..” suara itu pelan sekali lebih mirip dengan bisikan.
“Dulu sih udah Mbak tapi sekarang udah bubaran.” Kulihat ada perubahan di wajah Mbak Ana.
“Kenapa Ndik,” dan akupun mulai bercerita tentang hubunganku dengan Maria teman SMP-ku dulu yang lari dengan laki-laki lain beberapa bulan yang lalu, Mbak Ana pun mendengarkan dengan sesekali memotong ceritaku.“Kalo Mbak Ana udah punya cowok belum,” tanyaku dengan berharap.
“Belum tuh Ndik, lagian siapa yang mau sama perawan tua seperti aku ini,” jawabnya dengan raut wajah yang diselimuti mendung.
“Kamu nggak cari pacar lagi Ndik,” sambung Mbak Ana.
Dengan mendengus pelan aku menjawab, “Aku takut kejadian itu terulang, takut kehilangan lagi.”
Dengan senyum yang manis dia mendekatiku dan membelai rambutku dengan mesra, “Kasian kamu Andi..” lalu Mbak Ana mencium keningku dengan lembut, aku merasa ada sepasang benda yang lembut dan hangat menempel di punggungku. Sesaat kemudian perasaanku melayang entah kemana, ada getaran asing yang belum pernah kurasakan selama ini.“Ndik boleh Mbak jadi pengganti Maria,” bisik Mbak Ana mesra.
Aku bingung, perasaanku berkecamuk antara senang dan takut, “Andik takut Mbak,” jawabku lirih.
“Mbak nggak akan meninggalkanmu Ndik, percayalah,” dengan kecupan yang lembut.
“Bener Mbak, Mbak Ana berani sumpah tidak akan meninggalkan Andik,” bisikku spontan karena gembira.
Mbak Ana mengangguk dengan senyumnya yang manis, kamipun berpelukan erat seakan-akan tidak akan terpisahkan lagi.Setelah itu kami nonton Film yang banyak adegan romantis yang secara tidak sadar membuat kami berpelukan, yang membuat kemaluanku berdiri. Entah disengaja atau tidak, kemudian Mbak Ana mulai merebahkan kepalanya di pangkuanku dan aku berusaha menahan nafsuku sekuat mungkin tapi mungkin Mbak Ana mulai menyadarinya.
“Ndik kok kamu gerak terus sih capek ya.”
Dengan tersipu malu aku menjawab, “Eh… nggak Mbak, malah Andik suka kok.”
Mbak Ana tersenyum, “Tapi kok gerak-gerak terus Ndik..”
Aku mulai kebingungan, “Eh.. anu kok.”
Mbak Anak menyahut, “Apaan Ndik, bikin penasaran aja.”Kemudian Mbak Ana bangun dari pangkuanku dan mulai memeriksa apa yang bergerak di bawah kepalanya dan iapun tersenyum manis sambil tertawa, “Hii.. hii.. ini to tadi yang bergerak,” tanpa canggung lagi Mbak Ana membelai benda yang sejak tadi bergerak-gerak di dalam celanaku dan aku semakin tidak bisa menahan nafsu yang bergelora di dalam dadaku. Kuberanikan diri, tanganku membelai wajahnya yang cantik dan Mbak Ana seperti menikmati belaianku hingga matanya terpejam dan bibirnya yang sensual itu terbuka sedikit seperti menanti kecupan dari seorang laki-laki. Tanpa pikir panjang, kusentuhkan bibirku ke bibir Mbak Ana dan aku mulai melumat habis bibir yang merah merekah dan kami saling melumat bibir. Aku begitu terkejut ketika Mbak Ana memainkan lidahnya di dalam mulutku dan sepertinya lidahku ditarik ke dalam mulutnya, kemudian tangan kiri Mbak Ana memegang tanganku dan dibimbingnya ke belahan dadanya yang membusung dan tangan yang lain sedari tadi asyik memainkan kemaluanku. Akupun mulai berani meremas-remas buah dadanya dan Mbak Anapun menggelinjang kenikmatan, “Te..rus… Ndik aaahh…” Kemudian dengan tangan yang satunya lagi kuelus dengan lembut paha putih mulus Mbak Ana, semakin lama semakin ke atas.

Tiba-tiba aku dikejutkan tangan Mbak Ana yang semula ada di luar celana dan sekarang sudah mulai berani membuka reitsletingku dan menerobos masuk meremas-remas buah zakarku sambil berkata, “Sayang.. punyamu besar juga ya..” Akupun mulai berani mempermainkan kemaluan Mbak Ana yang masih terbungkus CD dan iapun semakin menggeliat seperti cacing kepanasan, “Aaahh lepas aja Ndik..” Sesaat kemudian CD yang melindungi bagian vital Mbak Ana sudah terhempas di lantai dan akupun mulai mempermainkan daging yang ada di dalam liang senggama Mbak Ana. “Aaahhh enak, enak Ndik masukkan aja Ndik,” jariku mulai masuk lebih dalam lagi, ternyata Mbak Ana sudah tidak perawan lagi, miliknya sudah agak longgar dan jariku begitu mudahnya masuk ke liang kewanitaannya.
Satu demi satu pakaian kami terhempas ke lantai sampai tubuh kami berdua polos tanpa selembar benang pun. Mbak Ana langsung memegang batang kemaluanku yang sudah membesar dan tegak berdiri, kemudian langsung diremas-remas dan diciumnya. Aku hanya bisa memejamkan mata merasakan kenikmatan yang diberikan Mbak Ana saat bibir yang lembut itu mengecup batang kemaluanku hingga basah oleh air liurnya yang hangat. Lalu lidah yang hangat itu menjilati hingga menimbulkan kenikmatan yang tak dapat digambarkan. Tidak puas menjilati batang kemaluanku, Mbak Ana memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya yang sensual itu hingga amblas separuhnya, secara refleks kugoyangkan pantatku maju mundur dengan pelan sambil memegangi rambut Mbak Ana yang hitam dan lembut yang menambah gairah seksualku dan aroma harum yang membuatku semakin terangsang.
Setelah puas, Mbak Ana menghempaskan pantatnya di sofa. Akupun paham dan dengan posisi kaki Mbak Ana mengangkang menginjak kedua pundakku, aku langsung mencium paha yang jenjang dari bawah sampai ke atas. Mbak Ana menggelinjang keenakan, “Aaahhh…” desahan kenikmatan yang membuatku tambah bernafsu dan langsung bibir kemaluannya yang merah merekah itu kujilati sampai basah oleh air liur dan cairan yang keluar dari liang kenikmatan Mbak Ana.
Mataku terbelalak saat melihat di sekitar bibir kenikmatan itu ditumbuhi bebuluan yang halus dan lebat seperti rawa yang di tengahnya ada pulau merah merekah. Tanganku mulai beraksi menyibak kelebatan bebuluan yang tumbuh di pinggir liang kewanitaan, begitu indah dan merangsangnya liang sorga Mbak Ana ketika klitoris yang memerah menjulur keluar dan langsung kujilati hingga Mbak Ana meronta-ronta kenikmatan dan tangan Mbak Ana memegangi kepalaku serta mendorong lebih ke dalam kedua pangkal pahanya sambil menggoyanggoyangkan pinggulnya hingga aku kesulitan bernafas. Tanganku yang satunya meremas-remas dan memelintir puting susu yang sudah mengeras hingga menambah kenikmatan bagi Mbak Ana.
“Ndik.. udah… aaahhh, masukin.. ajaaa.. ooohh…” aku langsung berdiri dan siap-siap memasukkan batang kemaluanku ke lubang senggama Mbak Ana. Begitu menantang posisi Mbak Ana dengan kedua kaki mengangkang hingga kemaluannya yang merah mengkilat dan klitorisnya yang menonjol membuatku lebih bernafsu untuk meniduri tubuh Mbak Ana yang seksi dan mulus itu. Perlahan namun pasti, batang kemaluanku yang basah dan tegak kumasukkan ke dalam liang kewanitaan yang telah menganga menantikan kenikmatan sorgawi. Setelah batang kemaluanku terbenam kami secara bersamaan melenguh kenikmatan, “Aaahh…” dan mulai kugoyangkan perlahan pinggulku maju mundur, bagaikan terbang ke angkasa kenikmatan tiada tara kami reguk bersama. Bibir kamipun mulai saling memagut dan lidah Mbak Ana mulai bermain-main di dinding rongga mulutku, begitu nikmat dan hanggat. Liang senggama Mbak Ana yang sudah penuh dengan lendir kenikmatan itupun mulai menimbulkan suara yang dapat meningkatkan gairah seks kami berdua. Tubuh kamipun bermandikan keringat.
Tiba-tiba terdengar teriakan memanggil Mbak Ana. “Aaaan… Anaaa..” Kami begitu terkejut, bingung dan grogi dengan bergegas kami memungut pakaian yang berserakan di lantai dan memakainya. Tanpa sadar kami salah ambil celana dalam, aku memakai CD Mbak Ana dan Mbak Ana juga memakai CD-ku. Kemudian aku keluar dari pintu belakang dan Mbak Ana membukakan pintu untuk bapak dan ibunya.
Keesokan harinya aku baru berniat mengembalikan CD milik Mbak Ana dan mengambil CD-ku yang kemarin tertukar. Aku berjalan melewati lorong sempit diantara rumahku dan rumah Mbak Ana. Kulihat Mbak Ana sedang mencuci pakaian di dekat sumur belakang rumahku. Setelah keadaan aman, aku mendekati Mbak Ana yang asyik mencuci pakaian termasuk CD-ku yang kemarin tertukar. Sambil menghisap rokok sampurna A Mild, “Mbak nih CD-nya yang kemarin tertukar,” sambil duduk di bibir sumur, sekilas kami bertatap muka dan meledaklah tawa kami bersamaan, “Haa.. Haaaa…” mengingat kejadian kemarin yang sangat menggelikan. Setelah tawa kami mereda, aku membuka percakapan, “Mbak kapan main lagi, kan kemarin belum puas.” Dengan senyum yang manis, “Kamu mau lagi Ndik, sekarang juga boleh..” Aku jadi terangsang sewaktu posisi Mbak Ana membungkuk dengan mengenakan daster tidur dan dijinjing hinggga di atas lutut. “Emang ibu Mbak Ana sudah berangkat ke sawah, Mbak,” sambil menempelkan kemaluanku yang mulai mengeras ke pantat Mbak Ana. “Eh…eh jangan disini Ndik, entar diliat orang kan bisa runyam.”
Kemudian Mbak Ana mengajakku masuk ke kamar mandi, sesaat kemudian di dalam kamar mandi kami sudah berpelukan dan seperti kesetanan aku langsung menciumi dan menjilati leher Mbak Ana yang putih bersih. “Ohhh nggak sabaran baget sih Ndik,” sambil melenguh Mbak Ana berbisik lirih. “Kan kemaren terganggu Mbak.” Setelah puas mencium leher aku mulai mencium bibir Mbak Ana yang merah merekah, tanganku pun mulai meremas-remas kedua bukit yang mulai merekah dan tangan yang satunya lagi beroperasi di bagian kemaluan Mbak Ana yang masih terbungkus CD yang halus dan tangan Mbak Ana pun mulai menyusup di dalam celanaku, memainkan batang kemaluanku yang mulai tegak dan berdenyut.
Sesaat kemudian pakaian kami mulai tercecer di lantai kamar mandi hingga tubuh kami polos tanpa sehelai benangpun. Tubuh Mbak Ana yang begitu seksi dan menggairahkan itu mulai kujilati mulai dari bibir turun ke leher dan berhenti tepat di tengah kedua buah dada yang ranum dengan ukuran yang cukup besar. Kemudian sambil meremas-remas belahan dada yang kiri puting susu yang kecoklatan itu kujilati hingga tegak dan keras. “Uhhh.. ahhh.. terus Ndik,” Mbak Ana melenguh kenikmatan ketika puting susu yang mengeras itu kugigit dan kupelintir menggunakan gigi depanku. “Aaahhh.. enak Mbak..” Mbak Anapun mengocok dan meremas batang kemaluanku hingga berdenyut hebat.
Kemudian aku duduk di bibir bak mandi dan Mbak Ana mulai memainkan batang kemaluanku dengan cara mengocoknya. “Ahhh.. uhhhhh..” tangan yang halus itu kemudian meremas buah zakarku dengan lembut dan bibirnya mulai menjilati batang kemaluanku. Terasa nikmat dan hangat ketika lidah Mbak Ana menyentuh lubang kencing dan memasukkan air liurnya ke dalamnya. Setelah puas menjilati, bibir Mbak Ana mulai mengulum hingga batang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya. “Aahhh… uuuhhff…” lidah Mbak Ana menjilat kemaluanku di dalam mulutnya, kedua tanganku memegangi rambut yang lembut dan harum yang menambah gairah sekaligus menekan kepala Mbak Ana supaya lebih dalam lagi hingga batang kemaluanku masuk ke mulutnya.
“Gantian dong Ndik,” Mbak Ana mengiba memintaku bergantian memberi kenikmatan kepadanya. Kemudian aku memainkan kedua puting susu Mbak Ana, mulutku mulai bergerak ke bawah menuju selakangan yang banyak ditumbuhi bebuluan yang halus dan lebat. Mbak Anapun tanpa dikomando langsung mengangkangkan kedua kakinya hingga kemaluannya yang begitu indah merangsang setiap birahi laki-laki itu kelihatan dan klitorisnya yang kemerahan menonjol keluar, akupun menjilati klitoris yang kemerahan itu hingga berlendir dan membasahi bibir kemaluan Mbak Ana. “Aaahhh… aaahh… terus… enak..” Mbak Ana menggelinjang hebat dengan memegangi kepalaku, kedua tangannya menekan lebih ke dalam lagi.
Setelah liang kenikmatan bak Ana mulai basah dengan cairan yang mengkilat dan bercampur dengan air liur, kemudian aku memasukkan kedua jariku ke dalam liang kewanitaan Mbak Ana dan kumainkan maju mundur hingga Mbak Ana menggelinjang hebat dan tidak tahan lagi. “Ndik.. ooohh.. ufff cepetan masukin aja..” Dengan posisi berdiri dan sebelah kaki dinaikkan ke atas bibir bak mandi, Mbak Ana mulai menyuruh memasukkan batang kemaluanku ke liang senggamanya yang sejak tadi menunggu hujaman kemaluanku. Kemudian aku memegang batang kemaluanku dan mulai memasukkan ke liang kewanitaan Mbak Ana. “Aahhh…” kami bersamaan merintih kenikmatan, perlahan kuayunkan pinggulku maju mundur dan Mbak Ana mengikuti dengan memutar-mutar pinggulnya yang mengakibatkan batang kemaluanku seperti disedot dan diremas daging hidup hingga menimbulkan kenikmatan yang tiada tara. Kemudian kuciumi bibir Mbak Ana dan kuremas buah dadanya yang montok hingga Mbak Ana memejamkan matanya menahan kenikmatan. “Ahhh… uhhh…” Mbak Ana melenguh dan berbisik, “Lebih kenceng lagi Ndik.” Kemudian aku lebih mempercepat gerakan pantatku hingga menimbulkan suara becek, “Jreb.. crak.. jreb.. jreb…” suara yang menambah gairah dalam bermain seks hingga kami bermandikan keringat.
Setelah bosan dengan posisi seperti itu, Mbak Ana mengubah posisi dengan membungkuk, tangannya berpegangan pada bibir bak mandi kemudian aku memasukkan batang kemaluanku dari belakang. Terasa nikmat sekali ketika batang kemaluanku masuk ke liang senggama Mbak Ana. Terasa lebih sempit dan terganjal pinggul yang empuk. Kemudian tanganku memegangi leher Mbak Ana dan tangan yang lain meremas puting susunya yang bergelantungan. “Uuuhhh… ahhh enak Ndik,” dan aku semakin mempercepat gerakan pantatku. “Uuuhhh.. uuuhhh Ndik, Mbak mau keluar,” akupun merasakan dinding kemaluan Mbak Ana mulai menegang dan berdenyut begitu juga batang kemaluanku mulai berdenyut hebat. “Uuuhhhk.. aahh.. aku juga Mbak..” Kemudian tubuh Mbak Ana mengejang dan mempercepat goyangan pinggulnya lalu sesaat kemudian dia mencapai orgasme, “Aaahh… uuuhh…” Terasa cairan hangat membasahi batang kemaluanku dan suara decakan itupun semakin membecek “Jreeb… crak… jreb..” Akupun tak tahan lagi merasakan segumpalan sesuatu akan keluar dari lubang kencingku. “Aaahhh… ooohhh… Mbak Anaaa…” Terasa tulang-tulangku lepas semua, begitu capek. Akupun tetap berada di atas tubuh sintal Mbak Ana. Kemudian kukecup leher dan mulut Mbak Ana, “Makasih Mbak, Mbak Ana memang hebat..” Mbak Anapun cuma tersenyum manis.
-

Foto Bugil Cewek Jepang Bodi Langsing
Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia yang berjejer dibawah ini
-

Foto Nakal Chatrine Fernandes Yang Hot Banget!!!
Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Barat seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.
-

SLUTTY SCHOOL GIRLS
-

Sexy Japanese Gravure Idol
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-
begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model
asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
materi baru! -

Foto Bugil Hot Aino Hakamura Pamer Bulu Lebat nya
Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.
-

Kisah Memek Ayah merenggut Perawanku
Cerita Seks Terbaru – Sebelumnya saya perkenalkan nama saya Nadya (bukan nama sebenarnya). Saya sebelumnya wanita baik-baik yang belum pernah mengenal sex sebelumnya. Saya mengalamai pengalaman sex pertama saya dengan seorang laki-laki yang sebelumnya saya sangat respek padanya, laki-laki itu adalah papa saya sendiri. Papa mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu senang sekali bermabuk-mabukan dan membawa wanita jalanan ke rumah ketika mama sedang mengurusi bisnisnya ke luar negeri. Papa dulunya seorang businessman yang sangat sukses yang bergerak di bidang jasa perbaikan kendaraan, bahkan bengkel papa sebelumnya sangat terkenal di negeri ini karena kekhususannya mengurusi mobil-mobil mewah.

Dulu papa sangat perhatian dan sangat sayang kepada kami, sampai akhirnya ketika krismon melanda negeri ini, kelakuan papa berubah 180 derajat, mulai dari bermabuk-mabukan sampai bercinta dengan wanita jalanan di rumah kami sendiri. Dua tahun telah berlalu setelah krismon, bisnis papa semakin terpuruk, sehingga kami terpaksa mengadu nasib di negeri kangguru. Kami tidak tahu kelakuan papa selanjutnya, karena papa tinggal sendirian di rumah di Jakarta dengan seorang pembantu laki-laki. Sampai akhirnya ketika saya dan adik saya Dania (bukan nama sebenarnya) pulang liburan ke Jakarta pada tahun 2002.
Ketika itu, papa memintaku untuk magang di bengkelnya. Seperti kondisi sebelumnya, memang sedikit sekali pelanggan yang datang ke bengkel papa, sehingga terlihat sangat sepi. Pada suatu hari saya mendapati papa sedang mabuk di ruangan kerjanya. Ketika itu aku menghampiri papa untuk menegurnya. Entah kenapa tiba-tiba papa menarikku dan mencumbuiku dengan paksa. Dia memaksakan memasukkan lidahnya ke mulutku sambil tangan kanannya meremas pantatku dan tangan kirinya meremas payudaraku. Aku sudah berusaha untuk mengelak darinya, tapi ternyata tenaga papa lebih besar dari tenagaku. Entah kenapa tiba-tiba ada suatu rasa yang nikmat yang menjalar di sekujur tubuhku, dan payudaraku terasa mulai mengeras. Papa mulai memainkan lidahnya di dalam mulutku, dan secara reflect lidahku membalasnya.
Aku merasakan celana dalamku mulai basah, dan aku sepertinya mulai terangsang oleh cumbuan papa. Peristiwa itu berlangsung selama 8 menit. Tiba-tiba papa melepas pagutan bibirnya dari bibirku, dan sepertinya dia mulai tersadar dari mabuknya. Papa mendorong tubuhku dan meminta maaf sambil menitikkan matanya penuh penyesalan. Setelah itu saya segera pulang dengan mobilku sendiri, sedangkan papa masih harus melanjutkan pekerjaannya. Selama dalam perjalanan pulang, saya menangis karena masih terbayang dengan perbuatan papa tadi. Perasaan benci, kecewa, tapi bercampur dengan rasa nikmat yang sebelumnya tidak pernah saya rasakan. Ketika sampai di rumah, saya mendapati celana dalam saya masih basah, dan saya langsung masuk ke kamar mandi untuk menghilangkan rasa jijik saya. Ketika saya mandi, saya masih membayangkan perbuatan papa tadi, sampai secara tidak sadar, saya meremas payudara saya.
Saya mulai merasakan nikmat yang luar biasa, bercampur dengan guyuran shower yang mengalir di sekujur tubuhku. Siraman air shower terasa nikmat sekali di memek saya, dan secara tidak sadar, saya mulai mengelus memek saya. Perasaan nikmat semakin menjadi-jadi sampai akhirnya seluruh tubuhku mulai mengejang dengan hebatnya, dan cairan hangat keluar dari memek saya. Setelah itu tubuh saya terasa lemas, dan akhirnya saya tertidur pulas setelah selesai mandi. Keesokan paginya waktu saya sedang sarapan, papa kembali meminta maaf kepadaku, tetapi aku bingung menyikapinya, karena di lain sisi aku menginginkan kejadian kemarin terulang kembali. Setelah itu papa berangkat ke kantor dan saya mengantarkan adik saya ke rumah temannya.

Selama di kantor, segala sesuatu berjalan seperti biasa, sampai ketika saya hendak pulang, mobil saya tidak bisa dihidupkan, dan mekanik anak buah papa tidak sanggup menyelesaikannya hari itu juga. Akhirnya saya ke ruangan papa untuk mengajak pulang bareng. Ternyata seperti biasa papa sedang mabuk-mabukan lagi. Walaupun sedang mabuk, papa masih tetap sadar dan mengajak saya untuk pulang saat itu juga. Segalanya berjalan dengan normal selama dalam perjalanan pulang, sampai di dekat rumahku, papa menghentikan mobilnya dan tiba-tiba dia membuka celananya dan memerintahkanku untuk memegangnya. Tiba-tiba papa memanggilku dengan nama mamaku. “Nancy, tolong elus kontol gua dong, gua udah lama gak elu isepin!” Tentu saja aku kaget, ternyata selama mabuk, papa menganggapku sebagai mama, karena kemiripan mukaku dengan muka mama. Karena ada dorongan setan, aku mulai memegang dan mengulum kontol papa yang ternyata besar sekali sampai-sampai tidak cukup masuk ke dalam mulutku. Secara reflek saya mulai memaju-mundurkan kepala saya dan mulai menjilati biji peler papa.
Pada saat itu, papa mulai mengelus paha saya, dan akhirnya tangannya melepas celana dalamku. Kemudian jari-jarinya bermain di bibir memekku. Selama lima menit, papa memainkan memekku, hingga akhirnya cairan hangat mengalir dari memekku, aku merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah beberapa menit kemudian, aku sudah hampir sampai untuk kedua kalinya, tiba-tiba cairan putih keluar dari kontol papa, dan tertelan olehku, dan rasanya gurih sekali. Setelah itu, papa menjadi lemas dan mengeluarkan jarinya dari dalam memekku, sehingga aku merasa nanggung. Saat itu juga, papa langsung tertidur di dalam mobil, dan karena merasa kesal, aku pulang jalan kaki, yang jaraknya tidak jauh dari rumahku. Sampai di persimpangan jalan rumahku, aku bertemu dengan kakak kelasku di SMA yang sudah 2 tahun tidak ketemu, namanya Bang Jhonny (bukan nama sebenarnya) yang terkenal playboy waktu di SMA dulu.
Tampang Bang Jhonny sebenarnya biasa-biasa saja, entah kenapa dia bisa menjadi playboy. Kami bersalaman dan dia berusaha memelukku dengan erat, aku berusaha menolaknya, karena tidak ingin Bang Jhonny tahu kalau celana dalamku basah. Aku berlari ke rumahku, dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan memekku. Sambil mandi, aku mulai masturbasi kembali, karena perasaan nanggung tadi masih ada. Setelah selesai mandi, aku mengenakan daster tanpa celana dalam dan bra karena kebiasaanku setiap tidur. Setelah itu aku tidur tanpa sempat makan malam. Pada saat aku sedang tidur nyenyak, aku merasakan ada yang sedang berusaha melepaskan tali dasterku. Karena masih capek akibat orgasme yang berulang kali tadi, aku tidak bisa terbangun.
Tangan itu menjalar sampai ke payudaraku dan aku merasakan lidah sedang bermain di pentilku. Tanpa sadar aku mengerang nikmat, dan membayangkan papaku sedang melakukannya. Kemudian bibir itu terus bergerak menuju leherku sampai akhirnya berhenti di bibirku. Aku membalas pagutan bibirnya dan tiba-tiba aku tersadar dan terbangun. Aku mendorong tubuh itu yang ternyata adalah papaku. Dengan sekuat tenaga papa tetap memaksaku dan semakin liar perlakuannya kepadaku, sehingga dasterku robek, sehingga tubuh indahku terlihat di depan matanya. Dengan paksa dia mengangkangkan kedua kakiku dan mulai menjilati memekku. Aku berusaha menjauhkan kepala papa dari memekku sehingga papa terjengkang dari tempat tidur. Papa segera bangkit dan menarik tubuhku sambil menampar pipiku dengan keras. Dilucutinya semua pakaiannya sehingga hanya tubuh polosnya yang terlihat. Tanpa basa-basi aku didorongnya kembali ke tempat tidur dan sekarang mencoba untuk memasukkan kontolnya ke lobang kenikmatanku.

Dengan pasrah aku menuruti kemauannya karena menurutku sudah percuma untuk menolak lagi. Dia mulai menggenjot memekku kedepan dan belakang. Karena aku berusaha melawan memekku terasa sangat perih, lagi pula saat itu aku masih perawan dan lubangnya sangat sempit. Tetapi setelah lama kelamaan ternyata aku mulai menikmati permainannya dan mulai menggerakkan pantatku naik turun. Beberapa lama setelah itu kurasa cairanku mendesak memek dan terasa akan keluar. Dengan segera kupercepat gerakan pantatku dan akhirnya aku berteriak nikmat karena aku mencapai puncak kenikmatan. Beberapa saat kemudian papa membalikkan tubuhku dan mulai mengelus lubang pantatku serta menjilatinya. Aku yang sudah sangat lemas sebenarnya sangat jijik dengan perlakuannya, tetapi seperti sebelumnya aku hanya bisa pasrah. Papa yang sudah sangat bernafsu segera menghujamkan kontol besarnya ke dalam lubang pantatku. Tanpa sadar ternyata meneteslah darah dari memek dan pantatku bercampur dengan cairan vaginaku.
Aku berteriak dengan kerasnya karena rasa sakit luar bisa dari lubang pantatku. Mendengar teriakanku papa semakin nafsu menghujamkan kontolnya berkali-kali sambil menjambak rambutku dengan kerasnya. Papa semakin mempercepat gerankan kasarnya, dan seketika dia mengejang dan berteriak keras, aku merasa cairan sperma papa terus menerus mengalir masuk ke pantatku. Setelah puas dengan semua prilakunya papa tergeletak lemas disampingku dan aku hanya bisa merenungi nasibku. Hilang sudah keperawananku yang selama ini kujaga dan ternyata harus kurelakan direnggut oleh orang yang sangat ku hormati dan sejak saat itu aku merasa telah berkhianat pada mamaku. Walaupun setelah perawanku direnggutnya aku semakin sering melakukan hubungan sex dengan papa selama berada di Jakarta. Selain dengan papa, aku juga sering melakukan sex dengan Bang jhonny yang akhirnya menjadi pacarku. Tapi kini Bang jhonny telah meninggalkanku untuk selama-lamanya karena dia overdosis narkoba. Karena telah sering melakukan hubungan sex, aku menjadi seorang maniak yang selalu butuh sentuhan lelaki.
-

Stunning tanned chick Coco de Mal is getting fucked in her face
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru! SuperBandar
-

Pengalaman Berhubungan Dengan Istri Tetangga Tante Sri
Duniabola99.org – Kejadian ini berawal tahun 2010 yang lalu, namaku Didik umurku 23 tahun, aku anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahku pegawai kereta api, sedangkan ibuku sudah meninggal 4 tahun yang lalu. saat ini aku belum bekerja, terasa sangat susah sekali mendapatkan pekerjaan dijaman sekarang ini, sehingga setiap hari hanya di rumah didepan komputer hanya sekedar browsing atau chating.Aku punya tetarangga namanya pak Marno dia kerja sebagai kontraktor sangat kaya dikampungku dan jarang ada dirumah, istri nya tante Sri sangat cantik dengan body yang sangat bagus, sintal, putih dan yang membuatku menelan ludah buah dadanya yang sangat besar.
Suatu hari saat rumah sedang sepi iseng-iseng aku buka situs porno dan menontonnya, karena asyiknya menonton aku tak mendengar ada orang bertamu yang ternyata tante Sri tetangga sexyku. saat aku sedang asyik menonton dan tanganku masuk ke celana memegangi kemaluanku yang memang dari tadi sudah tegang mengacung acung, tante Sri sudah berada di pintu kamarku melihatku menonton Bokep, entah sudah berapa lama tante Sri berdiri disitu. ” Didik ! nonton kok sendirian nanti kerasukan setan loh!! ” suara itu mengejutkanku dan segera aku keluarkan tanganku dari balik celana dan segera aku tutup laptopku
” Eh tante Sri !!” aku pura-pura sambil menutupi rasa maluku.
“Kenapa dimatiin filmnya?” kata tante Sri semakin membuatku malu.
” ah . . . enggak kok tante, aku sedang liat-lihat aja kok ” jawabku rada ngeless . . hehehe
“Koleksimu banyak gak mas Didik ?”
” hah . . . koleksi apaan tante?” tanyaku pura-pura bego.
” itu tadi yang barusan mas Didik tonton!!”“enggak kok tante cuma ada beberapa aja ” jawabku sambil aku perhatikan wajah tante Sri yang sedikit nakal, turun ke buah dadanya yang besar . dalam hati aku cuma bisa bilang oh Tuhan enak sekali bila bisa ngentot perempuan putih mulus ini.
“Mas Didik !, kok bengong!!
” ah . . . enggak kok tante!!”
“gini aja, bawa laptonya nanti kerumah ya . . . aku juga pengen nonton dah lama sekali gak pernah nonton film gituan. nanti aku tunggu di balai dibelakang rumah ya!!.
” iya-iya tante nanti aku bawa kesana” jawabku asal aja. pikirku wah ada harapan nih.
“oh ya mas Didik, nanti langsung masuk aja ya pintu pagar dan pintu rumah gak aku kunci ya,soalnya mbok darmi dan anak-ana gak ada dirumah semua!”
“Iya-iya tante, nanti Didik langsung masuk aja”
“ya udah ini piring bekas pisang goreng kemaren disimpan dulu !”
“oh ya mas Didik nanti kalo dah masuk pagar sama pintu rumah dikunci aja takut ada maling”
“iya-iya,tante”
Tante Sri pergi meninggalkan rumahku, aku pandangi lekuk tubuh sexynya sampai menghilang dari pandanganku.
aku sedikit heran dan campur senang, melihat kelakukan tante Sri yang mengajakku nonton bareng film bokep koleksiku.
setelah aku simpan piring dan aku tutup semua pintu rumah, segera aku bergegas ke samping rumah tempat tante Sri tinggal. Rumah besar dengan halaman yang luas dan pagar yang tinggi, rumah pak marno suami tante Sri, aku coba dorong pagarnya ternyata memang benar tidak dikunci, sesuai petunjuk tante Sri aku gembok pagar dan aku melangkah menuju pintu rumah sama sperti pagar pintu juga tidak dikunci. Kudapati ruang tamu yang lebar dan tinggi, busyyeeeettt gede amat nih rumah, memang baru sekali ini aku masuk rumah tante Sri sejak direnovasi 3 tahun yang lalu. tak lupa aku kunci pintu depan dan segera aku melangkah ke belakang menuju balai (sawung), disana tante Sri sudah menunggu sambil membaca majalah, gak jelas majalah apa.
“Eh mas Didik, sini-sini kita nontonya disini aja ya ” aku disuruh duduk dekat tante Sri.
“iya tante” jawabku agak canggung juga.
“Mas Didik ada berapa film nya?”
“ada 45 buah tante” jawabku agak malu.
“wah banyak juga ya!!”
mulai aku pilih file bokep yang gambarnya paling jernih dan mulai aku play.
akhirnya kami berdua menonton bokep, sambil aku lirih tangan tante Sri yang sangat putih, kakinya woooowww putih sekali, sampai aku nelan ludah “Glek,glek” aku lirik napas tante Sri mulai gak teratur jatungnya berdegap kencang sampai buah dada gedenya naik turun. aku rasa dia dah mulai terangsang dengan film bokep, tetapi aku gak berani macam-macam. aku sendiri dah mulai gak karuan pikiranku, kontolku yang dah tegang dari tadi semakin keras, dan aku rasakan ujungnya sudah keluar dari celana dalamku.
Sesekali aku pergoki mata tante Sri melirik bagian selakangku,
” mas Didik, sering nonton bokep ya ?”
“gak juga tante kalo lagi suntuk aja dari pada gak ada kerjaan” jawabku
“mas Didik udah pernah melakukannya”tanya tante Sri
“belum tante!” jawabku dan memang aku belum pernah melakukannya kalo cium perempuan sih pernah tapi kalo sampai ngentot aku belum berani melakukan.
“mas Didik belum pernah sama sekali???” tanya tante Sri dengan sedikit wajah heran
“Belum” jawabku polos.
“Mas Didik mau coba?”tanya tante Sri menggodaku.
“haah, mencoba tante?hmmmss” aku terdiam tidak bisa berbicara.
mulai tangan tante Sri memegang pahaku, aku hanya bisa diam dan jantungku berdegup sangat kencang, rasa merinding menjalar ke seluruh badanku.
tangan tante Sri mulai naik ke arah pangkal paha,buah dada nya mulai menempel di lenganku terasa sangat lembut (empuk).
“mas Didik mau? tante sudah gak tahan nih mas” tante Sri mulai ngaco ngomongnya.
aku hany bisa mengangguk menyetujui tindakan tante Sri. mendapat respon tangannya mulai membuka kacing celanaku dan relestingku.
“wooooowww gede banget mas Didik punyamu??? dan kerasssss”
tangannya mulai beraksi mengocok penisku nikmat banget terasa sampai di kepalaku.
“mas Didik tante kulum ya kontolnya?? tanpa menunggu jawaban dariku penisku sudah ada didalam mulutnya dan dijilati dari ujung sampai pangkal, aku lihat memang napsunya gede sekali tante Sri ini. aku hanya diam menikmati service tante Sri, sampai mataku merem melek.
tanganku dipegang sama tante Sri dan dituntun menuju buah dadanya yang ternyata sudah tidak menggunakan BH, kenyal dan keras sekali buah dadanya. “mas Didik diremas donk nenen tante!!” ohhhhhh . . . . .massss iya betulll begitu terussss . . . .yang kencang . . . .”
“ouuughhh mas dini . . . enak bangetttt, nikmat bangetttt massss . . . ouuughh”
” mas Didik dibuka ya baju sama celananya biar enak ?”
” iya tante” mulai aku lepas baju dan celanaku begitupun tante Sri yang juga membua pakainnya.
oooooohhh tubuh yang mulusss dan indah, walaupun dah punya anak tapi masih seperti gadis.
” mas Didik sini, nenen dulu punya tante, jilatin ya putingnya”
disodorkannya buah dada yang ranum itu ke mulutku, tanpa babibu lagi aku kenyottt dan aku jilati sampai tante Sri menggelinjang keenakan seperti orang kesetanan. tangan tante Sri meraih tanganku dan diarahkan ke kemaluannya . . . . . . . . aku dapati kemaluan yang ditumbuhi bulu yang tipis jarang-jarang dan sangat lembut. mulai tanganku bereaksi menggosok vagina tante Sri yang sudah basah oleh lendir tanda memang dia sudah benar-benar terangsang. “ooohhhh mas . . . terus ooouuugghhhh”
ohhhhh yesssss ooooooohhh massss terussss” mulai kata-kata yang gak karuan keluar dari mulut tante Sri.
kucium bibir tante Sri dibalasnya dengan lumatan bibir yang membuatku terkejut, lidahnya masuk kerongga mulutku menggelitik didalam, membuat gairahku memuncak.
“Mas Didik mulut yang bawah juga dicium donk, kepalaku didorong ke vagina tante Sri”mulai aku cium vagina itu dengan aroma yang khas, aku gak perduli aku lumat vagina itu lidah ku mulai masuk ke liang vagina tante Sri dan aku mainkan, “Ooooouuughhh masss teruuussss” ooouuughhh matiiiiii akuuuuuu ohhhhh enak banget”
“mas Didik, aku gak tahan masukin kontolmu ke memek tante”
aku bangkit dan mulai aku arahkan penisku ke arah lobang vagina tante Sri yang basah oleh lendir dan air liurku”
cleeessss terasa hangat saat ujung kontolku menempel tanpa menunggu lagi aku masukan kontolku . . . cleeeeeb masuk sepenuhnya ke vagina tante Sri ” ooouuugghhh mas kontolmu gede banget, terus mas genjottt sampai mati massss” ocehan tante Sri tak aku hiraukan, pinggulku mulai aku gerakkan naik turun sehingga kontolku melesak keluar masuk . . . . . .
tangan tante Sri memegang pantatku dan mendorong ke arahnya sehingga kontolku benar-benar masuk sampai ke itil tante Sri, vagina itu berdeyut sangat kencang seolah-olah menjepit penisku.
“ooooohh mas Didik aku keeeeee keeee keeluarrrrrr aooouuhhhhhh Tuhan”
aku didekapnya seolah tidak mau dilepaskan, badannya mengejang dan terasa kaku, gerakanku aku hentikan karena aku dipeluknya sangat erat sekaliiiii . . .
“mas Didik aku dah keluar ini banyak banget, mas Didik dibawah ya aku di atas” pinta tante Sri
“iya tante” aku nurut aja kayak bocah kecil.
aku posisi telentang tante Sri mulai pasang kuda-kuda jongkok dan mulai memasukkan batang kontolku ke vaginanya . . . “ooouuugghh tante” bisikku terasa enak sekali saat kontolku masuk memeknya. tante Sripun mulai aksinya seolah naik kuda pinggulnya naik turun kadang maju mundur.
Goyangan tante Sri memang benar-benar mauuut . . . kontolku terasa mau patah tapi enak banget.
5 menit kemudian . . . . ” Mas Didikooooo ouuughhhhhhhh ooouugggh tante keluar lagi masssss” badannya mengejang seperti tadi untuk beberapa saat dan akhirnya lemas dan menyandarkan kepalanya didadaku, tanda ia telah orgasme yang ke dua kalinya. kamipun beristirahat sebentar.
“mas Didik hebat juga belum keluar?” kata tante Sri memujiku.
“ah tante gak juga, soalnya Didik agak takut tante ketahuan suami tante bisa mati aku”bisikku
“tenang mas Didik suamiku pulangnya masih minggu depan”jawabnya sambil tersenyum.Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya
“ayo sekarang giliran mas Didik keluarin ya, pakai posisi dogy style aja ya mas Didik dari belakang”
tanpa aku jawab aku berdiri ganti posisi dogy style dari belakang, langsung au tancapkan batang kemaluanku yang gede ini ke lubang vaginanya dari belakang, “oooouuggg mas enakkk” aku goyangkan maju mundur sampai terasa dikepalaku. tangan tante Sri memegang papan pinggiran balai
dan aku berdiri dibelakangnya sambil menghujamkan senjataku ke kemaluannya. enak banget pantatnya putih dan empuk itu serasa jadi bantalan.
“ooouuggghh tante, pantatmu enak banget dipegang”kataku
“remas yang keras pantatku masssss oouugggghhhh” kata tante Sri
“oouuuhhhhhh tante ooouughhh tantteeee aku mau keluar” kataku
dengan sigap tante Sri melepas tautan penisku dan memeknya dan segera memegang penisku sambil dikocok dan di masukkkan mulutnya . . . “oooouughhh tante enakkkk teruuusss yang kerasssss “kataku agak ngacaooo . . . oooougghhh keluuuarrr tannn . .Crooot . . . . crooooott crooooot crot croot lima kali kontolku mengeluarkan many di mulut tante Sri sampai mulut tante Sri penuh . . . kemudian diisapnya kontolku sekuat tenaganya . . . . oooh benar-benar enak sekali.
akupun lemas dan tidur disamping tante Sri. . . .
“mas Didik enak gak ?” sambil berbisik ditelingaku
“enak sekali tante?” kataku.
“nomor hape mas Didik masih yang lama kan ?”
“masih tante ?” jawabku.
“kapan-kapan kalo masih mau lagi, mas Didik misscall aja ya!!”
“ok tante” jawabku semangat.Setelah saat itu aku sering berhubungan badan dengan tante Sri disaat suaminya pergi keluar kota, kadang-kadang kalo tante Sri bener-bener terangsang dan ingin ML tak segan-segan dia mengetuk jendela kamarku dan kamipun ngentot sampai pagi hari.
END
Baca Juga : -

Cerita Seks Pengalaman Kumpulan Tante Menyewa Gigolo
Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Pengalaman Kumpulan Tante Menyewa Gigolo ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Seks – Ini adalah pengalaman Terlucu dan Menegangkan pertama ku mungkin kalau di bikin judul cerita bisa ya di bikin cerita Pengalaman Kumpulan Tante Menyewa Gigolo.
Setelah sekian lama aku menunggu kabar dari Fahri kemudian aku mendapatkan nomor telepon seorang Gigolo tak lama langsung aku minta untuk datang di tempat kami dikirimkanlah 3 orang pria yang memang sudah pengalaman di bidangnya, setelah janjian kami chek in hotel Sahid selang beberapa waktu datanglah cowok 3 yang macho abis.
Kira kira umurnya 25-27 tahun ketiganya terlihat ateletis dan menggoda sungguh tampan tampan wajahnya gigolo tersebut, aku pilih diantara ketiga cowok tersebut dan terpilih 2 karena satunya tingginya kurang maksimal, jujur saja pertama aku agak sedikit nerves karena baru pertama ini aku ingin bercinta dengan cowo gigolo.
Setelah berpikir sejenak akhirnya aku menyuruh mereka bertiga untuk telanjang di hadapan kami, sesaat mereka ragu, tapi akhirnya mau juga setelah kupancing dengan membuka baju atasku hingga terlihat bra merahku.
Dari pandangan matanya aku tahu bahwa mereka tertarik denganku, bahkan tanpa dibayar pun aku yakin mereka mau melakukannya. Kupikir hanya orang gila saja yang tidak tertarik dengan postur tubuhku yang putih seperti Cina, tinggi semampai, sexy, dan wajah cantik, paling tidak itulah yang sering dikatakan laki-laki.
“Oke, yang tidak terpilih, kalian boleh memegang buah dadaku ini sebelum pergi asal mau telanjang di depanku sekarang.” kataku menggoda, dengan demikian aku dapat melihat kejantanan mereka saat tegang, itulah yang menjadi pertimbanganku.
Serempak mereka melepas pakaiannya secara bersamaan, telanjang di depanku. Hasilnya cukup mengejutkanku, ternyata disamping memiliki tubuh yang atletis, ternyata mereka mempunyai alat kejantanan yang mengagumkan, aku dibuat takjub karenanya.
Rata-rata panjang kejantanan mereka hampir sama, tapi besar diameter dan bentuk kejantanan itu yang berbeda, kalau tidak ‘malu’ dengan Fahri mungkin kupilih keduanya langsung. Pandanganku tertuju pada yang di ujung, alat kejantanannya yang besar, aku membayangkan mungkin mulutku tidak akan cukup untuk mengulumnya, hingga akhirnya kuputuskan untuk memilih dia.
Namanya Hasim, mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi swasta di Jakarta.
“Kamu tinggal di sini, lainnya mungkin lain kali.” kataku mengakhiri masa pemilihan. Setelah pilihan diambil, maka dua lainnya segera berpakaian dan menghampiri aku yang masih tidak berbaju.
Mula-mula si pendek mendekatiku dan memelukku, tingginya hanya setelingaku. Diciumnya leherku dan tangannya meremas lembut buah dadaku, lalu wajahnya dibenamkan ke dadaku, diusap-usap sejenak sambil tetap meremas-remas menikmati kenyalnya buah dadaku, lalu dia pergi.
Berikutnya langsung meremas-remas buah dadaku, jari tangannya menyelinap di balik bra, mempermainkan sejenak sambil mencium pipiku.
“Mbak mempunyai buah dada dan puting yang bagus.” bisiknya, kemudian dia pergi, hingga tinggal kami bertiga di kamar, aku, Hasim dan Fahri yang dari tadi hanya memperhatikan, tidak ada komentar dari dia kalau setuju atas pilihanku
“Rio, temenin aku mandi ya, biar segar..!” kataku, sebenarnya agak ragu juga bagaimana untuk memulainya.
“Ayo Tante, entar Hasim mandiin.” jawabnya.
“Emang aku udah Tante-Tante..?” jawabku ketus,
“Panggil aku Lily.” lanjutku sambil menuju kamar mandi, meninggalkan Fahri sendirian. Sesampai di kamar mandi, Hasim langsung mencium tengkukku, membuatku merinding.
Dipeluknya aku dari belakang sambil ciumannya berlanjut ke belakang telingaku hingga leher. Kedua tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang masih terbungkus bra merahku.
“Rio, kamu nakal..!” desahku sambil tanganku meraba ke belakang mencari pegangan di antara kedua kaki Hasim yang masih telanjang.
“Abis Mbak menggoda terus sih,” bisiknya disela-sela ciumannya di telinga. Tangannya diturunkan ke celana jeans-ku, tanpa menghentikan ciumannya, dia membuka celana jeans-ku, hingga sekarang aku tingal bikini merahku.
Ciumannya sudah sampai di pundak, dengan gigitan lembut diturunkan tali bra-ku hingga turun ke lengan, begitu pula yang satunya, sepertinya dia sudah terlatih untuk menelanjangi wanita dengan erotis dan perlahan, semakin perlahan semakin menggoda.
Perlahan tapi pasti aku dibuatnya makin terbakar birahi. Hasim mendudukkan tubuhku di meja toilet kamar mandi, dia berlutut di depanku, dicium dan dijilatinya betis hingga paha.
Perlahan dia menarik turun celana dalam merah hingga terlepas dari tempatnya, jilatan Hasim sungguh lain dari yang pernah kualami, begitu sensual, entah pakai metode apa hingga aku dibuat kelojotan.
Kepalanya sudah membenam di antara kedua pahaku, tapi aku belum merasakan sentuhan pada daerah kewanitaanku, hanya kurasakan jilatan di sekitar selangkangan dan daerah anus, aku dibuat semakin kelojotan.
Sepintas kulihat Fahri berdiri di pintu kamar mandi melihat bagaimana Hasim menservisku, tapi tidak kuperhatikan lebih lanjut karena jilatan Hasim semakin ganas di daerah kewanitaanku, hingga kurasakan jilatan di bibir memek ku
Lidahnya terasa menari-nari di pintu kenikmatan itu, kupegang kepalanya dan kubenamkan lebih dalam ke memek ku, entah dia dapat bernapas atau tidak aku tidak perduli, aku ingin mendapat kenikmatan yang lebih.
Jilatan lidah Hasim sudah mencapai vaginaku, permainan lidahnya memang tiada duanya, saat ini the best dibandingkan lainnya, bahkan dibandingkan dengan suamiku yang selalu kubanggakan permainan sex-nya.
Hasim berdiri di hadapanku, kejantanannya yang besar dan tegang hanya berjarak beberapa centimeter dari vaginaku. Sebenarnya aku sudah siap, tapi lagi-lagi dia tidak mau melakukan secara langsung, kembali dia mencium mulutku dan untuk kesekian kalinya kurasakan permainan lidahnya di mulutku terasa meledakkan birahiku, sementara jari tangannya sudah bermain di liang kenikmatanku menggantikan tugas lidahnya.
Aku tidak mau melepaskan ciumannya, benar-benar kunikmati saat itu, seperti anak SMU yang baru pertama kali berciuman, tapi kali ini jauh lebih menggairahkan. Ciuman Hasim berpindah ke leherku, terus turun menyusuri dada hingga belahan dadaku.
Dengan sekali sentil di kaitan belakang, terlepaslah bra merah dari tubuhku, membuatku telanjang di depannya. Aku siap menerima permainan lidah Hasim di buah dadaku, terutama kunantikan permainan di putingku yang sudah mengencang.
Dan aku tidak perlu menunggu terlalu lama untuk itu, kembali kurasakan permainan lidah Hasim di putingku, dan kembali pula kurasakan sensasi-sensasi baru dari permainan lidah. Aku benar-benar dibuat terbakar, napasku sudah tidak karuan, kombinasi antara permainan lidah di puting dan permainan jari di vaginaku terlalu berlebihan bagiku, aku tidak dapat menahan lebih lama lagi, ingin meledak rasanya.
“Rio, pleassee, sekarang ya..!” pintaku sambil mendorong tubuh atletisnya.
“Pake kondom Mbak..?” tanyanya sambil mengusap-usapkan kepala kejantanannya di bibir vaginaku yang sudah basah, sah, sah, sah.
Aku tidak tahu harus menjawab apa, biasanya aku tidak pernah pakai kondom, tapi karena kali ini aku bercinta dengan seorang gigolo, aku harus berhati-hati, meskipun dengan lainnya belum tentu lebih baik.
Kalau seandainya dia langsung memasukkan kejantannya ke vaginaku, aku tidak akan keberatan, tapi dengan pertanyaan ini aku jadi bingung.
Kulihat ke arah Fahri yang dari tadi memperhatikan, tapi tidak kudapat jawaban dari dia. Tidak ada waktu lagi, pikirku. Maka tanpa menjawab, kutarik tubuhnya dan dia mengerti isyaratku. Perlahan didorongnya kejantanannya yang sebesar pisang Ambon itu masuk ke liang kenikmatanku, vaginaku terasa melar.
Makin dalam batang kejantanannya masuk kurasakan seolah makin membesar, vaginaku terasa penuh ketika Hasim melesakkan seluruhnya ke dalam.
“Aagh.. yess.. ennak Sayang..!” bisikku sambil memandang ke wajah Hasim yang ganteng dan macho, expresinya dingin, tapi aku tahu dia begitu menikmatinya.
“Pelan ya Sayang..!” pintaku sambil mencengkeramkan otot vaginaku pada kejantanannya. Kulihat wajaah Hasim menegang, tangan kanannya meremas buah dadaku sedang tangan kirinya meremas pantatku sambil menahan gerakan tubuhku.
Kurasakan kejantanan Hasim pelan-pelan ditarik keluar, dan dimasukkan lagi saat setengah batangnya keluar, begitu seterusnya, makin lama makin cepat.
“Oohh.. yaa.., truss..! Yes.., I love it..!” desahku, menerima kocokan kejantanan Hasim di vaginaku.
Hasim dengan irama yang teratur memompa vaginaku, sambil mempermainkan lidahnya di leher dan bibirku. Aku tak bisa lagi mengontrol gerakanku, desahanku semakin berisik terdengar. Hasim mengangkat kaki kananku dan ditumpangkan di pundaknya, kurasakan penetrasinya semakin dalam di vaginaku, menyentuh relung vagina yang paling dalam.
Kocokan Hasim semakin cepat dan keras, diselingi goyangan pantat menambah sensasi yang kurasakan.
“Sshhit.., fuck me like a dog..!” desahanku sudah ngaco, keringat sudah membasahi tubuhku, begitu juga dengan Hasim, menambah pesona sexy pada tubuhnya.
Aku hampir mencapai puncak kenikmatan ketika Hasim menghentikan kocokannya, dan memintaku untuk berdiri, tentu saja aku sedikit kecewa, tapi aku percaya kalau dia akan memberikan yang terbaik.
“Mau dilanjutin di sini atau pindah ke ranjang..?” tanyanya terus menjilati putingku.
Tanpa menjawab aku langsung membelakanginya dan kubungkukkan badanku, rupanya dia sudah tahu mauku, langsung mengarahkan kejantanannya ke vaginaku. Kuangkat kaki kananku dan dia menahan dengan tangannya, sehingga kejantanannya dapat masuk dengan mudah.
Dengan sedikit bimbingan, melesaklah batang kejantanan itu ke vaginaku, dan Hasim langsung menyodok dengan keras, terasa sampai menyentuh dinding dalam batas terakhir vaginaku, terdongak aku dibuatnya karena kaget.
“Aauugghh.., yes.., teruss.., yaa..!” teriakku larut dalam kenikmatan. Sodokan demi sodokan kunikmati, Hasim menurunkan kakiku, dan kurentangkan lebar sambil tanganku tertumpu pada meja toilet, tangan Hasim memegang pinggulku dan menariknya saat dia menyodok ke arahku, begitu seterusnya.
Rasanya sudah tidak tahan lagi, ketika tangan Hasim meremas buah dadaku dan mempermainkan putingku dengan jari tangannya, sensasinya terlalu berlebihan, apalagi keberadaan Fahri yang dengan setia menyaksikan pertunjukan kami sambil memegang kejantanannya sendiri.
“ a.. ak.. aku.. sud.. sudah.. nggak ta.. ta.. han..!” desahku, ternyata Hasim langsung menghentikan gerakannya.
“Jangan dulu Sayang, kamu belum merasakan yang lebih hebat.” katanya, tapi terlambat, aku sudah mencapai puncak kenikmatan terlebih dahulu.
“Aaughh.., yess.., yess..!” teriakku mengiringi orgasme yang kualami, denyutan di vaginaku terasa terganjal begitu besar.
Hasim hanya mendesah sesaat sambil tangannya tetap meremas buah dadaku yang ikut menegang
“Ayo Hasim, keluarin sekarang, jangan goda aku lagi..!” pintaku memelas karena lemas.
Hasim mengambil handuk dan ditaruhnya di lantai, lalu dia memintaku berlutut, rupanya Hasim menginginkan doggie style, kuturuti permintaannya. Sekarang posisiku merangkak di lantai dengan lututku beralaskan tumpukan handuk, menghadap ke pintu ke arah Fahri.
Hasim mendatangiku dari belakang, mengatur posisinya untuk memudahkan penetrasi ke vaginaku. Setelah menyapukan kejantanannya yang masih menegang, dengan sekali dorong masuklah semua kejantanan itu ke vaginaku.
Meskipun sudah berulang kali terkocok oleh kejantanannya, tidak urung terkaget juga aku dibuatnya. Hasim langsung memacu kocokannya dengan cepat seperti piston mobil dengan silindernya pada putaran di atas 3000 rpm, kenikmatan langsung menyelimuti tubuhku.
Hasim menarik rambutku ke belakang sehingga aku terdongak tepat mengarah ke Fahri. Berpegangan pada rambutku Hasim mempermainkan kocokannya, sesekali pantatnya digoyang ke kiri dan ke kanan, atau turun naik, sehingga memek ku seperti diaduk-aduk kejantanannya. Agen Judi Hoki Banget
Dia sungguh pandai menyenangkan hati wanita karena permainannya yang penuh variasi dan diluar dugaan. Tiba-tiba kudengar teriakan dari Fahri, tepat ketika aku mendongak ke arah dia, menyemprotlah sperma dia dari tempatnya dan tepat mengenai wajah dan rambutku.
Ternyata sambil menikmati permainan kami, dia mengocok sendiri kejantanannya alias self service. Hasim mengangkat badannya tanpa melepas kejantanannya dariku, kini posisi dia menungging, sehingga kejantanannya makin menancap di vaginaku tanpa menurunkan tempo permainannya.
Aku sudah tidak tahan diperlakukan demikian, dan untuk kedua kalinya aku mengalami orgasme hebat dalam waktu yang relatif singkat, sementara Hasim masih tetap tegar menantang.
“Masih kuat untuk melanjutkan Mbak..?” tantang dia.
Kalau seandainya dia tidak bertanya seperti itu aku pasti minta waktu istirahat dulu, tapi dengan pertanyaan itu, aku merasa tertantang untuk adu kuat, dan tantangan itu tidak dapat kutolak begitu saja.
Sebagai jawaban, kukeluarkan kejantanannya dari tubuhku, kuminta dia rebah di lantai kamar mandi beralas handuk, aku juga ingin ngerjain dia, pikirku. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, begitu dia telentang, kukangkangkan kakiku di wajahnya hingga dia dapat merasakan cairan orgasme yang meleleh dari vaginaku.
Rasain, pikirku. Tapi aku salah, ternyata dia malah dengan senang hati menghisap vaginaku hingga terasa kering dan kembali mempermainkan lidah mautnya di vaginaku. Agak kesulitan juga aku ber-hula hop karena terasa kejantanannya yang besar mengganjal di dalam dan mengganggu gerakanku.
Semakin kupaksakan semakin nikmat rasanya dan semakin cepat gerakan bergoyangku kenikmatan itu semakin bertambah, maka hula hop-ku semakin cepat dan tambah tidak beraturan. Kuamati wajah Hasim yang ganteng bersimbah peluh dan terlihat menegang dalam kenikmatan, tangannya meremas-remas buah dadaku dengan liarnya sambil mempermainkan putingku.
Hampir saja aku orgasme lagi kalau tidak segera kuhentikan gerakanku, tapi ternyata Hasim tidak mau berhenti. Ketika aku menghentikan gerakanku, ternyata justru dia menggoyang tubuhku sambil menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga vaginaku tetap terkocok dari bawah, dan kembali orgasmeku tidak terbendung lagi untuk kesekian kalinya.
Hasim tetap saja mengocok, meski dia tahu aku sedang di puncak kenikmatan birahi. Kali ini aku benar-benar lemes mes mes, tapi Hasim tidak juga mengentikan gerakannya. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, sehingga kami saling berpelukan.
Dinginnya AC tidak mampu mengusir panasnya permainan kami, peluh kami sudah menyatu dalam kenikmatan nafsu birahi. Hasim memelukku dan mencium mulutku sambil kembali mempermainkan lidahnya, kejantanannya masih keras bercokol di memek ku, terasa panas sudah, atau mungkin lecet.
Tidak lama kemudian nafsuku bangkit lagi, kuatur posisi kakiku hingga aku dapat menaik-turunkan tubuhku supaya kejantanan Hasim bisa sliding lagi. Meskipun kakiku terasa lemas, kupaksakan untuk men-sliding kejantanan Hasim yang sepertinya makin lama makin mengeras.
Melihatku sudah kecapean, Hasim memintaku untuk masuk ke bathtub dan kuturuti keinginannya supaya aku kembali ke posisi doggie. Sebelum memasukkan kejantanannya, Hasim membuka kran air hingga keluarlah air dingin dari shower di atas, kemudian dengan mudahnya dia melesakkan kejantanannya ke vaginaku untuk kesekian kalinya.
Bercinta di bawah guyuran air shower membuat tubuhku segar kembali, sepertinya dia dapat membaca kemauan lawan mainnya, kali ini kocokannya bervariasi antara cepat keras dan pelan. Tidak mau kalah, setelah terasa staminaku agak pulih, kuimbangi gerakan sodokan Hasim dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan ke kanan atau maju mundur melawan gerakan tubuh Hasim.
Dan benar saja, tidak lama kemudian kurasakan cengkeraman tangan Hasim di pantatku mengencang, kurasakan kejantanan Hasim terasa membesar dan diikuti semprotan dan denyutan yang begitu kuat dari kejantanan Hasim.
Vaginaku terasa dihantam kuat oleh gelombang air bah, denyutan dan semprotan itu begitu kuat hingga aku terbawa melambung mencapai puncak kenikmatan yang ke sekian kalinya. Kami orgasme secara bersamaan akhirnya, tubuhku langsung terkulai di bathtub.
Kucuran air kurasakan begitu sejuk menerpa tubuhku yang masih berpeluh. Hasim mengambil sabun dan menyabuni punggungku serta seluruh tubuhku. Dengan gentle dia memperlakukan aku seperti layaknya seorang lady hingga aku selesai mandi.
Dengan hanya berbalut handuk aku keluar kamar mandi menuju ranjang untuk beristirahat. Kulihat Fahri sudah mengenakan piyama dan duduk di sofa memperhatikanku keluar dari kamar mandi. Expresi di wajah Fahri tidak dapat kutebak, tapi tiada terlihat sinar kemarahan atau cemburu melihat bagaimana aku bercinta dengan Hasim di kamar mandi selama lebih dari satu jam.
Aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang yang hangat, mataku sudah terlalu berat untuk terbuka, masih kudengar sayup-sayup pembicaraan Fahri sebelum aku terlelap dalam tidurku.
“Kamu hebat Hasim, belum pernah ada yang membuat dia orgasme terlebih dahulu, bahkan setelah bermain dengan dua orang.” kata Fahri ketika Hasim keluar dari kamar mandi.
“Ah biasa saja .” jawab Hasim kalem merendah.
“Emang dia sering melayani 2 orang sekaligus..?” lanjut Hasim.
“Ah bukan urusanmu anak muda, oke Hasim, tugas kamu sudah selesai, uang kamu ada di sebelah TV dan kamu boleh pergi.” kata Fahri
“ boleh saya usul..?”
“Silakan..!”
“Kalau saya boleh tinggal dan menemani lebih lama bahkan sampai pagi, biarlah nggak usah ada tambahan bayar overtime, aku jamin dia pasti lebih dari puas.”usul Hasim.
“Cilaka..,” pikirku. Aku tidak tahu apa yang dikatakan Fahri karena sudah terlelap dalam tidur indah. Entah sudah berapa lama tertidur ketika kurasakan sesuati menggelitik memek ku
Sambil membuka mata yang masih berat, kulihat kepala sudah terbenam di selangkanganku yang telah tebuka lebar. Ah, Hasim mulai lagi, pikirku. Ketika aku menoleh ke sofa mencari Fahri, kulihat dia telanjang duduk di samping Hasim yang juga telanjang sambil tersenyum ke arahku.
Jadi siapa yang bermain di vaginaku saat ini, terkaget aku dibuatnya. Langsung duduk kutarik rambutnya dan ternyata si Boris, teman Hasim yang kusuruh pulang bersama si pendek tadi.
Sebenarnya dia tidak terpilih bukan karena aku tidak tertarik, tapi aku harus memutuskan satu di antara dua yang baik.
“What the hell going on here..?” pikirku, tapi tidak sempat terucap karena permainan lidahnya sungguh menggetarkan naluri kewanitaanku.
Kubiarkan Boris bermain di selangkanganku dan kunikmati permainan lidahnya, meskipun tidak sepintar Hasim, tapi masih membuatku menggelinjang-gelinjang kenikmatan.
“Ugh.., shh..!” aku mulai mendesis. Kubenamkan kepala Boris lebih dalam untuk mendapatkan kenikmatan lebih jauh. Boris menjilatiku dengan hebatnya hingga beberapa saat sampai kulihat Hasim berdiri dari tempatnya dan menghampiri Boris.
Diangkatnya kakiku hingga terpentang dan Hasim mengganjal pantatku dengan bantal hingga posisi vaginaku sekarang menantang ke atas. Hasim mengganti posisi Boris, menjilati vaginaku dengan mahirnya, kemudian mereka berganti posisi lagi.
Cukup lama juga Hasim dan Boris menjilati vaginaku secara simultan. Sensasinya sungguh luar biasa hingga aku larut dalam kenikmatan. Jilatan Boris sudah berpindah ke daerah anusku, ketika Hasim menjilati pahaku terus naik dan berhenti untuk bermain di daerah vaginaku.
“Aahh.., gilaa.., aagh.., shit.. yess..!” aku terkaget, karena baru kali ini aku dijilati oleh dua laki-laki di daerah kewanitaanku. Bayangkan dua lidah dengan satu di anus dan satunya di vagina. Keduanya begitu expert dalam permainan lidah. Agen Judi Hoki Banget
Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan dengan kata-kata, sensasi ini terlalu berlebihan bagiku, bahkan terbayang pun tidak pernah. Dengan penuh gairah mereka bermain di kedua lubangku, aku tidak tahu harus berkata apa selain mendesah dan menjerit dalam kenikmatan birahi.
Aku mencari pegangan sebagai pelampiasan rasa histeriaku, tapi tidak kudapatkan hingga akhirnya kuremas-remas sendiri buah dadaku yang ikut menegang. Tidak tahan menahan sensasi yang berlebihan, akhirnya aku mencapai orgasme duluan.
Orgasme tercepat selama hidupku, tidak sampai penetrasi dan tidak lebih dari 15 menit, suatu rekor yang tidak perlu dibanggakan. Mulut Hasim tidak pernah beranjak dari vaginaku, disedotnya vaginaku seperti layaknya vacum cleaner.
“Shit.. Hasim.. stop.. stoop..! Please..!” pintaku menahan malu. Lidah Hasim naik menelusuri perutku dan berhenti di antara kedua bukit di dadaku, lalu mendaki hingga mencapai putingku. Dikulumnya lalu sambil meremas buah dadaku dia mulai mengulum dan mempermainkan putingnya dengan lidah mautnya.
Belum sempat kurasakan mautnya permainan lidah Hasim, aku merasakan Boris telah menyapukan kejantanannya di bibir vaginaku sebentar dan langsung kejantanan Boris tanpa basa basi langsung melesak masuk ke vaginaku.
Kurasakan ada perbedaan rasa dengan Hasim karena bentuknya memang berbeda. Punya Hasim besar dan melengkung ke kiri bawah, agak unik, sedangkan Boris kecil panjang melengkung lurus ke atas, jadi disini kurasakan dua rasa.
Gila, kalau tadi siang kurasakan punya Hasim yang banyak menggesek bagian kananku, sekarang kurasakan bagian atas vagina menerima sensasi yang hebat, karena kejantanan Boris mempunyai kepala yang besar, menyodok-nyodok dinding vaginaku.
Kedua kakiku dipentangkan dengan lebar oleh Boris, Hasim bertambah gairan bergerilya menjelajahi kedua bukit dan menikmati kenyalnya bukit dan putingku yang makin menegang. Tangannya tidak henti meremas dan mengelus kedua bukit di dadaku, sesekali wajahnya dibenamkan di antara kedua bukitku seperti orang gemas.
Boris makin kencang mengocok vaginaku sambil menjilati jari-jari kakiku. Aku menggelinjang makin tidak karuan diperlakukan kedua anak muda ini. Kocokan dan remasan tanganku di kejantanan Hasim makin keras mengimbangi permainan mereka.
“Uugghh.. sshh.. kalian.. me.., me..mang gilaa..!” teriakku. Permainan mereka semakin ganas mengerjaiku. Kutarik tubuh Hasim ke atas, kini Hasim sudah berlutut di samping kepalaku, kejantanannya yang tegang tepat ke arah wajahku.
Segera kulahap kejantanannya, sekarang aku mau mengulumnya karena kejantanan itu terakhir kali masuk di vaginaku, tidak seperti saat pertama tadi, entah dengan siapa sebelum aku. Seperti dugaanku, mulutku ternyata tidak dapat mengulum masuk semua batang kejantanannya, terlalu besar untuk mulut mungilku.
Hasim sekarang mengangkangiku, kepalaku di antara kedua kakinya, sementara kejantanannya kembali tertanam di mulutku. Dikocok-kocoknya mulutku dengan penis besarnya seolah berusaha menanamkan semuanya ke dalam,
tapi tetap tidak bisa, it’s too big to my nice mouth, very hard blowjob.
Kurasakan kenikmatan yang memuncak, dan kembali aku mengalami orgasme beberapa saat kemudian.
“Mmgghh.. mmgh.. uugh..!” teriakku tertahan karena terhalang kejantanan Hasim, masih untung tidak tergigit saat aku orgasme.
Tanpa memberiku istirahat, mereka membalikkan tubuhku, kini aku tertumpu pada lutut dan tanganku, doggy style. Boris tetap bertugas di belakang sementara Hasim duduk berselonjor di hadapanku.
Seperti sebelumnya, Boris langsung tancap gas mengocokku dengan cepat, kurasakan kejantanannya makin dalam melesak ke dalam vaginaku, pinggangku dipegangnya dan gerakkan berlawanan dengan arah kocokannya, sehingga makin masuk ke dalam di vaginaku.
Antara sakit dan nikmat sudah sulit dibedakan, dan aku tidak sempat berpikir lebih lama ketika Hasim menyodorkan kejantanannya di mulutku kembali. Kedua lubang tubuhku kini terisi dan kurasakan sensasi yang luar biasa.
Dengan terus mengocok, Boris mengelus-elus punggungku, kemudian tangannya menjelajah ke dadaku, dielus dan diremasnya dengan keras keduanya sesekali mempermainkan putingku, kegelian dan kenikmatan bercampur menjadi satu.
Tidak ketinggalan Hasim memegang rambutku, didorongnya supaya kejantanannya dapat masuk lebih dalam di mulutku.
“Emmhh.., mhh..!” desahku sudah tidak keluar lagi, terlalu sibuk dengan kejantanan Hasim di mulutku. Kugoyang-goyangkan badanku, pantatku bergerak berlawanan gerakan Boris dan kepalaku turun naik dengan cepat mengocok Hasim.
Tidak lama kemudian, “Shit.., aku mau keluar..!” teriak Hasim sambil menarik kepalaku ke atas, tapi aku tidak perduli, malah kupercepat kocokan mulutku hingga menyemprotlah sperma Hasim dengan deras ke mulutku, semprotannya cukup kencang hingga langsung masuk ke tenggorokanku.
Tanpa ragu lagi kutelan sperma yang ada di mulutku, Hasim mengusap sisa sperma di bibir yang tidak tertampung di mulutku. Kulihat senyum puas di wajah Hasim, lalu dia bergeser ke samping, ternyata Fahri sudah berada di samping ranjang, dia kemudian mengganti posisi Hasim berselonjor di hadapanku.
Tanpa menunggu lebih lama lagi langsung kukulum kejantanan dia yang basah, kurasakan aroma sperma, sepertinya dia habis berejakulasi melihat permainan kami bertiga. Karena ukuran kejantanan Fahri tidak sebesar punya Hasim, maka dengan mudah aku melahap semua hingga habis sampai ke pangkal batangnya, dan segera mengocok keluar masuk.
Boris mendorong tubuhku hingga telungkup di ranjang, entah bagaimana posisi dia dengan tubuhku telungkup, dia tetap mengocok vaginaku dengan ganasnya. Fahri hanya dapat mengelus rambutku dan mempermainkan buah dadaku dari bawah.
Tidak lama kemudian Boris mencabut kejantanannya, dan langsung berbaring di sebelahku. Aku mengerti maksudnya, sebenarnya harusnya aku yang mengatur dia bukan sebaliknya, tapi toh kuturuti juga.
Kutinggalkan Fahri dan aku menaiki tubuh Boris, kejantanannya masih menegang ke atas, kuatur tubuhku hingga vaginaku pas dengan kejantanannya yang sudah menunggu, lalu kuturunkan pantatku dan bles. Langsung saja aku bergoyang salsa di atasnya.
Kini aku pegang kendali, pantatku kuputar-putar sehingga vaginaku terasa diaduk-aduk olehnya. Boris memegangi kedua buah dadaku dan meremasnya. Fahri berdiri di atas ranjang dan menghampiriku, dia menyodorkan kembali kejantanannya, kubalas dengan jilatan dan kuluman.
Ternyata Hasim yang sudah recovery tidak mau ketinggalan, dia berdiri di sisi lainnya dan menyodorkan kejantanannya ke arahku. Kini tanganku memegang dua penis yang berbeda, baik dari ukuran, bentuk dan kekerasannya, belum lagi yang tertanam di vaginaku, aku sedang menikmati tiga macam penis sekarang.
Kupermainkan Hasim dan Fahri secara bergantian di mulutku antara kuluman dan kocokan tangan. Pantatku tidak pernah berhenti bergoyang di atas Boris, sungguh suatu sensasi dan kenikmatan yang sangat berlebihan dan rasanya tidak semua orang dapat menikmatinya.
Beruntungkah aku..? Entahlah, yang jelas sekarang aku sedang melambung dalam lautan kenikmatan birahi tertinggi. Entah sudah berapa banyak cairan vaginaku terkuras keluar. Boris belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan orgasme.
Aku mengganti gerakanku, kini turun naik sliding di atasnya, kulepas tangan kiriku dari penis Hasim dan kuelus kantong pelir Boris untuk menambah rangsangan padanya. Ternyata Boris melawan gerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga kejantanannya makin menancap dalam, tangannya tidak pernah melepas remasannya dari buah dadaku.
Hasim bergerak ke belakangku, dielusnya punggungku dan elusannya berhenti di lubang anusku. Dengan ludahnya dia mengolesi lubang itu dan mencoba memasukkan jarinya ke dalam, sesaat terlintas di benakku bahwa dia mau anal, berarti double penetration.
Aku belum siap untuk itu, tidak seorang pun kecuali suamiku yang mendapatkan anal dariku. Kuangkat tangannya dari anusku, pertanda penolakan dan dia mengerti. Hasim berlutut di belakangku, didekapnya tubuhku dari belakang dan tangannya ikut meremas-remas buah dadaku.
Sambil menciumi tengkuk dan telingaku, kejantanannya menempel hangat di pantatku, kini dua pasang tangan di kedua buah dadaku. Karena didekap dari belakang aku tidak dapat bergerak dengan leluasa, akibatnya Boris lebih bebas mengocok vaginaku dari bawah.
Aku sudah tidak dapat mengontrol tubuhku lagi, entah sudah berapa kali aku mengalami orgasme, padahal masih dengan Boris. Ada dua lagi penis menunggu giliran menikmati vaginaku, Hasim dan Fahri, suamiku.
Tidak lama setelah mengocokku dari bawah, kurasakan badan Boris yang menegang kemudian disusul denyutan keras di vaginaku. Begitu keras dan deras semprotan spermanya hingga aku tersentak kaget menerima sensasi itu hingga aku menyusul orgasme sesaat setelahnya.
Begitu nikmat dan nikmat, untung aku sempat mengeluarkan kejantanan Fahri dari mulutku sesaat setelah kurasakan semburan Boris, kalau tidak hampir pasti dia akan tergigit saat aku mengikuti orgasme.
Tubuhku langsung melemas, aku langsung terkulai di atas tubuh Boris. Hasim sudah melepas dekapannya dan Fahri duduk di samping Boris, sepertinya mereka menunggu giliran. Napasku sudah ngos-ngosan, aku dapat merasakan degup jantung Boris yang masih kencang, keringat kami sudah bercampur menjadi satu.
Kejantanan Boris masih tertanam di vaginaku meskipun sudah melemas hingga akhirnya keluar dengan sendirinya. Hasim menawariku lippovitan, penambah energi. Setelah aku berbaring di samping Boris, berarti dia sudah bersiap untuk bertempur denganku, segera kuhabiskan minuman itu, kesegaran memasuki di tubuhku tidak lama kemudian.
“Gila kamu Ndre, ternyata tak kalah dengan Hasim.” komentarku.
“Ah biasa Mbak, kita udah biasa kerjasama kok.” jawabnya.
“Makanya kompak kan Mbak, dan Mbak termasuk hebat bisa melayani kami sendiri-sendiri dalam satu hari, dan barusan adalah satu jam 17 menit.”
Hasim menimpali. “Biasanya kami langsung main bertiga, dan itu tidak lebih lama daripada sendiri-sendiri, paling lama setengah jam sudah KO.” kembali Boris menambahi.
Aku ke kamar mandi supaya badan segar, kuguyurkan air hangat di sekujur tubuhku, kusiram rambutku yang tidak karuan bercampur bau sperma. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam ketika aku keluar dari kamar mandi.
Kulihat mereka duduk di sofa, Hasim dan Boris di sofa panjang sementara Fahri di sofa satunya, masih bertelanjang. Ketika aku datang hanya berbalut handuk, ranjang sudah dirapikan, entah apa rencana mereka, pikirku.
Persetan yang penting aku dapat menikmati dan kuikuti permainannya. Rupanya aku terlalu lama dan asyik mandi hingga tidak tahu kalau makanan datang dan sudah tersaji di meja. Aku merasa lapar, maklum habis selesai dengan Hasim disambung sama Boris dan aku belum makan sejak tadi siang.
Aku duduk di antara Hasim dan Boris, yang kemudian disambut tarikan handuk pembalut tubuhku oleh Hasim hingga terlepas. Keduanya langsung mencium pipiku kiri kanan dan kusambut remasan di kejantanan mereka yang agak menegang.
“Makan dulu yuk..!” ajakku langsung ke meja. Kami berempat bertelanjang makan bersama sambil bercerita pengalaman mereka.
Aku tidak berani makan terlalu banyak, takut kalau terlalu banyak bergoyang jadi sakit perut, yang penting tidak lapar dan dapat menambah energi nanti, sepertinya mereka melakukan hal yang sama. Setelah istirahat selesai makan, kembali aku duduk di antara dua anak muda itu.
Kali ini mereka langsung mencium leherku di kiri dan kanan sambil meremas-remas dadaku masing-masing satu. Fahri berdiri ke arah kami, dia meminta Hasim berpindah tempat, dan dia langsung melakukan hal yang sama, menciumi leherku dan terus turun ke dada, sekarang Boris dan Fahri mengulum putingku di kiri dan kanan.
Hasim tidak mau jadi penonton, dia langsung bejongkok di antara kakiku, melebarkannya dan lidahnya mulai menjelajah di vaginaku. Mungkin dia masih mencium aroma sperma Boris karena memang tidak kubersihkan, tapi dia tidak perduli, jilatan demi jilatan menjelajah di vaginaku, dipermainkannya vaginaku dengan lidah dan jari tangannya.
Kenikmatan mulai kurasakan, foreplay dengan 3 orang sekaligus, akan mempercepat perjalanan menuju puncak kenikmatan birahi. Dengan kemahiran permainan lidah Hasim, aku sudah terbakar birahi, kepalanya kujepit dengan kedua kakiku supaya lebih merapat di selangkanganku.
Aku tidak mau kejadian tadi terulang lagi, layu sebelum birahi.
“Sshh.., Hasim masukin Sayang.., sekarang..!” pintaku di sela kuluman Boris dan Fahri di dadaku. Tanpa menunggu kedua kalinya, Hasim segera bangkit dan menyapukan kepala kejantanannya ke vaginaku, ternyata Boris mengikuti Hasim, dia stand by di sampingnya sambil mementangkan kakiku lebar.
Tidak seperti sebelumnya, kali ini Hasim langsung mengocokku cepat dan keras, aku langsung menggeliat kaget, tapi segera mulutku dibungkam dengan ciuman bibir oleh Fahri. Boris sambil memegangi kakiku, dia menjilati kedua jari kakiku secara bergantian.
Aku ingin menjerit dalam kenikmatan tapi tidak dapat karena lidah Fahri masih menikmati bibirku. Kocokan Hasim bertambah cepat, iramanya susah ditebak karena terlalu banyak improvisasi, aku kewalahan mengikuti iramanya, disamping memang dia expert mempermainkan iramanya, dilain sisi aku juga sibuk menghadapi dua orang lainnya.
Fahri minta aku mengulum kejantanannya, maka kusingkirkan Hasim dari vaginaku, aku langsung jongkok di depan dia yang duduk di sofa, langsung mengulum penisnya yang sudah tegang. Hasim tidak mau menunggu lebih lama, dengan doggy style dia mulai memasuki memek ku
Sodokan awal perlahan, tapi selanjutnya makin keras dan cepat. Boris, aku tidak tahu dimana posisi dia, tapi yang kutahu dia stand by di samping Hasim.
Kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti irama Hasim, makin lama makin terasa nikmatnya, cukup lama dia mengocokku dengan berbagai variasi gerakan hingga ketika puncak kenikmatan hampir kurengkuh, tiba tiba dia mencabut kejantanannya.
Aku mau protes, tapi ketika kutengok ke belakang ternyata Boris sudah bersiap menggantikan posisi Hasim, dan sekali dorong tanpa menunggu reaksiku amblaslah kejantanannya ke vaginaku. Sekali lagi kurasakan perbedaan sensasi dari keduanya.
Entahlah aku tidak dapat menentukan mana yang lebih nikmat. Boris langsung menggoyang sambil mengocokku dengan iramanya sendiri. Saat Boris sedang memacuku dengan cepat, tiba-tiba Fahri menyemprotkan spermanya di mulutku, terkaget juga aku, karena terkonsentrasi pada kocokan Boris hingga kurang memperhatikan ke Fahri.
Kujilati sisa sperma di kejantanan dia yang tidak terlalu banyak. Ternyata Hasim sudah mengganti posisi Boris, kemudian mereka berganti lagi begitu seterusnya entah sudah berapa kali berganti menggilirku hingga aku sudah tidak dapat membedakan lagi apakah yang mengocok vaginaku Boris atau Hasim, keduanya sama-sama nikmat.
Mereka tidak memperdulikan sudah berapa kali puncak birahi sudah kurengkuh. Selama aku belum bilang stop, mereka akan terus memacuku ke puncak kenikmatan. Entah sudah berapa lama dengan doggy style, lututku terasa capek.
Aku merangkak naik ke sofa yang ditinggal Fahri, tetap dengan posisi doggy sofa mereka tidak memberiku kesempatan bernapas. Melayani satu Boris atau Hasim saja aku sudah kewalahan, apalagi menghadapi mereka berdua secara bersamaan, dan mereka begitu kompak melayani birahiku.
Berulang kali mereka mencoba memasukkan kejantanannya ke lubang anus, tapi selalu kutolak dan kutuntun kejantanannya kembali ke vaginaku. Kunikmati sodokan demi sodokan dari belakang entah dari Hasim atau Boris hingga tiba-tiba kurasakan perbedaan yang drastis, begitu kecil dan rasanya seperti hanya masuk separoh saja kocokannya.
Aku menoleh kebelakang, ternyata Fahri ikut bergiliran dengan mereka. Ternyata mereka melakukan permainan. Ketika Fahri sedang mengocokku, Hasim dan Boris mengundi siapa berikutnya, begitu juga ketika Hasim menyodokku, Fahri dan Boris mengundi berikutnya, begitu seterusnya.
Aku berharap supaya Fahri tidak pernah menang. Waktu giliran ternyata ditentukan tidak lebih dari 3 menit untuk orang berikutnya, yang orgasme duluan harus merelakan diri jadi penonton. Entah sudah berapa lama berlangsung, lututku sudah lemas, tapi serangan dari belakang tidak menurun juga, aku heran juga ternyata Fahri dapat sedikit mengimbangi permainan Hasim dan Boris.
Dan benar dugaanku, tidak lama kemudian ketika si penis kecil sedang mengocokku, kurasakan denyutan-denyutan di dinding vaginaku dan kudengar teriakan Fahri pertanda dia orgasme. Kemudian kembali vaginaku berganti penghuni secara bergantian.
Mereka melakukannya dengan kompak, banyak lagi variasi yang dilakukan mereka kepadaku, baik di ranjang, di meja makan, sambil berdiri menghadap dinding, mereka lebih suka melakukan secara simultan.
Ketika aku hampir menghentikan permainan, mereka memberi tanda supaya aku berjongkok di antara mereka dan dengan sedikit bantuan kuluman dan kocokan pada kejantanan mereka secara bergantian, akhirnya menyemprotlah sperma mereka secara hampir bersamaan.
Semua memuncrat ke wajah, sebagaian masuk mulut hingga ke tubuhku. Aku sangat menikmati ketika semprotan demi semprotan menerpa wajah dan tubuhku, terasa begitu erotic. Kami semua rebah di ranjang, jarum jam menunjukkan 01,30 dini hari, berarti sekitar dua jam bercinta dengan tiga orang sekaligus, sungguh permainan yang indah dan jauh memuaskan.
Satu persatu tertidur kelelahan masih dalam keadaan telanjang. Tidak lama mataku terpejam ketika kurasakan ciuman di mulutku, Boris yang sudah menindihku berbisik,
“Boleh nggak aku minta lagi.” bisiknya pelan di telingaku.
Tanpa menjawab, kubuka kakiku dan dengan mudahnya dia memasukkan kejantanannya ke dalam. Dengan goyangan perlahan seperti menikmati, ternyata tidak lama dia sudah orgasme, ternyata bisa juga dia orgasme dengan cepat, mungkin 15 menit.
Kemudian kami kembali tertidur. Tidak lama kemudian kejadian tadi terulang lagi, kali ini dengan Hasim. Dengan cepat pula dia menuntaskan hasratnya. Ketika kami semua terbangun pukul 10 pagi, rasanya aku belum lama tidur, Kulihat Fahri sudah memakai pakaian, sementara Hasim dan Boris masih telanjang berbincang dengan Fahri.
“Pagi Sayang, bagaimana mimpi indahmu..?” tanyanya.
“Terlalu indah untuk sebuah mimpi.” jawabku yang langsung ke kamar mandi untuk berendam menghilangkan lelah. Tidak lama kemudian ketika sedang asyik berendam, muncullah Hasim dan Boris di pintu kamar mandi yang memang tidak kukunci.
“Mau ditemenin mandi Mbak..?” tanya Boris.
“Pasti asyik kalau mandi bertiga.” sambung Hasim.
Dan akhirnya sudah dapat diduga, kembali kami melakukan permainan sex bertiga, tapi kali ini dilakukan di kamar mandi, ternyata sensasinya berbeda dari tadi malam. Banyak juga aku belajar variasi baru.
Bertiga di kamar mandi, baik itu di bathtub, shower ataupun di meja westafel kamar mandi, sungguh pengalaman yang luar biasa.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
-

HENTAI 032
-

Cerita Dewasa Mamaku Calon Istriku
Cerita Seks Terbaru – Hari itu sangat mendung, maklum musim penghujan diawal bulan Desember.., cuaca sangat dingin, dan aku bermalas-malasan berbaring di satu2nya tempat tidur yang cukup empuk di Barak tempatku bertugas . Barak yang sangat jauh dari keramaian kota, kira2 8 jam perjalanan mobil ke Bandara terdekat. praktis tidak ada komunikasi kecuali SMS kalau lagi beruntung mendapatkan signal 1 strep. ditempat yang terpencil ini tidaklah membosankan…, karena dipenuhi pemandangan alam yang indah mempesona. Hampir setahun saya dikontrak di perusahaan perkebunan milik PMA tempatku bekerja sekarang..sebagai Manager pengawas, saya mempunyai pendapatan yang lumayan untuk balik ke Jakarta setiap minggu, tetapi kesempatan ini saya tidak pergunakan sampai saat ini kecuali 6 bulan lalu, hitung2 untuk menabung rencana perkawinanku dengan Candy , putri yang sangat cantik yang dijodohkan oleh Almarhum Ayahku.

Sebenarnya perjodohan ini saya tidak setujui walaupun Candy sangat cantik , 20 tahun atau setahun lebih muda dariku..sangat penurut ..dan kutahu ia sudah mempunyai Pacar.. , bila disandingkan dengan Mama…, ibarat mereka bersaudara selisih beberapa tahun saja, sama cantiknya, cuma mama lebih dewasa..walaupun Mama sekarang berumur 40 tahun… dan mungkin ini yang menyebabkan saya memilih kerja yang jauh dari rumahku agar waktu dapat melupakan perjodohan kami…, lagi pula saya ingin mencari jodoh sendiri ,..yang dapat mengetahui segala kebutuhannku …, kira2 seperti Mama..lah adanya.
Mengingat Mama, Mama yang sangat jauh di Jakarta…yang telah merawatku sampai saya mulai bekerja ditempat ini…, Mama yang hidup sendiri di rumah peninggalan ayahku yang cukup mewah dengan fasilitas yang memadai lebih dari cukup memenuhi kebutuhan Mama sendiri walaupun Mama tidak perlu bekerja, lagi pula , kami memiliki pembantu yang sangat setia..dan selalu menemani mama… dan dan sepertinya semua itu tdk ada artinya bagi mama yang kesepian.. oh Mama..
SMS yang Mama kirim minggu lalu.., Mama akan berkunjung ke tempat kerjaku sekalian berrekreasi ketempat indah yang saya pernah ceritakan. hanya saja Mama tidak mempunyai teman perjalanan…telah kujawab “Mama tidak perlu datang apalagi tidak ada yang menemani, Ar..akan mengambil cuti tahunan bulan depan dan kembali kejakarta melepaskan rindu dengan Mama…” , alasanku agar mama tidak perlu berlelah-lelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, lagi pula ditempat yang terpencil dan sepi ini tidak ada satupun pekerja yang membawa keluarganya. Malu rasanya kalau saya seorang manejer masih ditemani oleh mama …., tetapi Mama tetap bersikeras…malahan mama telah memiliki tiket penerbangan yang konek dengan penerbangan terdekat ditempatku dan berdua ditemani oleh Candy . alasan mama satu2nya yaitu ingin melihat tempat kerja Anaknya yang semata wayang sekaligus mengajak Candy jalan-jalan.
Keesokan harinya..sebelum saya menjemput Mama dan Candy , pagi2 buta kutemui teman sekerjaku, “Pak Dino…saya akan ke Bandara menjempu Pacarku, mungkin besok siang saya kembali ke Kamp” kataku singkat. dan Pak Dino hanya tersenyum..”Seminggu pun boleh Pak Ar !! apalagi menjemput calon isteri, semua pekerjaan disini sangat lancar”
Siang harinya tepat jam 13.00 saya tiba di Bandara…, Pesawat yang akan ditumpangi oleh Mama dan Candy belum juga tiba..karena alasan teknis diperkirangan terlambat 2 jam…, pk 16 lewat 8 menit…pesawat satu2nya yang lending dibandara ini telah tiba…, satu persatu penumpang saya telusuri dari jauh…, seluruhnya penumpang berduan cowok dan cewek, atau rombongan cowok…tidak ada penunpang yang berduaan cewek dengan cewek…, tetapi yang satu itu…cewek sendirian …sepertinya Mama !!!, betul…Mama hanya sendiri…, Mama dengan Anggunnya turun dari pesawat, kacamata sunglass bertengger didahinya, memakai blus hitam lengan panjang berenda …, celana panjang ketat warna putih..menjinjing tas kesukaannya…, busana yang tidak mencolok…tetapi sangat serasi..dan kelihatan sangat cantik …, paling cantik dari semua penumpang…, semua pengunjung dibandara ini….
Kuraih kopor begasinya, kusambut dan kucium tangannya…, mama memelukku dan mencium didahiku…, seperti yang selalu mama lakukan kepadaku setiap kali bertemu atau berpisah.., lama sekali mama memelukku sambil memperhatikan wajahku sampai ke kaki, “sepertinya kamu agak gemuk cuma lebih hitam..anakku”, “Ia Ma..!!!, kerjanyakan dikebun…, tetapi Mana Candy Ma!!” tanyaku singkat…, “Nah…lho…, langsung tanya pacarnya..tidak menanyakan kesehatan Mama!!” gledek mama, mukaku jadi memerah malu…, “justru Ar nanyain , kok teganya Candy membuat mamaku yang cantik bepergiann sendirian..” balasku , “Sedianya Candy akan menemani Mama, tetapi karena tugas ahirnya tdk bisa ditinggalkan, makanya Mama putuskan sendiri aja” alasan mama singkat…. Entah kenapa perasaanku jauh lebih senang kalau mama tidak ditemani oleh Candy, mungkin karena rinduku kepada Mama yang kutemui 6 bulan terakhir, atau perjodohanku dengan Candy yang tidak semestinya terjadi di zaman modern ini…, tetapi alasanku kepada Pak Dino untuk menjemput pacarku…, malu rasanya..
Lama sekali aku terdiam mencari alasan yang tepat…,”Kenapa kamu diam Ar”, tanya mama sewaktu kami meninggalkan Bandara, ” Kita keliling kota dulu Ma, sambil mencari persiapan bekal di jalan dan Ar istirahat sebentar , jam 7 malam kita berangkat.. dan perkirakan jam 5 pagi kita tiba dilokasi tempat kerja Ar… ” kataku meminta persetujuan mama, ” terserah kamu Ar, yang penting kamu tidak kelelahan dalam perjalanan yang panjang ini” kata mama.
Dalam perjalanan , Mama banyak bercerita tentang kejadian…dirumah di jakarta…sepertinya mama sangat kesepian.., tinggal sendirian yang ditemani seorang pembantu, walaupun jadual senam, fitnes, renang..hampir setiap hari tidak ada yang mama lewatkan, Mama juga menjelaskan status perjodohan kami.., sebenarnya tidak mengikat tergantung kami berdua.., “Bukan Ar tidak suka Candy, tetapi Candy sudah punya pacar, lagi pula Ar pingin mencari jodoh sendiri yang …yang…pokok..ne ..seperti Mama” kataku terbata-bata, “terserah kamu Ar…, Mama pingin cepat2 punya Mantu” kata mama singkat sambil mengantuk…, “kita istirahat di SBBU depan ya Ma..Ar juga ngantuk”, mama tidak menjawabnya karena sudah tertidur. Di tempat istirahat , kami pindah di jok tengah.., dan mama tertidur pulas terlentang diatas pangkuanku..dan sayapun tertidur…kecapaian, dimalam yang sangat dingin . Tengah malam..Mama menggeliat, dan sayapun tersadar.., mama berusaha tidur miring sambil memeluk pinggangku, tepat pipinya berada diatas pionku.., perlahan2 lahan kuelus anak rambut yang ada dikeningnya…, pelukan mama makin mengencang…, kasihan mama…, alis itu, hidung yang mancung, bibir yang tipis..memerah..dagu yang mengelantung, leher yang jenjang..membuat wajah mama sangat sempurna cantiknya.., tetapi sangat cepat ditinggalkan oleh papa selama-lamanya.., tidak sadar , wajah yang sempurna itu mulai kuelus lembut.., dalam tidurnya…, mama mungkin merasakan kehangatan dari belaianku diwajahnya , dari kening sampai dagunya, dan mama berusaha meraih tanganku yang mengelus wajahnya membawa turun ke lehernya dan …dan..buah dadanya…, wow.., buah dada mama yang kenyal menonjol dan besar tidak ditopang dengan BH…, ditempat ini tangan mama menekan tanganku , dan akupun mulai mengikuti kemauan mama meraba buah dadanya dari balik bajunya.

Denyut jantungku mulai memacu…, mamaku dalam tidurnya sangat merindukan belaian kasih sayang seorang laki2…, patutkah saya, anak yang dilahirkannya 20 tahun lalu…yang dibesarkan dengan kasih sayang tanpa pamrih membalasnya dengan memberikan kasih sayang yang lain sebagai seorang laki2 walaupun mama tidak sadar dalam tidurnya ?? seperti keadaan saat ini , naluri kelakianku kini ditantang… oleh seorang wanita yang cantik.., seksi..yang kuidam2kan , …diperjalanan hanya kami berdua… ditengah malam yang sangat sepi dan dingin dan tidak ada orang ketiga yang tau,….Entah setan yang mana mulai membisik ” Kasihan Ibumu Ar!!…penuhilah kebutuhan dan keinginannya, tidak ada yang tau Ar!! lagi pula ia tidak sadar..dan dia sangat membutuhkannya”, itulah bisikan..yang mendengung membuatku gelisah, gugup dan takut…tetapi menjanjikan… dan secara refleks pionku pun mulai bereaksi… mengeras … tetapi sakit…karena terjepit dengan celanaku dan tertindih dengan pipi mama.., yang membuatku makin berani karena Mama makin agresif..dengan menggelinjitkan tubuhnya , memberikan peluang untuk buah dadanya yang sebelah untuk kuraba , tanganku mulai menyusup langsung meremas kedua buah dadanya bergantian…, mama makin menggeliat..nafas mama mulai memburu . Dalam tidurnya Mama bereaksi sambil berusaha memasukan jari2nya kebalik baju dalamku dan mencakar punggungku dengan kukunya yang tajam…, pionku makin meregang , sangkin sakitnya pionku terjepit, kuusahakan membuka kancing celanaku dan langsung melorotnya… Mungkin mama merasakahn benda kenyal bulat panjang..hangat melekat dipinya.., ia menarik tangannya yang mencakar punggungku…dan memegang batang pionku…, wow…jari yang halus lembut…melilit batang pionku menarik kearah bibirnya yang tipis…, kurasakan kehangatan bibir mama membuatku merasakan suatu kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya…, secara tidak sadar tanganku pun meninggalkan buah dadanya dan langsung …menyusup dibalik celananya…plus…bertengger tepat diatas bibir vaginanya, dan…dan tubuh mama makin bergetar.., jari2nya yang memegang pionku makin mengeras…, nafasnya tidak karuan lagi…pinggulnya mengggejolak…clup…, jari tangahku kumasukan dalam liang vaginanya…terasa hangat…menjepit…yang entah kapan mulai membasah…… Sambil kuaduk aduk vagina mama dengan jari2ku…, per-lahan2 pula kuarahkan kepala pionku kemulutnya…, tiba2 …. plak…plak jari2 yang mencengkram pionku mendarat dipipiku dengan sangat keras…., Mama terjaga dan menamparku…, plak..plok…plak…, entah beberapa kali kedua tangan mama mendarat dipipiku.., sangat keras…dan sakit…tetapi saya membiarkannya…, Nafsu birahiku yang tadinya sangat membara..kini berganti menjadi suatu ketakutan… penyesalan…dan ..dan…siap menerima hukuman seberat apapun… Mama berbalik dan tertelungkup.. yang tadinya kepalanya dipangkuanku kini berganti kakinya… sambil menagis…, lama sekali saya biarkan mama menagis… “Teganya kamu Ar.. membuat Mama seperti ini !!” kata mama dalam isaknya tangisnya, ” Maaf Ma!!…Ar khilaf…” kataku nyaris tak terdengar… sangking takut dan menyesal, dan berjuta .. kata2 yang sediannya ingin kuucapkan.. tetapi .. tak kunjung terucap…, takut kalau mama makin marah…, dan mungkin membunuhku. Walaupun saya rela kalau mama membunuhku…untuk menebus kesalahanku .. tetapi pastilah mama bertambah sedih…, kutinggal sendiri didunia ini dengan noda dan nista.., boleh jadi Mama juga akan bunuh diri…, … oh… tidak Mama tidak boleh membunuhku…, tiba2 mama bangun duduk disampingku…, dengan tenangnya mama mengusap sisa air matanya…, mama tidak menangis lagi ” Ar .. Antar Mama Balik kebandara “, ” tapi Ma .. penerbangan kejakarta 3 hari lagi..” kataku memberi alasan.. dan pasrah, ” Tidak apa Ar , mungkin Mama tidak seharusnya datang kesini” kata mama tegas, tidak boleh dibantah… Inilah suatu kenyataan yang saya harus terima, Mama yang dengan penuh kasih sayang melahirkanku, merawatku dan menjagaku sampai hari ini…namun saya balas dengan perbuatan yang tidak sepantasnya.
Kuputar balik Mobil menuju Bandara dan perlahan-lahan kutinggalkan tempat yang sepi …dingin … mencekam.. Mama hanya terdiam membisu entah apa yang dipikirkan , dan saya pun diam berusaha konsentrasi membawa Mobil ditengah malam itu…” Ma !!! bolehkah Ar singgah sebentar untuk menelpon teman sekerja Ar di Kamp?”, tanyaku tanyaku mengharap cemas, ” terserah kamu..”, jawab mama lirih. Kuhentikan mobil dan berusaha menelpon Pak Dino, lama sekali baru ada jawaban dari sana, ” Ini Arman Pak Dino, Tolong dikemas Laptop saya dan semua Barang Milik saya di Barak dan kirim ke Jakarta , alamatnya ntar saya SMS “, Pak Dino kaget dan hanya sempat bertanya “Kenapa”, “Ada masalah Keluarga dan saya harus kembali sekarang dan Mobil saya Titip di Bandara” kataku …mengulang-ulang karena signyal sangat kecil…, setelah telepon terputus , kembali saya akan melanjutkan perjalanan , tiba2 ” Apa maksud kamu mengepak barang2 dan kirim kejakarta ..” tanya mama sedikit curiga, “Ar sangat malu kembali kerja, lagi pula mungkin Ar tidak konsentrasi lagi, Ijinkan Ar untuk ikut kejakarta , menemani Mama , merawat Mama, untuk menebus kesalahan Anak yang tidak tau Adat ini” perlahan-lahan mobil kujalankan , “berhenti dulu Ar, Maksudmu kenapa sangat malu kembali kerja di Kamp”, “awalnya Izin Ar untuk menjemput Pacar Ar dan temannya,Ar tidak mengatakan menjemput Mama , karena Ar malu kalau Mama yang berkunjung ketempat yang sangat terpencil ini, lagi pula Pak Dino sudah mempersiapkan segalanya untuk menjemput kita, terus apa kata mereka kalau Ar pulang ke Kamp sendirian, lagi pula takutnya Ar dengan mama tidak akan ketemu lagi kalau berpisah, karenanya kemana mama pergi disitupun Ar harus ikut” kataku menjelaskan , lama sekali mama terdiam…dan kelihatannya Mama sangat terharu dengan ucapanku yang terakhir dan akhirnya ” Kita teruskan perjalanan Ar…ke tempat kerjamu ” kata mama singkat , jelas dan sangat tegas dan tersenyum , awan menduk yang meliputi wajah kami berdua telah sirna dengan terbitnya Senyum Mama.. yang sangat cerah.. walaupun samar samar tampak ditengah malam buta, “tetapi…Ma”, ” Mama sangat mengerti perasaanmu Ar, Mama bersedia menjadi Pacarmu selama di Kamp kalau itu yang kamu maui, Hanya sebatas Pacar dan jangan sampai kejadian tadi terulang kembali” kata mama memotong alasanku, ” berarti mama , memaafkan perbuatan Ar tadi??”, ” Awalnya Mama sangat Marah dan kecewa, tetapi setelah mama pikir2, ini mungkin karena keadaan…, lagi pula mama tau sekarang anak mama sudah dewasa..” Betul Ma??, Mama tidak marah lagi???” tanyaku menegaskan…, tiba2 mama memegang wajahku.., menilik bekas tamparnya yang masih memerah..” Oh…Anakku..maafkan Mama ya!!, sini dekat dekat dengan mama, mama mau cium pipimu bekas tangan mama” , kusodorkan pipiku kiri dan kanan yang masih memar dan sakit, mamapun menciumnya dengan lembut…”yang mana lagi sayang!!” kata mama seakan akan ingin menyelasaikan tugasnya dengan cepat, kusodorkan bibirku “ini juga ma”, “Hushh.. jangan merayu mama Ar!!”, kunyalakan lampu jok untuk memperlihatkan bibirku yang juga mungkin membengkak, “oh..kasihan anak Mama..ha..ha..” kata mama sambil tertawa..melihat bibirku menebal ” tapi ini untuk pacarmu aja ya sayang!!”, kata mama menghindar, ” Bukankah Mama telah bersedia menjadi pacarku ” , mama tersentak…, perlahan-lahan tangan mama menarik leherku kearahnya , sambil menutup mata dan bibir terkatup, mama mendekatkan bibirnya ke bibirku yang membengkak.. Kusambut Bibir Mama yang tipis, basah, merekah dan hangat, tidak seperti sewaktu kami berdua diliputi nafsu birahi yang sangat membara walaupun mama tidak sadar dalam tidurnya..,bibir itu menciumku sangat lembut.., harum .. bak bunga yang baru mekar dipagi hari…bibir itu juga sedikit bergetar.. dan membuat juga sekujur tubuhku ikut bergetar..seakan akan seluruh urat nadiku dialiri strom hangat halus…dan nikmat sekali… Mama menciumku dengan penuh kasih sayang, kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya.., tetapi sebagai seorang wanita .. dalam puncak emosinya yang membutuhkan kasih sayang seorang pria…kelihatannya mama sedidik ragu…., dan keraguan inilah menyebabkan bibirnya sedikit bergetar..yang diikuti desah nafas..halus yang dipaksakan… yang kurasakan..terakhir ini mungkin juga mama rasakan bahwa ada suatu yang tidak betul diantara kami ..membuat kami terdiam.. lama.. lama sekali rasanya suasana sepi dan kaku , tiba2 “Ar …kamu jangan mempermainkan lagi mama ya Sayang!!”..kata mama memecahkan kesunyian dipagi yang buta itu.

Tidak terasa Mobil yang kami gunakan melaju dengan kecepatan hampir maksimal..dan mama sempat memperingatiku ” Pelan2 aja Ar.. jalannya agak licin”..,setelah 2 jam..tepatnya 05.15 pagi kami pun membelok masuk ke Kamp tempat kami bekerja…, Dipintu gerbang yang kami singgah sejenak ..memberikan waktu kepada pak satpam untuk memeriksa, setelah melihat hanya kami berdua “Katanya yang dijemput adalah Istri Bapak berdua dengan…”, Pak satpam tdk sempat menyelesaikan kata2nya.., karena mama menggeliat dan “Temannya gak jadi datang, cuman sendiri”, kataku lirih agar tidak membangunkan mama, “Sukurlah Pak , karena kami belum menyiapkan ektra bed” kata pak satpam sambil tersenyum..dan mempersilahkan kami meneruskan perjalanan..masuk Kamp. Sebelum tiba dibarak tempatku bekerja mama sempat bertanya “Tadi Satpamnya ngomong apa sich Ar??”, “sebelum Ar pergi jemput mama alasan Ar kan untuk menjemput Pacar alias Calon Isteri berdua dengan temannya, tetapi ternyata.., yang datang cuman seorang , tentu yang datang pacarnya, masa sich temannya?,berarti pak satpam melihat mama tadi menggap calon istriku, lagi pula dia meminta maaf karena tidak sempat atau tidak perlu mempersiapkan ektra bed”, kataku menggoda , Mama hanya tersenyum..”apa kamu tdk malu , calon isterimu udah tua kayak gini..??”, tanya mama , “Siapa bilang Mama sudah tua, dibandingkan dengan Candy, mama mungkin kelihatan tua setahun atau hanya lebih lebih dewasa dan seksi” , “Gombal kamu Ar” mama hanya tersipu2 ..mendengar rayuanku,lanjutnya “jadi selama mama disini harus berstatus calon isteriumu ya??”, “kira2 begitulah, lagi pula kita harus seranjang…bolehkan Ma!!”, Mama tdk lagi memperhatikan ucapanku yang terakir, atau mama pura2 tidak mendengarnya..karena kami telah tiba dan mama langsung membuka pintu pondok dan mulai melakukan inspeksi.., “Hm..sederhana tapi sangat nyaman..dan sehat pondok ini Ar..”kata mama setelah meneliti semua ruangan , “inikan spesial disiapkan untuk Mama tersayang!!” kataku singkat, “Atau untuk calon isterimu yang tdk jadi datang” balas mama dengan sedikit nada cemburu, sambil membuka baju dan celana panjangnya..sehingga nampak samar tubuh mama hanya menggunakan singlet berenda merah maron yang sangat ketat sebatas pusat pengganti BHnya.. dan juga CD berenda transparant warna sama dengan singletnya..sambil membuka kopernya menarik daster tipis halus untuk dikenakannya , “Mama istirahat ya!!, ntar siang Mama rapiin kamarmu” kata mama kelelahan sambil menghempaskan badannya di TT satu2nya yang ada diruang itu. Kuturunkan semua perlengkapan mama dari mobil..dan mengaturnya diruang tamu.. dan tak terasa kelelahanpun menghantuiku…, setelah membuka baju dan celana panjangku, sayapun pingin istirahat,…tapi dimana??, disamping mama???, diTT yang sempit..itu??. Kubiarkan Mama sendiri menikmati satu2nya TTku yang empuk, dan demi mama saya pun rela beristirahat di sova dengan berselimutkan kain yang tipis…apa adanya. Sampai Sabtu sore hari, saya terjaga..dengan selimut yang dikenakan mama sebelumnya, kini melekat menyelimutiku dengan hangat.. dan sayup2 terdengar suara mama bernayanyi keci didapur sibuk memasak..
Perlahan lahan kuhampiri mama yang asyik melantungkan lagu kesayangannya “Broken angels”, lagu kesayangan sejak Papa pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya.., lagu yang sangat menyayat hati.. dan diiringi gemerincik minyak panas dan asap yang mengepul dari wajan ..hampir menyelimuti wajah mama, kupeluk mama dari belakang dan mama tersentak kaget dan menoleh kebelakang membuat wajah kami bersentuhan.., sebelum mama sempat mengeluarkan seruan kaget atau marah, “Mama menangis ya!!” kataku sambil menatap matanya yang memerah dihiasi 2 butir airmata siap meluncur berderai, kusapu airmata itu sambil mengecup keningnya,”tidak sayang !!, mata mama panas karena asap ini” kata mama berbohong sambil menunjuk wajan yang masih mengepul, “Mama ingat Papa ya!!”, mama hanya terdiam. Mama masak apa?” tanyaku mengalihkan perasaan mama yang hampir meledak, “masakan kesukaanmu sayang” kata mama tersenyum..manis walaupun senyum itu diliputi kabut kesedihan, “Tapi sepertinya masakan ini, kesukaan Papa!!” kataku menggoda dan mama pun sepertinya tidak tahan lagi membendung emosinya dan menyerbu kepelukanku, menyembunyikan wajahnya, dan meledaklah tangisnya didadaku.. Kudekap tubuh mama dan membiarkan mama melepas semua perasaan kesedihannya, tak terasa waktupun berlalu perlahan lahan, kurasakan mama tidak dapat lagi mempertahankan tubuhnya dalam kondisi berdiri, kubopong mama dan dengan sangat hati2 kubaringkan ketempat tidur..tetapi tiba2 Mama menarik tubuhku untuk memeluknya lebih erat sambil terisak. Kubiarkan tubuhku tertarik dalam pelukannya sehingga menindih tubuh mama. Untuk yang kedua kalinya ada perasaan yang sangat aneh menjalar diseluruh tubuhku..hangat, nikmat syur..syur..tidak seperti kasih sayang yang kualami sebelumnya, perasaan syur yang menelusuri seluruh pori-pori menjalar terus turun keselangkangku..menyebabkan pionku berdetak dan tegang..oww..ow.., Pion yang salah tingkah ini khawatir dirasakan oleh mama, menimbulkan kecurigaannya , maksudnya untuk menghindari tonjolannya pionku ke paha mama, tetapi mama justru mendahului goyangan pinggulnya membuat pionku mengarah keselangkang tepat diatas vaginanya. Maksud hati menjauh malah terjerumus kebantalan pubis mama yang sangat empuk.., mama sangat merasakan tonjolan dan ketegangan pionku, Mama makin menggeliat dan mengencangkan pelukannya ” Ar.., mama sangat merindukan papamu..oh…” desah mama dalam isak tangisnya. Mendengar Mama mengeluh seperti itu , timbullah Perasaan Takut karena telah mengecewakan Mama, tetapi kalau kubiarkan mama melepas rindu dalam pelukanku…, ach … aku Ragu jangan sampai aku salah sangka dan Mama memarahiku seperti kemarin dalam perjalanan, cemas melihat kondisi mama yang labil, tetapi … kenikmatan , dan kehangatan dan syur dalam pelukan dan dekapan mama bercampur aduk jadi satu,membuatku semakin nekat.., ku lemot mulut mama yang berbibir tipis , kusedot tapi mama menghindar dan berusaha melepaskan bibirnya.. dengan mengatupkan mulutnya dan menengadah, apa boleh buat..leher mama yang menjadi sasaranku, kujilat dan turun ke dada..”Jangan Ar!!” desah mama terbata-bata dan ragu tetapi tidak marah, “Ar bersedia menggantikan Papa Ma!” kataku mengharap nekat , mudah2an mama mau menerimanya, sambil kujilati dadanya..kekiri dan kekanan ke puting kegundukan buah dadanya yang mulai mengenyal, mama makin menggeliat sambil berusaha melepaskan puting susunya dari mulutku, tetapi usahanya sia-sia malah menambah ransangan di buah dadanya, dan akhirnya mama pasrah malahan menarik kepalaku justru menekan kedadanya “tapi..Ar..oh!!..” kata mama tidak beraturan .. tersengal-sengal sambil menahan birahi dan keraguannya, tiba tiba…tok..tok..tok…pintu diketuk dari luar, Mama menghentikan kata2nya dan sayapun diam membisu diatas tubuh mama…dengan mulut masih ,melekat diputing kirinya. Hening sejenak…kutarik selimut yang berhamburan untuk menutupi tubuh kami berdua. Dalam selimut ,Mama berdiam , membisu dan cemas serta sedikit gemetaran berada dibawah tubuhku yang mendekapnya. “Mama jangan bersuara, mereka menganggap kita istirahat melepas rindu, sebentar lagi mereka akan berlalu” kataku membisikan dekat telinganya, apa boleh buat sudah terlanjur apalagi gelora birahiku telah mengalahkan ketakutan dan keraguanku dan lagi pula mama hanya mengangguk gelisah sambil menahan nafasnya yang juga mulai bergejolak. Perlahan-lahan kucium bibirnya…, mama tidak bereaksi hanya menutup mulutnya rapat2 sambil membolakan matanya seperti mengancamku tapi ada rasa takut ketahuan , tetapi dengan memencet hidungnya agar mama membuka mulutnya untuk bernafas dan usahaku berhasil, kusedot lidah mama, mama hanya tetap diam pasrah.., tok…tok…”Pak Arman !!” serunya dibalik pintu , rupanya pak dino yang berkunjung, “Sialan kamu pak dino, aku lagi mencumbu mama nich, minggat lu” kataku hanya dalam hati dan kulanjutkan kerjaanku mengerayangi buah dada mama dengan tangan kiriku memutar pelintir putingnya dan tangan kananku memfiksasi kepalanya dari belakang lehernya agar mama tidak banyak bergerak dan menghindar dari ciumamnku.
Setelah kuperlakukan mama seperti ini, mencium dan meraba teteknya dengan sedikit paksaan, mama hanya dapat menunjuk gelisah kepintu tanpa bersuara…, mungkin maksudnya “sabar Anakku…jangan keburu..ada orang dibalik pintu, malu mama kalau ketahuan dicumbu oleh anaknya”, mudah2an mama berpikir demikian berarti mama mau melayaniku kelak ,hanya karena malu dilihat orang lain mama minta bersabar, ok dech…kuhentikan semua kegiatanku ditubuh mama dengan harapan bahwa mama kelak akan melayaniku dengan sukarela, tidak seperti sekarang , dipaksa dan terpaksa, kasihan mama dan kesempatan ini digunakan mama untuk bangun, tetapi segera saya menariknya ..dan mama terjerambat kembali diatas tubuhku..sekali lagi mama ingin memberontak melepaskan diri..tapi sia-sia..akhirnya mama pasrah tertelungkup diatas tubuhku.Kucium bibirnya.., dagunya..turun kelehernya…tetapi mama tidak bereaksi seperti tadi..malah tubuhnya terasa dingin..makin dingin…karena tidak ada lagi reaksi dari mama, menyusul birahiku yang juga menyurut..Lama , lama sekali keadaan ini berlangsung hening dan kudapati mama meneteskan air mata entah kenapa yang jelas bukan karena marah akibat perbuatan yang telah kulakukan kepadanya. Kubiarkan mama melampiaskan kesedihannya sampai dia tertidur…. Sore harinya , kembali pintu rumah diketuk..,”Selamat sore Pak Ar” kata pak dino didepan pintu , setelah saya mempersilahkan Pak Dino duduk , tiba2 mama muncul dengan pakaian terus tanpa lengan bahan kaos warna biru benhur…membuat lekuk tubuh mama yang putih mulus sangat jelas tercetak dibalik baju kaosnya , kulihat Pak Dino terkesima karena kecantikan dan keanggunan Mama.. lalu melihatku “Ma!! ini Pak Dino yang papa sering ceritakan dan Pak Dino !!, ini isteriku ” kataku singkat bersandiwara memperkenalkan Mama kepada pak Dino, “Jadi Pak Ar!!, sudah… “,”Betul Pak Dino, kami menikah 2 bulan sebelum ketempat tugas ini” kataku memotong,”Pantasan Pak Ar banyak diam dikantor dan tidak pernah tergoda dengan cewek perusahaan…!!” jamin Pak Dino kepada Mama, dan mama hanya tersenyum manis sambil menutup bibirnya dengan jari2 yang lentik dengan muka merona. Kami bertiga bercerita kurang lebih 2 jam..yang paling berkesan adalah pesan Pak Dino pada mama ”Ibu…, sebaiknya menetap saja disini Bu Arman , sampai melahirkan anak pertama atau merawat kehamilan Ibu diudara yang segar ini sampai akan melahirkan, Kami tidak yakin Pak Arman dapat bertahan membujang.. Serius Bu… disini Bu Arman!! (Pak Dino memanggil Bu Arman Kepada Mama) dalam setahun udah lebih selusin karyawan bujangan menikah dengan penduduk setempat yang cantik , putih dan manis lagi ” Mama makin merona…kayak anak perawan..sambil menyandarkan kepalanya dibahuku dengan manjanya..membuat Pak Dino terkecoh habis.
Acting mama sebagai isteri Manja didepan pak dino membuatku semakin menyayangi mama dan nekat, apa toh salahnya.. aku sebagai anaknya juga akan membahagiakan mama bila perlu menggantikan fungsi papa… dari pada orang lain yang .. yang.. akan menggantikan tempat papa…rasanya tidak rela. dan mama hanya terdiam entah apa yang dia pikirkan ,sekali-kali melirikku..sepertinya ada rasa cemburu… atau bangga .. hanya mama yang tau Hari pertama berlalu , waktu memasuki malam ke2, kami kesulitan tempat tidur , tempat tidur yang ada hanya satu itupun sangat kecil untuk kami berdua…, apa boleh buat , mama kuberi kesempatan tidur terlebih dahulu ,lagi pula masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan..ntar kalo mama sudah lelap , selanjutnya saya akan tidur disampingnya atau dibawahnya atau tidur disova kedingianan seperti malam kemarin. Mama telah siap dengan pakaian peraduannya, baju tidur sutra putih transparan bercorak burung dara..yang dipakainya sangat seksi, sangkin transparansnya baju tidur mama, BH dan CD yang mama kenakan tampak jelas tembus warna aslinya yaitu merah maron berenda, wow..walaupun hanya diterangi dengan lampu redup, mama kelihatan sangat cantik dan… dan..sangat merangsang siapun yang melihatnya.., sangat romantis suasananya, apalagi membayangkan tidur seranjang dengan mama…mmm…mm…tidak ada orang ketiga kecuali setan..yang membuatku berpikiran yang aneh2 terhadap mama kandungku……….. Mama tidak curiga apa yang kupikirkan, mungkin Mama hanya melihat kesulitanku..masalah tempat tidur “Kenapa tidak minta satu lagi tempat tidur sama pak dino” kata mama memberi solusi ,”Masa sich suami isteri tidur pisah didaerah dingin kayak gini??” jawabku, “OK deh sayang…, kalo uda ngantuk , Ar..boleh tidur disamping mama” kata mama percaya diri sambil sedikit menggeser kekiri,melihat tingkah laku mama itu, timbul lagi kebanyolanku “Sepertinya Anak pertama mama nantinya seorang laki-laki” kataku menimpali penawaran tempat mama,”Ia Donk!!, Anak mama yang pertama kan Kamu Ar!!” kata mama sekedar menjawab, “Bukan itu maksud Ar.. Ma!!, itu lho kata Pak Dino Ibu Arman sebaiknya melahirkan anak pertama di kamp ini” kataku mencontoh ucapan pak Dino ngeledek mama, “Kenapa laki-laki?? “tanya mama masih berlagak oon…”Mama kan bergeser kekiri berarti papa tidur di kanan ntar naiknya ke Mama dari kanan donk!!..ha..ha..kan hasilnya anak laki”,tiba2 tiba mama dengan manjanya menyerang dan memukulku dengan bantal dan kubiarkan mengenai kepalaku”Aduh sakit ma! sayang!!” kataku semakin menggoda, “Kamu nakal Ar!!, siapa yang mau melahirkan anakmu” kata mama sambil meyerang yang kedua kalinya, tapi kali ini saya tidak beri kesempatan mama memukulku walaupun hanya dengan bantal, Kutangkap lengannya dan lengan kiriku menarik pinggangnya ketubuhku, dan mama terjerambab dalam pelukannku.., mama berusaha melepaskan diri, mama kuterkam dibibirnya dan menggendongnya kepembaringan…,Seperti dua kejadian yang lalu…sewaktu mama tertidur dipangkuanku dalam perjalanan, serta kedua kalinya sewaktu mama kupeluk dari belakang di dapur , mama berupaya berontak melepaskan diri, tetapi kali ini mama tidak melalukan perlawanan atau upaya melepaskan diri yang berarti.., sepertinya hanya suatu gerakan manja yang malah makin merangsang birahiku….seperti gerakan anak perawan yang malu2 kucing, Alangkah bahagianya aku ..Seandainya..seandainya Wanita cantik yang kupeluk ini adalah isteriku…., isteri yang akan melahirkan anak2ku…,pikirankupun makin kotor “Ar…Ar…goblok!!, bukankah wanita dalam pelukanmu sekarang ini adalah isterimu..walaupun hanya dalam sandiwara??, dan…dan…Ar bego!!, Hanya kamu berdua anak Ibu yang tau, lagi pula Mamamu telah bersedia menjadi isterimu, gauli lah dia..kasihani Ibumu..ini kesempatan emas bagimu Ar!!, dia juga sangat merindukan belaialan laki-laki sepertimu…oh..Ar!!!, jangan sia-siakan wanita yang sangat cantik ini..Ar…”…kubaringkan dan kutindih tubuh mama diranjang yang sempit , memang mama malam ini sangat istimewa, cantik seksi dalam pakaian tidurnya.., dan kepalanya terjurai dipinggir tempat tidur siap menerima terkaman, kini nekat dan tekatku sudah bulat… ” Ar…. Mamamu.. .. itu.. sudah siap kamu setubuhi Ar…” bisik setan di benakku , kucoba mencium lehernya , tidak ada reaksi perlawanan… turun ke buah dadanya , mama hanya menggeliat…sambil mencakar cakar dan menarik baju kaosku..hingga sobek… sewaktu mulutku mulai menggelitik…kedua putingnya .. kebawah…turun keperut sampai kebawah pusatnya…persis menggigit halus gumpalan daging diatas pubisnya walaupun masih dibalik baju tidurnya , mama mengerang…gigitan halus ditempat ini membuat mama kesurupan, entah kenapa. .”Ohhhchh..Ar..jangan siksa mama…sayang!!” keluh mama seperti nada meminta , “Ar.. Sayang sama mama…sayang banget…seperti papa menyayangi mama” balasku sambil melucuti baju tidurnya.. dan mamapun telah memberi peluang.. “wow…. mama bersedia kusetubuhi dengan rela ” …pikirku , ditambah lagi Mama juga aktif melucuti celana pendekku. dan dengan kerja sama yang sangat cepat kami berdua telah bergumul berpelukan menjadi satu dalam keadaan bugil…sewaktu usahaku ingin memasukan pionku yang sangat kenyal dan tegang kevaginanya yang juga mulai berlendir …mama berusaha meregangkan selangkangnya ..”tapi Ar…inikan tidak boleh kita perbuat…”kata mama ragu.., Belum selesai ucapan mama ,cluppp…chesss..”ouww…achhhgg..!!,”mama kan udah jadi isteriku “, rintihan mama dan erangan birahiku pun menjadi satu sewaktu kepala pionku membelah vagina mama yang sudah berlendir hangat…dan sewaktu mama memainkan otot vaginanya…meyebabkan pionku kelelap…terjepit dan terhisap kedasar vaginanya…, ditambah kocokanku yang mengaduk biru vaginanya…diimbangi goyangan pinggul mama memutar dan naik turun membuat kami berdua…lupa segala-galanya…Mama tidak sempat menanggapi lagi ucapanku yang terakhir,…”Sakit Ar…ohhhh!!” , keringat birahi telah melumuri tubuh kami berdua , dan entah berapa lama pergumulan kami, anak dan ibu..menyebabkan bantal dan seprei bercampur lendir berhamburan dan berantakan..tiba2 mama berada diatasku dan duduk diselangkangku dengan pionku tetap berkubang divaginanya, sambil menarik tubuhku untuk duduk dan menyedot putingnya..kiri dan kanan..dan mama pun asyik menggoyangkan pinggulnya naik turun…menyebabkan saya tidak tahan lagi….Ohh…., Mama!!…, Ar tidak tahan lagi….”Ya..ya…ochhhhh…ai….mama juga menikmati sayang” erang mama, akhirnya mamapun mencapai langit ketujuh dengan menegang…dan vagina mamapun berdenyut ikut memeras lendir yang tersemprot..dari pionku…, tak ada setetespun yang tercecer..diisapnya semua, dan kamipun makin mengencangkan pelukan…sambil menikmati sisa birahi…berciuman, berpelukan …lemas …dan mama pun tersenyum nikmat….tertelungkup diatas tubuhku..dengan masih mengayomi pionku di vaginanya. “Kamu nakal Ar!!” kata mama tersenyum sambil menggelitik dadaku dengan jari-jarinya..”Abis mama canti sekali sich!!” balasku juga menggelitik gundukan daging diatas pubisnya,”owwwhhh..jangan digelitik disitu sayannngg” teriak mama sambil mengencangkan pelukannya, hah!! rupanya disitulah kelemahan mama..pantasan dengan gigitan halus dipubisnya membuat mama rela kusetubuhi. ======== Setelah beberapa saat keringat dan lendir yang melumuri tubuh kami mulai mengering…mama tiba2 bangun menuju kamar mandi , tetapi saya menahannya “Baring aja dulu ma!! sayang”, kataku sambil mengecup bibirnya, ” Mama mau cucian, kalo tidak salah hari ini mama lagi masa subur..,Mama tidak mau mengandung benihmu” kata mama tetap berkuat untuk ketoilet,”Ma!!, kalo hanya sekali kemungkinan 99 persen pasti jadi walaupun mama cuci bersih ,tapi kalo 2 kali kemungkinan 99% tidak jadi” kataku merayu sambil membalikan badanku sehingga mama sekarang terlentang dibawahku…sambil meraba gundukan daging ditas pubisnya yang ditumbuhi ranbut tempat kelemahan mama, Pionku yang tadinya mulai mengkerut..kini mengeras dan tegang kembali , apalagi sewaktu tangan mama mulai meramasnya dan mengarahkan ke vaginanya sambil berkata..”terserah kamu Ar…owww!!”, Pionku kembali mengaduk vagina mama yang kedua kalinya..dan mamapun sangat tangkas menggoyangkan pinggulnya melingkar dan naik turun..sambil kedua kakinya melilit kakiku.., tidak sampai disitu..mama juga aktif mencium mulutku bergantian menarik kepalaku dan membawa kedadanya…sepertinya buah dada mama ingin dilemot dan dielus juga.. Ternyata pada babak kedua ini, mama sangatlah agresif dan ganas..mungkin pelampiasan dari birahinya yang terpendam sepeninggal papa, dan sayapun tidak ragu2 lagi, menyantap suguhan utama dari mama yang telah merawatku 20 tahun..sungguh nikmat dan tidak pernah saya bayangkan bahwa..wanita yang melahirkanku dan sempurna dalam paras maupun tubuh..juga sangat sempurna dalam bercinta,terlebih lagi dalam gayanya meminta digendong sambil melingkarkan kakinya dipinggangku agar pionku tidak terlepas dari vaginanya, dan melemot kedua buah dadanya bergantian dengan mulutnya sambil dionjot onjot.Model ini sangat menguras tenaga kami berdua, dan mama meminta untuk bersegera , perlahanan-lahan kuhampiri sova disudut ruangan dan duduk dimana mama kududukkan diatas selangkangku berhadapan , mama membuang kepalanya kebelakan memberikan kesempatan agar kedua buah dadanya kuhisap dan satunya kuremas..crot…crott…auuuww achhh….desah mama kesurupan setelah mencapai orgasme yang kedua..dan akupun ..memburu dengan mengocok vaginanya dengan tumbukan pionku menggetarkan seluruh tubuhnya termasuk buah dadanya…ohhhhh….mamaku….terimalah persembahan anakmu…achhhhhhhhh…..dan mama hanya terdiam mendesis….Lama sekali kami berdiam berpelukan sambil duduk berhadapan..menikmati hangatnya birahi…”Kamu hebat melebihi papamu Ar”..sapa mama tersenyum puas.., kukecup mulut itu…. sebelum mama meminta digendong kekamar mandi…
================
Setelah mama membersihkan lendir yang ada diselangkangnya dan mungkin juga yang ada divaginanya sampai dimulut rahimnya, khawatir ada spermaku yang masih melekat yang bisa membuahi mama menjadi hamil,mama kembali berbaring sisiku..masih dalam keadaan telanjang bulat dengan sedikit menindih tubuhku..”Ar… waktu malam pengantin dengan papamu dulu..” mama tiba2 ragu melanjutkan kata2nya, “Kenapa Ma!!?, Papa cuma mencumbu mama 2 kali Kan??” kataku menggoda dan mama hanya mengangguk malu ,”Lalu Mama hamil kan??!”, kembali mama hanya mengangguk… “Kalau begitu Ar..mau cukupin mencumbu mama 3 kali malam ini supaya tidak hamil” kataku sambil menindih dan mencium mama.., mama tidak menolak dan malah balas menyedot ciumanku…sekaligus membuka selangkangnya dan memberi kesempatan kepadaku untuk menyetubuhinya untuk yang ketiga kalinya….Tidak ada kesulitan memulai ronde ini,karena justru mama yang empunya inisiatif. hanya saja waktu yang kami gunakan lebih lama dari 2 ronde sebelumnya, mungkin karena pionku terasa sedikit kram..atau lendir yang sudah banyak tersemprot…menyebabkan orgasme agak lambat atau karena kami berdua lebih banyak beroral seks dalam posisi 69.
Keesokan harinya, matahari pagi telah bersinar menembus masuk kekamar, pagi2 sekali mama terbangun dan membuka jendela agar udara segar menggantikan udara birahi yang menyelimuti kamarku semalam…mama sudah mandi dengan membasahi rambutnya..kini rambut yang indah itu diurai sebatas bahu, seperti yang sering dilakukan sampai 3 tahun lalu…mama sudah berdandan tipis.. walaupun masih menggunakan sepasang pakaian dalam BH dan CD bewarna pink berenda.. dan berkaca didepan meja rias.. Baru kali ini kulihat benar2 bahwa tubuh dan paras mama sangat sempurna…layaknya bidadari yang menjelma jadi wanita yang sangat cantik ,anggun dan seksi, jantungku berdecak kencang…” harus…, mama harus jadi isteriku ….dan melahirkan anak anakku.., tidak perduli apapun tanggapan orang dan apapun yang akan terjadi…, kenapa harus bercape2 mencari isteri seperti Mama, mama kan juga seorang wanita.. lebih cantik dari gadis perawan yang pernah kulihat, Perlahan lahan kuhampiri mama dari belakang..dan mama pun mengetahui kedatanganku dari cermin didepannya, sehingga mama tidak kaget sewaktu aku memeluknya dari belakang…, mama mengangkat sedikit dagunya memberikan luang untuk mencium lehernya..dari samping..serta mengaktifkan tanganku menelusuri bawah BHnya untuk meramas kedua buah dadanya..mama menggeliat dan bersandar didadaku..,tangan kirinya menyusup di CDku diantara selangkangku, “Ai…sepertinya pion ini gak tidur semalam ya sayang” kata mama sambil menggenggam halus pionku yang sudah tegang.., “Abis Mama gak keloni tadi subuh.., sepertinya dia menuntut haknya..Ma!!” kataku sambil memopong tubuh mama yang mungil kemeja kerja yang ada diruang itu.”Kok disini sayang” kata mama protes, “Buat suasana baru Ma!!” kataku sambi membaringkan mama diatas meja dan menekuk kedua lututnya seperti posisi hendak melahirkan…, perlahan lahan kusapu dan kusimak buluh2 yang menutupi pubis dan bibir vaginannya , dengan sedikit melebarkan liang vagina mama dengan jari2 lalu mulai kujilati clitorisnya yang entah sejak kapan memerah dan berlendir..mama menggelinjat dan menyambak rambutku…dan menanamkan mukaku kedalam vaginanya…seakan akan vagina ini akan menelan mukaku…, kuakui mama cepat sekali terangsan apabila menyentuh pubisnya, kuikuti kemauan mama dengan menyedot clitorisnya…, membuat mama berteriak histeris..,auhhhh..achgg…erang mama ” mana pionmu sayang…mama pingin melumatnya”,kali ini saya tidak mengikuti keinginan mama, pionku langsung kosodokan ke vaginanya…dan dengan dorongan dan kocokan yang sangat kuat…sampai sampai teh dan berkas yang ada diatas meja ikut berhamburan…tetek mama bergoyang ikut pula irama kocokanku namun tidak lama karena segera kedua tangankupun bermain diputingnya sambil meramas…mama makin gelagapan…dan kesetanan…”mama mengencangkan vaginanya “oh sayang…jangan dikeluarin di memek mama…, mama pingin menelannya…ohhchhh…”pinta mama kesurupan. begitu merasakan hampir bersamaan klimaks mama…, sayapun merubah posisi dan naik ke meja membawa selangkangku kewajah mama dan menjongkok menjilat vaginanya dan akhirnya mama memainkan pionku kedalam mulutnya sekaligus memeras lendir lendir yang tersemprot dan ditelannya sebagian dan sebagian disapuhkan ke lehernya…buah dadanya dan pionku…Pertarunganku kami kali ini sangat meguras tenaga..mama sepertinya kehabisan tenaga sampai sampai tidak bisa bangun dan berdiri, terpaksa dengan sisa tenaga yang ada maksudnya akan menggendong mama ketempat tidur tidak kesdampaian dan mamapun saya baringkan dilantai dan sayapun tertelungkup diatasnya tubuhnya..
Mulai saat itu..dan hari2 berikutnya akan kubahagiakan Mama sebagai wanita yang telah melahirkanku dan dan…mengambil sepenuhnya tugas Papa…. Demikian pula Mama.., tidaklagi memanjakanku sebagai anak satu2nya…tetapi lebih dari itu…setiap hari membuatkan masakaan kesukaanku dan melayaniku dari A sampai Z termasuk di ranjang yang sempit itu. Selama 3 minggu pertama layaknya pengantin baru selama saya dirumah rasanya tidak pernah tubuh kami tidak bersentuhan, mama tak henti2nya memperbaiki dan merapikan tempat tidur kami yang selalu berantakan…dan berlumuran lendir.., mama tidak pernah mengeluh..walaupun ia kurang tidur dan istirahat untuk melayaniku…, kecuali kemarin mama mempertanyakan siklus haidnya “seharusnya mama haid seminggu lalu ” kata mama cemas, “Haid mama terlambat karena capek ma!, dan kurang tidur, mungkin perlu lebih banyak ditidurin” kataku ngeledek, mama hanya tersenyum “Mama tidak mau mengandung benihmu sayang!!, Mama akan gugurkan, malu dongk hamili tanpa suami”,” lho , Pak Arman kan suami Mama” kataku singkat, “itukan hanya sandiwara, disini, tapi diluar sana kamu kan anak mama” kata mama , “Yang tau kan cuma kakek dan nenek dikampung serta Mama, tetapi di sini semua orang tau bahwa mama kan isteriku” kataku menjelaskan, sekali lagi mama hanya terdiam sejenak “tetapi mengandung benihmu itukan sangat tabu” protes mama,”bukankah bersetubuh antara anak dan ibu kandung juga sangat tabu, tetapi kita kan sudah melanggarnya, dan ternya sangat membahagiakan, ia kan Ma!!”, mama mengangguk “Memang sich waktu dalam perjalanan kamu ganggu mama rasanya sangat meyakitkan…, kok diganggu anak sendiri, tetapi setelah kamu setubuhi mama pertama kalinya..ternyata perasaan mama agak lain ya!!, mama makin sayang sepertinya perasaan itu sama yang mama berikan kepada papamu dulu”, kata mama curhat dan panjang lebar,
“Berarti mama bersedia menjadi isteri Ar??” tanyaku mengharap cemas,”Bukankah selama ini kamu sudah menganggap mama adalah isterimu??,lagi pula 3 minggu ini kan mama sudah melayanimu sebagi suami mama” kata mama sedikit memelas..paksa,”aih.. ! Sepertinya mama tidak rela menjadi isteriku” kataku sedkit merajuk,”Mama rela dan mulai saat ini mama bersedia kamu setubuhi kapan saja kamu mau tetapi ada satu permintaan mama yaitu mama belum siap mengandung benihmu” kata mama mulai terisak…, tetapi perasaanku agak lain…kata mama belum siap..artinya nanti suatu waktu mama akan siap mengandung benihku…oh..mamaku , isteriku yang cantik…engkau sangat mulia..dan tidak sampai hati rasanya mendesak mama terius menerus…biarlah keadaan yang akan menyesuaikan nya nanti, “Gini aja ma!!, inikan mama baru terlambat satu minggu atau 7 hari…, kalau hanya keterlambatan haid, begitu mama haid kita kembali kejakarta untuk pasang Kontra sepsi dan kembali lagi kesini , tetapi kalau mama ternyata hamil, mama harus tinggal sementara disini merawat kandungan mama, Ok!??”,”tapi..tapi…setelah melahirkan anakmu…Ach!!” mama tidak bisa melanjutkan kata2nya,”Mama khawatir tidak ada surat nikah untuk ngurus akte lahirnya kan???” mama hanya mengangguk cemas,”tidak masalah..ma!!, kita minta duplikat akte nikah di catatan sipil disini, kalu mereka tidak percaya dan tidak mau memberikannya ya!!..kita nikah aja di CCTN sipil bereskan ma!!” sekali lagi urusan kayak ginian mama hanya berdiam dan sangat mempercayaiku… .sebagai pengganti papa…, saya selalu memeluk mama sewaktu kami saling curhat..dan hampir selalu diakhiri dengan..kondisi kami telanjang berpelukan , sekalipun hujan lebat dan Angin dingin meniup mencekam dibulan Desember…
-

Istri Atasanku Ku Embat Juga
Seperti yang kujanjikan, beberapa teman kantorku akhirnya menjadi langganan pijatan Bu Mumun setelah aku mempromosikannya. Rupanya pijatannya benar-benar disukai para pria. Termasuk Pak Marmo, atasanku.

Bahkan ada dua temanku yang menanyakan kemungkinan untuk tidak sekadar mendapat layanan memijat dari Bu Mumun tetapi lebih dari itu. “Kayaknya bisa nggak To kalau Bu Mumun diajak begituan. Aku suka lho wanita tipe seperti dia. Sudah tua tapi tubuhnya masih bagus dan terawat,” kata Rizal, teman sekantorku suatu hari setelah hari sebelumnya dipijat Bu Mumun di rumahnya.
Rizal juga cerita, saat dipijat ia sempat menggerayang ke balik daster yang dipakai Bu Mumun. Tetapi ternyata, kata Rizal, Bu Mumun di samping memakai celana panjang ketat sebatas lutut juga memakai celana dalam rangkap. “Entah rangkap berapa celana dalam yang dipakainya. Aku sampai nggak bisa merasakan empuknya memek dia,” ungkap Rizal menambahkan.
Mendengar ceritanya aku jadi ingin ketawa sekaligus bangga. Sebab ide memakai pakaian seperti itu saat memijat memang atas saranku. Karena kuyakin para pria pasti tertarik untuk iseng dan coba-coba. Tetapi agar Rizal menjadi penasaran dan tetap menjadi langganan pijat, kukatakan padanya kalau aku tidak tahu bisa tidaknya Bu Mumun memberi layanan seks selain memijat.
“Selama ini sih aku hanya tahu ia tukang pijat yang baik dan pijatannya enak. Kalau sampai ke masalah itu saya tidak tahu. Mungkin kalau pendekatannya pas bisa saja ia mau melayani. Apalagi kan udah cukup lama ia ditinggal suaminya,” ujarku.
Pria lain yang juga terang-terangan menyatakan ketertarikannya pada Bu Mumun adalah atasanku. Bahkan setelah aku sering mengantar Bu Mumun untuk memijat, karena Pak Marmo lebih senang pijat di rumahnya, ia menjadi semakin dekat denganku. Aku juga dipercaya memegang sebuah proyek dengan nilai cukup besar, sesuatu yang belum pernah dipercayakan padaku.
Menurut Pak Marmo, pijatan Bu Mumun bukan hanya enak tetapi juga mampu menggairahkan kejantanannya. “Jangan cerita ke siapa-siapa ya. Saya dengan ibu sudah lama tidak jalan lho. Nggak tahu kenapa. Tetapi melihat pemijat tetanggamu itu dan mendapat pijatannya, sepertinya mulai agak bangkit. Suaminya sampai sekarang belum pulang?” kata Pak Marmo ketika aku menghadapnya di ruang kerja.
Pak Marmo mengundangku karena nanti malam jadwalnya dia dipijat Bu Mumun. Tetapi menurut dia, istrinya juga ada rencana belanja ke supermarket dan menemui salah satu koleganya pedagang permata. Selain mengantar Bu Mumun ke rumahnya, aku diminta bantuan menyopir mobil untuk mengantar istrinya.
Sebagai seorang bawahan terlebih karena kebaikannya mempercayakan sebuah proyek berdana besar kepadaku, kusampaikan kesediaanku. Namun sebelum aku keluar dari ruangannya ia kembali mencegah dan berbisik. “Eh Ton, kira-kira bisa nggak tukang pijat itu memberi layanan lebih? Kamu bisa bantu atur?”
Aku paham kemana arah pembicaraan atasanku itu. Maka seperti yang kusampaikan kepada dua temanku yang menjadi langganan pijat Bu Mumun, kukatakan bahwa selama ini yang kutahu ia hanya berprofesi sebagai pemijat dan soal yang lain-lain belum tahu. Hanya kepada Pak Marmo kukatakan akan mencoba melakukan pendekatan ke Bu Mumun.
Setelah keluar dari ruang kerja atasanku, aku menemui Bu Mumun. Sambil berpura-pura cemburu kuceritakan soal ketertarikan atasanku kepadanya. Tetapi juga kuceritakan tentang kebaikan Pak Marmo termasuk kepercayaannya memberikan proyek besar di bawah penangananku.
Bu Mumun cerita, setiap dipijat Pak Marmo memang berusaha merayunya. Juga berusaha menggerayang ke balik pakaian seperti temanku yang lain. “Tetapi kelihatannya punya Pak Marmo sudah sulit bangkit kok,” ujar Bu Mumun.
“Oh jadi cerita Pak Marmo soal kemampuan seksnya yang sudah berkurang itu bener?” Kataku pura-pura kaget.
“Jadi enaknya sikapnya gimana Pak Anto. Dia kan atasan bapak dan juga baik sama bapak,” ujarnya lagi.
Akhirnya dengan seolah-olah sebagai sesuatu yang sangat sulit untuk kuputuskan, kukatakan padanya bahwa karena kondisi kemampuan seks atasanku tidak normal maka sebaiknya Bu Mumun membantunya. Saat memijat, sebaiknya tidak memakai celana dalam rangkap tiga dan juga tidak memakai celana panjang di balik daster yang dipakai.
“Maksud saya agar Pak Marmo terangsang karena dia suka sama ibu. Memang resikonya Pak Marmo jadi leluasa menjahili ibu sih. Tetapi niatnya kan untuk membantu menyembuhkan dia. Gimana menurut ibu?”
“Kalau itu yang terbaik menurut Pak Anto saya sih nurut saja. Tetapi Pak Anto jangan cemburu ya,”
Bu Mumun langsung kupeluk. Kukatakan padanya bahwa sebenarnya aku sangat cemburu dan tidak suka tubuh Bu Mumun diraba dan dipegang-pegang orang lain. Tetapi demi menolong atasanku itu dan demi membalas kebaikannya aku akan berusaha untuk tidak cemburu. “Asal yang ini jangan diberikan semua ke Pak Marmo ya bu. Saya suka banget dengan yang ini,” ujarku sambil meraba memek Bu Mumun setelah menyingkap dasternya.
Tadinya aku berniat melepaskan hasratku untuk menyetubuhi tubuh montok tetanggaku itu. Tetapi setelah saling memagut dan hendak saling melepaskan baju, kudengar anak-anak Bu Mumun pulang dari sekolah. Hingga kuurungkan niatku dan langsung kebur menyelinap lewat pintu belakang.
Seperti yang kujanjikan, sekitar pukul 17.00 kujemput Bu Mumun dan kuantar ke rumah Pak Marmo. Bu Mumun memakai seragam baju terusan warna putih seperti yang biasa dipakai suster rumah sakit. Itu memang baju seragamnya saat memijat. Tetapi dari bentuk cetakan celana dalam yang membayang di pantatnya yang besar, kuyakin ia tidak pakai celana panjang dan celana dalam rangkap seperti biasanya. Rupanya ia benar-benar memenuhi janjinya untuk melayani Pak Marmo dengan lebih baik seperti yang kusarankan.
Kulihat Pak Marmo sedang menyiram bunga di halaman rumahnya saat aku datang. “Eh To, silahkan masuk. Tuh istriku udah uring-uringan karena sudah dandan dan siap berangkat,” ujarnya mempersilahkan.
Benar Bu Marmo sudah berdandan rapi dan siap pergi. Bahkan ia langsung menyerahkan kunci kontak mobil kepadaku. “Wah ibu takut Nak Anto telat datang. Soalnya selain belanja ibu kan harus ke rumah Bu Ramli, jadi takut kemalaman,” kata Bu Marmo.
Bu Marmo menyapa Bu Mumun ramah dan mempersilahkan masuk ke ruang tamu rumahnya. Ia meminta Bu Mumun menunggu karena suaminya belum mandi. Bahkan kepada Bu Mumun juga berpesan untuk istirahat di kamar tamu rumahnya kalau selesai memijat nanti ia belum pulang. “Santai saja Mbak Mumun nggak usah sungkan-sungkan. Kalau mungkin nanti saya juga ikut dipijat,” ujar Bu Marmo yang langsung mengahmpiriku yang sudah siap dengan mobil Kijang keluaran terbaru milik keluarga itu.
Usia Bu Marmo mungkin sebaya dengan Bu Mumun. Atau boleh jadi lebih tua satu atau dua tahun. Namun dengan pakaian stelan jas tanpa kancing yang dipadu dengan kaos warna krem di bagian dalam serta celana panjang ketat warna hitam senada, wanita itu tampak berwibawa.
Bau harum yang lembut dari wangi farfumnya membaui hidungku saat ia masuk ke dalam mobil. Ia menyebut nama sebuah suoermarket ternama hingga aku langsung menjalankan mobil perlahan. Untung aku yang biasanya hanya memakai T shirt, tadi memutuskan memakai baju lengan panjang meski untuk celana tetap memilih jins. Hingga tidak terlalu canggung mengantar istri atasanku.
Ukuran dan bentuk tubuh Bu Marmo nyaris sama dengan Bu Mumun, tinggi besar. Kakinya panjang dan kekar. Hanya perutnya relatif lebih rata, mungkin karena rajin senam dan olahraga hingga tubuhnya tampak lebih liat.
Awalnya pembicaraan lebih bersifat formal. Tentang bagaimana sikap kepemimpinan suaminya di kantor dan bagaimana penilaianku sebagai bawahan. Namun lama kelamaan perbincangan menjadi lebih cair setelah topiknya menyangkut keluarga. “Sebentar lagi cucu saya dua lho Nak Anto. Sebab Menik kemarin telepon katanya sudah hamil,” kata ibu beranak tiga itu.
“Kalau ngomongnya sama orang yang tidak tahu keluarga ibu nggak akan percaya kalau ibu sudah punya cucu,”
“Lho kok?”
“Soalnya dari penampilan ibu, orang pasti mengira usianya belum 40 tahun. Soalnya ibu terlihat masih muda dan energik,” kataku memuji.
“Ah bisa saja Nak Anto. Pujiannya disimpan saja deh untuk istri Nak Anto. Pasti istrinya cantik ya karena Nak Anto kan pandai merayu,”
Lewat kaca spion, wanita yang sehari-hari menjadi kepala sekolah di sebuah SD itu kulihat tak mampu menyembunyikan perasaan bangganya atas pujian yang kuberikan. Seulas senyum manis terlihat menghias wajahnya, wajah yang masih menyimpan sisa-sisa kecantikan di usianya yang sudah lebih dari setengah abad.
Melihat Bu Marmo aku jadi ingat Bu Mumun. Wanita itu pasti lagi sibuk memijat tubuh atasanku. Atau boleh jadi sambil memijat ia jadi terangsang karena tangan Pak Marmo yang menggerayang ke paha dan selangkangan atau di memeknya yang kini hanya dibalut satu buah celana dalam.
Membayangkan semua itu aku kembali melirik Bu Marmo yang ada di sebelahku. Perbedaan Bu Mumun dengan Bu Marmo mungkin hanya pada warna kulitnya. Kulit Bu Mumun lebih terang dan Bu Marmo agak gelap. Kalau teteknya, aku berani bertaruh payudara istri atasanku ini juga cukup besar ukurannya. Meski tertutup jas hitam dan kaos krem yang dipakainya, tonjolan yang dibentuknya tak bisa disembunyikan.
Di luar itu, yang pasti Bu Marmo lebih wangi dan boleh jadi tubuhnya lebih terawat. Sebab ia memiliki kemampuan keuangan yang memadai untuk merawat tubuh dan membeli parfum mahal. Tetapi begitulah hidup, rumput tetangga memang selalu nampak lebih hijau dibanding rumput di halaman sendiri.
“Sudah berapa lama ya Pak Marmo tidak menyentuh wanita berwajah manis ini? Ah aku juga mau kalau diberi kesempatan,” ujarku membathin sambil melirik bentuk kakinya yang panjang dan tampak indah dibalut celana hitam ketat.
Gara-gara terus-menerus melirik Bu Marmo, mobil yang kubawa nyaris menabrak becak. Untung Bu Marmo mengingatkan hingga aku bisa sigap menghindar. “Makanya jangan meleng! Kenapa sih, sepertinya Nak Anto ngelihatin ibu terus deh,”
“Ee.. ee.. anu.. eee ibu cantik banget sih,” jawabku sekenanya.
“Hush… orang sudah nenek-nenek dibilang cantik,”
Tanpa terasa mobil akhirnya memasuki pelataran parkir supermarket yang dituju. Tadinya aku berniat menunggu di tempat parkir sementara istri atasanku itu berbelanja. Tetapi Bu Marmo memintaku menemani masuk ke supermarket. Bahkan ia menggamit lenganku sambil berjalan di sisiku layaknya seorang istri pada suami.
Sebagai anak buah dari suaminya, sebenarnya aku agak canggung. Tetapi karena Bu Marmo terkesan sangat santai, aku pun akhirnya bisa bersikap wajar. Bahkan setelah berkali-kali tanpa disengaja lenganku menekan buah dada Bu Marmo yang kelewat merapat saat berjalan, aku mulai nekad mengisenginya. Sambil berjalan, siku lengan kiriku sengaja kutekan ke teteknya hingga kurasakan kelembutan buah dadanya.
Entah tidak tahu ulah isengku atau tahu tetapi pura-pura tidak tahu, Bu Marmo bukannya menghindar dari siku lenganku yang ‘nakal’. Sambil terus melangkah di sisiku untuk melihat-lihat barang-barang di supermarket posisi tubuhnya malah kian merapat. Akibatnya tonjolan buah dadanya kurasakan ikut menekan lenganku. Aku juga mulai bisa memperkirakan seberapa besar tetek istri atasanku itu.
Sebenarnya aku kurang begitu suka mengaantar istri berbelanja. Sebab biasanya, istriku suka berlama-lama khususnya ketika berada counter pakaian. Begitu pun Bu Marmo, hampir setiap baju dan gaun wanita yang menarik hatinya selalu didekati dan beberapa diantaranya dicobanya di kamar pas.
Namun aku yang biasanya jenuh dan menjadi bersungut-sungut, kali ini malah menikmatinya. Sebab sambil menunggu wanita itu memilih baju-baju yang hendak dibelinya, aku jadi punya banyak kesempatan untuk melihat bentuk tubuh istri atasanku itu. Saat kuamati dari belakang, wanita yang usianya sudah kepala lima itu ternyata masih lumayan seksi.

Dalam balutan celana ketat yang dipakainya, pinggul dan pantat Bu Marmo benar-benar aduhai. Apalagi celana dalam yang dipakainya jadi tercetak sempurna karena ketatnya celana warna hitam yang dikenakan. Aku terus melirik dan mencari kesempatan untuk menatapnya saat Bu Marmo membungkuk atau memilih-milih pakaian yang menjadikan posisi pantatnya menonjol.
Saat hendak mencoba baju yang diminatinya di kamar pas, Bu Marmo menitipkan tasnya padaku sambil meminta berada tak jauh dari lokasi kamar pas. Lagi-lagi goyangan pinggul dan pantat besarnya menggoda mataku saat ia melangkah. Pikiranku jadi menerawang membayangkan Bu Mumun. Ada perasaan cemburu karena kuyakin Pak Marmo lagi berusaha merayu atau malah sudah berhasil menaklukkan Bu Mumun dan tengah menikmati kemontokkan tubuh wanita itu. Ah andai Bu Marmo bisa kurayu atau membutuhkan layanan seksku, ujarku membathin.
Aku merasakan adanya peluang untuk itu ketika kudengar Bu Marmo memanggilku dari kamar pas. Dengan tergesa aku menuju ke kamar pas yang letaknya agak terpencil dan tertutup oleh display aneka pakaian di supermarket tersebut. Namun di lokasi itu, istri atasanku tak kunjung keluar dan menyampaikan maksudnya memanggilku hingga aku nekad melongokkan kepala dengan menyibak tirai kamar pas.
Ternyata, di kamar pas Bu Marmo dalam keadaan setengah telanjang. Karena setelah mencoba baju dan celana yang hendak dibelinya ia belum memakai pakaiannya lagi. Hanya BH dan celana dalam krem yang menutup tubuhnya. Maka yang semula hanya bisa kubayangkan kini benar-benar terpampang di hadapanku.
Wanita yang usianya tidak muda lagi itu, benar-benar masih menggoda hasratku. Teteknya nampak agak kendur, tetapi besar dan bentuknya masih bagus. Pahanya mulus tanpa cela. Hanya meskipun perutnya tidak membuncit seperti perut Bu Mumun, namun terlihat bergelombang dan ada beberapa kerutan. Maklum karena faktor usia. Sedangkan gundukkan di selangkangannya benar-benar membuatku terpana, besar dan membukit. Bisa kubayangkan montoknya memek Bu Marmo dari apa yang tampak oleh cetakan pada celana dalam yang membungkusnya.
Dan anehnya kendati tahu akan kehadiranku, ia tak merasa jengah atau mencoba menutupi ketelanjangannya. Bahkan meskipun mataku terbelalak dan terang-terangan menjilati ketelanjangannya. “Ih kayak yang nggak pernah lihat perempuan telanjang saja. Nak tolong ke sales untuk bajunya ganti nomor yang lebih besar sedikit. Yang ini kekecilan,” ujarnya tetap santai.
Saat kembali seusai menukar baju pada sales, Bu Marmo memang telah memakai kembali celana panjang warna hitamnya. Tetapi di bagian atas tetap terbuka. Bahkan tanpa menyuruhku pergi, ia segera memakai pakaian yang kusodorkan untuk dicobanya dihadapanku. “Menurut Nak Anto, ibu pantes nggak pakai pakaian model seperti ini,” ujarnya meminta komentarku.
“Ee.. ee bagus. Seksi banget,”
“Hus dimintai pendapat kok seksi.. seksi. Seksi apaan sih,”
“Ee maksud saya dengan pakaian itu ibu terlihat makin cantik dan seksi,” kataku yang tidak berkedip menikmati kemewahan buah dadanya.
Entah karena pujianku atau menganggap baju itu memang sesuai seleranya, Bu Marmo akhirnya memutuskan membelinya di samping beberapa stel pakain lainnya. Hanya ketika aku menemani di counter pakaian dalam dan ia memilih-milih BH nomor 36B, sambil berbisik kuingatkan bahwa nomor itu terlalu kekecilan dipakai olehnya.
“Ih sok tahu,” ujarnya lirih.
“Kan tadi sudah dikasih lihat sama ibu,”
Bu Marmo mencubit pinggangku. Tetapi tidak sakit karena cubitan mesra dan gemas. Kalau bukan ditempat keramaian, rasanya aku sudah cukup punya keberanian untuk memeluk atau mencium istri atasanku itu. Karenanya setelah membayar semua yang dibelinya, saat keluar dari supermarket lengannya kugamit untuk meyakinkannya bahwa aku pun tertarik padanya.
Seperti tujuannya semula, setelah dari supermarket Bu Marmo berniat ke rumah temannya untuk urusan pembelian perhiasan. Tetapi menurutnya ia agak lapar dan ingin menu ikan bakar. Maka seperti yang dimintanya, mobil pun meluncur ke kawasan pantai di mana terdapat rumah makan yang berbentuk saung-saung terpisah dan tersebar dan khusus menjual aneka menu seafood.
Setelah memesan beberapa menu dan minuman, kami menuju ke salah satu saung paling terpencil dan tertutup rimbun pepohonan. Tadinya Bu Marmo memprotes karena menurutnya tempatnya terlalu gelap dan terpencil. Tetapi saat tanganku melingkar ke pinggangnya dan kukatankan bahwa lebih gelap lebih asyik, protesnya yang boleh jadi cuma pura-pura segera berhenti dan hanya sebuah cubitan darinya sebagai jawabannya.
Dari pinggangnya tangaku meliar turun merayap di pantatnya. Dari luar celana ketat yang dipakainya, pantat besarnya kuraba. Bokongnya yang lebar masih lumayan padat, hanya agak sedikit turun. Dengan gemas kuusap-usap dan kuremas pantat Bu Marmo. Lagi-lagi ia tidak menolak dan bahkan kian merapatkan tubuhnya. Maka setelah di dalam saung, ia langsung kupeluk dan kulumat bibirnya.
Sejenak ia tidak bereaksi. Hanya diam membiarkan lidahku bermain di rongga mulutnya. Namun setelah tanganku merayap di selangkangannya dan menelusup masuk ke dalamnya melalui risleting celananya yang telah kuturunkan, pagutanku di mulutnya mulai mendapatkan perlawanan. Bibir dan lidah Bu Marmo ikut aktif melumat dan memainkan lidahnya.
Memek istri atasanku itu tak cuma tebal, tapi juga lebar dan membusung. Itu kurasakan saat telapak tanganku mengusap dari luar celana dalam yang dipakainya. Tetapi nampaknya tak berambut. Permukannya terasa agak kasar karena munculnya rambut-rambut yang baru tumbuh. Sepertinya ia baru mencukur bulu-bulu jembutnya itu.
Namun saat aku hendak lebih memelorotkan celana panjangnya agar leluasa meraba dan mengusap memeknya Bu Marmo mencegah. “Jangan Nak Anto, nanti ada orang. Kan pelayan belum ke sini buat nganterin pesanan makanan kita,” sergahya.
“Ii… ii.. iya Bu,”
Benar juga, ujarku membathin. Aku terpaksa menahan diri untuk tidak meneruskan niatku memelorotkan celana panjang yang dipakai Bu Marmo. Hanya usapan dan rabaanku di busungan memeknya tak kuhentikan. Bahkan sesekali aku meremasnya dengan gemas karena keinginan untuk memasukkan jariku ke lubang nikmatnya tak kesampaian.
Diobok-obok di bagian tubuhnya yang paling peka, kendati masih di luar celana dalamnya, Bu Marmo mendesah. Pelukannya semakin ketat dan lumatannya di bibirku makin menjadi. Rupanya wanita yang usianya sudah di atas kepala lima itu mulai terbangkitkan hasratnya.
Aku dan Bu Marmo baru melepaskan pelukan dan segera berbenah setelah dari jauh kulihat dua pelayan wanita membawa nampan berisi makanan dan minuman yang kami pesan. Selembar uang pecahan Rp 20 ribu kusisipkan di nampan salah satu pelayan perempuan setelah mereka selesai menghidangkan yang kami pesan. “Terima kasih dan selamat menikmati,” kata keduanya sambil melemparkan senyum dan beranjak meninggalkan saung yang kami tempati.
Tetapi bukannya makanan yang terhidang yang kuserbu setelah kedua pelayan meninggalkan saung. Dari arah belakang kudekati dan kupeluk Bu Marmo yang di tikar saung yang menyajikan makanan secera lesehan itu. “Tidak makan dulu Nak Anto?” ujar Bu Marmo.
Tetapi aku tak peduli pada apa yang dikatakan istri atasanku itu. Hasrtaku lebih besar untuk segera menikmati kehangatan tubuhnya ketimbang makanan yang tersaji. Hingga setelah membenamkan wajahku ke keharuman rambutnya, tanganku langsung meliar, Meremasi teteknya dari luar t shirt warna krem yang dipakai dibalik jaketnya yang tak terkancing.
Seperti tetek Bu Mumun, susu Bu Marmo juga sudah agak kendur. Tapi dari segi ukuran, nampaknya tak jauh beda. Besar dan empuk, entah bentuk putingnya. Sambil kuciumi tengkuk dan lehernya, tanganku merayap ke balik t shirt yang dipakainya. Kembali aku meremas teteknya dan kali ini langsung dari BH yang membungkusnya. Kelembutan buah dada Bu Marmo baru benar-benar dapat kurasakan setelah aku berhasil merogoh dan mengelurkannya dari BH.
Bu Marmo mulai menggelinjang dan mendesah saat aku meremas-remas teteknya perlahan dan memainkan puting-putingnya. Ia menyandarkan tubuh ke dadaku seakan memasrahkan tubuhnya padaku. “Sshhh….aaahhh….. sshhh….aahhh… ibu sudah lama tidak begini Nak Anto,” ujarnya mendesah.
“Lho kan ada Pak Marmo,” kataku menyelidik.
“Dia jarang mau diajak dan sudah sulit bangun itunya,”
Meski sudah mendengar langsung dari Pak Marmo aku agak kaget karena ternyata cerita atasanku itu benar adanya. Pantesan Bu Marmo merasa tidak ada masalah meninggalkan suaminya dipijat wanita lain berdua di rumahnya.
Ternyata wanita yang ada dalam pelukanku ini sudah lama tidak dijamah suaminya. Membayangkan itu aku makin terangsang. Jas hitam yang dipakai Bu Marmo kulepas dari tubuhnya. Namun saat hendak kulepas kaos krem yang dikenakan dibalik jaket, wanita istri atasanku itu mencegah. “Takut nanti ada yang ke sini Nak Anto,” ujarnya.
Meski aku telah membujuknya bahwa tak mungkin ada pelayan yang datang kecuali tombol bel yang ada ditekan untuk memanggil, Bu Marmo tetap menolak. Menurutnya ia tetap merasa was-was karena berada di ruang terbuka. “Kalau celana dalam ibu saja yang dibuka nggak apa-apa,” katanya akhirnya.
Agak kecewa sebenarnya karena aku ingin melihat tubuh istri atasanku dalam keadaa bugil. Tetapi membuka celana berarti memberiku kesempatan melihat memeknya. Bagian yang paling ingin kulihat pada tubuh Bu Marmo karena saat di kamar pas supermarket, bagian membusung di selangkangannya itu masih tertutup celana dalam.
Tanpa membuang kesempatan, segera kubaringkan Bu Marmo di lantai saung yang beralaskan tikar itu. Kubuka kancing celana hitam yang dipakai dan kutarik risletingnya. Kini kembali kulihat gundukan memeknya yang masih dibungkus celana dalam krem. Aku menyempatkan membelai memek istri atasanku itu dari luar celana dalamnya sebelum menarik dan memelorotkan celana panjangnya. Benar-benar tebal, besar dan masih cukup liat.
Aku makin terpana setelah memelorotkan celana dalamnya dan membuat tubuh bagian bawah Bu Marmo benar-benar bugil. Memeknya benar-benar nyempluk, membusung dan tanpa rambut. Kalau dibiarkan tumbuh mungkin jembut di memek Bu Mumun masih kalah lebat. Namun Bu Marmo rupanya lebih senang mencukurnya, hingga nampak gundul dan polos.
Memek tembemnya itu terasa hangat saat aku menyentuh dan membelainya. Tetapi sekaligus terasa kasar karena bulu-bulu jembutnya mulai tumbuh. Aku yang menjadi makin terangsang dan tak sabar untuk melihat itilnya, segera membuka posisi kaki Bu Marmo yang masih merapat.
Ah lubang memeknya ternyata sudah lebar, menganga diantara bibir kemaluannya yang tebal dan berkerut-kerut. Bibir kemaluannya coklat kehitaman. Tetapi itilnya yang mencuat menonjol di bagian atas celah memeknya nampak kemerahan. Aku tak lagi bisa menahan diri. Langsung kukecup memeknya dengan mulutku. Memek Bu Marmo ternyata sangat terawat dan tidak berbau. Ia mendesah dan makin melebarkan kangkangan pahanya saat lidahku mulai menyapu seputar bibir luar vaginanya.
Lidahku terus menjelajah, melata dan merayap seolah hendak melumasi seluruh permukaan tepian labia mayoranya. Bahkan dengan gemas sesekali bibir vaginanya yang telah menggelambir kucerucupi. Membuat Bu Marmo mendesis mengangkat pantat menahan nikmat. “Aakkhhh… sshhh… shhh… aahhh…. ookkhhh…. ssshhhh,” rintih wanita itu mengikuti setiap sapuan lidah dan cerucupan mulutku di memeknya.
Sambil mendesis dan mendesah, kulihat Bu Marmo meremasi sendiri susunya dari luar kaos warna krem yang dipakainya. Rupanya ia sangat menikmati sentuhan awal oral seks yang kuberikan. Aku yang memang berniat memberi kesan mendalam pada persetubuhan pertama dengan istri atasanku itu, segera meningkatkan serangan. Dengan dua tanganku bibir memeknya kusibak hingga terlihat lubang bagian dalam kemaluannya. Lubang yang sudah cukup lebar dan terlihat basah.
Ke celah lubang nikmat itulah lidahku kujulurkan. Terasa asin saat ujung lidahku mulai memasuki lorong kenikmatannya dan menyentuh cairan yang keluar membasah. Aku tak peduli. Ujung lidahku terus terulur masuk menjelajah ke kedalaman yang bisa dijangkau. Bahkan di kedalaman yang makin pekat oleh cairan memeknya, lidahku meliar. Melata dan menyodok-nyodok. Akibatnya Bu Marmo tak hanya merintih dan mendesah tapi mulai mengerang.
“Aahhkkkhhh…. aaahhh…. oookkkhhhh… enak banget Nak Anto. Oookkh.. terus.. Nak, aaakkkhhhhh,” erangnya kian menjadi.
Bahkan ketika lidahku menjilat itilnya, tubuh istri atasanku itu mengejang. Ia mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya. Seolah menjemput lidahku agar lebih dalam menggesek dan mendesak ke kelentitnya. Kesempatan itu kugunakan untuk menempatkan kedua tanganku untuk menangkup dan menyangga pantatnya. Dan sambil terus menjilati itilnya kubenamkan wajahku di permukaan memeknya sambil menekan dan meremas-remas pantatnya.
Kenikmatan tak tertahan yang dirasakan Bu Marmo akibat jilatan-jilatan di kelentitnya membuat gairah wanita itu makin memuncak. Kakinya mengelonjot dan menyepak-nyepak sambil erangannya makin menjadi. Bahkan kepalaku dijambaknya. “Ahh.. ahhh.. ooohh ….aaaauuuhhhhh…. enak.. sshhh…. sshhh…. aahhh enak banget. Ibu nggak tahan Nak Anto, aaahhh…. aahhhh,” sesekali tangannya berusaha menjauhkan kepalaku dari memeknya.
Tetapi aku tak peduli. Jilatan lidahku di itilnya bukannya kuhentikan tetapi makin kutingkatkan. Bahkan dengan gemas, bagian paling peka di kemaluannya itu kucerucupi dan kuhisap-hisap. Akibatnya ia tak mampu bertahan lebih lama. Pertahanannya jebol. Kedua pahanya yang kekar menjepit kencang kepalaku dan menekan hebat hingga wajahku benar-benar membenam di memeknya.
Berbarengan dengan itu ia memekik dan mengerang kencang namun tertahan. Cairan kental yang terasa hangat juga kurasakan menyemprot mulutku uang masih menghisap itilnya. Saat itulah aku tahu Bu Marmo baru saja mencapai puncak kenikmatannya. Rupanya, upayaku untuk membuatnya orgasme tanpa mencoblos memeknya dengan kontolku berhasil.
Setelah beberapa lama, nafas Bu Marmo yang sempat memburu berangsur pulih seiring dengan mengendurnya jepitan paha wanita itu di kepalaku. Hanya ia tetap terbaring. Mungkin tenaganya terkuras setelah puncak kenikmatan yang didapatnya. Kesempatan itu kugunakan untuk menyeka dan membersihkan mulutku memakai serbet makan yang tersedia bersama sejumlah menu makanan yang belum sempat kami sentuh.
Aku baru saja menenggak habis segelas teh manis hangat yang sudah diingin saat Bu Marmo menggeliat dan terbangun. Kulihat ia tersenyum padaku. Senyum yang sangat manis. Mungkin sebagai ungkapan terima kasih atas yang baru kuberikan dan sudah lama tidak diperoleh lagi dari suaminya. “Nak Anto sudah lapar? Kalau lapar makan dulu deh,” ujarnya.

“Saya sudah kenyang kok Bu,” jawabku.
“Kenyang apa, wong baru minum teh saja kok,”
“Bukan kenyang karena makanan. Tetapi karena menjilati memek ibu yang mantep banget,” candaku sambil menatapi busungan memeknya.
“Ih dasar. Ibu bener-bener nggak tahan lho Nak Anto. Soalnya sudah lama banget nggak dapat yang seperti tadi,” ujarnya tersipu.
Rupanya ia juga baru sadar bahwa bagian bawah tubuhnya masih telanjang. Celana dalam warna krem miliknya yang teronggok segera diambil dan Bu Marmo berniat untuk memakainya. Namun aku langsung mencegah. Kurebut dari tangannya dan kulempar agak jauh darinya. “Jangan ditutup dulu dong Bu. Saya masih belum puas lihat punya ibu,” kataku sambil mengusap memeknya.
“Nak Anto tidak pengin makan dulu?”
“Nanti saja ah. Perut saya sih belum lapar. Tapi kalau yang ini sudah lapar sejak tadi,” ujarku sambil menurunkan risleting celanaku dan mengeluarkan isinya dari celana dalam yang kupelorotkan.
Kontolku keras dan tegak mengacung sempurna. Urat-uratnya terlihat menonjol melingkari sekujur batangnya yang hitam dan berukuran lumayan besar. Bu Marmo tampak terpana melihatnya. “Punya saya hitam dan jelek ya Bu,” kataku memancing.
“Bukan.. bukan karena itu. Tapi ukurannya.. kok gede banget,”
“Masa? Tapi ibu suka sama yang gede kan?” Kataku sambil merubah posisi menggeserkan bagian bawah tubuhku mendekat ke istri atasanku. Aku berharap ia tak hanya menatap senjataku tapi mau mengelusnya atau bahkan mengulumnya. Sementara tanganku tetap merabai dan mengusap-usap memeknya yang tebal.
Bu Marmo ternyata cepat tanggap dan mengerti apa yang kuinginkan. Batang zakarku digenggamnya. Tetapi ia hanya mengelus dan seperti mengamati. Mungkin ia tengah membandingkan senjata milikku dengan kepunyaan suaminya. “Beda dengan milik bapak ya bu. Punya saya memang sudah hitam dari sananya kok,” candaku lagi.
“Ih.. bukan begitu. Punya Nak Anto ukurannya nggilani. Kayaknya marem banget,” ujarnya tersenyum. Wajahnya tampak dipenuhi nafsu.
Akhirnya, Bu Marmo benar-benar melakukan seperti yang kuharapkan. Setelah mengecu-ngecup topi baja kontolku, ia mulai memasukkan ke dalam mulutnya. Awalnya cuma sebagian yang dikulumnya. Selanjutnya, seluruh batang zakarku seperti hendak ditelannya. Mulutnya terlihat penuh karena berusaha memasukkan seluruh bagian tonggak daging milikku yang lumayan besar dan panjang.
Wanita istri atasanku itu ternyata cukup pandai dalam urusan kulum-mengulum. Setelah seluruh bagian batang kontolku masuk ke mulut, ia menghisap sambil menarik perlahan kepalanya. Begitu ia melakukannya berulang-ulang. Aku mendesah oleh kenikmatan yang diberikan. “Oookkhhh… sshhh…. oookkkhhhhh…. enak banget… aakkkkhhhh…. terusss…. aaakkkkkhhhhhh,” desisku.
Sambil terus melumati batang kontolku, tangan Bu Marmo juga menggerayang dan memainkan biji-biji pelir milikku. Kalau bukan di rumah makan mungkin aku sudah mengerang dan melolong oleh sensasi dan kenikmatan yang diberikan. Sebisaku aku berusaha menahan agar tidak sampai rintihanku terdengar orang lain.
Untuk melampiaskannya, aku mulai ambil bagian dalam permainan pemanasan yang dilakukannya. Aku harus bisa mengimbangi permainan Bu Marmo. Kedua pahanya kembali kukangkangkan dan wajahku kembali kubenamkan di selangkangannya. Bu Marmo sebenarnya belum sempat mencuci memeknya setelah lendir kenikmatannya keluar saat orgasme sebelumnya. Tetapi aku tak peduli. Memek wanita yang sudah dipanggil nenek itu kucerucupi.
Bahkan jilatan lidahku tidak hanya menyapu bagian dalam lubang memek dan kelentitnya. Tetapi juga melata di sepanjang alur liang nikmatnya yang menganga namun juga ke tepian lubang duburnya. Saat aku menjilat-jilat tepian lubang anusnya Bu Marmo menggerinjal dan memekik tertahan. Mungkin kaget karena tak menyangka lidahku bakal menjangkau bagian yang oleh sementara orang dianggap kotor.
Tetapi itu hanya sesaat. Setelah itu ia kembali melumati dan menghisapi batang kontolku sambil mendesah-desah nikmat. Karenanya aku makin fokus dan makin sering kurahkan jilatan lidahku ke lubang duburnya sambil sesekali meremasi bongkahan pantat besarnya.
Pertahananku nyaris jebol saat mulut Bu Marmo mulai mencerucupi biji pelir kontolku. Untung Bu Marmo mengambil insiatif menyudahi permainan pemanasan itu. Ia memintaku segera memasukkan rudalku ke liang sanggamanya. “Ahhh… sudah dulu ya. Sudah nggak kuat pengin merasakan batang Nak Anto yang gede ini nih,” kata Bu Marmo seraya melepaskan batang kontolu dari genggamannya.
“Ii.. iiya bu, saya juga sudah pengin banget merasakan memek ibu,”
Aku mengambil ancang-ancang di antara paha Bu Marmo yang mengangkang lebar. Lubang bagian dalam kemaluannya yang menganga terlihat kemerahan . Sepertinya lubang nikmat Bu Marmo telah menunggu untuk disogok. Memang sudah lama tidak ditengok karena kemaluan suaminya yang mulai loyo. Kepala penisku yang membonggol sengaja kuusap-usapkan di bibir luar memeknya yang sudah amburadul bentuknya. Bahkan ada sebentuk daging mirip jengger ayam yang menjulur keluar. Entah apa namanya karena aku baru melihatnya.
Bu Marmo mendesah saat ujung penisku menyentuh bibir kemaluannya. Meski nafsuku kian membuncah melihat memek tembemnya yang menggairahkan, aku berusaha menahan diri. Bahkan ujung topi baja rudalku hanya kumainkan untuk menggesek dan mendorong gelambir daging mirip jengger ayam di memek Bu Marmo. Sedikit menekannya masuk dan menariknya kembali.
Akibatnya Bu Marmo merintih dan memintaku untuk segera menuntaskan permainan. “Ayo Nak Anto… jangan siksa ibu. Masukkan kontolmu.. ssshhh… aahh… sshh ahhh ayo nak,”
Blleeessseeekkk… akhirnya batang kontolku kutekan dan benar-benar masuk ke lubang memeknya. Karena sudah lumayan longgar dan banyaknya pelicin yang membasah di lubang memeknya, batang kontolku tidak mengalami hambatan berarti saat memasukinya. Bagian dalam lubang Memek Bu Marmo terasa hangat dan sangat becek.
Setelah batang zakarku benar-benar membenam di kehangatan liang sanggamanya, kurebahkan tubuhku untuk menindih tubuh montoknya. Bibir istri atasanku yang merekah perlahan kukecup dan akhirnya kulumat. Saat itulah sambil terus mengulum dan melumati bibirnya, mulai kuayun pinggulku dan menjadikan batang kontolku keluar masuk di lubang memeknya.
Bu Marmo juga mulai mengimbanginya. Tak kalah hot, lidahku yang menyapu rongga bagian dalam mulutnya sesekali dihisap-hisapnya. Bahkan ia mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya. Aku baru mulai merasakan kelebihan yang dimiliki Bu Marmo. Bukan cuma tubuhnya yang matang akibat usia senja namun masih menggairahkan. Tetapi kerja otot bagian dalam memeknya juga lebih terasa. Berdenyut dan seperti memerah batang kontolku.
Kini giliran aku yang dibuatnya mengerang. Nampaknya istri atasanku telah benar-benar matang dalam hal urusan ranjang. Untuk melampiaskannya, kuremas gemas teteknya yang besar dari luar kaos yang dipakainya. Bahkan karena kurang puas, kaosnya kusingkap dan sepasang payudaranya kurogoh dan kutarik keluar dari kutangnya. Pentil-pentil teteknya yang berwarna coklat kehitaman kupelintir dan kumain-mainkan dengan jariku.
Blep… blep…. blep… begitu suara yang kudengar setiap kali ayunan pinggulku menyentuh selangkangan Bu Marmo. Di samping bunyi kecipak karena lendir yang kian membanjir di liang sanggamanya. “Sshhh… ssshh …aahh …. aahh terus nak.. aahh enak banget. Kontolmu enak bangat Nak Anto,”
“Memek ibu juga enak. Empotannya mantep banget,”
Bu Marmo tersenyum. Wajahnya kian memerah. Kembali kulumat bibirnya sambil tak lepas tanganku menggerayangi buah dadanya. Saat itu kurasakan tangan Bu Marmo mencengkeram pantatku dan mulai menekan-nekannya. Dan kursakan tempo goyangan pinggulnya makin cepat. Rupanya ia mulai mendekat ke puncak gairahnya.
Aku yang juga mulai kehilangan daya tahan segera mengimbanginya. Berkali kontolku kutikamkan ke lubang memeknya dengan tekanan yang lebih kencang dan lebih bertenaga. Bu Marmo memekik dan mengerang. “Aaauuww… aaakhhh ,,,, aakkkhhh enak banget… aaakhhh…. terus… sayang …. aaaakhhh … ya…. aaakhhh memek ibu enak bangat disogok begini… aaaaakkkkhhhh …. sshhhh… sshhh… aaahhhhh,” rintihan dan suara Bu marmo makin tak terkontrol.
Aku jadi makin terpacu. Bukan cuma mulutnya yang kucium. Tapi ujung hidungnya yang bangir dan dahinya juga kucerucupi dengan mulutku. Bahkan lidahku menjelajah ke lehernya dan terus melata. Lubang telinga Bu Marmo juga tak luput dari jilatan lidahku setelah menyibak rambutnya.
Tubuh Bu Marmo kian mengejang. Kedua kakinya yang kekar dan panjang membelit pinggangku dan menekannya. Kedua tangannya memeluk erat tubuhku. Rupanya ia hampir sampai di garis batas kenikmatannya. Aku yang juga sudah mendekati puncak gairah makin meningkatkan tikaman- tikaman bertenaga pada lubang sanggamanya.
Akhirnya gairah Bu Marmo benar-benar tertuntaskan. Cairan yang menyembur di lubang memeknya dan cengkereman kuku-kukunya di punggungku menjadi pertanda kalau ia sudah mendapatkan orgasmenya. Tetapi aku terus mengayun. Kocokan batang kontolku di lubang memeknya yang makin banjir tak kuhentikan. Bahkan makin kutingkatkan karena kenikmatan yang kian tak tertahan.
Puncaknya, Bu Marmo kembali mencengkeram pantatku. Kali ini dengan sekuat tenaga ia berusaha menahan agar pinggulku tidak dapat bergerak dan kontolku tetap membenam di lubang memeknya. Saat itulah, otot-otot bagian dalam vaginanya terasa mencengkeram bagitu hebat dan bergelombang. Serasa memerah dengan kuatnya. Aku merintih dan melolong panjang. Pertahanku menjadi jebol dan maniku menyemprot sangat banyak gua kenikmatan istri atasanku. Bersama peluh membanjir, tubuhku ambruk di atas tubuh montok Bu Marmo dengan nafas memburu.
“Nanti ikan bakar dan kepiting saos tomatnya minta dibungkus saja Nak Anto. Sayang kalau tidak dimakan. Tapi jangan lupa piring-piringnya dibuat kotor dengan masi dan lauk yang lain, hingga sepertinya kita sudah benar-benar makan,” kata Bu Marmo setelah merapikan kembali baju yang dipakainya.
Kami meninggalkan rumah makan saung di pinggir pantai setelah membayar di kasir dan meninggalkan lembaran dua puluh ribu rupiah sebagai tip kepada petugas yang membereskan serta membungkuskan makanan yang memang tidak kami makan. Dari spion, wajah Bu Marmo kulihat sangat cerah. Pasti karena kenikmatan yang baru direguknya serta nafsunya yang lama tertahan telah tersalurkan.
“Apa lihat-lihat. Wanita sudah tua kok masih diajak ngentot,” kata Bu Marmo yang memergoki ulah mencuri-curi pandang ke arahnya lewat spion. Tetapi perkataannya itu bukan karena marah.
“Usia boleh saja sudah kepala lima. Tetapi wajah ibu masih cantik dan tubuh ibu masih sangat merangsang. Mau deh tiap malam dikelonin ibu,” ujarku menggoda.
“Bener tuh,”
“Sungguh Bu. Saya bisa ketagihan deh oleh empotan memek ibu yang dahsyat tadi,’
“Ibu juga suka sama batang Nak Anto. Besar dan panjang. Kalau mau kapan-kapan kita bisa mengulang. Kalau ada kesempatan nanti saya SMS,” ujar Bu Marmo.
Aku sangat senang karena sudah mendapat peluang untuk terus bisa menyetubuhinya. Tangan Bu Marmo kuraih dan kugenggam. Bahkan sempat meremas susunya sambil mengendalikan kemudi. Hanya Bu Marmo mengingatkan bahwa ulahku bisa menyebabkan kecelakaan hingga aku kembali berkosentrasi pada setir mobil yang kukendarai. Ah, memek wanita tua ternyata masih sangat nikmat.
Sampai di rumah Pak Marmo sudah tidur di kamarnya. Sedang Bu Mumun, terlihat berbincang dengan Yu Sarti, pembantu di rumah itu. Setelah berbincang sebentar, aku dan Bu Mumun pamit pulang. Hanya sebelumnya Bu Marmo memberikan bungkusan lauk yang belum sempat kami makan sewaktu di rumah makan. “Buat oleh-olah anak di rumah Bu,” kata Bu Marmo.
Di jalan, saat membonceng sepeda motor dan kutanya tentang ulah Pak Marmo, Bu Mumun cerita bahwa atasanku itu benar-benar genit. Selama dipijat, kata Bu Mumun, ia terus merayu dan berusaha menggerayangi. “Tapi tidak saya ladeni lho Pak Anto,” ujar Bu Mumun meyakinkanku.
“Pasti Pak Marmo maksa untuk bisa megang memek ibu kan? Soalnya dia kemarin bilang pengin banget lihat punya ibu,”
“Iya sih tapi hanya pegang. Dan karena terus maksa akhirnya ibu kocok,” ungkap Bu Mumun jujur.
Aku tertawa dalam hati. Sementara suaminya hanya bisa meraba memek wanita lain dan dipuaskan dengan dikocok, istrinya malah sampai orgasme dua kali disogok penis laki-laki lain. Bahkan istrinya berjanji untuk mengontak agar bisa mengulang kenikmatan yang telah kami lakukan.
Sampai di rumah anak-anak Bu Mumun sudah tidur. Dan mungkin karena terangsang gara-gara memeknya digerayangi Pak Marmo, Bu Mumun memaksaku untuk singgah di rumahnya. Untuk menolak rasanya kurang enak. Karena biasanya aku yang sering memintanya untuk melayaniku.
Rupanya nafsu Bu Mumun sudah benar-benar tinggi. Di kamarnya, saat ia mulai mengulum batang kontolku dan tanganku menggerayang ke selangkangannya, memeknya sudah basah. Bahkan saat tangaku mulai mencolok-colok lubang nikmatnya, Bu Mumun kelabakan. Memintaku untuk segera menuntaskan hasratnya.
Tetapi aku berusaha bertahan. “Punya saya belum terlalu keras Bu. Nanti kurang enak. Kalau ibu menjilatnya di sini, pesti cepat kerasnya,” kataku sambil mengangkat dan memperlihatkan lubang anusku,” kataku.
Sebenarnya, kontolku kurang keras karena sebelumnya telah dipakai melayani Bu Marmo di rumah makan. Namun keinginan untuk dijilati di bagian anus, mendapat tanggapan serius Bu Mumun. Ia langsung berjongkok di tepi ranjang dan berada selangkanganku. Dan tanpa ragu atau merasa jijik, langsung menjulurkan lidahnya untuk menyapu biji pelirku dan diteruskan dengan menjilat-jilat lubang duburku. Rasanya geli-geli nikmat dan membuat tubuhku merinding.
Akibatnya aku dibuat kelojotan. Dibuai kenikmatan yang diberikan Bu Mumun. Terlebih ketika ia mulai mencucuk-cucukkan lidahnya ke lubang duburku. “Aaakkhhhhh… aakkhh.. enak banget …. oookkh enak banget. Saya suka suka banget ngewe sama ibu. Oookkkh … nikmat,”
Dirangsang sebegitu rupa kontolku makin mengeras. Tetapi Bu Mumun terus saja menjilati dan mencerucupi anusku. Ia melakukannya sambil meremasi dan mengocok-ngocok kontolku yang makin terpacak. Takut keburu muncar sebelum dipakai menyogok lubang memeknya, aku meminta Bu Mumun menghentikan aksinya.
Tubuh montoknya langsung kutarik dan kutelentangkan di ranjang. Dalam posisi mengangkang, aku langsung menungganginya. Bleesss… kontolku langsung membelesak di lubang nikmatnya yang basah. Ia agak tersentak. Mungkin karena aku menggenjotnya secara tiba-tiba. Namun ia tidak mengeluh dan malah mendesah
-

Cerita Seks Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas
Cerita Sex ini berjudul ” Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2017.
Cerita Seks Terbaru – Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan secantik mungkin dg penampilan yg seksi. Aku mengenakan bra warna merah dan gaun putih transparan, terlihat jelas warna bra yg kupakai, semua lelaki pasti tak akan kuat berpaling dariku. Sambil nunggu kabar dari suamiku yg belum pulang kerja sampai saat ini.
Tiba-tiba
Kriiiing,,,,
Ya halo pa,,,
Eh, ma malam ini papa ga bisa pulang, tugas dadakan dr bos
Oh,, ga apa apa pa,,,
Gitu aja ya ma
Oke pa,,,Yess suamiku ga pulang, berarti malam ini aku bebas, sesuai rencana awal, aku penasaran, pengen tau rasanya punya mertua yg ekstra besar dan bikin aku ah ah ah,,,, aku akan bikin masakan yg enak buat mertuaku sayang dan brangkaaat,,,

Tok tok,,,
Siapa,,,
Saya pak, Saliyem
Oh, masuk
Ini saya bawain makanan pak
Ehem kok tumben malam2 gini
Iya pak,,,
Suamimu?
Lembur pak sampe pagi, besok pulang jam 9 pagi
Lah kamu sendirian
Makanya itu pak,,,
Makanya kenapa
Yem takut
Nginap disini aja
Emang boleh pak
Oh,, boleh bangetAyo pak dimakan (suasana pecah saat mertuaku memandangi tubuhku seperti kesetanan, aku tau apa yg ada dalam pikirannya, dia pasti senang aku menawarkan diri nginap di rumahnya)
Oh iya iya,,, em,, dik yem,,,
Iya pak,, kenapa,,,
Anakku beruntung banget ya dapetin kamu
Bapak bisa aja, emangnya apa kelebihanku
Kamu cantik luar biasa,,,
Ah, biasa aja pak
Bapak aja sampai ck ck ck,,,,
Bapak ih,,,
Em,,, ntar boboknya dimana dik yem
Terserah bapak lah
Lah kalo terserah saya, ya bapak suruh bobok dikamarku loh,,,
Nggak ah, ntar diapa apain lagi,,, kan aku menantumu pak, pamali,,,
Katanya terserah bapak, kalau soal itu sih ga ada istilah menantu dik
Soal itu,,, maksud bapakkk?
Itu lho,,, ah masa ga ngerti sih dik
Ngerti bapak mertuaku sayang,,,Apa, kau panggil aku sayang,,, oh romantis sekali,,, bolehkah aku memelukmu dik saliyem menantuku sayang
Nggak ah, ntar ada yg berdiri lagi
Dari tadi udah berdiri dik, ga kuat niih
Emang masih kuat pak,,,Kalo soal begituan, apalagi dg wanita secantik dirimu,,, oh,,, aku seperti orang kehausan ditengah gurun pasir dan menemukan segelas air dik,,,
Oya,,,
He em,,, badanku boleh tua tapi gairahku, tak perlu kau ragukan
Terserah bapak deh,,, aku nurut aja sama mertua, diapain aja alu mau,,,,
Benarkah dik,,, uuwaaahh uwaah,,, hmm,,,Tanpa ragu dan dg tenaga bull dozer, lelaki tua itu yg tak lain mertuaku sendiri, menyerangku, memelukku dg kuat, mulutnya menciumi wajahku, leherku dg bringas dan rakus, aku pasrah badanku digerayangi, pakaianku diacak acak. Tubuh mertuaku panas, gemetar namun liar.
Benar yg ia katakan tadi seperti orang kehausan, mungkin karena lama tidak mencumbu wanita dan tak ada cewek yg mau dengannya kecuali aku menantunya sendiri. Aku biarkan dia menikmati tubuhku, aku serahkan semuanya malam ini untuknya. Tubuhku dibuat merinding olehnya, dalam sekejab dia berhasil menelanjangiku.
Ciumannya bertubi tubi, jilatannya menjalar kemana mana sampai dadaku, leherku basah oleh ludahnya. Mertuaku yg sdh tua seperti mendapat durian runtuh bisa menggagahiku malam ini, diluar dugaannya pastinya. Mungkin selama ini aku orang yg selalu hadir dalam bayangannya ketika dia beronani, kini benar2 nyata dalam kekuasaannya bukan bayangan, bukan mimpi, makanya sampai dia terus menerus bergerak bergerilya menikmatiku.
Seluruh pakaianku telah berceceran dilantai, aku terus diciumi, dijilati dari leher sampai jempol kaki. Mulutku dihisapnya, lidah mertuaku menyeruak masuk ke mulutku bergerak2. Aku jijik diperlakukan seperti itu, namun demi menghargai dia, aku balas dg menjulurkan lidahku ke mulutnya.
Eh lidahku dihisapnya dg kuat,,, aku mual,,, huekk. Tapi mertuaku cuek, tak peduli ekspresiku yg jijik atas perlakuannya. Bahuku diremas, payudaraku diciumi bergantian, puting susuku dihisapnya sampai terasa sakit. Oh,,, tenaga mertuaku ternyata luar biasa, kedua tanganku diangkat dan aku teriak teriak kegelian, dia jilati ketiakku,,, waw tubuhku menggelinjang menahan rasa geli permainan mertuaku, ia terus jilati ketiakku yg berkeringat, mungkin mengeluarkan aroma yg tidak sedap tapi dia makin rakus dan bernafsu.
Belum digesek miss v ku sdh basah oleh lendir kenikmatan. Aku dibopong dan didudukkan diatas meja kayu yg besar, kakiku diangkat, kedua pahaku dibuka lebar, aku malu,,, ia tanpa ragu dan dg sigap membenamkan wajahnya di selangkanganku,,, aku menggeliat menahan nikmat dan geli, ini belum perbah dilakukan oleh suamiku.
Mertuaku tak hanya punya barang gede, tapi pandai memainkan sex dg mantap. Aku benar2 dibikin klepek2 tak berdaya dihadapannya. Auuuuhhh,,, mis v ku dibelah,, dan emmhh,,, dicepok cepok,,, dan dijilati sampai seluruh lendirku terasa bersih. Geli geli nikmat membuatku mabuk kepayang. Oh mertua gila,,, jangan hentikan permainanmu, malam ini aku jadi milikmu,,, celotehku. Ia hanya bisa mengerang2 dg napas memburu seperti orang dikejar anjing. Miss v ku basah oleh ludahnya dijilati seperti kucing kelaparan ketemu ikan asin.
Mertuaku telanjang bulat dg mr p yg gede berdiri manggut2 siap dihujamkan di miss v ku. Aku takut,,, aku degdegan,,, perasaanku tak karuan, antara perasaan berdosa selingkuhi suamiku dg mertuaku sendiri dg rasa penasaran pengen tau barang mertuaku yg bikin aku mabuk.
Uwaaaah,,, mr p itu telah nempel dibibir vaginaku, panaaas,,, ditekan,,, auh,,, ditekan lagi auh,,, responku tak kusadari mulutku nyanyanyua,,,, kepala mr p mertuaku nerobos keluar masuk di ujung lubang vaginaku, ia tekan lagi,,, tekan terus sampai seluruh batang penis itu masuk ke vaginaku, ia cabut pelan, masukin lagi,,, begitu terus dan setiap ayunan aku tetiak dan mendesis saking enaknya dan bener2 hal yg berbeda dg suamiku.
Ouh,,, aaahhh esst,,, aku disetubuhi mertuaku sendiri, hal yg tak layak, namun bagiku ini sensasi. Penis besar itu keluar masuk mengayun vaginaku yg bener2 peret krn ukuran pebis yg besar dan tak wajar. Vaginaku mengeluarkan pelumas yg menambah kenikmatan persenggamaan ini. Yah namanya orang tua, baru beberapa tusukan saja sdh nut nutan mau keluar.
Mertuaku teriak teriak seperti orang ngeden eeekkk,,,,, dan segera mencabut penisnya dr vaginaku lalu mengocoknya hingga keluar sperma kental creeett crecet,,, berceceran di dadaku. Oaaah oaaah,,,, teriaknya
Dik yem, makasih ya
Iya pak sama sama
Dik, bapak mohon kepadamu
Apa itu pak,,,
Tolong jaga rahasia ini
Iya pak yem ngertiBapak takut jika ada yg tau kita seperti ini, reputasi dan harga diri bapak sebagai penceramah bisa hancur dik.
Tenang aja sih pak,,,
Bapak bisa menahan diri dr kejahatan lain, tapi yg satu ini bapak tak sanggup
Udah bapak bobok
Nggak dik, istirahat 10 menit, bapak mau nambah
Haaa,,, serius pakOh my god,,,, aku digarap lagi, dan semalam suntuk aku disetubuhi mertuaku, istirahat sejenak, ia garap aku lagi sampai badanku sakit semua, vaginaku terasa ngilu, berkali2 ditusukin penis gede miliknya. Aku terasa mau pingsan, sekujur tubuhku lemes. Mertuaku sepertinya tak mau menyia2kan kesempatan. Seolah hari esok tak mungkin ada kesempatan sebagus ini, menyetubuhi menantunya sendiri yg cantik nseksi. 7 kali lebih mertuaku menggagahiku dlm semalam.
Jam 7 pagi aku pulang menyiapkan segala sesuatunya tuk sambut suamiku pulang pagi ini.

Suamiku datang dan kebetulan mertuaku juga main ke rumahku, seperti tak terjadi apa2 semalam, suamiku ngobrol santai dg bapaknya, mertuaku. Tak lama kemudian, suamiku pamitan mau mandi, mertuaku menatapku penuh nafsu. Begitu pintu kamar mandi nutup, mertuaku menghampiriku dg cepat dan menciumiku, mencumbuku dan jilati leher dan dadaku, susuku dirogoh rogoh, dikeliarkan dr bra dan disedot, dicupangi bergantian,,,, aaahh,,, mertuaku bringas menikmati sisa usianya bersama menantunya, diriku. Matanya nanar, kupingnya tajam memperhatikan suara pintu kamar mandi dmn suamiku ada didalamnya. Selama suamiku mandi aku dilucuti mertuaku, aku telanjang dada dan mertuaku dg bebas cumbui payudaraku.
Ugh nikmatnya, punya mertua rakus haus sex. Penisnya menekan nekan dan digesek gesekin di pahaku sedangkan mulutnya sibuk jilati kedua payudaraku dan jilati ketiakku. Terus terang aku suka diperlakukan seperti ini. Terdengar suara pintu klek,,, kami sudahi permainan ini dan bergegas rapikan pakaian ambil sikap santai seperti tak terjadi apa2.
Suamiku keluar dr kamar mandi, pakai handuk menuju kamar, ia ngunci pintu kamar dan pakai baju, seketika itu pula kami kembali berpagut bercumbu saling menikmati sentuhan dan cumbuan di ruang tamu ini. Kedua tangan mertuaku masuk ke dalam bajuku menggerayangi dan meremas payudaraku dg posisi ia ada dibelakang dg penis menekan pantatku, wua terasa banget kemaluan mertuaku yg super tegang nonjok pantatku yg masih tertutup rok.
Terdengar lagi bunyi selot kamar suamiku klek,,, kami cepat ambil sikap santai pura2 ngobrol dg mertua. Suamiku tak curiga sama sekali dg aksiku yg benar2 rapi.
Suamiku menuju ke taman belakang, lihat2 taman sambil duduk santai di sova, ia ambil makanan ringan, beberapa menit kemudian suamiku nguap, ngantuk krn habis kerja lembur. Ia akhirnya tertidur di sova. Mertuaku ternyata memperhatikan anaknya terus, begitu suamiku lelap, langsung dia menghajarku kembali, menciumiku, mencumbuku, menelanjangiku dan ahh,,,, penis gedenya menghajar vaginaku dg sadis.
Aku pegangan lemari dg kuat, posisiku nungging beuh nikmatnya, vaginaku disetubuhi dr belakang oleh mertuaku,,, mataku merem melek menikmati sex terlarang ini, aku tetus memperhatikan suamiku, takut dia bangun, tapi tidurnya sangat lelap. Lama sekali aku disetubuhi mertuaku, krn semalam sdh berkali2 ngeluarin sperma, kali ini vaginaku dihajar habis sampai begitu lama, berjam2 ditusuki penisnya tapi tak keluar2 spermanya. Aku sampai lemes kecapean.
Berganti gaya sambil lihat ke arah suami, telentang dan disetubuhi dari atas, merangkak disetubuhi dr belakang sampai ah,,, keringatku membasahi tubuhku krn vaginaku dihajar terus terusan mertuaku. Akhirnya mertuaku tubuhnya kaku, mencengkeram punggungku dan penisnya terasa berkedut kedut, ia orgasme,,, spermanya nyembur di vaginaku sebelum ia sempet cabut.

Aduh gawat,,, aku kuatir hamilku nanti anakku mirip mertuaku, aku tak tau anak siapa nanti dlm kandunganku, anak suamiku atau anak mertuaku,,, au ah egp. Tanpa suara rintihan atau suara mengerang kami menikmati persenggamaan ini di ruang deket suamiku tidur.
Mertuaku ternyata lebih hebat dr suamiku walau usianya lebih tua. Dan terus terang, aku lebih menikmati sex dg mertuaku, setiap ada kesempatan, kami lalukan perbuatan bejat namun nikmat itu entah sampai kapan, aku tak bisa menghentikannya
Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.
-

Foto Bugil Valeria Gadis Panggilan Yang Menggoda
Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.
-

Hot Asian Squirting With Nasty Honami Uehara
-

Foto Bugil Hot Cocomi Sakura Body Hot Bikin Crot
Foto Ngentot Terbaru – Selamat sore sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.
-

HENTAI 019
-

Cerita Seks Hobi yang Berujung Hepi
Cerita sex ini berjudul”Hobi yang Berujung Hepi”
Duniabola99.org – Berawal dari hobi gw yg doyan jalan-jalan, gatau knapa gw hobi bgt jalan, mau itu shoping, cari makan, kunjungi tempat baru, dll. Tapi seringnya gw tuh jalan sendirian. yaaa sambil gw sisipin dgn cuci mata bosku. pasti ngerti lah bosku.. hahaa
gw ga autis, gw jg doyan jalan ato hangout sama temen/pacar, tapi ketika ga ada jadwal bareng mereka ya gw jalan sendiri aja, intinya bisa lebih bebas sih, mw ngeloyor kmana pun ga ada yg protes.

cerita ini sekitar tahun 2010, umur gw pun masi 23 kala itu.
hari minggu spt biasa jadwal bete gw, yaa gw selalu boring kalo diem dirumah, kecuali kalo ada film terbaru sih ya gw abisin waktu nonton film seharian. dan kebetulan pula waktu itu gw jomblo, karna yaaa umuran segitu gw ga tahan lama pacaran, 6 bulan, 3 bulan, 1 bulan, bahkan seminggu aja. tau deh knapa, mungkin karna gw ga terlalu fokus kali. hihii dasar brengsek ya boskuu.. wkwkk
karna alasan itulah gw rencanain bwt jalan, udh gw planing sih dari semalem, sekalian gw mw nyari jam tangan baru. seperti biasa gw bangun pagi, sarapan, mandi.. bla bla blaaa. dan ga lupa nih karna gw orangnya tipikal perfeksionis, jadi pake baju celana sepatu harus yg good looking, yaa gw pake kaos putih dibalut kemeja panjang kotak” tapi kancingnya gw biarin terbuka biar keliatan eye catchy, bawahan clana jeans pensil ditambah sepatu fred perry putih dan tas kecil warna item ga pernah luput kemanapun gw pergi.
dan sentuhan terakhir sih gw semprotin parfum ke badan gw, karna ga PD kalo ga pake parfum bosku. dari SMA gw pake parfum merk itu, ampe sekarang pun gw masih setia, prnh nyoba yg lain tapi ga cocok. dan gatau kenapa wangi parfum itu jadi identik sama diri gw, mau itu temen, pacar, keluarga, bahkan mantan pun pasti tau hadirnya gw dari wangi parfumnya. hmmmm… udh kek apaan aja. aneh pokonya sama parfum itu, suka ada aja kejadian yg tak diprediksi. wkwkk
balik lagi ke benang merah bosku, setelah selesai dengan melengkapi baju perang gw pun keluar dari kamar beranjak bwt manasin motor. gw ngeloyor ke garasi bwt keluarin motor, gw liat ada mobil nissan xtrail item parkir di depan garasi. lah itu kan mobil kaka gw, kaka gw udh nikah dan punya rumah sendiri gais, jadi ga tinggal serumah semenjak nikah.
ahh mungkin karna lagi libur jadi dia maen kesini, gw nyalain motor dan balik ke dalem rumah.“rillll” teriak kaka gw manggil dari dapur
“yaaa.. apaan” sapa gw sambil deketin sumber suara
“mau kmana lu?” tanya kaka gw
“jalan” jawab gw
“kemana? penting ga?” keponya kaka gw
“ga terlalu penting sih, cmn mau nyari jam tangan” tegas gw sembari ambil minum di kulkas
“pinjem motor lah, motor kaka dipake si bunda” (bunda tuh istrinya)
“lahhhh, terus gw pake apa?” kening gw ngerut
“besok aja lagi cari jam tangannya, penting nih ada urusan mesti ngejar waktu, kalo pake mobil gakan keburu”
“duhh.. kalo besok ga ada waktu” tegas gw
“pake mobil aja lah, tukeran” kaka gw nyodorin kunci
“aishhh… past..”
“bensin full” potong kaka gw
“yaudah sini”
langsung gw sabet tuh kunci mobil dan balik kanan menuju mobil“isi bensinnya kosongg !!!!” teriak gw sambil terburu buru takut kaka gw rewel
“monyeeeetttttt !!! tar mobilnya anterin kerumahhh !!!!!!” teriak kaka gw dari dapur
“yyaaaaaaaa !!!”gw hanya bisa ketawa, wkwkk.. udh bisa jalan pake mobil seharian, bensin full, motor pun pasti diisiin bensin full. lumayannn lahh ngirit duit. wkwkk
gw keluarin dah tuh mobil item dari garasi, gw tancap gas ke tempat tujuan gw. ga lupa gw tancepin flashdisk berisi lagu kesukaan gw di player mobil, karna gw selalu bawa fd kemana pun bosku.
jalanan lumayan macet sih hari minggu tapi gpp lah, toh ga dikejar waktu ini, lagian masih pagi jg gw berangkatnya. gw nikmatin aja perjalanannya sambil dengerin playlist lagu kesukaan gw.sekitat 30 menit gw menembus padatnya kota, akhirnya gw sampe di mall tujuan gw. gw parkirin dah tuh si item di basement, lalu gw naek lift ke lantai dasar. sepeti biasa sbelum ke tujuan inti gw selalu keliling dulu, entah apa yg gw cari tapi gw menikmati suasananya. dan kadang suka ada sesuatu yg gw beli dadakan kalo gw nemu barang yg unik. yaa sambil cuci mata juga lah boskuu. wkwkk di mall kan bisa liat cewek cakep, paha, pantat, toket, belahan dada, dll. serba ada. hahaa
setelah puas kelilingi lantai dasar gw langsung menuju ke tujuan inti, gw masuk dah tuh ke tukang jualan jam tangan. gw cari model jam tangan yg gw pengen dan anjriitttt mahal bgt, puasa makan gw kalo beli jam tangan itu. kecewa sih gw, tapi udah terlanjur kesini akhirnya gw minta jam tangan yg harganya setengah dari jam tangan yg tadi ke si mba nya yg cantik, tapi gw minta yg masih satu merk, karna budget gw cmn ada segitu bwt beli jam tangan. hheu..
“mba ada yg lebih murah ga dari ini? yg murah setengah harga gitu dari yg ini, ada ga?” tanya gw
“ohh ada mas sebentar” jawab si mba sambil cari jam tangan di etalase
“ini mas” si mba nyodorin jam
“hmm.. keren sih mba, ini brapa?” tanya gw
“680.000 mas” jawab si mba
(kalo ga salah ya bosku harganya segitu dulu, gw lupa lupa inget)
“ga dapet diskon mba?” kembali gw tanya
“aduh blm dapet mas” senyum si mba
“ga ada promo gitu mba? potongan ato apa gitu?” dengan tajem gw tatap mata si mba
“ga ada mas” muka dia memelas
“kalo ngajak makan mba nya juga masih ga dapet diskon?” iseng keluar pertanyaan gw
“iya maaf mas, belum ada diskon?” jawab si mba malu
“ohh yaudah deh mba bungkus aja”
Dan si mba cantik pun packing jam tangan yg gw beli, dengan penuh senyuman dia memberikan bungkusan itu ke gw. dan gw pun membalas senyumannya sbg tanda terima kasih, gw balik kanan dan jalan keluar sambil clingak clinguk liat seisi ruangan, ya siapa tau ada barang bagus yg unik di toko ini. gara” gw ga fokus tuh, hampir aja gw nabrak seorang cewe di pintu toko. asemmm gw bilang, untung si cewek ga ketabrak. kalo iya kena malu gw, wkwkk
jam tangan baru udh di tangan, waktunya gw ke lantai atas.. ada foodcourt disana, dan gw laper. jam makan siang bosku.. makan dulu biar ga bego. sambil nenteng bungkusan gw berjalan ke arah lift menuju lantai atas, kalo ga salah wkt itu gw makan ayam penyet deh. tapi gw lupa rasanya jadi gakan gw kasih testimoni tentang rasa ayamnya ya bosku. wkwkk sabar jgn ngiler bosku, gw ngerti ko kalo bosku lagi laper. :v
gw duduk sendiri di meja foodcourt, cukup rame sih disana, byk keluarga yg lagi ngumpul, yg pacaran, yg ngumpul sama geng nya, lahh cmn gw yg sendirian. wkwkk bodo amat yg penting makan, laper gw.
selesai makan gw nyoba tuh jam nya, keren sih. langsung aja gw pake bosku. jam yg ditangan gw bungkus.
cukup lama gw diem disitu, sekitar sejam lebih kalo ga salah, soalnya gw masi inget gw mau cabut tuh sekitaran jam 2 ato 2.30 gitu.ngesot lah gw menuju lift, gw pencet tuh tombol turun, ga lama pintu pun terbuka dan gw masuk dah tuh lalu gw pencet tombol basement. gw diem di balakang nempel ke dinding lift, tangan kanan masuk saku, tangan kiri pegang hp. lagi asik gw liat notif di hp tiba” pintu lift terbuka sebelum ketutup full dan gw liat dari ujung mata ada seorang cewe masuk, dan ahh ga gw gubris toh biasa aja hal kaya gitu di lift.
pintu lift tertutup dan lift mulai turun, selang 1 lantai udh dilewati gw aga risih dgn gelagat cewek yg berdiri di depan gw, dia berdiri di deket tombol lift. dia clingak clinguk ga jelas bosku, spt mencari sesuatu tapi ga nemu, kadang dia ngelirik ke arah gw juga. gw kan jadi bingung knapa tu cewek. gw tanya aja dah tuh pnasaran.
“emm.. mba maaf, nyari apa ya?” tanya gw
“ehh.. ngga mas, ini wangi parfum mas ya?” ucap cewek itu sambil memutar badannya 45 derajat
“parfum? iya aku pake parfum ko, kenapa dgn wangi parfumnya?” heran gw
“ngga.. aku serasa cium wangi ini tapi dimana ya?” si cewek ngerutin dahigw bingung tuh, asli bingung, apakah si mba ini punya temen yg pake parfum sama kaya gw? hmm.. tapi sejenak gw mikir bosku, gw inget” lagi.. setelah gw selidiki ni cewek, ternyata dia cewek yg mau gw tabrak tadi di toko jam, karna gw inget model dan warna bajunya. walopun sekejap gw liatnya tapi gw bisa inget dari bajunya, kalo wajah sih gw ga inget. iya cewe ini yg tadi mau gw tabrak.. halahhh
“mba tadi ke toko jam?” gw tanya
“iya” jawab si cewek
“ohhh.. iya, maaf mba tadi aku yg ga sengaja mau nabrak mba, maaf ya” senyum gw lemparin
“oo.. ohh iya iya inget, iya aku cium wangi ini pas tadi di toko jam kali ya, ternyata wanginya dari parfum si mas ya?” dengan wajah lempeng
“ko bisa inget wanginya sih mba?” tanya gw
“gatau, ko bisa nempel gitu ya, sekali kecium langsung hafal wanginya, merk apa sih?” balik nanya dia
“parfum A” jawab gw
“ohhhh” sambil ngangguk diasepanjang obrolan itu gw perhatiin dia bosku, ni cewek cakep sih, tinggi hampir sama kaya gw sekitar 168 mungkin ni cewek, beda dikit lah sama gw. langsing, kulit kuning langsat, pantat lumayan menonjol, dada sekitaran 34 lah. dan wajahnya ada sedikit unsur timur tengah gitu bosku. idung sama dagu aga lancip, matanya aga gede & bulu matanya lentik bgt.
gw ga dapet mulustrasi, soalnya kontak & sosmed dia udh ga aktif. kayanya ganti baru, dicari jg ga nemu.
oke next..
karna gw gamau lewatin kesempatan yang hanya tinggal 2 lantai lagi lift ampe basement, gw ajak kenalan lah, bodo amat kalo ditolak jg paling gw gendok sejenak, toh ga akan ketemu lagi iya kan? daripada lepas gitu aja kan sayang.
langsung aja tuh gw nyodorin tangan“ariel” senyum imut gw ke ni cewek
dia aga defend sih waktu itu, ada jeda sebelum dia nerima tangan gw.
“ehh.. merry” nyambut tangan gw
“mau ke basement juga?” tanya gw nebak
“iya” jawabannya cuek
“ohh.. sama”dingin bgt ni cewek asli, bikin gw bingung mw ajak ngobrolnya gmn, tapiii.. gw juga kan hobi nih nonton film, semua genre gw tonton bahkan vokep. wkekekk.. jadi sedikitnya gw bisa tau basa basi busuk ala bule, dan basa basi nusuk ala korea. yahh sering gw jiplak dah tuh cara obrolannya. hehee..
setelah perkenalan itu gw mulai basa basi dah tuh sama merry, lupa gw bahas apaan wkt itu. intinya gw nanya ttg kedatangan dia di toko jam tadi. setelah pintu lift terbuka dan kita keluar, terlihat dia pengen jauhin gw karna mungkin dia risih sama org baru kenal.
tapi gw nyoba cari pembahasan lain wkt itu, gw paksain biar dia tetep menyanggah obrolan gw, akhirnya kita ngobrol tuh sepanjang perjalanan, dan ternyata dia pun sama menuju parkiran mobil, yaudah makin panjang tuh kita ngobrol karna dasar rezeki tujuan kita sama. yahhh walaupun dia nanggepin obrolan gw dengan sikap dingin. bodo amat lah gw fikir.
entah dia parkir di sebelah mana gw ga nanya sepanjang perjalanan, malah gw duluan yg nyampe di spot parkir gw.“ehh mer, km parkir sebelah mana?” tanya gw sembari menghentikan langkah
“di depan sana, di pojokan” jawab dia nunjuk
“ohh.. ywd aku duluan ya” sambil gw pencet kunci si xtrail.. tidd tidd..
“ohh oke” senyumnya tipisgw masuk ke dalem mobil dan mulai oper gigi 1, sejenak gw fikir.. anjrittt masa kenalan doang, ga seru.
inisiatif gw mau minta nomor hape dia, mumpung dia masih jalan blm nyampe mobilnya. gw tancep gas dikit lahhh.. wuussshhhhh.. ckiitttttt.. gw buka kaca mobil sebelah kiri.“merryyy..” sapa gw di mobil
merry menghentikan langkah kakinya dan melirik gw, gw liat spion ahh aman diblakang kosong. gw keluar mobil dan berjalan ke arah merry
“emm.. boleh minta nomor hp ato apa gitu?” sambil gw nyodorin hp
“ehh.. ohh.. buat apa?” defensif merry
“yaaa.. buat apa ya, ya barangkali nanti bisa barengan ke mall, km kan ke mall shoping sendirian.. aku juga sama ini sendirian, yaaa biar ga bete mungkin lain waktu bisa barengan” speak iblis gw mulai dipertaruhkanentah dia emg tipikal friendly, ato matre karna gw bawa mobil ato gmn.. dia mau kasih kontak sama org baru kenal. dan butuh sekitar 5 detik bwt dia ngejawab
“pin bb aja ya jgn nomor tlp?” jawab merry
“ohh iya iya gpp” lega gw boskulangsung aja tuh gw tulis pin bb merry.
“udah tuh, accept ya” tegas gw tersenyum
“oh iyaa” sembari keluarin hp di tas kecilnya;
“oke thx ya, btw mau aku anterin ke mobil kamu?” basa basi lagi lah dikit
“ehh.. ga usah, deket ko itu di depan” tunjuk merryyasudah gw balik ke mobil dan tancap gassss.. hari masih sore nih, sayang kalo gw langsung balik. otomatis gw keluyuran dulu ampe hari gelap. dan sekitar jam 7 ato 8 gitu gw nyampe rumah kk gw, istirahat dl sejenak disana sambil ngobrol”. sekitar jam 9 gw balik kerumah pake motor.
sebelum tidur gw pnasaran tuh pgn liat lagi sosok merry, yaudah gw kepoin profile bbm dia. dasar yg namanya cewe, sering bgt ganti foto. wasemmm.. bikin gw sebagai cowok normal kepancing penasaran. tapi gw ga langsung chat dia bosku, karna gw gamau dicap cowok buaya di mata merry, kenalan sama cewe langsung eksekusi introgasi. kan risih ujungnya bosku.. blom lagi sikap dia dingin bgt tadi, bikin mental gw down. jadi gw tahan dah tuh, dalem hati sih gatel pgn chat tapi untuk seorang komodo kaya gw (bukan buaya) harus cari sikon yg pas. wkwkk
gw lanjutin lah tuh kehidupan gw seperti biasa dan sejenak ga inget ttg merry, entah selang beberapa hari gw lupa. wkt itu posisi gw lagi ngopi di salah satu kafe di kota gw, sambil mainin hp kan tuh disana. soalnya gw sendirian beres ngerjain sesuatu diluar. di recent update bbm gw liat status bbm merry, lupa gw statusnya apaan yg pasti nyangkut ttg kerjaan dia. nah dari situ tuh gw iseng chat
“heyy” sapa gw di bbm
butuh berjam jam dia bls chat gw
“hey” bales merry
“inget aku ga?” tanya gwdari situ cmn dibaca doang, kamprettt.. entah dia lupa apa risih sama org ga kenal
“aku ariel, yg waktu itu kenalan di lift di mall A” tegas gw
“oohhhhhh.. si cowok wangi itu ya?”wasemmm gw identik cowo wangi, bangga sih tapi kesannya ko serasa gimana gitu ya. kenapa ga bilang yg ganteng ato baik gitu biar lebih normal kedengernya. wkwkkk nawar
dari situlah gw mulai nyoba introgasi dia, mulai dari kerjaan, umur, bla bla blaaa semua kita bahas. walopun gw mesti sabar nunggu balesan dia yg lamaaaaaaaaa dan jawab seadanya. huffff….
ternyata dia emang lebih tua umurnya dari gw, 26 dia tuh beda 3 taun sama gw. dan kerjaan dia di travel agency, kadang dia jadi tour guide juga. hoohhh pantes aja dia mandiri jalan sendiri pas di mall, toh kerjaan dia emang jalan-jalan.
butuh proses beberapa minggu bwt gw bisa cairin suasana chat sama merry, dingin banget dia. aslii..
dan usut punya usut, doi belum nikah.. sempet mau nikah tahun kmaren tapi gajadi karna cowoknya selingkuh duluan. hmm.. bodo amat sih gw ga mikirin itu, mau siapa yg brengsek bukan urusan gw. wkwkk
lumayan sih kita jadi sering chat, tapi ga intense bosku. dan gw rasa dia orangnya cukup ceria ternyata, dibalik sikap dingin dan defensifnya gw bisa nyimpulin kalo dia orangnya open minded dan care.. mungkin dari segi umur kali ya, dia udh lebih mateng dan bisa lebih menghargai orang lain. ditambah dia seorang tour guide jg, otomatis harus friendly dan murah senyum. tapi ko pas awal ketemu mukanya lurus ya? hmm.. bodo amat dah ngapain difikirin kesitu. :ptapi dia masih defensif bosku, dia mengutarakan sesuatu kalo gw tanya, dan so far dia belum pernah introgasi tentang gw. yaa mungkin dia blm tertarik sih bwt kepoin gw, ngapain juga kali ya kepoin gw, ga ada faedahnya. :v
yaa kebanyakan gw sih yg duluan nyapa/chat, dia blm pernah gitu ke gw (ngarep). tapiiiii….. kebiasaan gw kan suka update status bbm yg absurd, gw tulis apa aja hal yg ga penting dan kata temen gw si status” gw lebih ke arah lucu dan ga jelas. entah merry pernah liat ato selalu liat status” gw, kali ini dia selalu komen beberapa status gw, kadang dia menyanggah, ngasi emot ketawa, dan bilang kalo gw lucu. yaa emang gw lucu sih dari orok. wkwkkkmungkin dari situ sih awal dia mulai tertarik bwt kepoin tentang gw, dia udh mulai berani bercanda, ngejek, bahkan mulai introgasi gw. KENA dehh.. karna klo bwt gw sih, kalo ada cw yg kepo nanya ini itu tentang idup / identitas lo, berarti dia tertarik sama pribadi lo. itu pointnya.. dan dari situ gw mulai deh percakapan yg lebih bisa membuka hobi dan cara berfikir dia.
tapi zonk bosku, gw ga bisa mancing dia.. merry pinter bgt, otak dia udh OS terbaru. wkwkk.. tiap gw pancing tentang sesuatu dia selalu tau kemana arah obrolan gw. kamprett ni cewe emang udh expert gw fikir. :v gw serasa cupu di depan dia.
yahhh gw gabisa kadalin buaya betina. wkwkk
tapi slow bosku, walopun begitu gw gamau kalah pinter.. ada point plus nya ko, gw jadi bisa blak blakan kalo ngobrol sama dia, ngapain jg gw belibet obrolan toh ujungnya dia pasti tau kemana arahnya. yaudah gw cuek aja.. :v bahkan semakin bergulirnya waktu, kita makin cuek dan vulgar apalagi kalo ngobrolin tentang hal intim. :vgw ampe pernah nanya ukuran toket dia, gw kira mw marah.. ehh taunya malah ngasi kunci jawaban kalo toketnya ukuran 34. wkwkk parah.. udah gitu malah balik nanya ukuran konti gw, kan kampret gw jadi malu sendiri ditanya gitu. bosku juga gitu kan, hayoohh.. pasti risih kalo balik ditanya ukuran sama cewe, cowo kan egois mau menang sendiri. wkwkk
kita semakin dekat, segala obrolan udh kita kupas, dan udh ga kaku dah pokonya. udh kaya ngobrol sama sahabat. tapi hanya di chat aja, karna kita belum dapet kesempatan lagi bwt ketemu karna kesibukan masing”. sering sih kita bahas tentang ketemuan dan atur jadwal ketemu, tapi ada aja halangannya.
perkenalan kita udah nyampe 3 bulan kayanya, gatau lebih.. lupa gw. jadi kita akrabnya cmn via chat bbm aja, udah kaya chat sama aplikasi simsimi aja fikir-fikir. wkwk
satu hari merry ada kerjaan tour ke lombok utk 5 hari kalo ga salah, dia pamit di bbm utk berangkat dan minta doa utk kelancaran perjalanannya.“ril, aku otw lombok, doain lancar yaaaa” emot peluk diblakang
“iya semoga lancar.. lancar bawa oleh-oleh” gw bilang
“sialan, jadi cmn ngarepin oleh-olehnya aja?”
“iyalah.. harus.. nomor satu itu”
“kamprettt.. awas lu ya!!”sementara merry sibuk dengan kerjaannya, al hasil kita cmn chat seperlunya ketika dia ada waktu kosong. ato malem sebelum dia tidur. udah kaya pacaran aja, tapi merry suka marah kalo gw sangkutin kedekatan kita ke arah pacaran. okelahhh gw mah ikut aja maunya dia, kalo nyamannya spt ini ya hayu aja gw mah. ga rugi ini.. iya ga bosku?
sehari, dua hari gw aga bete.. gatel kalo ga chat dan becandain dia, ga ada hiburan yg bisa bikin ketawa. soalnya makin sini dia makin eror ternyata. cewek cakep pun pasti ada goresannya ya bosku? wkwkwkk
pas hari ketiga nih yg bikin gw demen, pagi kalo ga salah“hoyy” chat dia muncul di notif hp gw
tapi sengaja gw ga buka dulu bosku, pgn tau reaksi dia spt apa. gw diemin aja tu chat.
“PING PING PING PING” entah berapa kali dia ping bbm gw, ampe nulis ariel huruf E nya banyakkk.. nah udh mulai kesel nih fikir gw. wkwkk
baru dah gw bales tuh“yoooo”
“lagi ngapain si, lama bgt balesnya?” pake emot kesel kesel gitu deh
“abis mandiin burung” jawab gw lurus
“sialan!!!”
“lahhh”
“aku lagi di pantai nih” ucap merry
“aku lagi di dapur” jawab gw
“ihh kampret bener-bener nyebelin ni anak, serius!!”
“iya gw serius lagi di dapur” gw tambahin emot ketawa
“astagaaaaa.. lu mw liat ga pantai disini, gw fotoin nih kalo mau?” keliatan kesel dia :v
“mana?”lupa gw ngrim brapa foto, yg pasti emg beneran indah pantainya.
“indah kan?”
“iya indah”
“udah gitu doang ekspresi km?” tambah merry
“ada yg kurang” gw bilang
“apa? ganti angle kali ya?”
“bukan.. kurang foto kamu” rayu gw
“diihhhhhhhh pea”
“hahahahahaaa”dari situ bbm gw cmn di read doang, sialan gw fikir. apa dia marah? ehh taunya tring tring tring.. ada 3 foto masuk di bbm gw, dan pas gw buka beneran dia kirim foto dia, mungkin dia lama bales lagi foto dulu. wkwkk dasar banci kamera. gw bisa liat merry yg membelakangi laut memakai kacamata hitam besar dengan topi safari berwarna krem sambil meletin lidahnya. njirr lidahhnya.. wkwkk
foto ketiga nih bosku.. angle fotonya lebih jauh dan lebih atas, dengan posisi yg hampir sama foto merry lebih menantang. di foto ini terlihat merry memakai atasan tengtop putih cukup ketat tapi dgn potongan leher yg lebar bgt. gw bisa liat toket dia nyembul seolah mw loncat dibalut sensasi bening mengkilap karena keringet. anjriitt salah fokus jadinya..“indah kan fotonya?” tanya merry
“gagal fokus gw mer” bales gw
“ehh sialan, lu fokus ke toket gw kan?”
“iya.. haha”
“MESUM!!!”
“lah gw cowo normal, wajar lah” tegas gw
“serah lo, udah ah gw mw lanjut guide, bye”gara-gara foto itu gw jadi mesum bosku, binal juga merry. wkwk..
dan juga merry jadi rajin ngirim foto dia semanjak itu, dia terus kirim foto dia dengan background keindahan lombok. sialan, dia mw promosi lombok apa sengaja bikin gw sange?5 hari udh dilewati, waktunya merry pulang kampung, sperti biasa dia kabarin gw dulu.
“aku otw balik ril”
“hati-hati ya, jgn lupa oleh-oleh” jawab gw
“astagaaa, oleh-oleh mulu fikirannya.. yaudah mau oleh-oleh apa?”
“kamu” tegas gw
“serius nyet” jawab merry
“serius, oleh-olehnya pengen kamu”cukup lama dia bales, cmn di read doang. gambling nih gw basa basi nusuk disini. dan tringgg… jackpot….
“yaudah, tunggu aku pulang”
sejenak gw terdiam dan kaget, njirr ko serasa jadi serius gini jawaban merry. cukup bikin keringetan jg bosku. :v
skip skip skip“tringgg”
sebuah pesan masuk tengah malem, gw yg saat itu blm tidur karna lagi asyik ntn film di komputer. gw liat itu pesan dari merry, wahhh langsung aja gw buka.“aku udah nyampe rumah, km udah tidur blom?” isi chat merry
“blom, lagi ntn film” bales gw
“tidur ehh, udh malem”
“iyee bntar lagi nanggung nih filmnya”
“ya udah aku tidur duluan ya, cape bgt”
“lahh udah gitu aja?” bales gw tanggung
“capeeeee.. udah besok aku bbm lagi, bye”dan spt biasa, di pagi hari chat dari merry numpuk di bbm gw, yaaa karna gw suka telat bangun. maklum cowok wkwk.
hari ini gw ada janji ketemu relasi gw di suatu tempat, aga sore sih gw janjiannya, jadi gw abisin waktu chat sama merry, dan kebetulan merry off hari ini karna kmaren udh trip 5 hari keluar. dan gatau kenapa tiba” dia tuh jadi aga galak ke gw, galak lebih ke arah posesif gitu bosku. ni cewek kenapaa gw fikir, jadi bawel maksimal. gw blom makan bawel, gw blm mandi bawel. abis makan apaan dia di lombok ampe aneh gitu klakuannya, tapi apakah dia mulai suka gw? :v ngarepppsiang hari udh terlewati waktunya gw meluncur utk ketemu relasi gw diluar. skip skip skippp ampe selesai urusan bisnis. tapi gw ga langsung balik wkt itu, kalo relasi gw sih udh balik duluan. lagian sayang minumannya blm abis, yodah gw nongkrong dulu :v
“ril dimana?” notif bbm dari merry
“di kafe A” jawab gw
“sama siapa?” tanya merry
“sendiri”
“aku kesana, tungguin”
“lahh, emang kamu dimana?” heran gw
“aku lagi diluar ko, tungguin”cukup bete jg gw nunggu, ada 30 menitan lah.
dan munculah sesosok wanita tinggi ramping melempar senyum dari kejauhan, semakin dekat semakin mata gw gabisa pindah fokusnya. busettt cakep banget fikir gw, gw kaget ga percaya. karna ini pertemuan kita yg pertama kali setelah kenalan di lift berbulan-bulan yg lalu, ko beda ya sama awal ketemu. penampilan dia kali ini sangat beda bosku. rambut panjangnya dia iket keatas disisipi kacamata item yg digeser keatas, baju kemeja putih longgar dgn tangan dilipet, celana hotpants jeans, dan tas kecil yg menyilang tepat di belahan dadanya. haduhhh cakep bener :vtak berhenti melepas senyum dia duduk di depan gw, dia melepaskan tas dan naruh di atas meja. lensa mata gw jadi auto fokus ketika dia lepas tasnya bosku, belahan dadanya keliatan. wkwkk.. soalnya kancing kemeja atasnya dia lepas 1.
“OYY!!” sentak merry
gw yg aga ngelamun jadi malu sendiri :v
“lama” jawab gw gugup
“macet sorry ya” dengan wajah memelasasli bosku, gw gugup waktu itu.. mungkin karna ini pertama kalinya kita ketemu. dan sikap dia yg beda, kalo di awal kan dia dingin banget udah kaya AC, lah skr sikap dia anget banget. dan ga pernah lepas melepas senyum ke gw. ya gw salting lah, mendadak bingung mw ngobrol apa, gw cmn bisa cari kesibukan bwt alihin fikiran gugup gw.
“pesenin minum dong”
“pesen aja” jawab gw
“ril, ko kaku gitu?” tanya merry
“hah? kaku? ngga ah” gw sambil ambil minuman di meja
“gugup ya ketemu aku?” matanya tajem tersenyumanjrittt makin gugup gw diliatin gitu. kampreetttt.. emang parah ni cewe, tau aja isi fikiran gw. sepanjang obrolan dia terus ledekin gw, ketambah dia sering bgt iseng pake ngerayu gw. tambah gugup gw diserang terus, dia mah malah seneng kayanya liat gw kepojok.
“pas kenalan aja bawel.. di bbm juga bawel, pas udah ketemu malah diem, cupu.. hahaa” ledek merry
asli, kali ini gw mendadak jadi pasif, apakah karna fikiran gw udh punya sugesti kalo merry lebih kadal dari gw? wkwkk.. soalnya gw gakan mental ngerayu dia, sebelum mau gombal juga dia mah udah tau gerak gerik gw bakalan gimana. mati kutu gw. mungkin bosku pernah ngerasain di posisi kaya gw.. ya spt itulah kira”.
entah berapa jam kita ngobrol gw ga inget, yg pasti prasaan gugup gw udh mulai berkurang karna merry bisa cairin suasananya. pokonya kita duduk di kafe itu sampe lepas magrib.“pindah tempat yuk, ga enak kita udah kelamaan disini” ajak merry
“iya yuk, balik” kata gw
“lahh, ko balik???” melotot dia
“terus?”
“masa aku udah bawain oleh-oleh kamu balik gitu aja?”clebbbb.. kaku lagi dah gw, serasa dipukul kepala belakang sama balok kayu. iya ya, kan trakhir gw minta oleh-olehnya tuh dia. wkwkk kepojok lagi gw gara-gara omongan gw sendiri.
“terus mau kemana lagi?” tanya gw
“iya ya, kemana ya” bingung dia
“kerumah kamu?” polos gw bilang, asli reflek
“hah? kerumah aku? ngapain?” alis dia naikbusettt kayanya dia tau arah omongan gw kemana, mampusss gw kali ini.
“kamu bawa kendaraan?” tanya merry
“iya bawa motor”
“ya udah kalo gitu, km ikutin mobil aku aja”
“hah? ikutin kemana?” bingung gw
“lah katanya kerumah aku” alis dia mengerut
“ohh iya”entah apa yg ada di fikiran merry ttg gw kala itu. dan gw pun gatau tiba” ngikut aja sama dia.
gw cmn bisa berharap gw ga digantung dirumah dia. wkwkk
FYI .. merry tinggal sendiri, dia ngontrak di sebuah perumahan. karna ortu dia diluar kota, dan yaaaaa bisa dibilang dia pendatang disini, karna kerjaan jadi dia harus jauh dari keluarganya.
tanpa banyak iklan gw meluncur mengikuti mobil merry, sepanjang jalan gw mikir.. gw mesti gimana nanti, gw takut kaku lagi, pokonya fikiran gw belibet dah. walopun sejenak terpintas fikiran mesum sama dia :v
gw udh masuk di gerbang perumahan, pos keamanan yg cukup ketat udh gw lewati, suasana hening disetiap rumah. gw cmn ngebuntuti mobil merry yg berbelok belok menuju rumahnya. dan sampailah di sebuah rumah tipe cluster berwarna putih, mobil merry berbelok dan parkir di halaman rumahnya.
rumah sederhana tanpa garasi, taman kecil didepan dengan diterangi lampu taman, pintu masuk dihiasi 2 kursi dan meja kecil di samping depannya.“masukin motornya ril, parkirin disini” tunjuk merry kesamping mobil
gw pun ikutin arahan merry memarkir motor gw.
“cklekk cklekkk” kunci terbuka
“yuk masuk” ajak merrygw nyelonong dah tuh ngikutin
“maaf ya rumahnya kecil & berantakan, belum sempet beres-beres.. duduk duduk” sambil ambilin beberapa barang di meja
“oh iya gpp” jawab gwrumah yang cukup untuk satu orang, ruang tamu dengan 2 sofa & meja, lemari dan tv LED disamping ruang tamu, jadi masih 1 ruangan juga. dan ada sofabed di depan tv. dari ruang tamu gw bisa liat lurus ke arah dapur dan ada sebuah kamar disebelahnya.
“minum apa?”
“apa aja mer” jawab gw sambil nancepin pantat di sofa
“tunggu ya”merry berjalan masuk ke kamar yg ada di samping ruang tamu, mungkin itu kamar utamanya, dan yg disamping dapur kamar bwt tamu. gw cmn clingak clinguk liatin semua ornamen diseluruh ruangan, byk bgt foto dia yg lagi traveling nempel di dinding.
“nih diminum ya” naroh segelas air putih di meja
“oh iya makasih”
“mau ngopi? bikin sendiri aja kalo mau, ke dapur aja” ucap merry
“iya gampang”
“cuek aja, ga ada siapa-siapa ini” lipetin kaki depan gwnjirrr pahaaaaa.. mulussss.. :v
“terus?” tanya merry
“terus apa?” jawab gw kaku
“yeeee.. km kan yg punya ide kerumah aku, terus apa?”mampus, gw dipojokin lagi. bingung cari pembahasan, gw tanya aja tentang foto yg pada nempel di dinding. dan hasilnya dia bisa cerita tentang trip dia, jalan-jalan kesini kesana kesono. gw cmn dengerin aja, iya iya iya ngangguk ngangguk ngangguk udah kaya robot gw. tapi untunglah merry pinter bgt cairin suasana, fikiran kaku gw bisa mencair dan gw bisa rileks.
ternyata dia baweellll banget, nyerocos terus tentang pengalaman idupnya. dari becanda, serius dan mentok di cerita drama ttg idupnya, yaaa dia cerita tentang masa lalunya, masa lalu dimana dia gagal nikah karna mantan calon suaminya yg brengsek. padahal persiapan pesta pernikahan udah 80%, ga sakit gmn coba bosku??
mata merry berkaca” ketika menceritakan kisah itu, bahkan beberapa tetes airmata terlihat keluar dari sudut matanya. gw yg kala itu berfikiran ngeres berubah jadi rasa iba. tapi dasar emang komodo, gw tiba” malah punya ide busuk bwt sekedar pegang badan dia. wkwkk
suasana kan lagi drama ni bosku, dengan kisah sedih dan cucuran air mata dari mata merry, emang sih cerita dia tuh sedih & menyakitkan bgt, apalagi bwt dia sbg seorang cewek. gw berlaga jadi superman deh. wkwkk
gw memberanikan diri pindah tempat duduk ke samping merry, dengan masang muka iba gw deketin dia. anjir sumpah ngga banget akting gw. wkwkk
gw duduk disamping merry yg lagi mengusap air matanya, gw duduk menghadap dia tuh, trus gw beranikan pegang punggung dia bosku sambil gw lesatkan kalimat yg gw masih inget dan sering gw pake ampe skarang :v“udah mer, yg udah berlalu biarin aja.. mungkin emang dia bukan buat kamu, lebih baik ga jadi nikah daripada udah nikah toh ditengah pernikahan terjadi kejadian spt itu. kan lebih sakit. yaa mungkin tuhan lebih tau apa yang terbaik bwt kamu” ucap gw
dan kamprett dia malah jadi nangis beneran pas dnger kalimat gw, air mata dia udh diiringi isak tangis. waduhhh jadi lebih drama. tapi beruntungnya dia menjatuhkan kepalanya di dada gw. wkwkk rezeki lagi.. yasudah gw beranikan diri bwt usap punggung dan kepala dia bwt nyoba kasih fake perhatian. :v
cukup lama dia nangis, ampe maskara dia luntur. udh kaya setan aja muka dia. hahaa tapi tetep cakep bosku.
beberapa saat tangisan merry pun berhenti dan dia menegakan kembali badannya, dengan tangan yg mengusap seluruh air mata yg tersisa dia berdiri dan berjalan meninggalkan gw tanpa sepatah kata pun terucap. gw liat dia masuk ke kamarnya. yaa mungkin dia mau membereskan mukanya yg kusut.sekitar 10 menit mungkin dia berada di kamarnya, gw yg saat itu lagi maenin hp tiba” dikagetkan dengan bungkus roko yg melesat jatuh ke atas meja. gw langsung nengok keatas, gw liat merry berdiri dan duduk lagi disamping gw dengan satu batang roko menancap di mulutnya.
“aku jadi ngeroko gara-gara dia ril, udah setaun ini aku jadi peroko” sambil nyalain roko di tangannya
gw cmn terdiam mendengar curhatan dia.
“asli aku jadi kaya cewe stres semenjak kejadian itu, ngeroko, jalan malam, bahkan kadang minum alkohol.. yaa demi alihin fikiran aku buat ga inget masa itu” ucap dia sembari menghembuskan asep dari mulutnya
gw masih terdiam bosku, gw gatau kalo merry suka ngeroko.. malah baru tau skarang.
“kamu suka minum?” tanya dia
“kadang” jawab gw
“kalo mau ambil tuh di kulkas” tegas dia cuekgw makin bingung ketika ditawarin spt itu, ragu bosku.. tapi dibalik itu otak jahat gw terus muter. wkwkk wahh kalo mabuk bareng sama merry apakah bakalan terjadi hal yg lebih asyik? wkwkk
ehh seakan dia tau isi fikiran gw, dia malah pergi ambil sebotol crystal berikut gelas kosongnya. diletakanlah di meja sama dia. kamprettt mancing aja nih cewe. dan dengan polosnya dia mengisi gelasnya dan dikasih ke gw.“minum nih?” tanya gw
“minum aja lah” jawab dia dgn nada maksa
“aku ga prnah ada temen minum dirumah, biasanya sendirian.. mumpung ada km yg lagi nemenin aku skrang” ucap merry
“emang km ga pernah minim diluaran? tanya gw
“kadang sih sama temen, tapi gatau kenapa aku jadi curhat sama kamu ya, dan aku ngerasa all out cerita sama kamu tanpa ragu”
“kenapa?” tanya gw
“gatau padahal baru kenal, dan baru ketemu, tapi serasa udah temenan lama, suasananya cuek ngobrol sama kamu”
“aneh ya” jawab gw simpel
“km playboy ya?” tanya merry sambil runcingin tatapannya
“eugghhh.. playboy apaan” hampirrr gw keselek alkohol
“abisnya km pinter cari suasana ke cewe, udh brapa banyak korban lo?” makin tajem tatapan dia.sekuat tenaga gw alihin pembicaraan, soalnya gw tersudut bgt sama pertanyaan dia. wkwkk
entah berapa gelas kita minum, yg pasti pandangan gw udh cukup kabur kala itu, dan gw liat merry pun udh cukup mabuk. tiap detik gw denger keluh kesah bahkan makian keluar dari mulut merry. yaaa pengaruh alkohol juga sih jadi keluar unek unek di kepala dia. lahh gw.. malah muncul pikiran ngeres. wkwkk
bosan dengan curahat dia, gw nyoba alihin pembahasan. hasilnya suasana kembali humor, kita bisa mulai bercanda dan tertawa. bahkan karna efek alkohol, merry tanpa sadar suka tertawa sampe nyender di badan gw. duhhh otong gw makin ga fokus bosku. tapi beruntunglah berkat pengaruh alkohol gw jadi berani ngomong blak blakan sama dia. wkwkk“aishh mer, jgn nempel terus. gw jadi ga karuan”
“hah? knapa? aahhhh.. km sange ya? mabok ya? hahaa” tertawa sambil dorong badan gw
“iyalah.. aku normal kali”dan yg bikin lebih sange…
“aku cantik ga sih? seksi ga sih? ko pacar aku tega khiatani aku? emang aku kurang apa coba?” racau merry sembari pegang toket dan membusungkannya
“kamprettt.. haha.. mer duhh.. gw cowok, malah pegang toket depan gw” makin ga karuan gw
“iya aku seksi ga? jawab?” tanya merry
“iya seksi.. bangett” jawab gw
“seseksi apa?” nanya lagikamprett dasar cewe mabok, kelakuannya ga normal.
“daripada dipegang gitu depan gw, sekalian aja buka” kesal gw sange
“buka? ihhh ngga ya!!” jawab dia balikin badan
“abisnya malah bikin sange tau ga?”
“terus kalo km sange knapa? km mabok ya? haha”
“iya mabok” tegas gw
“ohh mabok.. bilang dong” merry deketin gwini nih, udah mah dia doyan ledekin gw ditambah mabok hasilnya becandaan dia ga nalar logika. dia deketin gw sembari nyodorin toket. kan kamprett
“kamu mabokk ya? haha.. nih aku buka” dia melepas 1 kancing bajunya
sialll.. makin keliatan tu toket putih berikut BH abu nya.
“mer.. mer.. ga lucu merr.. lo mabuk mer” ucap gw sembari miringin badan jauhin dia
lahh dia malah ketawa-ketawa, puas kayanya liat gw kebingungan.
posisi gw dilema bosku, klakuan dia bisa jadi bumerang. kalo gw beraniin pegang tu toket ntar gw digampar, tapi kalo didiemin dia tetep becandain gw.“gw pegang juga toket lu mer”
“emang berani?”badan gw udh diujung sofa menghadap merry, dan merry duduk di depan gw. seakan gw cowo cupu yg mau diperkosa. wkwkk njir parahh.. jgn ketawain gw bosku. asli dilema situasi waktu itu.
“pegang nih pegang” busungin dada sembari membuka kembali sisa kancing kemejanya
“arrgghhhh” resah gwmerry malah tertawa liat ekspresi gw bahkan gw dibilang cupu, kamprett dasar cewe mabok.
mata gw semakin melotot ketika merry membuka lebar kemejanya. toket putih dengan balutan BH abu bikin otong gw sesak. seakan meronta toket dia pgn keluar dari sarangnya.
merry malah ketawa ga kontrol liatin ekspresi gw, dia tertawa terbahak lalu merebahkan badannya di ujung sofa. gw cmn bisa liat merry yg mabok dengan kemeja terbuka terkulai di sofa. parah ni cewe.. mabok beneran.
lelah tertawa, matanya terpejam.. garis tawa masih terlukis di bibir merry, seakan menyiratkan bahwa merry sedang berusaha tegar menghadapi luka yg dia alami. yahh gw kasian liat dia, apapun dia lakuin demi bisa menghibur diri, karna gw tau dia kesepian dan berusaha menutupi sakit hati yg dia alami.“mer.. lo tidur? mer.. hoyyy..” gw goyangin tuh badan dia
merry tak bersuara, dan gw liat setetes air mata keluar dari ujung matanya yg terpejam. njirr kasian banget.. untung ni cewe ga bunuh diri gw fikir.
“mer.. ke kamar yu, tidur aja, istirahat.. merr..”

matanya terbuka lemas, gw tarik bahu merry dan membantunya bangun. merry melingkarkan tangan kirinya ke bahu gw, gw memapah merry ke arah kamar. sebenernya dia masih kuat sih berjalan, cmn gw lakuin itu biar dia ngerasa ga kesepian.
gw melepaskan lingkaran tangan merry dan dengan lembut gw rebahin dia di kasur. dengan mata sedikit terbuka, merry melempar senyum ke arah gw. karna kala itu otak gw lagi waras, gw ga tega liat baju merry yg kebuka dengan toket yg terpampang. yahh al hasil gw kancingin lagi tuh kemejanya. tiba di kancing yg terakhir merry memegang tangan gw.“ril thx ya.. km udh bisa ngehibur aku” ucapnya lemas
“iya mer” gw bales senyumnah dari sini nih gw bingung, ni udah malem.. gw harus balik. tapi kalo gw balik gw ga dpt jatah. wkwkk
tapi gw harus jaga attitude, masa iya nidurin cw baru kenal. wkwkk“istirahat aja ya, km udh mabok parah”
merry cmn anggukin kepalanya
“aku pulang ya, biar kamu bisa istirahat” gw beraniin usap kepala dia
“iya, thx ya ril”
“iya mer, nanti km bisa kunci pintu kan?”
“bisa”dengan berat dan perlahan gw melangkah keluar dari kamar, tanpa lepas merry menatapku sampai keluar kamar. yahh.. gagal deh bosku.
nyalain rokok dulu bosku.. tarik nafas dulu biar ga kentang. wkwkk
dengan rasa kecewa dan kentang gw berjalan menuju sofa buat mengambil jaket dan tas gw.
“RIILLLLL.. ARIEELLLLLL..” teriak merry dari kamar
karna kaget gw berjalan cepat menuju kamar.
“apa mer? kenapa?” gw tajem liat keadaan merry yg masih terkulai di kasur
merry mengulurkan tangan kirinya ke arah gw, perlahan gw mendekati dan duduk di pinggir kasur. merry menarik tangan gw dan menyuruh gw duduk di sampingnya. gw pun menurutinya, gw selonjoran sembari nyender di atas kasur. perlahan merry memutar badan dannnn membenamkan kepalanya di paha gw, tangannya ikut melingkar di paha gw. anjirrr tu toket nempel di kaki gw, empuk bosku. :v
“nginep sini aja, temenin aku” ucap merry lemas
“hah? nginep? serius lo?”
“iya”
“tidur bareng?”
“heeh” kepala dia menganggukwkwkk.. dasar bajingan mujur, akhirnya gw bisa nginep. dan berharap ada kejadian yang tak terduga :v
kita hanya terdiam, gw ga bersuara begitupun merry. gw belai lembut rambutnya, gw bisa merasakan ketenangan terlihat dari raut wajahnya. gw biarkan merry meng istirahatkan fikirannya.
entah berapa lama kita pada posisi itu, yg pasti kaki gw udh mulai kesemutan. dan gw rasa merry pun tertidur di pangkuan gw. kampretttt.. kaki gw mati rasa.“mer.. mer.. bangun mer.. merry.. hehh..” gw coba bangunin
sontak merry terbangun seakan kaget, lalu dia menatap gw. mungkin nyawa dia blm ngumpul kala itu akibat gw bangunin, otaknya mencoba membaca kembali apa yg dia lakuin dikamar bersama gw.
“hhhh.. apaan ril?” nada dia kembali normal
mungkin efek alkoholnya udh mulai berkurang karna tertidur :v
“ganti baju dulu ehh, masa tidur pake baju itu”
“lahh.. ngapain lo dikamar gw?” tanya merry
“hah? kan lo yg nyuruh” heran gw
“kapan?”
“lah tadi” makin panik gw
“lo apain gw? macem macem ya?” makin ngdesek dia
“kaga, suerrr.. macem macem apa” pucet muka gw asli
“ngakuuuuu”
“ngga mer sumpahhh”
“ngaku ga? aku teriak nih?”
“mer asli mer aku ga ngapa ngapain, aku bawa km ke kamar karna di sofa km mabuk berat, km yg nyuruh aku diem di kamar, km kan yg nyuruh aku nginep juga” jelas gw
“BOHONG!! ngaku ga???” kenceng nada bicaranya
“asli mer, suer, ahh lo mabuk berat tadi, parahh”tiba tiba dia tertawa ngakak
“hahahahaaa.. baru digituin aja udah parno”
“kamprett.. jadi lo becandain gw?”
“iya.. hahahhaaa”
“sialan.. gw kira lo punya kepribadian ganda ketika mabok”kesal bgt gw kena trol si merry, kampret ni cewe emang sarap. sekalinya sadar abis gw di kerjain. ngeliat situasi yg melegakan sekaligus kesel, gw tarik badan merry dan jatohin di kasur, gw pegang kedua tangan dia dan gw deketin muka ke muka dia. ga brenti dia ngetawain gw.
“doyan banget ya kerjain gw”
“emang.. hahahaa.. lucu abisnya.. hahhaaa”gw tunggu sampe tawa dia berhenti, setelah berenti gw langsung cium bibir dia plus gw isep bibir bawahnya. clepppttt..
“giliran aku yg kerjain km”
“ap…”tanpa tuntas bicara, gw tancepin lagi bibir gw. beruntung gw ga kena tampar, malahan merry membalas ciuman gw. sekitar 1 menit kita ciuman, merry mendorong badan gw.
“udah ahh.. aku mw cuci muka”
dengan perasaan kentang gw duduk terdiam melihat merry bangun dan ngeloyor ke toilet. anjrit bisa bisanya ni cewe ngerjain gw, ada aja akalnya. sialan.
selang bberapa menit merry kembali ke kamar, dengan wajah yg masih sedikit ngetawain gw. hadeuhhh..
dia berjalan ke arah lemari bajunya, dia membuka lemari dan mengambil baju tidur. karna risih ada gw dikamar jadi dia kembali ke toilet utk ganti baju. kepala gw mulai aga puyeng ga karuan, mungkin efek alkohol udh mulai menurun, gw putusin kembali ke meja depan utk minum beberapa gelas lagi biar kepala gw lebih stabil kadar alkoholnya. :v
2 shot alkohol udh gw minum, sambil duduk santai di sofa libido gw kembali naik bosku. waduhh bahaya nih. hahaa“km minum lagi?” tanya merry yg seketika berdiri disamping sofa
“iya, kentang nih.. puyeng pala gw”
“mau lah” ucap merry diikuti duduk disamping gw
“uda ah, km kalo mabok ngaco”
“yehhh.. cepet” geserin gelas biar gw isiin
“iyeee nih”
“hopp hopp hopp.. ehh kebanyakan ini, km mau bikin aku tepar?”
“iya, biar tepar sekalian, biar ga ngerjain gw lagi”
“sialan, coba aja kalo bisa”bisa dibilang merry ini cukup kuat minumnya, buat standar cewe dia masih bisa tahan bberapa gelas. botol full udh tinggal nyisa dikit, paling tinggal 3 shot lagi. gw tunggu tuh ampe bereaksi di otak merry, udh mulai keliatan naik lagi, gw kasih lagi dah tuh. tepar tepar lah bodo amat ni cewe. :v
dengan pandangan yg mulai remang gw perhatiin dia, nambah cakep aja ni cewe, pngaruh alkohol emg paten. wkwkk
rambut terikat keatas, tengtop item dan celana pendek khas pakaian tidur wanita membuat libido gw semakin menanjak. dan gw bisa liat dia udh gapake BH, soalnya puting dia terliat samar menonjol. busetttt.. pgn banget gw nidurin dia.
merry beranjak dari sofa, gw bisa liat dia berjalan aga zigzag, wahh udh nanjak lagi tuh alkoholnya. lalu pessss…. dia matiin lampu utama, skr cmn ada cahaya dari lampu senja dari pojok pojok atap rumah. jadi remang gini suasananya. wkwkk.. lah gw fikir dia mau tidur, ehh emang dasar cewe mabok ada aja tingkahnya. dia nyalain musik diruang tengah, lumayan kenceng pula, udah gitu dia muter musik EDM. yasalamm.. dia mau dugem dirumah? kamprett.. apa kabar tetangga, tengah malem gini muter musik kenceng. karna wkt itu gw masih kontrol, gw kecilin dah tuh volume musiknya.“ehh napa dikecilin?” tanya merry
“ini tengah malem, lo mau digrebek tetangga?”
“pinggir rumah kosong tau, ga ada orangnya”
“udahhh volumenya segini aja, ga enak”kadar mabok merry udh dipuncak, sedikit sedikit dia mulai menggoyangkan tubuhnya mengikuti musik yg gw bilang sih cukup enjoy juga kalo dalam keadaan mabok. wkwkk
anjir beneran mabok ni cewe, urat malunya udh ga fungsi.“lo mau dugem dirumah?”
“bodo, ga tiap hari kaya gini, gw ngerasa bebas sekarang”gw kala itu masih berdiri bego di depan dia, gw perhatiin gerakan dia semakin menantang. tak ayal dia bergoyang sambil memejamkan mata menikmati badannya terbawa irama musik EDM. semakin kencang beat musiknya jantung gw semakin terbawa suasana. akal sehat gw goyah, badan gw perlahan ikut tenggelam dalam suasana. badan gw mulai bergetar dan mulai mengikuti irama musik. ga bisa gw pungkiri, beban hidup seakan hilang, skr gw ngerasa tenang dan bebas. ahhh perasaan apa ini..
merry menari bebas dihadapan gw, gerakan tubuhnya seakan memanggil dan menantang gw. gerakan pinggulnya begitu indah dan lentur, semakin lama semakin seksi goyangannya. otak dan otong gw mendidih. suasana remang dibalut musik EDM yang membuat jantung berdebar membuat kita berdua bebas dan tak berakal sehat. seakan real berada di tempat dugem, tanpa peduli dengan tetangga atau apapun.
Gw semakin berani, perlahan gw mendekati badan merry, gw berjalan dan terhenti dibelakang merry, badan kita beradu, gerakan naik turun merry diikuti kepalanya yg berputar mendorong gw melakukan hal lebih. gw letakan tangan di pinggul merry, tanpa penolakan dia memutar pinggulnya mengikuti irama musik. terasa bgt pantat dia bergesek di bagian sensitif gw. ughhhh sungguh luar biasa, batin gw semakin bergejolak. tuntunan dari alkohol membuat gerakan tubuh merry semakin liar. udah kaya penari striptis bosku. :v
tangan gw pun menjadi liar, kedua tangan gw melingkar di perut merry, dengan sedikit belaian lembut gw raba seluruh perutnya. gw yakin pasti seluruh tubuh merry menjadi sensitif saat ini, gerakan dia lebih menantang, tangannya pun ikut merasakan sensasi yg gw beri, usapan tangannya liar di kedua paha gw, sejenak dia melingkarkan tangan ke kepala gw juga. dengan kepala yg berputar putar, merry mencari sensasi lebih.
gw hanya bisa meluk merry dari belakang, merasakan kehangatan dari tubuhnya. sedangkan otong gw terus menerus mendapat gesekan dari pantat merry. ciamikkk bosku, untung gw ga pake bahan jeans, bisa kram kalo otong gw menggeliat dibalik celana jeans. :vseiring musik berganti, kepala gw semakin bertanduk. merry tak henti menggerakan tubuh seksinya dipelukan gw. moral gw pun semakin tipis, dengan berani tangan kiri gw mulai gerilya ke area atas perutnya, perlahan bergeser dan bergeser.. tak ada penolakan ketika tangan kiri gw berada di toket kanan merry, ugghhh gundukan daging empuk pas di kepalan tangan kiri gw. dengan lembut gw remas pelan.
tubuh merry bereaksi menikmati rangsangan dari tangan gw. pantatnya semakin menekan ke area sensitif gw. seakan diberi izin, tangan kiri gw mulai masuk ke balik bajunya.. ahhhh.. tonjolan daging empuk dan hangat membuat otak gw semakin mendidih, putingnya mengeras dan menonjol. tanpa celah gw terus menggerayangi toket merry dari balik bajunya. kepala merry menggeliat, menahan rasa gemas dari suasana yg gw kasih. fakkkk… naluri kejantanan gw udh diujung tanduk, dengan berani tangan kanan gw perlahan turun dari perut merry, mencari jalan masuk ke area vital merry. sontak tangan kanan merry memegang pergelangan tangan gw yg berusaha masuk ke balik celananya, karna ga ingin gagal, gw mencium leher dan telinga merry utk mengalihkan perhatiannya.
sekejap gw jilat dan isap bagian sensitifnya. merry mendesahhh.. “mmhhhhh” dan cengkraman tangannya mulai kendor, skr tangan gw bisa kembali nyelusup ke balik celananya. hangat.. bulu tipis carang terasa di tangan gw, dengan gampang gw menemukan klitorisnya, dann “emmhhhh… ahhhh..” desah merry. jemari gw menari bebas di klitoris merry, pinggul merry ikut bergoyang hebat, alunan musik sudah tidak menjadi irama. kini merry mengikuti alunan dari jari gw yg terbenam di area terlarangnya. tangan merry tak karuan menggerayangi seluruh tubuh gw yg berada di belakangnya.
jemari gw semakin nakal, bergeser terus kebawah menyusuri belahan meki yg hangat. kini jemari gw bermain di liang kewanitaannya, perlahan menekan dan berputar, sungguh terasa hangat dan licin. karena posisi gw berada di belakangnya, gw bisa dengan mudah menjentikan jari dan memasukannya ke liang meki.
besshhh… sedikit demi sedikit jari tengah gw masuk ke liangnya, licin, panas, basah sungguh terasa. ternyata birahi merry sudah terpancing. dengan irama senada gw mengocok vagina merry, sembari terus menekan area G-spotnya. “owhhh.. mmhhhh… ril…. emmhhhhh” merry meracau diikuti gerakan tubuhnya yg semakin berputar.
bosan dengan toketnya, tangan kiri gw naik.. gw masukin jari ke mulutnya. karna pengaruh alkohol imajinasi kita menjadi berlebih, betapa kencang merry menghisap jari gw yg berada di mulutnya. terasa ada gigitan lembut didalam sana.
“clokk.. clokkk.. clokk.. clokkkkk..” semakin kencang gw mengocok liangnya pinggul merry bergetar dan pahanya menjepit kencang, tanpa henti gw mengocok dan mengocok.. “ummhhhh..” merry menggelinjang hebat diikuti liangnya yg semakin basah. merasa sudah mencapai kenikmatan, merry mendorong tangan gw, dia berbalik dan membuka bajunya. dengan wajah menantang dia mendorong gw mundur sampai mentok ke dinding. senyuman birahi terlukis dari bibirnya, dia menggenggam baju gw dengan kedua tangannya dan menariknya keatas. kita berdua topless skr, toket putih bulat terpampang jelas disinari cahaya sepia.gw hanya bisa tersenyum menantangnya. dengan liar dia mencengkram kepala gw, dia melumat bibir gw tanpa ragu, lidahnya bergoyang hebat di dalam mulut gw. entah berapa banyak air liur kita menyatu, ciuman basah penuh nafsu membuat kita semakin tergugah. tangan kita menggerayangi setiap inci tubuh masing-masing. desahan demi desahan terdengar dari bibir kita yang beradu hebat. isapan merry membuat bibir gw seakan mati rasa, sungguh hebat nafsu yg dia miliki, ditambah pengaruh alkohol membuat dia tanpa malu dan ragu untuk menunjukan birahi yg dimilikinya.
kini leher dan telinga gw jadi sasaran keganasan merry, dia melumat habis leher gw, kecupan demi kecupan dilesatkan, bahkan jilatan memijat ia peragakan. terasa desiran angin menjadi dingin menandakan betapa basahnya area leher dan telinga gw. wah wahhh.. sepertinya ini yg dinamakan mandi kucing bosku. :v
ga bisa gw tahan, emg gw mendesah kala itu, geli bercampur nikmat membuat gw reflek mengeluarkan desahan. tak berhenti disitu, lidah merry terus bermain tanpa lelah.. dada gw menjadi sasaran selanjutnya, putaran lidahnya bermain di area puting gw. dan hisapan kencang di puting membuat lutut gw seakan mau roboh. ohhhh.. luar biasa. kiri kanan dia lumat habis, tubuh gw digerayangi hebat oleh lidah dan kecupan merry. dada, bahu, perut, bahkan pinggang menjadi sasaran keganasan birahinya. asli.. geli banget, tapi gw bisa merasakan kelembutan & kehangatan dari permainan lidahnya.
tiba-tiba merry mencengkram erat konti gw yg tegang dibalik celana.“puasin aku malem ini!!!” sayup menantang tersorot dari bola matanya
tanpa ragu gw lumat bibirnya, kedua tangan gw masuk kebalik celananya, gw remas kencang pantat bulatnya. perlahan gw turunin celana merry, pinggulnya bergoyang membantu usaha gw menurunkan celananya. tak ingin ketinggalan, merry pun mulai melepas kancing & sleting celana gw. terburu buru kita berdua melepas sisa busana. merry kembali menerkam, kini kehangatan tubuh merry semakin terasa. keadaan bugil membuat tubuh kita seakan menyatu, tangan kita semakin bebas liar. tiap lekuk tubuh merry lebih jelas bisa gw rasakan. ohhh.. betapa mulusnya tubuh ini.
sambil berciuman tangan merry mulai memegang konti gw yg sudah tegang maksimal, dia remas, dia usap, dan dia kocok. cairan pelumas tentu saja mengalir hebat dari lubang kejantanan gw, begitu cekatan tangan merry tak menyianyiakan pelumas itu, dia balut seluruh bagian konti gw dengan pelumas itu. ughhh.. semakin licin kepalan tangan merry. gw udah gemas banget pengen exe merry.
merry liar mulai memutar badan gw, kini dia menempelkan tubuh depannya ke dinding, pinggulnya dia lekukan, dengan posisi kaki aga sedikit mengangkang. merry menantang gw lewat tatapan penuh birahinya menunggu untuk kenikmatan selanjutnya. gw arahkan konti gw ke lubang meki yg sudah basah, perlahan gw gesek lembut diluar lubang kewanitaannya.“hhhh… hhhh… ” nafas merry memburu tidak sabar menunggu liangnya digagahi kejantanan gw
perlahan gw dorong ujung konti gw ke liang mekinya, walaupun sudah tidak perawan tapi liang mekinya masih kuat mencengkram, sedikit demi sedikit batang kejantanan gw menerjang gagah dalam kenikmatan vagina. tubuh merry bergetar diikuti kepalanya yg berputar menahan kenikmatan yg gw beri. gw pegang kedua pinggul merry dari belakang, gw genjot secara perlahan.
“emhhh.. emhhh.. ssshhhh..” desahan merry tak kalah kencang dengan suara musik di rumah ini
lagu demi lagu terus berganti, suasana remang romantis dengan diiringi musik cepat membuat birahi kita semakin menjadi. gw peluk tubuh merry, gw lumat habis lehernya, gw percepat gerakan pinggul gw.
“cplokk.. cplokkk.. cplokk…”
“ahhh.. ahhh.. ahhh.. emmmhhh..”kedua tangan merry pasrah menahan ke dinding di depannya, toketnya beradu dengan lapisan dinding yg dingin, pinggulnya terus bergoyang mengikuti irama genjotan yg gw beri. cengkraman liang mekinya semakin kuat ketika merry merapatkan kedua kakinya, membuat konti gw sesak berada di dalam mekinya.
“aaahhhhh.. emmhhh.. ahhhh.. ril”
seakan mau roboh, tubuh merry bergetar hebat, gw dorong kencang konti gw ke ujung liang nikmat. gw rasakan semprotan orgasme merry diujung kepala konti gw yg begitu hangat dan licin. nafas merry tersengal menikmati rasa nikmat dari orgasmenya.
kini tubuh merry berdiri di ujung dinding, dengan nafas terengah dia mengistirahatkan birahinya, konti gw masih menancap, dengan lembut gw nikmati sisa kedutan yg tersisa dari liang vaginanya. lalu merry mendorong badan gw bwt lepasin otong gw, dia berbalik, dia kembali menarik otong gw dan mengarahkan ke mekinya. wahh.. posisi berdiri berhadapan nih, cukup sulit.
gw angkat dan menahan kaki kiri merry, dengan tangan kiri gw pandu konti gw bwt kembali masuk ke liang mekinya. blesshhhh.. merry merangkul bahu gw, dengan badan sedikit miring gw mulai menggenjot. ciuman demi ciuman merry berikan, desahan masih terdengar dari mulutnya. semakin cepat gw menggerakan pinggul, semakin erat pula rangkulan yg dia beri. dada kita beradu, toket empuk hangat menempel erat di dada gw.“mmhhh.. mmmhh.. mhhhh.. owhhh.. sshhhhh..”
jujur, gw ga kuat posisi ini, badan gw kram bosku. mungkin merry menyadarinya dari gerakan gw yg semakin menurun. dan merry memandu gw ke arah sofa, penuh perhatian dia menyuruhku duduk di sofa, ahhh akhirnya gw bisa duduk rebahan.
Merasa belum puas, merry naik ke pangkuan gw, dia menekuk kedua kakinya dan bertumpu pada lututnya diatas sofa. perlahan badan dia turun dan mengarahkan konti gw ke liang mekinya. ughhhhh terasa sekali batang konti gw tenggelam semua, sambil merangkul merry mendorong pinggulnya maju mundur. linuuu banget bosku.. serasa dicengkram dan diremas remas.
dengan pelukan erat, pinggul merry bergerak semakin liar, maju mundur dan berputar. kala itu gw merem melek ga karuan, gila nikmat bangeetttttt… gw hanya bisa memegang pantat semoknya, gw remas pantatnya sebagai pelampiasan birahi. tanpa ampun merry bergoyang, kini dia bergerak naik turun. “plokkk.. plokkkk.. plokkk.. plokkk…”“emhhh.. emhhhh.. emhhhhh…” racaunya semakin keras
“enak sayang?”
“heemmmhh… owhhh..”
“bebasin sayang, aku milik kamu malem ini” racau gw
“iya sayang.. oohhh.. ssshhh”
“puasin aku sayang” gw tampar pantat merry
“aahhh.. sshhhh… rill.. enakkk.. emmhhh…”
“terus sayang, jangan berhenti bicara” racau gw gemas penuh nafsuimajinasi gw pengen bebas, gw seakan pengen berkata kasar dan jorok akibat nafsu birahi yg memuncak dan pengaruh alkohol di otak gw. gw meracau tiada henti, begitu pula merry.
“memekmu enak skali mer.. emmhhh..”
“kontolmu jg sayang.. ahh.. puasin aku sayangg.. ahh..”nafsu kita semakin memuncak, genjotan kencang terus dilesatkan, tak peduli sakit ato perih.
“aaaaaa… rill.. aku sampeee… aaaaaa… emmhhh..” merry menggelinjang hebat
cairan hangat keluar dari meki merry, begitupun keringat kita membasuh membasahi sekujur tubuh. mendengar nafas merry yg kecapean, gw memangku tubuh merry dan merebahkannya di sofa. dengan kaki kanan terangkat ke senderan sofa, gw melihat mekinya basah dan licin. gw masukin 2 jari kedalamnya, gw kocok kencang sampai merry berteriak.
“aaaaa… ril.. emmhhh.. pelannn.. sak… iiihhhhh..” kedua tangan merry berusaha menahan gerakan tangan gw yg mengoyak liang mekinya
tapi gw ga gubris itu, udah kepalang penuh nafsu gw menggauli merry. entah berapa kali rintihan terdengar, awalnya terasa sakit beralih menjadi desahan menikmati. mata merry merem melek tak karuan, mulut menganga mencoba mengatur nafas.
blesshhhh.. gw tancapkan kembali konti ke liang mekinya, gw genjot tanpa ampun. entah berapa banyak keringat kita menyatu.
“rill.. cepet… perihhh.. emmhhhh…”
“perih sayang… tapi suka kan?”
“heemmm.. uhhh.. ahhh.. ahhh.. aku mauu nyam… mmhhhh.. aarrggghhhhh.. ” merry kembali bergetar“cplokkk cplokkk cplokkkk cplookkkk”
merry mengerang liar, kedua kakinya menjepit pinggul gw dengan kencang. nafsu gw sudah semakin dipuncak.. tubuh gw bergetar, terasa gatal di ujung konti gw.
“keluarin dmn sayang?”
“lu uu uu uuu arrr”
“ahhh.. eeggghhhhh… emmmhh..” racau gw merasakan nikmatdengan cepat gw mencabut konti dari liang mekinya, gw arahin konti gw ke sela sela toket merry. penuh pengertian merry memegang toketnya lalu menekan menghimpit konti gw. dengan cepat gw menggesekan konti gw di belahan toketnya. merry membantu gw lewat desahan desahan untuk memancing sperma gw keluar. tubuh gw semakin bergetar hebat, jantung berdebar kencang, rasa geli menggeliat di kepala konti gw.
“pprrrtttt… prtttt…. prtttt….”
dengan bebas sperma gw muncrat di belahan toket merry, banyak pula semprotan yg melesat ke leher merry, terlihat juga sperma gw turun menyucur ke sofa.
dengan tubuh lemas gw masih berada diatas dada merry, keringat bercucuran menetes membasahi dada merry. gw mencoba mengatur nafas, tapi tiba tiba merry bergeser dan melahap konti gw yg masih dilapisi sperma.
“emmhh….”
“ahhh.. merr.. linu… ahh”tanpa mendengarkan gw, merry mengocok dan menghisap kencang konti gw. linu bangett.. auuhhhhhh
“merr.. ahhh.. udahh… merr…”
“cplokkkk”
merry melepaskan hisapannya dan tersenyum puas melihat gw.
“linu tau, maen isep aja”
“abisnya gemes”
“iya tapi aku linu”
“linu dikit aja manja.. uda ahh, bersihin nih sofa, banyak banget sperma kamu”gw pun mengambil tisu diatas meja, kita membersihkan sisa sperma yg ada. dan dengan perasaan puas kita berdua duduk bersender di sofa mencoba untuk mengatur nafas. sejenak gw belai pahanya, dia balas dengan menjatuhkan kepalanya di bahu gw.
“mer.. kita abis ngapain?” tanya gw
“bikin anak”
“kalo jadi anak gimana?”
“yeeee.. ya jangan lah, gila lo”
“hahaahaaa.. gw puas banget, lo puas ga?”
“ngga”
“lah, mau lanjut?”
“iihhh.. ogah, enak aja” ucap merry sambil ngeloyor matiin musik lalu masuk ke toiletngerasa birahi sudah terlampiaskan gw bisa nyalain rokok dengan penuh rasa puas.
sudah habis satu batang rokok, merry kembali mendekati gw. kini dia udah berpakaian lengkap, tapi entah kenapa otong gw masih memberi sinyal kalo merry berada di deket gw. :v
“mandi sanaaaa, keringetan badan kamu”
“iya bentar lagi”
“pake air anget aja biar ga masuk angin” ucap merry semari duduk di samping gw
“oke”
“hahaa.. pake baju cepet, tampak konyol tau ga liat kamu bugil. hahhaa”
“yehhh.. sialan.. ehh ko gw masih horny ya deket lo?”
“hah? gila aja, baru juga keluar”
“liat aja nih ade gw” tunjuk gw ke konti
“ya ampunnn, masih belum puas ya?” tangan merry memegang konti gwsontak otong gw kembali berdiri, waduhh bahaya.
“mer, kocokin dong, pengen lagi nih” ucap gw
“ogah ahh”
“tanggung jawab mer”
“tanggung jawab apa coba, harusnya kamu yg tanggung jawab udah nidurin aku”
“ayolahh.. gw masih horny liat kamu, daripada aku pengen nidurin kamu lagi, pilih mana?”
“ya ampuunnnnnn”dengan lembut konti gw dikocok tangan merry yg lembut, perlahan dia menurunkan tubuhnya. dann ugghhhh konti gw dimasukan ke dalam mulutnya, masih terasa aga linu sih karna sisa orgasme tadi. tapi rasa nikmatnya masih ada.
“cplokkk” merry melepas isapannya
“keluarin cepet ya?” ucap merrylalu dia kembali mengulum konti gw, dengan kocokan tangan dan isapan mulutnya membuat konti gw tak dikasih nafas. dia isap, dia jilatin seluruh batang konti gw, sampe dia mengulum dan menjilati biji kejantanan gw. ughhhh.. aliran darah gw mulai mendidih. merry mengulum konti gw dengan kecepatan yg intense, isapan kencangnya membuat batang konti gw terasa kram. luar biasa merry…
entah membutuhkan betapa menit utk mencapai klimaks, skr tubuh gw mulai bereaksi, rasa geli mulai menggerayangi batang konti gw. uugghhhhh..“mer aku mau keluar.. emhh..” racau gw sembari memegang kepala merry
“keluarin sayang.. cepat… emmhh..” racau merry membantu sembari mengocok kencang konti gw
“ahhhh.. mer… teruss.. emmhhh… merrr..”
“enngghhh..” merry mengocok sembari menempelkan bibirnya di kepala konti gw
“aaaa.. mer… aaaaa.. keluar…aaahhhh”“cccrrrttttt… crrrtttt… crrtttt…”
Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.
-

Tante Farah Menggoyangku
Duniabola99.org – Kali ini saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya yang saya rasakan dan ini yang pertama kali juga merasakan hal nikmat alias mendapat kepuasan sex dengan tante sendiri, perkenalkan namaku Adit saya udah kuliah di salah satu kota perjuangan Surabaya, tapi dalam cerita ini terjadi saat saya duduk di bangku sekolah menengah ke atas.
Hari itu saya sakit, jadi saya menitipkan surat ijin ke temanku sebab saya tak bisa berangkat ke sekolah. saya di rumah sendirian sebab Papa dan Mama sudah pergi ke kantor.
Sebelumnya Mama pesan agar saya rehat saja di rumah, dan Mama sudah memanggil Tante Nunung untuk menjaga saya. Tante Nunung adalah adik dari ibuku, ia masih muda, waktu itu ia masih kuliah di jurusan keperawatan.
Sehabis minum obat saya tiduran di ranjang. Efek dari obat itu membuat mataku terasa amat mengantuk. Dikala hampir terlelap Tante Nunung mengetuk kamarku. ia bilang,
“Dit, sudah tidur?”
Saya jawab dari dalam, “Belum tante!”
Tante Nunung bertanya, “Kalau belum boleh tante masuk?”
Saya pun membukakan pintu kamarku, saya sempat terkejut waktu melihat Tante Nunung. ia baru saja pulang dari aerobik, masih dengan baju senam ia masuk ke kamar. Melihat Tante Nunung dengan baju seperti itu, saya merasa keder juga. Toketnya yang montok seperti membuat baju senam itu tak kuasa untuk menahan kedua gundukan indah itu. Kemudian ia duduk di sampingku.
“Dit, kamu mau saya ajari permainan nggak?” katanya.
Tanpa pikir panjang, saya jawab, “Mau tante, tetapi permainan apa lha wong Adit baru sakit gini kok!”
“Namanya permainan kenikmatan, tetapi mainnya harus di kamar mandi. Yuk!” kata tante Nunung sambil menggandeng tanganku dan menuntunku masuk ke kamar mandi.
Saya hanya menurut saja. Kemudian ia mulai memelorotkan celanaku sambil berkata,
“Wah, untuk ukuran anak SMA burungmu tergolong besar Dit.” Kata tante Nunung terkagum-kagum.
Waktu itu saya cuma cengengesan saja, lha wong saya deg-degan sekali waktu itu. Lalu ia mulai membasahi kemaluanku dengan air, kemudian diberi sabun, lalu digosok-gosok. Lama-lama saya merasa kemaluanku semakin lama semakin mengeras. Setelah terasa kemudian ia membuka pakaiannya satu persatu.
Ya, tuhan ternyata tubuhnya sintal banget, toketnya yang montok, dengan pentil yang tegang. Pantatnya padat berisi, dan memeknya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang lebat.
Kemudian ia berjongkok, setelah itu ia mengulum kontolku. Dadanya yang montok ikut bergoyang, membuat dada dan nafasku semakin memburu.
Saya cuma bisa memejamkan mata dan menikmati setiap kuluman dan jilatan dari tanteku itu. Kemudian tanpa sadar tiba-tiba naluriku bergerak, tanganku mulai meremas-remas dadanya, sementara tanganku satunya turun mencari liang memeknya. Kemudian saya masukkkan jariku, ia meritih,
“Aakhh… Adit!”
Saya semakin panas, kulumat bibirnya yang ranum, saya nggak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun saya ciumi leher dan akhirnya saya kulum punting susunya. ia semakin merintih,
“Aakhh… Adit terus Dit!”
Saya nggak tahu berapa lama kami di berada kamar mandi. Lalu tahu-tahu ia sudah di atasku.
“Adit kini tante kasih akhir permaianan yang manis, ya?” bisiknya.
Lalu ia meraih kemaluanku yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian dimasukkan ke dalam memeknya. Kami berdua sama-sama merintih,
“Akhh…!! Lagi tante… lagi tanteee.” Kataku.
Lalu ia mulai naik turun, toketnya yang bergoyang-goyang membuatku semakin bernafsu. Tanganku pun tak bisa menahan untuk meremas kedua benda kenyal itu selagi tante Nunung masih asyik mengocok kontolku dengan memeknya yang terasa hangat itu. Tante Nunung terus menggoyangkan pinggulnya sembari saya mengulum, menjilati, dan mengisap toketnya.
“Gimana Dit, enak kan?” kata tante Nunung diiringi desahan-desahan kecilnya.
“Enak banget tante” jawabku singkat sembari melanjutkan memainkan toket tanteku itu.
Semakin lama genjotan tante Nunung pun semakin cepat. Sampai akhirnya saya merasa seperti ada yang meletus dari kontolku, saya tak kuasa menahan untuk memuncratkan cairanku di dalam liang memek tante Nunung. Kemudian kami sama-sama lemas. Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat mengulanginya beberapa kali.
Setelah itu saya pun jadi ketagihan dengan permainan sex, dan sejak saat itu saya sering melakukannya dengan tante Nunung, entah itu di kamarku, di sebuah hotel, atau cuma di dalam mobil. Dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti berakhir dengan kepuasan sebab Tante Nunung pintar membuat variasi permainan sehingga kami tak bosan.
Tetapi setelah Tante Nunung menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru berharap saya cuma bisa dengan pacar aku, Ema. ia juga punya nafsu yang besar, tetapi dari segi kepuasan saya kurang puas, mungkin sebab saya sudah jadi peliharaan tante-tante atau mungkin Tante Nunung yang begitu mahirnya sehingga bisa memberikan apa yang saya mau.
-

Video Bokep Rie Tachikawa
-

Majalah Dewasa Edisi April Rose
Duniabola99.org– April Rose
Berawal dari seorang yang amat sangat pemalu tapi kini ia menjadi host MTV Spring Break. April Rose bercerita tentang mulai tumbuhnya kepercayaan diri dan mana yang ia sukai, menjadi brunette atau blonde.
-

Cerita Sex – Kemontokan Sri Si Janda Kembang
Duniabola99.org – Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.
Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.
Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.
Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.
Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.
Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.
“Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
“Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.
Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.
Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.
Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur.
Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.
Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.
Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.
Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.
Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.
Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat.
Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.
Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.
Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.
Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
“Sri, terima kasih, terima kasih..” -

Cerita Seks Pegawai Hotel Plus Plus
Cerita Seks Terbaru – Nama gw Denny, gw kerja sebagai roomboy di sebuah hotel berbintang empat. Kerjaan yang enak sebenernya, bisa liat-liat kamar orang sembarangan, dan cerita ini adalah saat gw dapet jackpot di sebuah kamar.

Pagi itu seperti biasa setelah menyiapkan trolley gw mulai menyatroni kamar satu persatu. sekitar jam 9 setelah kelar 2 kamar, gw parkir trolley di depan kamar ketiga, setelah 3 kali mencet bel gak ada yang keluar gw masuk. Dari dalam kamar mandi terdengar suara shower, begitu nyampe ke kasur gw lihat seorang wanita dbalik selimut lagi asyik maenan hp.
“mau dibersihkan kamarnya mbak?” tanya gw berusaha sopan,
“oh boleh mas, umm saya harus keluar dari ranjang nih?”
“iya mbak, sepreinya kan harus diganti” yup gw saat itu lagi megang seprei di tangan gwMemberi isyarat tunggu, kemudian wanita itu mengambil baju yg diletakan di meja kecil di sisi ranjang. Kemudian ia beranjak bangkit setelah memakai baju itu, baju yg sangat kebesaran, wanita berdarah chinese dengan rambut coklat sebahu, umur mungkin sekitar 20-24an, tinggi kekira 160cm, mungil memang, namun memiliki dada yang (sangat) besar, bahkan dari balik baju yang sangat kebesaran itu dadanya masih terlihat menonjol, dengan puting yang perlahan menceplak dibalik baju.
Wanita itu kemudian berdiri di sudut ruangan, memperhatikan handycam yg berdiri dengan tripod di sudut ruangan, sementara gw mengganti seprei sambil sesekali mencuri lihat kearah wanita itu. junior gw mulai tegang ga karuan ngeliat wanita hanya berbalut baju putih tipis.
Ga lama sesosok pria paruh baya berbadan agak gemuk keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk. Ia langsung berjalan menghampiri wanita itu.
“tuh kaan om, jelek hasilnyaaaa” wanita itu memperlihatkan hasil rekaman kepada pria itu.
“mau gimana lagi, kan tripod, kalo dipegang lebih jelek lagi”Kemudian mereka berdua berbisik, entah apa yang mereka bicarakan ga kedengeran. Hanya akhir perbincangan yg gw denger
“tapi aku malu om…” “gapapa, anggep aja salah satu temen om”
Kemudian pria itu menghampiri gw yang baru saja kear mengganti seprai mereka (maklum 3 lapis, agak lama).
“mas, bisa bantu saya ga?” tanya pria itu
“bantu apa ya pak?”
“saya mau minta tolong, rekamin saya ama si eneng dong, buat kenang-kenangan, nanti malam saya harus terbang pulang”
“rekamin….apa ya pak?” gw kembali bertanya untuk memastikan
“rekamin kami main lah mas, di tripod jauh banget, kalo saya pegang ga fokus, butuh orang yang rekamin”
“kenapa ga make jasa juru rekam aja pak?”
“saya mau bikin koleksi pribadi, bukan film bokep buat ditonton orang, ga perlu ampe profesional gtu kan, saya minta kamu karena kamu ga mungkin berani macem2, bisa masuk penjara kamu kalo berani macem2”
“kenapa harus saya pak…”
“gini deh mas, saya bayar, mau apa gak?”
Widih, ngeliat gadis telanjang, dibayar pula, siapa yang nolak rejeki gini!Gw kemudian meminta izin untuk merapikan trolley. Gw sembunyikan trolley di ruang pantry, kemudian memasang tanda “privacy” di pintu, dan menguncinya. Kami kemudian melakukan briefing sebentar. Dari situ gw tau wanita itu bernama cindy, umur 21, dan pria itu mengaku bernama Sam (di daftar tamu namanya Samsuri)
Dai briefing singkat itu diputuskan gw boleh mengambil video sedekat mungkin, tangan gw juga boleh ngasih isyarat biar gambar yg diambil bagus, tapi gaboleh megang daerah terlarang Cindy, agak kentang juga sih sebenarnya, tapi gapapalah lumayan. Video ini tanpa cut sama sekali jadi gw gaboleh ampe bad angle, damn juga sih.
Setelah semua setuju, gw ngambil handycam yang masih berdiri tegak di tripod, sedangkan cindy berdiri menghadap jendela, membelakangi gw. Sam kemudian memeluk Cindy dari belakang dan perlahan menaikan kaos yang dipakai Cindy. Gw lihat Cindy masih nampak malu, namun sam sepertinya tanpa ragu membuka kaos yg dipakai Cindy. Tangan Cindy langsung menutupi dada dan vaginanya, Sam langsung membisikan sesuatu di telinga Cindy. Nampak sekali Cindy masih malu untuk telanjang di depan orang yang baru dikenalnya.
Dan gw hanya memperhatikan mereka dari ¾ belakang. Setelah beberapa saat membisikan sesuatu, tangan cindy nampak mulai turun, berganti kedua tangan Sam yang memegang penuh kedua dada Cindy. Secara perlahan mereka berbalik arah. Kini mereka berdiri tepat berhadapan dengan gw. Kedua tangan Sam menutupi dada Cindy, namun telapak tangan Sam tidak cukup besar untuk menutupi dada Cindy yang memang besar, sedangkan kedua tangan Cindy menutupi vaginanya, ia hanya tertunduk malu.
“udah gapapa hunny, anggep aja ga ada orang, kita berdua doang”, bujuk Sam lembut
“gapapa gimana, aku malu sayang…. “ cindy menjawab dengan wajah yg masih tertundukCindy yg berdiri di hadapan gw nampak berbeda dengan cindy yang gw liat ketika pertama masuk kamar ini.
“gini, gimana kalo kita mulai dari pakaian lengkap? Biar mbak Cindy agak lebih biasa, juga biar hasilnya ga rekaman ml doang, kan menggairahkan banget tuh proses bugilnya” gw berusaha memberi masukan, dan mereka nampaknya setuju.
Cindy kemudian menarik handuk yang masih melingkar di pinggang Sam, ia menggunakan handuk tersebut untuk menutupi tubuh bagian depannya dan melangkah cepat menuju lemari, sedangkan Sam masih berdiri dengan penis yang sudah mulai menegang (sialnya gw liat)
Adegan dimulai, sam bersandar ke kepala ranjang dengan posisi duduk. Gw mengambil gambar kearah lemari, dan Cindy mulai berjalan masuk ke dalam frame. Ia mengenakan piyama satin berwarna merah padam. Raut wajahnya masih agak malu. Sam memberi isyarat pada cindy untuk duduk di samping kirinya. Kemudian Sam mulai melumat bibir Cindy, awalnya Cindy masih kaku ketika berciuman disorot kamera, namun seiring libidonya bangkit ia membalas ciuman Sam.
Mereka berdua semakin ganas saling melumat, gw menyorotnya cukup dekat. Sam kemudian melingkarkan tangannya di sekitar perut cindy, memposisikan Cindy tidur telentang sambil terus berciuman dengan ganasnya. Tangan kanan Sam kemudian meremas dada kiri Cindy. Nafas cindy semakin memburu, dan junior gw mulai menegang merekam adegan ini.
Gw kemudian menginstruksi posisi mereka, Sam sepertinya paham dengan kode yg gw kasih. Ia kemudian duduk bersandar dengan posisi kaki diregangkan, ia memeluk Cindy dari belakang. Sam lalu menjilati leher cindy, sesekali mencupangnya hingga menimbulkan bekas kemerahan. Kedua tangan Sam sibuk meremas kedua dada Cindy. Suara lenguhan mulai terdengar, tangan Cindy berada di paha Sam, namun Cindy terus menutup matanya, mungkin ia sedang memotivasi diri dengan ga liat gw.
Ya memang gw duduk bersila tepat di hadapan mereka. tangan kiri Sam beranjak turun, sepertinya Cindy paham, ia langsung meregangkan kakinya untuk mempermudah Sam. Tangan kiri sam masuk ke dalam celana Cindy, sesaat tubuh Cindy terhentak seperti mendapat rangsangan hebat, yup jemari Sam kini bermain di bibir vagina cindy. Sementara tangan kanan Sam mulai melepas kancing piyama Cindy satu persatu. tanpa menunggu perintah, Cindy membantu melepaskan atasan piyamanya ketika semua kancing terbuka, kini ia mengenakan bra berwarna krem, bra itu tak cukup menahan kedua dadanya yang seperti siap melompat keluar.

Kedua tangan Sam kembali meremas dada Cindy, seperti terganggu dengan bra yang dipakai, sam melepaskan pengait dan dalam sekejap bra itu dilempar Sam ke sembarang arah. Kini nampak dada Cindy bergerak liar. Sam meremasnya dengan ganas, ia kemudian memainkan puting cindy yang sudah menegang berwarna pink kecoklatan. Juniorku sepertinya sudah berdiri tegak ketika melihat dada Cindy yang begitu besar dan kenyal. Sam kemudian memberi instruksi agar Cindy menghisap penisnya.
Cindy kemudian membalikan badannya, tangannya perlahan mengocok penis Sam. Lalu Cindy mulai memasukan penis itu kedalam mulutnya, perlahan ia mengulum penis itu sambil tangan kanannya mengocok pangkal penisnya. Kuluman Cindy semakin cepat ketika tangan Sam kembali meremas remas dada Cindy. Kini Cindy sudah berani melihat kamera. Ia bahkan seperti tersenyum ketika melepas kulumannya dan mengocok penis Sam dengan cepat lalu kembali mengulumnya.
Beberapa menit berlalu dan Sam menarik kepala cindy untuk berhenti mengulum penisnya, haha sepertinya dia mau keluar. Kemudian mereka berganti posisi, Cindy tidur telentang. Sam kembali melumat bibir cindy, lalu turun menjilati leher hingga dadanya. Sam menjilati dada Cindy dengan ganas, ia bahkan beberapa kali menggigit kecil puting cindy.
Lalu jilatan Sam kembali turun, sebentar ia menjilati pusar Cindy, kemudian sampai di batas celana. Kedua tangannya kemudian menggenggam dua sisi pinggang Cindy dan dengan ganas menurunkan celana beserta CD cindy. Dan nampaklah vagina Cindy yang berwarna pink merekah hampir tak ditumbuhi bulu. Sepertinya cindy sangat rajin mencukur vaginanya.
Mereka kini bertelanjang bulat, dan junior gw sudah berdiri sangat tegak melihat tubuh Cindy yang begitu luar biasa. Sam nampak kesulitan menjilati vagina cindy, ya memang posisinya membuat vagina itu agak tertutup. Kemudian Sam mengangkat dan merentangkan kedua kaki Cindy, membuat vagina Cindy mudah untuk dijilati. Dan tak butuh waktu lama untuk kepala Sam tenggelam diantara pangkal paha Cindy. Sesaat tubuh cindy membusur dan lenguhan terdengar cukup nyaring.
Gw bingung gimana nyorot vagina cindy karena semua yg terlihat Cuma kepala Sam dengan rambut yang mulai menipis. Akhirnya gw sorot Cindy yang terus melenguh. Kedua tangannya meremas memainkan dadanya sendiri. Cindy terus mendesah, matanya merem melek keenakan. Sekian detik cindy ga sadar gw nyorot dadanya begitu dekat, udah di ubun ubun gw pengen meremas dada Cindy yang nampak besar dan kenyal itu. tapi apa daya karir taruhannya.
Gw nyorot naik, biar dapet ekspresi dan lenguhan Cindy. Ia nampaknya sadar gw nyorot begitu deket ke wajahnya, gw berlutut di kasur tepat di samping Cindy. Ia melihat kearah handycam dan memasang muka menggoda. Ia menggigit kecil bibir bawahnya. Entah Cindy sebenernya menggoda gw atau ekspresi ke handycam, yg jelas ia sudah sama sekali ga menunjukan ekspresi malu.
Libidonya sudah sangat tinggi sepertinya. Beberapa saat ia kembali membusur dan meracau keras. “aaahhhhh” nampaknya ia mengalami orgasme pertamanya. Dan tak diduga tangan kanannya tetiba mencengkram junior gw. Mukanya sedikit kaget bercampur sange. Yup ukuran penis gw jauh lebih besar dari Sam. Jemari Cindy perlahan mengocok penis gw yang masih terbungkus celana.
Cindy memberi kode untuk gw merubah posisi merekam, gw yg tadinya di sebelah kanan Cindy kini berlutut di sebelah kirinya. Ia kemudian menyilangkan kakinya, mengunci kepala Sam diantara pangkal pahanya, dan Sam semakin ganas menjilati vagina Cindy. Tangan kanan Cindy menjambak mesra rambut Sam, lalu ia membenamkan kepala Sam di pangkal pahanya.
Tangan kiri Cindy perlahan menarik tangan kiri gw yang memang ga memegang handycam. Ia menariknya kearah dadanya, dan tanpa ragu gw meremas dada Cindy. Begitu besar kenyal dan lembut, gw meremasnya semakin keras sambil sesekali memilin putingnya. Cindy meracau tak karuan. Gw berusaha keras memikirkan bagaimana cara menjilati dada Cindy. namun terlambat, Sam menengadahkan kepalanya dan dengan cepat gw menarik tangan gw dari dada Cindy. Sam sepertinya ingin langsung menusukan penisnya kedalam vagina Cindy.
Gw berusaha menahan agar Sam tak buru buru ml. Gw kemudian nyorot tubuh Cindy, dari dada turun hingga atas vaginanya. Sam tau maksud gw, jemarinya memainkan bibir vagina Cindy, gw menyorotnya dengan jarak yang sangat dekat. Dua jari Sam mencoba membuka bibir vagina Cindy. Terlihat sangat jelas vagina pink merekah itu sudah sangat basah, entah liur Sam atau memang dari cairan vagina Cindy.
“sayaang kiss me” cindy tetiba merajuk. Sam hanya tersenyum sesaat, ia yang telah duduk di samping Cindy kemudian kembali melumat bibir mungil Cindy. Tangan Sam kembali memainkan dada Cindy, sedangkan Cindy memeluk Sam sangat erat, salah satu tangannya mendorong kepala Sam aga tak menghentikan ciuman mereka. kaki Cindy yang sempat merapat tetiba direntangkan sangat lebar, well gw tau nih maksudnya.
Kemudian gw mengarahkan kamera sangat dekat dengan dada Cindy yang sedang diremas remas oleh Sam, sementara tangan kiri gw perlahan menyentuh bibir vagina Cindy. Ga ada respon apapun seperti menutup kakinya, berarti memang boleh, dan tanpa buang waktu gw memasukan jari tengah gw ke liang vagina Cindy. Terasa sempit dan sangat basah. Tetiba Cindy merapatkan kakinya, bersamaan dengan kepala Sam yang bangkit.
Sam sepertinya sudah tak sabar, dengan segera ia memposisikan tubuh Cindy dan mengarahkan penisnya ke bibir vagina Cindy, setelah beberapa gesekan penis itu masuk ke dalam liang vagina cindy. Perlahan Sam memompa vagina Cindy, ia kemudian mempercepat temponya. “mmppff, ahhhh…..” Cindy meracau keras sambil kedua tangannya meremas dadanya.
Beberapa menit berlalu, Sam seperti kehabisan tenaga. Ia membalikan posisi, kini mereka berada di posisi WOT. Tubuh Cindy bergerak naik turun, dadanya bergoyang bebas. Cindy kemudian mempercepat tempo permainannya, kedua tangan Sam meremas dada Cindy, membuat libido Cindy semakin meninggi
“ahhh oomm….mau keluaar”
“mppff ahhh…om juga sayaang…”Dan tubuh mereka meregang bersamaan, beberapa detik kemudian Cindy yang sudah lemas menjatuhkan diri ke ranjang. Ga mau kehilangan momen gw langsung menyorot vagina Cindy, tangan kiri gw meregangkan paksa kaki Cindy. Terlihat jelas cairan putih meleleh keluar dari lubang vagina Cindy. Nafas Sam nampak sudah terengah engah, begitu pula Cindy, tapi entah kenapa lebih terdengar seperti nafas yang masih memburu. Ya memang permainan mereka terbilang cukup singkat, jauh lebih lama foreplaynya. Dan CUT..!! pengambilan video selesai. Gw melipat layar handycam dan mematikannya.
Sam berusaha bangkit untuk melihat hasil rekaman, sedangkan Cindy membersihkan sisa cairan kental yang masih keluar dari vaginanya dengan tisue. mata gw masih gabisa berpaling dari tubuh Cindy yg telanjang bebas di atas ranjang. Sam nampak puas dengan hasil rekaman gw. Setelah ia selesai menonton rekaman tersebut, ia kembali memberikan handycam ke gw. Sam beranjak menuju kamar mandi, katanya sih mau mandi, siapa peduli. Gw duduk di tepi ranjang, ngeliat hasil rekaman gw barusan, well menggoda banget ampe buat junior gw kembali naik. Cindy juga beranjak duduk di samping kiri gw, kami nonton rekaman itu bersama.
Tetiba tangan Cindy menggenggam junior gw yg udah berdiri keras dibalik celana. “pengen ya?” goda cindy. “banget lah, siapa yg ga mau ama cewek secantik kamu” gw hanya menjawab seadanya, takut juga karir taruhannya. “yuk.. aku masih pengen nii…. om Sam cepet bangeet keluarnya, bete kan” Cindy kembali menggoda. Tangannya masih memainkan junior gw dari luar celana. Memang permainan mereka tadi jauh lebih sebentar dibanding foreplaynya. Maklum umur, hahaha. “takut mbak, bisa dipecat kalo ketauan” gw menjawab berusaha menguatkan diri dan nyari motivasi.
Kemudian tangan Cindy melepaskan kait celana dan menurunkan restleting gw. “gapapa, om Sam kalo mandi itu lama banget…. kalo mp3nya dah kedengeran berati udah mulai mandi, kalo lagunya mati berati selesai mandinya” Cindy berusaha meyakinkan gw. Well kepalang tanggung, nafsu udah di ubun ubun gini.
“wah gede banget penis kamu den, jauh ama om Sam…” Cindy memuji sambil tangannya mengocok penis gw. Gw meliat handycam yang masih gw pegang dan menaruhnya di meja kecil samping ranjang. Cindy langsung inisiatif, kepalanya mendekati penis gw, terasa kemudian bibirnya di kepala penis gw, dan mulai masuk hingga setengah. Perlahan tapi pasti Cindy mulai mengulum penis gw. Semakin cepat Cindy mengulum penis gw, nafasnyapun terdengar semakin memburu.

Cindy melepaskan kulumannya, ia segera beranjak berdiri dan memposisikan diri, tangannya memegang penis gw, mengarahkan vaginanya untuk dimasuki penis gw. Setengah duduk membelakangi gw ia menggesekan penis gw sebenta ke vaginanya, dan perlahan penis gw masuk kedalam vaginanya. Terasa basah, hangat dan amat sempit. Dan blesss…seluruh penis gw masuk ke liang vagina Cindy. Tangan cindy bertopang di paha gw, dan badannya mulai naik turun perlahan. Kedua tangan gw meremas dada Cindy yang bergoyang bebas. Sesekali gw mainkan putingnya.
Goyangan Cindy semakin cepat, begitu pula gw meremas dada cindy semakin kencang. Nafas Cindy yang sangat memburu berganti menjadi lenguhan. Mppff, aahhhh….. 5 menit berlalu dan lenguhan Cindy menjadi semakin kencang… “aahhh mau keluaaar” beberapa detik kemudian kurasakan penis gw dibanjiri cairan hangat, meleleh keluar hingga membasahi paha gw.
Tempo permainan Cindy semakin lambat, agak lemas sepertinya, namun lenguhannya masih cukup kencang. Ngeri juga kalo ampe kedengeran Sam. Gw sedikit menarik badan gw ke tengah kasur kemudian melempar tubuh gw ke kasur. Cindy membalikan tubuhnya, kami berganti menjadi WOT. Cindy nampak bersemangat kembali, ia bergoyang maju mundur, atas bawah dengan tempo yang lumayan cepat. tangan gw kembali meremas kedua dada Cindy. Ia mulai kembali melenguh, gw pun mulai meracau. Segera kutarik kepalanya, dan melumat bibirnya. Ia membalas dengan liar.
Tubuh kami bergoyang cukup cepat, dan gw ga melepaskan ciuman kami. Gw takut juga kalo dia melenguh terlalu keras. 4menit berlalu, cindy menggigit bibir bawah gw, tubuhnya meregang. Dan kembali kurasakan ogasme kedua Cindy. Cairan hangat itu kembali menyembur kearah penis gw. Kali ini lebiih banyak dari yang sebelumnya. Cindy berhenti bergoyang “aku capek…kamu kenapa belom keluar juga sih?” dan gw hanya tersenyum sambil mulai bergoyang. Cindy mulai terangsang kembali hingga ia mulai melenguh. “jangan kelamaan, ntar Sam keburu keluar” daaan kata2 Cindy seketika membuyarkan kenikmatan gw.
Gw menggulingkan tubuh Cindy hingga penis gw keluar dari vaginanya. Gw memberi instruksi agar ia mengambil posisi menungging di bibir ranjang. Gw berdiri di belakangnya, pas posisinya. Segera gw arahkan penis gw masuk ke vaginanya. Kini kami dalam posisi doggie style. Kupegang erat pinggulnya dan perlahan memompanya. Perlahan dan semakin cepat. Cindy mulai kembali melenguh. Gw tau gw gapunya banyak waktu, kedua tangan gw kemudian memegang dan meremas perlahan dada Cindy yang bergantung bebas, dan gw percepat pola permainan gw. Tangan Cindy seketika mengambil bantal yang tergeletak di dekatnya dan menutupi wajahnya. Gw pompa semakin cepat.
Suara erangan Cindy cukup kencang namun diredamkan oleh bantal. Sedangkan gw berusaha menahan lenguhan sebisanya sambil terus memompa cepat vaginanya. Vagina yang sudah sangat basah itu mengeluarkan bunyi yg cukup kencang ketika penis gw memompanya.
“shhh aahhh mau keluar neng…” cindy melepaskan bantal dari wajahnya dan menjawab “mff aaaaaah aku juga…di dalem ajaaa”Kembali terasa cairan hangat membanjiri vagina, dan nyaris bersamaan gw mencapai orgasme, croot croot croot croot…6 tembakan bersarang langsung ke dalam liang vagina Cindy. Gw masih tetap memompa dengan tempo yang semakin lambat. Semenit kemudian barulah gw cabut penis gw yang mulai menyusut dari vagina cindy. Dan gw lihat cairan putih sperma gw bercampur cairan vagina cindy meleleh keluar dari vaginanya.
Cindy tergolek lemas sesaat, dan berusaha bangkit. Gw masih berdiri di tepi ranjang, mencoba mengatur nafas. Cindy duduk bersila di hadapan gw. Vaginanya masih terus mengeluarkan cairan kental kami. Ia menjilati penis gw dan mengulumnya sebentar, mencoba membersihkan gw rasa. “u’re the greatest” puji Cindy… “kamu juga”
Gw kembali memakai celana gw, sementara cindy membersihkan vaginanya. “mending kamu buruan deh sebelum Sam selesai mandi” dan gw menjawab dengan memegang lembut dagunya dan kembali menciumnya. “okeh, thx bgt…” gw beranjak keluar dari kamar tersebut. gw tau tugas gw sangat terbengkalai dan gw akan ngelembur ampe magrib, tapi gapapalah untuk sebuah kesenangan yang sangat langka ini.
Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.






























































































