• Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi

    Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi


    1669 views

    Duniabola99.org – Vera merupakan gadis yang aku suka sejak kami masih kuliah dulu tapi dia menolakku ketika aku dengan terus terang menyatakan cinta padanya. Karena waktu kuliah dulu dia memang banyak di perebutkan oleh cowok kampus, karena wajah cantik dengan serta kulit mulusnya. Hingga dia menjadi primadona kampus apalagi orangnya begitu supel sehingga mudah mendapatkan teman.

    Namaku Hendri dan aku seorang pria yang kini sudah menginjak usia 25 tahun dengan seorang anak yang masih berusia 1 tahun. Aku sudah berkeluarga dengan Tari istriku dan dia merupakan anak dari teman mamaku karena aku memang menikah dengan cara di jodohkan oleh orang tuaku karena aku sendiri masih trauma untuk mendekati seorang cewek setelah mendapat penolakan dari Vera.

    Karena hal itu juga aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa sebelum menikah dengan istriku. Bagiku wanita mesti di hormati dan di sayangi sepenuh hati, bersama istriku juga aku begitu sayang bahkan tidak pernah terlintas dalam benakku untuk melakukan perselingkuhan seperti dalam cerita dewasa dimana seorang pria beristri kerap melakukan perselingkuhan.

    Setelah mereka sukses tapi hal itu jauh dari pikiranku. Aku hanya ingin membahagiakn istri apalagi sekarang aku sudah memeiliki seorang jagoan kecil, lengkap sudah kebahagianku menjadi seorang pria, namun hal itu tidak berlangsung lama karena belum genap tiga tahun pernikahanku dengan Tari istriku aku harus di hadapakan dengan problem hatiku sendiri.

    Ketika aku bertemeu lagi dengan Vera gadis yang dulu pernah menolak cintaku. Pertama kali bertemu dengannya di sebuah pusat perbelanjaan ternama dikota ini, saat itu Vera menyapaku terlebih dahulu di waktu aku sedang belanja keperluan anakku karena aku memang sering belanja sendiri. Kamipun mengobrol lama sampai-sampai Vera menceritakan kisah kehidupannya yang tidak berjalan sesuai keinginannya.

    Kalau di lihat dari penampilannya saat ini Vera memang sedikit lebih sintal dari dulu, bahkan dia terlihat seksi dengan penampilan yang sering menonjolkan tubuh seksinya. Tapi dia bilang kalau dia hanya menjadi istri simpanan seorang pengusaha sukses dan sampai saat ini dia tidak menerima kabar dari laki-laki itu setelah sempat kepergok istrinya ketika mereka sedang berduaan.

    Trenyuh juga mendengar cerita Vera akupun sering memikirkannya sejak pertemuan waktu itu. Dan akupun akhirnya melakukan perselingkuhan dengan Vera layaknya dalam cerita dewasa, awalnya aku hanya menjadi tempat curhatan Vera tentang mantannya dan tidak jarang dia menangis dalam dekapanaku di waktu dia luapkan perasaan jengkelnya pada mantannya itu.

    Lambat laun kamipun menjadi lebih dekat dan akhirnya pada suatu hari kami dengan sengaja mengadakan pertemuan di salah satu hotel yang tidak jauh dari tempatku bekerja, kamipun masuk dalam kamar hotel tersebut. Karena sudah sama-sama dewasa kamipun langsung melakukan adegan pelukan dan dengan nafas yang tersengal akupun mendaratkan ciumanku pada bibir Vera.

    Mungkin ini yang di namakn cinta karena aku begitu bergairah ketika bibirku mendarat dengan lembut pada bibir Vera yang sudah lama aku impikan. Aku kulum lama bibirnya hingga diapun membalas jauh lebih hangat lagi pada bibirku membuat aku ingin segera melepas pakaiannya tapi aku masih dapat menahan keinginan itu agar tidak cepat melakukan aksi ini, karena aku masih ingin lama melakukannya.

    Tapi begitu Vera memegang kontolku dan dia dengan lembut membuka resletingku lalu dengan bibir seksinya dia lumat kontolku “Oooouuggghh…. aaaagggghh… Ver… pelan… sa.. yang… aaaagggghh… ” Bukan cuma memainkan kontolku tapi buah zakarnyapun tidak luput dari lumatan bibir Vera dan aku menggelinjang di buatnya terasa nikmat di setiap sentuhan bibirnya pada kontolku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Menikmati hal itu aku terus menggelinjang bahkan aku pegang rambut Vera, aku tarik rambut itu begitu aku tidak kuat menahan permainan bibirnya pada kontolku. Verapun bersikap seolah dia ingin seklai memuaskan aku ” Ooouuugghh… ooouuugghhh… eeeemmmmmmuuuuuuaaaaaccchhhh… aaaaaggghh… aaaagggghh… aaaaggghh.. ” Terdengar dia begitu keras mendesah kala itu.

    Sampai akhirnya akupun tidak dapat menahan untuk segera menggoyanganya apalagi aku lihat dia juga sudah horny. Dengan bergerak perlahan aku naik pada tubuhnya diapun melebarkan pahanya dapat aku lihat lubang memeknya ” Uuuuggghh… uuugghh… aaaagggghhh… sa.. yang… aaagggghh.. ” Meski terlihat basah namun memeknya masih terasa sempit beda dengan memek istriku.

    Aku yakin Vera begitu pintar melakukan perawatan pada bagian yang satu ini. Semakin keras aku menggoyangnya ” OOouuuggghhh… oooouuggghh… aaaaaggghhh… aaaagggghhh…. aaaaaagggghh… aaaaagggghh… ” tak dapat aku lambatkan lagi gerakanku di atas tubuhnya karena nikmatnya rasa dalam kontolku layaknya adegan dalam cerita dewasa yang sering aku baca.

    Dengan gerakan yang semakin cepat dan keras itu akhirnya kontolku menumpahkan sesuatu yang terasa hangat dan aku rasa memenuhi rongga kemaluan Vera yang sedari tadi memejamkan mata, seolah tidak ingin melewatkan permainan sex ini. Begitupun aku meras puas dengan permainan sex kali ini bahkan aku tidak rela jika harus berpisah dengan Vera untuk selamanya.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Pengalaman Seks Nikmat Dengan Dokter Muda

    Pengalaman Seks Nikmat Dengan Dokter Muda


    1742 views

    Duniabola99.org – Cerita dan Kisah ini sebenernya tidak sengaja terjadi ketika aku sedang ingin mengunjungi dokter muda karena sakit, penasaran kah ? mari kita lanjutt…

     

    kali ini menceritakan kisah Sex dari seorang Dokter umum yg ditugaskan kesebuah Desa terpencil. Di desa itu mayoritas penduduknya tidak mengenal pendidikan. Pada suatu ketika Dokter Rio menangani 2 Pasien yg kebetulan Ibu dan anak.

    Karena mereka terbilang lumayan cantik dan bersih, maka Dokter Rio-pun membodohi mereka dgn alasan ( harus di setubuhi agar bisa sembuh ). Singkat cerita mereka-pun menuruti perkataan Dokter Rio itu dan terjadilah sex threesome. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Ini adalah cerita sex yg terjadi di pada suatu Desa, Di kabupaten “ A ”, desa tersebut adalah sebuah desa kecil yg agak terpencil. Akses jalanannya tidak seperti di kota yg sudah ber-aspal semuanya, di sana masih tanah Intant dan batu. Orang-orangnya sederhana dan lugu. Kalau pagi mereka selalu saling menyapa dan murah senyum. Rasa gotong royong pun masih kental disina.
    Mereka bermatapencaharian sebagai petani. Disana ada sawah dan ladang. Kebun buah-buah-pun ada banyak disina. kalau mau makan tinggal petik. Disana tidak ada sekolah, orang tidak bisa mendapatkan pendiidikan. Jadi kalau ada orang pintar disini, mereka puja seperti dewa. Dokter Rio adalah seorang dokter umum yg dikirim kesana untuk melayani masyarakat disana.

    Apa yg dikatakan olehnya pasti didengarkan dan dituruti, misalnya saja seorang dokter. Jangan dokter, lulusan SD saja mereka posisikan di atas mereka. Suatu hari di ruang praktek Dokter Rio yg sederhana ada seorang pasien separuh baya sedang berkonsultasi dgnnya mengenai kondisi organ hatinya. Cahaya pagi yg Menembus jendela kayu menunjukkan kekhawatiran di raut wajahnya.
    Wanita itu tak henti-hentinya mengerinyit setiap kali ia menceritakan keadaan anak perempuannya. Pundak anaknya dipegangi seperti seorang Ibu yg takut anaknya akan lenyap kalau dilepas.

    “ Dok, anak saya kayaknya kurang sehat beberapa hari ini. ”,
    “ Ohhh… gimana kondisinya apakah batuk-batuk? ”,
    “ Ya sedikit, nafsu makannya berkurang dok. ”,
    Dokter Rio mengangguk-angguk.
    “ Nama kamu siapa, Dik? ”,
    “ Intan, dok. ”,
    “ Sudah berapa lama kamu sakit? ”,
    “ 3 hari dok… gak sembuh-sembuh… dah minum teh manis. ”,
    “ Pusing-pusing gak? ”,
    “ Gak, dok. ”,
    “ Sebelumnya anda makan apa, gak? ”,
    “ Makan biasa aja dok… ”,
    “ Ada jajan? ”,
    “ Paling gulali. ”,
    “ Hmm… . ”,
    Dokter Rio tampak sedang berpkiri untuk menganalisa kondisi Intan.
    “ Ya udah kamu naik ke ranjang periksa yah… dokter periksa ”,
    “ Iya dok… ”,
    Intan berjalan ke ranjang periksa yg tak jauh dari situ, ia menaiki tangga kecil hingga ia bisa sampai ke atas ranjang dan tiduran.
    “ Di angkat ya bajunya, biar dokter bisa periksa pakai stetoskop. ”,
    Intan mengangguk dan menarik ke atas bajunya sehingga buah dadanya yg masih mengkal kelihatan. Dokter Rio mulai mengguNakan stetoskopnya dan mencoba mendegar detak jantungnya. Stetoskop itu di letakkan di dada dan dipindah-pindahkan di sekitar situ. Kadang ditaruh di atas putingnya Intan.
    “ Dingin dok… , ”, komentar Intan.
    “ Tahan dikit ya… ”,

    Cerita Dewasa | Saat Dokter Rio memindahkan stetoskopnya, saat diangkat kadang pinggirannya menyenggol ujung puting Intan. Entah sengaja atau tidak, jari kelingkingnya kadang juga menoel putingnya. Sang Ibu tidak bisa melihat yg dilakukan Dokter Rio sebab ia berada di belakangnya. Intan merasakan sesuatu yg aneh, dan pipinya berubah memerah.
    Tanpa disadari puting coklatnya menjadi mengeras mencuat. Kalau tertoel lagi, kakinya langsung mengapit seperti menahan sesuatu di bagian bAuww… .ah situ.
    “ Emmm… untuk pemeriksaan selanjutnya Ibu tunggu di bangku yah, saya harus melakukan tes. ”,
    “ Iya dok. ”,

    Dokter Rio menarik gorden yg mengelilingi ranjang periksa. Ibu Intan tidak bisa melihat apa yg sedang terjadi di dalam. 3 menit tidak ada apa-apa. Namun setelah agak lama sang Ibu mulai mendengar suara-suara aneh dari dalam. Seperti anaknya sedang melenguh-lenguh…
    “ Ah… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh… ”,
    Merasakan firasat Makruk ia bangkit menyibak gordennya. Betapa terkejutnya saat ia melihat CD putrinya sudah turun setengah paha dan tangan Dokter Rio sudah berada di kemaluan putrinya. Saking kagetnya sang Ibu sampai tidak bisa bicara apa-apa.
    “ Aaa… aaa… aaa… ”,
    “ Ibu! apa yg sedang Ibu lakukan, saya sedang di tengah pemeriksaan. ”,
    Sang Ibu tiba-tiba merasa bersalah, apakah benar ia sedang mengganggu jalannya pemeriksaan anaknya ? Pikiran akal sehatnya seperti sedang terpecah saking syoknya.
    “ Tunggu disitu yah. ”,

    Lalu si dokter menutup lagi gordennya. Tak lama suara lenguhan terdengar lagi,
    “ Eummm… Sss… Ahhh…. ouhhh… ”,.
    Sang Ibu menjadi ragu-ragu apakah sebaiknya ia memBuka gorden itu atau dibiarkan saja. Tapi Lama-kelamaan Bukan cuma suara putrinya, kini ia mendengar suara si dokter,
    “ Eummm…… shh… Sss… Ahhh…… yah… dihisap… biar lekas sembuh. ”,
    Sang Ibu sIbuin khawatir. Akhhh rinya dia sibak lagi gordennya.
    Kali kagetnya menjadi-jadi, sebab Makrungnya si dokter sudah keluar dari celananya dan ada di dalam mulut anaknya.
    “ Dokter! Dokter… lagi apa… ? ”, dgn nada agak histeris.
    Sang Ibu tidak mempercayai penglihatannya.
    “ Aduh Ibu ini lagi-lagi mengganggu, ”, Dokter Rio kesal,
    “ Saya sudah analisa, anak Ibu terkena penyakit Vibilio Facumacis, obatnya adalah ia harus dibikin Klimaks dan menelan sperma. Kalau Ibu ganggu terus, gak selesai lohhh ini. Saya gak tanggung kalau penyakitnya bertambah parah. ”,
    “ Ii… iya… tapi dok… . ”,
    “ Hhhhhh… , ”, Si dokter menghela nafas panjang sambil geleng-geleng.
    “ Ya sudah Ibu bantu deh, Ibu colok-colok kemaluan anak Ibu untuk membangun kekebalan tubuhnya. ”,
    Sang Ibu terdiam dan ragu-ragu.
    “ Ayo sini… bantu saja… nggak apa-apa kok, dari pada ganggu terus nggak selesai-selesai. ”,
    “ Ii… iya… ”,
    Sang Ibu berjalan mendekati tempat tidur periksa. Dokter Rio membelakangi sang Ibu itu lalu ia meraih tangannya dan meletakkan di kemaluan putrinya.
    “ Nah… sekarang keluar masukin jarinya di lubangya yah… ”,
    “ Iii… iya dok… ”,
    Sang Ibu pun mulai memasturbasi anaknya. Intan langsung memejamkan mata dan melenguh-lenguh kecil,
    “ Aah… ah… ah… ”,
    Dokter Rio tiba-tiba menarik ke atas gamis sang Ibu. Tentu saja perbuatannya membuat sang Ibu kaget.
    “ Dokter ngapain lagi?! ”,
    “ Ibu juga perlu dibangun kekebalannya, kalau gak penyakit ini akan menular. Jadi kemaluan Ibu juga harus dimainin. ”,
    “ yg bener dok… ”,
    “ Ya bener, siapa disini dokternya? ”,
    Sang Ibu kebingungan.
    “ Ii… iya… ”,
    “ Jangan khawatir saya tidak akan sentuh Ibu, kalau itu yg Ibu khawatirkan, Intan yg akan bantu prosesnya. ”,
    “ Maksudnya… ? ”,
    “ Intan yg akan gituin Ibu… ngerti kan… ”,
    “ Hah? ”,
    “ Sudah Ibu tenang aja, nurut aja kalau mau sembuh yah. ”,
    Dokter Rio lalu membungkukan dan memberikan penjelasan kepada Intan.
    “ Intan supaya Ibumu gak ketularan kamu keluar masukin jari kamu di lubangnya Ibu yah… kayak yg dilakukan Ibu ke kamu… ok ”,
    “ Iya dok… ”,
    “ Pinter, ”, ujar Dokter Rio menepuk-nepuk kepala Intan.
    Dokter Rio bangkit lagi,
    “ Nah Ibu… siap ya… saya angkat gamisnya yah… biar Intan bisa masturbasiin Ibu untuk cegah penyakit. ”,
    “ Iya dok… ”,

    Dokter Rio pun mengankat gamis sang Ibu hingga seperut dan menarik turun CD putihnya. Sang Ibu membantu memegangi kain gamisnya agar jangan jatuh. Dokter Rio sempat menelan ludah saat ia melihat paha sang Ibu yg semok. Gak kurus, tapi berisi.
    “ Nah Intan, sekarang tangannya yuk… ”,
    Intan mengulurkan tangannya dan menjamah kemaluan Ibunya. Jari tengahnnya dimasukkan ke dalam lubang Ibunya perlahan, lalu ditarik lagi.
    “ Ouhhh… Sss… Ahhh… ouhhh… ”,
    Sang Ibu langsung memejamkan matanya dan melenguh keenakan.
    “ Mak maafin Intan ya, gara-gara Intan sakit, Ibu bisa ketularan juga. ”,
    Sang Ibu Buru-buru membungkukan badannya dan mengelus kepala putrinya
    “ Sudah kamu gak perlu pikiran itu, yg penting sekarang Intan keluar masukin jari lubang di lubang Ibu, dan Ibu colok-colok lubang Intan yah… biar kita sama-sama sehat, ”, ujar sang Ibu menenangkan anaknya.

    Intan-pun mengangguk tersenyum.
    “ Nah sekarang Intan Buka mulutnya AAaaa, ”, perintah Dokter Rio. Intan menurut.
    Dokter Rio kembali mengarahkan Kejantanannya ke mulut Intan dan memasukkannya ke dalam.
    “ Nah, sekarang kulum batang kejantanan Dokter ya… obatnya ada di dalamnya mesti dikeluarin, Ok ”,
    “ Eunggg… ”, Intan mengiyakan dgn mulut yg tersumpal batang kejantanan Dokter Rio.
    Dokter Rio lalu memaju mundurkan pinggulnya, menikmati batang kejantanannya disepong Intan. Ia tarik lagi ke atas bajunya Intan, agar ia bisa melihat jelas kedua putingnya. Tngan kanannya bergerak, menjamah dan remas-remas lemMakt dada Intan. Sesekali ia pelintir-pelintir putingnya.
    “ Engghhh… eughhh… ”, responnya.
    Sementara itu tangan kirinya diguNakan untuk menahan kepala Intan yg berjilbab agar ia bisa bersenggama di mulutnya. Nafas sang Ibu lama kelamaan berubah menjadi tak beraturan. Gerakan jarinya di lubang putrinya pun berubah menjadi sIbuin cepat.
    “ Mmhmhh… nghhh… nghh… , ”, lenguh Intan
    Jari Intan pun juga ikut-ikutan menusuk-nusuk Kewanitaan Ibunya dgn cepat. Jari mungi itu kelihatan sudah menjadi basah. Cairan bening ada yg mulai turun mengalir dari lubang Kewanitaan sang Ibu ke pahanya.
    “ Dokter … remas dada saya juga dok… plis… ”, pinta sang Ibu
    Dokter Rio senang mendengar permintaan sang Ibu.
    “ Di Buka dong bajunya. ”,

    Sang Ibu menurut dan melepaskan bajunya dan dijatuhkan ke tanah. Kini ia bertelanjang dada dan hanya mengeNakan BRA saja. Dr Han berdecak kagum melihat buah dada sang Ibu yg besar.
    “ BRA-nya… di lepas juga… ., ”, pinta Dokter Rio dgn suara bergetar.
    Tanpa berpikir panjang sang Ibu melepaskan pengait depan BRAnya dan meloloskannya talinya dari pundaknya. Lalu ia jatuhkan ke lantai. Dokter Rio jadi bernafsu banget ngeliat buah dada sang Ibu yg mantap. Ia pun menangkupnya dari belakang punggung, melewati bAuww… .ah tangannya, serta memainkan Makah dada yg kenyal itu.
    Intan baru kali ini ngeliat Ibunya Buka-Bukaan seperti itu, dan baru pertama ngeliat seroang pria cemek-cemek dada Ibunya. Darahnya berdesir. Jantungnya berdegup keras. Semuanya serba baru baginya. Sang Ibu pun mulai menggapai zakar Dokter Rio dan mengelus-elusnya.
    “ Sss… Ahhh…… ”, Dokter Rio merasakan kehangatan di Kejantanannya…
    “ Sss… Ahhh…… .gak kuat… .Sss… Ahhh…… keluar… keluar… ”,
    Dokter Rio memegang kepala Intan dgn kedua tangannya dan memaju mundurkan batang kejantanannya di mulut Intan. dgn cepat. Kumpulan sperma itu tak lama lagi akan meledak di rongga mulut gadis mungil ini.
    “ Ke… luaaar… Sss… Ahhhhhhhhhh… ”,
    “ Crottt… Crottt… Crottt… ”,
    “ Sss… Ahhh… ”,
    Dokter Rio merasakan kelegaan luar biasa. Lalu ia mencabutnya dari mulut Intan.
    “ Ditelan yah Intan… itu obatnya… ”,
    Intan mengangguk. Ia teguk cairan Dokter Rio. Otot lehernya tampak berkontraksi.
    “ Pinter… ”,
    “ Dokter kasih sesuatu Makat kamu yah… ”,
    “ Apa tuh? ”,
    Dokter Rio mendekatkan wajahnya ke wajah Intan. Keduanya saling memandang. Lalu dia mencium Intan dan menghisap-hisap bibir atas dan bawahnya. Sang Ibu membelalak, melihat Dokter Rio mencumbu putrinya dan Intan tampak menyukai setiap deitknya.
    “ Dokter apakah itu juga termasuk pengobatannya? ”,
    Dokter Rio menegakkan tubuhnya.
    “ Iyah… sudah pasti dan… sekarang Ibu jilat Kewanitaannya Intan, ya ”,
    “ Hlooo… kenapa? ”,
    “ Iya… karena saliva Ibu bisa menjadi bahan tambahan yg menguatkan kekebalan Intan, seperti vitamin. Jadi jangan lupa, nanti sambil dijilat, juga diludahin sedikit yah. ”,
    “ Gitu ya dok… ? ”,
    “ Iyah… ”,
    Sang Ibu memandang anaknya dgn penuh kasih sayaang.
    “ Ibu jilat yah, Nak… ”,
    Intan-pun mengangguk,
    “ Iya, Mak terima kasih ya. ”,
    Sang Ibu tersenyum dan mengelus kepala anaknya. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke alat kelamin putrinya. Di Buka sedikit bibir Kewanitaannya, diludahi lalu ia mulai menjilat-jilat belahan Kewanitaannya.

    “ Sss… Ahhh…… Sss… ouhh … enak Mak… ouhhh… ”,
    Intan yg sedang keenakan sudah lupa untuk memasturbasang Ibunya. Dokter Rio tidak ingin membiarkan lubang Kewanitaan sang Ibu mubazir. Dokter Rio pun menarik turun gamis roknya, dan ia bisa melihat gundukan yg terbelah dari arah belakang. Ia lalu mengarahkan batang kejantanannya ke lubang sang Ibu. kebetulan posisinya sudah siap untuk di doggy style.
    Tanpa meminta izin lagi, Ia langsung mendorong masuk batang kejantanannya ke dalam lubang sang Ibu yg sudah basah.
    “ OOuhhhh… Dok… Sss.. Ahhh… ”,
    Sebentar ia melihat ke belakang, kemudian ia mulai merasakan kenikmatan hujaman-hujaman tusukan batang kejantanan si dokter.
    “ Astaga enaknya… . ”,
    Lalu ia lanjut lagi mengoral anaknya di atas ranjang periksa. Intan yg baru kali ini mengalami rasanya di oral, tidak dapat membendung cairannya untuk keluar.
    “ Mak… mau pipis… ”,
    “ Pipis aja Intan biar kamu sehat… ”,
    “ Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… Ibu… duh… gak tahan lagi… ”,
    Intan menjerit histeris, saat ia mencapai Klimaks. Kakinya mendorng pantatnya sampai ke udara, dan Kewanitaannya menyemprotan cairan hingga keluar. Sang Ibu Buru-buru berpindah untuk melihat wajah putrinya.
    “ Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… dah keluar Nak? ”,
    Dia menanyakan keadaan Intan selagi sedang disodok sama Dokter Rio dari belakang.
    Intan bisa melihat dari dekat, wajah Ibunya yg sedang sangat keenakan. Tubuhnya bergerak-gerak maju mundur, demikian juga Makah dadanya.
    “ Ibu lagi diapain? lagi diobati juga yah? ”,
    “ Eummm… Sss… Ahhh… Sss… Ahhh…… iya Nak… ”,
    “ Intan juga mau… diobati yg seperti Ibu… ”,
    Sang Ibu terkejut mendengar permintaan Intan,
    “ Intan… .Intan masih kecil… Sss… Ahhh… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…. Belum boleh diobati seperti ini. ”,

    Sementara itu dari belakang mempercepat memompa tubuh sang Ibu.
    “ Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…h… ”,
    Alis sang Ibu mengernyit menahan kenikmatan yg sIbuin memuncak.
    “ Tapi Intan mau… ., ”, ucapnya menelan ludah melihat Dokter Rio menyetubuhi Ibunya. Walaupun ia belum tahu itu namanya.
    Di dalam keadan birahi yg sangat, pikiran sang Ibu tampaknya sIbuin tertutup. Bahkan ia mulai merasa birahi terhadap putirnya. Ia menggapai lagi kemaluan Intan. Ia colok-colok lagi dgn satu jari. Intan agak mengangkat kepalanya untuk melihat apa yg Ibunya lakukan di kewanitaannya itu. Dia diam saja membiarkan perbuatan Ibunya. Sensai nikmat mulai menjalar dari alat kelaminnya.
    Kemudian dari satu jari berubah menjadi dua jari.
    “ Ouhhh… ohhh… yeaSss… Ahhh…h… ”,
    Tapi saat jari ketiga masuk… raut wajah Intan berubah kesakitan.
    “ Auww… . sakit Mak… udah… Mak keluarin jarinya… sakit… ”,
    “ Tahan Nak… tahan… biar Ibu yg ambil Keperawanan… .anan kamu yah… ”,
    Kemudian Intan-pun bangkit dari tidurnya dan mencoba mencabut jari Ibunya dari Intanng kewanitaannya.
    “ Sakit Mak… ”,
    “ Tahan Nak… entar jadi eNak lagi… ”,
    Kemudian sang Ibu menidurkan lagi putrinya, kemudian dia mulai mejilati putingnya agar Dia merasa lebih nyaman.
    “ Owwh… Sss… sakit… ”,
    Sedikit demi sedikit membran Keperawanan… .anan Intan pun robek oleh jemari Ibunya.
    “ Aouw… sakit… Sss… Ahhh…h… ”,
    Perlahan rasa sakit itu berubah menjadi eNak.
    “ Eumhhh… Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… sss… Sss… Ahhh…h… . ”,
    Ketiga jari sang Ibu pun berbalur darah Keperawanan… .an Intan dan cairan kewanitaannya. Tiba-tiba hentakan keras Kejantanan Dokter Rio menyentuh batas klimaksnya, sehingga sang Ibu kelojotoan mencapai Klimaks.
    “ Sss… Ahhh…hh… sampai… . ”,
    Dia mendorong Dokter Rio agar mencabut Kejantanannya dari lubangnya.
    “ Saya nanggung Mak, ”, keluh Dokter Rio.
    Tanpa menanggapinya, sang Ibu menyuruh Intan bangun. Intan menuruti perintah Ibunya dan ia duduk di pinggir ranjang periksa. Sang Ibu berbalik badan dan naik duduk di sebelahnya.
    “ Intan duduk di pangkuan Ibu yuk. ”,
    “ Iyah. ”,
    “ Lepas tuh CDnya. ”,
    “ Iya Mak. ”,

    Setelah itu Intan berpindah posisi duduk di atas paha Ibunya. Kedua kakinya berada disisi luar kaki Ibunya. Kewanitaannya jadi agak terBuka. Setelah itu Ibunya memBuka lebar kedua pahanya, sehingga kedua paha Intan juga turut terBuka lebar, mempertontonkan lubang senggamanya.
    “ Kamu mau diobati Dokter Rio seperti tadi kan? ”,
    Intan memandang batang kejantanan Dokter Rio yg mengacung dan gak bergerak-gerak dikit. Ia menunduk, lalu mengangguk.
    Sang Ibu memandang ke Dokter Rio, “ Tolong obati anak saya juga, dok. Pakai cara yg tadi ”,
    Dada Dokter Rio bergemuruh melihat posisi sang Ibu dan anak itu. Mereka berdua masih mIbuai jilbab. Sang Ibu sudah tidak berpakaian, Intan masih lengkap berpakaian, tetapi semuanya sudah disibak.

    “ Eh… iyah… sebelumnya kalau berdua ciuman dulu biar saliva kaIntann bercampur di mulut agar bakteri kumannya mati ”,
    Kemudian Sang Ibu merendahkan kepalanya dan Intan mengadahkan kepalanya ke atas menyamping. Bibir mereka bersentuhan, lalu sang Ibu melumat bibir putrinya. Ludahnya dipindahkan ke mulut Intan, kemudian dgn lidahnya ia mengaduk-ngaduknya di dalam.
    Dokter Rio benar-benar terangsang oleh keduanya, ia pun mendekat sambil mengocok titinya. Ia naik ke anak tangga agar batang kejantanannya bisa sejajr dgn lubang Intan. Lalu Blessss… Intan membelalak saat merasakan sebuah benda besar yg panjang menerobos masuk lubang senggamanya. Ibunya saja merasa Dokter Rio gede banget, apalagi anaknya.
    Dokter Rio tidak bisa leluasa mengeluar masukkan batang kejantanannya, sebab seret banget, meskipun lubang Intan sudah distimulasi sejak tadi dan basah licin. Batang kejantanan Dokter Rio benar-benar tidak bisa masuk penuh, meskipun sudah berusaha didorong. Dokter Rio sampai menganga mulutnya, karena jepitannya luar biasa banget. Dia yakin pertahannya tidak akan bisa lama dgn keadaan seperti ini.

    Ia pun mulai memajumundurkan pantatnya dan bersetubuh dgn Intan.
    “ Sss… Ahhh…… Sss… Ahhh…… .shhh… Sss… Ahhh…h… ”,
    Kenikamtan yg sama pun juga dirasakan Intan. Lubangnya terasa penuh. Setiap sensor di kemaluannya mendapatkan gesekan penuh dari bendanya Dokter Rio. Apalagi ini pengalaman pertamanya.
    “ Dr… Dr… Dr… Han… .shhh… Sss… Ahhh…… ”,
    Sang Ibu pun memMakat anaknya makin gak kuasa menahan nikmatnya seks. Tangannya meraba-raba dan memainkan Makah dadanya. Intan sudah benar-benar pasrah ia bisa meraskan gelombang klimaks bentar lagi datang. Sesaat ia hendak mencapai Klimaks, tiba-tiba…
    “ Akhhh … keluar… !!! Dok keluar! ”,
    Intan bisa merasakan cairan panas Menyembur di lubangnya. Di saat itu juga ia mencapai Klimaks.
    “ Serrr… Serrr… Serrr… ”,
    “ Dok Aku pipis lagi… . ”,
    “ Ya bagus itu… ”,
    Keduanya mencapai klimaks secara bersamaan. Tak berapa lama setelah itu, kedua nya berpakaian lagi yg lengkap. Mereka kembali ke meja.
    “ Ok… kaIntann berdua sudah diberi obat dan disuntik kekebalan, kalau masih belum sembuh datang lagi untuk diadakan pemeriksaan. ”,
    “ Baik, dok, terima kasih ya. Ayo Intan bilang apa ke Dok ”,
    “ Terima kasih dok. ”,
    “ Iya… lekas sembuh ya… ”,
    “ Ngg!… iya ”,

    Ternyata beberapa hari kemudian Intan telah kembali menjadi sehat. Kehebatan pengobatan Dokter Rio pun sIbuin terkenal di antara para wanita. Sementara untuk sang Ibu itu dan anaknya, mereka berdua pun jadi sering mencolok-colok Kewanitaan mereka satu sama lain, untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka dan tetap sehat .

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Cerita Seks Dewasa Ngentot Cewek ABG Perawan Komplek

    Cerita Seks Dewasa Ngentot Cewek ABG Perawan Komplek


    1433 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Dewasa Ngentot Cewek ABG Perawan Komplek ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019

    .

    Cerita Seks –  Kejadian ini sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, Ketika aku baru beberapa bulan pindah ke sebuah perumahan yang masih sepi dari penghuni. Jika malam itu adalah malam sial bagiku, mungkin benar… pasalnya siangnya Puspa istriku berangkat ke Semarang dijemput mas Tono kakak lelakinya, untuk menghadiri pernikahan sepupu mereka, sedangkan aku memang ga ikut karena ga mungkin meninggalkan tugas kantor yang memang sedang tinggi loadnya di akhir tahun ini…

    Yang pertama malam ini aku bakal kesepian di rumah, yang kedua baru tadi pagi menstruasi Puspa istriku berhenti, seharusnya malam ini aku dapat jatah setelah selama hampir seminggu kejantananku ga ketemu musuh … Makanya sepulang kantor aku mampir ke Glodok tempat yang memang sehari-hari aku lewati… kubeli beberapa filem bokep… pikirku lumayan untuk menghabiskan week end ini….

    Menjelang memasuki gerbang perumahan yang masih sepi dari penghuni ini, hampir aku mengumpat keras, ketika ingat kalao DVD playerku masih berada di tukang service yang seharusnya sudah bisa diambil beberapa hari yang lalu dan sekarang, gila aja kalau aku harus putar balik menembus kemacetan Jakarta hanya untuk mengambil benda itu…. Aaaah… aku ingat mas Budhi satu-satunya tetangga terdekatku yang rumahnya bersebelahan dengan rumahku, aku bisa pinjam dia… kembali aku bernafas lega. Sehabis mandi, segera aku bertandang ke rumah sebelah, aku sempat heran, ga biasanya masih jam 20.30 ruang tamunya sudah gelap, padahal mobil Avanza hitam miliknya ada di rumah, berarti mas Budhi ada dirumah… simpulku sederhana…

    “ Mas Budhii… maaas…” panggilku dari luar pagar, sesekali kuketok-ketokkan gembok ke pagar besi, sehingga terdengar suara besi beradu nyaring… Agak lama kulihat lampu ruang tamu menyala, tapi pintu tidak segera dibuka, kulihat tirai sedikit tersingkap dan ada yang mengintip dari dalam, tumben pake diintip segala…. Biasanya mas budhi langsung buka pintu.
    “ Eeeiii… Bimooo… sorry ya…ayo masuk pagar ga dikunci kan..?” seru suara wanita yang sangat aku kenal, mbak Astrid istri mas Budhi keluar dari pintu dengan pakaian tidurnya dilapisi sweater
    “ Lho mas Budhi mana mbak… sudah tidur..? waduu jadi ngganggu neeh..?” kataku agak kikuk ketika aku sudah duduk di ruang tamu itu mas Budhi ga muncul..

    “ Mas Budhi sedang tugas ke Medan Bim… eh mau minum apa neeh..?” mbak Astrid wanita berwajah cantik ini menawarkan minum yang membuatku semakin jengah untuk duduk berlama-lama disitu, pasalnya mba Astrid dengan pakaian tidur yang tipis memperlihatkan bayangan celana G-String putihnya… aku yakin bagian atas jika tak tertutup sweater akan membayang BH nya… atau mungkin ga pake… yang aku tahu ibu ini buah dadanya sangat montok… Sebenarnya antara aku dan mbak Astrid sudah akrab sekali, bahkan kalo bercanda kadang-kadang agak seronok… tapi itu justru jika ada di depan mas Budhi atau ada Puspa istriku.. ketika berdua begini aku jadi kaya mati angin… sementara mba Astrid masih bersikap wajar…
    “ Waah.. ga usah repot-repot mbak… aku hanya mau pinjem DVD player aja kalo bisa…” kataku dengan agak sungkan…

    “ Ada kok Bim… bentar aku lepasin kabel-kabelnya yah… sendirian di rumah… mau nonton film jorok ya..?” Tebak mbak Astrid yang tengah berlutut di lantai mencabuti kabel DVD player yang berada dibawah kolong membelakangiku sehingga pantatnya yang montok itu ngepress di baju tidurnya yang tipis dengan celana G-String, terlihat pantat montok itu bagaikan tanpa celana…mau ga mau kejantananku yang sudah seminggu ga ketemu musuhnya merespon positif… mulai menggeliat bangun.

    “ Waaah… eeehhh… anuu… buat nonton video pengantin temen yang baru diedit” jawabku sempat gagap…
    “ Alllaaaaaa… ga usah ngelesslaaah… iya juga gapapa… udah gede ini…haa..haaa..” potong mbak Astrid sambil meletakkan benda elektronik tipis ini di meja… dengan posisi aga menunduk ini mataku menangkap dua gundukan montok putih mulus tanpa lapisan dari sela-sela sweaternya di dalam daster yang memang berleher rendah… dan mbak Astrid seolah ga merasa akan hal itu…

    “ Haaa…haaa… mbak Astrid nuduh neeh… nonton bokep sendirian ga seru… kalo ditemenin mbak Astrid baru seruuu…” jawabku mulai terbawa gaya sembarangannya mbak Astrid…
    “ Heeee..??? bener ya Bim..? seumur-umur aku belom pernah nonton bokep… soalnya mas Budhi ga pernah ngasih… kamu ada kan filemnya..?” cerocos mbak Astrid tanpa bisa kujawab… dan sebelum aku bisa jawab… Agen Judi Hoki Banget
    “ Ya udah sana kamu duluan aku ngunciin pintu sama matiin lampu dulu….” Tanpa menunggu jawabanku ibu muda ini sudah menghilang ke belakang…

    Dengan gontai aku melangkah pulang sambil nenteng DVD player milik mba Astrid… pikiranku jadi kacau, karena mba Astrid kepengen ikut nonton bokep sama aku… Sampai dirumah sambil masangin kabel-kabel ke monitor aku bingung sendiri… aku bakal mati gaya, nonton bokep berduaan dengan istri orang… Lain semasa bujangan dulu, kalo nonton bokep justru cari pendamping yang bisa dijadikan pelampiasan… Lulu anak Fakultas Psikologi, pendampingku setia nonton bokep… ujung-ujungnya kami saling melampiaskan walaupun hanya sampe oral sex… Lulu ga mau aku setubuhi, katanya waktu itu dia masih perawan… Trus beberapa lagi Titiek, Anita, Mimi… kalo mereka bertiga memang sudah dapat predikat ayam kampus. Bahkan pernah aku dikeroyok mereka bertiga semaleman…

    “ Heeeiii aku datang…! ko malah ngelamun Bim…?” Suara mba Astrid membuyarkan lamunanku. Mba Astrid datang dengan membawa tentengan berupa beberapa minuman kaleng dan makanan kecil..
    “ Busyeeet bekelnya banyak bener…? Mau sampe pagi…?” seruku untuk menetralisir kebingunganku… Waddduuu… aku pikir mba Astrid tadi berganti baju yang lebih pantas, ternyata masih menggunakan baju tidur yang sama… ini namanya sial atau keberuntungan siiih..???
    “ Heh..? siapa tau sampe pagi…? Bim aslinya… sebelum kamu datang tadi aku di dalam rumah sendirian, tuh takut… tau ga siih..? sepi bangeeet… makanya aku bawa banyak bekel, ntar kita ngobrol aja sampe pagi… setuju..?” celoteh mba Astrid panjang lebar bener-bener ga berubah sikapnya, ada atau ga ada suaminya…

    “ Sekarang mau nonton yang mana dulu..? silakan nyonya Astrid menentukan pilihan…” kataku sambil menyodorkan segepok piringan DVD lengkap dengan sampulnya…
    Pilihan mba Astrid rupanya tepat, pilihan filmnya masih yang XX… jadi sewaktu nonton kami masih bisa sambil santai bercanda mengkomentari adegan demi adegan, walaupun 2 jam kemudian setelah film pertama selesai aku lihat wajah mba Astrid agak memerah dan sesekali merapatkan sweaternya seolah-olah menyembunyikan dadanya yang montok….
    “ Mmm… apa sih yang dikuatirkan mas Budhi dengan aku nonton Bokep, kalo beginian sih ga begitu ngaruh aku rasa Bim…?” kata mba Astrid sedikit arogan.. sambil milih-milih lagi film yang akan ditonton berikutnya…

    “ Yang bener aja deeeh Nyonya Astrid..?? kalo nontonnya sama suami orang..?” Jawabku menggodanya.. entah kenapa aku bisa menemukan panggilan Nyonya Astrid untuknya yang selama ini ga pernah muncul..
    “ Haa… haaa… suami Puspa sih anak kemaren sore mana berani macem-macem..?” sahutnya setengah menantang dengan bibir manisnya dicibirkan padaku… Memang usia mba Astrid lebih tua 2-3 tahun dari aku, makanya sering ledekannya kepadaku selalu menyangkut umur dan apalagi memang wajahku kata orang adalah baby face, innocent… seandainya orang tau kelakuanku di jaman kuliah dulu… pernah kencan ranjang dengan dosen manajemen… pernah pacarin anaknya sekaligus nidurin mamanya… ibu kospun pernah aku embat… mungkin akan lain kesannya padaku dan kebetulan Puspa istriku aku dapatkan ketika aku sudah di Jakarta dan sama sekali tak tahu masa laluku yang brengsek…
    “ Biim… iihh asyik banget tuh mereka yak..?” Gumam mba Astrid yang memang dasar mulutnya ga bisa diem… melihat adegan pose 69 kayanya heran banget…

    “ Emang kamu belum pernah mba..?” sahutku polos…
    “ Eeeh… enggak… no comment.. sssst diem aja ya sekarang..” kudengar mba Astrid menjawab gagap dan suaranya agak bergetar…. Benar saja suasana jadi hening, apalagi volume film memang kecil supaya ga kedengaran dari luar…. Tapi kini yang aku dengar adalah suara nafas mba Astrid yang tidak teratur, seolah-olah terengah-engah… sedangkan aku juga sudah terhanyut dengan adegan syuuur yang terpampang di monitor dan film kali ini adalah XXX… celana pendekku yang gombrong, di bagian selangkanganku sudah menggembung akibat batang kemaluanku sudah menegang kencang, makanya kutumpangkan bantalan kursi agar ga terlihat oleh mba Astrid… awalnya aku ga begitu memperhatikan mba Astrid, karena aku sangat terbawa oleh adegan dan wajah-wajah seksi di film itu… tapi beberapa kali kudengar mba Astrid menghela nafas panjangnya… dan beberapa kali merubah posisi duduknya, seolah gelisah… mulailah aku memperhatikan tingkah wanita yang menahan gejolak birahi…. kulihat sering nyonya muda ini meregangkan jari-jari tangannya…. dan kulihat wajah yang cantik berkulit putih ini makin memerah, seperti layaknya orang habis minum arak… Satu setengah jam berlalu… sesekali kulirik mba Astrid yang duduk di sebelahku persis… kegelisahannya kulihat semakin hebat… dan hilang sudah komentar-komentar konyolnya seperti pada film pertama… Pada suatu saat menjelang film ini selesai… mata kami bertemu pandang… kulihat sorot mata yang aneh dari mba Astrid… sementara kurasa matakupun sudah aneh juga… dimata mba Astrid..

    “ Biiiiiimmmm….” Kudengar suaranya mendesah memanggil namaku
    “ Ya mbaa…” jawabku tak kalah lirih, dalam pandanganku saat itu yang dihadapanku bukanlah Astrid sebagai wanita yang sudah kukenal baik…tetapi Astrid sebagai wanita yang sangat menggairahkan sedang menggelar libidonya… entah siapa yang memulai… tahu-tahu tangan kami sudah saling menggenggam… kuremas lembut jari-jari halus mba Astrid. Mba Astrid menundukkan wajahnya ketika wajahku mendekat, kusibakkan rambut panjangnya yang jatuh menutup sebagian wajahnya… kembali dia mengangkat wajahnya dan wajah kami hampir tak berjarak, hembusan nafasnya terasa hangat dihidungku.. matanya menatapku penuh makna… Entah keberanian dari mana yang mendorongku mengulum bibir indah yang setengah terbuka milik mba Astrid… aah reaksi positif kudapatkan… kulumanku dibalasnya, sejenak bibir kami berpagutan mesra, sampe akhirnya dia melepaskan pagutan bibirnya dengan nafas terengah-engah.

    “ Aaah Biimo… jangan… jangan diteruskan… bahaya…” katanya setengah berbisik sambil berusaha melepaskan rengkuhanku… tak akan kulepaskan nyonya cantik ini… kepalang tanggung..pikirku.
    “ Kenapa mba..? apanya yang berbahaya..?” sahutku sekenanya sambil mendaratkan kecupan bibirku di lehernya yang jenjang… sejenak dia meronta-ronta kecil berusaha menghindari kenakalan bibirku pada leher mulusnya, sementara tanganku tengah meremasi kemontokan buah dada yang ternyata memang tak mengenakan bra… beberapa kali tangan halusnya menepiskan tanganku dari dadanya… tapi segera tanganku kembali ke tempat semula, sampai sesaat kemudian perlawanannya berhenti dengan sendirinya, berubah dengan desah nafas memburu dan geliatan tubuhnya… serangankupun kukendorkan.. kecupan bibirku kuperlembut demikian juga remasan tanganku berubah menjadi elusan lembut pada kulit payudaranya dan gelitikan mesra pada puting susunya yang sudah mengeras…

    “ Bimo… ssss… aku ngga tahaaan..” bisiknya pendek, dekat sekali suara itu di telingaku… ooowww… daun telingaku dikulumnya… dijilatinya…
    “ Ikuti aja mba… nikmati aja..” bisikku mesra sambil menarik tali daster yang tersimpul di pundaknya, sehingga memperlihatkan kesempurnaan bukit montok di dadanya.. begitu mulus dengan puting mungil mengeras berwarna merah kecoklatan… kudaratkan jilatan ujung lidahku pada benda itu, tubuh mba Astrid menggeliat sambil mendesah panjang…
    “ Ssssssshhh… aaahh… Biimm..ooo.. aku.. takuut… mmmmmhh” Tak kupedulikan lagi kalimat-kalimat mba Astrid, karena nafsukupun sudah di ubun-ubun apalagi menghadapi kenyataan ternyata tubuh ibu muda ini memang tak layak untuk dilewatkan sesentipun… desah-desah resah berhamburan dari mulut mba Astrid, geliatan tubuhnya sudah menunjukkan kepasrahannya kepada birahinya sendiri… tangannya mulai melingkar di leherku, betapa rambutku digerumasinya, betapa kuatnya jari lentik mba Astrid mencengkeram kulit punggungku, manakala puting susunya kukulum dalam waktu yang lama….

    “ Duuuh… ampuuunn…..” desahnya lirih, perutnya yang rata berkulit putih dihiasi lubang pusar berbentuk bagus ini menggeliat erotis, manakala bibirku mengecupinya… Tubuh atas mba Astrid sudah kutelanjangi, entah kemana daster dan sweaternya jatuh ketika kulempar tadi. Tubuhnya setengah rebah dengan kepala berada di sandaran tangan sofa, sementara kulihat tangannya meremasi payudaranya sendiri… Mba Astrid mengerang panjang dengan menggoyang-goyangkan kepalanya yang mendongak ketika lubang pusarnya kukorek-korek mesra dengan lidahku… tubuhnya menggeliat erotis sekali, rupanya disitu adalah salah satu daerah sensitifnya…
    “ Owww… Biimmoo… jangaaan… aku ga mauu…” bisiknya sambil tangannya menahan daguku… ketika kukecupi gundukan kemaluannya dari balik celana G Stringnya yang sudah tampak bercak basah…
    “ Kenapa mbak..?” tanyaku lembut..
    “ Ssssshh… aku belum.. pernah… maluuu..” jawab mba Astrid, sambil berusaha menarik tubuhku ke atas… Busyeet jadi diapain aja tubuh indah ini sama mas Budhi..? Selanjutnya tanpa permisi celana G String itu kusingkap ke samping…. Fuuuiii..! sebuah gundukan kecil yang dibelah tengah dengan rambut kemaluan ga begitu lebat… sebuah bentuk luar kemaluan wanita yang masih orisinil… indah sekali belahan yang basah kulihat berdenyut-denyut… tak ayal lagi lidahku terjulur menyapu cairan yang membasahi belahan indah itu….

    “Aaaaahhh… Biiiimmoooo… kamu bandeeelll…” Erang mba Astrid dengan tubuh semakin hebat menggeliat… sepasang kaki panjangnya semakin terkangkang lebar… kaki sebelah kiri terjuntai ke lantai yang beralaskan karpet tebal dan kaki sebelah kanannya ditumpangkan di atas sandaran sofa… setelah G Stringnya kutanggalkan. Rambutku habis diacak-acak tangannya yang gemas yang kadang mencengkeram erat kulit pundakku… hal ini membuat aku semakin kesetanan ditambah aroma vaginanya yang segar… bibirku menciumi bibir vaginanya selayaknya mencium bibir mulutnya dan lidahku menyelip-nyelip memasuki liang yang basah itu sampai sedalam-dalamnya…. sesekali kukulum clitoris mungil yang sudah mengeras…
    “ Biiimmmmooo…. ampuuuunn… nikmaaaaat bangeeettt…” mba Astrid merintih-rintih dengan suara seperti orang mau menangis… pinggulnya bergerak-gerak merespon ulah lidah dan bibirku di selangkangannya…
    “ Ooowwh… Biiimmm… sudaaaaahhhh aku ga tahaaaaan…” Suara mba Astrid semakin memilukan… Tiba-tiba tubuh mba Astrid bangkit dan mendorong lembut tubuhku yang tengah bersimpuh di karpet tebal kuikuti saja sehingga tubuhku telentang di karpet sedangkan tubuh mba Astrid mengikuti arah rebah tubuhku sehingga tubuhku kini ditindihnya…. payudaranya yang montok dan kenyal itu kini menempel ketat di dadaku… wajah kami begitu dekat dan wajah wanita yang tengah diamuk birahi memang akan semakin terlihat memikat, seperti wajah mba Astrid ini kulihat semakin mempesonaku…

    “ Bimooo… ayo masukin yaaah..?” Desisnya dengan bibir indahnya kulihat gemetar…
    Alis indah di wajah cantik mba Astrid mengerinyit dan matanya yang agak sipit semakin menyipit sayu…
    “ Ouught… pelaaan Biiimm… ssssss… nyeriii…” keluhnya… sambil memepererat pelukannya… kurasakan liang sanggama ibu muda ini sempit sekali ketika palkonku berusaha menerobosnya… Tapi ibu muda ini sangat bersemangat untuk menuntaskan gairah binalnya… walaupun dengan ekspresi yang nampak kesulitan dan kesakitan…. diiringi geal-geol pinggulnya… akhirnya amblaslah seluruh batang kemaluanku tertanam di liang sanggamanya yang sempit..

    “ Sssshhh… gilaaa… gede banget punya kamu… hhh… hhh… tunggu Biimm..” Tubuh sintal mba Astrid ambruk ke tubuhku ketika penetrasi itu berhasil… kudiamkan sejenak tubuh sintal itu diam tak bergerak di atas tubuhku dengan nafas memburu tak beraturan… besutan-besutan kecil kurasakan ketika mba Astrid mulai menggerakkan pinggulnya… dan gerakan itu semakin keras… dan besutan-besutan itu semakin nikmat kurasakan…. aku ga bisa menahan diri lagi untuk mengcounternya… aku mulai mengayun batang kemaluanku..

    “ Biimmooo… oooohhh…sssshhhh” hanya itu desah-desah kalimat pendek yang sering terucap dari mulut mba Astrid yang dengan gemulai menarikan pinggulnya… diiringi erangan dan rintihan kami yang sangat ekspresif… sesekali bibir kami berpagutan liar… remasan gemas tanganku pada payudara montok yang terayun-ayun itu seakan tak mau lepas…
    “ Biimm… Biimmoooo… ssssshh… aku hampiiirrr… ookkkhhh..” gerakan tubuh mba Astrid semakin tak beraturan… dan rasanya akupun ga perlu menahan bobolnya tanggul spermaku untuk lebih lama…
    “ Tunggu mba..” desisku pendek.. dan bagaikan dikomandoin tubuh kami bisa serentak meregang dan aku terpaksa mengayunkan batang kemaluanku sehebat-hebatnya un tuk menghasilkan kenikmatanku secara maksimal…
    “ Aaaaarrgh.. Biiiimmooo… aammmpuuuunn…” Tubuh mbak Astrid menggelepar hebat di atas tubuhku… betapa kejam kuku jarinya mencengkeram dadaku sebagai pelampiasan meledaknya puncak birahi betinanya….

    Hening…. sesaat setelah terjadinya ledakan hebat… kulihat jarum jam didnding menunjukkan angka 11.30… tubuhku tetap rebah telentang… sedangkan tubuh mba Astrid tergolek disamping membelakangiku… Ketika deru nafas memburu kami mulai mereda… dan ketika keringat birahi kami mulai mengering…. kupeluk tubuh sintal mba Astrid dari belakang, tapi dengan lembut tanganku diangkat dan dipindahkan ke tubuhku sendiri… dan tubuh mbak Astrid beringsut menjauhiku… kudekati lagi tubuh itu dan kudaratkan kecupan di punggung berkulit mulus itu… kudengar isak tangisnya….
    “ kenapa mba..?” tanyaku lembut… lama ga ada jawaban, isak tangis mba Astrid makin keras… kubelai lembut pundaknya.. tapi tanganku ditepisnya…

    “ Bimo… aku sedih dengan kejadian ini… aku malu sama kamu.. dan aku merasa sudah melukai hati Puspa dan mas Budhi…” terdengar suara mba Astrid serak…
    “ Malu kepadaku..? untuk apa malu…? justru aku merasa lebih dekat dan bahagia sama kamu mbak.. walaupun sebenarnya ga seharusnya dengan jalan seperti ini… selama kita bisa memposisikan masalah ini pada porsinya, kurasa mas Budhi ataupun Puspa ga akan merasa kita sakiti..” jawabku panjang lebar..
    “ Aku takut mereka tahu apa yang telah kita lakukan..” sahut mba Astrid dengan suara yang semakin tenang…
    “ Mereka ga akan tahu selama kita ga memberitahu… dan kondisi kita saat ini adalah seorang lelaki dan wanita yang punya keinginan yang harus terpenuhi saat ini juga… kita tidak bisa menghindari mbak..” sahutku lagi, sambil kutumpangkan tanganku dipinggul bulatnya… mba Astrid tak bereaksi walaupun masih mempunggungiku…

    “Lebih tepatnya harus terpenuhi malam ini… bukan hanya sesaat…” sahut mba Astrid sambil membalikkan badannya, sehingga kembali payudara montoknya menempel di dadaku… matanya menatapku tajam penuh tantangan.. dan kini wajah sembab sehabis menangis ini tersenyum manis sekali…
    “ sepanjang malam ini mba..?” tanyaku menegaskan, sambil kulingkarkan lenganku ke pinggangnya yang raping…

    “ Yah… bukankah malam masih panjang Bim…?” bisiknya manja.. wajahnya ditengadahkan ke wajahku. Kupagut bibir bagus itu dan disambut dengan sangat bergairah…. Gairah liar birahi betina mba Astrid meletup dahsyat, aku benar-benar tak menyangka ibu muda yang kalem dan polos bisa berubah sedemikian agresip…

    Batang kemaluanku rupanya benar-benar membikin ibu muda ini gemas setengah mati… tak hentinya tangan berjari lentik ini mengocok dan meremas-remasnya..
    “ Bimo aku pengen “ini” kamu..” bisiknya manja sambil meremas lebih keras saat mengucap kata “ini”…
    “ Emang bisa..?” sahutku menggoda… wooww.. perutku digigit kecil mba Astrid dengan gemas…
    “ Boleeeh enggaaa..?” rajuknya

    “ Iyaaaa… habisiiin deeeh..” jawabku sambil kuremas pantat bulatnya… Awalnya kurasakan mba Astrid masih coba-coba… dengan sabar aku memberi arahan, karena beberapa kali palkonku terkena giginya… lumayan sakiit… Selanjutnya, tubuhku dibuat melintir dan menggeliat merasakan permainan lidah dan lembutnya bibir mba Astrid membasuk batang kemaluanku… kadang-kadang dengan nekadnya batang kemaluanku ditanamnya dalam-dalam sampai ujung kerongkongannya… sampai mba Astrid tersedak..
    “ Eeeii.. jangan diabisin mbaa..” kataku lembut… melihat mba Astrid tersedak..
    “ Abis gemeees aku Bim… punya kamu panjaaang bangeeet, gede lagi…” bisiknya manja, memberi alasan…

    Akhirnya kami membuat posisi 69, mba Astrid menindihku dengan posisi mengangkangi wajahku… Kami sepakat dengan posisi ini sampai mencapai orgasme… kembali erangan dan rintihan kami bersahutan.. gerak tubuh kami sudah tak berirama, detik-detik akhir mba Astridpun kurasakan… beberapa kali kaki panjangnya meregang dan besotan mekinya di bibirku makin liar… aksi lidah dan bibirnya pada batang kemaluankupun makin liar, membuatku semakin mendekati titik kulminasi…

    “ Eeeeeehhhkkk… Biiiimmmm… niiiikkkkmaaaattnyaaa…” rengek mba Astrid panjang, tubuhnya menggeliat hebat… kedua kakinya meregang.. besotan meki ke mulutkupun makin hebat… lidahku kujulurkan jauh kedalam liang becek yang kurasakan mengedut-ngedut…
    “ Oooowww.. mbak akuu.. hampiiirr…” Desahku selang tak lama setelah palkonku kembali dihajar lidah dan mulut mba Astrid… busyeeet, bukannya melepaskan kuluman bibirnya di palkonku, mba Astrid malah memperhebat aksi mulut dan lidahnya ditambah kocokan tangannya pada batang kemaluanku… Apa dayaku… tak ampun lagi diiringi eranganku, tubuhku mengejang keras mengantarkan semprotan spermaku bertubi-tubi di dalam mulut mba Astrid yang makin lengket seperti lintah menempel di tubuhku… tak luput kantong pelerku diremas-remas lembut, seakan spermaku ingin diperas habis… setelah dirasa tetes terakhir… buru-buru mba Astrid bangun dari tubuhku dan menyambar botol aqua yang tadi dibawa dari rumah dan diteguknya sampai tandas…

    “ Iiih… rasanya aneh… banyak banget, kentel lagi… kenyang deh aku Bim… tapi enaak kok, asin ada gurihnya..” komentar mba Astrid dengan pengalaman barunya… Kembali kami berbaring di karpet tebal merasakan lemasnya tubuh…
    Setelah mengguyur tubuh dengan shower di kamar mandi kembali kami rebahan santai di karpet tebal di depan televisi, saat itulah mba Astrid menceritakan rahasia kehidupan ranjangnya dengan mas Budhi, yang monotone, mas Budhi terlalu polos dan lurus dalam soal sex.. sedikit-sedikit takut dosa. Dalam hal kepuasan sex sebenernya mba Astrid tidak merasa kekurangan, karena selain mas Budhi memang punya stamina tubuh yang bagus dengan hidup sehatnya, di sisi lain memang mba Astrid adalah type wanita yang gampang tersulut gairah seksualnya dan dengan cepat mencapai puncak orgasme…

    “ Pernah hari Minggu pagi aku liat mas Budhi sedang nyuci mobil dengan kaos yang basah, sehingga nempel dibadannya yang atletis… seeerrrr… langsung.. basah juga deh CD ku… dan langsung kutarik mas budhi kekamar dan aku telanjangi…. haa.. haaa.. dapet dua kali…” tutur mba Astrid sambil menyuapi aku dengan anggur yang dibawanya tadi… Kembali kami nonton bokep yang belum kami tonton… belum seperempat jam Asia Carrera beraksi…
    “ Biiiimmm… nggaaa tahaaan neeh… keburu pagi…” Desah mba Astrid manja dengan nafas yang sudah ngos-ngosan… apalagi dengan membengkaknya batang kemaluanku yang dari tadi ga lepas dari genggamannya.

    “ Mba Astrid pingin diapain..?” bisikku sambil kudaratkan kecupan di lehernya
    “ Pingin kaya di film itu…” jawabnya manja… tanpa disuruh mba Astrid menelungkupkan tubuhnya di sofa dengan kaki berlutut di karpet agak mengangkang… kuminta pantatnya ditunggingkan sehingga gundukan bukit kemaluannya mengarah keluar… mba Astrid kembali mengerang gemas ketika palkonku mulai merentangkan otot liang sanggamanya… ketika pantat montok itu mulai menggeol gemulai dan ketika batang kemaluanku mulai memompa… mulailah kuda jantan dan kuda betina ini berpacu birahi… Aku

    membuktikan mba Astrid memang wanita yang cepat mencapai orgasme dan cepat kembali berkobar birahinya… dan mba Astrid menghendaki berganti posisi setelah dia mencapai orgasme… saking seringnya dia mencapai orgasme… hampir-hampir kami kehabisan posisi dan di setiap posisi mba Astrid mengaku bisa mencapai orgasme dengan kenikmatan yang maksimal… Ketika pada orgasme mba Astrid yang kelima, aku juga merasakan orgasmeku hampir sampai… mba Astrid menyadari itu…

    “ Biimm… tumpahkan dimulutku sayaaang… aku suka peju kentel kamu…” rengeknya disela-sela nafas kuda betinanya… dan dengan bernafsu sekali mba Astrid menyambut semburan demi semburan sperma kentalku dengan mulut terbuka lebar dan lidah yang menggapai-gapai… Tubuh mba Astrid kembali rebah telentang di karpet setelah menenggak setengah

    botol aqua… rambutnya yang panjang tampak kusut dan basah oleh keringatnya, tubuhnya yang berkulit putih juga tampak berkilat basah oleh keringat… terlihat sinar matanya yang kecapekan dan wajah agak memucat… Ketika aku keluar dari kamar mandi setelah kembali mengguyur tubuhku dengan shower, kulihat mba Astrid tertidur pulas dengan bibir tersenyum… kulihat jam menunjukkan jam 03.45… kurebahkan tubuhku disisinya… kubelai lembut rambutnya yang masih basah oleh keringat birahi… kukecup keningnya yang sedikit nonong…

    kuamati tubuh telanjang ibu muda ini, sebuah struktur yang sempurna… wajahnya berbentuk oval, bibir berbentuk bagus, hidung mancung berbentuk ramping, mata agak sipit tapi memanjang dengan kelopak besar… bulu mata yang lentik dan panjang… alisnya seperti di gambar… postur tubuhnyapun proporsional antara tinggi dan beratnya… sekitar 165 – 170 cm… buah dadanya yang montok kutaksir cup branya B…. memang masih kenyal menggemaskan dengan puting susu bak perawan, mencuat mungil ke depan, berwarna merah kecoklatan…
    perutnya yang rata dengan lubang pusar berbentuk indah… pinggang ramping menyambung dengan pinggul yang padat ditopang sepasang kaki yang panjang berbentuk atletis…. Rupanya aku tak dapat menahan kantukku… Aku membuka mata kulihat mbak Astrid bersimpuh di sebelah tubuhku, dengan pakaian sudah lengkap membalut tubuhnya, rupanya dia yang membangunkanku kulihat jam dinding menunjukkan pukul 05.15…
    “Biim, aku pulang dulu yaa..?” kata mbak Astrid, wajahnya sudah segar, rupanya sempat mencuci mukanya sebelum membangunkanku…

    “ Eeeh… buru-buru sih..? kan masih pagi… “ jawabku sambil menarik pinggangnya…
    “ Bimo kamu gila… liat tuh udah terang…” protesnya ketika tubuhnya menindih tubuhku akibat tarikan tanganku dan aku memang gha peduli karena seperti biasa kalo pagi hari, batang kemaluanku pasti ikut menggeliat bangun saat aku bangun…. kembali kugumuli tubuh indah yang kini sudah berdaster lengkap dengan sweaternya….
    “ Aaaahhh Bimmooo… ga mauuk… bauuuk ga enak..” protesnya manja tapi tidak menolak bahkan kudengar desisan panjang ketika batang kemaluanku kembali menggelosor memasuki tubuhnya…
    “ Biiimmo… asli aku ga mampu menolak yang begini iniii ooohhkk…” desisnya gemas merasakan pompaan batang kemaluanku ke liang sanggamanya yang sempit…
    “ Ayyuu Biiimmm… keburu mbak Suti dateng…” bisik mbak Astrid di deket telingaku, setelah orgasmenya yang kedua, mbak Suti adalah tukang cuci yang tiap pagi datang ke rumahnya….
    “Owwkk.. Biiimmm… giiilllaa kamuuu… aku berasaa lagiii…” rengek mbak Astrid lirih.. kurasakan tubuhnya mulai menegang…

    “ Mmmhh… tuungguuu mbaakk..” Kupergencar pompaanku… tubuh mbak Astrid makin kuat menegang.. memperkuat pelukan dan cengkeramannya di tubuhku…
    “ Oooowww… nggaaaaa tahaaaan Biiiimmm…!” teriakan keras mba Astrid menghantarkan geleparan tubuhnya yang tak terkontrol hal ini ternyata mendorong dengan cepat semburatnya spermaku kembali memenuhi liang sanggama mba Astrid…. Kembali kami terkapar di atas karpet… kali ini mbak Astrid ngga lagi telanjang… hanya dasternya aja tersingkap sampai ke perut… Setelah nafsnya kembali teratur mbak Astrid beringsut bangkit sambil memungut celana G Stringnya dimasukkan ke kantong dasternya…
    “ Udah ya Bim… makasih banget untuk malam panjang ini… aku ga akan melupakan malam indah sama kamu ini, tapi aku berharap cukup sekali ini saja…

    jangan sampai kita ulang ya Biim… janji ya..?” kata mbak Astrid sendu… akupun mengangguk saja, ngga ada kalimat yang mampu terucap dari mulutku… Kuantar mbak Astrid sampai pintu ruang tamu, karena aku masih telanjang bulat… Nggak sampai setengah menit mba Astrid menutup pintu rumahnya, kulihat dari balik kaca jendela mba Suti tukang cuci itu datang…
    Memang kejadian itu ga terulang lagi sampai saat ini dan hubungan keluarga kami tetap seperti sediakala sampai akhirnya mba Astrid dan Puspa istriku melahirkan anak dengan waktu hampir bersamaan, tapi kejadian semalam itu rupanya benar-benar menjadi ikon yang hidup di hati aku dan mbak Astrid… beberapa kali kami melakukan phone sex setiap kali mbak Astrid curhat tentang kehidupan seksnya yang tetap monotone… hanya sebatas itu…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Majalah dewasa – Maysa Ploypapat Khunphrom

    Majalah dewasa – Maysa Ploypapat Khunphrom


    1449 views

    Hallo Sobat Duniabola99.org Semuanya , Di Awal Bulan July Ini Pastinya
    Semua Pada Semangat Dan Sehat Donk Sekarang Admin Akan Memberikan
    Sobat” Semua Nya Kumpulan Foto Model Dengan Bermacam Gaya Foto – Foto
    Ini Admin Berikan Agar Para Sobat Lebih Semangat Lagi Menjalankan
    Masing-Masing Pekerjaan

  • Setelah Puas Dengan Istri Ipar Pun Di Hajar

    Setelah Puas Dengan Istri Ipar Pun Di Hajar


    1798 views

    Duniabola99.org – Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.

    Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

    Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
    “Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

    “Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

    Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

    “Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

    Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

    Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

     

  • Cerita Seks Memek Bersih Sungguh Nikmat

    Cerita Seks Memek Bersih Sungguh Nikmat


    1902 views

    Cerita Seks – Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

    Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

    Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

    Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

    Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.

    “Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”
    “Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
    Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

    “Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.
    Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

    Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

    Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.
    “Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.
    Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

    Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”
    Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.

    Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.
    “Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
    “Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.”
    Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
    Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.

    “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”
    “Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.
    “Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
    “Pesta apaan..? Gila kamu.”
    “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”

    Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

    Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

    Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

    Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
    “Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.
    Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.

    Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.

    Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

    “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.
    Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

    Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
    “Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.
    Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.

    Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

    Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

    Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

    Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.
    Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”
    Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

    Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

    Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

    Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.

    Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

    Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.

    Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

    Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.

    Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

    Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..

  • Kakakku Mengajak Aku Threesome Dengan Istrinya

    Kakakku Mengajak Aku Threesome Dengan Istrinya


    1892 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya.

  • Cerita Dewasa Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot

    Cerita Dewasa Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot


    1868 views

    Cerita Seks Terbaru – Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa. Agen Joker Gaming

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya. Agen Joker1888

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

  • Cerita Seks Jualan Mobil awal dari Seks

    Cerita Seks Jualan Mobil awal dari Seks


    1669 views

    Cerita Seks Terbaru – Cerita asliku ini adalah cerita yang ke-dua setelah cerita pertamaku yang sudah dimuat di Rumah Seks dengan judul Ibu Lia dengan Rasa juice melon. Sebenarnya aku punya banyak sekali kisah petualanganku dengan wanita-wanita yang pernah aku cintai.

    Dan yang pasti hampir semua wanita yang aku kencani, biasanya aku gunakan alat atau bahan dari buah-buahan, madu, dan lain-lain. Dan kali ini aku menggunakan dua irisan mentimun. Ini dia kisahku.

    Pada saat aku bekerja di sebuah perusahaan besar dikawasan kota Denpasar yang bergerak di bidang penjualan mobil-mobil baru kira-kira tiga tahun yang lalu, disanalah aku kenal banyak wanita-wanita cantik yang hampir setiap hari aku jumpai. Mulai dari wanita yang keibuan sampai dengan wanita yang haus akan kebutuhan laki-laki.

    Ketika aku hendak pulang dari kantor, kira-kira pukul 05.00 WITA, datang sepasang suami istri yang bermaksud untuk melihat mobil baru yang dipajang di dalam ruang pameran. Kemudian setelah kami berbincang-bincang agak cukup lama, akhirnya Bapak Lilis dan Ibu Lilis menyepakati untuk membeli satu unit mobil keluaran terbaru dan saya berjanji untuk mengirimkannya pada esok hari.

    Hari Sabtu kira-kira pukul 10.00 WITA, sesuai dengan janji saya untuk mengirimkan satu unit mobil ke Bapak Lilis. Dengan seorang sopir perusahaan, lalu saya bergegas meluncur ke rumah Bapak Lilis.

    “Selamat Pagi.., Bapak Lilis ada..?” tanyaku kepada pembantunya yang membukakan pintu depan rumah Bapak Lilis.
    “Bapak sedang jemput tamunya di Airport. Maaf bapak siapa..?” tanya pembantunya sambil memperhatikan aku.
    “Saya Dimas.. Dari xx Company mau hantarkan Mobil baru untuk Ba..?” belum sempat habis keterangannku kemudian Ibu Lilis datang dari arah tangga rumahnya.
    “Ooh.. Bapak Dimas.. Mari masuk..?” sahut Ibu Lilis mempersilahkan aku masuk ke ruang tamunya.

    Dengan pakaian senam yang masih menempel ditubuh Bu Lia sambil menyeka keringat dengan handuk putihnya nampak sexy sekali dan tampak lebih muda dari usianya. Yang aku perkirakan umurnya tidak lebih dari 32 tahun. Sementara itu pembantunya diberi kode untuk membuatkan aku dan sopirku suguhan orange juice, lalu Ibu Lilis masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

    “Sesuai dengan permintaan Bapak dan Ibu, ini kami kirimkan mobil sesuai dengan warna yang Ibu minta kemarin dan tolong di cek keadaan mobil sekaligus nanti akan saya perkenalkan cara pemakaian berikut dengan garansinya.”

    Dengan penuh teliti Ibu Lilis memperhatikan unit mobinya sambil minta pengarahan mengenai spec mobilnya.

    “Dari cara Ibu pegang persenelingnya, nampaknya Ibu sudah berpengalaman naik Mobil. Hanya saja untuk melepas hand rem-nya Ibu tekannya kurang keras. Jadi hand rem-nya nggak bisa turun. Maklum mobil baru Bu..!” jawabku menjawab pertanyaan Ibu Lilis. Yang ternyata jawabanku membuat wajah Ibu Lilis memandangiku serius.

    “Saya merasa nyaman duduk di mobil ini, dan bagaimana kalau saya coba dulu, tapi tolong ditemani ya.. Agak takut juga soalnya mobil baru..?” pinta Ibu Lilis dengan suara khasnya.
    “Jangan khawatir Bu, mobil ini bergaransi tiga tahun dan saya siap menemani Ibu untuk mencobanya.”

    Dalam perjalanan mengitari pantai di Kuta akhirnya obrolanku dengan Ibu Lilis semakin akrab. Dan aku menawarkan ke Ibu Lilis untuk membeli variasi dan acesoris untuk mempercantik mobilnya.

    “Nanti mobil ini kan.. Dipakai ibu sendiri.., jadi tinggal tambah sedikit acesoris, saya yakin penampilan Mobil ini sama cantiknya dengan penampilan yang mengendarainya.”

    Dengan senyumannya yang susah untuk diartikan akhirnya Ibu Lilis mempertimbangkan penawarannku. Aku berharap Ibu Lilis menyetujui ideku, sebab aku bisa lebih banyak cerita dan mendapat fee dari pembelian acesoris di toko langgananku.

    Seperti biasa kalau pada hari senin biasanya orang-orang malas untuk bekerja, demikian juga denganku. Karena hari minggu kemarin seharian aku di kampung karena ada upacara Agama, dan sangat melelahkan untuk kembali ke Denpasar sebab jarak kampungku dengan tempat aku bekerja di Denpasar cukup jauh. Kira-kira dua jam baru sampai. Dan pada hari senin itu aku mendapat telpon dari temanku dan katanya ada seorang wanita yang nunggu aku di counter. Kemudian aku bergegas turun dari ruanganku di lantai atas.

    “Oh.. Ibu Lilis.. Selamat pagi.. Apa khabar..?” tanyaku kepada Ibu Lilis dengan perasaan kaget dan khawatir.

    Kaget karena Ibu ini tidak menelpon aku terlebih dahulu kalau dia mau ke kantor, dan khawatir kalau mobil yang aku kirim hari Sabtu bermasalah.

    “Baik..!” jawab Ibu Lilis singkat.
    “Bisa saya bantu Bu..” tanyaku ke Ibu Lilis sambil memperhatikan pakaian yang menempel cocok dengan tubuh Ibu Lilis yang seperti foto Model iklan. Sungguh anggun dengan kaca mata merek Versace yang siselipkan diantara rambutnya yang disemir merah keemasan. Wajah yang cantik sesuai dengan pakaian feminim layaknya seperti wanita karir dengan rok mini-nya terlihat jelas bulu halus tertata rapi dikakinya.

    “Begini Pak Dimas.. setelah saya pikir-pikir kemarin mengenai pemasangan dan pembelian acesoris, saya memutuskan untuk mengikuti saran dari Bapak Dimas. Jadi hari ini saya datang kesini untuk menjelaskan itu dan saya berharap kalau Bapak tidak ada jadwal atau acara, biar Bapak Dimas yang mengantarkan saya ke toko variasi langganan Bapak”. Pinta Ibu Lilis.
    “Kebetulan hari ini saya tidak ada jadwal, jadi saya siap untuk mengantarkan Ibu. Tapi tolong jangan resmi gitu manggil saya Bapak. Panggil saya Dimas aja Bu.. Ya..?” pintaku kepada Ibu Lilis karena aku merasa risih dipanggil Bapak. Karena umurku masih 30 tahun dan dibawah umur Ibu Lilis.

    Karena cukup lama pemasangan acesoris yang dilakukan oleh sebuah toko variasi, maka kesempatan itu aku pakai ngobrol dengan Ibu Lilis yang aku baru tahu kalau Ibu Lilis mempunyai perasaan yang sama untuk mencapai satu tingkatan arti dari sebuah pertemuan yang membawa aku dan Ibu Lilis ke sebuah episode kisah romantisme yang sulit untuk dilupakan sampai akhir.

    Setelah mobil selesai terpasang, aku dan Ibu Lilis keluar dari toko variasi dan Ibu Lilis mengajakku untuk makan siang bersama di sebuah restoran. Namun aku halangi ke tempat restoran yang Ibu Lilis tunjukkan.

    “Saya punya teman baru buka restoran.. bagaimana kalau kita kesana untuk mencoba menu barunya. Barangkali ada yang istimewa disana..?” kataku sedikit bohong karena restoran yang aku sebutkan diatas adalah restoran dengan hotel yang biasa aku pakai untuk kencan dengan mantan pacarku dulu.

    Selagi makan siang, aku kasih kode kepada waiters untuk memesan kamar. Ketika Ibu Lilis membayar Bill-nya ke Kasir, aku ambil kunci kamar no 102 untuk short time.

    “Bu.. Karena baru jam 02.00 bagaimana kalu kita ngobrol lagi di sebelah restoran ini.?” Tanpa sempat bertanya tangan Ibu Lilis sudah aku gandeng untuk masuk kamar 102.
    “Dimas.. Kamu nakal ya..?” demikian tanya Ibu Lilis.ceriita sex tante
    “Sedikit Bu.. Tapi asyik kalau kita ngobrol nggak dilihat orang-orang disekitar.” jawabku mengalihkan perhatiannya.

    Sambil kusentuh halus jari jemarinya sebab menurut pengalamanku orang yang berbintang virgo seperti Ibu Lilis ini, rangsangan plus-nya ada di telapak tangan selain rangsangan bagian lainnya yang umum dipunyai seorang wanita.

    “Mmmh kamu romantis ya Dim..?” tanya Ibu Lilis mungkin karena rambut yang terurai rapi sebahu itu aku sentuh dengan tanganku lalu aku cium rambutnya yang harum bak kembang setaman yang membuat bibir Ibu Lilis berkata seperti itu.
    “Terus terang aku paling senang memperlakukan wanita seperti ini Bu.. Tanpa dibuat-buat. Walau kadang pendapat orang bilang kalau sudah ketemu wanita cantik pasti nafsunya yang nomer satu. Tapi bagiku, perasaan yang muncul dulu baru nafsu. Sebab dulu aku pernah satu kali ke lokalisasi dengan nafsu namun rasanya hambar. Nikmatnya hanya sekejab. Lain dengan perasaan. Begitu mempesona dan mengasyikkan. Atau.. Ibu mau membedakan mana perasaan dan mana nafsu..?” tanyaku sambil melirik matanya di sela rambut yang tersingkap oleh hembusan angin AC di ruangan 102.

    Ketika pikiran Ibu Lilis masih menerawang jauh, kudekatkan bibirku dengan bibir sensualnya Ibu Lilis dan mulai terasa hangat ketika lidah kami saling sedot dan bermain-main. Kemudian pelan-pelan aku lepas ciumanku untuk mengambil dua irisan mentimun yang aku ambil ketika aku makan siang tadi. Kusuruh Ibu Lilis untuk memejamkan matanya. Agar aku bisa taruh irisan mentimun layaknya seperti orang facial.

    “Setelah saya tutup mata Ibu.. sekarang tolong fokuskan pikiran Ibu kepada satu tujuan dan pikirkan seolah-olah Ibu sedang mandi mengenakan kain sutra tipis di sebuah sungai yang airnya bersih, tenang, dan damai. Disaat Ibu mandi itu.. Pikirkan bahwa ada laki-laki datang [Dimas] menghampiri Ibu berbisik mesra dan mencium leher dan bibir ibu kemudian melepaskan kain sutra yang ibu kenakan [dan aku buka pakiannya], kemudian menjilati seluruh anggota tubuh Ibu satu-demi-satu mulai dari jari kaki Ibu, betis Ibu, paha mulus Ibu, pusar Ibu, puting susu ibu sampai ketitik rangsangan yang paling didamba kaum laki-laki yaitu kemaluan Ibu yang merah delima.”

    Seperti ada yang menggerakkan, tubuh Ibu Lilis bergerak halus mengikuti irama jilatanku.

    “Ohh.. Shhshh..?” Suara Ibu Lilis bergairah.

    Dan memang aku sengaja bercerita fantasy seperti itu, Agar permainannya nanti lebih nikmat dan menjiwai. Kemudian kedua kaki Ibu Lilis aku angkat pelan, kuamati gumpalan kecil diantara rambut yang tertata rapi disela selangkangannya, kuautr lidahku agar bisa masuk ke lubang vagina Ibu Lilis, dan terasa sekali bau khas kemaluan wanita yang membuat aku tambah bergairah. Kubiarkan kedua tangan Ibu Lilis meremas rambutku, kubiarkan kedua paha Ibu Lilis menjepit kepalaku pertanda bahwa gairah nafsu Ibu Lilis sudah mulai naik. Hingga mata Ibu Lilis yang masih terpejam dan tertindih irisan mentimun itu dibukanya sendiri. Karena tak kuasa menahan geli.

    “Uhh.. Terus sayang.. Aku menikmatinya..! ohh.. Jangan di lepas..!” Kata Ibu Lilis memintaku untuk tidak melepaskan jilatanku. Kemudian tubuhku aku balik mendekati wajah Ibu Lilis dan tanpa dikomando kemaluanku sudah dipegang tangan kirinya dan dengan gerakan maju mundur mulutnya telah mengulum Penisku yang sudah menegang itu.

    “Auchh.. Sedot terus Bu..? Pintaku dengan nafas mulai nggak teratur.
    “Say.. Please..?” Suara Ibu Lilis penuh gelora nafsu meminta penisku untuk dimasukkan.

    Pelan dan pasti kumasukkan penisku ke lubang vagina Ibu Lilis yang masih rapet.

    “Ochh.. Mmhh..?” desah Ibu Lilis sambil menggigit bibir sensualnya menahan geli.

    Dengan gerakan pelan-cepat-pelan-cepat membuat mata Ibu Lilis merem melek seperti orang kelilipan. Sedikit demi sedikit pantat Ibu Lilis mulai dia goyangkan mengikuti irama gerakanku. Sekali-sekali gerakannya diatur sedemikian rupa sehingga membuat penisku seperti dijepit vaginanya.

    “Ohh.. Sayang.. Aku mau seperti ini terus..?” pinta Ibu lilis sambil mendekap erat tubuhku yang sudah mulai berkeringat.
    “Aku juga..!” kataku menahan geli.

    Aku pompa terus kemaluanku, lalu kumiringkan badanku sehingga tubuhku dan tubuh Ibu Lilis sama-sama miring. Kusuruh tangan kiri Ibu Lilis untuk mengankat dan memegang paha putihnya, kemudian puting susu yang bentuknya seperti belum pernah di sedot orang lain, aku gigit kecil dan kujilati sampai putingnya menegang. Sementara tangan kananku [jari tengah] kumainkan di daerah klitoris kemaluan Ibu Lilis. Terlihat tubuh Ibu lilis bergetar menahan geli yang teramat nikmat.

    “Sayang.. Aku geli sekali.. Seperti.. Ochh!” tidak sempat Ibu Lilis melanjutkan percakapannya karena spermanya keburu muncrat dan membasahi kemaluan dan buah pelirku.
    “Ochh.. Ssshh..!!” suara terakhir Ibu Lilis melepaskan cengkeraman tangannya di bahuku.
    “Seperti apa..?” tanyaku melanjutkan pertanyaan Ibu Lia yang belum sempat Dia jawab karena spermanya keburu keluar. Dan pinggangku dicubitnya genit.
    “Seperti.. Ochh.. Aku geli lagi sayang.. Puasin aku sekali lagi?” pinta Ibu lilis meminta untuk kedua kalinya.

    Dengan gairah yang menggebu-gebu, kuubah-ubah posisiku agar Ibu Lilis nggak merasa bosan. Aku ulangi lagi genjotanku sampai tubuh Ibu Lilis menggeliat seperti cacing kepanasan. Untuk kedua kalinya kulihat tubuh Ibu Lilis seperti orang kejang-kejang. Pantatku ditekannya, sementara bibirnya mendesah sambil menjilati kedua sisi bibirnya yang terbungkus lipstik merah terang.

    “Yang.. Kita keluar sama-sama yuk..?” kata Ibu Lilis.


    “Ya.. Sebentar lagi spermaku mau keluar. Ibu rasakan nggak kontolku semakin menegang.?” jawabku.
    “Oh.. Iya..” sahut ibu Lia sambil melihat kemaluanku dan kemaluan Ibu Lilis yang tengah beradu untuk mencapai titik kenikmatan.
    “Ochh.. Sshh.. Ochh” sengaja kudekatkan desahanku ke telinga ibu lilis. Saat itu juga telinga Ibu Lilis yang bersih, aku gigit nakal dan dengan lidahku aku jilati lubang telinganya sampai kepala Ibu Lilis geleng-geleng kegelian.
    “Auchh.. Ouchh.. Crot.. Crot.. Crot.. Ouchh..!”
    “Uachh.. Gila.. Ouchh..” akhirnya aku dan Ibu Lia sama-sama mengeluarkan sperma yang keluar dari kemaluan kami masing-masing.

    Setelah cukup lama permainan ngesek itu berlangsung, kemudian aku dan Ibu Lilis bergegas meninggalkan kamar hotel yang banyak memberiku pengalaman bercinta. Demikian juga petualanganku dengan Ibu lilis yang terus berlanjut sampai satu tahun, tanpa hambatan berarti.

    Tamat