• Cerita Dewasa Senangnya kisah seks hidupku

    Cerita Dewasa Senangnya kisah seks hidupku


    1674 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku mengenal yang namanya wanita sejak kecil, kakakku seorang wanita, kedua adikku wanita, ibuku wanita, hehehe.. dan pembantuku juga seorang wanita. Kuakui segala kenakalanku waktu aku kecil. Aku suka mengintip pembantuku waktu mandi, melihat mereka menyabuni “susu”-nya, dan terkadang melenguh saat jari-jarinya menggosok kemaluannya.

    Dan saat aku duduk di bangku kelas satu SMP, aku pertama kali mengerti yang namanya ejakulasi, ketika secara tak sengaja aku menggesek-gesekkan batang kemaluanku ke lantai sambil mengintip lipatan kemaluan pembantuku yang sedang tidur dari celah di bawah pintu, konyol.. tapi kuakui itu. Aku mencoba merangsang diriku setiap hari dengan memakai BH kakakku, melipat batang kemaluanku ke dalam pahaku, dan menggesek-gesekkannya ke guling sambil tiduran. Oh, aku belum tahu yang namanya persetubuhan, hanya saja perbuatan itu membuatku merasa enak, apalagi ketika ejakulasi.

    Aku mengenal yang namanya masturbasi dari teman-teman, dipegang, terus di tarik begini.. begitu.. dan memang enak sekali, jadi aku mulai menggunakan tanganku saat mengintip dan menikmati bulu-bulu kemaluan pembantuku saat mandi. Mungkin yang paling berkesan ialah ketika aku mengintip kakakku sendiri (hohoho) lewat celah jendela, setelah dia mandi dan masuk kamar. Agen Judi Bola Sbobet

    Ahh, kuintip dia melepas handuknya, mengagumi dirinya di depan cermin. Ohh.. baru kali ini kulihat tubuh dewasa kakakku (yang kebetulan memang cantik, banyak penggemarnya), selain kenangan masa kecil saat kami masih oke-oke saja mandi bersama. Tanpa terasa kupegangi kemaluanku yag menegang saat ia berbaring di tempat tidur, memegangi puting-puting susunya, dan mengangkat kepalanya saat ujung batere itu bergerak-gerak di lubang kemaluannya. “Hkk.. nngg..” kunikmati setiap gerakannya, sambil menggoyangkan batang kemaluanku dan menarik-nariknya. Ahh.. kutarik napas lega dan kuseka keringat dingin penuh dosa di pelipisku ketika aku ejakulasi, seiring dengan turunnya pantat kakakku yang sebelumnya mengejang-ngejang tak karuan.

    Semenjak saat itu, aku menjadi ketagihan untuk bermasturbasi, mungkin tiga-empat kali sehari. Dan pergaulanku dengan teman-temanku memberikan kesempatan bagiku untuk menikmati adegan porno dari video (beta), yang entah dari mana kasetnya. Sehingga imajinasiku menggila setiap melakukan masturbasi. Tanpa kusadari mungkin aku perlahan menjadi seorang maniak seks. Lagi pula itu julukan teman-teman yang mengenalku sekarang, hohoho.. penjahat kelamin?

    Akhirnya aku berhasil mengujinya ketika aku berkenalan dengan seorang cewek cantik bernama Enni, saat itu aku kelas tiga SMP. Perkenalanku dengan gadis cantik itu mendapat berbagai halangan, baik dari teman-teman (yang sirik), keluarga kami (karena perbedaan religi), dan tentu saja para sainganku (kebetulan Enni sendiri adalah seorang cewek idola). Hohoho.. masih kuingat saat sepatunya mendadak terlempar ke kepalaku saat sedang enak-enak duduk, sakit memang, tapi toh ada manfaatnya, hehehe. Jadi, aku berkenalan dengannya. Kami mengakrabkan diri dan aku sempat merasa sangat bangga ketika akhirnya ia menerimaku menjadi kekasihnya, saat itu bertepatan dengan pembagian STTB, hehehe. Dan yang paling menggembirakan, ternyata aku satu SMU dengannya, dan satu kelas pula, alamak! Betapa beruntungnya aku.

    Kami berdua masih sama-sama polos dalam hal bercinta, mungkin itu yang membuat segalanya menjadi mudah. Dalam tempo tiga bulan aku berhasil mencium bibirnya, eh.. enak dan lembut. Itu ciumanku yang pertama, hahaha.. bergetar.. bergetar. Bayangan akan kelembutan bibirnya membuatku terangsang setiap malam, semakin liar menggosokkan kemaluanku ke guling, membayangkan tubuhnya yang tanpa pakaian menggeliat seperti di film porno saat kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, ahh.. ahh.. ahh.. kurasakan aku hampir gila karena nafsuku. Lalu, dengan sembunyi-sembunyi kunaiki mobil papaku, dan kuajak dia berputar-putar keliling kota, hanya sebentar-sebentar, dan tentu saja aku berkompromi dulu dengan sopirku. Akhirnya aku mendapat “SIM-beli” setelah merengek-rengek setengah mampus di kaki papaku. Dan aku mulai mengatur rencana bagaimana aku bisa menikmati tubuh kekasihku, daripada hanya bibirnya, lagipula batang kemaluanku menuntut terus tiap waktu.

    Jadi pertama kuajak ia berputar-putar sekeliling kota, alasannya untuk merayakan SIM-ku. Dan kucoba mencium bibirnya di dalam mobil ketika kami berhenti di sebuah jalan raya, eh.. dia tidak menolak. Yah, sebuah petanda yang bagus.. oke. Beberapa hari kemudian, aku mulai agresif mengajaknya jalan-jalan, sampai akhirnya aku berani mengajaknya ke jalan tol di sebuah malam Minggu. Kami berhenti di peristirahatan tol Surabaya-Gempol. Kumatikan mesin, dan kucium bibirnya yang lembut. Ia sama sekali tidak meronta ketika aku meremas-remas buah dadanya yang lumayan besar di telapak tanganku, dan ketika kubuka bajunya, menelanjangi bagian atasnya, alangkah nikmat kurasakan menciumi puting susunya yang kecil yang kencang, nafasnya yang melenguh dan mengerang menambah kenikmatan yang kurasakan, “adikku” berdiri tegak siap tempur, tapi kutahan saja, karena aku takut ia akan menamparku jika aku melangkah terlalu jauh. Jadi kugesek-gesekkan saja kemaluanku ke pinggiran kursi sampai ejakulasi. Dan selama itu dia tidak menolak sama sekali, bahkan terkesan pasrah dan menikmati. Dia bahkan sempat memberi wanti-wanti, “Ray.. jangan cerita-cerita okay?” Oh.. tentu tidak dengan menggunakan namanya dan namaku yang asli, hohoho. Situs Judi Bola

    Nah, hari-hari berikutnya, karena ia tidak pernah menolak, jadi aku pun mulai berani melepaskan baju atasku, menikmati kehangatan dadanya di dadaku sambil menciumi bibir dan telinganya. Mmm.. enak sekali kurasakan saat itu. Kami mulai biasa melakukan embracement di rumahnya, rumahku, dalam mobil dan dimanapun tempat yang kami bisa. Sampai akhirnya kami kelas 2. Saat itu aku mulai mengenal yang namanya pil “koplo”, dan karena aku anak band, jadinya pil setan itu menjadi konsumsi wajibku sebelum manggung, ah kurindukan saat-saat “sakauw”. Efeknya, aku menjadi lebih liar, lagipula Enni sama sekali tidak tahu aku mengkonsumsi obat-obatan. Dia hanya bingung melihat prestasiku yang merosot 23 peringkat saat cawu 1, dan kubilang saja karena papa dan mama ribut melulu. Toh dia percaya.

    Suatu saat, ketika kami pulang sekolah (siang), kuajak dia mampir di Wendy’s. Kami makan, dan kemudian seperti biasa berputar-putar mencari tempat. Akhirnya aku memberhentikan mobilku di sebuah jalanan yang lumayan sepi di dekat Kenjeran. Ah, aku sih bersyukur saja karena kaca mobilku gelap, hehehe.. jadi, kubuka baju dan behanya, menikmati puting-puting “susu”-nya seperti biasa, sambil sesekali meremas dan menggigit. Nafasnya mendengus-dengus. Kuajak ia pindah ke bangku belakang. Enni menurut saja. Kuteruskan hisapanku di “susu”-nya, dan ketika kumasukkan tanganku ke dalam roknya, ia hanya diam dan mengeluh. Kutarik celana dalamnya ke bawah, sambil kuciumi bibirnya yang terbuka. Enni mengerang lirih saat kusentuh kemaluannya yang basah. Aku berusaha mendudukkan diriku di sebelahnya, mengangkat roknya dan membuka pahanya, untuk yang pertama kalinya aku melihat kemaluan seorang wanita di depan mataku, bentuknya indah sekali, berbeda dengan yang di film-film porno. Kulihat wajahnya memerah dan matanya memandangku bertanya-tanya. “Aku tahu bagaimana membuatmu enak..” bisikku lirih sok tahu. Kulihat Enni hanya diam saja, jadi kutahan pahanya ke sandaran jok belakang, dan kuletakkan telapak tanganku menutupi liang kemaluannya. Enni mengerang-erang saat kugosok-gosok bibir kemaluannya dengan telapak tanganku, “Ahh.. hahh.. ahh..” aku juga semakin bernafsu, persis seperti di film, pikirku saat itu. Hanya saja, untuk menjilat aku belum berani, jijik.

    Jadi kuteruskan saja menggosok-gosok kemaluannya, terkadang cepat, terkadang lambat, “Ahh.. ahh.. khh.. hh..” Enni mengerang-erang, tangannya menjambret kain bajuku yang terbuka, menarik-nariknya. “Aaahh..” kurasakan tanganku sangat basah, pahanya bergerak-gerak membuka dan menutup. Aku pun menghentikan tanganku sejenak, melihat dan menikmati wajahnya yang memerah dan nafasnya yang terengah-engah. Eh.. dia malah berkata, “Gantian. Aku ingin lihat punya kamu!” Oh God, hahahaha.. sure, dan kubuka celanaku berikut celana dalam yang menempel di pantatku. Enni memperhatikan dengan seksama “burung”-ku yang tegang dan bergerak-gerak di depannya. “Duduk..” kataku sedikit memerintah. Kugamit jemarinya dan kuletakkan di batang kemaluanku, Enni memegangnya tapi dia diam saja, “Salah.. Begini loh!” kutunjukkan cara melakukan masturbasi padanya, dan.. damm it! it feels soo good. Kurasakan telapak tangannya menggenggam batang kemaluanku dan menarik-nariknya, enak. Kumasukkan lagi tanganku ke dalam roknya, membuka pahanya dan menggosok bibir kemaluannya, “Ahh.. hh.. uhh.. ahh..” kami mengerang dan mengeluh bersamaan, kucium bibirnya dan merasakan lidahnya bergerak liar. “Ahh.. mm.. hh.. ahh.. enak sekali..” kugerak-gerakkan pantatku ke depan memberi respon pada gerakan tangannya dan akhirnya spermaku keluar mengenai sandaran kursi. Kami terdiam sejenak, melihat cairan kental putih yang menempel di kain sandaran kursi di depan kami. “Iyakh..” kudengar ia berkata dan kami sama-sama tertawa. Kukecup bibirnya, mengambil tissue untuk membersihkan tangannya dan kain pembungkus sandaran kursi itu tentunya. Lalu kami pulang.

    Hari-hari berikutnya kami semakin sering melakukan hal serupa di tempat-tempat yang sudah kusebutkan di atas, oh jalan tol merupakan tempat idola kami, hehehe. Aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku terhadap obat-obatan, aku mulai mengenal heroin, yang sangat nikmat apabila ditorehkan dalam luka-luka sayat di tanganku, dan juga valium, yang menimbulkan bekas bintik-bintik hitam di pangkal lenganku. Ah, akhirnya Enni curiga melihat keaktifanku yang semakin liar di group bandku, dan kondisi tubuhku yang mengurus, pelajaranku yang selalu kuakhiri dengan tidur. Dan itulah yang memacunya untuk meninggalkanku dan beralih ke lelaki lain yang sudah kuliah. Hal itu dilakukannya saat aku berangkat ke New York selama tiga bulan untuk studi banding (kebetulan aku lumayan jago dalam sastra Inggris).

    Waktu aku mengetahuinya aku sempat mengamuk habis, hampir saja aku ke kampus si cowok untuk menawurnya bersama teman-temanku, namun kubatalkan mengingat betapa konyolnya aku untuk marah hanya gara-gara seorang wanita. Jadi kuputuskan untuk pulang perang dengan membawa oleh-oleh berharga. Kutelepon ke rumahnya, memintanya sudi menemuiku untuk yang terakhir kalinya. Enni menemuiku malam itu, dan langsung kucium bibirnya sambil membisikkan kata-kata kerinduan dan betapa aku tak sanggup kehilangan dia, dan mungkin karena kenangan berseksual-ria denganku (atau mungkin karena aku cinta pertamanya) membuatnya pasrah saat kupegangi payudaranya dan meremas-remas kemaluannya dari lapisan celana ketatnya. Ah, kebetulan saat itu kedua orangtuanya sedang berangkat menghadiri pernikahan, sedangkan kakaknya saat itu sudah kembali ke Bandung untuk menyelesaikan kuliahnya, jadi aku merasa bebas-bebas saja. Jadi kurangsang dia dengan segenap kemampuanku, kubelai buah dadanya dengan lembut, menciumi wajahnya, lehernya tengkuknya, memasukkan jariku ke dalam celananya, memainkan liang kemaluannya di jariku, membuat nafasnya memburu dan terengah-engah, “Ahh.. ahh.. uh.. ngg..” aku merasakan nafsuku mulai naik ke ubun-ubun ketika tangannya menyelip di lipatan celanaku dan bergerak-gerak di batang kemaluanku yang menegang hebat.

    Aku cukup kaget ketika tiba-tiba ia melepaskanku, menangis, aku bingung. Lalu ia bangkit berdiri, menuju ke ruang tengah rumahnya dan telunjuknya memanggilku mengikutinya. Oh God, hohohoho. Kami bergulingan di tempat tidurnya yang lebar, kuciumi seluruh wajahnya, lehernya, kupingnya, dagunya, dan kuhisap puting “susu”-nya penuh nafsu, kuangkat pakaiannya melewati kepalanya, “Ahh.. uhh.. argg..” kurasakan kenikmatan batang kemaluanku menekan-nekan liang kemaluannya dari balik baju kami. Kubuang BH-nya entah kemana. Kubuka bajuku, menempelkannya di payudaranya, merasakan kenikmatan dan kehangatannya. Kuciumi bibirnya dengan lebih bernafsu. Kuraih celana ketatnya yang pendek dan kutarik, kulepas berikut celana dalamnya, kupegangi dan kuraba kemaluannya yang basah. Pahanya bergerak-gerak menggesek-gesek batang kemaluanku yang masih terbungkus, dan kubuka celanaku cepat-cepat. Kurasakan paha telanjangnya menekan batang kemaluanku. Tangannya meraih batang kemaluanku dan memainkannya dengan gerakan yang membuatku terengah-engah menahan nikmat, “ahh.. ahh.. ahh..hh..” akhirnya kuangkat tubuh telanjangku ke atasnya, dan menempelkan batang kemaluanku di liang kemaluannya. “Ahh.. gila.. kenikmatan ini.. ahh..” kudengar ia menyebut-nyebut namaku dengan lirih ketika pinggulku bergerak-gerak dan menggesek bibir-bibir kemaluannya ke atas dan ke bawah, ahh.

    Kucium bibirnya dengan lebih bernafsu, kujatuhkan seluruh tubuhku menindihnya, merasakan tekanan buah dadanya yang berkeringat di kulitku, kugoyang-goyang pinggulku ke atas dan ke bawah, “Ahh.. ahh..” ke samping ke depan, “Aahh.. ah.. ah..” merasakan setiap kenikmatan gesekanku dan pelukan pahanya di pantatku setiap aku bergerak ke samping, “Ahk.. ahk..” Akhirnya kubenamkan bibirku di bibirnya dan menekan pantatku sekuat tenaga ketika nafsuku tak terkontrol lagi dan menyemburkan spermaku melewati dan membasahi permukaan perutnya, Ahh.. hah..” nafasku terengah-engah penuh kenikmatan, pelukannya mengencang di punggung dan pinggangku. Pantatnya menekan batang kemaluanku kuat-kuat. “Aahh.. nikmatnya..” baru kali ini kurasakan nikmatnya melakukan petting.

    Aku bangkit berdiri, memakai pakaianku yang berserakan di lantai, dan membantunya berpakaian, lalu melangkah kembali ke ruang tamu. “Ray.. jangan teruskan memakai obat-obatan..” Aku mengangguk. Dan itulah kata terakhir yang kudengar dari bibirnya sesaat sebelum kurelakan dia pergi dari sisiku. Dengan perjuangan yang keras selama beberapa minggu, aku berhasil menghentikan kecanduanku pada obat-obatan di sebuah pusat rehabilitasi di Lawang. Memang, setelah ia sudah menjadi pacar orang lain, yang notabene direstui orangtuanya. Namun tak jarang kami melakukan pertemuan rahasia dan melakukan petting. Namanya juga cinta pertama.

    Sampai akhirnya ia mambantuku menembus UMPTN, dan jarak kami terpisah sangat jauh sekarang. Ahh Enni, selalu mulutku mendesah mengingat kenangan cinta pertamaku. Terakhir aku berjumpa dengannya Januari 2000, kami melakukan petting lagi di sebuah wisma di kota dimana ia kuliah. Sampai sekarang, aku belum menemuinya lagi. Mungkin kalau ketemu.. hohohoho.. ah, kekasihku, cintaku. Tapi pengalaman-pengalaman seru dengannya membuatku ketagihan setengah mati, dan bayangkan saja jika aku harus menunggu setahun sekali untuk petting, woah.. what a waste of time.. huh? Jadi aku mulai meningkatkan kelasku menjadi perayu wanita.

    Hampir dua kali seminggu aku melakukan petting, bukan bersetubuh tentunya, karena aku masih cari selamat dan aku paling benci yang namanya perek atau pelacur, hanya bawa penyakit. Oh.. aku kehilangan keperjakaanku saat aku melakukan hubungan dengan seorang gadis pecandu sabu-sabu yang kujumpai sedang menangis di pinggir jalan karena ditinggal teman-temannya ke diskotik. Wah.. lagi-lagi aku beruntung, ketika ia mengajakku bercinta, aku mengiyakannya karena sekedar kepingin tahu dan ternyata si gadis itu masih PERAWAN! Oh God, mercy on me, saat kulihat noda darah berceceran di kasurku, hohohoho.. dalam keadaan “fly” mungkin ia tak sadar mengajakku, orang yang baru ia kenal untuk bercinta hahaha.. dan kuantar dia pulang ke sekitar wilayah makam Banteng, masih dalam keadaan bingung. Jahat memang, tapi masih sempat kuhadiahkan sebuah kecupan di keningnya. Sejak itu aku memutuskan untuk tidak berhubungan seksual dulu, karena rasanya toh begitu-begitu saja, benar seperti kata orang, yang enak itu pemanasannya, hahaha, lagipula aku sudah pernah mencicipi perawan, hehehe.. dan enak gila, jadi aku berambisi mendapat perawan sebanyak mungkin tanpa harus bertanggungjawab. Bajingan? okeh, terserah.

    Mungkin kalian akan banyak belajar dariku bagaimana cara mendapatkan perawan tanpa harus terbebani tanggungjawab. Hohohohoho.. sekedar informasi, aku selalu menggunakan cara yang aneh-aneh dan total sekarang sudah 13 gadis kuperawani tanpa sepengetahuan mereka. Caranya.. hohoho.. nanti kukasih tahu. Kebetulan aku punya cerita menarik tentang cewek yang bernama Kirani, yang baru-baru saja mendaftarkan diri menjadi korbanku. Mungkin beberapa hari lagi kupostkan.

  • Foto Ngentot Dengan Kakak Kandungku Sendiri

    Foto Ngentot Dengan Kakak Kandungku Sendiri


    1674 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Majalah Dewasa Edisi Han Soohee

    Majalah Dewasa Edisi Han Soohee


    1674 views

    Duniabola99.org– Han Soohee

     

  • Jadi Pelampiasan Ayah Tiriku

    Jadi Pelampiasan Ayah Tiriku


    1674 views

    Duniabola99.org – Suamiku adalah seorang perwira yang mempunyai kedudukan penting di sebuah propinsi Usianya sudah mencapai 55 tahun dan aku sendiri baru mencapai 27 tahun Fasilitas yang diberikan dan ketakutanku lah yang membuatku sangat tak berdaya untuk menentang keberadaanku Aku dibelikan sebuah villa yang sangat mewah yang terletak tidak begitu jauh dari kota tempat suamiku bertugas

    Semua fasilitas yang diberikan kepadaku sangatlah mewah bagiku, aku mendapatkan sebuah mobil pribadi, telepon genggam dan perangkat entertainment di rumah Namun ini semua ternyata masih kurang, aku ingin punya momongan, aku ingin dicintai dan disayangi Kenyataannya aku hanya tempat persinggahan saja

    Belakangan kudengar bahwa suamiku juga punya WIL lain selain aku, malahan kadang ia juga jajan kalau sedang keluar kota, kabar ini kudapatkan dari isteri ajudannya sambil wantiwanti agar aku tutup mulut Aku sendiri memang sudah kenal dekat dengan keluarga ajudan suamiku, namun demikian sampai saat ini rahasia ini masih tersimpan cukup rapi Bagaimanapun juga aku kesal dan sedih dengan kondisi seperti ini, sehingga timbul niatku untuk berperilaku serupa

    Pada suatu hari suamiku bertindak ceroboh dengan menitipkan anak bungsunya kepadaku, beliau memperkenalkanku sebagai ipar ajudannya Anak itu memanggilku Mbak maklum dia masih SMA dan usinya pun masih 17 tahun Wajahnya, perilakunya persis bapaknya, nilai kesopanannya agak kurang bila dibanding dengan anakanak di kampungku Maklumlah ia adalah anak pejabat tinggi

    Jam 21 00 bapaknya telepon, meminta Alex (sebut saja nama anak itu begitu) untuk tidur di rumah karena bapak ada urusan Aku jadi curiga pasti dia ada kencan dengan orang lain Alex pun belum tidur, ia lagi asyik nonton televisi di ruang keluarga Akhirnya timbul niat burukku untuk memperdaya Alex, namun bagaimana caranya? aku dihadapkan pada jalan buntu

    Akhirnya spontan kumasukkan VCDVCD porno ke dalam player untuk saya hidangkan kepada Alex Aku hidupkan oven selama 3 menit yang kebetulan isinya adalah daging yang sudah masak sejak siang tadi Langsung saja kurayu dia untuk menyantapnya sehingga kami pun menyantap daging panggang dan sambal kecap bersamasama

    Sambil basabasi kutanyakan sekolahnya, tampaknya kemampuannya di sekolah biasabiasa saja, terbukti dengan kekurang antusiasannnya bicara tentang sekolah Ia lebih suka bicara tentang video game dan balap motor

    Kupegang tengkuknya dan kupijit sambil kukatakan, Kamu pasti capek, sini Mbak pijitin Dia pun diam saja, maklum dia adalah anak yang manja Kuraih remote control dan kutekan play untuk CD yang pertama, filmfilmnya adalah jenis vivid dengan tema seks yang cukup halus Tampaknya Alex sangat menyukainya, ah pucuk di cinta ulam pun tiba Sambil kupijit sekujur tubuhnya, kuamati roman mukanya

    Kukatakan tidak usah malu, karena itu hanya film saja (tidak sungguhan) Muka Alex tegang, setiap ada adegan orang berpelukan (cuma berpelukan) aku suruh dia telentang untuk pijatan bagian depan Sambil telentang Alex tetap memperhatikan film yang tampaknya mulai disukainya itu

    Kini acara di film mulai ke adegan yang cukup panas, seorang wanita melepas pakaiannya sehingga tinggal pakai celana dan BH dalam saja Alex semakin tegang dan agak kupercepat tanganku mengarah ke pangkal pahanya Purapura kupijit pahanya dengan menyentuh kemaluannya, dia terkejut ketika kemaluannya yang tegang kesentuh tanganku

    Pucat pasi mukanya, namun kunetralisir dengan mengatakan Tenang Alex, semua orang sama, adalah hal yang sangat wajar bila seseorang terangsang Karena semua orang bernafsu Malu Mbak, jawab Alex Kalau orang banyak malu, tapi Alex kan sendirian cuma sama Mbak

    Mbak nggak malu kok Dengan berkata demikian kubuka bajuku sehingga aku hanya pakai BH saja Akupun heran juga kagum, anak seumur dia juga bisa tegang dan tampak tidak berdaya, jauh dari sikap seharihari yang agak arogan Namun aku mulai menyukainya tanpa memikir yang jauh ke depan mengingat bapaknya sendiri juga berbuat serupa terhadap saya Film terus berputar, tubuh Alex terasa hangat malah aku khawatir kalau dia sakit, dia tampak pucat entah takut apa bagaimana, aku tidak tahu

    Alex hanya melirik buah dadaku tanpa berani menatap langsung, dia tetap memperhatikan film dengan seksama Saat kupegang lagi kemaluannya dia hanya diam saja, tak kusiasiakan kesempatan ini kuremas kemaluan yang berukuran agak kecil itu Akupun sudah tidak memperhatikan film lagi, kubuka celana Alex dan kuperhatikan kemaluannya

    Tampak bersih dan mulai ditumbuhi bulubulu halus, aku semakin bernafsu melihatnya Langsung kuterkam dengan mulutku dan kumulai menjilatnya, Alex hanya terdiam sambil kadang pinggulnya bergerak menikmatinya

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Kuhisap kemaluannya dan dia pun teriak Uh Mbak kubiarkan anak kecil itu menggelinjang, kubimbing tangannya ke payudaraku Ah, dia malah meremas kuat sekali Kumaklumi dia sangat lugu dalam hal ini, aku tidak menyesal malah menyukainya

    Aku hisap terus, dia pun semakin bergerak tidak karuan sambil teriakteriak ah, uh, ah, uh Kemudian dia teriak keras sambil tubuhnya gemetar disusul oleh cairan hangat dari kemaluannya Aku telan cairan asin dan pekat ini tanpa rasa jijik sedikit pun, dan dia pun diam lemas terkulai

    Kupeluk dia, dan kubisikkan katakata, Enakkan, sambil aku tersenyum, dia balas pelukanku dan hanya bicara Mbak Aku bimbing dia ke kamar mandi dan kumandikan dengan air hangat, burung kecilku masih tidur dan aku yakin nanti akan bangun lagi

    Kemudian kami pun tidur bersama di depan televisi di atas karpet, dia tampak kelelahan dan tidur pulas Aku pun puas meski tidak sampai coitus Menjelang subuh aku bangun, dan kulihat dengan seksama tubuh Alex yang sedang tidur telanjang

    Nafsuku bangkit lagi dan kucoba membangunkan burung kecil itu, ternyata berhasil dan kuulangi lagi perbuatan tadi malam dengan pertambahan Alex meningkatkan variasi permainan Tampaknya Alex mulai mengikuti naruninya sebagai makhluk bernafsu, ia mungkin meniru adegan film tadi malam

    BHku dibuka dan dijilati, aku pun merasakan kenikmatan dari anak bau kencur, kubayangkan anak dan bapaknya mengerjaiku seperti sekarang, ah tak mungkin Aku tuntun tangan Alex ke kemaluanku yang sejak tadi malam belum tersentuh sama sekali Kubimbing tangannya menggesekgesek kemaluannya dan ia pun memahami keinginanku Gerakangerakan Alex dan servicenya kepadaku masih sangat kaku, mungkin perlu beberapa kali aku melatihnya

    Tibatiba ia menarik paksa celana dalamku dan BHku pun dilucuti Kubiarkan dia berkreasi sendiri, tampak wajahnya masih tegang tapi tidak setegang tadi malam dan ia pun mulai tidak sopan kepadaku, ah biarlah Aku didorong hingga telentang, dan ia pun langsung menindihku Dicobanya memasukkan burung kecil itu ke dalam kemaluanku, namun berkalikali ia tidak berhasil Ia pun semakin penasaran, ah suami kecilku ini mesti banyak belajar dariku

    Kubimbing kemaluannya memasuki kemaluanku dan ia pun menggesekgesekkannya Terasa nafsuku merasuk ke sekujur tubuhku, kini penantianku tadi malam hampir tercapai dan ah nikmat sekali, suami kecilku bisa memuaskanku kali ini

    Dengan cepat aku bangun dan kuhampiri burung kecil yang masih menantang itu, kuhisap dalamdalam, dia pun mengerang kenikmatan dan terus menerus kuhisap hingga badannya bergetar dan lagilagi air liur burung kecil yang hangat itu menjadi bagian dari dagingku Hari sudah terang, dan segera kami mandi air hangat bersamasama

    Aku merasa puas dan Alex hanya diam saja, entah apa yang dipikirkan Menyesalkah? aku tidak tanya Kenyataannya kisah ini masih berlangsung, sekarang Alex sudah kuliah dan masih tetap dalam bimbinganku

    Pagi harinya bapaknya Alex (yang juga suamiku) datang dan dengan tanpa menaruh curiga sedikitpun.

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Kisah Memek Ngentot Hukuman Skandal Mesum dari Pak RT

    Kisah Memek Ngentot Hukuman Skandal Mesum dari Pak RT


    1674 views

    Cerita Sexs – Namaku adalah ronny usia 35tahun.aku adalah ketua rt di kampungku. Suatu hari rtku di kejutkan dengan muda mudi yang lagi pacaran dirumah sang cewek . aku dan pemuda kampong melihat mereka sedang berpacaran . padahal waktu sudah melewati jam kunjung. Akupun mendekati mereka kulihat mereka sudah mau ngesek karena wanitanya sudah membuka roknya sedang si pria ternyata celananya sudah mlorot ke paha.
    Wah yooo lagi ngapain ini”

     



    Merekapun ketakutan dan mau kabur kamipun mengintrogasi mereka .ternyata mereka adlah rt sebelah . akupun menyuruh si pria untuk memberikan denda yangdibayarkan ke pemuda2 .ketika aku melihat wajah si wanita wah ternyata aku kenal nih.akupun menyuruh mereka bubar .kemudianaku yang mengantar ke orangtuanya.
    Aku justru menakut-nakuti gadis tetangga sendiri tersebut., jika kasus ini sampai terekspos keluar, masuk koran Jawa Pos atau Surya, bisa berabe. Karenanya jika mau aman, harus ada saling pengertian. “Kamu aman, aku juga tidak sia-sia menolong kamu.” Kata kumulai menjurus.
    Aku alngsung berkata mau berhubungan badan dengan kamu.Tentu saja renny terkaget-kaget. Kalau sampai masuk koran, bisa sekolahnya di SMA jadi kaco, karena salah-salah akan dikeluarkan.akhirnya diapun mengikuti apa mauku
    Besok pagi kamu tunggu aku dia jalan depan,
    Iya pak
    Besok paginya akupun segera pergi dengan mobilku,ketika ku sampai disana kulihat dia sedang menungguku disana. Akupun langsung mengajak ke rumahku.karena istriku pasti sudah kerja.akupun langsung memasukkan mobilku ke garasi dan mengajak dia ke dalam rumah.akupun menyuruh dia menonton film bf aku kemudian pergi mengambil minuman Aku memeluk gadis itu dari belakang.
    “Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
    “Jangan pak”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya.
    Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
    “Mau nggak gituan sama aku? Kamu kan sudahpernah kan? Enak kan..”
    “Tapi.. tapi.. ah jangan pak.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
    “Tenang.. tenang….”
    Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
    “Ohh.. ahh.. jangan pak”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
    Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
    “Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
    “Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
    “Iii.. iyapak. Tapi..”
    “Kamu pengin lebih enak lagi?”
    Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
    “Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
    Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.

     


    “Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan.
    Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
    Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot renny.
    “Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
    “Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?enakkan mana sama pacarmu”
    “Ouuu enak sekali sama bapak…”

    Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
    Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.

     


    “Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
    “Tapi takut Om..”
    “Nggak usah takut. Takut apa sih?”
    “Hamil”
    Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong”
    Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.

  • Cerita Dewasa Titipan Berhadiah Khusus

    Cerita Dewasa Titipan Berhadiah Khusus


    1673 views

    Cerita Seks Terbaru – Namaku Karina, usiaku 17 tahun dan aku adalah anak kedua dari pasangan Menado-Sunda. Kulitku putih, tinggi sekitar 168 cm dan berat 50 kg. Rambutku panjang sebahu dan ukuran dada 36B. Dalam keluargaku, semua wanitanya rata-rata berbadan seperti aku, sehingga tidak seperti gadis-gadis lain yang mendambakan tubuh yang indah sampai rela berdiet ketat. Di keluarga kami justru makan apapun tetap segini-segini saja.

    Suatu sore dalam perjalanan pulang sehabis latihan cheers di sekolah, aku disuruh ayah mengantarkan surat-surat penting ke rumah temannya yang biasa dipanggil Om Robert. Kebetulan rumahnya memang melewati rumah kami karena letaknya di kompleks yang sama di perumahan elit selatan Jakarta.

    Om Robert ini walau usianya sudah di akhir kepala 4, namun wajah dan gayanya masih seperti anak muda. Dari dulu diam-diam aku sedikit naksir padanya. Habis selain ganteng dan rambutnya sedikit beruban, badannya juga tinggi tegap dan hobinya berenang serta tenis. Ayah kenal dengannya sejak semasa kuliah dulu, oleh sebab itu kami lumayan dekat dengan keluarganya.

    Kedua anaknya sedang kuliah di Amerika, sedang istrinya aktif di kegiatan sosial dan sering pergi ke pesta-pesta. Ibu sering diajak oleh si Tante Mela, istri Om Robert ini, namun ibu selalu menolak karena dia lebih senang di rumah.

    Dengan diantar supir, aku sampai juga di rumahnya Om Robert yang dari luar terlihat sederhana namun di dalam ada kolam renang dan kebun yang luas. Sejak kecil aku sudah sering ke sini, namun baru kali ini aku datang sendiri tanpa ayah atau ibuku. Masih dengan seragam cheers-ku yang terdiri dari rok lipit warna biru yang panjangnya belasan centi diatas paha, dan kaos ketat tanpa lengan warna putih, aku memencet bel pintu rumahnya sambil membawa amplop besar titipan ayahku.

    Ayah memang sedang ada bisnis dengan Om Robert yang pengusaha kayu, maka akhir-akhir ini mereka giat saling mengontak satu sama lain. Karena ayah ada rapat yang tidak dapat ditunda, maka suratnya tidak dapat dia berikan sendiri.

    Seorang pembantu wanita yang sudah lumayan tua keluar dari dalam dan membukakan pintu untukku. Sementara itu kusuruh supirku menungguku di luar.
    Ketika memasuki ruang tamu, si pembantu berkata, “Tuan sedang berenang, Non. Tunggu saja di sini biar saya beritahu Tuan kalau Non sudah datang.”
    “Makasih, Bi.” jawabku sambil duduk di sofa yang empuk.

    Sudah 10 menit lebih menunggu, si bibi tidak muncul-muncul juga, begitu pula dengan Om Robert. Karena bosan, aku jalan-jalan dan sampai di pintu yang ternyata menghubungkan rumah itu dengan halaman belakang dan kolam renangnya yang lumayan besar. Kubuka pintunya dan di tepi kolam kulihat Om Robert yang sedang berdiri dan mengeringkan tubuh dengan handuk.

    “Ooh..” pekikku dalam hati demi melihat tubuh atletisnya terutama bulu-bulu dadanya yang lebat, dan tonjolan di antara kedua pahanya.
    Wajahku agak memerah karena mendadak aku jadi horny, dan payudaraku terasa gatal. Om Robert menoleh dan melihatku berdiri terpaku dengan tatapan tolol, dia pun tertawa dan memanggilku untuk menghampirinya.

    “Halo Karin, apa kabar kamu..?” sapa Om Robert hangat sambil memberikan sun di pipiku.
    Aku pun balas sun dia walau kagok, “Oh, baik Om. Om sendiri apa kabar..?”
    “Om baik-baik aja. Kamu baru pulang dari sekolah yah..?” tanya Om Robert sambil memandangku dari atas sampai ke bawah.
    Tatapannya berhenti sebentar di dadaku yang membusung terbungkus kaos ketat, sedangkan aku sendiri hanya dapat tersenyum melihat tonjolan di celana renang Om Robert yang ketat itu mengeras.

    “Iya Om, baru latihan cheers. Tante Mella mana Om..?” ujarku basa-basi.
    “Tante Mella lagi ke Bali sama teman-temannya. Om ditinggal sendirian nih.” balas Om Robert sambil memasang kimono di tubuhnya.
    “Ooh..” jawabku dengan nada sedikit kecewa karena tidak dapat melihat tubuh atletis Om Robert dengan leluasa lagi.
    “Ke dapur yuk..!”

    “Kamu mau minum apa Rin..?” tanya Om Robert ketika kami sampai di dapur.
    “Air putih aja Om, biar awet muda.” jawabku asal.
    Sambil menunggu Om Robert menuangkan air dingin ke gelas, aku pindah duduk ke atas meja di tengah-tengah dapurnya yang luas karena tidak ada bangku di dapurnya.
    “Duduk di sini boleh yah Om..?” tanyaku sambil menyilangkan kaki kananku dan membiarkan paha putihku makin tinggi terlihat.
    “Boleh kok Rin.” kata Om Robert sambil mendekatiku dengan membawa gelas berisi air dingin.

    Namun entah karena pandangannya terpaku pada cara dudukku yang menggoda itu atau memang beneran tidak sengaja, kakinya tersandung ujung keset yang berada di lantai dan Om Robert pun limbung ke depan hingga menumpahkan isi gelas tadi ke baju dan rokku.
    “Aaah..!” pekikku kaget, sedang kedua tangan Om Robert langsung menggapai pahaku untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
    “Aduh.., begimana sih..? Om nggak sengaja Rin. Maaf yah, baju kamu jadi basah semua tuh. Dingin nggak airnya tadi..?” tanya Om Robert sambil buru-buru mengambil lap dan menyeka rok dan kaosku.

    Aku yang masih terkejut hanya diam mengamati tangan Om Robert yang berada di atas dadaku dan matanya yang nampak berkonsentrasi menyeka kaosku. Putingku tercetak semakin jelas di balik kaosku yang basah dan hembusan napasku yang memburu menerpa wajah Om Robert.
    “Om.. udah Om..!” kataku lirih.
    Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku dan bukannya menjauh malah meletakkan kain lap tadi di sampingku dan mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku dan tersenyum sambil mengelus rambutku.

    “Kamu cantik, Karin..” ujarnya lembut.
    Aku jadi tertunduk malu tapi tangannya mengangkat daguku dan malahan menciumku tepat di bibir. Aku refleks memejamkan mata dan Om Robert kembali menciumku tapi sekarang lidahnya mencoba mendesak masuk ke dalam mulutku. Aku ingin menolak rasanya, tapi dorongan dari dalam tidak dapat berbohong. Aku balas melumat bibirnya dan tanganku meraih pundak Om Robert, sedang tangannya sendiri meraba-raba pahaku dari dalam rokku yang makin terangkat hingga terlihat jelas celana dalam dan selangkanganku.

    Ciumannya makin buas, dan kini Om Robert turun ke leher dan menciumku di sana. Sambil berciuman, tanganku meraih pengikat kimono Om Robert dan membukanya. Tanganku menelusuri dadanya yang bidang dan bulu-bulunya yang lebat, kemudian mengecupnya lembut. Sementara itu tangan Om Robert juga tidak mau kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, kemudian ke atas lagi dan meremas payudaraku yang sudah gatal sedari tadi.

    Aku melenguh agak keras dan Om Robert pun makin giat meremas-remas dadaku yang montok itu. Perlahan dia melepaskan ciumannya dan aku membiarkan dia melepas kaosku dari atas. Kini aku duduk hanya mengenakan bra hitam dan rok cheersku itu. Om Robert memandangku tidak berkedip. Kemudian dia bergerak cepat melumat kembali bibirku dan sambil french kissing, tangannya melepas kaitan bra-ku dari belakang dengan tangannya yang cekatan.

    Kini dadaku benar-benar telanjang bulat. Aku masih merasa aneh karena baru kali ini aku telanjang dada di depan pria yang bukan pacarku. Om Robert mulai meremas kedua payudaraku bergantian dan aku memilih untuk memejamkan mata dan menikmati saja. Tiba-tiba aku merasa putingku yang sudah tegang akibat nafsu itu menjadi basah, dan ternyata Om Robert sedang asyik menjilatnya dengan lidahnya yang panjang dan tebal. Uh.., jago sekali dia melumat, mencium, menarik-narik dan menghisap-hisap puting kiri dan kananku.

    Tanpa kusadari, aku pun mengeluarkan erangan yang lumayan keras, dan itu malah semakin membuat Om Robert bernafsu.
    “Oom.. aah.. aah..!”
    “Rin, kamu kok seksi banget sih..? Om suka banget sama badan kamu, bagus banget. Apalagi ini..” godanya sambil memelintir putingku yang makin mencuat dan tegang.
    “Ahh.., Om.. gelii..!” balasku manja.

    “Sshh.. jangan panggil ‘Om’, sekarang panggil ‘Robert’ aja ya, Rin. Kamu kan udah gede..” ujarnya.
    “Iya deh, Om.” jawabku nakal dan Om Robert pun sengaja memelintir kedua putingku lebih keras lagi.
    “Eeeh..! Om.. eh Robert.. geli aah..!” kataku sambil sedikit cemberut namun dia tidak menjawab malahan mencium bibirku mesra.

    Entah kapan tepatnya, Om Robert berhasil meloloskan rok dan celana dalam hitamku, yang pasti tahu-tahu aku sudah telanjang bulat di atas meja dapur itu dan Om Robert sendiri sudah melepas celana renangnya, hanya tinggal memakai kimononya saja. Kini Om Robert membungkuk dan jilatannya pindah ke selangkanganku yang sengaja kubuka selebar-lebarnya agar dia dapat melihat isi vaginaku yang merekah dan berwarna merah muda.

    Kemudian lidah yang hangat dan basah itu pun pindah ke atas dan mulai mengerjai klitorisku dari atas ke bawah dan begitu terus berulang-ulang hingga aku mengerang tidak tertahan.
    “Aeeh.. uuh.. Rob.. aawh.. ehh..!”
    Aku hanya dapat mengelus dan menjambak rambut Om Robert dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku berusaha berpegang pada atas meja untuk menopang tubuhku agar tidak jatuh ke depan atau ke belakang.

    Badanku terasa mengejang serta cairan vaginaku terasa mulai meleleh keluar dan Om Robert pun menjilatinya dengan cepat sampai vaginaku terasa kering kembali. Badanku kemudian direbahkan di atas meja dan dibiarkannya kakiku menjuntai ke bawah, sedang Om Robert melebarkan kedua kakinya dan siap-siap memasukkan penisnya yang besar dan sudah tegang dari tadi ke dalam vaginaku yang juga sudah tidak sabar ingin dimasuki olehnya.

    Perlahan Om Robert mendorong penisnya ke dalam vaginaku yang sempit dan penisnya mulai menggosok-gosok dinding vaginaku. Rasanya benar-benar nikmat, geli, dan entah apa lagi, pokoknya aku hanya memejamkan mata dan menikmati semuanya.
    “Aawww.. gede banget sih Rob..!” ujarku karena dari tadi Om Robert belum berhasil juga memasukkan seluruh penisnya ke dalam vaginaku itu.
    “Iyah.., tahan sebentar yah Sayang, vagina kamu juga sempitnya.. ampun deh..!”
    Aku tersenyum sambil menahan gejolak nafsu yang sudah menggebu.

    Akhirnya setelah lima kali lebih mencoba masuk, penis Om Robert berhasil masuk seluruhnya ke dalam vaginaku dan pinggulnya pun mulai bergerak maju mundur. Makin lama gerakannya makin cepat dan terdengar Om Robert mengerang keenakan.
    “Ah Rin.. enak Rin.. aduuh..!”
    “Iii.. iyaa.. Om.. enakk.. ngentott.. Om.. teruss.. eehh..!” balasku sambil merem melek keenakan.

    Om Robert tersenyum mendengarku yang mulai meracau ngomongnya. Memang kalau sudah begini biasanya keluar kata-kata kasar dari mulutku dan ternyata itu membuat Om Robert semakin nafsu saja.
    “Awwh.. awwh.. aah..!” orgasmeku mulai lagi.
    Tidak lama kemudian badanku diperosotkan ke bawah dari atas meja dan diputar menghadap ke depan meja, membelakangi Om Robert yang masih berdiri tanpa mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Diputar begitu rasanya cairanku menetes ke sela-sela paha kami dan gesekannya benar-benar nikmat.

    Kini posisiku membelakangi Om Robert dan dia pun mulai menggenjot lagi dengan gaya doggie style. Badanku membungkuk ke depan, kedua payudara montokku menggantung bebas dan ikut berayun-ayun setiap kali pinggul Om Robert maju mundur. Aku pun ikut memutar-mutar pinggul dan pantatku. Om Robert mempercepat gerakannya sambil sesekali meremas gemas pantatku yang semok dan putih itu, kemudian berpindah ke depan dan mencari putingku yang sudah sangat tegang dari tadi.

    “Awwh.. lebih keras Om.. pentilnya.. puterr..!” rintihku dan Om Robert serta merta meremas putingku lebih keras lagi dan tangan satunya bergerak mencari klitorisku.
    Kedua tanganku berpegang pada ujung meja dan kepalaku menoleh ke belakang melihat Om Robert yang sedang merem melek keenakan. Gila rasanya tubuhku banjir keringat dan nikmatnya tangan Om Robert di mana-mana yang menggerayangi tubuhku.

    Putingku diputar-putar makin keras sambil sesekali payudaraku diremas kuat. Klitorisku digosok-gosok makin gila, dan hentakan penisnya keluar masuk vaginaku makin cepat. Akhirnya orgasmeku mulai lagi. Bagai terkena badai, tubuhku mengejang kuat dan lututku lemas sekali. Begitu juga dengan Om Robert, akhirnya dia ejakulasi juga dan memuncratkan spermanya di dalam vaginaku yang hangat.

    “Aaah.. Riin..!” erangnya.
    Om Robert melepaskan penisnya dari dalam vaginaku dan aku berlutut lemas sambil bersandar di samping meja dapur dan mengatur napasku. Om Robert duduk di sebelahku dan kami sama-sama masih terengah-engah setelah pertempuran yang seru tadi.

    “Sini Om..! Karin bersihin sisanya tadi..!” ujarku sambil membungkuk dan menjilati sisa-sisa cairan cinta tadi di sekitar selangkangan Om Robert.
    Om Robert hanya terdiam sambil mengelus rambutku yang sudah acak-acakan. Setelah bersih, gantian Om Robert yang menjilati selangkanganku, kemudian dia mengumpulkan pakaian seragamku yang berceceran di lantai dapur dan mengantarku ke kamar mandi.

    Setelah mencuci vaginaku dan memakai seragamku kembali, aku keluar menemui Om Robert yang ternyata sudah memakai kaos dan celana kulot, dan kami sama-sama tersenyum.
    “Rin, Om minta maaf yah malah begini jadinya, kamu nggak menyesal kan..?” ujar Om Robert sambil menarik diriku duduk di pangkuannya.
    “Enggak Om, dari dulu Karin emang senang sama Om, menurut Karin Om itu temen ayah yang paling ganteng dan baik.” pujiku.
    “Makasih ya Sayang, ingat kalau ada apa-apa jangan segan telpon Om yah..?” balasnya.
    “Iya Om, makasih juga yah permainannya yang tadi, Om jago deh.”
    “Iya Rin, kamu juga. Om aja nggak nyangka kamu bisa muasin Om kayak tadi.”
    “He.. he.. he..” aku tersipu malu.

    “Oh iya Om, ini titipannya ayah hampir lupa.” ujarku sambil buru-buru menyerahkan titipan ayah pada Om Robert.
    “Iya, makasih ya Karin sayang..” jawab Om Robert sambil tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku.
    “Aah.. Om, Karin musti pulang nih, udah sore.” elakku sambil melepaskan diri dari Om Robert.
    Om Robert pun berdiri dan mencium pipiku lembut, kemudian mengantarku ke mobil dan aku pun pulang.

    Di dalam mobil, supirku yang mungkin heran melihatku tersenyum-senyum sendirian mengingat kejadian tadi pun bertanya.
    “Non, kok lama amat sih nganter amplop doang..? Ditahan dulu yah Non..?”
    Sambil menahan tawa aku pun berkata, “Iya Pak, dikasih ‘wejangan’ pula..”
    Supirku hanya dapat memandangku dari kaca spion dengan pandangan tidak mengerti dan aku hanya membalasnya dengan senyuman rahasia. He..he..he..

  • Foto Ngentot Jepang Naho Kojima Threesome Hot

    Foto Ngentot Jepang Naho Kojima Threesome Hot


    1673 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Video Bokep Gaya Pacaran Remaja Jepang Yang Hot Banget

    Video Bokep Gaya Pacaran Remaja Jepang Yang Hot Banget


    1673 views

  • Kisah Panas Bercinta Dengan Pacar Sampai Muncrat

    Kisah Panas Bercinta Dengan Pacar Sampai Muncrat


    1673 views

    Heloo ,saya Andre. Ketika saya menginjak kelas 2 SMA, saya berpacaran dengan cewek yang selama setahun saya perhatikan dan dekati.

    Cewek itu bernama Nunung, setelah itu kami resmi jadian. Selama masa perkenalan itu , kami sering pulang bareng. Memang saya sengaja pulang bareng dengannya, supaya saya bisa mendekatinya.

    Nunung merupakan cewek yang bertubuh seksi, sehingga membuat mata para cowok-cowk banyak yang melirik kepadanya.

    Dengan tubuh yang ideal dan ukuran payudara yang lumayan enak jikalau di pandang apalagi di remas dan dengan tinggi badan yang lumayan, kisaran 163 cm dan bertubuh ideal seperti tubuh para model majalah.

    Namun penyebab saya jadian dengan nunung bukan karena tubuhnya yang seksi, melainkan tawa canda nya yang semakin saya mengerti setelah selama setahun kami berkenalan.

    Saya sangat mencintainya karena dengan sikap yang manja dan genit membuat ku senang bersama si Nunung. Hubunganku dengan Nunung seperti pacaran yang cupu , seperti jaman dulu. Hanya dengan menonton film-film bioskop dan jalan-jalan doang.

    Sering kali pada saat kita pulang , saya sering mampir ke rumahnya utnuk bercanda dan mengobrol dengan Nunung. Kadang- kadang juga untuk mengerjakan tugas sekolah. Pada saat saya maen kerumahnya Nunung, rumahnya terlihat sangat sepi . dan entah kemana keluarganya pergi sehingga terlihat sepi di rumahnya.

    Dan setelah Nunung berkata kepada saya , bahwa orang tuan nya sedang pergi luar kota untuk beberapa hari. Jadi kami hanya berdua saja di rumah Nunung.

    “Mau nonton FILM DVD ga? Nunung punya FILM DVD baru nih..,” katanya seperti biasa dengan ceria.

    “Boleh,” sahutku. “Bentar ya, Nunung mo ganti baju dulu, bau,” katanya sambil menuju ke arah kamarnya. Saya pun memasukkan keping FILM DVD ke dalam playernya sambil menunggunya ganti baju.

    Tidak lama Nunung pun kembali ke ruang tengah dengan short pendek sekitar 15 cm di atas lutut dan kaos seksi.

    Kami pun menonton film dengan duduk bersebelahan di tengah yang ada sofanya empuuuk. Film yang kami tonton adalah film “Twiilight New Moon”

    Ku genggam tangannya dan menariknya menempelkan bahunya dengan bahuku, Nunung pun merapat dan lenganku pun kini berada di atas payudaranya yang empuuk. Nunung sudah terbiasa dengan hal ini, biasanya pun seperti itu tiap kali nonton di bioskop atau di perjalanan.

    Semakin lama posisi duduknya makin bergeser dan kini Nunung tiduran dengan kepalanya berada di atas paha saya.

    “menawaaannya Nunung ini,” pikirku dalam hati.

    Tangan saya letakkan di atas perutnya. Ketika adegan ada adegan panas di film, saya rasakan nafasnya berubah. Terus terang saya pun merasa terangsang, pelan-pelan kugeser telapak tangan saya ke atas payudaranya, tapi Nunung menolaknya.

    Karena terbawa suasana, kucium keningnya dan Nunung tersenyum kepada saya. Kulanjutkan dengan mengecup pipi dan bibirnya, lagi-lagi Nunung tersenyum.

    Itu adalah ciuman pertama kami. Ciuman yang awalnya hanya menempel kurang dari sedetik, kini sudah menjadi ciuman penuh nafsu birahi .
    Lidah kami pun saling bermain dan tanganku pun sudah meremas-remas payudaranya. Tiba-tiba Nunung bangun dan duduk di sebelahku,

    “sudah ya, nanti keterusan lagi sayang”.ucapnya.

    “Sorry ya, abis kamu gemesin sih.

    Tau ngga, itu tadi ciuman pertama saya lho,” ujarku polos.

    “sama,” jawabnya lagi sambil menampilkan senyumnya yang bikin makin cinta itu.

    Kami pun meneruskan menonton film dan hanya menonton. Setelah film selesai, Nunung bangkit dari duduknya, “Mau ke mana?” Tanya saya.

    “Mau beresin baju dulu buat besok,” jawabnya. Memang besok kami akan pergi ke luar kota bersama seluruh teman satu sekolah. “Mau dibantuin?” Tanya saya.

    “Ayo….,” ucap nunung menjawab sambil berjalan menuju kamarnya. Saya pun mengikutinya ke kamarnya dan inilah pertama kalinya saya masuk ke kamarnya.

    Kamarnya betul-betul menunjukkan kalau Nunung masih manja, dengan cat cerah dan dengan boneka di atas ranjangnya. Nunung mulai mengeluarkan baju-bajunya.

    “Yang ini jangan dibawa, terlalu seksi,” kata saya. Ketika Nunung mengeluarkan bajunya yang memang tipis dan berbelahan dada besar.

    “Jangan protes doang, nih beresin sekalian,” jawabnya seolah protes dengan memasang wajah ngambek, tapi lagi-lagi tetap terlihat manja.

    Saya pun mengambil alih lemarinya dan kupilih-pilih baju yang kupikir cocok untuk dibawanya.

    Tiba-tiba muncul pikiran nakalku untuk memilihkan juga pakaian dalamnya. Kuambil satu yang berwarna hitam kerenda,

    “ih jangan pegang-pegang yang itu” jerit manjanya.

    Sambil berusaha merebut dari tanganku. Saya pun menghindar sedikit,

    “Wah ini ya bungkusnya, gede juga,” canda saya.

    Nunung pun menarik tanganku dan memelukku untuk merebut BH dari tanganku yang lain. Segera saja kucium lagi bibirnya dan Nunung pun membalas ciumanku.

    “Eemmmh…emhhh,”

    Suaranya mendesah sambil tangannya memegang tanganku. Kudorong tubuhnya ke ranjang sambil terus berciuman. Kini posisiku ada di atasnya dan menempel di tubuhnya.

    Terasa betul payudara kenyalnya di dada saya. Kugeser tubuh saya ke sampingnya agar dapat meremas payudaranya.

    “Eemmmh…Emhhhhh…Eemhhhh,”

    desahnya makin jelas. Dan kini tangannya sudah menyentuh kontolku dari luar celana saya.

    “Sudah nafsu banget,” pikirku.

    Perlahan-lahan kumasukkan tanganku ke dalam kaosnya dan meremas payudaranya langsung. Kuangkat ke atas kaosnya sehingga kini terpampang payudaranya yang besar terbungkus BH Hitamnya.

    Segera kuciumi kedua payudaranya dan tidak lama Nunung pun melepas sendiri BH nya.

    Benar-benar payudara yang besar dan indah, warnanya putih dengan puting yang berwarna kecoklatan. Kumainkan kedua putingnya, kujilati bergantian.

    “Eemmmh….emhhhh…kamu juga buka dong,” pintanya sambil menahan desah.

    Segera kubuka baju ku dan celana hingga tinggal celana dalam, kulanjutkan dengan membuka celana pendeknya.

    “celana dalamnya jangan,” tolaknya.

    Ketika saya akan menarik lepas celana dalam hitamnya.

    Kulanjutkan jilatan-jilatanku di puting payudaranya, tangan kiriku memainkan puting yang satu lagi, sedangkan tangan kananku menggesek-gesek memeknya dari luar celana dalam.

    “Enak…..?” Tanya saya.

    Nunung hanya mengangguk sambil meremas-remas kontolku dari luar celana dalam. Tiba-tiba Nunung menarik keluar kontolku.

    “Dibuka aja ya?” Tanya saya sambil kubuka celana dalamku.

    Tangannya makin kuat meremas-remas kontolku, sementara tangan kananku mulai memasuki memeknya dari samping celana dalamnya.

    Kugesekkan jari telunjukku ke bibir memeknya yang sudah basah. Pelan-pelan kumasukkan jariku ke dalam memeknya, kulihat kepalanya mendongak ke atas sambil terus mendesah.

    “Boleh dimasukin ga?”

    Tanya saya sambil menatap wajahnya yang sekarang menjadi begitu seksi.

    “Pelan-pelan ya,” jawabnya

    Dengan nafas terengah-engah.
    Mendapat persetujuan, saya pun berdiri di bawah ranjangnya dan di antara kedua kakinya. Kutarik lepas celana dalamnya sehingga kini untuk pertama kalinya saya melihat langsung memek seorang gadis.

    Memeknya berwarna coklat dan kedua bibir memeknya begitu rapat seolah tidak ada lubang di sana. Bulu-bulu kemaluannya yang tipis sudah terkena lendir-lendir yang keluar dari memeknya ketika kumasukkan jari telunjukku tadi.

    Kucium memek tersebut.

    “Iiiihh, apaan sih. Jangan dicium, geliii ahh, “ tolaknya

    Sambil kedua telapak tangannya menutup memeknya.

    “Abis imut sih,” kata saya

    Sambil tersenyum kepadanya. Kulepaskan kedua tangan yang menutupinya dan langsung kugesek-gesekkan kontolku ke memeknya.

    Sesekali kujilat-jilat kedua putingnya.

    “Ehmmm…Eehhhhm….” lenguhnya makin tidak jelas.

    “Sayaaang…., masukin aja sayaang, masukin….emmmhhhh,” pintanya.

    Segera kudorong kontolku memasuki lubang memeknya, begitu sempit namun karena sudah dipenuhi cairan-cairan, akibat rangsangan tadi.

    Perlahan-lahan kontolku pun menerobos. Setelah kontolku masuk seluruhnya, kurasakan denyutan-denyutan memeknya menjepit kepala kontolku, begitu nikmat.

    Kutatap wajahnya, mata kami pun berpandangan seolah membuat kesepakatan untuk mulai menggenjoot. Kutarik pelan-pelan kontolku lalu kumasukkan kembali pelan-pelan.

    “sayaang, enak banget sayaang. . . “.

    “Aduh enak banget….emmmmhh,” teriaknya makin liar.

    Semakin lama kocokan kontolku semakin kencang. Kedua tanganku pun terus memainkan kedua puting payudaranya, sambil sesekali meremasnya dan menjilatnya.

    Nunung pun menarik tubuhku memeluknya. Kini tubuh kami serasa menempel, payudaranya menempel di dada saya yang telah berkeringat.

    Bibir kami berpagutan dan lidah kami saling membelit. Nikmat dan dasyaat sekali. Hanya kontolku yang masih bisa bergerak keluar masuk memeknya.

    “Andree sayaang…..OOuuhhhhh…Ooouhhhh….Sayaaang ,”

    Tiba-tiba tubuhnya menegang kemudian lemas sebentar.

    “Kamu keluar ya?” Tanya saya.

    Sambil menghentikan kocokan kontolku namun masih terbenam di memeknya. ”Iya, enak banget, enak banget. Kamu belum ya?” jawabnya

    Sambil kepalanya menggeleng-geleng pelan seolah baru merasakan sangat enak. Tidak kujawab pertanyaannya tapi kembali saya kocok kontolku.

    “Jangan cepet-cepet, masih geli,” ucapnya.

    Karena memang sebetulnya saya pun hampir oragasme, tidak lama kemudian saya pun mengeluarkan pejuuhku.

    “Ohhhhhh…ohhhhh…nunuuuuuung,” ucapku

    Sambil menyemprotkan pejuuuhku ke dalam memeknya.

    Kucabut kontolku dan tidur di sebelahnya.

    “Enak banget, makasih ya sayaangku Nunung,” ucapku.

    Nunung Cuma tersenyum dan memelukku dengan kepalanya bersandar di dada saya. Setelah itu kami pun mandi bersama.

    Besoknya di acara pentas seni perpisahan sekolah, kami menjadi semakin rapat seperti sepasang pengantin baru.

    Kami pun beberapa kali mengulangi aktivitas seks di rumahnya.

    Hingga akhirnya kami berpisah jarak karena harus kuliah di kota yang berbeda dan berujung dengan putus karena sulit mempertahankan pacaran yang jauh untuk konikasi secara langsung. Selesai.

  • Seks Gila-Gilaan Dengan Istri Tetangga Yang Ditinggal Pergi

    Seks Gila-Gilaan Dengan Istri Tetangga Yang Ditinggal Pergi


    1673 views

    Duniabola99.org – ini diawali dari aku yang bekerja di kota jakarta dan kota metropolitan. Meskipun aku bekerja di Jakarta dan digaji besar, aku lebih suka tinggal di perkampungan. Mulai dari Kosku berada di wilayah Jakarta Selatan dekat perbatasan Tangerang.

    Lokasinya yang nyaman dan tenang, jau dari hiruk pikuk kota, membuatku betah tinggal lama disini sejak tahun 2010. Sudah 7 tahun lebih aku belum pernah pindah. Tetangga-tetangga pun heran mengapa aku betah tinggal disitu padahal bu kostku terkenal orangnya kolot dan masih memegang tradisi lama. Orangnya pun alim dan tidak suka anak kostnya berbuat macam-macam dan kalau ketahuan sudah pasti diusir dari rumah kostnya.

    Rumah kostku 2 lantai yang disewakan hanya 5 kamar dengan ukuran sedang dan kostnya baik untuk putra maupun putri, yang masih single maupun yang sudah berkeluarga. Kamar mandi untuk anak kost disedakan ada 2 didalam rumah satu dan yang diluar juga ada. Ibu koskupun tinggal disitu cuman tinggal di kamar sebelah dalam bersama anak semata wayangnya Mas Rano.

    Rumah kost hanya terisi dua satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Tarno berasal dari Yogyakarta. Mas Tarno umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nita seumuran denganku. Nita orangnya manis putih tinggi sekitar 165 cm ukuran payudara sekitar 34-an. Mereka sudah dikaruniai satu orang anak masih berumur 2 tahun bernama Rara.

    Mas Tarno orangnya penggangguran. Jadi untuk keperluan, Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket terkenal sebagai SPG sebuah produk susu untuk balita. Karena keperluannya yang begitu banyak, Nita (menurut pengakuannya) sampai meminta pihak manajemen untuk bisa bekerja 2 shift.

    Tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok. Padahal jerih payah Nita seharusnya untuk beli susu buat Rara putrinya. Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu.

    Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarnya. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama.

    Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nita dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu-cucunya.

    Sekarang sepi ya, Nit .nggak ada Mas Tarno. kataku
    Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada. Keluh Nita kepadaku.
    Emangnya Kenapa? tannyaku.

    Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar khan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku khan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!! Dia jawab dengan marah-marah.

    Sabar ya Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo .
    Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran. Keluhnya.

    Udah jangan berandai-andai. biarkan hidup mengalir saja. Jawabku sekenanya.
    Mas, ..

    Tiba-tiba Nita duduk disebelahku mengapit tangganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut. Aku tahu Nita butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh laki-laki.

    Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap wanita. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita apalagi ibu kostku menjengguk keluarganya di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall. Yuhuyyy akhirnya kesempatan itu tiba!!!

    Kutoleh Nita yang saat itu sedang memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Nita yang montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara bibirku. Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan matanya karena geli.

    Dengan sigap aku menarik daster Nita, dan seperti biasanya Nita sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya itu ternyata Nita memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku. Tubuh Nita benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah nonok yang tak berambut mencembung.

    Eh gimana kalo si Rara bangun? tanyaku.
    Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM. Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.

    Ketika kubentangkan bibir nonoknya, itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku, Nita langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga penisku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas. Ketika kudekatkan penisku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya dan kemudian mengulumnya.

    Kulihat bibir Nita yang tipis itu sampai membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita sepertinya sengaja memamerkan kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali kali melirik kearahku. Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Nita melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya.

    Setelah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Nita merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, mulai dari pelirku, terus naik keatas sampai ke Nitang kencingku semuanya dijilatinya, bahkan Nita dengan telaten menjilati Nitang duburku yang membuat aku benar benar blingsatan. Aku hanya dapat meremas remas susu Nita serta merojok nonoknya dengan jariku.

    Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku malahan ia makin lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat itu. Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas.

    Ketika Nita merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Nita. Nita langsung berbaring disampingku dan berbisik Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang memuaskan Mas ! Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu.

    Dengan tubuh telanjang bulat Nita mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Nita benar benar nyaman, apalagi ketika tangannya mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng itu, tanpa dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku masih bergelora.

    Aku juga makin bernafsu melihat susu Nita yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba nonoknya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem seperti malu malu kucing untuk bermain seks .

    Melihat penisku yang sudah tegak itu, Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku diantara bibir nonoknya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya sehingga akhirnya penisku habis ditelan nonoknya itu.

    Setelah penisku habis ditelan nonoknya, Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita. Setiap kali Nita menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu.

    Putaran pantat Nita membuktikan kalau Nita memang jago bersetubuh, penisku rasanya seperti diremas remas sambil sekaligus dihisap hisap oleh dinding nonok Nita. Hebatnya nonok Nita sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Nita sama sekali tak terangsang oleh permainan ini.

    Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa Nita juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah, serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu. Aku makin lama makin tak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong ia kesamping sehingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan nonoknya. Begitu posisiku sudah diatas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam dalamnya memasuki nonok Nita.

    Nita menggigit bibirnya sambil memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku berhasil masuk kebagian yang paling dalam dari nonok Nita. Rojokanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku, sementara Nita sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku ingin segera bermain seks.

    Mulutku menciumi susu Nita dan menghisap pentilnya yang kaku itu, ketika Nita memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Nita makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat itulah tanpa permisi lagi kurasakan nonok Nita mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku.

    Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa nonoknya, Nita dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari nonoknya sementara pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku sudah keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut penisku.

    Ketika penisku kucabut, Nita langsung menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih. Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang penisnya. Nita sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah pelirku seakan bermain seks seperti ini tak ingin cepat berakhir.

    Ketika Nita melihat penisku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku, tetapi kali ini Nita yang menuntun penisku bukannya ke Nitang nonoknya melainkan ke Nitang duburnya yang sempit itu. Aku menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya Nitang dubur Nita, ketika penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku pelan pelan sekali.

    Kurasakan betapa ketatnya dinding dubur Nita menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan penisku, aku menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap.

    Nita menggigit pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan permainanku. Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri dinding dubur Nita itu, dasar sudah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nita juga mencengkeram pundakku ketika hampir mencapai puncak dari bermain seks.

    Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga lagi aku terguling disamping tubuh Nita, kulihat penisku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan dibersihkannya penisku itu, aku tahu kali ini dia tak mau membersihkannya dengan lidah karena mungkin dia kuatir kalau ada kotorannya yang melekat.

    Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang lelah, pijatan Nita benar benar enak, sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan pantatku. Aku benar benar puas menghadapi perempuan satu ini.

    Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nita terus memijit tubuhku. Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Nita masih saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nita yang sintal itu dan ingin bermain seks lagi, tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu.

    Yuk kita ke kamar mandi ajakku
    Sapa takut ..

    Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.

    Nit kamu seksi banget.. desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi.

    Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menjelang pagi. Nita mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya.

    Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat.

    Kumasukan dua jari tanganku ke dalam liangnya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa untuk bermain seks dengannya.

    Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumah tetangga. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati liangnya.

    Ahhh ahhh .Mas Arghhhh..uhhh .Maaasss . ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok liangnya. Semenit kemudian, Nita benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

    Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Nita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku.

    Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku untuk variasi bermain seks .

    Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Nita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh , Oh gitu Mas..gigit seperti itu aghhh

    Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Nita makin terangsang. Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit

    Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

    Ah Maass Ehmm Arghh Arghhh Ohhhhh uhhhhhh Nita orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku.

    Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap toilet untuk bermain seks kembali. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Nita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan.

    Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. Penisku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat.

    Badan Nita naik turun sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.

    Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya ketika bermain seks.
    Nita..aku juga mau keluar nih .
    oh tahan dulu kasih aku .penismu .tahan!!!!

    Nita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.

    ArGGGhhhh!! Oh yes !! erangku tertahan.

    Nita menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan bermain seks gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan rakus.

    Setelah Nita menjilat bersih penisku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu kamar mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

    Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila-gilaan dalam bermain seks.

  • Foto Ngentot Hot Si Cantik Satomi Suzuki Full HD

    Foto Ngentot Hot Si Cantik Satomi Suzuki Full HD


    1672 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal

    Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal


    1672 views

    Duniabola99.org – Saat ini aku tinggal dengan istriku yang sudah dua tahun aku nikahi, tapi menginjak dua tahun ini kami belum di karuniai seoranbg keturunan. Dengan alasan sibuk meniti karir istriku memang sengaja menunda untuk mendapatkan momongan padahal aku kepingin banget mempunyai seorang momongan dan memang aku impikan sejak dulu tapi aku tidak berani mengutarakannya pada istriku.

    Karena jika di lihat dari segi penghasilan dia memanag jauh lebih besar penghasilannya dari pada aku. Kami memang bertemu dari sebuah biro perjodohan dan dia memang lebih tua 5 tahun dari umurku saat ini aku berusia 27 tahun sedangakn istriku sudah 32 tahun. Tapi sejak awal aku tidak mempersoalkan masalah itu sampai akhirnya diapun lupa akan tanggung jawabnya sebagai istri.

    Akhir-akhir ini dia begitu sibuk dengan proyek barunya sehingga lupa pada kewajibannya sebegai seorang istri untuk melayani suaminya. Bukan hanya lewat perhatian masakan atau apa tapi kami jarang seklai melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita dewasa, istriku sering pulang malam bahkan terkadang dia tidak pulang dan beberapa hari menginap di luar kota.

    Dengan alasan kerja yang membuatnya sibuk, hingga akhirnya sebagai laki-laki tulen akupun melakukan perselingkuhan darinya. Aku melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa dengan pembantuku, dia memang sudah bekerja pada kami sejak kami menikah dan kami merekrutnya dari jasa penyalur rumah tanggga. Dan istriku sendiri yang memilihnya.

    Dia masih beummur 20 tahun dengan alasan tidak tega melihat pembantu rumah yang sudah berusia lanjut. Namanya Ina dengan tubuh yang masih seperti remaja lainnya dia aterlihat begitu seksi apalagi dia memang memiliki kulit kuning langsat yang membuat aku jatuh hati padanya ketika melihat dia tersenyum nampak lesung pipit di kedua pipinya yang menambah daya tariknya.

    Aku tidak langsung mengajaknya untuk melayani aku melakukan adegan sepetrti dalam cerita dewasa, tapi aku pancing dia dengan seringnya memberi hadiah yang berupa oleh-oleh dengan cara bermacam cara. Dan aku lihat Ina senang dengan semua itu dan terus terang tanpa sepengetahuan istriku tentunya karena bisa berabe jika dia sampai tahu dan aku mesti pintar-pintar menyembunyikannya.

    Hingga pada suatu hari seperti biasa istriku pamit untuk keluar kota dengan alasan ada kerjaan di luar kota. Dan akupun hanya bisa mengizinkannya tanpa bisa membantah apalagi ada sesuatu yang akan aku lakukan tanpa ada dirinya. Setelah satu hari dia berada di luar kota akupun melancarkan aksiku merayu Ina pembantuku yang memang sudah aku incar selama beberapa hari ini.

    Setelah selesai makan malam akupun menyuruhnya untuk memijat kakiku, dengan sengaja aku tidak menggunakan celana dalam yang ada hanya celana longgar yang aku kenakan. Dan benar saja setelah Ina memijat bagian pahaku perlahan kontolku ikut menegang daan membuat Ina atersipu malu melihatnya, tapi dia berpura-pura tidak melihatnya akupun kembali mencari cara agar dia mau memegangnya.

    Dengan perlahan akupun bilang ” In.. yang itu di lemesin juga dong….. ” Akupun memegang tangan Ina dan meletakkannya pada batang kemaluanku, awalnya Ina merasa malu atau risih akupun tidak mengerti, sampai akhirnya diapun mengelusnya perlahan dan aku memejamkan mata seolah menikmati permainan tangan Ina padahal aku masih sanggup menahannya tapi itu adalah salah satu cara untuk memancingnya.

    Dengana cepat aku tarik tubuh Ina untuk aku peluk diapun terjatuh pada dada bidangku yang memang tidak memakai baju. Ina tidak berusaha untuk melepas dari pelukanku tapi dia meraba-raba dadaku dengan lembutnya ” Kamu mau jadi pacarku… ” Aku coba merayunya diapun menjawab ” Tapi pak .. gimana kalau ketahuan ibu… ” Aku membelai rambutnya dan berkata ” Kita rahasiakan dulu hubungan ini… ” Dia menatapku sambil tersenyum.

    Aku tahu kalau hal itu menyiratkan kalau dia setuju. Perlahan namun pasti akupun menggauli tubuh mulusnya aku cium teteknya yang masih terlihat ranum, Ina mendesah ” Aaaaggghh… aaaaggghh.. pak… eeeeuuummmppphh…….. eeeeuuummmpphhh… aaaaggghh… ” Katanya sambil terus menjambak rambutku dan aku memnbiarkannya dia melakukan hal itu pada rambutku.

    Kemudian aku tidak menunggu waktu lama untuk memasukkan kontolku dalam lubang kemaluannya, awalnya agak sulit tapi akhirnya kontolku dengan muluss menyeruak dalam memeknya ” ooouugghhhh… aaaaaggghhh.. Pak.. sa.. kit… pak…. aaaaggghhhh… aaaaaagggghhhh… pak… ” Akupun perlahan melambatkan gerakan di atas tubuhnya karena aku tahu kalau Ina baru pertama kali.

    karena dapat aku lihat kalau dalam memeknya mengalir darah segar, Ina masih menjaga keperawanannya dan aku yakin itu karena dia memang berasal dari kampung yang memang masih memegang teguh tentang hal itu. Karena sudah lama juga aku bergerak akupun semakin mempercepat goyangan pantatku dan Ina terus mendesah di bawah tubuhku sambil memejamkan matanya.

    Kini akupun merasakan kontolku seakan hendaak mengeluarkan sesuatu dari dalam, dan benar saja aku tidak tahan juga menahannya. Dengan mengerang lebih kuat lagi akupun mendekap tubuh Ina dengan eratnya, saat itulah aku menumpahkan lendir hangat dari dalam kontolku, dan aku merasa puas dengan hal itu begitu juga Ina yang terlihat begitu menikmatinya.

  • Nikmatnya Bulu Lebat Kaori Maeda

    Nikmatnya Bulu Lebat Kaori Maeda


    1672 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya.

  • Video Bokep Goyangan Maut Ayumi Iwasa Membuatku Tak Tahan

    Video Bokep Goyangan Maut Ayumi Iwasa Membuatku Tak Tahan


    1672 views

    Starbet99

  • Tante Montok Yang Mengajariku Cara Sex

    Tante Montok Yang Mengajariku Cara Sex


    1672 views

    Duniabola99.org – Umurku sekarang sudah 30 tahun. Sampai sekarang aku masih hidup membujang, meskipun sebenarnya aku sudah sangat siap kalau mau menikah. Meskipun aku belum tergolong orang yang berpenghasilan wah, namun aku tergolong orang yang sudah cukup mapan, punya posisi menengah di tempat kerjaku sekarang. Aku sampai sekarang masih malas untuk menikah, dan memilih menikmati hidup sebagai petualang, dari satu wanita ke wanita yang lain. Kisahku sebagai petualang ini, dimulai dari sebuah kejadian kira-kira 12 tahun yang lalu.

    Waktu itu aku masih kelas 3 SMU. Hari itu aku ada janji dengan Agus, sahabatku di sekolah. Rencananya dia mau mengajakku jalan-jalan ke Mall sekedar menghilangkan kepenatan setelah seminggu penuh digojlok latihan sepak bola habis-habisan. Sejam lebih aku menunggu di warung depan gang rumah pamanku (aku tinggal numpang di rumah paman, karena aku sekolah di kota yang jauh dari tempat tinggal orangtuaku yang di desa). Jalan ke Mall  dari rumah Agus melewati tempat tinggal pamanku itu, jadi janjinya aku disuruh menunggu di warung pinggir jalan seperti biasa. Aku mulai gelisah, karena biasanya Agus selalu tepat janji. Akhirnya aku menuju ke telepon umum yang ada di dekat situ, pengin nelpon ke rumah Agus, memastikan dia sudah berangkat atau belum (waktu itu HP belum musim bro, paling juga pager yang sudah ada, tapi itupun kami tidak punya).

    “Sialan.. telkom ini, barang rongsokan di pasang di sini!,” gerutuku karena telpon koin yang kumasukkan keluar terus dan keluar terus. Setelah uring-uringan sebentar, akhirnya kuputuskan untuk ke rumah Agus. Keputusan ini sebenarnya agak konyol, karena itu berarti aku berbalik arah dan menjauh dari Mall  tujuan kami, belum lagi kemungkinan bersimpang jalan dengan Agus. Tapi, kegelisahanku mengalahkan pertimbangan itu. Akhirnya, setelah titip pesan pada penjual di warung kalau-kalau Agus datang, aku langsung menyetop angkot dan menuju ke rumah Agus.

    Sesampai di rumah Agus, kulihat suasananya sepi. Padahal sore-sore begitu biasanya anggota keluarga Agus (Papa, Mama dan adik-adik Agus, serta kadang pembantunya) pada ngobrol di teras rumah atau main badminton di gang depan rumah. Setelah celingak-celinguk beberapa saat, kulihat pembantu di rumah Agus keluar dari pintu samping.

    “Bi.. Bibi.. kok sepi.. pada kemana yah?” tanyaku. Aku terbilang sering main ke rumah Agus, begitu juga sebaliknya Agus sering main ke rumah pamanku, tempatku tinggal. Jadi aku sudah kenal baik dengan semua penghuni rumah Agus, termasuk pembantu dan sopir papanya.
    “Eh, mas Didik.. pada pergi mas, pada ikut ndoro kakung (juragan laki-laki). Yang ada di rumah cuman ndoro putri (juragan wanita),” jawabnya dengan ramah.
    “Oh.. jadi Agus ikut pergi juga ya Bi. Ya sudah kalau begitu, lain waktu saja saya ke sini lagi,” jawabku sambil mau pergi.

    “Lho, nggak mampir dulu mas Didik. Mbok ya minum-minum dulu, biar capeknya hilang.”
    “Makasih Bi, sudah sore ini,” jawabku.
    Baru aku mau beranjak pulang, pintu depan tiba-tiba terbuka. Ternyata Tante Ani, mama Agus yang membuka pintu.
    “Bibi ini gimana sih, ada tamu kok nggak disuruh masuk?”, katanya sambil sedikit mendelik pada si pembantu.
    “Udah ndoro, sudah saya suruh duduk dulu, tapi mas Didik nggak mau,” jawabnya.
    “Eh, nak Didik. Kenapa di luaran aja. Ayo masuk dulu,” kata Tante Ani lagi.
    “Makasih tante. Lain waktu aja saya main lagi tante,” jawabku.
    “Ah, kamu ini kayak sama orang lain saja. Ayo masuk sebentar lah, udah datang jauh-jauh kok ya balik lagi. Ayo masuk, biar dibikin minum sama bibi dulu,” kata Tante Ani lagi sambil melambai ke arahku.

    Aku tidak bisa lagi menolak, takut membuat Tante Ani tersinggung. Kemudian aku melangkah masuk dan duduk di teras, sementara Tante Ani masih berdiri di depan pintu.

    “Nak Didik, duduk di dalem saja. Tante lagi kurang enak badan, tante nanti nggak bisa nemenin kamu kalau duduk di luar.”
    “Ya tante,” jawabku sambil masuk ke rumah dengan perasaan setengah sungkan.
    “Agus ikut Om pergi kemana sih tante?” tanyaku basa-basi setelah duduk di sofa di ruang tamu.
    “Pada ke *kota X*, ke rumah kakek. Mendadak sih tadi pagi. Soalnya om-mu itu kan jarang sekali libur. Sekali boleh cuti, langsung mau nengok kakek.”
    “Ehm.. tante nggak ikut?”
    “Besuk pagi rencananya tante nyusul. Soalnya hari ini tadi tante nggak bisa ninggalin kantor, masih ada yang mesti diselesaiin,” jawab Tante Ani. “Emangnya Agus nggak ngasih tahu kamu kalau dia pergi?”
    “Nggak tante,” jawabku sambil sedikit terheran-heran. Tidak biasanya Tante Ani menyebutku dengan “kamu”. Biasanya dia menyebutku dengan “nak Didik”.
    “Kok bengong!” Tanya Tante Ani membuatku kaget.
    “Eh.. anu.. eh..,” aku tergugup-gugup.
    “Ona-anu, ona-anu. Emang anunya siapa?” Tante Ani meledek kegugupanku yang membuatku makin jengah. Untung Bibi segera datang membawa secangkir teh hangat, sehingga rasa jengahku tidak berkepanjangan.

    “Mas Didik, silakan tehnya dicicipin, keburu dingin nggak enak,” kata bibi sambil menghidangkan teh di depanku.
    “Makasih Bi,” jawabku pelan.
    “Itu tehnya diminum ya, tante mau mandi dulu.. bau,” kata Tante Ani sambil tersenyum. Setelah itu Tante Ani dan pembantunya masuk ke ruang tengah. Sementara aku mulai membaca-baca koran yang ada di meja untuk.

    Hampir setengah jam aku sendirian membaca koran di ruang tamu, sampai akhirnya Tante Ani nampak keluar dari ruang tengah. Dia memakai T-shirt warna putih dipadu dengan celana ketat di bawah lutut. Harus kuakui, meskipun umurnya sudah 40-an namun badannya masih bagus. Kulitnya putih bersih, dan wajahnya meskipun sudah mulai ada kerut di sana-sini, tapi masih jelas menampakkan sisa-sisa kecantikannya.

    “Eh, ngapain kamu ngliatin tante kayak gitu. Heran ya liat nenek-nenek.”
    “Mati aku!” kataku dalam hati. Ternyata Tante Ani tahu sedang aku perhatikan. Aku hanya bisa menunduk malu, mungkin wajahku saat itu sudah seperti udang rebus.
    “Heh, malah bengong lagi,” katanya lagi. Kali ini aku sempat melihat Tante Ani tersenyum yang membuatku sedikit lega tahu kalau dia tidak marah.
    “Maaf tante, nggak sengaja,” jawabku sekenanya.
    “Mana ada nggak sengaja. Kalau sebentar itu nggak sengaja, lha ini lama gitu ngeliatnya,” kata Tante Ani lagi. Meskipun masih merasa malu, namun aku agak tenang karena kata-kata Tante Ani sama sekali tidak menunjukkan sedang marah.
    “Kata Agus, kamu mau pertandingan sepakbola di sekolah ya?” Tanya Tante Ani.
    “Eh, iya tante. Pertandingan antar SMU se-kota. Tapi masih dua minggu lagi kok tante, sekarang-sekarang ini baru tahap penggojlokan,” Aku sudah mulai tenang kembali.
    “Pelajaran kamu terganggu nggak?”

    “Ya sebenarnya lumayan menggangu tante, habisnya latihannya belakangan ini berat banget, soalnya sekolah sengaja mendatangkan pelatih sepakbola beneran. Tapi, sekolah juga ngasih dispensasi kok tante. Jadi kalau capeknya nggak ketulungan, kami dikasih kesempatan untuk nggak ikut pelajaran. Kalau nggak begitu, nggak tahu lah tante. Soalnya kalau badan udah pegel-pegel, ikut pelajaranpun nggak konsen.”

    “Kalau pegel-pegel kan tinggal dipijit saja,” kata Tante Ani.
    “Masalahnya siapa yang mau mijit tante?”
    “Tante mau kok,” jawab Tante Ani tiba-tiba.
    “Ah, tante ini becanda aja,” kataku.
    “Eh, ini beneran. Tante mau mijitin kalau memang kamu pegel-pegel. Kalau nggak percaya, sini tante pijit,” katanya lagi.
    “Enggak ah tante. Ya, saya nggak berani tante. Nggak sopan,” jawabku sambil menunduk setelah melihat Tante Ani nampak sungguh-sungguh dengan kata-katanya.
    “Lho, kan tante sendiri yang nawarin, jadi nggak ada lagi kata nggak sopan. Ayo sini tante pijit,” katanya sambil memberi isyarat agar aku duduk di sofa di sebelahnya. Penyakit gugupku kambuh lagi. Aku hanya diam menunduk sambil mempermainkan jari-jariku.

    “Ya udah, kalau kamu sungkan biar tante ke situ,” katanya sambil berjalan ke arahku. Sebentar kemudian sambil berdiri di samping sofa, Tante Ani memijat kedua belah pundakku. Aku hanya terdiam, tidak tahu persis seperti apa perasaanku saat itu.

    Setelah beberapa menit, Tante Ani menghentikan pijitannya. Kemudian dia masuk ke ruang tengah sambil memberi isyarat padaku agar menunggu. Aku tidak tahu persis apa yang dilakukan Tante Ani setelah itu. Yang aku tahu, aku sempat melihat bibi pembantu keluar rumah melalui pintu samping, yang tidak lama kemudian disusul Tante Ani yang keluar lagi dari ruang tengah.

    “Bibi tante suruh beli kue. Kue di rumah sudah habis,” katanya seolah menjawab pertanyaan yang tidak sempat kuucapkan. “Ayo sini tante lanjutin mijitnya. Pindah ke sini aja biar lebih enak,” kali itu aku hanya menurut saja pindah ke sofa panjang seperti yang disuruh Tante Ani. Kemudian aku disuruh duduk menyamping dan Tante Ani duduk di belakangku sambil mulai memijit lagi.

    “Gimana, enak nggak dipijit tante?” Tanya Tante Ani sambil tangannya terus memijitku. Aku hanya mengangguk pelan.

    “Biar lebih enak, kaosnya dibuka aja,” kata Tante Ani kemudian. Aku diam saja. Bagaimana mungkin aku berani membuka kaosku, apalagi perasaanku saat itu sudah tidak karuan.

    “Ya sudah. Kalau gitu, biar tante bantu bukain,” katanya sambil menaikkan bagian bawah kaosku. Seperti kena sihir aku menurut saja dan mengangkat kedua tanganku saat Tante Ani membuka kaosku.

    Setelah itu Tante Ani kembali memijitku. Sekarang tidak lagi hanya pundakku, tapi mulai memijit punggung dan kadang pinggangku. Perasaanku kembali tidak karuan, bukan hanya pijitannya kini, tapi sepasang benda empuk sering menyentuh bahkan kadang menekan punggungku. Meski seumur-umur aku belum pernah menyentuh payudara, tapi aku bisa tahu bahwa benda empuk yang menekan punggungku itu adalah sepasang payudara Tante Ani.

    Beberapa lama aku berada dalam situasi antara merasa nyaman, malu dan gugup sekaligus, sampai akhirnya aku merasakan ada benda halus menelusup bagian depan celanaku. Aku terbelalak begitu mengetahui yang menelusup itu adalah tangan Tante Ani.

    “Tante.. ” kataku lirih tanpa aku sendiri tahu maksud kataku itu. Tante Ani seperti tidak mempedulikanku, dia malah sudah bergeser ke sampingku dan mulai membuka kancing serta retsluiting celanaku. Sementara itu aku hanya terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya aku mulai bisa melihat dan merasakan Tante Ani mengelus penisku dari luar CD-ku.

    Aku merasakan sensasi yang luar biasa. Sesuatu yang baru pertama kali itu aku rasakan. Belum lagi aku sadar sepenuhnya apa yang terjadi, aku mendapati penisku sudah menyembul keluar dan Tante Ani sudah menggenggamnya sambil sesekali membelai-belainya. Setelah itu aku lebih sering memejamkan mata sambil sekali-kali melirik ke arah penisku yang sudah jadi mainan Tante Ani.

    Tak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan yang jauh lebih mencengangkan. Kepala penisku seperti masuk ke satu lubang yang hangat. Ketika aku melirik lagi, kudapati kepala penisku sudah masuk ke mulut Tante Ani, sementara tangannya naik turun mengocok batang penisku. Aku hanya bisa terpejam sambil mendesis-desis keenakan. Beberapa menit kemudian aku merasakan seluruh tubuhku mulai mengejang. Aku merasakan Tante Ani melepaskan penisku dari mulutnya, tapi mempercepat kocokan pada batang penisku.

    “Sssshhhh.. creettt… creett… ” Sambil mendesis menikmati sensasi rasa yang luar biasa aku merasakan cairan hangat menyemprot sampai ke dadaku, cairan air mani ku sendiri.

    “Ah, dasar anak muda, baru segitu aja udah keluar,” Tante Ani berbisik di dekat telingaku. Aku hanya menatap kosong ke wajah Tante Ani, yang aku tahu tangannya tidak berhenti mengelus-elus penisku. “Tapi ini juga kelebihan anak muda. Udah keluarpun, masih kenceng begini,” bisik Tante Ani lagi.

    Setelah itu aku lihat Tante Ani melepas T-Shirtnya, kemudian berturut-turut, BH, celana dan CD-nya. Aku terus terbelalak melihat pemandangan seperti itu. Dan Tante Ani seperti tidak peduli kemudian meluruskan posisi ku, kemudian dia mengangkang duduk di atasku. Selanjutnya aku merasakan penisku digenggam lagi, kali ini di arahkan ke selangkangan Tante Ani.

    “Sleppp…. Aaaaahhhhh… ” suara penisku menembus vagina Tante Ani diiringi desahan panjangnya. Kemudian Tante Ani bergerak turun naik dengan cepat sambil mendesah-desah. Mulutnya terkadang menciumi dada, leher dan bibirku.

    Ada beberapa menit Tante Ani bergerak naik turun, sampai akhirnya dia mempercepat gerakannya dan mulai menjerit-jerit kecil dengan liarnya. Akupun kembali merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tak lama kemudian…

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh…….. ,” Tante Ani melenguh panjang, bersamaan dengan teriakanku yang kembali merasakan puncak yang kedua kali. Setelah itu Tante Ani terkulai, merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk pundakku.
    “Terima kasih Dik…,” bisiknya lirih diteruskan kecupan ke bibirku.

    Sejak kejadian itu, aku mengalami syok. Rasa takut dan bersalah mulai menghantui aku. Sulit membayangkan seandainya Agus mengetahui kejadian itu. Perubahan besar mulai terjadi pada diriku, aku mulai sering menyendiri dan melamun.

    Namun selain rasa takut dan bersalah, ada perasaan lain yang menghinggapi aku. Aku sering terbayang-bayang Tante Ani dia telanjang bulat di depanku, terutama waktu malam hari, sehingga aku tiap malam susah tidur. Selain seperti ada dorongan keinginan untuk mengulangi lagi apa yang telah Tante Ani lakukan padaku.

    Perubahan pada diriku ternyata dirasakan juga oleh paman dan bibiku dan juga teman-temanku, termasuk Agus. Tentu saja aku tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya. Situasi seperti itu berlangsung sampai seminggu lebih yang membuat kesehatanku mulai drop akibat tiap malam susah tidur, dan paginya tetap kupaksakan masuk sekolah. Akibat dari itu pula, akhirnya aku memilih mundur dari tim sepakbola sekolahku, karena kondisiku tidak memungkinkan lagi untuk mengikuti latihan-latihan berat.

    Kira-kira seminggu setelah kejadian itu, aku berjalan sendirian di trotoar sepulang sekolah. Aku menuju halte yang jaraknya sekitar 300 meter dari sekolahku. Sebenarnya persis di depan sekolahku juga ada halte untuk bus kota, namun aku memilih halte yang lebih sepi agar tidak perlu menunggu bus bareng teman-teman sekolahku.

    Saat asyik berjalan sambil menunduk, aku dikejutkan mobil yang tiba-tiba merapat dan berhenti agak di depanku. Lebih terkejut lagi saat tahu itu mobil itu mobil papanya Agus. Setelah memperhatikan isi dalam mobil, jantungku berdesir. Tante Ani yang mengendari mobil itu, dan sendirian.

    “Dik, cepetan masuk, ntar keburu ketahuan yang lain,” panggil Tante Ani sambil membuka pintu depan sebelah kiri. Sementara aku hanya berdiri tanpa bereaksi apa-apa.
    “Cepetan sini!” kali ini suara Tante Ani lebih keras dan wajahnya menyiratkan kecemasan.
    “I.. Iya.. tante,” akhirnya aku menuruti panggilan Tante Ani, dan bergegas masuk mobil.
    “Nah, gitu. Keburu ketahuan temen-temenmu, repot.” kata Tante Ani sambil langsung menjalankan mobilnya.

    Di dalam mobil aku hanya diam saja, meskipun aku bisa sedikit melihat Tante Ani beberapa kali menengok padaku.
    “Tumben kamu nggak bareng Agus,” Tanya Tante Ani tiba-tiba.
    “Enn.. Enggak tante. Saya lagi pengin sendirian saja. Tante nggak sekalian jemput Agus?” aku sudah mulai menguasai diriku.
    “Kan, emang Agus nggak pernah dijemput,” jawab Tante Ani.
    “Eh, iya ya,” jawabku seperti orang bloon.

    Setelah itu kami lebih banyak diam. Tante Ani mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Setelah sampai di sebuah komplek pertokoan Tante Ani melambatkan mobilnya sambil melihat-lihat mungkin mencari tempat parkir yang kosong. Setelah memarkirkan mobilnya, yang sepertinya mencari tempat yang agak jauh dari pusat pertokoan, Tante Ani mengajak aku turun.

    Setelah turun, Tante Ani langsung menyetop taksi yang kebetulan sedang melintas. Terlihat dia bercakap-cakap dengan sopir taksi sebentar, kemudian langsung memanggilku supaya ikut naik taksi. Setelah masuk taksi, Tante Ani memberi isyarat padaku yang terbengong-bengong supaya diam, kemudian dia menyandarkan kepalanya pada jok taksi dan memejamkan matanya, entah kecapaian atau apa. Kira-kira 20 menit kemudian taksi memasuki pelataran sebuah hotel di pinggiran kota.

    “Dik, kamu masuk duluan, kamu langsung aja. Ada kamar nganggur yang habis dipakai tamu kantor tante. Nanti tante nyusul,” kata Tante Ani memberikan kunci kamar hotel sambil setengah mendorongku agar keluar.

    Kemudian aku masuk ke hotel, aku memilih langsung mencari petunjuk yang ada di hotel itu daripada tanya ke resepsionis. Dan memang tidak sulit untuk mencari kamar dengan nomor seperti yang tertera di kunci. Singkat cerita aku sudah masuk ke kamar, namun hanya duduk-duduk saja di situ.

    Kira-kira 15 menit kemudian terdengar ketukan di pintu kamar, ternyata Tante Ani. Dia langsung masuk dan duduk di pinggir ranjang.

    “Agus bilang kamu keluar dari tim sepakbola ya?!” tanyanya tanpa ba-bi-bu dengan nada agak tinggi.
    “I.. iya tante,” jawabku pelan.
    “Kamu juga nggak pernah lagi kumpul sama temen-temen kamu, nggak pernah main lagi sama Agus,” Tante Ani menyemprotku yang hanya bisa diam tertunduk.
    “Kamu tahu, itu bahaya. Orang-orang dan keluargaku bisa tahu apa yang sudah terjadi.. ,” kata-kata Tante Ani terputus dan terdengar mulai sedikit sesenggukan.
    “Tapi.. saya nggak pernah ngasih tahu siapa-siapa,” kataku.
    “Memang kamu belum ngasih tahu, tapi kalau ditanyain terus-terusan bisa-bisa kamu cerita juga,” katanya lagi sambil sesenggukan. “Apa yang terjadi dengan keluarga tante jika semuanya tahu!”
    “Tante memang salah, tante yang membuat kamu jadi begitu,” kata Tante Ani, kali ini agak lirih sambil menahan tangisnya. “Tapi kalau kamu merasakan seperti yang tante rasakan..” terputus lagi.
    “Merasakan apa tante?”

    Akhirnya Tante Ani cerita panjang lebar tentang rumah tangganya. Tentang suaminya yang sibuk mengejar karir, sehingga hampir tiap hari pulang malam, dan jarang libur. Tentang kehidupan seksualnya sebagai akibat dari kesibukan suaminya, serta beratnya menahan hasrat biologisnya akibat dari semua itu.

    “Kalau kamu mau marah, marahlah. Entah kenapa, tante nggak sanggup lagi menahan dorongan birahi waktu kamu ke rumah minggu kemarin. Terserah kamu mau menganggap tante kayak apa, yang penting kamu sudah tahu masalah tante. Sekarang kalau mau pulang, pulanglah, tante yang ngongkosin taksinya,” kata Tante Ani lirih sambil membuka tasnya, mungkin mau mengeluarkan dompet.

    “Nggak.. nggak usah tante.. ” aku mencegah. “Saya belum mau pulang, saya nggak mau membiarkan tante dalam kesedihan.” Entah pengaruh apa yang bisa membuatku seketika bisa bersikap gagah seperti itu. Aku hampiri Tante Ani, aku elus-elus kepalanya. Hilang sudah perasaan sungkanku padanya. Tante Ani kemudian memeluk pinggangku dan membenamkan kepalanya dalam pelukanku.
    Setelah beberapa lama, aku duduk di samping Tante Ani. Kuusap-usap dan sibakkan rambutnya. Kusap pipinya dari airmata yang masih mengalir. Pelahan kucium keningnya. Kemudian, entah siapa yang mulai tiba-tiba bibir kami sudah saling bertemu. Ternyata, kalau tidak sedang merasa sungkan atau takut, aku cukup lancar juga mengikuti naluri kelelakianku.

    Cukup lama kami berciuman bibir, dan makin lama makin liar. Aku mulai mengusap punggung Tante Ani yang masih memakai baju lengkap, dan kadang turun untuk meremas pantatnya. Tante Ani pun melakukan hal yang sama padaku.

    Tante Ani sepertinya kurang puas bercumbu dengan pakaian lengkap. Tangannya mulai membuka kancing baju seragam SMU-ku, kemudian dilepasnya berikut kaos dalam ku. Kemudian dia melepaskan pelukanku dan berdiri. Pelan-pelan dia membuka pakain luarnya, sampai hanya memakai CD dan BH. Meskipun aku sudah melihat Tante Ani telanjang, tapi pemandangan yang sekarang ada di depanku jauh membuat nafsuku bergejolak, meskipun masih tertutup CD dan BH. Aku langsung berdiri, kupeluk dan kudorong ke arah dinding, sampai kepala Tante Ani membentur dinding, meski tidak begitu keras.

    “Ah, pelan-pelan doonnng,” kata Tante Ani manja diiringi desahannya desahannya.
    Aku semakin liar saja. Kupagut lagi bibir Tante Ani, sambil tanganku meremas-remas buah dadanya yang masih memakai BH. Tante Ani tidak mau kalah, bahkan tangannya sudah mulai melepaskan melorotkan celana luar dan dalamku. Kemudian, diteruskannya dengan menginjaknya agar bisa melorot sempurna. Aku bantu upaya Tante Ani itu dengan mengangkat kakiku bergantian, sehingga akhirnya aku sudah telanjang bulat.

    Setelah itu Tante Ani membantuku membuka pengait BH-nya yang ada di belakang. Rupanya dia tahu aku kesulitan untuk membuka BH-nya. Sekarang aku leluasa meremas-remas kedua buah dada Tante Ani yang cukup besar itu, sedang Tante Ani mulai mengelus dan kadang mengocok penisku yang sudah sangat tegang.

    Kemudian tante setengah menjambak Tante Ani mendorong kepalaku di arahkan ke buah dadanya yang sebelah kiri. Kini puting susu itu sudah ada di dalam mulutku, kuisap-isap dan jilati mengikuti naluriku.

    “Aaaaahh….. oooouhghhh… ” desahan Tante Ani makin keras sambil tangannya tak berhenti mempermainkan penisku.

    Beberapa kali aku isap puting susu Tante Ani bergantian, mengikuti sebelah mana yang dia maui. Setelah puas buah dadanya aku mainkan, Tante Ani mendorong tubuhku pelan ke belakang. Kemudian dia berputar, berjalan mundur sambil menarikku ke arah ranjang. Sampai di pinggir ranjang, Tante Ani sengaja menjatuhkan dirinya sehingga sekarang dia telentang dengan aku menindih di atasnya, sementara kakinya dan kakiku masih menginjak lantai. Setelah itu, dia berusaha melorotkan CD-nya, yang kemudian aku bantu sehinggap Tante Ani kini untuk kedua kalinya telanjang bulat di depanku.

    Usai melepas CD-nya aku masih berdiri memelototi pemandangan di depanku. Tante Ani yang telentang dengan nafas memburu dan mata agak saya menatapku. Gundukan di selangkangannya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat nampak benar menantang, seperti menyembul didukung oleh kakinya yang masih menjuntai ke lantai. Bibir vaginanya nampak mengkilap terkena cairan dari dalamnya. (Waktu itu aku belum bisa menilai dan membanding-bandingkan buah dada, mana yang kencang, bagus dan sebagainya. Paling hanya besar-kecilnya saja yang bisa aku perhatikan).

    “Sini sayaangg.. ,” panggil Tante Ani yang melihat aku berdiri memandangi tiap jengkal tubuhnya. Aku menghampirinya, menindih dan mencoba memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Tapi, Tante Ani menahanku. Nampak dia menggeleng sambil memandangku. Kemudian tiba-tiba kepalaku didorong kebawah. Terus didorong cukup kuat sampai mulutku persis berada di depan lubang vaginanya. Setelah itu Tante Ani berusaha agar mulutku menempel ke vaginanya. Awalnya aku ikuti, tapi setelah mencium bau yang aneh dan sangat asing bagiku, aku agak melawan.

    Mengetahui aku tidak mau mengikuti kemauannya, dia bangun. Ditariknya kedua tanganku agar aku naik ke ranjang, ditelentangkannya tubuhku. Sempat aku melihat bibirnya tersenyum, sebelum di mengangkang tepat di atas mulutku.

    “Bleepp… ” aku agak gelagapan saat vagina Tante Ani ditempel dan ditekankan di mulutku. Tante Ani memberi isyarat agar aku tidak melawan, kemudian pelan-pelan vaginanya digesek-gesekkan ke mulutku, sambil mulutnya mendesis-desis tidak karuan. Aku yang awalnya rada-rada jijik dengan cairan dari vagina Tante Ani, sudah mulai familiar dan bisa menikmatinya. Bahkan, secara naluriah, kemudian ku keluarkan lidahku sehingga masuk ke lubang vagina Tante Ani.

    “Oooohhh… sssshhh… pinter kamu sayang… oh… ” gerakan Tante Ani makin cepat sambil meracau. Tiba-tiba, dia memutar badannya. Kagetku hanya sejenak, berganti kenikmatan yang luar biasa setelah penisku masuk ke mulut Tante Ani. Aku merasakan kepala penisku dikulum dan dijilatinya, sambil tangannya mengocok batang penisku. Sementara itu, vaginanya masih menempel dimulutku, meskipun gesekannya sudah mulai berkurang. Sambil menikmati aku mengelus kedua pantat Tante Ani yang persis berada di depan mataku.

    Setelah puas dengan permainan seperti itu, Tante Ani mulai berputar dan bergeser. Masih mengangkang, tapi tidak lagi di atas mulutku, kali ini tepat di atas ujung penisku yang tegak.

    “Sleep.. blesss… ooooooooooooohhhhhh,” penisku menancap sempurna di dalam vagina Tante Ani diikuti desahan panjangnya, yang malah lebih mirip dengan lolongan.

    Tante Ani bergerak naik turun sambil mulutnya meracau tidak karuan. Tidak seperti yang pertama waktu di rumah Tante Ani, kali ini aku tidak pasif. Aku meremas kedua buah dada Tante Ani yang semakin menambah tidak karuan racauannya. Rupanya, aksi Tante Ani itu tidak lama, karena kulihat tubuhnya mulai mengejang. Setengah menyentak dia luruskan kakinya dan menjatuhkan badannya ke badanku.

    “Ooooooooohhh…. Aaaaaaaaahhh….. ” Tante Ani ambruk, terkulai lemas setelah mencapai puncak.
    Beberapa saat dia menikmati kepuasannya sambil terkulai di atasku, sampai kemudian dia berguling ke samping tanpa melepas vaginanya dari penisku, dan menarik tubuhku agar gantian menindihnya.

    Sekaraang gantian aku mendorong keluar-masuk penisku dari posisi atas. Tante Ani terus membelai rambut dan wajahku, tanpa berhenti tersenyum. Beberapa waktu kemudian aku mempercepat sodokanku, karena terasa ada bendungan yang mau pecah.

    “Tanteeeeee……. Oooooohhh……. ” gantian aku yang melenguk panjang sambil membenamkan penisku dalam-dalam. Tante Ani menarik tubuhku menempel ketat ke dadanya, saat aku mencapai puncak.

    Setelah sama-sama mencapai puncak kenikmatan, aku dan Tante Ani terus ngobrol sambil tetap berpelukan yang diselingi dengan ciuman. Waktu ngobrol itu pula Tante Ani banyak memberi tahu tentang seks, terutama bagian-bagian sensitif wanita serta bagaimana meng-eksplor bagian-bagian sensitif itu.

    Setelah jam 4 sore, Tante Ani mengajak pulang. Aku sebenarnya belum mau pulang, aku mau bersetubuh sekali lagi. Tapi Tante Ani berkeras menolak.
    “Tante janji, kamu masih terus bisa menikmati tubuh tante ini. Tapi ingat, kamu harus kembali bersikap seperti biasa, terutama pada Agus. Dan kamu harus kembali ke tim sepakbola. Janji?”
    “He-em,” aku menganggukkan kepala.
    “Ingat, kalau kamu tepat janji, tante juga tepat janji. Tapi kalau kamu ingkar janji, lupakan semuanya. Oke?” Aku sekali mengangguk.

    Sebelum aku dan Tante Ani memakai pakaian masing-masing, aku sempatkan mencium bibir Tante Ani dan tak lupa bibir bawahnya. Setelah selesai berpakaian, Tante Ani memberiku ongkos taksi dan menyuruhku pulang duluan.

    Sejak itu perasaanku mulai ringan kembali, dan aku sudah normal kembali. Aku juga bergabung kembali ke tim sepakbola sekolahku, yang untungnya masih diterima. Dari sepakbola itulah yang kemudian memuluskan langkahku mencari kerja kelak. Dan Tante Ani menepati janjinya. Dia benar-benar telah menjadi pasangan kencanku, dan guru sex-ku sekaligus. Paling sedikit seminggu sekali kami melakukannya berpindah-pindah tempat, dari hotel satu ke hotel yang lain, bahkan kadang-kadang keluar kota. Tentu saja kami melakukannya memakai strategi yang matang dan hati-hati, agar tidak diketahui orang lain, terutama keluarga Tante Ani.

    Sejak itu pula aku mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama dalam pergaulanku dengan teman-teman cewek. Aku yang awalnya dikenal pemalu dan jarang bergaul dengan teman cewek, mulai dikenal sebagai play boy. Sampai lulus SMU, beberapa cewek baik dari sekolahku maupun dari sekolah lain sempat aku pacari, dan beberapa di antaranya berhasil kuajak ke tempat tidur. (Lain waktu, kalau sempat saya ceritakan petualangan saya tersebut).

    Begitulah kisah awalku dengan Tante Ani, yang akhirnya merubah secara drastis perjalanan hidupku ke depannya. Sampai saat ini, aku masih berhubungan dengan Tante Ani, meskipun paling-paling sebulan atau dua bulan sekali. Meskipun dari segi daya tarik seksual Tante Ani sudah jauh menurun, namun aku tidak mau melupakannya begitu saja. Apalagi, Tante Ani tidak pernah berhubungan dengan pria lain, karena dianggapnya resikonya terlalu besar.

    Begitulah, Tante Ani yang terjepit antara hasrat seksual menggebu yang tak terpenuhi dengan status sosial yang harus selalu dijaga.

  • DICK IN THE.WALL

    DICK IN THE.WALL


    1672 views

  • Foto Bugil Yumi Pamer Payudaranya Yang Bulat Dan Padat

    Foto Bugil Yumi Pamer Payudaranya Yang Bulat Dan Padat


    1672 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Ngentot Eropa Pelajaran Sex Yang Sangat Nikmat

    Foto Ngentot Eropa Pelajaran Sex Yang Sangat Nikmat


    1670 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Bugil Hot Sakura Hiroshima Si Cantik Dari Tokyo

    Foto Bugil Hot Sakura Hiroshima Si Cantik Dari Tokyo


    1670 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Ngentot Nikmatnya Memek Adik Iparku

    Foto Ngentot Nikmatnya Memek Adik Iparku


    1670 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini. Agen Sbobet

  • Sexy Japanese Gravure Idol

    Sexy Japanese Gravure Idol


    1670 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-
    begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model
    asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

     

  • Foto Ngentot Asia Megumi Haruka Menjerit Kenikmatan

    Foto Ngentot Asia Megumi Haruka Menjerit Kenikmatan


    1669 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Kisah Memek Birahi Tinggi Bertemu Janda Kembang Hot

    Kisah Memek Birahi Tinggi Bertemu Janda Kembang Hot


    1669 views

    Cerita Sexs – kali ini bercerita tentang pengalaman yang saya alami 3 tahun yang lalu,sebelumnya, perkenalkan Namaku Sony, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut lima tahun dariku telah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan dua orang anak yang masih membutuhkan perhatian penuh.

    Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu untuk mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati.

    Kehadiran anak2 jelas merupakan hiburan yang tak tergantikan. Sinta kini berusia 10 tahun dan jeremy adiknya berusia enam tahun. Anak-anak yang lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama teman-temannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari telah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

    Sejalan dengan itu, nafsu birahi ku yang tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa teman mengajakku mencari wanita panggilan tetapi aku tidak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aku bermasturbasi. Sesaat aku merasa lega, tetapi sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang wanita selalu muncul di kepalaku.

    Tidak terasa 3 bulan telah berlalu. Perlahan-lahan aku mulai menaruh perhatian ke wanita-wanita lain. Beberapa teman kerja di kantor yang masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aku lebih suka memiliki mereka sebagai teman. Karena itu tidak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang wanita semakin meningkat, kesempatan itu datang dengan sendirinya. Fontana99

    Senja itu di hari Jumat, aku pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aku tidak terburu-buru. Di depan hotel Mirama kulihat seorang wanita kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tidak ada orang yang peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Rupanya mencari bantuan. Aku mendekat.

    “Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” tanyaku sopan.

    Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Saya memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

    “Tak usah takut, Mbak”, kataku.”Namaku Sony. Boleh saya lihat mesinnya?”

    Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar tetapi aku menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja. Tidak kuduga hari berikutnya aku bertemu lagi dengannya di Tunjungan Plaza. Aku sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaku. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

    “Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaku Linda. Maaf, kemarin tidak sempat berkenalan lebih lanjut.”

    “Aku Sony”, sahutku sopan.

    Harus kuakui, mataku mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Wanita itu jelas turunan Cina. Kontras dengan pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalam pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dengan kaos putih berlengan pendek dan leher rendah. Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yang ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dengan jujurnya, dipadu oleh pinggang yang ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan pantat yang besar.

    “Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

    Seperti kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yang tak pernah kulakukan. Kami duduk di meja terdekat sambil memperhatikan orang-orang yang lewat.

    “Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

    Aku tidak menjawab. Aku melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

    “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.

    “Isteriku sudah meninggal”, kataku. Hening sejenak.

    “Maaf”, katanya,”Aku tidak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dengan rasa bersalah.

    Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aku tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yang mengelola beberapa toko pakaian. Aku juga akhirnya tahu kalau ia berusia 32 tahun dan telah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.

    Selama pembicaraan itu sulit mataku terlepas dari bongkahan dadanya yang menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan badannya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aku menelan air liur membayangkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

    “Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaku.

    “Rasanya nggak ada yang mau sama aku”, sahutnya.

    “Ah, Masak!” sahutku,”Aku mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”

    “Ah, Sony bisa aja”, katanya tersipu-sipu sambil menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dengan ucapanku.

    Tidak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Linda, wanita Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

    “Saya menunggu Sony di rumah.”

    Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yang mau menolak kesempatan berada bersama wanita semanis dan seseksi Linda. Aku mengangguk sambil mengedipkan mata. Ia membalasnya dengan kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

    “OK. Malam nanti aku main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aku sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

    Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aku membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sambil mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Linda tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yang bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu. Apalagi aku sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang wanita Cina.

    Tapi apakah ia mau menerimaku? Apalagi aku bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dengan rambut yang ikal. Tapi.. Peduli amat. Toh ia yang mengundangku. Andaikata aku diberi kesempatan, tidak akan kusia-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaku kemarin, yah tak apalah. Aku tersenyum sendiri.

    Jam tujuh lewat lima menit aku berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yang indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dengan lampu depan yang buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang wanita separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

    “Pak Sony?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Linda menunggu di dalam”, lanjutnya lagi.

    Aku mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalam. Selang semenit, Linda keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aku berdiri menyambutnya.

    “Selamat datang ke rumahku”, katanya.

    Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang wanita ke pipiku sejak kematian isteriku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

    “Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aku juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Linda.

    “Makan sudah siap, Bu. Saya datang lagi besok jam sepuluh.”

    “Biar masuk sore aja, Bu”, kata Linda, “Aku di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

    Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

    “Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

    Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.

    “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

    Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Linda membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

    Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahi ku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

    “Aku tahu, Sony suka”, katanya sambil duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aku lihat mata Sony tak pernah lepas dari buah dadaku. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

    Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tangaku mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yang montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dengan lidahnya.

    Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yang kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.

    Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir memeknya. Ia mengaduh pendek tetapi segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan badannya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yang semakin meningkat.

    Tangannyapun menerobos celana dalamku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yang kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yang pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aku yakin senjataku ini akan menjadi kesukaan Linda. Ia pasti akan ketagihan.

    “Au.. Besarnya”, kata Linda sambil mengelus lembut kemaluanku.

    Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dengan itu melepaskan bajuku. Segera setelah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaku dan menggenggam kemaluanku yang semakin berdenyut-denyut. Aku pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang wanita Cina yang cantik dan seksi duduk di pahaku hanya dengan celana dalam dan BH.

    “Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

    Aku bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalam pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat. Buah dadanya yang sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaku. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.

    Ia membiarkan aku melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya.

    Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang indah dan menggairahkan birahi.

    “Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.

    “Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.

    “Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

    Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aku ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaku. Tangannya lincah melepaskan celanaku. Celana dalamku segera dipelorotnya. Kemaluanku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yang luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

    Puas mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aku menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu. Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

    “Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

    Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yang mulus padat itu membuka, menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu. Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

    “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

    Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku. Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ia melolong keras.

    Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu. Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahi nya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

    Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak. Mulutnya terus menggumam tidak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

    “Cepat.. Cepat.. Aku sudah nggak tahan!” jeritnya.

    Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

    Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang surgawi miliknya.

    Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Sejenak aku diam menikmati sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

    Dinding-dinding lubang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat.

    Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.

    “OH..”, erangnya, “Lebih keras sayang, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

    Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dengan gerakan pantatku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aku akan orgasme.

    “Aku mau keluar, Linda”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

    “Aku juga”, sahutnya, “Di dalam sayang. Keluarkan di dalam. Aku ingin kamu di dalam.”

    Kupercepat gerakan pantatku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan pantatku dan kemaluanku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya.

    Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya. Inilah orgasmeku yang pertama di dalam kemaluan seorang wanita sejak kematian isteriku. Dan ternyata wanita itu adalah Linda yang cantik bahenol dan seksi.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahi nya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

    “Sony, kamu hebat sekali, sayang”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aku tidak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”

    “Linda juga luar biasa”, sahutku, “Aku sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yang menawan ini. Linda tidak menyesal bersetubuh denganku?”

    “Tidak”, katanya, “Aku malah berbangga bisa menjadi wanita pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aku lagi nanti?”

    “Tentu saja mau”, kataku, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.

    “Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”

    “Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.

    “Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

    Hatiku bersorak ria. Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan.

    Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tidak terlupakan. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu. Aku menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalam berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi .

    Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dengan aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel tetapi terbanyak di rumahnya. Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dengan permainan birahi yang panas dan menggairahkan.

    Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya.

    “Linda”, kataku, “Betapa beruntungnya aku yang berkulit gelap ini bisa menikmati tubuhmu bahenol, seksi, putih dan mulus seorang wanita Cina.” kataku, disambut dengan tawa cerianya.

  • Yuri Hyuga S Model 79 Sh

    Yuri Hyuga S Model 79 Sh


    1669 views

  • KETIKA DIRIKU HANYA BISA PASRAH MELIHAT TEMANKU

    KETIKA DIRIKU HANYA BISA PASRAH MELIHAT TEMANKU


    1668 views

    Duniabola99.org – Namaku Rian. Seorang murid kelas 3 SMP yang biasa-biasa saja. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku yang kecil masih berumur 1 tahun dan masih menyusui. Mamaku bernama Kirana, dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Sedangkan ayahku seorang pemilik tour agent sekaligus sebagai tour guide sehingga beliau sering keluar kota.

    Mamaku sangat cantik dan menarik meski usianya sudah 35 tahun. Dia sering berpakaian seadanya kalau di rumah. Setelah mandi dan mengeringkan tubuh, mama kadang juga tidak langsung mengenakan seluruh pakaiannya, namun hanya mengenakan celana dalam dan BH keluyuran di dalam rumah. Memang tidak lama-lama, biasanya dia begitu kalau ada keperluan yang membuatnya tidak sempat mengenakan pakaian, seperti urusin si kecil yang tiba-tiba rewel.

    “Ah… mama memang sangat cantik” batinku. Meskipun begitu aku tetap tidak pernah berpikiran jorok terhadapnya, hanya mengagumi kecantikannya serta sifatnya yang baik dan penyayang.
    Namun sepertinya tidak hanya aku yang tertarik pada mama. Teman-temanku yang pernah datang ke rumahku sering memuji dan berkata padaku betapa cantik dan seksinya ibu kandungku ini. Aku tentu saja bangga mamaku banyak yang mengagumi, tapi kadang jengkel juga kalau ucapan mereka mulai aneh-aneh.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Sebentar lagi aku akan ujian nasional. Dari beberapa ujian ujicoba aku bersyukur selalu lulus meskipun dengan nilai pas-pasan. Aku harus belajar lebih giat agar nilaiku makin bagus sehingga bisa masuk ke SMA negeri yang bagus. Meski sudah mau ujian nasional, teman-temanku masih sering bermain ke rumahku, yang aku rasa tujuan mereka hanya pengen ngecengin mamaku. Di antara mereka ada yang ngebet banget mencari perhatian mama, Ando namanya, temanku yang paling mesum dan yang paling kotor otaknya. Di kelas dia pemalas dan sering remedial kalau ulangan.

    “Gimana nilai ujian ujicobanya? Lulus kan?” tanya mama pada Ando.

    “Duh… saya gak lulus tante” jawab Ando dengan nada murung.

    “Lho… kok bisa gak lulus sih?”

    “Habisnya Rian gak mau kasih contekan waktu ujian…”

    “Kamu ini… Masa nyalahin anak tante sih? Salah kamu sendiri kan yang tidak belajar, tiru dong anak tante, rajin dia”

    “Soalnya kalau di rumah gak bisa belajar tante”

    “Lho… Kenapa?”

    “Di rumah sempit tante, berisik, gak ada tempat untuk belajar,” jawabnya beralasan lagi-lagi dengan nada sok murung, padahal memang dia sendiri yang pemalas. Tapi ku lihat mama malah terpengaruh dengan ucapan Anto ini.

    “Kamu itu harus belajar yang rajin dong… jangan sampai gak lulus nantinya… untung ini baru ujicoba” ujar mamaku perhatian. Mama orangnya memang tidak tegaan melihat orang kesusahan dan mengiba padanya. Mama sungguh wanita yang baik dan perhatian, sifat keibuannya begitu lembut dan disukai siapapun.

    “Ya mau gimana lagi tante…”

    “Hmm… Gimana kalau kamu ikut belajar bareng saja sama anak tante. Kamu bisa datang ke sini kapanpun kamu mau untuk belajar. Kamu mau kan sayang bantuin Ando belajar?” tanya mama kemudian padaku.

    “Eh, i-iya Ma… Gak masalah kok” jawabku mengiyakan walaupun hatiku keberatan. Meskipun begitu ku ambil saja sisi baiknya, karena sepertinya dengan membantu Ando belajar aku yakin aku justru akan semakin pandai dibuatnya.

    “Anak mama ini memang baik. Sesama teman memang harus saling membantu…” ujar mama sambil membelai rambutku. Aku hanya nyengir.

    “Ya sudah, tante tinggal dulu yah, tante mau masak makan malam. Mending sekarang kalian belajar. Ando, jangan ragu-ragu bertanya pada Rian kalau ada yang kamu gak ngerti” lanjut mamaku lagi sambil menuju dapur.

    “Yuk Ndo kita belajar bareng” ajakku pada Ando.

    “Hehe, iya bro”

    Kami pun pergi ke kamarku untuk belajar. Tapi dasar Ando yang emang pemalas, hanya sekitar 10 menit saja dia belajar, setelahnya hanya aku sendiri yang sibuk dengan buku-buku, dia malah asik bermain dengan komputerku, bahkan browsing-browsing situso.

    “Lo kok malah main komputer sih Ndo?” tanyaku kesal padanya.

    “Santai aja bro belajarnya, ntar otaklu meleduk lho… hehe” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar monitor. Namun saat mamaku muncul untuk mengantarkan kue dan minuman, dengan cepat Ando malah ikut nimbrung bersamaku pura-pura belajar.

    “Wah, kalian belajarnya rajin banget, bagus deh… Nih ada kue dan minuman” ucap mamaku.

    “Makasih Ma…”
    “Makasih tante…”

    Mama saat ini sudah berpakaian lebih santai, hanya mengenakan daster batik tipis tanpa lengan yang dalamnya hingga ke lututnya. Aku saja terpesona melihat penampilan mamaku, apalagi Ando, matanya tidak mau beranjak melihat tubuh ibu kandungku ini, pandangan matanya seakan menelanjangi mamaku!

    “Mama lo emang cakep banget bro… gak salah banyak yang demen, hehe” ucap Ando setelah mama keluar dari kamarku. Aku hanya nyengir kecil saja. Antara bangga dan kesal ibu kandungku dipuji seperti itu.

    Akupun lanjut belajar lagi, namun si Ando masih tetap belajar dengan malas-malasan. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputerku. Bodo ah, terserah dia mau belajar atau nggak.

    Begitulah, sejak saat itu Ando jadi semakin sering main ke rumahku, bahkan sampai nginap segala. Alasannya untuk belajar bareng, tapi lebih banyak bermain dan bersantai menikmati fasilitas rumahku, serta mencuci mata melihat mamaku.

    Ando juga sering cari muka ke mamaku pura-pura belajar. Bahkan dia mulai bertingkah manja dan ingin dianggap anak dari mamaku juga. Kalau ada papa, Ando masih sedikit menjaga kesopanan, tapi kalau papa sudah berangkat kerja, dia bakal melunjak tingkah sok manjanya.

    Mama memang tidak mempermasalahkan tingkah Ando itu. Tapi sesekali ku lihat mama risih juga kalau Ando terlalu melunjak meskipun mama masih membiarkannya. Contohnya saja ketika mama selesai mandi waktu itu. Ando seenaknya masuk ke kamar mama lalu seperti anak kecil minta dibikinin serapan, padahal mama masih menggunakan handuk. Tampak raut wajah mama yang kurang suka, tapi dia masih berusaha tetap tersenyum dan mengiyakan permintaan temanku itu.

    Melihat hal itu aku yang jadi kesal dibuatnya. Aku mengatakan ke mama kalau aku kesal pada Ando dan menyuruh mama jangan terlalu berbaik hati pada temanku itu, tapi mama malah seakan membela Ando.

    “Sayang… kalau sama teman itu harus baik-baik. Lagian Ando kan katanya kurang kasih sayang dari ibunya” jawab Mama. Aku tidak yakin ucapan Ando yang mengatakan ibunya tidak sayang dengannya itu benar apa tidak, aku rasa itu hanya alasannya agar bisa menempel pada mamaku. Terpaksa ku hanya diam menuruti meski hatiku dongkol. Kalau beneran teman yang baik sih emang aku akan bersikap baik, tapi kalau temanku seperti Ando itu, ogah.

    Tuh anak kerjaannya hanya nonton bokep dan bermain game saja. Tak jarang aku mendapatinnya sedang asik onani. Biasanya dia melakukan onani setelah bermanja-manjaan dengan mamaku.

    “Sorry bro, mama lo cakep banget, gak tahan gue, gue onani dulu yah sambil ngebayangin mama lo” ujarnya.

    “Anjing lo Ndo, seenaknya aja kalau ngomong” Aku kesal sekali mendengar ucapannya itu. Sungguh kurang ajar mengatakan hal seperti itu pada mama di depanku. Tapi Ando hanya cengengesan saja ku maki.

    Memang tak ku pungkiri mama sangat menarik. Wajahnya cantik, kulitnya putih mulus, tubuhnya juga indah. Tentunya akan menarik lelaki manapun. Siapa saja pasti akan bernafsu melihat ibu kandungku. Apalagi oleh remaja-remaja tanggung seusia kami.

    Aku hanya bisa memaklumi temanku yang satu ini karena pergaulan dan lingkungan tempat tinggalnya yang kacau. Aku hanya membiarkan saja ucapan Ando itu. Membiarkan temanku beronani ria membayangkan mama kandungku. Dan entah kenapa ucapan dan perbuatan Ando itu membuat aku sekarang jadi ikut berpikir yang tidak-tidak pada mama.

    Semakin lama, mama semakin terbiasa dengan tingkah sok manja Ando maupun perbuatan-perbuatannya yang kurang sopan sebagai orang yang bukan keluarga. Mama sudah tidak mempermasalahkannya lagi dan mencoba memaklumi kelakuannya yang kurang kasih sayang seorang ibu itu. Ando minta kancingkan baju, mama turuti. Minta cium selamat tidur, mama turuti. Sampai-sampai saat Ando minta disuapin, mamapun dengan senang hati menuruti.

    “Ma…. Kok mama nyuapin Ando sih?” tanyaku heran dan juga kesal saat melihatnya.

    “Oh… ini permintaan Ando kemarin malam waktu kamu udah tidur. Dia ingin merasakan disuapin sama mama juga katanya” jawab mama santai.

    “Iya bro… lo dulu kan udah pernah, gue kan kepengen juga, mama lo yang cantik kan mama gue juga sekarang, iya kan tante??” ucap Ando seenaknya. Tampak mama mencubit paha Ando karena ucapan temanku itu. Meski tidak keras, tapi Ando berlagak kesakitan, membuat mama jadi tertawa kecil.

    Argh… Rasanya sungguh aneh melihat ibu kandungku menyuapi orang lain, bahkan sampai bercanda akrab seperti itu, apalagi orang lain itu adalah temanku yang jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk!

    Aku yang tidak mau kalahpun mencoba mendekat, aku juga ingin merasakan disuapi oleh mama lagi. Tapi Ando seakan tahu apa yang akan ku lakukan. Diapun mendahuluiku minta mamaku segera menyuapinya lagi.

    “Tante…. Aaaaakkkkk” ucap Ando sambil membuka mulut lebar-lebar.

    “Kamu ini manja amat” ujar mama sambil menyuapi Ando. Ku lihat Ando melirik padaku dan berusaha cengengesan sambil menerima suapan dari ibu kandungku. Brengsek!

    “Ma…” panggilku.

    “Ya sayang?”

    “Aku mau juga dong…” pintaku.

    “Hihihi… Emang kamu mau jadi anak kecil lagi? Katanya dulu gak mau disuapin mama lagi karena udah gede, hihi”

    “Biarin Ma” ucapku terpaksa ‘menelan ludah’ sendiri karena tidak mau kalah sama Ando yang jelas-jelas bukan anak mama.

    Tampak mama seperti akan menuruti keinginanku, dia menghadap ke arahku dan menyendoki nasi goreng itu. Tapi… lagi-lagi Ando mendahuliku!

    “Tanteeeeee…. Aku belum selesai makaaaaan” ujar Ando sok merajuk sambil menahan tangan mama. Membuat mama jadi batal menyuapiku dan balik menyuapi Ando lagi.

    “Sayang… kamu makan sendiri aja dulu yah, mama kerepotan banget nih ngurusin temanmu” ujar mama. Terang saja aku kecewa. Aku semakin kesal karena lagi-lagi Ando melirik cengengesan padaku sambil menerima suapan dari mama. Akhirnya aku hanya makan sendiri sambil melihat pemandangan yang membuat hatiku sakit. Makanku jadi tidak enak.

    “Ando, gimana belajarnya? Kamu belajar yang rajin kan?” tanya mama kemudian setelah Ando selesai makan.

    “Rajin kok tante, tanya aja Rian. Iya kan bro? Hehe”

    “Iya… lo rajin banget” jawabku malas. Aku tidak mau peduli lagi dia belajar atau tidak.

    “Tuh kan tante… aku rajin belajar, hehe”

    “Kalau bisa jangan cuma rajin belajar di rumah tante aja dong. Di sekolah juga, terus dapatkan nilai yang bagus” ujar mamaku lagi.

    “Ah, tante kok masih gak percaya aja sama aku. Lihat aja deh besok, nilai ujian ujicoba berikutnya pasti bagus. Kalau nilaiku bagus tante mau kasih apa ayo??” ujar Ando menantang.

    “Duh, kamu ini kok malah minta imbalan sih?”

    “Habisnya tante masih aja anggap Rian lebih pintar dari aku” rajuk Ando. Jelas saja memang aku yang lebih pintar dari dia! Enak aja dia ngomong lebih pintar dariku.

    “Ya sudah, tante bakal kasih kamu hadiah kalau nilai ujian kamu lebih bagus dari nilainya anak tante. Nanti kamu boleh minta hadiah apapun pada tante. Oke?”

    “Beneran boleh minta hadiah apapun tante?” tanya Ando bersemangat.

    “Iya, kalau tante bisa kasih akan tante kasih” jawab mamaku.

    “Oke deh tante, hehe”

    “Kamu setuju kan sayang?” tanya mama kini padaku. Aku sebenarnya menolak ide ini, tapi tentu tidak mungkin kalau nilai ujianku akan kalah bagus dari nilainya Ando. Jadi ku terima saja.

    “Kalau aku menang, aku boleh minta apapun juga kan Ma?” tanyaku. Aku berencana meminta mama tidak membolehkan Ando main ke sini lagi.

    “Iya boleh… Ya sudah, kalian belajar yang rajin yah… ” ujar mama sambil tersenyum manis pada kami. Mama terlihat sangat senang karena kami bersemangat belajar, tapi tentunya aku dan Ando punya tujuan tersendiri. Ando ku yakin akan meminta hal yang mesum pada mama, sedangkan aku harus mencegah hal itu terjadi. Ku pikir aku tidak akan kesulitan memenangkan pertandingan ini.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Beberapa hari berlalu, hari ujian ujicobapun tiba. Aku dapat menjalani ujian dengan baik. Entahlah dengan Ando. Dia belajarpun tidak, kerjaannya hanya nonton bokep serta manja-manjaan sama mamaku kalau di rumah. Tentu saja aku berpikir aku akan mendapatkan nilai yang lebih bagus, tapi aku tidak menyangka kalau nilai Ando lebih bagus dariku. Bagaimana bisa????

    Akhirnya Andolah yang memenangkan pertandingan ini. Sialan!

    “Hehe, aku yang menang kan tante. Kan udah aku bilang kalau aku lebih pintar dari pada anak tante, hehe” ujar Ando sombong.

    “Iya, deh, kamu mau hadiah apa emangnya?” tanya mama kemudian. Aku masih bingung bagaimana Ando bisa dapat nilai yang bagus. Tapi aku tidak ada waktu untuk mencari tahunya, aku lebih penasaran apa yang akan diminta Ando pada mama.

    “Ngg… aku mau dimandiin sama tante cantik, hehe”
    Aku kaget setengah mati. Ando minta dimandiin sama mamaku! Berarti dia nanti akan telanjang di depan mama? Aku penasaran apa jawaban mama.

    “Mau tante mandiin? Waduh… memangnya tidak ada permintaan lain yah?” tanya mama sepertinya keberatan. Tentu saja, karena yang meminta mandi padanya adalah pria tanggung seusia anak laki-lakinya, bukan keluarga pula. Tapi aku lebih khawatir pada niat mesum Ando.

    “Tapi aku mau dimandiin sama tante… Aku kan udah belajar susah-susah tante demi minta dimandiin sama tante. Mau yah tante…” pinta Ando memelas.

    Mama melirik padaku seakan meminta persetujuan dariku. Tentu saja aku tidak rela. Mama tahu itu. Mamapun juga aku tahu ada rasa keberatan di hatinya karena sekarang manjanya Ando semakin melunjak sampai minta dimandikan. Tapi mama memang punya ikatan janji yang harus dipenuhi.

    “Hmm… Ya sudah tante turutin. Tapi kamu aja yah yang telanjang, tante gak ikutan mandi. Nanti bukannya mandi kalau kita sama-sama telanjang, hihihi” kata mama tertawa kecil malah menggoda Ando. Aku sendiri sampai berpikir yang tidak-tidak dibuatnya.

    “Oke deh tante, aku aja yang telanjang, telanjang di depan tante, di depan wanita bersuami, mama dari temanku yang cantik” ucap Ando sambil melirik padaku, sengaja mengaduk-aduk hatiku dengan menggunakan kalimat-kalimat seperti itu. Tapi ku lihat mama hanya tersenyum saja.

    Aku masih tidak percaya mama mau memandikan temanku ini. Perasaanku campur aduk, deg-degkan membayangkan ibu kandungku ini akan berduaan di kamar mandi bersama orang asing yang dekil item seperti temanku ini. Ando akan bertelanjang di hadapan mamaku untuk dimandikan. Aku cemburu dan kesal.

    Ku lihat mama tersenyum padaku. Mama seperti mau mengatakan kalau tidak apa-apa dan tidak perlu khawatir. Semoga saja Ando tidak macam-macam selain hanya mandi.

    “Sayang… mama mau mandikan temanmu dulu yah… tolong bantu lihat adikmu kalau dia nangis. Tolong jaga juga kalau tiba-tiba papa pulang” ucap mama kemudian.

    “Eh, i-iya ma…” jawabku yang lagi-lagi dibalas mama dengan tersenyum manis. Sedangkan Ando nyengir-nyengir.

    “Yuk tante, mandi, hehe” ajak Ando menggandeng tangan mamaku. Tampak perbedaan warna kulit yang mencolok antara tangan Ando dan mamaku. Ando hitam dekil, sedangkan mama putih mulus.

    “Iya, dasar kamu tidak sabaran. Kita pakai kamar mandi tante saja yah… Ada bathtubnya, jadi kamu bisa tante mandikan di sana nanti” kata mama.

    “Oke tante, hehe… Bro, gue mandi dulu yah bro… dimandiin sama mama lo tersayang, hehe” ujar Ando cengengesan padaku. Aku betul-betul kesal melihat wajahnya.

    Mama dan Ando lalu masuk ke dalam kamar Mama untuk menggunakan kamar mandi yang ada di sana, sedangkan aku menunggu di ruang tengah. Setelah mereka masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, aku masih sempat mendengar Ando yang terus saja menggoda dan memuji mamaku. Sesekali terdengar juga cekikikan mama karena godaan-godaan temanku itu. Mama juga berteriak-teriak kecil sambil tertawa. Ah… apa yang dilakukan Ando pada mamaku.

    Tidak lama kemudian aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi, sepertinya mama sudah mulai memandikan Ando. Aku yang penasaranpun nekat masuk ke dalam kamar mama. Tampak baju, celana serta kolor Ando berserakan di atas tempat tidur orangtuaku! Berarti Ando sudah telanjang sejak di kamar Mama! Kepalaku jadi pusing dibuatnya.

    Aku sungguh penasaran, aku mencoba menguping pembicaraan di kamar mandi. Pasti saat ini penisnya sedang mengacung-ngacung di hadapan ibu kandungku.

    “Tante… mandiin Ando yang bersih yah, hehe” kata Ando.

    “Iya… ini juga tante lagi mandiin kamu”

    “Hehe, senang banget bisa dimandiin telanjang sama tante. Beruntung Ando berteman dengan anaknya tante. Bisa dimandiin sama mamanya yang super cantik dan nafsuin, hehe”

    “Aduh tante, sakit… sakit” terdengar suara Ando kesakitan, sepertinya mama baru saja mencubitnya.

    “Rasain tuh kamu”

    “Hehehe, ampun, ngomong-ngomong kontol aku gede gak tante?”

    “Kamu mau tante cubit lagi?”

    “Eh, jangan tante, tapi jangan lupa ntar kontol Ando disabunin juga yah, hehe”

    “Hmm… kalau itu kamu sendiri aja yah…” tolak mama halus.

    “Yah, kok gitu sih, sekalian dong…”

    “Kamu ini mau mandi atau apa sih Ndo?”

    “Mandi dong tante… kan cuma nyabunin aja. Pasti tante geli yah sama kontol aku yang gede. Mantab kan tante tegangnya? Lebih gede dari punyanya anak tante yah? Hehe” ujar Ando makin melunjak.

    “Eh, kamu kenapa ngocok-ngocok gitu di depan tante? Kalau kamu nakal gini ntar gak selesai-selesai lho mandinya” ujar mama.

    “Bagus dong, bisa berduaan terus sama tante, hehe”

    “Duh, kamu ini. Ya sudah, tante bantu bersihin bagian itu” kata mamaku kemudian.

    “Makasih tante, tante memang mama yang baik. Ando sayang sama tante”

    Tak lama kemudian terdengar suara Ando seperti mendesah-desah kecil. Jelas kalau dia saat ini sedang disabuni penisnya oleh mama kandungku. Entah bagaimana mama menyabuninya. Aku pusing sendiri membayangkannya. Aku cemburu luar biasa. Mamaku yang cantik saat ini sedang menyabuni penis temanku!

    “Duh, burungmu hati-hati dong” teriak kecil mamaku. Aku penasaran apa yang terjadi, tapi aku hanya bisa menguping diam-diam.

    “Iya mama temanku yang cantik, cuma kena dikit kok” jawab Ando. Apanya yang kena dikit???? Wajah mama kah?

    “Hmm… Tante gak telanjang aja kamu udah tegang gitu, gimana kalau tante ikutan telanjang nih… hihihi” ujar mama menggoda Ando. Sepertinya mama sudah semakin rilex, dari yang tadinya menolak permintaan Ando, kini sudah bisa bercanda kembali menggoda temanku.

    “Hehehe, habisnya daster tante tipis sih… basah lagi. Jadi nyeplak gitu… tuh susu tante kelihatan. Tante seksi banget. Tante sengaja yah bikin aku konak? Nih liat kontol aku sampai keras gini, hehe” ujar Ando.

    Ah… jantungku berdebar tak karuan mendengar percakapan mereka. Apalagi mendengar perkataan Ando barusan. Baju mama basah? Berarti Ando bisa melihat bayangan buah dada mamaku!

    Aku juga baru sadar kalau mama tidak pakai BH tadi, dan juga pakaian yang mama kenakan saat ini adalah salah satu dasternya yang paling tipis dan paling seksi. Aku berkali-kali coli sambil melihat mama dengan pakaian itu. Sekarang pemandangan itu tersaji di depan temanku. Sungguh beruntung Ando bisa melihat mamaku basah-basahan dengan daster tipis itu. Mama pasti sangat seksi saat ini. Aku cemburu, tapi juga horni.

    “Kamu ini… Tante bilangin anak tante baru tahu rasa kamu”

    “Emang bilangin apa? Bilang kalau aku ngelihatin susu mamanya yang nyeplak? Terus ngejelasin kalau sekarang tante lagi usap-usap kantong zakar aku? Tadi tante juga ngocokin batang penisku kan? Hehe” balas Ando cengengesan. Jedar! Jantungku rasanya mau meledak mendengarnya, membayangkan mama membersihkan penis Ando sampai mengocok-ngocoknya.

    “Dasar ah, kamu. Nih kamu lanjutin sendiri bersihin burungmu”

    “Bercanda kok tante… lanjutin lagi dong…” pinta Ando yang sepertinya ketakutan kalau mamaku marah. Mama sepertinya tidak benar-benar marah, karena terdengar Ando tak lama kemudian mendesah lagi. Mamaku kembali membersihkan kemaluan temanku dengan tangannya!

    “Untung tante masih pakai celana dalam. Kalau tidak pasti Ando udah muncrat. Bisa belepotan dong wajah dan daster tante kena pejuku” ucap Ando kemudian.

    “Mau mu tuh. Kurang ajar dong namanya nyemprot wajah mama teman sendiri pakai sperma” balas mama.

    “Aduh tante, sakit”

    “Rasain”

    Beberapa saat kemudian terdengar suara air kembali. Sepertinya mama lanjut membasuh badan Ando. Sepertinya acara mandi ini akan segera berakhir.

    “Udah kan mandinya? Tante mau keluar dulu, kalau kamu mau buang sperma setelah ini silahkan. Tante tahu dari tadi kamu udah gak tahan” ujar mamaku.

    “Hehe, iya tante, tau aja kalau aku konak banget dari tadi” ucap Ando yang semakin kehilangan rasa sopannya pada mamaku.

    “Jangan lupa disiram yang bersih” ucap mama kemudian yang ternyata tiba-tiba sudah membuka pintu. Aku ketahuan sedang berada di dalam kamar!

    “ Rian? Kamu ngapain di sini?” tanya mamaku.

    “Eh, itu.. aku mau pastiin mama gak diapa-apain”

    “Iya… mama gak diapa-apain kok. Tapi memang temanmu itu nakal banget” kata mamaku sambil tersenyum manis.

    Ku perhatikan kondisi mamaku. Memang benar susu mama nyeplak jelas dari dasternya yang tipis dan basah itu. Putingnya tampak sekali menerawang. Rambut, wajah dan seluruh tubuhnya basah kuyup. Sungguh pemandangan yang seksi dan memancing lelaki manapun untuk mengeluarkan sperma. Sungguh puas Ando melihatnya dari tadi.

    “Hehe, ada Rian yah tante?” ucap Ando. Berbeda dengan sosok indah di depanku, di belakang mama, ku lihat temanku yang jelek itu sibuk mengocok penisnya sambil berdiri tak jauh dari mamaku.

    “Tante… aku muncraaaat…” tiba-tiba dengan kurang ajarnya Ando muncrat hingga mengenai belakang tubuh mamaku! Pantat mama yang tertutup daster, pahanya, serta kaki mamaku kena telak dipejuin temanku ini. Sungguh kurang ajar! Hatiku perih melihat ibu kandungku dipejuin orang seperti dia. Tapi mama justru berteriak manja.

    “Kyaaaah, Andoooo! Spermamuuu!”

    “Sorry tante, habisnya tante ngapain sih berdiri di situ, kena semprot deh, hehe” jawab Ando beralasan. Sungguh Ando biadab, dia seperti sengaja menunjukkan padaku pemandangan mamaku dipejuin olehnya. Rasanya ingin ku hajar wajah buruknya itu, tapi tak jadi ku lakukan karena tiba-tiba terdengar suara pagar bergeser. Papa pulang!

    Ando dengan terbirit-birit mengenakan pakaiannya dan lari ke kamarku. Mama juga kembali masuk ke kamar mandi pura-pura mandi. Sebelum menutup pintu mama sempat berbisik padaku,

    “Jangan kasih tahu papa yah sayang”
    Ah, hatiku diaduk-aduk. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Hatiku sakit karena cemburu, tapi aku juga konak berat karena situasi ini. Bisa-bisanya mama diam-diam melakukan hal seperti ini di belakang suaminya. Meski awalnya keberatan, tapi mama kini terlihat menikmati permainan dari Ando.

    Aku pikir hanya sekali itu Ando dimandikan oleh mama. Namun ternyata tiap ada kesempatan Ando selalu minta dimandiin sama mamaku. Memang kebanyakan aku tidak melihatnya langsung, tapi diceritakan oleh mama ataupun Ando.

    “Terus Ando onani lagi Ma setelah mandi?” tanyaku pada mama.

    “Iya, temanmu itu manja, tapi nakal juga yah… Mama jadi sering kena ceceran spermanya” jawab mama yang bikin aku kesal.

    “Kok mama kasih sih? Makanya dia minta terus…”

    Mama tidak menjawab. Mama sepertinya juga bingung kenapa dia malah terus menuruti keinginan Ando walaupun awalnya dia selalu keberatan. Tujuan mama yang dulunya hanya ingin memanjakan Ando malah jadi seperti terseret ke permainan nakal temanku itu.

    Perangai Ando semakin hari semakin melunjak sok manjanya. Setelah mandi, dia juga minta mama yang pakaikan dia baju, lalu minta disuapin. Sungguh eneg melihat tingkahnya itu. Aku sampai tidak pernah bisa bermanjaan lagi dengan ibu kandungku sendiri karena Ando yang selalu menempel padanya. Terpaksa aku hanya coli sendiri. Tentunya aku tidak ingin Ando sampai tahu kalau aku sekarang juga bernafsu pada mamaku.

    Suatu hari papa tidak pulang karena urusan pekerjaan. Ando malah minta tidur bareng dengan mama di kamar mama.

    “Boleh kan tante aku tidur bareng?” tanya Ando memastikan.

    “Duh, masa kamu tidur sama tante sih? Terus kamu ninggalin Rian sendirian dong di kamar?” balas mama.

    “Biarin aja tante, gak apa kok. Iya kan Bro? Gak apa kan gue tidur seranjang sama mama kandung lo yang cakep? Hehe”

    “Enak aja lo! Lo tidur di luar sana, kalau perlu lo balik ke rumah lo!” makiku padanya.

    “Ah, berisik lo bro. Gue kan juga pengen ngerasain dikelonin dan tidur bareng sama seorang mama. Lo kan udah sering waktu kecil. Ya tante…. Boleh yah… please…. Kasihani aku dong tante yang gak pernah disayangi mamaku dulu” ujar Ando memelas memasang wajah sedih.

    Mama tampak berpikir, kemudian menghela nafas.

    “Yah… mama pikir tidak apa kalau kamu ingin tidur bareng” ucap mama sambil mengusap kepala Ando. Lagi-lagi mama menuruti keinginan Ando.

    “Aku juga mau tidur sama mama kalau gitu” pintaku tak mau kalah. Aku harus menjaga mama dari kelakuan temanku ini.

    “Kamu mau tidur bareng juga?” tanya mama padaku.

    “Iya Ma…”

    “Ya sudah kalau gitu… muat kok kita tidur bertiga. Gak apa kan Ndo kalau Rian juga ikutan?”

    “Ya gak apa sih, asal jangan ganggu aja, hehe” kata Ando cengengesan.

    Setelah mama menyusui adikku dan meletakkannya di ranjang bayi, kamipun pergi tidur. Mama berada di tengah-tengah diapit oleh aku dan Ando. Malam ini mama terlihat sangat cantik dengan gaun tidurnya yang tipis dan diatas lutut itu. Aku jadi konak sendiri berada di sampingnya. Ku yakin Ando juga demikian. Melihat mama dengan pakaian itu saja sudah bikin konak, apalagi seranjang dengannya seperti yang kami lakukan sekarang. Pemandangan yang seharusnya hanya bisa dilihat Papa, kini juga dapat dilihat olehku dan teman tak diundangku ini.

    “Selamat tidur sayang…” ucap mama sambil mencium keningku, begitu juga dengan kening Ando layaknya anaknya sendiri.

    “Selamat tidur Ma…” balasku. Tentunya aku tidak ingin segera tidur, aku harus memastikan kalau mamaku aman. Tapi ternyata rasa kantukku cukup kuat dan membuat aku tertidur juga.

    Tengah malam, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sebelahku. Aku coba memasang telinga yang sedang mereka obrolkan.

    “Ayo dong tante… pengen nih.. mumpung anak tante udah tidur” kata Ando berbisik dengan nada memaksa.

    “Duh, masa sekarang sih?”

    “Pengennya sekarang tante, ayo dong… buka dikit dasternya, udah haus nih pengen nyusu, hehe”

    Hah? Pengen nyusu?? Ando ingin menyusu pada mamaku??

    “Kamu ini… kamu sengaja ya memintanya sekarang? Saat Rian ada di sebelah kita?” tanya mama yang hanya dibalas Ando cengengesan.

    “Kan tante janji mau ngasih aku susu juga”

    “Tapi kan susu tante yang udah diperas, bukan yang diminum langsung dari sumbernya”

    “Lebih enak yang diminum langsung dari sumbernya, hehe”

    “Hush… Suaramu itu pelanin. Nanti Rian bangun” ucap mama. Terlambat, aku sudah terbangun dan menyimak obrolan mereka.

    “Ayo dong tante… mau yah?” pinta Ando lagi terus memaksa.

    “Ya sudah, buruan nyusunya. Tapi jangan berisik” ucap mama kemudian membolehkan. Mama lalu menurunkan tali dasternya hingga memperlihatkan sepasang buah dadanya yang penuh susu itu. Susu yang pernah ku hisap saat kecil kini juga akan dihisap oleh temanku yang jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk.

    Dalam kegelapan, tampak Ando langsung menyosor buah dada mamaku. Mama sempat melenguh pelan karena Ando yang begitu semangat. Daripada dikatakan menyusu, Ando lebih seperti mencabuli ibu kandungku ini. Tangan mama awalnya menahan tubuh Ando agar tidak menindihnya, tapi lama-kelamaan malah memeluk punggung Ando seakan tidak membiarkan Ando berhenti mencupangi buah dadanya.

    Ah… hatiku sakit, tapi aku malah ingin terus melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

    “Nghhh… Ando sayang… pelan-pelan… jangan heboh gitu nyusunya” bisik mama pelan. Ando hanya menoleh sebentar pada mama, tampak susu mama mengalir di dagunya, Ando lalu kembali menyusu lagi dengan liar pada mamaku.

    Cukup lama Ando melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan pada ibu teman sendiri. Lenguhan manja pelan dari mamaku terus terdengar yang membuat aku makin konak. Daster yang mama kenakan kini sudah turun hingga ke pinggangnya. Mama tidak mempermasalahkan lagi Ando yang semakin heboh menyusu padanya. Ia tampak pasrah kalau aku benar-benar akan terbangun.

    “Ando… jangan digigit-gigit… kamu mau nyusu atau apa sih? Sakit tahu”

    “Jangan ditarik-tarik sayang… Nggghhhh….”

    “Tanganmu kok malah nakal sih meras susu tante yang satunya?”

    “Ngghhh.. Ando…. Kamu nakal sayang” terdengar suara mama berkali-kali merespon kelakuan Ando pada buah dadanya. Tapi mama tampak tidak benar-benar malarang Ando, masih terus membiarkan Ando melakukan aksinya. Setelah sekitar setengah jam, barulah Ando berhenti.

    “Udah Ando? Kamu puas mainin susu tante? Mama temanmu lho ini.. Kalau ketahuan sama Rian bisa dihajar kamu, apalagi sama suami tante” ujar mama dengan nafas tersengal-sengal. Ando hanya cengengesan juga dengan nafas tersengal. Kehabisan nafas karena kelamaan membenamkan wajah buruknya dalam-dalam ke buah dada mamaku serta menyusu hingga kekenyangan.

    Ando kemudian bangkit, lalu menarik daster mama hingga mama hanya mengenakan celana dalam.Aku terkejut dengan apa yang dilakukannya itu.

    “Ando? Kamu mau apa lagi? Belum puas nyusunya?” tanya mama terkejut.

    Ando tidak menjawab, dia lalu merebahkan diri lagi menghimpit tubuh mama yang nyaris telanjang itu. Dengan kurang ajarnya dia lalu menciumi bibir dan wajah mamaku bertubi-tubi dengan penuh nafsu.

    “Ngghh.. Ando… kamu… jangan gini dong…” ucap mama menahan tubuh Ando.

    Namun lama-kelamaan, mama malah membiarkan wajahnya terus diciumi temanku itu, bahkan membalas berciuman dengan Ando. Kepalaku pusing melihatnya. Mereka jadi asik terus berciuman dengan panasnya, padahal ada aku di sebelah. Mereka bertukar liur, berciuman, serta saling mengulum lidah. Mau-maunya mama menuruti permintaan nakal Ando. Merelakan tubuhnya digerayangi habis-habisan oleh temanku ini.

    Puas berciuman, tiba-tiba Ando menarik celana dalam mama. Kali ini barulah mama benar-benar memprotes.

    “Ando… cukup!” larang mama sambil bangkit duduk, lalu melihatku untuk memastikan aku masih tertidur. Aku pura-pura memejamkan mataku, namun diam-diam membuka mataku lagi saat mereka tidak melihat ke arahku.

    “Tante… aku pengen” pinta Ando sambil merebahkan tubuh mamaku lagi, tapi mama menahan tubuhnya dan kembali duduk.

    “Gak boleh Ando sayang… jangan yah… Masa kamu mau menyetubuhi mama temanmu sendiri?”

    “Habisnya aku nafsu banget sama tante…pengen aku entotin” ucap Ando vulgar.

    “Kamu sih nyusunya lama banget tadi. Anak seusiamu itu gak boleh nyusu lagi seharusnya. Jadi nafsu kan sekarang… Mendingan sekarang kamu onani deh di kamar mandi, turunin nafsumu” suruh mama.

    “Yah tante, masa coli lagi… kali ini aja tante… please… boleh ya…” ucap Ando kembali berusaha merebahkan tubuh mama. Mama membiarkan, tapi di wajahnya masih terlihat keraguan. Tak lama kemudian dia kembali mendorong tubuh Ando dan kembali bangkit duduk.

    “Jangan Ando sayang… gak pantas kita melakukan ini” pinta mamaku masih mencoba mempertahankan diri.

    “Yah… tante… pengen”

    Mama tampak bingung, tapi kemudian dia berkata, “kamu peluk dan ciumin tante sepuasmu saja ya… jangan lebih dari itu” tawar mama kemudian.

    “Ya sudah deh…” jawab Ando. Mama tidak melawan saat Ando kembali merebahkan tubuhnya. Sepertinya mama membiarkannya agar ini cepat selesai. Mungkin merasa tak masalah kalau hanya peluk dan cium.

    “Jangan ribut yah tapi…” ingat mamaku.

    “Iya tante…”

    “Ya sudah… ayo sini… Cium dan peluk tante sepuasmu. Penismu sepertinya tak tahan untuk menikmati tubuh mama temanmu ini” ucap mama sambil tersenyum manis. Sengaja menggunakan kata-kata ‘mama temanmu’ seakan menyenangkan Ando, tapi bagiku rasanya sakit sekali mendengarnya.

    Merekapun kembali bergumul telanjang bulat tanpa bersetubuh di sebelahku. Lenguhan kenikmatan mereka kembali terdengar sahut-menyahut. Kadang Ando membuat gerakan seperti menyetubuhi mama walaupun penisnya hanya menggesek di paha mama. Begitu panas. Baik Ando maupun mama tampak sangat menikmati. Seakan lupa kalau aku masih ada di sini.

    Cukup lama mereka melakukannya. Tubuh mereka sama-sama sudah mengkilap karena berkeringat meskipun AC di kamar menyala.

    Kepalaku makin berat mendengar dan menyaksikan ini, ku pikir aku mau tidur saja. Hingga kemudian aku dikejutkan oleh teriakan kecil mama.

    “Ando jangan dimasukkan!”

    “Gak tahan tante….”

    “Ando… udah tante bilangin kan.. Ngh… Ando… keluarkan burungmu sayang!” kata mamaku lagi. Ku coba memperhatikan apa yang terjadi. Ando sedang menyetubuhi mamaku! Bajingan!

    “Ngghhh.. tante… enak.. ngentot… aku ngentotin tante Kirana… akhirnya…” racau Ando tak mempedulikan ucapan mama.

    “Shhh… Ando… cukup… nanti Rian bangun.. Ngghh..” ucap mama.

    “Kalau tante gak mau anak tante yang dungu itu bangun, tante jangan berisik dong… hehe” balas Ando.

    “Kamu ini… dasar kurang ajar menyetubuhi mama teman sendiri” ucap mama yang akhirnya menuruti perkataan Ando. Mama tidak lagi melawan dengan harapan aku tidak terbangun dan menyaksikan dirinya sedang bersetubuh dengan temanku sedang bersetubuh dengan temanku sendiri, tapi kenyataannya aku malah sudah melihatnya sekarang.

    Akhirnya mama membiarkan tubuhnya dinikmati Ando, bahkan mama juga terlihat menikmatinya. Terdengar mama berkali-kali mendesah kenikmatan sambil memeluk tubuh Ando.

    Mama melakukan perzinahan dengan remaja tanggung yang jelek, di samping diriku, di atas ranjang suaminya. Sungguh membuat hatiku tak karuan. Penisku menegang dengan maksimal meskipun hatiku teriris. Mama kandungku… ya… mama kandungku sedang disetubuhi orang macam Ando, temanku yang tak tahu diri. Tapi kenapa aku hanya diam dan justru menikmati pemandangan ini? Sialan!

    “Ngghh… Ando…”

    “Tante…”

    “Sayang… mamamu sedang disetubuhi temanmu… tolongin mama dong…. Kok kamu malah enak-enakan tidur sih? Suka yah kalau mama dientotin orang lain?” racau mama yang membuat Ando semakin semangat.

    Hatiku menangis, tapi penisku ngaceng bukan main. Bahkan tak lama kemudian aku memuntahkan spermaku karena tak tahan. Sungguh aku tak tertolong.

    Ando terus menyetubuhi ibu kandungku. Cukup lama hingga membuat mama kilmaks berkali-kali.

    “Tante… aku keluar. Keluarin di dalam yah?”

    “Nggh… jangaaaann!”

    “Tante…. Terima benihkuuuuu… Ah… mama temanku lonteeeee” erang Ando dengan tubuh mengejang-ngejang menyemprotkan spermanya ke vagina mama. Tempat aku lahir dulu kini dikotori oleh peju temanku!

    “Dasar… anak sekarang cepat gede semua”

    “Rawat anak Ando yah tante… hehe” ucap Ando cengengesan.

    “Tante gak mau hamil anak kamu” balas mama.

    “Tapi kalau hamil gimana?”

    “Ya mudah-mudahan anaknya nanti gak mirip kamu, tapi mirip tante, hihihi” ucap mama yang malah menjawab pertanyaan Ando dengan candaan.

    “Hehe, yang penting aku senang bisa bantu Rian punya adek lagi”

    “Dasar, mana mau Rian punya adek dari benihmu. Tapi Rian bisa-bisanya yah tidur nyenyak, padahal mamanya sedang disetubuhi temannya” ucap mama sambil melirik ke arahku, dengan cepat aku memejamkan mataku lagi. Ah… Hatiku jadi tak karuan mendengar mama berkata seperti itu.

    “Dia kan goblok dan budeg tante… Mamanya aku entotin aja gak dengar. Huahahaha” ledek Ando.

    “Hush… jangan keras-keras ngomongnya. Nanti dia beneran bangun. Tante gak mau kalian berantem”

    “Hehe, tapi aku boleh kan ngentot lagi?” tanya Ando.

    “Ngentotin siapa?” balas mamaku balik nanya.

    “Ngentotin mama temanku yang cantik dan seksi, hehe”

    “Huh! Dasar”

    Aku tak sanggup lagi, kuputuskan untuk tidur saja. Ku yakin mereka lanjut ke ronde berikutnya. Aku tak ingin mendengar dan melihat lagi. Aku memaksakan diri untuk tidur dengan ditemani desahan-desahan pelan mereka.

    Esoknya mereka bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, terutama mama.

    Waktu terus berlalu. Saat ini papa sedang pergi keluar kota karena pekerjaannya. Baru pulang 3 minggu lagi. Hanya ada aku, adikku, mama, serta…. Ando di rumahku. Ando seakan-akan telah menjadi bagian dari keluargaku.

    Tiap ada kesempatan, mamaku dan Ando pasti akan mengulangi perzinahan itu lagi diam-diam dibelakangku dan papa. Ada yang terlihat olehku, tapi sepertinya kebanyakan aku memang tidak melihatnya, hanya ceceran sperma dan susu mama saja yang menjadi bukti kalau mereka baru saja bersetubuh. Mama sepertinya telah benar-benar jatuh ke genggaman Ando sejak dia merasakan kenikmatan genjotan penis Ando pada vaginanya. Mama ketagihan dengan penis temanku.

    Hari ujian nasionalpun tiba. Aku pikir aku akan dapat menjalani ujian ini dengan lancar, tapi pikiranku benar-benar telah kacau dibuatnya.

    “Bro… lo aja yah yang ujian, gue mau di rumah aja” ucap Ando pagi itu di hari ujian.

    “Emang lo gak ujian? Gila lo!” balasku.

    Tak lama, mamapun muncul dari belakang.
    “Sayang… kamu mau ujian kan sekarang? Sukses yah…” ucap mama padaku.

    “I-iya Ma…”

    “Hmm.. ngomong-ngomong sebelum kamu pergi, mama mau mengatakan sesuatu. Mama tahu kok kalau kamu selama ini sudah melihatnya” ujarnya yang membuat aku bingung dan terkejut.

    “Hah? M-maksud mama apa?”

    Mama tersenyum padaku, lalu dia mendekatkan wajahnya pada Ando, mereka lalu berciuman!

    “Kamu suka yah melihat mama disetubuhi temanmu sendiri? Kok kamu gak marah sih sayang selama ini?” jawab mama memasang wajah pura-pura kesal padaku. Ternyata selama ini mereka tahu kalau aku mengintip! Sejak kapan!??

    “Eh, itu… aku…” aku tergagap, tidak tahu harus menjawab apa.

    “Huahaha… lo bejat sebagai anak bro! Masa mama kandung lo dientotin orang lain lo malah ngaceng sih? Hahaha” ledek Ando ikut-ikutan. Aku masih hanya diam antara kesal, marah dan malu. Tak tahu harus berkata apa karena yang mereka katakan benar adanya.

    “Tante, ngentot lagi yuk… gak tahan nih… hehe” ajak Ando mesum. Mama tersenyum.

    “Anak mama sayang… Mama mau disetubuhi lagi nih sama temanmu, titip adikmu ya kalau dia nangis, hihihi. Kalau kamu pengen nonton boleh kok… masuk aja ke kamar. Kamu bisa onani sepuasnya tontonin mama” ucap mama sambil mengerling nakal padaku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Yoi bro… masuk aja ke kamar… Lo bebas jadi penonton. Eh, tapi kan lo mau ujian yah? Makan tuh ujian! Biarin deh gue gak lulus-lulus asal bisa ngentot terus sama nyokap lo. Entotin mama lo sampai lo punya adek baru lagi, huahahaha” ujar Ando tertawa.

    Mama lalu menarik tangan Ando ke dalam kamar. Sebelum masuk, mama masih sempat tersenyum ke arahku, sedangkan Ando cengengesan padaku.

    Aku terdiam. Aku tidak menyangka kenapa ini bisa terjadi. Terlebih hari ini hari ujian. Pikiranku kacau. Hatiku sakit luar biasa. Namun rasa sakit hatiku kemudian malah kalah dengan birahiku yang ingin melihat mamaku disetubuhi. Akupun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mama. Tak peduli dengan rasa malu dan gengsiku lagi. Tak peduli dengan ujianku.

    Di atas ranjang orangtuaku, tampak mamaku sedang disetubuhi Ando dari belakang, kebaya masih menempel pada tubuh mama. Saat aku masuk, langsung disambut oleh ledekan Ando.

    “Tuh kan tante… anak tante pasti pengen lihat mamanya aku entotin, hehe” cibir Ando padaku yang diikuti mama dengan tersenyum manis padaku, lalu berciuman kembali dengan Ando. Seakan menjadi ucapan selama datang dan selamat menonton padaku.

    Dengan penuh rasa cemburu, kesal, marah, namun penuh birahi, ku turunkan penisku dan mengocoknya sambil melihat pemandangan di depan. Ando tertawa terbahak-bahak, mama tertawa kecil melihat tingkahku. Aku mau juga merasakan apa yang Ando rasakan. Sialan! Ando anjing! Mama lonte! Aku juga anak yang goblok! Makiku dalam hati sambil tanganku terus mengocok penisku.

    Mereka betul-betul melakukan persetubuhan yang panas. Seorang wanita bersuami sedang bersetubuh dengan remaja tanggung yang tak lain adalah temanku. Tubuh dewasa mamaku dinikmati dengan sepuas hati oleh remaja jelek ini. Erangan dan desahan tak henti-hentinya terucap dari bibir mereka. Sesekali mama malah melirik dan tersenyum padaku sambil dia dientotin, membuat perasaanku makin tak karuan dibuatnya.

    Aku terus menonton hingga akupun muncrat duluan. Namun aku masih ingin terus berada di sana sampai persetubuhan mama dan temanku ini selesai. Aku menyaksikan dari awal hingga akhir. Yang tadinya mama berkebaya lengkap, kini telah telanjang bulat dengan rambut panjang terurai acak-acakan. Tubuh mereka mengkilap karena banjir keringat. Mama terlihat sangat seksi dan nafsuin.

    “Tante… aku pengen keluar” ucap Ando tiba-tiba mengeluarkan penisnya, dia lalu berbisik pada mama. Mama hanya tersenyum mendengar bisikan Ando. Entah apa yang Ando ucapkan, tapi sepertinya aku akan segera tahu.

    Ando lalu bangkit berdiri di atas tempat tidur, sedangkan Mama duduk bersimpuh di depannya, tepat di hadapan penis Ando.

    “Sayang… temanmu bilang dia mau pejuin wajah mama di hadapan kamu. Kamu pengen lihat kan sayang?” ucap mama padaku. Ah… tubuhku lemas mendengar mama berucap seperti itu. Tentu saja aku tidak menjawab, tapi itu sudah cukup bagi mama sebagai tanda kalau aku juga pengen lihat. Ingin melihat wajah mama kandungku dipejuin oranglain di depan mataku sendiri.

    “Liatin yah sayang… jangan berkedip” ujar mama dengan senyuman nakal.

    Tak lama kemudian Ando mengerang kencang. Tangan kanannya menahan kepala mama dan menghadapkan wajah mama ke arahku berdiri, sambil tangan kirinya terus mengocok penisnya.

    “Ah…. Kiranaaaaa. Gue pejuin muka lo di hadapan anak kandung loooooo”

    “Croooooootttt croooooooot”
    Sperma Ando muncrat-muncrat menghantam wajah cantik mamaku bertubi-tubi. Sangat banyak, kental dan lama sekali. Aku menyaksikan tiap detik bagaimana pejunya itu mendarat di kening, pipi, mulut, dagu, serta seluruh permukaan wajah mama. Mamaku dikotori dihadapanku! Apalagi yang lebih menyakitkan dari ini !??

    “Ugh… enak banget ngecrot di wajah mama lo broo… huahahaha” tawa Ando.
    “Anak tante kayaknya juga enak banget tuh nontonin kita, hehe” lanjut Ando lagi melirik padaku.

    Mama juga melirik sambil tersenyum padaku. Seakan ingin menunjukkan betapa banyaknya sperma temanku itu mendarat di wajah cantiknya. Seakan ingin mengatakan betapa bejatnya temanmu itu sampai mengotori wajah ibumu dengan sperma.

    “Kamu suka sayang? Jangan kasih tahu papa kamu yah… Tadi kamu muncrat juga kan di lantai? Jangan lupa yah bersihin…” ucap mama cekikikan nakal padaku. Aku hanya diam. Aku merasa seperti orang bodoh.

    Mamaku tersayang, mamaku yang cantik dan baik, kini telah menjadi milik Ando. Mengkhianati Papa.

    “Tante, besok boleh nggak aku ngajak teman-temanku ke sini?” tanya Ando.

    “Kamu mau ngajak teman-temanmu ke sini?”

    “Iya, tante… kita pengen ujian juga sama tante, hehe”

    “Hihihi, ujian apa sih… ada-ada aja kamu. Hmm… Iya deh, berapa orang?”

    “Kalau rame gak apa kan tante?”

    “Boleh kok… suruh ke sini deh semua temanmu itu”

    “Oke deh tante… Kita semua bakal ke sini besok, ujian sama tante. Tapi tanpa Rian kan tante? Hehe” ucap Ando cengengesan.

    “Iya… u-ji-an khusus untuk kamu dan teman-temanmu, tanpa Rian” jawab mama sambil tersenyum padaku.

    Sepertinya… Hidupku telah berakhir. END

     

    Baca Juga :

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Kisah Memek Menggodanya Amoy Saat Di Pantai

    Kisah Memek Menggodanya Amoy Saat Di Pantai


    1668 views

    Cerita Seks Terbaru – sebuah kisah ngentot yang menggairahkan. Suntuk! Satu kata yang membawaku melarikan motor kesayanganku membelah dinginnya malam bulan Agustus, menuju ke pusat keramaian kota Yogyakarta, Maliboro. Terus terang fikiranku kacau, wanita yang aku sayangi sore tadi pergi tanpa pamit bersama temannya ke luar kota. Padahal sudah lima hari ini tak diberinya jatah sex, dengan alasan sedang ujian tengah semester. Mau meledak rasanya kepala ini, harus kusalurkan nafsu ini bila tak ingin uring-uringan terus. Terbayang di benak semua rencana tuk malam ini memberi kepuasan dirinya dan pelampiasan nafsuku, sebutir obat kuat telah kusiapkan disaku calana. SIAL! makiku dalam hati…

    Warung itu terlihat sepi. Sebetulnya bukan warung, lebih mirip gerobak dorong makanan yang terparkir di pinggir jalan seberang toko Ramai Malioboro. Kuparkir motor di depan gerobak makanan itu, kupesan segelas jahe tape untuk mengusir dinginnya malam. Kulirik jam baru setengan sembilan malam, tinggal setengah
    jam lagi bubaran toko-toko sepanjang Malioboro, dimana pelayan-pelayan toko berhamburan keluar toko untuk pulang. Kuraih rokok di saku jaket yang tinggal tiga batang, kunyalakan dan kuhisap kuat sambil kuhembuskan keras ke udara. Dinginnya malam tak cukup untuk mendinginkan hati ini, terlebih dalam calanaku yang menginginkan jatah. Fikiranku melayang mencari cara memenuhi hasrat ini.

    Waktu pun berjalan, fikiranku terus berkecamuk, terdengar suara wanita memesan segelas teh hangat di sampingku. Kugeser letak dudukku, kulirik dia, hmm lumayan juga nih cewek. “Permisi mas numpang duduk” sapanya. “Oh monggo, silahkan-silahkan” jawabku memberi tempat kepadanya. “Kok belum pulang mbak?” tanyaku membuka percakapan. “Iya mas, tunggu jemputan, tapi kok belum kelihatan ya” jawabnya sambil menengok kiri dan kanan. “Biasanya dah jemput dari tadi lho mas” tambahnya. Tiba-tiba Hp di tas wanita itu berbunyi, kulihat dia menjawab telepon itu, kuperhatikan wajahnya. Alamak! wajah itu tertekuk marah, menambah manis wajah ayunya. “Kurang ajar” katanya sambil menutup pembicaraan teleponnya. “Kenapa mbak, kok marah-marah?” tanyaku padanya. “Dasar cowok gak tahu di untung, minggat sana sama gendaknya” maki dirinya kepada cowok di telepon tadi. Tiba-tiba dia menelungkupkan wajah ayunya ke atas meja sambil menangis. Wah kacau nih, pikirku. “Sudahlah mbak, nggak usah dipikirin, laki-laki emang begitu” rayuku sambil tak kusadari bahwa aku juga laki-laki yang mungkin lebih berengsek dari cowoknya tadi.

    “Gimana kalau saya saja yang mengantar embak?” kutawari diriku untuk mengantar. Wanita itu menengadah, terlihat air mata yang masih mengalir dari kedua boal matanya. Oh My God, ayu tenan gumam hatiku, wajahnya itu lho lucu, imut, kasihan diterpa cahaya lampu tempel di meja gerobak dagangan makanan. “Mas nggak papa? Nanti ada yang marah? tanyanya sambil menatap lekat padaku. “Kita senasib kok mbak, Anton” kataku memperkenalkan diri sambil meraih tangannya menuju motor. Setelah kubayar minuman kita, kuulurkan helm kepadanya. Motor kustarter, dia duduk dibelakangku. “Aku Ika mas. Senasib bagaimana sih mas?” tanyanya padaku. “Aku juga ditinggal cewekku sore tadi, dia pergi sama teman-temannya tanpa pamit padaku” jawabku. “Tinggalmu di daerah mana mbak?” tanyaku.

    “Apa” tanyanya sambil mendekatkan kepalanya ke samping kepalaku, seerrr… payudara yang bulat kencang, sekarang nempel merapat di punggungku, terjadilah pemberontakan di dalam celana dalamku. Sial… aku lupa mencukur bulu bawahku, sekarang terasa perih menggigit terdesak pisang ambonku yang perlahan serta pasti mengeras. “Kenapa mas?” tanyanya sekali lagi padaku. Wajah gadis itu di sebelah kanan agak kebelakang arah wajahku, kutengok ke samping kanan, persis yang kuduga sebelumnya, begitu menengok, kucium lembut dan menyentuh pipi serta sedikit mulutnya, “iiiihhh, nakal ya masnya ini” katanya sambil mencubit pinggangku. Haa haa haa… “Kostmu daerah mana adik manis?” tanyaku menahan perih di pinggang akibat cubitannya. “Enggak tau, aku lagi males pulang” cemberutnya sambil terus mencubit pinggangku. Kuhentikan motorku di tepi jalan. “Kok berhenti mas?” tanyanya.

    “Habis kamu nyubit terus dan gak di lepas-lepas sih… nanti gimana jalan motornya?” candaku. “Habis masnya juga genit sih, pake ngesun segala” ujarnya. “Nah gitu dong, jangan sedih terus, ntar ilang lho manisnya” kataku cengengesen. “Tu kan… mulai lagi” ketusnya sambil bersiap untuk mencubit pinggangku lagi. Kutangkap tangan lembut itu, kugenggam mesra sambil bertanya “Trus kita mau ke mana cah ayu?” Ditundukkannya wajahnya “Terserah mas aja lah. pokoknya aku males pulang ke kostan”. “Ya oke deh, kita nikmatin malam ini berdua aja ya” jawabku. “He eh” sambutnya sambil melendot manja, ah dasar wanita dirayu sedikit, keluar deh manjanya. Kulaju motorku ke arah selatan Yogya. Namanya rejeki gak lari ke mana, sorak hatiku.

    Sampailah kita di daerah pantai Parang Tritis, angin laut selatan menyambut kita disertai dinginnya musim kemarau bulan Agustus. Kulepas jaketku dan kukenakan kepadanya yang hanya berkaus ketat berlengan pendek. Kuparkir motor di atas pasir pesisir pantai, kurengkuh bahunya untuk duduk di pasir, dia diam saja, pandangan jauh menatap kelamnya lautan. “Kenapa, kok ngelamun” tanyaku. “Tauk nih, kita kan baru beberapa jam lalu kenalan, kok udah akrab ya” jawabnya. “Emang kenapa? nggak boleh? Aku suka dari pandangan pertama tuh” kataku ngawur. “Iiiiih, ngawur lagi deh” sergahnya sambil mulai mencubitku lagi. Sebelum tangan itu sampai, aku bangkit berlari menghindar, terjadilah kejar-kejaran diantara kami, sampai suatu saat kakiku tersandung lobang dan jatuh. Karena jarak kami tidak terlalu jauh, dia pun ikut terjatuh, sebelum sempat kusadari, reflek tanganku meraih tubuhnya, berpelukanlah kami berdua. Dia terdiam, akupun menahan nafas, perlahan kusorongkan wajahku mendekati wajahnya, kucium lembut bibirnya, ia pun membalas sambil memejamkan matanya, kami berdua terhanyut, melayang tinggi dengan latar belakang deburan ombak pantai selatan.

    Malampun semakin larut, kami memutuskan untuk menginap di salah satu losmen yang berada i sekitar pantai. “Kok kamu mau menginap dengan cowok yang baru kamu kenal sih” bisikku ketelinganya. “Habis mas baik sih, mau nemenin Ika yang lagi sebel” katanya manja. Kuraih wajahnya, kepagut bibir mungil Ika, kami berdua berciuman mesra. Tangan kananku memeluk pinggang, tangan kiriku bergerilya masuk ke dalam kaus Ika. Cumbuan kualihkan ke leher jenjang Ika, dia mendesis dipeluknya tubuhku. “Sss…mass… enaaakk” erang Ika. Tangan kiriku berusaha masuk melalui bra yang agak ketat, sedang tangan kananku berusaha membuka kaitan bra di punggung Ika. “Mas Ann… ton… Ika lee.. messs nih… sambil tiduran yuk…?” pintanya. Kurebahkan diri Ika ke atas ranjang, kumainkan kedua belah payudara Ika, Ika terpejam kembali dengan mengerang perlahan… sss… sss… yang keras mas remasnya… sss…
    Kubungkukkan bandan, mendekat ke arah payudara Ika, ku kulum puting sebelah kiri sementara tangan kananku meremas sebelah kanan. Tangan ika menjambak rambutku… Sss… enaaakk… masssss… hisap yang kuat sayang… Jilatanku kuteruskan menelusuri sampai ke pusar, kumainkan lidahku di lubang pusar Ika. Malam kian larut, deburan ombak terdengar sampai ke dalam kamar losmen, seakan musik mengiringi deru nafas memburu kami berdua. Kupandangi tubuh Ika, kuusap mesra wajahnya, Ika memandangku pasrah, kubelai perutnya dengan tangan kanan, terus turun hingga ke celana panjang Ika. Kubuka kancing celana Ika, kuturunkan resluiting dan kubelai dengan punggung tanganku.

    “Mas Anton… jangan siksa Ika dong… cepet copot baju dan celana mas juga” pinta Ika seperti memelas. “Sebentar sayang, mas mau buang air kecil dulu ya” kataku sambil berlalu ke kamar mandi. Aku mencopot baju dan celanaku serta celana dalamku sambil mengelus penisku “sabar ya sayang, nanti kukenalkan pasanganmu” kataku bergumam senang. Ika terpekik tertahan melihat kondisiku yang bugil, sambil menutup mulutnya. “Mas Anton… kok gede banget penisnya? kira-kira muat gak ya unya saya?” tanyanya. “Kamu masih perawan Ka?” tanyaku mendekatinya. “Udah enggak sih… cuman dah lama gak kemasukan, apalagi segede punya emas?” jawabnya senyum dikulum. “Ya udah nikmatin dulu deh punya emas ini ya” kataku sembari menyodorkan penisku ke wajahnya. Ikapun bangkit dan menyentuh penisku sembari dijilatinya, kemudian memasukkan batang penisku ke dalam mulutnya, terlihat sesak tatkala dia memasukkan batangku.

    Aku tersenyum melihatnya terbelalak-belalak. “Cape nih mas mulut Ika, pegel!” protesnya. “Ya udah, sekarang giliran emas mau cium vegi Ika ya” kataku meredakan protes Ika. Kemudia Ika kembali tiduran sembari mengangkangkan kedua pahanya, kudekatkan kepalaku di selangkangan Ika yang memang luar biasa bersihnya kemaluan ika dengan rambut sedikit dirapikannya, kumulai mengulum kemaluan Ika. Kedua tangan Ika menjambak rambut di kepalaku. “Achhh… terus masss… yesss… gigit masss…” erang Ika seperti cacing kepanasan. Gila aja cowok goblok itu, barang sebagus ini disia-siakan bathinku berkata sembari terus menjilat dan sesekali kumasukkan lidahku kedalam liang vegi Ika. “Maasss… aaakkkuu… nyammpeee…!” jerit Ika sembari menekan kepalaku ke dalam vaginanya. Tubuh Ika bergetar hebat, dari lubang kemaluan Ika keluar lendir orgasme yang lansung tak kusia-siakan untuk menyedotnya ternyata gurih sekali cairan orgasme Ika. Setelah beberapa saat Ika tergolek lemas seperti tak bertenaga, kudekati Ika dan berbaring di sisinya, kukecup keningnya dan kubelai rambut Ika, “Gimana rasanya sayang?” tanyaku. Ika tak menjawab, hanya tatapan sendu serta senyuman Ika yang mewakili sejuta kata-kata yang mewakili dirinya mencapai puncak kenikmatan.

    Kemudian aku bangkit, melumuri penisku dengan air ludah, agak kuangkat Ika untuk agak menepi dari ranjang. Perlahan aku arahkan penisku ke tengah selangkangan Ika. “Pelan-pelan ya mas…” pinta Ika memohon. Pertama ku sibak bibir vagina Ika, kemudian kutempelkan kepala helm penisku di tengah vaginanya, perlahan-lahan kudorong masuk ke dalam. Dengan orgasmenya Ika tadi, seolah telah siap untuk menerima kedatangan penisku, tetapi tetap saja agak sempit.

    Kulihat Ika agak meringis, “Kenapa Ka?, sakit ya?” tanyaku. “Sedikit mas, tapi gak pa pa kok, Ika tahan”. Aku gak mau buru-buru, sedikit demi sedikit kukeluar masukkan batang penisku ke dalam vagina Ika. Setelah masuk setengah, kudiamkan sejenak untuk memberi waktu vagina Ika menyesuaikan dengan batang penisku, kulihat Ika menatapku, “Kenapa berhenti mas? aku dah mulai merasa enak kok rasanya” kata Ika sedikit protes atas perbuatanku. Memang aku penjahat kelamin, kata teman-temanku, sebetulnya aku sendiri gak setuju karena menurut diriku sendiri aku adalah penyayang kelamin, gak mau asal aja make love dan wanita merasa sakit, karena prinsipku hubungan sex itu adalah kepuasan antara dua insan berlainan jenis.
    Setelah kulihat Ika sudah terbiasa dengan penisku, mulailah kumaju mundurkan senjataku tersebut, sambil melirik Ika. Ternyata Ikapun sudah menikmati keluar masuknya penisku di vaginanya. Sekitar lima menit kemudian Ika kontraksi, rupanya dia sudah mau mencapai orgasme lagi. Massssss…akkkuuu… nyammmppeee… erangnya sambil memeluk erat tubuh serta menjepit keras pinggulku. Aku imbangi orgasme Ika dengan menancapkan batang penisku dalam-dalam.
    “Gimana sayang?” tanyaku. “Waduh mas luar biasa deh” jawabnya sambil terengah-engah. Kemudian Ika aku suruh telentang di atas rajang, kemudian aku naik di atas tubuh Ika, kujilati sekitar payudara Ika yang memang sudah basah oleh keringatnya. Kemudian kusuruh kedua tangan Ika untuk menjepit kedua payudaranya, setelah itu batang penisku aku tusukkan di tengah jepitan payudaranya. Ika tersenyum paham dengan perbuatanku dan bertanya “Kenapa gak dikeluarin di dalam vagina Ika aja mass?” tanyanya. “Enggaklah, nanti kamu hamil lagi” jawabku. Ikapun tersenyum manis. Kukocok kemaluanku di jepitan payudara Ika, tak berapa lama terasa ada sesuatu yang akan meledak dari ujung kemaluanku, Ika menengadah ke arah payudaranya, “Kaaa… masss mau sammmpe juga nihhh…” erangku. Kulihat Ika membuka mulutnya, seolah mau menampung muncratan orgasme ku. Melihat hal itu buru-buru ku copot penisku dari jepitan payudara Ika dan kumasukkan ke mulut Ika, disambutnya penisku dan di kulumnya. Meledaklah semua spermaku di mulut Ika sampai tetes mani terakhir. “Enak kok mas, gurih… Ika seneng sama sperma emas?” kata Ika sambil tersenyum. Akupun seperti habis berlari berpuluh-puluh meter, nafasku tersengal tetapi senyumku masih bisa kupaksakan untuk Ika. Kupeluk tubuh bugil Ika, kuciumi wajah, pipi, dan kamipun beciuman mesra, kamipun tertidur pulas hingga pagi tanpa sehelai benang nempel di kedua tubuh bugil kami.

    Pagi pun merangkak ke siang, aku terjaga dan kulihat di sebelahku Ika sudah tidak ada. Dengan perasaan malas aku bangun dan menuju ke kamar mandi. Sesampai di sana kulihat Ika membelakangi pintu dan sedang menyikat gigi, perlahan kudekati dan kupeluk dari belakang, tak lupa tanganku mampir di kedua buah dada Ika.
    “Eh dah bangun ya mas?” sapa Ika. Kurasakan penisku menegang lagi, dengan posisi demikian kurenggangkan kedua kaki Ika dan perlahan kumasukkan penisku dari belakang. Ika mengerang lirih dan berpegangan pada tepi bak mandi, sampai akhirnya Ika mencapai orgasmenya.

    Setelah itu ia jongkok di depanku dan mulai mengulum penisku sampai mencapai orgasme yang ditelan Ika sampai habis.

    Setelah mandi dan sarapan, kami berdua bersantai di teras depan losmen. Kemudian Ika bertanya dengan perasaan sedih, “Mass, kira-kira besok-besok gimana ya hubungan kita..” tanyanya sedih. “Mau kamu gimana Ka? balasku bertanya lagi. “Mau Ika kita gak buru-buru putus mas, setelah peristiwa semalam sampai hari ini, kayaknya Ika suka deh sama mas Anton?” katanya sambil mulai meneteskan air mata. Aku bangkit dan memeluk dirinya, ku elus punggung dan rambutnya. “Mas juga sama kok perasaannya dengan kamu sayang” kataku menghibur. “Kita lihat besok aja ya, dan aku janji selalu menghubungi kamu ya Ka.” kataku kemudian. Ika hanya mengangguk lemah.

    Sejak itu sesuai dengan janjiku, aku selalu mengunjunginya dan kami masih berhubungan intim terus, bila tidak di kostanku ya di kostnya Ika. Sampai suatu saat dia bilang kalau dilamar oleh cowoknya yang dulu, dimana cowoknya telah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan menyakiti Ika lagi. Aku pun agak goncang, tetapi gimana lagi, aku sendiri masih kuliah, masih nodong orang tua, sementara cowok si Ika telah bekerja, akhirnya kuihklaskan kepergian Ika. Sebelum berpisah Ika kuajak ke Tawangmangu selama dua hari, berdua memuaskan hasrat sebelum berpisah. Memang Ika sendiri tidak bisa menolak cowok tersebut yang masih terhitung famili jauhnya, setelah kunasihati akhirnya Ika mau mengerti dan menerima lamaran cowoknya.
    Kini aku jomblo lagi, sementara cewekku dulu sudah aku putus kemarin-kemarin, yah semoga bro-bro masih mau membaca kisah petualanganku yang lain di lain cerita.

  • Cock In Bathroom

    Cock In Bathroom


    1668 views

  • Cerita Dewasa Sensasi Bermasturbasi

    Cerita Dewasa Sensasi Bermasturbasi


    1668 views

    Duniabola99.org – Aku seorang cewek berumur 18 tahun dan masih kelas ii SLTA. Diantara teman-teman, aku mungkin paling pemalu. Aku sering naksir cowok tapi aku takut untuk memulai hubungan. Di dalam kamar, aku sering membayang-bayangkan wajah cowok yang kutaksir, membayangkan bagaimana kalau bercinta dengannya, berhubungan seks dengannya, sehingga hal ini sering membuatku sangat terangsang. Akhirnya aku sering bermasturbasi dengan mengusap-usap vaginaku yang mungil.

    Pada awalnya sih aku hanya senang mengusap-usap clitorisku sambil melihatnya lewat cermin yang kuletakkan sedemikian rupa sehingga aku bisa memandangi vaginaku lewat kaca itu. Mungkin karena keseringanku bermasturbasi dengan cara mengusap-usap bagian luar vagina dan clitoris lama-kelamaan aku kurang puas jika hanya meraba clitoris, tanganku mulai merambah daerah di bawah clitoris, meraba-raba bibir vaginaku yang mungil kemerahan dan ternyata rasanya lebih nikmat meskipun geli sekali.

    Kadang-kadang bibir itu aku buka dengan tangan kiri dan jari tangan kananku masukkan pelan-pelan ke dalam lubangnya, pada awalnya sih terasa sakit tapi lama-kelamaan nikmat sekali, aku putar-putar jariku dalam lubang sambil sesekali aku memasukkan dalam-dalam berusaha meraih tonjolan yang berada di ujung lubang vagina dan rasanya selangit deh rasa-rasanya aku ingin memasukkan jari ini dan menggerakkan keluar masuk secara cepat,

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    terpikir olehku bagaimana rasanya kalau yang ada di dalamnya adalah sebuah penis yang bergerak keluar masuk. Tak terbayang bagaimana rasanya. Tapi aku belum berani melakukan hubungan seks dengan lelaki aku takut kalau hamil dan aku juga belum punya pacar.

    Karena keenakan hampir setiap hari aku bermasturbasi terkadang aku berpikir, aku hyperseks tapi biarin deh yang penting nikmat. Karena seringnya bermasturbasi maka pada saat di kamar terkadang aku sengaja tidak mengenakan celana dalam dan hanya mengenakan kaos dan rok atau hanya mengenakan daster sehingga aku bebas meraba vaginaku.

    Sewaktu mengganggur sendirian di kamar aku sering memandangi vaginaku lewat kaca cermin sambil membersihkannya dari cairan-cairan atau merapikan rambut-rambut kemaluanku yang mulai panjang, bahkan aku menyediakan waktu khusus untuk merawat vaginaku.

    Suatu saat aku bangun pagi-pagi sekali dengan kondisi sangat bernafsu, memang nafsuku sangat tinggi pada hari-hari menjelang haidku datang atau pada beberapa hari setelah haid, padahal sebelum tidur aku telah bermasturbasi, pagi itu aku bingung mau bagaimana antara ingin memuaskan diriku sendirian atau berhubungan seks karena malam itu aku mimpi berhubungan seks dengan seseorang.

    Kemudian aku keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi ingin pipis dulu, saat lewat di ruang makan aku melihat pisang yang ada di atas meja makan sisa tadi malam. Tanpa pikir panjang aku mengambil pisang itu satu dan aku bawa masuk ke kamar. aku langsung rebahan di atas tempat tidur dan memulai beraksi.

    Aku meraba-raba vaginaku, sebentar saja vaginaku sudah sangat basah, dan aku melepas daster yang kukenakan sehingga aku langsung telanjang bulat karena aku hanya mengenakan daster. Pada saat itu aku tidak bisa menceritakan bagaimana rasanya nafsuku benar-benar tinggi.

    Jari-jariku dengan liar merambah seluruh bagian vaginaku, bahkan sampai clitorisnya aku pencet-pencet hingga nikmatnya luar biasa. Kalau biasanya hanya satu jari yang kumasukkan ke liang vagina maka sekarang dua jari aku masukkan bersamaan dan rasanya memang nikmat sekali sampai sampai seluruh badanku tergetar keenakan.

    Kemudian kuambil pisang yang tadi aku ambil dari meja makan. Aku kupas dan kemudian kumasukkan ke dalam vagina sambil membayangkan bahwa itu sebuah penis, saat mulai masuk nikmat sekali kemudian setelah separuh lebih masuk dan dibiarkan di sana dalu sambil menikmati bagaimana rasanya.

    Kemudian pisang itu kugerakkan keluar masuk secara pelahan, rasanya nikmat sekali dan pisang itu aku gerakkan terus keluar masuk dengan tangan kanan sementara tangan kiriku mengusap-usap clitorisku yang menonjol kemerah-merahan.

    Sambil terus menggerakkan pisang itu aku berpikir kenapa tidak dari dulu kugunakan benda ini kalau rasanya sangat nikmat begini, beberapa saat kemudian terasa olehku seperti ingin pipis yang tertahan dan nikmat yang luar biasa itu tandanya aku segera akan orgasme dan benda itu aku gerakkan dalam-dalam,

    ya ampun nikmatnya dan akupun orgasme dengan pisang yang sepertiga masuk ke dalam vagina, aku sangat menikmati orgasme ini dan aku biarkan pisang itu ada di sana dan tanganku pelan-pelan meraba-raba kedua payudaraku yang tidak pernah terjamah saat aku bermasturbasi karena aku lebih tertarik pada vaginaku, kuusap-usap putingku pelahan sambil menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini.

    Setelah puas kutarik pisang itu pelan-pelan tapi pisang itu patah separuh dan yang separuhnya masih ada di dalam vaginaku, setengah panik aku berusaha mengeluarkan separuh bagian pisang itu dengan tangan tapi tak berhasil malah pisang itu makin masuk ke dalam.

    Aku sangat bingung harus bagaimana, padahal hari ini aku juga harus ujian sekolah, aku langsung masuk ke kamar mandi dan dengan selang air aku berusaha menyemprot vaginaku dengan air biar pisang itu keluar, tapi tak berhasil juga malah bibir-bibir vaginaku menciut karena kedinginan, mau bilang pada Mama aku malu setengah mati. Akhirnya kuputuskan untuk ke rumah sakit setelah ujian nanti dan akupun bergegas berangkat ke sekolah.

    Setelah selesai berpakaian dan dandan, aku mencoba berjalan tapi ya ampun terasa ada sesuatu yang menganjal di dalam vaginaku, maka cara berjalanku pun lucu aku tidak bisa berjalan dengan langkah biasa karena ada pisang dalam vaginaku.

    Sesampai di sekolah aku takut kalau teman-temanku tahu ada sesuatu yang tidak beres dalam vaginaku, pelan-pelan aku jalan dengan langkah yang aneh. Sesampainya di depan kelas banyak teman yang memperhatikan langkahku bahkan ada yang bertanya kenapa Rien kok langkahnya kayak robot? aku diam saja sambil tersenyum kecut. “lecet ya kakinya?”

    Untung dia menebak dulu dan tinggal aku iyakan. Saat dudukpun aku bingung soalnya saat dipakai duduk pisang sialan ini sangat terasa kalau mengganjal dan aku juga khawatir bagaimana kalau nanti pisang ini keluar dan terjatuh saat aku sedang berjalan malu kan?

    Akhirnya aku mengerjakan ujian dengan tidak konsen dan segera ingin pulang. Saat pulang karena sangat tidak enak saat dipakai berjalan aku naik becak, hatiku ragu-ragu untuk ke rumah sakit, Bagaimana nanti aku bilang pada dokter atau perawat? duh malunya! Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja.

    Sesampai di rumah aku lepas semua pakaianku, aku coba lagi mengeluarkan pisang itu tapi ternyata sulit sekali akhirnya karena kelelahan aku tertidur dengan kondisi telanjang dan kaki yang mengangkang karena posisi itulah yang paling nikmat.

    Sore hari, aku terbangun dan berusaha lagi mengeluarkannya setelah makan siang yang terlambat. Aku berdiri dengan setengah berjongkok sehingga vaginaku terbuka lebar dan jari tangan kananku mencoba mengeluarkannya sementara tangan kiriku berpegangan pada tempat tidur biar tidak jatuh. Tapi sia-sia saja usaha ini karena jari-jariku sulit menjangkaunya, akhirnya karena setengah putus asa aku gunakan sebuah sumpit mie ayam untuk mencoba mengeluarkannya.

    Dengan posisi yang sama pelan-pelan kumasukkan sumpit itu pelahan dan setelah terasa sampai di pisang aku songkel pelan-pelan pisang itu karena terasa agak sakit. Pelan-pelan terasa olehku kalau pisang itu akan keluar kemudian tangan kiri aku gunakan untuk membuka bibir vaginaku biar pisang itu mudah keluar.

    Dan akhirnya.., telepok.., pisang itu keluar dan terjatuh di antara kedua kakiku, lega sekali rasanya. Ketika aku melihat pisang yang sudah jatuh itu aku agak geli juga benda itu bentuknya sudah tak karuan dan baunya juga sudah tercampur dengan bau vaginaku, setengah hari dia berada di dalam vaginaku dan membuatku kebingungan setengah mati.

    Kemudian aku buang pisang itu dan aku ke kamar mandi untuk membersihkan vaginaku dari sisa-sisa pisang. Akhirnya aku kapok menggunakan pisang untuk bermasturbasi dan kemudian aku berencana untuk membeli sebuah dildo (penis buatan) untuk bermasturbasi.

    Dan aku sarankan buat teman-teman cewek kalau kalian ingin bermasturbasi dan akan memasukkan sesuatu benda yang menyerupai penis ke dalam vagina kalian jangan menggunakan pisang. Kalaupun akan menggunakan pisang gunakan yang masih mentah (hijau) karena masih keras dan tidak mudah patah kemudian gunakanlah secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak patah.

    Dan kalau cairan vaginamu sangat banyak jangan menggunakan pisang meskipun pisang mentah karena cairan yang banyak akan melembekkan pisang itu dan membuatnya cepat patah

     

    Baca Juga :

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Karin Laforet Girl 5 Cheerleader Sh

    Karin Laforet Girl 5 Cheerleader Sh


    1668 views

  • Bersama Suster di Apotik Kamar Mandi

    Bersama Suster di Apotik Kamar Mandi


    1668 views

    Sudah lebih dari 4 jam Tedi bersama 2 rekannya menunggu didepan pintu kamar UGD (Unit Gawat Darurat) sebuah rumah sakit di kota metropolitan. Rudi teman mereka bersama pacarnya mengalami kecelakaan mobil yang lumayan parah tadi pagi sehingga harus dirawat secara intensif di ruang UGD.

    Tedi dan 2 rekannya merasa berkewajiban untuk membantu teman karibnya karena pihak keluarga Rudi belum ada satupun yang muncul di rumah sakit. Rudi merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya berada di sebuah negara Eropa Timur sebagai staf kedutaan besar.

    Sedangkan keluarga-keluarga dekat Rudi masih belum tiba karena tinggal di luar pulau Jawa seperti Pontianak, Tarakan dan Manado. Beruntunglah Rudi memiliki karib seperti Tedi dan 2 rekannya yang lain untuk mengurus keperluannya sewaktu dirawat di UGD.

    Seorang perawat keluar dari ruang UGD dan menuju ke arah Tedi sambil membawa sebuah kertas di tangannya. “Mas, ini resep dokter yang harus segera dibelikan obatnya agar teman Mas besok pagi dapat langsung disuntik dengan obat itu.”, ungkap perawat tersebut kepada 3 pemuda yang sudah kelihatan lelah.
    “Kira-kira di apotik rumah sakit ini obat itu ada nggak, Mbak?”, tanya seorang rekan Tedi.

    “Kalau ada saya nggak akan minta tolong pada kalian”, jawab perawat singkat.

    “Yuk, dicari!”, ajak Tedi pada 2 temannya.

    “Sebentar Mas”, cegah perawat itu.

    “Kalian yang mempunyai golongan darah sama dengan Rudi sebaiknya tinggal disini, jaga-jaga kalau teman kalian membutuhkan darah lagi dan persedian kami habis”, meneruskan keterangannya.
    Akhirnya 3 pemuda itu berembuk dan memutuskan agar Tedi saja yang mencari obat dan 2 temannya tetap tinggal.

    Tedi mengeluh dalam hati sambil mengendarai mobil, “Cari apotik yang buka jam 1 pagi ini pasti susah, aku nggak seberapa hapal jalan Jakarta lagi”.

    Setelah berkendaraan selama 10 menit akhirnya dia menemukan sebuah apotik yang masih buka tapi setelah dimasukinya pegawai apotik tersebut menyatakan kalau obat yang dicari Tedi tak ada. Kejadian tersebut berulang sampai 4 kali dengan alasan yang mirip, “obat itu habis”, “besok siang baru siap”, dan sebagainya. Demi teman yang saat ini tergolek di ranjang UGD, Tedi tak berputus asa meskipun tubuhnya sudah lelah dan ngantuk.

    Tanpa berharap banyak Tedi memarkir mobilnya didepan apotik kecil di ujung jalan yang sempit. “Paling-paling nggak ada lagi”, pikir Tedy sambil menyerahkan resep obat yang dicarinya kepada pegawai apotik itu, seorang wanita berumur 30-an.

    “Silakan tunggu dulu, saya carikan”, ucap wanita itu dengan sopan.

    Dia mencek dengan komputernya, lalu masuk ke ruangan berdiding kaca transparan yang terlihat penuh laci obat, keluar lagi dan terus masuk ke ruangan tertutup. Wanita itu keluar bersama seorang pria berumur 50-an dengan wajah masih ngantuk.

    Sambil mengenakan kaca matanya pria itu berkata pada Tedi, “Dik, obat ini agak langka, menyiapkannya butuh waktu 1 jam dan yang bisa menyiapkan cuma cabang kami yang berada di Depok. Sebaiknya adik langsung aja mendatangi kesana atau kalau adik mau nunggu biar pegawai kami yang ngantar kesini, gimana?”.

    Langsung dijawab Tedi, “Saya tunggu aja disini, Pak! Capek Pak saya putar-putar carinya! Berapa, Pak?”.

    Dijawab oleh wanita disebelah pria itu, “Totalnya Rp 536.500,-“.

    Dalam hati Tedi menggerutu, “Busyet, habis nih sisa gajianku!”.

    Jam di dinding apotik menunjukkan setengah dua, hawa sejuk pagi masuk melalui jendela apotik membuat Tedi yang baru saja duduk beberapa menit di ruang tunggu menjadi ngantuk. Matanya yang agak sayu mulai menatap wanita yang sibuk di kounter apotik itu, sementara itu pegawai pria yang tadi sudah tak terlihat lagi. Dalam hati Tedi mulai berdialog dengan dirinya sendiri untuk menghilangkan kebosanan, “Kalau diperhatikan cewek itu cakep juga ya, rambutnya hitam panjang, kulitnya sawo matang, wajahnya mirip siapa? oh iya kayak penyanyi yang namanya Memes, tingkah lakunya anggun dan sopan, persis deh, bodinya juga kelihatan oke, bego sekali aku baru menyadarinya sekarang”. Tatapan mata Tedi yang semula sayu menjadi berbinar-binar seolah memandang hidangan lezat sewaktu lapar. Rasa ngantuknya lenyap dalam keheningan ruangan apotik yang hanya ada dia dan pegawai wanita itu. Dengan mulai berkurangnya aktifitas pegawai wanita itu, ia mulai merasa kalau sedang diperhatikan. Sedikit curi pandang ke arah Tedi, perasaannya terbukti benar. Pemuda langsing tinggi, 25-an tahun tapi lumayan tampan yang duduk didepannya memandang ke arahnya tanpa berkedip. Tedi akhirnya merasa kalau tatapannya dirasakan oleh wanita itu.

    Perhatian Tedi beralih ke barang-barang yang ada di outlet apotik itu. Bangkit dari tempat duduknya sambil membungkukkan badan ia melihat satu persatu barang dalam etalase kaca. Dengan penasaran pegawai wanita itu bertanya pada Tedi, “Mencari apa, Mas?”

    “Hanya lihat-lihat kok Mbak!”, jawab Tedi, tapi pandangannya tertuju pada sederet kotak kondom dengan berbagai merk dan hal ini tak luput dari perhatian wanita itu.

    Perhatian Tedi pada deretan kotan kondom itu begitu nampak karena dia benar-benar lagi membandingkan kelebihan setiap merk kondom dengan lainnya melalui tulisan-tulisan yang ada pada kotaknya. Tanpa malu-malu Tedi bertanya pada pegawai wanita itu, “Mbak, yang merk “A” ini harganya berapa?” yang dijawab pula oleh wanita itu. “Kalau yang “B”?” “Kalau yang “C”?” Semua pertanyaan itupun dijawab oleh pegawai wanita itu. Dengan wajah bingung Tedi menegakkan kembali badannya sambil mendekat ke arah pegawai itu. “Mbak, yang bagus yang mana?” tanyanya lirih dengan wajah lugu. Pegawai wanita itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya serta tersenyum malu. Dengan wajah kecewa tak memperoleh jawaban, Tedi membalikkan badan lalu keluar dari apotik itu dan mengambil kotak rokoknya dari sakunya.

    Bersandar pada kusen pintu apotik, Tedi menikmati setiap sedotan asap rokoknya. Tanpa disadarinya pegawai wanita tadi sudah ada disampingnya dan mengagetkannya dengan permintaannya, “Mas, boleh minta rokoknya?” Bagai orang dihipnotis Tedi menghulurkan kotak rokok dan koreknya kepada wanita. Tedi merasa kaget campur bingung dan heran menatap wanita disampingnya sedang menikmati sedotan pertama pada sebatang rokok.

    “Nggak usah bengong Mas, emangnya kenapa?”, tanya wanita itu.

    “Ah, Nggak, nggak heran kok, sehari habis berapa Pak biasanya, Mbak?”, tanya Tedi sedikit menggoda.

    “Saya merokok kadang-kadang aja kok, Mas!”, jawab wanita itu.

    Setelah itu mereka mengobrol akrab bak 2 orang yang telah lama berkenalan.

    “Mas, tadi tanya soal kondom, apa sudah menikah?”, tanya wanita itu.

    “Belum, makanya saya bertanya, Mbak sudah?”, jawab Tedi dan berbalik bertanya.

    “Sudah 5 tahun”, jawab wanita sambil menunjukkan kekecewaan di wajahnya.

    “Wah, sudah pengalaman dong, jadi menurut Mbak, sewaktu suami Mbak pakai kondom yang enak rasanya yang merk apa?”, tanya Tedi seakan hal itu menjadi teka-tekinya.

    “Apa kamu sudah punya pacar?”, tanya balik wanita itu.

    Dengan menggelengkan kepala, Tedi menunduk malu seolah sadar bahwa dia menunjukkan keluguannya, lalu dia berusaha menutupinya dengan berkata, “Tapi gini-gini pengalamanku nggak kalah sama Mbak! cuman saya nggak pernah pakai kondom”

    “Oh, ya? saya percaya kok”, sindir wanita itu.

    “Kalau nggak percaya boleh dicoba!”, tantang Tedi.

    Dengan wajah yang memerah dan tersenyum, wanita itu membuka pintu apotik lalu masuk kembali setelah membuang puntung rokoknya, meninggalkan Tedi seorang diri. Dengan menggeleng-gelengkan kepala Tedi merasa sangat tolol setelah menyadari kalau dia baru saja mengeluarkan kata-kata yang paling bodoh sepanjang pengalamannya berkenalan dengan cewek.

    Bahkan saat ini dia belum mengetahui nama dan alamat wanita yang baru saja bercakap-cakap dengannya selama 30 menit. Sebuah hasil yang dapat menjatuhkan pamor yang dikenal teman-temannya sebagai seorang yang ahli memperoleh data tentang cewek dalam berkenalan.

    Tak lama kemudian Tedi juga kembali masuk kedalam apotik dan mendapati pegawai pria apotik itu telah duduk dimeja counter. Merasa ingin buang air kecil, Tedi menanyakan letak toilet kepada pria itu. Sesuai petunjuk pria tadi, tedi memasuki lorong panjang dalam apotik itu dan akhirnya menemukan kamar mandi setengah terbuka yang kelihatan sangat bersih. Dengan terburu-buru Tedi masuk dan langsung membuka resleting celana jeansnya dan segera mengeluarkan penisnya dari dalam CDnya lalu, “Ah.. Lega rasanya!”

    Rupanya Tedi melupakan menutup pintu kamar mandi. Dan karena lagi menikmati buang air kecil dia tak merasakan kalau di belakangnya sudah berdiri pegawai wanita tadi sambil mengamati bentuk dan ukuran penis Tedi yang lagi menyemburkan cairan urine bak ujung selang.

    Setelah membersihkan penisnya dengan tissu yang ada disampingnya, ia terkejut setengah mati merasakan pundaknya dipegang tangan halus dan punggungnya merasakan geseran dengan 2 benda tumpul yang lunak. Menoleh ke belakang ia melihat wajah pegawai wanita tadi.

    Dengan napas lega Tedi berkata, “Kukira hantu, sampai hampir pingsan rasanya!”.

    “Aku mau buktikan ucapan Mas diluar tadi!”, ucap wanita itu sambil tangan kanannya bergerilya memegang pangkal penis Tedi.

    Tanpa dikomando burung Tedi langsung mendongkak keatas memberi penghormatan atas rangsangan genggaman halus tangan wanita itu. Diikuti helaan napas yang dalam wanita itu menggeser-geserkan daerah vitalnya yang masih berada dibalik rok dan CDnya ke pantat Tedi.

    Dengan serta merta Tedi memutar bagian tubuhnya hingga berhadapan dengan wanita itu. Lepaslah genggaman wanita itu pada penis Tedi, tapi pantatnya jadi gantinya, diremas dan ditariknya kearah tubuh wanita itu. Dua bibir saling bertautan, cumbuan dibalas cumbuan, keduanya saling bercumbu dengan gairah yang luar biasa.

    Dua tangan Tedi menemukan pantat wanita itu dan meremasnya sambil menarik ketubuhnya. Penis Tedi terhimpit dan bergesek dengan bagian depan rok wanita itu tepat pada daerah sekitar alat vitalnya, sementara buah dadanya terhimpit dada Tedi. Di bagian bawah gesek menggesek 2 alat vital yang berlainan jenis menimbulkan efek yang semakin menjadi-jadi meskipun masih terhalang oleh rok dan CD wanita itu.

    Di bagian tengah dimana gesekan payudara yang semakin mengeras pada dada Tedi juga terhalang oleh BH, pakaian wanita itu dan kaos Tedi. Bagian ataslah yang baru bebas dari segala penghalang, lidah Tedi masuk dalam mulutnya dan mengusap lidah wanita itu dengan liarnya dan dibalas dengan sedotan dari mulut wanita itu, hal ini terjadi silih berganti sementara kedua bibir saling melekat satu sama lainnya.

    Selang beberapa waktu terjadi genjatan senjata. Kedua pihak saling melepas halangan yang ada. Pakaian terusan wanita itu sekarang sudah terlepas semua kancing depannya hingga bagian depan tubuhnya terbuka bebas. Celana jeans dan CD Tedi juga sudah sampai kebawah, juga kaosnya yang benar-benar lepas tersampir di gagang pintu kamar mandi sempit yang tertutup.

    Wanita itu kemudian melingkarkan tangannya kebelakan untuk melepas kancing BHnya, Tedi memanfaat momen itu dengan berjongkok dan mencumbu perut wanita itu sambil melorotkan CD wanita itu hingga lepas. Bersamaan dengan lepasnya BH wanita itu, cumbuan bibir Tedi juga bertemu bibir vaginanya. Desahan dan erangannya merasuki otak Tedi, sedotan mulutnya pada vagina wanita itu diikuti dengan permainan lidah di klitoris.

    Kedua tangan bebas wanita itu segera menangkap dan menarik bagian belakang kepala Tedi ke arahnya hingga muka Tedi terhimpit diselakangannya. Sedotan mulut Tedi bertambah kuat bak pompa air yang lagi menyedot sumur. Sesekali wanita itu agak menjongkok dan dengan tarikan kuat pada kepala Tedi hingga juluran lidah Tedi dapat masuk kedalam lubang vaginanya yang paling dalam.

    Rangsangan hebat yang diberikan Tedi menghasilkan gelombang kejut pada wanita itu, denyut-denyut dinding vaginanya mengantarkan keluarnya cairan kental. Bergelinjang dalam keadaan berdiri membuatnya terhuyung lemas namun beruntung dinding kamar mandi itu telah dekat dengan punggungya hingga tersandarlah punggungnya di dinding. Dekapan Tedi setelah bangkit dari jongkoknya juga membantu wanita itu untuk tetap berdiri sambil bersandar pada dinding kamar mandi.

    Dalam dekapan Tedi, mata wanita itu terpejam merasakan kepuasan sesaat, payudaranya menempel pada dada Tedi yang berbulu tipis, dan napasnya yang tadinya terengah-engah mulai teratur kembali. Penis Tedi menempel ketat pada daerah kemaluan wanita itu hingga merasakan kehangatan yang basah.

    Tedi mulai mencumbu mulut wanita itu dan sedikit demi sedikit diber jalan hingga pergumulan kedua mulut tak dapat dihindarkan kembali. Diikuti gerakan pinggul dan pantat, mengakibatkan geseran penis Tedi pada bibir vagina wanita mulai terasa nikmatnya bagi kedua belah pihak.

    Lalu wanita itu membuat rangkulan tangan serta usapan di punggung dan belakang kepala Tedi. Terprovokasi oleh rangsangan yang diberikan wanita itu, Tedi mulai sedikit berjongkok hingga ujung penisnya menempel bagian depan lubang vagina lalu dengan gerakan meluruskan kembali kakinya, naik dan masuklah seluruh batang kemaluannya kedalam liang kenikmatan wanita itu yang telah licin dengan tiba-tiba.

    Kaget oleh sentakan Tedi, keduanya melepaskan ciuman mulut, “Akh..!”, jerit wanita itu dengan mulut terbuka dan diikuti dengan desahan, “Ah.. ah.. ah..” ketika Tedi memompa batang kemaluannya kebawah dan keatas. Dua insan berlainan jenis telah memulai hubungan sebadan sambil berdiri dalam kamar mandi apotik yang sempit.

    Mulut Tedi mulai menghisap bagian kiri leher wanita itu lalu sesekali pada telinga kirinya. Dengan berputarnya waktu dan berbagai rangsangan yang saling diterima keduanya, wanita itu semakin merasa lemas pada bagian kakinya karena memaksakan diri untuk merengguk kepuasan meskipun telah berorgasme 2 kali.

    Akhirnya dengan tetap menyandarkan punggungya pada dinding kamar mandi ia meminta tangan Tedi untuk menahan pantatnya lalu mengaitkan kedua kakinya pada bagian belakang kaki Tedi. Sambil membopong wanita itu Tedi tetap melakukan pemompaan batang kemaluannya pada vagina wanita itu. Kekuatan Tedi ada batasnya, akhirnya dilepaskannya kaki kanan wanita itu agar dapat menopang tubuh wanita itu sendiri. Dengan tangan kanan tetap memegang paha kiri wanita itu, Tedi mempercepat gerakan pompanya.

    “Aduh Mas aku mau keluar lagi, ssh..”, ucap wanita itu sambil menggigit bibir atasnya.

    Tedipun segera melepas beban yang sedari tadi ditahannya, penisnya berdenyut hebat dalam liang kenikmatan, menyemprotkan cairan sperma bagai semburan ular berbisa. Merasakan semburan cairan hangat dalam liangnya, wanita itu pun tak kuasa menahan orgasmenya. Keduanya saling berangkulan sampai penis Tedi keluar dari liang kenikmatan dalam keadaan kosong dan lemas. Diakhiri dengan saling ciuman bibir, keduanya membersihkan diri, mengenakan kembali pakaian yang lepas, dan keluar dari kamar mandi.

    Tedi melihat waktu pada jam dinding apotik menunjukkan pukul 3 pagi dan setelah menerima obat pesanannya yang baru tiba itu dari pegawai pria apotik itu, dia langsung keluar menuju mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga sampai rumah sakit tempat kawannya dirawat.

    Kemudian dia memberikan obat serta kopi resepnya itu pada perawat jaga lalu duduk termenung di ruang tunggu sambil berusaha mengingat kejadian sensasional di apotik tadi. Lalu dari kejauhan lorong rumah sakit didepannya dia melihat Joni dan Rio, kedua kawannya, keluar dari sebuah ruangan dengan wajah suka cita, diikuti 2 perawat, yang seorang berumur 40-an dan satunya 20-an.

    Kedua perawat yang berjalan dibelakang Joni dan Rio terlihat sedang membetulkan seragamnya dan berusaha menutup kancing bagian atasnya. Pemandangan ini tak luput dari penglihatan Tedi.

    Kira-kira apa yang telah dilakukan Joni dan Rio? Donor darah merah atau putih? Kenapa mereka kelihatan senang sekali? Itulah semua pertanyaan dalam benak Tedi.

  • Kisah Cinta Irwan Memaksaku Ngentot

    Kisah Cinta Irwan Memaksaku Ngentot


    1668 views

    Duniabola99.org – Aku sebenarnya dulu pernah berkenalan dengan seorang pria lewat sebuah program chatting dan kisah nyata ini adalah awal kejadian aku kehilangan mahkota yang paling berharga. Pertama kali dia berkenalan denganku, dia nampak seperti seorang gentleman yang benar-benar menarik hatiku sehingga aku waktu itu benar-benar jatuh hati padanya. Anggap saja namaku adalah Lina dan nama cowok itu adalah Irwan. Tak lama dari perkenalan kami, aku menjadi akrab dengan Irwan. Irwan sering menjemputku dari tempat kuliahku dan aku sempat menganggap bahwa dia adalah calon suamiku nantinya karena aku benar-benar serius dengannya.

    Aib ini berawal dari kesalahanku yang fatal di mana aku mempercayakan dia untuk memegang kunci kamarku karena saat aku kuliah dulu, aku tinggal di rumah kost bersama dengan anak-anak dari berbagai macam daerah. Suatu ketika, aku sedang tidur nyenyak karena aku merasakan kelelahan yang amat sangat karena aku baru saja menyelesaikan skripsiku yang sudah kupersiapkan selama berminggu-minggu.

    Tiba-tiba, aku berasa kedinginan dan aku terbangun karena perasaan kedinginan tersebut dan ketika aku terbangun, aku kaget sekali karena aku melihat Irwan sedang bermasturbasi di depanku, sementara aku sekarang sudah tanpa busana. Aku mengerti akhirnya mengapa aku terbangun karena perasaan dingin, rupanya Irwan menelanjangiku dan menjadikanku sebagai obyek masturbasinya.

    Aku dengan cepat menutup tubuhku dengan pakaianku, akan tetapi belum selesai aku memakai pakaian, Irwan memelukku dan membuka kembali pakaianku yang sudah berantakan dengan paksa. Irwan memukul pipiku dengan keras sehingga aku menjadi menangis ketakutan. Di saat aku sedang menangis itu, aku menyadari bahwa Irwan yang sekarang berada di depan mataku itu tidak sama seperti Irwan yang kukenal sebelumnya sebagai seorang cowok yang pengertian dan sangat gentleman. Yang nampak di depanku sekarang ini tidak lebih dari seorang laki-laki liar yang haus akan seks karena sekarang Irwan sedang mendekati tubuhku yang sedang gemetar karena ketakutan dan dia mulai menjilati tubuhku sehingga aku merasakan geli yang amat sangat. Lidahnya terus-menerus aktif menjilatiku dari leher, buah dada hingga ke pangkal kemaluan. Ketika dia mulai mencium dan menghisap-hisap klitoris, aku merasakan sesuatu yang sangat aneh karena suatu aliran birahi yang menuntut lebih membuatku menjadi mendesah karena merasakan kenikmatan dan sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

    Secara tidak sadar, aku mendesah dan aku mengibas-ngibaskan rambutku yang hitam panjang ke kiri dan ke kanan karena aku merasakan kenikmatan yang amat sangat ketika Irwan mulai menjilati setiap inci liang kenikmatanku bahkan aku terus merasakan kenikmatan itu sampai akhirnya aku menangis bercampur dengan desahan panjang karena aku merasakan liang kenikmatanku mengeluarkan cairan kenikmatan yang terus dijilat oleh Irwan sampai habis tidak tersisa.

    Aku menutup mataku karena aku masih tidak mengerti apa yang terjadi di dalam diriku karena sekarang ini perasaanku bercampur antara benci pada Irwan dan keinginan untuk berbuat lebih dengannya karena aku ingin merasakan kenikmatan itu kembali. Walaupun aku hanya berdiam diri atas perlakuannya dan tetap menangis, nampaknya dia mengerti apa yang kupikirkan sehingga Irwan mulai membuka pakaian dan celananya dan aku melihat batang kemaluannya yang sudah menegang dan siap untuk dimasukkan ke dalam liang kewanitaanku.

    Aku menelan ludah berkali-kali karena aku ketakutan, aku merasa akan merasakan sakit karena batang kemaluannya yang besar akan memasuki liang kenikmatanku yang masih sempit. Aku menjerit histeris tetapi Irwan dengan sigapnya langsung menutup mulutku dan langsung menancapkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatanku sehingga aku dapat merasakan aliran darah dari liang surgaku. Aku meminta ampun kepada Irwan untuk segera menghentikan aksinya yang menyakitiku, tetapi Irwan tidak peduli dan terus menggenjot tubuhnya sehingga akhirnya aku merasakan sesuatu aliran dari batang kemaluannya yang membasahi liang kewanitaanku. Aku menangis menyadari hal itu karena aku takut jika aku hamil dan aku tidak mau mendapatkan bayi dari laki-laki yang telah merenggut keperawananku secara paksa itu.

    Setelah Irwan melaksanakan aksi bejadnya, dia langsung memakai kembali bajunya dan meninggalkanku seorang diri dan ketika dia meninggalkanku, aku langsung memakai baju dan celanaku. Tidak berapa lama, pintu kamar kost-ku terbuka kembali dan sekarang aku melihat Irwan sedang mendekatiku yang masih menangis sambil menggandeng seorang gadis cantik dan mengenalkan gadis itu kepadaku sebagai tunangannya.

    Hatiku sakit sekali melihat hal tersebut dan aku ingin sekali mengadukan perbuatan yang baru saja kualami kepada tunangannya. Akan tetapi, belum selesai aku berbicara, gadis yang mengaku bernama Lia tersebut menamparku sambil berkata, “Gue baru tau bahwa di dunia ini ada juga cewek yang suka memperkosa cowok”. Kata-kata Lia membuat batinku menjadi semakin sakit karena sekarang aku sedang dituduh memperkosa Irwan dan walaupun aku berkata bahwa itu bohong dan fitnah, Lia tidak mempercayai omonganku dan bahkan setiap kali aku berkata, “Itu Bohong!” atau “Itu Fitnah!”, Lia hanya memberikan respon dengan cibiran bibir dan diiringi oleh pukulan di wajahku yang putih bersih ini sehingga karena pukulan yang kuterima dari Lia, wajahku menjadi biru bercampur merah dan tentu saja aku merasakan sakit yang amat sangat karena baru saja mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Lia.

    Aku terus-menerus memohon kepada Lia bahwa aku tidak pernah memperkosa Irwan bahkan aku bercerita bahwa Irwan lah yang telah memperkosaku barusan sebelum Lia masuk ke dalam kamar kost-ku. Tetapi sekarang gantian Irwan yang memukuliku karena dia merasa difitnah di depan Lia sehingga bagian tubuhku yang masih sakit semakin sakit karena pukulan Irwan yang tentunya lebih keras dari Lia. Aku tidak bisa bicara apa-apa lagi dan pada detik yang bersamaan, rasa sayangku pada Irwan berubah total menjadi kebencian dan perasaan untuk membalas dendam atas perbuatannya.

    Untunglah, tak berapa lama setelah kejadian tersebut, Om kost tempatku tinggal masuk ke kamarku karena dia akan menagih uang sewa kamar. Masuknya Om kost-ku ke kamar menolongku dari pukulan-pukulan mereka karena mereka meninggalkanku di saat Om Bambang (Om Kost-ku) masuk ke dalam kamar. Aku langsung menceritakan kepada Om Bambang semua yang terjadi dan dia menyarankan agar aku lapor ke polisi tetapi aku tidak ingin keluargaku tahu bahwa aku baru saja mengalami kejadian yang membuatku kehilangan harga diri dan keperawanan yang kujaga selama ini.

    Untunglah sekarang ini aku memiliki kekasih yang sangat baik dan tidak memperdulikan masa laluku yang hitam kelam ini. Memang jika dibandingkan, kekasihku yang sekarang ini tidak begitu tampan jika dibandingkan dengan Irwan tetapi pengalaman burukku di masa lalu membuatku benci dengan laki-laki yang berwajah tampan.

    Sekarang ini, aku mengetahui bahwa Irwan telah menikah dengan Lia. Akan tetapi rupanya hukum karma itu selalu berlaku di dalam hidup setiap orang karena dari berita yang kuterima dari teman-temanku yang juga mengenal Irwan dan Lia, Irwan meninggal dalam kerusuhan 12 Mei 1998 yang lalu dan istrinya, Lia juga meninggal pada saat yang bersamaan. Lia meninggal karena dia telah diperkosa oleh puluhan orang yang memakai busana tentara sedangkan Irwan meninggal karena siksaan dari orang-orang yang memperkosa Lia karena dia mencoba menyelamatkan Lia. Di saat aku mendengar berita itu dan mengkonfirmasi berita tersebut lewat koran dan telepon ke keluarganya, aku tersenyum dalam hati dan aku merasa senang karena sworn enemy-ku telah mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan yang dilakukan padaku pada tanggal 12 Mei 1997.

  • Bercinta Dengan Tukang Jamu Yang Montok Dirumah

    Bercinta Dengan Tukang Jamu Yang Montok Dirumah


    1667 views

    Duniabola99.org – Aku lama-lama menyukai tempat tinggalku, Meski harga kontraknya naik terus setiapkali kuperpanjang kontraknya. Tempat ku ini sangat strategis di dalam gang hanya ada rumah ku. Meski pengap karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi aku suka, karena tak ada orang yang bisa melihat kegiatanku dan aku jadi merasa bebas.

    Setelah Mia meninggalkan diriku. Aku jadi jomblo. Mau pacaran aku malas dengan basa-basi dan berbagai tuntutan. Untuk melampiaskan libido ku, siapa saja yang kusenangi sering kubawa ke kamar yang istimewa ini.

    Karena alamatnya rumit banyak lika-likunya, tidak satu pun temen cewek ku yang berhasil mencari alamat ku. Suatu hari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya bahenol betul.

    “Nggak salah ini orang jadi tukang jamu,” kata ku membatin.
    “Mbak jamu” tegurku. Dia menoleh.
    “Mau minum jamu mas ?” tanyanya.
    “Iya tapi jangan di sini, ke rumah” ajakku dan dia ikut dibelakang ku.
    Sesampai di rumah , si mbak melihat sekeliling.
    “Wah enak juga tempatnya mas ya,” ujarnya.
    “Mbak jamu apa yang bagus”
    “Lha mas maunya untuk apa, apa yang mau untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat”
    “Kuat apa” tanya ku.
    “Ya kuat segalanya” katanya sambil melirik.
    “Genit juga si mbak” kata ku dalam hati.
    “Aku minta jamu kuat lah mbak, biar kalau malam kuat melek bikin skripsi.”
    Tapi terus terang aku kurang mempunyai keberanian untuk menggoda dan mengarahkan pembicaraan ke yang porno-porno. Sejak saat itu mbak jamu jadi sering menghampiriku.

    “Mas kemarin kemana saya kesini kok rumahnya dikunci. Saya ketok sampai pegel nggak ada yang buka.
    “Oh ya kemarin ada kuliah sore jadi saya dari pagi sampai malam di kampus” kataku.
    “Mas ini mas jamu kunyit asam, bagus untuk anak muda, biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit.”
    “Mbak suaminya mana ?” tanya ku iseng.
    “Udah nggak punya suami mas, kalau ada ngapain jualan jamu berat-berat.”
    “Anak punya mbak ?”
    “Belum ada mas, orang suami saya dulu udah tua, mungkin bibitnya udah abis.”

    Kami semakin akrab sehingga hampir setiap hari aku jadi langganannya. Kadang-kadang lagi nggak punya duit, dia tetap membuatkan jamu untuk ku. Dia pun sudah tidak canggung lagi masuk ke rumah ku. Bahkan dia sering numpang ke WC.

    Mbak Wati, begitulah dia mengaku namanya setelah beberapa kali mengantar jamu . Dia kini memasuki usia 27 tahun, asalnya dari daerah Wonogiri. Mbak Wati menganggap rumah ku sebagai tempat persinggahan tetapnya. Dia selalu protes keras jika aku tidak ada di rumah.

    Semula Mbak Wati mengunjungi ku pada sekitar pukul 13. Tapi kini dia datang selalu sekitar pukul 5 sore. Kalau dia datang ke rumah ku jamunya juga sudah hampir habis. Paling paling sisa segelas untuk ku. Rupanya Mbak Wati menjadikan rumah ku sebagai terminal terakhir. Ia pun kini makin berani.

    Dia tidak hanya menggunakan kamar mandiku untuk buang hajat kecil, tetapi kini malah sering mandi. Sampai sejauh ini aku menganggapnya sebagai kakakku saja. Karena dia pun menganggapku sebagai adiknya. Sering kali dia membawa dua bungkus mi instan lalu direbus di rumah ku dan kami sama-sama menikmatinya.

    Sebetulnya pikiran jorokku sudah menggebu-gebu untuk menikmati tubuh mbak Wati ini. Namun keberanian ku untuk memulainya belum kutemukan. Mungkin juga karena aku tidak berani kurang ajar jadi Mbak Wati makin percaya pada diri ku. Padahal wooo ngaceng. Aku hanya berani mengintip jika Mbak Wati mandi. Lubang yang sudah kusiapkan membuatku makin ngaceng saja kalau menikmati intaian. Tapi bagaimana nih cara mulainya.

    “Mas boleh nggak saya nginep di sini ?” tanya Mbak Wati suatu hari.
    “Saya mau pulang jauh dan sekarang sudah kesorean, lagi pula besok saya nggak jualan, capek., “katanya beralasan tanpa saya tanya.
    “Lha Mbak, tempat tidurnya cuma satu”
    “Nggak pa-pa, saya tidur di tiker aja. Mas yang tidur di kasur.”
    “Bener nih,” kata ku, dengan perasaan setengah gembira. Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya.

    “Iya nggak apa-apa koq” katanya.

    Tanpa ada rasa canggung dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali mengintainya. Badannya mulus bahenol walaupun kulitnya tidak putih, tetapi bentuk tubuhnya sangat sempurna sangat bahenol sebagai seorang wanita. Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku.

    Teteknya cukup besar, mungkin ukuran 36, pentilnya kecil dan bulu jembutnya tebal sekali. Mungkin ada hubungannya dengan kumis tipis yang ada di atas bibirnya itu.Selesai mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan , sehingga kesempatan mandi juga kugunakan untuk ngloco.

    “Mas mandinya koq lama sekali sih, ngapain aja” tanyanya mengagetkan.
    “Ah biasa lah keramas sekalian biar seger” kata ku.
    “Itu saya buatkan kopi, jadi keburu dingin deh, abis mandinya lama banget.”

    Malam itu kami ngobrol ke sana-kemari dan aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai dirinya.

    “Mas suka di pijet nggak” katanya tiba-tiba.
    “Wah nggak, nggak nolak” kata ku bercanda.
    “Sini saya pijetin mas.”

    Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar dikuti mbak Wati dan semua baju dan celana ku ku buka tinggal celana dalam. Kumatikan lampu sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang. Nggak nyangka sama sekali, ternyata mbak Wati pinter sekali memijat. Dia menggunakan cairan body lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut.

    Aku benar-benar pasrah. Meski ngaceng berat, tetapi aku nggak berani kurang ajar. Cilakanya Mbak Wati ini tidak canggung sedikit pun merambah seluruh tubuhku sampai mendekati si dicky. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat jadi tambah tegang aja.

    “Mas celananya dibuka saja ya biar nggak kena cream.”
    “Terserahlah mbak” kata ku pasrah . Dengan cekatan dia memelorotkan celana dalam. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat.

    “Apa mbak nggak malu melihat saya telanjang” tanya ku.
    “Ah nggak apa-apa, saya dulu sering memijat suami saya.”
    “Dia yang ngajari saya mijet.”

    Tegangan ku makin tinggi karena tangan nya tanpa ragu-ragu menyenggol kemaluan ku. Dia lama sekali memijat bagian dalam paha ku, tempat yang paling sensitive dan paling merangsang. Mungkin kalau ada kabel di hubungkan diriku dengan lampu, sekarang lampunya bakal menyala, orang teganganku sudah mulai memuncak.

    Aku tidur telungkup sambil berfikir, gimana caranya memulai. Akhirnya aku berketetapan tidak mengambil inisiatif. Aku akan mengikuti kemana kemauan Mbak Wati. Kalau terjadi ya terjadilah, kalau nggak yaa lain kali mungkin. Tapi aku ingin menikmati dominasi perempuan atas laki-laki.

    Setelah sekitar satu jam aku tidur telungkup, Mbak Wati memerintahkan aku telentang. Tanpa ragu dan tanpa rasa malu dan bersalah aku segera menelentangkan badan ku. Otomatis si dicky yang dari tadi berontak, kini bebas tegak berdiri.

    Celakanya si dicky tidak menjadi perhatian Mbak Wati dia tenang saja memijat dan sedikitpun tidak berkomentar mengenai dicky ku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri, tangan kanan, lalu perut. Bukan hanya perut tetapi si Dicky pun jadi bagian yang dia pijat. Aku melenguh.

    “Aduh mbak”
    “Kenapa mas” katanya agak manja.
    “Aku nggak tahan, ngaceng banget”
    “Ah nggak apa-apa tandanya mas normal”
    “Udah tengkurep lagi mas istirahat sebentar saya mau ke kamar mandi sebentar.”

    Lama sekali dia di kamar mandi, sampai aku akhirnya tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang. Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu. Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada seusatu yang agak berbeda.

    Kenapa punggungku yang didudukinya terasa agak geli Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu ada bulu-bulu apa mungkin Mbak Wati sekarang telanjang memijatiku. Ternyata memang benar begitu.

    Tetapi aku diam saja tidak berkomentar. Kunikmati usapan bulu jembut yang lebat itu di punggungku. Kini aku sadar penuh , dan dicky yang dari tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati.

    “Balik mas katanya” setelah dia turun dari badan ku

    Aku berbalik dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya . Aku tidak bisa melihat Mbak Wati ada dimana . Dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku . Ia terus naik memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, jembutnya berkali-kali menyapu si dicky.

    Kadang-kadang si dicky ditindihnya sampai lama dan dia melakukan gerakan maju mundur. Beberapa saat kemudian aku merasa mbak wati mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang si dicky. Pelan-pelan di tuntun kepala si dicky memasuki lubang kemaluannya.

    Aku pasrah saja dan sangat menikmati dominasi perempuan. Lubangnya hangat sekali dan pelan-pelan seluruh tubuh si dicky masuk ke dalam lubang vagina mbak waty. Mbak Wati lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, sehingga si dicky keluar masuk .

    Kadang-kadang saking hotnya si dicky sering lepas, lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang diinginkan. Karena aku tadi sudah ngloco dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar mani ku tidak cepat muncrat. Gerakan mbak Wati makin liar dan nafasnya semakin memburu.

    Tiba-tiba dia menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya kemalauannya ke si dicky. Dia berhenti bergerak dan kurasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Mbak wati mencapai orgasmenya yang pertama. Dia beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat.

    Aku mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas si dicky dari lubang memek mabak wati. Ku atur posisi yang lega dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh memek mbak Wati. Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi mbak wati.

    Akhirnya kutemukan titik itu dan serangan terus ku kosentasikan kepada titik itu sambil memaju dan memundurkan si dicky . Mbak wati mulai melenguh-lenguh dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku.

    Dalam keadaan demikian yang terpikir hanya bagaimana mencapai kepuasan yang sempurna. Kubenamkan si dicky sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. Kontolku berdenyut-denyut dan vaginanya mbak wati juga berdenyut lama sekali.

    “Mas terima kasih ya, saya belum pernah main sampai seenak ini.”
    “Saya ngantuk sekali mas.”
    “Ya sudah lah tidur dulu.”

    Aku bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan si dicky dari mani yang belepotan. Aku pun tidak lama tertidur. Paginya sekitar pukul 5 aku bangun dan ternyata mbak wati tidur di samping ku.Kuraba memeknya, lalu ku cium, tangan ku, bau sabun. Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Dia kini tidur nyenyak dengan ngorok pelan.

    Kuhidupkan lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka atau kukangkangkan kedua kakinya . Aku tiarap di antara kedua pahanya dan kusibakkan jembut yang lebat itu untuk memberi ruang agar mulutku bisa mencapai memeknya.

    Lidahku mencari posisi clitoris mbak wati. Perlahan-lahan kutemukan titik itu aku tidak segera menyerang ujung clitoris, karena kalau mbak wati belum terangsang dia akan merasa ngilu. Daerah sekitar clitoris aku jilat dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol.

    “Mas kamu ngapain mas, jijik mas udah, mas” tangannya mendorong kepala ku, tetapi kutahu tenaganya tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang. Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil manakala sesekali kusentuh ujung clitorisnya dengan lidahku.

    Setelah kurasakan clitorisnya menonjol penuh dan mengeras serangan ujung lidahku beralih ke ujung clitoris. Pinggul mbak wati yang bahenol mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha menjauhkan kepalaku dari vaginanya tetapi malah menekan, sampai aku sulit bernafas.

    Tiba-tiba dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku untuk semakin membenam. Vaginanya berdenyut-denyut. Dia mencapai klimak. Beberapa saaat kupertahankan lidah ku menekan clitorisnya tanpa menggerak-gerakkannya.

    Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam memeknya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama yang tetap. Mbak Wati kembali menggerakkan pinggulnya yang bahenol dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di dalam memeknya. Lubang vaginanya berdenyut lama sekali.

    “Aduh mas ternyata mas pinter sekali.”
    “Aku kira mas nggak suka perempuan. Aku sampai penasaran mancing-mancing mas, tapi kok nggak nyerang-nyerang aku.”
    “Jadi aku bikin alasan macem-macem supaya bisa berdua sama mas.”
    “Aku segen mbak, takut dikira kurang ajar. Selain itu aku juga ingin menikmati jika didului perempuan.”
    “Ah mas nakal, menyiksa aku. Tapi aku suka mas orangnya sopan nggak kurang ajar kayak laki-laki lain.”
    “Mas tadi kok nggak jijik sih jilati memek ku. Aku belum pernah lho digituin. Rasanya enak juga ya.”kata Mbak Wati.

    Wati mengaku ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja dan itu pun mbak wati jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang lain kecuali suaminya dan diriku.

    “Pantes memeknya enak sekali, peret mbak,” kata ku.
    “Wong tukang jamu koq, yo terawat toh yo.”
    “Sekarang gantian mbak, barang ku mbok jilati po’o. ”
    Aku ra iso he mas”
    “Nanti tak ajari.”

    Mbak Wati yang bahenol mengambil posisi diantara kedua pahaku dan mulai memegang si dicky dan pelan-pelan memasukkan mulutnya ke ujung ******. Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengemut si dicky Setelah terbiasa akhirnya dikulumnya seluruh batang ****** ku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa ujung si dicky menyentuh ujung tenggorokkannya.

    Dia memaju-mundurkan batang di dalam kulumannya . Ku instruksikan untuk juga melakukannya sambil menghisap kuat-kuat.dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya.

    “Mas kontole kok enak tenan, keras sampai memek ku rasanya penuh sekali.”

    Kugenjor terus sambil kosentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit Mbak wati langsung berteriak keras sekali. Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh . Setelah memberi kesempatan jeda sejenak. Mbak Wati kusuruh tidur nungging dan kami melakukan dengan Dogy Style.

    Rupanya pada posisi ini titik G Mbak wati tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh maniku hambis di dalam memek mbak wati.

    Dia tertidur lemas,aku pun demikian. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng. Badan Mbak wati memang benar-benar sempurna sangat bahenol, Teteknya besar menentang, pinggulnya besar dan pinggangnya ramping sungguh bahenol. Setelah malam itu mbak Wati jadi sering menginap di kamar ku. Sampai satu hari dia datang dengan muka sedih.

    “Mas aku disuruh pulang ke kampung mau dikawinkan sama Pak lurah.”
    “Aku berat sekali mas pisah sama mas, tapi aku nggak bisa nolak keinginan orang tua ku,” katanya bersedih.

    Malam itu Mbak wati nginap kembali di kamar ku dan kami main habis-habisan. Seingat saya malam itu saya sampai main 7 ronde menikmati tubuh bahenol nya, sehingga badan ku lemas sekali.