• Cerita Dewasa Pelayanan PSK

    Cerita Dewasa Pelayanan PSK


    1718 views

    Duniabola99.org – Santi sebenarnya adalah kenalan lamaku. Dia dulu seorang PSK. Aku mengenalnya ketika ia masih menjalankan pekerjaan PSK tersebut. Waktu itu aku masih kuliah. Satu sore sepulang dari daerah Cideng, aku melewati wilayah Tanah Abang yang secara harfiah berarti tanah merah.

    Dan memang daerah ini dikenal sebagai daerah merah. Karena haus aku mampir ke sebuah kedai dan memesan minum. Di dalam kedai ada wanita yang berdandan sederhana, tidak ada riasan wajah menyolok atau pakaian yang mengundang. Aku duduk di depannya.

    “Baru pulang kerja, Mas?” tanyanya ramah.
    “Iya,” jawabku singkat. Sebenarnya tidak, karena waktu itu aku memang belum bekerja.

    Ia mulai memberiku beberapa pertanyaan lagi dengan nada yang ramah, namun mulai mengarah dan akupun dapat menduganya bahwa ia salah satu wanita yang sedang mencari mangsa. Akupun tahu namanya, Santi, asal T. Tingginya sekitar 155 cm dengan dadanya yang cukup besar.

    Akhirnya pertanyaan pokokpun terucap dari mulutnya.

    “Istirahat dulu, Mas?”

    Aku pura-pura bodoh dan tidak tahu arah pembicaraannya.

    “Istirahat di mana? Ini juga mau pulang, istirahat di rumah,” kataku.
    “Ah Mas ini. Jangan pura-pura. Kita ke kamar yuk!” ajaknya.

    Akhirnya setelah tercapai kesepakatan, singkat cerita kami sudah berada di dalam kamar hotel kumuh yang bertebaran di sana. Segera kupeluk dan kucium dia, tetapi dia menolaknya.

    “Kita mandi dulu deh Mas!” katanya.

    Tumben pikirku, kok ada PSK yang menyuruh tamunya mandi dulu sebelum berkencan. Sepertinya mulai ada kesanku secara khusus terhadapnya. Pada waktu mandi, kusabuni punggung dan payudaranya kemudian kusiram dengan air dan mulai kusedot putingnya. Ia hanya menggerinjal dan berkata

    ”Sabar dulu Mas, nanti saja”. Namun tangannya tidak menolakku, bahkan tangannya yang menyabuni penisku dengan cermat sampai bersih. Tangannya tidak berusaha mengocok selama berada di penisku, benar-benar hanya menyabuni dan membersihkannya.

    Selesai mandi dan mengeringkan tubuh, ia segera kupeluk di atas ranjang.

    “Ihh Mas ini beber-benar nggak sabaran deh. Tuh kan kalau sudah mandi badan jadi seger!” katanya. Aku diam saja dan mulai memainkan payudaranya.
    “Sebentar Mas, berbaring aja dulu!” katanya sambil menelentangkan badanku.

    Diambilnya cologne biasa, bukan merk mahal, dan diusapkannya di dadaku dan ketiakku.

    “Biar harum”, katanya.

    Aku semakin terkesan dan mulai menikmati tindakannya. Rasanya dengan uang yang kukeluarkan aku bisa mendapatkan lebih dari yang kuharapkan. Setelah itu barulah ia menciumku dengan lembut. Berdasar cerita dan pengalamanku tidak setiap PSK mau melayani tamunya berciuman bibir. Namun Santi mencium bibirku dengan lembut dan semakin lama semakin kuat menyedot bibirku.

    Kini dia mencium dan mengusap dadaku yang berbulu, kemudian terus ke bawah dan akhirnya penisku yang masih kecil diisapnya. Tak lama kemudian penisku pun membesar akibat rangsangan yang diberikan. Sungguh pandai ia memainkan mulut dan lidahnya di sekujur penisku. Setelah beberapa lama ia menghentikan aksinya dan berbaring telentang. Aku tahu ia ingin aku segera menyelesaikannya.

    Kutindih dan kucium bibirnya. Tak lama kemudian dengan arahan tangannya penisku sudah menembus liang vaginanya. Kurasakan iapun membalas dengan penuh gairah setiap serangan yang kulancarkan, namun aku tidak tahu apakah dia benar-benar menikmati atau hanya sekedar servis terhadap tamunya. Lima belas menit kemudian tubuhku sudah mengejang di atasnya. Ia tersenyum dan mengajakku membersihkan badan.

    Selesai membersihkan badan, kami masih sempat ngobrol-ngobrol sebentar hal-hal mengenai dirinya. Ketika kutanya apakah namanya hanyalah nama profesi atau nama sebenarnya, ia mengeluarkan KTP-nya dan menyerahkannya padaku. Kubaca, “Rosanti”.

    Sekilas kulihat tanggal lahirnya, berarti ia sekarang dua puluh delapan, sementara aku waktu itu masih dua puluh tiga. Karena kami kamar yang kami sewa menggunakan cara jam-jaman dan kulihat waktu telah habis, maka kamipun keluar dan aku segera pulang. Kesan yang timbul padaku, bahwa ia pun menyukaiku lebih dari sekedar PSK dan pelanggannya.

    Beberapa hari kemudian, pada suatu siang aku lewat Tanah Abang lagi. Hanya sekedar lewat, namun aku juga berharap dapat bertemu dengan Santi lagi. Ketika berjalan dalam sebuah gang sempit, kulihat dari belakang sepertinya Santi. Kupercepat langkahku dan kujejerkan langkahku. Kulihat dari samping ternyata memang Santi.

    “San.. Santi ya? Masih ingat aku nggak?” tanyaku setelah berjalan di sampingnya.
    Ia menoleh sambil menghentikan langkahnya. Menatapku dan mengingat-ingat, akhirnya, “Mas kan yang minggu lalu sama aku? Namanya.. Ennggh..” katanya.

    Kupotong kata-katanya, “Anto,” sahutku.
    “Ya, Mas Anto. Baru aku ingat”, jawabnya, “Mau ke mana?” sambungnya.
    “Enggak, ini mau pulang, kebetulan lewat sini. Siang-siang kok sudah pulang?” tanyaku.
    “Aku belum pulang mulai tadi malam. Sekarang baru bisa pulang dan mau istirahat”.
    Aku diam dan berpikir sejenak. Melihatku kelihatan ragu dia bertanya, “Mau istirahat lagi?”
    “Boleh deh,” kataku mengiakannya.

    Dia tidak jadi pulang dan kembali kami berkencan di hotel yang sama. Namun kali ini aku ambil sewa kamar selama dua jam. Dengan perlakuan yang sama seperti kemarin ia melayaniku. Setelah kutembakkan laharku, kami sama-sama berbaring ngobrol sampai waktu habis. Ketika aku mengeluarkan dompet, ia berkata.

    “Nanti aja, sekarang kita ke kontrakanku yuk!”

    Akupun menurut saja dan mengikutinya ke rumah. Kembali kami mengobrol di kontrakannya. Ia tinggal bersama pemilik rumah, dan pemilik rumahnyapun mengerti dan mau menerima keadaannya. Ketika pulang, kembali kuambil uangku, namun ia tetap menolak dan berkata.

    “Untuk ongkos pulang kamu saja ke Bogor!”

    Setelah itu kami sering bertemu. Namun tidak setiap kali bertemu kami lalu bergulat di atas ranjang. Kadang kami hanya mengobrol saja. Kalau tidak ada di hotel, kucari dia di kontrakannya. Santi kadang masih menolak uang pemberianku, tetapi kalau aku lagi ada obyekan kecil, kupaksa dia untuk menerimanya. Dia menyatakan senang kalau ngobrol denganku.

    “Ada yang mau mendengarkan dan mengerti sisi hitam dari jalan hidupku,” katanya.

    Aku sendiri mengatakan, kalau ada kesempatan untuk berhenti, maka berhentilah dari pekerjaannya dan membuka usaha atau pekerjaan yang lain. Suatu ketika aku mencarinya di hotel. Kata penjaga hotel dia sudah pulang belum lama tadi. Kususul ke rumahnya.

    Ia sedang mandi. Tak lama kemudian ia sudah menemuiku di ruang tamu. Ia mengenakan gaun hitam panjang dengan belahan sebelah setinggi lutut. Kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi membuat ia semakin menarik. Kupikir-pikir ia mirip dengan Yuni Shara, hanya saja kulitnya lebih gelap.

    “Mau kemana. Kok rapi sekali?” kataku.
    “Kebetulan ada kamu. Anterin ke Pasar Minggu yuk. Aku mau beli gelang kaki di toko emas langgananku. Dulu aku punya, namun putus dan kujual,” jawabnya.

    Akhirnya kami berjalan ke depan menunggu Metro Mini yang ke arah Pasar Minggu. Panas matahari terasa menyengat kulit. Setengah jam menunggu belum ada juga Metro Mini yang kami tunggu. Cuaca semakin panas.

    “Panas, San. Kita istirahat saja dulu yuk. Entar sore aja ke Pasar Minggunya!” ajakku.

    Ia setuju. Kamipun masuk ke dalam kamar. Kali ini dia yang memilih kamar ke penjaganya.

    “Kamar yang di sudut,” katanya.
    “Sama aja. Emangnya apa bedanya?” tanyaku.
    Ia tersenyum saja. Setelah mengambil kunci maka kami masuk ke dalam kamar yang dimaksudkannya. Isi dalam kamr tidak berbeda dengan kamar lainnya. Sebuah bed standar, kipas di langit-langit, lemari dan kamar mandi. Namun ketika kulihat di dinding, maka ada cermin yang dipasang memanjang sejajar dengan arah bed.

    “Ooo, ini toh bedanya..” kataku.
    “Tidak semua kamar ada cerminnya. Aku tahu beberapa kamar yang dipasang cermin. Dulu-dulu selalu tidak pernah kebagian kamar ini”.
    Ia membaringkan badannya. “Tidak mandi?” tanyaku.
    Ia mengeleng, “Tidak, aku kan baru saja mandi. Kamu saja mandi yang bersih!”

    Aku mandi dengan cepat dan yang penting kusabuni meriamku sampai bersih. Kulihat sudah mulai membesar tidak sabar untuk menembakkan pelurunya. Selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dengan berlilitkan handuk.

    Kulihat Santi sedang berdiri dan mulai membuka kancing gaunnya. Kupeluk dia dari belakang dan tanganku membantunya melepaskan kancing dan bajunya. Seperti biasanya ia mengenakan celana dan bra hitam transparan sehingga apa yang ada di baliknya terlihat membayang.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Setelah bra-nya terlepas, kuremas-remas payudaranya dari bagian bawahnya. Kucium leher dan telinga kirinya, tangan kirinya terangkat dan kemudian menarik rambutku. Handukku terlepas setelah tangannya yang lain menarik ikatannya.

    Kutekankan selangkanganku di atas belahan pantatnya. Penisku yang sudah mulai siaga segera terarah ke atas setelah menempel di pinggangnya. Kulepaskan tangannya dan mulutku kemudian menyapu seluruh punggungnya. Dengan gigiku kulepas kaitan bra-nya dan dengan berjongkok kugigit ban celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kuteruskan dengan tangan untuk melepasnya.

    Kupondong dan kubawa di ranjang. Aku berdiri dengan posisi menghadap ranjang dan Santi berbaring miring, dia dengan lahap menghisap kejantananku. Dijilatinya lubang kencingku, sedang tangannya memegang dan mengocok batang penisku kemudian memijat-mijat buah zakarku.

    “Hhmm.. Terus San. Enak.. Ohh.. Aaagak keraas Saantiihh..”.

    Setelah beberapa menit menjilati kejantananku, aku melepaskan penisku dari mulutnya. Kubuka kakinya lebar-lebar, tercium aroma yang khas namun segar.

    “Mau diapain To?”
    “Tenang aja, Aku juga ingin jilatin milikmu”
    “Enggak usah To. Jangan.. Jang.. Ngan!”

    Tanpa menunggu kata-kata yang akan diucapkannya lagi, aku langsung menjulurkan lidahku menuju lubang vaginanya. Dia hanya bisa merintih.

    “Oooh.. Ssshhtt.. To..”

    Tangannya menjambak rambutku. Lidahku mulai mengarah ke klitorisnya. Jambakannya bertambah kuat dan desahannya semakin menjadi.

    “Tteeruus.. Saayaanghh.. Ooohh!”

    Aku semakin cepat menggerakkan lidahku berputar-putar dan menjilati klitorisnya. Sesekali aku menyedotnya dengan keras. Beberapa detik kemudian kedua tangannya menekan kepalaku dengan kuat sehingga aku sedikit susah bernafas. Aku semakin kuat menjilati klitorisnya.

    Kuhentikan gerakan lidahku. Kutindih tubuhnya dan wajahnya kulihat tersenyum. Sambil berciuman tangan kananku menjelajah ke selangkangannya. Dia semakin agresif menyedot bibirku. Bibirku turun ke lehernya, kujilat lehernya dan beralih ke dadanya. Kuisap putingnya dan sesekali kugigit belahan dadanya.

    “Ssshh.. To.. Ahh.. Shh..”.

    Tangan kanannya meraih batang penisku yang sedari tadi sudah mengeras. Kurasakan nafasnya sudah mulai tak teratur. Dia meremas penisku dan mengocoknya. Aku sangat menikmatinya permainan bibir dan tangannya. Santi melebarkan sedikit kakinya.

    Kejantananku yang semakin mengeras kuarahkan ke dalam lubang kenikmatannya. Nafas kami sama-sama sudah tidak beraturan. Kucium bibir dan buah dadanya.”Sekarang masukin saja ya!” katanya. Dibimbingnya kejantananku menuju lubang guanya. Dan..

    Slepp.. Blesshh!

    Aku mulai menggerakkan pantatku. Cropp.. Cropp.. Crop bunyi diantara selangkangan kami mulai mengeras. Santi semakin meracau.

    “Ehhnaakk.. Terus yang keraas yaang.. Ahh,”

    Kugerakkan pantatku semakin cepat hingga kejantananku terasa mentok dirahimnya. Santi membalas gerakanku dengan gerakan memutar pinggulnya. Kakinya menjepit pinggulku, tangannya mejepit leher dan meremas rambutku. Demikian kami lakukan beberapa menit dengan mengatur tempo gerakan.

    Kalau desiran di penisku sudah terasa meningkat aku menurunkan tempo, setelah agak menurun maka kutingkatkan, kugenjot dengan cepat. Kulirik bayangan di cermin. Aku seperti melihat film dengan diriku sendiri menjadi aktornya. Tubuhnya yang mungil tenggelam dalam pelukan dan genjotanku.

    “Sudah.. To. Aku tidak kuat lagi!” jeritnya sambil mengetatkan jepitan kakinya.

    Akupun dalam kondisi gairah yang memuncak, tinggal menunggu saat yang tepat dan kurasakan inilah saatnya. Gerakan badan dan pantatku semakin cepat, pinggulnya semakin liar berputar-putar.

    “Santii.. Eeeghk.. Aku.. Mauu.. Keelluuaarr.. Ahh..!!”
    “Ahh.. Ayo.. To. Ayo.. Sekaranghh”.

    Kutahan gerakan pantatku ketika dalam posisi naik. Dan akhirnya aliran lahar yang tertahan dari tadipun meledak. Kutindih tubuhnya dengan kuat. Ia mengendorkan jepitan pada pinggangku namun betisnya membelit betisku dan dengan mengait betisku pantatnya naik menyambut kejantananku yang terhunjam cepat.

    Penisku masih berdenyut di dalam vaginanya dan menyemprotkan sisa-sisa lahar. Beberapa minggu kemudian akupun sudah diterima sebagai staf pembukuan di sebuah perusahaan di sekitar Harmoni. Selama bekerja Santi juga menjadi saluran bagi pemuasan gairahku.

    Ketika pada suatu hari aku mampir ke rumahnya dia bilang mau menikah dengan seorang pengusaha toko sepatu. Namun dia tidak bilang kapan waktunya. Aku mendukung rencananya untuk menikah. Kuberikan kartu namaku dan kukatakan.

    “Hubungi aku kalau kamu ada apa-apa!”.

    Ketika kucari dia di hotel tidak ada dan kemudian aku ke rumahnya, maka bapak pemilik rumahnya bilang ada titipan pesan untukku kalau dia sudah menikah. Aku masih menjalani kehidupanku dengan menjalin hubungan dengan beberapa wanita dalam satu rentang waktu. Tentunya dengan manajemen waktu yang tepat agar tidak bertabrakan jadwal.

    Santi juga tidak pernah menelponku. Kupikir ya sudah, biarlah dia bahagia dengan kehidupan barunya. Suatu sore pulang dari kantor aku berjalan ke arah Juanda. Tiba-tiba kulihat sekelebatan wajah seperti Santi berjalan di depan sana. Kukejar dan ternyata memang benar. Dia terkejut ketika aku memanggilnya.

    “San.. Santi. Tunggu dulu!”
    “Eh, Mas Anto. Apa kabar?” katanya sambil menjabat tanganku. Kupegang tangannya dan tidak segera kulepaskan.
    “Baik. Kamu agak gemukan sekarang. Syukurlah kalau kamu sudah bahagia. Kok nggak pernah telpon aku?”
    “Kartu nama Mas ditemukan suamiku dan dibuangnya”.

    Aku mengangguk-anggukkan kepalaku.

    “Sekarang mau kemana?” tanyaku.
    “Mau belanja di situ”, katanya sambil menunjuk ke arah Pasar Baru.
    “Boleh kutemanin ya!”
    “Ngerepotin dan ganggu acara Mas Anto saja”.

    Akhirnya kutemani dia belanja dan setelah selesai belanja kuajak dia makan di sebuah restoran fast food. Sambil makan dia cerita bahwa dia ternyata dijadikan istri muda. Dia diberikan modal untuk membuka warung kelontong. Namun suaminya jarang pulang ke rumahnya, lebih banyak di toko atau di tempat istri tuanya.

    Dia berkata kalau dia kadang sangat kesepian. Secara materi dia sudah cukup, namun secara batiniah dia menderita. Sebenarnya suaminya bukan seorang yang lemah dalam hal permainan ranjang, namun karena frekuensi ketemunya jarang maka dia menjadi kesepian.

    “Aku sangat senang bertemu kamu sekarang ini. Aku tidak menduga kalau masih bisa bertemu kamu,” katanya.
    “Iya, aku juga senang melihat kamu sudah hidup enak dan tidak menjadi hinaan orang. sudah malam, aku mau pulang,” kataku. Ia termangu-mangu.

    “To, aku mau mengulangi saat-saat yang kita jalani dulu,” katanya. Bibirnya bergetar waktu menatapku. Aku ragu-ragu. Kemarin sore aku sudah terkapar lemas dengan seorang wanitaku. Bekas gigitannya masih kelihatan memerah di dadaku.

    “Ayolah To. Kumohon!”

    Akhirnya kuputuskan untuk menemaninya sore ini. Kami segera check in di hotel dekat sini. Karena lama tidak bertemu, maka ia dengan cepat sudah mencapai klimaks dan akupun segera menyusulnya. Terasa kering suasana sore itu, karena memang gairahku tidak maksimal. Santi sepertinya merasa juga bahwa aku kurang bergairah, tidak seperti dulu-dulu.

    Ketika kami berbaring, ia melihat tanda merah di dadaku. Ia menarik napas panjang.

    “Hhh. Pantas saja kamu tidak bergairah sore ini. Berapa kali kamu lakukan dan dengan pelacur mana?” katanya tajam.

    Aku diam saja. Percuma saja meladeninya. Akhirnya setelah diam sejenak aku minta maaf dan menjelaskan bahwa setelah dia menikah akupun harus menyalurkan gairahku dengan wanita selain dia. Aku minta maaf untuk sore yang tidak menyenangkan ini dan ia memintaku untuk memuaskannya tiga hari lagi, pas jatuh pada hari libur nasional.

    Aku memintanya untuk mengenakan gaun panjang hitam dan sepatu hak tinggi. Kami pulang naik taksi dan kuantar dia sampai depan rumahnya. Aku sengaja tidak mampir dan iapun juga melarangku untuk mampir ke rumahnya.

    Tiga hari kemudian kami bertemu di tempat yang telah disepakati. Santi mengenakan pakaian seperti yang kuminta. Kami segera menuju ke hotel yang terselip di dalam gang di daerah Senen. Setelah registrasi dan menyelesaikan administrasi, kamipun masuk ke dalam kamar. Room boy yang mengantar kami kemudian berbisik, “Pak mau sewa video? Kalau mau saya ambilkan”.

    Aku kemudian mengiyakannya. Room boy tadi kembali ke bawah dan tak lama kemudian sudah muncul kembali dengan video player dan tiga buah kasetnya. Waktu itu laser disc apalagi VCD belum banyak beredar. Sementara kami memasang kabel-kabel video ke TV kamar, Santi masuk ke kamar mandi. Setelah selesai memasang kabel, maka room boy tadipun keluar dan berpesan.

    “Selamat bersenang-senang pak. Kalau Bapak pulang, videonya biar saja disini, nanti biar saya bereskan”.

    Setelah memasang kaset yang pertama, akupun membuka bajuku dan membaringkan tubuhku ke atas ranjang yang empuk. Sangat berbeda dengan ranjang di Tanah Abang dulu. Santi sudah berbaring di atas ranjang dengan tubuh tertutup selimut. Kucium dengan lembut, iapun membalasnya dengan lembut. Ia mengamati dadaku.

    “Kamu sudah siap? Nanti seperti kemarin lagi. Aku hanya dapat sisa-sisa,” katanya mencibirkan bibirnya. Kucubit pinggangnya dan iapun mengelinjang kegelian.
    “Kita nonton video dulu ya..” katanya.

    Sambil berpelukan kami menonton adegan demi adegan dalam video yang kuputar. Kaset pertama adalah film biru yang dibintangi aktris Mandarin. Adegan-adegan yang muncul adalah adegan seperti biasa dalam sebuah kaset BF. Namun karena kami nonton berdua maka ada suatu gairah lain yang muncul. Ketika adegan dalam video sudah makin panas maka ia pun berbisik.

    “Mas.. Aku sudah terangsang. Ayo kita mulai!”

    Kubuka selimut yang menutupi. Ia mengenakan baju senam yang mirip baju renang. Kami saling berciuman, berguling, menjilati, memagut dan mengusap bagian-bagian tubuh yang mendatangkan kenikmatan. Ketika bajunya kubuka dari bahunya, ternyata ia sudah tidak mengenakan pakaian dalam lagi. Ia mengerti keherananku.

    “Kubuka waktu aku ke kamar mandi. Kalian sedang memasang video”, katanya tersenyum.

    Tangannya bergerak ke celanaku, membuka ikat pinggang, kancing dan resleting kemudian menyusup ke balik celana dalamku, mengusap-usap kejantananku yang mulai berdiri. Ia bergerak ke arah kakiku dan setelah semua kain di tubuhku terlepas dengan cepat diciuminya kejantananku sehingga tak lama kemudian semakin tegak berdiri siap menghadapi lawannya.

    Kuberikan isyarat agar ia memutar badannya ke atas. Kini mulut kami sudah asyik dengan mainannya. Kujilati bibir vaginanya, kubuka dengan tanganku dan akhirnya sampailah di gundukan kecilnya. Ia mendesah kuat ketika lidahku mulai bekerja di situ. Dibalasnya dengan suatu sedotan kuat pada penisku, kemudian tangannya mengocok batang penisku.

    Kami bergulingan dalam posisi itu. Kadang aku di bawah, kadang aku di atas. Setelah puas mulut kami bermain di selangkangan, maka kuhentikan babak ini. Kutindih tubuhnya dan dengan satu tusukan penisku sudah masuk di dalam guanya yang lembab. Terasa lebih sempit dan nikmat dibandingkan dulu.

    “Nikmat sekali San. Lebih sempit,” kataku.
    “Iya, karena jarang dipakai. Suamiku belum tentu seminggu sekali menggauliku.. He.. Hhh”.

    Ketika dengan cepat aku mulai menggenjotnya, maka lentingan pegas di ranjang terasa sangat membantu. Kugenjot dengan cepat, namun ada gaya tolakan dari lentingan pegas di ranjang sehingga dengan sedikit tenaga pantatku sudah naik dengan sendirinya.

    Kuputar kakinya dan kuajak untuk bermain doggy style. Ia menurut saja. Sebentar kemudian tanpa melepaskan kemaluan, aku sudah berada di belakangnya dan menggerakkan pantatku maju mundur.

    Plok.. Plok.. Plok.. Suara itu terdengar ketika pahaku beradu dengan pantatnya. Ia hanya sedikit menggerakkan pantatnya. Kurasakan ia tidak bisa menikmatinya, maka kami kembali dalam posisi semula. Setelah beberapa lama kemudian, ia memberi isyarat untuk mengakhiri permainan ini.

    “Akhh.. Ahh. Lebih cepat dan kuat sayangku.. Ooouhh!”

    Giginya menggigit bibir bawahnya, tangannya meremas rambutnya sendiri. Gerakanku semakin kupercepat dan lentingan pegas ke arah ataspun semakin kuat dan akhirnya

    Hhhkk..

    Badannya mengejang dengan bola mata memutih. Kugenjot lagi dan serr.. Spermaku tumpah ke dalam liang vaginanya. Setelah mandi dan berbaring menonton video lagi, lima belas menit kepalanya sudah bermain di selangkanganku.

    “Jangan San.. Aku belum..”.
    “Tuh kan.. Kamu cepat loyo sekarang ini. Jangan-jangan kemarinpun kau sudah naik di atas perut wanita duluan”.
    “Nggak.. benar kok. Nggak. Beri aku waktu sebentar. Kamu akan kupuaskan sampek elek!”

    Benar saja. Hari itu kami habiskan dengan dua puncak permainan yang lebih seru. Kembali kuantarkan Santi ke rumahnya. Kami tidak janjian untuk ketemu lagi, hanya kembali kuberikan nomor telpon kantorku dan ia berjanji untuk menelponku setiap kali membutuhkan pelepas dahaganya.

  • Kisah Memek Istriku yang romantis

    Kisah Memek Istriku yang romantis


    1718 views

    Cerita Seks Terbaru – Sеtеlаh “Pеlаjаrаn mаhаl”, kuаlitаѕ аktivitаѕ hubungаn kаmi ѕеmаkin mеmbаik wаlаuрun dаri ѕеgi kuаntitаѕ bеlum ѕереrti уаng ѕауа hаrарkаn. Nаmun аdа ѕааt-ѕааt уаng tidаk kudugа, iѕtriku tеrсintа ѕudаh ѕukа mеmintа bаhkаn tidаk rаgu-rаgu untuk mеmulаi.

    Sереrti dini hаri tаdi, iѕtriku tibа-tibа mеmеluk dаn mеrаbа. Kаrеnа tidаk аdа рikirаn kе аrаh itu, ѕауа diаmkаn dаn tеtар mеnсоbа untuk tidur kеmbаli. Mаkin lаmа rаbааnnуа mеnuju dаеrаh ѕеnѕitifku, аkhirnуа ku bаlikkаn bаdаn dаn bеrhаdараn mukа. Diа mеmеlukku mаkin еrаt dаn mеnсiumi рiрiku.

    “Mа…, kеnара?”, tаnуаku dеngаn rаѕа ѕеnаng.
    “Mаmа mаu dоng”, biѕiknуа mеѕrа.
    “Mаu арааn, mаѕih dingin niсh”, jаwаbku ѕаmbil bаlаѕ mеrаbа dаеrаh ѕеnѕitifnуа.
    “Mаu mаin mаin ѕаmа аdеk kаmu Yаh”, ѕаmbil mеnаrik реniѕku kеluаr ѕаrаngnуа.
    “Ugh…”, iѕtri ѕауа mulаi mеrеmаѕ dаn mеngосоk реniѕku.
    “Mа…, 69 уuk…”, аjаkku mеѕrа
    “Nggаk аh…, nаnti ѕаjа kаlаu mаndi”, bаlаѕnуа ѕаmbil mеmаinkаn реniѕku.
    “Kаlаu bеgitu ауо mаndi”, biѕikku.
    “Tаdi kаtаnуа mаѕih dingin…”, biѕiknуа mеnimраli.
    “Siара уаng nggаk kераnаѕаn kаlаu diginiin”, ѕаmbil mеnуingkар bibir kеmаluаnnуа. “Uh…, Aуаh nаkаl…”, bаlаѕnуа dеngаn аgаk gеnit.
    “Nаkаl ѕаmа Mаmа khаn”, kuсоbа mеrаih рауudаrаnуа dаri bаlik bluѕ уаng diраkаinуа.
    “Jаngаn…, itu рunуа Lеа (nаmа аnаk реrеmрuа kаmi)”, сеgаhnуа ѕаmbil mеnсеkаl tаngаnku mеnсараi рауudаrаnуа.
    Kаn ini рunуа Aуаh…” rаjukku.
    “Aуаh, Lеа kаn ѕuѕаh nеnеnnуа. Nаnti mаlаh tidаk mаu lаgi”, timраlnуа gеnit.
    “Tарi Aуаh kаn nggаk ngеrоkоk ini…”bujuk ѕауа, tеtарi uѕаhа itu tеtар tidаk bеrhаѕil.

    Hаmрir iѕtriku mоgоk, untuk ѕааt ku mаѕukkаn jаri tеngаh kе kеwаnitааnnуа, iѕtriku tеrаngѕаng kеmbаli dаn mеrараtkаn kеduа раhаnуа. Kuѕibаkkаn раhаnуа dеngаn mеmаѕukkаn kаkiku, dаn iѕtriku mаkin mеlеbаrkаn kаkinуа mеmреrѕilаkаn реniѕku mеmаѕuki gеrbаngnуа. Akhirnуа mаѕuklаh реniѕku dеngаn ѕukѕеѕ mеnghаntаrkаn kеnikmаtаn уаng tidаk tеrkаtаkаn.

    “Mа…, kаlаu tаhu kаwin itu nikmаt, mеngара tidаk dаri dulu-dulu kitа kаwin уаh…” gоdаku ѕеdikit nаkаl.
    “Enаk аjа…” jаwаb iѕtriku ѕаmbil mеrеm-mеlеk mеnikmаti gоуаngаn уаng tidаk аdа реngаturnуа.
    Sаmbil tеtар gоуаng рinggul dеngаn ѕеmаngаtnуа, ѕауа сium mukа iѕtriku dеngаn mеѕrа. Ku соbа mеrаih рutingnуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ bluѕ. Kаrеnа tidаk аdа uѕаhа реnсеgаhаn, аkhirnуа bluѕ itu ku lераѕkаn dеngаn bаntuаnnуа.
    “Yаh…, ауо nеnеn Yаh…”, рintаnуа mеѕrа.
    “Mаnа nеnеnnуа”, gоdаku ѕеdikit nаkаl.

    “Aуаh nаkаl аh…”, ѕаmbil mеnghаntаrkаn рutingnуа kе mulutku ѕереrti hеndаk mеnеnеnkаn Lеа.
    Tаnра mеnunggu реrmintааn kеduа kаlinуа, kuѕеrbu рutingnуа dеngаn реnuh ѕеmаngаt, iѕtriku turut mеmbаntu dеngаn mеmbuѕungkаn dаdаnуа аgаr ѕеmuа рауudаrаnуа mеrаѕаkаn hiѕараn mulutku.

    “Yаh… gоуаng dоng …”рintа iѕtriku, mеndеngаr реrmintааn itu dаn tаhu iѕtriku mаu оrgаѕmе, ku реrсераt gоуаngаn рinggulku уаng diikutinуа dеngаn mеlingkаrkаn kаkinуа kе kаkiku.
    “Ugh…”, аkhirnуа iѕtriku ѕаmраi dаn lаngѕung tеrgеlеtаk lеmаѕ.
    “Mаmа ѕudаh kеluаr уасh”, biѕikku реlаn.
    “Iуа, Aуаh bеlum?”, bаlаѕ iѕtriku.
    “Kоk nggаk аdа уаng nуеmрrоt?”, gоdаku mеѕrа.

    Akhirnуа ku аkui iѕtriku mеmаng tidаk mеnуеmburkаn саirаn оrgаѕmеnуа, nаmun уаng раѕti iѕtriku mеrаѕаkаn оrgаѕmе jugа. Kаdаng biѕа bеrkаli-kаli bilа mеmаng ѕеdаng tеrаngѕаng.

    Bеgitulаh hubungаn kаmi ѕеbаgаi ѕuаmi iѕtri,mаkin hаri mаkin rоmаntiѕ dаn kеnikmаtаn ѕааt bеrѕеtubuh ѕаngаt luаr biаѕа mеѕki kаmi ѕudаh mеmiliki ѕеоrаng рutri.

  • Kisah Memek Tante Erni Juga melepaskan kaitan BH-nya

    Kisah Memek Tante Erni Juga melepaskan kaitan BH-nya


    1718 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku Diajari Begituan Oleh Tante Erni | Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.

    Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan
    saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet- cepet).

    Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai- sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.

    Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante. Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

    Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut. “Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok. Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya.

    Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni. “Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante Erni. “Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku. “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni. “Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.

    Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya. “Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Erni. Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkanku memegang-megang vaginanya. “Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”. “Iyah Tante”, jawabku.

    Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak. “Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku. “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku. “Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami. “Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante Erni. “Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante Erni. Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu. “Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya. “Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.

    Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun. “Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku. Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos. “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Erni sambil memegang si kecilku. “Ah Tante bisa saja” kataku. “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja. Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante” “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.

    Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja. “Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah” “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos. “Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Erni. Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini. “Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing. “Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku. “Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni. Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

    “Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut. Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras. “Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah. “Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Erni.

    “Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..” “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?” “Enggak Tante” Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Erni. “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah “Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku. “Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante Erni. Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa. “Tante kencing yah?” tanyaku. “Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai- sampai celana dalam Tante basah”.

    Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku “Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil. “Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Erni. Dia mulai memegang penisku lagi, “Lex Tante mau itu nih”. “Mau apa Tante?” “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Erni. “Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?” “Tapi Alex enggak bisa Tante caranya” “Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante Erni padaku.

    Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus. “Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya. “Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi” “Coba saja Lex” Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penisku. “Achh.. hgghhghh.. Tante” Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

    Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu. “Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Erni. Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat.

    Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah. Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim. “Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya. Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.

    “Lex masukin donk Tante enggak tahan nih” “Tante gimana caranya?” Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat. “Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Erni. Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya. “Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku. Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

    “Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi. “Tante Alex kayanya mau kencing niih” Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang. Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi.

    Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

    “Lex kamu sudah baikan?” tanya Mamiku. “Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku. “Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai- sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante Erni. “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Erni. Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Erni.

    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Erni sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni.

    Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

  • Majalah Dewasa Edisi Tara Basro

    Majalah Dewasa Edisi Tara Basro


    1718 views

    Duniabola99.org– Tara Basro

    Nama Tara Basro mulai menjadi bahan perbincangan saat dirinya membintangi film Catatan Harian Si Boy. Sejak saat itu pula ia mulai nyaman berkarya di dunia seni peran dan namanya pun semakin naik daun. Sebelum melihatnya beraksi di film Pendekar Tongkat Emas pada Desember nanti, simak penuturan Tara tentang bermain di film laga, adu akting dengan Christine Hakim, dan Pulau Sumba yang membuatnya jatuh hati.

    រូបភាពពាក់ព័ន្ធ

    រូបភាពពាក់ព័ន្ធ

    លទ្ធផល​រូបភាព​សម្រាប់ Tara Basro maxim

    លទ្ធផល​រូបភាព​សម្រាប់ Tara Basro maxim

    រូបភាពពាក់ព័ន្ធ

    Apa yang membuat seorang pria terlihat seksi?

    Pria yang terlihat sedikit berantakan, bukan yang rapih tapi nggak terlihat kotor juga sih.

    រូបភាពពាក់ព័ន្ធ

    រូបភាពពាក់ព័ន្ធ

  • Petite college girl Bunnie Hughes gets banged while she’s home on break

    Petite college girl Bunnie Hughes gets banged while she’s home on break


    1718 views

    Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Cerita Dewasa Kuperkosa Pembantuku

    Cerita Dewasa Kuperkosa Pembantuku


    1717 views

    Cerita Seks Terbaru – Gila, hanya kata itu yang ada dalam benakku saat mengingat kisah pemerkosaan dari para pembantuku yang hingga kini menjadi skandal perselingkuhan. Aku dibuat liar oleh mereka, sungguh ini bukan kehendakku tapi aku sangat menikmatinya. Cerita panas yang sampai kini menjadi rahasia dalam rumah tanggaku.

    Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya,

    setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut,
    “Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat”

    Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,
    “tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya,

    “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,
    “Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku,

    “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya,
    Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik, baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak,

    begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang, tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak

    untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,

    Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,
    “Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar

    Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah. Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur,

    tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka,
    “Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku, “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!”

    Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,
    “maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam,

    “Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya,

    “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,
    “mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku

    Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis,
    “he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku, “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku,

    “apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku,


    “teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,

    Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa. Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi.

    “kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,

    “ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,
    “siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sil bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku,

    “tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku,
    “makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,
    “ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku

    Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,
    “sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras,

    “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,
    “wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya,

    “aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,
    “oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang,
    Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.

    Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku,

    “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,
    “Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku,

    Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,
    “aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya,

    “nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,
    Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,

    “ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku,

    “aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,

    “tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan,

    Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,
    “aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar,

    “oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,

    Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri,

    “ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku,
    “ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,
    “ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan,

    “ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar,
    “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,

    “IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu,
    Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya,

    Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,
    “hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku,
    “pak, saya mohon cepat lakukan,”

    “ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,

    “tenang Bu, santai saja dulu?”
    Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang,

    “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya,

    pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,

    “Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa,

    “pak, tolong ku mohon,” kataku memelas,
    “Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,
    “Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa,

    “kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi
    “jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku,
    “bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,

    “memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku,
    Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya,

    “hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,
    “sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa,

    “eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,
    Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku,

    “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,
    “ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya,

    “AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku,

    “gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku,
    “eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,

    Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,

    “aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku,
    “buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut, aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak,

    Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani, sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku,

    ********
    Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku, semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri,

    “hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku, “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua,
    Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku,

    “bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan,
    “ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,

    “jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut,

    “oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,
    “maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas,

    setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku
    “pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya,

    Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,
    “Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku,“Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,
    “tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah,

    “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,
    “kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku
    “ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,”

    Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya. Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut,

    “hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang, “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi,
    “pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,
    “sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku.

    “aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang,
    “ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal,
    “aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku,

    “asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak, “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam,

    Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,
    “paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku,

    “terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”
    “iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi,

    Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,
    “aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku,

    “ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku,
    “pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja

    Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya.

    Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,
    “ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar,

    “makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,
    Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya,

    “ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis,
    suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku, “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti,
    “bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku,
    “kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,
    “Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku,
    Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.

    Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yangh tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.

  • Bercinta Dengan Janda Cantik Di Bioskop

    Bercinta Dengan Janda Cantik Di Bioskop


    1717 views

    Duniabola99.org – Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya. Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan.

     

    Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya wah sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang.

    Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah dadanya nampak jelas, putih dan besar

    Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal yang agak pribadi.

    Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.
    “Pak gala sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra

    “Saya umur 26 tahun, Bu!” balasku
    “sudah berkeluarga?”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri.

    “Belum, Bu!”
    Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya.

    “Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella”, aku sedikit memujinya.

    “Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah.

    Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya.

    “Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan.

    “Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku.
    “Terima kasih atas kunjungannya, Pak Gala ”

    Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya.

    “Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang jerat.

    “Terima kasih”, jawabnya singkat.
    “Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini ”
    “Saya tunggu, Bu permisi”

    Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya.

    Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab.

    Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Katanaku yang bisa bikin perut mules.

    Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu.

    Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop.

    Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya Dia terkejut, sebentar memandangku Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya.

    Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku.

    “Bella, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya.
    “Gal, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit.

    Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol.

    Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya.

    Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku Bella semakin meracau Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang maksimal.

    Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya tampak mulus, putih Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat.

    Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairah nya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan.

    “Achh Gala aku sudah nggak tahan Terus Gal oh ” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak.

    Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam.

    “Ahh oh Gal aku ke lu ar ” Kurasakan jariku hangat dan basah “Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini ” Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Bella sangat pengertian Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari senjataku.

    Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat “Oh besar sekali Gal aku suka aku suka barang yang besar ” Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen.

    Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairah ku makin terbakar Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung, sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar.

    “Bella, aku sudah nggak tahan ”
    “Tahan sebentar, Gal ”

    Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak oleh kemaluanku Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya.

    Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku “Awas Bell, aku mau keluar ” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku.

    Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku yang tadi sangat cepat.

    Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10 00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama.

    Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya yang sangat luas “Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi ”

    Tangannya langsung membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairah ku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini?

    Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku Bagai musafir seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap.

    Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan memapahnya ke ranjang.

    Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra Ssementara tanganku yang lain meremas-remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal.

    Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap puting dada Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan.

    Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya, lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat.

    Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian Segera aku membalikkan tubuhku Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya namun sulit sekali Tubuh kami sudah bersimbah peluh.

    Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan senjataku melesak ke dalam kemaluannya Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat dan menggigit Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku Perlahan kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur.

    Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat Kubalikan tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang.

    Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuk semakin cepat Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku “Pllop ” terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku “Achh, kenapa Gal aku sedikit lagi”, protes Bella.

    Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambil berjongkok.

    Kini Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin.

    Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang “Oh aku puas Gal, sangat puas ” tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya.

    Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan.

    Aku terus menggerakkan tubuhku Perlahan gairah nya kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila.

    Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional Perlahan aku mulai merasakan cairanku sudah kembali ke ujung kepala senjataku Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme.

    Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairah nya sangat tinggi, selama ini dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja gairah nya.

  • Cerita Dewasa Sedang di kontrakan Nafsu Cewek ku muncul

    Cerita Dewasa Sedang di kontrakan Nafsu Cewek ku muncul


    1717 views

    Cerita Seks Terbaru – Saya seorang mahasiswa di kota M punya pengalaman menarik tentang seks meski saya bukan yang paling ganteng diantara teman-teman saya, tampangku paling imut (gak promosi nih).

    Salah satu kisahnya begini.., kami berkenalan waktu semester tiga, pertemuan kami tak sengaja, waktu itu saya menemani teman cowok saya saat main-main ke kost pacarnya, kebetulan pacar teman saya tuh juga ada temannya yang sedang main ke sana (cewek), so kami berkenalan, cewek itu manis sekali, bodi-nya juga ok! Namanya Leila Deol seorang warga keturunan India, wajahnya mirip dengan artis India kesukaan saya.

    Kulitnya tidak putih, namun tampak sehat terawat, buah dadanya besar dan montok sekali melebihi buah dada cewek Indonesia, terlihat begitu montok dan padat. Melihat dia, saya langsung suka. Saat saya dan teman saya mau pulang saya tanya alamatnya. Untungnya dia kost di dekat kost pacar teman saya. Wow, saya merasa beruntung sekali, tidak perlu jauh-jauh kalau mau ngejar dia.

    Setelah satu minggu mengejar dia, saya akhirnya bisa menjadikan dia pacar saya. Saat pacaran sering saya ajak dia ke rumah kontrakan saya, maklum saya sendirian aja di rumah itu, so saya terus menggoda dia saat saya bawa Leila untuk kali pertama ke sana, saya puji dia sambil saya ciumin pipi dan bibirnya.

    “Hemm kamu tuh, manis banget deh Leil”, kata saya sambil menciumi belakang telinganya.


    “Hihi.. gombal!” Leila tersenyum sambil menundukkan wajahnya.

    Dia tampak kegelian, saya teruskan membuat dia kegelian sambil terus merayu dia, saya ingin sekali menaklukannya. Saya lantas menyusun cara untuk mencicipi Leila. Lusanya sabtu sore setelah kami nonton bioskop saya ajak dia ke kontrakan saya dan saya lakukan seperti kemarin tapi saya lingkarkan lengan saya ke bahunya sambil tangan saya sengaja senggol-senggolkan ke dadanya yang besar. Dia cuek saja, saya teruskan untuk sedikit menekan-nekan dadanya, rupanya dia merasa kalau saya sengaja.

    “Nakalnya kamu ini”, ucapnya pelan sambil menatap saya sambil tersenyum.
    “Kenapa, kamu marah yach?” kata saya sambil menjilati leher belakangnya.
    “Ehmm hihihi geli, nakal!” kata Leila sambil memalingkan wajahnya.

    Saya makin berani, saya pegang langsung dadanya, eh dia diam aja, wah kebetulan, saya tak perlu lagi merasa sungkan sama dia. Saya pegang dada kirinya dengan tangan kiri saya dan sebentar-sebentar saya remas-remas lalu saya putarkan jari jempol saya tepat di atas puting buah dadanya.

    “Ehh…h” Leila memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya kegelian.
    “Badan kamu, padet berisi yach Leil” puji saya agar dia membiarkan saya berbuat lebih jauh.

    Tangan saya lalu masuk ke dalam baju hemnya dan menerobos masuk ke dalan BH-nya, dada besarnya terasa hangat dan sedikit mengeras. Saya buka bajunya, dia membuka matanya sambil kedua tangannya memegangi tangan saya yang akan membuka bajunya.

    Saya memaksakan tangan saya untuk terus membuka bajunya dan dia terus memegang tangan saya namun tak berkata apa-apa. Saya lemparkan baju atasnya dan BH-nya jauh dari sofa duduk di ruang tamu. Saya puaskan menikmati buah dadanya yang besar dan menantang, kulitnya yang kuning langsat terasa sangat halus. Puas saya pegang, saya langsung menjilati dadanya.

    “Ohh..h! Leila terkejut, namun dia membiarkan saya menjilati dadanya dan lidah saya mulai memainkan puting dadanya yang mulai menegang, sesekali saya katubkan bibir saya dan agak saya tarik puting dadanya, Leila hanya mendesah dan memejamkan matanya.

    “Ja..ngan” cegah dia saat saya merogoh ke dalam celana kulotnya.

    Saya diam saja, saya batalkan menggerayangi liang kewanitaannya. Saya lanjutkan lagi untuk menjilati buah dadanya yang halus dan hangat, saya menggeser duduk saya hingga saya leluasa menikmati kesintalan tubuhnya. Saat dia terlena oleh rangsangan saya, segera tanganku beraksi dan berhasil. Secara kebetulan tangan saya berhasil pula masuk ke celana dalamnya, segera saya mainkan jari saya di sela liang surganya yang terasa berbulu jarang-jarang tapi pendek dan lembut.

    “Ha…aghh!” Leila terkejut sekali saat saya memainkan liang kenikmatannya.

    Dia sedikit meronta. Segera saya cumbu dia, saya ciumi bibirnya yang merah merekah, dia hanya bisa mendesah dan menyerah, lama saya cumbui dia, makin lama desahan dan nafasnya makin cepat, saya merasa cukup merangsangnya. Secepat kilat saya memegang celananya dan melepaskannya. “ja..ngan” cegah Leila.

    Tapi saya cuek saja saya pelorotkan kulotnya beserta celana dalamnya, lalu saya campakkan jauh dari kami. Saya langsung membuka baju dan celana, lalu saya tidur di atasnya. Tubuhnya terasa makin hangat dan nafasnya memburu, saya cumbu dia. Beberapa lama kemudian saya bangun dari tubuhnya.

    “Aku cuci dulu yach” pamit saya seraya memungut bajunya agar dia tidak memakainya dan segera saya pergi ke kamar mandi.

    Saya cuci bersih-bersih penis saya. Saat saya kembali saya lihat Leila duduk di kursi sambil melihat saya, ia tersenyum malu, manisnya dia saat tersenyum malu, membuat saya makin ber nafsu. Leila berdiri dan berjalan ke arah saya, ia berjalan melenggok begitu seksinya.

    “Aku ke kamar mandi dulu yach” pamit Leila, saya mengangguk saja.

    Beberapa saat ia keluar dari kamar mandi, saya mencegatnya di depan pintu kamar mandi, segera saya menggandeng tangannya dan saya ajak ke kamar atas. Kami masuk ke kamar dan segera saya rebahkan dia di atas ranjang. Saya cumbui dia dengan penuh beringas, saya nikmati dengan lidah tiap centi di kulit tubuhnya, dadanya makin mengeras saat saya jilat-jilat.

    “Aa..hh”, desah Leila saat saya katupkan bibir saya dan saya benamkan wajah saya di dadanya yang montok sambil saya tekan ke segala arah. Dia kegelian saat saya menjilati samping badannya. Dia beringsut sedikit, saya pegang tubuhnya dan saya hisap kulitnya kuat-kuat, ia tampak kegelian dan tampak menikmatinya. Saya jilat turun hingga perutnya dan saya sedot pusarnya dan lidah saya beraksi mengorek pusarnya kuat-kuat. Leila meggeliat-geliat geli, ia tersenyum menahan geli.

    “Emmhh.. Oooh” Leila mendesah menggigit bibirnya menahan rangsangan di perutnya. Saya turun ke liang kewanitaannya. Ah… harumnya, ia mencuci bersih vaginanya, saya suka vaginanya yang bersih itu. Saya singkapkan liang senggamanya dan dengan lidah saya jilat dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, sesekali saya tarik dengan menyedot bibir kemaluannya, makin saya beringas makin Leila menggeliat, saya tambah buas dan merasa bernafsu.

    “aa..ghh, Ooogh..oghh” Leila mendongakkan kepalanya, tangannya memegangi kepala saya, tubuhnya menggeliat dan pinggulnya bergerak turun naik. Ahh, dia sudah sangat nafsu rupanya. Setelah agak lama saya sudahi dan saya duduk di sampingnya.

    “Karaoke’in aku dong Leil!” pinta saya.

    Leila segera memegang batang kemaluan saya, ia menjilati batang kenikmatan saya, terasa hangat mulutnya, ia menyedot dan menggelitik biji peler saya. Saya geli tapi saya suka gayanya. Saya rebahkan tubuh saya dan saya biarkan dia memuaskan saya, dia masukkan penis saya dalam mulutnya, wajahnya maju mundur dan menyedot sangat kuat, saya kegelian sekali dan hanya bisa mendesah nikmat. Beberapa lama kemudian saya tidak tahan ingin memainkan dia, saya duduk dan merebahkan Leila.

    Saya masukkan batang kemaluan saya ke sela liang kenikmatannya, hangatnya liang kewanitaannya. Leila menatap saya, dari matanya tampak nafsu seksnya memuncak, ia pasrah saja saat saya membuka liang senggamanya dan memasukkan batang kemaluan saya, saya gerakkan di sekitar lubang kewanitaannya untuk merangsangnya, setelah cukup terkena cairan pelicinnya saya masukkan batang kenikmatan saya pelan ke dalam liang kewanitaannya.

    “Ooohh!” Leila memejamkan matanya sambil merintih penuh gairah.

    Pelan saya tarik batang kemaluan saya dan saya benamkan setengahnya ke dalam liang kewanitaannya, saya rangkul bahunya agar dia tidak sampai berontak, saya masuk keluarkan makin cepat ke liang senggama Leila, namun tidak saya masukkan seluruhnya, saya putar-putar pinggul saya sehingga batang kemaluan saya menggesek-gesek seluruh dinding dalam kewanitaannya.

    “Emmhh.. aa..hh” Leila meggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah, ia tak terkendali lagi rupanya.
    “Kamu hot sekali Leil, membuatku nafsu melihatmu..” Puji saya sambil saya jilati leher dan telinganya.

    Ia memejamkan matanya, saya menarik batang kenikmatan saya agak keluar dan saya benamkan seluruhnya, mentok ke dalam liang senggamanya, berulang-ulang.

    “Ooogh…h! aaghh. aagh!” Leila merintih keras.

    Leila merangkul punggung saya dan menciumi bibir saya kuat sekali, ia merintih-rintih, pinggulnya ikut turun naik, ia memejamkan matanya rapat-rapat, wajahnya tampak tegang. Saya segera menahan kakinya dengan lengan saya, disandarkan ke belakang lututnya, saya berdiri di atas lutut saya dan saya genjot dia dengan cepat dan dalam, tubuhnya terguncang-guncang.

    “Jlab! Jlab!” saya genjot dia dengan sekuat tenaga, dia makin rapat memejamkan matanya, wajahnya menggeleng ke kiri dan ke kanan, tampak tegang sekali.
    “Aagh.!! Uuugh!!! Uuurghh!” Leila merintih keras.

    Terasa liang kenikmatan Leila berdenyut-denyut, ia merintih-rintih tak karuan, saya merasa batang kemaluan saya agak panas, saya terus mengenjot makin kuat dan cepat, saya remas-remas dadanya sambil sesekali saya sedot kuat dadanya, ia hanya merintih pasrah. Saya akhirnya tak tahan lagi, batang kemaluan saya terasa nikmat.

    Saya segera menarik batang kemaluan saya yang basah oleh cairan pelicinnya yang banyak membasahi batang kemaluan saya dan liang kewanitaannya, Saya gesekkan batang kemaluan saya di antara kedua buah dadanya yang besar. Leila mendekap kedua dadanya, menggencet batang kenikmatan saya yang maju mundur di sela buah dada momtoknya.

    “Crot..! Cro.t!” sperma saya akhirnya keluar, disertai sensasi kenikmatan di batang kemaluan dan leher saya terasa dingin sekali, lega dan sangat nikmat.
    “Auch.!” Leila menjerit, sebagian dari sperma saya muncrat di bibir dan pipinya.

    Kami kelelahan dan saya rebahan di sampingnya, ia mengambil tisu di sebelah ranjang dan membersihkan sperma saya di wajahnya. Saya tersenyum padanya dan dibalas dengan senyumannya yang manis.

    “Kamu puas.?” Tanya saya.
    “He’eh..” Jawabnya pelan sambil memeluk saya.
    “Kamu kok mau sich main sama saya?” Tanya saya menggoda Leila.

    “Nggak tau yach, liatin kamu bikin aku nafsu aja, kamu padahal gak ganteng tapi juga gak jelek, kamu cute dan keliatan hot sich kalo berduaan.” puji Leila, kepala ini rasanya mau meledak saja, GR saya jadinya.

    Namun kami harus berpisah pada saat kami jalan 3 bulan, karena perbedaan agama dan bangsa, Leila memberitahu orang tuanya tentang saya, sayapun sebaliknya memberitahu orang tua tentang Leila, saya terpukul oleh keputusan orang tua saya terlebih orang tuanya yang melarang kami melanjutkan hubungan karena perbedaan tersebut.

    Akhirnya Leila dipindahkan oleh orang tuanya ke Jakarta dan masuk universitas swasta di sana. Saya tetap di Malang, saya menerima perpisahan kami, dan sesekali saya main ke Jakarta.

    Kini dia sudah punya cowok yang sebangsa dengannya, namun dia tetap seperti dulu terhadap saya. Saat saya ke Jakarta menemui dia dan saya mengajaknya ke hotel tempat saya menginap untuk sekedar mengenang masa lalu kami, Leila bercerita tentang dirinya dan cowoknya yang sekarang.

    Saya juga bercerita padanya bahwa setelah berpisah dengannya saya terus memburu cewek-cewek yang saya suka, Leila tersenyum saja saat saya bercerita

  • Cerita Dewasa Pelengkap nafsu Pekerja kantor

    Cerita Dewasa Pelengkap nafsu Pekerja kantor


    1717 views

    Cerita Seks Terbaru – Sebagai pegawai negeri sipil aku bekerja di sebuah kantor desa. Bukan kepala desa hanya staf biasa sebut saja aku Pak Carik. Namaku Slamet Riyadi umur menginjak 50 tahun, aku memiliki seorang istri yang bekerja sebagai guru dan 2 anak yang sudah berkeluarga. Aku hanya dirumah dengan istri saja dengan segala kesibukan.

    Aku terkenal dengan sebutan mata keranjang, kalau melihat cewek cantik dikit bolehlah aku jadikan sebagai selingan hidupku. Istriku sudah tidak menggairahkan wajar kalau lelaki mencari hiburan di luar rumah. Aku menjalin hubungan dengan wanita yang sudah berkeluarga, tetapi dia masih muda belia seumuran anak keduaku yaitu 23 tahun.

    Namanya Riska, dia memilki anak yang masih berumur 5 tahun sedangkan suaminya hanya bekerja di lading. Kebutuhan yang semakin banyak dan suami tidak bisa mencukupinya, akhirnya dia memutuskan untuk menjalin hubungan denganku. Aku memang royal segala kebutuhan dia aku penuhi. Suaminya juga mengijinkan berbagi istri denganku.

    Sebelum memiliki Riska seutuhnya aku menyewa seorang pemandu karaoke kemudian aku ajak dia ke hotel. Setiap hari aku selalu mencari pemuas seks, mengeluarkan uang setiap hari demi kebutuhan seksku. Kadang aku mencari mangsa anak sekolahan yang masih perawan itu, aku kasih uang 200ribu udah seneng banget mereka.

    Tapi semenjak aku memiliki Riska aku nggak pernah lagi cari cewek malam untuk menemaniku. Aku memanfaatkan Riska sebagai pemuas nafsu birahiku. Setiap pulang kerja aku menyempatkan ke rumah Riska untuk melampiaskan nafsuku. Saat aku datang kerumahnya pasti suaminya langsung pergi meninggalkan rumah. Dia sudah tahu maksud dan tujuan aku, yaitu berhubungan seks dengan istrinya.

    Sekitar jam 3 sore aku datang ke rumah Riska, kekasih hatiku. Udah kayak rumah sendiri, motorku masuk ke dalam rumahnya agartidak terlihat tetangga sekitar. Tampak Riska bersiap diri, sudah berdandan cantik dan mandi keramas. Dengan menggunakan daster pendek tanpa lengan terlihat belahan payudara yang besar putih dan mulus.

    Seketika aku Horny, Riska memang terlihat seperti gadis yang masih perawan. Aku duduk disofa, Riska membuatkanku teh hangat. Udah seperti suami istri sendiri, padahal kalau sama suaminya Riska nggak pernah seperti itu. Walaupun aku sudah berumur tetapi dia respeck juga sama aku.

    “Kok jam segini baru datang sih pak, aku kan udah kangen pengen dipeluk..”, dengan manja Riska berbicara sambil menatapku.

    “banyak kerjaan sayang, jadi agak telat maaf ya”, ucapku.

    Padahal setiap hari aku selalu menyempatkan waktu untuk dia. Masih aja bilang kangen sama aku, Riska gairah seks nya tinggi. Kadang aku kualahan, terlalu semangat. Apalagi kalau penisku udah membesar tegang, dia semakin terlihat nafsu banget.

    Seperti biasa aku bergegas masuk kamar ganti baju dan mandi . Riska udah di ranjang bersiap diri, biasanya udah telanjang aku tinggal masuk aja. Tapi ini dia terlihat masih megenakan daster pendek tetapi tidak memakai daleman.
    Tubuhnya yang seksi terbaring di ranjang, aku segera mendekatinya. Aku peluk dari belakang,Riska berbalik arah dihadapanku. Dia menciumi bibirku, terasa nikmat ciumannya. Aku biarkan Riska bergerak sesuka dia,

    Dia paling suka mengulum penisku, menjilat selakanganku,

    “ahhhhhhhh…”

    Aku sangat Horny saat dia menjilat bagian-bagian yang membuat ku tegang. Setelah menjilat dia kecup ujung penisku. Dia putar-putar lidahnya, dia buka mulutnya sambil memainkan tangannya. Dia mebulum lama banget sampai spermaku hampir keluar,

    “ahhhhhh…ahhhhh… mau keluar sayang..”

    “keluarin aja, biar lega.”ucap Riska.

    Akhirnya aku keluarin spermaku , crooooottt..crooooottt…membahasahi bibir Riska yang manis itu. dia menelan spermaku , dia bersihkan dengan lidahnya. Riska benar-benar menyenangkan pandai membuat aku puas,

    “lagi dong, ini baru pemanasan gantian mainin aku “kata Riska sambil mengelus penisku.

    Riska terbaring diranjang , aku langsung menciumi payudara yang montok itu. aku mainin putting payudaranya, aku jilat ujungnya. Tubuh Riska menggeliat merasakan kenikmatan itu, Dengan desahan lirih,

    “ahhhh..ahhhh…”

    Digituin aja Riska udah basah, ini belum apa-apa. Tampak keluar cairan dari memek Riska yang mulus itu. kemudian aku semakin turun kebawah, lidahku menjilat memek Riska au julurkan lidahku. Memutar-mutar lidahku di lubang memek Riska. Terus mendesah manja,

    “ahhhhhh..aahhhhhhhhhh….”

    Belum ada 5 menit sudah keluar lagi, cairan itu. terlihat basah dan mudah untuk dimasukin penisku. Aku coba menggesek-gesekan ujung penisku ke dalam lubang memek Riska,

    “ahhhhhhh..ahhhhhh….”

    Sedikit demi sedikit penis itu masuk ke memek Riska, aku berusaha memulai gerakan yang nikmat ini.terus aku masukkan hingga mentok ke dalam. Riska tampak tak kuasa menahan , desahannya sangat keras. Kedua tangan memelukku erat, sambil mencium bibirku,

    “ahhhh lagi pak..lagi pakk….ahhhhh”

    Aku terus berusaha membuat dia puas denganku, semakin masuk ke dalam.aku tak kuasa menahan, spermaku sepertinya mau keluar,

    “crooooottt….croooottt….”

    Akhirnya keluar, nikmat sekali aku terbaring lemas. Seusiaku berhubungan seks 2 kali sekaligus. Riska tampak biasa aja, malah dia pengen lagi tapi aku nggak kuat,

    “ahhhh kamu sih pak cemen, itu belum apa-apa aku kalau sama suamiku bisa 3 atau 4 kali”, ucap Riska.

    Sepertinya Riska melecehkanku membandingkan dengan suaminya, tapi biarkanlah yang penting aku bisa mencukupi kebutuhannya. Aku bergegas pulang kerumah karena waktu sudah hampir magrib. Sesampainya di rumah istriku bilang kalau aku tadi di cari pak Lurah. Setelah magrib berkumandang aku menuju rumah beliau.

    Ternyata beliau mencari pegawai baru untuk kelurahan karena ada salah satu staf mengundurkan diri,

    “tolong pak kamu cari orang di desa yang berpenampilan menarik bisa mengoperasikan computer untuk bekerja di kantor kelurahan..”

    “iya pak nanti saya carikan pak”jawabku.

    Terlintas difikiranku, Riska lah yang aku ajukan bekerja di kantor. Setiap hari aku bisa bertemu bercumbu dengannya. Kalau nggak ketemu sehari rasanya nggak afdol, apalagi kalau nggak merasakan hangat tubuhnya aku seperti orang yang sakit tidak ada obatnya. Gairah seks ku tinggi dan hanya Riska yang bersedia setiap saat.

    Aku memberitahu Riska kabar baik ini, dia pun mau bekerja di Kantor menemaniku. Pagi hari aku ajak Riska ke Rumah Pak Lurah, sepertinya beliau setuju dengan usulanku. Beliau tidak mengetahuii bahwa Riska Kekasih hatiku. Beliau menyetujui Riska untuk bekerja di Kntor karena sulitnya mencari orang buat kerja disitu.

    Dengan gaji minim dan kerjaan yang sangat banyak. Aku sangat senang Riska sudah mulai bekerja di kantor ini.
    Ruangannya bersebalahan dengan ruangaku, jadi aku bisa memandangi wajahnya yang cantik itu. Riska berpenampilan sangat rapi layaknya pegawai kantor. Aku semakin nafsu meliatnya, setiap kali dia lewat dihadapanku aku hanya mengelus penisku.

    Karena masih banyak orang aku nggak berani bertingkah, layaknya atasan dan karyawan aku dengannya. Hari semakin terlihat mendung kayaknya mau hujan deras petir menyambar-nyambar. Orang-orang segera pulang kerumah sebelum hujan, tetapi aku sudah sms Riska aku suruh dia disini dulu. Satu persatu berpamitan termasuk Pak Lurah,

    “aku pulang duluan ya pak kayaknya mau hujan deras..”

    “iya pak saya masih disini dulu mau lembur laporan”, ucapku.

    Kesempatanku nih hujan turun sangat deras. Aku menutup pintu kantor takut kalau ada yang berteduh didepan. Terlihat keadaan sudah aman, aku kunci pintunya. Aku udah nggak sabar buat melampiaskan nafsuku sejak tadi pagi. Riska duduk di ruanganku, seperti biasa dia terlihat siap melayani gairahsexs-ku,

    “ahh kamu udah siap aja di tempat..”

    “iyalah pak,apalagi yang kamu inginkan dariku kalau nggak berhubungan seks.., ucap Riska.

    Suasananya mendukung banget hujan deras dan dingin. Ada Riska yang siap melayaniku dengan sepenuh hati. Tak sia-sia aku memilihnya untuk jadi kekasih hati dan pemuas gairah seksku. Dia selalu siap kapan dan dimana saja untukku. Riska memakai baju dan rok panjang aku mulai membukanya, kancing baju aku buka.

    Payudara yang besar dengan ukuran Bra 36B, aku menciuminya. Aku jilat putting susunya, kelemahan Riska itu kalau payudaranya dimainkan. Tubuhnya menggeliat manja dengan kenikmatan,

    “ahhhhh…ahhhhh…..”

    Tiba-tiba Riska nyeletuk,

    “ Ouhhh… jangan keluarin lama-lama nanti suamiku mau jemput aku apalagi kalau hujan gini pasti dia buru-buru menjemputku” ucapnya sembari terus merasakan genjotan penisku pada memeknya.

    “udah tenang aja dia kan tau kalau kita lagi ngeseks pastinya…”

    Aku melanjutkannya nafsuku yang sempat tertunda, aku buka roknya. Celana yang tipis tampak rambut di memekny dari luar. Rimbun banyak banget rambut dikemaluan Riska. Semakin membuat aku Horny,

    “ahhhhhh…ahhhhh…..”

    Aku memasukkan penisku, Riska pasrah dan hanya terpejam matanya. Dia menggangkan pantat dan menggoyangkannnya. Goyangan Riska mantap banget, mulutku sambil mengemut payudara Riska. Riska masturbasi banyak banget memeknya terlihat sangat basah. Gairah sexs-ku semakin memuncak,

    “ahhhhh…ahhhhh…ahhhhh……

    Croooottt…crooootttttt aku keluarkan penis dan aku semprotkan sperma ke wajah dan bibir Riska. Terlihat bibir Riska penuh spermaku, dia mengeluarkan lidah dan menjilati spermaku dengan penuh gairah sex,

    “ahhhhh…nikmat banget pak…rasanya nggak mau lepas ni memek dari penismu, coba kita suami istri setiap hari aku bisa menikmati seks ini setiap saat.”

    Riska memang nggak pernah puas berhubungan seks dengan suaminya, dia lebih puas kalau nge-seks sama aku. Begitu pula aku, istriku apalagi udah nggak ada nikmat-nikmatnya. Aku juga jarang berhubungan dengan istriku kalau nggak kepepet banget. Itulah kisahku berbagi istri orang yang udah aku jalani bertahun-tahun.

    Sekarang aku satu kantor dengan Riska setiap hari aku melakukan hubungan seks dengan dia, dikantor dirumahnya sesekali di hotel dengannya. Aku dan Riska menikmati kehidupan yang seperti ini karena saling menguntungkan. Aku dan dia terpuaskan hawa nafsunya sedangkan suaminya tanpa bekerja sudah aku penuhi kehidupan sehari-harinya. Selesai.

  • Nikmatnya tubuh Kanako Osaka Yang Membuat Gairah sex ku Tak Tertahankan

    Nikmatnya tubuh Kanako Osaka Yang Membuat Gairah sex ku Tak Tertahankan


    1717 views

  • Kisah Seks Saat Berkemah Di Puncak

    Kisah Seks Saat Berkemah Di Puncak


    1717 views

    Duniabola99.org – Ini terjadi kurang lebih dua puluh tiga tahun yang lalu (tepatnya tanggal 31 Desember 1995). Saat itu kelompok kami (4 lelaki dan 2 perempuan) melakukan pendakian gunung. Rencananya kami akan merayakan pergantian tahun baru di sana. Sampai di tempat yang kami tuju hari telah sore, kami segera mendirikan tenda di tempat yang strategis.

     

    Setelah semuanya selesai, kami sepakat bahwa tiga orang lelaki harus mencari kayu bakar, sisanya tetap tinggal di perkemahan. Aku, Robby, dan Doni memilih mencari kayu bakar, sedangkan Fadli, Lia dan Wulan tetap tinggal di tenda. Baru beberapa langkah kami beranjak pergi, tiba-tiba Wulan memanggil kami, katanya dia ingin ikut kelompok kami saja (alasannya masuk akal, dia tidak enak hati sebab Fadli adalah pacar Lia, dan Wulan tidak ingin kehadirannya di tenda mengganggu acara mereka). Karena Fadli dan Lia tidak keberatan ditinggal berdua, kami (Robby, Doni, aku dan Wulan) segera melanjutkan perjalanan.

    Ada beberapa hal yang perlu aku ceritakan kepada pembaca tentang dua orang teman wanita kami. Lia sifatnya sangat lembut, dewasa, pendiam dan keibuan. Sifat ini bertolak belakang dengan Wulan. Mungkin karena dia anak bungsu dan ketiga kakaknya semua lelaki, jadi Wulan sangat manja, tapi terkadang tomboy. Tapi di balik semua itu, kami semua mengakui bahwa Wulan sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Lia.

    Tidak berapa lama, sampailah kami pada tempat yang dituju, lalu kami mulai mengumpulkan ranting-ranting kering. Sambil mengumpulkan ranting, kami membicarakan apa yang sedang dilakukan Fadli dan Lia di dalam tenda. Tentu saja pembicaraan kami menjurus kepada hal-hal porno. Setelah cukup apa yang kami cari, Robby mengusulkan singgah mandi dulu ke sungai yang tidak berapa jauh dari tempat kami berada. Wulan boleh ikut, tapi harus menunggu di atas tebing sungai sementara kami bertiga mandi. Wulan setuju saja. Singkat kata, sampailah kami pada sungai yang dituju. Aku, Robby dan Doni turun ke sungai, lalu mandi di situ. Wulan kami suruh duduk di atas tebing dan jangan sekali-kali mengintip kami.

    Ketika sedang asyik-asyiknya kami berkubang di air, tiba-tiba kami mendengar Wulan menjerit karena terjatuh dari atas tebing. Tubuhnya menggelinding sampai akhirnya ia tercebur ke dalam air. Cepat-cepat kami berlari mencoba menyelamatkan Wulan (kami mandi hanya menanggalkan baju dan celana panjang, sedangkan celana dalam tetap kami pakai). Robby yang pandai berenang segera menjemput Wulan, lalu menariknya dari air menuju tepi sungai. Aku dan Doni menunggu di atas. Sampai di tepi sungai, tubuh Wulan basah kuyup. Sepintas kulihat lengan Robby menyentuh buah dada Wulan. Karena Wulan memakai T-Shirt basah, aku dapat melihat dengan jelas lekuk-lekuk tubuh Wulan yang sangat menggairahkan.

    Wulan merintih memegangi lutut kanannya. Aku dan Doni terpaku tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tapi Robby yang pernah ikut kegiatan penyelamatan dengan sigap membuka ikat pinggang Wulan lalu mencopot celana jeans Wulan sampai lutut. Wulan berteriak sambil mempertahankan celananya agar tidak melorot. Sungguh, saat itu aku tidak tahu apa sebenarnya yang hendak Robby lakukan terhadap Wulan. Segalanya berjalan begitu cepat dan aku tidak menyimpan tuduhan negatif terhadap Robby. Aku hanya menduga, Robby hendak memeriksa luka Wulan. Tapi dengan melorotnya jeans Wulan sampai ke lutut, kami dapat melihat dengan jelas celana dalam wulan yang berwarna off-white (putih kecoklatan) dan berenda. Kontan penisku bangun.

    Robby memerintahkan aku dan Doni memegangi kedua tangan Wulan. Seperti dihipnotis, kami menurut saja. Wulan semakin meronta sambil menghardik, “Rob, apa-apaan sih.., Lepas.., lepas! Atau saya teriak”.

    Doni secepat kilat membungkam mulut Wulan dengan kedua telapak tangannya. Robby setelah berhasil mencopot celana jeans Wulan, sekarang mencoba mencopot celana dalam Wulan. Sampai detik ini, akhirnya aku tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi. Aku tidak berani melarang Robby dan Doni, karena selain aku sudah merasa terlibat, aku juga sangat terangsang saat melihat kemaluan Wulan yang lebat ditumbuhi rambut-rambut hitam keriting.

    Wulan semakin meronta dan mencoba berteriak, tapi cengkeraman tanganku dan bungkaman Doni membuat usahanya sia-sia belaka. Robby segera berlutut di antara kedua belah paha Wulan. Tangan kirinya menekan perut Wulan, tangan kanannya membimbing penisnya menuju kemaluan Wulan. Wulan semakin meronta, membuat Robby kesulitan memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginanya. Doni mengambil inisiatif. Dia lalu duduk mengangkangi tepat di atas dada Wulan sambil tangannya terus membungkam mulut Wulan. Tiba-tiba Wulan berteriak keras sekali.

    Rupanya Robby berhasil merobek selaput dara Wulan dengan penisnya. Secara cepat Robby menggerak-gerakkan pinggulnya maju mundur. Untuk beberapa menit lamanya Wulan meronta, sampai akhirnya dia diam pasrah. Yang dia lakukan hanya menangis terisak-isak.

    Doni melepaskan telapak tangannya dari mulut Wulan karena dia merasa Wulan tidak akan berteriak lagi. Lalu dia mencoba menarik T-Shirt Wulan ke atas. Di luar dugaan, Wulan kali ini tidak mengadakan perlawanan, hingga Doni dan aku dapat melepaskan T-Shirt dan BH-nya. Luar biasa, tubuh Wulan dalam keadaan telanjang bulat sangat membangkitkan birahi. Tubuhnya mulus, dan buah dadanya sangat montok. Mungkin ukurannya 36B.

    Doni segera menjilati puting susu Wulan, sementara aku melihat Robby semakin kesetanan mengoyak-ngoyak vagina Wulan yang beberapa saat yang lalu masih perawan. Aku sangat terangsang, lalu aku mulai memaksa mencium bibir Wulan. Ugh, nikmat sekali bibirnya yang dingin dan lembut itu. Aku melumat bibirnya dengan sangat bernafsu. Aku tidak tahu apa yang sedang Wulan rasakan. Aku hanya melihat, matanya polos menerawang jauh langit di atas sana yang menguning pertanda malam akan segera tiba. Tangisnya sudah agak mereda, tapi aku masih dapat mendengar isak tangisnya yang tidak sekeras tadi. Mungkin dia sudah sangat putus asa, shock, atau mungkin juga menikmati perlakuan kasar kami.

    Tiba-tiba aku mendengar Robby menjerit tertahan. Tubuhnya mengejang. Dia menyemprotkan sperma banyak sekali ke dalam vagina Wulan. Setengah menit kemudian Robby beranjak pergi dari tubuh Wulan lalu tergeletak kelelahan di samping kami. Doni menyuruhku mengambil giliran kedua. Aku bangkit menuju Vagina Wulan. Sepintas aku melihat sperma Robby mengalir ke luar dari mulut vagina Wulan. Warnanya putih kemerahan. Rupanya bercak-bercak merah itu berasal dari darah selaput dara (hymen) Wulan yang robek. Tanpa kesulitan aku berhasil memasukkan penis ke dalam vaginanya. Rasanya nikmat sekali. Licin dan hangat bercampur menjadi satu. Dengan cepat aku mengocok-ngocok penisku maju mundur. Aku mendekap tubuh Wulan.

    Payudaranya beradu dengan dadaku. Dengan ganas aku melumat bibir Wulan. Doni dan Robby menyaksikan atraksiku dari jarak dua meter. Beberapa menit kemudian aku merasakan penisku sangat tegang dan berdenyut-denyut. Aku sudah mencoba menahan agar ejakulasi dapat diperlama, tapi sia-sia. Spermaku keluar banyak sekali di dalam vagina Wulan. Aku peluk erat Tubuh Wulan sampai dia tidak dapat bernafas.

    Setelah puas, aku berikan giliran berikutnya kepada Doni. Aku lalu duduk di samping Robby memandangi Doni yang dengan sangat bernafsu menikmati tubuh Wulan. Karena lelah, kurebahkan tubuhku telentang sambil memandangi langit yang semakin menggelap.

    Beberapa menit kemudian Doni ejakulasi di dalam vagina. Setelah Doni puas, ternyata Robby bangkit kembali nafsunya. Dia menghampiri Wulan. Tapi kali ini dia malah membalikkan tubuh Wulan hingga tengkurap. Aku tidak tahu apa yang akan diperbuatnya.

    Ternyata Robby hendak melakukan anal seks. Wulan menjerit saat anusnya ditembus penis Robby. Mendengar itu Robby malah semakin kesetanan. Dia menjambak rambut Wulan ke belakang hingga muka Wulan menengadah ke atas. Dengan sigap Doni menghampiri tubuh Wulan. Aku melihat Doni dengan sangat kasar meremas-remas buah dada Wulan. Wulan mengiba, “Aduhh.., sudah dong Ro.., ampun.., sakit Rob”. Tapi Robby dan Doni tidak menghiraukannya.

    “Oh, sempit sekali”, teriak Robby mengomentari lubang dubur Wulan yang lebih sempit dari vaginanya. Setiap Robby menarik penisnya aku lihat dubur Wulan monyong. Sebaliknya saat Robby menusukkan penisnya, dubur Wulan menjadi kempot. Tidak lama, Robby mengalami ejakulasi yang kedua kalinya. Setelah puas, sekarang giliran Doni menyodomi Wulan. Melihat itu aku jadi kasihan juga terhadap Wulan. Di matanya aku melihat beban penderitaan yang amat berat, tapi sekaligus aku juga melihat sisa-sisa ketegarannya menghadapi perlakuan ini.

    Setelah Doni puas, Robby dan Doni menyuruhku menikmati tubuh Wulan. Tapi tiba-tiba timbul rasa kasihan dalam hatiku. Aku katakan bahwa aku sudah sangat lelah dan hari sudah menjelang gelap. Kami sepakat kembali ke perkemahan. Robby dan Doni segera berpakaian lalu beranjak meninggalkan kami sambil menenteng kayu bakar. Wulan dengan tertatih-tatih mengambil celana dalam, jeans, lalu mengenakannya. Aku tanyakan apakah Wulan mau mandi dulu, dan dia hanya menggeleng. Dalam keremangan senja aku masih dapat melihat matanya yang indah berkaca-kaca. Kuambil T-Shirtnya. Karena basah, aku mengepak-ngepakkan agar lebih kering, lalu aku berikan T-Shirt itu bersama-sama dengan BH-nya. Robby dan Doni menunggu kami di atas tebing sungai. Setelah Wulan dan aku lengkap berpakaian, kami beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Robby dan Doni berjalan tujuh meter di depanku dan Wulan.

    Di perkemahan, Fadli dan Lia menunggu kami dengan cemas. Lalu kami mengarang cerita agar peristiwa itu tidak menyebar. Untunglah Fadli dan Lia percaya, dan Wulan hanya diam saja.

    Tepat tengah malam di saat orang lain merayakan pergantian tahun baru, kami melewatinya dengan hambar. Tidak banyak keceriaan kala itu. Kami lebih banyak diam, walau Fadli berusaha mencairkan keheningan malam dengan gitarnya.

    Esoknya, pagi-pagi sekali Wulan minta segera pulang. Kami maklum lalu segera membongkar tenda. Untunglah sesampainya di kota kami, Wulan merahasiakan peristiwa ini. Tapi tiga bulan berikutnya Wulan menghubungiku dan dia dengan memohon meminta aku bertanggung jawab atas kehamilannya. Aku sempat kaget karena belum tentu anak yang dikandungnya itu adalah anakku. Tapi raut wajahnya yang sangat mengiba, membuatku kasihan lalu menyanggupi menikahinya.

    Satu bulan berikutnya kami resmi menikah. Wulan minta agar aku memboyongnya meninggalkan kota ini dan mencari pekerjaan di kota lain. Sekarang “anak kami” sudah dapat berjalan. Lucu sekali. Matanya indah seperti mata ibunya. Kadang terpikir untuk mengetahui anak siapa sebenarnya “anak kami” ini. Tapi kemudian aku menguburnya dalam-dalam. Aku khawatir kebahagiaan rumah tangga kami akan hancur bila ternyata kenyataan pahitlah yang kami dapati.

    Akhir Desember 1997 kami menikmati pergantian tahun baru di rumah saja. Peristiwa ini kembali menguak kenangan buruknya. Matanya berkaca-kaca. Aku memeluk dan membelai rambutnya. Beberapa menit kemudian, dalam dekapanku dia mengaku bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, sebenarnya dia sudah jatuh cinta padaku. Dia ikut mencari kayu bakar karena dia ingin bisa dekat denganku.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Skandal Dalam Pernikahan Putriku

    Skandal Dalam Pernikahan Putriku


    1716 views

    Ketika aku mendekati pintu, suara-suara yang gugup semakin terdengar lebih jelas. Mantan istriku, Wati, yang kuceraikan delapan tahun yang lalu sedang memberikan perintah-perintahnya pada seseorang.

    Aku mendengar suara tawa yang renyah dari putri bungsuku, Erna yang berusia sembilan belas tahun, dan protes dari kakaknya, Endang, sang pengantin wanita.

    Dalam usianya yang ke-dua puluh satu tahun, muda dan keras kepala, saat menceritakan padaku kalau dia akan menikah, aku terdiam merasa kecewa dan terguncang, tapi aku menyembunyikannya dengan mendoakannya keberuntungan yang terbaik dan sebuah kehidupan yang selalu bahagia. Suara yang lain tidak aku kenal dan kutebak kalau itu adalah suara para pengiring pengantin, gugup dalam kebahagiaan mereka untuk yang lain, barangkali menantikan hari mereka sendiri.

    Kurapikan dasi kupu-kupuku dengan bercermin di gang, aku melihat bayangan diriku dalam cermin, mengerutkan dahi merasa tak nyaman memakai pakaian resmi yang membatasi ini. Kuperhatikan diriku, rambutku masih terlihat hitam dan bersyukur karena kulihat bahwa sama sekali belum ada uban di usia empat puluh satu tahun ini. Wajahku terlihat keras karena tahun-tahun travellingku dan sering keluar masuk di lingkungan yang keras yang notabene penuh asap dan alkohol. Dan ketika aku mempelajari mata lelaki dalam cermin ini, aku mendapatkan gambaran akan kehidupan yang menghantarku hingga di sini. Aku jumpa Wati istriku saat kami berdua masih terlalu muda untuk membedakan mana yang baik, dan dia meyakinkanku si pemain gitar ini bahwa kami berdua akan bisa menaklukkan kerasnya dunia.

    Dia adalah lulusan sebuah perguruan tinggi dengan pekerjaan tetap dan aku adalah seorang lelaki yang pergi bertualang dari kota satu ke kota lainnya berkeliling negeri ini. Anak-anak gadis kami lahir di awal perkawinan, yang membuat kami masih bertahan bersama sekitar lima tahun lamanya hingga akhirnya kami berdua menyadari bahwa hubungan ini sudah tak dapat dipertahankan lagi. Dia bertemu dengan seorang pria lain yang mempunyai sebuah kehidupan yang stabil, yang menurutnya akan lebih baik untuk kehidupan kedua putri kami.

    Perceraian datang dan terjadi seperti perkiraan kami dan aku masih menetap di dekat mereka selama beberapa tahun sampai memperoleh sebuah lompatan besar sebagai pemusik studio di ibu kota. Sejak saat itu, aku mencoba yang terbaik agar tetap bisa berhubungan melalui telepon, lewat kiriman foto, dan tour keliling yang sekali-kali singgah di dekat situ. Dan saat aku menatap dalam kaca, aku melihat sebuah penyesalan yang terpancar ke luar.

    “Ayah, apa yang Ayah lakukan?”
    Aku kembali pada kesadaranku oleh suara putriku, Erna. Dia terlihat cantik bahkan di saat memakai baju pengiring pengantinnya yang menggelikan itu. Kulitnya yang kuning langsat dan rambutnya yang hitam pekat terlihat kontras dibandingkan dengan warna metalik dari pakaian itu. Dia tersenyum dalam kecantikannya yang lugu dan menatapku dengan bingung.
    “Hanya mengenang masa lalu,” kataku.
    “Saat seperti ini membuat kamu berpikir kalau kamu telah membuat keputusan yang salah. Bagaimana itu mempengaruhi hidup orang lain.” Dia menghiburku dengan pelukan dan mengusap bahu dan punggung lenganku.
    “Ayah lakukan apa yang harus Ayah lakukan,” dia berkata.
    “Aku tidak memusuhi Ayah. Aku akan melakukan hal yang sama bila berada dalam posisi tersebut. Aku akan lebih memilih pengalaman hidup dari pada mengambil keputusan seperti yang diambil Ibu.”
    Pijatannya yang lembut menenangkan keteganganku, dan saat aku telah menjadi lebih santai aku sadari betapa aku menikmati dadanya yang menekan tubuhku. Dengan tinggiku yang sekitar dua belas centimeter lebih tinggi daripada Erna, aku menggerakkan tanganku dari punggungnya yang kecil naik ke bahunya yang telanjang dan menekannya agar merapat padaku. Dia membalas memelukku erat dan tersenyum dengan tidak berdosa. Kutundukkan kepalaku, dan memberinya sebuah ciuman ringan di atas dahinya, tetapi dia malah berjinjit pada jari kakinya dan dengan cepat menemukan bibirku.

    “O-o.., sebaiknya Ibu tidak melihat. Dia mungkin akan cemburu. Atau Endang, mungkin.” dia tertawa genit. Aku tersenyum pada kelakarnya dan ketika dia berjalan sepanjang aula, aku tidak bisa mempercayai reaksinya pada perlakuanku yang dengan pelan memukul pantatnya.
    “Mungkin nanti, Ayah bisa mencobanya saat aku tidak memakai pakaian gembung ini.”

    Gaunnya turun hingga ke bawah lututnya dan itu terlihat indah, kaki-kaki itu laksana sebuah magnet yang membuat mataku lengket selalu menatapnya saat menggerakkan keindahan ini, saat wanita muda itu melenggang pergi. Aku membayangkan pantat yang manis dan kencang yang dia miliki. Aku juga membayangkan seperti apa rasanya pantat itu di dalam tanganku ketika dia menungganginya naik turun pada penisku, meneriakkan dengan histeris, “Setubuhi aku, Ayah. Setubuhi putri kecilmu. Masukkan penismu dalam vagina panas putrimu.” Saat kepergok sedang memandangi dan mengkhayalkannya, aku melihat ke arah putriku yang menengok ke belakang. Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya saat dia berbelok di ujung gang itu.

    Kembali ke kenyataan, aku akan mengetuk pada pintu di mana pengantin wanita sedang bersiap-siap ketika mantan istriku Wati membuka pintu itu dan keluar.
    “Rudi, kita harus bicara.” dia berkata dalam sebuah nada yang memperingatkan. Aku bergeser dari pintu untuk memberinya ruang.
    “Endang ingin agar Anton yang berjalan di sepanjang karpet itu. Sekarang, kamu benar-benar tidak punya alasan untuk mengganggunya.”
    “Aku tidak peduli,” aku menjawab deklarasinya. Aku merasa terluka, tapi rasa bersalahku akan kehidupanku berkata bahwa ini adalah konsekuensi dari keputusan hidupku yang lain.
    “Aku harap aku bisa bicara dengannya sebelum upacara,” kulirik arlojiku. Masih ada waktu satu jam.
    “Aku ingin meluruskan beberapa hal. Ingin mendoakan keberuntungannya. Hal-hal seperti itulah.”
    “Itu bukan ide yang baik,” kata Wati.


    “Dia sedang bingung dengan siapa dia akan berjalan di karpet itu nanti. Dia terlalu emosional dan gelisah sekarang. Aku bilang padanya bahwa dia sudah membuat keputusan yang benar dan kamu akan memahami itu.”

    Aku tidak ingin membuat masalah, dan aku bisa lihat aku tidak akan berusaha melewati sang penjaga pintu, maka kuanggukkan kepalaku dan berbalik. Aku berjalan ke dalam ruangan di mana sang pendeta sedang bersiap-siap dan berbicara dengannya untuk beberapa menit sebelum dia pergi untuk meyakinkan para pelayan altar agar tahu apa yang harus mereka lakukan. Dia berkata bahwa aku boleh tetap berada di sini jika aku ingin, kuambil tawarannya dan duduk pada sofa kulitnya menghadap jendela dan melihat orang-orang yang memakai setelan jas resmi dan gaun pesta ke dalam gereja. Pintu terbuka dan menutup di belakangku. Mengira kalau yang masuk adalah sang pendeta, aku berdiri dan bertanya..

    “Apa pekerjaan mereka beres?”
    “Beres?” tanya Erna.
    “Ah. Aku pikir kamu si pendeta.” dia tertawa.
    Erna menggantikan tempatku di sofa ketika aku berjalan di sekitar jendela dengan membayangkan hubungan seks sedarah kami. Kakinya bertumpu pada meja kopi di depan sofa menekuk lututnya saat dia mengayunkannya maju mundur, membuka dan menutup. Gaunnya yang mulai tersingkap ke atas pahanya yang memperlihatkan lebih banyak bagian dari paha dalamnya. Gaunnya tersingkap hingga di atas lututnya, suaranya menggesek maju mundur menyelimuti detak jantungku yang terus meningkat. Aku berjalan semakin dekat untuk senyuman lezat yang ingin kucicipi itu tetapi sadar kalau aku tidak bisa melakukannya.

    Putriku yang berumur sembilan belas tahun itu sedang menggodaku. Aku sering melihat ‘groupies’ untuk mengetahui tentang apa arti dari godaan, tetapi groupies lebih blak-blakan. Semua orang tahu apa yang mereka inginkan. Ada sesuatu yang disembunyikan di sini, kami berdua tahu apa yang akan terjadi. Aku yakin kami berdua bukanlah orang ’suci’. Tapi godaan ini tak akan berakibat apa pun. Tidak ada apa pun yang bisa. Itu salah. Kami tidak bisa membiarkan sesuatu itu terjadi. Sesuatu yang bersifat seksual.

    Dia membuka kakinya lebih lebar, seperti sebuah undangan agar datang menikmatinya. Gaunnya bergerak lebih tinggi dan aku menangkap sebuah pandangan sekilas dari sabuk stocking yang membungkus di sekitar paha indahnya. Erna menurunkan kakinya ke lantai dan aku takut kalau aku akan menerkamnya, aku telah berbuat keterlaluan dengan nafsu pada keindahan pahanya. Paha yang aku inginkan untuk melingkari tubuhku, yang kutelusuri dengan tanganku. Tetapi dia masih tersenyum saat aku memandangnya, memainkan pikiranku. Dia ingin agar aku duduk pada meja di depannya dan aku melakukannya, tidak ingin mengecewakan wanita muda ini.

    “Tetaplah di sini,” dia berkata.

    Aku mematuhi dan menutup wajahku dengan tangan, berusaha meredakan pikiranku yang penuh gairah. Aku ingin kehangatan dari seorang wanita, dan aku ingin merasakan kehangatan itu pada penisku. Aku ingin dadanya di tanganku, pahanya bergesekan dengan milikku. Aku menginginkan perhatian dan cintanya. Itu salah, atau kira-kira itulah yang mereka katakan, untuk bernafsu pada wanita yang aku inginkan. Tetapi melihatnya mengayunkan paha, menggesekkan ke depan dan ke belakang, membayangkan itu adalah vaginanya yang menggesek, menelan penisku, merintih dengan penuh gairah ketika aku memompa keluar masuk tubuhnya, aku telah sampai di garis tepi itu.

    Tanganku menutupi wajahku, pikiranku menjadi liar. Aku mendengar suara pintu di seberang ruangan ditutup di belakangku yang diikuti oleh suara mengunci pintu itu. Sepertinya ada dua orang di sana. Aku mengintip dari tanganku dan melihat seorang pengantin wanita yang paling cantik dalam hidupku. Tingginya yang sama dengan adiknya, dia mempunyai sebuah wajah yang sama cantiknya dan bentuk tubuh sempurna yang tak berbeda. Jika rambutnya tidak lebih panjang, pasti akan sulit untuk membedakan mereka. Aku berdiri, penisku masih keras tapi tersembunyi oleh pakaian resmi yang kupakai. Malu dengan pemikiranku akan Erna, aku mendekati Endang yang mengenakan gaun pengantin anggun, menggairahkan.

    “Sayang, kamu cantik sekali,” kataku.

    Paha Endang yang terlihat menyembul dari balik gaun putihnya hampir membuatku meledak di dalam celana dalamku. Jasku sedang dibuka oleh seseorang di belakangku. Aku menoleh dan menemukan Erna. Keinginan yang penuh gairah kembali lagi. Endang tersenyum pada Erna dan melihat mata Endang, aku tahu putri bungsuku pasti tersenyum juga. Aku mulai untuk mencoba katakan sesuatu, tapi Endang memotong..

    “Ayah,” dia berkata.
    “Ayah yang manis, lembut..”, katanya lagi.

    Dia bergerak semakin dekat kepadaku seiring kurasa tangan Erna mengelus lenganku kemudian menyeberang ke dadaku. Aku pikir aku sedang bermimpi dan aku ingin terbangun agar aku bisa segera melakukan masturbasi dan mengeluarkan bayangan ini dari pikiranku. Tapi ini bukan sebuah mimpi.

    “Aku tahu Ayah merasa bahwa sepertinya Ayah sudah menelantarkan kami. Tapi, kami tahu bahwa Ayah sudah mencoba yang terbaik. Kami tahu bahwa Ibu saja yang sulit menerimanya.”
    “Kami mencintai Ayah. Waktu yang pernah kita lewati bersama sangat berharga.” Erna menambahkan ketika dia tetap membelai dadaku, kemudian dia dengan lembutnya mencium leherku. Nafasnya yang halus menggetarkan tubuhku.
    “Sebenarnya, kami sangat menginginkan Ayah,” kata Endang saat dia telah dengan sepenuhnya merapat.
    “Ini adalah khayalanku,” katanya sebelum dengan singkat mencicipi bibirku.

    Tanganku bergerak ke bawah gaun pengantinnya, meluncur di atas kedua pahanya. Dagingnya yang halus tidak mengenakan stocking. Saat tangan kiriku mencapai kelembabannya, rambut kemaluannya, aku tahu dia ingin disetubuhi. Penisku semakin keras saat lidah bernafsu Endang menjadi lebih agresif dan mengatakan padaku bahwa penis Ayahnya inilah yang dia inginkan di dalam vaginanya.

    “Katakan pada Ayah betapa kamu sangat menginginkan dia, Endang.”

    Erna sudah pindah dari belakangku ke belakang Endang. Saat aku sedang mengelus paha Endang dengan satu tangan dan menggoda bibir vaginanya dengan jari dari tangan yang lainnya, Erna sedang mengelus dada kakaknya dan mencium lehernya dan memegangi telinganya. Kemudian aku merasa tangan Erna bergabung dengan tanganku dalam merasakan vagina kakaknya yang basah.

    “Ohh, ya, Ayah,” erang Endang lirih. Celana dalamku terlepas dan putriku mendapatkan penisku di dalam genggaman tangannya. Dia menyeka beberapa precum dengan jarinya dan menghisapnya ke dalam mulutnya sebelum menarikku kembali dalam sebuah ciuman.
    “Aku ingin Ayah menyetubuhiku, Ayah. Setubuhi gadis kecilmu yang nakal ini.”

    Vagina Endang yang panas adalah hal terbaik yang pernah dirasakan jariku, dan saat dia menjauh, mereka dibuatnya sedih. Tetapi dia lalu duduk di atas sofa, lutut ditekuk dan kaki mengangkang terbuka, seperti yang dilakukan Erna sebelumnya. Dia menyingkap gaunnya hingga dapat kulihat gundukan dagingnya yang menggairahkan di bawah gaun pengantinnya. Erna memanfaatkan kesempatan yang ditinggalkan kakaknya untuk berlutut dan mengambil penis kerasku ke dalam mulut mudanya. Aku membungkukkan kepalaku dan membelai rambutnya saat dia menghisap batang tebalku. Melalui mataku yang hampir terpejam, aku bisa melihat Endang yang memainkan kelentitnya, menjilat sari buahnya.

    Endang tidak bisa membendungnya lagi, dan tak pasti berapa lama hisapan adiknya yang sempurna ini sanggup kuhadapi, sebab dia perintahkan padaku agar datang padanya.

    “Kemarilah dan setubuhi aku, Ayah. Aku ingin penis besar Ayah di dalam vagina panasku sekarang. Aku ingin kita keluar bersama.”

    Erna mendengar rintihan kakaknya dan melepaskanku dari genggamannya, mendekat ke Endang. Kedua putriku mulai saling mencium, Erna memberi kakak kandungnya sebuah rasa dari apa yang akan segera dialami vaginanya. Aku bergerak di antara paha Endang, meluncurkan tanganku pada daging yang paling berharga yang kutahu, putriku.

    “Ohh, Sayang. Kamu sangat indah. Ayah tidak bisa mencegahnya. Penisku terasa sakit karena kamu.” Aku mengagumi kecantikan dan keindahannya dan mendekatkan wajahku pada vagina basahnya. Sari buahnya sangat merangsang dan lidahku melingkari bibirnya, mengambil cintanya di dalamnya.
    “Ohh, Ayah,” desahnya saat aku menyisipkan lidahku sedalam-dalamnya, kemudian menarik keluar dan mencicipi daging yang melingkupi kelentitnya.
    “Aku sangat ingin Ayah menyetubuhiku.”

    Penisku tidak bisa kutahan lagi. Aku harus merasakan kehangatan putriku pada penisku. Aku bangkit dengan perasaan yang sangat bersemangat mendapatkan seorang wanita muda yang dengan sepenuhnya mengharapkanmu dalam hidupnya dan melihat Erna yang sedang menghisap puting susu kakaknya. Kupegang penisku mengarah ke daging basah Endang yang membuka, merasakan darahku terpompa di bawah jariku. Pelan-pelan kuselipkan dalam sebuah dorongan pendek, kehangatannya terasa berlimpah saat aku mempertimbangkan konsekwensi tindakan terlarang ini. Aku menginginkan wanita muda ini, putri kandungku sendiri.

    Endang melingkarkan kakinya di punggungku, seolah-olah merasakan keraguanku, dan menarikku dengan penuh ke dalamnya.

    “Kumohon, setubuhi aku. Ohh Tuhan, penis besar Ayah terasa hebat. Keluarlah di dalamku, Ayah. Aku ingin merasakan sperma Ayah menetes ke kakiku saat aku katakan janjiku di depan pendeta.”
    “Ohh, sayang. Vaginamu sangat panas dan ketat di penis besar Ayah. Ini adalah vagina terbaik yang pernah kurasakan. Ayah ingin menyetubuhi kedua putriku melebihi apa pun di dunia ini.” aku memompanya dengan penuh cinta, tetapi perasaan ini tumbuh terlalu liar untuk dikendalikan.
    “Katakan kamu ingin Ayahmu bagaimana, Sayang.”
    “Ohh Tuhan. Aku keluar Ayah. Keluarlah bersamaku.” pinggulnya menusukkan vaginanya lebih ke dalam penisku.
    “Setubuhi putrimu lebih keras,” Erna memerintahkan.

    Aku memandang dari nafsu kusamku untuk melihat kedua anak gadisku saling melilitkan lidahnya dalam mulut mereka satu sama lain.

    “Vaginamu sangat nikmat di penis kerasku, sayang. Ayah akan keluar. Aku mencintaimu sayang.”

    Lalu, kedua tubuh kami meledak dalam sebuah orgasme yang tak terkendalikan. Gelombang demi gelombang spermaku kupompa ke dalam putriku, vaginanya memijat keluar tiap-tiap tetesan akhir, kakinya menekan pantatku merapat kepadanya. Kemudian penisku mengecil di dalam vagina Endang, dan aku memberinya sebuah ciuman penuh kasih.

    “Aku mencintaimu, Endang. Akan kulakukan apa pun untukmu. Untuk kalian berdua.”
    “Itu bagus,” kata Erna saat dia melangkah keluar dari pakaian pengiring pengantinnya, bra hitamnya dan sepatu bertumit tinggi yang dia kenakan, sangat cocok padanya.
    “Sebab aku mulai cemburu melihat penis besar Ayah di dalam vagina Kakak.” dia menggantikan posisiku di antara kaki kakaknya ketika aku bergeser ke samping.

    Putri-putriku yang nakal mulai saling berciuman dan aku memindahkan meja menjauh agar aku dapat berdiri di belakang Erna. Endang melepaskan bra adiknya yang memberi efek langsung pada penisku yang mengeras, tetapi itu masih belum sepenuhnya siap benar. Tanganku mengelus pinggul Erna ketika aku menggosokkan penisku pada pantat dan sela pahanya. Aku merasa dia akan bangkit, maka kuberi ruang padanya saat aku menyadari bahwa dia sedang turun pada kakaknya.

    Mata Endang terpejam, tapi aku bisa melihat kesenangan yang murni pada wajahnya ketika adiknya mencicipi campuran dari orgasme adik dan ayahnya. Erna telah siap untuk disetubuhi. Dia membentangkan kakinya terpisah dan dengan sepatunya yang bertumit tinggi dan kepalanya turun pada kakaknya, pantatnya bergoyang dengan sempurna. Aku harus mencicipinya dulu. Maka aku turun ke atas lantai di antara kakinya, dan mengangkat kepalaku ke atas, mulai menjilati vagina basahnya. Dia membantuku dengan satu jarinya yang menggosok kelentitnya ketika aku menjilat ke dalam bibir vaginanya.

    Rintihannya mengirimku ke garis tepi itu. Kami semua tidak mampu membendungnya lagi. Aku bangkit di belakangnya dengan tanganku memegangi pinggulnya, masih mengayun dan kakinya lebih jauh terpentang, lidahnya masih memberi kenikmatan pada kakaknya lebih lagi. Aku menatap pahanya, ditopang oleh tumitnya, dan teringat dia saat berjalan di sepanjang aula itu. Dengan memejamkan mata, aku menarik kami bersama, penis gemukku menekan jauh ke dalam vaginanya yang hangat dan basah.
    “Ohh, Erna.” aku mengerang dalam masing-masing ayunanku yang lembut.
    “Sayang, kamu sangat seksi.” tanganku meremas pantat dan pinggulnya yang bergerak seiring ayunanku.
    “Melihatmu mengoral kakakmu membuat Ayah akan keluar lagi.”
    “Ayah, penis besar Ayah terasa sangat nikmat bergerak keluar masuk. Pelanlah agar kita dapat keluar bersama.”

    Aku memenuhi harapannya. Bergerak dengan penuh rasa nikmat dalam gerakan lambat saat aku ingin menusuknya yang terakhir kalinya dengan dalam, aku menahan diriku. Bola zakarku mengencang untuk pelepasan, penisku tumbuh lebih gemuk, aku harus melepaskan tali orgasme ini. Pemandangan dari kedua putriku bersama dengan Ayah mereka, perasaan keduanya yang membungkusku, mencintaiku, membuatku berakhir, tak bisa lagi kukendalikan. Perutku mulai mengencang.

    “Sayang, Ayah keluar.” aku merasa spermaku bergerak dari dalam tubuhku bersiap untuk meledak dengan tiap tusukannya.
    “Keluarlah di dalamku, Ayah. Campurkan dengan milikku.” Aku sudah menunggu terlalu lama. Kontraksi putriku di sekitar batangku meledakkan sperma dari penisku.
    “Brengsek,” aku mengumpat dalam hati saat aku tetap memompa anak gadisku, mataku terpejam tak menghiraukan dunia ini.
    Sebelum sperma terakhirku habis, aku merasa seseorang memegang lengan tanganku. Itu adalah Endang. Dia berlutut menuju ke pantat adiknya dan menarikku ke luar. Erna berpaling dengan kelelahan yang terlukis pada wajahnya dan tersenyum saat kakaknya berkata..

    “Aku ingin mencium suamiku dengan rasa dari dua orang yang paling kucintai di dalam mulutku. Adik dan Ayahku tersayang.”

    Lalu aku menutup mataku dan merasakan mulut indah lembutnya, memeras sperma terakhir keluar dari tubuhku.

  • Foto Ngentot Jepang Aya Fukunaga Hot Banget!!

    Foto Ngentot Jepang Aya Fukunaga Hot Banget!!


    1716 views

    Foto Ngentot Terbaru – pagi malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Si Cantik Reira Aisaki Hot Banget

    Foto Ngentot Si Cantik Reira Aisaki Hot Banget


    1716 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya.

  • Cerita Seks Noda Dari Sebuah Villa

    Cerita Seks Noda Dari Sebuah Villa


    1716 views

    Cerita Seks – Peristiwa pilu ini kualami setahun yg lalu. Saat itu kebetulan aku mendapat promosi kenaikan jabatan di kantor tempatku bekerja. Aku sempat bingung karena bila aku menerima aku harus rela meninggalkan keluarga selama sebulan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan.

     

    Namun setelah bernusyawarah dengan Mas Sigit (39thn) suamiku aku bisa memutuskan promosi itu, apa lagi suamiku juga mendukung. Akhirnya akpun berangkat ke jakarta dengan perasaan lega. Sesampainya dijakarta aku langsung bertemu dengan manager kantor pusat. Ternyata bukan hanya aku yg dapat promosi, karena disana aku juga bertemu dengan 20 peserta lain dari kantor cabang seleruh indonesia.
    Singkat cerita aku pun sudah dua minggu mengikuti pelatihan yg berlokasi di sebuah hotel di bogor.
    Saat istirahat makan siang, tiba-tiba ada seseorang yg menyapaku,

    “Hai Mirna (nama panggilanku).. sedang apa di sini?” ternyata yg menyapaku adalah Heri teman waktu kuliah.
    Dia rupanya bekerja sebagai manager pelayanan informasi di hotel tempatku mengikuti pelatihan.
    Singkat cerita, aku pun mulai sering menghabiskan waktu bersama Heri setelah pelatihan selesai sekitar jam empat sore. Iwan selalu mengajakku jalan keliling kota bogor, tentunya aku sangat senang.
    Hingga akhirnya peristiwa pilu itu terjadi. seperti biasa sore itu Heri ngajak jalan dengan mobilnya. Ian tau bahwa besok hari minggu dan pelatihanku libur sehingga dia menaariku untuk menikmati malam minggu di puncak, alau sempat bimbang dengan ajakanya tapi aku akhirnya tdk bisa menolak taaran itu. Dengan cept kami pun meluncur ke puncak.

    Sesampainya di puncak Heri langsung membawaku ke sebuh villa. Di aku menghianati kepercyaan suamiku, entah kenapa aku jadi menurut saja saat Heri merayuku dan mengajakku bersetubuh.
    Ditengah belaian udara yg sangat dingin di puncak, aku hanya menurut saja saat iwan mulai mencumbuiku di ruang tengah villa.
    Permainan tangan dan bibirnya di daerah kemaluanku membuatku terangsang hebat dan hanya bisa pasrah saat Heri melepas semua pakaianku hingga aku telanjang. Setelah itu Heri langgsung menuntunku masuk ke kamar yg lebih hangat udaranya. Heri merebahkanku di atas ranjang dan langsung menindihku dengan penuh gairah.

    Dalam keadaan birahi tinggi itu aku tak bisa berfikir normal dan nafsulah yg mengendalikanku. Aku terus melayani setiap sentuhan dan perintah Heri. Dengan buas Heri memainkan lidahnya di kemaluanku. Itilku menjadi mainan lidah Heri, selain itu sesekali dengan liarnya Heri menghisap lubang kemaluanku seolah-olah ingin menghisap semua isi kemaluanku, rasanya sungguh nikmat.. hingga aku tak mampu menahan orgasmeku yg pertama,
    “Aaaaghhhh ……aahhhhh…… Her nikmat sekali bibir kamu…….. ohhhh … ohhh….” tubuhku langsung terkulai lemas. Rfbet99

    Namun Heri sangat pintar dengan cepat dia berhasil mengembalikan gairahku, jari-jarinya sepertinya paham betul titik-titik sensitifku, belaian dan remasanya di kedua buah dadaku membuatk gairah kembali memuncak.. dan Heri lngsung memintaku menungging, lalu dari belakng Heri langsung menusukkan penisnya yg panjang dan besar.
    Slebb.. slebb rasanya sungguh nikmat luar biasa dan aku hanya bisa mendesah dan mengerng menikmati permainan penisnya yg keluar masuk di lubang kemaluanku. Sleb.. slebb suara itu terdengar saat Heri menghujamkan penisnya.

    Beberapa menit kemudian
    “Aaagghhhh Herrr aku keluar lagi…. ” Crett.. crett.. crettt aku meraih orgasme yg kedua, rasanya lebih nikmat dari yg pertma.
    Heri langsung menarik keluar penisnya dari lubang kemaluanku kemudian diarahkan kewajahku. Dia memintaku untuk menyepong penisnya. Walaupun aku belum pernah melakukanya walaupun dengan suamiku namun aku menurut saja. dan anehnya saat menyepong penis Heri itu aku kembali terngsang, mengetahui hal itu Heri langsung merebahkan badanku ke ranjang.

    Heri kemudian turun dari ranjang dan dengan posisi berdiri dia kembali menusukkan penisnya sambil memegangi kedua kakiku yg di kangkangkan kekanan dan keki pinggangnya. Heri terus mengocok lubang kemaluanku dengan pelan namun dengan hentakan yg keras, saat tengah asik menikmati kocokkan Heri itu tiba-tiba hp ku berbunyi. Akupun kembali teringat pada suamiku, karena setiap jam sembilan mkalam dia dan anak-anakku selalu menelponku untuk mengucapkan selamt tidur.
    Aku pun langsung panik dan menyuruh Heri berhenti sejenak

    “Her… suamiku menelpon,, berhenti dulu ya… ” Heri menurutinya namun tetp membiarkan penisnya menancap di lubang kemalaunku.
    Segera kuraih HP ku yg ada di sebelahku dan kuangkat telpon dari suamiku.Heri memintaku untuk menggunakan load speaker agar dia bisa mendengar percakapanku dengan suamiku. Sungguh ironis sekali… memang saat itu disaat suamiku berbicara lewat telepon jauh dari kota asalku, di sisi lain aku istrinya yg sedang berbicara dalam kondisi telanjang di pelukan pria lain.

    Heri tampaknya mulai bosan mendengarkan percakapanku dengan suamiku yg lumayan lma, Heri pun kembali mengocokkkan penisnya di kemaluanku. Dengan terpaksa aku hrus menutup mulutku agar suara desahanku tak terdengar oleh suami dan pada saat menjawab aku denganberat hati harus menjaab sekedarnya, dn untunglah suamiku sangat pengertian, suamiku mengira aku sudah mengantuk sehingga dia langsung mengucapkan selamat tidur padaku dilanutkan menutup telepon.

    Melihatku selesaimenerima telpon Heri lngsung mempercepat kocokknya, tentu saja aku jadi kelojotan sehigga aku tak sadar dan meraca tak karuan.
    “Herr.. ahhh… oohhhh… ohhhh.. penismu nikmat sekali Herr .. aku pus sekali Herrr… ” Heri terus mengocokku dengan kecapatan tinggi, tampaknya Heri mau mencapai orgasme,


    “Mirrrr… aaghhhh… aku mu keluar nihh.. oghhh.. oghhhh… aku keluarin di dalem aja ya….”
    “Iya Herrrr… aku juga mau keluarrr… kita keluarin bareng ya…
    “Iya sayangg… ”

    “Slebb.. slebb.. slebb… Ogghhh… ohhh.. ” suara dari kemaluanku dan desahan kami terus terdengar bersamaan.
    “Mirnaa… lubangmu nikmtsekalii… empukkk… ”
    “Maksih Herr, penis kamu juga mantap rasanya…”
    “Mirr… mantap mana di banding punya suamimu…?”
    “Mantap dan nikmat punya kamu herrrr Pnismu panjang besar.. kuat.. dan nakal..” sahutku.
    Dan akhirnya…,
    Crett.. crettt.. cretttt.. kami berdua mencapai orgsme bersama.
    Tubuh Heri langsung terkulai lemah sambil memelukku. Persetubuhan itu membuat kami berdua sama-sama kelelahan hingga akhirnya kami tertidur dalam keadaan bugil.
    Paginya sekitar jam enam Heri tiba-tiba membangunkanku dengan menepuk dan meremas pantatku.

    “Mirnaa.. sudah pagi… ayo bangun… kita srapan yukk…” aku langsung bangun… dan sempat terkejut karena tubuhku hanya tertutup selimut, namun sesaat kemudian aku bru sadar kalau tadi malam aku bersetubuh dengn Heri hingga berkali-kali.
    Tampaknya aku benr-benar kelelahan akibat dari kejdian malam tadi, karena aku biasanya selalu bangun subuh dan tdk pernah bangun kesiangan. Aku langsung bangkit dan melngkah menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi ku menangis menyesali perbuatanku yg sungguh terkutuk ini.

    Setelah selasai aku langsung berpakaian dan meminta Heri untuk segera chek out dari villa.. krena kalau masih bertahan di sini sampai sore aku khawatir Heri bakal mengajakku bersetubuh lagi. Dan syukurlah… setelah sarapan kami langsung meninggalkan vill menuju ke taman safari, di sana kami menghabiskan aktu hingga sore dan kemudian kembali ke hotel tempatku menginap.
    Setalah kejadian di villa itu aku selalu menghindar dari Heri bahkan aku juga tdk menjawab setiap sms atau telponya hingga pelatihanku selesai.

    Namun usahaku untuk tdk bertemu Heri gagal di hari pelatihan. Bberapa jam sebelum chek out, Heri menyelinap ke kamarku saat aku keluar untuk sarapan pagi. Saat kembali kekamar dan hendak berganti pakaian tiba-tiba Heri muncul dari kolong tempat tidur. Heri langsung memelukku dan mengajakku bersetubuh. Tentu saja aku menolaknya, namun Heri mengancam akan mengirimkan rekaman video persetubuhan kmi waktu di villa kepada suamiku di semarang.
    Mulanya aku mengira itu hanya gertakan saja, karena saat bersetubuh di villa aku merasa Heri tdk merekamnya dengan handycam taupun hp, nmun saat Heri mengeluarkan kepingan vcd dan menanygkannya dengan video player yg ada di kamarku aku baru sadar kalau Heri telah menjebakku.

    Ternyata sehari sebelum ke villa, Heri telah membokingnya dan memasangkan kamera tersembunyi di kamar tidut, sehingga aku tdk tau kalau di rekam. Pantas saja saat suamiku menelpon diaminta di load speaker agar suaranya juga dapat di rekam.


    Ternyata sehari sebelum kami ke villa, Iwan telah membokingnya dan memasangkan kamera tersembunyi di kamar tidur, sehingga aku tdk tau kalau di rekam. Pantas saja saat suamiku menelpon dia minta di load speaker agar suaranya juga dapat terekam. Dan yg membuatku menyesal seumur hidup, Heri merekam semua adegan persetubuhan itu dengan kamera hp miliknya.

    Setelah selesai hERI meminta maaf padaku dan berjanji tdk akan menggangguku lagi dan akan segera melenyapkan rekaman itu. Aku hanya diam saja hingaa akhirnya aku kembali ke Jakarta untuk menerima sertifikat pelatihan dan kembali ke Semarang. Ternyata Heri menepati janjinya, karena sejak saat terakhir itu dia tdk pernah menghubungiku hingga sekarang. Kini hanya ada penyesalan dalam hatiku.

  • Susu Maya Penghilang Dahaga Nafsu

    Susu Maya Penghilang Dahaga Nafsu


    1715 views

    Duniabola99.org – Begitu rasanya malas sekali karena pagi itu aku berangkat ke kantor pagi sekali karena banyak kerjaan yang menumpuk dan yang tidak enaknya saat berangkat di tengah jalan hujan turun deras sekali, karena tidak ingin basah kuyup jadinya aku berteduh di sekitar warung terdekat. Ibu permisi numpah berteduh Entah gak tau aku siapa namanya saat itu, hujan mendadak turun tanpa ada pertanda mendung.

     

    “Gak apa apa dik silahkan berteduh nunggu hujan reda kalau di lanjut perjalanannya malah basah kuyup, jawab ibu pemilik warung tersebut.

    “Saya pesan kopi susunya Bu, jangan banyak-banyak gulanya ya,” pintaku setelah mengambil duduk dalam warung itu. Sambil menunggu pesananku, kuamati pemandangan sekeliling warung itu.

    Warung tempat kuberteduh terlihat sangat rapi dan bersih, walaupun ukurannya kecil. Sungguh, aku baru kali itu singgah disana, meskipun sehari-hari kerab melintasi jalan di depannya. Pagi itu, ada tiga orang yang turut berteduh sambil sarapan,

    Kelihatannya mereka itu sopir dan kenek angkot yang pangkalannya tak seberapa jauh dari warung itu. Belum lagi kopi susu yang kupesan tiba dihadapanku, kulihat dua wanita muda masuk ke warung.

    “Uhh, gila hujannya ya Fin.., untung sudah sampai sini,” kata yang berbadan agak gemuk pada temanya yang lebih langsing.

    Dari penampilan mereka aku bisa menebak kalau mereka adalah sales promotion girl (SPG), dibelakang baju kaos yang mereka pakai ada sablonan bertulis Susu Siip (sengaja disamarkan), produk susu baru
    buatan lokal. Keduanya langsung duduk dibangku panjang tepat di depanku.

    “Ini Dik kopi susunya, apa nggak sekalian pesan sarapan Dik?” ibu pemilik warung membawakan pesananku.

    “Makasih Bu, ini saja cukup. Saya sudah sarapan kok,” jawabku, Ibu itu pun berlalu, setelah sempat menawarkan menu pada dua wanita muda dihadapanku.

    “Hm maaf Mas, apa tidak mau coba susu kami?” sebuah suara wanita mengejutkan aku.

    Hampir saja aku tersedak kopi yang sedang kuseruput dari cangkirnya, sebagian kopi malah tumpah mengotori lengan bajuku.

    “Duh maaf, kaget ya Mas. Tuh jadi kotor bajunya,” wanita yang agak gemuk menyodorkan tisue kepadaku.

    “Ohh, nggak apa Mbak, makasih ya,” kuterima tisue pemberiannya dan membersihkan lengan bajuku.

    “Maaf, susu apa maksud Mbak?” aku bertanya.

    “Hik.. Hik.. Mas ini rupanya kaget dengar susu kita Fin,” canda sigemuk, si langsing tersenyum saja.

    “Ini loh Mas, susu siip. Susu baru buatan lokal tapi oke punya. Harganya murah kok, masih promosi Mas,
    ada hadiahnya kalau beli banyak,” si langsing menjelaskan, ia juga menerangkan harga dan hadiahnya.

    Sebenarnya aku ingin lebih lama diwarung itu supaya bisa lebih lama bersama dua wanita SPG susu itu,
    tapi nampaknya hujan sudah mulai berhenti dan aku harus melanjutkan perjalanan karena waktunya sudah
    mepet & Pekerjaan dikantor masih menunggu tuk diselesaikan.

    “Saya tertarik Mbak, tapi kayaknya saya harus lanjutkan perjalanan nih, tuh hujannya sudah berhenti.
    Emm, gimana kalau saya kasih alamat saya, ini kartu nama saya dan kalau boleh Mbak berdua tulis
    namanya disini ya,” kusodorkan selembar kartu namaku sekaligus meminta mereka menulis namanya dibuku
    saku yang kubawa.

    “Oh Mas Andy toh namanya. Pulang kerjanya jam berapa Mas biar bisa ketemu nanti kalau kami kerumahnya,” si gemuk yang ternyata bernama Maya bertanya sambil senyum-senyum padaku.

    “Jam empat sore juga saya sudah dirumah kok. Mbak Maya dan Mbak Wati boleh kesana sekitar jam itu, saya tunggu ya,” jawabku. Wati yang langsing juga tersenyum.

    Aku kemudian membayar kopi susu pesananku dan meninggalkan warung, untuk segera menuju ke kantor. Jam 3 sore aku sudah menyelesaikan laporanku yang menumpuk, dan aku langsung pulang kekontrakanku.

    Oh ya umurku saat itu sudah menginjak 28 tahun, aku coba mandiri merantau dikota kembang ini. Kuputar lagu-lagu melankolisnya Katon Bagaskara di VCD Player sambil kunikmati berbaring dikasur kamarku.

    Foto Lusi kupandangi, pacarku itu sudah tiga minggu ini pindah ke Jakarta, bersama pindah tugas bapaknya yang tentara. Kayaknya sulit melanjutkan tali kasih kami, apalagi jarak kami sekarang jauh.

    Dan sepertinya ini takdirku, berkali-kali gagal kawin gara-gara terpisah tiba-tiba, jadi jomblo sampai umur segitu. Membayangkan kenangan manis bersama Lusi, aku akhirnya lelap tertidur ditemani tembang
    manis Katon.

    Sampai akhirnya gedoran pintu kontrakan membangunkanku. Astaga sudah jam setengah 5 sore, aku segera membukakan pintu utama kontrakanku untuk melihat siapa yang datang.

    “Sore Mas Andy, duh baru bangun ya? Maaf ya mengganggu lagi,” ternyata yang datang Maya dan Wati, SPG Susu yang kujumpai pagi tadi.

    “Oh Mbak Maya dan Mbak Wati.., saya pikir nggak jadi datang. Silahkan masuk yuk, saya basuh muka sebentar ya,” kupersilahkan mereka masuk dan aku kekamar mandi membasuh mukaku.

    Sore itu Maya dan Wati tidak lagi menggunakan seragam SPG, mereka pakai casual. Maya walau agak gendut jadi terlihat seksi mengenakan jeans ketat dipadu kaos merah ketat pula, sedangkan Wati yang langsing semakin asyik pakai rok span mini dipadu kaos kuning ketat.

    Rumah kontrakanku type 36, jadi hanya ada ruang tamu dan kamar tidur yang ukurannya kecil, selebihnya dapur dan kamar mandi juga sangat mini dibagian belakang. Setelah basuh muka, aku menemani mereka duduk di ruang tamu.

    “Wah ternyata Mas Andy ini Kerja di Farmasi ya, boleh dong kapan-kapan kita di jelasin masalah obat Mas?” Maya buka bicara saat aku duduk bersama mereka.

    “Tentu boleh, kapan Mbak mau datang aja kesini,” jawabku.

    Selanjutnya kami kembali bicara masalah produk susu yang mereka pasarkan. Bergantian bicara, Maya dan Wati menjelaskan kalau susu yang mereka jual ada beberapa macam dengan kegunaan yang beragam.

    Ada susu untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak usia sekolah, balita, bayi, orangtua, pertumbuhan remaja, sampai susu greng untuk menambah vitalitas pria. Nah, untuk susu penambah vitalitas pria itu, bicara mereka sudah berani agak porno dan mesum, membuat aku blingsatan mendengarnya.

    “Hmm, boleh-boleh.. Saya ambil susu grengnya dua mbak, nanti kalau bagus saya tambah lagi lain kali,” aku memotong bicara mereka yang semakin ngawur.

    “Nah gitu dong Mas, biar istri Mas senang kalau suaminya greng,” Wati kembali bercanda.

    “Duh.. Mbak, saya belum kawin nih. Maksud saya susu greng itu saya pakai buat kerja, supaya tetap fit kalau kerja,” kataku.

    Jawabanku itu membuat mereka saling pandang, lalu keduanya tertawa sendiri.

    “Wah kita kira Mas sudah punya istri, ternyata masih bujang. Kok ganteng-ganteng belum laku sih?” Maya menggoda.

    Suasana terasa langsung akrab bersama dua SPG susu itu. Mereka pun menceritakan latar belakang mereka tanpa malu kepadaku. Maya, wanita berumur 26 tahun, dulunya karyawati sebuah bank, lalu berhenti karena dinikahi rekan sekerjanya.

    Tapi kini dia janda tanpa anak sejak suaminya sakit dan meninggal, tiga tahun lalu. Sedangkan Wati, bernasib sama. Wanita 24 tahun itu, pernah menikah dengan lelaki sekampungnya, tetapi kemudian jadi janda gantung sejak suaminya jadi TKI dan tak ada kabarnya sejak 4 tahun lalu. Keduanya terpaksa menjadi SPG untuk menghidupi diri.

    “Kami malu Mas, sudah kawin masih bergantung pada orangtua, makanya kami kerja begini,” kata Wati.

    “Kalau Mas mau, gimana kalau saya seduhkan susu greng itu. Sekedar coba Mas, siapa tahu Mas jadi pingin beli lebih banyak?” Maya menawarkanku setelah obrolan kami semakin akrab.

    Belum sempat kujawab dia sudah bangkit dan menanyakan dimana letak dapur, ia pun menyeduhkan secangkir susu greng buatku. Susu buatan Maya itu kucicipi, lalu kuteguk habis, kemudian kembali ngobrol dengan
    mereka.

    Saat itu jam menunjuk angka tujuh malam. Lima belas menit setelah meneguk susu buatan Maya, aku merasakan dadaku bergemuruh dan panas sekujur tubuh, agak pusing juga.

    “Ohh.. Kok saya pusing jadinya Mbak? Kenapa ya? Ahh..,” aku meremasi rambutku sambil bersandar di kursi bambu.

    “Agak pusing ya Mas, itu memang reaksinya kalau pertama minum Mas. Mana coba saya pijitin lehernya,” Wati pindah duduk kesampingku sambil memijiti tengkuk leherku, agak enakan rasanya setelah jemari
    lentik Wati memijatiku.

    “Nah, biar lebih cepat sembuh saya juga bantu pijit ya,” Maya pun bangkit dan duduk disampingku, posisiku jadi berada ditengah keduanya.

    Tapi, astaga, Maya bukannya memijit leherku malah menjamah celana depanku dan memijiti penisku yang mendadak tegang dibalik celana.

    “Ahh Mbaak.., mmfphh.. Ehmm,” belum selesai kalimat dari bibirku, bibir Wati segera menyumpal dan melumat bibirku.

    Gila pikirku, aku hendak menahan aksi mereka tapi aku pun terlanjur menikmati, apalagi reaksi susu sip yang kuteguk memang mujarab, birahiku langsung naik. Akhirnya kubalas kuluman bibir Wati, kusedot bibir tipisnya yang mirip Enno Lerian itu.

    “Waduh.., gede juga Andy juniornya Mas,” ucapan Maya kudengar tanpa melihatnya karena wajah Wati yang berpagutan denganku menutupi.

    Tapi aku tahu kalau saat itu Maya sudah membuka resleting celanaku dan mengeluarkan penisku yang tegang dari celana. Sesaat setelah itu, kurasakan benda kenyal dan basah melumuri penisku, rupanya Maya menjilati penisku.

    “Ahh.., tidak Mbak.., jangan Mbak,” kudorong tubuh Wati dan Maya, aku jadi panik kalau sampai ada warga yang melihat adegan kami.

    “Ayolah Mas.. Kan sudah tanggung. Nanti pusing lagi loh,” Maya seperti tak puas, Wati pun menimpali.

    “Maksud saya jangan kita lakukan disini, takut kalau ketahuan Pak RT. Kita pindah kekamar aja yah,

    ” aku mengajak keduanya pindah ke kamar tidurku, setelah mengunci pintu utama kontrakanku.

    Sampai di kamarku, bagaikan balita yang akan dimandikan ibunya, pakaianku segera dilucuti dua SPG itu, dan mereka pun melepasi seluruh pakaiannya. Wah tubuh mereka nampak masih terawat, mungkin karena lama menjanda.

    Sebelum melanjutkan permainan tadi, kuputar lagi lagu Katon Bagaskara dengan volume agak keras supaya suara kami tak terdengar keluar. Setelah itu, aku rebah dikasurku dan Maya segera mengulangi aksinya menjilati, menghisap penisku yang semakin mengeras.

    Maya bagaikan serigala lapar yang mendapatkan daging kambing kesukaannya. Sedangkan Wati berbaring disisiku dan kami kembali berpagutan bibir, bermain lidah dalam kecupan hangat. Dalam posisi itu tanganku mulai aktif meraba-raba susu Wati disampingku, kenyal dan hangat sekali susu itu, lebih sip sari susu sip yang mereka jual kepadaku.
    “Oh Mas, saya sudah nggak tahan Mas,” Maya mengeluh dan melepaskan kulumannya dipenisku.

    “Ayo Lin, kamu duluan.. Tapi cepat yahh,” Wati menyuruh Maya.

    Wanita bertubuh agak gemuk itu segera menunggangiku, menempatkan vagina basahnya diujung penisku Maya berposisi jongkok dan bless, penisku menembusi vaginanya.

    “Ohh.. Aaauhh.. Mass hengg,” Maya meracau sambil menggenjot pinggulnya naik turun dengan posisi jongkok diatasku. Kurasakan nikmatnya vagina Maya, apalagi lemak pahanya ikut menjepit di penisku.

    Wati yang turut terbakar birahinya segera menumpangi wajahku dengan posisi jongkok juga, bibir vaginanya tepat berada dihadapan bibirku langsung kusambut dengan jilatan lidah dan isapan kecil.
    Posisi mereka yang berhadapan diatas tubuhku memudahkan keduanya saling pagut bibir, sambil pinggulnya memutar, naik turun, menekan, diwajah dan penisku.

    Lima belas menit setelah itu, Maya mempercepat gerakannya dan erangannya pun semakin erotis terdengar.

    “Ahh Mass.., sayaa kliimmaakss.. Ohh ammphhuunnhh,” Maya mengejang diatasku, lalu ambruk berbaring disamping kananku. Melihat Maya KO, Wati kemudian turun dari wajahku dan segera mengambil posisi Maya, dia mau juga memasukkan penisku ke memeknya.

    “Ehh tunnggu Mbak Wati, tunggu,” kuhentikan Wati.

    Aku bangkit dan memeluknya lalu membaringkannya dikasur, sehingga akulah yang kini diatas tubuhnya.

    “Mass.. Aku pingin seperti Maya Masshh.. Puasin aku ya.. Meemmppffhh.. Ouhh Mass,” Wati tersengal-sengal kuserang cumbuan, sementara penis tegangku sudah amblas dimekinya.

    “Ohh enakhhnya memekmu Watthh.. Enakhh ughh,”
    “Engh.. Genjot yang kerass Mass, koontollmu juga ennahhkk.. Ohh Mass,” Wati dan aku memanjat tebing kenikmatan kami hingga dua puluh menit, sampai akhirnya Wati pun mengejang dalam tindihanku.

    “Amphhunn Mass.. Ohh nikhhmatt bangghett Masshh..,” Wati mengecup dadaku dan mencakar punggungku menahan kenikmatan yang asyik.

    “Iya Watt.. Inii untukkhhmu.. Ohh.. Oohh,” aku pun menumpahkan berliter spermaku ke dalam vagina Wati.

    Setelah sama-sama puas, dua SPG susu itu pun berlalu dari rumahku, kutambahkan dua lembar ratusan ribu untuk mereka. Aku pun kembali tidur dan menghayalkan kenikmatan tadi.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Cerita Seks Terbaik Kisah Birahi Udin si Penjual Koran

    Cerita Seks Terbaik Kisah Birahi Udin si Penjual Koran


    1715 views

    Cerita Seks Terbaik – “Koran.. Koran ya Koran.. Pempek ya pempek.. Pempek Koran..”

    Astri memicingkan telinganya mendengar suara tersebut. Di siang hari seperti itu memang tak jarang ada penjual yang masuk kedalam komplek menjajakan barang dagangan. Pengalaman Astri selama 10 tahun tinggal disana, ia sudah hapal mana-mana saja penjaja makanan atau barang yang lewat di muka rumahnya. Namun kali itu Astri merasa tidak familiar dengan suara tersebut. Iseng, Astri pun berjalan kedepan dan melongok keluar.

    “Dek, sini masuk.”

    Astri melambaikan tangannya memanggil si penjual tersebut. Dan memang benar tebakannya, ia baru kali ini melihat si pemuda penjaja koran ini di sekitaran komplek.

    “Jualan apa, Dek?”

    “Koran bu, tabloid, semua ada.”

    “Oh.. itu apa di dalam?”

    “Pempek bu. Masih hangat bu baru digoreng.”

    Astri mengangguk-angguk sembari memandangi si pemuda tanggung tersebut mengeluarkan koran-korannya di pelataran teras rumah agar Astri bisa pilih.

    “Kok saya baru lihat kamu dek. Biasanya yang dagang koran ada lagi langganan saya yang sudah tua. Pak Romli kalo ga salah namanya.”

    “Iya bu, itu paman saya. Beliau sakit semenjak awal bulan, jadi tidak bisa dagang.” Jawab si pemuda itu singkat. Astri menerka-nerka umurnya mungkin sepantaran dengan anaknya yang paling sulung.

    “Oh, sakit apa dia pak romli? Parah sakitnya?”

    “Sakit gula bu, sekarang paman hanya tidur saja dirumah. Saya yang bantu jualan koran juga.”

    “Astaghfirullah, semoga sehat-sehat saja ya Pak Romli. Nama kamu siapa, nak?” Tanya Astri melembut.

    “Saya Udin, bu.” Jawab Udin sopan.

    “Kamu kelas berapa? Masih sekolah?”

    Udin menggeleng malu-malu. Nexiabet

    “Saya terakhir lulus SMP tahun 2 tahun lalu bu. Tadinya hanya jualan pempek sepulang sekolah, bantu-bantu paman dan adik-adik sepupu saya yang masih kecil-kecil. Tapi sekarang saya full jualan pempek saja di sekitar pasar pagi. Sekarang Karena paman sakit, saya juga jualan koran.” Ujar Udin bercerita dengan polosnya.

    “Orangtua kamu kemana?”

    Udin lagi-lagi menggeleng malu-malu. Luluh rasanya hati Astri, apalagi terbayang apabila anak-anaknya harus menjalani hidup seperti Udin. Bulat hati Astri ingin meringankan beban Udin.

    “Yasudah, kalo gitu saya beli tabloidnya satu dan korannya satu ya. Pempeknya juga saya bungkus 5 ya, Nak.”

    “Baik bu. Saya bungkusin sekarang Bu.” Jawab Udin cepat dengan sumringah. Astri tersenyum kecil melihat sedikit pancaran kebahagian di mata Udin.

    “Kamu sering-sering kesini ya, saya juga udah ga pernah langganan koran dan tabloid. Nanti biar ibu beli koran sama tabloid kamu.” Ujar Astri sambal tersenyum hangat. Udin hanya mengangguk-angguk sambal mengulum senyum membungkus pempek pesanan Astri.

    Dan seperti itulah persahabatan kecil antara Astri dan Udin terjalin. Dua-tiga hari sekali Udin pastri mampir membawa koran dan tabloid pesanan Astri. Tak jarang Astri memborong pempek dagangan Udin, sampai heran suami dan anak-anaknya selalu saja ada pempek di meja makan terhidang. Astri yang kesehariannya hanya tinggal di rumah sendiri sebagai ibu rumah tangga turut senang dengan adanya Udin yang sesekali mampir menemaninya siang-siang untuk sekedar berteduh dan mengobrol sejenak dengannya.

    Hingga di suatu siang di musim hujan, hujan deras mengguyur komplek sedari subuh. Hujan gerimis dan deras yang datang silih berganti tak pelak membuat komplek banjir di beberapa titik. Astri sendiri harus terjebak di pasar swalayan menunggu hujan reda. Barulah ketika hujan berganti gerimis Astri baru berani untuk naik gojek pulang ke rumah.

    Hujan masih mengguyur agak deras ketika Astri masuk kedalam kawasn komplek. Dari belakang jok tukang ojek mata Astri menangkap sesosok Udin yang berdiri berteduh di pos satpam.

    “Eh, eh pak stop bentar pak. Din! Udin!”

    Udin memicingkan mata melihat sesosok wanita berkerudung diseberang jalan yang berhenti diatas motor. Segera ia mengenali sosok Astri diantara rintik hujan.

    “Kamu ngapain disitu din? Jangan neduh disana, nanti basah! Kamu lari kerumah saya aja ya cepet! Ibu tunggu!” Teriak astri. Udin sayup-sayup mendengar ucapan Astri dan mengangguk-anggukan kepalanya.

    Tak lama berselang Astri turun dari ojek, Udin pun tiba sembari setengah berlari. Astri buru-buru melambaikan tangan menyuruh Udin masuk kedalam rumah Karena hujan kembali menderas. Udin tiba di teras rumah agak terengah-engah, korannya terlihat aman Karena ditutupinya dengan plastrik. Namun baju dan rambutnya benar-benar basah kuyup akibat berlindung di pos satpam.

    “Astaghfirullah, udah taro aja didepan korannya Din. Masuk aja sini kedalem gapapa.” Ujar Astri seraya membuka kunci pintu rumah.

    Udin berdiri canggung di muka pintu sembari badannya agak menggigil. Astri berdecak sambal bergeleng iba melihat kondisi Udin.

    “Sebentar ya Ibu carikan handuk. Baju ibu juga basah nih. Kamu langsung mandi aja Din, daripada kamu demam. Yuk ibu antar kedalam.”

    Astri membimbing Udin menuju kamar mandi tengah. Udin baru kali itu masuk kedalam rumah. Dipandanginya furniture dan foto-foto keluarga Astri seraya ia berjalan kedalam rumah. Tak lama Astri muncul dari dalam kamar dan menyerahkan Udin handuk bersih untuk ia gunakan.

    “Tuh kamu pake, kamu masuk aja langsung mandi ya. Ibu juga mau ganti baju. Ibu masuk juga ya.” Ujar Astri cepat sambil kemudian menghilang lagi kedalam kamar.

    Udin keluar dari kamar mandi dengan hanya lilitan handuk di pinggangnya. Lagi-lagi ia hanya bisa berdiri canggung didepan kamar mandi sementara Astri belum keluar dari kamar. Tak lama pintu kamarpun terbuka dan Astri keluar masih sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

    “Eh yaampun ibu lupa, sebentar ya Din ibu tadi udah ambilin bajunya raffa sementara baju kamu basah. Nih pake dulu, Din. Baju kamu biar kering dulu aja.” Ujar Astri lagi sembari menyodorkan baju anaknya ke tangan Udin.

    Udin hanya melongo tatkala Astri menyodorkan baju tersebut ke tangannya. Baru kali itu Udin melihat sisi lain dari Astrid yang tak mengenakan kerudung dan hanya berdaster saja. Rambut Astri yang masih basah bergantung bebas pendek sedikit dibawah kuping, sekilas mengingatkan akan model rambut Desy Ratnasari. Memang ada sedikit perbedaan disana sini, dari bentuk badan Astri yang sedikit lebih berisi mungkin Karena memang faktor umur, atau mata astri yang agak sedikit lebih sipit dari Desy Ratnasari yang asli, namun secara keseluruhan mereka memang tak berbeda jauh.

    “Loh kok diem aja Din? Ini ambil bajunya, kamu ganti di kamar mandi gih.” Ujar Astri sembari masih asik mengeringkan rambutnya dengan handuk.

    “I-iya bu..”

    Udin pun menghilang kedalam kamar mandi untuk berganti baju. Astri dengan santai memunguti baju basah Udin dan membawanya kebelakang ke tempat cucian untuk sekedar dijemur.

    “Udah ganti bajunya din? Baju kamu ibu jemur dulu ya di belakang biar kering.”

    Udin hanya mengangguk-angguk sambil duduk dengan canggung mengenakan kaus dan celana basket longgar. Astri tersenyum kecil melihat Udin yang sedari tadi berusaha untuk tidak memandangi Astri.

    “Kenapa kamu din? Kok kaya heran gitu ngeliatin Ibu. Heran ya baru kali ini liat ibu ga pake kerudung? Hehe”

    Udin hanya tersenyum kecut menanggapi candaan Astri. Memang agak sedikit kaget Udin dibuatnya. Astri yang kerap berkerudung sopan hingga mengenakan kauskaki tipis, kini melenggang santai hanya mengenakan daster kutung (daster tanpa lengan) sebatas dengkul.

    “Gapapalah Din, sekali-kali ini. Lagian didalem rumah juga ga ada yang liat. Yang liat juga kan kamu aja ga ada orang lain.” Hibur Astri lagi sambil tersenyum lembut.

    Setelah itu Astri dan Udin pun makan dengan khidmat dengan lauk seadanya di meja makan. Pelan-pelan Udin bisa menyesuaikan diri kembali dan merekapun berdua asyik mengobrol seperti biasanya. Di luar hujan masih terus menggelegar, Astri mengintip keluar dari balik jendela mengamati air yang tercurah begitu banyaknya dari langit.

    “Untung aja tadi ya Din, ibu ngeliat kamu. Coba liat nih, ujannya masi ga berenti juga malah makin deres. Bisa banjir ni komplek.. ckck” Ujar Astri sambil memijat-mijat tengkuknya sendiri.

    “Iya bu..” Jawab Udin pelan.

    “Duh kayanya ibu masuk angin deh, tengkuk ibu berat banget ini rasanya. Kamu bisa ngerok ga din?” Keluh Astri.

    Udin hanya menggeleng pelan.

    “Tapi jangan dikerok juga sih, nanti heran lagi suami saya kok bisa ada yang ngerok? Bisa berabe.. hahaha. Ibu minta tolong pijitin aja ya din?” Pinta Astri lagi sembari beranjak kedalam kamar mencari minyak urut. “Sini aja Din, masuk nggapapa..” Panggil astri lagi dari dalam kamar.

    Udin melangkah dengan lambat, masih ragu karena merasa tidak enak, untuk pertama kalinya ia masuk kedalam kamar tidur orang lain tentu saja menimbulkan rasa canggung.

    “Nih minyak urut din, kamu olesin aja nih ke pundak sama leher belakang ibu. Tolong yah?” Ujar astri sembari bersendawa sendiri yang kini sudah duduk di pinggir kasur.

    Udin mau tidak mau mengikuti permintaan Astri. Dengan hati-hati udin menumpahkan sedikit minyak angin ke permukaan tangannya dan mengusap tengkuk astri pelan.

    “Hmm.. anget. Iya gitu din, agak dipencet-pencet Din.”

    Dengan patuh Udin menuruti komando astri. Sempat terpesona udin oleh halus lembutnya kulit astri yang selama ini selalu terbalut kerudung. Namun dientaskannya pikiran itu jauh-jauh. Astri mengangguk-angguk terpejam menikmati urutan Udin.

    “Din, sambil tiduran bisa ngga din? Ibu pegel juga duduk nyamping gini.” Tukas astri cepat. Dengan santainya astri melengos dan menelungkupkan wajah berbaring tengkurap diatas kasur.

    Udin lagi-lagi tercekat menelan ludah melihat Astri dalam posisi seperti itu. Masih dengan takut-takut udin bergerak ikut naik keatas kasur. Astri kemudian melebarkan kedua kakinya memberikan ruang bagi Udin untuk bersimpuh diantara kakinya. Sekelebat putih halusnya paha dalam astri membuat jantung udin berdegup kencang. Udin mulai meraba pelan punggung astri dan mulai memijitnya perlahan.

    “Hmm iya din gitu din.. kuat juga ya pijitan kamu..” ujar astri sembari tetap telungkup dan memejamkan mata. “Atasan lagi din di pundak kaya tadi.” Pinta astri lagi.

    Udin dengan agak kesusahan mencondongkan diri makin kedepan berusaha meraih pundak astri. Meski astri sudah melebarkan kakinya tetap saja udin kesulitan karena mau tak mau udin harus makin merapat diantara sela kaki astri. Dan benar saja, baru ketika udin hendak memajukan badannya, tanpa sengaja tubuh bagian bawah udin menyenggol pantat astri.

    “M-maap bu, p-permisi.” Tukas udin cepat-cepat. Astri hanya terkekeh kecil karena canggungnya udin. “Iya gapapa, cepet pijit lagi.” Jawab astri tak sabar.

    Udin kembali memijat sambil berusaha menahan bagian bawahnya agar tidak menyenggol lagi. Namun tentu saja sia-sia karena posisinya tidak memungkinkan. Sehingga udin berupaya agar tidak terlalu sering menempel ke pantat astri. Diam-diam udin juga berusaha sekuat tenaga agar tidak terbangun dedek kecilnya, karena jujur saja lembutnya pantat astri mau tak mau merangsang kemaluannya jadi terbangun. Tiap kali menempel rasanya darah di dalam diri udin berdesir.

    Astri juga sebenarnya mengetahui udin yang berusaha keras menahan diri dan tetap sopan. Astri tahu betul di umur segitu baik udin maupun anak tertuanya sudah mulai menjalani proses menjadi dewasa dan tertarik dengan lawan jenis, sehingga astri paham betul apa yang dialami udin saat ini. Namun astri diam-diam saja, malahan agak sedikit geli melihat udin seperti itu. Akhirnya astri menyuruh udin untuk santai saja.

    “Udah din gapapa, nempel dikit juga gapapa kok.” Ujar astri sambil tetap telungkup.

    Udin tidak langsung menjawab dan hanya diam saja. Akhirnya udin memberanikan diri untuk mengiyakan perkataan astri.

    Udin akhirnya mencondongkan badannya kedepan dan menempelkan tubuh bagian bawahnya ke pantat astri. Udin malu-malu menghela napas ketika ia merasakan burungnya melekat tepat di tengah-tengah pantat astri yang lembut. Begitu pula astri yang akhirnya merasakan bonggolan kenyal di bagian belakangnya. Astri agak terkekeh merasakan burung udin yang sudah setengah mengeras. Dasar anak muda, pikir astri dalam hati.

    Namun dengan begitu tak lantas membuat udin malah menjadi biasa saja, justru kebalikannya udin makin tersiksa menahan ereksinya. Udin berusaha mengalihkan perhatiannya dengan berpikir hal yang lainnya. Namun sialnya di sisi kasur terdapat cermin berukuran besar yang melekat di lemari. Tatkala udin melirik, ia melihat dirinya seakan tengah berhubungan badan dengan astri dalam posisi seperti itu. Udin jadi makin tercekat dan sialnya hal tersebut malah membuat ereksi udin makin menjadi-jadi.

    Astri yang tadinya setengah mengantuk malah jadi melek terbangun merasakan gundukan lembek di pantatnya kini malah membongkah. Diam-diam astri jadi merasa agak geli-geli juga tiap kali burung udin yang menempel erat di pantatnya berkedut pelan. Namun astri memilih diam saja karena apabila ia bergerak membetulkan posisinya, udin pastri jadi malu sekali. Jadi astri memilih untuk diam saja berpura-pura tidur.

    Di lain pihak udin sudah merah padam wajahnya, keringat dingin mengalir di lehernya. Udin memilih untuk menunduk saja mengalihkan pandangannya kebawah. Namun udin kaget bukan kepalang manakala ia mengetahui ujung bawah daster astri sudah setengah tersingkap keatas. Sekilas udin bisa melihat bongkahan pantat astri setengah mengintip dari sisi dasternya. Udin merasa terpaku takut untuk bergerak namun juga takut untuk berhenti. Takut malah apabila ia berhenti dan membetulkan dasternya, astri malah terbangun dan memergokinya.

    Astri awalnya tidak merasa ujung dasternya tersingkap ketas, dan samasekali lupa ia tak mengenakan celana dalam waktu itu. Sehabis mandi ia buru-buru mengenakan baju dan mencarikan baju untuk udin hingga ia terlupa. Namun suatu saat tiba-tiba astri merasa geli di bagian bawah tubuhnya, manakala ujung bonggol udin yang mengeras dari balik celana menggosok permukaan kemaluannya yang tak tertutup apa-apa. Astri agak panik, namun tak berani untuk bergerak maupun bersuara manakala tiap kali udin bergerak, ujung kemaluan udin menggosok lembut bibir kemaluannya. Astri terdiam menggigit bantal berusaha agar tidak bersuara samasekali.

    Sekali, dua kali, tiga kali, hingga berkali-kali, lama kelamaan memberi efek yang makin intens dalam diri astri. Badannya jadi lemas keenakan oleh gesekkan udin. Matanya jadi pelan-pelan sayu, khidmat menerima tiap gerakkan yang ditimbulkan oleh udin. Apalagi saat itu udin hanya menggunakan boxer tipis tanpa celana dalam, yang tentu saja terasa oleh kemaluan astri terutama setelah menjadi semakin sensitif akibat gesekkan ujung penis udin. Astri hanya bisa berharap udin tidak merasakan badan astri yang kaku menahan gelinjang tiap kali udin menyenggol kemaluannya, dan tidak menyadari kemaluannya yang kian berembun akibat gesekkan tersebut.

    Hingga akhirnya pada suatu ketika astri yang sudah begitu lemas tak berdaya merasa udin menghentikan aksinya. Kesadarannya yang sudah hampir setengah menipis sedikit bangkit kembali. Hati kecilnya bertanya-tanya kenapa udin malah menghentikan aksinya disaat ia sudah nyaris pasrah dalam kenikmatan. Namun pertanyaannya terjawab tak lama berselang ketika kembali astri merasakan sensasi geli itu datang lagi, namun kali ini astri dapat merasakan jelas hangat daging keras udin bersentuhan langsung dengan kulitnya.

    Astri terbelalak namun tetap terdiam meskipun kaget. Kembali digigitnya bantal dibawah mukanya itu kencang-kencang. Astri tak menyangka udin berani berbuat sejauh ini. Terdengar napas udin yang juga agak tersengal-sengal dibelakangnya. Entah mengapa dalam kepanikan seperti itu astri memilih untuk diam mematung ketimbang menghentinkan aksi udin. Mungkin astri juga sudah terbuai keenakan, entah karena alasan lainnya. Yang jelas astri merasakan badannya kembali lemas digelitiki rasa geli ketika udin kembali menggesekkan moncong kemaluannya di bibir kemaluan astri yang kini tak lagi dihadang celana.

    Udin merasa kepalanya begitu berat, dan sekelilingnya semakin kabur. Nafasnya memburu dan gelora nafsunya tidak bisa lagi dibendung. Apalagi ketika ujung penisnya merasakan hangat daging kemaluan astri yang mulai mengeluarkan sesuatu. Tangannya tak lagi memijat pundak astri melainkan menahan beban tubuhnya di sisi kanan dan kiri tubuh astri. Tiap gesekan seakan membuat kemaluan astri merekah lebih lebar dari sebelumnya. Kemaluan udin seperti ikut ketagihan ingin mencicipi terus lubang astri yang seakan-akan memanggil manggil dirinya.

    Rangsangan yang amat lembut dan pelan itu membuat akal sehat astri dan udin buyar entah kemana. Udin dan astri diam-diam makin larut dalam cumbuan malu-malu kemaluan mereka. Astri yang juga sudah kegatalan jadi terbayang-bayang apabila udin benar-benar memasukkan batangnya kedalam kemaluannya. Badannya jadi merinding membayangkan apabila hal itu benar terjadi.

    Kemaluan astri yang merekah itu seakan memancing kemaluan udin untuk bergerak masuk. Udin secara naluriah kini tak hanya menggesekan pucuk senjatanya saja, namun juga mulai menekan lembut kedepan. Kemaluan astri yang semakin lembab membuat ujung penis udin semakin mudah membelah dan membukanya. Astri juga ikut merasa bibirnya kemaluannya merekah tiap kali udin menempelkannya dan sedikit mendorongnya kedepan. Astri serasa melayang tiap kali udin melakukan hal tersebut.

    Pelan tapi pastri, udin mendorong pelan dan menariknya moncong kemaluannya lagi kebelakang. Baik astri dan udin menyadari tiap kali kepala helm itu masuk semili lebih dalam tiap kali udin merangsek maju. Udin yang sudah tidak lagi berpikir sehat, terus berusaha menerobos maju lebih dalam, membuat astri dibawahnya menggigit jarinya was-was tak sabar. Hingga akhirnya di puncak birahi mereka, kepala jamur merah itu berhasil mendobrak masuk.

    Napas udin serasa tercekat didada ketika ujung kemaluannya hilang terhisap masuk kedalam rongga kemaluan astri. Waktu seakan berhenti ketika akhirnya astri merasakan kemaluannya menjepit mesra bonggol milik udin. Astri ingin mendesah sekuat tenaga namun ditahannya. Akhirnya setelah disiksa begitu lama astri merasa plong dan lega, kemaluannya yang sudah begitu gatal bisa merasakan bonggol yang sedari tadi meluluh lantakkan imannya.

    Udin yang kini akhirnya berhasil mengecap lubang indah milik astri itu kini tak lagi mau menariknya keluar. Ingin rasanya udin memasukkan batangnya selama mungkin disana. Rasa nikmat yang dirasakannya mendorong udin memasukkannya lebih dalam lagi, hingga seluruhnya diselimuti oleh kemaluan astri. Dengan sangat hati-hati udin yang masih mengira astri tertidur itu melesakkan kemaluannya maju. Astri begitu terbuai dalam kenikmatan. Dalam gerakan lambat seperti itu Ia dapat merasakan dengan seksama tiap kerut dan urat batang udin di dinding kemaluannya. Baru kali itu rasanya astri menikmati ditembusi kemaluan seperti itu.

    Hingga akhirnya udin menghela napas tertahan manakala ia melihat sisa batangnya menghilang masuk kedalam rongga kemaluan astri. Udin mengerjap-ngerjapkan matanya terhipnotis oleh sensasi yang baru kali itu ia rasakan seumur hidupnya, ketika segenap rongga kemaluan astri membungkus batangnya erat-erat tak lepas. Hangat, becek, lembut menjadi satu. Diam-diam astri juga menggigit bibirnya manakala akhirnya batang kemaluan udin masuk hingga mentok, berjejalan didalam rongga kemaluannya yang berkedut manja. Didorong oleh nafsu yang tak lagi terbendung, udin menggerakkan pinggulnya seakan berusaha mengeksplorasi segenap isi liang kemaluan astri. Astri tak kuasa ikut menggoyangkan pinggulnya pelan akibat gocekkan udin.

    Astri tanpa sadar mengangkat pinggulnya sedikit keatas, seakan membenarkan posisi penetrasi udin. Udin yang juga sudah tak sadarkan diri, tak lagi memperhatikan gerakkan pinggul astri, hanya mengikuti naluri alaminya untuk mulai menggerakkan pinggulnya maju dan mundur. Dengan lembut udin menarik pinggulnya mundur hinggga batangnya tertarik keluar, dan kemudian mendorongnya lagi masuk kedepan. Udin mendesis merasakan nikmat gesekkan antara batangnya dan dinding kemaluan astri yang basah.

    Astri yang juga telah terbuai genjotan udin, menggigit sarung bantalnya hingga basah. Matanya membeliak keatas menikmati sodokan senjata udin. Pinggul astri secara otomatis bergerak semakin keatas hingga setengah menungging, yang kemudian dipegang oleh kedua tangan udin seperti sedang menunggangi kuda. Bunyi kecipak basah karena gesekkan kemaluan mereka mulai nyaring terdengar di seantero kamar, terlebih lagi karena hujan sudah usai diluar sehingga bunyinya semakin jelas menggaung.

    Mereka berdua makin bergelora oleh percintaan terlarang itu. Astri dan udin lengah oleh bisikkan setan. Astri merasakan kenikmatan seksual yang belum pernah ia alami sebelumnya. Apalagi semakin ia berusaha mengingat-ingat bahwa ini adalah suatu hal yang salah, semakin birahinya memuncak. Ia tengah berselingkuh dengan seseorang diluar pernikahannya, dan orang tersebut masih seumuran dengan anak sulungnya.

    “Oh tidak, aku tengah bercinta dengan udin. Ouhgg aku akan klimaks.. ohh oohhh!” jerit astri dalam hati.

    Astri mencengkram bantal kuat-kuat ketika dari dalam kemaluannya mengalir cairan tak dikenal. Kedutan liar kemaluan astri yang tengah orgasme hebat membuat udin tak lagi bisa menahan ejakulasinya.

    “Mhh..b-bu astri.. b-bu.. u-din mau..ma—“

    Mereka orgasme nyaris berbarengan. Ketika astri menyiram kemaluan udin dengan cairan cintanya, udin membalas menyemprotkan spermanya banyak-banyak kedalam rahim astri. 3-4 kali semprotan yang luar biasa melimpah, diserap semuanya oleh kemaluan haus astri. Udin diam mematung menikmati ejakulasi yang paling nikmat yang ia pernah rasakan, hingga akhirnya batangnya mengempis dan terlepeh dengan sendirinya dari dalam kemaluan astri.

    Astri mendengus pelan tatkala ia kembali turun dari langit ketujuh. Udin yang juga akhirnya kembali kesadarannya, berubah panik dan pucat manakala ia melihat spermanya mengalir pelan dari dalam kemaluan astri jatuh hingga ke kasur. Didorong oleh rasa takut, udin segera meloncat dari atas kasur. Ia nyaris terjerembap sangking lemas dengkulnya ia rasa. Seperti maling yang ketahuan, udin segera berlari keluar secepat mungkin kabur dari kamar dan keluar rumah meninggalkan astri yang juga masih terhuyung lemas dan kebingungan karena udin telah hilang entah kemana.

    To Be Continued (?)

  • Hilangnya Perawanku Di Toilet Mall

    Hilangnya Perawanku Di Toilet Mall


    1715 views

    Duniabola99.org – Seorang Mahasiwi yang masih Virgin diperkosa preman Di toilet Mall, akibat tidak mau memberikan uang receh kepada preman yang meminta uang didalam metromini.

    Pada hari siang itu seperti biasa udara di Jakarta sungguh panas sekali. Terlihat sebuah metromini kumuh angkutan antar kota khas kota jakarta yang masih menunggu para penumpangnya di depan sebuah gedung di daerah Jakarta utara. Terlihat sekali para penumpang yang sudah ada didalam metromini merasa bosan dan kesal kaerena kepanasan. Daftar Poker

     

    Namun harus bagaimana lagi, supir metromini yang mempunyai keluarga juga harus mencari penumpang lebih banyak agar cukup untuk menghidupi keluarganya dirumah. Tidak ada kata lain selain harus bersabar untuk para penumpang penumpang. Bebrapa waktu metrominipun dimasuki oleh seorang pria yang berpakain lumayan rapi yang nampaknya preman daerah situ.

    Panggil saja namanya Feri, dengan wajah memerah dan nafsasnya yang berbau minuman kerasa, mulailah dia beraksi untuk meminta sumbangan pada para penumpang,

    “ Selamat siang bapak,ibu,mas,dan mbak, saya disini mau meminta sumbangan, saya tidak meminta uang lembaran, namun hanya meminta recehan saja, ” ucapnya dengan mulut yang berbau minuman.

    Setelah berkata seperti itu, Feri-pun segera mengambil sebuah plastic bekas bungkus permen lalu mulai berjalan menujuke para penumpang dari belakang untuk menadahkan kantong plastiknya agar para penumpang memeberi uang recehan kepadanya. Memang sih preman itu tidak memaksa, terbukti para penumpang sebagian ada yang memberi da nada juga yang tidak.

    Sampai pada akhirnya dia sampai ke tempat duduk seorang mahasiswi yang sedak asik bermain dengan smartphoneya, nampaknya mahasiwi itu tidak sadar kalau Feri sudah di depannya dan menadahkan tangan untuk meminta uang receh kepada mahasiwi itu,

    “ Ehemmm… jangan maen handphone mulu, amal dong minta recehnya dong Mbak, !!!, ” ucapnya dengan nada santai sembari mencolek lengan mahasiswi itu.

    Feri mencolek mahasiwi itu agar dia menyadari bahwa dia meminta recehan pada pada mahasiwi itu,

    “ Apaan sih nyolek-nyolek segala, nggak ada nggak ada, gue nggak ada receh , ” kata mahasiswi itu denganb juteknya.

    Panggil saja nama mahasiswi itu sebut saja Rissa. Rissa yang merasa risi dengan preman itu kemudian diapun bergegas berdiri lalu pindah duduk ke bangku depan dekat supir metomini. Melihat sikap Rissa yang seperti itu Feri-pun kesal, matanya melotot dan dalam hatinya berkata,

    “ Sialan gue dicuekin sama anak bau kencur, awas lo nanti,”.

    Feri yang begitu kesal saat dia sudah selesai memintarecehan kesemua penumpang dia tidak langsung turun dari metromini, Feri saat itu tetap didalam metromini namun dia duduk dibangku belakang. Beberapa saat metromini-pun berjalan, Rissa yang berada di bangku paling belakang terus mengawasi Rissa yang ada didepan, hal itu tida disadari oleh Rissa.

    Metromini terus berjalan lagi, sampai pada akhirnya metrominipun berhenti didepan sebuah Mall untuk mencari penumpang lagi. Sebagian Penumpang-pun ada yang turun Di mall itu begitu pula Rissa. Melihat Rissa yang turun Ddi Mall itu, dari kejauhan dia membuntuti Rissa tanpa sepengetahuan Rissa.

    Dia terus membuntuti Rissa yang sedang berbelanja keluar-masuk beberapa outlet yang ada didalam Mall. Feri terus memperhatikan membuntuti Rissa dari kejauhan dengan rasa kesal dan penuh dendam. Sampai pada saatnya Rissa-pun menuju kesebuah toilet yang letaknya berada dipojok gedung, dan kebetulan saat itu suasana toilet sedang sepi sekali.

    Melihat hal itu Feri pun mengikuti Rissa ke Toilet sembari berkata,

    “ Mampus Loe, bakal gue perkosa lu didalem toilet itu, ” ucapnya pelan sembari membuntuti Rissa.

    Nampaknya saat itu Rissa tidak sadar sedari tadi terus dibuntuti oleh Feri. Denganpenuh dendam Feri pun melihat sekeliling, apakah aman atau tidak. Setelah beberapasaat memeperhatikan, dia memastikan bahwa akanaman jika dia mencabuli Rissa di toilet nanti. Sat itu Rissa-pun segera masuk kedalam Toilet, setelah memastikan Di toilet itu tidak ada penjaga Feri pun menyusul Rissa.

    Bisa dibayangkan para pembaca, toilet Mall pasti hanya ada satu pintu masuk dandidalamnya ada beberapa toilet. Sebelum masuk kedalam toilet Feri meliha sebuah kursi yang ada didepan pintu masuk toilet. Melihat hal itu Feri pun membawa kursi itu masuk ke toilet dan menganjal pintu masuk dengan kursi dari dalam Toilet.

    Dia melakukan hal itu dengan maksud agar tidak ada orang yang bisa masuk ketoilet selain mereka berdua. Feri kemudian bersembunyi kedalam kamar toilet yang kosong sembari menunggu Rissa selesai buang air kecil. Beberapa saat Feri menunggu, tselang beberapa menit terdengar pintu toiet yang dimasuki Rissa terbuka,

    “ Ceklek…., ” suara kancing pintu terbuka.

    Mendengar hal itu Feri pun mulai mengintip dia dari dalam toilet dengan memanjat closet duduk. Saat itu dia melihat Rissa sudah keluar dan saaat itu dia melihat Rissa sedang merapikkan rok-nya di depan kaca yang dekat wastafel toilet,
    “ Ini dia saatnya, mampus loe, bakal nangis darah loe hari ini, ” ucapnya dalam hati.

    Melihat kesempatan itu, dengan cepatnya Feri keluar dari kamar toiletnya lalu berlari ke arah Rissa. Dari belakang dengan cepatnya Feri mengalungkan tanganya keleher Rissa, lalu Rissa dibantin hingga jatuh kelantai toilet. Rissa yang tidak mengetahui kehadiran Feri saat itu dia sungguh shock dan kesakitan karena di terbanting kelantai toilet.

    Saat itu Rissa yang ketakutan mencoba berdiri, namun dengan gesitnyaFeri pun memukul perut dan tengkuk Rissa dengan kencangnya,

    “ Bugggg… Bugggg…, ” suara pukulan Feri.

    “ Aow.. Aduh… sakit bang… ampun Bang…. Aow…, ” ucapnya kesakitan karena pukulan Feri yang kuat itu.

    “ Udah diem Loe, jangan banyak bacot, !!! awas kalau sampai loe teriak bakal gue bunuh loe disini, ” ucapnya mengancam Rissa.

    “ Iya Bang, Ampun Bang, maafin saya Bang… Saya bakal kasih uang berapapun asalkan Abang melepaslkan saya, ” ucapnya ketakutan sembari terduduk dilantai dan memegangi perutnya yang kesakitan.

    “ Arggghhhh… udah diem loe, gue nggak butuh duit loe, ” ucapnya dengan nada kesal dan penuh dendam.

    Bisa dibayangkan seorang wanita mungil, bertubuh sintal seperti Rissa dipukul oleh Feri yang tinggi dan badanya lumayan kekar, pasti dia tidak akan berkutik. Feri yang sudah dibutakan dengan rasa dendam dia lalu menariknya keluar kearah toilet wanita dan masuk kearah ke Toilrt Pria. Setelah mereka berdua berada didalam toilet Pria, Feri -pun kembali mengganjal pintu.

    Saat itu benar-benar sepi suasana toilet Mall itu, tanpa rasa Khawatir Feri segera-pun meminta Rissa untuk melepas seluruh pakaianya,

    “ Sekarang Loe lepas pakaian loe, asal loe nurut gue nggak bakal bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.

    Karena melihat suasana yang sepi itu Rissa berfikir hari itu tidak akan ada yang menolongnya, dia sungguh ketakutan luar biasa. Dalam hatinya berkata, kalau aku tidak menurutinya pasti dia akan benar-benar membunuhku. Lalu,

    “ Iya bang…Huwww… , ” ucapnnya dengan menangis ketakutan.

    Dengan terpaksa saat itu dia-pun segera meletakan tasnya lalu segera melepas semua pakaianya, hingga dia hanya memakai BH dan celana dalam saja. Feri namapnya tidak puas dengan Itu,

    “ Woy itu BH sama Cd juga dilepas, ” ucapnya meminta agar Rissa telanjang bulat.

    Tanpa bisa melawan dan berkata apa-pun Rissa-pun menuruti keinginan Feri dengan terus menangis tersendu-sendu. Ditengah Rissa sedang melepas BH dan celana dalamnya Feri mengeledah tas Rissa, tidak disangka ditas Rissa ada semacam kain panjang berwarna hitam. Karena menemukan itu Feri mempunyai ide untuk mengikat tangan Rissa,

    “ Krekkkkkkkkkkkk…, ” suara kain yang terobek menjadi 2 bagian.

    “ Nah gitu dong kalau nurut kan enak, ” ucapnya kegirangan.

    Rissa saat itu hanya bisa diam dan menutupi payudara yang montok dan kewanitaannnya dengan kedua tanganya. Rasa kesal Feri yang menggebu gebu tadi, seketika berubah menjadi hawa nafsu setelah melihat keindahan tubuh Rissa,

    “ Wah… montok banget yah buah dada Loe, enak tuh kalau dikenyot, hahahah… Apalagi memek loe itu, beuhhh pasti nikmat banget yah kalau gue masukin kontol gue ini, ” ucapnya girang penuh nafsu birahi.

    “ Tolong bang jangan perkosa aku, aku masih perawan bang, hu…uuu…uu.., ” ucapnya memohon ampun sembari menangis.

    “ Ah banyak bacot Loe, awas kalau loe sampai ngelawan, gue bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.

    Mendengar ancaman Feri Rissa-pun sudah tidak berani melawan ataypun berkata sepatah kata-pun kepada Feri. Setealh itu Feri pun segera mengikat kedua tangan Rissa dengan kain yang dirobeknya. Kedua tangan Rissa dibentangkanya lalu diikatkan pada tempat kencing untuk laki-laki. Setelah diikat kedua tangnya, Feri-pun segera membuka resleting celananya,

    “ Sekarang loe hisap nih kontol Gue, inget jangan sampai kena gigi Loe, ” ucapnya sembari memegang kejantananya dan mengarahkan ke mulut Rissa.

    Rissa yang hanya bisa pasrah sat itu hanya bisa menuruti saja. Posisi Rissa saat itu berada disela tempat kencing pria semabri jongkok dan tangan terikat. Dengan penuh rasa ragu Rissa membuka lebar-leabr mulutnya. Melihat ,ulut Rissa sudah Terbuka Feri pun segera memasukan kejantanan-nya kedalam Rissa,

    “ Hisap pelan-pelan kontol Gue yah, nanti lama-lama loe juga mahir sendiri, ” ucapnya sembari memajumudurkan penisnya didalam mulut Rissa.

    Dengan perlahan Rissa-pun mulai mengkulum penis Feri. Dikulumnya secara perlahan agar tidak terkena gigi-nya,

    “ Oughhhh… nah gitu ngisepnya… jago juga ternyata Loe yah, Sssssshhh… Aghhhh…, ” ucap nikmat Feri.

    Saat itu Rissa hanya bisa menagis saja sembari terus mengkulum penis Feri. Feri sering mendesah nikmat saat kejantananya dikulum oleh Rissa. Melihat payudara Rissa yang montok dan kencang Feri pun tidak mau menyia-nyiakanya. Dengan sedikit membungkuk dia mulai meremas remas payudara Rissa,

    “ Eughhh… Ssshhhhh…, ” desah Rissa tertahan karena mulutnya dipenuhi kontol Feri.

    Nampaknya Rissa juga merasa nikmat dengan remasan Feri pada payudaranya. Sembari terus memaju mundurkan penisnya didalam Mulut Rissa, Feri terus meremas dan sesekali dia memelintir putting Rissa,

    “ Ughhhhh… Sssssshhhh… Eummm…, ” desah Rissa sembari terus mengkulum penis Feri.

    “ Hha, nampaknya loe udah mulai nikmati permainan sex kita, bagus deh kalau gitu, ” ucapnya senang melihat Rissa yang mulai menikmati permainan sex mereka.

    Tubuh Rissa mengelincang, dia mengerakan pinggangnya kekanan dan kekri sembari terus mengkulum. Merasakan rangsangan yang diberikan Feri Rissa-pun mulai menggila, tanpa harus dikomado lagi Rissa mengkulum penis Feri dengan lihaynya,

    “ Oughhh… Ahhhh… enak banget kuluman loe, terus kulum kayak gtu… Aghhhh…, ” ucap Feri puas dengan sepongan Rissa yang mulai mahir.

    Beberapa saat merekamelakukan hal seperti itu. Bosan dengan kulumn Rissa Feri pun segera mencabut penisnya dari mulut Rissa. Kemudian dengan cepatnya dia berjongkok didepan Rissa. Jadi posisi mereka saat itu jongkok dan berhadap-hadapan. Melihat Memek Rissa yang meerah merekah dengan seidikit bulu kewanitaan, Feri pun memainkan jarinya pada bibir vagina Rissa,

    “ Oughhhh… Bang… Ssssshhhh… Eughhhh…, ” desah Rissa.

    Nampaknya Rissa mulai merasa nimat dengan perlakuan cabul Feri, seakan dia lupa bahwa saat itu diasedang diperkosa. Feri terus memainkan Vagina Rissa, dia memainkan klitoris Resy hingga basah dengan lendir kawinya. Mengingat perkataan Rissa katanya dia masih perawan, dia-pun mulai mencoba memasukan jarinya keliang vagina Rissa,

    “ Sluppppp… Aowww…. Sakit bang… Shhhhhhhhh…, ” ucap Rissa kesakitan.

    “ Wah kamu benar-benar perawan yah, beruntung sekali aku dapet perawan seperti kamu…, ” ucapnya puas.

    Setelah memasukan jarinya kedalam liang senggama Rissa Feri mencabut kenali jarinya. Dalm hatinya berkata, Rugi nih kalau keperawan cewek ini aku hilangkandengan jariku. Lalu Feri pun segera melepas ikatan tali Rissa,

    “ Sekarang kamu tiduran dilantai, tuh pakaian kamu buwat alas, ” ucap Feri.

    Tanpa menjawab Rissa-pun mengikuti permintaan Feri. Dia segera mengambil pakainya untuk alas dan segera merebahkan tubuhnya dilantai. Tanpa banyak berfikir Feri yang sudah bernafsu kemudain segera membuka celana beserta celana dalamnya, lalu dia membuka lebar-lebar paha Rissa kemudian memposisikan tubuhnya disela paha Rissa.

    Rissa hanya menurut saja dengan kemauan Feri, entah dia sudah mulai menikmati atau dia menuruti karena ketakutan. Dengan penuh birahi Feri mulai mengesek-gesekan penis-nya pada bibir vagina Rissa yang sudah basah dan dia juga menciumi leher sampai berkahir pada payudara Rissa,

    “ Oughhh…. Bang… Shhhhh… geli bang… Ahhhhh… Uhhhhh…, ” racau Rissa nampak menikmati perlakuan cabul Feri.

    Feri pun terus menjilati hampir semua utubuh Rissa. Mahasiwi mungil bertubuh pada itu meliak liukan tubuhnya karena kegelian dengan jilatan dan gesekan penis Feri pada kewanitaanya. Memek Rissa semakin basah saja dengan lendir kawinya, dan Feri pun semakin gila memberi rangsangan kepada Rissa.

    Melihat Rissa yang sudah sangat terangsang, dan vagina-nya juga sudah penuh lendir kawin, maka saat itulah Feri mulai mencoba membenamkan kejantanannya,

    “ Sleppp…. AOwwwwww…….. sakitttttttttttt….. sakit bang…Eughhhh, ” jerit Rissa pelan.

    Saat itu yang masuk baru kepala penis Feri saja,

    “ Sempit sekali yah memek kamu, memek perawan memang tidak ada duanya, ” ucapnya semabri mencabut penisnya lagi.

    Feri mencoba mengeluarkan masukan penisnya dengan perlahan, terus menerus Rissa mencoba menjebol keperawanan Rissa. Rissa terus merintih kesakitan ditengah Rissa mencoba merenggut keperawanannya. Setelah beberapa kali mmencoba, dengan batang kejantanan yang kuat dan sudah ereksi maksimal Feri menusukan penisnya,

    “ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb…………. Eughhhhhhhhhhhh……. Sakit banggggg…. Aowwwwwwww….., ” jerit Rissa pelan sembari tanganya mencengkram kuat-kuat lengan Feri.

    “ Oughhhh…. Akhirnya jebol juga keperawanan kamu, hahaha…, ” ucapnya puas sembari mendiamkan penisnya tertanam dalam-dalam di liang senggama Rissa.

    Sejenak Rissa mendiamkan kejantanannya tertanam dalam di vagina Rissa. Feri sengaja memberi waktu sesaat kepada Rissa agar rasa sakitnya sedikit hilang. Setelah kira-kira 2 menit, Feri pun mulai mengenjot vagina Rissa dengan perlahan. Pelan-pelna namun pasti,

    “ Oughhh… Huhhhh… Sakit bang, pelan-pelan bang… Aghhh…, ” ucap Rissa kesakitan.

    Feri tidak berkata sepatah katapun, dia hanya terus memaju mudnurkan penis-nya di dalam liang senggama Rissa. Seiring keluar masuknya kejantanan Rissa, penisnya berlumur darah perawan bercampur dengan lendir kawin mereka. Rissa dengan konstan terus menggenjot Vagina Rissa,

    “ Oughhh… nikmat sekali memek kamu sayang… Aghhh…, ” ucapnya nikmat sembari terus menjajah memek Rissa dengan penisnya.

    “ Eughhh.. Eummmm… pelan aja bang, memek aku nyeri rasanya… Oughhh…, ” desah Rissa masih merasa nyeri karena dia baru saja kehilangan keperawananya.

    Sekitar 10 menit Feri menggenjot denagn perlahan. Nampanya Rissa sudah mulai tidak kesakitan lagi. Saat itu dia terus mendesah nikmat, bahkan dia menaik turunkan pinggangnya mengikuti irama tusukan penis Feri pada vaginanya,

    “ Gimana enak kan ??? udah nggk sakit lagikan… Oughhh…, ” ucap Feri kepada Rissa.

    Saat itu Rissa hanya mengangguk saja, itu tanda Rissa sudah tidak kesakitan. Feri terus memaju mundurkan penisnya, ditengah hubungan sex mereka tiba-tiba saja tubuh Rissa bergetar, pahanya dirapatkan dan himpitan vaginaya diperkuat,

    “ Ahhhhhhhhhhhh…. Aku pipis bang…. Aghhhhh…, ” ucapnya sembari memejamkan mata dan kepalanya mendongak keatas.

    “ Dasar cupu Loe, itu namanya loe orgasme, hahahaha…, ” ucapnya tertawa puas sembari terus menggenjot vagina Rissa.

    Melihat Rissa yag sudah Orgasme, Feri pun semakin bernafsu saja. Memek Rissa semakin basah dengan lendir kawinya. Feri yang saat itu teringat bahwa dia sedang memperkosa Rissa di toilet Mall, dia meulai merasa cemas, dan tan pa buang waktu lalu dia mempercepat genjotan penisnya pada Vagina Rissa.

    Selang beberapa menit, Feri pun merasa dia akan segera klimaks. Makin dipercepat saja hentakan penisnya,

    “ Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk…, ” suara hentakan penis Feri pada vagina Rissa.

    Tidak lama kemudian tubuh Feri mulai mengejang, genjotan penisnya dihentikan, lalu dibenamkanlah dalam-dalam kejantanan-nya didalam laiang senggama Rissa,

    “ Ouhhhhhhhhhhhh…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. , ”

    Akhirnya Feri mendapatkan klimaksnya. Liang senggam rissa terbanjiri dengan sperma Feri yang kental dan banyak sekali. Beberapa saat Feri mendiamkan kejantananya tertanam didalam vaguna Rissa. Setelah menikmati sisa-sisa orgasmenya Feri pun segera mencabut penisnya dari dalam vagina Rissa,

    “ Syurrrrrrr…. Syurrrrrrr…., ”

    Termuntahkanlah sperma yang bercampur darah segar keperawanan Rissa keluar dari kinag senggam Rissa yang merah merekah itu. Vagina Rissa saat itu terlihat merah sekali dengan berlumuran sperma dan darah keperawananya. Rissa terkapar lemas dialntai toilet itu. Karena Feri takut ada yang memergoki perbuatanya, maka dia segera bergegas memakai celananhya kembali.

    Sebelum dia mengancingkan celananya dia sempat mengelap penisnya dengan tissue yang ada di toilet itu. Setalah merasa dia sudah rapi, kemudian dia-pun mengintip suasan didepan pintu toilet. Setelah memastikan aman dengan cepatnya dia-pun kabur dan membiarkan Rissa terkapar lemas di dalam toilet Pria di Mall itu.

    Sungguh nasib yang sial bagi Rissa pada hari itu. Rissa yang sejenak menghela nafas karena lemas setelah diperkosa, kemudian dia-pun segera merapikan diri. Dengan rasa perih pada vaginanya karena diperawani dia-pun keluar dari toilet Pria itu untuk segera pulang kerumahnhya. Benar-benar malang Mahasiwi mungil bertubuh sintal itu.

    setelah kejadian itu Rissa dan keluarganya sempat melapor pada pihak yang berwajib , namun percuma saja melapor karena Feri sudah tidak mangkal lagi ditempat biasanya. Semenjak kejadian itu Rissa mepunyai trauma pada setiap preman. Dia selalu memberi uang pada pengamen maupun preman yang ada di metromini tanpa diminta sekalipun.

  • Busty Teacher watches coed teen slut give blowjob before joining for 3 some

    Busty Teacher watches coed teen slut give blowjob before joining for 3 some


    1715 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Seks Aku Di Perkosa Oleh Teman-Temanku

    Cerita Seks Aku Di Perkosa Oleh Teman-Temanku


    1714 views

    Perkenalkan namaku Anggi Nilam Sari panggil saja Anggi umurku msh 19 thn aku duduk di bangku kls 3 SMA dikota Pare-kediri,jawa timur,teman2ku bilang aku ckp seksi dgn ketiak gemuk sprt milik Anis temanku,aku bersekolah di SMPN3 Pare jika kalian ingin bertemu dgn ku ikutilah alamat itu.

    Saat jam istirahat sekolah aku berniat membeli sebuah makanan tp tiba2 aku dipanggil oleh teman2ku yg bernama Bima,Stevi,dan Joki aku dipanggil dan disuruh masuk ke dlm kmr mandi tp aku menolakny
    Joki:”nggi,km masuk aja ke kmr mandi ini.”
    aku:”buat apa?
    Bima:”udah deh masuk aja.”
    tiba2 aku didorong masuk ke kmr mandi yg cukup bsr memang daerah kmr mandi 1 ini cukup sepi.
    Lalu mereka mengikat tangan dan kakiku dgn tali pramuka,mereka membuka semua kancing bajuku dan disingkapkannya rokku lalu mereka melorot cd ku .
    Lalu Bima memasukkan tangannya ke dlm miniset ku dan meremas2 payudaraku yg baru tumbuh.
    Bima:”nggi,payudaramu enak nggi.”
    aku:”ah…ahh…ahh..udah Bim ampun.”
    lalu si Stevi mengusap2 dan meremas2 ketiakku yg gemuk ini aku semakin mengerang.
    Aku:”udah stev ahh…ketiakku geli ahh..payudaraku ahh…sssaakk…iitt.”
    stevi:”tahan nggi ketiakmu baunya wangi skli,km memakai parfum apa nggi?hrs jwb jujur kalo tidak akn ku tampar ketiakmu”
    aku: ahh…rex…on..a stev”
    dan si Joki yg sebelumny diam saja kini dia menjilat2 vagina ku
    setelah sktr 1/2 jam kami tdk mengikuti pelajaran aku terus2an diperlaku sprti boneka.
    Lalu tanpa berlama2 stevi membuatku menungging tubuhku sdh lemas krn orgasme 7x kini posisiku menungging stevi langsung memasukkan penisnya ke vaginaku.
    Stevi:”ahh…nggi memek km seret km msh prawan,ayo jok masukin sklian kontol km ke memek anggi”
    aku:”ahh…jangan…ahhh udah dong ampun ahh sakit”
    lalu tnp berlama2 joki memasukkan penisnya ke vaginaku dan sedangkan Bima memasukkan ke anusku.
    Aku:”ahhh…udah dong temen2 ahh….saakkk..iiittt…ahhh”
    stevi:”ahh…aku kluarin spermaku di memek km syg”
    aku:”ahhh…jgn nanti aku hamil”
    dan “crot..crot..crot” banyak skli sperma stevi kluar di dlm memekku begitu pula dgn joki sdgkn Bima memuncratkan spermanya di anusku lalu aku juga terbujur lemas sm dgn mereka tp mereka langsung memakai baju mereka kembali dan mengusap air mataku lalu mereka memberiku uang 60.000 dan mereka membuka ikatan tali itu lalu stevi berkata
    stevi:”jgn bilang siapa pun awas smp ada yg tau selain kita ber4″ lalu meninggalkanku begitu saja dan menutup pintu kmr mandi yg mereka buat memperkosaku.
    Aku msh merasakan skt di bagian vagina dan anusku ketiakku kini memerah krn sempat di pukul2 oleh mereka.
    Aku langsung memakai cdku dan masuk ke kelas tp sperma mereka ber3 tiba2 kluar dr vagina dan anusku kontan aku langsung membasuhnya bersih.
    Aku memang tdk 1 kls dgn mereka ber3 aku knl mereka karna kami 1 SD dulu dan 1 kelas.
    Aku kembali ke kelas yg banyak teman2ku mumpung tdk ada gurunya aku langsung masuk.
    Dan berlagak tdk terjadi apa2.
  • Pesta Seks Bersama Tante Sexy dan Anaknya

    Pesta Seks Bersama Tante Sexy dan Anaknya


    1713 views

    Duniabola99.org – Pesta Seks Bersama Tante dan Anaknya. Pada bulan Mei itu aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang yang mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita harapkan, apalagi di kota metropolis. Pada malam yang lalu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,
    Hey .. kok .. melamun? katanya.
    Aku sangat kaget sekali menyadari bahwa menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku hanya terdiam beberapa detik.
    Eee .. Ditanya kko sih diam sih? wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,
    Ii .. nii .. Tante aku tersesat pulang nih?


    Ooohh .. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?
    Kemana Tante? tanyaku.

    Gimana jika ke rumah Tante aja yah? Karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.
    Ada cerita di mana, di perumahan yang super elit. Kemudian aku meluncurkan sama anak-anak yang memang pada cantik dan seksinya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertama Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua disebut Sherly kelas 1 SMU dan yang sepertiga dari Poppy kelas 1 SMP, Mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.
    Hanya aku kenal pertama, tapi aku sama bidadari-bidadari yang sedang cantik ini rasanya sudah seperti seseorang yang telah lama berpisah. Lalu kami berlima menonton acara TV yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi sama sama Tante Mey, rasanya Tante ini enggak tenang dan merasa gelisah dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku disampingnya, namun Tante rupanya malu sama anak -anaknya. Tiba-tiba tiba-tiba Tante berkata,
    Hanny, Sherly, Poppy, tidur, tidur malam? yang memang pada waktu itu menunjukkan jam 10.30.
    Memangnya kenapa Mami, filmnya kan belum selesai, kata Mbak Hanny.
    Memang dia kelihatannya sudah matang betul dan apa yang akan dilakukan Maminya terhadap aku? Lalu mereka bertiga masuk ke kamar masing-masing tapi Sherly dan Poppy tidur satu kamar. Dan kejadian yang kurang lebih dari sebulan yang lalu terulang lagi dan sungguh luar dugaan aku.
    Nah dewa sekarang tinggal tinggal di sini, katanya.

    Mrmangnya ada apa tuh Tante? kataku heran.
    Dewa sayang, Tante enggak bisa bertindak bebas karena Tante malu sama anak-anak, begitu timbalnya.
    Dewa mendingan kita ke kamar Tante aja yah, tolong .. temanin Tante malam ini sayang, Tante sudah lama sekali enggak dijamah sama laki-laki, sambil memeluk aku dan memohon,
    Yah sayang? Mau kan? Sialan lagi
    Ii .. Yaa, mau .. Tante? tanggungku gugup. Karena Tante sudah mau menolongku.
    Tiba di kamar Tante rupanya enggak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku, lalu, tapi tidak ada yang sama dengan kekasih yang sudah lama pisah. Tempat tinggal sudah setengah bugil, aku tinggal CD saja dan tante Mey tinggal BH dan CDnya. Tante yang bertanda-nari di depanku untuk membangkitkan gairah nafsu. Wahh .. !! Gile benar nih Tante, kok kayak masih berumur 23 tahun saja yah? gumamku dalam hati. Itu tuh .. Kayak Mbak Hannyalam yang pertama. Sungguh indah tubuh, payudara yang besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang seksi dengan pantat yang runcing ke atas, enak kalau dientot dari belakang? Terus yang paling menggiurkan lagi vaginanya masih bagus dan bersih. Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Tante menari-nari.
    Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya. Aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. Ooohh .. terus .. Tante, gesek .. dan .. Goyang .. yang kerass .. aahh .. oohh .. desahku.
    Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta, kata Tante Mey.
    Lalu tinggallah tanpa ba .. bi .. bu .. langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Tante Mey yang merah merekah dan sudah sangat basah sekali, mungkin sudah terangsang banget karena ternyata habis menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku. Lalu aku menjilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya. Tante mengerang.
    Ooohh .. Eennaakk .. Dewaa .. sayang .. terus .. makan vagina Tante yahh ..?
    Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya.
    Ooohh .. yahh .. eenaakk terus .. Tante .. yang cepet kocokkannya ..?
    Cclluup .. Ccluupp .. Suara penisku didalam mulutnya.
    Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta? Tante Mey meringis memohon.
    Kemudian aku mengambil posisi di atas dengan membuka pahanya lebar. Aku akan memasukan penisku ke dalam vaginanya. Bblless .. Bleess .. Bblleess ..
    Awww .. Yeeahh .. Ssaakiitt .. De .. Waa?
    Kenapa Tante?
    Pelan-pelan sayang, vaginaku kan sudah lama enggak dientot?
    Ooohh ..? jawabku.
    Tahan terbatas yah cinta, biar vagina Tante terbiasa lagi dimasukin penis, katanya.
    Selang beberapa menit,
    Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?
    Ssiipp .. Siap .. !! Tante Mey?
    Memang benar vagina Tante rupanya sudah lama enggak dimasukin penis lagi, sampai 3 kali aku yakin hentakan. Bleess .. Bless .. Bblleess .. Akhir aku masukin semuanya penisku ke vaginanya. Tiga kali dan tente Mey menjerit.
    Dewa genjot dan kocok vaginaku sayang? Lalu aku mulai memasuk keluarkan penisku dari lambat sampai keras dan cepat sekali. Tante Mey mengerang dan mendesah.
    Ooohh .. ahh .. enak .. sekalii .. penis kamu Dewaa .., akhirnya vagina Tante ngerasain lagi penis .. terus .. Entot Vagina Taann .. tee .. Dewaa .. Sayaanngg ..? ceracaunya.
    Uuuhh .. Oohh .. Aaahh .. Yeess .. Ennaakk .. vagina Tante seret sekalii .. Kaya vaginanya perawan? timbalku.
    Tiba-tiba tiba, Dewaa .. Aku mau keluar nih? penis kamu hebatt ..?
    Tunggu Tante sayang, aku juga mau keluar nih ..?
    Akhirnya Tante Mey orgasme duluan. Crott .. Ccroott .. Crroott .. Banyak sekali cairan yang ada di vaginanya, rasanya penisku seksi sekali.
    Tante aku mau keluar nih ..? kataku, Dimana nih keluarinnya ..?
    Didalam vagina Tante saja Dewaa .. Tolong .. mau udara mani kamu yang hangat ..?
    Ccrett .. Ccroott .. Ccrroott ..
    Aaarrgghh .. Aarrgghh .. Oohh .. Mmhh .. Nikmat vagina Tantee ..? erangku.
    Lalu aku dan tenteng tidur pulas, karena kecapaian dari perputaran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rukun penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny,
    Ada apa Mbak? tanyaku.
    Wah gila dia, sambil mengocok penisku didalam mulutnya, tangan kirinya menusuk-nusuk vaginanya sendiri. Dia berkata,
    Dewa aku ingin dong dientot kaya mami tadi, yah .. tolong ..
    Dia mempertegas, Dewa tolong Mbak yah sayang, vaginanya Mbak juga sudah kangen enggak ngentot lagi, Mbak baru putus sama pacar habis enggak muasin vaginanya Mbak, sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus vaginanya.
    Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penisku, jawabku vulgar.
    Kita entotannya dilantai karpet aja yah? kata Mbak Hanny. Tapi masih di kamar tersebut, Aku takut bahwa Mami yang habis kamu entotin vaginanya, entar Mami bangun lagi kalau ngentotnya diranjang, dia mempertegas.
    Mbak Hanny langsung memilih bulat. Kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan gairah yang sangat menggelora sekali. Dan sekarang aku mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya, karena dia sudah gatel banget lihat tadi aku ngentotin Maminya. Maka aku langsung aja, termasuk penisku. Bleess .. Bless .. Bleess ..
    Aw .. Oohh .. Aahh .. Yyeess ..? erangnya.
    Sakit Mbak? tanyaku.
    Enggak cinta, terusin saja enak banget kok?
    Aku langsung mengkocoknya, plak .. plakk .. plokk .. plookk ..? suara pahabeléré beradu ..?


    Vagina Mbak enaakk .. Sekali sih ..? sambil menggoyangkan pinggulku, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berlawanan sehigga benar-benar diseluruh penisku ke dalam vagina surga kenikmatannya.
    Oohh .. ennak .. Dee .. waa .. terus .. entot .. mee .. meekk .. Mmbaakk .. sayyaanngg ..?
    Akhirnya akupun ngentot lagi sama vaginanya Mbak Hanny, tapi Maminya enggak sedikitpun mungkin capek main sama aku, habis aku bikin tubuh dan vaginanya melayang-layang. Lagi asyik-asyiknya ngentotin vaginanya Kak Hanny, tiba-tiba saja tiba-tiba butuh suara.
    Iiihh .. Kakak lagi ngapain? ketuk suara itu, aku terkejut. Rupanya Shelly dan Poppy sedang asyik dan santainya melihat aku ngentot sama kakaknya.
    Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Mbak Hanny berkata,
    Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii ..?
    Ii .. ittuu .. ada ..?
    Ada apa? sejuk lagi penasaran. Pas dia menggerakkan rekaman kekanan, terlihatlah adik-adiknya yang sama-sama sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Lalu Mbak Hanny bicara,
    Eehh .. adik-adikku ini bandel sekali yah .. !!
    Setelah dia tahu bahwa aku berhenti karena ada adik-adiknya yang sama sudah telanjang bulat. Heyy .. kenapa kamu ikut-ikutan telanjang? kata Mbak Hanny.
    Kak aku ingin ngerasain dientot yah? tanya Shelly sama kakaknya.
    Iyah nih kakak kok pelit sih .. aku juga sama Kak Shelly ingin juga ngerasain penisnya Mas Dewa, poppy timbal.
    Iyah kan Kak? tanya poppy pada Shelly.
    Iyah nih .. Gimana sih ..? timbal Shelly.
    Tolong dong Kak? Rengek kedua anak tersebut? terus mungkin sudah terlanjurelajarnya melihat kakaknya ngentot dan sudah pada bugil semuanya, maka Kak Hanny membolehkannya.
    Iyah deh sekarang sudah ada telanjur bugil dan lihat kakak lagi dientot vaginanya sama penis Dewa?
    Sini jangan ribut .. kata Kakaknya lagi, Tunggu kakak keluar, yah .. entar kamu juga bakal kebagian adikku manis Tanya kakaknya.
    Dewa cepetan kocokannya yang lebih keras lagi .. Kasihan vagina kedua adikku ini sudah pada basah .. tuhh ..
    Akhirnya aku dan Mbak Hanny pun mempercepat ngentotnya kayak dikejar-kejar hantu. Dan terakhir orgasme secara bersamaan.
    Aaarrgh .. Oohh .. Mmhh .. Aarrgghh .. Enak .. Sekali .. cintaa? Aku sudah keluar Dewa ..? erangan Mbak Hanny.
    Aku juga sama Mbakk .. Rasanya penisku seksi sekali
    Setelah berhenti beberapa menit, lalu kedua anak ini mulai lagi sayang, Shelly kakaknya lagi asyik mengocok penisku dalam mulut dan bibirnya yang seksi sementara Poppy mencium bibirku habis-habisan sampai kedua lidah kami saling bertautan dan aku pun tidak tinggal diam, aku mulai meremas-remas toketnya yang sedang seger-segernya Seperti buah yang baru matang.
    Akhirnya kembali lagi aku ngentotin vagina adiknya yang masih perawan. Yang pertama kuentot vaginanya sherly yang kelas 1 SMU. Aku sangat kesulitan memasukan penisku karena vaginanya masih sempit dan perawan lagi.
    Benar nih, vagina kamu mau aku masukin? tanyaku dengan lengkap kelembutan, perhatian dan kasih sayang.
    Mau sekali Kak ..? jawabnya.
    Aku dari tadi sudah kepengen banget, mau ngerasain gimana sih kalau di vagina aku dimasukin penis Mas Dewa? Kelihatannya Kak Hanny enak dan nikmat banget, waktu Kakak lagi ngentotin dia? jawab polosnya.
    Lalu aku suruh dia diatas aku bawah dan akhirnya dia memasukan juga. Bles .. Bless .. Bbleess ..
    Aw .. Aahh .. Ohh .. Kak .. sudah .. Masuk belumm ..? sambil mengedangah ke atas, bibir digigit bawahnya. Kedua dia membayar remas-remas sendiri sambil dia menyusunnya kebawah.
    Masihkah lagi yang masuk?
    Akhirnya dengan menguatkan aku refleksinya terhadap kebawah, akhirnya masuklah semuanya.
    Aahh .. oohh .. yeeahh .. masuk semuanya yah kak? katanya.
    Iyah Shelly sayang, gimana enak kan? tanyaku sambil mencoba menggenjotnya.
    Enak .. sekali .. Kak Dewa ..
    Ini belum besar Selly. Ntar kamu akan lebih nikmat lagi? Lalu aku kocok vaginanya dan akhirnya dia orgasme duluan. Creett .. Creett .. Ccroott ..
    Aakk .. saayyaanngg .. aa .. kuu .. mau .. keluar nihh .. eranganya.
    Sambil memelukku erat-erat dan pantatnya karena karena dia ada di atas, maka aku pun menghentakkan pantatku ke depan, arah yang berlawanan memungkinkan dia benar-benar menikmatinya, penisku tertekan lebih dalam lagi ke lubang vaginanya. Dia langsung lemes sementara aku belum orgasme dan kulihat Poppy sedang dioral vaginanya sama kakaknya, Mbak Hanny.
    Sudah dong kak ..? kataku pada Mbak Hanny.
    Kasihan tuhh .. vagina Poppy sudah ingin banget ngerasain di tusuk sama penisku ini? kataku lagi
    Iyah Kak Hanny, sudah dong kak? kata Poppy.
    Aku sudah enggak tahan sama dari tadi Lihat Kak Shelly dientot sama penisnya Dewa, apa nikmat dan enak sekali? Ia memohon agar Kak Hanny melepaskan oralnya di dalam vaginanya.
    Akhirnya kami berempat mulai perang lagi, aku mau masukin penisku ke vaginanya Poppy sambil nungging (doggy style) kemudian Poppy menjilat vaginanya Mbak Hanny dan Mbak Hanny menjilat vaginanya Shelly yang sudah seger lagi.
    Wah .. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas 1 SMP jadi lebih sempit daripada kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali.
    Bleess .. Bless .. Bleess ..
    Awww .. Awww .. Ooohh .. Ooohh .. Poppy menjerit lagi setiap aku mau memasukkan lagi penisku.
    Sakit yah? tanyaku sambil aku meremas-remas payudaranya.
    Ii .. Iyah .. kak .., Tapi kok enak banget sih? terusin aja Kak Dewa .. Vagina poppy rasanya ada yang mengganjal dan terasa hangat dan berdenyut-denyut, katanya.
    Sambil merem melek karena aku mulai menggenjot vaginanya.
    Oohh .. terruuss .. aakk .. saayyaang .. p .. vaginanya Poppy yah .. ceracaunya.


    Dan terasa dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya.
    Tenang cinta .. aku .. akan .. berusaha .. muasin vaginanya dik .. Poppy .. Yah ..
    Dan akhirnya aku ngentot vagina keempatnya. Lalu aku akan mengatakan,
    Aku mau keluar nih?
    Sabar taahann .. duu .. Luu .. Yah ..
    Meski baru sekali ini vaginanya dientot dia tak bisa nahan dan ..
    Crott .. Croott ..
    Aarhhgg, eemmhh .. oohh .. yeeaass..nikmat banget aakh ..? eranganya.
    Makasih .. ya kak ..? sambil tersenyum.
    Aku .. pipisnya kok .. enggak biasanya, tapi enak banget sih.
    Aku mau keluar nih, dimana sayang? tanyaku.
    Aakkh .. di dalam vaginaku aja yah .. Aku ingin ngerasain .. Gimana di siram air mani penis ..
    Ccrroott .. Crroott .. Crott ..
    Terakhir aku tumpahkan ke dalam lobang vaginanya dan sebagian lagi kuberikan sama Kak Hanny dan Shelly.
    Gile .. Benerr .. sekali ngentot dapat beralasan vagina, yaitu vaginanya anak SMP, anak SMU, mahasiswi dan Tante-Tante.

  • Foto Ngentot Nikmatnya Bercinta Dengan Teman Dekatku

    Foto Ngentot Nikmatnya Bercinta Dengan Teman Dekatku


    1713 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Seks Tante Stella nikmatnya bergairah

    Cerita Seks Tante Stella nikmatnya bergairah


    1713 views

    Cerita Seks Terbaru – Cerita ini adalah kisah nyata, berlangsung ketika saya kuliah di suatu kota ternama di Jawa tengah sekitar tahun 2008. Sebagai mahasiswa pendatang, saya hidup sederhana, karena memang kiriman dari orangtua yang bekerja sebagai tentara terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan saya. Menurut teman-teman, saya termasuk pria simpatik, dengan kemampuan berpikir cemerlang, biasanya saya dipanggil Rudy.

    Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.

    Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.

    Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.

    Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.

    Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.

    Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36B.

    Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.
    “Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
    “Agh.. Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
    “Yah.. lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
    Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.

    “Rud.. mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh.. tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
    “Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
    “Yah.. kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

    Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.

    “Wah.. Rud, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda.
    “Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.
    Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.
    “Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.

    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.
    “Ogh.. Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah.
    Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Rud.. ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
    “Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.

    Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
    “Ahh.. dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

    Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh.. oh.. nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
    “Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
    “Sabar yah Rud.. tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.

    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
    “Arghh..!” teriak Tante Stella.
    Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.

    Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

    “Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh.. Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
    Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.

    “Um.. dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.
    Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
    “Rud.. mandi yuk..!” pintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.

    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. nikmat sekali jilatanmu Rud.. agghh..!” desahnya.
    “Rud.. kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.
    Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

    Selepas pengalaman itu, saya menjadi lebih berani pada wanita, dan menikmati persetubuhan dengan beberapa wanita setengah baya yang kesepian dan butuh pertolongan tanpa dibayar.

    Tamat

  • Foto Ngentot Jepang Hot Yayoi Orikasa

    Foto Ngentot Jepang Hot Yayoi Orikasa


    1713 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Latina pornstar Allie Haze menanggalkan kemeja putih dan bretel untuk berpose telanjang

    Latina pornstar Allie Haze menanggalkan kemeja putih dan bretel untuk berpose telanjang


    1713 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari
    model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap
    harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • TIFF LOAD MY MOUTH

    TIFF LOAD MY MOUTH


    1712 views

  • FUCKED_IN_THE_STREET

    FUCKED_IN_THE_STREET


    1712 views

  • Cerita Sex LIA pembantu abg 17 tahun Begitu Nikmat

    Cerita Sex LIA pembantu abg 17 tahun Begitu Nikmat


    1712 views

    Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah.

    Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.
    Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.
    Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.
    Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.
    Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.
    Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.
    Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.
    Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.
    Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.
    Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama
    Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.
    Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.
    Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.
    Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.
    Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandu.
  • Rabbit Doll Fucking

    Rabbit Doll Fucking


    1712 views

  • Video Bokep Jepang Dijepit Tetek Saki Sudou

    Video Bokep Jepang Dijepit Tetek Saki Sudou


    1712 views

  • Foto Bugil Model Muda Jepang Terbaru 2018

    Foto Bugil Model Muda Jepang Terbaru 2018


    1712 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Cerita Sex ABG bernama Susy Sedang PKL

    Cerita Sex ABG bernama Susy Sedang PKL


    1711 views

    Cerita Sexs – ini adalah benar-benar kisah nyata yang sampai sekarang tidak pernah saya lupakan. Peristiwa ini terjadi sekitar bulan September dan yang merupakan pengalaman pertama saat keperjakaan saya hilang.

    Pembaca Cerita Dewasa Sebelumnya, saya perkenalkan diri, waktu itu saya ber usia 27 tahun, masih single lah, bukannya tidak laku lho tetapi memang saya masih ingin bebas. Kata orang, wajah saya cukup ganteng dengan badan atletis. Bekerja di suatu instansi pemerintah di kota Surabaya.

    Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan mencatat segala keperluan dinas atasan ( sektretaris), juga mengetik surat-surat, karena memang saya cukup terampil dalam penggunaan komputer yang terkadang memberi pelajaran mengenai pengoperasian komputer di luar kantor.

    Seperti biasanya, suatu instansi pemerintah selalu ada siswa-siswi yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang merupakan bagian dari kurikulum yang harus dijalani oleh setiap murid.

    Pagi itu sekitar pukul 09:00 saya sedang mengetik suatu nota untuk dikirim ke suatu instansi lain, tiba-tiba saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan seragam sekolahnya.

    “Selamat pagi, Pak!” sapa mereka dengan kompak dan ramah.
    “Pagi.., ada yang bisa saya bantu?” jawab saya dengan ramahnya.
    “Begini Pak.., kami ingin menyakan apakah di sini masih menerima anak sekolah untuk PKL?”
    “Oooh.. kalian dari sekolah mana?” tanya saya.
    “Saya dari SMK X pak.. dan ini surat permohonan kami dari sekolah.”, kata mereka sambil menyerahkan surat permohonan kepada saya.
    Lalu saya baca, di sana tertulis nama-nama mereka, setelah selesai saya menatap mereka satu persatu.
    “Coba, saya ingin tahu nama-nama kalian dan ketrampilan apa yang kalian miliki?” tanya saya sok pintar. MarkasJudi
    “Nama saya Devi Pak, yang ini Desy dan yang itu Susy Pak..”, mereka juga menjelaskan bahwa mereka bisa menggunakan komputer walaupun belum terampil, karena di sekolahnya diberikan ketrampilan komputer.

    Si Devi memiliki postur tubuh yang agak kurus dengan bentuk wajah bulat dan memiliki bentuk payudara yang hampir rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek tetapi memiliki payudara yang besar, dan yang satu ini memiliki postur tubuh yang agak tinggi dari teman-temannya, sangat cantik dan sexy seperti bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta payudara yang montok, ukurandadanya 34B.

    Wah.. pikiran saya jadi kotor nih (maklum walaupun saya tidak pernah berhubungan badan, tetapi saya sering nonton BF). Umumnya mereka semua memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan bersih.

    “Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum ada yang PKL, tetapi akan saya tanyakan pada atasan saya dulu..”, kata saya,
    “Nanti, seminggu lagi, tolong adik-adik kesini untuk menunggu jawaban.” lanjut saya sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu. Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya mereka pulang.

    Saya menghadap atasan yang kebetulan sedang baca koran, maklum pegawai negeri kan terkenal dengan 4D (datang, duduk, diam dan duit). Setelah bicara ala kadarnya, atasan saya menyetujui dan saya lah yang disuruh memberi tugas apa yang harus mereka kerjakan nanti.
    “Tolong, nanti kamu yang mengawasi dan memberi arahan pada mereka.” kata atasan saya.
    “Tapi jangan diarahin yang ngga-ngga lho..” Saya agak bingung dibilang seperti itu.
    “Maksud Bapak?”
    “Iya, tadi saya sempat lihat, mereka cantik-cantik dan saya perhatikan mata kamu ngga lepas-lepas tuh.”
    “Ah, Bapak bisa aja, saya ngga ada maksud apa-apa, kecuali dia mau diapa-apain.” kata saya sambil bercanda dan tertawa.
    “Dasar kamu..”, jawab atasan saya sambil ketawa.
    Memang, walaupun dia atasan saya tetapi di antara kami tidak ada batas, maklum atasan saya juga mata keranjang dan rahasia bahwa dia sering main perempuan sudah merupakan rahasia kami berdua.

    Seminggu kemudian, mereka bertiga kembali ke kantor. Setelah itu saya jelaskan bahwa mereka bisa PKL di sini dan langsung mulai bekerja. Setelah itu Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sedangkan Susy, saya suruh membantu pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri.

    Memang sudah saya rancang sedemikian rupa agar selalu dapat menikmati keindahan tubuh Susy yang saat itu kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan lain untuk membantu karyawan yang lain, sedangkan Susy saya suruh menunggu di ruangan saya. Setelah itu saya kembali ke ruangan.

    “Apa yang harus saya kerjakan, Pak?” tanya Susy ketika saya sudah kembali.
    “Kamu duduk di depan komputer dan tolong bantu saya mengetik beberapa nota.” sembari memberikan beberapa lembar kertas kerja pada nya.
    “Dan tolong jangan panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo.” kata saya sambil bercanda.
    “Baik Mas Bimo, tetapi tolong ajarkan saya mengetik, karena saya belum mahir menggunakan komputer.”

    Saya mulai memberi arahan sedikit tentang cara mengetik sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya. Saya berdiri di sampingnya sambil menikmati. Sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas karena kerahnya agak terbuka sedikit.

    Nampak sekali kelihatan belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi ditambah dengan paha yang sangat sexy, mulus dan kuning langsat yang roknya naik ke atas ketika duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana caranya untuk bisa menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.

    Di hari pertama ini, saya hanya bisa bertanya-tanya tentang sekolah dan keluarganya dan terkadang bercanda sambil menikmati keindahan tubuhnya. Ternyata Susy adalah anak yang enak diajak bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Terkadang saya suka mengarahkan ke cerita yang porno-porno dan dia cuma tersipu malu.

    Selama itu, saya juga berpikir bagaimana caranya untuk merasakan kenikmatan tubuh Susy. Saya merencanakan untuk membuat strategi, karena besok atasan saya akan dinas ke luar kota beberapa hari sehingga saya bebas berdua dengannya.

    Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy sudah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung selama 5 hari. Seperti biasa, dia selalu menanyakan apa yang bisa dia kerjakan.

    Inilah kesempatan saya untuk melaksanakan rencana yang sudah disiapkan dengan pikiran kotor saya, apalagi ketika dia sedang duduk di kursi, tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sehingga dapat terlihat jelas celana dalamnya yang berwarna putih di antara pahanya yang putih mulus.

    “Gini aja Sus, kebetulan hari ini kayaknya kita lagi ngga ada kerjaan.. gimana kalau kita lihat berita-berita di internet?” kata saya mulai memancing.
    “Kebetulan tuh Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin tentang internet!” pintanya, Nah kebetulan nih,
    “Beres.. yuk kita masuk ke ruangan atasan saya, karena internetnya ada di ruangan bos saya.”
    “Ngga enak mas, nanti ketahuan Bapak.”
    “Kan Bapak lagi dinas ke luar kota, lagian ngga ada yang berani masuk kok selain saya.” jawabku sambil sebentar-sebentar melihat celana dalamnya yang terselip di antara pahanya.
    Benda pusaka saya sudah tegang sekali, dan sepertinya Susy sempat melihat ke arah celana saya yang sudah berubah bentuk, tetapi cepat-cepat dialihkannya.

    Lalu kami berdua masuk ke ruangan atasan saya sambil menutup, lalu menguncinya.
    “Mas.. kenapa dikunci?” tanya Susy merasa tidak enak. “Sengaja.. biar orang-orang menyangka kita tidak ada di dalam. Lagian kan nanti ganggu kita aja.”
    “Ih, Mas pikirannya kotor, awas ya kalau macam-macam sama Susy!” katanya mengancam tetapi dengan nada bercanda.
    Lalu kami berdua tertawa, sepertinya dia tidak curiga kalau saya ingin macam-macam dengannya. Susy saya suruh duduk di kursi dan saya duduk di sebelahnya, di atas sandaran kursi yang diduduki oleh Suzy. Seperti hari-hari sebelumnya, saya dapat melihat dengan bebas paha dan payudara Susy tanpa sepengetahuannya.

    Agar Susy tidak curiga, saya mengajari cara membuka internet dan memulai langkah awal dengan melihat-lihat berita.
    “Sus.. kamu tahu ngga kalau di internet kita bisa melihat cerita dan gambar-gambar porno?” tanya saya mulai memasang strategi.
    “Tahu sih dari teman-teman, tetapi saya ngga pernah lihat karena memang tidak tahu cara menggunakan internet.. tetapi kalau lihat gambar gituan dari majalah sih pernah.” katanya malu-malu.
    “Nah ya.. anak kecil sudah ngeliat yang macam-macam.” kata saya bercanda sambil memegang pundaknya dan dia diam saja sambil tertawa malu-malu.
    “Kalau saya lihatin cerita-cerita dan gambar porno di internet mau ngga?” pinta saya.
    “Mau sih, tetapi jangan dibilangin ke teman-teman Susy ya mas..! Kan malu.”
    “Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke teman-teman kamu.”

    Lama-lama, saya pun melihat wajah Susy agak berubah dan sedikit gemetar serta agak menegang pertanda dia mulai terangsang, saya dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya. Sengaja saya lakukan dengan perlahan untuk memberikan rangsangan dan agar jangan terkesan saya ingin mengambil kesempatan.

    Nampaknya mulai berhasil karena dia diam saja. Sedangkan kemaluan saya yang sudah tegang menjadi semakin tegang. Setelah Susy membaca beberapa cerita lalu saya bukakan gambar-gambar porno.
    “Iiih.. gambarnya fulgar banget Mas..”.
    “Itu sih belum seberapa, karena hanya gambar doang..” kata saya mulai memancing.
    “Kalau kamu mau, saya punya film-nya.” lanjut saya.
    “Ngga ah, saya takut ketahuan orang.”, sepertinya dia masih takut kalau ada orang lain masuk.
    “Percaya deh sama saya, lagian cuma film, kecuali kalau kita yang begituan.”
    “Nah kan Mas Bimo mulai nakal..”, katanya dengan nada menggoda dan membuat pikiran saya semakin jorok saja dan kamipun berdua tertawa.
    Saya kemudian membuka VCD porno yang memang sengaja sudah saya siapkan di dalam CD Room komputer

    Saya mulai memutarnya dan beberapa saat terlihat adegan seorang wanita sedang mengulum kemaluan dua orang negro. Sedangkan kemaluan si wanita di masuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, malah posisi duduknya mulai sudah tidak tenang.
    “Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..” tanyaku padanya
    “Belum pernah Mas, cuma gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan suara agak gemetar. Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.
    “Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti kamu marah lagi..” kataku pura-pura sok suci namun tetap mengelus-ngelus pundaknya.
    “Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, tetapi Susy jangan dimacem-macemin, ya Mas?” dia khawatir
    “Iya.. iya..” kataku untuk menyakinkan, padahal dalam hati, si otong sudah tidak tahan.

    Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan mengelus tangannya, dia diam saja dan tidak ada tanda-tanda penolakan. Yang anehnya, dia diam saja ketika saya merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas pahasaya. Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja saya buat agak keras terdengar agar lebih nafsu menontonnya.

    Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, ketika kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan yang sangat besar dan panjang, sedangkan mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si Bule. Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan terdengar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan.

    Tangan Susy tetap berada di atas paha saya, lalu tangan kiri saya mulai beraksi membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang jenjang. Susy kelihatan menggelinjang ketika lehernya saya raba.
    “Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih..” katanya dengan nada mendesah membuat saya semakin bernafsu.
    Saya tetap tidak peduli karena dia juga tidak menepis tangan saya, malah agak meremas paha saya.

    Tangan kiri saya juga tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya.
    “Sus, kamu cantik deh, kayak bintang film itu” kata saya mulai merayu.
    “Masa sih Mas?” sepertinya dia terbuai dengan rayuan saya. Dasar anak masih 17 tahun.
    “Bener tuh, masa saya bohong, apalagi payudaranya sepertinya sama yang di film.”
    “Ih.. Mas bimo bisa aja” katanya malu-malu.

    Adegan film berganti cerita di mana seorang wanita mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluan wanita itu sedang dijilati oleh lelaki lain. Tangan susy semakin keras memegang paha dan tangan saya.
    “Kamu terangsang ngga Sus?” tanyaku memancing.

    Dia menoleh ke arah saya lalu tersenyum malu, wah.. wajahnya nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi di tambah wangi parfum yang di pakainya.
    “Kalau Mas, terangsang ngga?” dia balik bertanya.
    “Terus terang, aku sih terangsang, ditambah lagi nonton sama kamu yang benar-benar cantik ” rayu saya, dan dia hanya tertawa kecil.
    “Saya juga kayaknya terangsang Mas,” katanya tanpa malu-malu.
    Melihat situasi ini, tangan saya mulai meraba ke arah lain. Perlahan-lahan saya arahkan tangan kanan saya ke arah payudaranya dari luar baju seragam sekolahnya. Sedangkan tangan kiri, saya jatuhkan ke atas pahanya dan saya raba pahanya dengan penuh perasaan. Susy semakin menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa cacat dan pahanya agak merenggang sedikit.
    “Aaahh, jangan Mas, Susy takut, Susy belum pernah beginian, nanti ada orang masuk mass.. oohh..” katanya sambil tangan kanannya memegang dan meremas tangan kanan saya yang ada di atas pahanya yang sedang saya raba, sedangkan tangan kirinya memegang sandaran kursi.

    Terasa sekali bahwa Susy juga terangsang akibat saya perlakukan seperti itu, apalagi ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah Jepang yang dimasuki vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya di ruangan kelas

    Saya yang sudah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebenarnya juga ingin menikmatinya. Tangan kanan saya makin meremas-meremas payudara sebelah kanannya.
    “Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh..” Susy semakin mendesah.

    Cerita Dewasa : Badan Susy makin menggelinjang dan dia rapatkan badan serta kepalanya ke dada saya. Tangan kiri saya pindah untuk meraba wajahnya yang sangat cantik dan manis.

    Turun ke leher terus turun ke bawah dan membuka dua kancing seragamnya. Terlihat gundukan belahan payudaranya yang putih dan mengencang di balik BH-nya. Tangan saya bermain di sekitar belahan dadanya sebelah kiri, saya remas-remas lalu pindah ke payudaranya yang sebelah kanan.
    “Ooohh.. Maas Bimoo.. oohh.. jaangaann.. mmhh..” saya semakin bernafsu mendengar suara rintihannya menahan birahi yang bergejolak.
    Dadanya semakin bergetar dan membusung ketika saya semakin meremas dan menarik BH-nya ke atas. Terlihat putingnya yang kecil dan berwarna merah yang terasa mengeras. Tangan kanan saya yang sejak tadi meraba pahanya, secara perlahan-lahan masuk ke balik roknya yang tersingkap dan meraba-raba celananya, yang ketika saya pegang ternyata sudah basah.
    “Ooohh.. Mass enakk.. teerruuss.. aahh..”

    Kepala Susy mendongak menahan birahi yang sudah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya, ternyata dibalas dengan buasnya oleh Susy.

    Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Semakin tidak menentu saja getaran badan Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia untuk meraba batang kejantanan saya yang sudah menegang dan kencang di balik celana panjang.
    “Mmmhh.. mmhh..” saya tidak tahu apa yang akan dia ucapkan karena mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas semua kancing seragamnya sambil tetap menciumi bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya berada di depan, terlihat payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih tanpa cacat. Saya raba dan saya remas seluruh payudaranya.

    Hal ini membuat susy semakin menggelinjang. Tiba-tiba, Susy menarik diri dari ciuman saya.
    “Mas.. jangan diterusin, Susy ngga pernah berbuat seperti ini.” sepertinya dia sadar akan perbuatannya.

    Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Melihat seperti ini, perasaan saya was-was, jangan-jangan dia tidak mau meneruskan. Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan meraba-raba tubuhnya.

    Tetapi birahi saya yang tinggi telah melupakan segalanya, saya mencari akal agar Susy mau melampiaskan birahi yang sudah sampai ke ubun-ubun.
    “Jangan takut Sus, kita kan ngga akan berbuat jauh, saya cuma mau merasakan keindahan tubuh kamu.”
    “Tapi bukan seperti ini caranya.”
    “Bukannya kamu juga menikmati Sus?”
    “Iya, tetapi Susy takut kalau sampai keterusan, Mas!”
    “Percaya deh, Mas tidak akan berbuat ke arah sana.” Susy terdiam dan memandangi wajah saya, lalu saya membelai rambutnya. Saya tersenyum dan dia pun ikut tersenyum. Sepertinya dia percaya akan kata-kata saya. Film telah habis dan saya mematikan komputer. Saya berdiri dan secara tiba-tiba, saya mengangkat tubuh Susy.
    “Maass, Susy mau dibawa kemana?” dia berpegangan pada pundak saya.
    Baju seragamnya terbuka lagi dan nampak payudaranya yang montok.
    “Kita duduk di sofa saja.” Saya angkat Susy dan saya pangku dia di sofa yang ada di dalam ruangan bos.
    “Sus kamu cantik sekali..” rayu saya dan dia hanya tersenyum malu.
    “Boleh saya mencium bibir kamu..?” dia diam saja dan tersenyum lagi. Semakin cantik saja wajahnya.
    “Tapi janji ya Mas bimo ngga akan berbuat seperti di film tadi?”
    “Iya saya janji” Susy terdiam lalu matanya terpejam.
    Dengan spontan saya dekati wajahnya lalu saya cium keningnya, terus pipinya yang kiri dan kanan, setelah itu saya cium bibirnya,ternyata dia membalas. Saya masukkan lidah saya ke dalam rongga mulutnya.

    Birahinya mulai bangkit lagi. Susy membalas ciuman saya dengan ganas dan nafsunya melumat bibir dan lidah saya. Tangannya meremas-remas kepala dan pundak saya. Ciuman berlangsung cukup lama sekitar 20 menit. Sengaja tangan saya tidak berbuat lebih jauh agar Susy percaya dulu bahwa saya tidak akan berbuat jauh.

    Setelah saya yakin Susy sudah lupa, tangan saya mulai meraba perutnya yang telah terbuka. Lalu perlahan-lahan naik ke payudaranya.
    “Aaahh.. Mass teruuss..” desahnya. Ternyata birahinya mengalahkan kekuatirannya. Dengan penuh kelembutan saya sentuh putingnya yang sudah mengeras.
    “Aaahh.. aahh.. mmhh..” saya semakin meningkatkan kreatifitas saya.
    Putingnya saya pilin-pilin. Badan Susy menggelinjang keenakan, bibir saya turun ke bawah, saya jilati lehernya yang jenjang.
    “Ooouuhh Mass, teruuss, enaak Maass.” Susy terus mengeluh keenakan membuat libido saya makin meningkat.
    Kemaluan saya terasa tegang sekali dan terasa sakit karena tertekan pantat Susy. Lalu saya rebahkan dia di sofa sambil tetap menciumi seluruh wajahnya. Lalu saya jilati payudaranya sebelah kanan.
    “Maass Bimoo..” Susy berteriak keenakan.
    Saya jilati putingnya dan saya hisap dengan keras.
    “Aahh.. oouhh.. terruuss oohh.. enaakk.”
    Nampak putingnya semakin memerah. Lalu gantian putingnya yang sebelah kiri saya hisap. Seperti bayi yang kehausan, saya menyedotputingnya semakin keras. Susy makin menggelinjang dan berteriak-teriak. Tangan kiri saya lalu mulai meraba pahanya, saya buka pahanya, terus tangan saya meraba-raba ke atas dan ke arah selangkangannya. Jari saya menyentuh kemaluannya di atas celana dalam yang sudah basah. Awalnya dia bilang
    “Oouhh Maass jangaann..” tetapi kemuidan,
    “Oouughh Maass terruuss..” Saya masukkan jari tangan saya ke mulut Susy, lalu dihisapnya jari saya dengan penuh nafsu.
    “Mmmhh..” mulut saya terus tiada henti menghisap-hisap puting payudaranya secara bergantian.

    Tangan saya terus menekan-nekan kemaluan Susy. Sambil saya hisap, tangan kanan meremas-remas payudaranya, sedangkan tangan kiri,saya masukkan jari telunjuk ke sela-sela celana dalamnya.
    “Maass.. oohh.. janggaan oughh.. mmhh..” Susy terus mendesah-desah.
    Tangannya meremas-remas sofa. Setelah puas meremas-remas payudaranya, saya pegang dan saya tuntun tangannya untuk memegang kemaluan saya yang sudah tegang di balik celana panjang. Tanggan Susy diam saja di atas celana saya, lalu tangannya saya dekap di kemaluan saya. Lama-kelamaan Susy mulai meremas-remas sendiri kemaluan saya.
    “Oohh Sus.. enak Sus.. terus Sus..” walaupun kaku mengelusnya tetapi terasa nikmat sekali. Jari tangan kiri saya pun terus meraba kemaluannya, terasa bulu-bulu halus dan masih jarang. Jari tangan saya tepat berada di atas vaginanya yang sudah sangat basah, saya tekan tangan saya dan jari telunjuk saya masukkan perlahan-lahan untuk mencari clitorisnya.

    Tubuh Susy semakin menggelinjang, pantatnya naik turun.
    “Maass, jangan Maas.. Susy ngga kuat Maass.. ooughh.. aahh”
    Saya tahu Susy akan mendekati klimak sebab tangannya mencengkeram erat kemaluan saya.
    “Maass.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy mengejang hebat, tubuhnya bergetar kuat, tanda dia telah mencapai klimak.
    Tubuhnya langsung lemas tidak berdaya, matanya terpejam. Saya kecup bibirnya dengan lembut, lalu matanya perlahan terbuka.
    “Mas.. Susy sayang kamu.”
    “Saya juga sayang kamu Sus”
    Saya kecup lagi bibirnya dan dia pun membalas sambil tersenyum. Saya lihat di payudaranya terdapat beberapa tanda merah bekas saya hisap.
    “Ihh.. Mas nakal, tete Susy dibikin merah..” dibiarkannya dadanya terlihat dengan bebas tanpa ditutupi.
    “Habis tete kamu montok dan gemesin sih.. besar lagi.” kataku sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.
    “Mas, kok anunya ngga keluar cairan kaya di film tadi sih..?” tanyanya tiba-tiba.
    Rupanya dia benar-benar belum mengenal seks. Kebetulan nih untuk melanjutkan jurus yang kedua.
    “Kamu pengen punyaku keluar air mani?” tanyaku.
    “Iya, Susy pengen lihat, kayak apa sih?”
    Tanpa pikir panjang, langsung saja saya buka celana panjang dan CD saya. Langsung saja kejantanan saya keluar dengan tegaknya. Ukuran punya saya lumayan besar, besar dan panjang sekitar 18 cm. Susy langsung terbelalak matanya melihat senjata saya yang ingin menagih kenikmatan yang ditunggu-tunggu.
    “Ya ampun Mas.. besar banget punya Mas..”
    Saya raih tangan Susy dan saya suruh dia meraba dan mengocoknya. Tampak Susy agak gugup dan gemetar karena baru sekali melihat langsung dan memegang burung laki-laki.
    “Aah.. Sus enak banget, terus Sus.. ahh..”
    Lama kelamaan Susy terbiasa dan merasa pintar mengocoknya. Saya remas-remas payudaranya.
    “Mas, ahh.. Susy masih lemas.. ahh..”
    “Sus, cium dong punyaku” pinta saya.
    Langsung saja dia menciumi batang kejantanan saya, mungkin dia belajar dari film tadi.
    “Terus Sus, emut Sus biar keluar aahh.. kamu pintar Sus.. emut Sus..” pinta saya lagi.
    “Ngga mau, Susy ngeri, lagian ngga cukup di mulut Susy”
    Posisi Susy duduk di sofa, sedangkan saya berdiri menghadap Susy. Saya remas buah dada Susy,
    “Ahh Maass..”
    Ketika dia membuka mulutnya, langsung saja saya masukkan batang kemaluan saya ke mulutnya dan saya keluar masukkan batang kejantanan saya.
    “Mmmhh.. mmhh..” Susy sepertinya kaget, tetapi saya tidak peduli, justru Susy yang sekarang menyedot batang kejantanan saya.
    “Aaahh.. Sus kamu pintar sus.. terus ah.. enaak..”
    Saya yang juga baru pertama kali berbuat seperti itu, sebenarnya sudah ingin keluar, tetapi sekuat tenaga saya coba tahan. Susy rupanya sudah lupa diri, dia semakin bernafsu mengulum dan menyedot batang kemaluan saya, sedangkan kedua tangannya memegang pantat saya.

    Cepat sekali dia belajar. Saya membungkuk dan kedua tangan meremas paha Susy, lalu saya buka kedua belah pahanya, Susy mengerti lalu merenggangkan pahanya sambil mengangkat pahanya. Segera saya buka resleting roknya dan saya angkat roknya sehingga nampak CD yang berwarna putih. Tangan kanan saya segera meraba dan menekan-nekan belahan vaginanya yang tertutup CD, sudah basah.
    “Mmhh.. mmhh..” Susy menggelinjang dan terus mengulum-ngulum, tampak mulutnya yang kecil mungil agak kesusahan. Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan saya rebahkan tubuhnya di sofa panjang. Saya tarik roknya ke bawah sehingga tinggal CD-nya yang tersisa, lalu saya membuka baju sehingga saya telanjang bulat alias bugil. Mata Susy terpejam, segera saya lumat bibirnya dan dia pun membalas.

    Tangannya kirinya tetap memegang batang kejantanan saya dan tangan kanannya meremas-remas pundak saya. Sedangkan tangan kanan saya membelai-belai rambutnya dan tangan kiri tetap meraba CD Susy yang sudah sangat basah. Saya masukkan tangan ke dalam CD-nya, terus turun ke bawah tepat di belahan vaginanya, lalu jari-jari saya bermain-main di belahan vaginanya yang sudah banjir.
    “Aaahh Maass.. oughh.. ohh..” dia terus menggelinjang. Pantatnya naik-turun mengikuti gerakan tangan. Mulut dan tangan kanan saya langsung mengisap dan meremas-remas tetenya.
    “Aaahh Maass.. teruuss.. aahhgghh..” desahnya.
    Tangan Susy meremas-remas burung saya yang sudah tegang segera ingin masuk ke sarangya Susy.

    Segera saya buka celana dalamnya. Dan mulut saya mulai turun ke bawah mencium perutnya dan perlahan-lahan saya ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut saya. Saya buka belahan vaginanya dan nampak kelentitnya yang mungil berwarna merah. Segera saya jilat dan hisap kelentitnya.
    “Aaagghh Maass oouhh.. oughh..” kepala Susy mendongak dan bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan yang luar biasa yang baru sekali dialaminya, begitu juga dengan saya. Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna merah.
    “Oouhh.. Mass, Susy ngga kuat mass.. oohh.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak ke atas dan bergetar keras.
    “Aaahh..” Susy mencapai klimak yang kedua kalinya.
    Saya hisap semua cairan yang keluar dari lubang vaginanya.

    Kemudian tubuhnya kembali lemas, matanya terpejam. Segera saya buka pahanya lebar-lebar dan arahkan batang kejantanan saya tepat di liang vaginanya. Susy merasakan sesuatu yang menekan kemaluannya. Matanya terbuka sayu dan lemas.
    “Mas.. jangan maass, Susy masih perawan.” katanya tetapi pahanya tetap terbuka lebar.
    “Katanya Susy pengen ngelihat punya Mas keluar cairan.”
    “Iya, tetapi Susy ngga pernah beginian, Susy ngeri dan takut sakit..”
    “Jangan kuatir, Mas pasti pelan-pelan.”
    Segera saya basahi batang kemaluan saya dengan ludah, setelah itu saya arahkan ke lubang vaginanya, setelah pas, perlahan-lahan saya tekan masuk, sempit sekali rasanya.
    “Achh Mass sakit..” tampak wajahnya menahan sakit
    “Pelan-pelan Mas, sakit!” segera berhenti aksi saya mendengar keluhannya. Setelah dia mulai tenang, saya tekan sekali lagi.
    “Akhh.. Maass.. pelan-pelan.” tangannya memegang sofa dengan kuat.
    “Tenang Sus, jangan tegang, nanti juga enak.”
    Kemudian saya lumat bibir Susy, dan dia pun membalas, segera saya tekan lagi sekuat tenaga. Saya mencoba sekali lagi, lalu melenceng keluar. Tidak putus asa, saya coba lagi.
    “Achh.. Mass Bimo, sakit!”
    Saya tidak peduli dengan teriakannya, dengan lebih agak keras saya tekan kemaluan saya dan, “Bless..” torpedo besar saya masuk setengah, terasa ada yang robek di lubang kemaluannya.

    kepala Susy mendongak ke atas menahan sakit, Saya diamkan beberapa saat, lalu saya tekan lagi dan masuklah semua batang kejantanan saya ke sarang Susy.
    “Achh Mas.. sakiitt.. pelan-pelan Mas.” saya berhenti sebentar, lalu saya coba masukkan lagi. Semakin dia berteriak, semakin bertambah nafsu saya. Lalu saya tekan sekuat tenaga dan masuklah semua senjata keperkasaan saya. Saya keluarkan pelan-pelan dan saya masukkan lagi dan seterusnya.
    “Ahh.. ahh.. Mass sakit.. teruuss ahh.. mmhh..”
    Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Rupanya dia mulai terangsang lagi. Semakin lama, saya percepat goyangan. Tangan saya meremas-meremas payudaranya.
    “Ohh Sus.. kamu cantiik Sus..”
    “Mass, teruss Mass, akhh.. Susy ngga kuat Mass.. aghh..” pantatnya ikut naik turun mengikuti irama pantat saya yang naik turun. Saya merasakan nikmat yang tiada tara. Terasa ada sesuatu yang kuat ingin keluar dari alat vital saya, rupanya saya akan segera klimaks.
    “Maass.. oougghh Mass, Susy ngga tahaan.. oughh Mas Bimoo.. aahh!” Susy berteriak histeris sambil tubuhnya bergetar dan pada saat yang bersamaan keluarlah air mani saya menyembur dengan deras ke dalam vagina Susy.
    “Ooughh Sus saya keluaarr, oohh.. creet.. crreet.. creett..” sperma saya mengalir dengan kencang, tubuh saya bergetar dan berguncang hebat.
    Tangan Susy mencengkeram erat pundak saya dan saya mendekap erat tubuh Susy yang putih mulus. Setelah itu kami berdua langsung lemas. Terasa ada sesuatu yang menarik-narik dan menjepit batang kejantanan saya. Terasa hangat batang kemaluan saya. Banyak sekali cairan yang keluar.

    Mata Susy terpejam merasakan kenikmatan yang ketiga kalinya. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan pasrah. Tubuh kami tetap berpelukan dan kejantanan saya tetap di dalam kemaluannya.

    Saya ciumi bibir dan seluruh wajahnya. Setelah itu saya lepas tubuhnya dan dari lihat batang saya dan vaginanya ada cairan darah perawan yang menetes di bibir vagina dan sofa. Sesaat kemudian, nampak Susy menitikkan air mata.
    “Mas.. kenapa kita melakukan ini, Susy sudah tidak perawan lagi..” dia terus mengeluarkan air mata. Saya terdiam, dalam hati menyesal, mengapa saya sampai lupa diri dan betapa teganya telah menodai seorang gadis yang bukan milik saya. Saya seka air matanya sambil mencoba menenangkannya.
    “Maafkan saya Sus, saya lupa diri, saya akan mempertanggung-jawabkan perbuatan saya Sus.”
    “Mas, peluk Susy Mas..” segera saya peluk dia dan cium keningnya. Dia pun memeluk saya dengan eratnya. Tubuh kami masih bugil,
    “Susy sayang Mas bimo”
    “Saya juga sayang kamu” jawab saya.
    Setelah itu dia tersenyum, tetapi air matanya tetap mengalir, saya seka air matanya. Setelah puas saling berpelukan, kami segera memakai pakaian. Bercak darah Susy mengenai sofa atasan saya. Saya ambil sapu tangan dan mengelap hingga bersih.
    “Mas, Susy mohon jangan ceritakan ini pada siapa-siapa!”
    “Saya ngga akan cerita pada siapa-siapa, ini adalah rahasia kita berdua.”
    Setelah semua rapih, kami kembali berpelukan. Setelah itu kami keluar dari ruangan bos. Tidak begitu lama, teman-temannya masuk dan mengajaknya pulang.

    Cerita Dewasa : Besok paginya, Susy datang duluan dan ketika saya masuk,
    “Selamat pagi Mas” dia memberi salam. Ah, senyumnya manis sekali,
    “Selamat pagi sayang”
    Saya hampiri dia dan kecup keningnya lalu bibirnya. Dia membalas ciuman tadi. Ah, indah sekali hari ini. Susy masih PKL 2 minggu lagi.

    Perbuatan kami kemarin bukan membuat kami insyaf, kami berdua melakukan lagi di ruangan bos, di meja, di kursi, di balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style, seperti yang pernah kami lihat di film BF.

    Terkadang Susy saya suruh membolos dan janjian di hotel. Kami sering melakukannya dari pagi hingga sore. Ternyata Susy orang yang hiperseks dan gampang terangsang.

    Benar-benar kenikmatan yang tiada tara, kami tidak pernah menyesali. Setelah 2 minggu berlalu, mereka telah selesai PKL, hubungan kami tetap berlanjut hingga akhirnya, dia di jodohkan oleh orang tuanya.