Author: shindy vero99
-
Video Bokep Ria Uchimura Disiksa Sampai Nangis
-
Bercumbu Dengan Gadis SPG Masih Unyu2
Duniabola99.org – kejadian ini berlangsung pada pertengahan 1998. Saat itu hari Selasa,seperti biasa sepulang dari kantor, saya pergi ke tempat fitness. Hari itu ada dua orang cewek baru (maklum…karena hampir setiap hari ke tempat fitness, jadi hafal mana member lama dan mana member baru), satu orang berbody agak gemuk, manis dan yang satunya lagi berbodi kecil dengan buah dada yang kecil, yah berukuran 32-an dan berwajah imut dengan rambut lurus sebahu.
Singkat cerita, saya berkenalan dengan keduanya. Si cewek yang berbody agak gemuk, bernama Dhea (nama sudah disamarkan!) menanyakan bagaimana mengecilkan dan mengencangkan badan, sedangkan cewek yang berbody kecil bernama Tika (nama sudah disamarkan!) ingin agar buah dadanya bisa besar dan kencang juga pantatnya agar naik dan padat. Yah…saya ajarin saja. Selesai fitness kami ngobrol ngalor ngidul. Mereka bekerja di suatu hotel, Dhea di bagian keuangan sedangkan Tika di bagian marketing. Ternyata Tika kost yang lokasinya berdekatan tempat kost saya.
Seminggu kemudian, selesai fitness Tika mengajak main ke tempat kost-nya. Suasana kamarnya kost-nya cukup apik, tempat tidur busa-nya hanya digelar di atas lantai yang dihampari permadani berwarna biru muda ditutupi dengan bed cover berwarna pink lembut. Di pojok ada lemari es kecil, terus ada televisi 17 inch dan VCD Player. Pokoknya apik penataannya, sehingga membuat betah. Tempat kost-nya campur cewek ama cowok. Dia bercerita kalo Dhea itu suka sama saya dan nitip salam buat saya.
Saya hanya tersenyum kecil, lalu saya bilang “Tolong
sampaikan salam kembali sama Dhea, terima kasih telah menyukai saya. Tapi mohon
ma’af, kalo Dhea bukan cewek tipe saya”.
Terus si Tika nanya “Emangnya tipe cewek Mas, yang seperti apa sih?”.
Saya jawab, “Saya suka cewek yang bertipe seperti si Xena”.
Dia hanya menjawab, “Ooohhh…!!”. Saat itu setelah ngobrol
ngalor ngidul, saya pamit untuk pulang.
Tidak terjadi “hal-hal yang diharapkan”.
Pokoknya hampir setiap ketemu dengan Tika selalu menyampaikan salam dari Dhea. Sebulan kemudian, saat setelah selesai fitness hujan turun dengan deras. Sambil menunggu hujan agak reda saya dengan Tika ngobrol ngalor ngidul.
Hari itu Dhea tidak fitness karena ada kerja lembur, maklum akhir bulan. Saat itu jam menunjukkan pukul 21:15 dan hujan mulai agak reda.
“Mas, pulang yok !”, sela Tika.
“Ayo!”, sahutku.
“Tapi anterin Tika, yah!”, rengek Tika. Saya cuma memberikan anggukan.
Sesampainya di tempat kost Tika. Sebelum masuk kamarnya, Tika menawarkan
minuman, “Mau minum apa Mas, yang dingin atau yang hangat?”.
Saya jawab, “Kalo ada kopi, boleh juga tuh !”. Lalu setelah menyajikan Kopi, Tika bilang,
“Saya mau mandi dulu ya, Mas?”.
“Silahkan!”, sahut saya.
Sambil menunggu Tika mandi saya keluarkan rokok, terus saya nyalakan. Nikmat sekali, apalagi ditemani dengan secangkir kopi panas. Tika masuk kembali dengan rambut yang masih basah dengan memakai celana pendek yang agak longgar dan t-shirt ngatung warna putih. Kelihatan sekali paha putihnya dan juga buah dada yang walaupun kecil tapi kelihatan menantang, karena ternyata si Tika tidak memakai BH.
“Wah…enak lho, Mas! Abis mandi segerr…”, kata Tika. Terus Tika menawarkan,
“Mas mau mandi, nggak?”.
Karena memang penat setelah berbody building, aku jawab
“Mau…dong…!”.
Selesai mandi, saya hanya mengenakan celana pendek dengan handuk dikalungkan di
leher. Pas saya masuk ke kamar, Tika agak gugup.
“Kenapa sih?”, kataku.
“Ah…enggak…”, sahut Tika.
Dan saya lihat ternyata Tika sedang menonton VCD, entah film apa yang ditonton. Terus saya tanyakan,
“Film apaan sih?”.
Setelah saya lihat ternyata film Kamasutra. Terus saya bilang,
”Kenapa dimatikan?”.
Sambil tersipu (menjadikan tambah imut) Tika mengguman,
”Abiss…malu sih?”. Akhirnya, saya nyalakan kembali VCD tersebut.
“Kamu suka juga yah nonton VCD BF?”, kataku.
“Emmhh…baru pertama, koq!”, guman Tika.
Selanjutnya kami asyik menyimak film tersebut, kami duduk agak berjauhan. Tika menyender di tembok, sedangkan saya ber-sila.Saya lihat Tika tidak enak duduk, sebentar-sebentar dia ganti posi duduk, asalnya selonjoran, terus sila, terus kedua kakinya diangkat dengan dagu ditempelkan. Tiba-tiba Tika mengguman lirih,
”Masss…sini dong? Tika kedinginan, nih!”. Saya tidak menyangka akan hal ini, walaupun memang ini yang diharapkan. He…he…he…
Saya terus mendekat kepadanya, sehingga kami bersandar di tembok. Tika langsung merebahkan kepalanya ke dada saya. Saya jadi kaget untuk yang kedua kalinya. Untung tidak jantungan. Untuk yang ketiga kalinya saya dibikin kaget oleh Tika,
”Mas…ganti dong Film-nya, terlalu banyak ngobrolnya. Tolong ambilin di lemari kecil itu”, sambil menunjuk ke arah lemari yang dimaksud. Terus saya beranjak ke arah lemari tersebut, dan saya jadi kaget lagi untuk yang kesekian kalinya. Ternyata dalam lemari tersebut ada sekitar 10 buah VCD BF. Saya ambil semua, saya serahkan sama Tika. Terus Tika mengambil satu yang berjudul The Phoneix. Saat itu jam 23:15.
Setengah jam setelah nonton, saya lihat Tika makin gelisah. Sambil tetap saya peluk, saya lihat tangannya mengusap-ngusap pahanya, naik sampe ke arah memeknya. Demikian terus menerus.
Melihat kegiatan yang Tika lakukan, maka saya pun jadi konak. Tangan saya yang sedang meluk Tika, bergeser turun ke arah buah dadanya, agak ragu juga sih. Tapi begitu tangan saya sampe di buah dadanya, si Tika malah makin membusungkan dadanya. Tangan saya masuk dari bawah kaosnya
merayap ke arah buah dada sebelah kiri. Saya remas pelan, terus saya raba putingnya yang sudah mengeras, saya pelintir-pelintir pelan. Tika menaikkan pinggulnya, sambil mendesah,”Ooohhh …. Mmhhaasss ….”. Saya yang mendengar desahan tersebut makin konak saja. Posisi saya dengan kaki berselonjor dan Tika duduk di depan saya diantara ke dua paha saya. Menjadikan saya lebih leluasa untuk meremas buah dadanya. Tangan kiri saya masih terus meremas buah dada yang kiri, sedangkan tangan kanan saya mencoba membuka t-shirtnya.
Ternyata Tika mengerti apa yang saya kehendaki. Sekarang bagian atas Tika sudah toples, saya lihat buah dadanya yang kecil tapi indah dengan puting berwarna agak kecoklatan dan sudah mengeras, ditambah dengan kulitnya yang kuning langsat. Melihat pemandangan seperti itu dari arah belakang atas punggungya menjadikan saya makin bertambah nafsu untuk menjadikan Tika lenih terangsang.
Cerita film sudah tidak disimak lagi, malahan kami yang sekarang sedang beradegan. He…he…he… Setelah yang kiri, tangan saya beralih ke arah buah dada yang kanan. Tangan kanan saya merayap mengusap pahanya, terus beralih ke arah memeknya yang masih ditutupi celana pendeknya.
Saat tangan kanan saya meraba memeknya, sambil bersandar ke dada saya, pinggul Tika dinaikkan, sambil mendesah, “Ahhh … ahhhhh ……. Oohhh …”.
Terus tangan kanan saya naik ke arah perutnya, pas di pusarnya saya elus-elus, terus menyelinap ke dalam celana pendeknya, saya raba lagi memeknya yang masih dibungkus dengan CD satinnya.
Tangan saya gosokan naik turun di antara celah memeknya. Tika makin melentingkan pinggulnya.
Karena ditempat kost, Tika hanya mendesah “Ahhhh … ooohhhh …. aaahhhh …”. Tangan kanan saya lalu menyusup ke arah
memeknya melalui celah-celah CD-nya dekat pangkal paha, dan memang sudah basah. Terus saya cari Clit-nya, yang sudah menonjol keluar, sehingga memudahkan untuk menggosoknya. Saya usap pelan-pelan, makin lama saya gosok makin cepat. Pinggul Tika makin melengking dengan raut wajah yang sudah sangat terangsang. Tika hanya bisa mengeluarkan desah, “Aaauuuhhhh ….. ooohhhhh …..”. Makin lama jari tangan kanan saya pasif, yang aktif makin keras adalah goyangan pinggul Tika, naik turun makin cepat.
Dan akhirnya Tika sampai pada klimaksnya kedua tangannya memeluk bahkan hampir mencekik leher saya, sambil berteriak lirih, “AAAAUUUHHHHH ….. MMMHHHAAASSSSS ……OOOOOHHHH…”. Tubuhnya lemas bersandar di dada saya. Sambil kepalanya tengadah, saya kecup bibirnya.
“Terima kasih, Mas…”, ujarnya lirih. Saat itu sudah jam 00:30. Saya pamit untuk pulang. Sejak saat itu kami selalu melakukan hal yang sama, tetapi tidak sampai Coitus. Karena saya pernah mencoba melakukan Coitus, tetapi Tika tidak mau. Dan kebetulan Tika suka mengulum batang kemaluan saya. Maka dalam melakukan percumbuan, timbal baliknya adalah setelah Tika orgasme, gantian Tika yang mengulum batang kemaluan saya.
Dalam melakukan percumbuan, tidak mesti saya melakukan Coitus. Saya merasa puas dan senang bila cewek tersebut terpuaskan oleh saya. Saya sangat menyukai bila melihat wajah cewek yang lagi konak dan orgasme, juga mendengar desahan cewek yang sedang konak dan pada saat mencapai klimaks.
Biasanya kalau saya melalukan Coitus, melihat-lihat dulu siapa ceweknya. Kalo ternyata ceweknya sudah terbiasa melakukan Coitus, ya…saya akan melakukan Coitus.
END
Baca Juga : -
Pengalaman Berhubungan Dengan Istri Tetangga Tante Sri
Duniabola99.org – Kejadian ini berawal tahun 2010 yang lalu, namaku Didik umurku 23 tahun, aku anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahku pegawai kereta api, sedangkan ibuku sudah meninggal 4 tahun yang lalu. saat ini aku belum bekerja, terasa sangat susah sekali mendapatkan pekerjaan dijaman sekarang ini, sehingga setiap hari hanya di rumah didepan komputer hanya sekedar browsing atau chating.Aku punya tetarangga namanya pak Marno dia kerja sebagai kontraktor sangat kaya dikampungku dan jarang ada dirumah, istri nya tante Sri sangat cantik dengan body yang sangat bagus, sintal, putih dan yang membuatku menelan ludah buah dadanya yang sangat besar.
Suatu hari saat rumah sedang sepi iseng-iseng aku buka situs porno dan menontonnya, karena asyiknya menonton aku tak mendengar ada orang bertamu yang ternyata tante Sri tetangga sexyku. saat aku sedang asyik menonton dan tanganku masuk ke celana memegangi kemaluanku yang memang dari tadi sudah tegang mengacung acung, tante Sri sudah berada di pintu kamarku melihatku menonton Bokep, entah sudah berapa lama tante Sri berdiri disitu. ” Didik ! nonton kok sendirian nanti kerasukan setan loh!! ” suara itu mengejutkanku dan segera aku keluarkan tanganku dari balik celana dan segera aku tutup laptopku
” Eh tante Sri !!” aku pura-pura sambil menutupi rasa maluku.
“Kenapa dimatiin filmnya?” kata tante Sri semakin membuatku malu.
” ah . . . enggak kok tante, aku sedang liat-lihat aja kok ” jawabku rada ngeless . . hehehe
“Koleksimu banyak gak mas Didik ?”
” hah . . . koleksi apaan tante?” tanyaku pura-pura bego.
” itu tadi yang barusan mas Didik tonton!!”“enggak kok tante cuma ada beberapa aja ” jawabku sambil aku perhatikan wajah tante Sri yang sedikit nakal, turun ke buah dadanya yang besar . dalam hati aku cuma bisa bilang oh Tuhan enak sekali bila bisa ngentot perempuan putih mulus ini.
“Mas Didik !, kok bengong!!
” ah . . . enggak kok tante!!”
“gini aja, bawa laptonya nanti kerumah ya . . . aku juga pengen nonton dah lama sekali gak pernah nonton film gituan. nanti aku tunggu di balai dibelakang rumah ya!!.
” iya-iya tante nanti aku bawa kesana” jawabku asal aja. pikirku wah ada harapan nih.
“oh ya mas Didik, nanti langsung masuk aja ya pintu pagar dan pintu rumah gak aku kunci ya,soalnya mbok darmi dan anak-ana gak ada dirumah semua!”
“Iya-iya tante, nanti Didik langsung masuk aja”
“ya udah ini piring bekas pisang goreng kemaren disimpan dulu !”
“oh ya mas Didik nanti kalo dah masuk pagar sama pintu rumah dikunci aja takut ada maling”
“iya-iya,tante”
Tante Sri pergi meninggalkan rumahku, aku pandangi lekuk tubuh sexynya sampai menghilang dari pandanganku.
aku sedikit heran dan campur senang, melihat kelakukan tante Sri yang mengajakku nonton bareng film bokep koleksiku.
setelah aku simpan piring dan aku tutup semua pintu rumah, segera aku bergegas ke samping rumah tempat tante Sri tinggal. Rumah besar dengan halaman yang luas dan pagar yang tinggi, rumah pak marno suami tante Sri, aku coba dorong pagarnya ternyata memang benar tidak dikunci, sesuai petunjuk tante Sri aku gembok pagar dan aku melangkah menuju pintu rumah sama sperti pagar pintu juga tidak dikunci. Kudapati ruang tamu yang lebar dan tinggi, busyyeeeettt gede amat nih rumah, memang baru sekali ini aku masuk rumah tante Sri sejak direnovasi 3 tahun yang lalu. tak lupa aku kunci pintu depan dan segera aku melangkah ke belakang menuju balai (sawung), disana tante Sri sudah menunggu sambil membaca majalah, gak jelas majalah apa.
“Eh mas Didik, sini-sini kita nontonya disini aja ya ” aku disuruh duduk dekat tante Sri.
“iya tante” jawabku agak canggung juga.
“Mas Didik ada berapa film nya?”
“ada 45 buah tante” jawabku agak malu.
“wah banyak juga ya!!”
mulai aku pilih file bokep yang gambarnya paling jernih dan mulai aku play.
akhirnya kami berdua menonton bokep, sambil aku lirih tangan tante Sri yang sangat putih, kakinya woooowww putih sekali, sampai aku nelan ludah “Glek,glek” aku lirik napas tante Sri mulai gak teratur jatungnya berdegap kencang sampai buah dada gedenya naik turun. aku rasa dia dah mulai terangsang dengan film bokep, tetapi aku gak berani macam-macam. aku sendiri dah mulai gak karuan pikiranku, kontolku yang dah tegang dari tadi semakin keras, dan aku rasakan ujungnya sudah keluar dari celana dalamku.
Sesekali aku pergoki mata tante Sri melirik bagian selakangku,
” mas Didik, sering nonton bokep ya ?”
“gak juga tante kalo lagi suntuk aja dari pada gak ada kerjaan” jawabku
“mas Didik udah pernah melakukannya”tanya tante Sri
“belum tante!” jawabku dan memang aku belum pernah melakukannya kalo cium perempuan sih pernah tapi kalo sampai ngentot aku belum berani melakukan.
“mas Didik belum pernah sama sekali???” tanya tante Sri dengan sedikit wajah heran
“Belum” jawabku polos.
“Mas Didik mau coba?”tanya tante Sri menggodaku.
“haah, mencoba tante?hmmmss” aku terdiam tidak bisa berbicara.
mulai tangan tante Sri memegang pahaku, aku hanya bisa diam dan jantungku berdegup sangat kencang, rasa merinding menjalar ke seluruh badanku.
tangan tante Sri mulai naik ke arah pangkal paha,buah dada nya mulai menempel di lenganku terasa sangat lembut (empuk).
“mas Didik mau? tante sudah gak tahan nih mas” tante Sri mulai ngaco ngomongnya.
aku hany bisa mengangguk menyetujui tindakan tante Sri. mendapat respon tangannya mulai membuka kacing celanaku dan relestingku.
“wooooowww gede banget mas Didik punyamu??? dan kerasssss”
tangannya mulai beraksi mengocok penisku nikmat banget terasa sampai di kepalaku.
“mas Didik tante kulum ya kontolnya?? tanpa menunggu jawaban dariku penisku sudah ada didalam mulutnya dan dijilati dari ujung sampai pangkal, aku lihat memang napsunya gede sekali tante Sri ini. aku hanya diam menikmati service tante Sri, sampai mataku merem melek.
tanganku dipegang sama tante Sri dan dituntun menuju buah dadanya yang ternyata sudah tidak menggunakan BH, kenyal dan keras sekali buah dadanya. “mas Didik diremas donk nenen tante!!” ohhhhhh . . . . .massss iya betulll begitu terussss . . . .yang kencang . . . .”
“ouuughhh mas dini . . . enak bangetttt, nikmat bangetttt massss . . . ouuughh”
” mas Didik dibuka ya baju sama celananya biar enak ?”
” iya tante” mulai aku lepas baju dan celanaku begitupun tante Sri yang juga membua pakainnya.
oooooohhh tubuh yang mulusss dan indah, walaupun dah punya anak tapi masih seperti gadis.
” mas Didik sini, nenen dulu punya tante, jilatin ya putingnya”
disodorkannya buah dada yang ranum itu ke mulutku, tanpa babibu lagi aku kenyottt dan aku jilati sampai tante Sri menggelinjang keenakan seperti orang kesetanan. tangan tante Sri meraih tanganku dan diarahkan ke kemaluannya . . . . . . . . aku dapati kemaluan yang ditumbuhi bulu yang tipis jarang-jarang dan sangat lembut. mulai tanganku bereaksi menggosok vagina tante Sri yang sudah basah oleh lendir tanda memang dia sudah benar-benar terangsang. “ooohhhh mas . . . terus ooouuugghhhh”
ohhhhh yesssss ooooooohhh massss terussss” mulai kata-kata yang gak karuan keluar dari mulut tante Sri.
kucium bibir tante Sri dibalasnya dengan lumatan bibir yang membuatku terkejut, lidahnya masuk kerongga mulutku menggelitik didalam, membuat gairahku memuncak.
“Mas Didik mulut yang bawah juga dicium donk, kepalaku didorong ke vagina tante Sri”mulai aku cium vagina itu dengan aroma yang khas, aku gak perduli aku lumat vagina itu lidah ku mulai masuk ke liang vagina tante Sri dan aku mainkan, “Ooooouuughhh masss teruuussss” ooouuughhh matiiiiii akuuuuuu ohhhhh enak banget”
“mas Didik, aku gak tahan masukin kontolmu ke memek tante”
aku bangkit dan mulai aku arahkan penisku ke arah lobang vagina tante Sri yang basah oleh lendir dan air liurku”
cleeessss terasa hangat saat ujung kontolku menempel tanpa menunggu lagi aku masukan kontolku . . . cleeeeeb masuk sepenuhnya ke vagina tante Sri ” ooouuugghhh mas kontolmu gede banget, terus mas genjottt sampai mati massss” ocehan tante Sri tak aku hiraukan, pinggulku mulai aku gerakkan naik turun sehingga kontolku melesak keluar masuk . . . . . .
tangan tante Sri memegang pantatku dan mendorong ke arahnya sehingga kontolku benar-benar masuk sampai ke itil tante Sri, vagina itu berdeyut sangat kencang seolah-olah menjepit penisku.
“ooooohh mas Didik aku keeeeee keeee keeluarrrrrr aooouuhhhhhh Tuhan”
aku didekapnya seolah tidak mau dilepaskan, badannya mengejang dan terasa kaku, gerakanku aku hentikan karena aku dipeluknya sangat erat sekaliiiii . . .
“mas Didik aku dah keluar ini banyak banget, mas Didik dibawah ya aku di atas” pinta tante Sri
“iya tante” aku nurut aja kayak bocah kecil.
aku posisi telentang tante Sri mulai pasang kuda-kuda jongkok dan mulai memasukkan batang kontolku ke vaginanya . . . “ooouuugghh tante” bisikku terasa enak sekali saat kontolku masuk memeknya. tante Sripun mulai aksinya seolah naik kuda pinggulnya naik turun kadang maju mundur.
Goyangan tante Sri memang benar-benar mauuut . . . kontolku terasa mau patah tapi enak banget.
5 menit kemudian . . . . ” Mas Didikooooo ouuughhhhhhhh ooouugggh tante keluar lagi masssss” badannya mengejang seperti tadi untuk beberapa saat dan akhirnya lemas dan menyandarkan kepalanya didadaku, tanda ia telah orgasme yang ke dua kalinya. kamipun beristirahat sebentar.
“mas Didik hebat juga belum keluar?” kata tante Sri memujiku.
“ah tante gak juga, soalnya Didik agak takut tante ketahuan suami tante bisa mati aku”bisikku
“tenang mas Didik suamiku pulangnya masih minggu depan”jawabnya sambil tersenyum.Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya
“ayo sekarang giliran mas Didik keluarin ya, pakai posisi dogy style aja ya mas Didik dari belakang”
tanpa aku jawab aku berdiri ganti posisi dogy style dari belakang, langsung au tancapkan batang kemaluanku yang gede ini ke lubang vaginanya dari belakang, “oooouuggg mas enakkk” aku goyangkan maju mundur sampai terasa dikepalaku. tangan tante Sri memegang papan pinggiran balai
dan aku berdiri dibelakangnya sambil menghujamkan senjataku ke kemaluannya. enak banget pantatnya putih dan empuk itu serasa jadi bantalan.
“ooouuggghh tante, pantatmu enak banget dipegang”kataku
“remas yang keras pantatku masssss oouugggghhhh” kata tante Sri
“oouuuhhhhhh tante ooouughhh tantteeee aku mau keluar” kataku
dengan sigap tante Sri melepas tautan penisku dan memeknya dan segera memegang penisku sambil dikocok dan di masukkkan mulutnya . . . “oooouughhh tante enakkkk teruuusss yang kerasssss “kataku agak ngacaooo . . . oooougghhh keluuuarrr tannn . .Crooot . . . . crooooott crooooot crot croot lima kali kontolku mengeluarkan many di mulut tante Sri sampai mulut tante Sri penuh . . . kemudian diisapnya kontolku sekuat tenaganya . . . . oooh benar-benar enak sekali.
akupun lemas dan tidur disamping tante Sri. . . .
“mas Didik enak gak ?” sambil berbisik ditelingaku
“enak sekali tante?” kataku.
“nomor hape mas Didik masih yang lama kan ?”
“masih tante ?” jawabku.
“kapan-kapan kalo masih mau lagi, mas Didik misscall aja ya!!”
“ok tante” jawabku semangat.Setelah saat itu aku sering berhubungan badan dengan tante Sri disaat suaminya pergi keluar kota, kadang-kadang kalo tante Sri bener-bener terangsang dan ingin ML tak segan-segan dia mengetuk jendela kamarku dan kamipun ngentot sampai pagi hari.
END
Baca Juga : -
Majalah Dewasa Edisi Desi Anggraini
Duniabola99.org– model yang bernama lengkap Desi Anggraini, Lahir di Bandung 1988 dia adalah pribadi yang ceria, supel namun tomboy. Menjalani profesi sebagai seorang model majalah pria dewasa tidak lepas dari omongan miring tentang dirinya namun Desi tak mau ambil pusing.
Berikut ini pose dari Desi Anggraini di majalah Sisila.
-
Cerita Seks Selingkuh Tante Sange Ngentot Hingga Pagi
Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Selingkuh Tante Sange Ngentot Hingga Pagi ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Seks – Aku baru saja selesai renang di Rooftop rumahku dan sedang santai dibawah payung pantai, dengan malas aku bangkit dari tempat. … Aku lupa kalau daritadi renang dengan tubuh telanjang bulat. Begitu berkilaunya tubuhku kena pancaran sinar mentari mmm… Tubuhku masih Oke Dipandang, Walaupun sudah agak berumur… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih kenyal dan kencang, Pinggul dan pantatku begitu Bulat dan Montok.
Banyak yang mengatakan wajahku selalu membuat para lelaki tergoda… Cerita Selingkuh Tante Sering sekali Birahiku Naik Tiba tiba karena melihat tubuhku sendiri, sudah 3 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 3 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku tak berdaya.
Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di Ruang Tamu Rumah, saking ngga ketahan… Semalam, Aku lampiaskan dengan nonton film bokep koleksiku di file Laptop… aku melampiaskan hasrat birahiku secara Brutal, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang, Aku memang wanita berlibido tinggi.
Sejak aku masih duduk di SMP aku sudah menyukai Masturbasi. Cerita Selingkuh Tante aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Jakarta sementara orang tuaku di Semarang. Aku pantas mendapatkan gelar Pemburu Sex, beberapa kali aku diusir dari tempat kost yang berbeda, dengan sebab yang hampir sama. Cerita tante.
Yang aku ingat, Malam sepulang jalanjalan aku diantar pulang dengan temanku, Tino… Aku lupa bagaimana cerita awalnya, aku bisa nyepong kontol Tino yang luar biasa besar dan panjang di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan pembantu ibu kost yang nyelonong masuk kamarku untuk menaruh pakaianku yang habis diseterikanya…
Akhirnya aku keluar dari kost-an itu. aku diajak Tino agar Tinggal di rumah kontrakannya sementara … Dan Gairah Sexku selalu dipenuhi oleh Kontol Besar Tino Disetiap Saat, Cerita Selingkuh Tante Kejadian yang sama juga terjadi diKost baruku, lagi asik ngentot dengan cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak Pak RT yang rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaan Suara Kenikmatan cerita tante ku terlalu keras, sampai2 terdegar oleh pak RT belakangan ini, Agen Judi Hoki Banget
Sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang gak bakal aku lupa, aku menikmati goyangan ranjang dengan bapak kost keburu dengan aksi cepat ngesex, Bapak Kost ngajak aku ke ranjang terang terangan… apesnya lagi aku gak mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasnya… baru mau aku orgasme… eeh…Tiba-tiba Pintu kamarku diketok Secara keras.
Bapak Kost dengan mempercepat goyangannya di memekku sampai aku orgasme dan bergetar hebat, Cerita Selingkuh Tante Pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali… bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga…
Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Bayu kakak kelasku dikampus, ngga hanya sosoknya yang jantan… Hasrat Sexnya pun begitu liar… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, Buktinya aku berhasil menyelesaikan Kuliahku, Sampai akhirnya 5 tahun yang lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Bayu dari kami berdua… Cerita tante.
Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku melanjutkan usahaku yang sedang naik-naiknya dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat Sex dengan lelaki yang berbeda, itupun juga hanya hiburan saja, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku…
Setelah aku sudah siap berjemur, aku pakai CD dan BH saja masuk kembali kedalam rumah. Cerita tante.
” Heee… Irwan kamu kenapa disini? kok ga sekolah ?” Kudapati Irwan di belakang komputer Astari. Cerita Selingkuh Tante Irwan adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan.” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang cepat dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yang lagi sakit kali aja butuh apa-apa” Sahut Irwan sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Irwan , penderitaanku agak berkurang…
” Irwan, kamu bisa mijit ga ? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Irwan tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Irwan kaya anakku sendiri Irwan duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah…
Percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun… sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Irwan yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun… uuuhh… dadaku terasa sesak akibat tete’ku yang semakin mengencang… Cerita tante.
Aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… Cerita Selingkuh Tante kupegang kedua tangan Irwan tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku…
” Eehh… tante…?” bisik Irwan bingung dari belakang tubuhku
” Wan… tolong remasi tetek tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang… Benar-benar hilang sosok Irwan yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku yang ada dibenakku saat itu Irwan adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Irwan mulai meremasi kemontokan buah dadaku…
” Yaaaaahh hhh…hhh… enaaaak Wan ulangi lagi sayaaang oooohhh… ” Cerita Selingkuh Tante tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Irwan tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku
” Ciumi leher tante… hhhmmm sssshhh yaaahh kecupin sayaaang aaaaccchh… sssshhh ” bisikan dan desah mesraku menuntun Irwan melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat
Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Irwan yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuhku Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya
Anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Cerita Selingkuh Tante Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku
baju Irwan dengan cepat kubuka dan… ooohh… dada bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Irwan untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan Mmm…
Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar entah ada apa dibaliknya ? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, Cerita Selingkuh Tante ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…Aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Irwan Ooooohhh my God ! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Irwan yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…
Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Irwan menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya…
Mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… Cerita Selingkuh Tante manii lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Irwan makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…
Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku… sesekali kusambut peju itu dengan lidahku… mmmm… rasa peju yg khas itu kembali dikecap oleh lidahku… Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku.
Tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Irwan yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Irwan, di atas kemaluan Irwan kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah lubang memekku yang sudah merah merekah.
Wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke lubang memekkuu… Cerita Selingkuh Tante Akhirnya dengan sedikit kupaksa kumaksukan kepala kontolnya ke lubang memekku perlahan kepalanya mulai masuk
” Iiiiihhh… bantu dorong sayang… Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Irwan menembus liang sanggamaku diiring rasa perih yang menggemaskan…” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang ” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…
” Aaaww… aahh… ooww pelahan duluuu sayaaang… kontol kamu gede banget… perih tauu ” aku ngedumel manja… ketika Irwan mengayun pinggulnya kuat sekali… Cerita Selingkuh Tante Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Irwan ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme…
Entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Irwan yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding lubang memeku rata dibesutnya… Luar biasa ! dalam waktu kurang dari 5 menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya peju orgasme yang kedua… dan…
hhwwwoooo… aaaammmpppuuunnn !!!! Rupanya Irwan tak mampu menahan lebih lama bobol peju nya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… Cerita Selingkuh Tante diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…
Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Irwan memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Irwan datang ke rumah
” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas dari sekolah untuk mengurus UN…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Irwan yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… Cerita Selingkuh Tante pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi…
Hampir sebulan lamanya Irwan tak muncul ke rumah, akupun maklum, Irwan sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Irwan dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik horden jendela, saat Astari diantar pulang oleh Irwan, kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak…
Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Irwan mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Irwan masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya iiihhh tapi buat darahku mendesir kencang
Betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku…Malam telah tiba pada pukul 21.00, kondisi hujan lebat dan Irwan ingin pulang karena sudah terlalu malam, Cerita Selingkuh Tante tak enak dilihat tetangga seorang lakilaki dirumah bersama 2 wanita sampai larut malam
” Ma, mas Irwan mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku…
” Eh… pulang ? hujannya gede banget, tunggu reda aja lagian rumah Irwan jauh ” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu…
” Irwan ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Cerita Selingkuh Tante Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak
” Tapi Irwan harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan…
Akhirnya Irwan menelfon Keluarganya untuk meminta izin menginap dirumah Mama Astria, dan diizinkan oleh keluarganyaMalam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memejamkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Jack… tapi… entah kenapa kali ini…
Baru ini Susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Jack menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas…
Tunggu apa lagi ??? mmmm… bisikan setan aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Irwan masih belum tidur…
” Irwan kamu belum tidur ?” tanyaku
” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Irwan menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, Cerita Selingkuh Tante sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol…
Dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali… bibirku sudah dalam lumatan bibir Irwan, sergapan nafsu remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku…
Tapi aku sudah melupakan siapa Irwan, yang aku tahu Irwan adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Irwan lebih liar dan lebih berinisiatip melakukan serangan, Cerita Selingkuh Tante sampai aku hampir tak percaya ketika Irwan menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku…” Wannnnnn sssshhh… kamu piiiinteer sekarangg… ooohh ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Irwan tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki… Cerita tante.
Aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada Lubangg Kewanitaanku yang Sempit tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…
Taklama kemudian tubuhku roboh dibuat Lelaki Muda Perksa ini, Cerita Selingkuh Tante Dan Kami tergulai lemas diatas ranjang sambil tatap2pan penuh gairah
“Irwan jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dengan nada dingin
Baca Juga : Cerita Hot dan Gambar Seks Menikmati Tubuh Mulus Istri Bos
” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante ” jawab Irwan agak gugup menyebut namaku
” Ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Irwan menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Irwan banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya… Cerita tante.
“Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” Cerita Selingkuh Tante bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Irwan, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm…
” Ayo sayaang…hh hhh… Tante udah ga tahan dengan peju mu…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Irwan pada clitorisku…
” Aoooouuuhhh… Roooonnn… hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Irwan, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Irwan, Cerita Selingkuh Tante namun kali ini Irwan menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa… Cerita tante.
“Enaaak Tante ?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu…
Ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali… Cerita Selingkuh Tante kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Irwan dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi Irwan yang mengeros buas…
“Aaaahhhkkk… Waa wannnn ohhhh ssaayaang… aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku…
“Tante…hhh…hh Irwan ampiir keluaar peju uu… sssshhh ” desis Irwan dengan suara bergetar… Cerita Selingkuh Tante matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini
” Ayoooo sayaanggg… semburkan peju bareng Tante… ooouuuuhhhh… !!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Irwan menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang… dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat… Cerita tante.
Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar… hujan di luar rupanya sudah berhenti juga…
” Tante… boleh Irwan pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan…
” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah ?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab…
“ kontol besar kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… Cerita Selingkuh Tante apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar ” sambungku dengan nada serius… Irwan pun mengangguk tegas Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
-
Memperawani Asisten Rumah Tangga Saat Tertidur
Duniabola99.org – Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisah ini terjadi dua tahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Aku mempunyai pembantu namanya Ina. orangnya cukup tinggi hampir setinggi aku yaitu kira-kira 165cm, semampai, badannya langsing dengan kedua tetek yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran teteknya kira2 34. saya hanya kira-kira aja, karena belum pernah mengukurnya.
Ina sudah bekerja di rumah sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. ia sangat sayang sama anak saya. istri saya pun percaya ama dia. karena istri saya bekerja maka semua urusan rumah tangga diserahkan kepada si Ina. Ina ini hanya tamat SD sekarang umurnya sudah 17 tahun. lagi segarnya memang.
Sering Ina ini ketiduran di Sofa keluarga sambil mengendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas.. dekat sofa atau didepan nya ada TV ukuran 34 .. disamping sofa keluarga ada meja makan. saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. karena seringnya Ina ketiduran di atas sofa depan TV, lama2 saya memperhatikan ia juga.
Cantik dan sensual juga si Ina ini pikirku. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang… selayaknya si Ina tidak pantas jadi pembantu. saya tipe suami yang setia. belum pernah merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri ku. oya istriku cukup cantik dengan kulit putih mulus dan bodi bahenol. kalo sedang hubungan intim ia sangat liar sekali. nafsu sex nya sangat kuat. kembali ke Ina. kadang2 waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit mengintip.
Pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri ku lagi dapet bulan. dan seperti biasa si Ina pembantuku, ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. saya iseng menghampirinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun.. saya belai rambutnya. ia diam aja.
Trus saya usap2 pipinya,.. eh..eh.. ia diem aja..trus saya mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunya, sementara anak saya ia peluk sambil tidur..saya mulai curiga ia ketiduran atau pura2 tidur.. kemudian saya kecup keningnya terus matanya dan mendarat di bibirnya.. eh,,ia diam aja.
Saya penasaran… saya mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..saya kaget..kemudian saya lepas ciuman saya… ia tertidur lagi. trus saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… saya jadi penasaran., ia betul2 tidur atau tidak..saya takut juga..terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri..saya lihat si Ina masih terpejam matanya..tiba-tiba ia bangun karena anak saya dipelukkan bangun minta susu… trus si Dian bikinkan susu anak saya (laki).
Setelah menyuapin anak saya dengan susu, anak saya tertidur lagi,.. si Ina minta pamit ke saya untuk nidurin anak saya ke kamar anak saya yang nomor satu… saya mengangguk sambil sibuk kerja. setelah satu jam saya lihat si Ina tidak keluar dari kamar anaknya saya.
Saya penasaran, kenapa ia nggak keluar dari kamar anak saya. saya dekati kamar anak saya… dan saya buka pintu pelan2 takut ketahuan istri saya…tiba saya kaget ternyata si Ina tertidur pulas bersama anak saya.. dan yang lebih saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha nya mulus terbentang dalam kondisi mengangkang.
Saya masuk kekamar pelan2. trus saya berdiri disamping ranjang.. saya lihat wajah Ina ia betul2 tertidur pulas… saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap2 teteknya yang menonjol seksi… saya terus mengusap2 memeknya,,dan setelah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya. saya mulai curiga jangan2 ia pura tidur. saya menuju mulutnya.
Saya kecup pelan2 mulutnya sambil tangan saya terus mengusap teteknya. mulutnya saya isep keras. terdengar lenguhan nafasnya…perutnya terangkat. dadanya ia busungkan ke atas.. aku makin penasaran. aku buka kancing bajunya diatas dadanya. sekarang bajunya sebelah atas tersingkap.
Terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok..saya terkesima. bentuk teteknya indah sekali. masih kenceng. beda ama tetek istriku yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya. saya membelai teteknya dengan penuh sayang.. sekali-kali bibir saya mengusap2 kulit teteknya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan. tangan kananku akau selipkan di antara daging tetek dan behanya.. agak sempit, saya berusaha masukin tangan saya.. hmm bukan maen..terasa daging teteknya kenyal dan dingin sejuk sekali.
Saya remas2 tetek berkali sambil tangan saya bergantian meremes2 teteknya. mulut saya terus mengecup bibirnya. lidah saya kadang saya masukin kedalam mulutnya. ada sedikit respon saat lidahku akau masukin kedalam mulutnya. ia sedikit mengisap lidah saya. saya tambah nyakin kayaknya ia pura-pura tidur. meskipun matanya terpenjam, namun napsu nya mulai naik.
Saya tak sabaran lagi pengen lihat teteknya secara utuh. saya buka tali BH nya dan sekarang teteknya betul2 dah telanjang. namun untuk jaga2 aku tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap. hanya BHnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik ke atas sehingga teteknya yang montok itu menyembul keluar. saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya.
Saya isep2 bergantian kiri dan kanan,. sementara tangan kanan saya terus memasukkan jari tangan saya kedalam memeknya..dia mengelinjang2 dengan pelan. puas mengisap putingnya. kontol saya sudah sangat tegang sekali. saya lepas celana pendek saya. terus memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka, matanya masih terpenjam, kayaknya ia pura2 tidur…trus aku naikin dadanya, posisi ia telentang pasrah. Sampai di dadanya, paha saya geser dikit ke atas. terus kontol saya yang udah sangat tegang langsung aku sodorkan kedalam mulutnya.
Aku masukin dengan paksa kontol ko yang besar dan tegang itu ke mulutnya.. agak susah dan ada sedikit penolakan. tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat. saya terus memassukkan kontol saya kedalam mulutnya.. saya majukan pelan-pelan…terasa kontol saya menyentuh giginya..ia mengerakkan giginya..wow..ia betul-betul ngak tidur.. nggak mungkin ia tidur, melihat ia menggerakan giginya sambil menekan kontol saya..
ohghhh sensasi yang luar bisa…sambil memaju mundurklan kontol saya kedalam mulutnya, tangan saya yang kiri menjulur ke arah teteknya aku remas2 teteknya wow betul nikmatnya..ia masih perawan pikirku..dan belum pengalaman yang beginian. saya ingat istri saya..saya berdiri dari dari atas dadanya kontol saya lepaskan dari mulutnya..namun saya kaget.. pada saat kontol saya lepaskan dari mulutnya pelan2 tiba mulutnya menjepit kontolku. aku agak susah menarik kontolku… namun pelan2 akhirnya kontolku lepas.
Aku biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua teteknya menyembul bebas dengan seksinya. aku pakai celana dan terus aku kekamar mengintip istri ku..wow ternyata ia tidurnya sangat pulas,… aku tutup pintu kamarku da kembali kekamar anakku yang ada si Ina.. begitu aku lihat di ranjang, posisi Dina tidak berubah posisinya.. aku semakin dapat angin. kontol masih tegang dan tidak turun2… aku elus memeknya masih pakai celana dalam.
Memeknya dah basah sekali. aku buka celana dalamnya pelan2 terus aku pelorotkan sampai ke mata kakinya, aku nggak berani melepas total celana dalamnya. pelan2 aku naikin dia dan kontolku aku arahkan ke lobak memeknya yang basah itu.. aku bimbing kontol ku yang panjang dan tegang ke arah lobang memeknya.
kakinya aku reanggangkan.. lobang memeknya masih sempit. kulihat wajahnya pasrah dan mata nya tetap terpejem dan kelihatan mulutnya bergerak menahan nikmat.. ia pura2 tidur. tetapi saya ngak peduli yang pemting aku lagi masukin kontolku ke memeknya….sempit. dan susah sekali masuk kontolnya.
Ia mendesah pelan-pelan. badan ku aku rebahkan diatas badannya. teteknya menekan dadaku..wow nikmat banget.. tiba-tiba tanganya ia rangkulkan ke leherku dan menekan2 pinggulnya ke arah kontol ku yang sedang bersusah payah menuju lobang kenikmatannya. pelan2 kontol ku masuk..dan seperti batang kontolku telah amblas. ia merintih2 ngak karuan tetapi dengan mata yang masih terpejam.
Mulutnya aku ciumi lagi dengan ganasnya…ia membalas ciuman ku. sekarang ia dah mulai menghisap2 lidahku dan menggigit ujung lidah dengan pelan.. napsu ku tak karuan.. ia terus menekan pinggulnya ke arah kontol..tiba-tiba ia tersendak oughhh.ooughhh..oughh… bersamaan dengan terasa kontol ku menembus sesuatu..
Aku lihat kebawah pada saat aku maju mundurkan kontolku..ada warna merah mudah di batang kotolku yang lagi maju mundur tersebut…aku kaget dan ngak sadar ternyata aku telah memecah perawannya.. tetapi ia kelihatan senyum tipis, wajahnya menegang… ada rasa penyesalan..namun kenikmatan duniawi mengalahkan semuanya.. akhir aku genjot kontol keluar masuk memeknya sambil tanganku tak henti2nya meremas2 kedua tetek nya seksi..
Sementara mulutku terus mengisap2 lidahnya dan mencupang lehernya…..ough..nikmat.. tiba-tiba ia mengejang bersaman dengan itu akupun menyemburkan air mani panas kelobang memeknya. cukup banyak air mani ku….yang masuk kelobang memeknya..akhirnya aku lemas.. dan diam-diam aku tarik kontoku dari lubang memeknya.
Aku turun dari ranjang. aku lihat anakku masih tidur pulas. dan pembantuku Ina juga dalam keadaan tidur pulas… dan matanya terpejam. aku rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan BHnya aku kancingin lagi… aku keluar kamar anakku.. masuk ke kamar tidurku dan kulihat istri tidur dengan pulas., untung ia nggak bangun. Besok paginya aku bangun, istriku dah berangkat kerja.
Kulihat Ina, sikapnya menunjukkan biasa saja…ia sempat tanya ke saya,.. pak semalam aku mimpi aneh deh…kok anuku terasa perih…terus ia bilang kenapa ada warna merah ya pak di paha dan dalam celananya..ia nanya dengan lugu.. aku pura nggak tahu…namun kelihatan ia puas.
-
Naughty slut Maya Bijou does a slow strip to reveal her shaved pussy nice tits
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang
yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini
menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda
hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore
lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru! -
Stocking garbed Euro babe Tina Kay baring big pornstar tits and ass
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!
-
Cerita Seks Panas Nikmatnya Selimut Tetangga Membuatku Ketagihan
Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Panas Nikmatnya Selimut Tetangga Membuatku Ketagihan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Seks – Aku dan suami sudah pindah kerumah kami sendiri. Kami baru pindah ke sebuah kompleks perumahan yang masih sangat baru. Belum banyak penghuni yang menempatinya, malahan di gang rumahku (yang terdiri dari 12 rumah) baru 2 rumah yang ditempati, yaitu rumahku dan rumah Pras. Cerita Mesum Panas Rumah Pras hanya berjarak 2 rumah dari rumahku. Karena tidak ada tetangga yang lain, Pras jadi cepat sekali akrab dengan suamiku.
Aku dan Winda, istri Pras jadi seperti sahabat lama, kebetulan kami seumuran. Hampir tiap hari kami saling curhat tentang apa saja, termasuk soal seks. Biasa kami berbincang di teras depan rumah Winda kalau sore sambil Winda menyuapi Aria, anak mereka. Aku kurang “happy” soal urusan ranjang ini dengan suamiku. Cerita Mesum Panas Bukannya suamiku ada kelainan, tapi dia senangnya tembak langsung tanpa pemanasan dahulu, sangat konservatif tanpa variasi dan sangat egois.
Begitu sudah ngecret ya sudah, dia tidak peduli dengan aku lagi. Sehingga aku sangat jarang mencapai kepuasan dengan suamiku. Sebaliknya Winda bercerita kalau dia sangat “happy” dengan kehidupan seksnya. Pras hampir selalu bisa memberikan kepuasan kepada istrinya. Kami saling berbagi cerita dan kadang sangat mendetail malah. Sering aku secara terbuka menyatakan iri pada Winda dan hanya ditanggapi dengan tawa terkekeh2 oleh Winda.
Jum’at petang itu kebetulan aku sendirian di rumah. Cerita Mesum Panas Terdengar ketukan di pintu sambil memanggil2 nama suamiku.Aku membukakan pintu. “Eh .. Mas. Masuk Mas,” sapaku ramah. Aku baru selesai mandi sehingga tanpa make up dengan rambut yang masih basah tergerai sebahu.
Aku mengenakan daster batik mini warna hijau tua dengan belahan dada rendah, tanpa lengan yang memeperlihatkan pundak dan lengan yang putih dan sangat mulus. “Nnng … suamimu mana Sin?” “Wah ke luar kota Mas.” “Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang?” “Iya Mas, kebetulan ada acara promosi, jadi dia harus ikut, sampai Minggu baru pulang.
Mas Pras ada perlu ama suamiku?” “Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih, Winda ama Aria nginep dirumah ibunya.” “Wah kalo cuman main catur ama Sintia aja Mas.” “Emang Sintia bisa catur?” “Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum tentu kalah lho ama Mas.” kata ku sambil tersenyum. Cerita Mesum Panas “Ya bolehlah, aku pengin menjajal Sintia,” katanya dengan nada agak nakal.Aku hanya tersenyum menjawab godaanku. Aku membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan dia duduk di kursi tamu. “Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya.”
Aku melenggang ke ruang tengah. Pas aku melangkah sambil membawa baki yang berisi 2 cangkir teh dan sepiring kacang goreng kegemarannya dan suamiku kalau lagi main catur, dia sedang menyusun biji2 catur dipapannya. Aku membungkuk meletakkan baki di meja, mau tak mau belahan dada dasterku terbuka dan menyingkap dua bukit toketku yang putih dan sangat padat. Aku tidak memakai bra.
Kemudian aku duduk di kursi sofa di seberang meja. “Siapa jalan duluan Mas?” “Sintia kan putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya. Beberapa saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. Cerita Mesum Panas Aku membuktikan bahwa aku cukup menguasai permaian ini. Beberapa kali langkah ku membuat dia harus berpikir keras. Tapi aku pun kerepotan dengan langkahnya.
Beberapa kali aku harus memutar otak. Kadang2 aku membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan kedua tanganku bertumpu di pinggir meja. Posisi ini tentu saja membuat belahan dasterku terbuka lebar dan kedua toketku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua matanya. Cerita Mesum Panas Satu dua kali dalam posisi seperti itu aku mengerling kepadanya dan memergoki dia sedang menikmati toketku.
Aku membiarkan matanya menjelajahi toketku sehingga aku sama sekali tidak mencoba menutup daster dengan tanganku. “Cckk cckk cckk Sintia memang hebat, aku ngaku kalah deh.” “Ah dasar Mas aja yang ngalah dan nggak serius mainnya. Konsentrasi dong Mas,” jawab ku sambil tersenyum menggoda. “Ayo main lagi, Sintia belum puas nih.” kataku rada genit.
Kami main lagi, permainan berjalan lebih seru, sehingga suatu saat ketika sedang berpikir, tanpa sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yang sudah “mati” ke lantai. Cerita Mesum Panas Dengan mata masih menatap papan catur aku mencoba mengambil biji catur tsb dari lantai dengan tangan kananku.
Cerita Seks Tetangga Membuatku Ketagihan Rupanya dia juga melakukan hal yang sama, sehingga tanpa sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai. Entah siapa yang memulainya, tapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja sambil masih duduk di kursi masing2. Aku melihat ke arah nya. dia masih dalam posisi duduk membungkuk . Jari tangan kirinya masih terus meremas jari tangan kananku.
Dia menjulurkan kepalaku dan mencium dahi ku dengan sangat mesra. Aku sedikit terperanjat dengan langkahnya, tapi hanya sepersekian detik saja. Aku melenguh pelan, “oooohhh …”Dia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia mengkulum lembut bibir ku sambil tangan kanannya melingkar di belakang leherku.
Aku menyambutnya dengan mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan posisi duduk berseberangan dibatasi oleh meja. Kuluman bibirnya ke bibirku berubah menjadi lumatan. Cerita Mesum Panas Bibirku disedot pelan, dan lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. Aku pun menyambutnya dengan permainan lidahku.
Merasa tidak nyaman dalam posisi ini, dia lepaskan ciumannya. Dia bangkit berdiri, berjalan mengitari meja dan duduk di sisi kiri ku. Belum sedetik dia duduk aku sudah memeluknya dan bibirnya kembali melumat kedua bibirku. Lidahnya terus menjelajah seluruh isi mulutku sepanjang yang bisa dia lakukan. Aku pun tak mau kalah bereaksi. Harus aku akui bahwa aku belum pernah berciuman begini hot, bahkan dengan suamiku sekalipun.
Dia menciumi sisi kiri leher ku yang putih jenjang. Rintih kegelian yang keluar dari mulut ku dan bau sabun yang harum semakin memompa semangatnya. Cerita Mesum Panas Ciumannyabergeser ke belakang telinga ku, sambil sesekali menggigit lembut cupingnya. Aku semakin menggelinjang penuh kegelian bercampur kenikmatan. “Aaahhhh … aaaahhhhh,” aku merintih pelan. Dia merangkul leherku dengan lengan kanannya.
Tangan kanannya mulai menelusup di balik dasterku dan merayap pelan menuju puncak toket ku yang sebelah kanan. Toketku memang sangat padat. Bentuknya sempurna, ukurannya cukup besar karena tangannya tak mampu mengangkup seluruhnya. Jari2nya mulai menari di sekitar pentil ku yang sudah tegak menantang.
Dengan ibu jari dan telunjuknya dia memelintir lembut pentilku yang mungil itu. Aku kembali menggelinjang kegelian. Aku menolehkan wajah ke kiri dengan mata yang masih terpejam. Dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan panasnya sambil tangannya terus bergerilya di toket kananku. Ciumannya semakin ganas dan sesekali menggigit lembut bibirku.
Tangan kirinya digerakkan ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun pasti, usapan tangan diarahkannya semakin keatas mendekati pangkal pahaku. Ketika jarinya mulai menyentuh cd ku di sekitar no nokku, dia menghentikan gerakanku. Tangan kirinya kembali diturunkan, dia mengusap lembut pahaku mulai dari atas lutut. Cerita Mesum Panas Gerakan ini diulang beberapa kali sambil tangan kanannya masih memelintir pentil kanan ku dan mulut kami masih saling berpagutan.
Cerita Seks Tetangga Membuatku Ketagihan Ciumannya semakin mengganas. Dia pun mulai meraba no nokku yang masih terbalut cd itu. no nokku berdenyut lembut . Dengan jari tengah tangan kirinya, dia menekan pelan tepat di tengah no nokku. Denyutan itu semakin terasa. “Aaahh … Mas… aahhh .. iya .. iya,” aku melenguh sambil sedikit meronta dan kedua tanganku menyingkap daster miniku serta menurunkan cdku sampai ke lutut. Cerita Mesum Panas Serta merta matanya bisa menatap leluasa no nokku. Bukitnya menyembul indah, jembutku cukup lebat. Di antara kedua gundukan no nokku itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah kecoklatan.
Cerita Seks Panas Nikmatnya Selimut Tetangga Membuatku Ketagihan
Kemudian jari2 tangan kirinya mulai membelai semak2 yang terasa sangat lembut itu. Aku bereaksi terhadap belaiannya dengan menciumi leher dan telinga kanannya. Aku semakin erat memeluknya. Tangan kanannya dari tadi tak berhenti meremas2 toket ku yang sangat berisi itu. Jari2nya mulai mengusap lembut no nokku yang sangat halus itu. Perlahan dia menyisipkan jari tengah kirinya di celah no nokku. Aku rasakan sedikit lembab dan agak berlendir.
Dia menyusup lebih dalam lagi sampai dia menemukan it ilku yang sangat mungil . Dengan gerakan memutar lembut dia mengusap it ilku. “Ahhhh … iya … Mas .. ahhhh .. ahhhh.” Jari tengahnya ditekan sedikit lebih kuat ke it ilku, sambil digosokkan naik turun. Cerita Mesum Panas Aku meresponsnya dengan membuka lebar kedua pahaku, namun gerakanku terhalang cd yang masih bertengger di kedua lututku.
Sejenak ia menghentikan gosokan jarinya, dia menggunakan tangan kirinya untuk menurunkan cdku. Aku membantu dengan mengangkat kaki kiriku hingga cdku terlepas dan hanya menggantung di lutut kanan ku. Gerakan ku sudah tak terhalang lagi. Dengan leluasa aku membuka lebar kedua pahaku. Jarinya sekarang leluasa menjelajah seluruh no nokku yang sudah sangat licin berlendir itu.
Dia menggosok2 it il ku dengan lebih kuat sambil sesekali mengusap ujung no nokku dan digesek keatas kearah it ilku. Aku menggelinjang semakin hebat. “Aaaaaahhhhh …. Mas .. Mas ….. ahhhhh .. terus … ahhhhh,” pintaku sambil merintih. Intensitas gosokannya semakin dia tingkatkan. Dia mulai mengorek bagian luar lubang no nokku. “Iya … ahhh … iya .. Mas …”
Aku hanya tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku terdongak kebelakang, mataku tertutup rapat. Mulutku terbuka lebar sambil tak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan. Tanganku terkulai lemas tak lagi memeluknya. Tangan kanannya pun sudah berhenti bekerja karena merangkul aku dengan erat agar aku tidak melorot ke bawah. Cerita Mesum Panas Daster ku sudah terbuka sampai keperut, menyingkap kulit yang sangat putih mulus tak bercacat. Cdku masih menggantung di lutut kananku. Pahaku mengangkang maksimal. Jarinya masih menari-nari di seluruh bagian luar no nokku.
Dia sengaja belum menyentuh bagian dalam no nokku. Aku sekarang menggeleng2 kepala ke kiri kanan dengan liar. Rambut basahku yang sudah mulai kering tergerai acak2an. “Mas … Mas …. ahhhhh …. enak …. ahhhh nggak tahaaann .. ahhhh.” Aku sudah hampir mencapai puncak kenikmatan birahiku. Cerita Mesum Panas Dengan lembut dia mulai menusukkan jari tengahnya ke dalam no nokku yang sudah sangat basah itu. Dia menyorongkan sampai seluruh jarinya tertelan no nokku yang cukup sempit itu. Agen Judi Hoki Banget
Dia tarik perlahan sambil sedikit dibengkokkan keatas sehingga ujung jarinya menggesek lembut dinding atas no nokku. Gerakan ini dilakukannya berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk lurus keluar bengkok, begitu seterusnya. Tak sampai 10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku mencengkeram erat pinggiran sofa. Kepalaku semakin mendongak kebelakang. Mulutku terbuka lebar. Gerakannya dipercepat dan ditekan lebih dalam lagi. “Aaaaaahhhhhhhhhh.”
Aku melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhku sedikit menggigil. Aku bisa merasakan jari tangannya makin terjepit kontraksi otot no nokku, dan bersamaan dengan itu cairan no noktku menyiram jarinya. Aku telah nyampe. Dia tidak menghentikan gerakan jarinya, hanya sedikit mengurangi kecepatannya. Cerita Mesum Panas Tubuh ku masih menggigil dan menegang. Mulutku terbuka tapi tak ada suara yang keluar sepatahpun, hanya hembusan nafas kuat dan pendek2 yang keluar lewat mulutku. Kondisi demikian berlangsung selama beberapa saat. Kemudian tubuh ku berangsur melemas, dia pun memperlambat gerakan jarinya sampai akhirnya dengan sangat perlahan dia cabut dari no nokku.
Mata ku masih terpejam rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan lembut dan pelan dia mendekatkan bibirnya ke mulut ku. Dia mencium mesra bibirku yang sensual itu. Akupun menyambut dengan tak kalah mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Agak berbeda dengan ciuman yang menggelora seperti sebelumnya. “Nikmat Sin?” dengan lembut dia berbisik di telinga ku. “Mas … ah … Sintia belum pernah merasakan kenikmatan seperti tadi ..sungguh Mas. Mas sangat pinter … Makasih Mas … Winda sungguh beruntung punya suami Mas.” “Aku yang beruntung Sin, bisa memberi kepuasan kepada wanita secantik dan semulus kamu.” “Ah Mas bisa aja … Sintia jadi malu.”
Cerita Seks Tetangga Membuatku Ketagihan Akhirnya aku sadar akan kondisiku saat itu. Dasterku awut2an, pahaku masih terbuka lebar, dan cdku tersangkut di lututku. Aku segera duduk tegak, menurunkan dasterku sehingga menutup pangkal pahaku. Akhirnya aku bangkit berdiri. “Sintia mau cuci dulu Mas.” “Aku ikut dong Sin, ntar aku cuciin,” dia menggodaku. Cerita Mesum Panas “Ihhh Mas genit.” Sambil berkata demikian aku menggamit tangannya dan menariknya ke kamarku. Sampai di kamarku dia berkata: “Aku copot pakaianku dulu ya Sin, biar nggak basah.” Aku tidak berkata apa2 tetapi mendekatinya dan membantu melepas kancing celananya semantara dia melepaskan kaosnya.
Dia kemudian melepaskan juga celananya dan hanya memakai cd saja. Aku melirik ke arah cdnya. Tampaknya kon tolnya yang besar dan panjang (dibandingkan dengan kon tol suamiku yang kecil) sudah menegang. Dia maju selangkah dan mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas dan aku mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya mudah terlepas.
Dia tampak mengagumi tubuhku. Toket yang dari tadi hanya diraba sekarang terpampang dengan jelas di hadapannya. Bentuknya bundar kencang, cukup besar, tapi masih proporsional dengan ukuran tubuh ku yang sexy itu. Pentilku sangat kecil bila dibanding ukuran bukit toketku. Warna pentilku coklat agak tua, sungguh kontras dengan warna kulit ku yang begitu putih.
Perut ku sungguh kecil dan rata, tak tampak sedikitpun timbunan lemak disana. Pinggulku sungguh indah dan pantatku sangat sexy, padat dan sangat mulus. Cerita Mesum Panas Pahaku sangat mulus dan padat, betisku tidak terlampau besar dan pergelangan kakiku sangat kecil. “Mas curang … Sintia udah telanjang tapi Mas belum buka cdnya.” Tanpa menunggu reaksinya, aku maju selangkah, agak membungkuk dan memelorotkan cdnya. Dia membantu dengan melangkah keluar dari cdnya.
kon tolnya yang sedari tadi sudah berdiri tegak langsung menyentak. Besar dan panjang, mengangguk2 saking kerasnya. Kami berdua berdiri berhadapan sambil bertelanjang bulat saling memandangi. Tak tahan melihat tubuh molek ku, dia maju langung memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dengan kulit tubuh nya tanpa sehelai benangpun yang menghalangi. “Kamu cantik dan seksi sekali Sin.” “Ah Mas ngeledek aja.” “Bener kok Sin.”
Sambil berkata demikian dia merangkul aku lalu masuk ke kamar mandi. Dia menyemprotkan sedikit air dengan shower ke no nokku yang masih berlendir itu. Cerita Mesum Panas Kemudian dia memeluk ku dari belakang dan menyabuni seluruh permukaan no nokku dengan lembut. Aku suka dengan apa yang dia lakukan, aku merapatkan punggungku ke tubuhnya sehingga kon tolnya menempel rapat ke pantatku. Dengan gerakan lambat dan teratur dia menggosok selangkangan ku dengan sabun.
Aku mengimbanginya dengan mengggerakkan pinggulku seirama dengan gerakannya. Akhirnya selesai juga dia membantu ku mencuci selangkanganku dan mengeringkan diri dengan handuk. Sambil saling rangkul kami kembali ke kamar dan berbaring bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan dan berciuman penuh kemesraan. Dia meraba seluruh permukaan tubuh mulus ku, aku pun beraksi mengelus kon tolnya yang semakin menegang itu. Aku
ditelentangkan, kemudian dia melorot mendekati kakiku. Dia mulai menciumi betisku, perlahan keatas ke pahalu yang mulus. Akhirnya mulutnya mulai mendekati pangkal pahaku. “Ahhhhh Mas …. ah .. jangan .. nanti Sintia nggak tahan lagi .. ah.” Sekalipun aku berkata “jangan” namun justru aku membuka kedua pahaku semakin lebar seakan menyambut baik serangan mulutnya itu. “Nikmati saja Sin …. aku akan memberikan apa yang tidak pernah diberikan suamimu padamu.”
Dia meneruskan jilatan dan ciumannya ke daerah selangkangan ku yang sudah menganga lebar. Bibir no nokku yang begitu tebal dan sensual. Perlahan dia mengkatupkan kedua bibirnya ke bibir no nokku. Sambil “berciuman” dia menjulurkan lidahnya mengorek ujung no nokku. “Ahhhh …. Mas … aaaaahhh .. please .. please.” Cerita Mesum Panas Begitu mudahnya kata2ku berubah dari “jangan” menjadi “please”. Bibirnya digeser sedikit keatas sehingga menyentuh it ilku yang berwarna pink. Perlahan dia menjulurkan lidahnya dan menjilatinya berkali2.
Aku membuka selangkanganku semakin lebar dan menekuk lututku serta mengangkat pantatku. Dia segera memegang pantatku sambil meremasnya. Lidahnya semakin leluasa menari di it il ku. “Aaaaaahhhhhh …. enak Mas …. enak …. ahhhh .. iya …. ahhhh.” Hanya itu yang keluar dari mulut ku menggambarkan apa yang sedang kurasakan saat ini. Dia semakin meningkatkan kegiatan mulutnya, dia mengkatupkan kedua bibirnya ke it il ku yang begitu mungil, dia menyedot lambat2 benda sebesar kacang hijau itu. “Maaaaasss …. nggak tahaaaan … ahhhhh .. Maassss.”
Dia melepaskan tangan kanannya dari pantat ku, kemudian jari tengahnya kembali beraksi menggosok it ilku. Lidahnya dijulurkan mengorek seluruh lubang no nokku sejauh yang dia bisa. Tubuhku menegang sehingga pantat dan selangkanganku semakin terangkat, kedua tanganku mencengkeram kain sprei. “AAAaaaaahhhhh … maaaaassssssss.”
Cerita Seks Panas Nikmatnya Selimut Tetangga Membuatku Ketagihan
Bersamaan dengan erangan ku dia merasakan ada cairan hangat dan agak asin yang keluar dari no nokku dan langsung membasahi lidahnya. Dia menjulurkan lidahnya semakin dalam dan semakin banyak cairan yang bisa dia rasakan. Aku memberontak, segera menarik dia mendekatiku. Tangan kanannya kupegang dan sentuhkan ke no nokku. Sambil terpejam, aku memeluknya dan langsung mencium bibirnya yang masih belepotan dengan lendir kenikmatanku.
Dia biarkan bibir dan lidahku menari di mulutnya menyapu semua sisa lendir yang ada disana. Jari tangannya terbenam kedalam no nokku dan digerakkan masuk keluar dengan cepat. Tubuh ku kembali menggigil dan no nokku mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu adalah sisa orgasmeku.
Kami masih berciuman sampai tubuh ku mulai melemas. perlahan dia mengangkat tangan kanannya dari selangkanganku, memeluk ku dengan lembut. Cerita Mesum Panas Bibirnya perlahan dilepaskan dari cengkeraman mulut ku. Tubuh ku tergolek lemah seakan tanpa tulang. Mataku sedikit terbuka menatapnya mesra. Di bibirku sedikit menyungging senyum penuh kepuasan. “Mas …. itu tadi luar biasa Mas … Sintia belum pernah digituin … Mas hebat .. makasih Mas … Sintia hutang banyak ama Mas.”
Cerita Seks Tetangga Membuatku Ketagihan “Sin aku juga sangat senang kok bisa membuat Sintia puas seperti itu” sambil dia mengkecup lembut keningku. Mata ku berbinar penuh rasa terima kasih. Kami berbaring telentang bersebelahan untuk beberapa saat. kon tolnya masih tegang berdiri. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Kali ini aku membersihkan diriku sendiri. Dia tetap berbaring sambil mengenangkan keindahan yang baru aku alami. Tak berapa lama kemudian aku kembali dan langsung berbaring di sampingnya. Mataku menatap lekat ke kon tolnya.
“Mas pengin diapain?” tanyaku manja. “Terserah kamu Sin, biasanya ama suamimu gimana dong?” dia coba memancingku. “Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia.” “Oh … terus Sintia penginnya gimana?” “Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium punya Mas boleh nggak?” “Emang Sintia belum pernah?” “Belum Mas,” agak jengah aku menjawab, “Suamiku nggak pernah mau.” “Ya silahkan kalau Sintia mau.” Tanpa menunggu komando aku segera merangkak mengarahkan kepalaku mendekati selangkangannya. Aku pegang kon tolnya, kuamati dari dekat sambil sedikit melakukan gerakan mengocok.
Sangat kaku dan canggung, maklum baru pertama melakukannya. “Ayo Sin ,, aku ngak apa2 kok. Kalau Sintia suka, lakuin apa yang Sintia mau.” Dengan penuh keraguan aku mendekatkan mulutnya ke kepala kon tolnya. Cerita Mesum Panas Pelan2 kubuka bibirku dan memasukkan kepalanya kedalam mulutku. Hanya sampai sebatas leher kemudian kusedot perlahan.
Aku tetap melakukan itu untuk beberapa saat tanpa perubahan. Dengan lembut dia memegang tangan kiriku. Dia menggenggam jemariku yang lentik dan ditariknya mendekat ke mulutnya. Dia memegang telunjukku kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia menggerakkan masuk keluar dengan lambat sambil sesekali dijilat dengan lidahnya saat jari lentikku masih dalam mulutnya. Aku segera paham bahwa dia sedang memberi “bimbingan” bagaimana seharusnya yang kulakukan.
Tanpa ragu aku mempraktekkan apa yang dia lakukan dengan jariku. kon tolnya kumasukkan kedalam mulutku, kemudian kepala kuangguk2kan sehingga kon tolnya tergesek keluar masuk mulutku yang sensual itu. Cerita Mesum Panas Sekalipun masih agak canggung tapi dia mulai bisa merasakan “pelayanan” yang kuberikan. Semakin lama aku semakin tenang dan tidak kaku lagi. Kadang kumainkan lidahku di sekeliling kepala kon tolnya dalam mulutku.
Sepertinya aku sendiri mulai bisa merasakan sensasi dari apa yang kulakukan dengan mulut dan lidahku. Aku mulai berani bereksperiman. Kadang kukeluarkan kon tolnya dari mulutku, menciumi batangnya kemudian memasukkannya kembali. Sesekali aku hanya menghisap kepalanya sambil mengocok batangnya. Cerita Mesum Panas “Gimana Sin rasanya?” “Mas… Sintia merasakan rangsangan yang luar biasa, kon tolnya Mas enak .. Sintia suka, besar – panjang lagi.” Dia bangkit berdiri di atas kasur sambil bersandar di dinding kepala ranjang. Aku langsung tahu harus bagaimana.
cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Janda Kembang Tanggung
Tanah Sunda sudah dikenal dengan gadis cantiknya sejak dari dulu. Bahkan konon di jaman penjajahan Belanda banyak tuan-tuan pemilik perkebunan yang mengawini wanita Sunda di sekitar lokasi perkebunan untuk dijadikan istrinya. Aku mengenal Titin dari hobi jalan malam di sekitar SM-Merdeka dan Siliwangi-Sukasari di Bogor.
Cerita terbaru ini bermula saat aku sedang nongkrong di Wartel dekat pintu masuk Taman Topi ada wanita yang mondar-mandir didekatku. Dia mengenakan pakaian seragam sebuah pabrik. Kukira dia lagi nunggu temannya. Tidak lama kemudian ada seorang wanita lagi yang datang dan mendekatinya.
Mereka bicara dengan suara keras dan nada tinggi seperti sedang memperdebatkan sesuatu. Aku tidak mau ikut campur dengan pembicaraan mereka. Toh aku juga tidak tahu ujung pangkalnya. Setelah dilerai oleh Satpam, wanita yang datangnya belakangan akhirnya pergi dengan masih tetap memaki-maki wanita pertama dengan bahasa Sunda.
Aku yang hanya sedikit tau bahasa Sunda masih belum bisa sepenuhnya menangkap apa yang sedang terjadi di dekatku. Aku mulai tertarik dan memperhatikan mereka. Wanita pertama tadi hanya diam saja, meskipun raut mukanya menunjukkan kekesalan. Kudekati dan kutanya,
“Kenapa Teh, maaf kelihatannya lagi berantem. Apa sih masalahnya?”
“Nggak papa kok. Dia menuduhku ada hubungan dengan suaminya. Padahal aku berhubungan dengan suaminya hanya sebatas urusan pekerjaan,” katanya. “Ya sudah, teteh kelihatannya masih kesal. Minum es dulu yuk biar tenang,” kuajak dia untuk duduk minum di kafe yang banyak terdapat di sana.
Kami pesan es buah. Kutawarkan untuk makan tapi dia menolaknya.
“Terima kasih Aa. Saya teh sudah nggak ada nafsu makan dan lagian masih kenyang,” katanya halus. Akupun maklum saja. Mungkin setelah bertengkar tadi meskipun perut lapar jadi tidak ada selera makan. Setelah pesanan kami datang, ia mengaduk gelasnya perlahan-lahan dengan sendoknya.
“Sudah tenang sekarang. Kalau boleh tahu, apa sih masalah sebenarnya?” tanyaku.
“Saya memang belakangan ini sering jalan dengan suaminya untuk urusan pekerjaan. Eh dianya cemburu ketika ketemu kami di Cibinong,” jawabnya.
“Kan bisa dijelasin ama suaminya?”“Sudah, tapi dia nggak terima. Dibilang saya gatel, wanita murahan dan lain-lainnya. Daripada saya ladenin, nanti jadi makin rame saya tinggal pulang aja ke kantor. Eh dia belum puas dan telpon ke kantor. Katanya tungguin nanti malam di Wartel sini agar bisa selesai. Sampai di sinipun saya masih dimaki-maki. Untung dilerai sama Satpam”.
Akhirnya aku tahu dia bernama Titin dan bekerja sebagai supervisor produksi di salah satu pabrik tekstil yang memang banyak terdapat di sekitar Cibinong. Rumahnya di sekitar Biotrop. Suaminya minggat dengan perempuan lain enam bulan lalu.
Jadi statusnya sekarang menggantung. Janda tidak, bersuamipun tidak juga. Dia belum punya anak. Janda kembang gantung, pikirku. Badannya ramping cenderung kurus, kulitnya bersih dengan dada membusung di balik seragamnya. Ada keindahan tersendiri melihat seorang wanita dalam pakaian seragam. Eksotis.
Entah kenapa kalau ketemu wanita seringkali statusnya janda. Tapi sebenarnya akupun tidak mau merusak keperawanan seorang gadis. Bagiku berat bebannya. Lebih enjoy dengan janda atau gadis yang sudah tidak perawan. Tidak usah mengajari lagi.
“Aku mau pulang, tapi pikiranku suntuk. Dibawa tidurpun pasti nggak mau,” katanya lagi.
“Kalau gitu kita jalan ke Puncak aja yuk. Menenangkan pikiran,” ajakku.
“Boleh, tapi jangan kemalaman ya!”
“Nggak, kan rumahmu juga nggak terlalu jauh ke Puncak”.Aku mulai berpikir, pasti kami nggak akan kemalaman, paling-paling kepagian. Kamipun segera menghabiskan minuman dan segera berangkat ke Puncak. Sampai di daerah Cibogo, ia minta turun dan mengajak berjalan kaki menyusuri jalan raya.
Para GM yang sedang menjerat mangsa menawarkan penginapan pada kami. Aku hanya menatap Titin dan ternyata dia cuek aja dengan tawaran GM tadi. Dinginnya udara Puncak mulai terasa. Ia mulai kedinginan dan mendekapkan kedua tangannya di dadanya.
“Dingin?” tanyaku.
Titin hanya mengangguk saja. Sambil jalan kulingkarkan tangan kiriku pada bahu kirinya. Ia menggelinjang sedikit, sepertinya menolak pelukanku. Tapi tanganku tetap dibiarkan di bahunya. Bahkan tangan kanannya melingkar di pinggangku dan mencubitku. Aku menggerakkan pinggulku sedikit kegelian. Sampai di depan sebuah wisma kami berhenti.
“Masuk yuk!” ajakku.
“Mau ngapain. Katanya nggak sampai malam,” jawabnya. Ada nada keraguan atau mungkin juga kepura-puraan. “Ngapain aja terserah kita dong. Lagian kalau dua orang berbeda jenis masuk ke hotel ngapain?” pancingku. “Tidur aja. Kamu merem, saya merem. Aman kan,” katanya.
“Nggak mau. Kalau kamu merem aku melek, sebaliknya kalau kamu melek aku yang merem, supaya ada yang jaga,” kataku melempar umpan semakin dalam.
“Ayo. Tapi kamu janji jangan macam-macam. Awas nanti,” katanya mengancamku.Dari suaranya umpanku sudah termakan. Tinggal tarik ulur tali saja agar ikannya tidak terlepas. Kami masuk ke dalam kamar. Kuperiksa sebentar kelengkapannya. Jangan sampai lagi tanggung room boy datang antar kekurangannya. Aku minta air putih saja untuk di dalam kamar.
Meskipun udara dingin, aku yakin nanti pasti perlu minum. Titin masuk ke dalam kamar mandi dan sebentar kemudian terdengar suara air yang keluar dari jepitan pintu gua. Wsshh dan tak lama suara guyuran air. Aku keluar kamar, berdiri di teras kamar sambil melihat suasana.
Sepi, karena memang bukan week end. Aku masuk lagi ke dalam kamar. Kebetulan Titin pun keluar dari kamar mandi. Pintu keluar dan pintu kamar mandi berdekatan posisinya. Kupandangi wajah Titin, kupegang tangannya dan dengan sekali tarikan ia sudah ada dalam pelukanku. Ia sedikit meronta, tapi rasanya hanya penolakan pura-pura.
“Jangan.. Jangan!”
Kalau memang dia tidak mau, pasti kami berdua tidak akan sampai ke kamar ini. Kucium bibirnya yang tipis. Lemas sekali bibirnya sehingga terasa kenikmatan mulai menjalar, meskipun ia belum membalas ciumanku. Kulepaskan lagi ciumanku dan kutatap matanya.
“Aku mohon.. Jangan.. Jangan. Jangan disini sayang!” Ia mengakhiri kata-katanya dengan menyerbu bibir dan mukaku kemudian menarikku ke ranjang.
“To, aku merasa kesepian dan kedinginan. Kamu mau berikan kehangatan?”Rasanya terbalik pertanyaan itu. Mestinya aku yang tanya apakah dia mau bercinta denganku.
“Pasti. Kita akan sama-sama puas malam ini”.
“Terima kasih To. Aku.. Aku..”.Sambil berkata begitu ia langsung mencium bibirku. Akupun langsung membalas ciumannya. Bibir kami saling berpagut, lidah kami saling mendorong dan menjepit saling sedot. Cukup lama kami menikmatinya. Bibirnya memang benar-benar terasa sangat lemas sehingga dapat kupermainkan dan kuputar-putar dengan mulutku.
“Ayo puaskan aku sayang.. Ah. Ah.” suaranya hanya mendesis ketika ciumanku berpindah turun ke leher dan daun telinganya.
Tangan kiriku mulai menjalar di pahanya. Kusingkapkan roknya, benar-benar mulus sekali pahanya. Kuremas-remas sampai ke pangkal pahanya. Ketika sampai di celana dalamnya, kutekankan jari tengahku ke belahan di tengah selangkangannya dan ku gesek-gesekkan.
“Ah sayang. Kamu nakal sekali”.
Aku tidak menghiraukannya. Sementara itu tangan kananku meremas halus buah dadanya dari luar. Tangannya pun tak mau ketinggalan memegang bahkan mencengkeram keras kejantananku dari luar. Terasa sakit tapi aku dapat menikmatinya.
“Kita tidak akan kemalaman sekarang, tapi kepagian,” bisikku menggodanya.
“Biarin aja, saya besok shift siang jam 3″.Dengan ganasnya aku menciuminya, seperti seekor kucing yang sedang melahap dendeng. Tangannya bergerak ke bawah dan terus ke bawah. Ia membuka kancing bajuku dan melepasnya. Kini setiap jengkal tubuhku bagian atas tak luput dari ciumannya. Kemudian ia membuka resleting celanaku dan langsung mencengkeram penisku.
“Anto, punya kamu boleh juga. Tidak besar tapi keras sekali. Apa ada wanita lain yang pernah merasakannya?”
Pertanyaan itu lagi. Kenapa setiap wanita mau tahu apakah pria yang dikencaninya pernah tidur dengan wanita lain.
“Ada, aku bukan perjaka lagi,” jawabku tenang, yang penting adalah apa yang terjadi sekarang ini. Dan lagi kelihatannya ia hanya sekedar bertanya tanpa mempedulikan jawabanku.
Belum selesai kata-kataku, ia telah mengocok dan kadang meremas kejantananku. Pintar sekali ia memainkan adik kecilku. Beberapa menit kemudian tegangan pada kejantananku sudah maksimal. Tiang bendera sudah tegak berdiri, siap untuk melaksanakan apel malam. Kudorong tubuhnya ke ranjang dan kemudian akupun langsung menerkam tubuhnya.
“Sabar sayang, buka bajunya dulu donk.”
Kamipun membuka pakaian kami masing-masing. Setelah telanjang bulat, langsung kubaringkan ia. Kuciumi senti demi senti tubuh mulusnya. Dari atas ke bawah sampai kepada paha dalamnya. Kurenggangkan kedua pahanya. Tercium aroma khas yang dipunyai seorang wanita. Kurenggangkan labia mayora dan labia minoranya dengan jempol dan telunjukku.
“Ayo sayang.. Puaskan.. Aku.. Ya.. Ohh. Oohh.” Kata-katanya terus meracau, apalagi ketika aku melahap habis biji kacangnya dengan mulutku, kadang kusedot, kuhisap, dan kugigit dengan lembut.
“Ah.. Ennak ssayang.. Kamu ppinnttarr. Ohh.. Oohh”
Aku sudah tidak mempedulikan kata-katanya. Aku makin asyik dengan mainanku. Kulepaskan mulutku dan kutindih dia. Kumasukkan jari tengah kiriku ke dalam lubang perlahan lahan. Tubuhnya meronta-ronta seperti orang kesetanan, kedua payudaranya bergoyang kencang.
Aku pun meraih payudaranya itu. Dengan tangan kananku, kupelintir puting susunya yang sebelah kiri dan mulutku kini menggigit halus puting kanannya. Sementara jari kiriku tetap mengocok lubang vaginanya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat pula ia meronta.
Kuhentikan permainan tanganku dan kuarahkan kejantananku untuk memasuki liang kenikmatannya. Tanpa kesulitan aku segera menembus guanya. Terasa basah dan hangat. Kugerakkan pinggulku dan ia membalas dengan memutar pinggulnya dan menaik turunkan pantatnya mengimbangiku. Satu kakinya menjepit pahaku dan kaki lainnya dibuka lebar dan disandarkan ke dinding kamar. Kuciumi leher dan dadanya. Beberapa kali kugigit kecil kulit dadanya sampai meninggalkan bekas kemerahan.
“Ciumi leher dan pundakku! Aku sangat terangsang kalau dicium di situ,” rintihnya.
Kuikuti kemauannya dan sampai akhirnya ia menggelinjang hebat, kedua tangannya mencengkeram keras kepalaku. Pinggulnya naik menjemput kejantananku. Kutekankan kejantananku dalam-dalam dan akhirnya ia mencapai orgasmenya. Ia terkulai lemas. Ditekan-tekannya pantatku ke bawah dengan tangannya.
Kemudian aku turun dari tubuhnya dan membiarkannya beristirahat sebentar. Setelah napasnya pulih ia naik ke atas tubuhku dan mulai mencium bibir, leher dan telingaku. Mulutku menghisap kedua payudaranya. Terkadang kugigit putingnya bergantian. Ia hanya mengeluh merasakan nikmatnya. Beberapa menit kemudian ia sudah terangsang lagi.
“Ayo sayang. Aku sudah siap memuaskanmu di babak kedua..”
“Kita lakukan dengan berdiri,” kataku berbisik di telinganya. Ia hanya tersenyum dan mengangguk.Kuangkat tubuhnya berdiri di samping ranjang. Kami masih saling berciuman dengan ganas. Ia kemudian mengangkat kaki kirinya ke atas ranjang, kudorong sedikit sampai ia mepet ke dinding kamar. Tangannya membimbing meriamku memasuki guanya. Pantatnya sedikit disorongkan ke depan dan perlahan lahan meriamku masuk, sampai..
Blesshh..
Semuanya sudah terbenam di dalam guanya. Oh hangatnya.
“Ayo sayang, goyang.. Sayang ohh.. Ohh”
Kedua tangannya memegang pantatku dan membantu gerakan pinggulku maju mundur. Rasanya nikmat sekali bercinta sambil berdiri. Badannya ia lengkungkan ke belakang sehingga meriamku dengan leluasa menobrak-abrik guanya. Pinggangnya juga bergerak-gerak mengimbangi gerakanku. Mulutku tetap melakukan aktivitas di bagian atas tubuhnya. Kadang berciuman, kadang menyedot dan mengulum putingnya. Cukup lama aku mengocoknya, akhirnya kupercepat kocokanku ketika kurasakan lahar panas akan keluar.
“Tin, oh.. Aku mau keluar. Di keluarin dimana nih ohh. Oohh”.
“Tunggu sebentar. Aku juga mau keluar, ohh. Ooohh sama-sama ya sayang.. Ohh.. Di dalam aja nggak apa-apa. Ohh barengan yah.”Akhirnya kutumpahkan spermaku di dalam guanya. Aku mencapai klimaks duluan. Titin tidak bisa mencapai klimaks yang kedua meskipun ia masih berusaha menggerakkan pantatnya maju mundur karena meriamku sudah berangsur-angsur melemas dan akhirnya terlepas sendiri dari dalam guanya.
Kami rebah berdampingan di ranjang. Ia memelukku dan menciumku. Kuakui wanita satu ini memang luar biasa. Tidak dengan setiap orang aku dapat melakukannya dengan berdiri. Aku sudah coba. Tapi dengan Titin meskipun dia jauh lebih pendek dariku ternyata aku bisa melakukannya.
“Sorry Tin. Aku nggak tahan lagi. Nanti kita akan mulai lagi dengan santai dan saling menunggu sehingga bisa mencapai klimaks bersama-sama. Terima kasih ya sayang. Kamu benar-benar hebat.”
“Nggak apa-apa. Aku sudah dapat duluan. Kamu juga hebat. Malam ini masih panjang. Kita tidak usah tidur sampai pagi supaya dahagaku terpuaskan”.Akhirnya sisa malam kami lalui dengan berpelukan. Ia tersenyum kemudian menciumku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Malam itu kami masih melakukannya lagi tiga kali sampai pagi. Sekali kami lakukan di lantai beralaskan selimut. Ternyata ketika bermain di lantai kami bisa merasakan nikmat yang luar biasa.
Gairah kami seakan-akan meledak sampai seluruh badan terasa sakit dan ngilu. Tetapi setelah mandi pagi gairahku kembali menyala dan aku masih sempat sekali lagi bergumul dengannya. Kami pulang dengan membawa kepuasan dan rasa lelah yang luar biasa. Seharian kuhabiskan dengan tidur-tiduran.
Bahkan aku tidak sempat makan siang. Setelah itu aku masih sempat dalam dua pertemuan merasakan kehebatannya bercinta dalam posisi berdiri. Akhirnya dia pindah kos dan aku kehilangan jejak.
-
Cerita Dewasa Aku DiNodai Oleh Papa Tiriku Doni
Duniabola99.org – Namanya Doni dan aku biasa memanggilnya dengan panggilan om Doni , dia adalah pria yang menikahi mamaku setelah hampir 4 tahun mama mampu menyandang predikat janda. Bahkan bukan dia saja yang telah mencoba mendekati mama tapi entah kenapa mama malah tertarik padanya, atau karena dia terlalu baik membantu kami yang memang mengalami kesulitan dalam keuangan setelah di tinggal oleh papa.
Karena dia pulalah aku mengenal yang namanya hubungan intim layaknya dalam adegan cerita seks, namaku Debby usiaku baru menginjak 17 tahun dan masih duduk di bangku SMU. Sejak di tinggal papa akupun menjadi pribadi yang pendiam, masih ingat dulu ketika ada papa aku begitu bahagia. Karena papa dan juga mamaku begitu memanjakan aku terutama papa yang begitu dekat denganku.
Setelah dia meninggal aku merasa kehilangan pegangan, atau sosok pria yang begitu baik dan selalu ada untukku. Berkali-kali juga ada seorang pria yang mencoba mendekati mama bahkan ada pula yang sampai melamar tapi aku tidak pernah menyetujuinya, dan mamapun tidak mau menikah lagi. Tapi begitu ketemu dengan om Doni mama langsung mengiyakan ketika pria itu mengajaknya menikah.
Merekapun menikah di bawah tangan, aku masih ingat ketika mereka baru melangsung pernikahan yang di hadiri sanak keluarga dekat. Om Doni menghampiriku “Mulai sekarang Debby jangan memanggil saya om lagi..panggil saja papa mengerti” Akupun mengangguk bahkan aku selalu tersenyum saat itu, karena aku pikir mulai saat itu mama tidak bakalan lagi repot untuk memenuhi kebutuhan kami.
Karena semenjak di tinggal papa, mama memilih berdagang di pasar lokal yang lumayan jauh dari rumah. Meskipun banyak yang bilang kalau wajah mama begitu cantik untuk menjadi seorang pedagang tapi mama tidak mendengarkan kata mereka. Dia hanya berpikir bagaimana cara menyambung hidup untuk kami berdua, karena papa tidak meninggalkan warisan untuk kami.
Awalnya om Doni begitu baik padaku begitu juga pada mamaku “Debby ini uang jajan kamu.. nanti kamu buat rekening saja biar papa bisa langsung transfer” Akupun senang diperhatikan seperti itu oleh papa baruku, sejak papa meninggal aku kurang begitu memperhatikan penampilanku karena tidak ada uang lebih untuk membeli baju. Dengan pemberian uang jajan yang lebih dari papa Doni aku menjadi lebih suka membeli keperluanku.
Hingga pada suatu hari ketika aku baru datang dari sekolah papa Doni memanggilku “Deb.. sini papa ada yang mau diomongin..” Tanpa ada rasa curiga sedikitpun aku masuk kedalam kamarnya, dan ketika aku baru melewati pintu kamarnya yang langsung tertutup begitu aku menoleh ternyata papa Doni dengan tatapan tajamnya menatap wajahku akupun menjadi ketakutan.
Dia menghampiriku sambil berkata “Debby..papa sudah lama menunggu hal ini sayang..” Akupun mundur dari hadapannya “Pa..apa maksud apa.. Debby anak papa” Kataku mencoba menenangkannya, tapi dia malah semakin mendekat begitu sampai di depanku dia langsung menarik tubuhku dan akupun jatuh dalam pelukannya. Aku mencoba berontak tapi dia begitu kuat.
Bahkan dengan mulut beraroma minuman keras dia bilang “Kalau kamu mau nanti papa tambahin uang jajan kamu..” Tapi aku terus berontak, namun tidak menghasilkan apa-apa yang ada aku malah tambah terpojok ketika dia membopong tubuhku lalu dengan keras merebahkan tubuhku. Dengan tangannya yang kuat dia berusaha melepas pakaian yang aku pakai dan dalam sekejap akupun sudah tidak lagi memakai pakaian.
Dengan cepat papa Doni juga melepas pakaiannya, dapat aku lihat senjatanya yang mengacung ke arahku “Sini sayang papa kasih sesuatu yang nikmaaat..” Aku menangis ” Jangan pa.. Debby takuuuut.. jangaaaan..” Tapi papa Doni tidak menghiraukan aku diapun langsung memasukkan kontol itu ke dalam lubang memekku, dan aku semakin menjerit keras.
Namun papa tetap saja melakukan hal itu padahal berulang kali dia tidak bisa memasukkan kontolnya, tiba-tiba aku merasa sesuatu menyeruak dalam memekkku “Ooouuuwwwww…. ooooouuuwwwww… saaaakiiittt……. uuhuuhuuuhuuukkkkk…. ” Aku berteriak menangis, tapi bukannya mendengarkan aku papa malah semakin asyik bergerak di atas tubuhku.
Sedangkan selangkanganku begitu sakit kurasa “OOouugggghh….. aaagggghhh… Deeeebbbb… aaaaaggggghh… aaaaaggghhh…aaaaggghh…” Papa Doni seperti kuda binal dalam adegan cerita sex, dia begitu keras menghentakan kontolnya dalam lubang kemaluanku aku hanya bisa menangis dan terus menangis. Tidak lagi aku pikirkan sakit di selangkanganku.
Tapi sakit hati karena pria yang telah aku anggap pengganti papa begitu tega melakukan hal ini padaku “Ooouuggggghh… aaaaggggghhh… saaaayaaaang… aaaaaaaggggghhh…. aaaaggggggggghhhhhh…. aaaggggggghhhh… aaaagggghh…” Papa mengerang kenikmatan sambil terus bergerak turun naik di atas tubuhku, kini tidak lagi aku rasakan sakit di selangkanganku.
Tidak lama kemudian dia semakin keras mengerangnya dan aku merasa sakit karena pelukan papa yang begitu erat juga “Aaaaggghhhh… aaaaaggggghhh… aaaghhh… Debbyy… saayaaang… aaaggggghhh..” Dia peluk tubuhku diapun mencium wajahku tanpa menghiraukan tangisanku, hingga akhirnya diapun terkulai lemas di atas tubuhku. Aku semakin menjadi menangis.
Baca Juga : -
Cerita Sex ABG Ngentot Ketika PKL Di Hotel
Cerita Sex Terbaru – Kisah ini berawal dari tahun 2016, saat itu gw masih berusia 19 tahun, sedang melakukan praktek kerja lapangan di salah satu hotel di Bandung. MarkasJudi
Oia …. nama gw indra. PKLnya oleh personalia hotel, gw ditempatkan di bagian front office sebagai receptionist. Salah satu karyawati (receptionist supervisor) namanya Yanti, tapi semua orang memanggilnya Teteh.
Usianya saat itu 28 tahun, sudah menikah tapi belum dikaruniai seorang anakpun. Wajah teteh tidak terlalu cantik, tetapi good looking (seperti kebanyakan typikal seorang wanita priangan).Ukuran dadanya sedang tapi padat, tetapi pinggulnya penuh (body gitar kalee).
Yang paling gw suka dari teteh adalah tidak seperti kebanyakan cewek pada umumnya yang senang bergosip ria, teteh tidak banyak bicara. Jika berbicara tutur katanya sangat halus, pelan namun sangat tegas, dan sangat dihormati oleh bawahannya. Jika selesai bertugas (lepas uniform) pakaiannya pun sopan dan tertutup, selalu memakai celana panjang. Dan dibalik kemeja atau baju atasannya selalu dilapisi kaos dalam sehingga makin menyembunyikan BHnya.
Selama gw PKL, teteh sangat banyak membantu. Jika dalam satu shift hanya kita berdua, gw terang-terangan bicara sama teteh kalo gw suka sama teteh. Dan teteh hanya tersenyum “Gak boleh … teteh sudah ada yang punya” tegasnya.
“Teh … kalo putus sama si Akang, hubungi aku yah” gw selalu menggoda. Dan teteh hanya tersenyum.
Dua bulan kemudian teteh di mutasikan ke Sales Markering Dept. bersamaan dengan selesainya PKL gw. Dua minggu seterusnya, setelah meng-collect data-data atau bahan-bahan untuk makalah di kampus, gw pamit sama teteh.
“Teh … aku mau pamit, terima kasih buat bimbingannya selama aku praktek disini yah … dan maafin kalo selama ini aku sering menggoda teteh” kata gw diplomatis.
“Gak papa ndra … teteh senang bisa bantu kamu. Kapan pulang ke Jakarta ?”
“Besok” sahutku.
“Bareng aja sama teteh. Besok teteh dinas ke Jakarta, dapat tugas untuk sales call selama 3 hari di Jakarta … naik mobil kantor”
Besoknya gw pulang ke Jakarta ikut sama teteh, naik mobil espass. Gw di depan sama sopir, teteh sendirian di belakang. Selama di perjalanan kami ngobrol, setiap kali gw nengok ke belakang (saat ngobrol) yang terlihat adalah kaki teteh yang putih mulus dengan betis yg sangat ranum (slurupp). Terkadang jika dia merubah posisi duduknya, terlihat paha mulusnya (duh … kecian neeh adik gw, mencuat/melengkung di sangkarnya).
Singkat kata kami tiba di hotel pukul 16.00 (saat itu perjalanan Bdg-Jkt memakan waktu kl 4 jam).
“Teh … bolehkan aku antar sampai teteh c/i di kamar”
Teteh hanya tersenyum. Udara Jakarta yang panas, ditambah AC mobil yang tidak maksimal, membuat badan teteh dibanjiri keringat. Gw kasihan melihatnya, dan saat itu dalam lift (walaupun berAC) teteh sibuk melap keringat di wajahnya dan leher memakai tissue …. Ya ampun, itulah pemandangan terindah yang pernah gw lihat … badan gw menggigil, napas gw sesak, napsu gw naik … tapi apa daya. (sementara adik gw masih menggeliat-geliat dalam sangkarnya, minta belaian kalee yak ?).
Setelah semua lagguagenya teteh sudah gw taro di lemari, gw langsung pamit.
“Teh … aku pulang dulu yah (sambil cipika cipiki), minta kenang-kenangan dong” candaku.
“Nih … satu kecupan di kening” kata teteh sambil kecup kening gw. Sekali lagi badan gw menggigil, bau badan khas wanita, membuat libidoku naik. Dan tanpa basa basi kucium bibirnya. Teteh melonjak kaget, dan meronta-ronta.
“Jangan .. ndra …jangan” gumam teteh tidak berdaya. Punggungnya nempel ke dinding dekat pintu keluar. Teteh yang badannya kecil berusaha melepaskan diri dengan meronta-ronta. Mulut gw melakukan sedotan-sedotan liar dari bibir beralih ke leher dan kemudian ke lubang telinganya. Badan teteh menggerinjal hebat. Kemudian bibir gw kembali menutup bibirnya ….. perlawanan teteh mulai melonggar. Degup jantungnya sampai terdengar tidak beraturan. Bibirnya terbuka perlahan dan tangannya melingkar ke leher gw. Desahan nafas teteh mulai memburu. Tangan gw mulai berani memeras bukit kembarnya dibalik blousenya (belakangan baru tahu ternyata teteh memakai t-shirt u can see di dalam blousenya). teteh sudah mulai pasrah dan mulai mengimbangi sedotan bibir gw, lidahnya mulai menari-nari dan bertautan dengan lidah gw. Punggung teteh masih menempel di dinding, kedua tangannya gw angkat ke atas kepalanya. Tampak bulu-bulu halus di bawah ketiaknya, tidak lebat … dan bau khas wanita yang agak soft menyeruak hidung gw … saat membaui ketiak teteh.
Teteh makin menggerinjal dan dengan pasrah membiarkan gw melucuti semua baju atasannya. BH nya yg warna hitam sengaja tidak gw lepas, Libido gw makin menjadi-jadi kala melihat BH hitamnya teteh. Adik gw yg daritadi berdenyut-denyut makin mengeras ketika sebuah tangan halus mulai membelai-belainya. Tanpa gw sadari teteh sudah berhasil membuka celana berikut hings yg gw pakai. Adik gw bersorak kegirangan manakala tangan halus teteh bermain-main, kadang memijatnya, kadang mengocoknya, bahkan biji-biji gw pun tidak lepas dari permainan tangan teteh.
Teteh mulai agresif … bertolak belakang dengan kesehariannya yang tenang dan kalem. Badan gw sudah telanjang bulat, demikian pula dengan roknya teteh sudah terbang entah kemana. CD teteh pun berwarna hitam ukuran midi tampak menonjol ditengah-tengahnya. Gw sengaja minta sama teteh agar CD dan BH nya jangan dulu dibuka. Puting teteh yang agak coklat tidak lepas dari sedotan bibir gw, demikian pula bukitnya tidak pernah lepas dari remasan tangan gw, bergantian dengan sedotan bibir teteh ke puting gw.
“Ndra … pegangin punya teteh …. ohh .. ahh” erang teteh sambil membawa tangan gw ke pangkal pahanya. CDnya sudah mulai basah …. tangan gw mulai menyeruak ke dalam rambut halus teteh, sementara tangan yg satunya bermain-main di pantatnya teteh. Bibir gw mulai menelusuri belakang telinganya. Bibir teteh mulai menjilati leher gw kadang-kadang niup telenga gw.
“Pindah yu .. ndra ke sofa” teteh menuntun gw menuju sofa. Teteh menyuruhku duduk, dan teteh duduk dipakuan gw menghadap gw. BHnya mulai gw lepas … bukitnya yg padat ranum masih gw remas dan yang satunya gw sedot putingnya. ” ooohh … ndra …. geli … ndra”
“OOh …. teh … masukin yah …teh” kemudian teteh berdiri sebentar, gw membuka CDnya. Setelah lepas CDnya gw cium …. bau khasnya makin menaikan libido gw. Bulu-bulu halus teteh tampak tidak beraturan di pangkal pahanya berkat tangan gw yg mengacak-ackanya. Teteh menjerit kegelian “ohh … ohhh .. ahhh, masukin aja ndra, teteh udah gak tahan” erangnya.
Berkali-kali gw coba memasukan adik gw, tetapi selalu meleset … dan gagal terus. Teteh yg sudah gak sabar akhirnya membimbing adik gw untuk memasuki tubuhnya. Bleeessss … ohh akhirnya. Seumur hidup belum pernah terbayangkan nikmatnya burung gw masuk kedalam memeknya teteh. Teteh menjerit …. dan mulai menggerakan pantatnya … kadang naik turun, terkadang melingkar-lingkar. Gesekan demi gesekan membawa kami melayang layang jauh. 10 menit telah berlalu ….
Teteh menarik pantatnya dan menarik gw ke tempat tidur. Tubuh teteh terlentang, kedua kakinya dibuka lebar.
“Ayo … ndra … ayo masukin … cepat”
Gw mulai memasuki tubuhnya …. mulut kami berpagutan dan lidah kami saling membelai. Pinggul gw mulai naik turun dengan cepatnya mengimbangi putaran pantatnya teteh … sehingga terdengar bunyi ciprakan, akibat kocokan batang gw pada kemaluan teteh. Gerakan teteh mulai liar, kedua kakinya dilingkarkan ke pinggang gw.
“ooohh… ndra …. sssshh ….ohhh …. awww” teteh makin meracau sambil menggigit bibir bawahnya.
Sambil terus meremas dan kadang-kadang menggigit putingnya … gerakan gw pun terbawa liar.
“ndra …. kocok teruzzzz ndra …. teteh mau keluar”
Gw makin mempercepat tempo dan agak kasar. Masih terdengar erang kenikmatan dari mulut teteh.
“ohhh … ooohh …. ndra ….yang keras …ndra”
Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa, sepertinya kami akan mencapai bersama-sama, dan Ooooh…. CRett .. crett ….cret …. seperma gw muncrat didalam kemaluannya teteh. Bersamaan dengan terdengarnya jeritan kenikmatan dari mulut teteh “Ndraaaa …. ooh … ohhhh”.
Sejak saat itu, gw gak pernah lagi bertemu dengan teteh, bahkan komunikasi via telponpun gak pernah. Jika ditelpon ke kantornya … selalu menghindar. Berbagai maca pesan pun tidak pernah dibalasnya. Akhirnya gw nyerah dan berusaha untuk melupakan teteh.
Tujuh tahun kemudian, tanpa diduga gw bertemu teteh dalam suatu seminar di Jakarta. Rupanya teteh sudah lama tidak bekerja di hotel. Teteh masih seperti yang kukenal 7 tahun yang lalu. Teteh yang kalem dan tidak banyak bicara. Teteh yang tidak pernah meninggalkan senyum khasnya.
“apa khabar ndra ? Berapa tahun yah kita tidak bertemu ?”
“Teteh sendiri bagaiman khabarnya ?” gw malah balik bertanya.
Iiihh… gemes banget deh (dalam hati gw). Adik gw bisa mencium bau yg pernah dikenalnya, karena seketika itu juga langsung bangun.
Disela-sela coffee break dan lunch, kami banyak menghabiskan waktu dg obrolan-obrolan yang ringan, sambil menanyakan kegiatan masing-masing, tanpa menyinggung kejadian di kamar hotel itu.
Seminar hanya satu hari, tapi karena selesai pukul 19.00, teteh menginap di hotel yg sama dg tempat seminar. Katanya gak mungkin kalo pulang ke Bandung malam itu juga. “Ndra … besok antar teteh ke gambir yah …” Gw mengangguk dan berharap lebih dari sekedar mengantar.
“Teh … selesai seminar, kita jalan-jalan yuk !!” timpalku.
“Nggak ah .. teteh mau istirahat aja di kamar” katanya.
Selesai seminar, gw memaksa untuk mengantar teteh ke kamarnya. Teteh menolak keras. Tapi setelah di desak dan berjanji tidak akan macam-macam, akhirnya teteh mau.
Para peserta seminar turun memakai lift menuju lobby, tetapi kami berdua naik lift ke atas menuju lantai 15. Di dalam lift kami diam membisu. Namun tanpa diduga … teteh menubruk gw dan menempelkan bibirnya dibibirku. Dengan cepat gw bisa menguasai diri dan mengimbangi serangan teteh. Tangan kiri teteh masih mendekap map seminar sementara tangan kanannya memegang kepala gw. Tangan kiri gw melingkar pinggangnya dan tangan kanan gw meremas pantatnya. Alamaak … teteh gak pakai Celana Dalam.
Aktifitas kami berhenti ketika bel lift berbunyi di lantai 7. Rupanya ada 2 orang tamu lain yg akan menuju lantai 12. Dada gw masih deg-degan gak karuan, jakun gw naik turun. Setelah orang tersebut turun di lantai 14 … gw hendak bergerak lagi, tetapi ditahan teteh.
“Teh … sejak kapan gak pakai Celana Dalam ?” tanyaku dengan napas memburu. Teteh hanya tersenyum …menggoda.
“Nih … ndra, ambil kunci kamar di dalam tas teteh” kata teteh santai. Gw mulai mencari-cari kunci dalam tas teteh …. alamak …. malah nemu Celana Dalam teteh yang berwarna hitam berenda. CDnya gw tarik keluar dan gw isep, bau khas wanita membuat libidoku makin naik ke ubun-ubun.
“Hey… kuncinya mana ?” kata teteh yang sudah tiba lebih dulu di depan pintu kamar. Gw sibuk membuka pintu kamar. Napsu kami berbedua sudah tidak bisa ditahan. Ketika pintu tertutup di belakang kami, langsung saja kami berdua terlibat dalam pergulatan yang sangat panas. Tas, map, sepatu, baju dll berserakan di dekat pintu. Bibir kami saling pagut, tangan teteh sudah membelai batang gw, tangan gw sudah menelusuri kesana-kemari. Gw bugil 100% sementara teteh masih memakai BH warna hitamnya, tetapi nenen nya udah keluar dari cupnya.
Teteh dulu … lain dengan teteh sekarang, kalo dulu masih memakai gaya convensional, tapi sekarang ……..
Gw menggerinjal kenikmatan, pasalnya batang gw sudah dalam genggamannya dan keluar masuk bibirnya yang mungil. Terkadang di sedot, kadang2 dijilatinya.
BHnya teteh udah gw buka sepenuhnya ….. teteh yang masih jongkok dan asik dg permainannya gw angkat ke tempat tidur. Posisi kami 69. Teteh dibawah masih nyedot batang gw, dan gw diatas mulai menjilati kemaluannya. Bau teteh (baunya soft, kayaknya dirawat banget tuh kemaluan teteh) mulai menyeruak ke dalam hidung gw.
10 menit berlalu … posisi kami berubah. Masih rebahan di tempat tidur …. teteh membelakangi gw …. dan gw penetrasi dari belakang. Tangan gw meremas-remas dan memelintir putingnya teteh. Pantat teteh bergerak memutar kadang-kadang naik turun ” ooohhh ndra…enak banget ndra” erangnya. Ganti posisi lain ndra” Gumam teteh sambil melepaskan adik gw. Kemudian Teteh menungging …. tanpa disuruh gw masukin kemaluannya teteh. Berbagai macam style udah kita cobain.
“Ayo ndra …teteh udah gak tahan … pengen keluar” erangnya
Teteh terlentang, kakinya dibuka lebar-lebar. Batang gw sudah masuk ke dalam kemaluan teteh. Gerakan kami berirama, pantat gw naik turun, pantat teteh berputar-putar. Makin lama makin liar….. dan makin tidak terkendali.
Dan akhirnya …. Ahhhhh …. Crett…cret…cret. Semprotan air mani gw begitu kuatnya … hingga membuat teteh menjerit kenikmatan … karena bersama-sama mencapai puncak asmara. Tubuh kami terkulai lemas diatas tempat tidur….. Tak puas-puasnya gw mencium bulu-bulu halus dibawah ketiak teteh. Setelah mandi … kami turun ke coffee shop untuk makan. Selesai makan tanpa membuang waktu kami kembali ke kamar ……. sambil berjalan bergandengan, teteh membisiki gw ….. “Ndra….. teteh gak pake celana dalam …..
-
Foto Ngentot Hot Misato Nonomiya Dengan Teman Sekelasnya Di Hotel
Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.
-
Nonton Bokep Bareng Tante Sebelah Rumah
Duniabola99.org – Namaku Dio. Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan multinasional di kota Bandung dan tinggal di daerah Jogjakarta. Cerita yang akan saya tuturkan di bawah ini adalah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang silam. Dulu saya tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks kecil milik sebuah instansi pemerintah dan dihuni oleh beberapa keluarga saja di dalam satu pagar. Tetangga yang paling dekat dengan kami adalah Om Yan dan Tante Puspa yang mempunyai 2 orang anak laki-laki yang masih kecil-kecil, yang besar berumur 3 tahun dan yang kecil berumur 1 tahun.
Pada saat saya kelas 3 SMA, Om Yan secara kebetulan ditugaskan oleh kantornya untuk belajar ke Jepang (terakhir saya baru tahu kalau Om Yan bertugas selama 1 tahun lebih). Dan tinggallah Tante Puspa dan 2 orang anaknya beserta 1 orang pembantunya. Keadaan tersebut membuat saya berhasrat untuk selalu bertandang ke rumahnya dengan alasan ingin bermain dengan kedua anaknya. Alasan tersebut cukup kuat karena orang tua saya dan Tante Puspa tidak pernah curiga sama sekali. Seringkali saya juga memergoki Tante Puspa sedang berganti pakaian di kamar dengan tidak menutup pintunya, atau mandi dengan tidak menutup pintunya.
Sampai pada suatu ketika, saat saya sedang bertandang ke rumahnya dan hanya Tante Puspa yang ada di rumah. Kedua anaknya dan pembantunya di-hijrah-kan ke daerah KD, sebelah timur kota BT karena Tante Puspa sering berpergian. Dan kebetulan juga orang tua saya saat itu sedang ditugaskan ke luar daerah. Dengan ikutnya ibu dan kakak saya, yang berarti saya juga hanya tinggal sendiri di rumah.
Sekedar gambaran, Tante Puspa itu mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat (belakangan saya baru tahu bahwa Tante Puspa memakai Bra ukuran 36B untuk menutupinya). Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Puspa menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.
Hingga pada suatu sore, saat saya mendengar ada suara langkah kaki di luar, kemudian saya intip dari jendela dan ternyata Tante Puspa baru pulang. Tidak lama kemudian saya ingin ke kamar mandi (kamar mandinya terletak di luar masing-masing rumah dan ada beberapa tempat yang berjejer). Di saat saya keluar dari kamar mandi, saya berpapasan dengannya. Dia memakai kimono tipis warna biru muda dengan handuk di pundak dan rambut yang diikat agak ke atas sehingga leher jenjangnya terlihat seksi sekali. Sedangkan saya hanya memakai celana pendek tanpa kaos (memang kalau di rumah, saya jarang memakai kaos/baju).
“Malem Tante”, saya sapa dia agar terlihat agak sopan.
“Malem Mas Dio.. kok belum tidur..?” balasnya.
Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya.
“Mas Dio..” katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.
“Ya Tante..?” Jawab saya.
“Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.
“Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.“Eee.. nggak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
“Mas Dio di rumah lagi ngapain sekarang..?” tanya dia.
“Lagi nonton. Emangnya kenapa Tante..?” saya tanya dia lagi.
“Lagi nonton apa sih..?” tanya dia agak menyelidik.
“Lagi nonton BF Tante”, kata saya yang tidak tahu dari mana tiba-tiba saya mendapat keberanian untuk bilang begitu.
“BF..? tanya dia agak kaget.
“Maksudnya Blue Film..?”
“Iya.. emangnya ada apa sih Tante? Kalo tidak ada apa-apa saya mau nerusin nonton lagi nih..” kata saya dengan agak memaksa.
“Eee.. mau bantuin Tante nggak..? Soalnya Tante agak takut sendirian di rumah. Kalau kamu mau sambil nonton juga boleh kok. Bawa aja filmnya ke rumah, Tante juga punya beberapa film seperti itu. Nanti Tante temenin nontonnya deh”, kata dia agak merajuk.
“Iya deh Tante, saya pilihin dulu yang bagus”, kataku tanpa ba bi Bu langsung setuju dengan ajakannya.Pucuk di cinta ulam tiba, sesuatu yang sangat aku impikan sejak lama untuk bisa berdua dengan Tante Puspa. Hari ini aku akan berdua dengannya sambil menonton Film Biru dengan harapan bisa melihat keindahan ragawi seorang wanita yang aku puja-puja dari dulu dan bahkan (mungkin) merasakan kenikmatannya juga.
Singkat kata saya langsung memilah-milah video yang bagus-bagus (Maklum, waktu itu masih jamannya Betamax, belum VCD). Kemudian saya masuk rumah Tante Puspa lewat pintu dapurnya. Saya setel lebih dulu video yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Puspa masuk lewat pintu dapur juga dengan wangi tubuh yang segar, apalagi rambutnya juga kelihatan basah seperti habis keramas. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut kimono tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.
“Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya dia memberi komentarnya.
“Dari kapan Mas Dio mulai nonton film beginian..? tanyanya.
“Udah dari dulu Tante..” kataku.
“Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Mas Dio udah tahu rasanya belum..? tanya dia lagi.
“Ya belum Tante. Tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.
“Ah Mas Dio ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.
“Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Puspa menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung kaget dan bingung karena belum pernah sama sekali melakukan perbuatan itu. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Puspa sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut (karena lagi-lagi aku tidak memakai kaos saat itu). Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita, apalagi wanita tersebut tidak lain adalah Tante Puspa. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.
Kemudian Tante Puspa mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Tante Puspa juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.
Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk membuka kimono yang dia pakai. Aku remas payudaranya, dan aku pilin-pilin ujung dari payudara yang berwarna kecoklatan dan sangat sensitif itu, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ sayang..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..”
Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Puspa, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua dan kemudian aku tambah satu jari lagi sehingga menjadi tiga ke dalam liang kemaluannya. “Aaahh.. sshh.. oohh.. terus sayang.. terus..” bisik Tante Puspa.
Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus sayang.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Puspa.
Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Puspa yang terlihat sangat lemas di sofa.
“Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku.
“Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Puspa.
Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Puspa juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Puspa. “Ssshh..” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Puspa mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan. “Aaahh..” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Puspa mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Puspa tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Puspa.
Lalu Tante Puspa mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Tante Puspa terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Puspa, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Puspa, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Puspa terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.
Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku. Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang keluar dan terasa hambar dari ujung payudaranya, yang ternyata susu. “Ssshh.. shh..” desahan Tante Puspa sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Awalnya dia menolak dengan alasan belum pernah bersetubuh dengan gaya itu, setelah aku beritahu alasanku, akhirnya dia mau juga dengan berpesan agar aku tidak memasukkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya.
Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Puspa agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Puspa, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.
Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. “Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus sayaang.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Tante Puspa terus mengerang.
Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Puspa merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.
Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya
Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Puspa dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Puspa. Mata Tante Puspa terlihat agak terbelalak ketika merasakan ada cairan yang memenuhi bagian dalam dari kewanitaannya. Sesaat kemudian aku ambruk di atas tubuhnya, tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Puspa.
Dengan agak malas Tante Puspa membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.
“Kok dikeluarin di dalem sih Mas Dio..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
“Tadi kan saya sudah bilang ke Tante, kalau punya saya berdenyut-denyut, tapi Tante nggak ngejawab sama sekali..” kataku membela diri.
“Ya kan terasa kalau sudah mau keluar..” katanya.
“Saya mana tahu rasanya kalau mau keluar.. ini kan yang pertama buat saya. Jadi saya belum tahu rasanya..” jawabku.
“Terus entar kalau jadi gimana?” katanya lagi.
“Nggaakk tahu Tante..” jawabku dengan suara yang agak terbata-bata karena takut dengan resiko tersebut.
“Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.
“I.. iiya Tante..” jawabku sambil menunduk.Lalu Tante Puspa berdiri menghampiri video dan TV yang masih menyala, dan mematikannya. Kemudian tangannya dijulurkan, mengajakku pindah ke kamar untuk tidur. Akhirnya kami tertidur pulas sampai pagi sambil saling berdekapan dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.
Itulah awal dari perbuatan-perbuatan saya bersama Tante Puspa. Selama hampir 2 tahun Tante Puspa memberi saya banyak pelajaran dan kenikmatan yang sangat luar biasa. Terkadang jika Tante Puspa sedang sangat menginginkannya, aku selalu siap melayaninya, kecuali jika keadaanku sedang tidak fit atau sedang ada keperluan keluarga atau sekolah. Dan jika aku yang sedang menginginkannya, Tante Puspa sangat tidak keberatan melayaniku, bahkan dia terlihat sangat senang. Tidak jarang aku diajak pergi untuk melakukan fitness atau olah raga atau hanya sekedar jalan-jalan atau ngerumpi bersama teman-temannya. Akhirnya aku baru tahu kalau Tante Puspa sebenarnya sangat haus akan seks, dia adalah wanita yang bertipe agak mendewakan seks. Dan dia akan melakukan apa saja demi seks. Tapi sebenarnya pula dia tidak begitu kuat dalam bersetubuh, sehingga dia bisa berkali-kali mengeluarkan cairannya dan berkali-kali pula tubuhnya terkulai lemas.
-
Pengalaman Dengan Istri Teman Lamaku
Duniabola99.org – Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Azis belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Azis mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dengan istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dengan alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Azis berteriak melarangku dan katanya,
“Tunggu dulu pak, nasi yang saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Azis datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu dan mau makan malam bersama di rumahnya.
Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hidangan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yang santai dan penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyang dan baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.
“Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyang sekali. Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yang baru saja kulihat sepotong tubuhnya yang mulus dan putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yang mulai miring. Siapa tahu ada setan yang memanfaatkannya.
“Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.
“Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan dan keterbukaannya” balasnya.
Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil memandangi sudut-sudut ruangannya dan aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi. Ternyata betul, wanita itulah tadi yang berbaring di atas tempat tidur itu, yang di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc. Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana color tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membayangkan kalau wanita yang baru saja saya temani bicara dan makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yang saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.
Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yang main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dengan puncak keinginanku, tiba-tiba,
“Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.
“Wah, itu film kesukaanku, tapi sayangnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dengan cepat dan suara agak lantang.
“Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara dan sudah saling terbuka” katanya penuh harap.
Lalu saya bangkit dan masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dengannya. Aku agak malu dan takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film itu.
Awalnya kami biasa-biasa saja, hening dan serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yang katanya lebih bagus dan lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya dan ingin juga menyaksikannya. Aku cemas dan khawatir kalau-kalau VCD yang ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yang kuharapkan.
Setelah ia masukkan kasetnya, iapun mundur dan kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambarpun muncul dan terjadi perbincangan yang serius antara seorang pria dan seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu. Baru saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dengan film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan dan berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi dan meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dengan tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yang membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang dan membesar, sekujur tubuhku gemetar dan berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman lamaku. Secara bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut dan malu mengutarakan isi hatiku.
“Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.
“Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau dan suka sekali.
“Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.
“Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dengan tenang dan jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton dan praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.
“Tapi kakak suka nonton dan permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.
“Suka sekali dan kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.
“Jika istri kakak tidak suka dan tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas dan berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya dipipiku.
Tanpa sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi dan bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan, akupun membalasnya dengan lahap sekali. Aku memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya dan sudah sering memegangnya. Tapi kali ini, rasanya lain daripada yang lain, sedikit lebih mulus dan lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yang membuka baju yang dikenakannya, tiba-tiba terbuka dengan lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dengan menantang. Akupun memperaktekkan apa yang barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat dan mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Kadang kugigit sedikit dan kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda adanya rasa sakit.
Selama hidupku, baru kali ini aku melihat pemandangan yang indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yang dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri dan sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita itu. Putih, mulus dan tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat dan merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dengan kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dengan warna agak kemerahan. Ingin rasanya aku telan dan makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dengan lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit dan terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.
“Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yang kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama memandangnya. Ia langsung serobot saja dan menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian. Lalu disusul dengan memasukkan penisku ke mulutnya dan menggocoknya dengan cepat dan berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat. Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dengan kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, dan menjamahnya. Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu dan perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan maju dan mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.
“Dik, model yang bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yang ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.
“Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yang kakak anggap lebih nikmat dan lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yang agak menambah gairah sexku.
“Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah dan berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.
“Dik, gimana kalau saya berbaring dan adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goyangannya,” pintaku padanya.
“Aku ini sudah hampir memuncak dan sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.
Tanpa kami rasakan dan pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.30 malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya dan betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dengan istri teman lamaku itu. Namun sayangnya, karena keasyikan dan keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dengan posisi saya di bawah dan dia di atas memompa serta menggoyang kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermakupun tumpah dalam rahimnya dan diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh dan tidur terlentang hingga pagi.
Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yang mengecam dan pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yang harus saya perbuat. Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dengan wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali dan kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri. Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu dan langsung pamit dan sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan. Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yang melihatku sehingga saya yakin tidak ada yang mencurigaiku. Soal istriku di rumah, saya bisa buat alasan kalau saya ketemu dan bermalam bersama dengan sahabat lamaku.
-
Ruka Ichinose S Model 81 Sh
-
Majalah Dewasa – China Matsuoka
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!
-
Ngentot Teman Lama
Cerita Sexs – Suatu siang aku jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat refresing….ya..liat-liat cewek cantik.Begitu aku lagi liat kiri kanan..eee..tak taunya seseorang menubrukku .Wanita ini sepertinya habis belanja banyak dan tergesa-gesa hingga tak tahunya menubruk orang.
Begitu
bertabrakan…aku langsung membantu memberesi barang-barangnya yang
berserakan.Tak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak
sengaja menabraknya….walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf
padaku.“Maaf ..mbak…nggak sengaja nih…”kataku padanya.
“ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu Andy kan….”katanya padaku.
“iya..saya Andy….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”
“kamu nggak ingat sama aku ya…teman SMA kamu…yang suka jahilin kamu….”katanya padaku.
“siapa ya….eeeee….maaf …Rani ya….SiBunga SMA “
“Tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”
“Maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..”
“kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”
“ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”kataku sedikit memujinya.
“ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.
“oh ya….kita kekafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…
“ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya
“ya..nggak masalah lagi….”Aku dan rani pergi kekafe langgananya Rani.Sampai disana ..kami memilih
meja yang paling pojok.Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan
nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk
berlama-lama.“Gimana kabar kamu sekarang andy…..udah berkeluarga ya…”tanya rani padaku.
“aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”
“kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”tanyaku padanya.
“aku udah married….udah 3 tahun”
“asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”
“ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi keLN…urusan bisnis katanya”
eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing
Beberapa
hari kemudian….Rani mengirim SMS keHP ku….isinya mengajak aku untuk
main kerumahnya.SMSnya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat
rumahnya..Beberapa menit kemudian…Rani membalas SMSku dan menyebutkan
alamat rumahnya.Aku berangkat kerumah Rani…sibunga SMA.Tak lama
kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah.Kubaca kembali alamat yang
diberikan oleh Rani dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera
didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.Kutekan bel yang ada
didepanku.Beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan
sendirinya.Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya.Aku
berjakan menuju teras depan dan Rani telah menungguku disana.“Hii..gimana kabar kamu sekarang….”sapanya padaku.
“Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”
“iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”
“nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”
“ah..nggak apa-apa lagi…. dia lagi diLN sekarang nih…”
“yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh”Kamipun masuk kedalam rumahnya Rani.Wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.
“mari..silahkan duduk….jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri”
“Thank’s….”dan akupun duduk
“oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”kata siNyonya rumah.
“jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.
“ya…kalau yang panas…teh sama kopi…trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”balas siRani
“trus kalau aku milih yang hangat gimana”tanyaku lagi.
“ya…ada deh…”kata rani sedikit genit.
“ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh”kataku coba menggodanya
“ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”
“ya..tergantung yang ngasih dunk…”Rani bangkit dari duduknya ….”bentar ya …aku kebelakang dulu”
Ia
pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu.Rani kembali lagi
keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange .Dia meletakkannya
datas meja.“Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.
“yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”
Akupun duduk kembali.
“Ran…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”
“ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia”katanya mulai serius
“memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”
“bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”
“selebihnya
..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi
kamu bisa bayangin deh..betapa aku sangat kesepian..”Rani mulai
menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami
setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian
tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,Rani mengenakan kaos
yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang
sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu …sepertinya Rani
tak mengenakan Bra…itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya
yang padat dan berisi .Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik
celana yang kukenakan.Rani bangkit dari duduknya dan pindah disampingku.Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.
“Dy..aku kangen banget deh sama kamu….”katanya padaku
“oya…”kataku padanya.
“iya nih….apalagi sama…….”katanya terputus.
“sama apa seh Ran…..”
“sama…..sama ini nih….”katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.
Karena
tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku,Rani tak memindahkan
tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan
batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang
kukenakan.Perlahan ..mukaku dan muka Rani makin mendekat.Rani
memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku.Kukecup bibirnya
yang merah itu.Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi
.Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya .Rani sangat bergairah sekali
menyambut ciuman bibirku dibibirnya.Sementara itu tanganku tak
tinggal diam.Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya.
Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya
Rani.Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan
tanganku.Dan tangan Rani semakin liar begerilya diatas gundukan batang
kejantananku yang mulai mengeras.Rani beranjak dari tempat
duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat
ditubuhnya.Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel
ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung
kaki.Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung
didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang
lebat menandakan kalau Rani type wanita haus seks.Rani kembali
duduk bersimpuh dihadapanku.Kali ini ia mulai membuka celana panjang
yang masih kukenakan.Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang
kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku.Namun tak
berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku
yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.Tangannya yang halus
itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin
membesar .Rani mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil
itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua
buah biji pelerku.Beberapa saat lamanya Rani menikmati batang
kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan
persendianku.Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya .Hingga sesuatu
terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari
ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Rani dan
menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung
tenggorokannya.“Akhhh..Ran..aku mau keluar nih”erangku padanya
Beberapa
detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Rani.Tanpa merasa jijik
sedikitpun Rani menelan setiap tetes spermaku.Dan sambil tersenyum
..Rani menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang
kemaluanku.Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai
orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok
Rani dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku
untuk memulai babak permainan berikutnya.Aku membuka kedua kaki Rani
lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.Dengan
penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus
itu.Rani menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit
perutnya yang ramping.Rani merasakan dirinya seolah terbang
kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ
sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang
berada diluar negri.Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada
bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh
suaminya.Desahan…erangan dan jeritan Rani makin menbuatku bersemangat
menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.“Sayang….cepet dunk masukin punyamu kememek aku….udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.
Akupun
memenuhi permintaan Rani yang sudah tidak tahan menunggu batang
kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya
Rani.
Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Rani.Aku
mulai maju mendorong pantatnya Rani.Beberapa kali kucoba selalu
meleset.Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit
untuk menembus lubang vaginanya yang rapet.Namun setelah beberapa kali
mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya
Rani.Tanpa membuang waktu lagi,kugerakkan pantatku maju mundur
menusuk memeknya Rani.Dengan penuh nafsu,Rani menikmati gerakan Penisku
yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar
dari mulutnya yang mungil itu.Rani mengimbangi gerakanku dengan memaju
mundurkan pantatnya yang bahenol itu.
Sekitar tiga pulu menit berlalu,Rani merasakan akan mencapai klimaks.Rani
mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah
ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.Aku tahu kalau
Rani akan mencapai klimaknya.Kupercepat gerakan pantatku menusuk
vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Rani mendekap erat
tubuhku,Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku.Cairan
hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun
telah dialami Rani sibunga SMA.Untuk beberapa saat ..kubiarkan
Rani menikmati sisa -sisa orgasmenya ,sebelum kami melanjutkan permainan
yang berikutnya.Perlahan Rani bangkit dari tidurnya dan duduk diatas
sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya .Tanganku singgah digundukan
vagina yang ditumbuhi rambut halus itu.Kubelai perlahan untuk
membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku
ini.Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Rani.Sementara itu
mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.Merasa sudah
tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini…kuangkat Rani dan
kududukkan ia diatas pahaku.Posisinya kini tepat berada diatas
pangkuanku,sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada
didepan mulutku.Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya.Kutekan
ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya.Kudiamkan
perlahan,kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Rani.Perlahan
kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya
Rani.Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Rani
bergoyang-goyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari
mulut rani.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang
makin membesar menyentuh ujung rahimnya.Sementara dua buah gundukan
didadanya bergoyang -goyang tak karuan .Kedua tanganku meraih dua
gundukan itu dan meremasnya perlahan.Beberapa menit kemudian
terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku.Mungkin tiba saatmya
bagiku untuk orgasme.Dengan diiringi desahan panjang secara
bersamaan…aku dan Rani mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang
hangat didalan vagina Rani.Beberapa saat kemudian Ranipun
menyusul.Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu.Aku
memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Rani.Dengan cepat Rani jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku.
Sesaat
kemudian Rani tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam …yang tak pernah
ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali
pakaianku.Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh
malam.Akupun pamit pada Rani.Namun sebelum aku pergi
meninggalkam rumah Rani…ia memberikan sesuatu buatku sebagai
hadiah.Sebuah Handphone terbaru dan motor besar .Semula aku menolak
pemberiannya …namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya
itu.Demi menghibur hatinya Rani..kuterima hadiah yang bagiku cukup besar
sekali.Kupergi meninggalkan Rani dengan membawa Handphone dan
sebuah motor besar.Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan
dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini….dan bahkan akan
kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah
menjadi Bunga SMA. -
European amateur brunette Ria Rodrigez banged from behind gets sperm on booty
Duniabola99.org – Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.
-
Majalah Dewasa – Looktarn Praemai Bailee
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang
yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan
koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan
melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten
baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
materi baru! -
Pijatan Nikmati ku Luntuhkan Riris
Cerita ini berawal ketika kantor saya mengadakan workshop (jalan-jalan tahunan) dan saat itu tujuan kami adalah hotel Novus, Puncak. Adalah salah satu teman bernama Tari Rismayati (panggilan Riris) yang masih single juga sama seperti saya. Dia berumur satu tahun dibawah saya dan belum berkeluarga juga. Terus terang saya heran melihat dia. Secara fisik Riris orangnya tergolong cantik, rambut panjang sebahu, wajah oval, kulit kuning langsat cenderung putih mulus, dengan buah dada yang besar menantang. Dan yang paling membuat saya berdehem dalam hati kalau melihat pinggul dan pantatnya yang besar dan membulat mencetak celana dalam ukuran mini yang selalu dia pakai jika di kantor. Itu selalu saya perhatikan setiap hari bahwa ukuran roknya selalu kekecilan dengan pinggul yang indah jika sedang berjalan.
Satu minggu sebelum berangkat Workshop, kami sempat makan siang bersama disebuah restoran dalam gedung kantor kami. Setelah ngobrol kesana kemari akhirnya subject pembicaraan mengarah ke workshop.
Saya bertanya, “‘Ntar workshop gimana kamu?”.
Riris menjawab dengan wajah yang lesu, “Ach, nggak tau juga Di, aku lagi bete nich, kayaknya kesana lumayan buat nyegerin pikiran aku.”
“Lho emangnya ada apa,”tanyaku menyelidik.
“Aku abis putus ama cowok ku soalnya dia selingkuh, maen belakang, trus ketauan ama aku,”celetuknya dengan muka sedikit memerah menahan marah.
“Ya udah,” sambungku “Ntar saya temenin kamu disana biar ngelupain dia.”
Dia tersenyum sambil bilang, “Tapi aku lagi mo sendiri Ardi.”
Aku tak kalah gesit menjawab ucapannya, “Iya Ris, Aku juga lagi mo sendiri aja ‘en rencana ntar aku mo sewa kamar sendiri aja, kalau kamu mau gabung aja kita bisa ngobrol ampe malem keluarin semua unek-unek yang ada dikepala kita masing-masing.”Aku terus menjelaskan rencanaku minggu depan dihotel tersebut. Dan tak diduga respon dari Riris, “Oleh juga tuh Di, aku emang butuh itu enak kali yah ngobrol ngobrol kita berdua sampe malem”. “Iya, sekalian kalau kamu mau, saya juga nggak keberatan ngelonin kamu tidur,” candaku kepadanya.
“Ha, gila kamu” mata Riris memancarkan arti yang tidak dapat saya cerna.Satu hari sebelum berangkat kami didata ulang oleh panitia, menyangkut pembagian kamar tidur. Sudah menjadi tradisi kantor kami, bahwa satu kamar berdua, dan diatur oleh nomor nomor kamar yang ada. Saya berdua dengan teman saya Hendra, dan Riris waktu itu terdata satu kamar bersama Wina. Dan tibalah waktunya bahwa kami satu kantor berangkat menuju hotel Novus ada hari Sabtu bersama sama dengan menggunakan satu bis besar. Kantor kami hanya berjumlah total 50 orang bersama orang asing juga. Rupanya dalam batas akhir sebelum naik ke bis, ada dua orang yang batal ikut karena alasan keluarga, mereka adalah Tiara, dan Wina. Wina?, bukannya Wina satu kamar dengan Riris, dan berarti nanti Riris sendirian dong dikamar. Pendulumku langsung bereaksi mendengar kabar tersebut. Sambil mengisi waktu, kami banyak bersenda gurau dalam perjalanan hingga akhirnya tiba tepat makan siang di hotel. Setelah kami makan dengan lahap, kami diberikan kunci kamar oleh panitia dan langsung check-in ke dalam kamar masing masing.
Sore harinya kami memanfaatkan kolam renang yang ada di hotel untuk bermain main. Dapat saya lihat Riris yang sudah memakai pakaian renang yang seksi. Uh, bukan main indahnya, saya betul betul terangsang melihat keadaan Riris seperti itu. Otak kotorku mulai bekerja supaya bagaimana dapat tidur dengannya malam ini. Dalam kumpulan laki laki ada Pak Kardi yang nyeletuk kepada teman laki laki berkata, “Waduh si Riris kalo abis berenang gue mau tuh mandiin dia.” Sambil matanya juga tak lepas dari gerakan pantat Riris yang berlenggang lengok kekiri kekanan mengikuti irama langkahnya.
Ketika Riris sudah selesai bermain dikolam renang dan akan kembali ke kamarnya, akupun mengikutinya seakan akan akupun sudah selesai dan ingin mandi. Sambil berjalan dibelakangnya, saya melihat celana dalam mini berenda yang dipakai Riris tercetak jelas oleh baju renang tipis yang berwarna ungu.
“Waduh, kok cepet selesainya Ris,” celetukku sambil berjalan disampingnya.Riris menjawab, “Habis aku nggak tahan airnya terlalu dingin.”
Sambil dia menyilangkan tangannya dikedua belah dadanya yang padat montok tersebut.
“Trus kamu ngapain juga selesai,” tanya dia lanjut.
“Akh, aku udah bosen mendingan mandi air hangat terus nunggu makan malam, khan enak tuh”.
Lalu pembicaraan kami terpisah ketika Riris harus mengambil arah kekiri dan saya kekanan sambil berucap, “Sampai nanti ,. dagg”.Waktu menunjukan pukul delapan, setelah perut saya isi dan kenyang sekali rasanya. Makan malam dihotel ini terasa nikmat sekali. Saya melihat sudah beberapa kali Riris menguap dan kemudian pamit dari kerumunan anak anak untuk pamit ke kamar. Dalam perjalanan ke kamarnya, dia ada melihat saya dan kemudian mengerdipkan mata seperti memberi tanda ke saya. Dengan sedikit tegang saya berpura pura seolah saya pun capek setelah bermain seharian dengan teman kantor dan ingin tidur.
Pada sore hari saya sudah memberitahu ke Hendra (teman sekamar saya) bahwa mungkin saya akan begadang keluar hotel, jadi nanti dia tidak kawatir atau curiga kepada saya. Dalam perjalanan dari restoran ke cottage agak jauh.
Riris berjalan kecil sendiri dan saya dengan cepat mengejarnya, dan menyapanya,
“Ris, udah ngantuk ya sayang, mau tidur..”
Riris menyahut, “Iya nih, nggak tahu kenapa nich badan semua jadi pegel semua, mungkin tadi renangnya kebanyakan kali.” Sambil berkata begitu, dia mengusap usap belakang lehernya sambil kepala digelengkan kekiri lalu kekanan.
“Makanya kamu juga sih terlalu over berenangnya, kamu kebanyakan diliat ama temen temen cowok lagi pas kamu berenang,” sahutku.
“Hm, aku tahu, justru karena mereka aku jadi lebih semangat,” kata Riris sambil masih tetap mengusap leher belakangnya.
“Kamu mau saya pijit pijit kecil Ris,” kataku sedikit berani.
“Hhh, boleh juga, tapi cuman di leher sama sekitar pundak yah,” sahutnya sedikit lemah.
Tak lama kami sudah tiba didepan pintu kamar Riris. Setelah dia membuka pintu kami berdua langsung masuk, saya sempat melihat pada sudut mata Riris ketika dia tutup pintu, matanya seperti melihat kiri kanan takut takut kalau ada orang disekitar yang melihat kami.Dalam kamar Riris mempersilahkan saya duduk sambil dia permisi sebentar ke toilet. Sambil menunggu Riris saya menonton TV yang ada dikamar. Tidak begitu lama, Riris sudah keluar dan telah berganti baju tidur daster. Daster yang dipakai berwarna kuning dengan ukuran yang dapat saya katakan mini. Kenapa demikian? Daster tersebut hanya sebatas setengah pahanya saja dan berenda kuning juga, kemudian di pundaknya hanya mengenakan satu tali saja. Buah dada yang ranum menantang sekali dengan dua puting yang mencuat. Gila bukan main, dia sudah tidak memakai BH, tapi masih memakai celana dalam.
Celana dalam itu jelas tercetak menerawang tembus pandang dari daster kuning tersebut. Celana dalam Riris juga dalam ukuran yang sexy, mini CD warna putih, kontras dengan daster yang dipakai. Sebelum saya memberi komentar, Riris sudah berbicara,
“Ardi, kamu jangan salah sangka dulu, saya pakai ini supaya kamu mudah pijat leher dan pundak saya, lagi pula saya juga tidak bawa baju tidur lain selain yang ini, mudah-mudahan kamu tidak keberatan.”
“Oh, tentu tidak dong Ris, suka suka kamu aja, yang penting bajunya jangan menggangu pijat memijat,” kataku sambil menelan ludah beberapa kali.
Riris tersenyum lagi dan berkata, “Kamu pijet saya pake kaos lengan panjang apa tidak mengganggu, apa lagi nanti kamu naik ke ranjang kalau perlu, keliatannya celana panjang kamu juga ganggu, apa nggak lebih baik ganti yang pendek atau dilepas sekalian?”
Saya bengong atas ucapannya, lalu saya katakan, “Betul juga Ris, saya buka kaos aja deh,” sambil saya mengangkat koas saya sehingga saya sudah bertelanjang dada, dan kemudian Riris melihat ke celana panjang saya sambil mulutnya sedikit dimonyongkan. Saya pun membuka celana panjang saya, dan hanya tertinggal celana boxer saya. Riris tersenyum puas setelah melihat saya akan mudah nanti memijitnya. Dia langsung naik ke ranjang dan berbaring terlungkup, sambil memanggil nama saya, “Di, ayo dong mulai, badan Riris makin pegel nih”. Mendengar rengekan Riris saya langsung naik ke ranjang dan memulai aktivitas dengan memijit Riris.Sungguh sempurna tubuh Riris dari belakang. Mimpi apa aku semalam sehingga Riris begitu pasrah memberikan sajian gratis seindah ini. Kulit yang mulus dengan pinggang ramping, pinggul yang besar dengan buah pantat yang membulat mumbul tinggi. Dapat kulihat dengan jelas belahan pantat Riris yang dibalut dengan CD mininya. Sebentar saja tangan saya sudah memijat bagian leher yang tegang, dan seeskali kebawah meijat pundaknya. Riris terkadang bersuara mendesah ketika tangan saya sedikit keras memijitnya,
“Uh, oh, hmm,” desahnya putus putus, membuat saya makain panas saja.
Adik kecil dibalik celana boxerku sudah mengacung keras siap tempur, entah apa yang sedang dipikir Riris sekarang.Kemudian setelah kurang lebih 4 menit, Riris minta dipijit agak kebawah. Dengan yakin tangan saya kedua duanya merayap ke bawah, dari arah ketiak terus turun kebawah. Sambil sekali kali jari jemari saya dengan nakalnya menyentuh dari samping kedua bukit ranum yang mengembung keluar kesamping karena tertindih tubuhnya. Saya terus terang sudah tidak ada pikiran positif, otak ngeres saya terus bermain main fantasi, hingga suatu ketika,
“Di, pijatan kamu enak deh sekarang Riris minta dipijat bagian depan ya sayang,” sahut Riris sambil membalikan tubuhnya kedepan.Waduh mak bukan main saat itu saya betul betul tidak tahan saya langsung meraba kedua belah susunya yang tegak menjulang, hal yang membuat Riris langsung kaget.
“Mardi,.! saya minta tolong kamu untuk pijat saya kenapa kamu memanfaatkan itu dengan meraba tubuh saya,” hardiknya.
Langsung saya kaget, saya kira dia minta lanjut dalam permainan tersebut ternyata dia memang betul betul minta dipijit. Langsung saya minta maaf kepadanya,
“Waduh maaf deh Ris, aku kelepasan, maklum deh tubuh kamu ranum sekali, sexy apalagi dengan itu (sambil menunjuk kedua buah dada Riris) yang mancung bikin aku jadi geregetan mau iseng.”
“Maaf ya sekali lagi Maaf,” kataku dengan penyesalan.Riris yang melihat saya begitu agak melunak tapi kemudian dia menangis sambil berkata, “uhh, hh, hg hg hg,. emang setiap laki laki yang mau sama Riris cuman mau tubuh Riris aja, ini juga terjadi dengan cowok Riris yang dulu, maunya making love terus sama Riris, nggak ada perasaan sama sekali.”
Aku terhenyak, ternyata wanita didepan saya ini memang sudah pernah melakukan hubungan suami istri sebelum menikah, dan pendulumku kembali kontak. Dengan gaya yang gentle saya memeluk dia dari belakang dalam posisi duduk, tangan saya berada di perutnya sambil berkata,
“Riris, aku tuh memang udah salah, kamu Maafin ya, aku janji pokoknya malem ini kita cuman sayang sayangan aja deh nggak sampe kelewatan,” kataku menenangkannya.Dia menengok ke belakang hingga wajahnya dekat sekali denganku dan berucap,
“Bener ya janji, kamu cuman kelonin aku aja nggak sampe kebablasan?”.
Aku mengiyakan dengan anggukan kepala sambil mencium kecil pipi kanannya.
Dia tersenyum, kemudian membalas mencium kecil bibirku. Aku pun serta merta tangan kanan mulai naik dari perut meraba buah dada yang menggantung tersebut. Riris menutup mata merasakan kenikmatan tersebut, kemudian dengan itu juga aku mencium bibirnya yang sensual, sambil sesekali kuhisap bibir bawahnya dan lidahku menjelajah ke rongga giginya dan menghisap lidahnya.Riris benar benar menikmatinya, maka setelah melihat lampu hijau seperti itu, kedua tanganku sudah berada pada dua buah dada ranumnya. Oh alangkah nikmatnya tanganku bermain disana, meremas remas sambil kupelintir kedua puting susunya dengan ibu jari dan telunjukku. Riris terkadang bergetar tubuhnya ketika kombinasi yang kulakukan yaitu meremas sambil memuntir puting susunya. “Ah, Ardi kamu pinter bikin aku terangsang ya, ingat lho kita nggak boleh lebih jauh dari ini,” kata Riris mengingatkanku.
“Iya dong sayang aku pasti inget, khan ada kamu juga yang ngingetin!”Sambil berkata begitu aku membaringkan tubuhnya diranjang dan aku dari belakang langsung ke depan menindihnya sambih terus melanjutkan meremas dan mencium bibir sensual nan menggairahkan tersebut. Riris masih terus mengingatkan, namun bahasa tubuhnya lain. Alat kelamin kami sudah bersentuhan, dimana batang kemaluanku yang sudah keras menggesek bibir luar kemaluannya dan gerakan kami seperti orang yang sedang bersenggama. Saya mendorong kebawah, Riris mendorong pula pantatnya yang tembem keatas, saya tarik pinggang saya, dia pun demikian.
Ketika mulut saya sudah mulai menjalar kedadanya dia mulai protes.
“Mardi, kamu nggak boleh kesana sayang, ohh, hh!” desah Riris tapi tangannya sama sekali tidak menutupi dadanya.
Saya menjawab dengan lembut, “Riris sayang, kalau peting cium atau jilatin nenen aja boleh dong, khan nggak kenapa napa?” saya mencoba tawar menawar dengannya.
“Ohh, kamu katanya kelonin aku, kok sekarang kita peting sih? ” rajuknya dengan muka bersemu merah menahan birahi yang terpancar keluar dari tubuhnya. Tanpa menunggu alasan lagi dari si cantik itu langsung mulutku menjilat puting susu yang memerah muda, karena birahi sambil aku menyedot putingnya bagaikan anak kecil yang sedang netek keibunya. Riris menggigit bibir sendiri menahan luapan emosinya yang meletup letup kian besar. Oh nikmatnya tiada tara menjilati dan menyedot susu seorang Riris.Kaki Riris sudah menyepak kesana kemari membuat daster yang dikenakan tidak bisa menutupi bagian bawahnya. Terus terang sambil menjilat, saya memperhatikan gundukan yang tembem di bawah pusar yang bagai kue apem mumbul dengan sedikit bulu bulu kemaluannya yang menyembul keluar menambah indahnya pemandangan tersebut. Pinggulnya bergerak tak menentu membuat indahnya pemilik gundukan tersebut.
“Hhh, Mardi.. hh enak sayang”, erang Riris.
Mendapat respon seperti tangan saya secara reflek mulai turun menjelajah dari buah dadanya ke bawah perut, mengusap daerah pusar yang rata nan halus, kemudian turun lagi dibawah pusar yang ditumbuhi bulu bulu halus, kemudian meraba daerah selangkangan Riris yang wow bukan main empuknya.Aku tekan sekali sekali sambil kuremas secara acak. Hal ini menyebabkan gerakan pinggul Riris yang makin panas. Suasana alam puncak pada malam hari yang dingin, tidak dapat membuat tubuh kami berdua kedinginan malah justru sebaliknya. Saya dapat melihat butiran butiran keringat birahi yang menetes dari dahi Riris yang sedang membasahi rambut panjang dan indah itu.
Oh.. aku benar benar makin terbawa emosi birahi yang menggebu. Riris antara sadar dan tidak masih mengingatkan saya,
” Di, kamu nggak boleh buka CD aku yah.. kita khan udah janji cuman peting aja,” katanya sambil menahan sesuatu dalam tubuh yang bergelora.
“Oke Ris, aku buka daster kamu aja yah, liat tuh udah nggak karuan bentuknya sayang,” sahutku mencoba menawar.
Dan berhasil. Riris sendiri yang meloloskan dasternya, dia angkat dari bawah dan dinaikkan lewat lehernya. Berarti keadaan kami sekarang hanya masing masing tinggal celana dalam saja. Kami langsung berpelukan sambil berciuman panjang, oh nikmatnya dapat memeluk Riris dalam keadaan begini. Kulit kami langsung bersinggungan tanpa ada pemisah lagi. Setelah pelukan plus ciuman aku rasa cukup, tanganku mulai bermain ke arah selangkangan Riris dengan mengusap lembut naik turun melewati belahan vaginanya. Dari luar celananya saya bisa merasakan bahwa didalam sudah lembab sekali, tentu banyak cairan yang sudah keluar dari lubang vaginanya. Vagina Riris benar benar tembem aku rasa kalau aku benamkan milikku ke dalamnya pasti nikmat sekali.Karena Riris menggunakan CD mini yang memang kurang bahan untuk menutupi kemaluannya, jari saya dengan mudahnya dapat melesat masuk melalui samping selangkangan dan bermain di sana, sebentar kemudian keluar lagi tanpa sempat Riris protes pada saya untuk tidak boleh melakukannya. Sesekali jari saya bermain pada bibir vaginanya agak lama setelah dia membuka suara,
“Di, jangan nanti aku keterusan.. ohh,” sambil meliukan pinggangnya bergoyang goyang.Aku tetap tenang mengelus bahkan saat tangannya ingin mengeluarkan tanganku dari dalam CDnya seluruh jariku masuk dan meremas vagina Riris dengan lembut. Hal ini membuat Riris melenguh keras, dan lupa untuk melarang saya. Sambil tangan-tangan meremas vagina Riris, tangan kiri masih terus aktif memerah susu ranum baik yang kiri maupun yang kanan sambil dibantu oleh mulutku untuk mengisap bibir dan salah satu puting susu yang nganggur.
Jari tengahku mulai memainkan aksinya dengan mengilik klitoris Riris. Benar saja, klitoris itu sudah membesar dan basah. Riris menggeliat tak tentu arah sambil mendesah,
“Oh.. Mardi enak sekali sayang, nghh.. kamu udah nggak boleh lebih dari itu ya..”
Ternyata alam sadar Riris masih ada, dia masih ingat bahwa kita hanya boleh peting. Aku berkata sambil berbisik ditelinganya.
“Riris sayang.. CDnya dibuka ya biar kamu nggak kegencet, liat tuh CD kamu kekecilan nggak bisa nampung pantat kamu yang bulat besar sama vagina kamu yang tembem, lagian kamu juga udah basah, khan sayang ntar CDnya jadi lengket.”
Awalnya dia tidak mau, tapi saya katakan lagi.
“Ris.. nggak kenapa napa deh sayang.. khan aku masih pake boxerku, jadi cuman kamu aja yang telanjang, kalau aku tidak.”Akhirnya Riris setuju, aku loloskan CD mini putih berenda itu, dan kali ini aku benar benar melihat Riris dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun, dengan keadaan birahi tinggi. Bukan main indahnya bentuk vagina Riris, dia mempunyai bulu vagina yang lebat denga bulu-bulu halus semua warna hitam. Bulu-bulu tersebut nampak rapih, karena dalam keadaan lurus tidak keriting seperti wanita kebanyakan. Mulutku mulai menjalankan aksinya, aku mulai menyusuri ke arah pusarnya terus turun dan berhenti tepat dibawah vaginanya.
Riris sedikit jengah dan berkata, “Oh, kamu jangan liat punya kayak gitu dong.. aku kan malu” sambil tangannya mencoba menutupi.
Tapi dengan cepat tanganku menahannya dan langsung bibirku mencium bibir luar vaginanya sambil kuhisap-hisap kedua belah bibir vagina Riris.
Dia benar benar kelojotan,” Ah Mardi, gila kamu, oh.. enak banget, hmm.. oh iya bener gitu sayang.. ohh..”
Aku makin berani kusapukan lidahku naik turun sambil tak lupa klitoris yang sebesar kacang tanah itu aku emut emut dan didalam bibirku aku kedut kedutkan. Lidahku mulai merangsek masuk ke dalam lubang vagina Riris yang memang benar benar sudah basah. Wangi semerbak yang tercipta karena napsu biharinya membuat aku makin berlipat ganda untuk keinginan menyetubuhinya. Dalam keadaan yang gamang tersebut kepala Riris tersentak kekiri dan kekanan menahan luapan cinta yang tak kunjung reda, aku diam-diam melepas celana boxerku sambil bibir tak lepas dari vaginanya.Cukup mudah untuk melepas celan boxerku karena memang celana dalam dengan kondisi longgar. Satu kali tarik dengan tangan kiri, lolos sudah dan aku sudah telanjang bulat bersama Riris, tanpa dia sadari. Aku bisa melihat dan merasakan Riris hampir sampai titik orgasme, dan aku mulai dengan menuntun batang kemaluanku yang sudah siap tempur dengan topi baja yang mengkilap. Kedua belah kaki Riris aku lebarkan sambil tangan kiriku mempermainkan klitorisnya dengan ibu jari dan tangan kananku mengarahkan batang kemaluanku ke lubang vagina Riris.
Riris masih antara sadar dan tidak ketika kepala penisku bertemu dengan lubang depan yang merah menganga. Kepala penis langsung seperti kena hisap alat yang kuat oleh lubang vagina Riris. Riris mulai merasa aneh karena dia merasakan lain, bukan jari tanganku dan bukan bibirku yang bermain di kemaluannya. Dengan sedikit membuka mata dia melihatku. Aku tidak mau dia nanti memberontak menolak keadaan ini, langsung aku peluk dia sambil sedikit aku goyangkan tanpa aku mendorong masuk ke dalamnya. Cukup kepala penis saja yang terjepit di dalam vagina Riris.
Riris melotot kearahku dan dia berbicara dengan suara serak,
“Mardi.. kok kamu masukin, khan kita udah janji sayang cuman peting, nggak boleh begini dong.” Namun dalam bahasa tubuhnya pinggul dia tetap mengimbangi gerakanku yang naik turun menggesek vaginanya.
“Riris.. aku cuman masukin kepalanya aja sayang, kamu juga ngerasainkan?”
Tambahku, “Itu juga udah cukup buat kita, lagi nggak usah dimasukin semua.. kamu enak khan digini’in?” sambil aku goyang kekiri dan kekanan. Kepala penisku benar benar dijepit erat oleh vagina Riris.Riris merem melek keenakan, dan tangan Riris akhirnya memelukku dan mengimbangi gerakanku. Baru aku tahu kalau dalam keadaan begini Riris benar benar dapat berkata vulgar, karena tiba tiba dia berkata,
“Di, penis kamu enak banget sih hangat kena vagina Riris.”
“Oh, Riris ini mah nggak seberapa sayang,” kataku.
Setelah kurang lebih tiga menit kami seperti itu, aku merasakan pantat Riris menaik lebih tinggi, seakan akan ingin merasakan lebih batangku. Maka akupun mulai sedikit demi sedikit mendorong lebih dalam, ternyata makin panas gerakan kami berdua, dan walhasil seluruh batangku terbenam di dalam vagina Riris. Dan aku rasa Riris pun mengetahui hal itu, dan dia mulai meracau lagi,
“Oh Ardi.. enak banget penis kamu masuk semua ke dalem vaginaku sayang.. hh”
“Ohh, Di.. dorong lagi biar makin dalem sayang..”Bukan main, aku makin nafsu saja mendengar erangan dan kata-kata vulgarnya. Aku pun tidak mau kalah sambil memompa aku bertanya,
” Riris.. penis Mardi lagi ngapain vaginanya Riris sayang?”
“Hhh, skh.. hh penis kamu lagi ngentotin vagina aku sayang,” sambil Riris meremas pantatku gemas.
Aku pura pura tidak mendengar ingin dia mengulang lagi kata katanya,
“Ha.. lagi ngapain sayang?”
“Lagi dientot sayang..ohh nikmatnya..”
Aku bertanya lagi, “Emang Riris mau dientot ama Mardi?”
Riris menyahut,”Iya sayang Riris ketagihan nih mengentot sama kamu, abis penis kamu mantap, nikmat, enak rasanya.”Sambil begitu saya benar-benar merasakan jepitan-jepitan halus dari dinding vagina Riris. Benar benar wanita yang tercipta sempurna untuk bersenggama. Lubang vaginanya mempunyai jepitan yang kuat dengan variasi batang kemaluanku di dalam seperti dirayapi oleh jutaan semut, jadi seperti terkena setrum kecil, tapi hangat dengan sebentar-bentar vagina tersebut mencucup kembang kempis menyedot seluruh batang kemaluanku.
Setelah lebih 20 menit kami bersenggama dengan ucapan ucapan vulgar, Riris sudah hampir mendekati klimaksnya.
“Ayo Mardi, aku udah mau keluar, entot terus aku iya teken biar kena klitorisku oh.. benar begitu sayang.. aduh, enak bener ngentot ama kamu.”
Gila juga nih perempuan, kalo dalam keadaan birahi begini omongannya jadi vulgar seperi ini. Akupun merasakan intensitas kedutan vagina Riris makin tinggi, dan sepertinya akupun ingin melepaskan kenikmatan bersama Riris sayangku.
“Oh, Ris.. enak banget vagina kamu ada empot ayamnya sayang, rasanya legit, rapet, peret, oh, aku mau klimak sayang, gimana nih didalam atau diluar,” kataku dalam keadaan yang kejang kejang nikmat.
Lalu dijawab oleh Riris, “Didalem aja Mardi biar enak, aku juga mau ngerasain disemprot ama penis kamu, dan mungkin besok lusa ada dapet haid, jadi aman,” desah Riris yang juga menahan amukan dalam gelora birahi yang siap meledak beberapa saat lagi.Akhirnya aku merasakan batang kemaluanku diremas kuat sekali oleh otot vaginanya, gerakan pinggul Riris terhenti, sambil pantatnya ditinggikan aku mengocok sedikit memberikan nuansa lain dalam vaginanya, lagi Riris menggeram dan..
“Oh sayang aku klimaks, ouh.. ahh. nggh ahh enak.. enak hh..”
Aku pun tak tahan penisku diremas dan disedot oleh vagina Riris, dengan satu dan dua kali sentakan penisku menyemportkan sperma jauh langsung masuk kedalam rahim Riris, dan yang semportan kedua tak kalah nikmatnya. Gerakan kami seperti begitu kompak, ketika aku menyemprotkan sperma, vagina Riris menyedot kencang hingga kami berdua merasakan nikmat senggama yang sangat indah.Puas aku selesai klimaks dan begitu juga Riris, ketika aku ingin melepas penisku, Riris mencegahnya.
“Biarin didalam dulu sampe ngecil dan keluar sendiri yah.”
Akhirnya kami berbaring menyamping dengan keadaan kemaluan kami masing-masing masih menyatu, masih dapat aku rasakan kedutan dalam vagina Riris namun sudah melemah, dan batangku mulai berangsur-angsur mengecil dan akhirnya lepas dengan sendirinya dari vagina Riris.Waktu sudah menunjukan pukul 1 pagi, setelah kami selesai mandi berdua di dalam bathup, dan ketika aku mau kembali ke kamarku Riris menahannya, dan dia minta sekali lagi untuk bermain cinta. Akupun melayaninya. Katanya mumpung ada waktu. Ronde kedua kami lakukan lebih hot lagi karena yang kedua dilakukan tanpa takut-takut seperti yang pertama, dan kami akhiri dengan klimaks bareng dengan sempurna.
Sepulangnya dari puncak, hubunganku dengan Riris makin hangat, tapi kami selalu menutupi di kantor dengan berpura pura bahwa antara kami tidak ada hubungan apa-apa hanya sebatas teman kerja. Padahal kalau ada waktu di kantorpun kami peting. Saya berkerja di bagian komputer, Riris bagian Settlement. Kalau salah satu dari kami ingin dipeluk, maka kami memberikan kode untuk menuju ruang komputer yang tidak ada orang, kemudian kami ketempat yang paling pojok supaya aman dan berpelukan. Biasanya kami berpelukan sambil mengusap usap apa yang perlu diusap, biasanya saya meremas gemas pantatnya, dan meremas lembut buah dadanya, sambil dibarengi dengan ciuman bibir dengan sedikit panas. Setelah kami puas, Riris biasanya keluar lebih dulu dari ruang komputer, dan tidak lama kemudian baru saya.
Rasa ingin bersenggama dengan Riris demikian besar, begitu juga Riris yang ingin sekali bercinta dengan saya. Akhirnya saya mencari kost-kost’an yang dekat dengan kantor yang fungsinya kalau istirahat makan siang kami dapat mencuri waktu berdua kekost’an saya dan kami berdua saling melepas hasrat terpendam dan setelah selesai kami dapat dengan cepat kembali ke kantor, dan untuk makan siang kami membiasakan ngemil di kantor, jadi tidak begitu lapar.
Demikianlah cerita saya, yang sekarang Riris sudah meninggalkan saya karena dia mendapat pekerjaan baru dan sudah menikah dengan pilihannya yang tepat. Saya masih ngekost namun sudah tidak ada Riris yang menemani.
-
Video Bokep ThreeSome Dengan Sahabat Dan Adik Kelas
-
Foto Ngentot Eropa Bercinta Hebat Dengan Pacarku
Foto Ngentot Terbaru – Selamat sore sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.
-
Menikmati Vagina Muridku Yang Semok
Pagi itu, sinar matahari belum mampu mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan Puncak Pass. Beberapa gerombol embun masih terlihat melayang-layang tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus masih berwarna putih tertutupi embun pagi. Rumput di halaman villa masih basah.
Di dalam bathtub yang berisi air hangat, Theo dan Debby duduk berendam sambil berpelukan mesra. Gadis itu duduk di atas paha Theo. Telapak tangannya mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya itu, dan ia pun merasakan tangan lelaki itu menyabuni punggungnya.
Pelukan mereka sangat erat hingga dada mereka saling menekan satu sama lain. Sesekali Debby menahan nafas ketika menggeliatkan badannya. Dadanya yang menggeliat menyebabkan puting buah dadanya mengalirkan birahi ke sekujur tubuhnya. Puting itu semakin mengeras setelah beberapa kali bergesekan dengan dada Theo yang licin dipenuhi buih-buih sabun.
Pangkal pahanya yang terendam air hangat terasa membakar birahi ketika batang kemaluan lelaki itu menyentuh vagina sempit nya. Debby menggerak-gerakkan telapak tangannya dari punggung hingga ke leher Theo. Sambil menyabuni, ditariknya tengkuk lelaki itu.
“Debby sangat mencintai Theo,” bisiknya.
Theo mengusap-usap bahu gadis itu dengan busa sabun yang berlimpah. Busa dan buih-buih berbentuk bola-bola kecil meleleh ke bagian atas dada dan punggung Debby. Lalu ditatapnya wajah yang cantik itu. Wajah yang terlihat semakin menarik karena buih-buih sabun memenuhi lehernya yang jenjang. Disibaknya rambut gadis itu ke belakang. Busa dan bola-bola kecil ikut menempel di rambut gadis itu, kemudian bola-bola itu meletus. Menawan. Sangat cantik dan mempesona, bisik hati Theo.
Mungkinkah aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya?, tanya Theo dalam hati. Jatuh cinta terhadap seorang murid yang masih belia dan nakal? Mengapa? Mengapa..? Apakah karena sensasi dan kemanjaan yang diciptakannya? Ah.., gumam Theo sambil menarik nafas panjang.
Lalu dikecupnya anak rambut di kening gadis itu. Ia tak mampu memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Tingkah laku Debby yang lembut dan kadang-kadang liar telah melumpuhkan nalarnya. Ia tak mampu berpikir ketika luapan birahi membakar tubuhnya.
“Theo juga sangat mencintai Debby. Sebelumnya tak pernah Theo rasakan nikmatnya terbakar birahi seperti saat ini..” ujar Theo.
Bola mata mereka saling menatap seolah ingin menjenguk isi hati masing-masing. Lalu Theo menarik tubuh gadis itu agar lebih erat menempel ke tubuhnya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua telapak tangannya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, telapak tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Diusap-usapnya bongkah pantat gadis itu.
Sejenak, ia menahan nafas ketika meremas bongkah pantat yang masih kenyal itu. Karena gadis itu duduk di atas pahanya, bongkah pantat itu terasa lebih kenyal daripada biasanya. Batang kemaluan Theo semakin keras ketika bersentuhan dengan vagina sempit gadis itu.
Ia dapat merasakan kelembutan bibir luar vagina gadis itu ketika bergesekan dengan bagian bawah batang kemaluannya. Dan dengan usapan lembut, telapak tangannya terus menyusuri lipatan bongkah pantat yang kenyal itu. Ia dapat merasakan lubang dubur Debby di jari tengahnya. Diusap-usapnya beberapa kali hingga ujung jarinya merasakan kehalusan lipatan daging antara dubur dan vagina.
“Theoo.., Theo nakal!” desah Debby sambil menggeliat mengangkat pinggulnya.
Walau tengkuknya basah, Debby merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari vaginanya. Ia menggeliatkan pinggulnya. Geliat itu menyebabkan telapak tangan Theo semakin bebas mengusap-usap. Membelai. Ia mengecup leher Theo berulang kali ketika merasakan ujung jari Theo menyentuh bagian bawah bibir vaginanya.
Tak lama kemudian, telapak tangan itu semakin jauh menyusur hingga akhirnya ia merasakan lipatan bibir luar vaginanya diusap-usap. Debby berulang kali mengecup leher Theo. Kecupan panas dan liar sebagai ungkapan luapan birahi yang mendera tubuhnya. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. Ia dapat merasakan lendir birahi yang semakin banyak bermuara di vaginanya.
Karena vaginanya terendam dalam air, usapan-usapan di dinding dan bibir dalam vaginanya terasa menjadi kesat. Setiap kali mengusap, lendir di vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi terasa lebih kasar daripada biasanya.
Membakar birahi untuk mengalirkan kadar kenikmatan yang lebih tinggi daripada biasanya. Kenikmatannya hampir setara dengan liarnya lidah Theo yang menari-nari di antara lipatan bibir vaginanya ketika mencumbu vaginanya di balkon villa. Ia terpaksa menahan nafas untuk mengendalikan kenikmatan yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.
“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali.
Lalu ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Ia tak ingin mencapai orgasme hanya karena usapan-usapan jari yang terasa kesat di lubang vagina sempit nya. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Rasa nikmat di vaginanya telah membuat dirinya seolah sedang melayang-layang. Lututnya seolah kehilangan sendi.
Dengan cepat Theo pun bangkit berdiri. Tangannya segera membalikkan tubuh gadis itu. Ia tak ingin gadis belia yang dicintainya itu terjatuh. Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. Lalu dituangnya kembali cairan sabun ke telapak tangannya.
Dan diusap-usapkannya cairan sabun itu di perut gadis belia itu. Ketika menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa sabun terdorong dan menggumpal di antara jari jempol dan telunjuknya. Dan ketika buih-buih itu terbentur pada lekukan bawah buah dada gadis itu, ia meremasnya dengan lembut.
Kedua buah dada yang kenyal itu terasa licin dan sangat halus. Telapak tangannya terus bergerak ke atas. Ia sengaja membuka jari jempol dan telunjuknya agar puting buah dada yang masih kecil itu terjepit di jarinya. Sejenak, puting yang terjepit itu diremas-remasnya dengan lembut. Puting kiri dan kanan diremasnya bersamaan. Dilepas. Diremas kembali. Lalu telapak tangannya mengusap semakin ke atas dan berhenti di leher jenjang gadis belia itu.
“Theo, aargh.., lama amat menyabuninya, aarrgghh..” rintih Debby sambil menggeliatkan pinggulnya.
Ia merasakan batang kemaluan Theo semakin keras dan besar. Hal itu dapat ia rasakan karena batang kemaluan itu semakin dalam terselip di antara lipatan bongkah pantatnya. Lalu ia mendongakkan kepala sambil menoleh ke belakang.
Diangkatnya tangan kanannya untuk menarik leher lelaki itu, lalu diciumnya dengan mesra. Lidahnya menjulur dan bergerak-gerak liar untuk memilin-milin lidah Theo. Tangannya kirinya meluncur ke bawah, lalu meremas biji kemaluan lelaki itu dengan gemas.
Theo menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal paha Debby. Sesaat ia mengusap-usap bulu-bulu ikal di bagian atas vagina gadis itu. Menikmati bulu-bulu yang masih pendek dan halus itu di ujung jari-jarinya. Lalu telapak tangannya meluncur ke bawah. Diusapnya vagina sempit itu berulang kali. Vagina yang baru kira-kira 7 jam yang lalu selaput perawannya dipasrahkan untuk dilewati oleh cendawan batang kemaluannya.
Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar vagina itu. Diusapnya berulang kali. Telapak tangannya yang dipenuhi buih-buih sabun membuat bibir vagina dan pangkal paha itu menjadi sangat licin. Klitoris itu seolah bergerak menggeliat-geliat ketika ia mengusapkan telapak tangannya. Klitoris yang semakin keras dan licin karena lendir dan buih-buih sabun.
“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan lelaki itu semakin kuat menekan lipatan bongkah pantatnya.
Ia merasakan lendir birahinya membanjiri vaginanya. Lendir itu pasti bercampur dengan busa sabun, pikirnya. Lalu ia berjongkok agar vaginanya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara bibir vaginanya dengan cara mengusap-usapkan dua buah jarinya.
Ketika menengadah, ia melihat batang kemaluan Theo telah berada persis di hadapannya. Batang kemaluan itu telah membengkak dan terlihat mengangguk-angguk. Ada setetes lendir menghiasi ujung batang kemaluan itu. Persis di bagian tengah cendawan yang berwarna kecokelat-cokelatan itu. Indah sekali, gumamnya. Lalu ditatapnya warna kemerah-merahan di lekukan antara cendawan dan batang kemaluan itu. Bola matanya berbinar-binar mengamati lekukan yang indah itu.
Setelah puas mengamati, diremasnya batang kemaluan itu dengan lembut. Lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya bagian ujung cendawan itu. Terdengar bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes lendir yang menghiasi ujung cendawan itu berpindah ke bagian dalam celah kedua bibirnya. Sejenak, matanya terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah dan kedua bibirnya mencicipi lendir itu.
Tubuh Theo bergetar menahan nikmat ketika ia melihat lidah dan bibir Debby bergerak-gerak mencicipi lendirnya. Dicicipinya dengan penuh perasaan! Erotis sekali! Batang kemaluannya menjadi semakin keras. Berdiri tegak! Ia meraih bahu gadis itu karena tak sanggup lagi mengendalikan tekanan darah yang memenuhi urat-urat di batang kemaluannya.
Setelah berdiri, Debby merasakan telapak tangan Theo mengangkat paha kirinya. Sambil mencium bibirnya, telapak tangan itu tetap menahan bagian belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan kakinya di pinggang lelaki itu. Ia masih berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya ketika Theo menyelipkan cendawan kemaluannya ke celah di antara bibir vagina sempit nya. Karena tubuhnya masih belum seimbang, cendawan itu terlepas kembali.
Theo agak menekuk kedua lututnya ketika berusaha menyelipkan kembali cendawan kemaluannya. Ia sudah sangat ingin merasakan kembali vagina yang sempit itu meremas batang kemaluannya. Nafasnya mendengus-dengus tak teratur. Dengan terburu-buru, ia mendorong pinggulnya.
“Argh, aarrgghh.., Theo!” rintih Debby.
“Masih sakit?” tanya Theo.
“Sakit dikit..” jawab Debby.Theo menarik batang kemaluannya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Sambil mendorong, ia menatap vagina sempit gadis itu. Pandangannya nanar seolah ada kabut yang menutupi bola matanya ketika ia melihat bibir luar vagina gadis itu ikut terdorong bersama batang kemaluannya. Ia masih menatap terpesona ketika perlahan-lahan menarik kembali batang kemaluannya. Bibir luar vagina itu merekah dan seolah sengaja memperlihatkan lipatan celah vagina yang berwarna pink!
“Masih sakit, Sayang?”
“Hmm!”
“Sakit?”
“Enaak.., Theo!”Theo tersenyum. Dilumatnya bibir gadis itu sambil menghentakkan pinggulnya. Dengan cepat, batang kemaluannya menghunjam. Ia menghentikan hentakan pinggulnya dan berdiri kejang setelah merasakan mulut rahim gadis itu tersentuh oleh ujung cendawannya.
Lalu ditatapnya raut wajah murid yang dicintainya itu sekaligus dikaguminya! Selain cantik dan dan seksi, muridnya itu pun tak pernah bertanya atau membantah ketika ia menghunjamkan kemaluannya sambil berdiri. Murid yang patuh sekaligus mempunyai ide-ide liar yang sensasional dalam bercinta.
Mungkin muridku ini memang dikaruniai bakat bercinta, kata Theo dalam hati. Bakat untuk menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya aku menjadi gurunya! Perlahan-lahan Theo menarik batang kemaluannya. Sebelah tangannya meremas bongkah pantat gadis itu dan yang sebelah lagi meremas dada.
“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan Theo kembali menghunjam vaginanya.
Ia terpaksa berjinjit karena batang kemaluan itu terasa seolah membelah vaginanya. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher Theo. Ia ingin menggantung di leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas menahan kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhnya. Panasnya birahi membuat pori-pori di sekujur tubuhnya menjadi terbuka. Butir-butir keringat mulai merembes dari pori-porinya, bercampur dengan busa sabun yang masih tersisa di beberapa bagian tubuhnya.
Semakin sering ujung cendawan kemaluan lelaki itu menyentuh mulut rahimnya, semakin banyak pula keringat merembes di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas Debby beberapa kali terhenti ketika Theo menarik dan menghunjamkan batang kemaluannya.
Menarik dan menghunjam dengan cepat hingga terdengar ‘cepak-cepak’ yang merdu setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pangkal paha Theo. Dan setiap kali mendengar suara ‘cepak’ itu, darahnya seolah terasa berdesir hingga ke ubun-ubun.
“Aarrgghh.., aarrgghh.., Theoo!”
“Theoo.., Debby pipiis..!”Rintihan itu membuat Theo semakin cepat menghentak-hentakkan pinggulnya. Keringat bercucuran dari dahinya. Ia berusaha menahan nafas untuk mengendalikan tekanan air mani yang ingin menyemprot dari lubang batang kemaluannya.
Tapi orgasme gadis belia yang sangat dicintainya itu ternyata membuat ia tak mampu lagi menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji kemaluannya. Vagina sempit itu berdenyut-denyut meremas batang kemaluannya. Menghisap air mani yang masih tertahan di batang kemaluannya. Membuat ia tak berdaya untuk mengendalikan desakan air mani yang menyemprot dari lubang batang kemaluannya.
“Aarrgghh..! Aarrgghh..! Debby, aarrgghh..!” raung Theo sambil menghujamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.
“Theoo.., sstt, sstt..” desis Debby berulangkali ketika merasakan air mani lelaki yang sangat dicintainya itu ‘menembak’ mulut rahimnya.
‘Tembakan’ yang pertama terasa panas dan menggetarkan hingga membuat tubuhnya berdiri kejang dan punggungnya melengkung ke belakang. ‘Tembakan’ kedua dan ketiga membuat ia semakin berjinjit setengah bergantung di leher Theo.
“Aarrgghh.., Debby! Argh.., enaknya!” rintih Theo di telinga murid yang sangat disayanginya itu.
“Theoo.., sstt.., sstt..!” desis Debby pula berulangkali sesaat setelah lepas dari puncak orgasmenya!
Kedua telapak tangan Theo memangku bongkah pantat Debby. Telapak tangannya masih dapat merasakan kedutan-kedutan di bongkah pantat itu ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan tenaga yang masih tersisa di tubuhnya,
di tarik bongkah pantat yang kenyal itu agar mereka tak terjatuh. Ia tak ingin gadis itu terjatuh karena ia masih ingin batang kemaluannya tetap terbenam dalam kelembutan vagina sempit itu. Vagina yang sangat dikaguminya, muda, segar, dan masih berwarna pink!
“Puas, Sayang?” bisik Theo sambil mengusap-usap punggung Debby.
“Puas banget!”
“Theo sangat menyayangi Debby.”
“Debby juga sangat sayang pada Theo,” kata Debby sambil mencium bibir Theo.Mereka masih terus berciuman dengan mesra hingga batang kemaluan Theo mengkerut dan terlepas dari vagina sempit milik Debby.
-
Cerita Dewasa Selalu menggodanya pembantu bohay
Cerita Seks Terbaru – Beberapa waktu yang lalu, karena telah berulang kali dipanggil oleh anaknya di kampung, maka pembantu kami yang sudah tua, Mbok Iyem akhirnya pulang juga ke kampungnya di Jawa Tengah, tetapi sebelum pulang ia berjanji akan membantu kami untuk mencarikan seorang pembantu lain yang berasal dari kampungnya juga, jadi pada saat Mbok Iyem pulang kampung, tidak terjadi kekosongan pembantu di rumah kami. Hal ini penting bagi kami, karena kami berdua, suami isteri bekerja sehingga kami memerlukan seorang pembantu untuk beres-beres di rumah.
Pada hari yang telah ditentukan, maka datanglah seorang pembantu baru yang dijanjikan oleh Mbok Iyem, yaitu seorang gadis kampung yang telah putus sekolah, berumur 18 tahun bernama Lastri. Sulastri bertubuh sedang dengan kulit bersih dan berambut panjang, yang dengan malu-malu memperkenalkan dirinya kepada kami, setelah menerima instruksi ini itu dari isteriku, Lastri pun mulai bersiap untuk kerja.
Memasuki hari Senin, secara kebetulan saya mendapat cuti kantor selama tiga hari, yang mana bisa saya pergunakan untuk beristirahat di rumah. Setelah isteriku berangkat kerja, sayapun santai di rumah sambil baca koran dan mendengarkan radio, sedang Lastri sibuk membersihkan rumah sehabis mencuci pakaian.
Sedang saya asyik membaca, tiba-tiba dikejutkan oleh sapaannya, “Maaf Pak.., Saya mau mengepel lantainya”.
“Oh iya, pel aja..”, kata saya sambil terus membaca, tetapi mataku memperhatikan pembantu ini dengan lebih seksama. Lastri mengepel lantai sambil berjongkok dan sesekali merangkak sambil terus mengayunkan tangannya. Saat ia merangkak, terlihat pinggulnya yang besar dengan pantat yang membentuk bulat bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan irama yang teratur, celana dalam yang dipakainya terbayang sangat jelas dari balik daster yang dipakainya. Saat ia berbalik untuk mengepel di bawah kaki saya, terlihat dari belahan dasternya dua buah bukit yang ranum, terbungkus oleh kutang ketat, yang kelihatannya sudah agak kekecilan. Tanpa terasa saya menggosok batang kemaluanku, yang tiba-tiba menjadi tegang. Konsentrasi saya untuk membaca menjadi hilang.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Lastri bersiap-siap untuk membersihkan dirinya dan mengambil handuk serta masuk ke kamar mandi, begitu terdengar suara air yang terguyur di kamar mandi, saya cepat-cepat meloncat bangun dan berjalan cepat-cepat ke arah kamar mandi. Dari sela-sela pintu kamar mandi terdapat celah yang bisa dipakai untuk mengintip ke dalam. Ternyata pemandangan di dalam kamar mandi begitu asyiknya, Sulastri ternyata mempunyai badan yang bersih mulus dengan kedua payudaranya yang ranum keras dengan puting yang mengarah ke atas berwarna coklat muda, pinggulnya yang besar sangat seksi dengan bulu-bulu halus di atas kemaluannya. Lastri sibuk menggosok-gosok badannya tanpa sadar ada mata yang sedang menikmati tubuhnya yang ranum. Dengan berdebar saya terus mengintip Lastri yang sesekali menunduk untuk menggosok kakinya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Nafsu saya naik ke kepala, saya mulai mengelus batang kemaluanku sampai tegang. “Aah, enaknya kalau bisa memeluk dan menancapkan batang penisku di vaginanya”.
Sedang asyik mengintip, saya teringat kalau di lemari saya masih ada menyimpan sebotol obat perangsang bermerek ‘Spanish fly’ oleh-oleh teman dari luar negeri. Cepat-cepat saya ke kamar mengambil obat tersebut dan membawanya ke dapur, dan benar saja dugaanku bahwa Lastri memang sudah menyiapkan teh hangat bagi dirinya sendiri di situ. Segera saya tuangkan spanish fly itu ke dalam minuman Sulastri dan saya tambahkan gula sedikit agar dia tidak curiga.Saya kembali duduk di kursi depan dan pura-pura membaca sambil membayangkan tubuh mulus Lastri sambil mengelus batang penisku yang sudah tegang, saya benar-benar sudah bernafsu sekali untuk menyetubuhi Lastri. Sekitar setengah jam kemudian, saya mendengar erangan halus yang berasal dari kamar Sulastri, “Heehh.., heehh”.
Segera saya menghampiri kamarnya dan pura-pura bertanya, ” Lastri.., ada apa dengan kamu..?”.
Lastri sambil mengeluh menjawab, “Aduuh Pak.., perut Saya.., hheehh”.
“Kenapa..?”, sambil bertanya saya segera saja masuk ke dalam kamarnya, Lastri kelihatan pucat dan keningnya berkeringat, sedang dalam posisi merangkak sambil memegang perutnya.
“Aduuh.., aduuh.., perut saya.., Pak”.
“Mari Saya tolong..”, kata saya, sambil berdiri di belakangnya dan tunduk serta memegang perutnya dengan kedua tangan untuk mengangkatnya berdiri. Saat berdiri sambil memeluknya dari belakang, penisku yang sudah tegang dari tadi menempel pada celah pantatnya, Lastri agak kaget juga, tapi ternyata dia diam saja sambil terus mendesah.
“Ayo saya gosok perut kamu.., biar hangat”, kata saya sambil tangan kananku terus bergerak menggosok perutnya sedangkan tangan kiriku mengangkat dasternya dari bawah. Saya memasukkan tangan kiriku ke dalam daster itu dan berpura-pura akan menggosok perutnya juga tapi saya segera menurunkan tangan saya untuk menyibakkan celana dalamnya dan mulai meraba bulu-bulu halus yang bertebaran di sekitar vaginanya. Saat tangan saya menyentuh vaginanya, Lastri menggelinjang keras dan mendesah panjang, “aah.., Paak..”, seraya menekankan pantatnya yang montok ke penisku yang sudah menanti dengan tidak sabar. Tangan kananku pun mulai masuk ke dalam sela-sela kancing daster, naik terus ke atas dan menemukan payudaranya yang ranum, yang ternyata tidak terbungkus oleh kutangnya, segera saya meremas payudaranya.
“Las,.., ayo Saya gosok sambil tiduran”, kata saya.
“Hee.. Eeh”, katanya.
Saya tuntun Lastri ke tempat tidur dan membaringkannya dengan kedua kakinya tetap terjuntai di lantai. Secara cepat saya menyibak dasternya dan segera menarik turun hingga celana dalamnya terlepas. “Aduuh.., Paak”, katanya sambil menggerakkan pinggulnya.
“sst..”, kata saya sambil menundukkan kepala dan mencium vaginanya yang persis di depan mataku.
“aarkkh..”, seru Lastri sambil membuka kakinya lebih lebar lagi dan kemudian secara cepat menutupnya lagi sehingga kepalaku terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Saya mulai menjilat vaginanya, lidahku mulai menjalar ke kanan dan ke kiri menyibakkan kedua belah bibir vagina Lastri sampai akhirnya saya menemukan clitorisnya. Kedua tangankupun secara gencar mulai bergerilya meremas kedua payudaranya sambil sesekali mempermainkan putingnya yang langsung mengeras.
“Paak..”, Lastri keenakan sambil mulai menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bagaikan sangat kegelian, dan tiba-tiba dari vaginanya memancar cairan, yang segera saya jilat habis.
“Las.., buka dulu yaa bajunya”, kata saya sambil berdiri dan dengan cepat mulai membuka celana dan kaosku. Sementara saya berdiri telanjang, penisku benar-benar tegang dan keras. Mata Lastri terbelalak memandang penisku yang besar dan berdiri.
“Paak.., Lastri takut”, katanya.
“sstt.., nggak apa-apa Las..”, kata saya sambil membantu Lastri membuka bajunya.Karena kakinya masih menjuntai di pinggir tempat tidur, segera saya mengambil bantal dan mengganjal pantatnya sehingga vagina Lastri sekarang menyembul dengan clitorisnya yang mengkilap karena jilatan lidahku. Segera saya arahkan penisku ke lubang vaginanya dan berusaha untuk menekannya masuk, sementara tanganku meremas payudaranya sedangkan mulutku mulai memagut bibirnya. Ternyata lubang vagina Lastri sempit sekali, sehingga baru kepala penisku yang masuk, ia sudah menjerit kesakitan dan berusaha menggeliatkan badannya yang mungil. Saya menahan geliatan badannya dan terus berusaha memasukkan seluruh penisku ke vaginanya yang sempit dengan menarik keluar masuk kepala penisku. Biarpun vagina Lastri telah basah oleh cairan yang keluar dari tubuhnya, saya tetap juga mengalami kesulitan untuk menembus pertahanan vagina Lastri ini. Sambil memeluk tubuhnya, mulutku bergesar ke arah telinga Lastri, dan secara tiba-tiba saya menggigit cuping telinganya dengan agak keras. Secara refleks, Lastri kaget sekali, “Aduh..”, tetapi bersamaan dengan itu saya menekan penisku sekuat tenaga masuk ke dalam vaginanya. Lastri kaget dan terdiam, tetapi saya kembali memagut bibirnya dan menyedot lidahnya sambil mulai menaikkan pantatku sedikit sedikit, kemudian turun menekan sampai ke ujung. Aduh nikmatnya bukan alang-kepalang, vagina Lastri benar-benar sempit sekali bagaikan jepitan halus yang menjepit dengan ketat serta berdenyut-denyut terus-menerus. Setelah beberapa kali naik turun, cabut sedikit, tekan lagi.., Lastripun mulai menikmati permainan seks ini, sambil mengerang-erang, dia juga mulai menggoyangkan pinggulnya. Kedua belah kakinyapun turut menari-nari, kadang menjepit kakiku, kadang dia menjepit pinggangku.
“Aarkhh.., ppaak.., enaak”, kata Lastri, sambil terus menggoyangkan pinggulnya, sehingga penisku yang berada di dalam vaginanya terasa bagaikan diremas-remas dengan keras. Akhirnya sayapun tidak tahan lagi, saat badannya menjadi kejang karena dia sampai pada puncak kenikmatan, sayapun mempercepat gerakan naik turun sampai cairan maniku terasa menyembur-nyembur ke dalam vagina Lastri. Akh, kita berdua sungguh lunglai setelah tiba pada puncak kenikmatan. Ternyata setelah selesai baru saya tahu kalau ternyata Lastri masih perawan dan belum pernah dijamah oleh lelaki lain.Selama masa cuti tiga hari, saya tetap betah di rumah. Dan kalau istriku sudah berangkat kerja, maka Lastri dan saya mulai mempraktekkan berbagai macam gaya bersetubuh. Lastri ternyata murid yang sangat pandai untuk diajar dan selalu bernafsu untuk mengulang dan mengulang lagi. Hal ini berlangsung selama enam bulan, kadang larut malam, kadang pagi hari kalau saya lagi kepingin menikmati tubuhnya, saya ijin dari kantor, sampai akhirnya Lastri dipanggil pulang oleh keluarganya untuk dikawinkan di kampung. TAMAT
-
Menikmati Service Si Montok
Duniabola99.org – Mobil hardtop tua milik temanku berjalan agak tersendat dimedan yg becek dan agak berlumpur dikawasan pedesaan sekitar kabupaten bogor, hampir 3 jam kami menempuh perjalanan dari Jakarta menuju ketempat yg menurut herman, temanku ini adalah tempatnya mojang-mojang cantik sebagai teman akhir pekan. “ Gila lu her, ini sih tempat jin buang anak..” ujarku kepada herman yg memegang kemudi. “ Tenang aja hen, bentar lagi juga nyampe..pokoknya lu kalo udah kesini bakalan ketagian, barangnya bagus- bagus, masih orisinil…” ujarnya meyakinkan, sambil pandangannya tetap tertuju pada jalan becek diperkampungan yg telah mernyerupai medan offroad itu.
Aku sebetulnya ikut ketempat inipun karna ajakan temanku ini, yg menurutnya sudah sekitar enam bulan lebih “malang- melintang” mencari hiburan dikawasan ini, yg berdasarkan ceritanya konon didesa X yg akan kami tuju ini banyak terdapat janda-janda yg bisa diajak kencan, dan yg menariknya, kita bisa dengan leluasa bermalam dirumah wanita itu layaknya suami istri, dan tanpa kawatir ada pihak yg usil, baik orang tuanya, tetangga, ataupun masyarakat sekitar, menurutnya didesa itu hal seperti itu adalah lumrah adanya, dan masih menurut cerita temanku ini, bahwa wanita- wanita disana itu bukanlah sejenis pelacur-pelacur yg biasa menjajakan diri secara professional seperti di jakarta, jadi kesimpulannya masih belum banyak dijamah oleh lelaki- lelaki hidung belang.
“ Pokoknya masih orisinil lah.. cukup cuma kita bayar 300 ribu untuk sehari semalam, mereka sudah senang, mereka itu janda-janda yg enggak punya penghasilan hen, jadi mereka senang kalo ada orang seperti kita ini yg berkunjung, pokoknya kalo lu enggak percaya entar elu buktiin sendiri lah… itung-itung membantu perekonomian mereka hen.. ingat kata pak ustad, kita harus membantu janda-janda yg membutuhkan uluran tangan kita ha..ha..ha..” itu kata temanku waktu membujukku untuk ikut bersamanya. Tertarik juga aku mendengar penjelasannya itu, kalau dipikir-pikir dengan uang 300 ribu kita bisa bebas “nancep” sehari semalam, bandingkan kalau kita memboking PSK di Jakarta, paling tidak 500ribu semalam, itupun belum termasuk hotel, minimal kita musti merogoh kocek sekitar 700 ribu untuk satu malam, dan yg pasti “barangnya” sudah pernah dipakai oleh berpuluh-puluh bahkan beratus- ratus lelaki, itu yg menjadi pertimbanganku, dan sebagai seorang bujangan berusia 28 tahun, yg berpenghasilan hanya tak lebih dari 5 juta sebulan, tentu aku harus pandai- pandai mempertimbangkan segala hal secara ekonomis, termasuk dana untuk memenuhi kebutuhan biologis.
Tak beberapa lama kemudian akhirnya kami tiba juga dirumah “gacoan” temanku itu, rumah yg sederhana dengan dinding yg separuh tembok dan sebagiannya lagi merupakan papan kayu yg disusun sedemikian rupa sebagaimana rumah kebanyakan didesa itu, bahkan sebagian rumah lain masih ada yg kondisinya jauh lebih memprihatinkan, untuk peneranganpun tak semua penduduk disini menggunakan listrik, sebagian masih menggunakan lampu teplok kecil sekedar untuk menerangi rumah, dan jalan disinipun hampir seluruhnya masih jalan tanah tanpa aspal, sehingga pada saat musim hujan seperti ini jalan-jalan tersebut persis menyerupai kubangan kerbau, ironis memang, sebuah kawasan yg sebetulnya masih termasuk dalam wilayah jabotabek, yg kata orang adalah termasuk kawasan yg lebih maju dibanding wilayah lain dipulau jawa, tetapi mengapa disini sepertinya tak terjangkau oleh pembangunan, ah.. peduli amat, pikirku, toh tujuanku kesini hanya untuk bersenang-senang seperti yg dijanjikan oleh temanku ini.
Akhirnya kami turun dari mobil, didepan rumah tampak berdiri seorang wanita muda yg usianya aku taksir sekitar 22 tahun, wajah cukup cantik dengan kulit kuning langsat dengan body yg cukup proporsional, dan tentunya enak dilihat, bahkan bisa dibilang seksi, mengingatkan aku pada artis-artis dangdut ibu kota, mungkin wanita ini yg membuat temanku itu begitu tergila-gila, benar-benar kembang desa pikirku, pantas dia rela jauh-jauh datang kesini. “ Ayo masuk mas..mangga..” ujar wanita itu mempersilahkan kami untuk masuk. “ Kenalkan is, ini teman mas, namanya hendi..panggil saja mas hendi..” ujar herman. “ Saya Euis..” ujar wanita itu memperkenalkan diri.
Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, ditemani segelas kopi yg disuguhkan oleh euis, herman mulai menyinggung soal maksud dan tujuanku kesini. “ Begini is, mas hendi ini pingin juga punya temen disini, ngomong- ngomong ada enggak temen kamu disekitar sini yg bisa “digoyang”.. tapi yg begini lho..” ujar herman sambil mengacungkan ibu jarinya. “ Mmm.. ada mas, masih muda lagi, baru sebulan cerai dari lakinya.. waktu itu sih dia pernah ngobrol-ngobrol sama saya, katanya dia minta tolong untuk dikenalin kalau ada cowok dari Jakarta, saya sih cuma mau nolong saja sama temen, kasian mas, dia butuh duit, maklumlah baru jadi janda, gak punya penghasilan, nanti saya panggil dia kesini.. tapi kalau mas hendi enggak cocok enggak apa-apa nanti bisa saya carikan yg lain..” ujar euis, seraya tak lama kemudian dia keluar rumah untuk memanggil temannya itu, dalam hatiku mengapa enggak ditelpon saja, yg akhirnya kemudian baru aku tau kalau wanita yg akan dijemput euis itu tidak memiliki pesawat telpon atau ponsel.
Sekitar setengah jam kemudian euis datang, kali ini bersama dengan seorang wanita muda, kutaksir usianya sekitar 18 atau 19 tahun, dengan wajah cantik, hidung mancung, kulit kuning langsat cenderung putih, tinggi sekitar 160cm, tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus, bodynyapun cukup menawan, dengan bokong yg bulat dibalut oleh celana ketat selutut, sehingga memperlihatkan betisnya yg begitu bening, ternyata ada juga wanita seperti ini didesa terpencil seperti ini, mungkin inilah wanita yg dimaksud itu, semoga saja, pikirku, tapi apa iya wanita semuda ini sudah menjadi janda.
“ Ini temen euis yg dimaksud mas.. ayo kenalan dulu mas, jangan malu-malu atuh..koq jadi bengong begitu..” ujar euis kepadaku disaat pandanganku masih terpaku dengan wanita yg baru saja hadir itu. “ Oh iya.. saya hendi..” sambil aku mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan “ Saya lilis mas..” balas wanita itu sambil membalas uluran tanganku sehingga kami berjabatan tangan, tangan yg terlihat putih dan halus itu ternyata kurasakan telapak tangannya agak kasar mungkin karna keadaan sehingga mengharuskan wanita secantik ini melakukan pekerjaan kasar, pikirku. Setelah kami berbincang-bincang sebentar sekedar berbasa-basi, akhirnya euis menanyakan kepadaku. “ Gimana mas hendi, mau main kerumah lilis enggak? “ Tanya euis sambil tersenyum, sebuah pertanyaan yg sebetulnya bisa diartikan sebagai permintaan kepastian apakah aku tertarik pada lilis atau tidak, dan dari senyumnya itu aku rasa euis sudah dapat menebak jawabanku. “ Yah, saya sih oke..oke.. saja” jawabku mencoba untuk santai, agar tidak terlihat terlalu bernafsu “ Ya udah kalo begitu tunggu apalagi.. langsung sana..” ujar herman, sepertinya meminta agar aku cepat- cepat meninggalkannya, mungkin sudah tidak sabar dia untuk cepat- cepat ingin berasik masuk dengan pujaan hatinya itu.
Akhirnya aku dan lilis berjalan kaki menuju kerumahnya, rumah lilis ternyata lebih terisolir lagi, bagaimana tidak aku katakan terisolir, untuk mencapainya saja kami harus menyebrangi sungai, potong jalan biar lebih cepat, begitu alasan lilis, beruntung airnya tidak terlalu dalam, namun arusnya cukup deras, sesekali lilis membantu menuntun tanganku disaat kami menapaki bebatuan sungai, agak malu juga aku sebagai seorang laki-laki yg harus dituntun oleh seorang wanita, tapi wajarlah aku pikir, toh aku belum pernah melalui medan yg seperti itu, sedangkan dia memang sudah menjadi kesehariannya, terpaksalah aku mengikuti tuntunannya, daripada nanti aku salah langkah dan jatuh terpeleset. Lepas dari menyebrangi sungai, kini kami menyusuri pematang sawah yg lebarnya tak lebih hanya sekitar 30 cm, namun entah mengapa aku menyukai perjalanan seperti itu, terlepas karna aku bersama dengan wanita cantik disampingku, suasana alam pedesaan itu memang aku suka, bebas dari kebisingan suara kendaraan, bebas dari polusi udara dari asap kendaraan, dan bebas dari carut marutnya suasana kota Jakarta yg semakin hari kian sumpek dan tak karuan. Disini aku rasakan alam memainkan perannya dengan semestinya, tidak seperti yg aku saksikan dijakarta, seolah alam telah diperkosa oleh berbagai macam kepentingan, sehingga alam tidak bisa lagi memainkan perannya secara alami.
Berbeda dengan yg aku rasakan didesa ini, semua aku rasakan berjalan secara natural, seperti burung-burung kecil yg beterbangan diantara padi-padi yg mulai menguning, atau kupu-kupu yg berpindahan dari satu bunga kebunga lainnya, atau bila aku melihat kebawah, disepanjang tepi pematang terdapat selokan kecil yg airnya jernih, sehingga tampak jelas sekumpulan ikan kecil yg berenang sambil menyodok-nyodokan mulutnya pada tumbuhan lumut untuk dimakannya, suatu keindahan yg alami pikirku, sealami keindahan dan kecantikan lilis, ya, lilis kuakui adalah wanita yg memiliki kecantikan dan keindahan yg alami, atau yg seperti dikatakan herman “orisinil”, bukan karna polesan kosmetik atau kepiawaian seorang ahli kecantikan dalam polesannya, apalagi oprasi hidung, mata, dagu, suntik silicon, sedot lemak, bleacing atau apalah namanya itu semua, yg akhir-akhir ini rela dilakukan oleh beberapa wanita di ibukota demi untuk kesempurnaan penampilannya, walaupun dengan segala resiko yg harus mereka tanggung.
Seperti halnya lilis dan euis, wanita- wanita didesa ini menjalani hidupnya secara alami dan hanya mengikuti alurnya, dalam artian mulai dari mereka lahir, lalu tumbuh menjadi gadis remaja dan menemukan jodohnya. Dan dalam menentukan jodohpun mereka tak terlalu berpikir sedemikian jlimet dengan mempertimbangkan bibit,bobot dan bebet. Asal mereka laku dan ada pria yg bersedia menjadi suaminya, meski usia mereka masih 16 atau 17 tahun mereka akan kawin, kawin adalah suatu kehormatan ketimbang menjadi perawan tua, begitu pikir mereka. namun akhirnya seiring jalannya waktu dan terdorong oleh berbagai kebutuhan akhirnya terjadilah perceraian, bagaimana tidak sebagai seorang suami yg tanpa pekerjaan tetap, dan hanya luntang lantung, satu tahun mungkin masih bertahan, namun selanjutnya, bubar jalan, dan “terciptalah” janda, janda muda tentunya. Namun juga sebaliknya, apabila sisuami itu sukses secara ekonomi, biasanya mereka cenderung untuk ingin kawin lagi, mungkin merasa secara ekonomi dia sanggup menghidupi lebih dari seorang istri, yg akhirnya itupun menjadi masalah, karna sebagian besar wanita tak sudi untuk dimadu, dan akhirnya dia lebih memilih untuk diceraikan, dan lagi terciptalah janda. Akhirnya kami tiba ditepi empang yg tak seberapa luas, sesekali tampak beberapa ekor ikan muncul kepermukaan untuk kemudian masuk kembali kedalam air kolam yg agak kehijauan itu. diatas empang itu terdapat rumah yg tak jauh berbeda dengan rumah euis, yg ternyata adalah rumah orang tua lilis, kemudian kami menuju kerumah itu dengan jalan yg agak mendaki, ternyata rumah itu memiliki halaman yg cukup luas, yg disalah satu sudut halaman itu terdapat semacam bangunan yg tidak permanen dengan menggunakan tiang bambu dan beratapkan daun kelapa yg sekedar untuk melindungi dari terpaan panas matahari bagi seorang wanita dengan kepala dan wajah tertutup oleh kain, menggunakan baju kaos lengan panjang yg agak lusuh dengan bawahannya dibalut kain sarung, ditangan wanita itu memegang palu yg dengan sigapnya dihantamkan pada bongkahan batu kali yg besar, rupanya wanita itu sedang memecahkan batu kali untuk dipecahkan menjadi kecil- kecil sebagai bahan bangunan, yg kemudian aku ketahui bahwa itu adalah ibunya lilis, yg mendapatkan penghasilan dari memecahkan batu kali yg didrop oleh pengepul dgn masih dalam bentuk bongkahan batu yg besar-besar, untuk kemudian dipecah menjadi beberapa bagian kecil, dan untuk pekerjaan itu, ibu lilis memperoleh upah dengan hitungan perkubiknya, entahlah berapa ribu rupiah upah yg didapat untuk setiap kubiknya, yg pasti tidaklah besar, dan selama ini pula lilis pun ikut membantu sang ibu dalam pekerjaannya itu, dari situlah baru aku paham mengapa telapak tangan lilis begitu kasar.
“ Mih, ini temen lilis.. dari Jakarta..” ujar lilis, agak berteriak, mendengar itu perempuan yg sedang asik dengan pekerjaannya itu berhenti sejenak. Mangga.. silahkan masuk jang..” ujar ibu lilis, seraya kembali tangannya diayunkan untuk menghantamkan palunya kepada bongkahan batu yg hendak dipecahkannya. Akhirnya kami masuk kerumah lilis, diteras tampak seorang pria setengah baya agak kurus, duduk sambil menikmati sebatang rokok, yg kemudian aku tau bahwa itu adalah ayahnya lilis. “ Mangga jang, silahkan masuk.. maaf berantakan, maklumlah dikampung..” ujarnya ramah, seraya menyodorkan tangannya kearahku untuk bersalaman. Aku duduk diruang tengah sambil menikmati segelas kopi yg disuguhkan lilis, sementara lilis menemaniku dengan duduk tepat disampingku. “ Mas hendi mau mandi dulu?, biar seger mas..” tawar lilis, yg langsung aku iyakan, karna memang terasa lengket sekali badanku oleh keringat. Seusai mandi kembali aku duduk ditempat yg sama, kemudian lilis meninggalkan aku, juga untuk pergi mandi. Beberapa menit kemudian lilis muncul, kali ini dengan mengenakan daster tanpa lengan yg agak tipis, cantik sekali aku lihat lilis saat itu, membuatku agak sedikit terpukau, sebelum dia menawarkan untuk istirahat dikamarnya. “ Mas, ayu kita istirahat dikamar aja.. nanti mas saya pijitin, keliatannya mas hendi capak ya..?” ujar lilis. “ Oh iya, boleh..” jawabku agak gugup, seraya aku ikuti lilis yg berjalan menuju kamarnya. Kamar yg sederhana namun cukup bersih, terdapat jendela yg menghadap kearah empang, dari jendela itu kulihat ayah lilis sedang menaburkan sesuatu kedalam empang, mungkin pakan ikan, yg kemudian aku tau bahwa empang itulah yg menjadi sumber mata pencaharian keluarga lilis, menurutnya sekitar 3 bulan sekali ikan-ikan itu siap untuk dipanen, bersamaan dengan itu pula tengkulak-tengkulak datang untuk mengangkut seluruh ikan-ikan yg sudah siap dipasarkan itu, menurut lilis pula bahwa hasil dari ternak ikan itu juga tak seberapa besar, tidak cukup untuk biaya hidup 2 bulan, jadi untuk menutup kebutuhan yg satu bulan lagi, mereka mengandalkan upah dari memecah batu yg dilakukan oleh ibu lilis dan dibantu oleh lilis sendiri, menurutnya ayah lilis sudah tidak lagi mampu untuk melakukan pekerjaan yg berat, disebabkan dulu waktu ayah lilis masih bekerja dijakarta sebagai pekerja bangunan, pernah mengalami kecelakaan kerja yg menyebabkan beberapa tulangnya patah dan tidak bisa difungsikan lagi secara sempurna, dan bukan hanya itu, ada beberapa saraf-saraf ayah lilis yg tak lagi dapat berfungsi secara normal, beruntung sampai saat ini masih dapat bertahan hidup walaupun dengan kondisi yg seperti itu.
“ Mas hendi bajunya dibuka aja, biar lilis enak mijitnya…” ujar lilis, seraya kuturuti sarannya itu, kubuka pakaianku sehingga hanya menyisakan celana dalamku saja, aku tak sungkan, toh lilis pun sudah mengerti apa maksud kedatanganku kesini. Lalu kubaringkan tubuhku telungkup diatas ranjang itu, lilis duduk disampingku seraya telapak tangannya mulai membalurkan cairan baby oil keseluruh punggungku, terasa kasar telapak tangan lilis dipunggungku, tapi itu sama sekali tak menggangguku, justru ada sensasi tersendiri yg kurasakan. Kemudian lilis mulai memijit, diawali dari belakang leherku kemudian pundak, cukup bertenaga kurasakan pijitan tangan lilis, serasa sampai kesendi-sendi tulangku. “ Terlalu keras enggak mas..?” Tanya lilis “ Enggak apa-apa lis, mantep malah..biar pegel-pegelku cepet hilang..” jawabku “ Tangan lilis kasar ya mas..? maklum mas, soalnya lilis suka bantuin emak mecahin batu kali..yah mau gimana lagi mas, emang sudah keharusan..” ujar lilis, nadanya terdengar seperti menyesali. “ Enggak apa-apa lis, malah enak, kayak ada rasa geli-gelinya gitu he..he..he..” jawabku “ Ah si mas bisa aja..” kali ini kulihat wajahnya tersenyum Kini tangan lilis mulai memijit area pahaku, lalu tangan itu terus merayap lebih keatas hingga nyaris kearah selangkanganku, uh..nikmatnya , batang zakarku kurasakan mulai berdiri, dan rupanya lilis paham dengan apa yg aku rasakan, semakin agresif selangkanganku dipijitnya hingga sedikit menyentuh pada testisku, geli kurasakan sampai- sampai pantatku agak kunaikan keatas, kulirik kearah lilis, kulihat dia tersenyum, manis sekali senyumnya, pikirku. “ Mas, sekarang telentang aja, biar lis pijit depannya..” ujar lilis, yg segera aku turuti. Kini posisiku telentang menghadap kelangit-langit kamar, kulihat lilis tersenyum saat matanya tertuju pada celana dalamku yg ternyata saat itu batang kontolku berdiri, sehingga terlihat mengacung dibalik celana dalamku . agak malu juga aku, ah tapi setelah kupikir, mengapa mesti malu, toh lilis pun sudah paham.
Kini lilis membaluri pahaku dengan baby oil, diratakannya sejenak keseluruh area pahaku, barulah kemudian mulai memijit pahaku, tak beberapa lama kembali lilis memijit kearah selangkanganku, punggung tangannya menyentuh-nyentuh biji pelirku menambah tegang batang kontolku sehingga tambah mengacung tegak. “ Sempaknya dibuka aja ya mas..? ujar lilis setengah berbisik, yg aku jawab dengan mengangguk. “ Iiihh.. gede amat mas, dulu mantan suami lilis mah enggak segede gini, hi..hi..hi..” ujar lilis sedikit terkejut saat melepas celana dalamku “ Emang segede mana lis..? “ tanyaku “ Lebih kecil mas, paling cuma separuhnya..” jawabnya sambil tangannya mengurut-urut dengan lembut batang kontolku. “ Kurang nikmat ya mas, kalo dikocok pakai tangan lilis, soalnya tangan lilis kasar..” ujar lilis, memang sih, terasa seperti digosok-gosok benda kasar rasanya batang kontolku, namun sebetulnya menurutku oke-oke saja, cukup nikmat, baby oil yg membaluri batang kontolku cukup membantu menambah licin kocokan tangan lilis. “ Lilis kocokin pakai mulut lilis aja ya mas..? pasti enggak kasar deh..” ujar lilis sambil sedikit menundukan kepalanya kearah wajahku, kurasakan udara dari nafasnya yg hangat dipipiku. “ Boleh lis, siapa takut..” ujarku, lalu dielapnya sebentar batang kontolku dengan menggunakan dasternya, mungkin dimaksudkan untuk menyeka sisa-sisa baby oil yg melekat pada batang kontolku. Kini lilis mulai menjilati kontolku, digelitik-gelitiknya dengan lembut batang kontolku dengan menggunakan ujung lidahnya, nikmat kurasakan hingga kupejamkan mataku sejenak, lalu lidah itu menjalar menuju biji pilirku, kali ini dikulum dan diemut biji pelirku dengan mulutnya, tak lama kemudian kembali lidah itu menyapu kebatang kontolku, lalu menggelitik kepala kontolku, betapa ngilu aku rasakan terutama saat ujung lidahnya menjilti lubang kencingku. “ Gimana mas, mulut lilis enggak kasar kan..? “ ujarnya sambil tersenyum “ Enggak lis, lembut, enak..terusin lis..aaaahhhhhh…” Nikmat kurasakan jilatan lidah lilis menyapu diseluruh area batang kontolku, bahkan kali ini mulai dikulum batang kontolku dan dikocokannya naik turun dengan mulutnya. Sambil mengulum batang kontolku sesekali tatapan lilis tertuju padaku mungkin ingin mengetahui reaksiku saat menikmati hisapannya. Semakin lama semakin dahsyat mulut lilis mengulum kontolku, serasa hampir ditelannya seluruh batang kontolku hingga menyentuh kerongkongannya, air liur mulai banyak menetes disela-sela bibirnya sehingga menimbulkan bunyi yg gemelocok saat mulutnyaa mengocok turun naik ghlokk..ghlokk..ghlokk.. suara yg terdengar begitu merangsang bagiku, menambah gairahku semakin besar.
Tak tahan aku melihat lilis yg sedang mengoral batang kontolku sedemikian rupa, aksinya itu terlihat begitu seksi dimataku, terutama disaat matanya yg terus menatapku sambil mengulum batang rudalku, tatapan itu begitu menggoda, dan menantang, tak tahan aku melihatnya, seraya kutarik kepalanya hingga wajahnya mendekati kewajahku, kulumat mulutnya yg masih belepotan oleh air liurnya sendiri, dengan rakus kami saling berpagutan, kurasakan lidahnya bermain didalam mulutku, lidah itu mulai menggelitik-gelitik rongga mulutku dan lidahku, air liurnya kurasakan menetes dalam mulutku yg kuhirup dengan rakus, kutelan. Puas kami berciuman, kubuka daster tipis lilis yg masih membaluti tubuhnya, tampaklah tubuh yg sebelumnya terbalut oleh daster itu, tubuh yg putih, mulus nyaris tanpa noda, kuraba mulai dari leher, bahu, lalu punggungnya, kurasakan kulitnya begitu lembut dan halus, kontras sekali dengan telapak tangannya yg kasar. Kini pandanganku tertuju pada buah dada yg masih terbungkus oleh kutang, buah dada yg indah walaupun hanya kulihat belahannya saja dari atas, tak sabar aku untuk melihat secara keseluruhan, kubuka kawat pengaitnya sambil lilis membantu membukakannya, dan kali ini terpampanglah didepan mataku buah dada yg indah dan lumayan besar, walaupun tidak terlalu besar,namun bentuknya itu sangat proporsional, bulat dan padat, dengan putingnya yg agak berwarna merah jambu. Sebelumnya sejak perjalanan dari Jakarta aku membayangkan bahwa wanita-wanita yg ada didesa ini paling-paling berkulit agak hitam, busik, dan mata kaki agak bersisik, khas tipikal penduduk desa yg pernah aku kunjungi dulu waktu aku kemping didaerah pedalaman jawa barat saat masih SMA, tapi aku berpikir, ah, enggak apa-apa lah, yg pentingkan barangnya masih orisinil dan masih belum banyak dimasuki oleh batang- batang kontol, itu pertimbanganku sebelumnya, namun kenyataan yg aku dapati disini sungguh diluar dugaanku, bahkan kulitnya jauh lebih bersih dan lembut dari pelacur-pelacur Jakarta yg sering aku ajak kencan, bahkan kalau aku membanding-bandingkan tidak kalah juga dengan artis-artis ibu kota, kecuali telapak tangannya. Dengan gemas kuremas payu dara itu dengan kedu tanganku, tentu saja masih belum puas, seraya kukulum putting susunya, ku emut dengan rakus, kulihat lilis memejamkan matanya menikmati aksi yg aku lakukan, dari mulutnya terdengar desahan yg lembut, puas mengulum putting yg sebelah kiri, kuberalih menikmati putting susu yg sebelah kanan, reaksi lilis semakin menjadi, kali ini tangannya merangkul kepalaku, seolah-olah tak ingin kalau aku menyudahi kulumanku pada putting susunya.
“ Zzzzzzzzz…aaaaahhhh… maaasss, terus mas..enak mas, aaahhhhh…” gumam lilis pelan, seolah hanya berbicara pada dirinya sendiri. Sekitar lima menit aku menikmati putting susu wanita desa itu, lalu kulepaskan pagutanku dari buah dadanya kukecup bibirnya dengan lembut, dan kubisikan ditelinganya. “ Lis, dibuka celana dalamnya ya..? mas, mau jilatin memek kamu..” bisikku dengan lembut “ Emang mas hendi enggak jijik jilatin memek lilis..” jawab lilis, agak kaget sepertinya mendengar ucapanku. “ Enggak dong sayang… kamu saja enggak jijik ngisep kontol mas, iya kan? “ujarku “ Tapi lilis belum pernah mas, dulu laki lilis enggak pernah jilatin memek lilis, tapi kalau minta kontolnya diisep sih sering..” ujarnya “ Itu artinya suami lilis dulu enggak sayang sama lilis..” jawabku “ Iya kali, emang orangnya maunya enaknya doang.. tapi memangnya mas hendi sayang sama lilis..? “ Tanya lilis “ Tentu dong, mas sayang sama lilis, bodoh sekali laki-laki yg enggak sayang sama cewek secantik lilis “ jawabku, sedikit gombal tentunya, atau banyak gombal barangkali he..he..he.. “ Aaahh.. mas hendi bohong..” jawabnya manja, seraya mencubit pahaku, walaupun demikian kulihat wajahnya bersemu merah, seolah perkataanku itu membuatnya begitu tersanjung, tak sia-sia rayuan gombalku, pikirku. Dengan perlahan kulepas celana dalam yg masih membungkus selangkangannya, dan terpampanglah vagina lilis didepan mataku, memek yg indah, dengan bibir vagina yg tidak terlalu tebal berwarna agak kemerahan, bulu-bulu halus menghiasi bagian atasnya, jembutnya belum terlalu lebat pikirku, usia memang tidak bisa dibohongi, walaupun lilis sudah janda tapi usianya masih tergelong ABG, sehingga organ intimnyapun sebagaimana anak anak ABG, masih terlihat imut, seimut wajahnya. “ lilis berbaring aja ya..? biar mas gampang jilat memek lilis..” ujarku lembut yg langsung dituruti lilis dengan membaringkan tubuhnya diranjang, lalu kedua kakinya kurentangkan, dan, wooww sampai menelan ludah aku saat menyaksikan memek lilis yg terbuka memperlihatkan “jeroan”nya, betapa lubang memek itu berwarna merah jambu dengan klitorisnya yg mungil, tak kuasa aku memandangnya untuk berlama-lama, kudekatkan wajahku pada lubang memek yg terbuka lebar itu, kulirik sejenak kewajah lilis, kulihat lilis menatapku, sepertinya dia masih menantikan apa yg selanjutnya akan aku perbuat. Kusibak memek itu dengan dua tanganku, sehingga bertambah lebar terbuka, kuhirup sesaat aromanya, tercium aroma yg khas yg makin membangkitkan birahiku, kujulurkan lidahku dan mulai menjilati sekitar lubang memeknya, memek yg mulai basah, agak sedikit asin kurasakan, kudengar ada lenguhan tertahan dari mulut lilis, kulirik sejenak, kali ini matanya kulihat terpejam, dan mulutnya sedikit menganga, dari reaksinya sepertinya memang betul seperti apa yg dikatakannya bahwa dia memang belum pernah merasakan memeknya dioral oleh mantan suaminya dulu.
“ Zzzzz…aaahhhhh.. enak banget masssss, aduuuuhhhh…” gumam lilis, sambil tangannya meremas-remas rambutku, sepertinya lilis begitu menikmati aksi yg kuberikan. Setelah puas kujilati lubang vaginanya hingga kedinding-dinding bagian dalamnya, kini kualihkan jilatanku pada klitorisnya, sesekali kuemut “kacang” itu dengan lembut. “ Aaaaaahhhhh.. enak betuuulll, itil aing dijilatin…uuuhhhhh..” gumamnya, memeknya kurasakan semakin basah, bertanda birahinya semakin memuncak. Beberapa saat kemudian kuhentikan jilatanku pada memek lilis, seraya kuarahkan batang kontolku pada lubang memeknya, dengan bantuan tanganku kubimbing agar ujung kontolku tepat kearah yg kuinginkan, yaitu lubang senggamanya, setelah kurasakan pas, bless..kutekan dengan perlahan, licinnya cairan memek lilis mempermudah batang kontolku menembus lubang memeknya, kulihat desahan lembut lilis bersamaan dengan proses masuknya batang kontolku untuk yg pertama kalinya. Mulai kupompakan pantatku maju mundur, sambil kedua tanganku memegang kedua pahanya, jelas kurasakan perbedaannya memek perempuan desa ini dengan pelacur2 yg sering kupakai dijakarta, memek lilis kurasakan lebih sempit, batang kontolku serasa dijepit oleh sesuatu, hingga kurasakan begitu nikmat, legit. “ Aaaaahhhh… terus mas, terus… entot memek lilis mas…uuuuuhhhhh… ” racau lilis, sambil kedua tangannya memegang bokongku, semakin bersemangat aku memompakan batang kontolku dalam memeknya. “ Aaahh… Enak kan lis?, kontol aku enak kan lis? Gimana rasanya dibandingkan dengan kontol mantan suamimu dulu lis…uuuhhh ” ocehku “ Aaaaahhh…jauh mas, jauh… kontol mantan laki saya sih kecil, mana enggak enak lagi.. aaahhh..” jawab lilis, semakin besar kepala aku dibuatnya oleh jawaban lilis itu, hingga ku lumat bibirnya dengan rakus, sehingga menghentikan racauan dari mulutnya. Beberapa menit telah berlalu, semakin gencar batang kontolku berpenetrasi didalam lubang memek lilis, kurasakan birahi lilis semakin tinggi dengan memeknya yg semakin basah, nafasnya yg memburu, dan dari mulutnya semakin bising keluar ocehan-ocehan yg tak begitu jelas artinya karna menggunakan bahasa sunda. Hingga akhirnya tubuhnya seperti kejang dan dipeluknya punggungku dengan erat, nyaris kuku-kuku jarinya melukai punggungku akibat cengkramannya yg cukup kuat, dari mulutnya keluar raungan yg panjang.
“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh hhhhh…..” hanya itu yg keluar dari mulut lilis, untuk kemudian cengkramannya mulai mengendor, hingga akhirnya terlepas sama sekali, kini tubuhnya hanya telentang pasrah mengikuti ayunan pantatku yg semakin gencar, dari wajahnya yg berkeringat dan tampak lemas, terbersit senyum dibibirnya, senyum kepuasan. Aku masih memompakan batang kontolku didalam memeknya yg sudah demikian basah oleh air mani lilis, sehingga terdengar suaranya sedemikian ramai jrroottt..jrroo tt..jrroottt… mengingatkan aku pada suara sepatuku yg basah sehabis menyebrang sungai tadi, yg setelah aku pakai berjalan menimbulkan suara bising seperti ini. Hingga beberapa menit kemudian kucabut batang kontolku dari lubang memeknya, kubaringkan tubuhku telentang, dan kusuruh lilis untuk jongkok diatasku dengan posisi woman in top (WOT). Digenggamnya batang kontolku yg berdiri mengacung, sambil berjongkok dituntunnya kearah lubang memeknya, dan setelah dirasakannya tepat pada sasaran, diturunkan pantatnya bless.. masuklah batang kontolku didalam memeknya dengan tandas, seraya mulai digerakannya pantatnya naik turun secara berirama. kurasakan betapa nikmatnya batang kontolku dikocok-kocok oleh memek lilis dengan berjongkok seperti itu, aku hanya diam pasif, kali ini lilis lah yg sepenuhnya memegang kendali permainan, sementara sambil berbaring telentang aku hanya menyaksikan bagaimana lilis dengan tenaga penuh menaik turunkun pantatnya dengan kedua telapak tangannya yg bertumpu pada dadaku, buah dadanya ikut bergerak-gerak seirama dengan gerakan naik turun tubuhnya, dan keringat semakin membasahi sekujur badannya, sehingga tampak licin berkilat, beberapa tetes keringat dari lehernya jatuh menetes didada dan wajahku, bahkan satu dua tetes ada yg masuk kemulutku, asin kurasakan, namun tetap kutelan. sesekali rambutnya yg terurai menutupi wajahnya disibakannya sambil terus memompa. Setelah mengalami klimaks yg pertama tadi, sepertinya gairah lilis kembali bangkit, itu dapat kulihat dan kurasakan dari ekspresinya dan nafasnya yg memburu. Dengan tubuh yg berkilat oleh keringat dan rambut yg mulai basah serta nafas yg memburu, bagiku lilis terlihat begitu eksotis, tampak lebih menarik dia, hingga mengantarkan diriku semakin mendekati pada puncak kenikmatan, pantatku mulai kunaikan keatas mengimbangi kocokan lilis, dan akhirnya sampai juga klimaks yg pertama kurasakan bersamaan dengan lenguhan panjang yg keluar dari mulutku, kudekap tubuh lilis dengan kuat, hingga tubuhnya kini telungkup diatasku, kukecup dengan rakus bibirnya, kini pantat lilis tidak lagi bergerak maju mundur, berganti pantatku yg kali ini yg turun naik menghantamkan batang kontolku didalam memek lilis, cukup banyak kurasakan semprotan sepermaku didalam rahim lilis, hingga beberapa detik kemudian aku terdiam terkapar pertanda tuntas sudah hajatku untuk yg pertama dengan lilis. Disaat aku terdiam dan tak bereaksi, lilis bangkit dari posisi telungkupnya, kini ia kembali jongkok dan digoyangkan pantatnya naik turun, tak sampai satu menit dihentikan goyangannya dikarnakan batang kontolku sudah tak lagi tegak seperti tadi, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penetrasi, lilis hanya tersenyum sambil mencabut batang kontolku yg sudah lemas dan mulai mengecil, namun dari senyumnya itu aku dapat melihat adanya kekecewaan, yg tentu saja dikarnakan hasratnya yg mulai kembali bangkit ternyata harus terhenti sampai disitu, namun sepertinya lilis segera memahami posisinya sebagai “pelayan”, sedangkan aku sebagai klien, dan tugas seorang pelayan adalah memberi kepuasan kepada klien, bukan sebaliknya.
“ Maaf ya lis.. kamu masih kepingin ya? “ ujarku, sambil mengecup kening lilis yg saat itu berbaring disampingku sambil memeluk dan menyandarkan kepalanya didadaku. “ Ah enggak apa-apa mas, kan lilis tadi udah duluan..” ujarnya, seraya kubelai rambutnya yg telah basah oleh keringat. Untuk beberapa saat lilis memeluk tubuhku dengan tangan kirinya dan kepalanya menyandar dengan manja didadaku, dan dengan tubuh kami yg masih bugil, sebelum akhirnya aku dengar suara seorang wanita dari luar kamar yg menyudahi kemesraan kami. “ Lis, masnya diajak makan dulu… sudah hampir jam satu..” ujar suara dari luar kamar “ Iya mih.. tunggu sebentar..” teriak lilis. Akhirnya kami keluar dari kamar, aku hanya mengenakan celana pendek dengan t-shirt. lilis mengajakku ke sebuah balai-balai bambu dengan ukuran sekitar 2×2 meter, tampak diatasnya hidangan makan siang telah siap, dengan nasi didalam bakul bambu yg masih mengepul asapnya, daun singkong rebus didalam piring kaleng, sambal yg masih didalam cobek batu, dan dipiring yg lain aku lihat beberapa potong ikan lele goreng. Hidangan sederhana yg sangat membangkitkan selera pikirku, tak sabar aku untuk mengisi perut keroncongan ini, setelah berasik masuk dengan lilis tadi memang cukup menguras tenaga, yg sudah pasti berdampak pada perut ini yg minta diisi. “ Ayo mas, silahkan dimakan.. ya beginilah makanan dikampung, seadanya.. maaf kalau cocok, adanya cuma ini.. ” ujar lilis, seraya duduk lesehan diatas dipan, yg segera aku mengikutinya. “ Wah, ini sih luar biasa lis, mantap…” ujarku Belum sempat kami menuangkan nasi kedalam piring, datang seorang wanita yg usianya kutaksir tak lebih dari 37 tahun, wanita yg cantik, pikirku, kulitnya putih seperti kulit lilis, dengan hidung juga mancung, rambutnya diikat keatas menggunakan penjepit rambut, sehingga memperlihatkan leher dan tengkuknya yg putih mulus, tubuhnya sedikit lebih gemuk dan padat dibandingkan dengan lilis, daster tanpa lengan yg membalut tubuhnya memperlihatkan lengannya yg agak berotot, lekukan tubuhnya bak gitar spanyol dengan bokong yg padat berisi. “ Ini lalapannya..baru dipetik dari kebun “ ujar wanita itu, sambil meletakan sebaskom daun-daunan segar yg belum dimasak, entah daun apa itu akupun tak terlalu paham. Merasa baru pertama kalinya aku bertemu wanita ini, dan seperti biasa untuk sekedar beramah tamah aku menjulurkan tanganku untuk bersalaman. “ Hendi…” ujarku, memperkenalkan diri. “ Komariah.. biasa dipanggil kokom..” ujarnya “ Mbak kokom, kakaknya lilis?” tanyaku, sekedar ingin tau.
Mendengar pertanyaanku itu wanita yg bernama kokom ini hanya tersipu, dan wajahnya yg berkulit putih itu tampak sedikit kemerahan, lalu tumpahlah tawa dari mulutnya, sehingga memperlihatkan deretan gigi putihnya yg berjejer dengan rapi, karuan membuat aku celingukan kebingungan karna tak mengerti dengan sikap mbak kokom ini, sebelum akhirnya lilis nyeletuk. “ Itu kan mamih, ibu lilis, yg tadi diluar mecahin batu, kan mas hendi sudah liat atuh…” ujar lilis, juga sambil tertawa. “ Astaga.. maaf bu, maaf.. saya enggak tau.. habis tadi waktu diluar wajah ibu tertutup pakai kain, jadi saya enggak ngenalin..” ujarku meminta maaf. “ Ah..enggak apa-apa mas, mamih malah GR tuh, hi..hi..hi..” celetuk lilis, yg langsung dicubitnya lengan lilis oleh ibunya itu. Jadi rupanya ini wanita pemecah batu tadi, yang oleh lilis biasa dipanggilnya mamih, seperti sebagian besar warga desa itu dalam menyebut ibunya, aku pernah menyebutnya mami, namun oleh lilis diralat, menurutnya bukan mami, tetapi mamih, pakai “h”, aku hanya tersenyum, apa bedanya, kubilang, tapi malah dia bilang begini “beda dong mas, kalau mami itu kan untuk orang-orang kaya, seperti papi,mami gitu, kalau mamih, itu sebutan ibu untuk orang sini..” begitu menurutnya, ah, terserahlah, pikirku, apa pentingnya. Benar-benar tak kusangka si mamih ini, wanita secantik ini melakukan pekerjaan kasar yg sepantasnya dilakukan oleh seorang pria, yah, itulah keadaan, yg membuat dia memang harus melakukan pekerjaan seperti itu, demi untuk menyambung hidupnya, benar-benar wanita yg perkasa, pikirku. Secara pisik, kokom tak kalah bila dibandingkan dengan istri-istri pejabatan dan pengusaha kaya dijakarta, hanya nasiblah yg membedakan, dan kokom hanyalah istri seorang mantan kuli bangunan yg sekarang nyaris lumpuh karna kecelakaan kerja yg dialaminya, kokom termasuk seorang istri yg setia yg tetap mendampingi suaminya itu, walaupun bisa saja dia mencari laki- laki lain yg lebih mapan, toh penampilan kokom masih sangat mendukung untuk itu.
Akhirnya kami menikmati makan siang, sementara kokom meninggalkan aku berdua dengan lilis, nikmat sekali makanan yg disediakan oleh kokom ini, walaupun hanyalah hidangan sederhana, namun begitu pas dilidah ini, mungkin karna semua hidangan ini memang masih segar dan dihasilkan dari proses pertumbuhan yg berlangsung secara alami, seperti nasi yg kumakan ini dihasilkan langsung dari persawahan disekitar sini dengan sistim pertanian yg alami, bukan dengan teknologi kimiawi dengan maksud agar pertumbuhan menjadi lebih cepat, sehingga mengabaikan kualitas dan rasa dari nasi itu sendiri, dan masaknyapun dengan cara diliwet, bukan dengan rice-cooker listrik, begitupun dengan daun-daunan ini begitu segar dan cocok sebagai teman sambal, lalu ikan goreng ini, yg pasti baru saja diambil dari kolam belakang rumah, rasanya pun begitu pas dilidah, berbeda dengan ikan goreng yg sering aku makan dirumah makan, yg rasa bumbunya begitu mendominasi, sehingga justru menghilangkan cita rasa ikannya sendiri. Yah, memang disini semuanya terasa alami, begitu organic dan natural, begitu pula dengan lilis yg telah aku buktikan sendiri tadi, begitu organic dan natural, ah, keterlaluan sekali aku, menyamakan lilis dengan makanan. Sementara diluar mulai terdengar lagi suara ketukan palu yg menghantam batu, rupanya kokom telah kembali dengan tugas rutinnya. Setelah menghabiskan 2 piring nasi dengan 2 potong ikan goreng, akupun duduk diteras rumah sambil menikmati sebatang rokok ditemani lilis. Tiba-tiba ponselku berbunyi, rupanya herman menelponku. “ Gimana bro..cocok enggak? “ Tanya herman, dari ponselku “ Yah, boleh lah..” jawabku santai, sambil melirik lilis yg sedang menyapu lantai teras “ Boleh apa boleh? “ Tanya herman lagi, sedikit menggoda “ He..he..he.. mantaaaaaappp… tau aja lu ada tempat asik disini..” jawabku, kali ini setengah berbisik “ Ya tau dong…, herman gitu looohhh…,ha..ha..ha.. oke deh selamat bersenang-senang bro..” ujar herman, seraya menutup pembicaraan. Smartphone yg masih dalam genggamanku tak langsung kuletakan, kukotak-katik sejenak untuk membuka jaringan internet, sial, ternyata jaringan internet didesa ini kurang bagus sinyalnya, lalu kulihat lilis yg masih menyapu, dengan iseng kurekam dengan ponselku, agak salah tingkah lilis melihat apa yg kuperbuat.
Beberapa saat kemudian kusudahi merekam lilis dengan adegan menyapunya, kulihat hasilnya sambil sesekali tersenyum, rupanya lilis penasaran dan menghampiri aku untuk menyaksikan hasil rekamannya, setelah tayangan video lilis selesai, lilis memintanya untuk diputar lagi dari awal. Aku turuti permintaannya, kelihatannya dia sangat tertarik dengan rekaman dirinya itu, kucari file video yg dimaksud, tetapi ternyata aku salah memutar file video, dan justru file video porno yg kusimpan di ponselku yg kuputar, lilis sempat melihat, dan dengan cepat aku matikan, dan setelah kudapatkan file video yg diinginkan aku tekan tombol play, kembali layar monitor ponselku menayangkan rekaman video lilis yg sedang menyapu, yg langsung kuserahkan pada lilis. “ Mas, coba video yg tadi diputer dong..! “ pinta lilis, setelah selesai menyaksikan tayangan video dirinya yg sedang menyapu. “ Video yg mana..? tanyaku “ Itu, yg tadi, video orang lagi gituan..” ujar lilis, mengertilah kini aku, apa yg dia maksud, seraya aku kutak-katik sebentar ponselku dan kuputar file video porno, lalu kuserahkan ponselku pada lilis Dengan serius lilis menyaksikan tayangan video yg berdurasi cukup panjang itu, giliran aku yg bengong sendiri sambil menikmati rokok sampurna A-mild kegemaranku. Ah, biar saja lah.., pikirku, sukur-sukur dia terobsesi dengan adegan-adegan divideo tersebut, dan minta untuk direalisasikannya denganku nanti, sehingga akan lebih inovatif dan variatif he..he..he.. “ Emang belum pernah nonton film gituan lis..? “ tanyaku, yg hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh lilis, sambil pandangannya tetap tertuju pada layar monitor ponsel, kampret.., pikirku. Dengan meninggalkan lilis yg masih sibuk dengan “mainan barunya”, aku berkeliling sendiri disekitar halaman rumah yg cukup luas itu. Setelah kuperhatikan ternyata jarak antara rumah yg satu dengan rumah lainnya didesa ini cukup jauh, sekitar 100 meter baru terlihat rumah tetangga. Lalu aku menuju kebelakang rumah, dan dengan melalui jalan yg agak menurun, aku menuju kekolam ikan ayah lilis, disana ayah lilis masih sibuk dengan ikan- ikan peliharaannya, entah apa yg dilakukannya, kuhampiri laki-laki kurus setengah baya itu, dengan terlebih dulu kutawarkan rokok, maksudnya untuk mengakrabkan diri. yg akhirnya cukup lama aku terlibat perbincangan dengannya, tentang ikan-ikan peliharaannya ini, termasuk proses pemeliharaan, pembibitan dan juga pemasarannya, lengkap dengan harga dan keuntungannya, sampai obrolan tentang desa ini dengan segala kehidupannya, bahkan tentang kehidupan pribadinya yg ternyata dulu pernah bekerja dibeberapa proyek dijakarta sebagai buruh kontrak. dan dari ceritanya pula aku ketahui bahwa ternyata lilis masih mempunyai seorang kakak laki-laki berusia 20 tahun yg bekerja dijakarta sebagai buruh bangunan. Ayah lilis ini, yg kuketahui bernama kosasih, atau biasa dipanggil dengan pak engkos, ternyata sosok yg enak untuk diajak ngobrol, perkataannya polos dan apa adanya, sepertinya tak ada yg ditutup-tutupi.
Setelah beberapa lama aku berbincang-bincang dengan pak engkos, akhirnya akupun kembali kerumah bermaksud menemui lilis. dari arah teras aku dengar suara tawa seorang wanita, yg ternyata adalah suara kokom, ibu lilis, sedang nimbrung duduk disamping lilis untuk turut menyaksikan video porno dari ponselku, kuintip sejenak sebelum aku menghampiri mereka, kulihat kokom yg duduk disamping lilis sambil tangan kanannya menggelendot pada pundak putrinya itu, begitu berbinar kokom menyaksikan video itu, sepertinya baru kali ini dia menyaksikan tayangan begituan, sesekali keluar komentar dari mulutnya, kemudian diselingi dengan tertawa, namun begitu melihat kehadiranku, kokom langsung berdiri salah tingkah dan segera meninggalkan lilis yg juga masih asik dengan tontonannya. “ Filmnya ada banyak ya mas? “ Tanya lilis, yg ternyata telah “diobok- oboknya” video-video simpananku didlm memory card ponsell, pantas belum selesai satu film yg tadi, ternyata dia memainkan file video yg lainnya, yg memang banyak tersimpan disitu. “ Yah, buat iseng-iseng aja.., ngomong-ngomong ibu kamu suka juga ya nonton film gituan?” Tanya ku. “ Bukan suka lagi, tapi getol.. hi..hi..hi..” jawab lilis “ Umur ibumu itu berapa sih lis? Koq keliatannya masih muda sekali..” Tanyaku “ 37 tahun, iya, dulu waktu umur 14 tahun mamih sudah menikah, tapi kalau abah umurnya lebih tua 10 tahun dari mamih..” ujar lilis, pantaslah pikirku, sudah kukira usia kokom memang tak lebih dari 37 tahun. “ Ibu kamu masih cantik ya kom, tadinya aku kira kakak kamu..” ujarku “ Emang kalau cantik kenapa..? naksir ? “ ujarnya, dengan perhatiannya masih tertuju pada ponselku. “ Ah, enggak koq..” jawabku, agak gugup “ Kalau naksir, nanti lilis bilangin..” ujarnya, kali ini sambil menatapku, kaget juga aku mendengarnya, dan sepertinya apa yg dikatakannya itu serius, dalam artian bukan sekedar gurauan atau sindiran. “ Ah, jangan lis, malu aku.. ada-ada saja kamu..” ujarku gugup, dan aku masih belum mengerti apa yg dimaksudnya, namun aku mencoba menyimpulkan bahwa maksud lilis adalah menawarkan padaku kalau aku tertarik dengan ibunya, aku bisa saja tidur dengan ibunya itu, namun dengan konsekuensi harus membayar juga tentunya, namun itu hanyalah dugaanku saja, aku masih penasaran, sebetulnya apa yg dimaksud lilis ini, karna aku tidak yakin kalau kokom bisa diajak tidur, sedangkan kokom bukanlah seorang janda seperti lilis, dan dia masih memiliki seorang suami yg juga tinggal dirumah itu, apa mungkin aku tidur dengan sorang wanita bersuami sementara sang suami ada dirumah itu dan dengan sepengetahuannya, ah, gila.. gak mungkin lah.. atau mungkin aku salah tanggap, pikirku.
Aku nyalakan sebatang rokok, kuhisap dalam-dalam. Dan kali ini lilis merapatkan tubuhnya padaku, kali ini tayangan video dari ponselku sudah dimatikan. “ Mas marah ya..? dengan ucapan lilis tadi “ ujar lilis, sambil menyandarkan kepalanya dipundakku, rupanya lilis mengira kalau aku tersinggung dengan ucapannya barusan, mungkin dikarnakan aku terdiam setelah itu, padahal diamku itu adalah karna masih berpikir dan menduga-duga didalam hati tentang apa maksud ucapannya barusan tadi. “ Ah enggak koq, emangnya marah kenapa? “ jawabku “ Habis, mas hendi koq diam sih..? “ “ Ah enggak, cuma bingung aja..” “ Bingung kenapa mas..? “ “ Tentang ucapan kamu itu, yg barusan kamu omongin itu lho? “ “ Oh, tentang mamih.. lilis enggak ada maksud apa-apa koq mas, lilis cuma mau bilang, kalau mas hendi tertarik sama mamih, mas hendi juga bisa tidur dengannya, seperti mas hendi tidur sama lilis tadi, tapi mas hendi mesti ngasih uang belanja sama mamih, itu sih terserah mas hendi, jangan marah ya mas..” jelas lilis, agak kaget aku mendengarnya, namun aku mencoba bersikap wajar sambil menghisap rokok ditanganku, fantasiku mulai menari-nari, menarikan khayal tentang ibu dan anak yg cantik dan seksi ini untuk kusetubuhi secara bersamaan. Namun fantasiku kembali buyar, karna ada sesuatu yg menurutku masih mengganjal. “ Tapi bagaimana dengan bapakmu lis.. bisa-bisa dijadikannya umpan ikan aku nanti, kalau dia tau aku tidur dengan istrinya..” ujarku, namun kekawatiranku yg kuutarakan pada lilis itu sebetulnya bukanlah perasaanku sesungguhnya, akupun dapat menganalisa, lilis menawarkan aku untuk tidur dengan ibunya tentu sudah dengan mempertimbangkan berbagai factor, termasuk reaksi ayahnya itu, pastinya dia sadar bahwa ayahnya juga dapat mentolerir semuanya itu, kalau tidak mana mungkin dia berani menawarkan itu. namun aku tetap membutuhkan kepastian. “ Ah, itu sih beres.., mas enggak usah kawatir.. abah sih enggak apa-apa, lagian semenjak abah mengalami kecelakaan dulu, “anu” abah sudah enggak bisa berfungsi lagi, jadi abah enggak akan ambil pusing, malah abah akan senang kalau mamih juga bisa senang hi..hi..hi..” Lega aku mendengar penjelasan lilis itu, jadi intinya pak engkos bukanlah suatu rintangan. “ Terus, apa kira-kira mamih mau enggak ya, kalau…” belum selesai omonganku itu, tiba-tiba lilis berteriak memanggil kokom yg sedang melakukan pekerjaan rutinnya, memecah batu. “ Miiiihhhh… sini sebentar mih..” teriak lilis, yg dipanggil segera menghentikan kegiatannya, melepaskan kain jarik lusuh yg menutup wajahnya, lalu melangkah menuju kearah kami. “ Ada apa lis..? “ Tanya kokom, sambil mengelap keringat diwajah dan lehernya dengan kain yg sebelumnya digunakan untuk penutup wajah dan kepalanya itu. “ Begini mih, ini mas hendi naksir sama mamih, mamih mau enggak nemenin tidur mas hendi? Nanti dikasih uang belanja mih..” Tanya lilis, yg ditanya agak salah tingkah, wajahnya yg putih berubah sedikit memerah, lalu tertunduk dan tersenyum malu. Dari reaksi kokom itu aku sudah dapat menerka apa yg ada didalam hatinya, ya, sepertinya kokom memang mau tidur denganku, sebagaimana yg dilakukan anaknya denganku. “ Yah, mamih sih terserah mas hendi saja, kalau mas hendi suka, saya sih setuju aja.. tapi mamih udah enggak muda lagi, udah enggak seperti lilis..” ujar kokom, sambil tertunduk dengan agak malu-malu, sambil tangannya meremas-remas kain jarik yg dipegangnya. “ Ah, enggak koq mih, mamih masih cantik.. sukurlah kalau mamih mau ..he..he..he..” ujarku, disertai tawa cengengesan, karna merasa bagaikan mendapatkan durian runtuh. “ Udah mih, sana mandi dulu.. dandan yg cantik, biar mas hendi semakin kesemsem hi..hi..hi..” ujar lilis menggoda “ Ah, tapi mamih biar enggak dandan udah cantik koq..” ujarku, mendengar ucapanku itu kokom semakin merah pipinya. “ Ya udah, kalau begitu mamih mandi dulu sebentar..” ujar kokom, yg dengan wajah sumringah segera ngeloyor kedalam rumah. Sepeninggalan kokom, lilis mendekati aku, seraya dengan setengah berbisik berkata. “ Mas, nanti kita main bertiga sama mamih ya..! seperti yang difilm tadi hi..hi..hi..” gayung bersambut, pikirku. Memang sebelumnya aku membayangkan seandainya bisa threesome dengan lilis dan ibunya, tapi itu hanyalah sebatas hayalanku belaka, yg sebenarnya aku tak menuntut untuk itu, tadinya aku berpikir disaat kokom sedang melayaniku, paling-paling lilis keluar, dan begitupun sebaliknya. Dan itu pun bagiku sudah cukup, paling tidak aku bisa merasakan kenikmatan dari ibu dan anak ini, tapi setelah apa yg dikatakan lilis yg katanya ingin “main” bertiga dengan ibunya, sampai bergetar aku mendengarnya, hampir tak percaya, ada untungnya juga aku mempertontonkan video porno dari ponselku kepada lilis, seperti yg kuharapkan dia terobsesi dengan adegan-adegan dalam film itu, semoga masih lebih banyak lagi adegan- adegan lainnya difilm itu yg membuatnya terobsesi, dan ingin diwujudkannya nanti diranjang, ya, semoga. dan otak mesumku mulai menari-nari lagi.
Kini aku dan lilis telah kembali berada dikamar, dengan bernafsu lilis langsung menyosor, dikecupnya mulutku dengan penuh nafsu sambil tangannya mendorong tubuhku, hingga tubuh kami terbanting keatas ranjang dengan cukup keras, dilepasnya t-shirtku, lalu dasternya hingga menyisakan celana dalamnya, karna memang sebelumnya lilis sudah tak mengenakan bh.
-
Cerita Seks Yamatashi Miyura Season Dua
Cerita Seks – Selang beberapa hari tidak ada kabar tentang keberadaan Aninditha Rahma Cahyadi dan bagaimana kondisi tentangnya setalah kejadian beberapa hari yang lalu tiba tiba terdengar ada yang berbunyi pada sore hari itu dengan nada dering yang berbunyi seperti lagu boyband terkenal asal Korea yaitu Big Bang yang berjudul Fantastic Baby setelah ku tengok ternyata handphone lamaku yang berwarna hitam ya itu adalah hp nokia berseri entah apa itu namanya yang jelas masa pengurus partai dan adek kandung seorang pemain sepak bola asal Jepang yang bernama Kumagaya Goro nada deringnya seperti itu hahaha.
Oiya aku basa basi dulu btw nama wargaku adalah Kumagaya yang bersal dari nama ayahku yaitu Kumagaya Sato, dan entah mengapa hanya aku seorang dari marga Kumagaya tidak diberi nama itu malah diberi nama Yamatashi Miyura sedangkan adik dan kakakku ada nama marganya, sempat aku berpikir tentang ini mengapa hanya aku saja yang tidak di beri nama marga ini?
Ok cukupya basa basinya sekarang kembali ke cerita sebelumnya ok!, lalu kuangkatlah hpku “halo siapa ya?” tanyaku di telphone “ini aku mantan kamu kak” balasnya, “sori siapa ya aku lupa?” tanyaku balik “hayo coba tebak siapa?” balasnya “emmm siapa ya aku benar-benar lupa?”balasku “ini aku kak masa lupa sih” balasnya lagi, “siapa ya aku bener-bener lupa?” tanyaku kembali dan tapa di duga-duga Om Yo berteriak “itu mbak Elaine(ilen) mas masa lupa sih ih” tuturnya dalam benakku “dasar Om Yo selalu saja menyambar pembicaraan orang lain” hihihi “lho kak kok ketawa sih, emang ada yang lucu?” katanya “ah ga papa kok neng, itu lho si Om Yo tiba-tiba main samber aja kan akk jadi malu” sahutku “idih aak? sejak kapan kakak di panggil aak?” katanya “iya ya, hahahaha ” sahutku
Setelah panjang lebar pembicaraan kami di telepon lalu tiba-tiba dia berkata “kak” katanya “iya sayang” jawabku sambil menggombal “iihh syanyang entar Sofia cemburu lho?” sahutnya, “iya deh maaf, emangnya ada apa ya neng?” sahutku “gini lho kak besok lusa kan kita mau ngadain acara kumpul bareng gen ke 3” terangnya “iya terus?”sahutku “bolehkan aq pinjam hotel buat acara besok?” jawabnya “hotel yang mana ya neng?” tanyaku, “itu loh kak hotel milik adeknya kakak si siapa tuh namaya?” tanyanya “oh hotel yang di situ?, itu kan miliknya Kumagaya Akechi adekku tuh hihihi” sahutku “iya itu maksutku, boleh kan kak? tanya dia lagi “iya boleh kok, rundown acaranya kirimin ke hp ku yang oppo ya nih nomornya 08******, ingat jangan yang ke samsung bahaya ntar” sahutku “ok kak, aku percayain acara ini sama Akechi dan kakak juga ya dan jangan lupa minta saran sama Om Yo” katanya “beres neng” balasku
Hari itu telah tiba dimana pesta itu terselenggara dengan lancar dan tanpa ku duga-duga entah kemana Sofia kekasihku itu pergi, kemudian di sebelahku kebetulan berpapasan dengan Anin tanpa basa basi aku lansung saja menghampirinya dan berkata “maaf ya yang kejadian waktu itu” kata yang pertama kali aku ucapkan kepadanya “ah ga papa kok Anin juga udah lupa kok kak hihihi” sahutnya “beneran nih?” tanyaku “ih beneran kak” balasnya
“oya neng mau ga ikut kakak?” tanyaku “emang mau kemana?” tanya Anin padaku “kita ke ruang sebelah ya ada yang mau kakak omongin sama kamu” pintaku “emm gimana ya kak?” sambil berpikir Anin “giman neng mau ga?, dari pada di sini rame banget” sahutku “emm baiklah kak Anin mau” jawabnya, lalu dalam benaku berkata “ahaaaaiii dek kesempatan bagus nih hihihihi” Solaire99Sesampainya di ruangan itu lalu aku kunci pintunya dan ku taruh laci di sebelah pintu itu “nah kamu duduk dulu di sana” suruhku “emmm baiklah kak” sahut Anin, kemudian aku melepas semua pakaian yang aku kenakan dan kini hanya tersiasa kaos bergambar harimau jawa yang diapit oleh kedua burung elang dan celana pendek bergambar telapak tangan saja lalu aku duduk di samping Anin dan berkata “kamu cantik banget malam hari ini” pujiku padanya “ah masa sih kak? ih kakak gombal nih” sahut Anin dengan wajah yang memerah “beneran atuh neng geulis kakak ga boong” rayuku “serius?”tanya Anin padaku “eh serius pake banget neng” jawabku lalu dalam benakku berkata “wahhh kayaknya berhasil nih ashek hahahaha”
Tanpa basa basi langsung kucium bibirnya dengan penuh mesra dan Anin sempat menolak, kemudian kuraba dadanya lalu kuremas nenennya kemudian ku angkat bajunya setelah itu ku buka branya kuplintir puting susunya Anin pun sempat memberontak tapi aku tak begitu saja tinggal diam ku plintir puting susunya sedikit lebih keras dan yang kudengar Anin hanya bisa berkata “emmm kak geli” dan “kak jangan pliss” ku bisikin ke telinganya “udahlah neng nikmatin aja toh percuma neng teriak teriak ga bakalan ada yang dengerin kok” kemudian Anin berkata “jangan kak ampunnn” dengan nada yang memelas dan meneteskan air mata
Ku balik posisiku sehingga kami saling berhadapan ku emut puting susunya “sllrrrphh” enak banget neng “emmmhh kak geli lalu “ahhh emmm ahhh” hanya itu yang kudengar dari suaranya setelah itu kulepaskan celana yang iya kenakandan tapa ku duga Anin hanya mengenakan G-String saja dengan aba aba tangan kananku membuka paha lalu melepaskan cd itu sedangkan tangan kiriku meraba-raba kelamin Anin ku gesekkan ke atas kebawah dan ku masukkan dua jariku ke dalam kelaminnya, kukocok vagina itu seperti mengocok telur
Ku buat permainan ini selama tiga menit lalu ku paksa Anin untuk mengelum kelaminku yang sudah tegang, kupaksa Anin membuka mulutnya kudorong kelaminku yang lepas dari celana dan ku masukkan kedalam mulutnya ku sodok makin kencang dan perlakuan ini berjalan sekitar tiga menit, tanpa kuduga ia hendak memuntahkannya lalu kupaksa dia untuk menelan sperma yang keluar dari kontolku itu dan dengan terbatuk-batuk ia menelan semua sperma yang aku keluarkan itu.kemudian kugendong Anin menuju kasur yang tersedia disana kulepas semua pakaian yang aku kenakan kemudian kuarahkan kontolku ke arah vaginanya ku buka kedua kakinya dan langsung kuarahkan kontolku ke dalam memeknya, ku dorong perlahan-lahan mula-mula hanya bagian kepanya saja kupaksakan untuk masuk lebih dalam liang rahimya “ahhhh kak jangagan plissss Anin mohon ya kak plissss tolong” kata Anin dengan menangis, tanpa ku perdulikan tanggapannya langsung saja ku masukan lebih dalam dan kini sampailah pada puncaknya
Ku maju mundurkan kontolku “aaggrrrkkk neng memek kamu enak banget” bisikku ke telinganya dan Anin hanya bisa berkata “aaahhh kak sakitttt” sambil mengis tersedu-sedu dan setelah itu “kak jangan plissss Anin mohon jangan perkosa Anin” pintanya dalam benakku berkata “telat neng udah masuk juga”
Ku percepat gerakan kontolku ke dalalam memeknya ku lepaskan sebentar ku gendong dia menuju ke arah tembok ku masukkan lagi kontolku kedalam memeknya, ku percepat pergerakan kontolku di dalam memeknya “Anin enak banget memek kamu neng” kata itu yang keluar dari mulutku makin lama makin cepat pergerakan kontolku di dalam memeknya ku gendong sambil terus menggenjotnya ku arahkan dia ke kasur lalu ku buat dia posisi seperti doggy styleku masukakan kembali kontolku lalu ku percepat pergerakannya maikn lama makin kencang seperti seorang pembalap sedang bertanding di sirkuit
Lalu ku angkat salah satu kakinya kemudian ku percepat pergerakannya makin cepat dan makin lama makin cepat dan kuposisikan Anin dalam posisisi tidur tengkurap ku sodok makin kencang dan makin kencang dan kini tiba saatnya aku untuk penetrasi atau mencapai batas akhir untu memnggenjotnya kepercepat pergerakan kontolku di memeknya dan tubuh Anin mulai mengejang untuk yang kelima kalinya dan ia hanya bisa berkata “kak Anin udah lemes banget kak, ahhhhhh”iya neng kakakk juga dan pada akhirnya “Anin ahhhhhh kakak mau keluar” aaahh crott crott crottTubuhku dan tubuhnya saling saling bergetar sampai sampai aku tidak bisa melepas kontolku di dalam memeknya, selang beberapa menit kemudian akhirnya kontolku pun lepas dari memeknya dan ku bisikkan ke telinganya “neng plis jangan kasih tau siapa-siapa ya dan awas nanti kalo kamu sampai bilang ke semua orang akan ku perkosa kamu lebih kejam dari pada yang ini menegrti?” “iya kak Anin janji kok”balasnya
Dua jam telah berlalu dan anehnya si kekasihku itu Sofia tidak mencariku di manakah diriku berada atau di mana pujaan hatiku itu berada dan sedang berbuat apa, dengan siapa atau apalah itu namanya dasar cewek aneh tapi aku suka hihihi. -
Jeritan Ayaka Fujikita Membuat Permainan Semakin Seru!!
-
Majalah Dewasa Edisi Malenna
Duniabola99.org – Model Majalah Pria ini bernama Malenna, wajahnya memang sedikit mirip dengan artis papan atas Syahrini. Model pemilik tinggi 166 cm ini sedang meniti karir untuk menjadi aktris dan pengusaha sukses. Bagaimana penampilan Malenna dalam majalah Gress edisi Agusuts 2015, simak beberapa posenya dibawah ini.
-
Cerita Sex Mertua Nafsu Melihat Kontolku Yang Gede
Cerita Sex Selingkuh Dengan Mertua – Aku seorang laki-laki biasa, hobiku berolah raga, tinggi tubuhku 178 cm dengan bobot tubuh 78 kg. Aku mempunyai fisik yang ideal untuk seorang pria, tinggi, tegap, padat dan atletis. Tidak heran kalau banyak wanita yang menggoda dan mengajakku tidur karena sex appeal-ku ini. Empat tahun yang lalu saya menikah dan menetap di rumah mertuaku. Hari-hari berlalu kami lewati tanpa adanya halangan walaupun sampai saat ini kami memang belum dianugerahi seorang anak pendamping hidup kita berdua. Kehidupan berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya materi maupun kehidupan seks kami. Tetapi memang nasib keluarga kami yang masih belum diberikan seorang momongan.
Di rumah itu kami tinggal bertiga, aku dengan istriku dan Ibu dari istriku. Sering aku pulang lebih dulu dari istriku, karena aku pulang naik kereta sedangkan istriku pulang naik kendaraan umum. Jadi sering pula aku berdua di rumah dengan mertuaku sampai dengan istriku pulang. Mertuaku berumur sekitar kurang lebih 45 tahun, tetapi dia mampu merawat tubuhnya dengan baik, aktif dengan kegiatan sosial dan rutin berolahraga bersama teman-temannya yang lain. Sering kulihat Ibu mertuaku pakai baju tidur tipis dan tanpa BH. Melihat bentuk tubuhnya yang masih lumayan dengan kulitnya yang putih, sering membuatku seperti kehilangan akal sehat.
Pernah suatu hari selesai Ibu mertua mandi, telepon berdering. Lalu dia pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan sehelai handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku yang sedang berolahraga angkat beban di luar, juga bermaksud mengangkatnya. Sesampainya aku di dekat telepon, ternyata kulihat Ibu mertuaku sudah mengangkatnya. Saat itulah aku melihat pemandangan yang menggiurkan. Dari belakang kulihat bentuk pangkal pahanya sampai ke bawah kakinya yang begitu bersih tanpa ada bekas goresan sedikitpun. Aku tertegun dan menelan ludah, terangsang melihat kaki Ibu mertuaku. Dalam hati berpikir “Kok, sudah tua begini masih mulus aja ya..?”
Aku terhentak dari lamunanku begitu Ibu mertuaku menaruh gagang telepon. Lalu aku bergegas kembali ke luar, meneruskan olahragaku yang tertunda. Beberapa menit setelahnya aku hentikan olahragaku, masuk ke kamar, ambil handuk dan mandi. Saat aku hendak ke kamar mandi, kembali aku melihat pemandangan yang menggairahkan. Melalui celah pintu kamarnya yang tak tertutup, kuintip ke dalam, kulihat bagian belakang Ibu mertuaku yang bugil karena handuknya sudah dilepas dari tubuhnya. Serta merta Kontol ku mulai bangkit, dan gairahku memuncak. Segera kutenangkan pikiranku yang mulai kotor karena pemandangan itu.Selesai mandi aku membuat kopi dan langsung duduk di depan TV nonton acara yang lumayan untuk ditonton. Tidak lama Ibu mertuaku menyusul ikutan nonton sambil mengobrol denganku.
“Bagaimana kerjaanmu, baik-baik saja?” tanya Ibu mertuaku.
“Baik, Bu. Lho Ibu sendiri gimana?” tanyaku kembali. Kami mengobrol sampai istriku datang dan ikut bergabung mengobrol dengan kami berdua.
Besok malamnya, sekitar jam 11.30 malam aku keluar kamar untuk minum. Kulihat TV di ruang keluarga masih menyala. Saat itu terlihat Ibu mertuaku ternyata sudah tertidur di depan TV. Ketika aku hendak mematikan televisi, tidak sengaja aku melihat ke arah rok Ibu mertuaku. Rok Ibu mertuaku tersibak sampai celana dalamnya kelihatan sedikit. Kulihat kakinya masih begitu mulus, iseng kuintip roknya dan terlihatlah gumpalan daging kemaluan yang ditutupi celana dalamnya. Ingin sekali rasanya kupegang dan kuremas gumpalan daging memek Ibu mertuaku itu, tetapi buru-buru aku ke dapur ambil minum lalu membawa ke kamar. Sebelum masuk kamar sambil berjalan pelan kulirik Ibu mertuaku sekali lagi dan Kontol ku langsung ikut bereaksi pelan.Aku masuk kamar dan coba mengusir pikiranku yang mulai kerasukan ini. Esoknya aku telat bangun, dan kulihat istriku sudah tidak ada. Langsung aku bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi sambil mengeringkan rambut yang basah, aku berjalan pelan dan tanpa sengaja kulihat Ibu mertuaku berganti baju di kamarnya tanpa menutup pintu kamar. Aku kembali tertegun dan terangsang menatap keseluruhan bentuk tubuh Ibu mertuaku. Cuma sebentar aku masuk kamar, berganti pakaian kerja dan segera berangkat.
Hari ini aku pulang cepat, di kantorpun tidak ada lagi kerjaan yang aku harus kerjakan. Saat pulang aku tidak melihat Ibu mertuaku, tampaknya dia berada di kamarnya karena pintunya tertutup. Sampai di rumah aku langsung berganti pakaian dengan kaus olahraga, dan mulai melakukan olahraga rutin yang biasa aku lakukan tiap pulang kerja. Sedang asyik-asyiknya aku melatih otot-otot dada dan lenganku, tiba-tiba kudengar suara teriakan. Itu adalah suara teriakan Ibu mertuaku. Kusudahi latihanku, dan aku segera bergegas menuju suara teriakan yang berasal dari kamar Ibu mertuaku. Langsung tanpa pikir panjang kubuka pintu kamar. Kulihat Ibu mertuaku berdiri di atas kasur sambil teriak
“Awas tikusnya keluar..!” tandas Ibu mertuaku.
“Tikus? Ada tikus di sini Bu?” tanyaku menegaskan.
“Iya…ada tikus, tolong carikan!” katanya panik.Aku pun mulai mencari tikus itu.
“Lho.. kok pintunya di buka terus? Nanti tikusnya susah ditangkap!” tandas Ibu mertuaku.
Sambil kututup pintu kamar, kubilang “Mana.. mana tikusnya..?”
“Coba kamu lihat di bawah kasur atau di sudut sana..” kata Ibu mertuaku sambil menunjuk meja riasnya. Kuangkat seprei kasur dekat meja rias. Memang ada seekor tikus kecil di situ yang tiba-tiba mencuit dan melompat ke arahku. Aku kaget dan spontan lompat ke atas kasur.
Ibu mertuaku tertawa kecil melihat tingkahku dan mengatakan “Kamu takut juga ya?” Sambil menggerutu pelan kembali kucari tikus kecil itu, sesekali mataku nakal melirik ke arah kaki Ibu mertuaku yang roknya terangkat itu.
Saat sedang mencari tikus itu, tiba-tiba Ibu mertuaku kembali teriak dan melompat ke arahku, ternyata tikusnya ada di atas kasur. Ibu mertuaku mendekapku dari belakang, entah disengaja atau tidak, namun kurasakan payudara nya menempel di punggungku, terasa hangat dan kenyal-kenyal. Kuambil kertas dan kutangkap tikus yang sudah mulai kecapaian itu terus kubuang keluar.
“Udah dibuang keluar belum?” jelas Ibu mertuaku.
“Udah, Bu.” Jawabku dari luar kamar.
“Kamu periksa lagi, mungkin masih ada yang lain… soalnya Ibu dengar suara tikusnya ada dua” tegas Ibu mertuaku.
“Walah, tikus maen pake ajak temen segala!” gumamku.
Aku kembali masuk ke kamar dan mengendus-endus di mana temennya itu tikus seperti yang dibilang Ibu mertuaku. Ibu mertuaku duduk di atas kasur sedangkan aku sibuk mencari. Begitu aku mencari di bawah kasur sepertinya tanganku ada yang meraba-raba di atas kasur. Aku kaget dan kusentakkan tanganku, ternyata tangan Ibu mertuaku yang merabanya. Aku pikir temennya tikus tadi. Ibu mertuaku tersenyum penuh misteri dan kembali meraba tanganku. Aku memandang aneh kejadian itu, tetapi kubiarkan dia merabanya terus.
“Gak ada tikus lagi, Bu..!” kataku setelah berkali-kali mencari. Tidak ada sahutan. Lalu tanpa berkata apa pun Ibu mertuaku beranjak dari kasur dan langsung memelukku. Aku kaget dan mulai panas dingin. Dalam hati aku berkata “Kenapa nih orang?”
Rambutku dibelai, diusap seperti usapan seorang ibu pada anaknya. Dipeluknya aku erat-erat seperti takut kehilangan.
“Ibu kenapa?” tanyaku.
“Ah.. nggak! Ibu cuma mau membelai kamu” jawabnya sambil tersenyum genit.
“Udah ya.. Bu, belai-belainya..!” kataku.
“Kenapa, kamu nggak suka dibelai sama Ibu” rajuk Ibu mertuaku.
“Bukan nggak suka, Bu. Cumakan…” alasanku lagi.
“Cuma apa… ayo.. cuma apa..!?” potong Ibu mertuaku. Aku diam saja, dalam hati biar sajalah tidak ada ruginya kok dibelai sama dia. Siapa juga lelaki yang tidak mau diraba dan diusap-usap sama wanita seksi seperti dia?
Sambil membelaiku, kulihat pancaran birahi tersiar dari matanya. Aku merasa maklum, dengan kaos olahraga tipis yang melekat di tubuhku, tampilan otot-otot kekar di baliknya pasti terlihat dengan jelas. Hal itu ditopang dengan keringatku yang membekas di kaos itu. Pasti terlihat sangat menggairahkan bagi wanita mana saja yang melihatnya. Kuperhatikan Ibu mertuaku masih terus membelaiku. Belaiannya lalu berpindah, dari rambut terus turun ke leher sambil diciumnya perlahan. Aku merinding menahan geli, sementara tangan halusnya bergerilya menyusuri tubuhku. Kaos olahragaku diangkat dan dibukanya, bukit dadaku diusap dengan sesekali digigiti. Pentil dadaku dipegang, diusap dan dicium. Kudengar nafas Ibu mertuaku semakin tidak beraturan. Dituntunnya aku ke atas ranjang, mulailah pikiranku melanglang buana. Dalam hati aku berpikir “Jangan-jangan Ibu mertuaku lagi kesepian dan minta disayang-sayang ama laki-laki”.
Aku bersikap pasif, tidak membalas tindakan mesra Ibu mertuaku itu. Aku berbaring di atas ranjang dengan posisi terlentang. Ibu mertuaku masih terus mengusap-usap dadaku yang lalu turun ke bagian perutku. Dicium, dijilati, dan terus dielusnya dada dan perutku. Aku menggelinjang geli dan berkata pelan berkata “Bu, sudah ya…”
Dia diam saja, sementara tangan kanannya mulai masuk ke dalam celanaku. Aku mengeluh pelan. Kurasakan tangan kanannya meraba-raba dan sedikit meremas-remas Kontol ku dari luar celana dalamku. Merasakan hal itu, Kontol ku pun mulai mengeras dan membesar. Sambil terus meremas dan meraba Kontol ku yang sudah tegang, tangan kirinya berusaha untuk menurunkan celana pendekku. Aku pun beringsut membantunya untuk menurunkan celana pendekku. Tidak lama celanaku sudah lepas berikut celana dalamku.
Kontol ku pun sudah berdiri kencang, terus memanjang dan membesar seiring dengan rabaan dan remasan tangan Ibu mertuaku di batangnya.
“Besar sekali burungmu, Do, panjang pula…!” puji Ibu mertuaku sambil menoleh kepadaku dan tersenyum mesum. Mulut Ibu mertuaku pun mulai beraksi di Kontol ku. Kepala Kontol ku diciumnya, sambil tangan kirinya memijit bijiku. Aku mengeluh, mengerang, dan mendesis nikmat, merasakan gerakan erotis yang dibuat Ibu mertuaku.
“Ah, ah.. hhmmh… teruss..” itu saja yang keluar dari mulutku. Ibu mertuaku terus melanjutkan permainan birahinya dengan mengulum Kontol ku. Aku benar-benar terbuai dengan kelembutan yang diberikan Ibu mertuaku kepadaku. Kupegang kepala Ibu mertuaku yang bergerak naik turun. Bibirnya benar-benar lembut, gerakan kulumannya begitu pelan dan teratur. Aku merasa seperti disayang, dicintai dengan gerakan mesra Ibu mertuaku.
Setelah dikulum sekitar 15 menit lebih, aku mulai tidak tahan. “Ah, Bu.. aku nggak tahan lagi Bu..” erang nikmatku.
“Hhmm.. mmh, heh..” suara Ibu mertuaku menjawabku. Gerakan kepala Ibu mertuaku masih pelan dan teratur. Aku semakin menggelinjang dibuatnya. Tubuhku menekuk, meliuk dan bergetar-getar menahan gejolak yang tak tahan kurasakan. Tak lama tubuhku mengejang keras. Kurasakan nikmat yang luar biasa, seiring dengan menyemburnya spermaku ke mulut Ibu mertuaku.
“Aggghhh…oohhh…akkuuu keeluuaarrr…Buu…”
“Crroootttt… cccrrrroootttt… ccrrrooottttt…”Kulihat Ibu mertuaku masih bergerak pelan, bibirnya masih menelan kepala kontol ku dengan kedua tangannya yang berlepotan sperma, memegang batang Kontol ku. Dia melihatku dengan tatapan sayunya dan kemudian kembali menciumi Kontol ku, geli yang kurasakan sampai ke ubun-ubun kepala.
“Banyak banget kamu keluarnya, Do..!” tandas Ibu mertuaku sambil menatap mataku.
Aku terdiam lemas sambil melihat Ibu mertuaku datang menghampiriku dan memelukku dengan mesra. Aku balas pelukannya dan kucium dahinya. Kubantu dia membersihkan mulutnya yang masih penuh spremaku dengan menggunakan kaos olahragaku tadi. Aku duduk di ranjang, telanjang bulat dan berkeringat, menghirup minuman yang entah kapan sudah tersedia di meja riasnya. Sedang Ibu mertuaku, tiduran dekat dengan Kontol ku.
“Kenapa jadi begini, Bu..?” tanyaku sambil tersenyum.
“Ibu cuma pengen aja kok..” balas Ibu mertuaku genit. Diusap-usapnya dengan mesra batang Kontol ku, sambil tersenyum khas wanita nakal.
Aku belai rambutnya dan kuelus-elus pahanya sambil berkata “Ibu mau juga?” godaku sambil tersenyum. Dia menggangguk pelan, kusudahi minumku dan lalu kucium bibir Ibu mertuaku.
Dia balas ciumanku dengan mesra, aku melihat tipe Ibu mertuaku bukanlah tipe wanita yang haus akan seks, melainkan dia haus akan kasih sayang. Berhubungan intim pun sepertinya senang yang pelan-pelan bukannya seperti seekor serigala di musim kawin. Aku ikut pola permainan Ibu mertuaku, pelan-pelan kucium dia mulai dari bibirnya terus ke bagian leher dan belakang kupingnya, dari situ aku ciumi terus ke arah dadanya. Kubantu dia membukakan pakaiannya, kulepas semua pakaiannya. Kali ini aku benar-benar melihat semuanya. Kulitnya masih mulus, tak seperti kulit wanita seumurannya. Payudaranya masih kencang dan kenyal, perutnya rata dan singset, pinggang dan pinggulnya tampak montok, paha, betis dan kakinya kencang karena sering aerobik dan jogging dengan teman-teman arisannya.Kuraba dan kuusap semua tubuhnya dari pangkal paha sampai ke toket nya. Aku kembali ciumi dia dengan pelan dan beraturan. Kunikmati dengan pelan seluruh bentuk tubuhnya dengan mencium, menjilat, dan membelai setiap senti bagian tubuhnya. Payudaranya kupegang, kuremas pelan dan lembut, kucium dan kugigiti putingnya. Kudengar desahan nikmat dan nafasnya yang tidak beraturan. Puas beraksi di dada aku terus menyusuri bagian perutnya, kujilati perutnya yang indah itu, serta memainkan ujung lidahku di atasnya dengan putaran lembut yang membuat dia sedikit berkejang-kejang. Tangannya terus meremas dan menjambak rambutku, sementara lidahku melata pelan ke arah memeknya.
Sampai akhirnya bibirku mencium daerah berbulu miliknya, tercium aroma memeknya yang harum lalu kujilati bibir memeknya. “Oucchh.. terus sayang, kamu lembut sekali.. tee.. teruss..” kudengar suara erotisnya pelan.
Kumainkan ujung lidahku menyusuri dinding memeknya, kadang masuk kadang menjilat membuat dia seperti berada di awang-awang. Kujilati klitorisnya dan semua yang ada di daerah kemaluannya. Kusedoti cairan yang membanjir dari memeknya. Kulakukan ini terus menerus, dan kudengar desahan erotiknya yang semakin keras. Beberapa menit kemudian, ketika dia mulai di ambang orgasmenya tiba-tiba dengan tak sabar ditariknya kepalaku dan dia kembali melumat bibirku dengan panas. Dia membalikkan tubuhku dan mulai bergerak merayap ke atas tubuhku. Dipegangnya kembali Kontol ku yang sudah kembali siap menyerang. Lalu diarahkannya Kontol ku yang sudah siap tempur itu ke lobang memeknya…Setelah beberapa kali dicoba, ”Blesshhh…” masuk sudah seluruh batang Kontol kuku tertelan memek ibu mertuaku. Diangkat dan digoyang pantatnya. Dia memutar-mutar pinggulnya, berusaha untuk mendapatkan kenikmatan dari batangku seperti yang dia mau.
“Ah.. uh, nikmat banget ya..!” kata Ibu mertuaku. Dengan gerakan seperti itu tak lepas kuremas payudaranya dengan mesra.
“Aahhh…uuhh…bessarr…banggett…punnyaa…muuhh…Do ohh!” gerakan naik turunnya makin cepat.
“Ohh…nikmaattt…ahhh…uhhh…dahsyaaatt…” desah Ibu mertuaku terus naik turun menikmati pompaan Kontol ku. Dicakarnya dengan gemas otot-otot kekar di dada dan di perutku….
“Ohhh…aahhh…miiliikk…Ibu…juggaa…ennakk” erangku penuh nikmat sambil tak lepas kuremas-remas payudaranya.
“Sempiitt…ohhhh…terusshh…jepiitt buruuunggkuu…ohhh…Buuhhh…” erangku berlanjut merasakan hisapan memeknya pada Kontol ku. Memek Ibu mertuaku memang masih nikmat kurasakan. Walau sudah berumur, rasanya tidak kalah dengan memek para perempuan lain yang pernah kutiduri sebelumnya. Tampaknya Ibu mertuaku sangat pintar menjaga kemaluannya itu.Setelah cukup lama naik-turun keluar-masuk, Ibu mertuaku mulai menunjukkan tanda-tanda.
“Aduh, Ibu nggak tahan lagi sayang…” kata Ibu mertuaku. Aku mencoba membantunya mendapatkan kepuasan yang mungkin belum pernah dia alami sebelumnya. Gerakannya semakin cepat dari sebelumnya, dan tak lama dia berhenti sambil menarik tanganku agar aku bangkit. Diarahkannya wajahku ke arah payudaranya sambil berujar;
“Ayyooo Ddoohhh… hisap dan susui toketku…” Kupenuhi permintaannya dengan senang hati. Kuhisap, kujilat dan kugigit gemas payudaranya yang bagus itu. Ibu mertuaku mengerang-erang merasakan nikmatnya perbuatanku itu….“Aaaahhh… aahhh… aaahhh… pintaarrsss kamuuhhh Sayanngghhh…”
Kurangkul tubuhnya lembut dan terus
menggoyangkan batang Kontol ku yang masih di dalam dengan keras dan bertenaga. Hingga akhirnya…
“Ahh.. ah.. ahhss..” desah nikmat Ibu mertuaku. Keluarlah cairan kewanitaannya membasahi Kontol ku yang masih terbenam di liang memeknya.
“Ahhss…ohhhh…nikmaattnya burungmu…Ddoohh!” desahnya lagi sambil tubuhnya yang mengkilat karena keringatnya itu berkejat-kejat, menerima gelombang kenikmatan yang datang menderanya. Kami sama ambruk ke ranjang. Kupeluk dia sambil kuciumi bibirnya dan kuelus-elus punggung mulusnya. Dia terdiam dalam dekapanku. Kubiarkan dia menikmati sisa-sisa orgasmenya.
Setelah kurasa dia sudah cukup beristirahat, kugoda dia lagi“Enak ya.. Bu… Mau lagi..?” Dia menoleh dan tersenyum sambil telunjuknya mencoel ujung hidungku.
“Kenapa? Kamu juga mau lagi?” canda Ibu mertuaku.
Tanpa banyak cerita kumulai lagi gerakan-gerakan panas, kuangkat Ibu mertuaku dan aku menidurkannya sambil mencium bibirnya kembali. Untuk sesaat kami saling berciuman dengan panas, saling tukar lidah dan ludah. Tangan-tanganku dan Ibu mertuaku bergerak nakal, tetapi tetap dengan gerakan yang lembut menggerayangi tubuh pasangannya. Kami juga tak lepas berciuman dalam posisi ini. Kemudian kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Hanya sebentar aku bermain dalam posisi itu, lalu kutuntun dia untuk bermain di posisi yang lain.
Kuajak dia berdiri di samping ranjangnya. Awalnya dia bingung dengan posisi baru ini. Tetapi untuk menutupi kebingungannya kuciumi tengkuk lehernya dan kujilati kupingnya. Kuputar tubuhnya untuk membelakangiku, kurangkul dia dari belakang. Tangan kanannya memegang batang Kontol ku sambil mengocoknya pelan, sementara kedua tanganku memainkan payudaranya. Kemudian kuangkat kaki kanannya dan kupegangi kakinya. Sepertinya dia mulai mengerti bagaimana aku akan bermain. Tangan kanannya menuntun Kontol ku ke arah memeknya, pelan dan pasti kumasukkan batang Kontol ku dan masuk dengan lembut… ”Bleeeppp…” Ibu mertuaku melenguh dan mendesah nikmat, kutarik dan kudorong pelan Kontol ku, sambil mengikuti gerakan pantat yang diputar-putar Ibu mertuaku.
Luar biasa nikmat kurasakan pengaruhnya pada Kontol ku. Kutambah kecepatan gerakanku pelan-pelan, masuk-keluar, masuk-keluar, semakin lama semakin cepat. Kupegang erat-erat kaki kanannya agar tidak jatuh, kudekap Ibu mertuaku dengan tangan kiriku, sambil kumainkan payudara kirinya. Sesekali kuciumi tengkuk lehernya.“Ah.. ah.. Dod.. Dodo, kammuu..!” desahan erotis Ibu mertuaku mulai keras terdengar.
Cukup lama kupompa memeknya, kurasakan tubuh Ibu mertuaku bergetar.
“Ibu mau keluar lagi.. Do…” jeritnya. Mendengar kata-katanya, semakin kutambah kecepatan sodokan batangku dan…
“Acchh…aaahhh…ooochhh” keluarlah cairan ejakulasi dari memek Ibu mertuaku, turun membasahi tangan dan pahaku. Ibu mertuaku berteriak-teriak erotis dalam pelukanku. Tubuhnya berkejat-kejat liar, bergetar lemas dan langsung jatuh ke kasur.
Sesampainya di kasur kubalik tubuhnya dan kucium balik bibirnya. Kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Dia balas memelukku dan menjepit pinggang rampingku dengan kedua kakinya. Kuayun pantatku naik turun tambah cepat membuat Ibu mertuaku semakin meringkih kegelian.“Ayo Do, kamu lama banget sih.. Ibu geli banget nih..” kata Ibu mertuaku.
“Dikit lagi, Bu..!” sahutku. Ibu mertuaku membantuku keluar dengan menambah gerakan erotisnya. Pantatnya berputar-putar mengimbangi pompaanku. Bermenit-menit kukocok kemaluannya, aku mulai merasakan tanda-tanda. Kurasakan kenikmatan itu datang tak lama lagi. Tubuhku bergetar dan menegang, sementara Ibu mertuaku memutar-mutar pantatnya dengan cepat. Akhirnya…
“Crrootttt… cccrrrrooottttt… ccrrroootttttt….”
Kuhamburkan seluruh spermaku dalam-dalam ke memeknya. Ada sekitar 7 kali semburan pejuhku ke dalam memeknya.
“Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. nikmatnya” kataku. Ibu mertuaku meresponnya dengan memelukku dengan erat.
“Waduh banyak juga kayaknya kamu keluarkan pejuhmu untuk Ibu…” kata Ibu mertuaku sambil tersenyum.
Kucabut Kontol ku yang sudah kembali ciut ukurannya dari jepitan memeknya, lalu berbaring di sampingnya. Aku terkulai lemas di sisi ibu mertuaku. Kemudian Ibu mertuaku mendekatiku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Tangan halusnya membelai-belai perut sixpackku lalu bergerak turun untuk meremasi batang Kontol ku. Dia mainkan sisa cairan di ujung batangku. Aku sedikit kegelian begitu tangan Ibu mertuaku mengusap-usap kepala Kontol ku yang sudah kembali menciut.Sesaat kami saling bercanda sambil berciuman mesra. Setelah puas, kucium bibir Ibu mertuaku lembut, kemudian pamit keluar kamar untuk mandi. Tak lama ibu mertuaku ikut menyusulku mandi.
Begitu istriku pulang, kami bersikap seolah-olah tak ada yang terjadi. Kami bertiga asyik mengobrol dan bercanda-canda. Namun saat kami berpandangan, dapat kulihat sorot matanya menatapku yang seakan-akan ingin mengulanginya kembali bersamaku.
Semenjak hari itu aku sering mengingat kejadian itu. Bayangan Ibu mertuaku yang mendesah-desah nikmat merasakan pompaan Kontol ku ini sering menghiasi mimpi-mimpiku. Saat aku sedang menyetubuhi istrikupun, tetap saja ingatanku melayang ke situ. Kadang kalau aku tak sengaja menatap cermin meja rias istriku, terbayang peristiwa nikmat di hari yang indah itu. Bayangan aku dan Ibu mertuaku yang sedang asyik bergelut menimba gairah birahi.Kami saling mencabik, bergelut liar, dan mengerang-erang penuh kenikmatan. Kalau sudah begitu, Kontol ku akan bangun-tegak membesar memanjang-menuntut untuk dipuaskan kesenangan biologisnya. Akhirnya terpaksalah aku beronani untuk meredam kehausan seksual burung kesayanganku ini.
Sudah empat hari ini Ibu mertuaku pergi dengan teman-temannya dalam acara koperasi Ibu-Ibu di daerah itu. Otomatis aku hanya bisa bertemu dengannya malam saja. Hingga sampai suatu hari. Saat itu Kamis jam 05.00 sore aku sudah ada di rumah, kulihat rumah sepi seperti biasanya.Sesampainya di rumah aku bergegas untuk mandi, karena aku sudah mampir dulu di sebuah gym tadi. Sebelum masuk ke kamar tidurku kulihat di kamar mandi ada orang yang mandi. Aku bertanya “Siapa di dalam?”
“Ibu! Kamu sudah pulang Do..” balas Ibu mertuaku.
“O, iya. Kapan sampainya Bu?” tanyaku lagi sambil masuk kamar.
“Baru setengah jam sampai!” jawab Ibu mertuaku.
Kuganti pakaianku dengan pakaian rumah, celana pendek dan kaos oblong. Aku berjalan ke dapur hendak mengambil handukku untuk mandi. Begitu handuk sudah kuambil aku bermaksud kembali lagi ke kamar, mau ambil pakaian kotor sekaligus ingin mengecek HPku sebelum mandi. Saat lewat kamar mandi, kulihat Ibu mertuaku keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku menunduk mencoba untuk tidak melihatnya, tetapi dia tampak sengaja menubrukku.“Kamu mau mandi ya?” tanya Ibu mertuaku kepadaku.
“Iya, emang kenapa Bu”? tanyaku. Mataku langsung saja tertumbuk pada payudaranya yang putih dan montok itu. Ingin rasanya kujilati dan kususui sepuasnya sampai dia keluar… aku menelan ludahku membayangkan itu.
Dia langsung peluk aku dan cium pipi kananku, sambil berbisik dia berkata genit “Mau Ibu mandiin nggak?!”“Eh, Ibu. Emang bayi pake dimandiin segala” candaku.
“Ayo sini.. biar bersih mandinya..” jawab Ibu mertuaku sambil mengerling nakal dan menarikku masuk ke kamar mandi.
Sampai di kamar mandi aku taruh handukku sedangkan Ibu mertuaku membantu melepaskan kausku. Sekarang aku telanjang bulat, dan langsung mengguyur tubuhku dengan air. Ibu mertuaku melepaskan handuknya dan kitapun telanjang bulat bersama. Matanya bersinar-sinar memandangi tubuh telanjangku, seakan-akan dia ingin menelan habis diriku.
Melihat tubuhnya yang telanjang, aku spontan menelan ludahku. Kontol ku mulai naik pelan-pelan melihat suasana merangsang seperti itu. “Eh, belum diapa-apain sudah berdiri?” kata Ibu mertua menggodaku dengan mencubit pelan batang Kontol ku. Aku mengisut malu-malu diperlakukan seperti itu. Kuambil sabun dan kugosok tubuhku dengan sabun mandi.
Kita bercerita-cerita tentang hal-hal yang kita lakukan beberapa hari ini. Si Ibu bercerita tentang teman-temannya, sedangkan aku bercerita tentang pekerjaan, aktivitas olahraga, dan lingkungan kantorku. Ibu mertuaku terus menyabuni aku dengan lembut, sepertinya dia ingin membuat pengalaman mandiku kali ini istimewa.Sambil terus bercerita, Ibu mertuaku tetap menyabuniku sampai ke pelosok-pelosok tubuhku. Kadang sambil menyabuni, tangannya nakal bergerilya di tubuhku. Dicakarinya bukit dadaku. Kontol ku yang sudah tegang, dipegangnya dan disabuninya dengan lembut.
Selesai disabun aku guyur kembali tubuhku dan sesudah itu mengeringkannya dengan handuk. Begitu mau pakai celana, Ibu mertuaku melarang dengan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum nakal. Kami lilitkan handuk di tubuh masing-masing. Setelah itu ditariknya diriku ke kamarnya.Sesampainya di sana, didorongnya dadaku ke atas kasurnya. Dia sendiri langsung mengunci pintu kamarnya. Aku tersenyum melihatnya seperti itu. Dia dekati aku, lalu dia lepaskan handuk di tubuhku dan tubuhnya. Kontol ku memang sudah hampir total berdiri. Dia langsung bergerak ke arah Kontol ku dan mulai mengulum Kontol ku. Pelan tapi pasti kurasakan batang Kontol ku yang sudah berdiri, tambah mengeras, memanjang, dan membesar seiring kulumannya di Kontol ku. Gairahku pun turut memuncak. Kupegangi kepalanya yang naik turun sambil mendesah-desah nikmat. Mataku merem melek merasakan kulumannya itu.
Cuma sebentar dia ciumi Kontol ku, sekitar 10 menitan, langsung dia menaikiku kembali. Dia arahkan Kontol ku ke memeknya. ”Sleeppp…slleepp…sslleepp…” tiga kali tusukan, masuk sudah seluruh Kontol ku terbenam dalam memeknya. Dalam hati aku berpikir kalau Ibu mertuaku memang sudah rindu sekali ingin melakukannya lagi denganku. Dia angkat dan dia turunkan pantatnya dengan gerakan yang stabil. Aku pegang dan remas-remas payudaranya membuat dia seperti terbang ke awang-awang kenikmatan.
Tak lama kuubah posisi bercintaku. Aku bangkit, kudekap dia sambil terus memompa Kontol ku dalam-dalam ke memeknya, bibir dan tanganku bermain-main di payudaranya. Desahan nikmatnya tambah keras dan goyangan pantatnya tambah liar merasakan rambahan mulut dan tanganku di payudaranya. Dan efeknya, putaran pantatnya membuatku seperti gila, matanya merem melek keenakan, dan aku jadi tambah bersemangat untuk menyodok memeknya.
Menit-menit berlalu, gerakannya semakin cepat dan dia bersuara pelan “Oh… oh… ahcch…” tibalah dia ke puncak kenikmatannya. Dan tak lama kemudian tubuhnya menegang kencang dan dia jatuhkan diri ke pelukanku yang sudah kembali berbaring. Kupeluk dia erat-erat sambil mengatakan“Waduh.. enak banget ya?”
“He-eh, enak” balasnya.
“Emang ngeliat siapa di sana sampai begini?” godaku.
“Ah, nggak ngeliat siapa-siapa, cuma kangen aja…” bisik mesranya ke telingaku. Kali ini aku kembali bergerak, kuciumi dia terlebih dahulu sambil kuremasi payudaranya. Kubuat dia mendesah geli dengan rabaan tanganku di punggung dan pinggulnya, dan kubangkitkan gairahnya kembali.
Kutidurkan dia, lalu kunikmati kembali sekujur tubuhnya senti demi senti, mulai dari payudara hingga ke pangkal pahanya. Sampai di daerah memeknya, kujilati dinding memeknya sambil memainkan lobang memeknya dengan tanganku. Kujilati klitorisnya, kusedoti cairan memeknya yang mulai membanjir, dan kutusukkan memeknya dengan jari-jariku.
Ibu mertuaku mendesis-desis seperti kepedasan dan mengeluh nikmat karena gerakanku itu. Terkadang dia membuka dan merapatkan pahanya yang indah untuk mendekap wajahku, seakan-akan dia ingin agar kepalaku masuk ke lobang memeknya. Sekitar 10 menit kumainkan kemaluannya, Ibu mertuaku mulai tidak sabar.
“Ayo ah.. kamu ngebuat Ibu gila nanti…” kata Ibu mertuaku.
Aku beranjak bangun dan menindihnya sambil mengarahkan Kontol ku masuk ke dalam memeknya. Kugesek-gesekkan dahulu kepala Kontol ku di kelentitnya, lalu pelan mulai kumasukkan Kontol ku ke lobang memeknya.
Sleppp…sleppp… Pelan-pelan aku goyangkan Kontol ku, kadang kutekan pelan dengan irama-irama lembut. Tak lama masuk sudah Kontol ku ke dalam dan Ibu mertuaku mendesis seperti ular cobra. Kugoyang pantatku, kunaikkan dan kutekan kembali Kontol ku masuk ke dalam memeknya.
Aku terus bergerak monoton dengan ciuman-ciuman mesra ke arah bibir Ibu mertuaku. Sambil kuciumi mulutnya, kumainkan kembali payudaranya. Kuraba dan kuremas payudaranya dengan lembut. Sesekali kumainkan juga kelentitnya. Ibu mertuaku hanya mengeluarkan desahan-desahan nikmat dengan matanya yang merem melek.
Kulihat dia begitu nikmat merasakan pompaan Kontol ku di dalam memeknya. Dia jepit pinggangku erat dengan kedua kakinya untuk membantuku menekan batang Kontol ku, yang sejak tadi masih aktif mengocok lobang memeknya. Kedua tangannya memainkan rambut dan puting dadaku, sementara aku asyik menjilati lehernya. Cukup lama kami bermain, gerakan Ibu mertuaku bertambah liar.
“Aku nggak kuat, Do..” desah ibu mertuaku. Tak lama kemudiannya, tubuhnya mulai kejang-kejang. Rupanya dia sudah mendekati puncaknya.
“Ahhh…ohhh…Dohh…aku keluarrrr…” erang nikmat Ibu mertuaku.
Pelukannya mengetat, dijambaknya rambutku yang membasah karena keringatku dengan tangan kanannya, dan dicakarnya punggungku dengan tangan kirinya. Dibenamkan wajahnya di dada bidangku. Digigitinya putingku, dan dihisapnya lembut. Lalu kurasakan batangku tersiram cairan memeknya yang meleleh karena orgasmenya yang kedua. Aku hentikan pompaanku di memeknya, kuberikan kesempatan dia untuk istirahat sejenak setelah keluar tadi.
Setelahnya kuminta dia berganti posisi. Kali ini aku memintanya untuk menungging. Aku ingin menggaulinya dengan gaya doggie style. Ibu mertuaku tersenyum mendengar permintaanku.
“Ohh…Puasin Ibu Doh…!”
“Iya buh!” jawabku parau. Begitu dia menungging, kusaksikan pemandangan yang luar biasa dari posisi ini. Pantat Ibu mertuaku yang begitu bulat dan montok, begitu terawat berkat ketekunannya berolahraga dan minum vitamin, lobang kemaluannya yang begitu menggoda, dengan rambut kemaluannya yang terpotong rapi. Glekk… kutelan ludahku melihat pemandangan indah itu.
Kujilati sebentar daerah kemaluan dan lobang anusnya itu. Kujilat dan kusedot-sedot memeknya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan lidah dan jari-jari tanganku secara bergantian. Ibu mertuaku mendesah-desah nikmat merasakan kenakalan tangan dan mulutku itu.
“Ayyyoohhh…Ddohhh…Cepetannn masukiiinnn burungmuhh ituhhh…” Ibu mertuaku memohon dengan nada memelas. Sebenarnya aku masih ingin bermain di daerah miliknya, tapi khawatir istriku akan pulang sebelum perbuatan mesum kami ini selesai. Kuposisikan Kontol ku ke arah memeknya. Kumasukkan perlahan demi perlahan Kontol ku ke dalam miliknya. Sleeppp…sleep…bleeppp…masuk sudah seluruh Kontol ku tertelan memeknya, dan mulai kupompa dia.
Tak lama kurasakan memeknya mulai membasah, seiring dengan semakin cepatnya pompaan Kontol ku di memeknya. Desah dan rintih penuh kenikmatan mulai terdengar kembali dari mulut kami berdua, seiring dengan meningkatnya intensitas persetubuhan itu. Keringat deras mulai bercucuran di sekujur tubuhku, dan beberapa di antaranya berjatuhan di tubuh Ibu mertuaku, yang juga sudah licin oleh keringatnya sendiri.
“Dohh…ohhh…ahhh….ennaakkk…terusss…” desah nikmat Ibu mertuaku merasakan pompaan Kontol ku yang semakin cepat dan liar di memeknya. Kuremas-remas payudaranya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan jari tengahku.
“Ohhh…aahhh…asshh…beginihh…Buhhh…?” tanyaku sambil terus memompa, sesekali menghujam-hujamkan Kontol ku hingga melesak jauh ke dalam memeknya.
“Oohh…ahhh…Iyaahhhh…kaya…gituuhhh…” balas Ibu mertuaku, penuh kenikmatan. Aku semakin menambah kecepatan gerakanku apalagi setelah Ibu mertuaku memintaku untuk keluar berbarengan, aku menggeliat menambah erotis gerakanku. Hampir sejam sudah kami bergelut, bermandi keringat, lalu…
“Acchh.. sshh.. ahhh.. ohhh” desah Ibu mertuaku sambil menjepit erat-erat Kontol ku dalam memeknya. Keluar sudah cairannya membanjiri Kontol ku. Semenit kemudian ketika aku hampir keluar, kutekan dalam-dalam Kontol ku ke dalam memeknya. Dengan jeritan yang keras, kuhamburkan spermaku keluar dan masuk ke dalam memek Ibu mertuaku.
“Crrroooottttt… ccrrrrooottttt…. Cccrrrrrooottttt….”
“Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. oohh…nikmatnya” desahku. Aku benar-benar puas dibuat Ibu mertuaku, sepertinya spermaku benar-benar banyak keluar, membasahi lobang dan dinding memek Ibu mertuaku. Untuk sesaat kami masih mempertahankan posisi seperti ini, sambil merasakan sisa-sisa nikmatnya orgasme. Aku terus memegang erat pinggulnya erat-erat sambil sesekali menekan Kontol ku dalam-dalam, memastikan tak ada spermaku yang tersisa di kepala Kontol ku. Lalu kutarik Kontol ku dari dalam memeknya.
Kuperhatikan spermaku dan cairan birahinya, meluap keluar dari lobang memeknya saat kutarik Kontol ku dari sana.
“Mungkin nggak ketampung makanya tumpah” komenku dalam hati.
Ibu mertuaku langsung berbalik posisi dan berbaring disusul aku kemudian. Dia langsung merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk diriku mesra. Tangannya membelai-belai dadaku dan puting-putingnya. Sesaat kami masih saling bercanda, sambil berciuman mesra, dan meremas anggota seksual pasangannya. Sesudahnya aku beranjak bangkit, pamit ke kamar mandi lalu mandi lagi.Kubersihkan sekujur tubuhku dari sisa-sisa keringat dan sperma di Kontol ku. Ibu mertuaku pun menyusul mandi tak lama kemudian.
Setelah peristiwa nikmat yang kedua di hari itu, hubunganku dengan Ibu mertuaku menjadi tambah mesra saja. ‘Kuhajar’ dia di mana saja, di kamar mandi, kamarnya, kamarku, dapur, dan di ruang tamu kalau suasananya mendukung. Kadang kalau lagi nafsu-nafsunya dia sering mengajakku bercinta secara kilat di mana saja dia mau. Sebenarnya aku berusaha menghindar untuk berkencan lagi dengannya, tetapi kita hanyalah manusia biasa yang terlalu mudah tergoda dengan hal itu.
Aku selalu terangsang dengan kemolekan tubuh, kemampuan oral, dan jepitan memeknya. Sebaliknya dia tergila-gila dengan tubuh atletis, ukuran burung, dan keperkasaanku di atas ranjang. Hubungan mesum kami terus berlanjut selama enam bulan ke depan, hingga akhirnya dia memutuskan pindah dari rumahku. Ibu mertuaku pindah ke rumah anaknya yang sulung, aku tahu maksudnya. Tetapi istriku tidak menerimanya dan berperasangka negatif bahwa dia tidak mampu menjaga ibunya yang satu itu. -
Brunette female Mia Manarote has makes her porn debut with her new friend
Duniabola99.org– Anda sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99.org yang selalu update dan membagikan Foto-foto ngentot terbaru 2018.
-
Slippy brunette amateur gets her bald cunt cocked up outdoor
Duniabola99.org – Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.