• Cerita Dewasa Tamu hotelku Ngentot dengan aku

    Cerita Dewasa Tamu hotelku Ngentot dengan aku


    1641 views

    Cerita Seks Terbaru – Gue ingin berbagi pengalaman ngesek dengan tamu hotelku yang cantik. pengalamanku ini berawal dari disuruh ngerekam adegan seks dan berakhir dengan ngentot pemeran seks wanitanya. gimana cerita seks ini berawal? yuk simak aja cerita seks berikut ini.

    Pagi itu seperti biasa setelah menyiapkan trolley gw mulai menyatroni kamar sati persatu. sekitar jam 9 setelah kelar 2 kamar, gw parkir trolley di depan kamar ketiga, setelah 3 kali pencet bel gak ada yang keluar gw masuk. dari kamar mandi terdengan suara shower, begitu nyampai di kasur gw lihat seorang wanita di balik selimut lagi asyik main hp.

    mau bersihkan kamarnya mbak ? tanya gw berusaha sopan,
    oh boleh mas, umm saya harus keluar dari ranjang nie??
    iya mbak, spreinya kan harus di ganti yup gw saat itu lagi megang sprei di tangan gw

    memberi isyarat tunggu, kemudian wanita itu mengambil baju yang di letakkan di meja kecil di sisi ranjang. kemudian ia beranjak bangkit setelah memaikai baju itu, baju yang sangat kebesaran, wanita berdarah chinese dengan rambut warna coklat sebahu, umur sekitar 20-24an, tinggi kira kira 160cm, mungil memang, namun memiliki dada yang sangat besar, bahkan dari balik baju yang sangat kebesaran itu dadanya masih terlihat menonjol, dengan puting yang perlahan menceplak di balik baju.

    Wanita itu kemudian berdiri di sudut ruangan, memperhatikan handycam yg berdiri dengan tripod di sudut ruangan, sementara gw mengganti seprei sambil sesekali mencuri lihat kearah wanita itu. junior gw mulai tegang ga karuan ngeliat wanita hanya berbalut baju putih tipis.

    Ga lama sesosok pria paruh baya berbadan agak gemuk keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk. Ia langsung berjalan menghampiri wanita itu.

    tuh kaan om, jelek hasilnyaaaa wanita itu memperlihatkan hasil rekaman kepada pria itu.
    mau gimana lagi, kan tripod, kalo dipegang lebih jelek lagi

    Kemudian mereka berdua berbisik, entah apa yang mereka bicarakan ga kedengeran. Hanya akhir perbincangan yg gw denger

    tapi aku malu om gapapa, anggep aja salah satu temen om

    Kemudian pria itu menghampiri gw yang baru saja kear mengganti seprai mereka (maklum 3 lapis, agak lama).

    mas, bisa bantu saya ga? tanya pria itu
    bantu apa ya pak?


    saya mau minta tolong, rekamin saya ama si eneng dong, buat kenangkenangan, nanti malam saya harus terbang pulang
    rekamin.apa ya pak? gw kembali bertanya untuk memastikan
    rekamin kami main lah mas, di tripod jauh banget, kalo saya pegang ga fokus, butuh orang yang rekamin
    kenapa ga make jasa juru rekam aja pak?
    saya mau bikin koleksi pribadi, bukan film bokep buat ditonton orang, ga perlu ampe profesional gtu kan, saya minta kamu karena kamu ga mungkin berani macem2, bisa masuk penjara kamu kalo berani macem2
    kenapa harus saya pak
    gini deh mas, saya bayar, mau apa gak?
    Widih, ngeliat gadis telanjang, dibayar pula, siapa yang nolak rejeki gini!

    Gw kemudian meminta izin untuk merapikan trolley. Gw sembunyikan trolley di ruang pantry, kemudian memasang tanda privacy di pintu, dan menguncinya. Kami kemudian melakukan briefing sebentar. Dari situ gw tau wanita itu bernama cindy, umur 21, dan pria itu mengaku bernama Sam (di daftar tamu namanya Samsuri)

    Dai briefing singkat itu diputuskan gw boleh mengambil video sedekat mungkin, tangan gw juga boleh ngasih isyarat biar gambar yg diambil bagus, tapi gaboleh megang daerah terlarang Cindy, agak kentang juga sih sebenarnya, tapi gapapalah lumayan. Video ini tanpa cut sama sekali jadi gw gaboleh ampe bad angle, damn juga sih.

    Setelah semua setuju, gw ngambil handycam yang masih berdiri tegak di tripod, sedangkan cindy berdiri menghadap jendela, membelakangi gw. Sam kemudian memeluk Cindy dari belakang dan perlahan menaikan kaos yang dipakai Cindy. Gw lihat Cindy masih nampak malu, namun sam sepertinya tanpa ragu membuka kaos yg dipakai Cindy. Tangan Cindy langsung menutupi dada dan vaginanya, Sam langsung membisikan sesuatu di telinga Cindy. Nampak sekali Cindy masih malu untuk telanjang di depan orang yang baru dikenalnya.

    Dan gw hanya memperhatikan mereka dari ¾ belakang. Setelah beberapa saat membisikan sesuatu, tangan cindy nampak mulai turun, berganti kedua tangan Sam yang memegang penuh kedua dada Cindy. Secara perlahan mereka berbalik arah. Kini mereka berdiri tepat berhadapan dengan gw. Kedua tangan Sam menutupi dada Cindy, namun telapak tangan Sam tidak cukup besar untuk menutupi dada Cindy yang memang besar, sedangkan kedua tangan Cindy menutupi vaginanya, ia hanya tertunduk malu.

    udah gapapa hunny, anggep aja ga ada orang, kita berdua doang, bujuk Sam lembut
    gapapa gimana, aku malu sayang. cindy menjawab dengan wajah yg masih tertunduk

    Cindy yg berdiri di hadapan gw nampak berbeda dengan cindy yang gw liat ketika pertama masuk kamar ini.

    gini, gimana kalo kita mulai dari pakaian lengkap? Biar mbak Cindy agak lebih biasa, juga biar hasilnya ga rekaman ml doang, kan menggairahkan banget tuh proses bugilnya gw berusaha memberi masukan, dan mereka nampaknya setuju.

    Cindy kemudian menarik handuk yang masih melingkar di pinggang Sam, ia menggunakan handuk tersebut untuk menutupi tubuh bagian depannya dan melangkah cepat menuju lemari, sedangkan Sam masih berdiri dengan penis yang sudah mulai menegang (sialnya gw liat)

    Adegan dimulai, sam bersandar ke kepala ranjang dengan posisi duduk. Gw mengambil gambar kearah lemari, dan Cindy mulai berjalan masuk ke dalam frame. Ia mengenakan piyama satin berwarna merah padam. Raut wajahnya masih agak malu. Sam memberi isyarat pada cindy untuk duduk di samping kirinya. Kemudian Sam mulai melumat bibir Cindy, awalnya Cindy masih kaku ketika berciuman disorot kamera, namun seiring libidonya bangkit ia membalas ciuman Sam.

    Mereka berdua semakin ganas saling melumat, gw menyorotnya cukup dekat. Sam kemudian melingkarkan tangannya di sekitar perut cindy, memposisikan Cindy tidur telentang sambil terus berciuman dengan ganasnya. Tangan kanan Sam kemudian meremas dada kiri Cindy. Nafas cindy semakin memburu, dan junior gw mulai menegang merekam adegan ini.

    Gw kemudian menginstruksi posisi mereka, Sam sepertinya paham dengan kode yg gw kasih. Ia kemudian duduk bersandar dengan posisi kaki diregangkan, ia memeluk Cindy dari belakang. Sam lalu menjilati leher cindy, sesekali mencupangnya hingga menimbulkan bekas kemerahan. Kedua tangan Sam sibuk meremas kedua dada Cindy. Suara lenguhan mulai terdengar, tangan Cindy berada di paha Sam, namun Cindy terus menutup matanya, mungkin ia sedang memotivasi diri dengan ga liat gw.

    Ya memang gw duduk bersila tepat di hadapan mereka. tangan kiri Sam beranjak turun, sepertinya Cindy paham, ia langsung meregangkan kakinya untuk mempermudah Sam. Tangan kiri sam masuk ke dalam celana Cindy, sesaat tubuh Cindy terhentak seperti mendapat rangsangan hebat, yup jemari Sam kini bermain di bibir vagina cindy. Sementara tangan kanan Sam mulai melepas kancing piyama Cindy satu persatu. tanpa menunggu perintah, Cindy membantu melepaskan atasan piyamanya ketika semua kancing terbuka, kini ia mengenakan bra berwarna krem, bra itu tak cukup menahan kedua dadanya yang seperti siap melompat keluar.

    Kedua tangan Sam kembali meremas dada Cindy, seperti terganggu dengan bra yang dipakai, sam melepaskan pengait dan dalam sekejap bra itu dilempar Sam ke sembarang arah. Kini nampak dada Cindy bergerak liar. Sam meremasnya dengan ganas, ia kemudian memainkan puting cindy yang sudah menegang berwarna pink kecoklatan. Juniorku sepertinya sudah berdiri tegak ketika melihat dada Cindy yang begitu besar dan kenyal. Sam kemudian memberi instruksi agar Cindy menghisap penisnya.

    Cindy kemudian membalikan badannya, tangannya perlahan mengocok penis Sam. Lalu Cindy mulai memasukan penis itu kedalam mulutnya, perlahan ia mengulum penis itu sambil tangan kanannya mengocok pangkal penisnya. Kuluman Cindy semakin cepat ketika tangan Sam kembali meremas remas dada Cindy. Kini Cindy sudah berani melihat kamera. Ia bahkan seperti tersenyum ketika melepas kulumannya dan mengocok penis Sam dengan cepat lalu kembali mengulumnya.

    Beberapa menit berlalu dan Sam menarik kepala cindy untuk berhenti mengulum penisnya, haha sepertinya dia mau keluar. Kemudian mereka berganti posisi, Cindy tidur telentang. Sam kembali melumat bibir cindy, lalu turun menjilati leher hingga dadanya. Sam menjilati dada Cindy dengan ganas, ia bahkan beberapa kali menggigit kecil puting cindy.

    Lalu jilatan Sam kembali turun, sebentar ia menjilati pusar Cindy, kemudian sampai di batas celana. Kedua tangannya kemudian menggenggam dua sisi pinggang Cindy dan dengan ganas menurunkan celana beserta CD cindy. Dan nampaklah vagina Cindy yang berwarna pink merekah hampir tak ditumbuhi bulu. Sepertinya cindy sangat rajin mencukur vaginanya.

    Mereka kini bertelanjang bulat, dan junior gw sudah berdiri sangat tegak melihat tubuh Cindy yang begitu luar biasa. Sam nampak kesulitan menjilati vagina cindy, ya memang posisinya membuat vagina itu agak tertutup. Kemudian Sam mengangkat dan merentangkan kedua kaki Cindy, membuat vagina Cindy mudah untuk dijilati. Dan tak butuh waktu lama untuk kepala Sam tenggelam diantara pangkal paha Cindy. Sesaat tubuh cindy membusur dan lenguhan terdengar cukup nyaring.

    Gw bingung gimana nyorot vagina cindy karena semua yg terlihat Cuma kepala Sam dengan rambut yang mulai menipis. Akhirnya gw sorot Cindy yang terus melenguh. Kedua tangannya meremas memainkan dadanya sendiri. Cindy terus mendesah, matanya merem melek keenakan. Sekian detik cindy ga sadar gw nyorot dadanya begitu dekat, udah di ubun ubun gw pengen meremas dada Cindy yang nampak besar dan kenyal itu. tapi apa daya karir taruhannya.

    Gw nyorot naik, biar dapet ekspresi dan lenguhan Cindy. Ia nampaknya sadar gw nyorot begitu deket ke wajahnya, gw berlutut di kasur tepat di samping Cindy. Ia melihat kearah handycam dan memasang muka menggoda. Ia menggigit kecil bibir bawahnya. Entah Cindy sebenernya menggoda gw atau ekspresi ke handycam, yg jelas ia sudah sama sekali ga menunjukan ekspresi malu.

    Libidonya sudah sangat tinggi sepertinya. Beberapa saat ia kembali membusur dan meracau keras. aaahhhhh nampaknya ia mengalami orgasme pertamanya. Dan tak diduga tangan kanannya tetiba mencengkram junior gw. Mukanya sedikit kaget bercampur sange. Yup ukuran penis gw jauh lebih besar dari Sam. Jemari Cindy perlahan mengocok penis gw yang masih terbungkus celana.

    Cindy memberi kode untuk gw merubah posisi merekam, gw yg tadinya di sebelah kanan Cindy kini berlutut di sebelah kirinya. Ia kemudian menyilangkan kakinya, mengunci kepala Sam diantara pangkal pahanya, dan Sam semakin ganas menjilati vagina Cindy. Tangan kanan Cindy menjambak mesra rambut Sam, lalu ia membenamkan kepala Sam di pangkal pahanya.

    Tangan kiri Cindy perlahan menarik tangan kiri gw yang memang ga memegang handycam. Ia menariknya kearah dadanya, dan tanpa ragu gw meremas dada Cindy. Begitu besar kenyal dan lembut, gw meremasnya semakin keras sambil sesekali memilin putingnya. Cindy meracau tak karuan. Gw berusaha keras memikirkan bagaimana cara menjilati dada Cindy. namun terlambat, Sam menengadahkan kepalanya dan dengan cepat gw menarik tangan gw dari dada Cindy. Sam sepertinya ingin langsung menusukan penisnya kedalam vagina Cindy.

    Gw berusaha menahan agar Sam tak buru buru ml. Gw kemudian nyorot tubuh Cindy, dari dada turun hingga atas vaginanya. Sam tau maksud gw, jemarinya memainkan bibir vagina Cindy, gw menyorotnya dengan jarak yang sangat dekat. Dua jari Sam mencoba membuka bibir vagina Cindy. Terlihat sangat jelas vagina pink merekah itu sudah sangat basah, entah liur Sam atau memang dari cairan vagina Cindy.

    sayaang kiss me cindy tetiba merajuk. Sam hanya tersenyum sesaat, ia yang telah duduk di samping Cindy kemudian kembali melumat bibir mungil Cindy. Tangan Sam kembali memainkan dada Cindy, sedangkan Cindy memeluk Sam sangat erat, salah satu tangannya mendorong kepala Sam aga tak menghentikan ciuman mereka. kaki Cindy yang sempat merapat tetiba direntangkan sangat lebar, well gw tau nih maksudnya.

    Kemudian gw mengarahkan kamera sangat dekat dengan dada Cindy yang sedang diremas remas oleh Sam, sementara tangan kiri gw perlahan menyentuh bibir vagina Cindy. Ga ada respon apapun seperti menutup kakinya, berarti memang boleh, dan tanpa buang waktu gw memasukan jari tengah gw ke liang vagina Cindy. Terasa sempit dan sangat basah. Tetiba Cindy merapatkan kakinya, bersamaan dengan kepala Sam yang bangkit.

    Sam sepertinya sudah tak sabar, dengan segera ia memposisikan tubuh Cindy dan mengarahkan penisnya ke bibir vagina Cindy, setelah beberapa gesekan penis itu masuk ke dalam liang vagina cindy. Perlahan Sam memompa vagina Cindy, ia kemudian mempercepat temponya. mmppff, ahhhh.. Cindy meracau keras sambil kedua tangannya meremas dadanya.

    Beberapa menit berlalu, Sam seperti kehabisan tenaga. Ia membalikan posisi, kini mereka berada di posisi WOT. Tubuh Cindy bergerak naik turun, dadanya bergoyang bebas. Cindy kemudian mempercepat tempo permainannya, kedua tangan Sam meremas dada Cindy, membuat libido Cindy semakin meninggi

    ahhh oomm.mau keluaar
    mppff ahhhom juga sayaang

    Dan tubuh mereka meregang bersamaan, beberapa detik kemudian Cindy yang sudah lemas menjatuhkan diri ke ranjang. Ga mau kehilangan momen gw langsung menyorot vagina Cindy, tangan kiri gw meregangkan paksa kaki Cindy. Terlihat jelas cairan putih meleleh keluar dari lubang vagina Cindy. Nafas Sam nampak sudah terengah engah, begitu pula Cindy, tapi entah kenapa lebih terdengar seperti nafas yang masih memburu. Ya memang permainan mereka terbilang cukup singkat, jauh lebih lama foreplaynya. Dan CUT..!! pengambilan video selesai. Gw melipat layar handycam dan mematikannya.

    Sam berusaha bangkit untuk melihat hasil rekaman, sedangkan Cindy membersihkan sisa cairan kental yang masih keluar dari vaginanya dengan tisue. mata gw masih gabisa berpaling dari tubuh Cindy yg telanjang bebas di atas ranjang. Sam nampak puas dengan hasil rekaman gw. Setelah ia selesai menonton rekaman tersebut, ia kembali memberikan handycam ke gw. Sam beranjak menuju kamar mandi, katanya sih mau mandi, siapa peduli. Gw duduk di tepi ranjang, ngeliat hasil rekaman gw barusan, well menggoda banget ampe buat junior gw kembali naik. Cindy juga beranjak duduk di samping kiri gw, kami nonton rekaman itu bersama.

    Tetiba tangan Cindy menggenggam junior gw yg udah berdiri keras dibalik celana. pengen ya? goda cindy. banget lah, siapa yg ga mau ama cewek secantik kamu gw hanya menjawab seadanya, takut juga karir taruhannya. yuk.. aku masih pengen nii. om Sam cepet bangeet keluarnya, bete kan Cindy kembali menggoda. Tangannya masih memainkan junior gw dari luar celana. Memang permainan mereka tadi jauh lebih sebentar dibanding foreplaynya. Maklum umur, hahaha. takut mbak, bisa dipecat kalo ketauan gw menjawab berusaha menguatkan diri dan nyari motivasi.

    Kemudian tangan Cindy melepaskan kait celana dan menurunkan restleting gw. gapapa, om Sam kalo mandi itu lama banget. kalo mp3nya dah kedengeran berati udah mulai mandi, kalo lagunya mati berati selesai mandinya Cindy berusaha meyakinkan gw. Well kepalang tanggung, nafsu udah di ubun ubun gini.

    wah gede banget penis kamu den, jauh ama om Sam Cindy memuji sambil tangannya mengocok penis gw. Gw meliat handycam yang masih gw pegang dan menaruhnya di meja kecil samping ranjang. Cindy langsung inisiatif, kepalanya mendekati penis gw, terasa kemudian bibirnya di kepala penis gw, dan mulai masuk hingga setengah. Perlahan tapi pasti Cindy mulai mengulum penis gw. Semakin cepat Cindy mengulum penis gw, nafasnyapun terdengar semakin memburu.

    Cindy melepaskan kulumannya, ia segera beranjak berdiri dan memposisikan diri, tangannya memegang penis gw, mengarahkan vaginanya untuk dimasuki penis gw. Setengah duduk membelakangi gw ia menggesekan penis gw sebenta ke vaginanya, dan perlahan penis gw masuk kedalam vaginanya. Terasa basah, hangat dan amat sempit. Dan blesssseluruh penis gw masuk ke liang vagina Cindy. Tangan cindy bertopang di paha gw, dan badannya mulai naik turun perlahan. Kedua tangan gw meremas dada Cindy yang bergoyang bebas. Sesekali gw mainkan putingnya.

    Goyangan Cindy semakin cepat, begitu pula gw meremas dada cindy semakin kencang. Nafas Cindy yang sangat memburu berganti menjadi lenguhan. Mppff, aahhhh.. 5 menit berlalu dan lenguhan Cindy menjadi semakin kencang aahhh mau keluaaar beberapa detik kemudian kurasakan penis gw dibanjiri cairan hangat, meleleh keluar hingga membasahi paha gw.

    Tempo permainan Cindy semakin lambat, agak lemas sepertinya, namun lenguhannya masih cukup kencang. Ngeri juga kalo ampe kedengeran Sam. Gw sedikit menarik badan gw ke tengah kasur kemudian melempar tubuh gw ke kasur. Cindy membalikan tubuhnya, kami berganti menjadi WOT. Cindy nampak bersemangat kembali, ia bergoyang maju mundur, atas bawah dengan tempo yang lumayan cepat. tangan gw kembali meremas kedua dada Cindy. Ia mulai kembali melenguh, gw pun mulai meracau. Segera kutarik kepalanya, dan melumat bibirnya. Ia membalas dengan liar.

    Tubuh kami bergoyang cukup cepat, dan gw ga melepaskan ciuman kami. Gw takut juga kalo dia melenguh terlalu keras. 4menit berlalu, cindy menggigit bibir bawah gw, tubuhnya meregang. Dan kembali kurasakan ogasme kedua Cindy. Cairan hangat itu kembali menyembur kearah penis gw. Kali ini lebiih banyak dari yang sebelumnya. Cindy berhenti bergoyang aku capekkamu kenapa belom keluar juga sih? dan gw hanya tersenyum sambil mulai bergoyang. Cindy mulai terangsang kembali hingga ia mulai melenguh. jangan kelamaan, ntar Sam keburu keluar daaan kata2 Cindy seketika membuyarkan kenikmatan gw.

    Gw menggulingkan tubuh Cindy hingga penis gw keluar dari vaginanya. Gw memberi instruksi agar ia mengambil posisi menungging di bibir ranjang. Gw berdiri di belakangnya, pas posisinya. Segera gw arahkan penis gw masuk ke vaginanya. Kini kami dalam posisi doggie style. Kupegang erat pinggulnya dan perlahan memompanya. Perlahan dan semakin cepat. Cindy mulai kembali melenguh. Gw tau gw gapunya banyak waktu, kedua tangan gw kemudian memegang dan meremas perlahan dada Cindy yang bergantung bebas, dan gw percepat pola permainan gw. Tangan Cindy seketika mengambil bantal yang tergeletak di dekatnya dan menutupi wajahnya. Gw pompa semakin cepat.

    Suara erangan Cindy cukup kencang namun diredamkan oleh bantal. Sedangkan gw berusaha menahan lenguhan sebisanya sambil terus memompa cepat vaginanya. Vagina yang sudah sangat basah itu mengeluarkan bunyi yg cukup kencang ketika penis gw memompanya.
    shhh aahhh mau keluar neng cindy melepaskan bantal dari wajahnya dan menjawab mff aaaaaah aku jugadi dalem ajaaa

    Kembali terasa cairan hangat membanjiri vagina, dan nyaris bersamaan gw mencapai orgasme, croot croot croot croot6 tembakan bersarang langsung ke dalam liang vagina Cindy. Gw masih tetap memompa dengan tempo yang semakin lambat. Semenit kemudian barulah gw cabut penis gw yang mulai menyusut dari vagina cindy. Dan gw lihat cairan putih sperma gw bercampur cairan vagina cindy meleleh keluar dari vaginanya.

    Cindy tergolek lemas sesaat, dan berusaha bangkit. Gw masih berdiri di tepi ranjang, mencoba mengatur nafas. Cindy duduk bersila di hadapan gw. Vaginanya masih terus mengeluarkan cairan kental kami. Ia menjilati penis gw dan mengulumnya sebentar, mencoba membersihkan gw rasa. ure the greatest puji Cindy kamu juga

    Gw kembali memakai celana gw, sementara cindy membersihkan vaginanya. mending kamu buruan deh sebelum Sam selesai mandi dan gw menjawab dengan memegang lembut dagunya dan kembali menciumnya. okeh, thx bgt gw beranjak keluar dari kamar tersebut. gw tau tugas gw sangat terbengkalai dan gw akan ngelembur ampe magrib, tapi gapapalah untuk sebuah kesenangan yang sangat langka ini.

  • Beronani Sambil Mengintip Anak Bosssku Yang Eksibisionis

    Beronani Sambil Mengintip Anak Bosssku Yang Eksibisionis


    1641 views

    Duniabola99.org – Asalku dari kampung di Jawa. Setelah lulus SMU aku mengadu nasib ke Jakarta. Dasar sial aku gak bisa dapet kerjaan yang cocok. Mau balik malu. Akhirnya setelah beberapa kali ganti kerja akhirnya aku bekerja jadi kacung rumah tangga. Majikanku seorang keturunan. Ia tinggal dengan istrinya dan anak perempuannya yang bungsu.

    Majikanku anaknya tiga orang, yang dua sekolah di luar negeri. Yang bungsu baru masuk kuliah tingkat satu. Namanya Vera, tapi aku biasa memanggilnya Nonik. Sebenarnya aku nggak berani berpikir macam-macam karena ia adalah majikanku. Tapi akhirnya aku jadi tergoda juga karena selain orangnya cantik kayak artis mandarin dia suka pakai pakaian yang ketat dan seksi.

    Kadang ia memakai dasternya yang cukup tipis dan tembus pandang, keliatan kulit tubuhnya yang putih mulus sampai BH dan celana dalamnya pula. Ditambah bau tubuhnya yang harum. Apalagi aku sejak dari kampung selalu mengagumi kecantikan artis-artis mandarin dari televisi. Diam-diam aku jadi ngaceng juga kalo ngelihat dia.

    Kadang waktu duduk kedua kakinya agak terbuka. Pertamanya kelihatan pangkal pahanya saja yang putih mulus dan menggairahkan. Terus aku nyari posisi yang pas sambil ngepel di kolong meja aku leluasa melihat pahanya sampai ke celana dalamnya. Ketauan celana dalamnya warna coklat. Langsung aku jadi ngaceng. Rasanya pengin ngeraba-raba pahanya dan melihat yang di balik celana dalamnya itu. Sempat beberapa saat aku liatin terus. Kadang ia pakai baju yang lehernya agak rendah jadi keliatan belahan dadanya bagian atas. Atau pakai baju putih tapi BH-nya warna hitam. Semua itu bikin aku jadi adem panas.

    Suatu malam aku lagi nonton TV di ruang tamu. Waktu itu tuan dan nyonya sudah tidur. Vera baru pulang dan setelah itu mandi. Setelah selesai mandi, ia memakai kimono yang agak basah. Kulihat sekilas dadanya bergerak-gerak dengan bebas. Wah, apa dia nggak pake BH, pikirku. Seketika anu-ku menjadi menegang.

    Memang dadanya cukup besar dan padat berisi. Pernah kulihat ukuran BHnya 34C. Setelah itu ia memanggilku minta makanannya untuk dipanasi. Karena bajunya yang agak basah, kelihatan kedua putingnya yang menonjol di balik dasternya dan bergerak-gerak. Seketika aku menjadi tambah ngaceng menyadari aku melihat payudaranya Nonik.

    Dengan rambutnya yang agak basah membuatnya makin menggairahkan. Kalau nggak ingat ia putri majikanku dan majikanku ada di kamar mungkin ia sudah kuciumi dan .. Tapi aku nggak melakukan apa-apa cuma seringkali melirik ke arah dadanya. Herannya ia cuek saja, seolah-olah tidak ada apa-apa.

    Malamnya aku benar-benar nggak bisa tidur. Aku ingin onani tapi keinginanku bisa kutahan sampai akhirnya aku tertidur. Tapi malam itu aku jadi mimpi basah dan sadar sepenuhnya. Kurasakan air maniku keluar banyak sekali sampai celanaku benar-benar menjadi basah. Dalam mimpiku aku masuk ke kamarnya, kutelanjangi dia kemudian ia kusetubuhi sampai dia nggak perawan lagi. Benar-benar itu adalah mimpi basahku yang terhebat yang pernah kualami. Sejak saat itu aku jadi tak tertahankan lagi untuk onani hampir tiap malam membayangkan Nonik.

    Sejak saat itu semakin sering saja kejadian-kejadian yang kebetulan . Misalnya saat tuan dan nyonya sedang mengurus tanamannya di taman, aku lagi nyapu ruang tamu, nonik keluar dari kamarnya tanpa memakai BH. Kadang ia memakai BH tapi mungkin terbuat dari bahan yang tipis sehingga membuat kedua putingnya tampak menonjol. Secara pukul rata, hampir tiap hari aku bisa ngeliat susunya Nonik kadang malah sehari lebih dari sekali. Dan semuanya itu dilakukan seolah-olah hal yang biasa dan anehnya Nonik Vera cuek aja seperti nggak ada masalah apa-apa. Akibatnya aku jadi terbiasa tiap hari onani.

    Hal paling hebat yang pernah kualami, kebetulan kamar Nonik ada jendela yang menghadap taman di dalamnya ada kamar mandi sendiri. Beberapa kali di waktu malam aku coba ke taman, siapa tahu tirai plastiknya terbuka jadi aku bisa ngeliat ke dalam. Beberapa kali hasilnya kosong sampai suatu saat..

    Malam itu tirai plastiknya nggak tertutup rapat jadi aku bisa melihat ke dalam apalagi di luar gelap sementara di dalam kamar terang karena lampu. Kulihat kamarnya kosong, kayaknya ia di kamar mandi. Tak lama kemudian ia muncul. Pake daster yang sama waktu pertama kali aku ngeliat dadanya itu. Kali ini juga ia tidak memakai BH.

    Lalu dengan posisi membelakangiku ia menanggalkan bajunya! terlihat olehku dari belakang postur tubuhnya dan lekuk-lekuknya yang menggiurkan. Ia cuma mengenakan celana dalam saja warna merah muda. Rambutnya yang sebahu menutupi punggungnya bagian atas. Selain itu kelihatan jelas kulit tubuhnya yang putih halus dan mulus, pinggangnya yang ramping serta pinggulnya yang seksi.

    Kemudian ia mengambil daster di lemari. Tiba-tiba terdengar bunyi dering telepon sehingga ia tidak jadi mengambil dasternya. Malah ia mendadak berbalik! Wah, buset! Baru kali ini aku melihat payudaranya secara jelas banget. Ternyata payudaranya benar-benar indah.

    Padat berisi dan ukurannya proporsional dengan tubuhnya yang tinggi serta masih kencang. Putingnya menonjol keluar serta warnanya merah segar. Cocok sekali dengan celana dalamnya. Ia berbincang-bincang di telepon sambil duduk di meja menghadap kaca yang arahnya 90 derajat dari posisiku.

    Semuanya itu dilakukan saat ia telanjang dada! Berkali-kali payudaranya bergerak-gerak mengikuti gerakan tangannya. Aku bisa melihat payudaranya dari dua arah, dari samping agak belakang serta dari pantulan kaca. Langsung aku memegang-megang Ujangku. Selesai telpon ia mencuci mukanya di wastafel hanya dengan memakai celana dalam saja.

    Kembali aku melihat dadanya dari sudut yang lain. Akhirnya pada posisi menghadap frontal ke arahku ia melakukan gerakan melepas celana dalamnya! Ouch. Akhirnya pada malam itu aku berhasil melihat tubuh Nonik Vera yang telanjang bulat tanpa selembar benang pun. Rambut kemaluannya ok juga sih. Nggak terlalu lebat dan nggak terlalu jarang.

    Tapi yang kulihat berikutnya makin membuatku tegang. Karena tak lama kemudian Nonik Vera berbaring telentang di ranjang yang persis di depanku. Kepalanya menghadap kearahku. Mula-mula ia meram beberapa saat kemudian kedua tangannya meraba-raba perut dan pahanya termasuk pangkal pahanya.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Kemudian ia menggeliat-geliat dan mulai meremas-remas payudaranya. Wah! Lalu jari-jarinya menggerak-gerakkan putingnya dan ia makin merintih dan menggeliat-geliat. Ternyata ia sedang beronani! Kemudian ia mengangkangkan kedua kakinya sampai aku bisa melihat dengan jelas vaginanya. Lalu ia menggesek-gesekkan jarinya ke vaginanya.

    Melihat itu aku jadi nggak tahan akhirnya aku menanggalkan pakaianku juga sampai telanjang bulat trus aku mengocok Ujangku sambil menonton pertunjukannya Nonik Vera. Sampai beberapa saat kemudian kita saling memainkan alat vital masing-masing.

    Sampai kemudian kulihat Nonik Vera kepalanya menghadap lurus ke atas matanya tertutup. Tangan kirinya meraba-raba putingnya sementara tangan kanannya makin kencang menggesek-gesek vaginanya akhirnya kudengar desahannya sambil tubuhnya menggelinjang. Kayaknya ia sudah orgasme.

    Tak lama kemudian sambil menatap payudaranya dan kemudian liang vaginanya dalam posisi dia yang kakinya terpentang lebar, aku mengalami ejakulasi, air maniku kutumpahkan di tanah sambil menatap liang vaginanya. Itu adalah masturbasiku yang terindah dan paling nikmat! Tak lama kemudian aku segera balik ke kamarku dan tidur dengan nyenyak.

    Sejak saat itu aku jadi makin sering melihat Nonik Vera telanjang atau setengah telanjang. Uniknya Nonik Vera sepertinya cuek aja atau mungkin pura-pura tidak tahu? Ia tidak pernah menyinggung atau berbuat sesuatu yang menunjukkan kalau ia tahu.

    Jadi kesimpulanku Nonik Vera seorang yang eksibisionis. Sungguh beruntung aku bekerja disini.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

     

  • Cerita Seks Gadis Karaoke Perawan Bernama Reni

    Cerita Seks Gadis Karaoke Perawan Bernama Reni


    1641 views

    Cerita Seks Terbaru – Istri sudah punya. Anak juga sudah sepasang. Rumah, meskipun cuma rumah BTN juga sudah punya. Mobil juga meski kreditan sudah punya. Mau apalagi Pada awalnya aku cuma iseng-iseng saja. Lama-lama jadi keterusan juga. Dan itu semua karena makan buah terlarang.

    Kehidupan rumah tanggaku sebetulnya sangat bahagia. Istriku cantik, seksi dan selalu menggairahkan. Dari perkawinan kami kini telah terlahir seorang anak laki-laki berusia delapan tahun dan seorang anak cantik berusia tiga tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan punya kedudukan dan jabatan yang lumayan. Cerita Bokep Indonesia

    Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku dihantam badai. Dan memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api hingga hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Aku sendiri tidak menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu.

    Awalnya aku cuma iseng-iseng main ke sebuah klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja datang ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja mencari laki-laki hidung belang.

    Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, Kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun. Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.

    Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.

    Sendirian aja nih…, Omm.., sapanya dengan senyuman menggoda.

    Eh, iya.., sahutku agak tergagap.

    Perlu teman nggak.. dia langsung menawarkan diri.

    Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya.

    Semula aku memang canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka.

    Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja.

    Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi. Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu akau benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah. Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.

    Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Reni. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti biasanya. Reni mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang kreditan yang belum lunas.

    Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata Reni tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah kupesan.

    Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau Reni sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara.

    Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di tubuh Reni yang padat berisi. Reni mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Reni menggerinjing dan semakin bergairah.

    Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba Reni menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.

    Jangan, Omm…, desah Reni tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.

    Kenapa tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.

    Aku…, hmm, aku… Reni tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat itu Reni kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.

    Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi.

    Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Reni yang sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Reni dengan seutuhnya, seketika itu juga Reni memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu di dalam vagina Reni, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih tidak percaya bahwa Reni ternyata masih perawan.

    Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.

    Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Reni sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi.

    Malam itu juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya. Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.

    Maafkan aku, Reni. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…, kataku mencoba menghibur.

    Reny hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi. Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.

    Aku menunggu sampai Reni keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Reni duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.

    Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang putih dan halus. Reni menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya.

    Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Reni merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.

    Pelan-pelan, Omm. Perih…, rintih Reni tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Renny menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.

    Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini Reni mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya. Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan, dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini.. hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam liang vagina Renny. Akupun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur berpelukan dengan Reni malam itu.

  • Mantapnya Goyangan Cewek PNS Yang Montok Saat DiRanjang

    Mantapnya Goyangan Cewek PNS Yang Montok Saat DiRanjang


    1640 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan Namaku Agung seorang PNS, untuk kerahasiaan aku tidak akan menuliskan tahun terjadinya peristiwa ini dan nama asli. Namun cerita ini adalah benar adanya.

    Bulan November aku mengikuti prajabatan PNS, yah tak ada yang kukenal di prajabatan ini, karena itu aku berusaha untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Pagi itu adalah jam pertama, aku duduk di bangku kelas bagian tengah, kulirik kiri dan kanan. tak ada yang kukenal.

    Namun ada satu yang menarik perhatianku, seorang gadis cantik duduk tak jauh dariku, dia nampak ramah dan selalu tersenyum, kulitnya sawo matang, namun bagiku dia terlihat yang paling cantik di kelas. Dia lalu memperkenalkan diri.

    “Nama saya Novita, aku guru tari Bali, nama kamu siapa? kok ngeliatin terus sih?”
    Aku jadi salah tingkah, lalu aku menjawab,

    “Maaf ya mbok Nov, nama saya Agung, abis ga ada yang dikenal sih…”
    “Sekarang kan udah kenal,emang umur kamu berapa? kok manggil mbok”
    “25 mbok, emang kenapa?”
    “oh, emang bener kamu manggil aku mbok, umur aku 28.”
    “Oh…”

    Meskipun dia bilang umurnya 28 tapi dia tidak terlihat setua itu, perawakannya lebih pendek dari aku dan badannya sintal. Sejak perkenalan itu kami sering ngobrol berdua pada waktu prajabatan selama 2 minggu itu, smsan dan telpon-telponan, dia juga sering ditengok sama cowok yang sama temen-temen aku dipanggil Ardy.

    Novita bilang sih itu tunangannya, aku kesel juga tapi apa daya aku cuma bisa senyum, tapi memang pada waktu itu aku belum merasakan apa-apa.
    Pada waktu sehari sebelum penutupan dia bilang begini,

    “Gung, nanti abis penutupan kita jalan-jalan yuk!?”
    “ayuk”, kataku dengan senang hati, “emang mau kemana mbok?”
    “yah, ke bioskop atau kemana gitu.”
    “oke..”

    Saat itu tiba, aku dah siap-siap untuk penutupan dan tak lupa aku membawa pakaian ganti, begitu selesai penutupan kami pergi ke bioskop, kami nonton dan sengaja memilih bangku paling pinggir, entah kenapa aku mulai berpikiran kotor, lalu aku memeluk dia, dia tidak menolak.

    Lalu aku beranikan diri untuk mencium dia, dia malah menyambut ciumanku dengan hangat. Kami berciuman lama sekali, aku melumat bibirnya dengan penuh nafsu, setelah beberapa menit dia berkata,

    “ternyata perasaan gak bisa bohong ya.”
    “iya…”

    Aku tak ragu lagi untuk memeluk dan menciumnya bahkan aku berani memegang payudaranya dari dalam bajunya sementara dia juga memegang dadaku, akhirnya kami selesai nonton film lalu aku berkata,

    “Nov..putusin cowok kamu ya, trus nikah ma aku.”
    “Ga bisa gung, aku ma dia dah lebih dari pacaran kami dah biasa begituan, tinggal dibantenin aja kami dah jadi suami istri…”

    Aku kecewa dan marah tapi ga bisa apa-apa, akhirnya aku bilang,
    “Terserah.”

    Aku tidak pernah ngehubungi dia selama beberapa hari, akhirnya aku berpikir normal aku tidak mungkin masuk ke dalam kehidupannya, yah… aku akhirnya menghubungi dia lagi dan kami ngobrol seperti biasa tanpa ada masalah lagi dan pada suatu saat dia mengajak aku makan di ayam wong Solo.

    Aku sebagai orang yang lebih miskin dari dia jelas tidak menolak. Kami pergi kesana terus kami memesan meja di tempat bebas rokok yang sepi dan tertutup.

    Setelah selesai makan, aku dan dia yang duduk bersebelahan menumpahkan rasa kangen. Kami saling mencium, saling melumat dan saling memegang. Aku berkata padanya,

    “Nov, aku pingin buat cupang di leher kamu.”
    “Coba aja!”
    Aku mencoba menghisap lehernya untuk membuat cupang tetapi gagal, dia lalu tertawa sambil berkata,

    “He… he… he… bukan gitu caranya, nih aku contohin”, dia mulai beraksi. Entah bagaimana caranya dia mengisap, yang jelas rasanya aku melayang-layang, aku cuma mendesah,
    “Ah… ah…”

    “Tuh kan, dah merah”, kata dia sambil menunjuk leher aku.
    “Dasar… Nov, kita pulang yuk.”
    “ayuk.”

    Novita lalu membayar makanan sementara aku langsung menuju mobilnya. Sesampai di rumah, pikiranku kacau karena cupang itu, aku langsung nge-sms dia,
    “Nov… aku kepingin cupangnya bukan di leher, aku pingin di dada, aku juga pingin buat cupang di dada kamu.”

    Aku kira dia marah, tapi dia malah ngebalas,
    “Gung, aku sayang ma kamu, kalau kamu buat cupang di dadaku boleh kok, selain itu sebagai tanda sayang aku, aku pingin 3d.”
    “Apaan tuh 3d?”, balasku.
    “Diputer, Dijilat trus Dicelupin.”
    “Hah!! Beneran? Atau becanda nih?”
    “beneran, masak aku main-main.”

    “Kapan kamu mau? Tapi aku belum pernah lho sayang, apa mesti pake pengaman?”
    “Aku pinginnya ga pake, tapi kalau kamu ragu lebih baik pake aja, waktunya nanti aja kalau ada kesempatan, gimana?”
    “Oke deh, met istirahat ya sayang…”
    “Istirahat apaan aku kan harus nari di Hotel sayang, nanti kalau aku ga balas berarti aku masih sibuk atau ada si dia sama aku.”

    “Ya deh, met kerja ya sayang.”
    Yah, ini adalah jadwal harian dia, dia adalah seorang penari Bali dan kadang dia nari di hotel kadang malah sampai ke luar negeri.

    Lama aku menunggu waktu itu, akhirnya aku mendapat kesempatan pelatihan 4 hari. Tetapi karena kecerdikan panitia pelatihan itu hanya 3 hari. Berarti aku hanya punya waktu 1 hari. Aku langsung nge-sms dia,

    “Nov… besok ga ngajarkan? Kita laksanakan rencana kita yuk?”
    “ayuk, nanti aku jemput dimana?”
    “Jemput aku ditempat pelatihan di Jalan Hayam wuruk.”
    “Oke!”

    Besoknya aku sudah menunggu dia di tempat pelatihan. Beberapa menit kemudian dia tiba. Aku langsung naik ke mobilnya dan ganti baju di dalamnya. Aku yang udah nafsu lalu bilang,

    “Kita mau kemana? ayuk”, Novita memakai baju yang agak ngepres di badannya, sementara di bagian bawah dia hanya mengenakan kain pantai, ketika aku lirik ternyata dia tidak mengunnakan apa-apa selain kain pantai dan tentu saja cd.

    “Jangan gitu, kita makan dulu yuk…”
    Kami lalu makan, selanjutnya kami menuju bungalow di Kuta, namun sebelumnya kami sudah membeli makan siang terlebih dahulu.

    Sesampainya di kamar bungalow, dia lalu menutup pintu, aku yang udah nafsu langsung menyerbunya. Dia lalu berkata,

    “Ga jadi ah…”
    “Trus kita ngapain kesini?”
    “ngobrol sambil tiduran.”
    “Enak aja”, aku langsung menyerbu dia berusaha melepas bajunya dan kain pantainya, lalu dia bilang,
    “Sabar dong sayang.” Novita lalu mematikan lampu, lalu menutup korden yang tadi belum tertutup.

    Aku memang udah nafsu liat kemolekan dia jadi ga memperhatikan itu. Akhirnya aku menyerbu dia, kali ini aku tidak menemukan perlawanan berarti, dia udah siap. Aku mencium dia dengan nafsu, lalu melepas bajunya dan kain pantainya, tubuhnya kini hanya ditutupi BH dan CD. Dia lalu bilang,

    “Gung… Aku pernah dioperasi di payudara dulu ada tonjolannya.”
    BHnya aku lepas lalu aku menciumi payudaranya dengan lembut,
    “ehm… ehm…”

    “Gung… ka… mu… be….bbener lembut… ah ah ahh..”
    Desahannya membuat aku bernafsu, lalu aku melepas bajuku dan celana ku sehingga aku telanjang di depan dia, CD diapun kulepas, dia lalu berkata,

    “Gung… pake kondom dulu ya sayang…”
    Dia lalu memakaikan aku kondom, aku yang masih awam langsung saja memasukkan punyaku ke dalam vaginanya. Beberapa menit kemudian aku udah keluar, yah karena aku belum pengalaman, dia melepas kondomku dan berkata,

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Ga apa-apa kan baru pertama.”
    Belum berapa menit nafsuku naik lagi. Aku langsung menyentuh payudaranya, kali ini dia lebih pintar dia lalu berkata,

    “Gung… sekarang kamu di bawah ya, aku yang di atas.”
    aku rebah di bawah, dia pelan-pelan memasukkan penisku ke vaginanya,
    “uh… enak sekali…”, aku mendesah.
    Diapun mendesah,

    “Ah… ah… nikmat sekali….ah… ah…”
    Goyangannya betul-betul luar biasa, aku sampai merem melek, bodynya yang sintal bergoyang di atasku, aku memegang payudaranya sambil sesekali menciumnya,

    “ah… nikmat sekali rasanya”, ditengah-tengah kenikmatan itu tiba-tiba dia mengejang dan melepaskan vaginanya sambil terengah-engah.
    “Aku belum keluar kok dah selesai Nov?”
    “Cape… dan kayanya dah keluar Gung.”

    Aku langsung menindihnya dan memasukkan penisku ke vaginanya dan mengocoknya dengan cepat karena tanggung pkirku, akhirnya,
    “ah…”
    Spermaku tumpah, aku langsung menarik penis ku keluar dan langsung mengeluarka spermaku di perutnya. Novita lalu berkata,
    “Sekarang gantian, aku yang belum keluar nih.”
    “Yah…”

    Aku lalu memasukkan jariku ke vaginanya dan mengocoknya.
    “ah..ah…ah…ah…”, Novita mendesah keras.
    “gimana Nov, enak kan?”
    “enak banget… ah…ah… ah…”

    Tiba-tiba dia memeluk aku erat sekali sambil mencium dada aku hingga cupang.
    Kamipun tertidur, dan sorenya pulang.

    Kami masih kontak beberapa minggu, hingga ada satu kejadian jelek yang aku dan dia alami. Kami nonton di bioskop berdua dan disudut seperti biasa, selanjutnya kami berciuman, lalu tanganku bergerilya ke selangkangannya, tangan dia pun juga sama. Aku memasukkan tanganku ke vaginanya dan tangannya juga mulai mengocok penisku

    “Ah… ah… ah…” Desahan kami berdua berirama.

    Akhirnya tanganku terasa basah dan dia mengejang… Aku sama sekali belum keluar tapi film keburu selesai. Di perjalanan pulang akhirnya kami ribut, karena dia ingin pisah dariku dan kembali ke tunangannya. Aku berusaha membela diri tapi dia sudah berketetapan.

    Akhirnya kami berpisah dan aku tidak pernah bertemu dengan dia sampai akhirnya dia menikah dengan tunangannya yang juga penari.

     

    Baca Juga :
  • Seksi Nya Lina Dan Lira

    Seksi Nya Lina Dan Lira


    1640 views

    Cerita Sex Terbaru – Sejak berpacaran dengan Lina, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas terkemuka di Bandung, yang berbeda dua angkatan dengannya, Andi mulai bergaul dengan teman-teman Lina. Aktifitas Lina membawanya sering berkumpul dengan anak-anak Hukum yang seperti teman-teman baru bagi Andi. Kenyataan ia satu-satunya anak Ekonomi saat berkumpul dengan teman-teman Lina membuatnya mudah dikenali. Dari sering berkumpul ini pula ia mulai kenal satu persatu anak Hukum. Sikapnya yang mudah bergaul membuat ia juga diterima dengan tangan terbuka oleh komunitas anak-anak Hukum.

    Sebagai anak Ekonomi dan punya pengalaman organisasi lebih banyak dibanding teman-teman Lina, membuatnya sering memberikan wawasan baru bagi anak-anak Hukum angkatan Lina. Di sini juga ia menjadi kenal Lira, yang sama seperti teman Lina yang lain, sekedar kenal dengannya. Lira sering ikut datang karena statusnya sebagai pacar Boy, salah satu pentolan angkatan Lina.

     

     

    Tidak ada perhatian khusus Andi kepada Lira, kecuali tentu saja, sebagai laki-laki normal, dadanya yang super. Meski bersikap biasa kepada Lira dan cenderung bersikap sama terhadap teman Lina yang lain, kelebihan pada tubuh Lira kerap membuatnya tak kuasa melirik lebih dalam, terutama saat Lira memakai baju yang memamerkan lekuk tubuhnya secara sempurna, apalagi kulit Lira putih bersih dan mulus.

    Perkenalan lebih terjadi saat Lina meminta Andi mengantarnya ke kost Lira karena perlu meminjam bahan kuliah. Saat itu pun Andi masih belum sadar Lira itu siapa, dan baru paham setelah disebutkan pacar Boy. Meminjam buku menjadi waktu bertamu yang lebih lama setelah Andi dan Lira ternyata punya selera musik yang sama. Obrolan itu masih dalam batas koridor pertemanan, hanya bedanya setelah itu, Andi jadi lebih ingat siapa Lira, paling tidak namanya. Lira sendiri sebetulnya bukan teman akrab Lina. Bisa dikatakan beda gank, tapi hubungan mereka baik.

    Aktifitas mengantar Lina ke kampus pun kini menjadi lebih menyenangkan bagi Andi karena ia sering bertemu Lira. Namun, sekali lagi ini sebatas karena mereka punya selera musik yang sama. Paling tidak, saat menunggu Lina berurusan dengan orang lain, terutama di lingkungan organisasi mahasiswa kampus, Andi punya teman ngobrol baru yang nyambung diajak ngobrol. Lina pun merasa beruntung Andi mengenal Lira karena ia jadi lebih santai mengerjakan sesuatu di kampus terutama jika ia minta Andi menunggunya.

    Sampai tiba masa-masa sibuk di organisasi mahasiwa Hukum yaitu pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Rapat-rapat sering digelar untuk merumuskan strategi kampanye. Kasihan kepada Andi, pada suatu hari Lina tidak minta ditunggu lagi oleh pacarnya itu, tapi ia minta dijemput lagi pukul empat sore, dua jam setelah rapat dimulai. Andi pun memutuskan untuk menunggu di kost-an salah satu teman yang kost di dekat kampus. Sayang, saat tiba di kost-kostan tersebut temannya sedang keluar.

    Tak habis akal ia menuju kost-an temannya yang lain. Namun, jalan ke kost-an temannya itu melewati kost-an Lira. Dari jalan, yang hanya berjarak sekitar 15 meter dari deretan kamar kost tersebut. Ia melihat Lira keluar dari kamarnya hendak menjemur handuk. Andi melambatkan motornya dan berharap Lira melihat. Dan, harapannya terkabul. Ia akhirnya memutuskan main di kost Lira sembari menunggu Lina selesai rapat.

    “Lina lagi rapat ya?”

    Lira membuka pembicaraan sambil sibuk menata rambutnya yang basah. Ia mempersilakan Andi duduk di atas karpet karena di kamarnya memang tidak ada kursi. Semua perabot terletak di bawah termasuk sebidang meja kecil tempat Lira belajar.

    “Iya. Loe kok ngga ikut Lir?”

    “Males. Gue tau pasti lama. Lagian sekarang kan yang rapat pentolan aja.”

    “Boy di sana juga?”

    “Iyalah, dia kan proyeknya. Masa’ dia ngga dateng. Ini juga gue lagi nungguin dia. Janjian ntar gue jemput jam enam, mau nonton.”

    Andi baru sadar kalau ini adalah malam Minggu dan ia belum punya rencana. Dari tadi pandangannya tidak lepas dari rambut ikal sebahu Lira yang basah habis mandi. Ia hanya bisa menelan ludah melihat Lira yang seksi sekali dalam kondisi seperti itu. Aroma yang cukup familiar baginya merebak dari rambut Lira yang masih basah.

    “Shampo loe shampo bayi ya, Deedee kan, rasa strawbery?”

    “Hahaha, kecium ya, kok tau sih?

    “Yah, elo Lir, gue kan juga pake Deedee. Cemen yah?”

    “Buset, orang kayak loe shamponya Deedee? Lina yang mau apa emang elo yang suka?”

    “Gue udah pake shampo itu sejak SMA,”

    “Hihihi…, geli gue, lucu aja, liat loe shamponya Deedee,” ledek Lira sambil tertawa geli.

    Keduanya terdiam sesaat. Sampai tawa Lira berderai lagi.

    “Kok sama lagi sih. Kita emang udah jodoh ketemu kali nih. Jodoh jadi temen gitu maksud gue.”

    Lira berusaha meluruskan kalimatnya karena sadar perkataannya bisa diartikan berbeda. Keduanya memang saling nyambung awalnya karena punya selera musik yang sama.

    “Mungkin kali ya…., loe bocor sih,” sahut Andi terkekeh.

    Obrolan pun terus berlanjut mengalir seperti sungai. Lira yang cerewet selalu punya bahan pembicaraan menarik demikian pula dengan Andi. Uniknya obrolan tersebut selalu nyambung. Di tengah ngobrol Andi sekali-sekali melirik dua tonjolan di dada Lira yang luar biasa ranum. Soal cewe, selera Andi memang yang memiliki dada besar. Ia sudah bersyukur punya Lina yang berdada lumayan berisi, namun melihat Lira, rasanya rugi kalau diabaikan, membuat darahnya berdesir kencang.

    Saat melihat dari jalan tadi, Andi menemukan Lira hanya memakai kimono mandi dan sedang menjemur handuk. Ia sempat diminta menunggu cukup lama oleh Lira karena harus berpakaian dulu. Harapannya, Lira keluar dengan pakaian lebih tertutup, tapi yang didapati adalah Lira hanya memakai tank top putih yang memamerkan ceplakan branya dengan jelas hingga renda-renda di dalamnya berikut celana pendek yang membuat 3/4 pahanya terbuka.

    “Eh, Lir, gue mo nanya nih….”

    “Apaan?”

    “Tapi jawab jujur ya….”

    “Apaan dulu??

    “Ya ini gue mo nanya?.”

    “Oke, jujur….”

    “Anak-anak Hukum sebetulnya risih ngga sih gue sering ngumpul bareng mereka.”

    “Angkatan gue??

    “Iya.”

    “Jujur kan?…Ngga, yakin gue. Eh, tapi maksudnya ngumpul karena loe nemenin Lina kan?”

    “Iya.”

    “Ya ngga sama sekali. Yang suka sama loe banyak kok.”

    “Bener loe? Kalo cowo-cowonya gimana?”

    “Ngga juga. Kenapa sih? Ya kalo ada paling yang dulu naksir Lina tapi keserobot elo?hahahaha….”

    “Sialan loe?, serius nih gue.”

    “Gue juga serius. Bener kok, percaya deh sama gue.”

    “Mereka, terutama yang cewe, malah yang gue tau pada keki sama Lina.”

    “Keki kenapa? emang salah gue apa?”

    “Maksudnya keki soalnya Lina dapet cowo kayak elo.”

    “Emang gue kenapa?”

    “Ya?loe kan sabar banget tuh mau nungguin Lina, terus gabung sama kita-kita, maen bareng?”

    “Gitu ya…?”

    “Iya pak Andi. Nih ya, gue kasih bandingan: cowo gue yang dulu, itu sama sekali ngga mau gabung. Sebates nganterin gue aja. Sombong banget, kayak ngeliat apaan gitu kalo kita ngumpul. Ngga tau, pembawaan anak teknik kali ya, berasa pintar sedunia.”

    Lira nyerocos tapi dari sorot matanya terlihat ia sangat serius.

    “Dulu gue tuh sering nahan hati soalnya cowo gue itu diomongin terus sama temen-temen gue. Sombong lah, belagu lah. Ya mereka sih ngomongnya baik-baik, minta gue ajak dia bergabung. Tapi cowo gue ngga mau gimana. Jadi serba salah kan?”

    “Anak teknik? Dani maksud loe?”

    “Betul pak! Dani. Mungkin juga karena ketuaan kali ya? Tapi ngga tau ah! Nah, ketika loe masuk dan mau mencoba berbaur. Temen-temen gue, ngga cewe ngga cowo, jelas seneng. Apalagi loe bisa nyambung. Yang cowo respek sama loe, yang cewe,….hihihi, demen.”

    Lira sengaja hanya sampai kata itu. Sebetulnya ia ingin bilang ke Andi bahwa anak-anak, cewe-cewe tentunya, banyak yang naksir Andi.

    “Demen apaan?” Andi berusaha memaksa Lira memperjelas omongannya sambil tergelak.

    “Ya demen…ih, loe GR ya?” kata Lira sambil menunjuk Andi.

    “GR apaan? kan gue cuman minta diperjelas,”

    “Nih ya, ada satu temen gue yang bilang berharap banget loe putus sama Lina. Katanya, gue mau deh, biar bekas temen juga…tuh…”

    “Yang bener loe? Siapa?”

    “Ngga usah gue kasih tau. Kalo perasaan loe peka, loe pasti tau deh! Eh, bener tuh, dalem hati loe pasti seneng juga kan disenengin cewe-cewe….hahaha.”

    “Sialan loe!” balas Andi sambil terkekeh.

    Tanpa sadar, Andi mendorong paha kiri Lina. Sejak perkenalan pertama mereka saat ngumpul bersama teman-teman yang lain sepuluhan bulan yang lalu. Baru kali ini mereka benar-benar saling bersentuhan secara fisik. Meski sebuah sentuhan tanpa maksud apa-apa, tak kurang Lira tertegun sejenak. Syaraf sensorik di pahanya seperti mengalirkan sesuatu yang menbuatnya berdesir. Hampir tidak ada yang tahu, bagian yang didorong dan disentuh Andi justru bagian paling sensitif pada Lira, bagian yang mampu mengalirkan perasaan erotik dalam diri cewe berumur 20 tahun itu.

     

    Lira berusaha tidak memandang mata Andi, tapi ia tak kuasa menahannya. Rangkaian kejadian yang hanya berlangsung sekitar satu detik itu seperti membuat tubuhnya mengalirkan darah demikian cepat.

    “Eh, Lir, sorry ya kalo terlalu keras. Ngga sakit kan?”

    Kali ini Lira malah berharap Andi kembali menyentuhnya. Desiran akibat sentuhan tak sengaja tadi benar-benar membuatnya merasakan sensasi yang selama ini belum pernah ia rasakan. Tapi, ia berusaha mengendalikan diri. Pahanya yang merinding tersentuh tangan Andi berusaha ia tutupi.

    “Ngga kok Ndi, ngga papa, cuma kaget.”

    “Aduh, gue jadi ngga enak. Bukan maksud gue mau lancang ke loe kok, Lir reflek aja.”

    “Iya gue tau,” Lira berusaha menahan agar mulutnya tidak mengatakan bahwa bagian yang Andi sentuh adalah daerah paling sensitif dari tubuhnya.

    Andi benar-benar jadi tidak enak dan salah tingkah. Lira bukan tidak menyadari hal tersebut. Ia kini paham, Andi memang bukan tipe cowo yang suka merayu perempuan, bukan cowo yang suka pegang-pegang perempuan sembarangan. Memang tidak salah teman-teman di kampusnya banyak yang suka pada Andi. Sikapnya gentleman banget, sama sekali tidak terlihat dibuat-buat. Dan, kenyataannya Andi memang benar-benar menyesal telah berlaku kasar, menurut ukurannya, kepada seorang perempuan. Ia adalah laki-laki yang paling tidak bisa berbuat kasar pada perempuan.

    “Gue juga termasuk yang dongkol sama Lina, kenapa gue justru nyambung sama cowo-nya…hahaha,” Lira berusaha mencairkan suasana dengan melontarkan joke yang sejujurnya ngga lucu.

    Andi pun tertawa meski masih agak dipaksa. Ia benar-benar merasa bersalah karena tanpa terkontrol menyentuh paha Lira terlalu dalam. Maksudnya hanya pengakuan ‘kekalahan’ karena didesak soal banyak perempuan yang menyenanginya. Sejujurnya ia juga suka Lira karena ia anggap perempuan yang suka bicara tanpa basa basi, apalagi dengan orang yang ia rasa bisa membuatnya nyaman. Sikapnya itu membuat Andi merasa lebih dekat dengannya, meski dengan dasar suka sebagai teman.

    Dari sisi laki-laki, Andi juga terkesiap dengan sentuhannya itu. Ia jadi menyadari Lira memiliki tubuh yang kencang dengan kulit yang halus. Benar-benar membuat kelaki-lakiannya bangkit. Ingin rasanya berbuat lebih dari itu. Tapi ia tidak tahu harus bagaimana. Ia juga sadar, situasi seperti ini sudah cukup sebagai tanda bahaya bagi dua insan berlainan jenis yang berada dalam satu ruangan. Hanya ia juga tak kuasa dan tak mengerti bagaimana menghentikannya. Langsung pergi, jelas akan membuat Lira marah, ia bisa menangkap bahwa Lira tidak menginginkan itu.

    Masih diliputi perasaan tak menentu dan membuatnya tertegun seperti patung, Andi terkejut ketika Lira sudah menjulurkan tangan dan meraih tangannya. Tapak tangannya digenggam kedua tangan Lira dan diarahkan ke bibirnya. Dalam keadaan terbuka, Lira menciumi perlahan-lahan permukaan telapak tangan kanannya. Andi benar-benar tegang bercampur kaget. Ia tahu itu sudah lebih dari sekedar pertanda Lira menginginkan sesuatu, lebih dari sekedar sentuhan tanpa sengaja. Lira pun bukan tanpa maksud seperti itu. Ia sadar antara dirinya dan Andi baru benar-benar kenal beberapa bulan belakangan. Tapi, akal sehatnya tak kuasa menahan keinginannya untuk disentuh lebih dalam oleh Andi.

    Andi benar-benar bimbang. Ia tahu, Lira sudah membuka gerbang dan kini dialah yang harus memainkan bola. Semua ada di tangannya. Di antara bimbang untuk meneruskan, yang artinya ia dan Lira sudah melanggar komitmen pada pasangan masing-masing, atau menghentikan, yang artinya ia bisa kehilangan kesempatan merasakan sesuatu yang selama ini sering membuat badannya bergetar dan hanya ia lampiaskan pada Lina, tangannya seperti bergerak sendiri membelai pipi kiri Lira. Jantung Andi berdegup kencang, bukan lagi takut Lira akan menolak, tapi sadar ia telah membuat sebuah pilihan penuh resiko tapi pasti sangat menyenangkan.

    Lira tersenyum. Merasakan belaian lembut jemari Andi di pipinya. Andi pun bergerak menyisir leher dan tengkuk Lira. Sampai di punggung, tangan kirinya ikut merangkul Lira dan seketika keduanya sudah berpelukan. Lira membenamkan seluruh tubuhnya ke Andi. Pelukannya bahkan lebih kuat dari Andi dan pantatnya ia geser mendekat. Keduanya masih duduk di lantai beralaskan sebuah karpet tebal berwarna merah. Andi mengangkat wajah Lira perlahan.

    Ia bisa melihat Lira tersenyum bahagia merasakan kehangatan tersebut. Andi sadar, ia melakukannya bukan untuk mengejar perasaan Lira, tapi lebih pada nafsu. Nalurinya sebagai laki-laki berkata bahwa ini adalah kesempatan merasakan nikmatnya tubuh seksi Lira yang selama ini sudah ia kagumi. Dalam hati ia terus membatin untuk tidak tanggung-tanggung dan ragu. Ia bertekad menunjukkan pada Lira bahwa ia memang laki-laki sejati. Sambil mulai menjilati daun telinga Lira, Andi berusaha membisikkan kata-kata rayuan ke telinga Lira.

    Glek! Mulutnya justru seperti terkunci. Semuanya sangat sulit untuk dikatakan. Balasan Lira hanya sebuah erangan manja berikut usapan halus disekujur punggung Andi. Tanpa ragu ia mendekatkan bibirnya yang merekah menyentuh bibir Andi. Halus, lembut dan perlahan penuh perasaan, keduanya saling mengulum bibir lawannya. Berpagutan dan saling bertukar lidah membuat suasana semakin hangat.

    “Ndi…,” Lira berusaha mengontrol dirinya. Ia ingin terus merasakan belaian laki-laki yang dikaguminya itu.

    Andi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia paham ini adalah titik kebimbangan Lira. Memaksa Lira menyelesaikan apa yang ingin dikatakannya sama saja berpeluang menghentikan semuanya. Ia terus mencium Lira penuh kehangatan. Tangannya mulai menggerayangi sisi kiri tubuh Lira dan berbalik ke atas menuju sebuah bongkah daging keinginan setiap laki-laki. Ia mulai dengan meraba permukaannya halus dan meremasnya pelan. Persis seperti yang ia lakukan pada Wita, sahabatnya, beberapa tahun silam. Perbuatan berdasarkan naluri yang membuat ia dan Wita hampir mengakhiri persahabatan erat yang mereka bangun sejak masuk kuliah, runtuh hanya bersisa nafsu.

    Andi seperti merasakan kembali sensasi itu. Sensasi bercumbu dengan perempuan yang rela menyerahkan tubuhnya secara total pada dirinya. Sesuatu yang justru tidak ia rasakan saat melakukannya pertama kali dengan Lina. Status berpacaran membuat mereka mudah melakukan apapun seperti ciuman, pelukan, bahkan rabaan. Andai dulu ia mengabaikan pertanyaan Wita apakah mereka benar melakukan hal tersebut, ia dan Wita saat ini pasti sudah tak ubahnya dua insan yang saling mengejar nafsu. Tidak ada lagi keindahan persahabatan dan keagungan sebuah kedekatan yang tidak dilandasi nafsu, murni sebuah kasih sayang dua manusia yang saling membutuhkan.

    Tapi dulu tindakannya tepat. Karena, ia dan Wita lebih membutuhkan hubungan tanpa berlandaskan nafsu birahi. Walaupun akhirnya ia dan Wita menghentikan semuanya sebelum keduanya bersatu dalam sebuah persetubuhan, perlu waktu berbulan-bulan untuk membangun kembali landasan yang telah mereka hancurkan sendiri.

    Kini, terhadap Lira, semuanya berbeda. Tidak ada halangan untuk melakukannya saat ini. Benar atau salah, itu soal nanti, karena saat ini nafsulah yang melandasi hubungan dirinya dengan Lira. Lira bukan teman dekatnya. Sejak awal ia tertarik pada Lira karena tubuh Lira yang menggoda iman. Kalau kemudian ia menjadi dekat dengan Lira karena sesuatu hal, itu tak ubahnya alat untuk masuk ke dalam perasaan Lira.

    Remasannya ke dada Lira semakin kuat. Tanpa ragu, ia menyisipkan jarinya dari sisi atas untuk merasakan langsung lembutnya bongkahan indah itu. Lira mengerang dan berusaha mendekap Andi lebih kuat. Tangan Andi meremasnya makin kuat dan semakin ia merasakan betapa kencangnya dada Lira. Kencang, halus dan terawat. Ia pun kagum kepada Lira yang menyadari bahwa bagian tubuhnya yang sedang remas Andi adalah daya tarik utama dirinya, terbukti dari hasil perawatan yang dilakukannya itu. Sembari tangan kanannya meremas dada Lira, dan lidahnya menjilati leher Lira. Tangan kirinya membuka pengait bra di belakang. Sekali terbuka, kedua tangannya menyusup dari bawah dan mengangkat pakaian Lira melewati leher.

    Dan sekejab ia langsung bisa melihat bukit besar menantang itu langsung di depan matanya. Sejenak ia kembali mengagumi keindahan yang terpampang di depan matanya itu. Dua bongkah daging yang sejak setahun lalu membuat dirinya kerap tak bisa tidur. Tak berlama-lama puting susu Lira sudah menjadi sasaran mulutnya. Kuluman bibir, gigitan kecil plus sapuan lidah membuat Lira terlonjak tak bisa menahan diri. Badannya menegang setiap Andi menghisap putingnya. Ingin rasanya Andi mengecup kuat area di kulit yang menutupi tonjolan dada Lira, tapi ia sadar hal tersebut akan mempersulit posisi Lira. Apalagi Lira memohon dengan suara lirih.

    “Jangan ada…bekasnya…Ndi….”

    Dua bukit besar itu seperti mainan baru bagi Andi. Ia juga sering merasakannya dari Lina, tapi yang disodorkan Lira dua kali lebih nikmat. Lina juga keras dan kencang, tapi tidak sebesar Lira. Besar tapi masih proporsional. Ia bisa merasakan puting Lira menyentuh telinganya saat ia berusaha membenamkan kepalanya ke sela-sela di antara dua bukit tersebut.

    Erangan pelan mulai terdengar keras keluar dari mulut Lira. Nafas Lira mulai memburu dan matanya terpejam. Mulutnya sedikit terbuka dan setiap isapan Andi di putingnya mengeras, kepalanya terlonjak ke belakang. Tangannya hanya bisa menekan kuat punggung Andi. Kendali dirinya benar-benar sudah hilang tertutup kenikmatan isapan dan sapuan lidah Andi di kedua payudaranya. Bahkan angin dingin khas kota Bandung yang kencang dari luar sudah tak terasa lagi di kulitnya.

    Tak hanya Lira yang terlena, Andi pun semakin bernafsu menggarap buah dada Lira yang menggairahkan itu. Sensasinya seperti mendapatkan sebuah mainan baru. Ia menjelahi setiap titik buah dada Lira tanpa terlewatkan. Ia ingin tahu reaksi apa yang diberikan Lira setiap ia menjelajah setiap permukaan buah dada itu.

    Keduanya sedikit tersentak ketika pintu kamar Lira tertutup sendiri tertiup angin kencang dari luar. Andi terdiam dan memandangi Lira sesaat.

    “Geblek, lupa ditutup….”

    Andi langsung bangkit dan memeriksa keadaan di luar dari jendela, apakah ada mata-mata tersembunyi yang menyaksikan perbuatan mereka.

    “Kunci Ndi…, sekalian korden…”

    Sebut Lira dengan suara parau dan lemah.

    Lira langsung menggamit lengan Andi dan memeluk laki-laki itu dan menempelkan keningnya ke dada bidang penuh bulu itu. Menunduk, ia bisa melihat puting buah dadanya menempel di atas perut Andi.

    “Ndi…, tolong…,”

    Ia melepaskan tangan Andi yang mengusap-usap halus punggungnya. Tangan kanannya membimbing tangan Andi ke arah selangkangannya. Ia merasakan sendiri sedikit demi sedikit kewanitaannya mulai basah mengalirkan cairan hangat. Ia tahu persis telah dihinggapi nafsu.

    Sejenak Lira was-was. Ia takut Andi melakukannya tindakan bodoh seperti laki-laki lain yang tidak peduli fase-fase seksualitas wanita. Ia ingin dilayani juga sebagai makhluk yang juga memiliki nafsu. Selama ini, yang ia alami hanya melayani keinginan laki-laki tanpa ada balasan dari laki-laki itu.

     

    Tapi kekhawatirannya segera lenyap saat Andi menyambut bimbingan tangannya dan mulai aktif menggerayangi daerah kewanitaannya. Dimulai dengan usapan lembut di atas daerah vag†nanya yang masih tertutup dua lapisan, celana dan celana dalam. Dilanjutkan gosokan sedikit keras yang menekan alat genitalnya. Sekali lagi, saat Andi menyentuh paha bagian dalamnya, darahnya berdesir kencang, nafsunya semakin melonjak.

    Aliran darah seketika seperti mengalir deras di tengah-tengah selangkangannya. Andi pun tak mau berlama-lama menunggu. Sekali tarik, ia meloloskan celana pendek dan celana dalam yang membuat Lira makin tak berdaya telanjang bulat. Tangan Andi mulai mengusap-usap klitoris dan bagian luar vag†nanya. Rasanya seperti melayang setiap sapuan jemari Andi mengenai alat kelaminnya itu. Dipadu permainan lidah di putingnya, Lira semakin lemah tak berdaya. Lututnya terasa lemas yang membuat Andi semakin mudah menjelajahi daerak kemaluannya karena menjadi terbuka.

    Tak tahan melakukannya sambil berdiri, Lira memundurkan tubuhnya dan menjatuhkan badannya ke ranjang. Lututnya ditekuk dan kedua pahanya ia buka lebar-lebar. Andi melepas sendiri kaus yang dikenakannya dan tak menyia-nyiakan pemandangan indah bibir-bibir vag†na berwarna coklat muda yang terpampang di depannya. Bulu-bulu kemaluan Lira sangat terawat karena terlihat dari cukuran yang rapi. Bulu-bulu itu hanya tersisa di atas klitoris dan panjangnya tidak ada yang melebihi satu milimeter.

    Sambil memeluk pinggang Lira dengan tangan kiri, ia mulai memainkan jari kanannya di seluruh permukaan kewanitaan Lira. Pengalaman dengan Lina mengajarkannya untuk tidak langsung memasukkan jari ke dalam vag†na. Ia lebih mementingkan usapan di klitoris. Dengan ibu jari dan jari tengah, ia membuka kulit penutup klitoris. Jari telunjuknya mulai meraba-raba permukaan klitoris yang menyembul berwarna merah muda. Lonjakan pantat Lira terasa kuat setiap ia mengusap klitoris itu dibarengi erangan keras dari mulut Lira. Lira meremas-remas sendiri buah dadanya. Ia menahan kenikmatan luar biasa yang dirasakannya.

    Puas jemarinya memainkan klitoris Lira, lidahnya mulai bergabung. Setiap jilatan sanggup membuat Lira menjerit. Kedua pahanya berusaha menjepit kepala Andi yang membuat Andi semakin ganas memainkan lidahnya. Sesekali permainan itu ia gabung dengan isapan keras klitoris Lira. Tak usah ditanya reaksi Lira karena perempuan muda itu semakin berisik mengeluarkan erangan dari mulutnya.

    Rasanya memang gila permainan mereka, karena jika erangan Lira terdengar sampai keluar, entah apa yang akan terjadi.

    Andi sudah mengarahkan lidahnya turun menuju vag†na Lira ketika Lira menahan tubuh Andi dan bangkit meraih kancing celana Andi dan melepasnya. Bersama celana dalam, satu sorongan ke bawah langsung menjulurkan batang kemaluan Andi yang sudah mengacung sejak tadi. Lira tahu, apa yang mereka lakukan adalah perbuatan bersama dan kini gilirannya membelai, mencium, menjilat, dan meremas milik Andi. Tak canggung ia menggenggam pen†s Andi yang mengacung keras. Kedua tangannya mengenggam bersama, terasa besar dan penuh pen†s itu memenuhinya.

    Satu kocokan, kini giliran Andi yang terpaksa memejamkan mata merasakan nikmatnya genggaman tangan halus nan hangat itu. Dari bawah, Lira melirik ke atas dan tersenyum kepada Andi yang berlutut di kasur. Ia paham arti senyum balasan Andi. Tanpa berlama-lama lagi, ia lumat batang tersebut di dalam mulutnya. Sedikit gigitan, ia jilat seluruh permukaannya yang mengkilat itu. Urat-urat di sekujur pen†s Andi semakin membuat nafsunya memuncak. Ingin rasanya segera merasakannya merayap di dinding vag†nanya. Andi terengah merasakan isapan dan kulumannya. Masih ada sedikit rasa dongkol pada Lina, kenapa temannya itu yang bisa mendapatkan laki-laki yang mampu menggetarkan hati setiap wanita itu.

    Di tengah usahanya memasukkan seluruh batang kemaluan Andi kemulutnya, Lira hampir tersedak karena ujung kemaluan Andi menyentuh pangkal rongga mulutnya sementara di luar masih tersisa. Ia semakin bernafsu mengulum pen†s ini. Pelan tapi pasti ia keluar masukkan pen†s itu di mulutnya. Lidahnya ia sentuhkan ke ujung pen†s yang kokoh itu. Ia paham laki-laki amat senang diperlakukan seperti itu.

    Terlihat dari paha Andi yang semakin terbuka membuat pen†snya makin mengacung kencang. Seketika ia melihat pen†s Andi, Lira langsung merasakan rangsangan semakin besar dalam dirinya. Tanpa ragu ia berusaha memberikan pelayanan sempurna pada Andi, laki-laki yang sanggup membuatnya panas dingin meski hanya beradu pandang. Ia ingin Andi merasakan kenikmatan terdalam pelayanan perempuan.

    Lira memang tidak salah karena Andi pun mulai merasakan apa yang diharapkannya. Baru kali ini Andi merasakan perlakuan total perempuan selain Lina terhadap dirinya. Apalagi saat Lira mulai menjilati dan mengulum kantung buah zakarnya. Semuanya terasa berbeda, benar-benar sensasi yang memabukkan. Selain merasakan nikmatnya kuluman dan isapan Lira, pemandangan indah sekaligus ia dapatkan. Posisi Lira yang merangkak setengah menunduk membuat bongkahan pantatnya menjulang ke atas. Pasti nikmat membenamkan pen†snya ke kemaluan Lira sekaligus menggenggam dan mengusap pantat yang padat dan berisi itu.

    Lira merasa belum cukup ketika Andi menarik lengannya. Tapi, ia mengikuti saja keinginan pujaan barunya itu dan menyambut kecupan hangat Andi di bibirnya. Ia merebahkan tubuhnya sembari menarik Andi. Lira sudah tahu kelakuan laki-laki. Jika sudah menarik dan merebahkan tubuh perempuan berarti laki-laki itu sudah ingin melakukan penetrasi.

    Namun, dugaannya meleset. Andi justru merebahkan badannya di sisi Lira. Berbaring miring, Andi mengisap lagi buah dadanya. Lira semakin kagum akan laki-laki yang satu ini, benar-benar penuh kendali diri. Ia semakin kaget ketika jemari Andi mulai bermain lagi di sekitar kemaluannya. Kali ini usapannya sedikit keras dan cepat menggosok klitorisnya. Lira menggelinjang menerima perlakuan Andi. Benar-benar laki-laki penuh misteri, pikirnya.

    Laki-laki sempurna, pikir Lira menyadari betapa beruntungnya ia berhasil mendapatkan Andi seperti sekarang. Bisa mendapatkan lagi sesuatu yang dulu hilang direnggut kejamnya Dani terhadap dirinya. Kalau saja ia tahu Dani hanya mempermainkannya saat itu, tidak akan ia mau menyerahkan semua kehormatannya kepada laki-laki brengsek pengecut itu. Rasanya muak hatinya mendengar semua orang membicarakan perkawinan Dani saat ia baru dua bulan memadu kasih dengan laki-laki keparat itu.Untung Boy hadir sebagai penyelamat. Ia sayang pada laki-laki ini, tapi kadang perasaannya tak tega melihat kebaikkan hati Boy.

    Tapi kali ini ia ingin total merasakan kehangatan Andi. Kekagumannya membuat ia semakin senang akan apa yang dilakukan Andi padanya saat ini. Menikmati usapan jemari Andi yang cepat itu membuatnya ia sanggup melupakan semua pikirannya pada dua laki-laki yang telah sempat mengisi relung hatinya.

    Di tengah lonjakan-lonjakan kecil menikmati permainan Andi, tiba-tiba ia merasakan sekujur tubuhnya sebuah rambatan energi tiada tara yang membuat sejenak dirinya seperti melayang. Suara-suara di sekitarnya seketika seperti lenyap, hanya terasa desiran tiada tara yang membuat tubuh sempat terbujur kaku sejenak dan berikutnya terlonjak-lonjak demikian kuat yang semakin lama semakin melemah frekuensi dan intensitasnya. Matanya terpejam, ia baru saja merasakan sensasi terbesar yang belum pernah sekalipun ia rasakan dengan laki-laki lain.

    Liang vag†nanya pun terasa berdenyut lebih kuat dan saat semuanya belum mereda, Andi sudah menindih tubuhnya. Ia bisa merasakan bobot tubuh Andi terutama di bagian bawah pinggangnya. Tangan Andi sudah tegak di sisi buah dada Lira kekar menopang badannya sendiri. Ia bisa merasakan bagian tubuh bawah Andi bergerak-gerak berusaha mengarahkan acungan pen†snya. Lira pun langsung meraih pen†s nan kokoh itu dan membimbingnya ke ujung vag†nanya.

    Andi tersenyum dan Lira membalasnya dengan senyuman manis diiringi anggukan penuh kepasrahan tanpa paksaan. Terasa Andi mendorong kuat pantatnya dan Lira juga bisa merasakan rengsekan batang kemaluan Andi di dinding vag†nanya. Sungguh halus dan penuh perasaan Andi memasukkan pen†snya ke vag†na Lira. Perlahan cairan di dalam vag†na melumasi permukaan pen†s Andi. Tak ada rasa sakit sama sekali meski pen†s tersebut lebih besar ketimbang milik Dani dan Boy. Itu karena Andi melakukannya tanpa terburu-buru dan tanpa memaksa.

    Mulai terasa perih ia menarik kembali pen†snya sedikit dan membenamkannya lagi sampai akhir seluruh pen†snya dilumat vag†na Lira. Sodokan pertama pen†s tersebut masuk seluruhnya sanggup menyentuh bagian dalam vag†na Lira yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Lira pun merasakan sekali lagi kenikmatan luar biasa itu. Apalagi, Andi tidak langsung memompa pantatnya cepat-cepat dan keras. Pertama masuk penuh, ia menahannya dan memandangi wajah Lira dan kali ini ditambah sebuah kecupan mesra. Lira seperti diawang-awang diperlakukan seperti itu. Ia merasa dirinya demikian berharga di hadapan Andi,

    Andi sendiri merasa telah memenangi sebuah peperangan. pen†snya yang sudah bersarang di vag†na Lira adalah sebuah tanda babak baru hubungannya dengan Lira yang tidak akan mudah dikembalikan seperti sedia kala. Bersatunya kedua tubuh mereka adalah sebuah ikatan emosi yang hanya bisa dirasakan oleh Andi dan Lira, tak seorangpun bisa merasakan itu.

    Setelah itu, mulailah Andi menggerakkan pantatnya mengangkat dan menekan yang membuat pen†snya keluar masuk bergesekan dengan liang vag†na Lira. Hangat dan lembut bisa Andi rasakan lewat sekujur pen†snya dari dalam vag†na Lira.

    Lira menyambut setiap gerakan Andi dengan jepitan dan gerakan kecil pantatnya. Dari mulutnya keluar erangan yang semakin lama semakin keras dan cepat berirama. Melihat Lira terpejam dan mengerang dengan mulut yang sedikit terbuka sambil mendongakkan kepala membuat Andi makin bernafsu. Lira semakin seksi dalam kondisi seperti itu. Lehernya yang putih dan guncangan kuat pada buah dadanya membuat Andi semakin ingin membenamkan pen†snya dalam-dalam di vag†na Lira.

    Apalagi setiap ujung pen†snya menyentuh pangkal vag†na Lira. Rasanya sungguh tiada tara. Derit ranjang mulai terdengar seiring semakin kuatnya sodokan Andi. Tapi mereka sudah tidak peduli. Lira bukan tidak menyadari seseorang pasti ada yang mendengar deritan tersebut di bawah. Apalagi kalau teman kost yang menempati kamar di bawahnya sedang berada di kamar. Tapi ia yakin semua temannya akan maklum.

    Semakin kuat dan cepat sodokan Andi membuat Lira merasakan lagi desakan rasa luar biasa yang akan tiba. Ia hanya bisa mencengkram punggung Andi keras-keras ketika desiran itu semakin kuat dan mencapai puncak. Kepalanya benar-benar mendongak ke atas hingga kedua bola matanya hanya terlihat tinggal putihnya. Setelah sampai, sekali lagi ia merasakan tubuhnya ringan dan aliran darah mengalir deras ke arah vag†nanya. Dinding vag†nanya berdenyut kuat hingga Andi juga bisa merasakannya.

    Andi langsung menghentikan gerakannya membiarkan pen†snya merasakan cengkraman kuat yang terjadi hanya beberapa detik itu. Tindakan Andi juga membuat Lira merasakan kenikmatan luar biasa. Kali ini terasa lebih nikmat karena denyutan vag†nanya tertahan pen†s Andi yang sedang membenami kemaluannya itu. Semakin banyak saja kekaguman Lira pada Andi. Tahu kapan ia akan merasakan puncak kenikmatan dan menghentikan sodokan membuat Lira bisa merasakan sepenuhnya kenikmatan tersebut. Sebuah teknik bercinta yang baru kali ini Lira rasakan.

    “Andi…,nikmat sekali…,”

    Lira memeluk Andi kuat-kuat dan menciumi pipi dan pundak laki-laki itu. Sekali lagi Andi tersenyum membalas Lira.

    “Enak?”

    “Banget!” Jawab Lira singkat dan tegas.

    “Gaya lain…?”

    Lira langsung mengangguk dan menunggu aba-aba Andi gaya apa yang diinginkan Andi.

    Andi membalik badan Lira dan mengangkat badan bagian bawah Lira dengan memeluk pinggang dari belakang. Lira langsung berdebar-debar begitu tahu Andi ingin melakukan gaya doggy. Missionari saja sudah sanggup mencapai pangkal vag†nanya, apalagi doggy.

    Tak menunggu lama Andi langsung memasukkan pen†snya. Lira menunduk sambil menggigit bibirnya merasakan seluruh pen†s Andi terbenam makin dalam di vag†nanya. Pantatnya terangkat tinggi yang membuat Andi semakin tak bisa mengendalikan birahinya. Kali ini Andi langsung mendorong dengan cepat dan Lira mengikuti irama dengan mendorong pantatnya ke belakang. Keduanya sama-sama merasakan kenikmatan yang lebih dalam.

    Masuk hitungan belasan menit menyodok vag†na Lira, belum ada tanda-tanda dorongan Andi melemah. Sebaliknya justru makin kuat, membuat Lira makin bernafsu. Tetesan peluh mulai membasahi keduanya, namun baik Lira dan Andi justru makin bersemangat. Lira, yang bisa dua kali beruntun merasakan kenikmatan puncak saat disodok Andi dari belakang justru semakin ingin merenguk terus kenikmatan itu. Pantat dan pinggangnya makin bergerak liar membuat Andi tak mampu menahan lenguhannya.

    Tiba-tiba ganti Lira yang berinisiatif. Ia lepaskan pen†s Andi dari vag†nanya dan mendorong Andi sampai terlentang. Ia langsung memanjat tubuh Andi dan duduk di atas acungan pen†s Andi yang masih kokoh berdiri. Melihat Lira bergerak naik turun, Andi tak kuasa untuk tidak meremas buah dada Lira yang terguncang-guncang. Telapaknya yang besar berusaha meraup seluruh permukaan buah dada itu, tapi tidak pernah berhasil. Remasannya makin kuat membuat Lira makin mempercepat gerakannya.

    Sekali lagi Lira harus mengaku kalah. Karena meski ia telah mencoba berbagai goyangan yang dipadu dengan gerakan naik turunnya, justru ia yang kembali merasakan desakan kenikmatan dari liang vag†nanya. Lira langsung ambruk menindih Andi yang sudah siap menerimanya dengan pelukan mesra dan kecupan hangat di ubun-ubunnya.

    “Kamu kuat banget Ndi…”

    “Kamu di bawah lagi ya…?”

    Lira mengangguk lemah dan menggulingkan badannya ke sisi kanan Andi.

    Sebelum Andi memasukkan lagi pen†snya ke vag†na Lira, Lira memberikan sesuatu yang belum pernah ia lakukan pada laki-laki manapun yaitu memasukkan pen†s tersebut ke mulutnya. Sebelumnya ia tidak mau mengulum pen†s yang sudah masuk ke vag†nanya. Tapi, untuk Andi, yang telah memberikannya kenikmatan tiada tara, ia lakukan itu.

    Puas mengulum dan menjilati pen†s yang dipenuhi lendir sisa persetubuhan mereka, Lira kembali merebahkan dirinya dan menyuruh Andi memulai lagi aksinya. Andi langsung bergerak dan dorongan seperti saat pertama mereka memulainya yaitu perlahan dan terus semakin lama semakin kuat dan cepat. Lira sudah pasrah kalau ia harus sekali lagi merasakan orgasme, tapi baru ia berpikirbegitu, tiba-tiba sodokan Andi terasa lebih keras dari sebelumnya.

    Sesaat kemudian Andi mengerang panjang dan menyodokkan pen†snya sangat kuat beberapa kali. Lira pun bisa merasakan hangatnya muncratan sperma Andi di dalam vag†nanya. Andi masih terus menyodok terputus-putus dan semakin melemah. Sperma Andi juga Lira rasakan mengalir keluar setiap Andi menyodokkan lagi pen†snya. Setelah benar-benar selesai, Andi pun ambruk menindih Lira. Andi terdiam sesaat di atas buah dada idamannya itu merasakan betapa nikmat persetubuhannya dengan Lira.

    Lira mengusap lembut kepala Andi penuh kehangatan.

    “Puas Ndi…?”

    Andi hanya mengangguk. Badannya terasa lemas. Lira tersenyum bahagia mendapatkan jawaban Andi. Paling tidak, tekadnya membuat Andi merasakan kenikmatan tertinggi berhasil ia lakukannya.

    “Lir, nikmatnya benar-benar ngga ada yang nyamain…”

    “Kamu juga hebat Ndi. Baru kali ini aku ngerasain orgasme….”

    Keduanya pun duduk berdampingan di sisi ranjang. Lira merebahkan kepalanya di pundak Andi. Sambil membakar rokok, Andi merangkul Lira. Keduanya hanya bisa terdiam dan sama-sama tidak percaya apa yang baru saja terjadi di antara mereka.

    Lira masih tidak percaya ia telah melakukan hubungan seks dengan Andi, pacar Lina, teman satu angkatannya. Meski ia memang sudah kagum pada Andi sejak pertama berkenalan, tapi akhirnya sampai berhubungan intim dengan Andi, adalah sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.

    Andi, walaupun ia juga tertarik pada Lira diawali oleh ketertarikan fisik, tetap saja apa yang baru saja ia alami benar-benar di luar dugaannya. Apalagi Lira seperti menyambut keinginan terpendam Andi itu yang sebetulnya ia simpan dalam-dalam. Ia kenal Boy dan tahu bagaimana Boy selalu menerima sarannya dalam hal aktifitas di kampus. Ia juga tahu Boy sangat menghormatinya terutama sebagai senior meski beda fakultas.

    Dalam diamnya, Lira tidak bisa membayangkan bagaimana marahnya Lina yang terkenal emosional di kampus. Serupa dengan Lira, Andi juga sulit membayangkan apa yang akan terjadi pada Boy jika ia tahu apa yang dilakukannya dengan Lira. Boy memang pendiam dan tenang, tapi Andi tahu Boy adalah orang yang keras.

    Andi mengeratkan rangkulannya pada Lira. Lira pun membalasnya diikuti kecupan di bibir. Tapi Andi tak membalasnya yang membuat Lira bingung.

    “Kenapa…?”

    Andi menggeleng sambil tersenyum dan mengecup kening Lira dan mendekap Lira lebih dalam.

    “Yuk ke kampus…,” ajak Andi sambil melepas pelukannya.

    Lira mengangguk sambil tersenyum. Berpakaian, kedua lantas keluar kamar bersikap biasa. Andi lebih dulu menuju motornya di lantai bawah.

    “Bareng aja…,” sahut Andi.

    “Oke!”

    Waktu saat itu menunjukkan pukul 4.15 sore. Keduanya tak sadar telah dua jam bercumbu dan berhubungan intim. Kalau sesuai janji, Andi sebetulnya sudah terlambat. Dan memang benar, saat tiba di kampus FH, anak-anak yang rapat sudah duduk-duduk di koridor kampus.

    “Bareng Lira?” Tanya Lina tanpa curiga.

    “Iya, tadi ketemu di jalan, ya sekalian aja.”

    “Tunggu bentar ya, 10 menit lagi.”

    “Oke, aku tunggu di sini ya.”

    Di tempatnya duduk, Andi melihat Lira berdiri di samping Boy. Boy masih sibuk membahas beberapa masalah dengan teman-temannya. Lira pun melirik ke arah Andi dan memberikan sebuah senyum yang manis. Keduanya memang harus kembali bersikap normal, tapi di hati kecil mereka, baik Andi dan Lira sama-sama berharap kejadian yang mereka alami terulang lagi?

  • Majalah Dewasa – Kim Eun Jin

    Majalah Dewasa – Kim Eun Jin


    1640 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja.
    Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res.
    Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona .
    Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Cerita Ngentot Teman, Ketika Nafsu Sudah Menutup Mataku

    Cerita Ngentot Teman, Ketika Nafsu Sudah Menutup Mataku


    1639 views

    Cerita Ngentot Teman – Aku adalah seorang pegawai sebuah perusahaan di Aceh. Aku sudah menikah sejak tahun 2014, dengan seorang wanita bernama Wulan. Adik iparku (adik kandung istriku) menikah dengan seorang wanita bernama Rini yang menjadi teman selingkuh ku untuk beberapa waktu.

     

    Sedikit curhat, pernikahanku kali ini di ujung tanduk. Yah kalau diliat dari biografi singkat yang kuceritakan di atas, bisa diambil kesimpulan apa dan siapa penyebabnya. Yak, selingkuh dan aku pelakunya. Untungnya, teman selingkuhku yang ketahuan kali ini bukan istri adik iparku, melainkan “teman” dari aplikasi media sosial “KitaNgobrol”. Ruginya, ya banyak banget. Salah satunya adik iparku sontak memusuhiku, sekaligus istrinya terpaksa ikut perintah suaminya. Rini  (Dalam suatu kesempatan, Rini bertemu dan langsung memohon agar hubungan kami jangan disebarluaskan. Aku pegang tangannya dan kupastikan bahwa aku bukan orang seperti itu. Sampai sekarang kami belum berkomunikasi lagi)

    Pertengkaran dengan istriku tidak bisa dielakkan. Aku hanya mampu menyembunyikan bahwa aku baru melakukannya sekali , dan memastikan itu hanya coba2 dan tidak akan pernah terulang lagi. Tapi yang namanya emosi kadang tidak bisa dikendalikan, istri mengamuk sejadinya dan membawa masalah ke ranah keluarga besar. Berabe.

    Akupun terpaksa pindah ke tempat kos karena istri muak liat wajahku. Dalam keadaaan terlunta2 mental dan tertekan seperti ini, aku pun berusaha mencari pelarian dengan menginap di kantor dan merepotkan pegawai lainnya dengan sesekali nginap di rumah mereka.

    Adalah rekan kerjaku sejak tahun 2016 kemarin, bernama Putri, seorang wanita kelahiran medan berdarah batak. Putri ini seorang alpha-woman-type, artinya keras kepala dan cenderung egois. Awal mula kehadirannya saja sudah langsung nyuruh2 orang lain jelasin peraturan/SOP ke dia, padahal jelas orang lain itu (aku) jauh lebih lama bekerja disini.

    Soal perawakan, Putri tidak didukung wajah yang menarik. 3-size-measurement? Minus malah di bagian depan. Parahnya, putri lebih senang untuk tidak memakai make-up bahkan dalam situasi formal sekalipun. Makanya di usia nya yang menginjak 30 tahun ini, aku paham kenapa pacarnya mutusin dia. Padahal kalau memakai make up, Putri dapat kelihatan lebih menarik.

    Kami sudah setim hampir 2 tahun lamanya. Baik profesional ataupun urusan personal sudah sering kami bahas. Makanya ketika dia tahu aku bertengkar dengan Wulan, dia langsung bertanya “Kau apain dia?” dengan gaya khas anak bataknya. Kalau sudah pake gaya begini, mendingan dijawab dengan serius atau langsung cabut, sebelum diajak debat yang ujungnya ngabisin energi.

    Akupun menerangkan secara garis besar apa masalahnya. Kata2 bodat pun keluar dari mulutnya ditujukan padaku. Aku hanya bisa tersenyum meringis, membayangkan bahwa rekan kerja ku pun bakal memusuhiku (aku mengerti kenapa, kan dia diputusin pacarnya . Jadi dimata dia, aku sama brengseknya dengan mantan co nya). Hari aku menceritakan kasusku, adalah hari dimana Putri sama sekali tidak memperdulikanku. Untungnya kerjaan kami sedang tidak banyak dan mampu kuhandle sendiri. Tapi aku bertekad baikan sama dia, karena urusan kantor memang tidak boleh bercampur dengan urusan pribadi. Sangat mempengaruhi output dan kinerja.

    Esoknya kubeli sebatang chunky bar dan sebungkus chitato besar. Berhubung meja kami sebelahan, gampang saja kutawarin dia makanan tersebut. Dengan pelototan dan jawaban ketus, dijawabnya tidak. Aku langsung ketawa2. Kuhimbau pada nya untuk tidak melarutkan masalahku ke profesionalisasi kami. Dia menatapku dan menjulurkan tangannya ke bungkus chitato. Yah, setidaknya rekan kerjaku tidak memusuhiku.

    Untuk meredakan bencinya, kubiarkan dia sepanjang pagi itu merepet dan memaki ku atas tindakan ku kepada Wulan. Tidak sekalipun kusanggah, tidak sekalipun kutepis. Suaranya sampai bergetar, air mata mulai memupuk di matanya. Aku hanya bisa bilang maaf berulang kali. Siangnya, suasana sudah mulai berubah karena dia mulai bertanya di mana aku tinggal.

    “sesekali di kantor” jawabku. “hah, tidur dimana kau?” tanya nya. “noh korsi2 itu kalo dijejer bisa buat tempat tidur. Yang penting punggungku nyandar aja”. Dia geleng2 kepala dan bilang aku gila. Padahal dia ga tau kalo tinggal di kantor dengan air bersih, listrik gratis, serta wifi dengan kuota gede itu menyenangkan <<< korupsi. Kami pun kembali fokus ke kerjaan masing2.

    Selepas istirahat, darah batak yang mengalir di tubuhnya kembali menghangat. Tapi tidak memanas, hanya interogasi kecil yang ingin dituntaskannya.

    Putri (P) : Kok bisa lah kau gituin dia rud?
    Aku (A) : bah, masih belum puas?
    P : bukan loh, ga abis pikir aku soalnya. Kalian (red:laki2) kek ga ada puas2nya. Ngebuang bunga demi sampah di jalan
    A : Ini mau digimanain lagi coba? Aku kan dah minta maaf juga. Penyesalan kan selalu datang telat, kalo di awal kan namanya pendaftaran.

    Berkat perkataan cuek ku, aku berhasil membuatnya tertawa. Mungkin, mungkin karena aku belum “menyentuh” wanita selama 3 minggu terakhir, tawa dan ekspresi Putri membuat nafsuku tidak stabil. Wanita rekan kerjaku selama ini yang kuliat biasa saja, bahkan cenderung tidak menarik perhatianku, membuat insting lelaki ku aktif. Tanpa sadar, aku memegang kedua tangannya yang bersila di paha nya. Kugenggam dan kutatap matanya sambil tersenyum.

    Putri kaget dan langsung menarik tangannya. Aku kembali mengeluarkan perkataan cuek “Lumayan megang tangan cewek” sebelum dia berkata apa2. Putri langsung merespon “segitu pengennya ya?”, yang langsung kujawab “udah hampir sebulan loh. Bosen pake tangan sendiri”. Putri langsung melotot tajam “Jadi kau kira aku tempat pelampiasan?” dengan nada meninggi. Akupun langsung berkilah “enggak loh put. Bukan pelampiasan, kau tempat aku mencurahkan rinduku” disertai senyum seringaiku, berharap ini tidak jadi pembantaian umum.

    Putri langsung menjawab “sama aja kampret” dan kembali menghadapi kerjaannya. Dalam artian lain, sebenarnya aku sudah di zona selamat karena berhasil mengalihkan pembicaraan kasus ku ke mesumku. Namun, sekarang otakku dipenuhi pikiran mesumku. Aku ingin bersetubuh. Tepatnya, aku ingin memasukkan alat kelaminku ke lubang kenikmatan Putri. Kupandangi tubuhnya terutama di bagian payudara. Sadar aku memperhatikan dirinya, Putri balas menatap tajam dan sedikit membentak “apa?”

    Pikiranku langsung cepat bereaksi. Putri adalah seorang alpha-type, dia ga akan segampang itu peduli, meskipun kepada rekan kerjanya sendiri. Pikiranku berlanjut, Putri sudah lama tidak pacaran. Ini berarti taruhan 50-50. Aku harus mencoba, batinku berkata.

    “Enggak. Aku cuma mau pijet2 badanmu aja” sergahku sambil mengarahkan kursi ku ke belakang nya dan sekaligus memegang bahu nya. Putri sedikit berteriak “apaan seh?” sambil menepis tanganku dari bahu nya. Langsung sigap kutangkap tangannya. Putri langsung melotot tajam sambil berkata “Rud, aku marah. Lepasin”.

    Taruhanku sepertinya salah. Tapi otakku masih dipenuhi pikiran mesum. Dengan sedikit tercekat, aku mengeluarkan kata2 “Put, tolong aku put” sembari tidak menghiraukan perintahnya untuk melepaskan tangannya. Putri menjawab tegas “ENGGAK. LEPASIN”. “Put, bantuin napa. Ga usah sampe “kesana” deh. Bantuin aku “keluar” aja. Janji (janji? lol)” kataku dengan penuh harap sambil tetap memegang tangannya.

    Putri terdiam sejenak. Disaat seperti ini, aku tidak membiarkannya berpikir. Aku langsung menyambung perkataanku “Iya ga sampe ngapa2in. Nanti aku bantuin juga kau deh” sambil menurunkan tangan kami berdua ke arah paha nya. Aku memanjangkan jari kelingkingku ke arah paha nya, sedikit membelai, berharap semoga rangsangan ini sampai. Putri tidak berkata apa2. Putri diam, seperti terpasrah. Aku celingak- celinguk liat keadaan, dan langsung menghambur ke depan memeluk putri seraya berkata “Makasih ya put”. Aroma rambutnya menelusuk hidung, bercampur dengan nafsu yang ingin segera kutuntaskan. Putri berbisik “jangan disini. dimana?”. Akupun berdiri, memberinya kode untuk mengikutiku ke ruang kesehatan.

    Ruang kesehatan kantor kami terletak di ujung lantai 2. Ruang ini sederhana, hanya ada tempat tidur rawat, meja dan kursi kerja dokter, kursi tunggu dan AC. Ruangan ini serba praktis, sering dipakai untuk tempat istirahat ataupun tempat kongkow. Dan seperti biasa, kunci ruangan ini selalu tertinggal di dalam. Mungkin memang ada pegawai atau pejabat lain yang memakai nya seperti yang akan kulakukan. Tapi itu bukan urusanku.

    baca juga koleksi cerita ngentot teman lainnya: Cerita Lendir – Kakak Sahabatku yang Seksi

    Putri pun masuk. Aku langsung mengunci pintu dan mendekap dia dari belakang. Tangan kananku langsung menggerayangi payudaranya, sedang tangan kiriku membelai area wanita nya dari luar celana hitamnya. Kali ini putri tidak bisa terdiam. Suara lirihan kecil mulai terdengar di telinga kiriku. Putri langsung membalikkan badan dan menyambar mulutku dengan mulutnya. Bibir kami beradu, aku berusaha memasukkan lidahku ke mulutnya. Sedikit kuremas payudaranya barulah lidahku bertemu dengan lidahnya. Tangan kiriku bergerilya masuk kedalam celananya. Gila ya put, pikirku dalam hati. Kuyakin kau juga menginginkan hal ini. Kau juga merindukan diginiin. Buktinya dengan basahnya celana dalammu.

    Jari tengahku menerobos masuk ke liang vaginanya. Ciuman Putri mulai tak teratur dan terlepas. Desahan tertahan keluar dari mulutnya, yang memancing ku untuk meneruskan foreplay ini lebih lanjut. Tangan kananku bergerak melolosi kancing kemejanya, hingga Bh hitamnya terpampang dan tanganku bebas merabanya. Lidahku sekarang bergerak di leher kiri Putri, tangan kananku memilin dan meremas apa yang dapat di raihnya dibalik Bh hitam tersebut. Tangan kiriku tetap dinamis mengorek isi dalam lubang itu. Pikiranku dipenuhi dengan nafsu. Aku yakin putri sudah lupa dengan janji ku (janji yang mana? hahaha)

    Kudorong pelan Putri ke arah meja kerja dokter. Putri mengerti dan duduk diatas meja tersebut. Kutanggalkan celana Putri, kulepaskan celana dalamnya sehingga liang kenikmatan yang sudah basah itu terpampang di hadapanku. Putri terkangkang pasrah di hadapanku, hanya kemeja yang terbuka separuh dan Bh hitamnya yang melekat di badannya saat ini. Kumajukan kepalaku untuk melekatkan mulutku ke vagina Putri. Sepertinya Putri juga mengharapkan ini, terbukti dengan dijambaknya rambutku ketika cairan vaginanya mulai kuisapi. Desisan desisan nafsu ini semakin membangkitkan gairahku.

    Aku menurunkan celanaku. Kuhisap kembali lidah Putri sambil melepaskan Bh hitamnya. Kupilin putingnya dan aku berbisik di telinganya “Enak sayang?”. Putri menggigit pundakku sebagai jawaban. Kuciumi lehernya, kupermainkan puting payudaranya, kutekan2 klitorisnya. Sepertinya Putri akan membantu ku keluar kali ini. Tangannya menggenggam k0ntolku, naek turun, dan mulai mengarahkannya ke vaginanya….tanpa kuminta. Aku harus membantu Putri juga. Kudorong perlahan batangku, sekujur badanku dipenuhi kenikmatan duniawi itu. Kudorong terus sampai melekat kelamin kami. Kutatap mata Putri, kami kembali berciuman, dan Putri kembali menggigit pundakku.

    Kami saling menyangga dan mengkait ketika aku mulai menggerakkan batangku maju-mundur. Setiap hentakan yang kulakukan dibalas dengan baik oleh goyangan Putri. Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi apabila kami ketahuan. Putri pun sepertinya sama. Bunyi meja berderit, desahanku, desahan Putri aku rasa dapat menjelaskan keadaan kami pada orang yang mungkin sedang tepat ada di luar ruangan. Aku tidak peduli. Putri sekarang terlentang di atas meja, kaki kiri nya kuangkat ke pundakku yang barusan digigitnya. Kupacu kembali tempo tadi. Putri semakin belingsatan. Tangan kiriku menekan klitorisnya. Gerakan putri semakin tidak karuan. Aku tetap memaju-mundurkan batangku di dalam lubang yang semakin basah tersebut.

    Kenikmatan ini ekstasi bagi kami. Putri sepertinya kelelahan setelah batangku dipijat vaginanya beberapa kali. Kedua kakinya kuangkat, kucium betis nya seraya kembali menghentakkan batangku. Aku hampir keluar. Kupercepat irama gerakan pinggulku sebisa yang aku mampu. Makin cepat dan tak terkendali, Putri sudah seperti kehabisan napas, deritan meja makin keras, aku mulai teriak, teriak kenikmatan yang kulepaskan seketika cairanku mengisi dalam lubang vagina itu. Aku goyangkan terus, meresapi sisa2 kenikmatan yang masih ada.

    Putri bangkit duduk dan merangkul leher ku, mencium ku, dan berkata “Enak sayang”. Aku pun tersenyum dan menjawab “Makasi ya sayang. Benar2 nikmat abang rasa” (padahal kami seumuran. Aku memakai kata abang ke dia biar mesra soalnya. hahaha). Aku langsung mengambil tisu dan mengelap baik kelaminku dan kelamin Putri. Putri sedikit merasa geli ketika kusentuhkan tisu itu ke vaginanya. “Padahal tadi niatnya cuma pake tangan. Aku malah mau pake mulut. Ujung2 nya ngentot juga kita ya” Ujarnya sambil tersenyum cemberut. Aku tertawa dan berkata “Lain kali di tempat tidur yok put. Mau?” . Putri hanya tersenyum mengangguk. Kami berdua bergegas memakai pakaian kami dan meninggalkan ruangan tempat pengalaman pertama kami, dengan disertai rasa was was dan teliti agar tidak ada bukti yang tertinggal.

  • Yume Mizuki Kirari 51 Sh

    Yume Mizuki Kirari 51 Sh


    1639 views

  • Diperkosa Gara Gara gak Bayar Hutang

    Diperkosa Gara Gara gak Bayar Hutang


    1639 views

    Duniabola99.org – Semua berawal ketika aku dan suamiku tak mampu membayar hutang ke BOS nya di kantor seketika aku dijadikan tumbal untuk diperkosa oleh Bosnya.. ini cerita ku..

    Berikut ini memang murni pengalaman pribadiku yang bermula dari keterpaksaan hingga menimbulkan rasa ketagihan. Aku menjadi semakin binal sejak kejadian itu. Kenikmatan dari lelaki yang bukan suamiku membuat aku gila seks.

    Perkenalkan, namaku adalah Nani umurku 29 tahun, aku adalah seorang istri dari seorang lelaki bernama Toni yang umurnya juga sama denganku. Aku hanyalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan Toni bekerja hanya kalau sedang ada proyek saja. Kalau sedang tidak ada proyek maka Toni hanya diam di rumah dan tidak berusaha untuk mencari pekerjaan tetap yang bisa menjamin hidup kami. Selama 3 tahun pernikahan kami, Toni tidak pernah bekerja tetap di satu perusahaan. Entah untungnya atau sialnya kami sampai sekarang belum dikarunai seorang anak. Akibat dari Toni yang tidak mempunyai pekerjaan tetap akhirnya dia mempunyai hutang dimana-mana. Sampai suatu saat ada orang yang datang ke rumah kami dan marah-marah karena Toni belum juga membayar hutangnya.

    Pada saat itu aku hanya bisa menemani Toni di sisinya menghadapi kata-kata kasar orang yang dihutangi oleh Toni. Aku sendiri melihat gelagat yang aneh dari orang itu. Sambil marah-marah matanya seringkali tertangkap olehku sedang melirik ke arahku. Aku sendiri memang mempunyai tubuh yang cukup bagus menurutku. Tinggi 170cm (termasuk tinggi untuk perempuan lokal), berat 60kg, kulit sawo matang, dengan ukuran dada 36.

    Kehidupan seks kami tidaklah bermasalah walaupun tidak bisa dibilang istimewa. Toni selalu dapat memuaskanku walaupun dia adalah seorang yang konservatif yang selalu bermain dengan gaya yang itu-itu saja. Beberapa hari setelah rumah kami didatangi oleh orang yang menagih hutang, aku melihat orang tersebut di jalan ketika aku mau pergi ke rumah saudaraku. Tadinya aku akan meminjam uang dari saudaraku untuk menutupi hutang Toni pada orang tersebut, tapi ditengah jalan aku mempunyai pikiran lain. Aku ikuti orang tersebut untuk mengetahui dimana rumahnya. Tadinya niatku hanya untuk mengetahui saja, tapi akhirnya aku mempunyai niat lain. Aku putuskan untuk menggadaikan tubuhku untuk melunasi hutang-hutang suamiku kepada orang itu.
    Setelah aku mantap dengan niatku, beberapa hari kemudian aku memberanikan diri untuk mendatangi rumah orang tersebut. Rumah orang itu memang sangat besar dan sangat mewah. Setelah berhasil mengatasi rasa gugupku akhirnya kuberanikan diri untuk memencet bel. Tak lama kemudian seorang lelaki kurus yang kupikir adalah pesuruh di rumah itu keluar.

    “Nyari siapa bu?”
    “Hmm. Bapaknya ada?” tanyaku pada lelaki tersebut.
    “Ibu siapa? Biar saya sampaikan ke Bapak.”
    “Bilang aja dari istrinya pak Toni.”
    Akhirnya pesuruh itu masuk ke dalam rumah dan tak lama berselang dia keluar lagi untuk membukakan pagar.
    “Tunggu aja di ruang tamu bu.” Katanya padaku. Langsung saja aku menuju ke arah yang ditunjuknya.
    Sebuah pintu dari kayu jati dengan ukiran yang sangat cNanik. Belum juga aku sampai ke depan pintu, pintu tersebut sudah dibuka dari dalam. Rupanya yang membukakan pintunya adalah orang yang kucari. Orang dengan perawakan kurang lebih 180cm dan kuperkirakan beratnya 75kg. Aku perkirakan umurnya sekitar 50 tahun. Berkulit hitam dan terlihat masih segar. Kesan angker yang ditunjukkannya pada saat menagih hutang tidak ada sama sekali pada saat aku datang. Justru aku menangkap kesan ramah dan sopan dari dia. Dia langsung menjabat tanganku sambil menyebut namanya.
    “Brata. Mari masuk bu…”
    “Nani” Jawabku langsung ketika melihat dia kebingungan.
    “Oh iya. Bu Nani silahkan masuk”
    Aku langsung masuk menuju ruang tamu. Dan Pak Brata langsung memersilakan aku untuk duduk.
    “Mau minum apa bu Nani?”
    “Ah gak usah repot-repot pak” jawabku dengan gaya basa-basi bangsa timur.
    Akhirnya Pak Brata menyuruh pembantunya untuk membuatkan sirup.
    Sambil menunggu minuman datang pak Brata memulai pembicaraan, sekaligus untuk mencairkan suasana yang kaku. Seolah-olah dia tahu kalau aku gugup dan grogi bertemu dengannya. Kuakui dia adalah sosok yang bisa membuat pembicaraan menjadi santai. Ditambah lagi mungkin dengan wawasan yang cukup luas sehingga dia sepertinya tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan layaknya penyiar radio yang selalu ngoceh sepanjang jam siaran. Semakin jauh kami berbicara justru aku semakin kehilangan rasa gugupku yang tadi menghinggapi. Obrolan kami sempat terhenti karena pembantu pak Brata datang membawakan minuman pesananan majikannya.

    “Silahkan diminum bu Nani”
    “Oh iya pak. Terima kasih.” Tak lama langsung saja kuteguk minuman yang disuguhkan.
    “Koq sepi ya pak? Istri bapak lagi keluar?” Tanyaku unuk memulai obrolan kembali.
    “Istri saya sudah lama meninggal.”
    “Oh maaf pak, saya gak tahu”
    “Oh gak apa-apa. Oh iya bu Nani sudah berapa lama menikah dengan pak Toni?”
    “Tiga tahun pak. Tapi ya gitu deh pak. Mas Toni gak pernah punya kerjaan tetap. Jadi makin lama makin numpuk aja hutangnya. Ditambah lagi sampai sekarang kami belum juga punya anak” kataku sekalian curhat sedikit ke pak Brata.

    Setelah disinggung soal hutang, pak Brata akhirnya menanyakan perihal hutang suamiku. Dan dia juga bercerita bahwa sebenarnya suamiku tidak hanya berhutang kepadanya tapi juga ke teman-teman pak Brata. Jujur saja aku kaget, karena selama ini suamiku tidak pernah berkata jujur perihal hutangnya. Rupanya pak Brata sudah menyimpan rencana sendiri yang kurang lebih mirip dengan rencanaku. Dan akhirnya rencana itu disampaikan kepadaku, bahwa hutang suamiku bisa lunas dengan catatan aku mau diajak bercinta dengannya. Pengurangan hutang suamiku satu juta setiap aku melayaninya. Dan itu berlaku juga untuk hutang suamiku dengan teman-temannya yang ternyata ada dua orang lagi. Dan ternyata suamiku berhutang sepuluh juta ke setiap orangnya. Ini berarti aku harus bercinta tiga puluh kali, dengan setiap orangnya aku layani sepuluh kali. Aku sempat berpikir juga melihat keadaan yang seperti itu, tapi demi melunasi hutang suamiku akhirnya aku sanggupi permintaannya. Akhirnya aku disuruh kembali lagi keesokan harinya, karena hari itu Pak Brata sudah mempunyai janji dengan rekan bisnisnya. Sebelum pulang aku menanyakan apakah teman-temannya berkenan dibayar hutangnya dengan tubuhku? Dan Pak Brata berhasil meyakinkan bahwa teman-temannya pasti akan satu suara dengannya.

    Akhirnya keesokan harinya aku datang kembali ke rumah Pak Brata. Hari itu aku untuk pertama kalinya berdandan bukan untuk suamiku, tapi untuk laki-laki lain. Aku datang dengan pakaian tetap casual saja. Toh pikirku nNaninya pakaian ini juga tidak berguna karena ketika aku menunaikan tugasku baju ini harus dilepas. Yang jelas aku mempersiapkan mentalku untuk hal ini. Karena ini juga untuk pertama kalinya aku akan disetubuhi oleh laki-laki yang bukan suamiku. Dan yang jelas aku juga mempersiapkan vaginaku. Semua bulu-bulu yang tumbuh disekitar vaginaku kucukur habis, sehingga vaginaku bisa terlihat dengan jelas. Sesampainya di rumah Pak Brata aku disambut dengan hangat, Pak Brata mencium punggung tanganku dan kedua pipiku. Diriku agak canggung menerima perlakuan yang diberikan kepadaku, karena dia bukan suamiku. Tetapi aku sendiri tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh suamiku. Saat itu aku merasa diperlakukan layaknya seorang perempuan. Dia tidak menunjukkan bahwa dia hawa nafsunya, tapi justru menunjukkan sikap seorang lelaki dewasa yang membuatku sedikit “terbius” oleh perlakuannya.

    Setelah sambutan hangatnya aku langsung diajak menuju kamarnya. Kamar yang cukup mewah bagiku. Dan rupanya Pak Brata telah menyulap kamarnya menjadi begitu indah. Wangi bunga telah memenuhi seisi kamarnya. Ketika aku masih terpesona dengan kamarnya yang mewah tiba-tiba dia memelukku dari belakang. Refleks dan sedikit terkejut membuat diriku agak memberontak. Tetapi dia meyakinkan diriku untuk tenang dan menikmati saja saat-saat tersebut. Dia mulai menciumi leher dan kupingku yang jelas membuatku terangsang. Lalu dia membalikkan tubuhku sehingga kami saling berhadapan.
    “Boleh kupanggil Nani saja?” tanyanya padaku.
    “Hmm.. boleh aja pak”
    “Wah. Jangan panggil pak dong. Panggil saja Brata. Supaya lebih mesra.”
    “Iya Brata. Boleh aja kalau kamu mau panggil aku Nani.” aku mulai menikmati keadaan.
    “Hmm.. Nani. Sebenarnya ada satu lagi kejutan untukmu hari ini.”
    “Apa itu?”
    Belum dia menjawabnya tiba-tiba pintu kamar terbuka. Lalu ada dua orang memasuki kamar tersebut. Hal itu jelas saja membuat aku kaget.
    “Ini dia kejutannya. Ada dua orang lagi temanku yang dihutangi suamimu yang ingin ikut bermain dengan kita.”
    “Tapi Brata…” “Tenang saja. Kalau kau melayani kami sekaligus maka bayarannya dinaikkan menjadi 1,5 juta untuk sekali main. Tidak lagi satu juta.”

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Sebenarnya aku agak keberatan juga dengan keadaan itu. Tapi karena suasana yang tercipta sudah kunikmati akhirnya aku menyetujuinya. Kedua temannya memang berbeda sekali dengannya. Temannya yang satu bernama Faisal, keturunan Arab mempunyai dan berkulit putih. Sedangkan yang satunya bernama Hans, keturunan Cina. Tapi yang jelas ketiganya mempunyai postur tubuh yang sama. Tinggi besar dan tegap. Beda sekali dengan suamiku yang tingginya kira-kira sama denganku dan mempunyai tubuh yang tidak sebagus mereka. Jujur saja diam-diam aku mulai mengagumi mereka bertiga dan mulai membayangkan disetubuhi oleh mereka bertiga.

    Aku sudah lagi tidak peduli dengan suasana romantis di kamar Pak Brata, tapi aku sudah mulai membayangkan suasana liar yang akan terjadi berikutnya. Tiba-tiba saja Pak Brata sudah mulai mencium bibirku. Aku yang dari tadi sedang menghayal jelas terkejut, walaupun tidak lama dan langsung membalas ciuman dari Pak Brata. Tak lama berselang Faisal dan Hans langsung bergabung. Faisal datang dari belakangku dan langsung menciumi leherku sedangkan Hans langsung ke tujuan dengan meremas kedua dadaku. Hal ini jelas saja membuat nafsuku meledak. Aku tidak tahan untuk tidak bersuara, dan akhirnya akupun mulai mengeluarkan desahan dari mulutku.

    Setelah itu bajuku dan celana panjang yang aku pakai mulai dilepas dari tubuhku sehingga terlihat bra dan cd yang aku kenakan. Hal ini jelas saja membuat mereka bertiga tambah liar untuk menjamah tubuhku. Dan tak lama berselang bra dan cdku pun ikut lepas dari tubuhku sehingga aku benar-benar bugil. Sudah tidak ada lagi perasaan canggung dan malu di diriku. Yang ada hanya nafsu yang sudah berada di ubun-ubun. Setelah itu mereka bertiga pun melepas pakaiannya masing-masing. Dan aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa kagetku ketika mereka bertiga sudah bugil. Karena mereka semua mempunyai ukuran penis yang sangat besar bagiku. Panjang penisnya sekitar 20 cm dan berdiameter kira-kira 4-5 cm. Aku sendiri tidak dapat membedakan secara pasti punya siapa yang paling besar. Karena ukuran penis mereka yang hampir sama. Tapi yang jelas berbeda sekali dengan punya suamiku yang hanya sekitar 13cm dengan diameter 2 cm. Aku dihadapkan dengan tiga penis raksasa. Perasaan takut dan penasaran bercampur aduk di diriku. Takut karena belum pernah melihat penis dengan ukuran sebesar itu. Penasaran karena perempuan mana yang tidak mau vaginanya dimasuki penis seperti itu.

    Setelah semuanya bugil mereka membimbingku untuk jongkok, dan setelah itu mereka semua mengelilingiku. Mereka minta dioral secara bergNanian. Lalu kulakukan permintaan itu dengan senang hati walaupun agak bersusah payah. Aku sering mengoral suamiku, tetapi yang ini beda. Tiga penis dengan ukuran jauh dari penis suamiku. Ukuran penis mereka membuat aku agak gelagapan dan sedikit sesak nafas awalnya. Tapi lama-lama akhirnya aku bisa menguasai keadaan juga. Ketika aku mengoral penis pak Brata kedua tanganku mengocok penis Hans dan Faisal, begitu seterusnya. Jika satu sedang kuoral maka yang dua lagi kebagian kocokan tanganku.

    “Aarrrgghhh nikmat sekali seponganmu Nani” ucapan itu terlontar dari Faisal ketika mendapat giliran dioral olehku. Hans mendapat giliran terakhir untuk kuoral.

    Dan ketika giliran Hans mereka membimbingku ke arah tempat tidur. Rupanya mereka memintaku untuk mengoral Hans sambil terlentang sementara penis Hans berada di atas mulutku. Ketika sedang asik-asiknya menikmati penis Hans, tiba-tiba kurasakan rangsangan hebat di kedua payudaraku dan di vaginaku. Rupanya Faisal sedang asik menggerayangi kedua payudaraku. Dia sedang asik meremas dan menjilati kedua payudaraku. Sedangkan Pak Brata berada di selangkanganku, dia terlihat asik menjilati vaginaku. Terang saja aku mengoral Hans sambil mengerang (ingin berteriak tidak bisa karena mulutku disumpal penis Hans) keenakan karena perlakuan kedua orang tadi terhadap dua tempat sensitif di tubuhku. Tak lama kemudian Hans melepaskan penisnya dari mulutku lalu bergabung dengan Faisal untuk menikmati payudaraku. Faisal menggarap payudara kiriku sedangkan Hans yang kanan pak Brata tetap menjilati vaginaku. Hal ini membuatku terangsang hebat sehingga tidak tahan lagi untuk berteriak dan meracau.

    “Aarrrrgghhh, nikmat banget… teruuussss… aaarrgghhh… aayoo teruusss”
    Akhirnya aku sampai juga pada orgasmeku yang pertama. Tak lama kemudian aku merasakan sesuatu menempel di bibir vaginaku. Setelah kulirik ternyata pak Brata sudah siap memasukkan penisnya itu ke dalam vaginaku. Aku merasakan penis pak Brata semakin lama semakin mendesak vaginaku. Aku merasa seperti perawan lagi karena begitu susahnya penis pak Brata memasuki vaginaku. Terang saja susah, penis sebesar itu mencoba masuk ke dalam vaginaku yang biasanya hanya dimasuki penis Toni yang sekarang menjadi biasa bagiku. Terbantu oleh vaginaku yang sudah basah akhirnya penis pak Brata berhasil masuk juga. Perlahan-lahan pak Brata mulai menggoyangkan penisnya keluar masuk di vaginaku. “Arrrghhh Brata… terus… cepetin donkk.. ent*tin…” aku sudah meracau tak karuan karena penis pak Brata yang menghadirkan kenikmatan yang luar biasa. Ditambah lagi Hans dan Faisal yang masih sibuk dengan kedua payudaraku.

    Akhirnya setelah dirasa lancar pak Bratapun mulai mempercepat goyangannya. Baru beberapa goyangan saja aku sudah orgasme lagi padahal kulihat pak Brata masih kuat menggoyang penisnya. Makin lama makin cepat dan cepat sampai akhirnya aku tak tahan dan sampai pada orgasme ku yang kesekekian kali. Setelah agak lama terasa goyangan pak Brata semakin cepat dan cepat kemudian sampai pada goyangan dia yang terakhir, tubuhnya mengejang keras sekali, suaranya melenguh setengah berteriak. Dan aku bisa merasakan kalau dia orgasme. Semburan spermanya di dalam vaginaku terasa sekali. Tak lama berselang pak Brata mencabut penisnya dan aku didatangi oleh Hans dan Faisal yag tampak sudah tidak sabar. Aku lihat Hans membawa baby oil. “Untuk apa?” tanyaku. “Sudahlah nikmati saja” begitu kata Hans.

    Karena memang gairahku masih diatas akhirnya aku tidak pedulikan lagi. Tak lama mereka memintaku untuk berposisi doggy style, dan aku iyakan saja toh aku juga terbiasa dengan gaya itu. Tapi betapa kagetnya ketika kurasakan Hans menumpahkan baby oil di lubang pantatku dan di penisnya lalu kemudian berusaha memasukkan penisnya itu ke pantatku. Tadinya aku ingin berontak, tetapi Faisal memegangi tubuhku dengan erat supaya tidak berontak. Terasa sedikit sakit ketika penis Hans mencoba untuk memasuki lubang pantatku tetapi kemudian setelah masuk terasa nikmat yang luar biasa juga. Tidak kalah dengan nikmatnya ketika masuk ke vagina. Lalu Hans kemudian mulai untuk menggoyang penisnya di dalam pantatku. Ketika sudah lancar dan baru beberapa saat Hans meminta merubah posisi tanpa melepaskan penisnya dari pantatnya. Kami berdua terlentang dan bertindihan dengan aku diatasnya. Sehingga makin kurasa Penis itu bergerilya di lubang pantatku.
    Tak lama kemudian Faisal menghampiri kami dan sudah siap dengan penisnya yang sudah berdiri tegak dan diarahkan ke vaginaku yang terbuka menantang. Akhirnya Faisal memasukkan penisnya ke dalam vaginaku berbarengan dengan Hans dia menggoyangkan penisnya keluar masuk vaginaku. Sebuah pengalaman luar biasa yang belum aku alami sebelumnya. Aku disetubuhi dua laki-laki secara bersamaan. Benar-benar terasa nikmat sekali, ditambah lagi keduanya ditambah pak Brata merupakan sosok lelaki gagah, tampan dan enak dipandang. Pergumulan kami bertiga tak terasa membuatku orgasme berkali-kali, karena rasa nikmat yang luar biasa. Dan akhirnya Faisal dan Hans secara bersamaan mencapai orgasmenya. Hans mengerluarkan spermanya di dalam pantatku sedang Faisal di dalam vaginaku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Setelah itu kami berempat mebersihkan diri, dan rupanya di meja makan sudah disiapkan makanan untuk kami berempat. Setelah kami makan akhirnya aku izin untuk pulang dan tidak lupa membuat janji untuk pertemuan berikutnya dengan mereka.

    Setelah kejadian itu aku merasakan tidak nafsu lagi dengan Toni ketika dia mengajakku untuk bersetubuh. Aku hanya berusaha menjalankan kewajibanku saja. Tetapi jujur saja aku tidak merasa puas. Karena aku sudah menemukan sesuatu yang lebih diluar sana. Dan setelah semua hutang-hutang Toni lunas aku sering kali mendatangi mereka atau salah satu dari mereka untuk minta disetubuhi. Aku sudah sampai pada taraf ketagihan yang luar biasa. Pada akhirnya akupun jujur kepada Toni tentang hal yang selama ini terjadi. Dia terkejut, tapi tak biasa marah karena aku melakukan itu untuk melunasi hutang-hutangnya. Setelah kutanyai apakah dia ingin menuntut cerai diriku, dia tidak mau menceraikanku dengan alasan dia masih sayang. Aku memberikan syarat kepada Toni yaitu, aku bebas bersetubuh dengan ketiga orang itu kapanpun dan dimanapun aku mau tanpa harus dicemburui. Akhirnya Toni menyetujuinya, karena masih menyayangiku.

    Pernah suatu saat ketika Toni pulang ke rumah dia mendapati diriku sedang bersetubuh dengan ketiga pria tersebut. Ketika dia akan pergi justru dia dipaksa untuk duduk dan menyaksikan kami oleh pak Brata, Hans dan Faisal. Bahkan dia juga ditelanjangi oleh mereka didepanku. Mereka sengaja melakukan itu hanya untuk membandingkan ukuran penis mereka dan Toni dan memang penis Toni menjadi terlihat kecil sekali. Sebenarnya aku kasihan melihatnya diperlakukan seperti itu. Tetapi karena hawa nafsu yang sudah menguasai diriku, maka tak kuacuhkan dia dan aku hanya melayani penis-penis raksasa yang dapat memuaskan vaginaku

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Blonde teen Alex Grey taking sperm on face

    Blonde teen Alex Grey taking sperm on face


    1638 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Hubungan Mesum Dengan Pacar Baruku

    Hubungan Mesum Dengan Pacar Baruku


    1638 views

    Duniabola99.org – Setelah memutuskan hubungan denganku sebulan yang lalu Henry kembali bertandang ke rumahku. Dia bilang kalau saat itu dia mengambil keputusan yang salah dan bermaksud untuk melanjutkan hubungan kami lagi. Tapi rasa sakit di hatiku masih terasa ketika dia dengan gampangnya memutuskan aku yang sudah hampir dua tahun menjalin hubungan dengannya namaku Nanda usiaku 23 tahun.

    Bersama Henry aku selalu berusaha mengalah setiap kali kami marahan. Bahkan dia dengan sifat egonya sering membuatku kecewa tapi aku tetap berusaha untuk setia padanya, karena kamipun sering melakukan seperti dalam adegan cerita ngentot. Dan aku tidak ingin merasakan hal itu untuk nafsu semata bagiku aku tulus mencintai Henry yang selama ini mengisi hari-hariku.

    Tapi aku kali ini aku tidak bisa memaafkan dia lagi. Karena waktu itu Henry datang dengan membawa seorang cewek dan berkata kalau dia adalah calon istrinya, akupun mendengar kalau wanita itu akhirnya pergi meninggalkan Henry setelah tahu Henry hanya memilihnya karena hartanya. Dimana dia merupakan wanita yang menyandang status janda kaya.

    Mungkin Henry kira aku tidak mendengar alasan kenapa dia memutuskan aku. Sakit hatiku sudah tidak dapat di bendung lagi karena itu akupun menjalin hubungan dengan Dion masih saudara sepupu dari Henry, Dion memang sejak dulu menaruh hati padaku tapi aku sudah menjalin hubungan dengan Henry waktu itu, dan akli inipun aku menerima cinta Dion hanya untuk membuat kesal Henry.

    Awalnya Henry tidak tahu kalau aku sudah berpacaran dengan Dion sepupunya. Hingga pada suatu hari kami berada di salah satu cafe langganan kami. Setiap pulang dai tempat kerja biasanya aku memang nongkrong di cafe ini sampai akhirnya ketika kami bercanda dengan teman kami datang Henry dengan muka ceria langsung duduk di sampingku saat itu.

    Aku membiarkannya dia melakukan hal itu sampai akhirnya waktu kami akan meninggalkan tempat ini aku mengejutkan Henry dengan berkata ” Ayo sayang.. kita pulang… ” Henry tersenyum tapi begitu tanganku memegang tangan Dion diapun terlihat kecewa, sedangkan aku melenggang dengan santai meninggalkan tempat itu dengan Henry yang memasang wajah marahnya.

    Dalam perjalanan pulang aku berterima kasih pada DIon, diapun memegang erat tanganku dan berkata ” Aku tahu kalau dalam hati kamu sebenanrnya belum ada tempat untukku… dan aku mau menunngu sampai kamu benar-benar cinta padaku… ” Tersentuh rasa dalam hatiku mendengar kata-kata yang di ucapkan Dion, akupun memeluk tubuhnya dengan mesra malam itu.

    Sejak saat itu aku merasa lebih dekat lagi dengan Dion, bahkan aku berniat dalam hatiku untuk mau melakukan hubungan intim seperti dalam adegan cerita ngentot yang telah aku lakukan dengan Henry sepupunya. Karena aku merasa kalau Dion begitu tulus mencintai aku dari dulu dia memang selalu baik padaku dan aku tidak pernah melihatnya berhubungan dengan cewek manapun.

    Hari ini Dion bilang mau datang kerumahku karena itu aku tidak ikut keluargaku, yang pergi ke salah satu acar keluarga besar kami. Dan aku menunggu Dion sendirian di rumah dan satu jam setelah kepergian keluargaku Dion datang dengan mengendarai sepeda motor akupun menyuruhnya memasukan motornya kedalam garasi biar aman ngobrol di dalam tanpa menghawatirkan motornya.

    Di dalam kami mengobrol agak lama juga sich. Sampai akhirnya Dion aku peluk dengan tubuhku mencondong kedepan, dia hanya melingkarkan tanganya memeluk tubuhku tapi dengan cepat aku lumat bibirnya, Dion terlihat kikuk mungkin ini hal yang baru pertama kali dia lakukan karena itu aku merasa senang dalam hatiku menemukan cowok baik dan keren seperti Dion.

    Kemudian aku mainkan lidahku di dalam rongga mulutnya diapun memejamkan mata, aku tersenyum dalam hatiku. Nampak kening Dion sudah basah oleh keringat ini menandakan kalau Dion merasa gugup melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot ini. Perlahan aku tetap melumat bibirnya sampai akhirnya diapun membalas lumatan bibirku yang semakin menggairahkan.

    Kini aku yang hanya terdiam menerima lumatan bibir Dion ” OOOuuggghh… Di… on….. aaaaaggggghhhh… sayang…… aaaaagggghhh…… ” Desahku begitu Dion mulai agresif bermain lidah dalam mulutku, akupun membalas kuluman bibirnya dengan penuh gairah, aku tekan kepala Dion dari arah belakang hingga diapun tidak bisa berkelit lagi dan semakin leluasa aku melumatnya.

    Perlahan aku lepas pakaian Dion yang membuat aku tersenyum ketika Dion tidak mau aku lepas celana dalamnya. Akupun kembali menciumnya tapi sambil melepas bajuku juga hingga akhirnya kamipun sama-sama telanjang bulat dan aku naik ke atas tubuhnya lalu aku tuntun kontol Dion menuju lubang memekku dan sekali tekan bleess memekku melahap habis kontol Dion.

    Lalu akupun bergerak di atas tubuhnya dan Dion mengerang bagai cewek ” Oooouuugggghhh…. oooouuuuggggggghhh….. aaaaaggggghhhh… aaaaagggghhh… aaaaagggghhh… ” Aku yakin kalau Dion menikmati gerakanku di atas tubuhnya. Akupun membuat variasi dengan memutar memekku dan kembali Dion menengadahkan kepalanya memandang ke arahku yang bergoyang sengit.

    Dia memegang bokongku dari bawah sambil terus mendesah ” OOooouuugggghh….. aaaaaaggghhh….. aaaaaggghh…… aaaaggggh… ” Akupun tidak mau kalah aku mendesah menikmati nikmat dalam memekku ” EEeeeuuummmpphhhh…. aaaaaggghhh….. eeeeuuuuummmppphhhh…. aaaaaaggghhh…. ” Sambil terus bergoyang aku terus memeletkan bibirku menikmati goyangan pantatku sendiri.

    Sedangkan Dion terus menggoyangkan pinggulnya di bawah tubuhku mungkin dia verusaha mengimbangi permainanku. Tapi hal itu justru membuatnya ridak dapat menahan kontolnya, karena saat itu juga kontol Dion menyemburkan sperma kentalnya dalam luang memeku ” OOooooouuuuuuggggggghhhhh…… oooooouuuggggggghhh…. ooooouuuggghh…. aaaagggghh.. ” DEsahannya begitu panjang.

    Hingga akhirnya tubuhnya terkulai lemas di atas tubuhku, dia menghela nafas berkali-kali tanpa menatap mataku. Aku yakin Dion masih merasa malu padaku karena hal ini baru pertama kali dia lakukan dan akupun memberinya pelukan hangat sambil terus memainkan kakiku menyentuh kakinya karena terus terang aku belum mencapai puncak klimaks yang sesungguhnya.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • MIKODAI ORAL SEXS

    MIKODAI ORAL SEXS


    1638 views

  • Nekat ML Dengan Cewek Agresif Di Kantor

    Nekat ML Dengan Cewek Agresif Di Kantor


    1638 views

    Duniabola99.org – Kejadian ini berlangsung ketika waktu itu saya dipindahkan oleh manajemen ke Bandung untuk memimpin kantor cabang Bank di Bandung. Suatu hari, sore sekitar pukul 18.00 WIB menjelang malam sebelum pulang, saya ngobrol dengan operational manager saya di ruangan saya.

    Di kantor tinggal kami berdua, office boy dan para marketing sudah ijin pulang. Saya berdiri dengan badan merapat di badannya yang duduk di kursi sambil saya memandang ke arah jalan di luar. Saking dekatnya tak terasa kemaluan saya menempel ke lengan kanannya.

    Agen Judi Online Aman Dan Terpercaya 

    Saya sejenak tertegun akan apa yang terjadi, tetapi dia kelihatannya suka dan cuek saja sambil sedikit senyum dikulum. Sedikit saya gambarkan operational manager saya yang seorang wanita agresif dan seksi ini, saya tidak akan menyebutkan siapa namanya, saya tidak ingin dia menjadi malu karena sampai saat ini kami masih tetap berhubungan baik.

    Wajahnya cukup cantik, manis dengan senyum yang menggoda, dia memiliki tubuh yang mungil dengan rambut sebahu, kulitnya putih sekali, buah dadanya tidak begitu besar tapi sangat padat, bibirnya sangat sensual. Tiba-tiba tangannya memegang jari-jari tangan kanan saya lalu mengusapnya perlahan, lalu saya memandang wajah cantiknya, dia tersenyum.

    Saya ingin sekali memeluk tubuh mungilnya. Dengan perlahan saya menurunkan muka saya ke mukanya, saya sentuh bibir seksinya, saya cium dengan lembut, dengan penuh perasaan, lalu dia balas dengan melumat bibir saya dengan kuluman lidahnya yang menggairahkan sambil menarik dasi saya untuk lebih merapat ke badannya.

    Tangan sayapun mulai turun mengusap-usap buah dadanya, tangannya pun tidak mau kalah, batang kemaluan saya diusap-usap dan diurut-urut dengan lembut dari luar pantalon saya. Sebelum saya lebih bernafsu, saya kunci pintu, saya ingin take safe.

    Saya langsung memeluk dan menciumi seluruh muka dan lehernya begitu saya kunci pintu kantor saya. Dia yang seorang wanita agresif lalu mendesah dan mengerang nikmat tidak karuan. Ini yang saya sukai darinya, dia begitu ekspresif dan amat menikmati ciuman dan cumbuan saya.

    Dengan agresif dia membuka celana saya, lalu dia duduk sambil memasukkan penis saya ke dalam mulutnya dan menghisapnya perlahan-lahan lalu menariknya kembali sambil kedua bibirnya mengatupkan rapat di seputar batang kemaluan saya. Oooh, inilah yang saya paling sukai dari dia, pintar sekali mengulum kepunyaan saya. Saya tahu bahwa dia sangat mencintai saya, karenanya dia selalu memberikan yang terbaik untuk saya.

    Saya benar-benar sudah tidak tahan. Segera saya tarik badannya dan saya dudukkan di atas meja saya, kedua kakinya menjuntai ke kursi. Dia benar-benar pasrah waktu saya angkat rok mininya lalu saya tarik celana dalamnya, lalu saya lumat habis selangkangannya, “Aahh”, dia menjerit perlahan sambil menjambak rambut saya.

    Lebih kurang 10 menit saya melakukan foreplay lalu saya masukkan kemaluan saya ke dalam lubang cintanya. Pelan-pelan saya mulai menggoyang pantat saya maju mundur, diapun menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun mengikuti irama pantat saya, kaki kanannya saya angkat ke pundak saya sambil jari tangan kiri saya meremas-remas kedua buah dadanya. Lima menit kemudian dia mempercepat gerakannya sambil mendesah-desah,

    “Oohh…, Maasss…, Maass…, nikmat Maass”, desahnya.

    Tiba-tiba kaki kanannya diturunkan, kemudian kedua kakinya dilingkarkan ke belakang pantat saya, lalu dia setengah bangun, tangan kanannya memegang leher saya, sedangkan tangan kirinya menopang badannya. Bibirnya menciumi dada saya lalu lidahnya menjilat-jilat puting dada saya.

    “aaghh Pak…, ooohh..,

    Pak…, eennaakk paakk…, uuughh”, begitulah rintihan dan lengguhan nikmatnya seirama dengan maju mundurnya pantat saya. Batang kemaluan saya terasa lebih besar setelah sekitar 20 menit menerobos dan membongkar habis kemaluannya yang merah dan menggairahkan.

    Saya merasakan bahwa lubang kemaluannya semakin basah namun pijatan-pijatan di dalam lubang kemaluannya semakin terasa getarannya. Lima menit kemudian dia bangun memeluk tubuh saya erat sekali sambil menciumi dagu saya, pantatnya bergetar hebat dengan kedua kakinya yang semakin erat melingkar di belakang pantat saya.

    “Ougghh…, hh…, Pak…, oohh…, Paak…, saya mau keluaar…, oooh…, oouuuggh…, maauu keluuaarrr…, sebentar lagi paak”, desahnya sambil terus mengerang-erang kenikmatan.

    Saya semakin bergairah dan menambah kecepatan maju mundurnya pantat saya. Tiba-tiba saya merasakan badannya menegang dan menggelepar-gelepar beberapa detik, dia sedang merasakan ejakulasi, saya kembali mempercepat gerakan pantat saya sambil saya peluk dia erat dan saya mendesah-desah dan membisikkan

    “Ahh…, kamu…, aagghh…, aaghh…, agghh…, kamu punya nikmat sekali sayang”, demikianlah kebiasaan kami bila bercinta, kami selalu saling apresiasi bila salah satu dari kami mencapai puncak kenikmatan. Badannya kembali mengejang kuat sambil bergetar hebat menikmati irama goyangan pantat saya serta dahsyatnya batang kemaluan saya.

    “aagghh…, Paak…, saya keluaarrr Paak”, teriaknya. Bersamaan dengan telah mencapai puncak orgasme manager saya itu, maka saya tekan habis-habisan batang kemaluan saya hingga saya rasakan menyentuh dinding vaginanya. Nikmat sekali memang rasanya, saya tetap terus memaju mundurkan pantat saya, maklum saya termasuk pria yang butuh waktu lama bila bercinta. Apalagi kemaluan saya yang perkasa ini.

    Bagi anda para pembaca wanita, anda bisa membayangkan kemaluan saya seperti apa, kemaluan saya tidak begitu panjang tapi sangat keras sekali, sekitar 14 cm dengan diameter sekitar 3,8 cm, berwarna coklat sedikit pink dengan kepala kemaluan bundar menawan dan mengkilat. Banyak sekali wanita yang mengagumi kemaluan saya. Mereka umumnya selalu merasa excited dan ingin selalu mem-blowjob-nya.

    Sampai suatu ketika saya merasa bahwa saya akan mencapai puncak kenikmatan. Saya bisikkan bahwa saya mau keluarin di mulutnya. Dia tersenyum dan mengedipkan matanya pertanda setuju. Saya merasa sangat terangsang dan dihargai, lalu saya percepat gerakan batang kemaluan saya keluar masuk liang vaginanya yang kini terasa lebih sempit dan sedikit kering.

    Dia membisikkan kata-kata kenikmatan, “Ouuugghh…, ough…, ough…, Paak…, “Pakk…, uuuhh nikmat sekali punya bapaak…, saya mau kelluar lagiii Paak”, teriaknya. Tiba-tiba badannya mengejang dan bergetar hebat beberapa saat, rupanya dia keluar untuk kedua kali.

     

    Saya mempercepat gerakan, 2 menit kemudian ketika saya sudah tidak tahan lagi, saya keluarkan batang kemaluan saya dari liang vaginanya, lalu dia langsung jongkok bersimpuh dan saya mulai meremas-remas rambut dan sedikit menjambaknya sebelum saya ejakulasi.

    Lalu…, “Cret…, cret…, crettt…, crett”, saya muntahkan cairan sperma saya ke dalam mulut seksinya. Sebagian yang masuk ke dalam mulutnya langsung ditelan, sebagian lagi mengenai mata, hidung dan dagu serta turun mengenai buah dadanya. “Ugh nikmat sekali”.

    Kami lalu berpelukan sambil membisikkan kata-kata sayang, setelah kami berpakaian dan sama-sama merasa rapi, saya antarkan dia pulang ke rumahnya sambil saling berjanji untuk melakukannya esok hari.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Baru Sekali ini Aku Merasakan Enaknya Berhubungan Sex

    Baru Sekali ini Aku Merasakan Enaknya Berhubungan Sex


    1638 views

    Duniabola99.org – Nama saya Anton (nama samaran) dan bekerja di sebuah perusahaan nasional di Jakarta. Saya sebagai kepala bagian penjualan, dan otomatis saya sering pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan, apalagi bila ada peluncuran produk baru. Sekitar satu setengah tahun yang lalu, saya ditugaskan ke Manado.

     

    Di sana kebetulan perusahaan kami mempunyai mess yang biasa digunakan oleh tamu-tamu yang datang dari kota lain. Mess-nya sendiri cukup besar, dan di halaman belakang ada kolam renangnya. Selama di Manado saya ditemani oleh Ratna (nama samaran) yang juga mengepalai bagian penjualan di sana. Sebagai gambaran, Ratna tingginya sekitar 165 cm, berat sekitar 54-55 kg dan kulitnya putih mulus.

    Umurnya sekitar 28 tahun, dan menurut saya orangnya sangat menarik (baik dari segi fisik maupun personality). Beberapa hari di sana, kami pergi mengunjungi beberapa distributor di Manado, dan Ratna juga sempat mengajak saya jalan-jalan ditemani beberapa rekan kantor lainnya.

    Hubungan saya dengan Ratna menjadi cukup dekat, karena kami banyak menghabiskan waktu berdua walaupun sebagian besar adalah urusan kantor. Ratna sangat baik pada saya, dan dari tingkah lakunya saya dapat merasakan kalau Ratna suka pada saya. Pertama-tama saya pikir kalau mungkin itu hanya perasaan saya saja.

    Walaupun dalam hati saya juga suka dengan dia, saya tidak berani untuk mengatakan atau memberi tanda-tanda kepada dia. Toh, saya baru beberapa hari kenal dengan dia dan memang untuk urusan wanita saya tergolong pemalu. Bagaimana kalau dia ternyata tidak ada perasaan apa-apa ke saya?

    Wah, bisa hancur hubungan baik yang telah saya bina dengan dia beberapa hari itu. Suatu sore setelah pulang kerja, Ratna seperti biasa mengantar saya pulang ke mess. Saya menanyakan apakah dia mau mampir dulu sebelum pulang. Ratna setuju dan masuk ke dalam mess bersama saya.

    Kami ngobrol-ngobrol sebentar, dan saya ajak Ratna ke halaman belakang untuk duduk di kursi panjang dekat kolam renang. Kolam renangnya sangat menggoda, dan saya tanya Ratna apakah dia mau menemani saya berenang. Dia bilang kalau sebenarnya dia mau, tapi tidak bawa baju renang dan baju ganti sama sekali. Saya menawarkan untuk memakai celana pendek dan kaos saya.

    Nanti sekalian mandi di sini saja sebelum kita pergi makan malam.. kata saya.

    Ratna setuju dan saya ke kamar untuk mengambil kaos dan celana pendek untuk dipinjamkan ke Ratna. Saya sendiri juga berganti pakaian dan mengenakan celana pendek saya yang lain. Setelah berganti pakaian, kami pun berenang bersama.

    Karena baju kaos yang saya pinjamkan berwarna putih dan bahannya cukup tipis, buah dada Ratna yang ukurannya di atas rata-rata tercetak cukup jelas walaupun dia masih memakai bra. Kami berenang sekitar 20 menit, dan setelah selesai saya pinjamkan Ratna handuk untuk mandi di kamar saya yang kebetulan lebih bersih dari kamar mandi yang ada di ruang depan. Saya sendiri mandi di ruang depan.

    Begitu selesai mandi, saya ke kamar saya untuk Melihat apakah Ratna sudah selesai atau belum. Ternyata Ratna masih di kamar mandi, dan beberapa menit kemudian keluar dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di badannya. Handuk yang saya pinjamkan tidak terlalu besar, sehingga hanya mampu menutupi sebagian buah dada dan sedikit pahanya. Belahan dadanya terlihat jelas dan mungkin sedikit lebih turun lagi putingnya akan terlihat. Dengan rambut yang masih basah, Ratna terlihat sangat seksi.

    Ratna berdiri di depan pintu kamar mandi dan bilang kalau dia harus mengeringkan bra dan CD-nya yang masih basah. Waktu Ratna mengangkat kedua tangannya untuk menyibakkan rambutnya, handuknya terangkat dan kemaluannya terlihat. Saya tidak tahu apakah Ratna sadar atau tidak kalau handuknya terlalu pendek dan tidak dapat menutupi kemaluannya. Rambut kemaluan Ratna lumayan lebat.

    Ratna kemudian duduk di ranjang saya dan menanyakan apakah dia boleh menunggu sebentar di kamar saya sampai pakaian dalamnya kering. Tentu saja saya membolehkan, dan setelah mengobrol beberapa saat, Ratna menyandarkan badannya ke sandaran ranjang dan menjulurkan kakinya ke depan. Kakinya yang panjang terlihat mulus. Melihat itu semua, kemaluan saya mulai menegang.

    Saya tanya dia, Sambil nunggu celana kamu kering, mau aku pijitin nggak..?
    Mau dong, asal enak yah pijitannya..

    Saya minta dia membalikkan badannya, dan saya mulai memijati kakinya. Beberapa saat kemudian saya mulai memberanikan diri untuk naik dan memijat pahanya. Ratna sangat menikmati pijatan saya dan sepertinya dia juga sudah mulai terangsang. Hal ini terbukti dengan dibukanya kedua kakinya, sehingga kemaluannya terlihat dari belakang, walaupun tubuhnya masih dibalut handuk.

    Saya pun mulai memijat pahanya bagian dalam, dan terus naik sampai ke selangkangannya. Ratna diam saja, dan saya memberanikan untuk mengelus kemaluannya dari belakang. Juga tidak ada reaksi selain desah nafas Ratna tanda bahwa dia sudah terangsang dan menikmati apa yang saya lakukan.

    Ratna, buka yah handuknya biar lebih mudah.. kata saya.

    Tanpa diminta lagi, Ratna membalikkan badannya dan melepaskan handuknya, sehingga tubuhnya sekarang telanjang bulat di depan saya. Buah dada Ratna ternyata lumayan besar dan sangat indah. Ukurannya mungkin 36C dan putingnya berwarna kemerahan.

    Ton, buka dong celana pendek kamu..! pintanya.

    Saya berdiri dan melepaskan celana yang saya kenakan. Kemaluan saya sudah sangat menegang dan saya pun naik ke ranjang dan tiduran di sebelah Ratna.

    Kamu diam saja di ranjang, biar aku yang buat kamu senang.., katanya.

    Saya pun tidur telentang, dan Ratna naik ke badan saya dan mulai menciumi saya dengan penuh nafsu. Beberapa menit kemudian ciumannya dilepaskan, dan dia mulai menjilati badan saya dari leher, dada dan turun ke selangkangan saya. Ratna belum menjilati kemaluan saya dan hanya menjilati selangkangan dan paha saya sebelah dalam.

    Saya sangat terangsang dan meminta Ratna untuk memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Ratna mulai menjilati kemaluan saya, dan sesaat kemudian memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Ternyata Ratna sudah sangat ahli. Pasti dia sudah sering melakukannya dengan bekas pacarnya, pikir saya.

    Memang sebelum itu Ratna pernah berpacaran dengan beberapa pria. Saya sendiri saat itu masih perjaka. Saya memang juga pernah berpacaran waktu kuliah, tetapi pacaran kami hanya sebatas heavy petting saja, dan kami belum pernah benar-benar melakukan hubungan sex.

    Saya minta Ratna untuk membuat posisi 69, sehingga selangkangannya sekarang persis di depan hadapan wajah saya. Sambil Ratna terus mengulum dan menjilati kemaluan saya, saya sendiri juga mulai menjilati kemaluannya. Ternyata kemaluannya berbau harum karena dia baru saja selesai mandi.

    Rambut kemaluannya juga lebat, sehingga saya perlu menyibakkannya terlebih dahulu sebelum dapat menjilati klitorisnya. Kami saling melakukan oral seks selama beberapa menit, dan setelah itu saya minta Ratna untuk tiduran. Dia merebahkan badannya di ranjang, dan saya mulai menjilati buah dada dan putingnya.

    Ratna sudah sangat terangsang, Hmm.. hmm.. terus Ton.. terus..!

    Saya terus menjilati tubuhnya sampai ke kemaluannya. Rambut kemaluannya saya sibakkan dan saya jilati bibir kemaluan dan klitorisnya. Cairan kemaluannya terasa di lidah saya. Tubuh Ratna menggelinjang hebat dan pantatnya diangkat seolah-olah ingin saya menjilatinya lebih dalam lagi. Tangannya menekan kepala saya sampai hampir seluruh wajah saya terbenam di kemaluannya.

    Saya semakin bersemangat memainkan ujung lidah saya yang menyapu kemaluan Ratna, dan kadang-kadang saya gigit perlahan klitorisnya. Ratna benar-benar menikmati apa yang saya lakukan, dan semakin membuka pahanya lebar-lebar. Dia terus menekan kepala saya dan menaik-turunkan pinggulnya.

    Ah.. ah.. ah.. Im coming, Im coming..! teriaknya.
    Saya terus menjilati klitorisnya dengan lebih cepat, dan sesaat kemudian dia berteriak, Ahh.. Ahh.. Ahh.. tanda kalau dia sudah orgasme.

    Kemaluannya sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya.

    Ratna melenguh sebentar dan berkata, Ton, masukin dong, saya mau nih..!
    Saya bilang kalau saya belum pernah melakukan ini, dan takut kalau dia hamil.
    Jangan takut, saya baru saja selesai mens kok, jadi pasti nggak bakalan hamil..
    Kamu di atas yah..! kata saya.
    Ya udah, tiduran sana..!

    Saya tiduran dan Ratna duduk di atas saya dan mulai memasukkan kemaluan saya ke vaginanya dengan perlahan. Wah, nikmat sekali.. ternyata begitu rasanya ber-hubungan sex yang sesungguhnya. Ratna mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan kedua tangannya diangkat ke atas. Saya memegang kedua buah dadanya sambil Ratna terus bergoyang, makin lama makin cepat.

    Beberapa saat kemudian saya sudah tidak tahan lagi dan ejakulasi sambil memeluk tubuh Ratna erat-erat. Belum pernah saya merasakan kenikmatan seperti itu. Kami pun berciuman dan kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat. Di kamar mandi saya menyabuni tubuh Ratna dari atas ke bawah, dan hal yang sama juga dia lakukan ke saya.

    Khusus untuk kemaluannya, saya memberikan perhatian khusus dan dengan lembut menyabuni klitorisnya dan memasukkan jari saya untuk membersihkan vaginanya yang basah oleh air mani saya. Kelihatan kalau Ratna sangat menikmati itu, dan kakinya pun dibuka lebar-lebar. Selesai mandi, kami kembali ke kamar dan membicarakan apa yang baru kami lakukan.

    Terus terang saya tidak pernah berpikir untuk melakukan hubungan sex dengan Ratna secepat itu, karena kami belum lama kenal dan semuanya juga terjadi dengan tiba-tiba. Ratna bilang kalau sebenarnya dia suka dengan saya dari awal, dan memang sudah mengharapkan untuk dapat melakukan ini dengan saya. Setelah kejadian itu, kami beberapa kali melakukan hubungan sex di mess sepulang dari kantor.

    Karena di mess tidak ada pembantu (pembantu hanya datang di pagi hari untuk membersihkan rumah atau mencuci baju), kami bebas melakukannya di luar kamar baik di ruang tamu, halaman belakang dan juga kolam renang. Benar-benar beberapa hari yang tidak dapat saya lupakan. Sayang hubungan sex kami tidak berlanjut setelah saya kembali ke Jakarta karena jarak yang memisahkan kami.

    Sebenarnya saya pernah minta Ratna untuk pindah kerja ke Jakarta, tapi dia tidak mau dengan alasan orang tuanya tidak mengijinkan, karena dia anak satu-satunya. Juga mungkin bagi Ratna saya hanyalah salah satu pria yang lewat dalam hidupnya untuk sekedar ber-hubungan sex.

  • Skinny young girl in short skirt gives handjob gets cum covered tongue

    Skinny young girl in short skirt gives handjob gets cum covered tongue


    1638 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Video Bokep Kocokan Maut Saki Fuji Membuatku Tak Tahan

    Video Bokep Kocokan Maut Saki Fuji Membuatku Tak Tahan


    1637 views

  • Flexible Bunny Baby gets to suck off an older man on the court outdoors

    Flexible Bunny Baby gets to suck off an older man on the court outdoors


    1637 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Video Sutradara Ngentot Gadis Yang Mau Jadi Artis

    Video Sutradara Ngentot Gadis Yang Mau Jadi Artis


    1637 views

  • Miina Kanno Encore Vol 44 Sh

    Miina Kanno Encore Vol 44 Sh


    1637 views

  • Pembantuku Yang Montok Jago Mijat Hingga Crot

    Pembantuku Yang Montok Jago Mijat Hingga Crot


    1637 views

    Duniabola99.org – Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.

    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.

    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.

    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulai berani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

     

    Baca Juga :
  • Majalah Dewasa Edisi Sarah Dumont

    Majalah Dewasa Edisi Sarah Dumont


    1637 views

    Duniabola99.org– Sarah Dumont

    Dalam serial bar-sentris di saluran TV ABC, Sarah Dumont bermain sebagai cewek bar seksi yang diperebutkan banyak pria. Berlebihan? Dalam serial bar-sentris di saluran TV ABC, Sarah Dumont bermain sebagai cewek bar seksi yang diperebutkan banyak pria. Berlebihan?Dalam serial bar-sentris di saluran TV ABC, Sarah Dumont bermain sebagai cewek bar seksi yang diperebutkan banyak pria. Berlebihan?

  • Bercinta Dengan Mantan Pacar

    Bercinta Dengan Mantan Pacar


    1636 views

    Duniabola99.org –  umurku dikala ini 24 th, & saya baru punya cewek yang sedang kuliah usianya lebih belia dari saya, butuh ketahuan saya telah naksir beliau dari kelas 2 SMA, namanya Yuyun tp dari ortunya tdk setuju seandainya beliau berpacaran dgnku.

     

    Oh.. iya, narasi seks terkini yang bakal kuceritakan ini kira-kira berjalan kepada bln Agustus 2015, diwaktu itu saya
    sedang bermain ke rumahnya yang berada jauh dari kotaku, Malang, dikarenakan rumah yuyun ada di Surabaya. Sesudah menempuh perjalanan selagi 2 jam, Saya
    pula hingga di rumahnya. Saya serentak ketuk pintu rumahnya.
    “Permisi.. Yuyun.. ada?”, ucapku kepada orang tuanya.
    Setelah Itu mereka memanggil namanya, tidak lama selanjutnya Yuyun serta muncul dengan baju yang pass seksi, bersama mesra Yuyun menyambutku dengan
    memeluk & menciumku!
    “Hai.. baru nyampe yah”, ucapnya.
    “Iya.. nih”, jawabku.
    Saya juga seterusnya masuk ke rumahnya, disana cuma ada nenek juga adik-adiknya saja kerena ibunya berada di Jakarta.
    Singkat narasi sesudah ngobrol-ngobrol, Yuyun mengajakku berangkat nonton ke bioskop 21 Surabaya. Saya cuma tersenyum menuruti kemauannya.
    Dalam perjalanan Yuyun selalu bergayut mesra di tanganku bahkan kadang-kadang Yuyun menciumku tidak dengan rasa risih sedikitpun. Jam 15.30 kami telah hingga di bioskop yang kami tuju dulu kami memesan karcis & sengaja pilih ruang paling pojok atas.
    “Biar lebih enak”, jelasnya.

    1 jam area theater juga di buka tanda pertunjukan dapat serta-merta dimulai, saya & diapun langsung masuk menuju ke kursi paling pojok atas, saling bergandgn.
    Meskipun baru masuk & lampu masihlah jelas, Yuyun telah terlihat demikian bernafsu.

    Itu kelihatan dari sorot mata & aksi Yuyun yang tidak jarang “nyosor” menciumku. Kala film dimulai sehingga lampupun dipadamkan maka petualanganpun kami dimulai.
    Dalam keremangan kulihat Yuyun tersenyum manis terhadapku dulu dirinya berbisik padaku,
    “Say.. Saya cinta anda.. peluk saya dong say..”.
    Akupun bersama tersenyum segera merengguh Yuyun dalam pelukanku, entah siapa yang mengawali bibir kamipun
    telah berjumpa & melaksanakan French kiss, sungguh indah & nikmat berciuman denganya. Yuyun demikian pandai memainkan lidahnya.. kamipun mulai sejak saling
    julur lidah & saling melumat tidak terasa desah IndaHPun mulai sejak kudengar dari mulut Yuyun
    “Mmpphhhh..”, Yuyun melenguh pelan.
    Serentak bibirnya kulumat dengan panas. Lidahku menyusup ke dalam mulutnya yang agak terbuka, mengais-ngais lidah & rongga mulutnya. Mulutnya sejak mulai
    bereaksi membalas lumatanku.. pass lama lidahku main dalam mulutnya.
    Tanganku yang mengelusi lehernya mulai sejak turun menyusuri leher ke bawah menuju buah dadanya. Dari luar pakainnya, tanganku menggapai.. meraba dada
    kanannya dulu dada kririnya. Perlahan tanganku mulai sejak meremas lembut buah dada tersebut.
    “Mmhhhh.. hhhh..”, Yuyun kembali melenguh pelan.
    Sementara mulut & lidahku kembali menyerang dengan ganasnya. Tanganku mulai sejak menarik lepas ujung bawah pakainnya dari dalam celana & menyusup masuk.
    Kusentuh lansung perutnya yang halus tetap ke atas menuju dada kanan.
    Tanganku kembali meremas-remas dada dari luar beha. Sementara itu diatas Yuyun bersama panas mengimbangi kulumanku. Lidahnya tidak ingin kalah menyelusup
    ke dalam mulutku. Lidah kami saling membelit bersama mulut menghisap kuat.
    Tanganku bergerak lakukan belain mesra terhadap tiap-tiap lekuk tubuhnya. Kuremas punggungnya, rambutnya, dulu Tanganku sejak mulai menyusup dari celah cup
    beha masuk menyentuh serentak & membelai mesra buah dadanya.
    Jariku mencari-cari puting payudaranya. Putingnya terasa kecil tapi tegang mencuat. Kuelus?elus dengan jari sambil sesekali kupilin pelan. Lenguhan Yuyun makin
    keras. Kualihkan serangan bibir & lidahku ke lehernya yang halus.
    “Oouhhhh..”, erang Yuyun.

    Yuyunpun sejak mulai mengerang kenikmatan. Kuremas susunya yang tetap keras & kenyal dulu ku mencoba melepaskan satu.. dua.. tiga kancing bajunya. Waktu Ini
    buah dadanya telah terbuka. Dadanya demikian putih & indah sekali, terbungkus beha ukuran 32 B warna krem berenda menutupi buah dada yang tdk demikian akbar.
    Achh.. Saya hingga menelan ludah menonton keindahan bukit yang ranum itu. Kutatap sejenak wajah Yuyun yang kelihatan merona merah menahan nafsu, kembali
    mulutku mengecupi leher & belakang telinga, sementara tanganku telah menyusup kebalik beha meremasi & membelai mesra dengan cara segera bukit dada yang
    telah mengembang tegang. Jariku memilin putingnya yang kecil.
    “Oouuhh..”, Yuyun melenguh sambil menggelinjang.
    Tanganku tetap main-main di bukit dadanya sebelah kanan setelah itu berpindah ke dada kiri. Mulutku bergerak menyusuri leher, dengan jilatan panas & basah tetap
    menuju bawah. Kubelai & kukecup buah dadanya dari atas behanya oh.. demikian halus sekali kulitnya. Kuremas buah dada itu dari balik behanya.
    “Ouggh..”, desisnya nikmat membuatku makin bernafsu saja.
    Sementara tanganku ke luar dari dalam cup beha menyelinap & mengelus-elus punggungnya yang halus. Kubuka kaitan behanya di punggung, lepas telah.
    Kupandangi wajahnya, matanya terpejam. Terpampang lah keindahan yang sesungguhnya & memang lah elok.

    Wow.. buah dadanya demikian putih, mulus, kencang, dihiasi puting mungil kecil berwarna kemerahan di ke-2 ujungnya. Meskipun memang lah tdk terlampaui akbar,
    bahkan condong mungil tetapi terlihat teramat kenyal sekali bagai buah apel belia.
    Tp justru itulah keindahannya. Buah dada yang tdk akbar tetapi kencang seperti yang biasanya dipunyai perawan chinese, sungguh mendatangkan magnet bagai sihir
    yang amat sangat gemilang & tidak sempat habis.
    Perutnya rata, putih halus tidak dengan noda dihiasi bersama pusar yang indah. Mulutku serta-merta mendarat di perut, lidahku menjilati pusarnya, bergerak tetap ke
    atas dengan jilatan hangat menyusuri perut menuju dada kirinya. Sesampai di dada tdk cepat menuju pusat tp mengitari lereng bukit dadanya dengan jilatan basah.
    dulu dengan lembut ku kecup susu itu dengan cara melingkar di tiap-tiap sisinya.
    “Acchhhhh..ougghhhh.. Mas..”, Yuyun kembali mengerang.
    Puas menyusuri lereng dadanya mulutku menuju puncak dadanya, lidahku menjilati putingnya bersama mesra. Selanjutnya mulutku pula serta-merta mengulum buah
    dada tersebut. Buah dada kiri itu cepat hilang dalam mulutku.
    Mulutku serta-merta menyedot kuat sambil lidahku mengais-ngais putingnya. Di bawah, jariku telah masuk ke dalam kemaluannya. Kugerakan maju mundur perlahan,
    terasa lubang itu makin basah. Tidak Dengan disadari tangan Yuyun serta mulai sejak bergerilya laksanakan remasan terhadap selakanganku sampai menciptakan
    k0ntolku mulai sejak berdiri.
    “Aduhhhh.. ooohhhh.. sstttttt..”, Yuyun makin mengerang.
    Kembali kulumat & kuremas habis buah dadanya yang wowww.. demikian kenyal & nikmat, sesudah puas kuturunkan ciumanku ke perutnya kusapu tiap-tiap jengkal
    halus kulitnya bersama juluran lidahku. Tanganku juga tidak mogok mengusap & meremas tiap-tiap lekuk tubuhnya dulu dengan tentu kuremas selakangannya.
    “Ehmm..”, Yuyun menggelinjang mesra.
    Kubuka resulting celananya & sedikit kutarik kebawah.. dulu tanganku pula sejak mulai merayap membelai selakangannya yang tetap tertutup CD warna krem jg
    “Aahh.. sstt.. acchh..”, Yuyun tetap mendesis terhenti menerima tiap-tiap rangsangan dariku.
    Sementara itu tanganku telah menyusup ke dibalik CDnya sambil tanganku mengelus-elus. Tanganku juga menyentuh bulu-bulu halus jembutnya yang tdk terlampaui
    lebat.
    Tetap bergerak ke bawah menuju pusat lubang nonoknya. Terlihat Cdnya telah sejak mulai lembab basah. Jariku menggesek-gesek sesekali menekan & meremas di
    mulut kewanitaannya.
    “Ach.. mhh.. Mas”, Yuyun mendesah.
    Langsung saja kukecup bibirnya supaya desahannya tdk terlampaui keras & mengganggu penonton lain. Di bawah, tanganku terus menggesek-gesek mulut
    kemaluannya sambil jari-jariku mulai sejak membelai & sesekali menusuk menerobos ke dalam lubang nonoknya maka jadi makin basah.
    “Oohh.. Mas..”, Yuyun kembali mendesah.
    Tubuhnya menggeliat perlahan, terlonjak dengan pantatnya terangkat naik menhan geli & nikmat lantaran takut menganggu penonton lain. Saya makin bersemangat
    menyedot-nyedot buah dadanya & jariku tetap makin serta-merta bergerak ke luar masuk di lubang nonoknya sambil ku gesek jg klitorisnya.
    Ada kurang lebih 5 menit saya mempermainkan buah dada & lubang kemaluannya.

    Sampai tidak lama setelah itu tiba-tiba tubuhnya menegang dibarengi dengan erangan tertunda. Kakinya kaku, lurus mengarah ke bawah. Pangkal pahanya menjepit
    tanganku. Badan Yuyun mengejang sekian banyak disaat.
    Kurasakan ada falsafah cairan putih, kental & hangat yang meleleh mengalir dari lubang nonoknya dengan derasnya.


    “Achh.. saya.. saya.. ke luar.. sayang..”, desisnya terhambat saat orgasme.
    Yuyun tergolek lemas dengan mata terpejam. Kukeluarkan tanganku dari dalam celananya yang basah. Dulu kupeluk & kukecup mesra Yuyun, kucium jariku yang
    blebotan cairan putih kental yang tadi ke luar dari nonok Yuyun setalah laksanakan tugasnya. Ohh.. harum sekali bau cairan nonoknya itu!
    Sesudah sekian banyak dikala istirahat, kurasakan tangan Yuyun mulai sejak menjalar lagi membelai mesra dadaku dulu Yuyun mencium & mengulum bibirku pun
    tangannya yang mulai sejak meraba-raba k0ntolku & diusap-usapnya di dalam.
    Setelah Itu Yuyun sejak mulai terhubung resulting celanaku.. & dikeluarkannya k0ntolku dari sarangnya yang telah keras & berdiri tegak bagai rudal scud AS. Dibelai &
    dikocoknya dengan mesra k0ntolku.
    “Oochh..” desisku macet.
    Terasa bergetar semua syarafku, ngilu, geli bercampur nikmat waktu ini kurasakan dari belaiannya terhadap k0ntolku. Yuyun tetap mengocok & mengurut-urut k0ntolku
    menciptakan k0ntolku semakin tegak berdiri dulu kulihat mukanya di turunkan ke arah selakanganku.. tidak lama setelah itu.. auchh.. terasa lidahnya bersama lembut
    mengusap helm k0ntolku
    “mmmppphhhhh..” kembali saya mendesah.
    Rasanya bener-bener susah dibayangkan dulu tidak dengan sadar ku tekan kepalanya supaya lebih dalam lagi ke selakanganku sampai hasilnya k0ntolku bener-bener
    masuk ke dalam mulutnya. Yuyun juga sejak mulai menyedot, menghisap & menjilati k0ntolku di dalam mulutnya
    “Ooh.. yesssss.. ochhhhh..”, Saya menahan nikmat.
    Saya blingsatan dibuatnya tetapi saya tetap berkukuh biar tdk teriak & terlampaui tidak sedikit gerak, takut dipandang penonton lain.
    Ahh.. bener-bener hebat & nikmat apa yang dilakukan Yuyun.. tangannya juga tidak tinggal diam, ikut mengurut batang k0ntolku.. Lama-lama akupun tidak tahan,
    diiringi desis nikmat dari mulutku keluarlah spermaku dalam mulutnya
    “Sstttt.. aahhhh.. oohhhh.. Yun.. saya.. ke luar.. oohh.. nikmat Yun.. oohh..” seruku.
    Yuyunpun tetap menjilati & menelan habis seluruhnya spermaku. Dulu kuangkat mukanya & kucium bibirnya yang masihlah ada sedikit spermaku, kukulum lidahnya,
    kuremas buah dadanya.. bersama nikmat.. dulu ku ucapkan, “Terima kasih Yuyun.. terimakasih sayang”!
    Yuyun tersenyum & kembali mengecupku.. mesra. Saya & Yuyun pula langsung merapikan baju kerana film dapat serentak habis.
    Benar saja.. baru saja kami selesai & merapikan baju, lampu menyala jelas benderang.. aahh untung.. udah selesai..! Andaikan tadi lagi tanggung tidak mampu
    dibayangkan.. betapa malunya kami.
    Dulu kamipun pulang bersama perasaan suka & bahagia lebih-lebih saya hingga pulangpun saya tetap kerkenang histori tadi.

  • Lagi Mandi Tante Mendesah Nikmat Saat Payudaranya Diremas

    Lagi Mandi Tante Mendesah Nikmat Saat Payudaranya Diremas


    1636 views

    Duniabola99.org – Saat aku lulus di SD aku mendapat nilai yang sangat memuaskan. Seperti janji ayahku kalau nilaiku baik aku akan dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik. Disana aku dititipkan dirumah pamanku, om Hari. Dia orang yang sangat kaya raya. Rumahnya sangat megah tapi terletak disebuah desa pinggir kota. Rumahnya terdapat dua lantai dan dilengkapi juga kolam renang yang lumayan besar. Om Hari orangnya sangat sibuk, dia mempunyai istri yang sangat cantik namanya Tante Hesti, wajahnya mirip dengan Amara. Dia mempunyai anak yang masih kecil. Tante Hesti rajin merawat tubuhnya, walapun dia sudah mempunyai satu anak tubuhnya tetap padat berisi ditunjang dengan payudara yang sangat montok kira kira 34B. Hal itu yang membuatku tertarik akan keindahan serta anugrah dari seorang wanita.

    Sesampainya dirumah Om Hari. Aku memasuki pintu rumah yang besar. Disana aku disambut oleh Om Hari dan istrinya. Om Hari menjabat tanganku sedangkan Tante menciumku. Aku agak sungkan dengan perlakuan seperti itu. Pembantu disana disuruh membawakan tasku dan mengantarkan sampai di kamarku. Aku mendapat kamar yang 3 kali lipat dari kamar tidurku dirumah. Setelah itu aku berkeliling rumah melihat kolam renang serta sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang olehku. Disana terdapat tempat cuci tangan dengan cermin yang besar wc, bathup, dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputarkan membentuk 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya). Tempat itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.

    Sore hari, aku duduk ditepi kolam. Om Hari datang menghampiriku dia bilang mau pergi keluar kota. Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami pun mengantarkan sampai pagar rumah. Setelah itu aku kembali duduk menikmati suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang muncul sosok yang sangat menawan. Tante dengan baluatan piyama menghampiriku.

    “Ren kamu suka nggak ama rumah ini”

    “Suka banget Tante, kayaknya aku kerasan banget dengan rumah ini tiap sore bisa renang”

    “Kamu suka renang, yuk kita renang bareng, pas waktu ini udara sangat panas”

    Wahhh kebetulan aku bisa renang ama Tante yang bahenol. Waktu bertemu pertama kali aku cuma bisa membayangkan bentuk tubuhnya waktu renang dengan balutan swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia membuka piyamanya. Kontan aku tersedak ketika dia hanya memakai Bikini yang sangat sexy dengan warna yang coklat muda. Model bawahannya G-String.

    “Huhuukkk… Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang”

    “Enak aja kalau kamu, Om bilang kamu suka bercanda”

    “Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini”

    “Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante”

    “Benar Tante… Tapi sayang aku lupa bawa celana renang”

    “Ah… Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah suruh beli buat kamu, yuk nyebur…” segera Tante menyeburkan dirinya. Dengan malu malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia memdekatiku

    “Ayo cepet… Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan kamu.”

    Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya tersenyum.

    Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yang aku takutkan kepala adikku kelihatan kalau lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku berenang bersama Tante.

    Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar. Aku masuk disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku tanggalkan semua yang tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin. Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan. Ketika dia membuka sedikit tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke belakang.

    “Ehhh… Maaf ya Ren aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara sih”

    Langsung segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.

    “Maaf… Juga Tante… Ini salahku” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang aku lakukan. Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras dengan besarnya payudara Tante.

    “Tante tutup dong tirainya, akukan malu”

    Segera ditutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah aku sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka, tampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan adikku yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip yang kedua kali dia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil menikmati pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya… Crot crot…

    Air maniku tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kagetkan nggak ada handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang satunya. Aku tercengang waktu dia melorotkan CDnya dengan perlahan lahan dan melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.

    “Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam”

    Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku tanpa satu busana pun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali.

    “Renal malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?”

    “Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar”

    “Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan handukmu.”

    Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake cd model g-string.

    “Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika adikku berdiri lagi.

    “Sudah nggak malu ya…, anu Ren aku mau minta tolong”

    “Tolong apa Tante koq serius banget… Tapi maaf ya Tante adik Renal berdiri”

    Dia malah tertawa.”Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang” jawab Tante.

    “Begini aku minta Renal meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang”

    Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk dicinta ulam tiba.

    “Mau nggak…?

    “Mau Tante.”

    Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku

    “Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.”

    Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai.

    “Tubuh Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar lagi kenceng”

    Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya.

    “Ren berhenti sebentar”

    Akupun berhenti lalu dia mencopot cdnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu.

    “Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih.”

    Lalu dia menyuruh aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya agak meremas remasnya. Aku pun ketagihan acara itu disana aku melihat puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan.

    “Ren terus remas… Uhuhh remes yang kuat”

    “Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah vagina.

    Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar ketika tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya.

    “Ren pijatanmu enak banget… Terus…”

    Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serrr serrr, aku mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.

    “Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya”

    “Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Renal”

    Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan, tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke dalam almari.

    “Den, Renal, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.

    Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya. Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering renang telanjang dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat depan rumah.

    “Sudah ganti sana cd ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Renal masih amatir” dia menggodaku.

    Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante bahkan hampir tiap hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup dirumah Tante Hesti yang aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.

     

  • Người mẫu Yang Chen Chen (52 ảnh)

    Người mẫu Yang Chen Chen (52 ảnh)


    1636 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Sekretaris Jadi Simpanan Bos

    Sekretaris Jadi Simpanan Bos


    1636 views

    Duniabola99.org – Berikut ini berkisah mengenai kegiatan sehari2 seorang bos dengan sekretaris pribadinya, walaupun banyak yang munafik dan sok alim menghujat nafsu bejat mereka mereka, namun bagi mereka berdua semuanya kegiatan ini bagaikan sebuah selingan di tengah kesibukan kerja yang memusingkan kepala. Om Roby bisa menghilangkan stress serta merasakan kembali darah mudanya bangkit dan membara di usia tuanya.Sedangkan Nonoph Sang Sektretaris dengan cara mudah bisa mendapatkan posisi strategis dan kehidupan yang jauh dari cukup dalam usia yang relatif muda.berikut cerita ini di mulai.

    Tok… tok… tok… , terdengar suara ketukan dari balik pintu.
    Suara ketukan itu cukup mengalihkan perhatian seorang wanita cantik yang kini sedang duduk di belakang meja kerjanya. Ia kemudian terlihat menghentikan kegiatannya membaca sebuah berkas di dalam map yang dipegangnya. Wanita berparas cantik nenawan, berkulit putih mulus dan berambut hitam panjang lurus itu kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu.
    Oh Bapak… , wanita itu tersenyum.
    Di depan pintu kini berdiri seorang laki-laki bertubuh tinggi semampai dan tegap. Walaupun sudah berumur diatas 45 tahun, namun sama sekali kegagahan sang laki-laki tersebut tidak berkurang. Laki-laki itu adalah Roby Adianto atau sering dipanggil Om Roby, seorang Direktur sebuah perusahaan swasta yang cukup ternama di kota tersebut. Sedangkan si wanita cantik adalah Nonophna Belovy, 24 tahun, sekretaris Direksi dan salah satu pegawai muda di perusahaan tersebut.
    Boleh Om masuk? .
    Wanita cantik itu tertawa kecil. Om ini lucu, yang punya perusahaan kan Om ? Jelas boleh dong masuk ke ruangan saya he he .
    Laki-laki itu hanya tersenyum mendengar perkataan sang sekretaris, kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan. Begitu Nonoph selesai menutup pintu, tiba-tiba sebuah pelukan langsung membekap tubuh sintalnya dari belakang.
    Ah Om nakal… , Nonoph berucap pelan.
    Om kangen nih sayang , sebuah kecupan langsung mendarat di pipi dan leher Nonoph.
    Jangan disini dong Om ntar ada yang Nonopht .
    Nonoph berusaha menghentikan Om Roby yang masih terus mendaratkan ciumannya.
    Kenapa sayang? Apa Om tidak boleh mencumbuimu lagi? .
    Boleh Om , tapi… .
    Om Roby kemudian membalikkan tubuh Nonoph sehingga kini mereka berhadapan. Tanpa sempat melanjutkan kata-katanya, ciuman langsung mendarat di bibir Nonoph dan membungkamnya. Nonoph pun kini hanya berdiam diri dan membiarkan Om Roby melumat bibir mungilnya. Laki-laki paruh baya itu mencumbui bibir sang sekretaris seperti seorang musafir yang menemukan sebuah oase di padang pasir. Bibir Nonoph dirasakannya seperti seteguk air yang bisa melegakan tenggorokannya yang kering.
    Tunggu om… , Nonoph meletakkan telaOm tangannya di bibir Om Roby ketika laki-laki itu kembali hendak melumat bibirnya.
    Kenapa? .
    Nonoph tidak menjawab. Dengan perlahan ia melepaskan pelukan Om Roby dan beranjak menuju jendela kantornya. Wanita cantik itu kemudian menutup tirai jendela kantornya. Om Roby hanya tersenyum melihat tingkah sang sekretarisnya yang cantik. Laki-laki itu begitu tergila-gila dengan Nonoph sejak pertama kali wanita cantik itu melakukan tes wawancara.
    Bagaimana tidak, dengan wajah cantik, kulit putih, rambut panjang halus, tubuh tinggi semampai dengan lekukan proporsional pastilah akan membuat siapapun yang melihat Nonoph pastilah akan kehilangan kewarasannya. Om Roby merasa benar-benar beruntung bisa menikmati keindahan bahkan kehangatan tubuh sintal nan sempurna tersebut.
    Om , ini kan masih siang? , ucap Nonoph sedikit mendesah sambil berjalan mendekati laki-laki tersebut.
    Seminggu tidak bertemu denganmu, sungguh benar-bener terasa menyiksa! .
    Tapi kan nyuruh saya pergi diklat juga Om ? , dengan manja Nonoph memeluk tubuh atasannya itu dan mengecup bibirnya.
    Iya, itu kan demi kariermu juga makanya hari ini Om ingin sekali melepaskan rindu .
    Tapi nanti malam kan bisa? Saya nggak ada acara kok… .
    Nggak bisa sayang, Om sudah nggak tahan lagi .
    Kembali mereka berciuman dan kali ini meraka lakukan dengan panas, seakan-akan benar-benar ingin melepaskan seluruh perasaan yang selama ini tertahan. Kedua bibir tersebut saling beradu dan saling melumat.
    Oh… so tasty… .
    Do you like it? .
    Om Roby mengangguk mantap.
    Mau yang lebih? , Nonoph tersenyum menggoda sambil menguap-usapkan jari telunjuknya ke bibir Om Roby.
    Sure…! .
    Kita cari hotel sekarang? , jari-jari Nonoph kini merambat turun menuruni leher dan kemudian mempermainkan dasi atasannya.
    No… let’s do it here… .
    Ah? Here? , kali ini nada suara Nonoph menggambarkan nada penuh keheranan.
    Yes…! Here… .
    Tiba-tiba saja Om Roby langsung menggendong tubuh Nonoph sehingga membuat sekretaris cantiknya itu menjerit pelan. Hubungan keduanya memang sudah cukup lama terjalin, sudah hampir 6 bulan lamanya. Om Roby yang memang menyukai wanita-wanita muda dan Nonoph yang memang memiliki jiwa penggoda membuat hubungan terlarang itu menjadi semakin mudah terjalin. Hubungan dua insan berbeda jaman ini ibarat sebuah simbiosis mutalisme, dimana keduanya memang saling membutuhkan. Om Roby membutuhkan kehangatan percintaan yang sudah tidak bisa lagi ia peroleh dari sang istri, sedangkan Nonoph membutuhkan penyuplai dana untuk kehidupannya yang cenderung glamor. Keduanya begitu pandai dan komOm menyembunyikan hubungan cinta terlarang ini, sehingga sampai saat ini bau-bau perselingkuhan sama sekali belum juga tercium keluar.
    Aaoo… , kembali Nonoph menjerit pelan ketika Om Roby mendudukannya di atas meja kerjanya.
    Kemudian mereka kembali berciuman dengan panas. Permainan lidah pun kini mulai menghiasi percumbuan keduanya. Lidah mereka saling bertemu dan bertautan dengan hebat. Nonoph namOm sama sekali tidak risih harus bercumbu dengan laki-laki yang usianya hampir setara dengan ayahnya ini. Yang lebih gila lagi, keduanya tidak merasa risih harus bercumbu di kantor dimana jam masih aktif walaupun kini adalah memang waktu istirahat. Beginilah mungkin yang sering orang-orang sebut ketika nafsu sudah menjadi raja, maka logika tak akan lagi punya kuasa.
    Wangi parfum yang tercium dari sekujur tubuh Nonoph membuat nafsu Om Roby kian menggelora, sehingga ciuman tidak lagi bisa membasuh panasnya gelora tersebut. Kini tangan laki-laki itu mulai merambah dan meremasi kedua payudara Nonoph dari balik blazer yang dikenakan wanita cantik tersebut. Ternyata itupun tidak cukup. Sambil tetap berciuman tangan nakal Om Roby dengan cekatan membuka satu persatu kancing blazer biru tua sang sekretaris. Sementara jari-jari lentik Nonoph kini sedang berada di selangkangan sang bos yang sudah namOm terbuka. Jari-jari itu terlihat melakukan tugasnya dengan baik, sehingga membuat tonjolan yang ada disana menjadi semakin menggunung.
    Jangan dibuka Om , nanti nggak keburu makenya , Nonoph menghentikan usaha atasannya yang hendak membuka kancing kemeja begitu ia selesai melepaskan blazer yang dipakainya.
    Terlihat ekspresi kekecewaan di wajah Om Roby yang terlihat sudah ingin sekali menikmati payudara montok milik bawahannya. Nonoph yang memang sudah berpengalaman dibidang percintaan rupanya mengerti ekspresi tersebut.
    Kok cemberut sih? he he he .
    Pengen nyusu… , sahut Om Roby singkat.
    Wah ada bayi besar nih minta netek he he he .
    Om Roby tidak berkomentar, hanya ekspresi wajahnya saja yang menunjukkan apa yang kini sedang dirasakannya.
    Iya deh saya bukain . Senyuman menggoda kembali tersungging di bibir tipis Nonoph.
    Dengan cekatan kemudian wanita cantik itu membuka satu persatu kancing kemeja putih yang dipakainya. Setelah kancing terakhir terbuka, kemudian jari-jari lentik Nonoph berlahan membuka kaitan bra berwarna merah muda berenda yang dipakainya dan menggeser posisi cupnya. Kini di depan Om Roby terpampanglah sebuah gundukan gading kenyal dan padat, dengan puting kecil berwarna coklat yang menantang. Senyuman pun kembali terpancar di wajah laki-laki paruh baya tersebut.
    Aku kangen sekali dengan ini , Om Roby mengusap dan memelintir pelan puting payudara kanan Nonoph.
    Aaah… Om genit ah… , Nonoph mendesah pelan.
    Kok tambah gede sih? , kini tangan kanan Om Roby mendarat dan meremas payudara kiri sang sekretaris.
    Gara-gara Om tuh… .
    Lo kok gara-gara Om ? .
    Nonoph tersenyum kecil. Om sih suka ngemutin makanya jadi bengkak nih he he .
    Ih kamu ini ya, benar-benar menggemaskan he he .
    Om Roby merangkulkan kedua tangannya di pinggang Nonoph yang sedang duduk di atas meja. Sebuah kecupan kemudian mendarat mulus di bibir mungil si wanita cantik.
    Mau diNonopht aja nih Om ? Rugi dong dibuka? , Nonoph melirik nakal ke arah kedua payudaranya yang memang kini sedang menganggur .
    Nggak dong… , selesai berucap puting payudara kanan Nonoph langsung amblas ke dalam mulut Om Roby. Dengan penuh nafsu Om Roby melahap kedua payudara montok itu secara bergiliran.
    Nonoph sendiri namOm menikmati sekali sedotan dan permainan lidah Om Roby pada kedua payudaranya. Belum lagi remasan tangan Om Roby yang tak kalah membangkitkan nafsunya. Sambil menggigit bibir bawahnya menahan geli, wanita cantik itu mengelus-ngelus rambut atasannya. Kini Nonoph terlihat seperti seorang wanita yang sedang menyusui bayi besarnya.
    Oooh… , desah Nonoph pelan ketika Om Roby sedikit menggigit puting payudaranya.
    Toketmu benar-benar luar biasa sayang, padat dan kenyal! , sebuah kecupan dan pagutan mendarat kembali di bibir Nonoph.
    Om suka? .
    Suka banget! .
    Just enjoyed it, it’s all for you… .
    Sambil tetap menikmati kepadatan payudara Nonoph, berlahan tangan kanan Om Roby merayap turun merabai kedua betis sang wanita yang kini dalam posisi menjuntai di atas meja. Permukaan betis mulus tersebut terasa begitu lembut dan halus. Tangan dan jari-jari itu terus merayap naik sehingga menimbulkan sensasi geli di sekujur tubuh Nonoph. Apalagi ketika tangan Om Roby berlahan masuk ke dalam rok span pendek yang dikenakannya dan terus merabai permukaan pahanya. Nonoph yang memang telah mengangkang lebar memudahkan akses masuk tangan atasannya tersebut menuju selangkangannya. Kini Nonoph bisa merasakan jari-jari tangan Om Roby telah menyentuh permukaan celana dalamnya yang berenda.
    Udah basah ya sayang? , Om Roby melepaskan bibirnya dan tersenyum kecil.
    Nonoph hanya mengangguk pelan dan mendesah. Aaah… .
    Rok span biru tua itu semakin tinggi terangkat ketika tangan Om Roby berada di dalam celana dalam Nonoph dan mulai merabai bulu-bulu halus yang ada disana.
    Aaakh… geli om , Nonoph berteriak pelan ketika dengan iseng Om Roby menekan klitorisnya.
    Geli tapi enak kan? He he .
    Ih, Nonoph jangan digodain dong Om kan malu .
    Kalo nggak digodain terus mau diapain dong? He he .
    Mau dicium… .
    Om Roby pun langung mendekatkan bibirnya ke bibir Nonoph, namun wanita cantik itu menghentikannya.
    Tapi ciumnya nggak di sini , Nonoph menunjuk ke arah bibirnya.
    Om Roby mengerutkan keningnya. Terus dimana? .
    Di situ… , Nonoph kemudian menunjuk ke arah selangkangannya dan tersenyum menggoda.
    Ha ha ha kamu benar-benar wanita nakal .
    Om Roby menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian laki-laki paruh baya itu memasukkan kedua tangannya ke dalam rok sekretarisnya dan mulai menarik turun celana dalam wanita cantik tersebut. Nonoph sendiri terlihat membantu Om Roby dengan sedikit mengangkat pantatnya dari meja. Setelah berhasil membukanya, Om Roby namOm tersenyum melihat kain mungil di tangannya. Modelnya begitu tipis, berenda dan menerawang. Jelas sekali celana dalam G-string merah muda itu memang dipakai oleh pemiliknya bukan untuk menutupi apapun. Om Roby pun meletakkan kain mungil itu di atas kursi.
    G-string? .
    Yeah…! He he he .
    Kalo begitu kamu musti sering-sering ngangkang di depan Om he he he .
    Lo ini kan udah ngangkang? .
    Oh iya he he he .
    Nonoph memasukkan tangan kanannya ke dalam rok dan mulai mengelus-ngelus permukaan memeknya memang yang sudah basah. Ayo dong buruan di cium… .
    Laki-laki paruh baya itu kemudian berjongkok di depan meja dan melepaskan kedua sepatu high heels yang dipakai Nonoph. Setelah itu ia mulai menciumi jari-jari kaki wanita cantik tersebut secara bergantian. Nonoph namOm kegeNonophn ketika ciuman atasannya mulai mendarat di telaOm kakinya. Ciuman Om Roby kemudian mulai merambah naik menuju kedua betis dan terus naik menuju paha sang sekretaris. Permukaan kulit kaki mulus Nonoph membawa sensasi tersendiri dalam diri Om Roby ketika menciumnya. Benar-benar putih, bersih, wangi dan indah.
    Siap-siap untuk menerima aksi lidahku he he .
    Nonoph hanya tersenyum mendengar peringatan dari atasannya tersebut. Om Roby kemudian membuka lebar kedua paha sekretarisnya tersebut. Kini terlihatlah dengan jelas sebuah lubang kenikmatan dengan bulu-bulu halus tipis di sekitarnya. Lubang kenikmatan yang selalu mampu membuatnya terbang melayang. Masih begitu sempit dan sekat walaupun Nonoph mengakui dengan jujur kepada Om Roby kalau memeknya tersebut sebelumnya udah pernah dipakai oleh beberapa laki-laki selain dirinya. Om Roby sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena dirinya sendiri juga sudah sering tidur dengan beberapa wanita muda lainnya. Justru laki-laki paruh baya itu menyukai gaya permainan Nonoph yang memang sudah sangat profesional .
    Oooh… om… , Nonoph melenguh panjang ketika sang bos mulai menjilati lubang surganya.
    Kepala Om Roby kini telah hilang di dalam rok Nonoph. Wanita cantik itu sendiri kini hanya bisa merasakan lidah atasannya tersebut menari-nari dengan lincah di selangkangannya. Rasa geli dan sekaligus rasa nikmat yang luar biasa seakan-akan menjalar hebat di sekujur tubuh Nonoph. Sambil memilin-milin putingnya sendiri Nonoph menikmati betul jilatan, sedotan dan kadang tusukan lidah sang bos. Dalam keadaan seperti ini tidak lagi terdapat strata diantara mereka. Om Roby yang dalam kondisi normal adalah atasan Nonoph, kini dalam keadaan terbakar nafsu rela merendahkan dirinya dengan berjongkok sambil menjilati selangkangan bawahannya.
    Aaahh… oooh… aaahh… , kepala Nonoph namOm mendongak menahan rasa nikmat yang menyerang memeknya. Lidah Om Roby yang terus menari-nari dan menusuk-nusuk lubang kenikmatannya benar-benar memberikan sensasi yang luar biasa disekujur tubuh Nonoph.
    Sruuup… sruuup… .
    Sruuup… sruuup… .
    Suara decakan terdengar dari dalam rok span Nonoph, menandakan daerah selangkangan tersebut sudah mulai basah dan membanjir.
    Om Roby mengeluarkan kepalanya dari dalam rok Nonoph. Bagaimana? Enak ciuman Om ? He he he .
    Enak banget! , Nonoph mengangguk dan tersenyum kecil.
    Laki-laki itu kemudian kembali memasukkan kepalanya ke dalam rok sang sekretaris. Aroma wangi cairan memek Nonoph membuat birahi Om Roby semakin membara. Ia pun semakin Nonophr melahap lubang kenikmatan beserta dengan cairan cinta yang membasahinya. Bulu-bulu lembut yang menutupi areal lubang tersebut sama sekali tidak dirasakan mengganggu oleh Om Roby, justru keberadaan bulu-bulu itu menambah sensasi geli di sekitar wajah laki-laki paruh baya tersebut.
    Tok… tok… tok…!! , ketika kedua kedua insan terlihat sedang asyik bercengkrama tiba-tiba terdengar suara ketukan dari balik pintu.
    Sedetik setelah terdengar ketukan, Nonoph yang sedang mengangkang di atas meja kerjanya namOm mendorong kepala Om Roby keluar dari dalam rok span biru tuanya. Begitu kepala itu terlepas dari selangkangannya Nonoph langsung meloncat dari posisi duduknya di atas meja. Ia menurunkan roknya yang tadi terangkat dan mencoba merapikannya. Begitu pula dengan bra dan kemeja yang dikenakannya yang masih n terbuka dengan buru-buru berusaha ia rapikan. Satu demi satu kancing kemeja tersebut dikancingkannya kembali dengan cepat. Begitu selesai dengan segera pula ia kembali mengenakan blazer yang tadi tergeletak di atas meja kerjanya.
    Om Roby sendiri tak kalah sibuknya dengan sang sekretaris. Dengan cepat ia menyeka mulutnya yang namOm belepotan dengan cairan memek Nonoph. Ia lalu merapikan dasi dan kemejanya. Nonoph sendiri kini masih terlihat sibuk mengenakan sepatunya. Ketika kedua sepatu berhasil dikenakan kembali, Nonoph lalu menyambar beberapa map dan meletakkannya di atas meja. Mereka lalu namOm berpura-pura sedang sibuk memeriksa file-file di dalam map tersebut. Beruntung semuanya bisa dilakukan dengan cepat karena ketukan kedua segera menyusul terdengar beberapa detik kemudian.
    Masuk! , Nonoph berteriak pelan ketika mereka berdua telah siap berdiri di depan meja kerja.
    Namun baru pintu ruangan terbuka sedikit, sekilas Nonoph melirik ke arah kursi kerjanya. Disana masih teronggok sebuah celana dalam G-string berwarna merah muda miliknya. Langsung saja Nonoph menyambarnya dan memasukkan sepotong celana dalam mini tersebut ke dalam saku blazernya. Om Roby hanya tersenyum melihat hal tersebut yang kemudian disambut senyuman pula oleh Nonoph.
    Lalu masuklah Ayu, salah satu staf kantor dengan memegang beberapa map. Ia sedikit terkejut ketika melihat Om Roby berada di ruangan Nonoph. Ia kemudian sedikit tersenyum dan memberi hormat dengan sedikit mengangguk ke arah Om Roby. Perbuatan Ayu itu kemudian dibalas senyuman juga oleh Om Roby.
    Maaf Mbak Nonoph saya tidak tahu kalau Mbak Nonoph ada tamu .
    Nggak apa-apa kok, Om Roby cuma bantu saya mengerjakan beberapa laporan kok , Nonoph mencoba menutupi aktifitas yang baru saja mereka berdua lakukan tadi.
    Memang ada apa ya Win? .
    Ini Mbak tadi Om Tio meminta saya menyampaikan berkas ini ke Mba Nonoph, katanya tolong dibuat rangkumannya sebagai bahan presentasi di acara sosialisasi besok pagi .
    Oh, gitu ya? Ya udah berkasnya kamu taruh saja dulu disini, bilang ke Om Tio besok pagi rangkumannya akan saya serahkan langsung di ruangannya .
    Ayu lalu meletakkan berkas-berkas tersebut di atas meja kerja Nonoph, Kalau begitu saya permisi dulu Mbak .
    Oh iya Win, kamu nggak back up datanya dalam bentuk softcopy? .
    Sudah Mbak, sudah saya taruh juga di dalam map .
    Kalau begitu makasi ya… .
    Sama-sama Mbak , kemudian Ayu melemparkan senyum ke arah Om Roby. Saya permisi om .
    Om Roby hanya mengangguk pelan.
    Kemudian Ayu berjalan menuju pintu diikuti oleh Nonoph dari belakang. Sejenak mereka berdua terlihat bercakap-cakap sebelum akhirnyaAyu keluar dari ruangan tersebut. Nonoph menutup pintu ruangannya dan kemudian menguncinya. Wanita cantik itu cukup bersyukur tadi Ayu sempat mengetuk pintu sebelum masuk. Akibat nafsu yang telah membara membuat dirinya lupa kalau pintu ruangannya belum terkunci. Tentu skandal dirinya dan sang bos bisa saja terkuak apabila tadi Ayu masuk dengan tiba-tiba dan menyaksikan adegan layak sensor yang mereka lakukan tadi. Berlahan Nonoph kemudian berjalan mendekati Om Roby yang kini namOm bersandar pada meja kerjanya.
    Om , saya dapat tugas nih dari Om Tio, sepertinya yang tadi musti kita tunda dulu… .
    Nonoph tersenyum menggoda sambil memegang dasi yang dikenakan oleh atasannya tersebut. Kemudian dengan berlahan wanita cantik itu membuka simpul dasi Om Roby dan melepaskannya. Dengan cekatan pula Nonoph membuka dua kancing kemeja teratas yang dipakai sang bos. Walaupun dari mulutnya keluar kata-kata seolah-olah Nonoph ingin menghentikan semua kegilaan mereka tadi, namun gerak tubuhnya justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Melihat senyuman nakal Nonoph dan tingkah menggodanya kembali mengundang nafsu birahi Om Roby yang tadi sempat menghilang.
    Udah tugasnya nantian saja dibuatnya, nanti Om yang bakal bilang langsung ke Om Tio kalau kamu dapat dispensasi hari ini, jadi tugasnya baru bisa diserahin besok siang, nanggung banget nih lanjutin yang tadi yuk! , Om Roby yang namOm sudah mulai terbakar birahi langsung membekap tubuh sintal Nonoph.
    Ih kok galak banget sih Om ? , kembali Nonoph melemparkan senyum genitnya.
    Iya nih, yang bawah udah nggak tahan sih he he .
    Mana? Coba saya cek dulu… .
    Wanita cantik itu kemudian merabai selangkangan atasannya tersebut. Jari-jari lentik Nonoph meremas-remas selangkangan Om Roby yang memang sudah namOm menggunung.
    Gimana? Udah siap tempur kan? .
    Nggak kerasa Om , kayaknya musti dibuka dulu nih he he he .
    Nonoph mencium pipi Om Roby dan kemudian berlahan mengambil posisi berjongkok di depan atasannya tersebut. Pelan-pelan jari-jari Nonoph menari-nari membuka sabuk dan resleting celana panjang yang dipakai Om Roby. Kemudian celana kain itu dilorotkan berikut dengan celana dalamnya, sehingga kini dihadapan Nonoph terpampang sebuah batang tegang namun terlihat belum berukuran maksimal.
    Ah masih belum siap nih Om ! , sambil masih dalam posisi jongkok Nonoph melemparkan tatapan nakal ke arah atasannya.
    Oh belum ya? .
    Nonoph kemudian mengerlingkan matanya. Iya Om , kalo segini mana kerasa… .
    He he he kalo gitu kamu tau dong musti ngapain? .
    Ih Om genit deh! .
    Om Roby mengelus-elus kepala Nonoph, sementara jari-jari lentik Nonoph kini sudah bekerja dengan sempurna mengocok-ngocok batang di hadapannya itu. Tak perlu waktu lama ketika Kontol itu mulai namOm keluar masuk ke dalam mulut si wanita cantik. Dengan telaten Nonoph menjilati, mengulum dan mengocok Kontol Om Roby sehingga mengakibatkan Kontol itu semakin menegang dan membesar. Nonoph memang memiliki spesialisasi dalam melakukan oral sehingga Om Roby dibuatnya merem-melek keenakan merasakan permainan lidah dan mulutnya. Dengan bergantian Nonoph menjilati Kontol Om Roby dan juga buah zakarnya. Kuluman mulutnya juga divariasikan dengan kocokan tangan guna memberi waktu baginya untuk menarik nafas. Wanita cantik itu juga sedikit membasahi batang berurat tersebut dengan ludah guna memudahkannya melakukan kocokan.
    Cukup sayang… , Om Roby memegang pundak Nonoph dan kemudian membantunya berdiri.
    Entah kenapa laki-laki paruh baya itu pun meminta Nonoph menghentikan layanan oral-nya. Mungkin Om Roby tidak ingin langsung mencapai puncak permainan tanpa merasakan nikmatnya jepitan memek sang sekretaris. Kemungkinan juga Om Roby cukup menyadari kalau waktu yang mereka miliki kini tidaklah banyak lagi dan tempat yang juga kurang mendukung, sehingga memilih untuk meloncati tahap foreplay dan langsung meloncat ke sesi penetrasi.
    Kenapa Om ? Om nggak suka dengan pelayanan saya? .
    Bukan gitu, tapi sekarang giliran Om yang bikin kamu enak he he he .
    Nonoph yang semula keheranan langsung tersenyum dan mencubit pinggang atasannya tersebut. Rupanya Nonoph bisa menangkap maksud atasannya yang ingin segera melakukan penetrasi.
    Om nakal deh he he he .
    Ha ha ha ayo kasi Nonopht dong bagian yang enak-enak itu .
    Om Roby kemudian berlahan mendorong pelan tubuh Nonoph sehingga mentok di ujung meja. Nonoph sendiri namOm membuka blazer yang dikenakannya dan melemparnya kembali ke atas kursi. Sementara itu di waktu yang bersamaan Om Roby terlihat mengangkat rok span wanita cantik itu dan mulai merabai bulu-bulu lembut di sekitar wilayah selangkangan tersebut. Mereka kemudian kembali berciuman.
    Mau netek lagi? He he , dengan nakal Nonoph mempermainkan kancing kemejanya.
    Dibuka aja, siapa tau nanti Om haus he he he .
    Ih Om ini…! .
    Nonoph pun menuruti kemauan Om Roby. Ditengah rabaan tangan sang bos diselangkangannya, Nonoph dengan berlahan membuka satu per satu kancing kemejanya. Saat kancing terakhir terbuka, tanpa dikomandoi Nonoph membuka kaitan bra merah muda berenda yang dipakainya. Walaupun semua pakaian tersebut masih tetap melekat pada tubuhnya, namun sama sekali tidak berguna buat menutupi bagian atas tubuh Nonoph. Kedua payudara montok sang sekretaris kini terekspos bebas berikut dengan kedua puting coklat kecilnya.
    Mimik cucu dulu ah… .
    Aaaoo… geli ah om… .
    Nonoph bergelinjang ketika puting payudara kanannya amblas ke dalam mulut Om Roby. Payudara kiri pun mendapatkan perlakukan yang sama. Keduanya bergiliran dihisap dan diemut oleh Om Roby. Sedangkan tangan kanan laki-laki paruh baya itu sendiri masih sibuk merabai selangkangan Nonoph. Jari-jari tangan Om Roby merasakan permukaan memek Nonoph masih cukup lembab dan basah sehingga ia pun tak merasa perlu memberikan rangsangan lagi. Apalagi Nonoph sendiri sudah namOm begitu bernafsu, dimana terlihat dari wajahnya yang mulai memerah. Om Roby menghentikan kulumannya di payudara Nonoph. Dengan tangan kanan Om Roby kemudian mengarahkan Kontolnya dan mengusap-usap ujungnya dipermukaan memek sang sekretaris.
    Om… jangan diusap-usap aja, masukin dong… , Nonoph merajuk manja.
    He he he udah nggak tahan ya? .
    Iya nih… .
    Beneran nih nggak tahan? , Om Roby menggoda Nonoph.
    Nonoph yang memang sudah sejak tadi bergairah langsung mengkerutkan keningnya kesal. Aaaa… Om gitu deh, saya ngambek nih… .
    Tingkah manja dan genit Nonoph kala kesal justru membuat birahi Om Roby semakin meninggi. Iya deh jangan ngambek dong, siap-siap ya… .
    Aaakkh…! , Nonoph berteriak tertahan ketika akhirnya Kontol Om Roby menghujam deras ke dalam memeknya.
    Ooohh… oohh… oohh… , desahan mulai keluar dari mulut Nonoph seiring kocokan Kontol atasannya. Om Roby sendiri merasakan jepitan memek sang sekretaris begitu kencang karena sudah hampir seminggu lebih ia tidak menikmatinya. Kocokan Om Roby yang semakin mengencang membuat Nonoph menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya yang mulai bergoncang. Kedua tangan Nonoph mencengkeram erat ujung meja yang berada di belakangnya.
    Suka sayang? .
    Su… suka banget, yang ken… kenceng Om ! .
    Yang kenceng? .
    Iya… kocoknya yang kenceng oooh… .
    Menyadari kalau saat ini mereka sedang berada di kantor, Nonoph berusaha sekuat tenaga untuk menahan teriakan penuh kenikmatan yang keluar dari mulutnya. Namun rupanya rasa nikmat seakan sudah menyerang hampir sekujur syaraf tubuhnya, sehingga ia tak kuasa untuk bertahan. Akhirnya ia memilih untuk memeluk tubuh Om Roby dan mencium bibirnya guna meredam desahan dan erangan yang hendak keluar dari mulutnya.
    Nonoph kini namOm kian pasrah menerima lumatan bibir dan juga remasan demi remasan di dadanya. Walaupun kemejanya masih terkancing rapat, namun Nonoph bisa merasakan kalau bra yang ada di dalamnya tak lagi terpasang pada posisi yang tepat akibat remasan tangan Om Roby. Ciuman dan lumatan pun tak henti-hentinya menghujani bibir Nonoph, begitu pula dengan lehernya. Apalagi disaat yang bersamaan genjotan Kontol laki-laki paruh baya itu terasa semakin kencang menghujam ke dalam memek Nonoph. Tak perlu waktu lama untuk membangkitkan kembali gelora gairah yang tadi sempat menghilang diantara keduanya.
    Ooh… Nonoph memekmu nikmat sekali… .
    Muncul sebersit rasa bangga dalam diri Nonoph mendengar pujian yang keluar dari mulut sang bos. Paling tidak ia merasakan kalau dirinya jauh lebih cantik dan menarik ketimbang istri Om Roby. Wanita cantik itu tahu benar kalau posisinya di Perusahaan ini sangatlah ditentukan oleh kemampuannya memuaskan sang atasan. Maka dari itu ia selalu berusaha merawat wajah dan tubuhnya, terutama bagian lubang surgawinya agar selalu keset dan wangi. Selain itu ia juga sadar harus selalu memberikan pelayanan spesial agar sang bos tidak berpaling kepada pegawai wanita lain yang mungkin berumur lebih muda dari dirinya.
    Kontol Om juga nikmat banget! .
    Oya? .
    Iya Om , luar biasa, terus kocok om… terus… aaahh… .
    Sebagai seorang wanita yang sudah sangat berpengalaman memuaskan berbagai macam tipe laki-laki, Nonoph juga tahu benar kalau memuji kemampuan sang laki-laki adalah sebuah kewajiban dalam bercinta. Pujian yang tepat akan meningkatkan ego sang laki-laki dan pujian itu akan membuatnya seolah-olah memiliki kemampuan luar biasa, walaupun kadang kenyataannya tidaklah demikian. Namun khusus untuk Om Roby, Nonoph sama sekali tidak perlu harus berpura-pura karena Kontol besar milik laki-laki paruh baya itu memang benar-benar mampu membuatnya melayang. Tak terasa sudah hampir sepuluh menitan Kontol Om Roby mengaduk-ngaduk lubang memek Nonoph dalam keadaan berdiri.
    Oooh… aaah… , Nonoph masih terus berusaha menahan desahannya, ditengah lesakan Kontol Om Roby dalam memeknya. Sementara itu tangan kanan Om Roby namOm nakal meremasi payudara Nonoph .
    Oooh… aaah… .
    Balik dong sayang, pengen masuk dari belakang nih .
    Nonoph menurut. Setelah Om Roby mencabut Kontolnya, ia langsung membalikkan tubuhnya dan mengambil posisi nungging. Nonoph kembali menggunakan kedua tangannya sebagai penumpu di meja kerjanya. Kemudian wanita cantik itu menoleh ke belakang dan melihat Om Roby sedang menatap nanar ke arah bongkahan pantatnya sambil mengocok-ngocok Kontolnya sendiri. Nonoph kemudian mengangkat rok spannya dan mulai menggoyang-goyangkan pantatnya guna menggoda atasannya tersebut. Dengan gaya nakal bak call girl profesional, Nonoph menjilati jari-jari tangan kirinya kemudian mengusap-usap permukaan memeknya sendiri. Lalu wanita cantik itu memasukkan dua jarinya ke dalam lubang memeknya dan mulai mengocoknya. Nonoph memasang ekspresi wajah horny sambil menggigit bibir bawahnya. Om Roby terlihat tak tahan melihat ekspresi wajah Nonoph langsung mendekat sambil mengacungkan Kontolnya yang sudah tegang maksimal
    You’re so deam bitchy secretary…! .
    Tapi Om suka kan? .
    Suka banget… you make me turn on very high… .
    Terus nunggu apa lagi Om ? Fuck me… fuck me hard! .
    Nonoph membuka kedua kakinya semakin lebar seolah-olah ingin mempersilakan Kontol Om Roby untuk memasuki dirinya. Kini sebuah pantat montok dengan memek merah basah terekspos dengan bebas siap merasakan sebuah kenikmatan duniaei. Om Roby terlihat semakin membelalak menyaksikan pemandangan indah di depannya. Walaupun ini bukan pertama kalinya, namun tetap saja setiap kali melihat memek Nonoph seakan memberikan sensasi luar biasa dalam otak Om Roby. Sebuah batang tegak keras namOm mencuat diantara selangkangan laki-laki paruh baya itu. Dengan terburu-buru Om Roby langsung melepas sepatunya dan kemudian disusul dengan celana panjang berikut celana dalamnya. Agaknya laki-laki paruh baya itu merasa pakaiannya itu sedikit mengganggu dalam melakukan penetrasi di awal persetubuhan mereka tadi.
    Aaaakkh…!!! .
    Nonoph tidak bisa lagi menahan lenguhan panjang yang keluar dari mulutnya. Ini karena ternyata Om Roby tidak memasukkan Kontolnya ke dalam memeknya namun ke dalam lubang duburnya. Batang besar itu kini namOm mulai menggenjot lubang sempit tersebut. Si pemilik batang pun namOm mulai merem-melek merasakan kenikmatan luar biasa dari jepitan lubang anus sekretarisnya tersebut. Sedangkan Nonoph sendiri terlihat meringis menahan sakit karena sejujurnya ia sama sekali tidak siap menerima serangan pada lubang pantatnya. Wanita cantik itu namOm mencengkeram pinggir meja dengan sekuat-kuatnya dan menggigit bibirnya berusaha untuk menahan rasa sakit. Nonoph tahu benar kalau ia sama sekali tidak bisa melakukan protes atas perbuatan Om Roby ini. Om Roby adalah atasannya dan tugasnya adalah memuasakan sang atasan, jadi Om Roby berhak memilih lubang manapun yang ia suka untuk dimasuki.
    Aaakkh… om… pelan-pelan… sakit… .
    Oooh… ooh… .
    Aaakkkh… Paaakk… .
    Mulut Nonoph ternganga lebar ketika Om Roby kian mempercepat genjotan Kontolnya. Lubang anus Nonoph yang memang masih kering dan belum terlumasi terasa robek dan melar ketika intensitas batang besar itu kian meninggi menghujam ke dalamnya. Tanpa bisa ia tahan bulir air mata terlihat mengalir dari pinggir mata lentik Nonoph.
    Oooh… sempit banget pantatmu Nonoph! .
    Aaakkh… aaakkh…Paakk…!! .
    Oooh… .
    Sa… sakit om… aaakhh…! .
    Ini memang bukanlah anal seks pertama bagi Nonoph. Beberapa kali ia sudah pernah melakukannya dengan Om Roby maupun beberapa laki-laki lainnya, namun tanpa persiapan tentunya anal seks sangatlah menyakitkan bagi si pemilik lubang. Penderitaan Nonoph barulah usai setelah beberapa menit kemudian Om Roby akhirnya menghentikan genjotannya dan menarik Kontolnya. Rasa perih dari lubang pantat Nonoph masih begitu terasa menyiksa, selepas genjotan yang mendera pantatnya tadi. Namun belum juga Nonoph dapat menghirup udara dan mengatur nafas, Om Roby kembali menghujamkan Kontolnya. Kali ini Kontol besar itu menghujam deras ke dalam memek sang sekretaris cantik.
    Ooooh….!! , kembali Nonoph harus melenguh panjang.
    Aaah… Nonoph… .
    Om Roby… ooohh… .
    Wanita cantik itu bersyukur dalam hatinya, karena paling tidak kali ini Om Roby memilih lubang memeknya untuk dinikmatinya. Nonoph pun kini mulai bisa ikut menikmati persetubuhan tersebut. Bahkan kini ia terlihat ikut menggoyangkan pinggulnya agar lubang kenikmatannya dapat memberikan jepitan maksimal. Rasa sakit yang semula memderanya kini mulai berganti menjadi rasa nikmat yang teramat sangat. Sadar kalau waktu yang mereka miliki kian menipis sebelum waktu makan siang berakhir, Om Roby pun kian mempercepat genjotannya. Laki-laki paruh baya itu berusaha menghujam-hujamkan Kontolnya secepat dan sedalam mungkin. Tubuh Nonoph sendiri dibuatnya berguncang-guncang hebat dan membuat wanita cantik itu terus mendesah-desah.
    Dikit lagi sayang…! .
    I… iya Om , dikit lagi nih, terus… yang dalem… .
    Oooh…. oooh…. .
    Aaaahh…. sayang memekmu… .
    Keduanya mulai merancau tak karuan menandakan kalau mereka telah berada diambang klimaks. Walau keduanya sudah merasa bak melayang ke angkasa, namun keduanya masih tetap berusaha menyadarkan diri mereka kalau saat ini mereka sedang bercinta di ruang publik. Rasa nikmat yang semakin kencang mendera membuat keduanya kian sulit menahan teriakan dan desahan yang terus keluar dari mulut mereka masing-masing. Seandainya mereka ada di tempat yang aman mungkin keduanya akan berteriak sekencang-kencangnya guna menunjukkan betapa hebatnya persetubuhan mereka saat itu.
    om… Nonoph dapeeet…!! .
    Tahan sayang, tahan dikit lagi… .
    Aaaakkkh….! , Nonoph melenguh hebat. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam. Di tengah genjotan Kontol Om Roby yang menggila wanita cantik itu mencapai puncak.
    Tak lama setelah itu, Om Roby juga semakin menampakkan ekspresi wajah yang kian memerah. Nampaknya ia juga sudah tidak kuat lagi menahan gejolak rasa yang akan segera menderanya. Laki-laki paruh baya itu akan segera menyusul mencapai puncak permainan.
    Sayang… isepin kontol Om ! .
    Om Roby mencabut Kontolnya. Nonoph nampaknya tak sempat menikmati sensasi klimaks yang baru saja melandanya. Dengan sigap wanita cantik itu berjongkok dan memasukkan Kontol Om Roby ke dalam mulutnya. Kontol itu langsung namOm keluar masuk ke dalam mulut Nonoph, karena Om Roby ikut mengocok-ngocokkannya dengan kuat. Sesekali Nonoph mengocok-ngocok batang tegang itu dengan tangan untuk kemudian mengulumnya kembali. Tak lama Kontol itu pun sudah terasa berkedut-kedut hebat.
    Oooh….!!! , kini giliran Om Roby yang melenguh panjang.
    Semburan demi semburan sperma langsung menyemprot ke dalam mulut Nonoph. Wanita cantik dengan sabar menerima semburan sperma atasannya dan menampungnya di dalam mulutnya. Ketika semburan terakhir keluar, berlahan Kontol Om Roby menyusut dan mengecil di dalam mulut sekretarisnya. Begitu Kontol tersebut tercabut dari dalam mulutnya, Nonoph sedikit membuka mulutnya. Mulut wanita cantik itu kini terlihat dipenuhi oleh cairan kental berwarna putih. Dengan cepat Nonoph kemudian menelan cairan tersebut sampai habis.
    Sini Om saya bersihkan .
    Setelah cairan sperma Om Roby habis tertelan, Nonoph mengambil Kontol atasannya tersebut dan kembali mengulum dan menjilatinya. Dengan telaten Nonoph menjilati buah zakar Om Roby dan juga batang serta ujung Kontolnya guna membersihkan sisa-sisa sperma yang ada.
    Berdiri sayang! .
    Om Roby membantu Nonoph berdiri. Kemudian laki-laki paruh baya itu memeluk tubuh sekretarisnya tersebut dan mencium bibir mungilnya. Lama sekali mereka berpagutan seolah-olah Om Roby ingin menunjukkan rasa terima kasihnya atas pelayanan sang sekretaris.
    Makasi ya sayang… .
    Sama-sama om .
    Kamu puas hari ini? .
    Puas banget! He he .
    Kembali mereka saling berpagutan.
    Om masih kangen nih, malam ini Om nginep di tempatmu ya? .
    Lo istri Om bagaimana? .
    Dia ada kunjungan kerja dengan teman-temannya, jadi tidak apa-apa kalau malam ini Om nggak tidur di rumah .
    Aduh kayaknya malam ini saya harus lembur nih he he he .
    Ha ha ha iya dong! Tapi tenang uang lemburnya ada kok .
    Beneran ya? .
    Tenang saja… apa sih yang nggak buat sayangku ini .
    Hhhmm… gombal! .
    Mereka pun tertawa sambil berpelukan mesra. Kemudian Om Roby mengenakan kembali celananya, merapikan kemeja dan memakai dasinya. Setelah selesai merapikan pakaiannya laki-laki itu duduk di sofa sambil mengenakan kembali kaos kaki dan sepatunya. Nonoph sendiri namOm mengambil tissue dan melap lubang memek dari sisa-sisa cairan hasil percintaan mereka tadi. Setelah itu wanita cantik tersebut merapikan kembali bra, kemeja berikut dengan rok span yang dipakainya. Ia juga mengenakan kembali sepatu high heels-nya. Sekilas Nonoph menyempatkan diri untuk sedikit menata kembali rambut panjangnya yang terlihat sedikit kusut dan tak beraturan di depan kaca.
    Lo kok celana dalamnya nggak dipake sih? .
    Ntar aja Om , mau pipis dulu nih .
    Ih ntar ada yang ngintip lo he he .
    Kan cuma Om yang tau kalo saya seliweran di kantor nggak pake celana dalam he he .
    Oh you’re so nauthy… he he he , Om Roby lalu meremas pantat Nonoph. Sang sekretaris hanya berteriak pelan.
    Kalau begitu Om balik ke ruangan sekarang .
    Iya om… .
    Inget lo nanti malem… .
    Siap bos! , Nonoph mengerlingkan matanya nakal.
  • Teen girl Lara Brookes plays with her pussy afore her parent’s bedroom mirror

    Teen girl Lara Brookes plays with her pussy afore her parent’s bedroom mirror


    1635 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Rasa Rindu Ngentot Dengan Pacar

    Rasa Rindu Ngentot Dengan Pacar


    1635 views

    Duniabola99.org – Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang berambut panjang terurai dengan raut wajah yang manis terlihat sedang menanti kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengenakan kaos biru di padu dengan jeans warna serupa.

    Dia berjalan menuju kerumah gadis yang sedang asyik duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali mengawasi depan rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau belum. Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu.

    “Hallo Mas Adietya sayang..” sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku sebagai pacar nya.
    “Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.
    “Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.

    Antara aku dan si gadis memang terlihat mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya nanti sore.

    Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.

    “Adiet kangen banget nih sayang,” bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.
    “aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.

    Kemudian kita terlibat perbincangan sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali, sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat kita bertatapan wajah.

    “Kamu cantik sekali siang ini sayang..” kataku lembut.

    Sembari tanganku meremas kedua tangannya dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan dengan memelukku erat.

    Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama bibirku sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang ranum, sembari dia memejamkan kedua bola matanya.

    Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk memberikan perasaan yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya. Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran 36b itu.

    Jemari tanganku langsung mengelus tepian payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan desahannya yang sensual.

    “Ohh.. Mas sayang..” desahnya lembut.

    Sambil memilin, bibirku tak lepas dari bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung payudaranya, yang membuat dia menggelinjang dan mendesah kembali.

    “Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”

    Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil membisikkan kata.

    “Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya,” bisikku lirih di telinganya.

    Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang manis sembari kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.

    Tak berselang lama kemudian, aku mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas meja belajar yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya, kecuali bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan lembut.

    Bibirku mencumbui setiap senti permukaan kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang oleh setiap cumbuanku.

    Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku mencumbui setiap titik sensitif yang ada di tubuh sang gadis. Jemariku mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam warna hitamnya yang sexy.

    Kemudian aku melemparkan celana jeansnya ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.

    “Oh.. Mas sayang..” desahnya parau.

    Bibirku yang sejak tadi bermain di atas, kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.

    “Ssshh..” desisnya lirih.

    Perlahan kemudian aku mulai menurunkan celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy. Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam dan lebat sekali, namun cukup terawat terlihat olehku sekilas dari bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.

    Dan tak lama lidahku sudah menjilati bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan bersamaan dengan tersentuhnya benjolan kecil di atas vagina miliknya oleh ujung lidahku.

    “Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.
    “Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.

    Yang aku lanjutkan dengan menghentikan tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja, kemudian aku berdiri tepat di hadapannya yang sudah berjongkok sambil menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.

    Dengan gerakan lincah bibir sang gadis langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat. Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku serta bibir dan lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.

    “Ohh.. Sayang” desahku pelan.

    Rambutnya yang hitam panjang ku remas sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku merengkuh bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah satu kaki jenjangnya menjuntai ke lantai.

    Dengan gerakan lembut aku mengangkat paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat selanjutnya tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan bibir bawah vaginyanya.

    “Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat” jeritnya lirih.

    Aku masih belum merespon atas jeritan lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang sebelah kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras desahannya terdengar.

    “Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah” pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.

    Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya lembut.

    “Slepp..” irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.

    Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.

    “Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.

    Setengah dari batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut.

    Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan aku mengarahkan ujung penisku menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis menggumam lirih karena mulutku juga masih mengulum bibirnya.

    “Mmm.. Mmm” gumamnya.

    Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat gerakan maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya lirih.

    “Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya bergetar.

    Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi. Tak lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali sambil mengucapkan kata.

    “Thanks yah.. Mas sayang” ucapnya mesra.

    Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.

    “Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini” ucapku kemudian.

    Hanya beberapa saat setelah sang gadis mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang menggairahkan.

    Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.

    “Slepp..” masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.
    “Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.

    Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.

    Posisi ini menimbulkan sensasi tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh G-spotnya, sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya mulai dari kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian tubuh lainnya.

    “Ohh.. Mas sayang” desahnya.

    Ketika ujung jemariku menyentuh lubang anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan vaginanya. Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam posisi membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya lembut.

    “Sayang aku mau keluar nih,” bisikku lirih.
    “Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.

    Aku mempercepat gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.

    “Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku kemudian.

    Menyemburlah spermaku yang cukup banyak ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini sampai akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.

    Demikianlah rasa rinduku terhadap pacar ku setelah beberapa lamanya tidak saling bertemu.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Cerita Dewasa Keperawanan Sepupuku

    Cerita Dewasa Keperawanan Sepupuku


    1634 views

    Cerita Seks Terbaru – Sebagai remaja yang sering berkumpul dengan teman-teman yang sering bermain sex layaknya dalam cerita seks, akupun akhirnya menginginkan menikmati permainan sex seperti cerita mereka, namun aku masih malu jika harus melakukan hal itu dengan pacarku yang masih satu kelas juga denganku di sekolah yang sama. Dia juga masih seumuran denganku yakni 18 tahun. MarkasJudi

    Namaku Arya dan pacarku Tyas kami menjalin hubungan sudah 6 bulan lamanya. Tapi tidak pernah melakukan adegan layaknya cerita seks yang sering menjadi perbincangan teman-temanku, karena Tyas memang begitu pendiam di tambah dia memang tidak suka bergaul seperti gadis-gadis lainnya tapi aku begitu menyukainya karena dia begitu cantik dan juga pintar, karena aku memang suka sama cewek yang memiliki otak pintar.

    Selain dekat dengan pacarku aku juga dekat dengan sepupuku Merry namanya, dia seumuran denganku tapi sekolah kami beda. Merry sering bermain di rumahku bahkan dia sering menginap pula, Merry mempunyai wajah yang begitu cantik bahkan banyak dari temanku yang tertarik padanya dan sering pula mereka mereka titip salam buat Merry sepupuku yang cantik dan seksi itu.

    karena memang sudah aku anggap saudara sendiri maka aku begitu dekat dengan Merry malah dia sering tidur di kamarku. Dan orang tuaku menganggap hal itu biasa saja karena memang dari kecil aku begitu dekat dengan Merry sampai akhirnya aku tidak menyangka kalau akhirnya aku akan melakukan adegan dalam cerita seks dengan Merry yang notabene adalah sepupuku sendiri.

    Kejadian itu bermula ketika kami sedang bermalas malasan tiduran di kamarku sambil membuka laptop. Sampai akhirnya aku membuka situs cerita seks, kamipun membacanya bersama dan entah siapa yang memulai kami mendekat perlahan sampai akhirnya bibir kami sudah saling mengulum dengan mesranya. Dan tidak perlu waktu lama akhirnya kamipun sudah dalam keadaan telanjang bulat.

    Dengan lembutnya aku berbisik pada merry karena aku lihat dia masih gugup sedangkan aku sudah dalam keadaan sange sekali ” Tenang Mer… nggak ada siapa-siapa kok…. ” Kataku dengan lembutnya kemudian aku mendekatkan bibirku kembali pada bibir Merry layaknya pemain dalam cerita seks aku melumat bibir Merry dan aku mainkan lidahku dalam mulutnya yang begitu merekah.

    Kemudian tanganku mulai menggerayangi tubuhnya yang sudah telanjang bulat, sampai akhirnya aku lumat juga teteknya ” Ooouugghh… Arya… aaagggghhh… nik… mat…. aaaagggghh… terus…. aaaggggggghhh…. uuuugghhhh… ” Desah Merry saat itu dan hal itu membuatku semakin aktif memainkan lidahku dalam teteknya, dengan tanganku yang sebelahnya aku pilin puting Merry.

    Diapun semakin menggelinjang manja sambil terus mendesah layaknya pemain cerita seks ” Ooouuugghhh… ooooouuugghhhh… aaaaghhhh.. terus.. Arya….. aaagggghhhh… ” Desah Merry semakin menjadi dan akupun memberinya sedikit sentuhan yang membuatnya kelimpungan bahkan dengan jelas dia memintaku untuk segera naik ke atas tubuhnya yang mulai memanas. Agen Sbobet Terpercaya

    Namun aku tidak mengindahkan permintaan Merry malah aku semakin menyusuri bagian bawah tubuh Merry. Aku kecup setiap lekuk tubuhnya sampai akhirnya aku temukan memek Merry masih dalam keadaan ranum dengan rambut halus di sekitarnya, aku daratkan bibirku pada memeknya sampai akhirnya dia menggelinjang sambil mendorong kepalaku karena tidak kuat dengan permainan ini.

    Tapi aku pegang dengan kuat pinggangnya dan melumat habis memek Merry, aku lihat dia mendesah berulang kali dan juga menggelinjang bagai cacing kepanasan yang siap untuk di perlakukan apa saja. Kemudian aku menemukan klitorisnya dan aku lumat juga sesekali aku hisap klitoris Merry hingga akhirnya lama-kelamaan aku merasakan kalau memeknya yang awalnya kering.

    Akhirnya basah juga mungkin dia sudah merasa horny dengan permainan lidahku dalam memeknya itu. Tatkala aku hisap memeknya diapun menggelinjang ” Ooouughh… Arya… aaaaggghhh… nikmat… ya… aaaagghh….. aaagggghhhhh…… ” Dan akupun tidak tahan juga untuk segera menuntaskan permainan ini, dengan kontol yang sudah siap mengacung dari tadi.

    Akupun merangkak dan menindih tubuh Merry lalu aku acungkan kontolku pada lubang memek Merry namun meleset dari perkiraanku. Karena beberapa kali aku coba namun tidak bisa juga padahal akupun sudah melakukan dengan sekuat tenaga namun yang ada Merry merintih bahkan dia menjerit keras ketika aku paksa kontolku masuk dalam memeknya sampai akhirnya aku merasa capek juga.

    Namun Merry memberika semangat padaku ” Ayo Arya coba lagi siapa tahu bisa… ” Aku menatap mata Merry dan berbisik lirih padanya ” Apa kamu belum melakukan ini sebelumnya … ?” Bukannya menjawab Merry malah menangis sambil berkata ” Kamu pikir aku cewek apaan sembarangan melakukan hal ini… ” Kasihan juga mendengarnya mengucapkan kata itu.

    Akhirnya akupun kembali mencoba memasukkan kontolku dengan perlahan namun aku tuntun kontolku dengan tanganku. Dan setelah beberapa kali akhirnya masuk juga kontolku dengan perlahan aku gerakan pantatku sambil terus menatap wajah cantik Merry, sampai akhirnya aku semakin cepat juga bergoyang malah kini aku yang mengerang karena nikmatnya dalam kontolku Situs Judi Bola.

    Aku bergoyang layaknya dalam cerita seks dan mengerang ” Aagghh… yaaaaaaccchhhh… yaaaaaacchhh… nik.. mat.. say… aaaaggghh…. aaagggghh… ” Desahku sambil terus menggoyang pantatku dan aku lihat Merry juga sudah melupakan kesedihan dari perkataanku dia mendesah sambil memejamkan matanya menikmati gerakan pantatku di atas tubuhnya. Bandar Judi Bola

    Sampai akhirnya akupun merasakan semakin panas kontolku, dan bergerak dalam memek Merry. Tidak lama kemudian aku memuncratkan spermaku dalam memek Merry dan aku rasa dia juga begitu menikmatinya ” Sayang… aaaaggggghhh… aaaaaggggggghh… aaaggghh…. ” Tubuh kami berdua benar-benar terkulai lemas tapi aku peluk dengan mesra tubuh Merry tanpa takut ketahuan orang tuaku.

  • Cerita Dewasa Jebol nya Pertahanan Tante Ivone Yang Angkuh

    Cerita Dewasa Jebol nya Pertahanan Tante Ivone Yang Angkuh


    1634 views

    Cerita Seks Terbaru – Udara pagi ini trasa sejuk skali, seakan mnyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Ivone yg tengah brcengkrama dngn bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kcantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.

    Aku baru saja selesai mandi dan brniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku mlihat tante Ivone tengah asyik menikmati keindahhan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivone nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa brpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi stengah mnawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya mmblakangiku. Aku tak mlihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

    Aku kmbali mmperhatikan tante Ivone yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivone trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

    Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Ivone. “Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.

    Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Ivone duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone pun mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

    “Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivone prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku. ” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

    “Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivone brubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

    Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

    Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …

    ..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone. Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.

    Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi. Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

    “Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

    Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.

    Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.

    Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivone. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

    Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

    “Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

    Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante …

    …Ivone, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

    Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.

    Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

    “Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivone lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

    Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.

    Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya. ” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.

    Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.

    Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih

    Udara pagi ini trasa sejuk skali, seakan mnyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Ivone yg tengah brcengkrama dngn bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kcantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.

    Aku baru saja selesai mandi dan brniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku mlihat tante Ivone tengah asyik menikmati keindahhan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivone nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa brpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi stengah mnawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya mmblakangiku. Aku tak mlihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

    Aku kmbali mmperhatikan tante Ivone yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivone trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

    Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Ivone. “Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.

    Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Ivone duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone pun mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

    “Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivone prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku. ” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

    “Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivone brubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

    Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

    Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …

    ..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone. Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.

    Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi. Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

    “Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

    Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.

    Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.

    Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivone. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

    Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

    “Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

    Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante …

    …Ivone, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

    Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.

    Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

    “Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivone lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

    Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.

    Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya. ” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.

    Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.

    Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih

  • Video Bokep Jepang Jilatan Maut Minami Aiko

    Video Bokep Jepang Jilatan Maut Minami Aiko


    1634 views

  • Cerita Dewasa Sekretaris Pemuas Nafsu ku

    Cerita Dewasa Sekretaris Pemuas Nafsu ku


    1634 views

    Cerita Seks Terbaru – Saya di kantor mempunyai sekretaris yang bernama Wanda memang dia selalu menemaniku setiap aku lembura di kantor.

    Tapi seminggu yang lalu Wanda mengeluh karena kelelahen karena pekerjaan semakin banyak, dan karena menjadi sekretaris pribadi dia mau tak mau harus mengetahui bisnis kantorku secara mendalam dari situ Wanda merasa repot untuk menyelesaikan tugasnya dan tanggung jawabnya, karena terus menerus dia mengeluh maka dari itu saya meminta dia untuk mencari assisten baru untuk menyelesaikan pekerjaan.

    Wanda amat antusias sebab saya mengijinkannya mencari asisten, tentu saja ia tak akan lupa dengan pesanku bahwa asistennya harus dapat memuaskan saya baik pekerjaannya maupun sexnya.

    Wanda cuma tertawa waktu mendengar permintaanku itu. Saya juga yakin bahwa tak terlalu sulit untuk menerima sekretaris yang sehebat Wanda luar dalam, sebab saya berani membayar amat mahal untuk pelayanan mereka, tapi yang menarik bagiku yaitu kesempatan untuk menguji mereka secara langsung. Sebab disinilah selera petualanganku akan terpuaskan dengan menggoda para calon sekretaris itu.

    Sesudah melalui screening yang ketat oleh personalia, Wanda akhirnya menyetujui 6 calon asisten yang untuk itu dimintanya saya untuk menguji segera mereka itu. Wanda terus-menerus tersenyum saat ia menceritakan betapa cantiknya para calon sekretaris yang melamar & pasti saya akan bingung untuk memilihnya.

    Saya pun cuma tertawa sebab saya yakin pikiran Wanda telah ngeres saja. Dalam hati saya telah tak sabar menunggu jam makan siang, sebab sesudah itu para calon pegawaiku ini akan menghadapku.

    Saat saya kembali ke kantor sesudah makan siang, kulihat diruang tunggu telah berderet duduk sebagian gadis yang semuanya berdandan rapi. Dari pandangan pertama saya mengakui bahwa mereka rata-rata cantik cuma saja kelihatannya jika umurnya masih muda.

    Mereka semua memandangku dengan penuh harap sambil berusaha menunjukkan senyum termanis yang mereka punya, saya membalas senyum mereka & segera masuk ke ruanganku. Wanda yang telah menunggu , segera mendatangiku & menanyakan apakah saya telah siap untuk mulai wawancara.

    Saya mengangguk tapi kusempatkan untuk bertanya pada Wanda, apakah semuanya masih perawan, Wanda menjawab bahwa perasaan ia ada dua yang masih perawan yaitu yang namanya Novi & Mayang, jika yang lainnya kelihatannya telah punya pengalaman.

    Yang pertama masuk seorang gadis memakai rok ketat berwarna biru tua, wajahnya cantik dengan tubuh yang tinggi langsing. Dengan penuh hangat ia menjabat tanganku & duduk didepanku sambil menyerahkan berkas wawancara dari staffku sebelumnya.

    Kubaca namanya yaitu Anita ia lulusan Akademi Sekretaris yang terkenal di kota Bandung umurnya baru 21 tahun.Sesudah mengetahui jati dirinya saya menutup map itu & memandangnya tajam.

    Anita menatap pandanganku dengan berani walaupun tetap sopan. Saya segera menanyainya dengan sebagian hal yang umum mengenai kemampuannya, sementara matsaya dengan teliti memandang wajah serta badannya. Saya kurang suka dengan Anita ini sebab badannya terlalu langsing walaupun susunya kelihatan cukup montok untuk badan selangsing ia itu.

    Sesudah ia tak begitu canggung berbicara denganku, saya mulai memasang jebakanku, kutawari ia untuk merokok, Anita kaget mendengar tawaranku itu, dengan ragu-ragu ia memandangku. saat kukatakan bahwa jika ia memang biasa merokok boleh saja merokok agar bisa lebih santai berbicara, barulah ia berani mengambil sebatang Marlboro yang kusodorkan.

    Saat kutanyakan apakah ia berkebaratan jika saya bertanya hal hal yang bersifat pribadi, ia segera menggelengkan kepalanya tanda tak keberatan. Saya tersenyum sambil membetulkan dudukku.

    “Apakah Anita telah punya pacar?,” Anita tersenyum & menganggukkan kepalanya.

    “Apakah pacar Anita juga tinggal di Bandung?.”

    “Tak Pak, pacar saya ada di Jakarta.”

    “Oh, makanya Anita kepengen kerja di Jakarta ya?” Anita lagi-lagi mengangguk & tersenyum manis.

    “Apakah ini pacar Anita yang pertama ataukah sebelumnya telah sering berpacaran?”

    “Sering Pak, tapi semuanya telah putus sebab gag cocok!.”

    Saya tersenyum & bertanya lagi,

    “Selama berpacaran, apa saja yang dilakukan oleh Anita?.”

    “Maksud Bapak bagaimana ya?,” Anita balas bertanya.

    “Maksud saya, apakah cuma sekedar omong-omong, atau dengan tindakan tindakan lain?” Anita terdiam & cuma tersenyum mendengar pertanyaanku yang mulai terarah itu.

    “Sebagai seorang sekretaris, Anita harus bisa menyimpan rahasia perusahaan secara maksimal, maka bagi Bapak, jika Anita bisa berkata jujur mengenai diri Anita, berarti juga Anita bisa dipercaya untuk memegang rahasia perusahaan!.”

    Mendengar itu Anita baru berani menjawab,

    “Ya kadang kadang omong-omong, kadang-kadang juga yang lainnya Pak!.”

    “Yang lainnya bagaimana?” kejarku, Anita tak menjawab tapi cuma senyum saja.

    “Apa berciuman?” Anita mengangguk.

    “Apakah pacar Anita suka meremas-remas toket Anita?” dengan wajah sedikit malu Anita mengangguk.

    “Kini coba jujur pada Bapak ya, apakah Anita pernah berhubungan seks?” dengan wajah yang makin merah Anita menganggukkan kepalanya.

    Kukejar lagi dengan pertanyaan,

    “Telah dengan berapa pria Anita berhubungan seks?”,

    “Empat orang Pak!”jawab Anita. Saya tak terlalu terkejut dengan pengakuan Anita ini, tapi sebab saya tak terlalu tertarik dengan Anita, maka saya tak berusaha untuk mengajaknya untuk main, saya cuma ingin mengetahui keadaan Anita luar dalam & nantinya memberi ia duit agar supaya jika toh ia tak kuterima maka saya tak dituntutnya macam-macam.

    Dari laci meja saya kukeluarkan sebendel uang limapuluh ribuan senilai 5 juta rupiah, saya berkata kepada Anita, bahwa saya ingin melihat ia membuka pakaiannya agar saya dapat lebih mengenal ia secara nyata, untuk itu akan kuberikan uang 5 juta rupiah yang ada di depannya itu.

    Jika nanti ia diterima, maka uang itu tetap menjadi miliknya, sedangkan jika tak maka uang itu sebagai hadiah dariku. Anita ternganga mendengar perintahku yang tak pernah didengarnya itu, tapi ia benar-benar siap untuk apapun rupanya.Dengan agak gemetar ia berdiri & mulai membuka pakaiannya satu persatu, saya cuma duduk saja di depannya.

    Seperti yang kuduga buah dada Anita cukup montok untuk badan ceking seperti itu, ketiaknya juga bersih mulus tanpa bulu selembarpun, saat BH-nya dilepas, tampaklah buah dadanya yang kelihatannya telah agak mengendur & penuh dengan kecupan merah. Dari situ saya yakin jika Anita ini doyan main!

    Saat Anita membuka rok & sekaligus celana dalamnya, kontolku agak tegang juga, sebab selangkangan Anita ditumbuhi dengan bulu yang cukup rimbun. Sesudah telanjang, Anita berdiri mematung di depanku sambil tersenyum & menunduk.

    Saya berdiri mendekati ia & menyentuh susunya yang kurasakan agak empuk begitu juga dengan pantatnya, saat kuraba bulu memeknya, Anita merangkulku seperti orang yang kaget.

    Saya diam saja, cuma jariku yang mulai menyelinap di antara celah pacuma mencari liang memeknya. Anita mengerang saat jariku menyentuh clitorisnya, tangannya meremas-remas bahuku tanpa berkata apa-apa. Saya merasa semuanya telah cukup, maka saya kembali duduk di kursiku & kusuruh ia kembali berpakaian.

    Sesudah kuberikan uang dalam amplop itu, kuucapkan terima kasih & kuminta Anita menunggu kabar dari personalia. Anita juga mengucapkan terima kasih & meninggalkanku. Sesudah itu masuk berturut-turut, Meity, Retno, Rina & Mayang yang perkiraan Wanda masih perawan.

    Meity, Retno maupun Rina semuanya juga kuberi hadiah 5 juta rupiah setiap kali mereka telanjang bulat di depanku, semuanya berbadan bagus dengan susu yang montok, benar-benar berat bagiku untuk menahan diri menghadapi memek yang masih muda & segar seperti milik mereka itu.

    Saat Rina telanjang di depanku saya tak tahan untuk tak menciumi memeknya yang berwarna merah muda itu, kujilati clitorisnya sampai Rina merintih-rintih, begitu juga dengan Retno yang sempat merasakan tusukan kontolku walaupun cuma sampai dasar & segera kucabut kembali.

    Mayang yang diduga Wanda perawan ternyata juga telah tak perawan, justru cewek satu ini yang berani terang-terangan mengajakku untuk main tapi saya ragu-ragu sebab saya cuma mau main dengan calon pegawai yang betul-betul akan kuterima saja, yang lainnya cukup main-main saja.

    Kesabaran & ketahananku akhirnya berbuah juga, saat calon sekretarisku yang bernama Desi masuk, saya merasakan jika inilah cewek yang tepat untuk mendampingi Wanda sebagai sekretaris, matsaya dengan tak sungkan-sungkan melahap wajah & tubuh Desi yang tinggi besar itu.

    Wajahnya cantik Khas Jawa, hidungnya mancung & kulitnya putih, bibirnya amat sensual dengan lipstick merah tua. Blousenya yang berpotongan rendah dilapisi jas berwarna biru tua, sepintas saya dapat melihat lekuk buah dadanya yang dalam menandakan jika buah dada pemiliknya montok.

    Dari penampilannya, sepertinya cewek yang satu ini alim, tapi saya yakin jika sesungguhnya ia ini super hot & amat sesuai dengan seleraku. Pandanganku yang jalang itu, tak membuat ia rikuh, malah ia tersenyum manja waktu mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tangannya empuk & hangat sekali, begitu juga dengan suaranya yang agak bernada bass itu. Semuanya amat memuaskan seleraku, cuma kini tergantung bagaimana saya dapat mengolah agar ia dapat saya sikat & selanjutnya akan kupakai untuk mengatasi Wanda.

    Pikiranku telah membayangkan jika mereka berdua saya sikat sekaligus diruang ini, pasti asyik.Sesudah berbasa basi dengan menanyakan sebagian hal yang sifatnya formil, saya mulai menanyakan hal hal yang sensitif, sebab begitu bernafsu akau merasakan jika suarsaya agak gemetar, tapi justru yang kulihat Desi malah tersenyum melihat gayaku.

    “Desi keberatan nggak jika saya tanya hal hal yang sifatnya pribadi, sebab sebagai tangan kanan Bapak, tentunya Bapak juga ingin tahu hal hal seperti itu.”

    “Tentu saja boleh Pak, silakan Bapak tanya apa saja!”, Saya menelan ludah mendengar jawaban Desi yang menantang itu.

    “Desi tingginya berapa ya?”.

    “Seratus tujuh puluh enam senti Pak.”

    “Berapa ukuran vital Desi?”.

    “Dada 36, pinggang 30, pinggul 38,” Saya tersenyum mendengar ukuran vitalnya yang hebat itu, Desi juga menyeringai melihat saya tersenyum itu.

    “Masak dada Desi sebesar itu, kelihatannya kok nggak ya?”.

    “Benar kok Pak, Desi nggak bohong,” jawabnya merajuk.

    “Coba Desi buka jasnya, biar Bapak bisa melihat lebih jelas!.” Tanpa ragu-ragu Desi berdiri & melepas jasnya, ternyata Blouse Desi tak berlengan sehingga saya dapat melihat lengannya yang putih mulus itu.

    Memang sesudah Desi cuma memakai blouse, baru kelihatan jika susunya memang besar. Saat kusuruh Desi mengangkat lengannya, kelihatan juga jika ketiaknya penuh bulu yang amat saya sukai. Saya makin bernafsu melihat tubuh Desi yang sip ini, tapi saya masih harus berusaha agar Desi benar benar dapat kutiduri, karenanya saya masih harus terus berusaha.

    “Apakah Desi pernah melihat blue film?”.

    “Pernah Pak.”

    “Sering?”.

    “Sering.”

    “Coba ceritakan pada Bapak apa yang kamu sukai jika nonton blue film itu!” Desi pertamanya agak ragu untuk menjawab, tapi akhirnya keluar juga jawabannya.

    “Desi senang jika mereka melakukan adegan pemanasan, & juga melihat mimik muka ceweknya jika puas!” Saya rasanya telah tak tahan lagi ingin menubruk Desi, tapi saya masih menahan diri.

    “Desi, coba ya Bra nys dilepas, Bapak ingin melihat buah dada Desi!”.

    “Apa blousenya juga dilepas Pak?”.

    “Terserah!”. Kembali Desi berdiri, ia dengan tenang membuka blousenya serta kemudian melepas pengait behanya.

    Benar-benar fantastis toket Desi, besar, montok, putih tapi sedikit kendor. Saya sejenak terpana memandangnya, tapi saya segera dapat menguasai diriku & berdiri & berjalan memutari meja saya mendekati Desi. Tanpa ragu kedua tanganku segera meremas toket Desi dengan lembut. Desi cuma diam saja, merasakan empuknya toket Desi saya tahu jika ia telah tak gadis lagi.

    Remasan tanganku ke toket Desi menyebabkan puting susunya mulai mengeras, saya menyelusupkan tanganku ke ketiaknya & mengangkat lengannya tinggi-tinggi, kuperhatikan ketiaknya yang penuh dengan bulu hitam itu & tanpa sadar saya telah menciuminya.

    Saat itulah Desi mulai mendesah kegelian, saya terus menciumi bulu ketiaknya yang berbau harum oleh sebab deodorant itu untuk kemudian ciumanku mulai mengarah keputing susunya. Desi dengan agak berbisik berkata,

    “Pak, nanti ada yang melihat lho, Desi takut!”, Saya mana peduli dengan semua itu. Justru sambil mengulum puting susunya saya mulai melepaskan rok yang dipakainya. Dengan mudah kulepaskan rok bawah Desi demikian juga dengan celana dalamnya, saat kuraba selangkangan Desi dapat kurasakan ketebalan bulu memeknya di telapak tanganku, saat jariku menyelinap ke dalam memeknya. Desi makin menggelinjang & meremas pundakku tanpa bersuara sedikitpun. Sebab saya tahu waktuku cuma sebentar, maka saya menghentikan ciumanku & mulai melepasi pakaianku sendiri.

    Desi cuma berdiri saja melihat saya melepaskan semua pakaianku itu, matanya terbeliak saat kulepas celana dalamku sehingga kontolku tersembul keluar.

    Dengan terbata-bata ia berkata

    “Pak saya takut Pak, punya Bapak besar sekali, nanti nggak cukup lho Pak, saya baru sebagian kali bercinta!” Saya berbisik agar ia tak takut sebab saya akan hati hati & kujamin ia tak merasa sakit.Kubaringkan Desi di sofa yang ada di kantorku, & saya kembali ke mejaku. Tanpa diketahui

    Desi saya memejet interkom untuk memanggil Wanda, Wanda yang telah mengerti dengan kode dari saya segera masuk ke ruanganku dengan tenangnya. Tapi lain dengan Desi yang segera meloncat kaget dengan wajah pucat pasi & kebingungan mencari penutup tubuh.

    “Desi nggak usah takut, toh nanti jika kamu kerja juga bersama dengan Mbak Wanda, jadi rahasiamu juga jadi rahasia Mbak Wanda ya?”., Desi cuma diam saja dengan wajah merah menatap Wanda yang tersenyum manis kepadanya.

    Saat kutanyakan dimana kondom yang kubutuhkan, Wanda mengeluarkannya dari ssaya & membukanya untuk kemudian dengan berjongkok ia memasangnya di kontolku yang telah berdiri ke saya itu, sebab memang tujuannya agar supaya Desi tak rikuh dengan dirinya,

    Wanda secara sengaja mengulum kontolku dulu sebelum memasang kondom bahkan dengan demonstratif ia menelan seluruh kontolku hingga tinggal biji pelirku saja. Desi memandang semua itu dengan wajah merah padam, entah sebab malu atau sebab nafsunya yang telah naik.

    Yang pasti ia diam saja saat Wanda duduk di atas meja kerjsaya sementara saya mendekatinya, kurenggangkan kaki Desi sehingga memeknya kelihatan merekah merah tua.Pelan-pelan kusapukan lidahku kepinggir memek Desi, Desi segera mendesah & mendorong kepalaku, saya diam saja malahan kuteruskan jilatanku pada clitorisnya yang bulat itu, Desi merintih rintih kegelian, tanganku tak tinggal diam juga ikut meremas remas susunya yang montok itu.

    Desi dengan gemetar meraih kontolku & diremasnya kontolku dengan gemas sekali. Saya juga kasihan melihat Desi yang demikian kebingungan sebab merasakan kegelian yang luar biasa itu, tapi tujuanku sesungguhnya agar ia tak terlalu merasa sakit jika kontolku yang gede itu menembus memeknya.

    Segera saja saya mengarahkan kontolku ke liang memeknya yang telah basah kuyup & merekah itu, saat kulihat ujungnya telah terselip diantara bibir memek Desi, pelan-pelan kutekan masuk. Desi menggigit bibirnya sementara tangannya memegang pantatku entah mau menahan atau malahan mendorong, yang pasti kontolku dengan pelan berhasil juga masuk seluruhnya ke dalam liang memeknya.

    Memek Desi terasa legit sekali, rasa hangat yang menjepit kontolku membuat saya menggigit bibir sebab enaknya. Tapi seperti yang kuduga, Desi kurang berpengalaman dalam persetubuhan, sebab walaupun kontolku telah mentok menyentuh leher rahimnya, ia diam saja bahkan menutup matanya.Saya berbisik di telinganya agar Desi juga menggerakkan pantatnya, tapi Desi tetap diam saja.

    Gerakan kontolku naik turun membuat memek Desi bertambah basah & becek, saya benar-benar kecewa dengan memek Desi ini, rasanya saya ingin mencabut kontolku & berpnovi ke memek Wanda yang pasti lebih pulen dibanding punya Desi itu, tapi saya tak mau melukai perasaan Desi.

    Dengan agak tergesa-gesa saya mempercepat genjotanku agar saya segera mencapai puncak kenikmatanku, tapi dasar masih belum berpengalaman, tiba-tiba saja Desi merintih keras, sementara kurasakan memeknya mengejang.

    Rupanya Desi telah mencapai puncak kepuasannya, badannya berkeringat & kakinya erat melingkar dipantatku. Dengan sebagian sentakan lagi, akupun memuntahkan air maniku yang tertampung dalam kondom yang kupakai. Begitu rasa geli mulai hilang dari ujung kontolku, saya segera mencabut kontolku & kusuruh Wanda mengajak Desi untuk keluar dari ruanganku.

    Wanda tersenyum melihatku, ia tahu bahwa saya kurang puas dengan permainan Desi, pasti nantinya Wanda harus bekerja keras untuk mendidik Desi agar tahu selersaya dalam bermain main! Kuingatkan Wanda agar tak lupa memberi Desi uang serta memanggilnya lagi untuk masuk kerja.

  • Cerita Melayani Nafsu Seks Nyonya Majikan

    Cerita Melayani Nafsu Seks Nyonya Majikan


    1634 views

    Cerita Budak Seks Bos – Tujuanku datang ke Jakarta sebenarnya untuk merubah nasib. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata kehidupan di kota besar, justru lebih keras dan pada di desa. Aku sempat terlunta-lunta, tanpa ada seorangpun yang mau peduli. Selembar ijazah SMP yang kubawa dari desa, ternyata tidak ada artinya sama sekali di kota ini. Jangankan hanya ijazah SMP, lulusan sarjana saja masih banyak yang menganggur.

    Dari pada jadi gelandangan, aku bekerja apa saja asalkan bisa mendapat uang untuk menyambung hidup. Sedangkan untuk kembali ke kampung, rasanya malu sekali karena gagal menaklukan kota metropolitan yang selalu menjadi tumpuan orang-orang kampung sepertiku.

    Seperti hari-hari biasanya, siang itu udara di Jakarta terasa begitu panas sekali. Seharian ini aku kembali mencoba untuk mencari pekerjaan. Tapi seperti yang selalu terjadi. Tidak ada satupun yang melirik apa lagi memperhatikan lamaran dan ijazahku. Keputusasaan mulai menghinggapi diriku. Entah sudah berapa kilometer aku berjalan kaki. Sementara pakaianku sudah basah oleh keringat. Dan wajahku juga terasa tebal oleh debu. Aku berteduh di bawah pobon, sambil menghilangkan pegal-pegal di kaki.

    Setiap hari aku berjalan. Tidurpun di mana saja. Sementara bekal yang kubawa dari kampung semakin menipis saja. Tiga atau empat hari lagi, aku pasti sudah tidak sanggup lagi bertahan. Karena bekal yang kubawa juga tinggal untuk makan beberapa hari lagi. Itupun hanya sekali saja dalam sehari.

    Di bawah kerindangan pepohonan, aku memperhatikan mobil-mobil yang berlalu lalang. Juga orang-orang yang yang selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Tidak ada seorangpun yang peduli antara satu dengan lainnya. Tiba-tiba pandangan mataku tertuju kepada seorang wanita yang tampak kesal karena mobilnya mogok. Dia ingin meminta bantuan, Tapi orang-orang yang berlalu lalang dan melewatinya tidak ada yang peduli. Entah kenapa aku jadi merasa kasihan. Padahal aku sendiri perlu dikasihani. Aku bangkit berdiri dan melangkah menghampiri.
    “Mobilnya mogok, Nyonya..?”, tegurku dengan sikap ramah.
    “Eh, iya. Nggak tahu ya kenapa, tiba-tiba saja mogok”, sahutnya sambil memandangiku penuh Curiga.
    “Boleh saya lihat ” ujarku meminta ijin.
    “silakan kalau bisa.”

    Waktu di kampung aku sering bantu-bantu paman yang buka bengkel motor. Terkadang ada juga mobil yang minta diperbaiki. Tapi namanya di kampung, jarang orang yang punya motor. Apa lagi mobil. Makanya usaha paman tidak pernah bisa maju. Hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

    Seperti seorang ahli mesin saja, aku coba melihat-lihat dan memeriksa segala kemungkinan yang membuat mesin mobil ini tidak mau hidup. Dan entah mendapat pertolongan dari mana, aku menemukan juga penyakitnya. Setelah aku perbaiki, mobil itu akhirnya bisa hidup kembali. Tentu saja wanita pemilik mobil ini jadi senang. Padahal semula dia sudah putus asa. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan uang lembaran dua puluh ribu. Langsung disodorkan padaku. Tapi aku tersenyum dan menggelengkan kepala.
    “Kenapa? Kurang..?”, tanyanya.
    “Tidak, Nyonya. Terima kasih”, ucapku menolak halus.
    “Kalau kurang, nanti saya tambah”, katanya lagi.
    “Terima kasih Nyonya. Saya cuma menolong saja. Saya tidak mengharapkan imbalan”, kataku tetap menolak. Padahal uang itu nilainya besar sekali bagiku. Tapi aku malah menolaknya.

    Wanita yang kuperkirakan berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu memandangiku dengan kening berkerut. Seakan dia tidak percaya kalau di kota yang super sibuk dengan orang-orangnya yang selalu mementingkan diri sendiri, tanpa peduli dengan lingkungan sekitarnya, ternyata masih ada juga orang yang dengan tanpa pamrih mau menolong dan membantu sesamanya.
    “Maaf, kelihatannya kamu dan kampung..?” ujarnya bernada bertanya ingin memastikan.
    “Iya, Nyonya. Baru seminggu saya datang dari kampung”, sahutku polos.
    “Terus, tujuannya mau kemana?” tanyanya lagi.
    “Cari kerja”, sahutku tetap polos.
    “Punya ijazah apa?”.
    “Cuma SMP.”
    “Wah, sulit kalau cuma SMP. Sarjana saja banyak yang jadi pengangguran kok. Tapi kalau kamu benar-benar mau kerja, kamu bisa kerja dirumahku”, katanya langsung menawarkan.
    “Kerja apa, Nyonya..?” tanyaku langsung semangat.
    “Apa saja. Kebetulan aku perlu pembantu laki-laki. Tapi aku perlu yang bisa setir mobil. Kamu bisa setir mobil apa. Kalau memang bisa, kebetulan sekali”, sahutnya.

    Sesaat aku jadi tertegun. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali Ternyata ijasah yang kubawa dan kampung hanya bisa dipakai untuk jadi pembantu. Tapi aku memang membutuhkan pekerjaan saat ini. Daripada jadi gelandangan, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung menerima pekerjaan yang ditawarkan wanita itu saat itu juga, detik itu juga aku ikut bersama wanita ini ke rumahnya.

    Ternyata rumahnya besar dan megah sekali. Bagian dalamnyapun terisi segala macam perabotan yang serba mewah dan lux. Aku sampai terkagum-kagum, seakan memasuki sebuah istana. Aku merasa seolah-olah sedang bermimpi. Aku diberi sebuah kamar, lengkap dengan tempat tidur, lemari pakaian dan meja serta satu kursi. Letaknya bersebelahan dengan dapur. Ada empat kamar yang berjajar. Dan semuanya sudah terisi oleh pembantu yang bekerja di rumah ini. Bahkan tiga orang pembantu wanita, menempati satu kamar. Aku hitung, semua yang bekerja di rumah ini ada tujuh orang. Kalau ditambah denganku, berarti ada delapan orang. Tapi memang pantas. mengurus rumah sebesar ini, tidak mungkin bisa dikerjakan oleh satu orang. Apalagi setelah beberapa hari aku bekerja di rumah ini aku sudah bisa mengetahui kalau majikanku, Nyonya Wulandari selalu sibuk dan jarang berada di rumah. Juga suaminya yang lebih sering berada di luar kota atau ke luar negeri. Sedangkan kedua anaknya sekarang ini sekolah di luar negeri. Aku jadi heran sendiri. Entah bagaimana cara mereka mencari uang, hingga bisa kaya raya seperti ini.

    Tapi memang nasib, rejeki, maut dan jodoh berada di tangan Tuhan. Begitu juga yang terjadi denganku. Dari jadi pembantu yang tugasnya membersihkan rumah dan merawat tanaman, aku diangkat jadi sopir pribadi Nyonya majikan. Bukan hanya jadi sopir, tapi juga sekaligus jadi pengawalnya. Kemana saja Nyonya Majikan pergi, aku selalu berada di sampingnya. Karena aku harus selalu mendampinginya, tentu saja Nyonya membelikan aku beberapa potong pakaian yang pantas. Terus terang, pada dasarnya memang aku tampan dan memiliki tubuhnya yang tegap, atletis dan berotot. Makanya Nyonya jadi kesengsem begitu melihat penampilanku, setelah tiga bulan lamanya bekerja jadi sopir dan pengawal pribadinya.

    Aku bisa berkata begitu karena bukan cuma jadi sopir dan pengawal saja. Tapi juga jadi pendampingnya di ranjang dan menjadi penghangat tubuhnya. Mengisi kegersangan dan kesunyian hatinya yang selalu ditinggal suami. Dan aku juga menempati kamar lain yang jauh lebih besar dan lebih bagus. Tidak lagi menempati kamar yang khusus untuk pembantu.

    Semua bisa terjadi ketika malam itu aku baru saja mengantar Nyonya pergi berbelanja. Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku langsung dipanggil untuk menemuinya. Semula aku ragu dan hampir tidak percaya, karena langsung disuruh masuk ke dalam kamarnya. Tapi memang Nyonya memintaku untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia menyuruhku untuk menutup pintu, setelah aku berada di dalam kamar yang besar dan mewah itu.

    Aku tertegun, apa lagi saat melihat Nyonya Majikanku itu hanya mengenakan pakaian tidur yang sangat tipis sekali, sehingga setiap lekuk bentuk tubuhnya membayang begitu jelas sekali. Dan di balik pakaiannya yang tipis itu, dia tidak mengenakan apa-apa lagi. Beberapa kali aku menelan ludah sendiri memandang keindahan tubuhnya. Sekujur tubukku mendadak saja jadi menggeletar seperti terserang demam, ketika dia menghampiri dan langsung melingkarkan kedua tangannya ke leherku.
    “Nyonya”.
    “Malam ini kau tidur di sini bersamaku.”
    “Eh, oh..?!”

    Belum lagi aku bisa mengeluarkan kata-kata lebih banyak, Nyonya Wulandari sudah menyumpal mulutku dengan pagutan bibirnya yang indah dan hangat menggairahkan. Tentu saja aku jadi gelagapan, kaget setengah mati. Dadaku berdebar menggemuruh tidak menentu. Bcrbagai macam perasaan herkecamuk di dalam dada. Ragu-ragu aku memegang pinggangnya

    Nyonya Wulandari membawaku ke pembaringannya yang besar dan empuk Dia melepaskan baju yang kukenakan, sebelum menanggalkan penutup tubuhnya sendiri. Dan membiarkannya tergeletak di lantai.

    Mataku seketika jadi nanar dan berkunang-kunang. Meskipun usia Nyonya Wulandari sudah hampir berkepala empat, tapi memang dia merawat kecantikan dan tubuhnya dengan baik. Sehigga tubuhnya tetap ramping, padat dan berisi. Tidak kalah dengan tubuh gadis-gadis remaja belasan tahun. Bagaimanapun aku lelaki normal. Aku tahu apa yang diinginkan Nyonya Wulandari. Apa lagi aku tahu kalau sudah dua minggu ini suaminya berada di luar negeri. Sudah barang tentu Nyonya Wulandari merasa kesepian.
    “Oh, ah..”

    Nyonya Wulandari mendesis dan menggeliat saat ujung lidahku yang basah kian hangat mulai bermain dan menggelitik bagian ujung atas dadanya yang membusung dan agak kemerahan. Jari-jari tangankupun tidak bisa diam. Membelai dan meremas dadanya yang padat dan kenyal dengan penuh gairah yang membara Bahkan jari-jari tanganku mulai menelusuri setiap bagian tubuhnya yang membangkitkan gairah. Aku melihat Nyonya Wulandari dan sudah tidak kuasa lagi menekan gairahnya. Sesekali dia merintih dengan suara tertahan sambil mendesak-desakkan tubuhnya Mengajakku untuk segera mendaki hingga ke puncak kenikmatan yang tertinggi. Tapi aku belum ingin membawanya terbang ke surga dunia yang bergelimang kehangatan dan kenikmatan itu. Aku ingin merasakan dan menikmati dulu keindahan tubuhnya dan kehalusan kulitnya yang putih bagai kapas ini.
    “Aduh, oh. Ahh.., Cepetan dong, aku sudah nggak tahan nih..”, desah Nyonya Wulandari dengan suara rintihannya yang tertahan.

    Nyonya Wulandari menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang putih dan mulus. Tapi aku sudah tidak bisa lagi merasakan kehalusan kulit pahanya itu. Karena sudah basah oleh keringat. Nyonya majikanku itu benar-benar sudah tidak mampu lebih lama lagi bertahan. Dia memaksaku untuk cepat-cepat membawanya mendaki hingga ke puncak kenikmatan. Aku mengangkat tubuhku dengan bertumpu pada kedua tangan. Perlahan namun pasti aku mulai menekan pinggulku ke bawah. Saat itu kedua mata Nyonya Wulandari terpejam. Dan dan bibirnya yang selalu memerah dengan bentuk yang indah dan menawan, mengeluarkan suara desisan panjang, saat merasakan bagian kebanggaan tubuhku kini sudah sangat keras dan berdenyut hangat mulai menyentuh dan menekan, mendobrak benteng pertahanannya yang terakhir. Akhirnya batang penisku menembus masuk sampai ke tempat yang paling dalam divaginanya.
    “Okh, aah..!”

    Nyonya Wulandari melipat kedua kakinya di belakang pinggangku. Dan terus menekan pinggulku dengan kakinya hingga batang kebanggaanku melesak masuk dan terbenam ke dalam telaga hangat yang menjanjikan berjuta-juta kenikmnatan itu. Perlahan namun pasti aku mulai membuat gerakan-gerakan yang mengakibatkan Nyonya Wulandari mulai tersentak dalam pendakiannya menuju puncak kenikmatan yang tertinggi.

    Memang pada mulanya gerakan-gerakan tubuhku cukup lembut dan teratur Namun tidak sampai pada hitungan menit, gerakan-gerakan tubuhku mulai liar dan tidak terkendali lagi. Beberapa kali Nyonya Wulandari memekik dan mengejang tubuhnya. Dia menggigiti dada serta bahuku. Bahkan jari-jari kukunya yang tajam dan runcing mulai mengkoyak kulit punggungku. Terasa perih, tapi juga sangat nikmat sekali. Bahkan Nyonya Wulandari menjilati tetesan darah yang ke luar dari luka di bahu dan dadaku, akibat gigitan giginya yang cukup kuat.

    Dan dia jadi semakin liar, hingga pada akhirnya wanita itu memekik cukup keras dan tertahan dengan sekujur tubuh mengejang saat mencapai pada titik puncak kenikrnatan yang tertinggi. Dan pada saat yang hampir bersamaan, sekujur tubuhku juga menegang Dan bibirku keluar suara rintihan kecil. hanya beberapa detik kemudian aku sudah menggelimpang ke samping, sambil menghembuskan napas panjang. Nyonya Wulandari langsung memeluk dan merebahkan kepalanya di dadaku yang basah berkeringat. Aku memeluk punggungnya yang terbuka, dan merasakan kehalusan kulit punggungnya yang basah berkeringat. Nyonya Wulandari menarik selimut, menutupi tubuh kami berdua. Aku sempat memberinya sebuali kecupan kecil dibibirnya, sebelum memejamkan mata. Membayangkan semua yang baru saja terjadi hingga terbawa ke dalam mimpi yang indah.

    Sejak malam itu aku kerap kali dipanggil ke dalam kamarnya. Dan kalau sudah begitu, menjelang pagi aku baru keluar dari sana dengan tubuh letih. Semula aku memang merasa beruntung bisa menikmnati keindahan dan kehangatan tubuh Nyonya Majikanku. Tapi lama-kelamaan, aku mulai dihinggapi perasaan takut. Betapa tidak, ternyata Nyonya Wulandari tidak pernah puas kalau hanya satu atau dua kali bertempur dalam semalam. Aku baru menyadari kalau ternyata Nyonya Majikanku itu seorang maniak, yang tidak pernah puas dalam bercinta di atas ranjang.

    Bukan hanya malam saja. Pagi, siang sore dan kapan saja kalau dia menginginkan, aku tidak boleh menolak. Tidak hanya di rumah, tapi juga di hotel atau tempat-tempat lain yang memungkinkan untuk bercinta dan mencapai kenikmatan di atas ranjang. Aku sudah mulai kewalahan menghadapinya. Tapi Nyonya Wulandari selalu memberiku obat perangsang, kalau aku sudah mulai tidak mampu lagi melayani keinginannya yang selalu berkobar-kobar itu. Aku tetap jadi supir dan pengawal pribadinya. Tapi juga jadi kekasihnya di atas ranjang.

    Mungkin karena aku sudah mulai loyo, Nyonya Wulandari membawaku ke sebuah club kesegaran. Orang-orang bilang fitness centre. Di sana aku dilatih dengan berbagai macam alat agar tubuhku tetap segar, kekar dan berotot. Dua kali dalam seminggu, aku selalu datang ke club itu. Memang tidak kecil biayanya. Tapi aku tidak pernah memikirkan biayanya. Karena ditanggung oleh Nyonya Wulandari. Dan di rumah, menu makanankupun tidak sama dengan pembantu yang lainnya. Nyonya Wulandari sudah memberikan perintah pada juru masaknya agar memberikan menu makanan untukku yang bergizi. Bahkan dia memberikan daftar makanan khusus untukku.

    Terus terang, aku merasa tidak enak karena diperlakukan istimewa. Tapi tampaknya semua pembantu di rumah ini sudah tidak asing lagi. Bahkan dari Bi Minah, yang tugasnya memasak itu aku baru tahu kalau bukan hanya aku yang sudah menjadi korban kebuasan nafsu seks Nyonya Wulandari. Tapi sudah beberapa orang pemuda seusiaku yang jadi korban. Dan mereka rata-rata melarikan diri, karena tidak tahan dengan perlakuan Nyonya Wulandari.

    Aku memang sudah tidak bisa lagi menikmati indahnya permainan di atas ranjang itu. Apa lagi Nyonya Wulandari sudah mulai menggunakan cara-cara yang mengerikan, Untuk memuaskan keinginan dan hasrat biologisnya yang luar biasa dan bisa dikatakan liar. Aku pernah diikat, dicambuk dan di dera hingga kulit tubuhku terkoyak. Tapi Nyonya Wulandari malah mendapat kepuasan. Wanita ini benar-benar seorang maniak. Dan aku semakin tidak tahan dengan perlakuannya yang semakin liar dan brutal. Meskipun kondisi tubuhku dijaga, dan menu makanankupun terjamin gizinya, tapi batinku semakin tersiksa. Beberapa orang pembantu sudah menyarankan agar aku pergi saja dan rumah ini. Rumah yang besar dan megah penuh kemewahan ini ternyata hanya sebuah neraka bagiku.

    Aku memang ingin lari, tapi belum punya kesempatan. Tapi rupanya Tuhan mengabulkan keinginanku itu. Kebetulan sekali malam itu suami Nyonya Wulandari datang. Aku sendiri yang menjemputnya di bandara. Dan tentu tidak sendiri saja, tapi bersama Nyonya Wulandari. Di dalam perjalanan aku tahu kalau suami Nyonya Majikanku itu hanya semalam saja. Besok pagi dia sudah harus kembali ke Tokyo. Dari kaca spion aku melihat tidak ada gurat kekecewaan di wajah Nyonya Wulandari. Padahal sudah hampir sebulan suaminya pergi Dan kini pulang juga hanya semalam saja. Nyonya Wulandari malah tersenyum dan mencium pipi suaminya yang kendur dan berkeriput.

    Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku bergegas ke kamar. Kesempatan bagiku untuk kabur dan rumah neraka ini. Karena Nyonya Wulandari sedang sibuk dengan suaminya. Aku langsung mengemasi pakaian dan apa saja milikku yang bisa termuat ke dalam tas ransel. Saat melihat buku tabungan, aku tersenyum sendiri. Sejak bekerja di rumahi ini dan menjadi sapi perahan untuk pemuas nafsu Nyonya Majikan, tabunganku di bank sudah banyak juga. Karena Nyonya Wulandan memang tidak segan-segan memberiku uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Dan tidak sepeserpun uang yang diberikannya itu aku gunakan. Semuanya aku simpan di bank. Aku masukan buku tabungan itu ke dalam tas ransel, diantara tumpukan pakaian. Tidak ada yang tahu kalau aku punya cukup banyak simpanan di bank. Bahkan Nyonya Wulandari sendiri tidak tahu. Karena rencananya memang mau kabur, aku tidak perlu lagi berpamitan. Bahkan aku ke luar lewat jendela.

    Malam itu aku berhasil melarikan diri dari rumah Nyonya Wulandari. Terbebas dari siksaan batin, akibat terus menerus dipaksa dan didera untuk memuaskan nafsu birahinya yang liar dan brutal. Tapi ketika aku lewat di depan garasi, ayunan langkah kakiku terhenti. Kulihat Bi Minah ada di sana, seperti sengaja menunggu. Dadaku jadi berdebar kencang dan menggemuruh. Aku melangkah menghampiri. Dan Wanita bertubuh gemuk itu mengembangkan senyumnya.
    “Jangan datang lagi ke sini. Cepat pergi, nanti Nyonya keburu tahu..”, kata Bi Minah sambil menepuk pundakku.
    “Terima kasih, Bi”, ucapku.
    Bi Minah kembali tersenyum. Tanpa membuang-buang waktu lagi, aku bergegas meniggalkan rumah itu. Aku langsung mencegat taksi yang kebetulan lewat, dan meminta untuk membawaku ke sebuah hotel.

    Untuk pertama kali, malam itu aku bisa tidur nyenyak di dalam kamar sebuah hotel. Dan keesokan harinya, setelah mengambil semua uangku yang ada di bank, aku langsung ke stasiun kereta. Aku memang sudah bertekad untuk kembali ke desa, dan tidak ingin datang lagi ke Jakarta.

    Dari hasil tabunganku selama bekerja dan menjadi pemuas nafsu Nyonya Wulandari, aku bisa membuka usaha di desa. Bakkan kini aku sudah punya istri yang cantik dan seorang anak yang lucu. Aku selalu berharap, apa yang terjadi pada diriku jangan sampai terjadi pada orang lain. Kemewahan memang tidak selamanya bisa dinikmati. Justru kemewahan bisa menghancurkan diri jika tidak mampu mengendalikannya.