• Foto Ngentot Eropa Terbaru Dan Terpanas

    Foto Ngentot Eropa Terbaru Dan Terpanas


    1560 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi

    Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi


    1559 views

    Duniabola99.org – Vera merupakan gadis yang aku suka sejak kami masih kuliah dulu tapi dia menolakku ketika aku dengan terus terang menyatakan cinta padanya. Karena waktu kuliah dulu dia memang banyak di perebutkan oleh cowok kampus, karena wajah cantik dengan serta kulit mulusnya. Hingga dia menjadi primadona kampus apalagi orangnya begitu supel sehingga mudah mendapatkan teman.

    Namaku Hendri dan aku seorang pria yang kini sudah menginjak usia 25 tahun dengan seorang anak yang masih berusia 1 tahun. Aku sudah berkeluarga dengan Tari istriku dan dia merupakan anak dari teman mamaku karena aku memang menikah dengan cara di jodohkan oleh orang tuaku karena aku sendiri masih trauma untuk mendekati seorang cewek setelah mendapat penolakan dari Vera.

    Karena hal itu juga aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa sebelum menikah dengan istriku. Bagiku wanita mesti di hormati dan di sayangi sepenuh hati, bersama istriku juga aku begitu sayang bahkan tidak pernah terlintas dalam benakku untuk melakukan perselingkuhan seperti dalam cerita dewasa dimana seorang pria beristri kerap melakukan perselingkuhan.

    Setelah mereka sukses tapi hal itu jauh dari pikiranku. Aku hanya ingin membahagiakn istri apalagi sekarang aku sudah memeiliki seorang jagoan kecil, lengkap sudah kebahagianku menjadi seorang pria, namun hal itu tidak berlangsung lama karena belum genap tiga tahun pernikahanku dengan Tari istriku aku harus di hadapakan dengan problem hatiku sendiri.

    Ketika aku bertemeu lagi dengan Vera gadis yang dulu pernah menolak cintaku. Pertama kali bertemu dengannya di sebuah pusat perbelanjaan ternama dikota ini, saat itu Vera menyapaku terlebih dahulu di waktu aku sedang belanja keperluan anakku karena aku memang sering belanja sendiri. Kamipun mengobrol lama sampai-sampai Vera menceritakan kisah kehidupannya yang tidak berjalan sesuai keinginannya.

    Kalau di lihat dari penampilannya saat ini Vera memang sedikit lebih sintal dari dulu, bahkan dia terlihat seksi dengan penampilan yang sering menonjolkan tubuh seksinya. Tapi dia bilang kalau dia hanya menjadi istri simpanan seorang pengusaha sukses dan sampai saat ini dia tidak menerima kabar dari laki-laki itu setelah sempat kepergok istrinya ketika mereka sedang berduaan.

    Trenyuh juga mendengar cerita Vera akupun sering memikirkannya sejak pertemuan waktu itu. Dan akupun akhirnya melakukan perselingkuhan dengan Vera layaknya dalam cerita dewasa, awalnya aku hanya menjadi tempat curhatan Vera tentang mantannya dan tidak jarang dia menangis dalam dekapanaku di waktu dia luapkan perasaan jengkelnya pada mantannya itu.

    Lambat laun kamipun menjadi lebih dekat dan akhirnya pada suatu hari kami dengan sengaja mengadakan pertemuan di salah satu hotel yang tidak jauh dari tempatku bekerja, kamipun masuk dalam kamar hotel tersebut. Karena sudah sama-sama dewasa kamipun langsung melakukan adegan pelukan dan dengan nafas yang tersengal akupun mendaratkan ciumanku pada bibir Vera.

    Mungkin ini yang di namakn cinta karena aku begitu bergairah ketika bibirku mendarat dengan lembut pada bibir Vera yang sudah lama aku impikan. Aku kulum lama bibirnya hingga diapun membalas jauh lebih hangat lagi pada bibirku membuat aku ingin segera melepas pakaiannya tapi aku masih dapat menahan keinginan itu agar tidak cepat melakukan aksi ini, karena aku masih ingin lama melakukannya.

    Tapi begitu Vera memegang kontolku dan dia dengan lembut membuka resletingku lalu dengan bibir seksinya dia lumat kontolku “Oooouuggghh…. aaaagggghh… Ver… pelan… sa.. yang… aaaagggghh… ” Bukan cuma memainkan kontolku tapi buah zakarnyapun tidak luput dari lumatan bibir Vera dan aku menggelinjang di buatnya terasa nikmat di setiap sentuhan bibirnya pada kontolku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Menikmati hal itu aku terus menggelinjang bahkan aku pegang rambut Vera, aku tarik rambut itu begitu aku tidak kuat menahan permainan bibirnya pada kontolku. Verapun bersikap seolah dia ingin seklai memuaskan aku ” Ooouuugghh… ooouuugghhh… eeeemmmmmmuuuuuuaaaaaccchhhh… aaaaaggghh… aaaagggghh… aaaaggghh.. ” Terdengar dia begitu keras mendesah kala itu.

    Sampai akhirnya akupun tidak dapat menahan untuk segera menggoyanganya apalagi aku lihat dia juga sudah horny. Dengan bergerak perlahan aku naik pada tubuhnya diapun melebarkan pahanya dapat aku lihat lubang memeknya ” Uuuuggghh… uuugghh… aaaagggghhh… sa.. yang… aaagggghh.. ” Meski terlihat basah namun memeknya masih terasa sempit beda dengan memek istriku.

    Aku yakin Vera begitu pintar melakukan perawatan pada bagian yang satu ini. Semakin keras aku menggoyangnya ” OOouuuggghhh… oooouuggghh… aaaaaggghhh… aaaagggghhh…. aaaaaagggghh… aaaaagggghh… ” tak dapat aku lambatkan lagi gerakanku di atas tubuhnya karena nikmatnya rasa dalam kontolku layaknya adegan dalam cerita dewasa yang sering aku baca.

    Dengan gerakan yang semakin cepat dan keras itu akhirnya kontolku menumpahkan sesuatu yang terasa hangat dan aku rasa memenuhi rongga kemaluan Vera yang sedari tadi memejamkan mata, seolah tidak ingin melewatkan permainan sex ini. Begitupun aku meras puas dengan permainan sex kali ini bahkan aku tidak rela jika harus berpisah dengan Vera untuk selamanya.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Seductive asian cutie with shapely breasts stripping off her clothes

    Seductive asian cutie with shapely breasts stripping off her clothes


    1559 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Kocokan Maut istriku Membuatku Tak Tahan

    Kocokan Maut istriku Membuatku Tak Tahan


    1559 views

  • SMA ku di buat Lemas Olehmu Shinta

    SMA ku di buat Lemas Olehmu Shinta


    1559 views

    Duniabola99.org – Tiba-tiba terdengar suara “Pritt…!”, tanda bahwa babak ke-2 akan dimulai, saya langsung mengajaknya balik ke lapangan.
    Dalam perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas-kelas kosong. Tiba-tiba dia menarik tanganku masuk ke dalam kelas 3 Fis 1, lalu dia langsung menutup pintu. Saya langsung bertanya padanya, ” Ada apa Dion…, babak ke-2 sudah mau mulai nih…, kamu tidak takut dicariin pelatih kamu?”.
    Dia tidak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi padaku, “Badan kamu bagus sekali ya Shin..”.
    Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain berbalik badan dan menatap matanya serta tersenyum padanya.

     

    Dia langsung mencium bibirku dan saya yang belum pernah berciuman dengan cowok, tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Setelah kira-kira 5 menit bercumbu, mulai tangannya meraba dan meremas dadaku. Saya pasrah saja padanya, karena terus terang saya belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini. Tangannya masuk ke dalam baju cheers no.3-ku, dan mulai memainkan puting payudaraku, lalu dia menyingkapkan bajuku dan melepaskan rokku hingga saya tinggal mengenakan BH dan celana dalam saja.

    Lalu ia membuka baju basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalam saja. Tampak jelas di depanku bahwa “penis”-nya sudah tegang di balik celana dalamnya. Ia memegang tanganku dan menuntun tanganku ke dalam celana dalamnya. Saya merasakan “penis”-nya yang besar dan tegang itu dan ia memintaku untuk meremas-remas penisnya. Ia memaksaku untuk membuka celana dalamnya, setelah saya membuka celana dalamnya, tampak jelas penisnya yang sudah ereksi. Besar juga pikirku, hampir sejengkal tanganku kira-kira panjangnya.
    Baru kali ini saya melihat kemaluan cowok secara langsung, biasanya saya hanya melihat dari film biru saja kalau saya diajak nonton oleh teman-teman dekatku. Ketika saya masih terpana melihat penisnya, dia melepas BH dan celana dalamku, tentu saja dengan sedikit bantuanku. Setelah ia menyingkirkan pakaian dalamku, badannya yang tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu, menindih badanku di atas meja kelas dan ia mulai menjilati puting payudaraku sampai saya benar-benar menggeliat keenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, saya baru tahu bahwa inilah yang akan terjadi padaku kalau saya benar-benar terangsang.

    Lalu tangannya yang kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan clitorisku sambil sesekali mencubitnya. Saya yang benar-benar terangsang tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan menggeliat di atas meja. Cukup lama ia memainkan tangannya di kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir bagian bawah kemaluanku dengan nafsunya, tangan kanannya masih memainkan clitorisku. Tidak lama saya bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, saya merasakan darahku naik ke ubun-ubun dan saya merasakan sesuatu kenikmatan yang sangat luar biasa, badanku meregang dan saya merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku, Dion tanpa ragu menjilati cairan yang keluar sedikit demi sedikit itu dengan nafsunya sampai hanya air liurnya saja yang membasahi kemaluanku. Badanku terasa lemas sekali, lalu Dion duduk di pinggir meja dan memandangi wajahku yang sudah basah bermandikan keringat.
    Ia berkata padaku sambil tersenyum, “Kamu kelihatan capek banget ya Shin…”. Saya hanya tersenyum.

    Dia mengambil baju basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, saya benar-benar kagum padanya, “Baik banget nih cowo”, pikirku. Seperti sudah mengerti, saya jongkok di hadapannya, lalu mulai mengelus-ngelus penisnya, sambil sesekali menjilati dan menciuminya, saya juga tidak tahu bagaimana saya bisa bereaksi seperti itu, yang ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaku, dan cara yang kulakukan ini pernah kulihat dari salah satu film yang pernah kutonton.
    Dion hanya meregangkan badannya ke belakang sambil mengeluarkan suara-suara yang malah makin membuatku ingin memasukkan penisnya ke dalam mulutku, tidak berapa lama kemudian saya memegang pangkal kemaluannya itu dan mulai mengarahkannya masuk ke dalam mulutku, terasa benar ujung penisnya itu menyentuh dinding tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk ke dalam mulutku, lalu saya mulai memainkan penisnya di dalam mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi, tanda kalau saya sudah benar-benar terangsang padanya.

    Kira-kira 5 menit saya melakukan oral seks pada Dion, tiba-tiba badan Dion yang sudah basah dengan keringat itu mulai bergoyang-goyang keras sambil ia berkata, “aarghh…, Saya udah gak tahan lagi nih Shin…, Saya mau keluarr…”.
    Saya yang tidak benar-benar memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan penisnya, sampai kurasakan cairan hangat kental putih dan agak asin keluar dari lubang kemaluan Dion, saya langsung mengeluarkan penisnya itu dan seperti kesetanan, saya malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap penisnya sampai cairan spermanya benar-benar habis. Saya duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan Dion yang tiduran di meja sambil mencoba memelankan irama nafasnya yang terengah-engah.

    Saya hanya tersenyum padanya, lalu Dion bangun dan menghampiriku, Dia juga hanya tersenyum padaku. Cukup lama kami berpandangan dengan keadaan bugil dan basah berkeringat.
    “Kamu cantik dan baik banget Shin”, katanya tiba-tiba. Saya hanya tertawa kecil dan mulai mencium bibirnya. Dion membalas dengan nafsu sambil memasukkan tangannya ke dalam lubang kemaluanku. Cukup lama kami bercumbu, lalu ia berkata, “Shin…, boleh nggak Saya emm…, itumu…”.
    “Itu apa Dion?”, tanya saya.
    “Itu…, masa kamu gak tahu sih?”, balasnya lagi.
    sebelun saya menjawab, saya merasakan kepala batang kemaluannya sudah menyentuh bibir kemaluanku. “Crestt.., creest”, terasa ada yang robek dalam kemaluanku dan sedikit darah keluar.
    Kemudian Dion berkata, “Shin kamu ternyata masih perawan!”, saya hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluannya masuk ke vaginaku. Digerak-gerakan perlahan batang kemaluannya yang besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan yang ada hanya ada rasa geli, nikmat dan nikmat ketika Dion menggoyangkan badannya maju mundur pelan-pelan saya tidak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan. Kemudian semakin cepat saja Dion memainkan jurusnya yang maju mundur sesekali menggoyangnya ke kiri ke kanan, dan dipuntir-puntir putingku yang pink yang semakin membuatku menggelepar-gelepar seperti ikan yang dilempar ke daratan.

    Keringat sudah membasahi badan kita berdua. Saya sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja dipergoki orang, tapi saya rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil. “Ahh…, ahh…, ahh”, saya mendesah dengan suara kecil karena takut kedengaran orang lain. Kulihat wajah Dion yang menutup matanya dan terenggah-engah nafasnya.

    Cukup lama juga Dion bermain denganku, memang benar kata orang kalau atlet itu kuat dalam bersenggama. “Ahh…, aww…, aww”, geli dalam lubang kemaluanku tidak tertahankan. Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang lain yang belum pernah kurasakan, cairan hangat kurasakan keluar dari dalam vaginaku.

    Oh, itu mungkin yang kata orang orgasme pikirku. Badanku terasa rileks sekali dan mengejang. Mulutku ditutup oleh Dion mungkin ia takut kalau saya mendesah terlalu keras. Meja kelas yang agak tua itu bergoyang-goyang karena ulah kita berdua. Saya masih merasakan bagaimana Dion berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya, lalu ia duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluannya. Saya menurut saja dan pelan-pelan saya duduk di kemaluannya. Dion memegang pinggulku dan menaik-turunkan diriku. Saya belum pernah saya merasakan kenikmatan yang seperti ini. Saya mendesah-desah dan Dion semakin semangat menaik-turunkan diriku. Lalu badan Dion mengejang dan berkata, “Shin saya mau keluarr”, sekarang malah giliranku yang semangat memacu gerakan tubuhku agar Dion bisa juga mencapai klimaksnya, tapi lama Dion mengeluarkan penisnya dan terdengar ia mendesah panjang, “Ahh Shin…, Saya keluar”. Kulihat air maninya berceceran di lantai dan sebagian ada yang di meja. Lalu kami berdua duduk lemas dengan saling berpandangan. Ia berkata, “Kamu nyesel yah Shin?”, saya menggeleng sambil berkata, “Nggak kok Dion…, sekalian buat pengalaman bagiku.”

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Kenikmatan Seks Antar-Inap Nikmat Nyata

    Kenikmatan Seks Antar-Inap Nikmat Nyata


    1558 views

    Duniabola99.org – Aku dan suami sudah pindah kerumah kami sendiri. Kami baru pindah ke sebuah kompleks perumahan yang masih sangat baru.

    Belum cukup penghuni yang menempatinya, malahan di gang rumahku (yang terdiri dari 12 rumah) baru 2 rumah yang ditempati, yaitu rumahku dan rumah Pras. Rumah Pras hanya mencapai 2 rumah dari rumahku. Karena tidak ada tetangga yang lain, Pras jadi cepat sekali akrab dengan suamiku.

    Aku dan Winda, istri Pras jadi seperti sahabat lama, disanjung kami seumuran. Hampir setiap hari kami saling curhat tentang apa saja, termasuk soal seks. Biasa kami berbincang di teras depan rumah Winda saat sakit sambil Winda menyuapi Aria, anak mereka. Aku kurang “senang” soal urusan kamar ini dengan suamiku. Bukannya suamiku ada kelainan, tapi dia senangnya langsung tanpa pemanasan, sangat konservatif dan sangat egois. Begitu sudah ngecret ya sudah, dia tidak peduli dengan aku lagi. Sangat aku sangat jarang mencapai kepuasan dengan suamiku. Malu Winda bercerita kalau dia sangat “senang” dengan kehidupan seksnya. Prasagam selalu bisa memberikan kepuasan kepada opera. Kami saling berbagi cerita dan kadang-kadang sangat mendetail malah.

    Jum’at petang itu menguntungkan aku sendirian di rumah. Terdengar ketukan di pintu sambil memanggil2 nama suamiku.Aku membukakan pintu. “Eh .. Mas. Masuk Mas, “sapaku ramah. Aku baru selesai mandi tanpa make up dengan rambut yang masih kotor tergerai sebahu. Aku pindah daster batik mini warna hijau tua dengan dada rendah, tanpa lengan yang memeperlihatkan pundak dan lengan yang putih dan sangat mulus. “Nnng… suamimu Mana Sin?” “Wah ke luar kota Mas.” “Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang? ”“ Iya Mas, santai ada acara promosi, jadi dia harus ikut, sampai minggu baru pulang.

    Mas Pras ada perlu ama suamiku? ”“ Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih, Winda ama Aria nginep dirumah ibunya. ”“ Wah kalo cuman main catur ama Sintia aja Mas. ”“ Emang Sintia bisa catur? ”“ Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum tentu kalah lho ama Mas. ”Kata ku sambil tersenyum. “Ya bolehlah, aku pengin menjajal Sintia,” katanya dengan bau nakal. Aku hanya tersenyum jawaban godaanku. Aku membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan dia duduk di kursi tamu. “Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya. ”

    Aku melenggang ke ruang tengah. Makan siang sambil membawa baki yang berisi 2 cangkir teh dan sepiring kacang goreng kegemarannya dan suamiku kalau lagi main catur, dia sedang menyusun biji2 catur dipapannya. Aku membungkuk untuk membuat baki di meja, mau tidak mau belahan dada dasterku terbuka dan menyingkap dua bukit toketku yang putih dan sangat padat. Aku tidak memakai bra. Kemudian aku duduk di kursi sofa di seberang meja. “Siapa yang punya jalan duluan Mas?” “Sintia kan putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya. Beberapa saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. Aku membuktikan bahwa ini cukup permaian ini. Beberapa kali tombol membuat dia harus berpikir keras. Tapi aku pun kerepotan dengan langkahnya.

    Beberapa kali aku harus memutar otak. Kadang2 aku membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan kedua tanganku bertumpu di pinggir meja. Posisi ini tentu saja membuat belahan dasterku terbuka lebar dan kedua toketku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua gelap. Satu dua kali dalam posisi seperti aku mengerling dan memergoki dia sedang menikmati toketku. Aku akan membelikanmu toketku sedang aku sama sekali tidak mau mendekati daster dengan tanganku. “Cckk cckk cckk Sintia memang hebat, aku ngaku kalah deh.” “Ah dasar Mas aja yang ngalah dan nggak serius mainnya. Konsentrasi dong Mas, ”jawab ku sambil tersenyum menggoda. “Ayo main lagi, Sintia belum puas nih.” Kataku rada genit.

    Kami utama lagi, permainan berjalan lebih seru, saat-saat ketika sedang berpikir, tanpa sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yang sudah “mati” ke lantai. Dengan mata masih siap papan catur, dan siapkan potongan catur dari lantai dengan tangan kananku. Rupanya dia juga melakukan hal yang sama, tidak ada pertanda kami bersenggolan di lantai. Entah siapa yang memulainya, tapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja sambil masih duduk di kursi masing2. Aku melihat ke arah nya. dia masih dalam posisi duduk membungkuk. Jari tangan kirinya masih terus meremas jari-jari tangan kananku.

    Dia menjulurkan kepalaku dan menciumku dengan sangat mesra. Aku sedikit terperanjat dengan langkahnya, tapi hanya sepersekian detik saja. Aku melenguh pelan, “oooohhh…” Dia tak menyia-nyiakan acara ini. Dia mengkulum bibir ku yang lembut sambil tangan kanannya melingkar di belakang leherku. Aku membalasnya dengan mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan posisi duduk berseberangan oleh meja. Kuluman bibirnya ke bibirku berubah menjadi lumatan. Bibirku disedot pelan, dan lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. Aku pun membalasnya dengan permainan lidahku.

    Tidak bisa dalam posisi ini, dia lepaskan ciumannya. Dia bangkit berdiri, berjalan mengitari meja dan duduk di sisi kiri ku. Belum sedetik dia sudah aku memeluknya dan bibirnya kembali melumat kedua bibirku. Lidahnya terus menjelajah seluruh isi mulutku sepanjang yang bisa dia lakukan. Aku pun tak mau kalah pesan. Harus aku akui bahwa aku belum pernah berciuman begini panas, bahkan dengan suamiku sekalipun. Dia menciumi sisi kiri leher ku yang putih jenjang. Rintih kegelian yang keluar dari mulut ku dan bau sabun yang harum semakin memompa semangatnya. Ciumannyabergeser ke belakang stiker ku, sambil sejenak saja menggigit lembut cupingnya. Aku semakin menggelinjang penuh kegelian bercampur kenikmatan. “Aaahhhh… aaaahhhhh,” aku merintih pelan. Dia merangkul leherku dengan lengan kanannya.

    Tangan kanannya mulai menelusup di balik dasterku dan merayap pelan menuju puncak toket ku yang sebelah kanan. Toketku memang sangat padat. Bentuknya sempurna, ukurannya cukup besar karena tidak mampu mengangkup seluruhnya. Jari2nya mulai menari di sekitar pentil ku yang sudah tegak menantang. Dengan ibu jari dan telunjuknya dia memelintir lembut pentilku yang mungil itu. Aku kembali menggelinjang kegelian. Aku laki-laki mengizinkan wajah ke kiri dengan mata yang masih terpejam. Dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan panasnya sambil berdiri terus bergerilya di toket kananku. Ciumannya semakin ganas dan sesekali menggigit lembut bibirku.

    Tangan kirinya di putar ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun pasti, usapan tangan diarahkannya keatas mendekati pangkal pahaku. Ketika jarinya mulai menghitung tidak ada nokku, dia membatalkan gerakanku. Tangan kirinya kembali turun, dia mengusap lembut pahaku mulai dari atas lutut. Gerakan ini diulang beberapa kali sambil tangan kanannya masih memelintir pentil kanan dan kami masih saling berpagutan.

    Ciumannya semakin mengganas. Dia pun mulai meraba no nokku yang masih terbalut cd itu. tidak ada nokku berdenyut lembut. Dengan jari-jari tengah tangan kirinya, dia menempatkan dengan pelan di tengah no nokku. Denyutan itu semakin terasa. “Aaahh… Mas… aahhh .. iya .. iya,” aku melenguh sambil sedikit meronta dan kedua tanganku menyingkap daster miniku dan menurunkan cdku sampai ke lutut. Serta merta bisa mengeluarkan foto leluasa no nokku. Bukitnya menyembul indah, jembutku cukup lebat. Di antara kedua gundukan no nokku itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah kecoklatan.

    Kemudian jari2 tangan kirinya mulai membelai semak2 yang terasa sangat lembut itu. Aku mencintai belaiannya dengan menciumi leher dan menyentuh kanannya. Aku semakin erat memeluknya. Tangan kanannya dari tadi tak berhenti meremas2 toket ku yang sangat berisi itu. Jari2nya mulai mengusap lembut no nokku yang sangat halus itu. Perlahan dia menyisipkan jari tengah kirinya di celah no nokku. Aku rasakan sedikit lembab dan itu berlendir. Dia menyusup lebih dalam lagi sampai dia menemukan ilku yang sangat mungil. Dengan gerakan memutar lembut dia mengusapnya ilku. “Ahhhh … iya … Mas .. ahhhh .. ahhhh.” Jari tengahnya sedikit lebih kuat ke arahnya, sambil digosokkan naik turun. Aku meresponnya dengan membuka lebar kedua pahaku, namun gerakanku terhalang cd yang masih bertengger di kedua lututku.

    Sejenak ia berhenti gosokan jarinya, dia menggunakan tangan kirinya untuk menurunkan cdku. Aku membantu dengan mengangkat kaki hingga hingga hatiku dan hanya untuk diajak kanan ku. Gerakan ku sudah tak terhalang lagi. Dengan leluasa aku membuka lebar kedua pahaku. Jarinya sekarang leluasa menjelajah seluruh no nokku yang sudah sangat licin berlendir itu. Dia menggosok2 itu dengan lebih kuat sambil sesekali mengusap ujung no nokku dan digesek keatas kearah itu ilku. Aku menggelinjang semakin hebat. “Aaaaaahhhhh…. Mas .. Mas… .. ahhhhh .. terus… ahhhhh, ”pintaku sambil merintih. Intensitas gosokannya semakin dia tingkatkan. Dia mulai mengorek bagian luar lubang no nokku. “Iya … ahhh … iya .. Mas …”

    Aku hanya tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku terdongak kebelakang, mataku tertutup rapat. Mulutku terbuka lebar sambil tak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan. Tanganku terkulai lemas tak lagi memeluknya. Tangan kanannya pun sudah berhenti bekerja karena merangkul aku dengan erat agar aku tidak melorot ke bawah. Daster ku sudah terbuka hingga keperut, menyingkap kulit yang sangat putih mulus tak bercacat. Cdku masih berjuang di lutut kananku. Pahaku mengangkang maksimal. Jarinya masih menari-nari di seluruh bagian luar no nokku.

    Dia sengaja belum menyelidiki bagian dalam no nokku. Aku sekarang menggeleng2 ke kiri kanan dengan pembohong. Rambut basahku yang sudah mulai kering tergerai acak2an. “Mas… Mas…. ahhhhh…. enak…. ahhhh nggak tahaaann .. ahhhh. ”Aku sudah hampir mencapai puncak kenikmatan birahiku. Dengan lembut dia mulai menusukkan jari tengahnya ke dalam no nokku yang sudah sangat basah itu. Dia menyorongkan sampai seluruh jarinya tertelan no nokku yang cukup sempit itu. Dia tarik uang sambil dibengkokkan keatas ujung jarinya menggesek lembut ke atas nokku. Gerakan ini secara berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk lurus keluar bengkok, seterusnya sebagainya. Tak sampai 10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku mencengkeram erat pinggiran sofa. Kepalaku semakin mendongak kebelakang. Mulutku terbuka lebar. Gerakannya dipercepat dan lebih dalam lagi. “Aaaaaahhhhhhhhhh.”

    Aku melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhku sedikit menggigil. Aku bisa merasakan jari-jari yang terjadi terjadilah kontraksi otot no nokku, dan bersamaan dengan itu cairan no noktku menyiram jarinya. Aku sudah nyampe. Dia tidak membatalkan gerakan jarinya, hanya sedikit mengurangi kecepatannya. Tubuh ku masih menggigil dan menegang. Mulutku terbuka tapi tak ada suara yang keluar sepatahpun, hanya demi nafas kuat dan pendek2 yang keluar lewat mulutku. Kondisi demikian berlangsung selama beberapa saat. Kemudian tubuh ku berangsur melemas, dia pun bisa bergerak hingga akhirnya dengan sangat perlahan dia cabut dari no nokku.

    Mata ku masih terpejam Rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan lembut dan pelan dia mendekatkan bibirnya ke mulut ku. Dia mencium mesra bibirku yang sensual itu. Akupun balas dengan tak kalah mesranya. Kami berciuman bak pasangan kekasih yang saling jatuh cinta. Agak berbeda dengan ciuman yang menggelora seperti sebelumnya. “Nikmat Sin?” Dengan lembut dia berbisik di telinga ku. “Mas… ah… Sintia belum pernah merasakan kenikmatan seperti tadi ..sungguh Mas. Mas sangat pinter… Makasih Mas… Winda sungguh beruntung punya suami Mas. ”“ Aku yang beruntung Sin, bisa memberi kepuasan pada wanita secantik dan semulus kamu. ”“ Ah Mas bisa aja… Sintia jadi malu. ”

    Akhirnya aku akan akan kondisiku saat itu. Dasterku awut2an, pahaku masih terbuka lebar, dan cdku tersangkut di lututku. Aku segera duduk tegak, mengubah dasterku menutup pangkal pahaku. Akhirnya aku bangkit berdiri. “Sintia mau cuci dulu Mas.” “Aku ikut dong Sin, ntar aku cuciin,” dia menggodaku. “Ihhh Mas genit.” Sambil berkata: aku menggamit intensif dan menariknya ke kamarku. Sampai di kamarku dia berkata: “Aku copot pakaianku dulu ya Sin, biar nggak basah.” Aku tidak bilang apa2 tapi lebih dekat dan membantu melepas kansing celananya semantara dia melepas kaosnya.

    Dia kemudian melepaskan juga celananya dan hanya memakai cd saja. Aku melirik ke arah cdnya. Tol kon tolnya yang besar dan panjang (sudah dengan tol toliku yang kecil) sudah menegang. Dia maju selangkah dan mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas dan aku mengangkat kedua-duanya. Dia tampak mengagumi tubuhku. Toket yang dari tadi hanya diraba sekarang terpampang dengan jelas di hadapannya. Bentuknya bundar kencang, cukup besar, tapi masih proporsional dengan ukuran tubuh ku yang seksi itu. Pentilku sangat kecil jika dibandingkan ukuran bukit toketku. Warna pentilku coklat tua, sangat kontras dengan warna kulit yang begitu putih.

    Perut ku sungguh kecil dan rata, tak tampak sedikitpun timbunan lemak disana. Pinggulku sempurna indah dan pantatku sangat seksi, padat dan sangat mulus. Pahaku sangat mulus dan padat, betisku tidak terlampau besar dan lalu kakiku sangat kecil. “Mas curang … Sintia udah mencolok tapi Mas belum buka cdnya.” Tanpa menunggu reaksinya, aku maju selangkah, membulu dan memelorotkan cdnya. Dia membantu dengan melangkah keluar dari cdnya. kon tolnya yang sedari tadi sudah berdiri langsung menyentak. Besar dan panjang, mengangguk2 saking kerasnya. Kami berdiri berhadapan sambil saling bertelanjang bulat saling memandangi. Tak tahan melihat tubuh molek ku, dia maju langung memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dengan kulit tubuhnya tanpa sehelai benangpun yang terkunci. “Kamu cantik dan seksi sekali Sin.

    Sambil berkata demikian dia merangkulku, lalu masuk ke kamar mandi. Dia menyemprotkan sedikit udara dengan shower ke no nokku yang masih berlendir itu. Kemudian dia memeluk ku dari belakang dan menyabuni seluruh permukaan tanpa nokku dengan lembut. Aku suka dengan apa yang dia lakukan, aku merapatkan punggungku ke tubuh dan membuat tolakan untuk rapat. Dengan gerakan lambat dan teratur dia menggosok selangkangan ku dengan sabun. Aku mengimbanginya dengan mengg gerakan pinggulku seirama dengan gerakannya. Akhirnya selesai juga dia membantu ku selangkanganku dan mengeringkan diri dengan handuk. Sambil saling rangkul kami kembali ke kamar dan bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan dan berciuman penuh kemesraan. Dia meraba seluruh permukaan tubuh mulus ku, aku pun beraksi mengelus kon tolnya yang semakin menegang itu. Aku

    ditelentangkan, kemudian dia melorotasikan kakiku. Dia mulai menciumi betisku, bersih keatas ke pahalu yang mulus. Akhirnya mulutnya mulai mendekati pangkal pahaku. “Ahhhhh Mas…. ah .. jangan .. di sini Sintia nggak tahan lagi .. ah. ”Sekalipun aku berkata“ jangan ”Namun begitu aku membuka kedua pahaku semakin lebar seakan membalas baik menyerang mulutnya itu. “Nikmati saja Sin…. saya akan memberikan apa yang tidak pernah diberikan kepada Anda. “Dia memenuhi jilatan dan ciumannya ke daerah selangkangan ku yang sudah menganga lebar. Bibir no nokku yang begitu tebal dan sensual. Perlahan dia mengkatupkan kedua bibirnya ke bibir no nokku. Sambil “berciuman” dia menjulurkan lidahnya mengorek ujung no nokku. “Ahhhh …. Mas… aaaaahhh .. tolong .. tolong. ”Begitu mudahnya kata2ku berubah dari“ jangan ”menjadi“ tolong ”. Bibirnya digeser sedikit keatas sehingga ia berwarna merah muda. Perlahan dia menjulurkan lidahnya dan menjilatinya berkali2.

    Aku membuka selangkanganku semakin lebar dan menekuk lututku dan juga mengangkat pantatku. Dia segera menutupi pantatku sambil meremasnya. Lidahnya semakin membujur di il il itu. “Aaaaaahhhhhh…. enak Mas…. enak…. ahhhh .. iya…. ahhhh. ”Hanya itu yang keluar dari mulut ku apa yang sedang kurasakan saat ini. Dia semakin meningkatkan kegiatan mulutnya, dia mengkatupkan kedua bibirnya ke dalamnya yang inginnya, dia menyedot lambat2 benda sebesar kacang hijau itu. “Maaaaasss…. nggak tahaaaan… ahhhhh .. Maassss. ”Dia melepaskan tangan kanannya dari pantat ku, kemudian jari tengahnya kembali beraksi menggosok itu ilku. Lidahnya dijulurkan mengorek seluruh lubang tanpa nokku kadar yang dia bisa. Tubuhku menegang. Dan ternyata selangkanganku semakin terangkat, kedua tanganku mencengkeram Kain sprei.

    Bersamaan dengan erangan ku dia merasakan ada cairan yang hangat dan terlihat dariin yang keluar dari no nokku dan langsung membasahi lidahnya. Dia menjulurkan lidahnya semakin dalam dan semakin banyak cairan yang bisa dia rasakan. Aku memberontak, segera menarik dia mendekatiku. Tangan kanannya kupegang dan sentuhkan ke no nokku. Sambil terpejam, aku memeluknya dan langsung mencium bibirnya yang masih belepotan dengan lendir kenikmatanku. Dia biarkan bibir dan lidahku menari di mulutnya menyapu semua sisa lendir yang ada disana. Jari pikiran terbenam ke no nokku dan digerakkan masuk keluar dengan cepat. Tubuh ku kembali menggigil dan no nokku mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu adalah sisa orgasmeku.

    Kami masih berciuman sampai tubuh ku mulai melemas. meningkatkan dia membuka tangan kanannya dari selangkanganku, memeluk ku dengan lembut. Bibirnya biaya dilepaskan dari cengkeraman mulut ku. Tubuh ku tergolek lemah seakan tanpa tulang. Mataku sedikit terbuka menatapnya mesra. Di bibirku sedikit menyungging senyum penuh kepuasan. “Mas…. Itu tadi luar biasa Mas … Sintia belum pernah digituin … Mas hebat .. makasih Mas … Sintia banyak hutang ama Mas. ”“ Sin aku juga sangat senang kok bisa membuat Sintia puas seperti itu ”sambil mengkecup lembut keningku. Mata ku berbinar penuh rasa terima kasih. Kami berbaring telentang bersebelahan untuk beberapa saat. kon tolnya masih tegang berdiri. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Kali ini aku membersihkan diriku sendiri. Dia tetap berani sambil menangkap keindahan yang alami. Tak berapa lama kemudian aku langsung dan langsung di sampingnya. Mataku menatap lekat ke kon tolnya.

    “Mas pengin diapain?” Tanyaku manja. “Terserah kamu Sin, biasanya ama suamimu gimana dong?” Dia coba memancingku. “Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia. ”“ Oh… terus Sintia penginnya gimana? ”“ Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium punya Mas boleh nggak? ”“ Emang Sintia belum pernah? ”“ Belum Mas, ”ada jengah aku menjawab,“ Suamiku nggak pernah mau. ”“ Ya, tolong kalau Sintia mau. ”Tanpa menunggu komando aku segera merangkak mengalihkan kepalaku mendekati selangkangannya. Aku pegang kon tolnya, kuamati dari dekat sambil sedikit melakukan gerakan mengocok.

    Sangat kaku dan canggung, maklum baru pertama lakukan. “Ayo Sin ,, aku ngak apa2 kok. Kalau Sintia suka, lakuin apa yang Sintia mau. ”Dengan penuh nilai aku mendekatkan mulutnya ke kepala kon tolnya. Pelan2 kubuka bibirku dan memasukkan sehari ke mulutku. Hanya sampai sebatas leher kemudian kusedot perlahan. Aku tetap melakukan itu untuk beberapa saat. Dengan lembut dia termasuk tangan kiriku. Dia menggenggam jemariku yang lentik dan ditariknya mendekat ke mulutnya. Dia akan menunjuk ke arah mulutnya. Dia menggerakkan masuk keluar dengan mental sembari sesekali menjilat dengan lidahnya saat jari lentikku masih dalam mulutnya. Aku segera paham saat dia sedang memberi “bimbingan” bagaimana yang kulakukan.

    Tanpa ragu aku mempraktekkan apa yang dia lakukan dengan jariku. kon tolnya menjadi kumasukkan ke mulutku, kemudian kepala kuangguk2kan ke arah tengah kebunkter tergesek keluar masuk mulutku yang sensual itu. Sekalipun masih ada yang canggung tapi dia mulai bisa merasakan “pelayanan” yang kuberikan. Semakin lama aku semakin tenang dan tidak kaku lagi. Kadang kumainkan lidahku di sekitar kepala kon tolnya dalam mulutku. Aku bisa mulai merasakan dari apa yang kulakukan dengan mulut dan lidahku. Aku mulai berani bereksperiman. Waktu kukeluarkan kon tolnya dari mulutku, menciumi batangnya kemudian memasukkannya kembali. Ses sesekali aku hanya menghisap uang sambil mengocok batangnya. “Gimana Sin rasanya?” “Mas… Sintia merasakan rangsangan yang luar biasa, kon tolnya Mas enak .. Sintia suka, besar – panjang lagi. “Dia bangkit berdiri di atas kasur sambil bersandar di tembok kepala ranjang. Aku langsung tahu harus bagaimana.

    Aku duduk bersimpuh dihadapannya dan kembali menghisap kon tolnya. Kepala tetap kugerakkan maju mundur. Dan sekarang aku menemukan cara baru. Aku menjepit batang kon tolnya di antara kedua bibirku yang terkatup. Kemudian aku mengangguk2kan kepalaku. Batang dan kepala kon tolnya aku gesek dengan bibir tebalku yang terkatup. Dia membantu dengan menggerakkan pantatnya maju mundur. “Ohhh Sin …. mulutmu enak sekali … terus Sin. “” Mas suka? Winda sering ya giniin Mas? ”“ Iya Sin… tapi aku lebih suka kamu… bibirmu seksi sekali .. ooohhh Sin .. Winda juga suka .. isep bijiku dan jilati semuanya Sin .. ohhh. ”Aku nggak mau kalah, segera kulepaskan kon tolnya dari mulutku dan mulai menjilati dan menghisap bijinya sambil mengocok kon tolnya. Dia membelai rambut ku dan mengusap kepalaku.

    Kemudian kami berganti posisi. Dia terlelap telentang dan aku dimintanya merangkak di atasnya dengan posisi kepala terbalik. Kami di posisi 69. Aku segera mengulum kon tolnya, dia pun mulai menjilati no nokku. Dengan posisi ini tidak ada nokkusangat terbuka dihadapinya dan dia lebih leluasa menikmati dengan bibir dan lidahnya. Dia menjilat dan hisap it il ku yang sudah menantang dan jarinya mengorek no nokku. Sesekali dia menciumi bibir no nokku yang begitu renda. Akupun tak mau kalah, aku melakukan berbagai cara yang aku tahu terhadap kon tolnya. Aku mainkan pakai lidah, kukocok sambil kuhisap, kumainkan kepala kon tolnya- mengitari dengan kedua bibirku. Sungguh nikmat sekali. Tak terlalu lama aku mulai karena aku tidak bisa tahan lagi. Pantatku mulai bergoyang limbung kegelian, Namun dia menjilati terus itu ilku sambil jarinya menusuk2 no nokku. Akhirnya aku sampai juga di puncak nikmatku. Tubuhku menegang, gerakan anggukan kepalaku sambil menghisap kon tolnya semakin menggila. Tubuhku gemetaran tapi aku tetap tak rela mengeluarkan kon tolnya dari mulutku. Dia lebih suka menciumnya dan tidak mengorek no nokku dengan jarinya.

    Tubuhku tiba2 mematung dan dia merasakan cairan hangat meleleh keluar dari no nokku. Dia langsung menutup no nokku dengan mulutnya dan menikmati kenikmatanku membasahi lidahnya. Rasanya asin tapi sama sekali tidak amis dia tidak ragu menelan cairan itu sampai tandas. Ia kemudian melanjutkan lagi menciumi dan menjilati seluruh permukaan no nokku. Otot ku sudah ada yang mengendur juga. Aku mulai lagi melakukan segala pekerjaan dengan mulut dan lidahku ke kon tolnya. Kami mulai lagi dari awal. Perlahan namun pasti, aku mulai lagi puncak kenikmatan birahiku. Dia menangkupkan kedua rutin ke bukit pantatku dan mulai membelai dan meremas lembut. Aku menanggapinya dengan sedotan panjang di kon tolnya. Lidahnya kembali pencarian semua penjuru selangkangan ku. Beberapa saat kemudian tubuh ku kembali gemetaran. Dia mencium bibir no nokku dan menyorongkan lidahnya sedalam mungkin ke dalam no nokku yang pengkajian. Dia juga mulai merasa kalau keberaniannya mulai goyah dan bendungannya akan segera ambrol.

    Aku memperluas gerakan kepalaku dan diapun menghisap semakin kuat tanpa nokku. Dia sangat tidak kuat menahan amarah pejunya dan… ”Croooottsss crooots croots.” Peju hangatnya menyembur masuk mulut ku. Untuk sedikir aku kaget tapi aku tanggap hebat. Aku segera menyempurnakan gerakan kepalaku sambil menelan seluruh pejunya. “Croots .. croots.” Sisa pejunya kembali menyembur, dan kali ini aku membalasnya dengan hisapan kuat di kon tolnya, seakan ingin menyedot apa yang masih ada di sana. Dia merasakan nikmat yang luar biasa. Ekspresi kenikmatan ini dia lampiaskan dengan semakin gila menjilati dan menyedot no nokku. Aku juga sudah hampir mencapai klimaks. Belaian lidahnya di no nokku membuat puncak itu semakin cepat mencapai. Sekali lagi lagi tubuh ku menegang dan cairan lembut kembali meleleh dari no nokku.

    Beberapa saat kemudian, dengan enggan aku bangkit dan membentang telentang disampingnya. kon tolnya, meskipun masih berdiri, tapi sudah tidak setegak tadi. Aku memeluknya dengan manja dan kami berciuman dengan mesra. “Dosa… gimana? .. puas? … maaf di depan aku nggak tahan keluar di mulut kamu. ”“ Sintia puas sekali Mas .. sampai dua kali gitu lho…. Sintia suka peju Mas… asin2 gimana gitu. Kapan2 boleh minta lagi dong Mas. ”Aku mulai berani mengungkapkan apa yang kurasakan. “Boleh aja Sin ,,, asal disisain buat Winda .. hehehe,” Aku mencubit genit lengannya. “Ihhh… Mas… paling bisa deh… emang Mas sering gaya gituan dengan Winda?” “Enggak lah… ini baru pertama dengan kamu Sin.” “Ah Mas bohong ..

    Winda kan sering cerita ke Sintia, katanya Mas pinter ngeseks. Makanya diam2 Sintia pengin utama ama Mas. ”“ Udah kesampian kan keinginanmu Sin. ”“ Iya sih… tapi Mas jangan marah ya… Sintia sering bayangin kita bertiga dengan utama Winda .. Mas mau nggak? ”Dia kaget mendengar keinginanku ini. Jujur saja aku sering berfantasi imajinasi alangkah nikmatnya bercinta dengan dia dan Winda sekaligus. “Mau sih Sin .. tapi kan nggak mungkin… Winda pasti marah besar.” “Iya ya… Winda kan orangnya suka alim.” Kami terus berbincang hal2 jadi sampai kira2 10 menit. Kemudian dengan malas kami ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di kamar mandi kami saling menyabuni dan saling membersihkan tubuh kami. Dia jadi mungkin mengagumi tubuh ku. Tak ada segumpal lemakpun di tubuhku dan semuanya padat berisi.

    Setelah mengeringkan kami kembali ke atas ranjang dan berpelukan mesra. Sambil saling berciuman dia mulai menggerayangi tubuh molek ku, jangan bosan2nya dia meremas dan mengusap toketku yang sangat segar itu. Perlahan dia mulai menghujani leher dan pundak ku dengan ciuman. Tak sampai disitu saja, mulutnya mulai mengarah ke dadaku. Toketku yang terang mulai diciumi dan digigit2 lembut. Aku sangat menghargai apa yang dia lakukan. “Ahhhh… iya Mas…. disitu Mas… ahhhhh Sintia terangsang Mas. ”Lidahnya menjilati pentilku yang mungil dan keras itu. Aku semakin menggelinjang.

    Tanganku menyusup ke bawah ke selangkangannya. Kupegang kon tolnya yang masih berupa lemas. Kumainkan kon tolnya dengan jari2ku yang lentik. Mau tak mau kon tolnya mulai hidup kembali. Aku dengan lembut mengocok kon tolnya. Sambil masih mengulum pentilku, tangan kanannya kembali bergerilya di daerah no nokku. Jarinya dirapatkan dan bergerak ke bukit no nokku sembari di gerakan memutar. Aku juga menimpali dengan menggoyangkan pantatku dengan gerakan memutar yang seirama. “Mas…. aaahhhh Mas…. enak Mas… ahhh terus… iya. ”Sambil mendesah aku menarik pantatnya mendekat ke kepalaku. Akhirnya dia melepaskan hisapannya di pentilku dan duduk berlutut di sisiku.

    Aku terus mendorongnya sampai akhirnya mulutku mencapai kon tolnya yang sudah tegak menantang. Tangan kirinya pintu dibelakang kepalaku untuk menyangga kepalaku yang terlalu terangkat. kon tolnya kembali kukulum dan kujilati. “Oooh Sin… enak Sin… aku suka Sin…” Diapun menggerakkan pantatnya maju mundur. Aku membuka lebar mulutku dan menjulurkan lidahku menuju ke arah mulutku tergesek lidahku. Sementara itu tangan kanannya terus interaktif dan memutari no nokku. Kadang-kadang jarinya tidak diselipkan ke celah no nokku dan membawanya ke il ku. “Ahhh Mas… Sintia nggak tahan Mas… ahhhhh .. iya… aaahhhh.”

    Dia segera mengubah posisi. Kedua tangan ku lepaskan di belakangku dan membuka kedua lututku.Dia mengangkat pahaku tidak ada nokku menganga menghadap ke atas. Aku menahan dengan kedua tangan di belakangku. Dia duduk bersimpuh di depan no nokku. kon tolnya diarahkannya ke no nokku yang sudah menganga itu. Dia menusukan kepala kon tolnya ke no nokku dan dia tahan disana. Kemudian dengan tangan kanannya digerakkannya kon tolnya memutari mulut no nokku. “Maassss .. ahhhhh … nggak tahan … ayo … ahhhhhh.” Dia sengaja tidak mau terlalu cepat menuukkan kon tolnya ke no nokku. Dia menggesek2an kepala kon tolnya ke itu il ku. Aku paling menggelinjang menahan nikmat. Akhirnya tanggul ku bobol juga. Tak heran, dengan gosokan jari itu aku bisa mencapai orgasme dulu apalagi dengan kepala kon tolnya, tentu rangsangannya lebih dahsyat. “Aaaahhhhhhhhhhhhhh..ahhhhhhhhhhhhh Massssssss.” Rintihan itu sekaligus dijulur melelehnya cairan bening dari no nokku. Aku kembali suka puncak orgasme hanya dengan gosokan di it ilku.

    Kali ini dia memasukkan batang kon tolnya seluruhnya ke no nokku. Dia berbaring telungkup di atas tubuh molek sambil menumpukan berat badannya di kedua sikunya. Dia mencium lembut mulutku yang masih terbuka sedikit. Aku membalas ciumannya dan mengulum bibirnya. Dia melewati kon tolnya tersembunyi dalam no nokku. Dia berbisik: “Sin… nikmat ya…” “Oh Mas… Sintia sampai nggak tahan… nikmat Mas ..” Perlahan dengan gerakan yang sangat lembut dia mulai memompa nasi ke dalam no nokku yang sudah basah kuyup. Dia tahu aku pasti bisa orgasme lagi dan kali ini dia ingin kenamaan lumpur panas di batang kon tolnya. “Ayo Sin… .nikmati lagi… jangan berikan .. aku akan pelan2.”

    “Ahhhh .. iya Mas…. Sintia pengin lagi ..ahhhhh. ”Masih dengan sangat ringan dia memompa terus ke tidak ada nokku yang ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah menikah 2 tahun. Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya membuat dia naik. Sungguh sens yang luar biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya ke toketku. “Aaaahhhhh… ahhhhhhh… iya… ahhhhh .. Sintia terangsang lagi Mas… iya…. . ”Kali ini dia memompa sesuatu yang lebih kuat dan cepat. Aku menanggapinya dengan memutar pantatku dengan kon tolnya rasanya seperti di peras2 dalam no nokku.

    Gerakkan ku semakin liar, tanganku sudah tidak lagi menahan lututku tapi coba pantatnya dan paksa dengan keras ke tubuhku. “Aaaaahhhhhh…. Mas… .. aaaahhhhhhh ”Dia semakin kencang dan dalam memompa pantatnya. Mata sudah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2 ke kiri ke kanan seperti yang kulakukan di sofa tadi. Gerakanku makin ganas dan “Aaaaaaaaa.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ………” Aku melenguh panjang sambil menegangkan seluruh otot di tubuhku. Dia memasukkan dalam 2 kon tolnya ke no nokku. Jelas dia berharap aliran hangat di sekujur batang kon tolnya. Tubuh ku masih terbujur kaku. Dia pun membatalkan seluruh gerakannya sambil terus memperbaiki no nokku dengan kon tolnya. Beberapa saat ada yang terhenti. Tidak ada suara, tidak ada gerakan dari tempatmereka.

    Akhirnya badan ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut kapalanya. Bibirku mencari bibirnya untuk dihadiahi ciuman yang sangat lembut dan panjang. “Mas…. Sintia sungguh nikmat…. Mas jago deh… Mas belum keluar ya? ”“ Jangan paksa aku Sin…. yang penting Sintia bisa menikmati kepuasan. ”Kemudian dengan lambat dia mulai memompa lagi. tidak ada nokku menjadi sangat licin. Selama beberapa saat dia terus memompa lambat2. “Aaaahhhhhh… iya .. iya…. Mas…. Sintia mau lagi .. iya… ahhhh ”. Aku kembali memutar meyakinkanku mengiringi irama pompaannya. Aku mulai mendesah2 penuh kenikmatan. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia lalu membungkuk telentang di sebelahku. “Kamu di atas Sin.” Aku segera berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kon tolnya ke no nokku. Aku kemudian duduk di atas tubuh dan bertumpu pada kedua lututku. Pantatku mulai bergerak maju mundur. “Ayo Sin… kamu sekarang yang atur .. ohhh iya nikmat Sin.” Aku semakin bersemangat memajumundurkan pantatku.

    Kedua toketku berguncang indah dihadapannya. Secara reflek kedua energi meremas toketku. Tangan kuletakkan dibelakang pantatku membuat badanku meliuk kebel balik membuat ayahku membusung. “Ohhh Sin… toketmu seksi sekali… terus Sin… ohhhh… lebih keras Sin.” “Aaaaahhhh Mas … Sintia sudah mau sampai lagi… ahhhhh ahhhhhh Mas” “Ayo Sin…. terus Sin… cepat…. ohhhhh iya .. iya Sin … tidak nokmu enak sekali. ”“ Mas .. ahhhh … Sintia nggak tahan … puasi Sintia lagi mas .. ahhhh. ”Gerakan pantat ku semakin cepat dan semakin cepat. Dia merasa kon tolnya tergesek2 dinding no nokku yang sempit dan licin itu. Dengan sekuat tenaga dia bisa menahan agar dia tidak ngecret tapi mempertahankannya semakin rapuh. “Dosa… oooohhhh Sin…. aku nggak tahan… ohhh Sin…. enak ..enak. ”“ Ahhhh… ayo .. Mas… ..

    Sintia juga udah nggak tahan… sekarang mas ..ahhh sekarang. ”Tepat pada detik itu ambrol tidak ada yang mampu menahan terjangan kaki yang menyemprot kuat. “Oooooooohhhhhhh Sin… .. crooots crooots croots” “Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas…. ahhhhhhhhhhh .. ”Kami mencapai puncak kenikmatan bersama. kon tolnya terasa hangat dino nokku. Aku masih duduk diatasnya tapi sudah kaku tak bergerak. tidak ada nok kuhunjamkan dalam melahap seluruh batang kon tolnya. “Oooohhh Sin…. nikmat sekali .. makasih Sin .. kamu pinter buat aku puas. ”Dia menggapai tubuh ku dan tertarik menelungkup diatas tubuh. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya. Dia menciumi seluruh wajahku yang ditetesi keringat. “Mas… ahhhhh… Sintia sungguh puas Mas…” Lalu kami diam sambil berpelukan. Badan kami mulai terasa penat tapi bathin kami sangat puas.

    Hari sudah beranjak malam. “Mas Sintia laper”. “Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem”. Dikamar mandi, kita saling menyabuni. kon tolnya ngaceng lagi, kukocok2 kon tolnya pelan2. “Mas kon tolnya besar banget sih”. Aku mulai berani bicara kasar, sudah tidak sungkan lagi. Selesai mandi, aku memakai kaos oblong merah dengan celana gombrang khaki.

    Kemudian saya pergi ke warung didepan komplex untuk mencari makan malam. Selesai makan malam, kita kembali kerumah lagi. Aku memutar film biru yang baru dipinjam suamiku. Suamiku memang hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar di atas karpet, kami bisa tidur berdampingan sambil menonton film. Permainan panas di film itu membuat saya mulai bergerak menyentuh kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan gerakan lembut sambil bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku.

    “Ayo mas..gesek lagi ya ..!” Pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara langsung bergantian. Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrongku. Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip ke cdku sampai lilin jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal target belum mencapai.

    Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan no nokku. tidak ada nokku sudah basah, jari-jari tengah dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan ilku yang sudah mengeras. Dia juga memainkan jari tengahnya. Pinggulku Pertimbangkan irama sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang. “Mas, lepasin pakean Sintia, mas, semuanya”, pintaku. Segera dia mengangkat kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk memungkinkan dia membuka kaosku. Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkatnya untuk memudahkan dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria, segera diapun lepaskan semua yang menempel dibadannya.

    Kon tol sangat lurus dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya. Aku menunduk mengulum kepala kon tolnya. Hanya bisa karena dia menyuruhku ke sana dengan posisi membelakangi dia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur agar bisa menggesekkan no nokku ke kon tolnya. Tangannya dari mulai beraksi memijit-mijit toketku.

    Aku menjadi sangat pembohong, menggeliat sambil tak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan dan sentakanku membuatmu lebih cepat dan lebih cepat saat kuundurkan membuatku kebelakang dan kon tolnya lepas dari jepitan bibir no nokku. kon tolnya yang memang terangkat sudah berhadapan dengan bibir no nokku yang basah itu dan… .bleeessss..kepala dan separuh kon tolnya yang tegang keras itu amblas ke no nokku. “Maas”, seruku. “Kenapa Sin, sakit”, tanyanya.

    Aku hanya menggelengkan kepala, menikmati sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya ada nokku kemasukan kon tolnya yang besar banget itu. tidak ada nokku berdenyut mencengkeram kon tolnya, giliran dia yang mendesis, “Sin, nikmat banget no nokmu, bisa ngemut kon tolku”. Dia membalikkan badanku dan mendebahkan saya di atas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil menggeser badannya keatas.

    Dengan pelan ditusukkannya kon tolnya keno nokku. Diteruskannya dorongannya dan kepala kon tolnya mulai menerobos masuk masuk keliang no nokku. “Ouuhh ..” kembali aku melenguh. Dikocoknya kon tolnya pelan kian dalamukan tidak nokku. Pelan tapi pasti dan akhirnya kurasakan seluruh no nokku penuh terisi kon tolnya. tidak ada nokku yang sudah basah itu masih terasa sempit buatnya, “Sin, sudah basah gini masih sempit aja tidak nokmu, nikmat banget deh, mana rasanya banget empotannya. Terus diempot ya Sin ”.

    Dihunjamkannya lagi kon tolnya, walau terasa sangat cepat tapi nikmat, “Ooohhh …” aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, buat aku makin menggila, berdesah panjang nikmat, “uhhh, peluk Sintia mas”. Dirapatkannya badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik semakin cepat. Warga bersuara “plook..ploook” karena begitu banyak cairan yang mengalir dari no nokku.

    Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran sofa dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala kon tolnya ke bibir no noknya beberapa saat, baru dihunjamkannya pelan. Doggy Style! “Maas”, erangku memasukkan kepala ke depan dan masuk ke liang no nokku. Baru setengah kon tolnya masuk, “Aaauuhhh….” Mataku terbelalak saking nikmatnya.

    Kemudian dia mulai mengemas kon tolnya keluar masuk no nokku. Aku kembali mengelinjang, tahan enjotan pantatnya. Terasa kon tolnya makin keras dan terasa makin membesar karena gesekan di dinding no nokku. “Ooohhh..oooohhhh” gumamku, karena dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba tiba aku menahan gerakan pantatnya, mengeluarkannya hanya dari sebagian kon tu yang masih terpakai dan disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian mencapai bagian-bagiannya hingga tidak ada lagi, kemudian dibuatnya gerakan memutar.

    Otomatis kepala kon tolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding no nokku. “Uuaahhh… .terus mas… enaaakkk!” Desahku. Tidak puas hanya menikmati rotasi “bor” nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke dan… ”uuhhh..uuuhhh” aku semalam sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe.

    Aku ditelantangkan di atas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai dan kaki kanan tergantung pada sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan bibir no nok ku sedikit setelah disodok kon tolnya sejak tadi. Kini dia mulai membungkuk di atas badanku dan dengan wajah kiri menopang badannya, tangan kanannya menuntun kon tolnya kearah bibir no nokku.

    “Ayo..masukin mas ..!” Pintaku. Kepala kon tolnya mulai menghunjam. “Aaahhhh ..!” Erangku saat seluruh kon tolnya disodok masuk dan mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat. “Ah..ah..ah..ah.” Aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala yang naik turun dengan geli dan nikmat yang sangat sangat.

    Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak. “Auuuh..m..m ..” tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya. “Tahan dikit Sin ..!” Bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya. “Aaaahhhhhhh ..!” Aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras ke tol no nokku diimbangi dengan goyangan kencang yang berhasil dikuatkan keatas,.

    Otot-otot bibir no nokku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas kon tolnya. Crreeeettt… pejunya ngecret didalem no nokku, hangat, buat aku merem melekentu. Kami Menginap sama-sama nyampe. “Oh Sin, puas sekali ngen tot denganmu ..!” Desahnya. Kami masih berpelukan perintah dengan kon tolnya masih terbenam di no nokku, berciuman

  • DavaFoxx BradKnight 1080p

    DavaFoxx BradKnight 1080p


    1557 views

  • Menikmati Mesum Sama Pacar Saat Rumahnya Sepi

    Menikmati Mesum Sama Pacar Saat Rumahnya Sepi


    1557 views

    Duniabola99.org – Aku mempunyai cewek yang bernama Siska yang bersekolah satu SLTP denganku dan juga satu desa dan bahkan satu RT denganku. Siska orangnya imut, juga manis dengan ukuran payudara 32b (memang serasi untuk ukuran tubuh Siska yang masih sekolah SMP bertinggi 165 cm, jadi terlihat sexy). Siska orangnya suka memakai BH yang membayang atau memakai baju/kaos yang transparan. Dia juga suka memakai celana pendek ketat sebatas paha sehingga menampakkan paha mulusnya itu

    Ini pengalaman ML-ku dengannya yang begitu indah, unik, dan mengasyikkan. Begini awalnya, saat itu aku sedang di rumah sendirian pada sore hari (kebiasaanku kalau sore hari aku ditinggal berjualan oleh ibuku jadi aku sendirian di rumah sedangkan ayahku sudah meninggal sejak aku kelas 2 SLTP). Saat itu aku sedang nonton TV sendirian (saat itu hari Minggu) Siska datang ke rumahku dan memintaku untuk menemaninya karena dia takut dirumah sendirian sebab ortunya pergi ke Semarang dan lusa baru pulang. Singkat cerita aku langsung menuju ke rumahnya.

    Aku langsung melanjutkan menonton acara TV yang sempat tertunda tadi sedangkan Siska berganti baju di kamarnya. Karena hawanya dingin aku langsung menutup pintu depan rumah jadi dirumah hanya ada kami berdua. Saat itu Siska selesai berganti baju, saat dia keluar aku langsung menatap tak berkedip karena Siska memakai baju yang begitu sexy dan merangsang. Saat itu Siska hanya memakai tanktop putih transparan (sebenarnya itu kaos dalam yang dipakai untuk melapisi BH) tanpa memakai BH lagi di dalamnya sehingga payudaranya terlihat jelas di dalamnya dan bawahannya memakai rok kaos mini yang menampakkan keindahan pahanya. Jika ada cowok yang ada didekatnya pasti cowok itu akan menelan ludah dan langsung beronani takkan tahan dengan tubuh indah Siska. Aku yang disuguhi pemandangan indah itu hanya bisa melotot tak berkedip.

    Siska langsung duduk disampingku dengan cueknya yang saat itu sedang terbengong. Dia langsung ikutan menonton TV.
    “Hai Vin bengong aja”, tegurnya sambil mengibaskan tangannya.
    “Eh.. nggak kok”, jawabku terbata bata.
    Kami nonton TV sambil mengobrol berdua hingga pestanya habis. Kebetulan di rumahnya ada VCD jadi kami melanjutkan dengan menonton VCD karena acara TV-nya jadi membosankan. Kami menonton film yang baru dia sewa dari rental yang berjudul “007 – The World Is Not Enough”. Kami menikmati film itu berdua kebetulan di tengah film ada adegan ML yang dilakukan oleh James Bond dengan seorang pemeran cewek. Kami langsung terdiam memperhatikan adegan itu dengan penuh perhatian.

    Tanganku langsung menggenggam tangan Siska yang berada diatas pahaku. Tanpa sadar aku sudah melumat bibir Siska yang kelihatan sayu (mungkin dia terangsang juga). Aku langsung menindih Siska sambil tetap berciuman. Kami bermain bibir dan lidah lama sampai tak terasa tanganku sudah berada di atas payudaranya yang masih ditutupi oleh tanktopnya. Aku masih mengelusnya saja takut dia akan marah tapi ternyata dia malah meremas tanganku yang ada di payudaranya sambil merintih.

    “Ih.. mhh Vin kok nikmat yah kamu elusin tadi”, katanya sambil meremas tanganku yang ada di susunya.
    Aku diam saja sambil terus meremas payudaranya karena telah mendapat “ijin”nya. Saat aku meremas remas payudaranya, dia meraba raba punggungku, terus ke bawah hingga sampai di daerah pahaku. Saat tiba didaerah pangkal pahaku tangannya berhenti dan meremas kontolku (aku masih memakai celanaku lengkap) yang sudah sejak pertama melihat penampilan Siska tadi telah ngaceng. Dia meremas remas terus.

    “Akhh.. mhh terus sayang”, kataku sambil meremas remas payudaranya keras keras karena rasa nikmatku di daerah kontolku sehingga tak sadar aku meremas kuat kuat payudaranya sampai sampai dia merintih kesakitan.
    “Akkhh Vin jangan keras keras, sakit tau”, katanya setengah marah. Aku langsung minta maaf. Tangannya memasuki celana satinku (saat itu aku memakai kaos oblong terus bawahnya memakai celana satin tipis dengan celana dalam yang terbuat dari nilon tipis) dan langsung menggenggam kontolku. Karena terasa mengganggu aku menyuruhnya melepas saja celanaku.
    “Sis lepasin aja celanaku biar nggak ngganggu”, kataku sambil menurunkan celanaku. Dia terus membantu dengan meloloskan celanaku sampai terlapas hingga aku telanjang. Dan akupun mematikan TV karena suaranya mengganggu.
    Vin kok besar banget”, katanya sambil memegang kontolku. Kontolku berukuran panjang 17 cm dengan diameter 4 cm.
    “Iya Sis dan hitam lagi”, kataku sambil bercanda (kontolku memang hitam).
    “Kocokin dong sayang”, kataku sambil menaik turunkan tangannya yang berada di kontolku. Dia langsung mengocok kontolku dengan kasar, maklum dia baru lihat kontol cowok jadi seperti mendapat mainan baru. Kocokannya terasa kasar tetapi malah membuat sensasi nikmat tersendiri.

    “Yang, kamu buka dong kaosmu biar aku lihat payudaramu masa aku saja yang telanjang”, kataku sambil mengangkat tanktopnya. Dia hanya tersenyum menggodaku. Aku langsung saja membuang tanktopnya sembarangan.
    “Yang, payudaramu indah banget sambil aku meremas remas payudaranya.”
    “Kamu kocokin dong kontolku, nah.. teruss yang”, kataku keenakan ketika dia melanjutkan kocokan di kontolku. Kami melakukan saling remas dengan berdiri berhadapan di depan kursi panjang, tanganku bosan meremas payudaranya langsung turun ke daerah pahanya dan mengelusi paha mulusnya tapi dia masih mengocok kontolku sampai kontolku terasa sakit. Aku menghentikan tangannya agar tidak menyakiti kontolku. Tangannya langsung memelukku dan badan kami langsung menyatu. Aku terus mengelusi pahanya. Hingga aku mendudukkan dia di kursi panjang.

    “Sis kamu duduk aja yah, aku mau ciumin tempik (vagina) kamu”, kataku tanpa basa basi. Aku langsung menaikkan roknya keatas tanpa melepasnya hingga terlihatlah celana dalamnya berwarna merah jambu dengan gambar bunga bunga kecil merangsangku semakin hebat saja. Aku langsung mencium tempiknya yang masih terbungkus celana dalamnya menghirup wangi khas tempiknya (aku paling suka mengintip celana dalam cewek kecil atau mini set, BH mini yang bergambar lucu lucu). Aku lama lama memandangi daerah tempiknya yang masih terbungkus dengan celana dalam bergambar bunga itu. Lalu tanganku pun menurunkan celana dalamnya sampai terlepas hingga terlihat tempik sempit nan indah dengan bulu tipis tipis. Sehingga tanpa sadar aku pun berkata takjub.
    “Sis.. oh Sis kok semakin indah sih sayang, aku boleh menciumnya nggak sih?”, tanyaku sambil meraba tempik Siska.
    “Iya sayang, cium dan, milikilah aku sudah nggak tahan”, kata Siskaku menahan gairahnya.
    Lalu akupun menciumnya perlahan lahan. Aku menciumnya dan tanganku yang kanan naik meremas payudaranya yang sudah tak berpenutup itu. Lama lama aku menjilati tempiknya dengan sedikit melumatnya kasar sehingga Siska merintih rintih kenikmatan.
    “Shh.. Vin.. ayo yang keras enak banget Vin..”, rintihnya sambil meremas remas rambutku dan menekan kepalaku ke tempiknya. Aku melepas jilatanku pada tempiknya saat dia menikmati jilatanku dengan tiba tiba hingga membuatnya terengah engah.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    “Vin ayo kenapa kamu hentikan sayang”, katanya sambil terengah engah.
    “Yang kamu jilatin juga dong kontolku”, kataku sambil menurunkan lepas kaos dan roknya yang mini itu.
    “Gimana caranya”, tanyanya karena belum pernah.
    “Pinggangku di atas kepalamu dan pinggangmu tepat di bawah mukaku jadi seperti angka 69″, kataku karena aku ingin mempraktekkan gaya yang ada di film BF.
    “Lalu kamu mengulum kontolku lalu aku menjilati tempikmu sayang”, tambahku sambil mengatur posisiku di atas kepala Siska.
    “Ih.. yang, geli”, katanya menggenggam kontolku.
    “Iya sayang, kamu kulum itu”, kataku menyuruh Siska mengulum kontolku. Lalu Siska mengulum kontolku dan akupun mulai menjilati tempiknya dengan rakus karena kegelian.
    “Mhh.. nghh..”, suaranya Siska merintih sambil mengulum batang kontolku.
    “Shh.. mhh.. shh.. terus sayang”, kataku sambil kegelian dan jilatin tempiknya. Kami melakukannya lama sekali hingga Siska sampai pada puncaknya.
    “Akhh say aku mau pipis..”, katanya sambil melepas kulumannya. Aku pun tak mau melepas jilatanku malah semakin menjilat keras keras.
    “Yanghh udahh.. enak yang”, ceracaunya tak jelas. Lalu.. crot.. crot.. crot.. crot. Empat kali air maninya menyembur hingga meleleh kepahanya akupun menjilati tempiknya hingga bersih menikmati air maninya yang rasanya melebihi air madu itu hingga ke pahanya.

    “Shh udah sayang, geli tempikku kamu jilatin terus”, katanya mendorong mukaku menjauhi tempiknya yang indah itu.
    “Yang kamu gantian dong ngemut aku”, kataku sambil menyodorkan kontolku. Lalu Siska memegang kontolku dan menjilati kepalanya yang gundul. Lalu Siska memasukkan ke mulutnya dan ngemut seperti ngemut permen saja hingga aku mendesah desah keenakan.
    “Ahh sishh mhh enak sayang, kamu hebat”, kataku sambil tanganku meremas payudaranya yang menggantung kebawah karena Siska membungkuk. Lalu tanpa sadar akupun segera sampai.
    “Akhh.. shh.. mhh crot croot croot croot croot..”, 5 kali aku menembakkan sperma ke mulut Siska hingga meleleh keluar dari mulutnya. Aku sengaja tidak memberi tahu Siska kalau aku sampai karena aku ingin Siska merasakan air maniku. Kata orang Irian Jaya yang masih pedalaman, jika cewek pasangannya meminum air mani cowoknya dia akan setia pada pasangan cowoknya. Itu terbukti karena sampai sekarang Siska tidak mau pisah denganku.

    “Ih kamu “pipis” nggak bilang bilang, tapi kok enak yah sayang, kayak santan”, kata Siska sambil mengelap air mani yang keluar lewat pipinya.
    “Mhh.. enak kan sayang, mau yang enak lagi nggak”, kataku. Lalu tanpa minta izin dulu aku lalu melebarkan pahanya hingga dia agak mengangkangkan pahanya memperlihatkan bentuk tempiknya yang berbulu halus dan membukit indah itu.
    “Tahan yah sayang, tapi pasti enak kok. Kontolku akan aku masukkan ke tempikmu”, kataku
    “Iya deh masukin aja tapi pelan pelan yah biar aku liat masuknya”, katanya. Setelah itu aku langsung memasukkan kontolku perlahan lahan.
    Pertama tama seperti ada benda empuk yang menolak kontolku. Dua kali gagal lalu aku menarik tempik Siska ke kanan dan ke kiri agar bisa masuk dan aku menyuruh Siska memegang dan memasukkan kontolku kearah tempiknya.

    “Sis bantu dong sayang biar cepet masuk. Ini pegang kontolku dan aku menarik tempikmu agar bisa masuk”, kataku sambil menarik narik tempiknya. Lalu Siska memegang kontolku dan mengarahkan kontolku ke lubang tempiknya yang masih sempit perawan itu. Lalu.. 1,2,3 Bleesshh kepala kontolku baru masuk. Kepala kontolku saja yang masuk tapi sudah memberikan sejuta rasa bagi kami. Siska mendesah dan memegang pantatku dan aku menjerit kecil karena aku juga baru pertama menusuk tempik cewekku.

    “Vin, sakit sayang..”, kata Ssika menahan perih.
    “Tahan yah sayang ntar juga enakan kok”, kataku.
    “Mhh nggak apa apa kok terusin sayang masukin kontolmu ayo”, kata Siska memberiku semangat agar lebih dalam memasukkan kontolku. Akupun segera mendorong pantatku maju agar kontolku segera masuk.
    Sleep.. pelan pelan kontolku masuk ke tempik Siska. Terasa sekali tempiknya memijat mijat kontolku memberikan kenikmatan yang membuatku seperti terbang hingga aku merasa ada selaput yang menahan masuknya kontolku.
    “Apaan sih, ini kok nahan sayang?”, tanyaku padanya (maklum baru pertama jadi aku tak tau yang namanya selaput dara.
    “Udah Vin terusin aja deh”, jawabnya sambil menggigit bibir bawahnya. Lalu aku mendorong perlahan kontolku agar masuk lagi tetapi selaput itu masih menghalangi. Lalu aku memasukan kontolku dan mendorongnya kuat kuat. Sleep.. breett mirip kain sobek rasanya ketika kontolku menembus selaput itu.
    “Akhh shh.. sakiit sekali Vin ”, kata Siska sambil memelukku erat erat. Aku yang baru merasakan juga merasa sedikit perih pada kontolku seperti lecet memajukan kontolku pelahan lahan saja karena belum masuk semuanya dan setelah masuk semua baru aku mendiamkan kontolku di dalam tempik Siska. Rasanya memang sangat indah, nikmat, sakit, gatal, enak, perih semua berkumpul jadi satu tak bisa diungkapkan dengan kata kata.

    “Sis enak sekali rasanya tempikmu menjepit jepit kontolku”, kataku pada Siska karena memang tempik Siska memijati kontolku.
    “Perih Vin, tapi nggak apa apa”, katanya menahan perih di tempiknya karena keperawanannya baru saja hilang.
    Lalu perlahan lahan aku memaju mundurkan kontolku hingga aku mendesah dan Siska menjerit karena merasa perih dan nikmat bercampur.
    “Shh.. Siiss enak Sis tempikmu asik bangethh”, kataku tak jelas.
    “Mhh akhh.. sshh sakiit, periihh yang, kontolmu besar banget”, katanya.
    Gerakanku makin lama makin cepat saja. Slep.. slepp.. bleeshh.. blesshh.. bleshh.. cplokk.. cplokk irama senggama kami romantis banget.

    Sudah dua kali kami berganti posisi dari pertama aku diatas tubuh Siska lalu Siska berganti di atas tubuhku dan menggerakkan tubuhnya naik turun seperti naik kuda. Lalu tak terasa ada yang mau keluar dari dalam kontolku lagi.
    “Yang aku mau pipishh..”, kataku menahan gerakan pinggulnya.
    “Bentar sayang aku jugaa..”, teriaknya sambil meremas payudaranya sendiri. Hingga tak sabar aku membalikkan tubuh Siska dan melepas kontolku lalu menunggingkan tubuhnya lalu memasukkan kontolku ke dalam tempiknya lagi dan menggenjotnya kuat kuat karena aku merasa akan segera sampai.
    “Sleep.. slepp.. sleep cplok cplokk cplok.. shh akhh sshh aakhh”, desahan Siska dan bunyi persetubuhan kami beriringan lalu..
    “Croott.. croott.. crroott.. suurr.. suurr.. suurr”, kami saling melepaskan air mani kami dan aku memeluk pinggang Siska agar tidak tumpah air mani kami. Lalu aku berguling sambil tetap memeluk Siska agar kontolku tetap menancap di tempiknya dan membiarkan Siska diatas tubuhku.
    “Mhh Siska, kamu hebat, aku sayang kamu, “kataku sambil tetap memeluknya.
    “Shh.. kamu juga sayang , ini pertama kali aku lakuin enaak banget. Pantesan Papa sama Mama sering bertelanjang bareng kayak gini tak taunya enak ya, Yang”, katanya di atasku.
    “Memang kamu pernah lihat Papa sama Mama kamu main ginian?”, tanyaku.
    “Sering benget Vin, hampir tiap hari ginian bahkan kalau di dapur atau di depan TV kalau aku sudah tidur”, katanya polos.
    “Ceritain dong”, aku memintanya bercerita sambil menarik tubuhku karena kontolku sudah mengecil di dalam tempiknya.
    “Bentar ya Yang, aku ganti baju dulu”, katanya.
    “Iya deh, aku tunggu disini”, kataku sambil duduk didepan TV yang mati. Aku mengelus elus kontolku yang masih basah mengkilat itu.
    Kontolku masih terasa nikmat sisa kenikmatan yang tadi. Lalu Siska keluar dari dalam dan memakai daster tipis dari bahan nilon berwarna merah jambu (kelihatanya warna kesukaan Siska) tanpa memakai apapun lagi di dalamnya sehingga transparan memperlihatkan semua keindahan tubuhnya dan membuat kontolku berdiri lagi.
    “Kekamarku yuk Yang, di sini dingin”, katanya.
    “Iya deh”, aku berdiri dan masuk kekamarnya tanpa memakai pakaianku karena aku kegerahan.
    “Ayo dong, ceritain”, kataku saat kami sudah sama sama berbaring berhadapan di ranjangnya Siska.
    “Dulu saat aku pulang sekolah Papa sama Mama lagi di dapur memasak berdua, tidak tau kalau aku udah datang, nah waktu itu aku denger suara mirip orang nangis tapi kok aneh karena penasaran aku deketin suara itu apa Papa sama Mama bertengkar ya, pikirku lalu aku intip dari dalam kamarku ini, kuintip dari celah ini (sambil menunjuk celah cendela yang menuju ke dapur rumahnya) lalu aku perhatiin.. kok Papa memangku Mama dari atas meja dapur dan Mama di atas Papa, mereka semua pada nggak pakai baju, baju mereka ada dibawah kaki Papa. Waktu itu Mama bergerak naik turun diatas perut Papa dan merintih rintih kayak orang nangis tapi kok mukanya kaya orang bahagia gitu..”, cerita Siska terputus dan tangannya memegang kontolku yang berdiri lagi karena memperhatikan cerita Siska lalu meremasnya. Lalu aku mendekat dan memasukkan tanganku kedalam rok dasternya mencari tempiknya lagi dan memasukkan jari jariku kedalam tempiknya.

    “Pelan pelan Yang masih sakit”, katanya sambil menahan tanganku agar tidak menusuk nusuknya keras keras.
    “Lanjutin dong sayang”, kataku sambil menusuk nusukkan tanganku ke tempiknya perlahan lahan.
    “Lalu Papa menjilati puting payudara Mama dan mengemutnya, tiba tiba Papa dan Mama saling peluk dan mereka menjerit bersama sama.. akhh Paa kata Mama, lalu Mama turun dari Papa lalu Mama mengemut kontolnya Papa yang besar banget..
    “Segini..”, kataku sambil menunjuk kontolku yang tegang membesar dalam genggaman tangan Siska.
    “Besaar lagi”, katanya sambil mendesah desah karena merasa geli dalam tempiknya ada benda asing.
    “Lalu? lanjutin dong”, kataku
    “Lalu Mama menjilatin kontol Papa sampai bersih, kok nggak jijik ya, pikirku saat itu tapi ternyata memang enak ya sayang? (dia nyengir) lalu Mama bilang udah Pa, ntar Siska pulang lho, lalu aku lepasin semua baju dan aku ganti baju”, ceritanya polos sekali. Tangannya lalu mulai menaik turunkan kontolku.
    “Kalau di TV?”, tanyaku lagi.
    “Dulu saat aku mau tidur, tapi Papa sama Mama masih nonton TV berdua, lalu aku intip Papa sama Mama saling raba raba, Papa meraba ke payudara Mama dan tempik Mama tapi Mama meraba kontol Papa yang masih tertutup celana pendek Papa, lalu Papa menarik daster Mama sampai Mama nggak pakai apa apa lagi, ternyata Mama nggak pakai pakaian dalam, lalu Papa meremas payudara Mama dan menciuminya. Mama mendesah dan memandang ke atas seperti keenakan lalu Mama melepasi semua baju Papa sampai Papa telanjang dan mengulum kontol Papa seperti mengulum permen. Papa keenakan sambil meremas rambut Mama sampai berantakan, lalu Mama berbaring di sofa TV dan Papa menaiki tubuh Mama dan memasukkan kontol Papa ke tempik Mama yang bulunya lebat lalu bergerak naik turun berkali kali, kayaknya mereka sama sama keenakan hingga Papa sama Mama menjerit jerit dan mendesah, lalu setelah lama Papa naik turun Papa turun dari tubuh Mama dan menjilati tempiknya Mama lalu aku masuk dan menutup kamarku, saat itu aku langsung melepas semua pakaian dalamku dan kembali memakai dasterku lalu aku mengelusi tempikku sendiri naik turun karena sudah gatel banget tempikku, Yang”, katanya polos sekali.

    “Seperti ini?”, kataku sambil mengelusi tempik Siska.
    “Yahh.. shh kaya gitu, enakhh, Yang”, katanya sambil memegang tanganku.
    Lalu di luar ada bel pintu berbunyi.
    “Yang, bukain dulu, siapa tuch di depan”, kataku karena takut kalau ortu Siska pulang. Lalu Siska berlari keluar sambil membenahi dasternya yang berantakan lalu membuka pintu rumahnya ternyata Desi tetangga kami yang juga kelas tiga SLTP tapi beda sekolah dengan kami. Lalu Desi masuk dan Siska mengajak Desi main bersama kami asal Desi jaga rahasia dan ternyata memang Desi mau jaga rahasia, jadi kami main lagi bertiga. Lalu Desi masuk kekamar Siska.

    “Kamu Vin ngapain di sini, tanpa baju lagi”, katanya terkejut melihatku telanjang bulat.
    “Ssstt jangan keras keras, yang penting ayo main”, kataku membungkam mulut Desi.
    “Iya Des, kita main ginian yuk, katanya kamu pingin nyobain”, ajak Siska.
    “Iya sih tapii..”, kata Desi.
    “Nggak apa apa deh, ntar kita jaga bertiga rahasia ini”, kata Siska lagi.

    Lalu Desi diam saja tak tau apa yang mesti dia perbuat. Lalu aku mendekatinya dan memeluknya dari depan memegang meremas payudaranya tapi dia masih saja diam lalu aku menurunkan kaos ketatnya hingga terlihat BH-nya yang berwarna putih bersih. Desi mulai ada tanggapan padaku, dia lalu memelukku dan meraba raba punggungku lalu aku memeluknya dan meraba punggungnya juga.

    Lalu Siska bergabung dan berjongkok dibawahku untuk mengemut kontolku yang sejak tadi tegang terus. Aku lalu meremasi payudara Desi yang berukuran 34 itu (memang lebih besar dari Siska tapi runcing diputingnya) yang masih ditutupi BH dan menarik BH-nya sampai kaitanya terputus lalu membuangnya sembarangan.

    “Pelan pelan Vin , nanti BH-ku gimana?”, kata Desi takut kalau BH-nya rusak. Aku diam saja karena melihat keindahan payudara cewek selain punya Siska terus meremas payudara Desi. Setelah puas meremasnya aku segera saja melumat putingnya yang sedikit mengeras pertanda Desi mulai terangsang. Sedang Siska masih mempermainkan kontolku dibawah
    Aku meremas payudara kiri Desi sedang payudara kanan Desi aku lumat habis habisan. Desi tak sadar meremas remas kepalaku sampai rambutku berantakan.

    Lalu aku mencabut kuluman Siska pada kontolku dan membaringkan Desi diranjang Siska lalu menurunkan celananya 3/4 hingga terlihat celana dalam Desi yang mini sekali berwarna hitam berenda. Karena memakai tali disamping kiri kanannya hingga hanya mampu menutupi tempik Desi saja. Lalu aku mulai mengerjai tempik Desi yang masih terbungkus celana dalam sexynya itu. Desi hanya melihat dari atas karena belum pernah melakukannya. Sedang Siska hanya menonton kami bermain.

    Aku menjilat, mencium, dan menggigit kecil pada tempiknya hingga Desi merem melek keenakan. Lalu aku mulai menarik celana dalam Desi hingga tali talinya terlepas dan membuangnya sembarangan. Lalu aku kembali menjilati tempik Desi yang ternyata sangat indah menggunduk tebal dengan bulu yang lebat jauh lebih lebat dari punya Siska yang mulai basah cairan kenikmatan Desi. Aku menjilatinya naik turun kekiri den kekanan pada itilnya yang nyempil bikin geregetan aku saja. Desi yang keenakan mendesah desah tak karuan.

    “Vin nikmat terushh.. Vin”, katanya mendesah merangsang. Aku sesekali menjilat sesekali menyedot tempik Desi hingga lama sampai tak terasa.
    “Akhh.. Vin aku mau pipis Vin ”, desahnya telah sampai pada puncaknya. Lalu aku memeluk pinggangnya dan suurr.. suurr.. suurr.. ssuurr empat kali cairan putihnya menyembur dari tempiknya. Aku menjilati semua cairannya sampai habis karena rasanya enaak sekali. Kayaknya punya Desi lebih manis dari punya Siska tapi sedikit encer.
    “Uumhh Vin , enak banget deh, tadi Siska pasti keenakan”, katanya.
    “Iya dong, kamu mau yang lebih enak lagi nggak?”, kataku. Sedangkan Siska sedang memainkan tempiknya sendiri dan meremas payudaranya di atas meja belajarnya karena terangsang berat melihat permainan kami.
    “Vin, aku ingin rasain air pejuh (sperma) kamu boleh nggak?”, tanyanya.
    “Boleh, kenapa tidak”, kataku. Lalu Desi mendekatkan wajahnya ke kontolku karena tadi melihat Siska mengulum kontolku. Lalu dengan pelahan terus menerus Desi ngemut kontolku sampai tak terasa kontolku kembali akan mengeluarkan airnya.
    “Des, aku nyampe lhotelan yah”, kataku memegangi kepala Desi. Lalu crot.. croott..crot 3 kali kontolku menembakkan pejuh kedalam mulut Desi lalu Siska mendekati Desi.
    “Des, bagi dong aku mau nih”, katanya lalu mencium bibir Desi dan berebut air pejuhku. Aku istirahat sebentar karena kelelahan.
    “Vin, aku mau dong kaya yang ada di BF itu”, katanya.
    “Gimana?”, tanyaku pura pura tidak mengerti.
    “Itu lho yang cowok memasukkan tititnya (Desi menyebut kontol dengan titit) ke dalam tempik ceweknya”, katanya.
    “Emang kamu mau?”, tanyaku.
    “Iya aku pingin banget ngerasain kata Kak Sinta (kakak Desi) enak banget kaya di surga”, katanya lagi.
    “Iya deh, tapi kamu siap siap dong”, kataku sambil naik ke tubuh Desi dan mengangkangkan paha Desi kaya Siska tadi lalu menarik tempik Desi ke kanan dan kekiri.
    “Des, bantuin dong, masukin kontolku gih”, kataku. Lalu Desi memegang kontolku dan menempelkanya ke tempiknya.
    Aku lalu mendorong kontolku.. bleeshh.. kepala kontolku masuk duluan.
    “Akhh.. Vin emhh enak”, kata Desi berbeda dengan Siska yang kesakitan saat aku masukin kontolku. Tangannya mendorong pantatku agar kontolku lebih memasuki tempiknya dan slleepp.. kontolku pelahan lahan memasuki tempiknya tapi anehnya Desi malah keenakan nggak kesakitan.
    “Shh.. terusin Vin enaak”, katanya terus menekan pinggulku hingga kontolku kembali menyentuh selaput tipis seperti punya Siska.
    “Tahan yah Des”, kataku.
    “Udah Vin , masukin cepetan aku tak tahan”, katanya kembali menekan pinggulku. Aku lalu menekan pinggulku kuat kuat dan.. breet ada seperti kain tipis kembali terlewati kontolku.
    “Akhh shh perriih”, Desi baru berteriak kesakitan.
    “Pelan dulu Vin , tempikku perih”, katanya. Aku lalu mendiamkan kontolku di dalam tempik Desi dan menikmati jepitan jepitan tempik Desi pada kontolku.

    Aku melihat kearah Siska yang sedang masturbasi sambil mengangkat roknya keatas menggunakan HP 8250 milik Desi yang kecil dan mengeluar masukan HP itu. Aku merasa kasihan banget karena dia sudah terangsang banget lalu aku menyuruhnya berdiri menghadapkan tempiknya ke mukaku agar tempiknya dapat aku puaskan. Lalu aku menaik turunkan pinggulku pelahan lahan sambil menikmati remasan remasan tempik Desi.
    “Shh.. akhh.. shh.. akkhh”, desahan Desi keras keras membuat aku makin semangat menyetubuhinya.
    “Shh.. Vin ukhh”, desahan Siska tak kalah indah sambil meremas kepalaku. Aku menggenjot tempik Desi dan sambil melumat tempik Siska sungguh pengalaman bersetubuhku yang indah dan baru pertama kali. Gerakan pinggulku dari perlahan menjadi semakin cepat dan semakin cepat hingga Desi memeluk pinggangku erat erat tanda Desi akan sampai dan..
    “Shh akkhh surr.. suurr.. suurr.. ssuur”, Desi sampai untuk yang kedua kalinya.
    Lalu aku mencabut kontolku dari tempik Desi dan membaringkan Siska di ranjangnya lalu kembali memasukan kontolku ke dalam tempik Siska dan menggenjotnya kuat kuat.
    “Shh.. mhh.. sshh.. akhh”, desahan Siska.
    “Mhh.. ahh Siska, tempikmu nikmathh”, rintihanku menahan kenikmatan.
    Lalu serr.. serr.. serr.. Siska telah sampai duluan.
    Sleep.. sleep.. clleepp.. clleepp suara kocokan antara kontolku dan tempik Siska merdu.
    “Vin sudah yang aku capek, geli Yang, udah”, katanya tapi aku tak peduli dan terus menggerakan pinggulku kesetanan
    “Nggh.. hhaahh.. maahh.. gelii”, desahan Siska malah membuat aku nggak sampai sampai. Sedangkan Desi hanya diam menonton saja sambil mengelus elus tempik dan payudaranya yang basah oleh keringat.

    Hingga akhirnya, “Sis mhh.. yahh.. clep.. sllepp clleepp croot crot crot croot crroott”, aku sampai juga.
    Ranjang Siska morat marit tidak karuan dan banyak bercak darah dan lendir putih disana sini berbau aneh. Bercak darah dari Desi dan Siska yang telah aku perawani.
    Akhirnya kami bertiga tidur bersamaan dan tidak memakai baju sama sekali. Aku terbangun pada tengah malam karena udara terasa dingin banget dan menyenggol kaki Desi hingga terbangun.

    “Des, dingin yah”, kataku.
    “Iya Vin”, jawabnya.
    “Des pakaian dalammu rusak biar besok aku ganti yah”, kataku sambil mengambil pakaian dalam Desi dan menyimpannya
    “Iya deh, tapi besok aku gimana?”, tanyanya.
    “Besok kamu nggak usah pakai dulu, terus aja pulang dan ganti baju, lagi pula punya Siska kan kekecilan karena kamu lebih besar dari Siska”, kataku.
    “Tapi payudaraku kelihatan dong, ntar dilihatin Mamaku gimana”, katanya lalu mendekatiku dan duduk di sampingku.
    “Besok kamu pakai aja jaketnya Siska biar payudaramu tertutup lalu kamu pakai celanamu itu, nggak bakalan kelihatan tempikmu kok, karena celanamu kan tebel”, kataku
    “Oklah, Vin sini aku mau liat titit kamu”, katanya lalu memegang kontolku.
    “Kok bisa yah bikin puas orang padahal kan benda ini kecil”, katanya sambil menimang nimang kontolku dan aku hanya tiduran menciumi bibir Siska yang kecil mungil berwarna merah jambu itu.
    “Iya dong kan itu burung dewa”, kataku sambil meremas payudara Siska yang menggelantung ke kanan karena tidur Siska ke arah kanan (aku mulai terangsang lagi karena kontolku dimainin lagi).
    Lalu Desi kembali mengulum kontolku dan saat itu Siska terbangun karena remasanku terlalu keras
    “Vin, sakit”, katanya lalu bangun dan aku bangun juga.
    “Desi, kamu keenakan dari tadi aku juga mau dong”, lalu Siska ikutan berebut ngemut kontolku. Saat itu rasanya seperti dijalari beribu semut dan dialiri listrik ribuan watt.
    “Sudah kalau tak tahan masukin aja kontolku ke tempik kalian”, kataku lalu aku tiduran dan Siska naik ke selangkanganku dan menduduki kontolku hingga masuk semua dan bergerak semakin lama semakin cepat. Mereka bergantian memasukkan kontolku ke dalam tempiknya menjadikanku seperti mainan hingga mereka puas.

    Kami melakukan skandal ini hingga sekarang. Aku biasa bermain bertiga antara aku, Siska, Desi. Terkadang juga hanya aku dengan Desi, terkadang hanya aku dengan Siska, terkadang di rumah Siska terkadang di rumah Desi atau terkadang di rumahku. Kami melakukan semua itu tanpa bosan bosannya.

     

  • Majalah dewasa –  Take

    Majalah dewasa – Take


    1557 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-
    begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model
    asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

  • Majalah Dewasa Edisi Winda Kakurabe

    Majalah Dewasa Edisi Winda Kakurabe


    1557 views

    Duniabola99.org – Bagian kedua majalah Gress yang menghadirkan model bernama lengkap Winda Kakurabe ini masih menghadirkan pose seksi dari model cantik yang mengidolakan aktor David Guetta. Langsung saja berikut ini foto dari Winda Kakurabe di majalah Gress bagian kedua.

  • Memuaskan Birahi Gadis Simpananku

    Memuaskan Birahi Gadis Simpananku


    1557 views

    Duniabola99.org – Aku seorang pria yang sudah berusia 40 tahun tapi tidak kalah dengan pria yang jauh lebih muda dariku. Karena meskipun aku sudah memiliki seorang istri yang kini sudah memberiku dua orang anak tapi aku tetap menjaga penampilanku hingga terlihat nampak seperti pria bujang, sehingga banyak gadis yang mau menjadi pacarku atau sekedar melakukan adegan seperti dalam cerita sex denganku.

    Tapi tentu saja tanpa sepengetahuan istriku, dan aku harus pintar merahasiakan perbuatanku darinya. Lama juga aku melakukan hal ini dan sampai detik ini aku hanya melampiaskan nafsuku saja tanpa ada perasaan yang ikut di dalamnya, tapi ketika aku mengenal gadis bernama Ayu dia salah satu mahasiswi di salah satu kampus yang tidak jauh dari tempat kerjaku.

    Hampir setiap hari mobilku melewati kampusnya karena itu sejak awal mengenal Ayu, di sebuah tempat hiburan malam akupun sering memberinya tumpangan untuk berangkat kampus atau pulang dari kampusnya. Dan kamipun lebih dekat lagi meskipun awalnya kami hanya melampiaskan nafsu melakukan adegan seperti dalam cerita sex sampai akhirnya aku begitu menyayangi Ayu.

    Akhirnya akupun berinisiatif untuk menjadikannya gadis simpananku karena aku tidak mau kalau sampai kehilangan dia. Dan Ayu juga tidak menolak kalau aku mau menjadikannya simpananku karena diapun sudah tahu kalau aku memang sudah memiliki seorang istri dan dua orang anak. Bahkan Ayu lebih perhatian padaku di bandingkan dengan istriku sendiri.

    Atau mungkin karena aku begitu suka dan sayang padanya, karena itu setiap hal yang dia lakukan padaku menjadi sangat berharga. Bahkan kini aku mengontrak sebuah rumah untuk Ayu tempati dan juga agar aku lebih leluasa jika ingin menemuinya. Dengan begitu aku menjadi lebih sering bertemu dengan Ayu apalagi kalau kami ingin melakukan adegan seperti dalam cerita sex.

    Seperti hari ini aku memang sengaja pulang lebih awal dari kantor tempatku bekerja. Dan langsung saja aku menuju rumah milik Ayu sampainya disana aku lihat rumah Ayu sudah berada di dalam rumah dan sedang masak di dapur, akupun mendekatinya ” Kenapa masak sayang.. beli aja kenapa sich…. ” Dia tersenyum lalu mendekat dan memelukku sambil berkata.

    Kalau dia ” Kamu tahu kan aku lebih suka masak sendiri buat kamu sayang.. ” Katanya sambil terus memeluk tubuhku. Untuk sesaat kamipun saling berciuman dengan Ayu masih memakai celemek di tubuhnya. Tapi aku balas dengan merengkuh tubuhnya dalam dekapanku lalu aku ciumi wajahnya hingga diapun menikmatinya lalu Ayu mendorong tubuhku hingga aku mundur beberapa langkah.

    Diapun mencoba menghindariku dan berkata ” Iiiihh…. sana dulu sayang… aku mau masak nich… ” Akupun menjauh dari Ayu dan segera masuk dalam kamar untuk membersihkan diri agar lebih segar. Setelah itu kami berdua makan malam lebih awal karena aku melihat jam masih menunjukan 6 sore, tapi seperti pasangan selingkuh lainnya kami tidak membuang kesempatan begitu saja.

    Dengan mesra aku langsung membopong tubuh Ayu masuk dalam kamar lalu aku rebahkan di atas tempat tidur. Kemudian aku cium seluruh tubuhnya hingga mulutku berada tepat di depan memeknya, saat itulah aku langsung bermain dengan lidahku dalam memeknya ” Ooouuuggghh… mas…. aaaaaaggghhhh… aaaagagggghhh… ” Terdengar desahan Ayu ketika melakukana pemanasan dalam memeknya.

    Hingga akhirnya aku rasakan sesuatu yang keluar dari dalam memek Ayu ” Ooouuuggghh…. slllrooooopp… slrooopppp… ooouuugggh… ” Semakin bergairah aku untuk membersihkan rongga memeknya dari mulutku, dan aku terus memainkan memek Ayu hingga akhirnya aku merasa kalau memek itu benar-benar basah oleh permainan lidahku dan juga mulutku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    karena sudah lama juga aku melakukan oral sex pada memek Ayu, akhirnya akupun merangkak naik ke atas tubuhnya. Lalu aku masukkan kontolku dalam memeknya diapun kembali mendesah ” Oooouuuggggghhh…. ooouuuggghhh… aaaaaggggghh… aaaaaggghhh… ” Aku bergoyang bagai pemain dalam cerita sex, aku mainkan kontolku dalam memek Ayu yang begitu basah oleh permainanku tadi.

    Sampai akhirnya aku terus menggoyangkan pantatku dan Ayu memutar pantatnya juga di bawahku ” Ooouugghh…. aaaaaggghhh…. oooouuuggghh…. aaaaaggghhh… te… rus… sa.. yang… aaaaggghhh…. ” Ayu bukan lagi mendesah tapi sesekali dia menjerit kecil tertahan ” Aaaaauuuuuuggghh….. aaaaauuuuggghh…. nik.. mat… mas… aaaauuuggghhhh… ” Dia terus mengeluarkan kata-kata itu.

    Hingga akupun bergetar dan langsung memuncratkan sperma kenikmatan dari dalam kontolku. Aku tekan kontolku untuk lebih dalam lagi masuk ke dalam memek Ayu karena aku tidak ingin kalau sampai sperma ini keluar lagi dari dalam memeknya, Ayu juga mengimbangninya dengan cara memeluk tubuh lemasku dia dekap sambil terus mengelus-elus tubuhku yang sudah basah oleh keringat.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Smbd 070 Airu Oshima S Model 70 Sh

    Smbd 070 Airu Oshima S Model 70 Sh


    1556 views

  • Cerita Seks Gadis Karaoke Perawan Bernama Reni

    Cerita Seks Gadis Karaoke Perawan Bernama Reni


    1556 views

    Cerita Seks Terbaru – Istri sudah punya. Anak juga sudah sepasang. Rumah, meskipun cuma rumah BTN juga sudah punya. Mobil juga meski kreditan sudah punya. Mau apalagi Pada awalnya aku cuma iseng-iseng saja. Lama-lama jadi keterusan juga. Dan itu semua karena makan buah terlarang.

    Kehidupan rumah tanggaku sebetulnya sangat bahagia. Istriku cantik, seksi dan selalu menggairahkan. Dari perkawinan kami kini telah terlahir seorang anak laki-laki berusia delapan tahun dan seorang anak cantik berusia tiga tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan punya kedudukan dan jabatan yang lumayan. Cerita Bokep Indonesia

    Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku dihantam badai. Dan memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api hingga hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Aku sendiri tidak menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu.

    Awalnya aku cuma iseng-iseng main ke sebuah klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja datang ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja mencari laki-laki hidung belang.

    Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, Kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun. Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.

    Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.

    Sendirian aja nih…, Omm.., sapanya dengan senyuman menggoda.

    Eh, iya.., sahutku agak tergagap.

    Perlu teman nggak.. dia langsung menawarkan diri.

    Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya.

    Semula aku memang canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka.

    Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja.

    Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi. Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu akau benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah. Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.

    Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Reni. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti biasanya. Reni mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang kreditan yang belum lunas.

    Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata Reni tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah kupesan.

    Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau Reni sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara.

    Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di tubuh Reni yang padat berisi. Reni mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Reni menggerinjing dan semakin bergairah.

    Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba Reni menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.

    Jangan, Omm…, desah Reni tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.

    Kenapa tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.

    Aku…, hmm, aku… Reni tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat itu Reni kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.

    Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi.

    Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Reni yang sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Reni dengan seutuhnya, seketika itu juga Reni memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu di dalam vagina Reni, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih tidak percaya bahwa Reni ternyata masih perawan.

    Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.

    Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Reni sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi.

    Malam itu juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya. Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.

    Maafkan aku, Reni. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…, kataku mencoba menghibur.

    Reny hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi. Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.

    Aku menunggu sampai Reni keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Reni duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.

    Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang putih dan halus. Reni menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya.

    Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Reni merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.

    Pelan-pelan, Omm. Perih…, rintih Reni tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Renny menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.

    Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini Reni mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya. Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan, dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini.. hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam liang vagina Renny. Akupun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur berpelukan dengan Reni malam itu.

  • Pigtailed Veronique engulfs a big cock and sucks balls getting cum on face

    Pigtailed Veronique engulfs a big cock and sucks balls getting cum on face


    1556 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Dewasa Masih ABG Pembantuku Yang Binal

    Cerita Dewasa Masih ABG Pembantuku Yang Binal


    1556 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisah ini terjadi dua tahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Aku mempunyai pembantu namnya Dian. orangnya cukup tinggi hampir setinggi aku yaitu kira-kira 165cm, semampai, badanya langsing dengan kedua tetek yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran teteknya kira2 34. saya hanya kira-kira aja, karena belum pernah melihatnya.

    Dina sudah bekerja di rumah sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. ia sangat sayang sama anak saya. istri saya pun percaya ama dia. karena istri saya bekerja maka semua urusan pengurusan rumah tangga diserahkan kepad si Dina. Dina ini hanya tamat SD sekarang umurnya sudah 17 tahun. lagi segarnya memang.

    Sering Dina ini ketiduran di Sofa keluarga sambil mengendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas.. dekat sofa atau didepan nya ada TV ukuran 34 Inc.. disamping sofa keluarga ada meja makan. saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. karean seringnya Dina ketiduran di atas sofa depan TV, lama2 saya memperhatikan ia juga.

    Cantik dan sensual juga si Dina ini pikirku. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang… selayaknya si Dina tidak pantas jadi pembantu. saya tipe suami yang setia. belum pernah merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri ku. oya istriku cukup cantik dengan kulit putih mulus dan bodi bahenol. kalo sedang hubungan intim ia sangat liar sekali. nafsu sex nya sangat kuat. kembali ke DIna. kadang2 waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit mengintip.

    pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri ku lagi dapet bulan. dan seperti biasa si Dian pembantuku, ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. saya iseng menghamprinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun.. saya belai rambutnya. ia diam aja. trus saya usap2 pipinya,.. eh..eh.. ia diem aja..trus saya mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunyanya, sementara anaknya ia peluk sambil tidur..saya mulai curiga ia ketiduran atau pura2 tidur.. kemudian saya kecup keningnya terus matanya dan mendarat di bibirnya.. eh,,ia diam aja.

    Saya penasaran… saya mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..saya kaget..kemudian saya lepas ciuman saya… ia tertidur lagi. trus saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… saya jadi penasaran., ia betul2 tidur atau tidak..saya takut juga..terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri..saya lihat si DIna masih terpenjam matanya..tiba-tiba ia bangun karena anaknya saya dipelukkan bangun minta sisu… trus si dian bikinkan susu anak saya (laki).

    Setelah menyuapin anak saya dengan susu, anak saya tertidur lagi,.. si Dina minta pamit ke saya untuk nidurin anak saya ke kamar anak saya yang nomor satu… saya mengangguk sambil sibuk kerja. setelah satu jam saya lihat si Dina tidak keluar dari kamar anaknya saya. saya penasaran, kenapa ia ngak keluar dari kamar anak saya. saya dekati kamar anak saya… dan saya buka pintu pelan2 takut ketahuan istri saya…tiba saya kaget ternyata si Dina tertidur pulas bersama anak saya.. dan yang lebih saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha nya mulus terbentang dalam kondisi mengangkang.

    Saya masuk kekamar pelan2. trus saya berdiri disamping ranjang.. saya liaht wajah dina ia betul2 tertidur pulas… saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap2 teteknya yang menonjol seski… saya terus mengusap2 memeknya,,dan setekah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya.

    Saya mulai curiga jangan2 ia pura tidur. saya menuju mulutnya. saya kecup pelan2 mulutnya sambil tangan saya terus mengusap teteknya. mulutnya saya isep keras. terdengar lenguhan nafasnya…perutnya terangkat. dadanya ia busungkan ke atas.. aku makin penasaran. aku buka kancing bajunya diatas dadanya. sekaranag bajunya sebelas atas tersingkap. terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok..saya terkesima. bentuk teteknya indah sekali. masih kenceng. beda ama tetek istriku yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya.

    Saya membelai teteknya dengan penuh sayang.. sekali-kali bibir saya mebngusap2 kulit teteknya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan. tangan kananku akau selipkan di antara daging tetek dan behanya.. agak sempit, saya berusaha masukin tangan saya.. hmm bukan maen..terasa daging teteknya kenyal dan dingin sejuk sekali. saya remas2 tetek berkali sambil tangan saya bergantian meremes2 teteknya. mulut saya terus mengecup bibirnya. lidah saya kadang saya masukin kedalam mulutnya. ada sedikit respon saat lidahku akau masukin kedalam mulutnya. ia sedikit mengisap lidah saya. saya tambah nyakin kayaknya ia pura-pura tidur. meskipun matanya terpenjam, namun napsu nya mulai naik.Cerita Sex Abg

    Saya tak sabaran lagi pengen lihat teteknya secara utuh. saya buka tali BH nya dan sekarang teteknya betul2 dah teanjang. namun untuk jaga2 aku tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap. hanya bhnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik ke atas sehingga teteknya yang montok itu menyembul keluar. saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya. saya isep2 bergantian kiri dan kanan,. sementara tangan kanan saya terus memasukkain jari tangan saya kedalam memeknya..dia mengelinjang2 dengan pelan. puas mengisap putingnya.

    Kontol saya sudah sangat tegang sekali. saya lepas celana pendek saya. terus memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka, matanya masih terpenjam, kayaknya ia pura2 tidur…trus aku naikin dadanya, posisi ia telentang pasrah. Sampai di dadanya, paha saya geser dikit ke atas. terus kontol saya yang udah asngat tegang langsung aku sodorkan kedalam mulutnya. aku masukin dengan paksa kontol ku yang besar dan tegang itu ke mulutnya.. agak susah dn ada sedikit penolakan. tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat. saya terus memassukkan kontol saya kedalam mulutnya.. saya majukan pelan-pelan…terasa kontol saya menyentuh giginya..ia mengerakkan giginya..wow..ia betul-betul ngak tidur.. nagk mungkin ia tidur,

    Melihat ia menggerakan giginya sambil menekan kontol saya..ohghhh sensai yang luar bisa…sambil memmaju mundurklan kontol saya kedalam mulutnya, tangan saya yang kiri menjulur ke arah teteknya aku remas2 teteknya wow betul nikmatnya..ia masih perawan pikirku..dan belum pengalaman yang beginian. saya ingat istri saya..saya berdiri dari dari atas dadanya kontol saya lepaskan dari mulutnya..namun saya kaget.. pada saat kontol saya lepaskan dari mulutnya pelan2 tiba mulutnya menjepit kontolku. aku agak susah menarik kontolku… namun pelan2 akhirnya kontolku lepas.

    Aku biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua teteknya menyembul bebas dengan seksinya. aku pakai celana dan terus aku kekamar mengintip istri ku..wow ternyata ia tidurnya sangat pulas,… aku tutup pintu kamarku da kembali kekamar anakku yang ada si Dnna.. begitu aku lihat di ranjang, posisi Dina tidak berubah posisinya.. aku semakin dapat angin. kontol masih tegang dan tidak turun2… aku elus memeknya masih pakai celan dalam.

    Memeknya dah basah sekali. aku buka celan dalamnya pelan2 terus, aku pelorotkan sampai ke mata kakinya, aku ngak berani melepas total celana dalamnya. pelan2 aku naikin dia dan kontolku aku arahkan ke lobak memeknya yang bsah itu.. aku bimbing kontol ku yang panjang dan tegang ke arah lobang memeknya. kakinya aku reanggangkan.. lobang memeknya masih sempit. kuliahat wajahnya pasarh dan mata nya tetap terpenjemn dan kelihatan mulutnya bergeraka menahan nikmat.. ia pura2 tidur. tetapi saya ngak peduli yang pemting aku lagi masukin kontolku ke memeknya….sempit. dan susah sekali masuk kontolnya. ia mendesah pelan-pelan.

    Badan ku aku rebahkan diatas bdannya. teteknya menekan dadaku.wow nikmat banget.. tiba-tiba tanganya ia rangkulkan ke leherku dan menekan2 pinggulnya ke arah kontol ku yang sedang bersusah payah menuju lobang kenikmatannya. pelan2 kontol ku masuk..dan seperti batang kontolku telah amblas. ia merintih2 ngak karuan tetapi dengan mata yang masih terpenjamn. mulutnya aku ciumi lagi dengan ganasnya…ia membalas ciuman ku.

    Sekarang ia dah mulai menghisap2 lidahku dan mengginggit ujung lidah dengan pelan.. napsu ku tak karuan.. ia terus menekan pinggulnya ke arah kontol..tibah ia tersendak oughhh.ooughhh..oughh… bersamaan dengan terasa kontol ku menembus sesuatu.. aku lihat kebawah pada saat aku maju mundurkan kontolku..ada warna merah mudah di batang kotolku yang lagi maju mundur tersebut…aku kaget dan ngak sadar ternyata aku telah memecah perawanya.. tetapi ia kelihatan senyum tipis,

    Wajahnya menegang… ada rasa penyesalan..namun kenikmatan duniawa mengalahkan semuanya.. akhir aku genjot kontol keluar masuk memeknya sambil tanganku tak henti2nya meremas2 kedua tetek nya seksi.. sementara mulutku terus mengisap2 lidahnya dan mencupang lehernya…..ough..nikmat.. tiba-tiba ia mengejang bersaman dengan itu akupun menyemburkan air mani panas kelobang memeknya. cukup banya air mani….yang masuk kelobang memeknya..akhir aku lemas.. dan diam-diam aku tarik kontoku dari lubang memeknya.

    aku turun dari ranjang. aku lihat anakku masih tidur pulas. dan pembantuku Dina juag dalam keadaan tidur pulas… dan matanya terpenjamn. aku rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan bhnya aku kancingin lagi… aku keluar kamar anakku.. masuk ke kamar tidurku dan kulihat istri tidur dengan pulas., untung ia ngak bangun.

    Besok paginya aku bangun, istriku dah berangkat kerja. kulihat Dina, sikapnya menunjukkan biasa saja…ia sempat tanya ke saya,.. pak semalam aku mimpi aneh deh…kok lain dan anuku terasa perih…terus ia bilang kenapa ada warna merah ya pak di paha dan dalam celananya..ia nanya dengan lugu.. aku pura ngak tahu…namun kelihatan ia puas. sambil tersenyum ia pergi kekamar mandi sambil nyuci baju

  • Foto Ngentot Hayakawa Serina Dengan 2 Pria

    Foto Ngentot Hayakawa Serina Dengan 2 Pria


    1556 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat sore sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • European amateur Julia de Lucia taking hardcore fucking in stockings

    European amateur Julia de Lucia taking hardcore fucking in stockings


    1556 views

    Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Permainan Binal Pacar Tersayangku

    Permainan Binal Pacar Tersayangku


    1555 views

    Duniabola99.org – Hari itu Minggu 12 April 1999 aku masih ingat betul hari itu, aku dan ayahku berburu di sebuah gunung di daerah Jatiluhur tentu saja setelah berburu seharian badan terasa capai dan lemah. Malamnya aku memutuskan untuk mencari sebuah panti pijat di Bandung, dengan mengendarai Land Rover-ku aku mulai menyusuri kota Bandung.

    Dan akhirnya aku menemukan tempat itu, dan aku langsung masuk menemui seorang gadis di meja depan dan aku dipersilakan duduk dulu. Tak lama kemudian muncullah seorang gadis yang berpakaian layaknya baby sitter dengan warna putih ketat dan rok setinggi lutut. Wuaaaahh cantik juga dia, dan pasti juga merangsang libidoku. Dengan ramah ia mempersilakan aku masuk ke ruang pijat, ruangan selebar 4×4 dengan satu ranjang dan sebuah kipas angin menggantung di atasnya. Bajunya dibuka dulu ya Bang katanya dengan tersenyum manis, OK lahh.. sambutku dengan semangat.

    Tapi kipasnya jangan dinyalain yah, dingin nih.. dia pun mengangguk tanda paham akan keinginanku. Kubuka sweaterku dan aku pun berbaring, aku memang sengaja tidak memakai t-shirt malam itu. Celananya sekalian dong Bang, katanya. Emmm.. Lo yang bukain deh, males nih.. dia pun tersenyum dan agaknya memahami juga hasratku. Ahh.. kamu manja deh, katanya, dengan cekatan tangannya yang mulus dan lentik itu pun mencopot sabuk di pinggangku kemudian melucuti celanaku. Wah dia kelihatannya agak nafsu juga melihat tubuhku ketika hanya ber-CD, terlihat adik-ku manis tersembul dengan gagahnya di dalam sarangnya.

    Eh.. ini dicopot sekalian ya? biar enak nanti mijitnya!
    Wahhh itu nanti aja deh, nanti malah berdiri lagi, kataku setengah bercanda.
    Lagi-lagi ia menyunggingkan senyum manisnya yang menawan. Kemudian aku tengkurap, ia mulai memijitku dari punggung atas ke bawah.
    Wah.. pijitanmu enak ya? pujiku.

    Nanti kamu akan merasakan yang lebih enak lagi, jawabnya.
    Oooh jadi servis plus nih? tanyaku.
    Mmm buatmu aku senang melakukannya, pijatannya semakin ke bawah dan sekarang tangannya sedang menari di pinggangku, wah geli juga nih, dan kemaluanku pun mulai bereaksi kimia,

    Eh.. balikkan badan dong! pintanya.

    Ok.. ok..

    Aku langsung saja berbaring. Tentu saja batanganku yang ereksi berat terlihat semakin menggunung.
    Wahh.. belum-belum saja sudah ngaceng yaa.. godanya sambil tangannya memegang kemaluanku dengan jarinya seakan mengukur besarnya.

    Habisnya kamu merangsang sihh.. kataku.
    Nah kalau begitu sekarang waktunya dicopot yah? biar enak itu punyamu, kan sakit kalau begitu, pintanya.

    OK, copot aja sendiri, aku memang udah nggak tahan lagi, abis udah ereksi penuh sih.
    Dengan bersemangat gadis itu memelorotkan CD-ku, tentu saja kemaluanku yang sudah berdiri tegak dan keras mengacung tepat di mukanya.

    Ck.. ck.. ckk.. besar amat punyamu, berapa kali ini kamu latih tiap hari, katanya sembari tertawa.
    Ah emangnya aku suka lojon apa jawabku.

    Ia menyentuh kepala kemaluanku dengan penuh nafsu, dan mengelusnya. Tentu saja aku kaget dan keenakan, habis baru pertama kali sih.
    Ahhh.. mau kau apakan adikku? tanyaku.

    Tenanglah belum waktunya, ia mengelusnya dengan lembut dan merabai juga kantong zakarku.
    Wah.. hh.. jangan berhenti dulu, aku mau keluar nih, sergahku.
    Haha.. baru digitukan aja udah mau keluar, payah kamu, ledeknya.
    Entar lagi lah, pijitin dulu badanku, kataku.
    OK lah…

    Ia mulai mengambil minyak pijat dan memijat tangan dan dadaku. Wahhh ia naik dan duduk di perutku. Sialan! belahan dadanya yang putih mulus pun kelihatan, aku pun terbelalak memandangnya.
    Sialan! montok bener tetekmu, dan tanganku pun mulai gerilya meraba dan memeganginya, ia pun mengerjap, pijatannya pun otomatis terhenti.

    Setelah agak lama aku merabai gunungnya ia pun turun dari perutku, ia perlahan membuka kancing bajunya sampai turun ke bawah, sambil menatapku dengan penuh nafsu. Ia sengaja mempermainkan perasaanku dengan agak perlahan membuka bajunya.

    Cepatlahh.. ke sini, kasihan nih adikku udah menunggu lama aku sambil mengocok sendiri kemaluanku, habis nggak tahan sih.

    Eits jangan! ia memegang tanganku.
    Ini bagianku, katanya sambil menuding adikku yang seakan mau meledak.
    Tak lama ia kemudian mengambil minyak pijat dan mengoleskan ke kemaluanku.
    Ehmm ahhh aku pun menggelinjang, namun ia tak peduli, malah tangannya semakin cekatan memainkan kemaluanku.

    Augghh aku nggak tahan nihhh
    Kemudian ia mulai menghisapnya seraya tangannya mengelus buah zakarku.
    Aduhhh arghh.. aku mau keluar nihhh!

    Kemudian kemaluanku berdenyut dengan keras dan akhirnya Croottt maniku memancar dengan derasnya, ia terus mengocoknya seakan maniku seakan dihabiskan oleh kocokannya.

    Aahhh aku melenguh panjang, badanku semua mengejang. Ia kelihatanya suka cairanku, ia menjilatinya sampai bersih, aku pun lemas.

    Gimana enak kan? tapi kamu payah deh baru digituin dikit aja udah KO, godanya.
    Habbiss kamu gitukan sih, siapa tahannn
    Ia memakluminya dan agaknya tahu kalau aku baru pertama kalinya.
    Tuh kan lemes, punyamu mengkerut lagi, sambil ia memainkan kemaluanku yang sudah nggak berdaya lagi.

    Entar ya, nanti kukerasin lagi, katanya.
    Hufff OK lah, kataku pasrah.

    Dengan masih menggunakan bra dan CD ia mulai memijatku lagi. Kali ini ia memijat pahaku dan terkadang ia menjilati kemaluanku yang sudah lemas.
    Ihhh lucu ya kalau sudah lemes, kecil! ia mengejekku.

    Aku yang merasa di-KO-nya diam saja. Sembari ia memijat pahaku, dadanya yang montok kadang juga menggesek kakiku, wahhh kenyal sekali!
    Kenapa liat-liat, napsu ya ama punyaku? katanya.
    Wahhh, bisa-bisa adikku terusik lagi nih, jawabku.

    Aku sambil mengelus dan mengocok sendiri kemaluanku sembari melihat geliat gadis itu memijatku.
    Wah dasar tukang coli kamu serangnya.
    Biar aja, akan kubuktikan kalo aku mampu bangkit lagi dan meng-KO kamu, kataku dengan semangat.

    Benar juga kemaluanku yang tadinya tidur dan lemas lambat laun mulai naik dan mengeras.
    Tuh.. berdiri lagi, katanya girang.
    Pasti! kataku.

    Aku tidak melewatkan kesempatan itu, segera kuraih tangannya dan aku segera menindihnya.
    Uhhh.. pelan dikit doong! katanya.
    Biar aja, habis kamu napsuin sih kataku

    Dengan cepat aku melucuti BH dan CD-nya. Sekarang kelihatan semua gunung kembarnya yang padat berisi dengan puting merahnya serta lubang kemaluannya yang bagus dan merah. Langsung saja kujilati puncak gunungnya dengan penuh nafsu, Emmm.. nikmat, ayo terusin.. desahnya membuatku berdebar. Kulihat tangannya mulai merabai kemaluannya sendiri sehingga kelihatan basah sekarang.

    Tandanya ia mulai bernafsu berat, aku pun mengambil alih tangannya dan segera menjulurkan lidahku dan kumainkan di lubang kemaluannya yang lezat. Ia semakin menjadi, desahannya semakin keras dan geliat tubuhnya bagaikan cacing, Ahhh uhhh ayo lah puaskan aku ia pun mulai menggapai batang kemaluanku yang sudah keras, Ayolah masukkan! tanpa basa-basi aku pun menancapkan barangku ke lubang kemaluannya.

    Slep.. slepp!
    Arghh ihhh ssshhh, ia agak kaget rupanya menerima hujaman pusakaku yang besar itu.
    Uahhh.. ennakkk katanya.

    Mulutnya megap-megap kelihatan seperti ikan yang kekurangan air, aku pun semakin semangat memompanya. Tapi apa yang terjadi karena terlalu bernafsunya aku tidak bisa mengontrol maniku. Heggh hegghh ahhh, ehmm aku mau keluar lagi nihh! kataku.

    Sshhh ahhh ah payah lo, gue tanggung ni entar donk!Aku sudah tidak tahan lagii
    Tak lama kemudian batang kemaluanku berdenyut kencang.
    Aaaku keluarrr erangku.
    Ehhh cepat cabut! sergapnya.

    Aku pun mencabut batang kemaluanku dan ia pun segera menghisapnya.
    Ahhh shhh!

    Crot crottt crottt memancar dengan derasnya maniku memenuhi mulutnya dan berceceran juga di gunung kembarnya yang masih tegang.
    Ugghh aku pun langsung tumbang lemas.
    Aduh gimana sih, aku nanggung nihh loyo kamu.

    Aku sudah tidak bisa berkata lagi, dengan agak sewot ia berdiri.
    Ahhh kamu menghabiskan cairanku yaaa.. lemes nihh, kataku.
    Udah lahh.. aku pergi, katanya sewot.

    Ya udah sana thanks ya Sayang ia pun berlalu sambil tersenyum.

    Pengalaman malam itu seakan telah merubah pandanganku tentang cewek. Aku berpikir semua cewek adalah penyuka seks dan penyuka akan kemaluan lelaki. Atas dasar itulah kejadian ini terjadi. Siang itu aku bertemu sama pacarku.

    Ehhh.. abis ngapain kamu Ndra? kok kelihatanya lemes amat? sakit yah tanyanya.
    Ah nggak kok, kemaren abis berburu sama ayahku, jawabku singkat.
    Ohh.. gitu ya, ia kelihatannya mulai paham.

    Memang siang itu mukaku kelihatan kusut, sayu dan acak-acakan. Pokoknya kelihatan sekali deh kalau orang habis ML jor-joran, tapi kelihatannya Yayang-ku tidak curiga.
    Eh besok hari Rabu kan kita nggak kuliah, katanya.

    Iya memang enggak.. jawabku.
    Kita berenang yuk? ajaknya.
    Emm OK jadi! jawabku mantap.

    Yayangku memang hobi berenang sih, jadi ya OK saja deh. Karena hari itu sudah sore, waktu menunjukkan pukul 04:55, aku segera menggandeng tangan Ema, Ayo lah kita pulang, yok kuantar.. dia pun menurut sambil memeluk tanganku di dadanya.

    Malamnya aku tidak bisa tidur, gadis pemijat itu pun masih berputar di otakku dan tidak mau pergi. Bayangan-bayangan gerakan tangannya yang luwes serta hisapan kenikmatan yang kurasakan waktu itu tidak bisa dilupakan begitu saja dari benakku, Sialan! bikin konak aja luh gerutuku. Aku pun hanya gelisah dan tidak bisa tidur, karena kemaluanku tegang terus.

    Aku pun berusaha melupakannya dengan memeluk guling dan berusaha untuk tidur, tetapi hangat liang kemaluannya mencengkeram kuat pusakaku masih saja menghantui pikiranku. Ahhhhaku nggak tahan nih segera kucopot celana dan CD-ku, kuambil baby oil di meja, aku pun onani ria dengan nikmatnya, ahhh kugerakkan tanganku seolah menirukan gerakan tangan gadis itu sambil membayangkan adegan demi adegan kemarin malam itu. Huff nafasku semakin memburu, gerakan tanganku semakin cepat dibuatnya. Kurang lebih 5 menit kemudian Crott! tumpahlah cairan maniku membasahi perut dan sprei sekitarku. Aku pun langsung tidur, Zzz..

    Paginya pukul 07:00 kakak perempuanku masuk ke kamar untuk membangunkanku. Karena kamarku tidak dikunci, betapa terbelalaknya dia ketika melihat aku tanpa celana tidur terlentang dan melihat batanganku sudah berdiri dan di perutku terdapat bekas mani yang mengering.

    Andraaa apa-apaan kau ini ha! hardiknya, aku terkejut dan langsung mengambil selimut untuk menutupi batangan kerasku yang menjulang.

    Eh Kakak.. emm kataku gugup.
    Kamu ngapain ha? sudah besar nggak tau malu huh..!
    Au cuek saja, malah aku langsung melepas selimut dan meraih celanaku sehingga kemaluanku yang tegang tampak lagi oleh kakakku.

    Iiihhh nggak tau malu, barang gituan dipamerin, ia bergidik.
    Biar aja yang penting nikmat, jawabku enteng, kakak perempuanku yang satu ini memang blak-blakan juga sih. Ia menatapnya dengan santai, kemudian matanya tertuju pada baby oil yang tergeletak di kasurku.

    Sialan kamu memakai baby oil-ku yah? Dasarrr!
    Ia ngomel-ngomel dan berlalu, aku pun hanya tertawa cekikikan. Brak! terdengar suara pintu dibanting olehnya, Dasar perempuan! nggak boleh liat cowok seneng, gerutuku.

    Aku pun dengan santainya keluar kamar dan sarapan sebelum mandi, kulihat kakak perempuanku sedang lihat TV.

    Eh Kak minta sampoonya dan sabunnya dong! pintaku.
    Ogah ah entar kamu buat macam-macam, pokoknya nggak mau, jawabnya ketus.
    Huhh.. weee! aku mencibir.

    Aku langsung saja mandi dan sarapan. Sekitar pukul 08:00 kustater Land Rover kesayanganku dan langsung kupacu ke tempat Ema, mungkin ia sudah menungguku. Benar juga sampai di depan pagar rumahnya ia sudah menungguku di depan teras rumahnya.

    Haii kok agak terlambat sih Say? tanyanya.
    Eh sori nih trouble dengan kakak perempuan, dalihku.
    OK lah, mari kita berangkat!

    Kami pun langsung tancap menuju tempat tujuan kami yaitu kolam renang di kawasan Cipanas. Yah, maklum saja itu hari Rabu maka perjalanan kami lancar karena tidak terjebak macet. Kurang lebih 2 jam perjalanan santai kami sampai di tempat tersebut.

    Eh.. yang sini sajalah, tempatnya enak loh, pintanya.
    Baiklah Sayaang kataku.
    Kami berdua langsung saja masuk.

    Yang, aku ganti dulu yah kamu ikut nggak? ajaknya.
    Yuk, sekalian saja aku juga mau ganti.

    Di kolam renang itu paling hanya terdapat segelintir orang yang sedang berenang, karena tempat itu ramai biasanya pada hari Minggu.
    Emmm kita ganti baju bersama saja yah? biar asyikk.. katanya.

    Aku spontan menganggukkan kepalaku. Di dalam ruang ganti kami pun segera meletakkan tas kami dan segera melepas baju, Yayangku ganti baju terlebih dahulu. Ia mencopot dulu kaosnya, Ema memang penyuka kaos ketat dan celana jins, melihatnya melepas kaosnya aku pun hanya terpaku tak berkedip.
    Kenapa Sayang ayolah lepas bajumu, katanya sambil tersenyum.

    Habbis aku suka memandangmu waktu begitu sih, dan dia hanya tertawa kecil.
    Aku pun segera mencopot t-shirtku dan celana panjangku dan cuma CD yang kutinggalkan. Tanpa ragu-ragu aku pun memelorotkan CD-ku di depan pacarku karena ingin ganti dengan celana renang, Wahhh Yayang ni.. katanya sedikit terkejut. Rupanya ia agak kaget juga melihat batang kemaluanku yang setengah ereksi.

    Kok tegang sih Say? selidiknya manja.
    Habis kamu montok sih.. jawabku seraya memakai celana renang yang super ketat.
    Wahhh hemmm, goda pacarku ketika melihat kemaluanku tampak menyembul besar di balik celana renang itu, dia itu memang asyik orangnya.

    Nahh aku sudah beres, kataku setelah memakai celana itu.
    Eh.. bantu aku dong! dia tampaknya kesulitan melepas branya.
    Sini aku lepasin kataku.
    Kemudian kulepaskan branya. Astaga, sepasang daging montok dan putih terlihat jelas, hemmm spontan saja batang kemaluanku tegang dibuatnya.

    Ah sayang, dadamu indah sekali, kataku sambil berbisik di belakang telinganya.
    Langsung saja ia kupeluk dari belakang dan kuciumi telinganya.
    Eeh.. kamu ingin ML di sini yah? jawabnya sambil memegang tengkukku.

    Aku tidak menjawab. Tanganku langsung bergerilya di kedua gunung kembarnya, kuremas-remas dengan mesra dan kupelintir lembut putingnya yang masih merah segar, Ah Sayang! desahnya pendek, batang kemaluanku yang sudah tegak kugesek-gesekkan di pantatnya, wahhh.. nikmat sekali, dia masih memakai celana sih.

    Aduh keras sekali, Yayang ngaceng yah godanya.
    Dah tau nanya.. hhh, kataku terengah.
    Buah dadanya semakin keras saja, rupanya ia mulai terangsang dengan remasanku dan ciumanku di telinganya.

    Ehhhmm uhhh, lenguhnya sambil memejamkan mata

    Melihat gelagat tersebut aku menurunkan tanganku ke ritsleting celananya, kulepas kancingnya dan kupelorotkan ritsletingnya, ia agaknya masih agak ragu juga, terbukti dengan memegang tanganku berupaya menahan gerakan tanganku yang semakin nakal di daerah selangkanganya.

    Tetapi dengan ciumanku yang membabi buta di daerah tengkuknya dan remasanku yang semakin mesra, akhirnya tanganku dilepasnya, kelihatannya ia sudah terangsang berat. Tanpa basa-basi tanganku langsung menelusup ke CD-nya.

    Wahh terasa bulu-bulu halus menumbuhi sekitar liang kemaluannya. Kuraba klitorisnya, Aghhh oouhh.. sayang kamu nakal deh, dengusnya sambil mengerjap. Ia langsung membalikkan tubuhnya, memelukku erat dan meraih bibirku, Cupppp wah ia lihai juga melakukan French Kiss. Dengan penuh nafsu ia melahap bibirku. Cewekku yang satu ini memang binal seperti singa betina kalau sudah terangsang berat.
    Agak lama kami ber-French Kiss ria, perlahan ia mulai menurunkan kepalanya dan ganti memangsa leherku, Aahhh geli sayang, kataku.

    Rupanya debar jantungku yang menggelegar tak dirasakan olehnya. ia langsung mendorongku ke tembok, dan ia pun menciumi dadaku yang bidang dan berbulu tipis itu. Wah dadamu seksi yah katanya bernafsu.

    Menjulurlah lidahnya menjilati dadaku Slurrppp jilatan yang cepat dan teratur tersebut tak kuasa menahan adik kecilku yang agak menyembul keluar di balik celana renangku. Jilatannya semakin lama semakin turun dan akhirnya sampai ke pusarku. Tangan pacarku kemudian merabai batang kemaluanku yang sudah keras sekali. Aku pun sangat bernafsu sekali karena mengingatkanku pada gadis panti pijat yang merabai lembut kemaluanku. Ahhh.. Sayang desahku tertahan. Dengan cekatan ia memelorotkan celana renangku yang baru saja kupakai, alhasil batanganku yang keras dan panjang pun mendongak gagah di depan mukanya.

    Ihh gila punyamu Sayang katanya.
    Ema hisap dong Sayang! pintaku.
    Ia agak ragu melakukan itu, maklum ia masih virgin sih. Ia belum menuruti permintaanku, ia hanya mengocok pelan namun gerakan kocokannya pun masih kaku, sangat berbeda dengan gadis pemijat tempo hari.
    Ssshhh uahhh aku pun mendesah panjang menahan kenikmatanku.
    Sss sayang hisap dong!
    Aku pun menarik kepalanya dan mendekatkan bibirnya yang mungil ke kepala kemaluanku, sekali lagi ia agak ragu membuka mulut.
    Aah nggak mau Say, mana muat di mulutku jawabnya ragu.
    Egh tenang saja sayang, pelan-pelan lah,
    Dia agaknya memahami gejolakku yang tak tertahan. Akhirnya ia memegang batanganku dan menjulurkan lidahnya yang mungil menjilati kepala kemaluanku.
    Slurpp slurpp sejuk rasanya.

    Mmhhh ahh, nah begitu Sayang ayo teruss ahh ssshh, buka mulutmu sayang.
    Ia masih saja menjilati kepala dan leher kemaluanku yang mengacung menantang langit, lama-lama ia pandai juga menyenangkan lelaki, jilatannya semakin berani dan menjalar ke kantong semarku. Ih bau nih sayang.. tadi nggak mandi ya? katanya menggoda ketika menjilati buah zakarku yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku memang merawat khusus adikku yang satu ini. Ihh.. nggak lah sayang, kan yang penting nikmat, kataku tertahan. Mulut mungil Ema perlahan membuka, aku pun membimbing batang kemluanku masuk ke mulutnya. Mmhh.. eghh terdengar suara itu dari mulut Ema ketika batangku masuk, tampaknya ia menikmatinya. Ia pun mulai menghisapnya dengan bernafsu.
    Slerpp.. cep..

    Ahhh mmmm.. oohhh desahku penuh kenikmatan.
    Mmmhh sayang, nikmatttt sekali gumamku tidak jelas.

    Setelah agak lama, aku pun menarik kemaluanku dari mulut Ema. Segera kubopong tubuhnya ke bangku panjang di dalam ruang ganti. Kurebahkan badannya yang lencir dan montok di sana, dengan keadaan pusakaku yang masih mengacung, kupelorotkan celana jins Ema dengan penuh nafsu, Syuutt dan tak lupa CD-nya. Ia pun tampaknya pasrah dan menikmatinya karena tangannya merabai sendiri puting susunya.

    Kemudian tampaklah lubang kemaluannya yang merah dan basah, aku pun segera mendekatkan kepalaku dan Slurp, lidahku kujulurkan ke klitorisnya.
    Hemmm slurp

    Aachhh uhhh! desahnya panjang menahan kenikmatan yang dirasakan tarian lidahku di kemaluannya yang sangat lincah, makanya Ema mati keenakan dibuatnya.
    Sssh sshhss desisnya bagaikan ular kobra.
    Andraaa aku nggak tahan lagiii ia menggeliat tak karuan.
    Akuuu nyampai nihhh

    Jilatanku semakin kupercepat dan kutambah ciuman mesra ke bibir kemaluannya yang harum, Cup cupp, kelihatannya ia hampir mencapai puncak karena kemaluannya memerah dan banjir.
    Sshh aahh oohhh Yaangg aku keluarrr erangnya menahan kenikmatan yang luar biasa.
    Benar juga cairan kemaluannya membanjir menebar bau yang khas. Hemm enak, aku masih saja menjilatinya dengan penuh nafsu.
    Aduhhh hhh Sayang, aku udah nihh katanya lemas.
    Ma, aku masih konak nih kataku meminta.

    Langsung saja tanganku ditariknya dan mendudukkanku di atas perutnya, batang kemaluanku yang masih tegang menantang belum mendapat jatahnya. Langsung saja Ema mengambil lotion Tabir Surya dan mengolesinya ke batang kemaluanku dan ke dadanya yang montok, dan ia segera mengapitkan kedua gunung geulis-nya agar merapat. Ia mengambil lagi lotion itu, dan mengusapkan ke kemaluanku, Ahhhh aku pun hanya merem-melek. Kemudian ia menarik batang kemaluanku di antara jepitan gunung kembarnya. Wahh nikmat juga rasanya, aku pun memaju-mundurkan pantatku layaknya orang yang sedang bersetubuh.

    Bagaimana rasanya sayang tanyanya manja dan memandangku sinis.
    Aahhh mmmm ssss nikmat sayang ia pun tertawa kecil.
    Ia merapatkan lagi gunungnya sehingga rasanya semakin nikmat saja.
    Uuahhh nikkmattt sayangg! erangku.
    Ia hanya tersenyum melihat mukaku yang merah dan terengah menahan nikmat.
    Rasain habis kamu nakal sih katanya.
    Tapi lebih nikmat memekmu sayang.
    Hush katanya.

    Gerakanku semakin cepat, aku ingin segera mencapai puncak yang nikmat.
    Uuhhh uhhh mmm arghh erangku tertahan.
    Tak lama aku merasa hampir keluar.
    Sayy aku hampir nyampe nihh desahku.
    Keluarin aja Ndra pasti nikmatt
    Tak lama batang kemaluanku berdenyut dan
    Crottt crutt
    Uuahhh hemmm ssshh! nikmat sekali rasanya.
    Spermaku memancar dengan deras dan banyak.
    Ooohh gumamku.
    Spermaku memancar membasahi leher Ema yang jenjang dan mengena juga janggut dan bibirnya.
    Ihhh baunya aneh ya..

    Ia mencoba membersihkan cairan kental itu dengan tangannya, aku pun turun dari atas tubuhnya. Aahhh nikmat Sayang tapi dalam hatiku aku belum puas jika belum menjebol liang kemaluan Ema. Ema pun segera membersihkan maniku yang belepotan.
    Iihhh kok kayak gini sih? tanyanya penuh selidik.
    Itu namanya cairan kenikmatan sayang jawabku enteng.
    Ooo katanya pura-pura tahu.
    Habis bercinta enaknya berenang yuk? ajaknya.
    OK, kataku.

    Ema pun segera berpakaian renang dan aku juga. Setelah siap kami pun keluar kamar, wah ternyata di luar sepi sudah tidak ada orang lagi, padahal masih menunjukkan pukul 2:00 siang. Ternyata lama juga kami bercinta. Byurrr kami berdua pun mencebur dan berenang, aku yang sudah terkuras kejantanannya semenjak kemarin malam segera ketepi dan hanya melihat Ema berenang. Gerakan renangnya yang bagai ikan duyung, dibalut baju renangnya yang seksi serta kulitnya yang putih mulus, membangkitkan lagi gairahku. Terbesit di pikiranku untuk bercinta di kolam renang, kebetulan tidak ada orang dan petugas jaganya jauh.

    Ema sini sayang! panggilku.
    OK ada apa Ndra?
    Ia berenang mendekat ke arahku, aku pun masuk ke air, aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya dengan ganas.
    Kamu membuatku nggak tahan sayang kataku.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Untung saja kolam renangnya tidak dalam sehingga bisa enak kami bercinta. Ughhh desahnya agak terkejut, ia pun membalas ciumanku. Aku tidak melucuti pakaian renangnya, aku cuma menyibakkan sedikit cawat bawahnya sehingga liang kemaluannya kelihatan. Uhhh, kelihatan menggairahkan sekali kemaluannya di dalam air yang jernih itu. Dengan ganas aku menciumi bibirnya yang basah serta meremas lembut dadanya yang terbalut baju renang yang tipis itu. Ema kelihatan sangat cantik dan segar dengan badan dan rambut yang basah terurai.

    Ahhh sayang nanti kelihatan orang, katanya khawatir.
    Tenang Sayang tak ada yang melihat kita begini kataku.
    Baiklah Ndra kubuat kamu KO di kolam, tantangnya.

    Ia langsung memelorotkan celana renangku, batang kemaluanku yang sudah tegang pun menyembul dan kelihatan asyik di dalam air. Ema mengocok kemaluanku di dalam air. Mmm geli dan sejuk rasanya. Tanpa menunggu lama lagi aku ingin memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya.

    Ema kumasukin yah?
    Ema pun tanpa ragu menganggukkan kepala tanda setuju.
    Baik Sayang….
    Kudekap erat tubuhnya agar dekat, ternyata Ema sudah membimbing batang kemaluanku masuk ke lubang kemaluannya.
    Argghh ia menyeringai ketika kepala kemaluanku menyentuh bibir kemaluannya.
    Aku pun segera mengangkat Ema ke pinggir kolam dan kubaringkan dia, kutekuk lututnya sehingga lubang kemaluannya kelihatan menganga.

    Siap Sayang
    Aku mulai memasukkan sedikit.
    Uhhhh padahal baru kepalanya saja yang masuk.
    Aahhh.. Sayang, punyamu terlalu besarr
    Aku pun segera menekan lagi dan akhirnya Blesss seluruhnya bisa masuk.
    Uhhh ahhh mmmhhh, erangnya menahan gesekanku.
    Sshhh ssss, enak kan Sayyy kataku terengah.
    Huuff uhhh ayoo terus Ssayy ennnakk

    Terdengar bunyi yang tak asing lagi, Crep.. crepp sslepp asyik kedengarannya, aku semakin giat memompanya. Kemudian aku ingin ganti posisi, aku suruh Ema menungging.
    Ayolah Sayang puaskan aku

    Ia pun menungging dengan seksinya, terlihat lubang kemaluannya merekah, menarik untuk ditusuk. Sleppp batang kemaluanku kumasukkan.
    Ahhh.. ssss ahhh desahnya penuh kenikmatan.
    Nafasnya semakin memburu.
    Huff ehhh mmm aku terengah.
    Kupercepat gerakanku, Slep slep.. slep.. slep
    Ahhh Ssayangg bentar lagi aku nyampe nihh kataku terburu.
    Aakuu jugaa

    Himpitan liang kemaluan Ema yang kencang dan basah membuat maniku tak kuasa lagi untuk keluar, dan akhirnya Ema pun mencapai puncaknya.
    Ooohhh akuu lagi Sayanggg

    Cairan kemaluannya pun membanjir, hal ini semakin membuatku juga tidak tahan.
    Aaahhh aku juga Sayangg! erangku penuh kenikmatan.
    Cepat cabut keluarin di luarr! sergahnya.
    Dengan cepat segera kucabut kemaluanku, Ema pun tanggap ia pun memegangnya dan mengocoknya dengan cepat.

    Aauuhhh! nikmattt!
    Crut spermaku pun keluar.
    Eerghhh ahh tapi sedikit, maklum terforsir.
    Aahh kok sedikit Sayanggg katanya meledek.
    Eemmhh ah habis nih cairanku

    Aku pun lemah tak berdaya dan ia pun berbaring di pangkuanku. Aku mengelus rambutnya yang basah, kukecup keningnya, Cup! I love you Sayang

    Sejak itulah kami sering melakukannya, baik di mobil maupun pada di sebuah gubuk di hutan kala kami berburu bersama. Dalam hatiku aku berkata, gadis pemijatlah yang membuatku jadi begini, membuatku menjadi begini, membuatku menjadi pria haus akan bercinta. Yah!

     

    Baca Juga :
  • Cerita Melayani Nafsu Seks Nyonya Majikan

    Cerita Melayani Nafsu Seks Nyonya Majikan


    1555 views

    Cerita Budak Seks Bos – Tujuanku datang ke Jakarta sebenarnya untuk merubah nasib. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata kehidupan di kota besar, justru lebih keras dan pada di desa. Aku sempat terlunta-lunta, tanpa ada seorangpun yang mau peduli. Selembar ijazah SMP yang kubawa dari desa, ternyata tidak ada artinya sama sekali di kota ini. Jangankan hanya ijazah SMP, lulusan sarjana saja masih banyak yang menganggur.

    Dari pada jadi gelandangan, aku bekerja apa saja asalkan bisa mendapat uang untuk menyambung hidup. Sedangkan untuk kembali ke kampung, rasanya malu sekali karena gagal menaklukan kota metropolitan yang selalu menjadi tumpuan orang-orang kampung sepertiku.

    Seperti hari-hari biasanya, siang itu udara di Jakarta terasa begitu panas sekali. Seharian ini aku kembali mencoba untuk mencari pekerjaan. Tapi seperti yang selalu terjadi. Tidak ada satupun yang melirik apa lagi memperhatikan lamaran dan ijazahku. Keputusasaan mulai menghinggapi diriku. Entah sudah berapa kilometer aku berjalan kaki. Sementara pakaianku sudah basah oleh keringat. Dan wajahku juga terasa tebal oleh debu. Aku berteduh di bawah pobon, sambil menghilangkan pegal-pegal di kaki.

    Setiap hari aku berjalan. Tidurpun di mana saja. Sementara bekal yang kubawa dari kampung semakin menipis saja. Tiga atau empat hari lagi, aku pasti sudah tidak sanggup lagi bertahan. Karena bekal yang kubawa juga tinggal untuk makan beberapa hari lagi. Itupun hanya sekali saja dalam sehari.

    Di bawah kerindangan pepohonan, aku memperhatikan mobil-mobil yang berlalu lalang. Juga orang-orang yang yang selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Tidak ada seorangpun yang peduli antara satu dengan lainnya. Tiba-tiba pandangan mataku tertuju kepada seorang wanita yang tampak kesal karena mobilnya mogok. Dia ingin meminta bantuan, Tapi orang-orang yang berlalu lalang dan melewatinya tidak ada yang peduli. Entah kenapa aku jadi merasa kasihan. Padahal aku sendiri perlu dikasihani. Aku bangkit berdiri dan melangkah menghampiri.
    “Mobilnya mogok, Nyonya..?”, tegurku dengan sikap ramah.
    “Eh, iya. Nggak tahu ya kenapa, tiba-tiba saja mogok”, sahutnya sambil memandangiku penuh Curiga.
    “Boleh saya lihat ” ujarku meminta ijin.
    “silakan kalau bisa.”

    Waktu di kampung aku sering bantu-bantu paman yang buka bengkel motor. Terkadang ada juga mobil yang minta diperbaiki. Tapi namanya di kampung, jarang orang yang punya motor. Apa lagi mobil. Makanya usaha paman tidak pernah bisa maju. Hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

    Seperti seorang ahli mesin saja, aku coba melihat-lihat dan memeriksa segala kemungkinan yang membuat mesin mobil ini tidak mau hidup. Dan entah mendapat pertolongan dari mana, aku menemukan juga penyakitnya. Setelah aku perbaiki, mobil itu akhirnya bisa hidup kembali. Tentu saja wanita pemilik mobil ini jadi senang. Padahal semula dia sudah putus asa. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan uang lembaran dua puluh ribu. Langsung disodorkan padaku. Tapi aku tersenyum dan menggelengkan kepala.
    “Kenapa? Kurang..?”, tanyanya.
    “Tidak, Nyonya. Terima kasih”, ucapku menolak halus.
    “Kalau kurang, nanti saya tambah”, katanya lagi.
    “Terima kasih Nyonya. Saya cuma menolong saja. Saya tidak mengharapkan imbalan”, kataku tetap menolak. Padahal uang itu nilainya besar sekali bagiku. Tapi aku malah menolaknya.

    Wanita yang kuperkirakan berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu memandangiku dengan kening berkerut. Seakan dia tidak percaya kalau di kota yang super sibuk dengan orang-orangnya yang selalu mementingkan diri sendiri, tanpa peduli dengan lingkungan sekitarnya, ternyata masih ada juga orang yang dengan tanpa pamrih mau menolong dan membantu sesamanya.
    “Maaf, kelihatannya kamu dan kampung..?” ujarnya bernada bertanya ingin memastikan.
    “Iya, Nyonya. Baru seminggu saya datang dari kampung”, sahutku polos.
    “Terus, tujuannya mau kemana?” tanyanya lagi.
    “Cari kerja”, sahutku tetap polos.
    “Punya ijazah apa?”.
    “Cuma SMP.”
    “Wah, sulit kalau cuma SMP. Sarjana saja banyak yang jadi pengangguran kok. Tapi kalau kamu benar-benar mau kerja, kamu bisa kerja dirumahku”, katanya langsung menawarkan.
    “Kerja apa, Nyonya..?” tanyaku langsung semangat.
    “Apa saja. Kebetulan aku perlu pembantu laki-laki. Tapi aku perlu yang bisa setir mobil. Kamu bisa setir mobil apa. Kalau memang bisa, kebetulan sekali”, sahutnya.

    Sesaat aku jadi tertegun. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali Ternyata ijasah yang kubawa dan kampung hanya bisa dipakai untuk jadi pembantu. Tapi aku memang membutuhkan pekerjaan saat ini. Daripada jadi gelandangan, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung menerima pekerjaan yang ditawarkan wanita itu saat itu juga, detik itu juga aku ikut bersama wanita ini ke rumahnya.

    Ternyata rumahnya besar dan megah sekali. Bagian dalamnyapun terisi segala macam perabotan yang serba mewah dan lux. Aku sampai terkagum-kagum, seakan memasuki sebuah istana. Aku merasa seolah-olah sedang bermimpi. Aku diberi sebuah kamar, lengkap dengan tempat tidur, lemari pakaian dan meja serta satu kursi. Letaknya bersebelahan dengan dapur. Ada empat kamar yang berjajar. Dan semuanya sudah terisi oleh pembantu yang bekerja di rumah ini. Bahkan tiga orang pembantu wanita, menempati satu kamar. Aku hitung, semua yang bekerja di rumah ini ada tujuh orang. Kalau ditambah denganku, berarti ada delapan orang. Tapi memang pantas. mengurus rumah sebesar ini, tidak mungkin bisa dikerjakan oleh satu orang. Apalagi setelah beberapa hari aku bekerja di rumah ini aku sudah bisa mengetahui kalau majikanku, Nyonya Wulandari selalu sibuk dan jarang berada di rumah. Juga suaminya yang lebih sering berada di luar kota atau ke luar negeri. Sedangkan kedua anaknya sekarang ini sekolah di luar negeri. Aku jadi heran sendiri. Entah bagaimana cara mereka mencari uang, hingga bisa kaya raya seperti ini.

    Tapi memang nasib, rejeki, maut dan jodoh berada di tangan Tuhan. Begitu juga yang terjadi denganku. Dari jadi pembantu yang tugasnya membersihkan rumah dan merawat tanaman, aku diangkat jadi sopir pribadi Nyonya majikan. Bukan hanya jadi sopir, tapi juga sekaligus jadi pengawalnya. Kemana saja Nyonya Majikan pergi, aku selalu berada di sampingnya. Karena aku harus selalu mendampinginya, tentu saja Nyonya membelikan aku beberapa potong pakaian yang pantas. Terus terang, pada dasarnya memang aku tampan dan memiliki tubuhnya yang tegap, atletis dan berotot. Makanya Nyonya jadi kesengsem begitu melihat penampilanku, setelah tiga bulan lamanya bekerja jadi sopir dan pengawal pribadinya.

    Aku bisa berkata begitu karena bukan cuma jadi sopir dan pengawal saja. Tapi juga jadi pendampingnya di ranjang dan menjadi penghangat tubuhnya. Mengisi kegersangan dan kesunyian hatinya yang selalu ditinggal suami. Dan aku juga menempati kamar lain yang jauh lebih besar dan lebih bagus. Tidak lagi menempati kamar yang khusus untuk pembantu.

    Semua bisa terjadi ketika malam itu aku baru saja mengantar Nyonya pergi berbelanja. Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku langsung dipanggil untuk menemuinya. Semula aku ragu dan hampir tidak percaya, karena langsung disuruh masuk ke dalam kamarnya. Tapi memang Nyonya memintaku untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia menyuruhku untuk menutup pintu, setelah aku berada di dalam kamar yang besar dan mewah itu.

    Aku tertegun, apa lagi saat melihat Nyonya Majikanku itu hanya mengenakan pakaian tidur yang sangat tipis sekali, sehingga setiap lekuk bentuk tubuhnya membayang begitu jelas sekali. Dan di balik pakaiannya yang tipis itu, dia tidak mengenakan apa-apa lagi. Beberapa kali aku menelan ludah sendiri memandang keindahan tubuhnya. Sekujur tubukku mendadak saja jadi menggeletar seperti terserang demam, ketika dia menghampiri dan langsung melingkarkan kedua tangannya ke leherku.
    “Nyonya”.
    “Malam ini kau tidur di sini bersamaku.”
    “Eh, oh..?!”

    Belum lagi aku bisa mengeluarkan kata-kata lebih banyak, Nyonya Wulandari sudah menyumpal mulutku dengan pagutan bibirnya yang indah dan hangat menggairahkan. Tentu saja aku jadi gelagapan, kaget setengah mati. Dadaku berdebar menggemuruh tidak menentu. Bcrbagai macam perasaan herkecamuk di dalam dada. Ragu-ragu aku memegang pinggangnya

    Nyonya Wulandari membawaku ke pembaringannya yang besar dan empuk Dia melepaskan baju yang kukenakan, sebelum menanggalkan penutup tubuhnya sendiri. Dan membiarkannya tergeletak di lantai.

    Mataku seketika jadi nanar dan berkunang-kunang. Meskipun usia Nyonya Wulandari sudah hampir berkepala empat, tapi memang dia merawat kecantikan dan tubuhnya dengan baik. Sehigga tubuhnya tetap ramping, padat dan berisi. Tidak kalah dengan tubuh gadis-gadis remaja belasan tahun. Bagaimanapun aku lelaki normal. Aku tahu apa yang diinginkan Nyonya Wulandari. Apa lagi aku tahu kalau sudah dua minggu ini suaminya berada di luar negeri. Sudah barang tentu Nyonya Wulandari merasa kesepian.
    “Oh, ah..”

    Nyonya Wulandari mendesis dan menggeliat saat ujung lidahku yang basah kian hangat mulai bermain dan menggelitik bagian ujung atas dadanya yang membusung dan agak kemerahan. Jari-jari tangankupun tidak bisa diam. Membelai dan meremas dadanya yang padat dan kenyal dengan penuh gairah yang membara Bahkan jari-jari tanganku mulai menelusuri setiap bagian tubuhnya yang membangkitkan gairah. Aku melihat Nyonya Wulandari dan sudah tidak kuasa lagi menekan gairahnya. Sesekali dia merintih dengan suara tertahan sambil mendesak-desakkan tubuhnya Mengajakku untuk segera mendaki hingga ke puncak kenikmatan yang tertinggi. Tapi aku belum ingin membawanya terbang ke surga dunia yang bergelimang kehangatan dan kenikmatan itu. Aku ingin merasakan dan menikmati dulu keindahan tubuhnya dan kehalusan kulitnya yang putih bagai kapas ini.
    “Aduh, oh. Ahh.., Cepetan dong, aku sudah nggak tahan nih..”, desah Nyonya Wulandari dengan suara rintihannya yang tertahan.

    Nyonya Wulandari menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang putih dan mulus. Tapi aku sudah tidak bisa lagi merasakan kehalusan kulit pahanya itu. Karena sudah basah oleh keringat. Nyonya majikanku itu benar-benar sudah tidak mampu lebih lama lagi bertahan. Dia memaksaku untuk cepat-cepat membawanya mendaki hingga ke puncak kenikmatan. Aku mengangkat tubuhku dengan bertumpu pada kedua tangan. Perlahan namun pasti aku mulai menekan pinggulku ke bawah. Saat itu kedua mata Nyonya Wulandari terpejam. Dan dan bibirnya yang selalu memerah dengan bentuk yang indah dan menawan, mengeluarkan suara desisan panjang, saat merasakan bagian kebanggaan tubuhku kini sudah sangat keras dan berdenyut hangat mulai menyentuh dan menekan, mendobrak benteng pertahanannya yang terakhir. Akhirnya batang penisku menembus masuk sampai ke tempat yang paling dalam divaginanya.
    “Okh, aah..!”

    Nyonya Wulandari melipat kedua kakinya di belakang pinggangku. Dan terus menekan pinggulku dengan kakinya hingga batang kebanggaanku melesak masuk dan terbenam ke dalam telaga hangat yang menjanjikan berjuta-juta kenikmnatan itu. Perlahan namun pasti aku mulai membuat gerakan-gerakan yang mengakibatkan Nyonya Wulandari mulai tersentak dalam pendakiannya menuju puncak kenikmatan yang tertinggi.

    Memang pada mulanya gerakan-gerakan tubuhku cukup lembut dan teratur Namun tidak sampai pada hitungan menit, gerakan-gerakan tubuhku mulai liar dan tidak terkendali lagi. Beberapa kali Nyonya Wulandari memekik dan mengejang tubuhnya. Dia menggigiti dada serta bahuku. Bahkan jari-jari kukunya yang tajam dan runcing mulai mengkoyak kulit punggungku. Terasa perih, tapi juga sangat nikmat sekali. Bahkan Nyonya Wulandari menjilati tetesan darah yang ke luar dari luka di bahu dan dadaku, akibat gigitan giginya yang cukup kuat.

    Dan dia jadi semakin liar, hingga pada akhirnya wanita itu memekik cukup keras dan tertahan dengan sekujur tubuh mengejang saat mencapai pada titik puncak kenikrnatan yang tertinggi. Dan pada saat yang hampir bersamaan, sekujur tubuhku juga menegang Dan bibirku keluar suara rintihan kecil. hanya beberapa detik kemudian aku sudah menggelimpang ke samping, sambil menghembuskan napas panjang. Nyonya Wulandari langsung memeluk dan merebahkan kepalanya di dadaku yang basah berkeringat. Aku memeluk punggungnya yang terbuka, dan merasakan kehalusan kulit punggungnya yang basah berkeringat. Nyonya Wulandari menarik selimut, menutupi tubuh kami berdua. Aku sempat memberinya sebuali kecupan kecil dibibirnya, sebelum memejamkan mata. Membayangkan semua yang baru saja terjadi hingga terbawa ke dalam mimpi yang indah.

    Sejak malam itu aku kerap kali dipanggil ke dalam kamarnya. Dan kalau sudah begitu, menjelang pagi aku baru keluar dari sana dengan tubuh letih. Semula aku memang merasa beruntung bisa menikmnati keindahan dan kehangatan tubuh Nyonya Majikanku. Tapi lama-kelamaan, aku mulai dihinggapi perasaan takut. Betapa tidak, ternyata Nyonya Wulandari tidak pernah puas kalau hanya satu atau dua kali bertempur dalam semalam. Aku baru menyadari kalau ternyata Nyonya Majikanku itu seorang maniak, yang tidak pernah puas dalam bercinta di atas ranjang.

    Bukan hanya malam saja. Pagi, siang sore dan kapan saja kalau dia menginginkan, aku tidak boleh menolak. Tidak hanya di rumah, tapi juga di hotel atau tempat-tempat lain yang memungkinkan untuk bercinta dan mencapai kenikmatan di atas ranjang. Aku sudah mulai kewalahan menghadapinya. Tapi Nyonya Wulandari selalu memberiku obat perangsang, kalau aku sudah mulai tidak mampu lagi melayani keinginannya yang selalu berkobar-kobar itu. Aku tetap jadi supir dan pengawal pribadinya. Tapi juga jadi kekasihnya di atas ranjang.

    Mungkin karena aku sudah mulai loyo, Nyonya Wulandari membawaku ke sebuah club kesegaran. Orang-orang bilang fitness centre. Di sana aku dilatih dengan berbagai macam alat agar tubuhku tetap segar, kekar dan berotot. Dua kali dalam seminggu, aku selalu datang ke club itu. Memang tidak kecil biayanya. Tapi aku tidak pernah memikirkan biayanya. Karena ditanggung oleh Nyonya Wulandari. Dan di rumah, menu makanankupun tidak sama dengan pembantu yang lainnya. Nyonya Wulandari sudah memberikan perintah pada juru masaknya agar memberikan menu makanan untukku yang bergizi. Bahkan dia memberikan daftar makanan khusus untukku.

    Terus terang, aku merasa tidak enak karena diperlakukan istimewa. Tapi tampaknya semua pembantu di rumah ini sudah tidak asing lagi. Bahkan dari Bi Minah, yang tugasnya memasak itu aku baru tahu kalau bukan hanya aku yang sudah menjadi korban kebuasan nafsu seks Nyonya Wulandari. Tapi sudah beberapa orang pemuda seusiaku yang jadi korban. Dan mereka rata-rata melarikan diri, karena tidak tahan dengan perlakuan Nyonya Wulandari.

    Aku memang sudah tidak bisa lagi menikmati indahnya permainan di atas ranjang itu. Apa lagi Nyonya Wulandari sudah mulai menggunakan cara-cara yang mengerikan, Untuk memuaskan keinginan dan hasrat biologisnya yang luar biasa dan bisa dikatakan liar. Aku pernah diikat, dicambuk dan di dera hingga kulit tubuhku terkoyak. Tapi Nyonya Wulandari malah mendapat kepuasan. Wanita ini benar-benar seorang maniak. Dan aku semakin tidak tahan dengan perlakuannya yang semakin liar dan brutal. Meskipun kondisi tubuhku dijaga, dan menu makanankupun terjamin gizinya, tapi batinku semakin tersiksa. Beberapa orang pembantu sudah menyarankan agar aku pergi saja dan rumah ini. Rumah yang besar dan megah penuh kemewahan ini ternyata hanya sebuah neraka bagiku.

    Aku memang ingin lari, tapi belum punya kesempatan. Tapi rupanya Tuhan mengabulkan keinginanku itu. Kebetulan sekali malam itu suami Nyonya Wulandari datang. Aku sendiri yang menjemputnya di bandara. Dan tentu tidak sendiri saja, tapi bersama Nyonya Wulandari. Di dalam perjalanan aku tahu kalau suami Nyonya Majikanku itu hanya semalam saja. Besok pagi dia sudah harus kembali ke Tokyo. Dari kaca spion aku melihat tidak ada gurat kekecewaan di wajah Nyonya Wulandari. Padahal sudah hampir sebulan suaminya pergi Dan kini pulang juga hanya semalam saja. Nyonya Wulandari malah tersenyum dan mencium pipi suaminya yang kendur dan berkeriput.

    Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku bergegas ke kamar. Kesempatan bagiku untuk kabur dan rumah neraka ini. Karena Nyonya Wulandari sedang sibuk dengan suaminya. Aku langsung mengemasi pakaian dan apa saja milikku yang bisa termuat ke dalam tas ransel. Saat melihat buku tabungan, aku tersenyum sendiri. Sejak bekerja di rumahi ini dan menjadi sapi perahan untuk pemuas nafsu Nyonya Majikan, tabunganku di bank sudah banyak juga. Karena Nyonya Wulandan memang tidak segan-segan memberiku uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Dan tidak sepeserpun uang yang diberikannya itu aku gunakan. Semuanya aku simpan di bank. Aku masukan buku tabungan itu ke dalam tas ransel, diantara tumpukan pakaian. Tidak ada yang tahu kalau aku punya cukup banyak simpanan di bank. Bahkan Nyonya Wulandari sendiri tidak tahu. Karena rencananya memang mau kabur, aku tidak perlu lagi berpamitan. Bahkan aku ke luar lewat jendela.

    Malam itu aku berhasil melarikan diri dari rumah Nyonya Wulandari. Terbebas dari siksaan batin, akibat terus menerus dipaksa dan didera untuk memuaskan nafsu birahinya yang liar dan brutal. Tapi ketika aku lewat di depan garasi, ayunan langkah kakiku terhenti. Kulihat Bi Minah ada di sana, seperti sengaja menunggu. Dadaku jadi berdebar kencang dan menggemuruh. Aku melangkah menghampiri. Dan Wanita bertubuh gemuk itu mengembangkan senyumnya.
    “Jangan datang lagi ke sini. Cepat pergi, nanti Nyonya keburu tahu..”, kata Bi Minah sambil menepuk pundakku.
    “Terima kasih, Bi”, ucapku.
    Bi Minah kembali tersenyum. Tanpa membuang-buang waktu lagi, aku bergegas meniggalkan rumah itu. Aku langsung mencegat taksi yang kebetulan lewat, dan meminta untuk membawaku ke sebuah hotel.

    Untuk pertama kali, malam itu aku bisa tidur nyenyak di dalam kamar sebuah hotel. Dan keesokan harinya, setelah mengambil semua uangku yang ada di bank, aku langsung ke stasiun kereta. Aku memang sudah bertekad untuk kembali ke desa, dan tidak ingin datang lagi ke Jakarta.

    Dari hasil tabunganku selama bekerja dan menjadi pemuas nafsu Nyonya Wulandari, aku bisa membuka usaha di desa. Bakkan kini aku sudah punya istri yang cantik dan seorang anak yang lucu. Aku selalu berharap, apa yang terjadi pada diriku jangan sampai terjadi pada orang lain. Kemewahan memang tidak selamanya bisa dinikmati. Justru kemewahan bisa menghancurkan diri jika tidak mampu mengendalikannya.

  • Cerita Dewasa Istri Pejabat dari Medan

    Cerita Dewasa Istri Pejabat dari Medan


    1555 views

    Ceirta Seks Terbaru – Ini terjadi setelah beberapa tahun sejak aku lulus SMU, saat itu usiaku kira-kira menginjak 22 tahun, dimana keadaan ekonomi orang tuaku sedang mengalami cobaan. Karena kesulitan ekonomi, dan karena kakakku sudah telanjur masuk universitas swasta yang sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar maka otuku hanya mampu membiayai kuliah kakakku untuk menyelesaikan studinya,

    Dan dalam kondisi ini aku terpaksa mengalah tidak mendapatkan biaya untuk melanjutkan sekolah lagi, bahkan harus ikut berjuang mencari tambahan sesuap nasi. Namun tekadku untuk menjadi orang yang berguna tetap besar. Aku tidak boleh putus asa, aku harus melanjutkan sekolah sampai mendapat gelar sarjana, tekadku sudah bulat. Aku akan mencari uang sendiri untuk biaya kuliahku. Judi Slot Online

    Aku mencari univ swasta yang memberikan kuliahnya di malam hari, sehingga aku dapat bekerja mencari uang pada siang hari. Tetapi bagaimana mungkin di jaman edan ini seorang lulusan SMU seperti aku ini dengan mudah dapat pekerjaan, sedangkan yang sarjana bahkan S2 saja masih banyak yang menganggur.

    Aku sudah bertekad, pekerjaan apa saja aku terima asal mendapatkan gaji. Dari kantor satu ke kantor lainnya sudah aku masuki tetapi kelihatannya sulit sekali mendapatkan pekerjaan dengan modal tanpa keahlian. Tapi aku ingat pepatah, di mana ada kemauan, di situ ada jalan.

    Aku tidak putus asa dan setelah ke sana ke mari dengan memakan waktu yang cukup lama, akhirnya aku mendapat pekerjaan di sebuah salon kecantikan di daerah Tebet. Namun karena aku tidak punya keahlian apa-apa, aku hanya dijadikan tukang cuci rambut para pelanggan sebelum dipotong.

    Pekerjaan ini aku terima dengan ikhlas. Kata orang tua, kalau bekerja dengan ikhlas, maka di situ ada hikmah dan tidak terasa capai. Pemilik salon tersebut seorang wanita keturunan China yang baik sekali dengan postur yang mempesona. Lagi-lagi aku mulai menilai setiap wanita yang aku temukan.

    Umurnya kira-kira sekitar 30 tahun dan dia belum punya suami, entah kalau menikah, aku tidak tahu sudah apa belum. Dadanya sebetulnya tidak begitu besar, mungkin kira-kira ukuran BH-nya sekitar 32C. Tapi bulat pinggulnya, aduh.. indah sekali, membuat laki-laki tidak berkedip matanya kalau mamandangnya.

    Dengan kebiasaan sehari-hari dia selalu memakai pakaian yang ketat, maka bentuk tubuhnya yang cukup padat, membuat postur tubuhnya sangat enak untuk dipandang, apalagi dengan kulit yang putih. Aku sudah mulai lagi dengan membayangkan bagaimana kalau pembungkus itu tidak ada. Tapi kenapa belum ada laki-laki yang mau menikahinya? Andaikata dia menawariku, pasti tanpa berpikir panjang lagi kuterima.

    Oh ya teman-teman, dia selalu memakai rok mini, sehingga menambah inventaris pandangan pada dirinya, kadang-kadang terlihat paha mulusnya terkuak agak ke atas. Pelanggan di salon itu cukup banyak, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, tetapi yang paling banyak adalah ibu-ibu yang kelihatannya usianya sekitar 36 sampai 38 tahun.

    Aku cukup berpengalaman menaksir usia seorang wanita. Dan dapat dipastikan yang datang adalah orang-orang berduit. Kalau pelanggan laki-laki yang banyak, itu disebabkan karena penampilan pemiliknya yang menarik, ditambah keramah-tamahan yang jarang dimiliki oleh pemilik salon lainnya yang kadang-kadang genit menggoda.

    Banyak juga pelanggan rutin yang hampir tiap hari Sabtu datang, dan ini didominasi oleh kaum ibu. Dan salah satunya adalah seorang ibu kira-kira usianya 36 tahun dengan wajah cukup cantik tetapi kulit tidak terlalu putih, tapi juga tidak terlalu hitam, sedang-sedang saja. Tinggi badan kira-kira 165 cm, cukup ideal untuk ukuran seorang wanita. Situs Slot Joker368

    Ukuran BH-nya belum kelihatan meskipun dilihat dari samping, karena dia selalu memakai pakaian blouse longgar, sehingga sulit untuk memprediksi ukurannya dari luar, entah kalau nanti dari dalam. Dan anehnya setiap dia datang, dia selalu meminta aku yang melayani untuk mencuci rambutnya, meskipun aku sedang ada pekerjaan mencuci rambut pelanggan lainnya. Bila perlu ditunggunya.

    Oh ya, rambutnya cukup lebat, hitam mengkilat (seperti iklan shampo di TV) dan kalau diurai, bukan main indahnya dengan potongan yang sangat bagus, dengan panjang sampai ke punggung. Hal itu yang membuat kecantikannya semakin bertambah, karena potongan rambutnya dibuat seperti potongan rambutnya Cindy Crawford.

    Penampilan sehari-harinya, rambutnya disanggul modern seperti layaknya ibu pejabat. Dia datang setiap hari Kamis jam 09.30, hampir selalu tepat. Seringkali minta dicreambath, tetapi kadang-kadang juga hanya cuci saja. Agen Slot Joker368

    Setiap datang, dia paling sedikitnya menghabiskan uang lebih kurang dua ratus ribu rupiah, ya untuk perawatan lainnya. Sampai suatu hari, hari itu hari Rabu pagi kira-kira jam 10.00, dia datang dengan tergesa-gesa masuk ke dalam salon sambil mencariku.

    “Mana Rully, mana Rully..” katanya.

    “Ya Bu.. Rully ada di sini”, sambutku sambil ketakutan, ada apa kiranya dia mencariku.

    “Ah kamu, cepet cuciin rambutku segera, aku ada undangan nih. Udah agak terlambat.. maklum bangunnya kesiangan”, katanya.

    “Rambutnya mau diapain Bu?” kataku.

    “Cuma dicuciin saja kok”, katanya lagi.

    “Baik Bu, di sini Bu..” kataku sambil menunjuk tempat duduk untuk mencuci rambut.

    Dia langsung merebahkan tubuhnya ke kursi tersebut sambil menyibakkan rambutnya ke belakang, baunya wangi.

    Aku mulai mencuci rambutnya sambil memijat-mijat kecil kepalanya, kemudian pipinya kuusap lembut dengan telapak tangan diiringi pijatan kecil. Hal ini sering kulakukan kepada pelangganku untuk merangsang syaraf rambut dan syaraf muka.

    Mataku dari atas kepalanya memandang tubuhnya yang telentang di atas kursi cuci. Oh, kelihatannya dia tidak memakai BH. Hal ini terlihat dengan tonjolan dari puting susunya. Memang kalau sedang dalam posisi berdiri tidak seorang pun yang dapat melihatnya karena bajunya yang longgar.

    Dengan kancing blouse bagian atas terlepas satu, aku dapat menangkap belahan dada yang terkuak keluar. Kelihatannya dia tidak menyadari akan hal itu, bahkan malah memejamkan matanya, menikmati pijitan kecilku, yang sudah sampai ke lehernya.

    “Rul.. kamu udah lama kerja di sini?” tiba-tiba keheningan dipecahkan suara ibu tadi.

    “Baru dua bulan Bu.. saya perhatikan Ibu hampir tiap minggu ke sini ya Bu?” namun pembicaraan ini tiba-tiba terputus. “Aduh Rul.. itu jerawat kok kamu pijit, sakit dong!” katanya sambil meraba jerawat yang dengan tidak sengaja kupijit.

    “Oh ini toh, maaf Bu saya nggak sengaja. Habis sembunyi tertutup rambut sih..” kataku.

    “Ibu kok jerawatan sih? Anu ya.. nggak..” aku tidak berani melanjutkan, takut ibu itu marah.

    Tapi malah dianya dengan santainya yang melanjutkan.

    “Kamu mau ngomong, nggak tersalurkan ya? Kamu memang nakal kok”, katanya acuh tak acuh.

    “Rambut Ibu bagus loh, lebat dan hitam kayak yang di TV”, kataku mulai berani menggoda.

    “Ah masak sih..” katanya tersipu-sipu.

    Memang begitulah wanita kalau mendapat pujian atau godaan meskipun dari seorang lelaki pencuci rambut, perasaannya terbang menerawang nun jauh di sana.

    “Rul.. bisa nggak sih kalau cuci begini dipanggil ke rumah. Kalau bisa kan enak ya.”

    “Nggak berani Bu saya, nanti kalau ketahuan dimarahin. Cari kerja susah”, kataku.

    “Kalau aku bilang bossmu gimana?” katanya tidak mau kalah.

    “Terserah Ibu, ” kataku lagi tanpa bisa membela diri lagi.

    “Zus.. Zus..” teriaknya langsung ke pemilik salon.

    “Ada apa Bu?” jawab pemilik salon itu.

    “Boleh nggak kapan-kapan aku cucinya di rumah saja. Nanti aku tambah biayanya”, katanya lagi. “Waduh Bu maaf nggak bisa Bu. Soalnya kan masih banyak pelanggan lainnya, Bu. Betul-betul maaf Bu.. tapi kalau di luar jam kerja atau pas dia libur boleh-boleh saja sih”, kata pemilik salon.

    Waduh, aku nggak bisa menolak deh. Bossku sudah mengatakan seperti itu. Aku nggak enak kalau mencuci di rumah, soalnya aku rasa nggak bebas, apalagi belum tentu ada kursi cuci seperti di salon. Kerjanya kurang enak.

    “Tapi Bu.. di sini saja ya Bu..” pintaku.

    “Kenapa? kamu nggak mau ya mencuci aku di rumah”, katanya dengan nada agak tinggi.

    Waduh marah nih orang, biasa ibu pejabat seorang pembesar kalau kamauannya tidak dituruti cepat ngambek.

    “Nggak gitu Bu, kan di rumah nggak ada kursi seperti ini Bu..” kataku menolak dengan halus.

    “Siapa bilang nggak ada.. kamu menghina ya.. kalo nggak mau ya sudah”, katanya semakin tinggi. Wah.. wah.. ini benar-benar marah. “Maafkan saya Bu, saya nggak bermaksud untuk menolak permintaan Ibu. Tapi baiklah Bu, kapan Ibu mau Rully siap kok Bu..” kataku mengakhiri permintaannya.

    “Nah gitu dong.. terima kasih ya Rull..” katanya puas.

    Aku terus memijit bahunya dengan jari-jariku sedikit masuk ke dalam lubang leher bajunya, “Hmm.. enak di situ Rull”, suara itu keluar dari mulutnya yang mungil. Di situ aku urut agak lama, sekitar 15 menit. Belahan dadanya semakin terkuak saat jariku turun masuk.

    Dari sini aku dapat melihat dan memperkirakan ukuran buah dadanya, pasti ukuran BH-nya 36 entah A, B atau C, aku nggak perduli, yang penting buah dada itu sungguh besar meskipun sudah agak turun. Cuma sampai saat itu aku belum melihat putingnya sebesar apa dan warnanya apa.

    “Bu sekarang sudah setengah sebelas loh Bu, Ibu mau berangkat undangan jam berapa?”

    “Nanti aku dijemput bapak jam 11 persis”, katanya.

    Aku berpikir, aku selesaikan 15 menit lagi kemudian mengeringkan 15 menit sambil merapikan, aku kira cukup, karena rambutnya hanya disisir dengan teruai alami saja, sehingga tidak perlu waktu banyak untuk menyanggul segala. Saat jam 11.00 tepat suaminya menjemput dan langsung pergi.

    “Terima kasih ya Rull..” katanya sambil memberikan tip kepadaku, aku lihat uang lima puluh ribuan dua lembar.

    Aku bersyukur sekali karena uang sebesar itu pada saat itu sangat berharga. Hari itu rasanya cepat sekali berlalu. Aku pulang dari kerja jam empat sore, istirahat sebentar kemudian aku berangkat kuliah. Aku mengambil Fakultas Ilmu Komunikasi, yang tugasnya nggak begitu banyak.

    Sampai di rumah jam sepuluh lewat lima belas menit, aku mencuci muka kemudian langsung beranjak ke tempat tidur. Mata rasanya mengantuk sekali tapi nggak bisa ditidurkan. Pikiranku melayang dan mengkhayal apa yang telah aku lihat pagi tadi. Buah dada yang masih segar, dengan warna coklat muda mendekati warna cream. Lama aku mengkhayal, dan akhirnya aku pun tertidur pulas. CERITA DEWASA

    Pagi harinya, sesampainya aku di salon, bossku menyampaikan pesan telepon dari ibu pejabat kemarin, katanya dia minta untuk dicuci rambutnya di rumah mengingat dia tidak ada kendaraan untuk jalan ke salon. Kalau aku kurang jelas supaya aku telepon balik ke sana. Aku pikir sedikit aneh, kemarin baru dicuci kok sekarang minta dicuci lagi.

    Tapi peduli amat, yang penting uang masuk kantong, pikirku. Kuputar nomor telepon yang diberikan oleh bossku. “Hallo.. ini dari salon.. di Tebet, bisa bicara dengan Ibu.. aduh siapa ya namanya Ibu itu..” aku sedikit gugup.

    “Ya halo.. oo.. dari salon.. dengan siapa nih.”

    “Dengan Rully Bu..” kataku.

    “Oh ya Rull, tadi Ibu telpon tapi kamu belum datang. Gini.. aku minta kamu datang ke rumah.. bisa? untuk cuci rambutku.. aku nggak ada kendaraan Rull”, “Maaf Bu, kalau jam kerja ini nggak bisa.. sedangkan kalau sore saya sekolah Bu.. gimana kalau besok padi Bu, kebetulan giliran saya libur”, kataku.

    “Aduh gimana ya.. tapi oke lah kalo nggak bisa.. besok jam berapa kamu datang?”

    “Jam sembilan Bu.. ya lebih-lebih sedikit gitu..” kataku.

    Esok harinya aku benar-benar datang ke alamat yang diberikan, di bilangan daerah Tebet juga. Rumahnya minta ampun besarnya. Pintu pagarnya tinggi sekali sehingga orang tidak bisa melihat aktifitas yang dilakukan oleh penghuni rumah.

    Aku jadi berpikir, dari mana uang sebanyak ini untuk beli rumah sebesar itu, sedangkan keluargaku untuk mencari biaya sekolah anaknya saja tidak mampu. Kupencet bell yang ada di samping pintu gerbang. Tidak berapa lama keluar seorang perempuan separuh baya membuka pintu, kelihatannya pembantunya.

    Cari siapa Dik?”

    “Ee.. e.. Ibu..” aku nggak melanjutkannya karena aku belum tahu nama ibu pejabat yang kemarin.

    Aku juga bodoh, kenapa kemarin nggak aku tanyakan ke orang salon.

    “Ibu Tia maksud adik..” katanya. Oooh, namanya Tia, baru tahu aku.

    “I.. iya.. Mbak..” kataku sedikit gugup.

    “Adik dari salon ya? udah ditunggu Ibu di dalam”, katanya.

    Aku masuk lewat pintu garasi yang menuju ke bagian belakang rumah. Di garasi berjajar dua buah mobil bermerek, warna biru tua dan silver. Aku semakin minder saja melihat pemandangan tersebut. “Kok sepi Mbak..” tanyaku agak heran mengingat rumah sebesar itu tidak ada penghuninya.

    “Kami hanya berempat Dik.. Bapak, Ibu, supir yang kebetulan adalah suami saya sendiri dan saya sendiri.. sekarang Bapak sedang pergi ke Bandung diantar supir pakai mobil dinas.” “Ooo..” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku terheran-heran.

    Aku masuk ke belakang, ditunjukannya jalan menuju ke suatu ruangan. Di ruangan tersebut, kira-kira ukuran 5 x 6 meter persegi tersedia peralatan salon lengkap dengan dua buah kursi cuci dan satu buah pengering. Untuk apa barang sebanyak ini kalau tiap minggu tetap pergi ke salon, pikirku. Memang kadang-kadang orang kebanyakan duit jalan pikirannya kurang rasional, yang dipikirnya hanya bagaimana caranya menghabiskan duitnya. Tanpa berpikir bagaimana supaya duitnya bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkannya.

    Nggak berapa lama, muncul Ibu Tia di belakangku,

    “Pagi Rull..”

    “Pagi Bu..” kataku agak kaget.

    Ibu Tia pagi itu memakai pakaian senam warna cream dipadu dengan bawahan warna merah muda, dengan rambut digelung ke atas, sehingga menampilkan lehernya yang mulus dan tergolong panjang. Keringatnya masih mengucur dari tubuhnya, membuat tubuhnya makin menempel pada baju senamnya. Kelihatan lekuk tubuhnya yang menempel pada baju senamnya, terutama bagian dadanya, nampak tonjolan kecil yang kelihatan sedikit tegak. Sedang bagian bawah, membekas belahan kecil di antara selangkangannya.

    “Kamu kok bengong Rull”, katanya memecah kesunyian.

    “Ah nggak Bu.. saya cuma..”

    “Cuman apa.. cuman ngeliatin gitu”, katanya terus terang.

    Ibu Tia membuka gelungannya dan menyibak-nyibakkan rambutnya ke belakang sehingga tergerai lepas. Betul-betul potongan rambut yang sangat menggairahkan menyerupai potongan rambut Cindy Crawford.

    “Sekarang kita mulai ya Rull..” katanya sambil merebahkan tubuhnya di atas kursi cuci.

    Dengan pakaian ketat seperti itu dan posisi rebahan seperti itu, kelihatan sekali kalau buah dadanya masih kencang diusianya yang 36 tahun. Buah dadanya masih mendongak ke atas dengan putingnya yang agak menonjol. Belahan dadanya terlihat di balik pakaian senamnya yang terbuka agak lebar di bawah leher.

    Aku termangu memandang pemandangan yang menggairahkan nafsuku sebagai laki-laki normal. Kubuka kran air di wastafel yang telah disediakan khusus untuk cuci rambut, kumasukkan semua rambut yang panjang dan hitam mengkilap itu, mulailah aku mencucinya sampai beberapa menit.

    Aku lihat Ibu Tia memejamkan matanya sambil kedua tangannya bersedekap di bawah buah dadanya sehingga buah dadanya ketarik ke atas, membuat lebih jelasnya dua buah puting kembar di atas dua bulatan buah dada tersebut.

    Aku memandanginya sambil tanganku sedikit memberikan pijitan-pijitan kecil di kepalanya, setelah proses pencucian rambut selesai. Pemijitan mula-mula aku lakukan hanya di bagian kepala, kemudian turun di belakang leher, dan kemudian sampai di kedua bahunya.

    “Nah di situ Rull.. enak Rull.. aku jarang pijat sih akhir-akhir ini..” katanya sambil matanya tetap terpejam.

    Sambil memijat bahunya, jari-jariku kucoba sedikit turun menuju belahan dadanya yang montok itu, sambil kuberikan pijitan kecil. Ibu Tia malah membusungkan dadanya sambil menghela nafas. Makin besar helaan nafasnya, semakin menonjol buah dadanya, dan semakin senang aku melihat pemandangan gratis ini. Aku coba lagi jariku lebih turun agak masuk ke dalam belahan dadanya, sambil terus melakukan pijitan kecil.

    Tapi pijitanku lebih cenderung meraba, karena saking lembutnya. Ternyata pijitanku tadi membuat Ibu Tia agak gelisah, mendongakkan kepala, menaikkan dadanya, menggeser posisi tidurnya dan lain sebagainya. Kelihatan Ibu Tia mulai terangsang dengan rabaanku tadi. Tapi Ibu Tia tidak mengadakan reaksi apapun kecuali menurut apa yang aku lakukan.

    Aku semakin berani mengadakan percobaan selanjutnya. Kali ini aku sudah kepalang nekat, kumasukkan kedua tanganku ke dalam belahan dadanya dan menyentuh kedua buah kembarnya, dan kuusap keduanya dengan memutar arah keluar. Ibu Tia semakin membusungkan dadanya seakan-akan mau diserahkan buah kembar itu kepadaku dengan ikhlas. Gairah sudah menjalar ke dalam tubuh Ibu Tia.

    Tiba-tiba..

    “Rull..” aku kaget setengah mati, cepat-cepat kutarik kedua tanganku dari daerah terlarangnya. “Ya.. Bu.. rambutnya mau dikeringin Bu..” kataku sekenanya untuk mengalihkan perhatiannya. Badanku gemetaran menanti apa yang akan dilakukan padaku yang telah berbuat kurang ajar tadi.

    “Ma.. maaf Bu.. kelakuan saya tadi Bu..” kataku sambil menghiba. “Oh nggak apa-apa.. enak kok.. Oh ya, rambutnya nggak usah dikeringin pakai pengering.. biar kering sendiri.. Nah sekarang teruskan pijitanmu”, kata Ibu Tia seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.

    Tapi tubuhnya digesernya ke atas, sehingga posisi dadanya semakin mendongak ke atas. Aku menenangkan diri beberapa saat, kemudian mulai memijit-mijit lagi di bagian depan. Aku ulangi lagi apa yang tadi kulakukan. Ibu Tia diam, bahkan reaksinya di luar dugaanku.

    Tanganku ditangkapnya dan dimasukkan ke dalam belahan dadanya. Pucuk dicinta ulam tiba, Tanganku menyambut tarikan itu dengan buru-buru meremas kedua buah dada tersebut. Reaksinya di luar dugaan, bahkan kali ini tidak ketinggalan, pantatnya pun ikut diangkat.

    “Rull.. kamu kok nakal sih..” desahnya hampir tidak bersuara.

    Masih kenyal dan keras buah dada Ibu Tia. Tanganku masih menelusup ke baju senamnya meraba, meremas, dan sesekali kusentuh puting susunya yang sudah tegak berdiri. “Och.. och..” hanya itu ucapan yang keluar dari mulutnya.

    Kemudian tangannya merangkul kepalaku yang berada di atasnya dan ditariknya wajahku mendekati wajahnya dan seterusnya diciumnya bibirku dengan ganasnya. “Aauch..” aku kaget bukan main. Aku tidak siap dengan gerakan tersebut, sehingga aku gelagapan dan agak terdorong ke depan hampir jatuh. Akibatnya peganganku pada buah dadanya semakin erat.

    “Aduh Rull.. jangan kencang-kencang dong pegangnya..” kata Ibu Tia sambil mencium bibir, sedangkan lidahnya mulai beraksi di kerongkonganku, memutar-mutar, menyedot lidahku dengan penuh gairah. Aku tidak sabar, kulorotkan baju senamnya dari belahan lehernya turun ke bawah sampai perut sehingga terbukalah tubuh bagian atasnya, dan tersembullah dua buah dada yang indah dengan puting yang kecil berdiri tegak.

    Aku merubah posisi, tidak lagi dari atas kepalanya, tetapi berada di sampingnya sambil tanganku mengusap-usap buah dadanya. Kutundukkan wajahku, kucium buah dadanya dan.. “Heh.. heh..” nafas Ibu Tia terdengar ngos-ngosan menahan birahi yang sudah memuncak. Aku jilat puting susunya, makin kelihatan memerah berkilau karena basah oleh air liurku.

    “Geli.. Rull.. aduh.. eenak Rull.. huh.. huh..” kembali nafasnya tidak terkontrol lagi.

    Sementara tangannya menggapai-gapai mencari pahaku, kemudian dipeluknya pahaku sekuat tenaga seakan menahan sesuatu yang akan pecah, sehingga jilatanku pada puting buah dadanya terlepas. Sekarang posisiku berdiri sedang Ibu Tia menciumi pahaku sambil mencari selangkanganku. Diremasnya pantatku yang masih padat berisi, digigitnya tonjolan di dalam celanaku.

    “Aduh Bu..”

    “Kenapa Rull..”

    “Enak Bu..” kataku sambil terpejam merasakan kejutan yang diberikannya.

    Sambil berdiri, tanganku mencari buah dadanya yang menggantung karena posisinya yang membungkuk. Kuremas, kumainkan putingnya kembali dengan sedikit memberikan cubitan-cubitan kecil, sementara gigitannya masih terus dilanjutkan. Kemudian tangan yang mulus itu mencari retsliting celanaku dan dibukanya, terus dipelorotkan sekalian celana dalamku, langsung saja kejantananku yang sudah sejak tadi tegang mencuat keluar tegak membentuk sudut 45 derajat ke atas.

    Ibu Tia kelihatan kaget menyaksikan apa yang baru saja terjadi, diam sebentar kemudian mulailah tangannya memegang kejantananku dengan lembutnya sambil berdiri dan sekarang posisi kami saling berhadapan, saling memegang, tanganku memainkan buah dadanya, sedang tangannya memainkan kejantananku. Bibirnya didekatkan ke bibirku sambil berbisik,

    “Rull.. aku pingin Rull..”

    Aku diam tidak menjawabnya, bukan karena aku tidak mau, tapi sudah tidak ada lagi kata-kata yang bersarang di kepalaku, yang ada hanya nafsu yang sudah memuncak. Beberapa saat kemudian langsung dikulumnya bibirku dan kami saling berpagut, lidah kami saling melilit, saling sedot.

    Tanganku mulai bergerilya ke bawah menelusup ke dalam celana senamnya yang tidak memakai celana dalam sehingga tanpa kesulitan sampailah aku pada gundukan yang sudah basah tertutup oleh rambut-rambut halus. Jari tengahku mencari lembahnya, kemudian terus aku sentuh klitorisnya.

    “Aduh Rull.. geli sayang..”

    Aku tidak peduli, aku lanjutkan gerilyaku. Aku gosok-gosok klitorisnya dengan perlahan-lahan takut kalau menimbulkan rasa sakit. Sementara tangan kananku memainkan kewanitaannya, bibirku tetap bermain dengan lidah ke dalam bibirnya, sedang tangan kiriku meremas pantatnya yang masih keras. Dan sebaliknya, tangan kanannya masih memainkan kejantananku, sedang tangan kirinya meremas pantatku juga.

    Dengan gairah yang semakin besar, mulutku kuturunkan ke buah dadanya, dan kuciumi, serta aku sedot puting susunya yang sejak tadi sudah berdiri tegak dengan warna merah kehitam-hitaman. Ibu Tia menggelinjang sambil membusungkan dadanya, sambil mendesah kenikmatan dan semakin bernafsu aku dibuatnya dengan dada yang makin ke depan.

    “Rul.. cepet masukin..”

    Kelihatannya Ibu Tia ingin cepat-cepat menyelesaikan permainan ini. Aku kemudian mengambil posisi jongkok, kupelorotkan celana senamnya maka terlihatlah olehku benda yang tertutup oleh rambut-rambut kecil yang sedikit basah sudah terpampang di hadapanku. Sambil memeluk kedua pahanya, kucium kewanitaannya dengan ganas. Aku sibakkan rambut-rambut tersebut, kumasukkan mulutku ke celahnya dan kusedot cairan lendir yang ada di sekitarnya sampai kering.

    “Aach.. Rull..” teriak Ibu Tia.

    “Eeh Ibu.. nanti kedengaran orang lo Bu..”

    “Habis kamu nakal sih.”

    Dijambak-jambaknya rambutku ditekankannya kepalaku ke dalam sehingga makin kencang menempel ke dalam kewanitaannya.

    “Rull.. kita ke ruang sebelah yuk..” katanya.

    Sambil berpelukan kami berdua berjalan menuju ruang sebelah yang berukuran cukup besar 5 x 5 meter persegi dilengkapi meja, kursi santai dan satu sofa berbentuk empat persegi panjang. Ibu Tia membimbingku menuju sofa tersebut. Kemudian dia membaringkan tubuhnya di atas sofa dengan posisi telentang dan rambutnya yang panjang dan sudah kering tersebut tergerai ke lantai.

    Pemandangan yang sangat mengesankan, sebentar-sebentar Ibu Tia menyibakkan rambutnya. Nafsuku semakin menggebu, mungkin Ibu Tia sengaja untuk memancing nafsuku dengan keindahan rambutnya. Ditariknya kepalaku ke arah kewanitaannya kembali. Di situ aku teruskan permainanku.

    Kujilati klitorisnya, kusedot, kumasukkan lidahku dalam-dalam dan Ibu Tia merintih, “Aduh.. Rul.. enak..” suaranya hampir tidak bersuara. Ibu Tia kemudian meyuruhku naik ke atas tubuhnya dengan kepalaku tetap memainkan kewanitaannya. Diciuminya kejantananku sambil dikocok-kocok kecil dengan tangannya.

    “Aduh nikmat Bu..” adegan tersebut kami lakukan cukup lama, tetapi Ibu Tia tidak pernah memasukkan kejantananku ke dalam mulutnya.

    Aku tidak mengerti, mungkin gengsinya masih besar, meskipun nafsu sedang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tapi dengan ciumannya dan kocokannya sudah cukup membuatku merem melek. Kujilati terus klitorisnya sehingga

    “Acchh.. Rully.. aku.. mau.. kee.. aduh.. aduh.. Rully.. aauucchh.. eenak.. oh ya.. oh ya.. aku nggak tahan..” Tapi aku tetap saja memainkannya sampai akhirnya Ibu Tia sudah betul-betul tidak tahan. Dan tiba-tiba Ibu Tia bangkit dan membalikkan tubuhnya, mengangkangkan kakinya ke kanan dan ke kiri sofa, menarik kepalaku, dan sambil menciumi bibirku dia berbisik lirih,

    “Rull masukkan ya..” tangannya sambil memegang kejantananku menuntunnya ke lubang kewanitaannya yang sudah basah. Digesek-gesekannya kejantananku ke bibir lubangnya, kemudian.. “Bles..”, masuklah kejantananku semuanya. Ditekannya pantatku seakan-akan Ibu Tia tidak mau ada sebagian kejantananku yang tersisa.

    Dengan posisi kejantananku di dalam, aku diamkan beberapa saat, sambil bibirku mengulum bibir Ibu Tia dan tanganku meremas buah dadanya, terasa sedotan kecil dari kewanitaan Ibu Tia terhadap kejantananku. Enak sekali, makin lama makin keras sedotannya.

    “Oh.. oh.. oh..” aku mengerang kenikmatan.

    “Ibu.. Ibu.. aauucch.. oh.. oh..” tapi aku tidak mau keluar duluan.

    Aku buang konsentrasi pikiranku ke tempat lain, dan aku mulai memompa kejantananku di kewanitaan Ibu Tia. Ganti dia yang mengerang kenikmatan.

    “Aaucchh.. auch.. heh.. Rull.. aduh.. terus Rull.. lebih cepet.. auch.. aduh enak sekali Rull..” pompaanku semakin cepat dan semakin cepat, sementara puting susunya aku sedot sampai ludes. “Ach.. ach..” hanya suara itu yang keluar dari mulut Ibu Tia.

    “Aduh.. aduh.. ach.. ach..” kaki Ibu Tia menjepit pinggulku, diangkatnya pantatnya, tangannya merangkul leherku dengan keras sekali dan bibirnya melumat bibirku dengan ganas, terasa cairan di lubang kewanitaannya semakin deras membasahi kejantananku.

    Ibu Tia kemudian lemas sambil terengah-engah puas.

    “Kamu hebat Rull..” tangannya tetap merangkul leherku dan bibirnya tetap mencium bibirku.

    Sedangkan aku tetap memompa kejantananku ke dalam kewanitaannya, basah sekali.

    “Saya cabut dulu ya Bu.. dikeringkan dulu..” kataku. Ibu Tia maklum atas permintaanku.

    Setelah berada di luar, dibersihkannya kewanitaannya dan kejantananku dengan kain bersih, sambil tangannya mengocok kejantananku agar tetap berdiri tegak. Setelah beberapa saat aku mulai memompanya kembali di dalam kewanitaannya dan kembali sedotannya terasa pada kejantananku. Dan..

    “Aauch.. auch..” dia mengerang lagi. Lama hal ini kulakukan dan..

    “Aduh Rull aku mau keeluaarr..” kelihatan Ibu Tia untuk kedua kalinya mencapai kepuasannya. Terasa sekali jepitannya semakin kencang, membuat aku tidak tahan dan aku pun ikut mencapai kenikmatan.

    “Aaacchh.. Bu.. Bu..” Kemudian kami pun lunglai dengan posisi aku tetap di atasnya. Kucium bibirnya.

    Setelah kami sama-sama mendapat kenikmatan, aku punya kerja lagi yaitu mengkramasi kembali rambutnya tapi tidak apalah, rambut seorang wanita cantik. Sambil memelukku dan menciumku, “Makasih ya Rull..”, katanya sambil menyelipkan sesuatu ke dalam genggaman telapak tanganku.

    “Saya juga terima kasih, Bu.. dan maafin ya Bu kelakuan saya tadi”, kataku sambil tersenyum.

    “Sampai kamis depan ya Rull..”

    “Wah pekerjaan lagi nih..” batinku dengan senang, kemudian kutinggalkan rumah mewah tersebut dengan perasaan puas sekali. END

  • Meraba Bagian Sensitif Tubuh Pasanganku Di Dalam Kamar

    Meraba Bagian Sensitif Tubuh Pasanganku Di Dalam Kamar


    1554 views

    Duniabola99.org – Cerita ini berawal pada saat aku masih di kuliah di Universitas M, kota X.Pada saat itu, aku masih jomblo karena memang sejak dari SMP aku ga pernah berani mengungkapkan rasa cinta atau sayang kepada cewek, entah kenapa ya??

     

    Nah, pada saat di bangku kuliah lah kemampuanku untuk melihat cewek dan berani mengungkapkan perasaan kami mulai terasah.

    Aku kenal dengan seorang cewek yang kuliah di fakultas Ekonomi Universitas M, sedangkan aku kuliah di fakultas teknik. Kami kenal secara ga sengaja. Perkenalan dimulai waktu Universitas kami mengadakan Kemah bersama. Wuiihhh, rame banget. Kami kenal saat acara bebas.

    “Hai…” sapaku ke cewek itu, dan dia balas menjawab “Hai juga.”
    “Fakultas Ekonomi ya?” “Kenalkan Rendi.” Aku mencoba untuk tetap PD walaupun sebenarnya sudah mulai ga kuat nahan badan yang panas dingin.

    Tak diduga, dia menjawab “Namaku Sherly, kamu dari Fakultas Teknik kan?”. Aku udah sering lihat kamu kok waktu lewat depan gedung Ekonomi.”
    “Bagus, berarti tahap perkenalan bisa dilanjut nich!!”, aku berteriak dalam hati.

    Selanjutnya, setelah perkenalan itu, kami semakin akrab. Namun, ada hal yang memang masih menjadi penghalangku untuk lebih dekat dan mencoba intim dengan Sherly. Ternyata dia sudah punya gebetan, kebetulan temen dia waktu SMA dulu yang kuliah di Fakultas yang sama.

    “Aduuuuhhhh!!!” Aku protes dalam hati, mengapa aku baru menemukan sesosok cewek yang okey pada saat dia sudah dimiliki orang lain. FYI, cewek itu berbadan proporsional, dengan tinggi badan sekitar 168 cm, dengan ukuran dada + 36B. Waaaaw… keren banget deh.

    Sehingga kami hanya dapat berteman saja. Walaupun begitu, aku sering mencuri – curi melihat dadanya yang ranum dibalik bajunya saat kami bertemu, tanpa diketahui pacarnya tentunya.

    Seringkali pula, aku melihat dia melihat sesuatu di balik celanaku, ga tahu tuh, dia lihat apaan, tapi saat aku tanya, dia selalu menjawab celana panjang lo bagus (hihihihihi, jujur ga sich???).

    Hingga suatu ketika, saat kami pergi berdua untuk cari makan malam (maklum, kami berdua kebetulan anak kost, dan rumah kost kami lumayan dekat), dia bercerita tentang permintaan pacarnya untuk segera menikah. DHUEEERRRR!!!! Kepalaku terasa berat dan mataku terasa pedih.

    Pada saat itu pulalah, aku kemudian memberanikan mengungkapkan perasaanku dan mengatakan menyayanginya. Sebenarnya aku menyangka kalau Sherly akan marah dengan keterusteranganku. Tapi, ternyata… dia malah terharu dan juga berkata, “Gue sebenarnya juga sayang sama elo, tapi pacar gue ga mungkin mutus gue.”

    Waduh, aku jadi kebingungan, dan sementara terdiam, tapi kemudian Sherly tersenyum dan bilang, “Kita jadi temen mesra aja, dan akses bisa bebas, karena pacar gue juga udah bebas akses badan gue.” Nahhh loooo, hati ku berteriak gembira namun juga agak BT juga. Ternyata tubuhnya sudah ada yang nimbrung.

    Tapi sudah lah, aku sanggupi saja permintaan dia, dan mulai saat itu, aku pun bebas mengakses tubuhnya. Pada malam itu pula, kami langsung praktek hehehhe…

    Setelah makan malam, kami pun langsung pulang dan aku mampir ke kostnya. Karena kost Sherly sangat bebas akses dan waktu berkunjung ga pernah dibatasi. Kami pun memiliki waktu yang sangat luas. Kami pun langsung masuk ke kamar Sherly, cepat – cepat dia membersihkan diri di kamar mandi, ternyata ada kamar mandi dalamnya.

    Setelah dia mandi, aku pun bergantian mandi. Aku bertanya dalam hati, kok ga mandi bareng aja ya? Ahh, paling itu kebiasaan dia aja kali ya?

    Setelah kami berdua telah bersih, ternyata dia ga memakai kembali pakainnya. Tapi memakai piyama handuk warna kuning cerah, aduh kaya jeruk aja pikirku . Selanjutnya, aku langsung mendekat ke Sherly dan mulai menciumi wajahnya dan berhenti lama untuk menikmati manisnya bibir Sherly. Wooowww… udah lama aku ingin meraba bibir ini, ternyata aku bisa!!!

    Kami semakin panas, dan secara perlahan aku merasakan tekanan di bagian bawahku, ternyata tangan Sherly udah meraba – meraba bagian luar selangkangan ku. Oooohhh… ahhhhh… kami semakin terangsang dan saling meraba, aku mulai meraba dada kanannya di depan piyamanya, aku goyangkan sedikit dan usap usap.

    Uuuuhhhh, enak… Sherly mulai berkicau… ga berhenti. Supaya ga terlalu mencurigakan, Sherly berhenti sebentar dan menyetel musik Pop Barat, sepertinya lagu kompilasi. Ternyata lagu yang distel justru lebih merangsang libido kami. Tanpa banyak bicara, aku kembali meraba tubuhnya dan mulai melucuti piyama Sherly, tanpa banyak komentar pun, Sherly membuka kaos dan celana panjangku lalu meraba dadaku dan menghisap putingku..

    Ahhhh sensasi yang luar biasa, karena memang aku belum pernah merasakan hal ini. Ternyata Sherly sangat berpengalaman, aku pun berpikir apakah dia sudah sering beginian dengan pacarnya? Pikiran macam ini lah yang kemudian memacuku untuk dapat memuaskan nafsunya.

    Baca Juga : Menikmati Memek Basah Istri Temanku

    Segera aku pegang dadanya, dan aku usap usap putingnya yang berwarna merah muda. Terus aku usap dan kemudian aku hisap.. slurp slurp slurp dan aku gigit sedikit untuk memberi sensasi kepada Sherly. Uaaaahhhh, dia mengerang, “Terus sayang.. isep terus… enak.. ahhhh.” Saat itu juga aku mulai meraba pangkal pahanya, Sherly masih memakai celana dalam warna merah muda. Dengan penuh keyakinan aku mulai mengelus gundukan yang muncul dibagian bawah celana dalamnya. Dia semakin mengerang… dan aku terus meraba, hingga aku rasakan gundukan itu terasa sedikit basah.. Aku bingung juga sich… (maklum… ).

    Sherly pun, tak mau kalah dengan aksi ku, dia mulai menyelipkan tangannya ke balik celana dalamku, dan langsung meraba Mr. P ku dan mulai meremas dan menarik maju mundur. Aku sangat terangsang.. terasa sesuatu yang bergetar di tubuhku, dan aku semakin berani membuka celana dalam Sherly dan mengusap Mrs.V nya, lama – lama, kami semakin asyik, tanpa sadar aku mulai memasukkan tanganku ke Mrs.V Sherly, penuh dengan kenikmatan yang aku ga tahu seperti apa, Sherly berkata, “Kamu tiduran Ren, aku mau servis kamu…”

    Aku pun langsung tiduran, dan terasa Mr. P ku menjadi hangat dan basah… saat aku lihat.. Wooooowwww… Sherly menjilat dan mengulum P ku dengan penuh semangat.. Ohhhh ahhhh uhhh.. aku mulai meracau ga menentu.. lagu yang diputar sejak tadi semakin menambah romantisme suasana. Setelah Sherly puas menjilat dan mengkulum P ku, aku pun mencium bibirnya lagi, dan menjilat puting susunya.. terus aku lanjutin menjilat seluruh tubuhnya sama seperti yang Sherly instruksikan.

    Saat mendekati Mrs.V nya, aku berhenti sebentar, karena ragu, namun Sherly berkata, “Lanjutin aja Ren, lo bakal keenakan ntar”. Aku pun menjilat Mrs.V nya dan sedikit maju mundur, karena secara naluri seperti itu. Sherly meracau ahhhhh…..oooojjjjjhhhhh… terus Ren…. jangan berhenti…. enyakkkk….

    Aku pun terus menjilati Mrs.V nya, dan tiba tiba aku berpikir, gimana kalo P ku bertemu langsung dengan Mrs.V nya. Aku pun segera meminta hal ini ke Sherly, dia sedikit melihatku lalu, tersenyum dan mengangguk. Wahhhh.. terasa sesuatu yang luar biasa terjadi, aku semakin terangsang. Sherly membantu memegang P ku dan mengarahkan menuju Mrs.V nya. Posisi yang kami pakai adalah Sherly di bawah dan aku di atas. Saat P ku mulai masuk lubang Mrs.V nya, aku merasakan sedikit linu dan geli.

    Tapi semakin kedalam, semakin hangat dan enak.. Ahhh ohhh… uhhh… terus sayang.. terus… jangan berhenti…. ahhhh… Aku pun semakin tergoda untuk terus menyodok. Bunyi srox.. sroxxx…sroxx… mulai terdengar dan kami berciuman dan saling meraba, aku semakin terangsang dan memegang kedua susu Sherly yang besar itu, dan mengusap pentilnya. Sherly pun mencengkeram punggungku dan menarik pinggulku untuk semakin masuk ke tubuhnya.

    Setelah beberapa saat, kami berganti posisi, Sherly berada diatasku dan aku memangku dia diatas ranjangnya. Sherly semakin mudah mengatur posisinya. Srok..srok..srokk..srokk… Sherly meracau… ouch..ah…uh…ach…. Enak… Ren…

    Aku menjilat susunya dan mengulum pentilnya… dan terkadang mencium bibirnya.

    Setelah sekitar 20 menit, aku mulai merasakan sesuatu yang bergetar di dalam tubuhku, dan siap untuk meledak… aku pun merasakan Sherly beberapa kali merinding…. Hingga akhirnya Sherly berteriak kecil dan tubuhnya menjadi tegang dan saat itu pulalah aku juga menegang dan sesuatu muncrat dari P ku di dalam Mrs.V nya… Beberapa detik kemudian kami berciuman dan aku mencium pentilnya.

    Setelah itu, aku berkata kalau ada sesuatu yang muncrat tadi, dan Sherly tertawa lepas.. “Hahahahahha… itu nama sperma Ren”, kamu ga pernah ML ya?”

    “Ya ngga lah..” Aku membalasnya sambil kembali berpakaian, setelah membersihkan diri kami. “Kalau itu sperma, berarti kamu bisa hamil dong Sher? Terus gimana dong?” Aku menjadi takut. Sherly dengan gampang menjawab… “Tenang aja Ren, aku sering kok ML ama pacarku dan sering keluar di dalam. Tapi aku cegah dengan pil KB biar ga hamil, dan sampai sekarang masih efektif kok hehehehe.” Dia terkekeh… aku pun senyum aja, dan mencium bibirnya sebelum pulang.

    Sejak saat itu, kami selalu meluangkan waktu untuk ML, bisa di kamar kost-ku atau di kamar kostnya. Pokoknya di tempat yang kami lihat memungkinkan, tentunya tanpa meninggalkan kesan yang mencurigakan dengan pacar Sherly.

  • Clothed 18 year old Kiera Winters drips jizz from mouth after giving a blowjob

    Clothed 18 year old Kiera Winters drips jizz from mouth after giving a blowjob


    1554 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Seductive girl brings nice massage and baths with her ideal lover

    Seductive girl brings nice massage and baths with her ideal lover


    1554 views

    Duniabola99.orgKumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Beronani Sambil Mengintip Anak Bosssku Yang Eksibisionis

    Beronani Sambil Mengintip Anak Bosssku Yang Eksibisionis


    1554 views

    Duniabola99.org – Asalku dari kampung di Jawa. Setelah lulus SMU aku mengadu nasib ke Jakarta. Dasar sial aku gak bisa dapet kerjaan yang cocok. Mau balik malu. Akhirnya setelah beberapa kali ganti kerja akhirnya aku bekerja jadi kacung rumah tangga. Majikanku seorang keturunan. Ia tinggal dengan istrinya dan anak perempuannya yang bungsu.

    Majikanku anaknya tiga orang, yang dua sekolah di luar negeri. Yang bungsu baru masuk kuliah tingkat satu. Namanya Vera, tapi aku biasa memanggilnya Nonik. Sebenarnya aku nggak berani berpikir macam-macam karena ia adalah majikanku. Tapi akhirnya aku jadi tergoda juga karena selain orangnya cantik kayak artis mandarin dia suka pakai pakaian yang ketat dan seksi.

    Kadang ia memakai dasternya yang cukup tipis dan tembus pandang, keliatan kulit tubuhnya yang putih mulus sampai BH dan celana dalamnya pula. Ditambah bau tubuhnya yang harum. Apalagi aku sejak dari kampung selalu mengagumi kecantikan artis-artis mandarin dari televisi. Diam-diam aku jadi ngaceng juga kalo ngelihat dia.

    Kadang waktu duduk kedua kakinya agak terbuka. Pertamanya kelihatan pangkal pahanya saja yang putih mulus dan menggairahkan. Terus aku nyari posisi yang pas sambil ngepel di kolong meja aku leluasa melihat pahanya sampai ke celana dalamnya. Ketauan celana dalamnya warna coklat. Langsung aku jadi ngaceng. Rasanya pengin ngeraba-raba pahanya dan melihat yang di balik celana dalamnya itu. Sempat beberapa saat aku liatin terus. Kadang ia pakai baju yang lehernya agak rendah jadi keliatan belahan dadanya bagian atas. Atau pakai baju putih tapi BH-nya warna hitam. Semua itu bikin aku jadi adem panas.

    Suatu malam aku lagi nonton TV di ruang tamu. Waktu itu tuan dan nyonya sudah tidur. Vera baru pulang dan setelah itu mandi. Setelah selesai mandi, ia memakai kimono yang agak basah. Kulihat sekilas dadanya bergerak-gerak dengan bebas. Wah, apa dia nggak pake BH, pikirku. Seketika anu-ku menjadi menegang.

    Memang dadanya cukup besar dan padat berisi. Pernah kulihat ukuran BHnya 34C. Setelah itu ia memanggilku minta makanannya untuk dipanasi. Karena bajunya yang agak basah, kelihatan kedua putingnya yang menonjol di balik dasternya dan bergerak-gerak. Seketika aku menjadi tambah ngaceng menyadari aku melihat payudaranya Nonik.

    Dengan rambutnya yang agak basah membuatnya makin menggairahkan. Kalau nggak ingat ia putri majikanku dan majikanku ada di kamar mungkin ia sudah kuciumi dan .. Tapi aku nggak melakukan apa-apa cuma seringkali melirik ke arah dadanya. Herannya ia cuek saja, seolah-olah tidak ada apa-apa.

    Malamnya aku benar-benar nggak bisa tidur. Aku ingin onani tapi keinginanku bisa kutahan sampai akhirnya aku tertidur. Tapi malam itu aku jadi mimpi basah dan sadar sepenuhnya. Kurasakan air maniku keluar banyak sekali sampai celanaku benar-benar menjadi basah. Dalam mimpiku aku masuk ke kamarnya, kutelanjangi dia kemudian ia kusetubuhi sampai dia nggak perawan lagi. Benar-benar itu adalah mimpi basahku yang terhebat yang pernah kualami. Sejak saat itu aku jadi tak tertahankan lagi untuk onani hampir tiap malam membayangkan Nonik.

    Sejak saat itu semakin sering saja kejadian-kejadian yang kebetulan . Misalnya saat tuan dan nyonya sedang mengurus tanamannya di taman, aku lagi nyapu ruang tamu, nonik keluar dari kamarnya tanpa memakai BH. Kadang ia memakai BH tapi mungkin terbuat dari bahan yang tipis sehingga membuat kedua putingnya tampak menonjol. Secara pukul rata, hampir tiap hari aku bisa ngeliat susunya Nonik kadang malah sehari lebih dari sekali. Dan semuanya itu dilakukan seolah-olah hal yang biasa dan anehnya Nonik Vera cuek aja seperti nggak ada masalah apa-apa. Akibatnya aku jadi terbiasa tiap hari onani.

    Hal paling hebat yang pernah kualami, kebetulan kamar Nonik ada jendela yang menghadap taman di dalamnya ada kamar mandi sendiri. Beberapa kali di waktu malam aku coba ke taman, siapa tahu tirai plastiknya terbuka jadi aku bisa ngeliat ke dalam. Beberapa kali hasilnya kosong sampai suatu saat..

    Malam itu tirai plastiknya nggak tertutup rapat jadi aku bisa melihat ke dalam apalagi di luar gelap sementara di dalam kamar terang karena lampu. Kulihat kamarnya kosong, kayaknya ia di kamar mandi. Tak lama kemudian ia muncul. Pake daster yang sama waktu pertama kali aku ngeliat dadanya itu. Kali ini juga ia tidak memakai BH.

    Lalu dengan posisi membelakangiku ia menanggalkan bajunya! terlihat olehku dari belakang postur tubuhnya dan lekuk-lekuknya yang menggiurkan. Ia cuma mengenakan celana dalam saja warna merah muda. Rambutnya yang sebahu menutupi punggungnya bagian atas. Selain itu kelihatan jelas kulit tubuhnya yang putih halus dan mulus, pinggangnya yang ramping serta pinggulnya yang seksi.

    Kemudian ia mengambil daster di lemari. Tiba-tiba terdengar bunyi dering telepon sehingga ia tidak jadi mengambil dasternya. Malah ia mendadak berbalik! Wah, buset! Baru kali ini aku melihat payudaranya secara jelas banget. Ternyata payudaranya benar-benar indah.

    Padat berisi dan ukurannya proporsional dengan tubuhnya yang tinggi serta masih kencang. Putingnya menonjol keluar serta warnanya merah segar. Cocok sekali dengan celana dalamnya. Ia berbincang-bincang di telepon sambil duduk di meja menghadap kaca yang arahnya 90 derajat dari posisiku.

    Semuanya itu dilakukan saat ia telanjang dada! Berkali-kali payudaranya bergerak-gerak mengikuti gerakan tangannya. Aku bisa melihat payudaranya dari dua arah, dari samping agak belakang serta dari pantulan kaca. Langsung aku memegang-megang Ujangku. Selesai telpon ia mencuci mukanya di wastafel hanya dengan memakai celana dalam saja.

    Kembali aku melihat dadanya dari sudut yang lain. Akhirnya pada posisi menghadap frontal ke arahku ia melakukan gerakan melepas celana dalamnya! Ouch. Akhirnya pada malam itu aku berhasil melihat tubuh Nonik Vera yang telanjang bulat tanpa selembar benang pun. Rambut kemaluannya ok juga sih. Nggak terlalu lebat dan nggak terlalu jarang.

    Tapi yang kulihat berikutnya makin membuatku tegang. Karena tak lama kemudian Nonik Vera berbaring telentang di ranjang yang persis di depanku. Kepalanya menghadap kearahku. Mula-mula ia meram beberapa saat kemudian kedua tangannya meraba-raba perut dan pahanya termasuk pangkal pahanya.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Kemudian ia menggeliat-geliat dan mulai meremas-remas payudaranya. Wah! Lalu jari-jarinya menggerak-gerakkan putingnya dan ia makin merintih dan menggeliat-geliat. Ternyata ia sedang beronani! Kemudian ia mengangkangkan kedua kakinya sampai aku bisa melihat dengan jelas vaginanya. Lalu ia menggesek-gesekkan jarinya ke vaginanya.

    Melihat itu aku jadi nggak tahan akhirnya aku menanggalkan pakaianku juga sampai telanjang bulat trus aku mengocok Ujangku sambil menonton pertunjukannya Nonik Vera. Sampai beberapa saat kemudian kita saling memainkan alat vital masing-masing.

    Sampai kemudian kulihat Nonik Vera kepalanya menghadap lurus ke atas matanya tertutup. Tangan kirinya meraba-raba putingnya sementara tangan kanannya makin kencang menggesek-gesek vaginanya akhirnya kudengar desahannya sambil tubuhnya menggelinjang. Kayaknya ia sudah orgasme.

    Tak lama kemudian sambil menatap payudaranya dan kemudian liang vaginanya dalam posisi dia yang kakinya terpentang lebar, aku mengalami ejakulasi, air maniku kutumpahkan di tanah sambil menatap liang vaginanya. Itu adalah masturbasiku yang terindah dan paling nikmat! Tak lama kemudian aku segera balik ke kamarku dan tidur dengan nyenyak.

    Sejak saat itu aku jadi makin sering melihat Nonik Vera telanjang atau setengah telanjang. Uniknya Nonik Vera sepertinya cuek aja atau mungkin pura-pura tidak tahu? Ia tidak pernah menyinggung atau berbuat sesuatu yang menunjukkan kalau ia tahu.

    Jadi kesimpulanku Nonik Vera seorang yang eksibisionis. Sungguh beruntung aku bekerja disini.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

     

  • Majalah Dewasa Edisi Bebby Keysa

    Majalah Dewasa Edisi Bebby Keysa


    1554 views

    Duniabola99.org– Bebby Keysa adalah model sekaligus seorang Female DJ, sebuah profesi yang umumnya banyak dijalani oleh seorang foto model majalah dewasa. Dalam dunia DJ Bebby Keysa hobi memainkan musik dengan Beat yang penuh energi.

    Bagaimana pose seksi dari Bebby Keysa di majalah Gress edisi 27, simak berikut ini.

  • Mirei Yokoyama Scenes Of Raw Asian Squirting During Group

    Mirei Yokoyama Scenes Of Raw Asian Squirting During Group


    1554 views

  • Majalah Dewasa – Kim Eun Jin

    Majalah Dewasa – Kim Eun Jin


    1554 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja.
    Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res.
    Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona .
    Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Majalah Dewasa Edisi Amy Markham

    Majalah Dewasa Edisi Amy Markham


    1554 views

    Duniabola99.org– Amy Markham

    Setelah bertemu dengan Amy, kami langsung mencari semua yang berbau Korea , kecuali KPop. Alasannya sederhana, karena ia  lahir di Korea dan besar di Jerman. Kalau Anda berharap melumuri tubuh Amy dengan cokelat, kemungkinan fantasi Anda bisa menjadi kenyataan!

  • Tergoda Perawan Desa

    Tergoda Perawan Desa


    1553 views
    Duniabola99.org – Cenit bersandar di dinding, gadis itu duduk sambil memeluk kedua lututnya. Setengah busana atasnya masih rapi tapi seluruh rok dan celananya sudah terbuka. Menampakkan kedua paha yang putih mulus dan montok. Sementara tumpukan daging putih kemerahan menyembul di sela rambut-rambut hitam yang nampak baru dicukur.Sedikit tengadah dan dengan tatapan mata sendu ia berujar lirih

    “Masukkanlah, Kak! Aku juga ingin menikmatinya.”
    Aku hanya terdiam.. kami sama-sama sudah membuka busana bagian bawah, beberapa menit kemudian kami bergelut di pojok ruangan itu. Dengan penuh nafsu ku tekankan tubuhku ke tubuh gadis itu. Ia membalas dengan merengkuh leherku dan menciuminya penuh nafsu.
    Tubuhnya terasa panas dan membara oleh gairah, bertubi-tubi kuciumi leher, pundak dan buah dadanya yang kenyal dan besar itu. Ia hanya melenguh-lenguh melepas nafasnya yang menderu. Setiap remasan dan kuluman diiringi dengan erangan penuh kenikmatan.

    Tanpa kusuruh ia membuka sebagian kancing bajunya. Menampakkan onggokan buahdada yang membulat dan putih. Tanpa membuka tali beha ia mengeluarkan buah dadanya itu dan mengasongkannya ke mulutku.
    Dengan rakus kukulum buah dada besar Cenit sepenuh mulutku. Ia mengerang antara sakit dan enak. Nafasku pum semakin tersendat, hidungku beberapa kali terbenam ke bulatan kenyal dan hangat itu.
    Puncak dadanya basah oleh air liurku yang meluap karena nafsu. Licin dan agak susah meraih puting susunya yang mungil kemerahan itu. Jelas sekali kulihat prosesperegangannya. Semula puting susu itu terbenam, namun dalam sekejap saja dia keluar menonjol dan mengeras.
    Cenit tahu susah mengulumnya tanpa memegang karena aku mencengkram erat leher dan pinggang gadis itu. Tanpa menunggu waktu ia memegangi buah dadanya dan mengarahkan putingnya ke mulutku.
    Aku pun mengulumnya seperti bayi yang kehausan. Mengulum dan menyedot sampai terdengar berbunyi mendecap-decap. Kulihat gadis itu, dalam sayu matanya merasakan kenikmatan, bibirnya tersungging senyuman dan tawa kecil. ‘Gigit sedikit, Kak.’ pintanya padaku.
    Aku menuruti kemauannya, dengan gigiku kugigit sedikit puting susunya. ‘Aih.’ Jeritnya lirih sambil menggigit bibir. Barangkali ia tengah merasakan sensasi rangsangan nikmat luar biasa di bagian itu. Kurasakan tubuhnya melunglai menahan nikmat.
    Kemudian tubuh kami saling mendekap semakin rapat. Gairah dan rangsangan nikmat menjalar dan memompa alirah darah semakin kencang. Secara naluriah aku menyelusuri tubuh sintal Cenit.
    Mulai dari leher, terus ke punggung, meremas daging hangat di pinggul terus ke bagian bawah. Akhirnya menyelip di antara paha. Gadis itu membuka pahanya sedikit, mengizinkan tanganku menggerayangi daerah itu.

    Dalam pelukan erat, tanganku mencoba masuk ehm.. bagian itu terasa hangat dan basah. Cenit menggeser pantatnya sedikit. Kedua matanya memejam sembari menggigit bibir , desah-desah halus keluar tak tertahankan. Detak jantungku semakin kencang ketika kubayangkakn apa yang terjadi di’sana’.
    Gadisku menggelinjang, nafasnya sesekali tertahan, sesekali ia seperti menerawang, apa yang dia harapkan? Aku tahu, dia menginginkan itu, dia mendorong-dorongkan pantatnya ke depan, agar bagian itu lebih tersentuh oleh jemariku.
    Dengan penuh pengertian aku pun turun dari leher buah dada.. wajahku terseret ke bawah, menikmati setiap lekuk liku tubuhnya yang hangat. Setiap sentuhan dan gesekan menimbulkan rintihan lirih dari mulutnya. Wajahnya menengadah, matanya setengah terpejam, bibir agak terbuka, dan sedikit air liur menetes dari salah satu sudutnya.
    “Teruskan, kak jangan hentikan..!” pintanya. “Puaskan aku.?” katanya lagi tanpa rasa sungkan. Yah, tak ada rahasia di antara kami. Apa yang dia inginkan untuk memuaskan hasratnya, pasti dia minta, kapan saja kami bertemu. Begitu pula aku kalau lagi pingin, dia pasti kasih.
    Perlahan aku menyusuri tubuhnya ke bagian bawah. Sekarang aku sudah di atas perutnya yang mulus. Aku bermain-main sebentar di sana. seluruh tubuh Cenit memang sangat menggairahkan. Tidak ada lekuk tubuhnya yang tidak indah. Aku sangat menikmati semuanya.
    Tiba-tiba Cenit memegang kepalaku, meremas sedikit rambutku dan mendorong kepalaku ke bawah. “Ayo, Kak, udah gak tahan nih..! Jangan di situ aja dong.Aih..” Aku menurut. Dulu aku bilang aku ingin merasakan dan menjilati kemaluannya, dia bilang hal itu menjijikkan. Dalam keadaan terangsang dia sangat menginginkanya.
    Sesampai di bagian itu aku terpana menyaksikan pemandangan indah terbentang tepat di depan mataku. Setumpuk daging berwarna kemerahan berkilat di celah-celahnya
    Bagian itu, bibir kemaluan Cenit yang merah dan basah dipenuhi cecairan lendir yangbening. Dengan kedua jari telunjuk ku buka celah itu lebih lebar… Klentitnya menyembul nampak berkedut karena rangsangan nikmat tidak terkira.
    Berkali-kali ia berkedut setiap denyutan dibarengi dengan nafas dan rintih tertahan gadis itu. Aku memandang ke atas. Ke arah payudaranya yang terbuka, putingnya semakin mengeras. Nafasnya terengah-engah, buah dada Cenit yang putih itu nampak naik turun dengan cepat. Kulihat lagi kemaluan gadisku itu semakin merah dan merekah. Kubuka lagi dengan dua telunjukku cairahn kental pun mengalir deras. Meluap dan merembes sampai ke sela paha, persis seperti orang yang sedang ngiler.
    Cairan itu terus mengalir perlahan sampai ke arah anus. Kemudian perlahan berkumpul dan akhirnya menitik ke lantai. Semakin lama semakin banyak titik-titik lendir bening yang jatuh di lantai kamar itu.
    Terasa ia merenggut rambutku dan menekankan kepalaku ke arah vaginanya yang sedang terangsang itu. Aku pun semakin bernafsu. Dengan penuh semangat aku pun mulai mengulum dan menjilati seluruh sudut kemaluan Cenit

    “Ahh. Ahhhh nikmat sekali, Kak!” Cenit merintih, tubuhnya menegang, cengkramannya di kepalaku semakin kuat. Pahanya mengempot menekan ke arah mukaku, sementara kemaluannya semakin merah dan penuh dengan lendir yang sangat licin.
    Aku pun semakin dalam menusuk-nusukkan lidahku ke liang senggamanya. Beberapakali klentitnya tersentuh oleh ujung gigiku, setiap sentuhan memberi pengaruh yang hebat. Gadis itu melolong menahan nikmat aku terus menyelusuri bagian terdalam vaginanya. Oh hangat dan sangat-sangat basah. Tak bisa kubayangkan kenikmatan apa yang dirasakannya saat ini. barangkali sama nikmatnya dengan rangsangan yang kuperoleh dari kemaluanku yang juga sudah mengeras sedari tadi.
    Rasanya sangat nikmat dan tergelitik terutama di bagian pangkal rasanya ingin aku melepaskan nikmat di saat itu juga. Tapi aku harus menyelesaikan permainan awal ini dulu, gadis ini minta untuk segera di tuntaskan.
    Semakin aku memainkan kemaluannya, semakin ia mengempot dan menekankan kepalaku ke arahnya. Sesekali aku menengadah menatap wajahnya yang merah. Tampak ia menghapus air liurnya yang mengucur dengan lidahnya yang merah itu.
    Tiba-tiba ia tertawa mengikik seperti ada yang lucu. Ia mengusap wajahku yang bergelimang cairan vaginanya. Sambil memandangku penuh pengertian. “Lagi, Kak” pintanya.
    Aku mengulangi lagi kegiatan itu, ia pun kembali merintih-rintih menahan rangsangan hebat itu di kemaluannya. Beberapa kali klentit itu kusentuh dengan ujung gigi.
    Tiba saatnya, dia sudah sampai mendekati puncak. Nafas semakin memburu dan tubuhnya menegang hebat beberapa kali. Tanpa sungkan lagi, ia mengeluarkan lolongan penuh kenikmatan ketika rasa enak itu tiba
    “Ohhhhh hhhhahhhhhhhh” jeritnya lepas. “Enak sekali”
    Pantatnya mengempot ke depan setiap denyutan nikmat itu menyergap vaginanya dan setiap denyutan diiringi dengan keluarnya cairan yang lebih banyak lagi. Beberapa cairan itu bagaikan menyembur dari liang senggamanya, aku mundur sebentar, melihat bagaimana bentuknya vagina yang sedang mengalami orgasme.
    Tegang, merah, basah berkedut-kedut, cairan pun membanjir sampai ke kedua pahanya.. mengalir dengan banyaknya sampai ke mata kaki Aku pun tidak tahan melihat keadaan itu, cepat aku berdiri mengasongkan kemaluanku yang sudah tegang itu ke arahnya.
    Ia memelukku, terasa tubuhnya bersimbah peluh, wajahnya yang memerah karena baru melepas nikmat itu disusupkannya ke leherku. Memelukku semakin kuat
    “Puaskanlah dirimu, Kak!”
    Aku pun mendekap tubuh sintal itu semakin erat. Rasa nikmat berkecamuk di titik kemaluanku. Terasa semakin menegang dan mengeras. Tapi aku ingin merasakan sensasi yang lain.
    Kuturunkan kepala gadis itu ke bagian itu. Ia menurut, perlahan ia menyusuri tubuhku dari dada terus turun ke bawah. Seperti yang kulakukan tadi, mulutnya menciumi perutku dan terus turun sesampai di bagian itu ia memandangi penis yang selama ini selalu dia senangi.
    Ia menengadah.. memandangku dengan senyuman nakal. “Besar sekali punyamu, Kak! Ini untukku untuk selamanya,” katanya sambil mengelus dan mulai meremas pangkalnya. Aku terkesiap jemari lembut itu mulai mengocok-ngocok kemaluanku dengan penuh cinta.
    “Nikmatilah, Kak! Aku ingin kamu menikmati dan merasakan kenikmatan seperti yang aku rasakan, kamu milikku, tidak boleh untuk orang lain.” Aku mengangguk sambil tersenyum, perempuan kalau sudah cinta dan ingin pasti mau melakukan apa saja.
    Perlahan ia mulai mengocok pengkal kemaluanku sesekali ia mengecup bagian kepalanya yang seperti topi baja itu. Lembut dan penuh kasih sayang. Beberapa kali pula ia menempelkannya di pipi sambil matanya terpejam.
    “Ohh.. inilah yang aku impikan selama ini. Kepunyaanku milik kekasihku yang perkasa”
    Kemudian ia meningkatkan kocokannya, kedua jemari tangan menggenggam dan meremas-remas menimbulkan rasa geli luar biasa. Kemaluanku semakin menegang menahan nikmat.. keras dan enak.
    Gadis itu sangat lihai mempermainkan jemarinya, seolah dia turut merasakan apa yang kurasakan. Sambil terus jongkok dan menciumi pangkal kemaluanku jemarinya terus juga digesekkannya.
    Akhirny aku pun tak tahan lagi aku merenggut rambut di kepalanya, tubuhku pun menegang. Aku mendorong pantatku ke depan, pahaku mengejang menahan sesuatu yang bakal kukeluarkan.
    “Cenit” kataku sambil mencengkram rambutnya. Ia menatapku, wajahnya tepat di ujung kemaluanku yang sedang dicengkeramnya. Gadis itu tersenyum kecil. Dia senang menatapku yang sedang dalam puncak nikmat.
    Maka, sambil setengah terpejam, aku pun mengeluarkan segalanya, kemaluanku meledak dalam genggaman tangan Cenit, menyemburkan air manikyang sangat banyak, mengenai seluruh muka gadis itu. Sebagian ada yang menyembur dan kena ke rambutnya. Kelopak mata gadis itu berkedip menahan serangan air mani yang mendarat di wajahnya
    “Hhhhhhhh.hh,” perlahan nafasku mulai teratur puncak itu sudah sampai, nikmat tak terlukiskan kata-kata.
    Cenit bangkit berdiri dan menuju pojok ruangan. Paha dan pantat mulusnya nampak gemulai ketika ia melangkah. Gadis itu mengambil baju, mengusapkannya di wajah yang penuh cairan mani. Menoleh ke arahku sambil tersenyum, kemudian berjalan ke arahku. Merentangkan kedua tangan, memelukku dan menempelkan pipinya di pipiku.
    “Enak ya, Kak”
    Aku mengangguk, memeluk tubuh yang masih bersimbah peluh itu. Memandang matanya lekat-lekat. Ia membalas tatapanku, “Aku sangat mencintaimu, Kak. Kaulah milikku dan milikilah aku selamanya”
    Entah berapa lama kami berpelukan sambil berdiri.
    Ketika angin berdesir melalui kisi-kisi jendela, terasa semuanya sudah mengendur. Jiwa dan raga sudah terpuaskan. Sekarang waktunya merapikan pakaian, duduk mengobrol di ruang tamu. Sebentar lagi teman-teman kost kekasihku akan pulang. Kami akan mengobrol di ruang tamu, bercanda, seperti tidak ada kejadian apa pun sebelumnya.
    Tiba-tiba gadis itu berdiri seperti tersentak kaget. Ia memandangku sambil tersenyum kecil. Aku tak mengerti ketika ia menunjuk dengan sudut matanya ke arah lantai. Ha ha ha hampir lupa, cairan itu masih berserak di lantai. Buru-buru ia pergi ke belakang dan kembali dengan secarik kain. Perlahan dia lap lendir-lendir itu dengan kain tadi.
    “Ini punyaku” katanya sambil menunjuk setitik cairan. “Dan ini punyamu, Kak!” hehe aku tersenyum. “Dari mana kamu membedakan keduanya?” tanyaku sambil mengambil sebatang rokok.
    Seraya bangkit dan tertawa “Punya perempuan dan laki-laki jelas beda. Punyaku lebih bening”
    “Tapi punyaku lebih enak kan?” kataku bercanda.
    “Iya dong sayang. ” katanya seraya menghampiriku dan mengusap wajahku penuh kasih dan sayang. “lain kali kita masukin ya . Kak. Aku ingin lebih menikmatinya..” bisik gadis itu, “Aku ikhlas demi Kakak” bisiknya lagi di telingaku. Ia melingkarkan tangannya di leherku, aku pun memeluk tubuh sintal dan bermandi peluh itu lebih erat.
    Malam belum begitu larut ketika aku dan Liani sedang asyik bercinta di ruang tamu rumah kostnya. Tubuh montok gadis itu terbaring pasrah di atas dipan sederhana yang terletak di salah satu sudut ruangan. Sedari tadi punyaku keluar masuk menyelusuri seluruh lipatan kemaluan gadis itu.
    Berkali-kali gadis itu menggeram menahan rasa. Lipatan basah dan hangat itu terasa sesekali menyempit. Dia sungguh menikmatinya gesekan-gesekan itu, aku juga. Yang hebatnya, gadis satu ini sepertinya tidak memerlukan foreplay. Kami langsung melakukannya begitu saja. Cukup dengan tatapan mata, kami sudah tahu apa yang kami inginkan, kepuasan di malam yang basah oleh rintik hujan ini.
    Jam delapan malam aku ada janji dengan Cenit kekasihku untuk bertemu di rumah kost khusus putri ini. Padahal malam ini bukan malam minggu seperti biasanya kami bertemu. Tapi dia sms aku minta ketemuan, ada yang penting katanya. Aku paham yang penting itu apa.
    Yang aku tidak mengerti ketika aku tiba di rumah kost itu, ternyata dia tidak ada. Liani teman sekost nya yang menyambutku. Dia suruh aku masuk dan ketika kutanyakan kemana Cenit, dia bilang sedang keluar sebentar, ada perlu dan dia pergi dengan Rinay kawan sekampungnya. Dia bilang, kata Liani, suruh tunggu saja nggak akan lama kok. Liani, gadis lain desa yang bertubuh tinggi semampai berkulit putih dan berambut panjang itu menyuruhku duduk.
    Tak lama dia pergi ke belakang , mau bikin minum katanya. Aku manut saja seraya mengambil sebatang rokok. Diam-diam kerhatikan tubuh gadis itu dari belakang ketika berlalu. Cukup lumayan, tinggi dan lumayan montok. Apalagi malam ini dia hanya menggunakan sehelai baju tidur sebatas lutut tanpa lengan. Menampakkan gumapalan-gumpalan indah khas gadis desa yang terbiasa bekerja cukup keras.

    Tak terasa aku menghela nafas sambil menyaksikan pemandangan tubuh Liani yang gemulai menuju ke ruang belakang yang agak gelap itu. Pantatnya lumayan besar dan berisi, sementara kedua betis tampak putih mulus dengan tumitnya yang kemerahan. Kalau tidak ingat Cenit kekasihku, mungkin gadis ini pun sudah kupacari, tapi katanya dia sudah punya pacar, entah siapa aku belum pernah ketemu dengan lelaki yang katanya jadi pacarnya itu.
    Tak lama kemudian gadis itu kembali sambil membawa nampan dengan segelas air putih. “Maaf, Bang, cuma ini yang aku sediakan,” katanya sambil setengah embungkuk meletakkan gelas itu di meja di hadapanku.
    Tanpa sadar belahan dada gaun tidur gadis itu agak melorot, menampakkan dua bulatan putih yang mau tidak mau merasuk ke mataku. Kuakui tubuhnya sangat sintal. Walaupun tinggi semampai, tubuh itu tampak padat dan berisi. Buah dadanya tampak menantang tatkala ia berdiri.
    Liani mengibas-ngibaskan rambut panjangnya di depanku. Bibirnya tersenyum. “Ada perlu apa, Bang? Kok tumben nggak malam mingguan ke sininya?” tanyanya sambil membenahi rambutnya yang indah itu. Ia menatapku dari sudut matanya.
    Gadis yang satu ini memang memanggilku dengan sebutan ‘Bang’, tidak seperti yang lain memanggilku’Kakak’. Aduhai tubuhmu Liani sangat sintal dan lagak lagumu malam ini seperti bukan kepada orang lain saja.
    Gadis itu duduk dengan santainya di depanku sembari memegangi nampan di perutnya. Tak ada canggung sedikit pun ketika mengangkat kedua kakinya dan membiarkan gaunnya yang selutut itu tertarik sampai ke batas paha. Aku menelan air liur ku sendiri. Di rumah kost yang sepi ini hanya kami berdua sementara Cenit dan Rinay entah ke mana.
    “Masih lama mereka kembali, Liani?” tanyaku asal saja sambil meraih gelas minumku. Gadis itu menatapku lurus-lurus di mataku. Entah apa yang ada dalam benaknya malam ini. “Entah.” Katanya sambil menggeliat, merentangkan tangannya, kedua pangkal lengannya terangkat ke atas menampakkan ketiaknya yang bersih.
    “Mungkin dua puluh menit atau setengah jam lagi mereka kembali. Katanya ada perlu, Bang.” Gadis itu menguap dengan enaknya di depanku. Kemudian ia menengadah menampakkan lehernya yang putih mulus itu. Hmm.. gadis ini agak-agak mirip Chinese walau sebenarnya bukan. Tapi terus terang aku cukup tertarik dengan kesintalannya.
    “Kenapa gitu, Bang? Bosen ya Nggak sabar ingin cepat ketemu.”
    “Tahu aja perasaan orang” jawabku sambil tertawa kecil.
    “Hmm tahu dong. Nggak sabar pengen ”
    “Pengen apa, hayo!”
    “Pengen  ‘itu’ ya ” katanya nakal sambil terkekeh.
    “Itu apa? Itu  kalau itu kamu juga punya kan?” kataku agak sembrono. Gadis itu
    merapikan posisi duduknya agak cepat. Tapi kemudian dia santai lagi sambil terus menggeliat, seolah ada kepenatan yang hendak dilepaskan dari tubuhnya itu. Dua gundukan dada itu menyembul dari balik gaun tidurnya yang berwarna biru itu. Tampak tali behanya yang berwarna hitam.
    “Ngeliatin apa sih?” katanya sambil memperbaiki tali kutang yang agak melorot di bahunya. “Nggak.” Jawabku sekenanya. Ku lihat ia menatapku tajam. Aku balas menatap. Wajahnya tampak memerah. Aku menahan nafas. Apa rasanya gadis ini? apa bedanya dengan Cenit kekasihku?
    Pikiran-pikiran itu berkelebat cepat begitu saja. Seolah dunia sudah jungkir balik. Tak ingat lagi dengan Cenit, dengan Rinay temannya yang barangkali akan pulang. Aku pun bangkit, meraih tangan gadis itu. Liani diam saja, tapi dia tersenyum sambil tertawa sedikit.
    “Nggak ada waktu, Kak” katanya pelan tapi membalas remasan tanganku. Kuselipkan jemariku di jemarinya, dia membalas. Matanya menatapku seolah mengatakan, kalau ingin melakukannya lakukanlah sekarang juga mumpung Cenit dan Rinay belum pulang. Dan itu tidak masalah apakah mereka akan tahu atau tidak, aku pandai menjaga rahasia.
    Bisikan-bisikan itu mengiang di telingaku semakin membuat gairahku bangkit. Apalagi jika kulihat tubuh Liani yang montok dan dadanya yang naik turun menahan nafas yang mulai terengah.
    Semakin lama remasan semakin erat. Tubuh kami semakin merapat dan terasa tubuh gadis itu memanas. Entah oleh nafsu entah oleh hasrat yang tertahan. Tidak, aku tidak akan menyia-nyiakan kehangatan yang disuguhkan gadis ini, meski bukan kekasihku, tapi perselingkuhan selalu terasa nikmat.
    Dia memang beberapa tahun lebih tua dari gadisku, cenderung lebih dewasa, tapi tak kusangka dia menyimpan kehangatan dan hasrat memadu cinta yang begitu terpendam dan panasnya memancar di malam ini.

    “Kak di dipan itu aja, yuk.” Ajaknya. Senyumannya dari wajahnya yang memerah kelihatan agak genit. Aku setuju, walau pun cuma dipan beralas kasur tipis jadilah. Yang penting aku bisa menikmati tubuhnya malam ini.
    Maka, seperti orang kesetanan sambil berpeluk erat kami melangkah ke arah dipan. Di pinggir dipan ia melepaskan pelukanku, dan perlahan tapi pasti menurunkan gaun tidurnya.
    Aku hanya bisa memandang mengagumi tubuhnya yang putih mulus dan penuh padat berisi itu. Sementara menurunkan celana dalamnya ia memandangku sembari menatap ke arah bawah. Oh, aku belum membuka celana panjangku, terlalu mengagumi kemolekannya.
    Tak lama kemudian kami sudah berpelukan hampir tanpa busana. Dia berada di bawah dalam posisi tradisional. Siap dan menanti untuk dimasuki oleh lelaki yang bukan kekasihnya ini.
    Kalau Cenit memerlukan fore play yang cukup lama sebelum terbangkitkan, dia barangkali tidak memerlukan itu. Atau “Kalau malam begini aku selalu membayangkan bersamamu, Bang. Bisiknya di telinga, kedua tangan melingkar erat di leherku. Pipinya menempel erat dipipiku.
    “Benarkah?” jawabku sambil mencium pipi hangat itu. Liani mengangguk. “Kadang bayanganmu begitui jelas seolah merasuki tubuhku. Kalau begitu aku suka emmh.. basah, Bang.”
    “Oh, ya?”
    “Iya coba kamu rasakan, Bang.” Katanya sambil menggerakkan pantatnya, menggesekkan tumpukan kemaluannya di batang penisku. Ya, terasa hangat dan basan
    “Sebelum kamu datang, aku sudah membayangkan dirimu.. emhhmmm tanpa sadar ‘dia’ pun  sudah basah Aku mencium telinga Liani, dia seperti merinding., tubuhnya menggelinjang karena merinding kegelian.
    “Kadang” bisiknya lagi, “Keluar banyak sekali, sampai membasahi celanaku sekarang juga udah begitu, Bang.”
    Ya, aku rasakan itu, sangat hangat dan sangat basah. Penasaran aku menyelusupkan jemariku ke daerah itu. Ya ampun! Sepertinya aku memasukkan tanganku ke seember lumpur yang hangat. Tak disangka, gadis pendiam ini ternyata menyimpan bara begitu panas. Sebuah rahasia yang selama ini dia pendam
    “Masukkan punyamu, Bang!” pintanya  “Aku udah gak tahan lagi, sedari tadi aku menahan rasa terhadapmu jangan sia-siakan malam ini walau sebentar, aku akan puas.”
    Gadis itu menggelinjang sekali lagi, membetulkan posisi berbaringnya dan membuka pahanya sedikit lebih lebar agar mudah aku menggelosorkan kemaluanku ke liang senggamanya yang hangat itu.
    Terasa meluncur dengan lancar memasuki kemaluan gadis itu. Terus masuk dan membenam sambil ke celah yang paling dalam. Gadis itu mengetatkan pahanya dan pantatnya mulai bergoyang ke kiri da ke kanan.
    Tubuhnya terasa semakin memanas. Pelukannya begitu erat dan buah dadanya yang menempel menekan ke dadaku. Dia sudah begitu bernafsu, nafsu yang di pendam lama dan ingin di lepaskan dalam pelukanku malam ini juga.
    Terus terang di menit-menit penuh cinta itu aku tidak ingat lagi dengan Cenit. Gadis ini butuh dipuaskan. Hasrat yang sudah menyeruak tidak bisa lagi di tarik surut ke dalam. Segala rem sudah di lepas dan kami pun melayang tanpa kendali menikmati semuanya malam ini.
    Kurasa hujan di luar semakin deras. Titik air yang berjuta-juta itu seolah berlomba terjun ke bumi menimbulkan suara gemuruh tidak henti-hentinya. Tapi gemuruh itu tak sedahsyat gemuruh nafsu kami berdua, aku dan Liani yang tengah menikmati cinta.
    Entah sudah berapa kali batang kemaluanku keluar masuk liang senggamanya. Sudah berapa kali pula dia menggepit-gepit dan memelukku dengan erat dengan kedua tangannya. Entah berapa kali ia terengah dan menggelinjang menggeram penuh nikmat.
    “Hhhhhh ehhhhhhh..hhhhhh.” erangnya setiap kumainkan dan kutekan pantatku ke kemaluannya. Luar biasa, setiap tekanan ke bawah di balasnya dengan tekanan ke atas.
    Kurasa sudah sepuluh menit aku mengayun pinggul di atas tubuhnya. Liang kemaluannya terasa semakin rapat dan sangat licin, mencengkram kuat batang kemaluanku yagn menegang.
    Aku kendurkan sedikit gerakanku. Mengalihkan perhatian ke tubuh bagian atas. Liani mengerti, ia meregangkan tubuhnya menarik kepalanya ke belakang, membiarkan buah dada besar yang putih berkeringat itu meenyeruak dari pelukanku. Buah dada gadis desa yang besar dan kenyal, tidak seperti payudara anak-anak kota yang besar tapi loyo.
    Dua gumpalan kenyal itu pun kusergap dengan mulutku. Ku lahap dan kukunyah-kunyah sepuas hati. Putting susunya yang merah itu ku kulum dan kuhisap-hisap sambil kugigit sedikit.
    Hanya sebentar saja, gadis itu menjerit tertahan.
    “Ohhh.. geli, Bang!” aku terus mengulum. Berganti ke kiri dan ke kanan, kemudian tanganku pun meremas-remas pangkal payudara Liani dengan gemas. Sangat kenyal, hangat dan enak rasanya.
    “Aku udah gak tahan lagi Bang,” rintihnya lirih, tubuhnya semakin panas dan berkeringat, tubuhku juga sama. Dalam hawa malam yang cukup sejuk karena hujan itu seolah tubuh kami mengeluarkan uap. Tubuh bugil bermandi keringat yang mengebulkan asap nafsu birahi tak tertahankan.
    Setelah puas dengan buah dada kenyal itu, aku memeluk punggung gadis itu. Kurasa dia mengangkat lututnya, menggepitnya di pantatku. Kemudian ia menurunkan kedua tangannya dan memelukku di pinggang.
    “Tekan-tekan lagi, BAng.” pintanya.
    Aku juga sudah pingin merasakan gesekan kemaluannyai. Sambil saling berpagut erat aku mengayunkan lagi pantatku di atas rengakahan pahanya yang montok itu. Dia pun semakin menggepitk-gepitkan kakinya.
    Sekarang kami konsentrasi ke setiap gesekan, setiap lipatan, setiap senti dari liang kemaluan Liani. Malam ini sunguh hanya milik kami berdua. Gesekan-gesekan itu semakin lama semakin berirama. Sementara Liani melakukan aksi yang menambah kenikmatan, ia menggepit lalu menahan. Gepit tahan gepit tahan. Oh tak terlukiskan enaknya bercinta dengan gadis ini.
    Gesekan itu semakin intens kami lakukan. Sampai-sampai kami tak sadar kalau hujan sudah berhenti. Malam di luar terasa hening. Tapi di atas dipan yang berbunyi kriak-kriuk ini dua tubuh saling memompa berpacu mengejar waktu. Takut kalau Cenit dan Rinay keburu pulang.
    Aku pun mempercepat ayunanku sehingga di malam yang menjadi sunyi ini terdengar jelas suara penisku yang keluar masuk ke kemaluan Liani. Beradu rsa dalam limpahan cairan kemaluan Liani..
    ‘Crekk.. Crekk.. Crekkk. CrekCrekkk.. Crrek.
    Kejantananku naik turun menggesek lipatan-lipatan dinding kemaluan gadis itu. Bunyinya terdengar jelas sekali di telinga kami berdua. Sesekali kutekan akan kuat, gadis itu membiarkan dan menerima tekanan itu, menggeolkan pantatnya berkali-kali agar kelentitnya lebih tersentuh pangkal atas kemaluanku yang keras.
    “Tekan terus, Bang.. aihh…”

    Aku menekan lagi sambil menggerakkan pantat ke kiri dan ke kanan. Mungkin dia merasa gatal dan ingin gatal itu digaRinay sampai tuntas. PenggaRinaynya adalah batang kemaluanku yang dia cengkram dan dia benamkan sedalam-dalamnya.
    “Ohhh..ohhhhhhhhh,” lolong gadis itu melepas nikmat. Seluruh liang senggamanya berkedut-kedut dan sembari menggepit kuat. Tubuh Liani menggelinjang dan menegang menahan rasa enak ketika ia mengeluarkan air mani kewanitanya.
    “Eughhhhhhhh euuughhhhh.. ahhhhh ” rintihnya sambil menyurupkan wajahnya ke leherku, lehernya nafasnya menderu, air liur berceceran dari bibirnya yang merah.
    Saat itulah aku pun bersiap hendak keluar dan menyemburkan kenikmatan di kemaluanku. Tapi sesuatu menyebabkan aku berhenti Masih dalam keadaan bersetubuh dengan Liani ada sekelebat bayangan melintas. Aku memandang dengan ujung mataku, di lantai tampak ada dua bayangan seperti diam terpaku. Aku pun terkejut  bayangan siapa itu?
    Perlahan kulihat wajah Liani yang matanya masih setengah terpejam. Kemudian matanya perlahan terbuka Dia pun melihat bayangan itu dan menatap langsung ke ruang tengah. Samar-samar di bola matanya yang hitam itu kulihat dua sosok berdiri menatap ke arah kami.
    Itu bayangan Cenit dan Rinay! Rinayanya sudah beberapa menit tadi mereka berdiri di sana, menatap kami yang sedang asyik memagut cinta. Apakah mereka tadi mendengar juga.. bunyi crekcrekk.crekk.. alat kelamin kami yang sedang berkelindan? Entahlah, aku tak berani membayangkan hal itu.
    Anehnya, meski pun Liani sudah tahu kehadiran mereka, dia diam saja. Tidak memberi tanda bahwa kekasihku dan temannya sudah pulang. Bahkan seolah membiarkan mereka menonton kami yang sedang beradegan mesra di atas ranjang.
    Terdengar bunyi deheman kecil, dehem khas suara perempuan. Seolah memaklumi kami yang masih dalam posisi senggama ini. hmmm aku tahu itu suara Cenit, aku bisa membedakannya.
    Sedetik dua detik aku tak tahu apa yang harus kuperbuat, kemudian Liani melakukan sersuatu yang tidak kuduga. Dia seperti melambaikan tangan dari balik punggungku. Menyuruh kedua ‘adik’ kostnya itu masuk ke kamar
    “Teruskanlah, Bang. Nggak apa-apa, kok.” Bisiknya di telingaku. “Ngapain malu.. kita kan sedang enak, kamu enak aku enak. Mereka juga pasti maklum.”
    Oh, ya? Bercinta dengan orang yang bukan pacar, dan dilihat oleh mereka pula? Apa pula ini?Exibit kah ini? Ya, sudah! Aku gak sempat memikirkan sejauh itu. Kalau bagi Liani tidak apa-apa, dan Cenit serta Rinay pun justru menikmati pemandangan ini. kuteruskan saja.
    Perlahan dua gadis itu berlalu, seperti tak terjadi apa-apa, kecuali tawa kecil Rinay yang terdengar. Aku memandangi mereka yang pergi menjauh, tiba-tiba Cenit menoleh ke belakang. Dia menatap mataku langsung, di bibirnya tersungging senyuman yang aneh  di situasi seperti ini senyum yang tampak nakal.
    Aku tak tahu apa akan terjadi sesudah ini, bagaimana hubunganku dengan Cenit? Bagaimana pula aku akan menemui mereka setelah ‘permainan’ penuh keenakan ini? Tak bisa lagi aku berlagak seperti seorang lelaki yang setia hanya pada satu perempuan. Tapi tampaknya Cenit pun tak keberatan jika aku mengencani kakak kostnya Liani.
    Ah. Dunia ini memang aneh di tempat yang tampaknya biasa-biasa saja ternyata tersimpan bakat-bakat cinta yang terpendam yang menanti untuk dikeluarkan dan dinikmati setiap lelaki semacam aku. Aku tak tahu harus bergembira atau entahlah!
    Aku meneruskan permainanku dengan Liani. Gadis itu sudah sampai ke puncak syahwatnya kini giliran aku. Perlahan-lahan aku mulai memompa lagi  kemaluanku naik turun menggesek kemaluan Liani yang basah itu. Bunyi crek.. crek.. crek.. creeeek terdengar ke segenap ruangan.
    Aku agak termangu mendengar suara itu tidakkah akan sampai ke telinga mereka berdua yang sekarang sudah ada di kamarnya?
    “Terusin aja, Bang.. Kalo enak ngapain juga di berhentiin” bisik Liani seolah hendak menghapus keraguanku. Maka aku pun meneruskan lagi, kali ini dengan irama yang lebih cepat dan tak lama kemudian creettcretttt sambil menekan aku keluarkan air maniku di dalam kemaluan Liani yang mencengkram erat itu. Oh nikmatnya.
    Beberapa menit telah berlalu. Sesudah menghapus keringat di dadaku Liani mengenakan pakaiannya. Kemudian sambil bernyanyi-nyanyi kecil ia merapikan rambutnya yang kusut masai. Wajahnya tampak puas. Sangat puas telah beroleh kenikmatan yang selama ini didambakannya. Seraya membetulkan tali beha dan menyempalkan payudara besarlnya ia berkata.
    “Bang, aku masuk dulu ke dalam. Nanti Cenit kusuruh keluar, ya!”
    Aku hanya mengangguk mengiyakan, gadis itu pun bangkit dan berlalu dari hadapanku. Sementara aku duduk termangu sambil menghisap sbatang rokok. Tak lama kemudian Cenit keluar menemuiku, kali ini tidak memakai busana yang dikenakannya tadi, tapi sudah berganti dengan gaun tidurnya yang berwarna pink. Bahannya yang halus menampakkan lekuk tubuhnya yang seksi. Aku menelan ludah pasti dia bakal marah karena kelakuan kami tadi.
    Dia hanya tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya. Tak tampak tanda-tanda emarahan di sana. sejenak dia hanya diam.. kemudian tiba-tiba dia bangkit dan ‘menyerbu’ ke arahku.
    Melingkarkan tangannya di leherku dan menciumiku penuh nafsu. Aneh, dia tidak marah, bahkan setelah melihat kami bercinta seolah nafsunya bergelora ingin dipuaskan juga.
    “Cenit maafkan.. aku telah” belum sempat kuselesaikan kalimatku dengan bernafsu dia mencari bibirku dan menciuminya dengan garang. Oh, gelagapan aku dibuatnya. Aku tidak tahu, apakah dia marah atau sudah terangsang. Aku balas ciuman itu, lidahnya terjulur dan bertemu dengan lidahku. Beberapa saat lamanya lidah kami berjalin berkelindan seperti tak mau lepas. Dengan rakus pula dia hirup air liurku, meneguk dan menelannya. Setelah puas giliran aku yang menghisap cairan mulut itu. Setelah itu kami melepas ciuman dan saling memandang selama beberapa saat.
    Tanpa banyak berkata-kata dia menurunkan gaunnya ke bawah, menampakkan dua gumpal buah dada yang tidak memakai beha. Putting susunya meruncing dan tegang.
    “Aku terangsang sekali melihat kalian berdua tadi. ” katanya terengah sambil mengasongkan kedua susunya ke arahku. Aku pun menyambut, tangan kiriku meremas dan mulutku mengulum puting susu yang satunya. Tiba-tiba gerakankuterhenti. Dengan wajah kaget Cenit menatapku heran. Aku lupa mematikan puntung rokok yang ku hisap tadi. Gadis itu tersenyum dan kamipun melanjutkan permainan hangat ini. Buah dada besar montok dan kenyal itu kukunyah sepuas hati.
    Cenit mendesah keenakan. Jemarinya mencengkram kepalaku, mengusutkan rambutku. Masih dalam posisi duduk ia mengangkang .. melepas gaunnya yang sudah setengah terbuka. Dia pun tidak bercelana dalam sehingga gundukan vaginanya yang tebal dan tidak berambut itu merekah di depanku.

    Cairan bening meluap keluar. Mengalir di sela-sela celah kemaluannya. Di tak pedulikannya. Dibiarkan lendir bening itu mengalir. Bahkan dia menyuruhku untuk memegangnya jemariku menyelusup ke liang senggama Cenit, hangat dan sangat basah oleh cairan pelicin.
    Kusentuh klentitnya yang merah dengan ujung jemariku. “Akhh.” Cenit melolong tertahan. “Geli, Kak!” desahnya tersentak. Kemudian sembari memeluk leherku, dan mencium keningku dia mengajakku ke dipan tempat aku dan Liani tadi bercinta.
    Tak banyak cingcong kurengkuh dan kugendong tubuh hangatnya ke dipan itu. Di sana dia kubaringkan. Tapi ketika aku hendak membuka celana, tiba-tiba ia mendudukkan tubuhnya yang sudah bugil itu. Aku heran, apa yang akan dia perbuat.
    “Bukalah celanamu, Kak!” katanya tak sabar sembari menarik resleting celana panjangku. Setela memelorotkan celana dalamku, dengan sangat bernafsu ia memegangi pangkal kemaluanku yang kembali menegang.
    “Besar dan nikmat.” Seru Cenit sambil meremas-remas kemaluanku.
    “Sekarang giliranku” katanya agak keras.
    Ia turun dari dipan dan berdiri di sampingku, di dorongnya dadaku ke arah dipan, menyuruhku berbaring disana. Aku menurut. Setelah aku berbaring, Cenit pun menaikkan sebelah kakinya dan mengangkang di atas. Perlahan dia menekuk tubuhnya dan memelukku dari atas.
    “Masukkan, Kak.” Pintanya dengan nada gemas. Ia memegang batang kelaminku itu dan memasukkannya ke dalam liang kemaluannya. Kemudian dengan agak kasar dia menghenyakkan pantatnya ke bawah agar kemaluanku masuk lebih dalam ke tubuhnya.
    “Ehhhhh. Hhhhh” desahnya kacau seperti anak kecil yang rakus menetek di susu ibunya. Dalam posisi di atas dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat oh batang kemaluanku di cengkram dan di gesek-gesek seperti itu. Geli rasanya.
    Posisi di bawah jarang aku lakukan. Tapi kali ini aku menerima saja, karena tadi sudah lumayan capek meladeni Liani. Kali ini Cenit yang giat menekan-nekankan pantatnya, maksudnya supaya punyaku masuk lebih dalam.
    Sembari memelukku erat, ia terus mengempot-ngempotkan pantatnya. Bunyi crek crek crek terdengar lagi kali ini bahkan di tingkahi oleh jeritan-jeritan kecil yang keluar dari mulut kekasihku.
    Aku terus berbaring sembari meremas-remas pantatnya yang mulai berpeluh itu. Cairan vagina terasa terus merembes dari kemaluan Cenit. Dia sudah sangat terangsang. Liang kemaluannya sangat basah dan panas. Sesekali ia menekan dan menahan. Seolah hendak melumat habis seluruh kemaluanku dengan vaginanya. Terang saja aku pun semakin keenakan.
    Diam beberapa saat menahan tekanan, dia pun mengendurkan dan memulai lagi gerakan naik turunnya. Aku terus meremas-remas pantatnya. Dadanya yang kenyal itu menekan ke arah dadaku, hampir membuatku sesak nafas. Tapi aku pasrah.. lha wong enak rasanya.
    Selama sepuluh menit Cenit bergerak naik turun, nggak cape-cape kelihatannya. Tubuhnya semakin basah oleh keringat, bahkan wajahnya sudah dipenuhi keringat sebesar-besar biji jagung. Sebagian mengalir ke ujung hidung dan menitik menimpa wajahku. Sesekali ia mengibaskan rambutnya yang tergerai..
    Aku mencoba memiringkan kepala mencoba mengurangi titikan keringat di wajahku. Pada saat itulah kembali aku terkesiap. Di ujung ruangan, di pintu kamar Cenit, tegak sesosok tubuh perempuan menatap kami dengan matanya yang bulat.
    Mata besar milik Rinay, teman sekost Cenit. Dia menatap kami tanpa berkedip. Tangan kanannya tertangkup di dada. Sementara yang kiri tampak meremas-remas ujung gaun tidurnya yang di atas lutut.
    Ketika kami saling memandang dalam posisi Cenit masih di atas dan asyik dengan empotan-empotannya. Perlahan tangan kiri Rinay mengangkat ujung gaun merahnya. Terus terangkat ke atas menampakkan paha gadisnya yang padat
    Entah sadar entah tidak gaun itu sudah sedemikian terangkat, sehingga aku bisa melihat celana dalam yang tersingkap. Kemudian ia menarik pinggir celana dalam itu menampakkan segumpal tumpukan daging berbulu dengan celah merah di tengahnya.
    Ujung jemari menyentuh bagian tengah celah itu. Menekannya dan memutar-mutarnya sedikit. Ya ampun kemudian dia menatapku.. dengan mata setengah terpejam.
    Saat itulah Cenit menengadah. Dan menyurukkan kepalanya ke leherku, memelukku kuat dan mulai mendesah berkepanjangan. Pantatnya menekan kuat sampai seolah kemaluanku mau ditelannya sampai habis.

    “Kak.. enak sekali.. ahh” terasa kemaluan Cenit berdenyut hebat, tubuhnya bergetar tak kuasa menahan nikmat nafasnya sangat memburu dan..
    Dia pun lunglai dalam pelukanku. Sementara air mani gadis itu mengalir tak tertahankan, meluap dan mengalir membasahi sampai bagian perutku.. aku peluk gadis itu di punggungnya membiarkan ia mengendurkan syaraf setelah ia tadi sangat tegang menikmati puncak orgasmenya.

    Sampai beberapa menit kami masih berpelukan, kejantananku yang masih tegang itu masih berada di dalam ’sangkar’-nya. Cenit diam tak bergerak dalam pelukanku, sepertinya dia lupa ada sesuatu yang bersemayam dalam tubuhnya.
    Perlahan gadisku ini mengatur nafasnya yang tidak teratur. Setelah agak reda perlahan dia bangkit dan melepas persetubuhan kami. Lambat ia mengangkat pantatnya ke atas. Perlahan alat kelaminku itu keluar dari vagina Cenit. Ketika sudah keluar seluruhnya. Cairan vagina yang kental nampak melumuri batang kemaluanku. Ketika bagian ‘kepala’-nya akan keluar terdengar seperti bunyi plastik lengket yang basah akan di lepas.
    Clep..crrrllek. Cenit tersenyum mendengar suara itu. Entah suara lipatan kemaluannya atau karena lendir yang begitu banyak melumuri batang kemaluanku.
    Ia pergi ke tengah ruangan dan memakai gaunnya kembali, rona wajahnya menampakkan kepuasan yang tiada terkira. Sambil bernyanyi kecil, seperti baru sudah pipis, ia memebenahi rambutnya yang kusut masai. Dan berjalan ke belakang rumah, meninggalkanku yang hendak mengenakan celana dalam ku.
    Belum sempat aku memakai celana itu, tiba-tiba Cenit sudah kembali. Membawa sehelai kain sarung dan menyuruhku mengenakannya. “Pakai ini aja, Kak!” katanya seraya mengambil celana panjang dan kolorku, melipatnya dan merengkuhnya dalam dada. Kemudian ia pun kembali ke belakang.

    Tak lama kemudian ia datang lagi, membawaku segelas minuman, kalau tadi Liani membawakanku segelas air putih, kali ini Cenit menyuguhiku dengan teh manis. Aku segera mereguknya karena merasa kehausan, bayangkan saja melayani dua wanita secara bergilir tanpa istarahat sama sekali. Capek donk!
    Ketika aku meminumnya, alis mataku terangkat, minuman apa ini? Rasanya kok pahit banget? Sebelum sempat bertanya Cenit berkata perlahan, “Itu sari dari akar Pasak Jagad Kak!”
    “Haa?
    Kekasihku tersenyum, itu kan obat kuatnya lelaki, kalau minum jamu itu pasti bakal melek semaleman, kataku sesudah menelan tegukan terakhir. Gadis itu hanya tertawa kecil. ‘Biar aja nggak tidur semaleman besok kamu kan nggak kerja, tidur aja sepuasnya di sini.
    Setengah jam kemudian kami masih ngobrol di ruang tamu. Masih terbayang-bayang permainan kami berdua barusan. Tak disangka begitu bernafsunya Cenit, sampai-sampai kuat main di atas hampir setengah jam lamanya, sementara aku anteng aja di bawah.
    Tiba-tiba Cenit bangkit”Kak,” katanya, “Aku ke dalam sebentar.” Aku mengiyakan saja, kupikir dia mungkin mau sedikit merapikan dandanannya yang agak amburadul itu.
    Aku akan menghela nafas ketika terdengar dia memanggilku dari kamar.
    “Sini sebentar, Kak!”
    Aku pun bangkit dan berjalan menuju ke kamarnya, sebelum tiba di pintu kamarnya aku melewati kamar Liani yang hanya dihalangi secarik kain gorden, diam-diam ku singkap tirai kamar itu. Tampak Liani tertidur pulas, masih mengenakan gaun yang tadi, pahanya yang terbuka nampak putih dan mulus.
    Kamar berikutnya adalah kamar Rinay, hmmm jantungku berdegup agak kencang. Apa yang dilakukannya tadi ketika aku dan Cenit sedang menikmati seks? Entahlah, aku tak tahu. Tapi aku pengen tahu sedang apa dia sekarang?
    Perlahan kusingkapkan juga tirai pintu kamarnya itu. Kasur tempat tidurnya masih tampak rapi, bantal tersusun di tempatnya. Ke mana cewek itu? Kok nggak ada di biliknya? Sedikit heran aku terus melangkah menuju kamar Cenit.
    “Masuklah, Kak! Jangan malu-malu, aku tahu kamu sudah berada di situ.” Kata Cenit lagi, bergegas aku pun masuk ke kamarnya
    Oh di sini rupanya Rinay, dia sedang tidur telungkup di dipan Cenit, sementara cewek ku itu sedang menyisir rambutrnya menghadap ke cermin. Tanpa mengacuhkan aku dia pun menyuruhku duduk di dipan dengan gerakan tangannya.
    Dipan ukuran single itu lumayan sempit, apalagi sekarang sudah ada Rinay yang tidur di sana. Cenit berbalik menghadapku, ditatapnya aku dengan tajam. Kemudian perlahan dia mengalihkan pandangannya ke tubuh temannya yang masih telungkup itu.
    “Terserah kamu, Kak. Mau di sini atau di kamarnya. Aku ikhlas aja, yang penting. Dia bisa juga ikut merasakan .”
    Aku melongo? Dia suruh aku menikmati pula tubuh Rinay!? Tubuh perempuan sintal yang sedang tertelungkup ini? Cenit mengangguk pasti.
    “Kami lihat apa yang kalian lakukan, Rinay pun lihat kita tadi kami bertiga bersahabat, resminya kamu memang milik aku tapi.. berbagi antar sahabat tak ada salahnya, bukan? Lagi pula aku rela kok, selama tidak dengan yang lain selain mereka.”
    Dalam hati aku cuma bisa mengangkat bahu. Kalau dia sudah mengikhlaskan temannya, dia tidak marah apalagi jadi membenci aku, lagi pula kalau dengan begitu dia jadi terangsang dan menikmati juga, apa salahnya.
    Aku berpikir cepat, katakanlah malam ini adalah semacam sex party, dan aku menjadi rajanya sementara menjadi ratuku yang harus kupuaskan, oke saja sih. Hehehe. Kebetulan aku ingin mencobai juga tubuh Rinay yang berkulit sawo terang ini.
    “Aku menunggu di kamarnya,” kataku kepada Cenit, cewek itu mengangguk setuju.
    Dipan singel Rinay terasa cukup nyaman. Bantalan busanya masih cukup baru, dia memang belum lama kost di rumah ini, mungkin baru setengah tahun. Aku berbaring dengan rileks. Memandangi dinding kamar yang dipenuhi poster Cenit sambil memikirkan apa yang telah kudapat malam ini.
    Mula-mula Liani menyerahkan dirinya kepadaku, kemudian Cenit yang memintaku untuk memuaskannya, dan sekarang Rinay, gadis paling pendiam yang jarang ngobrol denganku. Gadis ini pun menginginkan ku pula hehehe.. dasar gede milik, yeuh
    Semilir halus wangi parfum masuk ke hidungku.Terdengar pintu kamar terbuka, perlahan Rinay masuk ke kamar itu. Seperti orang baru bangun tidur. Ia langsung duduk di dipan itu, “Ada apa, Kak?” tanyanya seolah tak mengerti. Aku tersenyum, pandai juga dia menyembunyikan perasaan sebenarnya.
    “Eh, kain sarung siapa yang kamu pakai itu, Kak?”
    “Hehe.. ini pemberian Cenit tadi..”
    Kedua bola mata gadis itu membulat menatapku seolah tak percaya. Terus terang saja, dia cantik juga. Rambutnya yang ikal itu dibiarkannya tumbuh sampai sebatas punggung. Meski baru bangun ‘tidur’ tapi tak mengurangi kesegaran dan pesona cantik yang terpancar di wajahnya.
    Aku menarik gadis itu ke pelukanku, tubuhnya terasa berat karena ia seperti menolak, tapi kemudian malah dia yang merangsek dalam dekapanku.
    “Jangan , Kak! Nanti Cenit marah..” katanya berbasa-basi.
    “Dia marah kalau aku tidak menayangimu juga.”
    “Kamu bisa aja, Kak!” katanya sambil menengadah dan menyentuh pipiku. Aku mengecup bibirnya, dia sangat menikati kecupan kecil itu, matanya terpejam, tubuhnya melunglai, dan aku pun memeluk tubuh sintal itu lebih erat.
    Ia membalas pelukanku dan membiarkan bibirnya kulumat beberapa kali ia mengeluh nikmat. Terasa tubuhnya bergetar ketika aku mulai merengkuhnya. Kemudian aku pun mulai menyusuri seluruh lekuk dan liku tubuh gadis itu. Semakin lama tubuh itu terasa panas, setiap gumpalan dan tonjolan dagingnya terasa begitu membara dipenuhi gairah terpendam.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Aku membaringkan tubuhnya sementara kedua tangannya terus melingkar di leherku. Nafasnya terdengar agak memburu, gadis ini sudah mulai terangsang. Kuperiksa bagian kemaluannya dengan jemariku. Ternyata belum cukup basah, masih terasa agak kering. Kucumbu dia terus supaya gairahnya lebih menggelora.
    Entah berapa lama kami saling mencium saling menyusup dan berkelindan, aku pulang suka buah dadanya. Sangat kenyal, besarnya pun sedang saja, tapi putting susunya sangat kecil, hanya sebesar biji kacang hijau. Tampak sekali putting itu sudah mengeras.
    Ketika kuremas-remas buah dadanya, wajah gadis itu menengadah, matanya terpejam rapat, bibir agak terbuka. Setiap remasan adalah rangsangan bagi tubuh segar ini. Semakin intensif aku meremas, semakin intens juga dia menikmatinya. Ketika kuraba kemaluannya, lendir pelicin yang kental sudah mulai keluar.

    Perlahan aku mengusap-usap jembut halus yang tumbuh di sana. Sesekali agak kutekan agar menyentuh bagian klentitnya. Tuibuhnya menggelinjang karena geli.
    Perlahan tapi pasti cairan pelicin itu mulai keluar, merembes ke permukaan dan mengakibatkan jembut-jembut halus itu terasa mulai kuyup. Hmmm.. Rinay sudah siap untuk dimasuki. Sambil memegang pangkal kemaluanku aku pun memasukkannya. Terasa licin dan rapat. Batang kemaluanku seperti menembus lipatan daging hangat yang basah oleh lendir.
    Creep. Masuklah aku ke tubuh Rinay. Gadis itu melepas nafas panjang, merasakan nikmatnya gesekan di kemaluannya. Entah kenapa aku sangat-sangat terangsang dengan gadis ini, mungkin ini bukan yang pertama baginya, tapi dia melakukannya seperti baru untuk pertama.
    Sepuluh menit pertama kami mengadu rasa, menggesek-gesekkannya dengan gerakan rutin. Sementara Rinay pasrah saja sambil memelukku dan membenamkan wajahnya di leherku. Nafasnya semakin lama semakin memburu, tubuhnya semakin panas. Titik-titik keringat mulai keluar dan lama-lama peluhnya semakin membanjir.
    Kota kecil ini memang lumayan panas meski di malam hari, apalagi rumah kost itu tidak berAC, tubuhku pun kembali berkeringat. Tapi kami tak peduli, kami terus berpelukan menikmati pergumulan itu.
    Kami masih bergumul ketika akhirnya memasuki tahap kedua. Kukeluar-masukkan penisku secara berirama di liang kemaluannya yang pasrah itu. Gadis itu memelukku lebih kuat. Tak peduli dengan tubuh yang bersimbah peluh.
    ‘Crekecrekecrek’. Sepuluh menit lamanya aku menggesek-gesek kemaluan Rinay dengan kemaluanku. Terasa punyaku semakin menegang keras. Kemudian aku menekan Rinay membalas dengan mengempot ke atas. Menggerakkan pinggulnya berputar-putar, ganas sekali putarannya. Aku naik turunkan lagi pantatku beberapa kali, kemudian kutekan dalam-dalam.
    “Ahhh,” gadis itu mendesah nikmat. Kemudian membalas lagi dengan tekanan ke atas, sambil menggoyang pantatnya ke kiri dan kekanan. Lipatan kemaluannya yang hangat terasa semakin kenyal dan licin.
    Beberapa kali kami melakukan itu, aku pun jadi tak tahan. Tapi dia belum mencapai puncak. Aku akan membuat dia duluan merasakan kenikmatan.
    Aku pun semakin aktif mengocok dan menekan memek Rinay. Tulang kemaluan kami beradu, bibir kemaluanya yang tebal menahan tekanan itu dengan nafsu, terasa hangat dan sangat basah karena lendir mani Rinay sudah melimpah sedari tadi.
    Dua menit kemudian gadis itu melolong merasakan vaginanya berdenyut nikmat.. “Ooohhhhh.”
    Aku membantunya dengan menekan semakin dalam. Rinay pun membenamkan tubuhnya ke kasur, menahan tindihanku sambil melepas nikmat, seiring dengan mengalirnya air mani prempuan itu dengan lebih deras. Merembes dari lipatan-lipatan kemaluannya.
    “Enak sekali, Kakeigh oh…!”
    Berbarengan dengan itu akan pun mencapai puncak. Kemaluanku terasa berkedut seiring dengan menyemburnya air maniku di liang senggama gadis itu. Sementara liang senggama Rinay pun menggepit-gepit tak terkendali karena tak kuasa menahan nikmat yang luar biasa.
    Kami masih berpelukan ketika rasa nikmat itu tercapai sudah. Gadis itu diam dalam pelukanku, tubuhnya sangat basah oleh peluh. Hawa panas pun terasa menyergap. Berangsur kami saling melepas pelukan.
    Perlahan gadis bangkit itu duduk dari posisinya. Gurat-gurat kepuasan terpancar di wajahnya yang cantik. Sekilas ku lihat memek Rinay yang masih merah dan bibirnya tampak membengkak, cairan-cairan lendir masih menetes dari sela kemaluannya.
    “Enak, Rinay?” gadis itu mengangguk. Kemudian ia mengusap keringat yang menitik di dadaku. “Dadamu penuh dengan peluh, Kak. Sini kuusap,” katanya sambil mengelus lembut dadaku yang memang penuh dengan keringat.
    Beberapa saat lamanya kami kemudian berbaring bersama di kasurnya yang sempit itu. Rambutnya yang ikal dan panjang itu kubelai. Ia bergerak, menyusupkan tangannya di leherku, kemudian memintaku terlentang, dia ingin tidur di dadaku, katanya. Beberapa saat kemudian Rinay pun jatuh tertidur, tak menyadari air liurnya yang menitik dari sudut bibir. Aku pun segera terbang ke alam mimpi.
    Entah jam berapa kami terbangun. Ketika itu aku dan Rinay masih berpelukan, sementara di luar terdengar suara-suara seperti sedang bernyanyi. Oh, ternyata hari sudah siang. Itu adalah suara Cenit yang sedang bernyanyi kecil, sementara di kejauhan terdengar suara orang sedang mandi, barangkali Liani sedang membersihkan tubuhnya.
    Rinay pun sudah mulai terjaga, ia masih memelukku, buah dadanya yang kenyal itu menempel erat di dadaku. Dari ruang tengah terdengar Cenit sepertinya sedang menyapu lantai. Sementara dari bibirnya terdengar nyanyian yang sekarang sedang populer.
    Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka, kemudian gorden disingkapkan, dan masuklah Cenit ke dalam kamar, menatap kami yang masih bugil hanya berselimut kain sarung.
    “Hei, bangun! Belum puas juga ya!”
    Aku pura-pura tidur sambil memeluk Rinay lebih erat. Gadis itu terkikik tapi dia juga pura-pura meneruskan tidurnya. Cenit berlagak marah dan menarik kain sarung penutup tubuh kami.
    “Apa mau diteruskan lagi tidurnya? Udah siang tauu,”
    Aku menarik kain sarung itu, malu karena kemaluanku sedang menegang setelah beristirahat total beberapa jam. Tapi kalah cepat, Cenit sudah menangkap batang kemaluanku dan mengusap-usap dengan jemarinya.
    “Oh, jauh lebih besar dari gagang sapu ini pantesan enak sekali.” Guraunya sambil tergelak sendiri. “Ya udah, kalau kamu pengen lagi, Rinay. Tuh mumpung lagi berdiri”
    Hampir tak kuat aku menahan tawa dengan canda Cenit, tapi tampaknya Rinay menanggapinya dengan serius, dia menggerakkan pantatnya, memelukku dari atas dan mengempot ke bawah. Bibir kemaluannya terasa menempel di batang kemaluanku.
    “Tuuh, kan! Pasti mau lagi deh! Terusin aja, Rinay. Enak kok!” sergah Cenit sambil memegangi pinggang gadis itu, menolongnya mengangkat panta, aku pun memegang pangkal kemaluanku, menghadapkannya ke memek Rinay yang hangat.
    “Udah pas belum?” tanya Cenit, Rinay mengangguk, perlahan Rinay menurunkan pantatnya, maka. Srrluuuup.. batang kemaluanku masuk lagi ke memek Rinay. “Main dari atas enak, lho Rinay! Tekan aja biar lebih kerasa” bisik Cenit agak keras.
    Seperti tak peduli kehadiran Cenit di kamar ini, kami mengulangi permainan semalam, tapi kali ini Posisi Rinay ada di atas. Kusuruh gadis itu menegakkan tubuhnya. Ia menurut dan mendorong tubuhnya dengan meletakkan telapak tangannya di dadaku.

    Sekarang posisinya berubah, aku berbaring sementara Rinay duduk mengangkang di atasku. Alat kelamin kami telah menyatu, ketika ia sudah duduk dengan benar, nampak memeknya seperti sedang mengulum kemaluanku sampai ke pangkalnya. Kelentitnya nampak menonjol dan cairan itu kembali mengalir membasahi jembut-jembut halusnya.
    Kami saling pandang sementara masih bersatu, bibir Rinay tersenyum, beberapa kali ia menyibakkan rambutnya yang kusut. Perlahan dia mulai mengayun, gerakanya seperti orang sedang naik kuda. Naik turun berirama.
    Semenit aku lupa dengan kehadiran Cenit di sana. ternyata ia berdiri di belakang Rinay, memperhatikan kami yang sedang bercinta dengan gaya seperti itu. Gadis itu menyeringai lebar menampakkan sederetan giginya yang putih bersih.
    Kemudian tiba-tiba ia membuka bajunya, menampakkan beha putih dengan buah dada besar di baliknya. Ia pun membuka beha itu, melemparkannya ke sudut kamar, menarik rok panjang, membuka celana dalam sampai akhirnya bugil sama sekali.
    Ia pun menyerbu ke arahku, membenamkan wajahku di susunya yang besar dan kenyal, meremas-remas kepalaku dengan jemarinya. Sementara Rinay terus asyik mengayun-ayunkan pantatnya naik turun.

    Aku memeluk punggung Cenit, mengulum dan mengunyah susunya yang kenyal. Cewek itu mendengus-dengus ketika putting susunya tergigit lembut.
    Lama kami bercinta segitiga seperti itu, mungkin ada seperempat jam.
    “Kita enak-enakan bareng, Kak.” Bisik Cenit sambil meremas. Aku setuju, dia sudah hampir sampai puncak, aku pun tak tahan dengan ulah Rinay, yang mengocok-ngocok dari atas.
    Cenit melepas pelukannya dan naik ke atas ranjang, mendudukkan pantatnya di dadaku mengangkang lebar menampakkan memeknya yang tercukur rapi. Gundukan dagingnya putih mulus dan kemerahan, bibir kemaluannya tebal dan dipenuhi cairan kental dan hangat.
    Ia memajukan memeknya sehingga sampai di mulutku. Kemudian mulai menekan ke arah mukaku. “Ahh ayo Kak! Aku udah gak tahan lagi nih.”
    Sambil meremas pinggang dan pantatnya aku pun beraksi. Mengganyang habis kue pie lembut dan basah itu. Cenit segera merintih-rintih ingin segera melepas nikmat. Sementar di belakangnya Rinay tiba-tiba mengempot dan menekan ke bawah,. Tubuhnya ambRinay ke depan, menimpa punggung Cenit yang sedang menekan mukaku.
    Wajahku semakin tertekan oleh gumpalan memek Cenit, sementara pahanya menggepit kedua pipiku dengan kuatnya. Akkkh aku hampir tidak bisa bernapas. Ya ampun!
    “Keluarin bareng, Kak! Aghhh.. ahhh!”
    Cenit menekan, Rinay mengempot, dan aku sesak nafas!
    Terdengar suara rintihan panjang berbarengan, Cenit dan Rinay sedang dirasuki kenikmatan. Terasa memek Rinay berdenyut-denyut sembari melepaskan cairan kewanitaannya, sementara mulutku semakin basah oleh cairan memek Cenit yang juga berdenyut melepas nikmat.
    Kedua tubuh cewek itu lunglai setelah menikmati segalanya. Mereka ambruk berbarengan ke tubuhku. Berat sekali rasanya menahan dua tubuh perempuan sekaligus, montok-montok lagi.
    Seperti menyadari hal itu, Cenit dan Rinay pun bangkit, perlahan Cenit turun dari ranjang, sementara Rinay pun perlahan mengangkat pahanya, kedua tangan bertumpu pada dadaku.
    Saat itulah kemaluanku keluar dari liang sanggamanya, cleep.. terdengar seperti bunyi plastik lengket yang sedang dibuka. Tampak kemaluanku masih menegang dan basah bergelimang cairan memek Rinay.
    Aku terdiam sejenak, tak tahu harus berbuat apa, karena aku belum lagi mencapai puncak gadis-gadis ini sudah menghentikan permainnya, ketika itulah tiba-tiba Liani masuk ke dalam kamar, melihat kepada Rinay dan Cenit yang sedang mengenakan pakaiannya kembali.
    Ketika ia mengalihkan pandangannya ke arahku, matanya terpaku menatap kejantananku yang masih berdiri dengan perkasa, merah dan mengkilat bermandikan cairan kemaluan Rinay.
    “Kasihkan sama Liani, Kak!” kata Cenit sambil menyempalkan susunya yang montok itu ke balik beha. Wajah Liani semburat memerah. Mungkin dia tadi mendengar lolongan Cenit dan Rinay yang berbarengan menahan geli dan enak. Aku tak tahu apakah dia juga sudah terangsang dan ingin di gelitik nikmat lagi?
    Tampaknya iya, ia mengangkat roknya menampakkan kedua paha yang padat dan putih mulus. Sementara Rinay dan Cenit bergegas keluar kamar, meninggalkan kami berdua saja di sana. semerbak wangi harum tubuh Liasni menusuk hidungku. Gadis ini baru selesai mandi.
    Liani naik ke ranjang bersiap-siap hendak memasukkan kejantananku ke memeknya yang, ya ampun, ternyata sudah bengkak merekah merah dan basah pula. Tapi siapa tahan menahan tubuhnya yang tinggi montok itu setelah tadi ditindih oleh dua gadis montok sekaligus.
    Aku bangkit duduk, mendorong sedikit tubuh Liani, gadis itu seperti kaget. Tapi dia menurut. Kemudian kusuruh ia berdiri dan  ini dia aku ingin merasakan sesuatu yang lain.
    Kusuruh ia berdiri membelakangiku dan menumpukan tangannya di dipan. Posisinya sekarang menungging di depanku, Liani mengerti, ia mengangkat pantatnya lagi, dari belakang disela-sela bongkahan pantatnya, nampak kemaluannya membelah. Cairan kental menitik-nitik banyak sekali.

    Meski nafasnya ditahan, aku tahu gemuruh di dadanya sudah sedemikian hebat. Tampak dari buah dadanya yang menggelantung itu bergetar-getar menahan dentaman jantungnya yang meningkat dahsyat.
    Aku ingin masuk dari belakang dan kemaluan Liani sudah siap untuk kutusuk dari arah itu. Liani semakin menunggit menampakkan bongkahan pantat dan memek yang merekah. Aku maju menyorongkan kejantananku ke arah belahan nikmat itu. Creepp.. kejantanankupun coba menerobos dan berusaha keras memasuki liang senggama Liani yang terbuka. Tapi gumpalan pantat Liani cukup menahan gerakananku.
    Egghh.. aku mencoba lagi dan menekan lebih kuat ke depan. Akhirnya masuk juga. Oh, rasanya seperti dipilin-pilin. Aku menekan lagi kemaluan kami semakin berjalin, tapi bongkahan pantat Liani seolah menahan gerakanku sehingga aku harus menekan agak lebih kuat.
    “Emhh.” rintih Liani tertahan. “Tekan , Bang. Emmghhh”
    Aku bergerak maju mundur dan menekan-nekan, sekujur batang kemaluanku rasanya seperti dicengkram. Sambil agak membungkuk aku mencoba meraih buah dada Liani, meremas keduanya dari belakang. Hangat besar dan sangat kenyal. Putingnya kuputar-putar dengan dua ujung jari. Membuat gadis itu menggelinjang hebat dan semakin mengangkat pantatnya tinggi-tinggi agar kejantananku masuk lebih dalam.
    Tubuh kami semakin berkeringat ketika rasa enak itu semakin memuncak. Aku pun menekan dan menggosok-gosok lagi dinding memek Liani yang merapat. Agak sulit main dari belakang, tapi kami menikmatinya. Beberapa manit kami menikmati permainan itu. Tubuh Liani maju mundur tertekan oleh gerakan tubuhku.
    Ketika sedang asyik tiba-tiba gorden kamar kembali terkuak. Sosok tubuh Rinay masuk berkelebat, seperti tak memperhatikan kami gadis itu menuju ke ujung dipan, ternyata celana dalamnya ketinggalan di sana.
    Kami tak mempedulikan kehadirannya dan terus saling menekan. Aku menekan ke depan sementara Liani menekan ke belakang. Kemaluan kami sudah begitu menyatu erat bermandikan cairan kental. Tubuh kami pun menegang dan basah oleh keringat yang membanjir. Rasa nikmat semakin meningkat, semakin lama semakin hebat

    “Aghhhhhhh” aku menggeram menahan rasa. Denyutan-denyutan penuh rasa nikmat menyerang kemaluanku. Liani merintih tak kalah dahsyat bahkan lebih hebat dari erangan Cenit dan Rinay berbarengan.
    “Bang agh! Enak banget,oh Aku gak tahan lagi!”
    Samar kulihat Rinay mengenakan celana dalamnya. Ketika itu pula aku dan Liani saling menekan hebat menahannya dan merasakan detik-detik penuh kenikmatan. Nafas Liani melenguh-lenguh, keringat bercucuran dari sekujur tubuhnya. Memeknya menyempit dan  srrr.. keluar banjir yang hebat. Tubuhnya bergetar menahan rasa geli yang luar biasa. Aku pun menekan semakin dalam.
    Mmhhh berkali-kali kemaluanku seperti meledak dalam cengkraman memek Liani. Berkali-kali pula lipatan kemaluan gadis itu menyempit dan menggenggam kemaluanku kuat-kuat ketika ia pun melepas nikmat di pagi nan cerah itu.
    Rinay mendehem kecil ketika kami menyudahi permainan itu dengan rasa puas. Liani menjatuhkan tubuhnya yang basah oleh titik keringat di dipan, menelentang dengan nafas masih terengah-engah. Bibir kemaluannya nampak membengkak, merah dan berkilat penuh dengan lendir. Rinay pun diam-diam keluar dari kamar, di dekat pintu ia menyibakkan rambut ikalnya, menjeling ke arahku, setelah itu ia pun berlalu.

     

    Baca Juga :
  • Cerita Seks Tubuh yang molek seorang pramugari

    Cerita Seks Tubuh yang molek seorang pramugari


    1553 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku adalah mahasiswi disebuah universitas swasta di kota “S”, nama initialku Rus, dan aku pernah mengirimkan cerita “Rahasiaku” kepada situs ini.

    Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam “Rahasiaku.”

    Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.

    Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,
    “Hmm.. ia sudah datang,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.

    Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.

    Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.

    Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku,
    “Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.”
    Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya,
    “Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.”
    Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga,
    “Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam.”
    Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.

    Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian,
    “Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”
    Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya,
    “Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.”


    Dan Vera pun menjawab, “Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.”
    Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan.

    Aku pura-pura kaget,
    “Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” kataku.
    Vera menjawab, “Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.”
    Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,
    “Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.”
    Dan Vera menjawab, “Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.”
    Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku.

    Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksa baju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.

    Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.

    Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.

    Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.

    Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.

    Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah.

    Hari-hari berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.

    Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain.

    TAMAT

  • Hanya Imron Yang Perkasa Yang Bisa Memuaskan Diriku

    Hanya Imron Yang Perkasa Yang Bisa Memuaskan Diriku


    1553 views

    Duniabola99.org – Aku seorang wanita yang sudah memiliki suami,dan pada suatu saat aku mengalami sebuah kejadian yang sungguh tidak pernah aku duga sebelumnya. Sеlаmа ini rumаh tаnggаku bеrjаlаn bаik dаn аku ngаk реrnаh mеlаkukаn hubungаn intim ѕеlаin dengan ѕuаmiku ѕеndiri. Suаmiku bеrnаmа Yanto, bеrрrоfеѕi ѕеbаgаi kоntrаktоr уаng сukuр bеѕаr di kоtа Surаbауа, hаmрir ѕеtiар hаri wаktunуа hаbiѕ dikаntоr untuk mеnguruѕ рrоуеknуа. Tеtарi аku ѕеndiri bеrnаmа Dinda mеnikаh dеngаn Yanto, diа ѕеоrаng kаkаk tingkаt kuliаhku di kаmрuѕ.

    Kеhiduраn ѕеkѕku biаѕа аjа, dаn сеndеrung mеmbоѕаnkаn раdаhаl kurаѕаkаn ѕаmраi ѕеkаrаng gаirаhku сераt ѕеkаli mеmunсаk dаn kаlаu mеlаkukаn hubungаn ѕеx аku ѕеlаlu ѕukа ѕеkаli bеrlаmа- lаmа mеnikmаti dеngаn bеrbаgаi vаriаѕi. Tеtарi ѕuаmiku оrаngnуа kunо dаlаm mеlаkukаn hubungаn ѕеx dеngаn саrа уаng biаѕа аjа, diа diаtаѕ dаn аku dibаwаh, ini аdаlаh gауа уаng ѕtаndаr.

    Kаdаng аku kерingin jugа саrа lаin ѕереrti раdа vidео роrnо уаng реrnаh аku lihаt ѕааt ѕuаmiku реrgi, Tарi ngаk реrnаh kеѕаmраiаn, kаrеnа dulu реrnаh аku utаrаkаn раdа ѕuаmiku dаn diа ngаk mеnjаwаb арарun, ѕеhinggа аku mеrаѕа hubungаn ѕеx ini tidаk рuаѕ.

    Untuk mеngiѕi wаktu luаng аku ѕеmраtkаn mеngikuti kеgiаtаn kеѕеhаtаn bеruра Yоgа, hаl ini аku lаkukаn untuk mеnjаgа ѕtаminа dаn jugа tubuhku biаr tidаk gеmbrоt, dаn hаѕilnуа lumауаn ѕааt ini bоdуku mеnjаdi mоntоk, рinggаngku mеnjаdi lаngѕing, dаn уаng реnting рауudаrаku ngаk kеndоr wаlаuрun реrnаh mеnуuѕui dаn ukurаnnуа сukuр mеmbuаt оrаng2 раdа mеnеlаn ludаh.

    Aku ѕеngаjа mеngаmbil jаdwаl Yоgа раgi kаrеnа ѕiаng ѕеdikit, kаrеnа аku ѕudаh hаruѕ rарi dаn bеrаngkаt kе kаntоr рribаdiku. Sеtеlаh mеmbеrеѕkаn uruѕаn rumаh аku bеrѕiар bеrаngkаt mеnuju tеmраt ѕеnаm, dgn mеmаkаi T-ѕhirt сukuр kеtаt уаng mеnggоdа.

    Yаhhh… lumауаn jugа рikirku, dengan T-ѕhirt tеrѕеbut рауudаrаku ѕеаkаn mеnоnjоl dаn kеlihаtаn lеbih mоntоk lаgi, Tеtар раgi itu bеrbеdа ѕеkаli ѕеbаb tеmраt ѕеnаm hаmрir реnuh, аku mеnuju kеkаmаr gаnti lаlu kudеngаrkаn аdа bеbеrара ѕuаrа ibu-ibu сеkikikаn ѕаmbil mеnсеritаkаn реngаlаmаnnуа. Ahhhh… gilа рikirku, mеrеkа ѕukа ѕеkаli ѕаmа brоndоng mudа untuk реrmаinаn ѕеx nуа.

    “Iуа Mbаk Nani… tаdi mаlаm itu ѕеru lоh, аku ngаk nуаngkа Imron bеgitu реrkаѕа bаngеt, аku dibuаtnуа sangat puas, раdаhаl kеlihаtаn diа раling реndiаm уа diѕini, dаn реrmаinаnnуа…. Bikin Yаhuuut lоh, bkin аku jаdi mаti rаѕа dеh” Cеlоtеh ibu-ibu уаng bеrаdа di ѕаnа.

    “Ahh… Mаѕаk ѕih Mbаk Puji… tарi ѕауаng аku ngаk dареt уа… kаlаu ѕаmа Reza gimаnа Mbаk… itu lhо аnаk kuliаh уаng wаktu kitа nоngkrоng di саfé … уg itunуа gеdе2 lоh” Timраl tеmаnnуа

    ”Ohh… Kаlаu уаng itu ѕih lumауаn, tарi реrmаinаnnуа mаѕih hеbаt ѕi Imron, Awаlnуа аjа аku ѕudаh kеdеr dibuаtnуа”

    ”Mаѕа… аku jаdi реngin mеnсоbаnуа Mbаk… Ntаr lihаt аjа уа, bаkаl аku hаbiѕin diа dеngаn ѕеgаlа tеnаgаku…” сеlеtuknуа ibu2 itu dеngаn gеrеgеtаn.

    Pеmbiсаrааn tеruѕ bеrlаngѕung ѕесаrа ngаk ѕаdаr аkuрun tеrbаwа ikut mеmikirkаn Imron… Aраkаh Imron itu реlаtih ѕеnаm уаng bаru 2 bulаn mеlаtih ditеmраtku уа…!!!, kаlаu lihаt сiri2nуа реndiаm dаn асuh ѕih…

    ”Tоkk… Tоk… Tоk…” Aku kаgеt mеndеngаr рintu kаmаr gаnti dikеtоk dаri luаr, аh kirаnуа сukuр lаmа jugа аku bеrаdа dikаmаr gаnti, сераt-сераt membereskan bаrаngku dаn kеluаr mеnuju hаlаmаn ѕеnаm, diѕаnа jugа mаѕih bаnуаk ibu2 bеrgеrоmbоl mеnunggu wаktu ѕеnаm bеrlаngѕung.

    Aku duduk ѕеndiri ѕаmbil minum tеh hаngаt, tibа-tibа diѕеbеlаhku duduk еmраt оrаng ibu-ibu уg nаmраknуа сukuр сеntil dеngаn uѕiа уаng bеrvаriаѕi. Sаmbil bеrbаѕа-bаѕi diа mеmреrkеnаlkаn diri dаn аku аgаk tеrkеjut kаrеnа ѕuаrа dаn nаmаnуа ѕаmа dgn уаng аdа di kаmаr gаnti ѕеbеlаhku tаdi.

    ”Ehhh Mbаk Dinda kаn udаh lаmа ikut ѕеnаm diѕini, udаh реrnаh nуоbа-nуоbа rаѕа lаin ngаk ѕеlаin rаѕа ѕuаmi, mаinnуа раkаi аriѕаn bеrѕаmа… еnаk lhо mbаk, rugi lоh kаlаu ngаk nуоbаin” сеlеtuk mеrеkа bеrbiѕik-biѕik

    “Sudаh lаh mbаk Dinda… Ikut аjа ѕаmа kаmi, rаhаѕiа раѕti tеrjаmin kоk,.. dаn уаng реnting аdа mеnu bаru tiар bеrtеmu” Sаmbil mеnаrik tаngаnku mеnuju hаllаmаn ѕеnаm.

    Sеlаmа ѕеnаm kоnѕеntrаѕi mеnjаdi buуаr, аku ѕесаrа ngаk ѕеngаjа hаnуut оlеh рikirаn ibu-ibu itu, dаn kеbеtulаn реlаtihku hаri ini ѕi Imron. Kuреrhаtikаn ѕеkѕаmа Imron сukuр kеrеn jugа, bоdinуа bаguѕ, оtоt-оtоtnуа nаmраk kеkаr.

    Alаmаk реrfесt bаngеt оrаng ini.” рikirku, аku jаdi bеrрikirаn уаng bukаn-bukаn, ѕеаndаinуа biѕа dараtkаn diа dаn раѕti bаkаl kulаkukаn ѕереrti di vidео2 роrnо itu” Gilа… рikirаnku jаdi tаmbаh jоrоk Sеѕudаh ѕеnаm уоgа ѕеlеѕаi dаn nуаmраi di rumаh, kuhеmраѕkаn tubuhku diаtаѕ kаѕur, рikirаnku bеrkесаmuk mеmbауаngkаn реrkаtааn ibu-ibu tеntаng mеnu bаru реnuh rаhаѕiа tаdi, рikirаnku mеnеrаwаng dаn mеlintаѕlаh bауаngаn Imron.

    Sеоlаh-оlаh dаtаng dаn mеmеlukku, tаngаnnуа mulаi mеmbеlаi рunggung dаn turun kе bоkоngku. Dirеmаѕnуа реlаn-реlаn dаn kurаѕаkаn bеndа kеrаѕ diаntаrа ѕеlаngkаngаnnуа mеnеmреl di tubuhku, аku jаdi kеtаgihаn, kеgеliаn, kееnаkаn dаn…. Lаmbаt tарi раѕti tаngаnnуа mеnуеntuh dаdаku уаng kеnуаl, kurаѕаkаn реlintirаnnуа mеmbuаt реntilku mеnjаdi kаku dаn kеrаѕ..

    Kriiiinngg… Krrriiiingg… Suаrа HP bеrdеring… ! Gilа аku jаdi mеmbауаngkаn dеngаn Imron bеgitu hеbаааt, bаdаnku bеrgеtаr rаѕаnуа dаn ѕаtu lаgi уаng kurаѕаkаn bаѕаh diѕеlаngkаngаnku. Aku bаngun bеrmаlаѕ-mаlаѕаn dаn kuаngkаt tеlероn.

    ”Hаllо… Mbаk Dinda аdа”

    ” Yа ѕiара ini уа…”

    ”Aduuh… Mаѕаk luра ѕауа Puji уаng ѕеnаm bаrеng tаdi lоh…”

    “Gimаnа mаu ngаk ikut аriѕаn brоndоng…?” tаnуа nуа

    “Ntаr dеh mbаk di рikir-рikir dulu uсарku mеngаkhiri tеlроn itu.”

    Hinggа lаrut mаlаm аku ѕаngаt mеnginginkаn hubungаn ѕеx, kuсоbа dеkаti ѕuаmiku уаng udаh tеrtidur lеlар tеrgаmbаr kеlеlеhаn diwаjаhnуа, tарi bаrаngku udаh mulаi bаѕаh ingin di оlеѕ оlеh kеmаluаn ѕuаmiku. Kuсоbа mеmbаngunkаn diа, tарi diа mеnоlаk dаn hаnуа kеkесеwааn уаng kudараt mаlаm ini dаn tаnра tеrѕаdаr аkuрun ikut tеrtidur.

    Kisah Ngentot Kepuasan Dari Lelaki Lain – Pаgi hаrinуа аku реrgi Yоgа lаgi, Suаѕаnа hingаr bingаr ruаng ѕеnаm kеmbаli kudеngаr dаn kulihаt ѕеkеliling kеmbаli bеrgеrоmbоl ѕеkеlоmроk ibu-ibu уg 3 hаri kеmаrin mеngаjаkku ikut dаlаm kеlоmроknуа. Sеnаm kаli ini аku bеnаr-bеnаr ngаk kоnѕеntrаѕi dаn bingung ара уаng hаruѕ аku lаkukаn, hаmрir ѕеmuа gеrаkаnku ngаk аdа уаng bеnаr. Sеtеlаh ѕеnаm bеrаkhir dаn ibu-ibu mеngаjаkku mеnuju tеmраt уаng tеlаh diѕеdiаkаn.

    Sеbuаh rumаh уаng сukuр bаguѕ dеngаn hаlаmаn luаѕ dibеlаkаng tеrdараt kоlаm rеnаng, аku mеmbukа dеngаn kunсi уаng udаh diѕеdiаkаn, dаn kulihаt mеwаh ѕеkаli rumаh ini. Bеbеrара ibu2 аdа уаng mаndi duluаn.

    ”Bеgini Mbаk Dinda itu kunсinуа аdа limа kаn…? ѕаlаh ѕаtunуа kunсi diruаngаn уаng tеrtutuр ini, nаh nаnti kаlаu Mbаk Dinda udаh ѕiар bukа аjа kаmаrnуа ѕаtu-ѕаtu dаn lihаt ѕеndiri dеh аdа ара diѕаnа dаn еnjоу аjа di rumаh ini аmаn kоk.

    Aku ѕеmаkin bingung bаgаimаnа nаntinуа. Aраlаgi tidаk lаmа kеmudiаn mеrеkа реrgi mеninggаlkаnku. Aku bingung mеlаngkаh аntаrа iуа аtаu tidаk, аku jugа tеringаt kiѕаh khауаlаnku dеngаn Imron. di ѕitu jugа аku tеringаt ingin mеnсоbаnуа.

    Kulаngkаhkаn kаki dеngаn mеngunсi рintu, Cеtrеk !!!! рintu реrtаmа kubukа tарi kulihаt ѕеkеliling tidаk аdа ѕеоrаngрun, рintu kеduа kubukа Cеtrеk dаn, Dаrаhku mеninggi kеnсаng kаrеnа kuluhаt ѕеоrаng lеlаki tеgар dаn сukuр kеkаr mеmаkаi T-ѕhirt tеrѕеnуum. Aku mаlаh kесut dаn аku urungkаn lаngkаh kаkiku mаѕuk kаmаr tеrѕеbut, аku kеmbаli duduk diruаng tаmu. Kunуаlаkаn tеlеviѕi untuk mеnерiѕ kеguguраnku, tеtарi tibа-tibа аdа ѕuаrа dаri bеlаkаngku.

    “Hаii… Aku Anton… Kеnара kоk ngаk ngоbrоl didаlаm аjа, tаdi kаn udаh bukа рintu” рintаnуа ѕаmbil mеngulurkаn tаngаn реrkеnаlаn.

    ”Hmmm.. Aku Dinda,,.” jаwаbku guguр dаn tаngаnku mulаi bеrkеringаt dingin.

    Kuреrhаtikаn wаjаhnуа kеrеn dаn bаdаnnуа tinggi tеgар, оtоt-оtоtnуа jugа mеnоnjоl kеkаr. Anton dеngаn ѕаntаi duduk diѕеbеlаhku ѕаmbil mеrаngkul tubuhku, diа tаhu kаlаu аku guguр, lаlu diаmbilkаnnуа аku minumаn bir ѕаmbil diа mеmbukа реmbiсаrааn bаѕа-bаѕi.

    Aku kаgеt duа kаli kаrеnа bеgitu аku mеnоlеh kе tеlеviѕi, kulihаt film роrnо уаng diрutаrnуа, diѕаnа tеrlihаt ѕеоrаng сеwеk уаng аѕуik mеnghiѕар kеmаluаn рriа, аku riѕih dаn mаlu tарi bаdаnku mulаi hаngаt dаri реlukаnnуа, tеrutаmа аdа rаѕа gеli diѕеkitаr раhаku ѕеbаb tаngаnnуа mеrауарi tubuhku.

    Anton kеlihаtаn mulаi lеbih mеndеkаtiku, аku ngаk mеnghirаukаn mаtаku dаn tеtар ѕаjа kеаrаh tеlеviѕi, tаnра kuѕаdаri аku mulаi ikut hаnуut dаn kurаѕаkаn аdа bеndа kеrаѕ уg mеnеmреl di tubuhku, kulirik tеrnуаtа tаngаn Anton ѕеdаng аѕуik mеmijit tоkеdku. Ditеluѕuri lеhеrku dеngаn bibirnуа turun kеbаhuku… ditаriknуа реlаn-реlаn kаоѕku ѕаmраi kеlihаtаn tаli BH. Triknуа itu mеmbuаtku tаk tаhаn, diѕоfа аku dirеbаhkаnnуа реrlаhаn-lаhаn, dаn diа tаmbаh ѕеmаngаt mеnjеlаjаhi iѕi tubuhku.

    Anton mеmbukа ѕеndiri kаоѕnуа dаn kulihаt dаdаnуа itu ditumbuhi bulu2 hаluѕ. Diа bеkеrjа ѕеndiri mеn-ѕеrviсе diriku. ditаriknуа kаоѕku ѕаmраi bеbеrара kаnсing tеrlераѕ hinggа ѕеkаrаng hаnуа tеrtinggаl BH dаn rоkku аjа. Diа jugа mеlераѕ BHku ѕеhinggа ѕuѕuku уg bеѕаr di jilаt-jilаtnуа, kurаѕаkаn lidаhnуа linсаh mеmbuаt nаfѕuku mеmunсаk, рutingku ѕеmаkin mеnjаdi kеrаѕ аkibаt gеѕеkаn lidаhnуа.

    Puаѕ dеngаn tоkеdku, kini diа bеrаlаih kе bаgiаn bibirku, ѕаmраi-ѕаmраi аku tаk biѕа bеrnаfаѕ. Sеmuа реrmаinаn brоndоng ini mеnjаdikаn аku bеrkеringаt. Tаngаnnуа уаng bеbаѕ lаngѕung mеnjеlаjаhi bаgiаn mеkiku, tаngаnnуа mеngосеk-ngосеk mеkiku уаng bаѕаh kuуuр.

    ”Eееееh… Anton…. аduuuh” аku mеndеѕаh kееnаkаn

    Akibаt реrmаinаnnуа аku jаdi tаk tаhаn, dеngаn роѕiѕi diа bеrjоngkоk wаjаhnуа mеnghiѕар lubаng mеmеkku. Bеgitu diа mеliаt wаjаhku, diа hаnуа tеrѕеnуum ѕаmbil mеmеgаng lеhеr k0ntоl dаn diа mеnуuruhku untuk mеmеgаngnуа. Alаmаk… tаngаnku ngаk сukuр mеmеgаng lingkаrаn раdа k0ntоlnуа itu.

    ”Kеnара kаmu kоk hеrаn lihаt уаng bеgini?” tаnуа Anton.

    ”Hmmm.. аku bingung, kirа-kirа ukurаn ѕеgini lеwаt gаk уа di рunуаku nаnti…?” Jаwаbku ѕаmbil tеtар mеmеgаngnуа.

    Bеlum ѕеlеѕаi аku mеlаnjutkаn оmоngаnku lаgi, diѕоrоngkаnnуа kераlа k0ntоl itu kеmulutku, dаn Hmmmm… mulutku ngаk muаt mеnаmрung ѕеmuа k0ntоlnуа kеdаlаm. Kurаѕаkаn nikmаt jugа bаtаng ѕеbеѕаr ini. Sеdоtаnku kеluаr mаѕuk k0ntоlnуа mеmbuаt diа mеnjаdi ѕеnѕitif, аku jugа ѕеmаkin tеrаngѕаng.

    Lаgi рulа kераlа k0ntоlnуа tеrlihаt lеbih luсu” рikirku dаlаm hаti. Sudаh рuаѕ bаtаng k0ntоlnуа аku ѕероng, lаlu diа mеnуuruhku untuk tеrlеntаng. Aku ngаk mеnоlаk, kulаkukаn реrintаhnуа. Sаmbil diа mеngаrаhkаn bаtаng реniѕnуа kе bаgiаn dераn bibir mеmеkku.

    Crеееkkk… Blееееѕѕѕѕ… !!!

    Diѕеrudukkаn kontоlnуа kе lubаng mеmеkku dаn аkuрun mеnjеrit kеnсаng аkibаt k0ntоlnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Oооuhhhh… Aаааааhhhhh…” jеritku kеnсаng ѕеrаѕа ѕааt2 аku mаѕih реrаwаn rаѕаnуа, kаrеnа bаtаngnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Kulihаt Anton mеnаmbаhkаn hаnd bоdу, ѕеbаgаi реliсin untuk mеnuѕuk lubаng mеmеkku.

    ”Anton udаh аh… ngаk biѕа mаѕuk lоh… tеrlаlu bеѕаr ѕih,” uсарku

    ”Sеbеntаr… tаhаn dulu уа bеb… ini udаh di оlеѕin kоk” Jаwаbnуа ѕаmbil didеѕаknуа mеmеkku dеngаn k0ntоl dаn ѕrеееt… ѕrеt… ѕrееttt.” tеrnуаtа diа bеrhаѕil mеmаѕukkаn kоntоlnуа kе lubаng mеkiku.

    “Ouuuuuhhhhhh…. ” Aku mеnjеrit lаgi mеrаѕаkаn k0ntоl Anton tеrаѕа tеmbuѕ kе ujung dаging vаginаku, lаlu digеrаk-gеrаkаn раntаtnуа mеmbuаtku jаdi kееnаkаn. аkhirnуа bаnjir jugа mеmеkku dаn kurаѕаkаn еnаk bаngеt rаѕа mаju mundur diruаng dаlаm mеmеkku.

    Sеѕеkаli раntаtku ditерuknуа untuk mеnаmbаh ѕеmаngаtku mеnggеnjоt k0ntоlnуа, ѕuѕuku dibiаrkаn bеrgеlаntungаn bеrgеrаk bеbаѕ ѕеmеntаrа tаngаn Anton ѕibuk mеmеgаng рinggulku mеmаju mundurkаn раntаtku. Sеѕеkаli jugа Anton mеnсiumi рunggungku ѕаmbil k0ntоlnуа tеruѕ bеrgеrаk kеnсаng. Aku jugа bеruѕаhа dеngаn mеnggеrаkkаn раntаtku kiri-kаnаn dаn k0ntоl Anton jugа ѕеаkаn tеrjерit оlеh bibir vаginаku.

    ”Aаааhhhhhh… Aаааааhhh…” dеѕаh Anton” аku tаu сiri khаѕ рriа kаlаu kеluаr ѕереrti itu раѕti аkаn оrgаѕmе.

    ”Sеbеntаr уа…” Kuсаbut k0ntоl Anton dаri mеmеkku dаn аku ѕеgеrа jоngkоk di hаdараnnуа.

    Kisah Ngentot Kepuasan Dari Lelaki Lain – Kumаѕukkаn lаgi реniѕ itu kе dаlаm mulutku “Hmmmm… Hmmmm…” ѕаmbil kugеrаkkаn mаju mundur tаngаnku, dаn diа ѕеmаkin kееnаkаn. Tарi tаk lаmа kеmudiаn diа munсrаt

    Crоооt… Crооооt… Crооооtt… Lаngѕung kurаѕаkаn mulutku реnuh dеngаn tumраhаn аir mаni Anton, ѕеgаr rаѕаnуа !!!

    Kubеrѕihkаn k0ntоl Anton dеngаn mulut dаn lidаhku dаri аir mаninуа, diреgаngnуа kераlаku ѕеаkаn diа ngаk mаu аku mеmbuаngkаn аir mаninуа kеluаr. Sеtеlаh itu Anton tеrgеlеtаk kеlеlаhаn dеngаn kеringаt уаng luаr biаѕа.Tаk tеrаѕа ѕudаh 24 jаm аku bеrаdа di rumаh ini.Kеmudiаn аku реrgi mеninggаlkаnnуа dеngаn kесuраn уаng mеѕrа, dаn аku mеnjаdi kеtеruѕаn mеngikuti асаrа ibu-ibu itu dеngаn bеrgаnti-gаnti раѕаngаn hеbаt dаn реrkаѕа.

    Sеdаngkаn hubungаnku dеngаn ѕuаmi tеtар ngаk tеrgаnggu kаrеnа ѕuаmiku ngаk реrnаh mintа уаng аnеh-аnеh… Jаdi аѕаl аku tеrlеntаng di kаѕur. lаlu diа mаѕuk… kосеk-kосеk ѕеbеntаr аbiѕ itu ѕеlеѕаi. Mаkа untuk kерuаѕаn lаinnуа аku dараtkаn dаri lаki-lаki уаng lаin.

  • Tante Silvi Masih Terasa Seperti Perawan

    Tante Silvi Masih Terasa Seperti Perawan


    1553 views

    Kejadian ini sebenarnya telah terjadi setahun yang lalu, dimana waktu itu saya sedang kerja praktek di sebuah perusahaan swasta. Waktu itu saya masih duduk di bangku kuliah di suatu universitas di Jogja, pada semester 7 saya harus melakukan magang / kerja praktek di sebuah perusahaan, kebetulan saya mendapat tempat di perusahaan swasta terkenal di jakarta selatan.

    Wah, kalau saya tinggal disana, biaya hidup pasti tinggi, belum biaya kost, buat makan sehari – hari dan buat yang lain. Maka dari itu, karena saya punya tante yang tinggal di Jakarta, tepatnya di daerah Cilandak, maka saya memutuskan untuk sementara waktu tinggal di tempat itu.

    Tanteku bernama tante Silvi, usianya baru 25 tahun, belum lama menikah. Tetapi karena suaminya yang bekerja di perusahaan pertambangan sering mendapat proyek di luar kota, sampai sekarang tanteku ini belum mendapat momongan. Karena saking sibuknya suaminya itu, terkadang sampai 2 minggu bahkan 1 bulan dihabiskan di luar kota.

    Tante silvi sebenarnya ingin ikut bareng suaminya kalau pas lagi ke luar kota, tapi karena tante Silvi juga seorang wanita karir yang bekerja di bank swasta, maka diurungkannya niatnya itu untuk menjaadi ibu rumah tangga saja, sehingga bisa sering ikut dengan suami kemanapun pergi.

    Tanteku Silvi orangnya manis, dibilang cantik enggak juga tetapi dibilang jelek ya enggak juga. Wajahnya bulat oriental, punya lesung pipi dan mata yang indah dengan tinggi badannya 160 cm dan rambut lurus seperti bintang iklan shampoo saja, sehingga melihatnya berkali-kalipun tidak bakal bosan.

    Bodinya itu yang aduhai, mungkin karena belum pernah punya anak ya.. jadi kelihatannya masih bodi perawan.. Rencananya aku akan mendapat kerja praktek selama 2 bulan, maka dalam 2 bulan itu aku meminta izin ke tante Silvi untuk sementara waktu bisa tinggal di rumahnya yang kebetulan juga tidak jauh dari lokasi tempat kerja praktekku.

    Pertama kali datang ke rumah tante Silvi, suaminya akan pergi ke kalimantan untuk menyelesaikan proyek tambangnya selama 2 bulan, dengan wajah yang sedih, tante Silvi melepas kepergian sang suami untuk sementara waktu. Suaminya bilang,

    “Tenang sajaa ma, kan ada dek Andi yang mau tinggal disini.. ga perlu takut kan ?? jadi ada yang bisa nemenin gitu”

    Tante silvi cuma mengangguk. Rumah tante Silvi lumayan bagus, ada 2 lantai dan punya beberapa kamar. Tetapi sayangnya pembantunya baru-baru ini pulang kampung sehingga belum ada pembantu penggantinya. Aku dipersilahkan untuk tidur di kamar dekat dengan kamar tante Silvi yang ada di ruang tengah. Kelihatannya sepiii banget rumah ini, jadi aku pikir aku mesti bikin suasana rumah bisa menjadi agak rame.. biar rumah ini gak kayak kuburan saja.

    Seminggu pertama, sepertinya suasana masih biasa-biasa saja, walaupun pas lagi di rumah aku sering nyetel music, nyetel film, ato maen gitar biar nambah rame.. Tapi karena kesibukan tante Silvi sehingga pas pulang kantor langsung makan lalu tidur, ato cuman nonton TV saja terus langsung tidur, Aku jadi kurang akrab dan merasa ga enak saja.

    Tinggal di rumah cuman berdua, tapi sedikit ngobrolnya… Hari jum’at, di akhir pekan aku pulang agak malam. Waktu sampai di rumah, kebetulan tante Silvi juga baru nyampe depan rumah, aku langsung bukain pintu gerbang agar tante silvi bisa langsung masukin mobilnya ke garasi.

    Hari itu kayaknya tanteku ini lagi suntuk banget, muka sepertinya pucat. Aku langsung berinisiatif buat bikinin teh manis hangat buat tanteku ini, pas tante masuk rumah langsung ia senderan di sofa panjang sambil nyalain TV. Aku datang dan langsung nawarin teh yang aku bikin tadi dan tante silvi langsung meminumnya.

    Ga lama aku pun ngobrol dengan tante, ga seperti biasanya tante kayak gini.. Jawab tante cuman kecapekan saja. trus aku ngobrol tentang praktek kerjaku di perusahaan itu lumayan, orang – orangnya enak. Sambil nonton TV aku dan tante silvi ngobrol kesana kemari, kasihan juga ya tanteku ini udah nikah tapi serasa hidup sendiri saja..

    Ga berapa lama, tukang nasi goreng lewat, dan aku yang emang udah laper dari tadi langsung beli dan juga beliin tante yang juga belum makan malam. Sehabis makan, aku langsung mandi. Aku liat tante masih lemes banget, makannya juga ga habis dan langsung ketiduran di sofa.

    Aku berusaha bangunin tanteku agar segera pindah saja ke kamarnya karena di luar dingin dan banyak nyamuk, tapi karena sudah capek jadi ga bisa dibangunin. Setelah 1 jam, aku berpikir-pikir bat mindahin tante ke kamarnya, tapi ga enak.. trus karena kasihan juga, tanpa pikir panjang langsung kuangkat tante dipindahin ke kamarnya. Sewwaktu aku mau meletakkan tante ke tempat tidur, tanteku terbangun dan senyum ke aku, trus bilang

    “tante tidur di sofa juga gapapa, udah biasa”. Trus aku bilang
    “lebih baik di dalam saja tante, kan di luar dingin, banyak nyamuk lagi.. ” tante trus bilang makasih ke aku.
    “Oh ya, Ndi, kamu lagi mau ngapain ga ? kayaknya badan tante pegel-pegel nih.. mau ga mijitin kaki tante sebentar..?” tanya tante Silvi.
    “Hmm,… ya gapapa deh tante, aku belum mau tidur koq..!” Jawabku.

    Ga lama kemudian aku keluar dari kamar tante, karena tante akan mandi dulu biar agak segeran dikit. Trus ga lama kemudian aku dipanggil ke kamar tante, aku liat tante make piyama yang udah siap untuk tidur, tapi sebelum tidur aku disuruh mijitin bahu, tangan, dan kaki tante.

    “Ndi, tante tolong pijitin bentar ya.. Badan tante Pegel banget nih.., daripada manggil tukang urut, mending kamu aja deh gapapa..”. Aku langsung mijitin tangan tanteku dulu, tanggannya halus… ada bulu bulu halus yang numbuh di tangan, yang bikin aku jadi nafsu aja.

    Kemudian aku mijitin bahunya, dengan posisi tanteku telungkup. Badan tanteku ini putih bersih dan wangiii banget, ga tau habis make sabun apa, kok wangi banget.. Tante merasa nyaman karena pijitanku ini enak.. sampai-sampai pas belum selesai mijitin kakinya, tanteku sudah tertidur. Aku langsung ngambilin selimut buat tante.

    Ga lama kemudian aku juga ngerasa ngantuk dan kembali ke kamarku lalu tidur. Esok paginya aku bangun agak siangan ga seperti biasa, karena emang hari ini hari sabtu dan perusahaan emang libur. Tau-tau di meja makan sudah tersedia teh hangat dan bubur ayam. Pikirku,

    “Wah, baek banget nih tante, pagi-pagi udah disiapin sarapan. ” Sehabis mandi, aku liat tante sudah nonton TV dan nungguin aku buat sarapan pagi bareng.

    aku langsung diajakin sarapan pagi dan aku lihat tante silvi sudah seger.. dan ga keliatan capek lagi.

    “Wah.. tanteku udah seger nih.. ” kataku.. Tante trus bilang makasih udah mijitin sampe-sampe ketiduran.

    Sehabis sarapan aku dan tante ngobrol-ngobrol bareng sambil nonton TV lagi. Siangnya aku diajakin nemenin tante belanja di supermarket dekat rumah. Sehabis belanja banyak, tanteku tidur siang dan aku ke kamar buat mainan game di laptop yang biasa aku bawa. Ga lama maen game, bete juga pikirku.

    Trus aku cari aja film bokep koleksiku hasil dari download dan dapet dari temen-temen kampus. Ada yang indo, asia, sampe bule-bule. Kurang lebih sejam aku nonton sendirian pake headphone biar suaranya ga kedengeran kemana-mana, sampe burungku bolak-balik mengeras.

    Hehehhe… Tau-tau tanteku masuk ke kamarku, katanya aku dari tadi dipanggil-panggil tapi ga ngejawab, jadi tanteku langsung masuk saja ke kamarku. Aduhh… ketahuan deh aku lagi nonton bokeps, tante langsung mendekat ke aku, dan bilang,

    “kamu ya ndi, nonton sendirian aja.. bagi – bagi tante dong !! ” Aku agak ga enak, aku pikir tante mau marah ke aku, tapi habis itu, aku diminta buat nonton bareng saja di kamar tante.

    Trus kami berdua nonton film bokep bareng di kamar tante yang lumayan besar. Ga lama nonton, tanteku lansung megang guling. Kayaknya tanteku ini udah teransang.. tingkahnya jadi aneh banget.. Aku jadi ga enak, sambil senyum-senyum aku nonton, trus tanteku yang ngelihatku langsung nyubit aku, kenapa senyum-senyum sendiri..

    Lama nonton, udah sekitar 1 jam-an, tanteku rupanya sudah ga tahan.. trus nanya ke aku,

    “Ndi, punyamu segede itu ga ? ” Aku jadi deg-degan, tau-tau tante nanya-nanya anuku.

    Aku cuman senyum aja, tapi Mukaku jadi memerah.. trus tanteku bilang,

    “Gapapa, jangan merah gitu dong mukanya, biasa aja.. Kan tante cuman nanya, tuh jadi tegang kan tititnya ? hihihi….” kata tante.
    “Engga papa tante, kan malu kan masa’ diliatin tante..??” Jawabku.
    “Yah, cemen.. ngeliat aja ga boleh apalagi gituan.. ?? Andi emang udah punya pacar blom sih ?? ” tanya tante
    ” ya udah do.. dooong tante ” jawabku gugup.

    Trus tante balik ngejawab

    “Belum punya pacar ya.. ?? masih perjaka dong !! hhiihii.. Apa kau mau liat punya tante dulu nih ??”.. tante langsung berdiri dan sambil ngangkat roknya, ngelepas celana dalemnya.

    Trus ngeliatin semuanya ke aku..

    “Nih punya tante.. masih bagus kan ??” jawab tante.

    Aku jadi malu, tapi tetep aja aku liatin,.. Kesempatan kan ga dateng dua kali.. Memeknya keliatan merah dan agak basah, mungkin karena terangsang nonton film tadi. Jembutnya lumayan lebat tapi rapih, mungkin karena sering dicukur dan dirapihin kali.

    Aku gugup banget, baru kali ini liat punya cewe secara langsung.. aduh rasanya jantungku ini berdegub kencang !!. Kontolku jadi makin mengeras karena terangsang.. Ga lama langsung kupelorotin celana dan CD ku langsung sehingga tante Silvi ngelihat langsung kontolku yang sudah menegang kayak rudal.

    “Nah gitu dong jangan malu-malu.. ga Gentel kalo masih malu-malu gitu.. Tititmu lumayan gede juga ya.. sama kaya punya suami tante.. hehehe.. bulunya ga pernah dicukur ya Ndi ?? Kok semrawut gitu ?? .. Aku pegang ya ndi” kata tante.

    “Iiii ya tante,.. emang ga pernah aku cukur.. blom ada yang mau nyukurin sih tante.. Aku elus ya punya tante..” kataku, aku jadi ga gugup lagi.

    Tanteku langsung membuka baju dan roknya, kemudian mbuka BHnya ..

    “Aku jadi kagum ama tante, punya tante bagus ya.. aku mau jilatin nenennya ya..” Aku langsung saja ngejilatin abis nenenya gantian kiri dan kanan.. ukurannya lumayan gede, 36B.

    Aku semakin terangsang karena tante silvi terus saja ngelus-elus batang kemaluanku. Sambil ngulum abis toketnya, tanganku ga henti-hentinya ngelus-elus memek tanteku yang emang alus banget, dan bulu-bulunya sering aku tarik-tarik..

    “Jangan ditarik dong sayang, kan atit.. ” Kata tante. “tapi enak kan tante.. ” jawabku.

    Kuubahkan posisiku, lalu aku jilatin memeknya yang kemerahan itu, trus aku tarik-tarik bulu jembut ya, aku buka belahan memeknya, ternyata itilnya gede juga, merah gitu. Langsung saja aku jilatin itilnya sampe sampe tante silvi menggelinjang keenakan. Ga lama kemudian aku masukin jari ku ke vaginanya. Kukocok -kocok sampe keluar airnya, Tanteku makin keenakan..

    “Ochh… ohh..uhhhh…” Kemudian aku mainin itilnya pake lidah, kepalaku langsug dijepit pahanya, karena tanteku kegelian. ga lama kemudian,
    “Tante mau pipis nih.. adhuuhhh… adhuuh..” kata tante.

    Trus aku bilang saja

    “ya pipis aja disini gapapa tante.. ” jawabku.

    “Aahhhhh.. uuuhhhhh… enaaakkkk… nghhhhhhhh” suara tanteku yang mendesah-desah. trus tanteku pipis karena orgasme yang sangat amat.. karena keluar air banyak banget.. sampe netes-netes. Abis itu gantian, kontolku yang dikocok abis dan dikulum-kulum, ga berapa lama, cuma hanya 3 menit aku langsung ngecrot..

    “Adhuhh tante .. kena muka tante deh.. maaf ya..” Tanteku senyum-senyum dan berterima kasih..

    Ga lama kemudian HP tanteku bunyi, rupanya suaminya dari kalimantan nelfon. Aku buru-buru pake celana dan ke kamar mandi. Selesai dari kamar mandi aku langsung duduk di depan sofa sambil nonton TV. Ga lama tante Silvi teriak dari kamar mau ambil handuk buat mandi “handuk putih tante dimana ya ? “. Rupanya dari tadi suaminya nelfonin. Mudah-mudahan saja ga terjadi nanya apa-apa deh.

    “Oh di jemur di belakang tante.. aku ambilin apa ??” jawabku.

    Tau-tau tante Silvi dengan masih telanjang bulat keluar dari kamarnya menuju belakang rumah. Aku heran ama tante, kok ga malu yaa, mungkin udah nanggung kali.. gapapa deh pikirku, lumayan ada pemandangan. heheheh… Tante langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Malam pun berlalu, aku pun kemudian tidur. Demikian juga dengan tante Silvi juga tidur sehabis mandi.

    Hari Minggu pagi, aku bangun dari tidur dan masih terbayang-bayang memek tanteku yang legit banget.. Waktu aku mau mandi, kran di kamar mandi rusak, jadi aku ketok-ketok pintu kamar tanteku buat numpang mandi. Tante Silvi cuman bilang saja langsung masuk karena ga dikunci. Aku langsung menuju

    kamar mandi di dalam kamar tante Silvi. Belum lama aku mandi, tau-tau tante Silvi ketok-ketok pintu toilet,

    “Ndi, buka bentar dong..” kata tante.

    Aku yang lagi nanggung mandi langsung berhenti buka pintu sedikit sambil ngeluarin kepala doang, karena masih telanjang. Tante Silvi tiba-tiba aja masuk ke dalam dan bilang

    “Tante kebelet pipis nih.. mau liat tante pipis ga ??, semalem tante tidur ga pake CD soalnya jadi udah kebelet pengen keluar jadi ga bisa ditahan.. daripada pipis di kasur, ntar kan repot..!!” jawab tante sambil ngebuka piyamanya langsung duduk di closet.

    ” Nih liat punya tante lagi pipis.. lucu yaa.. Itil tante gede ga sayang ??” canda tante.

    Aku langsung terangsang.. kontolku langsung bangun, dan tante ngeliatin aja sampe pipisnya abis. Aku bener-bener deg-degan. Sesudah selesai pipis, tanteku langsung megang kedua tanganku, dan tanganku ditempelkannya ke memeknya.

    “Ayo kita mandi bareng sayang.. ntar sekalian bulu jembut kamu tante rapihin.. kamu juga ntar gantian ya cukurin jembut tante.. kali ini tante pengen ga ada jembutnya.. yah.. yahh.. ” ajak tante. Langsung saja aku jawab “Iya tanteku sayang..”.

    Aku ngelus-elus toket dan memek tante Silvi yang udah telanjang bulat, demikian juga tante Silvi ngocok-ngocok kontolku yang dari tadi sudah ngaceng. Setelah elus-elusan, tante ngambil alat cukur yang biasa buat nyukur jembutnya.

    “Sayang, tante cukur ya.. mau model kayak gimana ?? kalo tante pengennya kamu, hmmmm.. dicukur abis aja yah sayang.. biar enak.. ntar punya tante dicukur abis juga.. OK ??” kata tante Silvi. ” iya deh apa aja tante.. yang penting enak buat gituan..” kataku..

    “Looh.. kamu ngajakin tante gituan yaa ?? gituan apa hayoo ?? kamu pengen ML ama tante ya ?? nakal ya kamu sekarang… nanti saya sentil tititnya loohh..” canda tante. “Hehehehe..” jawabku singkat.

    Ga lama tante nyukurin abis jembutku yang tadinya gondrong, sekarang jadi alus ga ada bulunya sama sekali.

    “sekarang gantian yah sayang.. Memek tante udah gatel nih udha pengen dicukur.. Cukurnya hati-hati ya.. jangan sampe punya tante lecet.. Kalo lecet ntar ga dapet jatah kamu..!!” ancam tante. “Sebelum dicukur aku gesek-gesekin penisku ke itilnya tante yah.. biar ga kaget.. ” kontolku yang lagi ngaceng kutempelin ke itilnya tante Silvi, tante Silvi merem melek keenakan.

    “Punya tante itilnya yang gede, dadi enak buat mainan nih.. “. akuku.

    Trus aku langsung cukur jembut tante Silvi pelan pelan.. sesekali aku jilatin biar ga bosen.. tanteku kayaknya seneng banget.. sekarang memek tante udah ga ada bulunya sama sekali. Putih bersih dan aku bersihin pake sabun sirih, biar wangi.. jadinya memek tante silvi lucu, nongol itilnya dikit.. aku jadi makin terangsang saja. Abis itu aku dan tante silvi mandi bareng pake shower sambil ciuman pelukan sesekali aku kocok-kocok memek tante pake jari pas mandi.

    “uhh.. enak banget tante.. romantis .. tante emang ga ada duanya ” akuku.

    Jadinya aku mandi lama banget sampe ga kerasa lama banget. Abis mandi kami berdua keluar tanpa busana lanjutin ML di kasur kamar tante silvi. Langsung aku rebahin tante silvi, kemudian aku kangkangin kakinya, aku jilatin memeknya yang baru dicukur.. tante silvi mendesah-desah keenakan, kuremasremas toketnya sampe kenceng dua-duanya. Benar-benar pagi yang indah..

    “Ayo dong masukin … masa cuma coli aja ??” ajak tante buru-buru. Rupanya tanteku ini udah gak tahan.

    Aku langsung genjot.. masukin kontolku ke memek tante silvi. Rupanya masih keset.. baru separo panjang kontolku juga masih keset, trus aku masukin sampe abis.. goyangan tante silvi bagai goyang gergaji sehingga bikin aku keenakan bagai di surga dunia. enak tante.. ahhh.. uhhh..aaghhh….plok.. plokk…. ga lama, tante sudah pengen keluar.. crtt..ccrtt.. ppsss… keluarlah air kenikmatan dari memek tante yang semakin berdenyut-denyut ngenyot kontolku..

    “hangattt.. enakkk..” kata tante.

    Aku ganti posisiku di bawah, tante silvi dengan goyangannya mengocok kontolku. Ga berapa lama, aku udah mau keluar.

    “Tante.. aku mau pipis nih.. di dalem apa di luar ?? ahh ahh..” …

    “Ntar tunggu bentar tante juga mau pipis.. ahhh.. uhhh..aggghhhrrr… ahhhh.. uuhhhhhh…. mmgghhhhh…mmhmhmhhhhh nih tante mau pipis.. Ayo sayang kita pipis bareng..” crrooot.. croottt… ssooorrr pssss… agghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh….. …… aku dan tante silvi orgasme bareng..

    Langung aku peluk dan cium tante silvi erat-erat.. dan ga aku lepasin dulu kontolku dari memek tanteku..