Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!
Author: shindy vero99
-

Majalah Dewasa Edisi Alissya
-

Majalah Dewasa – Anna Konno
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!
-

Yurika Miyachi Kirari 46 Sh
-

Kocokan Mbak Titin
Duniabola99.org – Pak Kadus Jamal berjalan tanpa sandal, sesekali tangannya mengangkat sarung kotak-kotak yang dipakai. Lelaki 60 tahun itu nampak tergesa menuju perbatasan hutan di kampung, lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga.

“Waduh.. maaf sekali pak, saya agak telat menyambut. Tadi ada warga yang anaknya mau kawinan jadi saya urus sana-sini dulu,” Jamal menyalami pak Supri, tuan tanah di kampung itu yang sudah sejak lama tinggal di kota.
Pak Supri terkenal dermawan di dusun itu, banyak membantu pembangunan tempat ibadah, sekolah rakyat, dan juga memberi sembako saat paceklik melanda desa.
“Walah ya ndak apa-apa pak kadus, biasa saja. Oh ya ini Andi pak kadus masih ingatkan.. sudah kelas 2 SMA sekarang.. dan ini kawan-kawannya. Nah mereka saya antar ke dusun ini biar tahu kehidupan desa, mumpung mereka masih libur,” kata Supri, lelaki tambun, usianya sekitar 55 tahun.
“Wah.. wah den Andi sudah gede sekarang.. pangling saya den,” Jamal menyalami Andi dan tiga kawan sebayanya, Hilman, Roni, dan Raju.
Pak Supri lalu menjelaskan pada Andi dan kawan-kawannya tentang Jamal, kadus yang sangat rajin dan santun yang patut jadi panutan. Ia juga menjelaskan pada Jamal bahwa Andi, anaknya akan berada di dusun itu selama sepekan bersama tiga temannya itu, harapannya agar mereka tahu tentang kehidupan desa dan menghargai orang desa.
“Saya hanya minta mereka dibolehkan mendirikan perkemahan di sini, tolong pak kadus gembleng mereka untuk mandiri. Soal kebutuhan makan biar mereka upayakan sendiri, ya mencari ikan, mancing di kali, nyari sayuran, sampai masaknya jangan dibantu biar nggak manja. Nanti berasnya saja disediakan,” kata pak Supri.
Andi dan kawan-kawannya mencari tempat datar mendirikan tenda, dan mulai menyiapkan semua peralatan kamping. Pak Supri lalu meninggalkan anaknya itu dan kembali ke kota.
Dua buah tenda berukuran 3 kali 3 meter berdiri saat menjelang petang, Kadus Jamal ikut membantu anak-anak kota itu, sampai semua beres.
Jamal lalu mengajak anak-anak itu mampir ke rumahnya di pemukiman dusun. Di sana ia menjelaskan lokasi sungai di dalam hutan yang bisa dipancing ikannya, juga lokasi kebun sayur miliknya di tumpangsari hutan yang boleh mereka petik.
Malam itu Andi dan teman-temannya menginap di rumah Jamal dan berkenalan dengan remaja sebaya mereka di dusun itu. Tapi, Jamal meminta remaja kampung untuk tidak membantu apapun pada anak-anak kota itu selama kamping agar mereka mandiri sesuai pesan pak Supri.
Pagi-pagi benar Andi dan tiga temannya kembali menuju perbatasan hutan tempat tenda mereka berdiri, mereka membawa beberapa kilogram beras dan perabotan masak-memasak dari rumah kadus Jamal.
“Ya elah.. benar-benar welcome to the jungle nih ndi.. elo sih pake nurut segala sama bokap lo itu. Harusnya kita liburan ke Bali.. eh malah jadi tarzan disini.. huh capek deh,” Hilman mengeluh sejadinya sambil melempar panci yang dibawa.
“Iya nih.. mana perut keroncongan lagi nih,” Raju menimpali. Raju bertubuh tambun dan doyan makan.
“Udah deh.. mendingan kita cari cara gimana biar ada lauk untuk makan… mana belanja nggak bisa. Ada uang tapi orang desa nggak mau menjual apa-apa pada kita karena perintah bokap gue. Ayo deh Raj.. cari ranting atau apa kek yang bisa dibakar untuk masak,” kata Andi.Keadaan terpaksa membuat mereka bergerak juga, daripada lapar. Tungku disiapkan dari susunan batu, dan blar.. api pun menyala menanak nasi di panci. Untung Raju membawa bekal beberapa bungkus mie instant yang bisa menjadi lauknya.
“Tuh kan enak juga ternyata jadi tarzan begini.. ha ha..,” Andi menghibur teman-temannya itu.
“Enak.. tapi gue nggak kenyang nih makan segini,” gerutu Raju.Biasanya dia makan dua piring, dobel porsi, tapi sekarang hanya dapat satu porsi.
Setelah sarapan keempat remaja itu menuju sungai untuk mandi dan mencuci pakaian. Tapi sebelum mereka meninggalkan tenda, kadus Jamal datang bersama Titin, anak perempuannya.
“Lho aden pada mau kemana? Sudah pada sarapan belum?,” tanya Jamal.
Ia lalu mengenalkan Titin pada 4 remaja itu. Titin anak pertama Jamal sudah empat tahun ini menjanda ditinggal mati suaminya kecelakaan, belum punya anak.
“Malam kemarin Titin belum sempat ketemu kalian karena dia membantu acara warga yang mau kawinan. Nah sekarang untuk urusan masak dan makan biar Titin yang membantu ya.. ndak apa-apa, bapak nggak akan bilang ke juragan Supri kok..,” Jamal merasa iba juga melihat Andi dan teman-temannya harus berusaha masak sendiri.
Lagipula di rumah Titin tidak terlalu banyak pekerjaan, karena kembali numpang di rumah ortunya.
“Waduh.. jadi ngeropotin mbak Titin nih. Tapi oke deh pak, dari pada bobot saya susut seminggu di sini.. ha..ha,” Raju senang karena kebutuhan makan bakal terjamin.
“Iya. Nggak apa-apa dik, mbak biasa masak dan nyuci kok,” kata Titin.Titin berpenampilan khas wanita desa, pakai kain dan baju berkancing dari kain bahan kebaya. Wajahnya cantik dan sebagai janda yang masih muda tubuhnya juga semakin subur dan semok. Tingginya 165 cm dengan porsi tubuh yang ideal, sedikit montok. Payudaranya membusung menantang, pinggul lebar dan pantatnya padat terbentuk dibalik kain yang dipakainya.
Hilman dan Roni tak lepas memandangi postur tubuh Titin saat itu. Andi juga kadang mencuri pandang ke dada Titin. Hanya Raju yang pikirannya makan terus.
Kadus Jamal kemudian pamit pulang . Titin kemudian mengantar Andi dan teman-temannya ke sungai sambil membawa pakaian empat remaja itu yang akan dicuci.
4 remaja itu langsung mencebur ke sungai dengan riang. Usia mereka rata-rata baru 16 tahun, tapi badannya bongsor tidak seperti anak di desa. Tinggi mereka melebihi tinggi Titin .
“Eh.. adik-adik ini mandinya dicopot dong bajunya biar sekalian mbak Titin cucikan,” katanya melihat Andi dan kawan-kawannya mencebur tanpa melepas pakaian.
“Wah.. telanjang pakai kolor aja nggak apa-apa kan mbak? Kan sepi disini?,” Hilman menyahut senang sambil melepas baju dan celananya. Tiga lainnya juga melepas pakaiannya.
“Ya ndak apa, wong nggak ada yang lihat di tengah hutan gini. Lagi pula warga desa jarang ke sini karena sungai ini di kawasan hutan, mereka lebih dekat ke sungai di desa,” kata Titin, ia memungiuti baju empat remaja itu di batu dan mulai mencuci di temat berjarak empat meter dari lokasi mandi mereka.4 remaja itu mandi sambil gembira saling siram, Titin memperhatikannya dengan gembira juga, ia ikut senang melihatnya.
“Mbak Titin… mbak ikutan mandi dong.. biar rame..,” teriak Hilman polos.
Seketika Raju berlari mendekati Titin yang masih jongkok mencuci dan mendorongnya terceur ke sungai. Byurr.. tubuh Titin tenggelam di sungai yang cukup dalam, saat tubuhnya naik kancing baju atasnya terlepas sehingga payudaranya yang tidak tertutup BH sempat terlihat.
“Aduhhh Raju.. kamu nakal ya..,” Titin bersungut-sungut sambil membenahi bajunya.
Raju ikut mencebur dan mulai menyirami Titin dengan air, mereka tertawa dan saling siram. Andi, Hilman dan Roni kemudian bergabung mendekat dan ikut saling siram.
Titin protes karena kain dan bajunya basah terendam bersama tubuhnya. Sebab dia tidak membawa baju lain, masak pulang dengan basah kuyup.
“Ya sudah mbak Titin bajunya dibuka aja, terus dijemur,”kata Hilman mejawab protes Titin.
“Iya mbak. Bajunya dijemur aja biar kering, jadi pas selesai mandi bisa dipakai lagi,”tambah Andi.Titin berpikir sejenak. Benar juga usul mereka, lagipula meski telanjang tubuhnya tak mungkin terlihat karena terendam di sungai, kebetulan sungai juga agak keruh karena hujan kemarin.
“Ini tolong dijemurkan dik Andi..,” Titin menyodorkan kain dan bajunya ke Andi agar Andi menjemurnya di bebatuan.
“Ya sudah kalian teruskan mandinya.. mbak sambil nyuci ya,” kata Titin.Sambil berendam badan sebatas bawah leher, Titin melanjutkan mencuci pakaian dengan hanya tangannya di atas batu sisi sungai. Sementara empat remaja itu kembali saling siram, bernyanyi dan berteriak-teriak gembira menikmati dinginnya air sungai dengan jarak menjauh dari Titin karena tak ingin mengganggunya.
Hilman menoleh Titin yang membelakangi mereka, pikirannya tiba-tiba teringat film porno milik ayahnya yang pernah ditontonnya dengan curi-curi. Selama ini ia hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk tubuh wanita bugil yang dilihat secara langsung. Ia mulai membayangkan tubuh telanjang Titin di balik air sungai.
“Hey bro.. gimana ya bentuk susu dan mekinya cewek yang asli? Gue penasaran nih..? gimana kalau kita minta mbak Titin liatin dikiiiit aja,” pikiran Hilman yang mulai nakal disalurkan ke teman-temannya.
Roni setuju, tapi Andi dan Raju masih bertahan melarang, mereka takut Titin melaporkan ke bokap Andi dan kadus ayah Titin.
Akhirnya mereka memutuskan membuat strategi. Andi, Raju dan Roni kemudian berenang menjauh, cukup jauh dari posisi Titin yang msih sibuk mencuci, sementara Hilman menjalankan aksinya.
“masih lama nyucinya mbak…,” sapa Hilman dari belakang Titin.
“Eh dik Hilman ngaggetin aja. Ini celana kalian kok kotor banget sih, jadi lama nyikatnya,” Titin sempat terkejut melihat kehadiran Hilman.
“Sini saya bantuin mbak,” Hilman meraih tangan Titin di batu sisi sungai.
“Ah nggak usah dik.. kamu mandi saja sana, nanti saya dimarahi bapak. Kan saya disuruh membantu kalian,” Aish berusaha menahan tangan Hilman yang hendak mengambil sikat dan celana panjang Raju yang dicuci Titin.Mereka sempat saling rebut, dan hal ini membuat tubuh Hilman menyentuh tubuh Titin yang sama-sama telanjang. Titin merasakan getaran saat siku Hilman menyengol susunya, ia baru sadar kalau keadaannya sedang bugil.
“Uh.. maaf ya mbak.. saya nggak sengaja, kena deh itunya,” Hilman pura-pura malu, tapi tubuhnya tidak menjauh dari Titin. Titin mendadak tersipu malu.
“Eh.. oh.. nggak apa dik.., asal jangan disengaja ya. Ndak baik itu,” kata Titin seolah menTitinati.
“Eng.. mbak.. saya boleh tanya, tapi jangan marah ya?,” kata Hilman.
“Tanya apa sih?,” jawab Titin sambil berbalik membelakangi Hilman dan kembali sibuk menyikat celana yang dicucinya.
“Anu mbak.. apa kira-kira anunya cewek di desa sama dengan cewek kota ya?,” Hilman melanjutkan dengan ragu-ragu.
“Ih dik Hilman ini. Anunya apanya? Susunya maksud adik?,” Titin berbalik lagi menghadap Hilman.Hilman malu sambil mengangguk.
“Ya sama saja dong dik.. anunya dik Hilman juga sama saja dengan remaja di desa sini kan?,” jawab Titin.
Diam-diam Titin merasa lucu juga mendengar pertanyaan itu.
“Eh.. anu mbak.. maksud saya…,”
“Hayo.. dik Hilman pernah ngintip cewek di kota mandi ya?,” kelakar Titin membuat Hilman salah tingkah dan semakin malu. Tapi ia merasakan pancingannya sudah mulai mengena pada Titin.
“Ah.. nggak kok mbak. Saya malah belum pernah lihat cewek telanjang sekalipun, hanya pernah di pelajaran biologi liat gambarnya aja. Makanya penasaran mbak..,” aku Hilman.
Mendengart itu Titin jadi kTitinan pada Hilman. Di desanya rata-rata remaja pria sudah semua pernah melihat payudara wanita secara langsung, meskipun hanya wanita setengah baya yang sedang mandi di sungai. Ia lalu berpikir memperlihatkan susunya kepada Hilman untuk mengobati penasaran anak kota itu. Lagi pula ia kan bukan gadis lagi, dan selama empat remaja itu di dusunnya ia diminta kadus ayahnya membantu mereka mengenali lingkungan dan kehidupan desa.
“Ya sudah.. kalau mbak liatin susu mbak gimana?,” tanya Titin.
“Ehhhmm.. mau mbak.. tapi mbak nggak marah kan?,” kata Hilman senang.Titin tersenyum dan beranjak ke sisi sungai yang lebih dangkal agar tubuh atasnya terentas, ia kemudian berdiri bersandar di batu sisi sungai. Mata Hilman seperti tak percaya melihat susu montok Titin terpampang di hadapannya, kental dan berwarna kuning langsat dengan puting coklat muda.
“Tuh sudah liat kan.. sudah ya,” kata Titin.
“Tu..tunggu bentar mbak…, emhh boleh dipegang ya mbak.. bentaaar aja.. ya.. boleh ya,” rengek Hilman, tangannya lalu menyentuh perlahan susu Titin mulai dari pangkalnya diraba hingga puting susunya dijepit ringan dua jari.
“Hmm.. gimana.. sudah ya dik.., sama saja kan dengan di gambar?,” Titin merasa merinding disentuh susunya, sebab selama empat tahun ini ia tidak pernah lagi merasakannya sejak ditinggal mati suami.Mata Titin mengawasi teman-teman Hilman lainnya, jangan-jangan yang sedang terjadi terlihat oleh mereka. Tapi ia lega, tiga teman Hilman cukup jauh dan terhalang pandangannya dengan batu di tengah sungai.
Saat Titin terlihat sibuk mengawasi temannya, Hilman menggunakan kesempatan itu, ia semakin nekat meremasi susu Titin.
“Mbak.. kenyalnya enak ya..,” katanya sambil terus memijati putting Titin.
“Enghhmm.. sudah ah dikhh.., sudah ya,” pinta Titin sambil menepis tangan Hilman.Tapi Hilman masih saja meremasi susu Titin.
“Eh mbak.. kok begitu megang susu mbak.. burung saya bangun sih?,” Hilman bertanya kekanak-kanakan sambil terus meremasi Titin.
Titin kembali merasa lucu dengan pertanyaan Hilman, namun mendengar kata burung mebuat pikiran Titin tak karuan dan merindukan melihat burung suaminya. Tadinya ia berpikir empat remaja ini masih sangat kanak-kanak tapi mendengar Hilman mengaku burungnya berdiri Titin jadi penasaran juga, sebesart apa sih burung anak usia belasan ini.
“”Apa.. emang burung dik Hilman bangun sekarang?,” tanya Titin.
“Iya mbak.. nggak tau nih kenapa.., nih mbak pegang coba,” Hilman segera menuntun tangan Titin ke penisnya yang terbungkus kolor.
Titin merasakan nafasnya memberat saat tanganya menyentuh penis Hilman. Remaja ini bongsor dan atletis dibanding usianya yang masih belia. Penisnya juga sudah sebesar penis pria dewasa umumnya.
“Tuh kan mbak.. bangun.. kenapa ya mbak?,” rengek Hilman.
“Emhh.. oh.. ini wajar dik.. normal. Kan di pelajaran biologi juga adik sudah tahu..,” kata Titin.Sambil tangannya terus mengusapi penis Hilman, Titin seolah menggurui menjelaskan kalau penis pria berdiri karena terangsang apalagi jika menyentuh vital wanita.
“Sini dik.. nah kalau diginiin rasanya gimana?,” Titin menyusupkan tangannya ke balik CD Hilman dan mulai mengocok pelan penis Hilman.
“Aduhh.. mbaakkhh enakhh..,”lenguh Hilman.“Itu wajar dik.. nanti kalau sudah kawin baru deh dik Hilman rasain enaknya. Karena kalau sudah punya istri, burungnya dik Hilman bisa bersarang di sarangnya,” kata Titin.
Ia tak sadar penjelasannya justru membuat pertanyaan-pertanyaan menyusul yang menuntut dari Hilman.
“Sarangnya apa tuh mbak.., enghh.. terusin digituin mbak.. enakhh nih..,” Hilman merasa penisnya sudah sangat tegang, tangannya terus meremasi susu Titin. Nafas Titin mulai menyesak.. ia membayangkan penis itu penis suaminya yang sudah siap mengantar kenikmatan padanya.
“Hhh.mmmm.. sarangnya namanya memek dik.. seperti punya mbak ini..sini dik Hilman pegang ya..,” Titin menuntut tangan kanan Hilman ke selangkangannya.Hilman bisa merasakan lembutnya permukaan vagina Titin.
“Wah.. lembut sekali ya mbakhh.. kalau dipegangin gini mbak merasa enak juga nggak kayak saya,” Hilman terus melancarkan tanya, sambil tangannya mulai membelai-belai permukaan vagina Titin.
Titin sedikit mengangkangkan kakinya memberi ruang bagi tangan Hilman.
“Ngghhh.. sstt.. yahh enakhh dikhh.., sama enaknya..,” tubuh Titin mulai menggelinjang dipermainkan gatal dan geli di vaginanya.
“Terus gimana selesainya mbak.. kalau burung saya bersarang di sarangnya nanti?,” Hilman terus bertanya penasaran, pikirannya sudah melayang ke film porno yang pernah ditontonnya.Penisnya kenikmatan karena tangan Titin semakin liar mengocoknya.
“Emmhh.. kalau sudah masuk ke sarangnya.. nanti burung dik Hilman bisa loncat-loncat di dalam.. teruss kalau mau selesai dia nyemprotin air..,” Titin semakin terangsang dengan pertanyaan Hilman, CD Hilman dilorotkanya dan penis Hilman dikocok semakin cepat.
“Ahh..sst.. geli banget mbakhh… auh.. kayak mau kencing nih.. ouh…, mbaakhh enak juga khan..?,” Hilman melenguh merasakan kedutan di penisnya.Ekspresi kenikmatan Hilman membuat Titin semakin teransang, apalagi tangan Hilman juga semakin aktif mengosok permukaan vaginanya.
“Iya dik.. sstt enakhh juga mbakkhhh.. ahhkkss.. keluarin aja kencingnya nggak usah ditahan,” Titin merasakan tubuh Hilman mulai menegang dan croottt… semburan sperma Hilman muncrat ditangannya.
Titin sudah terbakar birahi, pingulnya bergoyang agar lebih merasakan gosokan tangan Hilman di vaginanya.
Tapi sebelum ia klimaks, Titin mendengar suara teman-teman Hilman mendekat. Ia segera menyudahi aksinya dan kembali beranjak ke sungai yang lebih dalam agar tubuhnya terbenam lagi.
“Eh..mbak makTitin ya sudah ngajari saya.., jangan bilang ke yang lain mbak ya,” Hilman malu-malu menghampiri Titin kemudian ia naik ke bibir sungai dan bersalin pakaian.
Titin mengangguk, ia sendiri sangat malu menyadari apa yang barusan terjadi. Tapi klimaks yang belum sempat diraih membuat pikiran Titin jadi tak karuan saat itu.
Andi, Raju, dan Roni sudah berkumpul bersama Hilman dan sudah bersalin pakaian. Titin menyuruh mereka ke tenda duluan meninggalkanya, agar tak terlihat saat ia harus naik ke bibir sungai untuk kembali mengenakan kain dan bajunya.
Baca Juga : -

Cerita Seks Serunya Berselingkuh
Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Serunya Berselingkuh ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Seks – Sebelum aku menceritakan tentang Cerita Sex ku ,akan kuperkenalkan terlebih dahulu diri ku , Aku seorang ibu rumah tangga biasa namaku Delia setiap hari aku berada di rumah, akhirnya akupun mencari kesibukan dengan banyak berkumpul dengan para wanita sosialita.
Sebenarnya hidupku tidak sepi-sepi amat karena aku tinggal di rumah keluarga suamiku, ada kedua mertuaku yang masih sibuk bekerja juga di perusahaannya sendiri. Juga anakku yang kini sudah dua orang Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun. Poker Singa
Akupun memiliki suami mas Imran yang bertanggung jawab pada keluarga, diapun begitu hot memuaskan aku di dalam melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan cerita seks paling hot, tapi akupun menghianatinya juga. Mungkin aku terbawa pergaulan dengan teman-temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang biasa bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini.
Tepat di usia pernikahanku yang ke 12 tahun aku menghianati suamiku, dan bukan dengan orang lain melainkan dengan orang rumah juga. Meskipun dia tidak ada hubungan darah dengan keluarga suamiku tapi dia tinggal di rumah besar ini juga
Namanya mas Soni dia merupakan sopir keluarga, setiap hari kerjanya mengantar orang rumah ke kantor dan kembali lagi ke rumah sampai tenaganya di butuhkan.
Oleh karena itu mas Soni selalu berada di rumah setiap hari, karena aku selalu sibuk dengan arisan dan juga acara kumpul-kumpul dengan teman-temanku akhirnya mas Soni yang sering mengantarku. Awal mula aku tertarik padanya ketika aku meminta dia untuk masuk kedalam ruangan tempat kami mengadakan acara, saat itu dia membawakan barang yang akan aku bawa.
Tapi di dalam semua pada heboh bilang “Aduuh jeng Delia suaminya cakep banget jeng..” Aku kaget dan hendak mengklarifikasi tapi ketika semua berkata seperti itu akhirnya akupun hanya tersenyum saja “Mas boleh kenalan tidak..?” Kata jeng Vika pada mas Soni dan aku lihat mas Soni begitu tersipu malu di buatnya dan ketika aku melihatnya dengan seksama dia memang begitu cakep dan gagah.
Sejak hari itu aku selalu memperhatikan mas Soni bahkan aku seperti wanita yang kesepian, yang haus akan adegan Cerita Sex. Padahal kehidupan seks dengan suamiku masih sama seperti dulu, tapi akhir-akhir ini aku sering melamunkan mas Soni bahkan tidak jarang aku membayangkan melakukan adegan cerita hot bersamanya. Aku benar-benar terhipnotis pada mas Soni.
Lama kelamaan akupun tidak mampu membendungnya segala cara aku coba untuk mengambil hatinya “Mas Soni beli aja buat keluarganya…” Kataku sembari tersenyum ketika kami sedang berada di sebuah toko pakaian di salah satu mal “Saya belum menikah bu…” Wiihhh mendengar dia berkata seperti itu akupun menjadi lebih senang lagi akhirnya akupun membelikannya baju yang pas buat dia.
Untuk melancarkan aksiku aku bukan cuma membelikannya baju tapi juga sering curhat sesuatu yang gak penting padanya, sampai akhirnya kamipun menjadi begitu dekat tapi kemudian aku sadar kalau aku harus bersikap wajar di depan mereka semua. Karena pernah sekali ketika aku melewati dapur secara tidak sengaja aku mendengar Lilis pembantuku yang genit.
Berkata seperti ini pada mas Soni “Mas Soni kok deket sama bu Delia.. jangan ada apa-apa ya..” Soni langsung menjawab “LIs..kamu ini apa sih..jangan fitnah gitu lho” Kata mas Soni marah dan mbok Sinah pembantuku yang lain berkata “Huuss..kamu tuh LIs.. awas kedengaran majikan di pecat kamu..” LIlis manggut-manggut sambil manyun “Ya..iya Lilis kan cuma bercanda..”.
Karena aku mengubah sikapku pada Soni di depan mereka akhirnya merekapun tidak pernah mencurigai aku suka pada mas Soni. Sampai pada suatu ketika aku sedang ada acara di luar kota dan harus menginap setelah aku pamit pada suamiku dia memutuskan untuk menyuruhku membawa sopir sendiri dan Soni menjadi pilihannya untuk mengantarku aku senang mendengarnya.
Dengan penuh semangat akupun pergi dengan Soni, setelah melakukan perjalan selama kurang dari 6 jam kamipun sampai. Aku istirahat di hotel tempat aku menginap aku beda kamar dengan Soni, tapi setelah terbangun dari tidur istirahatku akupun segera mandi dan keluar memesan makanan ke dalam kamar hotel sekaligus melancarkan aksiku untuk berdua dengan mas Soni aku sengaja memesan untuk dua orang.
Setelah aku telpon dia untuk datang ke kamarku, diapun datang dan menyantap makanan yang telah aku pesan. Setelah itu kami mengobrol berdua sampai akhirnya aku dapat membuat gairah mas Soni bangkit, ketika aku mendekatkan tubuhku padanya diapun langsung agresif dengan memelukku lalu mecium bibirku kamipun saling pagut dengan mesra dan gairah kami berdua sama-sama memuncak.
Tanganku melingkar di lehernya “Aaaaggggggghhh… aaaaagggghhhh… aaaaggghhhh… aaaggghhh..” Aku mencoba mendesah tepat di telinganya hingga diapun semakin terangsang “Ooouugggggghh… maaaas… aaaggggghhh…. aaaaaggghhhhh… eeeeuuummmmmhhhppppp….. aaaaggggghhhhh…” Desahku tanpa menghiraukan apapun lagi aku begitu menikmatinya.
Hingga tidak terasa kini tubuhku sudah dalam keadaan telanjang dan mas Soni sudah menindihku “Aku masukin ya sayaaang…. eeeehhhhhggggg…” Dia masih bertanya lirih padaku “Iyaaaa maaas.. ayyoooo… aaaaggggghhhh…. aaaaggghhhh… aaaaaaggggghhh… aaaaagggghhhh..” Kataku sembari langsung mendesah begitu dia bergoyang di atas tubuhku yang sudah menggeliat.
Bagai pemain dalam adegan cerita hot kami terus berburu dan memek nya “OOouuuuggggghhh… aaaagggghh… aaagggghhh… maaaaas… aaagggghhhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghhh.. ” Diapun sama-sama menikmati adegan seks ini, di tambah aku semakin hot ikut menggoyangkan tubuhku juga karena benar kata teman-temanku melakukan hubungan intim dengan selingkuhan lebih nikmat rasanya.
Tidak lama kemudian kamipun sama-sama mendesah dan mengerang dengan kerasnya “OOouuuggggghhhh…. aaaaaaggggghh… aaaaagggghhh… aaaaghh.. sa.. saaayaaang… aaagggh… aaaaagggggghhhhh…” Kamipun berdua sama-sama terpuaskan berulang kali mas Soni menciumku dan akupun senang dia melakukan hal itu kini tubuh kami sudah basah bersimbah keringat.
Sungguh aku begitu puas melakukan adegan cerita sex ini dengan mas Soni.
selama 3 hari kami melakaukan hal itu. Meskipun masih terasa kurang tapi akhirnya mas Soni mengajaku pulang dia bilang takut ada yang curuga dengan hubungan kami. Dia memintaku untuk merahasiakan hal ini dan dia berjanji akan selalu ada untukku dan sampai detik ini kami masih berhubungan secara backstreet.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
-

Kisah Temenku Yang Setengah Mabuk
Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger kabar dari. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari jakarta. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget
Tapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya. Dari awal kuliah sampe selesai rambut Rara yang hitam legam itu selalu panjang. Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm… aku selalu nganggep dia barbie doll banget
“Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !” tanyaku.
“Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?” tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.
“Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?” tanyaku heran, ngapain malem-malem Rara tiba-tiba ada di Bandung.
“Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih” rajuk Rara padaku sedikit memelas.
“Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh” jawabku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara.
Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Rara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh !
Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah turun, aku segera menemukan Rara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.
“Halo Ra ! Sendirian ?” tanyaku. “Iya Yan..” jawabnya lemah. Matanya kelihatan merah sekali.
“Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?” tanyaku menyelidik.
“Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang” ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh. “Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana.” ajakku ke Rara untuk naik ke mobil.
Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Rara “Mau kemana nih Ra ?” tanyaku. “Kemana aja deh Yan” jawab rara yang duduk disebelahku.
“Kamu nginep dimana ?” tanyaku. “Belom punya tempat nginep” jawabnya singkat. “Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya” tawarku.
“Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih” pintanya. “Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan” jawabku sambil tersenyum. “Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu” jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia tersenyum juga
“Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget.” ajakku. “Dari Jakarta kapan ?” tanyaku. “Tadi sore” jawab Rara. “Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?” tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal !
“Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?” tanyaku. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab “Ya gitu deh.” jawabnya. “Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini” tanyaku lagi. “Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please…” pintanya. “Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini” lanjut Rara. “OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi” jawabku.
Sesampainya dirumahku, ternyata Rara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik. “Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan” kataku sambil memberi Rara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret. “Ok deh” jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Rara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian. Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Rara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap.
“Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin” kataku ke Rara. “Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget” katanya. “Trus kamu dimana ?” tanya Rara. “Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok” jawabku.
“Kamu dah makan malem ?” tanyaku. “Udah, pake beberapa gelas bir” jawabnya sambil ketawa. “Dasar kamu… Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?” tawarku. “Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa” jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Rara agak segaran dikit.
“Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih” kataku. “Lagian aku juga dah ngantuk banget” lanjutku. “OK deh” jawab Rara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan
Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Rara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.
Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku. “Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?” tanyaku. Rara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.
“Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu” kata Rara. “Tapi Ra, kita kan beda” jawabku. “Beda gimana ?” tanya Rara yang sudah rebahan disebelahku. “Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut” tanyaku. “Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan.” jawab Rara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya
“Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah” kataku. Rara cuma tersenyum kecil.
“Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?” tanyaku. “Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin” jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin. “Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus” lanjut Rara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Rara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai.
“Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku” lanjut Rara. “Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin” jawabku sambil tertawa. “Ye… tapi kan aku dah bayar pake makan-makan” jawab Rara sambil memukul lenganku. “Masa sih bayarnya cuma makan-makan” jawabku sambil terus tertawa. “Jadi dulu gak iklas nih” tanya Rara cemberut. “Ya iklas lah, namanya juga temen” jawabku. kami berdua tertawa.
“Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi” kataku.
Rara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai. “Ini gara-gara tunangan gue yan” kata Rara lirih.
“Jadi kamu dah tunangan ?” tanyaku. Rara cuma mengangguk kecil. “Dulu..” jawabnya singkat. “Kok dulu ?” tanyaku heran.
“Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil” kata Rara sambil terisak. “Oh gitu” jawabku prihatin.
“Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udah ditentuin, persiapan juga udah dimulai” lanjut Rara dengan tangisnya yang menjadi. “Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget” lanjut Rara menangis.
“Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget” kataku kemudian memeluk dia. Lama sekali Rara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan rara rebahan saling bersisian kembali.
“Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra.” kataku ke Rara. “Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja” jawab Rara. “Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab” jawabku. “Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri”
“Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab” kata Rara. “Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab” kataku.
“Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan. Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya” kata Rara blak-blakkan. “Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen” Kataku.
“Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu” kata Rara sedikit meninggi. “Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok” jawabku sambil tertawa. Rara ikutan tertawa.
“Rian, kamu dah pernah ML gak ?” tanya Rara menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil. “Kok gak jawab ? dah pernah ya ?” tanya Rara dengan sangat ingin tau. “Tuh kan diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan” kata Rara sambil memukuli dadaku.
“Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen” jawabku menggoda Rara sambil tertawa. “Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua” kata Rara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.
“Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi” tanya Rara. “Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi” jawabku becanda. Rara mencubit pinggangku. “Ihh… ditanya serius malah becanda” kata Rara.
“Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi” Kataku. “Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit” kataku bercanda. Rara cuma ketawa kecil.
“Emang enaknya kayak gimana sih” tanya Rara. Aku terdiam sejenak. “Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin” jawabku.
“Hmm… enaknya kayak coklat gak ?” tanya Rara semakin aneh
“Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja. Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu” jawabku.“Emang orgasme itu kayak apa sih ?” tanya Rara lagi. “Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir” jawabku. “Gitu aja ?” tanya Rara. “Ya enggak lah” jawabku. “Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya”. lanjutku.
“Jadi mau..” kata rara dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Rara sambil berkata “Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh”, walaupun sebenarnya aku juga jadi mau
“Tapi bener Yan, aku jadi mau. Kamu mau gak ?” tanya Rara. Aku cuma diam. “Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?” tanya Rara.
“Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi.” kataku. Rara mengangguk kecil.
“Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja..” tanya Rara. Aku memandangi Rara kemudian memeluknya. Rara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Paha Rara menjepit pahaku diselangkangannya.
“Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah” kata Rara. “Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok” kataku sambil mengelus-elus rambutnya. Kemudian aku mengecup kening Rara. Pelukan Rara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya.
“Yan cium lagi dong” kata Rara. Aku mengecup keningnya lagi. “Bukan disitu” kata Rara lagi. “Disini ?” kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu. “Bukan disitu” kata Rara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya.
Wah si Rara bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.
Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Rara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Rara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well… wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Rara dengan buas.
Aku mencium Rara dengan menghisap bibir bawahnya, Rara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya Rara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Rara gantian memasukkan lidahnya kemulutku.
Selama ciuman, aku mengelus rambut Rara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Rara melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku.
Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Hmmm… payudara Rara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. “Hmm… Hgmmm.. Hgmmm” lenguh rara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.
Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Rara. Kemudian aku mengelus punggung rara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Rara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali.
Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Rara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar !
Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Rara, terkadang aku memainkan pentilnya. Sepertinya Rara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil “Uggrhh….ugrh….”
Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Rara makin terangsang. Rara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Rara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya.
Tangan kananku kembali meremas pantat Rara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Rara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Rara makin menekan memeknya ke pahaku.
Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Rara seperti tersetrum, sambil melenguh “Uhh….”. Hmmm… ternyata Rara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah.
Sekarang aku memegang memeknya dari depan. Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Rara yang sudah banjir itu. Rara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, rara memekik kencang “Ohgh….Ohgh…. Ohgh…..”. “Enak yan, enak banget. Kamu ngapain aku, kok enak banget sih” kata rara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. “Akhhh…” teriak Rara saat klentitnya aku usap. Kemudian Rara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus.
Akhirnya aku telentangkan Rara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Rara sehingga Rara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Rara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Rara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya. Kadang Rara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju.
Aku berhenti sebentar, memandangi Rara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Rara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku. Tapi aku sedikit ragu.
“Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih” kata Rara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Rara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Rara dengan mudah, apalagi Rara membantu dengan mengangkat pantatnya. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Rara sama-sama bugil.
Sesaat aku memandang tubuh Rara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar.
“Kok cuma diliatin ?” tanya rara. Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Rara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Rara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya. Sat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk.
Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya. “Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok” kataku. “Iya yan gue juga sering denger”. jawab Rara. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Rara. Rara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya.
Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik “AKhh…sakit yan” . Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full. “Aduh yan sakit banget” kata Rara memelas. “Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak” kataku menenangkan. “Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak” pinta Rara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Rara. Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm… memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat.
“Yan kok berdarah sih ?” tanya Rara panik. “Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah” jawabku. “Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu” kata Rara. Aku mengantarkan Rara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Rara gak apa-apa.
Setelah Rara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih. Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Rara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil.
“Yan kok sakit banget ya” tanya Rara. “Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara” jawabku. “Masih mau lanjut gak Ra ?” tanyaku pada Rara. “Mau yan, tapi pelan-pelan ya” jawab rara.
Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh rara. Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini
Setelah Rara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Rara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. “Heghh..heghmm…” lenguh Rara saat penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah. ceritabokep
Aku goyang perlahan penisku, tubuh Rara terguncang sedikit, rara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Rara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.
Aku percepat goyanganku, sekarang Rara mulai melenguh, “Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. “Lagi yan..Lagi yan..Lagi” desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus.
“Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget”. kataku. “Penis kamu juga keras banget yan, enak…” jawab Rara disela-sela lenguhannya.
Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Untuk pertama kalinya Rara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Rara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras. Kadang aku tusuk kearah samping.
Tiba-tiba tubuh Rara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya. “Ahhh…Akhh….Aghkhh..” pekikan Rara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku.
“Lagi sayang…lagi…lagi..” pekik Rara. Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh rara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak “AKHHHH….” rara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Rara. Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Rara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Rara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya.
Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan rara melepaskan dekapannya. “Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan” Kata rara setelah rebahan disebelahku.
Akhirnya Rara pulang kejakarta hari minggu sore. Aku dan Rara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Rara jalan-jalan di Bandung, atau lebih tepatnya aku dan Rara jalan-jalan disela-sela persetubuhan kami
-

Majalah Dewasa – Sewa Rassamee Trakullukkana
Duniabola99.org – adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang
yang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan
koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan
melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten
baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
materi baru! -

Conny Carter loves throating the wet dick while moaning in sensual modes
Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.
-

Pengalaman Berhubungan Dengan Si Kembar
Duniabola99.org – Pengalaman ngentot cewek kembar ini adalah cerita yang unik dan menarik, bayangin aj sendiri gimana panasnya ketika 2 orang yang sama sedang main seks dengan anda, pasti mantab kan, oleh karena itu cerita panas ini kutulis sehingga anda pun dapat merasakn pengalaman saya. Cerita ini berawal saat aku masih sekolah di bandung, aku mempunyai seorang cewek yang cantik, kami berpacaran sudah cukup lama, sekitar 2 tahun yang lalu tepatnya.
Hubungan kita masih lancar-lancar saja waktu itu. Kalau nggak saya yang telepon kadang dia. Dan kalau saya kangen, pulang sekolah langsung cabut ke Bandung untuk menengok dia, pagi-pagi jam 2 langsung dari Bandung ke sekolah lagi. Soal menginap, biasanya saya sering tidur di kamarnya kalau di rumah sepi banget. Ibunya sih sudah liberal banget, maklum blasteran bule. Masih muda banget tuh ibunya.
Waktu itu masih 35 tahun, kadang malah kalau jalan sama saya berdua menemani dia belanja disangka teman-teman.. “Eh James, siapa tuh cewek loe, tua amat?” Hahahahhaha… dia punya anak dua, kembar, Sisti dan Siska. Kembar, putih, tinggi, lucu, soal body nggak usah saya ceritakan deh, tahu Jeniffer Lopez? nah kayak gitu tuh si kembar. Siska juga sudah punya pacar kebetulan sobat saya juga.

Hubungan kita sudah dekat banget. Sejak awal memang saya sudah “ngeseks” sama dia. Dan orang tuanya sama saya sudah nggak ada masalah kalau misalnya salah satu datang terus menginap (soal “ngeseks” nggak tahu tentu saja). Ceritanya nich kembar berdua datang ke Jakarta mau belanja. Jadi minta ditemani oleh saya untuk jalan-jalan keliling Jakarta. Kebetulan di Jakarta rumah mereka lagi direnovasi. Saya suruh saja menginap di rumah saya. Lagian orang tua saya lagi pergi, jadi kosong. “Ok deh”, kata mereka. Malamnya terus kita jalan-jalan ke Zanzibar, janjian sama teman. Saya nggak berani minum banyak-banyak soalnya pulangnya nyetir. Tapi tuh si kembar dicekokin sama teman-teman banyak banget sampai nggak kepalang maboknya.
Akhirnya jam 4 kita pulang dan setelah berusaha keras merayu Siska buat turun joget-joget dari meja, terus menggotong Sisti ke mobil bla.. bla.. bla.. sampai deh di rumah. Sampai di kamar akhirnya tanpa ba bi bu lagi kita langsung tidur bertiga, biarpun AC jalan tapi gara-gara mabok tetap saja kepanasan. Akhirnya saya buka celana panjang saya hingga tinggal CD saja, terus saya menggeletak di tengah-tengah mereka. Tapi berhubung kepala saya pusing dan tahu dong, kalau mabok bawaannya tegang mulu. Saya mulai meraba-raba Sisti (biar mabok tapi saya bisa bedain pacar saya yang mana).
Pertama-tama saya selipkan tangan saya kedalam kemejanya. Terus jemari saya menjelajah kemana-mana di dalam BH-nya. Lama banget saya memainkan putingnya, dipelintir-pelintir terus dielus-elus lagi. “James… buka saja belakangnya biar lega”, kata Sisti tiba-tiba. “Tapi jangan ribut ya, nggak enak sama Siska, lagian kamu gila ya… sodaraku disebelah!” bisiknya. “Ah biar saja, kamu juga mau khan…” kata saya nggak sabar sambil melepaskan tali BH-nya sama buka kemejanya, habis itu saya cium-ciumi payudaranya, kadang-kadang saya jilat-jilat pentilnya pakai lidah membuat lingkaran di. Kemudian naik lagi ke lehernya, saya cium-ciumi belakang kupingnya sampai si Sisti menggelinjang-gelinjang. Lalu turun lagi ke bawah mencium-ciumi ujung dadanya yang merah kecil sambil saya cubit-cubit kecil ujung satunya dengan tangan kanan saya. “Sudah James… cepet donk… buka celanaku sudah nggak kuat nih, ahh James… tega ih kamu! jangan lama-lama dong say…!” Karena saya juga nggak tahan, saya buka juga celana hipster hitamnya sekalian sama celana dalamnya.
Terus terang saya paling suka memainkan wanita, bukan karena nikmat tapi saya suka banget lihat tampang mereka kalau dimainin pakai lidah terus bibir vaginanya digigit-gigit, sepertinya kejatuhan surga, nikmat banget.
Sekitar sepuluh menit saya memainkan vaginanya sampai kepala saya didekap sama kakinya, keras banget. Tangannya mendorong-dorong kepala saya buat menjilat lebih dalam lagi. “Jamesss, masukiin dongg! cepet!” katanya. “Mm… tapi basahin dulu punyaku… mau nggak?” kata saya. “Iya… sini Sisti isepp!” Akhirnya kita tukar posisi, saya di bawah dan dia mulai menghisap penis saya. Biarpun saya sering senggama sama wanita lain, kalau soal menghisap kayaknya cewek saya masih paling jago. Penis saya sih nggak panjang-panjang amat hanya 15 cm tapi gede dan berhubung bibir cewek saya kecil jadi dia rada-rada kesusahan buat menghisapnya. Ujungnya sama dia dijilat-jilat dulu terus dimasukan sebagian. di dalamnya sama Sisti dimainkan pakai lidah, dikeluarkan lagi, dihisap lagi sampai ke ujungnya terus didiamkan di mulutnya. Yang membuat saya paling nggak kuat kalau samasaya dikenyot-kenyot kayak menghisap jolly. Serasa isinya mau keluar semua. Saking saya keenakan sampai nggak sadar tangan saya pegang kepalanya buat menahan agar penis saya nggak dikeluarkan dari mulutnya. “Aahh mm… terusss sayangg!” desah saya sambil masih menahan kepalanya, kayaknya dia sudah mulai kesusahan napas.
Tiba-tiba bibir saya dicium dan begitu buka mata ternyata Siska. Dia ternyata kebangun mendengar erangan kita tapi diam saja, tapi nggak kuat juga akhirnya. Saya cium juga dia. “James, jahat ih kamu berdua… nggak mikir apa aku lagi bobo?” katanya. “Sis… sorry habis sudah konak neh…” “Tahu nggak James jadinya… Siska khan jadinya horny banget!” “Ok deh Sis… ma’ap… jadi mesti gimana dong?” “mm… kamu cium-cium punyaku kayak ke Sisti lagi dong? mau nggak?” “Ok… buka gih celananya aku isepin sini…” Siska buka celana sama kaosnya, terus naik ke atas mukaku. Sisti ternyata nggak keberatan, sama-sama sudah horny berat sih berdua. Akhirnya kita main threesome, saya hisap vagina Siska terus Sisti naik ke penis saya. “Aahh Jamesss… emang kamu top banget deh… terusss jilat itunya sayang…!”Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya
Enggak lama kita tukar posisi, saya suruh Sisti tiduran, terus Siska saya minta telungkup. Jadi saya masukin penis saya lewat belakang (doggy style), ahh ternyata nggak kalah sama vagina kembarannya, sama-sama masih rapat! Sambil saya mensetubuhi si Siska, tangan saya menjelajah vagina Sisti, saya masukan jari tengah saya kedalam sambil jari saya yang lain mulai berusaha memegang analnya, saya nggak pernah senggama lewat anal cuma kalau sekarang pegang-pegang doang sih sering, nambah sensasi
. Ternyata saking keenakan, mereka berdua ciuman, sambil tangannya memegang payudara kembarannya, saya jadi tambah napsu sekali melihatnya. Akhirnya saya pindah ke Sisti, saya angkat salah satu kakinya terus saya masukan penis saya dari samping. Huwiii, ini salah satu favorit saya juga. Enggak kebayang rasanya paha saya kegesek-gesek sama pahanya, terus penis saya masuk lewat pinggirnya, rasanya lain banget daripada saya di atas. Siska kemudian mulai memainkan lidahnyaSisti sambil memegang vaginanya. “Ahh Jammesss bentar lagi sayanggg… aahh…” ternyata Sisti sudah sampai klimaks, saya pindah untuk melakukan hal yang sama-sama Siska cuma kali ini saya minta dia membalikkan badan sambil tiduran, terus saya masukan dari belakang. “Aahh Jamesss tegaa ih kamu… nikmat banget tuhh truss trusss!” “Siska… rapetin kaki kamu donk… iya gitu sayang…!” Ini posisi yang buat saya cepat keluar. Kakinya dirapatkan terus saya kocok-kocok dari belakangnya. “Siska aku mau keluar nich.. di dalem yaa…” kata saya. “Jangan Jamesss!” kata Siska. “Sini aku isep saja ya.. dikeluarin di mulut Siska!” saya masukan ke mulutnya, ternyata Sisti juga nggak mau kalah, yang ada kayak rebutan. Gila juga ternyata Siska menghisapnya. Sambil menghisap tangannya mengocok-ngocok penis saya. Sisti lagi menciumi biji saya. “Ahh Siss… Jamess keluarrr nichh!” Akhirnya saya keluarkansaya di mulutnya sambil saya tahan kepalanya dia agar menghisap terus.
Selesai itu kita bertiga langsung tidur kecapaian. Pagi-paginya bangun, yang ada malah cekikikan. “Eh Siska bandel ya! ngapain saja sama si Aryo kalau berdua yo hahahah”, goda saya sama Sisti. “Ah kalian juga sama hihihihhih”, katanya.Baca Juga : -

Majalah Maxim Edisi Suhua
-

Cerita Dewasa Siswi SMA punya vagina montok
Cerita Seks Terbaru – Pagi itu, sinar matahari belum mampu mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan Puncak Pass. Beberapa gerombol embun masih terlihat melayang-layang tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus masih berwarna putih tertutupi embun pagi. Rumput di halaman villa masih basah.

Di dalam bathtub yang berisi air hangat, Theo dan Debby duduk berendam sambil berpelukan mesra. Gadis itu duduk di atas paha Theo. Telapak tangannya mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya itu, dan ia pun merasakan tangan lelaki itu menyabuni punggungnya.
Pelukan mereka sangat erat hingga dada mereka saling menekan satu sama lain. Sesekali Debby menahan nafas ketika menggeliatkan badannya. Dadanya yang menggeliat menyebabkan puting buah dadanya mengalirkan birahi ke sekujur tubuhnya. Puting itu semakin mengeras setelah beberapa kali bergesekan dengan dada Theo yang licin dipenuhi buih-buih sabun.
Pangkal pahanya yang terendam air hangat terasa membakar birahi ketika batang kemaluan lelaki itu menyentuh vagina sempit nya. Debby menggerak-gerakkan telapak tangannya dari punggung hingga ke leher Theo. Sambil menyabuni, ditariknya tengkuk lelaki itu.
“Debby sangat mencintai Theo,” bisiknya.
Theo mengusap-usap bahu gadis itu dengan busa sabun yang berlimpah. Busa dan buih-buih berbentuk bola-bola kecil meleleh ke bagian atas dada dan punggung Debby. Lalu ditatapnya wajah yang cantik itu. Wajah yang terlihat semakin menarik karena buih-buih sabun memenuhi lehernya yang jenjang. Disibaknya rambut gadis itu ke belakang. Busa dan bola-bola kecil ikut menempel di rambut gadis itu, kemudian bola-bola itu meletus. Menawan. Sangat cantik dan mempesona, bisik hati Theo.
Mungkinkah aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya?, tanya Theo dalam hati. Jatuh cinta terhadap seorang murid yang masih belia dan nakal? Mengapa? Mengapa..? Apakah karena sensasi dan kemanjaan yang diciptakannya? Ah.., gumam Theo sambil menarik nafas panjang.

Lalu dikecupnya anak rambut di kening gadis itu. Ia tak mampu memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Tingkah laku Debby yang lembut dan kadang-kadang liar telah melumpuhkan nalarnya. Ia tak mampu berpikir ketika luapan birahi membakar tubuhnya.
“Theo juga sangat mencintai Debby. Sebelumnya tak pernah Theo rasakan nikmatnya terbakar birahi seperti saat ini..” ujar Theo.
Bola mata mereka saling menatap seolah ingin menjenguk isi hati masing-masing. Lalu Theo menarik tubuh gadis itu agar lebih erat menempel ke tubuhnya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua telapak tangannya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, telapak tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Diusap-usapnya bongkah pantat gadis itu.
Sejenak, ia menahan nafas ketika meremas bongkah pantat yang masih kenyal itu. Karena gadis itu duduk di atas pahanya, bongkah pantat itu terasa lebih kenyal daripada biasanya. Batang kemaluan Theo semakin keras ketika bersentuhan dengan vagina sempit gadis itu.
Ia dapat merasakan kelembutan bibir luar vagina gadis itu ketika bergesekan dengan bagian bawah batang kemaluannya. Dan dengan usapan lembut, telapak tangannya terus menyusuri lipatan bongkah pantat yang kenyal itu. Ia dapat merasakan lubang dubur Debby di jari tengahnya. Diusap-usapnya beberapa kali hingga ujung jarinya merasakan kehalusan lipatan daging antara dubur dan vagina.
“Theoo.., Theo nakal!” desah Debby sambil menggeliat mengangkat pinggulnya.
Walau tengkuknya basah, Debby merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari vaginanya. Ia menggeliatkan pinggulnya. Geliat itu menyebabkan telapak tangan Theo semakin bebas mengusap-usap. Membelai. Ia mengecup leher Theo berulang kali ketika merasakan ujung jari Theo menyentuh bagian bawah bibir vaginanya.
Tak lama kemudian, telapak tangan itu semakin jauh menyusur hingga akhirnya ia merasakan lipatan bibir luar vaginanya diusap-usap. Debby berulang kali mengecup leher Theo. Kecupan panas dan liar sebagai ungkapan luapan birahi yang mendera tubuhnya. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. Ia dapat merasakan lendir birahi yang semakin banyak bermuara di vaginanya.
Karena vaginanya terendam dalam air, usapan-usapan di dinding dan bibir dalam vaginanya terasa menjadi kesat. Setiap kali mengusap, lendir di vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi terasa lebih kasar daripada biasanya.
Membakar birahi untuk mengalirkan kadar kenikmatan yang lebih tinggi daripada biasanya. Kenikmatannya hampir setara dengan liarnya lidah Theo yang menari-nari di antara lipatan bibir vaginanya ketika mencumbu vaginanya di balkon villa. Ia terpaksa menahan nafas untuk mengendalikan kenikmatan yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.
“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali.
Lalu ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Ia tak ingin mencapai orgasme hanya karena usapan-usapan jari yang terasa kesat di lubang vagina sempit nya. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Rasa nikmat di vaginanya telah membuat dirinya seolah sedang melayang-layang. Lututnya seolah kehilangan sendi.
Dengan cepat Theo pun bangkit berdiri. Tangannya segera membalikkan tubuh gadis itu. Ia tak ingin gadis belia yang dicintainya itu terjatuh. Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. Lalu dituangnya kembali cairan sabun ke telapak tangannya.
Dan diusap-usapkannya cairan sabun itu di perut gadis belia itu. Ketika menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa sabun terdorong dan menggumpal di antara jari jempol dan telunjuknya. Dan ketika buih-buih itu terbentur pada lekukan bawah buah dada gadis itu, ia meremasnya dengan lembut.

Kedua buah dada yang kenyal itu terasa licin dan sangat halus. Telapak tangannya terus bergerak ke atas. Ia sengaja membuka jari jempol dan telunjuknya agar puting buah dada yang masih kecil itu terjepit di jarinya. Sejenak, puting yang terjepit itu diremas-remasnya dengan lembut. Puting kiri dan kanan diremasnya bersamaan. Dilepas. Diremas kembali. Lalu telapak tangannya mengusap semakin ke atas dan berhenti di leher jenjang gadis belia itu.
“Theo, aargh.., lama amat menyabuninya, aarrgghh..” rintih Debby sambil menggeliatkan pinggulnya.
Ia merasakan batang kemaluan Theo semakin keras dan besar. Hal itu dapat ia rasakan karena batang kemaluan itu semakin dalam terselip di antara lipatan bongkah pantatnya. Lalu ia mendongakkan kepala sambil menoleh ke belakang.
Diangkatnya tangan kanannya untuk menarik leher lelaki itu, lalu diciumnya dengan mesra. Lidahnya menjulur dan bergerak-gerak liar untuk memilin-milin lidah Theo. Tangannya kirinya meluncur ke bawah, lalu meremas biji kemaluan lelaki itu dengan gemas.
Theo menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal paha Debby. Sesaat ia mengusap-usap bulu-bulu ikal di bagian atas vagina gadis itu. Menikmati bulu-bulu yang masih pendek dan halus itu di ujung jari-jarinya. Lalu telapak tangannya meluncur ke bawah. Diusapnya vagina sempit itu berulang kali. Vagina yang baru kira-kira 7 jam yang lalu selaput perawannya dipasrahkan untuk dilewati oleh cendawan batang kemaluannya.
Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar vagina itu. Diusapnya berulang kali. Telapak tangannya yang dipenuhi buih-buih sabun membuat bibir vagina dan pangkal paha itu menjadi sangat licin. Klitoris itu seolah bergerak menggeliat-geliat ketika ia mengusapkan telapak tangannya. Klitoris yang semakin keras dan licin karena lendir dan buih-buih sabun.
“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan lelaki itu semakin kuat menekan lipatan bongkah pantatnya.
Ia merasakan lendir birahinya membanjiri vaginanya. Lendir itu pasti bercampur dengan busa sabun, pikirnya. Lalu ia berjongkok agar vaginanya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara bibir vaginanya dengan cara mengusap-usapkan dua buah jarinya.
Ketika menengadah, ia melihat batang kemaluan Theo telah berada persis di hadapannya. Batang kemaluan itu telah membengkak dan terlihat mengangguk-angguk. Ada setetes lendir menghiasi ujung batang kemaluan itu. Persis di bagian tengah cendawan yang berwarna kecokelat-cokelatan itu. Indah sekali, gumamnya. Lalu ditatapnya warna kemerah-merahan di lekukan antara cendawan dan batang kemaluan itu. Bola matanya berbinar-binar mengamati lekukan yang indah itu.
Setelah puas mengamati, diremasnya batang kemaluan itu dengan lembut. Lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya bagian ujung cendawan itu. Terdengar bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes lendir yang menghiasi ujung cendawan itu berpindah ke bagian dalam celah kedua bibirnya. Sejenak, matanya terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah dan kedua bibirnya mencicipi lendir itu.
Tubuh Theo bergetar menahan nikmat ketika ia melihat lidah dan bibir Debby bergerak-gerak mencicipi lendirnya. Dicicipinya dengan penuh perasaan! Erotis sekali! Batang kemaluannya menjadi semakin keras. Berdiri tegak! Ia meraih bahu gadis itu karena tak sanggup lagi mengendalikan tekanan darah yang memenuhi urat-urat di batang kemaluannya.
Setelah berdiri, Debby merasakan telapak tangan Theo mengangkat paha kirinya. Sambil mencium bibirnya, telapak tangan itu tetap menahan bagian belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan kakinya di pinggang lelaki itu. Ia masih berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya ketika Theo menyelipkan cendawan kemaluannya ke celah di antara bibir vagina sempit nya. Karena tubuhnya masih belum seimbang, cendawan itu terlepas kembali.
Theo agak menekuk kedua lututnya ketika berusaha menyelipkan kembali cendawan kemaluannya. Ia sudah sangat ingin merasakan kembali vagina yang sempit itu meremas batang kemaluannya. Nafasnya mendengus-dengus tak teratur. Dengan terburu-buru, ia mendorong pinggulnya.
“Argh, aarrgghh.., Theo!” rintih Debby.
“Masih sakit?” tanya Theo.
“Sakit dikit..” jawab Debby.Theo menarik batang kemaluannya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Sambil mendorong, ia menatap vagina sempit gadis itu. Pandangannya nanar seolah ada kabut yang menutupi bola matanya ketika ia melihat bibir luar vagina gadis itu ikut terdorong bersama batang kemaluannya. Ia masih menatap terpesona ketika perlahan-lahan menarik kembali batang kemaluannya. Bibir luar vagina itu merekah dan seolah sengaja memperlihatkan lipatan celah vagina yang berwarna pink!
“Masih sakit, Sayang?”
“Hmm!”
“Sakit?”
“Enaak.., Theo!”Theo tersenyum. Dilumatnya bibir gadis itu sambil menghentakkan pinggulnya. Dengan cepat, batang kemaluannya menghunjam. Ia menghentikan hentakan pinggulnya dan berdiri kejang setelah merasakan mulut rahim gadis itu tersentuh oleh ujung cendawannya.
Lalu ditatapnya raut wajah murid yang dicintainya itu sekaligus dikaguminya! Selain cantik dan dan seksi, muridnya itu pun tak pernah bertanya atau membantah ketika ia menghunjamkan kemaluannya sambil berdiri. Murid yang patuh sekaligus mempunyai ide-ide liar yang sensasional dalam bercinta.

Mungkin muridku ini memang dikaruniai bakat bercinta, kata Theo dalam hati. Bakat untuk menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya aku menjadi gurunya! Perlahan-lahan Theo menarik batang kemaluannya. Sebelah tangannya meremas bongkah pantat gadis itu dan yang sebelah lagi meremas dada.
“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan Theo kembali menghunjam vaginanya.
Ia terpaksa berjinjit karena batang kemaluan itu terasa seolah membelah vaginanya. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher Theo. Ia ingin menggantung di leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas menahan kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhnya. Panasnya birahi membuat pori-pori di sekujur tubuhnya menjadi terbuka. Butir-butir keringat mulai merembes dari pori-porinya, bercampur dengan busa sabun yang masih tersisa di beberapa bagian tubuhnya.
Semakin sering ujung cendawan kemaluan lelaki itu menyentuh mulut rahimnya, semakin banyak pula keringat merembes di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas Debby beberapa kali terhenti ketika Theo menarik dan menghunjamkan batang kemaluannya.
Menarik dan menghunjam dengan cepat hingga terdengar ‘cepak-cepak’ yang merdu setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pangkal paha Theo. Dan setiap kali mendengar suara ‘cepak’ itu, darahnya seolah terasa berdesir hingga ke ubun-ubun.
“Aarrgghh.., aarrgghh.., Theoo!”
“Theoo.., Debby pipiis..!”Rintihan itu membuat Theo semakin cepat menghentak-hentakkan pinggulnya. Keringat bercucuran dari dahinya. Ia berusaha menahan nafas untuk mengendalikan tekanan air mani yang ingin menyemprot dari lubang batang kemaluannya.
Tapi orgasme gadis belia yang sangat dicintainya itu ternyata membuat ia tak mampu lagi menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji kemaluannya. Vagina sempit itu berdenyut-denyut meremas batang kemaluannya. Menghisap air mani yang masih tertahan di batang kemaluannya. Membuat ia tak berdaya untuk mengendalikan desakan air mani yang menyemprot dari lubang batang kemaluannya.
“Aarrgghh..! Aarrgghh..! Debby, aarrgghh..!” raung Theo sambil menghujamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.
“Theoo.., sstt, sstt..” desis Debby berulangkali ketika merasakan air mani lelaki yang sangat dicintainya itu ‘menembak’ mulut rahimnya.
‘Tembakan’ yang pertama terasa panas dan menggetarkan hingga membuat tubuhnya berdiri kejang dan punggungnya melengkung ke belakang. ‘Tembakan’ kedua dan ketiga membuat ia semakin berjinjit setengah bergantung di leher Theo.
“Aarrgghh.., Debby! Argh.., enaknya!” rintih Theo di telinga murid yang sangat disayanginya itu.
“Theoo.., sstt.., sstt..!” desis Debby pula berulangkali sesaat setelah lepas dari puncak orgasmenya!
Kedua telapak tangan Theo memangku bongkah pantat Debby. Telapak tangannya masih dapat merasakan kedutan-kedutan di bongkah pantat itu ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan tenaga yang masih tersisa di tubuhnya,
di tarik bongkah pantat yang kenyal itu agar mereka tak terjatuh. Ia tak ingin gadis itu terjatuh karena ia masih ingin batang kemaluannya tetap terbenam dalam kelembutan vagina sempit itu. Vagina yang sangat dikaguminya, muda, segar, dan masih berwarna pink!
“Puas, Sayang?” bisik Theo sambil mengusap-usap punggung Debby.
“Puas banget!”
“Theo sangat menyayangi Debby.”
“Debby juga sangat sayang pada Theo,” kata Debby sambil mencium bibir Theo.Mereka masih terus berciuman dengan mesra hingga batang kemaluan Theo mengkerut dan terlepas dari vagina sempit milik Debby.
-

Blonde amateur Skye Model exposes her nice teen ass in the backyard
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!
-

Cerita Dewasa Kisah Seks Ku Di Kapal Bersama Mbak Cindy Yang Seksi
Cerita Seks Terbaru – Di kapal bersama mbak cindy yang seksi. Boleh di bilang aku adalah laki-laki yang beruntung . karena terus terang saja aku tak memiliki penampilan fisik yang sungguh-sungguh baik , padahal tak jelek-jelek sekali . Cerita Sex Indonesia
Kulit aku yang cukup gelap , badan aku yang cukup atletis , dan yang pasti batang kemaluan aku yang cukup ukurannya . Namun mungkin sebab secara naluri aku sungguh-sungguh senang melayani orang lain , sehingga aku menjadi seperti sekarang ini dengan segala kelebihan yang aku miliki .
Awal cerita di kala tahun 2015 , aku berangkat dari kampung halaman aku dengan menumpang salah satu kapal milik PELNI , KM Rinjani . Karena waktu itu aku di terima sebagai seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggu di kota Yogyakarta , kota yang sekarang menjadi daerah tinggal aku .
Sebagai seorang mahasiswa baru dari keluarga yang berkecukupan , aku sungguh-sungguh bangga apalagi untuk berangkat ini aku di bekali cukup uang dan tiket di kelas satu . Dan juga aku di bolehkan untuk mampir di rumah paman yang tinggal di jakarta dan jalan-jalan di sana sebelum daftar ulang sebagai mahasiswa baru di Jogja .
Saat naik kapal pada hari keberangkatan , hati ini terasa senang sekali . Aku seketika menuju kamar aku . Kamar kelas satu , yang pasti sudah terbayang aku sungguh-sungguh enak rasanya . Namun aku kaget sekali , sebab di dalam kamar sudah ada seorang wanita . yang terus terang saja ada sedikit rasa senang juga sebab wanita tersebut tersenyum dengan manis nya di kala memperhatikan aku agak kaget .
” Ohh maaf , mungkin mabk ini salah kamar .. ? ” tanya aku agak ragu .
karena setahu aku tidak mungkin sudah kerap kali berpergian dengan kapal laut , dalam satu kamar harus nya hanya ada satu tipe kelamin , jika laki-laki ya laki-laki segala , atau jika peremouan ya perempuan segala .Namun sudah di cocokan terbukti nomer tiket kami sama , artinya kami satu kamar . Wahh , terus terang aja aku agak canggung juga rasanya , melainkan di balik kecanggungan aku ada rasa senang juga loh . Karena wanita yang ini cukup cantik juga dan body nya cukup menggairahkan . dan sebab aku kerap kali sekali nonton film porno , seketika aku membayangkan jika nanti malam kami akan tidur berdua dan berpelukan dengan saling mengelus-elus ‘ sentra ‘ kenikmatan masing-masing.
Pada waktu pemeriksaan tiket , tanpa ragu dia seketika mengatakan bahwasanya aku ialah adik sepupunya , jadi oleh petugas kami tak di pindahkan . Wahh , tambah senang lah hati ini . Dan semenjak itu kami banyak sekali ngobrol-ngobrol , dari situ juga aku tahu jika dia adalah pegawai sebuah bank swasta di jakarta . Bernama cindy . Suaminya seorang dosen sebuah perguruan tinggi di jakarta , dan yang lebih hebat lagi dia tak sesuai dengan umurnya yang sudah 35 tahun dan sudah beranak dua .
Setelah makan siang kami masih melanjutkan obrolan kami tentang beragam hal di anjungan depan kapal . kapal kami sudah semakin jauhh dari daratan , jarum jam sudah pukul dia , hawa terasa agak panas , mata mulai mengantuk di terpa angin laut , akhirnya kami menentukan untuk beristirahat saja . Tanpa sadar Cindy menggandeng tangan aku dikala kami berjalan menuju kamar . Sebab agak canggung , tanggan nya aku lepaskan . Cindy agak kaget melainkan dia bahkan tersenyum manja .
Memang pada waktu itu aku kerap kali menonton film porno dan juga kerap kali beronani , melainkan melakukan hubungan seks aku belum pernah sama sekali . jadi hati ini rasanya deg-degan luar biasa . , sebab di kala berjalan di lorong kapal yang kebetulan aku berada di belakangnya , aku memperhatikan pantatnya yang bulat yang terbalut celana jeans ketat dan rambutnya yang panjang sepunggung dan diikat sehingga terlihat level belakang lehernya yang putih dan mulus .
” Ohh !! Cantik sekali ” jerit batin aku .
Pada waktu itu aku berharap memeluknya dari belakang dan berharap seketika mencium lehernya itu , melainkan sekali lagi hati ini rasanya canggung sekali , boleh di bilang aku takut !
Saat kami bersama-sama masuk kamar cindy seketika menuju ke kemar mandi , katanya dia sudah kegerahan dan sebelum tidur siang berharap mandi dulu . Aku seketika rebahan di daerah tidur sambil membayangkan tubuh cindy yang pasti sintal dan menggairahkan jika diamati dari pantatnya yang bulat . Tanpa sadar tangan kiri aku sudah mnegendalikan batang kemaluan yang mulai mengeras .
Namun tiba-tiba ada bunyi dari balik pintu kamar mandi , ” Mass Andi , Tolong ambilkan handuk aku di dalam koper dong .”
Aku kaget setengah mati , sebab pikir aku Cindy sudah keluar dari kamar mandi . Saat mengambil handuk , aku memperhatikan pakaian dalamnya yang baik-baik dan supermini .
” Ohhh .. ! ” batin ini semakin menjerit ,
Karena sebagai seorang laki-laki normal , pasti siapa saja tak akan tahan dengan momen seperti ini .Pintu aku keyuk untuk memberikan handuknya , dan di kala pintu di buka , alangkah kagetnya aku sebab Cindy berdiri di depan pintu hanya dengan celana dalam yang sungguh-sungguh mini dengan bordiran yang apik dan sungguh terang sekali terlihat gunungan hitam di selangkangan seperti akan meletus . Saat memperhatikan aku tertegun dengan handuk di tangan , dengan cueknya Cindy menarik tangan aku untuk mandi bersama .
Pada waktu itu aku hanya seperti robot yang bergerak hanya jika di setel untuk bergerak . Karena terus terang saja . Waktu itu pikiran aku seakan tak percaya dengan apa yang sedang ada di hadapan ku .rupanya tubuh Cindy lebih cantik daripada apa yang aku bayangkan , dan lebih hebat lagi lebih cantik dalam kondisi telanjang .
Tanpa sadar aku melepaskan celana dalam Cindy , Dan tubuhnya sekarang ku sirami dengan air dari shower . Cindy melenggak-lenggok pantatnya yang bulat dikala air shower aku arahkan ke pantatnya. Dan dikala aku arahkan ke punggung, Cindy meliuk-liukkan tubuhnya dengan sungguh-sungguh erotis. Tiba-tiba Cindy membalikkan tubuhnya dan seketika melahap bibir aku, dengan pesat dihisap dan disedot.
Namun tiba-tiba Cindy berhenti dan marah, “Hey, dicopot dong bajunya!”
Aku hanya bisa terawa kecil sebab bersamaan dengan itu Cindy bahkan dengan bergairahnya mencopot kaos dan celana panjang aku yang mana celana dalamnya seketika ikut serta terlepas.“Wow, lucu sekali bentuk batang kamu Andi..?” Cindy bertanya dengan manjanya.
“Lho apa punya suami kamu nggak lucu tuh..?” aku balik tanya dan Cindy hanya tertawa dengan ujung kemaluan aku yang sudah berada di dalam mulutnya.Gila! Cindy benar-benar luar lazim, mungkin sebab dia sudah bersuami dan sudah punya anak pula. Dan baru kali ini aku menikmati alangkah nikmatnya apa yang selama ini selalu aku tonton di film dan selalu aku bayangkan siang dan malam. Dengan gemasnya Cindy mengelus-elus buah zakar dan menghisap-hisap kepala penis aku dengan lembutnya.
Tak terasa sudah lama sekali Cindy menghisap batang penis dan akhirnya, “Hey, capek nih jongkok terus. Gantian dong..!”
Cindy lalu aku gendong ke arah daerah tidur, lalu aku rebahkan dengan kakinya yang putih mulus terkulai di lantai. Kaki Cindy aku angkat perlahan-lahan, sambil memberikan sedikit sensasi di talapak kaki. Cindy kegelian dan mengelinjang, kemudian aku mulai menyerang payudaranya yang memang tak begitu besar melainkan cukup menggoda.
Ujung penis aku gosok-gosokkan di lubang vaginanya sambil menghisap-hisap puting payudara Cindy. Aku semakin menikmati permainan dikala Cindy mulai mengerang-ngerang keenakkan. Dan dikala pinggulnya mulai digerak-gerakkan ke atas dan ke bawah aku mulai menyadarai jika Cindy minta dicoblos liang vaginanya. Namun aku sengaja untuk mempermainkan ujung penis di mulut vagina Cindy.
“Ayo Andi, dimasukkan saja, jangan hanya diluar begitu dong..!” akhirnya Cindy benar-benar tak tahan.
Lalu aku mulai menekan panis aku untuk masuk ke dalam vagina Cindy. Uuuhhh..! Hangat dan enak sekali rasaya. Cindy sambil mengerang keenakkan mangangkat pantatnya, sehingga penis aku semakin dalam masuknya. Aaahhh..! Semakin enak saja rasanya. Nantinya aku tahu jika berkaitan seks itu sungguh-sungguh enak rasanya.Saat pantat Cindy diwariskan, tiba-tiba penis aku terlepas dari lubangnya. Cindy menaikkan lagi pantatnya, dan dikala diwariskan lagi terlepas lagi. Begitu dan seterusnya sampai Cindy marah-marah sebab terbukti aku hanya membisu saja.
“Ayo dong Andi kamu goyang juga pantatmu maju mundur. Ayo… dongg..!”Aku semakin tahu jika behubungan seks bukan saja enak melainkan juga menyenangkan. Pantat Cindy mulai membisu dan pantat aku mulai digerakkan. Perlahan-lahan aku masukkan batang penis yang sudah sungguh-sungguh tegang ini, dan aku tarik lagi dengan satu hentakan keras.
Perlahan-lahan lagi aku masukkan dan aku tarik lagi dengan satu hentakan keras. Cindy merem melek dikala aku masukkan, dan Cindy mengerang keras dikala aku tarik. Begitu terus aku lakukan sampai akhirnya Cindy bangun dan memeluk aku.
Dengan mesranya aku menggendong dan mencium bibir Cindy. Namun aku kaget dikala tiba-tiba Cyndi menggoyang dengan keras sekali pantatnya, diputar-putar pantatnya pada gendongan aku, dan pada dikala itu aku semakin kaget dikala tiba-iba pula lubang vaginanya terasa mengecil lalu dengan kerasnya Cindy berteriak, “Annddiii..!” dan keringat kecil-kecil mulai keluar di atas keningnya.
Sekali lagi, dari sinilah aku benar-benar tahu bahwasanya berkaitan seks itu enak sekali, menyenangkan, dan yang lebih menyenangkan lagi jika kita bisa membawa pasangan kita ke puncak kenikmatan. Karena pada dikala kita memperhatikan pasangan kita menggelinjang keenakkan pada dikala itu pula hati ini akan terasa plong.
Kembali Cindy marah, sebab dia sudah kelelahan sementara batang kemaluan aku masih berdiri tegak. Dan yang pasti aku belum ejakulasi. Namun sambil mengecup bibir Cindy dengan lembut aku katakan jika aku sudah sungguh-sungguh senang dikenalkan dengan hubungan seks yang sebenarnya, dan aku sudah sungguh-sungguh puas memperhatikan dirinya puas dan senang dengan permainan aku.
Nantinya kami mandi bersama, dan di kamar mandi kami masih mengulangi permainan-permainan yang lebih menyenangkan lagi. Hampir setiap dikala dan setiap kesempatan di kapal kami melakukannya lagi dan lagi. Saat sampai di Jakarta, dia memberikan alamat dan nomer teleponnya dan berharap sekali jika aku berharap mampir ke rumah atau kantornya.
Beberapa kali Cindy pernah aku hubungi dan beberapa kali kami pernah berjumpa, sampai akhirnya sekarang kami tak pernah lagi berjumpa sebab terakhir kali aku hubungi alamatnya sudah pindah.
Entah dimana kamu Cindy, melainkan yang terang aku selalu merindukan kamu, sebab kamu sudah memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga tentang bagaimana berkaitan seks dan memuaskan pasangan main
-

Foto Ngentot AOI MIZUMORI Desahan Yang Menambah Gairah Seks
Foto Ngentot Terbaru – Selamat sore sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.
-

Payudara Kenyal dan Menggairahkan Sang Kekasih
Duniabola99.org – Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang berambut panjang terurai dengan raut wajah yang manis terlihat sedang menanti kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengenakan kaos biru di padu dengan jeans warna serupa. Dia berjalan menuju kerumah gadis yang sedang asyik duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali mengawasi depan rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau belum.
Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu.
“Hallo Mas Adietya sayang..” sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku.
“Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.
“Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.Antara aku dan si gadis memang terlihat mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya nanti sore.
Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.
“Adiet kangen banget nih sayang,” bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.
“aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.Kemudian kita terlibat perbincangan sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali, sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat kita bertatapan wajah.
“Kamu cantik sekali siang ini sayang..” kataku lembut.
Sembari tanganku meremas kedua tangannya dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan dengan memelukku erat. Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama bibirku sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang ranum, sembari dia memejamkan kedua bola matanya.
Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk memberikan perasaan yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya. Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran 36b itu.
Jemari tanganku langsung mengelus tepian payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan desahannya yang sensual.
“Ohh.. Mas sayang..” desahnya lembut.
Sambil memilin, bibirku tak lepas dari bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung payudaranya, yang membuat dia menggelinjang dan mendesah kembali.
“Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”
Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil membisikkan kata.
“Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya,” bisikku lirih di telinganya.
Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang manis sembari kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.
Tak berselang lama kemudian, aku mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas meja belajar yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya, kecuali bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan lembut.
Bibirku mencumbui setiap senti permukaan kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang oleh setiap cumbuanku. Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku mencumbui setiap titik sensitif yang ada di tubuh sang gadis. Jemariku mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam warna hitamnya yang sexy.
Kemudian aku melemparkan celana jeansnya ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.
“Oh.. Mas sayang..” desahnya parau.
Bibirku yang sejak tadi bermain di atas, kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.
“Ssshh..” desisnya lirih.
Perlahan kemudian aku mulai menurunkan celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy. Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam dan lebat sekali, namun cukup terawat terlihat olehku sekilas dari bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.
Dan tak lama lidahku sudah menjilati bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan bersamaan dengan tersentuhnya benjolan kecil di atas vagina miliknya oleh ujung lidahku.
“Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.
“Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.Yang aku lanjutkan dengan menghentikan tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja, kemudian aku berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.
Dengan gerakan lincah bibir sang gadis langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat. Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku serta bibir dan lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.
“Ohh.. Sayang” desahku pelan.
Rambutnya yang hitam panjang ku remas sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku merengkuh bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah satu kaki jenjangnya menjuntai ke lantai.
Dengan gerakan lembut aku mengangkat paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat selanjutnya tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan bibir bawah vaginyanya.
“Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat” jeritnya lirih.
Aku masih belum merespon atas jeritan lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang sebelah kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras desahannya terdengar.
“Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah” pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.
Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya lembut.
“Slepp..” irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.
Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.
“Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.
Setengah dari batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut. Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan aku mengarahkan ujung penisku menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis menggumam lirih karena mulutku juga masih mengulum bibirnya.
“Mmm.. Mmm” gumamnya.
Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat gerakan maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya lirih.
“Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya bergetar.
Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi. Tak lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali sambil mengucapkan kata.
“Thanks yah.. Mas sayang”ucapnya mesra.
Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.
“Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini” ucapku kemudian.
Hanya beberapa saat setelah sang gadis mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang menggairahkan.
Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.
“Slepp..” masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.
“Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.
Posisi ini menimbulkan sensasi tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh G-spotnya, sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya mulai dari kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian tubuh lainnya.
“Ohh.. Mas sayang” desahnya.
Ketika ujung jemariku menyentuh lubang anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan vaginanya. Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam posisi membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya lembut.
“Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.
“Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.Aku mempercepat gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.
“Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku kemudian.
Menyemburlah spermaku yang cukup banyak ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini sampai akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.
Demikianlah rasa rinduku terhadap kekasihku setelah beberapa lamanya tidak saling bertemu.
-

Model Dewasa – Dhonrutai Iyara
Hallo Sobat Duniabola99.org Semuanya , Di Awal Bulan July Ini Pastinya Semua Pada Semangat Dan Sehat Donk Sekarang Admin Akan Memberikan Sobat” Semua Nya Kumpulan Foto Model Dengan Bermacam Gaya Foto – Foto Ini Admin Berikan Agar Para Sobat Lebih Semangat Lagi Menjalankan Masing-Masing Pekerjaan
-

Majalah Dewasa Edisi Indah Monica
Duniabola99.org– Nama model Indah Monica sudah beberapa kali muncul di Majalah Gress, kemunculan perdana Indah di majalah gress pada edisi ke 23. Pada edisi ke 30 atau bulan September ini Indah tetap tampil dalam balutan pakaian seksi yang siap menggoda para lelaki.
Bagaimana penampilan dari Indah Monica di Majalah Gress edisi 30 simak posenya dibawah ini.
-

Mbak Lala Menahan Perih Kenikmatan
Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi kalau ada masalah keuangan yang rumit dan harus segera diselesaikan.
Mau tidak mau, aku harus mencurahkan perhatian ekstra. Akibat dari tekanan pekerjaan yang demikian itu membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama jika weekend. Biasanya bareng teman sekantor aku berkaraoke untuk melepaskan beban. Kadang di ‘Manhattan’, kadang di ‘White House’, dan selanjutnya, benar-benar malam untuk menumpahkan “beban”. Maklum, aku sudah berkeluarga dan punya seorang anak, tetapi mereka kutinggalkan di kampung karena istriku punya usaha dagang di sana.
Tapi lama kelamaan semua itu membuatku bosan. Ya..di Jakarta ini, walaupun aku merantau, ternyata aku punya banyak saudara dan karena kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka. Akhirnya kuputuskan untuk menelepon Mas Adit, sepupuku. Kami pun bercanda ria, karena lama sekali kami tidak kontak. Mas Adit bekerja di salah satu perusahaan minyak asing, dan saat itu dia kasih tau kalau minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus membantu perbaikan salah satu peralatan rig yang rusak. Dan dia memintaku untuk menemani keluarganya kalau aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, karena rumah Mas Adit cukup jauh dari tempat kostku Aku di bilangan Ciledug, sedangkan Mas Adit di Bekasi. Tapi entah mengapa aku mengiyakan saja permintaannya, karena kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.
Hari Jumat minggu berikutnya aku ditelepon Mas Adit untuk memastikan bahwa aku jadi menginap di rumahnya. Sebab kata Mas Adit istrinya, Mbak Lala, senang kalau aku mau datang. Hitung-hitung buat teman ngobrol dan teman main anak-anaknya. Mereka berdua sudah punya anak laki-laki dua orang. Yang sulung kelas 4 SD, dan yang bungsu kelas 1 SD. Usia Mas Adit 40 tahun dan Mbak Lala 38 tahun. Aku sendiri 30 tahun. Jadi tidak beda jauh amat dengan mereka. Apalagi kata Mbak Lala, aku sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumahnya. Terutama semenjak aku bekerja di Jakarta ini Ya, tiga tahun lebih aku tidak berjumpa mereka. Paling-paling cuma lewat telepon.
Setelah makan siang, aku telepon Mbak Lala, janjian pulang bareng Kami janjian di stasiun, karena Mbak Lala biasa pulang naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlalu malem”, begitu alasan Mbak Lala. Dan jam 17.00 aku bertemu Mbak Lala di stasiun. Tak lama, kereta yang ditunggu pun datang. Cukup penuh, tapi aku dan Mbak masih bisa berdiri dengan nyaman. Kamipun asyik bercerita, seolah tidak mempedulikan kiri kanan.
Tapi hal itu ternyata tidak berlangsung lama Lepas stasiun J, kereta benar-benar penuh. Mau tidak mau posisiku bergeser dan berhadapan dengan Mbak Lala. Inilah yang kutakutkan..! Beberapa kali, karena goyangan kereta, dada montok Mbak Lala menyentuh dadaku. Ahh..darahku rasanya berdesir, dan mukaku berubah agak pias. Rupanya Mbak Lala melihat perubahanku dan ?ini konyolnya- dia mengubah posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah..! Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. Aku hanya bisa berdoa semoga “itong” tidak bangun. Kamipun tetap mengobrol dan bercerita untuk membunuh waktu. Tapi, namanya laki-laki normal apalgi ditambah gesekan-gesekan yang ritmis, mau tidak mau bangun juga “itong”-ku. Makin lama makin keras, dan aku yakin Mbak Lala bisa merasakannya di balik rok mininya itu.
Pikiran ngeresku pun muncul, seandainya aku bisa meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh.. betapa nikmatnya. Akhirnya sampai juga kami di Bekasi, dan aku bersyukur karena siksaanku berakhir. Kami kemudian naik angkot, dan sepanjang jalan Mbak Lala diam saja. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan kemudian makan malam bersama keponakanku. Selesai makan malam, kami bersantai, dan tak lama kedua keponakanku pun pamit tidur.
“Ndrew, Mbak mau bicara sebentar”, katanya, tegas sekali.
“Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya. Aku berdebar, karena yakin bahwa Mbak akan memarahiku akibat ketidaksengajaanku di kereta tadi.
“Terus terang aja ya. Mbak tau kok perubahan kamu di kereta. Kamu ngaceng kan?” katanya, dengan nada tertahan seperti menahan rasa jengkel.
“Mbak tidak suka kalau ada laki-laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”
“MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.
“Saya tidak sengaja. Soalnya kondisi kereta kan penuh banget. Lagian, nempelnya terlalu lama.. ya.. aku tidak tahan”
“Terserah apa kata kamu, yang jelas jangan sampai terulang lagi. Banyak cara untuk mengalihkan pikiran ngeres kamu itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.
“Iya, Mbak. Saya paham. Saya janji tidak ngulangin lagi”
“Ya sudah. Sana, kalau kamu mau main PS. Mbak mau tidur-tiduran dulu. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya sudah mulai menurun.Akhirnya aku main PS di ruang tengah. Karena bosan, aku ketok pintu kamarnya. Pengen nonton film. Rupanya Mbak Lala sedang baca novel sambil tiduran. Dia memakai daster panjang. Aku sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Lala betul-betul terpelihara. Maklumlah, modalnya ada. Akupun segera menyetel VCD dan berbaring di karpet, sementara Mbak Lala asyik dengan novelnya.
Entah karena lelah atau sejuknya ruangan, atau karena apa akupun tertidur. Kurang lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film telah selesai, Mbak Lala juga sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, pasti dia capek banget, pikirku.
Saat aku beranjak dari tiduranku, hendak pindah kamar, aku terkesiap. Posisi tidur Mbak Lala yang agak telungkup ke kiri dengan kaki kanan terangkat keatas benar-benar membuat jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, karena dasternya sedikti tersingkap. Mbak Lala berkulti putih kemerahan, dan warna itu makin membuatku tak karuan. Hatiku tambah berdebar, nafasku mulai memburu.. birahiku pun timbul..
Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster itu samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH.. “itong”-ku mengeras seketika. Mbak Lala ternyata memakai CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang harus kulakukan.. Aku hanya menelan ludah melihat pantatnya yang tampak menggunung, dan CD itu nyaris seperti G-String. Aku bener-bener terangsang melihat pemandangan indah itu, tapi aku sendiri merasa tidak enak hati, karena Mbak Lala istri sepupuku sendiri, yang mana sebetulnya harus aku temani dan aku lindungi dikala suaminya sedang tidak dirumah.
Namun godaan syahwat memang mengalahkan segalanya. Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. Aku bingung.. harus kuapakan.. karena aku masih ada rasa was-was, takut, kasihan.. tapi sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu dengan rasa was-was takut Mbak Lala bangun. Sllrrpp.. mmffhh.. sllrrpp.. ternyata memeknya lezat juga, ditambah pubic hair Mbak Lala yang sedikit, sehingga hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati aroma memeknya.
Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah mencopot seluruh celanaku. Setelah “itong”-ku kubasahi dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Lala. Agak susah juga, karena posisinya itu. Dan aku harus ekstra hati-hati supaya dia tidak terbangun. Akhirnya “itongku”-ku berhasil masuk. HH.. hangat rasanya.. sempit.. tapi licin.. seperti piston di dalam silinder. Entah licin karena Mbak Lala mulai horny, atau karena ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti, kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. tapi ternyata nggak sampai lima menit. Aku begitu terpukau dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sehingga pertahananku jebol. Crroott.. ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Lala. Aku merasakan pantatnya sedikit tersentak. Setelah habis maniku, pelan-pelan dengan dag-dig-dug kucabut penisku.
“Mmmhh.. kok dicabut tititnya..” suara Mbak Lala parau karena masih ngantuk.
“Gantian dong..aku juga pengen..”
Aku kaget bukan main. Jantungku tambah keras berdegup.
“Wah.. celaka..”, pikirku.
“Ketahuan, nich..” Benar saja! Mbak Lala mambalikkan badannya. Seketika dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru sadar bahwa yang habis menyetubuhinya bukan Mas Adit, melainkan aku, sepupunya.
“Kurang ajar kamu, Ndrew”, makinya.
“KELUAR KAMU..!”Aku segera keluar dan masuk kamar tidur tamu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. takut.. malu.. apalagi kalau Mbak Lala sampai lapor polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser.. malunya aku.
Aku mencoba menenangkan diri dengan membaca majalah, buku, apa saja yang bisa membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama aku membaca, aku pun akhirnya terlelap. Seolah mimpi, aku merasa “itong”-ku seperti lagi keenakan. Serasa ada yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan..
“Mbak Lala..jangan”, pintaku sambil aku menarik tubuhku.
“Ndrew..” sahut Mbak Lala, setengah terkejut.
“Maaf ya, kalau tadi aku marah-marah. Aku bener-bener kaget liat kamu tidak pake celana, ngaceng lagi.”
“Terus, Mbak maunya apa?” aku bertanya kepadanya. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, sekarang kok.. jadi begini..
“Terus terang, Ndrew.. habis marah-marah tadi, Mbak bersihin memek dari sperma kamu dan disiram air dingin supaya Mbak tidak ikutan horny. Tapi.. Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu. Imut, tapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.Dan tanpa menunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika sehingga aku tersentak dibuatnya. Mbak Lala begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. Bahkan aku merasakan penisku mentok sampai ke kerongkongannya. Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami saat ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Lala sudah melepas CD nya. Aku melihat memeknya makin membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku untuk dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..
“SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Lala merintih menahan nikmat. Akupun menikmati memeknya yang ternyata bener-bener becek. Aku suka sekali dengan cairannya.
“Itilnya.. dong.. Ndrew.. mm.. IYAA.. AAHH.. KENA AKU.. AMPUUNN NDREEWW..”
Mbak Lala makin keras merintih dan melenguh. Goyangan pinggulnya makin liar dan tak beraturan. Memeknya makin memerah dan makin becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil terus menghisap clitorisnya. Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Lala. Buktinya aku merasa ada yang mendesak penisku, seolah mau menyembur.“Mbak.. mau keluar nih..” kataku.
Tapi Mbak Lala tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Aku makin tidak tahan dan.. crrootts.. srssrreett.. ssrett.. spermaku muncrat di mulut Mbak Lala. Dengan rakusnya Mbak Lala mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.“Ndrewww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih..” pintanya.
Aku hanya bisa meringis menahan geli, karena Mbak Lala melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku seperti menuruti kemauan Mbak Lala. Jika tadi langsung lemas, ternyata kali ini penisku dengan mudahnya bangun lagi. Mungkin karena pengaruh lendir memek Mbak Lala sebab pada saat yang sama aku sibuk menikmati itil dan cairan memeknya, aku jadi mudah terangsang lagi.Tiba-tiba Mbak Lala bangun dan melepaskan dasternya.
“Copot bajumu semua, Ndrew” perintahnya.
Aku menuruti perintahnya dan terperangah melihat pemandangan indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu benar-benar tegak ke atas seolah menantang kelelakianku untuk mengulumnya. Segera Mbak Lala berlutut di atasku, dan tangannya membimbing penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless.. sshh..
“Aduhh.. Ndrew.. tititmu keras banget yah..” rintihnya.
“kok bisa kayak kayu sih..?”
Mbak Lala dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek akibat memeknya yang basah makin keras. Tak kusia-siakan, kulahap habis kedua putingnya yang menantang, rakus. Mbak Lala makin keras goyangnya, dan aku merasakan tubuh dan memeknya makin panas, nafasnya makin memburu. Makin lama gerakan pinggul Mbak Lala makin cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya memburu dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.“MMFF.. SSHSHH.. AAIIHH.. OUUGGHH.. NDREEWW.. MBAK KELUAARR.. AAHHSSHH..”
Mbak Lala menjerit dan mengerang seiring dengan puncak kenikmatan yang telah diraihnya. Memeknya terasa sangat panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga aku merasakan penisku seperti dipelintir. Dan akhirnya Mbak Lala roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan. Aku tersenyum penuh kemenangan sebab aku masih mampu bertahan..Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Lala berdiri dan duduk di pinggir spring bed. Kedua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya.
“Ndrew, ayo cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya setengah memaksa.
Apa boleh buat, kuturuti kemauannya itu. Perlahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek dan itilnya. Memek Mbak Lala mulai memerah lagi, itilnya langsung menegang, dan lendirnya tampak mambasahi dinding memeknya.
“SShh.. mm.. Ndrew.. kamu jail banget siicchh.. oohh..” rintihnya.
“Masukin aja, yang.. jangan siksa aku, pleeaassee..” rengeknya.Mendengar dia merintih dan merengek, aku makin bertafsu. Perlahan kumasukkan penisku yang memang masih tegak ke memeknya yang ternyata sangat becek dan terasa panas akibat masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan, sesekali dengan gerakan mencangkul dan memutar. Mbak Lala mulai gelisah, nafasnya makin memburu, tubuhnya makin gemetaran. Tak lupa jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yang ternyata benar-benar sekeras dan sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku dari liang surganya, dan tampaklah lubang itu menganga kemerahan.. basah sekali..
Gerakan jariku di itilnya makin kupercepat, Mbak Lala makin tidak karuan gerakannya. Kakinya mulai kejang dan gemetaran, demikian pula sekujur tubuhnya mulai bergetar dan mengejang bergantian. Lubang memek itu makin becek, terlihat lendirnya meleleh dengan derasnya, dan segera saja kusambar dengan lidahku.. direguk habis semua lendir yang meleleh. Tentu saja tindakanku ini mengagetkan Mbak Lala, terasa dari pinggulnya yang tersentak keras seiring dengan jilatanku di memeknya.
Kupandangi memek itu lagi, dan aku melihat ada seperti daging kemerahan yang mencuat keluar, bergerinjal berwarna merah seolah-olah hendak keluar dari memeknya. Dan nafas Mbak Lala tiba-tiba tertahan diiringi pekikan kecil.. dan ssrr.. ceerr.. aku merasakan ada cairan hangat muncrat dari memeknya.
“Mbak.. udah keluar?”, tanyaku.
“Beluumm.., Ndreew.. ayo sayang.. masukin kontol kamu.. aku hampir sampaaii..” erangnya.
Rupanya Mbak Lala sampai terkencing-kencing menahan nikmat.Akibat pemandangan itu aku merasa ada yang mendesak ingin keluar dari penisku, dan segera saja kugocek Mbak Lala sekuat tenaga dan secepat aku mampu, sampai akhirnya..
“NDREEWW.. AKU KELUAARR.. OOHH.. SAYANG.. MMHH.. AAGGHH.. UUFF..”, Mbak Lala menjerit dan mengerang tidak karuan sambil mengejang-ngejang.
Bola matanya tampak memutih, dan aku merasa jepitan di penisku begitu kuat. Akhirnya bobol juga pertahananku..“Mbak.. aku mau muncrat nich..” kataku.
“Keluarin sayang.. ayo sayang, keluarin di dalem.. aku pengen kehangatan spermamu sekali lagi..” pintanya sambil menggoyangkan pinggulnya, menepuk pantatku dan meremas pinggulnya.
Seketika itu juga.. Jrruuoott.. jrroott.. srroott..
“Mbaakk.. MBAAKK.. OOGGHH.. AKU MUNCRAT MBAAKK..” aku berteriak.
“Hmm.. ayo sayang.. keluarkan semua.. habiskan semua.. nikmati, sayang.. ayo.. oohh.. hangat.. hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh..” desah Mbak Lala manja menggairahkan.
Akupun terkulai diatas tubuh moleknya dengan nafas satu dua. Benar-benar malam jahanam yang melelahkan sekaligus malam surgawi.“Ndrew, makasih ya.. kamu bisa melepaskan hasratku..” Mbak Lala tersenyum puas sekali..
“He-eh.. Mbak.. aku juga..” balasku.
“Aku juga makasih boleh menikmati tubuh Mbak. Terus terang, sejak ngeliat Mbak, aku pengen bersetubuh dengan Mbak. Tapi aku sadar itu tak mungkin terjadi. Gimana dengan keluarga kita kalau sampai tahu.”
“Waahh.. kurang ajar juga kau ya..” kata Mbak Lala sambil memencet hidungku.
“Aku tidak nyangka kalau adik sepupuku ini pikirannya ngesex melulu. Tapi, sekarang impian kamu jadi kenyataan kan?”
“Iya, Mbak. Makasih banget.. aku boleh menikmati semua bagian tubuh Mbak.” Jawabku.
“Kamu pengalaman pertamaku, Ndrew. Maksud Mbak, ini pertama kali Mbak bersetubuh dengan laki-laki selain Mas Adit. tidak ada yang aneh kok. Titit Mas Adit jauh lebih besar dari punya kamu. Mas Adit juga perkasa, soalnya Mbak berkali-kali keluar kalau lagi join sama masmu itu” sahutnya.
“Terus, kok keliatan puas banget? Cari variasi ya?” aku bertanya.
“Ini pertama kalinya aku sampai terkencing-kencing menahan nikmatnya gesekan jari dan tititmu itu. Suer, baru kali ini Mbak sampai pipisin kamu segala. Kamu nggak jijik?”
“Ooohh.. itu toh..? Kenapa harus jijik? Justru aku makin horny..” aku tersenyum.Kami berpelukan dan akhirnya terlelap. Kulihat senyum tersungging di bibir Mbak Lalaku tersayang..
-

Petite teen Gigi A posing barefoot with crop wearing provocative lingerie
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!
-

Cerita Dewasa ABG SMA Ngentot Panas hot
Cerita Seks Terbaru – Perkenalkan dulu namaku Renni. Aku memiliki wajah yang imut dengan kulit putih mulus dan body sexy. Aku baru saja lulus SMA, cerita panas ini adalah pengalamanku sewaktu masih duduk di bangku kelas 1 SMU.

Pada saat itu pelajaran yang diberikan oleh pak guru belum terlalu banyak, karena memang kami masih dalam tahap orientasi dari murid smp menjadi murid smu. Tak terbayang olehku dapat masuk ke smu yang masih tergolong favorit di ibu kota ini. Impianku sejak dulu adalah memakai sragam putih abu-abu karena seragam ini memiliki model rok yang lebih membuatku kelihatan seksi.
Diantara teman2 baruku ada seorang cowok yang amat menarik perhatianku, sebut saja namanya Galih. Membayangkan wajahnya saja bisa membuatku terangsang. Aku sering melakukan masturbasi sambil membayangkan Galih.
Walaupun sering bermasturbasi tapi saat itu akku belum pernah bercinta atau ngentot, bahkan petting jg belum. entah setan apa yang masuk ke dalam otakku hari itu karena aku berencana untuk menyatakan cinta kpd Galih. maka saat istirahat aku memanggil Galih,
“Gal, gw gk tau gmn ngomongnya…” aku benar2 kalut saat itu ingin mundur tapi udah telat.
“Gal gw sayang ma elo, lo mau kan jd cowo gw?” aku merasa amat malu saat itu, rasanya seperti ditelanjangi di kelas (paling tidak sampai SEKARANG aku masih memakai seragam lengkap).
Galih hanya tersenyum, “nanti aja ya gw jawabnya pas pulang”.
Selama jam pelajaran pikiranku tak menentu, “gimana kalo Galih gak mau?” dalam hatiku “pasti gw jd bahan celaan!” berbagai pertanyaan terus mengalir di otakku. untungnya pelajaran belum begitu maksimal. bel pulang pun berdering, jantungku berdegup cepat. aku hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Galih dan menanyakan jawabannya.
Saat kelas sudah berangsur sepi Galih menghampiriku “bentar ya Renn, gw dipanggil bentar” katanya. aku menunggu sendirian di kelas. “jangan2 Galih ingin agar sekolah sepi dan mengajakku bercinta?” kepalaku penuh pertanyaan, hingga aku sama sekali tidak dapat berpikir sehat. dalam penantianku tiba2 ada orang datang. aku kecewa karena bukan Galih yang datang melainkan Lilik dan Fandi dari kelas I-3. mereka menghampiriku, Lilik didepanku dan Fandi disampingku.
Perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini.
“Lagi nugguin Galih Renn?” kata Lilik.
“Koq tau?” kataku
“Tadi Galih cerita.”
Apa2an nih Galih pake cerita segala dalam hatiku.
“Loe suka ma Galih ya Renn?” tanya Lilik lagi.
Aku cuma diam saja.
“Koq diem?” kata Fandi.
“Males aja jawabnya” kataku Perasaan bt mulai menjalar tapi aku harus menahan karena pikirku Fandi dan Lilik adalah teman Galih.
“Koq lo bisa suka ma Galih sih Renn?” tanya Fandi tapi kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.
“Galih ganteng n gak kurang ajar kayak lo!” sambil menepis tangannya dari pahaku.
“Kurang ajar kaya gimana maksud lo?” tanya Fandi lagi sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus2nya
“Ya kayak gini!” jawabku sambil menunjuk tangannya tapi tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Galih.
“Tapi enak kan?” kali ini Lilik ikut bicara. Fandi mulai mengelus2 pangkal pahaku. aku pura2 berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya.
“udah jangan sok berontak” kata Lilik sambil menunjukkan cengiran lebarnya. makin lama usapannya membuatku membuka lebar pahaku.

“Tadi bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang.” “nantangin yah?” kata Lilik. dia menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang Fandi berganti mengerjai payudaraku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudara kiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja.
Lilik yang berada di kolong meja menjilat2 paha sampai pangakal pahaku dan sesekali lidahnya menyentuh vaginaku yang msh terbungkus celana dalam tipisku yang berwarna putih. perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Galih. Fandi melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana.
Merasa kurang puas ia pun melepas dan melempar braku. lidahnya menari2 di putingku membuatnya menjadi semakin membesar.
“ough Fand udah dong, gimana nanti kalo ketauan” kataku
“tenang aja guru dah pada pulang” kata Lilik dari dalam rokku.
Sedangkan Fandi terus mengerjai kedua payudaraku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. aku benar2 tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai vaginaku, aku rasa Lilik menjilatinya.
Aku tak dapat melihatnya karena tertutapi oleh rokku. Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang. aku merasa kemaluanku sudah amat basah dan Lilik menarik lepas cdku dan melemparnya juga. ia menyingkap rokku dan terus mnjilati kemaluanku. tak berapa lama aku merasa badanku menegang.
Aku sadar aku akan orgasme. aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini. aku melenguuh panjang, setengah berteriak. aku mengalami orgasme di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal. “hahahaha..” mereka tertawa berbarengan. “ternyata lo suka juga yah?” kata Fandi sambil tertawa. “jelas lah” sambung Lilik “smp dia kan dulu terkenak pecunnya” kata2 mereka membuat telingaku panas.
Kemudian mereka mengangkatku dan menelentangkanku di lantai. mreka membuka pakainnya “oh..” ini pertama kalinya aku melihat k0ntol secara langsung. biasanya aku hanya melihat di film2 porno. Lilik membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan k0ntolnya ke liang senggamaku.
“ough, sakit lik” teriakku
“tenang Renn, entar juga lo keenakan” kata Lilik
“ketagihan malah” sambung Fandi
Perlahan2 ia mulai menggenjotku, rasanya perih tapi nikmat. sementara Fandi meraih tanganku dan menuntunnya ke k0ntol miliknya. ia memintaku mengocoknya. Lilik memberi kode kepada Fandi, aku tidak mengerti maksudnya. Fandi mendekatkan k0ntolnya kemulutku dan memintaku mengulumnya. aku mejilatinya sesaat dan kemudian me masukkannya ke mulutku.
“isep k0ntol gw kuat2 Renn” katanya.
Aku mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. ia memaju mundurkan pingangnya lebih cepat. disaaat bersamaan Lilik menghujamkan k0ntolnya lebih dalam. “mmmffhh” aku ingin berteriak tapi terhalang oleh k0ntol Fandi. rupanya arti dr kode mereka ini, agar aku tak berteriak. aku sadar ke virginanku diambil mereka, oleh orang yang baru beberapa hari aku kenal.
“ternyata masih ada juga nak smp sb yang masih virgin” “vagina ce virgin emang paling enak” kata Lilik.
Dia menggenjotku semakin liar, dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap k0ntol Fandi jg semakin cepat. tak lama aku orgasme untuk yang kedua kalinya. akupun menjadi sangat lemas tapi karena goyangan Lilik Lilik semakin liar aku pun juga tetap bergoyang dan meghisap dengan liarnya. tak lama Lilik menarik keluar k0ntolnya dan melenguh panjang disusul deerasnya semprotan maninya ke perutku. ia merasa puas dan menyingkir.
Sudah 45 menit aku menghisap k0ntol Fandi tapi ia tak kunjung orgasme jg. ia mencabut k0ntol dari mulutku, aku pikir ia akan orgasme tapi aku salah. ia telentang dan memintaku naik diatasnya. aku disetubuhi dengan gaya woman on top. aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Fandi leluasa meremas susuku.
Sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba2 Lilik mendorongku dan akupun jatuh menindih Fandi. Lilik menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku. ia mulai mengorek2 lubang anusku. aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan ia mengerjai liang duburku.
Tak lama aku yang sudah membelakanginya segera ditindah. k0ntolnya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk2 duburku. tubuhku betul2 tersa penuh. aku menikmati keadaan ini. sampai akhirnya ia mulai memasukkan penuh k0ntolnya ke dalam anusku. aku merasakan perih dan nikmat yang tidak karuan. jadilah aku berteriak2 sekeras2nya. aku yang kesakitan tadik membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku.
Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku orgasme lagi untuk yang kesekian kalinya. kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Fandi. saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini.

Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera orgasme. aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemprotkan maninya di dalam kedua liangku. aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena vaginaku tidak cukup menampungnya.
Mereka mencabut kedua k0ntol mereka. aku yang lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Fandi berkata “nih giliran pak maman ngerasain iRenn” aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan k0ntolnya yang lebih besar dari Fandi dan Lilik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki.
Dia menuntun k0ntolnya kemulutku untuk kuhisap. aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. melihat aku kewalahan tampaknya ia berbaik hati mencabutnya. tetapi sekarang ia malah membuatku menungging. ia mengorek2 kemaluanku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. aku sungguh takut ia menyodomiku.
Akhirnya aku bisa sedikit lega saat k0ntolnya menyentuh bibir kemaluanku. dua jarinya membuka vaginaku sedangkan k0ntolnya terus mencoba memasukinya. entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun k0ntolnya masuk ke vaginaku. ia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. rokku yag tersinggkap dibuka kancingnya dan dinaikkannya sehingga ia melepas rok abu2ku melalui kepalaku.
Saat ini aku telah telanjang bulat. tangannya meremas payudaraku dan terus menggerayangi tubuhku. disaat2 kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Galih duduk di pojok. dewi teman sebangkuku megoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah ke diriku. aku kesal tapi terlalu horny untuk berontak. akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai.
Pak maman semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu orgasme dibandingkan mereka. aku berteriak panjang dan disusul pak maman yang menjambak rambutku kemudian mencabut k0ntolnya dan menyuruhku meghisapnya. ia berteriak tak karuan. menjambakku, meremas2 dadaku sampai akhirnya ia menembakan maninya di mulutku.
Terdengar entah Lilik, Fandi, atau Galih yang berteriak telan semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari2 seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas.
Aku menemukan braku telah digunting tepat di bagian putingnya dan aku menemukan celana dalamku di depan kelas telah dirobek2. sehingga aku pulang tanpa celana dalam dan BH yang robek bagian putingnya. di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan. TAMAT
-

Fantasy Seks Dengan Guruku
Semula aku tidak percaya telah berbuat mesum dengan seseorang yang sangat aku hormati, dia adalah Mbak Wulan (28 tahun) seorang guru agama di sebuah SMP negeri di Kota Yogyakarta. Aku mengenalnya karena suaminya yang bernama Susilo (40 tahun) sering mengisi pulsa di counter HP milikku.

Seminggu sekali dia ketempatku, kadang sendiri kadang juga berdua dengan istrinya. Karena sudah kenal baik aku sering mampir kerumahnya saat pulang dari toko, kebetulan rumahnya searah dengan tempat kosku. Oh ya namaku adalah Anton usiaku 22 tahun aku asal dari Surabaya.
Singkat cerita kami sudah akrab, mereka berdua sebenarnya keluarga yang sempurna menurutku, Mas Susilo bekerja sebagai teknisi listrik PLN dan mereka sudah memiliki 2 orang anak yang berusia 12 dan 8 tahun. Terus terang saat pertama bertemu dengan Mbak Wulan aku sudah sangat kagum, dia pintar, cantik dan sholehah karena selalu berjilbab rapi.
Selain itu dia juga taat pada suami dan pandai mendidik anaknya. Namun semua kekagumanku itu tiba-tiba berubah saat aku tahu kalau dia punya Pria Idaman Lain. Hal ini ku ketahui tanpa sengaja ketika aku melihat Mbak Wulan berboncengan dengan seorang lelaki di sebuah objek wisata di Kabupaten Magelang, padahal waktu itu masih jam sekolah dan seharusnya dia masih mengajar.
Akupun terus mengikutinya dan mereka berdua berhenti di tempat yang sepi di sebuah warung yang tak di pakai lagi. Dengan mengendap-endap aku merekam aksi mereka berdua yang memadu kasih di tempat sepi. Walaupun mereka hanya sekedar berpelukan dan berciuman namun ini bisa jadi bukti yang kuat atas perselingkuhan mereka.
Pada keesokan harinya aku berniat memberitahukan perselingkuhan ini pada Mas Susilo, namun saat aku datang kerumahnya aku cuma bertemu dengan Mbak Wulan. Entah setan mana yang menghasutku, tiba-tiba aku ingin memanfaatkan ini untuk berbuat sesuatu pada Mbak Wulan ketika aku diberitahu bahwa Mas Susilo sedang pergi mengunjungi Ibunya di Purwokerto beserta dua anaknya. Akhirnya akupun menjelaskan tentang rekaman video itu sambil mengancam Mbak Wulan akan mengirimkan rekaman ini pada suaminya.
Dia sangat terkejut dengan pernyataanku yang mengetahui dengan detail perselingkuhannya dan akhirnya dengan menangis diapun memohon padaku untuk menghapus video itu dan sebagai gantinya dia berjanji akan memberi imbalan apapun yang aku inginkan.
Akhirnya Mbak Wulan masuk perangkapku, dengan terus terang akupun meminta imbalan pertamaku yaitu mengajaknya mandi bersama. Dia langsung menolaknya dan menawarkan uang sebagai gantinya, namun aku tetap pada pendirianku sambil menyatakan bahwa aku tak butuh uang. Setelah sedikit bujukan akhirnya diapun mau menerima permintaanku dan aku segera menuju kamar mandi, sedangkan Mbak Wulan terlebih dulu mengambil handuk di kamarnya.
Hal ini sengaja kulakukan agar aku bisa meletakkan HPku di tempat yang aman untuk bisa merekam aksi kami tanpa diketahui oleh Mbak Wulan. Sesaat kemudian diapun datang hanya dengan berlilitkan handuk, karena semua pakaian dan jilbabnya sudah di lepas di dalam kamar. akupun segera melepas pakaianku hingga bugil.
Dia terkejut melihat torpedoku yang berdiri tegak karena terangsang dan segera kuraih tangannya lalu kuajak masuk kekamar mandi. Dia hanya diam saja sambil merunduk malu dan kesal pada perbuatanku, tapi aku tak peduli segera saja kutarik handuknya dan kamipun sama-sama bugil.
Aku sempat tertegun melihat tubuh Mbak Wulan yang sangat seksi, kulitnya yang putih mulus sangat kontras dengan warna rambutnya yang hitam panjang tergerai sampai punggung. Setelah itu kamipun mandi berdua dengan menggunakan shower sambil menikmati guyuran air aku mulai mencumbui Mbak wulan, awalnya dia menolak namun dengan sedikit ancaman diapun menurut juga.
Dengan leluasa aku memainkan organ intimnya, payudaranya yang montok dan berukuran 34B itu menjadi santapan empuk bagi bibir dan lidahku. Selain itu kedua telapak tanganku juga secara bergantian bergerilya di sekitar vagina dan pantatnya yang bahenol. Awalnya Mbak Wulan selalu berusaha menghindar saat aku memasukkan dan memainkan jariku ke lubang vegy miliknya namun akhirnya dia pasrah juga, mungkin karena sudah terangsang.
Setelah beberapa lama perkiaanku ternyata benar, Mbak wulan mulai mendesah karena birahi dan akhirnya dia orgasme. Tubuhnya meliuk-liuk dan sesekali mengejang sambil mulutnya terus merintih. Aku tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, saat dia lengah segera kuposisikan tubuhnya sedikit menungging dan kupeluk dari belakang, dia menurut saja dan tak tahu kalau sebentar lagi akan kuentoti. Aku terus memainkan jariku di lubang vegy miliknya dan pada saat yang tepat langsung kuganti dengan kontolku yang telah berdiri tegak Blezz…. Slepp kontolku menancap sempurna.
Mbak Wulan langsung berontak dan berusaha mencabut kontolku dari vaginanya, namun hal itu sia-sia saja karena aku sudah merengkuhnya dengan sepenuh tenaga sehingga perlawanannya tak berguna. Dengan leluasa aku mulai mnggoyangkan pantatku maju mundur dengan irama pelan agar tidak lepas lalu diapun mulai rileks dan tak berontak lagi, mungkin dia mulai menikmati goyangan kontolku di dalam vegynya.
Akupun mulai menambah kecepatan goyanganku Slepp…slepp…slepppp…oh…ahhh..ahhh oh…. aku dan Mbak Wualn mulai saling mendesah dan tak berapa lama dia kembali orgasme, namun reaksinya jauh berbeda dengan yang pertama. Dia mengerang dan mendesah tak karuan
Ahhh….Uhghhh….ahhhchh …ohhh….. akupun menjadi bersemangat dan semakin mempercepat goyanganku lalu diapun terkulai tak berdaya di sambil bersandar pada bak mandi. Oh… Ton kamu jahat banget sih….. aku kan sudah keluar banyak, ko masih di goyang terus….aku jadi lemas nihh.

Akupun kembali memeluknya Maaf Mbak…. aku benar-benar terangsang dengan tubuhmu yang bahenol, jadi pinginnya goyang terusss…..Tapi enak kan Mbak..? Mbak Wulan tersenyum malu sambil mencubit perutku, Ton… kalo dari tadi aku tahu kamu pinter ngentot, nggak usah dipaksapun aku mau kamu entotin. Aku sangat kaget dengan pernyataanya ini, namun hal ini dibuktikan oleh dia. setelah tenaganya pulih dia tidak menolak kuajak ngentot lagi, namun dia minta pindah kedalam kamar tidur.
Masih dalam kondisi bugil aku keluar dari kamar mandi untuk mengambil HPku yang kuselipkan di atas lubang ventilasi lalu segera masuk ke dalamkamar Mbak Wulan. Sambil menunggu dia datang kulihat kembali rekaman tadi dan hasilnya cukup memuaskan, karena semua adegan itu terekam dengan baik. Setelah itu aku segera mencari tempat yang pas untuk merekam aksiku yang kedua, tak jauh dari kasur ada tumpukan kulihat pakaian, segera kuletakkan disana sehingga tersamar dengan baik.
Setelah Mbak Wulan masuk kamar akupun segera mencumbuinya, sengaja kuarahkan vaginanya menghadap kamera HP yang berada diantara tumpukan pakaian, sehingga aksi jari-jariku yang nakal di vagina Mbak Wulan terekam dengan baik. Setelah puas bercumbu kupun segera mengentotnya yang kuawali dengan posisi terlentang.
Bless….Sleppp tanpa kesulitan aku menancapkan torpedoku dan rasanya memang mantap…. clepp..cleppp..ahhh…ahhhh….ohh..ohhh. Hanya desahan dan suara tumbukan kelamin kami yang terdengar dan berbagai gaya dalam ngentot seperti dalam film bokep yang ku tonton aku coba, termasuk gaya Dogy favoritku. Sampai akhirnya aku puas dan mencapai orgasme 2 kali. Sedangkan Mbak Wulan terkapar sampai tertidur karena kelelahan. Bahkan saat kurekam tubuh bugilnya dari jarak dekat dia hanya diam saja.
Sejak saat itulah fantasi Sex yang aku inginkan selalu dapat ku praktekkan, aku menjadi sering mendownload film bokep dari barat dan kemudian aku coba lakukan dengan Mbak Wulan. Dia tak pernah menolak, kapanpun aku minta ngentot asalkan nggak sedang menstruasi dia akan datang. Karena kebetulan tempat kosku sangat aman maka aku tak pernah repot mencari tempat untuk ngentot.
Namun bila rumah Mbak Wulan sepi aku lebih suka ngentot dirumahnya untuk melampiaskan fantasi Sex ku karena aku bisa lebih bebas berekspresi di berbagai tempat, tidak cuma di atas kasur, bisa di dapur, di ruang tengah, di meja makan di kamar mandi, di tempat jemur pakaian DLL .
Di rumahnya aku memiliki tempat favorit untuk melampiaskan fantasi sex ku yaitu diatas kursi sofa di ruang tamu karena lebih santai dan penuh sensasi. Sampai saat ini aku terus melakukan perselingkuhan ini.
-

Cerita Dewasa Perawan Sang Mantan Yang Nikmat
Ceirta Seks Terbaru – Sudah hampir enam bulan lamanya aku berhubungan dengan gadis yang bernama Mitha, dia merupakan teman kantorku. Dan tahu juga kalau aku pernah bertunangan dengan Ega dan akhirnya putus, sikap Mitha sungguh berbeda dengan Ega dia begitu dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan yang kami hadapi. Dan yang paling aku suka darinya dia tidak banyak menuntutku untuk selalu mengikuti kehendaknya.
Namaku Yudi dan bukan maksudku untuk tidak mau mengikuti keinginan gadis yang telah aku anggap layaknya istriku. Karena bagaimanapun juga kami sudah sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh, dengan usia yang sama-sama dewasa menurutku. Karena saat ini usiaku sudah menginjak 28 tahun begitu juga dengan Ega mantan tunanganku itu. Daftar Joker1788

Dulu Ega sering menginap di rumahku dan mamaku memang tidak banyak komen tentang gadis yang aku ajak menginap di rumah. Apalagi Ega adalah gadis yang telah aku pinang walau akhirnya putus juga, dan kini dengan Mitha aku sama sekali tidak pernah membawanya ke rumah. Entah mengapa aku merasa malu pada mama mungkin karena aku tahu kalau mama sudah berharap untuk aku segera menikah dengan Ega waktu itu.
Untungnya juga Mitha tidak menuntutku untuk mengajaknya main ke rumah dan memperkenalkan dia pada mamaku. Walau begitu aku sering menceritakan tentang mamaku karena memang hanya dia yang kini menjadi orang tua tunggal bagiku setelah papa meninggal. Sejak dulu aku termasuk cowok yang bisa di bilang nakal, untuk urusan melakukan cerita hot selingkuh bukan lagi hal tabu bagiku.
Tapi dengan Mitha aku merasa tidak ada keinginan untuk melakukan hal itu, padahal aku sering merindukannya dan bahagia bila bersamanya mungkin karena aku takut kalau harus melakukan adegan seperti dalam cerita sex paling hot, hubunganku tidak akan berakhir di pelaminan lagi. Atau mungkin karena Mitha meruapakan gadis yang pendiam dan tidak menggodaku dengan penampilannya.
Setiap bertemu paling kami hanya membahas tentang persoalan kami atau tentang pekerjaan kami masing-masing. Seperti sore ini selepas dari kantor aku langsung mengantarnya pulang “Minggu besok kita jalan yuk..” Ajakku pada Mitha “Kemana mas..?” Katanya sambil menatapku “Kemana aja.. terserah kamu..enaknya kemana ” Seperti biasa dia hanya tersenyum dan menyerahkan semua keputusan padaku.
Begitu mengantar Mitha ke rumahnya aku langsung pulang dan aku di buat terkejut oleh kedatangan seseorang di rumahku, di ruang tamu duduk Ega dengan menunduk “Mas Yudi..” Katanya sambil berlari memelukku, diapun menangis di pelukanku “Ada apa Ega…?” kataku sambil menarik tubuhnya dan dia tetap menangis, akupun membawanya duduk kembali dan mencoba membujuknya untuk berhenti menangis. Agen Joker1788

Sampai mamaku juga ikut membujuknya dan Ega menceritakan masalahnya, karena hari telah larut tidak mungkin juga dia pulang karena kini dia tinggal di luar kota. Ega akhirnya menginap di rumahku, besoknya aku terbangun dan aku mendengar mama mengobrol sama Ega ketika aku lihat rupanya Ega masak seperti di saat dia masih sebagai tuanganku dulu dan dia masih terlihat begitu dekat dengan mama.
Akupun berangkat kantor dan seperti biasa aku menjemput Mitha terlebih dulu, dan aku tidak bisa menceritakan padanya kalau di rumah ada Ega “Hei..kenapa kebanyakan diemnya..?” kata dia membuyarkan lamunanku “Ah.. nggak cuma ke bawa cuaca aja.. dingin males buat ngomong..”Jawabku mencari alasan untung cuaca hari ini mendung “kalau mendung begini besok jadi gak mas..”.
Aku terperanjat mendengarnya “Oh..iya..iya..sekarang hujan terus ya..” Aku gugup karena aku dengar Ega masih belum mau pulang, katanya dia masih mau tinggal di rumah dan mamaku mengizinkannya. Namun aku tidak berani membicarakan tentang Ega pada Mitha, karena dia juga tahu kalau aku dulu sudah pernah melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita hot dan aku tidak mau menyakiti hatinya.
Hingga pulang dari kerja aku langsung mengantar Mitha, sebenarnya aku masih berniat untuk mampir k rumahnya “Sudah mas nggak usah.. ini mau hujan lagi kelihatannya..” Kata Mitha ketika aku hendak turun dari mobil, akhirnya akupun pulang dan benar saja tiba di rumah hujan turun dengan lebatnya. Akupun langsung ke dalam kamarku dan segera menghangatkan diri dengan selimut.
Aku tidak melihat mama masuk ke kamarku, biasanya setiap aku pulang dari kerja dia langsung membuntutiku. Tapi kali ini dia tidak melakukannya sampai akhirnya aku mendengar pintu terbuka aku pikir itu pasti mama “Mas Yudi ini Ega bawain minuman hangat..” Dengan malas aku membuka mataku, dan aku terkejut melihat Ega dengan mengenakan pakaian yang begitu tipis seolah sengaja ingin menggodaku.
Aku bangun dan mengambil minuman dari tangan Ega, ketika selesai meminumnya Ega mengambil minuman tadi. Namun dia bukan hanya mengambil minuman itu tapi dengan cepat dia mencium bibirku, aku tersentak dan langsung mendorong tubuhnya. Saat itu juga aku lihat Ega menangis dan langsung berlari dari kamarku, lama juga aku terdiam dan akhirnya akupun menuju kamarnya untuk meminta maaf.
karena aku tahu Ega juga bukan gadis yang mudah melakukan hal seperti itu, aku lihat dia menangis memeluk bantal “Ega maafkan aku.. bukan maksudku untuk…”Dia kembali memelukku saat itu juga aku teringat akan masa laluku dengannya, dengan mesra aku balas memeluknya juga dan kamipun bercumbu seperti dulu dengan lembut aku mencium bibirnya yang terasa begitu hangat.
Ega memejamkan mata bahkan dia mendesah dengan lirih “Ooouuuggghh… maaas.. Yudiii… aaagggggghhhhh… aku sayaaang kamu maaaaas….” Akupun tidak lagi memikirkan yang lain, tapi dengan perlahan aku lepas pakaian Ega dan nampaklah tubuh mulus Ega di depan mataku “Ooouugggghh… sayaaang.. aku juga masih sayang sama kamu…” Kataku sambil mendekat pada tubuhnya.

lalu akupun kembali mencumbunya sambil melepas pakaianku juga, hingga akhirnya ketika kontolku sudah menyentuh tubuh Ega. Dengan sigap Ega memegangnya lalu diapun menuntunnya untuk masuk dalam kemaluannya, dan dengan cepat kontolku masuk kedalamnya “Oouuughh… aaagggghh.. aaaagggghh… aaaagggghhh… aaagggghh…Yudiii… aaagghhh..” Desah Ega waktu itu.
Dia menggelinjang bagai cacing kepanasan dan aku terus memompa tubuhnya hingga tubuhku penuh dengan keringat “OOOooouuuggggghh… aaaaggggghhh… aaaaaggggghhh… aaaggghhh… aaaaaggggghhh…” Aku terus bergerak dan dapat aku rasakan kenikmatan bagai dulu ketika kami masih bersama sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh ini, kembali aku kecup bibir Ega.
Hingga akhirnya kami berdua sama-sama mengerang panjang “Ooouuggggghh… aaagggghh… aaagggghh… sayaaaang… aaagggghh…. aaagggghhh…” Kamipun terkulai di tempat tidur, dan Ega memeluk tubuhku dengan mesranya hingga kamipun tertidur lelap, seperti biasa aku terbangun dan Ega sudah tidak ada di sampingku. Aku tahu dia pasti sedang masak dengan mama.

Ketika aku bangun dan hendak pindah ke kamarku, mama memanggilku “Yudi.. kamu sudah bangun..itu ada yang temannya..” Dengan masih mata mengantuk akupun melihat ke ruang tamu, apalagi kamarku memang melewati ruang tengah tepat di samping ruang tamu “Oohhh..Mitha..” aku terkejut sedang duduk di sofa Mitha pacarku, dan yang lebih membuat aku terkejut dia di temani Ega disampingnya.
Aku langsung menghampirinya “Tunggu ya.. 10 menit lagi..” Kataku tapi aku lihat Mitha sudah bangun dari duduknya dan berkata dengan tertahan “Ooh.. tidak usah mas.. Mitha pergi saja..” diapun melesat dengan cepat meninggalkan ruang tamuku, aku berusaha mengejarnya tapi dia masuk kedalam mobilnya lalu meninggalkan aku sendiri dengan perasaan yang tidak dapat aku gambarkan.
-

Cerita Dewasa Kecewanya CLBK
Cerita Seks Terbaru – Hari minggu kemarin tiba-tiba aku merasa kesal dan bosan. Telfon teman sana sini, tp semua pada sibuk. Semua dgn kegiatan masing-masing. Kadang aku jengkel dan merasa tak adil punya teman yg egois sendiri. Saat mereka membutuhkanku, jam berapapun, aku harus bisa menemui mereka. Sedang apapun aku, aku harus siap menemani mereka. Tp di saat aku membutuhkan mereka, mereka seperti males-malesann. Kadang pingin pergi dari mereka semua. Tp, aku selalu merasa kasihan pada mereka yg selalu dipenuhi masalah dalam hidupnya.

Akhirnya, aku buka akun facebook lama ku, ku cari-cari orang yg ku kenal, dan tiba-tiba ada 1 pesan inbox, ternyata itu mantanku. Dgn basa basi dia menanyakan keadaanku.
Hmmm, kupikir ini kesempatanku untuk happy-happy. Daripada jenuh dirumah. Kami sepakat untuk bertemu dirumahnya. Kebetulan ortu nya sedang tdk ada.
Terma kasih udah jemput.” Kataku setiba dirumahnya.
“Sama-sama.” Jawab Damar, mantanku.Aku duduk disofa ruang tamu yg sepi.-cerita sex-
“Be, kamu ga kangen ma aku ya?” Kata Damar tiba-tiba, sambil duduk disebelahku dan merangkulku.
“Enggakk.” Jawabku singkat.
“Uufttt, kamu selalu begitu.” Damar manyun.
“Be, aku kangen ngesex sama kamu.”
“Yg kamu kangenin cuma ngesex doang? Itu aja?” Kataku.
“Gak lah Be. Aku kangen semuanya dari kamu. Hehehehe…” Jawabnya sambil senyum-senyum.
“Kamu kenapa sih Be? Tiap aku ajak ngesex ga pernah mau. 3 tahun aku terus menunggu kamu mau jalan lagi ma aku.” Lanjut Damar.Dia membelai-belai rambutku dgn lembut. bikin perasaan nyaman.
“Cewek kamu kemana?” Kualihkan pembicaraan.
“Dia baru keluar kota, urusan kerjaan.” Jawabnya.
“Ooo.” Jawabku singkat.Damar menciumi telinga dan leher ku, dia berusaha merangsang ku.
“Be, yuk kekamar.” Ajak Damar.
“Untuk berapa lama?” Tantangku.
“Ya sebentar aja, ntar keburu ada temen-temen.” Jawabnya.Dgn santai aku berkata
“Hmmm, Mar, aku ini manusia, bukan sexdoll, aku juga butuh dipuaskan, bukan cuma memuaskan. Kalau kamu cuma mau sebentar-sebentar dan cuma mau pusas sendiri, lebih baik kamu beli boneka sex saja.”
Damar terlihat kaget.

“Oh, jadi selama tiga tahun kamu terus menolak aku itu karna masalah ini ya?”
“Iyalah. Kamu pikir apalagi? Cewek kamu? Aku ga peduli cewek kamu.” Jawabku sedikit ketus.
“Ya udah. Yuk yg lama.” Ajaknya kembali.Uuuuhhhh, aku memang lagi pingin bercinta. Kenapa engga aku terima saja ajakannya.
Akhirnya entah dari mana awalnya, aku dan Damar sdh berciuman. Kami saling panggut bibir dan bertukar air liur. Hmmm, gak bisa kupingkiri kalau aku juga kangen Damar.
Tak sabar rasanya meqiku ini pingin dimasukin penisnya lagi.
Kami pindah ke kamar Damar karna takut tiba-tiba ada tamu.
Didalam kamar, kami melanjutkan saling berciuman. Berhubung kami mengejar waktu karna takut teman-teman datang, kamipun langsung melucuti pakaian kami.
Aku naik keatas tubuh Damar yg terlentang. Bersiap memasukkan penisnya yg sdh tegang itu kedalam meqiku. Tp selalu meleset. Damar tak sabar, dia membalikkan posisi dgn aku dibawah. Dia menuntun penisnya untuk memasuki lubang meqiku.
“Aaggghhhhh, be susah.” Katanya.
Dan akupun merasakan sedikit sakit.
Aku baru sadar, kalo sebelumnya aku sdh memakai tongkat madura untuk membuat meqiku kesat.
“Pake ludah.” Kataku.
Damar meludahi penisnya, dan sedikit semi sedikit dimasukkan penisnya kedalam meqiku.
Dan Zleeeebbbbb, masuk dgn sedikit erangan sakit dariku.
Damar akhirnya menggenjot meqiku dgn penisnya yg standar Indonesia itu.
“Mmmmmppphhhhhh, Mar, terussss.. Aku keenakan Maarrrr.” Rintihku.
Damar menggenjotku sambil ngulum buah dadaku.
Udhh rasanya geli dan menambah rasa nikmat. Kami berganti posisi, waktunya aku diatas. Sama seperti pertama, sedikit susah dimasukkan, tp aku tdk menyerah, aku makin membenamkan meqiku pada penisnya. Dan akhirnya aku menggenjot penis Damar.
“Uuuuuhhhh beee, cepetin be.”
“Mar, penisnya masuk banget, aaghh Marr. Jangan dihentakin gitu, rasanya kena ke ulu hatiku. Ooooogghhghh Damaaarrrr.”Damar ikut bergoyang meski dia yg sedang berada dibawah, dia menghentakan pinggulnya keras-keras sampai mentok dan rasanya terasa seperti kena ulu hatiku. nikmat banget, meski agak sedikit terkaget-kaget.

Tiba-tiba terdengar suara motor berhenti depan pintu. Damar kaget. Aku pun ikut kaget. Dgn segera kami memakai pakaian kami dan segera berlari keruang tamu.
Aaaahhhh gagal.
Dari tamu, kami melihat keluar jendela, dan ga ada satupun pun yg bertamu. Siaaaalll, sial banget rasanya saat itu.
Damar tdk menyerah, dia duduk dgn membuka setengah celananya, akupun menjilati penisnya terlebih dahulu agar tegang kembali. Hmmm, penisnya terasa nikmat. Mungkin karna rasa kangen yg menumpuk pada Damar, jadi segala yg kami lakukan, rasanya nikmat sekali.
Penis Damar akhirnya tegak kembali, aku membuka celanaku, cukup hanya satu kaki bagian celana yg ku buka.
Waktunya memasukkan penis Damar dari atas.Meqiku sdh siap pada posisinya, Damar sdh memulainya dgn menyusu kembali pada buah dada sebelah kiriku.
Dan tiba-tiba terdengar suara pintu gerbang dibuka.
Ooooogggghhhhh shiiittttt, aku kebingungan. Kelimpungan dgn celana melorot sentengah. Gila, pingin tertawa dan kaget bercampur. Akhirnya aku lari kebelakang, ketoilet. Aku buka kamar mandi dan langsung jongkok menenangkan hati.
Tak lama kemudian Damar masuk kekamar mandi.
“Siapa Mar?” Tanyaku.
“Omi. Dia mau ambil jaketnya yg tertinggal.” Jawabnya.
“Gak liat aku kan?”“Enggak.”
Tanpa menunggu lama lagi, aku nungging dgn sedikit berdiri karena bertumpu pada bak air yg tinggi sedadaku. Damar memasukkan kembali penisnya. Dan lancar.
Mmmmpppphhhh nikmat banget rasanya, Tp kali ini Damar mempercepat kocokannya. Sepertinya Damar tdk ingin menyia-nyiakan waktunya lagi untuk orgasme. Dan akupun mau tdk mau harus menerima nya, meski aku gak ikut klimax.
Damar akhirnya sedikit mendesah dgn menghentakan keras pinggulnya yg berdampak pada penisnya yg menusuk dalam di meqiku.
Uuugghhh, akhirnya aku harus mengalah lagi.
Damar orgasme dan aku gigit jari.
Minggu itu, setelah tiga tahun tdk bertemu. Tetap saja aku di bikin kecewa lagi.
-

Cerita Memek Romansa Perselingkuhan Antar Tetangga Karena Sudah Terlanjur Nikmat
Cerita Memek – Aku dan suami sudah pindah kerumah kami sendiri. Kami baru pindah ke sebuah kompleks perumahan yang masih sangat baru. Belum banyak penghuni yang menempatinya, malahan di gang rumahku (yang terdiri dari 12 rumah) baru 2 rumah yang ditempati, yaitu rumahku dan rumah Pras. Rumah Pras hanya berjarak 2 rumah dari rumahku. Karena tidak ada tetangga yang lain, Pras jadi cepat sekali akrab dengan suamiku.

Aku dan Winda, istri Pras jadi seperti sahabat lama, kebetulan kami seumuran. Hampir tiap hari kami saling curhat tentang apa saja, termasuk soal seks. Biasa kami berbincang di teras depan rumah Winda kalau sore sambil Winda menyuapi Aria, anak mereka. Aku kurang “happy” soal urusan ranjang ini dengan suamiku.
Bukannya suamiku ada kelainan, tapi dia senangnya tembak langsung tanpa pemanasan dahulu, sangat konservatif tanpa variasi dan sangat egois. Begitu sudah ngecret ya sudah, dia tidak peduli dengan aku lagi. Sehingga aku sangat jarang mencapai kepuasan dengan suamiku. Sebaliknya Winda bercerita kalau dia sangat “happy” dengan kehidupan seksnya.
Pras hampir selalu bisa memberikan kepuasan kepada istrinya. Kami saling berbagi cerita dan kadang sangat mendetail malah. Sering aku secara terbuka menyatakan iri pada Winda dan hanya ditanggapi dengan tawa terkekeh2 oleh Winda.
Jum’at petang itu kebetulan aku sendirian di rumah. Terdengar ketukan di pintu sambil memanggil2 nama suamiku.Aku membukakan pintu. “Eh .. Mas. Masuk Mas,” sapaku ramah. Aku baru selesai mandi sehingga tanpa make up dengan rambut yang masih basah tergerai sebahu. Aku mengenakan daster batik mini warna hijau tua dengan belahan dada rendah, tanpa lengan yang memeperlihatkan pundak dan lengan yang putih dan sangat mulus. “Nnng … suamimu mana Sin?” “Wah ke luar kota Mas.” “Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang?” “Iya Mas, kebetulan ada acara promosi, jadi dia harus ikut, sampai Minggu baru pulang.
Mas Pras ada perlu ama suamiku?” “Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih, Winda ama Aria nginep dirumah ibunya.” “Wah kalo cuman main catur ama Sintia aja Mas.” “Emang Sintia bisa catur?” “Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum tentu kalah lho ama Mas.” kata ku sambil tersenyum. “Ya bolehlah, aku pengin menjajal Sintia,” katanya dengan nada agak nakal.Aku hanya tersenyum menjawab godaanku. Aku membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan dia duduk di kursi tamu. “Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya.”
Aku melenggang ke ruang tengah. Pas aku melangkah sambil membawa baki yang berisi 2 cangkir teh dan sepiring kacang goreng kegemarannya dan suamiku kalau lagi main catur, dia sedang menyusun biji2 catur dipapannya. Aku membungkuk meletakkan baki di meja, mau tak mau belahan dada dasterku terbuka dan menyingkap dua bukit toketku yang putih dan sangat padat. Aku tidak memakai bra. Kemudian aku duduk di kursi sofa di seberang meja. “Siapa jalan duluan Mas?” “Sintia kan putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya. Beberapa saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. Aku membuktikan bahwa aku cukup menguasai permaian ini. Beberapa kali langkah ku membuat dia harus berpikir keras. Tapi aku pun kerepotan dengan langkahnya.

Beberapa kali aku harus memutar otak. Kadang2 aku membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan kedua tanganku bertumpu di pinggir meja. Posisi ini tentu saja membuat belahan dasterku terbuka lebar dan kedua toketku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua matanya. Satu dua kali dalam posisi seperti itu aku mengerling kepadanya dan memergoki dia sedang menikmati toketku. Aku membiarkan matanya menjelajahi toketku sehingga aku sama sekali tidak mencoba menutup daster dengan tanganku. “Cckk cckk cckk Sintia memang hebat, aku ngaku kalah deh.” “Ah dasar Mas aja yang ngalah dan nggak serius mainnya. Konsentrasi dong Mas,” jawab ku sambil tersenyum menggoda. “Ayo main lagi, Sintia belum puas nih.” kataku rada genit.
Kami main lagi, permainan berjalan lebih seru, sehingga suatu saat ketika sedang berpikir, tanpa sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yang sudah “mati” ke lantai. Dengan mata masih menatap papan catur aku mencoba mengambil biji catur tsb dari lantai dengan tangan kananku. Rupanya dia juga melakukan hal yang sama, sehingga tanpa sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai. Entah siapa yang memulainya, tapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja sambil masih duduk di kursi masing2. Aku melihat ke arah nya. dia masih dalam posisi duduk membungkuk . Jari tangan kirinya masih terus meremas jari tangan kananku. Fontana99
Dia menjulurkan kepalaku dan mencium dahi ku dengan sangat mesra. Aku sedikit terperanjat dengan langkahnya, tapi hanya sepersekian detik saja. Aku melenguh pelan, “oooohhh …”Dia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia mengkulum lembut bibir ku sambil tangan kanannya melingkar di belakang leherku. Aku menyambutnya dengan mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan posisi duduk berseberangan dibatasi oleh meja. Kuluman bibirnya ke bibirku berubah menjadi lumatan. Bibirku disedot pelan, dan lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. Aku pun menyambutnya dengan permainan lidahku.
Merasa tidak nyaman dalam posisi ini, dia lepaskan ciumannya. Dia bangkit berdiri, berjalan mengitari meja dan duduk di sisi kiri ku. Belum sedetik dia duduk aku sudah memeluknya dan bibirnya kembali melumat kedua bibirku. Lidahnya terus menjelajah seluruh isi mulutku sepanjang yang bisa dia lakukan. Aku pun tak mau kalah bereaksi. Harus aku akui bahwa aku belum pernah berciuman begini hot, bahkan dengan suamiku sekalipun. Dia menciumi sisi kiri leher ku yang putih jenjang. Rintih kegelian yang keluar dari mulut ku dan bau sabun yang harum semakin memompa semangatnya. Ciumannyabergeser ke belakang telinga ku, sambil sesekali menggigit lembut cupingnya. Aku semakin menggelinjang penuh kegelian bercampur kenikmatan. “Aaahhhh … aaaahhhhh,” aku merintih pelan. Dia merangkul leherku dengan lengan kanannya.
Tangan kanannya mulai menelusup di balik dasterku dan merayap pelan menuju puncak toket ku yang sebelah kanan. Toketku memang sangat padat. Bentuknya sempurna, ukurannya cukup besar karena tangannya tak mampu mengangkup seluruhnya. Jari2nya mulai menari di sekitar pentil ku yang sudah tegak menantang. Dengan ibu jari dan telunjuknya dia memelintir lembut pentilku yang mungil itu. Aku kembali menggelinjang kegelian. Aku menolehkan wajah ke kiri dengan mata yang masih terpejam. Dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan panasnya sambil tangannya terus bergerilya di toket kananku. Ciumannya semakin ganas dan sesekali menggigit lembut bibirku.
Tangan kirinya digerakkan ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun pasti, usapan tangan diarahkannya semakin keatas mendekati pangkal pahaku. Ketika jarinya mulai menyentuh cd ku di sekitar no nokku, dia menghentikan gerakanku. Tangan kirinya kembali diturunkan, dia mengusap lembut pahaku mulai dari atas lutut. Gerakan ini diulang beberapa kali sambil tangan kanannya masih memelintir pentil kanan ku dan mulut kami masih saling berpagutan.
Ciumannya semakin mengganas. Dia pun mulai meraba no nokku yang masih terbalut cd itu. no nokku berdenyut lembut . Dengan jari tengah tangan kirinya, dia menekan pelan tepat di tengah no nokku. Denyutan itu semakin terasa. “Aaahh … Mas… aahhh .. iya .. iya,” aku melenguh sambil sedikit meronta dan kedua tanganku menyingkap daster miniku serta menurunkan cdku sampai ke lutut. Serta merta matanya bisa menatap leluasa no nokku. Bukitnya menyembul indah, jembutku cukup lebat. Di antara kedua gundukan no nokku itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah kecoklatan.
Kemudian jari2 tangan kirinya mulai membelai semak2 yang terasa sangat lembut itu. Aku bereaksi terhadap belaiannya dengan menciumi leher dan telinga kanannya. Aku semakin erat memeluknya. Tangan kanannya dari tadi tak berhenti meremas2 toket ku yang sangat berisi itu. Jari2nya mulai mengusap lembut no nokku yang sangat halus itu. Perlahan dia menyisipkan jari tengah kirinya di celah no nokku. Aku rasakan sedikit lembab dan agak berlendir. Dia menyusup lebih dalam lagi sampai dia menemukan it ilku yang sangat mungil . Dengan gerakan memutar lembut dia mengusap it ilku. “Ahhhh … iya … Mas .. ahhhh .. ahhhh.” Jari tengahnya ditekan sedikit lebih kuat ke it ilku, sambil digosokkan naik turun. Aku meresponsnya dengan membuka lebar kedua pahaku, namun gerakanku terhalang cd yang masih bertengger di kedua lututku.
Sejenak ia menghentikan gosokan jarinya, dia menggunakan tangan kirinya untuk menurunkan cdku. Aku membantu dengan mengangkat kaki kiriku hingga cdku terlepas dan hanya menggantung di lutut kanan ku. Gerakan ku sudah tak terhalang lagi. Dengan leluasa aku membuka lebar kedua pahaku. Jarinya sekarang leluasa menjelajah seluruh no nokku yang sudah sangat licin berlendir itu. Dia menggosok2 it il ku dengan lebih kuat sambil sesekali mengusap ujung no nokku dan digesek keatas kearah it ilku. Aku menggelinjang semakin hebat. “Aaaaaahhhhh …. Mas .. Mas ….. ahhhhh .. terus … ahhhhh,” pintaku sambil merintih. Intensitas gosokannya semakin dia tingkatkan. Dia mulai mengorek bagian luar lubang no nokku. “Iya … ahhh … iya .. Mas …”
Aku hanya tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku terdongak kebelakang, mataku tertutup rapat. Mulutku terbuka lebar sambil tak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan. Tanganku terkulai lemas tak lagi memeluknya. Tangan kanannya pun sudah berhenti bekerja karena merangkul aku dengan erat agar aku tidak melorot ke bawah. Daster ku sudah terbuka sampai keperut, menyingkap kulit yang sangat putih mulus tak bercacat. Cdku masih menggantung di lutut kananku. Pahaku mengangkang maksimal. Jarinya masih menari-nari di seluruh bagian luar no nokku.

Dia sengaja belum menyentuh bagian dalam no nokku. Aku sekarang menggeleng2 kepala ke kiri kanan dengan liar. Rambut basahku yang sudah mulai kering tergerai acak2an. “Mas … Mas …. ahhhhh …. enak …. ahhhh nggak tahaaann .. ahhhh.” Aku sudah hampir mencapai puncak kenikmatan birahiku. Dengan lembut dia mulai menusukkan jari tengahnya ke dalam no nokku yang sudah sangat basah itu. Dia menyorongkan sampai seluruh jarinya tertelan no nokku yang cukup sempit itu. Dia tarik perlahan sambil sedikit dibengkokkan keatas sehingga ujung jarinya menggesek lembut dinding atas no nokku. Gerakan ini dilakukannya berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk lurus keluar bengkok, begitu seterusnya. Tak sampai 10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku mencengkeram erat pinggiran sofa. Kepalaku semakin mendongak kebelakang. Mulutku terbuka lebar. Gerakannya dipercepat dan ditekan lebih dalam lagi. “Aaaaaahhhhhhhhhh.”
Aku melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhku sedikit menggigil. Aku bisa merasakan jari tangannya makin terjepit kontraksi otot no nokku, dan bersamaan dengan itu cairan no noktku menyiram jarinya. Aku telah nyampe. Dia tidak menghentikan gerakan jarinya, hanya sedikit mengurangi kecepatannya. Tubuh ku masih menggigil dan menegang. Mulutku terbuka tapi tak ada suara yang keluar sepatahpun, hanya hembusan nafas kuat dan pendek2 yang keluar lewat mulutku. Kondisi demikian berlangsung selama beberapa saat. Kemudian tubuh ku berangsur melemas, dia pun memperlambat gerakan jarinya sampai akhirnya dengan sangat perlahan dia cabut dari no nokku.
Mata ku masih terpejam rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan lembut dan pelan dia mendekatkan bibirnya ke mulut ku. Dia mencium mesra bibirku yang sensual itu. Akupun menyambut dengan tak kalah mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Agak berbeda dengan ciuman yang menggelora seperti sebelumnya. “Nikmat Sin?” dengan lembut dia berbisik di telinga ku. “Mas … ah … Sintia belum pernah merasakan kenikmatan seperti tadi ..sungguh Mas. Mas sangat pinter … Makasih Mas … Winda sungguh beruntung punya suami Mas.” “Aku yang beruntung Sin, bisa memberi kepuasan kepada wanita secantik dan semulus kamu.” “Ah Mas bisa aja … Sintia jadi malu.”
Akhirnya aku sadar akan kondisiku saat itu. Dasterku awut2an, pahaku masih terbuka lebar, dan cdku tersangkut di lututku. Aku segera duduk tegak, menurunkan dasterku sehingga menutup pangkal pahaku. Akhirnya aku bangkit berdiri. “Sintia mau cuci dulu Mas.” “Aku ikut dong Sin, ntar aku cuciin,” dia menggodaku. “Ihhh Mas genit.” Sambil berkata demikian aku menggamit tangannya dan menariknya ke kamarku. Sampai di kamarku dia berkata: “Aku copot pakaianku dulu ya Sin, biar nggak basah.” Aku tidak berkata apa2 tetapi mendekatinya dan membantu melepas kancing celananya semantara dia melepaskan kaosnya.
Dia kemudian melepaskan juga celananya dan hanya memakai cd saja. Aku melirik ke arah cdnya. Tampaknya kon tolnya yang besar dan panjang (dibandingkan dengan kon tol suamiku yang kecil) sudah menegang. Dia maju selangkah dan mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas dan aku mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya mudah terlepas. Dia tampak mengagumi tubuhku. Toket yang dari tadi hanya diraba sekarang terpampang dengan jelas di hadapannya. Bentuknya bundar kencang, cukup besar, tapi masih proporsional dengan ukuran tubuh ku yang sexy itu. Pentilku sangat kecil bila dibanding ukuran bukit toketku. Warna pentilku coklat agak tua, sungguh kontras dengan warna kulit ku yang begitu putih.
Perut ku sungguh kecil dan rata, tak tampak sedikitpun timbunan lemak disana. Pinggulku sungguh indah dan pantatku sangat sexy, padat dan sangat mulus. Pahaku sangat mulus dan padat, betisku tidak terlampau besar dan pergelangan kakiku sangat kecil. “Mas curang … Sintia udah telanjang tapi Mas belum buka cdnya.” Tanpa menunggu reaksinya, aku maju selangkah, agak membungkuk dan memelorotkan cdnya. Dia membantu dengan melangkah keluar dari cdnya. kon tolnya yang sedari tadi sudah berdiri tegak langsung menyentak. Besar dan panjang, mengangguk2 saking kerasnya. Kami berdua berdiri berhadapan sambil bertelanjang bulat saling memandangi. Tak tahan melihat tubuh molek ku, dia maju langung memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dengan kulit tubuh nya tanpa sehelai benangpun yang menghalangi. “Kamu cantik dan seksi sekali Sin.” “Ah Mas ngeledek aja.” “Bener kok Sin.”
Sambil berkata demikian dia merangkul aku lalu masuk ke kamar mandi. Dia menyemprotkan sedikit air dengan shower ke no nokku yang masih berlendir itu. Kemudian dia memeluk ku dari belakang dan menyabuni seluruh permukaan no nokku dengan lembut. Aku suka dengan apa yang dia lakukan, aku merapatkan punggungku ke tubuhnya sehingga kon tolnya menempel rapat ke pantatku. Dengan gerakan lambat dan teratur dia menggosok selangkangan ku dengan sabun. Aku mengimbanginya dengan mengggerakkan pinggulku seirama dengan gerakannya. Akhirnya selesai juga dia membantu ku mencuci selangkanganku dan mengeringkan diri dengan handuk. Sambil saling rangkul kami kembali ke kamar dan berbaring bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan dan berciuman penuh kemesraan. Dia meraba seluruh permukaan tubuh mulus ku, aku pun beraksi mengelus kon tolnya yang semakin menegang itu. Aku
ditelentangkan, kemudian dia melorot mendekati kakiku. Dia mulai menciumi betisku, perlahan keatas ke pahalu yang mulus. Akhirnya mulutnya mulai mendekati pangkal pahaku. “Ahhhhh Mas …. ah .. jangan .. nanti Sintia nggak tahan lagi .. ah.” Sekalipun aku berkata “jangan” namun justru aku membuka kedua pahaku semakin lebar seakan menyambut baik serangan mulutnya itu. “Nikmati saja Sin …. aku akan memberikan apa yang tidak pernah diberikan suamimu padamu.” Dia meneruskan jilatan dan ciumannya ke daerah selangkangan ku yang sudah menganga lebar. Bibir no nokku yang begitu tebal dan sensual. Perlahan dia mengkatupkan kedua bibirnya ke bibir no nokku. Sambil “berciuman” dia menjulurkan lidahnya mengorek ujung no nokku. “Ahhhh …. Mas … aaaaahhh .. please .. please.” Begitu mudahnya kata2ku berubah dari “jangan” menjadi “please”. Bibirnya digeser sedikit keatas sehingga menyentuh it ilku yang berwarna pink. Perlahan dia menjulurkan lidahnya dan menjilatinya berkali2.
Aku membuka selangkanganku semakin lebar dan menekuk lututku serta mengangkat pantatku. Dia segera memegang pantatku sambil meremasnya. Lidahnya semakin leluasa menari di it il ku. “Aaaaaahhhhhh …. enak Mas …. enak …. ahhhh .. iya …. ahhhh.” Hanya itu yang keluar dari mulut ku menggambarkan apa yang sedang kurasakan saat ini. Dia semakin meningkatkan kegiatan mulutnya, dia mengkatupkan kedua bibirnya ke it il ku yang begitu mungil, dia menyedot lambat2 benda sebesar kacang hijau itu. “Maaaaasss …. nggak tahaaaan … ahhhhh .. Maassss.” Dia melepaskan tangan kanannya dari pantat ku, kemudian jari tengahnya kembali beraksi menggosok it ilku. Lidahnya dijulurkan mengorek seluruh lubang no nokku sejauh yang dia bisa. Tubuhku menegang sehingga pantat dan selangkanganku semakin terangkat, kedua tanganku mencengkeram kain sprei. “AAAaaaaahhhhh … maaaaassssssss.”
Bersamaan dengan erangan ku dia merasakan ada cairan hangat dan agak asin yang keluar dari no nokku dan langsung membasahi lidahnya. Dia menjulurkan lidahnya semakin dalam dan semakin banyak cairan yang bisa dia rasakan. Aku memberontak, segera menarik dia mendekatiku. Tangan kanannya kupegang dan sentuhkan ke no nokku. Sambil terpejam, aku memeluknya dan langsung mencium bibirnya yang masih belepotan dengan lendir kenikmatanku. Dia biarkan bibir dan lidahku menari di mulutnya menyapu semua sisa lendir yang ada disana. Jari tangannya terbenam kedalam no nokku dan digerakkan masuk keluar dengan cepat. Tubuh ku kembali menggigil dan no nokku mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu adalah sisa orgasmeku.
Kami masih berciuman sampai tubuh ku mulai melemas. perlahan dia mengangkat tangan kanannya dari selangkanganku, memeluk ku dengan lembut. Bibirnya perlahan dilepaskan dari cengkeraman mulut ku. Tubuh ku tergolek lemah seakan tanpa tulang. Mataku sedikit terbuka menatapnya mesra. Di bibirku sedikit menyungging senyum penuh kepuasan. “Mas …. itu tadi luar biasa Mas … Sintia belum pernah digituin … Mas hebat .. makasih Mas … Sintia hutang banyak ama Mas.” “Sin aku juga sangat senang kok bisa membuat Sintia puas seperti itu” sambil dia mengkecup lembut keningku. Mata ku berbinar penuh rasa terima kasih. Kami berbaring telentang bersebelahan untuk beberapa saat. kon tolnya masih tegang berdiri. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Kali ini aku membersihkan diriku sendiri. Dia tetap berbaring sambil mengenangkan keindahan yang baru aku alami. Tak berapa lama kemudian aku kembali dan langsung berbaring di sampingnya. Mataku menatap lekat ke kon tolnya.
“Mas pengin diapain?” tanyaku manja. “Terserah kamu Sin, biasanya ama suamimu gimana dong?” dia coba memancingku. “Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia.” “Oh … terus Sintia penginnya gimana?” “Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium punya Mas boleh nggak?” “Emang Sintia belum pernah?” “Belum Mas,” agak jengah aku menjawab, “Suamiku nggak pernah mau.” “Ya silahkan kalau Sintia mau.” Tanpa menunggu komando aku segera merangkak mengarahkan kepalaku mendekati selangkangannya. Aku pegang kon tolnya, kuamati dari dekat sambil sedikit melakukan gerakan mengocok.
Sangat kaku dan canggung, maklum baru pertama melakukannya. “Ayo Sin ,, aku ngak apa2 kok. Kalau Sintia suka, lakuin apa yang Sintia mau.” Dengan penuh keraguan aku mendekatkan mulutnya ke kepala kon tolnya. Pelan2 kubuka bibirku dan memasukkan kepalanya kedalam mulutku. Hanya sampai sebatas leher kemudian kusedot perlahan. Aku tetap melakukan itu untuk beberapa saat tanpa perubahan. Dengan lembut dia memegang tangan kiriku. Dia menggenggam jemariku yang lentik dan ditariknya mendekat ke mulutnya. Dia memegang telunjukku kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia menggerakkan masuk keluar dengan lambat sambil sesekali dijilat dengan lidahnya saat jari lentikku masih dalam mulutnya. Aku segera paham bahwa dia sedang memberi “bimbingan” bagaimana seharusnya yang kulakukan.
Tanpa ragu aku mempraktekkan apa yang dia lakukan dengan jariku. kon tolnya kumasukkan kedalam mulutku, kemudian kepala kuangguk2kan sehingga kon tolnya tergesek keluar masuk mulutku yang sensual itu. Sekalipun masih agak canggung tapi dia mulai bisa merasakan “pelayanan” yang kuberikan. Semakin lama aku semakin tenang dan tidak kaku lagi. Kadang kumainkan lidahku di sekeliling kepala kon tolnya dalam mulutku. Sepertinya aku sendiri mulai bisa merasakan sensasi dari apa yang kulakukan dengan mulut dan lidahku. Aku mulai berani bereksperiman. Kadang kukeluarkan kon tolnya dari mulutku, menciumi batangnya kemudian memasukkannya kembali. Sesekali aku hanya menghisap kepalanya sambil mengocok batangnya. “Gimana Sin rasanya?” “Mas… Sintia merasakan rangsangan yang luar biasa, kon tolnya Mas enak .. Sintia suka, besar – panjang lagi.” Dia bangkit berdiri di atas kasur sambil bersandar di dinding kepala ranjang. Aku langsung tahu harus bagaimana.
Aku duduk bersimpuh dihadapannya dan kembali menghisap kon tolnya. Kepala tetap kugerakkan maju mundur. Dan sekarang aku menemukan cara baru. Aku menjepit batang kon tolnya diantara kedua bibirku yang terkatup. Kemudian aku mengangguk2kan kepalaku. Batang dan kepala kon tolnya aku gesek dengan bibir tebalku yang terkatup. Dia membantu dengan menggerakkan pantatnya maju mundur. “Ohhh Sin …. mulutmu enak sekali … terus Sin.” “Mas suka? Winda sering ya giniin Mas ?” “Iya Sin …tapi aku lebih suka kamu … bibirmu seksi sekali .. ooohhh Sin .. Winda juga suka .. isep bijiku dan jilati semuanya Sin .. ohhh.” Aku nggak mau kalah, segera kulepaskan kon tolnya dari mulutku dan mulai menjilati dan menghisap bijinya sambil mengocok kon tolnya. Dia membelai rambut ku dan mengusap kepalaku. Aku suka sekali dan masih terus menggerayangi seluruh selangkangannya dengan lidahku.
Kemudian kami berganti posisi. Dia kembali tidur telentang dan aku dimintanya merangkak diatasnya dengan posisi kepala terbalik. Kami di posisi 69. Aku segera mengulum kon tolnya, dia pun mulai menjilati no nokku. Dengan posisi ini no nokkusangat terbuka dihadapannya dan dia lebih leluasa menikmati dengan bibir dan lidahnya. Dia menjilat dan hisap it il ku yang sudah menantang dan jarinya mengorek no nokku. Sesekali dia menciumi bibir no nokku yang begitu merangsang. Akupun tak mau kalah, aku melakukan segala cara yang aku tahu terhadap kon tolnya. Aku mainkan pakai lidah, kukocok sambil kuhisap, kumainkan kepala kon tolnya- mengitari dengan kedua bibirku. Sungguh nikmat sekali. Tak terlalu lama aku mulai merasakan bahwa aku sudah tidak bisa menahan lagi. Pantatku mulai bergoyang limbung kegelian, namun dia menjilati terus it ilku sambil jarinya menusuk2 no nokku. Akhirnya aku sampai juga di puncak nikmatku. Tubuhku menegang, gerakan anggukan kepalaku sambil menghisap kon tolnya semakin menggila. Tubuhku gemetaran tapi aku tetap tak rela melepas kon tolnya dari mulutku. Dia semakin giat mencium it ilku dan mengorek no nokku dengan jarinya.
Tubuhku tiba2 mematung dan dia merasakan cairan hangat meleleh keluar dari no nokku. Dia langsung menutup no nokku dengan mulutnya dan membiarkan cairan kenikmatanku membasahi lidahnya. Rasanya asin tapi sama sekali tidak amis sehingga dia tak ragu menelan cairan itu sampai tandas. Kemudian perlahan dia mulai lagi menciumi dan menjilati seluruh permukaan no nokku. Otot ku sudah agak mengendur juga. Aku mulai lagi melakukan segala eksperimen dengan mulut dan lidahku ke kon tolnya. Kami mulai lagi dari awal. Perlahan namun pasti, aku mulai mendaki lagi puncak kenikmatan birahiku. Dia menangkupkan kedua tangannya ke bukit pantat ku dan mulai membelai dan meremas lembut. Aku menanggapinya dengan sedotan panjang di kon tolnya. Lidahnya kembali menelusuri segala penjuru selangkangan ku. Beberapa saat kemudian tubuh ku kembali gemetaran. Dia mencium bibir no nokku dan menyorongkan lidahnya sedalam mungkin ke dalam no nokku yang merangsang. Dia juga mulai merasa kalau pertahanannya mulai goyah dan bendungannya akan segera ambrol.
Aku mempercepat gerakan kepalaku dan diapun menghisap makin kuat no nokku. Dia akhirnya sudah tak kuat menahan amarah pejunya dan …”Croooottsss crooots croots.” Peju hangatnya menyembur didalam mulut ku. Untuk sedetik aku agak kaget tapi aku cepat tanggap. Aku segera mempercepat gerakan kepalaku sambil menelan seluruh pejunya. “Croots .. croots.” Sisa pejunya kembali menyembur, dan kali ini aku menyambutnya dengan hisapan kuat di kon tolnya, seakan ingin menyedot apa yang masih tersisa didalam sana. Dia merasakan nikmat yang luar biasa. Ekspresi kenikmatan ini dia lampiaskan dengan semakin gila menjilati dan menyedot no nokku sehingga aku juga sudah hampir mencapai klimaks. Belaian lidahnya di no nokku membuat puncak itu semakin cepat tercapai. Akhirnya sekali lagi tubuh ku menegang dan cairan hangat kembali meleleh dari no nokku. Lidahnya kembali menerima siraman lendir kenikmatan itu yang segera ditelannya.
Beberapa saat kemudian, dengan enggan aku bangkit dan berbaring telentang disampingnya. kon tolnya, walaupun masih berdiri, tapi sudah tidak setegak tadi. Aku memeluknya dengan manja dan kami berciuman dengan mesra. “Sin … gimana? .. puas? … sorry tadi aku nggak tahan keluar di mulut kamu.” “Sintia puas sekali Mas .. sampai dua kali gitu lho …. Sintia suka peju Mas … asin2 gimana gitu. Kapan2 boleh minta lagi dong Mas.” Aku mulai berani mengungkapkan apa yang kurasakan. “Boleh aja Sin ,,, asal disisain buat Winda .. hehehe,” Aku mencubit genit lengannya. “Ihhh … Mas … paling bisa deh … emang Mas sering gaya gituan dengan Winda?” “Enggak lah … ini baru pertama dengan kamu Sin.” “Ah Mas bohong ..
Winda kan sering cerita ke Sintia, katanya Mas pinter ngeseks. Makanya diam2 Sintia pengin main ama Mas.” “Udah kesampian kan keinginanmu Sin.” “Iya sih … tapi Mas jangan marah ya … Sintia sering bayangin kita main bertiga dengan Winda .. Mas mau nggak?” Dia kaget mendengar keinginan ku ini. Jujur saja aku sering berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dengan dia dan Winda sekaligus. “Mau sih Sin .. tapi kan nggak mungkin … Winda pasti marah besar.” “Iya ya … Winda kan orangnya agak alim.” Kami terus berbincang hal2 demikian sampai kira2 10 menit. Kemudian dengan malas kami ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di kamar mandi kami saling menyabuni dan saling membersihkan tubuh kami. Dia jadi semakin mengagumi tubuh ku. Tak ada segumpal lemakpun di tubuhku dan semuanya padat berisi.
Setelah mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang dan berpelukan mesra. Sambil saling berciuman dia mulai menggerayangi tubuh molek ku, tak bosan2nya dia meremas dan mengusap toketku yang sangat segar itu. Perlahan dia mulai menghujani leher dan pundak ku dengan ciuman. Tak sampai disitu saja, mulutnya mulai mengarah ke dadaku. Toketku yang tegak mulai diciumi dan digigit2 lembut. Aku sangat menyukai apa yang dia lakukan. “Ahhhh … iya Mas …. disitu Mas … ahhhhh Sintia terangsang Mas.” Lidahnya menjilati pentilku yang mungil dan keras itu. Aku semakin menggelinjang.
Tanganku menyusup ke bawah ke selangkangannya. Kupegang kon tolnya yang masih agak lemas. Kumainkan kon tolnya dengan jari2ku yang lentik. Mau tak mau kon tolnya mulai hidup kembali. Aku dengan lembut mengocok kon tolnya. Sambil masih mengulum pentilku, tangan kanannya kembali bergerilya di daerah no nokku. Jarinya dirapatkan dan ditekan ke bukit no nokku sembari digerakkan memutar. Aku juga menimpali dengan menggoyangkan pantatku dengan gerakan memutar yang seirama. “Mas …. aaahhhh Mas …. enak Mas … ahhh terus … iya.” Sambil mendesah aku menarik pantatnya mendekat ke kepalaku. Akhirnya dia terpaksa melepaskan hisapannya di pentilku dan duduk berlutut di sisiku.
Aku terus menekan pantatnya sampai akhirnya mulutku mencapai kon tolnya yang sudah tegak menantang. Tangan kirinya ditempatkan dibelakang kepalaku untuk menyangga kepalaku yang agak terangkat. kon tolnya kembali kukulum dan kujilati. “Oooh Sin … enak Sin … aku suka Sin …” Diapun menggerakkan pantatnya maju mundur. Aku membuka lebar mulutku dan menjulurkan lidahku sehingga kon tolnya meluncur masuk keluar mulutku tergesek lidahku. Sementara itu tangan kanannya terus menekan dan memutari no nokku. Kadang jarinya diselipkan ke celah no nokku dan mengusap it il ku. “Ahhh Mas … Sintia nggak tahan Mas … ahhhhh .. iya …aaahhhh.”
Dia segera merubah posisi. Kedua tangan ku diletakkan di belakang lututku dan membuka kedua lututku.Dia mengangkat pahaku sehingga no nokku menganga menghadap ke atas. Aku menahan dengan kedua tangan di belakang lututku. Dia duduk bersimpuh di hadapan no nokku. kon tolnya diarahkannya ke no nokku yang sudah menganga itu. Dia menusukan kepala kon tolnya ke no nokku dan dia tahan disana. Kemudian dengan tangan kanannya digerakkannya kon tolnya memutari mulut no nokku. “Maassss .. ahhhhh … nggak tahan … ayo … ahhhhhh.” Dia sengaja tidak mau terlalu cepat menusukkan kon tolnya ke no nokku. Dia menggesek2an kepala kon tolnya ke it il ku. Aku semakin menggelinjang menahan nikmat. Akhirnya tanggul ku bobol juga. Tak heran, dengan gosokan jari saja aku tadi bisa mencapai orgasme apalagi ini dengan kepala kon tolnya, tentu rangsangannya lebih dahsyat. “Aaaahhhhhhhhhhhhhh..ahhhhhhhhhhhhh Massssssss.” Rintihan itu sekaligus menandai melelehnya cairan bening dari no nokku. Aku kembali mengalami puncak orgasme hanya dengan gosokan di it ilku.
Kali ini dia memasukkan batang kon tolnya seluruhnya kedalam no nokku. Dia berbaring telungkup diatas tubuh molek ku sambil menumpukan berat badannya di kedua sikunya. Dia mencium lembut mulutku yang masih terbuka sedikit. Aku membalas ciumannya dan mengulum bibirnya. Dia membiarkan kon tolnya terbenam dalam no nokku. Dia berbisik : “Sin … nikmat ya …” “Oh Mas … Sintia sampai nggak tahan … nikmat Mas ..” Perlahan dengan gerakan yang sangat lembut dia mulai memompa batang kon tolnya ke dalam no nokku yang sudah basah kuyup. Dia tahu aku pasti bisa orgasme lagi dan kali ini dia ingin merasakan semburan lumpur panas di batang kon tolnya. “Ayo Sin ….nikmati lagi … jangan ditahan .. aku akan pelan2.”
“Ahhhh .. iya Mas …. Sintia pengin lagi ..ahhhhh.” Masih dengan sangat pelan dia memompa terus kon tolnya ke no nokku yang ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah menikah 2 tahun. Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya ketika dia turun naik. Sungguh sensasi yang luar biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya ke toketku. “Aaaahhhhh … ahhhhhhh … iya … ahhhhh .. Sintia terangsang lagi Mas …iya …. .” Kali ini dia memompa sedikit lebih kuat dan cepat. Aku menanggapinya dengan memutar pantatku sehingga kon tolnya rasanya seperti di peras2 dalam no nokku.

Gerakkan ku semakin liar, tanganku sudah tidak lagi menahan lututku tapi memegang pantatnya dan menekannya dengan keras ke tubuhku. “Aaaaahhhhhh …. Mas ….. aaaahhhhhhh” Dia semakin kencang dan dalam memompa pantatnya. Mata ku sudah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2 liar ke kiri ke kanan seperti yang kulakukan di sofa tadi. Gerakanku semakin ganas dan “Aaaaaaaaa.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ………” Aku melenguh panjang sambil menegangkan seluruh otot di tubuhku. Dia menekan dalam2 kon tolnya ke no nokku. Jelas dia merasakan aliran hangat di sekujur batang kon tolnya. Tubuh ku masih terbujur kaku. Dia pun menghentikan seluruh gerakannya sambil terus menekan no nokku dengan kon tolnya. Beberapa saat sepertinya waktu terhenti. Tidak ada suara, tidak ada gerakan dari kami berdua. Dia memberi kesempatan kepada ku untuk menikmati klimaks yang barusan aku dapat.
Akhirnya badan ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut kapalanya. Bibirku mencari bibirnya untuk dihadiahi ciuman yang sangat lembut dan panjang. “Mas …. Sintia sungguh nikmat …. Mas jago deh … Mas belum keluar ya?” “Jangan pikirkan aku Sin …. yang penting Sintia bisa menikmati kepuasan.” Kemudian dengan lambat dia mulai memompa lagi. no nokku menjadi sangat licin. Selama beberapa saat dia terus memompa lambat2. “Aaaahhhhhh … iya .. iya …. Mas …. Sintia mau lagi .. iya … ahhhh”. Aku kembali memutar pantatku mengiringi irama pompaannya. Aku mulai mendesah2 penuh kenikmatan. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia lalu berbaring telentang di sebelahku. “Kamu diatas Sin.” Aku segera berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kon tolnya ke no nokku. Aku kemudian duduk diatas tubuhnya dan bertumpu pada kedua lututku. Pantatku mulai bergerak maju mundur. “Ayo Sin … kamu sekarang yang atur .. ohhh iya nikmat Sin.” Aku semakin bersemangat memajumundurkan pantatku.
Kedua toketku berguncang indah dihadapannya. Secara reflek kedua tangannya meremas toketku. Tangan kuletakkan dibelakang pantatku sehingga tubuhku agak meliuk kebelakang membuat dadaku semakin membusung. “Ohhh Sin … toketmu sexy sekali … terus Sin … ohhhh … lebih keras Sin.” “Aaaaahhhh Mas … Sintia sudah mau sampai lagi … ahhhhh ahhhhhh Mas” “Ayo Sin …. terus Sin … cepat …. ohhhhh iya .. iya Sin … no nokmu enak sekali.” “Mas .. ahhhh … Sintia nggak tahan … puasi Sintia lagi mas .. ahhhh.” Gerakan pantat ku semakin cepat dan semakin cepat. Dia merasa kon tolnya tergesek2 dinding no nokku yang sempit dan licin itu. Dengan sekuat tenaga dia mencoba menahan agar dia tidak ngecret tapi pertahanannya semakin rapuh. “Sin … oooohhhh Sin …. aku nggak tahan … ohhh Sin …. enak ..enak.” “Ahhhh … ayo .. Mas …..
Sintia juga udah nggak tahan … sekarang mas ..ahhh sekarang.” Tepat pada detik itu bendungannya ambrol tak mampu menahan terjangan pejunya yang menyemprot kuat. “Oooooooohhhhhhh Sin ….. crooots crooots croots” “Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas …. ahhhhhhhhhhh ..” Kami mencapai puncak kenikmatan bersama. kon tolnya terasa hangat dino nokku. Aku masih duduk diatasnya tapi sudah kaku tak bergerak. no nok kuhunjamkan dalam melahap seluruh batang kon tolnya. “Oooohhh Sin …. nikmat sekali .. makasih Sin .. kamu pinter membuat aku puas.” Dia menggapai tubuh ku dan ditarik menelungkup diatas tubuhnya. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya. Dia menciumi seluruh wajahku yang ditetesi keringat. “Mas … ahhhhh … Sintia sungguh puas Mas … ” Kemudian kami berbaring sambil berpelukan. Badan kami mulai terasa penat tapi bathin kami sangat puas.
Hari sudah beranjak malam. “Mas Sintia laper”. “Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem”. Dikamar mandi, kita saling menyabuni. kon tolnya ngaceng lagi, kukocok2 kon tolnya pelan2. “Mas kon tolnya besar banget sih”. Aku mulai berani bicara vulgar kepadanya, sudah tidak sungkan lagi. Selesai mandi, aku memakai kaos oblong merah dengan celana gombrang khaki.
Kemudian aku pergi dengannya ke warung didepan komplex untuk cari makan malam. Selesai makan malam, kita kembali kerumah lagi. Aku memutar film biru yang baru dipinjam suamiku. Suamiku memang hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di film itu membuat aku mulai bergerak menempel kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku.
“Ayo mas..gesek lagi ya..!” pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan tangannya dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrongku. Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai menyentuh jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal target belum tercapai.
Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan no nokku. no nokku sudah basah, sehingga jari tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan it ilku yang sudah mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang. “Mas, lepasin pakean Sintia, mas, semuanya”, pintaku. Segera dia mengangkat kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia membuka kaosku. Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria, segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya.
Kon tol besarnya sudah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya. Aku menunduk mengulum kepala kon tolnya. Hanya sebentar karena dia menyuruhku menduduki kon tolnya dengan posisi membelakangi dia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku untuk menggesekkan no nokku ke kon tolnya. Tangannya dari belakang mulai beraksi memijit-mijit toketku.
Aku menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan dan sentakanku makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang dan kon tolnya lepas dari jepitan bibir no nokku. kon tolnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir no nokku yang basah itu dan….bleeessss..kepala dan separuh kon tolnya yang tegang keras itu amblas kedalam no nokku. “Maas”, seruku. “Kenapa Sin, sakit”, tanyanya.
Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya no nokku kemasukan kon tolnya yang besar banget itu. no nokku berdenyut mencengkeram kon tolnya, giliran dia yang mendesis, “Sin, nikmat banget no nokmu, bisa ngemut kon tolku”. Dia membalikkan badanku dan sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil menggeser badannya keatas.
Dengan pelan ditusukkannya kon tolnya keno nokku. Diteruskannya dorongannya dan kepala kon tolnya mulai memaksa menerobos masuk keliang no nokku. “Ouuhh..” kembali aku melenguh. Dikocoknya kon tolnya pelan sehingga kian dalam memasuki no nokku. Pelan tapi pasti dan akhirnya kurasakan seluruh no nokku penuh terisi kon tolnya. no nokku yang sudah basah itu masih terasa sempit buatnya, “Sin, sudah basah gini masih sempit aja no nokmu, nikmat banget deh, mana terasa banget empotannya. Terus diempot ya Sin”.
Dihunjamkannya lagi kon tolnya, walau terasa sangat sesak tapi nikmat, “Ooohhh…” aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, membuat aku makin menggila, berdesah panjang kenikmatan, “uhhh, peluk Sintia mas”. Dirapatkannya badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik makin cepat sehingga bersuara “plook..ploook” karena begitu banyak cairan yang mengalir dari no nokku.
Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran sofa dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala kon tolnya ke bibir no noknya beberapa saat, baru dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! “Maas”, erangku ketika kepala kon tolnya mulai menekan dan menerobos masuk ke liang no nokku. Baru setengah kon tolnya masuk, “Aaauuhhh….” mataku terbelalak saking nikmatnya.
Kemudian dia mulai mengocok kon tolnya keluar masuk no nokku. Aku kembali mengelinjang, menahan enjotan pantatnya. Terasa kon tolnya makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di dinding no nokku. “Ooohhh..oooohhhh” gumamku, karena dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kon tolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku hingga semua kon tolnya tertanam dalam no nokku, lalu dibuatnya gerakan memutar.
Otomatis kepala kon tolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding no nokku. “Uuaahhh….terus mas…enaaakkk!” desahku. Tidak puas hanya menikmati putaran “bor” nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan… “uuhhh..uuuhhh” kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe.
Aku ditelantangkan diatas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai dan kaki kanan bergantung pada sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan bibir no nok ku sedikit membuka setelah disodok kon tolnya sejak tadi. Kini dia mulai membungkuk diatas badanku dan dengan tangan kiri menopang badannya, tangan kanannya menuntun kon tolnya kearah bibir no nokku.
“Ayo..masukin mas..!” pintaku. Kepala kon tolnya mulai menghunjam. “Aaahhhh..!” erangku saat seluruh kon tolnya disodok masuk dan mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat. “Ah..ah..ah..ah.” aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sebentar naik sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat sangat.
Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak. “Auuuh..m..m..” tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya. “Tahan dikit Sin..!” bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya. “Aaaahhhhhhh..!” aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras kon tolnya ke no nokku diimbangi dengan goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung keatas, .
Otot-otot bibir no nokku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas kon tolnya. Crreeeettt…pejunya ngecret didalem no nokku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. “Oh Sin, puas sekali ngen tot denganmu..!” desahnya. Kami masih berpelukan sebentar dengan kon tolnya masih terbenam di no nokku, berciuman. END
-

Hari-Hari Terakhir Bersama Istri Kedua Ku
Cerita Sex Terbaru – Aku tersenyum puas, aku memang nggak egois, biar Rita dulu yang terkulai lemas menikmati klimaksnya, aku bisa menyusul kemudian dan Rita selalu melayaniku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
Kubalikkan tubuhnya, kujilati dengan kulumat lendir-lendir di vaginanya, kujilat, kugigit sayang klitoris dan vaginanya, dia menggelinjang kegelian. Kutelan semua lendir Ritaku, sementara itu penisku masih berdiri tegak.

“Cepat masukin penisnya sayang, Mamah mau bobo nich.., lemas, ngantuk”, kicaunya. Setelah kubersihkan vaginanya dengan handuk kecil, kumasukkan lagi penisku, aduh ternyata lubang vaginanya menyempit kering lagi, menambah nikmat terasa di penisku.
“Mmaahh, eennaak.. Maahh, oogghh, sempit lagi Maahh..” sambil terus kutekan ke atas dan ke bawah penisku.Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut penisku yang terbenam penuh di vagina Rita, kemudian kaki kanan Rita kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Rita memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas.
Dengan posisi demikian, kusodok terus penisku ke luar dan ke dalam lubang vaginanya yang merah basah. Rita mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya. “Oogghh, Maahh, oogghh.. nikmat sekali sayang”, lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan vagina Rita yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot.
“Paahh.. Mamah enaak lagi, oogghh.. Paahh”, dia mulai melenguh lagi keenakan. Aku semakin bersemangat menusukkan penisku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik ke ujung penisku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Rita yang hangat membara.
Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau bersenggama dengan doggy style, supaya penisku bisa kutusukkan ke vaginanya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah. Dalam posisi senggama menungging begitu, aku dan Rita merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dahsyat. Apalagi aku merasakan lubang vaginanya semakin sempit menjepit batang penisku dan sedotannya semakin menjadi-jadi.
“Paahh.. teruuss genjoott.. Paahh..” Rita mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lubang vaginanya terlihat jelas melahap semua batang penisku. “Blleess, shhoott.. bleess.. sroott, sreett crreeckk..” gesekan penisku dan vaginanya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.
“Maahh, oogghh.. adduuhh, Yaangg.. emghh, Papah enaakk, ooghh!” aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemas menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak. Sementara itu keringatku semakin bercucuran membasahi kasur meskipun AC cukup dingin di kamar hotel itu.
“Paahh, oogghh, teruuss tusuuk Paahh..” Rita merintih-rintih ke asyikan, kelihatannya akan klimaks lagi. Rupanya Rita nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan.
Rita memintaku untuk telentang lagi dan sementara dia berada jongkok di depanku, sehingga vaginanya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas di depan mataku. Aku memberi kode agar Rita mendekatkan vaginanya ke mukaku.
Sesaat kemudian vaginanya sudah ditindihkan di mulutku dan kulumat habis cairan asin bercampur manis yang ada di selangkangan dan mulut vagina dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Rita melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah dan membenamkan vaginanya ke mukaku.
“Paahh.., ooghh, Paahh.., nikmaatt, yaangg.. teruuss, aduuhh.., oogghh, eemmhh, gilaa.., emmhh”, mulai ramai lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat, menggigit-gigit kecil kemaluan dan klitorisnya, lidahku terus menggapai-gapai ke dalam kemaluannya dan sesekali menjilat lubang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Rita kalau sedang senggama itu tak bisa kulupakan sampai saat ini.
Rita adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir memisahkan kami berdua? Rita kembali kuminta telentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan mendengar lenguhannya di depan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam vaginanya kalau aku ejakulasi sambil berada di atas tubuhnya yang mulus montok, terkadang sambil meremas buah dadanya yang putih padat.
Kumasukkan lagi segera penisku yang sekeras besi dan berwarna coklat mengkilap itu kelubang vaginanya, “Blleess.” Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku di ujung penisku. Kugenjot penisku keluar masuk vaginanya sampai ke ujung batang penisku, sehingga rambut kemaluan kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Rita ke atas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulku dan penisku, Rita meringis dan melenguh keenakan.
“Paahh.. teruuss Paahh.. oogghh, penis Papah eaakk.. oogghh, eemmhh.. emmhh.. aduuhh.” Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodoh sudah bayar mahal ini. Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang penisku dari vagina Rita yang semakin licin tapi tetap sempit seperti perawan.
“Ooogghh.. Maahh.. oogghh.. Maahh.. ikut goyang dong Sayaang.., ooghh.. Papaahh maauu keluuaarr..” aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, nikmat dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ritaku sayang.
Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelubang vagina Rita. “Paahh, aduuhh, bareng yuu.. Paahh.. Mamah mmoo keluaarr lagi”, Rita minta aku menindihnya dan menciumnya. Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya.

“Ooogghh.. yuu.. baraeeng.. Paahh.. aiiaaogghh.. aduhh.. yuu Maahh.. Paahh..” badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi. Air maniku kusemprotkan dalam-dalam ke lubang vagina Rita, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puas sekali.
Sesekali penisku kutusukan ke dalam vaginanya, Rita menggelinjang geli dan melenguh “Paahh.. udaahh.. Mamahh geli..” matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi vaginanya dengan jilatan lidah dan mulutku, ketimbang pakai handuk. Vaginanya tetap harum, manis dan wangi laksana melati.
Sepulang dari Singapore, aku dan Rita masih selalu bertemu di beberapa motel di Jakarta dan sekitarnya. Aku seakan tidak rela melepas kekasihku untuk dikawinkan dengan lelaki lain. Tapi memang tidak ada jalan lain, sebab meskipun Rita telah menyatakan keikhlasannya untuk menjadi istri kedua ku, namun aku juga sangat cinta keluarga terutama anak-anakku yang masih butuh perhatian.
Rita sangat maklum hal itu, namun dia juga tidak bisa menolak keinginan orangtuanya untuk segera menikah mengingat hal itu bagi seorang wanita adalah sesuatu yang harus mempunyai kepastian karena usianya yang semakin meningkat. Waktu itu Rita sudah berusia hampir 26 tahun dan untuk wanita seusia itu pantas untuk segera berumah tangga.
Tanpa terasa hari pernikahan Rita sudah tinggal tersisa satu bulan lagi, bahkan undangan pesta pernikahan sudah mulai dicetak, dan dia memberitahukan aku bahwa resepsi pernikahannya akan diselenggarakan di Balai Kartini. Hatiku semakin merasa kesepian, dari hari ke hari aku semakin sentimentil dan sering marah-marah termasuk kepada Rita.
Aku begitu tak rela dan rasanya merasa cemburu dan dikalahkan oleh seorang laki-laki lain calon suami Rita yang sebenarnya tidak dia cintai. Tapi itulah sebuah kenyataan pahit yang harus kutelan. Itulah adat ketimuran kita, adat leluhur dan moyang kita.
Barangkali kalau aku dan Rita hidup di sebuah negara berkebudayaan barat, hal ini tidak bakalan terjadi, sebab Rita bisa menentukan pilihannya sendiri untuk hidup bahagia bersamaku di sebuah flat tanpa bisik-bisik tetangga dan handai-taulan di sekitar kita.
Tanpa terasa pula aku sudah menjalin cinta dan berhubungan intim dengan Rita hampir empat tahun lamanya, seperti layaknya suami isteri tanpa seorang pun yang mengetahui dan hebatnya Rita tidak sampai mengandung karena kami menggunakan cara kalender yang ketat sehingga kami bersenggama jika Rita dalam keadaan tidak subur.
Pada suatu sore, Rita meneleponku minta diantarkan untuk mengukur gaun pengantinnya di sebuah rumah mode langganannya di kawasan Slipi. Kebetulan aku sedang agak rindu pada dia. Kujemput dia di sebuah toko di Blok M selanjutnya kami meluncur ke arah Semanggi untuk menuju ke Slipi. Di mobil dia agak diam, tidak seperti biasanya.
“Rit, kok tumben nggak bersuara”, kataku memecah hening.
Dia menatap mukaku perlahan, tetap tanpa senyum. Air matanya terlihat samar di pelupuk matanya.
“Mah, kenapa sayang? kok kelihatannya bersedih”, kataku sekali lagi.
Dia tetap menunduk dan air matanya mulai meluncur menetes di tanganku yang sedang mengelus mukanya.
“Bertambah dekat hari pernikahanku, aku bertambah sedih Pah”, ujarnya.“Mamah membayangkan malam pengantin yang sama sekali tidak Mamah harapkan terjadi dengan lelaki lain. Sayang sekali kamu sudah milik orang lain. Kenapa kita baru dipertemukan sekarang?” Rita berceloteh setengah bergumam. Aku merasa iba, sekaligus juga mengasihani diriku yang tidak mampu berbuat banyak untuk membahagiakannya.
Kugenggam tangannya erat-erat seolah tak ingin terlepaskan. Tanpa terasa, mobilku sudah memasuki pekarangan rumah mode yang ditunjukan Rita. Hampir setengah jam aku menunggu di mobil sambil tiduran, mesin dan pendingin mobilku sengaja tak kumatikan.
Laser disk dengan lagu “Love will lead you back” mengalun sayup menambah suasana sendu yang menyelimuti perasaanku. Aku dikejutkan Rita yang masuk mobil dan membanting pintunya. Setelah berada di jalan raya kutanya dia mau ke mana lagi dan dia menjawab terserahku.
Kuarahkan mobilku kembali ke jembatan Semanggi dan belok kiri ke jalan Jenderal Sudirman dan masuk ke Hotel Sahid. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Rita menungguku di lobby hotel. Kemudian kami naik lift menuju kamar hotel di lantai dua.
“Pah, Mamah serahkan segalanya untukmu, Mamah khawatir sebentar lagi Mamah dipingit, nggak boleh keluar sendirian lagi, maklum tradisi kuno kejawen masih ketat.” Tanpa malu-malu lagi karena kami memang sudah seperti suami isteri, dia membuka satu persatu pakaian yang melekat di badannya sehingga kemontokan tubuhnya yang tak bisa kulupakan terlihat jelas di hadapanku.
Tanpa malu-malu pula dia mulai memelorotkan celana panjang sampai celana dalamku, sehingga batang penisku yang masih tiduran terbangun. Tanpa menungguku membuka baju dan kaus singlet, Rita sudah membenamkan batang penisku ke mulutnya dan melumatnya dalam-dalam. Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dan batang penisku mulai mengembang besar dan keras seperti besi.
“Ogghh.. Maahh.., isep terus yaang ooghh, aduuhh.. gelli”, aku mulai melenguh nikmat dan Rita semakin cepat mengulum penisku dengan memaju-mundurkan mulutnya, penisku semakin terasa menegang dan aliran darah terasa panas di batang penisku dan Rita semakin semangat melumat habis batang penisku.
“Ogghh, Paahh, enaakk asiin.. Paahh.” Wah, batang penisku makin terasa senut-senut dan tegang sekali rasanya cairan spermaku sudah berkumpul di ujung kepala penisku yang semakin merah mengkilat dikulum habis Rita. Aku minta Rita menghentikan hisapannya dulu, kalau tidak rasanya spermaku sudah mau muncrat di mulutnya.

“Ooogghh, Maahh, sudah dulu doong, Papaahh moo.. keluaar!” Rita menuruti eranganku dan beranjak rebah dan telentang di tempat tidur. Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Aku ikut naik ke tempat tidur dan kutenggelamkan mukaku ke tengah selangkangannya yang mulus putih tiada cela tepat di depan kemaluannya yang merekah merah. Kujulurkan lidahku untuk kemudian dengan meliuk-liuk memainkan kelentitnya, turun ke bawah menjilat sekilas lubang pantatnya. Rita melenguh kegelian dan mulai menaik-turunkan pantatnya yang putih dan gempal.
Kutarik ke atas lidahku dan kujilat langit-langit vaginanya yang mulai basah dan terasa manis dan asin. Kutegangkan lidahku agar terasa seperti penis, terus kutekan lebih dalam menyapu langit-langit vagina Rita. Rita semakin memundur-majukan pinggulnya sehingga lidahku menembus lubang vaginanya semakin dalam. Aku sebenarnya ingat bahwa hasil operasi selaput daranya tempo hari di Singapore bisa jebol lagi, tapi aku tak peduli kalau kenikmatan bersenggama dengan Rita telah memuncak ke ubun-ubunku.
“Paahh.. ooghh.. woowww.. ooghh.. paahh, terus paahh.. enaakk.. paahh lidahnya kayaak kontooll..” Goyangan pinggul Rita semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis vagina dan klitorisnya sampai cairan Rita semakin banyak mengalir. Kuhisap dan kutelan habis cairan vagina Rita yang asin manis itu sehingga lubang vaginanya selalu bersih kemerahan.
Rita terus menyodok-nyodokkan vaginanya ke mukaku sehingga lidahku terbenam semakin dalam di lubang vaginanya, sampai mulai terasa pegal rasanya lidahku terus kutegangkan seperti penis. “Paahh.. sudah naik sayaang, Mamah sudah nggak tahan, masukkan penisnya sayang.” Rita menarik tanganku ke atas supaya aku segera menaikkan badanku di atas badannya.
Penisku memang sudah terasa panas dan tegang sekali. Rita tak sabar memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah karena lendir kemaluan bercampur ludahku. Maka “bleess”, “Ogghh.. Paahh.. tekan terus sayaang, Mamah udaahh rinduu.. oogghh emmgghh.. Paah.. terus goyaang sayaang.. ooghh..” Pantat Rita mulai bergerak naik turun dengan liar dan penisku sebentar masuk sebentar keluar dari lubang vaginanya yang menyedot-nyedot lagi.
Kunaikkan kaki kanannya dan dengan posisi setengah miring dan posisiku setengan duduk aku sodok vagina Rita dari belakang. Aku semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Rita yang putih. Penisku semakin ganas dan tegang menyodok mantap vaginanya dari belakang.
Rita membalikkan tubuhnya sehingga menungging membelakangiku dan penisku tak kucabut dari vaginanya. “Paahh.. teruuss doong, Mamaah nikmaa.. ogghh.. teruuss.. sodook sayaang.. ogghh.. Paahh.. aaogghh.. uugghh..” Pantatnya semakin menggila mundur maju dan aku pun semakin menggila menyodokkan penisku sampai rasanya mau patah.
Memang setiap senggama sama Rita rasanya habis-habisan. Kutumpahkan semua kemampuan dan keperkasaanku untuk membahagiakan Ritaku. Dia pun demikian, tidak ada yang tersisakan kalau kami bersenggama. Harus habis-habisan supaya puas. Keringat kami membanjiri sprei hotel seperti habis mandi.
“Mmaahh.. ooghh, teruuss goyaang.. oogghh.. Maahh.. Papaahh moo keluaarr.. gila Maahh.. vaginanyaa.. ooghh.. nikmaat.. sekalii..” Aku mulai ribut dan Rita melenguh semakin panjang. Mungkin tamu kamar sebelah mendengar lengkingan dan lenguhan kami.
Masa bodoh! “Pahh.. emmghh.. oogghh.. Paapaahh.. adduuhh.. Paahh.. adduuhh.. Mamaahh.. mmoo kelluuaarr.. emmgg.. adduhh.. Paahh aduuhh.. Paahh.. adduuhh”, Kugenjot terus penisku keluar masuk, vagina Rita yang semakin banjir dengan cairan vaginanya, terus kugenjot penisku sampai pegel aku tak peduli. Keringat kami terus membanjiri sprei.
Kuminta Rita telentang kembali karena dengkulku mulai lemas. Dia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya. Oh, cantiknya bidadariku, rasanya ingin kukeluarkan seluruh isi penisku untuknya. Rita baru sadar bahwa hasil operasi selaput daranya mungkin jebol lagi. Rita bilang masa bodoh, yang penting semuanya telah diberikan buat Papah.
Biar saja suaminya curiga atau marah atau bahkan kalau mau cerai sekalipun kalau tahu dia nggak perawan lagi. Kali ini kami nggak menunggu waktu ketika Rita sedang tidak subur, karena Rita ingin mengandung anakku dan orang tidak akan curiga karena Rita akan punya suami. Memang kasihan nasib suami Rita nanti, tapi bukan salah kami karena dia merebut cinta kami, ya kan?
“Cepat pah masukan lagi ach.. jangan mikirin orang lain!” Tuh kan betapa dia nggak ambil peduli tentang hari pernikahannya dan calon suaminya, sebab bagi dia akulah suami sesungguhnya dalam hati sanubarinya. Bleess.., “Ooogghh.. Paahh, enaak.. Paahh.. aaoogghh.. uuhhgg.. uughh.. genjot terus Paah”, Aku tekan penisku sekuat-kuatnya sampai tembus semuanya ke lubang paling dalam vaginanya sampai terasa mentok.
“Ooogghh.. mmaahh.. nikmaatt.. istrikuu.. sayaangg.. oogghh.. aagghh.. eemmgghh..” aku setengah berdiri lagi dengan tumpuan ke dua dengkulku dan kurenggangkan kedua kaki Rita, kusodokkan terus penisku keluar masuk vaginanya, bleess.. sreett.. blleess.. sreet.., vaginanya menimbulkan suara yang semakin memancing gairah kami berdua. Rita memejamkan dan mengigit-gigit bibirnya dan mencakar-cakar punggung dan tanganku ketika mulai meregang.
“Ooogghh.. Paappaahh.. emmgg.. oogghh.. aduuhh.. Mamaah moo keeluuarr.. ooghh.. Paahh.. teruuss.. saayyaang, keluuaarriinn barreenng oogghh”,
“Hayyoo.. Maahh.. oogghh.. hayoo.. baarr.. ooghh.. reenng.. Maahh.. ooghh”, teriakanku tak kalah serunya.Kami menggelepar, meregang, mengejang bersama-sama, serasa nafasku mau copot dan Rita melenguh panjang sambil merasakan cairan air maniku tertumpah ruah di lubang kemaluannya, terasa nikmat dan hangat katanya.
Biasanya sehabis merasakan klimaks yang sangat dahsyat Rita selalu memukul dan mencubit sayang badanku, terus kelelahan mau tidur sehingga terbaring lunglai dengan keringat bercucuran. Aku selalu memeluk dan menciumi keningnya, hidungnya, mulutnya, rambutnya sampai ke pantatnya, biasanya dia menggelinjang dan marah-marah karena geli.
-

Remaja SMP bertubuh seksi Cerita Sex ABG
Duniabola99.org – Saat itu aku baru merasakan menggunkan pakain putih abu abu yah benar aku masuk SMA yg aku idamkan, tak beda sewaktu jaman SMP pulang sekolah pukul 2 siang, suatu hari aku dapat kenalan dari temanku sekolah, dimana aku dikenalkan sama cewek SMP kelas 3, aku berkenalan dengannya dia masih malu malu gimana, terlihat wajahnya yg memerah.
Tapi yg aku herankan adalah bagian dadanya yg sudah menonjol dibanding teman yg lainnya, walaupun dia umurnya masih 13 tahun tapi tubuhnya bongsor wajahnya juga manis dengan kulit sawo matang, kami pun berkenalan dengan aku menanyakan namanya terlebih dahulu??
“nama kamu siapa??’ dan aku menanyakan no teleponnya, kami saling bertukar nomer telepon, dan suatu ketika ada waktu luang kami bersepakat untuk jalan pertama kalinya, aku juga merasakan nerfes karena juga ini yg pertama aku jalan bersama cewek,
Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 aq telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yg kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.
Aq tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papinya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab aq,” aq tanya lagi “Terus Papi kamu mana?” dia jawab kalau Papi lagi keluar ada rapat lain di hotel (papinya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang,
Kontol aq selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba aq lihat rumahnya masih sepi mobil papinya belum datang.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., aq kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor aq langsung mengikutinya dari belakang aq langsung melihat pantatnya yg lenggak-lenggok berjalan di depanku,
Aq lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya aq lihat tidak ada orang aq bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab aq.
Aq tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papi kamu yg bukain siapa…”
“aq…” jawabnya.
“Kira-kira Papi kamu pulang jam berapa sih…”, tanya aq. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Aq tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar aq…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu aq bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat aq…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung aq tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yg benar-benar besar itu sambil aq remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Aq langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. Payudaranya aq remas dengan kedua tanganku sambil bibir aq jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung aq lumat-lumat bibirnya yg agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing.
Kontol aq langsung aq rasakan menegang dengan kerasnya. Aq mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang kontolku dibalik celana aq, dia cuma menurut saja, lalu aq suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, aq langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayg”, kata aq.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yg dia kenakan dan membenamkan muka aq di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya aq jilati payudaranya sambil aq gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”.
Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya aq langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yg amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yg besar dan puting yg berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama aq main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya).
Aq jilat kedua payudaranya sambil aq gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi aq tidak ambil pusing tetap aq gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.
Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah aq. Sambil aq memandangi wajahnya yg sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis,
“Ahh…, aahh…”, kemudian aq tarik payudaranya dekat ke wajah aq sambil aq gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala aq tapi tangannya aq tepiskan. Sekelebat mata aq menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup aq pun menyuruh dia untuk penutup pintunya
Dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yg bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yg seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju aq. Aq pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan aq tapi tetap dalam keadaan berdiri aq jilati kembali payudaranya.
Setelah puas mulut aq pun turun ke perutnya dan tangan aq pelan-pelan aq turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya.
Tangan aqpun menggosok-gosok selangkangannya langsung aq angkat pelan-pelan rok yg dia kenakan terlihatlah pahanya yg mulus sekali dan CD-nya yg berwarna putih aq remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru,
Dia pun makin keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan aq turunkan cdnya sambil aq tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yg ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Aqpun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Setelah puas aqpun menyuruhnya duduk di lantai sambil aq membuka kancing celanaku dan aq turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, aq tuntun tangannya untuk mengelus kontol aq yg sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku.
Diapun mengelusnya terus mulai memegang kontol aq. Aq turunkan CD-ku maka kontol aq langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat kontol aq yg mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) aq menyuruhnya untuk melepas kaos yg dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yg aq suruh lakukan.
Dengan terburu-buru aq pun melepas semua baju aq dan celana aq kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan aq dikursi, aq tuntun kontol aq ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Aq suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa, aq tarik kepalanya akhirnya kontolku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati kontol aq, langsung aq teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan kontol aq di dalam mulutnya.
“aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya aq suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri.
Aqpun tak mau ketinggalan aq langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Aq langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan aq meremas-remas kedua payudaranya yg putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku aq turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.
Setelah agak lama baru aq sadar bahwa jari aq telah basah. Aq pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan aq siapkan kontol aq. Aq genggam kontol aq menuju liang senggamanya dari belakang.
Aq sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk aq sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, aqpun terus menyodok dari belakang.
Mungkin karena kering kontol aq nggak mau masuk-masuk juga aq angkat kontol aq lalu aq ludahi tangan aq banyak-banyak dan aq oleskan pada kepala kontolaq dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Aq genggam kontol aq menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan aq cari dulu lubangnya begitu aq sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali,
“Ahh…, aahh…”, aq tuntun kontol aq menuju lubang senggamanya itu tapi aq rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi aq sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yg keras aq sodok kuat-kuat lalu aq rasa kontol aq seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, “Ssaakkiitt…”.
Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman
Aq rasakan kontol aq sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan aq terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Aq lalu bertahan dalam posisi aq dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata “Tahann.. sayg… cuman sebentar kok…”
Aq memegang kembali payudaranya dari belakang sambil aq remas-remas secara perlahan dan mulut aq menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yg bisa dijangkau oleh mulut aq agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman aq dibadan dan remasan tangan aq di payudaranya,
“Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayg sama lakukan?” dia berkata sambil melihat kepada aq dengan wajah yg penuh pengharapan. Aq cuma menganggukkan kepala padahal aq lagi sedang menikmati kontol aq di dalam liang kewanitaannya yg sangat nikmat sekali seakan-akan aq lagi berada di suatu tempat yg dinamakan surga.
“Enak sayg?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu aq mulai bekerja, aq tarik pelan-pelan kontol aq lalu aq majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis,
“Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya ketika aq rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi aq pun mengeluar-masukkan kontol aq dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yg aq perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yg besar itu. Dia teriak “Aqa mauu keeluuarr…”.
perawan dientot 2017. Aqpun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, aq langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai aq rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi aq benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara,“Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi aq tahan dengan tangan aq. Aq pegangi pinggulnya dengan kedua tangan aq sambil aq kocok kontol aq lebih cepat lagi,
“Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan aq di pinggulnya aq lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari kontol aq menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, aq melihat air mani aq membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks saygkuu…”, sambil berjongkok aq cium pipinya sambil aq suruh jilat lagi kontolku.
Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu aq bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.
Setelah kami berdua selesai aq mengecup bibirnya sambil berkata, “Aq pulang dulu yah sampai besok sayg…!”. Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Aq lihat jam aq sudah menunjukkan jam 23.35, aq pulang dengan sejuta kenikmatan.
Baca Juga : -

Busty college girl Layla London undresses and plays with her wet pussy
Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!
-

Cerita Erotis Terbaru Karma Sang Kades Cabul
Cerita Erotis – Tergesa-gesa pak Tholil menaiki motornya dan memacunya dengan kecepatan tinggi menuju puskesmas yang terletak diujung desa berlawanan arah dari rumahnya. Semua acara resmi hari itu telah diserahkannya kepada wakilnya, karena ia ingin membantu jururawat baru yang kemarin dahulu tiba didesa terpencil itu untuk merapihkan puskesmas baru yang belum lama dibuka.

Belum terlalu banyak perlengkapan yang ada, sehingga dokter muda yang selesai bertugas setahun digedung puskesmas lama merasa tak betah dan akhirnya dengan segala macam alasan meninggalkan puskesmas lama itu sebelum ada penggantinya. Secara wajar dan menurut UU berlaku maka tak boleh seorang dokter muda yang sedang tugas didaerah ketika baru saja selesai berhenti begitu saja. Namun di negara antah berantah ini “semuanya dapat diatur” – apalagi kalau si dokter muda ini anak dari pejabat penggede di pusat dan mempunyai uang bukan lagi jutaan melainkan milyard.
Permohonan demi permohonan diajukan pak Tholil ke pemerintah daerah, bahkan sekali juga ke pemerintah pusat untuk menugaskan lagi seorang dokter didesa itu – sampai kini belum ada hasilnya. Sementara itu wabah penyakit dimusim hujan mulai banyak meminta korban jiwa – terutama malaria dan demam berdarah, namun semua tenaga ahli dalam segala bidang tak ada minat untuk bertugas didaerah tanpa infra-struktur yang baik.
Tanpa ada sarana yang baik sukarlah bagi tenaga ahli dalam bidang apapun untuk menetap di pedalaman : tak ada hiburan, tak ada pusat perbelanjaan, tak ada sekolah lanjutan berkwalitas untuk anak anak mereka yang meningkat dewasa, tak ada hubungan internet, tak ada provider yang dapat menangkap signal dari dan ke daerah terpencil itu. Akhirnya setelah menunggu sekian lama tibalah kabar tak terduga bahwa sementara belum ada dokter muda bersedia bertugas disitu, maka untuk sementara seorang jururawat telah bersedia akan menangani sejauh mungkin masalah kesehatan yang paling mendesak.
Dengan malas-malasan pak Tholil kemarin sore membuka pintu kantornya karena mendengar bahwa sang jururawat dari ibukota telah sampai, dan meminta kunci puskesmas karena ingin segera memakai fasilitas yang ada disitu, termasuk pavilyun kecil disebelahnya dengan 2 kamar tidur yang biasa dipakai oleh dokter muda bertugas.
Mata pak Tholil terbelalak ketika melihat sosok wanita dihadapannya, bukan sekedar perawat yang kumuh dengan pakaian lusuh setelah menempuh perjalanan sedemikian jauh, melainkan seoraang wanita muda elok menarik. Pak Tholil yang baru beberapa menit lalu masih mendumal dan ngomel karena merasa anak buahnya malas dan meninggalkannya sendiri dikantor dengan alasan anak sakit, kini merasa beruntung bahwa ia kini hanya berdua saja dengan wanita cantik dari kota. Judi Online Terpercaya
Hujan angin yang mengguyur desa itu sepanjang hari mengalahkan lindungan payung yang dipakai wanita ayu-manis dihadapannya itu, terbukti dengan basahnya baju yang dipakainya. Ketika bersalaman untuk kenalan pak Tholil merasakan betapa halus kulit telapak tangan digenggamannya, sebaliknya telapak tangan pak Tholil terasa kasar tak menyenangkan bagi sang jururawat, yang memperkenalkan dirinya dengan nama amat sederhana :
“Saya Yanti, jururawat dari ibukota yang selama 3 bulan akan membantu bapak disini”. Suara lemah lembut sedemikian merdu terdengar ditelinga pak Tholil, yang kemudian menawarkan apa yang dapat diperbuatnya saat itu sebagai kepala desa.
“Kalau boleh saya ingin pakai kamar mandi atau WC sebentar untuk menukar pakaian saya yang basah, karena takut sakit jika terus-terusan baju basah ini melekat dibadan”, demikian ujar Yanti.
“Oh, tentu saja bu, jangan malu-malu memakai kamar belakang, dan saya akan buatkan minuman hangat untuk ibu”, demikian jawab pak Tholil sambil matanya tak puas-puas melirik badan sintal menggairahkan dihadapannya.
Badan sexy yang saat itu tak dapat disembunyikan karena baju yang dipakai basah melekat seolah “mencetak” liku-liku kewanitaan sang jururawat. Yanti mengucapkan terima kasih dan dengan gerakan gemulai melangkah menuju kearah belakang kantor sang kepala desa, dimana ada petunjuk “air bersih untuk sholat, kamar mandi, WC”. Pak Tholil menelan ludah dan jakunnya turun naik menyaksikan betapa goyangan bongkahan pantat padat Yanti seolah-olah mengundang setiap tangan laki-laki meraba, mengusap, meremas dan mencubit dengan gemas. Tergesa-gesa pak Tholil membuka kaleng kopi tubruknya : kosong !! , dengan memaki-maki dalam hati karena anak buahnya selalu lalai untuk mengisi kembali kaleng kopi itu jika telah menghabiskan kopi diwaktu pagi maupun tengah hari. Bungkusan kopi instant pun ternyata kosong – hal yang sama dengan kantong plastik hijau muda yang biasanya terisi teh giju.

“Sialan ! “, demikian umpat pak Tholil dalam paniknya, apa yang dapat ditawarkannya pada bidadari yang pasti masih kedinginan itu ? .
Matanya yang masih tetap mencari-cari terbentur disudut laci dengan dua bungkusan lusuh dengan tulisan sudah hampir tak terbaca teh jahe dan sekoteng
“Maafkan bu, saya kehabisan kopi – yang ada hanya teh jahe dan sekoteng, apakah ibu mau ?”, teriaknya kearah belakang.
“Wah, jangan repot-repot pak, seadanya saja, semuanya juga saya minum, asal jangan isi alkohol, nanti takut mabuk”, jawaban Yanti dari arah kamar mandi.
“Baiklah bu, saya masak air dulu nih”, balas pak Tholil yang lalu memasang kompor kecil elpiji disudut kamar dan menaruh panci kecil berisi air bersih dari keran wastafel.
Rasa ingin tahu dan naluri kelaki-lakiannya mendorong pak Tholil berjalan kearah kamar mandi dan WC, dan ia tahu bahwa ada celah kecil di pintu yang mungkin tak diketahui orang lain. Celah itu tak dapat dipakai untuk mengintip pada siang hari karena terletak tepat pada pantulan sinar matahari, namun hari ini memang sudah rejekinya : sang surya tertutup seluruhnya oleh awan berisikan hujan. Dengan sangat perlahan dan tanpa menimbulkan suara sedikitpun, didekatkan matanya ke celah itu dan apa yang dilihatnya membuat jantung pak Tholil langsung berdebar. Yanti telah menukar bajunya yang basah dan kini sedang berjongkok untuk buang air kecil, bagian tubuh atasnya telah tertutup kembali dengan blouse jingga muda serasi dengan kulitnya, namun saat itu justru auratnya yang paling intim mulai dari pusar kebawah terbuka lebar menjadi santapan mata pak Tholil.
Mulut pak Tholil terasa sangat kering menyaksikan perut sedemikian datar, bukit kecil terhias bulu halus yang terawat dan dicukur sangat rapih, ditengahnya terpampang belahan merah muda membangunkan nafsu didampingi kiri kanannya oleh bibir sedikit merah tua kecoklatan. Dari belahan merah muda itu pak Tholil masih sempat melihat dua tetes terakhir sebelum Yanti membersihkannya dengan air jernih kemudian disapu dan dikeringkannya dengan tissue parfum dari saku roknya yang masih tersingkap, namun segera di turunkannya – sehingga tertutuplah semua panorama firdaus yang sempat beberapa detik dapat dinikmati pak Tholil. Segera pak Tholil kembali kebelakang meja tulisnya – dituangnya air panas kedalam dua cangkir : sebuah dengan isi teh jahe dan sebuah lagi berisi sekoteng. Terserahlah apa yang akan dipilih oleh Yanti nanti, saat itu benak pak Tholil telah dipenuhi oleh rayuan dan bisikan iblis : lupakanlah tiga istrimu saat ini, jadikanlah Yanti istrimu ke-empat, apapun cara dan jalannya, ah perduli apakah si perawat ini mempunyai pacar atau bahkan tunangan.
Setelah kembali keruangan kerja pak Tholil, Yanti ternyata memilih teh jahe – dan menanyakan pak Tholil apakah dan dimana ia dapat membeli makanan seadanya untuk malam itu. Buru-buru pak Tholil menawarkan jasa baiknya untuk membelikan gado-gado lontong dan sate ayam, dan setengah jam kemudian mereka makan bersama diruangan kantor si kades yang saat itu merasakan sangat beruntung seperti kejatuhan duren ranum dan lezat. Sebagai tambahan setelah makanan utama, pak Tholil juga membelikan air kelapa muda, manggis dan pisang ambon yang kebetulan cukup besar dan sedang musim didesa itu. Amat tercengang pak Tholil, ketika Yanti secara malu-malu menanyakan dan meminta piring kecil dan pisau untuk makan pisang ambon : apa gunanya piring untuk memakan pisang, pikir si kades. Ternyata Yanti tidak memakan pisang itu dengan langsung setelah kulitnya setengah terbuka seperti pada umumnya, melainkan mengupas kulit seluruhnya, lalu pisang itu di- potong-potong kecil dan diletakkan dipiring yang dimintanya tadi.
Pak Tholil yang mengharapkan dapat melihat bagaimana mulut dan bibir mungil Santi mengatup dan beberapa detik mengulum pisang sebelum digigitnya menjadi kecewa, namun dalam benaknya yang kotor menduga bahwa Yanti benar-benar masih perawan murni dan amat lugu. Yanti rupanya belum biasa atau setidaknya segan melakukan segala sesuatu yang dapat di-interpretasikan salah oleh setiap pria dihadapannya. Otak Tholil kembali dipenuhi dengan hasrat birahi tak terkendali : biarlah bibir manis itu tak dapat kulihat mengatup pisang, tapi pasti tidak lama lagi bibir merekah itu akan kupaksa membuka selebar-lebarnya untuk menerima kejantananku, ooooh betapa ku-ingin melihat rontaan putus asa kepala Yanti terjepit diantara pahaku, ku-ingin melihat reflex ingin muntah mulut perawan ini ketika sedikit demi sedikit menerima perkosaan alat kemaluanku yang akhirnya dapat mencapai rongga hangat terdalam. Betapa hangatnya rongga mulut Yanti dalam khayalan Tholil – dan setelah perawan itu tak berdaya dan berhenti meronta-ronta akan kupaksa lidahnya yang juga pasti sebasah dan seharum bibirnya itu untuk menjilat tandas kepala penisku.
Cerita Erotis Terbaru 2017 | Ke tiga istriku saja sampai saat ini amat segan dan menyatakan jijik untuk melakukan oral sex, uuuh dasar perempuan kampung, umpatnya dalam hati, biarlah nanti bidadari dari kota ini akan kuajari bagaimana memuaskanku dengan mulutnya, akan kuajari minum “yoghurt” alamiah yang hanya dapat dibuat dalam kantong zakarku, demikian Tholil melamun sambil menatap Yanti. Perawat yang telah letih dengan perjalanan seharian akhirnya memohon dengan sopan dan halus untuk dapat beristirahat dan tidur, karena esok hari akan dimulai tugas beratnya didesa yang masih amat minim sarana kesehatan dan segalanya itu. Dengan berat hati Tholil mengabulkan permohonan itu – dan mengantarkan Yanti ke tempat permukimannya selama tugas didesa itu dan letaknya tak terlalu jauh dari Puskesmas tempat kegiatannya sehari hari nanti. Kebetulan hujan mulai agak mereda namun dapat menyebabkan pakaian basah , sehingga Tholil menawarkan Yanti untuk ikut bonceng dengan motornya. Kedua koper dan tas kecil Yanti dijanjikannya akan dibawakan langsung setelah yang empunya sudah aman sampai ditempat penginapannya.
Mula mula Yanti menolak karena itu membuat Tholil harus dua kali bolak balik, namun akhirnya mengalah karena selain Tholil bersikeras untuk menolongnya, juga Yanti yang tak biasa digonceng dibelakang motor tak sanggup memegang kedua koper kecil dan tas-nya sekaligus. Selama perjalanan yang hanya beberapa menit itu Tholil telah merasakan betapa empuk dan kenyalnya kedua bukit penghias dada Yanti yang menempel ke punggung Tholil. Dengan sengaja Tholil mengendalikan motornya secara hati hati dan setiap ada kesempatan yang bagaimana kecil pun dipakainya untuk ngerém, sehingga kedua buah dada Yanti melekat dan tertekan kepunggungnya. Sesuai dengan janjinya maka setelah mengantarkan Yanti, lalu Tholil kembali lagi dan membawakan kedua koper kecil serta tas Yanti , kemudian dipersilahkannya Yanti beristirahat.
Setelah itu Tholil pulang kerumahnya, namun sikapnya sangat berbeda tak seperti biasa – sama sekali tak ada perhatian pada orang-orang dirumahnya, anak-anaknya tak digubrisnya, ketiga istrinya juga tak diacuhkannya – bahkan satupun tak ada yang disentuhnya malam itu, berbeda dengan biasanya dimana paling sedikit salah satu istrinya harus memuaskan nafsu birahinya yang selalu menggebu-gebu. Ketiga istrinya menjadi terheran-heran, namun mereka tak mempedulikannya juga, bahkan merasa untung malam itu tak perlu melayani sang suami yang seringkali buas dan tak jarang sadis ketika merajah sang istri.
Di pagi hari berikutnya Tholil menjemput dan mengantarkan Yanti dari asrama ketempat kerjanya di Puskesmas. Sepanjang jalan menuju ke asrama pegawai Puskesmas itu Tholil mengasah otaknya dan mencari jalan terbaik dan terpendek untuk dapat menjebak Yanti agar dapat menyerah untuk dikuasai serta ditaklukinya menjadi istrinya yang ke-empat. Waktu yang dimilikinya tak banyak, karena Yanti hanya bermukim didesa itu selama 3 bulan. Masa yang sedemikian pendeknya harus dipakai menjebak perawan bahenol yang kini telah menjadi obsesinya.
Ia akan berusaha selama 3 bulan itu sebanyak mungkin mendampingi si perawat bahenol dalam tugas sehari-hari. Ia akan berusaha menarik simpati Yanti yang masih lugu itu dengan memberikan perhatian kepada penduduk yang sakit, jika perlu ia akan mengantarkan Yanti ke rumah-rumah penduduk berjauhan dan terpencil, asal saja ia memperoleh kesempatan berdekatan dan berdua dengan sang dewi idamannya. Masakan sih dalam waktu 3 bulan tak ada kesempatan untuk dapat mencicipi kehangatan tubuh Yanti ?
Apakah Yanti memang masih utuh perawan ? Banyak berita-berita yang selalu mengatakan bahwa perempuan dikota besar susah mempertahankan keperawanannya setelah memasuki usia tujuh-belasan. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya dengan pasti – yaitu dengan men-chek-nya sendiri ! Dibayangkannya geliatan dan ronta mati-matian Yanti jika dipaksa membuka paha mulusnya, dipaksa mempersembahkan bagian dalam vaginanya – apakah selaput daranya yang tipis namun amat peka berbentuk bulan sabit masih utuh dan terpaksa diserahkannya kepada kejantanan Tholil yang telah berpengalaman memerawani sekian banyak gadis di desa itu.
Aaaah, betapa nikmatnya menindih tubuh mulus Yanti yang menggeliat-geliat mencoba mengelak nasib tak terelakkan lagi. Tak ada kepuasan lebih besar daripada melihat semua usaha Yanti sia-sia : kedua tangannya direjang erat disamping kepala yang menoleh kekiri kekanan menghindarkan ciuman ganas dari bibir tebal dan mulut yang berbau tak enak, air mata ibarat tetesan embun pagi hari mulai mengalir di pipi halus pada saat dirasakan celah kewanitaannya mulai dibelah.
Matanya ibarat bintang kejora memelas memohon belas kasihan, dan sesaat kemudian membuka dengan kaget ketika dirasakan ngilu dan perih tak terkira dibelahan kewanitaannya. Desahan demi desahan, rintihan demi rintihan mulai memenuhi ruangan memacu setiap telinga pria yang mendengar – dan terganti dengan jeritan panjang memilukan minta ampun menyayat hati. Semuanya tak akan mengendurkan sama sekali semangat pria yang ibarat sedang kerasukan untuk melakukan jarahan lebih dalam lagi…! Lamunan Tholil buyar ketika akhirnya sampai dirumah sederhana tempat penginapan pegawai Puskesmas.

Rumah itu sebenarnya dapat untuk menampung 6 orang karena mempunyai 6 kamar tidur yang terpisah, sebuah dapur dan 2 kamar mandi. Selain itu ada pula 2 toilet yang terpisah untuk wanita dan pria, namun karena pada umumnya yang bermukim sementara disitu hanya pria, maka akhirnya WC untuk wanita jarang dipakai dan akhirnya kurang terawat. Ruang tempat duduk bersama juga tak teratur, disana sini terlihat bekas kopi atau teh yang tumpah dimeja dan jika tak langsung di- lap memang semuanya akan meninggalkan bercak yang sukar di bersihkan lagi. Selain itu diatas meja duduk bertebaran surat kabar tua dan majalah yang umumnya disenangi kaum pria karena banyak terisi gambar celebriti dengan busana sengaja menonjolkan belahan dada atau paha sang wanita yang berpose merangsang.
Tholil dengan perlahan mengetuk pintu depan dan tak ada satu menit kemudian di buka oleh Yanti. Jururawat muda ini ternyata sudah siap menunaikan tugasnya dan telah berpakaian rok putih menutup lututnya, pergelangan kaki dan betisnya yang terlihat demikian mulus langsung mengundang mata Tholil. Yanti tak memakai make up sama sekali, semua terlihat kecantikan asli : wajah berseri dengan kulit pipi begitu halus, mata seindah bintang kejora, bibir yang tipis berwarna merah tanpa lipstik terlihat basah sedikit terbuka dan hidung mungil bangir mancung – semua hasil karya ciptaan alam murni tanpa polesan artifisial seperti wanita modern di kota kota besar zaman sekarang.
“Selamat pagi, silahkan masuk dulu pak”, ujar Yanti berbasa-basi disertai senyum manisnya sehingga terlihat lesung pipit kecil di pipi yang dihias sedikit warna rona merah asli.
“Ooh, tak usah dik, saya sudah harus bertugas sebentar lagi”, jawab Tholil berpura-pura sementara matanya tak jemu menikmati bidadari dihadapannya, membuat Yanti mulai merasa kurang nyaman karena pandangan mata sang penguasa desa itu seolah ingin menelanjanginya.
“Mari saya antarkan adik sekarang ke Puskesmas sebelum saya ke kantor saya”, demikian tawaran pak kades Tholil.
Sebenarnya Yanti ingin menolak, namun dilihatnya dari jendela betapa jelek jalan di depan tempat penginapannya, kotor berlumpur karena kemarin terguyur hujan seharian. Selain itu meskipun jaraknya tak terlalu jauh namun Yanti masih kurang ingat arahnya kemana karena kemarin ketika diantarkan sudah gelap menjelang malam. Biarlah sekali ini aku mau diantarkan, akan kuperhatikan jalannya secara seksama dan dihari hari berikutnya aku akan jalan sendiri dan tak perlu tergantung dari pak kades ini, demikian bisikan dalam hatinya. Sementara Yanti mulai bertugas di Puskesmas itu perhatian Tholil untuk burung merpati yang akan dijebaknya itu tetap tak berkurang, disuruhnya anak buahnya untuk membawakan buah buahan segar yang dipetik dari kebun milik sendiri, juga tak lupa minuman segar dari buah buahan yang juga diperasnya sendiri. Tengah haripun dibawakannya masakan dengan lauk pauk lezat, dan kesempatan makan siang bersama dipakainya pula untuk dapat bercakap-cakap dengan calon mangsanya itu. Akibat keluguan Yanti dan pandainya Tholil mengatur kata kata ketika bercakap cakap itu akhirnya diketahuinya bahwa Yanti telah bertunangan dan tunangannya itu masih kuliah kerja di negara tetangga untuk memperoleh gelar S3. Akibat tempat tinggal berjauhan itu maka Yanti hanya bertemu sekali dua setahun dengan tunangannya itu – sekitar lebaran dan juga sekitar pertukaran tahun.
Karena tahun lalu kebetulan hari lebaran berdekatan dengan peralihan tahun, maka pertemuan dengan tunangannya itu hanya sekali saja. Tholil semakin naik birahinya ketika membayangkan bahwa tubuh wanita muda secantik Yanti itu tahun lalu hanya sempat beberapa hari saja menikmati usapan dan belaian tangan pria, betapa “gersang”nya tubuh bahenol itu dan pasti mendambakan jari jari kasar lelaki yang sanggup menaklukinya dan membuatnya mengeluh menjerit kenikmatan. Betapa “gersang” rahim si gadis cantik campuran Sunda Jawa dengan sedikit cipratan darah Minang , pasti sudah tak sabar menunggu siraman air mani jantan yang akan menanamkan benih kehidupan baru.
Tholil mulai memikirkan cara terbaik untuk menjerat mangsanya, dan untuk melancarkan rencananya Tholil akan memakai bantuan tenaga yang sudah pasti tak dapat ditolak. Diingatnya bahwa ada 2 orang buruh perkebunan yang mempunyai hutang belum terbayar sejak hampir setahun, Warso si buruh perkebunan karet , dan Wahyudin alias Udin si mandor perkebunan yang sama. Sudah sering Tholil menagih pengembalian hutang itu kepada Warso namun karena memang upah seorang buruh perkebunan sangat sedikit, dan itu pun telah habis terus menerus untuk membiayai ibunya yang tua dan sangat sering sekali sakit, maka pengembalian hutang itu selalu tertunda. Tholil memutuskan untuk menawarkan semua biaya obat-obatan ibu Warso yang penyakitan itu di Puskesmas maupun di apotik luar secara gratis selama setahun asal saja Warso sedia membantunya melaksanakan niatnya dalam beberapa minggu mendatang.
Tentu saja Tholil dapat menjanjikan biaya obat obatan di apotik luar karena ada tanaman modalnya disitu, dan salah satu pegawai wanita disitu pun dimasukkan kerja atas perantaran Tholil setelah ia menyerahkan keperawanannya semalaman. Udin mempunyai hutang karena terjebak rayuan janda muda yang menjadi “simpanannya” ketika masih bekerja sebagai sopir dikota besar. Si janda muda itu bekerja sebagai pembantu RT sementara Udin menjadi sopir di keluarga kaya yang sama, dan si janda muda selalu mengancam akan menceritakan semuanya kepada istri Udin – Suminah – yang selalu alim dan rajin bekerja sebegai pemetik teh.
Tholil pernah menawarkan Udin untuk menghapus semua hutangnya sekaligus, jika ia bersedia “meminjamkan” Suminah selama 3 malam. Suminah yang masih ada hubungan keluarga dengan istri Tholil ketiga pernah mendengar sendiri betapa buas dan sadisnya Tholil jika sedang menjarah istrinya, dan hal intim itu pernah diceritakannya kepada Udin suaminya.
Oleh karena itu Udin tak pernah sampai hati membayangkan betapa istrinya Suminah menderita di cengkraman Tholil selama 3 malam meskipun itu akan menghapus hutangnya. Tholil merasa pasti bahwa Udin akan gembira dan langsung setuju untuk membantu rencana kotornya jika sebagai imbalan hutangnya akan di hapuskan begitu saja, tanpa harus mengorbankan Suminah istrinya.
Kini harus dicari saat yang paling tepat untuk melaksanakan rencananya itu – harus dipilih kesempatan dimana penduduk desa yang jumlahnya tak terlalu banyak itu sedang “lengah” karena ada sesuatu yang lebih menarik perhatian. Tholil memutar otak sekerasnya namun tetap tak dapat menemukan kesempatan dalam kesempitan. Waktu semakin mendesak karena tak terasa sudah lewat satu bulan Yanti bekerja di Puskesmas dengan dedikasi yang boleh dijadikan teladan oleh setiap jururawat muda atau bahkan dokter sekaligus.
Yanti selalu ramah tamah, di tempat kerja sangat telaten menolong pasien mulai dari yang bayi maupun orang tua renta. Bahkan banyak pria muda datang dengan alasan dicari cari demi sekedar mendapat kesempatan melihat dan disentuh jari perawat cantik. Memang dasar iblis sedang meraja lela didunia ini – tak terkecuali pula di desa pemukiman Tholil : ternyata didesa tetangga yang terletak sekitar 15 km akan diadakan pesta khitanan besar besaran oleh penduduk terkaya disitu. Pesta itu akan disertai dengan acara sehari semalaman dengan artis ratu goyang ngebor pinggul dari kota : Imul Laracitra beserta seluruh orkes dan pengamennya.
Berita yang tersebar dari mulut kemulut itu tentu saja langsung masuk ke setiap telinga penduduk desa desa disekitar situ. Sejak saat itu semua orang hanya menantikan dengan tak sabar malam minggu yang tentunya akan heboh dengan acara panggung musik dangdut dan juara ngebor goyang pinggul. Kesempatan yang muncul tak terduga ini seolah olah telah diatur oleh iblis dan tentu saja tak akan di-sia siakan oleh Tholil. Ia mengutarakan rencananya kepada kedua kaki tangannya : Warso dan Udin. Selain mengutarakan bebas keduanya dari hutang yang sedang mereka pikul dan agaknya sukar sekali untuk dilunasi, Tholil juga menjanjikan ada kemungkinan keduanya diberi kesempatan untuk ikut melihat tubuh bidadari kota yang bugil.
Mereka tentu saja dilarang untuk mencicipi badan mojang yang telah sering dilihat oleh mereka dan dijadikan bahan masturbasi di kamar mandi, namun paling sedikit mereka akan diberikan kesempatan untuk meraba, mengelus, meremas, mencium dan mungkin mencupangi daerah diatas pusar. Keduanya tentu saja setuju dengan bonus extra ini dan diaturlah cara terbaik untuk menjebak Yanti yang tentu saja menduga sama sekali bahwa nasibnya akan berubah tak lama lagi.
Warso mengusulkan agar pagi hari sebelum pesta di malam minggu itu ia diberikan tugas membersihkan Puskesmas oleh Tholil, kemudian secara tersembunyi akan dimasukkannya obat tidur penenang di teh jahe yang memang sangat di sukai oleh Yanti. Selain itu di Tholil akan membawakan makanan tahu gejrot ala Cirebonan yang diketahuinya juga merupakan salah satu makanan kesenangan Yanti , di samping itu rujak cingur yang di campurkan sedikit obat urus urus agar Yanti akan merasakan mulas disamping ngantuk sehingga akhirnya segan untuk pergi ke pesta desa.
Untuk lebih meyakinkan berhasilnya rencana itu Tholil juga mengatur dan memerintahkan Warso maupun Udin untuk membersihkan, mengecat, mengapur dinding , selain itu memperbaiki, mengganti genteng Puskesmas yang memang disana sini telah bocor justru di hari sama dengan pesta dangdut di desa tetangga. Keduanya ikut bermain sandiwara dan berpura pura marah, mengomel dan ribut mulut dengan Tholil yang secara sengaja dilakukan dihadapan beberapa pasien di Puskesmas dan tentunya juga dihadapan Yanti, yang tentu saja tak senang ribut ribut lalu berusaha menengahi pertengkaran itu.
“Pokoknya saya tak mau tahu, kalian sudah lama menjanjikan renovasi Puskesmas ini, dan selalu ada saja alasan selama ini untuk menghindarkan pekerjaan ini. Apa kalian tak malu dengan perawat Yanti yang sudah datang jauh dari kota untuk membantu – kalau tak dilakukan sekarang sampai ia kembali lagi juga belum diselesaikan !”, hardik Tholil dengan mimik seolah olah sedang marah besar.
“Sudah lah pak, pasti semuanya akan mereka kerjakan, mungkin mereka masih sibuk dengan tugas lainnya”, Yanti berusaha menenangkan suasana yang dirasakannya tak pantas ditampilkan dihadapan beberapa pasien.

“Memang kalo memerintah seenaknya aja, emangnya kita tak ada kerjaan yang lain, Puskesmas kan bukan punya dia tapi punya negara”, demikian gerutu Warso yang juga diimbali oleh Udin yang mengeluarkan kata kata serupa.
Pertengkaran ketiga lelaki itu dengan sengaja mereka lanjutkan sebentar diluar gedung Puskesmas, bahkan ditambah dengan gerakan kaki tangan sambil menuding ke wajah mereka saling bergantian, dan itu disaksikan oleh Yanti. Akhirnya mereka bubar bertengkaran dan ngeloyor pergi kearah yang berbeda satu sama lain.
Jam dinding sudah menunjukkan jam lima sore, dan Yanti masih memeriksa tiga anak kecil yang panas dan batuk di sertai oleh ibu mereka yang juga terlihat agak pucat. Rupanya mereka terkena wabah flu yang memang sedang muncul sejak minggu lalu, namun pada umumnya demam yang di derita anak anak itu akan mereda dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus.
Yanti berusaha menerangkan dan menenangkan sang ibu, bahwa tak perlu diberikan antibiotika pada saat itu karena manfaatnya merupakan tanda tanya kalau memang penyebabnya virus bukan bakteri. Yanti merasa lega bahwa akhirnya semua pasien telah selesai di rawatnya, karena ia sendiri merasa aneh : sedikit mulas dan pusing , juga tak seperti biasanya ia telah menguap tiga kali dan matanya dirasakan berat ingin ditutup. Ini belum pernah dialaminya, bahwa sebelum jam tujuh malam badan telah terasa lelah, penat, mata ngantuk ingin di tutup saja. Betapapun dicoba untuk tetap sadar namun sukar sekali, rasa mulasnya pun tidak berkurang sehingga akhirnya di putuskannya untuk pulang saja ke asramanya dan tidur sebentar sebelum pergi ke pesta di desa lain itu.
Ketika Yanti sedang bebenah dan telah tukar pakaian putihnya dengan pakaian bebas dan mulai menutup pintu ruangan periksa pasien di Puskesmas itu dirasakannya matanya semakin berat untuk dibuka, juga rasa mulasnya mulai muncul lagi. Dengan tergesa gesa Yanti keluar dan menutup pintu Puskesmas sambil matanya mencari ojekan motor yang mungkin lewat setelah mengantarkan langganan ketempat tujuannya. Justru pada saat itu bagaikan dipanggil oleh suara iblis muncullah Tholil disudut jalan dengan motornya dan langsung berhenti di depan Puskesmas.
“Koq kelihatannya pucat amat dik Yanti, mungkin mau sakit ?”, demikian tanya Tholil berpura pura. “Sudah mau ke pesta didesa seberang, sekarang sih masih agak kepagian, belum begitu rame”, sambung Tholil kembali.
“Iya nih pak, rasanya agak pusing dan ngantuk, mungkin hanya kecapaian saja”, ujar Yanti yang merasakan serba salah, disatu fihak tak begitu senang untuk di bonceng Tholil yang dirasakannya semakin cunihin, dilain fihak mulas yang makin tak tertahan membutuhkan solusi cepat untuk mencapai kamar asramanya.
“Ya, saya sebetulnya ada urusan lain ke jurusan berbeda, tapi kalau dik Yanti mau ikut sudahlah saya antarkan dulu”, lanjut Tholil yang melihat bahwa calon mangsanya telah semakin terjerat jebakannya.
Dengan masih agak ragu dan tubuh terasa limbung akhirnya Yanti menerima tawaran Tholil dan duduk di boncengan motor sambil tangannya memeluk pinggang Tholil.
“Pegangan yang kencang ya dik, maklum jalanan desa banyak rusak berlubang, nanti jatuh bisa cedera, siapa yang akan merawat pasien kalau bukan dik Yanti”, celoteh Tholil bersopan santun sambil mulai menjalankan motornya.
Yanti berpura pura tak mendengar kalimat Tholil terakhir, ia hanya mempunyai tujuan satu yaitu secepatnya pulang ke asrama dan merebahkan diri. Perjalanan yang sebenarnya hanya lima menit dengan motor itu dirasakannya seabad tak kunjung berakhir, dan selama itu kembali Tholil merasakan betapa lembutnya gundukan dada Yanti yang lekat dengan punggungnya.
Ketika akhirnya sampai didepan asrama Yanti merasa sedemikian pusing sehingga hampir jatuh ketika turun dari boncengan, dan kesempatan ini tentu saja dipakai oleh Tholil yang segera menyanggahnya. Tholil meletakkan tangan kiri Yanti di pundaknya sementara tangan kanan Tholil dilingkarkan ke pinggang Yanti yang langsing. Yanti berusaha membuka pintu masuk asrama namun dirasakannya sukar memasukkan kunci ke lubangnya sehingga akhirnya Tholil mengambil alih tugas itu, sambil tangan satunya sengaja melingkar semakin erat di pinggang Yanti. Akhirnya pintu terbuka, dan Tholil terus memapang Yanti menuju salah satu kamar tidur yang berada disebelah kiri, tak berapa jauh dari kamar mandi, toilet dan juga dapur tak seberapa besar.
Sejenak sebelum Yanti akhirnya dapat menghempaskan dirinya ke ranjang masih sempat dilihatnya bh dan cd string berwarna merah jambu muda yang kemarin dicucinya masih terletak di sandaran kursi karena belum kering sekali di pagi hari ketika ia akan bertugas ke Puskesmas. Tentu saja “pemandangan” yang khas intim wanita itu tak lolos dari tatapan mata Tholil sementara Yanti merasa wajah dan terutama telinganya merona merah karena malu, di sesalkan dirinya sendiri mengapa tak menggantung penutup auratnya itu di dalam lemarinya sendiri.
Tapi masa bodohlah apa yang dipikirkan si Tholil ketika melihat penutup auratku itu, yang penting kini aku sudah di asrama, kini aku akan istirahat, ingin tidur sebentar, ingin memulihkan tenaga, sesudah itu barulah menyegarkan diri dan mandi serta keramas sepuasnya, sebelum pergi melihat gaya berjoget si Imul Laracitra. Selama ini Yanti hanya bertanya tanya terhadap dirinya sendiri mengapa goyang pinggul dangdut Imul begitu populer terutama di kalangan pria. Padahal menurut seleranya sendiri gaya pinggul ngebor menghentak hentak kasar begitu tidaklah sebagus dan erotis jika dibandingkan dengan goyangan yang lemah gemulai. Sebagai wanita dewasa tentu saja Yanti sering pula berdiri dihadapan kaca sendirian, lalu melenggang lenggokkan pinggulnya se-erotis mungkin sambil membayangkan apa yang akan dirasakan oleh suaminya nanti jika diwaktu bersanggama dirangsang dengan goyangan seperti itu.
“Sudah ya dik, bapak permisi dulu, semoga dapat istirahat dan segar kembali. Kita ketemu lagi di pertunjukan pesta panggung nanti malam ya dik”, ujar Tholil sambil setengah menutup pintu kamar dan menuju ke arah pintu keluar.
Yanti tak menjawab lagi karena telah begitu penat dan hampir terlelap tidur, dalam waktu beberapa menit terdengar dengkuran amat halus menandakan bahwa Yanti telah masuk kedunia mimpi. Bunyi azan maghrib sayup sayup tidak dapat membangunkan Yanti, sementara udara mulai menggelap dan penduduk desa mulai berbondong bondong pergi ke desa tetangga untuk menikmati acara yang telah lama mereka tunggu. Sekitar jam delapan malam desa itu sepi bagai telah di tinggalkan manusia sama sekali, disana sini hanya terlihat lampu redup dari rumah penduduk yang telah ditinggalkan penghuninya. Dalam kesunyian dan kepekatan malam itu hanya terdengar disana sini bunyi jangkrik dan serangga, tiada kegiatan yang terlihat dijalan atau di warung rokok atau ruko yang biasanya masih ada yang buka untuk menjual makanan kecil atau jajanan seadanya. Bagaikan didalam adegan film ninja atau film horror secara samar samar dari jauh terlihat tiga titik lampu diserta suara motor berjalan perlahan. Ketiga titik lampu itu semula hanya samar samar ibarat kunang kunang yang semakin lama semakin mendekat dan terlihat jelas para pengemudinya : Tholil dengan didampingi oleh Warso dan Udin. Sekitar limapuluh meter dari gedung asrama jururawat dan dokter Puskesmas mereka mematikan motor mereka dan kemudian mendorongnya memasuki halaman depan asrama. Rupanya mereka tak mau ada suara motor mereka akan menarik perhatian penduduk sekitarnya dan terutama tentunya si penghuni asrama sendiri. Ketiganya mendorong motor mereka melewati samping gedung asrama itu dan akhirnya di parkir di tempat yang biasanya untuk sepeda. Tholil sebagai penguasa desa tentu saja mempunyai kunci loper alias kunci umum yang pas untuk semua pintu gedung milik pemerintah daerah situ. Dengan hati-hati hampir tanpa suara sedikitpun Tholil membuka pintu belakang asrama itu dengan kunci lopernya.
Ketiganya tahu benar bahwa setelah dokter muda terakhir meninggalkan asrama itu sekitar tujuh minggu lalu tak ada penghuni lain selain jururawat cantik Yanti yang malam ini akan dijarah oleh Tholil. Dengan langkah ibarat binatang buas menghampiri mangsa yang belum tahu ada bahaya ketiganya memasuki koridor dimana ke enam kamar tidur serta kamar mandi dan kiri kanan WC masing masing untuk pria dan wanita. Semua celah bawah pintu kamar terlihat gelap terkecuali yang terdekat dengan kamar mandi dan WC wanita, dan kamar tidur itu pula yang selama ini diingat oleh Tholil dan diidamkannya akan menjadi saksi bisu pergulatan pertamanya dengan sang bidadari Yanti idamannya.
Untuk lebih pasti lagi Tholil menyalakan lampu senter yang dibawanya untuk menyuluhi label nama didepan pintu kamar itu dan memang terlihat nama Yanti R. – bahkan Tholil mengenali tulisan tangan yang bagus itu memang tulisan Yanti. Tholil mendekatkan dan bahkan merapatkan telinganya ke pintu kamar untuk mendengarkan apakah ada suara yang menandakan si penghuni telah sadar dan misalnya mungkin sedang mendengarkan lagu dari radio. Ternyata tak ada suara sama sekali sehingga Tholil memberikan tanda jari telunjuk didepan bibirnya kepada Warso dan Udin agar tidak berisik lalu ia memberanikan diri membuka pintu kamar tidur Yanti perlahan lahan. Karena selama ini memang Yanti hanya tinggal sendirian di asrama itu maka ia merasa cukup aman sehingga jarang mengunci pintu kamarnya.
Kelalaian yang sebenarnya tak boleh terjadi ini sangat membantu Tholil dan kedua komplotannya dan tanpa bunyi sedikitpun terbukalah pintu kamar tidur Yanti. Ranjang dipan yang biasanya berdempetan langsung ke dinding telah digeser agak ketengah oleh Yanti, karena meja kecil tempat menaruh lampu kecil untuk membaca, serta wekker kecilnya justru diletakkannya berdempetan dengan tembok sehingga terdapat ruangan antara dinding dan ranjang dipan yang di tidurinya. Apa yang terlihat di hadapan mata ketiga lelaki setengah baya itu tak dapat dipungkiri dapat menggoda seorang nabi, inilah apa yang disebut kecantikan alamiah seorang wanita langsung turun dari firdaus.
Tholil memberikan tanda kepada Warso untuk berdiri dekat dinding disamping bagian kiri , Udin disamping kanan , sedangkan Tholil sendiri berdiri diujung kaki ranjang sehingga kini Yanti sempurna di kepung dari tiga jurusan. Ketiga lelaki setengah baya itu mengawasi calon mangsanya, sementara Yanti masih tidur dengan nyenyak. Rupanya kepenatan seharian bekerja ditambah dengan obat tidur penenang yang di campurkan oleh Tholil ke makanan siang tahu gejrot masih menunjukkan khasiatnya. Yanti tidur terlentang agak miring kekanan, kedua lengannya terbuka dan berada disamping kepalanya yang terhias dengan rambut bergelombang tergerai.
Ia masih memakai baju blus dan rok putih sepanjang bawah lutut sebagaimana seragam jururawat sehari hari. Hanya seragamnya itu acak acakan dan terbuka disana sini : dua kancing atas blouse-nya terbuka mungkin karena merasa panas, sedangkan roknya pun dibagian perut terbuka kancingnya, mungkin setelah menggosok perutnya yang tadi siang mulas. Karena itu terlihat kulit dadanya yang putih kuning langsat dimana belahan dan lekuk diantara buah dadanya tampak jelas. Perutnya terlihat datar dengan pusar sempurna tanpa tambahan piercing atau atribut apapun.
Namun yang membuat ketiga lelaki itu menjadi blingsatan adalah karena rok putih biasanya menutup lutut Yanti saat bekerja kini terbuka penuh menyingkapkan kaki begitu sempurna, betis langsing ibarat padi membunting dan paha putih mulus terbuka sampai belahan selangkangan yang tertutup celana dalam kecil berwarna ungu muda sangat amat serasi dengan kulitnya. Bagaikan para dukun dan ahli sihir di zaman purbakala yang akan memulai upacara persembahan agung ketiga pria yang mengelilingi tubuh Yanti itu mulai perlahan lahan membuka jaket mereka, kemudian kemeja dan celana panjang serta kaos penutup torso atas mereka.
Cerita Erotis | Terlihatlah kini tubuh Warso yang tinggi kurus namun cukup berotot, sementara Udin memiliki tubuh paling kekar atletis dihiasi dengan beberapa cacat luka yang diterimanya akibat liku hidupnya yang penuh dengan perkelahian. Tholil memiliki tubuh sedikit gemuk dengan hiasan kebanggaannya yaitu bulu lebat yang menutupi tangan kaki maupun dadanya yang bidang. Ketiganya kini hanya tinggal memakai celana dalam yang telah terlihat menonjol dibagian depannya akibat ketegangan birahi yang mulai memuncak……….. (bersambung)
-

Video Bokep Mami Yuuki Seks Di Ruangan Casino
-

Ngentot Dengan Istriku Yang Sedang Sange
-

Kisah Memek Dinginnya Pesona Pegunungan
Cerita Seks Terbaru – Setelah percumbuanku dengan tante Layla dan tante Dewi, aku ingin melakukannya lagi. Aku berharap kedua tante tersebut datang lagi ke rumahku pada saat sepi. Harapanku tinggal harapan sampai pada pertengahan bulan Mei tahun 2000 lalu aku melakukannya lagi, meskipun bukan dengan tante Layla dan tante Dewi. Aku melakukannya lagi dengan temanku sendiri yang bernama Chintya.

Saat itu aku, Chintya dan beberapa teman yang lain mengadakan kegiatan camping di sebuah lereng gunung. Setelah mendirikan tenda, aku dan Chintya mencari air sekalian mandi di sungai yang berada beberapa meter ke bawah dari tempat camping itu. Kami berdua sama-sama memakai celana jeans dan kaos oblong putih sambil berkalungkan handuk.
Waktu itu aku sudah lupa dengan kejadian yang kuceritakan di “AKU DAN TANTE-TANTE”. Aku ingat lagi ketika Chintya terjatuh masuk ke air. Pakaiannya basah sehingga bagian dalam tubuhnya kelihatan. Dia memakai BH hitam. Aku terangsang dengan keadaannya. Aku lalu menolongnya dan pura-pura terjatuh tepat di hadapannya. Dia lalu mencipratkan air ke tubuhku. Kuajak dia mandi sekalian dan diapun mau. Dia lalu naik ke atas batu dan melepas kaos dan celananya. Kemudian dia duduk bersimpuh dan mengambil sabun yang ada di saku celananya. Posisiku waktu itu berada di belakangnya. Aku semakin terangsang melihatnya hanya memakai pakaian dalam sedang menyabuni tubuhnya.
Aku cepat-cepat melepas pakaianku dan kusisakan CD-ku, kuhampiri dia dan dari belakang aku melepas BH-nya. Dia tidak menolak ketika tanganku mengambil sabun dari tangannya. Aku lalu menyabuni kedua payudaranya yang sama besar dengan punyaku dari belakang sambil meremasnya. Dia membalikkan tubuhnya. Aku jadi leluasa menyabuni tubuhnya. Rupanya dia merasa aku tidak adil. Ketika aku meremas payudara kirinya dia mengambil busa sabun yang ada di payudara kanannya kemudian diusapnya kedua payudaraku. Aku memotong sabun itu dan kuberikan potongannya ke Chintya. Sekarang kami saling menyabuni kedua payudara. Kuberanikan diri mencium bibirnya. Dia membalasnya dengan lembut.
Perlahan-lahan sambil kucium, dia kurebahkan di atas batu dan kuratakan sabunnya ke seluruh tubuhnya bagian atas sampai busanya hilang. Demikian juga dengan apa yang dilakukan pada tubuhku. Sekarang tubuh kami berdua sudah kering dari busa dan kutindih dia sehingga kedua payudara kami saling menempel. Kami terguling dan posisi Chintya sekarang di atasku. Dia lalu berdiri dan cepat-cepat aku dari belakang memeluknya. Aku mendesah ketika kedua payudaraku menempel di punggungnya. Tanganku meremas kedua payudaranya dan turun ke bawah masuk ke dalam CD-nya. Tetapi dia kurang suka dengan sikapku ini sehingga dia menarik tanganku kembali dan melepaskan diri dari pelukanku.

Dia kemudian turun ke air dan kuikuti dia. Kuajak dia melanjutkan permainan yang tertunda di dalam air. Dia tidak mau dan mendorongku. Aku tidak memaksanya. Ketika dia mandi aku juga mandi. Sendiri-sendiri. Malamnya, dia tidur berdua setenda denganku. Kebetulan malam itu dinginnya sampai ke tulang. Meskipun kami sudah memakai pakaian hangat plus berselimutan. Ketika itu kami tidur saling berhadapan.
Aku terbangun dan pikiran gilaku muncul lagi. Kusingkirkan selimut. Kemudian perlahan-lahan kuturunkan retsliting jaketnya. Aku kaget dia ternyata hanya memakai BH di dalamnya. Dia rupanya terbangun juga dan tidak menolak ketika kulepas jaketnya. Bahkan dia melepas jaketku sehingga kedua payudaraku yang tadi kututupi jaket sekarang sudah telanjang. Dia melentangkanku dan dihisapnya kedua payudaraku bergantian. Aku merasakan kehangatan. Mulutnya kemudian naik dan mencium bibirku sambil dia melepas BH-nya. Aku lalu meremas kedua payudaranya begitu juga dengannya. Kemudian di tidur di atasku dan berpelukan.
Kami bergulingan ke atas ke bawah sampai kami tidak merasakan kedinginan lagi bahkan berkeringat. Vaginaku mulai basah sehingga ketika dia di bawahku aku lalu duduk dan melepas retsliting celananya. Dia mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh dan langsung dipeluknya sambil dia berkata bahwa dia tidak mau bertindak lebih jauh lagi. Aku memakluminya dan kami akhirnya tidur berpelukan sampai pagi dan tidak merasakan dingin lagi. Keesokan harinya rombongan kami pulang kembali ke kota.
Beberapa hari kemudian, aku yang tidak dapat menahan nafsu untuk bercumbu lagi datang ke tempat kostnya. Kulihat di balik kaos putih tipisnya dia tidak mengenakan BH. Kutanya kenapa dia tidak memakai BH. Dia menjawab bahwa BH-nya basah semua. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku duduk mendekatinya dan kuremas kedua payudaranya. Dia mendesah yang kusambut dengan ciuman di bibirnya. Dia mendorongku dan memintaku untuk tidak kurang ajar. Aku takut dia akan menjerit dan terdengar dari luar kamar kostnya. Tapi dia kelihatanya juga kasihan padaku. Sambil dia melepas kaosnya dia mengijinkanku mencumbunya untuk yang terakhir kalinya.
Dia lalu tidur dan aku mulai melepas seluruh pakaianku. Ketika aku ingin melepas CD, dia melarangnya. Aku turuti larangannya. Kemudian kucium bibirnya sambil kuremas kedua payudaranya. Dia juga meremas kedua payudaraku dan salah satu tangannya kemudian turun ke bawah ke pantatku dan diremasnya pantatku. Aku disuruhnya berdiri dan dia dari belakang memelukku dan tangan kirinya meremas kedua payudaraku bergantian sedangkan tangan kanannya masuk ke CD-ku. Jarinya masuk ke vaginaku yang sudah basah serta mengocok vaginaku perlahan-lahan.

Dia kemudian berlutut di hadapanku dan melepas CD-ku. Dijilatinya vaginaku yang sudah basah. Salah satu tanganku menekan kepalanya dan tanganku yang satunya lagi meremas kedua payudaraku sendiri bergantian. Aku mendesah berkali-kali ketika jarinya mengocok vaginaku sambil dijilatinya cairan yang keluar dari vaginaku. Mulutnya kemudian naik ke atas dan menghisap kedua payudaraku sedangkan kedua tangannya melepas CD-nya sendiri.
Setelah itu mulutnya naik ke atas lagi dan mencium bibirku yang juga kubalas dengan jilatan lidah. Sedangkan kedua vagina kami yang basah saling menempel. Tangannya menekan pantatku sehingga kami berpelukan sambil berciuman, berjilat-jilatan, kedua payudara dan vagina saling menempel ditambah dengan jarinya yang keluar masuk ke pantatku yang kubalas dengan jariku yang juga keluar masuk ke pantatnya. Aku tidak mengira Chintya akan sejauh ini. Aku menikmatinya sampai beberapa menit sampai kami terkulai lemas.
Demikian pengalamanku bercumbu dengan Chintya meskipun kemudian dia tidak mau lagi bercumbu denganku. Dia katanya mau hidup normal dan hanya menganggapku sebagai teman. Pengalamanku bercumbu dengan sesama wanita ini masih berlanjut di “AKU, AMBAR DAN ULLY”.
TAMAT
-

Majalah Dewasa Edisi Beiby Putri
Duniabola99.org– Beiby Putri adalah model yang sudah tidak asing lagi di jagad model majalah Pria. Wajah Cantik dan tubuh seksi membuat Beiby Putri dengan mudah tampil di beberapa majalah di Indonesia. Untuk Majalah Gress Beiby Putri juga sudah tampil lebih dari sekali di Majalah Gress.
Berikut ini foto dari Beiby Putri di majalah Gress.


























































































































