• Cerita Dewasa Satu lobang rame-rame

    Cerita Dewasa Satu lobang rame-rame


    1862 views

    Cerita Seks Terbaru – Sebut saja namaku Lila, umurku 16 tahun, kelas 2 SMA. Sebagai anak SMA, tinggiku relatif sedang, 165 cm, dengan berat 48 kg, dan cup bra 36B. Untuk yang terakhir itu, aku memang cukup pede. Walau sebenarnya wajahku cukup manis (bukannya sombong, itu kata teman-temanku…) aku sudah lumayan lama menjomblo, 1 tahun. Itu karena aku amat selektif memilih pacar… enggak mau salah pilih kayak yang terakhir kali.

    Di sekolah aku punya teman akrab namanya Stella. Dia juga lumayan cantik, walau lebih pendek dariku, tapi dia sering banget gonta-ganti pacar. Stella memang sangat menarik, apalagi ia sering menggunakan seragam atau pakaian yang minim… peduli amat kata guru, pesona jalan terus!

    Saat darmawisata sekolah ke Cibubur, aku dan dia sekamar, dan empat orang lain. Satu kamar memang dihuni enam orang, tapi sebenarnya kamarnya kecil bangeeet… aku dan Stella sampai berantem sama guru yang mengurusi pembagian kamar, dan alhasil, kami pun bisa memperoleh villa lain yang agak lebih jauh dari villa induk. Disana, kami berenam tinggal dengan satu kelompok cewek lainnya, dan di belakang villa kami, hanya terpisah pagar tanaman, adalah villa cowok.

    “Lil, lo udah beres-beres, belum?” tanya Stella saat dilihatnya aku masih asyik tidur-tiduran sambil menikmati dinginnya udara Cibubur, lain dengan Jakarta.
    “Belum, ini baru mau.” Jawabku sekenanya, karena masih malas bergerak.
    “Nanti aja, deh. Kita jalan-jalan, yuk,” ajak Stella santai.

    “Boljug…” gumamku sambil bangun dan menemaninya jalan-jalan. Kami berkeliling melihat-lihat pasar lokal, villa induk, dan tempat-tempat lain yang menarik. Di jalan, kami bertemu dengan Rio, Adi, dan Yudi yang kayaknya lagi sibuk bawa banyak barang.
    “Mau kemana, Yud?” sapa Stella.

     

    “Eh, Stel. Gue ama yang lain mau pindahan nih ke villa cowok yang satunya, villa induk udah penuh sih.” Rio yang menjawab. “Lo berdua mau bantu, nggak? Gila, gue udah nggak kuat bawa se-muanya, nih.” Pintanya memelas.
    “Oke, tapi yang enteng ajaaa…” jawabku sambil mengambil alih beberapa barang ringan. Stella ikut meringankan beban Adi dan Yudi.
    Sampai di villa cowok, aku bengong. Yang bener aja, masa iya aku dan Stella harus masuk ke sana? Akhirnya aku dan Stella hanya mengantar sampai pintu. Yudi dan Adi bergegas masuk, sementara Rio malah santai-santai di ruang tamu. “Masuk aja kali, Stel, Lil.” Ajaknya cuek.
    “Ngng… nggak usah, Yud.” Tolakku. Stella diam aja.
    “Stella! Sini dong!” terdengar teriakan dari dalam. Aku mengenalinya sebagai suara Feri.
    “Gue boleh masuk, ya?” tanya Stella sambil melangkah masuk sedikit.
    “Boleh doooong!!” terdengar koor kompak anak cowok dari dalam. Stella langsung masuk, aku tak punya pilihan lain selain mengikutinya.
    Di dalam, anak-anak cowok, sekitar delapan orang, kalo Rio yang diluar nggak dihitung, lagi asyik nongkrong sambil main gitar. Begitu melihat kami, mereka langsung berteriak girang, “Eh, ada cewek!! Serbuuuuu!!” Serentak, delapan orang itu maju seolah mau mengejar kami, aku dan Stella langsung mundur sambil tertawa-tawa. Aku langsung mengenali delapan orang itu, Yudi, Adi, Feri, Kiki, Dana, Ben, Agam, dan Roni. Semua dari kelas yang berbeda-beda.

    Tak lama, aku dan Stella sudah berada di antara mereka, bercanda dan ngobrol-ngobrol. Stella malah dengan santai tiduran telungkup di kasur mereka, aku risih banget melihatnya, tapi diam aja. Entah siapa yang mulai, banyak yang menyindir Stella.
    “Stell… nggak takut digrepe-grepe lu di atas sana?” tanya Adi bercanda.
    “Siapa berani, ha?” tantang Stella bercanda juga. Tapi Kiki malah menanggapi serius, tangannya naik menyentuh bahu Stella. Cewek itu langsung mem*kik menghindar, sementara cowok-cowok lain malah ribut menyoraki. Aku makin gugup.
    “Stell, bener ya kata gosip lo udah nggak virgin?” kejar Roni.
    “Kata siapa, ah…” balas Stella pura-pura marah. Tapi gayanya yang kenes malah dianggap seb-agai anggukan iya oleh para cowok. “Boleh dong, gue juga nyicip, Stell?” tanya Dio.
    Stella diam aja, aku juga tambah risih. Apalagi pundak Feri mulai ditempelkan ke pundakku, dan entah sengaja atau tidak, tangan Agam menyilang di balik punggungku, seolah hendak merangkul. Bingung karena diimpit mereka, aku memutuskan untuk tidak bergerak.

    “Gue masih virgin, Lila juga… kata siapa itu tadi?” omel Stella sambil bergerak untuk turun dari kasur. Tapi ditahan Roni. “Gitu aja marah, udah, kita ngobrol lagi, jangan tersinggung.” Bujuknya sambil mengelus-elus rambut Stella. Aku tahu Stella dulu pernah suka sama Roni, jadi dia membi-arkan Roni mengelus rambut dan pundaknya, bahkan tidak marah saat dirangkul pinggangnya.
    “Lil, lo mau dirangkul juga sama gue?” bisik Agam di telingaku. Rupanya ia menyadari kalau aku memperhatikan tangan Roni yang mengalungi pinggang Stella. Tanpa menunggu jawaban, Agam memeluk pinggangku, aku kaget, namun sebelum protes, tangan Feri sudah menempel di pahaku yang terbungkus celana selutut, sementara pelukan Agam membuatku mau tak mau berbaring di dadanya yang bidang. Teriakan protes dan penolakanku tenggelam di tengah-tengah sorakan yang lain. Rio bahkan sampai masuk ke kamar karena mendengar ribut-ribut tadi.
    “Gue juga mau, dong!” Yudi dan Kiki menghampiri Stella yang juga lagi dipeluk Roni, sementara Adi, Ben, dan Rio menghampiriku. Berbeda denganku yang menjerit ketakutan, Stella malah kelihatan keenakan dipeluk-peluki dari berbagai arah oleh cowok-cowok yang mulai kegirangan itu.

    “Jangan!” teriakku saat Rio mencium pipi, dan mulai merambah bibirku. Sementara Ben menjilati leherku dan tangannya mampir di dada kiriku, meremas-remasnya dengan gemas sampai aku ke-gelian. Kurasakan genggaman kuat Feri di dada kananku, sementara Adi menjilati pusarku. Terny-ata mereka telah mengangkat kaosku sampai sebatas dada. Aku menjerit-jerit memohon supaya mereka berhenti, tapi sia-sia. Kulirik Stella yang sedang mendapat perlakuan sama dari Roni, Yudi, dan Kiki, bahkan Dana telah melucuti celana jins Stella dan melemparnya ke bawah kasur.
    Lama-kelamaan, rasa geli yang nikmat membungkus tubuhku. Percuma aku menjerit-jerit, akhir-nya aku pasrah. Melihatnya, Agam langsung melucuti kaosku, dan mencupang punggungku. Feri dan Rio bahkan sudah membuka seluruh pakaian mereka kecuali celana dalam. Aku kagum juga melihat dada Feri yang bidang dan harumnya khas cowok. Aku hanya bisa terdiam dan meringis nikmat saat dada bidang itu mendekapku dan menciumi bibirku dengan ganas. Aku membalas ciu-man Feri sambil menikmati bibir Adi yang tengah mengulum payudaraku yang ternyata sudah terl-epas dari pelindungnya. Vaginaku terasa basah, dan gatal. Seolah mengetahuinya, Rio membuka celanaku sekaligus CDku sehingga aku langsung bugil. Agak risih juga dipandangi dengan begitu liar dan berhasrat oleh cowok-cowok itu, tapi aku sudah mulai keenakan.


    “Ssshh…. aaakhh…” aku mendesis saat Adi dan Ben melumat payudaraku dengan liar. “Mmmh, toket lo montok banget, Liiiil…” gumam Ben. Aku tersenyum bangga, namun tidak lama, karena aku langsung menjerit kecil saat kurasakan sapuan lidah di bibir vaginaku. “Cihuy… Lila emang masih perawan…” Agam yang entah sejak kapan sudah berada di daerah rahasiaku menyeringai. “Akkkhh… jangan Gam…” desahku saat kurasakan kenikmatan yang tiada tara.

    “Gue udah kebelet, niih… gue perawanin ya, Lil…” Tak terasa, sesuatu yang bundar dan keras menyusup ke dalam vaginaku, ternyata penis Agam sudah siap untuk bersarang disana. Aku men-desah-desah diiringi jeritan kesakitan saat ia menyodokku dan darah segar mengalir. “Sakiiit…” erangku. Agam menyodok lagi, kali ini penisnya sudah sepenuhnya masuk, aku mulai terbiasa, dan ia pun langsung menggenjot dan menyodok-nyodok. Aku mengerang nikmat.
    “Ssshh… terusss… yaaa, akh! Akh! Nikmat, Gam! Teruuss… sayang, puasin gue… Akkkhh…”

    Sementara pantat Agam masih bergoyang, cowok-cowok lain yang sudah telanjang bulat juga mulai berebutan menyodorkan penis mereka yang sudah tegang ke bibirku.
    “Gue dulu ya, Lil… nih, lu karaoke,” ujar Rio sambil menyodokkan penisnya ke dalam mulutku. Aku agak canggung dan kaget menerimanya, tapi kemudian aku mulai mengulumnya dan mempe-rmainkan lidahku menjelajahi barang Rio. Ia mendesah-desah keenakan sambil merem-melek. Sementara Ben masih menikmati buah dadaku, Adi nampaknya sudah mulai beranjak ke arah Stella yang dikerubuti dan digenjot juga sama sepertiku. Bedanya, kulihat Stella sudah nungging, ala doggy style, penis Dana tengah menggenjot vaginanya dan toketnya yang menggantung sedang dilahap oleh Kiki, sementara mulutnya mengoral penis Yudi. Stella nampak amat menikm-atinya, dan cowok-cowok yang mengerumuninya pun demikian. Beberapa saat kemudian, kulihat Dana orgasme, dan kemudian Rio yang keenakan barangnya kuoral juga orgasme dalam mulutku, aku kewalahan dan hampir saja memuntahkan cairannya.

    Mendadak, kurasakan vaginaku banjir, ternyata Agam sudah orgasme dan menembakkan sper-manya di dalam vaginaku, cowok itu terbaring lemas di sampingku, untuk beberapa menit, kukira ia tidur, tapi kemudian ia bangun dan menciumi pusarku dengan penuh nafsu. Kini, vaginaku suda-h diisi lagi dengan penis Beni. Penisnya lebih besar dan menggairahkan, sehingga membuat mata-ku terbelalak terpesona. Beni menyodokkan penisnya dengan pelan-pelan sebelum mulai mengg-enjotku, rasanya nikmat sekali seperti melayang. Kedua kakiku menjepit pinggangnya dan bongka-han pantatku turut bergoyang penuh gairah. Kubiarkan tubuhku jadi milik mereka.

    “Akkkhh…. ssshh… terus, teruuusss sayaaang… akh, nikmat, aaahhh…” erangku keenakan. Tok-etku yang bergoyang-goyang langsung ditangkap oleh mulut dan tangan Rio. Ia memainkan puting susuku dan mencubit-cubitnya dengan gemas, aku semakin berkelojotan keenakan, dan meracau tidak jelas, “Akkkhh… teruuuss… entot gue, entooott gue teruuss! Gue milik luu… aakhh…!!”
    “Iya sayyyaangg… gue entot lu sampe puasss…” sahut Ben sambil mencengkeram pantatku dan mempercepat goyangan penisnya. Rio juga semakin lahap menikmati gunung kembarku, menjilat, menggigit, mencium, seolah ingin menelannya bulat-bulat, dan sebelum aku sempat meracau lagi, Agam telah mendaratkan bibirnya di bibirku, kami saling berpagutan penuh gairah, melilitkan lidah dengan sangat liar, dan klimaksnya saat gelombang kenikmatan melandaku sampai ke puncaknya.

    “Aaakkhh…. gue mau…!” Belum selesai ucapanku, aku langsung orgasme. Ben menyusul beber-apa saat kemudian, dan vaginaku benar-benar banjir. Tubuh Ben langsung jatuh dengan posisi penisnya masih dalam jepitan vaginaku, ia memeluk pinggangku dan menciumi pusarku dengan lemas. Sementara aku masih saja digerayangi oleh Agam yang tak peduli dengan keadaanku dan meminta untuk dioral, dan Rio yang menggosok-gosokkan penisnya di toketku dengan nikmat.

    Beberapa saat kemudian, Agam pun orgasme lagi. Agam jatuh dengan posisi wajah tepat di sampingku, sementara Rio tanpa belas kasihan memasukkan penisnya ke vaginaku, dan mengge-njotku lagi sementara aku berciuman penuh gairah dengan Agam. Selang beberapa saat Rio org-asme dan jatuh menindihku dengan penis masih menancap, ia memelukku mesra sebelum kemud-ian tertidur. Aku sempat mendengar erangan nikmat dari arah Stella, sebelum akhirnya benar-benar tertidur kecapekan, membiarkan Beni dan Agam yang masih menciumi sekujur tubuhku.
    Selama tiga hari kami disana, kami selalu melakukannya setiap ada kesempatan. Sudah tak ter-hitung lagi berapa kali penis mereka mencumbu vaginaku, namun aku menikmati itu semua. Bahk-an, bila tak ada yang melihat, aku dan Stella masih sering bermesraan dengan salah satu dari mereka, seperti saat aku berpapasan dengan Agam di tempat sepi, aku duduk di pangkuannya sementara tangannya menggerayangi dadaku, dan bibirnya berciuman dengan bibirku, dan penis-nya menusuk-nusukku dari bawah. Sungguh pengalaman yang mendebarkan dan penuh nikmat—tubuhku ini telah digauli dan dimiliki beramai-ramai, namun aku malah ketagihan.

  • Kisah Asmara Satu Kantor

    Kisah Asmara Satu Kantor


    1943 views

    Duniabola99.org – Seperti hal lainnya dalam satu perusahaan tidak hanya orang pribumi yang bekerja tetapi ada orang asing di dalamnya, entah dalam bidang teknik , tenaga ahli dsb, kebanyakan di perusahaan tersebut untuk orang asingnya orang orang Pakistan dan orang india,

     

    Telah menjadi kebiasaan di kantor Delia di lantai 25, apabila tiap jam istirahat, yaitu dari jam 12 sampai jam 2 siang, maka para karyawan termasuk para pimpinan perusahaan keluar makan siang sehingga suasana di lantai 25 sangat sepi, cuma ditunggui oleh satpam yang duduk di depan pintu luar dekat lift, sambil juga bertindak sebagai operator sementara tiap jam istirahat.

    Akan tetapi telah menjadi kebiasaan sejak Delia mulai bekerja di kantor tersebut 4 bulan lalu, Delia lebih sering istirahat sambil makan makanan yang dibawa dari rumahnya, di ruang kerjanya sendirian. Hal ini rupanya telah sejak lama diperhatikan oleh Pak Goni Singh, salah seorang tenaga ahli berasal dari India, yang bekerja di lantai 26.

    Pak Goni sering turun melalui tangga apabila ia pergi ke bagian pemasaran yang terletak di ruangan sebelah barat di lantai 25, sedangkan ruangan daerah Delia bekerja & tangga penghubung terletak di ujung sebelah Timur lantai 25. Pak Goni sangat tertarik melihat Delia, karena Delia yang berumur 28 tahun, merupakan seorang wanita Jawa, yang sangat cantik.

    Dapat digambarkan sosok Delia merupakan wanita bertampang Jawa, yang sangat cantik & manis, dgn kulit agak kuning langsat, tinggi badan sekitar 165 cm, potongan muka manis, agak memanjang dgn rambut hitam bergelombang terurai sampai bahu. Badannya tinggi semampai dapat dikatakan kurus dgn berat badan sekitar 47 kg, dadanya agak rata cuma terlihat tonjolan buah dadanya yang kecil, sedangkan pinggangnya amat langsing dgn perut yang rata, pinggulnya serasi dgn pantatnya yang kecil tapi padat.

    Tungkai pacuma & kakinya terlihat panjang serasi dgn bentuk badannya. Apabila berjalan badannya terlihat sangat gemulai & pembawaan Delia terlihat sangat kalem malah dapat dikatakan malu-malu.

    Pak Goni sendiri merupakan seorang pria berumur mendekati 40 tahun, bekulit gelap dgn badan tinggi 178 cm & besar, sedangkan kedua tangannya kekar terlihat berbulu lebat, apalagi pada bagian dada & kakinya. Kedua pacuma terlihat sangat gempal.

    Delia memang agak risih juga terhadap Pak Goni, karena tiap kali Pak Goni lewat depan ruangannya, Pak Goni selalu melirik & melempar senyum kepada Delia & kalau kebetulan Delia tidak melihat keluar, maka Pak Goni akan mendehem atau membuat gerakan-gerakan yang menimbulkan suara, sehingga Delia akan terpancing untuk melihat keluar.

    Delia agak ngeri juga melihat tampang Pak Goni yang berewokan itu dgn badannya yang gelap & tinggi besar. Delia telah mempunyai pacar, yang orang Jawa juga & badan pacarnya agak ceking & tidak terlalu tinggi, kurang lebih sama tingginya dgn Delia.

    Sampai pada suatu hari, pada hari itu Delia ke kantor mengenakan baju terusan mini berwarna coklat muda yang memakai kancing depan dari atas sampai batas perut. Seperti biasa tepat jam 12 siang, para karyawan & boss di lantai 25 telah pada keluar kantor, sehingga di lantai 25 cuma tinggal Delia sendiri yang sedang makan siang di ruangannya.

    Tiba-tiba Pak Goni melintas di depan ruangan Delia & terus menuju ke bagian ruangan sebelah barat. Tapi seluruh lantai 25 ternyata kosong, semua karyawan telah keluar makan siang. Begitu melintas di pintu keluar satu-satunya yang menuju lift, Pak Goni memutar kunci pada pintu keluar yang tertutup.

    Setelah itu Pak Goni kembali menuju ke ruangan Delia yang terletak di ujung Timur itu. Secara perlahan-lahan Pak Goni mendekati ruangan Delia & mengintip ke dalam, Delia sedang duduk membelakangi pintu menghadap ke jendela kaca sambil makan.

    Secara perlahan-lahan Pak Goni masuk ke dalam ruangan kerja Delia & langsung mengunci pintunya dari dalam. Mendengar suara pintu terkunci Delia menoleh ke belakang dan, tiba-tiba mukanya menjadi pucat. ia segera berdiri dari daerah duduknya sambil berkata,

    “Sir, apa-apaan ini, kenapa anda masuk ke ruangan saya & mengunci pintunya?”, tapi Pak Goni cuma memandang Delia dgn tersenyum tanpa berkata apa-apa. Delia semakin panik & berkata, “Harap anda segera keluar atau saya akan berteriak!”.

    Tapi dgn kalem Pak Goni berkata, “silakan saja nona manis.., apabila anda mau menimbulkan skandal & tiap orang di gedung ini akan mempergunjingkan kamu selama-lamanya”. Mendengar itu Delia yang pada dasarnya agak pemalu menjadi ngeri juga akan akibatnya apabila ia berteriak. Bagaimana ia akan menaruh mukanya di hadapan teman-temannya sekantor apabila terjadi skandal.

    Sementara Delia berada dalam keadaan ragu-ragu, dgn cepat Pak Goni berjalan medekat ke arah Delia & karena ruangan kerja Delia yang sempit itu, begitu Delia akan mundur untuk menghindar, ia langsung kepepet pada meja kerja yang berada di belakangnya.

    Dgn cepat kedua tangan Pak Goni yang penuh dgn bulu tersebut memeluk badan Delia yang ramping & mendekap Delia ke tubuhnya. Karena badan Delia yang sangat langsing & dapat dikatakan tinggi kurus itu, lelaki tersebut merasakan seakan-akan memeluk kapas & sangat ringkih sehingga harus diperlakukan dgn sangat lembut & hati-hati.

    Pak Goni memegang kedua lengan bagian atas Delia dekat bahu, sambil mendorong badan Delia hingga tersandar pada meja kerja, kemudian Pak Goni mengangkat badan Delia dgn gampang & sangat hati-hati & mendudukkannya di atas meja kerja Delia, kemudian kedua tangan Delia diletakan di belakang badan Delia & dipegang dgn tangan kirinya.

    Badan Pak Goni dirapatkan diantara kedua kaki Delia yang tergantung di tepi meja & paha Pak Goni yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja sehingga kedua paha Delia terbuka. Tangan kiri Pak Goni yang memegang kedua tangan Delia di belakang badan Delia ditekan pada bagian pantat Delia ke depan, sehingga badan Delia yang sedang duduk di tepi meja, terdorong & kemaluan Delia melekat rapat pada paha sebelah kiri Pak Goni yang berdiri menyamping di depan Delia.

    Tangan kanan Pak Goni yang bebas dgn cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju terusan yang dikenakan Delia. Badan Delia cuma bisa menggeliat-geliat, “Jangan…, jangan lakukan itu!, stoooppp…, stoopppp”, akan tetapi Pak Goni tetap melanjutkan aksinya itu. Sebentar saja baju bagian depan Delia telah terbuka, sehingga kelihatan dadanya yang kecil mungil itu ditutupi dgn BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya.

    Perutnya yang rata & mulus itu terlihat sangat mulus & merangsang. Tangan kanan Pak Goni bergerak ke belakang badan Delia & membuka pengait BH Delia. Kemudian Pak Goni menarik ke atas BH Delia dan…, sekarang terpampang kedua buah dada Delia yang kecil mungil sangat mulus dgn putingnya yang coklat muda agak tegang naik turun dgn cepat karena nafas Delia yang tidak teratur.

    “Oooohh…, ooohh…, jaanggaannn…, jaannnggaann!”. Erangan Delia tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah mulut Pak Goni mulai mencium belakang telinga Delia & lidahnya bermain-main di dalam kuping Delia. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan Delia menggeliat-geliat & tak terasa Delia mulai terangsang juga oleh permainan Pak Goni ini.

    Mulut Pak Goni berpindah & melumat bibir Delia dgn ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut Delia & menggelitik-gelitik lidah Delia. “aahh…, hmm…, hhmm”, terdengar suara mengguman dari mulut Delia yang tersumbat oleh mulut Pak Goni.

    Badan Delia yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Pak Goni sekarang berpindah & mulai menjilat-jilat dari dagu Delia turun ke leher, kepala Delia tertengadah ke atas & badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah Pak Goni, toketnya yang kecil mungil tapi bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arah lelaki India tersebut.

    Pak Goni langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah toket Delia, mulutnya menciumi & mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada Delia yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut Pak Goni.

    Buah dada Delia yang kecil mungil itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Pak Goni yang mulai mengisap-isapnya dgn lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah dada Delia yang segera bereaksi menjadi keras.

    Terasa sesak napas Delia menerima permainan Pak Goni yang lihai itu. Badan Delia terasa makin lemas & dari mulutnya terus terdengar erangan,

    “Sssshh…, ssssshh…, aahh…, aahh…, ssshh…, sssshh…, jangaann…, diiteeruussiinn”, mulut Pak Goni terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap & mejilat-jilat kedua puting buah dada Delia secara bergantian selama kurang lebih lima menit.

    Badan Delia benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah & kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan Delia tersentak, karena ia merasakan tangan Pak Goni mulai mengelus-elus pacuma yang terbuka karena baju mininya telah terangkat sampai pangkal pahanya.

    Delia mencoba menggeliat, badan & kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan & kedua tangannya terkunci oleh Pak Goni, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa, yang cuma dapat dilakukan oleh Delia merupakan cuma mengerang, “Jaanngaannnn…, jaannngggannn…, diitteeerruusiin”, akan tetapi suaranya semakin lemah saja.

    Melihat kondisi Delia seperti itu, Pak Goni yang telah berpengalaman, yakin bahwa wanita ayu ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Pak Goni makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha Delia yang mulus itu & secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir kemaluan Delia.

    Segera badan Delia tersentak dan, “aahh…, jaannggaan!”, mula-mula cuma ujung jari telunjuk Pak Goni yang mengelus-elus bibir kemaluan Delia yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Pak Goni menarik CD Delia & memaksanya lepas dari pantatnya & meluncur keluar di antara kedua kaki Delia.

    Delia tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatan Pak Goni ini. Sekarang Delia dalam posisi duduk di atas meja dgn tidak memakai CD & kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas.

    Muka Delia yang ayu terlihat merah merona dgn matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.

    Kelihatan perasaan putus asa & pasrah sedang melanda Delia, disertai dorongan birahinya yang tak terbendung melandanya. Melihat ekspresi muka Delia yang tak berdaya seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut.

    Pak Goni melihat ke arah jam yang berada di dinding, pada saat itu baru menunjukan pukul 12.30, berarti ia masih punya waktu kurang lebih satu setengan jam untuk menuntaskan nafsunya itu. Pada saat itu Pak Goni telah yakin bahwa ia telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terakhir saja.

    Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Pak Goni, dgn tetap mengunci kedua tangan Delia, tangan kanannya mulai membuka kancing & retsliting celananya, setelah itu ia melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dgn CD-nya.

    Pada saat CD-nya terlepas, maka senjata Pak Goni yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dgn perkasa. Pak Goni agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Delia benda yang sedang mengangguk-angguk itu, badan Delia tiba-tiba menjadi tegang & mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu.

    Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dgn urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dgn besarnya kurang lebih 6 cm & kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari mulut Delia terdengar jeritan tertahan, “Iiihh”, disertai badannya yang merinding.

    Delia belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Delia merasa ngeri. “Bisa jebol milikku dimasuki benda itu”, gumannya dalam hati. Namun Delia tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu.

    Pak Goni menatap muka Delia yang sedang terpesona dgn mata terbelalak & mulut setengah terbuka itu, “Kau Cantik sekali Delia…”, gumam Pak Goni mengagumi kecantikan Delia.

    Kemudian dgn lembut Pak Goni menarik tubuh Delia yang lembut itu, sampai terduduk di pinggir meja & sekarang Pak Goni berdiri menghadap langsung ke arah Delia & karena yakin bahwa Delia telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya yang memegang kedua tangan Delia, dilepaskannya & langsung kedua tangannya memegang kedua kaki Delia, bahkan dgn gemas ia mementangkan kedua belah paha Delia lebar-lebar.

    Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan Delia yang telah terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua tangannya telah bebas, tapi Delia tidak bisa berbuat apa-apa karena di samping badan Pak Goni yang besar, Delia sendiri merasakan badannya amat lemas serta panas & perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu sensasi yang mengila, apalagi melihat tubuh Pak Goni yang besar berbulu dgn kemaluannya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dgn pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu.

    Sambil memegang kedua paha Delia & merentangkannya lebar-lebar, Pak Goni membenamkan kepalanya di antara kedua paha Delia. Mulut & lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluan Delia yang yang masih rapat, tertutup rambut halus itu.

    Delia cuma bisa memejamkan mata, “Ooohh…, nikmatnya…, ooohh!”,

    Delia menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian.

    “Ooooohh…, hhmm!”, terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. “Paakkk…, aku tak tahan lagi…!”, Delia memelas sambil menggigit bibir.

    Sungguh Delia tidak bisa menahan lagi, ia telah diliputi nafsu birahi, perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh orang India yang kasar itu dgn gampang & perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan Pak Goni yang telah bepengalaman itu.

    Namun rupanya lelaki India itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat Delia telah mulai merespon atas cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Delia, kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada & mengelus-elus serta meremas-remas kedua toket Delia dgn sangat bernafsu.

    Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Pak Goni ini, Delia benar-benar sangat kewalahan & kemaluannya telah sangat basah kuyup. “Paakkk…, aakkhh…, aakkkhh!”, Delia mengerang halus, kedua pacuma yang jenjang mulus menjepit kepala Pak Goni untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambut Pak Goni keras-keras.

    Kini Delia tak peduli lagi akan bayangan pacarnya & kenyataan bahwa lelaki India itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan & pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Wanita ayu yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan laki-laki India yang dapat membangkitkan gairahnya.

    Tiba-tiba Pak Goni melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depan Delia yang masih terduduk di tepi meja, ditariknya Delia dari atas meja & kemudian Pak Goni gantian bersandar pada tepi meja & kedua tangannya menekan bahu Delia ke bawah, sehingga sekarang posisi Delia berjongkok di antara kedua kaki berbulu Pak Goni & kepalanya tepat sejajar dgn bagian bawah perutnya. Delia telah tahu apa yang diinginkan Pak Goni, namun tanpa sempat berpikir lagi, tangan Pak Goni telah meraih belakang kepala Delia & dibawa mendekati kejantanan Pak Goni, yang sungguh luar biasa itu.

    Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Delia, kepala kontol Pak Goni telah terjepit di antara kedua bibir mungil Delia, yang dgn terpaksa dicobanya membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu Delia mulai mengulum alat vital Pak Goni ke dalam mulutnya, hingga membuat lelaki India itu melek merem keenakan.

    Benda itu cuma masuk bagian kepala & sedikit batangnya saja ke dalam mulut Delia yang kecil, itupun telah terasa penuh benar. Delia hampir sesak nafas dibuatnya. Kelihatan Delia bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutnya. Terasa benar kepala itu bergetar hebat tiap kali lidah Delia menyapu kepalanya.

    Beberapa saat kemudian Pak Goni melepaskan diri, ia mengangkat badan Delia yang terasa sangat ringan itu & membaringkan di atas meja dgn pantat Delia terletak di tepi meja, kaki kiri Delia diangkatnya agak melebar ke samping, di pinggir pinggang lelaki tersebut.

    Kemudian Pak Goni mulai berusaha memasuki tubuh Delia. Tangan kanan Pak Goni menggenggam batang kontolnya yang besar itu & kepala kontolnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada clitoris & bibir kemaluan Delia, hingga Delia merintih-rintih kenikmatan & badannya tersentak-sentak. Pak Goni terus berusaha menekan senjatanya ke dalam kemaluan Delia yang memang telah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran kontol Pak Goni yang besar itu.

    Pelahan-lahan kepala kontol Pak Goni itu menerobos masuk membelah bibir kemaluan Delia. Saat kepala kontol lelaki India itu menempel pada bibir kemaluannya, Delia merasa kaget saat menyadari saluran memeknya ternyata panas & basah. Ia berusaha memahami kondisi itu, namun semua pikirannya segera lenyap, saat lelaki itu memainkan kepala kontolnya pada bibir kemaluannya yang menimbulkan suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhnya.

    Dalam keadaan Delia yang sedang gamang & gelisah itu, dgn kasar Pak Goni tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Delia, rambut lebat pada pangkal kontol lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas & bibir kemaluan Delia yang makin membuatnya kegelian, sedangkan seluruh batang kontolnya amblas ke dalam liang memek Delia.

    Dgn tak kuasa menahan diri, dari mulut Delia terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh”, disertai badannya yang tertekuk ke atas & kedua tangan Delia mencengkeram dgn kuat pinggang Pak Goni. Perasaan sensasi luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diri Delia, hingga badannya mengejang beberapa detik.

    Pak Goni cukup mengerti keadaan Delia, saat ia selesai memasukkan seluruh batang kontolnya, ia memberi kesempatan kemaluan Delia untuk bisa menyesuaikan dgn kontolnya yang besar itu. Delia mulai bisa menguasai diri. Beberapa saat kemudian Pak Goni mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul lelaki India itu bergerak dgn kecepatan tinggi diantara kedua paha halus wanita ayu tersebut.

    Delia berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuhnya bergetar & terlonjak dgn hebat akibat dorongan & tarikan kontol lelaki tersebut pada kemaluannya, giginya bergemeletuk & kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja.

    Delia mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar & melihat wajah gelap lelaki India yang sedang menatapnya, dgn takjub. Delia berusaha bernafas & …:” “Paak…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara pria tersebut terus menyetubuhinya dgn ganas.

    Delia sungguh tak kuasa untuk tidak merintih tiap kali Pak Goni menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang memeknya, sungguh membuat Delia melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah ia alami.

    Tiap kali Pak Goni menarik kontolnya keluar, Delia merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar dari tubuhnya & pada gilirannya Pak Goni menekan masuk kontolnya ke dalam memek Delia, maka klitoris Delia terjepit pada batang kontol Pak Goni & terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dgn batang kontol Pak Goni yang berurat itu.

    Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Delia menggeliat & terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dgn kata-kata.

    Lelaki tersebut terus menyetubuhi Delia dgn cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dgn terus bermain-main pada bagian dada Delia & meremas-remas kedua toket Delia secara bergantian. Delia dapat merasakan puting susunya telah sangat mengeras, runcing & kaku.

    Delia bisa melihat bagaimana batang kontol yang hitam besar dari lelaki India itu keluar masuk ke dalam liang kemaluannya yang sempit. Delia selalu menahan nafas saat benda itu menusuk ke dalamnya. Kemaluannya hampir tidak dapat menampung ukuran kontol Pak Goni yang super besar itu.

    Delia menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia berharap lelaki India itu segera mencapai klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong & kakinya mati rasa.

    Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dgn memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Pak Goni terus menyetubuhinya & tidak juga mencapai klimaks.

    Lalu tiba-tiba Delia merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan saat bersetubuh dgn pacarnya, rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak dalam kenikmatan.

    Delia merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan air, dgn gleiser di dalam memeknya yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya. Saat itu ia tahu dgn pasti, ia akan kehilangan kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. Ia ingin menangis karena tidak ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu perkosaan itu.

    Ia yakin sebentar lagi ia akan ditaklukan secara total oleh monster India itu. Jari-jarinya dgn keras mencengkeram tepi meja, ia menggigit bibirnya, memohon akal sehatnya yang telah kacau balau untuk mengambil alih & tidak membiarkan memeknya menyerah dalam suatu penyerahan total.

    Delia berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak memikirkan percumbuan lelaki tersebut yang luar biasa. Akan tetapi…, tidak bisa, ini terlalu nikmat…, proses menuju klimaks rasanya tidak dapat terbendung lagi.

    Orgasmenya tinggal beberapa detik lagi, dgn sisa-sisa kesadaran yang ada Delia masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini merupakan suatu pemerkosaan yang brutal yang sedang dialaminya & tak pantas kalau ia turut menikmatinya, akan tetapi bagian dalam memeknya menghianatinya dgn mengirimkan signal-signal yang sama sekali berlawanan dgn keinginannya itu, Delia merasa sangat tersiksa karena harus menahan diri.

    Akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat apa menahan diri?, Supaya membuat laki-laki ini puas atau menang?, persetan, akhirnya Delia membiarkan diri terbuai & larut dalam tuntutan badannya & terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”.

    Wanita ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua pacuma mengejang serta menjepit dgn kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dgn dahsyat melandanya, diikuti dgn suatu kekosongan melanda dirinya & keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Delia terkulai lemas tak berdaya di atas meja dgn kedua tangannya terentang & pacuma terkangkang lebar-lebar dimana kontol hitam besar Pak Goni tetap terjepit di dalam liang memeknya.

    Selama proses orgasme yang dialami Delia ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh Pak Goni, dimana kontolnya yang masih terbenam & terjepit di dalam liang memek Delia & merasakan suatu sensasi luar biasa, batang kontolnya serasa terbungkus dgn keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha kontolnya, terlebih-lebih pada bagian kepala kontolnya tiap terjadi kontraksi pada dinding memek Delia, yang diakhiri dgn siraman cairan panas.

    Perasaan Pak Goni seakan-akan menggila melihat Delia yang begitu cantik & ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dgn kedua paha yang halus mulus terkangkang & bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dgn ketat batang kontolnya yang hitam besar itu.

    Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Pak Goni membalik tubuh Delia yang telah lemas itu hingga sekarang Delia setengah berdiri tertelungkup di meja dgn kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arah Pak Goni.

    Pak Goni ingin melakukan doggy style rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah toket Delia yang kini menggantung ke bawah. Dgn kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan lelaki tersebut menggosok-gosok kepala kontolnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam memek Delia pada permukaan lubang anus Delia yang menimbulkan suatu sentakan kejutan pada seluruh badan Delia, kemudian menempatkan kepala kontolnya pada bibir kemaluan Delia dari belakang.

    Dgn sedikit dorongan, kepala kontol tersebut membelah & terjepit dgn kuat oleh bibir-bibir kemaluan Delia. Kedua tangan Pak Goni memegang pinggul Delia & mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Delia tidak terletak pada meja lagi, cuma kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja.

    Kedua kaki Delia dikaitkan pada paha laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut menarik pinggul Delia ke arahnya, berbarengan dgn mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Delia, “Oooooooh!”, kontol laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang memeknya & Pak Goni terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantat Delia yang setengah terangkat.

    Selanjutnya dgn ganasnya Pak Goni memainkan pinggulnya maju mundur dgn cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan kontolnya terjepit & tergesek-gesek di dalam lubang memek Delia yang ketat itu.

    Sebagai seorang wanita Jawa yang tiap hari minum jamu, Delia memiliki daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan kini Delia kewalahan menghadapi Pak Goni yang ganas & kuat itu. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Telah hampir setengah jam ia melakukan aktivitasnya dgn tempo permainan yang masih tetap tinggi & semangat tetap menggebu-gebu.

    Kemudian Pak Goni merubah posisi permainan, dgn duduk di kursi yang tidak berlengan & Delia ditariknya duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuan Pak Goni.

    Pak Goni menempatkan kontolnya pada bibir kemaluan Delia & mendorongnya sehingga kepala kontolnya masuk terjepit dalam liang kewanitaan Delia, sedangkan tangan kiri Pak Goni memeluk pinggul Delia & menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti kontol Pak Goni menerobos masuk ke dalam kemaluan Delia.

    Tangan kanan Pak Goni memeluk punggung Delia & menekannya rapat-rapat hingga kini badan Delia melekat pada badan Pak Goni. Kedua buah dada Delia terjepit pada dada Pak Goni yang berambut lebat itu & menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua puting susunya tiap kali bergesekan dgn rambut dada Pak Goni.

    Kepala Delia tertengadah ke atas, pasrah dgn matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dgn bebasnya mulut Pak Goni bisa melumat bibir Delia yang agak basah terbuka itu.

    Delia mulai memacu & terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri & ke kanan serta melingkar, sehingga kontol yang besar itu seakan mengaduk-aduk dalam memeknya sampai terasa di perutnya.

    Tak berselang kemudian, Delia merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus…, terus…, Delia tak peduli lagi dgn gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. & saat klimaks itu datang lagi, Delia tak peduli lagi,

    “Aaduuuh…, eeeehm”, Delia memekik lirih sambil menjambak rambut laki-laki yang memeluknya dgn kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan Pak Goni.

    Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme kedua yang melanda dirinya. Sungguh ironi memang, wanita ayu yang lemah gemulai itu mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dgn kekasihnya, akan tetapi dgn orang asing yang sedang memperkosanya.

    Kemudian kembali laki-laki itu menggendong & meletakkan Delia di atas meja dgn pantat Delia terletak pada tepi meja & kedua kakinya terjulur ke lantai. Pak Goni mengambil posisi diantara kedua paha Delia yang ditariknya mengangkang, & dgn tangan kanannya menuntun kontolnya ke dalam lubang memek Delia yang telah siap di depannya.

    Laki-laki itu mendorong kontolnya masuk ke dalam & menekan badannya setengah menindih tubuh Delia yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Pak Goni memacu keras untuk mencapai klimaks.

    Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat & kasar. Peluhnya telah penuh membasahi sekujur tubuhnya & tubuh Delia yang terkapar lemas di atas meja.

    Sementara lelaki India itu terus berpacu diantara kedua paha Delia, badan wanita itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan & tarikan kontol lelaki tersebut. Delia benar-benar telah KO & dibuat permainan sesukanya oleh si India yang perkasa itu.

    Delia kini benar-benar tidak berdaya, cuma erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke arah jam yang terletak di dinding ruangan kerja tersebut, jam telah menunjukan pukul 13.40, berarti telah 1 jam 40 menit ia menggarap wanita ayu tersebut & sekarang ia merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam kontolnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung kontolnya.

    Lelaki tersebut mengeram panjang dgn suara tertahan, “Agh…, terus”, & disertai dgn suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis pada pinggul wanita yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya menempel ketat pada lubang anus Delia & batang kontolnya yang besar & panjang itu terbenam seluruhnya di dalam liang memek Delia.

    Dgn suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, lelaki India tersebut merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maninya ke dalam memek Delia.

    Ada kurang lebih lima detik lelaki tersebut tertelungkup di atas badan wanita ayu tersebut, dgn seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. & pada saat yang bersamaan Delia yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga memeknya. Tubuh lelaki India itu bergetar hebat di atas tubuh wanita ayu itu.

    Setelah kurang lebih 3 menit keduanya memasuki masa tenang dgn posisi tersebut, secara perlahan-lahan Pak Goni bangun dari atas badan Delia, mengambil tissue yang berada di samping meja kerja & mulai membersihkan ceceran air maninya yang mengalir keluar dari bibir kemaluan Delia.

    Setelah bersih Pak Goni menarik tubuh Delia yang masih terkapar lemas di atas meja untuk berdiri & memasang kembali kancing-kancing bajunya yang terbuka. Setelah merapikan baju & celananya, Pak Goni menarik badan Delia dgn lembut ke arahnya & memeluk dgn mesra sambil berbisk ke telinga Delia,

    “Maafkan saya manis…, terima kasih atas apa yang telah kau berikan tadi, biarpun kudapat itu dgn sedikit paksaan!”, kemudian dgn cepat Pak Goni Singh keluar dari ruangan kerja Delia & membuka pintu keluar yang tadinya dikunci, setelah itu cepat-cepat kembali ke lantai 26. Jam menunjukan 13.55.

    Sepeninggalan Pak Goni, Delia terduduk lemas di kursinya, seakan-akan tidak percaya atas kejadian yang baru saja dialaminya. Seluruh badannya terasa lemas tak bertenaga, terbesit perasaan malu dalam dirinya, karena dalam hati kecilnya ia mengakui turut merasakan suatu kenikmatan yang belum pernah dialami serta dibayangkannya. Kini hal yang diimpikannya benar-benar menjadi kenyataan.

    Dalam pikirannya timbul pertanyaan apakah bisa? sepuas tadi bila ia berhubungan dgn pacarnya, setelah mengalami persetubuhan yang sensasional itu.

     

  • Foto Bugil Anri Sugihara Gadis Dengan Tubuh Yang Seksi

    Foto Bugil Anri Sugihara Gadis Dengan Tubuh Yang Seksi


    2130 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Foto Bugil Haruna Kawakita Lepas Kimono

    Foto Bugil Haruna Kawakita Lepas Kimono


    2321 views

    Foto Bugil Terbaru – Kebetulan kami sudah mendapatkan beberapa gambar sex yang akan membuat kalian semua menjadi sange dan pengen ngocok kontol. Buat kalian yang pengen sange tentu saja tak bolek melewatkan kesempatan untuk melihat gambar gerak paling hot seperti ini. Berikut adalah gambar seks paling porno tersebut:

  • Hitomi Oki Sky Angel Blue Vol 111 Sh

    Hitomi Oki Sky Angel Blue Vol 111 Sh


    1773 views

  • Rani Sepupuku Yang Gila Ngentot

    Rani Sepupuku Yang Gila Ngentot


    1503 views

    Aku lihat sekali lagi catatanku. Benar, itu rumah nomor 27. Pasti itu rumah Om Andri, kerabat jauh ayahku. Kuhampiri pintunya dan kutekan bel rumahnya. Tidak lama kemudian dari balik pintu muncul muka yang sangat cantik.

    “Cari siapa Mas?” tanyanya.

    “Apa betul ini rumah Om Andri? nama saya Dodi.”

    “Oh.. sebentar ya, Pa.. ini Dodinya sudah datang”, teriaknya ke dalam rumah.

    Kemudian aku dipersilakan masuk, dan setelah Om Andri keluar dan menyambutku dia pun berkata dengan ramah,

    “Dodi, papimu barusan nelpon, nanyain apa kamu sudah datang. Ini kenalin, anak Om, namanya Rani, terus anterin Dodi ke kamarnya, kan dia cape, biar dia istirahat dulu, nanti baru deh ngobrol-ngobrol lagi.” Aku datang ke kota ini karena diterima disalah satu Universitas, dan oleh papi aku disuruh tinggal dirumah Om Andri. Rani ternyata baru kelas 1 SMA. Dia anak tunggal. Badannya tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 165 cm, tapi mukanya sangat lucu, dengan bibir yang agak penuh. Di sini aku diberi kamar di lantai 2, bersebelahan dengan kamar Rani.

    Aku sudah 3 bulan tinggal di rumah Om Andri, dan karena semuanya ramah, aku jadi betah. Lebih lagi Rani. Kadang-kadang dia suka tanya-tanya soal pelajaran sekolah, dan aku berusaha membantu. Aku sering mencuri-curi untuk memperhatikan Rani.

    Kalau di rumah, dia sering memakai daster yang pendek hingga pahanya yang putih mulus menarik perhatianku. Selain itu buah dadanya yang baru mekar juga sering bergoyang-goyang di balik dasternya. Aku jadi sering membayangkan betapa indahnya badan Sepupuku Rani seandainya sudah tidak memakai apa-apa lagi.

    Suatu hari pulang kuliah sesampainya di rumah ternyata sepi sekali. Di ruang keluarga ternyata Rani sedang belajar sambil tiduran di atas karpet.

    “Sepi sekali, sedang belajar yah? Tante kemana?” tanyaku.

    “Eh.. Dodi, iya nih, aku minggu depan ujian, nanti aku bantuin belajar yah.., Mami sih lagi keluar, katanya sih ada perlu sampai malem.”

    “Iya deh, aku ganti baju dulu.”

    Kemudian aku masuk ke kamarku, ganti dengan celana pendek dan kaos oblong. Terus aku tidur-tiduran sebentar sambil baca majalah yang baru kubeli. Tidak lama kemudian aku keluar kamar, lapar, jadi aku ke meja makan. Terus aku teriak memanggil Rani mengajak makan bareng. Tapi tidak ada sahutan. Dan setelah kutengok ke ruang keluarga, ternyata Rani sudah tidur telungkup di atas buku yang sedang dia baca, mungkin sudah kecapaian belajar, pikirku. Nafasnya turun naik secara teratur. Ujung dasternya agak tersingkap, menampakkan bagian belakang pahanya yang putih. Bentuk pantatnya juga bagus.

    Memperhatikan Rani Sepupuku tidur membuatku terangsang. Aku merasa kemaluanku mulai tegak di balik celana pendek yang kupakai. Tapi karena takut ketahuan, aku segera ke ruang makan. Tapi nafsu makanku sudah hilang, maka itu aku cuma makan buah, sedangkan otakku terus ke Rani.. Kemaluanku juga semakin berdenyut. Akhirnya aku tidak tahan, dan kembali ke ruang keluarga.

    Ternyata posisi tidur Rani sudah berubah, dan dia sekarang telentang, dengan kaki kiri dilipat keatas, sehingga dasternya tersingkap sekali, dan celana dalam bagian bawahnya kelihatan.

    Celana dalamnya berwarna putih, agak tipis dan berenda, sehingga bulu-bulunya membayang di bawahnya. Aku sampai tertegun melihatnya. Kemaluanku tegak sekali di balik celana pendekku. Buah dadanya naik turun teratur sesuai dengan nafasnya, membuat kemaluanku semakin berdenyut.

    Ketika sedang nikmat-nikmat memandangi, aku dengar suara mobil masuk ke halaman. Ternyata Om Andri sudah pulang. Aku pun cepat-cepat naik kekamarku, pura-pura tidur.

    Dan aku memang ketiduran sampai agak sore, dan aku baru ingat kalau belum makan. Aku segera ke ruang makan dan makan sendirian. Keadaan rumah sangat sepi, mungkin Om dan Tante sedang tidur. Setelah makan aku naik lagi ke atas, dan membaca majalah yang baru kubeli. Sedang asyik membaca, tiba-tiba kamarku ada yang mengetuk, dan ternyata Rani.

    “Dodi, aku baru dibeliin kalkulator nih, entar aku diajarin yah cara makainya. Soalnya rada canggih sih”, katanya sambil menunjukkan kalkulator barunya.

    “Wah, ini kalkulator yang aku juga pengin beli nih. Tapi mahal. Iya deh, aku baca dulu manualnya. Entar aku ajarin deh, kayaknya sih tidak terlalu beda dengan komputer”, sahutku.

    “Ya sudah, dibaca dulu deh. Rani juga mau mandi dulu sih”, katanya sambil berlalu ke teras atas tempat menjemur handuk. Aku masih berdiri di pintu kamarku dan mengikuti Rani dengan pandanganku. Ketika mengambil handuk, badan Rani terkena sinar matahari dari luar rumah. Dan aku melihat bayangan badannya dengan jelas di balik dasternya. Aku jadi teringat pemandangan siang tadi waktu dia tidur.

    Kemudian sewaktu Rani berjalan melewatiku ke kamar mandi, aku pura-pura sedang membaca manual kalkulator itu. Tidak lama kemudian aku mulai mendengar suara Rani yang sedang mandi sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Kembali imajinasiku mulai membayangkan Rani yang sedang mandi, dan hal itu membuat kemaluanku agak tegang. Karena tidak tahan sendiri, aku segera mendekati kamar mandi dan mencari cara untuk mengintipnya, dan aku menemukannya.

    Aku mengambil kursi dan naik di atasnya untuk mengintip lewat celah ventilasi kamar mandi. Pelan-pelan aku mendekatkan mukaku ke celah itu, dan ya Tuhan… aku! Melihat Rani yang sedang menyabuni badannya, mengusap-usap dan meratakan sabun ke seluruh lekuk tubuhnya. Badannya sangat indah, jauh lebih indah dari yang kubayangkan.

    Lehernya yang putih, pundaknya, buah dadanya, putingnya yang kecoklatan, perutnya yang rata, pantatnya, bulu-bulu di sekitar kemaluannya, pahanya, semuanya sangat indah. Dan kemaluanku pun menjadi sangat tegang.Tapi aku tidak berlama-lama mengintipnya, karena selain takut ketahuan, juga aku merasa tidak enak mengintip orang mandi. Aku segera ke kamarku dan berusaha menenangkan perasaanku yang tidak karuan.

    Malamnya sehabis makan, aku dan Om Andri sedang mengobrol sambil nonton TV, dan Om Andri bilang kalau besok mau keluar kota dengan istrinya seminggu. Dia pesan supaya aku membantu Rani kalau butuh bantuan. Tentu saja aku bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Tidak lama kemudian Rani mendekati kita.

    “Dodi, tolongin aku dong, ajarin soal-soal yang buat ujian, ayo!” katanya sambil menarik-narik tanganku. Aku mana bisa menolak. Aku pun mengikuti Rani berjalan ke kamarnya dengan diiringi Om Andri yang senyum-senyum melihat Rani yang manja. Beberapa menit kemudian kita sudah terlibat dengan soal-soal yang memang butuh konsentrasi.

    Rani duduk sedangkan aku berdiri di sampingnya. Aku bersemangat sekali mengajarinya, karena kalau aku menunduk pasti belahan dada Rani kelihatan dari dasternya yang longgar. Aku lihat Rani tidak pakai beha. Kemaluanku berdenyut-denyut, tegak di balik celana dan kelihatan menonjol.

    Aku merasa bahwa Rani tahu kalau aku suka curi melihat buah dadanya, tapi dia tidak berusaha merapikan dasternya yang semakin terbuka sampai aku bisa melihat putingnya. Karena sudah tidak tahan, sambil pura-pura menjelaskan soal aku merapatkan badanku sampai kemaluanku menempel ke punggungnya. Rani pasti juga bisa merasakan kemaluanku yang tegak. Rani sekarang cuma diam saja dengan muka menunduk.

    “Rani, kamu cantik sekali..” kataku dengan suara yang sudah bergetar, tapi Rani diam saja dengan muka semakin menunduk. Kemudian aku meletakkan tanganku di pundaknya. Dan karena dia diam saja, aku jadi makin berani mengusap-usap pundaknya yang terbuka, karena tali dasternya sangat kecil. Sementara kemaluanku semakin menekan pangkal lengannya, usapan tanganku pun semakin turun ke arah dadanya.

    Aku merasa nafas Rani sudah memburu seperti suara nafasku juga. Aku jadi semakin nekad. Dan ketika tanganku sudah sampai kepinggiran buah dada, tiba-tiba tangan Rani mencengkeram dan menahan tanganku. Mukanya mendongak kearahku.

    “Dodi aku mau diapain..” Rintihnya dengan suara yang sudah bergetar. Melihat mulutnya yang setengah terbuka dan agak bergetar-getar, aku jadi tidak tahan lagi. Aku tundukkan muka, kemudian mendekatkan bibirku ke bibirnya.

    Ketika bibir kita bersentuhan, aku merasakan bibirnya yang sangat hangat, kenyal, dan basah. Aku pun melumat bibirnya dengan penuh perasaan, dan Rani membalas ciumanku, tapi tangannya belum melepas tanganku. Dengan pelan-pelan badan Rani aku bimbing, aku angkat agar berdiri berhadapan denganku. Dan masih sambil saling melumat bibir, aku peluk badannya dengan gemas. Buah dadanya keras menekan dadaku, dan kemaluanku juga menekan perutnya .

    Pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajah ke dalam mulutnya, dan mengait-ngait lidahnya, membuat nafas Rani semakin memburu, dan tangannya mulai mengusap-usap punggungku. Tanganku pun tidak tinggal diam, mulai turun ke arah pinggulnya, dan kemudian dengan gemas mulai meremas-remas pantatnya. Pantatnya sangat empuk. Aku remas-remas terus dan aku semakin rapatkan kebadanku hingga kemaluanku terjepit perutnya.

    Tidak lama kemudian tanganku mulai ke atas pundaknya. Dengan gemetar tali dasternya kuturunkan dan dasternya turun ke bawah dan teronggok di kakinya. Kini Rani tinggal memakai celana dalam saja. Aku memeluknya semakin gemas, dan ciumanku semakin turun. Aku mulai menciumi dan menjilat-jilat lehernya, dan Rani mulai mengerang-erang. Tangannya mengelus-elus belakang kepalaku.

    Tiba-tiba aku berhenti menciuminya. Aku renggangkan pelukanku. Aku pandangi badannya yang setengah telanjang. Buah dadanya bulat sekali dengan puting yang tegak bergetar seperti menantangku. Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya. Dan ketika mulutku menyentuh buah dadanya, Aku ciumi susunya dengan ganas, putingnya aku mainkan dengan lidahku, dan susunya yang sebelah aku mainkan dengan tanganku.

    “Aduuhh.. aahh.. aahh”, Rani semakin merintih-rintih ketika dengan gemas putingnya aku gigit-gigit sedikit.

    Badannya menggeliat-geliat membuatku semakin bernafsu untuk terus mencumbunya. Tangan Rani kemudian menelusup kebalik bajuku dan mengusap kulit punggungku.

    “Dodiii.. aahh.. baju kamu dibuka dong.. aahh..” Akupun mengikuti keinginannya. Tapi selain baju, celana juga kulepas, hingga aku juga cuma pakai celana dalam. Mulutnya kembali kucium dan tanganku memainkan susunya.

    Penisku semakin keras karena Rani menggesek-gesekkan pinggulnya sembari mengerang-erang. Tanganku mulai menyelinap ke celana dalamnya. Bulu kemaluannya aku usap-usap, dan kadang aku garuk-garuk. Aku merasa vaginanya sudah basah ketika jariku sampai ke mulut vaginanya. Dan ketika tanganku mulai mengusap clitorisnya, ciumannya di mulutku semakin liar. Mulutnya mengisap mulutku dengan keras.

    Clitorisnya kuusap, kuputar-putar, makin lama semakin kencang, dan semakin kencang. Pantat Rani ikut bergoyang, dan semakin rapat menekan, sehingga penisku semakin berdenyut. Sementara clitorisnya masih aku putar-putar, jariku yang lain juga mengusap bibir vaginanya. Rani menggelinjang semakin keras, dan pada saat tanganku mengusap semakin kencang, tiba-tiba tanganku dijepit dengan pahanya,dan badan Rani tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa saat.

    “aahh aahh Dodiii.. adduuuhh aahh aahh aahh”,

    Dan setelah beberapa saat akhirnya jepitannya berangsur semakin mengendur. Tapi mulutnya masih mengerang-erang dengan pelan.

    “Dod.. aku boleh yah pegang punya kamu”, tiba-tiba bisiknya di kupingku. Aku yang masih tegang sekali merasa senang sekali.

    “Iyaa.. boleh..” bisikku. Kemudian tangannya kubimbing ke celana dalamku.

    “Aahh…” Akupun mengerang ketika tangannya menyentuh penisku. Terasa nikmat sekali. Rani juga terangsang lagi, karena sambil mengusap-usap kepala penisku, mulutnya mengerang di kupingku. Kemudian mulutnya kucium lagi dengan ganas. Dan penisku mulai di genggam dengan dua tangannya, di urut-urut dan cairan pelumas yang keluar diratakan keseluruh batangku.

    Badanku semakin menegang. Kemudian penisku mulai dikocok-kocok, semakin lama semakin kencang, dan pantatnya juga ikut digesekkan kebadanku. Tidak lama kemudian aku merasa badanku bergetar, terasa ada aliran hangat di seluruh tubuhku, aku merasa aku sudah hampir orgasme.

    “Raannniii.. aku hampir keluar..” bisikku yang membuat genggamannya semakin erat dan kocokannya makin kencang.

    “Aahh.. Ranniii.. uuuhh.. aahh..” akhirnya dari penisku memancar cairan yang menyembur kemana-mana. Badanku tersentak-sentak.

    Sementara penisku masih mengeluarkan cairan, tangan Rani tidak berhenti mengurut-urut, sampai rasanya semua cairanku sudah diperas habis oleh tangannya. Aku merasa sperma yang mengalir dari sela-sela jarinya membuat Rani semakin gemas. Spermaku masih keluar untuk beberapa saat lagi sampai aku merasa lemas sekali.

    Akhirnya kita berdua jatuh terduduk di lantai. Dan tangan Rani berlumuran spermaku ketika dikeluarkan dari celana dalamku. Kita berpandangan, dan bibirnya kembali kukecup, sedangkan tangannya aku bersihkan pakai tissue. Dan secara kebetulan aku melihat ke arah jam.

    “Astaga, sekarang sudah jam 11! Wah, sudah malam sekali nih, aku ke kamarku dulu yah, takut Om curiga nanti..” kataku sembari berharap mudah-mudahan suara desahan kita tidak sampai ke kuping orang tuanya. Setelah Rani mengangguk, aku bergegas menyelinap ke kamarku.Malam itu aku tidur nyenyak sekali.

    Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Aku pun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku tidak bisa konsentrasi sedikit pun, yang kupikirkan cuma Rani. Aku pulang ke rumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

    “Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”

    “Eh.. apa? Iya, iya aku tidak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, aku pun segera mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kita pergi dengan mobilnya. Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia pakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku tidak bisa lepas melirik kepahanya.

    Sesampainya di bioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket kupeluk dia dari belakang. Aku tahu Rani merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang menonton tidak begitu banyak, dan di sekeliling kita tidak ditempati.

    Kami segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian kudekatkan ke mukaku, dan kita segera berciuman dengan gemasnya. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut.

    Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja kuselinapkan ke balik behanya, dan susunya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas. Mulutku langsung dihisap dengan kuat oleh Rani. Tanganku pun semakin gemas meremas susunya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

    Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya kusingkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya. Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi kupingku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah.

    Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya. Kuelus-elus pelan-pelan, kuusap dengan penuh perasaan, kemudian kuputar-putar, semakin lama semakin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badannya tersentak-sentak beberapa saat.

    “Dodi.. aduuuhh.. aku tidak tahan sekali.. berhenti dulu yaahh.. nanti di rumah ajaa..” rintihnya. Aku pun segera mencabut tanganku dari selangkangan.

    “Dodi.. sekarang aku mainin punya kamu yaahh..” katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol.

    Kubantu dia dengan kubuka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.

    “Dodi.. ini sudah basah.. cairannya licin..” rintihnya di kupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan.

    Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.

    “Rani.. teruskan sayang..” kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi.

    Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.

    “Rani.. aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..” kataku dengan suara yang tidak yakin, karena masih keenakan.

    “Waahh.. Rani belum mau berhenti.. punya kamu ini bikin aku gemes..” rengeknya.

    “Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..!” ajakku, dan ketika Rani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai.

    Di mobil tangan Rani kembali mengusap-usap celanaku. Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh yah nyiumin ininya yah..” Aku pengin segera sampai kerumah.

    Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Rani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan kuciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Rani kubimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri kuciumi bibirnya, kulumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya.

    Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi susunya yang masih dibalut beha. Dengan tak sabar behanya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga kuturunkan dan semuanya teronggok di karpet.

    Badannya yang telanjang kupeluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku. Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. Penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya.

    Uuuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kita yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kita saling melumat dengan nafas yang semakin memburu. Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi susunya dengan bergantian. Tangan Rani juga sudah menggenggam dan mengelusi penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.

    Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat di depan selangkanganku. Mata memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak.

    Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke kepala penisku. Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku.

    Aku semakin mengerang, dan karena tidak tahan, kudorong penisku sampai terbenam kemulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ketenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju mundurkan di dalam mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin nikmat. Isapan mulutnya dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuat aku merasa sudah tidak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

    Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Rani menahannya dan tetap menghisap penisku. Maka aku pun tidak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa.

    Spermaku langsung ditelannya dan dia terus menghisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali. Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Rani masih terus menjilat. Akupun akhirnya tidak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.

    “Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik.

    “Ah.. aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu.”

    Kemudian ujung hidungnya kukecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan kuciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kami mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi susunya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri.

    Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya. Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian ke bawah lagi sampai merasakan bulu kemaluannya, kuelus dan kugaruk sampai mulutnya menciumi kupingku.

    Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi susunya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga. Cairan vaginanya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan vaginanya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris dan vaginanya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya kuputar-putar terus, juga mulut vaginanya bergantian.

    “Ahh.. Dodiii.. aahh.. terusss… aahh.. sayaanggg..” mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantat Rani juga mulai terangkat-angkat. Aku pun segera menurunkan kepalaku ke arah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya. Kedua kakinya kulipat ke atas, kupegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga vagina dan clitorisnya terbuka di depan mukaku.

    Aku tidak tahan memandangi keindahan vaginanya. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan vaginanya. Cairan vaginanya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi mulut vaginanya dengan ganas, dan lidahku kuselip-selipkan ke lubangnya, kukait-kaitkan, kugelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya kuputar dengan lidah, kuhisap, kusedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.

    “Dodii.. aku tidak tahan.. aduuhh.. aahh.. enaakk sekaliii.. ” rintihnya berulang-ulang.

    Mulutku sudah berlumuran cairan vaginanya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian kulepaskan mulutku dari vaginanya. Sekarang giliran penisku kuusap-usapkan ke clitoris dan bibir vaginanya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan di vaginanya. Rani juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut membantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.

    “Raniii.. aahh.. enakkk.. aahh..”

    “aahh.. iya.. eeennaakkk sekaliii..”

    Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke mulut vaginanya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke vaginanya.

    “Aduuuhh.. Dodii.. saakiiitt.. aadduuuhh.. jaangaann..” rintihnya

    “Tahan dulu sebentar… Nanti juga hilang sakitnya..” kataku membujuk

    Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian kutekan lagi, kukeluarkan lagi, kutekan lagi, kemudian akhirnya kutekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah tidak bisa bersuara.

    Punggung Rani terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan kukeluarkan lagi, kudorong lagi, kukeluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini kudorong sampai amblas semuanya ke dalam. Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka kuciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding vaginanya.

    Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya. Mulut kami saling menghisap dengan kuat. Kita sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka aku pun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, semakin cepat, semakin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.

    “Dodii.. aduuuhh.. aahh.. teruskan sayang.. aku hampir niihh..” rintihnya.

    “Iya.. nihh.. tahan dulu.. aku juga hampirr.. kita bareng ajaa..” kataku sambil terus menggerakkan penis semakin cepat.

    Tanganku juga ikut meremasi susunya kanan dan kiri. Penisku semakin keras, kuhunjam-hunjamkan ke dalam vaginanya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa vaginanya juga menguruti penisku di dalam. Penisku kutarik dan kutekan semakin cepat, semakin cepat.. dan semakin cepat.. dannn..”Raaniii.. aku mau keluar niihh..””Iyaa.. keluarin saja.. Rani juga keluar sekarang niiihh.”Aku pun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding vaginanya dengan keras.

    Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Vaginanya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami vaginanya.

    “aahh… aahh.. aahh..” kita sama-sama mengerang, dan vaginanya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantat Rani masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya tidak akan berakhir.

    Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan vaginanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa tersisa sedikitpun.

    “aahh.. aahh.. aduuuhh…” Kita sudah tidak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.

    Ketika sudah mulai kendur, kuciumi Rani dengan penis masih di dalam vaginanya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Kuciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis. Tanpa berbicara kita saling menghibur.

    Aku menyadari bahwa selaput daranya telah robek karena penisku. Dan ketika penisku kucabut dari sela-sela vaginanya memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku. Kita terus saling membelai, dan Rani masih mengisak di dadaku, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.

    Aku terbangun sekitar jam 11 malam, dan kulihat Rani masih terlelap di sampingku masih telanjang bulat. Segera aku bangun dan kuselimuti badannya pelan-pelan. Kemudian aku segera ke kamar mandi, kupikir shower dengan air hangat pasti menyegarkan. Aku membiarkan badanku diguyur air hangat berlama-lama, dan memang menyegarkan sekali. Waktu itu kupikir aku sudah mandi sekitar 20 menit, ketika aku merasa kaget karena ada sesuatu yang menyentuh punggungku. Belum sempat aku menoleh, badanku sudah dilingkari sepasang tangan.

    Ternyata Rani sudah bangun dan masuk ke kamar mandi tanpa kuketahui. Tangannya memelukku dari belakang, dan badannya merapat di punggungku.

    “Aku ikut mandi yah..?” katanya.

    Aku tidak menjawab apa-apa. Hanya tanganku mengusap-usap tangannya yang ada di dadaku, sambil menenangkan diriku yang masih merasa kaget. Sambil tetap memelukku dari belakang, Rani mengambil sabun dan mulai mengusapkannya di dadaku. Nafsuku mulai naik lagi, apalagi aku juga merasakan susunya yang menekan punggungku.

    Usapan tangan Rani mulai turun ke arah perutku, dan penisku mulai berdenyut dan berangsur menjadi keras. Tidak lama kemudian tangan Rani sampai di selangkanganku dan mulai mengusap penisku yang semakin tegak. Sambil menggenggam penisku, Rani mulai menciumi belakang leherku sambil mendesah-desah, dan badannya semakin menekan badanku.

    Selangkangan dan susunya mulai digesek-gesekkan ke pantat dan punggungku, dan tangannya yang menggenggam penisku mulai meremas-remas dan digerakkan ke pangkal dan kepala penisku berulang-ulang sehingga aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.

    “Raniii oohh.. nikmat sekali sayang.”

    “Dodiii uuuhh”, erangnya sambil lidahnya semakin liar menciumi leherku.

    Aku yang sudah merasa gemas sekali segera menarik badannya, dan sekarang posisi kita berbalik. Aku sekarang memeluk badannya dari belakang, kemudian pahanya kurenggangkan sedikit, dan penisku diselinapkan di antara pahanya, dan ujungnya yang nongol di depan pahanya langsung di pegang lagi oleh Rani. Tangan kiriku segera meremasi susunya dengan gemas sekali, dan tangan kananku mulai meremasi bulu kemaluannya.

    Kemudian ketika jari tangan kananku mulai menyentuh clitorisnya, Rani pun mengerang semakin keras dan pahanya menjepit penisku, dan pantatnya mulai bergerak-gerak yang membuat aku semakin merasa nikmat. Mukanya menengok ke arahku, dan mulutnya segera kuhisap dengan keras. Lidah kami saling membelit, dan jari tanganku mulai mengelusi clitorisnya yang semakin licin. Kepala penisku juga mulai dikocok-kocok dengan lembut.

    “Rani aku tidak tahan nih aduuuhh.”

    “Iya Dod.. aku juga sudah tidak tahan.. uuuhh.. uuuhh.”

    Badan Rani segera kubungkukkan, dan kakinya kurenggangkan. Aku segera mengarahkan dan menempelkan ujung penisku ke arah bibir vaginanya yang sudah menganga lebar menantang.

    “Dodi.. cepat masukkan sayang cepat uuhh ayoo.” Aku yang sudah gemas sekali segera menekan penisku sekuat tenaga sehingga langsung amblas semua sampai ke dasar vaginanya. Rani menjerit keras sekali. Mukanya sampai mendongak.

    “aahh.. kamu kasar sekali.. aduuhh sakit aduuhh..” Aku yang sudah tidak sabar mulai menggerakkan penisku maju mundur, kuhunjam-hunjamkan dengan kasar yang membuat Rani semakin keras mengerang-erang. Susunya aku remas-remas dengan dua tanganku.

    Tidak lama kemudian Rani mulai menikmati permainan kita, dan mulai menggoyangkan pantatnya. Vaginanya juga mulai berdenyut meremasi penisku. Aku menjadi semakin kasar, dan penisku yang sudah keras sekali terus mendesak dasar vaginanya. Dan kalau penisku sedang maju membelah vaginanya, tanganku juga menarik pantatnya ke belakang sehingga penisku menghunjam dengan kuat sekali. Tapi tiba-tiba Rani melepaskan diri.

    “hh sekarang giliranku aku sudah hampir sampai.” katanya. Kemudian aku disuruh duduk selonjor di lantai di antara kaki Rani yang mulai menurunkan badannya. Penisku yang mengacung ke atas mulai dipegang Rani, dan di arahkan ke bibir vaginanya.

    Tiba-tiba Rani menurunkan badannya duduk di pangkuanku sehingga penisku langsung amblas ke dalam vaginanya. Kita sama-sama mengerang dengan keras, dan mulutnya yang masih menganga kuciumi dengan gemas.

    Kemudian pantatnya mulai naik turun, makin lama makin keras. Rani melakukannya dengan ganas sekali.

    Pantatnya juga diputar-putar sehingga aku merasa penisku seperti dipelintir.

    “Dodii.. aku.. aku.. sudah.. hampirrr, uuuhh…” Erangnya sambil terus menghunjam-hunjamkan pantatnya. Mulutku beralih dari mulutnya ke susunya yang bulat sekali. Putingnya kugigit-gigit, dan lidahku berputar menyapu permukaan susunya. Susunya kemudian kusedot dan kukenyot dengan keras, membuat gerakan Rani semakin liar.

    Tidak lama kemudian Rani menghunjamkan pantatnya dengan keras sekali dan terus menekan sambil memutar pantatnya.

    “Sekaranggg aahh sekaranggg Dodi, sekaranggg”, Rani berteriak-teriak sambil badannya berkelojotan.

    Vaginanya berdenyutan keras sekali. Mulutnya menciumi mulutku, dan tangannya memelukku sangat keras. Rani orgasme selama beberapa detik, dan setelah itu ketegangan badannya berangsur mengendur.

    “Dod, makasih yah.., sekarang aku pengin ngisep boleh yah..?” katanya sambil mengangkat pantatnya sampai penisku lepas dari vaginanya. Rani kemudian menundukkan mukanya dan segera memegang penisku yang sangat keras, berdenyut, dan ingin segera memuntahkan air mani. Mulutnya langsung menelan senjataku sampai menyentuh tenggorokannya.

    Tangannya kemudian mengocok pangkal penisku yang tidak muat di mulutnya. Kepalanya naik turun mengeluar-masukkan penisku. Aku benar-benar sudah tidak tahan. Ujung penisku yang sudah sampai di tenggorokannya masih aku dorong-dorong. Tanganku juga ikut mendesakkan kepalanya. Lidahnya memutari penisku yang ada dalam mulutnya. “Raniii isap terus terusss hampirr terusss yyyaa sekaranggg sekarangg.. issaapp..”, Rani yang merasa penisku hampir menyemburkan sperma semakin menyedot dengan kuat.

    Dan…”aahh.. sekaranggg.. sekaranggg.. issaappp..” spermaku menyembur dengan deras berkali-kali dengan rasa nikmat yang tidak berkesudahan. Rani dengan rakusnya menelan semuanya, dan masih menyedot sperma yang masih ada di dalam penis sampai habis. Rani terus menyedot yang membuat orgasmeku semakin nikmat. Dan setelah selesai, Rani masih juga menjilati penisku, spermaku yang sebagian tumpah juga masih di jilati.

    Kemudian setelah beristirahat beberapa saat, kami pun meneruskan mandi sambil saling menyabuni. Setiap lekuk tubuhnya aku telusuri. Dan aku pun semakin menyadari bahwa badannya sangat indah. Setelah itu kami tidur berdua sambil terus berpelukan.

    Pagi-pagi ketika aku bangun ternyata Rani sudah berpakaian rapi, dan dia cantik sekali. Dia mengenakan rok mini dan baju tanpa lengan yang serasi dengan kulitnya yang halus. Dia mengajakku belanja ke Mall karena persediaan makanan memang sudah habis. Maka aku pun segera mandi dan bersiap-siap.

    Di perjalanan dan selama berbelanja kita saling memeluk pinggang. Siang itu aku menikmati jalan berdua dengannya. Kita belanja selama beberapa jam, kemudian kita mampir ke sebuah Café untuk makan siang. Di dalam mobil dalam perjalanan pulang kita ngobrol-ngobrol tentang semua hal, dari masalah pelajaran sekolah sampai hal-hal yang ringan.

    Ketika ngobrol tentang sesuatu yang lucu, Rani tertawa sampai terpingkal-pingkal, dan saking gelinya sampai kakinya terangkat-angkat. Dan itu membuat roknya yang pendek tersingkap. Aku pun sembari menyetir, karena melihat pemandangan yang indah, meletakkan tanganku ke pahanya yang terbuka.

    “Ayo.. nakal yah..” kata Rani, bercanda.

    “Tapi suka kan?” kataku sambil meremas pahanya. Kami pun sama-sama tersenyum. Mengusap-usap paha Rani memang memberi sensasi tersendiri, sampai aku merasa penisku menjadi tegang sendiri.

    “Dodi.. sudah kamu nyetir saja dulu, tuh kan itunya sudah bangun.. pingin lagi yah? Rani jadi pengin ngelusin itunya nih..” kata Ranimenggodaku. Aku cuma senyum menanggapinya, dan memang aku sudah kepingin mencumbunya lagi.

    “Dodi, bajunya dikeluarin dong dari celana, biar tanganku ketutupan. Dipegang yah?” Aku semakin nyengir mendengarnya. Tapi karena memang kepingin, dan memang lebih aman begitu dari pada aku yang meneruskan aksiku.

    Sambil menyetir aku pun mengeluarkan ujung bajuku dari celanaku. Kemudian tanpa menunggu, tangan Rani langsung menyelinap ke balik bajuku, ke arah selangkanganku. Tangannya mencari-cari penisku yang semakin tegang.

    “Ati-ati, masih siang nih, kalau ada orang nanti tangan kamu ditarik yah!” kataku. Rani diam saja, dan kemudian tersenyum ketika tangannya menemukan apa yang dicari-cari. Tangannya kemudian mulai meremas penisku yang masih di dalam celana. Penisku semakin tegang dan berdenyut-denyut.

    Karena terangsang juga, Rani mulai berusaha membuka ritsluiting celanaku, dan kemudian menyelinapkan tangannya, dan mulai memegang kepala penisku. Cairan pelumas yang mulai keluar diusap-usapkan ke kepala dan batang penisku.

    “Dodi.. aku pengin ngisep ininya.. aku pengin ngisep sampai kamu keluar dimulutku..” katanya sambil agak mendesah. Aku juga ingin segera merasakan apa yang dia ingini. Yang ada di otakku adalah segara sampai di rumah, dan segera mencumbunya.

    Tapi harapan kita ternyata tidak segera terwujud karena sesampainya di rumah, ternyata orang tua Rani sudah pulang. Kita cuma saling berpandangan dan tersenyum kecewa.

    “Eh, sudah pada pulang yah..” Rani menyapa mereka.

    “Iya nih, ada perubahan acara mendadak. Makanya sekarang cape banget. Nanti malem ada undangan pesta, makanya sekarang mau istirahat dulu. Kamu masak dulu saja ya sayang.. sudah belanja kan?” kata maminya Rani.

    “Iya deh, sebentar Rani ganti baju dulu. Eh, Dodi, katanya kamu pengin belajar masak, ayo, sekalian bantuin aku”, kata Rani sambil tersenyum penuh arti. Aku cuma mengiyakan dan ke kamarku ganti pakaian dengan celana pendek dan T-shirt. Kemudian aku ke dapur dan mengeluarkan belanjaan dan memasukkannya ke lemari es.

    Tidak lama kemudian Rani menyusul ke dapur. Dia pun sudah berganti pakaian, dan sekarang memakai daster kembang-kembang. Tante juga ikut-ikutan menyiapkan bahan makanan dan Rani mulai mengajariku memasak.

    “Sudah Mami istirahat saja sana, kan ini juga sudah ada yang ngebantuin..” kata Rani.

    “Iya deh, emang Mami cape banget sih, sudah yah, Mami mau coba istirahat saja”, kata Maminya Rani sambil keluar dari dapur. Aku yang sedang memotongi sayuran cuma tersenyum. Setelah beberapa saat, Rani tiba-tiba memelukku dari belakang, tangannya langsung ditelusupkan ke dalam celanaku dan memegang penisku yang masih tidur.

    “Eh.. kok ininya bobo lagi.. Rani bangunin yah?” tangannya dikeluarkan kemudian Rani mengambil salad dressing yang ada di depanku, masih sambil merapatkan badannya dari belakangku.

    Kemudian salad dressingnya dituangkan ke tangannya, dan langsung menyelinap lagi ke celana dan dioleskan ke penisku yang langsung menegang. Sambil merapatkan badannya, susunya menekan punggungku, Rani mulai meremasi penisku dengan dua tangannya. Nikmat yang aku rasakan sangat luar biasa. Aku segera melingkarkan tangan ke belakang, meremas pantatnya yang bulat itu.

    Tanganku aku turunkan sampai ke ujung dasternya, kemudian kusingkapkan ke atas sambil meremas pahanya dengan gemas. Ketika sampai di pangkal pahanya, aku baru menyadari kalau Rani ternyata sudah tidak memakai celana dalam. Maka tanganku menjadi semakin gemas meremasi pantatnya, dan kemudian menelusuri pahanya ke depan sampai ke selangkangannya. Jari-jariku segera membuka belahan vaginanya dan mulai memainkan clitorisnya yang sudah sangat basah terkena cairan yang semakin banyak keluar dari vaginanya. Tangan Rani juga semakin liar meremas, meraba dan mengocok penisku.

    “Rani.. sana diliat dulu, apa Om dan Tante memang sudah tidur..” kataku berbisik karena merasa agak tidak aman.

    Rani kemudian melepaskan pegangannya dan keluar dapur.

    Tidak lama kemudian Rani kembali dan bilang semuanya sudah tidur. Aku segera memeluk Rani yang masih ada di pintu dapur, kemudian pelan-pelan pintu kututup dan Rani kupepet ke dinding. Kita berciuman dengan gemasnya dan tangan kita langsung saling menelusup dan memainkan semua yang ditemui. Penisku langsung ditarik keluar oleh Rani dan aku segera menyingkap dasternya ke atas, kemudian kaki kirinya kuangkat ke pinggulku, dan selangkangannya yang menganga langsung kuserbu dengan jari-jariku. ceritabokep

    Tangan Rani menuntun penisku ke arah selangkangannya, menyentuhkan kepala penisku ke belahan vaginanya dan terus-terusan menggosok-gosokkannya. Untuk mencegah agar Rani tidak mengerang, mulutnya terus kusumbat dengan mulutku. Kemudian karena sudah tidak tahan, aku segera mengarahkan penisku tepat ke mulut vaginanya, dan menekan pelan-pelan, terus ditekan, terus ditekan sampai seluruh batangnya amblas.

    Kaki Rani satunya segera kuangkat juga ke pinggangku, sehingga sekarang dua kakinya melingkari pinggangku sambil kupepet di dinding. Kita saling mengadu gerakan, aku maju-mundurkan penisku, dan Rani berusaha menggoyang-goyangkan pantatnya juga. Vaginanya berdenyutan terasa meremasi batang penisku. Tidak lama kemudian aku merasa Rani hampir orgasme.

    Denyutan vaginanya semakin keras, badannya semakin tegang dan isapan mulutnya di mulutku semakin kuat. Kemudian aku merasa Rani orgasme. Kontraksi otot vaginanya membuat penisku merasa seperti diurut-urut dan aku juga merasa hampir mencapai orgasme. Setelah orgasme, gerakan Rani tidak liar lagi, dia cuma mengikuti gerakan pantatku yang masih menghunjam-hunjamkan penisku dan mendesakkan badannya ke dinding.

    Kemudian sementara penisku masih di dalam dan kaki Rani masih di pinggangku, aku melangkah ke arah meja dapur dan duduk di salah satu kursi, sehingga sekarang Rani ada di pangkuanku dengan punggung menyandar di meja dapur. Selama beberapa saat kita cuma berdiam diri saja. Rani masih menikmati sisa kenikmatan orgasmenya dan menikmati penisku yang masih di dalam vaginanya.

    Sementara aku menikmati sekali posisi ini, dan menikmati melihat Rani ada di pangkuanku. Tanganku mengusap-usap pahanya dan menyingkapkan dasternya ke atas sampai melihat bulu kemaluan kami yang saling menempel. Belahan vaginanya kubuka dan aku melihat pemandangan yang sangat indah. Penisku hanya kelihatan pangkalnya karena seluruh batangnya masih di dalam vagina Rani, dan di atasnya aku melihat clitorisnya yang sangat basah.

    Jari-jariku mulai mengusap-usap clitorisnya sampai Rani mulai mendesis-desis lagi, dan pantatnya mulai bergerak lagi, berputar dan mendesakkan penisku menjadi semakin masuk. Aku merasa vaginanya mulai berdenyutan lagi meremas-remas penisku. Karena gemas, kadang-kadang clitorisnya kupelintir dan kucubit-cubit.

    Kemudian dasternya kusingkap semakin ke atas sampai aku melihat susunya yang menantangku untuk segera memainkannya. Dengan tak sabar segera susunya yang kiri kulumat dengan mulutku, yang membuat kepala Rani mendongak merasakan kenikmatan itu. Sambil melumati susunya, lidahku juga memainkan putingnya yang sudah sangat tegang. Kadang-kadang putingnya juga kugigit-gigit kecil dengan gemas. Tanganku dua-duanya meremasi pantatnya yang bulat.

    “Ya Tuhan Dodiii aahh aahh”, rintihnya di kupingku, sambil kadang menjilati dan menggigit kupingku.

    “Dodii.. aahh.. aku hampir dapet lagii.. ahh.., terus gitu sayang”, rintihnya dengan gerakan yang semakin liar.

    Pantatnya semakin keras menekan dan berputaran, yang membuat penisku juga seperti dipelintir dengan lembut.

    Aku pun menuruti dan terus memberikan kenikmatan dengan terus memainkan susunya bergantian yang kiri dan kanan, dan tanganku juga ikut memainkan puting susunya, sampai Rani tiba-tiba menggigit kupingku dengan keras dan setelah menghentakkan pantatnya dia memelukku dengan eratnya.

    “hh Dodddiii.. hh. hh.” Aku merasakan Rani orgasme untuk kedua kalinya dan lebih hebat dari yang pertama.

    Denyutan vaginanya keras sekali dan berlangsung selama beberapa detik, dan kenikmatan yang aku rasakan membuatku merasa sudah hampir orgasme. Tapi setelah orgasme, ternyata Rani masih ingat keinginannya untuk menghisap penisku.

    “Dodi.. jangan dikeluarin dulu.. nanti di mulutku saja yah”.

    Maka setelah turun dari pangkuanku, Rani segera jongkok di depanku dan langsung mengulum penisku. Lidahnya memutari batangnya dan mulutnya menyedot-nyedot membuat aku merasa orgasmeku sudah sangat dekat. Tanganku memegang belakang kepala Rani, dan kutekan agar penisku semakin masuk di mulutnya, kemudian aku juga membantu memasuk-keluarkan penisku di mulutnya, dan

    “aahh Rani aku keluarrr terus isaappp.. aahh..” dan memang Rani dengan lahapnya terus menghisap spermaku yang langsung berhamburan masuk ke tenggorokannya. Penisku yang masih mengeluarkan sperma terus disedot dan dikenyot-kenyot dan pangkal penisku juga terus-terusan dikocok-kocok. Orgasmeku kali ini kurasakan sangat luar biasa.

    Setelah itu kita kembali berciuman, dan kembali meneruskan memasak.

    “Dodi.. makasih yah, tapi aku belum puas, habis kurang bebas sih, entar malem lagi yah..!” aku yang merasa hal yang sama cuma mengangguk.

    “Ran, aku nanti malem pengin menikmati seluruh tubuhmu.”

    “Maksudmu..? apa selama ini belum?”

    “Aku pengin melakukan hal yang lain sama kamu.., tunggu saja..”

    “Ihh.. apaan sih.., Rani jadi merinding nih”, kata Rani sambil memperlihatkan bulu-bulu tangannya yang memang berdiri, dan sambil tersenyum aku mengelusi tangannya. Kemudian badannya kupeluk dari belakang dengan lembut. Aku merasa bahagia sekali.

  • Sekretaris Cantik Diperkosa

    Sekretaris Cantik Diperkosa


    3011 views

    Duniabola99.org – Seperti biasa setiap hari Febby pergi ke kantornya di bilangan Roxi Mas, yang tanpa disadarinya ia dibuntuti sekelompok pemuda iseng yang hendak menculiknya. Sudah beberapa hari para pemuda itu mempelajari kebiasaan Febby pergi dan pulang kantor. Dan hari itu mereka sudah menyusun rencana yang matang untuk menculik Febby. Tiba-tiba dijalan yang sepi taksi yang ditumpangi Febby dicegat secara tiba-tiba, dan sambil mengancam sopir taksinya, mereka langsung menyeret Febby masuk kedalam mobil mereka, dan tancap gas keras-keras, hingga akhirnya mobil mereka larikan kearah pinggir kota, dimana teman-teman mereka yang lain sudah menunggu disebuah rumah yang sudah dipersiapkan untuk ‘mengerjai’ Febby. Didalam mobil Febby diapit oleh dua orang pemuda berkulit hitam, sedangkan yang dua lagi duduk dikursi depan. Febby sudah gemetaran karena takut, dan benar-benar tidak berdaya ketika dua orang yang mengapitnya memegang-megang tubuhnya yang sintal dan putih itu.

    Dua pasang tangan hitam bergentayangan disekujur tubuhnya, yang kebetulan pada hati itu Febby mengenakan rok lebar sebatas lutut, dengan atasan blouse putih krem yang agak tipis, hingga bra Wacoal hitam yang dikenakannya lumayan terlihat jelas dari balik blouse tersebut. Dengan leluasa disepanjang jalan tangan-tangan jahil tertersebut bergentayangan dibalik rok Febby sambil meremas-remas paha putih mulus tersebut, hingga akhirnya mereka tiba dirumah tersebut, dan mobil langsung dimasukkan kedalam garasi dan rolling doorpun langsung ditutup rapat-rapat. Febby yang sudah terikat tangan dan kakinya, serta mulut tersumpal dan mata ditutup saputangan digendong masuk kedalam ruang tamu, dan didudukkan disofa yang cukup lebar.

    Ikatan tangan, kaki, mulut dan mata Febby dibuka, dan alangkah terkejutnya ia sekitar tiga puluh pemuda yang hanya memakai cawat memandanginya dengan penuh nafsu seks. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Febby pun mulai dikerjai oleh mereka. Febby yang sudah tidak berdaya itu hanya bisa duduk bersandar di sofa dengan lemas ketika salah seorang lelaki mulai membuka kancing blouse-nya satu persatu hingga blouse putih tersebut dicopot dari tubuh sintalnya itu. Beberapa orang lagi berusaha membuka rok merah Febby hingga Febby pun akhirnya hanya memakai bra hitam serta celana dalam nylon berwarna hijau muda, dan membuat dirinya terlihat makin menggairahkan, dan spontan saja para pemuda berandal tersebut langsung terlihat ereksi dengan kerasnya.

    Celana dalam Febby pun langsung buru-buru dilepas dan menjadi rebutan untuk mereka. Febby dipaksa duduk dengan mengangkang lebar-lebar, hingga vagina-nya yang ditumbuhi rambut-rambut halus itu terlihat dengan jelas, dan mereka pun bergantian menjilati serta menghisap-hisap bibir vagina Febby dengan nafsunya. Kepala mereka terlihat tenggelam diantara kedua pangkal paha Febby, sementara yang lainnya bergantian meremas-remas kedua gunung kembar Febby yang montok itu. Kop BH Febby diturunkan ke bawah hingga kedua gunung kembarnya muncul bergelayutan dengan indahnya, dan menjadi bulan-bulanan pemuas nafsu untuk mereka.

    Tidak puas dengan hanya meremas-remas saja, beberapa orang mulai mencoba untuk mengisap-ngisap puting susu gunung kembar Febby yang ranum itu, hingga akhirnya Febby pun dipaksa oral seks untuk mereka. Bergantian mereka memaksa Febby untuk mengulum-ngulum batang penis mereka keluar masuk mulutnya. Kepala Febby dipegangi dari arah belakang hingga tidak bisa bergerak, sementara itu yang lain bergantian mengeluar-masukkan batang penis mereka dimulut Febby yang seksi itu hingga mentok kepangkal paha mereka. Batang penis yang rata-rata panjangnya 17 senti itu terlihat masuk semua kedalam mulut Febby, hingga mencapai kerongkongannya. Tak ketinggalan Febby pun dipaksa untuk ‘mencicipi’ buah zakar mereka secara bergantian. Sepasang buah sakar tampak terlihat dikulum Febby hingga masuk semua kedalam mulutnya yang mungil itu.

    Wajah Febby yang cantik itu bergantian ditekan-tekan diselangkangan para pemuda berandal tersebut hingga buah sakar mereka masuk semua kedalam mulutnya. Setelah puas dengan acara ‘pemanasan’ tersebut Febby pun dipaksa tiduran diatas kanvas diruang tamu tersebut dan dengan paha yang mengangkang lebar, batang penispun mulai keluar masuk vagina Febby yang masih ‘rapat’ itu, mereka dengan tidak sabarnya bergantian menjajal vagina Febby dengan batang penis mereka yang rata-rata panjang dan besar itu. Bagi yang belum kebagian jatah terpaksa memainkan-mainkan penisnya diwajah dan mulut Febby. Beberapa orang dengan nafsunya memukul-mukulkan batang penisnya di wajah Febby sambil mendesah-desah dengan nafsu.

    Bosan dengan gaya tiduran, Febby dipaksa duduk di sofa lagi dengan paha mengangkang lebar dan kembali ‘di embat’ bergantian, sementara bibir Febby tetap sibuk dipaksa mengulum batang penis yang tampak mengkilat karena air liur Febby yang menempel di batang penis tersebut. Sementara para pemuda yang mendapat giliran mengocok vagina Febby tampak sangat bersemangat sekali hingga bunyi batang penis yang keluar masuk vagina Febby terdengar sangat jelas. Hampir dua jam sudah Febby “dikerjain” dengan intensif oleh puluhan pemuda tersebut, hingga akhirnya satu persatu mulai berejakulasi. Tiga puluh pemuda mengantri Febby untuk berejakulasi diwajah Febby yang cantik itu. Dimulai oleh empat orang berdiri mengelilingi Febby dengan batang penis menempel disekitar wajah Febby yang cantik.

    Sementara seorang lagi mengocok vagina Febby dengan nafsunya, hingga akhirnya ia tak tahan lagi dan mencabut batang penisnya dari vagina Febby, dan…. croott…. crootttt… croooottttt!!! air mani muncrat mengenai sekujur wajah Febby, melihat hal tersebut yang lain pun tak mau ketinggalan dan bergantian mengocok-ngocok batang penisnya cepat-cepat diwajah dan mulut Febby, hingga berakhir dengan semprotan air mani diwajahnya. Bahkan tak sedikit mengeluarkan airmani nya didalam mulut Febby, lalu memaksa Febby untuk menelannya. Sekitar dua puluh menit, wajah Febby dihujani ‘air mani’ yang kental itu, hingga Febby terlihat basah kuyub oleh sperma mulai dari rambut hingga gunung kembarnya terlihat mengkilat oleh basahnya sperma puluhan pemuda berandal tersebut. Part II Jam menunjukkan pukul jam satu siang, dan Febby pun baru selesai ‘dikerjain’ oleh mereka, dan terlihat lemas tak berdaya dengan muka yang masih belepotan sperma.

    Tiga orang pemuda membawa Febby kedalam kamar mandi yang terlihat sangat mewah, dan memandikan Febby dengan air hangat serta sabun cair yang sangat wangi. Febby disuruh tiduran sambil direndam air hangat, sementara ketiga pemuda tersebut bergantian menyabuni tubuh Febby yang putih sintal itu dengan bernafsu, sambil sesekali meremas-remas selangkangan dan gunung kembar Febby yang terasa licin oleh sabun tersebut. Hingga akhirnya ketiga pemuda tersebut sudah tidak tahan lagi dan Febby pun diperkosa lagi didalam kamar mandi itu. Mereka mengeluarkan Febby dari bak rendam, dan dibawah pancuran air hangat Febby dipaksa nungging, dan dua pemuda bergantian menyetubuhi Febby dari arah belakang, sedangkan yang satunya mengeluarmasukkan batang penisnya di mulut Febby, sambil memegangi rambut Febby hingga kepala Febby tidak dapat bergerak.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Setengah jam sudah Febby ‘diobok-obok’ didalam kamar mandi, dan diakhiri dengan meyemprotkan air mani masing-masing didalam mulut Febby, dan tiga porsi air mani itu dalam sekejap sudah pindah kedalam mulut Febby, dan sisa-sisa sperma masih terlihat berceceran disekitar wajah Febby yang putih itu. Part III Selesai dimandikan, Febby kembali didandani hingga terlihat sangat cantik. Bra hitamnya yang berukuran 36B itu kembali dipasangkan. Celana dalam nylon Febby sudah raib jadi rebutan, hingga vagina Febby dibiarkan terlihat, sementara beberapa pemuda berandal itu sibuk menjepretkan kamera digitalnya kearah Febby. Febby dipaksa berpose dengan berbagai gaya yang sensual, mulai dari adegan membuka bra nya sendiri hingga duduk mengangkang sambil memasukkan batangan ketimun kedalam vaginanya. Puas mengambil berbagai pose Febby, seorang pemuda mengambil dua gelas minuman dari dalam kulkas dan sepotong hamburger untuk Febby.

    Dan betapa terkejutnya Febby ketika tahu bahwa dua gelas minuman tersebut adalah sperma yang sudah disimpan berhari-hari di dalam kulkas. Seorang pemuda lagi mengambil suntikan besar tanpa jarum. Febby dipaksa membuka mulut lebar-lebar, sementara salah seorang menyedot sperma dalam gelas tersebut dengan suntikan besar itu, kemudian menyuntikkannya kedalam mulut Febby, hingga tertelan langsung kedalam tenggorokkannya. Mereka dengan brutalnya bergantian menyuntikkan ‘air mani basi’ itu ke mulut Febby hingga habis satu gelas penuh. Masih sisa satu gelas lagi, dan hamburger untuk Febby pun diolesi penuh dengan sperma tersebut, dan Febby pun dipaksa makan hingga habis. Sisa sperma sebanyak setengah gelas terpaksa disedot Febby dengan sedotan hingga tandas tak bersisa.

    Selesai ‘memberi makan’ Febby, mereka kembali mengantri Febby. Namun kali ini Febby tidak disetubuhi, mereka hanya memaksa Febby mengulum-ngulum batang penis mereka dimulut Febby, serta mengocok-ngocoknya dengan kedua tangan Febby yang lentik itu. Tiga puluh batang penis kembali bergantian dikulum-kulum Febby, sementara yang lainnya memaksa Febby menggenggam batang penisnya dengan kedua tangannya, yang lainnya lagi sibuk memain-mainkan alat kelaminnya diwajah dan rambut Febby. Hingga akhirnya Febby kembali dihujani puluhan porsi sperma segar di wajah dan mulutnya. Pertama kali sperma muncrat dari lubang penis tepat didepan wajah Febby hinggga tepat mengenai dahi hingga bibir Febby, yang lainnya pun ikut menyusul hingga puluhan semprotan sperma berhamburan diseluruh wajah Febby yang cantik itu. Sementara itu dua orang pemuda dari kiri dan kanan Febby menyendoki air mani yang bertetesan di wajah Febby, lalu menyuapinya hingga mereka puas.

     

    Baca Juga :
  • Cerita Seks Menikmati Tubuh Mantanku Yang Perawan

    Cerita Seks Menikmati Tubuh Mantanku Yang Perawan


    1713 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Menikmati Tubuh Mantanku Yang Perawan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Hampir enam bulan lamanya aku berhubungan dengan gadis yang bernama Maya, dia merupakan teman kantorku. Dan tahu juga kalau aku pernah bertunangan dengan Egi dan akhirnya putus.

    Sikap Maya sungguh berbeda dengan Egi dia begitu dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan yang kami hadapi. Dan yang paling aku suka darinya dia tidak banyak menuntutku untuk selalu mengikuti kehendaknya.

    Namaku Yudih dan bukan maksudku untuk tidak mau mengikuti keinginan gadis yang telah aku anggap layaknya istriku. Karena bagaimanapun juga kami sudah sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh, dengan usia yang sama-sama dewasa menurutku. Karena saat ini usiaku sudah menginjak 28 tahun begitu juga dengan Egi mantan tunanganku itu.

    Dulu Egi sering menginap di rumahku dan mamaku memang tidak banyak komen tentang gadis yang aku ajak menginap di rumah. Apalagi Egi adalah gadis yang telah aku pinang walau akhirnya putus juga, dan kini dengan Maya aku sama sekali tidak pernah membawanya ke rumah. Entah mengapa aku merasa malu pada mama mungkin karena aku tahu kalau mama sudah berharap untuk aku segera menikah dengan Egi waktu itu.

    Untungnya juga Maya tidak menuntutku untuk mengajaknya main ke rumah dan memperkenalkan dia pada mamaku. Walau begitu aku sering menceritakan tentang mamaku karena memang hanya dia yang kini menjadi orang tua tunggal bagiku setelah papa meninggal. Cerita Bokep Terkini Sejak dulu aku termasuk cowok yang bisa di bilang nakal, untuk urusan melakukan cerita hot selingkuh bukan lagi hal tabu bagiku.

    Tapi dengan Maya aku merasa tidak ada keinginan untuk melakukan hal itu, padahal aku sering merindukannya dan bahagia bila bersamanya mungkin karena aku takut kalau harus melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa paling hot, hubunganku tidak akan berakhir di pelaminan lagi. Atau mungkin karena Mitha meruapakan gadis yang pendiam dan tidak menggodaku dengan penampilannya.

    Setiap bertemu paling kami hanya membahas tentang persoalan kami atau tentang pekerjaan kami masing-masing. Seperti sore ini selepas dari kantor aku langsung mengantarnya pulang “Minggu besok kita jalan yuk..” Ajakku pada Maya “Kemana mas..?” Katanya sambil menatapku “Kemana aja.. terserah kamu..enaknya kemana ” Seperti biasa dia hanya tersenyum dan menyerahkan semua keputusan padaku.

    Begitu mengantar Maya ke rumahnya aku langsung pulang dan aku di buat terkejut oleh kedatangan seseorang di rumahku, di ruang tamu duduk Egi dengan menunduk “Mas Yudih..” Katanya sambil berlari memelukku, diapun menangis di pelukanku “Ada apa Egi…?” kataku sambil menarik tubuhnya dan dia tetap menangis, akupun membawanya duduk kembali dan mencoba membujuknya untuk berhenti menangis.

    Sampai mamaku juga ikut membujuknya dan Egi menceritakan masalahnya, karena hari telah larut tidak mungkin juga dia pulang karena kini dia tinggal di luar kota. Cerita Bokep Terkini Egi akhirnya menginap di rumahku, besoknya aku terbangun dan aku mendengar mama mengobrol sama Egi ketika aku lihat rupanya Egi masak seperti di saat dia masih sebagai tuanganku dulu dan dia masih terlihat begitu dekat dengan mama.

    Akupun berangkat kantor dan seperti biasa aku menjemput Maya terlebih dulu, dan aku tidak bisa menceritakan padanya kalau di rumah ada Egi “Hei..kenapa kebanyakan diemnya..?” kata dia membuyarkan lamunanku “Ah.. nggak cuma ke bawa cuaca aja.. dingin males buat ngomong..”Jawabku mencari alasan untung cuaca hari ini mendung “kalau mendung begini besok jadi gak mas..”.

    Aku terperanjat mendengarnya “Oh..iya..iya..sekarang hujan terus ya..” Aku gugup karena aku dengar Egi masih belum mau pulang, katanya dia masih mau tinggal di rumah dan mamaku mengizinkannya. Namun aku tidak berani membicarakan tentang Egi pada Maya, karena dia juga tahu kalau aku dulu sudah pernah melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita hot dan aku tidak mau menyakiti hatinya.

    Hingga pulang dari kerja aku langsung mengantar Maya, sebenarnya aku masih berniat untuk mampir k rumahnya “Sudah mas nggak usah.. ini mau hujan lagi kelihatannya..”Kata Maya ketika aku hendak turun dari mobil, akhirnya akupun pulang dan benar saja tiba di rumah hujan turun dengan lebatnya. Akupun langsung ke dalam kamarku dan segera menghangatkan diri dengan selimut.

    Aku tidak melihat mama masuk ke kamarku, biasanya setiap aku pulang dari kerja dia langsung membuntutiku. Tapi kali ini dia tidak melakukannya sampai akhirnya aku mendengar pintu terbuka aku pikir itu pasti mama “Mas Yudih ini Egi bawain minuman hangat..” Dengan malas aku membuka mataku, dan aku terkejut melihat Egi dengan mengenakan pakaian yang begitu tipis seolah sengaja ingin menggodaku.

    Aku bangun dan mengambil minuman dari tangan Egi, ketika selesai meminumnya Egi mengambil minuman tadi. Namun dia bukan hanya mengambil minuman itu tapi dengan cepat dia mencium bibirku, aku tersentak dan langsung mendorong tubuhnya. Saat itu juga aku lihat Egi menangis dan langsung berlari dari kamarku, lama juga aku terdiam dan akhirnya akupun menuju kamarnya untuk meminta maaf. Agen Judi Slot

    Cerita Seks Tubuh Mantanku Perawan karena aku tahu Egi juga bukan gadis yang mudah melakukan hal seperti itu, aku lihat dia menangis memeluk bantal “Egi maafkan aku.. bukan maksudku untuk…”Dia kembali memelukku saat itu juga aku teringat akan masa laluku dengannya, dengan mesra aku balas memeluknya juga dan kamipun bercumbu seperti dulu dengan lembut aku mencium bibirnya yang terasa begitu hangat.

    Egi memejamkan mata bahkan dia mendesah dengan lirih “Ooouuuggghh… maaas.. Yudiiih… aaagggggghhhhh… aku sayaaang kamu maaaaas….” Akupun tidak lagi memikirkan yang lain, Cerita Bokep Terkini tapi dengan perlahan aku lepas pakaian Egi dan nampaklah tubuh mulus Egi di depan mataku “Ooouugggghh… sayaaang.. aku juga masih sayang sama kamu…” Kataku sambil mendekat pada tubuhnya.

    lalu aku pun kembali mencumbunya sambil melepas pakaianku juga, hingga akhirnya ketika kontolku sudah menyentuh tubuh Egi. Dengan sigap Egi memegangnya lalu diapun menuntunnya untuk masuk dalam kemaluannya, dan dengan cepat kontolku masuk kedalamnya “Oouuughh… aaagggghh.. aaaagggghh… aaaagggghhh… aaagggghh…Yudiii… aaagghhh..” Desah Ega waktu itu.

    Dia menggelinjang bagai cacing kepanasan dan aku terus memompa tubuhnya hingga tubuhku penuh dengan keringat “OOOooouuuggggghh… aaaaggggghhh… aaaaaggggghhh… aaaggghhh… aaaaaggggghhh…” Aku terus bergerak dan dapat aku rasakan kenikmatan bagai dulu ketika kami masih bersama sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh ini, kembali aku kecup bibir Egi.

    Hingga akhirnya kami berdua sama-sama mengerang panjang “Ooouuggggghh… aaagggghh… aaagggghh… sayaaaang… aaagggghh…. aaagggghhh…” Kamipun terkulai di tempat tidur, dan Egi memeluk tubuhku dengan mesranya hingga kamipun tertidur lelap, seperti biasa aku terbangun dan Egi sudah tidak ada di sampingku. Aku tahu dia pasti sedang masak dengan mama.

    Ketika aku bangun dan hendak pindah ke kamarku, mama memanggilku “Yudih.. kamu sudah bangun..itu ada yang temannya..” Dengan masih mata mengantuk akupun melihat ke ruang tamu, apalagi kamarku memang melewati ruang tengah tepat di samping ruang tamu “Oohhh..Maya..” aku terkejut sedang duduk di sofa Maya pacarku, dan yang lebih membuat aku terkejut dia di temani Egi disampingnya.

    Aku langsung menghampirinya “Tunggu ya.. 10 menit lagi..” Kataku tapi aku lihat Maya sudah bangun dari duduknya dan berkata dengan tertahan “Ooh.. tidak usah mas.. Cerita Bokep Terkini Maya pergi saja..” diapun melesat dengan cepat meninggalkan ruang tamuku, aku berusaha mengejarnya tapi dia masuk kedalam mobilnya lalu meninggalkan aku sendiri dengan perasaan yang tidak dapat aku gambarkan.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Cinta Dengan Janda Muda Pengobat Rindu

    Kisah Cinta Dengan Janda Muda Pengobat Rindu


    1743 views

    Duniabola99.org – Ditinggal mati oleh isteri di umur 39 tahun bukan hal yg menyenangkan. Namaqu Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yg terpaut lima tahun dariku sudah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aqu seorang diri dgn dua orang anak yg masih membutuhkan perhatian penuh.

     

    Aqu harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yg mudah. Sejumlah kawan menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yg bagus, namun aqu tak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yg tak menyaygi mereka. Karena itu aqu sangat hati-hati.

    Kehadiran anak-anak jelas merupakan hiburan yg tak tergantikan. Anita kini berumur sepuluh tahun dan Marko adiknya berumur enam tahun. Anak-anak yg lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama kawan-kawannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari sudah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

    Sejalan dgn itu, nafsu birahiku yg tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa kawan mengajakku mencari perempuan panggilan namun aqu tak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aqu bermasturbasi. Sesaat aqu merasa lega, namun sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang perempuan selalu muncul di kepalaqu karena rasa kesepian.

    Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Perlahan-lahan aqu mulai menaruh perhatian ke perempuan-perempuan lain. Beberapa kawan kerja di kantor yg masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aqu lebih suka memiliki mereka sebagai kawan.

    Karena itu tak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang perempuan semakin meningkat, kesempatan itu datang dgn sendirinya. Senja itu di hari Jumat, aqu pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aqu tak terburu-buru.

    Di depan hotel Mirama kulihat seorang perempuan kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tak ada orang yg peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tak tahu apa yg hendak dilaqukan. Rupanya mencari bantuan. Aqu mendekat.

    “Ada yg bisa aqu bantu, Mbak?” tanyaqu sopan.

    Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Aqu memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

    “Tak usah taqut, Mbak”, kataqu.”Namaqu Ardy. Boleh aqu lihat mesinnya?”

    Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aqu membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar namun aqu menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja.

    Tak kuduga hari berikutnya aqu bertemu lagi dgnnya di Tunjungan Plaza. Aqu sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaqu. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

    “Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaqu Meywan. Maaf, kemarin tak sempat berkenalan lebih lanjut.”

    “Aqu Ardy”, sahutku sopan.

    Harus kuaqui, mataqu mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Perempuan itu jelas turunan Cina. Kontras dgn pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalem pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dgn kaos putih berlengan pendek dan leher rendah.

    Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yg ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dgn jujurnya, dipadu oleh pinggang yg ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan bokong yg besar.

    “Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

    Seperti kerbau dicocok hidungnya aqu menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yg tak pernah kulaqukan. Kami duduk di meja terdekat sembari memperhatikan orang-orang yg lewat.

    “Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

    Aqu tak menjawab. Aqu melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

    “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.

    “Isteriku sudah meninggal”, kataqu. Hening sejenak.

    “Maaf”, katanya,”Aqu tak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dgn rasa bersalah.

    Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aqu tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yg mengelola beberapa toko pakaian. Aqu juga akhirnya tahu kalau ia berumur 32 tahun dan sudah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.

    Selama pembicaraan itu sulit mataqu terlepas dari bongkahan dadanya yg menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan tubuhnya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aqu menelan air liur membaygkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

    “Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaqu.

    “Rasanya nggak ada yg mau sama aqu”, sahutnya.

    “Ah, Masak!” sahutku,”Aqu mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”

    “Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sembari menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dgn ucapanku.

    Tak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Meywan, perempuan Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

    “Aqu menunggu Ardy di rumah.”

    Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yg mau menolak kesempatan berada bersama perempuan semanis dan seseksi Meywan. Aqu mengangguk sembari mengedipkan mata. Ia membalasnya dgn kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

    “OK. Malam nanti aqu main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aqu sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

    Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aqu membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sembari mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Meywan tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yg bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu.

    Apalagi aqu sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang perempuan Cina. Tapi apakah ia mau menerimaqu? Apalagi aqu bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dgn rambut yg ikal.

    Tapi.. Peduli amat. Toh ia yg mengundangku. Andaikata aqu diberi kesempatan, tak akan kumur-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaqu kemarin, yah tak apalah. Aqu tersenyum sendiri.

    Jam tujuh lewat lima menit aqu berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yg indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dgn lampu depan yg buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang perempuan separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

    “Pak Ardy?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Meywan menunggu di dalem”, lanjutnya lagi.

    Aqu mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalem. Selang semenit, Meywan keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aqu berdiri menyambutnya.

    “Selamat datang ke rumahku”, katanya.

    Ia mengembangkan tangannya dan aqu dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang perempuan ke pipiku sejak kematian isteriku. Aqu berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yg empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

    “Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aqu juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Meywan.

    “Makan sudah siap, Bu. Aqu datang lagi besok jam sepuluh.”

    “Biar masuk sore aja, Bu”, kata Meywan, “Aqu di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

    Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

    “Ayo minum. Santai aja, aqu mandi dulu”, katanya sembari menepuk pahaqu.

    Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yg dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yg montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Bokongnya yg besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yg indah.

    “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

    Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Meywan membuatku terkesima. Rambutnya yg panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

    Namun yg membuat mataqu membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalemnya jelas kelihatan. BH merah kecil yg dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yg indah. Celana dalem merah jelas memberikan bentuk bokongnya yg besar bergelantungan.
    Pemandangan yg menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

    “Aqu tahu, Ardy suka”, katanya sembari duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aqu lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaqu. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

    Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalem hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aqu merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalem pelukanku. Tangaqu mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yg montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sembari mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dgn lidahnya.

    Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yg kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yg mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.

    Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yg masih tertutup celana dalem tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalem itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek namun segera bungkam oleh permainan lidahku.
    Kurasakan tubuhnya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yg semakin meningkat.

    Tangannyapun menerobos celana dalemku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yg kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dgn diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yg pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aqu yakin senjataqu ini akan menjadi kesukaan Meywan. Ia pasti akan ketagihan.

    “Au.. Besarnya”, kata Meywan sembari mengelus lembut kemaluanku.

    Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aqu mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dgn itu melepaskan bajuku. Segera sesudah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya.

    Aqu merasakan kenikmatan yg luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaqu dan menggenggam kemaluanku yg semakin berdenyut-denyut. Aqu pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang perempuan Cina yg cantik dan seksi duduk di pahaqu hanya dgn celana dalem dan BH.

    “Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

    Aqu bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalem pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat.

    Buah dadanya yg sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaqu. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yg lebar dan empuk. Aqu menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalemnya.

    Ia membiarkan aqu melaqukan semua itu sembari mendesah-desah menahan nafsunya yg pasti semakin menggila. Sesudah tak ada selembar benangpun yg menempel di tubuhnya, aqu mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yg mengagumkan itu.

    Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dgn mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dgn puting yg kemerah-merahan. Perutnya rata dgn lekukan pusar yg menawan.

    Pahanya mulus dgn pinggul yg bundar digantungi oleh dua bongkah bokong yg besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yg indah dan menggairahkan birahi.

    “Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.

    “Aqu kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.

    “Semuanya ini milikmu”, katanya sembari merentangkan tangan dan mendekatiku.

    Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aqu ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaqu. Tangannya lincah melepaskan celanaqu. Celana dalemku segera dipelorotnya.

    Kemaluanku yg sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yg luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalem mulutnya. Aqu mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

    Puas mempermainkan kemaluanku dgn mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aqu menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yg mengeras itu.

    Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan namun pasti aqu menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yg semakin menggila. Aqu menjilati perutnya yg rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

    “Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

    Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yg mulus padat itu membuka, menampakkan liang surgawinya yg sudah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi liang yg kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke liang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalem liang yg sudah basah membanjir itu.

    Ia menjerit dan spontan duduk sembari menekan kepalaqu sehingga lidahku lebih dalem terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Bokongnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

    “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

    Aqu tahu tak ada sesuatu pun yg bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aqu tak ingin menikmatinya sebagai orang raqus. Sedikit demi sedikit namun sangat nikmat. Aqu terus mempermainkan klitorisnya dgn lidahku.

    Tiba-tiba ia menghentakkan bokongnya ke atas dan memegang kepalaqu erat-erat. Ia melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yg pertama. Aqu berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aqu menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.

    Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku sudah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aqu menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

    Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aqu bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yg terserak.

    Mulutnya terus menggumam tak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan bokongku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

    “Cepat.. Cepat.. Aqu sudah nggak tahan!” jeritnya.

    Kuturunkan bokongku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

    Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aqu berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi bokongku sehingga kemaluanku yg panjang dan besar itu menerobos ke dalem dan terbenam sepenuhnya dalem liang surgawi miliknya.

    Ia menghentak-hentakkan bokongnya ke atas agar lebih dalem menerima diriku. Sejenak aqu diam menikmati sensasi yg luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aqu mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

    Dinding-dinding liang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Bokongnya yg bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dgn genjotanku di kemaluannya.

    Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dgn mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dgn kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dgn lidahnya.

    “OH..”, erangnya, “Lebih keras sayg, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

    Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dgn gerakan bokongku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aqu akan orgasme.

    “Aqu mau keluar, Meywan”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

    “Aqu juga”, sahutnya, “Di dalem sayg. Keluarkan di dalem. Aqu ingin kamu di dalem.”

    Kupercepat gerakan bokongku. Keringatku mengalir dan menyatu dgn keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan bokongku dan kemaluanku membenam sedalem-dalemnya. Spermaqu memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan bokongnya ke atas menerima diriku sedalem-dalemnya.

    Kedua pahanya naik dan membelit bokongku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaqu ke dalem rahimnya. Inilah orgasmeku yg pertama di dalem kemaluan seorang perempuan sejak kematian isteriku. Dan ternyata perempuan itu adalah Meywan yg cantik bahenol dan seksi.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aqu mengangkat tubuhku. Aqu memandangi wajahnya yg berbinar karena birahinya sudah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

    “Ardy, kamu hebat sekali, sayg”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aqu tak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”

    “Meywan juga luar biasa”, sahutku, “Aqu sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yg menawan ini. Meywan tak menyesal bersetubuh dgnku?”

    “Tak”, katanya, “Aqu malah berbangga bisa menjadi perempuan pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aqu lagi nanti?”

    “Tentu saja mau”, kataqu, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.

    “Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aqu,” lanjutnya, “Tapi kalau aqu yg pingin, boleh kan aqu nelpon?”

    “Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.

    “Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aqu kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

    Hatiku bersorak ria. Aqu mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan. Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tak terlupakan. Kami terus berpacu dalem birahi untuk memuaskan nafsu.

    Aqu menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalem berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi. Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dgn aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel namun terbanyak di rumahnya.

    Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dgn permainan birahi yg panas dan menggairahkan.

  • Majalah Dewasa – Kim Sarang

    Majalah Dewasa – Kim Sarang


    1744 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-
    begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model
    asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

     

  • Video Bokep Ngentot Tante Maki Kyouko Yang Kangen Belain Laki-laki

    Video Bokep Ngentot Tante Maki Kyouko Yang Kangen Belain Laki-laki


    1865 views

  • Cerita Seks Penisku Dikocok Anak SMA

    Cerita Seks Penisku Dikocok Anak SMA


    2379 views

    Cerita Seks – Ketika itu adalah tanggal ulang tahun sekolah gue belajar 2,5 tahun belakangan ini. Pada hari jadi sekolah merupakan hari yang sangat bahagia bagi kami siswa siswi yang sekolah disana kerana kami semua ga dapet belajar tentunya dan udah dari 3 hari sebelumnya melakukan berbagai persiapan untuk acara hari itu!

    pada hari jadinya sekolah kami mengadakan berbagai acara yang sangat heboh dan ga kalah seru pastinya sob! mulai dari pentas musik aneka band, aneka lomba2 seperti lomba antar kelas sampai lomba modern dance. Namun lomba modern dance ini tidak diadakan antarkelas, tetapi antarangkatan yang membuat acara ini seru adalah suporter dari masing2 kelas dan angkatan yang saling adu mulut sampai adu jotos untuk team yang mereka jagokan!biasalah anak muda seperti kami egonya lagi tinggi-tingginya.

    Ok kembali ke acara ulang tahun sekolah gue ini dimulai dari pukul 9 pagi. Namun gue datang pukul 11 siang!hehe.. maklum lah anak bandel yang suka nyari sensasi dan sengaja gue datangnya telat hanya untuk nonton band2 ibu kota dan menyaksikan lomba modern dance saja. Dan akhirnya saat yang dinanti datang juga.

    Modern dance angkatan kelas 3 yaitu angkatan gue sendiri yang beranggotakan 5 orang. Namun yang gue kenal dekat hanya melia yang memiliki nama lengkap Putri Amelia Candra. ohhh ya gw kok sudah mengenalin orang lain padahal gue aja belom kenalan!he..nama gw ryo sob nama panjangnya ga usah deh ya jelek soalnya ?

    Acara pun dimulai dari penampilan kelas 1 lalu iikuti kelas 2 dan yang menjadi penutup adalah kelas 3. Mereka mulai masuk ke tengah lapangan. Pakaian yang mereka kenakan cukup seksi. Walaupun di bagian perutnya tidak terbuka. Pakaian yang mereka kenakan cukup ketat pastinya, menonjolkan payudara payudara mereka yang baru ‘tumbuh’.

    Cukup membuat mata murid murid lelaki melotot. Dengan diiringi lagu-lagu techno mereka semua yang muda belia seumuran gue meliak-liukan badannya dengan seksi. Seiring lompatan atau gerakan seksi mereka payudara mereka bergoyang-goyang indah dan bergetar-getar!indahnya serasa dunia saat itu

    Mata saya hanya tertuju pada melia. Selain karena wajahnya yang cantik, ia juga memiliki payudara yang cukup seksi tentunya. Rambutnya yang tergerai panjang menambah seksi tubuh indahnya. Walaupun ada pula teman 1 tim dancernya yang saya pikir cukup bohai juga.

    Mulai dari payudara yang lebih besar dari melia, ia juga memiliki paha yang gempal. Namun perhatian gue tetap tertuju pada melia. Wajar aja gue merhatiin terus, menurut gue dia cewek paling seksi secara fisik maupun non.Setelah mereka bermodern dance ria & membangkitkan gairah pada laki-laki, dengan keringat bercucuran di kening, leher & bagian-bagian lainnya, mereka segera berganti baju.

    melia segera menuju kelas untuk kembali mengenakn seragamnya. Seiring langkahnya berjalan, payudaranya yang baru tumbuh bergoyang-goyang. Kemudian setelah ia mengambil pakaian ganti dari tasnya, ia pun menuju ke wc untuk berganti baju.

    Lalu gue ikutin dia dr belakang. Terlihat, tali branya nyeplak karena keringat yg basah ke tubuhnya. wowww sedapnyo. Setelah masuk itu, ia masuk ke kamar mandi. Tanpa ia sadari bra dan celana dalemnya yg berwarna hitam jatuh di depan pintu kamar mandi.

    Cerita Dewasa – Gue pun langsung saja mengambil bra an cdnya yang jatuh tersebut dan langsung gue pegang. Gue pun masuk ke kamar mandi cowo dengan tujuan mau kencing tanpa maksud untuk menyembunyikan ke dua barang tersebut. Di dalam pikiran gue, gue akan berikan setelah gue kencing.

    Setelah gue kencing, gue liat amelia mondar-mandir di sekitar kamar mandi. Langsung aja gue tegor,

    “Nyari apa melia?”

    “Eh lo ryo, ini nih gue nyari bh sm cd gue, lo lyat gak?”

    “Ohhh, ini mksd lo?” Langsung gue tunjukin bra dan cdnya.

    “Iya, ni dia yg gue cari. Ni lo nemu dimana?”

    “Ni tdi jatoh. Lo ga tau.”

    “Oh yawdh, thanks ya ryo.

    “Iya sm2 melia.”

    “Ywdh deh, gue mo ganti baju dulu yah. Gerah banget nih.”

    “Ngapain melia?”

    “Ganti baaajuuu… knp?? Mo ikuuut??” Tanya amelia nakal.

    “Hhhee. Emg boleh melia??”

    “Hmmm…” dia ngeliat ke sekitar. Setelah itu dia langsung nyruh masuk gue untuk 1 kamar mandi dengannya.

    “Ywdh yuk masuk.”

    “melia, gue mo kencing dulu yah. Lo jangan ngintip.” Langsung gue buka clana gue sambil ngebelakangin amelia. Trus kencing. dan Tiba-tiba melia berkata

    “Oh my god. Gede banget ryo barang (Kontol gue) lo” Gue pun kaget.

    “melia, dibilang jangan ngintip. Ko ngintip sih?”

    “Hhehe. Sori ryo, abis gak sengaja… hehee boong ding, gue penasaran aja pengen liat…”

    “Ah, dsar lo melia. Ywdh, ganti baju tadi katanya mo ganti baju?”

    “Ywdah”Gue pun memakai clana gue lagi.

    Amelia pun sibuk membuka baju dancenya. Trus celananya. Trus branya. Lalu cdnya.

    Gue pun merhatiin semuanya.

    “Eh ryo, jgn ngeliatin ke sini dong.” Sambil ia menutupi toketnya yg sekel dengan tangan kirinya. Trus memiawnya juga ditutupin sama cdnya yang baru dibuka.

    “Hehehe. gue penasaran juga melia…”

    “Penasaran??”

    “Iya”

    “Lo juga tadi penasaran sama barang gue kan?”

    “Iya sih” sambil ia senyum-senyum.

    “melia, gue mo remes2 toket lo dong. Boleh ga?”

    “Ha? Tai lo ryo. Emang lo siapa gue!!”

    “Bentar aja melia”

    “Tapi gue juga pegang2 barang lo ya ryo? Biar adil.”

    “Oh yawdah”dan gw pun ngebuka resleting gue. Nyingkap CD gue. Trus ngeluarin Kontol gue.

    Gue dengan semangat ngeremes2 toket amelia yg sekel. Tapi dia agak takut2 buat megang Kontol gue.

    “Knp melia? Pegang dong… gue aja udah megang toket lo nih. Sekel banget sih melia toket lo?”

    “Ihh, gue baru pertama nih megang barang cowo. Hahaha.”

    “Sstt. Jgn kenceng2 ktawanya…”

    dan gue mencoba membawa tangannya buat megang Kontol gue secara pelan2 dan sedikit paksaan akhirnya, Kontol gue pun tersentuh oleh tangan amelia.

    “Oowwhhh… kocok2 dong melia…” Pinta gue.

    Dia pun agak malu2 pas mau ngocok Kontol gue.

    Akhirnya pelan2 dia kocok Kontol gue. gue pun sambil ngeremes2 toket dia.

    “Owwhhh… enak melia… agak kenceng dong megangnya…”

    “Iya… ohh gede bgt sih ryo?? Lo dah ngaceng ya nih??”

    “Iya udah lah. Secara gue ngeremes2 toket lo udah nafsu gini. Pasti dah ngaceng.”

    “melia… gue isep yah toket lo??”

    “Ihh, gila lo ah.”

    “Bentar…”

    “Ywdah… nih…” ia pun menyodorkan toketnya ke mulut gue. Tapi ia ngelepasin kocokannya dari Kontol gue.

    “melia, sambil kocokin Kontol gue juga dong. Jangan berenti…”

    “Uwhh… iya iya… cerewet lo ahh…” Dia pun ngocok Kontol gue agak cepet.

    “Aahhhh… ohhhh… enak meliaa…” suara gue mendesah. Trus gue kenyot2 toketny.

    “Ahhh… yg cepet lagi melia… oohh… uuhhh… ssshhh…” sambil gue kulum lehernya, trus ke bibirnya.

    “melia, sepongin dong sebentar…”

    “Ha?”

    “Sepongiiin… masukin Kontol gue ke mulut lo… trus kocokin pake mulut lo…”

    “Aaahhh!! Gak ahh!! Pake tangan aja yah ryo? Nnti kpn2 deh.” Amelia nolak.

    “Bentar meliaa… pengen nihh…” gue memohon.

    “Ah lo ryo. Ywdah, tp bentar aja ya”

    “iya, sampe keluar…”

    “Ahh, tp peju lo jgn dikeluarin dimulut gue!!”

    “Iya, gak… nnti kalo gue dah mau muncrat gue cabut Kontol gue dari mulut lo…”

    “Yaudah, maen cepet yaa. Takut dicurigain nih gue ntr sama anak2 yang laen.”

    “iya” jwab gue.

    Amelia pun jongkok di depan gue. Mulutnya pas banget udah berhadepan sama Kontol gue.

    Gue pun menyodorkan Kontol gue ke mulutnya. Amelia pun tanpa ragu lagi membuka mulutnya lebar2. gue terus dorong semua Kontol gue masuk ke mulutnya amelia. Setelah itu dia rapetin mulutnya dan mulai menggerakan mulutnya maju mundur sambil skali2 mainin lidah dan bibirnya buat mijet2 Kontol gue.

    Kontol gue kerasa agak2 anget. Trus juga ada rasa2 lembek2 enak yg berasal dari lidahnya.

    Itu semua gue imbangin dengan ikut gerak2in Kontol gue maju mundur.

    “Ooohh… meliaaa… enaaaaaakkk… mmmhhhhhh… ooohhh… sshhhh…” sambil gue belai2 rambutny yg ga terlalu panjang.

    “Mmmhhhhh… mmmmhh… mhhhh…” amelia pun mendesah smbil terus nyepongin Kontol gue.

    “Ooohhhhhhhhh… teeruusss meliaaaa… ooohhh… eeennnaaakkk… terus melia…”

    “Mmhh… mmhhhh…”

    “Cepetin lagii meliaaa…” pint ague.

    “Mmmhhh… mhhhh… mmmhhhhhhmmhhhh…” amelia pun sedkit agak kewalahan nyepongin Kontol gue.

    “Aaahhhh… ooouhhhcchhh… enak meliaaa… oowwwhhhwwwwwhhh… sshhhhhh”

    Cerita Dewasa – Amelia pun semakin mempercepat kocokan mulutnya di mulut gue. Gue pun mengimbangin dengan memajumundurkan Kontol gue di mulutnya.

    Saking terasa cepatnya. Akhirnya gue udah ngerasain kalo peju gue mau keluar.

    “Aaohhh… meliaa… gue mau keluar nihhhh…”

    Dengan cepat dia ngelepasin mulutnya dari Kontol gue. Trus dia berdiri dari yg sebelumnya pas nyepongin gue dalam posisi jongkok. Gue pun meraih tangan kanannya. Trus gue tuntun buat megang Kontol gue yang udah ngaceng banget krn mau keluar.

    “Kocokin yang cepet melia…”

    Amelia pun mengocok Kontol gue cepet. Pas dia lagi ngocokin Kontol gue, gue kissing bibirnya yang imut2, sambil kadang2 gue remes2 toketnya yang sekel gak terlalu gede.

    Akhirnya setelah kira2 3 menit dikocokin pake tangannya.

    “Aaarrghhhh… cchhaaaaaa… gue mauuu keluarrrrr nihh…”

    “Uwwhh, ywdah keluarin aja ryo…” dia pun ngarahin Kontol gue ke wc biar peju gue nnti langsung ke buang ke lubang wc tanpa berceceran di lantai.

    “Aaarghhh… oooooooooouhhhhhhhh… sssssssshhhhhhhhhhh… aaaaah… gue keluar meliaaa…” akhirnya peju gue pun keluar. Peju gue muncrat 7x. dari mulai banyak sampe keluar setetes setetes.

    “Oouhwwww… gila ryo, banyak banget peju lo… duuhh kena tangan gue lagi nih…” amelia pun ngelepasin tangannya dari Kontol gue. Trus dia ngebersihin tangannya yang kena peju gue sedikit pake aer di gayung.

    “Uuffhh… iya nih melia, udah lama sih gue gak colai… tapi akhirnya sekarang gue malah dicoliin sama lo… capek nih melia… melia bersihin dong peju gue nih dikit lagi pake mulut lo…” pinta gue kea ca.

    “Apa?” amelia kaget.

    “Jilatin dikit nih ujung Kontol gue, kan masih ad sisa2 pejunya…”

    “Ih males. Gak ah. Jijik gue.”

    “Yah, tanggung nih melia… dikit lagi”

    “Gak. Nnti aja yah kapan2 ryo…” amelia memberi harapan.

    “Huh. Dsar lo melia. Tanggung juga nih. Ywdah deh.”

    “Nih gue bersihin peju lo yang di sini aja nih.” Kata Amelia sambil nyiramin aer ke dalem wc yang sebelumnya banyak peju gue.

    Setelah nyiramin peju gue yang berceceran di wc, amelia pun kembali berganti baju. Begitu juga gue. Gue pun memakai celana dalem gue lagi kemudian resleting celana panjang gue.

    Gue perhatiin amelia. Ia kleiatan seksi banget. Satu persatu ia kenakan pakaiannya. Mulai dari celana dalemnya yang berwana hitam. Branya yang juga berwarna hitam. Namun ia agak kesulitan saat akan mengaitkan branya. Lalu ia pun meminta tolong gue.

    “ryo tolong pakein dong.” Ia pun membelakangi gue meminta mengaitkan pengait branya.

    “Tapi ada syaratnya yaa…” ucap gue ngeledek.

    “Syarat apaan?”

    “Tebak dong”

    “Hmmm apa ya. Ga tau ah! Udah cepetan pakein!!” ia pun agak sedikit ngotot.

    “Itu tuh.” Gue pun menunjuk ke arah memiawnya.

    “Ohh ini… lo mau ngewe sama gue?” amelia pun bertanya dengan nada agak sedikit kaget.

    “Iaa, gue pengen ngewe sm lo melia… blh ga?”

    “Anjjrriitt lo ryo, apa masih kurang yg skrg?”

    “Kurang laaaah… gue mau nyicipin tubuh lo pake Kontol gue…”

    “Aaaaaaaahhh!”

    “Sssstt, jgn kenceng2 melia… Ayoo dong meliaaaa… kpn2 yaaahh?? Ga sekarang kok…” ucap gue memohon lagi.

    “Gue masih virgin laaahh ryoo.”

    “Ahh yakinnn lo??”

    “IYA!”

    “Kalo dari toket lo yg gue pegang tadi sih kayanya lo udah ga virgin deh…”

    “Hah? Tau dari mana lo???”

    “Ya tau laaahh, kalo toket cewe yang udah ga virgin tuh udah agak kendor sedikit, ga terlalu sekel banget…”

    “Hahhha gila ya lo, kayanya udah ahli banget nih soal beginian”. Sambil dia sibuk merapikan bajunya.

    “Iya dong, makanya kapan2 mau nyoba ngewe sama gue ga?”

    “Hmmm gimana yaaaaa, yaa liat nanti aja deehhh”. Sambil berkaca di cermin kecil sambil merapikan rambut dan poninya.

    “Yawdahhh nnti kpn2 kita coba yaa??” Ucap gue memastikan.

    “Iya ahh, ywdah, gue mau balik ke anak2 dulu nih. Ntr gue dicurigain lagi ganti baju doang kok lama banget.” Dia pun membuka pintu dan keluar dari kamar mandi.

    “Sipp, ati2 lo. Thankss meliaa atas handjob dan blowjob lo… Hehhhe”“Haahh, bakalan enak nih kalo seandainya nanti gue ML sama dia” Pikir gue.

    dan setelah berapa menit gue keluar dari toilet tersebut perasaan menyesal pun datang menghampiri! biasalah penyesalan selalu datangnya belakangan dan ga pernah duluan! menyesal kenapa ryo? he…menyesal kenapa ya ga gue paksa melia untuk langsung aja ngajakin ngentot!hahahaha…

    Cerita Dewasa – sambil ngebayangin seandainya pas didalam toilet cewek tersebut gw ngentot sama melia, tapi gw punya obsesi untuk ngedapetin perawan si melia bagaimapun caranya gw harus yang pertama meniduri dia kalau masih perawan.

  • Majalah Dewasa Edisi Tarn Kanya Rattanapetch

    Majalah Dewasa Edisi Tarn Kanya Rattanapetch


    1329 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orangyang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan
    koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan
    melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten
    baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

     

  • Istriku Yang Semakin Hot Membuat Ku Tak Tahan Menahan Nafsu

    Istriku Yang Semakin Hot Membuat Ku Tak Tahan Menahan Nafsu


    1554 views

  • Foto Bugil Akira Ichinose Pamer Payudara Hotnya

    Foto Bugil Akira Ichinose Pamer Payudara Hotnya


    1856 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Jenna Sativa tukang pijat ++ khusus cewek

    Jenna Sativa tukang pijat ++ khusus cewek


    1557 views

  • Cocoa Ayane Penggila Sex Bebas

    Cocoa Ayane Penggila Sex Bebas


    1851 views

  • Ku renggut Perawan Dokter Muda Yang Cantik

    Ku renggut Perawan Dokter Muda Yang Cantik


    1975 views

    Foto Ngentot Terbaru – Semua berawal dari sebuah desa kecil yang di beri nama desa Tomari, dimana ada seorang dokter dari kota yang baru saja menamatkan universitasnya dan harus magang di desa-desa terpecil salah satunya seperti desa Tomari yang kami sebut di atas tadi. Dokter tersebut tinggal di Rumah Kepala Desa Tomari yang bernama Koziro. pada beberapa hari semua nya masih terlihat normal. tapi ntah kenapa semua berubah saat suatu hari terjadi hujan yang sangat lebat yang membuat pak Koziro berniat untuk menyetubuhi Dokter muda perawan tersebut. Pak koziro memberanikan diri untuk mendekati Dokter mudah tersebut, dengan pengalaman seks yang dimiliki pak Koziro sulit bagi dokter muda tersebut untuk menolaknya, dan akhirnya terjadi lah sesuatu yang indah untuk pak Koziro malam itu dimana ia berhasil memerawani dokter muda cantik tersebut. Dari cerita tersebut kami mempunyai beberapa Foto ngentot mereka, tanpa perlu menunggu lama lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Seks Skandal Hot Pembantu Plus Majikan

    Cerita Seks Skandal Hot Pembantu Plus Majikan


    3473 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerpen Seks Skandal Hot Pembantu Plus Majikan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Kejadian ini berlangsung sekitar 4 tahun lalu ketika saya berumur 22 th. Saat itu saya masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Saya berkenalan via internet dengan seorang keturunan china berumur 40th bernama bernama Lili, dia mempunyai 2 orang anak berumur 5 dan 9 th.

    Mulanya saya hanya tertarik karena orangnya ramah dan asyik diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak muda alias lumayan ‘gaul’ lah. Hampir setiap malam dia telepon ke rumah saya. Cerpen Sek Sampai kadang anak-anaknya ikutan bercanda lewat telepon.

    Suatu saat Lili akan ada tugas dari kantornya ke Surabaya dia menelepon minta dijemput di Airport katanya, wah asyik nih aku bisa ketemu sekalian bisa ngobrol dan bercanda.

    Pada saat hari H dia telpon saya lagi dia bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam. Cerpen Sek Hmm sesampainya di airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan airport yang pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun kira-kira masih sekitar umur 30 th menurutku.
    Aku beranikan diri untuk menyapa,
    “Hmm selamat siang bu, ma’af ibu yang bernama Lili?” Cerpen Sek dengan senyum yang manis dia langsung merespons,
    “Apakabar Iwan”.

    Saya langsung bengong karena melihat tampangnya yang masih cantik dengan badan langsing tapi gemuk pada bagian yang penting tentunya. Tiba-tiba Lili langsung mencium pipiku..
    “Mmmuuaachh jangan pake ibu segala ya.. Panggil Lili aja!”.

    Wah-wah saya langsung rada horny.. He.. he..he.. Cerpen Sek Seharian saya antar dia keliling ke kantor klien-kliennya, setelah jam kerja usai, kita makan malam dan saya antar lagi dia ke airport.
    Di perjalanan tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan. Saya tanya,
    “Kenapa kok berhenti?” tanpa banyak bicara dia langsung mencium bibir saya dan membuka retsleting celana saya, penis saya langsung menegang tanpa basa-basi.

    Sambil mengelus-elus batangku dia bergumam,
    “Hmm mantap juga batang kamu ini”
    Ukuran penisku tidak terlalu besar sih sekitar 18 cm panjangnya, tapi menurut Lili, “helm proyek”-nya ini bisa bikin nyesek.. He.. he.. he.. he..
    Cerpen Sek Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot batang kemaluanku yang dari tadi sudah menunggu hisapan mulut sexinya, tak ketinggalan lidahnya menjilat-jilat batang penisku, aku tak mau tinggal diam tanganku berusaha meremas dadanya yang cukup kenyal, tapi dia menepis,
    “Sudah deh kali ini biar Lili yang kerja,”

    ya.. aku pasrah saja sambil menikmati sedotan bibirnya, tak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala penisku serasa makin besar akhirnya
    “Oughh.. ahh..” Crott!! Spermaku keluar di mulut Lili,
    Dia makin gila menyedot semua batangku masuk ke mulutnya seakan nggak mau ada spermaku yang lolos dari mulutnya. Cerpen Sek Kepala penisku masih berdenyut saat Lili menyedotnya.
    “Ahhmm enak banget batang kamu, thank’s ya,” kata Lili, Agen Judi Hoki Banget

    sambil tersenyum dan menciumku, dia sangat suka dengan penisku, Cerpen Sek sementara aku hanya bisa diam dan masih terheran-heran melihat kebinalannya,
    “Ayo jalan, ntar ketinggalan pesawat nih.”
    Tiba-tiba Lili protes melihat aku hanya terdiam dan membiarkan celanaku terbuka. Pada saat aku tiba di parkiran airport Lili berkata,

    “Kamu masih utang lho sama aku”
    “hmm…” aku hanya bisa senyum sambil kali in aku yang mencium bibir sexy-nya.
    Lili memelukku erat, kami seperti pasangan kekasih aja.
    Sebulan telah berlalu, kami tetap berhubungan via telepon, hubungan kami semakin akrab, lalu saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu Lili. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah, Cerpen Sek sekalian saya bertugas mengajak anaknya jalan-jalan.

    Saat tiba di Jakarta saya menginap di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Senayan. Lalu kami bertemu dan jalan-jalan bersama kedua anaknya,
    “Hmm sudah seperti keluarga aja nih” pikirku dan Lili terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya.

    Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba anak Lili yang berumur 7th meminta saya untuk menginap di rumahnya, agar kita bisa main playstation berdua. Asyik juga nih pikirku, karena memang aku juga keranjingan main game. Saya dan Dodi (anak sulung Lili) sudah 2 jam main playstation. Saat itu sudah jam 23.00, Dodi sudah mau tidur sementara Lili masih sibuk membereskan kamar yang akan saya tempati.
    Kelar main PS dengan Dodi, saya langsung mandi karena sejak tadi saya belum mandi. Selesai mandi saya lihat Lili sudah selesai beres dan duduk di sofa ruang keluarga sambil nonton TV. Cerpen Sek Cantik sekali Lili saat itu, dengen baju tidur warna ungu, wah.. yang bikin saya deg-degan dadanya yang berukuran 34b menyembul dibalik gaunnya, dan setelah aku curi-curi pandang ternyata dia tidak memakai bra.
    “Kamu masih hutang ama aku lho Wan”, Lili berkata begitu dengen senyum manisnya.
    Ya aku langsung jawab aja,

    “Iya deh pasti aku lunasin kok” wah kebeneran nih ngerasain vagina janda..
    Hehehehe biarpun sudah umur 40-an tapi badannya sangat sexy karena memang hobbynya berenang.
    “Kita sambil nonton bokep yuk Wan,” kata Lili.

    Sewaktu Lili memasang VCD rada sedikit nungging, Cerpen Sek Hmm.. pahanya terlihat mulus den belahan pantatnya terlihat sangat bersih, aku tak tahan langsung aja aku samperin dan menjilat belahan pantatnya dari belakang sampai turun ke selangkangan.

    “Ahh sayangg.. Sabar donk.. Aku sudah lama nggak diginiin” Lili mendesah sambil kakinya gemetaran.
    Aku gendong saja ke sofa terus aku ciumin bibrnya, Lili merespons ciumanku dengan ganasnya,
    “Jago juga nih ciumannya”, pikirku.

    Sementara kedua tanganku mulai menyelusup ke dadanya yang sejak tadi membusung karena menahan nafas,
    “Oughh ahh.. Terusin sayang,” desahnya.

    Tangan Lili mulai berusaha meraih batang penisku yang sudah menegang dengan helm yang memerah,
    “Eitt ini giliranku bayar hutang,” tanganku menepis tangan Lili dengan lembut, dia hanya tersenyum.
    Sementara mulutku mulai menjilat-jilat puting Lili yang berwarna pink. Cerpen Sek Jemarinya mendekap erat kepalaku, sambil mendesah dan kakinya memeluk erat pinggulku,

    “Suck my pussy baby” Lili mendorong kepalaku ke arah vaginanya yang dari tadi cairannya membasahi dadaku.
    Hmm asyik benar nih pikirku dalam hati. Saat aku mulai menyapukan lidahku dari bagian bawah ke atas vaginanya aku merasakan cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu Lili. Cerpen Sek Aku hisap clitorisnya dia makin mengejang dan aku merasakan vaginanya sperti menghisap bibirku.
    “Ciuman ama bibir atau vagina sama enaknya nih,” pikirku.
    “Oughh sayangghh enak,” gumamnya.
    Lidahku mulai bergerak konstan di clitorisnya semakin cepat, pantatnya bergerak naik turun mengikuti irama lidahku, tiba tiba dia berteriak histeris.

    “fish.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Iwann eghh.,” badan Lili mengejang, tangannya menekan kepalaku ke vaginanya hingga hidung dan hampir semua wajahku basah karena cairan vaginanya.
    Nafasnya tersengal-sengal dadanya makin membusung (ini pengalaman pertamaku menjilat vagina, sekarang aku suka sekali menjilat vagina sampai lawan sex-ku mencapai klimaks karena jilatanku). Cerpen Sek Aku jilati terus dan aku telan semua cairan vaginanya, rasanya enak banget!!

    Sementara nafas Lili masih tersengal-sengal aku angkat kedua pahanya sehingga lobang pantatnya pas berada di bibirku. Aku jilati lagi sisa-sisa cairan yang meleleh di lobang pantat Lili sambil aku teruskan jilatanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang. Cerpen Sek Tangan Lili makin menekan kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala Lili menegadah pertanda dia sangat menikmati jilatanku, sampai akhirnya aku berbalik lagi menjilat bagian lobang vaginanya yang masih berdenyut.
    “Sayangghh terusinn aku hampir sampai lagi nihh,”gumamnya sambil menggerak-gerakan pantatnya.
    Aku makin enjoy dengan rasa vaginanya yang seperti sayur lodeh.. Hehehehe. Aku hisap clitorisnya sampai akhirnya dia mulai mengejang-ngejang..

    “Oughh enakk sayangku..” Kuku jemarinya terasa perih di belakang leherku.
    Lili mencapai klimaks untuk kedua kalinya, tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan saja batang penisku yang dari tadi sudah menunggu untuk bersarang, Cerpen Sek Ternyata tak semudah itu, lobang vaginanya memang cukup sempit pertama kali hanya kepala penisku aja yang bisa masuk, lalu setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi beberapa kali akhirnya. BLESS..
    “Eghh.. Enak banget Wan,” gumamnya Lili langsung menciumi bibirku dengan penuh nafsu.
    Aku mulai memompa vaginanya secara beraturan sambil menjilati puting susunya yang merah dan menegang, enak benar vagina Lili, pikirku.Selama 15 menit aku memompa, Cerpen Sek perlahan tapi pasti vagina Lili makin terasa makin menyempit, aku makin merasa enak.
    “Ahh.. Ahh oughh” mendesah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa.
    Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Lili mencapai klimaks yang ketiga kalinya,

    “Aghh ahh I LOVE THE WAY YOU fish ME!!” Aku makin mempercepat gerakanku..
    Lili makin menggila.
    “fish.. fish.. fish ME.. Oughh ahh ahh,” Lili benar meracau tak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur kedua anaknya. Cerpen Sek Setalah Lili menikmati sisa-sisa klimaksnya aku ciumin bibrnyai dia dan dia tersenyum,
    “Thank’s ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar sayangku,” dia berkata sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang sandaran sofa.
    “fish me from behind,” dia mengarahkan penisku yang masih menegang ke arah lobang vaginanya yang sudah basah kuyup.

    Langsung aja aku pompa vaginanya karena aku sudah tak tahan ingin cepat-cepat keluar, baru sepuluh kali keluar masuk, Lili mendesah berat dan vaginanya berdenyut pertanda dia mencapai klimaksanya, Cerpen Sek badannya seperti kehilangan tenaga, aku tahan pantatnya sambil terus aku pompa vaginanya.
    Denyutan vaginanya membuat aku merasa makin nikmat. Dengan mata sayu Lili berkata,
    “Keluarin di mulutku sayangku, aku haus spermamu”.
    Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar kenikmatanku sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai puncak kenikmatan aku cabut penisku, dengan sigapnya Lili meraih batang penisku dan mengocok-ngocok di dalam mulutnya.
    “Oughh.. Cerpen Sek Isepin penisku sayanghh ahh..” Crott!! Crott.. Crott..
    Cairan spermaku meleleh di dalam mulutnya sampai keluar dari tepi bibir Lili.

    Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup mengagetkanku
    “ahh ahh ahh oughh..,” kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat pembantu Lili yang bernama Nivia sudah telentang sambil mengejang di lantai, jemarinya terlihat berada di dalam vaginanya, sementara bajunya sudah tidak karuan. Aku baru sadar jika permainan kami diperhatikan oleh pembantu yang kira-kira masih berumur 15 tahun. Cerpen Sek Namun badannya lumayan bongsor dan mulus, buah dadanya terlihat membusung indah sekali. Namanya Nivia.

    Ternyata Nivia sudah memperhatikan permainan kita sejak tadi. Tanpa malu-malu lagi Lili memanggilnya,
    “Sini kamu!” sambil mukanya memerah Nivia berjalan mendekat.
    “Kamu ngapain?” tanya Lili.
    “Ya lihat Ibu sama Mas Iwan begituan,” jawabnya dengan lugu sambil melirik ke arah penisku yang masih tegak.
    Lili berbisik,
    “Aku sudah cape nih, aku rela kok kamu main sama Nivia, tuh penis kamu masih tegak,” sambil menciumku Lili membisikkan hal yang benar-benar aku inginkan dan cukup mengejutkan bagiku.
    Sambil menunjuk ke arah VCD bokep yang sedang beradegan anal, Cerpen Sek Lili berkata kepada Nivia,
    “Kamu mau ngent*t seperti di TV itu ya Nivia”
    Dengan muka makin memerah Nivia menjawab dengan perlahan dan gemetaran,
    “Eng.. Engga bu, ma’afkan Nivia”.
    Dengan nada sedikit membentak Lili memerintah,
    “Pokoknya kamu harus layani Mas Iwan sampai dia puas!! Cerpen Sek Siapa suruh ngelihat kita ngent*t sambil mainan vagina pula, isepin tuh penis Mas Iwan!”.

    Sambil perlahan-lahan mendekat, tangan Nivia yang masih terlihat basah karena cairan vaginanya, meraih batang penisku, perlahan Nivia mulai mengocok-ngocok sambil mengulum penisku.. Cerpen Sek Hmm enak sekali bibr mungil Nivia. Aku elus pipinya dia memandang ke arahku, aku tanya si Nivia,
    “Kamu sudah pernah ngent*t ya?”
    Dengan senyum malu-malu Nivia menjawab,
    “Sudah Mas, dulu waktu Nivia masih di kampung sama teman-teman”
    “Hahh ama teman-teman?, rame-rame Donk?” aku bertanya kembali.
    Nivia hanya mengangguk lalu melanjutkan kulumannya.

    Aku lihat Lili sudah terlelap kecapean. TCerpen Sek anpa sadar aku meremas-remas payudara Nivia sambil memelintir putingnya. Nivia mendesah menikmati sambil terus berusaha mengulum penisku. Dengan lugu Nivia berkata,
    “Mass ahh tolong donk dimulai, masukin Mass”.
    Aku langsung mengangangkan kedua paha Nivia dan Bless ternyata memang benar dia sudah tidak perawan lagi. Cerpen Sek Nivia mendesah perlahan..
    “Ouhh penis Mas besar sekali, baru kali ini saya ngent*t sama orang dewasa.”

    Nivia terus menggoyang-goyangkan pantatnya sambil meremas payudaranya sendiri. Cerpen Sek Wah..cukup pengalaman juga nih anak pikirku. Matanya terpejam sambil bibirnya mendesis seperti orang kebanyakan cabe..
    “Ssshh ahh enakk Mass eghh.”
    Tiba-tiba dia berusaha berdiri sambil mendorong badanku,
    “Aku mau diatas mass ahh aku mau keluar”
    Aku oke-in aja deh aku telentang, Nivia berjongkok sambil menggoyangkan pantatnya, dia menciumi leherku aku remas remas kedua payudaranya yang ranum denga puting kecoklatan. Cerpen Sek Genjotannya semakin keras aku mengimbangi goyangan pantatnya, aku naik turunkan pinggulku juga. Nivia mendesah tak karuan sambil rebah di dadaku.

    “Ahh mass ahh ahh oughh aku keluar Mass ahh aku mau lagi Mass.. Ahh..,” bibirnya melumat bibirku penuh nafsu, dia berdiri dan menghadap tembok.
    “Ayo Mass, kita main lagi, aku ingin dient*t sambil berdiri,” dengan sedikit mengangkat pantatnya aku lesakkan batang penisku ke dalam vaginanya.
    Nivia menoleh ke arahku dan dia cuman tersenyum sambil berkata,
    “Boleh nggak yang seperti di TV Mas?”
    Wah.. binal juga nih anak pikirku, Cerpen Sek dalam hati aku juga ingin ngent*t pantat nih, kebetulan. Agen Judi Hoki Banget

    Pantat Nivia memang bagus banget kenyal dan bulat, aku makin nafsu melihatnya. Nivia membimbing penisku masik ke lobang anusnya, oughh sempit banget rasanya tapi enak. Langsung aja aku dorong penisku keras keras,
    “Arrghh oughh Mass enakk teruss mass”
    Nivia benar-benar sexy, bau badannya yang wangi rada asem dikit membuatku semakin terangsang, aku jilatin punggung dan leher bagian belakangnya sambil meremas payudaranya dari belakang. Cerpen Sek Gerakan bokongnya benar-benar mirip Inul penyanyi dangdut.. Hehehe. Sambil terus mendesah, Nivia meraih tanganku dan dibimbingnye masuk ke lubang vaginanya yang banjir sejak tadi.
    “Kocokin jarimu Mass di dalam vaginaku.. Ahh ahh oughh enakk!!”
    Tiba-tiba pantatnya mengejang dan berdenyut (baru kali ini aku tahu kalau pantat dient*t juga bisa klimaks)
    “Ahh Mass keluarin di pantatku, Cerpen Sek Mass aoughh aku keluar Mass.. Oughh ahh ahh” Nivia meremas-remas payudaranya sendiri.

    Aku pompa pantatnya kencang-kencang karena denyutan anusnya aku nggak tahan sementara tanganku terus bergerak keluar masuk vaginanya. Cerpen Sek Nivia menengadah ke atas sambil terus meremas-remas payudaranya dan..
    “Ahh mass aku keluar lagi.. Ahh ahh..”
    Mendengar desahannya aku makin bernafsu dan kepala penisku semakin membesar mau bongkar muatan,
    “Oughh Nivia pantatmu enakk banget.. Ahh” Cerpen Sek Semprotan spermaku membasahi bagian dalam anus Nivia yang masih berdenyut.

    Lutut Nivia bergetar dan dia terkulai lemas di lantai, penisku juga mulai melemas, kami berpelukan kecapean. Benar-benar malam yang liar malam ini, waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi.. Wah tidak terasa sudah hampir 5 jam aku bermain sex dengan dua wanita liar ini. Selama aku tinggal di rumah Lili, tiap malam aku ngent*t dengannya dan paginya Nivia selalu menyediakanku sarapan pagi dan dia tidak pernah memakai celana dalam, Cerpen Sek aku sarapan sambil ngent*t sama Nivia. Hehehehe. Enakk tenan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Malam Pertama Susah Di Lupakan

    Malam Pertama Susah Di Lupakan


    1598 views

    Duniabola99.org – Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai mengucapkan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati cobaan dan rintangan yang sangat berat selama hampir sepuluh tahun hubungan kami.

    Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

    Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu “bersih”, saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

    Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.
    Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

    Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.

    Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora.Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

    Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.

    Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,
    “Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang.”
    Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

    Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.
    Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?

    Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.
    Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkawinan, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik “benda” itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

    Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.

    Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.

    Dia semakin liar, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

    Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

    Kutuntun kemaluanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.

    Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

    Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, “sama-sama.” Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

    Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

    Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.

    Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Foto Bugil Hot Nakata

    Foto Bugil Hot Nakata


    2301 views

    Foto Bugil Terbaru – Gadis Jepang yang kurus ini terkenal di kotanya dan dia tahu bahwa semua orang melihat tubuh panasnya. Kali ini, dia memutuskan untuk bermain voli di halaman belakang sebelum dia mulai melepas pakaian untuk menggoda semua tetangganya dengan tubuhnya yang seksi. Berikut Fotonya di bawah ini.

  • Foto Bugil Abg Jepang Pamer Body Indahnya

    Foto Bugil Abg Jepang Pamer Body Indahnya


    2153 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Foto Ngentot Ashden Breeze Bercinta Panas

    Foto Ngentot Ashden Breeze Bercinta Panas


    2719 views

    Foto Ngentot Terbaru – Koleksi Foto Ekspresi Horny Cewek Ketika Menikmati Dientotin, Banyak dari cewek-cewek yang diam tanpa ekspresi saja ketika dientot. Cewek lokal biasanya memang pandai menyembunyikan perasaan dan ekspresi mereka walau sudah sangat horny sekalipun. Beda halnya dengan cewek-cewek barat yang sudah sangat sange dan horny ini. Mereka cenderung menunujukan ekspresi yang sangat hot ketika menikmati setiap sodokan kontol pasangannya.

  • Nikmatnya Tubuh Gadis Perawan Riska

    Nikmatnya Tubuh Gadis Perawan Riska


    1947 views

    Duniabola99.org – Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan Riska namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi Riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu. Togel Singapore

    Yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut.

    Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan.

    Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Riska, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan mengulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat Riska terkejut.

    Pada saat Riska terkejut kemudian aku bertanya pada dia “Lo Riska ngak kesekolah nih?” dengan malu- malu Riska menjawab “Ujan om..” aku langsung bertanya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” Riska menjawab dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”.

    “Ia om”, Riska menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini Riska tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedinginan dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar- samar tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.

    Melihat Riska yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya.

    Dengan cepat Riska menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena Riska telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa Riska tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.

    Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata Riska tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku Riska menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya.

    Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati Riska dari belakang.

    Aku berbisik ketelinga Riska, enak ya, Riska langsung kaget dan buru- buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang Riska dan menyuruh Riska untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa Riska menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.

    Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih Riska, tangan kananku membuka kancing baju Riska satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu.

    Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan Riska kemudian tangan kiri aku masuk ke dalam rok Riska dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan.

    Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat Riska makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

    “Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh….

    ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat Riska tambah kenikmatan.

    “Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan Riska aku makin tambah bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut Riska belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku,
    aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw Riska, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw Riska.

    Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat Riska mendesah. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia Riska mendesah dengan panjang.

    “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membuat Riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa Riska baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar Riska dapat mencium bau cairan cintanya.

    Setelah beberapa saat aku melihat Riska mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun Riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan.

    Perlahan-lahan Riska menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, Riska pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.

    Dengan melihat Riska pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang Riska kenakan berada di ke dua paha mulusnya,

    Sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Riska menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya.

    Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat Riska mendesah dengan panjang. “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”.

    “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Riska menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya.

    Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Riska. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Riska tersentak dan meneriak kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga Riska semakin tidak karuan menggeliat.

    Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan Riska begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh dia untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi Riska masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi.

    Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh Riska yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 14 cm dengan diameter 4 cm tersembul keluar yang membuat mata Riska melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta Riska mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku,
    namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut Riska dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat Riska hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu.

    Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh Riska mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar Riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah.

    Setelah puas, aku rebahkan tubuh Riska disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawah bokong Riska (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan Riska yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

    Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,Riska..!” mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki Riska yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penis aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memiaw Riska.

    “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Riska dan terlihat Riska menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan.

    Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memiaw Riska walaupun telah basah oleh lendirnya.

    Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan Riska sambil teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit….

    Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw Riska “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang.

    “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw Riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memiaw Riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikkan

    “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum Riska sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw Riska dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw Riska maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketika aku paksa lebih dalam lagi.

    “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”.

    “Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali…………

    Ommm…, auhh…, ohh…”

    Riska tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta Riska menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat..

    Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat Riska merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.

    Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Riska menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir Riska membuat tubuh Riska semakin menegang. “Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh Riska menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang,

    Mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..! Kemudian Riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya. “Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi.

    “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…,

    Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..”

    “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!” “Hehh.. eh… eh…

    ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…”

    “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam

    Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak

    tahaaan… aaakkhhh…”

    Setelah Riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG. Riska pun semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara Riska menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin dalam menembus rahimnya.

    Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan..

    “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi.

    Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw Riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.

    Aku langsung memeluk Riska dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw Riska kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memiaw Riska mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta.

    Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” Riska pun menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita Riska aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

    Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan Riska sering melakukan seks di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakaknya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia.

    Riska sekarang telah berumur 20 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan Riska tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat Riska tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya.

    Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak cerita sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya.

  • THERE ANAL SEX IN HOTEL

    THERE ANAL SEX IN HOTEL


    1917 views

  • Cerita Seks Janda Kaya Yang Kesepian

    Cerita Seks Janda Kaya Yang Kesepian


    1609 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Janda Kaya Yang Kesepian ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Namaku Otong (bukan nama sebenarnya), aku bekerja di sebuah perusahaan cukup terkenal di Jawa Barat, di sebuah kota yang sejuk, dan saya tinggal (kost) di daerah perkampungan yang dekat dengan kantor. Di daerah tersebut terkenal dengan gadis-gadisnya yang cantik & manis. Aku dan teman-teman kost setiap pulang kantor selalu menyempatkan diri untuk menggoda cewek-cewek yang sering lewat di depan kost. Di sebelah kostku ada sebuah warung kecil tapi lengkap, lengkap dalam artian untuk kebutuhan sehari-hari, dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semua.

    Aku sudah langganan dengan warung sebelah. Cerpen Sek Terbaru Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang aku sudah tidak sungkan-sungkan untuk hutang. Warung itu milik Ibu Ita (tapi aku memanggilnya Tante Ita), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil. Warung Tante Ita buka pagi-pagi sekitar jam lima, terus tutupnya juga sekitar jam sembilan malam. Warung itu ditungguin oleh Tante Ita sendiri dan keponakannya yang SMA, Krisna namanya.

    Seperti biasanya, sepulang kantor aku mandi, pakai sarung terus sudah stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost. Aku bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasanya ada yang kurang.., apa ya..?, Oh ya rokok, tapi setelah aku lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), aku jadi ragu, apa warung Tante Ita masih buka ya..?, Ah.., aku coba saja kali-kali saja masih buka. Oh, ternyata warung Tante Ita belum tutup, tapi kok sepi.., ?Mana yang jualan?, batinku.

    ?Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna?, lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.

    Ah kucoba panggil sekali lagi, ?Permisi.., Tante Ita??.

    ?Oh ya.., tungguu?, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.

    Yang keluar ternyata Tante Ita, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, Cerpen Sek Terbaru jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.

    ?Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik Krisna mana?

    ?O.., Krisna sedang dibawa ama kakeknya.., katanya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Otong Tante pake? pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich?.

    ?Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Ita, soalnya biasanya Tante Ita selalu pakai baju kebaya. Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Ita tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.

    Malam gini kok belum tutup Tante..?

    ?Iya Mas Otong, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pake? pakaian dulu?

    ?Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian?, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.

    ?Wah ngerepoti Mas Otong kata Tante Ita.., sini biar Tante ikut bantu juga?. Warung sudah tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja.

    ?Trimakasih lho Mas Otong..??.

    ?Sama-sama..?kataku.

    ?Tante saya lewat belakang saja?.

    Saat aku dan Tante Ita berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, Cerpen Sek Terbaru tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Ita terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Ita menjerit sambil secara reflek memelukku.

    ?Mas Otong.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante?, kata tante dengan muka merah padam. Aku jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan background hitam rambut-rambut halus di sekitar vaginanya yang tercium harum. Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau melilitkan handuk tanpa kusadari burungku yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.

    ?Mas Otong.., burungnya bangun ya..??.

    ?Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..?.

    ?Ah tidak apa-apa kok Mas Otong itu wajar..?.

    ?Eh ngomong-ngomong Mas Otong kapan mo nikah..??.

    ?Ah belum terpikir Tante..?.

    ?Yah.., kalau mo? nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kaya? mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Cerpen Sek Terbaru Gini tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih menyiksa Mas Otong.. kebutuhan batin..?.

    ?Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..?, tanyaku usil.

    ?Yah.., Tante tahan-tahan saja..?.

    Kasihan.., batinku.., andaikan.., andaikan.., aku diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Ita.., ough.., pikiranku tambah usil.

    Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.

    ?Mas Otong burungnya masih bangun ya..??.

    Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Ita meraba burungku.

    ?Wow besar juga burungmu, Mas Otong.., burungnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..??.

    ?Belum..!!?, jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.

    ?Mas.., boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja..??, Cerpen Sek Terbaru belum sempat aku menjawab, Tante Ita sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.

    ?Oh.., sampe? keluar gini Mas..??. Fortunebet99

    ?Iya emang kalau burungku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak tahu persis berapa panjang burungku..??, kataku sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Ita.

    ?Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Otong pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Otong..?, kata tante sambil terus mengocok burungku. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Tante Ita sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu aku tahu karena burungku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.

    Cerita Seks Janda Kaya Kesepian ?Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..?, desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan burungku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan burungku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.

    Aku kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, Cerpen Sek Terbaru dia pegangi burungku sambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Ita naik sambil nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.

    ?Mas Otong.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..!?.

    Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begini indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak. Aku jadi tidak percaya kalau Tante Ita sudah punya anak, aku langsung saja mejilat vaginanya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Aku lahap rakus vagina tante, aku mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya.

    ?Ough Mas.., ough..?, desah tante sambil memegangi susunya sendiri.

    ?Terus Mas.., Maas..?, aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu aku masukkan lidahku ke dalam vaginanya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.

    Kemudian Tante Ita membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.

    ?Ayo Mas Otong.., Tante sudah tidak tahan.., mana burungmu Mas.. burungmu sudah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Otong.., burung Mas Otong kalau bangun dongak ke atas ya..??. Cerpen Sek Terbaru Aku hampir tidak dengar komentar Tante Ita soal burungku, aku melihat pemandangan demikian menantang, vagina dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung tancapkan burungku dibibir vaginanya.

    ?Aughh..?, teriak tante.

    ?Kenapa Tante..??, tanyaku kaget.

    ?Udahlah Mas.., teruskan.., teruskan..?, aku masukkan kepala burungku di vaginanya, sempit sekali.

    ?Tante.., sempit sekali Tante.??.

    ?Tidak apa-apa Mas.., terus saja.., soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian.., ntar juga nikmat..?.

    Yah.., aku paksakan sedikit demi sedikit.., baru setengah dari burungku amblas.., Tante Ita sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.

    ?Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus Mas.., oughh..?.

    Begitu juga aku.., walaupun burungku masuk ke vaginanya cuma setengah, tapi sedotannya oughh luar biasa.., nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini burungku sudah amblas dimakan vagina Tante Ita. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Ita. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakarku.

    ?Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., oughh.., Mas Otong..?, katanya sambil merem-melek.

    ?Kayaknya ini yang namanya orgasme.., ough..?, burungku tetap di vagina Tante Ita.

    ?Mas Otong sudah mau keluar ya..??. Aku menggeleng. Kemudian Tante Ita telentang kembali, aku seperti kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan. Cerpen Sek Terbaru Tante Ita semakin mendesah, ?Ough.., Mas..?, tiba-tiba Tante Ita memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

    ?Oughh Mas.., aku keluar lagi..?, kemudian dari kewanitaannya aku rasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin terasa, aku dibuat terbang rasanya. Ach rasanya aku sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya Tante Ita.

    ?Tante.., Aku keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..??.

    ?Terrsseerraah..?, desah Tante Ita. Ough.., aku percepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh burungku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya spermaku aku muntahkan dalam vagina Tante Ita, masih aku gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Ita orgasme kembali, dia gigit dadaku.

    ?Mas Otong.., Mas Otong.., hebat Kamu Mas?.

    Aku kembali kenakan celana dalam serta sarungku. Cerpen Sek Terbaru Tante Ita masih tetap telanjang telentang di atas meja.

    ?Mas Otong.., kalau mau beli rokok lagi yah.., jam-jam begini saja ya.., nah kalau sudah tutup digedor saja.., tidak apa-apa.., malah kalau tidak digedor Tante jadi marah..?, kata tante menggodaku sambil memainkan puting dan clitorisnya yang masih nampak bengkak.

    ?Tante ingin Mas Otong sering bantuin Tante tutup warung?, kata tante sambil tersenyum genit. Cerpen Sek Terbaru Lalu aku pulang.., baru terasa lemas sakali badanku, tapi itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat ke kantor, saat di depan warung Tante Ita, aku di panggil tante.

    ?Rokoknya sudah habis ya.., ntar malem beli lagi ya..??, katanya penuh pengharapan, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, Cerpen Sek Terbaru tapi mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante Ita tadi, akupun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks Ngentot Model Cantik Nan Montok

    Cerita Seks Ngentot Model Cantik Nan Montok


    1619 views

    Pagi hari. Aku baru saja bangun tidur. Udara terasa segar setelah Jakarta diguyur hujan deras semalaman. Kukenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek ketat yang menampakkan lekuk-lekuk pantatku yang begitu menggiurkan. Aku berjalan ke halaman depan.

    “Aha… Koran baru sudah datang”, kataku dalam hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini tergeletak di dekat pintu pagar. Kuambil surat kabar itu. Langsung aku duduk di kursi di teras sambil membacanya. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi aku sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda Indonesia. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok.

    “Dicari, gadis berusia 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping. Tinggi minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya. Berminat untuk menjadi foto model. Peminat diharapkan datang sendiri ke **** (edited) Agency, Jl. Cempaka Putih **** (edited), Jakarta Pusat.”
    “Aku bisa diterima apa nggak ya?” Aku bertanya dalam hati. Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi syarat-syarat yang diminta. Usiaku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Wajahku cantik. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan.
    Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. “Pakai baju apa ya enaknya?” batinku. Ah ini saja. Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat yang baru saja beberapa hari yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung.
    Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan. Ah, mana ya nomor **** (edited)? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama “**** (edited) Agency Photo Studio & Modelling. Menerima anggota baru.” Wah benar ini tempatnya. Kuparkir mobilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku ketika aku masuk. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran.
    Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang cewek yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku. Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias “you can see,” dan rok jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar. Ia nampak memandangku dan tersenyum. Melihatnya aku menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku dipanggil juga.
    “Hanny K**** (edited) dipersilakan masuk ke dalam.”
    Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk.
    “Kenalkan aku Adolf, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Hanny, nama yang bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana.”
    Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Adolf, di bawah lampu sorot yang cukup terang dan di depan sebuah kamera foto.
    “Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih lima gaya di antaranya. Aku akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, don’t be shy!” kata Adolf sembari memberiku sebuah album foto. Aku melihat foto-foto di dalamnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret. Tapi Adolf belum mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak.
    “Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah malu. Biasa-biasa aja lah!”
    Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang kupakai. Mata Adolf sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku yang montok. Lalu aku dipotret lagi dengan pose-pose yang sensual.
    “Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya.”
    Wah! Ini sih mulai kelewatan!
    “Ayolah, jangan malu-malu!”
    Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi foto model.
    Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Mata Adolf tanpa berkedip memandangi tubuh mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit menggigil kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Namun Adolf tidak mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yang masih tersisa di tubuhku. Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dengan membelakangi Adolf, kulepas BH-ku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.
    “Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aku bisa mengetesmu.”
    Aku membalikkan tubuh menghadap Adolf. Adolf menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku. Adolf terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun. Aku menjadi risih pada pandangan matanya. Adolf menyuruhku melepas celana dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjangnya menegang.
    “Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat”, kata Adolf sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku. Dengan sengaja tangan Adolf menyentil puting susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja.
    “Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini”, kata Adolf sambil mencolek belahan payudaraku.
    “Nah, sudah selesai sekarang.” Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa kuterima ini.
    “Jadi saya sudah boleh keluar?” tanyaku.
    “Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!”
    Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi?
    “Susan!” Adolf memanggil seseorang.
    Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah cewek Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini.
    “Nah, sekarang coba kamu lihat, Hanny. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih. Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan, kamu harus berani seperti dia, Han”, kata Adolf sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu. Astaga! Batinku. Aku harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!
    “Baiklah, tapi kali ini aja ya”, aku menyanggupinya. Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose. Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas. Pose kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Susan menjilati liang kemaluanku. Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri, sedangkan Susan dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku. Pose keempat, aku masih berdiri, sementara Susan berdiri di belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama. Susan berperan sebagai seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah. Dan aku diminta memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya. Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku.
    Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih kasar. Aku meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan Susan lagi, melainkan Adolf yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah Susan sudah ke mana perginya.
    “Jangan, Pak! Jangan!” Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tapi semua itu tidak ada hasilnya. Tangan Adolf lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa bernafas.
    “Kamu memang benar-benar cantik, Hanny”, kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.
    Tiba-tiba dengan kasar, Adolf mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Adolf memburu bagai dikejar setan. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya. Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Adolf menepiskannya. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika mulut Adolf mulai menjamahnya. Payudaraku yang putih bersih itu memang menggiurkan. Mulut Adolf dengan buas menjilat dan melumat bagian puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Adolf mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang mulus itu.
    Aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Adolf terus mengisap dan menyedot puting susuku. Aku meronta-ronta. Tapi Adolf terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing kemerahan itu. Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Adolf.
    Adolf mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang sempit. Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah terbuka. Batang kemaluan Adolf akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku. Aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Adolf yang tegang dan panjang. Betapa perih ketika “kepala meriam” itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.
    Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Tapi apa daya, Adolf lebih kuat. Lagipula aku sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah digagahi oleh Adolf. Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi. Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Aku tak sadarkan diri.
    Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Adolf berhamburan di sekujur perut dan dadaku. Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali dan bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu!
  • SYDNEY COLE CUM BURGLAR

    SYDNEY COLE CUM BURGLAR


    1913 views

    Judi Bola Online

  • Mikuru Shiina S Model 86 Sh

    Mikuru Shiina S Model 86 Sh


    1858 views

  • Desahan Nikmat Mantan Guruku

    Desahan Nikmat Mantan Guruku


    1907 views

    Duniabola99.org – Teman-teman akrabku waktu SMP hilang semua sewaktu aku masuk SMA. Karena hanya aku saja yang masuk di sekolah negri, teman yang lainnya masuk sekolah swasta. Bukannya sombong, aku termasuk orang yang punya otak lumayan juga. Di dalam komplotanku, aku termasuk anak yang sulit bergaul dengan lingkungan yang tidak sejalan dengan kemauan sendiri. Tapi jangan dikira aku anak yang nakal, justru kebalikannya, tidak suka berkelahi atau membuat keributan. Keras kepala memang, tapi tidak suka memaksakan kehendak.

     

    Ini yang menyebabkan aku dan komplotanku yang sepaham memilih keluar dari kepengurusan organisasi sekolah, dan membuat kegiatan sendiri (mading). Kami menjadi apriori terhadap organisasi sampai sekarang, karena setiap kegiatan organisasi sering dijadikan acara pacaran pengurusnya dan tidak untuk menjalankan program kerja. Dan mading buatan kami selalu ditunggu-tunggu semua siswa, karena menurut mereka sangat menarik dibandingkan dengan yang lainnya. Inilah yang membuatku merasa sendiri di lingkungan yang baru, yang mana mengharuskanku memakai celana panjang (biasanya pakai celana pendek tanpa underwear). Sangat risih.

    Tapi ada satu sisi yang harus kusadari, aku harus dapat unjuk diri. Toh anak-anak yang satu SMP dulu masuk sekolah ini juga kehilangan teman-temannya yang diandalkan untuk jadi tukang pukul.

    Hari pertama masuk penataran (perlu diingat, saat ini masih masa orde baru) kami diperkenalkan kepada guru-guru PPL yang berjumlah sekitar 9 orang. Ada satu PPL wanita yang menarik, Is namanya. Body-nya biasa saja, tidak pendek tapi tidak dapat dibilang tinggi. Penampilannya anggun. Suaranya aku suka, jernih dan merdu kalau menyanyi. Yang tidak kusuka adalah penampilannya yang lainnya, yaitu terlalu menor.
    Hari pertama itu aku langsung dihukum Bu Is (guru PPL), karena melanggar ketertiban sewaktu diskusi. Gila, disuruh berdiri di depan kelas, mana aku tidak pakai celana dalam lagi. Aku harus berdiri di sebelah kursinya, dan secara tidak langsung aku diharuskan melihat pahanya yang mulus itu dengan rok yang kalau dia duduk terangkat sampai sebatas lutut. Apalagi dengan posisiku yang disuruh berdiri, dengan tinggi badan 170 cm akan dapat melihat dengan jelas garis belahan dadanya dari atas sewaktu dia duduk. Ala maak… serba salah rasanya.
    Apalagi sewaktu dia mengambil bollpoin-nya yang jatuh, sehabis menunduk dan mau mengambil posisi tegak lagi, kibasan pakaian bagian dada yang memang agak rendah, memperlihatkan dengan jelas buah dadanya di balik BH dengan kain cup yang tipis dan tidak begitu luas. Sehingga banyak area payudaranya yang sempat kulihat. Kencang… mulus… dan transparansi daerah puncaknya yang warnanya terlihat lebih tua dibandingkan kulit dadanya. Adik kecilku menggeliat dan kucoba untuk menahan gejolak, agar tidak bergerak kemana-mana.
    “Kamu tetep berdiri di situ. Dan yang lain.., jangan dicontoh teman kalian ini.” kata Bu Is.Teman-teman pada tertawa riuh mendengarnya. Wah… seram juga orang ini. Tidak disangka deh kalau orang secantik dia bisa marah. Dengan mata yang memelototiku, aku merasa menjadi aneh. Tidak seperti biasanya kalau orang dimarahi ketakutkan, aku malah sedikit melamun seolah ingin mendekapnya dengan kencang dan menengadahkan wajahnya untuk melumat bibirnya yang merah dan menikmati matanya yang walaupun melotot karena marah menjadi sangat indah.
    Walaupun aku belum pernah merasakan ciuman, tapi aku dapat merasakan nikmatnya seperti yang pernah kulihat di Video porno (Di desa anak-anak memutar BF ramai-ramai kalau salah satu dari mereka yang punya video kebetulan orangtuanya lagi tidak ada. Walaupun desa, yang namanya video waktu itu bukan barang mewah, karena kebanyakan orangtua mereka pernah menjadi TKI dan membeli videonya dari sana).
    Mendadak tersadar setelah terasa ada sesuatu yang menyentuh adik kecilku. Aku jadi sangat gugup. Tapi ada perubahan sikap pada Bu Is, jadi lebih lembut dan menyapa dengan manja kepadaku seolah tak percaya.”Kamu bisa mainin gitarya..? Sudah kamu main gitar sambil kita sama-sama nyanyi lagu daerah…” katanya sambil menyorongkan gitar di depanku dan menyenggol adik kecilku.Teman-teman satu kelas pada tertawa riuh. Aku jadi sadar teman-teman tadi mentertawaiku karena batang kemaluanku menyembul dan bergerak liar di balik celana abu-abuku. Aduh.., wajahku terasa panas dan malu. Untung saja gitar itu langsung kusambar dan siap-siap mau memainkan, sekalian untuk menekan batang kemaluanku yang gerakannya semakin liar.
    Tetapi pada posisi ini sangat tidak enak untuk main gitar, karena posisi gitar terlalu ke bawah, yang semestinya pada posisi perut untuk main gitar dengan berdiri. Aku ambil keputusan turun dari lantai depan papan tulis yang memang lebih tinggi 20 cm dari lantai bawah bangku. Aku duduk di atas bangku temanku terdepan. Tapi Bu Is lihat tidak yaaa… tadi. Ah semoga tidak melihat. Ahh… EGP! Dan akhirnya kami pun bernyanyi bersama-sama, dan dari sini saya tahu kalau dia suaranya boleh juga.
    Sejak peristiwa itu aku jadi sangat akrab dengan Bu Is yang kalau di luar sekolah biasa kupanggil Mbak Is. Aku sering main ke tempat kost-nya yang tidak begitu jauh dari tempatku, dan kebetulan dia kontrak satu rumah dengan teman-teman angkatannya. Tidak ada yang namanya ibu kos di tempatnya, sehingga tempatnya sering jadi tempat main teman-temanku, baik sore maupun malam hari. Dan aku sering ke sana untuk main gitar dengan mas-mas dan mbak-mbak PPL. Apalagi dia yang mau bisa main gitar (dengan alasan biar kalau ingin menyanyi bisa main gitar sendiri) tidak mau diajarikan siapa-siapa selain aku. Padahal aku tidak seberapa mahir.
    Tapi aku suka. Dia manja, dan kalau memanggilku dengan panggilan ‘sayang’ kalau sedang di luar sekolahan. Aku tidak berpikir yang macam-macam, toh teman-teman satu kontrakannya juga tidak ada yang berpiikir macam-macam padaku. Dan aku tahu salah satu teman PPL-nya ada yang naksir sama dia, dan dia (temannya yang naksir itu) tidak akan pernah cemburu padaku, walaupun untuk anak SMA dengan tinggi badan 170, aku masih terlihat seperti anak kecil, apalagi aku kalau memanggil Bu Is dengan sebutan ‘mbak’.
    Keakraban kami tidak hanya di luar sekolah. Kebetulan dia pegang mata pelajaran Kimia. Salah satu pelajaran yang paling aku tidak suka. Sewaktu aku keluar kelas dan mau ke kamar kecil dan melewati ruang guru, aku dipanggil.”Dy… sini..!” katanya.Wah.., dia pakai blus dengan potongan leher yang pendek lagi, (bajunya banyak yang model gitu kali) dan dibalut jas almamaternya dengan kancing yang terbuka semua, juga masih dengan model rok yang sama.
    “Ada apa..?” jawabku.Aku ditarik masuk ke ruang guru. Sepi tidak ada satu orang pun. Aku dibimbingnya berjalan menuju satu meja dan berdiri menempel ke bibir meja. Dia berdiri di belakangku dengan tangan kirinya menopang meja sebelah kiri merapat ke pahaku, dan tangan kanannya bergerak di kanan badanku mengambil lembaran kertas buram.
    “Besok aku mau ngadain ulangan. Ini soalnya, kamu baca dan kamu pelajari..!” katanya.Aku terdiam. Posisiku sangat tidak enak, aku ditekan dari belakang, badannya agak miring ke kanan dengan tangan yang terus corat-coret di kertas buram. Pantatku yang tidak seberapa besar menempel ketat di sekitar daerah pusarnya. Tetapi punggungku terasa ada sesuatu yang asing menempel hangat dan empuk (maklum, sebelumnya aku tidak pernah merasakannya).
    Setiap dia menerangkan dengan mencorat-coret kertas, badannya bergerak ke kanan dan ke kiri dengan tekanan-tekanan. Membuat punggungku terasa ada tekanan sensasi nikmat yang berputar-putar. Batang kemaluanku langsung bergerak. Edan..! Aku tidak memakai celana dalam. Dia terus menerangkan dengan antusias. Bau parfumnya halus sekali. Aku jadi kelimpungan, dia terus menekan-nekan punggungku dengan dadanya. Kadang-kadang aku juga merasakan pantatnya sering digeser-geser untuk menekan pangkal atas pahanya ke pantatku dengan sedikit menjinjingkan kaki, walau dia pakai sepatu hak tinggi. Hangat sekali rasanya.
    Aku berkeringat dan tidak dapat berpikir jernih. Dia terus saja menerangkan. Setiap selesai menerangkan satu bahasan soal, dia memandangku sambil menekan lebih keras badannya ke punggungku, bahkan terasa dia merangkulku dengan satu tangan kirinya yang ditempel dan ditekan keras ke pahaku. Jari-jarinya sedikit menyentuh batang kemaluanku. Ah.., makin lain saja rasanya. Satu sisi aku takut kalau dia tahu ada yang tidak beres dan memalukan pada diriku, karena sangat-sangat jelas batang kemaluanku menyodok kain celanaku hingga membentuk gundukan yang tidak wajar pada pangkal paha.
    Bergerak-gerak lagi. Wah aku rasa denyutannya semakin kencang sampai aku tidak dapat mengontrol perasaanku, badanku terasa tidak menginjak lantai. Apalagi bila dia menatapku dengan pertannyaan, “Sudah mengerti..?” dengan sedikit mendenguskan nafasnya ke arah dadaku.Terasa hangat. Dan tangan kiri yang yang menempel ketat di pahaku dengan jari-jari yang kadang seolah-olah mau mengelus tonjolan batangan kemaluanku di balik celana seragam. Ah… aku rasa dia tahu dan mengerti perubahan keadaanku. Aduh aku tidak dapat mengontrol diri lagi, aku sudah tidak dapat merasakan denyutan batang kemaluanku, rasanya tegang sekali dan seolah-olah mau pecah.
    Apalagi ketika dengan sedikit disengaja (mungkin), posisi kuku jari tengahnya menempel tepat di tonjolan celana dan pada area kepala batang kemaluanku. Digaruknya pelan dan lembut. Saat itu aku langsung tegang dan seolah-olah ada suatu yang menjalar pada tubuhku, persendian terasa lepas dengan keringat dingin sedikit membasahi punggungku yang panas, juga pangkal pahanya dan pahaku yang semakin terjepit ke bibir meja. Mbak Is terasa mamaksa merangkulku dengan tangan kanan yang tadi memegang pen, dilepas dan mencengkeram tanganku. Dan tangan kirinya langsung saja ditekan dan digesek-gesekkan dengan cepat di tonjolan celanaku. Seolah-olah ada keraguan untuk meremas.
    Aku diam dan sedikit mengeluh, dia pun begitu. Terasa ada yang hangat dan basah pada celanaku, perih juga rasanya lubang kepala batang kemaluanku. Mbak Is berjingkat sambil melihat telapak tangannya yang basah. Setengah sadar kutarik nafas dan bergerak menghindar dan berusaha keluar ruang guru dengan tubuh terasa melayang tanpa menoleh memperhatikannya lagi. Tidak tahu apa perasaanku waktu itu.
    “Aku keluar dulu. Biar kupanggil Eko untuk lihat soal itu..” kataku.”Dy… kamu bawa saja..! Nanti malam kembalikan di tempatku..!” potongnya.
    Aku tidak memperhatikannya, dan mengurungkan niat kembali ke kelas untuk memanggil Eko agar membaca soal itu juga. Aku tidak balik masuk ke dalam ruangan untuk mengambil kertas soal, tetapi langsung ke kamar kecil. Langsung kubuka celana dan menarik batang kemaluan yang masih keras dan berdenyut-denyut dengan berirama. Ada cairan putih kental membasahi kain dalam celanaku dan tembus keluar. Aku langsung berusaha konsentrasi buang air kecil. Rasanya sulit, perih dan panas sekali. Lama aku berusaha mengeluarkannya, dan akhirnya keluar juga.
    Aduuhh… periihh…, dan saluran airnya terasa panas sekali. Benar, terasa kebakar. Selesai keluar habis, panasnya tidak hilang. Aku berusaha tenang dengan merendam kepala batang kemaluanku ke dalam gayung berisi air penuh. Masih saja terasa panas, padahal airnya dingin. Kudiamkan saja, toh dengan situasi seperti ini aku tidak enak untuk masuk kelas. Apalagi batang kemaluan ini kalau lagi bangun keras sekali, pasti deh bikin tonjolan keluar. Sebenarnya ukuran punyaku lebih kecil dari punya teman-temanku di kampung, sekitar 14,5 cm dengan lingkar 12 cm saja, bengkok ke kanan lagi. Ini aku tahu karena seringnya aku main dan berenang bersama mereka. Aku pun menunggu sampai semua beres, walau sampai bel istirahat. Tidak apa-apa, sekalian bolos.
    Tidak hanya dalam mata pelajaranya saja dia membantu. Pada saat ujian matematika pun, walau dia mengajar di kelas sebelah, selalu dia sempatkan menengokku dan membantu menyelesaikan tugas dengan memberikan jawaban pada selembar tissue. Dan tidak ada yang tahu selain teman sebangku aku. Teman sebangkuku ini sangat akrab denganku. Dengannya pula aku membangun komplotan (Kami sebut komplotan karena selalu oposisi pada organisasi sekolah) bersama seorang anak yang kami tuakan, Avin namanya. Dia tinggal kelas, sebenarnya tidak nakal (nakal menurutku = suka berkelahi). Komplotan kami sebenarnya tidak takut berkelahi, tetapi kalau ada yang ‘jadi’, kami juga tidak takut ‘beli’. Nanti ada ceritanya. Mungkin kalau menurut bahasa anak sekarang ‘cool’.Cerita Sex 2018,Kisah Seks Dewasa,Cerita Mesum Terbaru,Cerita Dewasa Bugil,Tante Ngentot,Cerita Seks Toket Gede full bugil.
    Dari dia juga, ada rencana mengajak kumpul malam minggu di pantai dengan Mbak Is dan teman-temannya yang lain. Sambil bakar jagung dan nyanyi-nyanyi, PPL semuanya pada ikut. Kami bikin acara api unggun, ngomong ngalor-ngidul, nyanyi-nyanyi dan main gitar. Dan dimana ada aku, di situ Mbak Is selalu ada. Walau disana ada temannya yang naksir dia, sikapnya biasa saja. Dan kami sering berangkulan bertiga dengan Mas Itok (PPL Bhs. Inggris). Mas Itok pun tidak pernah curiga denganku. Dia mengerti kalau Is itu manja, anak bungsu (tidak punya adik dong) dan dia menganggap aku ini adiknya. Tetapi kalau ada apa-apa, Mbak Is pasti merangkulku.
    Aku jadi tidak enak juga lama-lama. Padahal tubuhku biasa saja, cenderung kurus. Jika dibandingkan dengan Mas Itok yang walaupun lebih pendek dariku, tetapi dia dapat dikatakan memiliki bentuk tubuh yang atletis. Kulitnya sedikit gelap dibandingkan dengan kulit Mbak Is yang kuning langsat ‘cerah’, kulit orang jawa yang bersih terawat dengan payudara yang walau dari luar kelihatan biasa saja tapi kalau dilihat benar-benar lumayan besar. Mungkin satu genggaman tangan lebih sedikit, kencang lagi. Toh aku pernah secara tidak sengaja juga pernah melihat dan merasakan gesekan-gesekan di punggungku, jadi aku dapat mengira-ngira berapa ukurannya.
    Aku tambah tidak mengerti sewaktu Mbak Is tidak mau diajak pulang sama Mas Itok, karena alasan sudah dini hari. Akhirnya ditinggal pulang juga, karena disitu toh ada aku. Dan Mbak Is semakin tidak kumengerti. Dia semakin erat saja memelukku pada posisi berbantal di pahaku dengan wajah dibenamkan dekat selangkangan. Tangannya melingkar di punggungku. Aku takut batang kemaluanku akan bergerak-gerak lagi. Memang sudah dari tadi terasa sudah tegang sekali karena terangsang bergesakan badan terus dengannya. Apalagi sekarang wajahnya dibenamkan ke selangkanganku dengan hembusan nafasnya yang tidak teratur dan hangat.
    Sudah tidak bisa dicegah lagi, batang kemaluanku terasa berontak dan langsung menonjol membetuk gundukan hebat di balik celana menekan wajahnya. Kepalang basah dan tidak dapat dicegah lagi. Sudah hilang rasa maluku, dan seopertinya dia yang sengaja demikian. Tapi aku tidak mengerti, aku harus bagaimana. Wajahnya malah seolah-olah digesek-gesekkan dan ditekan ke selangkanganku. Dan pelukannya ke punggung malah semakin kencang saja. Posisiku yang duduk dengan satu kaki bersila dan satunya lagi selonjoran di tanah menyulitkanku untuk bergerak bebas. Ditambah lagi ketidakberanianku untuk.. Ah ngaco.., Avin yang sedari tadi memperhatikanku mendekat mengendap-endap di hadapanku. Kasih kode yang tidak kumengerti.
    Mbak Is semakin tidak karuan saja, sekarang dia malah seolah-olah mau menggigit batang kemaluanku yang menyembul menekan celana. Avin masih pada tempatnya dengan tangan dan mulut bergerak-gerak tapi tidak kumengerti maksudnya. Aku sekarang semakin terasa sakit karena Mbak Is telah benar-benar menggigit batang kemaluanku, dan tangannya yang melingkar di punggungku dilepaskan satu untuk memegang tonjolan itu. Aku meringis menahan nikmat, geli, sakit… tidak karuan.
    Sekarang tangan yang satunya malah dilepaskan dari pinggang dan kedua-duanya memegang batanganku, lalu berusaha membuka resletingku. Aku semakin gemetaran saja. Begitu celana terbuka batanganku terasa melompat keluar, dan dia langsung saja nyosor mengulumnya. Nafasnya semakin tidak beraturan. Aku merasa kegerahan. Dia langsung merubah posisi jongkok sambil membenamkan wajahnya mengulum habis batangan. Tanganku dibimbingnya menyentuh buah dadanya.
    “Dy… pegang ini sayang… remaass… sayaanggg… nggg… ssstt… nikmat sayanggg… ssstt..”Tanganku gemetaran dan langsung kuremas keras-keras. Langsung kutarik ke bawah BH tipisnya, tapi tetap tidak bisa. Hanya sedikit yang menyembul keluar, aku kesulitan menjamahnya. Tangan Mbak Is langsung menyusup ke dadanya sendiri. Ternyata melepas kaitan BH-nya. Aku tidak ngerti kalau kaitan itu ada di depan, dan kalau toh tahu belum tentu aku dapat melepaskan kaitan itu.
    Sekarang buah dadanya menggantung bebas dan aku jadi leluasa meremasnya. Rasanya aneh… empuk, padat, hangat… belum pernah aku merasakan sensasi seperti ini. Batang kemaluan disedot-sedot… nikmat, dan aku meremas-remas buah dadanya yang kenyal dan asing rasanya. Seumur-umur belum pernah aku merasakan meremas buah dada wanita. Apalagi dengan batang kemaluanku dihisap-hisap. Avin merayap dan mendekat. Lewat kode-kodenya aku jadi mengerti kalau aku disuruhnya meletakkan tanganku pada pantat Mbak Is yang nungging itu. Kuelus-elus pantat yang tak begitu besar tapi padat itu. Sekonyong-konyong tangan Mbak Is membuka reitsletingnya sendiri.
    “Sini sayangg… masukkan sini sayaaangg…”Aku selusupkan tangan kananku masuk ke dalam celananya. Kuraba-raba sampai ke selangkangannya yang paling sempit. Aku tidak menemukan apa yang ingin kucari. Kecuali ada sedikit daging yang membukit dan hangat rasanya. Tangan kiriku yang dari tadi bebas tanpa aktifitas kini kualihkan untuk menarik celananya agar lebih turun ke bawah dan aku jadi lebih bebas bergerak meraba-raba selangkangannya.
    Dia semakin liar saja menghisap batang kemaluanku sampai pada pangkal bawah dekat telur puyuh. Dijilatnya penuh nikmat. Dan celananya sudah turun sampai atas lututnya, dan dia berusaha mengangkangkan kakinya, tetapi tidak dapat karena tertahan lingkar pinggang celananya. Tetapi sedikit lumayan, aku dapat menemukan gundukan daging di selangkangan yang sudah basah. Coba kutekan-tekan sedikit, sepertinya bisa cekung ke bawah. Dia semakin mendesis-desis tidak karuan. Avin sudah dekat. Aku diam saja sewaktu tangan Avin mencoba menyusup ke balik celana dalam Mbak Is yang tipis dan berwarna pink itu. Avin mengulurkan telunjuknya dan menyusupkannya, lalu menekannya dan masuk setengah jari.
    “Aduhhh… sssaayanggg.. eehhmm… terruusss… sayaangg… nggg… aakkkhh… teerrruuss… sss..” erangannya menjadi-jadi.Aku jadi mengerti kalau lubang itu mungkin yang disebut vagina, lubang kewanitaan yang bisa untuk hubungan seks. Langsung saja kumasukkan satu jariku mengikuti jari Avin yang sudah masuk ke dalam.”Aaauuggghh.. hhh…” Mbak Is tersedak menghisap batangku sewaktu jariku dan jari Avin masuk bersamaan di lubangnya.Jari-jari tangannya mencengkeram keras di batangku dengan kuku-kukunya yang panjang terawat menancap daerah sekitar kemaluanku.
    “Aaauu… sakiiit..!” aku menjerit.Mbak Is langsung mau bangun, tapi tanganku yang kiri langsung membenamkan kepalanya lagi untuk menghisap batang kemaluanku. Aku takut nanti Mbak Is tahu kalau Avin yang menusuk kemaluannya dengan jari.”Ssudaahhh… Dy… akuu… nggaaak… kuaattthh.. llhhhheeebb.. bbbbeebbb…”Aku semakin kasar saja bertindak dengan membenamkan wajahnya, dan dia tersedak lagi. Aku merasa batang kemaluanku sampai menyentuh pintu tenggorokannya. Dan dia batuk-batuk, tapi masih saja menghisap batang kemaluanku sambil menangis mengiba-iba nikmat dan tidak jelas apa yang diucapkannya.
    Sekonyong-konyong Avin sudah memelorotkan celananya dengan setengah berdiri bertumpu pada lutut, siap mengeluarkan batang kemaluannya sendiri sambil merapatkan satu jari telunjuk pada bibirnya, menyuruh aku untuk diam saja. Kubantu Avin menurunkan CD Mbak Is yang basah membentuk lintangan panjang oleh lendir. Kini aku dapat melihat dengan jelas. Disitu ada bulu-bulu yang tidak begitu lebat bila dibandingkan punyaku dan Avin. Belahan pantatnya begitu sempurna. Padat, kenyal, bersih dan tidak ada perbedaan warna seperti punya teman-teman yang biasa kutahu.
    Mbak Is mengerang sewaktu aku berusaha membantu Avin melepas celana panjang dan CD Mbak Is biar berada lepas dari lututnya, sehingga kakinya dapat lebih lebar mengangkang. Avin mencoba menggeser penisnya pelan-pelan ke mulut lubang Mbak Is. Terlihat mengkilat kepala penis Avin oleh lendir Mbak Is yang terkena terpaan cahaya bulan malam itu. Pelan-pelan disodoknya masuk ke dalam.”Bblleebbb sss… sssttt.. niikmaatt… shaayyyaaangg… aauughhh..” erangnya tanpa tahu penis orang lain yang menusuk vaginanya.”Aughh… terrruuusshh… sshhh… sshh… saayyyaaaangg… terusss… shh.. ssshhh… sshaayyangg… shh..”
    Kepalanya digoyang-goyang keras ke kiri dan ke kanan tanpa mau melepas batang kemaluanku dengan cengkeraman kuku tangannya yang menghujam panas di selangkanganku.”Aauu..!” jeritku tertahan.Kutarik tangannya dari kemaluanku, tapi tanganku malah dipegangnya dan diarahkan ke dadanya. Kuremas habis payudaranya yang kenyal, kupelintir putingnya yang kecil dan lancip. Daging yang tadi menggelatung bebas kini kuremas dan kupelintir dengan kedua tanganku. Gelengan kepalanya ke kiri dan ke kanan semakin keras, kadang-kadang kepalanya dibentur-benturkan ke selangkanganku.
    Nafasnya memburu dengan desisan yang tidak menentu. Punggungnya ditekan lebih ke bawah dan payudaranya hampir menyentuh rumput-rumput tanah. Tanganku jadi tidak hanya memelintir dan meremas payudaranya saja, tetapi juga menahan tubuhnya. Kepalanya sedikit mendongak ke atas dengan rambut yang semakin awut-awutan menutupi wajahnya dan mulutnya menganga lebar merasa kenikmatan yang tidak kumengerti seberapa dahsyat yang Mbak Is dapat dari sodokan penis Avin dengan ukuran yang lebih pendek dari punyaku itu.
    Posisi dia ini menyebabkan pantat Mbak Is semakin menungging terangkat ke atas. Bertambah indah, aku kagum melihat bentuknya, walaupun tidak begitu besar tapi didukung perutnya yang kecil, apik, jadi terkesan berbody gitar. Suara-suara cepakan pantat yang beradu dengan pangkal paha seolah tidak dihiraukan oleh Mbak Is. Dia mengerang dan goyangan pinggulnya semakin hebat. Desisan nafasnya semakin cepat dan dia semakin kuat mencengkeram kemaluanku.


    Pada tahap berikutnya seolah dia tegang luar biasa, menjerit kecil.”Aacckhh… aahhh… cceeeepttt… shhaayyaang..!” badannya sedikit mengejang dan tiba-tiba dikulum dan dihisapnya lagi batangku yang tadi hanya dicengkeram saja.Aku semakin terhanyut iramanya, kuremas-remas payudaranya dengan kuat. Sekonyong-konyong ada rasa yang menjalar kuat pada saluran batangku. Mbak Is tanpa kuduga menggigit dengan kuat batangku yang keras itu diikuti sentakan yang cepat dan kuat pada pantatnya yang beradu dengan perut Avin dengan vagina yang masih disodok-sodok penis.
    “Aakkhh..!” aku menjerit panjang dan lirih, merasa sakit dan nikmat.Ada rambatan aneh pada saluran kemaluanku. Rasanya tulang-tulangku copot dari persendian dan saraf-sarafku terasa kendor setelah ketegangan luar biasa dan lama yang kurasakan. Aku jatuh rebah telentang setelah sekian lama bertahan pada posisi duduk. Batang kemaluanku terasa memuntahkan muatannya yang dari tadi tertahan oleh ketidaktahuanku akan seks. Terasa hangat membanjiri rongga mulut Mbak Is dan langsung ditelannya. Karena saking banyaknya yang kukeluarkan dan dia sendiri habis mengalami sentakan hebat dan lemas, sampai dia terbatuk-batuk tersedak air maniku.
    Mbak Is mencoba bangun, terkejut dan mau menjerit ketika dia sadar masih ada sesuatu yang menusuk-nusuk kemaluannya, sementara posisiku melintang dari tubuhnya. Avin cepat-cepat membekap mulutnya dari belakang, dan aku coba membantu Avin dengan memeluk tubuh Mbak Is. Mbak is manangis hebat, wajahnya dibenamkan ke pundakku. Aku merasa sodokan-sodokan hebat dari tubuh Mbak Is karena digenjot Avin dari belakang. Avin mengerang dengan tubuh yang sedikit gemeter.
    “Aaakkhh… Iiissshh… Aaakkkhh… sshhudddaakhh… hhh..” dia mengerang dengan menancapkan habis-habis punyanya ke dalam vagina Mbak Is yang sudah basah itu.Dia rangkul pundak Mbak Is dengan penis masih menancap disana. Setelah avin melepaskan penisnya dari vagina, Mbak Is jadi lebih bebas berubah posisi duduk di pangkuanku dan memelukku erat-erat sambil menangis sejadi-jadinya. Rupanya dia sadar kalau ada orang yang selain aku yang memberinya kenikmatan, tetapi dia tidak mengerti kalau itu Avin. Kawanku dan juga muridnya di sekolah…

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • MY FIRST MEETING SEXS

    MY FIRST MEETING SEXS


    2130 views

  • Aku Diperkosa Oleh 3 Wanita

    Aku Diperkosa Oleh 3 Wanita


    1849 views

    Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga tidak terlalu tampan, tinggi dan bentuk tubuhku juga biasabiasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam diriku. Tapi entah kenapa aku banyak disukai wanita. Bahkan ada yang terangterangan mengajakku berkencan. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Aku belum mau pacaran. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Padahal hampir semua temantemanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran. Walau sebenarnya banyak juga gadisgadis yang mau jadi pacarku.

    Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku berjalanjalan memakai pakaian olah raga. Padahal aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki. Sesekali berlari kecil mengikuti orangorang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hanya sekedar berjalanjalan menghirup udara yang masih bersih.

    Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai terasa pegal. Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orangorang yang masih juga berolah raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anakanak yang bermain dengan gembira.

    Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di sebelahku. Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadanya yang menonjol dalam ukuran cukup besar. Kulitnya putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpurapura memandang jauh ke depan, ketika dia tibatiba saja berpaling dan menatapku.

    Lagi ada yang ditunggu?, tegurnya tibatiba.
    Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepatcepat aku menjawab dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.
    Tidak.., Eh, kamu sendiri..?, aku balik bertanya.
    Sama, aku juga sendirian, jawabnya singkat.

    Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.
    Jalanjalan yuk.., ajaknya tibatiba sambil bangkit berdiri.
    Kemana?, tanyaku ikut berdiri.
    Kemana saja, dari pada bengong di sini, sahutnya.

    Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-tiba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.

    Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.
    Eh, nama kamu siapa..?, tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.
    Angga, sahutku.
    Akh.., kayak nama perempuan, celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.
    Kalau aku sih biasa dipanggil Ria, katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku tidak memintanya.
    Nama kamu bagus, aku memuji hanya sekedar berbasabasi saja.
    Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku,? katanya meminta.

    Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalanjalan sambil mencari kenalan baru.
    Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak..?, ujarnya menawarkan, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.
    Boleh, sahutku.

    Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu riang sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat suasana jadi akrab.

    Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalanjalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu.
    Mobilku di parkir disana.., katanya sambil menunjuk deretan mobilmobil yang cukup banyak terparkir.
    Kamu bawa mobil..?, tanyaku heran.
    Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum, katanya beralasan.
    Kamu sendiri..?
    Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.
    Ikut aku yuk.., ajaknya langsung.

    Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.

    Ayo.., Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa lakilaki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.
    Tunggu sebentar ya.., kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.

    Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadisgadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.

    Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benarbenar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apaapa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tibatiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.

    Aku dulu.., Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini, kata Ria tibatiba sambil melepaskan baju kaosnya.

    Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara dekat, payudaranya besar dan padat.

    Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulubulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya. Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henarbenar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.
    Eh, apaapaan ini? Apa mau kalian..?, aku membentak kaget.

    Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.

    Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jarijari tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremasremas bagian batang penisku. Seketika itu juga batang penisku tibatiba menggeliatgeliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyutdenyut nikmat.

    Aku benarbenar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpimimpiku.

    Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang gadis lainnya yang kutahu bernama Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

    Saat itu juga aku langsung menyadari kalau gadisgadis ini bukan hanya menderita penyakit hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alatalat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya.

    Sementara itu Ria semakin asyik menggerakgerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benarbenar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan. Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakangerakan yang luar biasa cepatnya membuatku benarbenar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubitubi aku berteriak tertahan.

    Ria yang mendengarkan teriakanku ini tibatiba mencabut vaginanya dan secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakangerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan derasnya. Ria terus mengocokngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.

    Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang penisku eraterat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala penisku. Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang benarbenar berhasil. Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan penisku.

    Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria memperkosaku, tibatiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-tiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan vagina Ria berdenyutdenyut dan menyedotnyedot penisku, hingga akhirnya Ria melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan vagina Ria tibatiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku..

    Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya. Gadis ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang gadis liar. Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masingmasing mencapai kepuasan yang diinginkannya.

    Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apaapa. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini..?

    Aku hanya bisa berharap mereka cepatcepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal anganangan belaka. Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap gadisgadis itu akan melepaskanku.

    Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka menggunakan obatobatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.

    Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan. Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macammacam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudarasaudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.

    Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadisgadis binal dan liar ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah. Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu birahinya. Aku benarbenar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku benarbenar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadisgadis binal itu.

    Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan. Aku benarbenar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi makanan. Aku benarbenar tersiksa lahir dan batin.

    Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benarbenar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya.
    Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan, katanya sambil berlalu meninggalkan kamar ini.

    Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih.
    Bapak ini siapa?, tanyaku
    Saya pengurus rumah ini, sahutnya.
    Lalu, ketiga gadis itu.., tanyaku lagi.
    hh.., Mereka memang anakanak nakal. Maafkan mereka, Nak.., katanya dengan nada sedih.
    Bapak kenal dengan mereka?, tanyaku.
    Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudahmudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi, katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.

    Aku juga tidak bisa bilang apaapa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku. Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.

    Aku benarbenar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakanakan semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk. Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian itu tidak sampai menimpa orang lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusnya tidak perlu terjadi.