• Cerita Sex Di entot Dosen Sendiri Yang Bernafsu

    Cerita Sex Di entot Dosen Sendiri Yang Bernafsu


    1860 views

    Cerita Sexs – Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini.

    Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.

    “Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.

    Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

    “Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

    Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

    Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

    “Sialan!!” umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.

    Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

    Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

    “YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???,” aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
    “AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI,” aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.

    Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

    “Semuanya tampak rapi,” pikirku cepat.
    “Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!” kataku dalam hati.
    “Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya,” aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
    “Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini,” jelas Pak Eko tegas.
    “Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus,” lanjutnya.
    “Ya pak,” jawabku cepat.

    Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.

    “Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!,” tekadku dalam hati.

    Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.

    Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya cantik lho, tapi juga seksi.

    Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya sering dipakai jadi SPG.

    “Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang aja tahun depan ya?” ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

    Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

    “Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya” kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan kacau.
    “Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya,” Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

    SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan ‘manis’

    Sudah jam empat sore ketika rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

    “Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat” pikirku.

    Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

    Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang indah-indah.

    Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di… Astaga!! di bagian atas belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.

    “Ooohh, celana dalamku pasti basah nih” pikirku.

    Ludahnya terasa sekali banyaknya dan hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang aku rasakan.

    Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

    “Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut,” Pikirku cepat.

    Kulihat di kebun belakang ada bangunan menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya, sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.

    “Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi,” pikirku.

    Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah, Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

    Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata “Lho Yessy, kamu kok di atas sana?”
    “Menghindari anjing bapak” jawabku.
    “Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu” kata pak Eko sembari maju mendekati.
    “Saya bisa sendiri kok saya lompat aja” jawabku lagi.

    Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika pak Eko datang lagi sambil berkata,

    “Ini punyamu ya?” ditangannya terjulur sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus basah lagi.
    “Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak,” jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
    “Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak” kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

    Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, “Oohhh aku sudah tidak tahan lagi” pikirku dalam hati.

    Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.

    “Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang,” tawar pak Eko.

    Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

    “Bapak-bapak boleh keluar sekarang” ucap pak Eko.

    Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa. Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan adalah kaki tangannya.

    “Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta masuk akal sekali kan pak?” jelas Pak Eko.
    “Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang,” lanjut pak Eko jelas.
    “Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya,” Pak Bobi berkata sambil menepuk pundak pak Eko, “Dan saya mau wanita tadi yang dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi saya suka dia,” lanjut pak Bobi.

    Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

    Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.

    Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.

    “Sebagai rasa bersalah saya ini hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil” tukas pak Eko.

    Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

    SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.

    “Kamu ulang aja tahun depan ya” ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, “Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu” lanjutnya.
    “Saya harus lulus apapun caranya” pintaku. Apapun caranya.
    “Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya” tawar pak Eko.
    “Ok” kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

    Begitu turun dari parkir aku langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

    Kamar pas itu pas di sudut dengan cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua “kumbang” untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya “kumbang” bahkan mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau dari kemaluan mana bau dari ketiak.

    Setelah di usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci kasir.

    “Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai” perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.

    Kami makan di sebuah café yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat private mungkin karena suasana café yang agak remang-remang dan orang yang tidak banyak mungkin hanya 3 meja yang ada penghuninya kebanyakan adalah pasangan muda. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng special dan Lemon Tea. Aku betul-betul lapar sehingga begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku sedang menunggu pesanan ketika tiba-tiba aku merasa ada tangan di bawah rokku.

    Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

    “Maaf, Bapak jangan begitu” tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.

    Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah kemaluanku. Kontan aku basah lagi karena merasa nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko ketika aku tersadar kami sedang ada di mal, didalam café dan sedang menanti makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memberitahu dan melihat kalau-kalau ada yang melihat tapi sia-sia. Jari pak Eko sudah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin hebat aku mulai tenggelam dan merintih nikmat.

    Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

    Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,

    “Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

    Sepertinya kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan menahan pipis yang semakin mendesak aku kembali ke café dengan harapan pak Eko mengetahui letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi ketika aku sampai dan langsung duduk kembali.

    “Semua toilet rusak pak” jawabku putus asa.
    “Buka saja celana dalammu dan pipis disini” kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

    Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

    “Bagaimana mungkin pak” Jeritku pelan,
    “Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja” perintah pak Eko.

    Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku takut dan mengikuti aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil berharap cemas tidak ada orang di café itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya aku menunggu instruksi pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

    “Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu”.

    Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

    Aku menerima gelas tersebut dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata,

    “Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,”

    Saya kemudian memandang sekeliling tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa berada di situ.

    “Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3” demikian aba-aba dari pak Eko.

    Aku pipis dengan perlahan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.

    Tiba-tiba aku sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam tersebut berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya akan tahu aku sedang pipis ke dalam sebuah gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, pertunjukan yang cukup indah bukan hanya untuk kelas café,

    “Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak” pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

    Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika tadi memungut celana itu.

    “Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku menahan malu dan mukaku merah.
    “Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima kasih, ayo cepat!!” lanjut pak Eko setengah marah-marah.

    “Tapi..,” kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
    “Tapi saya tidak bisa pak” pintaku memohon.
    “Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan seperti yang saya perintahkan” lanjut pak Eko penuh wibawa.

    Rasanya seperti setahun ketika akhirnya aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

    Pelayan itu sepertinya melihat semua yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

    “Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat” pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
    “Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu” Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.

    Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi “minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak memaksa dia untuk meminum “minumam” dalam gelas itu.

    “Ayo habiskan kalau kurang manis bisa tambah gula” sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut.

    Aku malu sekali harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

    Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata

    “Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi”
    “Tiiidak..,” Tangisku.

    Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil berkata

    “Lain kali datang lagi ya”.

    Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.

    “Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan ‘Yessy meminumnya sampai Habis’ tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini kepada tamu yang ada”

    Lututku langsung lemas.

  • Cerita Dewasa Kocokan Mbak titin seperti maut

    Cerita Dewasa Kocokan Mbak titin seperti maut


    2329 views

    Cerita Seks Terbaru – Pak Kadus Jamal berjalan tanpa sandal, sesekali tangannya mengangkat sarung kotak-kotak yang dipakai. Lelaki 60 tahun itu nampak tergesa menuju perbatasan hutan di kampung, lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga.

    “Waduh.. maaf sekali pak, saya agak telat menyambut. Tadi ada warga yang anaknya mau kawinan jadi saya urus sana-sini dulu,” Jamal menyalami pak Supri, tuan tanah di kampung itu yang sudah sejak lama tinggal di kota.

    Pak Supri terkenal dermawan di dusun itu, banyak membantu pembangunan tempat ibadah, sekolah rakyat, dan juga memberi sembako saat paceklik melanda desa.

    “Walah ya ndak apa-apa pak kadus, biasa saja. Oh ya ini Andi pak kadus masih ingatkan.. sudah kelas 2 SMA sekarang.. dan ini kawan-kawannya. Nah mereka saya antar ke dusun ini biar tahu kehidupan desa, mumpung mereka masih libur,” kata Supri, lelaki tambun, usianya sekitar 55 tahun.

    “Wah.. wah den Andi sudah gede sekarang.. pangling saya den,” Jamal menyalami Andi dan tiga kawan sebayanya, Hilman, Roni, dan Raju.

    Pak Supri lalu menjelaskan pada Andi dan kawan-kawannya tentang Jamal, kadus yang sangat rajin dan santun yang patut jadi panutan. Ia juga menjelaskan pada Jamal bahwa Andi, anaknya akan berada di dusun itu selama sepekan bersama tiga temannya itu, harapannya agar mereka tahu tentang kehidupan desa dan menghargai orang desa.

    “Saya hanya minta mereka dibolehkan mendirikan perkemahan di sini, tolong pak kadus gembleng mereka untuk mandiri. Soal kebutuhan makan biar mereka upayakan sendiri, ya mencari ikan, mancing di kali, nyari sayuran, sampai masaknya jangan dibantu biar nggak manja. Nanti berasnya saja disediakan,” kata pak Supri.

    Andi dan kawan-kawannya mencari tempat datar mendirikan tenda, dan mulai menyiapkan semua peralatan kamping. Pak Supri lalu meninggalkan anaknya itu dan kembali ke kota.

    Dua buah tenda berukuran 3 kali 3 meter berdiri saat menjelang petang, Kadus Jamal ikut membantu anak-anak kota itu, sampai semua beres.

    Jamal lalu mengajak anak-anak itu mampir ke rumahnya di pemukiman dusun. Di sana ia menjelaskan lokasi sungai di dalam hutan yang bisa dipancing ikannya, juga lokasi kebun sayur miliknya di tumpangsari hutan yang boleh mereka petik.

    Malam itu Andi dan teman-temannya menginap di rumah Jamal dan berkenalan dengan remaja sebaya mereka di dusun itu. Tapi, Jamal meminta remaja kampung untuk tidak membantu apapun pada anak-anak kota itu selama kamping agar mereka mandiri sesuai pesan pak Supri.

    Pagi-pagi benar Andi dan tiga temannya kembali menuju perbatasan hutan tempat tenda mereka berdiri, mereka membawa beberapa kilogram beras dan perabotan masak-memasak dari rumah kadus Jamal.

    “Ya elah.. benar-benar welcome to the jungle nih ndi.. elo sih pake nurut segala sama bokap lo itu. Harusnya kita liburan ke Bali.. eh malah jadi tarzan disini.. huh capek deh,” Hilman mengeluh sejadinya sambil melempar panci yang dibawa.
    “Iya nih.. mana perut keroncongan lagi nih,” Raju menimpali. Raju bertubuh tambun dan doyan makan.
    “Udah deh.. mendingan kita cari cara gimana biar ada lauk untuk makan… mana belanja nggak bisa. Ada uang tapi orang desa nggak mau menjual apa-apa pada kita karena perintah bokap gue. Ayo deh Raj.. cari ranting atau apa kek yang bisa dibakar untuk masak,” kata Andi. Joker388

    Keadaan terpaksa membuat mereka bergerak juga, daripada lapar. Tungku disiapkan dari susunan batu, dan blar.. api pun menyala menanak nasi di panci. Untung Raju membawa bekal beberapa bungkus mie instant yang bisa menjadi lauknya.

    “Tuh kan enak juga ternyata jadi tarzan begini.. ha ha..,” Andi menghibur teman-temannya itu.
    “Enak.. tapi gue nggak kenyang nih makan segini,” gerutu Raju.

    Biasanya dia makan dua piring, dobel porsi, tapi sekarang hanya dapat satu porsi.

    Setelah sarapan keempat remaja itu menuju sungai untuk mandi dan mencuci pakaian. Tapi sebelum mereka meninggalkan tenda, kadus Jamal datang bersama Titin, anak perempuannya.

    “Lho aden pada mau kemana? Sudah pada sarapan belum?,” tanya Jamal.

    Ia lalu mengenalkan Titin pada 4 remaja itu. Titin anak pertama Jamal sudah empat tahun ini menjanda ditinggal mati suaminya kecelakaan, belum punya anak.

    “Malam kemarin Titin belum sempat ketemu kalian karena dia membantu acara warga yang mau kawinan. Nah sekarang untuk urusan masak dan makan biar Titin yang membantu ya.. ndak apa-apa, bapak nggak akan bilang ke juragan Supri kok..,” Jamal merasa iba juga melihat Andi dan teman-temannya harus berusaha masak sendiri.

    Lagipula di rumah Titin tidak terlalu banyak pekerjaan, karena kembali numpang di rumah ortunya.

    “Waduh.. jadi ngeropotin mbak Titin nih. Tapi oke deh pak, dari pada bobot saya susut seminggu di sini.. ha..ha,” Raju senang karena kebutuhan makan bakal terjamin.
    “Iya. Nggak apa-apa dik, mbak biasa masak dan nyuci kok,” kata Titin.

    Titin berpenampilan khas wanita desa, pakai kain dan baju berkancing dari kain bahan kebaya. Wajahnya cantik dan sebagai janda yang masih muda tubuhnya juga semakin subur dan semok. Tingginya 165 cm dengan porsi tubuh yang ideal, sedikit montok. Payudaranya membusung menantang, pinggul lebar dan pantatnya padat terbentuk dibalik kain yang dipakainya.

    Hilman dan Roni tak lepas memandangi postur tubuh Titin saat itu. Andi juga kadang mencuri pandang ke dada Titin. Hanya Raju yang pikirannya makan terus.

    Kadus Jamal kemudian pamit pulang . Titin kemudian mengantar Andi dan teman-temannya ke sungai sambil membawa pakaian empat remaja itu yang akan dicuci.

    4 remaja itu langsung mencebur ke sungai dengan riang. Usia mereka rata-rata baru 16 tahun, tapi badannya bongsor tidak seperti anak di desa. Tinggi mereka melebihi tinggi Titin .

    “Eh.. adik-adik ini mandinya dicopot dong bajunya biar sekalian mbak Titin cucikan,” katanya melihat Andi dan kawan-kawannya mencebur tanpa melepas pakaian.
    “Wah.. telanjang pakai kolor aja nggak apa-apa kan mbak? Kan sepi disini?,” Hilman menyahut senang sambil melepas baju dan celananya. Tiga lainnya juga melepas pakaiannya.
    “Ya ndak apa, wong nggak ada yang lihat di tengah hutan gini. Lagi pula warga desa jarang ke sini karena sungai ini di kawasan hutan, mereka lebih dekat ke sungai di desa,” kata Titin, ia memungiuti baju empat remaja itu di batu dan mulai mencuci di temat berjarak empat meter dari lokasi mandi mereka.

    4 remaja itu mandi sambil gembira saling siram, Titin memperhatikannya dengan gembira juga, ia ikut senang melihatnya.

    “Mbak Titin… mbak ikutan mandi dong.. biar rame..,” teriak Hilman polos.

    Seketika Raju berlari mendekati Titin yang masih jongkok mencuci dan mendorongnya terceur ke sungai. Byurr.. tubuh Titin tenggelam di sungai yang cukup dalam, saat tubuhnya naik kancing baju atasnya terlepas sehingga payudaranya yang tidak tertutup BH sempat terlihat.

    “Aduhhh Raju.. kamu nakal ya..,” Titin bersungut-sungut sambil membenahi bajunya.

    Raju ikut mencebur dan mulai menyirami Titin dengan air, mereka tertawa dan saling siram. Andi, Hilman dan Roni kemudian bergabung mendekat dan ikut saling siram.

    Titin protes karena kain dan bajunya basah terendam bersama tubuhnya. Sebab dia tidak membawa baju lain, masak pulang dengan basah kuyup.

    “Ya sudah mbak Titin bajunya dibuka aja, terus dijemur,”kata Hilman mejawab protes Titin.
    “Iya mbak. Bajunya dijemur aja biar kering, jadi pas selesai mandi bisa dipakai lagi,”tambah Andi. Agen Joker388

    Titin berpikir sejenak. Benar juga usul mereka, lagipula meski telanjang tubuhnya tak mungkin terlihat karena terendam di sungai, kebetulan sungai juga agak keruh karena hujan kemarin.

    “Ini tolong dijemurkan dik Andi..,” Titin menyodorkan kain dan bajunya ke Andi agar Andi menjemurnya di bebatuan.
    “Ya sudah kalian teruskan mandinya.. mbak sambil nyuci ya,” kata Titin.

    Sambil berendam badan sebatas bawah leher, Titin melanjutkan mencuci pakaian dengan hanya tangannya di atas batu sisi sungai. Sementara empat remaja itu kembali saling siram, bernyanyi dan berteriak-teriak gembira menikmati dinginnya air sungai dengan jarak menjauh dari Titin karena tak ingin mengganggunya.

    Hilman menoleh Titin yang membelakangi mereka, pikirannya tiba-tiba teringat film porno milik ayahnya yang pernah ditontonnya dengan curi-curi. Selama ini ia hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk tubuh wanita bugil yang dilihat secara langsung. Ia mulai membayangkan tubuh telanjang Titin di balik air sungai.

    “Hey bro.. gimana ya bentuk susu dan mekinya cewek yang asli? Gue penasaran nih..? gimana kalau kita minta mbak Titin liatin dikiiiit aja,” pikiran Hilman yang mulai nakal disalurkan ke teman-temannya.

    Roni setuju, tapi Andi dan Raju masih bertahan melarang, mereka takut Titin melaporkan ke bokap Andi dan kadus ayah Titin.

    Akhirnya mereka memutuskan membuat strategi. Andi, Raju dan Roni kemudian berenang menjauh, cukup jauh dari posisi Titin yang msih sibuk mencuci, sementara Hilman menjalankan aksinya.

    “masih lama nyucinya mbak…,” sapa Hilman dari belakang Titin.
    “Eh dik Hilman ngaggetin aja. Ini celana kalian kok kotor banget sih, jadi lama nyikatnya,” Titin sempat terkejut melihat kehadiran Hilman.
    “Sini saya bantuin mbak,” Hilman meraih tangan Titin di batu sisi sungai.
    “Ah nggak usah dik.. kamu mandi saja sana, nanti saya dimarahi bapak. Kan saya disuruh membantu kalian,” Aish berusaha menahan tangan Hilman yang hendak mengambil sikat dan celana panjang Raju yang dicuci Titin.

    Mereka sempat saling rebut, dan hal ini membuat tubuh Hilman menyentuh tubuh Titin yang sama-sama telanjang. Titin merasakan getaran saat siku Hilman menyengol susunya, ia baru sadar kalau keadaannya sedang bugil.

    “Uh.. maaf ya mbak.. saya nggak sengaja, kena deh itunya,” Hilman pura-pura malu, tapi tubuhnya tidak menjauh dari Titin. Titin mendadak tersipu malu.
    “Eh.. oh.. nggak apa dik.., asal jangan disengaja ya. Ndak baik itu,” kata Titin seolah menTitinati.
    “Eng.. mbak.. saya boleh tanya, tapi jangan marah ya?,” kata Hilman.
    “Tanya apa sih?,” jawab Titin sambil berbalik membelakangi Hilman dan kembali sibuk menyikat celana yang dicucinya.
    “Anu mbak.. apa kira-kira anunya cewek di desa sama dengan cewek kota ya?,” Hilman melanjutkan dengan ragu-ragu.
    “Ih dik Hilman ini. Anunya apanya? Susunya maksud adik?,” Titin berbalik lagi menghadap Hilman.

    Hilman malu sambil mengangguk.

    “Ya sama saja dong dik.. anunya dik Hilman juga sama saja dengan remaja di desa sini kan?,” jawab Titin.

    Diam-diam Titin merasa lucu juga mendengar pertanyaan itu.

    “Eh.. anu mbak.. maksud saya…,”

    “Hayo.. dik Hilman pernah ngintip cewek di kota mandi ya?,” kelakar Titin membuat Hilman salah tingkah dan semakin malu. Tapi ia merasakan pancingannya sudah mulai mengena pada Titin.

    “Ah.. nggak kok mbak. Saya malah belum pernah lihat cewek telanjang sekalipun, hanya pernah di pelajaran biologi liat gambarnya aja. Makanya penasaran mbak..,” aku Hilman.

    Mendengart itu Titin jadi kTitinan pada Hilman. Di desanya rata-rata remaja pria sudah semua pernah melihat payudara wanita secara langsung, meskipun hanya wanita setengah baya yang sedang mandi di sungai. Ia lalu berpikir memperlihatkan susunya kepada Hilman untuk mengobati penasaran anak kota itu. Lagi pula ia kan bukan gadis lagi, dan selama empat remaja itu di dusunnya ia diminta kadus ayahnya membantu mereka mengenali lingkungan dan kehidupan desa.

    “Ya sudah.. kalau mbak liatin susu mbak gimana?,” tanya Titin.
    “Ehhhmm.. mau mbak.. tapi mbak nggak marah kan?,” kata Hilman senang.

    Titin tersenyum dan beranjak ke sisi sungai yang lebih dangkal agar tubuh atasnya terentas, ia kemudian berdiri bersandar di batu sisi sungai. Mata Hilman seperti tak percaya melihat susu montok Titin terpampang di hadapannya, kental dan berwarna kuning langsat dengan puting coklat muda.

    “Tuh sudah liat kan.. sudah ya,” kata Titin.


    “Tu..tunggu bentar mbak…, emhh boleh dipegang ya mbak.. bentaaar aja.. ya.. boleh ya,” rengek Hilman, tangannya lalu menyentuh perlahan susu Titin mulai dari pangkalnya diraba hingga puting susunya dijepit ringan dua jari.
    “Hmm.. gimana.. sudah ya dik.., sama saja kan dengan di gambar?,” Titin merasa merinding disentuh susunya, sebab selama empat tahun ini ia tidak pernah lagi merasakannya sejak ditinggal mati suami.

    Mata Titin mengawasi teman-teman Hilman lainnya, jangan-jangan yang sedang terjadi terlihat oleh mereka. Tapi ia lega, tiga teman Hilman cukup jauh dan terhalang pandangannya dengan batu di tengah sungai.

    Saat Titin terlihat sibuk mengawasi temannya, Hilman menggunakan kesempatan itu, ia semakin nekat meremasi susu Titin.

    “Mbak.. kenyalnya enak ya..,” katanya sambil terus memijati putting Titin.
    “Enghhmm.. sudah ah dikhh.., sudah ya,” pinta Titin sambil menepis tangan Hilman.

    Tapi Hilman masih saja meremasi susu Titin.

    “Eh mbak.. kok begitu megang susu mbak.. burung saya bangun sih?,” Hilman bertanya kekanak-kanakan sambil terus meremasi Titin.

    Titin kembali merasa lucu dengan pertanyaan Hilman, namun mendengar kata burung mebuat pikiran Titin tak karuan dan merindukan melihat burung suaminya. Tadinya ia berpikir empat remaja ini masih sangat kanak-kanak tapi mendengar Hilman mengaku burungnya berdiri Titin jadi penasaran juga, sebesart apa sih burung anak usia belasan ini.

    “”Apa.. emang burung dik Hilman bangun sekarang?,” tanya Titin.

    “Iya mbak.. nggak tau nih kenapa.., nih mbak pegang coba,” Hilman segera menuntun tangan Titin ke penisnya yang terbungkus kolor.

    Titin merasakan nafasnya memberat saat tanganya menyentuh penis Hilman. Remaja ini bongsor dan atletis dibanding usianya yang masih belia. Penisnya juga sudah sebesar penis pria dewasa umumnya.

    “Tuh kan mbak.. bangun.. kenapa ya mbak?,” rengek Hilman.
    “Emhh.. oh.. ini wajar dik.. normal. Kan di pelajaran biologi juga adik sudah tahu..,” kata Titin.

    Sambil tangannya terus mengusapi penis Hilman, Titin seolah menggurui menjelaskan kalau penis pria berdiri karena terangsang apalagi jika menyentuh vital wanita.

    “Sini dik.. nah kalau diginiin rasanya gimana?,” Titin menyusupkan tangannya ke balik CD Hilman dan mulai mengocok pelan penis Hilman.
    “Aduhh.. mbaakkhh enakhh..,”lenguh Hilman.

    “Itu wajar dik.. nanti kalau sudah kawin baru deh dik Hilman rasain enaknya. Karena kalau sudah punya istri, burungnya dik Hilman bisa bersarang di sarangnya,” kata Titin.

    Ia tak sadar penjelasannya justru membuat pertanyaan-pertanyaan menyusul yang menuntut dari Hilman.

    “Sarangnya apa tuh mbak.., enghh.. terusin digituin mbak.. enakhh nih..,” Hilman merasa penisnya sudah sangat tegang, tangannya terus meremasi susu Titin. Nafas Titin mulai menyesak.. ia membayangkan penis itu penis suaminya yang sudah siap mengantar kenikmatan padanya.
    “Hhh.mmmm.. sarangnya namanya memek dik.. seperti punya mbak ini..sini dik Hilman pegang ya..,” Titin menuntut tangan kanan Hilman ke selangkangannya.

    Hilman bisa merasakan lembutnya permukaan vagina Titin.

    “Wah.. lembut sekali ya mbakhh.. kalau dipegangin gini mbak merasa enak juga nggak kayak saya,” Hilman terus melancarkan tanya, sambil tangannya mulai membelai-belai permukaan vagina Titin.

    Titin sedikit mengangkangkan kakinya memberi ruang bagi tangan Hilman.

    “Ngghhh.. sstt.. yahh enakhh dikhh.., sama enaknya..,” tubuh Titin mulai menggelinjang dipermainkan gatal dan geli di vaginanya.
    “Terus gimana selesainya mbak.. kalau burung saya bersarang di sarangnya nanti?,” Hilman terus bertanya penasaran, pikirannya sudah melayang ke film porno yang pernah ditontonnya.

    Penisnya kenikmatan karena tangan Titin semakin liar mengocoknya.

    “Emmhh.. kalau sudah masuk ke sarangnya.. nanti burung dik Hilman bisa loncat-loncat di dalam.. teruss kalau mau selesai dia nyemprotin air..,” Titin semakin terangsang dengan pertanyaan Hilman, CD Hilman dilorotkanya dan penis Hilman dikocok semakin cepat.
    “Ahh..sst.. geli banget mbakhh… auh.. kayak mau kencing nih.. ouh…, mbaakhh enak juga khan..?,” Hilman melenguh merasakan kedutan di penisnya.

    Ekspresi kenikmatan Hilman membuat Titin semakin teransang, apalagi tangan Hilman juga semakin aktif mengosok permukaan vaginanya.

    “Iya dik.. sstt enakhh juga mbakkhhh.. ahhkkss.. keluarin aja kencingnya nggak usah ditahan,” Titin merasakan tubuh Hilman mulai menegang dan croottt… semburan sperma Hilman muncrat ditangannya.

    Titin sudah terbakar birahi, pingulnya bergoyang agar lebih merasakan gosokan tangan Hilman di vaginanya.

    Tapi sebelum ia klimaks, Titin mendengar suara teman-teman Hilman mendekat. Ia segera menyudahi aksinya dan kembali beranjak ke sungai yang lebih dalam agar tubuhnya terbenam lagi.

    “Eh..mbak makTitin ya sudah ngajari saya.., jangan bilang ke yang lain mbak ya,” Hilman malu-malu menghampiri Titin kemudian ia naik ke bibir sungai dan bersalin pakaian.

    Titin mengangguk, ia sendiri sangat malu menyadari apa yang barusan terjadi. Tapi klimaks yang belum sempat diraih membuat pikiran Titin jadi tak karuan saat itu.

    Andi, Raju, dan Roni sudah berkumpul bersama Hilman dan sudah bersalin pakaian. Titin menyuruh mereka ke tenda duluan meninggalkanya, agar tak terlihat saat ia harus naik ke bibir sungai untuk kembali mengenakan kain dan bajunya.

  • SENSUAL COUPLE

    SENSUAL COUPLE


    1883 views

  • Foto Bugil Michiru Tsukino Sedang Main Golf

    Foto Bugil Michiru Tsukino Sedang Main Golf


    2428 views

    Foto Bugil Terbaru – Koleksi Foto Ekspresi Horny Cewek Ketika Menikmati Dientotin, Banyak dari cewek-cewek yang diam tanpa ekspresi saja ketika dientot. Cewek lokal biasanya memang pandai menyembunyikan perasaan dan ekspresi mereka walau sudah sangat horny sekalipun. Beda halnya dengan cewek-cewek barat yang sudah sangat sange dan horny ini. Mereka cenderung menunujukan ekspresi yang sangat hot ketika menikmati setiap sodokan kontol pasangannya.

  • Kisah Memek Bareng Mantan

    Kisah Memek Bareng Mantan


    1838 views

    Cerita Seks Terbaru – Bercinta dengan Mantan di Hotel – Aku seorang ibu rumah tangga, sebut saja namaku Tina (bukan nama sebenarnya). Usiaku saat ini 42 tahun, dengan seorang suami dan 3 anak yang sudah dewasa. Pernikahan kami sudah memasuki 20 tahun dan tidak ada persoalan dalam pernikahan kami tersebut. Hanya saja sudah lebih dari 7 tahun suamiku mengidap penyakit diabetes akibat pola hidup dalam mengatur waktu kerja. Dia begitu aktif dan termasuk workholic sejak belum menikah.

    Tentu saja aku dari sisi kebutuhan biologis aku mengalami kehampaan karena kekurangmampuan suamiku memberikan kepuasaan bathin. Namun aku mencoba bertahan untuk tetap menjaga pernikahan kami. Aku justru kaget saat suamiku mengatakan memberi ijin aku untuk “selingkuh” namun dengan syarat tidak dengan sembarang laki-laki. Tentu saja aku menolaknya.
    Dalam perjalanan waktu akhirnya aku tidak bisa mempertahankan prinsipku. Pertama kali aku jatuh dalam perselingkuhan saat bertemu dengan saudara sepupuku. Kedekatanku saat masa remaja dan kuliah menjadikan aku mulai mengenal perselingkuhan. Aku dan dia sempat melakukan hubungan ML sekali namun begitu berkesan. Selain aku terpuaskan dari sisi biologis, juga ada sensasi lain yang aku alami.
    Namun dalam cerita ini aku bukan menceritakan perselingkuhanku tersebut. Namun justru perselingkuhanku yang kedua kalinya akibat sensasi lain yang aku alami. Perselingkuhanku yang kedua aku jalani bersama mantan pacarku saat SMA. Sebenarnya dikatakan mantan juga belum, namun aku tertarik dengannya dan aku juga merasa dia tertarik denganku, terbukti kami sering berjalan berdua. Hanya saja dia tidak berani mengungkapkannya, hingga aku ditembak terlebih dahulu dengan suamiku saat ini.
    Sudah lama kami berteman melalui akun FB yang berlanjut dengan medsos, baik BBM maupun WA. Oya aku akan sedikit memperkenalkan diri, wanita kelahiran Jakarta dengan tinggi 160m dan berat sekitar 48 kg, dengan wajah oval. Banyak orang bilang aku manis termasuk suamiku sendiri. Dengan kulit coklat serta wajah yang tidak menunjukkan raut usia 40-an lebih, bahkan ada yang bilang usiaku masih 30-an. Selain itu tubuhku dibilang montok serta memiliki buah dada ukuran 36D.
    Kembali ke cerita awal, mantan pacarku sebut saja Aris (bukan nama sebenarnya) mulai intens berkirim kabar baik lewat FB maupun medsos. Kejadiannya terjadi tahun 2016 yang lalu, saat dia mulai berani mengungkapkan perasaannya kepadaku. Aku sungguh kaget namun antara senang dan geli melihat kelakuannya yang berbeda dengan saat SMA dulu. Usiaku dengan mantan pacarku selisih 1 tahun dibanding dengan suamiku yang selisih 4 tahun.
    Entah kenapa aku juga menanggapinya melalui FB maupun medsos. Oya jarak kami tinggal 700km jauhnya. Dia tetap tinggal di Jakarta, sementara aku tinggal di salah satu kota di Jawa Tengah. Setelah komunikasi lebih dari 1 bulan, dia mulai berani jika chat menyenggol ke arah seks. Awalnya setiap chatting selalu ditanyakan aku ada dimana, lagi ngapain, pakai baju apa hingga pakaian dalam yang kukenakan. Aku sendiri enjoy aja menikmati percakapan tersebut. Puncaknya saat suamiku tidak ada di rumah dia mengajak kencan lewat sex chatting dan aku melayaninya.
    Dari awal hanya tulisan, kemudian saling berkirim foto dengan posisi yang seksi. Aku tertarik dengan model burungnya yang menurutku aneh dibandingkan dengan 2 burung yang pernah aku lihat. Punya Aris burungnya cukup panjang dengan batangnya yang dalam foto terlihat lebih kecil dibandingkan “helmnya” yang begitu besar. Menurut dia panjangnya jika tegang mencapai 18 cm dengan diameter batang sekitar 4 cm dan diameter helm sekitar 5,5 cm. Selain itu bentuknya lurus dan mendekati kepala burung agak melengkung. Selama ini yang aku lihat biasanya antara batang dan kepala itu ukurannya proposonal.

    Suatu saat dia mengajak untuk video call malam hari. Saat itu suamiku sedang pergi ke luar kota. Dia melontarkan gagasan untuk melakukan video seks dengan masing-masing melakukan onani dan masturbasi. Entah kenapa aku juga mengiyakan. Dengan menggunakan tablet masing-masing kami melakukannya. Harus aku akui bahwa batang burungnya tampak beda dibandingkan dengan foto. Saat masih belum on burungnya udah tampak begitu besar. Sengaja aku minta dia untuk mengukur burungnya saat tegang dan ternyata…woouw lebih dari 18 cm hanya untuk panjang batangnya. Namun yang membuat aku jadi ketagihan untuk mengulanginya adalah aku selalu orgasme dan dia belum keluar. Walau sudah berjalan 20 menit.
    Suatu saat dia melontarkan keinginannya untuk ML secara langsung denganku. Aku pun menyambut keinginan tersebut. Disepakati akan bertemu di Yogyakarta karena aku punya tugas menyelesaikan warisan kakak dari ayahku yang meninggal tanpa menikah. Dia sendiri akan memajukan rencana tugas kantornya. Setelah meminta ijin suamiku yang ternyata sehari sebelumnya harus dinas ke luar Jawa selama beberapa hari, akhirnya aku berangkat ke Yogyakarta. Sengaja hari pertama masing-masing menyelesaikan tujuannya terlebih dahulu dan berjanji bertemu setelah semua pekerjaan selesai.
    Setelah urusan dengan notaris selesai, sorenya sekitar jam 16.30 kita bertemu di sebuah hotel tempat Aris menginap. Dia menginap di salah satu hotel berbintang empat yang sudah dipilih oleh kantornya. Sementara aku sendiri juga sudah meminta ijin menginap juga dengan alasan urusan notaris butuh waktu 2 hari. Untungnya suamiku mendukung agar tugas yang diberikan oleh ayahku dapat segera tuntas.
    Kami bertemu di lobby hotel dan sengaja kami memesan 2 kamar yang memiliki connecting door. Setelah masuk kamar masing-masing, barulah kami membuka pintu connecting tersebut. Aku masuk ke kamarnya yang jauh lebih besar ukurannya. Tampak sebuah ruang tamu kecil berikut sofa dan tv datar serta kamar yang terpisah dengan ranjang besar dengan view menghadap ke Gunung Merapi. Saat itu cuaca gerimis di luar.
    Aku masih mengenakan rok span dengan tanktop putih yang ditutup blazer warnah merah hati senada dengan rok. Sementara dia mengenakan celana jeans dengan kemeja lengan pendek. Mengobrol di sofa panjang namun aku tahu kalau Aris memendam sesuatu yang terlihat dari sorot matanya yang selau mengarah ke buah dadaku. Sesaat kemudian dia menggeser duduknya hingga berhimpitan badan denganku. Sambil melingkarkan tangannya ke pundakku sejurus kemudian dia mendaratkan ciuman tipis ke bibirku.
    “udah nggak tahan yach,” ujarku.
    Dia hanya tertawa kecil dan kemudian menganggukkan kepalanya.
    “Kamu sendiri bagaimana,” tanya dia.
    “Hayuk kalau udah nggak tahan,” jawabku
    .
    Sejurus kemduain kami berciuman dengan posisi saling berhadapan duduk di sofa. Harus aku akui dia begitu lembut saat berciuman. Sesekali dia meremas buah dadaku bergantian kiri dan kanan.
    Merasa tidak nyaman akhirnya kami berdiri sambil tetap berciuman. Terasa burungnya mulai mengganjal di pahaku. Dibanding dengan suamiku, Aris lebih pendek tingginya. Sehingga memudahkan saat berciuman karena tinggi kami tidak begitu jauh. Sambil tetap berciuman kami bergeser ke dalam kamar dan kemudian dia merebahkan aku ke kasur. Kami menghentikan berciuman dan beringsut menuju ke bagian atas tempat tidur. Sesaat dia bertanya “boleh aku buka bajumu” sambil menindih tubuhku. Aku hanya menganggu sambil tersenyum.
    Perlahan blaserku dilepas dan dilempar begitu saja ke lantai, demikian juga dengan tanktopku. Sejurus kemudian dia melepas rokku hingga yang melekat tinggal celana dalam berenda maupun bh tanpa tali warna hitam. Sesaat dia melihat tubuhku dalam kondisi seperti itu.
    “Kamu curang,” protesku karena dia masih memakai pakaian lengkap.
    Dengan berpindah posisi dia di bawah, aku mulai melepas kemejanya yang juga aku buang ke lantai begtu saja. Dengan dibantu Aris akhirnyacelana jeansnya pun berhasil aku lepas. Kini terlihat tubuhnya hanya menggunakan celana dalam model biasa warna hijau.
    Aku pun sesaat memperhatikan dadanya yang ditumbuhi bulu-bulu agak tebal serta sepasang puting warna merah miliknya. Kemudian aku melihat ke bawah karena ada gerakan kecil dari balik celana dalamnya. Woou aku kaget saat melihat kepala burungnya sedikit menonjol keluar dari celana dalamnya. Tiba-tiba Aris membalikkan badanku hingga posisi di bawah.


    “Aarchh….archh…,” erangan yang keluar dari mulutku saat kumis tipis menyentuh buah dadaku.
    Ya dia menciumi buah dadaku bagian atas karena sengaja BH-ku belum dilepasnya. Sejurus kemudian tangan kananya meremas buah dadaku bagian kiri yang masih terbungkus BH. Sementara ciumannya mendarat dan sesekali menjilat buah dadaku sebelah kanan. Aku menikmatinya karena dia memperlakukanku dengan elegannya.
    “Buka saja BH ku,”ujarku. Dengan sedikit mengangkat dadaku, dia akhirnya membuka pengait Bhku dan membuangnya ke lantai.
    Kini sepasang bukit kembar terpampang didepannya. Dia memperhatikan buah dadaku sesaat dan berkomentar
    “buah dadamu bagus, masih kencang dan pentilnya begitu menggoda, nggak ketahuan jika kamu sudah punya anak 3,” ujarnya.
    Aku sedikit bangga dengan pujian tersebut yang juga dilontarkan suamiku maupun sepupuku juga. Memang pentil atau putingku masih terawat seperti anak masih kuliah dengan warna coklat kemerahan saat mengembang. Sementara lingkaran kecil seputar pentilku juga berwarna coklat. Aku memang rajin meawat buah dadaku.
    Rasa geli mulai merasuki diriku saat kumis tipis milik Aris mulai menyentuh pentilku saat dia mencium dan menjilati seputaran pentilku. Akibatnya bisa ditebak, pentilku pun mengembang membesar dengan cepat. Sementara tangan kirinya dengan menelangkup ke buah dadaku sebelah kanan diremas-remasnya.
    “Oohhhh….aachhhh….terus sayang,” kalimat yang berulang-ulang keluar dari mulutku.
    Bergantian dia mencium dan meremas maupun memelintir pentilku serta kedua belah bukit kembar.
    Aku pun tidak tinggal diam, tangan kananku dengan mudah karena tingginya yang hampir sama menurunkan sedikit celana dalamnya. Kemudian aku pilin-pilin kepala burungnya. Tampak dia menggeliat-geliat saat helm kesayangannya tersebut aku elus dan putar-putar. Karena dihimpit badannya, aku tidak bisa melihat langsung burungnya, namun terasa burungnya semakain keras dan membesar.
    Aris memberikan kesempatan tangan kiriku untuk juga memilin-milin pentil merahnya bergantian. “Achhh…terus sayang,” ungkapnya. Dia pun dengan sengaja menurunkan dadanya sehingga kecupan dan jilatan kecilku bisa mendarat bergatian di pentilnya. Ada sensasi lain yang aku alami saat bulu-bulu dadanya menggesek dadaku maupun buah dadaku, karena suamiku tidak memiliki bulu dada.
    Sengaja dia menarik tanganku menjauh dari burungnya dan dilanjutkan dia menciumi seluruh badanku hingga akhirnya dia memainkan bulu-bulu memekku yang keluar dari celana dalam maupun dibalik rendaku. Beberapa kecupan kecil juga mendarat di bagian renda celana dalamku maupun beberapa bagian pahaku. Tentu saja aku menggelinjang kegelian namun nikmat. Sekali lagi aku menyukai cara Aris memperlakukanku dengan tidak kasa.
    Diiringi dengan suara hujan deras diselingi petir, celana dalamku pun terlepas dan dibuang oleh Aris ke lantai. Selanjutnya dia menundukkan kepala di area selangkanku dan mulai menciumi klitorisku serta menjilatinya. Mendapat serangan seperti itu aku menghentak-hentakkan kaki di ranjang.
    “Aduuuhh….ooochhh…nggak kuat….geli,” teriakku menghadapi gempuran silih berganti.
    Dinding memekku pun berkedut-kedut. “Stop….stop….sudahhh nggak kuat,” teriakku kembali.
    Bukannya menghentikan Aris justru menyapu memekku membabi buta dengan ciuman maupun jilatan.
    Sejuru kemudian Aris menghentikan ciuman seputar memekku dan menghapus ludah dan cairan yang berasal dari memekku disekitar mulutnya. Kemudian aku meminta dia untuk mengambil posisi di bawah dan giliran aku mengambil posisi WOT. Setelah melakukan hal yang sama seperti Aris lakukan ke aku, giliranku menurunkan dan membuang celana dalamnya. Langsung berdiri tegak mengacung burungnya didepan hidungku. Ada yang berbeda terpampang dihadapanku, ternyata Aris tidak suka memelihara rambut diseputaran burungnya alias polos/plontos. Selain itu aku sempat melihat bentuk burungnya yang mengacung dengan batangnya yang lebih kecil dibandingkan kepala/helm burungnya. Namun aku kagum dengan ukuran batang maupun helmnya yang begitu besar lingkarnya serta panjang ukuran burungnya.

    Tanpa dikomando setelah sempat aku pilin-pilih kepalanya dengan lumuran ludahku, giliran batangnya aku urut-urut. Persis seperti dalam foto maupun video call ukuran batangnya lebih kecil dari pada kepala burungnya. Namun untuk panjang dan lebarnya tampat lebih panjang dan lebar dibanding yang difoto maupun video. Sejurus kemudian burunya pun aku kulum dan sedot-sedot berkali-kali. Reaksinya pun senada dia menghentakkan kakinya ke ranjang serta melenguh panjang.
    “aaauuuuuccchhh…..enak sayang….terus-terus….achhh…tapi jangan lama-lama diemutnya.”
    Aku pun sesaat kemudian menghentikan oralku di kepala maupun batang burungnya dan menghapus lendir yang ada dimulutku. Kemudian aku beringsut ke atas dan berciuman dengan posisi dada hampir berhimpitan. Saking kerasnya batang burungnya, aku merasakan posisinya sudah berada dekat dengan lubang memekku. Sembari berciuman dengan memainkan lidah masing-masing, aku merasakan upaya Aris untuk memasukkan burungnya ke dalam memekku tanpa dibantu tangannya. Terasa gesekan-gesekan benda tumpul terasa menggetar klitorisku saat berupa untuk memasukkannya.
    Terasa kemudian ada benda tumpul yang mulai masuk ke dalam lubang memekku. Saat kepala burungnya mulai menyodok masuk, namun tertahan karena ukurannya yang begitu besar.
    “Aaaachhh….pelan-pelan sayang,” ujarku.
    “iya sayang….memekmu sempit seperti perawan,” ujarnya pula.

    Diayunnya kembali burungnya pelan-pelan hingga terasa sedikit batang burungnya mulai terasa di dinding vaginaku. Rasa geli tapi nikmat terasa diubun-ubunku saat Aris menggoyang maju mundur burungnya agar bisa masuk seluruhnya. Ada sensasi yang berbeda saat kepala burungnya membuat dinding vaginaku terasa lebih sesak dibanding batangnya. Aku sempat melirik ke bawah, dan ternyata batang burungnya baru masuk belum ada setengah. Selain itu baru aku tahu bahwa burungnya sedikit bengkok di bagian atasnya.
    “aauuughhh….truss mas, enaaakkk,” teriakku saat seluruh batang burungnya blesss masuk.
    Aku merasakan kepala burungnya mentok hingga menyentuh dinding rahimku. Aku pun menggoyangkan badanku sembari mengikuti irama goyangan Aris untuk mendapatkan titik kenikmatan dengan kujepitkan burungnya diantara kedua pahaku.
    “Sayang aduuuuhhhh nikmat,” ujar Aris sembari menyodokkan burungnya lebih keras.
    Mendapat serangan sodokan yang terasa menyentuh berkali-kali rahimku serta gesekan yang begitu kuat didinding vaginaku menjadikan aku tidak kuat menahan gejolak birahiku. Diantara bunyi guntur yang berbunyi beberapa kali, teriakanku menggema di dalam kamar. Hingga akhirnya akupun menyerah setelah kurang dari 10 menit mendapatkan sodokan tersebut.
    “Akuuuuu keluuuaaaar sayaaang,” erangku sembari menjatuhkan badanku diatas badannya.
    Aris paham dan memberikan waktu dengan mendiamkan burungnya yang tertancap di memekku. Terasa ada rasa geli saat dinding vaginaku mengurut-urut batang burungnya.
    Sembari memberikan kecupan dipipiku Aris kemudian membalik badanku hingga posisinya berganti diatasku. Sambil memberikan tanda berupa senyuman dia memulai menggoyang maju mundur secara perlahan dengan diiringi kuluman di puting buah dadaku bergantian. Kembali birahi naik dan sengaja kukunci pahanya dengan silangan kedua kakiku. Guna mendapatkan sensasi yang lebih sengaja aku letakkan bantal di bawah pantatku. Tak terasa didalam ruangan ber-AC dan disertai hujan deras terlihat beberapa tetes keringat muncul di dahi Aris.
    “Teruuuss sayang, goyang aku dan tancepin lebih dalam,”rengekku.
    “Iya-iya nich aku tancepin tiang besiku,” tanggapnya sembari menekan dengan keras setiap memajukan burungnya. “Auuoooghhh…nikmaaatt,” teriakku kembali.
    Setelah beberapa saat tanpa melepas burungnya yang masih menancap di memekku , Aris mengangkat kedua kakiku dan meletakkannya di kedua bahu. Kemudian menyodok dengan berirama dari perlahan hingga keras menghujam. Untuk kedua kalinya aku mencapai orgasme dalam permainan saat itu.
    “Aaakuuuu dapeett,” erangku terbata.
    Sesaat Aris mencabut burungnya dan terlihat batang dan helmnya mengkilat akibat cairan yang menempel serta bentuknya yang masih tegak mengacung. Sudah lebih dari 20 menit kita ML saat kutengok arlojiku. Tiba-tiba dalam kondisi yang masih lemas, dia mengubah posisiku menyamping dan sejurus kemudian bles burungnya sudah menancap kembali dari belakang. Dengan posisi menyamping dia mencocok kembali memekku dengan perlahan. Sementara tangan kirinya memilin-milin pentilku serta sesekali meremasnya. Sensasi lain kini aku rasakan saat Aris menarik-masuk burungnya. Terutama saat menarik seperti ada yang menggaruk memekku.
    Sesaat setelah dengan posisi seperti itu dia meminta aku menungging di atas ranjang dan dengan gaya doggie style dia mulai memainkan kembali memekku.
    “Eunaaak sayang genjiot aku terus…ooghh,” erangku.
    “Kaaammuuu suka,” tanyanya. “Iyaaa aku sukaaa, dedek kecilmu mantaap,” jawabku sambil merasakan suara “plok-plok” berkali-kali.
    Sejurus kemudian dia menarik pinggangku ke pinggir ranjang dan meneruskan gaya tersebut dengan posisi Aris berdiri di lantai serta kedua tangannya meremas-remas buah dadaku.
    “Oooooghhhh enak sayaang terus,” ujarku berkali-kali.


    Tak lama kemudian dia mencabut burungnya dan meminta aku membalik badannya serta diminta naik ke bagian atas ranjang. Dia kembali memasukkan burungnya dengan gaya konvensional. Namun kalau yang pertama lebih banyak bertumpu di atas kedua lengannya, kini lebih banyak kedua tubuh kami berhimpitan. Selain sensai dari burungya, aku mengalami sensasi gesekan dadku dengan bulu-bulu yang ada didadanya. Ya dari dulu aku paling suka melihat cowok berbulu, sementara suamiku tidak memiliki bulu didadanya.
    Sesaat kemudian gerakan menghujamnya mulai keras menancap ke dalam memekku diiringi gerakan yang cukup cepat.
    “Oooghh…oogggh…hmmmm….memekmu enak sayang,” ujarnya sambil kurasakan ada keduatan-keduatan dibagian kepala burungnya.
    “Udaah mau keluar sayang,” tanyaku.
    “Iyaaa….tumpahin dimana sayang?” tanyanya. “Didalam saja sayang….ayoooo kita barengan,” jawabku dengan terengah-engah juga.
    “Akuuuuu dapeet lagi,” teriakku sambil mengangkat pantatku untuk menerima hujaman burungnya yang sejurus kemudiaan dia berteriak panjang sambil terbata-bata
    “Ooooghh….akuuuuu keluaaarr.” Crooott-crootttt beberapa kali semprotan spermanya kurasakan didalam memekku.
    Aku merasakan seluruh badan dan tulangku lemas akibat orgasme yang ketiga kalinya. Sementara dia sendiri merubuhkan badannya diatas tubuhku. Sejenak kemudiann dia menggeser tubuhnya hingga kami beradap-hadapan, namun burungnya masih menancap di dalam memekku.
    “Enak sayang aku puas,” sahutku sambil tersenyum.
    “Belum pernah ada yang mampu bermain lebih dari setengah jam,”lanjutku.
    “Iya memekku juga enak, nie burungku masih dipijat terus,” tukasnya.
    Ya aku merasakan dinding-dinding vaginaku masih berkedut-kedut meremas burungnya dan beberapa kali aku masih merasakan semprotan spermanya walau tidak kencang.
    “Tunggu nanti malam kamu tentu lebih berteriak,” ujarnya.
    Sesaat kemudian kami berdua akhirnya tertidur dengan posisi saling berpelukan dengan burungnya masih berada didalam memekku.
    Setelah selesai mandi dan makan malam berdua di luar hotel. Kami masuk kembali ke kamar karena situasi di luar masih hujan cukup deras melanda kota Yogyakarta. Aku sempat masuk ke kamar mandi dan sengaja berganti baju dengan menggunakan baju tidur tipis serta tidak menggunakan pakaian dalam. Saat aku keluar tampak Aris sudah telanjang bulat serta menelan sesuatu yang diikuti dengan meminum air mineral.
    “Kamu menelan apa sayang,?” tanyaku.
    “Nggak aku minum multivitamin,” jawabnya sambil berlalu menuju ke kamar mandi.
    Sesaat aku lihat burungnya dalam kondisi tertidur yang kutaksir panjangnya 5 cm.
    Sesaat kemudian dia keluar dari kamar tidur aku melihat perbedaan pada burungnya yang terlihat lebih mengkilat serta sudah mulai bangun. Namun saat aku merayunya dia bilang
    “Sabar ya sayang, bentar kita tiduran,” ujarnya. Akupun mengangguk dia kita tiduran di ranjang sambil berbicara kesana-kemari diselingi kata-kata jorok.
    “Aku baru merasakan memek yang begitu sempit,” ujarnya.

    “Aku juga suka pentilmu yang coklat kemerahan serta buah dadamu yang masih kencang, walaupun usiamu tidak muda lagi.” Lanjut Aris.
    Aku hanya tersenyum mendengar pujian tersebut.
    Kurang lebih 30 menit lebih kami mengobrol, tiba-tiba dia mulai mencium bibirku. Sejurus kemudian pakaian tidurku pun dilepasnya sambil posisi kita duduk berhadapan. Kami melanjutkan ciuman sambil posisi duduk serta badanku pun mulai dipangkunya.
    “Nanti nggak usah dioral ya,” ujarnya.
    Akupun menggangguk sambil kurasakan burungya sudah maksimal bentuk dan ukurannya. Sejurus kemudian pantatku sedikit diangkatnya dan bless..burungnya pun ambles tertelan memekku. Dengan posisi aku lebih tinggi sedikit di atasnya, aku goyang-goyang naik turun pantatku.
    “Oouugh…enak sayang,” erangku karena ada sensasi yang lain saat aku maju mundurkan pantatku.
    Ada sesuatu yang kurasakan lain dibanding ML pertamaku tadi dengan Aris. Burungnya keras seperti besi berbeda dengan saat pertama ML tadi sore. Akibatnya dinding vaginaku terasa sesak karena batang maupun kepala burungnya bagai besi yang keras. Tentu saja sensasi yang muncul pun berbeda.
    “Kenapa sayang kok berhenti,” tanya Aris ketika aku sempat menghentikan goyangan pantatku sesaat.
    “Nggak ini burungmu kok beda dengan sore tadi yach?” tanyaku.
    “Aku tadi sudah bilang akan bikin kamu terpuaskan malam ini,” jawabnya.
    Kami berganti beberapa gaya dan sudah 3 kali aku mencapai klimaks. Bahkan hampir 1 jam belum ada tanda-tanda Aris akan mengakhiri permainan ranjang kami. Bahkan peluh keringat mulai mengucur dari tubuh kami berdua, walaupun di tempat ber-AC.
    “Ouugghhh sayang aku sudah tidak kuat,” erangku yang merasakan tulangku sudah nyeri.
    “Sebentar sayang kita berbarengan yuk keluarnya,” jawab dia.

    Dengan posisi konvensional kembali Aris menggenjotku dengan irama sedang. Aku masih mersakan bagaimana kerasnya batang burungnya dan terasa kepala burungya mendesak-desak dinding vagina. Ketika aku sudah mendekati orgasme yang keempat kalinya, sengaja aku jepit burungnya dengan mengencangkan jepitan pahaku yang menyilang diatas pantatnya. Sementara sengaja aku naikkan pantatku hingga sedikit menggantung dan kuputar pantatku pelan-pelan.
    “Sayang kamu apakan burungku rasanya ngilu dan ketarik-tarik,” lenguh Aris.
    “Rasakan saja sayang, aku sdah mau sampe.” Erangku lagi.
    Tidak lama kemudian goyangan Aris semakin cepat serta disertai erangannya.
    “Oouuddhh…oughhh, sayang enak bangeeet….ini udah mau keluar.” Pertahananku akhirnya jebol keempat kalinya.
    “Akuuuuu dapeeettt sayaaaang….ouuugh,” sembali kepala kugoyangkan tidak beraturan.
    Selang ebberapa detik giliran Aris pun berteriak
    “Iyaaaaa aku juga keluaaaarrrr,” diiringi semprotan berkali-kali spermanya yang membanjiri memekku.
    Kami berdua akhirnya beristirahat dengan posisi tetap berhadapan dan burungnya Aris masih menancap didalam memekku. Akhirnya aku tahu rahasia kenapa burungya menjadi begitu keras, dia meminum ramuan kapsul untuk menjadikan burungnya keras. Serta mengolesi burungnya dengan minyak yang konon dari Arab, sehingga batang burungnya menjadi tidak merasakan gesekan hingga beberapa saat.
    Malam itu kami lalui dengan ML hingga 2 kali sebelum akhirnya kami tertidur. Keesokan paginya pun kami melakukan serangan fajar dan mengulang kembali beberapa kali hingga saya meninggalkan hotel, sementara Aris tetap tinggal untuk menyelesaikan beberapa tugas yang belum selesai. Badanku terasa letih namun puas hingga tertidur dalam taksi yang membawa aku pulang ke rumah.
    Dua hari kemudian aku bertemu kembali dengan Aris di sebuah hotel di kotaku dan mengulangi lagi hingga beberapa kali sebelum dia kembali kekotanya melalui kotaku. Sungguh pengalaman luar biasa yang aku alami dengan burung yang modelnya menurutku aneh tetapi memuaskan.

  • Majalah Dewasa Edisi Rini Clarens

    Majalah Dewasa Edisi Rini Clarens


    1894 views

    Duniabola99.org– Dara Warganegara

    Pembawaannya yang jauh dari kesan keglamoran seorang model membuat banyak orang salah mengiranya. Dulu banyak yang mengira Rini Clarens adalah seorang make up artist atau stylishtapi sekarang ia telah menjelma menjadi salah satu model papan atas di Indonesia.

  • Bersama Suster di Apotik Kamar Mandi

    Bersama Suster di Apotik Kamar Mandi


    1793 views

    Sudah lebih dari 4 jam Tedi bersama 2 rekannya menunggu didepan pintu kamar UGD (Unit Gawat Darurat) sebuah rumah sakit di kota metropolitan. Rudi teman mereka bersama pacarnya mengalami kecelakaan mobil yang lumayan parah tadi pagi sehingga harus dirawat secara intensif di ruang UGD.

    Tedi dan 2 rekannya merasa berkewajiban untuk membantu teman karibnya karena pihak keluarga Rudi belum ada satupun yang muncul di rumah sakit. Rudi merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya berada di sebuah negara Eropa Timur sebagai staf kedutaan besar.

    Sedangkan keluarga-keluarga dekat Rudi masih belum tiba karena tinggal di luar pulau Jawa seperti Pontianak, Tarakan dan Manado. Beruntunglah Rudi memiliki karib seperti Tedi dan 2 rekannya yang lain untuk mengurus keperluannya sewaktu dirawat di UGD.

    Seorang perawat keluar dari ruang UGD dan menuju ke arah Tedi sambil membawa sebuah kertas di tangannya. “Mas, ini resep dokter yang harus segera dibelikan obatnya agar teman Mas besok pagi dapat langsung disuntik dengan obat itu.”, ungkap perawat tersebut kepada 3 pemuda yang sudah kelihatan lelah.
    “Kira-kira di apotik rumah sakit ini obat itu ada nggak, Mbak?”, tanya seorang rekan Tedi.

    “Kalau ada saya nggak akan minta tolong pada kalian”, jawab perawat singkat.

    “Yuk, dicari!”, ajak Tedi pada 2 temannya.

    “Sebentar Mas”, cegah perawat itu.

    “Kalian yang mempunyai golongan darah sama dengan Rudi sebaiknya tinggal disini, jaga-jaga kalau teman kalian membutuhkan darah lagi dan persedian kami habis”, meneruskan keterangannya.
    Akhirnya 3 pemuda itu berembuk dan memutuskan agar Tedi saja yang mencari obat dan 2 temannya tetap tinggal.

    Tedi mengeluh dalam hati sambil mengendarai mobil, “Cari apotik yang buka jam 1 pagi ini pasti susah, aku nggak seberapa hapal jalan Jakarta lagi”.

    Setelah berkendaraan selama 10 menit akhirnya dia menemukan sebuah apotik yang masih buka tapi setelah dimasukinya pegawai apotik tersebut menyatakan kalau obat yang dicari Tedi tak ada. Kejadian tersebut berulang sampai 4 kali dengan alasan yang mirip, “obat itu habis”, “besok siang baru siap”, dan sebagainya. Demi teman yang saat ini tergolek di ranjang UGD, Tedi tak berputus asa meskipun tubuhnya sudah lelah dan ngantuk.

    Tanpa berharap banyak Tedi memarkir mobilnya didepan apotik kecil di ujung jalan yang sempit. “Paling-paling nggak ada lagi”, pikir Tedy sambil menyerahkan resep obat yang dicarinya kepada pegawai apotik itu, seorang wanita berumur 30-an.

    “Silakan tunggu dulu, saya carikan”, ucap wanita itu dengan sopan.

    Dia mencek dengan komputernya, lalu masuk ke ruangan berdiding kaca transparan yang terlihat penuh laci obat, keluar lagi dan terus masuk ke ruangan tertutup. Wanita itu keluar bersama seorang pria berumur 50-an dengan wajah masih ngantuk.

    Sambil mengenakan kaca matanya pria itu berkata pada Tedi, “Dik, obat ini agak langka, menyiapkannya butuh waktu 1 jam dan yang bisa menyiapkan cuma cabang kami yang berada di Depok. Sebaiknya adik langsung aja mendatangi kesana atau kalau adik mau nunggu biar pegawai kami yang ngantar kesini, gimana?”.

    Langsung dijawab Tedi, “Saya tunggu aja disini, Pak! Capek Pak saya putar-putar carinya! Berapa, Pak?”.

    Dijawab oleh wanita disebelah pria itu, “Totalnya Rp 536.500,-“.

    Dalam hati Tedi menggerutu, “Busyet, habis nih sisa gajianku!”.

    Jam di dinding apotik menunjukkan setengah dua, hawa sejuk pagi masuk melalui jendela apotik membuat Tedi yang baru saja duduk beberapa menit di ruang tunggu menjadi ngantuk. Matanya yang agak sayu mulai menatap wanita yang sibuk di kounter apotik itu, sementara itu pegawai pria yang tadi sudah tak terlihat lagi. Dalam hati Tedi mulai berdialog dengan dirinya sendiri untuk menghilangkan kebosanan, “Kalau diperhatikan cewek itu cakep juga ya, rambutnya hitam panjang, kulitnya sawo matang, wajahnya mirip siapa? oh iya kayak penyanyi yang namanya Memes, tingkah lakunya anggun dan sopan, persis deh, bodinya juga kelihatan oke, bego sekali aku baru menyadarinya sekarang”. Tatapan mata Tedi yang semula sayu menjadi berbinar-binar seolah memandang hidangan lezat sewaktu lapar. Rasa ngantuknya lenyap dalam keheningan ruangan apotik yang hanya ada dia dan pegawai wanita itu. Dengan mulai berkurangnya aktifitas pegawai wanita itu, ia mulai merasa kalau sedang diperhatikan. Sedikit curi pandang ke arah Tedi, perasaannya terbukti benar. Pemuda langsing tinggi, 25-an tahun tapi lumayan tampan yang duduk didepannya memandang ke arahnya tanpa berkedip. Tedi akhirnya merasa kalau tatapannya dirasakan oleh wanita itu.

    Perhatian Tedi beralih ke barang-barang yang ada di outlet apotik itu. Bangkit dari tempat duduknya sambil membungkukkan badan ia melihat satu persatu barang dalam etalase kaca. Dengan penasaran pegawai wanita itu bertanya pada Tedi, “Mencari apa, Mas?”

    “Hanya lihat-lihat kok Mbak!”, jawab Tedi, tapi pandangannya tertuju pada sederet kotak kondom dengan berbagai merk dan hal ini tak luput dari perhatian wanita itu.

    Perhatian Tedi pada deretan kotan kondom itu begitu nampak karena dia benar-benar lagi membandingkan kelebihan setiap merk kondom dengan lainnya melalui tulisan-tulisan yang ada pada kotaknya. Tanpa malu-malu Tedi bertanya pada pegawai wanita itu, “Mbak, yang merk “A” ini harganya berapa?” yang dijawab pula oleh wanita itu. “Kalau yang “B”?” “Kalau yang “C”?” Semua pertanyaan itupun dijawab oleh pegawai wanita itu. Dengan wajah bingung Tedi menegakkan kembali badannya sambil mendekat ke arah pegawai itu. “Mbak, yang bagus yang mana?” tanyanya lirih dengan wajah lugu. Pegawai wanita itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya serta tersenyum malu. Dengan wajah kecewa tak memperoleh jawaban, Tedi membalikkan badan lalu keluar dari apotik itu dan mengambil kotak rokoknya dari sakunya.

    Bersandar pada kusen pintu apotik, Tedi menikmati setiap sedotan asap rokoknya. Tanpa disadarinya pegawai wanita tadi sudah ada disampingnya dan mengagetkannya dengan permintaannya, “Mas, boleh minta rokoknya?” Bagai orang dihipnotis Tedi menghulurkan kotak rokok dan koreknya kepada wanita. Tedi merasa kaget campur bingung dan heran menatap wanita disampingnya sedang menikmati sedotan pertama pada sebatang rokok.

    “Nggak usah bengong Mas, emangnya kenapa?”, tanya wanita itu.

    “Ah, Nggak, nggak heran kok, sehari habis berapa Pak biasanya, Mbak?”, tanya Tedi sedikit menggoda.

    “Saya merokok kadang-kadang aja kok, Mas!”, jawab wanita itu.

    Setelah itu mereka mengobrol akrab bak 2 orang yang telah lama berkenalan.

    “Mas, tadi tanya soal kondom, apa sudah menikah?”, tanya wanita itu.

    “Belum, makanya saya bertanya, Mbak sudah?”, jawab Tedi dan berbalik bertanya.

    “Sudah 5 tahun”, jawab wanita sambil menunjukkan kekecewaan di wajahnya.

    “Wah, sudah pengalaman dong, jadi menurut Mbak, sewaktu suami Mbak pakai kondom yang enak rasanya yang merk apa?”, tanya Tedi seakan hal itu menjadi teka-tekinya.

    “Apa kamu sudah punya pacar?”, tanya balik wanita itu.

    Dengan menggelengkan kepala, Tedi menunduk malu seolah sadar bahwa dia menunjukkan keluguannya, lalu dia berusaha menutupinya dengan berkata, “Tapi gini-gini pengalamanku nggak kalah sama Mbak! cuman saya nggak pernah pakai kondom”

    “Oh, ya? saya percaya kok”, sindir wanita itu.

    “Kalau nggak percaya boleh dicoba!”, tantang Tedi.

    Dengan wajah yang memerah dan tersenyum, wanita itu membuka pintu apotik lalu masuk kembali setelah membuang puntung rokoknya, meninggalkan Tedi seorang diri. Dengan menggeleng-gelengkan kepala Tedi merasa sangat tolol setelah menyadari kalau dia baru saja mengeluarkan kata-kata yang paling bodoh sepanjang pengalamannya berkenalan dengan cewek.

    Bahkan saat ini dia belum mengetahui nama dan alamat wanita yang baru saja bercakap-cakap dengannya selama 30 menit. Sebuah hasil yang dapat menjatuhkan pamor yang dikenal teman-temannya sebagai seorang yang ahli memperoleh data tentang cewek dalam berkenalan.

    Tak lama kemudian Tedi juga kembali masuk kedalam apotik dan mendapati pegawai pria apotik itu telah duduk dimeja counter. Merasa ingin buang air kecil, Tedi menanyakan letak toilet kepada pria itu. Sesuai petunjuk pria tadi, tedi memasuki lorong panjang dalam apotik itu dan akhirnya menemukan kamar mandi setengah terbuka yang kelihatan sangat bersih. Dengan terburu-buru Tedi masuk dan langsung membuka resleting celana jeansnya dan segera mengeluarkan penisnya dari dalam CDnya lalu, “Ah.. Lega rasanya!”

    Rupanya Tedi melupakan menutup pintu kamar mandi. Dan karena lagi menikmati buang air kecil dia tak merasakan kalau di belakangnya sudah berdiri pegawai wanita tadi sambil mengamati bentuk dan ukuran penis Tedi yang lagi menyemburkan cairan urine bak ujung selang.

    Setelah membersihkan penisnya dengan tissu yang ada disampingnya, ia terkejut setengah mati merasakan pundaknya dipegang tangan halus dan punggungnya merasakan geseran dengan 2 benda tumpul yang lunak. Menoleh ke belakang ia melihat wajah pegawai wanita tadi.

    Dengan napas lega Tedi berkata, “Kukira hantu, sampai hampir pingsan rasanya!”.

    “Aku mau buktikan ucapan Mas diluar tadi!”, ucap wanita itu sambil tangan kanannya bergerilya memegang pangkal penis Tedi.

    Tanpa dikomando burung Tedi langsung mendongkak keatas memberi penghormatan atas rangsangan genggaman halus tangan wanita itu. Diikuti helaan napas yang dalam wanita itu menggeser-geserkan daerah vitalnya yang masih berada dibalik rok dan CDnya ke pantat Tedi.

    Dengan serta merta Tedi memutar bagian tubuhnya hingga berhadapan dengan wanita itu. Lepaslah genggaman wanita itu pada penis Tedi, tapi pantatnya jadi gantinya, diremas dan ditariknya kearah tubuh wanita itu. Dua bibir saling bertautan, cumbuan dibalas cumbuan, keduanya saling bercumbu dengan gairah yang luar biasa.

    Dua tangan Tedi menemukan pantat wanita itu dan meremasnya sambil menarik ketubuhnya. Penis Tedi terhimpit dan bergesek dengan bagian depan rok wanita itu tepat pada daerah sekitar alat vitalnya, sementara buah dadanya terhimpit dada Tedi. Di bagian bawah gesek menggesek 2 alat vital yang berlainan jenis menimbulkan efek yang semakin menjadi-jadi meskipun masih terhalang oleh rok dan CD wanita itu.

    Di bagian tengah dimana gesekan payudara yang semakin mengeras pada dada Tedi juga terhalang oleh BH, pakaian wanita itu dan kaos Tedi. Bagian ataslah yang baru bebas dari segala penghalang, lidah Tedi masuk dalam mulutnya dan mengusap lidah wanita itu dengan liarnya dan dibalas dengan sedotan dari mulut wanita itu, hal ini terjadi silih berganti sementara kedua bibir saling melekat satu sama lainnya.

    Selang beberapa waktu terjadi genjatan senjata. Kedua pihak saling melepas halangan yang ada. Pakaian terusan wanita itu sekarang sudah terlepas semua kancing depannya hingga bagian depan tubuhnya terbuka bebas. Celana jeans dan CD Tedi juga sudah sampai kebawah, juga kaosnya yang benar-benar lepas tersampir di gagang pintu kamar mandi sempit yang tertutup.

    Wanita itu kemudian melingkarkan tangannya kebelakan untuk melepas kancing BHnya, Tedi memanfaat momen itu dengan berjongkok dan mencumbu perut wanita itu sambil melorotkan CD wanita itu hingga lepas. Bersamaan dengan lepasnya BH wanita itu, cumbuan bibir Tedi juga bertemu bibir vaginanya. Desahan dan erangannya merasuki otak Tedi, sedotan mulutnya pada vagina wanita itu diikuti dengan permainan lidah di klitoris.

    Kedua tangan bebas wanita itu segera menangkap dan menarik bagian belakang kepala Tedi ke arahnya hingga muka Tedi terhimpit diselakangannya. Sedotan mulut Tedi bertambah kuat bak pompa air yang lagi menyedot sumur. Sesekali wanita itu agak menjongkok dan dengan tarikan kuat pada kepala Tedi hingga juluran lidah Tedi dapat masuk kedalam lubang vaginanya yang paling dalam.

    Rangsangan hebat yang diberikan Tedi menghasilkan gelombang kejut pada wanita itu, denyut-denyut dinding vaginanya mengantarkan keluarnya cairan kental. Bergelinjang dalam keadaan berdiri membuatnya terhuyung lemas namun beruntung dinding kamar mandi itu telah dekat dengan punggungya hingga tersandarlah punggungnya di dinding. Dekapan Tedi setelah bangkit dari jongkoknya juga membantu wanita itu untuk tetap berdiri sambil bersandar pada dinding kamar mandi.

    Dalam dekapan Tedi, mata wanita itu terpejam merasakan kepuasan sesaat, payudaranya menempel pada dada Tedi yang berbulu tipis, dan napasnya yang tadinya terengah-engah mulai teratur kembali. Penis Tedi menempel ketat pada daerah kemaluan wanita itu hingga merasakan kehangatan yang basah.

    Tedi mulai mencumbu mulut wanita itu dan sedikit demi sedikit diber jalan hingga pergumulan kedua mulut tak dapat dihindarkan kembali. Diikuti gerakan pinggul dan pantat, mengakibatkan geseran penis Tedi pada bibir vagina wanita mulai terasa nikmatnya bagi kedua belah pihak.

    Lalu wanita itu membuat rangkulan tangan serta usapan di punggung dan belakang kepala Tedi. Terprovokasi oleh rangsangan yang diberikan wanita itu, Tedi mulai sedikit berjongkok hingga ujung penisnya menempel bagian depan lubang vagina lalu dengan gerakan meluruskan kembali kakinya, naik dan masuklah seluruh batang kemaluannya kedalam liang kenikmatan wanita itu yang telah licin dengan tiba-tiba.

    Kaget oleh sentakan Tedi, keduanya melepaskan ciuman mulut, “Akh..!”, jerit wanita itu dengan mulut terbuka dan diikuti dengan desahan, “Ah.. ah.. ah..” ketika Tedi memompa batang kemaluannya kebawah dan keatas. Dua insan berlainan jenis telah memulai hubungan sebadan sambil berdiri dalam kamar mandi apotik yang sempit.

    Mulut Tedi mulai menghisap bagian kiri leher wanita itu lalu sesekali pada telinga kirinya. Dengan berputarnya waktu dan berbagai rangsangan yang saling diterima keduanya, wanita itu semakin merasa lemas pada bagian kakinya karena memaksakan diri untuk merengguk kepuasan meskipun telah berorgasme 2 kali.

    Akhirnya dengan tetap menyandarkan punggungya pada dinding kamar mandi ia meminta tangan Tedi untuk menahan pantatnya lalu mengaitkan kedua kakinya pada bagian belakang kaki Tedi. Sambil membopong wanita itu Tedi tetap melakukan pemompaan batang kemaluannya pada vagina wanita itu. Kekuatan Tedi ada batasnya, akhirnya dilepaskannya kaki kanan wanita itu agar dapat menopang tubuh wanita itu sendiri. Dengan tangan kanan tetap memegang paha kiri wanita itu, Tedi mempercepat gerakan pompanya.

    “Aduh Mas aku mau keluar lagi, ssh..”, ucap wanita itu sambil menggigit bibir atasnya.

    Tedipun segera melepas beban yang sedari tadi ditahannya, penisnya berdenyut hebat dalam liang kenikmatan, menyemprotkan cairan sperma bagai semburan ular berbisa. Merasakan semburan cairan hangat dalam liangnya, wanita itu pun tak kuasa menahan orgasmenya. Keduanya saling berangkulan sampai penis Tedi keluar dari liang kenikmatan dalam keadaan kosong dan lemas. Diakhiri dengan saling ciuman bibir, keduanya membersihkan diri, mengenakan kembali pakaian yang lepas, dan keluar dari kamar mandi.

    Tedi melihat waktu pada jam dinding apotik menunjukkan pukul 3 pagi dan setelah menerima obat pesanannya yang baru tiba itu dari pegawai pria apotik itu, dia langsung keluar menuju mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga sampai rumah sakit tempat kawannya dirawat.

    Kemudian dia memberikan obat serta kopi resepnya itu pada perawat jaga lalu duduk termenung di ruang tunggu sambil berusaha mengingat kejadian sensasional di apotik tadi. Lalu dari kejauhan lorong rumah sakit didepannya dia melihat Joni dan Rio, kedua kawannya, keluar dari sebuah ruangan dengan wajah suka cita, diikuti 2 perawat, yang seorang berumur 40-an dan satunya 20-an.

    Kedua perawat yang berjalan dibelakang Joni dan Rio terlihat sedang membetulkan seragamnya dan berusaha menutup kancing bagian atasnya. Pemandangan ini tak luput dari penglihatan Tedi.

    Kira-kira apa yang telah dilakukan Joni dan Rio? Donor darah merah atau putih? Kenapa mereka kelihatan senang sekali? Itulah semua pertanyaan dalam benak Tedi.

  • Cerita Seks Menikmati Tubuh Dokter Cantik

    Cerita Seks Menikmati Tubuh Dokter Cantik


    1343 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Menikmati Tubuh Dokter Cantik ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Kata orang, akulah orang yang paling bahagia di dunia, Bayangkan tinggal di Surabaya yang disebut-sebut merupakan kota besar kedua di Indonesia dengan uang banyak, memiliki puluhan perusahaan dan cabang- cabangnya di seluruh Indonesia, isteri cantik dan sexy, dan semua orang mengenalku dengan baik.

    Tapi dalam hati kecilku, aku merasa ada sesuatu yang kurang. Cerita seks berfoto Setelah menikah kurang lebih 3 tahun, kami belum dikaruniai anak. Memang kelemahannya ada pada diriku. Walaupun aku ganteng dan berbadan tinggi besar dan tegap, aku selalu mengalami kegagalan saat berhubungan intim dengan isteri. Ya, sekitar dua tahun sebelum kami menikah, aku mengalami kecelakaan lalu lintas.

    Motorku ditabrak dari belakang oleh sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berusaha mendahului motor yang kukendarai. Saat itu ternyata ada mobil yang muncul dari arah berlawanan, sehingga untuk menghindari “adu kambing” truk itu membanting activity ke kiri dan menabrak motorku. Aku terjungkal dan terbanting ke aspal di siang bolong. Untunglah aku tidak cedera.

    Hanya kedua tanganku sedikit tergores dan pantatku sakitnya bukan main. Cerita Seks Berfoto Rupanya aku jatuh terduduk di pinggir jalan aspal dekat trotoar jalan. Seorang bapak yang ikut menyaksikan kecelakaan itu segera memapahku berdiri dan membawaku ke rumah sakit terdekat.

    Sejak itu, jika aku berhubungan intim dengan Lilian, isteriku, aku selalu tidak dapat melaksanakan tugasku dengan baik. Penisku tidak bisa berdiri. Kadang bisa berdiri tapi sebentar belum juga masuk dengan pas.. eh.. sudah menyemprotkan cairan mani.

    Beberapa dokter telah kudatangi. Tapi kesembuhanku belum juga muncul. Tadinya muncul ide agar aku mencoba-coba untuk “jajan” di lokalisasi. “Ah..” pikirku lagi, “Nanti malah kena AIDS atau HIV. Lebih repot lagi kan?”

    Nah, suatu hari aku mendengar dari teman karibku, Hartono, bahwa di Jakarta katanya ada seorang dokter spesialis yang bisa menyembuhkan kelainan-kelainan seks dengan biaya terjangkau dan tanpa efek samping. Lalu dengan persetujuan isteriku, aku pun mengambil cuti selama seminggu untuk berangkat ke sana.

    Karena punya sanak famili yang tinggal di bagian barat Jakarta, aku pun tanpa kesulitan menemukan dokter yang kucari. Tempat prakteknya ternyata terletak di lantai 18 sebuah apartemen mewah di pusat kota. Cerita seks berfoto Aku tadinya merasa deg-degan dan agak malu untuk naik ke sana.

    Bagaimana kalau dokter itu menyarankan yang tidak-tidak kepadaku? Lalu.. apakah hasilnya akan maksimal seperti yang kuharapkan? Berbagai pertanyaan lain terus saja bergema dalam hati kecilku.

    Namun bila kuingat raut wajah Lilian yang cemberut dan penuh kekecewaan bila penisku tidak bisa tegang atau baru masuk ke permukaan vaginanya, aku sudah ejakulasi.. wah.. lebih baik aku mencoba saja ke sana deh, siapa tahu ada mujizat yang terjadi. Benar kan?

    Saat aku sampai di ruangan kantor yang amat mewah itu, kulihat seorang gadis cantik yang masih berumur sekitar 22-23 tahun sedang menulis sesuatu dan kemudian memandangku dengan ramah. “Mau ikut terapi, Pak?” ia bertanya dengan seulas senyum di bibirnya yang mungil.

    “Ya, maaf.. Dokternya ada?” tanyaku ragu-ragu. Cerita seks berfoto “Hari ini kebetulan Dokter Amy Yip sedang tidak ada pasien..” ujarnya. “Dokter Amy Yip… Kok kayak nama bintang blur mandarin sih, Mbak… apa ia berasal dari Hongkong?”

    “Betul sekali… Memang namanya Yip Chi Mei, ia seorang dokter spesialis terapi seksual asal Indonesia lulusan Hongkong Medical College… dan ia lebih suka dipanggil dengan nama Dokter Amy Yip.” katanya memberi penjelasan.

    Setelah mengisi formulir yang berisi data-data pribadi, aku langsung diantar ke tempat prakter dokter itu. Gadis yang belakangan kuketahui bernama Sally itu kemudian mengetuk pintu ruang praktek Dokter Amy Yip. Pintu pun dibuka dari dalam. Benar saja dugaanku. Di sana berdiri seorang wanita cantik mengenakan blazer hitam dan berumur sekitar 30 tahun. Ia berambut ikal sebahu. Oh ternyata ini dokternya!

    “Maaf Dok… ini ada Bapak Kuntoro dari Surabaya ingin ikut terapi… ini data-data lengkapnya.” ujar Sally sambil memberikan formulir yang sudah kuisi dan mempersilakan aku masuk ke kantor itu. Sally pun berjalan kembali ke meja kerjanya di depan ruangan itu. “Silakan masuk, Pak…” ujar dokter cantik itu. “Baik, terima kasih.” jawabku singkat.

    Setelah kami duduk di dalam ruang praktek itu, Dokter Amy Yip kemudian mulai menanyakan beberapa hal yang amat pribadi padaku. Karena kupikir ia seorang dokter yang harus tahu benar keadaan dari kehidupan seks rumah tanggaku, termasuk bagaimana aku berhubungan intim, aku pun membeberkan semuanya.

    Salah satu pertanyaannya adalah, “Kira-kira Bapak bisa tahan berapa absolutist dalam berhubungan intim dengan isteri?” atau, “Gaya apa yang paling Bapak sukai bila berhubungan intim dengan isteri?”

    Cerita Seks Tubuh Dokter Cantik Mendengar semua jawabanku, ia pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Lalu dengan sorot mata tajam ia memandangku serta berkata, “Pak Kuntoro, saya rasa sebaiknya kita bisa mengadakan terapi seks sekarang juga. Fortunebet99

    Di sebelah sana ada ranjang yang bisa Bapak gunakan untuk itu… Cerita seks berfoto Di sana saya akan menguji ketahanan Bapak untuk tidak berejakulasi selama beberapa menit… kalo memungkinkan nanti kita bisa berhubungan intim guna proses penyembuhan lebih lanjut. Gimana Pak.. apa Bapak setuju?” “Wah… ini toh yang namanya terapi seks. Kalau begini sih pasti aku mau sekali,” pikirku dalam hati.

    Tanpa pikir panjang lagi aku menyahut, “Baiklah… Terserah Dokter saja, gimana baiknya…” Dalam pikiranku tiba-tiba muncul bayangan gimana kira-kira bentuk tubuh Dokter Amy Yip ini nanti kalau ia telanjang. Pikiran seperti ini langsung saja membuat penisku tiba-tiba menegang dan keras.

    Kemudian kami berjalan menuju ranjang terapi yang dimaksud. Setelah aku duduk dengan bersandarkan bantal, dokter cantik itu duduk dengan santai di hadapanku. Ia kemudian dengan sengaja membuka semua baju luarnya.

    Akhirnya yang tertinggal hanya BH dan celana dalamnya. “Pak Kuntoro, silakan Bapak meraba-raba saya… terserah Bapak mau meraba bagian tubuh saya yang mana… nanti kita lihat berapa menit waktu yang Bapak perlukan untuk ejakulasi…” perintahnya. Tentu saja aku mau melakukannya dengan senang hati. Cerita seks berfoto Wong yang di depanku, tubuh dokter itu begitu mulus dan putih.

    Payudaranya saja begitu menonjol ke depan. Mungkin ukuran 36B, seperti hendak meloncat keluar dari penutupnya. Dengan pelan kuelus wajah dokter itu, lalu lehernya yang jenjang. Kemudian tangan kananku turun ke bukit kembarnya. Kuraba pelan dan kuremas-remas. Lalu tangan kiriku bergerak menuju CD-nya. Namun, sekonyong-konyong ada sesuatu yang mau meledak dalam tubuhku. Aku buru-buru menghentikan rabaan-rabaanku.

    tentu saja basah tidak karuan.

    “Cuma dua menit kurang 25 detik… saya rasa keadaan ini masih bisa disembuhkan, Pak… Sebelumnya ada pasien saya yang lebih buruk keadaannya… asal Bapak mau telaten berobat tiap hari ke sini…” Dokter Amy Yip menimpali setelah melihat arloji yang dikenakannya.

    Cerita Lainnya: Rekan Bisnisku Memilik Anak Gadis Bahenol
    Hari itu terapi seks yang harus kujalani selesai sudah. Setelah mengenakan pakaiannya kembali dan kami kembali duduk di meja kerjanya, dokter itu lalu berkata, “Mohon diingat ya, Pak… apa yang kita lakukan barusan hanyalah sebatas untuk terapi… bukan untuk dilakukan di luar jam kerja saya…” Oh, aku mengerti maksudnya.

    Ia tidak mau kuajak kencan di luar praktek terapinya. Cerita seks berfoto Itu peraturannya. Ah tidak apa-apa bagiku. Toh aku orangnya setia pada isteriku. Walau Lilian lebih galak dari dokter ini, namun ia kan isteriku dan mantan pacarku. Iya kan?

    Keesokan harinya, masih dengan terapi yang sama. Cuma Dokter Amy kini tidak mengenakan BH. Benar adanya, kedua bukit kembarnya itu begitu besar, kencang dan amat menantang. Putingnya berwarna merah kecoklatan seperti tegak siap untuk disedot.

    Ia berkata, “Silakan Bapak mau meremas atau mengulum atau menjilat payudara saya… terserah… saya hanya ingin tahu Bapak bisa tahan berapa absolutist untuk tidak ejakulasi.” Tanpa menunggu perintah selanjutnya, aku langsung saja meraba dan meremas kedua bukit kembarnya. Kemudian kuarahkan mulutku untuk merasakan nikmatnya payudara itu.

    Aku menghisap, menjilat dan mengulum putingnya. Ia tampak merem-melek menikmatinya. Ternyata dua menit berlalu. Dan kembali aku mengalami ejakulasi. Spermaku tersemprot hebat. Cerita seks berfoto Untunglah kali ini aku masih sempat membuka reitsleting celanaku dan mengarahkan penisku yang sudah tegang dan membesar itu ke ember khusus untuk hasil sperma terapi. “Dua menit lebih 5 detik… hari ini ada peningkatan, Pak…” jawabnya sambil menyunggingkan senyum setelah semuanya selesai.

    “Besok kita lanjutkan lagi. Jangan kuatir, Pak… Perkiraan saya pada hari keempat nanti… waktu Bapak untuk tahan tidak ejakulasi pasti lebih dari sepuluh menit. Saya jamin, Pak.” Lalu hari itu kami pun berpisah. Aku pulang ke auberge tempatku menginap dengan berbagai pikiran tentang harapan kesembuhan selanjutnya yang akan kualami serta terapi apa yang akan dilakukannya besok terhadap diriku.

    Cerita Seks Tubuh Dokter Cantik Hari ketiga… Kali ini kami berdua benar-benar telanjang bulat. Dokter Amy kini yang mengambil inisiatif. Ia sengaja yang membuka pakaian yang kukenakan sampai aku benar-benar bugil. Lalu kemudian ia membuka pakaiannya sendiri.

    Saat ia melakukannya, matanya tak lepas dari memandang senjataku. Entah apa yang ada di benaknya. Yang pasti saat itu senjataku belum tegang bahkan hingga ia membuka CD-nya. Ketegangan dalam diriku mungkin sedikit banyak tidak membantu dalam merangsang penis yang kumiliki.

    Lalu ia duduk di pinggir ranjang. Cerita seks berfoto Kali ini dengan sengaja ia meraih senjataku lalu dikocok-kocoknya dengan pelan tapi pasti. Sementara tanganku diperbolehkan meraba apa saja yang ada di tubuhnya.

    Setelah kocokannya mulai menampakkan hasil, ia pun menunduk dan mengarahkan penisku ke mulutnya. Dengan telaten ia menjilat, menghisap dan mengulum penis ajaibku. Wah… hampir saja aku ingin ejakulasi. Tapi aku berusaha untuk menahannya sebab aku ingin mengetahui rasanya bila ia terus mengobok-obok penisku.
    Ia lalu menyuruhku untuk mengubah posisi. Kini aku disuruhnya untuk menghisap klitorisnya, sedangkan ia dengan penuh semangat terus menghisap dan menjilat-jilat penisku. Karena tidak tahan menghadapi kuluman dan hisapan mulutnya, aku terpaksa harus melepaskan sesuatu yang seperti akan meledak dalam diriku.

    Dan benar.. Cerita Seks Berfoto “Crot.. crot.. crot.. crot..” Dengan derasnya maniku tertumpah di dalam mulut dokter itu. Entah sengaja atau tidak, Dokter Amy Yip tidak mau melepaskan penisku dari mulutnya. Wah..! Setelah semprotan maniku habis, dan penisku dibersihkan dengan tisu di tepi ranjang, kembali ia memberikan evaluasi terapi yang kujalani. “Lumayan…” katanya sambil melirik jam tangan.

    “Sepuluh menit lebih dua detik… Bapak pasti akan sembuh… Saya rasa pada terapi kita yang terakhir akan benar- benar terbukti bahwa kondisi ketahanan penis Bapak untuk tidak terlalu cepat berejakulasi saat berhubungan intim adalah normal- accustomed saja. Bagaimana, Pak… apa Bapak mau melanjutkan terapi yang terakhir besok?”

    Tentu saja aku mau melanjutkannya. Wong disuruh berhubungan intim dengan chargeless saat terapi, siapa yang nggak mau? Aku pun kemudian mengiyakan sarannya itu. Seperti yang kuduga ternyata keesokan harinya Dokter Amy Yip tidak lagi mengenakan apa-apa di balik baju prakteknya.

    Aku pun segera membuka semua pakaianku. Lalu dengan ganas kuserbu tubuhnya yang sudah berbaring menantang di atas ranjang. Pertama kucium keningnya, lalu turun ke bibir, pipi, leher hingga payudaranya yang amat kenyal itu. Cerita seks berfoto Di sana kujilat dan kupelintir putingnya yang merah kecoklatan. Ia pun merem-melek.
    Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Kemudian kepalaku bergerak menuju pangkal pahanya. Di sana kembali kujilati bibir vagina dan klitorisnya. Kujulurkan lidahku ke dalam vaginanya sambil tangan kananku terus meremas-remas payudaranya.

    Setelah beberapa menit, ternyata penisku sudah berdiri tegang dan mengeras. Tanpa menunggu diperintah lagi, kuarahkan penisku ke liang kewanitaannya. Dengan sekali sentak, masuklah penisku dengan mudahnya.

    Rupanya ia sudah tidak perawan. Tanpa susah payah aku terus menggenjot dan memompa penisku agar bisa benar-benar memuaskan dirinya. Saat itu aku lupa segalanya, terapi, isteriku yang sedang menunggu dengan harap cemas di Surabaya, pekerjaan di kantor yang menumpuk, dll.

    Pokoknya kesempatan ini tidak bisa dilewatkan. Sementara itu Dokter Amy Yip terus saja menggoyang-goyangkan pantatnya dengan lembut. Ia mencoba untuk mengimbangi serangan gencarku.
    Sekitar lima belas menit berlalu. Dan tiba-tiba saja perasaanku seperti melayang. Aku merasakan kenikmatan luar biasa. “Aku ingin keluar, Dok… sebaiknya di dalam atau…” Cerita seks berfoto tanyaku di tengah-tengah kenikmatan yang kurasakan.

    “Di dalam saja Pak… biar nikmat…” jawabnya seenaknya. Rupanya ia pun akan mengalami orgasme. Dan benar, beberapa saat kemudian ia orgasme. Kemaluanku seperti disemprot dalam liang vaginanya. Sementara itu spermaku pun dengan derasnya mengalir ke dalam liang vaginanya.

    Aku pun akhirnya jatuh tertidur di atas tubuhnya. Ternyata dokter itu masih ingat bahwa apa yang kami lakukan adalah terapi. Ia segera melirik arlojinya dan segera membangunkanku.

    “Lima belas menit sepuluh detik… selamat Pak Kuntoro… kondisi Anda kembali normal… bahkan sangat normal..” ujarnya sambil mengenakan pakaiannya kembali dan menyalamiku. Aku yang baru saja keletihan melayani nafsu seksnya dengan cara berhubungan intim tentu saja tertegun. Lima belas menit? Wah hebat. Aku sembuh, Lilian! Aku sembuh! Hampir saja aku meloncat-loncat.
    Setelah membereskan semuanya, aku pun segera pulang ke Surabaya malam itu juga. Cerita seks berfoto Betapa bahagianya aku sekarang. Pasti Lilian akan gembira menyambut kesembuhanku. Dan benar dugaanku.

    Saat ini sudah tiga bulan kejadian itu berlalu. Lilian pun mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Menstruasinya sudah terlambat seminggu.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Cerita Sex Menikmati Tubuh Anak Gelandangan

    Cerita Sex Menikmati Tubuh Anak Gelandangan


    2805 views

    Cerita Seks  Terbaru – Nama saya Tiyo, umur 34 tahun dan saya bertempat tinggal dekat kampus sebuah PTS di Jogja.

    Aku adalah seorang karyawan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang beverage. Posisiku sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai General Manager sehingga aku mendapatkan fasilitas perumahan dan sebuah mobil sedan. Aku masih lajang sehingga sehabis pulang kerja hobiku jalan-jalan cari pengalaman dan refresing.

    Cerita ini berawal saat aku pulang kerja sekitar jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya sedang menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem sehingga anak itu lukanya tidak parah hanya sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan untuk ke rumah sakit, Ibu itu menolak dan katanya lukanya tidak parah.

    “Ya udah bu, sekarang aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?”
    “Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar”.
    “Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?”
    Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
    “Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh”.
    Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Tika. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, simbok itu mengandeng Tika dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.

    “Simbok mau pulang.., aku antar ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang”.
    “Ngaak usah den, simbok..”.
    “Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Tika Mbok..”.
    “Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan”.
    Aku sempat benggong mendengar jawaban simbok ini, akhirnya aku putuskan untuk mengajaknya ke rumahku walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang aku kasihan kepada mereka.
    “Ya sudah Mbok, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
    “Tapi ndoroo..”.
    “Sudahlah Mbok, ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Tika”.

    Dari informasi yang aku dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulangp, simbok ini ternyata ditinggak suaminya saat mengandung adiknya Tika, yang akhirnya aku ketahui namanya Intan. Simbok ini yang ternyata namanya Inem, usianya sekitar 42 tahun, dan anaknya si Tika umurnya 14 tahun sedangkan Intan baru 11 tahun. Tika sempat lulus SD, sedangkan Intan hanya sempat menikmati bangku SD kelas 4.

    Setelah sampai dirumah, Mbok Inem dan kedua anaknya langsung aku suruh mandi dan makan malam. Ternyata simbok, Tika dan Intan tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya ya tetap yang tadi. Padahal baju yang dipakai ketigany sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Simbok memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Tika dan Intan sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, aku memang mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Aku memang tipe orang yang nggak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, aku termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

    “Tika dan juga kamu Intan makan yang banyak ya.. biar cepet gede..”.
    “Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, karena Intan sudah 2 hari nggak makan”.
    “Boleh nduuk.., Intan dan Tika boleh makan sepuasnya disini”.

    Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya aku suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV yang membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. Ketika aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat aku melihat daster Mbok Inem yang tersingkap sampai ke pinggang. Ternyata dibalik daster itu, Mbok inemku ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayang dan kontolku yang masih perjaka ini langsung berontak.

    Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Setelah puas mengelus pahanya, aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Aku sempat mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang kalau CD Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin aku mau muntah adalah bau CDnya. Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit aku jilati clitnya dan ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan kontolku dan mulai aku gesek-gesekkan di clitnya. Aku tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. aku hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Mbok Inem akan bangun.

    Sedang asyik-asyiknya aku mengocok kontolku, si Tika bangun dan melihat ke arahku. Tika sempat mau teriak dan untung saja aku cepat menutup mulutnya dan memimta Tika untuk diam. Setelah Tika diam, berhubung aku sudah tanggung, terus saja aku kocok kontolku. Tika yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sambil melakukan aktivitasku, aku pandangi si Tika, gadis kecil yang benar-benar polos, dan aku lihat sesekali Tika melihat mataku terus berpindah ke paha ibunya yang sedang aku elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit berlalu, aku tidak tahan lagi, dan akhirnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali aku menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini.

    Saat aku keluarkan pejuhku, si Tika menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah aku tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., tikaku ini tidak memakai CD. Saat aku sedang melihat memeknya Tika, dia bilang..
    “Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok”. aku sendiri sempat kaget mendengarnya.
    “Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”.
    “Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika mau pipis.. tapi Tika takut ke kamar mandi..”.
    “Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”.

    Tika kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, terus Tika aku suruh jongkok didepanku. Tika kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yang keluar dari memeknya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Tika aku gendong dan aku dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu aku peluk dan aku belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang.
    “Ndoro.. Tika belum cebok.. nanti memeknya Tika bau lho.. Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok disini ya.. sama ndoromu ini..”.

    Kemudian Tika aku angkat dan mulai aku baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya..
    “Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet..”.
    “Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”.
    Tahu sendirilah, aku memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Tika, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.

    Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. aku terusin ceritanya.

    Kemudian aku jongkok diantara kakinya dan mulailah aku singkap rok yang dipakai Tika sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu. Setelah pahanya aku kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari aku berusaha untuk menguak isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap.

    Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah sama ibunya.
    “Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro..”.
    “Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. Tika diam saja yaa..”.
    “Inggiih.. Ndoro..”.
    Setelah Tika tenang, akupun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Tika.
    “Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan bau..”.
    Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai aku kocok-kocok dengan pelan. Tikapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya.

    Aku pun mulai menyedot memeknya Tika dengan kuat dan aku lihat Tika menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.
    “Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sih ndoroo..”.
    Akupun tidak peduli dengan keadaan Tika yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..
    “Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu Ndoro..”.
    Dan tidak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..”
    Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya.

    Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul tikaku ini.
    “Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika bau ya Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Ndoro..”
    “Tika mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika..”.
    “Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak..”.
    “Iya Ndoro..”.

    Akhirnya aku keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah aku keluarkan dari CDku, Tika yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Tika agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan aku suruh Tika untuk memegangnya.
    “Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!
    “Inggih Ndoro.. tapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.
    Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut.
    “Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.
    “Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti saat Tika ngemut es krim.. ayo nanti Tika Ndoro kasih es krim.. mau ya..”.
    “Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”.

    Tika pun jongkok diantara pahaku dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.
    “Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”.
    Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat dan aku lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas dengan keras.
    “Aku gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”.
    Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Tika dan aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya “.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”
    Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.

    “Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Tika sampai mau muntah..”.
    “He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya Ndoro..”.
    “Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika sampai nggak bisa telan.. agak amis Ndoro..”.
    Aku memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari aku fitnes. Menuku setiap hari: susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental dan agak amis.

    Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla. Setelah habis Tika memakan es krimnya, dia aku telentangkan lagi diranjangku. Terus aku kangkangkan lagi pahanya dan aku mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.
    “Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti Tika pipis lagi lho Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi khan es krim..”
    “Mau Ndoro..”.

    Setelah aku siap, pahanya aku kangkangkan lagi lebih lebar, dan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
    “Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..”
    Aku sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, aku tekan dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang aku yakin itu adalah selaput daranya.
    “Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Tika, kuciumi wajah dan bibir mungilnya.
    “Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika tenang saja ya..”.
    Setelah kudiamkan beberapa saat, aku mulai lagi memompa memeknya dan aku lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Tika.
    “Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih.., aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.
    SAmbil aku terus meusuk-nusuk memeknya, aku selalu perhatikan wajah imutnya Tika. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Tika pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.
    “Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.

    Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tikaku sebentar lagi orgasme. Kepala Tika pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Aku yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritaku ini.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..”
    “Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..”
    “Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat..”.
    Aku peluk sebentar tikaku untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.
    “Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.
    “Tika malu Ndoro.. udah gede masih ngompol di kasur..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur kok..”.

    Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku mulai mempercepat sodokan kontolku.
    “Ndooro.. Tika capek.. Tika mau bobok.. ndooroo..”.
    “Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”.
    “Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
    Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya.

    Aku cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya.
    “Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat Ndoro..”.
    “Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo sekarang Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.
    “Inggih Ndoro.., sekarang Tika capek.., Tika pengen bobok..”.
    Aku perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum aku perawanin. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Tika, si gadis kecilku. Aku dan tikapun akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Yang Tak Terlupakan Mbak Dewi

    Yang Tak Terlupakan Mbak Dewi


    1671 views

    Cerita ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya. Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini.

    Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.
    Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Dewi (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya.

    Hubungan saya dengan Mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.
    Bagi saya sendiripun Mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.
    Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.
    Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.
    Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.
    Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.
    Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.


    Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.
    Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun Mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.

    Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.
    Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru Mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.
    Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.
    Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.

    Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.

    Dengan manja Mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah. “Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya. “Oooh .. kau luar biasa sekali Dewi .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub. “O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit. Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.
    Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.
    Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. “Fuuhh .. kau keluar lagi Dewi .. nikmat ya sayang ..”. “Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi.
    “Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. ” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.
    Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair. “Wooww .. kau luar biasa sekali Dewi .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub. “Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas. “Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Dewi .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya. “Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. ” Ooohh Dewi .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. ” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. “Wooww .. Dewii .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.
    Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. ” Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. “Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan. “Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya. “Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra. “Tapi kau masih letih Dewi .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir. “Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal. “Wooww ..kau nakal sekali Dewi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. “He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah.
    Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Dewi akan segera orgasme kembali. “Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat. ” Keluarkanlah Dewi .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..” “A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.
    Kali ini Mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. “Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Dewiku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya. “A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas. ” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra. “Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Dewi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.
    Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian. ” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas. ” Sudahlah Dewi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang. Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.
    Demikianlah tentang kisah yang kualami, suatu kenikmatan yang tak bisa kulupakan. Apabila anda seorang wanita yang sedang membutuhkan seseorang dan ingin merasakan sesuatu yang lain atau senang berfantasi sex melaui telepon, boleh berkenalan dengan saya dan ditunggu emailnya. Mungkin kita bisa saling berbagi pengalaman. Thanks.
    Tamat

  • RED_HEAD BLACK_COCK

    RED_HEAD BLACK_COCK


    1887 views

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Atasan

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Atasan


    2042 views

    Cerita Sexs – Sebenarnya ini ceritaku yang baru aja terjadi baru2 ini lebih tepatnya sih bulan Juni 08,Namaku Ariel yah sebut saja begitu, umurku 23 tahun dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang.

    Aku sama sekali tidak menyangka kalau aku baru2 ini berhubungan dengan pria yang sudah beristri dan lebih gilanya lagi dia adalah salah satu atasanku di kantor. Dan parahnya aku ini masih bisa dibilang anak yang masih dipingit oleh orang tuaku, dan semuanya selalu mengatakan bahwa aku anak yang masih lugu dan polos padahal tidak ada satupun yang menyangka kalau anak seperti aku kadang bisa berbuat nakal atau gila.

    Cerita ini bermula ketika aku putus dari pacarku. Padahal dia sudah berjanji setia bakal menikahiku, ternyata dia malah mengingkari janjinya dengan alasan yang menyebalkan yaitu ‘Bosan’

    Padahal sudah banyak yang kami lakukan. hubungan kami dimulai dari sex, petting, HJ, BJ, dan Oral. Sedangkan Sex dia hanya melakukannya melalui dubur, kami belum pernah melakukannya di vagina. Mungkin karena takut hamil dan lain sebagainya.

    Meskipun begitu aku tetap saja merasa bahwa aku sudah tidak suci lagi meskipun vaginaku belum pernah dimasukkan oleh barang laki2.

    Dan terus terang aku merasa sangat kecewa dan sedih akan perlakuan pacarku itu. Dan ketika aku sedang patah hati itu, moment itu malah dimanfaatkan oleh atasanku sebut saja namanya Riki yang dari dulu memang suka menggodaku di kantor dan aku merasa risih terlebih karena statusnya suami orang. tapi ternyata baru aku tahu kalau aku tidak sebaik yang aku pikir.

    AKu yang dulu sangat dingin, akhirnya mulai mencair juga. Memang tidak ada yang paling mudah menggoda perempuan selain perempuan yang baru patah hati. Hal itu aku rasakan ketika pas pameran aku sudah mau diantar pulang olehnya, dan mw makan bareng ma dia. Hingga suatu hari aku dan rekan sekantorku yang cewek dan dia nonton bareng di bioskop. Di tengah2 film dia memegang tanganku aku diamkan saja, dan dia semakin yakin. Judi Bola Online

    Hari berikutnya aku diajak makan malam di wisma BNI 46, sekalian makan malam yang diadakan oleh salah satu partner, selama perjalanan dia sudah berani memelukku, menyentuhku dan mencium pipiku.Keesokannya lagi sehabis pulang kantor kami pulang bareng, dan dia mulai berani mencium bibirku, dan kami bercumbu dengan panas dan tangannya sudah mulai meremas2 dadaku. AKu membiarkannya saja karna aku tahu aku memang menginkannya apalagi pas saat aku sedang patah hati dari pacarku yang brengsek itu.

    Aku tahu hal ini akan terus berlanjut dan betul keesokan harinya ketika kantor lagi sepi kami mulai bercumbu dengan panas, lalu biasanya aku naik duluan ke atas dan setelah itu berikutnya dia menyusul lalu bekerja seperti biasanya.

    Aku tahu kadang aku merasa aku sangat nakal, aku sengaja turun ke bawah dan dia pun mengerti tidak lama kemudian pun dia turun ke bawah dan di depan WC kami bercumbu lagi, tangan kanannya yang tersemat cincin pernikahan itu menyentuh tubuhku, memelukku seakan tanpa merasa berdosa. Dia menyentuh kedua dadaku, dan juga vaginaku. Hingga yang membuatku tak percaya dia berani menarik bajuku hingga ia bisa mengisap puting dadaku. AKu sangat menikmatinya, aku tahu aku sangat gila… dan aku tidak bisa menghentikannya, sampai saat ini pun aku masih mengingat betapa atasanku ini sangat pandai dalam hal ini.

    Aku tahu kalau sebagai selingkuhannya aku harus menjalani hubungan rahasia. terlebih di kantor, hanya sahabatku Desi sepertinya sudah tahu akan hal ini, apalagi pas aku dan Desi menginap di salah satu hotel karena dekat dengan tempat pameran… atasanku datang dan seperti biasa kami ngobrol2, ketika desy sedang mandi ke kamar mandi, kami pun bercumbu dia mencium seluruh tubuhku dan hanya sebentar besoknya pun terjadi lagi, kami bercumbu di atas tempat tidur . Sepertinya Desy sudah mengetahui perselingkuhan ku ini tapi dia hanya pura2 tutup mata.

    Ketika itu di hotel, pas Desy juga sedang mandi di kamar mandi, aku dan dia bercumbu lagi seperti biasa dan sayangnya memang kami tidak sampai sex.

    hari berikutnya pun bergulir, atasanku pun resign sebelum dia resign kami pun pergi berdua. tentunya ini jam pulang kantor kami pun bebas. Di perjalanan tol, sambil menyupir dia mencium bibirku dengan panas sambil berusaha melepas bajuku, ya aku setengah telanjang, CD dan celana panjangku lepas hanya bajuku saja yang keangkat ke atas. akhirnya dia mengeluarkan barangnya dan menyuruhku untuk menghisapnya. aku agak merasa risih dan malu, sebenarnya aku dah pernah melakukannya dengan pacarku. akhirnya aku mau juga dan inilah yang aku takutkan aku sangat menikmatinya, mengulum barang pak RIki dengan sangat nikmat dan sengaja aku masukkan sangat dalam dan menjilat ujung kontolnya dan itu terjadi beberapa kali. Ketika masuk ke tol ke pondok kelapa, entah kenapa tiba2 saja aku menyerangnya, aku naik ke pangkuannya dan menciumnya dengan panas sampai dia berhenti di pinggiran jalan tol jari tengah kanannya pun memasukkan ke vaginaku dan entah sejak kapan tangan ku pun meremas barangnya yang besar itu. hingga dia memaksaku untuk sex dengannya tapi aku tetap tidak mau karena aku tidak mau hamil. akhirnya dia menyerah juga hingga kami mencari apotik yang buka tapi tidak ada. Yah mungkin emang bukan rejeki dia untuk dapetin perawan ku hehe =p
    hingga aku pun sampai di rumah tentunya aku kena marah habis2an karena pulang malam, seandainya ortuku tahu kalau aku tadi aku main gila dengan pria sudah beristri mungkin mereka bakal membunuhku.

    Hingga sampai hari ini, aku tetap menantikannya dan menunggunya di kantor, tapi dia belum jg datang, dia ad sms klw dia bakal datang ke kantor, karena pekerjaannya belum semua selesai dan dia harus menyelesaikannya sebelum dia resign.

    aku sangat sepi dan menantikannya terlebih ketika dia menyentuhku. Pak Riki, tolong jangan biarkan aku seperti ini, aku ingin disentuh lagi oleh bapak.. aku ingin selalu bersama dan aku sangat mencintai bapak apalagi ketika aku tahu kalau bapak resign karena aku, sepertinya sudah ada yang curiga selain Desy yang mengetahui perselingkuhan kami dan mungkin atasan kami berdua pun sudah tahu hal itu.

    aku tidak tahu apakah dia bisa mencuri keperawananku? Yah kita lihat saja nanti…… I dont think so.. hehe.

  • Foto Ngentot Eropa Bercinta DI Dalam Kelas

    Foto Ngentot Eropa Bercinta DI Dalam Kelas


    1991 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Cewek Jepang Sampai Lemas

    Foto Ngentot Cewek Jepang Sampai Lemas


    3833 views

    Foto Ngentot Terbaru – Sama halnya dengan yang dilakukan oleh cewek hiperseks yang sedang ngentot pada saat camping dengan pacarnya ini. Tak hanya itu, akhir dari persetubuhan ini ialah dengan kemenangan sang cowok karena berhasil crot di dalam memek cewek ini. Benar-benar sensasi ngentot yang seru dan enak pastinya. Berikut adalah koleksi foto cewek hypersex ngentot saat camping sampai creampie tersebut:

  • CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BERSAMA BIDUAN CANTIK

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BERSAMA BIDUAN CANTIK


    1835 views

    Cerita Seks ini berjudul ” CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BERSAMA BIDUAN CANTIK ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Demikianlah akhirnya aku tinggal selama seminggu ditempat ini. aku tinggal di salah satu kediaman kontrakan milik paman ku yang memang kebetulan sedang kosong. Cerita Bokep Gambar Dia pun memberikan aku seorang pembantu perempuan yang masih muda bernama Nurul untuk membantu mengurus kediaman dan merawatku. Tentu saja aku mempunyai cerita ‘petualangan’ juga dengan Nurul yang akan aku ceritakan dilain kesempatan.

    Aku tiba di tempat ini pada hari sabtu pagi. Setelah aku selesai merapihkan barang-barang dari koper, aku pergi kekediaman paman ku untuk beramah tamah. Disaat aku masuk ke kediaman nya yang cukup besar, aku melihat sudah ada beberapa orang di ruang tamu. Dan paman ku pun menjelaskan bahwa malam nanti, akan ada pentas dangdut untuk para warga di daerah sini. Memang paman ku ini adalah businessman yang sangat sukses, tapi juga ramah dan selalu memperhatikan para pekerja nya. Beliau juga sering mengadakan hiburan sebagai kontribusi kembali dia kepada para warga. Cerita Bokep Gambar Tak heran semua orang disini sangatlah hormat dan ramah kepada keluarga kita.

    Akhirnya aku pun diperkenalkan kepada seorang lelaki setengah baya yang bernama bapak Udin. Ternyata bapak Udin ini adalah pemimpin kelompok dangdut yang akan berpentas malam hari nanti. Kita bertiga bercakap-cakap sejenak di ruang tamu. Tak lama kemudian, bapak Udin memanggil beberapa orang dari luar kediaman. Cerita Bokep Gambar Dan masuklah empat orang perempuan muda kedalam kediaman paman aku. Mereka pun diperkenalkan sebagai para penyanyi yang akan berpentas nanti. Satu persatu aku menyalami mereka yang bernama Norma, Erny, Ratna dan Ririn. Jujur saja, tipe seperti mereka bukanlah tipe yang biasa aku suka, sehingga aku pun tak mempunyai pikiran apa-apa. Tetapi ada salah satu dari mereka yang cukup menarik perhatian aku.

    Erny umurnya 19 tahun dan mempunyai tinggi sekitar 160cm. Rambut nya hitam, lurus panjang dan dia mempunyai wajah yang biasa saja. Tetapi yang paling menarik perhatianku adalah badannya yang sangat montok. Pinggulnya ramping, tapi aku bisa melihat lekukan dada dan pantatnya yang menonjol besar dan kencang dibalik bajunya yang ketat itu. Cerita Bokep Gambar aku sempat memperhatikan badannya untuk beberapa saat. Bapak Udin pun tersenyum kepada aku. Tak lama, mereka pun keluar dari kediaman dan kita kembali berbincang-bincang lagi untuk membahas rencana pentas nanti dengan paman aku.

    Selesai nya makan malam, kira-kira jam 8, aku pun mulai berjalan ke tempat acara dangdut ini akan berpentas. Memang sebenarnya dangdut itu bukanlah selera aku, namun apa boleh buat aku juga tak ada kerjaan di tempat ini. Sesampainya disana, aku pun dipersilahkan duduk ke meja paling dekat dengan panggung, dimana paman aku dan bapak Udin sudah menunggu.

    Para warga sudah memenuhi daerah penonton, dan tak lama pun acara dimulai. Lagu dangdut mulai bermain, para penonton sudah mulai berjoget ria. Norma, Erny, Ratna dan Ririn pun sibuk bergoyang dan bernyanyi diatas panggung itu. Mereka berempat bergoyang bersama dengan seksinya di atas sana, dengan pakaian yang sungguh menggoda iman.

    Beda dengan disaat aku bertemu mereka siang tadi, saat ini mereka sudah memakai make up yang menor ala penyanyi dangdut, serta memakai pakaian yang seperti kekurangan bahan. Cerita Bokep Gambar Mataku pun kembali terpaku kepada Erny. Kali ini aku benar-benar bisa melihat sungguh kemontokan badannya yang sangat indah. Dia memakai dress ketat bewarna merah yang memamerkan lengannya. Roknya juga sangat pendek, hampir tak mampu menutupi pantatnya yang bulat itu. Muncullah pikiran-pikiran di kepalaku membayangkan keelokan badan Erny ini.

    Para penyanyi pun bergilir pentas sendiri-sendiri, dan disaat giliran Erny, aku tak melepaskan pandangan aku sedetik pun dari dia. Gerakan jogetnya yang sungguh seksi,dia memamerkan badannya yang gemulai. Dia pun sempat bergaya mengangkangkan kaki dan bergerak maju mundur, yang membuat para pemuda disana berteriak-teriak. Cerita Bokep Gambar Beberapa kali aku menangkap pandangan Erny yang melirik kepada aku. akupun memberikan senyuman balik kepadanya dan bahkan memberanikan diri mengedipkan mata. Bapak Udin pun tertawa melihat kelakuan aku. Beberapa jam kemudian, acarapun selesai dan para warga tampak sangat puas dengan hiburan malam ini. Bapak Udin datang menghampiri aku dan beramah tamah. aku memuji dia dan grup nya yang sudah berpentas tadi. Dia tiba-tiba berbisik kepadaku,

    “Mas Bobby, sepertinya ada yang mas suka yah dari tadi?” aku pun tertawa mendengar itu dan menjawab sambil bergurau,

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN “Bapak Udin tau saja.” Kita berdua tertawa dan aku mengaku bahwa aku memang tertarik dengan Erny. Dengan aku tak duga diapun menjawab,

    “Ya sudah tenang saja mas Bobby, aku pastiin nanti malam mas nggak akan kesepian.” aku tersenyum dan mengerti maksud nya. Setelah negosiasi harga, aku pun memberikan uang 300 ribu kepada bapak Udin. Cerita Bokep Gambar Murah sekali untuk selimut hidup semalaman, pikirku. Biasa di Australia, selimut yang jelek saja paling sedikit bisa 3 juta rupiah. Ternyata memang benar gosip-gosip yang beredar, para penyanyi dangdut seperti ini memang kebanyakan bispak alias bisa dipakai.

    Sekitar pukul 11 malam, aku mendengar suara bel kediaman berbunyi. aku berjalan kedepan untuk membukakan pintu karena pembantu memang sengaja aku suruh tidur duluan. Ternyata Erny sudah menunggu didepan kediaman, masih lengkap dengan pakaian pentas dan make up tebalnya. Dia tersenyum-senyum kecil saat melihat aku membukakan pintu. aku menyuruh dia masuk dan kita pun duduk berdua di sofa ruang tamu. Dia duduk merapat disebelah aku sambil melipatkan kakinya. Rok nya yang mini pun tersingkap dan memamerkan pahanya yang putih dan mulus. Dari sebelahnya aku bisa melihat belahan dadanya dengan jelas dari dress merah ketatnya yang mempunyai belahan cukup rendah.

    “Kata pak Udin tadi katanya mas Bobby mau minta ditemenin yah?” dia bertanya dengan wajah yang sengaja dipasang imut. Cerita Bokep Gambar aku pun menjawab, “Iya nih, habis aku lumayan kesepian disini.

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN ”Dia membalas dengan polos “Kenapa Erny? Emangnya mas Bobby mau yah ditemenin Erny?” aku membalas

    “Ya iya dong, masa aku gak mau ditemenin wanita imut dan seksi kaya gini.” Dia tertawa dan mencubit aku. Kita pun mulai ngobrol dan bercanda ria, dan aku beranikan diri memegang dan mengusap pahanya yang mulus itu. Ternyata dia tak keberatan, dan malah semakin merapatkan diri kebadan aku.

    Aku sibak rambut Erny dari lehernya, dan langsung kuserbu dia dengan ciuman dilehernya yang putih dan jenjang itu. Desahan kecil mulai keluar dari mulut Erny. Tanganku mulai aku naikan dari pahanya, melewati perutnya dan naik ke gundukan dada montoknya yang masih terbungkus baju. aku remas-remas dadanya dari luar dress Erny. Cerita Bokep Gambar Badannya mulai meliuk kegelian dan desahannya pun semakin membesar.

    Tangan Erny mulai meraba pahaku dan akhirnya menemukan kemaluanku yang sudah menonjol keras dari dalam celana. Erny meremas dan mengocok gagangku dari luar celana pendek yang aku pakai. Lidahku bergerak keatas menjilati lehernya sampai aku menemukan bibirnya yang tebal itu. Erny pun menyambut ciumanku dengan liar. Lidahnya didorong masuk kedalam mulutku dan tak mau kalah aku balas juga dia dengan lidahku.

    Tanganku menurunkan tali lengan dress yang dia pakai itu sampai turun kebawah. aku sekarang bisa lihat BH tipis bewarna merah dengan ronda yang kelihatan susah payah menampung buah dada Erny yang sungguh montok itu. Dengan tak sabar langsung aku copot BH yang dipakainya, dan terlihat jelas lah dua gunung besar milik Erny. Cerita Bokep Gambar Ukurannya mungkin kurang lebih 36C, dan putingnya hitam lumayan besar sesuai ukuran payudaranya.

    CERITA SEKS ENAKNYA GOYANGAN DARI PENYANYI DANGDUT

    Kedua tanganku langsung bermain-main di payudara Erny. aku pijat dan remas kedua gunung kembar ini yang sangat membangkitkan nafsu. Tak lupa juga aku mainkan putingnya yang sudah tegang itu. Erny mendesah.

    “Ohhhh mas… Isep susu Erny dong mas…” Tentu saja aku tak perlu dua kali disuruh, langsung aku serbu kedua payudara Erny yang montok ini dengan mulutku. aku hisap putingnya, kumainkan juga dengan lidahku, bahkan dengan gigitan-gigitan kecil yang membuat badan Erny semakin menggelinjang keenakan. Erny menekan kepalaku ke dadanya

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN “Ahhh… Enak banget masss…” Ada kira-kira 5 menit mulutku bergerilya didadanya Erny. Sampai akhirnya Erny pun menghentikan aksi ku dan berbisik

    “Mas Bobby, gantian yah biar Erny yang bikin mas Bobby enak.” aku pun tersenyum mendengar itu.

    Erny bangun dari sofa dan berlutut diantara kedua kakiku. Cerita Bokep Gambar Pelan-pelan dia buka celanaku dan juga dipelorotinya celana dalamku. ‘Adik’ku pun mencuat tegak di depan mukanya. Sesaat aku bisa melihat raut mukanya yang nampak kaget disaat melihat kemaluanku ini.

    “Wah… Gagang mas Bobby kok gede banget yah? Erny gak pernah lihat yang kaya gini.” aku tersenyum kecil. Memang ukuran kemaluanku lumayan besar dan tebal dibandingkan pria lain pada umumnya. Kira-kira setara dengan ukuran para aktor bule di film-film bokep yang aku tonton.

    Tangan Erny mulai mengocok gagangku yang sudah sangat keras ini, sambil matanya masih takjub melihat kemaluanku. Akhirnya aku bisa merasakan lidah Erny yang seperti kelaparan menjilati gagangku. Mulai dari ujung atas, samping, sampai biji pelerku dibawah, semua habis disapu lidahnya.

    “Uhhh… Erny…” aku mendesah, “Isepin kemaluanku dong…” aku minta kepada Erny. Langsung tanpa ragu, dimasukannya ujung kepala kemaluanku kedalam mulutnya. aku bisa merasakan lidahnya bermain di dalam mulut, membuat ujung kemaluanku kegelian. Dan pelan-pelan akhirnya dia semakin turun, mencoba untuk memasuki semua kemaluanku kedalam mulutnya. Cerita Bokep Gambar Namun apa daya, mulut Erny hanya sanggup menerima sebagian dari gagangku yang besar itu. Tapi memang mungkin Erny sudah profesional, dia mulai memompa mulutnya naik turun, sambil mengocok sisa gagangku yang tak muat masuk dengan tangannya.

    Sungguh aku dibuat keenakan, apalagi saat aku melihat sang penyanyi dangdut ini ada diantara kakiku, berlutut dan mengenyoti kemaluan aku sekarang. Mukanya yang penuh make up itu naik turun, bibirnya erat menghisap gagangku. Tiba-tiba dari pinggir mataku, aku melihat sebuah gerakan. Disaat aku melirik ke pinggir ruangan, aku bisa melihat pintu kamar pembantu terbuka sedikit. Sepertinya Nurul mau keluar untuk ke toilet, tapi tak jadi karena mungkin kaget dan takut melihat aku dan Erny disini. aku pun tersenyum karena aku bisa melihat dia masih mengintip dari balik sela pintu. aku pun berpura-pura tak tahu dan cuek sengaja membiarkan Nurul untuk melihat aksiku dengan Erny malam ini.

    Setelah beberapa lama Erny terus menghisap kemaluanku, aku mulai bisa merasakan kemaluanku berdenyut sudah siap untuk keluar. aku langsung pegang kepalanya dengan kedua tanganku dan menggerakkan kepalanya semakin cepat naik turun kemaluanku. Sepertinya dia pun mengerti dan melepaskan genggaman tanganya dari kemaluanku, Cerita Bokep Gambar hingga aku semakin gampang memompa Erny. Sampai akhirnya aku pun menekan dia kebawah sambil memasukan kemaluanku sedalam-dalamnya kedalam mulut Erny dan mengeluarkan spermaku didalam mulut Erny yang imut itu. aku semprot berkali-kali didalam mulutnya.

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN Tak lama, Erny pun mulai bangkit mengeluarkan kemaluanku dari dalam mulutnya dan menelan habis semua spermaku itu. Erny berdiri di depanku sambil tersenyum,

    “Wah mas Bobby ini, sudah keluar banyak di mulut Erny tapi masih tetap aja keras yah.” katanya sambil menunjuk gagangku yang memang masih berdiri tegak. Maklum, aku sudah biasa bermain ronde lebih dari sekali dengan para wanita.

    Tanpa disuruh lagi, Erny langsung melepaskan celana dalamnya hingga jatuh ke lantai. Dia mau melepaskan semua bajunya, tapi aku tepis tangannya, aku hanya angkat roknya sehingga dress Erny terlilit dipinggangnya. Biar lebih erotis pikirku. Tanpa basa-basi, Erny naik ke pahaku. Tangannya memegang kemaluanku untuk diarahkan ke kemaluan nya. Erny berbisik

    “aku masukin yah mas… Udah gak tahan nih.” aku pun mengangguk dan membiarkan badan Erny turun/ Kepala kemaluanku sudah menemui memek Erny yang sangat basah. Cerita Bokep Gambar Pelan-pelan Erny menekan badannya kebawah. aku bisa merasakan sempitnya memek Erny yang mulai menyelimuti kemaluanku. Erny melirih

    “Aduh mas Bobby, gede banget ini… Pelan-pelan yah, Erny gak tau bisa muat apa nggak…” aku biarkan saja Erny mengambil waktu sesukanya.

    Sampai akhirnya “bless…” masuk juga semua kemaluanku kedalam memek Erny. Dia diam sebentar sambil meringis, aku bisa merasakan kehangatan luar biasa di kemaluanku ini. Erny pelan-pelan mulai menggerakan badannya naik turun. Dia masih meringis untuk beberapa pompaan pertama ini.

    “Gila mas, kemaluan mas Bobby gede banget… Erny berasa penuh dimasukin punya mas.” Tak berapa lama sepertinya Erny sudah mulai terbiasa. Gerakannya semakin dipercepat naik turun. Tak hanya itu, Erny pun mulai memainkan pinggulnya berputar d pangkuanku. Sungguh luar biasa memang penyanyi dangdut satu ini pikirku. Cerita Bokep Gambar Sensasinya sangat nikmat, belum pernah kemaluanku dimainkan seperti ini, mengingatkanku akan gerakan joget Erny tadi disaat manggung.

    Aku pegang payudara Erny yang bergerak naik turun dan langsung aku hisap kedua putingnya. Erny pun mendesah semakin keras diiringi dengan gerakan pinggulnya yang semakin liar. Badan Erny terus bergerak naik turun semakin cepat, sambil aku mainkan kedua buah dadanya yang montok itu. Sampai akhirnya badan Erny pun bergetar kencang dan berteriak

    “Ahhh mas, aku keluar masss…” aku bisa merasakan banjir kehangatan di dalam memeknya. Orgasme pertama Erny. Dia bertumpu lemas di badanku walaupun kemaluanku ini masih terbenam didalam kemaluan Erny. Tentu saja aku masih belum puas, dan langsung aku balikkan badannya ke sofa. Aaku rebahi dia ke sofa sambil kubuka kakinya lebar-lebar.

    CERITA SEKS BERSETUBUH SEHARIAN BIDUAN Tanpa diberi aba-aba, langsung aku tancap lagi memek Erny dan kupompa badannya yang lemas itu. aku bisa melihat muka Erny yang kaget dicampur keenakkan, Agen Judi Hoki Banget

    “Ahhh mas Bobby, pelan-pelan dong mas.” pinta Erny. Cerita Bokep Gambar Tapi aku tak menggubris dan justru birahiku semakin meningkat. Langsung aku naikkan tempoku, badanku bergerak semakin cepat diatas badan sang penyanyi dangdut montok ini. Erny berusaha mencengkram sofa menerima tusukkan ku, sambil berdesah kencang dan matanya juga merem melek,

    “Ohhhh… Terus… Genjot terus mas, jangan stop. Aahhh…”

    Semakin menggilalah aku mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Erny itu. Dia lilitkan kakinya ke pinggangku, badannya mulai basah berkeringat

    “Masss, Erny mau keluar lagi nih…” aku percepat gerakan pinggangku sampai akhirnya dia pun menarik pinggangku dengan kakinya dan kembali bergetar

    “Ohhhh… Mas Bobby… aku keluar lagiii…” Tubuh Erny langsung terbaring lemas di sofa setelah orgasme keduanya ini.

    Aku cabut kemaluanku yang masih keras ini dan sudah basah dengan lendiran Erny. aku masih belum puas, gairahku masih belum terpenuhi. aku ambil badan Erny, dan aku balikkan dia sehingga pantatnya mencuat dihadapanku. Cerita Bokep Gambar Erny yang nafasnya masih memburu menoleh kebelakang dengan tatapan sayu dan pasrah. Oh sungguh indah pantat semok si penyanyi dangdut yang seksi ini.

    Langsung aku tancapkan gagang kerasku kedalam memek basah Erny lagi. Dengan nafsuku yang sangat membara, aku cengkeram pantat bulat Erny. Dengan setiap sodokanku, tubuh Erny terombang-ambing diatas sofa.

    “Ssshhh… Ahhh… Enak banget massss…Kemaluan mas Bobby gede banget!” teriak Erny lagi. Cerita Bokep Gambar Kira-kira 10 menit kita di posisi ini, akhirnya aku pun mulai merasakan sensai luar biasa di penisku. aku berkata kepadanya,

    “Ernyaaa… aku mau keluar nih…” Erny membalas,

    “Iya mas… Ohh… Erny juga mau keluar lagi…” Erny semakin liar menggoyangkan pantatnya. Cerita Bokep Gambar Sampai akhirnya aku pun menancapkan kemaluanku sedalam-dalamnya di memek Erny, dan aku semburkan spermaku. Hampir dalam waktu bersamaan, Erny pun menggelinjang lagi menandakan dia orgasme yang ketiga kalinya.

    Kedua badan kita tergulai lemas diatas sofa ini. Erny perlahan-lahan merapatkan badannya kepadaku. Kita berduapun tertidur lelap sampai pagi dalam keadaan telanjang. Cerita Bokep Gambar Di pagi keesokan harinya, kita melanjutkan aktivitas kita lagi dikamar mandi sambil membersihkan diri bersama. Akhirnya Erny berpamitan diri denganku untuk pulang bersama grup dangdutnya. Sungguh puas aku menikmati tubuh Erny, sang penyanyi dangdut yang montok ini.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Ngentot Si Imut Sana Anzyu Yang Menggairahkan

    Foto Ngentot Si Imut Sana Anzyu Yang Menggairahkan


    1737 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Pengalaman Nikmat Digenjot Paman Suamiku

    Pengalaman Nikmat Digenjot Paman Suamiku


    1723 views

    Duniabola99.org – Om suamiku bekerja sebagai freelance di beberapa perusahaan. Suamiku minta tolong pada dia untuk memberikan pelatihan bagi karyawan di perusahaannya. Suamiku itu punya dealer mobil yang ada di 3 kota besar di Indonesia, Jakarta, Surabaya dan Medan.

     

    Dengan demikian dia sibuk sekali dengan pekerjaannya. Setiap minggu pertama dan minggu ketiga dia fokus di headofficenya, ya di Jakarta lah, masak di Citeureup. Sedang minggu ke 2 di terbang ke Surabaya dan minggu terakhir dia ke Medan. Itu rutin dilakukannya sehingga waktu untuk aku benar2 tersisa sedikit sekali. Kalo toh di headoffice, dia lebih menyibukkan diri dengan menangani berbagai urusan kantornya sehingga pulang selalu larut malam dan dalam kondisi sudah letoy. Tau sendiri deh lelaki kalo pulang dah letoy maunya kan langsung ngorok aja setelah membersihkan diri. Sebagai prempuan muda, aku masih sangat menginginkan cumbuan2 panas, gak usah selalu ditempat tidur, dimana aja disekeliling rumah, toh kami belom punya anak dan pembantu tinggalnya terpisah dari rumah induk. Malem, praktis pembantu akan undur diri setelah menyelesaikan tugas mreka yang terakhir, cuci piring abis makan malem. Itu juga cuma buat aku seorang karena suami praktis gak pernah makan dirumah kecuali weekend, itu juga kalo dia gak lobby ke pejabat. Ya trima nasib lah. mau gimana lagi, yang pentingkan kebutuhan yang laen slalu dipenuhi suami.

    Kebetulan pas om dateng untuk menyiapkan pelatihan, suami tidak di Jakarta, sehingga akulah yang harus menemaninya mondar mandir ke kantor, dimana pelatihan akan dilaksanakan. Karena gak mauugi, pelatihan dibikin hari sabtu dan minggu. Minggupun sampe sore. Kalo aku pikir2 kebangetan juga suamiku sama karyawannya, training aja gak mau rugi waktu kerja. Jumat siang si om dateng ke rumah ngajak aku ke kantor suami untuk mempersiapkan pelatihan besok harinya. Si om ganteng juga sih, umurnya 40an tapi bodinya gak gendut kaya lelaki seumurnya pada umumnya. Dia sangat menjaga penampilan fisiknya dengan rutin olahraga.
    Siang menjelang sore, dia sampe dirumah, perawakannya yang tinggi besar dibalut dengan busana kerja dan dasi yang menempel dilehernya. Aku seneng banget deh liat lelaki seperti dia. Dia menjemputku. Ketika keluar rumah, aku yang berjalan dibelakangnya melihat kerah kemejanya melipat keatas, mungkin ketika memasang dasi. “Om”, panggilku. Dia berhenti melangkah, membalikkan diri menghadap ke aku, “Kenapa Sin, ada yang ketinggalan?” “Gak om”, terus aku menghampirinya dan mengalungkan ke 2 tanganku di lehernya untuk membetulkan kerah bajunya yang melipat. Dengan demikian, mukaku berada dekat dengan mukanya. Dia menatapku
    Selesai membenarkan kerah kemejanya, tiba2 dia mengecup keningku, “Trima kasih cantik”. Aku kaget juga karena kecupan itu. Mukaku memerah. “Kok mukanya merah Sin, masak gitu aja malu”. “Gak kok om, kaget aja”. “Napa kaget, ngarepin yang dicium bukan kening ya”. Aku makin kaget dengan becandaannya. Aku bales becanda, “Memangnya om mau cium Sintia dimana”. “Di bibir kalo boleh”, wah to the point sekali. Tapi dia cuma tertawa dan langsung keluar rumah. aku tertegun mendengar ucapannya, tanpa terasa aku mengusap bibirku sendiri. Asik juga kali ya dicium si om, palagi kalo kumisnya menggesek hidung dan bibirku, asik kali yah. Suamiku gak kumisan soale.

    Kami menuju ke kantor suami menembus kemacetan kota. Di kantor, aku minta tolong sekretaris suami membantu si om. Si om minta di printkan materi pelatihan, kemudian di fotocopy sejumlah peserta. Semetara itu dia menyiapkan ruang rapat, dia ubah layoutnya sehingga memadai untuk dijadikan ruang pelatihan. Beberapa office boy membantu dia, selama itu aku ya cuma mbuntutin dia aja kemana dia pergi. Dia gesit sekali membereskan ruang. Setelah ruangan beres, dia minta disipakan peralatan pelatihan laennya seperti whiteboard, marker, flipchart beserta kertasnya, layar, lcd projector. Sekretaris juga diminta untuk mengkontak perusahaan catering langganan untuk menyiapkan konsumsi untuk 2 kali snack dan makan siang untuk 2 hari pelatihan. Lewat magrib baru semua urusan selesai, lama nunggunya karena harus fotocopy diluar. Baeknya semua berjalan paralel sehingga waktu menunggu ampir tidak ada, kecuali aku yang gak ngapa2in ya nunggu si om slesai.

    Slesai urusan di kantor, dia ngajak aku makan dulu, “Daripada kamu makan ndirian dirumah mending kan nemenin aku”, katanya. Aku nelpon kerumah memberitahu pembantu untuk tidak menyiapkan makan malem, artinya pembantu slesai deh urusannya untuk hari ini. Deket kantor suami banyak tempat makan, dia ngajak aku makan disalah satu resto. Sambil makan kami ngobrol ngalor ngidul. aku nekat aja nanya, “Om beneran mau cium bibir Sintia tadi”. “Napa nanya, kamu mau gak aku cium bibirnya”. “Geli kali ya om kegesek kumis”. “Bukan cuma geli kali Sin, napsuin”. “Masak sih om”. “Terang aja kamu gak tau, kan suami kamu plontos gitu”. Aku tertawa aja. “Kamu tu ditinggal2 terus apa gak kesepian, mangnya gak usaha apa gitu”. “enggak om, gak boleh ma siabang (suamiku)”. “O dia gengsi ya kalo istrinya mesti kerja juga, dah jadi bos sih”. “Kali juga om”. “Ya bantuin nangani kerjaan di kantor, kan kamu sekolah manajemen kan”. “Iya sih om, tapi si abang gak suka tuh kalo aku ikut ngurusin kerjaannya”. “Sayang ya, padahal kamu cantik gini, sexy pula”. “apanya yang sexy sih om, biasa aja kalee”. “Ya sexy lagi, tuh lelaki di resto ini aja banyak yang ngelirik kamu”. Memang sih, aku kebetulan pake pakean yang pas badan sehingga semua lekak liku di badanku jadi terpampang dengan jelas. Si om aja kalo ngeliat bodiku kaya ngiler gitu, maklum deh dia tinggal sendiri soale, dah pisah lama dari bokinnya. Kami sanatap maleam santai, selesai makan dia nganterin aku pulang, “Besok aku jam 7an jemput kamu ya Sin”. “Mangnya Sintia mesti ikut ya om”. “Iyalah, kamu kan mewakili suami, skalian nemenin aku lah”. “Wah ngantuk dong om seharian”. Tapi aku turuti ja ajakannya.

    Besoknya seharian aku bengong aja, aku duduk aja diruang kerja suami, browsing ke internet aja, buka imel, chat ma tetem2 yang kebetulan lagi online. Ketika break, dia masuk ke kantor, kami ngobrol sebentar karena waktu break cuma seprapat jam. waktu lunch kita makan nasi kotak dari catering, ramean ma sekretaris. Rupanya dia pesen juga untuk dirinya, ya gak apalah, itung2 upahnya dia sibuk2 kemaren sore sampe lepas magrib baru bisa pulang. Demikian juga waktu break sore. Selesai pelatihan hari pertama, dia ngajak aku makan lagi di resto laennya lagi, tentunya
    makanannya beda. Sambil makan kembali dia ngajakin aku ngobrol. “Sin, pantesan kamu gak punya2 anak, gak pernah diisi ya”. “emangnya botol pake diisi segala”. “Mangnya jarang maen ya Sin”. “Maen paan sih om, gundu?” “Iya mulainya kan kamu maenin gundu siabang”. Aku tertawa. “Kalo dia pulang terus gak sempet pake baju lagi dong”. “Kok?” “Iya maen gundu dan maen bilyard kan”. “Kok bilyard?” “Iya nyodok bola masuk lobang”. “Bukan bola om yang disodok”. “Iya ya, stiknya yang masuk lobang, bolanya mah ketinggalan diluar”. Kemabli aku tertawa. “Iya ya Sin”.
    “Iya paan sih om”. “Maen abis2an kali dia pulang”. “Ya gitulah om, dah lama gak dikluarin, ntar jadi odol lagi”. “Mangnya kamu yakin dia gak maen disana”. “Gak taulah om, tapi setiap pulang pasti dia menggebu2 maennya, ampe lemes Sintia”. “Mangnya brapa kali maennya”. “Suka 2-3 kali om”. wah kenyang dong kamu, non stop?” “Gak lah om, pake istirahat, malem trus paginya lagi”. Kan baru 2 kali, trus skali laginya kapan?” Kan Sintia bilangnya 2-3 kali, kalo ampe 3 kali ya malemnya 2 ronde”. Kalo dia di Jakarta maennya juga 2-3 kali gitu, ya enggaklah om, pulang ja dan malem banget, dah letoy, terus tidur, paling weekend, itu juga kalo dia gak entertain pejabat ato customer besarnya”. Kalo weekend juga 2-3 kali”. “Gitulah om”. Tapi kok gak hamil2 ya kamunya”. “Gak tau deh om”. “Mangnya dia maennya cepet keluar ya”. “Gitulah om”. “Kasian, dah jablay, gak ngerasa enak lagi, masak yang ke 3 juga cepet sih”. “Ya enggak sih om, kalo ampe 3 kali lamaan dikit, baru Sintia bisa ikutan nyampe”. “Yang ke 2 juga cepet?” “Sukanya sih gitu om”. “Waduh bener2 deh sengsara tu namanya”. Pembicaraan kualihkan kelain topik. Selesai makan dia nganterin aku pulang.

    Hari brikutnya ya rutin aja, pelatihan berjalan sesuai jadwal yang sudah disusun, tapi slesainya lebih cepet atas permintaan peserta. Aku sih ok aja dengan percepayan waktu itu, yang penting kan semua topik sudah dibahas. Selesainya training, “Om, makan dirumah aja ya, anti biar Sintia minta pembantu pesen dari resto deket rumah, enak kok makanannya”. Dia sih oke aja. Aku call pembantu aku untuk pesen makanannya. Sampe ke resto deket rumah, aku ambil pesenanku dan sekalian bayar. Di rumah, aku sendiri yang ngeberesin makanan sementara dia duduk disofa nonton tv. Aku sudah mengambilkan air putih segelas, sesuai permintaanaya. Lama juga aku ngeberesin meja, pembantu gak aku minta bantuin, sehingga dia
    menghilang kekamarnya. Aku mberesin meja, ngangetin nasi dulu karena dah dingin, maklum deh masaknya kan pagi. Slesai mebersin semuanya, aku manggil dia, “Makan yuk om”, sambil menuju ke sofa. Kulihat dia terbaring disenderan sofa, tertidur rupanya.

    aku duduk disebelahnya, kutowel2 dia, “Om bangun, makan yuk”. Dia membuka matanya, gak tidur rupanya, mungkin istirahat sejenak. Tapi dia tidak bergerak dari posisi senderan, dia tersenyum memandangku, “Sin, kamu tu cantik banget”. Mendadak dia menegakkan duduknya, memeluk aku dan mencium bibirku. aku kaget, secara reflex aku memberontak tapi dia mengunci aku dalam pelukannya sehingga aku terdiam merasakan bagaimana bibirnya dengan lapar mengulum2 bibirku. Gesekan kumisnya ke idung ku memberikan sensasi sendiri, bener kata dia, napsuin. Pelan2 timbul gairah pada diriku selama dia mengulum2 bibirku. aku merangkul lehernya sehingga dia makin seru aja menciumku. Ketika dia melepaskan bibirku, “Gimana, napsuin gak kegesek kumis”. “Om sih genit”. “Tapi kamu suka kan”. Aku cuma ngangguk, “Yuk makan dulu om, ntar keburu dingin”. “Kalo kamu dingin aku angetin aja”. Dia tertawa dan bangkit dario sofa, mengikuti aku ke meja makan.

    Setelah makan, dia bantu beresin meja lagi, aku mencuci bekas makan, dia juga bantu aku. Romantis juga nyuci piring ditemein gitu. Selesai cuci piring kita kembali keruang keluarga, sambil berdiri kembali dia memelukku dan mencium bibirku. kali ini aku menyambut ciumannya. ntuk sesaat kami berdiri berpelukan, sementara bibir kami saling mengemut, lidah kami saling berbelit didalem mulutku. Tangannya mengelus2 punggung dan meremas pantatku, dia menekan badanku ke badannya. Terasa ada yang menonjol diselangkangannya. “Om dah keras ya”, bisikku ketika dia melepaskan bibirku. Dia tersenyum, “Dah lama aku ngarepin bisa berduaan ma kamu Sin, kamu menggugak seleraku banget. Bodo skali suami kamu, ninggalin prempuan sesexy kamu trus2an”. “Aku gak menjawab, aku menyenderkan kepalaku ke dadanya yang bidang, dia mengelus2 rambutku. Dia meredupkan lampu ruang keluarga dan kembali memeluk dan menciumku, romantis sekali. Aku dah terlena karena aksinya itu. “Mandi yuk Sin”. aku menurut aja ketika dia menggandeng aku ke kamarku, dan masuk ke kamar mandi.

    Dia melepaskan pakean luar ku sepotong2, dia terbelalak ketika melihat aku cuma pake daleman yang model bikini, tipis lagi. “Sin kamu sungguh sexy hanya memakai daleman bikini. Toket kamu besar dan kencang, pinggang kamu ramping dan pinggul kamu besar, sungguh merangsang”, katanya memuji. Aku hanya tersenyum mendengar pujiannya. Dia melepaskan bajunya. dadanya bidang dan sedikit berbulu, menambah kegantengannya, walaupun kulitnya gelap. “Om suka prempuan yang kaya apa?” “Yang kaya kamu gini Sin, muda, cantik, seksi, dada dan pinggul besar, dan bulunya lebat”. “Om senang dengan yang bulunya lebat”. “Ya, karena prempuan yang bulunya lebat hot sekali kalo diajak maen. Gak puas cuma sekali maen. cuma aku belum tau bulu kamu lebat atau tidak”. “Om priksa saja”, tantangku. Aku dah hanyut terbawa suasana, aku dh gak mikir kalo dia om siabang. dia kembali memeluk dan mencium bibirku. “Om punya besar ya”, kataku tanpa tedeng aling2. “Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja”, katanya sambil tersenyum. “Tidak apa-apa kok..” Aku lalu melepas celana panjangnya, tinggal cd aja. Kontolnya kliatannya besar tapi dalam keadaan belum ngaceng sekali. “Hai..lihat ini”, katanya sambil melepaskan cdnya. tangan kirinya memegang kontolnya sendiri dan tangan kanannya memegang tangan kiriku. Aku melihat kon tol si om yang besar berwarna hitam dengan kepala kon tol seperti topi baja. “Kamu lihat ini dan pegang saja!” katanya. “Wihh takut akhh..” desahku dengan suara serak. “Tidak apa-apa biar kamu tidak penasaran lagi”, katanya. Aku masih terpaku melihat kon tolnya. Dia langsung mencium pipiku perlahan. Karena aku masih diam saja maka wajah aku dipegangnya dan dia mencium bibirku dengan perlahan. Aku membalas ciuman itu dengan membuka bibirku, serta merta dia melumat bibirku dan memasukkan lidahnya. “Emmhh..” desahku perlahan. “Kamu suka kan Sin ngeliat aku punya” bisiknya di kupingku. Aku
    hanya mengangguk.

    Melihat reaksi positif dari aku, tangan kiriku diarahkan untuk memegang kontolnya. Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak, kon tol itu
    berikut biji pelernya yang ditutupi jembut lebat. Aku mulai memegang kontolnya dan ternyata walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jariku tidak dapat bersentuhan (membuat bentuk huruf O). Hal ini membuat aku penasaran ingin melihat secara jelas bentuk kontolnya kalo udah ngaceng, “Aakkhh gedee bangeet..” desahku dengan suara parau. Kemudian dia sambil mencium telingaku berbisik, “Kamu kocokin dong..” desahnya. Aku menuruti permintaannya dan perlahan jariku mulai mengurut ke atas dan ke bawah, dan dalam relatif singkat kontolnya tersebut ngaceng dengan
    kerasnya di tangan aku. Panjang dan besar. “Emmhh.. akhh..” desahnya. Sementara aku terus mengocok kontolnya, dia pun dengan nafsunya mengulum bibirku dan jemarinya dengan cepat membuka ikatan braku. Dengan sigap dia langsung meremas toketku yang telah mengeras. “Akhh enak om” desahku menggelinjang. Bibirku dilepasnya dan mulutnya langsung mendekat ke dadaku sambil terus meremas perlahan. Pentilku dihisap sambil dijilat, toketku berganti-ganti diremasnya sehingga, “Akhh.uuff..” erangku keenakan. Wajahku sudah menengadah ke atas
    dengan posisi pasrah, sementara tangan kiriku terus mengocok kon tolnya yang besar dengan makin cepat, kadang-kadang kuremas kon tol itu dengan kuat karena aku sudah tidak bisa menahan rangsangan yang ada pada sekujur tubuhku. “Ooohh…” desahku keenakan. Tangan kananku menekan kepala dia ke dadaku sementara tangan kiriku sudah tidak beraturan mengocok kon tol besarnya. Dia segera membuka ikatan cdku sehingga menyembullah pahaku dan gundukan nonokku yang ditutupi oleh jembut hitam lebat. “Kamu mulus sekali Nes, bulu kamu lebat sekali..” bisiknya sambil tangannya mengusap pahaku. “Ahh om..” aku tersenyum keenakan. Aku hanya mendesah dan menggelinjangkan pinggulku sambil
    merenggangkan pahaku ketika jari-jarinya itu mulai merayap perlahan, mengelus dan menekan sekitar atas nonokku yang ditumbuhi jembut dan menyebarkan aroma yang khas. Kami sama-sama mendesah dan mengerang perlahan. “Wanginya sangat merangsang sekali”, katanya sambil mendesah. “Emmhh..” desahku sambil mengerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan. Jarinya mulai menyentuh belahan nonokku dan mengusap perlahan terus dari atas ke bawah. Belahan nonokku sudah terlihat basah dan menjadi licin dan makin menyebarkan aroma yang membuat si om
    dan aku menjadi makin terangsang. Aku sudah melepaskan kontolnya dan kedua tanganku terkulai lemas meremas kepalanya, kadang-kadang mengusap punggung nya. Dia sabar sekali, sementara tangan kiri terus membelai belahan nonokku, tangan kanannya meremas toketku, sementara itu mulutnya menghisap pentilku yang telah mengeras serta menjilati permukaan toketku atau mengulum bibirku. Kurang lebih 20 menit dia telah merangsang sekujur tubuhku. Dia dengan leluasa menggerayangi sekujur tubuhku. Aku hanya tersenyum puas dan pasrah diraba dan diremas si om. Dia pun menciumi seluruh tubuhku yang telah polos, bahkan sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh gairah. Sungguh sensasi luar biasa.
    Dia mengajakku kembali ke kamar dan membaringku aku ditempat tidur. Gak jadi deh acara mandinya, masih ada acara laen yang lebih urgent rupanya buat dia.

    Dia terus membelai belahan nonokku tanpa dia berusaha memasukkan jari tengah tersebut ke dalam nonokku yang telah terpampang dengan pasrah. Sementara aku telah dalam posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka mengangkang. Dia melihat aku sudah pasrah dan seluruh badanku bergetar menahan napsuku yang berkobar2. Segera dia merubah posisi badannya menghadap ke aku. Dia berlutut di depanku yang telah mengangkangkan kakiku sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kakiku yang mengangkang lebar dan nonokku yang telah terlihat jelas telah basah. kon tolnya yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan permukaan nonokku. “Pelan2 om”, bisikku. “Ya, aku akan pelan2,
    kamu harus mencobanya”, desahnya sambil mulai mengarahkan kontolnya ke nonokku yang telah terbuka sedikit akibat jari-jarinya yang terus membelai belahan nonokku. “Aku tempelkan saja dahulu kon tol ini sampai kamu siap..” katanya merayu sambil lidahnya menjilati sekitar kupingku. Aku yang keenakan lalu membiarkan dia melanjutkan aksinya, dengan menjepit pinggangnya dengan kedua kakiku, aku melihat kontolnya yang besar itu ditempelkan tepat di belahan nonokku yang telah basah. Aku merasa kontolnya mulai secara perlahan menggeser di belahan nonokku. “Oohh..om.. enaakk.. ” erangku. “Uuuff..” desahnya keenakan, “Yaa enakk Sin..”. “Teruss digesek dan ditekan om..” pintaku. “Ya sayang..” katanya
    mulai mempercepat gesekan di belahan nonokku. “Tekan teruuss om..” erangku yang makin lama semakin keenakan. “Enaakk.. oohh..puasin Sintia, om” desahku dengan suara yang telah parau. Posisi kakiku telah mengangkang dengan lebar membuat dia lebih leluasa menggerakkan dan kadang mendorong kontolnya ke depan sehingga lebih menekan dan menggesek belahan nonokku. Kulihat nonokku telah terbelah bibirnya karena tekanan dan gesekan kon tolnya, kepala kon tolnya mulai secara beraturan menyentuh dan mendorong itilku. “Aahh.. aduuhh..ennaakk”, desahku sementara tanganku telah berada di belakang punggungnya dan sambil menekan pantatnya. “Emh.. ” erangnya menahan sesuatu. Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam nonok ku tapi kerena aku tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya.

    “Om.. eeng..” aku bergumam, aku telah siap dimasuki oleh kon tol besar itu. Aku mendorong dan menarik pantatnya sedangkan posisi kepala kontolnya melewati itilku. Terlihat kontolnya mulai bergerak mengikuti arahanku, mencoba untuk terus menerobos liang nonokku yang akan terasa sempit sekali untuk ukuran kon tol sebesar dia punya. Kepalaku sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya, sementara mulutku terbuka mengerang, “Ahh..” “Sin..akhh”, desah
    nya meminta kepastian kesiapan aku apakah seluruh kontolnya dapat menerobos masuk ke dalam nonokku. Tapi aku sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutku hanya dapat menganga terbuka. Dia terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat kon tolnya terus berusaha menekan nonokku dengan kepala kontolnya yang besar itu, tapi dia menarik kembali ketika aku mulai seperti orang tercekik. “Uuff.. ” desahnya sambil terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat. Kepala kon tolnya terus menekan itilku berulang-ulang kadang masuk kadang di luar bibir nonokku. “Akhh.. engg.. aakhh” aku mencengkeram pantatnya kuat-kuat dan akibat sundulan kepala kontolnya, “Oohh..Sintia..nyampe om.. uuff..aah.. enaak..” erangku kelonjotan dan bergetar seluruh badanku di dalam pelukannya. Dia merasakan siraman cairan hangat dari dalam nonokku yang terus mengalir membasahi batang dan kepala kontolnya, membuat kon tol itu menjadi mengkilap dan basah. “Kamuu..nyampe ya Sin.. ” desah nya dengan nafas berirama, nafasnya terdengar keras. “Eeennakk.. oohh Sintia..puaass”, aku terus mengerang karena terus merasakan sundulan kepala kon tolnya
    di dalam nonokku .

    Ternyata hanya sebatas leher kepala kon tolnya yang terbenam di dalam nonokku dan terasa terus menggesek dinding nonokku. “Teruss.. om..tekan teruuss.. oohh.. benar enak.. ahh..” aku tersenyum puas melihat dia masih terus berusaha memberikan rangsangan di sekitar dinding nonokku. dia melihat aku tersenyum dan ikut tersenyum puas. “Kamu puass..Sin. enak.. kan..” dia tersenyum sambil menjilat bibirnya sendiri. “Biar kamuu.. lebih puaas Sin..” katanya sambil terus menghujamkan sepertiga kontolnya ke dalam liang nonokku. Terdengar bunyi, “Sleepp..ahhkk.. brreet..” rupanya nonokku terus semakin basah dan semakin licin untuk kon tolnya yang terjepit di nonokku. “Gilaa.. kamuu rapat sekali lubangnya.. uuffhh.. susah.. Sin.. untuk masuk..” Dia penasaran sekali dengan nonokku yang terlalu sempit. Gila memang, kon tolnya yang besar itu berhasil menggelosor keluar masuk di nonokku. Posisiku sudah ditindih oleh badannya. Sementara dia menaik-turunkan pantatnya berirama. kon tolnya yang besar dan panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam nonokku, sementara gerakannya makin lama semakin lincah karena nonokku terus
    mengeluarkan cairan yang membuat kon tolnya terus dapat menerobos dinding nonokku. “Aakkhh.. eennak. teruuss..tekan..om… Sintia mau kon tol gedee.. ahh enaaknya kon tol om..” aku kelojotan dihujami kontolnya walaupun belum semua kontolnya masuk menembus nonokku. Aku terus meremas pantatnya dan kadang menekan pantat itu ke bawah. “nonok kamu masih sempit sayang . oooh nikmatnya nonok kamuu.. enak..adduuhh kontolku..dijepit aah enak.. haa.. haa.. mhh.. ennak..” dia merem-melek keenakan. “Sleep.. poof..breett.. aahh..” gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar dua kali, dia terus menekan agar kontolnya lebih masuk lagi ke dalam nonokku. Setelah 2 sampai 3 kali menekan kontolnya ke
    dalam, pada saat menekan terakhir pantat nya memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali. Aku sudah tidak sempat lagi bergerak, posisiku hanya mengangkangkan kaki lebar-lebar dan tanganku hanya dapat memegang punggungnya dan sekali menjambak rambutnya yang sudah mulai 2 warna, hitam dan putih keperakan. Sementara nafasku tidak beraturan, yang ada hanya lenguhan dan lenguhan disertai erangan panjang. Dengan gerakan itu dia telah melakukan gerakan menghujamkan nonokku yang sempit dan basah. Terlihat bibir nonokku tertarik keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan kon tolnya. Tiga puluh menit sudah lewat, keringat telah membasahi badan kami berdua.

    “Kamuu berbalik.” desahnya, lalu dia menarik kontolnya, terdengar bunyi “Plooff..” dan aku mengambil posisi menungging. Bibir nonokku dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan di pinggirannya. Dia mengambil posisi tepat di belakang pantatku. Setelah lima kali meremas bongkahan pantatku dengan penuh nafsu, sedikit demi sedikit dia mulai menempelkan kepala kontolnya dibelahan nonokku dan terus menggesekkan kepala kon tol tersebut ke atas dan ke bawah belahan nonokku. “Aahh.. ennaak.. om..” desahku terpejam. “Nikmatnya kon tol om.. enak..om..” setelah delapan gesekan naik turun, aku makin mendesah. “Masukin om..Sintia mau dientot.. yang enak.. aahhk”, dengan sedikit hentakan kepala kontolnya
    mulai menerobos dinding nonokku. Perlahan melakukan gerakan maju mundur dan makin lama semakin cepat. kon tolnya sebagian sudah tenggelam di dalam nonokku. “Ahhk.. uuff..enaak.. oohhkk.. yaa..!” dia mengeram dengan nafas yang memburu, begitu juga aku. Dia memegang pinggulku sambil mendorong kontolnya yang menghujam semakin dalam nonokku. “Hee.. aakhh.. okh..” nafasnya memburu dengan cepat sementara gerakan kontolnya di dalam nonokku terus keluar masuk
    dan kadang berputar seperti mengebor nonokku.

    “Akhh..eennak..giila..aduh….kon tol om mentook.. mmffhh.. yaa terus..” erangku. “Sin.. enak.. gilaa.. masuk.. semuaa..mmffhh..puas.. aakh..” Dia terus menghujamkan kontolnya dalam-dalam ke nonokku. Sementara aku hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala kon tolnya mentok
    di dinding rahimku. “Sintia keluarr lagi.. om.. aahk enak..” erangku terpejam. Telah 20 menit dia memainkan kontolnya di dalam nonokku, keringatnya telah menetes ke punggungku. Sementara dipunggungku telah terdapat lima bekas gigitannya, tiga di pundak dua di leher belakang. Sungguh buas si om ini kalau sedang ngen tot, kadang-kadang tangannya meremas toketku dan menariknya ke bawah untuk memberikan memperkeras dorongan kontolnya. Aku benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalaku sudah rebah ke tempat tidur, sementara tangan terkulai lemas, rambut telah basah semua dan badanku telah bermandikan keringat. “Aahk om, Sintia.. lemes.. gila.. keluarin om..” pintaku memelas. “Yaa.. akh yak.. duh..Sin.. aku keluarin.. huu.. enaak nonok kamu.. aku mau keluarr.. gila! Enaak.. aku mau keluaar.. aahh.. hak.. uuff.. oohk.. kamu hebat Sin..” Dia melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan kontolnya sampai berbunyi, “Cepaak.. cepakk..” supaya kontolnya masuk lebih dalam. Aku melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat kontolnya dengan nonokku. “Sintia juga..mau keluar.. ahh.. lagi.. om”. “Gila..aahh.. aku juga..keluaar.. haa.. enak..” Kami berdua nyampe bareng, terasa sekali semburan keras pejunya yang hangat dinonokku. Dia tersenyum puas sambil tangannya meremas toketku dan mulutnya mencium bibirku. Dia tetap dalam posisi memeluk aku sementara kontolnya yang sudah mengeluarkan pejunya di dalam nonokku, masih berada di dalam nonok aku, pelan2 menyusut mengecil dan terlepas. Lemas sekali, tapi nikmat. Setelah semuanya reda, Dia mengajakku masuk ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan badan, kami kembali ke kamar. Dia mengambilkan aku minuman dari lemari es. “Om, kok kluarnya tlanjang sih, ntar keliatan orang lo”. “Kan pembantu kamu dah ngilang ke kamarnya, diluar juga dah gelap, aku mati2in lampunya”. Dia menghidupkan musik romatik dari player yang ada dikamar, suaranya disetel pelan sehingga romantis sekali malem ini, aku sangat menikmatinya.

    dia menemaniku berbaring di ranjang. aku dipeluknya dari belakang dan diremesnya toketku dengan kuat. Kontolnya terasa keras sekali, digesekkannya ke pantatku. “Om dah napsu lagi ya, kuat amir sih om, baru ngecret dan ngaceng lagi”. “Kok amir, sapa tuh, ttm kamu ya”. “Kan amat lagi cuti om, jadi mair gantinya”. Dia tertawa. “Siapa yang gak napsu ngeliat kamu yang merangsang kayak gini”, jawabnya sambil terus meremas toketku. Pentilku diplintir2nya. Napsuku pun naik diperlakukan seperti itu. diremes2nya lagi toketku dengan penuh napsu. “Aaah”,
    erangku makin terangsang. Kontolnya yang besar sudah ngaceng dengan sempurna, mengangguk2 seirama dengan gerakan badannya. Aku berbaring telentang. Paha kukangkangkan sehingga nonokku yang berwarna merah kehitaman merekah mengundang kontolnya untuk segera memasukinya. Dia mengurut kontolnya yang sudah ngaceng berat sambil sambil meraba dan meremasi toketku yang sudah mengencang itu. Aku menjadi makin bernapsu ketika dia meraba nonokku dan mengilik itilku. Aku meraih kontolnya dan kukocok pelan. “Om, geli, enak”, erangku sambil mempercepat kocokan pada kontolnya. Kuremasi toketku sambil mengilik
    itilku sendiri. Nonokku sudah kuyup saking napsunya.

    Segera aku meraih kontolnya dan kuarahkan ke mulutku. Kujilati seluruh kontolnya dari ujung kepala sampai ke biji pelirnya tak lupa kukulum sambil sesekali di sedot dengan kuat. “Ufffffff enak sekali Sin… terusin isapnya….isap yang kenceng”, dia mendesah2. Karena aku sudah nafsu, dengan kuat kusedot ujung kepala kontolnya sambil sesekali menggunakan ujung lidahku memainkan lubang kencingnya. Segera Dia memposisikan dirinya supaya bisa menjilati dan menghisap nonokku yang sudah terbuka itu. Ketika dia menjilati itilku aku mengelinjang kenikmatan sambil kepalanya kukempit dengan kedua belah pahaku, aku ingin agar dia lebih lama menjilati nonokku. Dengan dua jari, jari tengah dan telunjuk dimasukkannya ke dalam nonokku dan dikocok dengan lembut hingga aku mengerang-erang keenakkan. Kontolnya kugenggam erat sambil terus menghisap-isap ujung kontolnya. Cukup lama kami saling isap dan jilat. Kini dia terlentang di ranjang dan aku berada di antara ke dua paha nya. Aku mengisap dan menggigit kecil ujung kontolnya hingga dia kelojotan merasakan geli yang luar biasa. Segera aja dia menarik kepalaku agar melepaskan kontolnya dari mulutku, dan kini aku direbahkan, lalu dia menghisap pentilku sebelah kanan sambil pentil yang satunya dimainkan dengan jarinya. Aku sangat menikmati permainan ini sambil tanganku mengilik sendiri itilku. Aku
    mengangkangkan pahaku dengan lebar dan setengah kuangkat agar lebih mudah aku memasukkan jariku. “Om,,,,,ayo masukin kon tol om di nonok Sintia dong….. Sintia udah kepengen lagi nihh..” pintaku sambil mengarahkan kontolnya ke arah nonokku.

    Sambil kutuntun dia memasukkan ujung kontolnya di nonokku. Aku yang sudah sangat kepengen, sengaja mengangkat pantatku sehingga seluruh kontolnya masuk ke dalam nonokku. “Accchhhhhh…..”, desahku. Kali ini lebih mudah kontolnya masuk, nonokku rupanya sudah menyesuaikan diri dengan kon tol extra largenya. Kedua paha kulingkarkan di badannya agar kontolnya tetap menancap di nonokku. Dia menarik kontolnya sedikit
    keluar lalu dimasukkan dalam-dalam, ditarik lagi dimasukkan lagi dengan ritme yang berirama membuat aku mengerang-erang keenakkan, kini dengan ritme yang lebih cepat dia menekan sekuat tenaga hingga mulutku menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun karena nikmat yang kurasakan membuat aku hanya sanggup mengelinjang-gelinjang keenakan. Toketku bergerak naik turun seirama dengan kocokan kontolnya di nonokku. “Om……..aaccchhhhh……Sintia pengen diatas ya” pintaku.

    Tanpa menunggu jawabannya aku lalu kini berada di atas tubuhnya, kontolnya yang ngaceng itu kutuntun ke nonokku, lalu dengan jeritan kecil “Aauuu…..” seluruh kontolnya kini amblas masuk ke dalam nonokku yang semakin licin itu. Kini aku sepenuhnya bebas menguasai kontolnya, seperti orang naik kuda semakin lama semakin cepat gerakanku sambil tangannya meremas kedua toketku. Aku tidak lagi bergaya seperti naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini aku menggesekkan nonokku maju mundur sambil kuremas sendiri toketku hingga akhirnya aku mengejang-ngejang beberapa saat sambil menggigit bibir dan mata terpejam merasakan nikmat yang tiada tara itu, akhirnya aku terkulai di atas
    tubuhnya beberapa saat.

    Segera dia meminta agar aku berjongkok aja, posisi doggie style adalah posisi kegemaran ku, segera aku berjongkok sambil membuka lebar pahaku hingga dia dapat melihat dengan jelas nonokku yang berjembut lebat. Kini kepala kontolnya diarahkannya ke nonokku, dengan sekali dorongan, masuklah sebagian kontolnya ke dalam nonok ku. Aku menjerit kecil. Aku memundurkan pantatku hingga amblaslah seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dengan kuat dia mendesakkan seluruh kontolnya dengan irama yangg beraturan hingga aku merasa kegelian lagi. Dia membasahi jari telunjuknya dengan ludah dan dibasahinya pula lubang pantatku dengan air ludahnya. Sambil terus menggoyang kontolnya di masukkannya jari telunjuknya ke pantatku hingga seluruh jarinya masuk, sambil menekan ke bawah hingga merasakan geseran kontolnya di dalam nonokku. Aku bisa menikmati permainan ini, berulangkali aku memintanya agar lebih keras lagi goyangannya sambil memaju mundurkan pantatku “Uufffgggggghhhhhhhh…. Enak Sin” erangnya. Dia mempercepat kocokan kontolnya sambil menekan kuat kuat jarinya yang ada di pantatku. Tak lama lagi, dia mengejang, “Sin aku mau ngecret”, dan terasa semburan peju hangat di dalam nonokku. Kontolnya berkedut menyemburkan pejunya berkali2. Sungguh nikmat permainan kedua ini, jauh lebih nikmat dari yang pertama. Setelah membersihkan badan lagi, kami berdua terkapar karena nikmat dan lelah,
    tak lama kemudian kami terlelap.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Video Bokep Jepang Ngentot Di Perpustakaan

    Video Bokep Jepang Ngentot Di Perpustakaan


    2327 views

  • Video Bokep Jepang ThreeSome Yume Mizuki

    Video Bokep Jepang ThreeSome Yume Mizuki


    1481 views

  • Người mẫu Egg_尤妮丝

    Người mẫu Egg_尤妮丝


    2858 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Majalah Dewasa Edisi Nisa Beby

    Majalah Dewasa Edisi Nisa Beby


    1674 views

    Duniabola99.org– Nisa Beby Autobet88

  • HENTAI 003

    HENTAI 003


    1353 views

  • Menjaga Putra Tunggalku

    Menjaga Putra Tunggalku


    1761 views

    Cerita Sex Terbaru – Cerita Ini Kisah Nyata Yang Mau Aku Ceritakan, Berawal Dari Arisan ibu-ibu selalu saja memiliki gosip yang berbagai ragam. Mulai dari gosip berlian, gosip hutan piutang, bahkan gosip seks. Kali ini aku terkejut sekali, ketika seorang teman membisikkan padaku, kalau Ibu Wira itu, suka rumput muda. Justru yang dia sukai adalah laki-laki belasan tahun. Rasany aku kurang percaya. Ap ia? Bu Wira yang sudah berusia lebih 50 tahun masih doyan laki-laki belasan tahun?

    “Woalaaah…Bu Tuty masya enggak percaya sih?” kata Bu Lina lagi.
    Aku sudah janda hampir 10 tahun, sejak perkawinan suamiku dengann istri mudanya. Aku tak nuntut apa-apa, keculi Julius putra tunggalku harus bersamaku dan rumah yang kami benagun bersama, menjadi milikku. Aku sakit hati sekali sebenarnya. Justru perkawinan suamiku, karena katanya aku tidak bisa melahirkan lagi, sejak peranakanku diangkat, ketika aku dinyatakan terkena tumor rahim. Suamiku mengakui, kalau permainan seksku masih sangat Ok. Dalam usia 37 tahun, aku masih keliahatan cantik dan seksi.

    “Lihat tuh, Bu Tuty. Matanya asyik melirik anak bu Tuty terus tuh,” kata Bu Salmah tetanggaku itu. Kini aku jadi agak percaya, ketika aku melihat dengan jelas, Bu Wira mengedipkan matanya ke putra tunggalku Julius. Rasanya aku mau marah, kenapa Bu Wira mau mengincar putraku yang masih berusia hampir 15 tahun berkisar 12 hari lagi.

    Sepulang dari arisan, aku sengaja mendatangi tetangga yang lain dan secara lembut menceritakan apa yang diceritakan Bu Salmah kepadaku. Tetanggaku itu tertawa cekikikan. Dari ceritanya, suami bu Wira sudah tak sanggup lagi, bahkan suaminya sudah tahu kelakuannya itu. Bu Wira memang suka burung muda, kata mereka. Bahkan putra tetanggaku titu pernah digarap oleh Bu Wira. Karean malu ribut-ribut, lagi pula anaknya yang sudah berusia 18 tahun dibiarkan saja.

    “Laki-laki kan enggak apa-apa bu. Kalau anak perempuan, mungkin perawannya bisa hilang. Kalau anak laki-laki, siapa tahu perjakanya hilang,” kata tetanggaku pula. Bulu kudukku berdiri, mendengarkan celoteh tetanggaku itu. Aku kurang puas denga dua informasi itu. Aku bertandang lagi ke tetanggaku yang lain masih di kompleks perumahan …..(Dirahasiakan) Indah. Tetangku itu juga mengatakan, kalau itu soal biasa sekarang ini.
    Malamnya aku ngobrol-ngobrol dengan putraku Julius. Julius mengatakan, kalau Tante Wira sudah mengodanya. Bahkan sekali pernah menyalaminya dan mempermainkan jari telunjuknya di telapak tangan putraku. Pernah sekali juga, kata putraku, Tante Wira mengelus burung putraku dari balik celananya, waktu putraku bermain ke rumah Tante Wira.

    Aku sangat terkejut sekali mendengar pengakuan putraku Julius menceritakan tingkah laku Bu Wira. Tapi tetanggaku mengatakan, itu sudah rahasia umum, dan kini masalah itu sudah biasa. Bahkan tetanggaku mengajakku untuk berburu burung muda bersama-sama.

    Malamnya aku tak bisa tidur. AKu sangat takut, kalau putraku akan menjadi korban dari ibu-ibu di kompleks itu. Sudah sampai begitu? Semua sudah menjadi rahasia umum dan tak perlu dipermasalahkan? Lamat-lamat aku memperhatikan putraku. Trnyata dia memang ganteng seperti ayahnya. Persis fotocopy ayahnya. Walau masih 15 tahun, tubuhnya tinggi dan atletis, sebagai seorang pemain basket. Gila juga pikirku.

    Rasa takutku marah-marah kepada Bu Wira, karean aku juga mungkin pernah dia lihat berselingkuh dengan teman sekantorku. Mungkin itu akan jadi senjatanya untuk menyerangku kembali, pikirku. Hingga aku harus menjaga anak laki-lakiku yang tunggal, Julius.

    Ketika Julius pergi naik sepeda mootr untuk membeli sesuatu keperluan sekolahnya, aku memasuki kamarnya. Aku melihat majalah-majalah porno luar negeri terletak di atas mejanya. Ketika aku menghidupkan VCD, aku terkejut pula, melihat film porno yang terputar. Dalam hatiku, aku haru semnyelamatkan putraku yang tunggal ini.

    Sepulangnya dari toko, aku mengajaknya ngobrol dari hati ke hati.

    “Kamu kan sudah dewasa, nak. Mami tidak marah lho, tapi kamu harus jawab sejujurnya. Dari mana kamu dapat majalah-majalah porno dan CD porno itu,” kataku. Julius tertunduk. Lalu menjawab dengan tenang dan malu-malu kalau itu dia peroleh dari teman-temannya di sekolah.

    “Mama marah?” dia bertanya. AKu menggelengkan kepalaku, karena sejak awal aku mengatakan, aku tidak akan marah, asal dijawab dengan jujur. AKu harus menjadikan putra tunggalku ini menjadi teman, agar semuanya terbuka.

    “Kamu sudah pernah gituan sama perempuan?” tanyaku.
    “Maksud mami?”
    “Apa kamu sudah pernah bersetubuh dengan perempuan?” tanyaku lagi. Menurutnya secara jujur dia kepingin melakukan itu, tapi dia belum berani. Yang mengejutkan aku, katanya, minggu depan dia diajak kawan-kawannya ke lokalisasi PSK, untuk cari pengalaman kedewasaan. Aku langsung melarangnya secara lembut sebagai dua orang sahabat. Aku menceritakan bagaimana bahaya penyakit kelamin bahkan HIV-AIDS. Jika sudah terkena itu, maka kiamatlah sudah hidup dan kehidupannya.

    “Teman-teman Julius, kok enggak kena HIV, MI? Padahal menurut mereka, merekaitu sudah berkali-kali melakukannya?’ kata putraku pula. Ya ampun….begitu mudahnya sekarang untuk melakukan hal sedemikian, batinku.
    “Pokoknya kami tidak boleh pergi. Kalau kamu pergi, Mami akan mati gantung diri,” ancamku.
    “Tapi Mi?”
    “Tapi apa?”
    “Julius akan kepingin juga. Katanya nikmat sekali Mi. Lalu bagaimana dong? Julius kepingin Mi. Katanya kalau belum pernah gituan, berarti belum laki-laki dewasa, Mi?” putraku merengek dan sangat terbuka. Aku merangkul putraku itu. Kuciumi keningnya dan pipinya denga penuh kasih sayang. Aku tak ingin anakku hancur karean PSK dan dipermainkan oleh ibu-ibu atau tante girang yang sering kudengar, bahkan oleh Bu Wira yang tua bangka itu.

    Tanpa terasa airmataku menetes, saat aku menciumi pipi putraku. Aku memeluknya erat-erat. Aku akan gagal mendidiknya, jika anakku semata wayang ini terbawa arus teman-temannya ke PSK sana.

    “Kamu benar-benar merasakannya, sayang?” bisikku.
    “Iya Mi,” katanya lemah. Aku merasakan desahan nafasnya di telingaku.
    Yah…malam ini kita akan melakukannya sayang. Asal kamu janji, tidak mengikuti teman-temanmu mencari PSK, kataku tegas.
    “Berarti aku sama dengan Tony dong, Mi?”
    “Tony? Siapa Tony?” tanyaku ingin tahu, kenapa dia menyamakan dirinya dengan Tony. Menurut cerita Julius putraku, Tony juga dilarang mamanya mengikuti teman-temannya pergi mencari PSK, walau Tony sudah sempat juga pergi tiga kali bersama teman-teman sekelasnya. Untuk itu, secara diam-diam Tony dan mamanya melakukan persetubuhan. Katanya, Tony memakai kondom, agar mamanya tidak hamil. Aku terkejut juga mendengarnya.

    “Kamu tidak perlu memakai kondom, sayang. Mami yakin, kalau mami tidak akan hamil,” kataku meyakinkannya. Seusai makan malam, Julius tak sabaran meminta agar kami melakukannya. AKu melihat keinginan putra begitu mengebu-gebu. Mungkin dia sudah pengalaman melihat CD Porno dan majalah porno pikirku. AKu secepatnya ke kamar mandi mencuci paginaku dan membuka BH dan CD ku. AKu memakai daster miniku yang tipis. Di kamar mandi aku menyisiri rambutku serapi mungkin dan menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tubuhku. Aku ingin, putraku mendapatkan yang terbaik dariku, agar dia tidak lari ke PSK atau tante girang. Putraku harus selamat. Ini satu-satunya cara, karea nampaknya dia sudah sulit dicegah, pengaruh teman-temannya yang kuat. Jiwanya sedang labil-labilnya, sebagai seorang yang mengalami puberitas.
    Begitu aku keluar dari kamar mandi, putraku sudah menanti di kamar. Dia kelihatan bingung melihat penampilanku malam ini. Tidak seperti biasanya.

    “Kamu sudah siap sayang,” kataku. Putraku mengangguk. Kudekati dia. Kubuka satu persatu pakaiannya. Kini dai telanjang bulat. AKua melapaskan dasterku. Aku juga sudah telanjang bulat. Aku melihat putraku melotot mengamati tubuhku yang telanjang. Mungkin dia belum pernah melihat perempuan telanjang sepertiku di hadapannya. Aku duduk di tempat tidur. Kutarik tangannya agar berdiri di sela-sela kedua kakiku. Aku peluk dia. Aku kecip bibirnya dengan mesara. Pantatnya kusapu-sapu dengan lembut, juga punggungnya. Dengan cepat terasa burungnya bergerak-gerak di perutku. Kujilati lehernya. dia mendesah kenikmatan. Liodahku terus bermain di pentil teteknya. Lalu menjalar ke ketiaknya dan sisi perutnya. Aku merasakan tangan anakku mulai memagang kepalaku. Kuperintahkan dia untuk duduk di pangkal pahaku. Kini dia duduk di pangkal pahaku, dengan kedua kakinya bertumpu ke pinggir tempat tidur. Tiba-tiba aku merebahkan diriku ke tempat tidur. dia sudah berada di atasku. Kuminta agar dia mengisap puting susuku. Mulutnya mulai beraksi. Sementara burungnya terasa semakin keras pada rambut paginaku. Dengan cepat pula, kurebahkan dirinya. Kini aku yang balik menyerangnya. Kujilati sekujur tubuhnya. Batang burungnya, telur yang menggantung di pangkal burungnya. Ku kulum burungnya dan kupermainkan lidahku pada burung itu.

    “Mami…geli,” putraku mendesah.
    “Tapi enakkan, wayang,” tanyaku.


    “Enak sekali Mi,” katanya. Aku meneruskan kocokanku pada burungnya. Dia menggelinjang-gelinjang. Kuteruskan kucokanku. Kedua kakinya menjepit kepalaku dan…croot.croot.crooooooot! Spermanya keluar. Kutelan sepermanya dan kujilati batangnya agar spermanya tak tersisa. Aku senagaja memperlihatkannya kepadanya.

    Kini dia menjadi lemas. Terlalu cepat dia keluar. Mungkin sebagai pemula, dia tak mampu mengontrol diri. Kuselimuti dirinya. 20 menit kemudian, setelah nafasnya normal, aku memberinya air minum segelas. Lalu aku membimbingnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kusabuni burungnya dan kulap pakai handuk. Kini kami sudah terbaring berdua di tempat tidur.

    “Enak sayang?” tanyaku. Dia menagngguk.
    “Tapi Mi, kita kan belum begituan. Katanya kalau begituan, burung Julius masuk ke lubang memek Mami,” katanya polos. Aku menganguk. Kamu harus segar dulu. Nanti kita ulangi lagi. Nanti kamu boleh memasukkannya ke lubang Mami, kataku.
    “Kenapa nanti Mi? Kenapa tidak sekarang?” dia mendesak.
    Dia sudah begitu menginginkannya pikirku. Langsung kulumat bibirnya. Kujulurkan lidahku ke dala mulutnya. Dia langsung meresponsnya. Kini dia berganti memberikan lidahnya padaku. Aku mengemutnya dengan lembut. Tanganku terus membelai-belai tubuhnya dan burungnya kuelus-elus. Sebentar saja burung itu bangkit.

    “Naiki Mami, sayang,” kataku. Dia naik ke tubuhku.
    “Masukkan,” pintaku. Dia mencari-cari lubangku. Kuarahkan burungnya dengan tanganku. Setelah burung itu terasa di tengah bibir paginaku, kuminta dia menekannya. Dia menakan burungnya dan langsung masuk, karean paginaku sudah basah. Aku memang sudah sangat lama merindukan ada burung memasuki paginaku. Setelah terhenti 5 tahun perselingkuhanku dengan seorang duda teman sekantorku (sejak dia pindah) aku tak pernah lagi selingkuh.
    Burung yang besarnya cukup itu, terasa sudah mengganjal di liang paginaku. KUkangkangkan kedua kakiku. Aku membiarkan burung itu tenggelam di dalamnya. Tak lama kemudian, aku merasakan putraku sudah mulai menarik-cucuk burungnya. Aku biarkan saja, walaupun sebenarnya aku sudah agak gatal ingin meresponsnya. Lama kelamaan, aku tak tahan juga. Aku pun meresponnya dengan hati-hati, seakan aku hanya melayaninya saja, bukan karean kebutuhanku. Sambil memompa burungnya, kuarahkan mulutnya untuk mengisap-isap pentil payudaraku. Dia melakukannya. AKu sudah melayang di buatnya. Sudah lama sekali aku tidak merasakan kenikmatan itu, sementara usia yang 37 tahun, masih membutuhkannya. Kujepit kedua kakiku ke tubuh putraku. Aku orgasme dengan cepat. Aku tidak memperlihatkan, kalau aku sudah orgasme. Perlahan-lahan aku tetap meresponsnya, sampai aku normal kembali.

    “Jangan digenjot dulu, sayang. Mami Capek. Isap saja tetek mami, sayang,” pitaku. Aku tak ingin dia sudah orgasme, sementara aku masih jauh. Dia menjilati tetekku dan mengisap-isapnya. Atas permintaanku, sekali-sekali dia juga menggigit putingku. Libidoku bangkit. Aku mulai melayang. Aku mulai menggoyang tubuhnya dari bawah. Dia merespons dengan kemabli menggejotku, menarik dan mencucuk burungnya ke dalam liang paginaku. Aku mendengar, suara begitu becek pada paginaku. Aku sedikit malu, karena selama ini, aku sudah tidak merawat lagi paginaku. Tapi dia semakin semangat mengocokkan burungnya.

    “Mami…aku sudah mau keluar nih…” katanya. Saat itu aku juga sudah mau muncrat. Aku percepat goyanganku, agar aku lebih dulu sampai pada puncak kenikmatan itu. Dan…dia memelukku erat sekali. Bahuku digigitnya dan sebelah tangannya mencengkeram rambutku. Ternyata kami bisa sama-sama sampai. Aku masih mampu mengatur irama permainan ini, pikirku.

    Aku keringat dan putraku juga berkeringat. Perlahan dia ku baringkan ke sisiku dan aku menyelimuti tubuh kami dengan selimut tipis, sekaligus melap tubuh kami dari keringat. Setelah 15 menit aku bangkit dan meneguk segelas air putih. Segelas kuberikan kepdanya.
    Julius berjanji untuk merahasiakan ini kepada siapa saja, termasuk kepada teman dekatnya. Walau menurut Julius, temannya sudah berhubungan dengan beberapa wanita di lokalisasi PSK, namun behubungan dengan ibunya jauh lebih nikmat. Aku juga memberi yang terbaik buat putraku, demi keselamatan hidupnya, terhidar dari PSK dan tante giang.

    Aku menyangupi, memberinya cara lain bermain seks, seperti yang dia lihat di CD porno dan majalah-majalah, seperti doggystyle dan sebagainya. Malam itu, Julius juga bersumpah, tidak akan pergi mencari PSK, walau pun teman-temannya menuduhnya laki-laki Kuper dan ketinggalan zaman, karea dia sudah mendapatkannya dariku dengan baik.
    Sejak saat itu, kami selalu melakukannya secara teratur, tidak serampangan. Tenatu saja di tempat tidur, di dapur, di sofa dan tempat-tempat lai di rumah kami dengan suasana yang indah. Bahkan kami pernah juga melakukannya di hotel, ketika kami wisata ke bogor. Semua orang memuji kegantengan putraku yang wajahnya imut-imut dan manja itu.

    Kini putraku sudah SMA, AKu sudah persis 40 tahun. Orang bilang aku masih tetap cantik, karean aerobik. Sebeanranya, selain aerobik, aku juga melakukan hubungan seks yang sangat teratur.

  • Majalah Dewasa Edisi Cassandra

    Majalah Dewasa Edisi Cassandra


    1554 views

    Duniabola99.org– Tidak hanya cantik Cassandra adalah tipkal model yang agresif dan supel. Di balik ke seksiannya Cassandra juga seorang penyayang dan suka kebersamaan dengan keluarga atau pasangan. 

    Berikut ini foto dari Cassandra di majalah Gress.

  • Foto Ngentot Denaya Hardcore Di Ruangan Kecil

    Foto Ngentot Denaya Hardcore Di Ruangan Kecil


    2030 views

    Foto Ngentot Terbaru – Buat kamu yang doyan melihat gambar bugil tante sange, maka galeri ini adalah halaman yang tepat untuk menyalurkan birahi anda yang sudah memuncak dari tadi. Karena hanya dengan hal seperti inilah yang dapat kamu jadikan bahan pelampiasan. Berikut adalah aksi tante semok bugil tersebut:

  • Cerita Dewasa Perih kenikmatan ditahan Mbak Lala

    Cerita Dewasa Perih kenikmatan ditahan Mbak Lala


    1866 views

    Cerita Seks Terbaru – Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi kalau ada masalah keuangan yang rumit dan harus segera diselesaikan.

    Mau tidak mau, aku harus mencurahkan perhatian ekstra. Akibat dari tekanan pekerjaan yang demikian itu membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama jika weekend. Biasanya bareng teman sekantor aku berkaraoke untuk melepaskan beban. Kadang di ‘Manhattan’, kadang di ‘White House’, dan selanjutnya, benar-benar malam untuk menumpahkan “beban”. Maklum, aku sudah berkeluarga dan punya seorang anak, tetapi mereka kutinggalkan di kampung karena istriku punya usaha dagang di sana.

    Tapi lama kelamaan semua itu membuatku bosan. Ya..di Jakarta ini, walaupun aku merantau, ternyata aku punya banyak saudara dan karena kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka. Akhirnya kuputuskan untuk menelepon Mas Adit, sepupuku. Kami pun bercanda ria, karena lama sekali kami tidak kontak. Mas Adit bekerja di salah satu perusahaan minyak asing, dan saat itu dia kasih tau kalau minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus membantu perbaikan salah satu peralatan rig yang rusak. Dan dia memintaku untuk menemani keluarganya kalau aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, karena rumah Mas Adit cukup jauh dari tempat kostku Aku di bilangan Ciledug, sedangkan Mas Adit di Bekasi. Tapi entah mengapa aku mengiyakan saja permintaannya, karena kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.

    Hari Jumat minggu berikutnya aku ditelepon Mas Adit untuk memastikan bahwa aku jadi menginap di rumahnya. Sebab kata Mas Adit istrinya, Mbak Lala, senang kalau aku mau datang. Hitung-hitung buat teman ngobrol dan teman main anak-anaknya. Mereka berdua sudah punya anak laki-laki dua orang. Yang sulung kelas 4 SD, dan yang bungsu kelas 1 SD. Usia Mas Adit 40 tahun dan Mbak Lala 38 tahun. Aku sendiri 30 tahun. Jadi tidak beda jauh amat dengan mereka. Apalagi kata Mbak Lala, aku sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumahnya. Terutama semenjak aku bekerja di Jakarta ini Ya, tiga tahun lebih aku tidak berjumpa mereka. Paling-paling cuma lewat telepon.

    Setelah makan siang, aku telepon Mbak Lala, janjian pulang bareng Kami janjian di stasiun, karena Mbak Lala biasa pulang naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlalu malem”, begitu alasan Mbak Lala. Dan jam 17.00 aku bertemu Mbak Lala di stasiun. Tak lama, kereta yang ditunggu pun datang. Cukup penuh, tapi aku dan Mbak masih bisa berdiri dengan nyaman. Kamipun asyik bercerita, seolah tidak mempedulikan kiri kanan.

    Tapi hal itu ternyata tidak berlangsung lama Lepas stasiun J, kereta benar-benar penuh. Mau tidak mau posisiku bergeser dan berhadapan dengan Mbak Lala. Inilah yang kutakutkan..! Beberapa kali, karena goyangan kereta, dada montok Mbak Lala menyentuh dadaku. Ahh..darahku rasanya berdesir, dan mukaku berubah agak pias. Rupanya Mbak Lala melihat perubahanku dan ?ini konyolnya- dia mengubah posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah..! Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. Aku hanya bisa berdoa semoga “itong” tidak bangun. Kamipun tetap mengobrol dan bercerita untuk membunuh waktu. Tapi, namanya laki-laki normal apalgi ditambah gesekan-gesekan yang ritmis, mau tidak mau bangun juga “itong”-ku. Makin lama makin keras, dan aku yakin Mbak Lala bisa merasakannya di balik rok mininya itu.

    Pikiran ngeresku pun muncul, seandainya aku bisa meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh.. betapa nikmatnya. Akhirnya sampai juga kami di Bekasi, dan aku bersyukur karena siksaanku berakhir. Kami kemudian naik angkot, dan sepanjang jalan Mbak Lala diam saja. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan kemudian makan malam bersama keponakanku. Selesai makan malam, kami bersantai, dan tak lama kedua keponakanku pun pamit tidur.

    “Ndrew, Mbak mau bicara sebentar”, katanya, tegas sekali.
    “Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya. Aku berdebar, karena yakin bahwa Mbak akan memarahiku akibat ketidaksengajaanku di kereta tadi.
    “Terus terang aja ya. Mbak tau kok perubahan kamu di kereta. Kamu ngaceng kan?” katanya, dengan nada tertahan seperti menahan rasa jengkel.
    “Mbak tidak suka kalau ada laki-laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”
    “MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.
    “Saya tidak sengaja. Soalnya kondisi kereta kan penuh banget. Lagian, nempelnya terlalu lama.. ya.. aku tidak tahan”
    “Terserah apa kata kamu, yang jelas jangan sampai terulang lagi. Banyak cara untuk mengalihkan pikiran ngeres kamu itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.
    “Iya, Mbak. Saya paham. Saya janji tidak ngulangin lagi”
    “Ya sudah. Sana, kalau kamu mau main PS. Mbak mau tidur-tiduran dulu. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya sudah mulai menurun.

    Akhirnya aku main PS di ruang tengah. Karena bosan, aku ketok pintu kamarnya. Pengen nonton film. Rupanya Mbak Lala sedang baca novel sambil tiduran. Dia memakai daster panjang. Aku sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Lala betul-betul terpelihara. Maklumlah, modalnya ada. Akupun segera menyetel VCD dan berbaring di karpet, sementara Mbak Lala asyik dengan novelnya.

    Entah karena lelah atau sejuknya ruangan, atau karena apa akupun tertidur. Kurang lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film telah selesai, Mbak Lala juga sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, pasti dia capek banget, pikirku.

    Saat aku beranjak dari tiduranku, hendak pindah kamar, aku terkesiap. Posisi tidur Mbak Lala yang agak telungkup ke kiri dengan kaki kana terangkat keatas benar-benar membuat jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, karena dasternya sedikti tersingkap. Mbak Lala berkulti putih kemerahan, dan warna itu makin membuatku tak karuan. Hatiku tambah berdebar, nafasku mulai memburu.. birahiku pun timbul..

    Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster itu samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH.. “itong”-ku mengeras seketika. Mbak Lala ternyata memakai CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang harus kulakukan.. Aku hanya menelan ludah melihat pantatnya yang tampak menggunung, dan CD itu nyaris seperti G-String. Aku bener-bener terangsang melihat pemandangan indah itu, tapi aku sendiri merasa tidak enak hati, karena Mbak Lala istri sepupuku sendiri, yang mana sebetulnya harus aku temani dan aku lindungi dikala suaminya sedang tidak dirumah.

    Namun godaan syahwat memang mengalahkan segalanya. Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. Aku bingung.. harus kuapakan.. karena aku masih ada rasa was-was, takut, kasihan.. tapi sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu dengan rasa was-was takut Mbak Lala bangun. Sllrrpp.. mmffhh.. sllrrpp.. ternyata memeknya lezat juga, ditambah pubic hair Mbak Lala yang sedikit, sehingga hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati aroma memeknya.

    Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah mencopot seluruh celanaku. Setelah “itong”-ku kubasahi dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Lala. Agak susah juga, karena posisinya itu. Dan aku hasrus ekstra hati-hati supaya dia tidak terbangun. Akhirnya “itongku”-ku berhasil masuk. HH.. hangat rasanya.. sempit.. tapi licin.. seperti piston di dalam silinder. Entah licin karena Mbak Lala mulai horny, atau karena ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti, kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. tapi ternyata nggak sampai lima menit. Aku begitu terpukau dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sehingga pertahananku jebol. Crroott.. ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Lala. Aku merasakan pantatnya sedikit tersentak. Setelah habis maniku, pelan-pelan dengan dag-dig-dug kucabut penisku.

    “Mmmhh.. kok dicabut tititnya..” suara Mbak Lala parau karena masih ngantuk.
    “Gantian dong..aku juga pengen..”
    Aku kaget bukan main. Jantungku tambah keras berdegup.
    “Wah.. celaka..”, pikirku.
    “Ketahuan, nich..” Benar saja! Mbak Lala mambalikkan badannya. Seketika dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru sadar bahwa yang habis menyetubuhinya bukan Mas Adit, melainkan aku, sepupunya.
    “Kurang ajar kamu, Ndrew”, makinya.
    “KELUAR KAMU..!”

    Aku segera keluar dan masuk kamar tidur tamu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. takut.. malu.. apalagi kalau Mbak Lala sampai lapor polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser.. malunya aku.

    Aku mencoba menenangkan diri dengan membaca majalah, buku, apa saja yang bisa membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama aku membaca, aku pun akhirnya terlelap. Seolah mimpi, aku merasa “itong”-ku seperti lagi keenakan. Serasa ada yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan..

    “Mbak Lala..jangan”, pintaku sambil aku menarik tubuhku.
    “Ndrew..” sahut Mbak Lala, setengah terkejut.
    “Maaf ya, kalau tadi aku marah-marah. Aku bener-bener kaget liat kamu tidak pake celana, ngaceng lagi.”
    “Terus, Mbak maunya apa?” taku bertanya kepadaku. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, sekarang kok.. jadi begini..
    “Terus terang, Ndrew.. habis marah-marah tadi, Mbak bersihin memek dari sperma kamu dan disiram air dingin supaya Mbak tidak ikutan horny. Tapi.. Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu. Imut, tapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.

    Dan tanpa menunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika sehingga aku tersentak dibuatnya. Mbak Lala begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. Bahkan aku merasakan penisku mentok sampai ke kerongkongannya. Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami saat ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Lala sudah melepas CD nya. Aku melihat memeknya makin membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku untuk dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..

    “SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Lala merintih menahan nikmat. Akupun menikmati memeknya yang ternyata bener-bener becek. Aku suka sekali dengan cairannya.
    “Itilnya.. dong.. Ndrew.. mm.. IYAA.. AAHH.. KENA AKU.. AMPUUNN NDREEWW..”
    Mbak Lala makin keras merintih dan melenguh. Goyangan pinggulnya makin liar dan tak beraturan. Memeknya makin memerah dan makin becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil terus menghisap clitorisnya. Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Lala. Buktinya aku merasa ada yang mendesak penisku, seolah mau menyembur.

    “Mbak.. mau keluar nih..” kataku.
    Tapi Mbak Lala tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Aku makin tidak tahan dan.. crrootts.. srssrreett.. ssrett.. spermaku muncrat di muutu Mbak Lala. Dengan rakusnya Mbak Lala mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.

    “Ndrewww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih..” pintanya.
    Aku hanya bisa mmeringis menahan geli, karena Mbak Lala melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku seperti menuruti kemauan Mbak Lala. Jika tadi langsung lemas, ternyata kali ini penisku dengan mudahnya bangun lagi. Mungkin karena pengaruh lendir memek Mbak Lala sebab pada saat yang sama aku sibuk menikmati itil dan cairan memeknya, aku jadi mudah terangsang lagi.

    Tiba-tiba Mbak Lala bangun dan melepaskan dasternya.
    “Copot bajumu semua, Ndrew” perintahnya.
    Aku menuruti perintahnya dan terperangah melihat pemandangan indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu benar-benar tegak ke atas seolah menantang kelelakianku untuk mengulumnya. Segera Mbak Lala berlutut di atasku, dan tangannya membimbing penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless.. sshh..
    “Aduhh.. Ndrew.. tititmu keras banget yah..” rintihnya.
    “kok bisa kayak kayu sih..?”
    Mbak Lala dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek akibat memeknya yang basah makin keras. Tak kusia-siakan, kulahap habis kedua putingnya yang menantang, rakus. Mbak Lala makin keras goyangnya, dan aku merasakan tubuh dan memeknya makin panas, nafasnya makin memburu. Makin lama gerakan pinggul Mbak Lala makin cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya memburu dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.

    “MMFF.. SSHSHH.. AAIIHH.. OUUGGHH.. NDREEWW.. MBAK KELUAARR.. AAHHSSHH..”
    Mbak Lala menjerit dan mengerang seiring dengan puncak kenikmatan yang telah diraihnya. Memeknya terasa sangat panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga aku merasakan penisku seperti dipelintir. Dan akhirnya Mbak Lala roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan. Aku tersenyum penuh kemenangan sebab aku masih mampu bertahan..

    Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Lala berdiri dan duduk di pinggir spring bed. Kedua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya.
    “Ndrew, ayo cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya setengah memaksa.
    Apa boleh buat, kuturuti kemauannya itu. Perlahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek dan itilnya. Memek Mbak Lala mulai memerah lagi, itilnya langsung menegang, dan lendirnya tampak mambasahi dinding memeknya.
    “SShh.. mm.. Ndrew.. kamu jail banget siicchh.. oohh..” rintihnya.
    “Masukin aja, yang.. jangan siksa aku, pleeaassee..” rengeknya.

    Mendengar dia merintih dan merengek, aku makin bertafsu. Perlahan kumasukkan penisku yang memang masih tegak ke memeknya yang ternyata sangat becek dan terasa panas akibat masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan, sesekali dengan gerakan mencangkul dan memutar. Mbak Lala mulai gelisah, nafasnya makin memburu, tubuhnya makin gemetaran. Tak lupa jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yang ternyata benar-benar sekeras dan sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku dari liang surganya, dan tampaklah lubang itu menganga kemerahan.. basah sekali..

    Gerakan jariku di itilnya makin kupercepat, Mbak Lala makin tidak karuan gerakannya. Kakinya mulai kejang dan gemetaran, demikian pula sekujur tubuhnya mulai bergetar dan mengejang bergantian. Lubang memek itu makin becek, terlihat lendirnya meleleh dengan derasnya, dan segera saja kusambar dengan lidahku.. direguk habis semua lendir yang meleleh. Tentu saja tindakanku ini mengagetkan Mbak Lala, terasa dari pinggulnya yang tersentak keras seiring dengan jilatanku di memeknya.

    Kupandangi memek itu lagi, dan aku melihat ada seperti daging kemerahan yang mencuat keluar, bergerinjal berwarna merah seolah-olah hendak keluar dari memeknya. Dan nafas Mbak Lala tiba-tiba tertahan diiringi pekikan kecil.. dan ssrr.. ceerr.. aku merasakan ada cairan hangat muncrat dari memeknya.

    “Mbak.. udah keluar?”, tanyaku.
    “Beluumm.., Ndreew.. ayo sayang.. masukin kontol kamu.. aku hampir sampaaii..” erangnya.
    Rupanya Mbak Lala sampai terkencing-kencing menahan nikmat.

    Akibat pemandangan itu aku merasa ada yang mendesak ingin keluar dari penisku, dan segera saja kugocek Mbak Lala sekuat tenaga dan secepat aku mampu, sampai akhirnya..

    “NDREEWW.. AKU KELUAARR.. OOHH.. SAYANG.. MMHH.. AAGGHH.. UUFF..”, Mbak Lala menjerit dan mengerang tidak karuan sambil mengejang-ngejang.
    Bola matanya tampak memutih, dan aku merasa jepitan di penisku begitu kuat. Akhirnya bobol juga pertahananku..

    “Mbak.. aku mau muncrat nich..” kataku.
    “Keluarin sayang.. ayo sayang, keluarin di dalem.. aku pengen kehangatan spermamu sekali lagi..” pintanya sambil menggoyangkan pinggulnya, menepuk pantatku dan meremas pinggulnya.
    Seketika itu juga.. Jrruuoott.. jrroott.. srroott..
    “Mbaakk.. MBAAKK.. OOGGHH.. AKU MUNCRAT MBAAKK..” aku berteriak.
    “Hmm.. ayo sayang.. keluarkan semua.. habiskan semua.. nikmati, sayang.. ayo.. oohh.. hangat.. hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh..” desah Mbak Lala manja menggairahkan.
    Akupun terkulai diatas tubuh moleknya dengan nafas satu dua. Benar-benar malam jahanam yang melelahkan sekaligus malam surgawi.

    “Ndrew, makasih ya.. kamu bisa melepaskan hasratku..” Mbak Lala tersenyum puas sekali..
    “He-eh.. Mbak.. aku juga..” balasku.
    “Aku juga makasih boleh menikmati tubuh Mbak. Terus terang, sejak ngeliat Mbak, aku pengen bersetubuh dengan Mbak. Tapi aku sadar itu tak mungkin terjadi. Gimana dengan keluarga kita kalau sampai tahu.”
    “Waahh.. kurang ajar juga kau ya..” kata Mbak Lala sambil memencet hidungku.
    “Aku tidak nyangka kalau adik sepupuku ini pikirannya ngesex melulu. Tapi, sekarang impian kamu jadi kenyataan kan?”
    “Iya, Mbak. Makasih banget.. aku boleh menikmati semua bagian tubuh Mbak.” Jawabku.
    “Kamu pengalaman pertamaku, Ndrew. Maksud Mbak, ini pertama kali Mbak bersetubuh dengan laki-laki selain Mas Adit. tidak ada yang aneh kok. Titit Mas Adit jauh lebih besar dari punya kamu. Mas Adit juga perkasa, soalnya Mbak berkali-kali keluar kalau lagi join sama masmu itu” sahutnya.
    “Terus, kok keliatan puas banget? Cari variasi ya?” aku bertanya.
    “Ini pertama kalinya aku sampai terkencing-kencing menahan nikmatnya gesekan jari dan tititmu itu. Suer, baru kali ini Mbak sampai pipisin kamu segala. Kamu nggak jijik?”
    “Ooohh.. itu toh..? Kenapa harus jijik? Justru aku makin horny..” aku tersenyum.

    Kami berpelukan dan akhirnya terlelap. Kulihat senyum tersungging di bibir Mbak Lalaku tersayang..

  • Cerita Seks Diperkosa Anak Kostan Ku

    Cerita Seks Diperkosa Anak Kostan Ku


    1910 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Diperkosa Anak Kostan Ku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang janda muda yang memiliki usaha kost-kostan. Ketika Mati lampu Ibu kost yang muda dan sexy itu diperkosa oleh anak kost yang menguni kost-nya. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Aku seorang janda muda berusia 29 tahun, namaku Yossi tetapi kebanyakan orang memanggilku Echy. Aku menjanda baru 2 tahun dan belum dikaruniai seorang anak . Suamiku meninggal dunia secara tiba-tiba di usianya yang masih muda. Ntah sakit apa tidak jelas, masuk rumah sakit 1 hari dengan cepatnya meninggalkanku. Namun tidak aku jadikan kesedihan yang berlarut.

    Suamiku mempunyai kost-kostan yang sangat banyak dan sekarang sudah menjadi milikku. Hanya itu sumber nafkahku, aku hidup dari uang kost. Banyak pemuda pemudi yang kost disini, aku buka bebas kost cowok cewek biar banyak peminatnya. Ada 15 kamar yang perbulan 750ribu rupiah, sumber mata uangku.

    Untuk jalan kumpul dengan teman membeli barang yang aku inginkan sudah lebih dari cukup. Penampilanku menarik dan rapi, wajahku mulus karena selalu dirawat. Aku perawatan wajah jadi kelihatan seperti daun muda. Aku selalu menjaga penampilanku karena aku janda, pastinya ingin memiliki pasangan hidup kembali.

    Kebanyakan orang bilang aku “ tante cantik dan tante semok, ” ya udah biasalah penampilanku selalu sexy dan mempesona. Make up selalu menempel di wajahku, lipstick yang cetar membuat wajahku semakin ganas. Aku sudah jauh melupakan suamiku, aku hanya bisa mendoakannya saja.Kesedihan hanya membuatku semakin larut dan terlihat tua, maka dari itu hidupku selalu happy.

    Teman banyak uang banyak sudah menjadikan pengobat hatiku. Aku mengelola kost sendiri, mertua juga sudah menyerahkan kost itu. Sudah jadi milik pribadi akupun tinggal di kost. Membuat rumah kecil disamping kamar yang paling ujung, aku temapti dengan Bu Minah pembantu aku. Kostku yang tidak pernah sepi dengan lalu lalang anak muda, setiap hari.

    Pasangan keluar masuk bebas jam menginap dan main pun aku bebaskan. Aku juga pernah muda dan mengalami masa-masa pacaran yang bebas. Jadi aku mempunyai aturan yang membuat nyaman anak muda. Sebagian besar anak muda kost di tempatku, selain bebas kostanku nyaman. Dekat dengan kampus jadi lumayan rame, setiap ada yang keluar pasti ada yang masuk.

    Kamar kosongpun jarang selalu penuh hingga menolak orang yang ingin kost. Rame banget penghiburku mereka anak kost, setiap malam mereka selalu bernyanyi memainkan gitar aku menikmati dari dalam kamarku. Lucunya lagi kalau anak kost pamitan mau pindah , aku dan Bu Minah selalu bersih-bersih kamar yang ditempati.

    Setiap bersih-bersih selalu ada kondom banyak bekas digunakan. Hampir semua anak kost begitu, mereka sudah masuk pada pergaulan bebas, Di kantin aku juga menyediakan kondom daripada jauh-jauh harus keluar kost. Aku juga jualan kopi dan makanan ringan. Paling Cuma sampai jam 9 malam aku sudah tutup. Anak kost memanggilku “ tante echy, ”.
    Pada waktu itu ada cowok yang berusia 21 tahun namanya, Sony. Dia anak Semarang mahasiswa baru sedang mencari kost. Dia datang ke kostku, langsung bertemu dengan aku. Dia ganteng putih dan imut-imut wajahnya. Saat itu semua kamar penuh, sedangkan dia datang sendiri kasihan kalau harus kesana kemari. Agen Judi Hoki Banget

    Kebetulan saat itu aku ingat kalau Bu Minah(pembantuku) sudah 1 minggu ini selesai kerja selalu pulang ke rumah.

    Biasanya tidur di rumahku, namun karena cucunya di rumah makanya setiap jam 9 malam Bu Minah pulang. Jadi itu aku memutuskan supaya Sony tidur di kamar Bu Minah saja. Sementara dia menginap disitu sampai ada kamar yang kosong,

    “ Son, bagaimana kalau tinggal di rumah tante dulu?, ”
    “ Gimana ya tan, saya nggak enak tapi mau kemana lagi cari kostnya semua penuh… , ” ucap Sony dengan wajah melas.

    Akhirnya Sony memutuskan untuk menginap di kamarku sementara. Dia masuk ke kamar membawa koper pakaiannya masuk. Tampak Sony anak yang supel, ramah dan tidak nakal sih kelihatannya. Dia juga cepat beradaptasi. Tidak terasa dia sudah satu minggu dia menginap di rumahku, dan belum ada kamar yang kosong.
    Sebenarnya sih aku tidak masalah kalau Sony harus tinggal dirumhku, namun anak kostku yang lain ada yang iri, ya biasalah anak muda,

    “ Son… disini nggak papa tenang aja ya sabar sampai ada kamar kosong… , ”

    “ Iya tante makasih banyak tan… , ”

    Saat itu Sony melihatku dari atas hingga bawah, aku mengenakan rok dress yang sexy. Ya mungkin dia terpesona dengan tante-tante (dalam hatiku). Malam telah tiba hujan deras mati lampu, aku berdiam diri di kamar. Aku sengaja membuka kamarku karena gerah banget. Aku menggunakan lingeri sexy tanpa bra, gelap gulita hanya memakai lampu emergency.

    Saat itu aku tertidur pulas padahal biasanya jika aku nggak pakai AC aku nggak bisa tidur. Ditengah tidurku yang lelap itu tiba-tiba saja pada malam itu Sony membangunkan aku,

    “ Tante… Sony boleh masuk ? Sony nggak ada lampu emergency tan, gelap banget… , ”

    “ Iya masuk aja Son tiduran di sofa… , ”

    Aku nggak sadar kalau aku berpenampilan sexy, aku kembali melanjutkan tidur. Sementara Sony di Sofa sambil mainan hp. Paling kalau lampunya hidup dia kembali ke kamarnya, batiku. Tidak aku sangka ketika aku akan memejamkan mataku lafi, dengan tiba-tiba ada yang memelukku. Aku yang sedikit kaget, aku-pun terbangun dan ternyata setelah aku lihat yang memelukku itu adalah Sony,

    “ Lepaskan Son, apa-apaan kamu… , ”

    “ Habis tante sexy banget, tiduran pahanya kelihatan mulus payudaranya besar… , ”

    “ Jangan kurang ajar sama tante Son… , ” ucapku dengan marah.

    Aku lihat pintu kamar sudah tertutup, anak cabe rawit ini berani banget memelukku. Dia berkata ingin memuaskan aku malam ini,

    “ Tante lama ya nggak di jamah. Pasti memek tante nikmat, payudaranya aja kencang boleh dong tante… , ” ucapnya dengan wajah mesum.

    “ Jangan Son… jangan… , ”

    “ Nggak usah mengelak tan, pasti tante membutuhkan belaian seorang pria kan? Sony udah jago tan, lihat aja nanti tante ketagihan pastinya… ., ”

    Aku terdiam dia kok tau banget sih aku jablay, aku tidak mengiyakan aku hanya terdiam sesaat. Sony berani berada diatasku, dia mencium bibirku. Aku merespon ciuman pria bau kencur itu, sangat lembut ciumannya. Dadanya mulai menempel didada-ku, putingku mengenainya tubuhnya rasanya geli banget,
    “ Lepas Son baju kamu… , ” pintaku.

    Sony melepas bajunya dna dia melepas lingeriku, lampu emergency yang tidak begitu terang menjadi saksi bisu. Setelah sekian lama aku menjanda dan memendam rasa gairah kali ini dibuat nafsu oleh seorang pria kecil menurutku. Sony mencium bibirku, tanganku mendekap erat tubuhnya. Bibirnya mulai turun hingga kepayudaraku yang besar.

    Layaknya ibu menyusui anak bayinya, Sony mengenyut putting susuku. Ditarik dengan bibirnya,

    “ Aghhhhh… son pelan son… Aghhhhh… ., ” Sedotan bibir Sony tajam aku horny dibuatnya.

    Dia terus menciumi payudaraku hingga aku tak kuasa menahan setiap sentuhannya,

    “ Oughhhhhh… Son… enak banget sedot lagi Son tante horny banget… Aghhhhh… Aghhhhhh… ., ”

    Sony terus menciumi payudaraku, aku terus menggeliat manja merasakan kenikmatan. Sony meraba-raba memekku dilepaslah celana dalamku. Berani banget ini anak jagoan dia membuatku terbang melayang. Gairahku yang lama terpendam dengan cepat dibuatnya bangun. Memekku yang banyak rambutnya dia cium, tangannya mengelus selakanganku,

    “ Aghhhhhh… Soooonnn… .Soooonnn… .Aghhhhhh… cium son mainkan jemarimu… Aghhhhhh, ”

    Jari Sony yang kecil mengotak atik memekku, dia mencoba memasukkan jari manisnya. Jarinya masuk kedalam lubang memekku, dimainkan dengan nikmat,

    “ Soonn… lagiii sooonn… Aghhhhhh… aAghhhhhhh… jarimu son masuk lagi… .tante basah Son… … .aaaAghhhhhhhhhhh… ., ”

    Aku terus meracau hingga Sony semakin bersemangat ngeseks dengan aku. Sony mengulum ujung bibir memekku dengan manja,

    “ Aghhhhhh… .sooonnn… .lagi sooonnn… ., ”

    Aku keluar berkali-kali dibuatnya, Sony hebat. Setelah itu Sony keatas menjulurkan penisnya di mulutku.
    “ emut tan… ayo tan emuttt… ., ”

    Aku sedot penis kecil itu, sbeelumnya aku basahi ujungnya dengan menjilati ujung penis mungil itu. Dia tampak merasakan kenikmatan sex,

    “ Taaannn… .Oughhhhhh… Oughhhhhh … .nikmat tan… Sssssss… Aghhhhh…, ”

    Setelah basah pnisitu aku emut aku sedot masuk seluruhnya ke mulutku. Aku kulum aku kocok penisnya biar makin besar penisnya. Membesar penis itu aku semakin horny melihatnya. Terus aku sedot , kocok berkali-kali hinga Sony lemas. Dia kembali ke bawah memegang memekku yang basah itu, lalu ujung penis-nya dimasukkan ke memekku.

    Permualaan sex kami sungguh nikmat sekali, ujungnya penisnya sudah hampir masuk ke memek-ku,
    “ Oughhhh… Sooonnn… terus masukan Sonn… lebih keras sayangg… Aghhhhhh…, ” ucapku dengan nafsu sex yang membara.

    Sony semakin bergairah, bibirnya tak henti menyedot putting susuku. Aku semakin horny dan tak kuasa menahan nafsuku. Sangat memuncak dan klimaks mataku terpejam hanya desahan yang keluar dari bibir manisku,
    “ Soooooooonnn… terus maju sooonn, Aghhhhhh… , ”

    Sony bermain dengan sangat nikmat, maju mundur dia menggerakkan tubuhnya. Penisnya keluar masuk hingga dia lemas. Lama banget menggoyangkan memekku, penis yang berukuran sedang itu ternyata nikmatnya melebihiapapun. Tangannku memeluk Sony dengan erat, kakiku membuka lebar biar makin nikmat. Sesekali aku jepit penis itu, Sony tak tahan,

    “ Aghhhhh… tante… .jepittt tannn… ooohhhhh… lagiiiiii… Aghhhhhh… , ”

    Aku mencoba menjepit penisnya tapi aku juga tak kuasa gerakan Sony semakin cepat, tekanan semakin keras,
    “ Soooonn… Aghhhhhhh… .Aghhhhh… , ”

    Tubuhku bergetar sudah sangat memuncak Sony belum juga Orgasme. Dia terus memainkan penisnya, aku hanya menikmati tanpa perlawanan. Ketika sedang tingi-tinginya Sony berkata,

    “ Tan, sekarang tante yang atas ya… , ”

    Tanpa menjawab aku-pun mereubah posisisex kami, kita berubah posisi, aku yang diatas dan Sony dibawah. Aku seperti kuda yang terlepas dari kandangnya, tingkahku terlalu bersemangat. Posisi paling enak memang diatas, aku menggoyangkan pantatku. Tampak Sony mendesah sangat keras,

    “ Aghhhhhh… tantee… lagi tan goyangkan tann… , ”

    Dia meminta aku menggoyangkan kembali, aku menurutinya. Payudaraku menggantung kencang di wajah Sony.

    Dia menyedot putingku tangannya meremas payudaraku. Aku terus mempompa penisnya keluar masuk terus hingga keringatku bercucuran. Enak banget dia respon gerakanku mencoba meningkatkan gairahku.

    Kanan kiri dia sedot hingga aku sangat bersemangat. Akhirnya sekitar 10 menit aku berada diatas, tak lama kemudian sperma Sony-pun keluar dari ujung penisnya,

    “ crrrrooooootttt… .cccccccrrrrrrrrrrrrrrrooooooooottt… … crrroooooooooootttttt, ”

    Tak sadar sperma masuk ke memekku, terasa hangat dan nikmat. Aku sangat menikmatinya aku langsung terbaring di ranjang. Lampu hidup aku dan Sony saling menatap kita sama-sama telanjang. Saling memandangi dan aku peluk dia kembali. Hingga pagi hari aku masih telanjang mendekap tubuhnya, hanya selimut yang masih setia menyelimuti kita berdua.

    Apalagi kalau pagi hari penis selalu berdiri tegak, aku mencoba meremas biar Sony horny lagi. Namun usahaku gagal karena ada orang yang ketuk-ketuk pintu rumahku. Itulaah kisah sexs-ku, setelah menjanda 2 tahun akhirnya aku gairah sexs-ku dengan seorang pria muda. Sejak saat itu Sony-pun aku berikan kost gratis. Maka dari itu kami-pun hampir setiap hari ML.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Rasa Penasaran Bikin Nikmat

    Rasa Penasaran Bikin Nikmat


    1800 views

    Duniabola99.org – Kejadian malam itu terulang lagi 2 malam kemudian. Kali inipun dengan sengaja aku mendatangi kamar mbak Siti karena minta ditemani tidur dan lagilagi saat itu bukanlah saat yg tepat bagiku. Kali ini bahkan lebih parah.

    Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku menyaksikan hal yg selama ini hanya pernah kudengar dari orang atau dari buku. ..sebuah persetubuhan! Bedanya jika kemarin aku memergoki mereka karena aku menerobos masuk ke dalam kamar sedangkan kali ini aku belum sempat masuk.

    Namun aku bisa melihat dari luar kamar apa yg terjadi di dalam situ karena kebetulan pintu kamar mereka tak tertutup rapat. Entah mengapa aku tdk kabur seperti kemarin. Aku justru berdiri terpaku di situ. Seakan berharap bisa melihat lebih jauh apa yg bakal terjadi selanjutnya di dalam situ. Seketika itu tubuhku langsung merespon secara aneh. Jantungku berdetak keras. Sementara tubuhku menggigil bak kedinginan.

    Terus terang saja baru kali itu juga aku melihat k0ntol seorang lelaki dewasa dan dalam keadaan ereksi lagi. Dari posisiku berdiri aku bisa menatap jelas saat benda hitam yg licin dan basah pada selangkangan mang Narko itu bergerak timbul dan tenggelam ke dalam memek mbak Siti. Aku juga merasa agak ngeri saat tahu sebegitu jauhnya memek seorang wanita bakal terentang saat di masuki alat kelamin seorang pria.

    Heggghhh!! Nduukkkkk Euunaakkk!!!

    Kudengar suara erangan mang Narko dengan sedikit menggeram. Detik itu juga tibatiba pinggulnya ia hentakkan dengan kuat kebawah.

    SLEEEPPPP! AWww! Aku sampai mendesis. Untung saja kesepuluh jemariku cepat menutup bibirku. Jika tdk aku pasti bersuara seperti malam sebelumnya. Betapa kuat hujamannya itu!. Akupun seakan ikutikutan tersodok. Dan kurasakan ada sesuatu yg terpancar keluar dari kemaluanku.

    SLEEEPPPPP!

    Argghhh! Dia menghujam lagi! Hujamannya kembali membuat cairanku terpancar.

    ARGhhhhhhhhh!! Kaaaaangg!! kali ini kudengar mbak Siti memekik pilu.

    Aku tak tahu apakah itu pekik kesakitan mbak Siti atau bukan? Bisa jadi mbak Siti menderita garagara mang Narko menghujamkan alat vital secara kuat ke memeknya? Mang Narko terus menghujaman hingga beberapa kali sampai akhirnya ia benarbenar berhenti melakukannya dan menahan hujamannya di dalam agak lama. Bola testisnya terlihat menggembang dan mengempis kuat. Lalu kulihat cairan putih meluber dari selasela kemaluan mereka berdua.

    Aku tak mampu menonton adegan itu lebih lama lagi. Aksi lima belas menit mang Narko dan mbak Siti itu benarbenar menggoyahkan dengkulku sekaligus membuat celana dalamku menjadi sedemikian basahnya. Aku bergegas kembali ke kamarku sebelum mereka memeregokiku. Alhasil aku jadi sulit sekali tidur malam itu. Kejadian barusan selalu terbayang di pelupuk mataku. Uhh! malam masih begitu panjang sedangkan aku semakin gelisah. Tak ada jalan lain terpaksa gulingku kujepit dengan kedua pahaku dan kutekan kuatkuat ke arah keselangkanganku. Hanya itu caraku melampiaskan rasa aneh yg bergejolak di dadaku.

    Keesokan paginya mataku sayu karena kurang tidur semalam. Aku berangkat ke sekolah di antar oleh mang Narko. Di tengah perjalanan aku kerap melirik ke arah celananya. Hatiku berdetak kencang ingat jika di dalam situ ada sebuah benda dasyat yg kulihat tadi malam yg membuat mbak Siti terpekikpekik keenakan.

    Malam harinya setelah mengerjakan PRku aku ditemani mbak Siti menonton film di kamarku. Rasa gelisah kembali merasuk. Kegelisahan yg sama seperti yg kurasakan pada malam kemarin. Bayangbayang keintiman antara mbak Siti dengan mang Narko terusterusan muncul mengganggu konsentrasiku pada film yg kutonton. Aku seakan masih mendengarrintihan dan erangan dari mbak Siti. Aku masih bisa membayangkan pantat hitam nan keriput mang Narko bergerak naik turun.Dan yg paling menggelisahkan adalah ingatan akan batang k0ntol mang Narko yg hitam besar dan melengkung itu menghujami memek mbak Sitiyg kecil mungil.

    Si non kok melamun? tanya mbak Siti di tengahtengah pertunjukan.
    Hi hi iya mbak. Eh Kok mbak bisa tahu?
    La iya tahu. soalnya non diem ndak ketawaketawa sejak tadi padahal filemnya lucu banget.Pasti lagi mikirin itu ya?
    I.ituu? Itu apaa sih mbak?
    Itu tuu yg non intip semalem ujarnya mengagetkanku.
    N.ngintip apaan?tanyaku purapura bego.
    Kemaren malem si non ngintip mbak sama mang Narko lagi gituan, kan?tembaknya langsung.
    Idihhh mbak. Jangan nuduh sembarangannn sangkalku. Wajahku jadi panas memungkinan mbak Siti bisa melihatnya merona saat itu.
    Sudah ngaku saja!.Soalnya mbak bisa ngelihat bayangan si non di dekat pintu!

    Duh! Malunya.Akupun jadi tersipu. Tak kusangka ia bisa tahu. Dasar akunya yg bego dan kurang hatihati.

    Hi hi Iya deh mbak, Monica ngaku.. tapi beneran itu bukannya Monica sengaja mau ngintip. Mbak juga sih yg ga ngunci pintunya!kilahku

    Dasar! Ntar matanya bintitan, lho non!godanya. Lalu kami melanjutkan tontonan kami hingga selesai.
    Eng.. mbak
    Iya non?
    Sakit ngga sih, Mbak?tanyaku raguragu
    Apanya yg sakit, non?
    ituu..di gituin sama mang Narko?tanyaku lebih jelas.
    Hi hi hi mbak pikir apa ternyata itu toh? Yaa ndak lah, non. Justru rasanya enak bangeeet!jawab mbak Siti sambil tertawa geli mendengar pertanyaan luguku.

    Masa sih,mbak? Kok mbak teriakteriak? tanyaku kurang yakin sebab masih terbayang olehku betapa lebar memeknya terentang oleh alat vital mang Narko.
    Hi hi hi hi Nonnon..mbak teriak yaa karena keenakan!
    Oooo..begitu..ujarku termagumagu.
    Lagian mana mungkin perempuan doyan begituan kalau rasanya tdk enak.Eh?..kenapa si non tanya? Si non belum pernah ngerasain, ya?tanya Aku mengeleng. Tentu saja aku belum pernah melakukan itu. Pacaran pun aku dilarang sama mami meski begitu banyak cowok yg tergilagila oleh tampang buleku.

    si Non kepengen, Ya?tanyanya mengagetkanku.
    Idihhh mbak!. Monica kan cuma nanya doang!elakku.

    Tapi mbak Siti seakan tahu hasratku. Kulitku yg putih tak mampu menyamarkan pipiku yg bersemu dadu.

    Sudahh ndak usah bohong lagi. Ngaku saja. Mbak tahu cirinya kalau perempuan sedang kepingin. Mbak juga begitu waktu seumur non. Kepingin ndak nyobain?

    Iya sih mbak tapi Monicakan belum punya pacarujarku lesu.
    O gitu toh. EngBagaimana kalau samamang Narko aja. Mau ndak?
    A..paaa?! Samaa mamang,mbakk?!Jantungku berdetak keras mendengar tawaran tak terdugaduga darinya itu.
    Iya
    Nggaaa mauuu ahh, mbak! Masak sama mamang!
    Lho kenapa? Biar sudah tua tapi k0ntolnya enak banget lho. Non juga ndak usah malu. Mbak ndak keberatan non di gituin sama suamiku. Mang Narko juga pasti seneng banget!

    Monica ngga mau, Mbak!
    Katanya tadi kepingin. Ayolah!Mumpung maminya non sedang ndak ada.bujuk mbak Siti.
    B.bbukannya begitu, mbak. Mami pernah bilang Monica harus menjaga keperawanan Monica sampai menikah kelak
    Oalah! Cuma karena masalah itu, toh?
    Maksud Mbak?
    Ntar kita bilangin sama mamang supaya di celup aja

    Diceluuup, mbak?
    Iya dicelup!
    E emangnya ngga bakal pecah, mbak?tanyaku lagi.
    Ya ndak lah. Yg masuk kan cuma kepala k0ntol saja. Ayolah, tunggu apa lagi?goda mbak Siti terus berusaha menggoyahkan keimananku.
    Tapii mbakkArgggg aku masih tetap ragu.
    Sudahhhh ikuttt!! ujar mbak Siti menarik tanganku.

     

    Aku dimintanya menunggu di depan pintu kamar sementara ia masuk dan berbicara dengan suaminya. Tak lama kemudian ia muncul lagi dan langsung menarik tanganku masuk ke dalam kamar sempit itu.Di dalam situ mang Narko berdiri menyambutku. Ternyata ia sedang dalam keadaan telanjang bulat. Sehingga mau tak mau k0ntolnya yg tak disunat di antara gerombolan bulu kemaluannya yg kusut dan beruban itu terlihat olehku.

    Aaaa!!Mbakkk takutt!!..jeritku sambil berlari dan bersembunyi di belakang mbak Siti.
    Masa sih non takut sama ininya mamang? Tanya mang Narko sambil mendekat ke arahku.Aku semakin merapatkan tubuhku ke mbak Siti.

    Tapi mataku tetap menatap lekat benda di selangkangannya itu. Benda itu berdiri kukuh seakan tengah menunjuk ke arah aku dan mbak Siti. Bentuknya melengkung laksana sebuah pisang ambon besar dengan balutan kulit keriput berwarna hitam pekat.

    Aaakhhh! desahku kaget. Tibatiba saja benda tersebut melenting ke arah atas secara cepat hingga menampar perut pemiliknya secara keras.

    Cletap! Cletap!..Cletap! Benda itu terus terhempashempas. Aku tak tahu mengapa benda itu bisa bergerak seperti itu seolaholah ada yg memegang dan mengayunkannya.

    He ..hee.hee mang Narko terkekeh sambil berkacak pinggang. Ia sungguh tak punya malu memamerkan bagian tersebut kepadaku.
    Ndak apaapa non. Bentuknya memang jelek tapi yg penting kan rasanya kata mbak Siti.
    Gimana jadi ndak, he ehnya?tanyanya.
    TapiiNtar kalau hamil gimana?bisikku pada mbak Siti. Mbak Siti tertawa geli mendengar kekuatiranku itu.
    Apa toh nduk? Tanya mang Narko pada istrinya.
    Ini kang..Si non takut kalau sampai bunting.

    Mendengar itu mang Narko jadi ikut terkekehkekeh sambil memperlihatkan deretan gusi tanpa gigi palsunya.

    Gini Non. Si non ndak bakalan hamil kalau air pejuh mang Narko tdk ditumpahin di dalem punyanya non.
    P.ejuhh? tanyaku bingung.
    Iya ituu..air enaknya lelaki. Pasti non juga sudah belajar di sekolah kan?mbak Siti balik bertanya kepadaku.

    Aku merenung sejenak. Mungkin yg dimaksud mbak Siti adalah Sperma. Ya pastinya memang itu yg bisa membuahi sel telur perempuan, pikirku.

    Iya sih mbak. Monica tahu itu. Tapi Monica masih ga yakin dan kuatir
    Baiklah, mbak coba jelasin biar si non yakin dan ndak ragu lagi

    Lalu ia menambahkan beberapa hal lain yg perlu aku ketahui seputar persetubuhan dan kehamilan pada seorang wanita.Sepertinya apa yg dikatakan mbak Siti barusan memang cocok dan sama dengan apa yg ada di pelajaran biologi. Beberapa istilah asing memang baru kudengar pada saat itu. seksigo

    Tapi aku paham apa yg dimaksudkannya itu ketika kucocokcocokan dengan bahasa ilmiah yg sering dipakai pada pelajaran sekolah. Seperti pipis enak kuduga itu artinya ejakulasi. Lalu kacang pastilah itu klitoris dan beberapa istilah lainnya berkaitan dengan hal itu. Begitulah dengan sabar Ia memberikan jawaban atas setiap pertanyaanku sehingga bisa meyakinkanku sekaligus membuat satu persatu kekuatiranku lenyap.

    Gimana? Sudah pahamkan?tanyanya setelah penjelasan tadi.

    Aku mengangguk kecil.

    Berarti ndak kuatir lagi digituin sama mang Narko kan?susulnya lagi.

    Aku ragu. Antara mau dan takut. Tapi sepertinya mbak Siti mengerti akan kegamangan hatiku.

    Ya udah, kalau masih belum berani juga, tak cobain yg lain aja dulu. Gimana? Mau?
    Y.ang lain? Apaa mbak?tanyaku
    Alaaa cobain ajah dulu. Pokoknya asyik deh, mbak yakin non pasti suka

    Aku melirik ke arah mang Narko. Kulihat si tua itu tersenyum lebar. Sepertinya dia juga berharap sekali hal itu terlaksana. Pandanganku kembali ke mbak Siti. Dan akhirnya dengan malumalu aku anggukan kepalaku. Bersamaan dengan itu kudengar suara terkekeh mang Narko.

    Tapi mbaknya jangan kemanamana!pintaku.
    Iya mbak tetep di sini nemenin si non. Nah sekarang mbak bantuin ngebuka bajunya ya non? ujar mbak Siti meminta izinku.
    Mbak ajah duluan pintaku. Mbak Siti menuruti. Setelah ia selesai dengan dirinya. Lalu ia membukakan pakaianku.
    Arggg!! Mamang jangan lihat kemari!protesku karena malu.
    Nantikan juga mamang ngeliat semuanya, nonjawab mang Narko.

    Kalau gitu ngga jadi ajah!. Monica ngga mau! rajukku
    Kangg!!hardik mbak Siti ke Mang Narko meminta suaminya itu agar bersikap kooperatif.
    Iya iya jawab mang Narko lalu memutar tubuhnya membelakangi kami.
    Satu persatu pakaianku terlepas hingga akhirnya aku benarbenar telanjang.
    Duduk di sini non kata mbak Siti membimbingku duduk di pinggir dipan.

    Ia sendiri duduk di sebelahku.Setelah itu di atas pangkuanku ia letakan sebuah bantal. Hatiku langsungkebatkebit. Aku tahu apa yg bakal ia lakukan! Inikan posisi duduknya mbak Siti seperti yg kulihat beberapa malam yg lalu di saat mang Narko menetek padanya! Argggg!..Janganjangan dia juga akan melakukan hal yg sama padaku.

    Kang. Ayo rebahan. Ujar mbak Siti kepada suaminya.

    Mang Narko melakukan apa yg mbak Siti barusan katakan padanya. Senyum mesumnya mengembang menghiasi pipinya yg peot. Duhh! Betapa malunya aku sehingga kupejamkan mataku. Bayangkan ini pertama kalinya dalam hidupku aku berbugil dihadapan seorang lelaki.

    Wuiihh! putihh tenann. Beda banget sama kamu, Ti ujar mang Narko mengomentari keindahan yg tersaji di hadapannya itu..
    Hi hi hi Ini kan barang indooo, kang timpal mbak Siti.

    Ia biarkan suaminya memandang puaspuas seluruh aset pribadiku yg memang lebih banyakan bulenya ketimbang melayunya itu. Jelas sekali gen papiku begitu kuatnya sehingga kemungkinan hanya sepuluh persen saja gen mami yg ada pada diriku. Detik demi detik berlalu. Jantungku berdetak jauh lebih cepat dari biasanya. Tubuhku terasa panas dingin seolah aliran daraku beredar tak normal.

    Mataku masih terpejam rapat. Menanti sesuatu yg akan terjadi pada diriku dengan perasaan tak menentu. Jemari tangan kananku menggenggam erat jemari mbak Siti. Sementara tangan yg satunya mencengram kain seprey. Tak lama kemudian aku merasakan sebuah tekanan pada bantal di atas pangkuanku menandakan mang Narko sudah menaruh kepalanya di situ. Lalu.kurasakan sesuatu yg basah menyentuh cepat puting payudara kiriku.

    AWWWW!! Aku terpekik dan terlonjak kaget! Mataku spontan membeliak. Dan berusaha melihat apa yg terjadi.
    Ternyata yg mencoel putik susuku adalah ujung lidahnya mang Narko. meski cuma menyapu selintas tapi efek yg ditimbulkannya sungguh dasyat bagiku! Gelii itu! Sampai sekarangpun masih meninggalkan kesan yg mendalam di hatiku.

    Tentu saja itu merupakan sentuhan secara seksual pertama yg kudapat dari seorang lelaki. Namun belum lagi sempat aku bernapas lega ia sudah melakukannya lagi. Kali ini lidahnya menyapu lebih perlahan. Tapi ia menekan lebih kuat. Ampunnnn geliiinyaa!Napasku sampai tersengalsengal. Kulihat mang Narko menatapku sambil nyengir memperlihatkan deret gusi tanpa giginya. Tibatiba tanpa peringatan ia memagut puting susuku bagai seekor ular. Dan hanya dalam hitungan sepersekian detik ia telah menyedotnya kuatkuat.

    AWWWWWW..Maangggg! heggggggg!aku terpekik tertahan.

    Seketika itu jiwakupun seakan ikut tersedot melalui putingku itu. Ternyata benar dugaanku tadi. Mang Narko menetek padaku! Rasanyatak dapat kucapkan dengan katakata! Punggungku melengkung karena aku tak kuat melawan sengatan rasa geli yg bercampur dengan kenikmatan itu. Sementara aku harus menggigit bibirku sendiri.

    Secara naluriah tangan kiriku meraih kepala mang Narko dan menekannya ke arah dadaku lebih erat lagi. Kejadian itu baru berlangsung kirakira satu menitan ketikaPlok! Tibatiba hisapan mang Narko terlepas sekaligus memutus kenikmatan yg sedang kurasakan. Ternyata mbak Sitilah yg memisahkan putingku dari bibir mang Narko. Ada apa gerangan?

    Gimana rasanya? tanya mbak Siti sambil tersenyum.
    G..geli banget mbak bisikku malu.
    Tapi enak juga kan?
    He eh.

    Jelas! Gerutuku dalam hati. Mana mungkin aku menygkal kenikmatan yg terjadi pada first contact tadi. Lihat saja putingku sampai berdiri sepejal karet.

    Mau di terusin lagi ndak? Tanya mbak Siti tersenyum geli.

    Entah ia bermaksud menggodaku atau karena ia benarbenar ingin tahu pendapatku. Padahal jelas ia pasti tahu jawabanku. Akupun mengangguk.

    Kalau begitu non rebahan aja di kasur. Biar lebih nyaman Ujar Mbak Siti membimbingku naik ke tengah dipan.

    Kali ini aku dimintanya terlentang. Mang Narko juga ikut merayap naik. Akhirnya payudaraku yg satunya lagi iaperawani juga. Aku tahu aku telah melakukan sesuatu yg tabu. Melanggar apa yg telah selama ini mami pesankan kepadaku. Aku telah membiarkan seorang lelaki yg bukan suamiku menyentuh diriku secara seksual.

    Tetapi aku sungguh tak mampu mencegah hasratku. Dorongan buat merasakan itu begitu kuatnya. Dan lelaki yg beruntung itu kebetulan adalah mang Narko, yg berstatus hanya sebagai sopir keluargaku, suaminya mbak Siti.Seorang pria tua, berkulit hitam legam, bertubuh pendek dan kerempeng. Sungguh tak ada sedikitpun dari dirinya yg sepadan dengan seluruh kebaikan yg dianugrahkan pada diriku. Aku hanya bisa melingkarkan kedua tanganku ke belakang kepalanya secara erat sambil merintihrintih.

    Apa dayaku dibawah kendali seorang pria yg pernah belasan kali menikah dan begitu berpengalaman dalam hal ini. Ia pasti tahu sekali bagaimana menaklukan gadis bau kencur seperti aku melalui putting susuku. Pertamatama ia akan melakukan hisapan kuat dan bergelombang. Lalu lidahnya berputar di dalam kevakuman rongga mulutnya, berotasi menyapu setiap titiktitik sensitif yg ada di seputar putingku.

    Argghhhhh..mamangggg. aku terpekik lirih setiap kali sirkulasi kemesraan itu ia akhiri dengan sebuah gigitan dari gusinya yg tak bergigi itu.

    Mulutnya yg tak begigi itu ternyata membuat daya hisapnya menjadi semakin luar biasa.

    Mbak Siti tak lagi ikut campur tangan. Kami dibiarkannya berpuaspuas menikmati sesi menyusu kali ini.Mang Narko terus melakoninya semua itu selama lima belas menit ke depan.

    Plok! Akhirnya hisapan mang Narko terlepas dengan meninggalkan ketegangan dan biasbias merah disekitar putingku. Tapi wajahnya tak menjauh dari tubuhku. Bibir keriput itu mencecarkan kecupankecupan di seputar dadaku. Bibirnya bergerak bagai seekor siput yg sedang merayap itu perlahan turun menuju ke perutku, lalu ke bagian pinggulku dan semakin turun dan semakin ke bawah hingga ke bagian yg paling intim milikku..

    Buka pahanya, nonbisik mbak Siti padaku..
    Mamang mau ngapainn sichh., mbakkk?tanyaku malu. Mengetahui wajah mang Narko sudah berada tepat di depan selangkanganku.
    Stttnon merem ajaananti pasti enakk bisiknya lagi.

    Lalu akupun kembali memejamkan mataku. Beberapa detik kemudian aku tersentak kaget ketika kurasakan sentuhan sebuah benda basah menyapu secara vertical selangkanganku dari bagian bawah ke bagian atas.

    Oughhhhh! rintihku mengelinjang oleh rasa geli bercampur dengan nikmat yg langsung menyengat selangkanganku saat itu.

    Kepalaku terangkat dan mataku yg tadinya terpejam membuka lebar lalu berotasi memandang ke arah sumber nikmat tersebut.

    Maangggg itu kannn bekas Monicaa pipisss! pekikku dalam nikmat bercampur malu setelah tahu apa yg tengah ia lakukan di bawah situ.

    Tetapi mang Narko tetap asyik melumati memekku tanpa rasa jijik. Tangannya menahan kedua pahaku agar tetap terpentang lebar. Aku hanya sempat menyaksikan hal itu beberapa saat sebelum akhirnya kepalaku kembali terhempas ke kasur dengan mata terpejam.

    M..bakkkkOuhhhhh! kali ini rintihanku kutujukan pada mbak Siti.
    Hi hi hi apa tadi mbak bilangEnak banget kan, noon? terdengar suara dan tawa khas mbak Siti menarinari di telingaku.

    Aku yakin ia tak butuh jawaban dariku. Ia tahu apa yg sedang kurasakan saat ini.Sesudahnya aku hanya bisa merintih dan menikmati ulah lidahmang Narko yg tengah menarinari dengan lincah di bagian kewanitaanku. Nyaris sepuluh menit ia melakukannya sampai akhirnya aku kembali terpekik dibuatnya.

    AAARRRGGHHHHH!!! rasa itu. bukan kepalang nikmatnya! Sungguh tak terlukiskan. Seakan ada sesuatu yg meletus dari dalam selangkanganku. Pinggulku sampai terangkat saat itu terjadi. Tanpa sadar aku menjepit kepala mang Narko dengan kedua pahaku.

    Sementara kesepuluh jemariku mencengram erat kain seprey. Itu adalah orgasme yg pertama kali terjadi dalam hidupku.

    Kenikmatan itu mungkin hanya berlangsung kurang dari satu menit namun bagaikan berabadabad lamanya.Pinggulku akhirnya jatuh kembali ke kasur. Perlahan rasa enak itu pergi berganti dengan kenyamanan. Rasa nikmat yg tadi itu. sungguh tak dapat kulukiskan dengan katakata. Begitu mempersona! Aku yakin itulah yg dinamakan dengan orgasme itu dan tentu saja aku ingin mengalaminya lagi! Tetapi sepertinya harapanku barusan tak bakal terjadi karena mang Narko telah mengangkat kepalanya keluar dari wilayah selangkanganku.

    He he udah basah nih, nduk. ujarnya pada mbak Siti sambil terkekehkekeh.
    Sebentar, kang. Tak tanya si non dulu mau diterusin apa ndak ujar mbak Siti.

    Hatiku kembali berdebar mendengar ucapannya. Mang Narko sudah netek, juga sudah menjilati anuku. Berarti ini sudah waktunya buat yg satu itu.

    Gimana non? Mau ya dicelupin sekarang? Baru pake lidah ajah udah sebegitu enaknya apalagi kalau pake k0ntol Tanya mbak Siti padaku.

    Benar saja dugaanku tadi.Mbak Siti menanti kepastian dariku sebelum melangkah lebih jauh.

    Tapii..beneran ga sampe pecah kan, mbak? tanyaku masih ragu sambil mempertanyakan kembali jaminan darinya.
    Mbak jamin, Non. Cuma dicelupin ajah, kok! Mau yaa?

    Akhirnya akupun mengangguk lemah karena tujuanku kemari toh memang buat mencoba itu. Sejenak kudengar mbak Siti dan mang Narko berdialog serius dalam bahasa daerah asal mereka. Tentu saja aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. Sepertinya terjadi perdebatan kecil di situ. Entah ada apa. Kemungkinan ada sesuatu yg mang Narko inginkan namun mbak Siti keberatan.

    Kalau kakang ndak mau nurut yah udah! Lebih baik batal saja! terdengar suara mbak Siti meninggi.
    Iya..iyaa! tadi itu aku kan cuma usul, nduk. Kalau tdk setuju ya ndak apaapatimpal mang Narko.Sepertinya dia yg harus mengalah.
    Ada apa sih, mbak? tanyaku heran.
    Ndak apaapa non. Ayo! Si non rebahnya nyamping biar mang Narko di belakang non

    Aku mengikuti petunjuk mbak Siti meski hatiku masih bertanyatanya apa yg mereka ributkan barusan. Lalu setelah itu mang Narkopun rebah menyamping di belakangku. Tangan kanannya mengangkat paha kananku dan menopangnya agar tak jatuh.

    Gini toh, nduk? tanya mang Narko pada istrinya.
    Ya gitu..Pinggul kakang turunin sedikit ujar mbak Siti. Lalu mang Narko menggeser sedikit posisi tubuhnya lebih rendah dari pinggulku.
    Ya segitu, kang. Nah..si Non lemesin aja badannya.Ndak usah tegang, ya ujar mbak Siti kali ini kepadaku.

    Jantungku berdetak cepat. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya.Perasaanku bercampur aduk menanti saatsaat mendebarkan itu. Sebentar lagi aku akan merasakan alat kelaminnya lelaki masuk ke dalam kemaluanku.

    Uhhh! desahku lirih tatkala sesuatu yg hangat melintasi kedua pahaku hingga menyentuh bibir memekku. Aku tahu itu adalah k0ntolnya mang Narko.

    Lep! dengan satu hentakan benda itu berusaha menerobos masuk

    Oughhh aku merintih.

    Ternyata cucukan pertamanya meleset dan hanya menyerempet klitorisku. Kegagalan pertama semakin membuat mang Narko bernapsu. Ia kembali mengambil ancangancang. Mencoba melakukan tusukan ke dua yg lebih akurat. Lep! kali inipun dia melesat. K0ntolnya malah nyelonong ke arah belakang dan menghantam pantatku!.

    UuuuuPerett baget sih!gerutu mang Narko karena sodokannya selalu meleset.

    Ternyata meskipun memekku sudah basah total namun ia masih saja kesulitan buat mempenetrasiku. Mungkin juga karena aku masih perawan sehingga memekku masih sangat rapat. Melihat situasi itu mbak Siti segera bertindak.

    Sabaran sedikit toh kang. Ndak bakalan bisa masuk kalau kakang grasakgrusuk begitu!. Sini biar kubantu! katanya gemas.

    Dengan jemarinya ia rentangkan bibir memekku. Sementara tangannya yg lain meraih batang k0ntol mang Narko dan mengarahkannya ke posisi yg tepat.

    Coba tekann sedikitt.Kangg . ujarnya pada mang Narko.

    Mang Narko mencoba kembali menyentak kan pinggulnya. Dan

    AWWWWW..mmaaaanggg.!. aku merintih ketika sesuatu yg asing.begitu besar dan bertektur membuat bibir memekku merentang lebar.Dan..

    CLEPP! Ujung k0ntol mang Narko yg bulat besar seperti jamur itu sepertinya berhasil masuk! Aku seakan tak percaya apa yg telah kulakukan ini. Aku telah membiarkan kemaluan seorang lelaki memasuki alat vitalku! Tapi ia belum berhenti. Dapat kurasakan secara perlahan sekali ia terus memasukiku mili demi mili. Merentangkanku Menyentuhku..menyelusup ke tempat yg belum seorangpun termasuk aku menjamahnya.

    Uhhhhhhgg! Aku meringis. Sementara alisku yg mengerenyit.
    Sakit..? tanya mbak Siti kepadaku. Tentu saja ia bisa mengetahuinya dari ekspresi wajahku.
    Iya mbak tapi cuma sedikit!
    Ndak pa pa itu biasa. Sebentar lagi juga enak

    Benar kata mbak Siti. Tak perlu menunggu lama. Rasa ngilu yg sempat kurasakan tadi berangsurangsur pudar. Seiring waktu rasa geli bercampur nikmat mulai muncul. Bahkan semakin lama terasa semakin menyengat sekaligus mengubur habis rasa ngilu tadi. Aku sendiri tak menduga jika rasa nikmat yg ditimbulkannya ternyata begitu dasyat. Bahkan jauh lebih dasyat dari jilatan yg mang Narko lakukan tadi. Tektur daging k0ntolnya begitu kentara terasa menyentuh seluruh dinding pangkal memekku yg dipenuhi oleh jutaan picu bom kenikmatan.

    Wuiiihh.. ternyata masih bisa masuuuuk kudengar mang Narko menggumam, rupanya ia masih terus mencoba melesakkan k0ntolnya jauh lebih dalam.

    Srtttttt!

    Aduuuuhh duhh!! Kali ini akumengaduh kesakitandi tengahtengah kenikmatan itu.
    Kang! Kang! Cukupp segitu aja!. Ntar perawannya si non robek. Itu juga sudah sepertiganya punya kakang yg masuk! ujar mbak Siti memperingatkan mang Narko agar tak terlalu memaksakan dirinya.

    Sepertinya ujung k0ntol mang Narko memang sudah menyentuh dan menekan selaput daraku.

    Sebaiknya non rapetin pahanya biar bisa ngejepit sisa k0ntol mang Narko mbak Siti terus memberikan instruksi kepada kami berdua.

    Kedua kaki mang Narko yg kurus dan berbulu itu diapitkan ke pinggulku. Aku baru mengerti mengapa ia harus berada di posisi belakang bukannya di depan seperti saat ia bersetubuh dengan mbak Siti. Dalam posisi itu k0ntol mang Narko akan selalu berada di jalur yg tepat sehingga tak bakal mudah terlepas sekaligus mencegah penetrasinya terlalu jauh ke dalam karena tubuhnya akan terganjal oleh pantatku.

    Nah, kang. Kocokintapi pelanpelan dulu

    Mang Narko mulai menggerakan pinggulnya mundur maju. Kecepatannya sungguh lambat namun ia lakukan dengan kedalaman terukur secara konstan. Sesekali k0ntolnya terlepas. Tapi mbak Siti dengan sigap menuntunnya balik masuk ke dalam memekku. Kedua tangan Mang Narko juga tdk tinggal diam. Yg satu tetap memegang pinggulku sementara yg satunya lagi memainkan clitorisku.

    AAARRRGHHHHHHH! aku mengerang.
    Enak non? tanya mang Narko.
    I.yyaa Maang enakk..bangett!!rintihku tanpa malu mengakuinya.

    Rasa ingin tahuku sungguh setimpal dengan resiko yg kuambil. Tak kusangka baru dicocol sedikit tapi nikmatnya sudah seperti ini apalagi jika di masukan semua pikirku saat itu. Sempat aku hampir dikuasai secara penuh oleh gairahku. Untungnya ditengah badai kenikmatan itu akal sehatku ternyata masih mampu diandalkan dan mencegahku agar tak kebablasan. Ya! Aku tak boleh melampaui batas. Jika aku masih ingin tetap PERAWAN! Apa yg telah kulakukan ini sudah maksimal. Demikian ketetapan dan batasan yg kutanamkan dalam hatiku.

    Heegg..peretttnyaa! kembali kudengar keluhan mang Narko. Kutahu ia juga pasti sedang keenakan sebagaimana halnya diriku.
    Ti..ngecrot di dalemm apa di luar, nihh? Kakang sudah ndak kuat lagi!.Tanya mang Narko buruburu sambil menoleh pada istrinya.
    Lho bagaimana kakang ini?! Baru juga dimasukin sudah mau muntah!gerutu mbak Siti.
    Eng anu. Soalnya tempik si non kuat banget ngemutnya ujar mang Narko berkilah.
    Ntar! Di tahan dulu! cegah mbak Siti lalu ia beralih kepadaku.
    si Non kapan dapet mensnya?
    10 hari lagiii mbakk jawabku heran di selasela deraan nikmat yg menyengat itu.
    Kecrotin aja di dalem kang. Masih aman kok. ujar mbak Siti pada mang Narko.

    Aku jadi terkejut mendengar omongan mereka.

    Mbaaakk..?rintihku lirih.
    Ndak apaapa non. Mbak jamin ndak bakalan hamil kok ujar mbak Siti kembali menenangkanku.

    Sepertinya ia memang selalu mengerti akan kekuatiranku sekaligus mampu membuat hatiku tenang.

    Kang! Kalau bisa sih bikin non Monica ngecrot barengbiar bukan cuma kakang yg dapet enaknya oceh mbak Siti pada mang Narko.
    Iyaainii juga sedangg di usahainnnjawab mang Narko terbatabata.

    Tibatiba gerakan pinggulnya yg tadinya lambat mendadak semakin cepat. Ulahnya itu semakin membuat rasa geli nikmat pada mulut kemaluanku semakin tak tertahankan olehku.Dalam waktu singkat aku kembali terpekik.

    AAAAWWWWWWWW.MAMAAAAANGGG!!

    Mang Narko berhasil membuatku kembali orgasme! Letupan kali ini sungguh tak terkira nikmatnya. Bahkan jauh lebih nikmat ketimbang dari orgasme yg dihasilkan oleh jilatan mang Narko. Tubuhku mengejang disertai hilangnya kesadaranku saat hal itu terjadi. Kesepuluh jemariku secara spontan mencengram paha mang Narko yg keriput dengan kuat. Sementara itu mang Narko sendiri menggeram hebat.

    GRRRHHHAA!! Oeenakk tenaaann!!!

    Seper sekian detik kemudian kurasakan sesuatu memancar kuat dari ujung k0ntolnya.

    CRuuuTTTTT!!! Itu pasti pipis enaknya mang Narko seperti yg di maksudkan oleh mbak Siti.

    CRuuTTT!!!.CRuuuTTTTTTT!! Dia terus saja menembakan pipisnya ke dalam punyaku. Rasanya hangat. K0ntol mang Narko berdenyutdenyut dengan kuat.mengempis.. mengembang seakan hendak meletus di setiap pancaran yg terjadi. Setelah lebih satu menit berlalu barulah semua proses orgasmeku berakhir. Aku masih memejamkan mataku mencoba menstabilkan nafasku sambil meresapi sisasisa kenikmatan hebat itu.

    Gimana, enak kaaan? tanya mbak Siti.

    Kudengar juga suara tawa mang Narko terkekehkekeh. Sepertinya dia bangga sekali berhasil membuatku mencapai kepuasan tertinggi secara bersamaan barusan.

    Iyahh mbakk..enak sekaliii jawabku masih tersengalsengal.

    Ini adalah seks pertamaku. Dan aku merasa beruntung dapat merasakan k0ntol lelaki tanpa harus kehilangan keperawananku.

    Eh, Kang cabut dulu!ujar mbak Siti tibatiba sambil mendorong perut suaminya menjauh sehingga k0ntol mang Narko tercabut lepas dari memekku.

    Aku heran ketika Mbak Siti menahan kangkanganku. Ia mendekatkan wajahnya ke situ.dibukanya bibir memekku yg masih setengah menganga karena baru saja dimasuki alat vital suaminya. Dengan telaten di singkirkannya lelehan sperma mang Narko yg menutupi mulut memekku.

    Ada apa sih mbak?
    Hmm amannn!katanya lega. Setelahnya aku baru mengerti ternyata ia tengah memeriksa selaput daraku dan memastikannya masih utuh.
    Lagi ahh! ujar mang Narko langsung menjejalkan k0ntolnya kembali.
    Awwwww mamaangggg akupun terpekik lirih saat menerima hujamannya.

    Memekku menjadi sangat sensitive setelah orgasme tadi sehingga rasa gatal dan geli begitu menjadijadi. Kamipun mengulangi apa yg sudah kami lakukan tadi. Mang Narko banyak melakukan halhal baru kali ini. Ia mengecupi seputar leherku. Tak hanya itu aku terpaksa menerima ciumannya pada bibirku untuk yg pertama kali.

    Kurang dari 1 jam seluruh tubuhku sudah ia jamahiia nodai kecuali satu tempat yaitu liang senggamaku mulai dari bagian selaput dara hingga ke arah rahimku. Di sesi yg terakhir keintiman kami berlangsung dalam waktu yg sangat lama namun begitu aku belum juga mendapatkan orgasmeku. Pasalnya mang Narko menjahiliku. Ia kerap menundanunda setiap kali aku akan sampai pada orgasmeku dengan berulang kali mencabut lepas k0ntolnya. Tentu saja ulahnya itu sungguh membuatku menderita.

    Mamangggg..tusukinnn! rengekku tak tahan lagi karena ingin ia segera menuntaskannya..
    Udahh kang! Jangan di godain terus. Kasihan non MonicaKata mbak Siti agak kesal dan bosan karena harus terusterusan mengembalikan k0ntol mang Narko ke posisi yg benar.
    Iyaahhh.. ini kakang juga sudah mau muncrattt!jawab mang Narko terbatabata. Lalu ia tusukan k0ntolnya.
    UGHHHHHHH!!!!!

    Akhirnya aku mendapatkan apa yg kumau. Mang Narko tak lagi melepaslepas kepala k0ntolnya. Benda itu terus di biarkan menancap ketat pada bagian pangkal memekku..mengkedutkedutkannya kuatkuathingga aku mencapai orgasmeku.

    AARRRRGHHHH MAAANGGG!!!!!pekikku kali membahana memenuhi kamar sempit itu.

    Aku merasakan akibat kejahilan yg dilakukannya kepadaku tadi. Aku justru mendapatkan orgasme paling enak ketimbang dua sesi sebelumnya. Jemariku mencengkram pahanya kuatkuat ketika hal itu terjadi.

    GRAAAAAHEEGGGG!!! Mang Narko menggeram jantan. Ia kembali melepas pipis enaknya bersamaan dengan kenikmatanku.
    CROOOOTTT!!!.. CRRROOOOOTTTTT!!CRRROOOTTTTT!!

    Uuugghh! Nikmatnya. Setiap hentakan benih mang Narko terespon cepat oleh syarafsyaraf kewanitaanku. Membuat diriku hilang kesadaran.. Tubuhku seakan melambung ke atas gumpalan awan. Seakan semuanya berubah menjadi putih. Menit demi menit berlalu kesadaranku berangsurangsur pulih. Namun kini yg tersisa adalah rasa lelah dan kantuk. Ketika aku membuka mataku kulihat wajah mbak Siti di hadapanku sambil tersenyum kepadaku.

    Gimana? Masih pingin lagi? tanyanya.

    Belum lagi aku menjawab seketika itu juga kurasakan k0ntol mang Narko kembali bergerak maju mundur menyodoknyodok memekku. Sepertinya ia belum puas jugamenghajarku.

    Mbakk.. Monicaa ngantukkjawabku lirih diantara rasa nikmat akibat gerakan mang Narko dan rasa kantuk
    Kang..sudah dulu. Sepertinya non Monica sudah kecapekan.
    Sekali lagi ajahh..uhh uhh jawab mang Narko masih secara intens memaju mundurkan pinggulnya.

    Ia nampaknya masih bersemangat sekali padahal ia juga sudah berkalikali pipis enak tadi.
    Kang! Kasihan si non. Diakan masih harus ke sekolah besokkalau kakang mau diterusin sama saya saja!.lagilagi Mbak Siti mengingatkan mang Narko.
    Iya juga he he he ujar mang Narko setelah melihat kondisiku yg terkulai tanpa daya.

    Lalu Ia menghentikan sodokannya namun ujung k0ntolnya tetap ia biarkan mengeram di dalam memekku. Ternyata melakukan sebuah keintiman itu sangat meletihkan meski aktifitas peting tadi lebih banyak di motori oleh mang Narko sementara aku sendiri di posisi yg pasif.

    Namun tenagaku benarbenar habis oleh kekejangankejangan saat orgasme melandaku secara nonstop tadi. Dan kini rasa kantuk yg kuat menyergapku seiring kenyamanan pascaorgasme. Aku masih tetap tergolek menyamping di ranjang mereka di antara ke dua suamiistri itu. Mang Narko mendekap pinggangku dari belakang sementara mbak Siti berada di depanku. Aku taklagimempunyai sisa tenaga buat berjalan menuju ke kamarku. Keinginanku saat ituhanya satu. Langsung tidur.

    Ndak pa pa. Tidur saja di sini nonujar Mbak Siti sepertinya maklum dengan kondisiku.

    Ia lalu menutupkan selimut ketubuh telanjangku.

    Makasih mbak. bisikku
    Iya Mbak Siti tersenyum
    Sama mamang jugabisikku lagi.
    Tuh kang. Kakang dengar tdk?. Barusan si non bilang terima kasih ke kakang Sambung mbak Siti.

    Mbak Siti membelaibelai rambutku sehingga kesadaranku semakin menjauh.

    Enak ya kang? Tanya Siti kepada mang Narko. Samarsamar aku masih dapat mendengar ia berdialog dengan suaminya.
    Jelas enak toh nduk. Sayangnya cuma bisa di celup.
    Jangan serakah, kang! Di awal tadi kita sudah sepakat dan kakang juga sudah berjanjin dak bakal merusak segelnya si non sebab walau bagaimanapun dia itu putri majikan kita. Sudah untung kakang bisa ngerasai segitu itu! ujar

    Siti mengingatkan suaminya itu. Rupanya mang Narko berhasrat menusukan k0ntolnya secara penuh ke dalam memekku.

    Iya, kakang tahu itu. Kakang kan cuma berandaiandai toh nduk. Habis baru kali ini kakak begituan sama gadis seperti dia. Sudah molek, punya kulit putih bening, terus body ne manteb lagi!. ujar mang Narko merinci satu persatu apa saja yg dimiliki tubuhku yg membuatnya kagum.
    Iya. mirip bule banget nona kita ini ya, kang. Sampai jembutnya saja radarada pirang gitu mbak Siti menimpali.

    Menit demi menit berlalu. Dan aku tak lagi bisa mendengar percakapan mereka ketika kantukku sudah menutup semua pancaindraku.

    Begitulah awal dari hubungan antara aku, mbak Siti dan mang Narko. Pasangan suami istri itu telah membukakan gerbang kedewasaanku malam itu sekaligus merengut kesucianku meski secara teknis aku masih tetap perawan. Secara perlahan aku mulai mengerti soal keintiman di antara seorang lelaki dan wanita.

    Sejak kejadian malam itu pula tiada lagi hari dan malam tanpa petting. Aku sungguh menjadi ketagihan dan tak malu meminta kepada Mang Narko untuk mengulangi kenikmatan tersebut.Bahkan kini kami melakukannya di dalam kamarku.

    Mbak Siti selalu mengikuti jadwal mensku secara ketat sehingga ia tahu persis kapan saat diriku sedang dalam keadaan subur atau tdk. Bila tengah datang masa suburku maka mang Narko tak ia perbolehkan memuncratkan pejuhnya di dalam memekku. Mang Narko hanya bisa menuntaskannya pada mbak Siti. Dengan bimbingan mbak Siti aku jadi mengenal banyak hal baru tentang seks. Seperti melakukan seks oral! Awalnya aku agak syok ketika melihat mbak Siti melahap k0ntol mang Narko tanpa rasa jijik seakan benda itu adalah sebuah lolipop yg lezat.

    Tetapi lama kelamaan aku justru ingin mencobanya. Hingga pada suatu malam kulihat mereka saling menjilat kemaluan satu sama lain. Mang Narko terlentang di bawah tindihan tubuh mbak Siti tengah mengobokobok memek istrinya dengan mempergunakan jemari dan lidahnya. Sementara mbak Siti sendiri berada di atas tubuh mang Narko dengan mulut terbuka lebar disesaki oleh k0ntol suaminya itu. Mbak Siti bilang yg sedang mereka lakukan itu namanya posisi enam sembilan.

    Setelah mencontohkannya padaku akhirnya tiba giliranku buat mencobanya. Ternyata asyikk sekali. Kami dapat enaknya barengan. Selagi aku orgasme mang Narko memuntahkan pejuhnya di mulutku. Malam itu untuk pertama kalinya aku mencicipi lendir enaknya mang Narko. Dan menurutku itu lezat sekali. Satu hal lagi akupun jadi tahu persis soal anatomi alat vital lelaki. Ukuran k0ntol mang Narko ternyata punya panjang tujuh belas senti ketika isengisengaku ukur benda itu pakai mistar sedangkan diameternya lebih besar sedikit dari lingkaran yg dibuat oleh ibu jari dan telunjukku.

    Kata mbak Siti k0ntol mang Narko lebih panjang dari k0ntol pacarnya terdahulu. Mang Narko juga memiliki stamina bak kuda liar meski mungkin orang bisa tertipu oleh penampilan fisiknya. Dan yg teristimewa dari mang Narko sekaligus membuat mbak Siti tergilagila padanya adalah otototot Tantranya yg kuat. K0ntolnya yg tengah mengacung akan melenting kuat ke atas dari posisi sedikit menggantung hingga menghantam perutnya bila ia kedutkan.

    Bayangkanbetapa nikmatnya bila benda itu di hentakan kuatkuat seperti itu saat dia berada di dalam liang senggama. Aku sendiri sudah pernah merasakan kehebatan mang Narko itu saat ia mempetingku. Semenjak itu pula aku jadi tak lagi bisa menerima tamu cowok di rumah.

    Sebagai seorang gadis rupawan sekaligus merupakan primadona di sekolahku jelas banyak sekali pemuda yg ingin mendekatiku. Tetapi mereka semua selalu berhasil dihalau oleh mang Narko sekalipun mereka cuma beralasan ingin mengerjakan tugas kelompok. Meski demikian aku tak ambil pusing terhadap sikap protektifnya. Entah mengapa semenjak dicabulinya aku sendiri tak merasa tertarik bergaul dengan pria lain apalagi sampai menjalin hubungan cintacintaan. Bagiku mang Narko seorang sudah sangat cukup komplit. Dia supirku, teman bercandaku, pelindungku sekaligus kekasihku.
    Dasar cowok kota bisanya cuma ngejual tampang sama ngehamburhamburin duit orang tua saja! ocehnya pada suatu sore setelah mengusir seorang cowok teman sekelasku yg mencariku.

    Kang..kang! Biarkan saja orang mau bertamu. Lagian wajar saja banyak lelaki yg dateng. Lah wong Nona kita itu emang ayu kok!
    Kamu itu ndak ngerti, Ti!. Aku cuma mau melindungi nona kita dari para lelaki iseng
    Dari mana kakang tahu kalau mereka itu lelaki iseng?
    Ya dari nganueng..yaa itu! ujar mang Narko tak bisa menjemukan jawaban yg pasti.
    Itu! Nganu! Bilang saja kalau kakang cemburu sama mereka. Takut nona kita kecantol sama salah satu dari mereka. Ya kan?!cibir mbak Siti.

    Mang Narko hanya nyengir malu sambil menggarukgaruk kepalanya yg tdk gatal karena mbak Siti mampu menebak pikirannya dengan tepat.Sementara aku sendiri tertawa geli mendengar perdebatan kedua suamiistri itu.

    Iya sih, Ti. Aku memang cemburu sama pemudapemuda itu masih kudengar ucapan bernada lesu mang Narko kepada mbak Siti.

    Ia letakan sapu lidinya dan duduk di atas sebuah batu. Mbak Siti menggelenggelengkan kepala melihat suami tuanya itu bertingkah bagai seorang pemuda yg tengah kasmaran itu.

    Kang! Kakang itu ngaca dulu dong!. Kakang ndak bisa berharap memiliki dia seperti aku dan istriistri kakang dulu.

    Bagaimanapun juga non Monica itu pantas mendapatkan jodoh yg sepadan buatnya. Dan suatu hari nanti hal itu pasti akan datang juga. Timpal mbak Siti. Jelas pembicaraan itu tengah membahas diriku.

    Aku tahu nduk. Tapi setdknya aku pingin sekali jadi yg pertama buat non Monica, nduk! Nona kita itu membuat aku serasa muda kembali
    Kubur saja angananganmu itu, kang! Bukankah sudah dia katakan jika dia ndak mau memberikan yg satu itu kepada kakang. Justru sebaliknya saya kuatir non Monica bakal membenci kakang jika kakang nekat melakukannya! Saya heran sekali kakang ndak pernah puas. Masih untung saya mau membantu hasrat terpendam kakang itu
    Aku bakal menunggu saat yg tepat nduk. Sampai dia merasa siap dulu untuk yg satu itu.
    Hhhhhhh Terserahkang Narko! Pokoknya aku sudah mengingatkan!. Kalau ada apaapa kang Narko tanggung sendiri resikonya.

    Pembicaraan mereka berhenti sampai di situ. Aku mengerti dengan maksud pembicaraan mereka. Rupanya hasrat besar mang Narko kepadaku sudah ada sejak lama. Kesempatan itu baru bisa terlaksana akibat rasa penasaranku dan atas batuan mbak Siti. Namun mbak Siti menghargai prinsip dan keinginanku untuk tetap mempertahankan keperawananku.

    Sebenarnya aku sendiri terkadang kepingin juga merasakan bila memekku dipenetrasi secara penuh oleh k0ntolnya mang Narko. Dan aku tahu kenikmatannya pasti jauh lebih besar ketimbang cuma melakukan peting seperti yg sudah aku alami. Apalagi setiap menyaksikan persetubuhan panas mereka berdua. Pekikpekik kenikmatan mbak Siti begitu mendebarkan.

    Aku ingin juga seperti dia.. Merasakan kedutankedutan besar itu jauh di dalam relung kewanitaanku.. Namun ucapan mami tetap saja membuatku takut melangkah lebih jauh. Aku tak ingin bila dicampakan oleh lelaki yg menjadi suamiku kelak bila ia tahu aku sudah tdk perawan lagi di malam pertama.

    Hubungan aneh diantara kami terus berjalan selama kirakira beberapa bulan ke depan. Hingga semua ketenangan itu terganggu ketika pada suatu hari mbak Siti secara mendadak memaksa mang Narko untuk menceraikannya. Aku juga kaget mendengar kabar itu.

    Selama ini tak pernah satu kalipun aku melihat mereka bertengkar. Jikapun ada itu hanya sebuah perdebatan kecil yg langsung terselesaikan saat itu juga. Aku berusaha mencari tahu penyebabnya dengan bertanya pada mang Narko. Ia mengatakanbahwa mbak Siti telah main mata dengan mantan pacarnya di kampung dulu yg kini memiliki kehidupan sukses setelah menjadi TKI ke luar negeri.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Baru kuketahui juga jika kepada lelaki itu pula mbak Siti menyerahkan keperawanannya. Mereka bahkan sudah berencana menikah setelah mbak Siti mendapatkan izin cerai darimang Narko.Dengan berat hati mang Narko terpaksa mengabulkannya. Ia tahu mbak Siti tetap juga akan pergi meski tak ia ceraikan.

    Mbak?! Kenapa tega sekali terhadap Mamang? protesku pada mbak Siti saat ia sedang mengemasi pakaiannya.

    Sepertinya tdk tersinggung dengan ucapanku. Ia hanya tersenyum getir.

    NonMang Narko adalah pria yg baik. Bersamanya hidupku penuh dengan gairah meledakledak. Tapi dia bukanlah type seorang suami apalagi bapak yg ideal bagi sebuah keluarga. Umur mbak semakin hari semakin tua. Seorang wanita hanya memiliki kesempatan selagi ia masih muda. Dan mbak tak ingin semuanya menjadi terlambat. Pada saat itu aku masih belum mengerti dengan ucapannya itu.

    Baru sekarang aku paham maksud mbak Siti kala itu.

    Saya tdk paham maksud, mbak?
    Hhhhhhh.. kudengar ia menghela napas Kamu ini masih bau kencur, non. Kelak kamu akan mengerti maksudku
    Tapi kasihan mamang sendirianujarku.

    Aku masih belum menerima ia meninggalkan mang Narko. Aku mengganggap mbak Siti telah salah melakukan hal ini. Dan aku sungguh berharap ia mau berubah pikiran dan mengurungkan kepergiannya.

    Percayalah.meski mbak pergi namun mang Narko ndak bakal kesepian sebab dia sudah punya pengganti diri mbak yg jauh lebih baik
    Ganti? Siapa yg Mbak maksud? tanyaku.

    Aku sempat mengira kemungkinan yg dimaksudkan mbak Siti itu adalah salah satu istri mang Narko yg lain.

    Ya orangnya itu kamuu toh nduk!jawab Mbak Siti sambil mencubit pipiku gemas
    A aaku, mbak?
    Iya kamu. Hi hi hi ujarnya sambil memperdengarkan tawa khasnya.

    Aku justru bertambah bingung namunaku tak tahu harus berkata apaapa lagi saat ia mengangkat kopernya.

    Nah Non, mbak pamit dulu sekarang. Dan mbak titip mang Narko padamu,ya ujarnya dengan mata berkacakaca.

    Aku ikutikutan jadi terharu. Tak kusangka ternyata mbak Siti masih memiliki perhatian terhadap mantan suami tuanya itu.

    Keputusan mbak Siti benarbenar sudah bulat dan tak dapat dicegah lagi. Akhirnya dia pergi meninggalkan kami hari itu.

     

    Baca Juga :
  • Malam Pertama Susah Di Lupakan

    Malam Pertama Susah Di Lupakan


    1570 views

    Duniabola99.org – Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai mengucapkan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati cobaan dan rintangan yang sangat berat selama hampir sepuluh tahun hubungan kami.

    Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

    Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu “bersih”, saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

    Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.
    Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

    Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.

    Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora.Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

    Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.

    Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,
    “Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang.”
    Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

    Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.
    Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?

    Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.
    Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkawinan, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik “benda” itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

    Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.

    Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.

    Dia semakin liar, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

    Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

    Kutuntun kemaluanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.

    Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

    Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, “sama-sama.” Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

    Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

    Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.

    Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Foto Ngentot Alex Grey Yang Hot Dan Cantik

    Foto Ngentot Alex Grey Yang Hot Dan Cantik


    2167 views

    Foto Ngentot Terbaru – Tak dapat dipungkiri bahwa Jepang seakan tak pernah habis mengorbitkan bintang-bintang bokep berwajah cantik mempesona. Salah satu yang menjadi idola kita semua adalah wanita imut yang pada 1 1 Januari nanti berulang tahun ini. Wanita kelahiran Hiroshima ini sudah mengeluarkan begitu banyak foto bugil maupun video. Sebab beliau sudah berkarir begitu lama di industri ini. Maka jangan heran jika kalian akan sangat mudah menemukan berbagai album foto bugi Di Dunia Maya.

  • Flexible Bunny Baby gets to suck off an older man on the court outdoors

    Flexible Bunny Baby gets to suck off an older man on the court outdoors


    1636 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Video Bokep Isapan Nikmat Miyu Kaburagi

    Video Bokep Isapan Nikmat Miyu Kaburagi


    1727 views