• Foto Ngentot Mbak Yuna Hirose Hingga Masturbasi

    Foto Ngentot Mbak Yuna Hirose Hingga Masturbasi


    1626 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Người mẫu Jin Hee

    Người mẫu Jin Hee


    1625 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Cerita Sex Selingkuh Temen Kantor

    Cerita Sex Selingkuh Temen Kantor


    1625 views

    Cerita Sex – Nama saya Adi. Seperti pria pada umumnya, aku sangat menyukai hubungan intim yang bebas untuk dilanjutkan sampai kepuasan tertinggi. Apalagi jika pasangan saya tidak banyak berharap lebih selain kepuasan seksual. Saya biasanya sangat bergairah terhadap wanita yang demikian. Itulah yang terjadi antara saya dan Sari. Ini terjadi selama 3 tahun terakhir.

    Umurku kini 39 tahun sementara Sari berusia 34 tahun. Memang kami akhirnya berhenti berhubungan karena ia harus pindah ke luar kota sementara saya tetap di Jakarta. Namun kisahku dengan dia selalu menjadi kenangan, bahkan sering merangsangku. Sari adalah seorang ibu dari dua anak dan bersuamikan pria yang baik, memiliki pekerjaan lumayan di sebuah perusahaan milik pemerintah.

    Aku sendiri di perusahaan swasta, se kantor dengan Sari. Badanku biasa-biasa saja dengan tinggi hampir 170 cm, sementara Sari sekitar 165 cm. Badannya cukup langsing dengan pantat yang agak menonjol. Inilah yang sangat menggairahkan saya. Sementara dia bilang sangat menyukai bersenggama dengan saya karena ukuran penis saya yang lebih gemuk dari punya suaminya, walaupun panjangnya kira-kira sama.

    Hubungan kami bermula dari kedekatan tempat duduk yang membuat kami sering ngobrol di kala senggang. Aku suka memuji pakaiannya dengan kalimat-kalimat yang mengarah keurusan nafsu. Misalnya, “rokmu bagus deh hari ini, seksi banget kelihatannya” .

    Luar biasanya, jawaban Sari lebih mengarahkan lagi, “seksi gimana, hayo, jelasin dong..” Aku biasanya langsung ngejelasin bahwa lekuk tubuhnya jadi terlihat dan enak dipandang. Dia senang aku memujinya. Hal-hal begini terjadi dan makin lama makin brani, namun tanpa pernah ia tersinggung atau marah.

    Nampaknya dia santai-santai aja dan menikmati percakapan, sejauh apapun. Pada suatu waktu, kamu keterusan ngobrol tentang hubungannya dengan sang suami. Kebetulan paginya, katanya, ia baru bersenggama dengan suaminya, namun nggak mencapai orgasme. Sementara suaminya selalu orgasme. Saya langsung memancing,” jadi lagi nanggung dong skarang, ya”.

    Eh, nggak nyangka dia menjawab,”napa, mo bantu nerusin nih.. emang mampu?”. Wah, bagi saya kesempatan nih. Aku langsung mengarahkan pembicaraan ke makan siang bareng di luar kantor. Dia mau banget. “Gimana kalo makannya di tempat yang berdua aja”, aku membuka obrolan di mobil ketika kami berangkat mencari tempat makan. Sari menjawab dengan pertanyaan sambil melihat ke arahku yang sedang nyetir,” di mana?”. Pikiranku tidak lain ke motel jam-jaman tentunya. Di situ bisa nonton tv, ngobrol, pesen makanan, dianterin ke kamar, bayar, tanpa harus ketemu muka dengan pengantar makanan.

    Aku jelasin semua itu, dia malah nyambung,”masa cuman nonton tv, ngobrol, makan..”. Ini jawaban yang ngeresin banget. Aku merasakan desakan dari dalam celanaku, ereksi yang dahsyat. Akhirnya kami tiba di motel. Ngobrol-ngobrol lebih jauh, ternyata dia memang telah sering ke motel dengan suaminya ketika pacaran dulu.

    Saya jadi sangat maklum, pantes Sari nggak kelihatan risi atau kaku sama sekali. Selesai membayar kamar dan pesen makanan, kamipun duduk di tempat sambil nonton tv. Ternyata ada channel video dengan film seks. Aku nggak pindahin lagi channelnya dan Sari nampaknya senang. Baru 2-3 menit, ia sudah merapatkan badannya ke tubuhku sambil berkata,” puasin aku ya..”.

    Aku langsung merapatkan bibirku ke bibirnya. Kamu berciuman sangat bernafsu. Lidahnya duluan masuk ke mulutku ambil meraba-raba setiap sudut dalam mulut. Aku sangat terangsang, apalagi melihat tangannya memegang daerah vaginanya yang masih tertutup rok. Wanita ini nampaknya sangat dingin dan cuek, pikirku. Inilah kebiasaan wanita yang sangat ku sukai dan sangat merangsangku. Aku membuka kancing bajunya dan langsung menyusupkan tanganku ke buah dada kirinya.

    Dia dengan cepat membuka tali bh sehingga menyembul dua bukit yang cukup besar. Aku langsung mengulum putting salah satunya. Kepalanya bergerak ke belakang menahan isapanku. Aku suka ekspresinya ketika terangsang.

    Ia makin terangsang, aku juga.

    Tanganku telah masuk ke dalam celana dalamnya dari samping. Agak basah. Jari tengahku mengusap-usap klitorisnya. Ini membuat ia tak tahan. Tanpa komando apa-apa, posisi kami berubah menjadi posisi 69.

    Kami saling mengisap sambil, ” aaaah.. eeeeh..haaaaaaahhh. .” Ketika bibirku mengulum klitorisnya, ia melenguh panjang keenakan,” aaaauu.. enak, Di”. Aku lakukan ini sekitar 5 menit sampai Sari mendorongku kemudian mengangkang di sampingku.

    “Ayo Di, nggak tahan nih. Masukin cepet..” Aku berputar menaikinya, mengarahkan kontolku ke liang senggamanya yang sudah sangat basah. Perlahan-lahan ku dorong masuk.. enak sekali. Sari melenguh,” aaaaah.. ya teruuuss Di.”. Perlahan-lahan ku pompa liang senggamanya sementara dia memaju-mundurkannya dengan badan yang sangat kaku.

    Rupanya ia mengejar orgasmenya yang pertama. “Terus Diiii, aku suka banget. “. Semenit kemudian badannya mengeras total sambil berteriak,” aaaaaaaaah. udah Di aku dapet. aaaaah”. Aku mendiamkan sedikit agar ia bisa tenang dulu.

    “Enak banget, sayang”, katanya setelah agak tenang Aku kaget dia memanggilku dengan sebutan sayang. “Kamu sayang aku ya?”, aku bertanya sambil memulai memompa liang senggamanya lagi. “Iya dong, aku sayang kamu yang telah memuaskanku, selain menyayangi suamiku yang baik itu lho”, Sari menjawab.

    Kami bertempur lagi dan nampaknya Sari telah terangsang lagi. Kadang-kadang aku memutarmutar pantatku dengan arah yang berlawanan dengan putaran pantat Sari. Kami benar-benar menikmati hubungan seks kami yang pertama. Akhirnya aku hampir mencapai puncak,” Sari, aku mo nyampe nih.aaaahhh” . “Yaaaah, aku juga”.

    Semenit kemudian aku mencapai orgasme yang luar biasa sambil berteriak,” aaaaaahhh.”. Sari juga ternyata mencapai orgasmenya yang kedua sambil melenguh keras sekali,” aaaaauuuu.. Enak Di. enaaaak”. Kami terdiam sejenak. Cerita sex selingkuh

    Setelah reda, kami berciuman lagi secara lembut sekali. Kemudian kami mandi bersama. Di bawah shower, kontolku tegang lagi. Sari juga terangsang karena ku gesek-gesek ke vaginanya ketika kami mandi sambil berpelukan. Akhirnya kami bersenggama lagi, kali ini sambil berdiri.

    Karena sulit melakukannya sambil berdiri, kami kembali ketempat tidur untuk menyelesaikan satu putaran kenikmatan. Lagi-lagi aku mengalami hubungan seks yang sangat ekspresif. Karena Sari sangat ekspresif, nggak malu-malu, aku jadi sangat terangsang.

    Akhirnya kami mencapai kepuasan bersama, setelah aku harus menahan orgasme sebentar karena Sari belum akan orgasme. Akhirnya kami meledakkannya bersama-sama, ” aaahhhhhh… aaaahhh.”. Sampai pertengahan 2003 kami rutin berhubungan 2 atau 3 kali seminggu.

    Kami melakukannya tanpa saling menuntut, kecuali menuntut kepuasan. Saya tidak pernah bermaksud memperistrinya, dia juga tidak pernah berangan-angan hendak bercerai dan menikah dengan saya. Cocok benar kemauan saya dengan kemauan dia. Saya kami hari berpisah. Skarang saya harus agak sering melakukannya sendiri, sambil berkhayal tentang hubungan seksku dengan Sari.

  • Darah Perawan Dari Mantanku

    Darah Perawan Dari Mantanku


    1625 views

    Sudah hampir enam bulan lamanya aku berhubungan dengan gadis yang bernama Mitha, dia merupakan teman kantorku. Dan tahu juga kalau aku pernah bertunangan dengan Ega dan akhirnya putus, sikap Mitha sungguh berbeda dengan Ega dia begitu dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan yang kami hadapi. Dan yang paling aku suka darinya dia tidak banyak menuntutku untuk selalu mengikuti kehendaknya.

    Namaku Yudi dan bukan maksudku untuk tidak mau mengikuti keinginan gadis yang telah aku anggap layaknya istriku. Karena bagaimanapun juga kami sudah sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh, dengan usia yang sama-sama dewasa menurutku. Karena saat ini usiaku sudah menginjak 28 tahun begitu juga dengan Ega mantan tunanganku itu.

    Dulu Ega sering menginap di rumahku dan mamaku memang tidak banyak komen tentang gadis yang aku ajak menginap di rumah. Apalagi Ega adalah gadis yang telah aku pinang walau akhirnya putus juga, dan kini dengan Mitha aku sama sekali tidak pernah membawanya ke rumah. Entah mengapa aku merasa malu pada mama mungkin karena aku tahu kalau mama sudah berharap untuk aku segera menikah dengan Ega waktu itu.

    Untungnya juga Mitha tidak menuntutku untuk mengajaknya main ke rumah dan memperkenalkan dia pada mamaku. Walau begitu aku sering menceritakan tentang mamaku karena memang hanya dia yang kini menjadi orang tua tunggal bagiku setelah papa meninggal. Sejak dulu aku termasuk cowok yang bisa di bilang nakal, untuk urusan melakukan cerita hot selingkuh bukan lagi hal tabu bagiku.

    Tapi dengan Mitha aku merasa tidak ada keinginan untuk melakukan hal itu, padahal aku sering merindukannya dan bahagia bila bersamanya mungkin karena aku takut kalau harus melakukan adegan seperti dalam cerita sex paling hot, hubunganku tidak akan berakhir di pelaminan lagi. Atau mungkin karena Mitha meruapakan gadis yang pendiam dan tidak menggodaku dengan penampilannya.

    Setiap bertemu paling kami hanya membahas tentang persoalan kami atau tentang pekerjaan kami masing-masing. Seperti sore ini selepas dari kantor aku langsung mengantarnya pulang “Minggu besok kita jalan yuk..” Ajakku pada Mitha “Kemana mas..?” Katanya sambil menatapku “Kemana aja.. terserah kamu..enaknya kemana ” Seperti biasa dia hanya tersenyum dan menyerahkan semua keputusan padaku.

    Begitu mengantar Mitha ke rumahnya aku langsung pulang dan aku di buat terkejut oleh kedatangan seseorang di rumahku, di ruang tamu duduk Ega dengan menunduk “Mas Yudi..” Katanya sambil berlari memelukku, diapun menangis di pelukanku “Ada apa Ega…?” kataku sambil menarik tubuhnya dan dia tetap menangis, akupun membawanya duduk kembali dan mencoba membujuknya untuk berhenti menangis.

    Sampai mamaku juga ikut membujuknya dan Ega menceritakan masalahnya, karena hari telah larut tidak mungkin juga dia pulang karena kini dia tinggal di luar kota. Ega akhirnya menginap di rumahku, besoknya aku terbangun dan aku mendengar mama mengobrol sama Ega ketika aku lihat rupanya Ega masak seperti di saat dia masih sebagai tuanganku dulu dan dia masih terlihat begitu dekat dengan mama.

    Akupun berangkat kantor dan seperti biasa aku menjemput Mitha terlebih dulu, dan aku tidak bisa menceritakan padanya kalau di rumah ada Ega “Hei..kenapa kebanyakan diemnya..?” kata dia membuyarkan lamunanku “Ah.. nggak cuma ke bawa cuaca aja.. dingin males buat ngomong..”Jawabku mencari alasan untung cuaca hari ini mendung “kalau mendung begini besok jadi gak mas..”.

    Aku terperanjat mendengarnya “Oh..iya..iya..sekarang hujan terus ya..” Aku gugup karena aku dengar Ega masih belum mau pulang, katanya dia masih mau tinggal di rumah dan mamaku mengizinkannya. Namun aku tidak berani membicarakan tentang Ega pada Mitha, karena dia juga tahu kalau aku dulu sudah pernah melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita hot dan aku tidak mau menyakiti hatinya.

    Hingga pulang dari kerja aku langsung mengantar Mitha, sebenarnya aku masih berniat untuk mampir k rumahnya “Sudah mas nggak usah.. ini mau hujan lagi kelihatannya..” Kata Mitha ketika aku hendak turun dari mobil, akhirnya akupun pulang dan benar saja tiba di rumah hujan turun dengan lebatnya. Akupun langsung ke dalam kamarku dan segera menghangatkan diri dengan selimut.

    Aku tidak melihat mama masuk ke kamarku, biasanya setiap aku pulang dari kerja dia langsung membuntutiku. Tapi kali ini dia tidak melakukannya sampai akhirnya aku mendengar pintu terbuka aku pikir itu pasti mama “Mas Yudi ini Ega bawain minuman hangat..” Dengan malas aku membuka mataku, dan aku terkejut melihat Ega dengan mengenakan pakaian yang begitu tipis seolah sengaja ingin menggodaku.

    Aku bangun dan mengambil minuman dari tangan Ega, ketika selesai meminumnya Ega mengambil minuman tadi. Namun dia bukan hanya mengambil minuman itu tapi dengan cepat dia mencium bibirku, aku tersentak dan langsung mendorong tubuhnya. Saat itu juga aku lihat Ega menangis dan langsung berlari dari kamarku, lama juga aku terdiam dan akhirnya akupun menuju kamarnya untuk meminta maaf.

    karena aku tahu Ega juga bukan gadis yang mudah melakukan hal seperti itu, aku lihat dia menangis memeluk bantal “Ega maafkan aku.. bukan maksudku untuk…”Dia kembali memelukku saat itu juga aku teringat akan masa laluku dengannya, dengan mesra aku balas memeluknya juga dan kamipun bercumbu seperti dulu dengan lembut aku mencium bibirnya yang terasa begitu hangat.

    Ega memejamkan mata bahkan dia mendesah dengan lirih “Ooouuuggghh… maaas.. Yudiii… aaagggggghhhhh… aku sayaaang kamu maaaaas….” Akupun tidak lagi memikirkan yang lain, tapi dengan perlahan aku lepas pakaian Ega dan nampaklah tubuh mulus Ega di depan mataku “Ooouugggghh… sayaaang.. aku juga masih sayang sama kamu…” Kataku sambil mendekat pada tubuhnya.

    lalu akupun kembali mencumbunya sambil melepas pakaianku juga, hingga akhirnya ketika kontolku sudah menyentuh tubuh Ega. Dengan sigap Ega memegangnya lalu diapun menuntunnya untuk masuk dalam kemaluannya, dan dengan cepat kontolku masuk kedalamnya “Oouuughh… aaagggghh.. aaaagggghh… aaaagggghhh… aaagggghh…Yudiii… aaagghhh..” Desah Ega waktu itu.

    Dia menggelinjang bagai cacing kepanasan dan aku terus memompa tubuhnya hingga tubuhku penuh dengan keringat “OOOooouuuggggghh… aaaaggggghhh… aaaaaggggghhh… aaaggghhh… aaaaaggggghhh…” Aku terus bergerak dan dapat aku rasakan kenikmatan bagai dulu ketika kami masih bersama sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh ini, kembali aku kecup bibir Ega.

    Hingga akhirnya kami berdua sama-sama mengerang panjang “Ooouuggggghh… aaagggghh… aaagggghh… sayaaaang… aaagggghh…. aaagggghhh…” Kamipun terkulai di tempat tidur, dan Ega memeluk tubuhku dengan mesranya hingga kamipun tertidur lelap, seperti biasa aku terbangun dan Ega sudah tidak ada di sampingku. Aku tahu dia pasti sedang masak dengan mama.

    Ketika aku bangun dan hendak pindah ke kamarku, mama memanggilku “Yudi.. kamu sudah bangun..itu ada yang temannya..” Dengan masih mata mengantuk akupun melihat ke ruang tamu, apalagi kamarku memang melewati ruang tengah tepat di samping ruang tamu “Oohhh..Mitha..” aku terkejut sedang duduk di sofa Mitha pacarku, dan yang lebih membuat aku terkejut dia di temani Ega disampingnya.

    Aku langsung menghampirinya “Tunggu ya.. 10 menit lagi..” Kataku tapi aku lihat Mitha sudah bangun dari duduknya dan berkata dengan tertahan “Ooh.. tidak usah mas.. Mitha pergi saja..” diapun melesat dengan cepat meninggalkan ruang tamuku, aku berusaha mengejarnya tapi dia masuk kedalam mobilnya lalu meninggalkan aku sendiri dengan perasaan yang tidak dapat aku gambarkan.

  • Sexy blonde chick uncovers her small tits as she gets naked on a sofa

    Sexy blonde chick uncovers her small tits as she gets naked on a sofa


    1625 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Menjaga Putra Tunggalku

    Menjaga Putra Tunggalku


    1625 views

    Cerita Sex Terbaru – Cerita Ini Kisah Nyata Yang Mau Aku Ceritakan, Berawal Dari Arisan ibu-ibu selalu saja memiliki gosip yang berbagai ragam. Mulai dari gosip berlian, gosip hutan piutang, bahkan gosip seks. Kali ini aku terkejut sekali, ketika seorang teman membisikkan padaku, kalau Ibu Wira itu, suka rumput muda. Justru yang dia sukai adalah laki-laki belasan tahun. Rasany aku kurang percaya. Ap ia? Bu Wira yang sudah berusia lebih 50 tahun masih doyan laki-laki belasan tahun?

    “Woalaaah…Bu Tuty masya enggak percaya sih?” kata Bu Lina lagi.
    Aku sudah janda hampir 10 tahun, sejak perkawinan suamiku dengann istri mudanya. Aku tak nuntut apa-apa, keculi Julius putra tunggalku harus bersamaku dan rumah yang kami benagun bersama, menjadi milikku. Aku sakit hati sekali sebenarnya. Justru perkawinan suamiku, karena katanya aku tidak bisa melahirkan lagi, sejak peranakanku diangkat, ketika aku dinyatakan terkena tumor rahim. Suamiku mengakui, kalau permainan seksku masih sangat Ok. Dalam usia 37 tahun, aku masih keliahatan cantik dan seksi.

    “Lihat tuh, Bu Tuty. Matanya asyik melirik anak bu Tuty terus tuh,” kata Bu Salmah tetanggaku itu. Kini aku jadi agak percaya, ketika aku melihat dengan jelas, Bu Wira mengedipkan matanya ke putra tunggalku Julius. Rasanya aku mau marah, kenapa Bu Wira mau mengincar putraku yang masih berusia hampir 15 tahun berkisar 12 hari lagi.

    Sepulang dari arisan, aku sengaja mendatangi tetangga yang lain dan secara lembut menceritakan apa yang diceritakan Bu Salmah kepadaku. Tetanggaku itu tertawa cekikikan. Dari ceritanya, suami bu Wira sudah tak sanggup lagi, bahkan suaminya sudah tahu kelakuannya itu. Bu Wira memang suka burung muda, kata mereka. Bahkan putra tetanggaku titu pernah digarap oleh Bu Wira. Karean malu ribut-ribut, lagi pula anaknya yang sudah berusia 18 tahun dibiarkan saja.

    “Laki-laki kan enggak apa-apa bu. Kalau anak perempuan, mungkin perawannya bisa hilang. Kalau anak laki-laki, siapa tahu perjakanya hilang,” kata tetanggaku pula. Bulu kudukku berdiri, mendengarkan celoteh tetanggaku itu. Aku kurang puas denga dua informasi itu. Aku bertandang lagi ke tetanggaku yang lain masih di kompleks perumahan …..(Dirahasiakan) Indah. Tetangku itu juga mengatakan, kalau itu soal biasa sekarang ini.
    Malamnya aku ngobrol-ngobrol dengan putraku Julius. Julius mengatakan, kalau Tante Wira sudah mengodanya. Bahkan sekali pernah menyalaminya dan mempermainkan jari telunjuknya di telapak tangan putraku. Pernah sekali juga, kata putraku, Tante Wira mengelus burung putraku dari balik celananya, waktu putraku bermain ke rumah Tante Wira.

    Aku sangat terkejut sekali mendengar pengakuan putraku Julius menceritakan tingkah laku Bu Wira. Tapi tetanggaku mengatakan, itu sudah rahasia umum, dan kini masalah itu sudah biasa. Bahkan tetanggaku mengajakku untuk berburu burung muda bersama-sama.

    Malamnya aku tak bisa tidur. AKu sangat takut, kalau putraku akan menjadi korban dari ibu-ibu di kompleks itu. Sudah sampai begitu? Semua sudah menjadi rahasia umum dan tak perlu dipermasalahkan? Lamat-lamat aku memperhatikan putraku. Trnyata dia memang ganteng seperti ayahnya. Persis fotocopy ayahnya. Walau masih 15 tahun, tubuhnya tinggi dan atletis, sebagai seorang pemain basket. Gila juga pikirku.

    Rasa takutku marah-marah kepada Bu Wira, karean aku juga mungkin pernah dia lihat berselingkuh dengan teman sekantorku. Mungkin itu akan jadi senjatanya untuk menyerangku kembali, pikirku. Hingga aku harus menjaga anak laki-lakiku yang tunggal, Julius.

    Ketika Julius pergi naik sepeda mootr untuk membeli sesuatu keperluan sekolahnya, aku memasuki kamarnya. Aku melihat majalah-majalah porno luar negeri terletak di atas mejanya. Ketika aku menghidupkan VCD, aku terkejut pula, melihat film porno yang terputar. Dalam hatiku, aku haru semnyelamatkan putraku yang tunggal ini.

    Sepulangnya dari toko, aku mengajaknya ngobrol dari hati ke hati.

    “Kamu kan sudah dewasa, nak. Mami tidak marah lho, tapi kamu harus jawab sejujurnya. Dari mana kamu dapat majalah-majalah porno dan CD porno itu,” kataku. Julius tertunduk. Lalu menjawab dengan tenang dan malu-malu kalau itu dia peroleh dari teman-temannya di sekolah.

    “Mama marah?” dia bertanya. AKu menggelengkan kepalaku, karena sejak awal aku mengatakan, aku tidak akan marah, asal dijawab dengan jujur. AKu harus menjadikan putra tunggalku ini menjadi teman, agar semuanya terbuka.

    “Kamu sudah pernah gituan sama perempuan?” tanyaku.
    “Maksud mami?”
    “Apa kamu sudah pernah bersetubuh dengan perempuan?” tanyaku lagi. Menurutnya secara jujur dia kepingin melakukan itu, tapi dia belum berani. Yang mengejutkan aku, katanya, minggu depan dia diajak kawan-kawannya ke lokalisasi PSK, untuk cari pengalaman kedewasaan. Aku langsung melarangnya secara lembut sebagai dua orang sahabat. Aku menceritakan bagaimana bahaya penyakit kelamin bahkan HIV-AIDS. Jika sudah terkena itu, maka kiamatlah sudah hidup dan kehidupannya.

    “Teman-teman Julius, kok enggak kena HIV, MI? Padahal menurut mereka, merekaitu sudah berkali-kali melakukannya?’ kata putraku pula. Ya ampun….begitu mudahnya sekarang untuk melakukan hal sedemikian, batinku.
    “Pokoknya kami tidak boleh pergi. Kalau kamu pergi, Mami akan mati gantung diri,” ancamku.
    “Tapi Mi?”
    “Tapi apa?”
    “Julius akan kepingin juga. Katanya nikmat sekali Mi. Lalu bagaimana dong? Julius kepingin Mi. Katanya kalau belum pernah gituan, berarti belum laki-laki dewasa, Mi?” putraku merengek dan sangat terbuka. Aku merangkul putraku itu. Kuciumi keningnya dan pipinya denga penuh kasih sayang. Aku tak ingin anakku hancur karean PSK dan dipermainkan oleh ibu-ibu atau tante girang yang sering kudengar, bahkan oleh Bu Wira yang tua bangka itu.

    Tanpa terasa airmataku menetes, saat aku menciumi pipi putraku. Aku memeluknya erat-erat. Aku akan gagal mendidiknya, jika anakku semata wayang ini terbawa arus teman-temannya ke PSK sana.

    “Kamu benar-benar merasakannya, sayang?” bisikku.
    “Iya Mi,” katanya lemah. Aku merasakan desahan nafasnya di telingaku.
    Yah…malam ini kita akan melakukannya sayang. Asal kamu janji, tidak mengikuti teman-temanmu mencari PSK, kataku tegas.
    “Berarti aku sama dengan Tony dong, Mi?”
    “Tony? Siapa Tony?” tanyaku ingin tahu, kenapa dia menyamakan dirinya dengan Tony. Menurut cerita Julius putraku, Tony juga dilarang mamanya mengikuti teman-temannya pergi mencari PSK, walau Tony sudah sempat juga pergi tiga kali bersama teman-teman sekelasnya. Untuk itu, secara diam-diam Tony dan mamanya melakukan persetubuhan. Katanya, Tony memakai kondom, agar mamanya tidak hamil. Aku terkejut juga mendengarnya.

    “Kamu tidak perlu memakai kondom, sayang. Mami yakin, kalau mami tidak akan hamil,” kataku meyakinkannya. Seusai makan malam, Julius tak sabaran meminta agar kami melakukannya. AKu melihat keinginan putra begitu mengebu-gebu. Mungkin dia sudah pengalaman melihat CD Porno dan majalah porno pikirku. AKu secepatnya ke kamar mandi mencuci paginaku dan membuka BH dan CD ku. AKu memakai daster miniku yang tipis. Di kamar mandi aku menyisiri rambutku serapi mungkin dan menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tubuhku. Aku ingin, putraku mendapatkan yang terbaik dariku, agar dia tidak lari ke PSK atau tante girang. Putraku harus selamat. Ini satu-satunya cara, karea nampaknya dia sudah sulit dicegah, pengaruh teman-temannya yang kuat. Jiwanya sedang labil-labilnya, sebagai seorang yang mengalami puberitas.
    Begitu aku keluar dari kamar mandi, putraku sudah menanti di kamar. Dia kelihatan bingung melihat penampilanku malam ini. Tidak seperti biasanya.

    “Kamu sudah siap sayang,” kataku. Putraku mengangguk. Kudekati dia. Kubuka satu persatu pakaiannya. Kini dai telanjang bulat. AKua melapaskan dasterku. Aku juga sudah telanjang bulat. Aku melihat putraku melotot mengamati tubuhku yang telanjang. Mungkin dia belum pernah melihat perempuan telanjang sepertiku di hadapannya. Aku duduk di tempat tidur. Kutarik tangannya agar berdiri di sela-sela kedua kakiku. Aku peluk dia. Aku kecip bibirnya dengan mesara. Pantatnya kusapu-sapu dengan lembut, juga punggungnya. Dengan cepat terasa burungnya bergerak-gerak di perutku. Kujilati lehernya. dia mendesah kenikmatan. Liodahku terus bermain di pentil teteknya. Lalu menjalar ke ketiaknya dan sisi perutnya. Aku merasakan tangan anakku mulai memagang kepalaku. Kuperintahkan dia untuk duduk di pangkal pahaku. Kini dia duduk di pangkal pahaku, dengan kedua kakinya bertumpu ke pinggir tempat tidur. Tiba-tiba aku merebahkan diriku ke tempat tidur. dia sudah berada di atasku. Kuminta agar dia mengisap puting susuku. Mulutnya mulai beraksi. Sementara burungnya terasa semakin keras pada rambut paginaku. Dengan cepat pula, kurebahkan dirinya. Kini aku yang balik menyerangnya. Kujilati sekujur tubuhnya. Batang burungnya, telur yang menggantung di pangkal burungnya. Ku kulum burungnya dan kupermainkan lidahku pada burung itu.

    “Mami…geli,” putraku mendesah.
    “Tapi enakkan, wayang,” tanyaku.


    “Enak sekali Mi,” katanya. Aku meneruskan kocokanku pada burungnya. Dia menggelinjang-gelinjang. Kuteruskan kucokanku. Kedua kakinya menjepit kepalaku dan…croot.croot.crooooooot! Spermanya keluar. Kutelan sepermanya dan kujilati batangnya agar spermanya tak tersisa. Aku senagaja memperlihatkannya kepadanya.

    Kini dia menjadi lemas. Terlalu cepat dia keluar. Mungkin sebagai pemula, dia tak mampu mengontrol diri. Kuselimuti dirinya. 20 menit kemudian, setelah nafasnya normal, aku memberinya air minum segelas. Lalu aku membimbingnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kusabuni burungnya dan kulap pakai handuk. Kini kami sudah terbaring berdua di tempat tidur.

    “Enak sayang?” tanyaku. Dia menagngguk.
    “Tapi Mi, kita kan belum begituan. Katanya kalau begituan, burung Julius masuk ke lubang memek Mami,” katanya polos. Aku menganguk. Kamu harus segar dulu. Nanti kita ulangi lagi. Nanti kamu boleh memasukkannya ke lubang Mami, kataku.
    “Kenapa nanti Mi? Kenapa tidak sekarang?” dia mendesak.
    Dia sudah begitu menginginkannya pikirku. Langsung kulumat bibirnya. Kujulurkan lidahku ke dala mulutnya. Dia langsung meresponsnya. Kini dia berganti memberikan lidahnya padaku. Aku mengemutnya dengan lembut. Tanganku terus membelai-belai tubuhnya dan burungnya kuelus-elus. Sebentar saja burung itu bangkit.

    “Naiki Mami, sayang,” kataku. Dia naik ke tubuhku.
    “Masukkan,” pintaku. Dia mencari-cari lubangku. Kuarahkan burungnya dengan tanganku. Setelah burung itu terasa di tengah bibir paginaku, kuminta dia menekannya. Dia menakan burungnya dan langsung masuk, karean paginaku sudah basah. Aku memang sudah sangat lama merindukan ada burung memasuki paginaku. Setelah terhenti 5 tahun perselingkuhanku dengan seorang duda teman sekantorku (sejak dia pindah) aku tak pernah lagi selingkuh.
    Burung yang besarnya cukup itu, terasa sudah mengganjal di liang paginaku. KUkangkangkan kedua kakiku. Aku membiarkan burung itu tenggelam di dalamnya. Tak lama kemudian, aku merasakan putraku sudah mulai menarik-cucuk burungnya. Aku biarkan saja, walaupun sebenarnya aku sudah agak gatal ingin meresponsnya. Lama kelamaan, aku tak tahan juga. Aku pun meresponnya dengan hati-hati, seakan aku hanya melayaninya saja, bukan karean kebutuhanku. Sambil memompa burungnya, kuarahkan mulutnya untuk mengisap-isap pentil payudaraku. Dia melakukannya. AKu sudah melayang di buatnya. Sudah lama sekali aku tidak merasakan kenikmatan itu, sementara usia yang 37 tahun, masih membutuhkannya. Kujepit kedua kakiku ke tubuh putraku. Aku orgasme dengan cepat. Aku tidak memperlihatkan, kalau aku sudah orgasme. Perlahan-lahan aku tetap meresponsnya, sampai aku normal kembali.

    “Jangan digenjot dulu, sayang. Mami Capek. Isap saja tetek mami, sayang,” pitaku. Aku tak ingin dia sudah orgasme, sementara aku masih jauh. Dia menjilati tetekku dan mengisap-isapnya. Atas permintaanku, sekali-sekali dia juga menggigit putingku. Libidoku bangkit. Aku mulai melayang. Aku mulai menggoyang tubuhnya dari bawah. Dia merespons dengan kemabli menggejotku, menarik dan mencucuk burungnya ke dalam liang paginaku. Aku mendengar, suara begitu becek pada paginaku. Aku sedikit malu, karena selama ini, aku sudah tidak merawat lagi paginaku. Tapi dia semakin semangat mengocokkan burungnya.

    “Mami…aku sudah mau keluar nih…” katanya. Saat itu aku juga sudah mau muncrat. Aku percepat goyanganku, agar aku lebih dulu sampai pada puncak kenikmatan itu. Dan…dia memelukku erat sekali. Bahuku digigitnya dan sebelah tangannya mencengkeram rambutku. Ternyata kami bisa sama-sama sampai. Aku masih mampu mengatur irama permainan ini, pikirku.

    Aku keringat dan putraku juga berkeringat. Perlahan dia ku baringkan ke sisiku dan aku menyelimuti tubuh kami dengan selimut tipis, sekaligus melap tubuh kami dari keringat. Setelah 15 menit aku bangkit dan meneguk segelas air putih. Segelas kuberikan kepdanya.
    Julius berjanji untuk merahasiakan ini kepada siapa saja, termasuk kepada teman dekatnya. Walau menurut Julius, temannya sudah berhubungan dengan beberapa wanita di lokalisasi PSK, namun behubungan dengan ibunya jauh lebih nikmat. Aku juga memberi yang terbaik buat putraku, demi keselamatan hidupnya, terhidar dari PSK dan tante giang.

    Aku menyangupi, memberinya cara lain bermain seks, seperti yang dia lihat di CD porno dan majalah-majalah, seperti doggystyle dan sebagainya. Malam itu, Julius juga bersumpah, tidak akan pergi mencari PSK, walau pun teman-temannya menuduhnya laki-laki Kuper dan ketinggalan zaman, karea dia sudah mendapatkannya dariku dengan baik.
    Sejak saat itu, kami selalu melakukannya secara teratur, tidak serampangan. Tenatu saja di tempat tidur, di dapur, di sofa dan tempat-tempat lai di rumah kami dengan suasana yang indah. Bahkan kami pernah juga melakukannya di hotel, ketika kami wisata ke bogor. Semua orang memuji kegantengan putraku yang wajahnya imut-imut dan manja itu.

    Kini putraku sudah SMA, AKu sudah persis 40 tahun. Orang bilang aku masih tetap cantik, karean aerobik. Sebeanranya, selain aerobik, aku juga melakukan hubungan seks yang sangat teratur.

  • Nyonya Muda Menyuruhku Untuk Memenuhi Hasrat Sex nya

    Nyonya Muda Menyuruhku Untuk Memenuhi Hasrat Sex nya


    1624 views

    Duniabola99.org – Sebut saja namaya si Jo. Berasal dari kampung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota Y. Di kota Y inilah dia numpang hidup pada seorang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Inah, dengan usia kurang lebih diatas Jo 2-3 tahun. Jo sendiri berumur 15 tahun jalan.

    Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Rhieny atau biasa mereka memanggil Bu Rhien, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang terletak di halaman belakang, di depan kamar si Jo.

    “Inah.., besok lusa Bapak hendak ke Kalimantan lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya jangan lupa sampai ke kaos kakinya segala..” perintahnya.
    “Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Inah hormat.
    “Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
    “Baiklah Bu..” tukas Inah mahfum.

    Bu Rhien segera berlalu melewati Jo yang tengah membersihkan tanaman di pekarangan belakang tersebut. Dia mengangguk ketika Jo membungkuk hormat padanya.

    Ibu Rhien majikannya itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 30 tahunan, begitu Inah pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Rhien nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

    Dengan perawakan langsing, dada tidak begitu besar, hidung mancung, bibir tipis dan berkaca mata serta kaki yang lenjang, Bu Rhien terkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain meski dalam proporsi yang sewajarnya.

    Dengan kedua pembantunya pun tidak begitu sering berbicara. Hanya sesekali bila perlu. Namun Jo tahu pasti Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang. Beberapa hari kepergian Bapak ke Kalimantan, Jo tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.

    “Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Rhien terdengar agak geli.
    “Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Inah nampak agak bebas menjawab.
    “O ya..?”
    “Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Jo tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.

    Jo mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Jo agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.

    Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..!” pintu itu segera menutup lagi. Dihadapannya kini Bu Rhien, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.

    “Jo..” suaranya agak serak.
    “Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
    “Maaf Bu..!” Jo cepat-cepat mengenakan kaosnya.

    Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Rhien diam dan memberi kesempatan Jo mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Rhien sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.

    “Hmm..,” dia melirik ke pintu.
    “Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
    Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.
    “Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..!” suara Bu Rhien agak menekan.

    Agak gelagapan Jo membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.

    Sejurus diamatinya Bu Rhien yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.

    Kemudian.., “Berbaringlah Jo.. dan lepaskan celanamu..!”
    Agak ragu Jo mulai membuka.
    “Dalemannya juga..” agak jengah Bu Rhien mengucapkan itu.
    Dengan sangat malu Jo melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah alat pribadinya ke atas.

    Lain dari pikiran Jo, ternyata Bu Rhien tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Jo merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.

    Naik lagi.. kini Jo bisa merasakan halusnya paha majikannya itu bersentuhan dengan paha atasnya. Naik lagi.. dan.. Jo merasakan seluruh tulang belulangnya kena setrum ribuan watt ketika ujung alat pribadinya menyentuh bagian lunak empuk dan basah di pangkal paha Bu Rhien.

    Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Rhien nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Jo menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..!”

    Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Jo sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu. Dengan masih menunduk Bu Rhien mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Jo yang secara naluriah hendak merengkuhnya.

    “Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Rhien menahan nafasnya.
    “Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Jo mulai mengeluh.
    “Tahann sebentar.. sebentar saja..!” Bu Rhien nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.

    Sekuat tenaga Jo menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Rhien terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Rhien mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.

    “Aaahhkhh..!”

    Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Jo yang masih bergetar menahan rasa. Nafasnya masih memburu. Beberapa saat kemudian, “Pleph..!” tiba-tiba Bu Rhien mencabut pantatnya dari tubuh Jo. Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.

    Kemudian, “Jangan cerita kepada siapapun..!” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Inah.. Ibu sudah bicara dengannya dan dia bersedia..” tukasnya cepat dan segera berjalan ke pintu lalu keluar.

    Jo terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafas dalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring.

    nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. Dia sadar, tak mungkin dia menuntut apapun pada majikan yang memberinya hidup itu. Namun sungguh luar biasa pengalamannya tersebut. Tak sedikitpun terpikir, Bu rhien yang begitu berwibawa itu melakukan perbuatan seperti ini.

    Dada Jo agak berdesir teringat ucapan Bu Rhien tentang Inah. Terbayang raut wajah Inah yang dalam benaknya lugu, tetapi kenapa mau disuruh melayaninya..? Jo menggelengkan kepala.. Tidak..! biarlah perbuatan bejat ini antara aku dan Bu Rhien. Tak ingin dia melibatkan orang lain lagi. Perlahan tapi pasti Jo mampu mengendapkan segala pikiran dan gejolak perasaannya. Beberapa menit kemudian dia terlelap, hanyut dalam kenyamanan yang tanggung dan mengganjal dalam tidurnya.

    Perlakuan Bu Rhien berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Jo dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Jo hendak meneruskan hasrat sex nya ke Inah, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Rhien untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.

    Hingga akhirnya pada suatu malam yang dingin, di luar gerimis dan terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang rumah dengan rythme-nya yang khas dan dihafal betul oleh Jo. Dia agak terganggu ketika mendengar daun pintu kamarnya terbuka.

    “Kriieet..!” ternyata Bu Rhien.

    Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Jo tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.

    Agak terburu-buru Bu Rhien segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Jo segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Jo melepas celananya, Bu rhien nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.

    “Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.

    Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap. Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Rhien segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.

    “Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.

    Jo berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi hasrat sex nya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.

    Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Rhien segera mengurungkan langkahnya. “Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Inah..”

    Jo hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Inah. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Rhien akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.

    “Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”

    Kemudian Bu Rhien segera duduk di tepi ranjang. Diraihnya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejurus kemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Jo dan memberinya isyarat.

    “..” Jo tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.

    Dalam cahaya kamar yang minim itu dadanya berdesir hebat melihat sepasang paha mulus telentang. Di sebelah atas sana nampak dua bukit membuncah di balik BH warna krem yang muncul sedikit di leher daster. Dengan pelan dia mendekat. Kemudian dengan agak ragu selangkangannya diarahkan ke tengah diantara dua belah paha mulus itu. Nampak Bu Rhien memalingkan wajah ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.

    “Degh.. degh..” Jo agak kesulitan memasukkan alatnya.

    Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Rhien yang tebal itu. Hhh..! Nikmat sekali. Bu Rhien menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini.

    Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Jo berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.

    Beberapa saat kemudian Jo secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
    “Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Rhien yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
    “Plak.. plak.. plakk..,” kadang Jo terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.

    “Ohh.. enak sekali..” pikir Jo.
    Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
    “Ehh.. shh.. okh..,” Jo benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.

    Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Jo selintas melirik betapa wajah Bu rhien mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.

    “Hkkhh..” Bu Rhien berusaha menahan nafas.

    Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya. Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Rhien merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Jo. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan hasrat sex nafsu nya.

    Jo terus bergoyang, berputar, menyeruduk, menekan dan mendorong sekuat tenaga. Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segera dikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Rhien tak mampu lagi membendung hasrat sex nafsu nya.

    Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Jo semakin terangsang. Dia menunduk mengamati alatnya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

    “Ohh.. aduh.. Bu..,” Jo mengerang pelan penuh kenikmatan.
    Yang jelas Bu Rhien tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
    “Okh.. hekkhh..” Bu Rhien menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itu benar-benar kuat dan tahan.
    Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.

    Akhirnya karena sudah tidak mampu lagi menahan, Bu Rhien segera mengapitkan kedua pahanya, tanganya meraih sprei, meremasnya, dan.., “Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Jo malam ini.

    Sementara si Jo pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Jo merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Jo terkulai.

    Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..

    Di ranjang Bu Rhien telentang lemas. Benar-benar nikmat persetubuhan yang kedua ini. Beberapa saat dia terkulai seakan tak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal dan mulus itu ter-expose dengan bebas.

    Rasanya batang kenyal nan keras itu masih menyumpal celah vaginanya. Memberinya sengatan dan sodokan-sodokan yang nikmat. Jo menatap tubuh indah itu dengan penuh rasa tak percaya. Barusan dia menyetubuhinya, sampai dia juga mendapatkan kepuasan. Benarkah..?

    Sementara itu setelah sadar, Bu Rhien segera bangkit. Dia membenahi pakaiannya. Terlintas sesuatu yang agak aneh dengan anak ini. Tadi dia merasa betapa panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani laki-laki yang baru pernah bersetubuh.

    “Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Inah, Jo..?” tanya Bu Rhien menyelidik.
    Jo terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
    “Kenapa diam..?”
    Jo menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
    “Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
    “Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
    “Oo..,” Bu Rhien melongo.

    Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.

    “Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Inah mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.

    “Mengerti Bu..,” Jo menjawab penuh rasa rikuh.

    Akhirnya Bu Rhien keluar kamar dan Jo segera melemparkan badannya ke kasur. Penat, lelah, namun nikmat dan terasa legaa.. sekali.

  • Hot brunette amateur Hunter Leigh gets naked in front of a log cabin

    Hot brunette amateur Hunter Leigh gets naked in front of a log cabin


    1624 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Foto Sexy Yu Nakimi Pakai Bikini

    Foto Sexy Yu Nakimi Pakai Bikini


    1624 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Perawan Susi Anak PKL ku Renggut

    Perawan Susi Anak PKL ku Renggut


    1624 views

    Pembaca Cerita Dewasa Sebelumnya, saya perkenalkan diri, waktu itu saya ber usia 27 tahun, masih single lah, bukannya tidak laku lho tetapi memang saya masih ingin bebas. Kata orang, wajah saya cukup ganteng dengan badan atletis. Bekerja di suatu instansi pemerintah di kota Surabaya.

    Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan mencatat segala keperluan dinas atasan ( sektretaris), juga mengetik surat-surat, karena memang saya cukup terampil dalam penggunaan komputer yang terkadang memberi pelajaran mengenai pengoperasian komputer di luar kantor.

    Seperti biasanya, suatu instansi pemerintah selalu ada siswa-siswi yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang merupakan bagian dari kurikulum yang harus dijalani oleh setiap murid.

    Pagi itu sekitar pukul 09:00 saya sedang mengetik suatu nota untuk dikirim ke suatu instansi lain, tiba-tiba saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan seragam sekolahnya.
    “Selamat pagi, Pak!” sapa mereka dengan kompak dan ramah.
    “Pagi.., ada yang bisa saya bantu?” jawab saya dengan ramahnya.
    “Begini Pak.., kami ingin menyakan apakah di sini masih menerima anak sekolah untuk PKL?”
    “Oooh.. kalian dari sekolah mana?” tanya saya.
    “Saya dari SMK X pak.. dan ini surat permohonan kami dari sekolah.”, kata mereka sambil menyerahkan surat permohonan kepada saya.
    Lalu saya baca, di sana tertulis nama-nama mereka, setelah selesai saya menatap mereka satu persatu.
    “Coba, saya ingin tahu nama-nama kalian dan ketrampilan apa yang kalian miliki?” tanya saya sok pintar.
    “Nama saya Devi Pak, yang ini Desy dan yang itu Susy Pak..”, mereka juga menjelaskan bahwa mereka bisa menggunakan komputer walaupun belum terampil, karena di sekolahnya diberikan ketrampilan komputer.

    Si Devi memiliki postur tubuh yang agak kurus dengan bentuk wajah bulat dan memiliki bentuk payudara yang hampir rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek tetapi memiliki payudara yang besar, dan yang satu ini memiliki postur tubuh yang agak tinggi dari teman-temannya, sangat cantik dan sexy seperti bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta payudara yang montok, ukurandadanya 34B.

    Wah.. pikiran saya jadi kotor nih (maklum walaupun saya tidak pernah berhubungan badan, tetapi saya sering nonton BF). Umumnya mereka semua memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan bersih.

    “Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum ada yang PKL, tetapi akan saya tanyakan pada atasan saya dulu..”, kata saya,
    “Nanti, seminggu lagi, tolong adik-adik kesini untuk menunggu jawaban.” lanjut saya sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu. Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya mereka pulang.

    Saya menghadap atasan yang kebetulan sedang baca koran, maklum pegawai negeri kan terkenal dengan 4D (datang, duduk, diam dan duit). Setelah bicara ala kadarnya, atasan saya menyetujui dan saya lah yang disuruh memberi tugas apa yang harus mereka kerjakan nanti.
    “Tolong, nanti kamu yang mengawasi dan memberi arahan pada mereka.” kata atasan saya.
    “Tapi jangan diarahin yang ngga-ngga lho..” Saya agak bingung dibilang seperti itu.
    “Maksud Bapak?”
    “Iya, tadi saya sempat lihat, mereka cantik-cantik dan saya perhatikan mata kamu ngga lepas-lepas tuh.”
    “Ah, Bapak bisa aja, saya ngga ada maksud apa-apa, kecuali dia mau diapa-apain.” kata saya sambil bercanda dan tertawa.
    “Dasar kamu..”, jawab atasan saya sambil ketawa.
    Memang, walaupun dia atasan saya tetapi di antara kami tidak ada batas, maklum atasan saya juga mata keranjang dan rahasia bahwa dia sering main perempuan sudah merupakan rahasia kami berdua.

    Seminggu kemudian, mereka bertiga kembali ke kantor. Setelah itu saya jelaskan bahwa mereka bisa PKL di sini dan langsung mulai bekerja. Setelah itu Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sedangkan Susy, saya suruh membantu pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri.

    Memang sudah saya rancang sedemikian rupa agar selalu dapat menikmati keindahan tubuh Susy yang saat itu kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan lain untuk membantu karyawan yang lain, sedangkan Susy saya suruh menunggu di ruangan saya. Setelah itu saya kembali ke ruangan.

    “Apa yang harus saya kerjakan, Pak?” tanya Susy ketika saya sudah kembali.
    “Kamu duduk di depan komputer dan tolong bantu saya mengetik beberapa nota.” sembari memberikan beberapa lembar kertas kerja pada nya.
    “Dan tolong jangan panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo.” kata saya sambil bercanda.
    “Baik Mas Bimo, tetapi tolong ajarkan saya mengetik, karena saya belum mahir menggunakan komputer.”

    Saya mulai memberi arahan sedikit tentang cara mengetik sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya. Saya berdiri di sampingnya sambil menikmati. Sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas karena kerahnya agak terbuka sedikit.

    Nampak sekali kelihatan belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi ditambah dengan paha yang sangat sexy, mulus dan kuning langsat yang roknya naik ke atas ketika duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana caranya untuk bisa menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.

    Di hari pertama ini, saya hanya bisa bertanya-tanya tentang sekolah dan keluarganya dan terkadang bercanda sambil menikmati keindahan tubuhnya. Ternyata Susy adalah anak yang enak diajak bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Terkadang saya suka mengarahkan ke cerita yang porno-porno dan dia cuma tersipu malu.

    Selama itu, saya juga berpikir bagaimana caranya untuk merasakan kenikmatan tubuh Susy. Saya merencanakan untuk membuat strategi, karena besok atasan saya akan dinas ke luar kota beberapa hari sehingga saya bebas berdua dengannya.

    Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy sudah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung selama 5 hari. Seperti biasa, dia selalu menanyakan apa yang bisa dia kerjakan.

    Inilah kesempatan saya untuk melaksanakan rencana yang sudah disiapkan dengan pikiran kotor saya, apalagi ketika dia sedang duduk di kursi, tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sehingga dapat terlihat jelas celana dalamnya yang berwarna putih di antara pahanya yang putih mulus.

    “Gini aja Sus, kebetulan hari ini kayaknya kita lagi ngga ada kerjaan.. gimana kalau kita lihat berita-berita di internet?” kata saya mulai memancing.
    “Kebetulan tuh Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin tentang internet!” pintanya, Nah kebetulan nih,
    “Beres.. yuk kita masuk ke ruangan atasan saya, karena internetnya ada di ruangan bos saya.”
    “Ngga enak mas, nanti ketahuan Bapak.”
    “Kan Bapak lagi dinas ke luar kota, lagian ngga ada yang berani masuk kok selain saya.” jawabku sambil sebentar-sebentar melihat celana dalamnya yang terselip di antara pahanya.
    Benda pusaka saya sudah tegang sekali, dan sepertinya Susy sempat melihat ke arah celana saya yang sudah berubah bentuk, tetapi cepat-cepat dialihkannya.

    Lalu kami berdua masuk ke ruangan atasan saya sambil menutup, lalu menguncinya.
    “Mas.. kenapa dikunci?” tanya Susy merasa tidak enak. “Sengaja.. biar orang-orang menyangka kita tidak ada di dalam. Lagian kan nanti ganggu kita aja.”
    “Ih, Mas pikirannya kotor, awas ya kalau macam-macam sama Susy!” katanya mengancam tetapi dengan nada bercanda.
    Lalu kami berdua tertawa, sepertinya dia tidak curiga kalau saya ingin macam-macam dengannya. Susy saya suruh duduk di kursi dan saya duduk di sebelahnya, di atas sandaran kursi yang diduduki oleh Suzy. Seperti hari-hari sebelumnya, saya dapat melihat dengan bebas paha dan payudara Susy tanpa sepengetahuannya.

    Agar Susy tidak curiga, saya mengajari cara membuka internet dan memulai langkah awal dengan melihat-lihat berita.
    “Sus.. kamu tahu ngga kalau di internet kita bisa melihat cerita dan gambar-gambar porno?” tanya saya mulai memasang strategi.
    “Tahu sih dari teman-teman, tetapi saya ngga pernah lihat karena memang tidak tahu cara menggunakan internet.. tetapi kalau lihat gambar gituan dari majalah sih pernah.” katanya malu-malu.
    “Nah ya.. anak kecil sudah ngeliat yang macam-macam.” kata saya bercanda sambil memegang pundaknya dan dia diam saja sambil tertawa malu-malu.
    “Kalau saya lihatin cerita-cerita dan gambar porno di internet mau ngga?” pinta saya.
    “Mau sih, tetapi jangan dibilangin ke teman-teman Susy ya mas..! Kan malu.”
    “Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke teman-teman kamu.”

    Saya mulai membuka cerita porno di www.ceritangewe.com
    Susy mulai membacanya dengan penuh perhatian.

    Lama-lama, saya pun melihat wajah Susy agak berubah dan sedikit gemetar serta agak menegang pertanda dia mulai terangsang, saya dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya. Sengaja saya lakukan dengan perlahan untuk memberikan rangsangan dan agar jangan terkesan saya ingin mengambil kesempatan.

    Nampaknya mulai berhasil karena dia diam saja. Sedangkan kemaluan saya yang sudah tegang menjadi semakin tegang. Setelah Susy membaca beberapa cerita lalu saya bukakan gambar-gambar porno.
    “Iiih.. gambarnya fulgar banget Mas..”.
    “Itu sih belum seberapa, karena hanya gambar doang..” kata saya mulai memancing.
    “Kalau kamu mau, saya punya film-nya.” lanjut saya.
    “Ngga ah, saya takut ketahuan orang.”, sepertinya dia masih takut kalau ada orang lain masuk.
    “Percaya deh sama saya, lagian cuma film, kecuali kalau kita yang begituan.”
    “Nah kan Mas Bimo mulai nakal..”, katanya dengan nada menggoda dan membuat pikiran saya semakin jorok saja dan kamipun berdua tertawa.
    Saya kemudian membuka VCD porno yang memang sengaja sudah saya siapkan di dalam CD Room komputer

    Saya mulai memutarnya dan beberapa saat terlihat adegan seorang wanita sedang mengulum kemaluan dua orang negro. Sedangkan kemaluan si wanita di masuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, malah posisi duduknya mulai sudah tidak tenang.
    “Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..” tanyaku padanya
    “Belum pernah Mas, cuma gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan suara agak gemetar. Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.
    “Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti kamu marah lagi..” kataku pura-pura sok suci namun tetap mengelus-ngelus pundaknya.
    “Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, tetapi Susy jangan dimacem-macemin, ya Mas?” dia khawatir
    “Iya.. iya..” kataku untuk menyakinkan, padahal dalam hati, si otong sudah tidak tahan.

    Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan mengelus tangannya, dia diam saja dan tidak ada tanda-tanda penolakan. Yang anehnya, dia diam saja ketika saya merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas pahasaya. Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja saya buat agak keras terdengar agar lebih nafsu menontonnya.

    Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, ketika kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan yang sangat besar dan panjang, sedangkan mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si Bule. Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan terdengar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan.

    Tangan Susy tetap berada di atas paha saya, lalu tangan kiri saya mulai beraksi membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang jenjang. Susy kelihatan menggelinjang ketika lehernya saya raba.
    “Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih..” katanya dengan nada mendesah membuat saya semakin bernafsu.
    Saya tetap tidak peduli karena dia juga tidak menepis tangan saya, malah agak meremas paha saya.

    Tangan kiri saya juga tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya.
    “Sus, kamu cantik deh, kayak bintang film itu” kata saya mulai merayu.
    “Masa sih Mas?” sepertinya dia terbuai dengan rayuan saya. Dasar anak masih 17 tahun.
    “Bener tuh, masa saya bohong, apalagi payudaranya sepertinya sama yang di film.”
    “Ih.. Mas bimo bisa aja” katanya malu-malu.

    Adegan film berganti cerita di mana seorang wanita mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluan wanita itu sedang dijilati oleh lelaki lain. Tangan susy semakin keras memegang paha dan tangan saya.
    “Kamu terangsang ngga Sus?” tanyaku memancing.

    Dia menoleh ke arah saya lalu tersenyum malu, wah.. wajahnya nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi di tambah wangi parfum yang di pakainya.
    “Kalau Mas, terangsang ngga?” dia balik bertanya.
    “Terus terang, aku sih terangsang, ditambah lagi nonton sama kamu yang benar-benar cantik ” rayu saya, dan dia hanya tertawa kecil.
    “Saya juga kayaknya terangsang Mas,” katanya tanpa malu-malu.
    Melihat situasi ini, tangan saya mulai meraba ke arah lain. Perlahan-lahan saya arahkan tangan kanan saya ke arah payudaranya dari luar baju seragam sekolahnya. Sedangkan tangan kiri, saya jatuhkan ke atas pahanya dan saya raba pahanya dengan penuh perasaan. Susy semakin menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa cacat dan pahanya agak merenggang sedikit.
    “Aaahh, jangan Mas, Susy takut, Susy belum pernah beginian, nanti ada orang masuk mass.. oohh..” katanya sambil tangan kanannya memegang dan meremas tangan kanan saya yang ada di atas pahanya yang sedang saya raba, sedangkan tangan kirinya memegang sandaran kursi.

    Terasa sekali bahwa Susy juga terangsang akibat saya perlakukan seperti itu, apalagi ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah Jepang yang dimasuki vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya di ruangan kelas

    Saya yang sudah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebenarnya juga ingin menikmatinya. Tangan kanan saya makin meremas-meremas payudara sebelah kanannya.
    “Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh..” Susy semakin mendesah.

    Cerita Dewasa : Badan Susy makin menggelinjang dan dia rapatkan badan serta kepalanya ke dada saya. Tangan kiri saya pindah untuk meraba wajahnya yang sangat cantik dan manis.

    Turun ke leher terus turun ke bawah dan membuka dua kancing seragamnya. Terlihat gundukan belahan payudaranya yang putih dan mengencang di balik BH-nya. Tangan saya bermain di sekitar belahan dadanya sebelah kiri, saya remas-remas lalu pindah ke payudaranya yang sebelah kanan.
    “Ooohh.. Maas Bimoo.. oohh.. jaangaann.. mmhh..” saya semakin bernafsu mendengar suara rintihannya menahan birahi yang bergejolak.
    Dadanya semakin bergetar dan membusung ketika saya semakin meremas dan menarik BH-nya ke atas. Terlihat putingnya yang kecil dan berwarna merah yang terasa mengeras. Tangan kanan saya yang sejak tadi meraba pahanya, secara perlahan-lahan masuk ke balik roknya yang tersingkap dan meraba-raba celananya, yang ketika saya pegang ternyata sudah basah.
    “Ooohh.. Mass enakk.. teerruuss.. aahh..”

    Kepala Susy mendongak menahan birahi yang sudah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya, ternyata dibalas dengan buasnya oleh Susy.

    Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Semakin tidak menentu saja getaran badan Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia untuk meraba batang kejantanan saya yang sudah menegang dan kencang di balik celana panjang.
    “Mmmhh.. mmhh..” saya tidak tahu apa yang akan dia ucapkan karena mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas semua kancing seragamnya sambil tetap menciumi bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya berada di depan, terlihat payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih tanpa cacat. Saya raba dan saya remas seluruh payudaranya.

    Hal ini membuat susy semakin menggelinjang. Tiba-tiba, Susy menarik diri dari ciuman saya.
    “Mas.. jangan diterusin, Susy ngga pernah berbuat seperti ini.” sepertinya dia sadar akan perbuatannya.

    Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Melihat seperti ini, perasaan saya was-was, jangan-jangan dia tidak mau meneruskan. Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan meraba-raba tubuhnya.

    Tetapi birahi saya yang tinggi telah melupakan segalanya, saya mencari akal agar Susy mau melampiaskan birahi yang sudah sampai ke ubun-ubun.
    “Jangan takut Sus, kita kan ngga akan berbuat jauh, saya cuma mau merasakan keindahan tubuh kamu.”
    “Tapi bukan seperti ini caranya.”
    “Bukannya kamu juga menikmati Sus?”
    “Iya, tetapi Susy takut kalau sampai keterusan, Mas!”
    “Percaya deh, Mas tidak akan berbuat ke arah sana.” Susy terdiam dan memandangi wajah saya, lalu saya membelai rambutnya. Saya tersenyum dan dia pun ikut tersenyum. Sepertinya dia percaya akan kata-kata saya. Film telah habis dan saya mematikan komputer. Saya berdiri dan secara tiba-tiba, saya mengangkat tubuh Susy.
    “Maass, Susy mau dibawa kemana?” dia berpegangan pada pundak saya.
    Baju seragamnya terbuka lagi dan nampak payudaranya yang montok.
    “Kita duduk di sofa saja.” Saya angkat Susy dan saya pangku dia di sofa yang ada di dalam ruangan bos.
    “Sus kamu cantik sekali..” rayu saya dan dia hanya tersenyum malu.
    “Boleh saya mencium bibir kamu..?” dia diam saja dan tersenyum lagi. Semakin cantik saja wajahnya.
    “Tapi janji ya Mas bimo ngga akan berbuat seperti di film tadi?”
    “Iya saya janji” Susy terdiam lalu matanya terpejam.
    Dengan spontan saya dekati wajahnya lalu saya cium keningnya, terus pipinya yang kiri dan kanan, setelah itu saya cium bibirnya,ternyata dia membalas. Saya masukkan lidah saya ke dalam rongga mulutnya.

    Birahinya mulai bangkit lagi. Susy membalas ciuman saya dengan ganas dan nafsunya melumat bibir dan lidah saya. Tangannya meremas-remas kepala dan pundak saya. Ciuman berlangsung cukup lama sekitar 20 menit. Sengaja tangan saya tidak berbuat lebih jauh agar Susy percaya dulu bahwa saya tidak akan berbuat jauh.

    Setelah saya yakin Susy sudah lupa, tangan saya mulai meraba perutnya yang telah terbuka. Lalu perlahan-lahan naik ke payudaranya.
    “Aaahh.. Mass teruuss..” desahnya. Ternyata birahinya mengalahkan kekuatirannya. Dengan penuh kelembutan saya sentuh putingnya yang sudah mengeras.
    “Aaahh.. aahh.. mmhh..” saya semakin meningkatkan kreatifitas saya.
    Putingnya saya pilin-pilin. Badan Susy menggelinjang keenakan, bibir saya turun ke bawah, saya jilati lehernya yang jenjang.
    “Ooouuhh Mass, teruuss, enaak Maass.” Susy terus mengeluh keenakan membuat libido saya makin meningkat.
    Kemaluan saya terasa tegang sekali dan terasa sakit karena tertekan pantat Susy. Lalu saya rebahkan dia di sofa sambil tetap menciumi seluruh wajahnya. Lalu saya jilati payudaranya sebelah kanan.
    “Maass Bimoo..” Susy berteriak keenakan.
    Saya jilati putingnya dan saya hisap dengan keras.
    “Aahh.. oouhh.. terruuss oohh.. enaakk.”
    Nampak putingnya semakin memerah. Lalu gantian putingnya yang sebelah kiri saya hisap. Seperti bayi yang kehausan, saya menyedotputingnya semakin keras. Susy makin menggelinjang dan berteriak-teriak. Tangan kiri saya lalu mulai meraba pahanya, saya buka pahanya, terus tangan saya meraba-raba ke atas dan ke arah selangkangannya. Jari saya menyentuh kemaluannya di atas celana dalam yang sudah basah. Awalnya dia bilang
    “Oouhh Maass jangaann..” tetapi kemuidan,
    “Oouughh Maass terruuss..” Saya masukkan jari tangan saya ke mulut Susy, lalu dihisapnya jari saya dengan penuh nafsu.
    “Mmmhh..” mulut saya terus tiada henti menghisap-hisap puting payudaranya secara bergantian.

    Tangan saya terus menekan-nekan kemaluan Susy. Sambil saya hisap, tangan kanan meremas-remas payudaranya, sedangkan tangan kiri,saya masukkan jari telunjuk ke sela-sela celana dalamnya.
    “Maass.. oohh.. janggaan oughh.. mmhh..” Susy terus mendesah-desah.
    Tangannya meremas-remas sofa. Setelah puas meremas-remas payudaranya, saya pegang dan saya tuntun tangannya untuk memegang kemaluan saya yang sudah tegang di balik celana panjang. Tanggan Susy diam saja di atas celana saya, lalu tangannya saya dekap di kemaluan saya. Lama-kelamaan Susy mulai meremas-remas sendiri kemaluan saya.
    “Oohh Sus.. enak Sus.. terus Sus..” walaupun kaku mengelusnya tetapi terasa nikmat sekali. Jari tangan kiri saya pun terus meraba kemaluannya, terasa bulu-bulu halus dan masih jarang. Jari tangan saya tepat berada di atas vaginanya yang sudah sangat basah, saya tekan tangan saya dan jari telunjuk saya masukkan perlahan-lahan untuk mencari clitorisnya.

    Tubuh Susy semakin menggelinjang, pantatnya naik turun.
    “Maass, jangan Maas.. Susy ngga kuat Maass.. ooughh.. aahh”


    Saya tahu Susy akan mendekati klimak sebab tangannya mencengkeram erat kemaluan saya.
    “Maass.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy mengejang hebat, tubuhnya bergetar kuat, tanda dia telah mencapai klimak.
    Tubuhnya langsung lemas tidak berdaya, matanya terpejam. Saya kecup bibirnya dengan lembut, lalu matanya perlahan terbuka.
    “Mas.. Susy sayang kamu.”
    “Saya juga sayang kamu Sus”
    Saya kecup lagi bibirnya dan dia pun membalas sambil tersenyum. Saya lihat di payudaranya terdapat beberapa tanda merah bekas saya hisap.
    “Ihh.. Mas nakal, tete Susy dibikin merah..” dibiarkannya dadanya terlihat dengan bebas tanpa ditutupi.
    “Habis tete kamu montok dan gemesin sih.. besar lagi.” kataku sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.
    “Mas, kok anunya ngga keluar cairan kaya di film tadi sih..?” tanyanya tiba-tiba.
    Rupanya dia benar-benar belum mengenal seks. Kebetulan nih untuk melanjutkan jurus yang kedua.
    “Kamu pengen punyaku keluar air mani?” tanyaku.
    “Iya, Susy pengen lihat, kayak apa sih?”
    Tanpa pikir panjang, langsung saja saya buka celana panjang dan CD saya. Langsung saja kejantanan saya keluar dengan tegaknya. Ukuran punya saya lumayan besar, besar dan panjang sekitar 18 cm. Susy langsung terbelalak matanya melihat senjata saya yang ingin menagih kenikmatan yang ditunggu-tunggu.
    “Ya ampun Mas.. besar banget punya Mas..”
    Saya raih tangan Susy dan saya suruh dia meraba dan mengocoknya. Tampak Susy agak gugup dan gemetar karena baru sekali melihat langsung dan memegang burung laki-laki.
    “Aah.. Sus enak banget, terus Sus.. ahh..”
    Lama kelamaan Susy terbiasa dan merasa pintar mengocoknya. Saya remas-remas payudaranya.
    “Mas, ahh.. Susy masih lemas.. ahh..”
    “Sus, cium dong punyaku” pinta saya.
    Langsung saja dia menciumi batang kejantanan saya, mungkin dia belajar dari film tadi.
    “Terus Sus, emut Sus biar keluar aahh.. kamu pintar Sus.. emut Sus..” pinta saya lagi.
    “Ngga mau, Susy ngeri, lagian ngga cukup di mulut Susy”
    Posisi Susy duduk di sofa, sedangkan saya berdiri menghadap Susy. Saya remas buah dada Susy,
    “Ahh Maass..”
    Ketika dia membuka mulutnya, langsung saja saya masukkan batang kemaluan saya ke mulutnya dan saya keluar masukkan batang kejantanan saya.
    “Mmmhh.. mmhh..” Susy sepertinya kaget, tetapi saya tidak peduli, justru Susy yang sekarang menyedot batang kejantanan saya.
    “Aaahh.. Sus kamu pintar sus.. terus ah.. enaak..”
    Saya yang juga baru pertama kali berbuat seperti itu, sebenarnya sudah ingin keluar, tetapi sekuat tenaga saya coba tahan. Susy rupanya sudah lupa diri, dia semakin bernafsu mengulum dan menyedot batang kemaluan saya, sedangkan kedua tangannya memegang pantat saya.

    Cepat sekali dia belajar. Saya membungkuk dan kedua tangan meremas paha Susy, lalu saya buka kedua belah pahanya, Susy mengerti lalu merenggangkan pahanya sambil mengangkat pahanya. Segera saya buka resleting roknya dan saya angkat roknya sehingga nampak CD yang berwarna putih. Tangan kanan saya segera meraba dan menekan-nekan belahan vaginanya yang tertutup CD, sudah basah.
    “Mmhh.. mmhh..” Susy menggelinjang dan terus mengulum-ngulum, tampak mulutnya yang kecil mungil agak kesusahan. Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan saya rebahkan tubuhnya di sofa panjang. Saya tarik roknya ke bawah sehingga tinggal CD-nya yang tersisa, lalu saya membuka baju sehingga saya telanjang bulat alias bugil. Mata Susy terpejam, segera saya lumat bibirnya dan dia pun membalas.

    Tangannya kirinya tetap memegang batang kejantanan saya dan tangan kanannya meremas-remas pundak saya. Sedangkan tangan kanan saya membelai-belai rambutnya dan tangan kiri tetap meraba CD Susy yang sudah sangat basah. Saya masukkan tangan ke dalam CD-nya, terus turun ke bawah tepat di belahan vaginanya, lalu jari-jari saya bermain-main di belahan vaginanya yang sudah banjir.
    “Aaahh Maass.. oughh.. ohh..” dia terus menggelinjang. Pantatnya naik-turun mengikuti gerakan tangan. Mulut dan tangan kanan saya langsung mengisap dan meremas-remas tetenya.
    “Aaahh Maass.. teruuss.. aahhgghh..” desahnya.
    Tangan Susy meremas-remas burung saya yang sudah tegang segera ingin masuk ke sarangya Susy.

    Segera saya buka celana dalamnya. Dan mulut saya mulai turun ke bawah mencium perutnya dan perlahan-lahan saya ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut saya. Saya buka belahan vaginanya dan nampak kelentitnya yang mungil berwarna merah. Segera saya jilat dan hisap kelentitnya.
    “Aaagghh Maass oouhh.. oughh..” kepala Susy mendongak dan bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan yang luar biasa yang baru sekali dialaminya, begitu juga dengan saya. Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna merah.
    “Oouhh.. Mass, Susy ngga kuat mass.. oohh.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak ke atas dan bergetar keras.
    “Aaahh..” Susy mencapai klimak yang kedua kalinya.
    Saya hisap semua cairan yang keluar dari lubang vaginanya.

    Kemudian tubuhnya kembali lemas, matanya terpejam. Segera saya buka pahanya lebar-lebar dan arahkan batang kejantanan saya tepat di liang vaginanya. Susy merasakan sesuatu yang menekan kemaluannya. Matanya terbuka sayu dan lemas.
    “Mas.. jangan maass, Susy masih perawan.” katanya tetapi pahanya tetap terbuka lebar.
    “Katanya Susy pengen ngelihat punya Mas keluar cairan.”
    “Iya, tetapi Susy ngga pernah beginian, Susy ngeri dan takut sakit..”
    “Jangan kuatir, Mas pasti pelan-pelan.”
    Segera saya basahi batang kemaluan saya dengan ludah, setelah itu saya arahkan ke lubang vaginanya, setelah pas, perlahan-lahan saya tekan masuk, sempit sekali rasanya.
    “Achh Mass sakit..” tampak wajahnya menahan sakit
    “Pelan-pelan Mas, sakit!” segera berhenti aksi saya mendengar keluhannya. Setelah dia mulai tenang, saya tekan sekali lagi.
    “Akhh.. Maass.. pelan-pelan.” tangannya memegang sofa dengan kuat.
    “Tenang Sus, jangan tegang, nanti juga enak.”
    Kemudian saya lumat bibir Susy, dan dia pun membalas, segera saya tekan lagi sekuat tenaga. Saya mencoba sekali lagi, lalu melenceng keluar. Tidak putus asa, saya coba lagi.
    “Achh.. Mass Bimo, sakit!”
    Saya tidak peduli dengan teriakannya, dengan lebih agak keras saya tekan kemaluan saya dan, “Bless..” torpedo besar saya masuk setengah, terasa ada yang robek di lubang kemaluannya.

    kepala Susy mendongak ke atas menahan sakit, Saya diamkan beberapa saat, lalu saya tekan lagi dan masuklah semua batang kejantanan saya ke sarang Susy.
    “Achh Mas.. sakiitt.. pelan-pelan Mas.” saya berhenti sebentar, lalu saya coba masukkan lagi. Semakin dia berteriak, semakin bertambah nafsu saya. Lalu saya tekan sekuat tenaga dan masuklah semua senjata keperkasaan saya. Saya keluarkan pelan-pelan dan saya masukkan lagi dan seterusnya.
    “Ahh.. ahh.. Mass sakit.. teruuss ahh.. mmhh..”
    Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Rupanya dia mulai terangsang lagi. Semakin lama, saya percepat goyangan. Tangan saya meremas-meremas payudaranya.
    “Ohh Sus.. kamu cantiik Sus..”
    “Mass, teruss Mass, akhh.. Susy ngga kuat Mass.. aghh..” pantatnya ikut naik turun mengikuti irama pantat saya yang naik turun. Saya merasakan nikmat yang tiada tara. Terasa ada sesuatu yang kuat ingin keluar dari alat vital saya, rupanya saya akan segera klimaks.
    “Maass.. oougghh Mass, Susy ngga tahaan.. oughh Mas Bimoo.. aahh!” Susy berteriak histeris sambil tubuhnya bergetar dan pada saat yang bersamaan keluarlah air mani saya menyembur dengan deras ke dalam vagina Susy.
    “Ooughh Sus saya keluaarr, oohh.. creet.. crreet.. creett..” sperma saya mengalir dengan kencang, tubuh saya bergetar dan berguncang hebat.
    Tangan Susy mencengkeram erat pundak saya dan saya mendekap erat tubuh Susy yang putih mulus. Setelah itu kami berdua langsung lemas. Terasa ada sesuatu yang menarik-narik dan menjepit batang kejantanan saya. Terasa hangat batang kemaluan saya. Banyak sekali cairan yang keluar.

    Mata Susy terpejam merasakan kenikmatan yang ketiga kalinya. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan pasrah. Tubuh kami tetap berpelukan dan kejantanan saya tetap di dalam kemaluannya.

    Saya ciumi bibir dan seluruh wajahnya. Setelah itu saya lepas tubuhnya dan dari lihat batang saya dan vaginanya ada cairan darah perawan yang menetes di bibir vagina dan sofa. Sesaat kemudian, nampak Susy menitikkan air mata.
    “Mas.. kenapa kita melakukan ini, Susy sudah tidak perawan lagi..” dia terus mengeluarkan air mata. Saya terdiam, dalam hati menyesal, mengapa saya sampai lupa diri dan betapa teganya telah menodai seorang gadis yang bukan milik saya. Saya seka air matanya sambil mencoba menenangkannya.
    “Maafkan saya Sus, saya lupa diri, saya akan mempertanggung-jawabkan perbuatan saya Sus.”
    “Mas, peluk Susy Mas..” segera saya peluk dia dan cium keningnya. Dia pun memeluk saya dengan eratnya. Tubuh kami masih bugil,
    “Susy sayang Mas bimo”
    “Saya juga sayang kamu” jawab saya.
    Setelah itu dia tersenyum, tetapi air matanya tetap mengalir, saya seka air matanya. Setelah puas saling berpelukan, kami segera memakai pakaian. Bercak darah Susy mengenai sofa atasan saya. Saya ambil sapu tangan dan mengelap hingga bersih.
    “Mas, Susy mohon jangan ceritakan ini pada siapa-siapa!”
    “Saya ngga akan cerita pada siapa-siapa, ini adalah rahasia kita berdua.”
    Setelah semua rapih, kami kembali berpelukan. Setelah itu kami keluar dari ruangan bos. Tidak begitu lama, teman-temannya masuk dan mengajaknya pulang.

    Cerita Dewasa : Besok paginya, Susy datang duluan dan ketika saya masuk,
    “Selamat pagi Mas” dia memberi salam. Ah, senyumnya manis sekali,
    “Selamat pagi sayang”
    Saya hampiri dia dan kecup keningnya lalu bibirnya. Dia membalas ciuman tadi. Ah, indah sekali hari ini. Susy masih PKL 2 minggu lagi.

    Perbuatan kami kemarin bukan membuat kami insyaf, kami berdua melakukan lagi di ruangan bos, di meja, di kursi, di balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style, seperti yang pernah kami lihat di film BF.

    Terkadang Susy saya suruh membolos dan janjian di hotel. Kami sering melakukannya dari pagi hingga sore. Ternyata Susy orang yang hiperseks dan gampang terangsang.

    Benar-benar kenikmatan yang tiada tara, kami tidak pernah menyesali. Setelah 2 minggu berlalu, mereka telah selesai PKL, hubungan kami tetap berlanjut hingga akhirnya, dia di jodohkan oleh orang tuanya

  • Ria Gadis Pekalongan Cantik Mulus Dan Seksi

    Ria Gadis Pekalongan Cantik Mulus Dan Seksi


    1624 views

    Ria adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah. Aku mengenalnya ketika kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa/i. Dia peserta dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku. Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai merasa kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok.

    Sehingga hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2003, Ria menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan minta aku menjemputnya di terminal. Perkiraan kalau dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah stand by di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Ria mengagetkanku.

    Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Ria lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu” ungkapnya.

    “iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya. “Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaku. “aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?”jawabnya. “mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong” jawabku. Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

    Singkatnya, setelah Ria mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran. Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Ria menelponku. “mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya.

    Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Ria, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibicarakan teman-teman kampusku. Kamar yang ditempati Ria berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas, Ria masih belum ganti baju, “aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku.

    Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Ria ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Ria hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.

    Dengan menggunakan daster, Ria naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im aku kemudian duduk, “kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost?” tanyaku. “Mas Ari disini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya. Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu. “lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas” protes Ria. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya.

    Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans, Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Ria yg ternyata belum tidur. “iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku. “ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Ria lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya. Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Ria.

    Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Ria menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Ria justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Ria dan mendekapnya.

    Ria memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam. Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu, Ria pun mulai menunjukkan hal yang sama.

    Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Ria. Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Ria keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam.

    Kami sempat saling memandang, “mas, aku pernah menolak L***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Ria sambil menangis. Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku.

    Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku.

    Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku. Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya.

    Aku berhenti, dan memandangnya, “boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu. Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

    Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya, Ria seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya, “udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya. Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu.

    Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aku…mau.. pipis….” belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi. Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

    Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya. “Enak, ga ?” tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget. Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aku baru pertama sama kamu ini kok.

    Aku Cuma sering liat BF aja” “wah, pantes, belajarnya dari film” kata Ria sambil tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku.

    Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku. Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

    Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya. “jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya.

    Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya. Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Ria sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya.

    Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Ria dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya. Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Ria terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

    Namun berbeda dengan yang kurasakan, Ria justru sangat kesakitan dengan cara itu. “mas, cabut dulu mas. Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu. Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya.

    Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

    Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Ria. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan. “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.

    Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku. Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Ria menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

    Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Ria seolah tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dia menekan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku. Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aku pengen ******* terus ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaku.

    Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Ria masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian ;p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit. “mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich”katanya. Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu…..” sambil tersenyum nakal.

    Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku. “gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya. Ini perbedaan kedua antara memek Ria dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

    Setelah melihat liarnya Ria saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Ria.

    Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Ria seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri. “mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya.

    Dan Ria kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya. “mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk bangeettt masss….”ujarnya. Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku. “Ria, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

    Ria mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya. Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya. Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Ria kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya. “mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teriaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

    Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Ria. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Ria ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

    Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Ria. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pria tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S. Yang tidak pernah Ria tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain.

  • Bercinta Dengan Pacar Kakak

    Bercinta Dengan Pacar Kakak


    1623 views

    Namaku Messa, aku anak kedua dari papah dan mamahku. Aku mempunyai kakak perempuan namanya kak Dena. Dia sudah kuliah dan aku masih SMA. Sebagai anak gadis, aku dan kakak ku sama-sama mempunyai tubuh yang seksi namun aku lebih cantik dari kakak ku, karena wajahkuyang lebih mirip dengan mamahku yang juga cantik, dan kakak ku yang cenderung mirip dengan papahku. Aku memiliki perawakan tinggi 165cm, berat badan 55kg membuat tubuhku terlihat langsing dan sital. Aku juga mempunyai payudara yang gak terlalu besar namun sangat padat dan berisi, dan juga pantatku yag montok menjulang kebelakang, membuat aku sangat PD (percaya diri) ketika aku menggunakan celana pendek setrit.

    Sebagai anak terakhir, aku sering ditinggal oleh papah dan mamahku, kadang juga ditinggal kakak ku juga yang keluar dengan pacarnya yang bernama mas Bagas. Mas Bagas menurutku termasuk laki-laki yang ganteng dan juga memiliki tubuh yang langsing. Sungguh perawakn seperti mas Bagas yang menjadi idamanku. Hingga kalau mas Bagas maen dirumah aku sering mencuri pandang untuk memandangnya.

    Dan pada suatu Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Dena mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Dena aku nemu sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang.

    Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Dena dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul vcd tsb. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan vcd tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku beriaru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu.

    Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. ”

    Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah. Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri.

    Dan, “Oohh.. oohh..” Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet. Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin vcd player tanpa ngeluarin kasetnya. “Gawat!” pikirku. “Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”. Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Bagas pacar Mbak Dena dari Bandung.

    “Halo Messa sayang, Mbak Denanya ada?” “Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Bagas dulu?”
    “Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”
    “Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya.

    Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Bagas. Mas Bagas menyetujui usulku. Ternyata Mbak Dena cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Bagas mBagas.

    Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Bagas yang keren, kubayangkan Mas Bagas sedang telanjang sambil memperlihatkan Penisnya. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Bagas ama Mbak Dena lagi ngentot. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh.

    “Ada apa Messa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.
    “Ah, enggak Mas, Messa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.
    “Mas Bagas nonton TV aja nggak papa kan?”


    “Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!” Aku beranjak masuk kamar.

    Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang.

    Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari vcd porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Bagas menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.

    Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Bagas di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Bagas. Mas Bagas tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.

    “Eh, Messa anu, eh belum tidur ya?” Mas Bagas tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vcd player.”
    “Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku.
    “Oh iya deh.” Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton.

    Aku mengambil posisi bersila sehingga memekku mengintip keluar dengan indahnya.

    “Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba.

    “Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Bagas agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas.

    “Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Dena lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”

    “Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Bagas tersipu mendengar ledekanku.

    Akupun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Dena lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so memekkupun terpampang jelas, dikutip langsung dari situs resmi

    “Ehh bagusan punyamu.”
    “Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.

    “Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!” Mas Bagas tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang.

    “Sekarang giliran aku liat punya Mas Bagas!” Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Bagas.

    Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Bagas dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.

    “Wah gede banget! Aku isep ya Mas!” Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.

    “Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.” Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Bagas akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku.

    “Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

    “Auwh geli nikmat aah ouw!” Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku.

    Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.

    “Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku.
    “Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Messa mmh”.

    Mas Bagas terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.

    “Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..”

    Mas Bagas lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku

    “Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan.

    “Au.. sakit” Mas Bagas tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Dena vaginaku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

    “Au.. sakit..” Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Bagas memompa pantatnya maju mundur.

    “Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” “Aakh! Aakh! Auw!” Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu, demikian kutipan langsung dari forum resmi

    “Ooh.. lebih keras, lebih cepat” Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Bagas malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam memekku.

    “Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
    “Ouwh.. enak banget vaginamu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas”
    “Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, memekku serasa dibor” Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat.

    Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan “Aah mau orgasme Mas..” Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Bagas merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu.

    “Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!” Aku mencabut vaginaku lalu Mas Bagas duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat, dilansir dari

    “Crupp.. slurp.. mmh..” “Oh yes.. kocok yang kuat sayang!” Mas Bagas mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya.

    “Crupp crupp slurp!” “Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!” Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu.

    Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu “Croot.. croot..” Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan. Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

  • Foto Ngentot Miina Kanno Dengan Atasannya

    Foto Ngentot Miina Kanno Dengan Atasannya


    1623 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Video Bokep Ngentot Dengan Cewek Lugu Yang Perkasa

    Video Bokep Ngentot Dengan Cewek Lugu Yang Perkasa


    1623 views

  • Selingkuh Karena Kurang Kepuasan Seks

    Selingkuh Karena Kurang Kepuasan Seks


    1622 views

    Duniabola99.org – Kali ini adalah kisah dua orang sahabat sejati, Arif Budiman dan Ivan Cornellus, yang sama-sama kuliah disebuah Universitas terkenal di Jakarta. Dua orang sahabat yang berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda. Arif, pemuda berkulit putih dengan potongan tubuh pendek agak gemuk.

    Pemuda berusia 21 tahun ini adalah anak seorang janda kaya. Ibunya, Tante Melly adalah seorang pengusaha garment yang sukses. Ayahnya Tuan Sugondo, sudah meninggal setahun lalu akibat kecelakaan lalu lintas.

    Sedangkan Ivan, pemuda berkulit hitam dan berambut keriting, dengan bentuk tubuh yang atletis, berasal dari Indonesia bagian Timur yang merantau ke Jakarta. Kedua orang tuanya adalah petani sederhana dikampungnya. Maka tak heran jika pemuda berusia 22 tahun ini harus berfikir keras untuk bisa melanjutkan kuliahnya di Jakarta yang serba mahal. Apalagi Ivan hanya mengandalkan kiriman orang tuanya dari kampung yang tidak seberapa dan kadang-kadang terlambat. Untungnya Arif sahabatnya, tak segan-segan membantu jika Ivan lagi kesulitan uang.

    Meskipun perbedaan diantara mereka cukup jauh, terutama dalam hal ekonomi, tetapi hal itu tak mengurangi keakraban mereka. Arif yang berasal dari kalangan elite tak pernah memandang rendah terhadap Ivan yang berasal dari keluarga miskin. Arif sering mengajak Ivan untuk main kerumah mewahnya yang terletak dilingkungan elite. Persahabatan mereka terus terjalin, meski Arif dan Ivan sama-sama pernah menaruh hati pada seorang gadis, Poppy namanya. Walau akhirnya Poppy lebih memilih Arif, Ivan cukup tahu diri. Dia dengan ikhlas dan berlapang dada menerimanya.

    Dalam persahabatan mereka, banyak suka dan duka mereka lewati. Seperti suatu ketika Arif mau dipukul seseorang yang juga naksir sama pacarnya Poppy, Ivan dengan gagah berani membantunya. Ivan yang memiliki keberanian dan ilmu bela diri yang dapat diandalkan dengan mudah mengusir orang itu. Membuat orang itu kapok dan tak berani lagi mengganggu Arif.

    Sore itu Ivan sedang tidur-tiduran di kamar kostnya yang sempit dan pengap, seorang temannya datang mengabarkan, kalau Arif mengalami kecelakaan. Mobilnya menabrak trotoar, bagian depan mobilnya ringsek dan kondisi Arif sendiri cukup parah, terutama kedua kakinya yang terbentur stir mobil. Sebagai sahabat, Ivan bersama beberapa temannya segera mendatangi tempat kejadian dan membawa Arif Arif kerumah sakit, sementara temannya membawa mobil Arif ke bengkel.

    Karena luka yang dialami Arif cukup parah maka atas saran dokter, Arif harus menjalani rawat inap. Ivanpun segera menghubungi Tante Melly, ibunya Arif, kalau anaknya harus diopname. Berhubung Tante Melly masih berada diluar kota untuk urusan bisnisnya, maka Tante Melly meminta tolong Ivan supaya menjaga Arif dirumah sakit sebelum dia datang. Dia akan mengirimkan sejumlah uang ke ATM Arif untuk biaya selama perawatan.

    Setelah tiga hari berada di UGD, Arif dipindahkan ke kamar. Maunya Ivan mencarikan Arif kamar VIP, tetapi karena sudah penuh terpaksa Arif mencarikan kamar kelas satu yang ditempati oleh dua orang. Di kamar rumah sakit itu, Arif harus dirawat sekamar dengan seorang Pak Indra yang juga mengalami kecelakaan. Menurut Mbak Heny, istrinya, Mas Indra menabrak sebuah mobil karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Dan yang membuat Mbak Heny kesal adalah saat kecelakaan, didalam mobil Mas Indra sedang bersama seorang gadis panggilan.

    Tak terasa sudah tiga hari Ivan menunggu Arif sahabatnya yang sedang terbaring sakit di kamar itu. Dan persahabatannya dengan Mbak Heny semakin akrab. Tak jarang Mbak Heny membikin segelas kopi untuk Ivan, begitupun Ivan sesekali memijit tubuh Mbak Heny kalau dia lagi pegal-pegal.

    Dihari yang keempat Ivan merasakan matanya ngantuk sekali karena sudah tiga hari dia tidur baru menjelang dini hari. Diapun permisi sama Mbak Heny untuk pergi tidur. Ivan tidur dilantai beralaskan tikar. Tak lama berselang Mbak Heny menyusul tidur, sekitar dua meter dari Ivan.

    Disaat tengah malam, disaat semua penghuni kamar sudah tertidur pulas, Ivan terbangun. Samar-samar dia mendengar desahan-desahan yang berasal dari arah Mbak Heny tidur. Ivan memicingkan matanya, mengintip ke arah suara desahan itu. Ivan terkesiap melihat pemandangan disebelahnya. Dimana Mbak Heny yang tidur terlentang, dengan gaun tidur yang tersingkap ke atas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus, sedang menyusupkan tangannya ke balik celana dalamnya dan meraba-raba vaginanya sendiri.

    Sesaat kemudian Mbak Heny melepaskan celana dalamnya, membuat Ivan semakin terkesima melihat bentuk vagina Mbak Heny yang indah, dihiasi bulu-bulu tipis. Ivan merasakan nafsu birahi mulai bangkit, batang kemaluannya mengeras. Ivan memiringkan tidurnya agar dapat melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan Mbak Heny selanjutnya.
    Detik-detik selanjutnya, Mbak Heny kembali melanjutkan aktivitasnya. Tangannya meraba-raba bibir vaginanya yang merah merekah, sambil mulutnya tak berhenti mendesah. Pemandangan selanjutnya semakin membuat perasaan Ivan tak karuan. Dimana, Mbak Heny mencucuk-cucuk vaginanya sendiri dengan irama yang semakin lama semakin cepat.

    “Akkhh.. oohh.. oughhtt.. ouhh.. akhh..” desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Mbak Heny semakin keras, sampai suatu saat Ivan melihat tubuh Mbak Heny terhentak-hentak, pantatnya terangkat dan tubuhnya mengejang beberapa saat untuk kemudian terkulai lemas dan tertidur kembali. Rupanya Mbak Heny sudah mencapai orgasme, pikir Ivan dalam hati.

    Ivan yang sedari tadi mengintip tak dapat membendung nafsu birahinya. Sesaat kemudian dia bangkit dari tidurnya lalu pergi ke kamar mandi yang ada disebelah kiri kamar. di kamar mandi Ivan menurunkan celananya dan mengocok-ngocok batang kemaluannya sendiri.

    Saat Ivan tengah asyik mempermainkan kemaluannya sendiri, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Ivan terkejut bukan main melihat Mbak Heny yang hanya mengenakan handuk yang dililitkan ditubuhnya, sudah berdiri dipintu kamar mandi yang terbuka. Saking terkejutnya Ivan tak sempat berbuat apa-apa. Tangannya masih menggenggam batang kemaluannya yang telah berdiri tegak. Apalagi Mbak Heny memandang ke arah selangkangannya dengan mata melotot.

    “Ma.. maaf.. Mbak.. sa.. ssa.. yaa” suara Ivan terbata-bata saking terkejutnya, mukanya bersemu merah menahan malu karena dipergoki Mbak Heny sedang beronani.
    “Nggak.. apa-apa.. aku yang salah,” sahut Mbak Heny pelan, membuat Ivan merasa sedikit tenang.
    “Lanjutin aja Van,” imbuh Mbak Heny sambil tersenyum.

    Dalam hatinya, Ivan menduga Mbak Heny akan segera keluar dari kamar mandi. Tapi dugaannya meleset seratus persen. Mbak Heny bukannya keluar dari kamar mandi. Sambil menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari dalam, Mbak Heny melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya, kemudian berjalan ke arah Ivan yang masih bengong tak percaya. Dengan tubuh yang telah telanjang bulat Mbak Heny berdiri tepat dihadapan Ivan.

    Tanpa memperdulikan Ivan yang masih terbengong-bengong, Mbak Heny langsung memeluk tubuh pemuda itu.

    “Ohh.. Van.. Mbak.. kesepian.. tolong puasin Mbak Van,” pinta Mbak Heny sambil membuka mulutnya dan dengan rakusnya dia

    Menyambar bibir Ivan dan langsung melumatnya, sambil tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus batang kemaluan Ivan yang besar panjang dan berwarna hitam mengkilap. Ivan yang tengah dirasuki nafsu birahi membalas lumatan mulut Mbak Heny dengan pagutan yang tak kalah hebatnya.

    Perlahan Mbak Heny menurunkan jilatannya keleher Ivan. Jilatan yang membuat Ivan merinding, dan mendongkrak saraf-saraf birahinya. Selanjutnya kecupan dan jilatan Mbak Heny merambat turun kedada Ivan.

    “Oohh.. Mbak.. eenaakk.. akhh.. sstt..” erang Ivan saat Mbak Heny mengecupi buah dadanya dan menjilati puting susunya. Mulut Mbak Heny membuka dan mengatup mengecupi dada Ivan yang bidang.

    Setelah puas mengecupi dada Ivan, Mbak Heny kemudian berlutut dilantai kamar mandi. Wajahnya menghadap keselangkangan Ivan. Mbak Heny mendekatkan wajahnya keperut Ivan. Beberapa saat lidah Mbak Heny menari-nari diatas kulit
    perut Ivan, kemudian turun kebatang kemaluan Ivan.

    Batang kemaluan Ivan yang telah berdiri tegak mulai dijilatinya. Mbak Heny menusuk-nusuk lubang kencing Ivan dengan lidahnya. Membuat lubang kencing Ivan memerah. Ivan mendesah saat lidah Mbak heny menyentuh saraf-saraf peka pada lubang kencingnya. Desahan yang membuat Mbak Heny semakin bersemangat meningkatkan serangan birahinya. Dengan buasnya Mbak Heny menjilati, menyedot dan mengulum batang kemaluan Ivan yang mengkilap dengan urat-urat kasar disekelilingnya. Buah pelir Ivan tak luput dari jilatannya.

    “Oohh.. Mbakk.. nikk.. matt.. terus.. isseepp.. truuss.. Mbak,” desah Ivan.

    Gelombang nikmat yang datangnya bertubi-tubi, membuat Ivan merintih berusaha menahannya. Perlakuan Mbak Heny pada batang kemaluannya membuatnya serasa melayang kesorga kenikmatan. Dengan penuh nafsu, Ivan mengamati mulut Mbak Heny yang sedang menjilati dan mengulum kemaluannya, sambil mengelus-elus rambut istri Mas Indra itu.

    Mbak Heny semakin ganas menjilati dan sesekali menggigit batang kemaluan Ivan ketika dia merasakan batang kemaluan itu semakin mengeras dan berkedut-kedut.

    “Oohh.. akhh.. Mbaakk.. truuss.. nikk.. matt.. enak..” racau Ivan tak karuan.

    Dan saat merasakan orgasmenya akan segera tiba, Ivan menjambak rambut Mbak Heny dan membenamkan kepala wanita itu diselangkangannya, sambil mendorong pantatnya maju mundur melawan gerakkan kepala Mbak Heny.

    “Akhh.. Mbak.. ak.. uu.. mauu.. ke.. luarr.. oohh,” erang Ivan keras.

    Sedetik kemudian sperma Ivan menyemprot dan tumpah didalam mulut Mbak Heny. Setiap semprotan spermanya ditandai dengan anggukan-anggukan batang kemaluannya. Tanpa rasa jijik sedikitpun Mbak Heny menelan seluruh sperma yang keluar dari kemaluan Ivan. Dan sambil tersenyum ke arah Ivan, Mbak Heny menjilati sisa-sisa sperma yang masih blepotan dibatang kemaluan Ivan.

     

    Baca Juga :
  • Video Bokep Jepang Ngentot Gadis Muda Cantik Dan Lugu

    Video Bokep Jepang Ngentot Gadis Muda Cantik Dan Lugu


    1622 views

  • SWEATY LESBIAN WORKOUT

    SWEATY LESBIAN WORKOUT


    1622 views

    Bandar Judi Online

  • Cerita Sex Kenikmatan Dalam Perselingkuhan

    Cerita Sex Kenikmatan Dalam Perselingkuhan


    1622 views

    Cerita Sex – Awalnya aku hanya iseng mengobrol mengisi waktu luang di waktu jam istirahat, Namun lama-kelamaan Dewi salah satu staffku yang agak manis malah penasaran dan bertanya lebih jauh tentang orgasme. Ya sebuah misteri yang kelihatannya mudah namun susah diungkapkan.

    Memang banyak sekali wanita yang belum sadar akan arti pentingnya sebuah orgasme, bahkan menurut penelitian hanya 30% wanita yang dapat meraih orgasme, banyak hal-hal yang mempengaruhi wanita dalam meraih orgasme, baik dari faktor si wanitanya ataupun dari faktor
    prianya atau bahkan dari suasana, perasaan, dll. Termasuk Dewi salah satu staffku ini, selama menikah 2 tahun lalu, dia belum tahu apa itu orgasme, yang dia tahu hanya rasa enak saat penis suaminya memasuki kewanitaannya, Dan berakhir saat penis suaminya menyemprotkan cairan hangat kedalam kewanitaannya.

    Aku hanya geleng-geleng kepala mendengar ceritanya, lalu aku korek lebih jauh tentang perasaan, foreplay, gaya, waktu, dan lain-lain tentang hubungannya dengan suaminya, Dengan malu-malu Dewi pun menceritakan dengan jujur bahwa selama ini memang dia sendiri penasaran dengan apa yang namanya orgasme namun dia tak tahu harus bagaimana, yang jelas saat berhubungan dengan suaminya dia cukup foreplay, bahkan suaminya senang mengoral kewanitaannya sampai banjir, dan selama penis suaminya masuk sama sekali tidak ada rasa sakit, yang ada hanya enak saja namun tidak bertepi, rasanya menggantung tidak ada ujung, dan tahu-tahu sudah berakhir dengan keluarnya sperma suaminya ke dalam kewanitaannya. Agen Nova88

    “Kira-kira berapa lama penis suami kamu bertahan dalam kewanitaan kamu?” tanyaku.
    “Mungkin sekitar 10 menit” jawabnya pasti.
    “Gaya apa yang dipakai suami kamu?”
    “Macam-macam, Pak, malah sampai menungging segala”
    Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya yang polos.
    “Kira-kira berapa besar penis suami kamu?”
    “Berapa ya?, saya tidak tahu Pak!” jawabnya bingung.
    Akupun jadi bingung dengan jawabannya, tapi aku ada tidak kekurangan akal.
    “Waktu kamu genggam punya suami kamu pakai tangan, masih ada lebihnya tidak?”
    Dewi diam sejenak, mungkin sedang mengingat-ingat.
    “Kayanya masih ada lebih, pas kepalanya, Pak!”
    Aku tak dapat menahan senyumku.
    “Maksud kamu, ‘helm’nya masih nongol?”
    “Ya!” Dewipun tersenyum juga.

    Aku suruh tangannya menggenggam, aku pandangi secara seksama tangannya yang sedang mengepal, yang berada dalam genggamanku, sungguh halus sekali, Namun aku sadar bahwa aku ditempat umum.
    “Aku perkirakan penis suami kamu berukuran 10-14 cm, berarti masih normal, Wi!”
    “Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi.
    “Keras sekali, Pak, seperti batu!”

    Aku diam sejenak mencoba berfikir tentang penghambatnya meraih orgasme, sebab dari pembicaraan tadi sepertinya tidak ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi kenapa Dewi tidak bisa meraih orgasmenya?

    “Kok diam Pak?”
    “Aku lagi mikir penyebabnya.”
    “Apa mungkin masalah lamanya, Pak? Sebab sepertinya saya sedikit lagi mau mencapai ujung rasa enak, tapi suami saya keburu keluar” terangnya.
    Aku diam sejenak, mencoba mencerna kata-katanya, tapi tak lama Dewi sendiri membantahnya.
    “Tapi, tidak mungkin kali, Pak, sebab biarpun kadang lebih lama dari sepuluh menit, tapi tetap saya merasa hampir di ujung terus, tanpa pernah terselesaikan.”
    Aku sedikit mengerti maksudnya,
    “Maksud kamu, kalau 10 menit kamu maunya semenit lagi? Namun kalau 12 menit atau 15 menit pun kamu maunya tetap semenit lagi?” tanyaku.
    “Ya, betul, kenapa ya Pak?”
    Aku kini mulai mengerti posisi sebenarnya, kemungkinan besar ada titik dalam vaginanya yang belum tersentuh secara maksimal, Itu kesimpulan sementara, Namun aku belum sempat mengucapkan apa-apa, keburu jam istirahat kerja habis.
    “Ya udah Wi, nanti kita terusin via SMS, oke?”
    “Oke deh!” sahutnya riang sambil meninggalkan aku.

    Di meja kerjaku, aku kembali memikirkan benar-benar masalah yang Dewi hadapi, sebenarnya ada niat untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, karena setelah aku pikir-pikir Dewi punya kelebihan di Buah dada dan pantatnya yang besar juga kulitnya yang bersih dengan bulu-bulu halus, Namun Dewi akrab dengan istriku, dan aku sendiri kenal sudah lama dengannya dan suaminya, ini yang jadi masalah, Lama aku berfikir, akhirnya aku putuskan untuk mencoba menolongnya semampuku tanpa mengharapkan apapun darinya, Aku yakin aku bisa membantunya berbekal pada pengalamanku selama ini.

    Aku kirim SMS kepadanya, “Wi, Sepertinya masalah kamu agak kompleks, Kalau sempat, bisa tidak nanti pulang kerja kita cari tempat yg enak utk mengobrol?”
    5 menit aku tunggu belum ada jawaban juga, Aku jadi tegang sendiri, jangan-jangan dia marah, karena aku dianggap kurang ajar, Tapi untunglah tak lama HPku bergetar 2x pertanda SMS masuk, Aku langsung lihat pengirimnya Dewi, aku baca isinya.
    “Boleh, tapi jangan di tempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya”
    Aku tersenyum membaca balasannya yang sedikit bergurau, lalu aku balas kembali,
    “Wi, jangan salah tangkap ajakanku ya.. aku cuma tidak enak saja kalau kita terlalu mencolok, karena kamu istri orang & aku suami orang juga”

    Singkat kata Pukul 5 sore kami janjian ketemu di sebuah rumah makan yang nyaman di daerah Jakarta timur, Suasana rumah makan yang agak temaram menambah rileks obrolan kami, Sambil makan kami melanjutkan obrolan kami yang tadi siang, Aku utarakan kesimpulan sementaraku bahwa ada kurang sentuhan di area vaginanya, aku sarankan agar nanti malam mencari titik tersebut dan jika sudah ketemu aku suruh Dewi meminta kepada suaminya untuk menekan lebih kuat saat hubungan intim, Dewi mengangguk mengerti.

    “Menurut Bapak, apakah body saya cukup bagus?”
    Tiba-tiba saja Dewi bertanya seperti itu. Aku kaget mendengarnya, berarti kemungkinan Dewi kurang percaya diri dengan tubuhnya, dan menurut yang aku tahu ini sangat berbahaya untuk meraih orgasme.
    “Wi, dalam sebuah hubungan intim, Jangan merasa body kamu jelek atau vagina kamu tidak wangi atau buah dada kamu jelek atau apa saja yang menurut kamu negatif, itu faktor yang sangat penting dalam meraih orgasme, Ingat Wi, kalau tubuh kamu tidak bagus kan tidak mungkin suami kamu mau mencumbu kamu, dan mau berhubungan dengan kamu!”
    “Justru kamu harus berfikir bahwa wajah dan tubuh kamu sangat bagus, buktinya suami kamu minta melulu, kan?”
    “Tapi, saya tidak nyaman dengan perut saya yang tidak ramping”
    “Wi, yang lebih gendut dari kamu banyak, ingat itu, lagian menurutku perut kamu tidak terlalu gendut, Biasa saja!” jawabku tegas.
    “Pokoknya malam ini, kamu coba untuk menghilangkan rasa tidak percaya diri kamu, dan saat ada sentuhan nikmat yang kamu bilang tidak berujung, suruh suami kamu menekannya lebih kuat, itu saja dulu, besok aku tunggu kabarnya!”
    Aku jadi terkesan menyuruh, mungkin karena dikantor Dewi bawahanku, sehingga menjadi kebiasaan. Karena waktu sudah menunjukan jam 19.00 kami pun pulang ke rumah masing-masing, aku antar Dewi sampai tempat dia biasa menunggu angkot.

    Keesokan paginya, Aku baru saja ngopi dan HP baru aku aktifkan, Sudah ada pesan dari Dewi, bunyinya singkat, “Belum berhasil, Pak!”.
    Aku lihat dikirim jam 23.10 malam, berarti kemungkinan Dewi mengirimnya saat baru selesai berhubungan dengan suaminya.
    Sampai dikantor aku baru membalas SMSnya.
    “Memang kenapa?”
    Tak lama Dewi pun membalasnya.
    “Tidak tahu kenapa, apa nanti sore kita bisa ketemu lagi, Pak?, saya merasa nyaman mengobrol dengan Bapak.”

    Aku berfikir tentang arti pesannya, Apakah dia mengajakku selingkuh? Atau hanya perasaanku saja? Atau memang dia hanya ingin mengobrol saja? Sebagai lelaki jelas aku tidak mungkin menampiknya, Sorenya kami janjian di tempat yang kemaren, dan ungkapan Dewi yang jujur sangat mengagetkanku.


    “Pak, terus terang, keinginan saya untuk meriah orgasme jadi tambah kuat, tapi herannya malah saya inginnya dari Bapak, Entahlah saya yakin sekali saya bisa meraihnya bersama Bapak”
    Jantungku terasa berhenti berdetak mendengarnya, belum selesai aku menenangkan pikiranku, Dewi kembali melanjutkan pembicaraannya.
    “Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?”
    Aku hanya diam, namun aku mengambil kesimpulan dalam hati bahwa kemungkinan Dewi terkesan dengan aku karena aku atasannya, bisa saja dia tanpa sadar kagum dengan cara kerjaku, atau apalah yang berhubungan dengan pekerjaan, Karena kalau secara fisik tidak mungkin, jauh lebih ganteng dan atletis suaminya dari pada aku.
    Namun hal ini tidak aku ungkapkan kepadanya.

    Suasana hening diantara kami beberapa saat, tapi tiba-tiba saja tangan Dewi meraih tanganku,
    “Pak.” Hanya itu yang keluar dari mulutnya
    Tatapan mata kami beradu, Aku melihat ada gairah disana, Aku balas meremas jarinya, Sentuhan halus kulitnya terasa menimbulkan percik-percik gairah di antara kami, Akhirnya aku beranikan diri untuk mengajaknya,
    “Wi, Bagaimana kalau kita diskusi langsung dengan praktek untuk meraih orgasme kamu?” suaraku terasa agak bergetar, mungkin agak canggung.
    “Terserah Bapak deh” jawabnya manja sambil mencubit tanganku.

    Pucuk dicinta ulampun tiba, aku segera membayar makanan kami dan langsung menuju hotel, sepanjang jalan ke hotel, jari-jari kami saling bertaut mengantarkan kehangatan ke jiwa kami, Dan setelah sampai di kamar hotel yang asri, Kami lamgsung mulai.. Meskipun awalnya agak canggung, Namun akhirnya kami dapat menikmati semuanya, Judi Online Nova88

    Masih dalam keadaan berpakaian, aku memeluk tubuh Dewi yang padat, bibir kami saling melumat lembut, kadang lidah kami saling kait dan saling dorong, sehingga gairah di dada kami semakin membuncah, Satu per satu pakaian kami bertebaran dilantai, seiring dengan nafsu kami yang semakin menggebu, Kini Seluruh organ tubuhku bekerja untuk memenuhi hasrat Dewi, aku rebahkan tubuh mulusnya di ranjang, sungguh pemandangan yang indah dan mendebarkan, dengan kulit tubuh yang putih bersih kontras dengan bulu-bulu halus dipermukaan kulitnya apalagi di kemaluannya yang begitu lebat menghitam. Aku langsung mengelus buah dadanya yang padat dengan lembut, sementara mulut dan lidahku menciumi dan menjilati centi demi centi tubuhnya tanpa terlewati,
    “Tubuh kamu bagus sekali, Wi!” Aku mencoba memberinya rasa percaya diri.

    Sementara Jilatanku sudah sampai pada vaginanya, aku sibakkan bulunya dengan lidahku, aku kemut lembut klitorisnya, kadang lidahku menusuk langsung vaginanya, Jari-jariku ikut membantu memberi kenikmatan dengan memilin-milin puting buah dadanya yang semakin mencuat, Sehingga membuat Dewi mengerang dalam nikmat, Sementara Dewi pun tidak tinggal diam, dia balas mengelus dadaku, kadang ujung dadaku di pilinnya, Tangan yang satunya lagi meremas-remas dan mengocok senjataku sehingga semakin meregang kaku dalam genggamannya, Yang aku yakin berdasarkan ceritanya pasti punyaku lebih besar dari pada punya suaminya, Gairah yang membuncah didadaku membuat aku lupa bahwa aku punya tugas untuk mengantarnya meraih orgasme.

    Tubuh kami berguling-guling dikasur saling memberikan rangsangan dan kenikmatan, hingga akhirnya Dewi sendiri yang tidak tahan dan mengambil inisiatif, dia langsung mengangkangi tubuhku, dan langsung memegang senjataku untuk dibimbing kedalam liang surganya, Perlahan, centi demi centi, senjataku memenuhi rongga vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat dan hangat disenjataku, Cengkraman vaginanya yang begitu kuat terasa mengurut senjataku, Dewi terus menggoyangkan pantatnya yang bulat padat, Tanganku memilin kedua putingnya, butir-butir keringat mulai membasahi tubuh kami berdua, tak lama Dewi berteriak histeris dan menggigit pundakku, tubuhnya mengejang kaku, dan wajahnya agak memerah melepas orgasmenya,
    Aku berhasil mengantarnya meraih orgasme, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku.
    “Terima kasih, Pak” ia mencium keningku.
    “Saya masih mau lagi” ucapnya serak.

    Sungguh diluar dugaan, mungkin karena baru kali ini dia meraih orgasme, Dewi begitu liar, hanya beberapa detik, tubuhnya mulai bergoyang diatas tubuhku, Dan anehnya lagi, Hampir disetiap gaya Dewi bisa meraih orgasmenya begitu cepat, Mungkin ada 6 kali dia sudah orgasme tapi dia belum puas juga, sementara aku sendiri bersusah payah menahan orgasmeku, Aku benar-benar ingin memuaskan dahaganya, Apalagi saat gaya doggy, sambil meremas buah pantatnya yang bulat, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semprotan dalam spermaku, sentuhan buah pantatnya di pangkal senjataku menambah sensasi tersendiri.

    “Wi, aku mau keluar, di dalam atau di luar?” sambil aku mempercepat kocokanku.
    “Di dalam aja Pak, cepat sodok yang kuat!” erangnya.
    Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas orgasmeku, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Dewi yang telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam liang vagina Dewi.
    Yah, kami orgasme berbarengan, Sungguh nikmat sekali.

    Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, namun Dewi kelihatannya belum puas juga, aku sampai bingung sendiri, biasanya istriku sekali orgasme tidak bisa lagi orgasme, Namun memang pernah aku baca ada wanita yang seperti Dewi.

    Akhirnya waktu jualah yang harus memisahkan kami, kembali ke kehidupan nyata, Aku dengan istriku dan Dewi dengan suaminya, Namun sejak saat itu hubungan kami semakin hangat membara, Ada satu kelebihan Dewi yang tidak bisa aku lupakan, Vaginanya sangat mencengkram meskipun sudah puluhan kali kami berhubungan, Pernah aku Tanya katanya dia sering minum jamu, Dan Dewi sendiri pun jelas sangat membutuhkan orgasme dariku, Karena terakhir cerita dia belum bisa meraih dengan suaminya, entahlah sampai kapan..

  • Majalah Dewasa Edisi Ratry Princessa Part II

    Majalah Dewasa Edisi Ratry Princessa Part II


    1622 views

    DMajalah Dewasa Edisi Neztha Majalah Dewasa Edisi Neztha Model Cantik dan seksi ini bernama lengkap Ratry Princessa kelahiran Purwokerto 16 Mei 1990. Model dengan tinggi 160 Cm ini memiliki pandangan mata yang tajam sehingga membuat pria mudah terpesona.

    Penasaran dengan pose seksi dari Ratry Princessa di majalah Gress, berikut kami tampilkan untuk Anda.

     

  • Rino Akane Cewek Lugu Bermain Dengan Sex Toys

    Rino Akane Cewek Lugu Bermain Dengan Sex Toys


    1622 views

  • Foto Ngentot Anri Sonozaki Malam Yang Takkan Terlupakan

    Foto Ngentot Anri Sonozaki Malam Yang Takkan Terlupakan


    1622 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat sore sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Majalah Dewasa Edisi Katrina

    Majalah Dewasa Edisi Katrina


    1622 views

    Duniabola99.org– Model kelahiran 10 Februari 1990 in bernama Kartina. Model seksi ini mengku menjadi model lantaran diminta oleh seorang pemandu bakat, sejak saat itu dirinya kerap di undang untuk sesi pemotretan sebuah majalah dewasa atau sebuae event fotografi.

    Bagaimana keseksian Katrina di Majalah Gress, simak fotonya dibawah ini.

     

  • Nafsu Terpendam Pembokat Seksi

    Nafsu Terpendam Pembokat Seksi


    1621 views

    Duniabola99.org – Aku biasa memanggilnya mbak Ayu karena dia berasal dari tanah Jawa asli, nama serta wajahnya memang tidak jauh berbeda. Mbak Ayu sudah bekerja disini kurang lebih selama dua tahun lamanya, aku masih ingat kala itu aku masih kelas tiga SMA menempuh ujian semester akhir. Saat mama pertama kali mengenalkannya aku sudah terperanjat karena baru kali ini mama membawa pembantu yang cantik dan masih muda pula.

    Namaku Faris saat ini aku seorang pelajar di salah satu kampus yang ternama di kota ini. Sebagai mahasiswa sudah biasa aku berkumpul dengan teman yang sering nongkrong di tempat tongkrongan, salah satunya cafe yang biasa aku datangi. Obrolan kami tidak pernah jauh dari obrolan seputar maslah pasangan ataupun yang lebih pribadi lagi yakni pengalaman melakukan mesum seperti dalam cerita sex.

    Seperti yang lain akupun sama saat ini aku menjalin hubungan dengan teman satu kampusku Tania namanya. Namun kami hanya sekedar berciuman layaknya berpacaran biasa, dan tidak pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita sex, meskipun sudah banyak dari teman-temanku yang melakukan hal itu. Tapi aku mencoba untuk menghindarinya apalagi Tania sepertinya juga menjaga agar hal itu tidak terjadi.

    Namun siapa sangka kalau aku dapat menghidari cerita sex itu dengan pacarku, tapi akhirnya akupun melakukan hal itu. Tidak pernah aku duga sebelumnya kalau keperjakaanku akan hilang bersama dengan orang yang tidak aku duga sebelumnya, ya aku melakukan adegan seperti dalam cerita sex bersama mbak Ayu pembantu rumah tanggaku sendiri.

    Akupun tidak menyalahkan ataupun menyesali perbuatanku padanya, karena hal itu terjadi atas kemaunku juga. Kalau saja aku dapat menolak hal itu tidak mungkin terjadi, hampir setiap hari aku memang sering mencuri pandang pada mbak Ayu yang semakin hari aku rasa dia semakin cantik saja, dengan kulit kuning langsatnya serta tubuhnya yang seksi membuatku ingin lama-lama memandangnya.

    Meskipun dia hanya seorang asisten rumah tangga namun tidak terlihat karena dia selalu berpenampilan layaknya anak majikan menurutku. Bahkan ketika aku mengantar mbak Ayu untuk belanja keperluan rumah di salah satu supermarket, biasanya banyak yang bilang kalau kami pasangan. Aku hanya tersenyum jika ada yang bilang hal itu sedang mbak Ayu tersenyum malu.

    Hari itu rumah sedang sepi karena kedua orang tuaku memang sedang pergi ke luar kota, dan siang itu Tania datang ke rumah sendirian. Kamipun mengobrol di dalam kamar berduaan, dan seperti bisa di tebak kamipun saling melumat bibir kami dengan mesranya, tapi ketika tanganku mulai melepas kancing kemejanya tiba-tiba mbak Ayu datang dengan membawa sebuah minuman.

    Sontak saja kami saling berjauhan dan mengobrol seperti biasanya kembali. Apalagi aku lihat mbak Ayu membersihkan ruangan di depan kamarku, hingga akhirnya Taniapun pulang karena hari telah sore, makan malam sudah mbak Ayu hidangkan di meja makan. Saat itu juga aku menyantapnya ketika dia memanggilku untuk segera turun, waktu aku sedang makan itulah aku terperanjat melihat mbak Ayu keluar dari dalam kamarnya.

    Dengan menngunakan pakaian malam tipis dan terlihat lekuk tubuh seksinya, dia merapikan serta membawa piring kotor yang ada di depanku. Aku terdiam namun dapat aku cium bau parfumnya menyengat dalam hidungku, tanpa terasa kontolkupun ikut menegang di dalam celanaku, sewaktu mbak Ayu kemabli mengambil sisa makanan yang ada di meja diapun sepertinya sengaja menyentuh lenganku sedikit.

    Saat itulah aku menarik tangannya hingga dia jatuh dalam pangkuanku dan dengan cepat aku lumat bibirnya. Bukannya menolak ataupun berusaha menghindar dia malah melingkarkan tanganya pada leherku serta membalas lumatanku “OOOOooouuuugghh…ooouuuhhhggggg….ooouuuggghh…aaaggghhh… mas… Fa… ris… aaaaggghhh..” Desah mbak Ayu kala itu.

    Tiba-tiba dia bergerka turun dari dekapanku lalu menunduk dan melekatkan kepalanya untuk mendekat pada kontolku. Dengan cepat dia buka celanaku lalu dia mainkan kontolku dengan mulutnya “Aaaggggghh… mbak… aaaaggggghh… jangaaaaaannnnn… aaaagggggghh… ” Hal ini baru pertama kali aku lakukan dan begitu nikmat rasanya dalam jiwaku.

    Dengan lihainya mulut mbak Ayu menghisap kontolku “OOOuuuggggghhh… oooouuggghhh… aaaaggggggghhhhh… aaaaggggghhh…” Rupanya dia begitu fasih dan aku yakin hal ini bukan pertama kalinya dia melakukan adegan seperti dalam cerita sex ini. Kemudian aku lihat dia kembali berdiri lalu menarik tanganku dan akupun di suruhnya untuk rebahan di atas sofa ruang tengah.

    Dengan perlahan mbak Ayu menindih tubuhku lalu dia masukkan kontolku dalam memeknya tanpa bantuan apapun. Dan saat itu juga aku rasakan hangat dalam kontolku, kembali aku mengerang bahkan kali ini lebih keras di saat mbak Ayu bergerak maju mundur dari atas tubuhku “Oooouugggghh… ooouuuugghh.. aaagggggghh… aaaaagggghhh… aaaaagggh… aaagagagagaga…” Tanganku memegang tubuh mbak Ayu dengan eratnya.

    Merasa aku tidak dapat menahn lebih lama permainan sex kali ini diapun menggoyang pantatnya lebih cepat”Ooouuggggghhhh….oooooouuuuggggghhh….aaagggghh…aaaaggghh” Dan aku merasa kalau dari dalam kontolku seakan akan menyemburkan sesuatu dan aaaaggghhhh benar saja aku menumpahkan sesuatu yang hangat dan begitu kental dari dalam kontolku.

    Mbak Ayu tersenyum sambil terus melambatkan goyangannya diapun berkata “Kamu puas sayaaang… aaaagghhh..” Aku memeluk tubuhnya dengan begitu erat, saat ini aku tidak rela jika harus melepas pelukan ini. Sepertinya mbak Ayu mengerti diapun membalas pelukanku dengan hangatnya dan berklai-kali pula dia mencium wajahku membuatku senang dengan cerita sex ini

  • Foto Ngentot Ayumi Fukuhisma Terpanas 2018

    Foto Ngentot Ayumi Fukuhisma Terpanas 2018


    1621 views

    Foto Ngentot Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini

  • Foto Bugil Hot Asuka Takedal Asal Jepang

    Foto Bugil Hot Asuka Takedal Asal Jepang


    1621 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Video Bokep Hot Ngentot Rinka Aiuchi Di Gudang

    Video Bokep Hot Ngentot Rinka Aiuchi Di Gudang


    1620 views

  • Ketika Istriku Sedang Tertidur

    Ketika Istriku Sedang Tertidur


    1620 views

    Duniabola99.org – Sebuah insiden baru terjadi beberapa malam yang lalu. Insiden yang tidak disengaja yang membangunkan sesuatu yang tanpa kusadari telah ada di dalam diriku. Kamis malam kemarin temanku yang bernama Lilo mampir untuk mengobrol, minum dan nonton TV di rumahku. Lilo bekerja di kantor yang sama denganku. Hari Jumat keesokannya adalah hari libur untuk kantor kami jadi kami mendaptkan 3 hari libur di akhir minggu tersebut. Karena itulah kami tidak terburu-buru menghabiskan malam itu. Berbeda dengan istriku, Sandra, ia harus bekerja esok harinya. Dan karena termasuk orang yang tidak suka tidur larut malam, ia pergi tidur sekitar pukul 10:30. Sandra adalah salah satu orang yang paling lelap saat tertidur. Beberapa kali aku pernah mencoba mengguncang-guncangkan bahunya untuk membangunkannya, namun selalu gagal. Ia terus tertidur.

    Setelah Sandra pergi tidur, Lilo dan aku duduk di ruang tamu dan menonton DVD porno yang sengaja kami beli. Lagipula Sandra juga tidak pernah suka menonton film-film seperti itu. Setelah beberapa adegan, Lilo berkata, “Wah, pasti enak yah kalo punya cewe untuk diajak ngeseks! Udah lama banget nih, gue kagak begituan!” Aku sedikit kaget mendengar komentarnya. Lilo bukanlah pria yang buruk rupa. Dengan tinggi 175 cm dan berat sekitar 70 kg, aku malah menduga ia mempunyai banyak teman wanita. “Emangnya elu lagi ga jalan sama siapa-siapa, Lo?” tanyaku. “Kagak. Sejak Bunga putus sama gue 2 taon yang lalu, gue agak-agak malu untuk ajak cewe jalan,” jawabnya. Kami mengobrol tentang Bunga yang ternyata tidak serius dengan Lilo. Setelah beberapa botol bir dan beberapa adegan dari film porno yang kami tonton, Lilo bangkit berdiri untuk pergi kencing.

    Aku tetap duduk sambil menonton film itu untuk beberapa saat dan akhirnya baru menyadari bahwa Lilo belum kembali setelah cukup lama pergi kencing. Aku berdiri dan menghampirinya untuk memeriksa apakah ia baik-baik saja. Saat aku berada pada jarak yang cukup dekat dengan WC, aku melihat pintu itu terbuka. Aku masuk ke WC dan mendapati Lilo berdiri di pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Ia terlompat melihat aku masuk.

    “Wah, sorry banget nih,” katanya. “Waktu gue masuk, pintu ini memang udah terbuka. Dan waktu gue mau keluar, gue liat dia terbaring seperti itu.” Aku berjalan mendekati tempat Lilo berdiri dan melihat ke arah kamar tidurku. Sandra terbaring menyamping sehingga punggungnya menghadap ke arah kami dengan kaki yang sedikit tertekuk. Sandra tidur dengan mengenakan daster panjang namun bagian bawahnya tersingkap sampai ke pinggul sehingga menampakkan bulatan pantat yang halus, mulus dan terlihat tidak mengenakan celana dalam. Pundaknya sedikit tertarik ke belakang sehingga memperlihatkan kami sisi bukit dadanya dan tonjolan puting susunya dari balik daster yang sedikit tembus pandang. Ia terlihat sangat seksi terbaring seperti itu dengan remang-remang cahaya dari WC. Bibirnya sedikit terbuka dan rambutnya yang panjang terhampar di atas bantal. Boleh dibilang posisi Sandra saat itu seperti sedang berpose untuk pemotretan majalah dewasa.

    “Gila! Cakep banget!” kata Lilo sambil menahan nafas. “Gue mau disuruh apa aja untuk mendapatkan cewe seperti dia, Kris.” Pada awalnya aku sedikit kesal mendengar perkataan Lilo. Namun pada saat yang bersamaan, melihat Lilo memandang istriku seperti itu tanpa sepengetahuan Sandra justru membuat diriku terangsang. “Aduh, sorry nih, Kris. Gue rasa udah waktunya buat gue untuk pulang,” kata Lilo berbalik badan untuk keluar. “Eh, tunggu, Lo,” kataku. “Ayo masuk ke sini sebentar aja. Tapi jalannya pelan-pelan, oke?” “Ha?! Elu mau gue masuk ke kamar elu?” “Kalo cuma lihat doang mah ga ada yang dirugikan, kan? Tapi kita engga boleh buat dia terbangun, oke?”

    Bahkan aku sendiri tidak percaya apa yang baru saja aku katakan. Aku mengijinkan pria lain masuk ke kamar tidurku sehingga ia dapat melihat istriku yang dalam keadaan setengah telanjang. Aku pun masih tidak yakin apa dan sejauh apa yang akan aku lakukan berikutnya.
    Saat kami berjingkat memasuki kamarku, aku mendorong Lilo untuk mendekat ke samping ranjang. Bahkan Lilo sendiri terlihat tidak yakin. Pandangannya berpindah-pindah antara aku dan Sandra. Semakin mendekat ke ranjang, pandangannya lebih terarah ke Sandra. Sandra berbaring di pinggir ranjang di sisi tempat kami berdiri dan semakin kami mendekat, kedua bukit payudaranya semakin jelas terlihat.
    Puting susunya dapat terlihat dari balik dasternya yang tipis. Walau bagian bawah dasternya sudah tersingkap namun kami masih belum dapat melihat bibir vaginanya karena tertutup oleh kakinya.

    Aku hanya berdiri di sana dengan cengiran lebar memandangi Lilo dan istriku bergantian. Dengan mulut ternganga, Lilo juga hanya memandangi istriku dengan takjub dan kagum. “Gila, Kris. Seksi banget sih! Gue ga percaya elu kasih gue liat bini elu dalam kondisi begini!”
    Dengan hati-hati aku meraih tali daster Sandra dan menariknya turun melewati pundaknya turun ke lengan sehingga bagian atas dasternya tersingkap dan memperlihatkan lebih banyak lagi bagian payudaranya. Gerakanku terhenti saat kain bagian atas daster itu tertahan oleh puting Sandra.”Mau lihat lebih banyak?” aku berbisik.

    “I-iyah!” Lilo berbisik balik. Dengan sangat lembut aku mencoba untuk menurunkan tali daster itu lagi namun puting susunya tetap menahan kain itu sehingga tidak dapat terbuka lebih jauh. Aku menyelipkan jari-jariku ke bawah daster tersebut lalu dengan hati-hati mengangkatnya sedikit melewati puting Sandra. Lilo menahan nafasnya tanpa bersuara. Sekarang payudara kirinya sudah terbuka. Putingnya yang sangat halus dan berwarna merah muda itu berdiri tegang karena mendapat rangsangan dari gesekan kain dasternya tadi. Lalu aku meraih ke tali dasternya yang lain dan meloloskannya dari pundak kanan Sandra. Dengan lembut aku menarik kain daster itu melewati puting sebelah kanannya. Kini kami dapat melihat kedua payudara Sandra tanpa ditutupi benang sehelaipun. Aku membiarkan kedua tali dasternya menggelantung di lengan dekat sikunya karena aku tidak mau mengambil resiko kalau-kalau istriku terbangun. Lilo masih berdiri di sampingku dan dengan mulut yang masih ternganga ia menatapi payudara dan pantat Sandra yang kencang. Sesekali Lilo mengusap-usap tonjolan di selakangannya walau ia berusaha agar aku tidak melihatnya. Penisku sendiri sudah membesar dan berusaha memberontak keluar dari jahitan celana jeans yang kupakai. Aku terangsang bukan hanya karena melihat tubuh istriku namun juga karena apa yang sedang kuperbuat. “Jadi, bagaimana menurut elu?” aku berbisik lagi. “Gila, man! Gue ga percaya semua ini! Dia cantik banget! Gue sih cuma berharap,” jawabnya sambil mengusap tonjolan penisnya sendiri. Aku berpikir sejenak, “Kalau sampai ia terbangun, tapi lagipula aku memang akan mencobanya.”

    Aku menarik Lilo semakin mendekat ke ranjang lalu aku menunjuk ke payudara istriku. “Ayo, pegang susunya. Tapi harus dengan lembut, oke? Gue nggak mau ambil resiko nih.” Mata Lilo terbuka lebar sekali lalu mendekatkan dirinya ke tepi ranjang. Ia membungkuk sedikit dan menjulurkan tangan kirinya untuk meraih bulatan payudara istriku. Tangannya sedikit bergetar dan tangan kanannya ditekankan di selangkangannya seakan digunakannya sebagai penopang. Tapi aku tahu apa yang sebenarnya ia kerjakan. Jari-jari itu dijulurkan makin lama semakin mendekat sampai akhirnya ujung jarinya menyentuh kulit payudara Sandra tepat di bawah areola. Dengan hati-hati Lilo meletakkan ibu jarinya di bagian bawah payudara Sandra sebelum akhirnya ia geser perlahan-lahan naik ke puting susu tersebut. Sandra tidak bergerak. Saat ibu jarinya mencapai bagian areola, Lilo menggerakkan telunjuknya melingkari puting Sandra dengan lembut.

    Aku kenal Sandra sejak jaman masih bersekolah. Kami berpacaran sejak saat itu dan akhirnya kami menikah. Dan dalam sepengetahuanku, tidak pernah ada pria lain yang pernah melihat tubuh Sandra sampai sejauh ini apalagi menyentuhnya. Lalu Lilo mulai meraba payudara itu dengan sangat lembut dari yang satu berpindah ke payudara yang lain. Sandra masih tak bergerak dalam tidurnya walaupun sepertinya terlihat nafas Sandra menjadi lebih cepat. Lilo mulai menjadi lebih berani dan dengan menambahkan sedikit tenaga, ia meremas kedua buah dada Sandra. Lilo sudah tidak menutup-nutupi usahanya untuk mengusap-usap penisnya dan kelihatannya ia berniat untuk menyemprotkan spermanya dari balik celananya. Aku masih belum puas untuk membiarkan semua ini berakhir saat itu, jadi aku menyuruhnya mundur sejenak sementara aku melepaskan tali-tali daster itu dari lengan Sandra. Aku menarik turun daster itu sejauh yang aku bisa tanpa harus menarik secara paksa kain daster. Aku berhasil membuka tubuh bagian atasnya sampai pada bagian bawah tulang rusuknya sebelah kiri. Lalu aku bergerak ke bagian pinggulnya. Dengan hati-hati aku menarik kain yang menutupi bagian bawah pantatnya lalu melepaskan kain itu dari kakinya yang menekuk. Hal ini memperlihatkan seluruh pantatnya dan sebagian dari bibir vaginanya. Lilo masih belum dapat melihatnya dari tempat ia berdiri saat ini. Aku mendengar ia sedang melakukan sesuatu di belakangku. Dan begitu berbalik badan, aku mendapatinya sedang memelorotkan celana jeansnya sebatas testisnya sehingga ia dapat leluasa mengocok penisnya. Aku kembali berbalik ke Sandra lalu meluruskan kaki kirinya. Hal ini membuat bulu-bulu halus kemaluannya dapat terlihat bahkan sampai hampir ke bibir vaginanya. Saat melihat aku melakukan hal ini, Lilo melongokkan badannya melewati badanku untuk melihat tubuh Sandra lebih jelas sementara ia bermasturbasi. Aku menarik kaki kiri Sandra dengan lembut sehingga membuat tubuhnya berbaring terlentang menghadap ke atas dan memperlihatkan seluruh tubuhnya secara frontal.

    “Wahhhh, gila, man!” Lilo berbisik dan mulai mengocok penisnya lebih cepat.

    “Jangan cepet-cepet, brur,” aku memperingatkan dia. “Elu mau pegang memeknya sebelum elu klimaks, kan?” Langsung Lilo berhenti mengocok dan menatapku dengan pandangan seperti anak kecil yang dihadiahi sepeda baru. “Mantap, man! Elu kasih gue, ahhh, mantap, man!” Ia mengganti tangan kanan dengan tangan kirinya untuk memegang penisnya, tapi tidak mengocoknya. Lalu dengan tangan kanannya, yang sedari tadi digunakan untuk mengocok penisnya, ia menyentuh bulu-bulu kemaluan Sandra dengan perlahan. Lilo mulai membelai Sandra melalui bulu-bulu itu dengan jemarinya. Namun tidak sampai ke bibir vaginanya. Sandra masih terlelap namun nafasnya semakin bertambah cepat setelah Lilo mengusap-usap kemaluannya. Setelah itu dengan menggunakan jari tengah dan telunjuknya, Lilo mengusap turun ke sepanjang bibir vagina Sandra lalu mengusap naik lagi sambil menaruh jari tengahnya di antara bibir kemaluan tersebut. Begitu ia menarik tangannya ke atas, jari tengahnya membuka bibir vagina itu dan wangi harum vagina Sandra mulai memenuhi kamar.”Gilaaaaa, man!” desah Lilo sambil menarik ke atas jari-jarinya yang sudah masuk sedikit ke dalam liang kewanitaan istriku.Saat jari Lilo menyentuh klitorisnya, tubuh Sandra seakan tersentak sedikit lalu ia mendesah dengan suara yang nyaris tak terdengar. Melihat hal ini Lilo segera menarik tangannya.

    Aku melihat bahwa istriku masih terlelap namun aku tidak yakin apakah perbuatan ini dapat membangunkannya atau tidak. Lilo menatap aku dan aku menganggukkan kepalaku memberi isyarat bahwa ia dapat melanjutkan. Lalu dengan menggunakan tangan kirinya, Lilo mengocok penisnya sampai cairan pelumas keluar dari ujung penisnya. Lilo menyapu cairan yang keluar cukup banyak membasahi kepala penisnya kemudian dengan tangan yang sama ia mulai mengusap-usap bibir kemaluan Sandra. Kadang ia membuka bibir vagina tersebut dengan jari tengahnya. Sesekali pinggul Sandra bergerak maju dan mundur sedikit dan ditambah dengan desahan lembut yang keluar dari mulutnya. Lilo sudah mengocok penisnya lagi. Lalu tiba-tiba sebuah ide timbul dalam otakku.
    Dengan hati-hati aku menarik kaki kiri Sandra keluar dari ranjang sampai vaginanya berada tak jauh dari ujung ranjang namun masih cukup jauh bagi Lilo untuk menyetubuhi istriku. Penis Lilo tidak sepanjang itu dan lagipula aku tidak yakin apakah persetubuhan dapat membangunkannya. Dan juga aku tidak yakin apakah aku ingin Lilo menyetubuhi istriku karena hal ini masih baru buatku.
    “Lo, ke sini deh,” aku berbisik sambil menarik lengannya. “Berdiri di antara pahanya. Dari sini elu bisa lebih leluasa mengusap-usap memeknya sambil ngocok. Tapi jangan ngentotin dia, ya? Elu denger, engga?” Lilo mengangguk dan segera pindah ke antara kedua paha Sandra. Lilo mengusap-usap vagina Sandra dengan jari-jari tangan kirinya dan mengocok penisnya dengan tangan kanan. Penis Lilo hampir sejajar tingginya dengan vagina Sandra dan berjarak sekitar 10 cm sementara ia mengocok penisnya dengan penuh nafsu. Lalu Lilo menggunakan ibu jarinya untuk mengusap-usap vagina Sandra sehingga ia dapat lebih mendekat lagi sampai pada akhirnya jarak antara penis dan vagina Sandra kurang dari 1½ cm.

    Pinggul Sandra masih sedikit bergoyang-goyang sesekali dan pada satu saat, pinggul Santi bergerak ke bawah dan kepala penis Lilo bersentuhan dengan bibir vagina Sandra. Penis Lilo menggesek sepanjang bibir kemaluan istriku. Hal ini membuat Lilo meledak dan berejakulasi. Spermanya muncrat ke mana-mana dan sebagian besar tersemprot ke bibir vagina Sandra. Pada setiap semprotan, Lilo melenguh dan beberapa kali dengan tanpa disengaja” ia menorehkan kepala penisnya ke bagian atas dari bibir vagina istriku. Lilo pasti sudah lama tidak berejakulasi karena sperma yang dikeluarkannya begitu banyak. Saat selesai klimaks, Lilo mengurut penisnya untuk mengeluarkan lelehan sperma yang masih tersisa di saluran penisnya. Ia membiarkan lelehan itu jatuh ke bibir vagina Sandra yang sedikit terbuka. Dan saat mengalir ke bawah di sepanjang bibir vagina tersebut, terlihat lelehan itu masuk lalu menghilang begitu saja seperti tertelan bumi.

    Lilo memandangku dan berbisik, “Gilaaaa, man! Gue ga tau cara berterima kasih sama elu, Kris!”
    Aku tersenyum kepadanya dan memapahnya mundur secara ia telah selesai dengan urusannya.Sekarang saatnya giliranku. Aku berdiri di antara kakinya lalu melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku. “Lilo, elu keluar sebentar deh. Gue mau coba tarik badannya lebih ke pinggir supaya gue bisa ngentotin dia,” aku berbisik dengan lebih kencang. Lilo menurut dan berjalan menuju pintu kamar kalau-kalau istriku terbangun. Aku menarik tubuhnya sampai pantat sebelah kirinya menggantung di pinggir ranjang. Selama itu Sandra tidak bangun sama sekali namun nafasnya masih berat dan dari vaginanya keluar cairan pelumas dari tubuhnya bercampur dengan sperma Lilo. Lalu aku menyuruh Lilo masuk ke kamar lagi untuk membantuku dengan menyangga kaki dan pantat kiri Sandra sehingga tanganku dapat kugunakan dengan bebas. Lilo meraih kaki kiri Sandra dengan tangan kirinya lalu dengan tangan kanannya ia menopang pantat Sandra. Aku melihat ia meremas pantat istriku saat ia mencoba menopangnya. Dan aku mulai menggesek-gesekkan penisku naik dan turun ke bibir vaginanya yang sudah basah. Vaginanya sangat amat basah. Cairan vagina Sandra yang bercampur dengan sperma Lilo, membuat liang kewanitaan Sandra menjadi sangaaaat licin. Bahkan aku sudah hampir klimaks jadi aku dengan perlahan memasukkan batang penisku ke dalam liang kemaluan Sandra yang panas.

    Walau sudah sangat basah namun liang vagina Sandra masih sangat sempit secara Lilo tidak sempat melakukan penetrasi. Akan tetapi penisku dapat menembus dengan mudah. Segera aku memompa vagina Sandra dan setelah sekitar 10 pompaan maju mundur, Sandra mengalami orgasme dalam tidurnya!!! Hal ini sudah cukup membuatku melambung mencapai klimaks. Aku mulai menyemprotkan cairanku masuk ke dalam vaginanya dan tiap muncratan seakan tersembur langsung dari buah zakarku. Sandra mengerang-erang dalam tiap desahannya dan begitu pula aku.

    Lilo berkata, “Gilaaaa, man!” namun kali ini ia tidak berbisik. Hal ini tidak jadi masalah karena Sandra tak bangun sedikitpun selama kami menggarap tubuhnya. Ketika aku menarik penisku, Lilo menaruh pantat dan kaki Sandra kembali ke ranjang. Lalu ia menunduk menjilati dan mengecup puting susu Sandra dan menyedotnya saat ia kembali menegakkan badannya. Aku sudah terlalu lemas untuk berkomentar dan akhirnya aku hanya menarik tangannya untuk keluar kamar. Saat aku berjalan mengantarnya ke luar rumah, Lilo tak habis-habisnya berterima kasih kepadaku. Aku melambaikan tangan lalu mengunci pintu. Aku masuk ke kamar, berbaring di atas ranjang di samping Sandra dan langsung terlelap begitu saja.

    Keesokan harinya, Sandra membangunkanku dengan mencium telingaku. “Elu ga bakalan percaya apa yang gue mimpiin kemarin malam!” katanya membuka pembicaraan. “Gue bermimpi ada banyak tangan yang meraba-raba badan gue. Ngomong-ngomong, kemarin malam kita ngapa-ngapain ga, yah?” Aku teringat kalau aku tidak sempat membersihkan sperma yang tercecer di tubuhnya dan di ranjang sebelum pergi tidur kemarin. “Eeehhh, iya lah. Memangnya elu engga ingat apa-apa?”
    “Yaah, gue ga tau yah. Semuanya kaya dalam mimpi gitu. Mungkin gue setengah tidur kali. Tapi yang pasti asyik deh. Bagaimana? Apa elu berniat untuk melakukannya sekali lagi sekarang selagi gue ga ketiduran?” Pikiranku melayang ke kejadian kemarin malam, “Hmmmm, bagaimana yah? Menurut elu bagaimana?” aku tersenyum.

    Pada minggu berikutnya di kantor aku terus memikirkan malam itu dimana Lilo hampir menyetubuhi istriku, Sandra. Aku dan Lilo tidak pernah menyinggung hal itu walau beberapa kali kami saling melepas senyum. Lilo melemparkan senyum penuh rasa terima kasih kepadaku.
    Harus kuakui, aku sudah menjadi terobsesi dengan ide melihat istriku disetubuhi pria lain. Namun masih ada perasasan yang mengganjal. Melihat Lilo bermasturbasi di depan Sandra malam itu benar-benar tidak menjadi masalah bagiku. Tetapi dapatkah aku menerima melihat pria lain benar-benar berhubungan seks dengan istriku? Menjelang akhir minggu aku dapat melihat pandangan penuh harap dari wajah Lilo. Aku tahu apa yang ia pikirkan: “Apakah Kris bakal ngundang gue datang ke rumahnya lagi?”, “Apakah gue bisa dapat kesempatan dengan istrinya?”

    Hari Jumat akhirnya tiba dan sebelum jam pulang kantor aku mengajak Lilo untuk berkunjung lagi ke rumahku. Kegembiraan yang besar meluap dari diri Lilo.

    “Yeahhhhh! MANTAP!!! Gue bakal bawa bir dan beberapa film untuk kita tonton!” katanya dengan penuh semangat. “Oke. Datang jam 9-an deh,” jawabku. Aku tahu pada saat itu Sandra pasti sudah mulai mengantuk dan keberadaan Lilo akan mendorongnya untuk pergi tidur lebih cepat secara ia tidak begitu suka bergaul dengan Lilo. Aku merasa geli sesaat membayangkan hal itu. Jika saja Sandra tahu apa maksud kedatangan Lilo, ia pasti tidak akan tidur sepanjang malam, setidaknya sampai Lilo pulang.

    Lalu aku melakukan sesuatu yang mengangetkan diriku sendiri. “Hey, Jo! Apa yang elu kerjakan malam ini?” aku bertanya. Josua adalah pribumi berkulit gelap. Tinggi badannya mencapai 190 cm dengan berat badan bisa mencapai 90 kg. Josua bukan seorang yang gemuk namun ia memiliki tubuh yang besar dan kekar. “Ah, ga banyak. Kenapa? Elu ada acara apa?” ia balik bertanya. “Sekitar jam 9 malam nanti Lilo bakal datang ke rumah gue untuk main-main. Minum, ngobrol, apa aja deh. Kalo engga salah denger dia bilang dia bakal bawa film-film BF. Gimana, berminat?” “Boleh, tapi mungkin gue bakal telat. Gue musti kerjain sesuatu untuk bokap, tapi ga lama deh,” jawabnya. “Engga masalah. Oke sampai ketemu nanti,” aku berkata sambil berpikir mungkin memang ada baiknya Josua datang setelah Sandra tertidur.

    Aku menoleh dan melihat wajah Lilo yang terkejut, namun terkejut dalam nuansa yang menggembirakan. Aku tersenyum dan sambil mengedipkan mataku aku berjalan melewatinya, “Sampai nanti, Lo!” Malam itu saat makan malam, aku terus memikirkan rencana malam nanti. Aku membeli sebotol anggur dan meminumnya bersama Sandra dengan harapan ia dapat tertidur pulas malam itu. Seperti yang aku harapkan, tidak memerlukan waktu yang lama sampai Sandra mulai cekikikan karena pengaruh anggur yang ia minum. Suatu keuntungan yang tidak terduga anggur tersebut juga memberikan efek yang menstimulasi tubuhnya.

    Dari bawah meja, Sandra mulai menggesek-gesekkan kakinya yang terbalut stoking ke pahaku. Kemudian setelah beberapa gelas anggur lagi, sambil menonton TV Sandra duduk menghadapku dengan satu kaki diletakkan di lantai dan kaki lainnya ditekuk sehingga ia mendudukinya. Hal ini menyebabkan roknya yang pendek tertarik ke atas sehingga memperlihatkan pahanya dan ujung stokingnya.
    Ia membuka kakinya sedikit untuk memperlihatkan kepadaku celana dalamnya saat bel pintu rumahku berbunyi. “Aaaah!” ia memprotes. Aku bangkit berdiri untuk membukakan pintu. “Siapa yah yang datang malam-malam begini?” aku bertanya seakan tidak tahu bahwa yang datang adalah Lilo.

    Setelah aku membuka pintu, Lilo masuk dengan kantong plastik di tangannya. Ia berdiri di samping pintu setelah aku menutup pintu itu. Lilo memandang Sandra dan mulai berbasa-basi dengannya. Saat kembali ke tempat dudukku, aku menyadari bahwa Sandra masih dalam posisi yang sama. Sandra duduk menghadap kami sambil memain-mainkan rambutnya. Ia benar-benar tidak sadar sedang memperlihatkan terlalu banyak bagian tubuhnya kepada Lilo saat ia duduk di sana dengan wajah yang terlihat kecewa. Lilo hanya berdiri mematung di sana sementara mereka saling berpandangan. Sandra memandangnya dengan pandangan kosong sedangkan Lilo memandangnya dengan pandangan tidak percaya. Tiba-tiba Sandra tersadar akan posisi duduknya dan cepat-cepat berbalik lalu menurunkan roknya. “Ayo duduk, Lo. Sini, gue taruh di kulkas dulu,” kataku sambil mengambil kantong plastik yang berisi bir lalu berjalan ke dapur. Saat sedang memasukkan bir-bir itu ke dalam kulkas, terdengar olehku Lilo berkata kepada Sandra bahwa ia berharap kedatangannya tidak mengganggu acara aku dan Sandra. “Oh enggak, nggak apa-apa kok,” terdengar jawaban Sandra. Aku tahu benar untuk bersikap sopan, Sandra membohongi Lilo. “Kita cuma duduk-duduk sambil nonton TV doang kok, dan sudah berniat untuk tidur.”

    Aku tahu Sandra mencoba untuk memberi isyarat kepada Lilo bahwa kedatangannya sudah mengganggu kami. Sandra memang tidak tahu apa-apa tentang rencana kami malam ini. “Apa rencana elu malam ini, Lo?” sambil memberi bir, aku bertanya kepada Lilo setelah kembali dari dapur. “Ah, nggak banyak lah. Cuma mampir untuk minum-minum sedikit.” “Boleh-boleh aja. Gimana menurut elu, San?” aku bertanya sambil memandangnya. Wajah Sandra menunjukkan kalau ia sudah pasrah bahwa Lilo akan tetap tinggal sampai larut malam. “Ya sudah, kalau begitu gue permisi dulu deh. Gue tidur duluan yah,” jawabnya dan bangkit dari sofa. “Bagus!” pikirku, semua sesuai dengan rencana. “Oke, San. Gue nyusul nanti,” kataku sambil tersenyum kepada Lilo. Dengan mulutnya, Lilo melafalkan tanpa suara, “Gue juga!” setelah Sandra berjalan melewatinya menuju kamar tidur. Setelah Sandra masuk ke kamar, Lilo dan aku duduk menatap TV dengan pandangan kosong. Tidak satupun dari kami yang membuka suara. Suasana saat itu menjadi tegang penuh harap apa yang akan terjadi nanti.

    Sekitar pukul 10 malam, aku mendengar Josua memarkirkan mobilnya di depan rumah. Aku berdiri dan membuka pintu sebelum ia membunyikan bel. Sebenarnya aku tidak berpikir suara bel rumah kami akan membangunkan Sandra, namun aku tidak mau ambil resiko. Pada awalnya kami bertiga mengobrol sana-sini setelah Lilo memutar film yang dibawanya. Josua masih tidak tahu menahu tentang rahasia kecil kami. Aku sendiri masih belum yakin benar untuk mengikutsertakan Josua ke dalam rencana malam ini. Setelah 15-20 menit, aku melihat Lilo mulai gelisah. Berulang kali Lilo terlihat beringsut dari tempat duduknya dan memandangku seakan berharap mendapat kode persetujuan untuk memulai acara malam itu. “Gue permisi sebentar yah,” kataku sambil berdiri menuju kamar dan memberi isyarat kepada Lilo untuk tetap duduk di tempatnya. Aku mau memastikan semuanya sudah pada tempatnya sebelum acara dimulai. Dengan hati-hati aku berjalan masuk ke kamar. Sandra tidur terlentang di ranjang dengan memakai daster imut yang semi transparan. Aku rasa anggur yang diminumnya tadi sudah bereaksi dalam tubuhnya secara Sandra tidur dengan kaki yang agak mengangkang dan kedua lengannya tergeletak di atas kepalanya. Sandra terlihat sangat cantik terbaring di sana dengan mulut yang sedikit terbuka (seperti biasanya) dan rambut yang tergerai di atas bantal. Buah dadanya sudah dapat terlihat dari balik kain dasternya yang tipis, menjulang seperti dua gunung kembar.

    Nampaknya semua sudah siap tanpa aku harus berbuat apa-apa. Aku bergerak menuju pintu WC dengan perlahan lalu membukanya sedikit sehingga kamar itu sedikit lebih terang oleh cahaya lampu dari WC. Lalu aku keluar bergabung dengan Lilo dan Josua yang masih menonton film porno yang sedang diputar. “Jo, elu mau bir lagi?” tanyaku berharap supaya ia segera pergi kencing. “Boleh, thanks!” jawabnya. Lilo mengikutiku berjalan ke dapur dan segera menghamburkan pertanyaannya, “Elu mau gimana kerjainnya?” “Ya, gue rasa kita musti tunggu Josua pergi ke WC dulu untuk kencing. Trus, barulah kita berdua masuk ke kamar dan melihat apa yang bakal dia perbuat.”
    Lilo tersenyum dan kembali ke ruang tamu. Kami masih menonton beberapa menit setelah itu dan mengomentari adegan-adegan di film tersebut. Tak lama setelah itu Josua berkata, “Eh, Kris,WC elu dimana?” “Tuh di sana,” kataku sambil menunjuk ke arah WC. Aku berusaha agar suaraku tidak terdengar terlalu antusias. Josua berjalan menuju WC. Setelah aku mendengar pi

    ntu WC dikunci, aku dan Lilo bergegas menuju kamar. Setelah berada di dalam kamar, pandangan Lilo melekat ke tubuh Sandra yang terbaring di atas ranjang. Josua tidak menutup pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Mungkin ia tidak menduga akan ada orang lain di sana.

    Saat ia selesai, aku dapat mendengar ia menarik resletingnya dan bersiap keluar WC. Tiba-tiba aku mendengar Josua berhenti. Pasti ia telah melihat Sandra. Ia seakan berdiri berjam-jam di sana sambil memandang istriku terbaring di ranjang dengan payudaranya yang terlihat jelas dari balik daster transparan yang dipakainya, naik turun mengikuti irama nafasnya.

    “Bangsaaattt!” aku mendengar Josua berbisik. Aku tidak dapat menahan geli dan tergelak. Josua mendengar suaraku dan melongokkan kepala masuk ke kamar dan mendapati kami sedang berdiri di sana. Segera aku menempelkan telunjuk ke bibirku dan menyuruhnya untuk tidak bersuara. Aku mengajaknya masuk. “Itu bini elo, Kris?” ia berbisik lagi. Aku mengangguk lalu menuntunnya menuju sisi ranjang. Lilo mengikut dari belakang dan berdiri di sebelah kiriku saat kami bertiga memandangi tubuh istriku dari jarak dekat. “Gimana menurut elu?” tanyaku kepada Josua sambil tersenyum. Ia menatap Sandra beberapa detik lagi lalu menoleh ke aku dan menatapku sambil menduga-duga ada apa di balik semua ini. “Cantik banget, Kris!” ia menjawab sambil setengah tersenyum. Perlahan-lahan aku meraih kain selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya lalu menarik kain itu sehingga memperlihatkan bagian perut Sandra. Aku terus menarik selimut itu sampai ke bagian antara pusar dan bulu-bulu kemaluannya. Kini kami dapat melihat ujung daster yang dipakainya. Dengan hati-hati aku meraihnya dan mengangkat daster itu melewati tubuh Sandra yang putih mulus, melewati payudaranya yang ranum. Puting susunya yang kemerahan mulai mengeras karena angin dingin tertiup yang diakibatkan oleh pergerakan tanganku dan dasternya. Aku bergeser ke sebelah kiri untuk memberi ruang bagi Josua untuk berdiri tepat di depan payudara Sandra. Sedangkan Lilo bergerak ke sebelah kanan Josua berdiri tepat di depan wajah Sandra. Tanpa membuang waktu, Lilo membuka celananya dan mulai mengocok penisnya sementara aku menuntun tangan Josua untuk meraba buah dada istriku dengan lembut.

    Melihat perbedaan kontras antara tangannya yang besar dan hitam dengan kulit Sandra yang putih saat Josua meraba-raba payudara Sandra membuatku sangat terangsang! Tangannya sangat besar, hampir-hampir menutupi seluruh payudara Sandra yang berukuran sedang. Dengan lembut Josua menjepit puting susu Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya sehingga terdengar desahan lembut keluar dari mulut Sandra. Sementara itu, Lilo sudah melepaskan celananya dan dengan mantap mengocok penisnya yang diarahkan tepat ke wajah Sandra yang hanya terpaut beberapa senti dari mulutnya yang sedikit terbuka. Lilo menoleh ke aku saat ia meremas penisnya yang mengeluarkan cairan pelumas. Cairan itu dibiarkannya meleleh dari kepala penisnya dan menetes tepat di bibir Sandra. Pada awalnya Sandra tidak bergerak sama sekali sementara cairan itu menggenangi bibir bawahnya. Namun sensasi yang dibuat cairan itu pada bibirnya membuat Sandra menyapu cairan itu dengan lidahnya dan menelannya.

    Melihat hal ini, Josua ikut melepaskan celananya. Setelah melepaskan celana jeans dan celana dalamnya, aku melihat penis yang paling gelap dan terbesar yang pernah aku lihat. Mungkin setidaknya panjangnya lebih dari 25 cm dan tebalnya lebih dari 6 cm. Membayangkan penis sebesar itu menerobos masuk ke dalam vagina Sandra yang basah membuat diriku bersemangat namun ada perasaan khawatir juga. Aku sadar kalau sampai Josua memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku, pasti penis Josua akan memaksa mulut vaginanya meregang sampai melebihi batas normal. Dan tidak ada keraguan dalam diriku bahwa hal ini pasti akan membangunkan Sandra walau seberapa lelapnya ia tertidur saat itu.

    Josua memandangku sejenak sebelum ia menunduk dan mengulum puting susu sebelah kanan Sandra sambil mengocok penisnya. Lalu ia membungkukkan badannya sehingga pinggangnya maju ke depan dan mulai menggesek-gesekkan penisnya ke payudara sebelah kiri. Setelah mengocok penisnya beberapa saat, lendir pelumas mulai keluar dari ujung penisnya. Josua mengolesi cairan itu ke seluruh bulatan payudara dan puting susu Sandra dengan cara menggesek-gesekkan kepala penis itu ke payudara kirinya. Setelah menyuruh Lilo bergeser sedikit, aku menarik turun kain selimut sampai melewati ujung kakinya. Kini kami dapat melihat bulu-bulu halus kemaluannya yang masih tertutup oleh celana dalam semi transparan itu. Lilo menjamah kaki Sandra lalu mengelus-elusnya dari bawah bergerak ke atas semakin mendekat ke selangkangan Sandra sambil terus mengocok penisnya.

    Hal ini merebut perhatian Josua. Ia kini menonton aksi Lilo sambil terus mengolesi payudara Sandra dengan cairan pelumas yang terus keluar dari penisnya. Rabaan Lilo akhirnya mencapai bagian atas paha Sandra. Ia membelai jari-jarinya ke bibir vagina istriku yang masih dilapisi kain celana dalamnya. Setelah Lilo membelai naik dan turun ke sepanjang bibir vaginanya, pinggul Sandra mulai bergoyang maju mundur walau hanya sedikit. Dan itu merupakan pergerakan Sandra yang pertama sejak semua ini dimulai (selain gerakan menjilat bibirnya tadi). Aku semakin bersemangat. Dengan lembut aku mengangkat tubuh Sandra sehingga aku dapat melepaskan celana dalamnya, pertama ke sebelah kiri lalu ke sebelah kanan. Setelah dapat menarik celana dalamnya sampai ke setengah pahanya, segera aku menarik celana itu sampai lepas dari kakinya. Sandra kini telanjang bulat di hadapan dua pria yang sudah dikuasai nafsu birahi. Melihat istriku yang cantik terbaring tanpa mengenakan busana di hadapan Lilo dan Josua sementara mereka meraba, menggesek dan menjelajahi setiap jenjang tubuh istriku, membuatku hampir meledak. Lilo menggeser kaki kiri Sandra sehingga keluar dari sisi ranjang lalu menyelinap ke antara pahanya dan dengan jari-jarinya mulai menjelajahi vagina Sandra yang rapat. Awalnya masih dengan hati-hati, dengan menggunakan ibu jarinya, Lilo mengusap-usap bibir vagina istriku dengan wajahnya hanya terpaut beberapa senti dari liang kewanitaannya.

    Kemudian Lilo memegang klitoris Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya lalu memilinnya dengan lembut. Hal ini membuat Sandra mendesah dan menggeliat-geliat sehingga membawa kakinya ke pundak Lilo. Josua sambil menggesek-gesekkan batang penisnya ke kedua payudara Sandra juga meremas-remas payudara itu, menonton aksi Lilo di antara paha Sandra. Ketika perhatianku kembali kepada Lilo, ia sudah menggantikan jari-jarinya dengan lidahnya! Dengan lembut Lilo meletakkan salah satu jarinya ke liang kewanitaannya. Ia menahannya di sana beberapa saat sampai cairan vagina Sandra membasahi jari itu. Baru setelah itu ia menusukkan jari itu dengan perlahan masuk ke dalam vagina istriku. Sandra tersengal dan kedua kakinya dikaitkan di sekeliling kepala Lilo. Tanpa putus semangat, Lilo meneruskan serangannya dengan menggunakan lidah dan jarinya pada vagina istriku.

    Tidak ada pria lain mana pun yang pernah melakukan hal ini terhadap Sandra selain dari diriku. Berdiri di antara Lilo dan Josua, aku langsung melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku sementara mereka menggarap istriku. Tiba-tiba Josua berpindah posisi dan dengan perlahan menarik bahu Lilo. Lilo memandang wajah Josua sejenak lalu pandangannya turun ke penis besarnya yang terarah tepat langsung ke mulut bibir kewanitaan Sandra. Lilo mundur mengijinkan Josua mengambil tempatnya yang langsung mengolesi kepala penisnya ke sepanjang bibir vagina istriku. Aku dapat melihat cairan pelumas yang keluar dari penisnya membasahi vagina dan bulu-bulu kemaluannya.

    Aku terpekur dan tidak bisa bergerak sama sekali. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tahu bahwa Josua hendak menyetubuhi istriku dengan penis raksasanya, namun bukan hal itu yang meresahkan aku. Jauh dalam lubuk hatiku sebenarnya inilah yang aku inginkan dan yang sudah aku rencanakan. Akan tetapi aku tahu pasti bahwa Sandra akan terbangun begitu penis itu memasuki tubuhnya. Terlebih lagi aku baru menyadari bahwa diafragma (alat KB) Sandra tergeletak di atas meja. Biasanya, ia memakai diafragmanya ketika ia tahu kami berniat untuk melakukan sesuatu, bahkan jika ia pergi tidur sebelum aku tidur. Namun malam itu, aku rasa ia sudah mabuk sehingga lupa memakainya. Gambaran adegan pria berkulit gelap ini menyemprotkan air maninya ke dalam liang vagina istriku yang tidak dilindungi alat KB, memicu sesuatu dalam diriku walau sebenarnya aku INGIN melihat Josua menumpahkan spermanya ke dalam vagina Sandra. Aku sudah tidak dapat mengontrol keinginanku untuk melihat hal ini. Boleh dibilang aku memang sudah kehilangan kontrol atas situasi ini. Setelah membalur kepala penisnya dengan cairan yang keluar dari vagina Sandra, Josua menaruh kepala penis itu di depan mulut bibir vagina istriku lalu menekannya masuk.

    Dengan perlahan kepala penis itu mulai menghilang dari balik bibir vagina itu. Bibir vagina istriku meregang dengan ketat sehingga mencegah kepala penis itu masuk lebih dalam. Masih dalam keadaan terlelap, Sandra membuka mulutnya saat ia tersengal begitu merasakan sedikit rasa perih pada selangkangannya. Aku berpikir: Jika hanya kepala penisnya yang baru masuk saja sudah membuat istriku kesakitan, apa jadinya saat Josua mencoba untuk menghujamkan seluruh batang penis itu ke dalam tubuhnya? Tapi untunglah Josua bersikap lembut dalam serangan awal pada vagina Sandra. Dengan selembut mungkin dan dalam kondisinya yang sudah sangat terangsang, Josua menggoyangkan pantatnya dalam gerakan maju mundur yang pendek-pendek sehingga membuat bibir vagina istriku lebih meregang sedikit demi sedikit seiring dengan semakin mendalamnya tusukan penis itu.

    Lilo kembali pindah ke depan kepala Sandra. Ia bermain-main dengan payudaranya sedang tangannya yang lain mengocok penisnya di atas wajah Sandra. Sesekali Lilo membungkuk dan dengan lembut mencium bibir istriku yang sedikit terbuka itu, menjulurkan lidahnya sedikit masuk ke dalam mulutnya sementara terus meremas-remas payudaranya sambil mengocok penisnya. Saat lidah Lilo menyentuh lidahnya, dengan gerak refleks Sandra menutup bibirnya sedikit sehingga bibirnya membungkus lidah Lilo. Dengan segera Lilo menarik wajahnya ke belakang lalu menyodorkan kepala penisnya masuk sedikit ke dalam bibir Sandra yang agak terbuka. Seperti sedang bermimpi erotis, Sandra mulai mengecup ujung kepala penis Lilo. Aku mendengar Lilo mengerang saat aku mendengar suara menyedot keluar dari bibir sandra

    Perhatianku kembali kepada usaha penerobosan Josua terhadap tubuh istriku. Saat ini sudah sekitar 5 cm dari penisnya masuk ke dalam vagina Sandra dan bagian yang paling tebal dari penisnya hampir masuk ke dalamnya.
    Tiba-tiba, seakan pembatas yang menghalangi penis itu masuk lebih dalam lenyap dalam sekejap, bagian penis yang paling tebal itu langsung masuk ke liang kewanitaan Sandra. Josua mulai menggenjot panggulnya dengan serius. Ia baru saja memasukkan 2/3 dari penisnya saat tiba-tiba SANDRA TERBANGUN!

    Mula-mula kedua mata istriku melotot lalu ia tersengal dan mengeluarkan penis Lilo dari mulutnya sementara ia merasakan vaginanya meregang sampai batas maksimal. Kami bertiga diam membeku saat orientasi Sandra yang baru terbangun sedikit demi sedikit terkumpul dan pada akhirnya Sandra tersadar sepenuhnya akan apa yang sedang terjadi. Pandangannya berpindah dari penis Lilo yang menggantung di depan bibirnya lalu ke Josua yang penisnya sudah masuk ke dalam vaginanya. Tiba-tiba, yang benar-benar membuatku terkejut, Sandra melingkarkan kedua kakinya ke pantat Josua lalu menekankan tubuh Josua agar penisnya terbenam semakin dalam pada vaginanya. Sandra mengerang saat penis itu masuk 4 cm lebih dalam. Sudah sebagian besar dari batang penis itu masuk ke dalam tubuhnya dan dalam tiap hentakan, penis itu menerobos semakin dalam. Lilo menaruh kepala penisnya di bibir Sandra dan sekali lagi Sandra mulai menghisapi kepala penis itu. Namun konsentrasinya jatuh pada penis Josua yang meregang bibir vaginanya sampai batas yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.

    Setiap kali Sandra hendak menghisap kepala penis Lilo, Josua menancapkan penisnya lebih dalam yang membuatnya terhenti sejenak dengan desahan yang keluar dari mulutnya. Aku mulai mengocok penisku dengan lebih cepat ketika aku melihat Josua menghujamkan seluruh batang penisnya ke dalam Sandra. Bibir vaginanya ikut tertarik ke dalam seiring dengan masuknya penis itu. Dan saat Josua menarik penisnya keluar, cairan cinta Sandra terlihat membasahi batang penis itu dan bagian dalam vaginanya terlihat ikut tertarik keluar seperti saat kita menarik keluar jari-jari kita dari dalam sarung tangan. Dalam waktu singkat Sandra berorgasme dengan KUAT! Penis Lilo terlepas bebas dari mulutnya saat ia melenguh dengan kuat, “OOOOHHHHHHhhhh..!” Seluruh tubuhnya mengejang sementara gelombang demi gelombang orgasme menyapu seluruh tubuhnya dan tiap kali teriakannya semakin kencang secara orgasmenya berlanjut dan semakin menguat. Getararan-getaran dalam vagina istriku yang membungkus rapat penisnya akhirnya membuat Josua mencapai klimaksnya. Suara erangannya terdengar keluar dari dalam mulut Josua sementara ia menghujamkan penisnya dengan keras sekali lagi lalu memuntahkan cairan sperma jauh di dalam vagina Sandra. Erangan dan desahan mereka bercampur seiring dengan klimaks mereka yang akhirnya mereda juga. Cairan sperma yang terlihat seperti gumpalan besar meleleh saat Josua menarik penisnya dari dalam vagina istriku.

    Dengan Sandra masih tergeletak lemas di atas ranjang, Lilo segera melompat ke antara kaki Sandra. Ia mengoles-oleskan penisnya ke vagina istriku yang basah oleh sperma Josua dan cairannya sendiri. Lalu dengan mudah Lilo memasukkan penisnya ke dalam vagina Sandra yang sudah meregang melebihi batas itu. Setelah beberapa genjotan, Lilo menarik penisnya dan mengarahkan ke lubang anus istriku. Bahkan aku pun belum pernah memasukkan penisku lewat pintu belakang. Aku menduga-duga apakah istriku akan menghentikan perbuatan Lilo.

    Ternyata Sandra tidak memberikan perlawanan sedikitpun, namun demikian saat penis Lilo masuk setengahnya ke dalam liang duburnya, Sandra meringis kesakitan. Tak lama setelah itu, otot-otot duburnya mulai rileks dan Sandra mulai menggenjot pantatnya sehingga penis Lilo masuk sepenuhnya ke dalam anusnya. Josua berpindah ke dekat wajah Sandra. Ia memegang penisnya yang penuh dengan cairan sperma bercampur cairan cinta dari vaginanya di atas mulutnya. Dengan lembut Sandra membersihkan cairan itu dengan mulutnya dan sesekali memasukkan penis yang sudah melemas itu sejauh yang ia bisa ke dalam mulutnya. Walau sudah melembek, penis Josua tak kurang dari 18 cm panjangnya dan Sandra mampu menelan sampai sekitar 15 cm sementara Lilo memompa anusnya yang masih perawan. Suara erangan Lilo semakin membesar saat aku mengangkangi dada istriku dan menekan kedua payudaranya ke penisku yang sudah berdenyut-denyut. Dan aku mulai menggoyang-goyangkan pinggangku.

    Sandra mengeluarkan penis Josua dari mulutnya dan mulai menjilati kepala penis itu sambil memain-mainkan penis dan buah zakarnya yang licin. Baru saja aku hendak memuntahkan spermaku ke atas dada dan wajah Sandra, aku mendengar Lilo mengerang untuk yang terakhir kalinya saat ia mengosongkan muatannya ke dalam pantat istriku. Hal ini membuatku mencapai klimaks dan menyemburkan cairanku ke dada Sandra. Secepat kilat aku meyodorkan penisku masuk ke dalam mulut istriku dan ia mulai menyedot seluruh semburan sperma yang masih tersisa. Sandra terus mengulum penisku yang melembek sementara aku terkulai lemas. Aku menoleh ke belakang melihat Lilo menarik penisnya dari dalam anus istriku dengan suara yang basah, “Thllrrrpp!” Lilo yang pertama kali mengeluarkan suara, “Gilaaaaa, man! Enak beneerrrr!” Aku hanya dapat menghela nafas begitu aku terkulai di samping Sandra. Sandra tersenyum kepadaku dengan wajah nakal dan imutnya. Sambil masih bermain-main dengan penis Josua yang besar itu,

    Sandra berkata dengan pelan, “Elu bener-bener penuh kejutan, yah!”
    “Bukan cuma gue, tuh,” jawabku, “Kelihatannya elu juga penuh kejutan!”

  • Kisah Seks Saat Berkemah Di Puncak

    Kisah Seks Saat Berkemah Di Puncak


    1620 views

    Duniabola99.org – Ini terjadi kurang lebih dua puluh tiga tahun yang lalu (tepatnya tanggal 31 Desember 1995). Saat itu kelompok kami (4 lelaki dan 2 perempuan) melakukan pendakian gunung. Rencananya kami akan merayakan pergantian tahun baru di sana. Sampai di tempat yang kami tuju hari telah sore, kami segera mendirikan tenda di tempat yang strategis.

    Setelah semuanya selesai, kami sepakat bahwa tiga orang lelaki harus mencari kayu bakar, sisanya tetap tinggal di perkemahan. Aku, Robby, dan Doni memilih mencari kayu bakar, sedangkan Fadli, Lia dan Wulan tetap tinggal di tenda. Baru beberapa langkah kami beranjak pergi, tiba-tiba Wulan memanggil kami, katanya dia ingin ikut kelompok kami saja (alasannya masuk akal, dia tidak enak hati sebab Fadli adalah pacar Lia, dan Wulan tidak ingin kehadirannya di tenda mengganggu acara mereka). Karena Fadli dan Lia tidak keberatan ditinggal berdua, kami (Robby, Doni, aku dan Wulan) segera melanjutkan perjalanan.

    Ada beberapa hal yang perlu aku ceritakan kepada pembaca tentang dua orang teman wanita kami. Lia sifatnya sangat lembut, dewasa, pendiam dan keibuan. Sifat ini bertolak belakang dengan Wulan. Mungkin karena dia anak bungsu dan ketiga kakaknya semua lelaki, jadi Wulan sangat manja, tapi terkadang tomboy. Tapi di balik semua itu, kami semua mengakui bahwa Wulan sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Lia.

    Tidak berapa lama, sampailah kami pada tempat yang dituju, lalu kami mulai mengumpulkan ranting-ranting kering. Sambil mengumpulkan ranting, kami membicarakan apa yang sedang dilakukan Fadli dan Lia di dalam tenda. Tentu saja pembicaraan kami menjurus kepada hal-hal porno. Setelah cukup apa yang kami cari, Robby mengusulkan singgah mandi dulu ke sungai yang tidak berapa jauh dari tempat kami berada. Wulan boleh ikut, tapi harus menunggu di atas tebing sungai sementara kami bertiga mandi. Wulan setuju saja. Singkat kata, sampailah kami pada sungai yang dituju. Aku, Robby dan Doni turun ke sungai, lalu mandi di situ. Wulan kami suruh duduk di atas tebing dan jangan sekali-kali mengintip kami.

    Ketika sedang asyik-asyiknya kami berkubang di air, tiba-tiba kami mendengar Wulan menjerit karena terjatuh dari atas tebing. Tubuhnya menggelinding sampai akhirnya ia tercebur ke dalam air. Cepat-cepat kami berlari mencoba menyelamatkan Wulan (kami mandi hanya menanggalkan baju dan celana panjang, sedangkan celana dalam tetap kami pakai). Robby yang pandai berenang segera menjemput Wulan, lalu menariknya dari air menuju tepi sungai. Aku dan Doni menunggu di atas. Sampai di tepi sungai, tubuh Wulan basah kuyup. Sepintas kulihat lengan Robby menyentuh buah dada Wulan. Karena Wulan memakai T-Shirt basah, aku dapat melihat dengan jelas lekuk-lekuk tubuh Wulan yang sangat menggairahkan.

    Wulan merintih memegangi lutut kanannya. Aku dan Doni terpaku tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tapi Robby yang pernah ikut kegiatan penyelamatan dengan sigap membuka ikat pinggang Wulan lalu mencopot celana jeans Wulan sampai lutut. Wulan berteriak sambil mempertahankan celananya agar tidak melorot. Sungguh, saat itu aku tidak tahu apa sebenarnya yang hendak Robby lakukan terhadap Wulan. Segalanya berjalan begitu cepat dan aku tidak menyimpan tuduhan negatif terhadap Robby. Aku hanya menduga, Robby hendak memeriksa luka Wulan. Tapi dengan melorotnya jeans Wulan sampai ke lutut, kami dapat melihat dengan jelas celana dalam wulan yang berwarna off-white (putih kecoklatan) dan berenda. Kontan penisku bangun.

    Robby memerintahkan aku dan Doni memegangi kedua tangan Wulan. Seperti dihipnotis, kami menurut saja. Wulan semakin meronta sambil menghardik, “Rob, apa-apaan sih.., Lepas.., lepas! Atau saya teriak”.

    Doni secepat kilat membungkam mulut Wulan dengan kedua telapak tangannya. Robby setelah berhasil mencopot celana jeans Wulan, sekarang mencoba mencopot celana dalam Wulan. Sampai detik ini, akhirnya aku tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi. Aku tidak berani melarang Robby dan Doni, karena selain aku sudah merasa terlibat, aku juga sangat terangsang saat melihat kemaluan Wulan yang lebat ditumbuhi rambut-rambut hitam keriting.

    Wulan semakin meronta dan mencoba berteriak, tapi cengkeraman tanganku dan bungkaman Doni membuat usahanya sia-sia belaka. Robby segera berlutut di antara kedua belah paha Wulan. Tangan kirinya menekan perut Wulan, tangan kanannya membimbing penisnya menuju kemaluan Wulan. Wulan semakin meronta, membuat Robby kesulitan memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginanya. Doni mengambil inisiatif. Dia lalu duduk mengangkangi tepat di atas dada Wulan sambil tangannya terus membungkam mulut Wulan. Tiba-tiba Wulan berteriak keras sekali.

    Rupanya Robby berhasil merobek selaput dara Wulan dengan penisnya. Secara cepat Robby menggerak-gerakkan pinggulnya maju mundur. Untuk beberapa menit lamanya Wulan meronta, sampai akhirnya dia diam pasrah. Yang dia lakukan hanya menangis terisak-isak.

    Doni melepaskan telapak tangannya dari mulut Wulan karena dia merasa Wulan tidak akan berteriak lagi. Lalu dia mencoba menarik T-Shirt Wulan ke atas. Di luar dugaan, Wulan kali ini tidak mengadakan perlawanan, hingga Doni dan aku dapat melepaskan T-Shirt dan BH-nya. Luar biasa, tubuh Wulan dalam keadaan telanjang bulat sangat membangkitkan birahi. Tubuhnya mulus, dan buah dadanya sangat montok. Mungkin ukurannya 36B.

    Doni segera menjilati puting susu Wulan, sementara aku melihat Robby semakin kesetanan mengoyak-ngoyak vagina Wulan yang beberapa saat yang lalu masih perawan. Aku sangat terangsang, lalu aku mulai memaksa mencium bibir Wulan. Ugh, nikmat sekali bibirnya yang dingin dan lembut itu. Aku melumat bibirnya dengan sangat bernafsu. Aku tidak tahu apa yang sedang Wulan rasakan. Aku hanya melihat, matanya polos menerawang jauh langit di atas sana yang menguning pertanda malam akan segera tiba. Tangisnya sudah agak mereda, tapi aku masih dapat mendengar isak tangisnya yang tidak sekeras tadi. Mungkin dia sudah sangat putus asa, shock, atau mungkin juga menikmati perlakuan kasar kami.

    Tiba-tiba aku mendengar Robby menjerit tertahan. Tubuhnya mengejang. Dia menyemprotkan sperma banyak sekali ke dalam vagina Wulan. Setengah menit kemudian Robby beranjak pergi dari tubuh Wulan lalu tergeletak kelelahan di samping kami. Doni menyuruhku mengambil giliran kedua. Aku bangkit menuju Vagina Wulan. Sepintas aku melihat sperma Robby mengalir ke luar dari mulut vagina Wulan. Warnanya putih kemerahan. Rupanya bercak-bercak merah itu berasal dari darah selaput dara (hymen) Wulan yang robek. Tanpa kesulitan aku berhasil memasukkan penis ke dalam vaginanya. Rasanya nikmat sekali. Licin dan hangat bercampur menjadi satu. Dengan cepat aku mengocok-ngocok penisku maju mundur. Aku mendekap tubuh Wulan.

    Payudaranya beradu dengan dadaku. Dengan ganas aku melumat bibir Wulan. Doni dan Robby menyaksikan atraksiku dari jarak dua meter. Beberapa menit kemudian aku merasakan penisku sangat tegang dan berdenyut-denyut. Aku sudah mencoba menahan agar ejakulasi dapat diperlama, tapi sia-sia. Spermaku keluar banyak sekali di dalam vagina Wulan. Aku peluk erat Tubuh Wulan sampai dia tidak dapat bernafas.

    Setelah puas, aku berikan giliran berikutnya kepada Doni. Aku lalu duduk di samping Robby memandangi Doni yang dengan sangat bernafsu menikmati tubuh Wulan. Karena lelah, kurebahkan tubuhku telentang sambil memandangi langit yang semakin menggelap.

    Beberapa menit kemudian Doni ejakulasi di dalam vagina. Setelah Doni puas, ternyata Robby bangkit kembali nafsunya. Dia menghampiri Wulan. Tapi kali ini dia malah membalikkan tubuh Wulan hingga tengkurap. Aku tidak tahu apa yang akan diperbuatnya.

    Ternyata Robby hendak melakukan anal seks. Wulan menjerit saat anusnya ditembus penis Robby. Mendengar itu Robby malah semakin kesetanan. Dia menjambak rambut Wulan ke belakang hingga muka Wulan menengadah ke atas. Dengan sigap Doni menghampiri tubuh Wulan. Aku melihat Doni dengan sangat kasar meremas-remas buah dada Wulan. Wulan mengiba, “Aduhh.., sudah dong Ro.., ampun.., sakit Rob”. Tapi Robby dan Doni tidak menghiraukannya.

    “Oh, sempit sekali”, teriak Robby mengomentari lubang dubur Wulan yang lebih sempit dari vaginanya. Setiap Robby menarik penisnya aku lihat dubur Wulan monyong. Sebaliknya saat Robby menusukkan penisnya, dubur Wulan menjadi kempot. Tidak lama, Robby mengalami ejakulasi yang kedua kalinya. Setelah puas, sekarang giliran Doni menyodomi Wulan. Melihat itu aku jadi kasihan juga terhadap Wulan. Di matanya aku melihat beban penderitaan yang amat berat, tapi sekaligus aku juga melihat sisa-sisa ketegarannya menghadapi perlakuan ini.

    Setelah Doni puas, Robby dan Doni menyuruhku menikmati tubuh Wulan. Tapi tiba-tiba timbul rasa kasihan dalam hatiku. Aku katakan bahwa aku sudah sangat lelah dan hari sudah menjelang gelap. Kami sepakat kembali ke perkemahan. Robby dan Doni segera berpakaian lalu beranjak meninggalkan kami sambil menenteng kayu bakar. Wulan dengan tertatih-tatih mengambil celana dalam, jeans, lalu mengenakannya. Aku tanyakan apakah Wulan mau mandi dulu, dan dia hanya menggeleng. Dalam keremangan senja aku masih dapat melihat matanya yang indah berkaca-kaca. Kuambil T-Shirtnya. Karena basah, aku mengepak-ngepakkan agar lebih kering, lalu aku berikan T-Shirt itu bersama-sama dengan BH-nya. Robby dan Doni menunggu kami di atas tebing sungai. Setelah Wulan dan aku lengkap berpakaian, kami beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Robby dan Doni berjalan tujuh meter di depanku dan Wulan.

    Di perkemahan, Fadli dan Lia menunggu kami dengan cemas. Lalu kami mengarang cerita agar peristiwa itu tidak menyebar. Untunglah Fadli dan Lia percaya, dan Wulan hanya diam saja.

    Tepat tengah malam di saat orang lain merayakan pergantian tahun baru, kami melewatinya dengan hambar. Tidak banyak keceriaan kala itu. Kami lebih banyak diam, walau Fadli berusaha mencairkan keheningan malam dengan gitarnya.

    Esoknya, pagi-pagi sekali Wulan minta segera pulang. Kami maklum lalu segera membongkar tenda. Untunglah sesampainya di kota kami, Wulan merahasiakan peristiwa ini. Tapi tiga bulan berikutnya Wulan menghubungiku dan dia dengan memohon meminta aku bertanggung jawab atas kehamilannya. Aku sempat kaget karena belum tentu anak yang dikandungnya itu adalah anakku. Tapi raut wajahnya yang sangat mengiba, membuatku kasihan lalu menyanggupi menikahinya.

    Satu bulan berikutnya kami resmi menikah. Wulan minta agar aku memboyongnya meninggalkan kota ini dan mencari pekerjaan di kota lain. Sekarang “anak kami” sudah dapat berjalan. Lucu sekali. Matanya indah seperti mata ibunya. Kadang terpikir untuk mengetahui anak siapa sebenarnya “anak kami” ini. Tapi kemudian aku menguburnya dalam-dalam. Aku khawatir kebahagiaan rumah tangga kami akan hancur bila ternyata kenyataan pahitlah yang kami dapati.

    Akhir Desember 1997 kami menikmati pergantian tahun baru di rumah saja. Peristiwa ini kembali menguak kenangan buruknya. Matanya berkaca-kaca. Aku memeluk dan membelai rambutnya. Beberapa menit kemudian, dalam dekapanku dia mengaku bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, sebenarnya dia sudah jatuh cinta padaku. Dia ikut mencari kayu bakar karena dia ingin bisa dekat denganku.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Cerita Dewasa Terbaik Keusilan yang Berbuah Manis

    Cerita Dewasa Terbaik Keusilan yang Berbuah Manis


    1620 views

    Cerita Dewasa Terbaik – Di siang hari yang terik itu, Nina tergesa-gesa turun dari taksi yang ditumpanginya. Setelah membayar ongkos taksi, nina buru-buru melangkah mendekati pagar tinggi besar sebuah rumah mewah di bilangan jakarta tersebut dan menekan belnya dengan tidak sabar. Tak butuh waktu lama, seorang wanita paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menuju pagar untuk menyambutnya.

    “Eh, neng nina. Bibi kirain siapa.”

    “Iya bi, cepetan dong panas nih.”

    “Iya iya neng masuk..”

    Nina dengan segera melenggang masuk kedalam rumah tanpa ba-bi-bu. Ia mengibas-ngibaskan kerah seragam SMA nya setibanya didalam, berusaha mengusir rasa gerah di tubuhnya. Bi rumi pun tak selang lama ikut masuk kedalam dan mengunci pintu.

    “Orang-orang belom pada pulang ya?” tanya Nina lagi begitu masuk kedalam rumah “Belom neng, tapi tadi non Cynthia udah bilang kok neng Nina mau dateng. Cuman ada mas Tomi aja yang udah pulang sejam yang lalu. Paling lagi di kamarnya.

    “Oh gitu, yauda deh. Saya ke kamarnya Cynthia yah bi. Disana aja ngadem.”

    “Iya neng, bibi lanjut masak ya.’

    Dan bi rumi pun menghilang ke belakang, menyisakan nina sendirian. Nina pun dengan santai melenggang ke lantai dua menuju kamar Cynthia. Nina dan Cynthia sudah bersahabat sejak lama sedari SD dan SMP. Bahkan ketika mereka berpisah sekolah di SMA persahabatan mereka masih tetap erat. Sedari SD hingga SMP Nina kerap bermain ke rumah Cynthia. Tak jarang di akhir minggu Nina menginap disana, jadi seisi rumah sudah menganggap Nina seperti keluarga sendiri.

    Setibanya ia di kamar Cynthia, Nina segera melempar tasnya ke lantai dan menjatuhkan badannya di kasur. Cythia sendiri masih ada les tambahan hingga jam 4 sore sehingga ia belum masih akan pulang hingga beberapa jam kedepan. Nina sendiri sebelumnya sudah berencana untuk bermain ke rumah pacarnya. Namun karena satu dan lain hal, rencana berduaan tersebut gagal dan akhirnya Nina memilih untuk menghabiskan waktu saja di rumah Cntyhia. Dengan kesal, Nina hanya memboalk-balik hapenya saja untuk membunuh waktu namun hal tersebut malah membuat ia makin kesal. Akhirnya ia pun bangkit dari kasur dan beranjak keluar dari kamar.

    Baru saja ia melongok keluar pintu, matanya tertuju kearah pintu kamar Tomi diseberang kamar Cynthia yang ternyata sedikit terbuka. Karena tidak ada kerjaan, Nina pun memutuskan untuk mengisengi Tomi saja. Tomi sendiri adalah adik Cynthia satu-satunya yang terpaut jarak beberapa tahun. Saat itu Tomi sudah menginjak kelas 3 SMP, namun badannya tinggi besar mungkin karena ia rajin berlatih basket sedari SD. Bahkan kini tomi juga rajin berolahraga di Gym sehingga membuat badannya yang sudah tinggi menjulang semakin kekar. Meski ia akui Tomi sudah jauh berbeda dari yang dulu, namun tetap saja di mata Nina, Tomi adalah anak kecil ingusan yang selalu jadi bahan kejahilan dirinya dan Cynthia.

    Sambil berjingkat-jingkat Cynthia menghampiri kamar Tomi dan melongok sedikit kedalam diantara celah pintu. Nampak Tomi tengah duduk didepan meja komputer membelakangi pintu sembari mengenakan headphone. Nina pun mengendap-endap mendekati Tomi yang kala itu hanya mengenakan boxer yang terpaku didepan komputer. Namun ketika ia baru hendak menepuk bahu Tomi, Nina tercekat melihat layar komputer Tomi. Nina baru tersadar Tomi ternyata sedari tadi tengah menonton film porno di komputernya. Ia nampak begitu berkonsentrasi bahkan hingga tak menyadari Nina sudah berada tepat di belakangnya. Nina mengurungkan niatnya sebentar dan bergeleng-geleng sendiri menahan geli melihat tingkah polah Tomi yang sedang bernapas tak beraturan. Kini bahkan tangan kiri Toni mulai bergerak merabai gundukan boxernya sendiri. Saat itulah Nina segera ambil tindakan dan menepuk kedua bahu Tomi sambil berteriak kencang.

    “HAYO LAGI NGAPAIN!”

    Tomi nyaris terjengkang kebelakang sangking kagetnya. Headphone nya bahkan ikut terbelit ketika ia terjungkal sangking kagetnya. Dengan cepat Tomi mematikan layar komputernya dan berdiri dengan terengah-engah dengan wajah pucat pasi. Nina tertawa tergelak hingga terduduk di kasur Tomi.

    “K-kak Nina ngapain sih! Ngagetin orang aja!!” Ujar Tomi masih sambil terbata-bata.

    “Lagian elu sih Tom, nonton bokep serius banget sampe ga sadar gue masuk.” Jawab Nina lagi di sela-sela tawanya.

    Tomi tampak memerah padam wajahnya, ia hanya bisa berdiri mematung di samping komputer seperti tengah di strap.

    “Emang seru banget gitu bokepnya? mana coba gue pengen liat kaya apa.” Ujar nina lagi sambil beranjak mendekati layar komputer.

    “Eh Eh! ngapasin sih kak Nina! u-udah deh keluar aja, gangguin orang aja nih!” sembur Tomi sambil berusaha menghalang-halangi Nina.

    “Ah berisik lu Tom, mana cepet gue pengen liat. Daripada lo gue aduin ke kakak lo coli di kamar? baru tau rasa lo.” ancam Nina sambil terkekeh.

    Tomi tak bisa berkutik mendengar ancaman Nina. Wajahnya jadi pucat pasi, namun ia tak berani bergeming di sebelah nina. Nina dengan santai menghidupkan layar komputer kembali dan memutar video porno tersebut. Di lain pihak Tomi kini kian resah sambil terus menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, bercampur antara gelisah dan malu.

    “Ih gila lu Tom, nontonin yang dijilat-jilat begini cewenya. Lagi belajar ya lu buat pacar lu?” celoteh Nina asal. Tomi yang makin salah tingkah yang justru membuat Nina makin bersemangat untuk mengusilinya.

    Tomi bergerak cepat menutup pintu kamarnya, takut bila nanti bi rumi ikut memergoki kesialannya. Dalam hati ia berkata jangan sampai berita memalukan ini sampai ke telinga cynthia atau bahkan mamanya.

    “Duh udah dong kak Nin, please ampun kak..” mohon Tomi. Tetapi Nina diam saja sambil terus tersenyum-senyum jahil menatapi layar komputer tak menghiraukannya.

    “Ckck.. ga nyangka gue Tom, lo ternyata bejat banget ya. Liatnya sampe yang kencing-kencing gini.. ihhh..” celoteh Nina lagi. Tomi makin memerah kupingnya mendengar ocehan Nina.

    Dalam hati Nina memuji juga selera Tomi. Video yang diputar Tomi diam-diam agak membuat Nina hanyut juga. Apalagi rencana Nina berduaan dengan pacarnya hari ini gagal, membuat Nina makin gemas saja melihat adegan porno didepan matanya. Sekilas Nina melirik Tomi yang berdiri mematung di sebelahnya. Baru kali ini setelah sekian lama Nina melihat Tomi setengah telanjang seperti itu. Melihat perut rata Toni, sekelebat pikiran kotor Nina bergejolak.

    “Yauda deh Tom, lo lanjutin gih kegiatan menjijikan lo itu.”

    Sejenak Tomi bernapas lega mendengar perkataan Nina.

    “Tapi, siap-siap aja ya kena omel sama kakak lo. Hahaha..”

    “Yaaah.. please kak Nin, jangan dong kak.” Mohon Tomi seraya menarik lengan seragam Nina dengan wajah sangat memelas.

    “Ih jangan pegang-pegang!” tukas nina sombong.

    “Ayo dong kak please jangan kak.. apa aja deh Tomi kasih, kak nina laper? mau pizza? Tomi pesenin ya?” rayu Tomi sengit.

    “Ngga lah ya, gue ga semudah itu di rayu..” balas nina lagi sembari berpikir. Selang beberapa saat Nina kembali berucap.

    “Oke deh gini, lo ga akan gue bilangin. Tapi sebagai hukumannya… Lo harus coli disini, sekarang. Biar lo kapok. Haha..” ujar Nina jahil.

    Tomi termangu tidak mempercayai perkataan Nina. Nina berusaha sekuat tenaga tidak tertawa kala ia memperhatikan ekspresi Tomi. Dalam hati Nina sedikit berdebar-debar jug menunggu respon Tomi.

    “Ayo gimana? Mau ngga? kalo ga yaudah.” Ancam nina lagi sembari berakting melangkah pergi.

    “I-iya kak! tunggu bentar please tunggu..” cegah Tomi.

    Nina berdiri bercakak pinggang memandangi Tomi dengan pongah sambil tersenyum kecil. Tomi nampak ragu dan hanya bisa menunduk lemas.

    “Ayo cepet, lama banget lu ah Tom. Pilih mana, coli ditempat apa kena sidang sekeluarga?” Bentak Nina nina lagi mengancam.

    Tomi terdiam beberapa saat, dan kemudian ia pun mulai menggapai pinggiran boxernya. Nina memperhatikan pergerakan Tomi dengan seksama. Perlahan masih penuh dengan keragu-raguan, Tomi memelorotkan Boxernya dengan sangat hati-hati. Mata nina membelalak manakala matanya menangkap perut bawah Tomi yang melengkung berbentuk V. Nina berpikir dalam hati “Gila seksi juga ototnya untuk ukuran anak SMP. Pasti karena ikut-ikutan nge-Gym.”

    Tomi sempat berhenti sesaat sebelum menurunkan boxernya lebih jauh kebawah. Sebelah tangannya menangkup kemaluannya malu-malu sembari tangan sebelahnya lagi memeloroti boxernya sendiri hingga ke dengkul dan kemudian ke mata kaki. Wajah Tomi memerah padam tak sanggup membalas pandangan Nina sama sekali. Kini Tomi berdiri tanpa sehelai benangpun tak jauh dari Nina yang duduk dengan santai di depan meja komputer.

    “Hihihi.. mana cepet, ayo buruan.” Pekik Nina girang tatkala Tomi usai menanggalkan boxernya. Tomi masih hanya diam mematung seperti maling yang tertangkap basah oleh warga, berdiri telanjang bulat menunggu hukuman.

    “N-ngapain kak, udah dong Tomi udah kapok..” Mohon Tomi lagi dengan suara lemas.

    “Pake nanya lagi, cepet buruan kocok, hihi.” ujar nina cuek sembari terkikik geli.

    Tomi dengan sangat perlahan mulai merabai kemaluannya sendiri meski masih ditutup sebelah tangannya. Diraba-rabainya sendiri penisnya yang tak kunjung mengeras.

    “Mana kok ga bangun-bangun sih? Malu ya? Ahaha..” goda Nina lagi. “Pokoknya kalo sampe ga bangun juga, bakal gue aduin ke Kakak sama nyokap lo.. “ Ujar nina mengancam.

    Mendengar ancaman Nina otomatis Tomi berusaha sekuat tenaga memfokuskan diri. Ditengah-tengah usahanya Tommy melihat secercah harapan. Dari posisi dirinya bediri saat itu ia dapat mengintip dengan jelas belahan dada Nina dari yang duduk lebih rendah tepat di hadapannya. Daging yang mulus dan lembut tertutupi bra hitam itu lumayan membantu ereksi Tommy.

    Nina dengan seksama melirik mata Tomi yang tertuju di celah seragamnya. Ia sudah biasa dengan pandangan seperti itu, baik di sekolah maupun dijalan, ia sudah hapal mata jelalatan lelaki macam itu. Namun kali itu Nina memilih untuk diam saja membiarkan tomi untuk melirik sesukanya, apalagi ia melihat penis tomi kian menegak keras. Nina pun makin lama makin tidak sabar, dengan cuek akhirnya ia membuka dua kancing teratas di seragamnya sehingga terpampanglah jelas payudaranya.

    “Nih udah gausah ngintip-ngintip segala. Baek kan gue? daripada kelamaan. Udah buruan kocok cepet!” hardik nina.

    Tomi langsung melotot matanya melihat payudara yang begitu bulat, terjuntai secara cuma-cuma didepan matanya. Otomatis penis tomi menegang maksimal disuguhi pemandangan sebegitu indah. Nina pun ikut terbelalak melihat tegangnya penis tomi. Untuk ukuran anak smp penis tomi bisa menyamai milik randi kekasihnya. Bahkan terlihat lebih melengkung keatas dan lebih gendut dari milik randi. Tak terbayang apabila SMA nanti atau kuliah bisa sebesar apa penis tomi. Nina jadi menelan ludah diam-diam.

    “Stop stop. Stop dulu. Sekarang lu diem Tom. Gue pengen liat segede apa.”

    Tomi yang sudah mulai tegangan tinggi terpaksa diam istirahat ditempat karena komando Nina. Dengan posisi itu Nina bisa meneliti betapa gagahnya penis tomi di depan mukanya itu. Tomi berdebar-debar gorgi manakala nina mendekatkan wajahnya hingga nyaris tinggal sejengkal jaraknya dari acungan penisnya sendiri. Warnanya yang kemerahan dan berurat membuat Nina salut juga apalagi dalam jarak sedekat itu tentu semakin gagah terlihat. Tomi jadi mengkhayal apabila nina mengoral penisnya seperti di film porno. Ahhh.. betapa bahagianya tomi apabila itu terjadi.

    “Hmm.. yaudah cepet sekarang kocok lagi!” perintah Nina lagi. Ia hampir saja terceplos memuji penis tomi usai ia memandanginya lekat-lekat tadi.

    Tomi pun dengan ogah-ogahan mulai mengocok lagi penisnya didepan nina. Agak kecewa juga tomi karena harapannya tadi tidak menjadi kenyataan.

    “Pokoknya harus keluar ya. Gue gamau kalo ga keluar.” Tambag nina lagi.

    “S-susah Kak. A-abisnya gue ga ada bahan lagi..” Kilah tomi malu-malu.

    “Heh? Emang ini kurang? Udah bagus-bagus ya lu gue kasi belahan toket. Malah nawar lagi. Dasar lu ya..” Bentak Nina.

    “E-eh j-jangan marah gitu dong. Kan kak nina suruh keluarin. Kalo emang turun lagi emang Tomi bisa kontrol? Hayo..” Ujar tomi lagi berusaha membela diri.

    “Hm. Sok banget lu nawar-nawar. Emang lu mau apaan? Awas aja ya kalo gue suruh buka CD juga. Gue OGAH. Mending lo gue aduin sekarang ke Cynthia.” Balas nina lagi.

    “N-ngga ngga kak nin, ga itu kok. Hmm.. apa ya.. Buka itu aja deh..” Jawab tomi terbata-bata.

    “Buka apaan?” Tanya nina lagi tidak sabar.

    “Turunin branya aja kak nin. Dikit aja, b-biar tomi on lagi.” Tawar tomi malu-malu.

    Sial, pikira Nina terdiam sesaat. Nina sebenarnya masih agak penasaran ingin melihat penis tomi hingga ejakulasi nanti, namun mendengar tawaran Tomi nina jadi menimbang-nimbang sendiri permintaan tersebut.

    “Oke, fine. Sebelah aja tapi ya. Dan dengan satu syarat. Maksimal 10 menit. Ngga keluar juga, lo gagal.” Ucap nina menyetujui permintaan toni.

    Tomi mengangguk-angguk cepat girang. Nina dengan agak kesal membuka seluruh kancingnya dan menurunkan sebelah tali bra nya. Tomi dengan gugup mengintip-intip tak sabar. Nina melirik sedikit kearah tomi, dan dengan perlahan meloloskan tali branya, dan mengeluarkan sebelah payudaranya dari balik cup bra. Mata tomi melotot nyaris copot memandangi nanar payudara nina yang menggantung bebas di udara, serta pucuk payudaranya yang berwarna merah kecoklatan.

    Gairah tomi bangkit lagi. Dikocok-kocoknya penisnya dengan semangat tanpa disuruh. Nina terkekeh melihat ekspresi wajah tomi yang begitu cabul. Ia tahu apa yang diinginkan tomi. Dengan genit nina makin mencondongkan sebelah payudaranya yang terpampang menantang tomi. Lalu dengan lembut nina menjawil sendiri puting susunya dengan telunjuknya, dan mendesah kecil.

    “Aduh.. geliiiii….”

    Tomi makin kesetanan melihat aksi Nina. Dengan napas menderu ia berbisik ke nina.

    “Terus kak nin, colek lagi kak.. Cubitin kak…”

    Nina tersenyum nakal mendengar permohononan tomi. Dengan perlahan Nina mencubit putingnya yang kenyal dan memuntirnya perlahan sembari seraya mendesah manja.

    “Awh, Tom.. uuunnnch…”

    Nina menggeliat manja sengaja memancing birahi tomi lebih lagi. Sialnya hari itu memang Nina sedang agak horny, apalagi rencananya untuk bercinta dengan Randi juga batal. Maka itu rangsangan di putingnya itu dan show tomi didepannya diam-diam malah ikut memancing nafsunya sendiri. Kini bahkan nina keterusan untuk mencubit-cubit mesra putingnya sendiri sembari asyik menonton onani tomi.

    Ditengah gelora nafsu tomi melihat tatapan nina yang juga kini agak sayu. Bak ditimpa durian runtuh, kini tomi melihat nina melepaskan cup bra yang satu lagi, dan menggelitiki putingnya yang satunya lagi hingga kini nina asyik memainkan kedua puting susunya didepan tomi.

    “Ouh kak nina, seksi banget kak.. Terus kak cubit kak.. Mmhh. enak ya kak?” Pancing tomi.

    Nina tak menggubris bisikan tomi dan terus asyik merangsang dirinya sendiri. Nafsunya kini sudah bangkit, celana dalamnya terasa begitu hangat oleh hawa nafsunya sendiri. Tenggorokan nina terasa kering akibat gairahnya yang sudah naik. Nina mengumpat dalam hati karena ia jadi ikut terangsang. Nina menjadi gemas sekali oleh penis tomi. Tapi ia masih berusaha menahan diri. Rasanya ingin ia langsung menyambar dan mengisap penis tomi hingga ke tenggorokannya dan menelan habis sperma tomi. Pasti legit sekali rasanya, pikir nina dalam hati.

    “Kak nin, tomi pegel nih kak tangannya..” ujar tomi lirih. “Bantuin dong kak nin gantian, pleasee…” ujar tomi mencoba peruntungannya.

    Nina melirik tomi tajam. Sial sekali tomi seakan tahu pikiran dalam kepalanya. Diantara gelombang nafsu seperti ini, ia jadi galau terombang-ambing. Brengsek! Pikir nina dalam hati.

    “Hm! Sial lu tom. Sini cepet!” jawab nina singkat sembari berusaha tetap cool.

    Tomi berbunga-bunga seakan bermimpi di siang bolong. Dengan gugup ia melangkah mendekat, mencodongkan pinggulnya kedepan. Nina pun tak kalah gugup menjelang tangannya menyentuh batang keras tomi. Tomi menggelinjang pelan penuh kenikmatan ketika tangan nina menggengam penisnya. Nyaris saja tomi ejakulasi merasakan halusnya tangan nina. Nina mendesis gemas sembari menyapu jengger tomi dengan jempolnya. Nina jadi terkesima oleh diameternya yang ternyata nyaris tak muat dalam genggamannya. Terasa betapa kokoh dan kerasnya penis tomi dalam genggamannya.

    Dengan pelan nina mulai mengocok penis tomi naik dan turun. Tomi menggigit bibirnya sendiri tak kuasa menahan kenikmatan. Nina menjadi makin bersemangat oleh desahan tertahan tomi. Ingin rasanya ia cepat-cepat melihat ejakulasi tomi. Nina meludahi tangannya sendiri untuk melicinkan kocokannya. Tomi terbelalak dan mendengus nafsu melihat kebinalan nina seperti itu.

    “Awghh… k-kak nin.. Enak bangettt… suerr…” ceracau tomi.

    CLOK!

    CLOK!

    CLOK!

    CLOK!

    Bunyi kulit pelir tomi bergesekan dengan telapak tangan nina yang basah oleh liurnya sendiri. Nina bahkan menambahkan liurnya lagi dan langsung meludahkannya keatas kepala penis tomi demi melicinkan lagi kocokannya.

    “Kak nin, j-jilat dikit dong kak.. Aku dah mau keluar nihh.. Sshmmmm” rayu tomi lagi.

    Shit, pikir nina dalam hati. Sebenarnya memang nina sedari tadi sudah terpancing untuk melakukan hal tersebut, namun tentu nina tidak mungkin merendahkan harga dirinya dan meminta duluan, Apa kata dunia? Tapi kini posisinya tomi sudah meminta, jadi nina berpikir apakah ia akan mengiyakan permintaan tomi atau tidak. Namun dilain pihak nina juga begitu ingin mengecap sperma tomi di mulutnya. Akhirnya didesak oleh nafsu birahi, nina mencondongkan kepalanya maju.

    “Hmmhh.. sialan lu tom! errrghh.. sini deh cepet! Slurp… mhhhhmmm… chuppp..”

    Nina dengan sekejap langsung mengemut kepala penis tomi dan mengisapnya bak permen lolipop. Tomi mengejang-ngejang keenakan. Baru kali itu ia merasakan nikmat seperti itu. Sapuan lidah dan hisapan nina melambungkannya ke awang-awang. Dilain sisi nina juga menikmati mengisapi batang penis milik tomi itu. Bagaimana nina harus membuka mulutnya lebar-lebar demi memasukkan batang penis tomi kedalam mulutnya.

    “Fuwaaahhmmm… mhmhhhhhmm… slrrrpppp…”

    Nina melepahkan pelir tomi dan menyapunya ke seluruh permukaan bibirnya. Digenggamnya penis tomi dan dijilatnya batang tomi mulai dari pangkal, hingga ke pucuk helmnya, diakhiri dengan kuluman dalam mulutnya, membuat tomi kocar kacir. Nina mengeluarkan pengalamannya demi membuat tomi bertekuk lutut, sialnya tomi bisa begitu kuat menahan orgasmenya hingga nina harus berupaya ekstra.

    Akhirnya tomi tak bisa lagi menahan orgasmenya. Diujung sisa perlawanannya, tomi tiba-tiba menjambak rambut panjang nina dengan kencang, dan menghentakkan pinggulnya dalam-dalam. Nina yang samasekali tidak siap hanya bisa mencengkram pinggul tomi ketika penis gagah tomi terdorong melesak jauh kedalam tenggorokannya. Tomi dengan gilanya menggagahi tenggorokan nina tanpa ampun, membuat nina tersedak dan terbatuk-batuk hebat.

    Bak di dalam video porno hardcore, nina hanya bisa pasrah tenggorokannya diperkosa tomi. Diantara keberingasan itu nina anehnya malah makin terangsang, diam-diam ia menyukai perilaku beringas tomi ini. Makin ia terbatuk-batuk sesak napas, makin nikmat rasanya hingga basah sendiri celana dalam nina.

    “Hmmmmmhhh! Makan nih peju gue… ssshhghghggg….gggghhhhh…….”

    Tomi meregang sembari membenamkan pelirnya dalam-dalam di mulut nina. Cairan sperma tomi yang berlimpah membanjiri rongga mulut dan tenggorokan nina. 1,2,3,4, kali penis tomi berkedut-kedut menyemburkan benihnya seakan mulut nina adalah rahim yang hendak dibuahinya. Nina yang kehabisan napas, tersedak oleh pelir, dan sperma hanya bisa pasrah dalam kenikmatan. Dan ketika tomi usai menuntaskan orgasmenya, ia mencabut penisnya serta merta dan terhuyung kebelakang terduduk di kursi komputernya lagi.

    “OHOK! OHOKK!!! HOEKK!!!… FYUHHHH… aahgghhhh… ohok.. Ohok…”

    Nina terbatuk-batuk hebat ketika paru-parunya yang nyaris meledak diisi kembali oleh oksigen. Ludah, dahak, serta sprerma kental dimuntahkan olehnya ke lantai. Nina mengelap bibirnya yang belepotan campuran berbagai cairan, dan juga mengelap butiran airmatanya yang menetes ke pipi. Tomi tak lagi sanggup berdiri dan hanya bisa terduduk sembari mengelap penisnya menggunakan tissue.

    “Cuhhh… hhhh…hh… brengsek lu tom.. Hhh.hhh..” umpat nina disela-sela napasnya masih dengan suara serak.

    Tomi buru-buru bangkit dan mengambil tissue bersih demi membantu mengelap bibir nina yang masih tidak karu-karuan. Tomi dengan penuh perhatian membantu mengelap sisa-sisa kebrutalannya tadi. Nina dengan pandangan kesal melirik tajam ke arah tomi.

    “Maap kak… tomi kebawa suasana.. Maap yaah .Abis kak nina hebat banget sih nyepongnya. Tomi jadi ga kuat..” Ujar tomi sambil malu-malu

    “Ga kuat sih ga kuat, tapi ga langsung deephtroat juga kali gue kan kaget. Untung aja ga keluar semua makan siang gue tadi.” dengus nina kesal.

    “Iya deh maap ya kak nin, nanti besok-besok ga gitu lagi deh.. Janji. Hehe” rayu tomi.

    “IH, enak aja besok-besok lagi. Sorry ya.. Cukup sekali ini. Huuu..” cibir nina sembari masih tersengal-sengal.

    “Jangan gitu dong kak nih, haha. Enak kan kontol tomi? Buktinya kak nina ngisepnya menghayati banget tadi..” ujar tomi sambil tersenyum-senyum.

    “Halah, kepedean lu tom. Namanya orang sange ya pasti menghayati lah…” cerocos nina lagi.

    “Hoooooo jadi tadi sange juga toh? Kesian dong kak nin belom keluar.. Karena tomi baik, sini gantian tomi bantuin, Kak.” goda tomi sambil tersenyum-senyum girang.

    “EH EH mo ngapain lu tom? Ih lepass!”

    Tomi segera merengkuh tubuh nina dan merebahkannya ke kasur. Terasa kini oleh nina betapa badan tomi yang jauh lebih besar ketimbang tubuhnya dan dapat dengan mudah menahannya di kasur. Tomi dengan agak memaksa menciumi telinga dan leher nina. Bahkan tangannya tomi juga kini ikut menggerayangi dada nina.

    “Tom.. tom udah tom udah, iya iya ampun ampun. Oke oke damai pliss..” mohon nina berusaha menghentikan serangan tomi.

    “Kenapa kak nin? Hmmmm…mmmuach… kan tomi cuman pengen bantuin kak nina aja, ga enak dong tomi tadi udah keluar duluan kak nina belom.. Mmmmwach..” ujar tomi terus menyerang tengkuk nina. Nina merasakan penis tomi sudah agak mengeras lagi menyenggol pahanya.

    “Oke, oke deh, lo boleh bantuin dengan satu syarat.. Tapi lo jangan masukin ya tom. Lo jilatin aja ya… okeee? Hmmm..” kilah nina berusaha menghindar, nina merasa terpaksa menyerah ketimbang tomi terus menyerangnya dan malah membuat dirinya makin lengah.

    “Hmmmm.. Muach.. Okedeh… hehe. Sini kak tomi jilatin kak.” ujar tomi bersemangat beranjak melepaskan cengkramannya.

    Nina menghela napas mengatur napasnya lagi. Nyaris saja nina pasrah oleh serangan tomi. Tomi nampak begitu bersemangat tersenyum-senyum membuat nina geleng-geleng kepala. Nina dengan agak ogah ogahan menanggalkan roknya hingga jatuh ke lantai. Ia rapatkan pahanya dalam-dalam agar tomi tidak bisa melihat bercak basah dicelana dalam pink nya.

    “Eh, eh, kak kok langsung sih? Nanti dong santai.. Hehe. Tomi pengen jilat yang ini dulu..” Ujar tomi seraya meraba payudara nina. Sialan pikir nina, kali ini malah keadaan berbalik dirinya yang dimanfaatkan tomi.

    Dengan masih tersenyum-senyum cabul, tomi merabai payudara nina. Ditariknya lagi nina hingga ia jatuh terduduk diatas kasur. Tomi dengan lembut menjawil puting susu nina dari balik bra.

    “Eghmmm..”

    Nina menahan bibirnya rapat-rapat agar tidak kelepasan mendesah. Tomi tentu tak akan pikir dua kali untuk memanfaatkan nina habis-habisan. Kini dua telunjuk tomi bermain di kedua puting susu nina yang kenyal. Nina tetap berusaha cool duduk di tepi ranjang. Tomi beralih kebelakang nina, dan mulai mencubit pelan dan memuntir-muntir puting nina lembut. Untunglah pikir nina, karena tomi jadinya tidak bisa melihat ekspresi nina yang mulai agak terpejam-pejam dimainkan putingnya oleh tomi.

    Tomi terus memancing desahan nina untuk keluar. Dari posisi belakang, tomi dengan diam-diam kembali menciumi leher nina penuh nafsu. Nina tak kuasa menggelinjang merinding tatkala tomi mempermainkan tubuhnya seperti itu. Secara naluriah nina melingkarkan lengannya kebelakang merangkul leher tomi. Tomi begitu girang melihat gelinjang manja tubuh nina dipelukannya. Selama ini dia hanya bisa bermimpi bercinta dengan wanita lebih tua, dan sekarang khayalannya jadi kenyataan, apalagi dengan Nina teman kakaknya yang paling seksi dan menjadi imajinasi onaninya selama ini.

    “Mhhmm.. Tom, gila ah tom geli banget gue….” ceracau nina dalam kenikmatan.

    Tomi dengan giatnya terus mencubit, menjawil, mengusap, dan menarik puting nina yang makin kenyal. Lidahnya menari-nari dileher dan kuping nina membuatnya bergetar keasyikan. Nina tak habis pikir bagaimana anak smp ini bisa mencumbuinya sebegitu hebat seperti kekasihnya sendiri.

    Kemudian secara perlahan sebelah tangan tomi merayap kebawah dan membelai paha nina. Nina yang sudah tipis kesadarannya hanya mengikuti bimbingan tangan tomi untuk membuka kedua pahanya. Tomi mendesis gemas merasakan hangat dan basahnya celana dalam nina. Nina menoleh kearah tomi dan segera memagut bibir tomi penuh nafsu ketika jemari tomi merabai kemaluannya lembut.

    “Ahh.. anget banget kak. Enak ya dimainin tomi?” tanya tomi mesra.

    Nina menjawab dengan pagutan yang sangat mesra di bibir tomi sembari badannya menggigil merinding ketika tomi terus menjamahi kemaluannya. Tomi yang juga sudah gemas menelusupkan tangannya masuk kedalam celana dalam nina. Nina yang kalap menjambak rambut tomi dan menciumnya makin dalam ketika jemari tomi mengusap bibir vagina nina yang berlendir.

    “Ssshh.. Itilnya tom, itilnya mainin plis..” Mohon nina.

    “Ini yah? Ini kak? Hmmm?”

    “Aggghhh tommm….”

    Nina meringis penuh kenikmatan sewaktu ujung jari tengah tomi menelusup diantara celah vaginanya dan mencolek tonjolan berkerudung di sudut atas kemaluannya. Badan nina bergetar seakan dialiri listrik dari ujung kepala hingga ujung kaki manakala Tomi menjawili mesra klitoris Nina. Kini bahkan kedua kaki nina berjinjit mengangkang di pinggir kasur membuat tomi makin leluasa mengerjainya.

    “Ahmmm… gila tom enak bangettt.. Terusin tomm… kocokin memek gue tommm…”

    Tomi segera memasukkan jari tengahnya kedalam rongga kemaluan nina. Sangking basahnya dengan mudah jari tomi menelusup masuk. Tomi baru kali itu merasakan bentuk isi vagina. Sungguh licin, berdaging, dan tentu saja basah. Tomi mengorek-ngorek penuh rasa ingin tahu isi dalam vagina nina. Kini posisi mereka berdua kembali berpindah, nina merebahkan diri diatas kasur mengangkang sementara tomi diantara kedua kakinya terus mengorek-ngorek vagina nina.

    “Tooom.. Gilaa…tommm…auhh terus tommm…. Mhmhh..”

    Nina merengek-rengek liar ketika tomi memasukkan jari kedua kedalam vagina nina dan kemudian menyeruput klitoris nina dengan sedapnya.

    “Shrrrrppppppptttt…..”

    Nina menggelinjang binal dibuatnya. Disodok-sodokannya jari tomi kedalam vagina nina dengan beringas.

    “YESH!! UGHH FUCK.. Kasarin gue tom, kasarin tomm.. Ouggghhh fuck me!”

    Tomi tersenyum girang luar biasa mendengar teriakan garang nina ketika ia menyodokkan tangannya dengan kasar. Tomi merasa kedua jarinya diremas-remas kencang oleh dinding vagina nina. Nina mengerang seperti anjing sekarat ketika tanpa diduga-duga nina menyemburkan cairan encer dari dalam kemaluannya. Tomi terbelalak kaget ketika nina terus menerus mengencingi tangan dan kasurnya habis-habisan hingga kasurnya basah menggenang.

    Dan akhirnya nina melepaskan jepitan pahanya dan melepaskan tangan tomi yang basah kuyup hingga ke lengannya. Baru kali itu tomi merasakan sendiri sensasi squirting yang selama ini hanya bisa ia tonton di film bokep. Nina megap-megap mencari napas sehabis mengeluarkan orgamse yang begitu dahsyat. Tomi membiarkan Nina beristirahat sejenak mencari udara dan menikmati sisa sisa klimaksnya. Hingga akhirnya Nina kembali sadar dan melirik lembut kearah Tomi.

    “Sini Tom..” Panggil nina lembut.

    Tomi mendekat diatas tubuh nina dan kemudian secara naluriah nina melingkarkan kedua kakinya di pinggang tomo, dan mencumbui bibir tomi mesra. Nina sendiri merasa takjub tomi bisa membuatnya orgasme sekencang itu. Bahkan kekasihnya sendiripun jarang-jarang bisa membuatnya seperti itu.

    “Belajar darimana lo kaya gitu? Kebanyakan nonton bokep lu ya.. Hihi.” Ujar nina sembari tetap mendekap manja tomi.

    “Hehe, iya dong tapi ada untungnya kan? Buktinya tomi bisa bikin kak nin muncrat ampe segitunya..” kelakar tomi.

    “Huu.. hoki lu bisa bikni gue begini.. Cowo gue aja gabisa. Mmwachh..” Ujar nina lagi sembari kembali mencumbu tomi manja.

    “Haha.. berarti lebih jago tomi dong dari pacarnya kak nina? Kalo gitu pacaran sama tomi aja kak.. Tomi entot tiap hari deh janji..” rayu tomi nakal.

    “Haha geer lu tom, emang siapa yang mau dientot sama lo?”

    “Yakin gamau dientot kak? Udah keras lagi nih kak… tinggal bless aja..”

    Tomi terus merayu nina sembari menggesek-gesekkan penisnya ke bibir vagina nina. Sesekali kepala penisnya menggesek klitoris nina membuat nina kembali menggelinjang geli. Terkadang bahkan kepala penisnya menggoda nyaris merangsek masuk kedalam vagina nina yang sudah merekah dan sangat licin. Sembari keduanya terus bercumbu mesra tidak memperdulikan waktu.

    “Emang lu bisa masukin tom? Yakin ga salah lobang?” goda nina sambil tersenyum genit.

    “Wah meragukan nih. Bener ya? Tomi masukin nih… hmmmmm..”

    “Coba aj–eggngnggghhhh….”

    Nina seketika meringis ketika kepala penis tomi masuk tepat sasaran kedalam vagina nia masih dalam posisi mereka tetap berpelukan seperti tadi. Tomi tersenyum penuh kemenangan melihat nina meringis keenakan. Hanya dengan sekali dorong, setengah penis tomi sudah merangsek masuk kedalam liang vagina nina. Tomi merasa birahinya naik lagi dengan cepat merasakan sensasi kenikmatan yang baru kali ini ia rasakan seumur hidup. Semua kenikmatan onani yang ia rasakan tak sebanding dengan nikmatnya vagina asli.

    “Tomiii.. kok langsung masuk sihhh.. kak nina belom siap..” Protes nina dengan manja. Nadanya sangat lembut tak seperti yang tadi-tadi.

    “Tadi kak nina nantangin.. sshhh.. Tomi masukin lagi yah? ughh..” ujar tomi mendesis-desis keenakan penisnya dijepit vagina nina.

    Tomi dengan perlahan menggerakan pinggulnya maju menekan penisnya masuk lebih dalam ke vagina nina. Nina merengkuh leher tomi kencang merasakan batang kokoh itu masuk semili demi semili kedalam rongga kemaluannya. Hingga akhirnya dirasa batang penis tomi tertanam seluruhnya dalam vagina nina. Tomi berdiam sejenak menikmati sensasi seluruh penisnya yang terbungkus rongga vagina nina. Begitu juga nina yang menggeliat-geliat merasakan vaginanya penuh sesak oleh penis tomi. Terasa begitu nikmat selisih diameter antara penis tomi dibanding milik kekasihnya, dimana vagina nina belum pernah merenggang selebar itu sebelumnya.

    “Gede banget tom…” bisik nina tanpa sadar oleh rasa takjub. Tomi jadi besar kepala mendengar pujian seperti itu, apalagi ini adalah pengalaman seks dia yang pertama.

    Dengan percaya diri tomi mulai menggenjot nina dibawahnya. Tomi dengan cepat mampu beradaptasi dan menggerakkan pinggulnya maju mundur berirama.

    POK.

    POK.

    POK.

    POK.

    POK.

    Bunyi tamparan daging bertemu daging menggema di ruangan. Diselingi juga bunyi nafas tersengal-sengal dan desahan lirih manja dua insan yang bersama-sama mereguk kenikmatan. Tomi dengan fokus menghantamkan pinggulnya maju mundur, membuat nina dibawahnya makin kalang kabut. Keringat menetes deras di tubuh mereka, begitu juga cairan pelumas yang merembes makin banyak keluar dari sela-sela bibir kemaluan nina.

    “Sshh.. sini kak nin gantian kak, entotin tomi yah.. hehe..” Ujar tomi sembari merengkuh badan nina.

    Masih dalam posisi missionary, tomi merengkuh badan nina yang masih agak setengah fly. Kini posisinya nina duduk dipangku diatas tomi berhadap-hadapan dengan tomi berada dibawah. Nina dengan cepat beradaptasi dan mulai menggerakkan bagian bawahnya yang masih tertancap penis tomi.

    “Ughhh.. dalemm..” bisik nina manja.

    Dalam posisi berpangkuan seperti itu terasa penis vertikal tomi menancap dalam. Nina mulai menggerakkan pinggangnya naik turun sekenanya karena masih lemas terasa pahanya. Tomi dengan sabar memegangi kedua bongkah pantat nina dan membimbingnya bergerak naik turun. Dengan giat nina menunggangi tomi sambil terus meracau dan mendesah.

    Tomi yang masih belum puas bermain dengan nina, menggiring nina ke pinggir kasur dan mengaitkan kedua tangannya dibawah kaki nina. Nina yang lemas hanya bisa pasrah kebingungan ketika tomi serta merta dengan gagahnya menggendong nina didalam dekapannya.

    “Ahhg tomm, mo ngapain..?”

    tomi tak menjawab dan hanya langsung memposisikan penisnya lagi di bibir kemaluan nina. Dengan sekejap tomi kemudian mampu melesakkanya lagi dalam-dalam ke kemaluan nina masi dalam posisi berdiri menggendong nina seperti itu.

    “AUGH!!”

    Nina melolong antara ngilu dan nikmat ketika tomi lagi-lagi menghantamkan pinggulnya kedepan. Nina hanya bisa berpegangan kuat-kuat di leher tomi saat badannya terayun-ayun kedepan dan belakang. Memanfaatkan gravitasi, tomi mengayun nina maju mundur. Badan nina terombang-ambing terus menerus dihantam oleh tomi yang beringas seperti kuda liar. Baru terasa oleh nina betapa tomi sudah jauh berbeda dari yang dulu. Bocah kecil ingusan itu kini telah berubah menjadi pria dewasa yang mampu mempermainkan dirinya seperti boneka seks dengan mudahnya.

    Nina bergetar kejang-kejang manakala kemaluannya kembali mulai berkedut kencang, menandakan dirinya nyaris mencapai orgasme lagi. Nikmat yang menjalar di seluruh bagian bawah tubuhnya, ditambah lagi posisinya yang masih mengangkang dalam gendongan tomi makin membuat kakinya mati rasa. Sedangkan tomi masih dengan gagahnya menggendong nina dalam posisi berdiri. Badannya yang berotot berkilat-kilat oleh derasnya keringat yang mengucur.

    “Tom.. Tomii… TOMI!!”

    Nina memekik kencang memanggil nama tomi manakala akhirnya banjir deras dari dalam rahim nina kembali tercurah kencang. Pinggul dan pantat nina mengejan-ngejan dan meliuk-liuk manakala curahan air kembali menyembur dari sisa-sisa sela pinggir vaginanya yang tertancap keras batang tomi. Tomi dengan santai menikmati tumpahan air yang mengalir membasahi paha hingga kakinya. Tomi tersenyum melirik ekspresi nina yang begitu keenakan diterjang orgasme, matanya terpejam-pejam dan bibirnya setengah menganga dengan rambut terurai basah oleh keringat.

    Tomi dengan perlahan kembali menelentangkan nina di kasur yang nyaris melorot karena tak sanggup lagi menyangga dirinya di pelukan tomi. Nina yang masih mengambang diantara kesadaranya hanya bisa terkangkang pasrah lemas diatas kasur. Baju seragam putihnya sudah kusut tak karuan, seperti pula rambutnya yang kusut oleh keringat. Vaginanya yang senantiasa masih berkedut menggembung, yang meski masih mengkilat basah, namun merah merona oleh sodokan tak henti-henti dari tomi. Tomi dengan bangga menyaksikan hasil kemenangannya atas Nina, melihat dirinya yang terkulai lemah seperti pelacur yang habis diperkosa semalaman. Gairah tomi kembali bergelora ketika membayangkannya.

    “Kok udah lemes? Masih belom selesai loh. Tomi masi belum keluar lagi nih..” Ujar tomi seraya membaringkan badan disebelah nina dan mengelus rambutnya yang berantakan. Nina mendengking pelan menghindari usapan tangan Tomi di kepalanya seolah berusaha menampik rayuan tomi, badannya terasa sangat lelah, dan selangkangannya terasa amat pegal. Rasanya nina enggan untuk meladeni nafsu bejat tomi yang ternyata diluar dugaan nina itu. Dengan gemas tomi menjambak rambut Nina dan berbisik kasar.

    “Ayo. Gue masih pengen ngentotin memek lo nih. Mmmmuach..” Ujar tomi dengan nada mengancam seraya mencium paksa bibir Nina. Nina seketika ciut mendengar perkataan tomi barusan. Ia tak menyangka Tomi bisa membuatnya ketakutan seperti itu.

    “Mmmggghh..! Udah tom.. Please..” Mohon nina sepenuh hati. Didorongnya tomi menjauh melepaskan ciuman mereka. Namun Tomi yang kini sudah berubah menjadi hewan buas, tak mengindahkan permohonan Nina. Tomi kemudian besimpuh dan dengan garangnya ia menarik kepala nina untuk menyuapkan batangnya yang masih keras kedalam mulut nina.

    “MMFHGHGHHH!!”

    Nina kembali gelagapan dipaksa menelan batang pelir tomi yang masih tegak perkasa. Dengan gagahnya Tomi mengangguk-anggukkan kepala nina, memaksa penisnya keluar-masuk dengan kasar di mulut nina.

    “MMHHGHFFGG…MMMGGMHFF…MMH–FWAAHHH…”

    Setelah puas melicinkan penisnya dengan liur nina, tomi pun mengangkat badan nina hingga nina bersimpuh didepannya. “PLAKKKK!!” tamparan keras mendarat di bongkahan pantat nina. “Anngggghh!” Nina meringis merasakan rasa panas di bokongnya. Lagi-lagi dengan gagahnya Tomi meraih pinggul nina, dan dengan tanpa ampun Tomi menelusupkan batangnya kembali kedalam kemaluan nina dengan kasar.

    “NNGGHHH!”

    Nina mendengus ngilu ketika dalam sekejap seluruh batang penis tomi kembali bersarang dalam kemaluannya. Tanpa basa-basi tomi segera menggenjot kemaluan nina sekua-kuatnya dan sekencang-kencangnya.

    PLAK!

    PLAK!

    PLAK!

    PLAK!

    PLAK!

    “Annnnghhhhhh ammmpuunn tommmm.. Amp–ngaaahhh!”

    Nina terjungkal-jungkal kedepan seperti boneka tak bernyawa dipacu liar oleh tomi. Tomi dengan buasnya menghantam nina tanpa ampun, seakan-akan memang tengah memakai pelacur murahan. Dalam keadaan seperti itu nina malah kembali merasakan birahinya kembali naik. Diam-diam nina juga ikut menikmati sensasi kasar ala tomi terhadap dirinya yang baru pertama kali ini ia rasakan seumur hidupnya. Selama ini kekasihnya selalu bercinta dengan sangat lemah lembut, dan jujur membuat nina agak bosan. Perilaku kasar dan beringas tomi ini berbeda 180 derajat dari yang biasa ia rasakan, dan anehnya nina malah lebih menikmatinya.

    Tomi meraih rambut nina lagi dan menjambaknya kebelakang seperti tengah menunggangi seekor kuda. “Ahhhhhgg!” nina meringis dan mendongak mengikuti tarikan rambutnya. Tomi berdesis-desis menikmati tunggangan liarnya itu, sang kuda binal yang selama ini hanya jadi objek masturbasinya belaka.

    “Shhhh..aahhh…ssshhhh……sshhhhhhh…..uuuhhhh….yeaaahhh…”

    Kini tomi bahkan meraih leher nina dan mencekiknya hingga badan nina ikut tertarik kebelakang Posisi badan mereka kini sama-sama berlutut dengan Tomi masih terus menghajar nina dari belakang tanpa ampun. Tomi mencekik leher nina kuat sembari lidahnya menyapu dan menghisap telinga nina dari belakang.

    “Hmmmghh.. Sshh.. enak kan kak nina? Hmm? Enak ngga tomi entotin gini?!” Bisik tomi seraya masih tetap tangannya melingkar di leher nina. Nina yang kembali melayang-layang diterpa kenikmatan hanya bisa mengangguk lemah dengan mata setengah tertutup. Sebelah tangan nina bahkan melingkar kebelakang seolah berusaha memegangi pantat tomi, tak rela apabila tomi mengendurkan genjotannya. Nina begitu larut dalam kenikmatan hingga tak lagi mampu berkata-kata.

    “Mau ngga tomi entotin tiap hari gini? Hah? Mau ngga? Jawab gue, perek!” Bisik tomi kasar. Panggilan kasar itu seakan melecut nina semakin keenakan. Semakin kasar tomi, semakin birahi Nina berkobar.

    “Agh-agh-agh-m-mau-to-tom-agh-agh-agh” Jawab nina terbata-bata akibat guncangan kasar tomi menyetubuhi dirinya.

    “Shh–aah… kalo gitu-shh–terima nih.. P-peju gue.. Urghhh!!”

    Tomi dengan serta merta tak lagi berusaha menahan laju orgasmenya. Bendungan sperma yang sedari tadi ia tahan, ia curahkan semua kedalam rahim Nina. Nina dengan syahdu menerima semburan demi semburan cairan panas didalam liang kemaluannya, hingga titik terakhir. Dan akhirnya mereka berdua pun ambruk saling bertindihan. Dan tak lama keduanya sama-sama memejamkan mata dan terlelap.

    Nina terbangun kaget dan langsung terduduk. Rasanya ia seperti baru terbangun sehabis minum semalaman. Badannya terasa remuk namun ia jugamerasa amat segar. Diliriknya handphone nya yang tergeletak jatuh ke lantai. 12 Misscall, dan puluhan pesan masuk dari kekasihnya. Ia samasekali lupa dengan kekasihnya yang tak kunjung mendapat kabar sedari tadi. Sejenak ia panik hendak beralasan apa nanti kepada kekasihnya, mana mungkin ia mengaku sehabis bercinta dengan adik temannya sendiri? Namun ketika ia menoleh kesamping, ia melihat tomi yang masih terlelap. Sekelebat aksi bercinta mereka selama 2 jam tadi kembali merasuk dalam ingatan nina. Dan entah mengapa Nina jadi tidak perduli dengan semua urusan yang lainnya. Dikecupnya bibir tomi lembut sambil ia tersipu malu dan nina pun kembali merebahkan diri disebelah tomi.

    “Mhh.. kenapa kak nin? Dah bangun?” Ujar tomi yang setengah tersadar.

    “Ngga, gapapa. Tidur lagi gih..” Balas nina manja, sembari merengkuh kekasih barunya itu didalam pelukannya.

    Tamat

  • Kisah Seks Ariana Reporter Hutan Yang Tersesat Di Hutan

    Kisah Seks Ariana Reporter Hutan Yang Tersesat Di Hutan


    1620 views

    Kita semua mengetahui di daerah Papua pernah terjadi suatu kegiatan yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itulah maka sebuah stasiun televisi swasta mengirim seorang presenternya untuk meliput dari dekat kegiatan dari organisasi Papua Merdeka yang dipimpin oleh seorang warga Papua yang bernama Weweko.

    Untuk itu sebagai reporter ditunjuk Ariana Herawati yang dikenal bagus dalam wawancara ditambah telah berpengalaman. Karena ditugaskan oleh Dewan Redakturnya maka Ariana yang saat itu sedang menikmati bulan madunya yang baru 1 bulan tidak dapat mengelak, sedang suaminya memang agak keberatan karena Arie harus bertugas di pedalaman Papua selama 1 minggu. Ia khawatir akan keselamatan istrinya yang baru 1 bulan dinikahinya, namun karena tidak ingin menghambat karir istrinya dengan terpaksa Dono mengijinkannya.

    Setibanya di bandara Timika Papua, Ari dijemput oleh rekan krunya. Dari bandara mereka langsung menuju hotel dan mempersiapkan peralatan yang akan mereka bawa. Dari hotel, keesokan harinya rekan Ariana dijemput dengan sebuah mobil dan langsung berangkat ke tempat yang telah mereka rencanakan. Rombongan tersebut terdiri dari 1 orang kru kantor, dan satu orang lagi penunjuk jalan ditambah dengan Ariana sendiri.

    Setibanya di tempat tujuan, kru tersebut harus menyeberangi sungai yang amat deras dan dalam mempergunakan sebuah perahu. Ketika sampai di seberang sungai mereka harus berjalan kaki lagi selama 5 jam dari tempat itu, perjalanan itu melewati hutan pedalaman yang amat besar. Di tempat yang telah disepakati dengan OPM tersebut mereka menunggu dengan sangat khawatir sebab mereka telah terlebih dahulu tiba. Kurang lebih 1 jam menunggu, para OPM tersebut datang dengan pasukannya lengkap.

    Di dalam gubuk yang telah disediakan, Ariana diperkenalkan dengan Weweko yang memimpin pasukan pemberontak tersebut, namun mereka terlebih dahulu digeledah peralatannya tidak terkecuali pakaian Ariana mereka geledah. Ini adalah tahap pertama Ariana mengalami pelecehan sexual dengan nakal. Para tentara OPM menggerayangi pakaian dan anggota tubuhnya dengan kasar. Hal ini membuat Ariana agak sedikit takut dan menyalahkan dirinya sendiri yang ia akui hanya ia sendiri yang wanita dalam rombonggan itu. Ariana agak bergidik ketakutan jika melihat sorot mata Weweko, sebab saat bersalaman tadi mata Weweko tidak jauh dari memandang daerah sensitif tubuhnya, ditambah para pengawal yang sangat sadis kelihatannya.

    setelah wawancara dilakukan selama 1 jam, teman-teman Ariana disuruh pulang ke tempat semula dengan mata ditutup tidak terkecuali Ariana. Sambil senjata ditodongkan ke arahnya para teman Ariana bergerak keluar daerah pertemuan. Ariana dibawa ke dalam hutan tanpa sepengetahuannya karena matanya ditutup. Di dalam hutan belantara itu Weweko menggiring Ariana sampai di tendanya yang dikawal ratusan pasukan OPM. Sebagai pimpinan ia amat berkuasa dan ditakuti anak buahnya. Setibanya di tenda, Weweko memerintahkan anak buahnya untuk membuka penutup mata Ariana. Dengan kaget bercampur takut Ariana bertanya mengenai teman-temannya namun dengan santai Weweko mengatakan bahwa Ariana akan mereka tawan sebagai sandera, Ariana sadar bahwa ia telah masuk ke dalam jebakan Weweko dengan terpisahnya ia dari temannya.

    “Mau diapakan saya!” tanya Ariana galak. Ariana berteriak keras.Dengan senyum menakutkan, Weweko berkata, “Sebaiknya nona diam dan menuruti kemauan saya… sekarang kamu adalah milik saya dan saya berkuasa atas diri nona. Tidak seorangpun mampu membebaskan nona dari hutan papua ini.””Sudah lama saya tidak mencicipi tubuh wanita apalagi secantik nona… Apakah nona mau jadi istri saya?” kata Weweko kemudian.Ariana bergidik ngeri. Ia tidak bisa membayangkan kebuasan pria Papua ini dalam bercinta. Jika ia diperkosa sudah pasti ia tidak dapat melepaskan diri. Ia hanya diam dan memandang sosok Weweko yang tinggi, hitam, bau dan menjijikan nalurinya. Ia terbayang bagaimana buasnya Weweko menggagahinya jika itu terjadi. Ia masih ingat pesan suaminya, namun nasi telah menjadi bubur, ia telah jatuh ke tangan OPM. Ariana hanya diam duduk dalam keremangan malam yang dingin di dalam tenda yang hanya beralaskan bulu hariamau.

    Sementara di luar tenda ia melihat para pengawal Weweko dan Weweko sedang berpesta pora dengan menikmati daging babi panggang dan meminum arak. Mereka bernyanyi sepuasnya. Berbeda dengan Ariana, di dalam tenda ia hanya diam dan merasakan dinginnya malam di hutan Papua yang terkenal ganas dan dingin itu. Sesaat kemudian datanglah Weweko membawa makanan untuk Ariana juga minuman untuk menghangatkan badan, namun Ariana hanya memakan sedikit daging ikan. Ia tidak menyukai daging babi, ia tidak terbiasa makan babi, namun atas paksaan Weweko ia akhirnya memakannya juga. Ia juga meminum arak sedikit supaya badannya hangat. Sedang ia dari tadi merasakan dinginnya hutan Papua sampai ketulangnya dan membuat Ariana menggigil.

    Dengan mata berbinar, Weweko mendekati Ariana dan berusaha memegang dagunya, namun dikibaskan oleh Ariana. Saat itu, Weweko hanya memakai Koteka dan muka dicat seperti pakaian tradisional Papua, sedang di bagian vitalnya yang panjang hanya ditutupi penutup seadanya, seakan ia akan mengadakan hubungan sexual.”Jangan marah manis?” Weweko berujar.”Alangkah asyiknya jika malam yang dingin ini kita berbagi kehangatan dan saling memberi kemesraan.” katanya.”Cis!” Ariana meludah.”Tidak sudi aku bermesraan dengan kamu, biadap!” katanya.Dengan senyum simpul sambil menjilat ludah yang dibuang Ariana tadi, Weweko berusaha memeluk dan menaklukan Ariana. Bau tubuh Weweko membuat Ariana ingin muntah, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan.

    Di dalam tenda itu hanya ada ia dan Weweko. Dengan paksa Weweko membuka baju kemeja Ariana dengan robekan di dadanya sehingga tersembul dada montok yang putih tertutup BH. Ini membuat Weweko semakin berusaha untuk menaklukan Ariana. Dengan tangannya Ariana memalangkan tangannya pada dada yang terbuka itu. Payudara yang montok itu tidak bisa ditutupi seluruhnya. Sambil memegang tangan dan memeluknya, Ariana akhirnya menyerah dalam pelukan Weweko.

    Tidak ada yang terucap dari bibirnya, ia hanya diam, pasrah menanti apa yang akan terjadi. Dengan sekali sentak Ariana ditelentangkan di atas bulu alas tenda itu. Kesempatan ini tidak disia-siakan Weweko ia terus menjelajahi dada dan bibir Ariana dengan buas. Inchi demi inchi tidak luput dari perhatian Weweko ia terus memburu setiap sudut di tubuh Ariana. Saat itu BH Ariana telah tanggal dari tempatnya. Dengan tangannya, Weweko berusaha memilin dan menggigit ujung dari susu Ariana, membuat Ariana hanya menutup matanya, ia tidak sanggup melihat apa yang dikerjakan Weweko atas tubuhnya. Secara naluri seks, birahinya mulai bangkit ditambah udara malam yang begitu dingin.

    Sejurus kemudian, celana jeans Ariana dibuka Weweko dan terpampanglah batang paha mulus yang di tengahnya ditutupi segitiga pengaman berwarna merah. Langsung saja tangan Weweko menggusur CD Ariana itu dan dengan jari-jarinya yang besar dan kasar, ia masukkan ke dalam lubang kewanitaan Ariana. Sementara itu mulut Weweko tidak beranjak dari dada Ariana. Dengan naluri binatangnya Weweko melebarkan kaki Ariana dan terkuaklah belahan kewanitaan Ariana yang ditumbuhi bulu dengan daging kecil di belahan itu. Goa itu mulai basah oleh tingkah laku jari tangan Weweko, dan tidak lama kemudian dengan lidahnya Weweko mejilat daging kecil itu selama 15 menit.

    Secara tiba-tiba mulut Weweko disemprot oleh air mani Ariana dan tertelan oleh Weweko. Inilah saat bagi pria Papua yang ditunggu-tunggu. Apabila sampai menelan air mani wanita maka ia akan menambah keperkasaannya. Dengan merubah posisi, Weweko membuka penutup batang kemaluannya yang terbuat dari tumbuhan itu maka te

    rlihatlah kelaminnya yang panjang dan besar tersebut. Ia bersiap-siap untuk memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut Ariana, namun Ariana yang sudah orgasme harus ia ransang dulu dengan memilin payudara dan mengorek-ngorek isi lubang kemaluannya dulu.

    Tidak lama kemudian, Ariana telah terangsang, barulah Weweko memasukan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluan sempit itu.”Nona harus mencoba punya saya, jangan coba curang, ya?” kata Weweko dengan kasar.Ariana yang sudah tidak mengerti dengan keadaan dirinya hanya menurut dan seluruh batang kemaluan Weweko telah masuk kedalam mulutnya dan mencoca menjilatnya dengan gerakan maju mundur. Tidak kurang dari 14 menit, barulah Weweko menyemprotkan maninya ke mulut Ariana. Ariana diharuskan menelannya karena sesuai kepercayaan Papua, apabila seorang wanita telah menelan mani prianya, maka wanita itu akan sulit melepaskan diri dari pria Papua yang menyenggamainya. Beberapa saat setelah Weweko berusaha kembali merubah arah dan posisi mereka, yang saat itu telah berhadap-hadapan dengan tubuh penuh keringat, kedua insan dua ras tersebut berusaha menyudahi perjalanan kenikmatan ragawinya pada tahap akhir.

    Dengan terlebih dahulu Weweko memegang kendali, Weweko memancing birahi Ariana. Ariana teransang dan penetrasi tahap akhir akan dilakukan. Dengan menelentangkan tubuh Ariana di atas bulu itu, kedua paha Ariana ia buka dan di pinggulnya Weweko meletakan buntalannya sehingga terlihat isi kemaluan Ariana. Kedua kaki Ariana diangkat ke bahu Weweko yang bidang. Saat itu batang kemaluan Weweko tegak menghadap ke lubang kemaluan Ariana yang dengan supernya ingin mengaduk-aduk isi lubang kemaluan Ariana. Beberapa saat kemudian, dengan sedikit paksa, batang kemaluan Weweko masuk sebagian ke dalam lubang kemaluan itu. Beberapa saat kemudian, ia tembakkan langsung dengan ganas, memaju-mundurkan batang kemaluannya di dalam lubang kemaluan itu. Ariana sempat kesakitan dan air matanya keluar, namun mulutnya telah ditutupi oleh bibir Weweko.

    Sementara itu tangan Weweko memegang pantat Ariana supaya selama ia bergerak tidak terlepas. Ia khawatir Ariana akan mengeluarkan batang kemaluannya dari lubang kemaluannya saat Ariana kesakitan. Ariana hanya dapat memegang tangan dan bahu Weweko hingga berdarah tercakar sebab Ariana amat kesakitan akibat gerakan dan gesekan batang kemaluan Weweko mengaduk-aduk lubang kemaluannya. Akhirnya Ariana pingsan beberapa saat dan pada saat ia mulai sadar kembali, Weweko melakukan aktifitasnya yang tertunda tadi, kurang lebih 20 menit, ia menggenjot batang kemaluannya keluar masuk lubang kemaluan sempit itu.

    Akhirnya ia melepaskan air maninya di dalam lubang kemaluan Ariana sebanyak-banyaknya. Ia tidak memperdulikan kesakitan bagi Ariana. Yang ada pada dirinya adalah agar kepuasanya terpenuhi karena ia sudah berbulan bulan tidak merasakan tubuh wanita.

    Sampai pada pagi harinya, Weweko terus berusaha memuaskan nafsunya kepada tubuh Ariana yang tidak berdaya itu beberapa kali. Sampai pada akhirnya, pada saat pelariannya, Weweko selalu mengikut-sertakan Ariana di dalam hutan Papua itu, ia menganggap Ariana adalah istrinya dan Ariana harus mau mengikuti kemauannya baik itu dalam hubungan seksual maupun dalam masalah pelariannya.

  • Foto Ngentot ThreeSome Dengan Dua Beradik Yang Haus Seks

    Foto Ngentot ThreeSome Dengan Dua Beradik Yang Haus Seks


    1619 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Kisah Antara Bagus Dan Mbak Mirna Yang Montok

    Kisah Antara Bagus Dan Mbak Mirna Yang Montok


    1619 views
    Duniabola99.org – Namaku Bagus, 28 tahun, kisah ini terjadi 3 tahun lalu ketika aku memulai karir baru sebagai auditor di PTPN IV di kawasan perkebunan Teh di Jawa Barat.

    Aku tinggal seorang diri di rumah dinas mungil dan asri semi permanen di sekitar kebun. Untuk keperluan bersih2 rumah dan mencuci pakaian aku mempekerjakan seorang pembantu harian, mbak Mirna.

    Wanita ini berumur 44 tahun, hitam manis, tinggi skitar 160 dan tubuhnya sedikit gempal. Mbak Mirna asli Solo, dia menikah dan ikut suami yg bekerja di perkebunan ini. 5 tahun yg lalu suaminya wafat dan meninggalkan seorang balita perempuan berumur 5 tahun. Mbak Mirna mengontrak rumah kecil di desa sekitar perkebunan bersama ibu mertuanya yg sdh tua.

    5 bulan mbak Mirna melayani keperluanku dgn baik, meski agak pendiam dan memang kami jarang bertemu kecuali di akhir pekan. Gaji yg aku berikan sebenarnya diatas pasaran, ttp mungkin karena besarnya kebutuhan beliau sesekali meminjam uang dariku. Belakangan mbak Mirna meminjam uang lebih besar dari biasanya, setelah aku tanya dgn detail akhirnya dia mengakui telah terjebak rentenir akibat kebiasanya membeli togel dan arisan.

    Tidak mengerankan, hanya beberapa bulan berlalu mbak Mirna telah meminjam uangku lebih dari 2 jt, dan pada usahanya meminjam terakhir aku menolaknya dengan halus.

    Pagi itu dia sangat bingung dan panik, dengan meneteskan air mata beliau mencoba terus memohon utk memberinya pinjaman sekitar 1,5 jt utk menutupi tuntutan hutang dari bandar judi togel di desa.
    Aku kembali menolak dengan tegas, dan mbak Mirna terus terisak.

    Aku memperhatikan wanita paruh baya ini dgn seksama, wajahnya seperti kbanyakan wanita jawa pada umumnya,tdk cantik tp aku akui masih terlihat lebih muda dari umurnya. Dan sebenarnya selama ini juga aku sesekali melirik tubuh bawahnya yg msh kencang dan bahenol walau pikiran kotorku tdk melangkah lebih jauh.

    Semalam, aku dan beberapa temanku sempat iseng nonton film blue sambil makan sate kambing dari warung makan Pak Kirun di ujung desa dan minum beberapa botol anker bir.
    Pagi itu terasa akumulasinya. Kesadaranku belum begitu pulih.

    Aku mencoba menepis pikiran itu, bagaimanapun itu bukan diriku yang sebenarnya. Mbak Mirna juga jauh dari tipe wanita yg aku inginkan. Terlebih aku takut dengan akibat yg bisa saja terjadi. Bagaimana kalau dikemudian hari kenekatanku akan berbalik menjadi bencana utk diriku dan karir.

    Pikiranku masih silih berganti antara pertimbangan kotor dan waras. Mbak Mirna masih duduk bersimpuh di depanku sambil melelehkan air mata. Ruangan menjadi sunyi. Well, aku tidak mungkin tega menolak permohonanya, tapi setidaknya dia harus belajar utk berfikir panjang.
    “Jangan duduk di lantai mbak, dikursi aja, saya jadi gak enak” aku memulai bicara.
    “Nggih Den..”

    Dia bangkit untuk berdiri,bagian bawah pada daster lusuh itu sedikit tersingkap ketika dia berdiri, ada bagian yg tidak sengaja menyangkut pada tonjolan kepala peniti pada kancing terbawahnya,sebagian pahanya yang besar dan lututnya terkuak
    dihadapanku beberapa detik. Buru2 dia menariknya kebawah begitu tersadar. Pikiranku kembali kacau.

    “Hmm…bingung saya mbak..”Jawabku, kepalaku masih terasa pusing hasil minum2 semalam, aku menekan sisi kiri kepalaku.
    “Kenapa den, pusing?” Tanya mbak Mirna.
    “Iyah, semalem begadang sm temen2..” Jawabku.
    “Mbak ambilin aer putih sebentar..”Serunya sambil segera berlalu ke dapur.

    Sekelebat aku masih sempat melihatnya melangkah pelan, setan makin kuat mempermainkan pikiranku. Bongkahan pantat itu bergoyang2 dibalik daster, mungkin pakaian dalamnya sdh sempit, dan bayangan tentang pahanya yg td sempat terlihat itu makin menggangguku.

    “Makasih mbak” ujarku ketika menerima segelas air putih dan meminumnya perlahan.

    Mbak Mirna masih berdiri di depanku, menungguku selesai minum. Aku menyumpahinya dalam hati, melihat tubuhnya lebih dekat seperti itu pikiranku makin terpuruk.
    “Duduk aja mbak, santai aja, kita bicarain dengan tenang ” ujarku.
    “Iya den..” Jawabnya pelan.
    “Gak kebanyakan mbak mo minjem segitu?, terus terang saya keberatan, kayaknya yg kemaren2 sudah cukup..” Ujarku memulai kembali pembicaraan.
    “Sebenernya utangnya sejuta tuju ratus den, tapi mbak nambain pake simpenan dirumah, tolong banget den, mbak sebenernya malu banget tp kepaksa..”Jawabnya dengan suara lirih.

    “Waduh..”Jawabku terputus.
    Aku kembali terdiam, kepalaku masih terasa pusing. Aku menatap pemandangan luar dari jendela. Sebenarnya tidak jadi soal utk soal jumlah uangnya, cuma sisi gelapku masih mencoba meyakinkanku utk mengambil kesempatan.

    Mbak Mirna menatap ke lantai, pikiranya masih kalut. Dia menanti jawabanku dengan putus asa. Aku akhirnya menyerah, biarlah, ini utk terakhir aku membantunya, dan berharap dia segera pulang agar sesuatu yg terburuk tidak terjadi pagi ini.
    “Okay mbak, sebenarnya ini berat buat saya..” Ujarku.
    “Mbak rela ngelakuin apa aja den supaya den percaya mbak mau balikin uangnya..”Sergahnya.

    “Apa aja..” Waduh, kata2 itu sangat menggelitik benakku. Perempuan bodoh, seruku dalam hati.
    “Ngelakuin apa aja maksudnya apa nih mbak..”Tanyaku sambil tersenyum.
    “Apa aja yg den Bagus minta mbak kerjain ..”Jawabnya lugu.
    “Selain urusan rumah memang apa lagi yg bisa mbak kasih ke saya?” Kalimatku mulai menjebak.
    “Hehe..apa aja den..” Jawabnya sambil tersipu.
    “Mbak..mbak..hati2 klo ngomong..”Aku menghela nafas menahan gejolak batin.
    “Maksudnya apa den..”Tanyanya heran.
    “Saya ini laki2 mbak, nanti kalo saya minta macem2 gimana..”Lanjutku mulai berani.
    “Mbak gak paham den..” Wajahnya masih bingung.
    “Yaa gak usah bingung, katanya mau ngelakuin apa aja..”Godaku.
    “Yaa sebut aja den, nanti mbak usahain kalo memang agak berat dikerjain..”Jawabnya.
    “Walah..mbak..mbak..yaa sudah saya ambil uangnya sebentar, tapi janji yah dikembaliin secepatnya”aku berusaha menyudahi percakapan ini.
    “Makasih den..makasih banget..”Jawabnya lega.
    “Tapi emangnya den Bagus tadi mau ngomong apa,mungkin mbak bisa bantu?”Lanjutnya.

    Aku yg tengah berjalan menuju kamar terhenti, kali ini pikiranku sudah tidak terkontrol lagi, kalimat itu seperti akan meledak keluar dari mulutku.

    Aku membalikan badan, menatapnya dengan seringai aneh.
    “Mbak yakin mau nurutin apa aja kemauan saya?”Sergahku.
    “Iya den, ngomong aja..”Jawabnya.

    Dasar perempuan bodoh ujarku dalam hati.
    ” Saya kepengen mbak masuk ke kamar saya..”Kalimat selanjutnya seperti tercekat ditenggorokan.
    “Terus Den?” Tanyanya penasaran.
    ” Mbak temenin saya tidur..”Ucapanku serasa melayang diudara, jantungku berdegup kencang.

    Wajahnya sontak kaget dan bingung. Aku tau dia pasti akan bereaksi seperti itu, tapi salahnya sendiri. Aku sudah berusaha keras utk menahan diriku utk tidak berniat aneh pada dirinya tapi kesadaranku belum penuh utk melawan kegilaan ini.

    “Maksudnya..maksudnya apa den..mbak kok jadi takut..”Wajahnya mulai memucat.
    “Iya temenin saya di ranjang, saya lagi kepengen gituan dengan perempuan sekarang..”Jawabku, aku tau mukaku memerah.

    “Mmm…tapi..tapi itu kan gak mungkin den..”Ujarnya dengan suara pelan.
    “Mungkin aja kalo itu syaratnya mbak mau pinjem uang..”Jawabku .

    Ruangan kembali sunyi, mbak Mirna tertunduk, menggenggam kedua tanganya dengan gelisah. Ada rasa sesal telah mengucapkan kalimat tadi, tapi sudah terlanjur. Aku sudah tidak mungkin menariknya, sekarang biar sisi gelapku yg bertindak.
    “Gimana mbak?” Tanyaku sambil kembali duduk dikursiku.
    “Tapi itu gak mungkin Den..gak mungkin..mbak bukan perempuan kaya gitu..” Jawabnya, suaranya kembali lirih.
    “Hhhh…” Aku menghela nafas berat.

    Mbak Mirna wajahnya kembali muram, matanya menatap ke luar pintu, kosong, sperti berpikir keras.
    “Mbak gak nyangka kok aden bisa2nya minta yang kaya gitu..mbak ini sdh tua..gak pantes ..”
    Aku diam beberapa saat. Ada rasa amarah tanpa alasan bermain dipikiranku.
    “Itulah laki2 mbak..” Hanya itu kalimat yg bisa meluncur dari mulutku.

    Dia mungkin menyesal telah mengucap kata2 yg tadi memancing kenekatanku. Tapi situasinya sudah terjepit, wanita lain mungkin akan menghardiku dan segera pergi menjauh, sementara mbak Mirna tidak punya pilihan lain.

    “Sekarang terserah mbak, saya tetep kasih uang yg mbak minta, kalo mbak mau menuhin kemauan saya okay, gak juga silahkan..”Jawabku pelan sambil melangkah ke kamar.

    Aku kembali ke ruang tamu dengan sejumlah uang ditangan. Aku meletakanya pelan di atas meja kecil di depannya. Wajahnya masih terlihat tegang, dia hanya melirik sebentar ke arah meja kemudian kembali tenggelam dalam pikiranya.

    Kami kembali sama2 membisu. Sesekali aku menatapnya, dia menyadari tengah diperhatikan olehku.

    “Den…apa aden yakin …?” Tiba2 dia berucap.
    “Sebetulnya saya gak tega mbak, tapi entahlah..itu yg ada dalam otak saya sekarang..terserah mbak de..”Jawabku dengan tenang.

    Matanya berkaca2 menatap langit2 ruangan, perasaanya pasti tertekan. Dia kembali terdiam.

    “Hmmmm…baiklah Den..mbak gak tau lagi mo ngomong apa, atau harus kaya mana sekarang..kalo itu maunya aden..terserahlah..jujur aja mbak teh takut banget..mbak bukan prempuan gitu den..mbak memang janda..tapi bukan..”
    “Sudahlah mbak, klo memang bersedia, skarang saya tunggu di kamar, kalo keberatan, silahkan ambil uangnya dan segera pulang..”Ujarku tegas, kemudian aku bangkit berdiri dan melangkah ke kamar.

    Aku membaringkan tubuhku di kasur, trus terang aku pun dilanda ketakutan.Aku tengah dilanda gairah, tapi was2 dengan kemungkinan buruk yg bisa saja terjadi.

    Butuh beberapa menit menunggu, pintu kamarku yg memang tidak terkunci perlahan2 bergerak terbuka. Mbak Mirna melangkah masuk sambil tertunduk, terlihat sangat kikuk.

    Dia berdiri menatapku di samping ranjang, tatapanya penuh arti. Well, kalo saja aku tidak terlanjur berpikiran mesum mungkin aku segera berlari keluar kamar, aku merasakan takut yg sama seperti yg dirasa mbak Mirna.

    Tapi aku berusaha tenang, aku bangkit dan duduk di pinggir kasur.
    “Mbak yakin mau ngelakuin ini”?tanyaku.
    “Hhh..sekarang smuanya terserah aden aja..”Jawabnya pasrah.

    Aku menatapnya lekat2, pandanganku menelusuri seluruh tubuhnya, seperti ingin menelannya hidup2.

    Tangan kananku meraih jemari kiri tanganya. Aku memegangnya pelan, jemari itu terasa dingin dan gemetar.

    Memang sudah harus kejadianya seperti ini, apa lagi yg aku tunggu ujarku dalam hati. Makin cepat makin baik, setan itu membisiki bertubi2.

    Aku menarik tangan itu agar tubuhnya mendekat. Niatku sebelumnya ingin memeluknya terlebih dahulu, tapi nafsuku sudah tidak tertahankan. Aku segera meneruskan dorongan tubuhnya yg limbung terhempas ke atas kasur.

    Begitu dia terhenyak di sampingku, aku langsung menerkamnya, menghimpitnya dibawah tubuhku dan ciumanku langsung mendarat dibibirnya.

    Aku tidak memberikanya waktu utk berpikir, aku melumat2 bibirnya, menciumi dengan kasar lehernya dan trus bergerak menjelajahi bagian dadanya.

    Nafasnya tersengal, wajah itu masih terkaget2 dengan apa yg sedang aku lakukan. Jemariku segera beraksi, aku menjamah bongkahan pahanya dibawahku, daster itu telah tersingkap ke atas.

    Aku seperti kesetanan menciumi pahanya yg besar, mengecup berkali2 selangkanganya dan jemari tanganku yg lain langsung meremas buah dadanya. Gerakanku cepat terburu nafsu.

    Sebentar saja seluruh tubuhnya telah ku jamah. Aku masih menciuminya membabi buta. Tak lama kemudian aku bergerak cepat membuka lepas pakaianya.

    “Den..jangan den..sudaah..” Serunya ketika aku kembali menciuminya,hanya hanya bra dan celana dalamnya yg tersisa menutupi tubuhnya. Seraya kedua tanganya berusaha mendorong tubuhku.

    Aku tidak memperdulikan perlawananya. Aku menduduki perutnya sambil kedua tanganku bergerak melepas bajuku.

    Nafasku memburu, yg keluar dari mulutku hanyalah desahan penuh nafsu angkara murka. Wanita ini makin ketakutan melihatku.

    Kemudian aku bangkit berdiri di atasnya. Kedua tanganku bergerak cepat melepas celana pendek dan celana dalamku. Mbak Mirna menangis.

    Aku tidak perduli lagi, kejantananku telah berdiri mengacung di atasnya, mbak Mirna makin panik melihatku. Jemariku bergerak2 mengocok2 cepat batang penisku sehingga semakin keras berdiri, matanya terpejam basah.

    “Den..sudahlah den…jangan..sudahlah..mbak gak jadi pinjem uang..sudaaah..”Jeritnya ketika aku kembali menduduki perutnya. Dia berusaha meronta tapi kedua tanganku dengan kuat menahan tanganya pada kedua sisi bantal.

    “Sudah telat mbak” Suaraku bergetar menghardiknya.

    Aku memaksa kedua paha sekel itu terbuka, dia masih berusaha menutupnya rapat. Kami bergumul beberapa saat, begitu ada celah aku segera menekan kuat selangkanganku di dalam jepitan pinggul mbak Mirna.

    Dengan gerakan kasar aku menarik ke samping paha kirinya. Tanganku langsung bergerak menuntun penisku ke arah vaginanya.

    Aku sempat salah memposisikanya, dorongan penisku menggesek keluar di atas permukaan kemaluanya. Pada percobaan kedua kepala penis itu langsung menusuk masuk.

    Mbak Mirna menjerit terperikan oleh rasa sakit..Wajahnya meringis,matanya menyipit menahan perih diselangkanganya. Dia sangat terkejut ketika benda itu menerobos masuk.

    “Ahhh…shhh…oohhh..” Desahku,terasa nikmat menjalar melalui kejantananku hingga naik ke otak, aku seperti terbakar. Melihat kemaluan mbak Mirna yg berbulu lebat membuatku makin bernafsu. Tubuh kami masih terdiam kaku beberapa saat.

    Aku sedikit menarik penisku dan menusuknya kembali di dalam, mbak Mirna kembali tersedak,urat lehernya menegang, matanya menatap ke arah selangkangan, lelehan air mata itu masih mengalir dipipinya.

    Aku kembali mengulanginya, kali ini aku mendorongnya lebih keras. Mbak Mirna makin menjadi tangisnya.
    “Ouhh..huuhuu..huhuu..deen..sudah denn…sudaaah..” Rintihnya sambil memegang bahuku keras.

    ….Selanjutnya aku lupa diri, aku meliuk2 menyodok selangkanganya. Penuh tenaga, makin lama makin cepat gerakanku. Bunyi derit ranjang kayu itu menambah seru suasana.

    Wanita ini memiliki tubuh yg cukup menawan. Meski sudah berumur tapi kulitnya masih kencang, bokongnya tebal dan bahenol. Pahanya yg besar itu mulus meski tidak putih, melingkari pinggulku.

    Aku beringas menghempas2 tubuhnya di bawahku. Mbak Mirna telah berhenti menangis, matanya terpejam, hanya terdengar suara nafasnya yg terputus2, buah dadanya bergoyang2 mengikuti gerakanku. Wanita ini sudah pasrah dengan apa yg tengah terjadi.

    Bahkan ketika aku merubah posisi, mengangkat kedua pahanya ke atas, menahanya tergantung di udara dengan kedua lenganku,kembali penisku terbenam,mbak Mirna hanya diam. Hujamanku makin bebas dan dalam menjajah vaginanya yg terkuak lebar.
    “.. Plok..plok..plok..” Suara gesekan selangkangan itu terdengar jelas ditelingaku.

    Kemaluan mbak Mirna yg basah makin menghangatkan batang penisku di dalam. Sesaat lagi aku sudah tidak kuat menahan desakan, aku seperti kesetanan menggenjotnya. Mbak Mirna seperti mengerti apa yg akan segera terjadi.

    “Den..tolong.. jgn keluarin di dalem den..tolongg…” Serunya memohon dengan suara gemetar.

    Aku tidak menjawab, aku tengah fokus ingin menuntaskan aksiku. Sedikit lagi akan sampai.

    Mbak Mirna memekik menyebut namaku saat tusukanku tiba2 berhenti, tubuhku tengah meregang.
    “Deenn..cabut deen…” Serunya panik sambil menekan perutku ke belakang.

    Aliran sperma itu bergerak naik mendekati pangkal penisku, jemariku telah kuat mencengkram sprei. Beruntung aku masih sempat menarik batang penisku keluar dan tepat sedetik kemudian semprotan pertamanya melompat keluar.
    “Ahhhhh…sshhhhhh…mbaaak…aduuhhhh…..” Jeritku panik.

    Belasan kali cairan hangat itu menghantam sebagian perut mbak Mirna. Aku terpapar kenikmatan luar biasa, mataku terpejam beberapa saat hingga akhirnya semuanya usai.

    Mbak Mirna melihat proses akhir tadi dengan seksama, dia memperhatikan wajahku yg meregang, matanya was2 melihat penisku memuntahkan cairan kental itu membaluri perutnya.

    “Sudah den..sudah puas ?” Ujarnya beberapa saat ketika aku masih tersengal diam di atasnya, air mata itu kembali mengalir dari pinggir pipinya.Kalimat itu serasa menamparku.

    Rasa penyesalan perlahan2 merayap . My gosh, aku baru saja menodai perempuan ini. Bagaimana mungkin hingga aku bisa sebejat itu.

    “Maafin saya mbak..saya bener2 khilaf..” Jawabku bingung.
    Aku beringsut mundur, memungut seluruh pakaianku, melangkah ke kamar dan meninggalkanya terbaring di ranjang.

    Aku melepas kekalutan pikiranku dengan menghisap sebatang rokok di ruang tamu. Mudah2an mbak Mirna tidak memperkarakanku, menganggapnya selesai hanya di sini. Aku menepuk2 keningku menyesali kebodohanku.

    Mbak Mirna keluar kamar beberapa menit kemudian. Matanya sembab, dia duduk di kursi di sampingku, tanpa bicara. Suasana hening, aku tidak berani menatapnya atau memulai pembicaraan.

    “Ini uangnya saya ambil den, nanti diusahain dikembaliin kok..” Ujarnya pelan, suaranya berat,hidungnya seperti tersumbat cairan.
    “Iya mbak, gak usah dipikirin soal kembalianya..dan..maaf soal yg tadi..”Jawabku tanpa menoleh kepadanya.
    “Gak papa den..gak papa..”Jawabnya, tangisnya kembali pecah sedetik kemudian, bahunya terguncang2, aku hanya bisa terdiam.

    “Sekali lagi maaf mbak..”

    Dia mengangguk pelan sambil menunduk,tetes2 air mata itu masih berjatuhan dipangkuanya. Aku meraih uang itu, melipatnya,kemudian memasukanya ke dalam kantung dasternya.

    Jemariku menyentuh pangkal tangannya, menepuknya pelan kemudian tanpa bicara aku melangkah masuk ke kamar sambil menutup pintu. Aku tidak sanggup lagi melihat wanita itu menangis. Aku terbaring,penat terasa, pinggangku nyeri.

    Aku melihat Jam di dinding, pukul 2 siang, aku mungkin telah tertidur lebih dari 2 jam. Perutku sangat lapar, aku melangkah keluar kamar. Mbak Mirna mungkin telah lama pulang. Aku kembali didera pikiran buruk. Dendamkah dia padaku, bisa saja tiba2 orang sekampung muncul mendatangiku dengan tuduhan cabul atas laporan darinya. Hhhh..sudah terjadi, yg nanti urusan nanti.

    Aku pergi kerja agak telat keesokan harinya, aku sengaja menunggu mbak Mirna datang, memastikan bahwa kekawatiranku tidak terjadi. Jam 8 mbak Mirna tiba, perasaanku tidak karuan ketika dia membuka pintu depan.

    “Loh belum kerja den?” Tanyanya, wajah itu terlihat datar, malah ada senyuman kecil menghias bibirnya.
    “Ini dah mau jalan mbak, sengaja nunggu mbak dateng..”Jawabku berusaha tenang.
    “Hehe..kenapa, takut saya gak bakal dateng lagi ya?” Tertawanya membuatku lega.
    “Iya mbak..takut aja, …mm..”
    “Mm.. Apa den..?” Lanjutnya sambil masih berdiri di depanku.
    “Maaf yg kmaren mbak…”Jawabku.
    “…..ya ndak papa den…mmm..yo wis..lupain aja..” Serunya, dia melangkah ke dapur tanpa menunggu reaksiku selanjutnya.

    Yah sudahlah, yg jelas tidak akan ada masalah, dia sudah menerima perlakuanku kemarin. Aku segera berlalu menuju kantor.

    Hari2 selanjutnya berlangsung normal, kami hanya bertemu di akhir pekan, tidak ada bahasan lagi soal peristiwa itu. Mbak Mirna tetap melakukan pekerjaanya dengan baik. Kami hanya sesekali mengobrol basa basi.

    Satu bulan berlalu, aku mulai melupakan peristiwa itu. Kerjaanku makin banyak mendekati akhir tahun. Aku juga makin sering menghabiskan waktu di luar bersama teman2 di akhir pekan.

    Hingga pada suatu pagi di hari sabtu aku terbangun dan terjebak dalam lamunan tentang mbak Mirna. Malam itu aku mimpi erotis, dengan mbak Mirna, cairan sperma itu sebagian telah mengering memenuhi celana dalamku.
    Dalam mimpi itu aku menggauli mbak Mirna dari belakang, bongkahan pantat itu terpapar jelas dalam penglihatanku. Damn it, kenapa hal ini kembali menggangguku.

    Jam 9 pagi, wanita itu telah datang seperti biasanya. Aku baru saja selesai mandi dan tengah bersiap utk sarapan.
    ” Dah sarapan mbak? Ayo ini saya tadi beli dua bungkus nasi uduknya, satu utk mbak..” ujarku sambil tersenyum ramah.
    “Makasih den..nanti aja, mbak mau beres2 cucian pakaian dulu..” Jawabnya.
    “Santai aja dulu..temenin saya sarapan dulu..” Ntah kenapa pagi itu aku agresif.
    “Nggih den, sebentar ambil piring dan sendok dulu..” Jawabnya seraya melangkah ke dapur.

    Aku melihat tubuhnya dari belakang, rok merah sepanjang bawah betis itu cukup jelas mencetak lekukan pinggul, pantat dan pahanya. My gosh, darahku berdesir, mimpi semalam membuat hayalanku makin parah.

    Otaku segera bereaksi, mencari jalan pintas, berandai2 seandainya hari ini aku kembali bisa memperdayainya. Aku segera menepis pikiran buruk itu.

    Mbak Mirna telah kembali, duduk bersebrangan di depanku dan telah bersiap utk makan.

    “Gimana kabar orang rumah mbak, sehat semua?” Tanyaku basa basi.
    “Sehat den…” Jawabnya santai.
    “Anaknya kapan mulai sekolah mbak, taun depan?”
    “Iya den, rencana taun depan..mdh2an rejekinya lancar..”
    “Yaa selagi saya di sini tetep aja kerja di sini mbak..klo mbak mau tambahan, mungkin coba mulai masak katering utk anak2 sini, kemaren ada obrolan kita di sini soal itu. Pada bosen katanya makan masakan luar, lebih boros juga…” Lanjutku.
    “Wahh bBagus tu den..tapi perlu modal, ibu mertua saya pinter masak..”Jawabnya semangat.
    “Gampang soal modal, nanti saya pinjemin..klo mau mulai depan mbak..nanti saya tawarin temen2 saya..”
    “Gak enak klo dipinjemin melulu, kasian den Bagus..” Jawabnya.
    “Yaa klo utk bisnis kenapa gak mbak, sama2 bantu..saya jg nanti minta harga diskon dong..hehe..” Jawabku.
    “Hehe..untuk den Bagus gratis aja..lha uangnya kan dari aden jg..”
    “Yaa gak boleh gitu mbak, bisnis tetep bisnis..”Jawabku.
    “Duh saya makin banyak utang budi dong den..”Lanjutnya.
    “Jgn berpikir gitu..saling bantu wajar aja mbak..”
    “Yo wis, nanti tak bilangin sama ibu mertua, dia pasti seneng..”
    “Iya mdh2an jalan mbak..semangat yg penting..”Jawabku.

    Obrolan pagi itu terasa menyenangkan, spertinya dia benar2 melupakan kejahatanku waktu itu. Aku merasa lega, walau dalam hati aku menginginkan kehangatanya lagi. Pasti nanti ada jalannya, sabar aja, setan itu kembali membisiki.

    Minggu pagi, keesokan harinya, mbak Mirna datang membawa anak perempuanya ke rumah.
    “Maaf yaa den, si Rini saya bawa, mbahnya td pagi dijemput ipar saya ke Solo, mau ada acara kawinan sodaranya.”
    “Yaa gak papa mbak, biar dia bisa maen di sini, hei pa kabar cantik..” Seruku sambil tersenyum ramah kepada anaknya.
    Bocah itu tersipu dan bersembunyi dibalik kaki ibunya.
    “Saya mau jalan dulu ya mbak, ada acara kawinan anak kantor..siang baru pulang..”
    “Nggih den….monggo..” Jawabnya.

    Aku segera berlalu, mbak Mirna terlihat manis pagi ini, rambutnya terurai ikal menjuntai ke bahu. Paduan kaos biru dan celana jeans ketatnya itu membuatnya terlihat lebih muda. Well..well..well..kapan kita bisa bisa berdua di kamar lagi mbak, ucapku dalam hati.

    Hujan turun dengan lebatnya sesampainya aku kembali di rumah. Sebagian kemeja dan celanaku telah basah kuyup.
    “Waah keujanan den..ini dipake handuknya dulu, nanti mbak bikinin aer panas..”Serunya ketika membuka pintu.

    “Makasih mbak..” Aku langsung berlalu ke kamar, mengelap kepala dan tubuhku dengan handuk dan mengganti pakaian.
    “Rini kemana mbak, kok sepi..” Ujarku ketika duduk diruang tamu.
    ” Barusan tidur di kamar belakang den..sudah kenyang tidur dia..wah..kenceng ya anginya..”Jawabnnya.
    “Iya mbak, sudah lama jg gak ujan..”

    “Ini mbak bikinin teh anget pake jahe den..diminum..” Lanjutnya.
    ” mantep nih..makasih mbak..”Jawabku sambil menerima cangkir dari tanganya.

    Teh itu tidak terlalu lama mengepul, udara dingin perkebunan ini membuatnya segera tidak begitu panas lagi. Udara diluar gelap seperi senja. Angin menerpa atap seng,menimbulkan suara berisik.

    “Masih sibuk mbak, santai aja dulu duduk2 di sini..”Ujarku melihatnya mondar mandir.
    “Iya den, sebentar mau mindahin air panas ke termos..”Jawabnya.

    Tak lama dia menghampiriku dengan membawa sepiring biskuit dan teh utk dirinya. Kami belum memulai obrolan. Aku masih sibuk membalas sms teman2ku.

    “Mbak gimana kabarnya, urusan yg dulu itu sudah selesai..” Ujarku memulai pembicaraan.
    Dia sedikit terusik dengan pertanyaanku.
    “Sudah den..mbak sudah kapok gak mau lagi maen gituan..gak ada gunanya..”Jawabnya.
    “Hehe..iya mbak, ngapain jg..dikerjain bandar aja kalo togel sih..”Jawabku tersenyum.
    “Uangnya nanti pelan2 mbak angsur yaa den..maaf..”Lanjutnya.
    “Gak papa mbak, santai aja, nanti klo kateringnya lancar mbak bisa dapet tambahan..tenang aja..” Jawabku.
    “Makasih den..”

    Kami kembali terdiam. Tiba2 aku tergelitik utk bertanya tentang peristiwa dulu itu. Sedikit ragu jika itu membuatnya tidak nyaman tapi kalimat itu mengalir tanpa bisa kutahan.
    “Mbak..maaf boleh saya nanya..”
    “Boleh den..mo nanya apa..”Jawabnya.
    “Yg kemaren itu..mbak gak marah dengan saya ?” Lanjutku.
    Dia terdiam beberapa saat,aura wajahnya berubah.
    “Mmm..mbak ikhlas kok den..salah mbak juga..sudahlah gak papa..”jawabnya pelan sambil mengalihkan pandangan ke arah jendela.
    “Boleh nanya lagi mbak..” Lanjutku.
    “Monggo den..”
    “Apa yg mbak rasa waktu itu,..mm..waktu di kamar..” kalimatku makin menjebak.
    “….mmmm…gimana ya..gak tau den..”Jawabnya, wajahnya terlihat canggung.
    ” Sakit..atau jijik mbak..”
    “Jijik kenapa..sakit sih iya..” Jawabnya pelan.
    “..aden kok bisa begitu waktu itu..mbak ini jauh lebih tua..kok bisa..” Lanjutnya.
    ” ..nafsu laki2 mbak..liar..kadang gak bisa kontrol..”Jawabku.
    “Soal tua sih gak jadi soal..jujur aja, mbak masih menarik kok..”Lanjutku makin berani.
    “Menarik apanya..aden masih muda..cari pacar yang muda, cantik..gak susah..”Jawabnya.
    “…well..saya masih belum tertarik utk pacaran lagi mbak..”
    ” Apa yg aden pikir semenjak kejadian itu soal mbak..”Tanyanya kembali.
    ” Maksudnya..?”
    “Yaa apa aden pikir mbak ini jadi perempuan gimanaa gitu di pandangan den Bagus..”
    “Saya nyesel sesudahnya mbak, gak tega bikin mbak gitu..yaa selanjutnya saya masih respek kok sama mbak..”Jawabku.
    “..mbak juga nyesel..”
    ” tapi kalo boleh jujur..maaf yaaa mbak..”
    “Apa den..ngomong aja..”Jawabnya penasaran.
    “.. Saya pengen ngulangin lagi..saya tau itu gak mungkin..maaf yaa mbak..”Suaraku sedikit bergetar, jantungku berdetak cepat.
    “….mmm…apa yg aden cari..mbak seperti ini, perempuan kampung, gak cantik..dah tua lagi..” Wajahnya lekat2 menatapku.
    ” ..masih tetep menarik kok mbak..saya masih suka inget2 kejadian itu..”Jawabku.

    Mbak Mirna tersenyum tipis, aku penasaran apa yg ada dalam pikiranya.
    “Apa yg aden inget waktu kejadian itu..” Ujarnya.
    “Yaa indah mbak..malem sabtu kemaren saya sempet mimpiin mbak gituan sama saya..sorry..”Jawabku.
    “hehe..aden masih muda, wajar kalo pikiran ke arah itunya masih kuat, jadi..”
    “Sekarang jg lagi mikirin itu mbak..”Aku memotong kalimatnya.
    “..hmm…yaaa mbak berat hati utk begitu lg ..takut den..”Jawabnya.
    “Kalo saya minta tolong supaya mbak gak takut lagi gimana..”Responku mencecar pikiranya.
    “Yaaaa..gimana den..gak usah de..yg sudah yaa sudah..”Jawabnya.

    Aku paham dia tengah dilanda kebingungan, di satu sisi dia segan menepis godaanku, di sisi lain dia tidak ingin terjerembab dalam perzinahan bersamaku lagi.

    Aku menggeserkan dudukku mendekat. Tanganku memegang jemari tanganya. Wanita ini terkesiap dgn kenekatanku.
    “Mbak..gak perlu takut..mbak bisa minta apa aja dari saya..” Ujarku sambil menatap kedua matanya lekat2.
    ” Jangan den..dosa….”Jawabnya ketakutan.

    Tapi dia sudah terlambat, ciuman bibirku telah mendarat di bibirnya. Aku memagut2 bibir itu pelan.

    Wajahnya pucat pasi..antara kaget dan bingung dengan apa yg dia tengah rasa. Aku kembali menciumi wajahnya, bibir kami kembali bertemu, tanganku telah melingkar dengan manis di lehernya.

    Dia hanya terdiam..tanpa reaksi. Tidak ada penolakan, aku makin berani merapatkan tubuhku. Kali ini tidak hanya bibir dan sekitar wajahnya, ciumanku mendarat di leher dan belakang telinganya. Mbak Mirna bergidik, tubuhnya merinding.

    Mendung semakin gelap diluar, petir sesekali menggelegar diiringi deru angin kencang. Aku berdiri, kedua tanganku menggapai tanganya, menariknya keatas kemudian membawanya melangkah mengikutiku, ke arah kamar…

    Mbak Mirna sama sekali tidak bereaksi, dia kikuk mengikuti langkahku. Wajahnya takut2 melihatku ketika pintu kamar itu tertutup rapat.
    Ruangan kamar cukup gelap, hanya sebagian tubuh atas kami yg terlihat jelas. Tidak perlu lagi berkata2, segera tuntaskan apa yg ada dalam hati.

    Aku membimbingnya utk berbaring diranjang. Wajahnya menatapiku tanpa henti,menanti kejutan2 selanjutnya. Aku kembali menciumi bibir itu, tidak ada balasan berarti darinya. Seluruh leher dan bagian dadanya yg tertutup kaos itu habis ku kecup. Nafas mbak Mirna terdengar menderu.

    Tidak perlu lagi basa basi, aku segera melepas habis pakaian yg dikenakanya. Hanya tertinggal bra dan celana dalam lusuh itu menutupi. Tubuhku pun telah hampir telanjang, pakaianku berserakan di lantai. Aku langsung menindih tubuhnya.

    Mbak Mirna mendesah, jantungnya terdengar cepat berdetak di telingaku, mulutku tengah puas mencium dan menggigit2 payudaranya yg lumayan besar.

    Kulit kami saling menempel, bulu2 diperutku mungkin membuatnya makin merinding. Tanganku telah kesana kemari meraba tubuhnya, jemariku lincah menggosok2 sekitar selangkanganya.

    Penisku telah sedari tadi diruang tamu mengacung keras, diranjang ini dia semakin garang menempel dan kadang2 menggesek tepat ditengah2 selangkangan mbak Mirna. Dia makin terbuai oleh rangsangan dariku. Wanita ini siap sedia untuku hari ini, aku sangat beruntung.

    Akhirnya kami sudah sama2 siap tempur. Vaginya sudah terkuak lebar dan basah. Permainan lidahku tadi di situ telah membuatnya tanpa sungkan2 merintih dan mencengkram erat kepalaku.

    Pahanya terkulai lebar ke samping, aku sudah bersiap menusuk. Sedikit demi sedikit batang itu terbenam diiringi dengan rintihan mbak Mirna dan desis yg keluar dari mulutku. Kami berpelukan erat ketika penis itu telah berhasil menyentuh dasar vaginanya. Oh my gosh, nikmat sekali.

    Kami kembali berpagutan, pelan2 aku menarik ulur selangkanganku. Mbak Mirna hingga memeluk pantatku merasakan sensasi itu.

    “Nikmatilah mbak,nikmati yg sudah lama tidak kau rasakan. Usiaku memang terlalu muda untukmu, tapi aku sanggup memberimu kepuasan,” ujarku dalam hati.

    Aku ingin menikmati moment ini lebih lama, aku mengaduk2 kewanitaanya perlahan dan lembut. Suasana begitu romantis.
    “Uhh..uhh..shhh..hhhh…” Mbak Mirna mendesah setiap kali aku menusuk selangkanganya. Tanganya lembut memeluk punggungku.

    Kami terus berpagutan, pantatku meliuk2 menghantam. Makin lama gerakanku makin cepat. Tenagaku seperti tidak habis membawanya pada kenikmatan. Mungkin lebih dari 15 menit berlangsung, mbak Mirna mulai kewalahan. Jepitan pahanya makin kuat sementara pantatnya tidak henti bergerak ke atas menyambut penisku, nafasnya sudah tersengal. Mungkin tidak lama lagi mbak Mirna mencapai klimaks.

    “Buuuk..ibuuuk..di manaaa…rini pengen pipis..” Tiba2 suara anaknya terdengar nyaring di depan pintu kamar.

    Kami yg tengah melambung terkesiap kaget dan melepas pelukan. Sekejap saja kami telah berdiri, saling bertatapan dalam kebingungan.
    “Buuk…ibuuuk..”Lanjut bocah itu.

    Damn it..aku menyumpah dalam hati.
    “Iya sebentar naaaak..pipis aja di dapur..ada kamar mandi di situ..ibu lagi beresin kamar..sebentar lagi keluar..” Jawab mbak Mirna panik berusaha memungut pakaianya yg berserakan di kasur.

    “Iya buk..” Jawab bocah itu.
    “Nanti baring aja lagi di kamar, ibu nanti nyusul..”Jawabnya sambil berusaha meraih celana dalamnya.

    Aku menahan tanganya, “biar aja mbak..tanggung sebentar lagi..” Ujarku.
    “Jangan..nanti dia curiga..” Jawabnya menepis tanganku.
    “Nggak..sebentar lagi..tenang aja..”Seruku.
    “Jangan Den..” Jawabnya, tapi kalimat itu terpotong.

    Aku menarik tubuhnya, nafsuku sudah memuncak. Aku mendorong tubuh telanjangnya menghadap meja kecil di hadapan kami. Dengan sekali kibasan seluruh benda2 kecil di atasnya berlompatan jatuh ke lantai dengan suara yg berisik.

    “Den..nanti den…sabar..” Jawabnya kebingungan.

    Aku tidak memperdulikan ucapanya. Tubuhnya ku dorong merapat ke pinggir meja, kedua kakinya aku paksa untuk melebar, pantatnya aku tarik ke belakang. Posisi mbak Mirna sudah menungging di depanku, belahan pantat itu mempertontonkan lubang anusnya.

    Aku menjadi kian brutal, pantat besar dan bahenol itu ku angkat, bagian vagina dan rambut2 halus itu terpampang didepan selangkanganku. Penisku langsung mendekat, langsung menghujam masuk. Pemandangan dibawaku membuatku makin bernafsu.Batang penis itu perlahan menghilang diantara bongkahan pantatnya.

    O gosh..nikmat sekali, aku mendesis2 menahan geli. Segera saja tubuhku menyodok2 dengan kuat. Tubuh mbak Mirna maju mundur terpapar seranganku. Sebentar saja dia kembali merintih.

    Permainan kami berlangsung cepat, kekagetan tadi itu menambah selera, bunyi gesekan kemaluan kami mengiringi. Mbak Mirna memutar2 pinggulnya berusaha segera meraih akhir perjuangan. Peniskupun sudah seperti ingin meledak.

    Tubuhku semakin kuat menekannya kedepan, mbak Mirna gemulai memutar pantatnya kesana kemari, makin liar dan binal dan akhirnya dia meraih klimaks.

    “Uhhhh…uhhh…dennn….aduuuhh..uuhh..huhhu..huh uuu..uuhh..” Jeritnya sambil terisak.

    Kedua pahanya mengejang kaku,kepalanya hingga terbaring dipermukaan meja sambil terus merintih tiada henti. Cairan hangat kewanitaanya membasahi penisku di dalam.

    Aku ingin segera merasakan hal yg sama, sodokanku makin cepat melabraknya.Beberapa kali ayunan akhirnya pantatku berhenti bergerak bersiap meregang, tanganku kuat mencengkram pinggulnya.
    “Cabut den..cabut…jangan didalem..”Serunya panik.

    Aku masih sempat menarik penisku keluar tepat ketika spermaku datang menerjang.
    “Ahhhhh….mbakkk..oooh…shhh..ahhh…”Jeritk u ketika sperma itu menyemprot panas tepat diatas bongkahan pantat bahenol mbak Mirna.

    Sebagian mendarat di dalam belahan pantatnya, mengalir turun menelusuri permukaan anusnya. Jari tangan mbak Mirna menyelusup dibagian situ, menahan aliran sperma itu mendekati vaginanya dan menyekanya dengan cepat.

    Kami terkesima dengan nafas tersengal. Nikmat masih menjalari benak kami dalam bisu. Akhirnya permainan ini usai.

    Aku terduduk lemas di pinggir ranjang menatap mbak Mirna yg masih berdiri dari belakang, badanya limbung memegang pinggiran meja. Cairan sperma itu berkilauan pada bagian pantatnya. Juga terlihat cairan putih kental dari dalam vaginanya yg tertahan bulu lebat kemaluan mbak Mirna.

    Hujan telah reda ketika kami duduk di ruang tamu. Bocah kecil itu tengah serius menonton tivi di belakang kami. Dia tidak menyadari bahwa ibunya baru saja telah bertarung hebat di kamar bersamaku.

    Mata kami yg hanya berbicara saat itu, apa yg sudah terjadi tadi membungkam kami tenggelam dalam pikiran masing2.

    Semenjak hari itu hubungan kami berada dalam suasana yg baru. Usaha katering yg kujanjikan berjalan sukes, tarah hidup mbak Mirna meningkat lebih baik.

    Hingga hari ini mbak Mirna masih menemani gairah mudaku yg tak kenal batas. Ada terbersit dalam hati untuk menikahinya suatu hari nanti, biarlah waktu yg menentukan akhirnya. Udara dingin perkebunan teh ini membuat kami terus larut.