• Mantan Guru Yang Menggoda

    Mantan Guru Yang Menggoda


    1675 views

    Duniabola99.org – Namaku adi, aku saat ini berumur 21 tahun, aku sekarang masih kuliyah disalah satu universitas ternama di Malang. Waktu aku masih duduk dibangku SD aku pernah mempunyai seorang guru wanita yang membuatku selalu membayangkannya tiap malam. Dia bernama Bu Lilik Masriyah, dia sudah mempunyai suami bernama Pak Lukman yang juga seorang Guru. Bu lilik mempunyai 3 orang anak, anaknya yang pertama sebaya denganku sedangkan anaknya yang kedua kelas 1 SMA, anaknya yang ketiga duduk dibangku TK.

    Bu lilik dikenal oleh semua murid sebagai guru yang otoriter, begitu banyak murid murid yang takut bila dia yang mengajar. Tapi dimataku dia adalah wanita yang perfect. Saat ini Bu lilik adalah seorang wanita yang berusia 40 tahun yang anggun, dia cantik, kulitnya putih mulus, hidungnya mancung, bibirnya merah delima, rambutnya sebahu, postur tubuhnya tinggi, body tubuhnya lumayan dan masih singset daripada wanita 40 tahun lainnya.

    Sewaktu aku masih duduk dibangku SD, tak sengaja sering terlihat bra yang dipakai Bu lilik waktu dia sedang menulis di papan tulis ataupun waktu dia sedang duduk. Hal – hal itu yang membuatku terbayang – bayang setiap saat setiap waktu. Bisa dibilang masa puberku waktu itu terjadi karena sering membayangkan aku bercinta dengan Bu lilik. Dasar anak – anak pikirku. Setiap pulang dari malang aku selalu lewat depan rumahnya, kulihat rumahnya selalu sepi. Mungkin setiap aku lewat dia tak sedang berada di rumah. Singkat cerita Waktu itu aku tiba dirumah pukul 12 malam. Aku sejenak duduk diruang tamu kulihat dimeja ada sebuah undangan reuni dari sekolah SD ku dulu. Besoknya aku datang ke tempat reuni aku bertemu dengan banyak teman – teman SD disitu. Kulihat Bu lilik juga hadir dalan acara tersebut. Ku lihat dia masih tetap cantik seperti dulu. Dalam acara tersebut panitia reuni mengadakan tour ke Bali dalam rangka ulang tahun berdirinya sekolah.

    Kebetulan 1 minggu aku libur kuliah dan aku memutuskan untuk ikut dalam tour tersebut. Pukul 4 sore acaranya selesai. Aku segera menghampiri Bu lilik. Ku jabat dan kucium tangannya seraya memberi hormat padanya. Hanya beberapa menit kami ngobrol. Kulihat yang lain sudah pada pulang.

    “Bu nunggu siapa? Kok belum pulang? Nunggu jemputan yah??” tanyaku sambil tersenyum kecil.
    “iyah.. ibu nunggu jemputan anak ibu…” jawabnya sambil membalas senyumku
    “loh memang suami Bu lilik kemana kok anak ibu yang jemput???” tanyaku lagi.
    “suami ibu lagi melayat ke rumah teman-nya, kedua anak ibu dirumah tapi anak ibu yang sebaya dengan kamu kuliah di Surabaya dan tadinya dia mau pulang dan sekalian jemput ibu gitu”
    “oh anak ibu kuliah di Surabaya ngekost yah bu???” kemudian hp di tasnya Bu lilik berbunyi dan akhirnya dia mengangkatnya.

    Beberapa detik pembicaraan ku dengan dia terpotong dengan suara hp di tasnya.

    “oh anak ibu kos disana dia Cuma pulang 1 minggu 1 kali. Tapi kali ini dia gak bisa pulang karena banyak tugas di kampus….barusan dia nelpon ibu” dalam hati ku berkata ini kesempatan untukku untuk bisa menawarkan sesuatu pada dia.
    “maaf bu lilik, kalau saya diperbolehkan biarkan saya saja yang nganterin ibu pulang…gimana bu???” “eeehhhmmm..gimana yah Di…eehhmmm… yauda deh ibu mau” Setelah sampai didepan rumahnya aku memintai dia nomor HP.

    Kemudian waktu terus berlalu. 2 hari berikutnya aku berangkat ke Bali bareng teman teman alumni yang ikut. Kulihat pula ternyata Bu lilik ikut dalam tour ini. Aku segera berpindah duduk disamping Bu lilik.

    “Bu suami dan anaknya kok gak diajak…”
    “suami ibu dan anak anak ibu pada gak mau ibu ajak… gak tau ni padahal kan gratis” waktu terus berlalu kami ngobrol cukup lama sampai tertidur dalam bus.

    Ingin sekali kudekap tubuh mulus nya itu tapi untung aku masih bisa mengendalikan diri karena banyak orang didalam bus itu. Waktu terus berjalan, akhirnya pukul 5 pagi aku dan rombongan sekolah tiba di pantai sanur untuk melihat sunrise. Pukul 10 pagi aku dan rombongan tiba di Hotel. Kebetulan aku dan rombongan menginap di Hotel yang mewah dan berkelas tak heran kalau banyak orang kaya disitu. Aku segera masuk kamar dan melepas kepenatan dengan mandi di kolam renang.

    Saat mandi di kolam renang tak sengaja kulihat Bu lilik hanya mengenakan BH G- string berwarna hitam. Karena kebetulan kamarku dengan kamar Bu lilik berdekatan hanya saja kamar Bu lilik berada di lantai atas dan kebetulan juga Bu lilik waktu ganti baju lupa menutup jendela dan akhirnya terlihat dari bawah. ‘wwooow nafsu birahiku langsung memuncak., pemandangan seperti itu membuat penisku yang tadi tidur menjadi bangun dan keras dan amat keras. Dalam hati aku berkata

    “nanti malam aku harus bisa masuk kekamar bulilik” Malam pun tiba. Pukul 8 malam aku mengetuk pintu kamar Bu lilik.

    Kuketuk beberapa kali tapi gak ada yang membuka. Kemudian aku hendak balik kekamarku, dan baru dua langka Bu lilik memanggilku.

    “Ada apa Di??? “ kulihat Bu lilik mengenakan baju tidur dan kulihat pula rambutnya basah. Ternyata dia habis mandi. “saya mau ngobrol sesuatu pada ibu gak papa kan kalau saya masuk, maaf bu kalau saya menggangu istarahat ibu”
    “ohhh… ya uda masuk ajah” langsung aku mengunci pintunya tanpa sepengatahuan Bu lilik. setelah didalam kamar aku ngobrol beberapa kata dengan dia.

    Kemudian aku bilang pada Bu lilik kalau aku suka kepadanya dan sangat mengaguminya. “Bu aku sangat ingin sekali memiliki kamu bu, tapi ibu sudah bersuami dan ibu sudah punya anak, kalau boleh memilih takdir aku ingin jadi suamimu Bu” langsung seketika Bu lilik kaget dan marah dengan pengakuanku tadi.

    “Di…kamu gak boleh seperti ini pada Ibu…bagaimanapun juga Ibu ini tetap Mantan Gurumu dan harus kau hormati dan jangan mengada ngada tentang kata katamu tadi” Aku segera mendekati tubuh Bu lilik.

    Terasa sudah keras penisku tertahan oleh CD yang kukenakan saat mendekati tubuhnya. Langsung dengan cekatan kucium pipinya yang sebelah kiri.

    “Astagfirullah Di…jangan…di…” saat Bu lilik melontarkan kata kata itu dengan nada marah dan kesal tanpa panjang lebar langsung masih dalam posisi berdiri aku memeluk tubuhnya bu Lilik dengan erat, segera kuciumi pipinya dan bibirnya.
    “Di jangan Di….ibu mohon jangan” bu lilik hanya marah tapi dia tidak berontak seperti adegan adegan perkosaan lain.

    Dia hanya melarangku dengan kata – kata nya yang bernada marah tapi dia tak melawan bahkan tangannya diam tak berusaha mendorong tubuhku. Setelah beberapa kali kuciumi pipi nya baik sebelah kanan maupun kiri aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. Kuciumi dengan lahap lehernya, bahkan waktu itu aku mirip seperti orang kesetanan yang bringas. Dengan cepat kuciumi setiap lekuk leher bu lilik dengan bringas.

    “stop..hentikan ini Di…kamu jangan kurang ajar sama Ibu..aaaahhh…aaaahhh…hentikan Di….aaaahhh” kudengar nada kata katanya yang tadi seperti orang marah ternyata sekarang berubah menjadi lirih dan diiringi dengan desahan desahannya yang membuatku semakin bringas dan liar menciumi lehernya.

    Aroma wangi tubuhnya membuat penisku seperti ingin keluar merobek CD. Sambil menciumi leher dan bibirnya Segera aku melepas baju ku sedikit demi sedikit hingga kuhanya mengenakan CD Kulihat Bu lilik memejamkan mata sambil mendesah dan melarangku melakukan itu.

    “Di…jangan….Di….aaaaahhhhh….ini perbuatan dosa Di….aaaahhhh….sekali lagi…ibu mohon………aaaaaaahhhhhhh” Setelah puas menciumi lehernya aku langsung beralih menciumi bagian pundaknya sambil mencoba melepaskan baju tidur yang dia pakai.
    “dasar….bajingan kamu…Di….hentikan…ibu mohon….aaaaaaaaahhhhh…..Ibu gak mau Di….ini dosa….….aaaaahhhhh….” dia terus mendesah sambil memejamkan mata.

    Tak lama kemudian Baju tidurnya terjatuh dilantai, kulihat dia memakai BH G-string merah, kulihat BH G string yang dia pakai seperti terlalu ketat dan kekecilan sehingga Payudaranya dibagian atas seperi mau menjumbul keluar. segera kusosor dengan lahap pundak dan dadanya yang terlihat mulus. Ditengah aksiku menciumi dadanya aku berkata pada bu lilik

    “Bu aku ingin sekali ibu orang yang pertama kali mendapatkan perjakaku ini, cccccpppppccckkk….. jadi aku mohon…mmmmuuuuaaaachhhh…mmmmhhhhcccchhh….. izinkan aku menjamah tubuh ibu yang mulus ini… karena sejak SD aku menantikan kesempatan seperti ini dengan kamu Bu” langsung kuteruskan ciumanku ke pundak dan dadanya yang mulus. “tapi kamu salah Di…ibu ini hanya wanita tua berumur 40 tahun… aaaaahhhh….tak pantas…kau perlakukan ibu sperti ini….….aaaaahhhhh…. ibu tak ada bedanya dengan ibu kamu sendiri….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….hentikan hentikan Di….kamu memang biadab….….aaaaahhhhh….dasar terkutuk kamu….aaaaahhhhh….” setelah puas kumenciumi dadanya kuciumi Payudaranya yang masih terbungkus BH G-String berwarna merah.

    Saat bibirku menyentuh tali BH nya. Aku benar benar seperti orang kesetanan dan bringas, kulahap dengan cepat hingga BH nya yang dia pakai basah karena air liurku. Kemudian sambil terus menciumi payudaranya yang terbungkus BH aku mencoba membuka kancing BH nya yang berada dibelakang punggungnya. Akhirnya tanganku berhasil meraih kancing BH nya. Segera kutarik dengan cepat terlepaslah BH yang dia pakai dan terjatuh diLantai.

    Aku sangat kaget melihat ukuran payudaranya saat BH nya ku buka ternyata sangat montok dan besar, padahal dulu aku mengira payudaranya ukuranya kecil serta biasa saja, tapi setelah terpampang didepanku langsung dengan bringas/liar/lahap/bahkan seperti orang kesetanan aku langsung menciumi kedua payudara-nya yang montok itu baik kanan ataupun kiri, seperti orang yang tak sabaran dan tergesa gesa gaya ciumanku terhadap payudaranya itu.

    “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di” desahannya yang lirih sambil menegelus elus dan memegangi kepalaku.

    Sangat lama sekali aku menciumi kedua payudaranya. Tak henti hentinya kuciumi berulang ulang payudaranya.

    “mmmccchhhhh…mmmmmcccchhhh,…..” terasa nikmat sekali terasa seperti dipuncak kenikmatan saat kuberulang ulang kumenciumi kedua payudaranya. Setelah berulang kali kuciumi aku pun menghisap payudaranya yang sebelah kanan secara bergantian baik kiri maupun kanan” beberapa menit lamanya aku gak tahu yang kurasa kulakukan ciuman dipayudaranya itu sangat lama dari pada yang ciumanku dibagian tubuhnya yang lain.

    Sambil terus menciumi dan menghisap payudaranya yang montok aku mendorong tubuh Bu lilik ke ranjang besar dan empuk itu. Bu lilik dan tubuhku terbaring di atas ranjang dengan posisi tubuhku diatas tubuh Bu lilik.

    “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….bangsat kamu aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di” setelah cukup lama ku menciumi dan menghisap kedua payudaranya aku beralih ke perutnya.

    Kuciumi perut dan pusarnya sampai menuju vaginanya yang masih terbungkus oleh CD G-String Hitam. Kurasakan saat bibirku menyentuh vaginanya yang ternyata sudah basah sekali. Langsung sambil menciumi selakangannya yang wangi kumelorotkan CD G-string hitam yang dia pakai hingga terlepas dan terjatuh ke lantai. Kusosor dengan lahap vaginanya.

    “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn lakukan itu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….stop ibu gak mau berbuat dosa….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….” tak lama kemudian Bu lilik tak melarangku tapi dia hanya mendesah berulang kali “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…aaaauuuuuhh……” setelah kumenciumi seluruh permukaan vaginanya ku beralih kebawa terus dan terus hingga jari kakinya. Sambil melepas CD yang kukenakan aku menciumi betis dan kakinya.

    Setelah kuciumi kaki dan jarinya aku naik keatas tubuhnya lagi. Kutindih tubuh Bu lilik sambil menancapkan penisku ke liang vaginanya. Kulihat Bu lilik pasrah sambil memejamkan mata. Tak lama kemudian penisku terbenam tepat diVaginanya Bu lilik yang dari tadi sudah basah sekali. Kugenjot tubuhku berulang kali.

    “….aaaaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaauuuu….….aaaaahhhhh…aaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaauuuu….….aaaaahhhhh ….aaaaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaauuuu….….aaaaahhhhh” hanya desahan dan desahan yang keluar dari bibir bu lilik sambil memejamkan kedua matanya.

    Benar benar dipuncak kenikmatan walau berawal dari pemaksaan aku benar benar manusia paling bahagia didunia waktu itu. Setelah berulang kali ku menggenjot tubuhku, tak lama kemudian aku merasakan ada yang menyembur deras dari penisku menuju liang vaginanya setelah air mani itu keluar dan menuju liang vaginanya Bu lilik, aku menggenjot tubuhku lagi berulang kali dengan ritme yang pelan. Hingga air mani itu keluar berulang kali.

    Setelah beberapa saat kemudian aku merasa lelah sekali setelah berulang kali melakukan genjotan. Kulihat pula dari wajahnya Bu lilik kelelahan. Kulihat dia memejamkan matanya dan menoleh ke arah kiri dan tak berani memandang wajahku. Segera kutarik penisku dari vaginanya dan aku berbaring disampingnya sambil menciumi payudaranya. Ditengah ciumanku aku minta maaf pada Bu lilik

    ”Bu maafin aku… aku sudah berbuat dosa pada ibu…sekali lagi maaf” kemudian aku mengambil selimut dan aku berbaring disamping Bu lilik sambil memeluk tubuhnya yang mulus, kumenyelimuti tubuh kami berdua dengan selimut yang tebal. Karena udaranya sangat dingin. Kami berdua tidur bersama hingga pagi.

     

  • Cerita Sex Lesbi Sama Widia

    Cerita Sex Lesbi Sama Widia


    1675 views

    Duniabola99.org – Widya berusia 22 tahun dengan ukuran payudara 36 dan tubuh yang ideal. Dia masih berstatus mahasiswi di sebuah PTS di Yogyakarta. Sedangkan Susan berusia 26 tahun dengan ukuran payudara 36 dan tubuh yang ideal. Dia bekerja sebagai karyawan sebuah kantor swasta di Yogyakarta. Mereka berdua tinggal di asrama putri tempat Ibu Anna di Yogyakarta bagian utara.

    Mereka berdua menjadi lesbian ketika suatu pagi berebutan kamar mandi. Ada 2 kamar mandi di asrama yang berpenghuni cuma 4 orang. Satu kamar mandi sedang dipakai orang. Sedangkan yang satu masih kosong. Secara serempak mereka berdua sudah berada di depan kamar mandi.

    “Aku tergesa-gesa,” kata Widya. “Aku juga tergesa-gesa,” kata Susan. Mereka terdiam beberapa saat sampai kedua mulut mereka serempak mengeluarkan suara. “Sama-sama saja.”Mereka berdua langsung masuk ke kamar mandi dan Susan mengunci pintu kamar mandi tersebut. “Tapi bagaimana caranya. Gayung cuma satu, sabun cuma satu, pasta gigi cuma satu,” kata Susan. “Iya. Dan juga aku malu kalau telanjang,” kata Widya. “Kalau itu tidak masalah. Kita saling membelakangi.” “Begini saja. Kamu dulu yang mandi. Aku gosok gigi dulu.”

    Kemudian Susan melepaskan seluruh pakaiannya dan menaruhnya di gantungan di belakang pintu kamar mandi. Dan di belakangnya Widya berdiri menunggu di pinggir bak mandi. Lalu mereka berputar haluan. Ganti Widya yang melepaskan seluruh pakaiannya dan menaruhnya di gantungan di belakang pintu kamar mandi. Kemudian dia menggosok giginya. Di belakangnya Susan sedang mengguyur tubuhnya dengan air. Setelah cukup, mereka berputar haluan kembali. Susan dengan membawa sabun berdiri menghadap pintu. Sedangkan di belakangnya giliran Widya yang mengguyur tubuhnya dengan air. Kemudian…
    “San, sabunnya sudah?”

    “Sudah. Ini,” kata Susan sambil membalikkan tubuhnya yang penuh busa sabun.
    Bersamaan dengan itu Widya juga membalikkan tubuhnya. Mereka kaget dan serentak menutupi tubuh seadanya. Tangan kanan mereka menutupi kedua payudara dan tangan kiri mereka menutupi kemaluan. “Aku sudah lihat punyamu Wid. Buka saja. Kenapa ditutup?” Widya tidak membuka tangan kanannya yang menutupi kedua payudaranya. Dibukanya tangan kirinya dan dibukanya tangan kanan Susan yang menutupi kedua payudaranya. Susan diam saja ketika Widya membelai payudara kirinya yang penuh busa sabun dan meremasnya. Dipilinnya puting payudara Susan. Yang keluar dari mulutnya hanya sebuah suara. “Aaahhh… aaahhh… aaahhh…” Setelah Widya puas Susan berkata, “Punyamu aku sabuni ya?” Widya hanya mengangguk dan membuka tangan kanannya yang masih menutupi kedua payudaranya.

    Susan kemudian mengusapkan sabun yang sejak tadi dipegangnya ke payudara kanan Widya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya mengambil busa sabun dari payudara kirinya sendiri dan diusapkan ke payudara kiri Widya. Tidak lupa kedua puting Widya juga dipilin-pilin. Susan tidak hanya menyabuni kedua payudara Widya. Seluruh tubuh Widya disabuninya dengan usapan yangmenggairahkan sambil kedua payudaranya sendiri sesekali disentuhkan ke tubuh Widya. “Ehmmm… ehmmm… ehmmm…” Ganti Widya yang mengeluarkan suara dari mulutnya. Tubuh mereka berdua sudah penuh dengan busa sabun. Susan dari belakang memeluk Widya dan kedua tangannya bergerak ke seluruh tubuh Widya. Widya yang dipeluk tidak ingin kenikmatan itu hanya milik Susan. Kedua tangannya juga bergerak ke seluruh tubuh Susan. Dia berkata sambil mendesah, “San… tadi sebetulnya kamu tidak usah membalik tubuhmu. Cukup aku saja. Jadi kita tidak begini akhirnya.”
    “Maksudku juga begitu. Aku membalikkan tubuhku dengan harapan kamu tetap menghadap bak kamar mandi.”

    Kemudian sambil tetap dipeluk Susan, Widya membalikkan tubuhnya sehingga kedua payudara mereka saling menempel. “Ouohhh…” Mereka berdua saling menggesekkan kedua payudara mereka sampai akhirnya mereka berdua sadar dengan apa yang terjadi dan serempak berkata, “Kita kan tergesa-gesa.” Mereka melepaskan pelukan dan karena Susan yang mendapatkan gayung lebih dulu dia yang membilas tubuhnya. Widya tidak sabar dan merapatkan tubuhnya ke tubuh Susan. Mereka berdua kembali terlena dengan keadaan tubuh yang baru terkena satu guyuran air. Mereka berdua saling membersihkan sisa busa sabun pada tubuh mereka berdua. Desahan-desahan kenikmatan keluar dari mulut mereka berdua. “Ehmmm… ehmmm… ehmmm…” Beberapa menit mereka saling membersihkan busa sabun sambil sesekali tubuh mereka diguyur air. Setelah selesai mereka mengeringkan tubuh mereka dengan handuk. Mereka keluar bersama-sama dan Widya berkata kepada Susan, “San, nanti malam lagi ya?” Susan hanya mengangguk.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Dan tanpa menunggu malam ketika sore hari Widya selesai mandi, Widya waktu itu berani hanya melilitkan handuk ke tubuhnya karena keadaan asrama sedang sepi. Dia kaget melihat Susan sudah berada di dalam kamarnya masih dengan memakai pakaian kerjanya. Dia hanya sebentar kaget kemudian tersenyum. “Wid, aku sebetulnya mau menyusul kamu mandi. Tetapi kamu mungkin tidak dengar. Jadi aku tunggu di sini.” Widya menghampiri Susan yang duduk di tepi tempat tidur dan duduk di sampingnya. Dibelainya paha Susan yang tidak tertutupi rok mini yang dipakainya.Kemudian, “Sebentar ya San. Aku pakai pakaian dulu.” Widya kemudian berdiri menghampiri lemari dan di depan lemari dia melepaskan handuknya. Dia mencari-cari pakaian dari dalam lemari.
    “Kamu menantang aku ya? Tidak usah pura-pura cari pakaian.”
    “Rupanya kamu tahu.”

    Widya kemudian membalikan tubuhnya dan dilihatnya Susan sedang melepaskan BH-nya dan kemeja yang dipakainya hanya dilepaskan kancingnya. Setelah BH Susan terlepas, dengan cepat kedua tangan Widya melepaskan kemeja yang dipakai Susan sambil bibirnya mendarat di bibir Susan. Mereka berciuman dan saling menjilat lidah. Kedua payudara mereka saling menempel. Kedua puting payudara mereka saling digesekkan. Kemudian Widya menghentikan ciumannya dan dia duduk bersimpuh di depan Susan. Dibelainya paha Susan dengan kedua tangannya. Sedangkan Susan menikmati remasan kedua tangannya pada kedua payudaranya. Kedua tangan Widya lalu naik ke atas dan masuk ke dalam rok mini yang dipakai Susan. Dia berusaha melepaskan celana dalam yang dipakai Susan. Berhasil.

    Pada waktu yang sama Susan yang mengetahui Widya sedang berusaha melepaskan celana dalamnya lalu menghentikan remasan pada kedua payudaranya. Kedua tangannya melepaskan rok mini yang dipakainya. Sekarang Susan sudah telanjang bulat. Widya kemudian membimbing Susan ke tempat tidur. Dan mereka pun bercumbu dengan nikmatnya hingga fajar menyingsing. Dan tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang mengamati percumbuan mereka…

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

     

  • Pesta Seks Bersama Hikari, Sofia Dan teman teman

    Pesta Seks Bersama Hikari, Sofia Dan teman teman


    1675 views

  • Perbuatan Maksiat yang Membuatku Benci Pria

    Perbuatan Maksiat yang Membuatku Benci Pria


    1674 views

    ini mengenai mengapa saya kehilangan perawan saya untuk pertama kali. Semenjak itu, saya menjadi kesal pada semua laki-laki tapi bukan berarti saya menjadi seorang lesbi. Saya bukan lesbi tapi saya juga tidak mau mengenal laki-laki. Tidak tau lagi apa itu namanya.

    Saya adalah cewek yang cukup cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek berumur 14 tahun saat itu. Saya tidak mempunyai pacar karena saya ingin belajar giat supaya saya bisa bersekolah di United States setelah saya lulus SMA nanti.

    Saya memiliki kakak laki-laki yang umurnya 2 tahun di atas saya. Namanya adalah Herry. Dia satu sekolah dengan saya sehingga tiap hari Herry selalu menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah berpikir kenapa dia sampai melakukan perbuatan maksiat itu terhadap saya apalagi saya adalah adik perempuannya satu-satunya.

    Saat itu kami berdua sedang libur setelah 2 minggu menjalankan ujian kenaikan kelas. Saya masih ingat sekali bahwa hari kejadian itu adalah hari senin. Saat itu saya sedang nonton VCD Donald Duck dan Mickey Mouse. Ketika saya sedang menonton film tersebut, tiba-tiba saya mau pipis sehingga saya meninggalkan TV untuk cepat-cepat pergi ke kamar mandi karena saya tidak mau ngompol di sofa di mana saya sedang tiduran karena saya bisa dimarahi mama nantinya.

    Saya lari ke kamar mandi dan langsung pipis. Itulah kesalahan saya yang fatal karena saya lupa menutup pintu. Sewaktu saya sedang pipis, kakak saya Herry datang tergopoh-gopoh. Saya yakin sekali bahwa Herry pasti habis memakai putaw atau jenis drugs yang lain karena saya sering melihat dia teler kalau habis pakai obat.

    Herry melihat saya sedang pipis dan saya membiarkan saja ketika dia masuk ke kamar mandi karena saya tidak ada perasaan curiga pada dia. Ketika dia masuk, tiba-tiba dia mengunci pintu kamar mandi dan tiba-tiba dia menyerang tubuh saya yang saat itu sedang pipis.

    Saya kaget dan hendak berteriak tetapi dengan cepat Herry menutup mulut saya dan mengancam mau membunuh saya kalau saya berteriak. Saya langsung menangis karena saya tidak mengerti kenapa kakak saya tega melakukan perbuatan maksiat kepada saya.

    Saya cuma menangis saja menyaksikan Herry membuka pakaian dan celana dalam yang saya kenakan. Setelah saya tidak memakai busana apa-apa lagi, Herry langsung menciumi puting susu saya dengan ganasnya sementara jari-jarinya memainkan klitoris saya.

    Saya masih menangis karena saya masih tidak mengerti tetapi di lain pihak, saya mulai menikmati permainan kakak saya karena saya kadang-kadang mendesah di tengah tangisan saya, apalagi saya sempat merasakan pipis beberapa kali ketika Herry mulai menjilati liang kemaluan saya dan memainkan lidahnya di dalam lubang kemaluan saya. Saya yakin dia menelan semua cairan kewanitaan saya. Perasaan saya saat itu tidak karuan karena saya mulai menyenangi permainannya dan sekaligus benci dengan sikapnya yang telah memperkosa saya.

    Herry terus menjilati kemaluan saya dan saya sudah 2 kali merasakan ingin pipis tetapi saya tidak mengerti kenapa saya ingin pipis ketika dia menjilati kemaluan saya, saya merasakan kenikmatan yang maha dasyat. Tiba-tiba saya melihat Herry mulai membuka pakaiannya dan mulai mempersiapkan batang kemaluannya yang sudah mengacung sempurna.

    Herry langsung menciumi saya dan saya cuma bisa berkata, “Jangan.. jangan..”, tetapi Herry diam saja dan mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatan saya. Saya tahu saya masih perawan makanya saya meronta-ronta ketika dia mau memasukkan batang kemaluannya. Saya menampar pipinya tetapi dia malah membalas tamparan saya sehingga saya menjadi sangat takut waktu itu.

    Akhirnya saya cuma diam saja sambil menangis sementara Herry mulai mengarahkan batang kenikmatannya ke dalam liang kemaluan saya. Ketika batang kemaluan Herry mulai masuk ke dalam kemaluan saya, saya merasakan sakit yang amat sangat tetapi saya tidak bisa melakukan apa-apa karena saya sangat ketakutan apalagi saya tahu dia dalam pengaruh obat, jadinya dia tidak menyadari bahwa dia sedang menyetubuhi adiknya sendiri.

    Di saat Herry mulai memainkan batangannya di dalam lubang kenikmatan saya, saya merasakan ada cairan darah perawan yang keluar dari liang senggama saya yang sudah dirobek oleh kakak saya sendiri. Saya tiba-tiba menjadi tidak mengerti karena saya mulai menyukai goyangan batang kemaluannya di dalam liang kenikmatan saya karena secara otomatis saya mulai bergoyang-goyang mengikuti irama batang kemaluan Herry di dalam liang senggama saya walaupun saat itu saya masih menangis. Herry memeluk tubuh saya sambil terus menggenjot tubuh saya.

    Selama 20 menit Herry tetap menggenjot tubuh saya dengan tubuhnya dan batang kenikmatannya yang tertanam di dalam liang kemaluan saya. Saya mulai merasakan bahwa saya ingin pipis tetapi kali ini saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya tetapi rasanya enak sekali dan saya sama sekali tidak mengerti apa itu tetapi ketika saya mengeluarkan cairan nikmat saya, saya berteriak dan memeluk kakak saya erat-erat dan ketika saya memeluknya erat-erat,

    rupanya batang kemaluan kakakku sepertinya tertanam lebih dalam lagi di liang kenikmatan saya sehingga dia sepertinya mengeluarkan cairan dari dalam batang kelaminnya dan membasahi lapisan kemaluan saya. Setelah itu, herry melepaskan pelukan saya serta mencabut batang kemaluannya dari dalam liang kenikmatan saya dan kemudian meninggalkan saya seorang diri.

    Saya masih sempat melihat ada cairan bekas Herry yang masih menetes dari dalam lubang kemaluan saya. Saya hanya diam dan tiba-tiba saya menangis sedih karena harga diri saya telah dirusak oleh kakak saya sendiri. Sejak saat itu saya mulai membenci laki-laki, tetapi saya mulai mengenal seks karena ketika saya ingin sekali merasakan pipis nikmat, saya selalu melakukan masturbasi di kamar mandi atau bahkan di kamar tidur saya.

    Tapi tentunya saya selalu melakukannya kalau tidak ada orang di rumah. Sejak saat itu saya membenci kakak saya dan setiap kali ada lelaki yang mencoba mendekati saya, saya selalu mengolok-oloknya dengan kata-kata yang kasar sehingga satu persatu dari mereka menjauhi saya.

    Sekarang saya berada di Philadelphia dan banyak teman saya yang mengatakan bahwa saya ini termasuk cewek bodoh karena saya selalu menolak cowok baik-baik yang cakep dan pandai dan itu tidak terjadi sekali.

    Saya memang membenci laki-laki tetapi saya bukan lesbi karena ketika saya menghindari semua laki-laki di dalam hidup saya, ada seorang lesbi yang mendekati saya dan saya juga menghindarinya. Akibatnya persahabatan kami menjadi renggang dan dia mulai meninggalkan saya. Saya hanya dapat mencapai orgasme ketika saya melakukan masturbasi ketika saya sedang mandi atau sebelum tidur.

    Jadinya itu membuat saya berpikir, kenapa saya perlu laki-laki kalau saya bisa memuaskan nafsu saya dengan masturbasi.

  • Cerita Dewasa –  Hobi yang Berujung Hepi

    Cerita Dewasa – Hobi yang Berujung Hepi


    1674 views

    Duniabola99.org – berawal dari hobi gw yg doyan jalan-jalan, gatau knapa gw hobi bgt jalan, mau itu shoping, cari makan, kunjungi tempat baru, dll. tapi seringnya gw tuh jalan sendirian. yaaa sambil gw sisipin dgn cuci mata bosku. pasti ngerti lah bosku.. hahaa
    gw ga autis, gw jg doyan jalan ato hangout sama temen/pacar, tapi ketika ga ada jadwal bareng mereka ya gw jalan sendiri aja, intinya bisa lebih bebas sih, mw ngeloyor kmana pun ga ada yg protes.

    cerita ini sekitar tahun 2010, umur gw pun masi 23 kala itu.

    hari minggu spt biasa jadwal bete gw, yaa gw selalu boring kalo diem dirumah, kecuali kalo ada film terbaru sih ya gw abisin waktu nonton film seharian. dan kebetulan pula waktu itu gw jomblo, karna yaaa umuran segitu gw ga tahan lama pacaran, 6 bulan, 3 bulan, 1 bulan, bahkan seminggu aja. tau deh knapa, mungkin karna gw ga terlalu fokus kali. hihii dasar brengsek ya boskuu.. wkwkk

    karna alasan itulah gw rencanain bwt jalan, udh gw planing sih dari semalem, sekalian gw mw nyari jam tangan baru. seperti biasa gw bangun pagi, sarapan, mandi.. bla bla blaaa. dan ga lupa nih karna gw orangnya tipikal perfeksionis, jadi pake baju celana sepatu harus yg good looking, yaa gw pake kaos putih dibalut kemeja panjang kotak” tapi kancingnya gw biarin terbuka biar keliatan eye catchy, bawahan clana jeans pensil ditambah sepatu fred perry putih dan tas kecil warna item ga pernah luput kemanapun gw pergi.

    dan sentuhan terakhir sih gw semprotin parfum ke badan gw, karna ga PD kalo ga pake parfum bosku. dari SMA gw pake parfum merk itu, ampe sekarang pun gw masih setia, prnh nyoba yg lain tapi ga cocok. dan gatau kenapa wangi parfum itu jadi identik sama diri gw, mau itu temen, pacar, keluarga, bahkan mantan pun pasti tau hadirnya gw dari wangi parfumnya. hmmmm… udh kek apaan aja. aneh pokonya sama parfum itu, suka ada aja kejadian yg tak diprediksi. wkwkk

    balik lagi ke benang merah bosku, setelah selesai dengan melengkapi baju perang gw pun keluar dari kamar beranjak bwt manasin motor. gw ngeloyor ke garasi bwt keluarin motor, gw liat ada mobil nissan xtrail item parkir di depan garasi. lah itu kan mobil kaka gw, kaka gw udh nikah dan punya rumah sendiri gais, jadi ga tinggal serumah semenjak nikah.
    ahh mungkin karna lagi libur jadi dia maen kesini, gw nyalain motor dan balik ke dalem rumah.

    “rillll” teriak kaka gw manggil dari dapur
    “yaaa.. apaan” sapa gw sambil deketin sumber suara
    “mau kmana lu?” tanya kaka gw
    “jalan” jawab gw
    “kemana? penting ga?” keponya kaka gw
    “ga terlalu penting sih, cmn mau nyari jam tangan” tegas gw sembari ambil minum di kulkas
    “pinjem motor lah, motor kaka dipake si bunda” (bunda tuh istrinya)
    “lahhhh, terus gw pake apa?” kening gw ngerut
    “besok aja lagi cari jam tangannya, penting nih ada urusan mesti ngejar waktu, kalo pake mobil gakan keburu”
    “duhh.. kalo besok ga ada waktu” tegas gw
    “pake mobil aja lah, tukeran” kaka gw nyodorin kunci
    “aishhh… past..”
    “bensin full” potong kaka gw
    “yaudah sini”
    langsung gw sabet tuh kunci mobil dan balik kanan menuju mobil

    “isi bensinnya kosongg !!!!” teriak gw sambil terburu buru takut kaka gw rewel
    “monyeeeetttttt !!! tar mobilnya anterin kerumahhh !!!!!!” teriak kaka gw dari dapur
    “yyaaaaaaaa !!!”

    gw hanya bisa ketawa, wkwkk.. udh bisa jalan pake mobil seharian, bensin full, motor pun pasti diisiin bensin full. lumayannn lahh ngirit duit. wkwkk

    gw keluarin dah tuh mobil item dari garasi, gw tancap gas ke tempat tujuan gw. ga lupa gw tancepin flashdisk berisi lagu kesukaan gw di player mobil, karna gw selalu bawa fd kemana pun bosku.
    jalanan lumayan macet sih hari minggu tapi gpp lah, toh ga dikejar waktu ini, lagian masih pagi jg gw berangkatnya. gw nikmatin aja perjalanannya sambil dengerin playlist lagu kesukaan gw.

    sekitat 30 menit gw menembus padatnya kota, akhirnya gw sampe di mall tujuan gw. gw parkirin dah tuh si item di basement, lalu gw naek lift ke lantai dasar. sepeti biasa sbelum ke tujuan inti gw selalu keliling dulu, entah apa yg gw cari tapi gw menikmati suasananya. dan kadang suka ada sesuatu yg gw beli dadakan kalo gw nemu barang yg unik. yaa sambil cuci mata juga lah boskuu. wkwkk di mall kan bisa liat cewek cakep, paha, pantat, toket, belahan dada, dll. serba ada. hahaa

    setelah puas kelilingi lantai dasar gw langsung menuju ke tujuan inti, gw masuk dah tuh ke tukang jualan jam tangan. gw cari model jam tangan yg gw pengen dan anjriitttt mahal bgt, puasa makan gw kalo beli jam tangan itu. kecewa sih gw, tapi udah terlanjur kesini akhirnya gw minta jam tangan yg harganya setengah dari jam tangan yg tadi ke si mba nya yg cantik, tapi gw minta yg masih satu merk, karna budget gw cmn ada segitu bwt beli jam tangan. hheu..

    “mba ada yg lebih murah ga dari ini? yg murah setengah harga gitu dari yg ini, ada ga?” tanya gw
    “ohh ada mas sebentar” jawab si mba sambil cari jam tangan di etalase
    “ini mas” si mba nyodorin jam
    “hmm.. keren sih mba, ini brapa?” tanya gw
    “680.000 mas” jawab si mba
    (kalo ga salah ya bosku harganya segitu dulu, gw lupa lupa inget)
    “ga dapet diskon mba?” kembali gw tanya
    “aduh blm dapet mas” senyum si mba
    “ga ada promo gitu mba? potongan ato apa gitu?” dengan tajem gw tatap mata si mba
    “ga ada mas” muka dia memelas
    “kalo ngajak makan mba nya juga masih ga dapet diskon?” iseng keluar pertanyaan gw ?
    “iya maaf mas, belum ada diskon?” jawab si mba malu
    “ohh yaudah deh mba bungkus aja”

    Dan si mba cantik pun packing jam tangan yg gw beli, dengan penuh senyuman dia memberikan bungkusan itu ke gw. dan gw pun membalas senyumannya sbg tanda terima kasih, gw balik kanan dan jalan keluar sambil clingak clinguk liat seisi ruangan, ya siapa tau ada barang bagus yg unik di toko ini. gara” gw ga fokus tuh, hampir aja gw nabrak seorang cewe di pintu toko. asemmm gw bilang, untung si cewek ga ketabrak. kalo iya kena malu gw, wkwkk

    jam tangan baru udh di tangan, waktunya gw ke lantai atas.. ada foodcourt disana, dan gw laper. jam makan siang bosku.. makan dulu biar ga bego. sambil nenteng bungkusan gw berjalan ke arah lift menuju lantai atas, kalo ga salah wkt itu gw makan ayam penyet deh. tapi gw lupa rasanya jadi gakan gw kasih testimoni tentang rasa ayamnya ya bosku. wkwkk sabar jgn ngiler bosku, gw ngerti ko kalo bosku lagi laper. :v

    gw duduk sendiri di meja foodcourt, cukup rame sih disana, byk keluarga yg lagi ngumpul, yg pacaran, yg ngumpul sama geng nya, lahh cmn gw yg sendirian. wkwkk bodo amat yg penting makan, laper gw.
    selesai makan gw nyoba tuh jam nya, keren sih. langsung aja gw pake bosku. jam yg ditangan gw bungkus.
    cukup lama gw diem disitu, sekitar sejam lebih kalo ga salah, soalnya gw masi inget gw mau cabut tuh sekitaran jam 2 ato 2.30 gitu.

    ngesot lah gw menuju lift, gw pencet tuh tombol turun, ga lama pintu pun terbuka dan gw masuk dah tuh lalu gw pencet tombol basement. gw diem di balakang nempel ke dinding lift, tangan kanan masuk saku, tangan kiri pegang hp. lagi asik gw liat notif di hp tiba” pintu lift terbuka sebelum ketutup full dan gw liat dari ujung mata ada seorang cewe masuk, dan ahh ga gw gubris toh biasa aja hal kaya gitu di lift.

    pintu lift tertutup dan lift mulai turun, selang 1 lantai udh dilewati gw aga risih dgn gelagat cewek yg berdiri di depan gw, dia berdiri di deket tombol lift. dia clingak clinguk ga jelas bosku, spt mencari sesuatu tapi ga nemu, kadang dia ngelirik ke arah gw juga. gw kan jadi bingung knapa tu cewek. gw tanya aja dah tuh pnasaran.

    “emm.. mba maaf, nyari apa ya?” tanya gw


    “ehh.. ngga mas, ini wangi parfum mas ya?” ucap cewek itu sambil memutar badannya 45 derajat
    “parfum? iya aku pake parfum ko, kenapa dgn wangi parfumnya?” heran gw
    “ngga.. aku serasa cium wangi ini tapi dimana ya?” si cewek ngerutin dahi

    gw bingung tuh, asli bingung, apakah si mba ini punya temen yg pake parfum sama kaya gw? hmm.. tapi sejenak gw mikir bosku, gw inget” lagi.. setelah gw selidiki ni cewek, ternyata dia cewek yg mau gw tabrak tadi di toko jam, karna gw inget model dan warna bajunya. walopun sekejap gw liatnya tapi gw bisa inget dari bajunya, kalo wajah sih gw ga inget. iya cewe ini yg tadi mau gw tabrak.. halahhh

    “mba tadi ke toko jam?” gw tanya
    “iya” jawab si cewek
    “ohhh.. iya, maaf mba tadi aku yg ga sengaja mau nabrak mba, maaf ya” senyum gw lemparin
    “oo.. ohh iya iya inget, iya aku cium wangi ini pas tadi di toko jam kali ya, ternyata wanginya dari parfum si mas ya?” dengan wajah lempeng
    “ko bisa inget wanginya sih mba?” tanya gw
    “gatau, ko bisa nempel gitu ya, sekali kecium langsung hafal wanginya, merk apa sih?” balik nanya dia
    “parfum A” jawab gw
    “ohhhh” sambil ngangguk dia

    sepanjang obrolan itu gw perhatiin dia bosku, ni cewek cakep sih, tinggi hampir sama kaya gw sekitar 168 mungkin ni cewek, beda dikit lah sama gw. langsing, kulit kuning langsat, pantat lumayan menonjol, dada sekitaran 34 lah. dan wajahnya ada sedikit unsur timur tengah gitu bosku. idung sama dagu aga lancip, matanya aga gede & bulu matanya lentik bgt.

    gw ga dapet mulustrasi, soalnya kontak & sosmed dia udh ga aktif. kayanya ganti baru, dicari jg ga nemu.

    oke next..

    karna gw gamau lewatin kesempatan yang hanya tinggal 2 lantai lagi lift ampe basement, gw ajak kenalan lah, bodo amat kalo ditolak jg paling gw gendok sejenak, toh ga akan ketemu lagi iya kan? daripada lepas gitu aja kan sayang.
    langsung aja tuh gw nyodorin tangan

    “ariel” senyum imut gw ke ni cewek

    dia aga defend sih waktu itu, ada jeda sebelum dia nerima tangan gw.

    “ehh.. merry” nyambut tangan gw
    “mau ke basement juga?” tanya gw nebak
    “iya” jawabannya cuek
    “ohh.. sama”

    dingin bgt ni cewek asli, bikin gw bingung mw ajak ngobrolnya gmn, tapiii.. gw juga kan hobi nih nonton film, semua genre gw tonton bahkan vokep. wkekekk.. jadi sedikitnya gw bisa tau basa basi busuk ala bule, dan basa basi nusuk ala korea. yahh sering gw jiplak dah tuh cara obrolannya. hehee..

    setelah perkenalan itu gw mulai basa basi dah tuh sama merry, lupa gw bahas apaan wkt itu. intinya gw nanya ttg kedatangan dia di toko jam tadi. setelah pintu lift terbuka dan kita keluar, terlihat dia pengen jauhin gw karna mungkin dia risih sama org baru kenal.

    tapi gw nyoba cari pembahasan lain wkt itu, gw paksain biar dia tetep menyanggah obrolan gw, akhirnya kita ngobrol tuh sepanjang perjalanan, dan ternyata dia pun sama menuju parkiran mobil, yaudah makin panjang tuh kita ngobrol karna dasar rezeki tujuan kita sama. yahhh walaupun dia nanggepin obrolan gw dengan sikap dingin. bodo amat lah gw fikir.
    entah dia parkir di sebelah mana gw ga nanya sepanjang perjalanan, malah gw duluan yg nyampe di spot parkir gw.

    “ehh mer, km parkir sebelah mana?” tanya gw sembari menghentikan langkah
    “di depan sana, di pojokan” jawab dia nunjuk
    “ohh.. ywd aku duluan ya” sambil gw pencet kunci si xtrail.. tidd tidd..
    “ohh oke” senyumnya tipis

    gw masuk ke dalem mobil dan mulai oper gigi 1, sejenak gw fikir.. anjrittt masa kenalan doang, ga seru.
    inisiatif gw mau minta nomor hape dia, mumpung dia masih jalan blm nyampe mobilnya. gw tancep gas dikit lahhh.. wuussshhhhh.. ckiitttttt.. gw buka kaca mobil sebelah kiri.

    “merryyy..” sapa gw di mobil

    merry menghentikan langkah kakinya dan melirik gw, gw liat spion ahh aman diblakang kosong. gw keluar mobil dan berjalan ke arah merry

    “emm.. boleh minta nomor hp ato apa gitu?” sambil gw nyodorin hp
    “ehh.. ohh.. buat apa?” defensif merry
    “yaaa.. buat apa ya, ya barangkali nanti bisa barengan ke mall, km kan ke mall shoping sendirian.. aku juga sama ini sendirian, yaaa biar ga bete mungkin lain waktu bisa barengan” speak iblis gw mulai dipertaruhkan

    entah dia emg tipikal friendly, ato matre karna gw bawa mobil ato gmn.. dia mau kasih kontak sama org baru kenal. dan butuh sekitar 5 detik bwt dia ngejawab

    “pin bb aja ya jgn nomor tlp?” jawab merry
    “ohh iya iya gpp” lega gw bosku

    langsung aja tuh gw tulis pin bb merry.

    “udah tuh, accept ya” tegas gw tersenyum
    “oh iyaa” sembari keluarin hp di tas kecilnya;
    “oke thx ya, btw mau aku anterin ke mobil kamu?” basa basi lagi lah dikit
    “ehh.. ga usah, deket ko itu di depan” tunjuk merry

    yasudah gw balik ke mobil dan tancap gassss.. hari masih sore nih, sayang kalo gw langsung balik. otomatis gw keluyuran dulu ampe hari gelap. dan sekitar jam 7 ato 8 gitu gw nyampe rumah kk gw, istirahat dl sejenak disana sambil ngobrol”. sekitar jam 9 gw balik kerumah pake motor.

    sebelum tidur gw pnasaran tuh pgn liat lagi sosok merry, yaudah gw kepoin profile bbm dia. dasar yg namanya cewe, sering bgt ganti foto. wasemmm.. bikin gw sebagai cowok normal kepancing penasaran. tapi gw ga langsung chat dia bosku, karna gw gamau dicap cowok buaya di mata merry, kenalan sama cewe langsung eksekusi introgasi. kan risih ujungnya bosku.. blom lagi sikap dia dingin bgt tadi, bikin mental gw down. jadi gw tahan dah tuh, dalem hati sih gatel pgn chat tapi untuk seorang komodo kaya gw (bukan buaya) harus cari sikon yg pas. wkwkk

    gw lanjutin lah tuh kehidupan gw seperti biasa dan sejenak ga inget ttg merry, entah selang beberapa hari gw lupa. wkt itu posisi gw lagi ngopi di salah satu kafe di kota gw, sambil mainin hp kan tuh disana. soalnya gw sendirian beres ngerjain sesuatu diluar. di recent update bbm gw liat status bbm merry, lupa gw statusnya apaan yg pasti nyangkut ttg kerjaan dia. nah dari situ tuh gw iseng chat

    “heyy” sapa gw di bbm

    butuh berjam jam dia bls chat gw
    “hey” bales merry
    “inget aku ga?” tanya gw

    dari situ cmn dibaca doang, kamprettt.. entah dia lupa apa risih sama org ga kenal

    “aku ariel, yg waktu itu kenalan di lift di mall A” tegas gw
    “oohhhhhh.. si cowok wangi itu ya?”

    wasemmm gw identik cowo wangi, bangga sih tapi kesannya ko serasa gimana gitu ya. kenapa ga bilang yg ganteng ato baik gitu biar lebih normal kedengernya. wkwkkk nawar
    dari situlah gw mulai nyoba introgasi dia, mulai dari kerjaan, umur, bla bla blaaa semua kita bahas. walopun gw mesti sabar nunggu balesan dia yg lamaaaaaaaaa dan jawab seadanya. huffff….
    ternyata dia emang lebih tua umurnya dari gw, 26 dia tuh beda 3 taun sama gw. dan kerjaan dia di travel agency, kadang dia jadi tour guide juga. hoohhh pantes aja dia mandiri jalan sendiri pas di mall, toh kerjaan dia emang jalan-jalan.
    butuh proses beberapa minggu bwt gw bisa cairin suasana chat sama merry, dingin banget dia. aslii..
    dan usut punya usut, doi belum nikah.. sempet mau nikah tahun kmaren tapi gajadi karna cowoknya selingkuh duluan. hmm.. bodo amat sih gw ga mikirin itu, mau siapa yg brengsek bukan urusan gw. wkwkk
    lumayan sih kita jadi sering chat, tapi ga intense bosku. dan gw rasa dia orangnya cukup ceria ternyata, dibalik sikap dingin dan defensifnya gw bisa nyimpulin kalo dia orangnya open minded dan care.. mungkin dari segi umur kali ya, dia udh lebih mateng dan bisa lebih menghargai orang lain. ditambah dia seorang tour guide jg, otomatis harus friendly dan murah senyum. tapi ko pas awal ketemu mukanya lurus ya? hmm.. bodo amat dah ngapain difikirin kesitu. :p

    tapi dia masih defensif bosku, dia mengutarakan sesuatu kalo gw tanya, dan so far dia belum pernah introgasi tentang gw. yaa mungkin dia blm tertarik sih bwt kepoin gw, ngapain juga kali ya kepoin gw, ga ada faedahnya. :v
    yaa kebanyakan gw sih yg duluan nyapa/chat, dia blm pernah gitu ke gw (ngarep). tapiiiii….. kebiasaan gw kan suka update status bbm yg absurd, gw tulis apa aja hal yg ga penting dan kata temen gw si status” gw lebih ke arah lucu dan ga jelas. entah merry pernah liat ato selalu liat status” gw, kali ini dia selalu komen beberapa status gw, kadang dia menyanggah, ngasi emot ketawa, dan bilang kalo gw lucu. yaa emang gw lucu sih dari orok. wkwkkk

    mungkin dari situ sih awal dia mulai tertarik bwt kepoin tentang gw, dia udh mulai berani bercanda, ngejek, bahkan mulai introgasi gw. KENA dehh.. karna klo bwt gw sih, kalo ada cw yg kepo nanya ini itu tentang idup / identitas lo, berarti dia tertarik sama pribadi lo. itu pointnya.. dan dari situ gw mulai deh percakapan yg lebih bisa membuka hobi dan cara berfikir dia.

    tapi zonk bosku, gw ga bisa mancing dia.. merry pinter bgt, otak dia udh OS terbaru. wkwkk.. tiap gw pancing tentang sesuatu dia selalu tau kemana arah obrolan gw. kamprett ni cewe emang udh expert gw fikir. :v gw serasa cupu di depan dia.
    yahhh gw gabisa kadalin buaya betina. wkwkk
    tapi slow bosku, walopun begitu gw gamau kalah pinter.. ada point plus nya ko, gw jadi bisa blak blakan kalo ngobrol sama dia, ngapain jg gw belibet obrolan toh ujungnya dia pasti tau kemana arahnya. yaudah gw cuek aja.. :v bahkan semakin bergulirnya waktu, kita makin cuek dan vulgar apalagi kalo ngobrolin tentang hal intim. :v

    gw ampe pernah nanya ukuran toket dia, gw kira mw marah.. ehh taunya malah ngasi kunci jawaban kalo toketnya ukuran 34. wkwkk parah.. udah gitu malah balik nanya ukuran konti gw, kan kampret gw jadi malu sendiri ditanya gitu. bosku juga gitu kan, hayoohh.. pasti risih kalo balik ditanya ukuran sama cewe, cowo kan egois mau menang sendiri. wkwkk

    kita semakin dekat, segala obrolan udh kita kupas, dan udh ga kaku dah pokonya. udh kaya ngobrol sama sahabat. tapi hanya di chat aja, karna kita belum dapet kesempatan lagi bwt ketemu karna kesibukan masing”. sering sih kita bahas tentang ketemuan dan atur jadwal ketemu, tapi ada aja halangannya.

    perkenalan kita udah nyampe 3 bulan kayanya, gatau lebih.. lupa gw. jadi kita akrabnya cmn via chat bbm aja, udah kaya chat sama aplikasi simsimi aja fikir-fikir. wkwk
    satu hari merry ada kerjaan tour ke lombok utk 5 hari kalo ga salah, dia pamit di bbm utk berangkat dan minta doa utk kelancaran perjalanannya.

    “ril, aku otw lombok, doain lancar yaaaa” emot peluk diblakang
    “iya semoga lancar.. lancar bawa oleh-oleh” gw bilang
    “sialan, jadi cmn ngarepin oleh-olehnya aja?”
    “iyalah.. harus.. nomor satu itu”
    “kamprettt.. awas lu ya!!”

    sementara merry sibuk dengan kerjaannya, al hasil kita cmn chat seperlunya ketika dia ada waktu kosong. ato malem sebelum dia tidur. udah kaya pacaran aja, tapi merry suka marah kalo gw sangkutin kedekatan kita ke arah pacaran. okelahhh gw mah ikut aja maunya dia, kalo nyamannya spt ini ya hayu aja gw mah. ga rugi ini.. iya ga bosku?
    sehari, dua hari gw aga bete.. gatel kalo ga chat dan becandain dia, ga ada hiburan yg bisa bikin ketawa. soalnya makin sini dia makin eror ternyata. cewek cakep pun pasti ada goresannya ya bosku? wkwkwkk
    pas hari ketiga nih yg bikin gw demen, pagi kalo ga salah

    “hoyy” chat dia muncul di notif hp gw

    tapi sengaja gw ga buka dulu bosku, pgn tau reaksi dia spt apa. gw diemin aja tu chat.

    “PING PING PING PING” entah berapa kali dia ping bbm gw, ampe nulis ariel huruf E nya banyakkk.. nah udh mulai kesel nih fikir gw. wkwkk
    baru dah gw bales tuh

    “yoooo”
    “lagi ngapain si, lama bgt balesnya?” pake emot kesel kesel gitu deh
    “abis mandiin burung” jawab gw lurus
    “sialan!!!”
    “lahhh”
    “aku lagi di pantai nih” ucap merry
    “aku lagi di dapur” jawab gw
    “ihh kampret bener-bener nyebelin ni anak, serius!!”
    “iya gw serius lagi di dapur” gw tambahin emot ketawa
    “astagaaaaa.. lu mw liat ga pantai disini, gw fotoin nih kalo mau?” keliatan kesel dia :v
    “mana?”

    lupa gw ngrim brapa foto, yg pasti emg beneran indah pantainya.

    “indah kan?”
    “iya indah”
    “udah gitu doang ekspresi km?” tambah merry
    “ada yg kurang” gw bilang
    “apa? ganti angle kali ya?”
    “bukan.. kurang foto kamu” rayu gw
    “diihhhhhhhh pea”
    “hahahahahaaa”

    dari situ bbm gw cmn di read doang, sialan gw fikir. apa dia marah? ehh taunya tring tring tring.. ada 3 foto masuk di bbm gw, dan pas gw buka beneran dia kirim foto dia, mungkin dia lama bales lagi foto dulu. wkwkk dasar banci kamera. gw bisa liat merry yg membelakangi laut memakai kacamata hitam besar dengan topi safari berwarna krem sambil meletin lidahnya. njirr lidahhnya.. wkwkk
    foto ketiga nih bosku.. angle fotonya lebih jauh dan lebih atas, dengan posisi yg hampir sama foto merry lebih menantang. di foto ini terlihat merry memakai atasan tengtop putih cukup ketat tapi dgn potongan leher yg lebar bgt. gw bisa liat toket dia nyembul seolah mw loncat dibalut sensasi bening mengkilap karena keringet. anjriitt salah fokus jadinya..

    “indah kan fotonya?” tanya merry
    “gagal fokus gw mer” bales gw
    “ehh sialan, lu fokus ke toket gw kan?”
    “iya.. haha”
    “MESUM!!!”
    “lah gw cowo normal, wajar lah” tegas gw
    “serah lo, udah ah gw mw lanjut guide, bye”

    gara-gara foto itu gw jadi mesum bosku, binal juga merry. wkwk..
    dan juga merry jadi rajin ngirim foto dia semanjak itu, dia terus kirim foto dia dengan background keindahan lombok. sialan, dia mw promosi lombok apa sengaja bikin gw sange?

    5 hari udh dilewati, waktunya merry pulang kampung, sperti biasa dia kabarin gw dulu.

    “aku otw balik ril”
    “hati-hati ya, jgn lupa oleh-oleh” jawab gw
    “astagaaa, oleh-oleh mulu fikirannya.. yaudah mau oleh-oleh apa?”
    “kamu” tegas gw
    “serius nyet” jawab merry
    “serius, oleh-olehnya pengen kamu”

    cukup lama dia bales, cmn di read doang. gambling nih gw basa basi nusuk disini. dan tringgg… jackpot….

    “yaudah, tunggu aku pulang”

    sejenak gw terdiam dan kaget, njirr ko serasa jadi serius gini jawaban merry. cukup bikin keringetan jg bosku. :v
    skip skip skip

    “tringgg”
    sebuah pesan masuk tengah malem, gw yg saat itu blm tidur karna lagi asyik ntn film di komputer. gw liat itu pesan dari merry, wahhh langsung aja gw buka.

    “aku udah nyampe rumah, km udah tidur blom?” isi chat merry
    “blom, lagi ntn film” bales gw
    “tidur ehh, udh malem”
    “iyee bntar lagi nanggung nih filmnya”
    “ya udah aku tidur duluan ya, cape bgt”
    “lahh udah gitu aja?” bales gw tanggung
    “capeeeee.. udah besok aku bbm lagi, bye”

    dan spt biasa, di pagi hari chat dari merry numpuk di bbm gw, yaaa karna gw suka telat bangun. maklum cowok wkwk.
    hari ini gw ada janji ketemu relasi gw di suatu tempat, aga sore sih gw janjiannya, jadi gw abisin waktu chat sama merry, dan kebetulan merry off hari ini karna kmaren udh trip 5 hari keluar. dan gatau kenapa tiba” dia tuh jadi aga galak ke gw, galak lebih ke arah posesif gitu bosku. ni cewek kenapaa gw fikir, jadi bawel maksimal. gw blom makan bawel, gw blm mandi bawel. abis makan apaan dia di lombok ampe aneh gitu klakuannya, tapi apakah dia mulai suka gw? :v ngareppp

    siang hari udh terlewati waktunya gw meluncur utk ketemu relasi gw diluar. skip skip skippp ampe selesai urusan bisnis. tapi gw ga langsung balik wkt itu, kalo relasi gw sih udh balik duluan. lagian sayang minumannya blm abis, yodah gw nongkrong dulu :v

    “ril dimana?” notif bbm dari merry
    “di kafe A” jawab gw
    “sama siapa?” tanya merry
    “sendiri”
    “aku kesana, tungguin”
    “lahh, emang kamu dimana?” heran gw
    “aku lagi diluar ko, tungguin”

    cukup bete jg gw nunggu, ada 30 menitan lah.
    dan munculah sesosok wanita tinggi ramping melempar senyum dari kejauhan, semakin dekat semakin mata gw gabisa pindah fokusnya. busettt cakep banget fikir gw, gw kaget ga percaya. karna ini pertemuan kita yg pertama kali setelah kenalan di lift berbulan-bulan yg lalu, ko beda ya sama awal ketemu. penampilan dia kali ini sangat beda bosku. rambut panjangnya dia iket keatas disisipi kacamata item yg digeser keatas, baju kemeja putih longgar dgn tangan dilipet, celana hotpants jeans, dan tas kecil yg menyilang tepat di belahan dadanya. haduhhh cakep bener :v

    tak berhenti melepas senyum dia duduk di depan gw, dia melepaskan tas dan naruh di atas meja. lensa mata gw jadi auto fokus ketika dia lepas tasnya bosku, belahan dadanya keliatan. wkwkk.. soalnya kancing kemeja atasnya dia lepas 1.

    “OYY!!” sentak merry

    gw yg aga ngelamun jadi malu sendiri :v

    “lama” jawab gw gugup
    “macet sorry ya” dengan wajah memelas

    asli bosku, gw gugup waktu itu.. mungkin karna ini pertama kalinya kita ketemu. dan sikap dia yg beda, kalo di awal kan dia dingin banget udah kaya AC, lah skr sikap dia anget banget. dan ga pernah lepas melepas senyum ke gw. ya gw salting lah, mendadak bingung mw ngobrol apa, gw cmn bisa cari kesibukan bwt alihin fikiran gugup gw.

    “pesenin minum dong”
    “pesen aja” jawab gw
    “ril, ko kaku gitu?” tanya merry
    “hah? kaku? ngga ah” gw sambil ambil minuman di meja
    “gugup ya ketemu aku?” matanya tajem tersenyum

    anjrittt makin gugup gw diliatin gitu. kampreetttt.. emang parah ni cewe, tau aja isi fikiran gw. sepanjang obrolan dia terus ledekin gw, ketambah dia sering bgt iseng pake ngerayu gw. tambah gugup gw diserang terus, dia mah malah seneng kayanya liat gw kepojok.

    “pas kenalan aja bawel.. di bbm juga bawel, pas udah ketemu malah diem, cupu.. hahaa” ledek merry

    asli, kali ini gw mendadak jadi pasif, apakah karna fikiran gw udh punya sugesti kalo merry lebih kadal dari gw? wkwkk.. soalnya gw gakan mental ngerayu dia, sebelum mau gombal juga dia mah udah tau gerak gerik gw bakalan gimana. mati kutu gw. mungkin bosku pernah ngerasain di posisi kaya gw.. ya spt itulah kira”.
    entah berapa jam kita ngobrol gw ga inget, yg pasti prasaan gugup gw udh mulai berkurang karna merry bisa cairin suasananya. pokonya kita duduk di kafe itu sampe lepas magrib.

    “pindah tempat yuk, ga enak kita udah kelamaan disini” ajak merry
    “iya yuk, balik” kata gw
    “lahh, ko balik???” melotot dia
    “terus?”
    “masa aku udah bawain oleh-oleh kamu balik gitu aja?”

    clebbbb.. kaku lagi dah gw, serasa dipukul kepala belakang sama balok kayu. iya ya, kan trakhir gw minta oleh-olehnya tuh dia. wkwkk kepojok lagi gw gara-gara omongan gw sendiri.

    “terus mau kemana lagi?” tanya gw
    “iya ya, kemana ya” bingung dia
    “kerumah kamu?” polos gw bilang, asli reflek
    “hah? kerumah aku? ngapain?” alis dia naik

    busettt kayanya dia tau arah omongan gw kemana, mampusss gw kali ini.

    “kamu bawa kendaraan?” tanya merry
    “iya bawa motor”
    “ya udah kalo gitu, km ikutin mobil aku aja”
    “hah? ikutin kemana?” bingung gw
    “lah katanya kerumah aku” alis dia mengerut
    “ohh iya”

    entah apa yg ada di fikiran merry ttg gw kala itu. dan gw pun gatau tiba” ngikut aja sama dia.
    gw cmn bisa berharap gw ga digantung dirumah dia. wkwkk
    FYI .. merry tinggal sendiri, dia ngontrak di sebuah perumahan. karna ortu dia diluar kota, dan yaaaaa bisa dibilang dia pendatang disini, karna kerjaan jadi dia harus jauh dari keluarganya.
    tanpa banyak iklan gw meluncur mengikuti mobil merry, sepanjang jalan gw mikir.. gw mesti gimana nanti, gw takut kaku lagi, pokonya fikiran gw belibet dah. walopun sejenak terpintas fikiran mesum sama dia :v
    gw udh masuk di gerbang perumahan, pos keamanan yg cukup ketat udh gw lewati, suasana hening disetiap rumah. gw cmn ngebuntuti mobil merry yg berbelok belok menuju rumahnya. dan sampailah di sebuah rumah tipe cluster berwarna putih, mobil merry berbelok dan parkir di halaman rumahnya.
    rumah sederhana tanpa garasi, taman kecil didepan dengan diterangi lampu taman, pintu masuk dihiasi 2 kursi dan meja kecil di samping depannya.

    “masukin motornya ril, parkirin disini” tunjuk merry kesamping mobil

    gw pun ikutin arahan merry memarkir motor gw.

    “cklekk cklekkk” kunci terbuka
    “yuk masuk” ajak merry

    gw nyelonong dah tuh ngikutin

    “maaf ya rumahnya kecil & berantakan, belum sempet beres-beres.. duduk duduk” sambil ambilin beberapa barang di meja
    “oh iya gpp” jawab gw

    rumah yang cukup untuk satu orang, ruang tamu dengan 2 sofa & meja, lemari dan tv LED disamping ruang tamu, jadi masih 1 ruangan juga. dan ada sofabed di depan tv. dari ruang tamu gw bisa liat lurus ke arah dapur dan ada sebuah kamar disebelahnya.

    “minum apa?”
    “apa aja mer” jawab gw sambil nancepin pantat di sofa


    “tunggu ya”

    merry berjalan masuk ke kamar yg ada di samping ruang tamu, mungkin itu kamar utamanya, dan yg disamping dapur kamar bwt tamu. gw cmn clingak clinguk liatin semua ornamen diseluruh ruangan, byk bgt foto dia yg lagi traveling nempel di dinding.

    “nih diminum ya” naroh segelas air putih di meja
    “oh iya makasih”
    “mau ngopi? bikin sendiri aja kalo mau, ke dapur aja” ucap merry
    “iya gampang”
    “cuek aja, ga ada siapa-siapa ini” lipetin kaki depan gw

    njirrr pahaaaaa.. mulussss.. :v

    “terus?” tanya merry
    “terus apa?” jawab gw kaku
    “yeeee.. km kan yg punya ide kerumah aku, terus apa?”

    mampus, gw dipojokin lagi. bingung cari pembahasan, gw tanya aja tentang foto yg pada nempel di dinding. dan hasilnya dia bisa cerita tentang trip dia, jalan-jalan kesini kesana kesono. gw cmn dengerin aja, iya iya iya ngangguk ngangguk ngangguk udah kaya robot gw. tapi untunglah merry pinter bgt cairin suasana, fikiran kaku gw bisa mencair dan gw bisa rileks.
    ternyata dia baweellll banget, nyerocos terus tentang pengalaman idupnya. dari becanda, serius dan mentok di cerita drama ttg idupnya, yaaa dia cerita tentang masa lalunya, masa lalu dimana dia gagal nikah karna mantan calon suaminya yg brengsek. padahal persiapan pesta pernikahan udah 80%, ga sakit gmn coba bosku??
    mata merry berkaca” ketika menceritakan kisah itu, bahkan beberapa tetes airmata terlihat keluar dari sudut matanya. gw yg kala itu berfikiran ngeres berubah jadi rasa iba. tapi dasar emang komodo, gw tiba” malah punya ide busuk bwt sekedar pegang badan dia. wkwkk
    suasana kan lagi drama ni bosku, dengan kisah sedih dan cucuran air mata dari mata merry, emang sih cerita dia tuh sedih & menyakitkan bgt, apalagi bwt dia sbg seorang cewek. gw berlaga jadi superman deh. wkwkk
    gw memberanikan diri pindah tempat duduk ke samping merry, dengan masang muka iba gw deketin dia. anjir sumpah ngga banget akting gw. wkwkk
    gw duduk disamping merry yg lagi mengusap air matanya, gw duduk menghadap dia tuh, trus gw beranikan pegang punggung dia bosku sambil gw lesatkan kalimat yg gw masih inget dan sering gw pake ampe skarang :v

    “udah mer, yg udah berlalu biarin aja.. mungkin emang dia bukan buat kamu, lebih baik ga jadi nikah daripada udah nikah toh ditengah pernikahan terjadi kejadian spt itu. kan lebih sakit. yaa mungkin tuhan lebih tau apa yang terbaik bwt kamu” ucap gw

    dan kamprett dia malah jadi nangis beneran pas dnger kalimat gw, air mata dia udh diiringi isak tangis. waduhhh jadi lebih drama. tapi beruntungnya dia menjatuhkan kepalanya di dada gw. wkwkk rezeki lagi.. yasudah gw beranikan diri bwt usap punggung dan kepala dia bwt nyoba kasih fake perhatian. :v

    Koleksi Cerita Sex Terbaru 2018 lainnya: Mantan calon kakak ipar yang cantik.

    cukup lama dia nangis, ampe maskara dia luntur. udh kaya setan aja muka dia. hahaa tapi tetep cakep bosku.
    beberapa saat tangisan merry pun berhenti dan dia menegakan kembali badannya, dengan tangan yg mengusap seluruh air mata yg tersisa dia berdiri dan berjalan meninggalkan gw tanpa sepatah kata pun terucap. gw liat dia masuk ke kamarnya. yaa mungkin dia mau membereskan mukanya yg kusut.

    sekitar 10 menit mungkin dia berada di kamarnya, gw yg saat itu lagi maenin hp tiba” dikagetkan dengan bungkus roko yg melesat jatuh ke atas meja. gw langsung nengok keatas, gw liat merry berdiri dan duduk lagi disamping gw dengan satu batang roko menancap di mulutnya.

    “aku jadi ngeroko gara-gara dia ril, udah setaun ini aku jadi peroko” sambil nyalain roko di tangannya

    gw cmn terdiam mendengar curhatan dia.

    “asli aku jadi kaya cewe stres semenjak kejadian itu, ngeroko, jalan malam, bahkan kadang minum alkohol.. yaa demi alihin fikiran aku buat ga inget masa itu” ucap dia sembari menghembuskan asep dari mulutnya

    gw masih terdiam bosku, gw gatau kalo merry suka ngeroko.. malah baru tau skarang.

    “kamu suka minum?” tanya dia
    “kadang” jawab gw
    “kalo mau ambil tuh di kulkas” tegas dia cuek

    gw makin bingung ketika ditawarin spt itu, ragu bosku.. tapi dibalik itu otak jahat gw terus muter. wkwkk wahh kalo mabuk bareng sama merry apakah bakalan terjadi hal yg lebih asyik? wkwkk
    ehh seakan dia tau isi fikiran gw, dia malah pergi ambil sebotol crystal berikut gelas kosongnya. diletakanlah di meja sama dia. kamprettt mancing aja nih cewe. dan dengan polosnya dia mengisi gelasnya dan dikasih ke gw.

    “minum nih?” tanya gw
    “minum aja lah” jawab dia dgn nada maksa
    “aku ga prnah ada temen minum dirumah, biasanya sendirian.. mumpung ada km yg lagi nemenin aku skrang” ucap merry
    “emang km ga pernah minim diluaran? tanya gw
    “kadang sih sama temen, tapi gatau kenapa aku jadi curhat sama kamu ya, dan aku ngerasa all out cerita sama kamu tanpa ragu”
    “kenapa?” tanya gw
    “gatau padahal baru kenal, dan baru ketemu, tapi serasa udah temenan lama, suasananya cuek ngobrol sama kamu”
    “aneh ya” jawab gw simpel
    “km playboy ya?” tanya merry sambil runcingin tatapannya
    “eugghhh.. playboy apaan” hampirrr gw keselek alkohol
    “abisnya km pinter cari suasana ke cewe, udh brapa banyak korban lo?” makin tajem tatapan dia.

    sekuat tenaga gw alihin pembicaraan, soalnya gw tersudut bgt sama pertanyaan dia. wkwkk
    entah berapa gelas kita minum, yg pasti pandangan gw udh cukup kabur kala itu, dan gw liat merry pun udh cukup mabuk. tiap detik gw denger keluh kesah bahkan makian keluar dari mulut merry. yaaa pengaruh alkohol juga sih jadi keluar unek unek di kepala dia. lahh gw.. malah muncul pikiran ngeres. wkwkk
    bosan dengan curahat dia, gw nyoba alihin pembahasan. hasilnya suasana kembali humor, kita bisa mulai bercanda dan tertawa. bahkan karna efek alkohol, merry tanpa sadar suka tertawa sampe nyender di badan gw. duhhh otong gw makin ga fokus bosku. tapi beruntunglah berkat pengaruh alkohol gw jadi berani ngomong blak blakan sama dia. wkwkk

    “aishh mer, jgn nempel terus. gw jadi ga karuan”
    “hah? knapa? aahhhh.. km sange ya? mabok ya? hahaa” tertawa sambil dorong badan gw
    “iyalah.. aku normal kali”

    dan yg bikin lebih sange…

    “aku cantik ga sih? seksi ga sih? ko pacar aku tega khiatani aku? emang aku kurang apa coba?” racau merry sembari pegang toket dan membusungkannya
    “kamprettt.. haha.. mer duhh.. gw cowok, malah pegang toket depan gw” makin ga karuan gw
    “iya aku seksi ga? jawab?” tanya merry
    “iya seksi.. bangett” jawab gw
    “seseksi apa?” nanya lagi

    kamprett dasar cewe mabok, kelakuannya ga normal.

    “daripada dipegang gitu depan gw, sekalian aja buka” kesal gw sange
    “buka? ihhh ngga ya!!” jawab dia balikin badan
    “abisnya malah bikin sange tau ga?”
    “terus kalo km sange knapa? km mabok ya? haha”
    “iya mabok” tegas gw
    “ohh mabok.. bilang dong” merry deketin gw

    ini nih, udah mah dia doyan ledekin gw ditambah mabok hasilnya becandaan dia ga nalar logika. dia deketin gw sembari nyodorin toket. kan kamprett

    “kamu mabokk ya? haha.. nih aku buka” dia melepas 1 kancing bajunya

    sialll.. makin keliatan tu toket putih berikut BH abu nya.

    “mer.. mer.. ga lucu merr.. lo mabuk mer” ucap gw sembari miringin badan jauhin dia

    lahh dia malah ketawa-ketawa, puas kayanya liat gw kebingungan.
    posisi gw dilema bosku, klakuan dia bisa jadi bumerang. kalo gw beraniin pegang tu toket ntar gw digampar, tapi kalo didiemin dia tetep becandain gw.

    “gw pegang juga toket lu mer”
    “emang berani?”

    badan gw udh diujung sofa menghadap merry, dan merry duduk di depan gw. seakan gw cowo cupu yg mau diperkosa. wkwkk njir parahh.. jgn ketawain gw bosku. asli dilema situasi waktu itu.

    “pegang nih pegang” busungin dada sembari membuka kembali sisa kancing kemejanya
    “arrgghhhh” resah gw

    merry malah tertawa liat ekspresi gw bahkan gw dibilang cupu, kamprett dasar cewe mabok.
    mata gw semakin melotot ketika merry membuka lebar kemejanya. toket putih dengan balutan BH abu bikin otong gw sesak. seakan meronta toket dia pgn keluar dari sarangnya.
    merry malah ketawa ga kontrol liatin ekspresi gw, dia tertawa terbahak lalu merebahkan badannya di ujung sofa. gw cmn bisa liat merry yg mabok dengan kemeja terbuka terkulai di sofa. parah ni cewe.. mabok beneran.
    lelah tertawa, matanya terpejam.. garis tawa masih terlukis di bibir merry, seakan menyiratkan bahwa merry sedang berusaha tegar menghadapi luka yg dia alami. yahh gw kasian liat dia, apapun dia lakuin demi bisa menghibur diri, karna gw tau dia kesepian dan berusaha menutupi sakit hati yg dia alami.

    “mer.. lo tidur? mer.. hoyyy..” gw goyangin tuh badan dia

    merry tak bersuara, dan gw liat setetes air mata keluar dari ujung matanya yg terpejam. njirr kasian banget.. untung ni cewe ga bunuh diri gw fikir.

    “mer.. ke kamar yu, tidur aja, istirahat.. merr..”

    matanya terbuka lemas, gw tarik bahu merry dan membantunya bangun. merry melingkarkan tangan kirinya ke bahu gw, gw memapah merry ke arah kamar. sebenernya dia masih kuat sih berjalan, cmn gw lakuin itu biar dia ngerasa ga kesepian.
    gw melepaskan lingkaran tangan merry dan dengan lembut gw rebahin dia di kasur. dengan mata sedikit terbuka, merry melempar senyum ke arah gw. karna kala itu otak gw lagi waras, gw ga tega liat baju merry yg kebuka dengan toket yg terpampang. yahh al hasil gw kancingin lagi tuh kemejanya. tiba di kancing yg terakhir merry memegang tangan gw.

    “ril thx ya.. km udh bisa ngehibur aku” ucapnya lemas
    “iya mer” gw bales senyum

    nah dari sini nih gw bingung, ni udah malem.. gw harus balik. tapi kalo gw balik gw ga dpt jatah. wkwkk
    tapi gw harus jaga attitude, masa iya nidurin cw baru kenal. wkwkk

    “istirahat aja ya, km udh mabok parah”

    merry cmn anggukin kepalanya

    “aku pulang ya, biar kamu bisa istirahat” gw beraniin usap kepala dia
    “iya, thx ya ril”
    “iya mer, nanti km bisa kunci pintu kan?”
    “bisa”

    dengan berat dan perlahan gw melangkah keluar dari kamar, tanpa lepas merry menatapku sampai keluar kamar. yahh.. gagal deh bosku.

    nyalain rokok dulu bosku.. tarik nafas dulu biar ga kentang. wkwkk

    dengan rasa kecewa dan kentang gw berjalan menuju sofa buat mengambil jaket dan tas gw.

    “RIILLLLL.. ARIEELLLLLL..” teriak merry dari kamar

    karna kaget gw berjalan cepat menuju kamar.

    “apa mer? kenapa?” gw tajem liat keadaan merry yg masih terkulai di kasur

    merry mengulurkan tangan kirinya ke arah gw, perlahan gw mendekati dan duduk di pinggir kasur. merry menarik tangan gw dan menyuruh gw duduk di sampingnya. gw pun menurutinya, gw selonjoran sembari nyender di atas kasur. perlahan merry memutar badan dannnn membenamkan kepalanya di paha gw, tangannya ikut melingkar di paha gw. anjirrr tu toket nempel di kaki gw, empuk bosku. :v

    “nginep sini aja, temenin aku” ucap merry lemas
    “hah? nginep? serius lo?”
    “iya”
    “tidur bareng?”
    “heeh” kepala dia mengangguk

    wkwkk.. dasar bajingan mujur, akhirnya gw bisa nginep. dan berharap ada kejadian yang tak terduga :v
    kita hanya terdiam, gw ga bersuara begitupun merry. gw belai lembut rambutnya, gw bisa merasakan ketenangan terlihat dari raut wajahnya. gw biarkan merry meng istirahatkan fikirannya.
    entah berapa lama kita pada posisi itu, yg pasti kaki gw udh mulai kesemutan. dan gw rasa merry pun tertidur di pangkuan gw. kampretttt.. kaki gw mati rasa.

    “mer.. mer.. bangun mer.. merry.. hehh..” gw coba bangunin

    sontak merry terbangun seakan kaget, lalu dia menatap gw. mungkin nyawa dia blm ngumpul kala itu akibat gw bangunin, otaknya mencoba membaca kembali apa yg dia lakuin dikamar bersama gw.

    “hhhh.. apaan ril?” nada dia kembali normal

    mungkin efek alkoholnya udh mulai berkurang karna tertidur :v

    “ganti baju dulu ehh, masa tidur pake baju itu”
    “lahh.. ngapain lo dikamar gw?” tanya merry
    “hah? kan lo yg nyuruh” heran gw
    “kapan?”
    “lah tadi” makin panik gw
    “lo apain gw? macem macem ya?” makin ngdesek dia


    “kaga, suerrr.. macem macem apa” pucet muka gw asli
    “ngakuuuuu”
    “ngga mer sumpahhh”
    “ngaku ga? aku teriak nih?”
    “mer asli mer aku ga ngapa ngapain, aku bawa km ke kamar karna di sofa km mabuk berat, km yg nyuruh aku diem di kamar, km kan yg nyuruh aku nginep juga” jelas gw
    “BOHONG!! ngaku ga???” kenceng nada bicaranya
    “asli mer, suer, ahh lo mabuk berat tadi, parahh”

    tiba tiba dia tertawa ngakak

    “hahahahaaa.. baru digituin aja udah parno”
    “kamprett.. jadi lo becandain gw?”
    “iya.. hahahhaaa”
    “sialan.. gw kira lo punya kepribadian ganda ketika mabok”

    kesal bgt gw kena trol si merry, kampret ni cewe emang sarap. sekalinya sadar abis gw di kerjain. ngeliat situasi yg melegakan sekaligus kesel, gw tarik badan merry dan jatohin di kasur, gw pegang kedua tangan dia dan gw deketin muka ke muka dia. ga brenti dia ngetawain gw.

    “doyan banget ya kerjain gw”
    “emang.. hahahaa.. lucu abisnya.. hahhaaa”

    gw tunggu sampe tawa dia berhenti, setelah berenti gw langsung cium bibir dia plus gw isep bibir bawahnya. clepppttt..

    “giliran aku yg kerjain km”
    “ap…”

    tanpa tuntas bicara, gw tancepin lagi bibir gw. beruntung gw ga kena tampar, malahan merry membalas ciuman gw. sekitar 1 menit kita ciuman, merry mendorong badan gw.

    “udah ahh.. aku mw cuci muka”

    dengan perasaan kentang gw duduk terdiam melihat merry bangun dan ngeloyor ke toilet. anjrit bisa bisanya ni cewe ngerjain gw, ada aja akalnya. sialan.
    selang bberapa menit merry kembali ke kamar, dengan wajah yg masih sedikit ngetawain gw. hadeuhhh..
    dia berjalan ke arah lemari bajunya, dia membuka lemari dan mengambil baju tidur. karna risih ada gw dikamar jadi dia kembali ke toilet utk ganti baju. kepala gw mulai aga puyeng ga karuan, mungkin efek alkohol udh mulai menurun, gw putusin kembali ke meja depan utk minum beberapa gelas lagi biar kepala gw lebih stabil kadar alkoholnya. :v
    2 shot alkohol udh gw minum, sambil duduk santai di sofa libido gw kembali naik bosku. waduhh bahaya nih. hahaa

    “km minum lagi?” tanya merry yg seketika berdiri disamping sofa
    “iya, kentang nih.. puyeng pala gw”
    “mau lah” ucap merry diikuti duduk disamping gw
    “uda ah, km kalo mabok ngaco”
    “yehhh.. cepet” geserin gelas biar gw isiin
    “iyeee nih”
    “hopp hopp hopp.. ehh kebanyakan ini, km mau bikin aku tepar?”
    “iya, biar tepar sekalian, biar ga ngerjain gw lagi”
    “sialan, coba aja kalo bisa”

    bisa dibilang merry ini cukup kuat minumnya, buat standar cewe dia masih bisa tahan bberapa gelas. botol full udh tinggal nyisa dikit, paling tinggal 3 shot lagi. gw tunggu tuh ampe bereaksi di otak merry, udh mulai keliatan naik lagi, gw kasih lagi dah tuh. tepar tepar lah bodo amat ni cewe. :v
    dengan pandangan yg mulai remang gw perhatiin dia, nambah cakep aja ni cewe, pngaruh alkohol emg paten. wkwkk
    rambut terikat keatas, tengtop item dan celana pendek khas pakaian tidur wanita membuat libido gw semakin menanjak. dan gw bisa liat dia udh gapake BH, soalnya puting dia terliat samar menonjol. busetttt.. pgn banget gw nidurin dia.
    merry beranjak dari sofa, gw bisa liat dia berjalan aga zigzag, wahh udh nanjak lagi tuh alkoholnya. lalu pessss…. dia matiin lampu utama, skr cmn ada cahaya dari lampu senja dari pojok pojok atap rumah. jadi remang gini suasananya. wkwkk.. lah gw fikir dia mau tidur, ehh emang dasar cewe mabok ada aja tingkahnya. dia nyalain musik diruang tengah, lumayan kenceng pula, udah gitu dia muter musik EDM. yasalamm.. dia mau dugem dirumah? kamprett.. apa kabar tetangga, tengah malem gini muter musik kenceng. karna wkt itu gw masih kontrol, gw kecilin dah tuh volume musiknya.

    “ehh napa dikecilin?” tanya merry
    “ini tengah malem, lo mau digrebek tetangga?”
    “pinggir rumah kosong tau, ga ada orangnya”
    “udahhh volumenya segini aja, ga enak”

    kadar mabok merry udh dipuncak, sedikit sedikit dia mulai menggoyangkan tubuhnya mengikuti musik yg gw bilang sih cukup enjoy juga kalo dalam keadaan mabok. wkwkk
    anjir beneran mabok ni cewe, urat malunya udh ga fungsi.

    “lo mau dugem dirumah?”
    “bodo, ga tiap hari kaya gini, gw ngerasa bebas sekarang”

    gw kala itu masih berdiri bego di depan dia, gw perhatiin gerakan dia semakin menantang. tak ayal dia bergoyang sambil memejamkan mata menikmati badannya terbawa irama musik EDM. semakin kencang beat musiknya jantung gw semakin terbawa suasana. akal sehat gw goyah, badan gw perlahan ikut tenggelam dalam suasana. badan gw mulai bergetar dan mulai mengikuti irama musik. ga bisa gw pungkiri, beban hidup seakan hilang, skr gw ngerasa tenang dan bebas. ahhh perasaan apa ini..

    merry menari bebas dihadapan gw, gerakan tubuhnya seakan memanggil dan menantang gw. gerakan pinggulnya begitu indah dan lentur, semakin lama semakin seksi goyangannya. otak dan otong gw mendidih. suasana remang dibalut musik EDM yang membuat jantung berdebar membuat kita berdua bebas dan tak berakal sehat. seakan real berada di tempat dugem, tanpa peduli dengan tetangga atau apapun.

    gw semakin berani, perlahan gw mendekati badan merry, gw berjalan dan terhenti dibelakang merry, badan kita beradu, gerakan naik turun merry diikuti kepalanya yg berputar mendorong gw melakukan hal lebih. gw letakan tangan di pinggul merry, tanpa penolakan dia memutar pinggulnya mengikuti irama musik. terasa bgt pantat dia bergesek di bagian sensitif gw. ughhhh sungguh luar biasa, batin gw semakin bergejolak. tuntunan dari alkohol membuat gerakan tubuh merry semakin liar. udah kaya penari striptis bosku. :v

    tangan gw pun menjadi liar, kedua tangan gw melingkar di perut merry, dengan sedikit belaian lembut gw raba seluruh perutnya. gw yakin pasti seluruh tubuh merry menjadi sensitif saat ini, gerakan dia lebih menantang, tangannya pun ikut merasakan sensasi yg gw beri, usapan tangannya liar di kedua paha gw, sejenak dia melingkarkan tangan ke kepala gw juga. dengan kepala yg berputar putar, merry mencari sensasi lebih.
    gw hanya bisa meluk merry dari belakang, merasakan kehangatan dari tubuhnya. sedangkan otong gw terus menerus mendapat gesekan dari pantat merry. ciamikkk bosku, untung gw ga pake bahan jeans, bisa kram kalo otong gw menggeliat dibalik celana jeans. :v

    seiring musik berganti, kepala gw semakin bertanduk. merry tak henti menggerakan tubuh seksinya dipelukan gw. moral gw pun semakin tipis, dengan berani tangan kiri gw mulai gerilya ke area atas perutnya, perlahan bergeser dan bergeser.. tak ada penolakan ketika tangan kiri gw berada di toket kanan merry, ugghhh gundukan daging empuk pas di kepalan tangan kiri gw. dengan lembut gw remas pelan.

    tubuh merry bereaksi menikmati rangsangan dari tangan gw. pantatnya semakin menekan ke area sensitif gw. seakan diberi izin, tangan kiri gw mulai masuk ke balik bajunya.. ahhhh.. tonjolan daging empuk dan hangat membuat otak gw semakin mendidih, putingnya mengeras dan menonjol. tanpa celah gw terus menggerayangi toket merry dari balik bajunya. kepala merry menggeliat, menahan rasa gemas dari suasana yg gw kasih. fakkkk… naluri kejantanan gw udh diujung tanduk, dengan berani tangan kanan gw perlahan turun dari perut merry, mencari jalan masuk ke area vital merry. sontak tangan kanan merry memegang pergelangan tangan gw yg berusaha masuk ke balik celananya, karna ga ingin gagal, gw mencium leher dan telinga merry utk mengalihkan perhatiannya.

    sekejap gw jilat dan isap bagian sensitifnya. merry mendesahhh.. “mmhhhhh” dan cengkraman tangannya mulai kendor, skr tangan gw bisa kembali nyelusup ke balik celananya. hangat.. bulu tipis carang terasa di tangan gw, dengan gampang gw menemukan klitorisnya, dann “emmhhhh… ahhhh..” desah merry. jemari gw menari bebas di klitoris merry, pinggul merry ikut bergoyang hebat, alunan musik sudah tidak menjadi irama. kini merry mengikuti alunan dari jari gw yg terbenam di area terlarangnya. tangan merry tak karuan menggerayangi seluruh tubuh gw yg berada di belakangnya.

    jemari gw semakin nakal, bergeser terus kebawah menyusuri belahan meki yg hangat. kini jemari gw bermain di liang kewanitaannya, perlahan menekan dan berputar, sungguh terasa hangat dan licin. karena posisi gw berada di belakangnya, gw bisa dengan mudah menjentikan jari dan memasukannya ke liang meki.

    besshhh… sedikit demi sedikit jari tengah gw masuk ke liangnya, licin, panas, basah sungguh terasa. ternyata birahi merry sudah terpancing. dengan irama senada gw mengocok vagina merry, sembari terus menekan area G-spotnya. “owhhh.. mmhhhh… ril…. emmhhhhh” merry meracau diikuti gerakan tubuhnya yg semakin berputar.

    bosan dengan toketnya, tangan kiri gw naik.. gw masukin jari ke mulutnya. karna pengaruh alkohol imajinasi kita menjadi berlebih, betapa kencang merry menghisap jari gw yg berada di mulutnya. terasa ada gigitan lembut didalam sana.
    “clokk.. clokkk.. clokk.. clokkkkk..” semakin kencang gw mengocok liangnya pinggul merry bergetar dan pahanya menjepit kencang, tanpa henti gw mengocok dan mengocok.. “ummhhhh..” merry menggelinjang hebat diikuti liangnya yg semakin basah. merasa sudah mencapai kenikmatan, merry mendorong tangan gw, dia berbalik dan membuka bajunya. dengan wajah menantang dia mendorong gw mundur sampai mentok ke dinding. senyuman birahi terlukis dari bibirnya, dia menggenggam baju gw dengan kedua tangannya dan menariknya keatas. kita berdua topless skr, toket putih bulat terpampang jelas disinari cahaya sepia.

    gw hanya bisa tersenyum menantangnya. dengan liar dia mencengkram kepala gw, dia melumat bibir gw tanpa ragu, lidahnya bergoyang hebat di dalam mulut gw. entah berapa banyak air liur kita menyatu, ciuman basah penuh nafsu membuat kita semakin tergugah. tangan kita menggerayangi setiap inci tubuh masing-masing. desahan demi desahan terdengar dari bibir kita yang beradu hebat. isapan merry membuat bibir gw seakan mati rasa, sungguh hebat nafsu yg dia miliki, ditambah pengaruh alkohol membuat dia tanpa malu dan ragu untuk menunjukan birahi yg dimilikinya.

    kini leher dan telinga gw jadi sasaran keganasan merry, dia melumat habis leher gw, kecupan demi kecupan dilesatkan, bahkan jilatan memijat ia peragakan. terasa desiran angin menjadi dingin menandakan betapa basahnya area leher dan telinga gw. wah wahhh.. sepertinya ini yg dinamakan mandi kucing bosku. :v

    ga bisa gw tahan, emg gw mendesah kala itu, geli bercampur nikmat membuat gw reflek mengeluarkan desahan. tak berhenti disitu, lidah merry terus bermain tanpa lelah.. dada gw menjadi sasaran selanjutnya, putaran lidahnya bermain di area puting gw. dan hisapan kencang di puting membuat lutut gw seakan mau roboh. ohhhh.. luar biasa. kiri kanan dia lumat habis, tubuh gw digerayangi hebat oleh lidah dan kecupan merry. dada, bahu, perut, bahkan pinggang menjadi sasaran keganasan birahinya. asli.. geli banget, tapi gw bisa merasakan kelembutan & kehangatan dari permainan lidahnya.
    tiba-tiba merry mencengkram erat konti gw yg tegang dibalik celana.

    “puasin aku malem ini!!!” sayup menantang tersorot dari bola matanya

    tanpa ragu gw lumat bibirnya, kedua tangan gw masuk kebalik celananya, gw remas kencang pantat bulatnya. perlahan gw turunin celana merry, pinggulnya bergoyang membantu usaha gw menurunkan celananya. tak ingin ketinggalan, merry pun mulai melepas kancing & sleting celana gw. terburu buru kita berdua melepas sisa busana. merry kembali menerkam, kini kehangatan tubuh merry semakin terasa. keadaan bugil membuat tubuh kita seakan menyatu, tangan kita semakin bebas liar. tiap lekuk tubuh merry lebih jelas bisa gw rasakan. ohhh.. betapa mulusnya tubuh ini.
    sambil berciuman tangan merry mulai memegang konti gw yg sudah tegang maksimal, dia remas, dia usap, dan dia kocok. cairan pelumas tentu saja mengalir hebat dari lubang kejantanan gw, begitu cekatan tangan merry tak menyianyiakan pelumas itu, dia balut seluruh bagian konti gw dengan pelumas itu. ughhh.. semakin licin kepalan tangan merry. gw udah gemas banget pengen exe merry.
    merry liar mulai memutar badan gw, kini dia menempelkan tubuh depannya ke dinding, pinggulnya dia lekukan, dengan posisi kaki aga sedikit mengangkang. merry menantang gw lewat tatapan penuh birahinya menunggu untuk kenikmatan selanjutnya. gw arahkan konti gw ke lubang meki yg sudah basah, perlahan gw gesek lembut diluar lubang kewanitaannya.

    “hhhh… hhhh… ” nafas merry memburu tidak sabar menunggu liangnya digagahi kejantanan gw

    perlahan gw dorong ujung konti gw ke liang mekinya, walaupun sudah tidak perawan tapi liang mekinya masih kuat mencengkram, sedikit demi sedikit batang kejantanan gw menerjang gagah dalam kenikmatan vagina. tubuh merry bergetar diikuti kepalanya yg berputar menahan kenikmatan yg gw beri. gw pegang kedua pinggul merry dari belakang, gw genjot secara perlahan.

    “emhhh.. emhhh.. ssshhhh..” desahan merry tak kalah kencang dengan suara musik di rumah ini

    lagu demi lagu terus berganti, suasana remang romantis dengan diiringi musik cepat membuat birahi kita semakin menjadi. gw peluk tubuh merry, gw lumat habis lehernya, gw percepat gerakan pinggul gw.

    “cplokk.. cplokkk.. cplokk…”
    “ahhh.. ahhh.. ahhh.. emmmhhh..”

    kedua tangan merry pasrah menahan ke dinding di depannya, toketnya beradu dengan lapisan dinding yg dingin, pinggulnya terus bergoyang mengikuti irama genjotan yg gw beri. cengkraman liang mekinya semakin kuat ketika merry merapatkan kedua kakinya, membuat konti gw sesak berada di dalam mekinya.

    “aaahhhhh.. emmhhh.. ahhhh.. ril”

    seakan mau roboh, tubuh merry bergetar hebat, gw dorong kencang konti gw ke ujung liang nikmat. gw rasakan semprotan orgasme merry diujung kepala konti gw yg begitu hangat dan licin. nafas merry tersengal menikmati rasa nikmat dari orgasmenya.
    kini tubuh merry berdiri di ujung dinding, dengan nafas terengah dia mengistirahatkan birahinya, konti gw masih menancap, dengan lembut gw nikmati sisa kedutan yg tersisa dari liang vaginanya. lalu merry mendorong badan gw bwt lepasin otong gw, dia berbalik, dia kembali menarik otong gw dan mengarahkan ke mekinya. wahh.. posisi berdiri berhadapan nih, cukup sulit.
    gw angkat dan menahan kaki kiri merry, dengan tangan kiri gw pandu konti gw bwt kembali masuk ke liang mekinya. blesshhhh.. merry merangkul bahu gw, dengan badan sedikit miring gw mulai menggenjot. ciuman demi ciuman merry berikan, desahan masih terdengar dari mulutnya. semakin cepat gw menggerakan pinggul, semakin erat pula rangkulan yg dia beri. dada kita beradu, toket empuk hangat menempel erat di dada gw.

    “mmhhh.. mmmhh.. mhhhh.. owhhh.. sshhhhh..”

    jujur, gw ga kuat posisi ini, badan gw kram bosku. mungkin merry menyadarinya dari gerakan gw yg semakin menurun. dan merry memandu gw ke arah sofa, penuh perhatian dia menyuruhku duduk di sofa, ahhh akhirnya gw bisa duduk rebahan.

    merasa belum puas, merry naik ke pangkuan gw, dia menekuk kedua kakinya dan bertumpu pada lututnya diatas sofa. perlahan badan dia turun dan mengarahkan konti gw ke liang mekinya. ughhhhh terasa sekali batang konti gw tenggelam semua, sambil merangkul merry mendorong pinggulnya maju mundur. linuuu banget bosku.. serasa dicengkram dan diremas remas.
    dengan pelukan erat, pinggul merry bergerak semakin liar, maju mundur dan berputar. kala itu gw merem melek ga karuan, gila nikmat bangeetttttt… gw hanya bisa memegang pantat semoknya, gw remas pantatnya sebagai pelampiasan birahi. tanpa ampun merry bergoyang, kini dia bergerak naik turun. “plokkk.. plokkkk.. plokkk.. plokkk…”

    “emhhh.. emhhhh.. emhhhhh…” racaunya semakin keras
    “enak sayang?”
    “heemmmhh… owhhh..”
    “bebasin sayang, aku milik kamu malem ini” racau gw
    “iya sayang.. oohhh.. ssshhh”
    “puasin aku sayang” gw tampar pantat merry
    “aahhh.. sshhhh… rill.. enakkk.. emmhhh…”
    “terus sayang, jangan berhenti bicara” racau gw gemas penuh nafsu

    imajinasi gw pengen bebas, gw seakan pengen berkata kasar dan jorok akibat nafsu birahi yg memuncak dan pengaruh alkohol di otak gw. gw meracau tiada henti, begitu pula merry.

    “memekmu enak skali mer.. emmhhh..”
    “kontolmu jg sayang.. ahh.. puasin aku sayangg.. ahh..”

    nafsu kita semakin memuncak, genjotan kencang terus dilesatkan, tak peduli sakit ato perih.

    “aaaaaa… rill.. aku sampeee… aaaaaa… emmhhh..” merry menggelinjang hebat

    cairan hangat keluar dari meki merry, begitupun keringat kita membasuh membasahi sekujur tubuh. mendengar nafas merry yg kecapean, gw memangku tubuh merry dan merebahkannya di sofa. dengan kaki kanan terangkat ke senderan sofa, gw melihat mekinya basah dan licin. gw masukin 2 jari kedalamnya, gw kocok kencang sampai merry berteriak.

    “aaaaa… ril.. emmhhh.. pelannn.. sak… iiihhhhh..” kedua tangan merry berusaha menahan gerakan tangan gw yg mengoyak liang mekinya

    tapi gw ga gubris itu, udah kepalang penuh nafsu gw menggauli merry. entah berapa kali rintihan terdengar, awalnya terasa sakit beralih menjadi desahan menikmati. mata merry merem melek tak karuan, mulut menganga mencoba mengatur nafas.

    blesshhhh.. gw tancapkan kembali konti ke liang mekinya, gw genjot tanpa ampun. entah berapa banyak keringat kita menyatu.

    “rill.. cepet… perihhh.. emmhhhh…”
    “perih sayang… tapi suka kan?”
    “heemmm.. uhhh.. ahhh.. ahhh.. aku mauu nyam… mmhhhh.. aarrggghhhhh.. ” merry kembali bergetar

    “cplokkk cplokkk cplokkkk cplookkkk”

    merry mengerang liar, kedua kakinya menjepit pinggul gw dengan kencang. nafsu gw sudah semakin dipuncak.. tubuh gw bergetar, terasa gatal di ujung konti gw.

    “keluarin dmn sayang?”
    “lu uu uu uuu arrr”
    “ahhh.. eeggghhhhh… emmmhh..” racau gw merasakan nikmat

    dengan cepat gw mencabut konti dari liang mekinya, gw arahin konti gw ke sela sela toket merry. penuh pengertian merry memegang toketnya lalu menekan menghimpit konti gw. dengan cepat gw menggesekan konti gw di belahan toketnya. merry membantu gw lewat desahan desahan untuk memancing sperma gw keluar. tubuh gw semakin bergetar hebat, jantung berdebar kencang, rasa geli menggeliat di kepala konti gw.

    “pprrrtttt… prtttt…. prtttt….”

    dengan bebas sperma gw muncrat di belahan toket merry, banyak pula semprotan yg melesat ke leher merry, terlihat juga sperma gw turun menyucur ke sofa.

    dengan tubuh lemas gw masih berada diatas dada merry, keringat bercucuran menetes membasahi dada merry. gw mencoba mengatur nafas, tapi tiba tiba merry bergeser dan melahap konti gw yg masih dilapisi sperma.

    “emmhh….”
    “ahhh.. merr.. linu… ahh”

    tanpa mendengarkan gw, merry mengocok dan menghisap kencang konti gw. linu bangett.. auuhhhhhh

    “merr.. ahhh.. udahh… merr…”

    “cplokkkk”

    merry melepaskan hisapannya dan tersenyum puas melihat gw.

    “linu tau, maen isep aja”
    “abisnya gemes”
    “iya tapi aku linu”
    “linu dikit aja manja.. uda ahh, bersihin nih sofa, banyak banget sperma kamu”

    gw pun mengambil tisu diatas meja, kita membersihkan sisa sperma yg ada. dan dengan perasaan puas kita berdua duduk bersender di sofa mencoba untuk mengatur nafas. sejenak gw belai pahanya, dia balas dengan menjatuhkan kepalanya di bahu gw.

    “mer.. kita abis ngapain?” tanya gw
    “bikin anak”
    “kalo jadi anak gimana?”
    “yeeee.. ya jangan lah, gila lo”
    “hahaahaaa.. gw puas banget, lo puas ga?”
    “ngga”
    “lah, mau lanjut?”
    “iihhh.. ogah, enak aja” ucap merry sambil ngeloyor matiin musik lalu masuk ke toilet

    ngerasa birahi sudah terlampiaskan gw bisa nyalain rokok dengan penuh rasa puas.

    sudah habis satu batang rokok, merry kembali mendekati gw. kini dia udah berpakaian lengkap, tapi entah kenapa otong gw masih memberi sinyal kalo merry berada di deket gw. :v

    “mandi sanaaaa, keringetan badan kamu”
    “iya bentar lagi”
    “pake air anget aja biar ga masuk angin” ucap merry semari duduk di samping gw
    “oke”
    “hahaa.. pake baju cepet, tampak konyol tau ga liat kamu bugil. hahhaa”
    “yehhh.. sialan.. ehh ko gw masih horny ya deket lo?”
    “hah? gila aja, baru juga keluar”
    “liat aja nih ade gw” tunjuk gw ke konti
    “ya ampunnn, masih belum puas ya?” tangan merry memegang konti gw

    sontak otong gw kembali berdiri, waduhh bahaya.

    “mer, kocokin dong, pengen lagi nih” ucap gw
    “ogah ahh”
    “tanggung jawab mer”
    “tanggung jawab apa coba, harusnya kamu yg tanggung jawab udah nidurin aku”
    “ayolahh.. gw masih horny liat kamu, daripada aku pengen nidurin kamu lagi, pilih mana?”
    “ya ampuunnnnnn”

    dengan lembut konti gw dikocok tangan merry yg lembut, perlahan dia menurunkan tubuhnya. dann ugghhhh konti gw dimasukan ke dalam mulutnya, masih terasa aga linu sih karna sisa orgasme tadi. tapi rasa nikmatnya masih ada.

    “cplokkk” merry melepas isapannya
    “keluarin cepet ya?” ucap merry

    lalu dia kembali mengulum konti gw, dengan kocokan tangan dan isapan mulutnya membuat konti gw tak dikasih nafas. dia isap, dia jilatin seluruh batang konti gw, sampe dia mengulum dan menjilati biji kejantanan gw. ughhhh.. aliran darah gw mulai mendidih. merry mengulum konti gw dengan kecepatan yg intense, isapan kencangnya membuat batang konti gw terasa kram. luar biasa merry…
    entah membutuhkan betapa menit utk mencapai klimaks, skr tubuh gw mulai bereaksi, rasa geli mulai menggerayangi batang konti gw. uugghhhhh..

    “mer aku mau keluar.. emhh..” racau gw sembari memegang kepala merry
    “keluarin sayang.. cepat… emmhh..” racau merry membantu sembari mengocok kencang konti gw
    “ahhhh.. mer… teruss.. emmhhh… merrr..”
    “enngghhh..” merry mengocok sembari menempelkan bibirnya di kepala konti gw
    “aaaa.. mer… aaaaa.. keluar…aaahhhh”

    “cccrrrttttt… crrrtttt… crrtttt…”

    sperma gw kembali muncrat keatas, tangan merry dipenuhi cairan putih yg keluar dari liang kejantanan gw. lalu dia mencium mesra gw di bibir, tanpa perlu disuruh, merry membersihkan kontol gw yg penuh cairan sperma dengan tisu.

    puas orgasme 2x malem ini, gw bisa tidur pulas ditemani merry disisi gw.
    sampai mata terbuka dipagi hari, merry sudah tak berada disamping gw. ternyata yaaa.. dia sudah menunggu gw untuk sarapan.

    dasar bajingan mujur, udah nidurin, skarang disiapin sarapan. wkwkk

    yaaahhh.. setelah kejadian itu, kita beberapa kali mengulanginya. kita melakukan itu demi kepuasan diri kita masing-masing, tanpa status tanpa rasa cemburu.

  • Rana Minami Blowjob Di Dalam Mobil

    Rana Minami Blowjob Di Dalam Mobil


    1674 views

  • Semalam Indah Bersama Adik Sepupu

    Semalam Indah Bersama Adik Sepupu


    1674 views

    Kedua barbel kecil masing-masing seberat 5 kilogram terasa telah kian berat saja kuayun-ayunkan bergantian. Keringatku telah sejak tadi berseleweran membasahi seluruh tubuhku yang kuperhatikan lewat cermin sebesar pintu di depanku itu telah tambah mekar dan kekar. Kalau dibandingkan dengan atlet binaraga, aku tak kalah indahnya.

    Aku hanya tersenyum sambil kemudian menaruh kedua barbelku dan menyeka keringat di dahi. Kuperhatikan jam telah menunjukan pukul 22:39 tepat. Ya, memang pada jam-jam seperti ini aku biasa olahraga berat untuk membentuk otot-otot di tubuhku. Suasana sepi dan udara
    sejuk sangat aku sukai. Kamar kost-ku di pinggirn utara kota Jogja memang menawarkan hawa dinginnya. Itulah sebabnya aku sangat betah kost di sini sejak resmi jadi mahasiswa hingga hampir ujian akhirku yang memasuki semester delapan ini.

    Sudah jadi kebiasaanku, aku selalu berolahraga dengan telanjang bulat, sehingga dapat kuperhatikan tubuhku sendiri lewat cermin itu yang kian hari kian tumbuh kekar dan indah. berkulit sawo matang gelap. Rambut kasar memenuhi hampir di seluruh kedua lengan tangan dan kaki serta dadaku yang membidang ke bawah, lebih-lebih pada daerah kemaluanku. Rambutnya tumbuh subur dengan batang zakarnya yang selalu terhangati olehnya. Kuraba-raba batang kemaluanku yang mulai beranjak tegang ereksi ini. Hmm, ouh, mengasyikan sekali. Air keringatku turut membasahi batang zakar dan buah pelirku. Dengan sambil duduk di kursi plastik aku berfantasi seandainya ini dilakukan oleh seorang wanita. Mengelus-elus zakarku yang pernah kuukur memiliki panjang 20 centimeter dengan garis lingkar yang 18 centimeter! Mataku hanya merem melek saja menikmati sensasi yang indah ini. Perlahan-lahan aku mulai melumuri batang zakarku dengan air liurku sendiri. Kini sambil menggenggam batang zakar, aku terus menerus melakukan mengocok-ngocok secara lembut yang berangsur-angsur ke tempo cepat.

    Aku tengah menikmati itu semua dengan sensasiku yang luar biasa ketika tiba-tiba pintu kamar kost-ku diketok pelan-pelan. Sial, aku sejenak terperangah, lebih-lebih saat kudengar suara cewek yang cukup lama sekali tak pernah kudengar.
    “Mas, Mas Wid? Ini aku, Irma!”
    Irma? Adik sepupuku dari Pekalongan? Ngapain malam-malam begini ini datang ke Jogja? Gila! Buru-buru aku melilitkan kain handuk kecilku sambil memburu ke arah pintu untuk membukakannya. “Irma?” ucapku sambil menggeser posisiku berdiri untuk memberi jalan masuk buat adik sepupuku yang terkenal tomboy ini. Irma terus saja masuk ke dalam sambil melempar tas ranselnya dan lari ke kamar mandi yang memang tersedia di setiap kamar kost ini. Sejenak aku melongok keluar, sepi, hanya gelap di halaman samping yang menawarkan kesunyian. Pintu kembali kututup dan kukunci. Aku hanya menghela nafasku dalam-dalam sambil memperhatikan tas ransel Irma.

    Tak berapa lama Irma keluar dengan wajah basah dan kusut. Rambutnya yang lebat sebahu acak-acakan. Aku agak terkejut saat menyadari bahwa kini Irma hanya memakai kaos oblong khas Jogja. Rupanya ia telah melepas celana jeans biru ketatnya di kamar mandi. Kulit pahanya yang kuning langsat dan ketat itu terlihat jelas. “Ada masalah apa lagi, hmm? Dapat nilai jelek lagi di sekolahan lalu dimarahi Bapak Ibumu?” tanyaku sambil mendekat dan mengelus rambutnya, Irma hanya terdiam saja. Anak SMU kelas dua ini memang bandel. Mungkin sifat tomboynya yang membuat dirinya begitu. Tak mudah diatur dan maunya sendiri saja. Jadinya, aku ini yang sering kewalahan jika ia datang mendadak minta perlindunganku. Aku memang punya pengaruh di lingkungan keluarganya.

    Irma hanya berdiri termangu di depan cermin olah ragaku. Walau wajahnya merunduk, aku dapat melihat bahwa dia sedang memandangi tubuhku yang setengah telanjang ini.
    “Lama ya Mas, Irma nggak ke sini.”
    “Hampir lima tahun,” jawabku lebih mendekat lagi lalu kusadari bahwa lengan dan tangannya luka lecet kecil.
    “Berantem lagi, ya? Gila!” seruku kaget menyadari memar-memar di leher, wajah, kaki, dan entah dimana lagi.
    “Irma kalah, Mas. Dikeroyok sepuluh cowok jalanan. Sakit semua, ouih. Mas, jangan bilang sama Bapak Ibu ya, kalau Irma kesini. Aduh..!” teriak tertahan Irma mengaduh pada dadanya.
    “Apa yang kamu rasakan Ir? Dimana sakitnya, dimana?” tanyaku menahan tubuhnya yang mau roboh.
    Tapi dengan kuat Irma dapat berdiri kembali secara gontai sambil memegangi lenganku.
    “Seluruh tubuhku rasanya sakit dan pegal semua, Mas, ouh!”
    “Biar Mas lihat, ya? Nggak apa-apa khan? Nggak malu, to?” desakku yang terus terang aku sudah mulai tergoda dengan postur tubuh Irma yang bongsor ketat. Irma hanya mengangguk kalem.
    “Ah, Mas Wid. Irma malah pengin seperti dulu lagi, kita mandi bareng.. Irma kangen sama pijitan Mas Wid!” ujar Irma tersenyum malu.

    Edan! Aku kian merasakan batang kemaluanku mengeras ketat. Dan itu jelas sekali terlihat pada bentuk handuk kecil yang menutupinya, ada semacam benda keras yang hendak menyodok keluar. Dan Irma dapat pula melihatnya! Perlahan kulepas kaos oblong Irma. Sebentar dirinya seperti malu-malu, tapi kemudian membiarkan tanganku kemudian melepas BH ukuran 36B serta CD krem berenda ketatnya. Aku terkejut dan sekaligus terangsang hebat. Di tubuh mulusnya yang indah itu, banyak memar menghiasinya. Aku berjalan memutari tubuh telanjangnya. Dengan gemetaran, jemariku menggerayangi wajahnya, bibirnya, lalu leher dan terus ke bawahnya. Cukup lama aku meraba-raba dan mengelus serta meremas lembut buah dadanya yang ranum ini. “Mas Wid.. enak sekali Mas, teruskan yaa.. ouh, ouh..!” pinta mulut Irma sambil merem-melek. Mulutku kini maju ke dada Irma. Perlahan kuhisap dan kukulum nikmat puting susunya yang coklat kehitaman itu secara bergantian kiri dan kanannya. Sementara kedua jemari tanganku tetap meremas-remas kalem dan meningkat keras. Mulut Irma makin merintih-rintih memintaku untuk berbuat lebih nekat dan berani. Irma menantangku, sedotan pada puting susunya makin kukeraskan sambil kuselingi dengan memilin-milin puting-puting susu tersebut secara gemas.

    “Auuh, aduh Mas Wid, lebih keras.. lebih kencang, ouh!” menggelinjang tubuh Irma sambil berpegangan pada kedua pundakku. Puting Irma memang kenyal dan mengasyikan. Kurasakan bahwa kedua puting susu Irma telah mengeras total. Aku merendahkan tubuhku ke bawah, mulutku menyusuri kulit tubuh bugil Irma, menyapu perutnya dan terus ke bawah lagi. Rambut kemaluan Irma rupanya dicukur habis, sehingga yang tampak kini adalah gundukan daging lembut yang terbelah celah sempitnya yang rapat. Karuan lagi saja, mulutku langsung menerkam bibir kemaluan Irma dengan penuh nafsu. Aku terus mendesakkan mulutku ke dalam liang kemaluannya yang sempit sambil menjulurkan lidahku untuk menjilati klitorisnya di dalam sana. Irma benar-benar sangat menggairahkan. Dalam masalah seks, aku memang memliki jadwal rutin dengan pacarku yang dokter gigi itu. Dan kalau dibandingkan, Irma lebih unggul dari Sinta, pacarku. Mulutku tidak hanya melumat-lumat bibir kemaluan Irma, tapi juga menyedot-nyedotnya dengan ganas, menggigit kecil serta menjilat-jilat.

    Tanpa kusadari kain handukku terlepas sendiri. Aku sudah merasakan batang kemaluanku yang minta untuk menerjang liang kemaluan lawan. Karuan lagi, aku cepat berdiri dan meminta Irma untuk jongkok di depanku. Gadis itu menurut saja. “Buka mulutmu, Dik. Buka!” pintaku sambil membimbing batang kemaluanku ke dalam mulut Irma. Gadis itu semula menolak keras, tapi aku terus memaksanya bahwa ini tidak berbahaya. Akhirnya Irma menurut saja. Irma mulai menyedot-nyedot keras batang kemaluanku sembari meremas-remas buah zakarku. Ahk, sungguh indah dan menggairahkan. Perbuatan Irma ini rupanya lebih binal dari Sinta. Jemari Irma kadangkala menyelingi dengan mengocok-ngocok batang kemaluanku, lalu menelannya dan melumat-lumat dengan girang.

    “Teruskan Dik, teruskan, yeeahh, ouh.. ouh.. auh!” teriakku kegelian. Keringat kembali berceceran deras. Aku turut serta menusuk-nusukan batang kemaluanku ke dalam mulut Irma, sehingga gadis cantik ini jadi tersendak-sendak. Tapi justru aku kian senang. Kini aku tak dapat menahan desakan titik puncak orgasmeku. Dengan cepat aku muntahkan spermaku di dalam mulut Irma yang masih mengulum ujung batang kemlauanku.
    “Croot.. creet.. crret..!”
    “Ditelan Dik, ayo ditelan habis, dan bersihkan lepotannya!” pintaku yang dituruti saja oleh Irma yang semula hendak memuntahkannya. Aku sedikit dapat bernafas lega. Irma telah menjilati dan membersihkan lepotan air maniku di sekujur ujung zakar.

    “Maass, ouh, rasanya aneh..!” ujar Irma sambil kuminta berdiri. Sesaat lamanya kami saling pandang. Kami kemudian hanya saling berpelukan dengan hangat dan mesra. Kurasakan desakan buah dadanya yang kencang itu menggelitik birahiku kembali.
    “Ayo Dik, menungging di depan cermin itu!” pintaku sambil mengarahkan tubuh Irma untuk menungging. Irma manut. Dengan cepat aku terus membenamkan batang kemaluanku ke liang kemaluan Irma lewat belakang dan melakukan gerakan maju mundur dengan kencang sekali. “Aduuh, auuh.. ouh.. ouh.. aah.. ouh, sakit, sakit Mas!” teriak-teriak mulut Irma merem-melek. Tapi aku tak peduli, adik sepupuku itu terus saja kuperkosa dengan hebat. Sambil berpegangan pada kedua pinggulnya, aku menari-narikan batang kemaluanku pada liang kemaluan Irma.
    “Sakiit.. ouhh..!”
    “Blesep.. slep.. sleep..” suara tusukan persetubuhan itu begitu indah.
    Irma terus saja menggelinjang hebat.

    Aku segera mencabut batang kemaluanku, membalikkan posisi tubuh Irma yang kini telentang dengan kedua kakinya kuminta untuk melipat sejajar badannya. sementara kedua tangannya memegangi lipatan kedua kakinya. Kini aku bekerja lagi untuk menyetubuhi Irma.
    “Ouuh.. aahhk.. ouh.. ouh..!”
    Dengan menopang tubuhku berpegangan pada buah dadanya, aku terus kian ganas tanpa ampun lagi menikam-nikam kemaluan Irma dengan batang kemaluanku.
    “Crroot.. cret.. creet..!”
    Menyemprot air mani zakarku di dalam liang kemaluan Irma. “Maas.. ouuh.. aduh.. aahk!” teriak Irma yang langsung agak lunglai lemas, sementara aku berbaring menindih tubuh bugilnya dengan batang kemaluanku yang masih tetap menancap di dalam kemaluanya.

    “Dik Irma, bagaimana kalau adik pindah sekolah di Jogja saja. Kita kontrak satu rumah.. hmm?” tanyaku sambil menciumi mulut tebal sensual Irma yang juga membalasku. “Irma sudi-sudi saja, Mas. Ouh..” Entah, karena kelelehan kami, akhirnya tidur adalah pilihannya. Aku benar-benar terlelap.

  • Majalah Dewasa Edisi Nisa Beby

    Majalah Dewasa Edisi Nisa Beby


    1674 views

    Duniabola99.org– Nisa Beby Autobet88

  • Majalah Dewasa Edisi-Siva Apriklia

    Majalah Dewasa Edisi-Siva Apriklia


    1673 views

    Duniabola99.orgSiva Apriklia Bandar Colok

  • COCK_AND_GETS_MOUTH_FULL

    COCK_AND_GETS_MOUTH_FULL


    1673 views

  • Video Bokep Gadis jepang Yang Sedang Horny

    Video Bokep Gadis jepang Yang Sedang Horny


    1673 views

  • Majalah dewasa – Lee Su Mi

    Majalah dewasa – Lee Su Mi


    1672 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-
    begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model
    asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

  • Ngentot Dengan Teman Kecil

    Ngentot Dengan Teman Kecil


    1672 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Dan kali ini kami akan membagikan Foto Ngentot yang berjudul “Ngentot Dengan Teman Kecil”. Tak perlu menunggu lama langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Famous MILF pornstar Eve Angel undresses for a quick finger fuck

    Famous MILF pornstar Eve Angel undresses for a quick finger fuck


    1672 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Nafsu Panas Seks Birahi Wulan

    Nafsu Panas Seks Birahi Wulan


    1672 views

    Wulan adalah seorang ibu rumah tangga yang baik dan tanpa cacat. Usia Wulan 32 tahun. Suami Wulan bekerja sebagai PNS dan mereka hidup normal dan bahagia. Wulan sendiri seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama tetapi memilih tidak bekerja. Wulan termasuk taat beragama. Wulan memiliki keponakan yang tinggal bersama di rumah Wulan. Namanya Adit. Umurnya 16 tahun.

    Tetapi ada kejadian yang membuat Wulan merasa sebagai wanita berdosa yang tidak lagi mampu menghindari dosa bersetubuh dengan laki-laki yang bukan suami sendiri. Membayangkan kejadian-kejadian tersebut Wulan selalu ingin menangis tetapi pada saat yang sama Wulan juga didera oleh nafsu birahi membara yang tidak mampu Wulan atasi.

    Kejadiannya adalah sebagai berikut.

    Saat itu sore hari sekitar jam 3 dan Wulan baru saja bangun tidur. Sedangkan suaminya masih bekerja di kantor nya. Dari dalam kamar Wulan dapat mendengar suara komputer yang dimainkan keponakan Wulan, Adit di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan kamar tidur Wulan. Adit sering sekali menggunakan komputer, Wulan kira dia hanya main game saja. Pintu kamar Wulan agak terbuka.

    Wulan bermaksud untuk keluar dari kamar, tetapi ketika Wulan menarik pintu, apa yang terlihat membuat Wulan tertegun dan mengurungkan niat tersebut. Apa yang terlihat dari balik pintu membuat hati Wulan betul-betul terguncang. Wulan dapat melihat di layar komputer tampak wanita kulit putih telanjang tanpa busana dengan posisi terlentang dan kaki terbuka dengan kemaluan tampak jelas. Wulan menjadi kesal karena Adit melihat hal-hal yang sangat terlarang tersebut.

    Tetapi yang kemudian membuat Wulan shock adalah setelah menyadari bahwa Adit sedang mengurut-urut kontolnya. Wulan dapat melihat celana Adit agak turun. Adit sedang duduk melihat layar sambil mengusap-usap kontolnya yang tampak berdiri tegang. Wulan betul-betul tercengang melihat semua ini. Kemaluan Adit memang tidak berukuran besar tetapi melihat kakunya batang keponakannya ini membuat Wulan berdebar. Batang kemaluannya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yang menonjol.

    Samar-samar Wulan dapat mendengar napasnya yang terengah. Adit sama sekali tidak menyadari bahwa Wulan melihat kelakuannya dari balik pintu. Kejadian Adit membelai-belai kemaluannya ini berlangsung terus selama lebih kurang 5 menit. Yang mengagetkan adalah reaksi kewanitaan tubuh Wulan, ternyata jantung Wulan terasa berdebar keras menyaksikan batang kemaluan yang demikian kaku dan semakin merah, terutama bagian kepalanya. Gerakan tangan Adit semakin cepat mencengkeram kemaluannya dengan muka yang tampak tegang memandangi layar monitor.

    Astaga .., dari lubang kemaluannya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Adit dan dioles-oleskan ke seluruh kemaluannya. Nafas Adit terdengar sangat keras tetapi tertahan-tahan. Wulan merasa nafsu birahinya muncul, tubuh Wulan mulai gemetar. Nafas Wulanpun mulai tak teratur dan Wulan berusaha agar nafas Wulan tak terdengar oleh Adit.

    Apa yang Wulan lihat selanjutnya membuatnya sangat tergetar. Tubuh Adit tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kemaluan itu sekuat-kuatnya.

    “Eeeeeegh, heeeeeeggh .”, Adit mengerang agak keras, dan ya ampun …, yang tidak Wulan sangka-sangka akhirnya terjadi juga. Dari lubang di kepala batang kemaluannya terpancar cairan putih kental. ceritasexpembantu.com Adit memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali. Sebagian jatuh ke perutnya tetapi ada juga yang ke lantai dan malah sampai ke keyboard komputer. Oooohhhhhhh .., k****l itu tampak tegang, urat-urat menonjol keluar, mani nya muncrat ke atas. Melihat air mani muncrat seperti itu segera saja Wulan merasakan lonjakan birahi yang luar biasa di sekujur tubuh Wulan. memek Wulan terasa menjadi basah dan nafas Wulan menjadi memburu dan tersengal sengal.

    Wulan berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada semacam perasaan tidak enak dan bersalah yang tumbuh menyaksikan keponakan Wulan dan terutama atas reaksi tubuh Wulan seperti ini. Kini ****** itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Jarak Wulan dengan Adit sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran. Adit tampak mulai tenang dan napasnya semakin teratur. k****l yang berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang dan tampak lega terpuaskan.

    Adit kemudian berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya. Seolah-olah ada yang menuntun, Wulan berjingkat menuju komputer tanpa menimbulkan bunyi. Wulan memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh wanita muda berkulit putih (orang Barat) yang telah mengundang nafsu keponakan Wulan. Pandangan Wulan beralih ke tetesan-tetesan mani yang tampak di dekat keyboard. Wulan mengusap mani tersebut dengan jari dan entah mengapa Wulan mencium dan menjilati jari tangan Wulan yang berleleran dengan mani.

    Rasanya asin dan baunya terasa lekat, tetapi nafsu birahi Wulan terbangkit lagi. Wulan tidak ingin Adit curiga. Dari layar komputer Wulan melihat address internetnya dan Wulan catat saja di dalam hati. Wulan berjingkat masuk kamar dan membaringkan tubuh. Tak lama Wulan dengar Adit kembali ke komputernya dan Wulan kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yang tadi ia muncratkan. Kemudian Wulan dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya).

    Sejak saat itu Wulan merasa ada perubahan luar biasa pada diri Wulan. Sebelumnya Wulan melakukan hubungan sex dengan suami hanyalah sebagai suatu hal yang rutin saja. Kejadian Adit melakukan onani di depan computer membuat Wulan menemukan sesuatu yang baru dalam hal soal sex.

    Sesuatu yang menggairahkan, nafsu birahi yang menggelegak, tetapi sekaligus perasaan dosa, karena ini dibangkitkan oleh kejadian yang dilakukan keponakan Wulan sendiri. Apa yang dilakukan keponakan Wulan membuat Wulan shock, tetapi yang juga mengerikan adalah justru keponakan Wulan sendiri membangkitkan nafsu birahi Wulan yang menyala-nyala. Adit yang selalu Wulan anggap keponakan masih kecil dan tidak mungkin berhubungan dengan hal hal yang berbau sex dan porno.

    Selalu terbayang di mata Wulan wajah Adit dengan napas terengah engah dan muka tegang, kocokan tangannya, batang k***** yang berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yang menonjol. Air mani yang memuncrat-muncrat dari lubang k****lnya. Ya Tuhan .. , k***** itu adalah milik keponakan Wulan. Sejak kejadian itu Wulan sering terbayang k****l Adit yang sedang memuncrat – muncratkan air maninya. Tetapi yang tidak dapat Wulan lupakan adalah warnanya yang kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yang menonjol.

    Saat itu k***** itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Jika mengingat dan membayangkan kejadian itu, birahi Wulan mendidih, terasa ada cairan merembes keluar dari lubang kemaluan Wulan. Hal lain yang memperparah keadaan adalah, sejak hari kejadian itu, Wulan mulai berkenalan dengan dunia baru yang tidak pernah Wulan datangi sebelumnya. Wulan sudah biasa browsing di Yahoo ataupun yang lain.

    Tetapi sejak mengenal “Cerita sex”. Wulan mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari sesudah kejadian Adit onani, Wulan mulai membuka-buka situs “Cerita Dewasa”. Tentu saja itu Wulan lakukan pada saat tidak ada orang di rumah. Saat itulah Wulan mulai mencoba-coba “Cerita sex”. Wulan tidak menyangka ada suatu situs internet menyajikan cerita dan gambar pornografi yang seperti itu.

    Wulan membuka – buka gambar wanita-wanita telanjang yang tampak tidak malu-malu memperagakan bagian kewanitaannya yang seharusnya ditutup rapat rapat. Mereka tampaknya menikmati apa yang mereka lakukan dengan mempertontonkan bagian tubuhnya yang terlarang. Pada hari itu Wulan mulai juga menemukan situs-situs lain yang lebih porno. Ada sekitar 3 jam Wulan berpindah-pindah dan mempelajari dunia sexual penuh nafsu yang tidak pernah Wulan bayangkan sebelumnya.

    Laki-laki dan perempuan bersetubuh dengan berbagai macam cara yang tidak pernah Wulan bayangkan sebelumnya dan yang tidak pernah Wulan praktekkan sebelumnya dengan suami. Ada perempuan yang menghisap ****** berukuran sangat besar (kelihatannya lebih besar dari k***** suami Wulan) hingga k***** itu memuntahkan air maninya. Astaga, perempuan itu membiarkan mani itu muncrat sampai membasahi wajahnya, berleleran, dan bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik.

    Tetapi yang paling membangkitkan birahi Wulan adalah persetubuhan orang Jepang. Mungkin karena mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Dan mungkin ada kesan surprise juga bagi Wulan, bahwa orang-orang Jepang yang tampak sopan itu dapat begitu bernafsu di dalam sex. Wulan memang bukan orang keturunan Chinese, tetapi kulit Wulan cukup putih untuk ukuran orang *********** Jadi Wulan melihat semacam ada kesamaan antara diri Wulan dengan wanita Jepang itu walau tentunya kulit Wulan tidak seputih mereka.

    Wanita Jepang juga memiliki kulit kemaluan, bibir-bibir memek yang berwarna gelap kecoklatan, mirip seperti kemaluan Wulan sendiri Wulan juga mendapatkan suatu situs di mana wanita-wanita muda Jepang mengisap k***** hingga muncrat dan air mani yang sangat banyak berleleran di mukanya yang berkulit putih. Wulan selalu panas dingin melihat itu. Kehidupan sex internet yang paling memabukkan Wulan adalah cerita-cerita nafsu di “Cerita sex” dan melebihi segala suguhan gambar sex yang ada. Wulan sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tidak Wulan sangka bahwa kehidupan sex orang-orang Indonesia dapat seliar dan juga seindah itu.

    Yang paling merangsang dan membuat Wulan agak histeris adalah cerita sex antara orang yang masih sedarah, seperti antara tante dengan keponakan, antara sepupu, saudara ipar, atau malah antara keponakan dan tantenya. Mungkin ini karena perasaan Wulan terhadap Adit keponakan Wulan. Di situs lain, Wulan pernah membaca cerita sexual antara keponakan dengan tantenya. Wulan sampai menangis membaca cerita itu, tetapi juga sekaligus merasakan birahi yang luar biasa.

    Ini tidak berarti bahwa Wulan berniat menyetubuhi keponakan Wulan sendiri, Wulan takut atas dosanya. Wulan kira kejadian berikutnya yang akan Wulan ceritakan adalah takdir yang tidak dapat Wulan hindarkan. Wulan begitu lemah dari godaan setan dan sangat menikmati apa yang Wulan perbuat. Kejadian itu adalah pada sore hari sekitar jam setengah empat, beberapa minggu setelah kejadian Wulan memergoki Adit beronani, kalau tidak salah dua atau tiga hari menjelang tahun baru.Cerita Sex Pembantu

    Sebelumnya Wulan baru menutup internet, membaca cerita-cerita di “Cerita sex” dan melipat-lipat pakaian yang akan disetrika. Pada saat melipat pakaian yang akan disetrika itu akan selesai, Wulan mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu harus menunggu Wulan selesai. Sesudah selesai melipat pakaian, Wulan intip dari dalam, ternyata dia adalah Budi.

    Budi adalah suami dari ipar (adik suami) Wulan. Wulan sangat dekat dengan Dian, istri Budi. Wulan juga mempunyai hubungan baik dengan Budi. Ia berumur kira-kira 36 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih dan Wulan akui lebih tampan dari suami Wulan. Perawakannya tidak tinggi, hanya sekitar 164 cm, hampir sama dengan tinggi Wulan. Melihat Budi di luar Wulan jadi agak terburu-buru.

    Biasanya Wulan menemui orang yang bukan suami dan keponakan (atau wanita) selalu dengan mengenakan pakaian wanita rapi dan tertutup rapat. Karena terburu-buru dan tanpa Wulan sadari, Wulan hanya mengenakan baju tidur berkain halus warna putih sebatas lutut berlengan pendek dengan kancing-kancing di depan. Untung Wulan masih sempat mengenakan secarik kain selendang warna hitam untuk menutup kepala, seperti selendang tradisional yang diselempangkan di kepala hanya untuk menutup rambut.

    Leher Wulan terbuka dan telinga Wulan terlihat jelas. Apa boleh buat Wulan tidak dapat membiarkan Budi menunggu Wulan di depan rumah terlalu lama. Wulan membuka pintu. Budi tersenyum melihat Wulan walaupun Wulan tahu dia agak heran melihat Wulan tidak berpakaian seperti biasanya.

    “Apa kabar Wulan”, sapanya,
    “Saya membawakan titipan pakaian dari Dian”.
    “Eh, ayo masuk Bud, baru dari kantor ya ?”, dan Wulan persilakan dia masuk. Wulan lalu mengambil barang yang dibawa Budi dan meletakkannya di meja makan.

    Meja makan terletak di ruang tengah tidak jauh dari meja komputer. Dapur dapat terlihat jelas dari ruang tamu. Sambil duduk di sofa ruang tamu, Budi mengatakan

    “Saya tadi ketemu suamimu di kantor katanya baru pulang jam enam nanti”.
    “Eh, Mana keponakanmu, Wulan ?”, kata Budi lagi.
    “Adit sedang main ke rumah teman dari siang tadi dan katanya mungkin baru pulang agak malam” kata Wulan.

    Tiba-tiba Wulan menyadari bahwa mereka hanya berdua saja. Wulan duduk di sofa di seberang dari kursi sofa yang diduduki Budi. Pada saat Wulan mulai duduk Wulan baru menyadari agak sulit untuk duduk dengan rapi dan tertutup dengan pakaian yang Wulan kenakan. Posisi alas duduk sofa cukup rendah sehingga pada saat duduk lutut terasa tinggi dibandingkan dengan pantat.

    Jadi bagian bawah paha Wulan agak terangkat sedikit dan agak sulit tertutup sempurna dengan pakaian seperti yang Wulan kenakan dan pada saat duduk ujung pakaian tertarik ke atas lutut. Budi tampak agak terkesiap melihat Wulan. Sekilas ia melirik ke lutut dan paha Wulan yang memang putih dan tidak pernah kena sinar matahari (Wulan selalu berpakaian panjang ke luar rumah). Wulan agak malu dan canggung (Wulan kira Budi juga tampak agak canggung). Tetapi mereka sudah bukan remaja lagi dan dapat menguasai diri

    “Apa kabar Dian, Bud”, tanya Wulan.
    “Dian beberapa hari ini kurang sehat, kira-kira sudah semingguan lah”, kata Budi.
    “Bagaimana Adit, Wulan ?, apa enggak ada pelajaran yang tertinggal ?”, Budi balik bertanya.
    “Yah, si Adit sudah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan bagus”, Wulan jawab.

    Tiba-tiba Budi bilang

    ” Wah, kayak-kayaknya Adit semakin getol main komputernya yah Wulan, kan sudah SMA”. Deg perasaan Wulan, semua pengalaman internet jadi terbayang kembali.

    Terutama terbayang pada Adit saat beronani di depan komputernya.

    “Eh, kenapa kak Wulan, koq kaya seperti orang bingung sih ?”, Budi melihat perubahan sikap Wulan.
    “Ah, tidak apa-apa kok. Tapi si Adit memang sering sekali main komputer.” kata Wulan.

    Wulan mendadak merasakan keberduaan yang mendalam di ruangan itu. Wulan merasa semakin canggung dan ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu Wulan menawarkan minum pada Budi,

    “Wah lupa, kamu mau minum apa Bud ?”.
    “Kalau tidak merepotkan, Wulan minta kopi saja deh”, kata Budi.

    Wulan bangkit berdiri dari sofa. Tanpa Wulan sengaja, paha dan kaki Wulan sedikit terbuka pada saat Wulan bangun berdiri. Walaupun sekilas, Wulan melihat pandangan mata Budi melirik lagi ke paha Wulan, dan tampak agak gugup. Apakah dia sempat melihat bagian dalam paha saya?, pikir Wulan di dalam hati.

    “Tunggu sebentar ya..”, kata Wulan ke Budi.

    Sambil menuju ke kamar membawa pakaian titipan dari Dian, Wulan melirik sebentar ke arah Budi. Budi tampak tertunduk tetapi tampak ia mencuri pandang ke arah Wulan. Wulan tersadar bahwa penampilan pakaian Wulan yang tidak biasanya telah menarik perhatiannya. Terutama sekali mungkin karena posisi duduk Wulan tadi yang menyingkap bagian bawah pakaian Wulan. Wulan yang terbiasa berpakaian tertutup rapat, ternyata dengan pakaian seperti ini, yang sebenarnya masih terbilang sopan, telah mengganggu dan menggugah (sepertinya) perhatian Budi.

    Menyadari ini Wulan merasa berdebar-debar kembali, dan tubuh Wulan terasa seperti dialiri perasaan hangat. Tanpa sengaja Wulan melihat cermin lemari pakaian dan menyaksikan penampilan Wulan di kaca yang membuat Wulan terkesiap. Ternyata pakaian yang Wulan kenakan tidak dapat menyembunyikan pola pakaian dalam (bra dan celana dalam) yang Wulan kenakan. Celana dalam yang Wulan pakai terbuat dari bahan tipis berwarna putih sedangkan kutangnya berwarna hitam.

    Karena pakaian yang Wulan kenakan berwarna putih dan terbuat dari bahan yang halus maka celana dalam dan bh tadi tampak terbayang dari luar. Ya ampun ., Wulan tidak menyadari, dan tentunya Budi dapat melihat dengan leluasa. Wulan menjadi merasa agak jengah. ceritasexpembantu.com Tetapi entah mengapa ada perasaan lain yang muncul, Wulan merasa sexy dan ada perasaan puas bahwa Budi memperhatikan penampilan Wulan. Tubuh Wulan tampak ramping dengan kulit yang putih. Budi yang Wulan anggap sopan dan ramah itu ternyata memperhatikan tubuh dan penampilan Wulan. Wulan merasa nakal dan tiba-tiba perasaan birahi itu muncul sedikit demi sedikit. Bayang-bayang persetubuhan dan sex di internet melingkupi Wulan.

    Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yang harus dilakukan. Wulan jadi tidak bisa berpikir lurus. Wulan berusaha menenangkan diri tetapi tidak berhasil. Akhirnya Wulan putuskan, Wulan akan melakukan sedikit permainan, dan lihat saja apa nanti yang akan terjadi. Wulan merasa jatuh ke dalam takdir. Dengan dada berdebar, perasaan malu, perasaan nakal, dan tangan agak gemetar, Wulan membuka kancing baju Wulan yang paling bawah. Bagian bawah dari baju Wulan sekarang tersibak hingga 15 cm di atas lutut.

    Mungkin bukan seberapa, tetapi bagi Wulan sudah lebih dari cukup untuk merasakan kenakalan birahi. Satu lagi kancing baju yang paling atas Wulan buka sehingga bagian atas yang mulai menggunduk dari tetek Wulan mulai terlihat.

    Payudara Wulan cukup montok, berukuran 34B. Sambil berdebar-debar Wulan keluar kamar menuju dapur.

    “Wah maaf ya Bud, agak lama, sekarang Wulan buat dulu kopinya.” kata Wulan.

    Wulan dapat merasakan Budi memandang Wulan dengan perhatian yang lebih walaupun tetap sangat sopan. Ia tersenyum, tetapi lagi-lagi pandangannya menyambar bagian bawah tubuh Wulan. Wulan tahu bahwa untuk setiap langkah Wulan, pakaian bawah Wulan tersibak, sehingga ia dapat melihat bagian paha Wulan yang mulai sangat memutih, kira-kira 20 cm di atas lutut. Wulan merasa sangat sexy dan nakal, dibarengi dengan birahi. Saat itu Wulan tidak ingat lagi akan suami dan keponakan. Pikiran Wulan sudah mulai diselimuti oleh nafsu berahi. Wulan berpikir untuk menggoda Budi.

    Wulan membuka lemari dapur dan membungkuk untuk mengambil tempat kopi dan gula. Wulan sengaja membungkukkan pinggang ke depan dengan menjaga kaki tetap lurus. Baju Wulan bagian belakang tertarik ke atas sekitar 20 cm di atas lipatan lutut dan celana dalam tercetak pada baju karena ketatnya. Wulan dapat merasakan Budi memandangi tubuh Wulan terutama pantat dan paha Wulan. Kepuasan melanda Wulan yang dapat menarik perhatian Budi. Wulan merasa Budi selalu melirik-lirik Wulan. Secangkir kopi yang masih panas Wulan bawa ke ruang tamu. Tepat di depan sofa ada meja pendek untuk meletakkan minuman. Wulan berjongkok persis di seberang Budi untuk meletakkan kopi. Wulan berjongkok dengan satu lutut di lantai sehingga posisi kaki agak terbuka. Samar-samar Wulan mendengar Budi mendesis.

    Sambil meletakkan kopi Wulan lirik dia, dan ternyata ia mencuri pandang ke arah paha-paha Wulan. Wulan yakin ia dapat melihat nyaris ke pangkal paha Wulan yang tertutup celana dalam putih. Sambil berjongkok seperti itu Wulan ajak dia ngobrol.

    “Ayo di minum kopinya Bud, nanti keburu dingin”, kata Wulan.
    “Oh, ya, ya, terima kasih”, kata Budi sambil mengambil kopi yang memang masih panas, sambil kembali pandangannya menyambar ke arah bagian dalam paha Wulan.

    Sekitar tiga menitan Wulan ngobrol dengan Budi membicarakan masalah kopi, sambil tetap menjaga posisi Wulan. Wulan lihat Budi mulai gelisah dan mukanya agak pucat.

    Apakah ia terangsang, tanya Wulan dalam hati. Wulan kemudian bangkit dan duduk di sofa di tempat semula Wulan duduk. Wulan duduk dengan menyilangkan kaki dan menumpangkan paha yang satu ke atas paha yang lain. Wulan melihat lagi Budi sekilas melirik ke bagian tubuh Wulan .

    “Hemmhhh ..”, Wulan mendengar Budi menghela napas.

    Bagian bawah baju Wulan tertarik jauh ke atas hingga setengah paha, dan Wulan yakin Budi dapat melihat paha Wulan yang terangkat (di atas paha yang lain) hingga dekat ke pantat Wulan. Mereka terdiam beberapa saat. Secara perlahan Wulan merasakan memek Wulan mulai berdenyut. Suasana ini membuat Wulan mulai terangsang. Pandangan Wulan tanpa terasa menyaksikan sesuatu yang mengguncang dada.

    Wulan melihat mulai ada tonjolan di celana Budi di bagian dekat pangkal paha. Dada Wulan berdebar-debar dan darah terasa mendesir. Wulan tidak sanggup mengalihkan pandangan Wulan dari paha Budi. Astaga, tonjolan itu semakin nyata dan membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa. Oh., ukuran tonjolan itu membuat Wulan mengejang. Wulan merasa malu tetapi juga dicengkeram perasaan birahi. Muka Wulan terasa memerah.

    Wulan yakin Budi pasti menyaksikan Wulan memandangi tonjolan kontolnya. Untuk memecahkan suasana diam Wulan berusaha mencari omongan. Sebelumnya Wulan agak menyandar pada sofa dan menurunkan kaki Wulan dari kaki yang lain. Sekarang Wulan duduk biasa dengan paha sejajar agak terbuka. Bagian bawah baju Wulan tertarik ke atas.

    “Ehhheeehh”, terdengar desah Budi. Kini ia dapat melirik dan menyaksikan dengan leluasa kedua belah paha Wulan hingga bagian atas.

    Paha Wulan cukup berisi berwarna putih. Budi seolah tidak dapat mengalihkan pandangannya dari paha Wulan. Ohhhh .., Wulan lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Wulan merasakan nafsu yang menggejolak dan pumya keinginan untuk meremas tonjolan itu.

    “Eh .. Bud, kenapa kamu? Kamu kok kayaknya pucat lho”, astaga suara Wulan terdengar gemetar.
    “Ah..,Wulan .., enggak … apa-apa kok”, suara Budi terputus-putus, wajahnya agak tersipu, merah dan tampak pucat. “Itu kok ada tonjolan, memangnya kamu kenapa?”, kata Wulan sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celananya

    Ahh, Wulan malu sekali waktu mengucapkan itu, tapi nafsu Wulan mengalahkan semua pikiran normal.

    “Ehh.., euuuh., oh yahh ., ini lho, penampilan Wulan beda sekali dengan biasanya” kata Budi jujur sambil terbata-bata.

    Wulan paksakan diri untuk mengatakan.

    “Apa Budi tertarik . terangsang .. melihat Wulan?”.
    “Ahh, saya nggak bisa bohong, penampilan Wulan .. eh . tidak biasanya. Wulan mesti sudah bisa lihat kalau saya terangsang. Kita kan sudah bukan keponakan kecil lagi” kata Budi.

    Tiba-tiba saja Budi berdiri dan duduk di sebelah Wulan.

    “Wulan, . eh saya mohon mohon maaf, tapi saya tidak sanggup menahan perasaan. Wulan jangan marah … ” begitu saja meluncur kata-kata itu dari Budi.

    Ia mengucapkan dengan sangat perasaan dan sopan. Wulan terlongong-longong saja mendengar kata – katanya..

    “Ahh .. Bud .”, hanya itu kata yang terucap dari mulut Wulan.

    Dengan beraninya Budi mulai memegang tangan kanan Wulan dan mengusap-usapnya dengan lembut. Diangkatnya tangan Wulan dan diciumi dengan lembut. Dan yang menggairahkan Wulan, jari-jari tangan Wulan dijilat dan dihisapnya. Wulan terbuai dan terangsang oleh perbuatannya. Tiba-tiba saja diletakkannya tangan Wulan tepat di atas kontolnya yang menonjol. Tangan Wulan terasa mengejang menyentuh benda yang keras dan liat tersebut. Terasa k***** Budi bergerak-gerak menggeliat akibat sentuhan dan remasan tangan Wulan.

    “Eehhmm.” Budi mendesah.

    Tanpa terasa Wulan mulai meremas-remas tonjolan itu, dan k***** Budi terasa semakin bergerak-gerak.

    “Oooh Wulan, eeehhhmmm … ohhgg, nikmaat sekali .”, Budi mengerang.
    “Eeehhh . jangan terlalu keras meremasnya, ahh .. diusap-usap saja, saya takut tidak kuat nahannya”, bisik Budi dengan suara gemetar.

    Budi mulai membelai kepala Wulan dengan kedua tangannya. “Kak Wulan lehernya putih sekali”, katanya lagi. Wulan merasa senang mendengar ucapannya. Dibelainya rambut Wulan dengan lembut sambil menatap muka Wulan.

    Wulan bergetar memandang tatapannya dan tidak mampu melawan pandangannya. Budi mulai menciumi pipi Wulan. Dikecupnya kedua mata Wulan mesra. Digesek-gesekkannya hidungnya ke hidung Wulan ke bibir Wulan berlama-lama bergantian. Saat itu tidak hanya birahi yang melanda Wulan .. tetapi juga perasaan Wulanng yang muncul. Ditempelkannya bibirnya ke bibir Wulan dan digesek-gesekkan. Rasa geli dan panas terasa menjalar merambat dari bibir Wulan ke seluruh tubuh dan bermuara ke daerah selangkangan.

    Wulan benar-benar terbuai. Wulan tidak lagi mengusap-usap kontolnya dari balik celana, tetapi kedua lengan Wulan sudah melingkari lehernya tanpa sadar. Mata Wulan terpejam erat-erat menikmati cumbuannya. Tiba-tiba terasa lidahnya menerobos masuk mulut Wulan dan dijulurkannya menyentuh ujung lidah Wulan. Dijilatinya lidah Wulan dengan lidahnya.

    “Eenggghh ..” Tanpa sadar Wulan menjulurkan lidah Wulan juga.

    Kini mereka saling menjilat dan napas Wulan tersengal-sengal menikmati kelezatan rangsangan pada mulut Wulan. Air ludah Wulan yang mengalir dijilati oleh Budi. Seperti orang kehausan, ia menjilati lidah dan daerah bibir Wulan.

    “Aaauungghh .. ooohhhh…”, Wulan mulai mengerang-erang. Napas Budi juga terdengar memburu,
    “Heeeghh… hhnghh”, ia mulai mendesah-desah.

    Muka mereka sekarang berlepotan ludah, bau ludah tercium tetapi sangat Wulan nikmati.

    Dikenyot-kenyotnya lidah Wulan kini sambil menjelajahkan lidahnya di rongga mulut Wulan. Wulan membuka mulut Wulan selebar-lebarnya untuk memudahkan Budi. Sekali-kali ia menghirup cairan ludah Wulan. Wulan tidak menyangka, laki-laki yang sehari-hari tampak sopan ini sangat menggila di dalam sex. Dijilat-jilatnya juga leher Wulan. Sekali-kali leher Wulan digigit-gigit. Ohhh .., alangkah nikmatnya, Wulan sangat menikmati yang ia lakukan pada Wulan.

    Tiba-tiba Budi menghentikan aktivitasnya,

    “Wulan, pakaiannya saya buka yaahh”. Tanpa menunggu jawaban Wulan, ia mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Dilepaskannya baju Wulan.

    Sekarang Wulan tergolek bersandar di sofa hanya dengan BH dan celana dalam saja beralaskan baju yang sudah terlepas.

    “Indah sekali badan Wulan. Putih sekali”, katanya.

    Diusap-usapnya perut Wulan.Diciumnya lembut perut Wulan dan dijilatnya sedikit pusar Wulan. Rasa geli dan nikmat menjalar dari pusar dan kembali bermuara di daerah kemaluan Wulan. Budi mengalihkan perhatiannya ke tetek Wulan. Diusap-usapnya tetek Wulan dari balik BH. Perasaan geli tetapi nyaman terasa pada tetek Wulan. Tanpa diminta Wulan buka BH sendiri. Kini kedua tetek Wulan terpampang tanpa penutup. Bayu memandangi kedua gundukan di dada Wulan dengan muka serius.

    Tetek Wulan yang montok dan kenyal dengan pentil berwarna coklat muda. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua tetek Wulan. Merinding nikmat terasa tetek Wulan. Semakin lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua tetek Wulan. Wulan mengerang-erang menahan rasa nikmat ini. Kini dijilatinya pentil tetek yang sebelah kanan. Tidak puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas tetek. Wulan tidak dapat menahan nikmat dan tanpa terasa tubuh Wulan menggeliat-geliat liar.

    Cairan terasa merembes keluar memek Wulan dan membasahi celana dalam yang Wulan kenakan. Kini Budi berpindah ke tetek dan pentil Wulan yang sebelah kiri dan melakukan hal yang sama. Dikenyutnya pentil Wulan sambil digigit-gigit, dan diremas-remasnya pula kedua tetek Wulan. Perasaan nikmat membakar tetek Wulan dan semakin lama rasa nikmat itu menjalar ke lubang memek Wulan. memek Wulan terasa basah kuyup oleh cairan yang keluar. Wulan mengerang-erang dan mengaduh-aduh menahan nikmat,

    “Oooohh Buuuud..”. Tangan Budi sekarang menjalar ke bagian celana dalam Wulan.
    “Ahhh, Wulan celananya sudah basah sekali”, kata Budi.
    “Enghh, iya Buud.., Wulan sudah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali”, kata Wulan.

    Tepat di bagian depan memek Wulan, jari-jarinya membelai-belai bibir memek melalui celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yang luar biasa menerjang memek Wulan. Wulan tidak dapat menahan rasa nikmat ini, dan mengerang -erang. Kemudian Budi menarik dan melepas celana Wulan. Kini Wulan tergeletak menyandar di sofa tanpa busana sama sekali. “Ohh, indah sekali”, kata Budi. Diusap-usapnya rambut jembut Wulan yang jarang-jarang itu. “Sangat merangsang lan”, kata Budi. Dibukanya kedua belah paha Wulan, dan didorong hingga lutut Wulan menempel di perut dan dada. Bibir-bibir memek Wulan kini terbuka lebar dan dapat Wulan rasakan lubang memek Wulan terbuka.

    Wulan merasa ada cairan merembes keluar dari dalam lubang memek. Wulan sudah sangat terangsang. Tiba-tiba saja Budi berlutut di lantai dan ohhhhh, diciumnya memek Wulan.

    “Ahh, jangan Bud, malu…”, kata Wulan kagok.

    Budi tidak perduli. Dijilatinya memek Wulan. Perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan Wulan. Wulan tidak dapat berkata apa-apa lagi dan hanya menikmati yang dia lakukan. Dijilatinya kelentit Wulan, dan sekali-sekali dijulurkannya lidahnya masuk ke lubang memek yang sudah sangat basah itu. Ujung lidah Budi keluar masuk lubang kenikmatan Wulan, kemudian berpindah ke kelentit, terus berganti-ganti. Tangan Budi meremas-remas tetek Wulan dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi lidah dan mulutnya di memek Wulan

    Kenikmatan semakin memuncak di memek Wulan, dan terasa menembus masuk hingga ke perut dan otak Wulan. Wulan tidak mampu lagi menahannya. Kedua kaki Wulan mengejang-ngejang, Wulan menjepit kepala Budi dengan tangan dan Wulan tarik sekuat-kuatnya ke memek Wulan. Wulan gosok-gosokkan mukanya ke memek Wulan.

    “Oooh, Buuud, Wulan keluar, ooooohhh …, nikmat sekali, oohhhh” Wulan menjerit dan mengerang tanpa Wulan tahan lagi.

    Rasa nikmat yang tajam seolah menusuk-nusuk memek dan menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, dan tubuh Wulan terasa mengejang beberapa saat. Sesudah kenikmatan itu lewat, tubuh Wulan terasa lemah tetapi lega dan ringan. Kaki Wulan terjuntai lemah. Budi sudah berdiri. Ia kini melepas seluruh bajunya. Celana panjang dipelorotkannya ke bawah dan dilepas bersama dengan celana dalamnya. Oohhhhh, tampak pemandangan yang luar biasa. Budi ternyata memiliki k***** yang besar, tidak sesuai dengan badannya yang sedang-sedang ukurannya. k***** itu berwarna coklat kemerahan.

    Suami Wulan bertubuh lebih besar dari Budi, tetapi k***** Budi ternyata luar biasa. Astaga, ia mengocok-kocok k***** itu yang berdiri kaku dan terlihat mengkedut – kedut. Kepala kontolnya tampak basah karena cairan dari lubang kencingnya. Tanpa Wulan sadari, tangan Wulan menjulur maju dan membelai k***** itu. Ogghhh besarnya, dan alangkah kerasnya. Wulan remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, Wulan peras-peras kepalanya.

    Budi mengejang-ngejang dan keluar cairan bening menetes-netes dari lubang di kepala kontolnya.

    “Ahhhhh, jangan Wulan, saya nggak tahan, nanti saya muncrat keluar”, bisiknya sambil mengerang.
    “Saya mau keluarkan di dalam memek Wulan saja, boleh yahhh ?”, kata Budi lagi.
    “Ahh, iya, Buud .., cepetan masukin ke memek Wulan, ayoohh”, kata Wulan.

    k***** yang keras itu Wulan tarik dan tempelkan persis di depan lubang memek Wulan yang basah kuyup oleh cairan memek dan ludah Budi. Tidak sabar Wulan rangkul pantat Budi, Wulan jepit pula dengan kedua kaki Wulan, dan Wulan paksa tekan pinggulnya. Ahhhhh, lubang memek Wulan terasa terdesak oleh benda yang sangat besar, ohhhh dinding-dinding memek Wulan terasa meregang. Kenikmatan mendera memek Wulan kembali. k***** itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya. Dasar lubang memek Wulan sudah tercapai, tetapi k***** itu masih lebih panjang lagi. Belum pernah Wulan merasakan sensasi kenikmatan seperti ini.

    Wulan hanya tergolek menikmati kebesaran k***** itu. Budi mulai meremas-remas tetek Wulan dengan kedua tangannya. Tiba-tiba k***** itu mengenjot memek Wulan keluar masuk dengan cepatnya. Wulan tidak mampu menahannya lagi, orgasme kembali melanda, sementara k***** itu tetap keluar masuk dipompa dengan cepat dan bertenaga oleh Budi.

    “Aduuuhh, Buud, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..”. Wulan merengek-rengek karena nikmatnya.
    “Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar lan ..”, kata Budi. Kocokannya semakin menjadi-jadi.

    Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang.

    “Ahhhuuuggh, saya keluar laan .”, erang Budi tertahan-tahan.

    k***** Budi terbernam sedalam-dalamnya. Croot .. crooott . crooott, Wulan merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam memek Wulan seolah tanpa henti. Budi memeluk Wulan erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam memekku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada sekitar satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk Wulan. Sesudah itu Budi menghela napas panjang.

    “Saya tidak tahu apakah saya menyesal atau tidak, … tapi yang tadi sangat nikmat. Terima kasih Wulan”. Diciuminya muka Wulan.

    Wulan tidak dapat berkata apa-apa. Air mata Wulan menetes keluar. Wulan sangat menyesali yang telah terjadi, tetapi Wulan juga menikmatinya sangat mendalam.

    Saat itu Wulan juga merasakan penyesalan Budi. Wulan tahu ia sangat menyayangi Dian istrinya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Sejak kejadian itu, mereka hanya pernah mengulangi bersetubuh satu kali. Itu mereka lakukan kira-kira di minggu ketiga bulan Januari. Yang kedua itu mereka melakukannya juga dengan menggebu-gebu. Sejak itu mereka tidak pernah melakukannya lagi hingga kini. Mereka masih sering bertemu, dan berpandangan penuh arti.

    Tetapi mereka tidak pernah sungguh-sungguh untuk mencari kesempatan melakukannya. Wulan masih terus didera nafsu sex setiap hari. Wulan masih terus bermain dengan internet dan menjelajahi dunia sex internet. Wulan terus berusaha menekan birahi, tetapi Wulan merasa tidak mampu. Mungkin suatu saat Wulan nanti Wulan akan melakukannya lagi dengan Budi, dengan segala perasaan dan kegalauan yang menyertai. Keinginan keras wulan untuk tak mudah tergoda menjadi istri yang tergoda dengan hubungan seks yang bersensasi, sulit untuk terwujud karena si ponakan tinggal dirumah sendiri, ini hanya terjadi bila tidak ada yang mengundang untuk menggoda.

  • Clothed Latina tart Raquel Roper pleases her guy with a handjob

    Clothed Latina tart Raquel Roper pleases her guy with a handjob


    1672 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang
    yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini
    menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda
    hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore
    lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Keponakanku Sayang Keponakan Kepuasan

    Keponakanku Sayang Keponakan Kepuasan


    1671 views

    Aku seorang wanita karir yang cukup mapan, boleh dibilang karirku sudah mencapai tingkat tertinggi dari yang pernah kuimpikan. Tahun lalu aku memutuskan keluar dari pekerjaanku yang sangat baik itu, aku ingin memperbaiki rumah tanggaku yang berantakan karena selama 5 tahun ini aku dan suami tidak pernah berkomunikasi dengan baik sehingga kami masing-masing memiliki kegiatan di luar rumah sendiri-sendiri.

     

    Anak kami satu-satunya sekolah di luar negeri, kesempatan untuk berkomunikasi makin sedikit sampai akhirnya kuputuskan untuk memulai lagi hubungan dengan suamiku dari bawah. Tapi apa boleh buat semua malah berantakan, suamiku memilih cerai ketika aku sudah keluar dari karirku selama 3 bulan. Aku tak dapat menyalahkannya karena akupun tidak begitu antusias lagi setelah mengetahui dia mempunyai wanita simpanan, dan itu juga bukan salahnya maupun salahku. Kupikir itu adalah takdir yang harus kujalani.

    Sekarang usiaku sudah 39 tahun dan aku tidak pernah bermimpi untuk menikah lagi, sehari-hari aku lebih banyak berjalan-jalan dengan teman, kadang-kadamg kami traveling untuk membunuh waktu belaka. Sejak 3 bulan yang lalu aku membiarkan salah seorang keponakanku untuk tinggal di rumahku, aku tergerak menolong orang tuanya yang mempunyai ekonomi pas-pasan sehingga untuk kost tentu memerlukan biaya yang mahal, sedangkan untuk bayar kuliah saja mereka sudah bekerja mati-matian. Keponakanku bernama Ajie, usianya sekitar 22 tahun, kubiarkan ia tinggal di salah satu kamar di lantai 2. Ajie sangat sopan dan tahu diri, jadi kupikir sangat menguntungkan ada seseorang yang dapat menjaga rumahku sewaktu aku dan teman-teman traveling. Tapi ternyata Ajie membawa berkah yang lain.

    Pagi itu aku segan sekali bangun dari ranjang, baru kemarin malam aku kembali dari Thailand dan kebetulan hari itu adalah hari minggu, sehingga aku memutuskan akan tidur sepuas mungkin, semua pembatu libur pada hari minggu, mereka boleh kemana saja, aku tidak peduli asal jangan menganggu tidurku. Aku tergolek saja di ranjang, baju tidurku terbuat dari sutera tipis berwarna putih, kupandangi tubuhku yang mulai gempal, kupikir aku harus mulai senam lagi. Kulihat jam menunjukkan angka 10. Ah biarlah aku ingin tidur lagi, jadi aku mulai terkantuk-kantuk lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki di depan pintu, lalu terdengar ketukan, aku diam saja, mungkin salah seorang pembantu ingin mengacau tidurku.
    “Tante…, Tante…”, ooh ternyata suara Ajie. Mau apa dia? Aku masih diam tak menjawab, kubalikkan badanku sehingga aku tidur telentang, kupejamkan mataku, kedua tangan kumasukkan ke bawah bantal. Ketukan di pintu berulang lagi disertai panggilan.
    “Persetan!”, pikirku sambil terus memejamkan mata. Tak lama kemudian aku kaget sendiri mendengar pegangan pintu diputar, kulirik sedikit melalui sudut mataku, kulihat pintu bergerak membuka pelan, lalu muncul kepala Ajie memandang ke arahku, aku pura-pura tidur, aku tak mau diganggu.
    “Tante…?”, Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat.

    Beberapa saat aku tidak mendengar apapun, tapi tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mata, astaga ternyata Ajie sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaun tidurku, aku lupa sedang mengenakan baju tidur yang tipis apalagi dengan tidur telentang pula. Hatiku jadi berdebar-debar, kulihat Ajie menelan ludah, pelan-pelan tangannya menyingkap gaunku, hatiku makin berdebar tak karuan. Mau apa dia? Tapi aku terus pura-pura tidur.
    “Tante…”, Suara Ajie terdengar keras, kupikir ia sedang ingin memastikan apakah tidurku betul-betul nyenyak atau tidak. Kuputuskan untuk terus pura-pura tidur. Kemudian kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai leher, lalu kurasakan tangan Ajie mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tenang agar pemuda itu tidak curiga.

    Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tangan kumasukkan bawah bantal jadi otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi…, buseet wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin dia masih belum tahu aku pura-pura tidur, kuatur napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemudian kurasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu kurasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada yg sedang bergolak di dalam tubuhku, sudah lama aku tidak merasakan sentuhan laki-laki. Sekarang aku sangat merindukan kekasaran seorang pria, aku memutuskan terus diam sampai saatnya tiba.

     

    Sekarang tangan Ajie sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar ketika memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Ajie mendekatkan wajahnya kearah buah dadaku, lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai dengan gigitan-gigitan kecil, tangan kanan Ajie mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari Ajie menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Ajie sedang berusaha memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Ajie!!! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua tangan Ajie menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Ajie mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh tenagaku, tapi Ajie makin keras menekan pundakku, malah pemuda itu sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan oleh tubuhnya yang besar. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak.
    “Tante…, maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Ajie melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
    “Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Tante kan sudah tua” Ujarku lembut.
    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante…, saya akan memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Ajie.
    “Ah kamu…, ya sudahlah terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya. Kemudian Ajie melepaskan gaun tidurku, sehingga aku cuma memakai celana dalam saja. Lalu Ajie melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa melihat penisnya yang besar sekali, penis itu sudah menegang keras. Ajie mendekat ke arahku.
    “Tante diam saja ya”, Kata Ajie. Aku diam sambil berbaring telentang, kemudian Ajie mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, aku mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut. Tak lama kemudian Ajie merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke selangkanganku. vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, aku menggeliat-geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa. Lalu Ajie menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi kutahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya. Kemudian Ajie mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu vaginaku, lalu menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap-hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku, aku terangsang sekali melihat kelahapan pemuda itu menikmati vaginaku, padahal kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi.
    “Enak Ajie? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap lubangku.
    “Enak sekali tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Ajie, aku makin terangsang. Tak lama aku merasakan puncaknya ketika Ajie makin dalam memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku.
    “Ajiee…, aa…, enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika mencapai orgasme, Ajie terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku. Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut Ajie. Kemudian kulihat Ajie mulai menjilat lubang pantatku, aku kegelian, tapi Ajie tidak peduli, ia berusaha membuka lubang pantatku, aku mengerahkan tenaga seperti sedang buang air sehingga kulihat lidah Ajie berhasil menyusup kesela lubang pantatku, aku mulai merasakan kenikmatan bercampur geli.
    “Terus Jie…, aduh nikmat banget, geli…, teruss…, hh…”, Aku mengerang-erang, Ajie terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku, kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan lagi untuk dijilat sambil memandangku.
    “Enak? Jorok kan?”.
    “Enak tante…, nikmat kok”, Jawab Ajie, tak lama kemudian aku kembali orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah membanjir. Kucoba meraih penis Ajie, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet ingin pipis, tiba-tiba tanpa dapat kutahan air kencingku memancar sedikit, aku mencoba menahannya.
    “Aduh sorry Jie…, nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi kulihat Ajie langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning. Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke dalam vaginaku.
    “aa…, jangan Ajie…, jangan dijilat, itu kan pipis Tante”, Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Ajie mengikutiku.
    “Tante pipis dulu, Ajie jangan ikut ah…, malu”, Kataku sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Ajie menahan dan ikut masuk.
    “Saya ingin lihat Tante”.
    “Terserah deh”.
    “Saya ingin merasakan air pipis tante”, Aku tersentak.
    “Gila kamu? Masak air pipis mau…”, Belum habis ucapanku, Ajie sudah telentang di atas lantai kamar mandiku.
    “Please tante…”, Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana mengencingi orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada yang memohon untuk dikencingi. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba.
    “Terserah deh…” Jawabku, lalu aku berdiri diantara kepalanya, kemudian pelan-pelan aku jongkok di atas wajahnya, kurasakan vaginaku menyentuh hidungnya. Ajie menekan pinggulku sehingga hidungnya amblas ke dalam vaginaku, aku tak peduli, kugosok-gosok vaginaku di sana, dan sensasinya luar biasa, kemudian lidahnya mulai menjulur lalu menjilati lubang pantatku lagi, sementara aku sudah tidak tahan.
    “Awas…, mau keluar” Ajie memejamkan matanya. Kuarahkan lubang vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku supaya air kencingku tidak memencar, kulihat Ajie menjulurkan lidahnya menjilati bibir vaginaku, lalu memancarlah air kencingku dengan sangat deras, semuanya masuk ke dalam mulut Ajie, sebagian besar keluar lagi.

    Tiba-tiba Ajie menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku tertahan seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika kencingku tertahan, lalu vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan jarinya. Kira-kira 1 menit kurasakan kencingku kembali memancar dashyat, sambil pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh wajah Ajie. Pemuda itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat kencingku habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam mulut pemuda itu, dan Ajie menjilat serta menghisap habis. Aku juga tak tahan, kucium mulut Ajie dengan lahap, kurasakan lendirku sedikit asin, kuraih penis Ajie, kukocok-kocok, kemudian kuselomoti penis yang besar itu. Kusuruh Ajie nungging diatas wajahku, lalu kusedot penisnya yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingnya. Ajie mulai memompa penisnya di dalam mulutku, keluar masuk seolah-olah mulutku adalah vagina, aku tidak peduli, kurasakan Ajie sedang mencelucupi vaginaku sambil mengocok lubang pantatku.

     

    Kuberanikan mencoba menjilat lubang pantat Ajie yang sedikit berbulu dan berwarna kehitam-hitaman. Tidak ada rasanya, kuteruskan menjilat lubang pantatnya, kadang-kadang kusedot bijinya, kadang-kadang penisnya kembali masuk ke mulutku. Tak lama kemudian kurasakan tubuh Ajie menegang lalu ia menjerit keras. penisnya menyemburkan air mani panas yang banyak sekali di dalam mulutku. Kuhisap terus, kucoba untuk menelan semua air mani yang rada asin itu, sebagian menyembur ke wajahku, ku kocok penisnya, Ajie seperti meregang nyawa, tubuhnya berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama, akhirnya penis itu agak melemas, tapi terus kuhisap.
    “Tante mau coba pipis Ajie nggak?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak fair.
    “Ya deh… Tapi sedikit aja” Jawabku. Kemudian Ajie berlutut di atas wajahku, lalu kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga penisnya tepat mengarah kemulutku. Kujilat-jilat kepala penisnya yang masih berlendir. Tak lama kemudian air pipis Ajie menyembur masuk ke dalam mulutku, terasa panas dan asin, sedikit pahit. Kupejamkan mataku, yang kurasakan kemudian air pipis Ajie terus menyembur ke seluruh wajahku, sebagian kuminum. Ajie memukul-mukulkan penisnya ke wajah dan mulutku. Setelah habis kencingnya, aku kembali menyedot penisnya sambil mengocok juga. Kira-kira 2 menit penis Ajie mulai tegang kembali, keras seperti kayu. Ajie lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu masuk ke dalam vaginaku. Kemudian pemuda itu mulai memompa penis besarnya ke dalam vaginaku. Aku merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu dicabut lalu ditusuk lagi. Kadang Ajie mencabut penisnya lalu memasukkannya ke dalam mulutku, kemudian kurasakan pemuda itu berusaha menusuk masuk ke dalam lubang pantatku.

    “Pelan-pelan…, sakit” Kataku, kemudian kurasakan penis itu menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatku, sakit sekali, tapi diantara rasa sakit itu ada rasa nikmatnya. Kucoba menikmati, lama-lama aku yang keenakan, sudah 3 kali aku mencapai orgasme, sedangkan Ajie masih terus bergantian menusuk vagina atau pantatku. Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air pipis, kulihat lantai kamar mandiku yang tadinya kering, sekarang basah semua.
    “aakkhh…, tante, tante…, aa” Ajie merengek-rengek sambil memompa terus penisnya di dalam lubang pantatku. Dengan sigap aku bangun lalu secepat kilat kumasukkan penisnya ke dalam mulutku, kuselomoti penis itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penis Ajie disertai jeritan panjang, untung tidak ada orang dirumah. Air maninya menyembur banyak sekali, sebagian kutelan sebagian lagi kuarahkan ke wajahku sehingga seluruh wajahku berlumuran air mani pemuda itu.

    Kemudian Ajie menggosok penisnya ke seluruh wajahku, lalu kami berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kepuasan yang kudapat hari itu benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang dengan Ajie. Ada saja sensasi dan cara baru setiap kali kami bercinta.

  • Kisah Memek Tante Yosi Guru Ngentotku

    Kisah Memek Tante Yosi Guru Ngentotku


    1671 views

    Cerita Seks Terbaru – Cerita ini adalah sebuah pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan bersama Tante Yossie. Umur saya sekarang adalah 23 tahun, saya (Donnie) baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan swasta yang terkenal di Jakarta.

    Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya mempunyai teman bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia adalah teman dekat saya sejak perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena hubungan kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di kawasan Menteng.

    Hampir tiap minggu pasti saya bermain ke rumahnya, entah untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di rumahnya saja. Karena hubungan kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula. Apalagi dengan Tante Yossie, yang tidak lain adalah ibu kandung Jessy. Perlu anda ketahui, Tante Yossie menikah di umur yang sangat muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berumur 18 tahun. Selain Jessy, Tante Yossie juga mempunyai anak lagi yaitu George yang baru berumur 2 tahun saat itu. Memang perbedaan umurnya dengan Jessy sangat jauh, apakah mungkin Tante Yossie memang ingin mempunyai anak lagi ataukah..? Setiap hari Tante Yossie hanya di rumah saja, sedangkan Om Anwar-nya adalah seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses. Pada akhirnya ketika baru menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya putus, ketika ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Jerman untuk mengikuti Om Anwar yang mendapat pekerjaan di Jerman.

    Namun kira–kira setahun yang lalu saya mendapat berita bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja saya senang sekali karena bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Jakarta, Jessy menelepon saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di kawasan Kuningan. Dan akhirnya saya pun datang bertemu dengan dia di apartmentnya. Ketika datang saya sangat kaget, karena ternyata Tante Yossie sudah tinggal kembali di Jakarta. Tante Yossie ternyata tidak terlalu betah dengan suasana di Jerman, kira–kira setelah 1 tahun di Jerman dia memutuskan bersama George untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy tetap tinggal di sana. George sekarang sudah sekolah pada sebuah SD swasta terkenal di kawasan Lippo Karawaci.

    Ketika bertemu dengan Jessy maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya sangat senang sekali, karena sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah kira–kira 2 minggu berada di Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus kembali ke Jerman untuk meneruskan studinya. Namun setelah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba–tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai Jessy ketika dia berada di Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat nomor tersebut adalah nomor HP Tante Yossie.

    “Don.. Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante.
    “Saya baru saja habis makan siang tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
    “Gini.. ada yang aneh sama TV di rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
    “Yah.. bisa deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.

    Akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya. Setelah sampai di apartmentnya alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Yossie memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi bagiku, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B. Ketika saya mengecek TV-nya ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie menempel di belakang saya. Mula–mula saya tidak menaruh curiga sama sekali mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang rusak, namun lama–lama saya merasakan ada sesuatu yang menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua akhirnya duduk di ruang keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara tentang kabar saya.

    “Don, kamu masih seperti yang dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
    “Agh.. Tante bisa aja deh, emang nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
    “Iyah tuh.. masih seperti yang dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.
    Lalu belum saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Don.. mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh.. tolongin apalagi nih Tante?” jawabku.
    “Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih..” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang memiliki rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar–benar tidak membayangkan kalau ibu teman dekatku sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
    “Yah.. kamu pikir sendiri dong, kan kamu sudah dewasa kan..” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie juga tidak mau kalah, ia langsung meremas–remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini, apalagi setelah kepulangannya dari Jerman. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Yossie menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti semua baju saya, pertama–tama dia melepas kemeja saya kancing perkancing sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda. “Masa sih Tante.. perasaan biasa–biasa saja deh,” jawabku. Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Yossie yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba–tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas–remas, sementara itu Tante Yossie terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit–gigit putingnya yang sudah mengeras.

    “Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Don..” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku. Tak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
    “Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.
    Benar–benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit. “Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
    “Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
    “Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.

    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante. “Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas–remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
    “Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.
    Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
    “Don.. mandi yuk?” mintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.

    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
    “Don.. kamu sering–sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
    “Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.
    Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.

    Tamat

  • Cerita Sex Lusi, Saudara Tiriku yang Liar

    Cerita Sex Lusi, Saudara Tiriku yang Liar


    1671 views

    Cerita Sex – kenalkan dulu namaku Ben. Cerita sex dewasa ku ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri. Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara.

    Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar.”cerita sex sedarah” Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

    “Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
    Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
    “Lus.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
    “Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Lusi.
    “Eeh… kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
    “Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
    “Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
    “Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.

    Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
    “Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
    “Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
    Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.
    “Kalau ML?” tanyaku lagi.
    “Belom,” katanya, “Tapi… kalo sendiri sich sering.”
    Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia. Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.

    Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.
    “Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
    “Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
    “Eh… ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
    “Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.
    “Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
    “Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.

    cerita sex sedarah“Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.

    cerita sex sedarah“Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku, “Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ‘69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

    Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben… Ach… percepat Ben, aku mau keluar nich! ach… ach… aachh… Ben… aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dan kemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

    “Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
    “Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
    Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
    “Lus, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.
    Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.

    “Jangan Ben… entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
    “Kamu udah mens belom?” tanyaku.
    “Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
    Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
    “Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
    “Ach… ach… ahh…! sakit Ben, a.. ach… ahh, pelan-pelan, aa… aach… aachh…!” katanya berteriak nikmat.
    “Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
    Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

    “Ach… a… aa ach…” teriaknya.
    “Sakit lagi Ben… a.. aa… ach…”
    “Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
    “Ben,. ach pengen… ach.. a… keluar lagi Ben…” katanya.
    “Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
    “Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
    “A… ach… aachh…! yach kan keluar.”
    “Aku juga Say…” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.

    Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
    “Lus kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
    “Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
    “Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.

    “Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.

    Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.

    Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

    Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

    “Lusi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
    “kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
    “Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
    “kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
    “Aku emut yach.”
    Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
    “Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”
    “Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.
    “Mending seperti biasa, kita pake posisi ‘69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.
    Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.
    “Aach… achh…” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
    “Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”
    “kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi“cerita sex sedarah“.
    “Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.
    “Cukup sekali aja nembaknya, taapi… sa.. ma.. ss.. sa… ma… maa ac… ach…” katanya sambil menikmati jilatanku.
    “Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a… aahh…” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.

    “Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
    “Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.
    “Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
    “Siap-siap yach!”
    “Ayo dech,” katanya.
    “Ach… a… ahh…” desahnya ketika kumasukkan penisku.
    “Pelan-pelan dong!”
    “Inikan udah pelan Lus,” kataku sambil mulai bergoyang.
    “Lus, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
    “Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.

    “Sambil bercumbu dong Ben!”
    Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
    “Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.
    “Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
    “Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
    “Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa… ach.. achh,” katanya terputus-putus.
    “Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
    “Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh… aa… ahh… aku percepat yach Ben,” katanya.

    Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
    “Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
    “Achh… ach… bentar lagi nih.”
    “Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
    “Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
    Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan…
    “Achh… a… achh… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
    “Aku juga Ben…” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
    “Ach… ah… aa.. ach…” desahnya.

    cerita sex sedarah““Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.
    Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siang-siang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

    “Siang Ben! baru pulang? Lusi mana?” tanyanya.
    “Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”
    “Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
    “Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
    Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam.
    “Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
    “Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
    “Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.
    “Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
    “Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
    “Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”

    “Loh inikan…?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
    “Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.”
    Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
    “Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.
    “Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
    “Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.

    Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
    “Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal.
    Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
    “Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.
    Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
    “Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
    “Ach… kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau,” katanya mesra.baca juga foto bugil abg terbaru

    “Ben…! Mbak…! lagi dimana kalian?” terdengar suara Lusi memanggil dari luar.
    “Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
    “Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Riri.
    “Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana?” tanyaku.
    “Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri,” katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju.
    “Rir, aku ikut yach!” pinta Lusi sambil memainkan vaginanya.
    “Ben kamu kuat nggak?” tanya Riri.
    “Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang,” kataku.
    “Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.

    Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku.
    “Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Riri.
    “Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.
    Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku.
    “Lus, aku maenin vaginamu,” katanya.
    Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan… “Ach… a… aach… aku keluar…” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

    “Sekarang ganti Lusi yach,” kataku.
    Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
    “Ach… aach…” desah Lusi.
    “Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
    “Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
    “Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi.
    Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
    “Kak, ach… entar lagi gant… a… ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach… aa… a… ach…!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.“cerita sex sedarah

    “Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
    “Aku udah terangsang lagi.”
    Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
    “Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
    “Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.
    “Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
    “Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
    “Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
    “Ach… a… aach… di.. dalem… aja…” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
    “Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja… aah… ach… bentar lagi…”
    “Aku… keluar… ach… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku.
    “Ach… aach… aku… ach.. juga…” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

    Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
    “Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
    “Aku juga ach,” kataku.
    “Ben, Lus, lain kali lagi yach,” pinta Riri.
    “Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Lusi.
    “Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
    “Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Riri mulai memegang penisku.

    Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hid

  • Foto Ngentot Di Kolam Berenang

    Foto Ngentot Di Kolam Berenang


    1670 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat Malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Dan kali ini kami akan membagikan Foto Ngentot yang berjudul “Ngentot Dengan Teman Istriku”. Langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Dewasa Kenalan Keponakanku

    Cerita Dewasa Kenalan Keponakanku


    1670 views

    Cerita Seks Terbaru – Karena aku pernah kerja sebagai EO. Ana minta tolong aku untuk mengatur pesta hutnya. Aku tanya ma Ana, dia maunya pestanya seperti apa dan berapa budgetnya yang disediakan ortunya. Bapaknya Ana adalah adik kandungku, makanya Ana bebas sekali ma aku. Kalo becanda dah kaya ma temennya, padahal umurku dan dia berbeda jauh sekali, 20 tahun lebih. Ya gak apa, jadi aku awet muda kan kalo banyak bergaul dengan bag (termasuk menggauli kale)

    Setelah aku mendapat info yang dibutuhkan, aku mencari cafe yang deket dengan rumah adikku, sehingga gak problem dengan trafik yang macet. Aku nego dengan manajer bar itu mengenai arrangement pesta hutnya Ana. Karena ini pesta abg, makan malem mah ala kadarnya saja, yang penting banyak minumannya, non alkoholik tentunya. Aku juga minta disediakan MC dari bar yang bisa memandu beberapa games untuk memeriahkan suasana. Aku minta adikku menyediakan beberapa suvenir dari kantornya sebagai hadiah untuk games itu. Agen Nova88

    “An, temen-temen kamu kece-kece gak”.

    “So pasti om, ana gitu loh”. wah asik juga nih, banyk yg bisa dilihat,

    “Tapi mreka datengnya bawa pasangan lo om”. Wah, kecewa juga aku mendengarnya.

    Sampe dengan hari H nya. undangan dibuat jam 8 malem. Adik dan iparku dah standby di bar untuk menyambut temen-temen Ana, setelah makan malam, acara potong kue dilakukan, gak ada coreng muka pake krim kue yang sering dilakukan pada acara abg. Setelah itu adikku dan istrinya pulang karena selanjutnya adalah acara buat para abg. Ana minta aku tetap stay, dia tajut kalo ada acara yang meleset dari rencana.

    “Om kan gak ada siapa-siapa dirumah, mending juga disini, ntar om turun ja ma temenku yang gak bawa pasangan”.

    Memang tadi aku liat ada beberapa prempuan abg yang dateng bergerombol tanpa kawalan pasangannya. Acara games berlangsung meriah, palagi MC nya pinter banget membuat suasana jadi ceria. Setelah acara games slesai, sampailah pada acara puncak. Musik berdentam keras, ditingkahi dengan celoteh DJ yang mengajak para tetamu untuk mulai goyang.

    “Om, ini Ayu, om temenin Ayu ya, dia gak punya pasangan”, Ana mengenalkan aku pada seorang abg, seumuranlah ma Ana.

    Cantik, wajahnya dihiasi dengan sepasang mata uang indah, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang merekah. Yang menarik perhatainku, Ayu punya kumis tipis diatas bibirnya yang mengundang untuk dikecup. Diruang yang temaran aku masi bisa menikmati wajah ayunya Ayu. Nama yang sangat sesuai dengan orangnya lagi. Yang lebi menarik lagi, dadanya dihiasi dengan sepasang tonjolan yang lumayan besar. Palagi Ayu mengenakan t shirt dan jin ketat, sehingga semua yang menonjol ditubuhnya menjadi nampak dengan jelas. Pinggangnya ramping dan pinggu serta pantat yang membulat sehingga badannya yang imut berpotongan seperti biola, sangat menggugah napsu.

    “Om, tu apanya Ana si”, teriak Ayu ditengah bisingnya musik.

    “Aku kakak bokapnya Ana”.

    “Kok beda ya om”.

    “apa bedanya?”

    “Om kliatan lebi mudah, badan om atletis sekali, gak kaya bokapnya Ana, dah botak gendut pula”.

    “Lelaki kan juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.

    “Bener banget om, duduk yuk om”. aku mengambil 2 soft drink dan duduk dipojokan berdua Ayu, kringeten juga jingkrakan ngiktui goyangannya Ayu.

    “Yu, kamu seksi banget deh, kamu yang paling seksi dari semua yang dateng, Ana ja kalah seksi ma kamu”.

    “Om suka kan ngeliatnya”.

    “Suka banget Yu, palagi kalo gak pake apa2″, godaku menjurus.

    “Ih si om, mulai deh genitnya, ntar kalo liat Ayu gak pake apa2, gak bisa nahan diri lagi”. Situs Judi Bola Nova88

    “Mangnya kamu suka gak pake apa2 didepan lelaki?”

    “Depan cowokku om”.

    “Wah bole dong skarang depan aku ya”.

    “Maunya”. Musik berganti dengan musik yang lembut.

    “Om turun lagi yuk, Ayu pengen dipeluk om”. Aku turun lagi dan melantai (ngepel kale) dengan Ayu, Ayu kupeluk erat, terasa sekali toket besarnya mengganjal didadaku.

    “Yu toket kamu besar ya, sering diremes ya”, bisikku.

    “Iya om”. Aku mencium telinganya, Ayu menggeliat kegelian,

    “om, nakal ih”.

    “Tapi suka kan”. Ayu gak menjawab, kembali aku mencium lehernya sehingga Ayu menggelinjang.

    Ayu mempererat pelukannya, aku seneng ja dipeluk abg seksi kaya Ayu. Sampe acara slesai Ayu nempel terus ma aku.

    “Om tinggal sendiri ya”.

    “Kok tau”. “ana yang bilang, napa si om tinggal sendiri”.

    “aku dah cere Yu, anak2 ikut ibunya, napa kamu mo gantiin?”

    “Mangnya om mau ma Ayu, Ayu kan masi abg, ntar om malu lagi jalan ma Ayu”.

    “Wah malah bangga Yu, biasa jalan ma abg yang cantik dan seksi kaya kamu”. Ketika ana melihat Ayu nempel terus ma aku, dia mulai godain,

    ”Wah ada yang nempel terus neh kaya prangko, ayu cantik kan om, pasti om suka deh ma Ayu, aku kan tau selera om kaya apa”. Aku hanya senyum saja, Ayu cemberut jadinya,

    “Udah deh loe sana ma cowok loe aja, gak bole liat orang lagi seneng ja”.

    “Iya deh”, Ana meninggalkan kami sambil tertawa berderai.

    Setelah acara selesai, aku membereskan administrasinya dengan pihak bar.

    “Om, makasi banyak ya buat bantuannya, kalo gak ada om pasti pestaku gak semeriah ini. Yu kamu puilang ikutan om ku ja, dia searah kok sama rumah kamu. Om anterin ayu dulu ya, jangan diapa2in lo temenku yang seksi ini, dah tengah malem soalnya”, ana tersenyum sambil menjabat tanganku.

    “Mau aku anter pulang Yu”, tanyaku menoleh ke ayu.

    “Bole, kalo gak ngerepotin om”.

    “Buat prempuan secantik dan sesekai kamu apa si yang repot”. Ayu aku gandeng menuju ke tempat parkir.

    “Om, Ayu males pulang deh”.

    “Lo napa”. “Dirumah gak ada siapa2 om, mending juga ma om ada yang nemenin Ayu ngobrol”.

    “Mangnya ortu kemana”.

    “Wah ortu mah sibuk ma urusan masing2, Ayu jarang ketemu ortu biar serumah juga. ayu ketemu ortu kalo ada keperluan ja, minta duit”.

    “O gitu, kamu mo ikut aku ke apartmen?’

    “Bole om”.

    “Gak takut ma aku”.

    “Mangnya om mo makan Ayu”.

    “Mau makan bagian2 tertentu dibadan kamu”. Ih si om, bisa aja”. Sepanjang perjalanan ke apartmenku ayu curhat mengenai kondisinya, aku menjadi pendengar yang baik saja, sesekali aku kasi komentar.

    “Om, ayu suka deh lelaki kaya om, mature sekali, lagian om ganteng banget, atletis lagi badannya. Om sering maen ma abg ya”.

    “Sesekali ja Yu, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma aku”. Ayu diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku, aku tau itu jawabannya atas pertanyaanku.

    Sesampainya di apartmen, aku langsung parkir mobil di basement di lot yang diperuntukkan buat aku. Ayu kugandeng ke lift dan lift melumcur ke lantai 40, dimana aku tinggal. Di lift ayu kupeluk dan kucium pipinya,

    “Oom”, ayu hanya melenguh sambil memperat pelukannya ke aku.

    Di apartment, Ayu langsung inspeksi, apartmenku kecil, ada 2 kamar tidur, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan pantri. Di bagian belakang ada tempat untuk cuci pakean dan balkonnya lumayan luas untuk jemur pakean. Ayu cukup lama berdiri di alok menatap kerlap kerlip lampu kota. Aku memeluknya dari belakang sambil mencium kuduknya. Ayu mengeglinjang tapi dia membiarkan tanganku yang mulai mengelus toketnya dari luar t shirtnya.

    “Ooom”, lenguhnya ketika toket montoknya mulai kuremas2.

    Ayu menggeser2kan pantatnya yang membulat ke selangkanganku. Kontolku dah mengejang dengan kerasnya.

    “Ih, om dah ngaceng ya”, katanya sambil terus menggeser2kan pantatnya ke kekontolku. aku makin gemes meremes2 toketnya, terasa sekali besar dan kencengnya toket abg montok ini.

    “Om, ayu dah pengen om, masuk yuk”.

    Di sofa Ayu langsung melepas pakean luarnya. Wah baru seumur segini dah liar banget ni anak, pikirku. Ya aku seneng ja dapet abg yang liar kaya Ayu gini, pasti nikmat banget dientotinnya. Aku mengeluarkan 2 soft drink dari lemari es. Aku melotot melihat ayu muncul dengan daleman bikini yang minim dan seksi. Toketnya seakan mau tumpah dari branya yang minim sekali. Demikian pula jembutnya berhamburan dari cd bikini yang model g string itu.

    “Yu, duduk disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya.

    aku tinggal memakai celana panjangnya saja. Baju dah kulepas. Ayupun duduk membelakangiku. Aku mulai memijit pelan keningnya dari belakang. Dari kening turun ke kuduk. Ayu hanya terpejam saja menikmati pijitanku, turun lagi ke pundak. “Enak om”, katanya.

    “Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godanya.

    Aku diam saja, tapi tanganku meluncur ke toketnya. Jariku kembali menelusuri toketnya, kuelus2 dengan lembut. Ayu terdiam, napasnya mulai memburu terengah. Jari kuselipkan ke branya dan mengkilik2 pentilnya. Pentilnya langsung mengeras,

    “Ooom”, lenguhnya. Aku langsung saja meremes2 toketnya dengan penuh napsu.

    Ayu bersandar di dadaku yang bidang. Aku kembali menciumi lehernya sementara kedua toketnya terus saja kuremes2, sehingga napsunya makin berkobar. Kemudian aku minta ayu berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Ayu tak menunggu lama, aku segera mengecup bibirnya. Dibalas dengan ganas. Bibirnya kukulum, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tangannya segera turun mencari kontolku. Diusap2, terasa sekali kontolku sudah ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangku dibuka, celanaku dibuka. Aku berdiri sehingga celana panjangku meluncur ke lantai. kontolku yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD ku yang mini. Kami segera bergelut. Aku terus meremas-remas toketnya sementara Ayu mengocok kontolku.

    “om keras banget, gede lagi”, katanya sambil jongkok didepanku, melepas cdku dan menciumi kontolku dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya.

    “Aah Yu, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangku.

    “aaaduuuuuhh. Yu..enak banget emutanmu”. kontolku dijilati seluruhnya kemudian dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan diisep2. Kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya. Akhirnya aku gak tahan lagi. Ayu kubopong ke kamar.

    Ayu kubaringkan diranjang. Sambil terus meremas2 toketnya tanganku satunya nyelip ke balik cd bikininya yang g string itu. Otomatis pahanya mengangkang, sehingga aku dengan mudah mempermainkan jembutnya yang lebat.

    “Om, geli”, erangnya.

    “geli apa nikmat Yu”, tanyanya.

    “Dua2nya om, Ayu dientot dong om, udah kepengin banget nih”, katanya to the point.

    Tanganku menyusup ke punggungnya sambil mengecup bibirnya. Tali pengikat bra kutarik sehingga toketnya membusung menantang untuk diremas dan dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD bikini kutarik dengan mulutku sehingga lepaslah semua penutup tubuhnya yang minim.

    “Yu kamu napsuin banget deh”, kataku.

    Aku langsung saja menindihnya. penisku kuarahkan ke belahan memeknya yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu aku menekan kontolku sehingga kepala kontolku mulai menerobos masuk memeknya. Ayu mengerang keenakan sambil memeluk punggungku. Aku kembali menciumi bibirnya. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu aku terus menekan pantatku pelan2 sehinggga kepala kontolku masuk memeknya makin dalam dan bless, kontolku sudah masuk setengahnya kedalam memeknya.

    “Aah, om nikmat banget om”, erangnya sambil mencengkeram punggungku.

    Kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku sehingga penisku besarku langsung ambles semuanya di memeknya.

    “Om, ssh, enak om, terusin”, erangnya.

    Ayu menggeliat2 ketika aku mulai mengeluarmasukkan kontolku di memeknya. Ayu mengejang2kan memeknya meremes2 kontolku yang sedang keluar masuk itu.

    “Yu, nikmat banget empotan memek kamu, kamu masi muda gini dah pinter ngeladenin napsuku”, erangku.

    aku memeluknya dan kembali menciumi bibirnya, dengan menggebu2 bibirnya kulumat, Ayu mengiringi permainan bibirku dengan membalas mengulum bibirku. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepat dan keras, Ayu menggeliatkan pinggulnya mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya. Setiap kali aku menancapkan kontolku dalam2 Ayu melenguh keenakan.

    Terasa banget kontolku menyesaki seluruh memeknya sampe kedalem. Karena lenguhannya aku makin bernapsu mengenjotkan kontolku. Gak bisa cepet2 karena kakinya masih melingkar dipinggangku, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di memeknya. Kenikmatan terus berlangsung selama aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk, akhirnya Ayu gak tahan lagi. Jepitan kakinya di pinggangku terlepas dan di kangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kontolku keluar masuk memeknya dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian Ayu memeluk punggungku makin keras

    “Om, Ayu mau nyampe om”.

    “Kita bareng ya Yu”, kataku sambil mempercepat enjotanku.

    “Om, gak tahan lagi om, Ayu nyampe om,aakh”, jeritnya saking nikmatnya.

    Kakinya kembali melingkar di pinggangku sehingga kontolku nancep dalam sekali di memeknya. memeknya otomatis mengejang2 ketika Ayu nyampe sehingga bendungan pejuku bobol juga.

    “Akh Yu, aku ngecret Yu, akh”, aku mengerang sambil mengecretkan pejuku beberapa kali di memeknya.

    Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, Ayu kupeluk sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya. Ayu menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, aku mencabut kontolku dari memeknya.kontolku berlumuran lendir memeknya dan pejuku sendiri. Aku berbaring disebelahnya.

    “Yu, kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, kataku sambil mengelus2 pipiku.

    “Ayu mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot cari abg kalo pengen *******. Udah tersedia di rumah”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja.

    “Om, Ayu ngantuk dan cape”.

    “Ya udah, tidur ja Yu, besok kita tenmpur lagi”. Aku mematikan lampu dan tak lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.

    Hari sudah mulai terang ketika kami terbangun. Aku merasa lapar, ayu juga,

    “Om, Ayu laper om”, katanya.

    “Iya Yu, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabku.

    “Mandi dulu yuk” ajakku.

    Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, aku kemudian menarik tubuhnya merapat ke tubuhku. Aku duduk di toilet dan Ayu duduk dipangkuanku dan aku mengusap2 pahanya.

    “Kamu cantik sekali, Yu”, rayuku.

    Tanganku pindah ke bukit memeknya mempermainkan jembutnya yang lebat. Aku bisa melakukan itu karena ayu mengangkangkan pahanya. Tanganku terus menjalar ke atas ke pinggangnya.

    “geli om”, katanya ketika tanganku menggelitiki pinggangnya.

    Ayu menggeliat2 jadinya. Segera aku meremes2 toketnya.

    ”toket kamu besar ya Yu, kenceng lagi”, kataku.

    “om suka kan”, jawabnya.

    “ya Yu, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabku sambil terus meremes2 toketnya. Aku kemudian mencium bibirnya. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet, aku menyiapkan sarapan buat kita ber 2. Indomi rasa presiden ja ya Yu”.

    “Ya abis iklannya indomi dipake ma capres kan”.

    “Bisa aja si om, boleh deh, Ayu suka kok apa aja, asal om yang sediain”.

    “Ih manjanya”. “Tapi om suka kan Ayu manja2 ma om”.

    “Suka banget Yu”.

    “ayu tinggal ma om ya, boleh ya om”.

    “Nanti om dituduh melarikan anak dibawah umur lagi ma ortu kamu, kan repot kalo dilaporkan polisi sgala. Ayu bole kok kapan aja mo nginep disini”. Ayu diem saja, kulihat ada raut kekecewaan diwajahnya.

    “Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya indomi rasa presidennya”. Dia kembali tersenyum.

    Cantik sekali Ayu, wajahnya yang tanpa riasan sama sekali tampak cantik segar dan muda sekali. aku langung on lagi ngeliatnya. Segera aku menyiapkan sarapan.

    “Kamu mo minum apaan Yu, ada teh kopi atau susu. Kalo susu mah kamu dah punya ya, besar lagi”.

    “Oom”, katanya manja.

    Aku nyiapin tehm manis ja buat aku dan dia. Setelah indominya mateng, aku tambahin bawang goreng, sedikit kecap asin dan roiko penedap rasa.

    “Om enak banget indomi bikinan om, kalo dirumah bikinan pembokat gak seenak bikinan om”.

    “Kalo suka ya tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”.

    “enggak lah om, ni kan ukuran jumbo, semangkok juga ayu dah kenyang”.

    “semalem kan ukuran jumbo yang masuk, dah kenyang juga”.

    “O kalo yang itu masi pengen berkali2 lagi”.

    “Haah, berkali2 lagi”.

    “Iya om, abis nikmat banget si, abis sarapan maen lagi ya om”. Luar biasa napsunya ni abg pikirku, ya gak apalah, malah aku bisa nikmati ayu terus2an.

    Di kamar, ayu sudah berbaring diranjang. kontolku yang belum diapa2in sudah ngaceng berat. Aku segera mengecup bibirnya, beralih ke lehernya dan kemudian turun ke toketnya. toketnya kuremes2, ayu terengah, napsunya berkobar lagi. pentilnya ku emut2 sambil meremas toketnya. Tanganku satunya menjalar kebawah, menerobos lebatnya jembutnya dan mengilik2 itilnya.

    “aakh om, pinter banget ngerangsang Ayu”, erangnya.

    Ayu mengangkangkan pahanya supaya kilikannya di itilnya makin terasa. Kilikan di itilnya membuat ayu makin liar. Tangannya mencari kontolku, diremes dan kepalanya dikocok2. Ayu bangkit. kontolku yang tegak berdiri dengan kerasnya. langsung diraih dan dijilati. Pertama cuma kepalanya yang dimasukkan ke mulutnya dan diemut2. Aku meraih pantatnya dan menarik ayu menelungkup diatasku. Aku mulai menjilati memeknya, ayu menggelinjang setiap kali aku mengecup bibir memeknya. Dengan kedua tangan, aku membuka memeknya pelan2, aku menjilati bagian dalam bibir memeknya. Ayu melepaskan emutannya di kontolku dan mengerang hebat,

    “om aakh”. Pantatnya menggelinjang sehingga mulutku melekat erat di memeknya.

    “Terus om aakh”, erangnya lagi.

    itilnya yang menjadi sasaran berikutnya, ayu makin mengerang keenakan. memeknya makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya ayu udah napsu banget. Cukup lama aku mengemut itilnya dan akhirnya

    “Om, Ayu nyampe om, aakh”, erangnya.

    “om nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini om”. Ayu memutar badannya kesamping dan berbaring disebelahku.

    Aku mencium bibirnya. Kemudian ayu kunaiki, kutancapkan kontolku kememeknya dan kudorongnya masuk pelan2,

    “Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi om, akh”, erangnya merasakan nikmatnya kontolku nancep lagi di memeknya.

    Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk, ketika sudah nancep kira2 separonya, aku menggentakkan pantatku kebawah sehingga langsung aja kontolku ambles semuanya di memeknya.

    “Om, aakh”, erangnya penuh nikmat.

    aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepet, sambil menciumi bibirnya sampe akhirnya,

    “Om, Ayu nyampe lagi om, ooh”, ayu mengejang2 saking nikmatnya. memeknya otomatis ikut mengejang2. Aku meringis2 keenakan karena kontolku diremes2 memeknya dengan keras, tapi aku masih perkasa.

    Kemudian aku mencabut kontolku dan minta ayu nungging. Aku menciumi kedua bongkahan pantatnya, dengan gemas aku menjilati dan mengusapi pantatnya. Mulutku terus merambat ke selangkangannya. Ayu mendesis merasakan sensasi waktu lidahku menyapu naik dari memeknya ke arah pantatnya. Kedua jariku membuka bibir memeknya dan aku menjulurkan lidah menjilati bagian dalem memeknya. Ayu makin mendesah gak karuan, tubuhnya menggelinjang. Ditengah kenikmatan itu, aku dengan cepat mengganti lidah dengan kontolku. Ayu menahan napas sambil menggigit bibir ketika ****** besarku kembali nancep di memeknya.

    “Om”, erangnya ketika akhirnya kontolku ambles semuanya di memeknya.

    Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Ayu kembali mendesah2 saking enaknya. toketnya kuremes2 dari belakang, tapi enjotan kontolku jalan terus. Ditengah kenikmatan, aku mengganti posisi lagi, aku duduk di kursi dan ayu duduk dipangkuanku membelakangiku. kontolku sudah nancep semuanya lagi di memeknya. Ayu menolehkan kepalanya sehingga aku langsung melumat bibirnya. Ayu semakin cepat menaik turunkan badannya sambil terus ciuman dengan liar.

    Aku gak bosen2nya ngeremes toketnya. Pentilnya yang sudah keras itu kuplintir2. Gerakannya makin liar saja, ayu makin tak terkendali menggerakkan badannya, digerakkannya badannya turun naik sekuat tenaga sehingga kontolku nancep dalem banget. “Om Ayu dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak banget”, erangnya. Tau ayu udah mau nyampe, aku mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga kontolku yang masih perkasa lepas dari memeknya. “Kok brenti om”, tanyanya protes.

    Ayu kutelentangkan lagi diranjang, aku naiki dia dan kembali kutancepkannya kontolku kedalam memeknya. Dengan sekali enjot, kontolku sudah ambles semuanya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat. memeknya mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolku, tandanya ayu dah hampir nyampe. Aku makin gencar mengenjotkan kontolku, dan

    “Om, Ayu nyampe om, akh”, jeritnya.

    Akupun merasakan remesan memeknya karena nyampe. enjotanku makin cepat saja sehingga akhirnya,

    “Yu…” aku berteriak menyebut namanya dan pejuku ngecret dengan derasnya di memeknya.

    “Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya.

    “istirahat dulu ya Yu, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin kamu”, jawabku.

    Aku mencabut kontolku dan terkapar disebelahnya. Tak lama kemudian aku kembali terlelap karena lemes dan nikmat.

    Aku terbangun, dah ampir tengah hari. kulihat Ayu masi terkapar dengan lelapnya. Toketnya yang membusung bergerak turun naik seiring dengan tarikan napasnya. Kkinya pada posisi mengangkang sehingga memeknya terkuak diantara kerimbunan jembutnya. Memek yang barusan memberikan kenikmatan tak terhingga bagiku karena jepitan pada kontolku. Memandangi tubuhnya pada posisi menantang seperti itu, napsuku naik lagi, kontolku kembali mulai mengeras. Ayu masih terbaring di ranjang. aku mandi membersihkan diriku, selesai mandi kulihat ayu dah terbangun.

    “enak banget tidurnya Yu”.

    “Ayu cape banget om, om kok mandi gak ajak2 Ayu”.

    “Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang ni, mo cari makan gak, aku laper”.

    “Ayu juga laper om, mi presidennya dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi batere baru ni, pasti om masi mau maen ma Ayu lagi kan”.

    “Tau aja kamu, dah mandi sana”.

    “Ayu gak bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”.

    “Mo pake bajuku, kegedean gak”. Ayu tubuhnya imut, sehingga kalo pake pakeanku pastinya lah kedodoran.

    “Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu. Aku anter kamu pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”.

    “Ayu tapi masi mo disini om”.

    “Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu gak mo pake baju yang semalem”. Ayu segera masuk kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi dia mengenakan pakean yang semalem, kulihat dalemannya cuma dimasukkan kantong plastik.

    “Yu om, buruan, gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Rumah Ayu gak jauh dari apartmentku.

    “Om, brentinya jauhan dari rumah ya, ntar keliahatan ma pembantu lagi Ayu om anter pulang”. Aku berhenti dibawah pohon rindang, Ayu segera menenteng kantong plastik yang berisi dalemannya menuju rumahnya.

    Cukup lama aku menunggunya, dia keluar lagi cuma bercelana pendek dan memakai tanktop. toketnya yang membusung nampak sangat menonjol. Aku dah pengen menggemasi toketnya itu.

    “Kamu tu seksi sekali deh Yu, pake apa aja tetep aja seksi dan cantik”.

    “Kalo gak pake apa2?”

    “Wah lebi lagi, merangsang. Kamu mo makan apa?”.

    “Terserah om aja, abis makan Ayu om makan lagi kan”.

    “So pasti lah, kam kata kamu kita mo isis bensin buat ronde berikutnya”. aku menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kit puter2 saja disana mencari makan.

    “Yu kamu mo aku beliin pakean?”

    “Gak ah om, pakean Ayu dah selemari dirumah”. Akhirnya aku mengajak Ayu makan pasta di satu resto pasta Itali. Ayu doyan banget makan pasta, dia makan semua yang aku pesan dengan lahapnya.

    “Wah ngisi bensinnya banyak banget Yu”.

    “Biar siap om kerjain lagi”. Pulang makan, ayu berbaring diranjang dan aku duduk disebelahnya.

    “Yu, aku dah napsu lagi liat badan kamu”, kataku.

    Langsung Ayu melirik daerah kontolku, kelihatan sekali sudah mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Aku mengelus2 punggungnya, terus tanganku pindah mengelus pahanya, merayap makin dalam sehingga menggosok memeknya dari luar celana pendeknya.

    “Gak berasa om, lepasin dong pakean Ayu”. Aku membuka kancing celana pendeknya dan kulorotkan, Ayu membantu dengan mengangkat pantatnya keatas.

    Ayu mengangkangkan pahanya sehingga jariku menggosok2 belahan memeknya dari luar cd.

    “Ssh om”, erangnya. terus saja aku mengelus belahan memeknya dari luar cd nya.

    Aku mulai menjilati pahanya, jilatanku perlahan menjalar ketengah. Ayu hanya dapat mencengkram sprei ketika merasakan lidahku yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd nya yang kusingkirkan dengan jari, lalu menyentuh bibir memeknya. Bukan hanya bibir memeknya yang kujilati, tapi lidahku juga masuk ke liang memeknya. Aku terus mengelus paha dan pantatnya mempercepat naiknya napsunya. Sesaat kemudian, aku melepas cd nya. Kembali terpampang dengan jelas .memeknya yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Aku mendekap tubuhnya dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut aku membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tanganku yang satunya mulai naik ke toketnya, menyusup ke dalam tanktopnya, kemudian kebalik branya kemudian meremas toketnya dengan gemas.

    “Yu, toket kamu besar dan keras. Jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu besar ya” kataku dekat telinganya sehingga deru nafasku menggelitik.

    Ayu hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifnya. Aku makin getol, jari-jariku kini bukan hanya mengelus memeknya tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan branya dah kulepas sehingga aku dapat melihat jelas toketnya dengan pentil yang sudah mengeras. Tak lama kemudian cd nya pun menyusul kulepaskan, ayu dah tlanjang bulet siap menampung kontolku lagi didalem memeknya. Ayu merasakan ****** keras di balik celanaku yang kugesek-gesek pada pantatnya. Aku sangat bernafsu melihat toketnya yang montok itu, aku meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya.

    Ketika aku menciumi lehernya, nafasku sudah memburu, bulu kuduknya merinding waktu lidahku menyapu kulit lehernya disertai kecupan. Ayu hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasanku pada toketnya mengencang atau jariku mengebor memeknya lebih dalam. Kecupanku bergerak naik menuju mulutnya meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirku akhirnya bertemu dengan bibirnya menyumbat erangannya, aku menciuminya dengan gemas. Aku bergerak lebih cepat dan melumat bibirnya. Mulutnya mulai terbuka membiarkan lidahku masuk, aku menyapu langit-langit mulutnya dan menggelitik lidahnya dengan lidahku sehingga lidahnya pun turut beradu dengan lidahku. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.

    Setelah puas berciuman, aku melepaskan dekapannya dan melepas pakeanku. Maka menyembullah kontolku yang sudah ngaceng dari tadi. Ayu tetep saja melihat takjub pada kontolku yang begitu besar dan berurat,

    “Om, Ayubelum pernah melihat penis sebesar dan sepanjang penis om”. Ayupun pelan-pelan meraih kontolku, tangannya tak muat menggenggamnya.

    “Ayo Yu, emutin kontolku” kataku. Kubimbing kontolku dalam genggamanku ke mulutnya. ayu terus memasukkan lebih dalam ke mulutnya lalu mulai memaju-mundurkan kepalanya.

    Selain mengemut Ayu mengocok ataupun memijati biji pelirnya.

    “Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracauku menikmati emutannya, sementara tanganku yang bercokol di toketnya sedang asyik memelintir dan memencet pentilnya.

    Tangan kananku tetap saja mempermainkan memek dan itilnya. Ayu menggelinjang gak karuan, tapi kontolku tetap saja diemutnya. Ayu hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontolku yang besar.

    “Yu, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati memek kamu lagi”, kataku.

    Aku menelentangkan Ayu, aku mengambil posisi ditengah kangkangannya, kontolku yang besar dan keras kuarahkan ke memeknya yang sudah makin basah. Ayu menggeliat2 ketika merasakan betapa besarnya penisku yang menerobos masuk memeknya pelan2. memeknya berkontraksi kemasukan penis gede itu.

    “Yu, memek kamu peret banget”, kataku sambil terus menekan masuk kontolku pelan2.

    “abis penis om besar sekali. Memek Ayu baru sekarang kemasukan yang sebesar penis om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabnya sambil terus menggeliat.

    Setengah kontolku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kontolku telah ada di dalam memeknya. Ayu hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin lancar. Terasa memeknya mengencang meremas kontolku, nikmat banget deh. Tangankua mulai bergerilya ke arah toketnya. toketnya kuremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolku di memeknya. Ayu hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulnya mengikuti goyangan pinggulku.

    kontolku terus saja kukeluar masukkan mengisi seluruh relung memeknya. Sambil mengenjotkan kontolku, aku mengemut pentilnya yang keras dengan lembut.Kumainkan pentil kanan dengan lidahku, namun seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di toketnya. Ini semua membuat ayu mendesah lepas, tak tertahan lagi. Aku mulai mempercepat enjotannya. Ayu makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, ayu menjambak rambutku,

    “Aaahhh om, Ayu nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulutnya. Ayu udah nyampe.

    Tangannya yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas. Aku makin intens mengenjotkan kontolku. Bibirnya yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan ayu membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada ditoketnya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilnya. Terasa memeknya mencengkeram penis gedeku.

    “Uhhh,” aku mengejang.

    Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolku menghujam keras ke dalam memeknya, mengiringi muncratnya pejuku. Tepat saat itu juga ayu memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit,

    “Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Ayu nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejuku.

    Setelah dengusan napas mereda, aku mencabut kontolku dari memeknya dan terkapar disebelahnya.

    “om, penis om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Ayu, makin gede penis yang masuk, makin nikmat rasanya”, katanya.

    “memangnya penis cowok kamu kecil ya Yu”, tanyanya.

    “Gede sih om, tapi gak segede penis om, tapi nikmat banget deh”, jawabnya sambil menguap.

    Tak lama kemudian ayu kembali terlelap. Ayu terbangun karena hpnya bunyi, sms dari Ana rupanya, ngingetin kalo mereka akan kumpul malem ini untuk blajar bersama.

    “Dari sapa Yu”.

    “Ana om, ngingetin buat blajar bersama di tempat Ana malem ini. Udahan deh nikmatnya ya om, kapan Ayu ngerasain nikmat kaya gini lagi om”.

    “Kapan aja kamu mau, aku siap kok Yu, aku juga nikmat banget deh ngentotin kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”. Ayu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.

    Gak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, aku mengantarkan Ayu kembali ke rumahnya, Ayu mengambil buku2 yang diperlukan untuk belajar bersama, aku mengantarkannya ke tempat Ana.

    “Om, nanti jam 9an jemput Ayu lagi ya, Ayu masi pengen ngerasain nikmat ma om lagi, bole ya om”. Wah hebat banget ni akak, gak ada puasnya.

    “Ya deh, nanti aku tunggu kamu disini ya, aku sms kamu deh kalo dah sampe”.

    “Nanti Ayu sms om juga deh kalo dah mo selesai blajarnya, biar om gak nunggu kelamaan. Kalo dah malem kan jalannya gak macet om ke tempat Ana”.

    Jam 9, aku dah standbye deket tempatnya ana, ayu dah sms aku beberapa waktu yang lalu ngasi tau bahwa dia dah selesai blajarnya. Aku mengajak ayu ke pantai, menikmati udara laut yang segar. Bosen kalo ditempatku terus.

    “Kamu dah makan Yu”.

    “Udah om, om dah makan”.

    “Ya udah dong sayang”.

    “Ih om mulai deh nggombalin Ayu, pake sayang2an segala. Kok kita kesini si om, Ayu kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”.

    “Bosen ditempatku terus Yu, kita ke motel aja yuk, deket sini ada kok”. Aku langsung mengrahkan mobil menuju ke motel.

    Mobil masuk garasi dan petugas menutup rolling doornya. Aku menggandeng Ayu naik ke lantai 2. Gak lama kemudian petugas menagih biaya kamar, aku membereskannya. Ayu heran melihay banyaknya kaca sekeliling ruang dan dilangit2.

    “Buat apa kaca sebanyak ini om”.

    “Kan sensasinya beda Yu, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Ayu membuka pakaiannya dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang, akupun segera melepas pakaianku meninggalkan cd nya saja dan berbaring disebelahnya.

    kemudian aku mulai meremas-remas pantatnya dengan gemas. setelah itu tanganku mulai menyusup ke dalam cdnya dan meremas kembali pantatnya dari dalam. Kemudian, aku mengangkat satu kakinya dan menahannya selagi tanganku satunya meraih memeknya.

    “Ohh.. om,” rintihnya.Jariku dengan lincah menggosok-gosok lubang memeknya yang mulai basah. Nafasnya juga mulai cepat dan berat. Aku membuka cdnya dan membuka lebar-lebar pahanya sehingga memeknya terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tanganku. dengan sigap tanganku kembali meraih memeknya dan meremasnya. Aku menjilati telinganya ketika tanganku mulai bermain diitilnya. Napsunya sudah tak tertahankan lagi. Ayu mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telinganya menambah nafsunya. Aku terus menekan-nekan itilnya dari atas ke bawah. ayu meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahnya bernafsu.

    Jariku dengan lihai mengggosok-gosok dan menekan itilnya dengan berirama. desahannya berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, ayu nyampe.

    “om, nikmat banget, belum dientot saja sudah nikmat,” desahnya, tangannya meremas tanganku yang sedang bermain di itilnya dengan bernafsu.

    Aku merentangkan kedua pahanya. Kujilat bibir memeknya, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuh Ayu. Jilatanku menjalar ke itilnya, kugigit lembut itilnya yang kian merangsang napsunya. Ayu melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh aku untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksinya, aku terus menggesekan jariku di liang memeknya yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, ayu pun mendesah keras terus-menerus. Ayu meracau tidak beraturan. Kemudian memeknya mengeluarkan cairan deras bening, ayu nyampe untuk kedua kalinya.

    “om, ooh”, lenguhnya.

    Aku membuka branya dan meremas toketnya dengan sangat keras. Ayu melenguh sakit, kemudian pentilnya yang menjadi sasaran berikutnya, kupilin dan kucubit pelan. Napsunya kembali berkobar, memeknya kembali membasah,

    “om, entotin Ayu sekarang, Ayu udah napsu banget om”, erangnya. Akupun mencopot cdku, penis besarku sudah ngaceng berat mengangguk2. Aku menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahku di memeknya sebelumnya hingga Ayu merintih keras saking nikmatnya.

    “Ahh! om.. Ohh.. Entotin Ayu” racaunya.

    Dengan perlahan aku memasukkan kepala penis ke dalam memeknya, segera aku menyodok-nyodok kontolku dengan kuat dan keras di memeknya. Rasanya nikmat sekali. Aku mendesah terus-menerus karena kerapatan dan betapa enaknya memeknya. kontolku yang panjang dan besar terasa menyodok bagian terdalam memeknya hingga membuatnya nyampe lagi. “om, Ayu nyampe om, aakh nikmatnya”, erangnya.

    Kemudian aku membalikkan badannya yang telah lemas dan menusukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding memeknya yang masih sensitif. Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, aku ngecret didalam memeknya. Pejuku terasa dengan kuat menyemprot dinding memeknya. aku menjerit-jerit nikmat dan badanku mengejang-ngejang. Aku dengan kuat meremas toketnya dan menarik-narik pentilnya. Setelah reda, aku berbaring di sebelahnya dan menjilati pentilnya. Pentilnya kusedot-sedot dengan gemas. Aku ingin membuatnya nyampe lagi.

    Tanganku kembali menjelajahi memeknya, namun kali ini jariku masuk ke dalam memeknya. Aku menekan-nekan dinding memeknya. Ketika sampai pada suatu titik, badannya mengejang nikmat dan aku kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah G-Spot. Ayu tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badannya mengejang dan memeknya kembali berlendir.

    “om nikmat banget deh malem ini”, katanya.

    “Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi kuat ya mau aja”.

    Aku mencium bibirnya. ayu menyambut ciumankua dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakinya ngelingker di pinggulku supaya lebih mepet lagi. Tanganku mulai main, menjalari pahanya. Tanganku terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahanya. memeknya kugelitik-gelitik. Ayu menggelepar merasakan jari-jariku yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya.

    “Hmmhhh…enak, om.” jeritnya. jari-jariku tambah nakal, menusuk lubang memeknya yang sudah berlendir dan mengocoknya. Ayu tambah menjerit-jerit.

    “om…hhh…masukkin penisnya om, Ayu udah nggak tahan..hhhh…hhh…” Aku segera memposisikan diatasmya yang sudah telentang mengangkang. kontolku ditancapkan ke memeknya, ayu melenguh keenakan,

    “om penis om nikmat banget deh”. penis kudorong lagi sampai mentok.

    “Om..oohhh..nikmatnya” jeritnya. penisku kukocok keluar masuk memeknya.

    ayu mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirnya tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya aku ngecret. Ugh, rasanya enak bener. pejuku berhamburan keluar, bermuncratan dan menembak-nembak didalam memeknya. Ayu sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe memeknya mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memeknya membanjir…meleber di paha, betis dan pantatnya. Ayu menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. dia merebahkan badannya di sampingku.

    “Om, dah waktunya pulang, sedih ya, tapi Ayu besok mesti sekolah lagi, pengen nangis deh om”.

    “Jangan nangis sayang, masi banyak waktu laen kok buat kita berdua”, aku menenangkan diri.

    Setelah bebersih, kita meninggalkan motel dan aku mengantarkan Ayu pulang. Luar biasa hari ini, lemes rasanya aku nggelutin Ayu seharian, tapi nikmatnya top markotop

  • Cerita Seks Jualan Mobil awal dari Seks

    Cerita Seks Jualan Mobil awal dari Seks


    1670 views

    Cerita Seks Terbaru – Cerita asliku ini adalah cerita yang ke-dua setelah cerita pertamaku yang sudah dimuat di Rumah Seks dengan judul Ibu Lia dengan Rasa juice melon. Sebenarnya aku punya banyak sekali kisah petualanganku dengan wanita-wanita yang pernah aku cintai.

    Dan yang pasti hampir semua wanita yang aku kencani, biasanya aku gunakan alat atau bahan dari buah-buahan, madu, dan lain-lain. Dan kali ini aku menggunakan dua irisan mentimun. Ini dia kisahku.

    Pada saat aku bekerja di sebuah perusahaan besar dikawasan kota Denpasar yang bergerak di bidang penjualan mobil-mobil baru kira-kira tiga tahun yang lalu, disanalah aku kenal banyak wanita-wanita cantik yang hampir setiap hari aku jumpai. Mulai dari wanita yang keibuan sampai dengan wanita yang haus akan kebutuhan laki-laki.

    Ketika aku hendak pulang dari kantor, kira-kira pukul 05.00 WITA, datang sepasang suami istri yang bermaksud untuk melihat mobil baru yang dipajang di dalam ruang pameran. Kemudian setelah kami berbincang-bincang agak cukup lama, akhirnya Bapak Lilis dan Ibu Lilis menyepakati untuk membeli satu unit mobil keluaran terbaru dan saya berjanji untuk mengirimkannya pada esok hari.

    Hari Sabtu kira-kira pukul 10.00 WITA, sesuai dengan janji saya untuk mengirimkan satu unit mobil ke Bapak Lilis. Dengan seorang sopir perusahaan, lalu saya bergegas meluncur ke rumah Bapak Lilis.

    “Selamat Pagi.., Bapak Lilis ada..?” tanyaku kepada pembantunya yang membukakan pintu depan rumah Bapak Lilis.
    “Bapak sedang jemput tamunya di Airport. Maaf bapak siapa..?” tanya pembantunya sambil memperhatikan aku.
    “Saya Dimas.. Dari xx Company mau hantarkan Mobil baru untuk Ba..?” belum sempat habis keterangannku kemudian Ibu Lilis datang dari arah tangga rumahnya.
    “Ooh.. Bapak Dimas.. Mari masuk..?” sahut Ibu Lilis mempersilahkan aku masuk ke ruang tamunya.

    Dengan pakaian senam yang masih menempel ditubuh Bu Lia sambil menyeka keringat dengan handuk putihnya nampak sexy sekali dan tampak lebih muda dari usianya. Yang aku perkirakan umurnya tidak lebih dari 32 tahun. Sementara itu pembantunya diberi kode untuk membuatkan aku dan sopirku suguhan orange juice, lalu Ibu Lilis masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

    “Sesuai dengan permintaan Bapak dan Ibu, ini kami kirimkan mobil sesuai dengan warna yang Ibu minta kemarin dan tolong di cek keadaan mobil sekaligus nanti akan saya perkenalkan cara pemakaian berikut dengan garansinya.”

    Dengan penuh teliti Ibu Lilis memperhatikan unit mobinya sambil minta pengarahan mengenai spec mobilnya.

    “Dari cara Ibu pegang persenelingnya, nampaknya Ibu sudah berpengalaman naik Mobil. Hanya saja untuk melepas hand rem-nya Ibu tekannya kurang keras. Jadi hand rem-nya nggak bisa turun. Maklum mobil baru Bu..!” jawabku menjawab pertanyaan Ibu Lilis. Yang ternyata jawabanku membuat wajah Ibu Lilis memandangiku serius.

    “Saya merasa nyaman duduk di mobil ini, dan bagaimana kalau saya coba dulu, tapi tolong ditemani ya.. Agak takut juga soalnya mobil baru..?” pinta Ibu Lilis dengan suara khasnya.
    “Jangan khawatir Bu, mobil ini bergaransi tiga tahun dan saya siap menemani Ibu untuk mencobanya.”

    Dalam perjalanan mengitari pantai di Kuta akhirnya obrolanku dengan Ibu Lilis semakin akrab. Dan aku menawarkan ke Ibu Lilis untuk membeli variasi dan acesoris untuk mempercantik mobilnya.

    “Nanti mobil ini kan.. Dipakai ibu sendiri.., jadi tinggal tambah sedikit acesoris, saya yakin penampilan Mobil ini sama cantiknya dengan penampilan yang mengendarainya.”

    Dengan senyumannya yang susah untuk diartikan akhirnya Ibu Lilis mempertimbangkan penawarannku. Aku berharap Ibu Lilis menyetujui ideku, sebab aku bisa lebih banyak cerita dan mendapat fee dari pembelian acesoris di toko langgananku.

    Seperti biasa kalau pada hari senin biasanya orang-orang malas untuk bekerja, demikian juga denganku. Karena hari minggu kemarin seharian aku di kampung karena ada upacara Agama, dan sangat melelahkan untuk kembali ke Denpasar sebab jarak kampungku dengan tempat aku bekerja di Denpasar cukup jauh. Kira-kira dua jam baru sampai. Dan pada hari senin itu aku mendapat telpon dari temanku dan katanya ada seorang wanita yang nunggu aku di counter. Kemudian aku bergegas turun dari ruanganku di lantai atas.

    “Oh.. Ibu Lilis.. Selamat pagi.. Apa khabar..?” tanyaku kepada Ibu Lilis dengan perasaan kaget dan khawatir.

    Kaget karena Ibu ini tidak menelpon aku terlebih dahulu kalau dia mau ke kantor, dan khawatir kalau mobil yang aku kirim hari Sabtu bermasalah.

    “Baik..!” jawab Ibu Lilis singkat.
    “Bisa saya bantu Bu..” tanyaku ke Ibu Lilis sambil memperhatikan pakaian yang menempel cocok dengan tubuh Ibu Lilis yang seperti foto Model iklan. Sungguh anggun dengan kaca mata merek Versace yang siselipkan diantara rambutnya yang disemir merah keemasan. Wajah yang cantik sesuai dengan pakaian feminim layaknya seperti wanita karir dengan rok mini-nya terlihat jelas bulu halus tertata rapi dikakinya.

    “Begini Pak Dimas.. setelah saya pikir-pikir kemarin mengenai pemasangan dan pembelian acesoris, saya memutuskan untuk mengikuti saran dari Bapak Dimas. Jadi hari ini saya datang kesini untuk menjelaskan itu dan saya berharap kalau Bapak tidak ada jadwal atau acara, biar Bapak Dimas yang mengantarkan saya ke toko variasi langganan Bapak”. Pinta Ibu Lilis.
    “Kebetulan hari ini saya tidak ada jadwal, jadi saya siap untuk mengantarkan Ibu. Tapi tolong jangan resmi gitu manggil saya Bapak. Panggil saya Dimas aja Bu.. Ya..?” pintaku kepada Ibu Lilis karena aku merasa risih dipanggil Bapak. Karena umurku masih 30 tahun dan dibawah umur Ibu Lilis.

    Karena cukup lama pemasangan acesoris yang dilakukan oleh sebuah toko variasi, maka kesempatan itu aku pakai ngobrol dengan Ibu Lilis yang aku baru tahu kalau Ibu Lilis mempunyai perasaan yang sama untuk mencapai satu tingkatan arti dari sebuah pertemuan yang membawa aku dan Ibu Lilis ke sebuah episode kisah romantisme yang sulit untuk dilupakan sampai akhir.

    Setelah mobil selesai terpasang, aku dan Ibu Lilis keluar dari toko variasi dan Ibu Lilis mengajakku untuk makan siang bersama di sebuah restoran. Namun aku halangi ke tempat restoran yang Ibu Lilis tunjukkan.

    “Saya punya teman baru buka restoran.. bagaimana kalau kita kesana untuk mencoba menu barunya. Barangkali ada yang istimewa disana..?” kataku sedikit bohong karena restoran yang aku sebutkan diatas adalah restoran dengan hotel yang biasa aku pakai untuk kencan dengan mantan pacarku dulu.

    Selagi makan siang, aku kasih kode kepada waiters untuk memesan kamar. Ketika Ibu Lilis membayar Bill-nya ke Kasir, aku ambil kunci kamar no 102 untuk short time.

    “Bu.. Karena baru jam 02.00 bagaimana kalu kita ngobrol lagi di sebelah restoran ini.?” Tanpa sempat bertanya tangan Ibu Lilis sudah aku gandeng untuk masuk kamar 102.
    “Dimas.. Kamu nakal ya..?” demikian tanya Ibu Lilis.ceriita sex tante
    “Sedikit Bu.. Tapi asyik kalau kita ngobrol nggak dilihat orang-orang disekitar.” jawabku mengalihkan perhatiannya.

    Sambil kusentuh halus jari jemarinya sebab menurut pengalamanku orang yang berbintang virgo seperti Ibu Lilis ini, rangsangan plus-nya ada di telapak tangan selain rangsangan bagian lainnya yang umum dipunyai seorang wanita.

    “Mmmh kamu romantis ya Dim..?” tanya Ibu Lilis mungkin karena rambut yang terurai rapi sebahu itu aku sentuh dengan tanganku lalu aku cium rambutnya yang harum bak kembang setaman yang membuat bibir Ibu Lilis berkata seperti itu.
    “Terus terang aku paling senang memperlakukan wanita seperti ini Bu.. Tanpa dibuat-buat. Walau kadang pendapat orang bilang kalau sudah ketemu wanita cantik pasti nafsunya yang nomer satu. Tapi bagiku, perasaan yang muncul dulu baru nafsu. Sebab dulu aku pernah satu kali ke lokalisasi dengan nafsu namun rasanya hambar. Nikmatnya hanya sekejab. Lain dengan perasaan. Begitu mempesona dan mengasyikkan. Atau.. Ibu mau membedakan mana perasaan dan mana nafsu..?” tanyaku sambil melirik matanya di sela rambut yang tersingkap oleh hembusan angin AC di ruangan 102.

    Ketika pikiran Ibu Lilis masih menerawang jauh, kudekatkan bibirku dengan bibir sensualnya Ibu Lilis dan mulai terasa hangat ketika lidah kami saling sedot dan bermain-main. Kemudian pelan-pelan aku lepas ciumanku untuk mengambil dua irisan mentimun yang aku ambil ketika aku makan siang tadi. Kusuruh Ibu Lilis untuk memejamkan matanya. Agar aku bisa taruh irisan mentimun layaknya seperti orang facial.

    “Setelah saya tutup mata Ibu.. sekarang tolong fokuskan pikiran Ibu kepada satu tujuan dan pikirkan seolah-olah Ibu sedang mandi mengenakan kain sutra tipis di sebuah sungai yang airnya bersih, tenang, dan damai. Disaat Ibu mandi itu.. Pikirkan bahwa ada laki-laki datang [Dimas] menghampiri Ibu berbisik mesra dan mencium leher dan bibir ibu kemudian melepaskan kain sutra yang ibu kenakan [dan aku buka pakiannya], kemudian menjilati seluruh anggota tubuh Ibu satu-demi-satu mulai dari jari kaki Ibu, betis Ibu, paha mulus Ibu, pusar Ibu, puting susu ibu sampai ketitik rangsangan yang paling didamba kaum laki-laki yaitu kemaluan Ibu yang merah delima.”

    Seperti ada yang menggerakkan, tubuh Ibu Lilis bergerak halus mengikuti irama jilatanku.

    “Ohh.. Shhshh..?” Suara Ibu Lilis bergairah.

    Dan memang aku sengaja bercerita fantasy seperti itu, Agar permainannya nanti lebih nikmat dan menjiwai. Kemudian kedua kaki Ibu Lilis aku angkat pelan, kuamati gumpalan kecil diantara rambut yang tertata rapi disela selangkangannya, kuautr lidahku agar bisa masuk ke lubang vagina Ibu Lilis, dan terasa sekali bau khas kemaluan wanita yang membuat aku tambah bergairah. Kubiarkan kedua tangan Ibu Lilis meremas rambutku, kubiarkan kedua paha Ibu Lilis menjepit kepalaku pertanda bahwa gairah nafsu Ibu Lilis sudah mulai naik. Hingga mata Ibu Lilis yang masih terpejam dan tertindih irisan mentimun itu dibukanya sendiri. Karena tak kuasa menahan geli.

    “Uhh.. Terus sayang.. Aku menikmatinya..! ohh.. Jangan di lepas..!” Kata Ibu Lilis memintaku untuk tidak melepaskan jilatanku. Kemudian tubuhku aku balik mendekati wajah Ibu Lilis dan tanpa dikomando kemaluanku sudah dipegang tangan kirinya dan dengan gerakan maju mundur mulutnya telah mengulum Penisku yang sudah menegang itu.

    “Auchh.. Sedot terus Bu..? Pintaku dengan nafas mulai nggak teratur.
    “Say.. Please..?” Suara Ibu Lilis penuh gelora nafsu meminta penisku untuk dimasukkan.

    Pelan dan pasti kumasukkan penisku ke lubang vagina Ibu Lilis yang masih rapet.

    “Ochh.. Mmhh..?” desah Ibu Lilis sambil menggigit bibir sensualnya menahan geli.

    Dengan gerakan pelan-cepat-pelan-cepat membuat mata Ibu Lilis merem melek seperti orang kelilipan. Sedikit demi sedikit pantat Ibu Lilis mulai dia goyangkan mengikuti irama gerakanku. Sekali-sekali gerakannya diatur sedemikian rupa sehingga membuat penisku seperti dijepit vaginanya.

    “Ohh.. Sayang.. Aku mau seperti ini terus..?” pinta Ibu lilis sambil mendekap erat tubuhku yang sudah mulai berkeringat.
    “Aku juga..!” kataku menahan geli.

    Aku pompa terus kemaluanku, lalu kumiringkan badanku sehingga tubuhku dan tubuh Ibu Lilis sama-sama miring. Kusuruh tangan kiri Ibu Lilis untuk mengankat dan memegang paha putihnya, kemudian puting susu yang bentuknya seperti belum pernah di sedot orang lain, aku gigit kecil dan kujilati sampai putingnya menegang. Sementara tangan kananku [jari tengah] kumainkan di daerah klitoris kemaluan Ibu Lilis. Terlihat tubuh Ibu lilis bergetar menahan geli yang teramat nikmat.

    “Sayang.. Aku geli sekali.. Seperti.. Ochh!” tidak sempat Ibu Lilis melanjutkan percakapannya karena spermanya keburu muncrat dan membasahi kemaluan dan buah pelirku.
    “Ochh.. Ssshh..!!” suara terakhir Ibu Lilis melepaskan cengkeraman tangannya di bahuku.
    “Seperti apa..?” tanyaku melanjutkan pertanyaan Ibu Lia yang belum sempat Dia jawab karena spermanya keburu keluar. Dan pinggangku dicubitnya genit.
    “Seperti.. Ochh.. Aku geli lagi sayang.. Puasin aku sekali lagi?” pinta Ibu lilis meminta untuk kedua kalinya.

    Dengan gairah yang menggebu-gebu, kuubah-ubah posisiku agar Ibu Lilis nggak merasa bosan. Aku ulangi lagi genjotanku sampai tubuh Ibu Lilis menggeliat seperti cacing kepanasan. Untuk kedua kalinya kulihat tubuh Ibu Lilis seperti orang kejang-kejang. Pantatku ditekannya, sementara bibirnya mendesah sambil menjilati kedua sisi bibirnya yang terbungkus lipstik merah terang.

    “Yang.. Kita keluar sama-sama yuk..?” kata Ibu Lilis.


    “Ya.. Sebentar lagi spermaku mau keluar. Ibu rasakan nggak kontolku semakin menegang.?” jawabku.
    “Oh.. Iya..” sahut ibu Lia sambil melihat kemaluanku dan kemaluan Ibu Lilis yang tengah beradu untuk mencapai titik kenikmatan.
    “Ochh.. Sshh.. Ochh” sengaja kudekatkan desahanku ke telinga ibu lilis. Saat itu juga telinga Ibu Lilis yang bersih, aku gigit nakal dan dengan lidahku aku jilati lubang telinganya sampai kepala Ibu Lilis geleng-geleng kegelian.
    “Auchh.. Ouchh.. Crot.. Crot.. Crot.. Ouchh..!”
    “Uachh.. Gila.. Ouchh..” akhirnya aku dan Ibu Lia sama-sama mengeluarkan sperma yang keluar dari kemaluan kami masing-masing.

    Setelah cukup lama permainan ngesek itu berlangsung, kemudian aku dan Ibu Lilis bergegas meninggalkan kamar hotel yang banyak memberiku pengalaman bercinta. Demikian juga petualanganku dengan Ibu lilis yang terus berlanjut sampai satu tahun, tanpa hambatan berarti.

    Tamat

  • Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi

    Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi


    1670 views

    Duniabola99.org – Vera merupakan gadis yang aku suka sejak kami masih kuliah dulu tapi dia menolakku ketika aku dengan terus terang menyatakan cinta padanya. Karena waktu kuliah dulu dia memang banyak di perebutkan oleh cowok kampus, karena wajah cantik dengan serta kulit mulusnya. Hingga dia menjadi primadona kampus apalagi orangnya begitu supel sehingga mudah mendapatkan teman.

    Namaku Hendri dan aku seorang pria yang kini sudah menginjak usia 25 tahun dengan seorang anak yang masih berusia 1 tahun. Aku sudah berkeluarga dengan Tari istriku dan dia merupakan anak dari teman mamaku karena aku memang menikah dengan cara di jodohkan oleh orang tuaku karena aku sendiri masih trauma untuk mendekati seorang cewek setelah mendapat penolakan dari Vera.

    Karena hal itu juga aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa sebelum menikah dengan istriku. Bagiku wanita mesti di hormati dan di sayangi sepenuh hati, bersama istriku juga aku begitu sayang bahkan tidak pernah terlintas dalam benakku untuk melakukan perselingkuhan seperti dalam cerita dewasa dimana seorang pria beristri kerap melakukan perselingkuhan.

    Setelah mereka sukses tapi hal itu jauh dari pikiranku. Aku hanya ingin membahagiakn istri apalagi sekarang aku sudah memeiliki seorang jagoan kecil, lengkap sudah kebahagianku menjadi seorang pria, namun hal itu tidak berlangsung lama karena belum genap tiga tahun pernikahanku dengan Tari istriku aku harus di hadapakan dengan problem hatiku sendiri.

    Ketika aku bertemeu lagi dengan Vera gadis yang dulu pernah menolak cintaku. Pertama kali bertemu dengannya di sebuah pusat perbelanjaan ternama dikota ini, saat itu Vera menyapaku terlebih dahulu di waktu aku sedang belanja keperluan anakku karena aku memang sering belanja sendiri. Kamipun mengobrol lama sampai-sampai Vera menceritakan kisah kehidupannya yang tidak berjalan sesuai keinginannya.

    Kalau di lihat dari penampilannya saat ini Vera memang sedikit lebih sintal dari dulu, bahkan dia terlihat seksi dengan penampilan yang sering menonjolkan tubuh seksinya. Tapi dia bilang kalau dia hanya menjadi istri simpanan seorang pengusaha sukses dan sampai saat ini dia tidak menerima kabar dari laki-laki itu setelah sempat kepergok istrinya ketika mereka sedang berduaan.

    Trenyuh juga mendengar cerita Vera akupun sering memikirkannya sejak pertemuan waktu itu. Dan akupun akhirnya melakukan perselingkuhan dengan Vera layaknya dalam cerita dewasa, awalnya aku hanya menjadi tempat curhatan Vera tentang mantannya dan tidak jarang dia menangis dalam dekapanaku di waktu dia luapkan perasaan jengkelnya pada mantannya itu.

    Lambat laun kamipun menjadi lebih dekat dan akhirnya pada suatu hari kami dengan sengaja mengadakan pertemuan di salah satu hotel yang tidak jauh dari tempatku bekerja, kamipun masuk dalam kamar hotel tersebut. Karena sudah sama-sama dewasa kamipun langsung melakukan adegan pelukan dan dengan nafas yang tersengal akupun mendaratkan ciumanku pada bibir Vera.

    Mungkin ini yang di namakn cinta karena aku begitu bergairah ketika bibirku mendarat dengan lembut pada bibir Vera yang sudah lama aku impikan. Aku kulum lama bibirnya hingga diapun membalas jauh lebih hangat lagi pada bibirku membuat aku ingin segera melepas pakaiannya tapi aku masih dapat menahan keinginan itu agar tidak cepat melakukan aksi ini, karena aku masih ingin lama melakukannya.

    Tapi begitu Vera memegang kontolku dan dia dengan lembut membuka resletingku lalu dengan bibir seksinya dia lumat kontolku “Oooouuggghh…. aaaagggghh… Ver… pelan… sa.. yang… aaaagggghh… ” Bukan cuma memainkan kontolku tapi buah zakarnyapun tidak luput dari lumatan bibir Vera dan aku menggelinjang di buatnya terasa nikmat di setiap sentuhan bibirnya pada kontolku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Menikmati hal itu aku terus menggelinjang bahkan aku pegang rambut Vera, aku tarik rambut itu begitu aku tidak kuat menahan permainan bibirnya pada kontolku. Verapun bersikap seolah dia ingin seklai memuaskan aku ” Ooouuugghh… ooouuugghhh… eeeemmmmmmuuuuuuaaaaaccchhhh… aaaaaggghh… aaaagggghh… aaaaggghh.. ” Terdengar dia begitu keras mendesah kala itu.

    Sampai akhirnya akupun tidak dapat menahan untuk segera menggoyanganya apalagi aku lihat dia juga sudah horny. Dengan bergerak perlahan aku naik pada tubuhnya diapun melebarkan pahanya dapat aku lihat lubang memeknya ” Uuuuggghh… uuugghh… aaaagggghhh… sa.. yang… aaagggghh.. ” Meski terlihat basah namun memeknya masih terasa sempit beda dengan memek istriku.

    Aku yakin Vera begitu pintar melakukan perawatan pada bagian yang satu ini. Semakin keras aku menggoyangnya ” OOouuuggghhh… oooouuggghh… aaaaaggghhh… aaaagggghhh…. aaaaaagggghh… aaaaagggghh… ” tak dapat aku lambatkan lagi gerakanku di atas tubuhnya karena nikmatnya rasa dalam kontolku layaknya adegan dalam cerita dewasa yang sering aku baca.

    Dengan gerakan yang semakin cepat dan keras itu akhirnya kontolku menumpahkan sesuatu yang terasa hangat dan aku rasa memenuhi rongga kemaluan Vera yang sedari tadi memejamkan mata, seolah tidak ingin melewatkan permainan sex ini. Begitupun aku meras puas dengan permainan sex kali ini bahkan aku tidak rela jika harus berpisah dengan Vera untuk selamanya.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Perkosa Pembantu Cantik dan Masih Perawan

    Perkosa Pembantu Cantik dan Masih Perawan


    1668 views

    Duniabola99.org – Begini kisahku dgn juragan pertama yg kubaca lowongannya di koran. Dia mencari pembantu rumah tangga untuk mengurus rumah kontrakannya karena ia sibuk bekerja. Aqu wajib membersihkan rumah, memasak, mencuci, belanja dll, pokoknya seluruh pekerjaan rumah tangga. Untungnya aqu menguasai semuanya sehingga tak menyulitkan. Apalagi gajinya lumayan besar plus aqu bebas makan, minum serta berobat kalo sakit.Cerita Seks 2018,Kisah Seks Panas,Kisah Dewasa Terbaru,Cerita Mesum Abg,Cerita Panas Tante,Cerita Ngentot Mama,Cerita Dewasa Terbaru Paling Hot 2018.

    Manajer sekitar 35 tahunan itu bernama Den Sintho, asal Medan dan sedang ditugasi di kotaqu membangun suatu pabrik. Mungkin sekitar 2 tahun baru proyek itu selesai dan selama itu ia mendapat fasilitas rumah kontrakan. Ia sendirian. Istri dan anaknya tak dibawa serta karena taqut mengganggu sekolahnya kalo berpindah-pindah.

    Sebagai wanita Jawa berusia 25 tahun mula-mula aqu agak taqut menghadapi kekasaran orang etnis itu, tetapi setelah beberapa minggu aqupun terbiasa dgn logat kerasnya. Pertama dulu memang kukira ia marah, tetapi sekarang aqu tahu bahwa kalo ia bersuara keras memang sudah pembawaan. Kadang ia bekerja sampai malam. Sedangkan kebiasaanku setiap petang adalah menunggunya setelah menyiapkan makan malam. Sambil menunggu, aqu nonton TV di ruang tengah, sambil duduk di hamparan permadani lebar di situ. Begitu suara mobilnya terdengar, aqu bergegas membuka pintu pagar dan garasi dan menutupnya lagi setelah ia masuk.

    “Tolong siapkan air panas, Yem,” suruhnya suatu petang, “Aqu kurang enak badan.” Aqupun bergegas menjerang air dan menyiapkan bak kecil di kamar mandi di kamarnya. Kulihat ia menjatuhkan diri di kasurnya tanpa melepas sepatunya. Setelah mengisi bak air dgn air secukupnya aqu berbalik keluar. Tapi melihat Den Sinthoiregar masih tiduran tanpa melepas sepatu, aqupun berinisiatif.

    “Sepatunya dilepas ya, pak,” kataqu sambil menjangkau sepatunya.

    “Heeh,” sahutnya mengiyakan. Kulepas sepatu dan kaos kakinya lalu kuletakkan di bawah ranjang.

    “Tubuh bapak panas sekali ya?” tanyaqu karena merasakan hawa panas keluar dari tubuhnya. “Bapak masuk angin, mau saya keroki?” tawarku sebagaimana aqu sering laqukan di dalam keluargaqu bila ada yg masuk angin.

    “Keroki bagaimana, Yem?” Baru kuingat bahwa ia bukan orang Jawa dan tak tahu apa itu kerokan. Maka sebisa mungkin kujelaskan.

    “Coba saja, tapi kalo sakit aqu tak mau,” katanya. Aqu menyiapkan peralatan lalu menuangkan air panas ke bak mandi.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    “Sekarang bapak cuci muka saja dgn air hangat, tak usah mandi,” saranku. Dan ia menurut. Kusiapkan handuk dan pakaiannya. Sementara ia di kamar mandi aqu menata kasurnya untuk kerokan. Tak lama ia keluar kamar mandi tanpa baju dan hanya membalutkan handuknya di bagian bawah. Aqu agak jengah. Sambil membaringkan diri di ranjang ia menyuruhku, “Tolong kau ambil handuk kecil lalu basahi dan seka badanku yg berkeringat ini.” Aqu menurut. Kuambil washlap lalu kucelup ke sisa air hangat di kamar mandi, kemudian seperti memandikan bayi dadanya yg berbulu lebat kuseka, termasuk ketiak dan punggungnya sekalian.

    “Bapak mau makan dulu?” tanyaqu.

    “Tak usahlah. Kepala pusing gini mana ada nafsu makan?” jawabnya dgn logat daerah, “Cepat kerokin aja, lalu aqu mau tidur.”

    Maka ia kusuruh tengkurap lalu mulai kuborehi punggungnya dgn minyak kelapa campur minyak kayu putih. Dgn hati-hati kukerok dgn uang logam lima puluhan yg halus. Punggung itu terasa keras. Aqu berusaha agar ia tak merasa sakit. Sebentar saja warna merah sudah menggarisi punggungnya. Dua garis merah di tengah dan lainnya di sisi kanan.

    “Kalo susah dari samping, kau naik sajalah ke atas ranjang, Yem,” katanya mengetahui posisiku mengerokku kurang enak. Ia lalu menggeser ke tengah ranjang.

    “Maaf, pak,” aqupun memberanikan diri naik ke ranjang, bersedeku di samping kanannya lalu berpindah ke kirinya setelah bagian kanan selesai.

    “Sekarang dadanya, pak,” kataqu. Lalu ia berguling membalik, entah sengaja entah tak handuk yg membalut pahanya ternyata sudah kendor dan ketika ia membalik handuk itu terlepas, kontan nampaklah penisnya yg cukup besar. Aqu jadi tergagap malu.

    “Ups, maaf Yem,” katanya sambil membetulkan handuk menutupi kemaluannya itu. Sekedar ditutupkan saja, tak diikat ke belakang. Sebagian pahanya yg berbulu nampak kekar.

    “Eh, kamu belum pernah lihat barangnya laki-laki, Yem?”

    “Bbb..belum, pak,” jawabku. Selama ini aqu baru melihat punya adikku yg masih SD.

    “Nanti kalo sudah kawin kamu pasti terbiasalah he he he..” guraunya. Aqu tersipu malu sambil melanjutkan kerokanku di dadanya. Bulu-bulu dada yg tersentuh tanganku membuatku agak kikuk. Apalagi sekilas nampak Den Sintho malah menatap wajahku.

    “Biasanya orang desa seusia kau sudah kawinlah. Kenapa kau belum?”

    “Saya pingin kerja dulu, pak.”

    “Kau tak ingin kawin?”

    “Ingin sih pak, tapi nanti saja.”

    “Kawin itu enak kali, Yem, ha ha ha.. Tak mau coba? Ha ha ha..” Wajahku pasti merah panas.

    “Sudah selesai, pak,” kataqu menyelesaikan kerokan terakhir di dadanya.

    “Sabar dululah, Yem. Jangan buru-buru. Kerokanmu enak kali. Tolong kau ambil minyak gosok di mejaqu itu lalu gosokin dadaqu biar hangat,” pintanya. Aqu menurut. Kuambil minyak gosok di meja lalu kembali naik ke ranjang memborehi dadanya.

    “Perutnya juga, Yem,” pintanya lagi sambil sedikit memerosotkan handuk di bagian perutnya. Pelan kuborehkan minyak ke perutnya yg agak buncit itu. Handuknya nampak bergerak-gerak oleh benda di bawahnya, dan dari sela-selanya kulihat rambut-rambut hitam. Aqu tak berani membaygkan benda di bawah handuk itu. Tetapi baygan itu segera jadi kenyataan ketika tangan Den Sintho menangkap tanganku sambil berbisik, “Terus gosok sampai bawah, Yem,” dan menggeserkan tanganku terus ke bawah sampai handuknya ikut terdorong ke bawah. Nampaklah rambut-rambut hitam lebat itu, lalu.. tanganku dipaksa berhenti ketika mencapai zakarnya yg menegang.Cerita Seks 2018,Kisah Seks Panas,Kisah Dewasa Terbaru,Cerita Mesum Abg,Cerita Panas Tante,Cerita Ngentot Mama,Cerita Dewasa Terbaru Paling Hot 2018.

    “Jangan, pak,” tolakku halus.

    “Tak apa, Yem. Kau hanya mengocok-ngocok saja..” Ia menggenggamkan penisnya ke tanganku dan menggerak-gerakkannya naik turun, seperti mengajarku bagaimana mengonaninya.

    “Jangan, pak.. jangan..” protesku lemah. Tapi aqu tak bisa beranjak dan hanya menuruti perlaquannya. Sampai aqu mulai mahir mengocok sendiri.

    “Na, gitu terus. Aqu sudah lama tak ketemu istriku, Yem. Sudah tak tahan mau dikeluarin.. Kau harus bantu aqu.. Kalo onani sendiri aqu sudah sulit, Yem. Harus ada orang lain yg mengonani aqu.. Tolong Yem, ya?” pintanya dgn halus. Aqu jadi serba salah. Tapi tanganku yg menggenggam terus kugerakkan naik turun. Sekarang tangannya sudah berada di sisi kanan-kiri tubuhnya. Ia menikmati kocokanku sambil merem melek.

    “Oh. Yem, nikmat kali kocokanmu.. Iya, pelan-pelan aja Yem. Tak perlu tergesa-gesa.. oohh.. ugh..” Tiba-tiba tangan kanannya sudah menjangkau tetekku dan meremasnya. Aqu kaget, “Jangan pak!” sambil berkelit dan menghentikan kocokan.

    “Maaf, Yem. Aqu benar-benar tak tahan. Biasanya aqu langsung peluk istriku. Maaf ya Yem. Sekarang kau kocoklah lagi, aqu tak nakal lagi..” Sambil tangannya membimbing tanganku kembali ke arah zakarnya. Aqu beringsut mendekat kembali sambil taqut-taqut. Tapi ternyata ia memegang perkataannya. Tangannya tak nakal lagi dan hanya menikmati kocokanku.

    Sampai pegal hampir 1/2 jam aqu mengocok tetapi ia tak mau berhenti juga.

    “Sudah ya, pak,” pintaqu.

    “Jangan dulu, Yem. Nantilah sampai keluar..”

    “Keluar apanya, pak?” tanyaqu polos.

    “Masak kau belum tahu? Keluar spermanyalah.. Paling nggak lama lagi.. Tolong ya, Yem, biar aqu cepat sehat lagi.. Besok kau boleh libur sehari dah..”

    Ingin tahu bagaimana spermanya keluar, aqu mengocoknya lebih deras lagi. Zakarnya semakin tegang dan merah berurat di sekelilingnya. Genggaman tanganku hampir tak muat. 15 menit kemudian.

    “Ugh, lihat Yem, sudah mau keluar. Terus kocok, teruuss.. Ugh..” Tiba-tiba tubuhnya bergetar-getar dan.. jreet.. jret.. cret.. cret.. cairan putih susu kental muncrat dari ujung zakarnya ke atas sperti air muncrat. Aqu mengocoknya terus karena zakar itu masih terus memuntahkan spermanya beberapa kali. Tanganku yg kena sperma tak kupedulikan. Aqu ingin melihat bagaimana pria waktu keluar sperma. Setelah spermanya berhenti dan dia nampak loyo, aqu segera ke kamar mandi mencuci tangan.

    “Tolong cucikan burungku sekalian, Yem, pake washlap tadi..” katanya padaqu. Lagi-lagi aqu menurut. Kulap dgn air hangat zakar yg sudah tak tegang lagi itu serta sekitar selangkangannya yg basah kena sperma..

    “Sudah ya pak. Sekarang bapak tidur saja, biar sehat,” kataqu sambil menyelimuti tubuh telanjangnya. Ia tak menjawab hanya memejamkan matanya dan sebentar kemudian dengkur halusnya terdengar. Perlahan kutinggalkan kamarnya setelah mematikan lampu. Malam itu aqu jadi sulit tidur ingat pengalaman mengonani Den Sintho tadi. Ini benar-benar pengalaman pertamaqu. Untung ia tak memperkosaqu, pikirku.

    Tetapi hari-hari berikut, kegiatan tadi jadi semacam acara rutin kami. Paling tak seminggu dua kali pasti terjadi aqu disuruh mengocoknya. Lama-lama aqupun jadi terbiasa. Toh selama ini tak pernah terjadi perkosaan atas vaginaqu. Tetapi yg terjadi kemudian malah perkosaan atas mulutku. Ya, setelah tanganku tak lagi memuaskan, Den Sintho mulai memintaqu mengonani dgn mulutku. Mula-mula aqu jelas menolak karena jijik. Tapi ia setengah memaksa dgn menjambak rambutku dan mengarahkan mulutku ke penisnya.

    “Cobalah, Yem. Tak apa-apa.. Jilat-jilat aja dulu. Sudah itu baru kamu mulai kulum lalu isep-isep. Kalo sudah terbiasa baru keluar masukkan di mulutmu sampai spermanya keluar. Nanti aqu bilang kalo mau keluar..” Awalnya memang ia menepati, setiap hendak keluar ia ngomong lalu cepat-cepat kulepaskan mulutku dari penisnya sehingga spermanya menyemprot di luar mulut. Tetapi setelah berlangsung 2-3 minggu, suatu saat ia sengaja tak ngomong, malah menekan kepalaqu lalu menyemprotkan spermanya banyak-banyak di mulutku sampai aqu muntah-muntah. Hueekk..! Jijik sekali rasanya ketika cairan kental putih asin agak amis itu menyemprot tenggorokanku. Ia memang minta maaf karena hal ini, tapi aqu sempat mogok beberapa hari dan tak mau mengoralnya lagi karena marah. Tetapi hatiku jadi tak tega ketika ia dgn memelas memintaqu mengoralnya lagi karena sudah beberapa bulan ini tak sempat pulang menjenguk istrinya. Anehnya, ketika setiap hendak keluar sperma ia ngomong, aqu justru tak melepaskan zakarnya dari kulumanku dan menerima semprotan sperma itu. Lama-lama ternyata tak menjijikkan lagi.

    Demikianlah akhirnya aqu semakin lihai mengoralnya. Sudah tak terhitung berapa banyak spermanya kutelan, memasuki perutku tanpa kurasakan lagi. Asin-asin kental seperti fla agar-agar. Akibat lain, aqu semakin terbiasa tidur dipeluk Den Sintho. Bagaimana lagi, setelah capai mengoralnya aqu jadi enggan turun dari ranjangnya untuk kembali ke kamarku. Mataqu pasti lalu mengantuk, dan lagi, toh ia tak akan memperkosaqu. Maka begitu acara oral selesai kami tidur berdampingan. Ia telanjang, aqu pakai daster, dan kami tidur dalam satu selimut. Tangannya yg kekar memelukku. Mula-mula aqu taqut juga tapi lama-lama tangan itu seperti melindungiku juga. Sehingga kubiarkan ketika memelukku, bahkan akhir-akhir ini mulai meremasi tetek atau pantatku, sementara bibirnya menciumku. Sampai sebatas itu aqu tak menolak, malah agak menikmati ketika ia menelentangkan tubuhku dan menindih dgn tubuh bugilnya.

    “Oh, Yem.. Aqu nggak tahan, Yem.. buka dastermu ya?” pintanya suatu malam ketika tubuhnya di atasku.

    “Jangan pak,” tolakku halus.

    “Kamu pakai beha dan CD saja, Yem, gak bakal hamil. Rasanya pasti lebih nikmat..” rayunya sambil tangannya mulai mengkat dasterku ke atas.

    “Jangan pak, nanti keterusan saya yg celaka. Begini saja sudah cukup pak..” rengekku.

    “Coba dulu semalam ini saja, Yem, kalo tak nikmat besok tak diulang lagi..” bujuknya sambil meneruskan menarik dasterku ke atas dan terus ke atas sampai melewati kepalaqu sebelum aqu sempat menolak lagi.

    “Woow, tubuhmu bagus, Yem,” pujinya melihat tubuh coklatku dgn beha nomor 36.

    “Malu ah, Pak kalo diliatin terus,” kataqu manja sambil menutup dgn selimut. Tapi sebelum selimut menutup tubuhku, Den Sintho sudah lebih dulu masuk ke dalam selimut itu lalu kembali menunggangi tubuhku. Bibirku langsung diserbunya. Lidahku dihisap, lama-lama aqupun ikut membalasnya. Usai saling isep lidah. Lidahnya mulai menuruni leherku. Aqu menggelinjang geli. Lebih lagi sewaktu lidahnya menjilat-jilat pangkal payudaraqu sampai ke sela-sela tetekku hingga mendadak seperti gemas ia mengulum ujung behaqu dan mengenyut-ngenyutnya bergantian kiri-kanan. Spontan aqu merasakan sensasi rasa yg luar biasa nikmat. Refleks tanganku memeluk kepalanya. Sementara di bagian bawah aqu merasa pahanya menyibakkan pahaqu dan menekankan zakarnya tepat di atas CD-ku.

    “Ugh.. aduuh.. nikmat sekali,” aqu bergumam sambil menggelinjang menikmati cumbuannya. Aqu terlena dan entah kapan dilepasnya tahu-tahu payudaraqu sudah tak berbeha lagi. Den Sintho asyik mengenyut-ngenyut putingku sambil menggenjot-genjotkan zakarnya di atas CD-ku.

    “Jangan buka CD saya, pak,” tolakku ketika merasakan tangannya sudah beraksi memasuki CDku dan hendak menariknya ke bawah. Ia urungkan niatnya tapi tetap saja dua belah tangannya parkir di pantatku dan meremas-remasnya. Aqu merinding dan meremang dalam posisi kritis tapi nikmat ini. Tubuh kekar Den Sintho benar-benar mendesak-desak syahwatku.

    Jadilah semalaman itu kami tak tidur. Sibuk bergelut dan bila sudah tak tahan Den Sinthoiregar meminta aqu mengoralnya. Hampir subuh ketika kami kecapaian dan tidur berpelukan dgn tubuh bugil kecuali aqu pakai CD. Aqu harus mampu bertahan, tekadku. Den Sintho boleh melaqukan apa saja pada tubuhku kecuali memerawaniku.

    Tapi tekad tinggal tekad. Setelah tiga hari kami bersetubuh dgn cara itu, pada malam keempat Den Sintho mengeluarkan jurusnya yg lebih hebat dgn menjilati seputar vaginaqu meskipun masih ber-CD. Aqu berkelojotan nikmat dan tak mampu menolak lagi ketika ia perlahan-lahan menggulung CD ku ke bawah dan melepas dari batang kakiku. Lidahnya menelusupi lubang V-ku membuatku bergetar-getar dan akhirnya orgasme berulang-ulang. Menjelang orgasme yg kesekian kali, sekonyong-konyong Den Sinthoiregar menaikkan tubuhnya dan mengarahkan zakarnya ke lubang nikmatku. Aqu yg masih belum sadar apa yg terjadi hanya merasakan lidahnya jadi bertambah panjang dan panjang sampai.. aduuhh.. menembus selaput daraqu.

    “Pak, jangan pak! Jangan!” Protesku sambil memukuli punggungnya. Tetapi pria ini begitu kuat. Sekali genjot masuklah seluruh zakarnya. Menghunjam dalam dan sejurus kemudian aqu merasa memiawku dipompanya cepat sekali. Keluar masuk naik turun, tubuhku sampai tergial-gial, terangkat naik turun di atas ranjang pegas itu. Air mataqu yg bercampur dgn rasa nikmat di vagina sudah tak berarti. Akhirnya hilang sudah perawanku. Aqu hanya bisa pasrah. Bahkan ikut menikmati persetubuhan itu.

    Setelah kurenung-renungkan kemudian, ternyata selama ini aqu telah diperkosa secara halus karena kebodohanku yg tak menyadari muslihat lelaki. Sedikit demi sedikit aqu digiring ke situasi dimana hubungan seks jadi tak sakral lagi, dan hanya mengejar kenikmatan demi kenikmatan. Hanya mencari orgasme dan ejaqulasi, menebar air mani!

    Hampir dua tahun kami melaqukannya setiap hari bisa dua atau tiga kali. Den Sintho benar-benar memanfaatkan tubuhku untuk menyalurkan kekuatan nafsu seksnya yg gila-gilaan, tak kenal lelah, pagi (bangun tidur), siang (kalo dia istirahat makan di rumah) sampai malam hari sebelum tidur (bisa semalam suntuk). Bahkan pernah ketika dia libur tiga hari, kami tak beranjak dari ranjang kecuali untuk makan dan mandi. Aqu digempur habis-habisan sampai tiga hari berikutnya tak bisa bangun karena rasa perih di V-ku. Aqu diberinya pil kb supaya tak hamil. Dan tentu saja banyak uang, cukup untuk menyekolahkan adik-adikku. Sampai akhirnya habislah proyeknya dan ia harus pulang ke kota asalnya. Aqu tak mau dibawanya karena terlalu jauh dari orang tuaqu. Ia janji akan tetap mengirimi aqu uang, tetapi janji itu hanya ditepatinya beberapa bulan. Setelah itu berhenti sama sekali dan putuslah komunikasi kami. Rumahnya pun aqu tak pernah tahu dan aqupun kembali ke desa dgn hati masygul.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Thai girl Jiji offering up phat ass for doggystyle fucking on bed

    Thai girl Jiji offering up phat ass for doggystyle fucking on bed


    1668 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Merasakan Nikmatnya Ngentot

    Merasakan Nikmatnya Ngentot


    1668 views

    Duniabola99.org – Ini merupakan sebuah pengalaman dari sahabat saya yang sekarang bertempat tinggal di bali. Cerita terbaru ini terjadi di sekitar tahun lalu yang merupakan pengalaman pribadi dari teman saya. Saya sangat terima kasih mau berbagi dengan Duniasex99 untuk menceritakan pengalamannya ini, begini ceritanya.

    Aku bekerja di satu resto steak yang menyediakan salad bar juga disebuah mal. Beberapa minggu terakhir ini, ada seorang customer, bapak2, yang rajin berkunjung ke resto tempat aku bekerja. Ketika makan, matanya selalu memandangiku.

    Kalo aku lewat dekat mejanya, selalu dia senyum, dia berusaha mengajak aku berkomunikasi tetapi belum pernah berhasil karena ketika dia makan di resto itu, suasana sedang rame, sehingga aku dan juga waiter/waitress lainnya menjadi sangat sibuk melayani tamu.

    Suatu hari, dia berkunjung lagi ke restoku. Kebetulan kali ini tamu yang makan cuma sedikit, sehingga ada kesempatan bertegur sapa. Dia menanyakan namaku siapa, kujawab namaku Ines. Dia bertanya lagi, hari ini aku kerja sampe jam berapa. Ketika aku nanya kenapa dia bertanya seperti itu dia bilang mau kasi aku surprise. aku nanya lagi karena penasaran, surprisenya apa.

    Dia jawab kalo dikasi tau ya bukan surprise namanya. Terus dia bilang akan nunggu aku sekitar jam 6 sore. Selesai kerja, aku mengganti pakaian dinas dengan pakaian ku sendiri. Aku memakai kaos ketat dengan belahan yang rendah sehingga toketku yang juga besar mengintip keluar, dan celana jeans ketat.

    Dia menunggu gak jauh dari resto. Tepat ketika aku menyapanyanya, hpku berbunyi, dari temanku. Dia memandangiku yang sedang menerima telpon temanku. Setelah aku selesai bertelpon, dia bertanya, “Dari siapa Nes, cowok kamu ya”. “Enggak kok pak, dari temanku, ngajakin aku jalan”.

    “Terus”, tanyanya lagi. “Kan udah janjian ama bapak, ya Aku tolak ajakannya”. Temen kamu cowok atau cewek”, tanyanya terus. “Cowok pak”, jawabku. “NGajakin jalan tau ngajak pacaran?” guyonnya lagi. “Dua2nya pak”, jawabku sekenanya sambil tertawa. “Katanya mau kasi surprise?”, tagihku.

    Dia lalu mengajakku ke toko hp. “Nes, hp kamu dah kuno, aku beliin yang baru ya”. Kaget juga aku mendengar tawarannya. Tanpa menunggu jawabanku, dia minta ke spg nya, hp iphone 7 terbaru. Sepertinya duit beberapa juta enteng buat dia.

    Aku menduga pasti ada ujungnya, gak mungkin kan lelaki mau ngasi hp mahal begitu aja. Aku sih gak perduli kalo aku harus meladeni napsunya, aku tertarik juga sama si bapak, setelah jumpa beberapa kali di resto. Orangnya belum tua, tapi yang pasti bukan abg lah yao.

    Ganteng, dada bidang, seperti tipe lelaki idealku lah. “Ma kasih ya pak, bapak baik amat sih mau beliin Aku hp baru, mahal lagi”. Dia hanya tersenyum dan mengajak aku makan, tentunya bukan makanan yang dijual di resto ku. Sambil makan dia terus mengajakku guyon, orangnya menyenangkan.

    “Kamu besok kerja jam brapa Nes”, tanyanya. “Besok Aku off pak. emangnya kenapa”. “Aku mo ngajak kamu jalan, kalo besok kamu off kan gak usah buru2 pulang”. “Jalan kemana pak”, aku sudah menduga apa jawabannya. Pastinya akan ngajakin aku ngentot, apa lagi kalo gak itu.

    “Wow.., mobilnya keren banget pak. Sama kaya orangnya” kata ku setelah kami sampai di mobilnya. Aku duduk di depan disebelahnya. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan mal. Dia mulai mengelus2 paha ku yang masih tertutup celana jeans. Tentunya elusannya tidak terlalu terasa karena masih terhalangi kain jeans celanaku.

    Dia membawaku ke apartmentnya. Tak lama kami sudah sampai di apartment. Kita turun ke basement, parkir mobil dan menuju lift. Dia langsung memijit lantai apartmentnya dan lift meluncur ke atas. Apartmentnya type studio sehingga hanya ada satu ruang yang multi fungsi, kamar mandi dan pantri yang merangkap dapur.

    Dia merebahkan diri di ranjang. Sementara aku pergi ke kamar mandi. Ketika muncul kembali, aku hanya berbalut handuk kemudian ikut rebahan diranjang bersamanya. Dia melingkarkan tangannya pada pundak ku dan mengelus-elus nya.

    Tak lama dia mulai menciumi bibir ku sambil meraba-raba toket ku. Dia membuka belitan handuk sehingga aku langsung bertelanjang bulat. Dia melotot melihat jembutku yang lebat. Langsung diciumi dan dijilati toket ku dengan rakus. Dihisap hisapnya pentil ku. Jarinya meraba bibir nonok ku yang dipenuhi dengan jembut yang lebat.

    Akupun melenguh nikmat ketika jarinya menemukan itilku. Sementara itu, toket ku masih terus dijilati dan diemut pentilnya. Aku yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhnya. Dengan cepat aku melucuti kancing kemejanya.

    Kuhisap pentilnya, sementara tanganku melucuti celananya. “Ines buka dulu ya pak” kataku sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaiannya. Dia tinggal berCD, dan tampak kontolnya mencuat keluar tak mampu tertampung didalam CD.

    “Kontol bapak gede banget, panjang lagi” kataku sambil mengelus-elus kontolnya dari balik CD. Akupun kemudian membuka CD nya, dan kontolnya yang sudah ngaceng keras tampak berdiri tegak dihadapannya. “Gila.. Gede banget.. Bikin Ines nafsu..” kataku sambil menundukkan kepala mulai menjilati dan kemudian mengulum kontolnya.

    Dia mengelus- elus rambutku yang panjang. Kadang tangannya berpindah ke toketku yang sekal dan mempermainkan pentilnya. “Nes.. Enak banget Nes..” desahnya, aku terus menjilati kontolnya. “Ih.. pak, gede banget..”. “Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?” “Belum pak.. Punya cowok Ines nggak sebesar ini.” jawabku.

    “Arghh.. Enak Nes.” erangnya lagi. Kujilatinya lubang kencingnya dan kemudian kukulum kontolnya dengan bernafsu. Sementara itu batang kontolnya kukocok sambil sesekali kuremas perlahan biji pelernya. Dia keenakan ketika aku mengeluar masukkan kontolnya dengan mulutku.

    Dia mengusap-usap rambutku dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh erangannya. Saat aku menghisap kontolnya, kepalaku maju mundur, toketku pun bergoyang. Dengan gemas diremasnya toketku. “Nes.., jepit pakai toketmu ” pintanya.

    Aku langsung meletakkan kontolnya di belahan toketku, dan kemudian dia mengenjot kontolnya diantara toketku. “Enak banget sshh..” Dia seperti tak kuasa menahan rasa nikmat itu. Setelah beberapa lama, dia menyodorkan kembali kontolnya ke mulutku. Aku menyambutnya dengan penuh nafsu.

    Setelah beberapa lama, aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolnya ke nonokku. Aku menurunkan tubuhku dan kontolnya mulai menerobos nonokku yang sempit. “Ooh.. besar banget nih kontolnya pak.. Ahh..” desahku ketika kontolnya telah berhasil memasuki nonokku. “Tapi enak khan..” tanyanya menggoda

    “Iya sih..Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah..” erangku lagi ketika dia mulai menggenjot nonokku dari bawah. Dia memegang pinggangku sambil terus mengenjot nonokku. Sementara aku menyodorkan toketku ke mulutnya. Dia segera menjilati toket ku. “Pak.. Gimana pak.. Enak khan dientot?” tanya ku menggoda. Aku masih meliuk-liukan tubuhku.

    Dia pun terus mengenjot nonokku dari bawah, sambil sesekali tangannya meremas toketku yang berayun-ayun menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, dia membalikkan tubuhku sehingga dia berada diatas. Segera dia menggenjot kontolnya keluar masuk nonokku sambil menciumi wajahku.

    “Ehmm.. Sstt.. pak.. Enak.. Ohh. kontol bapak gede banget, nonok Ines sampe sesek rasanya pak, gesekan kontol bapak terasa banget di nonok Ines. Mau deh Ines dientot bapak tiap malam,” Aku melenguh keenakkan. “Ayo isap pentil Ines pak” perintahku. Diapun kemudian menghisap pentilku sambil terus menggenjot nonokku.

    Tak lama tubuhku mengejang, dan aku mengerang dan menggelinjang ketika nyampe. Terasa nonokku berkedut2. “Nes, enak banget, kontolku seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan nonok kamu”. Dia mengeluarkan kontolnya dari nonokku dan aku kusuruh menungging membelakanginya.

    Dengan gaya doggy style dia mengentoti ku dari belakang. “Aduh.. pak.. kuat banget.. Ohh..” erang ku ketika dia mengenjot nonokku. “Gila.. nonokmu enak banget Nes..” katanya. Dia memegang pinggul ku, terkadang meremas pantatku yang membulat. Aku pun menjerit nikmat. Toketkupun tampak bergoyang-goyang menggemaskan.

    Bosan dengan posisi ini, dia kemudian duduk di kursi. Aku lalu duduk membelakanginya dan mengarahkan kontolnya ke dalam nonokku. Dia menyibakkan rambutku yang panjang dan menciumi leher ku. Sementara itu aku bergerak naik turun.

    Tangannya sibuk meremas toketku. “Ahh.. Ahh.. Ahh..” erangku seirama dengan goyangan badanku diatas tubuhnya. Terkadang erangan itu terhenti saat disodorkannya jemarinya untuk kuhisap. Beberapa saat kemudian, dihentikannya goyangan badannya dan dicondongkannya tubuhku agak ke belakang, sehingga dapat menghisap toketku.

    Dengan gemas dilahapnya bukit kembarku dan sesekali pentilku dijilatinya. Eranganku semakin keras terdengar, membuat dia menjadi kembali bernapsu. Setelah dia selesai menikmati toket ranumku, kembali aku mengenjot tubuhku naik turun dengan liar. Binal banget kelihatannya. Cukup lama dia menikmati aku dientot , dengan aku di atas kursi.

    Lalu dia berdiri, dan kembali berciuman dengan aku sambil dengan gemas meremas dan menghisap toketku. Dia ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu aku direbahkan di atas ranjang. Dia kemudian mengarahkan kontolnya kembali ke dalam nonokku. “Ahh..” erangku kembali ketika kontolnya kembali menyesaki nonokku.

    Langsung dia mengenjot dengan ganas. Erangan nikmat mereka berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Aku menggelengkan kepala ke kanan kekiri menahan nikmat. Tanganku meremas-remas sprei ranjang.

    “Pak.. Ines hampir sampai pak.. Terus.. Ahh.. Ahh” jeritku sambil tubuhku mengejang dalam dekapannya. Aku telah nyampe. Dia menghentikan enjotannya sebentar, dan aku pun kemudian lunglai di atas ranjang. Butir keringat mengalir diwajahku. Toketku naik turun seirama dengan helaan nafasku. Dia kembali menggemasi toketku dengan bernafsu.

    Dia mulai lagi mengenjot nonokku sambil sesekali meremas toketku yang bergoyang seirama enjotannya. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku sampai akhirnya ngecretlah pejunya di dalam nonokku. Aku terkapar karena kenikmatan dan lemas.

    Beberapa saat kemudian dia mulai menciumiku sambil mengusap-usap pahaku, dan kemudian mengilik nonokku dengan jemarinya. “Ehmm..” erangku saat itil diusap-usap dengan gemas. Eranganku terhenti karena dia menciumku dengan penuh napsu. Tangannya meremas2 toketku yang besar menantang.

    “Pak kuat banget sih , baru ngecret sudah mau dientot lagi” ucapku lirih. “Iya habis pengen dientot nonok kamu lagi, nikmat banget rasanya” bisiknya. Desahanku kembali terdengar ketika lidahnya mulai menari di atas pentilku yang sudah menonjol keras. Dihisapnya dengan gemas gunung kembarku hingga membuat tubuhku menggelinjang nikmat.

    “Gantian dong Nes” bisiknya setelah puas menikmati toketku yang ranum. Kami pun kembali berciuman sementara aku meremas kontolnya yang mulai membengkak. Aku pun kemudian mendekatkan wajahku ke kontolnya, dan mulai mengulum kontolnya. Sambil menghisap kontolnya, aku mengocok perlahan batangnya.

    Dia mengelus-elus kepalaku ketika aku sedang mengemut kontolnya. Aku sudah ingin dientot lagi. Aku disuruh duduk membelakanginya di pangkuannya. Dia mengarahkan kontolnya kedalam nonokku. “Ah..” desahku ketika kontolnya kembali menyesaki nonokku. Aku kemudian menaik-turunkan tubuhku di atas pangkuannya.

    Dia pun tak tinggal diam, aku diciuminya ketika aku sedang mengenjot kontolnya dalam jepitan nonokku. Sambil menciumi aku, tangannya memainkan itilku. “Ah.. Terus pak.. Ines mau nyampe..” desahku. Semakin cepat dia mengusap itilku, sedangkan tubuhku pun semakin cepat menggenjot kontolnya.

    “Ahh..” erangkunikmat saat aku nyampe. Tubuhku mengejang dan kemudian terkulai lemas diatas pangkuannya. Kembali terasa nonokkua berkedut2 dengan keras. Setelah reda kedutan nonokku, kontolnya dicabut dari nonokku, masih ngaceng keras dan berlumuran cairan nonokku.

    Aku ditelentangkan dan segera dia menaiki tubuhku. Pahaku sudah mengangkang lebar. Dia tidak langsung memasukkan kontolnya kedalam nonokku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir nonokku hingga menyentuh itilku. “Pak.. Aduuhh.. Aduuhh pak! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo pak.. Masukin aja.. Nggak tahann..” aku menjerit-jerit tanpa malu.

    “Udah nggak tahan ya.. Nes, cepat banget sudah napsu lagi..” jawabnya. Tiba-tiba dia langsung menekan sekuat tenaga. Aku sama sekali tak menyangka akan hal itu, sehingga kontolnya langsung melesak ke dalam nonokku. Kontolnya kembali menyesakinonokku yang sempit itu.

    Dia mulai mengenjotkan kontolnya naik turun dengan teratur sehingga menggesek seluruh lubang nonokku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah- patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, kedutan nonokku kembali terasa.

    “Nes, nikmat banget deh empotan nonok kamu”, katanya terengah. Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot nonokku. “Akkhh.. Nes.. Eennaakkhh.., hebaathh.. Uugghh..” erangnya berulang-ulang.

    Dia semakin kuat meremas2 dan memilin2 pentilku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke leher, sambil semakin mempercepat irama enjotannya. Aku berusaha mengimbangi keluar masuknya kontolnya didalam nonokku dengan goyangan pantatku.

    Sepertinya dia berusaha keras untuk bertahan, agar tidak ngecret sebelum aku nyampe lagi. Kontolnya terus mengaduk2 nonokku semakin cepat lagi. Nonokku terasa makin berkedut, kedua ujung pentilku semakin keras, mencuat berdiri tegak. Langsung pentilku disedot kuat2 kemudian dijilati dengan penuh nafsu.

    “Pak..! Lebih cepat lagi doonng..!” teriakku sambil menekan pantatnya kuat2 agar kontolnya lebih masuk ke nonokku. Beberapa detik kemudian tubuhku bergetar hebat, diiringi dengan cairan hangat menyembur dari nonokku. Bersamaan dengan itu, tubuhnya pun bergetar keras yang diiringi semprotan pejunya ke dalam nonokku.

    Aku pun mengerang tertahan. Dia langsung memeluk tubuhku erat-erat, dengan penuh perasaan. Aku membalas pelukannya sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kakiku melingkar di sekitar pinggangnya, sementara bibirnya terus menghujani sekujur wajah dan leherku dengan ciuman. Aku masih bisa merasakan kedutan nonokku.

    Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan di kamar mandi. Aku belum pernah merasakan sedemikian nikmatnya dientot lelaki.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Cerita Dewasa Gadis Penyanyi cafe mesum denganku

    Cerita Dewasa Gadis Penyanyi cafe mesum denganku


    1668 views

    Cerita Seks Terbaru – Malam itu aku dinner dengan clientku di sebuah cafe. Sebuah band tampil menghibur pengunjung cafe dengan musik jazz. Lagu “I’m Old Fashioned” dimainkan dengan cukup baik. Aku memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berusia kira-kira 26 tahun. Suaranya memang sangat jazzy.

    Gadis ini wajahnya tidak terlalu cantik. Tingginya kurang lebih 160 cm/55 kg. Tubuhnya padat berisi. Ukuran payudaranya sekitar 36B. Kelebihannya adalah lesung pipitnya. Senyumnya manis dan matanya berbinar indah. Cukup seksi. Apalagi suaranya. Membuat telingaku fresh.

    “Para pengunjung sekalian.. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. Jika ada yang ingin bernyanyi bersama saya, mari.. saya persilakan. Atau jika ingin request lagu.. silakan”.

    Penyanyi yang ternyata bernama Felicia itu mulai menyapa pengunjung Cafe. Aku hanya tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai kemudian telingaku menangkap perubahan cara bermain dari sang keyboardist. Aku melihat ke arah band tersebut dan melihat Felicia ternyata bermain keyboard juga.

    Felicia bermain solo keyboard sambil menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang sangat sederhana. Aku menikmati semua jenis musik dan berusaha mengerti semua jenis musik. Termasuk jazz yang memang ‘brain music’. Musik cerdas yang membuat otakku berpikir setiap mendengarnya.

    Felicia ternyata bermain sangat aman. Aku terkesima menemukan seorang penyanyi cafe yang mampu bermain keyboard dengan baik. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik dengan Felicia. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya melalui pelayan cafe tersebut.

    “The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. Aku melanjutkan percakapan dengan clientku dan tak lama kemudian aku mendengar suara Felicia.

    “The Boy From Ipanema.. Untuk Mr. Boy..?”

    Bahasa tubuh Felicia menunjukkan bahwa dia ingin tahu dimana aku duduk. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Felicia bisa melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya.

    Sambil bermain dan bernyanyi, matanya menatapku. Aku pun menatapnya. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku. Aku kembali berbicara dengan clientku. Tak lama kudengar suara Felicia menghilang dan berganti dengan suara penyanyi pria. Kulihat sekilas Felicia tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi.

    “Felicia.” tampak pesan SMS di HP-ku. Wah.. Felicia meresponsku. Segera kutelepon dia.

    “Hai.. Aku Boy. Kau dimana, Felicia?”

    “Hi Boy. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”

    “Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan dari Felicia.

    “Rayuan ala Boy, nih?”

    “Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”

    “Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau dengan temanmu?”

    “Oh.. dia clientku. Sebentar lagi dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”

    “Okay.. Aku tunggu ya.”

    “Okay.. See you soon, sexy..”

    Aku melanjutkan sebentar percakapan dengan client dan kemudian mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu masih menunjukkan pukul 23.30.

    Masih 30 menit lagi. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.

    Dalam perjalanan mengantarkan Felicia pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia tampak menggigil.

    “Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia sambil meraih tombol AC untuk menaikkan suhu. Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.

    “Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau kamu naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.

    Aku memang ingin membuat Felicia kedinginan. Kulihat Felicia bisa mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.

    “Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Felica tersenyum. Dia tidak menolak.

    “Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”

    “Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku melihat penyanyi jazz wanita yang bisa bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”

    “Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”

    “Oh ya? Tapi tidak terlihat canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku kemudian memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.

    “What a Boy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu bisa main piano yah?” Felicia tampak terkejut. Mukanya terlihat penasaran.

    “Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Felicia.

    “Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini sudah hampir jam 1 pagi.

    “Aku kontrak rumah ini dengan beberapa temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan dengan pacarnya.”

    Felicia masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar suara pintu kamar dikunci.

    Wah, kebetulan. Atau Felicia memang memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri hanya dengan bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos.

    Kukira Felicia akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan santai dia tersenyum.

    “Maaf.. Aku mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alasan. Justru aku yang gugup melihat pemandangan indah di depanku.

    “Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”

    Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku ingin melihat reaksi Felicia.

    “Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi.

    “Ajarin dong..” kataku.

    Dengan segera Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedangkan Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku dari belakang, dia menunjukkan sekilas notasi yang benar. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku. Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.

    “Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.

    “Oh ya..” aku berdiri.

    Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!

    “Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Felicia terkejut. Aku tertawa saja.

    Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya aku terima saja.

    Yang jelas aku terus berusaha mendapatkannya. Ternyata Felicia malah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya!

    Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya. Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Felicia juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.

    “Agh..” kudengar rintihan Felicia. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.

    “Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku dan meremasnya.

    Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Felicia kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Felicia duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Felicia tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku!

    Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali.

    Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.

    Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.

    Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas. Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku.

    Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia sangat menikmati pijatanku.

    “Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Felicia mengerang.

    Lidahku mulai menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku.

    Aku merasakan payudara Felicia makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi.

    Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.

    “Payudaramu seksi sekali, Felicia.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Felicia memainkan bola matanya dengan genit.

    “Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.

    “Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.

    “Ergh..” desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.

    Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan seluruh lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Tak lama kemudian Felicia kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.

    “Ough.. Enak.. Ayo, Boy” Felicia memintaku mulai beraksi.

    Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Felicia dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.

    “Agh.. Agh..” Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.

    “Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.

    Rupanya Felicia adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat
    menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Mengatur nafas dan mengubah posisi kami.

    Felicia menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.

    “Hey.. Perih tau!” teriak Felicia. Aku tertawa.

    “Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli.

    Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.

    “Aku mau nyampe, Felicia..”

    “Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.

    “Aman, Boy. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Felicia berteriak makin keras.

    “Yes.. Aku juga hampir sampe, Boy.. come on.. come on.. oh yeah..”

    Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..

    “Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Felicia makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.

    “Aarrgghh.. Yeeaahh..” Felicia menyusulku orgasme.

    Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan kemudian perutnya. Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia.
    Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.

    “Thanks Boy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”

    Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.

    Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.

    “Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Felicia. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa.

    “Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Boy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.

    “Hi Gladys..” sapaku.

    Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Felicia dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku harus pulang.END

  • Kisah Memek Di Buat Melayang-Layang Bersama Nyai

    Kisah Memek Di Buat Melayang-Layang Bersama Nyai


    1667 views

    Cerita Seks Terbaru – Terus terang, semuanya terjadi secara tidak sengaja. Pada waktu itu aku membeli buku tentang indera ke-enam atau “bawah sadar”, tadinya sekedar iseng waktu berada di suatu toko buku. Inti buku itu mengajarkan begini. Kalau kita menginginkan sesuatu maka kita harus mencoba menvisualisasikannya.. Suatu saat apa yang kita visualisasikan itu akan terjadi, akan terlaksana. Mimpi? Bukan. Sebab untuk mencapai indera ke-enam seseorang justru tidak boleh tertidur, tetapi perlu menurunkan gelombang listrik di-otaknya dari gelombang beta menjadi alfa. Caranya? Gampang sekali.. Kita cukup memejamkan mata, membayangkan menuruni tangga spiral dengan minimal 10 gigi. Saat anda membayangkan ini, gelombang listrik di otak anda akan menurun frekuensinga dari 13 cycle atau lebih perdetik, menjadi 8-13 cycle per detik. Kelihatannya mudah tetapi butuh latihan, jadinya ya sukar.. He. He.. Nah di saat itulah kita memasuki bawah sadar (unconsciousness).

    Apa keinginnan saya? Lha ini yang kurang ajar. Aku ingin nangkring di tubuh Nyai Elis (waktu muda panggilannya Neng Elis). Nyai Elis adalah ibu kostku. Kenapa Nyai? Pertama, kemungkinan hamil nol persen. Pada usia 48 tahun biasanya wanita sudah masuk masa menopause. Yang kedua, ditanggung bersih, sehat tak mungkin kena penyakit “kotor” seperti gonorrhoe, syphilis, HIV dsb. Yang ketiga, gratis tidak perlu bayar, karena sama-sama menikmati. Untuk wanita, bersebadan dengan orang usia lebih muda akan menambah hormon estrogen, hormon khas wanita. Kalau wanita kekurangan hormon ini akan menderita osteoporosis, yaitu tulang menjadi rapuh, mudah patah.

    Meskipun sudah kepala empat, tapi jangan meremehkan kecantikannya. Wajah Nyai masih terlihat ayu. Kulit kuning langsat, tubuh langsing semampai. Secara legendaris, wanita sunda sangat rajin memelihara wajah dan tubuhnya. Mandi lulur sudah seperti prosedur tetap mingguan. Membedaki wajah dengan berbagai ramuan menjadi rutinitas harian. Itu sebabnya tidak hanya wajah dan tubuhnya yang mengesankan. Bau badannya juga sedap dengan aroma lembut. Lalu kalau mau tahu seperti siapa? Seperti siapa ya..? Nah kira-kira seperti itu.. Diana Lorenza, janda beranak satu dari Heru Kusuma.

    Sudah tiga tahun aku tinggal di kost milik keluarga Padmadireja (suami Nyai Elis), pensiunan wedana di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Keluarga Pak Padma-Nyai Elis ini mempunyai putera dua orang, semua sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta. Tinggalah Bapak–Ibu semang kostku ini dibantu seorang PRT dan seorang supir. Semua karyawan ini pulang sore.

    Sudah seminggu aku latihan meditasi, belum ada hasil. Tambah tiga hari lagi, meskipun hampir putus asa. Tiba-tiba.., pada hari ke sebelas..

    Malam itu sudah pukul 10, pintu kamarku diketuk orang.

    “Mas Agus.. Mas Agus”
    “Ya.. Nyai”
    “Tolong kerokin ibu sebentar ya..”

    Pucuk dicinta, ulam tiba, burung dahaga, apem menganga.., hatiku berjingkrak bukan main.

    “Sebentar Bu, saya ganti pakaian dulu”

    Kamar-kamar yang dipakai kost letaknya di belakang rumah utama, dipisahkan oleh satu kebun kecil. Ada enam kamar, membentuk huruf U mengelilingi kebun. Masing-masing kamar berpenghuni satu orang. Kebetulan waktu itu masa liburan, namun karena aku harus mengejar “deadline” penyelesaian skripsi, terpaksa aku tidak dapat mudik. Hiya khan, masak sudah jadi mahasiswa PTN terkenal seantero dunia rela di-DO.

    Singkat cerita aku sudah duduk di tepi tempat tidur di kamar Nyai. Duduk dengan bersimpuh, ya.. seperti “pengerok” professional itu. Badan Nyai dalam posisi tengkurap di depan saya. Punggungnya yang putih, mulus tanpa penutup apapun. Hanya tali BH sudah dilepas, tetapi buah dadanya masih sedikit terlihat, tergencet di bawahnya.. Leher Nyai terlihat jenjang, putih, dengan rambut yang panjang sampai ke pinggang, disibakkan ke samping. Punggung ke bawah ada sejenis kain sarung yang diikatkan sekenanya secara longgar. Ke bawah, kain itu hanya menutupi sampai lipatan lutut. Di bawahnya betis yang halus, kencang.

    Wajah Nyai menghadap ke samping di mana saya duduk. Sesekali meraba lutut saya, entah apa maksudnya. Pemandangan ini mampu dan makin mengeraskan burungku yang sejak dari kamar tidurku mulai melongok, eh.. bangun menggeliat (Jawa: ngaceng). Dalam waktu 15 menit seluruh punggung Nyai sudah aku keroki. Suasana sekitar kamar hening, hanya degub jantungku yang makin mengeras.

    Burungku, pelan tapi pasti makin menegang juga. Aku diam, Nyai juga demikian. Mau ngomong apa aku? Bicara tentang Pak Padma..? Ah sama aja bicara tentang kompetitor. Toh malam ini aku yang akan menjadi “Mas Padma”, akan menumbuk padi di lumbung Nyai. Mau ngomong anak-anak Nyai? Yang akan ditengok Pak Padma yang sore tadi berangkat? Ngapain toh sebentar lagi aku akan menganggap Nyai ini ibarat pacarku.

    “Pinggangnya juga ya Mas..”
    “Ya.. Ya.. Bu..”, jawabku seperti terbangun dari lamunan berahi.

    Aku tarik kain yang menutupi pinggang Nyai. Ya ampun.. Rupanya Nyai sudah melepas celana dalamnya. Kini di depan mataku ada pemandangan yang.. Waduh.. Ada gambaran parit sempit di tengah tulang pinggang memanjang ke bawah.. Terus.. Ke bawah, berujung di satu celah sempit di antara dua bukit pantat yang putih padat.. Menggemaskan.. Aku bayangkan.. Apa yang ada di depan pantat itu..

    Tiba-tiba Nyai membalikkan badannya..

    “Depan ya Mas..”

    Dengan mata terbelalak kaget, kini aku melihat pemandangan yang luar biasa, yang belum pernah kulihat selama 24 tahun berada di kolong langit. Seorang wanita dengan kulit langsat telanjang bulat, dengan lingkaran perut pinggang ramping, buah dada masih lumayan besar, meskipun sudah rebah ke samping. Di tengan buah dada yang ber “pola” tempurung, terlihat puting besar warna hitam dikelilingi area hitam kecoklatan.. Di bawah pusar ada rambut yang mula-mula jarang tetapi semakin ke bawah semakin lebat, sepeti gambaran menara “Eiffel” dengan ujung runcingnya menuju pusar.. Di pangkal tumbuhnya rambut terdapat gundukan vagina yang pinggir kiri dan kanannya tumbuh rambut, bak gambaran hutan kecil.. Ampun mana tahan.. Mau pecah rasanya penisku menahan tekanan akumulasi cairan di pembuluh darah penisku.

    “Nyai Aku nggak tahan lihat begini..?”
    “Maksudnya, Mas Agus sudah capai..?”
    “Enggak Nyai.. Burung saya sudah.. Nggak bisa.. Nggak bisa.. Saya nggak tahan lagi..!”
    “Lho, kok baru bilang sekarang.. Ayo naik..”, sambil berkata demikian tangan kanannya melambai, mempersilakanku menaiki perutnya..

    Seperti kucing kelaparan, aku segera mengangkangi perut Nyai, aku mau mencium pipinya, lehernya, mau melumat bibirnya. Tetapi gerakanku membungkuk terganjal burungku yang keras dan sakit waktu tertekuk. Malah ketika kupaksakan dan terus tertindih perutku, pertahanan katupnya jebol. Karena tiba-tiba.., crut.. crut.. crut.. Dari burungku tersembur, memancar air mani, yang disertai rasa nikmat. Ejakulasi!! Semburan air maniku mengenai dada Nyai, leher dan perutnya.

    Setelah menyembur, burungku sedikit kendur, aku peluk leher Nyai, aku kulum dengan berapi-api bibirnya. Rupanya Nyai merespons dengan penuh gairah juga. Aku gigit dengan lembut bibirnya, sesekali aku sedot lidahnya. Lima menit lamanya, baru aku tersadar.

    “Maaf Nyai, air mani saya tadi..”
    “Ah, nggak apa-apa, itu tandanya Mas Agus masih “jejaka ting-ting”, nanti sebentar juga bangun lagi.”, sambil berkata demikian, Nyai mencium lagi bibirku. Tentu saja aku membalasnya dengan lebih bernafsu.

    Kecuali bibirku melumat bibir Nyai, tanganku juga meraba buah dada Nyai. Memang sudah tidak gempal, tapi masih “berisi” 80 persen. Kedua tanganku masing-masing meraba, memeras-meras, memilin-milin puting Nyai. Kadang saking gemasnya cengkeraman tanganku ke buah dadanya agak keras, menyebabkan Nyai meringis menggeliat. Begitu juga bila puting Nyai aku pilin agak kuat, nyai bereaksi..

    “Enak, enak.. Tapi sakit Mas.. Jangan keras-keras.. Yang (maksudnya Sayang)..”

    Tanpa terasa saat aku menggulati tubuh Nyai, mendekami dada, perut, menekan vagina Nyai dengan penisku, terasa burungku mulai menggeliat lagi. Makin lama makin keras.

    “Nyai.. Burung saya.. Nyai mau.. Lagi..?”
    “Nah, apa khan.. saya bilang, ayo.. lagi, tapi ‘ntar.. Yang, aku bersihkan badanku dulu ya.. ya..”

    Nyai masuk ke kamar mandi dalam di ruang tidur. Keluar dari kamar rambutnya terlihat sedikit basah, sebagian terjurai di lengan. Ya.. Tuhan.. Cantik sekali dewi ini..

    Aku pun juga masuk juga ke kamar mandi, membersihkan bagian badan yang terkena air mani. Keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat, terlihat burungku tegak, keras mendongak ke atas membentuk sudut 45 derajat dengan garis horizontal. Batangnya besar, warna kehitaman dengan tonjolan pembuluh darah membujur, sebagian melintang. Seperti tongkat ukiran. Ujungnya, gland penis, besar, kemerahan, membentuk topi baja yang mengkilat. Antara gland penis dan batang terlihat leher penis yang dangkal. Rasanya aku mau berkelahi dengan membawa senjata golok.

    Waktu Nyai melihat aku dan memperhatikan penisku..

    “Hei.. Gede buanget.. Hebat buanget.. Pasti nikmat buanget..” Aku menyahuti tiruan iklan itu, dengan meletakkan ibu jari tangan kananku di depan bibirku..
    “Sssstt..” Tentu saja Nyai senyum atas jawaban spontanku.

    Langsung akau naiki perut Nyai. Dengan lutut menahan badan, aku sedikit menunduk, memegang penisku. Segera kumasukkan ke liang vagina Nyai. Aku takut kalau nanti terlambat masuk ke vagina, maninya tersembur lagi keluar. Nyai maklum juga kelihatannya. Kupegang penisku, kepalanya kuhadapkan di depan vagina Nyai, lalu kudorong masuk. Bless.. Lega sekali rasanya. Kalau nanti muncrat, ada di dalam liang vagina Nyai..

    Lalu aku rebahkan tubuhku ke depan dengan bertumpu pada kedua sikuku. Bertemulah dadaku dengan buah dada Nyai, bibirku dengan bibir Nyai. Kedua tanganku memegang pipi Nyai, Nyai kucium mesra, lalu kucucuk-cucukkan bibirku pada bibirnya, eh.. menirukan burung yang bercumbu. Sesekali tanganku meremas buah dadanya, memilin putingnya, terkadang mulutku turun ke bawah, menghisap puting buah dada Nyai, bergantian kanan dan kiri

    Akan halnya penisku waktu kumasukkan ke liang vaginanya, rasanya memasuki ruang kosong, berongga. Tetapi setelah itu rasanya ada kantong yang menyelimuti. Permukaan kantong itu bergerigi melintang, pelan-pelan kantong itu “meremas “penisku. Tak ingin cepat berejakulasi maka kutarik penisku, kantong vagina itu tidak “mengejar”nya. Kumasukkan lagi seperti tadi, terasa masuk ruang kosong, sebentar liang vagina mulai meremas, kutarik lagi. Begitu beberapa kali. Terkadang penisku agak lama kutarik keluar, sampai tinggal “topi bajanya” yang ada di antara ‘labia mayora’-nya. Terus begini Nyai mencubitku..

    “Masukkan lagi Yang..”

    Gerakkan in-out ini makin cepat, “pengejaran” penis oleh sekapan kantong vagina juga makin cepat. Di samping itu di pintu masuk, bibir luar (labia mayora) dan bibir dalam (labia minora) juga ikut “mencegat” penisku. Makin cepat aku keluar-masukkan penisku, Nyai terlihat makin menikmati, demikian juga aku sendiri. Ibarat mendaki gunung hampir tiba di puncaknya. Kecepatan penisku memompa vaginanya semakin bertambah cepat, denyut nadiku semakin bertambah, nafas juga semakin cepat. Terlihat juga wajah Nyai semakin tegang menanti puncak orgasme, nafasnya terlihat juga semakin kencang. Cairan di liang vagina Nyai juga terasa semakin banyak, ibarat oli untuk melicinkan gesekan penisku. Peluhku mulai menetes, jatuh bercampur peluh Nyai yang tercium sedap dan wangi.

    Makin cepat, makin tinggi.., tiba-tiba penisku terasa disekap rongga vaginanya dengan kuat.. Kuat sekali dengan denyutan yang cepat tetapi dengan amplitudo yang rendah. Orgasme! Nyai mencapai orgasme. Di saat itu lengan Nyai memeluk leherku kuat sekali, sedang tungkainya memeluk pantatku dengan kencang.

    “Aihh..”, terdengar desah kepuasan keluar dari bibir Nyai.

    Beberapa menit kemudian lubang penisku terasa jebol, cairan menyemprot keluar entah berapa cc. Nikmat.., nikmat sekali.. Nikmat luar biasa. Orgasme Nyai terjadi lebih dulu dari ejakulasiku. Kalau saja Nyai masih bisa hamil, kata dokter anak yang lahir nanti adalah pria.

    Saya masih tetap memeluk Nyai sambil mengendurkan nafas. Pelan-pelan penisku mulai mengendur, mengkerut. Tapi rupanya Nyai merespons. Paha dan tungkainya diselonjorkan (diluruskan). Maksudnya memberi jalan agar penisku keluar.

    “Terima kasih Yang, terima kasih Mas Agus.. Mas hebat sekali..”, bisiknya.
    “Kau cantik sekali Nyai, secantik bidadari..”, balasku

    Badanku kurebahkan di samping badan Nyai, memeluk Nyai yang tidur telentang. Kami tidur dalam keadaan telanjang, hanya ditutupi selimut.

    Nikmatnya Nyai, nikmatnya wanita, nikmatnya dunia.

  • Kisah Perselingkuhanku Dengan Jonas

    Kisah Perselingkuhanku Dengan Jonas


    1667 views

    Duniabola99.org – Di saat meluapkan kekesalan ini aku sedang sendiri karena dia yang orang yang aku tunggu tidak juga datang. Akhirnya dengan perasaan yang berkecamuk antara benci, rindu dan juga kesel akupun meluapkannya pada cerita sex kali ini. Semua berawal ketika aku sering melakukan adegan cerita sex dengannya tanpa kami duga sebelumnya bahkan kini tidak ada kata menyesal dalam hatiku.

    Aku seorang perempuan dewasa berumur 43 tahun harus kembali jatuh cinta pada laki-laki yang masih muda sebut saja dia Jonas. Paling tidak umurnya terpaut 9 tahun denganku dan aku tahu dia belum cukup dewasa untuk menaggapi suatu persoalan, tapi kali ini aku tidak bicara tentang logika aku bicara tentang hatiku yakni perasaanku padanya selama ini.

    Hubunganku dengan Jonas sudah berlangsung agak lama bahkana seperti yang aku katakan kalau kami sudah sering melakukan adegan layaknya pemain dalam cerita sex. Padahal aku bukan wanita kesepian tapi aku sudah memiliki seorang suami, yang sudah aku hianati cinta dan kepercayaannya pada seorang anak muda bernama Jonas. Tapi kini dia kurang memerhatikan aku lagi.

    Sebenarnya aku sadar dari dulu kalau hubunganku dengan Jonas tidak akan bertahan lama, karena selain orangnya posesif dia juga tidak bisa menghargai aku yang selalu menunggu di saat aku membutuhkannya. Bahkan aku rela meninggalkan anakku dan juga suamiku dengan berbagai macam alasan untuk dapat menemuinya dan hanya akekecewaan yang aku dapatkan.

    Memang benar aku tidak boleh mengharap lebih darinya tapi apa aku salah jika hanya ingin bertemu dengannya disaat aku butuh dia. Apalagi saat ini aku sudah ingin sekali menemuinya tapi ketika aku hubungi dengan alasan yang tidak jelas dia tidak mau menemuiku, hanya karena sepupunya datang yang bukan dari lain kota  dan aku yakin itu hanya alasan.

    Aku kembali menangis meskipun ini bukan yang pertama kali dia lakukan padaku, tapi kenapa aku dengan bodohnya masih dapat meneteskan airmata untuknya. Orang yang tidak mau memikirkan aku barang sedikitpun. Mungkin air mata ini yang hanya akan menjadi cara untuk aku meluapkan marah dan kesedihanku karena tidak lucu juga jika aku harus menceritakan pada orang lain.

    Masih aku ingat kemaren baru saja kami melakukan adegan seperti dalam cerita sex, saat itu di tempat biasa akau menunggu dia dan tidak berapa lama kemudian dia datang. Dengan memburunya nafsuku langsung aku peluk tubuh ringkihnya dan aku lumat bibir manisnya yang menjadi bayang-bayanga di mataku tatkala aku melakukan hubungan intim dengan suamiku pula.

    Dengan bernaafsunya aku melumat habis bibirnya ” Sini sayang nanti kelihatan… ” Katanya penuh mesra dan akupun semakin merapatkan tubuhku untuk lebih leluasa melakukan adegan layaknya dalam cerita sex, dengan lembut aku kulum bibirnya meskipun terkadang dia mencoba menggodaku dengan cara memperlihatkan lidahnya tapi dia tarik tubuhnya menjauh dariku.

    Tapi hal itu yang aku suka darinya meskipun aku lihat sikapnya masih kekanakan, akhirnya akupun dapat menyentuh batang kemaluannya dan aku remas juga walau masih dalam celananya. DIapun mendesah saat itu juga asemakin keras aku memegangnya dengan gemas aku tekan kemudian aku elus kontolnya yang semakin lama semakin membesar dan kurasakan hal itu juga di tanganku.

    Sampai akhirnya dia kembali mendesah dan kulihat dia menutup matanya menikmatri remasan tanganku pada kontolnya ” OOouuuggghhh…. aaaaaaagggggghhh…. Mbaaaaaakkk…K.. aaaaaggggg….. aaaaaaggggghhh…. aaaaaaaagggghhhhh… aaaaaagggggghhh… ” Semakin menjadi aku memainkan kontolnya saat itu Jonas terlihat begitu menikmatinya.

    Sampai akhirnya dia berusaha membuak celanaku juga, tapi aku tidak mau aku hanya melonggaarkan celana yang diaa pakai begitu juga dengan celanaku. Setelah agak lamaa juga melakukan foreplay akhirnya kamipun berusaha memasukkan kontolnya dalam kemaluanku, awalnya agak sulit karena celana yang kami pakai tidak semuanya terlepas tapi kamipun berusaha lagi.

    Tidak butuh waktu lama akhirnya kontolnyapun masuk dalam memekku. Akupun menggoyang pantatku yang berada di atas tubuhnya ” Ooouuuugggghh…. uuuuuffffffsss… aaaaaaggggghhh….. aaagggggghhh….. aaaaagggggghh… ” desahku kala itu karena aku memang begitu mencintai anak muda ini, walaupun kontolnya lebih kecil dari pada kontol suamiku.

    Tapi entah kenapa akau begitu sangat mencintainya bahkan dia bisa membuatku melupakan hubunganku dengan mantan kekasihku. Dengan gerakan semakin cepat akupun meraskan kalau permainanku kurang memuaskan akhirnya aku buka celanaku, aku tidak lagi memikirkan kalau-kalau ada orang yang melihat kami yang ada saat itu hanya ingin merasakan kepuasan yang tidak terkira rasanya.

    Ketika celana sudah aku lepas saat itu juga aku lebih leluasa melakukan adegan seperti dalam cerita sex. Aku bergerak lebih cepat bahkan aku merasa beberapa kali juga akau merasakan horny pada memekku ” Oooouuugghh….. OOOuuugghhhh…. ON……. ooouuggggghghh… aaaaaagggggghhh…. ” Aku merasakan beberapa kai kenikmatan pada kemaluanku yang sudah terasa begitu basah.

    Akupun memintanya untuk menumpahkan spermanya waktu itu, karena akupun sudah mencapai puncak klimaks beberapa kali tapi dia tidak mau ” Ayo sayang.. punyamu keluarkan… ” Dia mengelengkan kepalanya sambil berkata ” Nggak ah.. ntar kamua bilang aku nggak bikin kamu puas…. ” Kembali aku bergerak cepat di atas tubuhnya dan diapun masih mempertahankan ejakulasinya.

    Sampai akhirnya tubuh kami sudah berganti posisi Jonas berada di atas dan aku berada di bawah saat itulah aku lihat dia bergerak cepat, memasukan kontolnya dan dia keluarkan lagi begitu sampai berkali-kali hingga akhirnya dia mengejang dan dapat aku rasakan kalau dalam memekku telah dia sembur oleh sesuatu yang terasa hangat dan juga kental.

    Dia semakin erat memeluk tubuhku sambil mengerang ” Aaaagggggghhhhhhhh…. aaaaggggghhh…. aaaaagggggghhhhg…mbaaaaak….K…. aaagggghh…. aaaggghhh…. ” Desahnya kala itu dan aku hanya bisa memeluknya dari bawah tubuhku, kurasakan juga kalau dia sudah lemas. Kami masih berpelukan sebelum akhirnya kembali merapikan baju kami masing-masing dan kembali aku cium dia.

    Meskipun berulang kali kami melakukan adegan seperti dalam cerita sex, tapi entah kenapa aku sellau kangen padanya bahkan aku tidak mampu lama-lama tidak menatap wajhnya. Tapi kini aku sadar kalau hal itu hanya terjadi pada hatiku saja, karena kini aku tahu dia tidak mencintai aku sebagai mana aku menyerahkan seluruh jiwa ragaku padanya dan aku tulus mencintainya meskipun itu kurang masuk akal.

     

  • Sayaka Takahashi Memainkan memeknya Dengan Sex toys

    Sayaka Takahashi Memainkan memeknya Dengan Sex toys


    1667 views

  • Naughty asian lady in stockings gives head and gets fucked

    Naughty asian lady in stockings gives head and gets fucked


    1667 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Seks Tanteku Yang Luar Biasa Jago Dalam Bercinta

    Cerita Seks Tanteku Yang Luar Biasa Jago Dalam Bercinta


    1667 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Tanteku Yang Luar Biasa Jago Dalam Bercinta ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Cerita Seks Tante ku dengan aku ini berawal dari aku pada usia 18 tahun ketika masih SMA. Waktu itu, karena niatku yang ingin melanjutkan sekolah di Jakarta, aku dititipkan pada keluarga teman baik ayahku, seorang pensiunan perwira ABRI berpangkat Brigjen.

    Om Toto, begitu aku memanggilnya, adalah seorang purnawirawan ABRI yang cukup berpengaruh, kini ia mengelola perusahaan sendiri yang lumayan besar. Anak-anak mereka, Halmi dan Julia yang seusiaku kini ada di Amerika sejak mereka masih berumur 12 tahun. Sedangkan yang sulung, Sonny kuliah di Jogja.

    istri Om Toto sendiri adalah seorang pengusaha sukses di bidang export garmen, aku memanggilnya Tante Mirna, wanita berwajah manis berumur 43 tahun dengan perawakan yang bongsor dan seksi khas ibu-ibu istri pejabat. Sejak tinggal di rumah megah itu aku seringkali ditugasi mengantar Tante Mirna, meski ada dua sopir pribadi tapi Tante Mirna lebih senang kalau aku yang mengemudikan mobilnya. Lebih aman, katanya sekali waktu.

    Meski keluarga Om Toto kaya raya, tampaknya hubungan antara dia dan istrinya tak begitu harmonis. Aku sering mendengar pertengkaran-pertengkaran diantara mereka di dalam kamar tidur Om Toto, seringkali saat aku menonton televisi terdengar teriakan mereka dari ruang tengah. Sedikitpun aku tak mau peduli atas hal itu, toh ini bukan urusanku, lagi pula aku kan bukan anggota keluarga mereka. Biasanya mereka bertengkar malam hari saat keduanya sama-sama baru pulang kerja. Belakangan bahkan terdengar kabar kalau Om Toto punya beberapa wanita simpanan. “Ah untuk apa memikirkannya” benakku.

    Suatu hari di bulan Oktober, Bi Surti, Siti (para pembantu), Mang Darja dan Om Edi (supir), pulang kampung mengambil jatah liburan mereka bersamaan saat Lebaran. Sementara Om Toto dan Sonny pergi berlibur ke Amrik sambil menjenguk kedua anaknya di sana. Tante Mirna masih sibuk menangani bisnisnya yang sedang naik daun, ia lebih sering tidak pulang, hingga di rumah itu tinggal aku sendiri. Perasaanku begitu merdeka, tak ada yang mengawasi atau melarangku untuk berbuat apa saja di rumah besar dan mewah itu. Mereka memintaku menunda jadwal pulang kampung yang sudah jauh hari kurencanakan, aku mengiyakan saja, toh mereka semua baik dan ramah padaku.

    Malamnya aku duduk di depan televisi, namun tak satupun acara TV itu menarik perhatianku. Aku termenung sejenak memikirkan apa yang akan kuperbuat, sudah tiga hari tiga malam sejak keberangkatan Om Toto, Tante Mirna tak tampak pulang ke rumah. Maklumlah bisnisnya level tingkat internasional, jadi tak heran kalau mungkin saja hari ini ia ada di Hongkong,

    Singapore atau di mana saja. Saat sedang melamun aku melirik ke arah lemari besar di samping pesawat TV layar super lebar itu. Mataku tertuju pada rak piringan VCD yang ada di sana. Segera kubuka sambil memilih film-film bagus. Namun yang paling membuat aku menelan ludah adalah sebuah flm dengan cover depan wanita telanjang. Tak kulihat pasti judulnya namun langsung kupasang dan…, “wow!” batinku kegirangan begitu melihat adegannya yang wah. Seorang lelaki berwajah hispanik sedang menggauli dua perempuan sekaligus dengan beragam gaya.

    Sesaat kemudian aku sudah larut dalam film itu. Penisku sudah sejak tadi mengeras seperti batu, malah saking kerasnya terasa sakit, aku sejenak melepas celana panjang dan celana dalam yang kukenakan dan menggantinya dengan celana pendek yang longgar tanpa CD. Aku duduk di sofa panjang depan TV dan kembali menikmati adegan demi adegan yang semakin membuatku gila. Malah tanganku sendiri meremas-remas batang kemaluanku yang semakin tegang dan keras. Tampak penis besarku sampai menyembul ke atas melewati pinggang celana pendek yang kupakai. Cairan kentalpun sudah terasa mengalir dari sana.

    Tapi belum lagi lima belas menit, karena terlalu asyik aku sampai tak menyangka Tante Mirna sudah berada di luar ruang depan sambil menekan bel. Ah, aku lupa menutup pintu gerbang depan hingga Tante Mirna bisa sampai di situ tanpa sepengetahuanku, untung pintu depan terkunci. Aku masih punya kesempatan mematikan power off VCD Player itu, dan tentunya sedikit mengatur nafas yang masih tegang ini agar sedikit lega.

     

    “Kamu belum tidur, Di?”, sapanya begitu kubuka pintu depan.

    “Belum, tante”, hidungku mencium bau khas parfum Tante Mirna yang elegan.

    “Udah makan?”.

    “Hmm…, belum sih, tante sudah makan?”, aku mencoba balik bertanya.

    “Belum juga tuh, tapi tante barusan dari rumah teman, trus di jalan baru mikirin makan, so tante pesan dua paket antaran di KFC, kamu mau?”.

    “Mau dong tante, tapi mana paketnya, belum datang kan?”.

    “Tuh kan, kamu pasti lagi asyik di kamar makanya nggak dengerin kalau pengantar makanannya datang sedikit lebih awal dari tante”.

    “ooo”, jawabku ****.

    Tante Mirna berlalu masuk kamar, kuperhatikan ia dari belakang. Uhh, bodinya betul-betul bikin deg-degan, atau mungkin karena saya baru saja nonton BF yah?

    Ayo, kita makan..”, ajaknya kemudian, tiba-tiba ia muncul dari kamarnya sudah berganti pakaian dengan sebuah daster putih longgar tanpa lengan dan berdada rendah.

    “Ya ampun Tante Mirna”, batinku berteriak tak percaya, baru kali ini aku memperhatikan wanita itu. Kulitnya putih bersih, dengan betis yang woow, berbulu menantang pastilah punya nafsu seksual yang liar, itu kata temanku yang pengalaman seksnya tinggi. Buah dadanya tampak menyembul di balik gaun itu, apalagi saat ia melangkah di sampingku, samar-samar dari sudut mataku terlihat BH-nya yang putih.

    “Uh.., apa ini gara-gara film itu?”, batinku lagi. Khayalku mulai kurang ajar, memasukkan bayangan Tante Mirna ke dalam adegan film tadi.Cerita Seks Tante

    “Hmm..”, Tak sadar mulutku mengeluarkan suara itu.

    “Ada apa, Di?”, Tante Mirna memandangku dengan alis berkerut.

    “Nnggg…, nggak apa-apa tante..”, Aku jadi sedikit gugup. Oh wajahnya, kenapa baru sekarang aku melihatnya begitu cantik?

    “Eh.., kamu ngelamun yah, ngelamunin siapa sih? Pacar?”, tanyanya.

    “Nggak ah tante”, dadaku berdesir sesaat pandangan mataku tertuju pada belahan dadanya.

    “My god, gimana rasanya kalau tanganku sampai mendarat di permukaan buah dadanya, mengelus, merasakan kelembutan payudara itu, ooohh”, lamunan itu terus merayap.

    “Heh, ayo…, makanmu lho, Di”.

    “Ba…, bbbbbaik tante”, jelas sekali aku tampak gugup.

    “Nggak biasanya kamu kayak gini, Di. Mau cerita nggak sama tante”.

    My god, dia mau aku ceritakan apa yang aku lamunkan? Susumu tante, susumu!

    Pelan-pelan sambil terus melamun sesekali berbicara padanya, akhirnya makananku habis juga. Aku kembali ke kamar dan langsung menghempaskan badanku ke tempat tidur. Masih belum lepas juga bayangan tubuh Tante Mirna. “Gila! Gila! Kenapa perempuan paruh baya itu membuatku gila”, pikirku tak habis habisnya. Umurnya terpaut sangat jauh denganku, aku baru 18 tahun…, dua puluh lima tahun dibawahnya. Ah, mengapa harus kupikirkan.

    Aku melangkah ke meja komputer di kamarku, mencoba melupakannya. Beberapa saat aku sudah tampak mulai tenang, perhatianku kini pada e-mail yang akan kukirim pada teman-teman netter. Aku memang hobi korespondensi via internet. Tapi mendadak pintu kamarku diketuk dari luar.

    “Di.., Didi.., ini Tante”, terdengar suara tante seksi eh Mirna memanggil.

    “Ah..”, aku beranjak bangun dari korsi itu dan membuka pintu, “Ada apa, tante?”.

    “Kamu bisa buatin tante kopi?”.

    “ooo.., bisa tante”.

    “Tahu selera tante toh?

    “Iya tante, biasanya juga saya lihat Siti”,
    jawabku singkat dan langsung menuju ke dapur.

    “Tante tunggu di ruang tengah ya, Di”.

    “Baik, tante”.

    Gelas yang kupegang itu hampir saja jatuh saat kulihat apa yang sedang disaksikan Tante Mirna di layar TV. Pelan-pelan tanganku meletakkan gelas berisi kopi itu di sebuah meja kecil di samping Tante Mirna, lalu bersiap untuk pergi meninggalkannya.

    “Didi..”

    “Ya…, tante”.

    “Kamu kalau habis pasang film seperti ini lain kali masukin lagi ke tempatnya yah”.

    “mm…, ma…, ma…, maaf tante…” aku tergagap, apalagi melihat Tante Mirna yang berbicara tanpa melihat ke arahku. Benar-benar aku merasa seperti maling yang tertangkap basah.

    “Di…”, Tante Mirna memanggil, kali ini ia memandangi, aku menundukkan muka, tak kubayangkan lagi kemolekan tubuh istri Om Toto itu. Aku benar-benar takut.

    “Tante nggak bermaksud marah lho, di…”, byarrr hatiku lega lagi.

    “Sekarang kalau kamu mau nonton, ya sudah sama-sama aja di sini, toh sudah waktunya kamu belajar tentang ini, biar nggak kuper”, ajaknya.

    “Wooow…”, kepalaku secepat kilat kembali membayangkan tubuhnya. Aku duduk di sofa sebelah tempatnya. Mataku lebih sering melirik tubuh Tante Mirna daripada film itu.

    “Kamu kan sudah 18 tahun, Di. Ya nggak ada salahnya kalau nonton beginian. Lagipula tante kan nggak biasa lho nonton yang beginian sendiri..”.

    Apa kalimat itu berarti undangan? Atau kupingku yang salah dengar? Oh my god Tante Mirna mengangkat sebelah tangannya dan menyandarkan lengannya di sofa itu. Dari celah gaun di bawah ketiaknya terlihat jelas bukit payudaranya yang masih berlapis BH.

    Ukurannya benar-benar membuatku menelan ludah. Posisi duduknya berubah, kakinya disilangkan hingga daster itu sedikit tersingkap. Wooow, betis dengan bulu-bulu halus itu. Hmm, Wanita 40-an itu benar-benar menantang, wajah dan tubuhnya mirip sekali dengan pengusaha Dewi Motik, hanya Tante Mirna kelihatan sedikit lebih muda, bibirnya lebih sensual dan hidungnya lebih mancung. Aku tak mengerti kenapa perempuan paruhbaya ini begitu tampak mempesona di mataku. Tapi mungkinkah…? Tidak, dia adalah istri Om Toto, orang yang belakangan ini sangat memperhatikanku. Aku di sini untuk belajar…, atas biaya mereka.., ah persetan!

    Tante Mirna mendadak mematikan VCD Player dan memindahkannya ke sebuah TV swasta.

    “Lho… kok?”.

    “Ah tante bosan ngeliatin itu terus, Di…”.

    “Tapi kan..”.

    “Sudah kalau mau kamu pasang aja sendiri di kamar..”, wajahnya masih biasa saja.

    “Eh, ngomong-ngomong, kamu sudah hampir setahun di sini yah?”.

    “Iya tante…”.

    “Sudah punya pacar?”, ia beranjak meminum kopi yang kubuatkan untuknya.

    “Belum”, mataku melirik ke arah belahan daster itu, tampaknya ada celah yang cukup untuk melihat payudara besarnya. Tak sadar penisku mulai berdiri.

    “Kamu nggak nyari gitu?”, ia mulai melirik sesekali ke arahku sambil tersenyum.

    “Alamaak, senyumnya.., oh singkapan daster bagian bawah itu, uh Tante Mirna.., pahamu”, teriak batinku saat tangannya tanpa sengaja menyingkap belahan gaun di bagian bawah itu. Sengaja atau tidak sih?

    “Eeh Di.kamu ngeliatin apaan sih?”.

    Blarrr…, mungkin ia tahu kalau aku sedang berkonsentrasi memandang satu persatu bagian tubuhnya, “Nngggak kok tante nggak ngeliat apa-apa”.

    “Lho mata kamu kayaknya mandangin tante terus? Apa ada yang salah sama tante, Di?”, ya ampun dia tahu kalau aku sedang asyik memandanginya.

    “Eh…, mm…, anu tante…, aa…, aanu…, tante…,tante”, kerongkonganku seperti tercekat.

    “Anu apa…, ah kamu ini ada-ada saja, kenapa..”, matanya semakin terarah pada selangkanganku, bangsat aku lupa pakai celana dalam. Pantas Tante Mirna tahu kalau penisku tegang.

    “Ta…, ta…, tante cantik sekali..”, aku tak dapat lagi mengontrol kata-kataku. Dan astaga, bukannya marah, Tante Mirna malah mendekati aku.

    “Apa…, tante nggak salah dengar?”, katanya setengah berbisik.

    “Bener kok tante..”.

    “Tante yang seumur ini kamu bilang cantik, ah bisa aja. Atau kamu mau sesuatu dari tante?” ia memegang pundakku, terasa begitu hangat dan duh gusti buah dada yang sejak tadi kuperhatihan itu kini hanya beberapa sentimeter saja dari wajahku. Apa aku akan dapat menyentuhnya, come on man! Dia istri Om Toto batinku berkata.

    Tangannya masih berada di pundakku sebelah kiri, aku masih tak bergeming. Tertunduk malu tanpa bisa mengendalikan pikiranku yang berkecamuk. Harum semerbak parfumnya semakin menggoda nafsuku untuk berbuat sesuatu. Kuberanikan mataku melirik lebih jelas ke arah belahan kain daster berbunga itu. Wow…, sepintas kulihat bukit di selangkangannya yang ahh, kembali aku menelan ludah.

    “Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di. Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?”.

    “Nggak kok tante, sss.., sss…, saya jujur kalau tante memang cantik, eh.., mm…, menarik”.

    “Kamu belum pernah kenal cewek yah”.

    “Belum, tante”.

    “Kalau tante kasih pelajaran gimana?”.

    Ini dia yang aku tunggu, ah persetan dia istri Om Toto. Anggap saja ini pembalasan Tante Mirna padanya. Dan juga…, oh aku ingin segera merasakan tubuh wanita.

    “Maksud tante…, apa?”, lanjutku bertanya, pandangan kami bertemu sejenak namun aku segera mengalihkan.

    “Kamu kan belum pernah pacaran nih, gimana kalau kamu tante ajarin caranya nikmati wanita…”.

    “Ta…, tapi tante”, aku masih ragu.

    “Kamu takut sama Om Toto? Tenang…, yang ada di rumah ini cuman kita, lho”.

    “This is excellent!”, teriakku dalam hati. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Batinku terus berteriak tapi badanku seperti tak dapat kugerakkan.

    Beberapa saat kami berdua terdiam. Agen Judi Hoki Banget

    “Coba sini tangan kamu”, aku memberikan tanganku padanya, my goodness tangan lembut itu menyentuh telapak tanganku yang kasarnya minta ampun.

    “Rupanya kamu memang belum pernah nyentuh perempuan, Di. Tante tahu kamu baru beranjak remaja dan tante ngerti tentang itu”, Berkata begitu sambil mengelus punggung tanganku, aku merinding dibuatnya, sementara di bawah, penisku yang sejak tadi sudah tegang itu mulai mengeluarkan cairan hingga menampakkan titik basah tepat di permukaan celana pendek itu.

    “Tante ngerti kamu terangsang sama film itu. Tapi tante perhatiin belakangan ini kamu sering diam-diam memandangi tubuh tante, benar kan?”, ia seperti menyergapku dalam sebuah perangkap, tangannya terus mengelus punggung telapak tanganku. Aku benar-benar merasa seperti maling yang tertangkap basah, tak sepatah kata lagi yang bisa kuucapkan.

    “Kamu kepingin pegang dada tante kan?”.

    Daarrr! Dadaku seperti pecah…, mukaku mulai memerah. Aku sampai lupa di bawah sana adik kecilku mulai melembek turun. Dengan segala sisa tenaga aku beranikan diri membalas pandangannya, memaksa diriku mengikuti senyum Tante Mirna.Dan…, astaga…, Tante Mirna menuntun telapak tanganku ke arah payudaranya yang menggelembung besar itu.

    “Ta…, ta…, tante…, ooohh”, suara itu keluar begitu saja, dan Tante Mirna hanya melihat tingkahku sambil tersenyum. Adikku bangun lagi dan langsung seperti ingin meloncat keluar dari celana dalamku. Istri Om Toto itu melotot ke arah selangkanganku.

    “Waaww…, besar sekali punya kamu Di?”, serunya lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku kemudian mengelus-elusnya. Secara reflek tanganku yang tadinya malu-malu dan terlebih dulu berada di permukaan buah dadanya bergerak meremas dengan sangat kuat sampai menimbulkan desah dari mulutnya.

    “aahh…, mm remas sayang ooohh”.

    Masih tak percaya akan semua itu, aku membalikkan badan ke arahnya dan mulai menggerakkan tangan kiriku. Aku semakin berani, kupandangi wajah istri Om Toto itu dengan seksama.

    “Teruskan, Di…, buka baju tante”, permpuan itu mengangguk pelan. Matanya berbinar saat melihat kemaluanku tersembul dari celah celana pendek itu. Kancing dasternya kulepas satu persatu, bagian dadanya terbuka lebar. Masih dengan tangan gemetar aku meraih kedua buah dada yang berlapis BH putih itu. Perlahan-lahan aku mulai meremasnya dengan lembut, kedua telapak tanganku kususupkan melewati BH-nya.

    “mm…, tante..”, aku menggumam merasakan kelembutan buah dada besar Tante Mirna yang selama sebulan terakhir ini hanya jadi impianku saja. Jari jemariku terasa begitu nyaman, membelai lembut daging kenyal itu, aku memilin puting susunya yang begitu lembutnya.

    Akupun semakin berani, BH-nya kutarik ke atas dan wooww…, kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan.

    “Mm…, kamu sudah mulai pintar, Di. Tante mau kamu ..”, Belum lagi kalimat Tante Mirna habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan “cruppp…”, sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya.

    “Aahh…, Didi, ooohh…, sedooot teruuus aahh”, tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendek itu sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Mirna tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Mirna sudah berpengalaman sekali. Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.

    “Buka pakaian dulu, Di” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas gigitanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku di lepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas gaun dasternya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Mirna yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu bergelantungan sangat menantang. Dan bukit di antara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangan itu. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas.

    “Eeeiiit…, ponakan tante sudah mulai nakal yah”, katanya genit semakin membangkitkan nafsuku.

    “Saya nggak tahan ngeliat tubuh tante”, dengusanku masih terdengar semakin keras.

    “Kita lakukan di kamar yuk..”, ajaknya sambil menarik tanganku yang tadinya sudah mendarat di permukaan selangkangannya.

    “Shitt!” makiku dalam hati, baru saja aku mau merasakan lembutnya bukit di selangkangannya yang mulai basah itu.

    Tante Mirna langsung merebahkan badan di tempat tidur itu. Tapi mataku sejenak tertuju pada foto Om Toto dengan baju kehormatan militernya.

    “Ta…, tapi tante”

    “Tapi apa, ah kamu, Di” Tante Mirna melotot.

    “Tante kan istri Om Toto”.

    “Yang bilang tante istri kamu siapa?”, aku sedikit kendor mendengarnya.

    “Saya takut tante, malu sama Om Toto”.

    “Emangnya di sini ada kamera yang bisa dilihat dari LA? Didi, Didi.., Kamu nggak usah sebut nama bangsat itu lagi deh!”, intonasi suaranya meninggi.

    “Trus gimana dong tante?”, aku tambah tak mengerti.

    “Sudahlah Di, kamu lakukan saja, kamu sudah lama kan menginginkan ini?” aku tak bisa menjawab, sementara mataku kembali memandang selangkangan Tante Mirna yang kini terbuka lebar. Hmm, persetan dari mana dia tahu aku sudah menantikan ini, itu urusan belakang.

    Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudara itu, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalan itu sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Mirna menyedot lidahku dengan lembut. Uhh, nikmatnya, tanganku menyusup di antara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu.

    “mm…, ooohh…, tante Mirna…, aahh”, kegelian bercampur nikmat saat Tante Mirna memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada penisku.

    “Kamu mau sedot susu tante lagi?”, tangannya meremas sendiri buah dada itu, aku tak menjawabnya, bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.

    “Hmm…, pintar kamu Di, ooohh..” Desahan Tante Mirna mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip.

    “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..”.

    Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Mirna membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah vaginanya. Uhh, liang vagina itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut, aku ingat apa yang harus kulakukan, tak percuma aku sering diam-diam nonton VCD porno. Lidahku menjulur lalu menjilati vagina Tante Mirna.

    “Ooouuuhh…, kamu cepat sekali belajar, Di. Hmm, enaknya jilatan lidah kamu…, ooohh ini sayang”, ia menunjuk sebuah daging yang mirip biji kacang di bagian atas kemaluannya, aku menyedotnya keras, lidah dan bibirku mengaduk-aduk isi liang vaginanya.

    “ooohh, yaahh…, enaak, Di, pintar kamu Di…, ooohh”, Tante Mirna mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada biji kacang yang belakangan kutahu bernama clitoris.

    Ada sekitar tujuh menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras di antara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.

    “Aahh…, tante nggak kuaat aahh, Didiii”, teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang vaginanya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku.

    “Uffff…, Di, kamu pintar bener. Sering nonton yah?” ia memandangku genit.

    “Makasih Di, selama ini tante nggak pernah mengalaminya…, makasih sayang. Sekarang beri tante kesempatan istirahat sebentar saja”, ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi.

    Aku tak tahu harus melakukan apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Mirna. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam vaginanya. Masih jelas bayangan tubuh telanjang Tante Mirna beberapa menit yang lalu…., ahh aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Mirna sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower.

    “Tante…”.

    “Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang penisku yang masih tegang.

    “Woooww…, tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Di…, ooohhmm”, ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Mirna memasukkan penis itu ke mulutnya.

    “Ohh…, nikmat Tante Mirna ooohh…, ooohh…, ahh”, geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alatnya perempuan, ternyata…, ahh…, lezatnya setengah mati. Penisku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Mirna hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.

    “uuuhh… punya kamu ini lho, Di…., tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi”, tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Mirna seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan vaginanya. mm…, kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan tergesa-gesa aku tindih tubuhnya.

    “Heh…, sabar dong, Di. Kalau kamu gelagapan gini bisa cepat keluar nantinya”.

    “Keluar apa, Tante?”.

    “Nanti kamu tahu sendiri, deh” tangannya meraih penisku di antara pahanya, kakinya ditekuk hingga badanku terjepit diantaranya. Pelan sekali ibu jari dan telunjuknya menempelkan kepala penisku di bibir kemaluannya.

    “Sekarang kamu tekan pelan-pelan sayang…, Ahhooowww, yang pelan sayang oh punya kamu segede kuda tahu!”, liriknya genit saat merasakan penisku yang baru setengah masuk itu.

    “Begini tante?”, dengan hati-hati kugerakkan lagi, pelan sekali, rasanya seperti memasuki lubang memek yang sangat sempit.

    “Tarik dulu sedikit, Di…, yah tekan lagi. Pelan-pelan…, yaahh masuk sayang ooohh besarnya punya kamu…, ooohh”.

    “Tante suka?”.

    “Suka sayang ooohh, sekarang kamu goyangin…, mm…, yak gitu terus tarik, aahh…, pelan sayang vagina tante rasanya…, ooouuuhh mau robek, mmhh…, yaahh tekan lagi sayang…, ooohh…, hhmm…, enaakkk…, ooohh”.

    “Kalau sakit bilang saya yah tante?”, kusempatkan mengatur gerakan, tampaknya Tante Mirna sudah bisa menikmatinya, matanya memejam.

    “Hmm…, ooohh..”, Tante Mirna kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang vaginanya bertambah licin saja. Penisku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. Plak.., plak.., plak.., plak.., aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Mirna yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang ke sana ke mari, mengundang bibirku beraksi.

    “ooohh sayang kamu buas sekali. hmm…, tante suka yang begini, ooohh…, genjot terus mm”.

    “Uuhh tante nikmat tante…, mm tante cantik sekali ooohh..”.

    “Kamu senang sekali susu tante yah? ooohh sedooot teruuus susu tanteee aahh…, panjang sekali peler kamu ooohh, Didiii…, aahh”.Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan vaginanya semakin terasa menjepit batang penisku yang semakin terasa keras dan tegang.

    “Di..?”, dengusannya turun naik.

    “Yah uuuhh ada apa tante…”.

    “Kamu bener-bener hebat sayang…, ooowwww…, uuuhh.., tan.., tante.., mau keluar hampiiirr…, aahh…”, gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami berkutat.

    “ooohh memang enaak tante, ooohh…, Tante Mirna. Tante Mirna, ooohh…, tante, ooohh…, nikmat sekali tante, ooohh..” aku bahkan tak mengerti apa maksud kata “keluar” itu. Aku hanya peduli pada diriku, kenikmatan yang baru pertama kali kurasakan seumur hidup. Tak kuhiraukan tubuh Tante Mirna yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, “aahh…, Di.., diii…, tante ke…luaarrr laagiii…, aahh”, vagina Tante Mirna terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batangan penisku dan uuhh ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala penisku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya. Sesaat kemudian ia lemas lagi.

    “Tante capek? Maaf tante kalau saya keterlaluan..”.

    “mm…, nggak begitu Di, yang ini namanya tante orgasme, bukan kamu yang salah kok, justru kamu hebat sekali…, ah, ntar kamu tahu sendiri deh…, kamu tunggu semenit aja yah, uuuhh hebat”.

    Aku tak tahu harus bilang apa, penisku masih menancap di liang kemaluan Tante Mirna.

    “Kamu peluk tante dong, mm”.

    “Ahh tante, saya boleh lanjutin nggak sih?”.

    “Boleh, asal kamu jangan goyang dulu, tunggu sampai tante bangkit lagi, sebentaar aja. Mainin susu tante saja ya?”.

    “Baik tante…”.

    Kau tak sabar ingin cepat-cepat merasakan nikmatnya “keluar” seperti Tante Mirna. Ia masih diam saja sambil memandangiku yang sibuk sendiri dengan puting susu itu. Beberapa saat kemudian kurasakan liang vaginanya kembali bereaksi, pinggulnya ia gerakkan.

    “Di..”.

    “Ya tante?”.

    “Sekarang tante mau puasin kamu, kasih tante yang di atas ya, sayang…, mmhh, pintar”.

    Posisi kami berbalik. Kini Tante Mirna menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang penisku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya, dan uuuhh terasa lebih masuk.

    Tante Mirna mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini. Tante Mirna berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar masuk liang vaginanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang.

    “ooohh enaak tante…, oooh Tante Mirna…, oooh Tante Mirna…, ooo tante…, hmm, enaak sekali…, ooohh..” kedua buah payudara itu seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Mirna.

    “Remeees susu tante sayang, ooohh…, yaahh.., pintar kamu…, ooohh…, tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, ooohh…, pintar kamu Didi ooohh…, ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang”, Tante Mirna meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku.

    “Maksud tante supaya saya bisa…, crup.., crup..”, mulutku menerkam puting panyudaranya.

    “Yaahh sedot susu tante lagi sayang…, mm.., yak begitu teruuus yang kiri sayang ooohh”.

    Tante Mirna menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Decak becek pertemuan pangkal paha kami semakin terdengar seperti tetesan air, liang vaginanya semakin licin saja. Entah sudah berapa puluh cc cairan kelamin Tante Mirna yang meluber membasahi dinding vaginanya. Tiba-tiba aku teringat adegan filn porno yang tadi kulihat, “yap…, doggie style!” batinku berteriak kegirangan, mendadak aku menahan goyangan Tante Mirna yang tengah asyik.

    “Huuuhh…, ooohh ada apa sayang?”, nafasnya tersenggal.

    “Saya mau pakai gaya yang ada di film, tante”.

    “Gaya yang mana, yah…, ada banyak tuh?”.

    “Yang dari belakang trus tante nungging”.

    “Hmm…, tante ngerti…, boleh”, katanya singkat lalu melepaskan gigitan vaginanya pada penisku.

    “Yang ini maksud kamu”, Tante Mirna menungging tepat di depanku yang masih terduduk.

    “Iya tante..” Hmm lezatnya, pantat Tante Mirna yang besar dan belahan bibir memek nya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan penisku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya.

    “ooohh…, nggg…, yang ini hebaat Di…, ooohh, genjot yang keras sayang, ooohh…, tambah keras lagi…, uuuhh..”.

    “ooohh tante…, taannn..teee…, ooohh…, nikmat tante Mirnaii..”.

    Kepalanya menggeleng keras ke sana ke mari, aku rasa Tante Mirna sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannyapun makin ngawur.

    “ooohh…, jangan lama-lama lagi sayang tante mau keluar lagi oooh..” aku menghentikan gerakan dan mencabut penisku.

    “Baik tante sekarang…, mm, coba tante berbaring menghadap ke samping, kita selesaikan dengan gaya ini”.

    “Goodness! Kamu sudah mulai pintar sayang mmhh”, Tante Mirna mengecup bibirku.

    Perintahkupun diturutinya, ia seperti tahu apa yang aku inginkan. Ia menghempaskan badannya kembali dan berbaring menghadap ke samping, sebelah kakinya terangkat dan mengangkang, aku segera menempatkan pinggangku di antaranya. Buah penisku bersiap lagi.

    “aahh tante…, uuuhh…, nikmat sekali, ooohh…, tante sekarang Tante Mirna, ooohh…, saya nggak tahan tanteee…, enaak…, ooohh”.

    “Tante juga Didi…, Didi…, Didi sayaanggg, ooohh…, keluaar samaan sayaang oooh” kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar, ada sebentuk energi yang maha dahsyat berjalan cepat melalui tubuhku mengarah ke bawah perut dan, “Craat…, cratt…, craatt…, crattt”, entah berapa kali penisku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Mirna yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Mirna meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sesuatu yang sangat hebat.

    Beberapa menit setelah itu kami berdua terkapar lemas, Tante Mirna memelukku erat, sesekali ia mencium mesra. Tanganku tampaknya masih senang membelai lembut buah dada Tante Mirna. Kupintir-pintir putingnya yang kini mulai lembek. Mataku memandangi wajah manis perempuan paruh baya itu, meski umurnya sudah berkepala empat namun aku masih sangat bernafsu melihatnya. Wajahnya masih menampakkan kecantikan dan keanggunannya. Meski tampak kerutan kecil di leher wanita itu tapi…, aah, persetan dengan itu semua, Tante Mirna adalah wanita pertama yang memperkenalkan aku pada kenikmatan seksual. Bahkan dibanding Devi, Rani, Shinta dan teman sekelasku yang lain, perempuan paruh baya ini jauh lebih menarik.

    “Tante nggak nyangka kamu bisa sekuat ini, Di..”.

    “Hmm…”.

    “Betul ini baru yang pertama kali kamu lakukan?”.

    “Iya tante..”.

    “Nggak pernah sama pacar kamu?”.

    “Nggak punya tante…”.

    “Yang bener aja ah”.

    “Iya bener, nggak bohong kok, tante…, tante nggak kapok kan ngajarin saya yang beginian?”.

    “Ya ampuuun..” Ia mencubit genit, “masa sih tante mau ngelepasin kamu yang hebat gini, tahu nggak Di, suami tante nggak ada apa-apanya dibanding kamu..”.

    “Maksud tante?”. Cerita panas

    “Om Totomu itu kalau main paling lama tiga menit…, lha kamu? Tante sudah keluar beberapa kali kamu belum juga, apa nggak hebat namanya”.

    “Ngaak tahu deh tante, mungkin karena baru pertama ini sih…”.

    “Tapi menurut tante kamu emang punya bakat alam, lho? Buktinya baru pertama begini saja kamu sudah sekuat itu, apalagi kalau sudah pengalaman nanti…, pasti tante kamu bikin KO…, lebih dari yang tadi”.

    “Terima kasih tante..”.

    “Untuk?”.

    “Untuk yang tadi..”.

    “Tante yang terima kasih sama kamu…, kamu yang pertama membuat tante merasa seperti ini”.

    “Saya nggak ngerti…”.

    “Di.., dua puluh tahun lebih sudah usia perkimpoian tante dengan Om Toto. Tak pernah sedetikpun tante menikmati hubungan badan yang sehebat ini. Suami tante adalah tipe lelaki egois yang menyenangkan dirinya saja. Tante benar-benar telah dilecehkannya. Belakangan tante berusaha memberontak, rupanya dia sudah mulai bosan dengan tubuh tante dan seperti rekannya yang lain sesama pejabat, ia menyimpan beberapa wanita untuk melampiaskan nafsu seksnya. Tante tahu semua itu dan tante nggak perlu cerita lebih panjang lebar karena pasti kamu sudah sering mendengar pertengkaran tante”, Suaranya mendadak serius, tanganku memeluk tubuhnya yang masih telanjang. Ada sebersit rasa simpati mendengar ceritanya yang polos itu, betapa bodohnya lelaki bernama Om Toto. Perempuan secantik dan senikmat ini di biarkan merana.

    “Kriiing…, kriiing…, kriiing”, aku terhenyak kaget.

    “Celaka..! Pasti…, mmungkin?, tante…, gimana nih?”.

    “pssstt..” Ia menempelkan telunjukknya di bibirku lalu tangan tante Mirna mengangkat gagang telfon yang berada di samping tempat tidur. Ia terduduk, masih tanpa busana, pemandangan asyik untukku yang ada tepat di belakangnya.

    “Celaka, jangan-jangan…, Om Toto tahu.., Ah nggak munkin mereka sudah sampai di LA..”, batinku merasa khawatir.

    “Halooo…, eh Son?”, aku tambah khawatir.

    “Udah nyampe kalian..?”.

    “ooo…, mereka sudah di…”, hatiku agak lega mendengarnya.

    “Lia sama adik kamu gimana?”, ternyata Sonny menelfon dari Amerika. Hanya memberitahu mamanya kalau mereka sudah sampai. Tampak sekali hubungan Om Toto dan istrinya sedang renggang, tak kudengar mereka berbicara. Hanya Sonny dan Julia.

    “Kamu nanti kalau balik ke sini bawa oleh-oleh lho?”, tanganku iseng meraba punggungnya yang halus mulus. Tante Mirna melirik nakal sambil terus berbicara. “Apa aja yang penting ada buat Mama…, eh!” ia merasa geli saat aku mencium pinggangnya, aku memeluknya dari arah belakang, tanganku meraba permukaan buah dada itu dan sedikit memijit.

    “Ah nggak…, ada nyamuk di kaki Mama…, hmm, trus pacar kamu gimana, kirain jadi ngajak doi ke situ”, kepalaku kini bersandar di atas pahanya, mataku lagi-lagi melirik buah dada itu, tangankupun, “ahh…, aduh nyamuknya banyak sekarang yah, ooo Mama kan belum tutup jendela…, hmm..” mata Tante Mirna terpejam begitu tanganku menyentuh permukaan buah dadanya, merayap perlahan menyusuri kelembutan bukit indah itu menuju puncak dan, ” mm a..” aku memintir putingnya yang coklat kemerahan itu. “Mama lagi baca ini lho artikel masakan khas Amerika latin kayaknya nikmat ya?” telapak tanganku mulai lagi, meremasnya satu persatu, “Hmm”, Tante Mirna rupanya pintar juga membuat alasan pada anaknya.

    Sambil terus berbicara di telepon dengan sebelah tangannya ia meraih penisku yang mulai tegang lagi. Aku hampir saja lupa kalau ia sedang on line, hampir saja aku mendesah. Untung Tante Mirna cepat menyumbat mulutku dengan tangannya. Nyaris saja.

    “Eh, kakakmu gimana prestasinya”, jari telunjuk Tante Mirna mengurut tepat di leher bawah kepala penisku, semakin tegang saja, shitt…, aku nggak bisa bersuara. Aku tak tahan dan beranjak turun dari tempat tidur itu dan langsung berjongkok tepat di depan pahanya di pinggiran spring bed, menguak sepasang paha montok dan putih itu ke arah berlawanan.

    “mmhh…, aahh…, oh nggak, Mama cuma sedikit kedinginan…, uuuhh” lidahku langsung mendarat di permukaan segitiga terlarang itu.

    “ssshh yaa…,enakkk..”, Tante Mirna sedikit keceplosan.

    “Ini…, nih, Mama tadi dibawain fried chicken sama tante Maurin” ia beralasan lagi.

    Lidahku kian mengganas, kelentit sebesar biji kacang itu sengaja kusentuh.

    “mm fuuuhh…, Mama ngantuk nih…, mau bobo dulu, capek dari kerja tadi, yah?

    “Udahan dulu ya sayang…, besok Mama yang telfon kalian…, daah”, diletakkannya gagang telepon itu lalu Tante Mirna mematikan sistem sambungannya.

    “Lho kok dimatiin teleponnya tante?”.

    “Tante nggak mau diganggu siapapun malam ini, malam ini tante punya kamu, sayang. Tante akan layani kamu sampai kita berdua nggak kuat lagi. Kamu boleh lakukan apa saja. Puaskan diri kamu sayang aahh”, aku tak mempedulikan kata-katanya, lidahku sibuk di daerah selangkangannya.

    Malam itu benar-benar surga bagi kami, permainan demi permainan dengan segala macam gaya kami lakukan. Di karpet, di bathtub, bahkan di ruang tengah dan di meja kerja Om Toto sampai sekitar pukul tiga dini hari. Kami sama-sama bernafsu, aku tak ingat lagi berapa kali kami melakukannya. Seingatku disetiap akhir permainan, kami selalu berteriak panjang. Benar-benar malam yang penuh kenikmatan.

    Aku terbangun sekitar jam 11 siang, badanku masih terasa sedikit pegal. Tante Mirna sudah tidak ada di sampingku.

    “Tante..?” pangilku setengah berteriak, tak ada jawaban dari istri Om Toto yang semalam suntuk kutiduri itu. Aku beranjak dari tempat tidur dan memasang celana pendek, sprei dan bantal-bantal di atas tempat tidur itu berantakan, di banyak tempat ada bercak-bercak bekas cairan kelamin kami berdua. Aku keluar kamar dan menemukan secarik kertas berisi tulisan tangan Tante Mirna, ternyata ia harus ke tempat kerjanya karena ada kontrak yang harus dikerjakan. Agen Judi Hoki Banget

    “Hmm…, padahal kalau main baru bangun tidur pastilah nikmat sekali”, pikiranku ngeres lagi.

    Aku kembali ke kamar Tante Mirna yang berantakan oleh kami semalam, lalu dengan cekatan aku melepas semua sprei dan selimut penuh bercak itu. Kumasukkan ke mesin cuci. Tiga puluh menit kemudian kamar dan ruang kerja Om Toto kubuat rapi kembali. Siap untuk kami pakai main lagi.

    “Fuck..! Aku lupa sekolah…, ampuuun gimana nih”, Sejenak aku berpikir dan segera kutelepon Tante Mirna di kantornya.

    “Halo PT. Chandra Asri International, Selamat pagi”, suara operator.

    “Ya Pagi.., Bu Mirna ada?”.

    “Dari siap, pak?”.

    “Bilang dari Sonny, anaknya..”.

    “Oh Mas sonny”.

    “Huh dasar sok akrab”, umpatku dalam hati.

    “Halo Son, sorry Mama nggak nelpon kamu pagi ini…, Mama telat bangunnya” aku diam saja.

    “Halo…, halo…, Son.., Sonny”.

    “Saya, Tante. Didi bukan Mas Sonny…”.

    “Eh kamu sayang…, gimana? mau lagi? Sabar ya, tungguin tante..”.

    “Bukan begitu tante.., tapi saya jadi telat bangun…, nggak bisa masuk sekolah”.

    “Oooh gampang.., ntar tante yang telepon Pak Yogi, kepala sekolah kamu itu…, tante bilang kamu sakit yah?”.

    “Nggak ah tante, ntar jadi sakit beneran..”.

    “Tapi emang benar kan kamu sakit…, sakit.., sakit anu! Nah lo!”.

    “aah, tante…, tapi bener nih tante tolong sekolah saya di telepon yah?”.

    “Iya…, iya.., eh Di.., kamu kepingin lagi nggak..”.

    “Tante genit”.

    “Nggak mau? Awas lho Tante cari orang lain..”.

    “Ah Tante, ya mau dong…, semalam nikmat yah, tante..”.

    “Kamu hebat!”.

    “Tante juga…., nanti pulang jam berapa?”.

    “Tunggu aja…, sudah makan kamu?”.

    “Belum, tante sudah?”.

    “Sudah…, mm, kalau gitu kamu tunggu aja di rumah, tante pesan catering untuk kamu…, biar nanti kamu kuat lagi”.

    “Tante bisa aja…, makasih tante..”.

    “Sama-sama, sayang…, sampai nanti ya, daahh”.

    “Daah, tante”.

    Tak sampai sepuluh menit seorang delivery service datang membawa makanan.

    “Ini dari, Bu Mirna, Mas talong ditandatangan. Payment-nya sudah sama Bu Mirna”.

    “Makasih, mang..”.

    “Sama-sama, permisi..”.

    Aku langsung membawanya ke dalam dan menyantapnya di depan pesawat TV, sambil melanjutkan nonton film porno, untuk menambah pengalaman. Makanan kiriman Tante Mirna memang semua berprotein tinggi. Aku tahu benar maksudnya. Belum lagi minuman energi yang juga dipesannya untukku. Rupanya istri Om Toto itu benar-benar menikmati permainan seks kami semalam, eh aku juga lho…, kan baru pertama. Sambil terus makan dan menyaksikan film itu aku membayangkan tubuh dan wajah Tante Mirna bermain bersamaku. Penisku terasa pegal-pegal dibuatnya. Huh…,aku mematikan TV dan menuju kamarku. Cerita Seks Tante

    “Lebih baik tidur dan menyiapkan tenaga…”, aku bergumam sendiri dalam kamar.Sambil membaca buku pelajaran favorit, aku mencoba melupakan pikiran-pikiran tadi. Lama-kelamaan akupun tertidur. Jam menunjukkan pukul 12.45.

    Sore harinya aku terbangun oleh kecupan bibir Tante Mirna yang ternyata sudah ada di sampingku.

    “Huuuaah…, jam berapa sekarang tante?”.

    “Hmm.., jam lima, tante dari tadi juga sudah tidur di sini, sayang kamu tidur terlalu lelap. Tante sempat tidur kurang lebih dua jam sejak tante pulang tadi, gimana, kamu sudah pulih..”.

    “Sudah dong tante, empat jam lebih tidur masa sih nggak seger..”, kami saling berciuman mesra, “crup…, crup”, lidah kami bermain di mulutnya.

    “Eh…, tante mau jajan dulu ah…, sambil minum teh, yuuk di taman. Tadi tante pesan di Dunkin…, ada donat kesukaan kamu”, ia bangun dan ngeloyor keluar kamar.

    “Uh.., Tante Mirna..”, gumamku pelan melihat bahenolnya tubuh kini terbungkus terusan sutra transparan tanpa lengan. Bayangan CD dan BH-nya tampak jelas.

    Aku masih senang bermalas-malasan di tempat tidur itu, pikiranku rasanya tak pernah bisa lepas dari bayangan tubuhnya. Beberapa saat saja penisku sudah tampak tegang dan berdiri, dasar pemula! Sejak sering tegang melihat tubuh Tante Mirna sebulan belakangan ini, aku memang jarang memakai celana dalam ketika di rumah agar penisku bisa lebih leluasa kalau berdiri seperti ini.

    “Hmm, tante Mirna…, aahh” desahku sambil menggenggam sendiri penisku, aneh…, aku membayangkan orang yang sudah jelas bisa kutiduri saat itu juga, tak tahulah…, rasanya aku gila!

    Tanganku mengocok-ngocok sendiri hingga kini penis besar dan panjang itu benar-benar tegak dan tampak perkasa sekali. Aku terus membayangkan bagaimana semalam kepala penis ini menembus dan melesak keluar masuk vagina Tante Mirna. Kutengok ke sana ke mari.

    “Tante..”, panggilku.

    “Di dapur, sayang”, sahutnya setengah berteriak, aku bergegas ke situ, kulihat ia sedang menghangatkan donat di microwave. Dan…, uuuhh, tubuh yang semalam kunikmati itu, dari arah belakang…, bayangan BH dan celana dalam putih di balik gaun sutranya yang tipis membuatku berkali-kali menelan ludah.

    “uuuhh tante…, sayang”, tak sanggup lagi rasanya aku menahan birahiku, kupeluk ia dari belakang, sendok yang ada di tangannya terjatuh, penisku yang sudah tegang kutempelkan erat di belahan pantatnya.

    “Aduuuhh…, Didi nakal kamu ah..” ia melirikku dengan pandangan menggoda. Aku semakin berani, tangan kananku meraih buah dada Tante Mirna dari celah gaun di bawah ketiaknya. Lalu tangan kiriku merayap dari arah bawah, paha yang halus putih mulus itu terus ke arah gundukan kemaluannya yang masih berlapis celana dalam. Telunjuk dan jari tengahku langsung menekan, mengusap-usap dan mencubit kecil bibir kemaluannya.

    “Ehhmm…, nnggg…, aahh…, nakaal, Didi”.

    “Tante…, tante, saya nggak tahan ngeliat tante…, saya bayangin tubuh tante terus dari tadi pagi” Tangan kiriku menarik ujung celana dalam itu turun, ia mengangkat kakinya satu persatu dan terlepaslah celana dalamnya yang putih. Kutarik cup BH-nya ke atas hingga tangan kananku kini bebas mengelus dan meremas buah dadanya. Dengan gerak cepat kulorotkan pula celana dalam yang kupakai lalu bergegas tangan kiriku menyingkap gaun sutranya ke atas. Kudorong tubuh Tante Mirna sampai ia menunduk dan terlihaylah dengan jelas celah vaginanya yang masih tampak tertutup rapat. Aku berjongkok tepat di belakangnya.

    “Idiiihh, Didi. Tante mau diapain nih..”, katanya genit. Lidahku menjulur ke arah vaginanya. Aroma daerah kemaluan itu merebak ke hidungku, semakin membuatku tak sabar dan…, “huuuhh…, srup.., srup.., srup”, sekali terkam bibir vagina sebelah bawah itu sudah tersedot habis dalam mulutku.

    cewe nakal

    “aahh.., Didi…, enaakkk..”, jerit perempuan setengah baya itu, tangannya berpegang di pinggiran meja dapur.

    “aawwww…, geliii”, kugigit pantatnya. Uuh, bongkahan pantat inilah yang paling mengundang birahiku saat melihatnya untuk pertama kali. Mulus dan putih, besar menggelembung dan montok.

    Lima menit kemudian aku berdiri lagi setelah puas membasahi bibir vaginanya dengan lidahku. Kedua tanganku menahan gerakan pinggulnya dari belakang, gaun itu masih tersingkap ke atas, tertahan jari-jari tanganku yang mencengkeram pinggulnya. Dan hmm, kuhunjamkan penis besar dan tegang itu tepat dari arah belakang, “Sreeep…, Bleeesss”, langsung menggenjot keluar masuk memek Tante Mirna. Cerita Sex Tante

    “aahh…, Didi…, enaak…, huuuhh tante senang yang ini ooohh..”

    “Enak kan tante…, hmm…, ooohh…, agak tegak tante biar susunya…, yaakkk oooh enaakk”.

    “Yaahh…, tusuk yang keras…, hmm…, tante nggak pernah gini sebelumnya…, ooohh enaakk pintarnya kamu sayaang…, ooohh enaak…, terus…, terus yah tarik dorong keeeraass…, aahh…, kamu yang pertama giniin tante, Di…, ooohh…, ssshh..”, hanya sekitar tiga menit ia bertahan dan, “Hooohh…, tante…, mauuu…, keluar…, sekarang…, ooh hh…, sekarang Di, aahh…”.memek menjepit keras, badannya tegang dengan kepala yang bergoyang keras ke kiri dan ke kanan.

    Aku tak mempedulikannya, memang sejenak kuberi ia waktu menarik nafas panjang. Aku membiarkan penisku yang masih tegang itu menancap di dalam. Ia masih menungging kelelahan.

    “Balik tante..”, Pintaku sambil melepaskan gigitan di kemaluannya.”Apalagi, sayang…, ya ampun tante nggak kuat.., aahh”.

    Aku meraih sebuah kursi.ia mengira aku akan menyuruhnya duduk, “Eiih bukan tante, sekarang tante nyender di dinding, Kaki kiri tante naik di kursi ini..”.

    “Ampuuun, Didi…, tante mau diapain sayang..”, ia menurut saja.

    Wooow! Kudapatkan posisi itu, selangkangan itu siap dimasuki dari depan sambil berdiri, posisi ini yang membuatku bernafsu.

    “Sekarang tante…, yaahh..”, aku menusukkan penisku dari arah depannya, penisku masuk dengan lancar. Tanganku meremas kedua susunya sedangkan mulut kami saling mengecup.

    “mmhh…, hhmm..”, ia berusaha menahan kenikmatan itu namun mulutnya tertutup erat oleh bibirku.

    Hmm, di samping kanan kami ada cermin seukuran tubuh. Tampak pantatku menghantam keras ke arah selangkangannya. Penisku terlihat jelas keluar masuk vaginanya. Payudaranya yang tergencet dada dan tanganku semakin membuatku bernafsu.

    “Cek.., cek.., cek”, gemercik suara kemaluan kami yang bermain di bawah sana. Kulepaskan kecupanku setelah tampak tanda-tanda ia menikmatinya.

    “uuuhh hebaat…,, kamu sayang…, aduuuh mati tante…, aahh enaak mati aku Di, ooohh…, ayo keluarin sayang…, aahh tante capeeekkk…, sudah mau sampai lagi niiih aahh..” wajahnya tampak tegang lagi, pipinya seperti biasa, merah, sebagai tanda ia segera akan orgasme lagi.

    Kupaksakan diriku meraih klimaks itu bersamaan dengannya. Aku agaknya berhasil, perlahan tapi pasti kami kemudian saling mendekap erat sambil saling berteriak keras.

    “aahh…, tante keluaar..”.

    “Saya juga tante huuhh…, nikmat.., nikmat…, ooohh…, Tante Mirna…, aahh”, dan penisku, “Crat.., crat.., crat.., seeer”, menyemprotkan cairannya sekitar lima enam kali di dalam liang vagina Tante Mirna yang juga tampak menikmati orgasmenya untuk kedua kali.

    “Huuuhh…, capeeekk…, sayang” ia melepaskan pelukannya dan penisku yang masih menancap itu. Hmm, kulihat ada cairan yang mengalir di pahanya bagian dalam, ada yang menetes di lantai.

    “Mau di lap tante?”, aku menawarkan tissue.

    “Nggak sayang…, tante senang, kok. Tante bahagia…, yang mengalir itu sperma kamu dan cairan kelamin tante sendiri. Tante ingin menikmatinya..”, ia berkata begitu sambil memberiku sebuah ciuman.

    “Hmm.., Tante Mirna..”, Kuperbaiki letak BH dan rambutnya yang acak-acakan, kemudian ia kembali menyiapkan jajanan yang sempat terhenti oleh ulah nakalku.

    Aku kembali ke kamar dan keluar lagi setelah mengenakan baju kaos. Tante Mirna telah menunggu di taman belakang rumahnya yang sangat luas, kira-kira sekitar 25 acre. Kami duduk santai berdua sambil bercanda menikmati suasana di pinggiran sebuah danau buatan. Sesekali kami berciuman mesra seperti pengantin baru yang lagi haus kemesraan. Jadilah dua minggu kepergian keluarga Om Toto itu surga dunia bagiku dan Tante Mirna. Kami melakukannya setiap hari, rata-rata empat sampai lima kali sehari!

    Menjelang sore, Tante Mirna mengajakku mandi bersama. Bisa ditebak, kami melakukannya lagi di bathtub kamar mandi mewah itu. Saling menyabuni dan…, hmm, bayangin sendiri deh. Itulah pengalaman pribadiku saat pertama mengenal Cerita seks bersama guru seks-ku yang sangat cantik, Tante Mirna.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,