• Cerita Seks Jualan Mobil awal dari Seks

    Cerita Seks Jualan Mobil awal dari Seks


    1598 views

    Cerita Seks Terbaru – Cerita asliku ini adalah cerita yang ke-dua setelah cerita pertamaku yang sudah dimuat di Rumah Seks dengan judul Ibu Lia dengan Rasa juice melon. Sebenarnya aku punya banyak sekali kisah petualanganku dengan wanita-wanita yang pernah aku cintai.

    Dan yang pasti hampir semua wanita yang aku kencani, biasanya aku gunakan alat atau bahan dari buah-buahan, madu, dan lain-lain. Dan kali ini aku menggunakan dua irisan mentimun. Ini dia kisahku.

    Pada saat aku bekerja di sebuah perusahaan besar dikawasan kota Denpasar yang bergerak di bidang penjualan mobil-mobil baru kira-kira tiga tahun yang lalu, disanalah aku kenal banyak wanita-wanita cantik yang hampir setiap hari aku jumpai. Mulai dari wanita yang keibuan sampai dengan wanita yang haus akan kebutuhan laki-laki.

    Ketika aku hendak pulang dari kantor, kira-kira pukul 05.00 WITA, datang sepasang suami istri yang bermaksud untuk melihat mobil baru yang dipajang di dalam ruang pameran. Kemudian setelah kami berbincang-bincang agak cukup lama, akhirnya Bapak Lilis dan Ibu Lilis menyepakati untuk membeli satu unit mobil keluaran terbaru dan saya berjanji untuk mengirimkannya pada esok hari.

    Hari Sabtu kira-kira pukul 10.00 WITA, sesuai dengan janji saya untuk mengirimkan satu unit mobil ke Bapak Lilis. Dengan seorang sopir perusahaan, lalu saya bergegas meluncur ke rumah Bapak Lilis.

    “Selamat Pagi.., Bapak Lilis ada..?” tanyaku kepada pembantunya yang membukakan pintu depan rumah Bapak Lilis.
    “Bapak sedang jemput tamunya di Airport. Maaf bapak siapa..?” tanya pembantunya sambil memperhatikan aku.
    “Saya Dimas.. Dari xx Company mau hantarkan Mobil baru untuk Ba..?” belum sempat habis keterangannku kemudian Ibu Lilis datang dari arah tangga rumahnya.
    “Ooh.. Bapak Dimas.. Mari masuk..?” sahut Ibu Lilis mempersilahkan aku masuk ke ruang tamunya.

    Dengan pakaian senam yang masih menempel ditubuh Bu Lia sambil menyeka keringat dengan handuk putihnya nampak sexy sekali dan tampak lebih muda dari usianya. Yang aku perkirakan umurnya tidak lebih dari 32 tahun. Sementara itu pembantunya diberi kode untuk membuatkan aku dan sopirku suguhan orange juice, lalu Ibu Lilis masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

    “Sesuai dengan permintaan Bapak dan Ibu, ini kami kirimkan mobil sesuai dengan warna yang Ibu minta kemarin dan tolong di cek keadaan mobil sekaligus nanti akan saya perkenalkan cara pemakaian berikut dengan garansinya.”

    Dengan penuh teliti Ibu Lilis memperhatikan unit mobinya sambil minta pengarahan mengenai spec mobilnya.

    “Dari cara Ibu pegang persenelingnya, nampaknya Ibu sudah berpengalaman naik Mobil. Hanya saja untuk melepas hand rem-nya Ibu tekannya kurang keras. Jadi hand rem-nya nggak bisa turun. Maklum mobil baru Bu..!” jawabku menjawab pertanyaan Ibu Lilis. Yang ternyata jawabanku membuat wajah Ibu Lilis memandangiku serius.

    “Saya merasa nyaman duduk di mobil ini, dan bagaimana kalau saya coba dulu, tapi tolong ditemani ya.. Agak takut juga soalnya mobil baru..?” pinta Ibu Lilis dengan suara khasnya.
    “Jangan khawatir Bu, mobil ini bergaransi tiga tahun dan saya siap menemani Ibu untuk mencobanya.”

    Dalam perjalanan mengitari pantai di Kuta akhirnya obrolanku dengan Ibu Lilis semakin akrab. Dan aku menawarkan ke Ibu Lilis untuk membeli variasi dan acesoris untuk mempercantik mobilnya.

    “Nanti mobil ini kan.. Dipakai ibu sendiri.., jadi tinggal tambah sedikit acesoris, saya yakin penampilan Mobil ini sama cantiknya dengan penampilan yang mengendarainya.”

    Dengan senyumannya yang susah untuk diartikan akhirnya Ibu Lilis mempertimbangkan penawarannku. Aku berharap Ibu Lilis menyetujui ideku, sebab aku bisa lebih banyak cerita dan mendapat fee dari pembelian acesoris di toko langgananku.

    Seperti biasa kalau pada hari senin biasanya orang-orang malas untuk bekerja, demikian juga denganku. Karena hari minggu kemarin seharian aku di kampung karena ada upacara Agama, dan sangat melelahkan untuk kembali ke Denpasar sebab jarak kampungku dengan tempat aku bekerja di Denpasar cukup jauh. Kira-kira dua jam baru sampai. Dan pada hari senin itu aku mendapat telpon dari temanku dan katanya ada seorang wanita yang nunggu aku di counter. Kemudian aku bergegas turun dari ruanganku di lantai atas.

    “Oh.. Ibu Lilis.. Selamat pagi.. Apa khabar..?” tanyaku kepada Ibu Lilis dengan perasaan kaget dan khawatir.

    Kaget karena Ibu ini tidak menelpon aku terlebih dahulu kalau dia mau ke kantor, dan khawatir kalau mobil yang aku kirim hari Sabtu bermasalah.

    “Baik..!” jawab Ibu Lilis singkat.
    “Bisa saya bantu Bu..” tanyaku ke Ibu Lilis sambil memperhatikan pakaian yang menempel cocok dengan tubuh Ibu Lilis yang seperti foto Model iklan. Sungguh anggun dengan kaca mata merek Versace yang siselipkan diantara rambutnya yang disemir merah keemasan. Wajah yang cantik sesuai dengan pakaian feminim layaknya seperti wanita karir dengan rok mini-nya terlihat jelas bulu halus tertata rapi dikakinya.

    “Begini Pak Dimas.. setelah saya pikir-pikir kemarin mengenai pemasangan dan pembelian acesoris, saya memutuskan untuk mengikuti saran dari Bapak Dimas. Jadi hari ini saya datang kesini untuk menjelaskan itu dan saya berharap kalau Bapak tidak ada jadwal atau acara, biar Bapak Dimas yang mengantarkan saya ke toko variasi langganan Bapak”. Pinta Ibu Lilis.
    “Kebetulan hari ini saya tidak ada jadwal, jadi saya siap untuk mengantarkan Ibu. Tapi tolong jangan resmi gitu manggil saya Bapak. Panggil saya Dimas aja Bu.. Ya..?” pintaku kepada Ibu Lilis karena aku merasa risih dipanggil Bapak. Karena umurku masih 30 tahun dan dibawah umur Ibu Lilis.

    Karena cukup lama pemasangan acesoris yang dilakukan oleh sebuah toko variasi, maka kesempatan itu aku pakai ngobrol dengan Ibu Lilis yang aku baru tahu kalau Ibu Lilis mempunyai perasaan yang sama untuk mencapai satu tingkatan arti dari sebuah pertemuan yang membawa aku dan Ibu Lilis ke sebuah episode kisah romantisme yang sulit untuk dilupakan sampai akhir.

    Setelah mobil selesai terpasang, aku dan Ibu Lilis keluar dari toko variasi dan Ibu Lilis mengajakku untuk makan siang bersama di sebuah restoran. Namun aku halangi ke tempat restoran yang Ibu Lilis tunjukkan.

    “Saya punya teman baru buka restoran.. bagaimana kalau kita kesana untuk mencoba menu barunya. Barangkali ada yang istimewa disana..?” kataku sedikit bohong karena restoran yang aku sebutkan diatas adalah restoran dengan hotel yang biasa aku pakai untuk kencan dengan mantan pacarku dulu.

    Selagi makan siang, aku kasih kode kepada waiters untuk memesan kamar. Ketika Ibu Lilis membayar Bill-nya ke Kasir, aku ambil kunci kamar no 102 untuk short time.

    “Bu.. Karena baru jam 02.00 bagaimana kalu kita ngobrol lagi di sebelah restoran ini.?” Tanpa sempat bertanya tangan Ibu Lilis sudah aku gandeng untuk masuk kamar 102.
    “Dimas.. Kamu nakal ya..?” demikian tanya Ibu Lilis.ceriita sex tante
    “Sedikit Bu.. Tapi asyik kalau kita ngobrol nggak dilihat orang-orang disekitar.” jawabku mengalihkan perhatiannya.

    Sambil kusentuh halus jari jemarinya sebab menurut pengalamanku orang yang berbintang virgo seperti Ibu Lilis ini, rangsangan plus-nya ada di telapak tangan selain rangsangan bagian lainnya yang umum dipunyai seorang wanita.

    “Mmmh kamu romantis ya Dim..?” tanya Ibu Lilis mungkin karena rambut yang terurai rapi sebahu itu aku sentuh dengan tanganku lalu aku cium rambutnya yang harum bak kembang setaman yang membuat bibir Ibu Lilis berkata seperti itu.
    “Terus terang aku paling senang memperlakukan wanita seperti ini Bu.. Tanpa dibuat-buat. Walau kadang pendapat orang bilang kalau sudah ketemu wanita cantik pasti nafsunya yang nomer satu. Tapi bagiku, perasaan yang muncul dulu baru nafsu. Sebab dulu aku pernah satu kali ke lokalisasi dengan nafsu namun rasanya hambar. Nikmatnya hanya sekejab. Lain dengan perasaan. Begitu mempesona dan mengasyikkan. Atau.. Ibu mau membedakan mana perasaan dan mana nafsu..?” tanyaku sambil melirik matanya di sela rambut yang tersingkap oleh hembusan angin AC di ruangan 102.

    Ketika pikiran Ibu Lilis masih menerawang jauh, kudekatkan bibirku dengan bibir sensualnya Ibu Lilis dan mulai terasa hangat ketika lidah kami saling sedot dan bermain-main. Kemudian pelan-pelan aku lepas ciumanku untuk mengambil dua irisan mentimun yang aku ambil ketika aku makan siang tadi. Kusuruh Ibu Lilis untuk memejamkan matanya. Agar aku bisa taruh irisan mentimun layaknya seperti orang facial.

    “Setelah saya tutup mata Ibu.. sekarang tolong fokuskan pikiran Ibu kepada satu tujuan dan pikirkan seolah-olah Ibu sedang mandi mengenakan kain sutra tipis di sebuah sungai yang airnya bersih, tenang, dan damai. Disaat Ibu mandi itu.. Pikirkan bahwa ada laki-laki datang [Dimas] menghampiri Ibu berbisik mesra dan mencium leher dan bibir ibu kemudian melepaskan kain sutra yang ibu kenakan [dan aku buka pakiannya], kemudian menjilati seluruh anggota tubuh Ibu satu-demi-satu mulai dari jari kaki Ibu, betis Ibu, paha mulus Ibu, pusar Ibu, puting susu ibu sampai ketitik rangsangan yang paling didamba kaum laki-laki yaitu kemaluan Ibu yang merah delima.”

    Seperti ada yang menggerakkan, tubuh Ibu Lilis bergerak halus mengikuti irama jilatanku.

    “Ohh.. Shhshh..?” Suara Ibu Lilis bergairah.

    Dan memang aku sengaja bercerita fantasy seperti itu, Agar permainannya nanti lebih nikmat dan menjiwai. Kemudian kedua kaki Ibu Lilis aku angkat pelan, kuamati gumpalan kecil diantara rambut yang tertata rapi disela selangkangannya, kuautr lidahku agar bisa masuk ke lubang vagina Ibu Lilis, dan terasa sekali bau khas kemaluan wanita yang membuat aku tambah bergairah. Kubiarkan kedua tangan Ibu Lilis meremas rambutku, kubiarkan kedua paha Ibu Lilis menjepit kepalaku pertanda bahwa gairah nafsu Ibu Lilis sudah mulai naik. Hingga mata Ibu Lilis yang masih terpejam dan tertindih irisan mentimun itu dibukanya sendiri. Karena tak kuasa menahan geli.

    “Uhh.. Terus sayang.. Aku menikmatinya..! ohh.. Jangan di lepas..!” Kata Ibu Lilis memintaku untuk tidak melepaskan jilatanku. Kemudian tubuhku aku balik mendekati wajah Ibu Lilis dan tanpa dikomando kemaluanku sudah dipegang tangan kirinya dan dengan gerakan maju mundur mulutnya telah mengulum Penisku yang sudah menegang itu.

    “Auchh.. Sedot terus Bu..? Pintaku dengan nafas mulai nggak teratur.
    “Say.. Please..?” Suara Ibu Lilis penuh gelora nafsu meminta penisku untuk dimasukkan.

    Pelan dan pasti kumasukkan penisku ke lubang vagina Ibu Lilis yang masih rapet.

    “Ochh.. Mmhh..?” desah Ibu Lilis sambil menggigit bibir sensualnya menahan geli.

    Dengan gerakan pelan-cepat-pelan-cepat membuat mata Ibu Lilis merem melek seperti orang kelilipan. Sedikit demi sedikit pantat Ibu Lilis mulai dia goyangkan mengikuti irama gerakanku. Sekali-sekali gerakannya diatur sedemikian rupa sehingga membuat penisku seperti dijepit vaginanya.

    “Ohh.. Sayang.. Aku mau seperti ini terus..?” pinta Ibu lilis sambil mendekap erat tubuhku yang sudah mulai berkeringat.
    “Aku juga..!” kataku menahan geli.

    Aku pompa terus kemaluanku, lalu kumiringkan badanku sehingga tubuhku dan tubuh Ibu Lilis sama-sama miring. Kusuruh tangan kiri Ibu Lilis untuk mengankat dan memegang paha putihnya, kemudian puting susu yang bentuknya seperti belum pernah di sedot orang lain, aku gigit kecil dan kujilati sampai putingnya menegang. Sementara tangan kananku [jari tengah] kumainkan di daerah klitoris kemaluan Ibu Lilis. Terlihat tubuh Ibu lilis bergetar menahan geli yang teramat nikmat.

    “Sayang.. Aku geli sekali.. Seperti.. Ochh!” tidak sempat Ibu Lilis melanjutkan percakapannya karena spermanya keburu muncrat dan membasahi kemaluan dan buah pelirku.
    “Ochh.. Ssshh..!!” suara terakhir Ibu Lilis melepaskan cengkeraman tangannya di bahuku.
    “Seperti apa..?” tanyaku melanjutkan pertanyaan Ibu Lia yang belum sempat Dia jawab karena spermanya keburu keluar. Dan pinggangku dicubitnya genit.
    “Seperti.. Ochh.. Aku geli lagi sayang.. Puasin aku sekali lagi?” pinta Ibu lilis meminta untuk kedua kalinya.

    Dengan gairah yang menggebu-gebu, kuubah-ubah posisiku agar Ibu Lilis nggak merasa bosan. Aku ulangi lagi genjotanku sampai tubuh Ibu Lilis menggeliat seperti cacing kepanasan. Untuk kedua kalinya kulihat tubuh Ibu Lilis seperti orang kejang-kejang. Pantatku ditekannya, sementara bibirnya mendesah sambil menjilati kedua sisi bibirnya yang terbungkus lipstik merah terang.

    “Yang.. Kita keluar sama-sama yuk..?” kata Ibu Lilis.


    “Ya.. Sebentar lagi spermaku mau keluar. Ibu rasakan nggak kontolku semakin menegang.?” jawabku.
    “Oh.. Iya..” sahut ibu Lia sambil melihat kemaluanku dan kemaluan Ibu Lilis yang tengah beradu untuk mencapai titik kenikmatan.
    “Ochh.. Sshh.. Ochh” sengaja kudekatkan desahanku ke telinga ibu lilis. Saat itu juga telinga Ibu Lilis yang bersih, aku gigit nakal dan dengan lidahku aku jilati lubang telinganya sampai kepala Ibu Lilis geleng-geleng kegelian.
    “Auchh.. Ouchh.. Crot.. Crot.. Crot.. Ouchh..!”
    “Uachh.. Gila.. Ouchh..” akhirnya aku dan Ibu Lia sama-sama mengeluarkan sperma yang keluar dari kemaluan kami masing-masing.

    Setelah cukup lama permainan ngesek itu berlangsung, kemudian aku dan Ibu Lilis bergegas meninggalkan kamar hotel yang banyak memberiku pengalaman bercinta. Demikian juga petualanganku dengan Ibu lilis yang terus berlanjut sampai satu tahun, tanpa hambatan berarti.

    Tamat

  • Naughty asian lady in stockings gives head and gets fucked

    Naughty asian lady in stockings gives head and gets fucked


    1598 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Berselingkuh Dengan Teman SMP Yang Butuh Kehangatan

    Berselingkuh Dengan Teman SMP Yang Butuh Kehangatan


    1597 views

    Duniabola99.org – Suatu ketika aku mengikuti Pelatihan selama seminggu dan di kegiatan itu ada 5 perempuan yang ikutan, salah satunya bernama Nani. Selama kegiatan berlangsung, sering kulihat Nani diam-diam memperhatikan aku tetapi kalau aku tengok dia membuang muka. Tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi masih kencang dan dari obrolan-obrolan saat istirahat aku tahu dia sudah menikah dan punya 2 anak perempuan.

    Saat istirahat makan siang, Nani menghampiriku dan dia langsung bertanya nama lengkapku. Ketika ku sebut namaku, langsung dia berkata “ Kamu kan pacarnya Tuti waktu di SMP kan ?”. Aku kaget, kenapa dia tahu dan ternyata baru terungkap bahwa Nani ini sebenarnya sesekolah denganku saat SMP, seangkatan tetapi beda kelas dan aku pada waktu itu tidak kenal dekat dengannya.

    Mulai dari situ, aku sering dekat dengan Nani, ngobrol masa-masa sekolah dulu dan pada malam menjelang penutupan pelatihan, aku ajak dia untuk ngobrol terpisah dari teman-teman. Dari obrolan berdua itu aku dapat menyimpulkan bahwa Nani kurang bahagia dengan suaminya, saat dia bercerita tentang kondisi keluarganya, dia sempat menangis. Ku peluk tubuhnya dan dia sandarkan dadanya ke dadaku.

    Ku belai rambutnya dengan lembut dan entah setan dari mana yang masuk, perlahan ku angkat dagunya lalu ku tatap matanya. Nani memejamkan matanya sehingga akhirnya bibirku mengecup bibirnya. Dari kecupan berubah jadi ciuman karena Nani menyambut lidahku sehingga kami terlibat dalam ciuman yang panas.

    Nani tidak menolak saat ku remas lembut dadanya bahkan tangannya malah menekan belakang leherku saat ku ciumi lehernya. Desah nafasnya memburu disertai dengan rintihan dan perlahan ku belai pahanya … Nani sama sekali tidak menolak. Akhirnya “insiden mesra” itu terputus karena Panitia sudah memanggil kembali seluruh peserta untuk kumpul di ruang pelatihan.

    Di ruang pelatihan kami jadi duduk berdua dan sesekali tanganku meremas tangannya dan Nani hanya senyum kalau aku lakukan itu. Keesokan harinya usai penutupan, aku janjian untuk bertemu sebagai awal perselingkuhan dan karena di rumahku sedang kosong, aku tawari dia untuk datang ke rumahku dan Nani setuju. Asyik dah …… Hari yang disepakati tiba, istri dan anak-anakku sedang pergi berwisata ke Jogja selama seminggu, otomatis di rumah hanya aku sendiri.

    Jam 10 bel rumahku berbunyi dan ketika ku buka pintu ruang tamu, Nani sudah berdiri di hadapanku. Segera ku suruh dia masuk, ku kunci gerbang dan pintu ruang tamu lalu segera aku peluk tubuhnya dan kami terlibat dalam ciuman yang panjang dan panas. Tanganku dengan bebas bergerak meraba dan meremas dadanya, pantatnya dan Nani membalas pula dengan meremas dadaku. Sayangnya dia pakai celana jeans sehingga aku tidak bisa meraba kulit pahanya. Ciuman panas ku hentikan lalu ku ajak dia ke kamarku.

    Ku suruh dia utuk membuka bajunya dan kusodorkan T shirtku. Dia buka kemeja dan celana jeansnya dan kusuruh dia untuk membuka bh-nya sekalian. Saat dia hanya tinggal bercelana dalam, kembali aku peluk tubuh setengah bugilnya dan kuciumi kembali dia dengan lebih bebas. Nani membalas ciumanku tak kalah panasnya lalu ku rebahkan dia di tempat tidur. Kami bergelut dengan penuh nafsu dan lidahku bermain dengan bebas menjilati seluruh tubuhnya.

    Lehernya, puting buah dadanya yang masih kencang, perutnya yang mulus lalu pahanya yang masih kencang. Nani mendesah dan merintih tiada henti saat bibir, lidah dan tanganku bergerak ke setiap sudut tubuhnya. Tapi saat ketika aku akan menarik cd-nya telepon tiba-tiba berdering sehingga terputus sudah kemesraan kami. Ku angkat telepon ternyata dari istriku yang mengabari bahwa dia dan anak-anak baru akan pulang 3 hari lagi itu artinya aku akan menjalani perselingkuhan dengan sangat panas kedepannya.

    Nani keluar dari kamar hanya menggunakan t shirt yang ku berikan dan kemudian dia memelukku. Aku tanyakan apakah dia sudah sarapan, ternyata belum dan dia ingin makan bersamaku. Maka ku ajak dia ke dapur dan kami masak berdua sambil sesekali kami berciuman atau ku colek bongkahan pantatnya yang masih kencang itu. Kami sarapan di ruang keluarga sambil nonton tv.

    Mesra banget, seperti pengantin baru. Kadang ku suapi dia atau sebaliknya dan ketika acara sarapan selesai, ku ajak dia untuk nonton acara televisi tapi karena tidak ada acara yang menarik, ku tawari dia untuk nonoton film biru, dia tidak menolak. Jadilah kami nonton film biru dan saat film sudah bermain beberapa waktu, nafsu kami bangkit kembali dan kami kembali berciuman, saling meraba, saling remas.

    T-shirt yang tadi dia gunakan tanggal sudah dan dia hanya menggunakan cd yang transparan begitu juga dengan aku yang tinggal menggunakan cd yang sudah terasa sempit karena batang kemaluanku sudah tegak mengeras.

    Akhirnya aku bopong tubuh Nani ke kamar lalu kubaringkan di ranjang untuk kembali memulai perselingkuhan. Kuciumi kembali senti demi senti tubuhnya dan tangan Nani akhirnya merogoh celana dalamku dan menggenggam batang kemaluanku yang sudah mengeras. Aku sudah terangsang sekali lalu akhirnya ku turunkan celana dalamnya dan kulempar entah kemana.

    Kini, di hadapanku tergolek tubuh Nani tanpa sehelai benang menutupi tubuh mulusnya. Bulu yang tidak begitu lebat yang berada di pangkal pahanya ku raba dengan tanganku dan kurasakan kelembaban lubangnya …. ku ciumi perutnya, ku mainkan lidahku terus bergerak ke bawah dan akhirnya tibalah aku di lubang kemaluannya yang memerah.

    “Uuuuhhhhh …. Daaaannnnn …..” lenguh Nani saat lidahku mulai menjilati bibir kemaluannya dan tangannya menggerumas rambutku. Tubuh Nani tersentak-sentak karena kenikmatan dan kumainkan terus lidahku di lubangnya, di klitorisnya sehingga kepala Nani menggeleng ke kiri- ke kanan karena merasa kenikmatan bahkan pantatnya ikut naik turun.

    “Daaaannnn …. Oooohhhh …. Dannnnn …….. ahhhh …..” ceracaunya dan tanganku pun turut beraksi dengan meremas dadanya serta memainkan puting dadanya yang sudah terasa mengeras. “Daaaannnn ….. ayolllaaahhhh …. Oooohhhh … akkkuuuu ggaaaakkkk kkkkuuuuaaaatttt ……” rintih Nani sambil menarik-narik badanku.

    Tapi aku belum mau memulai, ku lepas mulutku dari lubang vaginanya dan ku sodorkan batang kemaluanku untuk dikulumnya. Sekarang giliran aku yang terhentak ketika Nani memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Hisapan dan permainan lidahnya membuat aku tersentak nikmat dan ketika ku rasakan cukup lalu ku baringkan tubuhnya.

    Kubuka pahanya dengan kakiku dan Nani menatapku dengan sayu …. “Ni …. Boleh yaa ?” aku Tanya dia saat kepala batang kemaluanku sudah berada di depan lubang vaginanya. Nani hanya menganggukkan kepalanya dan perlahan ku tempelkan kepala kemaluanku lalu ku dorong batangku memasuki lubangnya yang licin dan basah. “Oooouuuuhhhh …. Daaaannnn ….” rintih Nani ambil mencengkram punggungku saat batang kemaluanku sudah masuk seluruhnya.

    Ku ayunkan tubuhku perlahan sehingga batangku bergerak maju mundur di lubang vaginanya yang masih terasa sempit dan Nani menyambut tiap hujaman batang kemaluanku dengan mengangkat pinggulnya. Bibirku bermain melumat bibirnya, menjilati lehernya dan tanganku meremas dada, pinggang, pantat dan pahanya.

    Ayunan pinggulku disambut dengan goyangan pinggulnya sehingga dari mulut kami hanya terdengar desah, rintih kenikmatan. Saat tubuh kami sudah bermandi peluh dan gerakanku mulai semakin cepat, tiba tiba Nani membalikkan tubuhku dan dia mengambil posisi WOT. Nani ayunkan pinggulnya di atas perutku dan terasa sekali mulut rahimnya menggesek-gesek kepala batang kemaluanku.

    Ku remas kedua toketnya sambil kumainkan putingnya …. lalu gerakan Nani semakin liar menggilas batang kemaluanku dan …… “Ooooohhhh …. Daaaannnnnn” tubuh Nani mengejang dan kurasakan ada yang hangat menyirami batang kemaluanku. Saat tubuh Nani ambruk, segera ku lebarkan pahanya, ku tarik kakinya hingga menyadar di pundakku lalu kembali kuhujamkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya.

    Ku terjang dia dengan gerakanku yang keras dan ku gigit gigit buah betisnya ….. mata Nani kadang membeliak kadang terpejam merasakan keliaran gerakan dan gigitanku ……. tangannya mencengkram sprei, bantal dengan gerakan yang tidak menentu …. dan ketika kurasakan bahwa aku akan segera sampai segera ku tindih tubuhnya …

    Ku percepat gerakanku ……. saat ku benamkan se dalam-dalanya batang kemaluanku …. aku muntahkan cairan maniku di dasar luang vaginanya. Ku peluk tubuhnya seerat mungkin dan Nani menggigit bahuku karena ternyata saat aku meledak, dia kembali mengalami orgasme. Setelah air maniku sudah keluar semua di lubangnya …. ku kecup bibirnya.

    Wajah dan tubuh Nani bersimbah peluh sama dengan tubuhku. Saat akan ku cabut batang kemaluanku, Nani menahannya dengan kakinya dan dia bisikkan “ Biar Dan … biar lepas sendiri …. Nikmat sekali kontolmu, Yang “ katanya sambil mengecup bibirku. Kami berciuman dan akhirnya batang kemaluanku yang sudah mengecil terlepas dengan sendirinya.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Aku berbaring dan Nani membaringkan kepalanya di dadaku. Kupeluk tubuhnya dan dia memelukku. Kami sempat tertidur kelelahan dan ketika aku terbangun … Nani mengecup bibirku sambil berkata “Malam ini aku nginep di sini yaa, Dan ?!” ku iyakan karena masih dua malam lagi aku menikmati kesendirianku sehingga aku bisa dengan merdeka menikmati tubuh Nani sepuasku.

    Kami kemudian mandi bersama dan di kamar mandi karena kami mandi sambil bercumbu, batangku mengeras kembali sehingga di kamar mandi kembali ku benamkan batang kemaluanku. Kusuruh Nani nungging berpegangan di bibir bak dan ku susupkan batangku dari belakang. Tak kalah panasnya tapi karena posisinya kurang nyaman sehingga kami tidak menggapai orgasme.

    Kami lanjutkan acara mandi yang tertunda dan selesai mandi kami kembali bercumbu di sofa ruang keluarga. Dua malam kami bercumbu dan bersetubuh lagi dan lagi sampai akhirnya tiba waktunya Nani harus pulang. Kami buat janji untuk bertemu dan mengulangi perselingkuhan nikmat kami dan Nani sambut keinginanku karena dia juga ketagihan dengan permainan mesra kami.

    Selama 3 tahun kami jalani perselingkuhan, kadang kami bertemu di hotel, menyewa bungalow bahkan kami pernah beberapa kali bersetubuh di tenda saat kami melakukan kemping bersama. Hubungan kami akhirnya putus dengan baik-baik karena kami sama-sama menyadari bahwa anak-anak kami memerlukan perhatian penuh dari kami.

    Usiaku saat memulai perselingkuhan dengannya sudah 43 tahun dan Nani setahun lebih muda dariku.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Video Bokep Jepang Wakaba Onoue Si Cantik Yang Sangat Menggoda

    Video Bokep Jepang Wakaba Onoue Si Cantik Yang Sangat Menggoda


    1597 views

  • Majalah Maxim Edisi Yangjungjeong

    Majalah Maxim Edisi Yangjungjeong


    1597 views

    Duniabola99.org– Yangjungjeong

  • Video Bokep Yukina Momota Bermain Dengan Alat Sex

    Video Bokep Yukina Momota Bermain Dengan Alat Sex


    1596 views

  • Perkenalanku Dengan Imelda Si Gadis Montok

    Perkenalanku Dengan Imelda Si Gadis Montok


    1596 views

    Duniabola99.org – Setelah saya gak punya gebetan sama sekali, dan udah cape cuma masturbasi doang,, akhirnya saya coba iseng pergi lagi ke mall yang dulu mempertemukan saya dengan baby sister yang punya hasrat terpendam, sama kaya saya.

    cuma kali ini saya beneran jobless dan gak tau mau ngapain. kira-kira jam 3 sore , akhirnya saya sampe dan langsung nongkrong di kafe out door yang biasanya juga dijadikan tempat tempat transaksi stw dengan om2 tua yang isengnya lebih parah dari saya kali.

    Damn.,. hampir semua meja penuh dengan om dan para stw yang cekakak cekikik.. seakan2 transaksi mereka sudah deal, dan saya sempet bingung mau bikin perkemahan saya disebelah mana. sampe akhirnya saya muter celengak celinguk dan ada satu meja yang hanya di isi dengan wanita stw berdandan tante banget yang sibuk dengan rokok putihnya dia.

    ” maaf, boleh gak saya duduk disini., soalanya tempat yang lain udah penuh” itu kata saya pelan. lalu dia mempersilahkan saya dengan hanya memberi tanda dengan menunjukan tangan yang penuh dengan cincin kuning ( gak tau emas apa bukan ). Dan kira-kira 7 menit, barulah saya berani buka omongan dengan stw menor ini.,
    ” lagi nunggu orang ya .. kata saya..,
    ” hmm iya.. balas dia agak acuh ..
    ” oh nanti kalau temennya dateng biar saya pergi dari sini deh.., takut ganggu situ lagi ” kata saya lagi.

    dia hanya diam dan sama sekali gak kasih atensi yang bikin saya semangat.
    Tadinya sih saya udah mau cabut dan mau coba keliling kedalem mall, liat situasi , siapa tau ada yang nempel ke saya, tapi tiba-tiba stw menor itu kedatengan cewe agak muda’an (23-24 tahun) dan cupika cupiki dengan dia. ”

    maaf yah mba.. aku telat datengnya..(kata cewe baru dateng) dan tiba-tiba nih cewe langsung mau salaman ke saya, apa kabar mas.. ( gitu kata dia lagi ). stw menor pun menarik tangan temennya dan bilang, bahwa saya bukan temen dia dan cuma kebetulan duduk disana.

    Karena tamu yang baru dateng itu memakai baju dengan belahan baju yang menantang, sampe pangkal pepayanya terlihat jelas.. saya gak bisa bangun dari kursi dan salah tingkah untuk cari alesan bertahan duduk disana. dan sekitar 20 menit, mereka ngobrol terus dan berakhir dengan nada keras si STW menor dan pergi meninggalkan cewe bahenol begitu aja…..

    Nah,,, apakah ke ajaiban akan datang ( berharap mesum mode:on ) itu terus yang ada diotak saya. tapi entah kenapa, awalnya tenggorokan saya seperti kesumbat kapas sampe saya bingung mau ngomong apa. pas lagi sibuk mikir mau ngomong apa.. , si cewe bahenol ini malah bersuara :

    ” mas , maaf .. boleh gak minta rokoknya, rokok saya habis nih ..
    ” ohh.. silahkan.. ambil aja.. masih banyak kok .. ambil aja .. kata saya penuh semangat.
    ” kebetulan rokoknya sama mas, aku juga suka marlboro merah
    “iya mba silahkan.. ambil aja.. , lalu saya coba kasih api kedia.. tapi dia ambil korek gas nya dan nyalain sendiri.

    saya coba tenang, sambil sekali kali lirik dia yang lagi bengong dan menikmati rokok itu, dan saya sebentar2 nyolong liat belahan yang makin menggoda..( waktu dia geser kursi dia,, belahan itu goyang2 soalnya ).

    “Oh iya mas, maap yang tadi ya:,, kirain kenal sama mba aku.. itu kata dia memecah kebisuan ,,
    “iya gpp kok, kirain kamu emang aku siapanya mba kamu..” kata saya sambil coba untuk lebih relax lagi.
    “kirain cowok barunya… soalnya hobinya gonta ganti cowo tuh ..”
    ” masa sih,, aku bukan type dia kali.. soalnya dari tadi dicuekin sama dia.. kata saya lebih relax lagi.
    ” hahahaha… bisa aja nih mas.. kata sicewe.. dan dia langsung nyodorin tangan dan memperkenalkan diri dengan santai ,

    ” nama aku Imelda , aku adik bungsu mba yang galak tadi…”
    oh.. saya eric.. saya yang tadi dicuekin sama mba yang baik hati tadi ,,
    ” hahahha.. , bisa aja nih mas.. bilang aja kalau kamu tadi bete sama dia.. hahah.. ( sekarang belahan nya makin bergoyang ,,, anjriiitttt…. mata saya mentok lama liat belahan toketnya dia )

    Berikutnya saya sama Imelda mulai bicara, saya pesen kopi lagi dan juice alpokat buat dia, dan dia kasih tau kalau hubungan keluarganya lagi kurang harmonis gara2 warisan. gak terasa jam udah kira2 setengah 5 dan pas jam itu dia ambil ponselnya dan calling seseorang, dan bilang ” bilang aja.. aku sakit , gak bisa kerja hari ini ”

    setelah mendengar ucapan tadi, saya sepontan tanya ke Imelda :
    ” oh.. mau berangkat kerja yah.. , dimana .. ?
    ” hmm kerja di karaoke family di kelapa gading .. cuma gara2 mba aku tadi.. jadi bete .. jadi males, kalau aku masuk nanti disamperin lagi sama dia.. dan takutnya jadi ribut besar. makanya aku mending menghindar aja mas.. ”
    “trus sekarang mau pulang kemana… jauh ya dari sini.., kata saya penasaran..
    ” aku sih kost dipramuka, sekalian kerja disalon temen, ”

    setelah dia menjawab pertanyaan saya, tiba-tiba saya kaya kehabisan pertanyaan dan sempet bengong sampe 2 menitlah kira-kira… sampe saya sadar dari bengong.. pas dia tanya….. ”
    “mas eric.. ada kerjaan lagi gak abis ini, jalan yuk kemana..kek.. saya bete banget ni..”

    pertanyaan sederhana itu saya artikan banyak hal.. dan sangking banyaknya saya bengong lagi….

    “mas.. gak mau yahh… temenin aku dulu …. , kalau gak mau gpp kok… aku pulang aja deh… (dia ngomongnya sambil pegang bungkus rokok saya )…

    Dasar setan mesum udah nongkrong lama di otak saya.. dengan yakin tanpa ba bi bu.. saya spontan jawab permintaan dia dengan kalimat ” kita buka kamar aja yuk…. ”

    setelah kelepasan ngomong begitu…. saya nunduk.. dan gak berani liat wajahnya dia…….

    ” oke.. mas.. tapi yang di TV sama AC yah .., jawab dia ..

    Waduhhhhhhhhh………….. saya kaya sayup-sayup denger omongan dia… tapi dengan sok yakin saya berdiri, dan saya pegang tangan dia… dan pergi untuk cari kendaraan ke hotel yang biasa saya pake bersenggama.

    sepanjang perjalanan di TAXI .. dia mulai menunjukan kemanjaannya… dan kepalanya nyender terus di pundak saya, walau gak ada sepatah katapun… suasana itu sudah mengisyaratkan banyak hal.. dan menggoda saya untuk berpikir yang macam2 lah.

    Sampailah saya dikamar.. dan call ke interphone dikamar dan pesen 2 piring nasi goreng, 2 minuman mineral, 1 bungkus marlboro merah.. dan setelah itu saya nyalain TV.. lalu rebahan… tanpa buka sepatu. dan dia pun dengan santainya ikutan rebahan.. tapi dia buka sepatu hi hills nya…dan sibuk mainin remote ganti siaran…. sampe pesenan saya dateng.. saya sama dia sama sekali ga ada omongan.

    Nasi gorengnya sudah habis… saya taruh piring2 kotor di pojok.. sambil dengan sok biasa aja.. saya buka sepatu, buka celana panjang saya.. dan hanya pake boxer dan kaos lalu balik lagi rebahan. sementara dia lagi asik ngerokok, dan sekali2 liat saya tanpa ekspresi.

    Wah… jangan2 ini cewe bayaran… dia belum bereaksi, coz.. saya belum sebut harga…., pikir saya agak kalut ,,,

    pas saya liat rokoknya dia makin pendek… tiba-tiba dia bangun dan lewatin badan saya.. dan pergi kekamar mandi…, saya sih gak mikir macem2.. karena saya masih menyangka dia cewe bayaran..dan saya gak mau kepancing umpan dia…tapi saya gak bisa nelen ludah.. pas.. dia keluar dari kamar mandi… dia cuma pake BH merah sama hot pan.. sambil melenggang gantungin baju dan celana jeansnya dia… ” aku juga mau ikutan mas ah.. biar nyantai.. ” kata si Imelda

    Badan mulus nya dia.. bulet tokednya.. paha rampingnya…. bikin saya gak bisa berkata2… saya diem dan nelen ludah lagi…. berat banget cobaan saya buat cuek …. tapi saya akhirnya bisa nenangin diri..dan nyalain rokok.. sambil nawarin dia rokok lagi.

    di TV.. ada klip lagu barat, yang nyanyi cewe.. tapi saya gak tau siapa dia.. cuma dalam klip itu.. ada adegan kising sama dance yang penarinya nempelin badan gitu… dan si Imelda tiba-tiba berdiri dan maksa saya untuk liat gerakan dia,, sambil ngomong ” mas… body aku sama dia.. menang mana,.. ”

    saya senyum mupeng, dan bilang sama dia… karena saya kenal sama kamu dan gak kenal sama penyanyi itu.. saya bilang body kamu nilainya 9 dan dia cuma 8,5…. setelah saya ngomong begitu,, dia happy banget..dannnnnnnnnnnnnnnnnn…….

    Imelda lepasin dong bra merahnya dan lempar ke muka saya….. dia bilang.. ini hadiahnya karena udah kasih nilai 9….

    sambil ikutin gerakan si artis…, Imelda santai banget goyang2 ..dan sumpah… itu toked terbaik yang pernah saya liat…dan sangat nyata diatas kepala saya… alhasil saya konak..dan gak bisa boong lagi kalau saya udah panas..dan udah gak tahan lagi dengan situasi begini…

    entah setan mesum juga bisikin sesuatu ke Imelda … tiba tiba.. dia rebahan sambil peluk saya… cium-cium kuping saya.. dan buka kaos saya… cium toket saya….dan … tangannya masuk ke dalam boxer saya…

    annnjjjrrriittttt,,, serangan dadakan dia,, bikin saya gak kontrol.. saya langsung jambak rambutnya dia.. dan saya kisssing… abis…. dengan gigitan yang agak galak…. dan tangan saya … tanpa perintah langsung mampir ketoketnya dia,,, dan berasalah sudah.. yang tadinya saya pikir fata morgana.. akhirnya jadi kenyataan. puting kecilnya dia.. saya pilin2… dan saya alihkan mulut dan lidah ini.. ke toked bohaynya dia.. tanpa ampunnnnnn…

    hasilnya.. dia gantian jambak rambut saya,,, dan kakinya peluk pinggang saya keras banget..dengan gerakan udah pingin banget ML.

    sebelum keadaan makin kacau… saya lepasin kissing toked dia.. dan saya kekamar mandi.. dan bersih2 seluruh perabotan saya termasuk black lubang memek saya…. ( berharap dimandiin kucing sama dia). setelah saya bersih2.. saya datengin dia.. dan saya bisik sama dia…. please kamu bersih2 dulu.., dan spontan dia langsung ke kamar mandi.. dan gak lama.. dia langsung dateng dan tabrak saya…dengan ledakan gairah 2x dari yang tadi.

    Boxer saya dibuka brutal sama dia.. kaya mau robek-robek ala hulk.. trus.. langsung di masukin semua batang kedalam mulut seksinya dia…. walaupun dia mual2.. tapi tetep mulutnya penuh dengan batangan saya… ssssshhhhhhhhhhhh….sedotannya mulai gak manusiawi .. antara enak dan sakit mulai jadi satu.

    dan dugaan saya bener… lidahnya mulai pindah lokasi.. gerilya ke biji, sampe kebelahan pantat saya..dan dititik itu.. terpaksa saya angkat pantat saya.. karena gak nahan rasa geli yang bikin ngilu otak saya… serat2 lidahnya berasa banget… dan campuran ludah dan lidah.. bikin saya ngawang2… enjooyy banget………,

    saya minta posisi 69.. dan kesempatan saya membalas … jilatin memek akan jimek adalah favorit saya sebelum berperang, dan lidah saya juga udah terampil kalau urusan jimek.. plus.. jari2 saya pada nakal.. masuk pelan2 ke lubang memek nya..dia..

    Nah. pas bagian jari2 ini masuk lubang memeknya dia… barulah dia berusaha menampik tangan saya.. tapi tetep aja jari2 ini kembali lagi sampe akhirnya masuk 2 jari penuh ke lubang memek nya.. dan ssssshhhhhh… masssss tarik.. tarik jarinya.. jangann aahhhh… sakittttt…… ,

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    kembali keposisi konvensional… saya dibawah dan dia diatas,,, dia bilang ke saya.. ” mas kamu sehat kan yah”..

    dan saya langsung jawab.. ‘ saya sehat , kalau kamu gimana.. ? aku sehat lah mas… aku jarang begini..

    tanpa basa basi lagi.. mulai lah senggama ini terjadi..tanpa kondomm, dan dari pelan , sampai dia tekan seluruh badannya dia .., kontol saya pun berasa mentok di mekki nya… dan dia berani berputar2 seperti penyanyi dangdut sedang beraksi.. dan ampunnn,.,, jangan2 patah nih rudah saya di belok sana belok sini…rrrkkkkhhhh saya mulai nahan sakit dan ngilu karena putaran nya… persis kaya kuda rodeo…. saya pernah ngilu yang sengilu2nya,,,

    lagi seru2an… dia diatas… tiba2 gerakan dia makin cepat..dan tekanann dia berhenti,,, lalu peluk saya dan cium kening saya…. kata dia ” mas.. thank you yah,, dah bikin aku happy,,, ”
    dia rebahan dan ambil rokok.. sementara.. kontol saya bengong berdiri tegak…

    “mas.. sabar yah… aku cuma sebatang aja kok.. ” kata dia…
    “oke gak masalah .. , dan saya pun coba ambil rokoknya dia.. dan kita gantian ngabisin 1 batang rokok itu.

    setelah dia balik dari kamar mandi… dia langsung ambil batang kontol dan kembali mengulum2 dengan sedotan mautnya…dan tugu monas kembali berdiri tegak… dan mulai gak sabaran .. sampai akhirnya saya ambil posisi diatas.. dan mulai kembali bertempur… tapi anehnya.. kontol saya agak terpeleset.. , liang vaginanya basah terus..dan saya agak kurang enjoy… padahal pas awal tadi seret.. dan berasa banget masuknya.

    saya ganti posisi.. saya suruh dia nungging.. dan saya coba doggy style dengan aliran straight fighter.., tapi jari2 saya mulai lagi gerayan ke sun lubang pantatnya dia.. dan kali ini.. dia berdesahhh pelan…ssssshhhhh…ssshhhh….,

    dengan desahan dia begitu… seperti memberi keyakinan ke saya bahwa.. pintu lubang pantatnya dia sudah dibuka dan saya boleh masuk dan main disitu,,,, dan saya coba pindahin kontol saya yang berminyak lendir itu masuk perlahan ke lubang pantatnya dia…… dan dia gak protes cuma pegang tangan saya dan bilang,, ” mas .. pelan-pelan yah.., aku belum pernah dimasukin dari situ.. ” iya Imelda .. tenang aja,, saya pelan2 kok., (saya coba meyakinkan dia )

    ssshhhhhppppfffffff aaaaaggggghhhhhh…. itu teriakkan dia.. ketika kontol ini sudah full masuk keliang lubang pantatnya..dan saya gak terlalu maksa untuk kaluar masuk .. saya sengaja mendiamkan,, dan saya rayu dia dengan bilang.. Imelda .. ini nikmat banget… pantat kamu kaya pantat bayi.. mulus dan bulet…. dan setelahnya saya mulai mengayun2 pelan , sedang sampe akhirnya.. saya hajar habis2an..dan cccccrreeetettttttttttttttt didalam lubang memek seksi itu.

    kita istirahat kira2 5 menit, dan dia yang mulai lagi dengan membelai lembut rambut saya.. kising2..dan sampe ke kontol..dan membangunkan singa yang istirahat. dan saya nikmatin suasana itu dengan membakar sebatang rokok.. setiap kenikmatan yang saya rasa.. saya ekspresikan dengan tarikan rokok yang sangat dalam.. dan saya keluarkan secara perlahan….. sumpah… lebih ngawang dari sekedar bakar cimenk sendirian….

    akhirnya waktu menunjukan pk. 01 malem… dan permaian saya sudah masuk ke ronde 5… sampe akhirnya dia minta untuk anter ke pramuka.. karena itu waktu nya dia pulang … ( jam pulang kerjanya jam 1 ).

    saya yang lagi letih tapi happy ini, kemudian menyelipkan uang 100 ribu kedia.. dan bilang.. buat jajan kamu yah.. jangan pikir yang aneh2… gpp kan… , lalu kata dia.. : ” ah mas.. gak usah begini lah..” tapi saya maksa dan bilang.. udah pegang aja..”

    akhirnya saya anter dia pulang… dan bener..dia tinggal disalon .. dan mencium bibir saya sebelum taxi mengantarkan saya balik pulang, dari cerita dewasa pertemuan awal itu… saya beberapa kali jalan bareng dan ngentot sama dia., sampe saya ketemu gebetan baru.. saya pun dah gak tau lagi dimana dia sekarang.

     

    Baca Juga :
  • Kisah Memek Di Buat Melayang-Layang Bersama Nyai

    Kisah Memek Di Buat Melayang-Layang Bersama Nyai


    1596 views

    Cerita Seks Terbaru – Terus terang, semuanya terjadi secara tidak sengaja. Pada waktu itu aku membeli buku tentang indera ke-enam atau “bawah sadar”, tadinya sekedar iseng waktu berada di suatu toko buku. Inti buku itu mengajarkan begini. Kalau kita menginginkan sesuatu maka kita harus mencoba menvisualisasikannya.. Suatu saat apa yang kita visualisasikan itu akan terjadi, akan terlaksana. Mimpi? Bukan. Sebab untuk mencapai indera ke-enam seseorang justru tidak boleh tertidur, tetapi perlu menurunkan gelombang listrik di-otaknya dari gelombang beta menjadi alfa. Caranya? Gampang sekali.. Kita cukup memejamkan mata, membayangkan menuruni tangga spiral dengan minimal 10 gigi. Saat anda membayangkan ini, gelombang listrik di otak anda akan menurun frekuensinga dari 13 cycle atau lebih perdetik, menjadi 8-13 cycle per detik. Kelihatannya mudah tetapi butuh latihan, jadinya ya sukar.. He. He.. Nah di saat itulah kita memasuki bawah sadar (unconsciousness).

    Apa keinginnan saya? Lha ini yang kurang ajar. Aku ingin nangkring di tubuh Nyai Elis (waktu muda panggilannya Neng Elis). Nyai Elis adalah ibu kostku. Kenapa Nyai? Pertama, kemungkinan hamil nol persen. Pada usia 48 tahun biasanya wanita sudah masuk masa menopause. Yang kedua, ditanggung bersih, sehat tak mungkin kena penyakit “kotor” seperti gonorrhoe, syphilis, HIV dsb. Yang ketiga, gratis tidak perlu bayar, karena sama-sama menikmati. Untuk wanita, bersebadan dengan orang usia lebih muda akan menambah hormon estrogen, hormon khas wanita. Kalau wanita kekurangan hormon ini akan menderita osteoporosis, yaitu tulang menjadi rapuh, mudah patah.

    Meskipun sudah kepala empat, tapi jangan meremehkan kecantikannya. Wajah Nyai masih terlihat ayu. Kulit kuning langsat, tubuh langsing semampai. Secara legendaris, wanita sunda sangat rajin memelihara wajah dan tubuhnya. Mandi lulur sudah seperti prosedur tetap mingguan. Membedaki wajah dengan berbagai ramuan menjadi rutinitas harian. Itu sebabnya tidak hanya wajah dan tubuhnya yang mengesankan. Bau badannya juga sedap dengan aroma lembut. Lalu kalau mau tahu seperti siapa? Seperti siapa ya..? Nah kira-kira seperti itu.. Diana Lorenza, janda beranak satu dari Heru Kusuma.

    Sudah tiga tahun aku tinggal di kost milik keluarga Padmadireja (suami Nyai Elis), pensiunan wedana di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Keluarga Pak Padma-Nyai Elis ini mempunyai putera dua orang, semua sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta. Tinggalah Bapak–Ibu semang kostku ini dibantu seorang PRT dan seorang supir. Semua karyawan ini pulang sore.

    Sudah seminggu aku latihan meditasi, belum ada hasil. Tambah tiga hari lagi, meskipun hampir putus asa. Tiba-tiba.., pada hari ke sebelas..

    Malam itu sudah pukul 10, pintu kamarku diketuk orang.

    “Mas Agus.. Mas Agus”
    “Ya.. Nyai”
    “Tolong kerokin ibu sebentar ya..”

    Pucuk dicinta, ulam tiba, burung dahaga, apem menganga.., hatiku berjingkrak bukan main.

    “Sebentar Bu, saya ganti pakaian dulu”

    Kamar-kamar yang dipakai kost letaknya di belakang rumah utama, dipisahkan oleh satu kebun kecil. Ada enam kamar, membentuk huruf U mengelilingi kebun. Masing-masing kamar berpenghuni satu orang. Kebetulan waktu itu masa liburan, namun karena aku harus mengejar “deadline” penyelesaian skripsi, terpaksa aku tidak dapat mudik. Hiya khan, masak sudah jadi mahasiswa PTN terkenal seantero dunia rela di-DO.

    Singkat cerita aku sudah duduk di tepi tempat tidur di kamar Nyai. Duduk dengan bersimpuh, ya.. seperti “pengerok” professional itu. Badan Nyai dalam posisi tengkurap di depan saya. Punggungnya yang putih, mulus tanpa penutup apapun. Hanya tali BH sudah dilepas, tetapi buah dadanya masih sedikit terlihat, tergencet di bawahnya.. Leher Nyai terlihat jenjang, putih, dengan rambut yang panjang sampai ke pinggang, disibakkan ke samping. Punggung ke bawah ada sejenis kain sarung yang diikatkan sekenanya secara longgar. Ke bawah, kain itu hanya menutupi sampai lipatan lutut. Di bawahnya betis yang halus, kencang.

    Wajah Nyai menghadap ke samping di mana saya duduk. Sesekali meraba lutut saya, entah apa maksudnya. Pemandangan ini mampu dan makin mengeraskan burungku yang sejak dari kamar tidurku mulai melongok, eh.. bangun menggeliat (Jawa: ngaceng). Dalam waktu 15 menit seluruh punggung Nyai sudah aku keroki. Suasana sekitar kamar hening, hanya degub jantungku yang makin mengeras.

    Burungku, pelan tapi pasti makin menegang juga. Aku diam, Nyai juga demikian. Mau ngomong apa aku? Bicara tentang Pak Padma..? Ah sama aja bicara tentang kompetitor. Toh malam ini aku yang akan menjadi “Mas Padma”, akan menumbuk padi di lumbung Nyai. Mau ngomong anak-anak Nyai? Yang akan ditengok Pak Padma yang sore tadi berangkat? Ngapain toh sebentar lagi aku akan menganggap Nyai ini ibarat pacarku.

    “Pinggangnya juga ya Mas..”
    “Ya.. Ya.. Bu..”, jawabku seperti terbangun dari lamunan berahi.

    Aku tarik kain yang menutupi pinggang Nyai. Ya ampun.. Rupanya Nyai sudah melepas celana dalamnya. Kini di depan mataku ada pemandangan yang.. Waduh.. Ada gambaran parit sempit di tengah tulang pinggang memanjang ke bawah.. Terus.. Ke bawah, berujung di satu celah sempit di antara dua bukit pantat yang putih padat.. Menggemaskan.. Aku bayangkan.. Apa yang ada di depan pantat itu..

    Tiba-tiba Nyai membalikkan badannya..

    “Depan ya Mas..”

    Dengan mata terbelalak kaget, kini aku melihat pemandangan yang luar biasa, yang belum pernah kulihat selama 24 tahun berada di kolong langit. Seorang wanita dengan kulit langsat telanjang bulat, dengan lingkaran perut pinggang ramping, buah dada masih lumayan besar, meskipun sudah rebah ke samping. Di tengan buah dada yang ber “pola” tempurung, terlihat puting besar warna hitam dikelilingi area hitam kecoklatan.. Di bawah pusar ada rambut yang mula-mula jarang tetapi semakin ke bawah semakin lebat, sepeti gambaran menara “Eiffel” dengan ujung runcingnya menuju pusar.. Di pangkal tumbuhnya rambut terdapat gundukan vagina yang pinggir kiri dan kanannya tumbuh rambut, bak gambaran hutan kecil.. Ampun mana tahan.. Mau pecah rasanya penisku menahan tekanan akumulasi cairan di pembuluh darah penisku.

    “Nyai Aku nggak tahan lihat begini..?”
    “Maksudnya, Mas Agus sudah capai..?”
    “Enggak Nyai.. Burung saya sudah.. Nggak bisa.. Nggak bisa.. Saya nggak tahan lagi..!”
    “Lho, kok baru bilang sekarang.. Ayo naik..”, sambil berkata demikian tangan kanannya melambai, mempersilakanku menaiki perutnya..

    Seperti kucing kelaparan, aku segera mengangkangi perut Nyai, aku mau mencium pipinya, lehernya, mau melumat bibirnya. Tetapi gerakanku membungkuk terganjal burungku yang keras dan sakit waktu tertekuk. Malah ketika kupaksakan dan terus tertindih perutku, pertahanan katupnya jebol. Karena tiba-tiba.., crut.. crut.. crut.. Dari burungku tersembur, memancar air mani, yang disertai rasa nikmat. Ejakulasi!! Semburan air maniku mengenai dada Nyai, leher dan perutnya.

    Setelah menyembur, burungku sedikit kendur, aku peluk leher Nyai, aku kulum dengan berapi-api bibirnya. Rupanya Nyai merespons dengan penuh gairah juga. Aku gigit dengan lembut bibirnya, sesekali aku sedot lidahnya. Lima menit lamanya, baru aku tersadar.

    “Maaf Nyai, air mani saya tadi..”
    “Ah, nggak apa-apa, itu tandanya Mas Agus masih “jejaka ting-ting”, nanti sebentar juga bangun lagi.”, sambil berkata demikian, Nyai mencium lagi bibirku. Tentu saja aku membalasnya dengan lebih bernafsu.

    Kecuali bibirku melumat bibir Nyai, tanganku juga meraba buah dada Nyai. Memang sudah tidak gempal, tapi masih “berisi” 80 persen. Kedua tanganku masing-masing meraba, memeras-meras, memilin-milin puting Nyai. Kadang saking gemasnya cengkeraman tanganku ke buah dadanya agak keras, menyebabkan Nyai meringis menggeliat. Begitu juga bila puting Nyai aku pilin agak kuat, nyai bereaksi..

    “Enak, enak.. Tapi sakit Mas.. Jangan keras-keras.. Yang (maksudnya Sayang)..”

    Tanpa terasa saat aku menggulati tubuh Nyai, mendekami dada, perut, menekan vagina Nyai dengan penisku, terasa burungku mulai menggeliat lagi. Makin lama makin keras.

    “Nyai.. Burung saya.. Nyai mau.. Lagi..?”
    “Nah, apa khan.. saya bilang, ayo.. lagi, tapi ‘ntar.. Yang, aku bersihkan badanku dulu ya.. ya..”

    Nyai masuk ke kamar mandi dalam di ruang tidur. Keluar dari kamar rambutnya terlihat sedikit basah, sebagian terjurai di lengan. Ya.. Tuhan.. Cantik sekali dewi ini..

    Aku pun juga masuk juga ke kamar mandi, membersihkan bagian badan yang terkena air mani. Keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat, terlihat burungku tegak, keras mendongak ke atas membentuk sudut 45 derajat dengan garis horizontal. Batangnya besar, warna kehitaman dengan tonjolan pembuluh darah membujur, sebagian melintang. Seperti tongkat ukiran. Ujungnya, gland penis, besar, kemerahan, membentuk topi baja yang mengkilat. Antara gland penis dan batang terlihat leher penis yang dangkal. Rasanya aku mau berkelahi dengan membawa senjata golok.

    Waktu Nyai melihat aku dan memperhatikan penisku..

    “Hei.. Gede buanget.. Hebat buanget.. Pasti nikmat buanget..” Aku menyahuti tiruan iklan itu, dengan meletakkan ibu jari tangan kananku di depan bibirku..
    “Sssstt..” Tentu saja Nyai senyum atas jawaban spontanku.

    Langsung akau naiki perut Nyai. Dengan lutut menahan badan, aku sedikit menunduk, memegang penisku. Segera kumasukkan ke liang vagina Nyai. Aku takut kalau nanti terlambat masuk ke vagina, maninya tersembur lagi keluar. Nyai maklum juga kelihatannya. Kupegang penisku, kepalanya kuhadapkan di depan vagina Nyai, lalu kudorong masuk. Bless.. Lega sekali rasanya. Kalau nanti muncrat, ada di dalam liang vagina Nyai..

    Lalu aku rebahkan tubuhku ke depan dengan bertumpu pada kedua sikuku. Bertemulah dadaku dengan buah dada Nyai, bibirku dengan bibir Nyai. Kedua tanganku memegang pipi Nyai, Nyai kucium mesra, lalu kucucuk-cucukkan bibirku pada bibirnya, eh.. menirukan burung yang bercumbu. Sesekali tanganku meremas buah dadanya, memilin putingnya, terkadang mulutku turun ke bawah, menghisap puting buah dada Nyai, bergantian kanan dan kiri

    Akan halnya penisku waktu kumasukkan ke liang vaginanya, rasanya memasuki ruang kosong, berongga. Tetapi setelah itu rasanya ada kantong yang menyelimuti. Permukaan kantong itu bergerigi melintang, pelan-pelan kantong itu “meremas “penisku. Tak ingin cepat berejakulasi maka kutarik penisku, kantong vagina itu tidak “mengejar”nya. Kumasukkan lagi seperti tadi, terasa masuk ruang kosong, sebentar liang vagina mulai meremas, kutarik lagi. Begitu beberapa kali. Terkadang penisku agak lama kutarik keluar, sampai tinggal “topi bajanya” yang ada di antara ‘labia mayora’-nya. Terus begini Nyai mencubitku..

    “Masukkan lagi Yang..”

    Gerakkan in-out ini makin cepat, “pengejaran” penis oleh sekapan kantong vagina juga makin cepat. Di samping itu di pintu masuk, bibir luar (labia mayora) dan bibir dalam (labia minora) juga ikut “mencegat” penisku. Makin cepat aku keluar-masukkan penisku, Nyai terlihat makin menikmati, demikian juga aku sendiri. Ibarat mendaki gunung hampir tiba di puncaknya. Kecepatan penisku memompa vaginanya semakin bertambah cepat, denyut nadiku semakin bertambah, nafas juga semakin cepat. Terlihat juga wajah Nyai semakin tegang menanti puncak orgasme, nafasnya terlihat juga semakin kencang. Cairan di liang vagina Nyai juga terasa semakin banyak, ibarat oli untuk melicinkan gesekan penisku. Peluhku mulai menetes, jatuh bercampur peluh Nyai yang tercium sedap dan wangi.

    Makin cepat, makin tinggi.., tiba-tiba penisku terasa disekap rongga vaginanya dengan kuat.. Kuat sekali dengan denyutan yang cepat tetapi dengan amplitudo yang rendah. Orgasme! Nyai mencapai orgasme. Di saat itu lengan Nyai memeluk leherku kuat sekali, sedang tungkainya memeluk pantatku dengan kencang.

    “Aihh..”, terdengar desah kepuasan keluar dari bibir Nyai.

    Beberapa menit kemudian lubang penisku terasa jebol, cairan menyemprot keluar entah berapa cc. Nikmat.., nikmat sekali.. Nikmat luar biasa. Orgasme Nyai terjadi lebih dulu dari ejakulasiku. Kalau saja Nyai masih bisa hamil, kata dokter anak yang lahir nanti adalah pria.

    Saya masih tetap memeluk Nyai sambil mengendurkan nafas. Pelan-pelan penisku mulai mengendur, mengkerut. Tapi rupanya Nyai merespons. Paha dan tungkainya diselonjorkan (diluruskan). Maksudnya memberi jalan agar penisku keluar.

    “Terima kasih Yang, terima kasih Mas Agus.. Mas hebat sekali..”, bisiknya.
    “Kau cantik sekali Nyai, secantik bidadari..”, balasku

    Badanku kurebahkan di samping badan Nyai, memeluk Nyai yang tidur telentang. Kami tidur dalam keadaan telanjang, hanya ditutupi selimut.

    Nikmatnya Nyai, nikmatnya wanita, nikmatnya dunia.

  • Sayaka Takahashi Memainkan memeknya Dengan Sex toys

    Sayaka Takahashi Memainkan memeknya Dengan Sex toys


    1596 views

  • Majikanku Keenakan Setelah Terkena Goyangan Mautku

    Majikanku Keenakan Setelah Terkena Goyangan Mautku


    1596 views

    Duniabola99.org – Hingga kini, kisah ini masih sering terlintas dalam benak dan pikiranku. Entah suatu keberuntungankah atau kepedihan bagi si pelaku. Yang jelas dia sudah mendapatkan pengalaman berharga dari apa yang dialaminya. Sebut saja namaya si Jo. Berasal dari kampung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota Y. Di kota Y inilah dia numpang hidup pada seorang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Inah, dengan usia kurang lebih diatas Jo 2-3 tahun. Jo sendiri berumur 15 tahun jalan.

    Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Rhieny atau biasa mereka memanggil Bu Rhien, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang terletak di halaman belakang, di depan kamar si Jo.
    “Inah.., besok lusa Bapak hendak ke Kalimantan lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya jangan lupa sampai ke kaos kakinya segala..” perintahnya.
    “Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Inah hormat.
    “Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
    “Baiklah Bu..” tukas Inah mahfum.

    Bu Rhien segera berlalu melewati Jo yang tengah membersihkan tanaman di pekarangan belakang tersebut. Dia mengangguk ketika Jo membungkuk hormat padanya.

    Ibu Rhien majikannya itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 30 tahunan, begitu Inah pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Rhien nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

    Dengan perawakan langsing, dada tidak begitu besar, hidung mancung, bibir tipis dan berkaca mata serta kaki yang lenjang, Bu Rhien terkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain meski dalam proporsi yang sewajarnya. Dengan kedua pembantunya pun tidak begitu sering berbicara. Hanya sesekali bila perlu. Namun Jo tahu pasti Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang.

    Beberapa hari kepergian Bapak ke Kalimantan, Jo tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.
    “Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Rhien terdengar agak geli.
    “Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Inah nampak agak bebas menjawab.
    “O ya..?”
    “Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Jo tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.

    Jo mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Jo agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.
    Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..!” pintu itu segera menutup lagi.
    Dihadapannya kini Bu Rhien, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.

    “Jo..” suaranya agak serak.
    “Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
    “Maaf Bu..!” Jo cepat-cepat mengenakan kaosnya.
    Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Rhien diam dan memberi kesempatan Jo mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Rhien sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.

    “Hmm..,” dia melirik ke pintu.
    “Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
    Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.
    “Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..!” suara Bu Rhien agak menekan.
    Agak gelagapan Jo membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.

    Sejurus diamatinya Bu Rhien yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.
    Kemudian.., “Berbaringlah Jo.. dan lepaskan celanamu..!”
    Agak ragu Jo mulai membuka.
    “Dalemannya juga..” agak jengah Bu Rhien mengucapkan itu.
    Dengan sangat malu Jo melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah alat pribadinya ke atas.

    Lain dari pikiran Jo, ternyata Bu Rhien tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Jo merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.
    Naik lagi.. kini Jo bisa merasakan halusnya paha majikannya itu bersentuhan dengan paha atasnya. Naik lagi.. dan.. Jo merasakan seluruh tulang belulangnya kena setrum ribuan watt ketika ujung alat pribadinya menyentuh bagian lunak empuk dan basah di pangkal paha Bu Rhien.

    Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Rhien nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Jo menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..!”
    Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Jo sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu.

    Dengan masih menunduk Bu Rhien mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Jo yang secara naluriah hendak merengkuhnya.
    “Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Rhien menahan nafasnya.
    “Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Jo mulai mengeluh.
    “Tahann sebentar.. sebentar saja..!” Bu Rhien nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.

    Sekuat tenaga Jo menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Rhien terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Rhien mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.
    “Aaahhkhh..!”
    Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Jo yang masih bergetar menahan rasa. Nafasnya masih memburu.

    Beberapa saat kemudian, “Pleph..!” tiba-tiba Bu Rhien mencabut pantatnya dari tubuh Jo.
    Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.
    Kemudian, “Jangan cerita kepada siapapun..!” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Inah.. Ibu sudah bicara dengannya dan dia bersedia..” tukasnya cepat dan segera berjalan ke pintu lalu keluar.

    Jo terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafasdalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring. nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. Dia sadar, tak mungkin dia menuntut apapun pada majikan yang memberinya hidup itu. Namun sungguh luar biasa pengalamannya tersebut. Tak sedikitpun terpikir, Bu rhien yang begitu berwibawa itu melakukan perbuatan seperti ini.

    Dada Jo agak berdesir teringat ucapan Bu Rhien tentang Inah. Terbayang raut wajah Inah yang dalam benaknya lugu, tetapi kenapa mau disuruh melayaninya..? Jo menggelengkan kepala.. Tidak..! biarlah perbuatan bejat ini antara aku dan Bu Rhien. Tak ingin dia melibatkan orang lain lagi. Perlahan tapi pasti Jo mampu mengendapkan segala pikiran dan gejolak perasaannya. Beberapa menit kemudian dia terlelap, hanyut dalam kenyamanan yang tanggung dan mengganjal dalam tidurnya.

    Perlakuan Bu Rhien berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Jo dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Jo hendak meneruskan hasratnya ke Inah, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Rhien untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.

    Hingga akhirnya pada suatu malam yang dingin, di luar gerimis dan terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang rumah dengan rythme-nya yang khas dan dihafal betul oleh Jo. Dia agak terganggu ketika mendengar daun pintu kamarnya terbuka.
    “Kriieet..!” ternyata Bu Rhien.
    Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Jo tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.

    Agak terburu-buru Bu Rhien segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Jo segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Jo melepas celananya, Bu rhien nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.
    “Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.
    Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap.
    Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Rhien segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.

    “Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.
    Jo berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi nafsunya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.
    Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Rhien segera mengurungkan langkahnya.
    “Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Inah..”
    Jo hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Inah. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Rhien akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.

    “Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”
    Kemudian Bu Rhien segera duduk di tepi ranjang. Dirainya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejuruskemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Jo dan memberinya isyarat.
    “..” Jo tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.
    Dalam cahaya kamar yang minim itu dadanya berdesir hebat melihat sepasang paha mulus telentang. Di sebelah atas sana nampak dua bukit membuncah di balik BH warna krem yang muncul sedikit di leher daster. Dengan pelan dia mendekat. Kemudian dengan agak ragu selangkangannya diarahkan ke tengah diantara dua belah paha mulus itu. Nampak Bu Rhien memalingkan wajah ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.

    “Degh.. degh..” Jo agak kesulitan memasukkan alatnya.
    Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Rhien yang tebal itu. Hhh..! Nikmat sekali. Bu Rhien menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini. Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Jo berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.

    Beberapa saat kemudian Jo secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
    “Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Rhien yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
    “Plak.. plak.. plakk..,” kadang Jo terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.
    “Ohh.. enak sekali..” pikir Jo.
    Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
    “Ehh.. shh.. okh..,” Jo benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.

    Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Jo selintas melirik betapa wajah Bu rhien mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.
    “Hkkhh..” Bu Rhien berusaha menahan nafas.
    Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya.
    Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Rhien merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Jo.
    Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan nafsunya.

    Jo terus bergoyang, berputar, menyeruduk, menekan dan mendorong sekuat tenaga. Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segeradikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Rhien tak mampu lagi membendung nafsunya.
    Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Jo semakin terangsang. Dia menunduk mengamati alatnya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

    “Ohh.. aduh.. Bu..,” Jo mengerang pelan penuh kenikmatan.
    Yang jelas Bu Rhien tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
    “Okh.. hekkhh..” Bu Rhien menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itubenar-benar kuat dan tahan.
    Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.

    Akhirnya karena sudah tidak mampu lagi menahan, Bu Rhien segera mengapitkan kedua pahanya, tanganya meraih sprei, meremasnya, dan.., “Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Jo malam ini. Sementara si Jo pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Jo merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Jo terkulai. Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..

    Di ranjang Bu Rhien telentang lemas. Benar-benar nikmat persetubuhan yang kedua ini. Beberapa saat dia terkulai seakan tak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal dan mulus itu ter-expose dengan bebas. Rasanya batang kenyal nan keras itu masih menyumpal celah vaginanya. Memberinya sengatan dan sodokan-sodokan yang nikmat. Jo menatap tubuh indah itu dengan penuh rasa tak percaya. Barusan dia menyetubuhinya, sampai dia juga mendapatkan kepuasan. Benarkah..?

    Sementara itu setelah sadar, Bu Rhien segera bangkit. Dia membenahi pakaiannya. Terlintas sesuatu yang agak aneh dengan anak ini. Tadi dia merasa betapa panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani laki-laki yang baru pernah bersetubuh.

    “Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Inah, Jo..?” tanya Bu Rhien menyelidik.
    Jo terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
    “Kenapa diam..?”
    Jo menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
    “Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
    “Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
    “Oo..,” Bu Rhien melongo.
    Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex-nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.

    “Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Inah mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.
    “Mengerti Bu..,” Jo menjawab penuh rasa rikuh.
    Akhirnya Bu Rhien keluar kamar dan Jo segera melemparkan badannya ke kasur. Penat, lelah, namunnikmat dan terasa legaa.. sekali.

  • Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi

    Puaskan Nafsu Dengan Vera Seksi


    1595 views

    Duniabola99.org – Vera merupakan gadis yang aku suka sejak kami masih kuliah dulu tapi dia menolakku ketika aku dengan terus terang menyatakan cinta padanya. Karena waktu kuliah dulu dia memang banyak di perebutkan oleh cowok kampus, karena wajah cantik dengan serta kulit mulusnya. Hingga dia menjadi primadona kampus apalagi orangnya begitu supel sehingga mudah mendapatkan teman.

    Namaku Hendri dan aku seorang pria yang kini sudah menginjak usia 25 tahun dengan seorang anak yang masih berusia 1 tahun. Aku sudah berkeluarga dengan Tari istriku dan dia merupakan anak dari teman mamaku karena aku memang menikah dengan cara di jodohkan oleh orang tuaku karena aku sendiri masih trauma untuk mendekati seorang cewek setelah mendapat penolakan dari Vera.

    Karena hal itu juga aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa sebelum menikah dengan istriku. Bagiku wanita mesti di hormati dan di sayangi sepenuh hati, bersama istriku juga aku begitu sayang bahkan tidak pernah terlintas dalam benakku untuk melakukan perselingkuhan seperti dalam cerita dewasa dimana seorang pria beristri kerap melakukan perselingkuhan.

    Setelah mereka sukses tapi hal itu jauh dari pikiranku. Aku hanya ingin membahagiakn istri apalagi sekarang aku sudah memeiliki seorang jagoan kecil, lengkap sudah kebahagianku menjadi seorang pria, namun hal itu tidak berlangsung lama karena belum genap tiga tahun pernikahanku dengan Tari istriku aku harus di hadapakan dengan problem hatiku sendiri.

    Ketika aku bertemeu lagi dengan Vera gadis yang dulu pernah menolak cintaku. Pertama kali bertemu dengannya di sebuah pusat perbelanjaan ternama dikota ini, saat itu Vera menyapaku terlebih dahulu di waktu aku sedang belanja keperluan anakku karena aku memang sering belanja sendiri. Kamipun mengobrol lama sampai-sampai Vera menceritakan kisah kehidupannya yang tidak berjalan sesuai keinginannya.

    Kalau di lihat dari penampilannya saat ini Vera memang sedikit lebih sintal dari dulu, bahkan dia terlihat seksi dengan penampilan yang sering menonjolkan tubuh seksinya. Tapi dia bilang kalau dia hanya menjadi istri simpanan seorang pengusaha sukses dan sampai saat ini dia tidak menerima kabar dari laki-laki itu setelah sempat kepergok istrinya ketika mereka sedang berduaan.

    Trenyuh juga mendengar cerita Vera akupun sering memikirkannya sejak pertemuan waktu itu. Dan akupun akhirnya melakukan perselingkuhan dengan Vera layaknya dalam cerita dewasa, awalnya aku hanya menjadi tempat curhatan Vera tentang mantannya dan tidak jarang dia menangis dalam dekapanaku di waktu dia luapkan perasaan jengkelnya pada mantannya itu.

    Lambat laun kamipun menjadi lebih dekat dan akhirnya pada suatu hari kami dengan sengaja mengadakan pertemuan di salah satu hotel yang tidak jauh dari tempatku bekerja, kamipun masuk dalam kamar hotel tersebut. Karena sudah sama-sama dewasa kamipun langsung melakukan adegan pelukan dan dengan nafas yang tersengal akupun mendaratkan ciumanku pada bibir Vera.

    Mungkin ini yang di namakn cinta karena aku begitu bergairah ketika bibirku mendarat dengan lembut pada bibir Vera yang sudah lama aku impikan. Aku kulum lama bibirnya hingga diapun membalas jauh lebih hangat lagi pada bibirku membuat aku ingin segera melepas pakaiannya tapi aku masih dapat menahan keinginan itu agar tidak cepat melakukan aksi ini, karena aku masih ingin lama melakukannya.

    Tapi begitu Vera memegang kontolku dan dia dengan lembut membuka resletingku lalu dengan bibir seksinya dia lumat kontolku “Oooouuggghh…. aaaagggghh… Ver… pelan… sa.. yang… aaaagggghh… ” Bukan cuma memainkan kontolku tapi buah zakarnyapun tidak luput dari lumatan bibir Vera dan aku menggelinjang di buatnya terasa nikmat di setiap sentuhan bibirnya pada kontolku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Menikmati hal itu aku terus menggelinjang bahkan aku pegang rambut Vera, aku tarik rambut itu begitu aku tidak kuat menahan permainan bibirnya pada kontolku. Verapun bersikap seolah dia ingin seklai memuaskan aku ” Ooouuugghh… ooouuugghhh… eeeemmmmmmuuuuuuaaaaaccchhhh… aaaaaggghh… aaaagggghh… aaaaggghh.. ” Terdengar dia begitu keras mendesah kala itu.

    Sampai akhirnya akupun tidak dapat menahan untuk segera menggoyanganya apalagi aku lihat dia juga sudah horny. Dengan bergerak perlahan aku naik pada tubuhnya diapun melebarkan pahanya dapat aku lihat lubang memeknya ” Uuuuggghh… uuugghh… aaaagggghhh… sa.. yang… aaagggghh.. ” Meski terlihat basah namun memeknya masih terasa sempit beda dengan memek istriku.

    Aku yakin Vera begitu pintar melakukan perawatan pada bagian yang satu ini. Semakin keras aku menggoyangnya ” OOouuuggghhh… oooouuggghh… aaaaaggghhh… aaaagggghhh…. aaaaaagggghh… aaaaagggghh… ” tak dapat aku lambatkan lagi gerakanku di atas tubuhnya karena nikmatnya rasa dalam kontolku layaknya adegan dalam cerita dewasa yang sering aku baca.

    Dengan gerakan yang semakin cepat dan keras itu akhirnya kontolku menumpahkan sesuatu yang terasa hangat dan aku rasa memenuhi rongga kemaluan Vera yang sedari tadi memejamkan mata, seolah tidak ingin melewatkan permainan sex ini. Begitupun aku meras puas dengan permainan sex kali ini bahkan aku tidak rela jika harus berpisah dengan Vera untuk selamanya.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Hot Milf Nana Ninomiya In Sexy Asian Squirting Solo

    Hot Milf Nana Ninomiya In Sexy Asian Squirting Solo


    1595 views

  • Hot Asian squirting With Lusty Megumi Haruka

    Hot Asian squirting With Lusty Megumi Haruka


    1595 views

  • Kisah Memek Tante Yosi Guru Ngentotku

    Kisah Memek Tante Yosi Guru Ngentotku


    1594 views

    Cerita Seks Terbaru – Cerita ini adalah sebuah pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan bersama Tante Yossie. Umur saya sekarang adalah 23 tahun, saya (Donnie) baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan swasta yang terkenal di Jakarta.

    Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya mempunyai teman bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia adalah teman dekat saya sejak perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena hubungan kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di kawasan Menteng.

    Hampir tiap minggu pasti saya bermain ke rumahnya, entah untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di rumahnya saja. Karena hubungan kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula. Apalagi dengan Tante Yossie, yang tidak lain adalah ibu kandung Jessy. Perlu anda ketahui, Tante Yossie menikah di umur yang sangat muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berumur 18 tahun. Selain Jessy, Tante Yossie juga mempunyai anak lagi yaitu George yang baru berumur 2 tahun saat itu. Memang perbedaan umurnya dengan Jessy sangat jauh, apakah mungkin Tante Yossie memang ingin mempunyai anak lagi ataukah..? Setiap hari Tante Yossie hanya di rumah saja, sedangkan Om Anwar-nya adalah seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses. Pada akhirnya ketika baru menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya putus, ketika ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Jerman untuk mengikuti Om Anwar yang mendapat pekerjaan di Jerman.

    Namun kira–kira setahun yang lalu saya mendapat berita bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja saya senang sekali karena bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Jakarta, Jessy menelepon saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di kawasan Kuningan. Dan akhirnya saya pun datang bertemu dengan dia di apartmentnya. Ketika datang saya sangat kaget, karena ternyata Tante Yossie sudah tinggal kembali di Jakarta. Tante Yossie ternyata tidak terlalu betah dengan suasana di Jerman, kira–kira setelah 1 tahun di Jerman dia memutuskan bersama George untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy tetap tinggal di sana. George sekarang sudah sekolah pada sebuah SD swasta terkenal di kawasan Lippo Karawaci.

    Ketika bertemu dengan Jessy maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya sangat senang sekali, karena sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah kira–kira 2 minggu berada di Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus kembali ke Jerman untuk meneruskan studinya. Namun setelah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba–tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai Jessy ketika dia berada di Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat nomor tersebut adalah nomor HP Tante Yossie.

    “Don.. Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante.
    “Saya baru saja habis makan siang tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
    “Gini.. ada yang aneh sama TV di rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
    “Yah.. bisa deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.

    Akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya. Setelah sampai di apartmentnya alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Yossie memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi bagiku, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B. Ketika saya mengecek TV-nya ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie menempel di belakang saya. Mula–mula saya tidak menaruh curiga sama sekali mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang rusak, namun lama–lama saya merasakan ada sesuatu yang menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua akhirnya duduk di ruang keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara tentang kabar saya.

    “Don, kamu masih seperti yang dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
    “Agh.. Tante bisa aja deh, emang nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
    “Iyah tuh.. masih seperti yang dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.
    Lalu belum saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Don.. mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh.. tolongin apalagi nih Tante?” jawabku.
    “Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih..” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang memiliki rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar–benar tidak membayangkan kalau ibu teman dekatku sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
    “Yah.. kamu pikir sendiri dong, kan kamu sudah dewasa kan..” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie juga tidak mau kalah, ia langsung meremas–remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini, apalagi setelah kepulangannya dari Jerman. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Yossie menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti semua baju saya, pertama–tama dia melepas kemeja saya kancing perkancing sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda. “Masa sih Tante.. perasaan biasa–biasa saja deh,” jawabku. Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Yossie yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba–tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas–remas, sementara itu Tante Yossie terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit–gigit putingnya yang sudah mengeras.

    “Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Don..” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku. Tak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
    “Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.
    Benar–benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit. “Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
    “Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
    “Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.

    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante. “Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas–remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
    “Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.
    Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
    “Don.. mandi yuk?” mintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.

    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
    “Don.. kamu sering–sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
    “Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.
    Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.

    Tamat

  • Cerita Dewasa Kisahku Dengan Nenek Dan Tante Wine

    Cerita Dewasa Kisahku Dengan Nenek Dan Tante Wine


    1594 views

    Cerita Seks Terbaru – Sebuah kisah seks cerita dewasa cukup gila, seorang pria bersetubuh dengan neneknya dan juga tantenya sendiri. Aku Andy. Beberapa waktu lalu aku pernah bercerita tentang nenek Elsa yang cantik (istri dari adik kakekku). Setelah membuat affair dengan nenekku, aku juga merasakan kenikmatan adik dan sepupu nenek. Salah satunya dengan Tante Wine, usianya 38 tahun. Sekarang aku mau berbagi cerita nyata tentang affairku dengan Tante Wine ini.

    Sejak tinggal dirumah nenek, aku bener-bener dimanja soal sex, juga soal duit. Sampai suatu ketika rumah nenek kedatangan tamu dari Manado, namanya Tante Wine. Menurut nenek Tante Wine ini tinggalnya di desa jadi agak kolot gitu. Tapi pas pertama dikenalkan, aku tidak melihat wajah desa dari Tante Wine. Raut muka yang cantik (nggak berbeda jauh dengan nenek Elsa) dengan postur yang semampai lagipula putih bersih membuat orang tidak mengira kalau Tante Wine adalah wanita desa. Satu-satunya yang bisa meyakinkan kalau Tante Wine orang desa adalah logat bahasanya yang bener-bener medok.

    Akupun langsung akrab dengan Tante Wine karena orangnya lucu dan suka humor. Bahkan aku sering ngeledek karena dialeknya yang ngampung itu. Wajahnya keliatan agak Indo dengan tinggi kutaksir 162 cm. Pinggangnya langsing, lebih langsing dari nenek Elsa, dan yang bikin pikiran kacau adalah buah dadanya yang lumayan gede. Aku nggak tau persis ukurannya tapi cukup besar untuk menyembul dari balik daster.

    Pikiran kotorku mulai bermain dan mengira-ngira. Apakah Tante Wine haus sex seperti kakaknya? Kalau kakaknya mau kenapa adiknya nggak dicoba? Akan merupakan sebuah pengalaman sex yang seru kalo aku bisa menidurinya. Pikiran-pikiran seperti itu berkecamuk dibenak kotorku. Apalagi dengan bisanya aku tidur dengan nenekku, (dan banyak wanita STW) rasanya semua wanita yang umurnya diatas 35 kuanggap akan lebih mudah ditiduri, hanya dengan sedikit pujian dan rayuan.

    Dirumah, nenek Elsa sudah beberapa kali wanti-wanti padaku jangan sampe aku perlakukan Tante Wine sama sepertinya, rupanya Elsa cemburu karena ngeliat kemingkinan itu ada. Sampai suatu ketika nenek sedang pergi dengan kakek ke Surabaya selama dua hari. Sehari sebelum berangkat aku sempat melampiaskan nafsuku bersama Elsa di sebuah motel deket rumah, biar aman. Disana sekali lagi nenek Elsa wanti-wanti. Aku mengiyakan, aku bersusaha meyakinkan.

    Setelah nenek dan kakek berangkat aku mulai menyusun rencana. Dirumah tinggal aku, Tante Wine dan seorang pembantu. Hari pertama niatku belom berhasil. Bebeapa kali aku menggoda Tante Wine dengan cerita-cerita menjuurus porno tapi Tante nggak bergeming. Saking nggak tahan nafsu ingin menyetubuhi Tante Wine, malamnya aku coba mengintip saat dia mandi. Dibelakang kamar mandi aku meletakkan kursi dan berencana mengintip dari lubang ventilasi.

    Hari mulai malam ketika Tante Wine masuk kamar mandi, aku memutar kebelakang dan mulai melihat aktifitas seorang wanita cantik didalam kamar mandi. Perlahan kulihat Tante Wine menanggalkan daster merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata Tante Wine tidak memakai apa-apa lagi dibalik daster tadi. Putih mulus yang kuidam0idamkan kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi. Pertama Tante Wine membasuk wajahnya. Sejenak dia bengong dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama. Perlahan tangan itu mulai merambah buah dadanya yang besar. Aku berdebar, lututku gemetaran melihat adegan sensual didalam kamar mandi. Jemari Tante Wine menjeljah setiap jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante Wine bergetar dan dengan mata mengatup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena Mr. Happy-ku juga sudah menggeliat-geliat, aku menuntaskan nafsuku dibelakang kamar mandi dengan mata masih memandang ke dalam. Nggak sadar aku juga mengerang dan spermaku terbang jauh melayang.

    Dalam beberapa detik aku memejamkan mata menahan sensasi kenikmatan. Ketika kubuka mata, wajah cantik Tante Wine sedang mendongak menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat aku bereaksi ingin kabur, dari dalam kamar mandi Tante Wine memanggilku lirih.

    “Andy, nggak baik mengintip,” kata tante Wine.

    “Ma ma maafin,” jawabku gagap.

    “Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan..,” kata Tante Wine lagi sambil tangannya melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi.

    Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk kedalam. Tanpa hitungan ketiga aku langsung loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan sekejab aku sudah stand by di depan pintu kamar mandi. Smataku sedikit melongok sekeliling takut ketahuan pembantu. Hampir bersamaan pintu kamar mandi terbuka dan aku bergegas masuk. Kulihat Tante Wine melilitkan handuk ditubuhnya. Tapi karena handuknya agak kecil maka paha mulusnya jelas terlihat, putih dan sangat menggairahkan.

    “Kamu pake ngitip aku segala,” ujar Tante Wine.

    “Aku kan nggak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa aku di tampar, hahaha,” balasku.

    Tante Wine memandangku tajam dan dia kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadaku nggak lepas dari sapuan lidah dan bibirnya. Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo Tante Wine tuh orang desa. Ternyata keahlian nge-sex itu tak memandang desa atau kota ya.

    Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari jangkauan kini bener-bener dekat, bahkat menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri kemudian Tante Wine membungkuk dan melahap Mr. happy yang sudah tegak kembali. Lama aku dihisapnya, nikat sekali rasanya. Tante Wine lebih rakus dari nenek Elsa. Atau mungkin disinilah letak ‘kampungan’nya, liar dan buas. Bebrapa detik kemudian setelah puas mengisapku, tante Wine mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat Tante Wine menggelepar. Erangan demi erangan keluar dari mulut Tante Wine.

    “Andi kamu hebat, pantesan si Elsa puas selalu,” cerocos Tante Wine.

    “Emangnya Tante Wine tau?” jawabku disela aktifitas menjilat.

    “Ya nenekmu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya dia wanti-wanti jangan menggodaku, dia cemburu tuh,” balas Tante Wine.

    Ups, rupanya rahasiaku sudah terbongkar. Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus Tante Wine.

    “Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih aku belum keluar tadi, heheh kamu tertipu ya, tapi Ndy, sekarang masukin yuk, aku bener-bener nggak tahan mau keluar,” kata Tante Wine lagi.

    Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi.

    Masih dalam posisi jongkok di bibir bak mandi, kuarahkan Mr. happy ke vaginanya. Tante Wine mengerang dan merem melek setiap kuenjot dengan batang kemaluanku yang sudah besar dan memerah. Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam. Setelah puas dengan sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya berdiri, kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet. Agak sedikit menyamping kuarahkan Mr. Happy ke vaginanya. Dengan posisi ini kerasa banget gigitan vaginanya ketiga kuenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara Mr. Happy masih tetep aktif keluar masuk.

    Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini doggie style. Sambil membungkuk, tante Wine menopangkan tangan di bak mandi dan dari belakangnya kumasukkan kemaluanku. Uhh terasa nikmatnya karena batang Mr. Happy seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk tepuk pantatnya yang mulus dan berisi. Tante Wine mendesis-desis seperti kepedesan. Lama kami mengeksplorasi gaya ini.

    Dalam beberapa menit kemudian Tante Wine memintaku untuk tiduran di lantai kamar mandi. Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya, tapi aku tidak bener-bener tiduran karena punggungku kusenderkan didinding sementara kakiku selonjoran. Dan dalam posisi begitu aku disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku. Dan perlahan tangan kanannya memegang Mr. Happy, sedikit dikocoknya dan diarahkan ke vagina yang sudah membengkak. Sedetik kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku. Rupanya Tante Wine sangat menikmati posisi ini. Buktinya matanya terpejam dan desisannya menguat.

    Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium bibirnya dan kumainkan pentil buah dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak tiba-tiba raut mukanya berubah rona. Dia meringis, mengerang dan berteriak. “Ndy, aku mau nyampe nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya,” erangnya. Tangannya meraih tubuhku dan aku dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali. “Ohh,” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku.

    Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak aku dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi tanpa mencabut mr happy dari vaginanya. Dan perlahan mulai kuenjot lagi. Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi susulan. Uh tante Wine memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi. Pinggulnya sudah bisa mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami menikmati alunan irama seperti itu, kini giliranku mau sampai. “Tante aku mau keluarin ya”, kataku menahan gejolak, bergetar suaraku. “Sama-sama ya Ndy, aku mau lagi nih, ayo, yok keluarin, yok, ahh”. Dibalik erangannya, akupun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih atau nggak, emangnya gue pikirin. Kayaknya aku tertidur sejenak dan ketika sadar aku segera mengangkat tubuh Tante Wine dan kamipun mandi bersama.

    Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar mandi. Takut Bi Ijah tau. Kubiarkan Tante Wine yang keluar duluan, setelah aman aku menyusul kemudian. Namun bukannya kami kekamar masing-masing, Tante Wine langsung menysul ke kamarku setelah mengenakan daster. Aku yang masih telanjang di kamarku langsung disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak babak berikutnya. Malam itu kami habiskan dengan penuh nafsu membara. Kuhitung ada sekitar 7 kali kami keluar bersama. Aku sendiri heran kenapa aku bisa orgasme sebanyak itu. Walaupun di ronde-ronde terakhir spermaku sudah tidak keluar lagi, tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi.

    Selama 2 hari nenek Elsa di Surabaya, aku habiskan segala kemampuan sexualku dengan Tante Wine. Sejak kejadian itu masih ada sebulan tante Wine tinggal dirumah nenek Elsa. Selama itu pula aku kucing-kucingan bermain cinta. Aku harus melayani nenek Elsa dan juga bermain cinta dengan Tante Wine. Semua pengalaman itu nyata kualami. Aku nggak merasa capek harus melayani dua wanita STW yang dua-duanya punya nafsu tinggi karena aku juga menikmatinya.

  • Pembantu Yang Mencintai Dan Bercinta Dengan Majikannya

    Pembantu Yang Mencintai Dan Bercinta Dengan Majikannya


    1594 views

    Duniabola99.org – Lima bulan sudah aku bekerja sebagai seorang pembantu rumahtangga di keluarga Pak Rahadi. Aku memang bukan seorang yang makan ilmu bertumpuk, hanya lulusan SD. Tetapi karena niatku untuk bekerja memang sudah tidak bisa ditahan lagi, akhirnya aku pergi ke kota Surabaya, dan beruntung bisa memperoleh majikan yang baik dan bisa memperhatikan kesejahteraanku.

    Sering terkadang aku mendengar kisah tentang nasib beberapa orang pembantu rumah tangga di kompleks perumahan. Ada yang pernah ditampar majikannya, atau malah bekerja seperti seekor sapi perahan saja. Ibu Rahadi pernah bilang bahwa beliau menerimaku menjadi pembantu rumah tangganya lantaran usiaku yang relatif masih muda.

    Beliau tak tega melihatku luntang-lantung di kota metropolis ini. “Jangan-jangan kamu nanti malah dijadikan wanita panggilan oleh para calo WTS yang tak bertanggungjawab.” Itulah yang diucapkan beliau kepadaku. Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, yakni tentang perlakuan Mas Rizal terhadapku. Mas Rizal adalah anak bungsu keluarga Bapak Rahadi. Dia masih kuliah di semester 6, sedangkan kedua kakaknya telah berkeluarga.

    Mas Rizal baik dan sopan terhadapku, hingga aku jadi segan bila berada di dekatnya. Sepertinya ada sesuatu yang bergetar di tubuhku. Jika aku ke pasar, Mas Rizal tak segan untuk mengantarkanku. Bahkan ketika naik mobil aku tidak diperbolehkan duduk di jok belakang, harus di sampingnya.

    Ahh… Aku selalu jadi merasa tak nikmat. Pernah suatu malam sekitar pukul 20.00, Mas Rizal hendak membikin mie instan di dapur, aku bergegas mengambil alih dengan alasan bahwa yang dilakukannya pada dasarnya adalah tugas dan kewajibanku untuk bisa melayani majikanku. Tetapi yang terjadi Mas Rizal justru berkata kepadaku, “Nggak usah, Santi. Biar aku saja, anggak apa-apa kok…”.

    “Nggak… nggak apa-apa kok, Mas”, jawabku tersipu sembari menyalakan kompor gas.

    Tiba-tiba Mas Rizal menyentuh pundakku. Dengan lirih dia berucap, “Kamu sudah capek seharian bekerja, Santi. Tidurlah, besok kamu harus bangun khan..” Aku hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa. Mas Rizal kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur. Hingga kembali Mas Rizal menegurku.

    “Santi, kenapa belum masuk ke kamarmu. Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot kan kita juga. Sudahlah, aku bisa masak sendiri kalau hanya sekedar bikin mie seperti ini.”

    Belum juga habis ingatanku saat kami berdua sedang nonton televisi di ruang tengah, sedangkan Bapak dan Ibu Rahadi sedang tidak berada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba Mas Rizal memandangiku dengan lembut. Pandangannya membuatku jadi salah tingkah.

    “Kamu cantik, Santi.”

    Aku cuma tersipu dan berucap,

    “Teman-teman Mas Rizal di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai.”
    “Tapi kamu lain, Santi. Pernah tidak kamu membayangkan jika suatu saat ada anak majikan mencintai pembantu rumah tangganya sendiri?”
    “Ah… Mas Rizal ini ada-ada saja. Mana ada cerita seperti itu”, jawabku.
    “Kalau kenyataannya ada, bagaimana?”
    “Iya… nggak tahu deh, Mas.”

    Kata-katanya itu yang hingga saat ini membuatku selalu gelisah. Apa benar yang dikatakan oleh Mas Rizal bahwa ia mencintai ku? Bukankah dia anak majikanku yang tentunya orang kaya dan terhormat, sedangkan aku cuma seorang pembantu rumahtangga? Ah, pertanyaan itu selalu terngiang di benakku.

    Tibalah aku memasuki bulan ke tujuh masa kerjaku. Sore ini cuaca memang sedang hujan meski tak seberapa lebat. Mobil Mas Rizal memasuki garasi. Kulihat pemuda ini berlari menuju teras rumah. Aku bergegas menghampirinya dengan membawa handuk untuk menyeka tubuhnya.

    “Bapak belum pulang?” tanyanya padaku.
    “Belum, Mas.”
    “Ibu… pergi..?”
    “Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang.”

    Mas Rizal yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah. Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya. Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas Rizal memanggilku. Kembali aku menghampirinya.

    “Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan”, ucap Mas Rizal sembari bangkit dari tempat duduknya.
    “Santi, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu.”
    “Maksud Mas Rizal bagaimana?”
    “Apa aku perlu jelaskan?” sahut Mas rizal padaku.

    Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Rizal dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat. Mas Rizal meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya.

    Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi. Demikian pula Mas Rizal yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.

    Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang dengan dalam tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati. Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Rizal menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya.

    Kurasakan tangan Mas Rizal merambah naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan menjerit lembut. Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya.

    Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di dadaku dijilatinya. Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.

    Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Rizal. Semakin saja Mas Rizal memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya. Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.

    Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya. Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini. Pagutan dan rabaan Mas Rizal ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan.

    Tangan Mas Rizal mulai mereteli pakaian yang dikenakan, ia telanjang bulat kini. Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus saja menggerayangi sekujur tubuhku. Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya. Mas Rizal terdengar merintih.

    Buah dadaku yang mungil dan padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Rizal. Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Rizal menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai. Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana. Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.

    Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Rizal. Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. “Aku tidak akan mempermainkan kamu, Santi. Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Santi. Kamu mau mencintai ku kan..?” Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.

    Mas Rizal menyeka butiran air bening di sudut mataku, lalu mencium pipiku. Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya. Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, “Mungkinkah Mas Rizal akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?”

    Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin. Bapak dan Ibu Rahadi seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Rizal mendekam di kamarnya. Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.

    Sejak permainan cinta yang penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Rizal, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut. Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri.

    Tak peduli lagi siang atau malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta denga gejolak nafsu birahi. Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut.

    Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Rizal. Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu Rahadi namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Rizal untuk menyusulnya.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah. Aku melakukannya di sana dengan penuh gejolak di bawah guyuran air mandi, dengan lumuran busa sabun di sana-sini yang rasanya membuatku semakin saja menikmati sebuah rasa tanpa batas tentang kenikmatan.

    Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Rizal, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku: “Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Rizal malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Rahadi mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?” Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin.

    Apalagi Mas Rizal selama ini hanya berucap: “Aku mencintai mu, Santi.” Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Rizal, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Rizal tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua. Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Rizal mulai gugup dan panik atas kejadian ini.

    “Kenapa kamu bisa hamil sih?” Aku hanya diam tak menjawab.
    “Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga…”
    “Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Rizal sudah berjanji akan menikahi Santi?”

    “Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Santi. Aku masih mencintai mu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintai mu…”

    Yah… setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Rizal selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar. Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.

    Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak Rahadi. Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini. Aku tidak akan menyalahkan Mas Rizal. Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.

    Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Rahadi. Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak Rahadi, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia.

    Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal. Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Rizal mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Santi untuk segera pulang. Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintai nya.

    Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya. Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Rizal itu. Aku sudah tenggelam dalam kubangan ini. Andai saja Mas Rizal suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu.

    Mas Rizal pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya. Agar Mas Rizal pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku.

     

    Baca Juga :
  • Memek tante iparku

    Memek tante iparku


    1594 views

    Duniabola99.org – Pepatah mengatakan “rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput dihalaman rumah sendiri”. Tapi buat yang satu nih mestinya pepatahnya “Santan tetangga lebih kental daripada dirumah sendiri”. Lho? Ya iyalah karena cerita aku tuh bukannya dapat yang lebih muda, tapi dapat yang lebih tua dari yang dirumah, tapi ngelupaiinnya susah banget, bikin kecanduan dah. Sayangnya jarang banget dapat kesempatan seperti itu. Emang menyebalkan kalo ditinggal sendiri dirumah, yah kalo ditinggal bini sih masih mending. Ini ditambah mertua juga ikutan pergi plus mesti jagain rumah keluarga yang disebelah lagi. Yah ndaa ada yang nyiapin makan malam ama kopi deh Rumahku memang bersebelah dengan rumah kakek istriku dan tantenya. Lokasi rumahku pas pojokan sehingga teras belakang rumah berhadapan lagsung dengan dapur rumah kakekku dan garasi rumah tanteku, eh maksudnya kakek dan tante istriku yah.

    Hari Jum’at beberapa bulan yang lalu pas liburan sekolah, aku mestinya sih pulang awal, tapi berhubung bini plus seabrek keluarganya sedang ada hajatan diluar kota dan mesti nginap sampe hari minggu, berhubung aku belum bisa cuti, aku ndak ikut sekalian jaga rumah, sedang dirumah kakekku juga ada tantenya biniku, (mohon maaf namanya diganti tante ris, biasanya aku panggil mbak ris) beda usia mbak ris dgn biniku juga ndak jauh-jauh amat cuma 5 tahun, malahan ada yang pangkat paman, nyaris seumuran ama biniku, maklum jaman dulu, emak sama anak bersaing dapetin keturunan. He.he. sorry ngelantur bro. Jadinya aku juga agak males pulang awal hari itu, lepas maghrib nyempatin diri cari makan malam, plus nongkrong dulu di warung kopi.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Sejam nongkrong di warkop aku baru ingat kalo lampu dirumahku ama dirumah tante sebelah kan belum dihidupin, ya udah daripada rumah kemalingan aku pulang. Sampe dirumah emang gelap, begitu juga rumah tanteku, hanya rumah kakekku saja yang sudah terang, kuhidupkan dulu lampu rumahku, kepingin rasanya cepat-cepat mandi dan on-kan komputerku terus surfing di DS. Tapi aku ingat kalo rumah tanteku belum dinyalain lampunya. Aku keluar lewat dapur dan langsung berjalan ke arah rumah tanteku menuju garasinya, sepintas kudengar suara air. Terlintas di otakku untuk mengintip, karena sudah pasti dirumah kakekku cuma ada Mbak Ris sendiri. Orang yang selama ini sering kucuri-curi pandang kalo lagi ada acara keluarga. Orangnya putih sama dengan biniku, karena emang keturunan orang putih sih. Bodinya sih tergolong umum, hanya saja kalo dilihat dari dekat disekujur tangannya ada bulu-bulu yang lebih lebat daripada wanita umumnya dan itu salah satu kelemahan aku terhadap wanita, kalo melihat yang tangannya seperti itu, kepingin rasanya diremas-remas. Sebenarnya nih tante yang satu tergolong jutek, biniku aja ndak terlalu suka ama dia, buktinya walaupun sudah punya 2 anak, tetap aja ditinggal sama suaminya yang aku nilai ndak bisa mengontrol istrinya, malahan takut kelihatannya, ah suami yang aneh. Kembali ke cerita. Aku batal mengintip karena kudengar pintu berdenyit, wah aku terlambat, ada kesalnya juga sih, kenapa tadi ndak minum kopinya dirumah aja sambil nungguin tanteku mandi aja ya. He.he.. menyesal kemudian memang ndak berguna. Ya udah aku langsung membuka pintu rumah keluarga biniku yang kunci rumahnya memang dititipkan ke aku. Kuhidupkan lampu rumahnya dan kuperiksa semua rumah itu memastikan semuanya aman-aman saja. Dari bagian belakang kuperiksa dapur dan kamar mandi, aman, dasar rumah ini juga nyaris seluruh penghuninya juga wanita, sepupu istriku kebanyakan masih gadis-gadis, sehingga di kamar mandinya bergelantungan celana dalam dan bra, memang sedikit membuatku terangsang jika membayangkan sepupu-sepupu istriku. Lalu kulanjutkan memeriksa kamar-kamar sepupu istriku, dasar anak gadis, CD kan BRA juga tergeletak sembarangan diatas tempat tidurnya, ndak mikir apa kalo aku yang mesti periksa rumahnya. Dikamar sepupu istriku yang tertua dan yang terkenal seksi dikalangan keluarga aku tergoda untuk merebahkan badanku, semerbak bau khas wanita menyerang hidungku, merusak otakku, sehingga aku benar-benar terangsang berada dikamarnya, mana ada CD yang aku yakin karena buru-buru mau keluar kota, main letakkan aja ditempat tidur nih. Ah beberapa menit yang menyenangkan berada disitu, untung saja aku sadar dan langsung bangun karena kuingat rumahku sendiri dapurnya terbuka. kumatikan lampu dalam rumah dan menghidupkan lampu-lampu luar, akupun bergegas pulang, karena badan sudah gerah dan pikiran jadi ngeres banget. Setelah mengunci pintu, aku berjalan ke arah rumahku, namun aku benar-benar kaget karena mendengar suara batuk wanita, nyaris copot jantungku karena kupikir ada mahluk gaib yang menegurku. “Mas, habis ngidupin lampu ya?” yah pertanyaan basa-basih nih makiku dalam hati, jantungku sudah kembali normal setelah yang kulihat ternyata mbak Ris sedangkan merendam pakaian kotornya di pelataran cuci. Aku berhenti untuk menyapanya, dan ia menanyakan kok lama aku dirumah sebelah, dasar jutek juga nih orang, sampe kesitu lagi pertanyaannya. Jangan-jangan ngintip juga dia. Bodo ah, jadi kujawab sekenanya aja. Sekalian cari minum tadi kataku. Juteknya tanteku ini benar-benar ketutup karena pemandangan yang ada didepanku saat itu, aku sering sekali kalo sedang duduk di pelataran belakang menikmati kopi pagiku, melihat mbak Ris keluar dari kamar mandinya ke pelataran cuci rumah kakekku dengan tubuh yang hanya ditutupi handuk seadanya. Hampir setiap sabtu dan minggu aku menikmati dua kegiatan sekaligus. Tubuh putihnya memang begitu membangkitkan semangat hari liburku. He.he.he

    Nah malam ini aku bisa melihat dari dekat, hanya dua langkah aja didepanku. Handuknya yang pendek ditambah posisinya yang sedikit jongkok tentu membuat handuk itu terangkat nyaris ke bokongnya.dari samping belahan susunya menyembul seperti hendak mencelat keluar menegurku. kutanyakan kok berani keluar sendiri mbak, terpaksa sih jawabnya karena memang tidak ada orang, “kenapa ?” tanyanya lagi. “yah mana tau ada yang niat jahat, terpancing ama mbak yang Cuma pake handuk aja” Sambil tertawa dia menjawab “emang bisa ya orang lain terangsang”, “mbak nih” jawabku “jangankan orang lain, ponakan sendiri aja terangsang gini” jawabku seenaknya. Yang disambut tanteku dengan tertawa kecil. “Ha.ha. keponakan ketemu gede” kata tanteku “Gede apanya mbak?” pancingku. “Gede takutnya” dasar batinku dalam hati tapi lumayanlah buat cairkan suasana sementara aku mencoba mententramkan adik kecil didalam celana yang semakin tegang aja. Aku menemani mbak Ris mencuci sambil kita ngobrol kemana-mana sampai… “Berani mbak sendirian dirumah malam ini?” tanyaku. “Sebenarnya sih berani, Cuma gara-gara tadi nonton film hantu jadi agak takut juga nih, nyesal deh mbak buka TV, lumayan bagus sih filmnya”. “Temanin mbak bentar ya nanti, sampe tidur aja, ntar mbak bayar dengan kopi. Ndak ada yang buatkan hari ini kan?” “Siap mbak” jawabku, padahal aku sebenarnya sudah minum kopi. Mbak Ris juga sudah selesai mencuci, “ya udah sana mandi dulu, tuh adiknya juga dimandiin jangan tegang melulu” Sialan dalam hatiku, ketahuan deh. Gara-gara pake celana kain kantoran nih. Sampe dirumah akupun langsung mandi, dinginnya air cukup membuat adikku jadi mengkerut dan sedikit tenang. Selepas mandi, dengan baju tidurku dan celana pendek bahan kaos yang menjadi idolaku kalo mau tidur kukenakan, kalo malam aku memang paling ndak suka pake CD, bawaannya jadi lega banget kalo tidur, dan biniku jadi gampang kalo melorotin celanaku. Setelah memeriksa kembali rumahku, dan mengunci pintu, aku bergegas kerumah kakekku melalui pintu belakang yang langsung berhadapan dengan pintu rumahnya. Pintunya tidak terkunci ketika aku mengetuk, Mbak Ris menyuruhku masuk dan kulihat ia sedang membuatkan kopi 2 cangkir. Oh iya sekali lagi Tante biniku ini sering kupanggil Mbak, karena biniku juga memanggilnya demikian, mungkin supaya ndak ketahuan kali, kalo dia tuh tantenya. Sedangkan dia kalo manggil aku juga biasanya ‘Mas’ ikut-ikut sepupu biniku yang lain. Ini dia cerita yang sebenarnya. Malam itu mbak Ris memakai daster tidur yang waduh tipisnya sih ndak terlalu Cuma bayangannya itu lo, bisa kupastikan dia tidak memakai CD dan Bra, hmm mirip aku juga nih ternyata kalo tidur, semua peralatan dalam tidak dipakai. “keruang TV dulu sana mas kopinya udah hampir jadi” aku sedang menikmati pemandangan yang indah. Akupun beranjak keruang TV yang Cuma ada kursi kecil dan permadani, yah kebiasaan keluarga, kalo nonton TV sambil baring, sedangkan kursi kecil tuh buat sang Kakek yang ndak tahan kalo lama-lama duduk di lantai. “kok kopinya 2 mbak, buat siapa satunya?” tanyaku setelah duduk dilantai saat kulihat mbak Ris membawa nampan kopi. “buat mbak nih mas, ada film bagus jam 11 nanti” terus terang aku tidak terlalu memperhatikan omongannya, mataku sebenarnya sedang tertuju ke daerah perut mbak yang melangkah ke arahku, karena kulihat sedikit bayang hitam diantara pahanya. Nih kopinya mas, jangan matanya aja yang minum, katanya membuat aku terpaksa harus mengalihkan pandanganku ke TV. Waduh bakal lama nih nemanin si Mbak, pake minum kopi lagi dia, bakalan susah tidur tuh. Tapi kapan lagi ya aku bisa menikmati kopi ditemani tante biniku dengan dasternya yang tipis. Aku duduk dilantai sementara mbak Ris mengambil posisi duduk dikursi antara aku dan TV, lumayanlah sesekali melihat bayangan susunya yang bergayut ditubuhnya yang ternyata padat juga walaupun tidak montok. Kita berdua ngobrol kemana-mana sambil nonton TV, dan sesekali menyerempet ke arah sex. Akhirnya akupun tau ternyata Mbak sering marah dengan suaminya dulu karena sering belum mencapai klimaks si om udah keburu muncrat, mana langsung loyo lagi, sehingga terpaksa Mbak Ris harus menyelesaikannya sendiri, dan kalo ndak tuntas itu yang membuat emosinya sering meledak esoknya. Jam saat itu menunjukan angka 10.30, kutawarkan ke Mbak Ris untuk mematikan lampu ruang tamu, “sekalian aja mas lampu ruang ini diganti dengan lampu kecil ya” yah mumpung adikku (maksudnya Mr P ya) ndak lagi tegang. Kuletakkan bantal yang dari tadi berada di atas pahaku, menutupi adikku dan kumatikan lampu. Kopi buatan mbak Ris pun telah habis kuminum, jadi sambil menonton TV aku merebahkan badan, ke bantal sedangkan bantal satunya lagi kupeluk supaya menutupi pergerakan adikku yang sudah seperti dongkrak aja nih. Filmnya semakin seru karena memang sudah hampir selesai, kulihat Mbak Ris sedang konsentrasi memandang ke arah TV, aku tdak bisa menikmati tontonan TV malam itu, yang kupandang hanya tubuh moleknya yang duduk di atas kursi pendek tanpa sandaran itu, mungkin Dengklek yang agak tinggi, kata orang jawa. Remangnya lampu dan posisi mbak yang berada ditengah antara aku dan TV membuat bayangan tubuhnya semakin kentara, kedua bukitnya justru semakin kelihatan bentuknya, di dua bukit itu terdapat benda sebesar biji jagung, daster tidurnya yang pendek menyingkapkan pahanya yang mulus. Sesekali aku terpaksa menonton TV karena mbak masih mengajakku ngobrol. Akhirnya selesailah sudah film di TV. Aku sedikit menghela nafas karena berarti aku sudah harus pulang. Saat aku hendak bangun, mbak bertanya “Mau kemana mas? Kan filmnya baru mau mulai nih” “ndak ngantuk mbak?” “kan udah ngopi, temanin mbak ya, buru-buru aja mau pulang” “enaknya sambil baring ah nontonnya” si mbak langsung mengambil bantal yang kupeluk, “ha.ha.. rupanya ada yang bangun ya” memang saat itu posisi adikku sedang tegang benar. Setelah iklan filmpun dimulai, kami berdua sama-sam berbaring bersebelahan, “kasihan adiknya, ndak ada sarangnya nih malam ini” kata mbak Ris saat jeda iklan. Kubalas juga, “tuh kaki ngapain mbak dari tadi dikepit melulu, emang apanya yang dijepit tuh” si mbak tertawa sambil memukulkan bantalnya ke arahku, kami bersenda gurau saat-saat jeda iklan, dan mbak masih juga memukulku dengan bantal terkadang mencoba mencubitku, sampe akhirnya aku terpaksa menangkap tangannya, ia mencoba melepaskan tangannya supaya bisa mencubitku lagi. Kali ini aku memegang tangannya dan tidak kulepaskan, sampai akhirnya tangannya melemaskan diri tanda sudah menyerah. Aku tetap tidak melepaskan peganganku namun aku sudah mengendorkannya. Aku benar-benar menikmati menyentuh kulit tangannya dengan bulu halusnya itu. kali ini aku mengelusnya menggunakan telapak tanganku, mbak diam saja. Aku mencoba yang lebih berani lagi, karena juteknya tanteku yang satu ini membuatku mesti perlahan-lahan. Biar saja dia hanyut dalam sungai yang tenang ini. Kugenggam jari-jari tangannya, mbak membalas dan meremas jari tanganku pula. Lalu pelan-pelan kuangkat tangan kirinya dengan tangan kananku kubawa tangannya ke arah adikku, dan benar Mbak Ris menurutinya kuletakkan tangannya di atas Mr P, dan kulepaskan genggamannya. Ternyata disitulah mulai kutahu Kelapa yang lebih tua memang banyak santannya. Mbak Ris menekan Mr. P kearah tubuhku sambil menggerakkan tangannya maju-mundur pelan-pelan dengan belakang telapak tangannya. Akupun memindahkan tanganku ke atas pahanya, namun dengan lembut mbak Ris menahan tanganku. Aku harus bertahan untuk menyentuh gundukan diantara segitiga itu. Mbak Ris terus mengusap milikku dengan belakang tangannya, hingga akhirnya ia membalikkan telapak tangannya dan menggenggam p-ku. Dan perlahan ia mengeluarkannya dari lubang bawah celana, menarik celanaku sehingga p-ku mencelat keluar dari celana dalam berbahan kaos itu. dengan jarinya iapun mengusap-usap p-ku. Ujung kukunya bukannya membuat sakit, justru membuat sensasi yang beda. Perpaduan rasa enak dan sedikit perih telah membuatku benar-benar melayang. Bokongku terangkat mengikuti irama tangannya, seperti naga barongsai yang mengejar bola api. ia pun mulai mengusap kepangkal p-ku, menyentuh bola sebesar pimpong itu, menarik tangannya kearah pusar, aku tau saat itu ia ingin aku melepaskan celanaku. Saat aku harus sedikit terbangun melepaskan celanaku aku berpaling ke arahnya, mataku tertuju mulai dari gundukan dibawah pusar, seperti sebuah senter kuterangi lekuk-lekuk tubuhnya sampai kedaerah dadanya yang membusungkan dua bukit kembar bermahkotakan biji jagung, yang walaupun sudah 10 tahun lebih tidak tersentuh namun masih tetap mengencang dan menantang. Hingga kutatap wajahnya, kali ini wajah judes sudah hilang, senyum dan matanya mengalirkan air yang membuat lelaki muda dapat takluk, dan tenggelam didalamnya. wajahnya memang tidak secantik dan semuda istriku (maaf ndak ge-er ya) namun malam ini dengan senyumnya itu, mbak Ris membuatku lupa akan istriku yang entah mungkin malam itu sedang ikut cara midodareni di kampung, kontras sekali. Bibirnya yang tersungging dan dibasahi dengan lidahnya itu membuat medan magnet yang menarik wajahku mendekatinya. Kucium bibir mbak Ris, kulumat perlahan bibir atas, kulepaskan, tangannya menarik kembali leherku, kucium lagi bibir bawahnya, kulepaskan dan kurasakan air liurnya yang tadi membasahi bibirnya seperti menempel pada bibirku, tak ada rasa geli, justru seperti aku sedang menikmati wine yang dipendam dalam gudang bawah tanah selama ratusan tahun. Aku seperti kecanduan air itu segera kulumat lagi bibirnya, kali ini kutambahkan dengan mengeluarkan lidahku kemulutnya, menghunjam mencari sumbernya, dan dijaga oleh lidahnya yang menyambut lidahku, memberi air itu pada gersangnya lidahku. Tangan tanteku yang sedang memeluk leherku segera kutangkap dan terus kulumat bibirnya. Kugenggam kedua jari tangannya, sambil perlahan aku memindahkan tubuhku keatasnya. Kuletakkan kedua tangan diatas kepalanya, posisinya saat itu seperti wanita yang telah benar-benar pasrah, rasa penasaranku pada tangannya tidak kusia-siakan, kualihkan ciumanku ke lehernya, menjilati leher dan belakan kupingnya, membuat kakinya yang tadi terbujur menjadi tertekuk, aku sedikit mengangkat bokongku, dan aku yakin ketika tubuhku juga bergerak turun pasti baju bawahnya juga melorot, karena kurasakan p-ku menyentuh vaginanya langsung. Kuteruskan ciumanku ke bawah menyusuri lengan tangannya, kucium leengan tangan yang ditumbuhi bulu halus itu, p-ku juga bergerilya menyentuh v-nya tanteku sedikit mendorong-dorong, membuat mbak Ris semakin melebarkan selangkangannya. Tapi aku tidak ingin segera menyudahi. Kulepaskan genggaman tanganku, kucium lagi bibir mbak Ris, nafasnya sudah tidak teratur seirama dengan nafasku yang semakin memburu. Mbak Ris kini menarik baju kaosku dan aku ‘tottaly nude’. Dibarengin dengan lidahnya yang kini gantian menyeruak masuk kedalam mulutku, yang kubalas dengan menghisapnya. Begitu lihainya ia membangkitkan nafsu, dengan mulai mengusap-usap dadaku, sesekali menyentuh biji jagungku juga. Akupun mengerti dengan keinginannya, segera aku merangsak ke daerah dadanya yang selama ini juga cukup membuatku penasaran. Mbak Ris membuka kancing daster bagian atasnya, menunjukkannya padaku sambil menyentuh sendiri buah biji jagung itu dengan jemarinya. Sementara aku membiarkannya sesaat. Tak tahan aku menunggu lama-lama tangankupun segera mengambil alih fungsi tangannya, kuremas kedua bukit itu, dan kulumat bijinya. Kumainkan lidahku layaknya yang sering DS-er lihat di film xxx, sedikit gigitan kecil ternyata justru membuat bokong tanteku ini terangkat, mbak Ris seperti ingin aku segera memasukkan p-ku kemiliknya, aku masih belum mau. Bisa-bisa aku nanti kalah perang deh seperti suaminya yang dulu. Nafasnya kini tidak lagi melalui hidung tapi sudah terdengar melalui mulut dan menambah gairahku. Puas kuremas bukit kembar itu segera aku turun ke daerah pangkal pahanya, serta merta mbak Ris menarik tubuhku ke atas, tersirat dimatanya ia tidak ingin aku melakukan itu. kuberi ia senyum yang menurutku saat itu lumayan indahya buat dia (he..he..) posisi wajahku tetap berada di antara pahanya, kali ini tanganku kembali meremas susunya. Kembali mbak Ris berdesah, dan memejamkan matanya, kali ini dengan perlahan kuturunkan kepalaku v-nya, lidahku langsung kuarahkan ke clitnya, benar seperti dugaanku kali ini ada respon baik, ia tida lagi menarik tanganku dan justru menggenggam tanganku untuk terus meremas susunya. Tiga kali jilatan kuangkat wajahku menatapnya, dan matanya kembali terbuka dan tersenyum, sedikit anggukan sudah memastikan bahwa aku boleh melanjutkan jilatanku pada clitnya. Benar-benar cara bercinta yang tanpa kata-kata, cukup kode saja kita berdua sama-sama tau apa yang harus dilakukan, itulah enaknya bercinta dengan wanita yang lebih tua, santannya memang lebih kental. Kulanjutkan mencumbu clitnya dengan lidahku, sesekali kulumat bibir v-nya dengan bibirku, kuarahkan lidahku ke bibir v-nya, tante istriku semakin menggeliat, tanganku yang sudah tidak meremas, susunya karena ia telah melakukannya sendiri benar-benar membantuku. Sambil terus menjilati v-nya dengan bau khas yang membuat para lelaki sulit tidur itu tanganku mulai memainkan v-nya. Perlahan kumasukkan jari telunjukku, aku tidak ingin nanti pada saat penetrasi ia kesakitan. Tubuhnya mengejang dan peret sekali, persis seperti saat aku mengambil mahkota istriku dimalam pertama kami. Cerita tentang bagaimana mbak ris memenuhi kebutuhan biologisnya nanti aku ceritakan deh, karena aku mendapatkannya setelah ML. Kucabut perlahan tanganku dan terus kumainkan clitnya meskipun v-nya sudah basah tapi karena sempitnya ruang itu aku harus pelan-pelan. Kali kedua aku sudah lebih mudah, dan sudah seluruh jari telunjukku bisa menerobos kedalam, gerakan jariku yang maju mundur pun sudah bisa dinikmati oleh mbak Ris yang kali ini. Desahan yang diselingi teriakan kecil nikmatnya itu seolah membuah aku tidak ingin berhenti menjilati dan memasukkan tanganku kedalam relung yang sudah basah itu, sampai-sampai airnya keluar membasahi daerah v-nya bercampur dengan liur dari bibirku yang juga menikmatinya. Kumanfaatkan jari tangan kirinya mengusap cairan itu dan membawanya ke daerah anal. Serviceku malam itu memang tidak tanggung-tanggung. Sementara lidahku memainkan clitnya. Jari telunjuk kananku masuk ke v-nya, tangan kiriku bermain ke daerah analnya, karena dengan kedua tangannya mbak Ris menahan pahanya sehingga posisi bokongnya terangkat. Telunjukku yg memainkan lobang itu ternyata dinikmati olehnya kumainkan di sekitar lubang itu. dan dengan pelan kucoba menusuknya dengan jariku. Mbak Ris menikmatinya kulihat dari wajahnya yang tidak sedikitpun menunjukkan penolakannya. Ingin kuteruskankan permainan tadi tapi berhubung aku juga sudah mulai tidak tahan mendengar desahannya kututup dengan mencium seluruh bagian v-nya dan kedua lubang itu, menandakan aku sanga menikmatinya. Aku bergerak ke atas, dan mbak Ris melepaskan tangan dari pahanya, kutindih lagi tubuhnya dan kucium bibir mbak Ris, yang membalasnya seperti ingin meminta bagian dari sisa-sisa air yang ada di bibirku, kucoba kumasukkan p-ku kedalam v-nya. Tangan mbak Ris menuntun p-ku ke lubang v. dengan sedikit gerakan kepala P-ku sudah berhasil menembusnya. Kutekan kedalam, pegangan mbak ris yang mencengkeram lenganku pertanda ia sedikit kesakitan, kucabut P-ku, mata mbak Ris terbuka, kami beradu pandang, kulanjutkan memasukkan P-ku seperempat bagian telah masuk, basah namun seret, kali ini wajah mbak Ris tidak seperti menahan sakit, kuteruskan mendorong P-ku kedalam, mbak menatapku dan kulihat ia sudah mulai menikmati, kuteruskan mendorong kedalam dan akhirnya seluruh P-ku telah masuk kedalam. Wajahnya menatapku yg mengartikan ia tidak lagi sakit, lalu kucium bibirnya, mbak Ris memjamkan matanya, kubiarkan sesaat P-ku didalam situ karena kurasakan seperti ada yang membetot didalam sana, aku merasakan sensasi yang baru. Lalu mulailah aku melakukan penetrasi sebenarnya, kulakukan gerakan misionaris seperti biasa. Permainan mbak Ris tidak kalah hebatnya. Dengan suara desah dan teriakan kecilnya itu aku semakin cepat melakukan gerakan. Kami teruskan permainan hingga aku merasakan aku bisa-bisa orgasme lebih dulu. Kutarik keluar P-ku dan ternyata membuat mbak Ris seperti mendapatkan kesempatan, diciumnya aku lalu ia membalikkan badannku ke bawah. Kini posisi Mbak Ris ada diatasku, rasa panas membuat ia membuka dasternya dan membuang kesamping, aku mempunyai kesempatan mengatur kembali nafasku. Tubuh mbak Ris yang hanya di terangi oleh lampu remang-remang sangat bagus untuk orang seusianya. Kini aku menyaksikan lagi dua bukit yang bergayut itu tanpa ada halangan. Ia pun mulai mengarahkan P-ku yang sudah tegang itu kedalam V-nya. Setelah itu ia mulai melakukan gerakan naik-turun, kenikmatannya dapat kurasakan, dan sungguh enak saat ia sesekali melakukan gerakan seperti ngebor, tapi ndak seperti inul ya. Variasi yang nikmat dari seorang tante yang terkenal judes. Sampai akhirnya aku merasakan aku akan keluar, namun kurasakan gerakan mbak Ris yang semakin cepat bahwa ia akan segera orgasme juga, tidak tahan lagi aku berbaring segera kudekap tubuh mbak Ris, dengan posisiku yang sedang duduk semakin erat kupeluk dia semakin kuat juga mbak Ris memelukku sampai saatnya, aku harus melepaskan tembakanku dilubangnya disaat yang sama mbak Ris berteriak penuh kenikmatan. Kita berdua bisa sama-sama mencapai klimaksnya disaat yang benar-benar tepat. Kami terus berpelukan mengatur nafas, aku tidak ingin mencabut P-ku, kubaringkan mbak Ris ke lantai pelan-pelan. Setelah aku bisa menindihnya aku menciumnya. Kubiarkan saja P-u didalam sana, yah mumpung masih tegak, emang kebiasaanku nanti kalo sudah normal baru aku mencabutnya.

    Ternyata perkiraanku tepat, hal ini juga sering terjadi pada istriku, nafas Mbak Ris kembali mendengus, kali ini akhirnya keluar juga kata-kata dari mulutnya. “Mas, aduh mas, mbak lagi nih” sambil memelukku dengan keras. Kutekan lagi lebih dalam P-ku ke lubang itu, sampai ia benar-benar lemas, dan biasanya punyaku juga sudah melemas. Mbak Ris juga mengalami dua kali Orgasme. Setelah itu aku berbaring disamping mbak Ris dan menggenggam tangannya. “Tidur didalam aja yuk mas, ndak usah pulang aja ya malam ini,” ia mengajakku berbaring dikamarnya dan kuiyakan, karena aku pikir kapan lagi bisa semalam bersama tanteku yang jutek. Mbak Ris duluan kekamarnya dengan membiarkan tubuhnya tanpa baju, dasternya hanya dibawa kekamar saja. Kumatikan TV, sambil kukenakan celana pendekku, memeriksa pintu belakang, lalu kususul mbak Ris dikamarnya. Kulihat dasternya tergeletak disamping tempat tidur. Akupun berbaring disampingnya masu kedalam bed covernya. Kita berdua belum bisa tidur, kami berbincang-bing lebih dalam lagi, dan dari situlah aku tau gimana ia memenuhi kebutuhan biologis.

     

     

    Baca Juga :
  • Cerita Seks Tanteku Yang Luar Biasa Jago Dalam Bercinta

    Cerita Seks Tanteku Yang Luar Biasa Jago Dalam Bercinta


    1593 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Tanteku Yang Luar Biasa Jago Dalam Bercinta ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Cerita Seks Tante ku dengan aku ini berawal dari aku pada usia 18 tahun ketika masih SMA. Waktu itu, karena niatku yang ingin melanjutkan sekolah di Jakarta, aku dititipkan pada keluarga teman baik ayahku, seorang pensiunan perwira ABRI berpangkat Brigjen.

    Om Toto, begitu aku memanggilnya, adalah seorang purnawirawan ABRI yang cukup berpengaruh, kini ia mengelola perusahaan sendiri yang lumayan besar. Anak-anak mereka, Halmi dan Julia yang seusiaku kini ada di Amerika sejak mereka masih berumur 12 tahun. Sedangkan yang sulung, Sonny kuliah di Jogja.

    istri Om Toto sendiri adalah seorang pengusaha sukses di bidang export garmen, aku memanggilnya Tante Mirna, wanita berwajah manis berumur 43 tahun dengan perawakan yang bongsor dan seksi khas ibu-ibu istri pejabat. Sejak tinggal di rumah megah itu aku seringkali ditugasi mengantar Tante Mirna, meski ada dua sopir pribadi tapi Tante Mirna lebih senang kalau aku yang mengemudikan mobilnya. Lebih aman, katanya sekali waktu.

    Meski keluarga Om Toto kaya raya, tampaknya hubungan antara dia dan istrinya tak begitu harmonis. Aku sering mendengar pertengkaran-pertengkaran diantara mereka di dalam kamar tidur Om Toto, seringkali saat aku menonton televisi terdengar teriakan mereka dari ruang tengah. Sedikitpun aku tak mau peduli atas hal itu, toh ini bukan urusanku, lagi pula aku kan bukan anggota keluarga mereka. Biasanya mereka bertengkar malam hari saat keduanya sama-sama baru pulang kerja. Belakangan bahkan terdengar kabar kalau Om Toto punya beberapa wanita simpanan. “Ah untuk apa memikirkannya” benakku.

    Suatu hari di bulan Oktober, Bi Surti, Siti (para pembantu), Mang Darja dan Om Edi (supir), pulang kampung mengambil jatah liburan mereka bersamaan saat Lebaran. Sementara Om Toto dan Sonny pergi berlibur ke Amrik sambil menjenguk kedua anaknya di sana. Tante Mirna masih sibuk menangani bisnisnya yang sedang naik daun, ia lebih sering tidak pulang, hingga di rumah itu tinggal aku sendiri. Perasaanku begitu merdeka, tak ada yang mengawasi atau melarangku untuk berbuat apa saja di rumah besar dan mewah itu. Mereka memintaku menunda jadwal pulang kampung yang sudah jauh hari kurencanakan, aku mengiyakan saja, toh mereka semua baik dan ramah padaku.

    Malamnya aku duduk di depan televisi, namun tak satupun acara TV itu menarik perhatianku. Aku termenung sejenak memikirkan apa yang akan kuperbuat, sudah tiga hari tiga malam sejak keberangkatan Om Toto, Tante Mirna tak tampak pulang ke rumah. Maklumlah bisnisnya level tingkat internasional, jadi tak heran kalau mungkin saja hari ini ia ada di Hongkong,

    Singapore atau di mana saja. Saat sedang melamun aku melirik ke arah lemari besar di samping pesawat TV layar super lebar itu. Mataku tertuju pada rak piringan VCD yang ada di sana. Segera kubuka sambil memilih film-film bagus. Namun yang paling membuat aku menelan ludah adalah sebuah flm dengan cover depan wanita telanjang. Tak kulihat pasti judulnya namun langsung kupasang dan…, “wow!” batinku kegirangan begitu melihat adegannya yang wah. Seorang lelaki berwajah hispanik sedang menggauli dua perempuan sekaligus dengan beragam gaya.

    Sesaat kemudian aku sudah larut dalam film itu. Penisku sudah sejak tadi mengeras seperti batu, malah saking kerasnya terasa sakit, aku sejenak melepas celana panjang dan celana dalam yang kukenakan dan menggantinya dengan celana pendek yang longgar tanpa CD. Aku duduk di sofa panjang depan TV dan kembali menikmati adegan demi adegan yang semakin membuatku gila. Malah tanganku sendiri meremas-remas batang kemaluanku yang semakin tegang dan keras. Tampak penis besarku sampai menyembul ke atas melewati pinggang celana pendek yang kupakai. Cairan kentalpun sudah terasa mengalir dari sana.

    Tapi belum lagi lima belas menit, karena terlalu asyik aku sampai tak menyangka Tante Mirna sudah berada di luar ruang depan sambil menekan bel. Ah, aku lupa menutup pintu gerbang depan hingga Tante Mirna bisa sampai di situ tanpa sepengetahuanku, untung pintu depan terkunci. Aku masih punya kesempatan mematikan power off VCD Player itu, dan tentunya sedikit mengatur nafas yang masih tegang ini agar sedikit lega.

     

    “Kamu belum tidur, Di?”, sapanya begitu kubuka pintu depan.

    “Belum, tante”, hidungku mencium bau khas parfum Tante Mirna yang elegan.

    “Udah makan?”.

    “Hmm…, belum sih, tante sudah makan?”, aku mencoba balik bertanya.

    “Belum juga tuh, tapi tante barusan dari rumah teman, trus di jalan baru mikirin makan, so tante pesan dua paket antaran di KFC, kamu mau?”.

    “Mau dong tante, tapi mana paketnya, belum datang kan?”.

    “Tuh kan, kamu pasti lagi asyik di kamar makanya nggak dengerin kalau pengantar makanannya datang sedikit lebih awal dari tante”.

    “ooo”, jawabku ****.

    Tante Mirna berlalu masuk kamar, kuperhatikan ia dari belakang. Uhh, bodinya betul-betul bikin deg-degan, atau mungkin karena saya baru saja nonton BF yah?

    Ayo, kita makan..”, ajaknya kemudian, tiba-tiba ia muncul dari kamarnya sudah berganti pakaian dengan sebuah daster putih longgar tanpa lengan dan berdada rendah.

    “Ya ampun Tante Mirna”, batinku berteriak tak percaya, baru kali ini aku memperhatikan wanita itu. Kulitnya putih bersih, dengan betis yang woow, berbulu menantang pastilah punya nafsu seksual yang liar, itu kata temanku yang pengalaman seksnya tinggi. Buah dadanya tampak menyembul di balik gaun itu, apalagi saat ia melangkah di sampingku, samar-samar dari sudut mataku terlihat BH-nya yang putih.

    “Uh.., apa ini gara-gara film itu?”, batinku lagi. Khayalku mulai kurang ajar, memasukkan bayangan Tante Mirna ke dalam adegan film tadi.Cerita Seks Tante

    “Hmm..”, Tak sadar mulutku mengeluarkan suara itu.

    “Ada apa, Di?”, Tante Mirna memandangku dengan alis berkerut.

    “Nnggg…, nggak apa-apa tante..”, Aku jadi sedikit gugup. Oh wajahnya, kenapa baru sekarang aku melihatnya begitu cantik?

    “Eh.., kamu ngelamun yah, ngelamunin siapa sih? Pacar?”, tanyanya.

    “Nggak ah tante”, dadaku berdesir sesaat pandangan mataku tertuju pada belahan dadanya.

    “My god, gimana rasanya kalau tanganku sampai mendarat di permukaan buah dadanya, mengelus, merasakan kelembutan payudara itu, ooohh”, lamunan itu terus merayap.

    “Heh, ayo…, makanmu lho, Di”.

    “Ba…, bbbbbaik tante”, jelas sekali aku tampak gugup.

    “Nggak biasanya kamu kayak gini, Di. Mau cerita nggak sama tante”.

    My god, dia mau aku ceritakan apa yang aku lamunkan? Susumu tante, susumu!

    Pelan-pelan sambil terus melamun sesekali berbicara padanya, akhirnya makananku habis juga. Aku kembali ke kamar dan langsung menghempaskan badanku ke tempat tidur. Masih belum lepas juga bayangan tubuh Tante Mirna. “Gila! Gila! Kenapa perempuan paruh baya itu membuatku gila”, pikirku tak habis habisnya. Umurnya terpaut sangat jauh denganku, aku baru 18 tahun…, dua puluh lima tahun dibawahnya. Ah, mengapa harus kupikirkan.

    Aku melangkah ke meja komputer di kamarku, mencoba melupakannya. Beberapa saat aku sudah tampak mulai tenang, perhatianku kini pada e-mail yang akan kukirim pada teman-teman netter. Aku memang hobi korespondensi via internet. Tapi mendadak pintu kamarku diketuk dari luar.

    “Di.., Didi.., ini Tante”, terdengar suara tante seksi eh Mirna memanggil.

    “Ah..”, aku beranjak bangun dari korsi itu dan membuka pintu, “Ada apa, tante?”.

    “Kamu bisa buatin tante kopi?”.

    “ooo.., bisa tante”.

    “Tahu selera tante toh?

    “Iya tante, biasanya juga saya lihat Siti”,
    jawabku singkat dan langsung menuju ke dapur.

    “Tante tunggu di ruang tengah ya, Di”.

    “Baik, tante”.

    Gelas yang kupegang itu hampir saja jatuh saat kulihat apa yang sedang disaksikan Tante Mirna di layar TV. Pelan-pelan tanganku meletakkan gelas berisi kopi itu di sebuah meja kecil di samping Tante Mirna, lalu bersiap untuk pergi meninggalkannya.

    “Didi..”

    “Ya…, tante”.

    “Kamu kalau habis pasang film seperti ini lain kali masukin lagi ke tempatnya yah”.

    “mm…, ma…, ma…, maaf tante…” aku tergagap, apalagi melihat Tante Mirna yang berbicara tanpa melihat ke arahku. Benar-benar aku merasa seperti maling yang tertangkap basah.

    “Di…”, Tante Mirna memanggil, kali ini ia memandangi, aku menundukkan muka, tak kubayangkan lagi kemolekan tubuh istri Om Toto itu. Aku benar-benar takut.

    “Tante nggak bermaksud marah lho, di…”, byarrr hatiku lega lagi.

    “Sekarang kalau kamu mau nonton, ya sudah sama-sama aja di sini, toh sudah waktunya kamu belajar tentang ini, biar nggak kuper”, ajaknya.

    “Wooow…”, kepalaku secepat kilat kembali membayangkan tubuhnya. Aku duduk di sofa sebelah tempatnya. Mataku lebih sering melirik tubuh Tante Mirna daripada film itu.

    “Kamu kan sudah 18 tahun, Di. Ya nggak ada salahnya kalau nonton beginian. Lagipula tante kan nggak biasa lho nonton yang beginian sendiri..”.

    Apa kalimat itu berarti undangan? Atau kupingku yang salah dengar? Oh my god Tante Mirna mengangkat sebelah tangannya dan menyandarkan lengannya di sofa itu. Dari celah gaun di bawah ketiaknya terlihat jelas bukit payudaranya yang masih berlapis BH.

    Ukurannya benar-benar membuatku menelan ludah. Posisi duduknya berubah, kakinya disilangkan hingga daster itu sedikit tersingkap. Wooow, betis dengan bulu-bulu halus itu. Hmm, Wanita 40-an itu benar-benar menantang, wajah dan tubuhnya mirip sekali dengan pengusaha Dewi Motik, hanya Tante Mirna kelihatan sedikit lebih muda, bibirnya lebih sensual dan hidungnya lebih mancung. Aku tak mengerti kenapa perempuan paruhbaya ini begitu tampak mempesona di mataku. Tapi mungkinkah…? Tidak, dia adalah istri Om Toto, orang yang belakangan ini sangat memperhatikanku. Aku di sini untuk belajar…, atas biaya mereka.., ah persetan!

    Tante Mirna mendadak mematikan VCD Player dan memindahkannya ke sebuah TV swasta.

    “Lho… kok?”.

    “Ah tante bosan ngeliatin itu terus, Di…”.

    “Tapi kan..”.

    “Sudah kalau mau kamu pasang aja sendiri di kamar..”, wajahnya masih biasa saja.

    “Eh, ngomong-ngomong, kamu sudah hampir setahun di sini yah?”.

    “Iya tante…”.

    “Sudah punya pacar?”, ia beranjak meminum kopi yang kubuatkan untuknya.

    “Belum”, mataku melirik ke arah belahan daster itu, tampaknya ada celah yang cukup untuk melihat payudara besarnya. Tak sadar penisku mulai berdiri.

    “Kamu nggak nyari gitu?”, ia mulai melirik sesekali ke arahku sambil tersenyum.

    “Alamaak, senyumnya.., oh singkapan daster bagian bawah itu, uh Tante Mirna.., pahamu”, teriak batinku saat tangannya tanpa sengaja menyingkap belahan gaun di bagian bawah itu. Sengaja atau tidak sih?

    “Eeh Di.kamu ngeliatin apaan sih?”.

    Blarrr…, mungkin ia tahu kalau aku sedang berkonsentrasi memandang satu persatu bagian tubuhnya, “Nngggak kok tante nggak ngeliat apa-apa”.

    “Lho mata kamu kayaknya mandangin tante terus? Apa ada yang salah sama tante, Di?”, ya ampun dia tahu kalau aku sedang asyik memandanginya.

    “Eh…, mm…, anu tante…, aa…, aanu…, tante…,tante”, kerongkonganku seperti tercekat.

    “Anu apa…, ah kamu ini ada-ada saja, kenapa..”, matanya semakin terarah pada selangkanganku, bangsat aku lupa pakai celana dalam. Pantas Tante Mirna tahu kalau penisku tegang.

    “Ta…, ta…, tante cantik sekali..”, aku tak dapat lagi mengontrol kata-kataku. Dan astaga, bukannya marah, Tante Mirna malah mendekati aku.

    “Apa…, tante nggak salah dengar?”, katanya setengah berbisik.

    “Bener kok tante..”.

    “Tante yang seumur ini kamu bilang cantik, ah bisa aja. Atau kamu mau sesuatu dari tante?” ia memegang pundakku, terasa begitu hangat dan duh gusti buah dada yang sejak tadi kuperhatihan itu kini hanya beberapa sentimeter saja dari wajahku. Apa aku akan dapat menyentuhnya, come on man! Dia istri Om Toto batinku berkata.

    Tangannya masih berada di pundakku sebelah kiri, aku masih tak bergeming. Tertunduk malu tanpa bisa mengendalikan pikiranku yang berkecamuk. Harum semerbak parfumnya semakin menggoda nafsuku untuk berbuat sesuatu. Kuberanikan mataku melirik lebih jelas ke arah belahan kain daster berbunga itu. Wow…, sepintas kulihat bukit di selangkangannya yang ahh, kembali aku menelan ludah.

    “Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di. Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?”.

    “Nggak kok tante, sss.., sss…, saya jujur kalau tante memang cantik, eh.., mm…, menarik”.

    “Kamu belum pernah kenal cewek yah”.

    “Belum, tante”.

    “Kalau tante kasih pelajaran gimana?”.

    Ini dia yang aku tunggu, ah persetan dia istri Om Toto. Anggap saja ini pembalasan Tante Mirna padanya. Dan juga…, oh aku ingin segera merasakan tubuh wanita.

    “Maksud tante…, apa?”, lanjutku bertanya, pandangan kami bertemu sejenak namun aku segera mengalihkan.

    “Kamu kan belum pernah pacaran nih, gimana kalau kamu tante ajarin caranya nikmati wanita…”.

    “Ta…, tapi tante”, aku masih ragu.

    “Kamu takut sama Om Toto? Tenang…, yang ada di rumah ini cuman kita, lho”.

    “This is excellent!”, teriakku dalam hati. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Batinku terus berteriak tapi badanku seperti tak dapat kugerakkan.

    Beberapa saat kami berdua terdiam. Agen Judi Hoki Banget

    “Coba sini tangan kamu”, aku memberikan tanganku padanya, my goodness tangan lembut itu menyentuh telapak tanganku yang kasarnya minta ampun.

    “Rupanya kamu memang belum pernah nyentuh perempuan, Di. Tante tahu kamu baru beranjak remaja dan tante ngerti tentang itu”, Berkata begitu sambil mengelus punggung tanganku, aku merinding dibuatnya, sementara di bawah, penisku yang sejak tadi sudah tegang itu mulai mengeluarkan cairan hingga menampakkan titik basah tepat di permukaan celana pendek itu.

    “Tante ngerti kamu terangsang sama film itu. Tapi tante perhatiin belakangan ini kamu sering diam-diam memandangi tubuh tante, benar kan?”, ia seperti menyergapku dalam sebuah perangkap, tangannya terus mengelus punggung telapak tanganku. Aku benar-benar merasa seperti maling yang tertangkap basah, tak sepatah kata lagi yang bisa kuucapkan.

    “Kamu kepingin pegang dada tante kan?”.

    Daarrr! Dadaku seperti pecah…, mukaku mulai memerah. Aku sampai lupa di bawah sana adik kecilku mulai melembek turun. Dengan segala sisa tenaga aku beranikan diri membalas pandangannya, memaksa diriku mengikuti senyum Tante Mirna.Dan…, astaga…, Tante Mirna menuntun telapak tanganku ke arah payudaranya yang menggelembung besar itu.

    “Ta…, ta…, tante…, ooohh”, suara itu keluar begitu saja, dan Tante Mirna hanya melihat tingkahku sambil tersenyum. Adikku bangun lagi dan langsung seperti ingin meloncat keluar dari celana dalamku. Istri Om Toto itu melotot ke arah selangkanganku.

    “Waaww…, besar sekali punya kamu Di?”, serunya lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku kemudian mengelus-elusnya. Secara reflek tanganku yang tadinya malu-malu dan terlebih dulu berada di permukaan buah dadanya bergerak meremas dengan sangat kuat sampai menimbulkan desah dari mulutnya.

    “aahh…, mm remas sayang ooohh”.

    Masih tak percaya akan semua itu, aku membalikkan badan ke arahnya dan mulai menggerakkan tangan kiriku. Aku semakin berani, kupandangi wajah istri Om Toto itu dengan seksama.

    “Teruskan, Di…, buka baju tante”, permpuan itu mengangguk pelan. Matanya berbinar saat melihat kemaluanku tersembul dari celah celana pendek itu. Kancing dasternya kulepas satu persatu, bagian dadanya terbuka lebar. Masih dengan tangan gemetar aku meraih kedua buah dada yang berlapis BH putih itu. Perlahan-lahan aku mulai meremasnya dengan lembut, kedua telapak tanganku kususupkan melewati BH-nya.

    “mm…, tante..”, aku menggumam merasakan kelembutan buah dada besar Tante Mirna yang selama sebulan terakhir ini hanya jadi impianku saja. Jari jemariku terasa begitu nyaman, membelai lembut daging kenyal itu, aku memilin puting susunya yang begitu lembutnya.

    Akupun semakin berani, BH-nya kutarik ke atas dan wooww…, kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan.

    “Mm…, kamu sudah mulai pintar, Di. Tante mau kamu ..”, Belum lagi kalimat Tante Mirna habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan “cruppp…”, sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya.

    “Aahh…, Didi, ooohh…, sedooot teruuus aahh”, tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendek itu sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Mirna tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Mirna sudah berpengalaman sekali. Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.

    “Buka pakaian dulu, Di” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas gigitanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku di lepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas gaun dasternya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Mirna yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu bergelantungan sangat menantang. Dan bukit di antara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangan itu. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas.

    “Eeeiiit…, ponakan tante sudah mulai nakal yah”, katanya genit semakin membangkitkan nafsuku.

    “Saya nggak tahan ngeliat tubuh tante”, dengusanku masih terdengar semakin keras.

    “Kita lakukan di kamar yuk..”, ajaknya sambil menarik tanganku yang tadinya sudah mendarat di permukaan selangkangannya.

    “Shitt!” makiku dalam hati, baru saja aku mau merasakan lembutnya bukit di selangkangannya yang mulai basah itu.

    Tante Mirna langsung merebahkan badan di tempat tidur itu. Tapi mataku sejenak tertuju pada foto Om Toto dengan baju kehormatan militernya.

    “Ta…, tapi tante”

    “Tapi apa, ah kamu, Di” Tante Mirna melotot.

    “Tante kan istri Om Toto”.

    “Yang bilang tante istri kamu siapa?”, aku sedikit kendor mendengarnya.

    “Saya takut tante, malu sama Om Toto”.

    “Emangnya di sini ada kamera yang bisa dilihat dari LA? Didi, Didi.., Kamu nggak usah sebut nama bangsat itu lagi deh!”, intonasi suaranya meninggi.

    “Trus gimana dong tante?”, aku tambah tak mengerti.

    “Sudahlah Di, kamu lakukan saja, kamu sudah lama kan menginginkan ini?” aku tak bisa menjawab, sementara mataku kembali memandang selangkangan Tante Mirna yang kini terbuka lebar. Hmm, persetan dari mana dia tahu aku sudah menantikan ini, itu urusan belakang.

    Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudara itu, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalan itu sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Mirna menyedot lidahku dengan lembut. Uhh, nikmatnya, tanganku menyusup di antara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu.

    “mm…, ooohh…, tante Mirna…, aahh”, kegelian bercampur nikmat saat Tante Mirna memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada penisku.

    “Kamu mau sedot susu tante lagi?”, tangannya meremas sendiri buah dada itu, aku tak menjawabnya, bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.

    “Hmm…, pintar kamu Di, ooohh..” Desahan Tante Mirna mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip.

    “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..”.

    Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Mirna membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah vaginanya. Uhh, liang vagina itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut, aku ingat apa yang harus kulakukan, tak percuma aku sering diam-diam nonton VCD porno. Lidahku menjulur lalu menjilati vagina Tante Mirna.

    “Ooouuuhh…, kamu cepat sekali belajar, Di. Hmm, enaknya jilatan lidah kamu…, ooohh ini sayang”, ia menunjuk sebuah daging yang mirip biji kacang di bagian atas kemaluannya, aku menyedotnya keras, lidah dan bibirku mengaduk-aduk isi liang vaginanya.

    “ooohh, yaahh…, enaak, Di, pintar kamu Di…, ooohh”, Tante Mirna mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada biji kacang yang belakangan kutahu bernama clitoris.

    Ada sekitar tujuh menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras di antara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.

    “Aahh…, tante nggak kuaat aahh, Didiii”, teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang vaginanya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku.

    “Uffff…, Di, kamu pintar bener. Sering nonton yah?” ia memandangku genit.

    “Makasih Di, selama ini tante nggak pernah mengalaminya…, makasih sayang. Sekarang beri tante kesempatan istirahat sebentar saja”, ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi.

    Aku tak tahu harus melakukan apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Mirna. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam vaginanya. Masih jelas bayangan tubuh telanjang Tante Mirna beberapa menit yang lalu…., ahh aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Mirna sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower.

    “Tante…”.

    “Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang penisku yang masih tegang.

    “Woooww…, tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Di…, ooohhmm”, ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Mirna memasukkan penis itu ke mulutnya.

    “Ohh…, nikmat Tante Mirna ooohh…, ooohh…, ahh”, geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alatnya perempuan, ternyata…, ahh…, lezatnya setengah mati. Penisku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Mirna hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.

    “uuuhh… punya kamu ini lho, Di…., tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi”, tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Mirna seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan vaginanya. mm…, kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan tergesa-gesa aku tindih tubuhnya.

    “Heh…, sabar dong, Di. Kalau kamu gelagapan gini bisa cepat keluar nantinya”.

    “Keluar apa, Tante?”.

    “Nanti kamu tahu sendiri, deh” tangannya meraih penisku di antara pahanya, kakinya ditekuk hingga badanku terjepit diantaranya. Pelan sekali ibu jari dan telunjuknya menempelkan kepala penisku di bibir kemaluannya.

    “Sekarang kamu tekan pelan-pelan sayang…, Ahhooowww, yang pelan sayang oh punya kamu segede kuda tahu!”, liriknya genit saat merasakan penisku yang baru setengah masuk itu.

    “Begini tante?”, dengan hati-hati kugerakkan lagi, pelan sekali, rasanya seperti memasuki lubang memek yang sangat sempit.

    “Tarik dulu sedikit, Di…, yah tekan lagi. Pelan-pelan…, yaahh masuk sayang ooohh besarnya punya kamu…, ooohh”.

    “Tante suka?”.

    “Suka sayang ooohh, sekarang kamu goyangin…, mm…, yak gitu terus tarik, aahh…, pelan sayang vagina tante rasanya…, ooouuuhh mau robek, mmhh…, yaahh tekan lagi sayang…, ooohh…, hhmm…, enaakkk…, ooohh”.

    “Kalau sakit bilang saya yah tante?”, kusempatkan mengatur gerakan, tampaknya Tante Mirna sudah bisa menikmatinya, matanya memejam.

    “Hmm…, ooohh..”, Tante Mirna kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang vaginanya bertambah licin saja. Penisku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. Plak.., plak.., plak.., plak.., aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Mirna yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang ke sana ke mari, mengundang bibirku beraksi.

    “ooohh sayang kamu buas sekali. hmm…, tante suka yang begini, ooohh…, genjot terus mm”.

    “Uuhh tante nikmat tante…, mm tante cantik sekali ooohh..”.

    “Kamu senang sekali susu tante yah? ooohh sedooot teruuus susu tanteee aahh…, panjang sekali peler kamu ooohh, Didiii…, aahh”.Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan vaginanya semakin terasa menjepit batang penisku yang semakin terasa keras dan tegang.

    “Di..?”, dengusannya turun naik.

    “Yah uuuhh ada apa tante…”.

    “Kamu bener-bener hebat sayang…, ooowwww…, uuuhh.., tan.., tante.., mau keluar hampiiirr…, aahh…”, gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami berkutat.

    “ooohh memang enaak tante, ooohh…, Tante Mirna. Tante Mirna, ooohh…, tante, ooohh…, nikmat sekali tante, ooohh..” aku bahkan tak mengerti apa maksud kata “keluar” itu. Aku hanya peduli pada diriku, kenikmatan yang baru pertama kali kurasakan seumur hidup. Tak kuhiraukan tubuh Tante Mirna yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, “aahh…, Di.., diii…, tante ke…luaarrr laagiii…, aahh”, vagina Tante Mirna terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batangan penisku dan uuhh ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala penisku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya. Sesaat kemudian ia lemas lagi.

    “Tante capek? Maaf tante kalau saya keterlaluan..”.

    “mm…, nggak begitu Di, yang ini namanya tante orgasme, bukan kamu yang salah kok, justru kamu hebat sekali…, ah, ntar kamu tahu sendiri deh…, kamu tunggu semenit aja yah, uuuhh hebat”.

    Aku tak tahu harus bilang apa, penisku masih menancap di liang kemaluan Tante Mirna.

    “Kamu peluk tante dong, mm”.

    “Ahh tante, saya boleh lanjutin nggak sih?”.

    “Boleh, asal kamu jangan goyang dulu, tunggu sampai tante bangkit lagi, sebentaar aja. Mainin susu tante saja ya?”.

    “Baik tante…”.

    Kau tak sabar ingin cepat-cepat merasakan nikmatnya “keluar” seperti Tante Mirna. Ia masih diam saja sambil memandangiku yang sibuk sendiri dengan puting susu itu. Beberapa saat kemudian kurasakan liang vaginanya kembali bereaksi, pinggulnya ia gerakkan.

    “Di..”.

    “Ya tante?”.

    “Sekarang tante mau puasin kamu, kasih tante yang di atas ya, sayang…, mmhh, pintar”.

    Posisi kami berbalik. Kini Tante Mirna menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang penisku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya, dan uuuhh terasa lebih masuk.

    Tante Mirna mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini. Tante Mirna berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar masuk liang vaginanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang.

    “ooohh enaak tante…, oooh Tante Mirna…, oooh Tante Mirna…, ooo tante…, hmm, enaak sekali…, ooohh..” kedua buah payudara itu seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Mirna.

    “Remeees susu tante sayang, ooohh…, yaahh.., pintar kamu…, ooohh…, tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, ooohh…, pintar kamu Didi ooohh…, ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang”, Tante Mirna meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku.

    “Maksud tante supaya saya bisa…, crup.., crup..”, mulutku menerkam puting panyudaranya.

    “Yaahh sedot susu tante lagi sayang…, mm.., yak begitu teruuus yang kiri sayang ooohh”.

    Tante Mirna menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Decak becek pertemuan pangkal paha kami semakin terdengar seperti tetesan air, liang vaginanya semakin licin saja. Entah sudah berapa puluh cc cairan kelamin Tante Mirna yang meluber membasahi dinding vaginanya. Tiba-tiba aku teringat adegan filn porno yang tadi kulihat, “yap…, doggie style!” batinku berteriak kegirangan, mendadak aku menahan goyangan Tante Mirna yang tengah asyik.

    “Huuuhh…, ooohh ada apa sayang?”, nafasnya tersenggal.

    “Saya mau pakai gaya yang ada di film, tante”.

    “Gaya yang mana, yah…, ada banyak tuh?”.

    “Yang dari belakang trus tante nungging”.

    “Hmm…, tante ngerti…, boleh”, katanya singkat lalu melepaskan gigitan vaginanya pada penisku.

    “Yang ini maksud kamu”, Tante Mirna menungging tepat di depanku yang masih terduduk.

    “Iya tante..” Hmm lezatnya, pantat Tante Mirna yang besar dan belahan bibir memek nya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan penisku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya.

    “ooohh…, nggg…, yang ini hebaat Di…, ooohh, genjot yang keras sayang, ooohh…, tambah keras lagi…, uuuhh..”.

    “ooohh tante…, taannn..teee…, ooohh…, nikmat tante Mirnaii..”.

    Kepalanya menggeleng keras ke sana ke mari, aku rasa Tante Mirna sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannyapun makin ngawur.

    “ooohh…, jangan lama-lama lagi sayang tante mau keluar lagi oooh..” aku menghentikan gerakan dan mencabut penisku.

    “Baik tante sekarang…, mm, coba tante berbaring menghadap ke samping, kita selesaikan dengan gaya ini”.

    “Goodness! Kamu sudah mulai pintar sayang mmhh”, Tante Mirna mengecup bibirku.

    Perintahkupun diturutinya, ia seperti tahu apa yang aku inginkan. Ia menghempaskan badannya kembali dan berbaring menghadap ke samping, sebelah kakinya terangkat dan mengangkang, aku segera menempatkan pinggangku di antaranya. Buah penisku bersiap lagi.

    “aahh tante…, uuuhh…, nikmat sekali, ooohh…, tante sekarang Tante Mirna, ooohh…, saya nggak tahan tanteee…, enaak…, ooohh”.

    “Tante juga Didi…, Didi…, Didi sayaanggg, ooohh…, keluaar samaan sayaang oooh” kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar, ada sebentuk energi yang maha dahsyat berjalan cepat melalui tubuhku mengarah ke bawah perut dan, “Craat…, cratt…, craatt…, crattt”, entah berapa kali penisku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Mirna yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Mirna meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sesuatu yang sangat hebat.

    Beberapa menit setelah itu kami berdua terkapar lemas, Tante Mirna memelukku erat, sesekali ia mencium mesra. Tanganku tampaknya masih senang membelai lembut buah dada Tante Mirna. Kupintir-pintir putingnya yang kini mulai lembek. Mataku memandangi wajah manis perempuan paruh baya itu, meski umurnya sudah berkepala empat namun aku masih sangat bernafsu melihatnya. Wajahnya masih menampakkan kecantikan dan keanggunannya. Meski tampak kerutan kecil di leher wanita itu tapi…, aah, persetan dengan itu semua, Tante Mirna adalah wanita pertama yang memperkenalkan aku pada kenikmatan seksual. Bahkan dibanding Devi, Rani, Shinta dan teman sekelasku yang lain, perempuan paruh baya ini jauh lebih menarik.

    “Tante nggak nyangka kamu bisa sekuat ini, Di..”.

    “Hmm…”.

    “Betul ini baru yang pertama kali kamu lakukan?”.

    “Iya tante..”.

    “Nggak pernah sama pacar kamu?”.

    “Nggak punya tante…”.

    “Yang bener aja ah”.

    “Iya bener, nggak bohong kok, tante…, tante nggak kapok kan ngajarin saya yang beginian?”.

    “Ya ampuuun..” Ia mencubit genit, “masa sih tante mau ngelepasin kamu yang hebat gini, tahu nggak Di, suami tante nggak ada apa-apanya dibanding kamu..”.

    “Maksud tante?”. Cerita panas

    “Om Totomu itu kalau main paling lama tiga menit…, lha kamu? Tante sudah keluar beberapa kali kamu belum juga, apa nggak hebat namanya”.

    “Ngaak tahu deh tante, mungkin karena baru pertama ini sih…”.

    “Tapi menurut tante kamu emang punya bakat alam, lho? Buktinya baru pertama begini saja kamu sudah sekuat itu, apalagi kalau sudah pengalaman nanti…, pasti tante kamu bikin KO…, lebih dari yang tadi”.

    “Terima kasih tante..”.

    “Untuk?”.

    “Untuk yang tadi..”.

    “Tante yang terima kasih sama kamu…, kamu yang pertama membuat tante merasa seperti ini”.

    “Saya nggak ngerti…”.

    “Di.., dua puluh tahun lebih sudah usia perkimpoian tante dengan Om Toto. Tak pernah sedetikpun tante menikmati hubungan badan yang sehebat ini. Suami tante adalah tipe lelaki egois yang menyenangkan dirinya saja. Tante benar-benar telah dilecehkannya. Belakangan tante berusaha memberontak, rupanya dia sudah mulai bosan dengan tubuh tante dan seperti rekannya yang lain sesama pejabat, ia menyimpan beberapa wanita untuk melampiaskan nafsu seksnya. Tante tahu semua itu dan tante nggak perlu cerita lebih panjang lebar karena pasti kamu sudah sering mendengar pertengkaran tante”, Suaranya mendadak serius, tanganku memeluk tubuhnya yang masih telanjang. Ada sebersit rasa simpati mendengar ceritanya yang polos itu, betapa bodohnya lelaki bernama Om Toto. Perempuan secantik dan senikmat ini di biarkan merana.

    “Kriiing…, kriiing…, kriiing”, aku terhenyak kaget.

    “Celaka..! Pasti…, mmungkin?, tante…, gimana nih?”.

    “pssstt..” Ia menempelkan telunjukknya di bibirku lalu tangan tante Mirna mengangkat gagang telfon yang berada di samping tempat tidur. Ia terduduk, masih tanpa busana, pemandangan asyik untukku yang ada tepat di belakangnya.

    “Celaka, jangan-jangan…, Om Toto tahu.., Ah nggak munkin mereka sudah sampai di LA..”, batinku merasa khawatir.

    “Halooo…, eh Son?”, aku tambah khawatir.

    “Udah nyampe kalian..?”.

    “ooo…, mereka sudah di…”, hatiku agak lega mendengarnya.

    “Lia sama adik kamu gimana?”, ternyata Sonny menelfon dari Amerika. Hanya memberitahu mamanya kalau mereka sudah sampai. Tampak sekali hubungan Om Toto dan istrinya sedang renggang, tak kudengar mereka berbicara. Hanya Sonny dan Julia.

    “Kamu nanti kalau balik ke sini bawa oleh-oleh lho?”, tanganku iseng meraba punggungnya yang halus mulus. Tante Mirna melirik nakal sambil terus berbicara. “Apa aja yang penting ada buat Mama…, eh!” ia merasa geli saat aku mencium pinggangnya, aku memeluknya dari arah belakang, tanganku meraba permukaan buah dada itu dan sedikit memijit.

    “Ah nggak…, ada nyamuk di kaki Mama…, hmm, trus pacar kamu gimana, kirain jadi ngajak doi ke situ”, kepalaku kini bersandar di atas pahanya, mataku lagi-lagi melirik buah dada itu, tangankupun, “ahh…, aduh nyamuknya banyak sekarang yah, ooo Mama kan belum tutup jendela…, hmm..” mata Tante Mirna terpejam begitu tanganku menyentuh permukaan buah dadanya, merayap perlahan menyusuri kelembutan bukit indah itu menuju puncak dan, ” mm a..” aku memintir putingnya yang coklat kemerahan itu. “Mama lagi baca ini lho artikel masakan khas Amerika latin kayaknya nikmat ya?” telapak tanganku mulai lagi, meremasnya satu persatu, “Hmm”, Tante Mirna rupanya pintar juga membuat alasan pada anaknya.

    Sambil terus berbicara di telepon dengan sebelah tangannya ia meraih penisku yang mulai tegang lagi. Aku hampir saja lupa kalau ia sedang on line, hampir saja aku mendesah. Untung Tante Mirna cepat menyumbat mulutku dengan tangannya. Nyaris saja.

    “Eh, kakakmu gimana prestasinya”, jari telunjuk Tante Mirna mengurut tepat di leher bawah kepala penisku, semakin tegang saja, shitt…, aku nggak bisa bersuara. Aku tak tahan dan beranjak turun dari tempat tidur itu dan langsung berjongkok tepat di depan pahanya di pinggiran spring bed, menguak sepasang paha montok dan putih itu ke arah berlawanan.

    “mmhh…, aahh…, oh nggak, Mama cuma sedikit kedinginan…, uuuhh” lidahku langsung mendarat di permukaan segitiga terlarang itu.

    “ssshh yaa…,enakkk..”, Tante Mirna sedikit keceplosan.

    “Ini…, nih, Mama tadi dibawain fried chicken sama tante Maurin” ia beralasan lagi.

    Lidahku kian mengganas, kelentit sebesar biji kacang itu sengaja kusentuh.

    “mm fuuuhh…, Mama ngantuk nih…, mau bobo dulu, capek dari kerja tadi, yah?

    “Udahan dulu ya sayang…, besok Mama yang telfon kalian…, daah”, diletakkannya gagang telepon itu lalu Tante Mirna mematikan sistem sambungannya.

    “Lho kok dimatiin teleponnya tante?”.

    “Tante nggak mau diganggu siapapun malam ini, malam ini tante punya kamu, sayang. Tante akan layani kamu sampai kita berdua nggak kuat lagi. Kamu boleh lakukan apa saja. Puaskan diri kamu sayang aahh”, aku tak mempedulikan kata-katanya, lidahku sibuk di daerah selangkangannya.

    Malam itu benar-benar surga bagi kami, permainan demi permainan dengan segala macam gaya kami lakukan. Di karpet, di bathtub, bahkan di ruang tengah dan di meja kerja Om Toto sampai sekitar pukul tiga dini hari. Kami sama-sama bernafsu, aku tak ingat lagi berapa kali kami melakukannya. Seingatku disetiap akhir permainan, kami selalu berteriak panjang. Benar-benar malam yang penuh kenikmatan.

    Aku terbangun sekitar jam 11 siang, badanku masih terasa sedikit pegal. Tante Mirna sudah tidak ada di sampingku.

    “Tante..?” pangilku setengah berteriak, tak ada jawaban dari istri Om Toto yang semalam suntuk kutiduri itu. Aku beranjak dari tempat tidur dan memasang celana pendek, sprei dan bantal-bantal di atas tempat tidur itu berantakan, di banyak tempat ada bercak-bercak bekas cairan kelamin kami berdua. Aku keluar kamar dan menemukan secarik kertas berisi tulisan tangan Tante Mirna, ternyata ia harus ke tempat kerjanya karena ada kontrak yang harus dikerjakan. Agen Judi Hoki Banget

    “Hmm…, padahal kalau main baru bangun tidur pastilah nikmat sekali”, pikiranku ngeres lagi.

    Aku kembali ke kamar Tante Mirna yang berantakan oleh kami semalam, lalu dengan cekatan aku melepas semua sprei dan selimut penuh bercak itu. Kumasukkan ke mesin cuci. Tiga puluh menit kemudian kamar dan ruang kerja Om Toto kubuat rapi kembali. Siap untuk kami pakai main lagi.

    “Fuck..! Aku lupa sekolah…, ampuuun gimana nih”, Sejenak aku berpikir dan segera kutelepon Tante Mirna di kantornya.

    “Halo PT. Chandra Asri International, Selamat pagi”, suara operator.

    “Ya Pagi.., Bu Mirna ada?”.

    “Dari siap, pak?”.

    “Bilang dari Sonny, anaknya..”.

    “Oh Mas sonny”.

    “Huh dasar sok akrab”, umpatku dalam hati.

    “Halo Son, sorry Mama nggak nelpon kamu pagi ini…, Mama telat bangunnya” aku diam saja.

    “Halo…, halo…, Son.., Sonny”.

    “Saya, Tante. Didi bukan Mas Sonny…”.

    “Eh kamu sayang…, gimana? mau lagi? Sabar ya, tungguin tante..”.

    “Bukan begitu tante.., tapi saya jadi telat bangun…, nggak bisa masuk sekolah”.

    “Oooh gampang.., ntar tante yang telepon Pak Yogi, kepala sekolah kamu itu…, tante bilang kamu sakit yah?”.

    “Nggak ah tante, ntar jadi sakit beneran..”.

    “Tapi emang benar kan kamu sakit…, sakit.., sakit anu! Nah lo!”.

    “aah, tante…, tapi bener nih tante tolong sekolah saya di telepon yah?”.

    “Iya…, iya.., eh Di.., kamu kepingin lagi nggak..”.

    “Tante genit”.

    “Nggak mau? Awas lho Tante cari orang lain..”.

    “Ah Tante, ya mau dong…, semalam nikmat yah, tante..”.

    “Kamu hebat!”.

    “Tante juga…., nanti pulang jam berapa?”.

    “Tunggu aja…, sudah makan kamu?”.

    “Belum, tante sudah?”.

    “Sudah…, mm, kalau gitu kamu tunggu aja di rumah, tante pesan catering untuk kamu…, biar nanti kamu kuat lagi”.

    “Tante bisa aja…, makasih tante..”.

    “Sama-sama, sayang…, sampai nanti ya, daahh”.

    “Daah, tante”.

    Tak sampai sepuluh menit seorang delivery service datang membawa makanan.

    “Ini dari, Bu Mirna, Mas talong ditandatangan. Payment-nya sudah sama Bu Mirna”.

    “Makasih, mang..”.

    “Sama-sama, permisi..”.

    Aku langsung membawanya ke dalam dan menyantapnya di depan pesawat TV, sambil melanjutkan nonton film porno, untuk menambah pengalaman. Makanan kiriman Tante Mirna memang semua berprotein tinggi. Aku tahu benar maksudnya. Belum lagi minuman energi yang juga dipesannya untukku. Rupanya istri Om Toto itu benar-benar menikmati permainan seks kami semalam, eh aku juga lho…, kan baru pertama. Sambil terus makan dan menyaksikan film itu aku membayangkan tubuh dan wajah Tante Mirna bermain bersamaku. Penisku terasa pegal-pegal dibuatnya. Huh…,aku mematikan TV dan menuju kamarku. Cerita Seks Tante

    “Lebih baik tidur dan menyiapkan tenaga…”, aku bergumam sendiri dalam kamar.Sambil membaca buku pelajaran favorit, aku mencoba melupakan pikiran-pikiran tadi. Lama-kelamaan akupun tertidur. Jam menunjukkan pukul 12.45.

    Sore harinya aku terbangun oleh kecupan bibir Tante Mirna yang ternyata sudah ada di sampingku.

    “Huuuaah…, jam berapa sekarang tante?”.

    “Hmm.., jam lima, tante dari tadi juga sudah tidur di sini, sayang kamu tidur terlalu lelap. Tante sempat tidur kurang lebih dua jam sejak tante pulang tadi, gimana, kamu sudah pulih..”.

    “Sudah dong tante, empat jam lebih tidur masa sih nggak seger..”, kami saling berciuman mesra, “crup…, crup”, lidah kami bermain di mulutnya.

    “Eh…, tante mau jajan dulu ah…, sambil minum teh, yuuk di taman. Tadi tante pesan di Dunkin…, ada donat kesukaan kamu”, ia bangun dan ngeloyor keluar kamar.

    “Uh.., Tante Mirna..”, gumamku pelan melihat bahenolnya tubuh kini terbungkus terusan sutra transparan tanpa lengan. Bayangan CD dan BH-nya tampak jelas.

    Aku masih senang bermalas-malasan di tempat tidur itu, pikiranku rasanya tak pernah bisa lepas dari bayangan tubuhnya. Beberapa saat saja penisku sudah tampak tegang dan berdiri, dasar pemula! Sejak sering tegang melihat tubuh Tante Mirna sebulan belakangan ini, aku memang jarang memakai celana dalam ketika di rumah agar penisku bisa lebih leluasa kalau berdiri seperti ini.

    “Hmm, tante Mirna…, aahh” desahku sambil menggenggam sendiri penisku, aneh…, aku membayangkan orang yang sudah jelas bisa kutiduri saat itu juga, tak tahulah…, rasanya aku gila!

    Tanganku mengocok-ngocok sendiri hingga kini penis besar dan panjang itu benar-benar tegak dan tampak perkasa sekali. Aku terus membayangkan bagaimana semalam kepala penis ini menembus dan melesak keluar masuk vagina Tante Mirna. Kutengok ke sana ke mari.

    “Tante..”, panggilku.

    “Di dapur, sayang”, sahutnya setengah berteriak, aku bergegas ke situ, kulihat ia sedang menghangatkan donat di microwave. Dan…, uuuhh, tubuh yang semalam kunikmati itu, dari arah belakang…, bayangan BH dan celana dalam putih di balik gaun sutranya yang tipis membuatku berkali-kali menelan ludah.

    “uuuhh tante…, sayang”, tak sanggup lagi rasanya aku menahan birahiku, kupeluk ia dari belakang, sendok yang ada di tangannya terjatuh, penisku yang sudah tegang kutempelkan erat di belahan pantatnya.

    “Aduuuhh…, Didi nakal kamu ah..” ia melirikku dengan pandangan menggoda. Aku semakin berani, tangan kananku meraih buah dada Tante Mirna dari celah gaun di bawah ketiaknya. Lalu tangan kiriku merayap dari arah bawah, paha yang halus putih mulus itu terus ke arah gundukan kemaluannya yang masih berlapis celana dalam. Telunjuk dan jari tengahku langsung menekan, mengusap-usap dan mencubit kecil bibir kemaluannya.

    “Ehhmm…, nnggg…, aahh…, nakaal, Didi”.

    “Tante…, tante, saya nggak tahan ngeliat tante…, saya bayangin tubuh tante terus dari tadi pagi” Tangan kiriku menarik ujung celana dalam itu turun, ia mengangkat kakinya satu persatu dan terlepaslah celana dalamnya yang putih. Kutarik cup BH-nya ke atas hingga tangan kananku kini bebas mengelus dan meremas buah dadanya. Dengan gerak cepat kulorotkan pula celana dalam yang kupakai lalu bergegas tangan kiriku menyingkap gaun sutranya ke atas. Kudorong tubuh Tante Mirna sampai ia menunduk dan terlihaylah dengan jelas celah vaginanya yang masih tampak tertutup rapat. Aku berjongkok tepat di belakangnya.

    “Idiiihh, Didi. Tante mau diapain nih..”, katanya genit. Lidahku menjulur ke arah vaginanya. Aroma daerah kemaluan itu merebak ke hidungku, semakin membuatku tak sabar dan…, “huuuhh…, srup.., srup.., srup”, sekali terkam bibir vagina sebelah bawah itu sudah tersedot habis dalam mulutku.

    cewe nakal

    “aahh.., Didi…, enaakkk..”, jerit perempuan setengah baya itu, tangannya berpegang di pinggiran meja dapur.

    “aawwww…, geliii”, kugigit pantatnya. Uuh, bongkahan pantat inilah yang paling mengundang birahiku saat melihatnya untuk pertama kali. Mulus dan putih, besar menggelembung dan montok.

    Lima menit kemudian aku berdiri lagi setelah puas membasahi bibir vaginanya dengan lidahku. Kedua tanganku menahan gerakan pinggulnya dari belakang, gaun itu masih tersingkap ke atas, tertahan jari-jari tanganku yang mencengkeram pinggulnya. Dan hmm, kuhunjamkan penis besar dan tegang itu tepat dari arah belakang, “Sreeep…, Bleeesss”, langsung menggenjot keluar masuk memek Tante Mirna. Cerita Sex Tante

    “aahh…, Didi…, enaak…, huuuhh tante senang yang ini ooohh..”

    “Enak kan tante…, hmm…, ooohh…, agak tegak tante biar susunya…, yaakkk oooh enaakk”.

    “Yaahh…, tusuk yang keras…, hmm…, tante nggak pernah gini sebelumnya…, ooohh enaakk pintarnya kamu sayaang…, ooohh enaak…, terus…, terus yah tarik dorong keeeraass…, aahh…, kamu yang pertama giniin tante, Di…, ooohh…, ssshh..”, hanya sekitar tiga menit ia bertahan dan, “Hooohh…, tante…, mauuu…, keluar…, sekarang…, ooh hh…, sekarang Di, aahh…”.memek menjepit keras, badannya tegang dengan kepala yang bergoyang keras ke kiri dan ke kanan.

    Aku tak mempedulikannya, memang sejenak kuberi ia waktu menarik nafas panjang. Aku membiarkan penisku yang masih tegang itu menancap di dalam. Ia masih menungging kelelahan.

    “Balik tante..”, Pintaku sambil melepaskan gigitan di kemaluannya.”Apalagi, sayang…, ya ampun tante nggak kuat.., aahh”.

    Aku meraih sebuah kursi.ia mengira aku akan menyuruhnya duduk, “Eiih bukan tante, sekarang tante nyender di dinding, Kaki kiri tante naik di kursi ini..”.

    “Ampuuun, Didi…, tante mau diapain sayang..”, ia menurut saja.

    Wooow! Kudapatkan posisi itu, selangkangan itu siap dimasuki dari depan sambil berdiri, posisi ini yang membuatku bernafsu.

    “Sekarang tante…, yaahh..”, aku menusukkan penisku dari arah depannya, penisku masuk dengan lancar. Tanganku meremas kedua susunya sedangkan mulut kami saling mengecup.

    “mmhh…, hhmm..”, ia berusaha menahan kenikmatan itu namun mulutnya tertutup erat oleh bibirku.

    Hmm, di samping kanan kami ada cermin seukuran tubuh. Tampak pantatku menghantam keras ke arah selangkangannya. Penisku terlihat jelas keluar masuk vaginanya. Payudaranya yang tergencet dada dan tanganku semakin membuatku bernafsu.

    “Cek.., cek.., cek”, gemercik suara kemaluan kami yang bermain di bawah sana. Kulepaskan kecupanku setelah tampak tanda-tanda ia menikmatinya.

    “uuuhh hebaat…,, kamu sayang…, aduuuh mati tante…, aahh enaak mati aku Di, ooohh…, ayo keluarin sayang…, aahh tante capeeekkk…, sudah mau sampai lagi niiih aahh..” wajahnya tampak tegang lagi, pipinya seperti biasa, merah, sebagai tanda ia segera akan orgasme lagi.

    Kupaksakan diriku meraih klimaks itu bersamaan dengannya. Aku agaknya berhasil, perlahan tapi pasti kami kemudian saling mendekap erat sambil saling berteriak keras.

    “aahh…, tante keluaar..”.

    “Saya juga tante huuhh…, nikmat.., nikmat…, ooohh…, Tante Mirna…, aahh”, dan penisku, “Crat.., crat.., crat.., seeer”, menyemprotkan cairannya sekitar lima enam kali di dalam liang vagina Tante Mirna yang juga tampak menikmati orgasmenya untuk kedua kali.

    “Huuuhh…, capeeekk…, sayang” ia melepaskan pelukannya dan penisku yang masih menancap itu. Hmm, kulihat ada cairan yang mengalir di pahanya bagian dalam, ada yang menetes di lantai.

    “Mau di lap tante?”, aku menawarkan tissue.

    “Nggak sayang…, tante senang, kok. Tante bahagia…, yang mengalir itu sperma kamu dan cairan kelamin tante sendiri. Tante ingin menikmatinya..”, ia berkata begitu sambil memberiku sebuah ciuman.

    “Hmm.., Tante Mirna..”, Kuperbaiki letak BH dan rambutnya yang acak-acakan, kemudian ia kembali menyiapkan jajanan yang sempat terhenti oleh ulah nakalku.

    Aku kembali ke kamar dan keluar lagi setelah mengenakan baju kaos. Tante Mirna telah menunggu di taman belakang rumahnya yang sangat luas, kira-kira sekitar 25 acre. Kami duduk santai berdua sambil bercanda menikmati suasana di pinggiran sebuah danau buatan. Sesekali kami berciuman mesra seperti pengantin baru yang lagi haus kemesraan. Jadilah dua minggu kepergian keluarga Om Toto itu surga dunia bagiku dan Tante Mirna. Kami melakukannya setiap hari, rata-rata empat sampai lima kali sehari!

    Menjelang sore, Tante Mirna mengajakku mandi bersama. Bisa ditebak, kami melakukannya lagi di bathtub kamar mandi mewah itu. Saling menyabuni dan…, hmm, bayangin sendiri deh. Itulah pengalaman pribadiku saat pertama mengenal Cerita seks bersama guru seks-ku yang sangat cantik, Tante Mirna.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks Gadis Cinta Pertamaku

    Cerita Seks Gadis Cinta Pertamaku


    1593 views

    Duniabola99.org – Namaku Aswin dan saat ini aku baru lulus dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Bingung mencari pekerjaan yg kini makin langka terjadi.Cerita ini bermula dari masalah keuangan di keluargaku. Pada mulanya kami adalah keluarga yg berkecukupan sampai saat ayahku jatuh sakit. Kehidupan kamipun mulai berangsur-angsur memburuk. Satu persatu barang barang yg bisa laku di jual, kami jual tuk membiayai pengobatan ayahku serta untuk makan kami.

    Teman-teman yg selama ini akrab bermain denganku kini meninggalkanku sendirian, baru kini aku sadar mereka hanya berteman denganku ketika aku senang dan ketika aku dalam kesusahan mereka meninggalkanku. Huh, itulah tabiat dari kebanyakan orang yg berada. Mendingan aku berteman dengan orang yg tak mampu. Mereka setia dalam suka maupun duka.

    Singkat cerita, Aku berkenalan dengan seorang gadis. Wajahnya imut dan manis. Dia selalu curhat kepadaku tentang keluarganya yg sibuk dan sibuk melulu dengan bisnis sana dan bisnis sini. Akhirnya dia broken home. Di sela-sela kebingunganku mencari uang datang tawaran yg menggiurkan darinya. Aku bisa mendapatkan uang lumayan besar asalkan tidur bersamanya.

    Aku bingung, aku tolak, aku sangat membutuhkan uang itu, dan kalau aku terima, aku tak tahu apa yg harus aku lakukan. Jujur saja aku belum pernah melakukan hal itu sekalipun. Huhh, hal yg susah sampai saat ini. Akhirnya dengan berat hati aku terima tawaran itu meski batinku memberontak.

    Aku bertemu dengannya di sebuah hotel di kawasan Jakarta selatan. Hotel yg ekslusif untuk aku yg belum pernah tidur di hotel yg sebesar ini. Tanpa basa-basi aku mengetuk pintu kamarnya. Keringat dingin mulai membasahi tubuhku di tengah sejuknya udara di dalam ruangan yg ber-AC itu. Grogi, takut dan rasa penasaran bercampur aduk di dalam benakku. Aku sebentar lagi akan menjadi seorang laki-laki bayaran. Hal yg selama ini belum pernah terbersit sekalipun didalam pikiranku selama ini.

    Kulihat seraut wajah manis itu menyambutku ramah dengan senyumnya yg membuat degup jantung para lelaki semakin kencang. Kulihat dia memakai jubah mandi dan wangi sabun mandi memancar dari aroma tubuhnya. Wuihh, semakin grogi aku jadinya. Tubuhku kini mulai terasa kaku tuk digerakkan. Takut, takut untuk selanjutnya. Gimana kalau aku ngga bisa memberikan kepuasan kepadanya maklum aku belum pernah melakukannya.

    Aku duduk di bangku sofa yg ada di dalam kamar hotel itu. Memperhatikan gerak-gerik tubuhnya yg aduhai indah yg bisa membuat para lelaki bertekut lutut dihadapannya. Setelah mengobrol sekedar basa-basi akhirnya aku masuk kedalam kamar mandinya. Aku mandi untuk menghilangkan penat dan agar grogiku yg kian menjadi tdk terlihat olehnya.

    Setelah mendi perasaan itu gak berkurang, aku pakai jubah yg ada disana. Biru muda warnanya, warna kesayanganku. Kumantapkan langkahku keluar dari kamar mandi tersebut. Betapa terkejutnya aku ketika kuliat dirinya duduk didepan meja rias hanya memakai bra dan underwear saja. Putih mulus dan tak ada cacatnya disamping bodinya yg bagus. Heranku jadinya, banyak orang yg mau melakukannya tanpa imbalan uang tetapi kenapa memilihku dan mengiming-imingkan uang yg cukup banyak

    Kudekati dirinya, kukalungkan lenganku dipundaknya dan mencium lembut lehernya yg jenjang. Aroma wangi melati semerbak tercium oleh hidungku membuat detak jantungku merasa nyaman. Kumulai memciumi lehernya dengan lebih cepat, aku lakukan dengan instingku saja tanpa pengalaman. Kurasakan tangannya mulai mengelus-elus lembut tanganku yg melingkar.

    Kubalikkan tubuhnya dan kucium lembut bibir yg tipis menantang itu. Merah muda dan semakin manis dengan adanya tahi lalat kecil di sudut bibirnya sebelah kiri. Bibirku kini mulai mencium lembut pipinya dan bergerak kearah kupingnya dan menurun kearah pundaknya.

    Kurasakan tubuhnya bergetar dan tanganya mengelus-elus pundakku. Kini bibirku munurun kearah dadanya. Kulihat payudaranya kini mulai mengembang dan semakin memenuhi branya. Payudara yg cukup besar dengan kulit yg putih sehingga warna bra yg hitam semakin kontras terlihat. Tanpa sadar gairahku kini mulai bangkit. Segala pikiran dan kecemasanku menghilang perlahan dan tergantikan instuisi dan gairah yg semakin menigkat.

    Kuangkat tubuhnya dan kubaringkan keranjang yg empuk itu. Bed cover yg merah muda semakin menarik dengan adanya tubuhnya di situ. Perlahan-lahan kubuka branya dan kulihat puting payudaranya mencuat dengan warnya yg merah muda agak ketuaan. Perlahan-lahan kuhisap dan kugigit-gigit kecil. Kudengar desah nafasnya yg berat dan lenguhan-lenguhan kecil terdengar dari mulutnya.
    Tangannya mulai mengacak-acak rambutku. Dadanya mumbusung dan memberi tanda agar aku lebih agresif lagi. Ciumanku kini mulai turuh dan turun kebawah sampai diperutnya. Gerakan tubuhnya mulai tak terkendali dan kakinya mulai membelit badanku.

    Kuturunkan celana dalamnya dan kulihat rambut yg masih jarang-jarang terlihat di sana. Gumpalan daging berwarna merah ada celah pangkal pahanya. Ada aroma yg aneh ketika aku menciumnya. Perasaan jijik yg tadi timbul kini tdk lagi terganti rasa penasaran seperti apa rasanya bila aku menjilatinya.

    Ketika kujilati, pantatnya naik dan bergoyang-goyang. Keluhan-keluhan yg keluar dari mulutnya kini berganti rintihan-rintihan. Kutanyakan apakan dia kesakitan, gelengan kuterima sebagai jawabannya. Wajah yg kuyu dengan pandangan mata yg nanar terlihat oleh mataku. Lidahku mulai lagi kegiatannya di daerah itu. Rintihan-rintihan kini terdengar lagi. Tak lama kemudian kurasakan ada sedikit cairan keluar dari rongga memeknya. Dia mengejang sebentar kemudian tubuhny lemas. Aku baru tahu bahwa dia telah orgasme.Kubiarkan dia dengan sejuta sensasi yg dirasakannya dan kubiarkan dia tidur dalam pelukanku.

    Kumulai berfikir kembali. Lebih baik aku tdk menerima uang yg ditawarkannya. Bila akuterima aku sama saja menjual harga diriku bila tdk, uang darimana aku bisa dapati. Ditengah-tengah lamunanku kurasakan tangannya mengelus-elus lembut dadaku. Aku hanya memakai jubah mandi dan celana dalam saja. Elusannya kini mulai turun kebawah sedikit demi sedikit. Membuat gairahku naik. Bibirnya kini mulai mencium bibirku dengan lembut. Sensasi yg indah.

    Hangat, lembut dan manis terasa ketika bibirnya yg lembut bertemu dengan bibirku. Tanganya kini mulai mengelus-elus lembut k0ntolku dari luar celana dalamku. Aku tak mau kalah, tanganku kini mulai mengelus-elus celah memeknya. Kutemukan ada daging yg kecil memanjang. Kupelintir-pelintir pelan, tubuhnya mengejang hebat. Tangannya masuk kedalam celana dalamku dan mengocok-ngocok lembut k0ntolku,

     

    Kubuka baju dan kuturunkan celana dalamku. Kulihat dirinya yg terbaring dengan damai di atas kasur itu. Setelah semuanya kubuka, kupeluk tubuhnya dan kuposisikan tubuhku diatas tubuhnya. Tangannya menuntun k0ntolku kearah lobang memeknya. Kugesek-gesekkan sebentar dan secara perlahan-lahan. Pinggulnya bergerak mengikuti kemana rah k0ntolku bergerak.

    Setelah cukup, perlahan-lahan aku tekan k0ntolku kedalam memeknya. Kepala k0ntolku mulai masuk dan terasa hangat, lembut bagaikan sutra. Kutekan lagi dank0ntolku mulai masuk lebih dalam lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya dan ada kerutan di keningnya. Sakit apa nikmat yg dia rasakan, pikirku. Kutekan lebih keraslagi sampai aku merasa menembus sesuatu, seperti ada kertas tipis yg robek.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Kudengar jeritan pelan. Jangan-jangan dia.. rasa takutku kini mulai menghantui lagi. Kutnyakan apakah dia kesakitan apa masih mau dilanjutkan. Dia hanya mengangguk-angguk dan berbisik ditelingaku agar aku melanjutkannya. Kudiamkan k0ntolku sejenak agar memeknya dapat menyesuaikan keadaan. K0ntolku kurasakan hangat dan lembut. Ada gerakan meremas halus dan sedotan-sedotan di dalam memeknya.

    Kugerakkan k0ntolku maju mundur. Lenguhan kudengar semakin menjadi-jadi. Seret dan peret kurasakan k0ntolku bergerak keluar masuk di dalam memeknya. Lima belas Menit kemudian kurasakan akan ejakulasi. Kutanyakan apakah mau dikeluarkan di dalam atau diluar. Didalam saja jawabnya. Kupacu gerakanku semakin cepat. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Memeknya mencengkram k0ntolku dan mengurut-urutnya. Pertahananku jebol dan kukeluarkan air maniku di dalam lobang memeknya. Kudiamkan k0ntolku di dalam memeknya sampai terlepas sendiri.

    Kuperhatikan ada noda-noda darah bercampur air maniku. Takut dan sesal kini terlintas di dalam benakku. Ternyata dia masih seorang perawan dan aku telah merebut kegadisannya. Kubiarkan dirinya tertidur dengan damai dan secara perlahan-lahan kurapikan pakaianku dan menyelinap keluar dari kamar hotelnya dengan pikiran kalut aku kembali ke rumah dan merenungi apa yg telah terjadi.

    Lebih baik aku tdk menerima uangnya dan handphoneku ku jual untuk biaya berobat ayahku. aku tahu ini yg terbaik tuk kita berdua. apakah aku salah.. Jika aku salah maka ampunilah aku.. Untuknya aku minta maaf, bukannya aku tak mau uangmu tapi aku terpaksa tuk menepisnya. Aku tak mau memanfaatkanmu. Sekali lagi maafkan aku. Suatu saat aku akan menghubungimu bila aku sudah siap.

     

    Baca Juga :
  • Nanik Tetanggaku Yang Seksi

    Nanik Tetanggaku Yang Seksi


    1593 views

    Cerita Sex Terbaru – Kisah ini dimulai ketika aku memutuskan untuk pindah dari rumah orang tuaku dan mengontrak sebuah rumah mungil di pinggiran Jakarta. Kulakukan itu karena aku dan istriku ingin belajar mandiri, apalagi kini sudah hadir si kecil anggota keluarga baru kami.


    Ku akui, aku bukanlah suami yang baik, mengingat petualangan liarku ketika masih belum menikah. Sering aku bergonta ganti pacar yang ujung-ujungnya hanya untuk memuaskan libidoku yang cukup tinggi. Namun setelah menikah, kuredam keinginanku untuk berpetualang lagi. Di hadapan istri dan lingkunganku, aku mencoba menampilkan sebagai sosok yang baik-baik. Tidak neko-neko. Rahasia masa laluku pun aku simpan rapat-rapat.
    Namun setelah satu bulan aku tinggal di lingkungan yang baru, tampaknya tabiat lamaku kumat kembali. Di sekitar rumahku, banyak ku temui wanita yang menarik perhatianku. Mulai dari ibu-ibu tetangga yang rata-rata tidak bekerja dan mahasiswi yang banyak kost di sekitar tempat tinggalku.
    Satu sosok yang menarik perhatianku adalah Nanik, tetangga kontrakanku, namun tetangga-tetangga yang lain memanggilnya Mama Ryan sesuai dengan nama anaknya. Ketika pertama kali bertemu, ia terlihat berbeda dibanding ibu-ibu lain di sekitarnya. Wajahnya cukup cantik dengan Kulitnya yang kuning langsat, bodinya cukup montok namun tetap kencang walau usianya sudah di atas 37 tahun. Payudaranya pun terlihat proporsional di balik kaus yang sering dikenakannya.
    Ia berasal dari Cianjur, jadi wajarlah kalo wajahnya cantik khas wanita priangan. Namun segala pesonanya itu tertutupi oleh kehidupannya yang sederhana. Suaminya hanya seorang supir pribadi yang penghasilannya terbatas, belum lagi kedua anaknya sudah beranjak remaja, yang tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar.

    Hubungan istriku dengan Nanik cukup baik, sering Nanik berkunjung ke rumah dan ngobrol dengan istriku. Pada saat itu aku sering curi-curi pandang ke arahnya. Sering ia hanya mengenakan kaos longgar dan celana pendek kalau main ke rumah, sehingga belahan dada dan sebagian paha nya yang putih mulus menjadi santapanku. Dan kalo sudah begitu, batang penisku bisa mengeras diam-diam. Kapan ya aku bisa meniduri nya?
    Info dari istriku pula lah akhirnya aku tahu kalo ternyata Nanik bekerja paruh waktu sebagai pembantu. Seminggu tiga kali ia bekerja membersihkan apartemen seorang ekspatriat. Apartemen ini sering kosong karena sering di tinggal pemiliknya berdinas ke luar negeri, jadi ia di percaya untuk memegang kunci apartemen itu. Namun kegiatannya itu tidak membantu banyak dalam masalah keuangan keluarga di tengah kebutuhan sehari hari yang semakin mahal, dan ini kesempatanku untuk menjadi dewa penolong baginya, walau ada udang di balik batu, ingin merasakan bagaimana rasanya jepitan vagina istri orang. hehehe
    Strategi untuk mendekatinya pun mulai aku jalankan. Dia berangkat kerja selalu pagi hari. yaitu tiap hari Senin, Rabu dan Jumat pada pukul 7 pagi. Aku tahu karena dia selalu lewat depan rumahku. Dia berangkat kerja menggunakan metro Mini.
    Setelah tahu jadwalnya aku pun mulai mengatur siasat agar bisa berangkat bareng dengannya. Kuatur waktu berangkat kerjaku yang biasanya jam 8 menjadi lebih pagi lagi. Kebetulan arah apartemen tempatnya bekerja searah dengan kantorku di Sudirman.
    Senin pagi itu kulihat dia sudah lewat depan rumahku untuk berangkat kerja, aku pun segera bersiap siap mengeluarkan mobilku dari garasi. Istriku sempat bertanya, koq hari ini berangkat lebih pagi. Kujawab saja ada meeting mendadak.
    Mobil kulajukan perlahan menuju jalan besar dan kulihat di ujung gang. Nanik sedang menunggu Metro Mini yang akan membawanya ke Kampung Melayu. Kuhampiri dia dan kubuka jendela mobil dan menyapanya.
    “Berangkat kerja Mbak Nanik?”
    “eh….. iya mas Ardi,” jawabnya agak kaget.
    “Bareng saya aja yuk, Mbak mau ke Kampung Melayu kan?’
    “Iya mas……tp gak apa apa saya naik Metro aja,” Tolaknya dengan halus.
    “Gak apa apa Mbak, kita kan searah ini, lagian metro mini kalo pagi pasti penuh,” ujarku coba membujuknya.
    Dia sedikit bimbang, tapi akhirnya menyetujui ajakanku.
    Dibukanya pintu depan mobilku dan masuklah dia, seketika aroma parfum nya pun menyeruak ke indera penciumanku.
    “Terima kasih Mas Ardi. Maaf merepotkan.”
    “Merepotkan apa sih mbak, wong kita searah koq.” Ujarku sambik tertawa ringan.
    Khas senin pagi, lalu lintas pagi itu sangat macet. Di dalam mobil aku
    pun menghabiskan waktu dengan ngobrol ringan dengannya. Banyak hal yang kami perbincangkan, mulai dari keluarganya, anak-anaknya, suaminya, lingkungan kerjanya. Intinya aku ingin lebih mendekatkan diri padanya agar tujuanku menidurinya bisa terlaksana. Tapi aku tidak mau terburu-buru.
    Akhirnya kami tiba di Apartemen tempatnya bekerja, ku turunkan ia di pinggir jalan. Aku pun kembali melajukan mobilku ke arah kantor.

    Selama dua minggu aku intens melakukan pendekatan dengan mengajaknya berangkat bareng. Untuk menghindari gunjingan tetangga, ia hanya mau naik mobilku di ujung gang.
    Semakin dekat hubungan kita, ia semakin berani menceritakan hal-hal pribadinya. Kami pun sering bercanda dan ia pun mulai berani mencubit lengan atau pinggangku ketika ku goda. Obroloan pun kadang-kadang kubuat menjurus ke urusan ranjang. Dan dari situ pula aku tahu kalau Nanik sudah tidak berhubungan intim dengan suaminya sejak tiga bulan lalu di karenakan suaminya sudah terlalu lalah bekerja dan sering pulang larut malam. Wah kesempatan nih, pikirku.
    Pagi itu kembali kami berangkat bareng, namun kulihat dia agak murung, aku pun memberanikan diri bertanya padanya.
    “Ada apa mbak Nanik, saya lihat mbak agak murung pagi ini?’


    “Gak apa-apa koq mas…..biasa kali saya kayak gini”, ia berusaha menyangkalnya.
    “Mbak gak usah bohong sama saya, saya tahu mbak orangnya ceria, jadi kalau murung sedikit, pasti saya tahu.”
    Nanik tersenyum mendengar perkataanku.
    “Enggak apa-apa mas. Ya namanya dalam hidup pasti ada aja masalahnya.”
    “Kalo mbak gak keberatan, cerita aja mbak, siapa tahu saya bisa bantu”
    “Gimana ya Mas….”Nanik memutus pembicaraan sepertinya ragu untuk melanjutkannya
    Aku menoleh kepadanya, dan kupandangi wajahnya dalam-dalam sambil membujuknya untuk terus bercerita.
    “Ini mas, si Ryan (anaknya yang bungsu) lagi butuh biaya untuk study tour ke Bandung, biayanya Rp. 500.000,- sedangkan aku sama bapaknya belum ada duit Karena sudah terpakai kakaknya untuk biaya praktikum kemarin. Sedangkan uangnya harus di kumpulkan besok. Study tour ini wajib karena sebagai syarat agar Ryan bisa lulus. Pusing saya mas.”
    Aku tersenyum sambil menatap matanya.
    “Ah gampang itu mbak, nanti saya bantu”
    “Tuh kan saya jadi merepotkan mas Ardi.”
    “ Gak apa-apa mbak, namanya kita bertetangga, kalau ada yang kesusahan, apa salahnya kita bantu.”
    “Iya sih mas……ya udah, kalo mas Ardi ada, saya mau pinjam uang dulu sama mas Ardi.”
    “Gampang itu mbak.”
    Ketika sampai di depan apartemen tempatnya bekerja, segera kubuka dompetku dan kuambil uang 1 jt dan kuberikan padanya. Nanik kaget dengan pemberianku sebanyak itu.
    “Koq banyak sekali Mas, saya kan butuh nya cuma lima ratus ribu?”
    “Iya sisanya buat bekal Ryan di jalan, atau buat Mamahnya juga ga apa-apa.”
    Nanik tertawa mendengar ucapanku.
    “Tapi saya belum bisa mengembalikan dalam waktu dekat mas.”
    “Gak di kembalikan juga gak apa-apa mbak.”
    “Lho koq gak di kembalikan, saya khan pinjem mas, jadi harus kembali.”
    “Ya udah gampang itu mbak, kalo ada, ya di kembalikan kalo ga ada ya di kembalikan dengan cara lain.” Ujarku mencoba memancing di air bening. Hehehe
    “Lho cara lain apa sih mas, koq saya bingung jadinya.”
    Aku Cuma tertawa, dan nanik semakin bingung dengan sikapku.
    “Ya udah nanti mbak telat loh ke kantornya.” Ujarku sambil bercanda.
    “Kantor apa sih Mas, bisa aja deh.” Nanik tertawa sambil mencubit lenganku.
    “Ya udah terima kasih ya Mas atas bantuannya.”
    “sama-sama Mbak”
    Nanik pun turun dari mobilku dan melangkah ke dalam area apartemen itu.

    Siang itu, tiba-tiba ada sms masuk ke ponselku, ternyata ada pesan dari Nanik. Setelah ku baca, ia menyampaikan ucapan terima kasih sekali lagi pada ku karena sudah di bantu. Akupun membalasnya untuk tidak memikirkannya lagi sekaligus menanyakan posisinya sedang berada di mana saat ini.Ternyata dia masih ada di apartemen majikannya dan sedang beristirahat karena baru saja selesai mengerjakan tugas-tugasnya.
    Ku coba iseng minta ijin padanya untuk main ke apartemen tempatnya bekerja apabila majikannya sedang tidak ada di tempat. Nanik mengijinkan karena Majikannya sedang keluar negeri selama seminggu. Dia pun memberi tahu tower dan nomor unit apartemennya.
    Aku pun segera bergegas membereskan pekerjaanku di kantor dan ijin pada temanku untuk ke luar dengan alasan bertemu klient. Karena aku sering dinas luar, jadi gampang saja dapat ijinnya.
    Segera kupacu mobilku menuju apartemennya. Tapi sebelumnya aku mampir ke salah satu restoran cepat saji dan membelikannya makan siang.
    Mobilku kuparkir di basement apartemen, aku pun menuju ke unit apartemen tempatnya bekerja. Ku bunyikan Bel dan tak lama Nanik pun mempersilahkan aku masuk. Akupun segera duduk di sofa yang cukup lebar dan empuk yang ada di ruangan itu.
    Unit apartemen itu cukup luas, ada dua kamar di dalamnya lengkap ada dapur dan minibarnya. Aku tebak majikannya seorang eksekutif di suatu perusahaan ternama dan apartemen ini di sediakan oleh perusahannya.
    “Mau minum apa mas,” tiba-tiba Nanik menyadarkanku yang sedari tadi memperhatikan apartemen beserta isinya.
    “Eh….air putih aja mbak.”
    “Masak air putih sih, aku bikinin sirup ya?”
    “Boleh Mbak kalau gak merepotkan.”
    Tak lama dia pun membawa dua gelas es sirup.
    “Wah jadi seger nih, siang-siang minum es sirup, apalagi di temani Mbak Nanik yang seger.”
    “Ih apaan sih Mas Ardi,” Dia tertawa sambil mencubit pinggangku.
    Wajahnya sudah kembali ceria tidak semuram pagi tadi
    Kami pun ngobrol sambil menyantap makanan yang ku bawa. Setelah makan kami pun melanjutkan obrolan sambil menonton acara tv kabel.
    Aku mulai memberanikan diri mendekatkan posisi dudukku dengannya dan Nanik diam saja. Ku coba pegang tangannya. Awalnya ia sepertinya canggung tapi akhirnya dapat ku genggam erat tangannya. Aku mulai membelai rambutnya yang panjang sebahu dan meniup tengkuknya dan tak lama bibir kami pun sudah saling bersilaturahmi. Berpagutan dengan bebasnya.


    Bibirku di lumat habis oleh bibirnya, nafasnya mulai tersengal-sengal. Nampak birahinya mulai naik. Wajar saja wong 3 bulan tidak di setubuhi suaminya.
    Tanganku pun ku beranikan menelusup di balik kemeja yang di kenakannya, ia pun diam saja, Kuraih payudara kiri di balik branya dengan tangan kananku, kuremas-remas halus sambil kumainkan putingnya. Ia mengelinjang sambil melenguh tertahan.
    “Auhhh….achhh.”
    Sambil melumat bibirnya kucoba membuka kancing bajunya satu persatu, dan ia pun mengikutinya dengan membuka kancing kemeja kerja yang aku kenakan. Kemeja-kemeja itu pun akhirnya terhampar di lantai.
    Terpampang jelas di hadapanku tubuh mulus Nanik dengan payudara yang masih tertutup bra warna krem, Walau perutnya sedikit berlipat karena lemak, tetap saja tidak mengurangi keinginanku untuk menyetubuhinya.
    Segera kubuka kait bra nya dan bra itu pun jatuh di pangkuannya. Payudara Nanik segera menyembul. Cukup besar dengan warna puting coklat tua dengan areola berwarna lebih muda. Puting itu mencuat dengan tegaknya. Keras.
    Segera saja kuhisap puting susunya, Nanik melenguh lebih keras.
    “Aaaccchhhh……Maasss. Aahhh….ouchhh. “ Ia semakin terangsang dengan perbuatanku.
    Terus kuhisap puting susunya kanan dan kiri bergantian, Ia pun menggelinjang makin keras, kepala tengadah menatap langit-langit. Matanya terpejam namun mulutnya meracau mengeluarkan suara desahan dan rintihan. Kedua tangannya menjambak-jambak rambut di kepalaku.
    Cukup lama kumainkan kedua puting susunya. Setelah puas Aku pun bangkit dari sofa dan segera berdiri. Nanik mengerti maksudku. Sambil tetap duduk di sofa, ia membuka ikat pingang dan celana yang ku kenakan, tidak lupa celana dalamku pun ikut dipelorotkannya ke bawah. Seketika itu juga peniskuku yang cukup besar dan berurat, mengacung ke depan dengan gagahnya. Nanik tersenyum sambil melirikku. Dipegang dan di belainya kepala penisku, di kocok-kocoknya perlahan batangnya berulang kali. Tak lama di masukkan lah kejantananku ke dalam mulutnya, di kulumnya batang penisku sampai ke pangkalnya. Karena ukuran penisku yang cukup besar ia sedikit tersedak, aku pun tertawa geli. Tapi dengan usil, digigitnya batang penisku, aku pun menjerit. Di kocok lagi batang penis itu dengan gerakan yang lebih cepat sambil lidahnya dengan liar menjilat-jilat kantung zakar. Perlakuan Nanik sungungguh luar biasa, tidak tahan aku di buatnya. Aku pun ingin segera buru-buru menyetubuhinya.
    Ku pinta Nanik bangkit berdiri dan melepaskan celana jeans yang masih di kenakannya. Ku balik badannya dan memintanya menungging. Lututnya di tumpukan ke sofa dan ia menungging di hadapanku dan tangannya menyangga tubuhnya pada sandaran sofa. Segera saja belahan vaginanya yang tertutup bulu jemput yang cukup lebat terlihat merekah di hadapanku. Bibir vagina nya mulai berwarna kecoklatan namun liang vaginanya masih menampakkan rona kemerahan yang tampak berkilat dan basah oleh cairan kewanitaan yang terus keluar karena rangsanganku tadi.
    Segera saja ku pegang batang penisku dan kuarahkan kepalanya ke arah liang kewanitaan Nanik. Segera kumajukan pinggulku dan tak lama kepala dan batang penisku pun amblas sampai ke pangkalnya. Terbenam sepenuhnya dalam liang vagina tetanggaku ini. Nanik tercekat dan berteriak karena alat vitalku yang cukup besar menyesakkan rongga kewanitaannya. Ia menoleh padaku dengan mulut terbuka lebar sambil merintih.
    “aaahhhh……”

    Kedua tanganku memegang pantatnya yang cukup besar. Aku pun mulai memaju mundurkan pingulku. Batang penisku pun keluar masuk di liang vaginanya dengan tempo yang cukup cepat. Nanik terus merintih dengan riuhnya.
    Acchhh…ouuchhh….achhh…..ouchhhh”
    Acchhh…ouuchhh….achhh…..ouchhhh”
    Sambil terus menggerakkan pinggulku, aku pun mulai meraih payudaranya yang mengantung dengan ke dua tanganku. Kumainkan puting susunya dengan kasar. Nanik pun semakin keras merintih dan meracau…….
    Tak lama ia pun menjerit keras dan kurasakan ada kedutan di liang vaginanya. Otot vaginanya semakin mencengkram erat kejantananku. Kali ini Nanik mengalami orgasme yang pertama. Tubuhnya melemah, tangannya tidak sanggup lagi menahan tubuhnya. Kepalanya jatuh terkulai di sofa dengan posisi tetap menungging. Kupercepat permainanku, tetapi tampaknya spermaku tidak ingin keluar cepat-cepat.
    Segera Kucabut batang penisku dari liang vaginanya. Segera ku balik tubuh Nanik menghadapku. Dengan posisi setengah duduk, Punggungnya bersandar di sandaran sofa kuangkat dan kurenggangkan kedua kakinya. Terlihat liang vagina yang menganga cukup lebar, segera saja kuhujamkan kejantananku ke liang kenikmatannya. Lagi-lagi Nanik menjerit tertahan ketika batang itu menerobos liang vaginanya. Ku maju mundurkan pinggulku dan terlihat penisku yang besar keluar masuk dengan bebasnya di liang sempit itu, menciptakan pemandangan yang indah. Bibir vagina itu menguncup ketika penisku menerobos masuk dan merekah ketika kutarik. Kedua tungkai Nanik kupegang dengan tanganku dan aku terus menyetubuhinya sambil tetap berdiri.
    Payudara yang begitu menantang dengan puting yang mencuat sudah basah oleh keringat. Payudara itu bergoyang-gotang dengan hebatnya mengikuti irama sodokan penisku yang maju mundur di liang vagina Nanik. Kepala Nanik tergolek ke kanan dan kiri dengan mulut yang terus mendesis dan merintih. Lima belas menit aku terus menyodok liang vagina Nanik. Nanik pun mengimbanginya dengan menggoyang pinggulnya ke kanan ke kiri. Setelah dua puluh menit akupun tidak tahan lagi. Kupercepat frekuensi sodokan batang penisku ke dalam liang vaginanya dan tak lama cairan spermaku pun meyemprot deras ke dalam rahimnya. Berbarengan dengan kedutan keras di vaginanya menandakan ia mengalami orgasme keduanya. Kami pun terkulai lemas di atas sofa. Tubuhku menindih tubuhnya dengan kejantananku masih tertanam di liang vaginanya. Nafas kami tersengal-sengal karena pertempuran yang luar biasa nikmatnya.
    Aku pun segera bangkit dan menarik penisku yang mulai mengendur dari liang vaginanya. Liang kenikmatan itu terlihat terngangga dan tampak carian putih meleleh keluar dari dalamnya. Nanik masih terkulai lemas di sofa. kakinya terjuntai ke lantai dan tangannya tergolek lemah di sebelah tubuhnya, segera kuhampiri dan kuciumi bibirnya.
    “Enak mas,lain kali minta lagi ya.” Ujarnya sambil tersenyum.
    “Siap, kapan aja mbak butuh, Aku siap melayani.” Candaku.
    Dan diapun tertawa sambil mencubit pinggangku penuh arti.
    Akhirnya kesampaian juga niatku menyetubuhi tetangga yang lama aku idam-idamkan.
    Setelah kejadian itu kami pun sering mencari-cari waktu untuk dapat bersetubuh kembali. Bahkan kami pernah melakukannya di dalam mobil.
    Tampaknya persetubuhan yang ku berikan, lebih dinikmatinya dibanding bersetubuh dengan suaminya.
    Tamat

  • Horny brunette coed gives a sloppy blowjob and brings home the cash

    Horny brunette coed gives a sloppy blowjob and brings home the cash


    1592 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Sex Abg Tergoda Susu/Toket Meita

    Cerita Sex Abg Tergoda Susu/Toket Meita


    1592 views

    Cerita Sex ABG – nama gw radit gw masih kuliah di salah satu PTS di jakarta. gw orangnya biasa aja… tapi banyak yang bilang badan gw gagah… tinggi gw 175…. dulu di SMU gw termasuk salah satu cowo yang di PUJA” sama wanita… dari Kelas 1 sampai kelas 3.

    Cerita Sex ini berawal pas gw duduk di SMU.. pertama kali gw masuk kelas 3.. gw pindahan dari surabaya.. SMP gw di jakarta cuma sampai kelas 2 semester 1.. kelas 2 SMP.. selanjutnya gw terusin di surabaya.. maklum bonyok pindah kerja melulu… terpaksa gw ikut juga……

    waktu itu hari pertama gw masuk kelas 3.. gw di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah 3 IPA… gw orang pinter wajar masuk IPA… hauahahhauah!!.. gw di kenalin sama guru gw n kepsek di kelas… udah gitu gw di suruh duduk di samping cewe yang langsung gw kenal namanya meita tingginya sebahy gw.. badannya sintel banget payudaranya yang selalu buat gw ndisir melulu klo deket dya…. gw sempet tuker-tukeran no. hp sama dya… setelah gw tau dya kaya’ gimana… gw coba aja jadian sama dya… Agen Judi Nova88

    Gw jalan sama dya masih sampai sekarang… dya klo deket gw rada” binal… Napsuan… bersyukur banget gw dapet cewek macem gitu… waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk… gw sama meita ngobrol aja dipojok kelas.. maklum tempat duduk gw sama dya di taro di pojok sama walas… pertama gw sich nggak berani ngapangapain dya di kelas tapi klo udah masuk ke mobil gw abis tuch cewe…. waktu itu gw liat temen gw lagi cipokan di depan kelas…. balakng meja guru… tiba” aja cewe gw ngomong gini

    “tuch rido aja berani.. masa’ kamu kalah sama dya??”
    “ha? aku kalah……

    belum sempet selesai bibir gw di lahap sama meita… di bales aja dengan ciuman n sedotan yang bikin dya ampun”an sama gw… meita sempet ngasih lidahnya ke gw.. tapi gw lepas ciumannya “kenapa??” gw bilang aja begini “aku nggak mau maen lidah di kelas.. takut kelewatan”… “y udah.. maen biasa aja”… gw lanjutin ciuman gw di bawah.. bangku meja gw gw dorong ke depan supaya lebih luas gw ngelakuin ciuman demi ciuman……”ahhhhhh…. ahhhh…… dittttt..” kata” itu selalu keluar dari mulutnya…. setelah gw puas ciumin tuch bibir… gw turun ke bawah ke lehernya dya yang makin membuat dya kewalahan… dan tangan gw ngeremes” payudara dya.. yang ukurannya gw taksir 35 tau A B C D.. cuz setiap gw tanya dya g pernah mau jawab…. gw remes tuch dadanya sampe dya kelojotan… setelah gw nandain tanda merah di lehernya… dya ngeremes remes kontol gw… yang membuat ni “ADEK” kagak kuat lagi buat nahan di dalam kancut…. maupun masih make baju seragam n gw ngelakuin di dalam kelas… gw tetep nggak gentar…. gw bukan resleting seragam gw… n gw keluarin tuch siADEK.. dan si meita udah siap dengan mulutnya yang menganga…. gw sempet nutupin dya pake jaket gw… sehingga misalnya temen gw nanya gw bilang aja lagi sakit…..

    jilatan demi jilatan dya beri untuk gw….. isapan dya bikin gw nggak kuat lagi buat nahan keluarnya mani gw….. lidahnya bergoyang” di ADEK gw…. “akhhhhhhh………. crotttttt…… croooootttt crotttttttttttt….” keluar mani gw….. meita membersihkannya dengan mulutnya… dan di kocok” trus di ADEK gw…….. selesai itu gw bersiin mulutnya dya pake tissue yang ada di kantongnya…. gw sama meita kembali berciuman… freenc kiss,,, lidahnya dya ber gelugit” di dalam mulut gw……

    jam 12.00 gw balik sekolah…. sebelum gw gas mobil gw ke rumah gw di bilangan bekasi.. nggak jauh dari rumahnya meita.. gw bermain dadanya meita dolo di mobil gw…. gw buka kancing seragam pelan” di bantu meita… dengan napsu yang ganas… meita ngerti maksud gw and dya nge buka tali BHNya dan 2 buah gunung merapi yang bakal mengeluarkan volcano gara isapan gw muncul di depan gw….. dengan napsu di ujung rambut gw isap puting susunya tangan kiri gw megangin kepala belakang dya.. and tangan kanan gw ngeremes” dada yang satu lagi…. “ahhhhh…….. radit…… pelan” donkkk……. meita udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh”….. puting meita yang berwarna merah ke merah” mudaan tertelan abis oleh mulut gw and tiba” aja tubuhhhhh meita mejelijang seperti cacing kepanasan……. gw sedot trus dada meita…. sampai puting itu terasa keras banget di mulut gw…. meita cuma diam dan terkulai lemas di mobil gw…. gw liat parkiran mobil di sekolahan gw udah sepi…. meita mengancingi baju seragamnya satu gw bantu supaya cepet….

    selama perjalanan pulang meita tetap lemas dan memejamkan matanya… gw kecup keningnya sesampai di rumah gw….

    meita bangun dan dya pengen ke kamar kecil… gw suruh dy ganti seragam dengan baju kaos yang dya bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah…. selesai dari kamar mandi gw liat meita nyopot BHnya…. terlihat jelas putingnya dan bongkahan susu sebesar melon itu…..

    belum sempat masukin baju ke tasnya dya… dya gw dorong gw tempat tidur… dan gw lahap bibirnya dan dya membalas nya dengan penuh hot panas bercampur dengan napsu… gw yang cuma make bokser doank… ke walahan tangan dy bermain” di selangakangan gw….. gw bermain di leher dya dan gw buat cap merah lagi di lehernya…. gw sibak SMA negeri yang hanya sampai lutut itu dy cuma make CD G string… dengan perlahan” dya nurunin roknya dan dy hanya menggunakan CDnya… gw copot dan gw jilatin vaginanya….. ” ahhhhhhhhhhhhhhhhhh………… dit…………………..ahhhhhhhhhh” cuma kata” itu yang keluar daru mulutnya….. gw rasain vagina meita semakin keras… dan gw gigit kelentitnya dya terik semakin kencang untung di rumah cuma da pembantu gw….. “dit…….. puasin gwwww dunkkkkkkk.”…… nggak pake cing cong gw jilat n gw sodok” tuch vagina pake telunjuk gw… ” dittttttttttttttttt…………. gw keluarrrrrrrrrrrrrrrr……..” vagina meita basah ketika di depan mata gw……… di sedot sampai bersih tuch vagina…… udah gitu gw liat dya memegang bantal dengan keras……. gw deketin dya dan gw cium bibir dya……. ternyata dya blum lemas….. dy bangkit dan memegang kontol gw dan di kocokinnya sampe si ADEK mengacung sangat keras….. kontol gw di masukin ke mulutnya meita…. di masukan di keuarkan…. sampai” di sedot….uhhhhhhhhh….. nikmat banget yang sekarang dari pada yang di kelas tadi……. biji zakar gw juga nggak lupa ikut ke sedot….. pass biji gw di sedot rasanya gw pengen FLY……. kocokin meita semakin panas dan hisapannya semakin nggak manusiawi lagi…… wajahnya tambah maniss kalo dya sambil horny begini…….. ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh……… crottttttttttttttttttttttttttttt many gw tumpah semua ke lantai kamar gw…. yang sisanya di jilatin meita sampai bersuh………………………… gw bangkit dan menarik tangan meita… gw ciumin dadanya gw kenyot”lagi putingnya sampai merah……….. gw cupang di sebelah putingnya…. manis banget susunya……. membuat gw semakin napsu sama dya……………

    “meitaku sayang…. masukinnn sekarang yach??”
    “ya udahhhh cepetannn aku dari tadi Nungggu kamu…..”

    gw bertukar posisi meita di bawah…. dan gw di atas… sebelum gw masukan gw gesek” dolo di depan vaginanya… belum gw masukin aja meita udah meringis”…. gw dorong perlan”… “Dit… pelan” sakit. nee”….. di bantu dengan tangannya dya perlahan” kontol gw masuk…. baru seperempatnya masukkk gw cabut lagi dannn gw sodok lagi…. dan akhirnya masuk semua….. gw lihat meita sangat menderita…… tapi sepertinya dya seneng banget……. udah semuanya masuk gw goyangin… gw maju mundurin perlahan lahan….. bokong meita pun ikut bergoyang yang membuatku kewalahan….. setelah beberapa menit gw goyang” tiba” badan meita mengejang semua….. dan akhirnya… meita orgasme untuk ke 3xnya….. Agen Nova88 Terbaik

    gw cabut kembali penisg w dan meita berada di atas gw….. posisi ini membuat gw lebih rileks…. meita memasukannya pelan” di genggamnya penisku dan di masukannya penisku ke vaginanya…. dan blesssss ternanam semua di dalam vaginanya….. badan meita naik turun mengikuti irama…. meita mengambil bantal yang da di sebelahnya dan menarohnya di pala gw…. posisi ini membuat gw bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus… gw emut” kecil putingnya meita dan meremas remasnya….. bokong meita terusss bergoyaanggg…….. ”  ahhhhhhhhh…… ahhhhhhhhh…….. isappp teruss dit…………” badan meita mengenjang dan ” radittttttttttttttt akuuu pengen keluar lagi….”….. ” akuuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt……… tahannnn sebentarrrrrrr lagi…….”….. gw dan meita mempercepat permainan dan akhirnya……………”ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh………………….. gw keluar….. kata” itu yang menngakiri permainan ini..

    sampaiiii sekarang pun meita tetep bermain sama gw… kami tetap melakukan banyakk hal…. dan gw di tunangin sama meita karena orang tua kami sama” setuju atas hubungan kami…………….

  • Cerita Dewasa Kuperkosa Adik ku Yang Nakal

    Cerita Dewasa Kuperkosa Adik ku Yang Nakal


    1592 views

    Ceirta Seks Terbaru – Nama saya adalah Tohir, seorang anak smu yang doyan banget nge-seks dan jilatin memek seorang cewek. Aq punya adik cewek yang namanya Fina angelina. Aku dan adikku adalah anak orang kaya. Jika aku kelas 3 Smu, fina adikku saat ini duduk di kelas 3 smp mau lulus. Bandar Judi Poker

    Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.

    Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya. Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya.

    Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.

    Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku. Agen Idn Poker Terpercaya

    Inilah penghinaan terakhir yang bisa kuterima. Akupun menonton DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, melainkan bagaimana caranya membalas perbuatan adikku. Di rumah memang cuma ada kami berdua. Orang tua kami berpendapat bahwa kami tidak memerlukan pembantu dengan alasan untuk melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas di benakku. Aku bermaksud untuk menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu tidur dan menggunakannya untuk memaksa adikku agar menjadi adik yang penurut.

    Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku pun mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu untuk memastikan apa adikku sudah tertidur. Ternyata tidak ada suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang biasanya adikku ini kalau hatinya sedang mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal. Akupun menggunakan keahlianku sebagai mahasiswa jurusan teknik untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang mempunyai kit untuk itu yang kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku mempunyai sebuah kamera digital.

    Di kamar adikku, lampu masih terang karena dia memang tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu dia tidur pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia memakai celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa melihat ada bulu-bulu halus menyembul keluar di sekitar daerah vaginanya yang tertutup celana dalamnya. Poker Online Deposit Pulsa

    Kemudian aku menggunakan gunting dan menggunting dasternya sehingga akhirnya bagian payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, mungkin ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah melihat pemandangan paling indah dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku pun membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.

    Pemandangan indah segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya bisa berdiri untuk sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan maksud kedatanganku kemari. Sebuah pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus puas hanya dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku harus mensia-siakan kesempatan satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain juga muncul di benakku, dia adalah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan berkecamuk di pikiranku

    Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa memutuskan, maka aku membiarkan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau sudah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang menentukan. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun menggunakan kain daster yang sudah koyak untuk mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Sengaja aku membiarkan kakinya bebas agar tidak menghalangi permainan setan yang akan segera kulakukan. Adikku masih juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah mengancamnya. Aku pun segera membuka bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.

    Kemudian aku menundukan mukaku ke daerah selangkangan adikku. Ternyata daerah itu sangat harum, kelihatan kalau adikku ini sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa lama, napasnya sudah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku sudah tak tahan lagi dan mengarahkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.

    Ujung kepala penisku sudah menempel di bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku dan membuang jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan aku mendorong pantatku maju ke depan dan penisku menembus masuk vagina yang masih sangat rapat namun basah itu. Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan menjerit melihatku berada di atas tubuhnya dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar biasa.
    Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba melepaskan diri. Begitu juga kakinya mencoba melepaskan diri dari pegangannku. Namun semua upaya itu tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir kalau aku akan berubah pikiran. Aku mengalihkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah, darah keperawanan.

    Aku tidak menghiraukan semua itu karena sebuah kenikmatan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam vagina adikku merasakan rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena itu aku segera menggunakan celana dalam adikku untuk menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar hanya suara Ughh..Ahhh.

    Setelah sekitar lima belas menit, adikku tidak meronta lagi hanya menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku karena aku merasa akan segera mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku agar dia menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami dan sprei tempat tidur

    Aku membiarkan penisku di dalam vagina adikku selama beberapa menit. Kemudian setelah puas, aku mencabut keluar penisku dan tidur terlentang di samping adikku. Aku kemudian membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap untuk menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam membisu seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih tidur dan hanya punggungnya yang mengadapku. Aku melihat tangannya menutup dadanya dan tangan lainnya menutup vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.

    Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru sekarang aku bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang sangat ketakutan membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tahu. Hidupku bisa berakhir di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah ide jenius muncul di pikiranku. Aku mengambil kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku melihat perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berusaha merebut kameraku. Namun aku sudah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut keluar memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau kamu tidak mau foto ini tersebar di website sekolahmu, kejadian malam ini harus dirahasiakan dari semua orang. Kamu juga harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”

    Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya telah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, kalau mulai malam itu aku telah menaklukan adikku yang bandel ini. Kemudian aku memerintahkan dia untuk membereskan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain itu aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi membersihkan badan, tentu saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk menggunakan jari-jari lentiknya untuk membersihkan penisku dengan lembut.

    Malam itu, aku telah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku selalu meniduri adikku di setiap kesempatan yang ada. Pada hari keempat, adikku sudah terbiasa dan tidak lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan sedih dan tertekan setiap kali kita bercinta. Aku juga memerintahkannya untuk membersihkan rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku juga memberi tugas baru untuk mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam selama seminggu ketika aku menonton TV, aku menyuruh adikku untuk memberi oral seks. Dan aku selalu menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya.

    Sejak itu, setiap kali ada kesempatan, aku selalu meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan sekarang dia sudah menikmati permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang sekarang sudah bekerja di sebuah bank bonafid dipindahkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku untuk mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku beralasan bahwa aku akan menjaganya agar adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku juga pasrah.

    Sekarang kami berdua tinggal di Jakarta dan menikmati kebebasan kami. Hal yang berbeda hanyalah aku bisa melihat bahwa adikku telah berubah menjadi gadis yang lebih binal

  • European amateur Julia de Lucia taking hardcore fucking in stockings

    European amateur Julia de Lucia taking hardcore fucking in stockings


    1592 views

    Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Kontol ku Di Hisap Dengar Rakusnya

    Kontol ku Di Hisap Dengar Rakusnya


    1591 views

  • Memuaskan Birahi Gadis Simpananku

    Memuaskan Birahi Gadis Simpananku


    1591 views

    Duniabola99.org – Aku seorang pria yang sudah berusia 40 tahun tapi tidak kalah dengan pria yang jauh lebih muda dariku. Karena meskipun aku sudah memiliki seorang istri yang kini sudah memberiku dua orang anak tapi aku tetap menjaga penampilanku hingga terlihat nampak seperti pria bujang, sehingga banyak gadis yang mau menjadi pacarku atau sekedar melakukan adegan seperti dalam cerita sex denganku.

    Tapi tentu saja tanpa sepengetahuan istriku, dan aku harus pintar merahasiakan perbuatanku darinya. Lama juga aku melakukan hal ini dan sampai detik ini aku hanya melampiaskan nafsuku saja tanpa ada perasaan yang ikut di dalamnya, tapi ketika aku mengenal gadis bernama Ayu dia salah satu mahasiswi di salah satu kampus yang tidak jauh dari tempat kerjaku.

    Hampir setiap hari mobilku melewati kampusnya karena itu sejak awal mengenal Ayu, di sebuah tempat hiburan malam akupun sering memberinya tumpangan untuk berangkat kampus atau pulang dari kampusnya. Dan kamipun lebih dekat lagi meskipun awalnya kami hanya melampiaskan nafsu melakukan adegan seperti dalam cerita sex sampai akhirnya aku begitu menyayangi Ayu.

    Akhirnya akupun berinisiatif untuk menjadikannya gadis simpananku karena aku tidak mau kalau sampai kehilangan dia. Dan Ayu juga tidak menolak kalau aku mau menjadikannya simpananku karena diapun sudah tahu kalau aku memang sudah memiliki seorang istri dan dua orang anak. Bahkan Ayu lebih perhatian padaku di bandingkan dengan istriku sendiri.

    Atau mungkin karena aku begitu suka dan sayang padanya, karena itu setiap hal yang dia lakukan padaku menjadi sangat berharga. Bahkan kini aku mengontrak sebuah rumah untuk Ayu tempati dan juga agar aku lebih leluasa jika ingin menemuinya. Dengan begitu aku menjadi lebih sering bertemu dengan Ayu apalagi kalau kami ingin melakukan adegan seperti dalam cerita sex.

    Seperti hari ini aku memang sengaja pulang lebih awal dari kantor tempatku bekerja. Dan langsung saja aku menuju rumah milik Ayu sampainya disana aku lihat rumah Ayu sudah berada di dalam rumah dan sedang masak di dapur, akupun mendekatinya ” Kenapa masak sayang.. beli aja kenapa sich…. ” Dia tersenyum lalu mendekat dan memelukku sambil berkata.

    Kalau dia ” Kamu tahu kan aku lebih suka masak sendiri buat kamu sayang.. ” Katanya sambil terus memeluk tubuhku. Untuk sesaat kamipun saling berciuman dengan Ayu masih memakai celemek di tubuhnya. Tapi aku balas dengan merengkuh tubuhnya dalam dekapanku lalu aku ciumi wajahnya hingga diapun menikmatinya lalu Ayu mendorong tubuhku hingga aku mundur beberapa langkah.

    Diapun mencoba menghindariku dan berkata ” Iiiihh…. sana dulu sayang… aku mau masak nich… ” Akupun menjauh dari Ayu dan segera masuk dalam kamar untuk membersihkan diri agar lebih segar. Setelah itu kami berdua makan malam lebih awal karena aku melihat jam masih menunjukan 6 sore, tapi seperti pasangan selingkuh lainnya kami tidak membuang kesempatan begitu saja.

    Dengan mesra aku langsung membopong tubuh Ayu masuk dalam kamar lalu aku rebahkan di atas tempat tidur. Kemudian aku cium seluruh tubuhnya hingga mulutku berada tepat di depan memeknya, saat itulah aku langsung bermain dengan lidahku dalam memeknya ” Ooouuuggghh… mas…. aaaaaaggghhhh… aaaagagggghhh… ” Terdengar desahan Ayu ketika melakukana pemanasan dalam memeknya.

    Hingga akhirnya aku rasakan sesuatu yang keluar dari dalam memek Ayu ” Ooouuuggghh…. slllrooooopp… slrooopppp… ooouuugggh… ” Semakin bergairah aku untuk membersihkan rongga memeknya dari mulutku, dan aku terus memainkan memek Ayu hingga akhirnya aku merasa kalau memek itu benar-benar basah oleh permainan lidahku dan juga mulutku.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    karena sudah lama juga aku melakukan oral sex pada memek Ayu, akhirnya akupun merangkak naik ke atas tubuhnya. Lalu aku masukkan kontolku dalam memeknya diapun kembali mendesah ” Oooouuuggggghhh…. ooouuuggghhh… aaaaaggggghh… aaaaaggghhh… ” Aku bergoyang bagai pemain dalam cerita sex, aku mainkan kontolku dalam memek Ayu yang begitu basah oleh permainanku tadi.

    Sampai akhirnya aku terus menggoyangkan pantatku dan Ayu memutar pantatnya juga di bawahku ” Ooouugghh…. aaaaaggghhh…. oooouuuggghh…. aaaaaggghhh… te… rus… sa.. yang… aaaaggghhh…. ” Ayu bukan lagi mendesah tapi sesekali dia menjerit kecil tertahan ” Aaaaauuuuuuggghh….. aaaaauuuuggghh…. nik.. mat… mas… aaaauuuggghhhh… ” Dia terus mengeluarkan kata-kata itu.

    Hingga akupun bergetar dan langsung memuncratkan sperma kenikmatan dari dalam kontolku. Aku tekan kontolku untuk lebih dalam lagi masuk ke dalam memek Ayu karena aku tidak ingin kalau sampai sperma ini keluar lagi dari dalam memeknya, Ayu juga mengimbangninya dengan cara memeluk tubuh lemasku dia dekap sambil terus mengelus-elus tubuhku yang sudah basah oleh keringat.

     

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

  • Majalah dewasa – Heo Yun Mi

    Majalah dewasa – Heo Yun Mi


    1590 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model yang begitu-
    begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model
    asli yang sangat mempesona . Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

  • Pembantu Yang Jago Bikin Aku CROT~~~~~

    Pembantu Yang Jago Bikin Aku CROT~~~~~


    1589 views

    Duniabola99.org – Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk.

    Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang.

    Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya.

    Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ?

    Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya.

    Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya.

    Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya.

    Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya.

    Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.

    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya.

    Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.

    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..?

    Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus?

    Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.

    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

     

    Baca Juga :
  • Amateur chick Tina Blade takes her lovemaking into the bathtub

    Amateur chick Tina Blade takes her lovemaking into the bathtub


    1588 views

    Duniabola99.org –  Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Sensasi Bermansturbasi

    Sensasi Bermansturbasi


    1588 views

    Duniabola99.org – Aku seorang cewek berumur 18 tahun dan masih kelas II SLTA. Diantara teman-teman, aku mungkin paling pemalu. Aku sering naksir cowok tapi aku takut untuk memulai hubungan. Di dalam kamar, aku sering membayang-bayangkan wajah cowok yang kutaksir, membayangkan bagaimana kalau bercinta dengannya, berhubungan seks dengannya, sehingga hal ini sering membuatku sangat terangsang. Akhirnya aku sering bermasturbasi dengan mengusap-usap vaginaku yang mungil.

    Pada awalnya sih aku hanya senang mengusap-usap clitorisku sambil melihatnya lewat cermin yang kuletakkan sedemikian rupa sehingga aku bisa memandangi vaginaku lewat kaca itu. Mungkin karena keseringanku bermasturbasi dengan cara mengusap-usap bagian luar vagina dan clitoris lama-kelamaan aku kurang puas jika hanya meraba clitoris, tanganku mulai merambah daerah di bawah clitoris, meraba-raba bibir vaginaku yang mungil kemerahan dan ternyata rasanya lebih nikmat meskipun geli sekali.

    Kadang-kadang bibir itu aku buka dengan tangan kiri dan jari tangan kananku masukkan pelan-pelan ke dalam lubangnya, pada awalnya sih terasa sakit tapi lama-kelamaan nikmat sekali, aku putar-putar jariku dalam lubang sambil sesekali aku memasukkan dalam-dalam berusaha meraih tonjolan yang berada di ujung lubang vagina dan rasanya selangit deh rasa-rasanya aku ingin memasukkan jari ini dan menggerakkan keluar masuk secara cepat,

    terpikir olehku bagaimana rasanya kalau yang ada di dalamnya adalah sebuah penis yang bergerak keluar masuk. Tak terbayang bagaimana rasanya. Tapi aku belum berani melakukan hubungan seks dengan lelaki aku takut kalau hamil dan aku juga belum punya pacar.

    Karena keenakan hampir setiap hari aku bermasturbasi terkadang aku berpikir, aku hyperseks tapi biarin deh yang penting nikmat. Karena seringnya bermasturbasi maka pada saat di kamar terkadang aku sengaja tidak mengenakan celana dalam dan hanya mengenakan kaos dan rok atau hanya mengenakan daster sehingga aku bebas meraba vaginaku.

    Sewaktu mengganggur sendirian di kamar aku sering memandangi vaginaku lewat kaca cermin sambil membersihkannya dari cairan-cairan atau merapikan rambut-rambut kemaluanku yang mulai panjang, bahkan aku menyediakan waktu khusus untuk merawat vaginaku.

    Suatu saat aku bangun pagi-pagi sekali dengan kondisi sangat bernafsu, memang nafsuku sangat tinggi pada hari-hari menjelang haidku datang atau pada beberapa hari setelah haid, padahal sebelum tidur aku telah bermasturbasi, pagi itu aku bingung mau bagaimana antara ingin memuaskan diriku sendirian atau berhubungan seks karena malam itu aku mimpi berhubungan seks dengan seseorang.

    Kemudian aku keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi ingin pipis dulu, saat lewat di ruang makan aku melihat pisang yang ada di atas meja makan sisa tadi malam. Tanpa pikir panjang aku mengambil pisang itu satu dan aku bawa masuk ke kamar. aku langsung rebahan di atas tempat tidur dan memulai beraksi.

    Aku meraba-raba vaginaku, sebentar saja vaginaku sudah sangat basah, dan aku melepas daster yang kukenakan sehingga aku langsung telanjang bulat karena aku hanya mengenakan daster. Pada saat itu aku tidak bisa menceritakan bagaimana rasanya nafsuku benar-benar tinggi.

    Jari-jariku dengan liar merambah seluruh bagian vaginaku, bahkan sampai clitorisnya aku pencet-pencet hingga nikmatnya luar biasa. Kalau biasanya hanya satu jari yang kumasukkan ke liang vagina maka sekarang dua jari aku masukkan bersamaan dan rasanya memang nikmat sekali sampai sampai seluruh badanku tergetar keenakan.

    Kemudian kuambil pisang yang tadi aku ambil dari meja makan. Aku kupas dan kemudian kumasukkan ke dalam vagina sambil membayangkan bahwa itu sebuah penis, saat mulai masuk nikmat sekali kemudian setelah separuh lebih masuk dan dibiarkan di sana dalu sambil menikmati bagaimana rasanya.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Kemudian pisang itu kugerakkan keluar masuk secara pelahan, rasanya nikmat sekali dan pisang itu aku gerakkan terus keluar masuk dengan tangan kanan sementara tangan kiriku mengusap-usap clitorisku yang menonjol kemerah-merahan.

    Sambil terus menggerakkan pisang itu aku berpikir kenapa tidak dari dulu kugunakan benda ini kalau rasanya sangat nikmat begini, beberapa saat kemudian terasa olehku seperti ingin pipis yang tertahan dan nikmat yang luar biasa itu tandanya aku segera akan orgasme dan benda itu aku gerakkan dalam-dalam,

    ya ampun nikmatnya dan akupun orgasme dengan pisang yang sepertiga masuk ke dalam vagina, aku sangat menikmati orgasme ini dan aku biarkan pisang itu ada di sana dan tanganku pelan-pelan meraba-raba kedua payudaraku yang tidak pernah terjamah saat aku bermasturbasi karena aku lebih tertarik pada vaginaku, kuusap-usap putingku pelahan sambil menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini.

    Setelah puas kutarik pisang itu pelan-pelan tapi pisang itu patah separuh dan yang separuhnya masih ada di dalam vaginaku, setengah panik aku berusaha mengeluarkan separuh bagian pisang itu dengan tangan tapi tak berhasil malah pisang itu makin masuk ke dalam.

    Aku sangat bingung harus bagaimana, padahal hari ini aku juga harus ujian sekolah, aku langsung masuk ke kamar mandi dan dengan selang air aku berusaha menyemprot vaginaku dengan air biar pisang itu keluar, tapi tak berhasil juga malah bibir-bibir vaginaku menciut karena kedinginan, mau bilang pada Mama aku malu setengah mati. Akhirnya kuputuskan untuk ke rumah sakit setelah ujian nanti dan akupun bergegas berangkat ke sekolah.

    Setelah selesai berpakaian dan dandan, aku mencoba berjalan tapi ya ampun terasa ada sesuatu yang menganjal di dalam vaginaku, maka cara berjalanku pun lucu aku tidak bisa berjalan dengan langkah biasa karena ada pisang dalam vaginaku.

    Sesampai di sekolah aku takut kalau teman-temanku tahu ada sesuatu yang tidak beres dalam vaginaku, pelan-pelan aku jalan dengan langkah yang aneh. Sesampainya di depan kelas banyak teman yang memperhatikan langkahku bahkan ada yang bertanya kenapa Rien kok langkahnya kayak robot? aku diam saja sambil tersenyum kecut. “lecet ya kakinya?”

    Untung dia menebak dulu dan tinggal aku iyakan. Saat dudukpun aku bingung soalnya saat dipakai duduk pisang sialan ini sangat terasa kalau mengganjal dan aku juga khawatir bagaimana kalau nanti pisang ini keluar dan terjatuh saat aku sedang berjalan malu kan?

    Akhirnya aku mengerjakan ujian dengan tidak konsen dan segera ingin pulang. Saat pulang karena sangat tidak enak saat dipakai berjalan aku naik becak, hatiku ragu-ragu untuk ke rumah sakit, Bagaimana nanti aku bilang pada dokter atau perawat? duh malunya! Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja.

    Sesampai di rumah aku lepas semua pakaianku, aku coba lagi mengeluarkan pisang itu tapi ternyata sulit sekali akhirnya karena kelelahan aku tertidur dengan kondisi telanjang dan kaki yang mengangkang karena posisi itulah yang paling nikmat.

    Sore hari, aku terbangun dan berusaha lagi mengeluarkannya setelah makan siang yang terlambat. Aku berdiri dengan setengah berjongkok sehingga vaginaku terbuka lebar dan jari tangan kananku mencoba mengeluarkannya sementara tangan kiriku berpegangan pada tempat tidur biar tidak jatuh. Tapi sia-sia saja usaha ini karena jari-jariku sulit menjangkaunya, akhirnya karena setengah putus asa aku gunakan sebuah sumpit mie ayam untuk mencoba mengeluarkannya.

    Dengan posisi yang sama pelan-pelan kumasukkan sumpit itu pelahan dan setelah terasa sampai di pisang aku songkel pelan-pelan pisang itu karena terasa agak sakit. Pelan-pelan terasa olehku kalau pisang itu akan keluar kemudian tangan kiri aku gunakan untuk membuka bibir vaginaku biar pisang itu mudah keluar.

    Dan akhirnya.., telepok.., pisang itu keluar dan terjatuh di antara kedua kakiku, lega sekali rasanya. Ketika aku melihat pisang yang sudah jatuh itu aku agak geli juga benda itu bentuknya sudah tak karuan dan baunya juga sudah tercampur dengan bau vaginaku, setengah hari dia berada di dalam vaginaku dan membuatku kebingungan setengah mati.

    Kemudian aku buang pisang itu dan aku ke kamar mandi untuk membersihkan vaginaku dari sisa-sisa pisang. Akhirnya aku kapok menggunakan pisang untuk bermasturbasi dan kemudian aku berencana untuk membeli sebuah dildo (penis buatan) untuk bermasturbasi.

    Dan aku sarankan buat teman-teman cewek kalau kalian ingin bermasturbasi dan akan memasukkan sesuatu benda yang menyerupai penis ke dalam vagina kalian jangan menggunakan pisang. Kalaupun akan menggunakan pisang gunakan yang masih mentah (hijau) karena masih keras dan tidak mudah patah kemudian gunakanlah secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak patah.

    Dan kalau cairan vaginamu sangat banyak jangan menggunakan pisang meskipun pisang mentah karena cairan yang banyak akan melembekkan pisang itu dan membuatnya cepat patah

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • SMA ku di buat Lemas Olehmu Shinta

    SMA ku di buat Lemas Olehmu Shinta


    1588 views

    Duniabola99.org – Tiba-tiba terdengar suara “Pritt…!”, tanda bahwa babak ke-2 akan dimulai, saya langsung mengajaknya balik ke lapangan.
    Dalam perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas-kelas kosong. Tiba-tiba dia menarik tanganku masuk ke dalam kelas 3 Fis 1, lalu dia langsung menutup pintu. Saya langsung bertanya padanya, ” Ada apa Dion…, babak ke-2 sudah mau mulai nih…, kamu tidak takut dicariin pelatih kamu?”.
    Dia tidak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi padaku, “Badan kamu bagus sekali ya Shin..”.
    Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain berbalik badan dan menatap matanya serta tersenyum padanya.

     

    Dia langsung mencium bibirku dan saya yang belum pernah berciuman dengan cowok, tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Setelah kira-kira 5 menit bercumbu, mulai tangannya meraba dan meremas dadaku. Saya pasrah saja padanya, karena terus terang saya belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini. Tangannya masuk ke dalam baju cheers no.3-ku, dan mulai memainkan puting payudaraku, lalu dia menyingkapkan bajuku dan melepaskan rokku hingga saya tinggal mengenakan BH dan celana dalam saja.

    Lalu ia membuka baju basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalam saja. Tampak jelas di depanku bahwa “penis”-nya sudah tegang di balik celana dalamnya. Ia memegang tanganku dan menuntun tanganku ke dalam celana dalamnya. Saya merasakan “penis”-nya yang besar dan tegang itu dan ia memintaku untuk meremas-remas penisnya. Ia memaksaku untuk membuka celana dalamnya, setelah saya membuka celana dalamnya, tampak jelas penisnya yang sudah ereksi. Besar juga pikirku, hampir sejengkal tanganku kira-kira panjangnya.
    Baru kali ini saya melihat kemaluan cowok secara langsung, biasanya saya hanya melihat dari film biru saja kalau saya diajak nonton oleh teman-teman dekatku. Ketika saya masih terpana melihat penisnya, dia melepas BH dan celana dalamku, tentu saja dengan sedikit bantuanku. Setelah ia menyingkirkan pakaian dalamku, badannya yang tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu, menindih badanku di atas meja kelas dan ia mulai menjilati puting payudaraku sampai saya benar-benar menggeliat keenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, saya baru tahu bahwa inilah yang akan terjadi padaku kalau saya benar-benar terangsang.

    Lalu tangannya yang kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan clitorisku sambil sesekali mencubitnya. Saya yang benar-benar terangsang tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan menggeliat di atas meja. Cukup lama ia memainkan tangannya di kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir bagian bawah kemaluanku dengan nafsunya, tangan kanannya masih memainkan clitorisku. Tidak lama saya bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, saya merasakan darahku naik ke ubun-ubun dan saya merasakan sesuatu kenikmatan yang sangat luar biasa, badanku meregang dan saya merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku, Dion tanpa ragu menjilati cairan yang keluar sedikit demi sedikit itu dengan nafsunya sampai hanya air liurnya saja yang membasahi kemaluanku. Badanku terasa lemas sekali, lalu Dion duduk di pinggir meja dan memandangi wajahku yang sudah basah bermandikan keringat.
    Ia berkata padaku sambil tersenyum, “Kamu kelihatan capek banget ya Shin…”. Saya hanya tersenyum.

    Dia mengambil baju basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, saya benar-benar kagum padanya, “Baik banget nih cowo”, pikirku. Seperti sudah mengerti, saya jongkok di hadapannya, lalu mulai mengelus-ngelus penisnya, sambil sesekali menjilati dan menciuminya, saya juga tidak tahu bagaimana saya bisa bereaksi seperti itu, yang ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaku, dan cara yang kulakukan ini pernah kulihat dari salah satu film yang pernah kutonton.
    Dion hanya meregangkan badannya ke belakang sambil mengeluarkan suara-suara yang malah makin membuatku ingin memasukkan penisnya ke dalam mulutku, tidak berapa lama kemudian saya memegang pangkal kemaluannya itu dan mulai mengarahkannya masuk ke dalam mulutku, terasa benar ujung penisnya itu menyentuh dinding tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk ke dalam mulutku, lalu saya mulai memainkan penisnya di dalam mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi, tanda kalau saya sudah benar-benar terangsang padanya.

    Kira-kira 5 menit saya melakukan oral seks pada Dion, tiba-tiba badan Dion yang sudah basah dengan keringat itu mulai bergoyang-goyang keras sambil ia berkata, “aarghh…, Saya udah gak tahan lagi nih Shin…, Saya mau keluarr…”.
    Saya yang tidak benar-benar memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan penisnya, sampai kurasakan cairan hangat kental putih dan agak asin keluar dari lubang kemaluan Dion, saya langsung mengeluarkan penisnya itu dan seperti kesetanan, saya malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap penisnya sampai cairan spermanya benar-benar habis. Saya duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan Dion yang tiduran di meja sambil mencoba memelankan irama nafasnya yang terengah-engah.

    Saya hanya tersenyum padanya, lalu Dion bangun dan menghampiriku, Dia juga hanya tersenyum padaku. Cukup lama kami berpandangan dengan keadaan bugil dan basah berkeringat.
    “Kamu cantik dan baik banget Shin”, katanya tiba-tiba. Saya hanya tertawa kecil dan mulai mencium bibirnya. Dion membalas dengan nafsu sambil memasukkan tangannya ke dalam lubang kemaluanku. Cukup lama kami bercumbu, lalu ia berkata, “Shin…, boleh nggak Saya emm…, itumu…”.
    “Itu apa Dion?”, tanya saya.
    “Itu…, masa kamu gak tahu sih?”, balasnya lagi.
    sebelun saya menjawab, saya merasakan kepala batang kemaluannya sudah menyentuh bibir kemaluanku. “Crestt.., creest”, terasa ada yang robek dalam kemaluanku dan sedikit darah keluar.
    Kemudian Dion berkata, “Shin kamu ternyata masih perawan!”, saya hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluannya masuk ke vaginaku. Digerak-gerakan perlahan batang kemaluannya yang besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan yang ada hanya ada rasa geli, nikmat dan nikmat ketika Dion menggoyangkan badannya maju mundur pelan-pelan saya tidak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan. Kemudian semakin cepat saja Dion memainkan jurusnya yang maju mundur sesekali menggoyangnya ke kiri ke kanan, dan dipuntir-puntir putingku yang pink yang semakin membuatku menggelepar-gelepar seperti ikan yang dilempar ke daratan.

    Keringat sudah membasahi badan kita berdua. Saya sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja dipergoki orang, tapi saya rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil. “Ahh…, ahh…, ahh”, saya mendesah dengan suara kecil karena takut kedengaran orang lain. Kulihat wajah Dion yang menutup matanya dan terenggah-engah nafasnya.

    Cukup lama juga Dion bermain denganku, memang benar kata orang kalau atlet itu kuat dalam bersenggama. “Ahh…, aww…, aww”, geli dalam lubang kemaluanku tidak tertahankan. Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang lain yang belum pernah kurasakan, cairan hangat kurasakan keluar dari dalam vaginaku.

    Oh, itu mungkin yang kata orang orgasme pikirku. Badanku terasa rileks sekali dan mengejang. Mulutku ditutup oleh Dion mungkin ia takut kalau saya mendesah terlalu keras. Meja kelas yang agak tua itu bergoyang-goyang karena ulah kita berdua. Saya masih merasakan bagaimana Dion berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya, lalu ia duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluannya. Saya menurut saja dan pelan-pelan saya duduk di kemaluannya. Dion memegang pinggulku dan menaik-turunkan diriku. Saya belum pernah saya merasakan kenikmatan yang seperti ini. Saya mendesah-desah dan Dion semakin semangat menaik-turunkan diriku. Lalu badan Dion mengejang dan berkata, “Shin saya mau keluarr”, sekarang malah giliranku yang semangat memacu gerakan tubuhku agar Dion bisa juga mencapai klimaksnya, tapi lama Dion mengeluarkan penisnya dan terdengar ia mendesah panjang, “Ahh Shin…, Saya keluar”. Kulihat air maninya berceceran di lantai dan sebagian ada yang di meja. Lalu kami berdua duduk lemas dengan saling berpandangan. Ia berkata, “Kamu nyesel yah Shin?”, saya menggeleng sambil berkata, “Nggak kok Dion…, sekalian buat pengalaman bagiku.”

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Reality wifes Jenni Lee and Scarlet Red have their asses pounded hard

    Reality wifes Jenni Lee and Scarlet Red have their asses pounded hard


    1588 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!