• Tante Tiana yang penuh Gairah

    Tante Tiana yang penuh Gairah


    2666 views

    Duniabola99.org – Gosip tentang Plaza Senayan (PS) sebagai salah satu tempat ngumpulnya para TG, ternyata kubuktikan sendiri di bulan Juni ini. Tepatnya tanggal 13 kemarin. Waktu itu aku lagi BT sama kuliah (aku kuliah di Fakultas Kedokteran swasta Jakarta) dan tidak tahu kenapa, aku memilih PS sebagai tempat nongkrongku.

    Setelah berputar-putar selama 1 jam, aku mau pulang. Tetapi sore itu Jakarta lagi diguyur hujan besar. Jadi, menurut perkiraanku pasti jalanan macet sekali. Percuma saja kalo kupulang jam 5 kayak gini. Kalo sampainya harus 2 jam. Lebih baik kupulang jam 6, toh ntar sampainya jam segitu juga. Akhirnya aku duduk di restchairs, tepat di depan ekskalator Lt. 2, dekat Bodyshop. Selama di situ, aku hanya bengong sambil melihat orang-orang lewat di depanku. Sampai tiba-tiba ada cewek duduk di sebelahku sambil membawa 2 plastic bag besar Metro.

    Penampilannya ‘Boljug’, kayaknya sedikit lebih tua dariku. Yah.. kutaksir sekitar 35-an deh. Cukup cantik, cocok jadi Model. Apalagi dengan dandanannya yang natural dan rambutnya yang tergerai indah sedada berwarna kecoklatan.., cakep sekali deh! Bodinya..? Heran bisa ngepas sama wajahnya, seksi banget. Pake Tank top bermotif Macan Tutul, yang kayaknya kekecilan buat dadanya, dan Hipster putih selutut. Buset dah..! Bikin pusing saja.. (aku melihat lewat ekor mata. Tidak mungkin aku melotot langsung, bisa-bisa aku ditabok sama dia..)

    Aku mikir, kira-kira siapa suaminya ya..? Lagi mikir gitu, eh.. dia nepuk pundakku sambil bertanya, “Maaf ya, kalo Butik Absolute adanya di mana..?”
    Aku berusaha menutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin, “Oh.., bukan di sini Mbak. Adanya di Jl. Mahakam, di Melawai sana.”
    “Oh, saya kira di sini..”
    Itulah awal pembicaraan kami, sampai akhirnya kenalan dan ngobrol ngalur-ngidul. Namanya Tiana, umur 36 tahun (bener kan?), rumah di Jl. HL (masih wilayah Senayan juga dong!), mantan pramugari yang bersuami seorang pilot. Kebetulan suaminya lagi tugas 2 minggu ke Frankfurt, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak, karena suaminya sering pergi.

    “Kan susah jadinya kalo ditinggal terus.” katanya.
    Setelah ngobrol selama setengah jam, tiba-tiba dia bertanya, apa aku ada mobil dan dapat mengatarkan dia pulang. Soalnya dia malas pakai taxi, apalagi kalau lagi hujan gini. Duitnya bisa abis buat bayar kejebak macet saja. Karena kupikir sekalian aku pulang dan nantinya memang lewat jalan rumahnya, ya.. oke-oke saja. Emang sih, kondisi jalan sore itu parah banget. Heran, se-Jakarta bisa kompakan pulang bareng! Untung ada si mbak, jadi ada temen ngobrol deh!

    Setelah hampir 30 menit bermacet-macetan, akhirnya sampai juga di rumahnya yang lumayan besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja.
    “Klakson aja..!” kata Mbak Tia, “Ntar ada yang bukain koq.”
    Benar..! Setelah ku-klason, seorang pembantu wanita tua berpayung membuka pintu pagar.
    Sebelumnya, Mbak Tia sudah bilang, “Kalau ada pembantu saya, ngakunya kamu tukang service komputer, ya..?”
    Karena masih hujan, mobil kumasukkan sampai pas di depan garasinya yang ber-Sunroof.

    Sambil berakting layaknya customer, Mbak Tia memperkenalkan aku sebagai montir komputer pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan malam.
    “Mari masuk..! Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem. Lalu kamu boleh pulang.” katanya setelah pembantunya pergi ke dapur.
    “Terima kasih kamu udah mau nganterin saya pulang.”
    “Ah.., nggak apa-apa Mbak. Saya juga kebetulan mau numpang ke kamar mandi.”
    “Oh, silakan! Tapi terpaksa yang di lantai atas, nih..! Yang di bawah lagi rusak.”

    Dengan membawa belanjaanya, Mbak Tia mengajakku ke atas.
    “Yuk ke atas..!” katanya sambil berjalan di depanku.
    Saat itu baru kuperhatikan. Ternyata CD-nya menyetak habis di Hipster-nya! G-string, man..!Huaa..! si Junior langsung berontak. Baru kali ini aku berhadapan langsung sama cewek pemakai G-string. Sambil berusaha senormal mungkin, aku mengikuti dia dari belakang. Sampai akhirnya tiba di kamar.

    “Ayo masuk, jangan malu-malu..! Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.
    Aku langsung ke sana, dan ketika mau menutup pintu, Mbak Tia tiba-tiba memegang Handle pintu luar kamar mandi sambil berkata dengan genit, “Jangan lama-lama ya..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.

    Lagi seru-serunya pipis, mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik botol-botol sabun. Ketika kuambil.., ternyata Dildo..! Tiruan Penis yang berwarna coklat muda..! Belum hilang rasa kagetku, sudah datang kejutan lagi. Karena pintunya tidak kukunci, secara diam-diam Mbak Tia masuk ke kamar mandi. Karena saat itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Mbak Tia meraih tanganku yang lagi memegang Dildo, sedangkan tangan kanannya meremas junior-ku.
    “Ini mainan saya, kalau lagi kesepian..” bisiknya tepat di telingaku.
    Aku terdiam seperti patung, mungkin karena keenakan.. kali ya.., hehehe.
    “Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli..” desahnya.

    Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia berusaha membuka celanaku dari belakang.
    “Hhh.., jangan Mbak..!” aku berusaha mengingatinya.
    Tapi.., “Kenapa..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilat leherku.
    Akhirnya kupikir, bodo amat deh..!”Mmmbakk.. hh.. dih.. ranjang aja deh.. biar lebih enak..” kataku.

    Dia menuntunku keluar kamar mandi sampai di pinggir Bed, langsung memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tangannya kembali berusaha membuka celanaku. Aku yang sudah bodo amat, mendekap tubuhnya yang empuk. Hhmmpp.. benar-benar enak memeluk cewek bohay seperti dia.

    Setelah celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan akhirnya ke penisku. Dia mengurut penisku pelan-pelan, wwoowww..! enak banget.
    “Kamu tetap berdiri, ya Land.. Jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis. Aku mengangguk saja.
    “Kontol kamu.. hh.. kayaknya enak.. hh.. hap..!”
    Tiba-tiba dia langsung menghisap penisku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.

    Uihh, rasanya tidak dapat kutuliskan deh..! Enak banget.
    “Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”
    Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulutnya, sementara kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.
    “Aahh.. jangan kenceng-kenceng, Mbak..!” kataku saat dia menghisap dengan bernafsu.
    Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus sampai akhirnya dia seperti kelelahan, tetapi tetap horny.

    “Hmm.., kontol kamu enak..” katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.
    Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.
    “Udah lama saya nggak ngisap kontol seenak ini.”
    “Mbak..”
    “Jangan panggil saya Mbak..” desisnya sambil mencium bulu kemaluanku, “Panggil saya Tiaa.. aahh.. sstt..”

    Kembali dia menjilat bulu kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk seperti lidah ular. Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku. Aku juga tidak mau kalah, ikutan membuka Hipster dan Tanktop-nya. Dan Payudara itu.. kayaknya 36B, deh..! Nantang banget..!Walau saat itu masih memakai bra, tapi tidak bertahan lama, karena langsung dibuka sama dia. Jadi sekarang hanya sisa CD-nya, yang hanya tali saja.

    Aku tidak menunggu lama-lama lagi, langsung ku-‘mamam’ payudara bulat itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Tia mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang.
    “Aahh.. sstt, ayyohh.. nenen yang kuat.. Say.. hh.., iisshhaapp putingnya hh.. hh..!”
    Aku dengan semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.
    “Aaahh.. ennakk..! Hhh.. kenyot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sambil menggelinjang.
    Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa Tia. Tangan kananku mulai menjelajah vaginanya yang masih tertutup CD. Wah, sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku menyelinap di antara Labia majora, kerasa sekali beceknya.

    Pinggulnya mulai naik turun, rupanya Tia sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku menyentuh klitorisnya, makin kencang goyangannya. Seakan berusaha agar jariku tetap di klitorisnya, tidak pindah kemana-mana.
    Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang ada di kemaluannya, “Jangan.. kemana-mana Say.. hh.. sstt.. gesek itilku.. hh..!” erangnya.
    Sekarang ciumanku sudah pindah ke lehernya yang jenjang dan wangi. Vaginanya tetap dihibur dengan jariku, sementara tanganku yang lain membelai rambut indahnya.

    “Udahh.. cukup maen jarinya.. sst..!” kata Tia.
    Lalu dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. Dia langsung menempatkan lubang kemaluannya tepat di depan wajahku dan secara perlahan dia buka CD-nya yang seperti tali itu dengan membuka ikatan di sampingnya. Tercium semerbak wangi vagina yang benar-benar membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang vaginanya. Benar-benar horny nih cewek..
    “Hm.., wangi sekali Tia. Gue suka baunya..”
    “Kamu suka bau memekku, Say..?”
    “He eh..”
    “Kalo gitu, cium deh..!” katanya sambil menurunkan vaginanya ke wajahku.
    “Ayo cium, Say..! Hhh.. cium.. cium.. dijilat, Say.. hh jilat.. jilat.. JILAATT..!”
    Padahal tanpa dikomando lagi aku sudah mau menjilat.

    Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat vaginanya, perineumnya, anusnya, semuanya. Semua yang ada di sekitar kemaluannya kujilat dan kuhisap.
    “Jilaatthh teerruusshh.. Say.. jillaathh.. itilnyaahh.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ittill.. itil..” desahnya.
    Wajahku benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya terus kemaluannya di wajahku, kadang berputar-putar bak Lapdancer. Karena bosan di bawah terus, posisinya kuubah. Sekarang Tia di bawah, tapi tetap sambil kujilat vaginanya. Dia menggeliat-geliat, kadang menyentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Kadang mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit dengan kedua pahanya yang putih mulus itu.

    “Ah.. ah.. ah.. err.. rr.. Aaa.. Uhh.. uuhh..” sampai akhirnya, “Ahh.. hh.. I’m comin’.. Sayyhh.. I’m comin’.. Iihh.. Ihh..”
    Kerasa sekali dia mau orgasme, karena badannya mulai mengejang.
    “Tapi tidak akan segampang itu, Tia..! Loe bakal gue bikin penasaran..” kataku dalam hati.
    Saat dia sudah hampir sampai, dia mulai menjerit-jerit.. dan.. cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di samping ranjang. Sambil tersenyum, aku asyik melihat tubuhnya yang seksi sedang menghentak-hentak, menanti kenikmatan. Dipadu dengan suara desahnya, benar-benar tontonan yang tidak ada duanya.

    Tidak lama kemudian Tia tersadar kalau orgasmenya tidak akan sampai.
    “Ahh.. ahh.. hh.. lho..? Lho..? Koq.. Kenapa brenti..? Kenapa brentii..?” setengah menjerit, lalu celingukan mencariku.
    Setelah melihatku ada di sampingnya sambil tersenyum manis, Tia benar-benar geram.
    “Kamu.. Kamu.. Bener-bener jahat..!”
    Tia menyelipkan jari kirinya ke vaginanya, menjaga supaya tetap horny rupanya.
    “Roland.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.
    Untung diluar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dengan suara hujan.
    “Sini..! Kesini..!”

    Sambil tertawa kecil aku bukannya memdeketi, tapi malah menjauh. Tia jadi seperti orang penasaran. Dengan meraung seperti macan dia melompat dari ranjang, berusaha menerkamku. Tapi gagal, karena aku berhasil berkelit. Sambil tertawa, aku berusaha menghindar dari sergapannya yang dipenuhi hawa nafsu.
    “Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berusaha mengejarku.
    Kami berdua seperti anak kecil yang lagi main kejar-kejaran.

    Hingga akhirnya aku pura-pura mengalah dan bersedia ditangkap. Aku langsung duduk di sofa single, di samping ranjangnya. Dan dia menangkapku di situ. Tanpa ba-bi-bu lagi, Tia langsung duduk berhadapan di pahaku. Bulu kemaluannya terasa lembut menyentuh pahaku, sedangkan batang kemaluanku merapat di perutnya.
    “Mau lari kemana, hah..? hh..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku, rasanya nikmat sekali.
    “Orang lagi mau ngecret koq dikerjain.. hh..? Nggak boleh, tau..!” omelnya sambil menatap tajam.
    Pura-pura.., “Ya..deh, gue salah..” kataku.
    Lalu kupagut bibirnya yang basah itu. Langsung dibalas dengan ganas. Tia memelukku dengan erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke penisku.

    Kemudian dia menghentikan pagutannya, lalu tersenyum licik.
    “Buat orang kaya kamu, ada hukumannya.. ss..”
    “Apaan..?” tantangku.
    “Hukumannya..” Tia meraih batang kejantananku dan langsung dimasukkan ke vaginanya, “Ngentot sampai aku puaass.. hh..!”
    Begitu kalimat itu berakhir, Tia langsung menggenjot penisku naik turun.

    Aduh, benar-benar vagina yang luar biasa. Begitu ketat mencengkeram. Sementara itu, di depan wajahku terpampang payudara besar yang terguncang-guncang. Seakan memohon untuk dihisap.
    “Ahh.. uh.., kontolhh kamuhh.. enak sstt ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.
    Aku tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik menenen. Tanganku mengelus-elus sekitar pantat sampai belakang vaginanya, biar dia benar-benar puas.

    “Ah.. ah.. terus..! Jangan berhenti Say..! Aku suka ngentot sama kamu.. hh enak.. Ayoh.. nenen yang kuat.. nenen.. nene.. aahh..!” jeritnya.
    Kadang kusentak juga dari bawah, dan Tia senang sekali kalau sudah begitu.
    “Sentak lagi.. sentak lagi.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi..! Lagii..! Itil gue.. itil gue.. Ooohh..!”

    Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot penisku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. Lalu aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia mengocok penisku dengan vaginanya yang luar biasa. Sebagai ganti sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat. Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya lumayan berat. Jadi aku balik ke ranjang.
    “Kamu di bawah ya, Say..! Aku suka di atas.. ss..” desisnya manja.
    “Oche.., buat Tia.. apa aja deh..!” godaku.

    Tanpa banyak buang waktu, Tia kembali melanjutkan goyangannya. Kadang goyangnya benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas payudaranya, seperti di film-film BF. Atau kalau lagi adem, dia merebahkan kepalanya di dadaku. Sambil mengocok, seperti biasa dia suka sekali berkata kotor.
    “Hhmm.., ngentot..! Hmm.., ngentot..! Ahh.. hh.. sstt.. Tia seneng deh kalo lagi ngentot.. hh.. Enak kan, Say..?”
    “Enakhh.. banget, Tia..” lenguhku.
    “Seneng khaann.. sstt..!”
    “Seneng..”
    “Tia.. sukka.. kontol Roland.. hh..”

    5 menit kemudian, aku merasa akan jebol, karena penisku sudah berdenyut. Rupanya Tia juga begitu. Dinding vaginanya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya pun sudah mulai mengganas, seperti saat dia mau orgasme tadi.
    “Oohh.. Tia.. gue mau.. keluar..”
    “Aku.. juga Say.. Mau ngecret.. hh mau ngecret.. tahan yah.., kita barengan.. ss..!”
    Aku berusaha supaya tidak jebol duluan, kutahan mati-matian. Tia sudah semakin tegang, makin erat memelukku.
    “Auh..! Auh..! I’m comin’ Say..! I’m comin’ Say..! Aadduhh.. Kontol.. Jembut.. itil.. ah.. ah..!” jeritnya, makin lama makin keras.
    Dan, “Terusshh.., terusshh.. don’t stop..! Don’t stop..! Aku.. Aku.. Ak.. iihh.. iihh..”

    Dia orgasme sambil menjerit dan menghentak-hentak dengan ganasnya. Saat orgasme, otot vaginanya betul-betul tegang dan memerah batang penisku.
    “Tia.. Tia.. ahh awas.. gue mau keluar..!”
    “Biar..! Biar..! Di dalam aja.. jangan dilepass.. Aaa..!”
    “Crot.. crot.. crot..!” spermaku muncrat di dalam vaginanya.
    Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Tia terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, langsung kubelai.
    “Terima kasih, Land..! Saya udah lama nggak ngerasain yang kayak gini.” dia mendesah.
    “Meski kamu jarang ngomong, tapi cara kamu enak banget.”
    Aku hanya dapat tersenyum saja.

    Kemudian kami ke kamar mandi untuk saling membersihkan diri dan ada sedikit 1 ronde lagi yang kami mainkan di sana dengan cepat. Terus aku siap-siap untuk pulang.

  • RHYLEE RICHARD BIG SAUSAGE SEX

    RHYLEE RICHARD BIG SAUSAGE SEX


    1805 views

  • Foto Ngentot KODA RIRI Dengan Gaya Nungging

    Foto Ngentot KODA RIRI Dengan Gaya Nungging


    1795 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Majalah Dewasa Edisi Natalia Barulich

    Majalah Dewasa Edisi Natalia Barulich


    1669 views

    Duniabola99.org– Natalia Barulich

    Berawal dari ballerina, Natalia Barulich terjun ke dunia modeling dan sempat mengikuti kompetisi Miss California USA 2012 dan memenangi kompetisi Miss 90210. Kalau ada yang bilang wanita asal California itu cantik-cantik, wanita ini adalah salah satu bukti nyatanya.

  • Cerita Sex Di entot Dosen Sendiri Yang Bernafsu

    Cerita Sex Di entot Dosen Sendiri Yang Bernafsu


    1877 views

    Cerita Sexs – Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini.

    Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.

    “Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.

    Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

    “Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

    Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

    Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

    “Sialan!!” umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.

    Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

    Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

    “YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???,” aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
    “AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI,” aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.

    Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

    “Semuanya tampak rapi,” pikirku cepat.
    “Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!” kataku dalam hati.
    “Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya,” aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
    “Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini,” jelas Pak Eko tegas.
    “Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus,” lanjutnya.
    “Ya pak,” jawabku cepat.

    Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.

    “Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!,” tekadku dalam hati.

    Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.

    Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya cantik lho, tapi juga seksi.

    Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya sering dipakai jadi SPG.

    “Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang aja tahun depan ya?” ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

    Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

    “Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya” kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan kacau.
    “Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya,” Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

    SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan ‘manis’

    Sudah jam empat sore ketika rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

    “Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat” pikirku.

    Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

    Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang indah-indah.

    Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di… Astaga!! di bagian atas belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.

    “Ooohh, celana dalamku pasti basah nih” pikirku.

    Ludahnya terasa sekali banyaknya dan hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang aku rasakan.

    Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

    “Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut,” Pikirku cepat.

    Kulihat di kebun belakang ada bangunan menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya, sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.

    “Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi,” pikirku.

    Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah, Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

    Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata “Lho Yessy, kamu kok di atas sana?”
    “Menghindari anjing bapak” jawabku.
    “Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu” kata pak Eko sembari maju mendekati.
    “Saya bisa sendiri kok saya lompat aja” jawabku lagi.

    Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika pak Eko datang lagi sambil berkata,

    “Ini punyamu ya?” ditangannya terjulur sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus basah lagi.
    “Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak,” jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
    “Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak” kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

    Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, “Oohhh aku sudah tidak tahan lagi” pikirku dalam hati.

    Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.

    “Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang,” tawar pak Eko.

    Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

    “Bapak-bapak boleh keluar sekarang” ucap pak Eko.

    Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa. Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan adalah kaki tangannya.

    “Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta masuk akal sekali kan pak?” jelas Pak Eko.
    “Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang,” lanjut pak Eko jelas.
    “Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya,” Pak Bobi berkata sambil menepuk pundak pak Eko, “Dan saya mau wanita tadi yang dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi saya suka dia,” lanjut pak Bobi.

    Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

    Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.

    Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.

    “Sebagai rasa bersalah saya ini hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil” tukas pak Eko.

    Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

    SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.

    “Kamu ulang aja tahun depan ya” ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, “Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu” lanjutnya.
    “Saya harus lulus apapun caranya” pintaku. Apapun caranya.
    “Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya” tawar pak Eko.
    “Ok” kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

    Begitu turun dari parkir aku langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

    Kamar pas itu pas di sudut dengan cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua “kumbang” untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya “kumbang” bahkan mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau dari kemaluan mana bau dari ketiak.

    Setelah di usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci kasir.

    “Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai” perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.

    Kami makan di sebuah café yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat private mungkin karena suasana café yang agak remang-remang dan orang yang tidak banyak mungkin hanya 3 meja yang ada penghuninya kebanyakan adalah pasangan muda. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng special dan Lemon Tea. Aku betul-betul lapar sehingga begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku sedang menunggu pesanan ketika tiba-tiba aku merasa ada tangan di bawah rokku.

    Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

    “Maaf, Bapak jangan begitu” tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.

    Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah kemaluanku. Kontan aku basah lagi karena merasa nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko ketika aku tersadar kami sedang ada di mal, didalam café dan sedang menanti makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memberitahu dan melihat kalau-kalau ada yang melihat tapi sia-sia. Jari pak Eko sudah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin hebat aku mulai tenggelam dan merintih nikmat.

    Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

    Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,

    “Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

    Sepertinya kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan menahan pipis yang semakin mendesak aku kembali ke café dengan harapan pak Eko mengetahui letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi ketika aku sampai dan langsung duduk kembali.

    “Semua toilet rusak pak” jawabku putus asa.
    “Buka saja celana dalammu dan pipis disini” kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

    Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

    “Bagaimana mungkin pak” Jeritku pelan,
    “Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja” perintah pak Eko.

    Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku takut dan mengikuti aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil berharap cemas tidak ada orang di café itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya aku menunggu instruksi pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

    “Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu”.

    Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

    Aku menerima gelas tersebut dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata,

    “Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,”

    Saya kemudian memandang sekeliling tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa berada di situ.

    “Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3” demikian aba-aba dari pak Eko.

    Aku pipis dengan perlahan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.

    Tiba-tiba aku sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam tersebut berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya akan tahu aku sedang pipis ke dalam sebuah gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, pertunjukan yang cukup indah bukan hanya untuk kelas café,

    “Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak” pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

    Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika tadi memungut celana itu.

    “Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku menahan malu dan mukaku merah.
    “Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima kasih, ayo cepat!!” lanjut pak Eko setengah marah-marah.

    “Tapi..,” kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
    “Tapi saya tidak bisa pak” pintaku memohon.
    “Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan seperti yang saya perintahkan” lanjut pak Eko penuh wibawa.

    Rasanya seperti setahun ketika akhirnya aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

    Pelayan itu sepertinya melihat semua yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

    “Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat” pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
    “Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu” Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.

    Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi “minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak memaksa dia untuk meminum “minumam” dalam gelas itu.

    “Ayo habiskan kalau kurang manis bisa tambah gula” sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut.

    Aku malu sekali harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

    Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata

    “Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi”
    “Tiiidak..,” Tangisku.

    Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil berkata

    “Lain kali datang lagi ya”.

    Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.

    “Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan ‘Yessy meminumnya sampai Habis’ tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini kepada tamu yang ada”

    Lututku langsung lemas.

  • Cerita Dewasa Karena ku raba jadinya terangsang

    Cerita Dewasa Karena ku raba jadinya terangsang


    1929 views

    Cerita Seks Terbaru – Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.

    Semua itu prediksiku harus segera di percepat mengingat rumahku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,

    Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih.

    Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya. Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku. Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku.

    Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.

    Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

    Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susu nya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.

    Kupermainkan putting susu nya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.

    Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

    “ Arman,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
    “ Hmm,susu mu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

    Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susu nya dan mempermainkan putingnya .

    “ Akh,Arman jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
    “ Maaf,habis susu mu kenyal sekali “ kataku
    “ Iya ,tapi sakit “ katanya
    “ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

    Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.

    “ Akh,Arman ………..shhhhhhhh “ kata mendesah Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.

    Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.

    “Ukh,…teruskan yang “ kataku
    “ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
    “ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susu nya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .

    Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.

    “Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.

    Kemudian aku menurunka kulumanku pada susu nya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .

    “Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .

    Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat . Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih, susu nya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .

    Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.

    “Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
    “Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.
    “Aduh..,sakit Arman akh……..” katanya “Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.

    Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

    “Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 16 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

    “Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .

    Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .

    Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.

  • UGIRLS T033 Various Models (66 ảnh)

    UGIRLS T033 Various Models (66 ảnh)


    1865 views

    Duniabola99.org –  adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Foto Ngentot Tsuna Kimura Perawan Cantik Dan Hot

    Foto Ngentot Tsuna Kimura Perawan Cantik Dan Hot


    1966 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Majalah Dewasa Edisi Rocha Monsicha Gerdgosum

    Majalah Dewasa Edisi Rocha Monsicha Gerdgosum


    1426 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orangyang lelah dengan model yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan
    koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai
    dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan
    melihat gadis dan wanita dari model asli yang sangat mempesona . Konten
    baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan
    materi baru!

  • Foto Bugil Abg Cantik Dan Hot Dari Jepang

    Foto Bugil Abg Cantik Dan Hot Dari Jepang


    2311 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Lesbian Di Pagi Hari Di Panti Pijat

    Lesbian Di Pagi Hari Di Panti Pijat


    1543 views

  • Foto Ngentot Milane Blanc Model Barat

    Foto Ngentot Milane Blanc Model Barat


    2347 views

    Foto Ngentot Terbaru – Koleksi Foto Ekspresi Horny Cewek Ketika Menikmati Dientotin, Banyak dari cewek-cewek yang diam tanpa ekspresi saja ketika dientot. Cewek lokal biasanya memang pandai menyembunyikan perasaan dan ekspresi mereka walau sudah sangat horny sekalipun. Beda halnya dengan cewek-cewek barat yang sudah sangat sange dan horny ini. Mereka cenderung menunujukan ekspresi yang sangat hot ketika menikmati setiap sodokan kontol pasangannya.

  • Majalah Maxim Korea Kim Woo-Hyun

    Majalah Maxim Korea Kim Woo-Hyun


    2231 views

    Duniabola99.orgDi pertengahan dunia, model Kim Woo-Hyun memanas Maxim Korea. Lihat foto eksklusif dari bidikannya yang gerah di galeri di atas.

  • Petite college girl Bunnie Hughes gets banged while she’s home on break

    Petite college girl Bunnie Hughes gets banged while she’s home on break


    1799 views

    Duniabola99.org– Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Nikmatnya Ngentot Dengan Wanita Sexy

    Nikmatnya Ngentot Dengan Wanita Sexy


    1939 views

    Duniabola99.org – Terbangun aku mendengar mbak Peggy bercerita riuh dengan lawan bicaranya di ponsel sambil duduk di meja rias kamarnya. Ku lirik jam di dinding kamar ini yang terlihat kabur jarumnya, menunjuk angka 9 dan 10. Berarti sampai mendekati hampir tengah malam aku telah beristirahat di kamar mbak Peggy.

    Bergerak mengangkat selimut aku bergeser ke kiri ke arah kamar mandi di dalam kamarnya sambil menoleh kiri kanan mencari celana dalamku. kutemukan tergeletak di dekat kursi kecil yang dipakai duduk Mbak Peggy, kubiarkan tubuhku berdiri meneruskan langkah kaki ke kamar mandi.

    Kuraih sabun mandi dan shampoo di wastafel, aku beranjak ke bathup di ujung kamar mandi. Kuputar keran panas dan dingin, kucari kombinasi air hangat yang bakal kupakai berendam. Ahg, memang air hangat tersebut serasa memijat kakiku, dan kubiarkan diriku perlahan-lahan terbenam hingga leherku.

    Dari celah pintu yang setengah tertutup itu aku mendengar mbak Peggy masih bercerita seru adegan ranjang yang dinikmatinya bersamaku tadi sore, selepas minum ramuan khasiatnya yang membangkitkan energiku sore tadi. Kubiarkan badanku menerima kehangatan air hangat keran kamar mandi sambil bersandar kupejamkan mata.

    Setelah lama tak terdengar lagi suara mbak Peggy, aku menghentikan usapan sabun di tubuhku dan berusaha berdiri mengarah ke pintu tempat handuk bergantung. Bersamaan dengan itu Terdengar pintu kamar terbuka. Dari celah pintu kamar mandi, dari kaca rias di kamar aku melihat jelas pembantu mbak Peggy si Muji masuk ke dalam sambil membawa kain bersih di nampan bersama teh hangat dan kue kecil bertumpuk di piring.

    Saat membersihkan tempat tidur, dari ujung seberangku hingga berputar mendekati kamar mandi, aku telah kering menyeka basah tubuhku, yang kulilit handuk sepinggang. Saat membungkuk membetulkan seprei tempat tidur sambil membelakangiku, perlahan aku keluar kamar mandi dan merangkulnya dari belakang.

    – Aih! pekiknya kecil terkejut.

    Masih membungkuk, kuremas dada dan perutnya dalam pelukanku, kuarahkan dia menatap cermin meja rias, yang terlihat jelas belahan dadanya tersembul dibalik dasternya yang sedikit ketat. busana remaja sekarang memang sexy, membuatku senang menatap pemandangan indah di cermin. Muji yang meronta berusha berdiri dan melepas tanganku mulai mengerutkan dahi tanda risih.

    – Nyonyamu mana sayang ? tanyaku
    – Errhh!! Keluar ke temannya, ada yang ingin bertemu degnannya di daerah mall.
    – Uhhh!! Tolong lepaskan mas aku jijik sama Mas pintanya memelas
    – Hmm, terus teh ini untuk siapa Muji ?
    – Untuk mas, sesuai pesan nyonya tadi.
    – Apa saja pesannya ? sambil menggerayangi tubuh remajanya yang masih kencang ini, aku mengarahkannya ke arah meja rias.
    – Untuk melayani mas sebelum nyonya datang. Aarhh!!

    Pekiknya saat tangan kiriku yang memgang perutnya mulai turun ke bawah. Kuraih pangkal pahanya yang masih rapat tertutup pahanya, kuremas buah dadanya dari belakang, sambil kugesek gesekan pusakaku pada pantat atau punggungnya, sekenanya. tangannya berusaha menggapai tepian meja rias, kursi rias ataupun karpet bulu di kamar, berusaha menopang tubuhnya agar tak jatuh.

    – Yah layani aku dong Muji aku kan ingin kau melakukannya
    – Arrh!! pekik Muji,

    saat kupegang pergelangan tangannya, kuputar badannya menghadapku, yang dengan cepat menarik ke atas dasternya menutup muka dan menahan tangannya di atas. Kutarik kebawah dengan cepat celana dalamnya dan saat membungkuk segera kuraih bra yang menutup dada ranumnya.

    Kulepaskan bra dan celana dalamnya, memperlihatkan tubuhnya yang ramping indah masa2 remajanya. wajahnya masih tertutup daster yang berusaha ditariknya keluar. Kubantu Muji melepas dasternya, hingga terlihat sekarang ia menggigit bibir bawahnya sambil memelas wajahnya menatapku

    – Jangan Sentuh Aku, Aku Jijik …Aku Jijik sama Mas
    – Jadi kau tak mau melayaniku ? kubiarkan diriku duduk di tempat tidur.
    – Jangan melayani ini mas nanti sakit mas
    – Tapi ada nikmatnya kan ?

    Muji tak menjawab. Ia menutupi kedua buah dadanya dengan menyilangkan tangannya, menutup erat pangkal pahanya dengan merapatkan lututnya kesamping setengah ditekuk. Wao! terlihat indah nian dipandang bentuk dan pose yang dilakukan Muji di depanku.

    – Muji sayang, cobalah kau menikmatinya dengan hati terbuka, ikhlas.
    – Engkau malah akan merasakan rasa nikmat yang beda dengan usaha penolakanmu. rayuku

    Muji diam saja.

    – Kalau mbak Peggy senang dengan pelayananmu padaku, tentunya sikap mbak Peggy akan baik kepadamu kan ?
    – Kemarilah Muji sayang kataku perlahan sambil berdiri.
    – Engkau cantik kuarahkan mukaku ke wajahnya dan mulai mencium pipi, ke arah telinga terus ke leher.
    – Engkau gadis sexy Muji. kulitmu bagus kuhisap bahunya, turun ke bawah ke depan.

    Mulai terasa pangkal buah dadanya mengeras, bergetar lembut saat tanganku mengajak pergelangan tangannya menjauhinya. Kubenamkan mulutku, menghisap dan mnggigit dada ranum kenyal, ketat milik Muji. Muji diam saja, masih menggigit bibir bawahnya, mulai menunduk dengan mata terpejam, terkulai ke kanan.

    Kupeluk tubuh rampingnya, Kuremas kedua pantatnya, Kulebarkan pahanya. Kulakukan remasan selama beberapa waktu sampai akhirnya kupeluk erat dan kubaringkan ke karpet bulu di kamar mbak Peggy ini.

    Masih terpejam mata Muji, bibirnya setengah terbuka, kedua tangannya mendekap kepalaku. Kutindih badannya, kubuka kakinya lebar2 dengan usaha kakiku, kugesekkan perlahan handuk yang melindungi pusakaku ke pangkal pahanya. Kakinya terbuka secara suka rela, tertekuk lututnya.

    Nafasnya tersengal saat pusakaku yang mulai mengeras menekan pangkal pahanya. Muji meremas tangannya di kepalaku saat tubuhku mendorong maju mundur dan menekan ke bawah. Merintih dan mengerang sambil menggoyangkan badannya mencari irama yang diinginkannya.

    Tak terasa lama kami saling memagut, menekan dan mendekap pasangannya masing, sampai mulai terasa hangat pusakaku menyentuh tubuhnya. Handukku telah terlepas. Sedikit mengangkat panggul aku mengarahkan kepala pusakaku ketengah pangkal paha Muji. Muji diam tak bereaksi menunggu saat2 itu tiba. Kepalaku didekap erat sambil mengerang

    – ERrrgh!!

    Saat kepala pusakaku mulai menempati posisi yang pas pada milik Muji. Segera kudorong tubuhku sambil menekan membuatnya membuka mulut, tapi tak berusara. Matanya terpejam dan terbuka sesaat, bergantian, seirama dengan goyangannya mengimbangi dorongan dan tekananku. Beberapa waktu kemudian

    – AAARRRGH!! pekiknya nyaring, pendek, dan terbuka lebar mata dan mulutnya

    Sambil berkelojotan, bergoyang dan bergetar semua tubuhnya menghimpit rapat pingggangku. Pahanya yang erat menjepitku sekarang diringi gemetar semua dadanya. Kemudian Muji diam, memejamkan mata, masih berair ujung kelopak matanya, tapi sedikit tersenyum Muji masih mengelus kepalaku.

    – Enak kan sayang ?? bisikku di telinganya, tanpa menghentikan gerakanku.

    Masih dengan irama yang sama aku sekarang duduk berlutut dihadapnnya, membuka lebar kakinya dengan keuda tanganku di betisnya yang kuangkat ke atas. Tangannya sekarang mencengkeram kursi rias dan karpet bulu di salah satunya.

    Kepalanya masih terkulai ke kanan, mengangguk-angguk. sambil menekan bibir bawah ia mulai merintih lagi. Pintu kamar terbuka dari luar!! Kuangkat kepalaku dan mbak Peggy masuk. sambil menatap kami ia tersenyum kecil, meletakkan pantantnya di kasur, melepaskan sepatu tingginya.

    DI pintu, masuk lagi seorang wanita tinggi, lebih muda dari mbak Peggy dengan kurus panjang wajahnya mirip gadis foto model. Bajunya yang terikat diujung bawahnya memperlihatkan branya yang gelap membungkus dadanya yang kencang. Rok jeans sepaha yang dikenakannya terlihat amat sangat sexy membungkus pahanya yang putih.

    Lalu masuk lagi seorang wanita pendek dengan tubuh yang sedikit lebih lebar dari mbak Peggy, tetapi memiliki buah dada yang teramat besar. Baju putihnya lurus membungkus menutupi bentuk tubuhnya yang sedikit lebar itu, tanpa dapat menyembunyikan besar dada di depannya.

    – Sayang, ini Desty dan yang baju putih ini Septi. yang kemudian menyebutkan namaku kepada mereka
    – Yang di bawah tu si Muji, masih perawan dia tadi pagi. senyumnya kepada temannya.

    Aku tidak menghentikan gerakanku, masih menikmati denyutan di dalam lubang Muji yang sekarang ikut menoleh ke arah mereka. Bingung ia harus berbuat apa sementara tubuhku masih mendorong keluar masuk pusakaku ke dalam lubang miliknya.

    Mbak Peggy keluar kamar sambil menepuk pundak Desty

    – Ayolah kalo kau menginginkannya.
    – Yuk Ndut, kita ke dapur dulu. ajak Mbak Peggy ke arah Septi.

    Kulihat Desty mulai melepaskan perhiasannya, meletakkan dalam tasnya. Membuka kancing bra dan ikatan bajunya, meletakkannya di kursi rias sambil mendekat kearahku. Kulihat Jelas buah dadanya bagus menjulang, ujungnya runcing membuatku ingin menghisapnya. Sedikit membungkuk ia menurunkan rok jeans yang telah terbuka resletingnya. celana dalam coklat gelap dengan bordir indah menambah indah bentuk lekukan bawah pusar si Desty.

    – Mas kata Desty perlahan sambil mendekatkan wajahnya menciumi punggungku yang masih bergoyang berirama.

    Desty merangkulku dari belakang, dan mengesekkan tubuhnya pada punggungku, kurasakan dadanya yang kenyal dan ketat itu menekan punggungku. Kemudian ia bangkit sedikit berdiri, menempelkan perutnya ke punggungku.

    Kurebahkan miring si Muji di bawah, kakinya kanannya kusilangkan dengan kaki kirinya, pahanya sedikit merapat, pangkal pahanya seditkit lebih menjepit erat miliku. Muji merintih, kali ini meremas karpet disebelahnya erat2, kemudian sambil merapatkan bibir ia mengejang.

    Tanganku yang memegang kakinya merasa getaran kejang2 cepat yang kemudian berhenti, tapi dengan otot2 tubuh yang masih mengejang. badannya setengah tertekuk ke samping, lubangnya terasa lebih sempit dari sebelummnya saat itu.Kemudian ia diam tak bergerak, dengan masih rebah miring dan kaki terangkat satu. Ia tak bergerak, diam lemas tapi masih mencengkeram karpet bulu.

    Dari tadi tubuhku tetap bergoyang dengan irama yang sama menekan ke depan dan ke bawah.Aku tidak melihat perlawanan lagi. Tapi lubang milik Muji itu aku masih suka mengolahnya dengan pusakaku. Tidak sesempit sesaat tadi, tapi masih terasa menjepit dan berdenyut saat aku menghentikan sebentar gerakanku.

    Desty yang tanganya sudah gatal telah memulai meremas dadanya sendiri, menyaksikan kelojotan dan kejangan Muji di hadapannya. Sambil meraih pergelangan tangan kiriku, ia menyodorkan kemaluannya, menempelkan tangannya di situ sambil menggesekan tubuhnya ke tanganku. Sedikit kujepit dengan ibu jari dan telunjukku, kubuat celana dalam Desty sedikit turun ke bawah.

    Dari samping kemudian merangkulku, duduk di paha kiriku, menghadapku. Membuka pahanya lebar2 dan membenamkan pangkalnya ke pahaku. Dicondongkannya tubuh bawahnya hingga lebih menempel, menggesekkan kemaluannya ke pahaku. Kemudian menggesek kedua dadanya di bahu kiriku, naik turun.

    Kulepaskan si Muji yang terdiam di lantai, kuajak berdiri sebentar si Desty, kemudian mengajaknya duduk di kursi rias. Kutarik lepas celana dalamnya, tubuh Desty yang aduhai ini telah duduk di kursi rias dengan terbuka lebar pahanya.

    Segera kudorong bersandar ke meja rias, ia menopang sikunya. Pangkal pahanya dicondongkan ke arahku, memperlihatkan bentuk kemaluannya yang terselimut bulu tebal dari bawah pusar hingga sekeliling pangkal kakinya. kakinya dibuka sedemikian lebar hingga kedua tanganku dapat membuka belahan bawah Desty dan memijitnya perlahan.

    UUUhhggghh Mengecil mulut Desty ke depan, melenguh melepaskan nafas.

    Kumasukkan pusakaku ke dalam milik Desty, kulakukan gerakan maju mundur dengan irama perlahan. Terasa masih kering lubang Desty, sehingga masih terasa dinding pusakaku menggesek lubang Desty saat berusaha masuk.

    Desty tersenyum nakal. dan mulai menggoyangkan naik turun bawah perutnya, membuatku semakin bersemangat menekan tubuhnya. Kupercepat gerakanku. ku tak peduli jika aku mencapai puncakku sebentar lagi. Tapi herannya, perasaan rileks di kepalaku dan nafas teratur miliku seperti malah membuatku tidak sampai2 pada ujung nikmatku.

    Sudah tegang pusakaku bersama si Muji, Sudah bergesekan di lubang sempit miliknya berulang kali. Kali ini dengan Desty, lubang keringnya yang menggigit dinding pusakaku, juga tak sanggup melepaskan energi yang kutunggu dari tadi. Heran juga ku sekilas.

    Tapi dorongan2 dan tekanan tajam, cepat dan berulang kepada Desty membuat lubangnya mulai basah juga. Dengan cepat ia merangkul kepalaku, pahanya dengan sigap dan cepat merangkul pinggangku, sehingga membuatku bangkit, menggendongnya, dan mendorong lubang di bawah badannya dalam-dalam.

    AArghhh!! nikmat mas

    Badan Desty bergoyang dalam gendonganku. Kadang naik turun, kadang maju mundur, sambil terus menjepit kepalaku dengan tangan, dan pinggangku dengan kakinya. Kuajak ia berjalan keliling kamar mbak Peggy. Merintih si Desty bergoyang pantatnya terdorong pahaku yang melangkah maju bergantian.

    Semakin erat genggamn Desty, dan semakin memburur nafasnya. Kubuka handle pintu kamar mbak Peggy, kubuka pintunya, kuberjalan ke ruang tengah sambil menggendong Desty yang bergoyang goyang mencari kesenangannya.

    Kulihat Mbak Peggy di depan tv ruang tengah, melihat film porno asia, pemerkosaan gadis sekolah jepang di tv layar lebarnya. Kulihat mbak Peggy menatap layar sambil menerawang matanya. Pakainnya telah kebawah, tinggal bra di dadanya yang sedikit melorot juga, tanda kancing belakangnya telah terlepas.

    Kulihat kebawah, kaki mbak Peggy bergoyang-goyang mengapit kepala si Septi yang mengulum lekukan bawah tubuh mbak Peggy. Sambil bersandar dan melirik kami, mbak Peggy membenamkan kepala Septi dalam2. Mulut mbak Peggy terbuka, setengah bergoyang ia melambai kearahku. Mengajakku mendekat.

    Desty yang kugendong tambah mempererat genggamannya saat kulewati tv itu, membuat Desty melihat dan mendengar jelas teriakan, erangan dan tangisan keras gadis sekolah yang terpampang di tv, dikerjai oleh si pria dewasa. Desty mempercepat ayunannya dan kulihat matanya melotot melihat tv, mempererat jepitannya, merintih-rintih kemudian

    ARrrghhhh!! AAAHhHHHHHHhhhh

    Badannya bergunjang dalam gendonganku, bergetar dan mengejang sesaat. Kemudian melapaskan tangan dan kakinya, hendak turun. Kubiarkan ia merosot ke bawah, ke lantai berselimut bulu tebal itu. Ia terbaring miring sambil tersenyum padaku.

    Mbak Peggy terpejam dan terbuka matanya bergantian, menikmati sapuan lidah dan hisapan si Septi yang setengah telanjang berbaring di bawah. Kutarik meja ke pinggir memperluas ruang tengah ini, kutarik kursi sofa kecil ke arah mereka berdua.

    Kuangkat gaun putih bagian bawah milik Septi. gaunnya di tengah tubuhnya sekarang bergantung, karena bagian atasnya sudah terlepas semua hingga pinggang. Tak kulihat celana dalam si Septi di badannya.

    Coba kuangkat sedikit pahanya, mengajaknya bersandar telungkup di kursi yang kusiapkan. Masih melumat milik mbak Peggy, si Septi mulai melirik ke arahku. Kubuka sedikit pahanya, yang diteruskan dengan usahanya sendiri membuka lebar2 dan sedikit menungging bagian bawahnya. merangarahkannya kepadaku.

    Ah, segera kusiapkan pusakaku berganti lubang sekarang. Kumasukan perlahan. sempit. Septi menjerit kecil dalam benaman pangkal paha mbak Peggy. Perlahan kumasukan pusakaku yang basah ini memasuki lubang Septi. Wanita ini gemuk, sehingga membuat lubangnya sempit, atau ia jarang melalukan sehingga terasa sempit ?

    Perlahan tapi pasti, pusakaku sudah di dalam lubang Septi. kukoyak kesamping, kedorong kedepan, kebenamkan dalam-dalam ke bawah, kugoyang kesegala arah. Aku senang dinding pusakaku terpijit denyutan ruang dalam Septi.

    Ah!! pekiknya tertahan

    Lubang Septi, hampir sesempit lubang Muji. Tapi kali ini ia memijit pusakaku di dalam, membuatnya berbeda dengan milik si Muji. Kudorong terus si Septi, kuingin terus meraih sensasi di pijitan di ruang dalam miliknya.

    Tak beberapa lama, aku mulai gemetar, kupercepat gerakanku, kuperhatikan mbak Peggy yang terpejam matanya, terlentang lemas, Septi yang tidak mengulum kemaluan mbak Peggy, mulai terengah-engah, telungkup di kursi kecil. Badannya sedikit bergoyang sambil terus merapatkan pantatnya, berusaha keras menjepit pusakaku saat beraksi di lubangnya. Kurasakan si Septi ini yang paling lihai diantara mereka.

    Dengan meremas pantatnya, kubenamkan dalam2 pusakaku ke lubang Septi, menegang paha dan lututku, mengeluarkan cairan hangat yang kutunggu dari tadi. Kusampai puncak nikmatku dengan wanita sintal tapi lihai ini. Kulihat ia tersenyum menoleh kepadaku, terengah engah membiarkan lubangnya tersiram air hangat dari dalam tubuhku.

    Sesaat sambil meluruskan kaki, terduduk di bawah bersandar sofa, aku merasa ada yang aneh saat kuperhatikan pusakaku masih bediri tegak. Aku sudah yakin mencapai puncak nikmat saat bersama Septi tadi, tapi pusakaku belum bergerak melingkar lemas kebawah.

    Kupegang, masih tegang dan kencang. Kuteguk cangkir minuman disampingku, kurasakan hangat tehnya, sambil menutup mata dan menyandarkan kepalaku ke sofa aku beristirahat memejamkan mata.

    Setengah sadar aku merasakan beban berat mendidihhku, bersamaan terjepitnya pusakaku kedalam lubang bawah wanita. Kurasakan semua gerakan ayunan dan goyangan cepat berlangsung lama di atasku bersamaan dengan pekik panjang suara si Septi.

    Tak lama setelah mengangkat badannya, kembali aku tertindih berat tubuh wanita yang membenamkan pusakaku ke dalam liang lubang wanitanya. Kudengar suara mbak Peggy sekarang terengah dan menjerit terus menerus. Mulai kudengar pula suara Desty ikut tertawa perlahan dan bergantian menindih tubuhku sambil menggoyangkan pangkal pahanya mencari kenikmatan. Mereka terus melakukan secara bergantian.

    Akhirnya tak terdengar suara dan gerakan lagi Kubuka mataku dan melihat mereka bertiga tertidur di karpet, semua dengan telanjang bulat. Kucoba bangkit, merasakan tenagaku mulai pulih, aku bergerak perlahan ke kamar mbak Peggy, sambil memperhatikan pusakaku yang masih terus berdiri tegak.

    Aku masih teringat Muji, remaja belasan tahun yang masih sangat ingin kujamah dan mengolah tubuh molek kencangnya bersama lubang kenikmatannya yang sempit.

  • Cerita Dewasa Tante Dan Brondong

    Cerita Dewasa Tante Dan Brondong


    1827 views

    Duniabola99.org – Mendung tebal angin dingin mulai menghembus, aku terus melaju mobil ku melintasi jalan raya yang agak sepi, aku baru saja mengunjungi salah satu nasabahku yang tempatnya agak jauh dari kota, aku harus melewati jalan raya yang sepi dan jauh dari perumahan penduduk.Tiba tiba saja aku merasakan ban mobilku kempes, lalu aku menoba berhenti dan memeriksanya, ternyata ban belakang sebelah kiri kempes. “ah g papa pasti aku masih bisa menaikinya sampai di kota” pikirku.

    Dan ketika aku membuka pintu mobilku, aku tak bisa membuka nya.Astaga aku menutup pintu mobilku dan kunci mobil masih mengantung di dalam, haaa…dasar sial. aku mencoba mencari Hpku, Oh no..! Hp dan tas ku juga di dalam mobil.

    Hujan mulai turun aku bsah kuyup kehujanan, mana sudah menjelang malam, tempat sunyi kek begini weeeeeeh….merinding rasanya.Setelah 20 menit berlalu aku melihat lampu mobil, aku melambai lambaikan tanganku.

    Mobil itu berhenti dan ternyata pengendaranya adalah anak anak muda, sepertinya pelajar SMU“eehhhmmm….boleh minta tolong g dik, pinjem Hp nya buat telpon ke rumah, bentar aja,kunci mobil aku kekunci didalam mobil,dan tas aku di dalam juga” kataku sambil gemetaran menahan dingin.
    “waduh mbak..eh tante masuk mobil aja dulu, biar g kedinginan” jawab salah seorang dari mereka.Aku masuk kemobil, karena memang kedinginan.

    “aduh sorry ya mobil nya jadi basah” kataku. ternyata dimobil itu ada tiga orang remaja yang masih berseragam SMU, bau mobil terasa banget bau rokok, dan seperti nya mereka abis minum minum.
    ” ah g apa apa tante, ini HP nya ,telpon aja dulu” kata pemuda itu sambil menyerahkan HP.
    Berkali kali aku coba menghubungi G ada yang menjawab,tidak biasanya di rumah sepi jam segini, gerutuku.
    “G ada yang angkat ya tante?” tanya pemuda yg di sebelahku.
    “iya, g tau kemana mereka” kataku mulai gelisah.
    ” kalo begitu kita anter aja deh tante, rumah nya dimana”jawab pemuda yang di depan.
    “wah agak jauh dek, di jln kartini” jawabku
    ” gpp tante paling juga 30 menit kan dari sini” jawabnya lagi
    “iya deh makasih kalo g keberatan nanti aku ganti uang bensin nya ya” kataku lagi.

    Mobil melaju,agak perlahan karena hujan lebat sekali, aku semakin kedinginan karena baju yang aku kenakan basah sekali.Aku mencoba menggosok gosokkan telapak tanganku, untuk mengurangi rasa dingin.
    “Erick lepas donk jaket lo, kasih ke tante biar g kedinginan, lo mah dah liat gitu di diemin aja” kata pemuda yang menyetir mobil. kemudian pemuda yang duduk di kursi depan melepas jaket nya dan memberikan nya padaku.

    “kenalin tante yang di sebelah tante tuh namanya Randy, nah ini Erick, and aku Patrick ” kata si Patrick mengenalkan diri.
    “tante masih dingin ya, mau aku peluk tante biar agak hangatan dikit” tanya si Randy tiba tiba. aku tak menjawab karena tubuhku bener bener gemetar kedinginan, aku biarkan saja si Randy memelukku.aku mulai merasakan hangat di tubuhku. aku memejamkan mataku.Tiba tiba aku merasakan sesuatu merayap ke buah dadaku, aku membiarkan nya,aku pura pura tak merasakan apa apa,aku merasakan nafas Randy mulai takteratur.perlahan perlakuan Randy membangkitkan gairahku, aku geserkan tubuhku sedikit agar Randy bisa leluasa bermain main di payudaraku.
    Randy menngecup kupingku, yang seketika itu mengalirkan getar birahi, yang secepat kilat menjalar keseluruh tubuhku.

    “oh..ssshhhh…..aaahhh” desahku,
    “tante…aahhh …kamu cantik sekali” desah Randy, sambil perlahan mulai meraih bibirku, kami berciuman, lidah Randy bermain main di ronTrick mulutku, tanganku mulai aktif, menjamah dan mengelus apapun yang bisa aku elus dari tubuh Randy.Aku benar benar lupa kalo di mobil itu ada oarang lain. dan tanpa aku sadari aku merasakan elusan elusan lain di pahaku, sementara tangan Randy masih memainkan payudaraku, dan bibirnya masih terus melumat bibirku.

    “ahk…aahhh…aaaaahhh….”aku terpekik mana kala elusan elusan itu menyentuh sesuatu yang paling sensitif itu. rupa nya Erick tanpa kusadari telah berpindah tempat, Erick terus mengelus dan mulai melepas celana dalamku, aku benar benar di derai perasaan nikmat yang teramat sangat.
    “ooohhhh….terusin…oh yah…aaahhh” desahku mana kala Erick mengelus elus Kemaluanku dan sesekali menyentuh clitku Dengan jempolnya.

    Randy meucuti pakaianku, melepas braku, aku benar benar tak kuasa menolak kenikmatan itu. Randy melumat , menghisap dan mengulum puting payudaraku bergantian. dan Erick mulai menjilati bibir kemaluanku. sunnguh kenikmatan yang luar biasa menyerang aku dari bwah dan atas.
    “tante…nikmat sekali payudara tante ” kata Randy.

    “isep Ran..terusin Ran…aaah” ceracauku.
    “oooohhh….Ki aahhh…masukin jari nya ki…terus ki…Buka ki masukin lidah kamu Ki…oooohh” aku semakin gila.Aku mengangkat angkat pantatku sambil tanganku menekan kepala Erick yang sibuk menjilati kemaluanku.
    “aaaahhh…Tante kemaluan tante enak sekali…Erick suka sekali” kata Erick
    “aduh kalian jahat ya…masak aku suruh nyetir mobil sambil kemaluan aku ngaceng kek gini” celoteh Patrick.

    ” Ran…tante buka ya” kataku sambil meraih seleting celana Randy. Randy pasarah saja. Gundukan yang keras di balik CD biru itu membuat aku tak tahan ingin segera menikmatinya. Randy bangkit dan melepas celana dan CD nya. Erick mengikuti hal yg dilakukan Randy, kemudian aku duduk diantara mereka, kedua nya melumat payudaraku bergantian, sementara aku melebarkan kakiku, sebelah kiri ke Erick dan sebelah kanan di atas paha Randy, jelas sekali kemaluanku yang basah itu terpampang Dengan jelas nya. sementara kedua tanganku sibuk memainkan kemaluan Randy dan Erick.

    tangan Randy merambat turun dan menyentuh kemaluanku, aku mengeliat ketika jari Erick mulai menusuk lubang kemaluanku. kemudian aku merubah posisiku, Dengan membelakangi Erick dan mengoral kemaluan Randy. tapi kemudian Erick menarik pantatku dan mengangkat nya, sehingga posisiku setengah menungging.
    ” aaahh…tante…isep tante…oooohhh nikmat sekali” ceracau Randy

    “isep kemaluan aku tante….oooohhhh …terusin tante ….isep…”Randy mengeliat tak karuan ketika buah jakar itu aku isep dan aku coba masukkan semua kemulutku.

    Aku terus mempermainkan kemaluan Randy, menusuk nusukkan ujung lidah ku ke lubang yang kecil itu.
    sementara itu, Erick memberiku sensasi yang luar biasa, ketika lidah Randy menyapu duburku,memainkan lidah nya di duburku. tiba tiba aja Patrick mengejutkan kita semua.

    “Dah sampe neh…giliran aku kalian mundur semua ” kata Patrick sambil membuka pintu mobil, yang tanpa aku sadari ternyata kita sudah di dalam ganransi mobil Patrick. kemudian Randy turun yang diikuti oleh Erick, mereka berdua tergopoh gopoh memakai kembali celana mereka.#AGEN TOGEL ONLINE
    Patrick menarik jaket yang hendak ku kenakan kembali, dan menarik tanganku keluar dari mobil, dalam keadaan baju yang terbuka dan bra yang terlepas, Rok yang berantakan, Patrick menariku masuk kerumah nya, aku mengikuti saja.

    “gantian, lo harus muasin aku, dari tadi aku dah ngaceng negliat tingkah kalian” kata si Patrick yang sambil mendorongku jatuh ke sofa, kemudian Dengan kasar dia membuka celananya sendiri dan menyodorkan kemaluan nya yang sudah mengeras ke mulutku.

    “ayo isep bich…hah…ayo!” Dengan kasar Patrick menyumpal mulutku Dengan kemaluannya.
    Aku mengisap, kemaluan Patrick memainkan Dengan lidahku,sesekali aku kocok Dengan tanganku. lidahku berputar putar di seputar buah pelirnya.

    “oooh yah…terus sayang…isep…lo emang lihai…aahhh…aaahhh”
    ‘ kemaluan kamu enak banget Trick…aku suka banget” aku mengumam menikmati kemaluan Patrick.
    “Trick …boleh ya aku isep kemaluan lo ampe keluar? ” godaku
    ” Iya sayang….aahhh….isep sayang…oooohhh….yah begitu…begitu sayang terus…terusin..” Patrick meracau menikmati seponganku.
    Aku merasakan kedutan di batang Patrick, yang aku tau dia sebentar lagi bakal menyemburkan pejuhnya, aku sengaja mempermainkan Patrick, Dengan menghentikan aktifitasku, aku melepas kemaluan itu dari mulutku.

    ” sayang kenapa berhenti…ayo donk isep lagi…dah mau keluar neh…ayo donk” rayu Patrick sambil menyodorkan kemaluan nya ke mulutku. aku tersenyum sambil berdiri.
    ” he he he …nanti donk Trick…aku haus nih…boleh minta minum ya?” godaku.
    “g boleh ayo …isepin dulu ampe keluar please donk sayang…ayao..” kata Patrick sambil mengelus elus pantatku.

    ” kalo lo bisa buktiin ke aku kalo lo bisa muasin aku….aku mau isep punya kamu ampe keluar” tantangku
    ” dasar perempuan….sini aku puasin lo minta yang gimana hah?” Patrick geram menRangar tantanganku. kemudian Dengan kasar dia membopong tubuhku ke meja makan. Patrick menciumiku Dengan kasar, yang dimana buat aku semakin membakar gairahku, ciuman Patrick semakin ganas, dari telingaku kemudian leherku menjadi sasarannya, Dengan kasar Patrick melucuti pakaianku sehingga aku berbugil ria.

    dalam sepintas pandang aku melihat Erick dan Randy yang ternyata dari tadi melihatku sambil beronani. ciuman Patrick turun ke payudaraku, memilin milin putingku Dengan liah nya, semnetara tangan Patrick menyusuri pahaku, mengelus dan mulai meraba raba kemaluanku yang sudah basah. aku mereTrickngkan kakiku agar Patrick bisa leluasa memainkan kemaluanku yang becek.#AGEN BOLA TERPERCAYA
    Patrick memasukkan jari nya ke kemaluan ku mencoba mencari G spot dan mengocok nya Dengan gerakan yang cepat.

    ” oh ya…yah…yaaah…terus Trick…terus” ceracauku
    “lo suka hah…enak kalo kemaluan lo aku beginikan hah”
    “iya Trick..terusin sayang…oooohhh..nikmat nya Trickk…terus Trick”
    ” ayo bilang lo mo aku apain…mo aku isepin …mo aku entot kemaluan lo ini hah”kata Patrick sambil mengocok kemaluanku Dengan jarinya. kemudian Patrick mengangkat tubuhku agar aku duduk di meja makan, kemudian Patrick mulai menggisap kemaluanku Dengan lidah nya.
    ” ayo bilang bich..enak g aku giniin…hah…kemaluan lo udah basah..kemaluan lo udah gatal kan?”
    ” iay Trick…memk aku udah g sabar minta lo entot..ayo Trick masukin Trick…aku mohon” aku merintih memohon pada Patrick agar segera mengentotku.

    “hhmmm…kemaluan lo nikmat …ooohhh…aku suka sekali” ceracau Patrick
    ‘ Trickk…ooohhh….aaaahhh….gigit Trickk itil aku Trick…iyah begitu…ooohhh”
    ” lo suka dikasarin yah…heh….aku akan entot lo…ampe lo puas”
    “Trick …ayo Trick masukin Trick…aku udah g tahan” rintihku, sambil terus meremas remas rambut Patrick, Patrick seakan akan sengaja mempermainkan gairahku, dia terus mengisap kemaluan ku dan jarinya menusuk nusuk kemaluanku.

    Erick dan Randy mendekati aku dan Patrick, yang kemudaian Randy segera meraih payudaraku, sementara Erick melumat bibirku, sungguh pengalam luar biasa yang belum pernah aku rasakan, di serbu dari segala arah membuat aku semkain tak bisa menahan dasyat nya kenikmatan itu.
    ” aaahhhkkk….ooohhh….aku…ak…aku ke..keluar Trickaaaaa….aaah…aaahhh” aku menjerit sambil tanganku menekan kepala Patrick, aku mengalami orgasme yang teramat hebat.
    Patrick berdiri dan menarik tanganku, aku mengikutinya, disusul Randy dan Erick, Patrick membawaku ke ruang tamu, kemudian Patrick mulai mencumbuku kembali, kali ini Patrick menyuruhku duduk di sofa, dan Dengan nafsu yang meletup letup Patrick menciumi bibirku.
    kemudian Patrick memutar tubuhku, kakiku disandaran sofa sementara kepalaku menggelantuh kelantai, kemudian Randy menarik kakuku agar lebih naik.

    kemudain Patrick mengangkangi kepalaku dan mulai menyodok nyodokkan kemaluan nya ke mulutku, sementara itu Erick dan Randy secara bergantian menghisap isap kemaluanku,
    “ooohh….yah baby suck it …suck…terus tante…oooohhh” Patrick menikmati permainan permanian lidahku, aku sendiri merasakan kenikmatan yangluar biasa mana kala aku merasakan jari jari Randy dan Erick memainkan clitku.

    lima menit kemudian Patrick menarik tubuhku dan memintaku terlentang di sofa, dan mulai lah Patrick memasukkan kemaluan nya.“aaahhh….Patrick…enak Trick…enak sayang…entot aku Trick” celotehku
    “tante kemaluan tante enak….sempit sekali tante…rasanya kemaluan Patrick kek di sedot sedot”
    “entot aku Trick…terus Trick sodok yang dalem Trick”
    “tante…aku mo keluar tante…aku udah g tahan….aaahh…aaahhh…enak tante”
    “Jangan Trick…tante masih suka kemaluan kamu Trick…aaahhh…jangan keluarin dulu Trick” pintaku, tapi Patrick keburu menyemprotkan pejuh nya.

    “aaaaahhhhhhhh………aaaaaahhhh……..aaah…aa hh…” erang Patrick
    “sorry tante…Patrick g kuat nahan tante…udah dari tadi sih tante”jawab Patrick
    aku kecewa rasanya karena kemaluanku masih ingin merasakan sodokan sodokan kemaluan Patrick yang besar dan panjang itu.

    ” Randy ayo donk sayang…fuck me…kemaluan tante masih pengen kemaluan lagi ayo…” pintaku ke Randy yang dari tadi coli sendiri. kemudian Randy mendekatiku dan mulai memasukkan penis nya yang tak seberapa besar ukuranya. sementara Erick memintaku mengoralnya.

    “oh ya…ooohhh….yah…yah…entot tante Ran…yaah…terus Ran” ocehku
    “tante goyang tante…yah begitu tante …oooohhhh…nikmat tante..enak”
    “Eriicckk…kemaluan lo enak banget….tante suka sekali”
    kemudian aku melepas isepanku di kemaluan Erick ..dan meminta Randy berhenti, aku berganti posisi, aku meminta Erick duduk di sofa yang kemudian aku naik dan menggoyang nya dari atas, semnetara itu aku meminta Randy untuk memasukkan kemaluan nya ke duburku.
    “aahkk…pelan pelan Ran…tante belom pernah soal nya” pintaku ketika Randy main sodok aja ke duburku. setelah berulangkali gagal menembus duburku ahirnya masuk juga.

    “aaahhh…oooohhh..tante peret sekali…lebih sempit” kata Randy.
    “ooohhh….tante kemaluan tante enak sekali”
    “ayo sayang…nikmati tubuh tante ini…ayo…aahhh…nikmatin sampai kalian puas” racauku
    “ooohhh tante Randy mo keluar…barengan yah tante”
    “tahan dulu Ran…biar barengan ma Erick” pintaku
    tiga menit kemudian Erick memintaku menggoyang nya lebih cepat
    “ayo tante goyang…iya …begitu…terus tante…terus”
    “aaaahhhhhh…….ahhk…aaahkk…aaaahhhh” kami bertiga keluar bersamaan, kakiku gemetar menahan kenikmatan itu, sementara Randy mencabut penis nya dan terkulai di sofa, semnetara aku memeluk erat Erick.

    Kami melakukan nya kembali, mereka mengentotku bergantian, payudaraku lengket lengket karena pejuh mereka, sekujurtubuhku terasa bagaikan kena lem lengket dimana mana, tak terasa waktu menunjukan pukul 11 malam, lalu aku bergegas mandi dan meminta Patrick untuk mengantarku pulang. dalam perjalanan pulang, aku merasakan kepuasan yang tak terhingga, ternyata enak juga ML Dengan anak anak muda. mereka lebih rakus lebih dasyat

     

  • Cerita Dewasa Sedang Tertidur

    Cerita Dewasa Sedang Tertidur


    1936 views

    Cerita Seks Terbaru – Sebuah insiden baru terjadi berbagai malam yang lalu. Insiden yang tidak disengaja yang membangunkan sesuatu yang tanpa kusadari telah ada di dalam diriku. Kamis malam kemarin kawanku yang bernama Lilo mampir untuk mengobrol, minum serta nonton TV di rumahku. Lilo bekerja di kantor yang sama denganku. Hari Jumat keesokannya adalah hari libur untuk kantor kami jadi kami mendaptkan 3 hari libur di akhir minggu tersebut. Sebab itulah kami tidak terburu-buru menghabiskan malam itu. Tidak sama dengan istipsu, Sandra; ia wajib bekerja esok harinya. Serta sebab tergolong orang yang tidak suka tidur larut malam, ia berangkat tidur kurang lebih pukul 10:30. Sandra adalah salah satu orang yang paling lelap saat tertidur.

    Berbagai kali aku sempat mencoba mengguncang-guncangkan bahunya untuk membangunkannya, tetapi rutin gagal. Ia terus tertidur. Seusai Sandra berangkat tidur, Lilo serta aku duduk di ruang tamu serta melihat DVD porno yang sengaja kami beli. Lagipula Sandra juga tidak sempat suka melihat film-film semacam itu. Seusai berbagai adegan, Lilo mengatakan, “Wah, tentu enak yah kalo punya cewe untuk diajak ngeseks! Udah lama banget nih, gue kagak begituan!” Aku sedikit kaget mendengar komentarnya. Lilo bukanlah pria yang kurang baik rupa. Setinggi 175 cm serta berat kurang lebih 70 kg, aku malah menduga ia mempunyai tidak sedikit kawan wanita. “Emangnya elu lagi ga jalan sama siapa-siapa, Lo?” tanyaku. “Kagak. Sejak Bunga putus sama gue 2 taon yang lalu, gue agak-agak malu untuk ajak cewe jalan,” jawabnya. Kami mengobrol mengenai Bunga yang nyatanya tidak serius dengan Lilo. Seusai berbagai botol bir serta berbagai adegan dari film porno yang kami tonton, Lilo bangkit berdiri untuk berangkat kencing.

    Aku tetap duduk sambil melihat film itu untuk berbagai saat serta akhirnya baru menyadari bahwa Lilo belum kembali seusai lumayan lama berangkat kencing. Aku berdiri serta menghampirinya untuk mengecek apakah ia baik-baik saja. Saat aku berada pada jarak yang lumayan dekat dengan WC, aku melihat pintu itu terbuka. Aku masuk ke WC serta mendapati Lilo berdiri di pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Ia terlompat melihat aku masuk.
    “Wah, sorry banget nih,” katanya. “Waktu gue masuk, pintu ini terbukti udah terbuka. Serta waktu gue mau keluar, gue liat dirinya terbaring semacam itu.” Aku berlangsung mendekati tempat Lilo berdiri serta melihat ke arah kamar tidurku. Sandra terbaring menyamping jadi punggungnya menghadap ke arah kami dengan kaki yang sedikit tertekuk. Sandra tidur dengan mengenakan daster panjang tetapi tahap bawahnya tersingkap hingga ke pinggul jadi menampakkan bulatan pantat yang halus, mulus serta terkesan tidak mengenakan celana dalam. Pundaknya sedikit tertarik ke belakang jadi menunjukan kami segi bukit dadanya serta tonjolan puting susunya dari balik daster yang sedikit tembus pandang. Ia terkesan sangat seksi terbaring semacam itu dengan remang-remang cahaya dari WC. Bibirnya sedikit terbuka serta rambutnya yang panjang terhampar di atas bantal. Boleh dibilang posisi Sandra saat itu semacam sedang berpose untuk pemotretan majalah dewasa.
    “Gila! Cakep banget!” kata Lilo sambil menahan nafas. “Gue mau disuruh apa aja untuk memperoleh cewe semacam dia, Kris.” Pada awalnya aku sedikit kesal mendengar perkataan Lilo. Tetapi pada saat yang bersamaan, melihat Lilo memandang istipsu semacam itu tanpa sepengetahuan Sandra justru membikin diriku terangsang. “Aduh, sorry nih, Kris. Gue rasa udah waktunya buat gue untuk pulang,” kata Lilo berbalik badan untuk keluar. “Eh, tunggu, Lo,” kataku. “Ayo masuk ke sini sebentar aja. Tapi jalannya pelan-pelan, oke?” “Ha?! Elu mau gue masuk ke kamar elu?” “Kalo cuma lihat doang mah ga ada yang dimenyesalkan, kan? Tapi kami engga boleh buat dirinya terbangun, oke?”
    Bahkan aku sendiri tidak percaya apa yang baru saja aku katakan. Aku mengijinkan pria lain masuk ke kamar tidurku jadi ia bisa melihat istipsu yang dalam kondisi ‘setengah’ telanjang. Aku pun tetap tidak yakin apa serta sejauh apa yang bakal aku lakukan berikutnya.
    Saat kami berjingkat memasuki kamarku, aku mendorong Lilo untuk mendekat ke samping ranjang. Bahkan Lilo sendiri terkesan tidak yakin. Pandangannya berpindah-pindah antara aku serta Sandra. Terus mendekat ke ranjang, pandangannya lebih terarah ke Sandra. Sandra berbaring di pinggir ranjang di segi tempat kami berdiri serta terus kami mendekat, kedua bukit payudaranya terus jelas terkesan.
    Puting susunya bisa terkesan dari balik dasternya yang tipis. Meski tahap bawah dasternya telah tersingkap tetapi kami tetap belum bisa melihat bibir vaginanya sebab tertutup oleh kakinya.
    Aku hanya berdiri di sana dengan cengiran lebar memandangi Lilo serta istipsu bergantian. Dengan mulut ternganga, Lilo juga hanya memandangi istipsu dengan takjub serta kagum. “Gila, Kris. Seksi banget sih! Gue ga percaya elu kasih gue liat bini elu dalam kondisi begini!”
    Dengan hati-hati aku meraih tali daster Sandra serta luar biasanya turun melalui pundaknya turun ke lengan jadi tahap atas dasternya tersingkap serta menunjukan lebih tidak sedikit lagi tahap payudaranya. Gerakanku terhenti saat kain tahap atas daster itu tertahan oleh puting Sandra.”Mau lihat lebih tidak sedikit?” aku berbisik.
    “I-iyah!” Lilo berbisik balik. Dengan sangat lembut aku mencoba untuk menurunkan tali daster itu lagi tetapi puting susunya tetap menahan kain itu jadi tidak bisa terbuka lebih jauh. Aku menyelipkan jari-jariku ke bawah daster tersebut lalu dengan hati-hati mengangkatnya sedikit melalui puting Sandra. Lilo menahan nafasnya tanpa bersuara. Kini payudara kirinya telah terbuka. Putingnya yang sangat halus serta berwarna merah muda itu berdiri tegang sebab mendapat rangsangan dari gesekan kain dasternya tadi. Lalu aku meraih ke tali dasternya yang lain serta meloloskannya dari pundak kanan Sandra. Dengan lembut aku hebat kain daster itu melalui puting sebelah kanannya. Saat ini kami bisa melihat kedua payudara Sandra tanpa ditutupi benang sehelaipun. Aku membiarkan kedua tali dasternya menggelantung di lengan dekat sikunya sebab aku tidak mau mengambil resiko kalau-kalau istipsu terbangun. Lilo tetap berdiri di sampingku serta dengan mulut yang tetap ternganga ia menatapi payudara serta pantat Sandra yang kencang. Sesekali Lilo mengusap-usap tonjolan di selakangannya meski ia berusaha supaya aku tidak melihatnya. Penisku sendiri telah membesar serta berusaha memberontak keluar dari jahitan celana jeans yang kupakai.
    Aku terangsang bukan hanya sebab melihat tubuh istipsu tetapi juga sebab apa yang sedang kulakukan. “Jadi, bagaimana menurut elu?” aku berbisik lagi. “Gila, man! Gue ga percaya semua ini! Dirinya cantik banget! Gue sih cuma berharap…,” jawabnya sambil mengusap tonjolan penisnya sendiri. Aku berpikir sejenak, “Kalau hingga ia terbangun…, tapi lagipula aku terbukti bakal mencobanya.”
    Aku hebat Lilo terus mendekat ke ranjang lalu aku menunjuk ke payudara istipsu. “Ayo, pegang susunya. Tapi wajib dengan lembut, oke? Gue nggak mau ambil resiko nih.” Mata Lilo terbuka lebar sekali lalu mendekatkan dirinya ke tepi ranjang. Ia membungkuk sedikit serta menjulurkan tangan kirinya untuk meraih bulatan payudara istipsu. Tangannya sedikit bergetar serta tangan kanannya ditekankan di selangkangannya seakan dipakainya sebagai penopang. Tapi aku tahu apa yang sebetulnya ia kerjakan. Jari-jari itu dijulurkan makin lama terus mendekat hingga akhirnya ujung jarinya menyentuh kulit payudara Sandra cocok di bawah areola. Dengan hati-hati Lilo meletakkan bunda jarinya di tahap bawah payudara Sandra sebelum akhirnya ia geser perlahan-lahan naik ke puting susu tersebut. Sandra tidak bergerak. Saat bunda jarinya mencapai tahap areola, Lilo menggerakkan telunjuknya melingkari puting Sandra dengan lembut.
    Aku kenal Sandra sejak jaman tetap bersekolah. Kami berpacaran sejak saat itu serta akhirnya kami menikah. Serta dalam sepengetahuanku, tidak sempat ada pria lain yang sempat melihat tubuh Sandra hingga sejauh ini apalagi menyentuhnya. Lalu Lilo mulai meraba payudara itu dengan sangat lembut dari yang satu berpindah ke payudara yang lain. Sandra tetap tidak bergerak dalam tidurnya mesikipun semacamnya terkesan nafas Sandra menjadi lebih cepat. Lilo mulai menjadi lebih berani serta dengan meningkatkankan sedikit tenaga, ia meremas kedua buah dada Sandra. Lilo telah tidak menutup-nutupi usahanya untuk mengusap-usap penisnya serta kelihatannya ia berniat untuk menyemprotkan spermanya dari balik celananya. Aku tetap belum puas untuk membiarkan semua ini beres saat itu, jadi aku menyuruhnya mundur sejenak sementara aku melepaskan tali-tali daster itu dari lengan Sandra. Aku hebat turun daster itu sejauh yang aku bisa tanpa wajib hebat dengan cara paksa kain daster.
    Aku sukses membuka tubuh tahap atasnya hingga dibagian bawah tulang rusuknya sebelah kiri. Lalu aku bergerak ke tahap pinggulnya. Dengan hati-hati aku hebat kain yang menutupi tahap bawah pantatnya lalu melepaskan kain itu dari kakinya yang menekuk. Faktor ini menunjukan seluruh pantatnya serta sebagian dari bibir vaginanya. Lilo tetap belum bisa melihatnya dari tempat ia berdiri saat ini. Aku mendengar ia sedang melakukan sesuatu di belakangku. Serta begitu berbalik badan, aku mendapatinya sedang memelorotkan celana jeansnya sebatas testisnya jadi ia bisa leluasa mengocok penisnya. Aku kembali berbalik ke Sandra lalu meluruskan kaki kirinya. Faktor ini membikin bulu-bulu halus kemaluannya bisa terkesan bahkan hingga hampir ke bibir vaginanya. Saat melihat aku melakukan faktor ini, Lilo melongokkan badannya melalui badanku untuk melihat tubuh Sandra lebih jelas sementara ia bermasturbasi. Aku hebat kaki kiri Sandra dengan lembut jadi membikin tubuhnya berbaring terlentang menghadap ke atas serta menunjukan seluruh tubuhnya dengan cara frontal.
    “Wahhhh, gila, man!” Lilo berbisik serta mulai mengocok penisnya lebih cepat.
    “Jangan cepet-cepet, brur,” aku memperingatkan dia. “Elu mau pegang memeknya sebelum elu klimaks, kan?” Langsung Lilo berhenti mengocok serta menatapku dengan pandangan semacam anak kecil yang dihadiahi sepeda baru. “Mantap, man! Elu kasih gue…, ahhh, mantap, man!” Ia mengganti tangan kanan dengan tangan kirinya untuk memegang penisnya, tapi tidak mengocoknya. Lalu dengan tangan kanannya, yang sedari tadi dipakai untuk mengocok penisnya, ia menyentuh bulu-bulu kemaluan Sandra dengan perlahan. Lilo mulai membelai Sandra melalui bulu-bulu itu dengan jemarinya. Tetapi tidak hingga ke bibir vaginanya. Sandra tetap terlelap tetapi nafasnya terus bertambah cepat seusai Lilo mengusap-usap kemaluannya. Seusai itu dengan memakai jari tengah serta telunjuknya, Lilo mengusap turun ke sepanjang bibir vagina Sandra lalu mengusap naik lagi sambil menaruh jari tengahnya di antara bibir kemaluan tersebut. Begitu ia hebat tangannya ke atas, jari tengahnya membuka bibir vagina itu serta wangi harum vagina Sandra mulai memenuhi kamar.”Gilaaaaa, man!” desah Lilo sambil hebat ke atas jari-jarinya yang telah masuk sedikit ke dalam liang kewanitaan istipsu.Saat jari Lilo menyentuh klitorisnya, tubuh Sandra seakan tersentak sedikit lalu ia mendesah dengan suara yang nyaris tidak terdengar. Melihat faktor ini Lilo segera hebat tangannya.
    Aku melihat bahwa istipsu tetap terlelap tetapi aku tidak yakin apakah lakukanan ini bisa membangunkannya alias tidak. Lilo menatap aku serta aku menganggukkan kepalaku memberi isyarat bahwa ia bisa melanjutkan. Lalu dengan memakai tangan kirinya, Lilo mengocok penisnya hingga cairan pelumas keluar dari ujung penisnya. Lilo menyapu cairan yang keluar lumayan tidak sedikit membasahi kepala penisnya kemudian dengan tangan yang sama ia mulai mengusap-usap bibir kemaluan Sandra. Kadang ia membuka bibir vagina tersebut dengan jari tengahnya. Sesekali pinggul Sandra bergerak maju serta mundur sedikit serta ditambah dengan desahan lembut yang keluar dari mulutnya. Lilo telah mengocok penisnya lagi. Lalu tiba-tiba sebuah ide muncul dalam otakku.
    Dengan hati-hati aku hebat kaki kiri Sandra keluar dari ranjang hingga vaginanya berada tidak jauh dari ujung ranjang tetapi tetap lumayan jauh bagi Lilo untuk menyetubuhi istipsu. Penis Lilo tidak sepanjang itu serta lagipula aku tidak yakin apakah persetubuhan bisa membangunkannya. Serta juga aku tidak yakin apakah aku ingin Lilo menyetubuhi istipsu sebab faktor ini tetap baru buatku.
    “Lo, ke sini deh,” aku berbisik sambil hebat lengannya. “Berdiri di antara pahanya. Dari sini elu bisa lebih leluasa mengusap-usap memeknya sambil ngocok. Tapi jangan ngentotin dia, ya? Elu denger, engga?” Lilo mengangguk serta segera pindah ke antara kedua paha Sandra. Lilo mengusap-usap vagina Sandra dengan jari-jari tangan kirinya serta mengocok penisnya dengan tangan kanan. Penis Lilo hampir sejajar tingginya dengan vagina Sandra serta berjarak kurang lebih 10 cm sementara ia mengocok penisnya dengan penuh nafsu. Lalu Lilo memakai bunda jarinya untuk mengusap-usap vagina Sandra jadi ia bisa lebih mendekat lagi hingga pada akhirnya jarak antara penis serta vagina Sandra tidak lebih dari 1½ cm.
    Pinggul Sandra tetap sedikit bergoyang-goyang sesekali serta pada satu saat, pinggul Santi bergerak ke bawah serta kepala penis Lilo bersentuhan dengan bibir vagina Sandra. Penis Lilo menggesek sepanjang bibir kemaluan istipsu. Faktor ini membikin Lilo meledak serta berejakulasi. Spermanya muncrat ke mana-mana serta sebagian besar tersemprot ke bibir vagina Sandra. Pada setiap semprotan, Lilo melenguh serta berbagai kali dengan ‘tanpa disengaja” ia menorehkan kepala penisnya ke tahap atas dari bibir vagina istipsu. Lilo tentu telah lama tidak berejakulasi sebab sperma yang dikeluarkannya begitu tidak sedikit. Saat beres klimaks, Lilo mengurut penisnya untuk mengeluarkan lelehan sperma yang tetap tersisa di saluran penisnya. Ia membiarkan lelehan itu jatuh ke bibir vagina Sandra yang sedikit terbuka. Serta saat mengalir ke bawah di sepanjang bibir vagina tersebut, terkesan lelehan itu masuk lalu menghilang begitu saja semacam tertelan bumi.
    Lilo memandangku serta berbisik, “Gilaaaa, man! Gue ga tau tutorial berterima kasih sama elu, Kris!”
    Aku tersenyum kepadanya serta memapahnya mundur dengan cara ia telah beres dengan urusannya.Sekarang saatnya giliranku. Aku berdiri di antara kakinya lalu melepaskan celanaku serta mulai mengocok penisku. “Lilo, elu keluar sebentar deh. Gue mau coba tarik badannya lebih ke pinggir supaya gue bisa ngentotin dia,” aku berbisik dengan lebih kencang. Lilo menurut serta berlangsung menuju pintu kamar kalau-kalau istipsu terbangun. Aku hebat tubuhnya hingga pantat sebelah kirinya menggantung di pinggir ranjang. Selama itu Sandra tidak bangun sama sekali tetapi nafasnya tetap berat serta dari vaginanya keluar cairan pelumas dari tubuhnya bercampur dengan sperma Lilo. Lalu aku menyuruh Lilo masuk ke kamar lagi untuk menolongku dengan menyangga kaki serta pantat kiri Sandra jadi tanganku bisa kugunakan dengan bebas. Lilo meraih kaki kiri Sandra dengan tangan kirinya lalu dengan tangan kanannya ia menopang pantat Sandra. Aku melihat ia meremas pantat istipsu saat ia mencoba menopangnya. Serta aku mulai menggesek-gesekkan penisku naik serta turun ke bibir vaginanya yang telah basah. Vaginanya sangat amat basah. Cairan vagina Sandra yang bercampur dengan sperma Lilo, membikin liang kewanitaan Sandra menjadi sangaaaat licin. Bahkan aku telah hampir klimaks jadi aku dengan perlahan memasukkan batang penisku ke dalam liang kemaluan Sandra yang panas.
    Walau telah sangat basah tetapi liang vagina Sandra tetap sangat sempit dengan cara Lilo tidak sempat melakukan penetrasi. Bakal tetapi penisku bisa menembus dengan mudah. Segera aku memompa vagina Sandra serta seusai kurang lebih 10 pompaan maju mundur, Sandra mengalami orgasme dalam tidurnya!!! Faktor ini telah lumayan membikinku melambung mencapai klimaks. Aku mulai menyemprotkan cairanku masuk ke dalam vaginanya serta tiap muncratan seakan tersembur langsung dari buah zakarku. Sandra mengerang-erang dalam tiap desahannya serta begitu pula aku.
    Lilo mengatakan, “Gilaaaa, man!” tetapi hari ini ia tidak berbisik. Faktor ini tidak jadi persoalan sebab Sandra tidak bangun sedikitpun selama kami menggarap tubuhnya. Ketika aku hebat penisku, Lilo menaruh pantat serta kaki Sandra kembali ke ranjang. Lalu ia menunduk menjilati serta mengecup puting susu Sandra serta menyedotnya saat ia kembali menegakkan badannya. Aku telah terlalu lemas untuk berkomentar serta akhirnya aku hanya hebat tangannya untuk keluar kamar. Saat aku berlangsung mengantarnya ke luar rumah, Lilo tidak habis-habisnya berterima kasih kepadaku. Aku mengayunkan tangan lalu mengunci pintu. Aku masuk ke kamar, berbaring di atas ranjang di samping Sandra serta langsung terlelap begitu saja.
    Keesokan harinya, Sandra membangunkanku dengan mencium telingaku. “Elu ga bakalan percaya apa yang gue mimpiin kemarin malam!” katanya membuka pembicaraan. “Gue bermimpi ada tidak sedikit tangan yang meraba-raba badan gue. Ngomong-ngomong, kemarin malam kami ngapa-ngapain ga, yah?” Aku teringat kalau aku tidak sempat membersihkan sperma yang tercecer di tubuhnya serta di ranjang sebelum berangkat tidur kemarin. “Eeehhh…, iya lah. Terbuktinya elu engga ingat apa-apa?”
    “Yaah…, gue ga tau yah. Semuanya kaya dalam mimpi gitu. Mungkin gue setengah tidur kali. Tapi yang tentu asyik deh. Bagaimana? Apa elu berniat untuk melakukannya sekali lagi kini selama gue ga ketiduran?” Pikiranku melayang ke kejadian kemarin malam…, “Hmmmm, bagaimana yah? Menurut elu bagaimana?” aku tersenyum.
    Pada minggu berikutnya di kantor aku terus memikirkan malam itu dimana Lilo hampir menyetubuhi istipsu, Sandra. Aku serta Lilo tidak sempat menyinggung faktor itu meski berbagai kali kami saling melepas senyum. Lilo melemparkan senyum penuh rasa terima kasih kepadaku.
    Wajib kuakui, aku telah menjadi terobsesi dengan ide melihat istipsu disetubuhi pria lain. Tetapi tetap ada perasasan yang mengganjal. Melihat Lilo bermasturbasi di depan Sandra malam itu sangatlah tidak menjadi persoalan bagiku. Tetapi bisakah aku menerima melihat pria lain sangatlah berhubungan seks dengan istipsu? Menjelang akhir minggu aku bisa melihat pandangan penuh harap dari wajah Lilo. Aku tahu apa yang ia pikirkan: “Apakah Kris bakal ngundang gue datang ke rumahnya lagi?”, “Apakah gue bisa bisa peluang dengan istrinya?”
    Hari Jumat akhirnya tiba serta sebelum jam pulang kantor aku mengundang Lilo untuk berkunjung lagi ke rumahku. Kegembiraan yang besar meluap dari diri Lilo.
    “Yeahhhhh! MANTAP!!! Gue bakal bawa bir serta berbagai film untuk kami tonton!” katanya dengan penuh semangat. “Oke. Datang jam 9-an deh,” jawabku. Aku tahu pada saat itu Sandra tentu telah mulai mengantuk serta kehadiran Lilo bakal mendorongnya untuk berangkat tidur lebih cepat dengan cara ia tidak begitu suka berteman dengan Lilo. Aku merasa geli sesaat membayangkan faktor itu. Apabila saja Sandra tahu apa maksud kedatangan Lilo, ia tentu tidak bakal tidur sepanjang malam, setidaknya hingga Lilo pulang.
    Lalu aku melakukan sesuatu yang mengangetkan diriku sendiri. “Hey, Jo! Apa yang elu kerjakan malam ini?” aku bertanya. Josua adalah pribumi berkulit gelap. Tinggi badannya mencapai 190 cm dengan berat badan bisa mencapai 90 kg. Josua bukan seorang yang gemuk tetapi ia mempunyai tubuh yang besar serta kekar. “Ah, ga tidak sedikit. Kenapa? Elu ada agenda apa?” ia balik bertanya. “Kurang lebih jam 9 malam kelak Lilo bakal datang ke rumah gue untuk main-main. Minum, ngobrol, apa aja deh. Kalo engga salah denger dirinya bilang dirinya bakal bawa film-film BF. Gimana, tertarik?” “Boleh, tapi mungkin gue bakal terlambat. Gue musti kerjain sesuatu untuk bokap, tapi ga lama deh,” jawabnya. “Engga persoalan. Oke hingga ketemu nanti,” aku mengatakan sambil berpikir mungkin terbukti ada baiknya Josua datang seusai Sandra tertidur.
    Aku menoleh serta melihat wajah Lilo yang terkejut, tetapi terkejut dalam nuansa yang menggembirakan. Aku tersenyum serta sambil mengedipkan mataku aku berlangsung melaluinya, “Sampai nanti, Lo!” Malam itu saat makan malam, aku terus memikirkan rencana malam nanti. Aku membeli sebotol anggur serta meminumnya bersama Sandra dengan andalan ia bisa tertidur pulas malam itu. Semacam yang aku harapkan, tidak memerlukan waktu yang lama hingga Sandra mulai cekikikan sebab pengaruh anggur yang ia minum. Sebuahkeuntungan yang tidak terduga anggur tersebut juga memberbagi efek yang menstimulasi tubuhnya.
    Dari bawah meja, Sandra mulai menggesek-gesekkan kakinya yang terbalut stoking ke pahaku. Kemudian seusai berbagai gelas anggur lagi, sambil melihat TV Sandra duduk menghadapku dengan satu kaki diletakkan di lantai serta kaki lainnya ditekuk jadi ia mendudukinya. Faktor ini menyebabkan roknya yang pendek tertarik ke atas jadi menunjukan pahanya serta ujung stokingnya.
    Ia membuka kakinya sedikit untuk menunjukan kepadaku celana dalamnya saat bel pintu rumahku berbunyi. “Aaaah!” ia memprotes. Aku bangkit berdiri untuk membukakan pintu. “Siapa yah yang datang malam-malam begini?” aku bertanya seakan tidak tahu bahwa yang datang adalah Lilo.
    Seusai aku membuka pintu, Lilo masuk dengan kantong plastik di tangannya. Ia berdiri di samping pintu seusai aku menutup pintu itu. Lilo memandang Sandra serta mulai berbasa-basi dengannya. Saat kembali ke tempat dudukku, aku menyadari bahwa Sandra tetap dalam posisi yang sama. Sandra duduk menghadap kami sambil memain-mainkan rambutnya. Ia sangatlah tidak sadar sedang menunjukan terlalu tidak sedikit tahap tubuhnya terhadap Lilo saat ia duduk di sana dengan wajah yang terkesan sedih. Lilo hanya berdiri mematung di sana sementara mereka saling berpandangan. Sandra memandangnya dengan pandangan kosong sedangkan Lilo memandangnya dengan pandangan tidak percaya. Tiba-tiba Sandra tersadar bakal posisi duduknya serta cepat-cepat berbalik lalu menurunkan roknya. “Ayo duduk, Lo. Sini…, gue taruh di kulkas dulu,” kataku sambil mengambil kantong plastik yang berisi bir lalu berlangsung ke dapur. Saat sedang memasukkan bir-bir itu ke dalam kulkas, terdengar olehku Lilo mengatakan terhadap Sandra bahwa ia berharap kedatangannya tidak mengganggu agenda aku serta Sandra. “Oh enggak,… nggak apa-apa kok,” terdengar jawaban Sandra. Aku tahu benar untuk bersikap sopan, Sandra membohongi Lilo. “Kita cuma duduk-duduk sambil nonton TV doang kok,… serta telah berniat untuk tidur.”
    Aku tahu Sandra mencoba untuk memberi isyarat terhadap Lilo bahwa kedatangannya telah mengganggu kami. Sandra terbukti tidak tahu apa-apa mengenai rencana kami malam ini. “Apa rencana elu malam ini, Lo?” sambil memberi bir, aku bertanya terhadap Lilo seusai kembali dari dapur. “Ah, nggak tidak sedikit lah. Cuma mampir untuk minum-minum sedikit.” “Boleh-boleh aja. Gimana menurut elu, San?” aku bertanya sambil memandangnya. Wajah Sandra menunjukkan kalau ia telah pasrah bahwa Lilo bakal tetap tinggal hingga larut malam. “Ya telah, kalau begitu gue permisi dulu deh. Gue tidur duluan yah,” jawabnya serta bangkit dari sofa. “Keren!” pikirku, semua sesuai dengan rencana. “Oke, San. Gue nyusul nanti,” kataku sambil tersenyum terhadap Lilo. Dengan mulutnya, Lilo melafalkan tanpa suara, “Gue juga!” seusai Sandra berlangsung melaluinya menuju kamar tidur. Seusai Sandra masuk ke kamar, Lilo serta aku duduk menatap TV dengan pandangan kosong. Tidak satupun dari kami yang membuka suara. Suasana saat itu menjadi tegang penuh harap apa yang bakal terjadi nanti.
    Kurang lebih pukul 10 malam, aku mendengar Josua memarkirkan mobilnya di depan rumah. Aku berdiri serta membuka pintu sebelum ia membunyikan bel. Sebetulnya aku tidak berpikir suara bel rumah kami bakal membangunkan Sandra, tetapi aku tidak mau ambil resiko. Pada awalnya kami bertiga mengobrol sana-sini seusai Lilo memutar film yang dibawanya. Josua tetap tidak tahu menahu mengenai rahasia kecil kami. Aku sendiri tetap belum yakin benar untuk mengikutsertakan Josua ke dalam rencana malam ini. Seusai 15-20 menit, aku melihat Lilo mulai gelisah. Berulang kali Lilo terkesan beringsut dari tempat duduknya serta memandangku seakan berharap mendapat kode persetujuan untuk mengawali agenda malam itu. “Gue permisi sebentar yah,” kataku sambil berdiri menuju kamar serta memberi isyarat terhadap Lilo untuk tetap duduk di tempatnya. Aku mau memastikan semuanya telah pada tempatnya sebelum agenda dimulai. Dengan hati-hati aku berlangsung masuk ke kamar. Sandra tidur terlentang di ranjang dengan memakai daster imut yang semi transparan. Aku rasa anggur yang diminumnya tadi telah bereaksi dalam tubuhnya dengan cara Sandra tidur dengan kaki yang agak mengangkang serta kedua lengannya tergeletak di atas kepalanya. Sandra terkesan sangat cantik terbaring di sana dengan mulut yang sedikit terbuka (semacam biasanya) serta rambut yang tergerai di atas bantal. Buah dadanya telah bisa terkesan dari balik kain dasternya yang tipis, menjulang semacam dua gunung kembar.
    Nampaknya semua telah siap tanpa aku wajib berbuat apa-apa. Aku bergerak menuju pintu WC dengan perlahan lalu membukanya sedikit jadi kamar itu sedikit lebih terang oleh cahaya lampu dari WC. Lalu aku keluar bergabung dengan Lilo serta Josua yang tetap melihat film porno yang sedang diputar. “Jo, elu mau bir lagi?” tanyaku berharap supaya ia segera berangkat kencing. “Boleh, thanks!” jawabnya. Lilo mengikutiku berlangsung ke dapur serta segera menghamburkan pertanyaannya, “Elu mau gimana kerjainnya?” “Ya, gue rasa kami musti tunggu Josua berangkat ke WC dulu untuk kencing. Trus, barulah kami berdua masuk ke kamar serta melihat apa yang bakal dirinya lakukan.”
    Lilo tersenyum serta kembali ke ruang tamu. Kami tetap melihat berbagai menit seusai itu serta mengomentari adegan-adegan di film tersebut. Tidak lama seusai itu Josua mengatakan, “Eh, Kris,… WC elu dimana?” “Tuh di sana,” kataku sambil menunjuk ke arah WC. Aku berusaha supaya suaraku tidak terdengar terlalu antusias. Josua berlangsung menuju WC. Seusai aku mendengar pintu WC dikunci, aku serta Lilo bergegas menuju kamar. Seusai berada di dalam kamar, pandangan Lilo melekat ke tubuh Sandra yang terbaring di atas ranjang. Josua tidak menutup pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Mungkin ia tidak menduga bakal ada orang lain di sana.
    Saat ia beres, aku bisa mendengar ia hebat resletingnya serta bersiap keluar WC. Tiba-tiba aku mendengar Josua berhenti. Tentu ia telah melihat Sandra. Ia seakan berdiri berjam-jam di sana sambil memandang istipsu terbaring di ranjang dengan payudaranya yang terkesan jelas dari balik daster transparan yang dipakainya, naik turun mengikuti irama nafasnya.
    “Bangsaaattt!” aku mendengar Josua berbisik. Aku tidak bisa menahan geli serta tergelak. Josua mendengar suaraku serta melongokkan kepala masuk ke kamar serta mendapati kami sedang berdiri di sana. Segera aku menempelkan telunjuk ke bibirku serta menyuruhnya untuk tidak bersuara. Aku mengajaknya masuk. “Itu bini elo, Kris?” ia berbisik lagi. Aku mengangguk lalu menuntunnya menuju segi ranjang. Lilo mengikut dari belakang serta berdiri di sebelah kiriku saat kami bertiga memandangi tubuh istipsu dari jarak dekat. “Gimana menurut elu?” tanyaku terhadap Josua sambil tersenyum. Ia menatap Sandra berbagai detik lagi lalu menoleh ke aku serta menatapku sambil menduga-duga ada apa di balik semua ini. “Cantik banget, Kris!” ia menjawab sambil setengah tersenyum. Perlahan-lahan aku meraih kain selimut yang menutupi tubuh tahap bawahnya lalu hebat kain itu jadi menunjukan tahap perut Sandra. Aku terus hebat selimut itu hingga ke tahap antara pusar serta bulu-bulu kemaluannya. Saat ini kami bisa melihat ujung daster yang dipakainya. Dengan hati-hati aku meraihnya serta membawa daster itu melalui tubuh Sandra yang putih mulus, melalui payudaranya yang ranum. Puting susunya yang kemerahan mulai mengeras sebab angin dingin tertiup yang didampakkan oleh pergerakan tanganku serta dasternya. Aku bergeser ke sebelah kiri untuk memberi ruang bagi Josua untuk berdiri cocok di depan payudara Sandra. Sedangkan Lilo bergerak ke sebelah kanan Josua berdiri cocok di depan wajah Sandra. Tanpa membuang waktu, Lilo membuka celananya serta mulai mengocok penisnya sementara aku menuntun tangan Josua untuk meraba buah dada istipsu dengan lembut.
    Melihat perbedaan kontras antara tangannya yang besar serta hitam dengan kulit Sandra yang putih saat Josua meraba-raba payudara Sandra membikinku sangat terangsang! Tangannya sangat besar, hampir-hampir menutupi seluruh payudara Sandra yang berkapasitas sedang. Dengan lembut Josua menjepit puting susu Sandra dengan bunda jari serta telunjuknya jadi terdengar desahan lembut keluar dari mulut Sandra. Sementara itu, Lilo telah melepaskan celananya serta dengan mantap mengocok penisnya yang diarahkan cocok ke wajah Sandra yang hanya terpaut berbagai senti dari mulutnya yang sedikit terbuka. Lilo menoleh ke aku saat ia meremas penisnya yang mengeluarkan cairan pelumas. Cairan itu dibiarkannya meleleh dari kepala penisnya serta menetes cocok di bibir Sandra. Pada awalnya Sandra tidak bergerak sama sekali sementara cairan itu mengairi bibir bawahnya. Tetapi sensasi yang dibangun cairan itu pada bibirnya membikin Sandra menyapu cairan itu dengan lidahnya serta menelannya.
    Melihat faktor ini, Josua ikut melepaskan celananya. Seusai melepaskan celana jeans serta celana dalamnya, aku melihat penis yang paling gelap serta paling besar yang sempat aku lihat. Mungkin setidaknya panjangnya lebih dari 25 cm serta tebalnya lebih dari 6 cm. Membayangkan penis sebesar itu menerobos masuk ke dalam vagina Sandra yang basah membikin diriku bersemangat tetapi ada perasaan khawatir juga. Aku sadar kalau hingga Josua memasukkan penisnya ke dalam vagina istipsu, tentu penis Josua bakal memaksa mulut vaginanya meregang hingga melebihi batas normal. Serta tidak ada keraguan dalam diriku bahwa faktor ini tentu bakal membangunkan Sandra meski seberapa lelapnya ia tertidur saat itu.
    Josua memandangku sejenak sebelum ia menunduk serta mengulum puting susu sebelah kanan Sandra sambil mengocok penisnya. Lalu ia membungkukkan badannya jadi pinggangnya maju ke depan serta mulai menggesek-gesekkan penisnya ke payudara sebelah kiri. Seusai mengocok penisnya berbagai saat, lendir pelumas mulai keluar dari ujung penisnya. Josua mengolesi cairan itu ke seluruh bulatan payudara serta puting susu Sandra dengan tutorial menggesek-gesekkan kepala penis itu ke payudara kirinya. Seusai menyuruh Lilo bergeser sedikit, aku hebat turun kain selimut hingga melalui ujung kakinya. Saat ini kami bisa melihat bulu-bulu halus kemaluannya yang tetap tertutup oleh celana dalam semi transparan itu. Lilo menjamah kaki Sandra lalu mengelus-elusnya dari bawah bergerak ke atas terus mendekat ke selangkangan Sandra sambil terus mengocok penisnya.
    Hal ini merebut perhatian Josua. Ia saat ini melihat aksi Lilo sambil terus mengolesi payudara Sandra dengan cairan pelumas yang terus keluar dari penisnya. Rabaan Lilo akhirnya mencapai tahap atas paha Sandra. Ia membelai jari-jarinya ke bibir vagina istipsu yang tetap dilapisi kain celana dalamnya. Seusai Lilo membelai naik serta turun ke sepanjang bibir vaginanya, pinggul Sandra mulai bergoyang maju mundur meski hanya sedikit. Serta itu adalah pergerakan Sandra yang pertama sejak semua ini dimulai (selain gerakan menjilat bibirnya tadi). Aku terus bersemangat. Dengan lembut aku membawa tubuh Sandra jadi aku bisa melepaskan celana dalamnya, pertama ke sebelah kiri lalu ke sebelah kanan. Seusai bisa hebat celana dalamnya hingga ke setengah pahanya, segera aku hebat celana itu hingga lepas dari kakinya. Sandra saat ini telanjang bulat di hadapan dua pria yang telah dikuasai nafsu birahi. Melihat istipsu yang cantik terbaring tanpa mengenakan busana di hadapan Lilo serta Josua sementara mereka meraba, menggesek serta menjelajahi setiap jenjang tubuh istipsu, membikinku hampir meledak. Lilo menggeser kaki kiri Sandra jadi keluar dari segi ranjang lalu menyelinap ke antara pahanya serta dengan jari-jarinya mulai menjelajahi vagina Sandra yang rapat. Awalnya tetap dengan hati-hati, dengan memakai bunda jarinya, Lilo mengusap-usap bibir vagina istipsu dengan wajahnya hanya terpaut berbagai senti dari liang kewanitaannya.
    Kemudian Lilo memegang klitoris Sandra dengan bunda jari serta telunjuknya lalu memilinnya dengan lembut. Faktor ini membikin Sandra mendesah serta menggeliat-geliat jadi membawa kakinya ke pundak Lilo. Josua sambil menggesek-gesekkan batang penisnya ke kedua payudara Sandra juga meremas-remas payudara itu, melihat aksi Lilo di antara paha Sandra. Ketika perhatianku kembali terhadap Lilo, ia telah menggantikan jari-jarinya dengan lidahnya! Dengan lembut Lilo meletakkan salah satu jarinya ke liang kewanitaannya. Ia menahannya di sana berbagai saat hingga cairan vagina Sandra membasahi jari itu. Baru seusai itu ia menusukkan jari itu dengan perlahan masuk ke dalam vagina istipsu. Sandra tersengal serta kedua kakinya dikaitkan di sekeliling kepala Lilo. Tanpa putus semangat, Lilo meneruskan serangannya dengan memakai lidah serta jarinya pada vagina istipsu.
    Tidak ada pria lain mana pun yang sempat melakukan faktor ini terhadap Sandra tidak hanya dari diriku. Berdiri di antara Lilo serta Josua, aku langsung melepaskan celanaku serta mulai mengocok penisku sementara mereka menggarap istipsu. Tiba-tiba Josua berpindah posisi serta dengan perlahan hebat bahu Lilo. Lilo memandang wajah Josua sejenak lalu pandangannya turun ke penis besarnya yang terarah cocok langsung ke mulut bibir kewanitaan Sandra. Lilo mundur mengijinkan Josua mengambil tempatnya yang langsung mengolesi kepala penisnya ke sepanjang bibir vagina istipsu. Aku bisa melihat cairan pelumas yang keluar dari penisnya membasahi vagina serta bulu-bulu kemaluannya.
    Aku terpekur serta tidak bisa bergerak sama sekali. Aku tidak tahu apa yang wajib kulakukan. Aku tahu bahwa Josua hendak menyetubuhi istipsu dengan penis raksasanya, tetapi bukan faktor itu yang meresahkan aku. Jauh dalam lubuk hatiku sebetulnya inilah yang aku inginkan serta yang telah aku rencanakan. Bakal tetapi aku tahu tentu bahwa Sandra bakal tersadar begitu penis itu memasuki tubuhnya. Terlebih lagi aku baru menyadari bahwa diafragma (alat KB) Sandra tergeletak di atas meja. Biasanya, ia memakai diafragmanya ketika ia tahu kami berniat untuk melakukan ‘sesuatu’, bahkan apabila ia berangkat tidur sebelum aku tidur. Tetapi malam itu, aku rasa ia telah mabuk jadi lupa memakainya. Fotoan adegan pria berkulit gelap ini menyemprotkan air maninya ke dalam liang vagina istipsu yang tidak dilindungi alat KB, memicu sesuatu dalam diriku meski sebetulnya aku INGIN melihat Josua menumpahkan spermanya ke dalam vagina Sandra. Aku telah tidak bisa mengontrol keinginanku untuk melihat faktor ini. Boleh dibilang aku terbukti telah kehilangan kontrol atas situasi ini. Seusai membalur kepala penisnya dengan cairan yang keluar dari vagina Sandra, Josua menaruh kepala penis itu di depan mulut bibir vagina istipsu lalu… menekannya masuk.
    Dengan perlahan kepala penis itu mulai menghilang dari balik bibir vagina itu. Bibir vagina istipsu meregang dengan ketat jadi mencegah kepala penis itu masuk lebih dalam. Tetap dalam kondisi terlelap, Sandra membuka mulutnya saat ia tersengal begitu merasakan sedikit rasa perih pada selangkangannya. Aku berpikir: Apabila hanya kepala penisnya yang baru masuk saja telah membikin istipsu kesakitan, apa jadinya saat Josua mencoba untuk menghujamkan seluruh batang penis itu ke dalam tubuhnya? Tapi untunglah Josua bersikap lembut dalam serangan awal pada vagina Sandra. Dengan selembut mungkin serta dalam keadaannya yang telah sangat terangsang, Josua menggoyangkan pantatnya dalam gerakan maju mundur yang pendek-pendek jadi membikin bibir vagina istipsu lebih meregang sedikit demi sedikit seiring dengan terus mendalamnya tusukan penis itu.
    Lilo kembali pindah ke depan kepala Sandra. Ia bermain-main dengan payudaranya sedang tangannya yang lain mengocok penisnya di atas wajah Sandra. Sesekali Lilo membungkuk serta dengan lembut mencium bibir istipsu yang sedikit terbuka itu, menjulurkan lidahnya sedikit masuk ke dalam mulutnya sementara terus meremas-remas payudaranya sambil mengocok penisnya. Saat lidah Lilo menyentuh lidahnya, dengan gerak refleks Sandra menutup bibirnya sedikit jadi bibirnya membungkus lidah Lilo. Dengan segera Lilo hebat wajahnya ke belakang lalu menyodorkan kepala penisnya masuk sedikit ke dalam bibir Sandra yang agak terbuka. Semacam sedang bermimpi erotis, Sandra mulai mengecup ujung kepala penis Lilo. Aku mendengar Lilo mengerang saat aku mendengar suara menyedot keluar dari bibir sandra
    Perhatianku kembali terhadap usaha penerobosan Josua terhadap tubuh istipsu. Saat ini telah kurang lebih 5 cm dari penisnya masuk ke dalam vagina Sandra serta tahap yang paling tebal dari penisnya hampir masuk ke dalamnya.
    Tiba-tiba, seakan pembatas yang menghalangi penis itu masuk lebih dalam lenyap dalam sekejap, tahap penis yang paling tebal itu langsung masuk ke liang kewanitaan Sandra. Josua mulai menggenjot panggulnya dengan serius. Ia baru saja memasukkan 2/3 dari penisnya saat tiba-tiba…… SANDRA TERBANGUN!
    Mula-mula kedua mata istipsu melotot lalu ia tersengal serta mengeluarkan penis Lilo dari mulutnya sementara ia merasakan vaginanya meregang hingga batas maksimal. Kami bertiga diam membeku saat orientasi Sandra yang baru tersadar sedikit demi sedikit terkumpul serta pada akhirnya Sandra tersadar sepenuhnya bakal apa yang sedang terjadi. Pandangannya berpindah dari penis Lilo yang menggantung di depan bibirnya lalu ke Josua yang penisnya telah masuk ke dalam vaginanya. Tiba-tiba, yang sangatlah membikinku terkejut, Sandra melingkarkan kedua kakinya ke pantat Josua lalu menekankan tubuh Josua supaya penisnya terbenam terus dalam pada vaginanya. Sandra mengerang saat penis itu masuk 4 cm lebih dalam. Telah sebagian besar dari batang penis itu masuk ke dalam tubuhnya serta dalam tiap hentakan, penis itu menerobos terus dalam. Lilo menaruh kepala penisnya di bibir Sandra serta sekali lagi Sandra mulai menghisapi kepala penis itu. Tetapi konsentrasinya jatuh pada penis Josua yang meregang bibir vaginanya hingga batas yang belum sempat ia bayangkan sebelumnya.
    Setiap kali Sandra hendak menghisap kepala penis Lilo, Josua menancapkan penisnya lebih dalam yang membikinnya terhenti sejenak dengan desahan yang keluar dari mulutnya. Aku mulai mengocok penisku dengan lebih cepat ketika aku melihat Josua menghujamkan seluruh batang penisnya ke dalam Sandra. Bibir vaginanya ikut tertarik ke dalam seiring dengan masuknya penis itu. Serta saat Josua hebat penisnya keluar, cairan cinta Sandra terkesan membasahi batang penis itu serta tahap dalam vaginanya terkesan ikut tertarik keluar semacam saat kami hebat keluar jari-jari kami dari dalam sarung tangan. Dalam waktu pendek Sandra berorgasme dengan KUAT! Penis Lilo terlepas leluasa dari mulutnya saat ia melenguh dengan kuat, “OOOOHHHHHHhhhh…..!” Seluruh tubuhnya mengejang sementara gelombang demi gelombang orgasme menyapu seluruh tubuhnya serta tiap kali teriakannya terus kencang dengan cara orgasmenya berlanjut serta terus menguat. Getararan-getaran dalam vagina istipsu yang membungkus rapat penisnya akhirnya membikin Josua mencapai klimaksnya. Suara erangannya terdengar keluar dari dalam mulut Josua sementara ia menghujamkan penisnya dengan keras sekali lagi lalu memuntahkan cairan sperma jauh di dalam vagina Sandra. Erangan serta desahan mereka bercampur seiring dengan klimaks mereka yang akhirnya mereda juga. Cairan sperma yang terkesan semacam gumpalan besar meleleh saat Josua hebat penisnya dari dalam vagina istipsu.
    Dengan Sandra tetap tergeletak lemas di atas ranjang, Lilo segera melompat ke antara kaki Sandra. Ia mengoles-oleskan penisnya ke vagina istipsu yang basah oleh sperma Josua serta cairannya sendiri. Lalu dengan mudah Lilo memasukkan penisnya ke dalam vagina Sandra yang telah meregang melebihi batas itu. Seusai berbagai genjotan, Lilo hebat penisnya serta mengarahkan ke celah anus istipsu. Bahkan aku pun belum sempat memasukkan penisku lewat pintu belakang. Aku menduga-duga apakah istiku
    bakal menghentikan lakukanan Lilo.
    Nyatanya Sandra tidak memberbagi perlawanan sedikitpun, tetapi demikian saat penis Lilo masuk setengahnya ke dalam liang duburnya, Sandra meringis kesakitan. Tidak lama seusai itu, otot-otot duburnya mulai rileks serta Sandra mulai menggenjot pantatnya jadi penis Lilo masuk sepenuhnya ke dalam anusnya. Josua berpindah ke dekat wajah Sandra. Ia memegang penisnya yang penuh dengan cairan sperma bercampur cairan cinta dari vaginanya di atas mulutnya. Dengan lembut Sandra membersihkan cairan itu dengan mulutnya serta sesekali memasukkan penis yang telah melemas itu sejauh yang ia bisa ke dalam mulutnya. Meski telah melembek, penis Josua tidak tidak lebih dari 18 cm panjangnya serta Sandra sanggup menelan hingga kurang lebih 15 cm sementara Lilo memompa anusnya yang tetap perawan. Suara erangan Lilo terus membesar saat aku mengangkangi dada istipsu serta menekan kedua payudaranya ke penisku yang telah berdenyut-denyut. Serta aku mulai menggoyang-goyangkan pinggangku.
    Sandra mengeluarkan penis Josua dari mulutnya serta mulai menjilati kepala penis itu sambil memain-mainkan penis serta buah zakarnya yang licin. Baru saja aku hendak memuntahkan spermaku ke atas dada serta wajah Sandra, aku mendengar Lilo mengerang untuk yang terbaru kalinya saat ia mengosongkan muatannya ke dalam pantat istipsu. Faktor ini membikinku mencapai klimaks serta menyemburkan cairanku ke dada Sandra. Secepat kilat aku meyodorkan penisku masuk ke dalam mulut istipsu serta ia mulai menyedot seluruh semburan sperma yang tetap tersisa. Sandra terus mengulum penisku yang melembek sementara aku terkulai lemas. Aku menoleh ke belakang melihat Lilo hebat penisnya dari dalam anus istipsu dengan suara yang basah, “Thllrrrpp!” Lilo yang pertama kali mengeluarkan suara, “Gilaaaaa, man! Enak beneerrrr!” Aku hanya bisa menghela nafas begitu aku terkulai di samping Sandra. Sandra tersenyum kepadaku dengan wajah nakal serta imutnya. Sambil tetap bermain-main dengan penis Josua yang besar itu.
  • Cerita Seks Naya, Istri Kesepian Disetubuhi Pacar Anak

    Cerita Seks Naya, Istri Kesepian Disetubuhi Pacar Anak


    3646 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Naya, Istri Kesepian Disetubuhi Pacar Anak ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Dengan jemari lentiknya, Naya menyimpulkan tali jubah mandinya sembari berjalan masuk ke kamar mandi. Sore itu, ia berencana melepaskan segala macam kepenatan pikirannya dengan mandi sambil berendam di bathup. Yup, itu semua karena pekerjaan di kantor barunya benar-benar menyita seluruh tenaga dan konsentrasinya.

    Air segera mengucur deras dengan seketika begitu Naya memutar tuas keran air yang ada dibagian bawah bathup. Sesekali, ia kecipakkan tangan putih mulusnya ke air guna merasakan tingkat kepanasan air. “Moga-moga, mandi berendam ini dapat menjernihkan pikiranku.” ucapnya pelan.

    Butuh beberapa waktu guna memenuhi bak bathup itu dengan air. Oleh karenanya, selagi menunggu bathup penuh, Naya menuju dapur yang ada di lantai dasar untuk membuat segelas jus melon kegemarannya. Jus melon, olahan minuman dari buah yang bagi Naya adalah teman setia ketika menemaninya berendam.

    Cobalah oh sayang hatiku pasti jadi milikmu
    Bila kau tunjukkan kasih sayang padaku
    Sepenuh hati dengan cintamu
    Sayangi aku selayaknya aku kekasihmu
    Aku wanita yang butuh cinta
    Bukan hanya perzinahan
    Yang dapat kau lalui lalu kau pergi

    Tak sadar, dari semenjak keluar kamar hingga dapur, bibir tipis Naya melantun sebait lagu yang semakin lama semakin keras. Dan dengan diiringi gerakan tarian manja, Naya menyanyikan keseluruhan tembang yang dibawakan oleh grup band lawas tersebut. Hingga ketika melewati ruang tengah, Naya dikagetkan oleh sesuatu.

    “Eh, Mitha, kamu kok sudah pulang?” tanya Naya dengan nada kaget akan keberadaan putri semata wayangnya di sudut kursi ruang tengah.

    “I-iya, mi. Hari ini lesnya libur, khan sekarang hari jumat.” jawab Mitha yang juga terkejut akan kehadirannya Naya yang tiba-tiba.

    “Haloo, halooo, Mith? Mitha?” panggil seorang pria yang ada di ujung telepon.

    “Eh, iya. Ga kenapa-napa kok, cuma ada mami.” sambung Mitha.

    “Hayo, kamu sedang telepon ama siapa, sayang?” tanya Naya menggoda anak perempuan satu-satunya. Didekatkannya telinga Naya pada gagang telephon yang berada pada genggaman Mitha, seolah ia ingin nguping. Namun karena malu, Mitha segera menghindarkan gagang telephon itu jauh-jauh dari jangkauan maminya.

    “Ah, Mami kepo banget deh. Cuma temen kok, Mi.” jawab Mitha malu-malu.

    “Hahaha… Dasar anak kecil.” tawa Naya yang akhirnya menyerah untuk menginvestigasi putrinya itu.

    “Udah sana, mami mandi gih. Tuh denger, suara aer bathupnya dah penuh.”

    “Iya deh… Yang masih ABG…” canda Naya genit.

    “Halloohh… iya…” kembali Mitha melanjutkan perbincangan serunya seolah barusan tak ada apa-apa.

    Sambil tersenyum, Naya pun ikut-ikutan tak menggubris Mitha yang sedang telepon. Dia segera menuju dapur untuk membuat jus melonnya.

    Dari dapur, suara berat Mitha masih sedikit terdengar. Naya sebenarnya berusaha untuk tak menghiraukan percakapan antara putri dan temannya itu, namun entah kenapa, jika melihat dari gelagat Mitha ketika menelpon, dia terlihat seperti sesosok mata-mata yang sedang membocorkan rahasia. Duduk disudut ruangan, bergelap-gelapan dengan pandangan mata yang selalu siaga mengawasi kondisi sekitar. Agen Judi Hoki Banget

    Mau tak mau, Naya pun menjadi penasaran. Segera saja, ia mematikan mesin blender yang sedang menggiling daging buah melon itu, lalu ia pertajam indra pendengarannya. Dan mendadak, Naya lupa akan tujuan awalnya membuat jus melon sebagai teman mandi berendamnya.

    “Hihihi… iya bener, rasanya bikin deg-degan gimana gitu…” ucap Mitha lirih sambil sesekali ia tertawa kecil.

    ”…”

    “Bener-bener, bentuknya ga sama seperti gambar yang ada di buku. Beda banget.”

    ”…”

    “Gedhe dan panjang.”

    ”…”

    “Iya, Mitha juga pengen…”

    ”…”

    “Aduh, kapan ya bisa seperti kemaren lagi?” kembali Mitha celingukan, menengok ke arah dapur dimana mamanya berada. Ia berjaga-jaga supaya tak ada seseorang pun yang mendengar percakapannya.

    “Mitha juga merindukan sodokan batang panjangmu, sayang, hihihi…” kembali Mitha tertawa kecil.

    “Merindukan sodokan batang panjangmu?” tanya Naya dalam hati. “Batang apakah yang sedang dibicarakan antara Mitha dan teman prianya ini?”

    Mendadak muka Naya menjadi merah, dan detak jantungnya berdebar begitu kencang. Apakah mungkin, Mitha sedang membahas tentang batang kelamin teman lelakinya? Mitha khan baru masuk kelas 2 SMP baru 15 tahun. Belum sepantasnya ia mendiskusikan tentang hal itu dengan teman lelakinya.

    Naya mencoba mengingat tentang kejadian beberapa waktu lalu. Ada beberapa kejanggalan mengenai putrinya yang susah untuk dijelaskan.

    Pulang larut malam, cupangan di leher bawah serta dadanya, dan yang paling mengejutkan adalah adanya plastic kondom di laci kamarnya. Hal itulah yang membuat pikiran Naya menjadi gelisah. Ada apa gerangan yang terjadi pada kelakuan putri satu-satunya itu.

    “Ah, kamu jangan gitu ahh… Mitha juga pengen.”

    Kembali Naya membuang semua pikiran aneh itu dan lebih memilih untuk mendengarkan percakapan putrinya dari jauh. Hingga, sebuah kalimat yang membuat detak jantungnya seolah berhenti.

    “Mitha juga pengen ngejilatin kontolmu, Mas. Pengen banget minum pejuhmu lagi.”

    DEG…!

    Naya seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Walau terdengar begitu samar, namun Naya yakin, jika barusan ia mendengar putrinya ingin meminum sperma lelaki teman bicaranya.

    “Mitha ga sabar nunggu mami pergi keluar kota lagi, jadi khan kita bisa nerusin rencana mas Udin yang sempat tertunda kemaren.”

    “Udin?” tanya Naya dalam hati.

    Mendengar pembicaraan mereka yang mulai tak senonoh, Naya berjingkat pelan. Mendekat ke arah Mitha dari arah belakang punggung Mitha dan… “Kamu sedang ngobrol dengan Udin si tukang ojek itu ya?

    Mitha menengok ke arah datangnya suara itu dan langsung berdiri dari tempat duduknya. “Sialan! Udah dulu ya, sayang, ada mami…”

    Sebelum Mitha meletakkan gagang telephon itu ke badan telephon, Naya langsung menyerbu ke arah Mitha sambil berteriak lantang. “Berikan telepon itu!” bentak Naya sembari menyambar gagang telephon dari tangan putrinya.

    “Dengar ya, Din… Jika gue ngelihat lo dekatan dengan anak gue lagi, gue ga akan segan-segan untuk ngelaporin lo ke Polisi. Mengerti lo?” bentak Naya sambilmenutup telepon.

    Seperti mendengar gemuruh geluduk di siang bolong, Mitha yang mendengar lelaki tercintanya diancam seperti itu, menjadi tak terima. “Miii, apa yang mami lakuin sih? Emang Mas udin salah apa, miiiih?”

    “Mami ga suka kamu menjalin hubungan dengan lelaki tanpa masa depan seperti itu.”

    “Tapi, miii, aku mencintainya…”

    “Buka matamu, sayang… tukang ojek seperti dia tuh tidak cocok buatmu.”

    “Mitha tak peduli dengan apa kerjaan dia, yang jelas Mas Udin cinta ama Mitha.”

    “Jadi kamu menentang pendapat mami?”

    “Mami jahat! Mitha benci Mami.”

    “Udah-udah, kamu dihukum. Weekend ini kamu tak boleh keluar rumah. Sana masuk kamar!”

    “Aku benci mami. Aku benar-benar benci mami!” tangis Mitha histeris. Ia berlari masuk kamar lalu membanting pintu kamarnya keras-keras.

    Tiba-tiba, rasa bersalah muncul dalam hati Naya. Apakah dia salah atau terlalu keras dalam mendidik Mitha, sehingga Mitha bisa berteman dengan lelaki busuk semacam Udin. Apakah Naya kurang dalam memberikan perhatian dan kasih sayangnya, sehingga Mitha bisa menjalin hubungan spesial dengan lelaki tak terurus seperti Udin.

    Udin, lelaki yang dalam pandangan matanya benar-benar jauh dari ganteng, putih atau bermasa depan. Lelaki yang selalu menggunakan pakaian hitam belel, celana jean sobek dan berbau asem. Belum lagi reputasinya sebagai pengedar narkoba yang entah itu benar atau salah, semakin membuat citra Udin mejadi begitu buruk dimata Naya.

    Naya kembali teringat beberapa waktu lalu, ketika masa awal-awal perkenalannya dengan Udin. Udin adalah tukang ojek ujung komplek yang membantu mengantarkan Naya berangkat interview karena mobilnya entah kenapa susah untuk dinyalakan. Dan ternyata, semenjak kejadian itu, Udin menjadi tumpuan harapan bagi Naya dalam hal trasportasi. Baik sebagai sarana antar jemput atau untuk minta tolong segala macam kebutuhan Naya.

    Yah dengan kata lainnya, Udin dapat diandalkan sebagai tangan tambahan ketika Naya tak mampu dalam mengerjakan sebuah tugas.

    Ramah, baik dan tak perhitungan. Itulah yang membuat Naya percaya untuk menggunakan jasa Udin. Namun ada satu hal yang Naya kurang suka dengan tukang ojek itu. Udin memiliki sifat mesum. Apalagi semenjak putri semata wayang Naya juga mulai sering menggunakan jasa ojek Udin, sifat mesum Udin menjadi semakin menjadi-jadi.

    Hingga pernah, Naya beberapa kali memergokin Udin yang sering memphoto dirinya ataupun Mitha ketika mereka sedang mengenakan rok pendek atau baju dengan atasan berbelahan dada rendah. Dan yang paling parah, Naya sempat mendapati adanya sperma di kamar mandi, setelah kamar mandi itu digunakan Udin.

    Yup, Udin beronani di kamar mandi.nya

    Memang sih, Udin tak pernah mau mengaku melakukan hal itu, tapi Naya benar-benar yakin jika lelehan sperma di dinding dan lantai kamar mandi itu berasal dari batang penisnya.

    Udin juga sepertinya membawa dampak buruk kepada Mitha. Karena semenjak kenal Udin, Mitha menjadi sangat susah diatur, suka melawan, dan mulai menggunakan gaya berpakaiannya yang berbeda.

    Dulu, putri satu-satunya itu selalu malu jika diminta untuk mengenakan baju seksi, namun sekarang, tak disuruh pun Mitha dengan pedenya berani mengenakan jinsketat atau jeans super pendek, berkaos kecil, yang kesemuanya menonjolkan lekuk tubuhnya

    “Huuuhhh… “ desah Naya lirih. Kali ini, pikirannya semakin kacau. “Mas Loddy, apa yang harus Naya lakukan?” tanya Naya dalam hati. Diraihnya gagang telephon yang ada di atas meja ruang tengah, dan mulai menekan beberapa tombol.

    Naya berharap suami tercintanya yang sedang tugas keluar kota mampu memberikan masukan tentang masalah yang ia hadapi saat ini. Namun tiba-tiba Naya memilih meletakkan gagang telepon, dan tak jadi menghubungi suaminya. Ia tak mau mengganggu pikiran suaminya dengan masalah lagi. untuk sementara, ia pendam saja dulu masalah ini.

    Naya kembali ke arah dapur, mengambil gelas jus melon favoritnya dan bergegas ke kamar mandi di lantai atas. Ia menutup pintu kamar mandi, meletakkan gelas jus disamping bathup dan mulai melucuti jubah mandinya. Naya berjalan ke cermin dan membiarkan jubahnya jatuh ke lantai. Itu adalah kebiasaan sehari-hari untuk memeriksa tubuhnya sendiri sebelum mandi.

    Dengan jeli, mata bulat Naya memeriksa sekujur tubuhnya. Terkadang, Naya merasa bangga akan tubuh yang ia dapati. Masih berusia 34 tahun namun sudah memiliki seorang putri cantik berumur 15 tahun. Hal itu pun terkadang membuatnya sedikit besar kepala, karena ketika mereka jalan berdua, tak jarang banyak orang yang salah mengira jika mereka kakak adik.

    Rambut hitam yang lurus panjang, menjuntai hingga punggung. Tubuh yang dibalut kulit berwarna kuning langsat, tinggi 165 cm dan berat tak lebih dari 50 kg itu pun sering membuat mata lelaki susah untuk tidak melihat kesintalan tubuh ibu satu anak itu. Belum lagi dengan tonjolan buah dada 36C dan bongkahan bokongnya yang membulat indah, membuat Naya benar-benar seperti bidadari.

    “Waktunya berendam…” bisik Naya dalam hati.

    Segera saja, Naya meluncurkan kaki jenjangnya ke dalam bathup. Mencoba beradaptasi sejenak hingga tubuhnya menjadi terbiasa dengan panasnya air yang menggenang di bathup. Lalu tak lama kemudian, sekujur tubuhnya sudah masuk semua ke dalam bathup itu.

    “Oooouuuhh… nyaman sekali rasanya.” desahnya lirih.

    Diusapnya pangkal luar lengannya yang mulus, pundak, payudara, perut, paha hingga kedua betis butir padinya. Dengan perlahan ia menyeka semua daerah itu sembari memeriksa kulit mulusnya. Naya memejamkan mata, dan menenggelamkan seluruh tubuhnya.

    ***

    Tak terasa, sudah hampir sejam Naya tertidur di bathup. Karena begitu sadar dari lelap, jemari tangannya sudah terlihat keriput, dan air yang memenuhi bathup itu sudah tak lagi hangat.

    Segera saja Naya beranjak dari bathup dan mulai membilas tubuh langsingnya. Naya mengambil sabun aroma melati dan membilas bahu serta lengannya sebelum pindah ke dadanya.

    Mendadak, Naya tersentak kaget saat sabun dan buih-buihnya meluncur di sekitar puting payudaranya. Puting berwarna merah muda itu selalu sensitif, bukan sensitif lagi, melainkan super sensitif. Sentuhan sepelan apapun, selalu dapat mengirimkan getaran kejang ke sekujur tubuhnya.

    Puting payudaranya selalu mencuat keras dan begitu menjulang jauh ke depan, sehingga terkadang putting itu terasa begitu ngilu jika terhimpit oleh kain branya.Dan saat ini, kedua putting payudara itu benar-benar sensitive, keras dan sakit.

    Naya menggosok sabun di sekitar bawah payudaranya sebelum meluncur di atas perutnya yang rata. Terakhir dia menyabuni selangkangannya dan meluncur ke tungkai pahanya. Dia tergoda untuk membiarkan tangannya berlama-lama di antara kakinya, daerah intim wanita yang selalu membuatnya merasa geli barcampur nikmat ketika digosok.

    “Andai kamu ada disini, mas.” sambil terus mengusap selangkangannya, kembali Naya membayangkan kehadiran suaminya.

    Rasa licin dan lembutnya sabun yang berada di sekitar puting payudaranyamembuat dia terangsang. Ingin sekali rasanya bercinta saat itu juga, namun Loddy, suami Naya masih dinas diluar kota. Dan masih ada waktu sekitar seminggu lagi hingga suaminya bisa pulang dan menyetubuhinya.

    Lagi-lagi. Naya harus menahan birahi yang memuncak itu. Naya ingin ketika suaminya pulang, ia akan mendapatkan kebinalan dirinya secara penuh.

    Setelah kurang lebih lima menit membilas tubuh, Naya akhirnya menyudahi mandi sorenya. Ditariknya karet penyumbat bathup itu dan ia segera beranjak keluar kamar mandi. Dikeringkannya tubuh basah itu dengan handuk putih tebal lalu menggosokkan baby oil ke seluruh kulit tubuhnya.

    Mendadak, Naya merasa begitu lapar. Mandi berendam di sore hari seperti ini memang sangat menguras stamina. Walau sama sekali tak melakukan aktifitas apapun, tubuh seperti baru saja melakukan renang melewati dua pulau.

    Dengan rambut yang masih digelung kain handuk, Naya keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur. Suasana rumah kembali terasa sepi, karena si Mitha sedang menjalani hukumannya di dalam kamarnya.

    Namun, ketika Naya melewati kamar Mitha, sayup-sayup terdengar suara cekikikan yang sangat ia kenal. Dengan cepat, Naya membuka pintu kamar putrinya dan melihat kesekeliling ruangan. Mitha yang semula sedang tertawa-tawa, langsung menyembunyikan handphone yang ia genggam ke belakang punggungnya begitu maminya masuk.

    “Kesinikan handphonemu…” pinta Naya.

    “Buat apa, Mi?” tanya Mitha.

    “Kesiniin…!!!” ucap Naya lagi dengan nada sedikit keras.

    Dengan berat hati, Mitha melempar handphone itu ke sudut kasur, dekat dengan posisi Naya berdiri.

    “Mitha smsan ama Rezy, Mii… Bener kok…”

    “Yuk kita lihat…”

    Merasa pernah muda, Naya tak bisa dibohongi anak semata wayangnya begitu saja. Ditekannya tombol hijau di telpon Mitha, menelpon teman putrinya yang bernama Rezy.

    “Baru juga sms-an bentar, sayang. Mitha udah kangen ama kontol abang udin ya? Sampe nelpon-nelpon segala…” ujar lelaki dari ujung telephon.

    “BANGSAT lo, Din… JAUHI Mitha…!!!” bentak Naya seketika dan mengakhiri pembicaraan. “Mitha… mami kecewa denganmu. Mami tak mengira kamu masih berhubungan dengan lelaki mesum itu.”

    “Biarin! Mitha cinta bang udin… dan Mitha tak akan tinggal diam melihat mami menghalang-halangi hubungan kami…”

    “Berani kamu ya?” Emosi Naya meningkat. “Ayo ikut mami… mami tak akan membiarkanmu seperti ini.”

    “Mitha ga mau ikut…” tolak Mitha sengit sambil cemberut dan menyilangkan lengandi depan dadanya.

    “Ikut…!” bentak Naya sambil mencengkeram pergelangan tangan Mitha. Diseretnya putri semata wayangnya itu ke arah kamar tidurnya. “Kali ini kita tukeran kamar tidur…“ ujar Naya sambil mendorong Mitha secara paksa memasuki kamar tidurnya. “Kali ini, kamu akan merasakan, apa itu rasanya dikurung…” tambah Naya lagi sambil mengunci pintu kamar tidurnya.

    “Mitha benci mami. Mitha ga mau punya mami jahat seperti mami…!” histeris Mitha dari dalam kamar Naya.

    Sebenarnya, Naya merasa menyesal akan apa yang telah ia lakukan pada Mitha barusan. Akan tetapi ia sama sekali tak memiliki jalan keluar tentang apa yang harus dilakukan guna memisahkan putri satu-satunya dengan ojek kampung itu.

    Naya merasa begitu frustasi, dan berpikir untuk segera menelpon Lody. Namun, kembali, ia mengurungkan niatnya. Ia tak ingin membuat suaminya itu khawatir akan apa yang terjadi kepada putri satu-satunya tersebut.

    Dengan langkah gontai dan pikiran kalut, Naya berjalan kearah dapur dan membuat makan malam. Dua porsi besar spageti bakso dan dua gelas orange jus, satu untuk dirinya, dan satu untuk Mitha.

    Sejahat-jahatnya ibu, Naya tak tega juga melihat putrinya hanya meringkuk di sudut tempat tidurnya. “Mitha, nih makan malamnya udah mami siapin, yuk kita makan malam bareng.”

    Tak ada jawaban sedikitpun dari Mitha. Rupanya saat itu Mitha masih benar-benar sebal akan hukuman dari Naya.

    Walau sedang menghukum putri semata wayangnya, Naya juga tak tega melihat putrinya itu kelaparan. Oleh karena itu, ia sengaja meletakkan makan malam itu di dalam kamar tidurnya, lalu kembali keluar dan mengunci kamarnya lagi.

    “Aku mami yang sadis…” ujar Mitha dalam hati.

    Malam semakin larut, rasa kantuk karena makan malam pun mulai menyergap. Dan karena kamar tidur Naya malam ini ditempatin oleh Mitha, mau tak mau Naya harus tidur di kamar Mitha.

    “Sudah lama juga aku tak pernah berkunjung ke kamar yang mungil ini.” sejenak, Naya mengamati sekeliling kamar putrinya. Laptop, TV, audio set, lemari, rak buku dan tempat tidur dengan sprei dan selimut berwarna pink. Dinding berwarna hijau muda yang ditempeli beberapa poster idola, AC dan dua buah jendela yang ada disamping-samping tempat tidur. Tak ada yang special dari kamar itu, sama seperti remaja cewe pada umumnya.

    Naya kembali berkeliling kamar mungil itu. Di atas meja belajarnya terdapat beberapa photo Mitha mengenakan bikini seksi bersama teman-temannya ketika berenang di pantai beberapa tahun lalu. Melihat tubuh putrinya mengenakan bikini, Naya benar-benar bersyukur karena telah memiliki putri yang cantik seperti Mitha.

    Perhatian Naya mendadak tertuju pada laptop Mitha. Laptop itu masih aktif karena lampu indicator masih menyala. Penasaran akan apa yang ada dalam laptop Mitha, Naya segera membuka laptop itu.

    Tak ada sesuatu yang disembunyikan di laptop itu, hanya berisi tugas-tugas sekolah, photo dan beberapa game. Namun, ketika sedang asyik-asyiknya ‘menggeledah’ isi laptop Mitha, Naya menyadari ada sebuah folder yang sangat mengganggu. Folder berisikan gambar-gambar Mitha yang menurutnya kurang sesuai dengan gambaran anak berusia 15 tahun.

    Folder itu berisikan photo-photo dari catatan sex Mitha semenjak dia berkenalan dengan Udin. Mitha sepertinya sengaja mendokumentasikan segala macam coretan tangannya dengan cara memphotonya dan menyimpannya di dalam laptop.

    Corat-coretan vulgar yang menggambarkan kapan Udin mencium Mitha. Corat-coretan vulgar yang menggambarkan gimana rasanya putting ketika dijilat. Corat-coretan vulgar yang menggambarkan apa rasa pejuh ketika masuk mulut. Corat-coretan vulgar yang menggambarkan sketsa kelamin pria yang sama sekali tak proporsional dengan postur tubuhnya dengan tulisan “Kontol Bang Udin Tersayang” dan gambar kecupan bibir di sekujur gambarnya.

    Dan yang paling parah, Mitha memiliki beberapa photo penis Udin kampung itu. Mulai dari kondisi lemas, setengah ereksi, ereksi sempurna, blowjob, hingga photo penis yang sudah memuncratkan pejuhnya di mulut Mitha.

    “Ya ampun, sudah sejauh inikah hubungan mereka?” Tak tahan dengan pikiran yang mendadak menghantui, Naya segera mematikan laptop putrinya dan duduk di tempat tidur. Dengan nafas yang masih menderu-deru, Naya mencoba menenangkan diri.

    Satu hal yang dipikirkan Naya semenjak ia melihat photo-photo catatan Mitha. “Udin harus sesegera mungkin dijauhkan dari kehidupan Mitha. Ya, itulah satu-satunya cara untuk membuat Mitha kembali nurut seperti dulu lagi.” batin Naya sembari menenggak seluruh jus orange sisa makan malam itu hingga tak tersisa.

    Mendadak, kepala Naya pusing. pandangan matanya kabur, dan kelopak matanya menjadi sangat berat.

    ***

    Naya tiba-tiba terbangun dalam keremangan lampu kamar. Dia tidak tahu berapa lama ia telah tertidur. Kepalanya masih terasa berat dan nafasnya terengah-engah. Dengan paksa, Naya mencoba untuk membuka mata. Namun sejauh ini, hanya kegelapan yang dapat ia tangkap dengan kedua mata bulatnya.

    “Kenapa dengan tubuhku?” tanya Naya dalam hati. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, nafasnya panas dan pendek, badannya terasa hangat dan enteng.

    “Apa aku terkena demam karena terlalu lama berendam?” tanya Naya lagi.

    Naya merasa fantastis. Seluruh tubuhnya terasa begitu berbeda dari biasanya. Kulitnya terasa begitu kencang, begitu sensitive, hingga ia mampu merasakan semilir hembusan angin dari lubang hidung yang menerpa tubuhnya. Payudaranya membesar dan mengeras dengan putting yang seolah tak mau mengalah, ngilu dan bengkak.

    Anehnya, dia tidak merasa lelah sama sekali. Setiap kali ia menggeliatkan badan, gesekan antara kulit dan kain sprei menimbulkan gelitikan aneh di sekujur tubuhnya yang membuatnya seketika merinding nikmat.

    “Ooouhh… sssshh… ada apa dengan diriku ini?” tanya Naya sambil terus menggeliatkan tubuhnya, menggesek-gesekkan tubuh sintalnya dengan kain sprei.

    “Mas Loddy… Kamu kok lama sekali sih pulangnya?!” Naya tiba-tiba mengigaukan kehadiran suaminya. Malam ini, ia benar-benar merasa kangen dengan suami tercintanya. Hingga ia menyadari, ada sesosok manusia yang berdiri di sudut kamar.

    “Mas loddy, itu kamu ya?” tanya Naya. “Kamu pulang lebih cepat ya mas? Sini, mas, mendekat. Adek kangen banget sama kamu, mas. Sini!” pinta Naya sambil melambaikan tangannya pada sosok tersebut.

    Sosok itupun mendekat dan duduk disamping tempat tidur. “Mas Loddy, kamu kok diam saja, kamu nggak kangen ya sama istrimu yang kesepian ini?” Dalam gelap, Naya langsung memeluk sosok lelaki yang ada disamping tempat tidurnya itu dan menciuminya bertubi-tubi.

    “Mas, kamu tahu nggak, mendadak adek pengen begituan. Kamu tau khan, mas, sudah lebih dari 2 minggu adek tak kamu jamah, mas. Yuk, mas. Kamu mau khan?”

    Sosok itu mengangguk.

    “Nah, gitu donk, mas. Ayo sekarang buka semua bajumu, mas. Adek udah bener-bener nggak tahan lagi, mas, pengen buru-buru ngerasain sodokan batang perkasamu.”

    Perasaan kangen yang turut ditunjang dengan birahi yang mendadak muncul, membuat Naya tak sanggup lagi menahan keinginan dirinya untuk disetubuhi secepatnya. Naya tak peduli jika suaminya baru tiba, Naya tak peduli akan rasa capai yang mungkin saja dialami suaminya, yang jelas, malam itu dirinya harus mendapat kepuasan yang sudah beberapa hari ini Naya inginkan.

    Mengiyakan keinginan Naya, sosok itupun segera melucuti semua pakaian yang menempel di tubuhnya. “Kamu tiduran aja ya, dek…” ujar sosok itu dengan nada yang berat.

    Sebuah tangan menyentuh kaki Naya dan naik ke lututnya. Sosok itu berayun dan berlutut di antara kakinya, membungkuk dan memberikan ciuman basah di lutut dan paha Naya.

    Perlahan namun pasti, ciuman demi ciuman mulai bergerak naik ke arah selangkangan Naya. Ciuman demi ciuman membawa gelijang geli pada paha dan vagina. Membuat sekujur tubuhnya menjadi merinding.

    “Ooohhh, mas… Stop, mas… Geli…“ desah Naya yang sepertinya kurang setuju akan perlakuan sosok suaminya itu. “Geli, mas…“

    “Kamu suka?” tanya sosok itu singkat.

    “Ho’oh… cuman adek heran, tumben kamu mau jilat-jilat kaki adek?“

    “Kenapa?”

    “Biasanya kamu khan ga pernah melakukan foreplay. Adek suka, mas…” desah Naya yang merasa keenakan akan stimulus lidah sosok suaminya.

    “Kali ini aku punya kejutan yang pasti akan membuatmu suka, dek…”

    “Kejutan apa, mas? Kamu mau apa?”

    Mendadak, sosok itu menghentikan jilatan lidah pada kaki Naya, dan langsung berpindah naik ke atas. Mulai menjilat celah vagina Naya yang sudah membanjir basah.

    “Lendir kamu banyak sekali, dek…” ujar sosok suami Naya.

    “Mas, kamu mau apa? Kamu tahu adek nggak suka dijilat di situ.” Naya mengingatkan suaminya, tapi entah kenapa tubuhnya seolah mengijinkan lidah suaminya bermain disitu.

    “Nikmatin aja, dek…”

    “Yah, mungkin malam ini adek pengen nyobain sesuatu yang beda.” suara Naya meninggi ketika ciuman sosok suaminya itu jatuh di bibir vaginanya. Lidah basah itu bekerja dengan cepat dan efisien. Membuat lendir kenikmatannya membanjir dengan deras.

    “Geli, mas… geli…” ujar Naya yang baru kali pertama merasakan oral seks. Dan dengan kedua tangannya, Naya mencoba mendorong suaminya menjauh dari vaginanya yang meranum merah. Namun, tubuh suaminya yang cukup kurus itu terlalu kuat.

    “Memek kamu wangi banget, dek…” puji sosok suami Naya yang semakin gencar menjilat dan menyerucup semua lendir vagina Naya.

    “Bentar, mas… bentar… adek merasa geli sekali…” Naya menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan, mencoba menghindar dari jilatan buas suaminya yang terasa begitu nikmat itu. Merasa tak tahan lagi akan gelitik rasa geli pada vaginanya, Naya mencoba mendorong kepala suaminya. Di sentuhnya pipi suaminya yang sekarang terasa kempes.

    “Shhh… Kamu kurusan, mas…” komentar Naya setelah menyentuh wajah suaminya dalam gelap. “Ooouuggghhh… Enak, maaass…”

    Mendengar Naya mulai menikmati jilatan lidah kasarnya, sosok suami Naya pun semakin bersemangat lagi untuk mengoral vagina tak berbulu milik istrinya itu.

    Naya menyambut keberingasan suaminya dengan meminta kepala yang ada diantara selangkangannya semakin aktif dalam menstimulus vagina dan klitorisnya. Tangan Naya naik dari pipi ke rambut suaminya. Naya mendapati rambut suaminya sudah panjang, dengan pony yang sepertinya sudah menjuntai melebihi alis.

    “Oooouuugghh… Tuhaaaan… enak sekali, mas…” jerit Naya sambil mencengkeram kepala suaminya ketat supaya ia membenamkan lidahnya lebih dalam.

    Mendadak, salah satu tangan suaminya menggapai naik, ke arah payudara Naya dan mulai meremas bongkahan dadanya dengan perlahan. Suaminya meremas puting tegaknya, lalu dengan perlahan ibu jari dan jari telunjuk mulai menyentil, memelintir dan menyentak putting Naya dengan gaya yang berbeda. Jauh lebih kasar daripada biasanya.

    Tiba-tiba, pinggul Naya menjadi tidak terkendali, dia akan orgasme. “Mas… maaassss… adek mau dapet, mas… ooouugghhh…“ jerit Naya menjadi-jadi ketika stimulus lidah kasar suaminya semakin beringas. “Oooouugghhh… jilat memek adek terus, mas…”

    Rupanya, apa yang pada awalnya Naya kurang begitu suka, sekarang ia mulai menikmatinya. Terbukti dari jeritan dan desahan mulutnya yang berkali-kali meminta sang suami supaya memberikannya orgasme secepat mungkin.

    “Maasssss… adek mau keluuuaaa…”

    Namun mendadak, suami Naya itu menghentikan jilatan lidahnya. Berhenti seketika dan menatap Naya yang tergolek lemah di depan wajahnya.

    “Aaaaahhh… maaasss… kok berhenti…?” Dengan nafas yang masih terengah-engah, sejenak, Naya merasa begitu sebal akan perlakuan suaminya barusan. Coba suaminya itu meneruskan jilatan lidahnya, pasti saat ini naya sudah menggelijang-gelijang keenakan karena orgasme oral pertamanya. Orgasme yang sama sekali belum pernah ia dapatkan dari daging yang bernama lidah.

    “Yuk, mas… adek udah nggak tahan…” pinta Naya yang sudah tak mampu lagi menahan desakan gejolak birahinya.

    Naya merasa begitu menginginkan hadirnya batang penis suaminya untuk menggaruk kegatalan yang ada di dalam lubang vaginanya. Naya merasa, inilah saatnya bercinta setelah beberapa minggu ditinggalkan suaminya keluar kota

    “Mas… yuk, mas… sodok memek adek, mas… adek udah ga tahan lagi…” ujar Naya sambil meminta badan suami yang masih berada di selangkangannya untuk naek ke atas dan menindih tubuh langsingnya.

    Tanpa membuang waktu lama, Naya menjulurkan tangannya kebawah dan meraihselangkangan suaminya. Walau masih dalam kondisi kamar yang remang, dengan sigap, Naya mampu menangkap batang panjang milik suaminya. “Titit kamu keras sekali, mas… jauh lebih keras dari biasanya…”

    Ada perasaan bangga yang dirasa oleh Naya begitu ia menggenggam penis panjang suaminya. Karena setelah lebih dari 15 tahun menikah, suaminya masih menghargai keseksian dirinya dengan bisa ereksi sekeras ini. Bagi Naya, kerasnya ereksi adalah salah satu penghargaan lelaki yang bisa ditunjukkan kepada wanitanya.

    Tapi, malam ini penis suaminya itu terasa begitu berbeda. Sangat jauh berbeda. Naya merasa, batang panjang yang menggelantung di selangkangan suaminya itu bukanlah daging penis seperti yang biasa ia rasakan selama ini. Naya merasa daging itu lebih mirip pentungan kayu, sama sekali bukan lipatan daging lembek seperti biasanya.

    “Titit kamu beda, mas… rasanya kok panjang banget ya?“ tanya Naya keheranan. Namun karena keinginan Naya untuk segera mendapatkan birahi sudah terlalu tinggi. Ia sama sekali tak mempedulikan keanehan batang suaminya itu, dan dengan sigap Naya menarik batang penis suaminya itu mendekat ke arah celah vaginanya yang sudah membanjir basah oleh cairan pelumas.

    Malam itu Naya benar-benar sudah terlalu bernafsu. Ia seolah sangat menginginkan untuk dapat merasakan kenikmatan persetubuhan. Ia ingin segera dapat merasakan gelinjang orgasme.

    “Pokoknya aku harus puas malam ini…” desah Naya pada sosok suaminya itu.

    “Iya, dek… kamu bakal mendapatkan semuanya itu malam ini.”

    “Buruan, mas… Setubuhi istrimu ini.” semburnya keluar. “Adek pengen ngentot, mas… Entotin adek sekarang.” Naya mendadak heran, tak pernah dalam sejarah kamus hidupnya ia menggunakan pemilihan kata kasar ketika bercinta. Ia selalu berkata “ Tusuk atau sodok”. Ia tak pernah menyebut kata “Entot”

    Dan itu kata jorok pertamanya ketika lebih dari 15 tahun bercinta

    Naya membuka kedua pahanya lebar-lebar, seolah mempersilakan batang panjang suaminya untuk dapat segera berkunjung ke rahimnya. “Titit kamu besar banget, mas…” puji Naya berkali-kali kepada suaminya itu. “Adek pasti puas malam ini…”

    Walau sedang dalam kondisi birahi tinggi, Naya sekilas berpikir akan perubahan penis suaminya saat ini. Penis itu tumbuh menjadi begitu besar dan panjang. Bahkan tumbuh terlalu besar. Karena ketika kepala penis itu mulai mendobrak pertahanan celah kewanitaannya, timbul rasa sakit yang tak pernah Naya rasakan selama ini.

    “Pelan-pelan, mas… sakit banget…” desah Naya sambil mencoba merasakan enaknya persetubuhan itu.

    Namun, entah karena sudah terlanjur merasakan enak, atau karena sama-sama tak sabar untuk merasakan nikmatnya persetubuhan, sosok itu sama sekali tak menggubris permintaan Naya, karena yang terjadi, suami Naya itu terus mendorong batang panjangnya untuk masuk kedalam celah sempit yang sudah membanjir basah itu.

    Secara berkala, sodokan demi sodokan mulai membuka celah kenikmatan Naya. Menghantar gelombang geli, sakit dan nikmat yang tak terucap. Hingga mau tak mau Naya harus membuka membuka kakinya lebar-lebar guna mengakomodasi besarnya batang penis yang ada diantara pahanya.

    “Penis Loddy tampaknya telah tumbuh begitu besar hingga saat ini, vaginaku terasa begitu penuh…” batin Naya.

    Naya merasa, jika ujung penis suaminya terasa seperti bola golf yang sangat besar dan keras. Walaupun saat itu Naya sudah membuka paha dan vaginanya lebar-lebar, tetap saja, malam itu, ia merasa seperti perawan yang sama sekali belum pernah bercinta sedikitpun.

    Sakit, perih dan tersiksa.

    Semua terasa sama sekali tak proporsional. Karena malam itu, yang Naya rasakan bukanlah rasa nikmat seperti persetubuhan yang biasa mereka rasakan . Melainkan lebih mirip seperti sakitnya vagina ketika melahirkan.

    Dan dari rasa sakit ini, mendadak Naya sadar, benar-benar sadar, jika penis suaminya ini begitu besar, malah terlalu besar.

    “Apakah sekarang Lody menggunakan Viagra?” pikir Naya. Karena hanya itulah satu-satunya pemikiran yang muncul di otak Naya.

    Kembali, rasa dan keinginan untuk dapat segera merasakan kenikmatan orgasme melanda pikiran Naya. Sehingga, guna mencapai itu semua, mau tak mau Naya harus mengesampingkan rasa sakit yang teramat sangat di vaginanya itu.

    Sejenak Naya mencoba memejamkan mata, berkonsentrasi penuh untuk menghilangkan rasa sakit dan mencoba focus kepada kenikmatan sodokan batang panjang suaminya.

    “Kesempatan nikmat seperti ini tak boleh aku sia-siakan…” batin Naya sembari terus mengakomodasi batang panjang suaminya yang sudah banyak terbenam di vaginanya. “Terlebih dengan segala macam kesibukan pekerjaan Loddy yang semakin tinggi… Aku harus puas… aku harus puas…”

    “Nggak tiap hari aku bisa merasakan kenikmatan bersetubuh…” pikir Naya lagi. “Terlebih dengan adanya Mitha yang sekarang sudah semakin dewasa… Tak bisa lagi setiap saat, aku dan Loddy bebas bercinta.”

    Pikiran Naya untuk beberapa saat kembali pada Mitha, putri semata wayangnya yang sekarang sedang menjalani hukuman kurung di kamarnya, mitha yang semakin susah diatur, semakin bandel, dan sedang kasmaran dengan ojek kampong.

    “Aku harus segera membicarakan masalah ini dengan Loddy besok… yang jelas, sekarang aku harus puas terlebih dahulu. Tapi…” tiba-tiba, Naya segera tersadar. Naya dan Mitha khan baru saja bertukar tempat tidur. Yang ada di kamar tidur Naya adalah Mitha, dan yang sedang berada di kamar Mitha adalah Naya.

    “Mas, kok kamu tahu adek tidur disini?” tanya Naya sedikit heran. Alih-alih menjawab pertanyaan Naya, Loddy semakin memperdalam sodokan penisnya.

    “Aaahhhsss… Maaas… Kok kamu bisa tahu adek ada disini? “ tanya Naya sambil keenakan.

    Heran, bingung, sekaligus penasaran. Berjuta pertanyaan tiba-tiba timbul dalam pikiran Naya. Bagaimana suaminya bisa tahu jika dia malam ini tidur di kamar putrinya?

    “Ini aneh sekali, mas… benar-benar aneh.“ gumam Naya. “Terlebih, titit kamu. Tidak seperti biasanya. Titit kamu terlalu besar, mas…”

    “Ya beda lah…” ujar sosok lelaki yang masih menindih tubuh langsing Naya dan menyodok-nyodokkan sekujur batang penis panjangnya ke dalam celah kenikmatan Naya yang membanjir basah.

    ”Karena aku bukan suami tante…!!!”

    DEG…!!!

    Mendengar perkataan sosok yang sedang menyetubuhinya itu, jantung Naya seolah berhenti berdetak. Sekilas, dari suara dan cara bicaranya, Naya tahu siapa sosok yang sedang bercinta dengannya. Sekilas, dari postur tubuh, potongan rambut dan aroma tubuhnya, mia mengenali siapa sosok yang saat ini sedang menyetubuhinya. Dan sekilas, dari ukuran batang penisnya yang jauh dari normal, Naya yakin jika sosok yang sedang memberikan kenikmatan duaniawi ini adalah…

    Udin!!!

    “Tante bakal suka kontol panjang saya… tante bakal merasakan bagaimana kontol besar ini akan memuasin memek gatel tante…” suara mesum itu kembali terdengar dengan jelas. Suara yang beberapa saat lalu sangat ia benci. Suara yang beberapa saat lalu sangat hina ditelinganya. Suara yang jelas-jelas bukan milik suaminya.

    “Udin?” tanya Naya dengan nada benar-benar panik. Sebelum ia menutuptangannya ke mulutnya.

    “Iya, tante… saya Udin… pacar Mitha…”

    Astaga, ternyata sosok yang saat ini sedang menyetubuhi dirinya bukahlah Lody, suami Naya. Sosok itu adalah Udin, si ojek kampung pacar Mitha, anak semata wayangnya.

    Tak pernah sekalipun Naya membayangkan akan terjadinya situasi seperti ini. Naya tahu sekali akan Loddy suaminya yang sangatlah pencemburu. Senyum sedikit ke lelaki lain saja, bisa membuat Lody menjadi uring-uringan, apalagi sampai melakukan perselingkuhan. Naya tak bisa membayangkan betapa murkanya Loddy jika dia sampai tahu wanita yang ia nikahi, saat ini sedang bersetubuh dengan orang lain.

    “Bangsat lo, Din… cepet cabut tititmu… Cabut…!!!” Dengan segenap tenaga, Naya berusaha mendorong tubuh Udin. Namun sekuat-kuatnya tangan ramping Naya, ia seolah mendorong tembok. Tubuh kurus Udin sama sekali tak bergerak, sedikitpun.

    “Tante… Memekmu seperti memek perawan, peret banget…” kata Udin.

    “Bangsat lo, Din… Bangsat… CABUUUTT…!!!” Tak kehabisan akal, Naya mulai memukul-mukulkan genggaman tangannya ke wajah tukang ojek itu.

    Tapi, Udin yang sudah merasa berada diatas angin, segera menangkap kedua pergelangan tangan Naya dan langsung melentangkannya jauh-jauh kearah samping, sehingga Naya yang dalam posisi tak berdaya, lebih terlihat seperti orang yang pasrah daripada orang yang meronta-ronta.

    “Bangsat lo, Din… Cabut titit lo, Din… Cabut…!!!”

    Melihat Naya yang masih mencoba meronta, Udin tak kehabisan akal. Mulut dengan bibir tebalnya langsung ia majukan kedepan, menyeruput putting kiri Naya yang tegang kemerahan.

    Melihat posisi yang sangat tak menguntungkan ini, “Ooouuugghhhh… Sshhh… “ mau tak mau Naya hanya bisa melengguh. “Ouuhhhggg… Bangghsaaat lo, Diinn…” ujar Naya yang seolah mencoba merasakan gelijang kenikmatan pada puting payudaranya. Sejenak rontaan tangannya mereda, dan tubuhnya melemas.

    Melihat Naya yang sudah takluk akan jilatan dan kenyotan bibirnya, Udin tak langsung mendiamkan wanita jajahannya begitu saja. Dengan gerakan perlahan, Udin yang merasa jika sekujur batang penisnya sudah sepenuhnya masuk ke dalam vagina Naya, mulai menggerakkan batang panjangnya mundur

    “Bener nih tante ga mau ngentot ama Udin?” tanya tukang ojek itu dengan nada menggoda sambil mulai menggerak-gerakkan batang penis yang sudah menancap dalam di vagina Naya.

    Mendengar suara cabul Udin, Naya yang semula terlena seolah kembali tersadar. “Bangsat lo, Din… CABUT BANGSAT… CABUT…!!!” Naya meronta lagi sejadi-jadinya.

    Udin yang masih merasa diatas angin kembali menggoda keimanan vagina Naya. Dengan tak mengurangi gerakan-gerakan menyodok pelannya, ia terus menggoda liang kenikmatan Naya dengan batang penis raksasanya. Udin tahu, jika walau Naya berkata bahwa ia sama sekali tak menginginkan persetubuhan yang terlarang ini, vagina Naya berkata hal yang berbeda.

    Vagina Naya sudah sangat becek dan merekah merah. Lendir yang keluar dari akibat persetubuhan batang dan celah kenikmatan ibu satu anak ini pun tak dapat berbohong. Merembes, banjir keluar dengan derasnya dan mulai berubah menjadi busa-busa putih.

    “Bener nih tante ga mau Udin entotin?” goda Udin.

    “Cabut, Din… Cabuuuuuttt…!!!” Ujar Naya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

    “Ya udah kalo tante nggak mau… Udin bakal cabut kontol ini.” ujar Udin santai. Dibenamkannya batang panjang miliknya itu untuk terakhir kalinya, sebelum ia benar-benar mencabut keluar secara perlahan.

    “Ouuuhhhh…” erang Naya ketika merasakan penis besar Udin itu terbenam seluruhnya ke dalam liang kenikmatannya dan menyentuh dinding terdalam dari vaginanya. “Titit Ojek kampung ini benar-benar enak… Titit ini mampu menggelitik vagina terdalamku… Beda sekali dengan titit mas Loddy… Benar-benar beda…” galau batin Naya. Matanya terpejam, dan bibir bawahnya tergigit.

    Tiba-tiba, timbul perasaan galau dari dalam pikiran Naya ketika Udin mulai mencabut batang panjang penisnya. Naya merasakan sensasi yang aneh. Naya merasa begitu kosong. Naya merasa, seperti ada kesedihan yang mendalam seiring tercabutnya penis panjang Udin dari vaginanya.

    Depresi di wajah cantik Naya terlihat begitu besar, dan entah apa yang ada dipikiran Naya saat itu sehingga pada akhirnya, kaki Naya mendadak merangkul pinggang Udin, menahan gerakan mundurnya dan meminta untuk maju kembali.

    “Kok kaki tante nahan pantat Udin? Tadi bilangnya suruh nyabut…”

    Galau, bingung, benci, dan pingin. Semua perasaan itu bercampur menjadi satu. Memang sih, penis Loddy tak sebesar penis Udin. Penis Loddy juga tak sepanjang penis Udin. Dan yang paling nyata, penis Loddy tak seenak penis Udin.

    Setetes air mata meleleh dari sudut matanya. Membayangkan kenikmatan dosa yang sedang ia lakukan. Naya harus segera memutuskan. Persetubuhan ini adalah salah. Benar-benar salah. Naya adalah wanita yang terhormat, walau ia tak menjabat apapun, namun di mata tetangga dan lingkungannya, derajat Naya cukup tinggi. Cukup disegani.

    Disatu sisi, Naya sangat menginginkan persetubuhan ini, Naya sangat haus akan sensasi orgasme yang sudah lama tak ia rasakan dari penis Loddy, suaminya, dan entah kenapa, Naya mulai menikmati debaran aneh yang menggelora dalam dadanya dan vaginanya.

    Namun, kembali naya bimbang, tak peduli berpedoman pada alasan apapun, namanya selingkuh adalah hal yang sangat salah. Naya harus memutuskan sesuatu. Harus…

    “Entot aku, Din…” desah Naya dengan bibir yang masih tergigit.

    “Hah! Udin ga salah denger nih, Tan?” tanya Udin.

    “Gila! Kamu gila, Naya… kamu bakal bercinta dengan orang yang sama sekali bukan suamimu.” pikiran sehat Naya mencoba menyadarkannya. “Dia hanyalah tukang ojek…”

    Tapi, benar kata pepatah “Nafsu mampu merubah segalanya…”

    “Iya… Entot aku, Din… Entot aku dengan kasar…” pinta Naya dengan kalimat kotor. Pada akhirnya, Naya tak bisa lagi menghiraukan akan segala macam norma ada yang berlaku. Saat ini, hanya satu hal yang benar-benar ia inginkan. Mendapat kepuasan dengan maksimal.

    Kembali, Naya menggerak-gerakkan kakinya yang masih melingkar di pinggang Udin. Kaki jenjang itu seolah meminta pinggang Udin untuk kembali maju, menabrakkan batang panjang penisnya ke liang senggamanya yang terdalam.

    “Entotin aku, Diiinnnn… Entotin aku…” Naya berkata tanpa berpikir. Pikirannya seolah tertutup oleh kenikmatan dari penis besar Udin. Penis yang terasa seolah selalu bergetar di setiap saraf vaginanya. Vagina gatal yang selalu haus akan gelitikan urat-urat penis ojek kampung ketika meluncur keluar masuk.

    Naya merasa penis Udin mampu menyentuh daerah terjauh vaginanya. Penis itu seolah menggapai dan menggaruk hingga sangat dalam, menekan rahimnya dengan keras setiap kali ia sodok.

    “Tante bakal puas… Tante ga bakal kecewa… dan tante bakal menginginkan kontol Udin untuk selalu dapat memuaskan tante…” Tanpa mengambil ancang-ancang, Udin segera menghajar liang senggama milik ibu kekasihnya itu. Menghajar dengan sekuat tenaga, menusukkan dalam-dalam penis berukuran ekstranya.

    Tanpa rasa ampun.

    “CPAK… CPAK… CPAK… CPAK… CPAK…” suara tumbukan penis dan vagina basah terdengar begitu keras di tengah suasana malam yang gelap ini.

    “Ooouuhhh… Memekmu benar-bener enak, Tan… Jauh lebih enak dari memek pelacur di kampung sebelah…” desah Udin yang semakin mempercepat sodokan di vagina Naya.

    “Kurang ajar, vagina terawat milikku dibandingkan dengan vagina pelacur murahan.” batin Naya.

    “Sumpah… Enak banget, Tantekuuu… sepertinya Udin bakal cepet keluar nih, Tan, kalo peretnya memek tante kayak gini…” Merasakan kenikmatan jepitan vagina ibu satu anak ini, Udin seolah kesetanan. Matanya merem melek, dan mulutnya terus melumat kedua putting payudara Naya. Seolah tak mau kalah, Naya pun merasakan hal yang serupa. Gatal di vaginanya seolah terobati oleh sodokan-sodokan kasar ojek kampung yang semula tak ia sukai itu.

    Saat ini, Naya sama sekali tak merasakan adanya perasaan jijik sedikitpun ke Udin. Tak ada perasaan marah, ataupun benci. Dan anehnya, vaginanya yang beberapa saat tadi terasa begitu perih menyakitkan, akibat sodokan penis panjang Udin, saat ini tak terasa menyiksa lagi. Malah, penis besar, hitam, dan menyeramkan itu, sekarang terasa begitu enak.

    “Tante, Udin mau keluar…” ujar ojek kampung itu tiba-tiba.

    “Ooouuhh… Kamu pake kondom khan, Din?” tanya Naya keenakan.

    “Enggak. Udin kalo ngentot ga pernah pake kondom.”

    “Sialan…” jerit Naya.

    “Tapi tenang saja, Tan… Tante ga bakalan hamil ketika pertama kali bercinta dengan orang baru… terlebih jika tante merasa keenakan.” kata Udin dengan muka serius.

    “Pemikiran bodoh, aneh dan menyesatkan darimana itu?” tanya Naya.

    “Dari teman-teman Udin lah, Tan.” jawab Udin lagi.

    “Cabut tititmu ketika kamu keluar… Jangan keluarin spermamu di dalam memekku…” pinta Naya.

    Seperti sepasang pedagang dan pembeli yang sedang dalam proses negosiasi, Naya dan Udin pun tawar menawar sembari saling merasakan kenikmatan persetubuhan yang mereka lakukan.

    “Yah… kalo ga boleh di dalem, trus dikeluarin dimana donk?”

    “Di kamar mandi aja.”

    “Nggak mau ah… Kalo Udin ga boleh keluarin peju di memek Tante, Udin mau Tante sepongin kontol Udin, trus pas Udin mau keluar, Tante telan peju Udin…”

    “Nggak mau…”

    “Ya udah… Kalo gitu Udin tetep keluarin peju Udin di memek Tante…” ujar Udin sambil terus menyodok-nyodokkan penis panjangnya ke Naya.

    Seumur-umur, Naya belum pernah melakukan oral seks. Apalagi sampai menelan sperma lawan mainnya.

    “Ternyata… Tante ga sehebat Mitha!” Ujar Udin tiba-tiba sambil menghentikan gerakan sodok-menyodoknya.

    “Kenapa dengan Mitha?”

    “Ya udah deh… Gapapa… Kali ini Udin keluarin peju di kamar mandi… Besok pagi aja Udin minta Mitha buat nyepongin kontol Udin…”

    DEG…!!! Kembali, detak jantung Naya seolah berhenti berdetak setelah mendengar kata-kata Udin barusan.

    Tukang ojek ini bakal meminta putri satu-satunya buat mengoral penisnya jika Naya tak mau mengabulkan permintaannya. Dan seolah tahu akan kelemahan utama Naya, Udin menyengir lebar.

    “Besok kamu minta Mitha nyepongin kontolmu, Din?” tanya Naya bingung.

    “Iya… abisnya Tante ga mau nyepongin kontol Udin…” jawab Udin enteng.

    “Kalo tante sepongin kontolmu… kamu ga bakal minta ama Mitha lagi khan, Din?”

    “Iya. Kalo tante selalu muasin kontol Udin… Udin ga bakal minta Mitha lagi.”

    Naya tak bisa berpikir jernih jika sudah disangkut pautkan dengan putri kesayangannya. Seolah kehilangan kesadaran, akhirnya Naya menyetujui permintaan aneh Udin.

    “Jadi gimana, tan? Tante bakal sepongin kontol Udin khannn?” tanya Udin yang seolah sudah tahu jawabannya.

    “I-iya, Din…” jawab Naya terpaksa.

    “Mulut tante bakal nerima pejuh Udin?”

    “Iya…”

    “Tante bakal bakal telen pejuh Udin?”

    “…” tak menjawab pertanyaan terakhir Udin, Naya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

    “Gila Naya… Kamu sudah benar-benar gila…!” Selama ini, membayangkan air mani saja sudah membuat Naya merasa mual, apalagi menelan sperma. Itu hal yang sangat menjijikkan, tapi, setelah dipikir-pikir, hal itu jauh lebih baik daripada kemudian ia mendapati dirinya hamil karena benih tukang ojek.

    “Okelah kalo begitu… sekarang Tante bakal merasakan gimana nikmatnya kontol Udin…” Merasa senang karena permintaaannya dikabulkan Naya, Udin kembali mengambil ancang-ancang. Membetulkan posisi paha Naya dan meletakkan betis kaki jenjang Naya pada pundaknya. Kali ini Udin bakal melancarkan sodokan-sodokan brutalnya dengan cara yang lebih brutal.

    Naya yang sudah pasrah, mendadak merasakan kenikmatan dari hal yang dinamakan persetubuhan. Rasa nikmat yang sudah lama tak ia rasakan. Rasa nikmat yang sudah lama tak ia peroleh dari suaminya.

    “Sssshh… Oooouuggghhh… Diiinnn… Sssshhhh…” desah Naya.

    Naya tak lagi banyak berbicara. Ia hanya mendengus dan mengerang. Naya mulai menyerah pada kenikmatan dan kedatangan gelombang orgasme dari batang panjang tukang ojek yang dulu ia benci. Ibu 34 tahun ini terlihat begitu menikmati permainan cintanya yang ia lakukan dengan batang panjang milik pacar putrinya.

    Naya mulai menancapkan kuku jemarinya dan melenguh begitu keras setiap kali Udin menyodorkan penisnya secara brutal dan tak menentu. Naya di ambang orgasmenya lagi. Namun kali ini gelombang orgasme yang akan datang, jauh lebih besar dari gelombang orgasme beberapa saat lalu.

    Kakinya secara otomatis dia dirangkulkan ke pinggang Udin. Meminta-minta supaya Udin membenamkan dengan ganas semua batang panjang itu kedalam kemaluannya. Hingga pada akhirnya…

    “Ooooouuuuggggghhh… Dddiiiinnnnnn…” teriak Naya sembari mencakar punggung hitam Udin. Orgasmenya pecah. Orgasme yang sudah lama ia nantikan akhirnya dapat ia rasakan juga. Orgasme besar yang baru kali ini ia rasakan. Orgasme yang ia peroleh bukan dari suami yang ia cintai.

    “Udin juga keluar, Tanteee…” teriak Udin sambil mencengkeram keras buah dada Naya. “Kita keluar bareng-bareng…”

    “Ooooouuuggghhh…” tubuh Naya tiba-tiba mengejang. Punggungnya membusur ke belakang, kepalanya mendongak keatas dan bola matanya memutih terbalik. Naya merasa tubuhnya begitu hidup. Karena kedutan orgasme yang menyerang sekujur organ kewanitaannya begitu hebat.

    “Ssshh… Tantee… Ennaaaakkk baaanngeeettt… Ooouuuggghhhtt…” teriak Udin begitu batang penis panjangnya memuntahkan lahar kenikmatan.

    Kaget mendengar teriakan Udin, Naya buru-buru sadar. “Oh tidak,” ujarnya tergagap. “Tarik keluar, Din…”

    Walau mendengar permintaan Naya, namun Udin sepertinya sudah tenggelam dalam kenikmatan yang ia terima dari vagina Naya. Alih-alih mencabut penis dari vagina, ia malah tersungkur jatuh ke depan. Menimpa tubuh sintal Naya.

    Telat. Penis Udin memuncratkan tujuh gumpalan panas ke dalam vagina Naya. Tujuh gumpalan sperma yang langsung memenuhi rongga rahimnya. Tujuh gumpalan sperma yang bakal membuat Naya hamil.

    Tapi entah apa yang ada di pikiran Naya saat itu. Karena walau baru saja menerima semua sperma tukang ojek kampung itu, Naya hanya bisa terdiam sambil sedikit tersenyum.

    “Panas sekali sperma tukang ojek ini…” batin Naya.

    Untuk beberapa saat, kedua insan ini menghentikan segala aktifitasnya. Mereka saling tindih dengan nafas yang putus-putus. Naya yang merasa bahagia akan efek euforia orgasme hanya bisa tersenyum mendengar gombalan tukang ojek ini.

    Orgasme kali ini benar-benar terasa begitu dahsyat, bahkan walau sudah 5 menit orgasme, vaginanya masih terasa berdenyut hebat. Vaginanya masih terasa kesemutan.

    “Tante… kalo Udin mau ngentotin lagi… Tante masih kuat?” bisik Udin sambil mengecupi pipi ibu satu anak ini.

    “Emangnya titit kamu masih bisa bangun lagi, Din?” tanya Naya heran.

    “Kontol tante… Bukan titit… titit mah punya anak kecil… kalo punya Udin namanya kontol.” koreksi Udin.

    “Eh, iya… kontol…” ujar Naya langsung mengoreksi kalimatnya.

    Udin hanya tersenyum melihat ibu kekasihnya ini pasrah menerima semua perlakuannya. “Bisa donkm tante…” jawab Udin enteng sambil mulai menggerak-gerakkan batang penis panjangnya yang masih menancap erat di vagina Naya.

    Naya langsung merintih lirih begitu merasakan penis lembek Udin yang mulai bergerak keluar masuk lagi.

    “Gimana rasanya kontol Udin, Tan…? Enak nggak?” tanya Udin sembari terus menggerak-gerakkan penisnya maju mundur.

    Naya mengangguk.

    Merasa reaksi Naya kurang menggemaskan, Udin kembali bertanya. “Gimana, Tan? Jawab donk, gimana rasanya?”

    “Enak, Din… Enak…”

    “Yakin bener-bener enak…?” goda Udin lagi.

    “Iya, Din… Bener-bener enak…”

    “Enak mana ama kontol suami tante?”

    DEG…!!!

    Tiba-tiba Naya kembali teringat akan suaminya yang saat ini sedang tak ada di rumah. Suami tercinta yang saat ini sedang Naya dustai. Suami setia yang yang saat ini sedang Naya selingkuhi.

    “HAP…!!!” Udin tiba-tiba sambil mencaplok payudara bulat Naya.

    “Ooouugghh…” seolah terkaget akan perselingkuhan yang belum terselesaikan ini. Naya segera tersadar.

    “Enak mana, Tan?” tanya Udin lagi sambil memilin-milin putting payudara Naya yang bebas. “Enak kontol Udin atau enak kontol suami tante…?”

    Perlahan namun pasti, birahi Naya yang baru saja terpuaskan oleh persetubuhannya dengan tukang ojek ini meninggi, seiring jilatan lidah kasar Udin di payudara Naya. Perlahan namun pasti, vagina yang masih saja berkedut dahsyat karena orgasme, mulai melelehkan lendir kewanitaanya karena goyangan penis lembek udin yang keluar masuk. Perlahan namun pasti, Naya mulai menikmati perselingkuhan kilatnya ini. Dan perlahan namun pasti, sensasi nikmat penis Loddy, tergantikan oleh batang panjang menyeramkan milik Udin. Hingga pada akhirnya, air mata Naya menetes ketika menjawab pertanyaan Udin barusan.

    “Kontolmu, Din…” jawab Naya sambil menatap tajam sosok pria yang sedang menyetubuhinya itu.

    “Kenapa, Tan…? Udin nggak denger…”

    “ENAKAN KONTOLMU, DIN…!!!”

    “Hehehehe… makasih ya, Tan… memek tante juga enak banget…”

    “Maafkan adek, mas…” batin Naya. “Adek tak bisa menjaga kesucian pernikahan ini. Adek tak tahu harus melakukan apa guna mencegah perselingkuhan nikmat ini…”

    Naya tahu, jika apa yang ia lakukan malam ini adalah sebuah kesalahan. Naya juga tahu jika tak sepantasnya ia bercinta dengan pacar putrinya. Namun satu hal yang tak bisa Naya pungkiri.

    Persetubuhan yang baru mereka lakukan belasan menit dengan tukang ojek ini, jauh lebih nikmat daripada persetubuhan yang ia lakukan belasan tahun dengan suami tercintanya.

    “Tante, coba deh tante sepongin kontol Udin…” mendadak, tukang ojek yang sedang menggerakkan pinggangnya maju mundur, mencabut batang penis panjangnya dan menyodorkan pada mulut Naya.

    “ASTAGA. BESAR SEKALI, DIN…” bisik Naya histeris sambil menutup mulutnya. Naya tahu jika Udin memiliki penis yang sangat besar, namun Naya tak tahu jika penisnya sebesar itu.

    Selama ini, yang Naya tahu tentang penis udin hanyalah dari photo-photo yang ada di laptop Mitha. Namun hal itu sangatlah berbeda, karena setelah mengetahui bagaimana kondisi batang kelamin yang menjuntai panjang dari selangkangan tukang ojek langganannya itu, Naya baru sadar, jika penis Udin yang sebenarnya jauh lebih besar daripada photo yang ada di laptop putrinya.

    Penis udin yang walau belum ereksi sepenuhnya, sudah membengkak sebesar pergelangan tangan Naya. Penis itu terlihat begitu menyeramkan dengan ditambah oleh urat-urat hitam yang tumbuh di sekujur batang penisnya.

    “GILA! Ternyata aku baru saja disetubuhi oleh botol air mineral…” ujar Naya dalam hati. “Pantesan, penis ini tadi terasa begitu menyakitkan…” Jemari lentik Naya perlahan mulai menyentuh batang penis Udin yang menggelantung lemas. Dengan seksama, Naya memeriksa batang raksasa milik pacar putrinya.

    “Tititmu kok bisa besar sekali sih, Din? Mana Hitam sekali…” tanya Naya sambil berulang kali membalik-balik batang hitam yang berlumuran lendir vaginanya itu.

    “Kontol, tante… Kontol… bukan titit.” koreksi Udin lagi.

    “Eh, iya… Kontol…”

    “Gak tahu, Tan… dari lahir kontol Udin emang udah seperti ini…”

    Iseng, Naya tiba-tiba ingin mengurut batang penis panjang yang ada di hadapannya. Dan begitu diurut, dari lubang kepala penis Udin, ternyata masih ada beberapa tetes sperma yang muncrat. Mengenai mulut serta hidung Naya.

    “Hahahahahaha…” melihat Naya terkaget-kaget, mendadak Udin tertawa.

    “Masih ada aja, Din, pejuhmu…”

    “Iya donk… Udiiinnn…” bangga ojek kampung sialan itu.

    Wajar memang jika Udin berbangga ria akan kehebatan batang kejantanannya itu. Karena walau Naya tak pernah tidur dengan lelaki lain, seorang pria akan merasa begitu hebat jika ada wanita yang memuji kemampuannya di atas ranjang.

    Mendengar Udin yang masih berbangga ria, entah mendapat semangat dan dorongan darimana, Naya mendadak merasa ingin mengetahui sebatas apa kemampuan dirinya dalam memuaskan lelaki.

    “Din, boleh nggak…?” tanya Naya malu-malu.

    “Pengen apa ya, Tan?”

    “Hmm, Tante pengen…”

    “Pengen apa, Tantekuuu…?”

    “Tante pengen sepongin kontol panjangmu…”

    “Hahahaha… idih, tante… kok sekarang kamu nakal sih…?”

    Sekarang, Naya, ibu satu anak ini merasa seperti kembali ke masa beberapa tahun silam. Masa dimana dia dan suaminya sedang akan melakukan malam pertama. Masa pacaran ketika pernikahan baru saja akan dimulai. Masa dimana seks terasa serba malu-malu. Namun bedanya, di hadapan naya bukanlah Loddy suaminya. Melainkan Udin, ojek kampung yang beberapa saat lalu sangat ia benci.

    “Boleh ya, Udin sayaaannggg?”

    “Bentar-bentar… kamu mamanya Mitha khan? Bukan pelacur kampung sebelah?” ujar Udin sambil menjauhkan pinggangnya dari mulut Naya. Sengaja mencegah Naya ketika ingin melahap kepala penisnya.

    “Kamprett!! Lagi-lagi Udin sialan ini membandingkanku dengan pelacur murahan…” sengit Naya dalam hati. “Namun masa bodoh-lah… yang jelas, aku pengen ngerasain kenikmatan orgasme lagi…”

    “Iya, aku Naya, mamanya Mitha…” ujar Naya singkat

    “Yakin… kamu tante Naya? “

    “Iya, emangnya kenapa?”

    “Abisan…. Kok sekarang tingkah lakunya mirip pelacur?”

    “Aku bukan pelacur… aku mamanya Mitha…”

    “Ah, kamu bukan mamanya Mitha… kamu pasti pelacur…” canda Udin lagi sambil kembali menjauhkan batang penisnya dari mulut Naya. “Soalnya cuman pelacur yang mau nyepongin kontolku…”

    “Udiinnn… siniin…”

    “Ngaku dulu donk… kamu pelacur apa bukan…? Kalo kamu bukan pelacur, kamu ga boleh nyepong kontolku…” goda Udin lagi.

    “Iyaaaa… Aku pelacur… aku bukan mamanya Mitha…” kata Naya. “Sekarang… kesiniin kontolmu…” tambah Naya sebelum akhirnya menerkam panjang Udin ke dalam mulutnya.

    Lidah Naya segera berlari kesana-kemari, menjilati batang penis ojek kampung itu hingga benar-benar bersih dari lumuran sperma dan lendir vaginanya. Melumati kepala penis pacar putrinya sambil sesekali menyedot lubang kencing itu kuat-kuat hingga tak tersisa setetes sperma sedikit pun.

    Ini adalah seks oral pertama yang pernah ia lakukan. Bagi Naya, seks oral adalah persetubuhan yang jorok, kotor dan penuh kenajisan. Sudah berulangkali Loddy mengajak Naya untuk melakukan seks oral, tapi Naya tak pernah sekalipun mengabulkan ajakan suami tercintanya.

    Namun anehnya, malam ini Naya begitu antusias untuk mencoba melakukan oral seks yang tak pernah ia sukai dengan orang yang sebelumnya ia benci. Naya melakukan oral seks dengan Udin, ojek kampung bau yang memiliki batang penis ekstra besar.

    “Tante tuh salah satu pelacurku…” ujar Udin sambil kembali memaju mundurkan kepala Naya ke arah Batang penisnya. “Tante, aku mau ngentotin tante lagi…” ucap Udin singkat sambil mencabut penisnya yang sudah kembali tegang dan memukul-mukulkannya ke mulut Naya. “Tante, emangnya tante selalu sebinal ini?” tanya Udin.

    “Enggak… Tante tak pernah seperti ini… Sebenarnya tante malu, tapi masa bodoh…”

    “Ya udah… kalo gitu sekarang tante telentang…” ucap Udin sambil mencabut batang penis panjangnya dari mulut Naya.

    “Bentaran, Din… aku belum puas ngenyot-kenyot kontolmu… kesini-iiiiiinnnn…” pinta Naya binal sambil menggapai-gapai ke arah Udin.

    Udin sama sekali tak menggubris permintaan Naya. Ia segera menuju kearah tubuh bawah Naya. Dengan tegasm Udin meminta Naya untuk membalikkan tubuhnya yang semula telentang menjadi tengkurap. Dan dengan cekatan, Udin mengangkat pinggang Naya guna memposisikan Naya supaya nungging.

    “Aku mau DOGGY, Tan…” ujar Udin santai sambil mulai menepuk-tepukkan batang hitam kemerahan yang ada di pangkal selangkangannya dengan bersemangat.

    “PEK… PEK… PEK…!” suara yang dihasilkan dari tumbukan batang penis Udin dan vagina basah Naya.

    “Basah bener memek kamu, Tante… Udah sange banget ya?”

    “Hhhmmm… Ho’oh…”

    “Kontolku ini akan memuaskan dirimu lagi malam ini…” Perlahan-lahan, Udin mendorong kepala penis hitamnya masuk ke dalam celah kenikmatan Naya.

    “Pelan-pelan, Din… sakit…” rintih Naya manja.

    “Tenang, Tante… Tahan dikit… Ntar pasti enak lagi…”

    “Oooouuuhhh… Pelan-pelan, Diiiinnnn… STOP! Oughhh… Stop… Memekku terasa begitu penuh…”

    “Laaaaahh… Tapi khan batang kontolku belum masuk semua, Tan?”

    Kalimat Udin kembali menyadarkan Naya, jika melakukan persetubuhan dengan posisi doggy ini membuat batang penis Udin yang ekstra besar ini terasa jauh lebih panjang jika dibandingkan melakukan persetubuhan dengan gaya biasa.

    “Serius?” tanya Naya seolah tak percaya.

    “Beneran, Tan… nih…” kata Udin yang langsung melesakkan batang penisnya hingga mentok.

    “Ooouuugghhh… Besar sekali kontolmu, Din…”

    “Memangnya kontol suami tante tak seperti ini ya?”

    “Setengahnya pun tak sampe, Din…”

    “Hahaha… “

    Ketika Udin kembali mencoba melesapkan batang panjangnya dalam-dalam. Serangkaian orgasme dalam vagina Naya pun langsung terbangun kembali. Dia tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dalam lima belas tahun pernikahannya.

    Orgasme yang tiap kali ia rasakan ketika bersama Loddy, suaminya, terasa begitu kecil, sangat jauh berbeda dengan orgasme yang diberikan oleh Udin. Dan bedanya lagi, walau telah beberapa menit lalu Naya baru saja diberi orgasme oleh Udin, orgasme itu tak segera menghilang. Orgasme itu selalu ‘mengetuk’ dinding vagina Naya setiap kali Udin menggerakkan penisnya.

    Semenit, dua menit, tiga menit.

    Orgasme dari Udin tak juga kunjung berhenti. Naya mengalami Multi orgasme.

    “Bentar, Din… Bentar… jangan buru-buru nyodokin kontolnya…”

    “Kenapa, Tan?”

    “Aku masih pengen ngerasain kedut-kedutan orgasme barusan…”

    “Hahahaha…” Lagi-lagi Udin tertawa terbahak-bahak. “Tante mirip ama perawan deh, kayak nggak tahu apa-apa…”

    “Ahhh, Udin… khan tante juga pengen ngerasain enaknya kedutan itu…”

    “Hahaha… kalo sama Udin, tante bakal terus ngerasain kedutan itu kok… tenang saja… tante bakal ketagihan terus…” Udin kembali mempergencar sodokan batang penis pada vagina ibu satu anak itu. Makin lama makin kencang dan cepat. Hingga kedua insan yang sedang dilanda nafsu birahi ini kembali melenguh-lenguh keenakan.

    “Gimana rasanya kontol Udin, Tan?” tanya Udin sambil terus mempercepat tumbukan batang penisnya dalam-dalam ke celah kenikmatan Naya.

    “Sssshh… enak, Din… Enak banget…” rintih Naya.

    Merasa Naya sudah dimabuk birahi, tangan hitam Udin dengan perlahan mulai meremas pipi pantat Naya, mengusap dan terkadang menepuk pelan. “Goyangan pantatmu sungguh seksi, Tan…” gumamnya.

    “Oooouuhh… sodokan kontolmu juga nikmat, Din…”

    “CPEK…CPEK…CPEK…” Suara sodokan demi sodokan yang sudah tak lagi terhitung jumlahnya, terdengar begitu membahana. Berisik sekali.

    Walau saat ini Naya sedang berada di kamar Mitha putrinya, Naya seolah tak peduli. Ia terus melenguh dan mengembik keenakan. Naya pun seolah tak peduli jika seandainya Mitha dapat mendengar persetubuhan ibunya yang dilakukan ketika ayahnya tak berada dirumah.

    Lagi-lagi, Naya hanya memikirkan satu hal. Ia hanya ingin mendapatkan kenikmatan dan kepuasan maksimal dari penis ojek kampung ini. Berulang kali, Naya melenguh dan menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengimbangi kenikmatan yang diterima oleh liang vaginanya. Hingga tiba-tiba, Udin meluncurkan salah satu ibu jarinya turun ke dalam lubang anus Naya.

    Naya yang merasa tekanan pada lubang pantatnya langsung menghardik lirih. “Hei, Din… Itu… Itu lubang pantatku.”

    “Iya… Udin tahu, Tan…” ujar Udin santai sambil terus menggelitik lubang anus Naya dengan mendorong ke bawah ibu jarinya masuk lebih dalam.

    Pada awalnya Naya merasa sangat tidak nyaman dengan apa yang ibu jari Udin lakukan pada lubang anusnya, namun karena gelinjang kenikmatan pada vaginanya semakin menggila, akhirnya Naya membiarkan ibu jari ojek kampung itu bermain-main di dalam lubang anusnya. Malah, sekarang Naya mulai menyukai gelitikan ibu jari itu.

    Orgasme kedua setengahnya pun mulai datang. Dan seolah lupa akan rasa risih yang diterima Naya pada anusnya, Naya yang merasa orgasmenya akan datang beberapa saat lagi, kembali berteriak-teriak histeris.

    “Ya Tuhan, Udin… entot tante, Dinn… colok bo’ol, tante… sodok, Din… Sodoookk…!!!”

    Tidak mensia-siakan permintaan nakal Naya, Udin segera mendorong ibu jarinya masuk dan keluar dari lubang pantat Naya, seiring dengan sodokan batang penisnya.

    “Ooouuuhhh… aku keluar lagi, Diinnn…” Satu orgasme sempurna tampaknya tak mampu dibendung Naya. Menyebabkan Naya tumbang kedepan, merangsek lembutnya kasur dengan sprei yang tak terpasang rapi.

    Melihat Naya yang kelelahan, Udin mencabut penis dan ibu jarinya. Namun…
    “Jangan dicabut, Din…” bisik Naya dengan nafas yang tersengal-sengal. “Jangan dicabut, Din… Lagi… Jangan pernah sekalli-kali mencabut jempolmu dari bo’olku…” suaranya begitu lembut, hingga saking lembutnya, Naya tidak yakin Udin bisa mendengarnya. “Lagi, Din… lagi…”

    Ketika gelombang kedut orgasme Naya mulai mereda, Naya segera melonggarkan otot pantatnya dan menyodorkan lubang anus itu ke Udin. “Sodok bo’olku, Din…” ujarnya. Entah darimana ide buruk itu, tapi Naya sepertinya sama sekali tak menghiraukan. “Sodok, Diiinnnn…!!”

    Udin tak mengira akan efek dari gelitikan ibu jari pada lubang anus Naya akan menjadi seperti ini. Ojek kampung ini merasa begitu beruntung. Ia sama sekali tak menyangka akan mendapat partner seks yang sebinal ibu satu anak ini.

    “PLOP…!!” Suara batang penis Udin ketika tercabut dari kenyotan dinding vagina Naya.

    Segera saja Udin membawa kemaluannya mendekat kearah lubang anus Naya yang masih kuncup saking ketatnya. Dengan penis yang masih berlumuran campuran sperma dan lendir kenikmatan ibu satu anak ini, Udin mulai melesakkan kepala penisnya ke dalam lubang anus Naya. Taruhan Bola Online

    “Anjriiitt… tante, lubang bo’olmu sempit sekali.” jerit Udin.

    Naya mendesis lirih. “Terus, Dinnn…”

    Semula, Naya yang masih dalam kondisi orgasme berpikir jika Udin menyodok lubang anusnya dengan ibu jarinya, akan tetapi begitu batang kecil itu mulai masuk, ternyata pemikiran Naya salah. Yang Udin tusukkan ke lubang anus Naya bukanlah ibu jarinya, melainkan kepala penis Udin yang berukuran ekstra besar.

    “Ya Tuhan… Udin… yang kamu masukkin bukan ibu jari kamu?”

    “Shhh… Tan… enak banget…”

    “Hhheeeggh… stop, Din… stop… besar banget…. Bool tante bisa sobek, Dinn… Stoppp…”

    “Ooouuhh… ketat sekali, Tantee… “ gerutu Udin.

    “Bentar lagi juga bakal terasa enak.”

    “Tidak, Din… tidak… kontolmu kegedean, Din!!” mata Naya tergulung keatas karena menahan rasa sakit yang mendera lubang anusnya.

    Merasa penolakan yang amat gencar dari Naya, mau tak mau membuat Udin harus memutar otak. Dan seketika, Udin mendapat jalan keluar itu. “Coba bentar ya, Tan… Udin juga pengen ngerasain enak…” pinta tukang ojek mesum itu.

    “Enggak, Din… aku udah ga kuat sama sakitnya…”

    “Coba nikmatin aja dulu, Tante… Udin khan pengen nyobain enaknya ngentotin bo’ol mamanya Mitha…”

    “Rasanya perih banget, Din… Ga enak… Saaakiiiiit…”

    “Ya udah… Kalo gitu Udin pengen nyobain di bo’ol Mitha aja…”

    Mendengar kalimat Udin barusan, Naya merasa bimbang. Entah pemikiran darimana, Naya mendadak merasa cemburu pada Mitha putrinya. Tak seharusnya ia memperoleh lelaki dengan penis yang sangat memuaskan seperti ini. Udin harusnya hanya milik Naya seorang. Udin tak boleh bersama Mitha.

    “Jangan, Din…!” ujar Naya dengan nada emosi yang bingung.

    Naya berpikir jika kalimat “Jangan” barusan jalan tidak untuk melindungi putrinya dari kebrutalan penis Udin. Naya menipu dirinya sendiri hingga batinnaya membenarkan perselingkuhan nikmat ini.

    “Jangan, Din… Jangan… Sodok bo’olku aja, Din… Jauhkan kontolmu dari pantat Mitha…” pinta Naya sambil mendorong paksa pantatnya kembali tertusuk penis besar Udin.

    “Serius, Tan…?” tanya Udin yang tak percaya jika trik tentang Mitha selalu saja berhasil.

    “Iya, Din… Jangan entotin bo’ol Mitha… entotin aja bo’olku, Din…”

    “Hahahaha…” Udin kembali tertawa senang. “Tante Nayaku… Kamu memang pelacur murahan… Udin benar-benar beruntung bisa mendapatkanmu…”

    “Udah-udah… Ntar aja rayu-rayuannya… sekarang buruan sodok bo’olku…”

    “Kamu memang hot, Tan… benar-benar hot…”

    Udin yang merasa mendapat persetujuan Naya, mulai melanjutkan pengeboran penisnya. Batang penis yang sudah setengah tenggelam ke dalam anus Naya, mulai ia paksa masuk kembali.

    “Apa yang terjadi pada diriku? Apa aku sudah menjadi seorang pelacur murahan…?” tanya Naya dalam hati. Beberapa saat lalu, dia adalah seorang istri yang setia. Istri yang memiliki harkat dan derajat yang tinggi. Istri selalu menjaga harga diri dan kehormatannya.

    Namun, hanya karena luapan nafsu birahinya, dalam waktu beberapa jam Naya telah berubah menjadi seperti seorang pelacur. Yup. Istri sekaligus pelacur bagi orang lain. Istri yang telah menelan sperma lelaki lain. Istri yang telah membiarkan penis lelaki lain menumpahkn sperma dalam vaginanya. Istri yang telah mencoba menikmati seks anal. Istri yang selalu haus akan kepuasan seksual.

    “Aku memang pelacur murahan… aku memang selalu haus akan kenikmatan seksual…” Naya yang semula hanya berdiam diri, sekarang mencoba merasakan kenikmatan dari anal seks bersama tukang ojek langganannya itu. Dengan masih dalam posisi pantat yang menungging, Naya berusaha menstimulus titik rangsangnya sendiri. Naya tak mau dirasa seperti gedebog pisang yang diam saja ketika ditusuk tongkat wayang.

    Sementara Udin masih menyodokkan penis pada lubang anusnya dengan brutal, Nayapun tak mau kalah, karena ia mulai memperkerjakan kedua tangannya. Tangan kiri Naya memilin putting payudaranya dan tangan kanan mengobel vaginanya.

    “Ouuugghh… Udin… aku mau keluar lagi…” desah Naya yang semakin mempercepat kobelan jemari lentik pada vaginanya.

    “Udin juga, Tante… Udin udah ga sanggup lagi nahan enak ini…” balas Udin yang juga menggerak-gerakkan goyangan pinggulnya dengan brutal.

    “Sodok yang kenceng, Din… sodok terus…” Tangan kiri Naya yang semula pinta memilin puting payudaranya, berpindah ke pantat Udin. Dan memintanya untuk menyodok-nyodok lubang anusnya dengan lebih cepat lagi. “Terus, Din.. Terus…” jerit Naya beringas, hingga akhirnya…

    “Aku keluar, Din… aku keluar…” jerit Naya histeris, disertai dengan cengkraman jemari tangan kirinya pada pantat hitam Udin.

    Tak perlu waktu lama bagi Udin untuk bisa sampai pada puncak kenikmatannya. Karena segera saja, tumpahan sperma dari batang panjang ojek kampung ini membanjiri rongga anus Naya dengan sperma panasnya.

    Sperma yang memenuhi pantat Naya langsung meluap-luap keluar dari lubang anusnya. Mengalir turun seiring tarikan Udin ketika mencabut kemaluannya keluar. Walau ini adalah ejakulasi Udin yang kedua, mash sempat-sempatnya ia menembakkan beberapa tetes air mani ke pantat, punggung dan rambut Naya.

    Karena merasa begitu lelah, tubuh Udin yang masih berada dibelakang Naya melemah dan ambruk ke depan. Menabrak punggung Naya lalu tergolek lemas tak berdaya. Selama beberapa saat mereka saling tindih, saling melekatkan tubuh antara satu dan lainnya. Nafas kepuasan mereka berdua kejar-kejaran dan cucuran keringat membasahi keduanya.

    Sebenarnya Naya sama sekali tak menyukai acara tempel-tempelan badan seperti ini. Badan yang bermandikan keringat, lendir vagina dan sperma seperti ini. Tapi mungkin karena Naya sama sekali tak memiliki tenaga lagi untuk bergerak, dengan terpaksa, ia merelakan tubuh mungil langsingnya tertindih oleh badan bau Udin.

    Kondisi kamar yang sebelumnya bising karena lenguhan dan teriakan kenikmatan mereka, mendadak menjadi sunyi senyap. Hanya menyisakan suara desahan nafas dan detak nadi kepuasan yang mencoba memulihkan diri.

    “Bo’olmu begitu enak, Tan… sempit dan legit…” puji Udin sambil menjatuhkan dirinya ke samping tubuh Naya.

    Naya yang sedari tadi masih dalam posisi telungkup, karena merasa pegal akan himpitan pada payudaranya, akhirnya menelentangkan badan juga. Sambil menatap langit-langit kamar, ia menjawab kalimat Udin dengan pertanyaan.

    “Berapa umurmu, Din?” tanya Naya sambil tangan nakalnya meraba tubuh Udin guna mencari-cari batang panjang lembek milik Udin. Dan begitu batang itu dapat ia temukan, secara tak sadar jemari lentiknya mulai mengurut batang itu dengan perlahan.

    “Dua puluh tahun, Tan…”

    “Udah berapa banyak wanita yang telah kamu tidurin?”

    “Wanita? Remaja atau ibu-ibu?”

    “Berarti sudah sangat banyak ya, Din?”

    Udin tak menjawab pertanyaan terakhir Naya. Ia hanya menoleh ke arah pemilik suara indah itu, tersenyum dan mengecup kening Naya.

    “Kamu suka Mitha, Din?” tanya Naya lagi.

    “Suka, Tan… Udin suka banget ama dia…” jawab Udin.

    “Kamu udah tidurin dia?”

    Mendengar pertanyaan Naya barusan. Penis lembek Udin tiba-tiba mulai mengeras, perlahan makin keras seiring urutan yang dilakukan jemari tangan Naya.

    “Belum sih, Tan… tapi rencananya begitu…” ujar Udin malu-malu. “Aku akan menidurinya… Dan kuharap, pelayanan seks Mitha sehebat tante…”

    “Kapan, Din?” Bego banget sih kamu, Naya! batin ibu satu anak ini. Pertanyaan barusan, mungkin pertanyaan terbodoh yang pernah seorang ibu lontarkan kepada pacar anaknya. Karena Naya tahu, cepat atau lambat, ojek kampung ini bakal mengambil keperawanan putri satu-satunya itu.

    Lagi-lagi, Udin tak menjawab pertanyaan Naya ini, ia kembali mengecup kening Naya. “Aku tak tahu, Tan… secepatnya…”

    “Secepatnya?”

    “Iya, Tan… secepatnya… karena beberapa hari lalu Mitha sendiri yang minta Udin untuk segera mengambil keperawanannya.”

    “Serius, Din?”

    “Iya… Anak tante benar-benar binal…. Udin yakin, Tan… Jika kelak Mitha dewasa, dia akan menjadi pelacur kelas atas…”

    Sejenak Naya tak bisa membayangkan akan perkataan Udin barusan. “Pelacur kelas atas…”

    “Rencananya… Mungkin Udin bakal nidurin anak tante minggu depan…”

    “Hhhh…” Naya tak menjawab, ia hanya bisa menghela nafas panjang. Ia tahu, tak mungkin baginya untuk menyuruh Mitha atau Udin guna menunda persetubuhan itu. Karena Mitha dan Udin sedang cinta-cintanya. Dan ketika muda-mudi sedang dilanda cinta, tak ada satupun hal yang bisa menghalanginya.

    “Tapi sepertinya Udin bisa kok memperawani Mitha setelah dia menginjak usia delapan belas tahun, asal…” Udin menghentikan kalimatnya dan menatap Naya dalam-dalam.

    “Asal apa, Din…?”

    Udin tersenyum lebar sambil mencubit puting payudara Naya. “Asal… kontol Udin selalu mendapat kepuasan dari pemilik pentil ini… yah sampai waktu itu datang.”

    “Sampai Mitha menginjak delapan belas tahun ya, Din?”

    “Iya, Tan… hingga tiga tahun ke depan.”

    Mendengar rencana ojek kampung itu, Entah kenapa Naya merasa agak sedikit lega. Ibu satu anak ini merasa jika apa yang baru saja dikatakan oleh Udin, adalah merupakan petunjuk yang dapat Naya gunakan melindungi keperawanan Mitha dari Udin. Sekaligus supaya dirinya dapat menikmati persetubuhan ini hingga putrinya dewasa.

    “Ini salah… ini gak bener…” batin Naya kembali bergejolak. “Aku harus menghentikan ini semua… hal ini sama sekali tak boleh lagi dilanjutkan…” pikir otak sehat Naya. Namun…

    “Okelah kalo begitu… tante hargai keputusanmu… dan sebagai imbalannya…” Naya beranjak bangun dari posisi telentangnya, tubuhnya meluncur turun ke arah kaki tempat tidur dan bergerak ke arah selangkangan Udin. Dengan penuh kasih sayang, Naya mencium ujung kepala penis ojek kampung itu. Dan sebelum Naya mencaplok penis Udin, kembali ia berkata, “Kamu boleh menikmati tubuhku, Din… hingga tiga tahun ke depan…”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks Keperawanan Kakak Kandungku

    Cerita Seks Keperawanan Kakak Kandungku


    1650 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Keperawanan Kakak Kandung Ku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Kisah ini bermula ketika aku sedang dirumah, aku mempunyai mbak yang sangak seksi dan semok membuatku sangat bergairah ingin memperkosanya.

    Nama ak Rudi 19 tahun, ak dua bersaudara, ak anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. ak ngin menceritakan kejadian yg menimpa kehidupan seks ak 3 tahun yg lalu

    Pada waktu itu ak berumur 17 tahun masih 2 smu, sedangkan kakak ak berusia 21 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra ak kira 36-an, tapi yg paling menyolok dari dia adalah pantatnya yg bulat besar dan bahenol, ini dapat ak nilai karena ak sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian. Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yg agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goygan pinggul dan pantatnya. Sampai-sampai ak sebagai adek kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu.

    Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yg panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya. Sebagai remaja yg baru puber dan juga olok-olok dari teman-temanku diam-diam ak sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebaga efek sampingnya ak sering melakkan onani di kamarku atau di kamar mandi sambl membaygkan gimana rasanya kemaluanku dijepit diantara pantat montoknya.

    Keinginan itu kurasakan sejak ak duduk di bangku 1 smu ini, ak sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok. Dia mempunyai pacar yg berumur setahun lebih muda dari padanya. ak sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman. Suatu hari ak memergoki pacarnya sedang menghisap buah dada kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya, kakakku hanya mengeluarkan buah dadanya dari kancing yg terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapihkan bajunya. Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadak agar tdk menceritakan apa yg ak lihat ke orang-orang terutama pada papa dan mamaku.

    dek, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa kakak, katanya. ak Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan baju yg longgar(daster) tetapi agak tipis sambil membawa sebuah novel, sehingga paha dan dadanya yg montok terlihat karena dekamarku agak gelap sedangkan diluar lampu terang benderang. “hai, kok melongo???? “ …ak jadi gelagapan dan bilang “ia- ia kakak, ak ngga akan bilang-bilang” katak.
    Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dgn tertelungkup sambil membaca novel, ak memandanginya dari belakang membuat kemaluanku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kemaluanku. Berkali-kali ak menelan ludah. Dan pelan-pelan ak meraba kemaluanku yg tegang. Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku dan ak langsung melepas tanganku dari kemaluanku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi besok hari dan dia memintak menbangunkannya jam 5 pagi. ak mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, ak melihat goygan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, ak langsung mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya, tapi sialnya tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok kemaluanku. Dia pura-pura tdk melihat dan berkata “jangan lupa bangunin kakak jam 5 pagi “. Lagi-lagi ak gelagapan “ia- ia – ia” katak. Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke-arah kemaluanku dan tersenyum. Malam itu ak ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku.

    Pagi harinya jam 5 pagi ak ke kamarnya dan kudapari dia sedang tidur mengakang…. Lagi-lagi ak melotot melihat pemandangan itu dan ak mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun danku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.
    Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab atau kerudung sedangkan bajunya dia mengenakan training yg agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali dan tiap laki-laki yg berpapasan selalu melirik pantat itu. Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desak. Entah keberuntungan atau bukan, kakak berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat di kemaluanku . Perlahan-lahan kemaluanku berdiri dan ak yakin kakakku merasakannya. Ketika bus semakin sesak, kemaluanku makin mendesak pantatnya dan ak pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoygkan pantatnya, karuan ak kenikmatan. ‘dek, km kemarin ngapain waktu kakak ke kamar km?” katanya “km onani yah??? Katanya lagi ak diam sermama basa karena malu. ‘makanya buru-buru cari pacar” katanya. “emang kalo ada pacar bisa digini yah?” katak nekat sabil menonjokkan kemaluanku dipantatnya. “setdknya ada pelampiasan” timpal kakakku. . “wah enak dong kakak ada pelampiasan?”tanyak. “tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoygkan lagi pantatnya. “kenapa” tanyak. Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan. Agen Judi Hoki Banget

    Pada sore hari itu, ketika ak pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan ak masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. ak terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan baju jubahnya masih terpasang tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat CD hitamnya yg mini dan sexy dan pacarnya sudah tinggal memakai CD saja. Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam CD pacarnya dan meremas serta mengocok kemaluan pacarnya yg tegang.

    Pelan-pelan tangan pacarnya membuka CD kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kemaluannya. ‘oh, ak udah ngga tahan” kata pacarnya “ak pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di sofa. Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang tetapi sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang kan berusaha menyodokan kemaluannya ke kemaluan kakakku dari arah belakang. Tapi begitu nempel di pantatnya, kuliha ar maninya tumpah ke pantat kakakku. “ohhh” dia melenguh dan kakakku menoleh kebelakang” kok udah” tanyanya Pacarnya bilang “maaf ak ngga tahan” katanya . Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar berdering dan di balik pintu ak sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan buru-buru pamit. “ak ngga anterin kedepan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa….. Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang ak mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter ak memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.

    Karena udah ngga tahan, ak pelan-pelan membuka celanak sampai copot dan kulihat kemaluanku yg besar dan panjang (itu menurut teman-temanku sewaktu kami berenang dan membandingkan kemaluan kami) berdenyut-denyut minta pelampiasan. ak langsung menindihinya dari belakang, dan untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia. “aw…., dra (nama pacarnya hendra) kok ngga jadi pulang” tanyanya , karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tdk menyadari bahwa adeknya sedang berusaha menempelkan kemaluannya ke kemaluanya. “aw dra jangan dimasukan ak masih perawan katanya ditempelin aja dra ak masih perawan’ katanya memohon. Karena ak udah tahan, maka pelan-pelan ku bimbing tangannya untuk menggengam kemaluanku dan agar ditutun ke kemaluannya. Begitu dia megang “dra, kok gede amat sih”katanya heran (soalnya punya pacarnya jauh lebih kecil daripada punyak)sambil membimbing kemaluanku dan menempelkan kekemaluannya. “gosok pelan-pelan dra”, ak menekan dan gila bener-bener nikmat. Setelah kira kira dua menit ak menggosokkan kemaluanku ke kemaluan kakakkut akhirnya ak mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot…spermak menyembur ke pantat kakakku.
    ak tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan ak meninggalkannya. “dra, mau kemana?” teriaknya ak buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku dan masih celana dan CD ku belum kupakai ak rebahan di ranjangku sambil kututupi dgn selimut tipis membaygkan kenikmatan yg barusan terjadi.

    iba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. kudengar kakak menerima telepon itu dia herannya setengah mati karena yg menelepon adalah pacarnya si henra. “dra, kok km udah ada di rumah lagi jangan main-main yah km dimana, udah enak langsung lari” Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting. Dan dekamarku, ak cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat ak tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai pakai dan jilbab yg tadi dia pakai,dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. akpun tertidur sampai keesokan harinya.

    Setelah kejadian hari itu ak selalu membaygkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kemaluanku pada kemaluannya saja. Pada suatu siang, ak ingin meminjam kaset lagunya. Karena sudah biasa, ak pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya ak ketika kulihat kakak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya. Tangannya masuk kedalam CD nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang, hanya bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, ia terkejut ketika melihatku. ak segera keluar.
    Tak sampai satu menit, kakak Desi keluar (pakaiannya sudah rapi meskipun jilbabnya agak kusut). Ia memintak agar merahasiakan hal itu dari papa mamaku. Lalu kujawab:
    “ak janji ga bakal bilangin hal ini ke papa mama koq.”
    “Thank’s ya dek.”
    “Eh, emangnya onani itu dosa ya?”
    Bukan jawaban yg kudapatkan, malah tatapan kakak yg lain dari biasanya. Bagai disihir, ak diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku. Dilumatnya bibirku dgn lembut. dekulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. ak segera menarik diri darinya, tapi ia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke dadanya dan kurasakan betapa empuknya buah dada kakakku. Refleks ak berontak karena ak malu. Tetapi kakakku bilang,”lakkanlah dek seperti yg kau lakkan tempo hari padak”.
    ak kaget “ja..jadi kakak tahu apa yg kulakkan pada kakak tempo hari.” jawabku gugup.
    “ya” jawab kakakku.
    “maafkan ak kakak…” ucapku

    Belum selesai ak berkata, ia sudah melumat bibirku. Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana ak direbahkan, dan ia membuka celana dan CD ku. Kakakku tersenyum melihat kemaluanku yg sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra.

    Melihat kakakku tersenyum, ak mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka Branya sehingga akpun bisa langsung melihat payudaranya yg berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas Payudara kakakku yg lembut, sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan.
    Setelah ak melihat kakak sudah terangsang, ak membuka CD warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah kemaluan kakakku yg berbulu lebat tapi halus itu.
    Sekarang ak memegang kemaluanku dan mengarahkan kemaluanku ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.

    “Ayo donk kakak! Isep! Kayak kakak ngelakukannya buat pacar kakak.”
    “Koq km tahu?”
    “Ya tahu donk..kan ak sering ngintipin kakak begituan ama pacar kakak”
    “Ayo kakak.” Rengekku.
    Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kemaluanku segera diaremas-rems. Setelah itu dijilati dgn penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yg manis. Kakakku pun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. tdk bisa semua, tapi setdk-tdknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kemaluanku sambil memainkan buah pelirnya. akpun memejamkan mata keenakan.

    Kakakku melepaskan kemaluanku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kemaluanku ke payudaranya ak pun membuka matak. Lalu meraih kuraih kemaluanku, kuarahkan kemaluan itu ke kekemaluannya yg sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosoknya ke klitorisnya, ak jadi merinding dmamaatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku. Di satu sisi ak tahu ini salah, tapi di sisi lain, ak benar-benar menikmatinya.
    Setelah puas bermain-main dingan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang kemaluannya. Tetapi kakakku bilang “Jangan dimasukan, ak masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari”

    akpun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kemaluanku ke kemaluan kakakku. Setelah beberapa saat kemaluanku ku tekan tekan ke lubang kemaluan kakakku maka crot…crot.. crott spermak menyembur di perut kakakku.
    dgn kemaluan masih menempel di perut kakakku, kamRollingan Bolai mulai bercumbu lagi, kujilat payudara kakak sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69. ak pun mulai menjilati kemaluannyanya yg sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Sementara ia menjilati kemaluanku.

    Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuak. KAmi cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, ak sudah berpakaian lengkap sedang kakak pun sudah berpakaian lengkap dgn jilbabnya. Sejujurnya saat itu ak sedang tegang dan gugup. Untunglah orangtuak tak curiga. Kami pun ternsenyum berdua dgn penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tdk sampai memasukan kemaluanku kedalam kemaluannya karena ak takt kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Sensasi Bermain Di Mobil

    Sensasi Bermain Di Mobil


    1641 views

    Cerita Sex Terbaru – Hey guest aku akan menceritakan cerita sex nyata yang pernah aku alami sendiri dengan pacarku tercinta. Panggil saja aku Robby, usiaku saat ini baru 24 tahun, dengan tertulisnya cerita sex nyatayang pernah aku alami ini semoga bisa menjadi fantasi sex bagi para maniak sexs. Aku adalah seorang pria single yang bekerja di sebuah perusahaan penyewaan alat berat di Jakarta.

    Berbicara masalah gaji bisa dibilang gajiku lumayan besar, perngasilanku rata-rata perbulan bisa 12-15 juta rupiah. Dari gaji yang aku kumpulkan selama bekerja 2 tahun pada akhirnya aku-pun bisa membeli sebuah mobil city car yang harganya 100 juta keatas. Sebagai seorang pria single yang mempunyai gaji yang terbilang fantastis dan memiliki sebuah mobil city car pastinya aku tidak sulit untuk mendapatkan pacar.

    Aku sering berganti-ganti pacar selam ini, yah bisa dibilang aku playboy sih. Nah disini aku akan menceritakan kisah sex yang aku alami dengan pacarku yang sebut saja namanya Arhin. Arhin ini adalah seorang gadis yang bekerja sebagai SPG kosmetik disalah satu Mall di Jakarta. Tau sendirikan SPG kosmetik, pastinya dia sangat cantik, body menarik dan mempunyai kulit tubuh yang putih mulus.

    Suatu ketika saat aku dan Arhin libur aku bermaksud untuk mengajaknya membeli TV untuk dikontrakanku, yah kebetulan Tv dikontranku sudah rusak. Ketika itu aku menjemput Arhin dirumah yang letaknya di pondok kelapa, jaktim. Aku menjemputnya sekitar jam 9 dirumahnya. Pagi itu Arhin terlihat sangat sexy sekal.

    Dia mengenakan dress ketat terusan yang panjangnya hanya 20 cm diatas lututnya dan Dressnya tanpa lengan baju. Rambutnya panjang hitam yang terurai membuat semakin sexy saja, belum lagi dress ketat itu membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas diamataku. Sungguh fresh sekali mataku, pagi-pagi seperti itu sudah dihadapkan dengan tubuh sexy pacarku.

    Payudara dan pantatnya yang sedang namun kencang juga terlihat jelas dari balik Dressnya itu. Pacarku yang berjalan berlenggak lenggok seperti model itu-pun segera menuju kemobilku yang sudah parkir di depan rumahnya,

    “ Pagi sayang, kamu hot banget sih pagi ini, ” ucapku sembari membuka pintu dari dalam mobil.
    “ Kayaknya kamu setiap hari bilang gitu deh sama aku, hhe… Aku bernampilan ginikan biar kamu terangsang sayang, hha…, ” ucapnya dengan senyuman manisnya lalu masuk kedalam mobilku.
    “ Tahu aja deh kamu sayang kalau aku selalu terangsang kalau lihat kamu,hhe… Yaudah yuk kita jalan, ” ucapku.
    “ Okey sayang, ” jawabnya.

    Saat itu-pun aku segera menginjak gas mobilku. Aku yang mengetahui jalan umum yang macet pastinya mengambil inisiatif untuk lewat jalan tol. Setelah beberapa saat aku menginjak gas mobilku akhirnya kami-pun masuk kepintu tol. Aku yang mengira tol itu tidak begitu macet ternyata sama saja macetnya, dari awal masuk pintu tol saja sudah antri lama sekali.

    Setelah kira-kira 10 menit akhirnya aku-pun sudah masuk jalan tol, jakarta, Jakarta mau jalan umum mau jalan tol tetep aja macet, huh. Kemudian aku-pun menyalakan tape mobil untuk menghilangkan kejenuhanku sembari menikmati jalan tol yang macet. Musik instrumental aku nyalakan hingga saat itu suasana di dalam mobil terasa romantic,

    “ Sayang romantis banget yah musiknya, jadi pingin peluk kamu deh sayang, ” ucap Arhin.
    “ yaudah sih peluk aja sayang, lagian kaca film mobilkukan aku kasih yang 80 persen, so kita mau ciuman , mau ML, mau apa aja juga nggk bakal ada yang ngelihat, hha…,” ucapku sembari menyetir.

    Kebetulan mobilku ini adalah mobil matic, jadi ketika macet aku tidak begitu lelah. Dengan satu kaki saja aku sudah bisa mengendalikan mobilku, hhe… pas banget sama kondisi dijakarta pokoknyalah. Sembari menyetir aku memang sudah sering berciuman dan berpelukan didalam mobil bersama Arhin. Saat itu-pun Arhin mulai memeluku dari samping,

    “ Sayang aku sayang banget deh sama kamu, emuuacchh, ” ucapnya.
    Saat itu memeluku sembari mencium bibirku,
    “ Ah sayang kamu tuh kebiasaan deh, pagi-pagi gini kamu Judah bikin aku Horny ah, Tuh lihat kontolaku udah berdiri,hihihi.., ” ucapku sembari melirik Penisku yang tegang didalam celanaku.
    “ Hahaha… mana coba aku lihat, ” ucapnya sembari mengarahkan tanganku pada penis-ku.
    Saat itu jalan tol memang macet sekali baru masuk 100 meter aja sudah macet, bahkan saat itu bisa berjalan 1 meter-pun. Sembari aku memegang setir, Arhin-pun segera mengelus dan meremas penis-ku dari luar celana,
    “ SSsshhh… enak banget sayang, terus remas kayak gitu sayang, ” ucapku.
    “ Iya sayang, daripada aku boring karena macet mendingan aku elus-elus kontol deh sayang, hha…, ” ucapnya sembari mengelus dan meremas penisku dari luar.
    “ Kamu tuh ya nakal banget sih sayang, hha… Sssshhh, ” ucapku merasakan nikmatnya remasan Arhin pada Penis-ku.

    Aku yang yakin jalan Tol akan macet berjam-jam maka aku timbulah fikiran untuk ngesex didalam mobil, yah itung-itung buwat pengalaman sex yang baru. Penis-ku yang sudah tegang maksimal rasanya sakit sekali jika tertahan didalam celanaku. Tanpa banyak bicara aku-pun segera gunakan handrem dan aku netralkan trasmisi mobilku,

    “ Sayang Kita Ml yuk, aku horny banget nih, habisnya kamu pagi-pagi udah bikin kontol aku berdiri, ” ucapku dengan wajah yang udah sangek (horny).
    “ Nggak mau ah, kamu tuh kayak nggak tempat aja, masak kita ML didalem mobil, udah gitu ini lagi dijalan tol lagi, ” ucapnya menolak.

    Mendengar tolakannya aku-pun tanpa menjawab langsung mencium bibirnya, aku tahu Arhin itu orangnya gampang Horny juga seperti aku, yah maklumlah namanya juga anak muda, hhe. Kuraih kepalanya dan aku cium bibirnya dengan penuh birahi sex. Seperti dugaanku dia pasti meladeni hasrat sex-ku. Diapun membalas ciuman-ku dengan penuh nafsu.

    Sembari berciuman Arhin-pun mulai membuka resleting dan kancing celanaku. Aku yang melihatnya agak kesulitan akhirnya membantunya untuk membukanya. Sembari masih berciuman aku-pun membuka kancing celana, resleting sekalin aku mempelortkan celanaku hingga atas lututku. Aku melakukan itu agar dia mudah ketika mengocok penisku.

    “ Sayang udah aku bukain tuh, buruan kocokin kontol aku, ” ucapku melepas ciuman kami sejenak.
    Tanpa menjawab dia-pun segera menciumku kembali, terlihat sekali saat itu dia sudah horny sekali. Disambarlah bibirku, diciumilah bibirku dengan ganasnya, sembari mengocok-ngocok penisku,
    “ Sssssshhh.. Euhhhhh…, ” lenguhku.

    Dikocoknya penisku dengan tangan lembutnya sembari kami terus berciuman. Sensasi sex yang luar biasa bercinta didalam mobil ketika jalanan macet, Ouhhh. Aku yang tidak mau tinggal diam, aku-pun segera emngarahkan tanganku pada vaginanya, mulailah aku selipkan tanganku dari balik dressnya. Akhirnya tanganku menemukan mainan juga, sebuah daging empuk yang menyembul imut.

    Mulailah aku mengelus-elus vagina Arhin yang masih terbungkus celana dalam, beberapa menit saja aku mengelus-elus vagina-nya dari balik celana dalamnya dia sudah basah,

    “ Euhhhhhhh… Enak sayang, Memek aku udah basah sayang, Ouhhh.., ” ucapnya sembari terus memaikan penisku.
    Saat itu kami-pun menghentikan ciuman kami, aku dan Arhin saling memberi rangsangan satu sama lain. Arhin menciumi telinga, leher, sembari terus mengocok penis-ku dengan gemasnya. Aku yang juga sudah Horny dari tadi, aku berikan rangsangan kepada Arhin seperti apa yang dilakukannya kepadaku. Aku mengelus-elus memeknya sembari menciumi lehernya.

    Didalam mobil city car-ku yang mempunyai kaca film 80 persen, membuat kami berbuat apa-pun didalam mobil, kami sama sekali tidak terlihat dari luar. Lagian orang juga tidak akan menyangka jika kami berbuat mesum didalam mobil, soalnya mereka pasti stress merasakan kemacetan dan hanya focus saja pada kemacetan.

    Beberapa saat kami-pun sama-sama memberikan rangsangan sex, penisku yang sudah mulai mengeluarkan lendir, menambah nikmat kocokan Arhin karena semakin licin saja ketika dikocok,

    “ Enak sayang terus sayang, Ouhhhh…, Sayang lepas celana dalam kamu dong, biar aku enak mainin memek kamu, ” ucapku dengan manja dan wajah mesum.
    “ Iya sayang, kayaknya kamu bakal perkosa aku deh ini nati,hhaaa…, ” ucapnya sembari melepas celana dalamnya.
    Setelah terlepas dimasukanlah celana dalamnya di dashboard mobilku,
    “ Sekalian BH-nya dong sayang, ntar aku susah dong kalau remas toket kamu, hhe.., ” pintaku.
    “ Iya, iya bawel, ” ucapnya lalu melepas Bh-nya dan dimasukan didalam dasbord juga.
    “ Nah gitu dong, sekarang sepongin aku bentar ya sayang, ” ucapku.
    “ Ihhhhh… banyak maunya deh, Huhhh… yaudah sini, ” ucapnya sedikit sebal namun manja.

    Dengan Birahi sex yang menggebu-gebu Arhin-pun segera meraih penisku didalam mobil saat itu. Posisi Arhin yang tadinya duduk, kemudian dia-pun menungging diatas jog, dengan menghadap padaku. Bisa dibayangkan para pemabaca ??? aku yakin pasti kalian bisa membayangkan. Lanjut kecerita. Dengan posisi-nya yang menungging itu kemudian dikulumlah penisku,

    “ Uhhhhhhhhh… Sssssss… kamu memang selalu bisa buat aku melayang sayang, kuluman kamu semakin hari semakin dahsyat saja, Ahhhhh.., ” ucapku memuji kulumanya.

    Dia yang sibuk mengkulum penisku tidak lagi menanggapi perkataanku. Memang sungguh hebat sekali Arhin dalam berhubungan sex. Dia mengkulum dengan menyedot kuat penisku, Ohhh, rasanya luar basa sekali. Penisku rasanya seperti tersedot oleh vacuum cleaner. Sesekali Arhin melepas kulumanya untuk menjilati batang penis, buah zakar bahkan selangkanganku.

    Kunikmati kuluman demi kuluman Arhin yang luar biasa itu didalam mobil. Aku yang ingin sama sama enak pada akhrnya aku memint Arhin agar mengganti posisi bercinta kami dengan posisi 69. Gila nggak tuh, bercinta didalam mobil dengan gaya sex 69 ketika macet didlam jalan tol, nanti jangan lupa di coba yah pengalaman sex kami para pembaca, hha.

    Lanjut kecerita, Arhin tanpa banyak bicara-pun mengangukan kepalanya, tanda bahwa dia setuju. Aku-pun segera merebahkan tubuhku dari tempat duduku hingga tempat duduk Arhin. Akuyang sudah Horny tidak perduli lagi dengan punggungku yang menimpa handrem mobilku, sebenarnya agak sakit tapi demi sex aku rela kesakitan.

    Aku yang sudah merebahkan tubuhku dan berada di bawah selangakan Arhin segera menyibakan Dressnya hingga keperutnya agar tidak emnggangu ketika aku menjilat dan menyedot vagina Arhin. Saat itu karena didalam mobil aku-pun maka kakiku-pun aku tekuk agar nyaman ketika bercinta. Setelah kami berada dalam posisi sex 69 kami-pun segera memulai percintaan kami.

    Mulailah kami saling mengisap dan menjilati alat kelamin kami,
    “ Ssssshhh… Eughhhh… Ouhhhh…, ” desah kami bersahut-sahutan.

    Memek Arhin semakin basah saja ketika aku menjilati memeknya. Dia mendesah, dan tubuhnya sering mengelincang. Sebaliknya aku juga seperti itu, kuluman Arhin semakinliar saja ketika aku mengimbangi hubungan sex kami dengan menjilati, sesekali menyedot itil-nya. Kami tidak perduli lagi dengan keadaan diluar mobil kami lagi.

    Entah mobil kami bergoyang atau tidak, missal-pun bergoyang-pun tidak masalah, yang penting aku bisa bercinta, hha. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya sex 69, gairah sex kami untuk segera ML-pun semakin tidak tertahan,
    “ Sayang udah yuk 69-nya aku udah pingin ML nih, Aku yang diatas yah, ” ucap Arhin penuh nafsu.
    “ Iya sayang, aku juga udah nggak kuat lagi, Ouhhhh…, ” ucapku.

    Kemudian aku dan Arhin-pun segera merubah posisi kami. Aku bangun dari rebahan lalu aku duduk diatas kursiku lagi,

    “ Oh iya sayang, ambilin kondom didalam dasbord yah, biar aman, hhe…, ” ucapku.

    Tanpa banyak bicara diambilkanlah kondom itu, karena Arhin sangat pengertian dia membuka bungkuskondon dan memakakan sekalian kondom itu. Setelah terpakai, Arhin segera berpindah duduk diatas pangkuanku. Alat kelamin kami sudah samas-sama basah jadi sat itu tidak perlu lagi memberi pelumas untuk alat kelamin kami,

    “ Sayang aku masukan yah, ”ucap Arhin.
    “ Iya sayang, tapi aku mundurkan dulu yah kursinya biar kita ML-nya nyaman, ” ucapku lalu memundurkan kursiku kebelakang.
    “ Jeglekkk… Sreeeeeeekkk… Glek…,” suara kursiku.
    Melihat posisi kami sudah salaing nyaman, Arhin-pun segera memasukan penisku didalam vagina-nya,
    “ Blesssssssssssss….., Ouhhhhhhhhhh… Sssssssssssshhh…, ” desah Arhin.

    Arhin yang sudah Horny sekali lalu segera bergoyang diatas penisku, posisi Arhin saat itu duduk diatas pangkuanku dan wajahnya menghadap pada wajahku. Kuliahat dia bergoyang dengan liarnya mengebor penisku. Penisku serasa diblender didalam memek Arhin. Luar biasa sekali pengalaman sex Arhin. Dia terus bergoyang sembari kedua tangannya berpegangan pada pundaku.

    Dia bergoyang memutar, maju mundur, dan naik turun dengan lincahnya diataspangkuanku. Memeknya benar-benar nikmat sekali. Aku yang memakai kondom saja hampir keok dibuwatnya. Aku yang pengalaman juga dalamberhubungan sex, akhirnya bisa menahan goyangan sex Arhin. Aku atur nafasku dan aku alihkan fikiranku agar aku tidak cepat klimaks.

    Beberapa saat Arhin bergoyang dengan penuh birahi sex. Mata Arhin kadang merem melek sembari terus mendesah,
    “ Ahhhh.. Ouhhhh… Ssssshhh… Ahhhh… Yeah… Eummhhhh…, ” desah Arhin tida karuan.

    Untung saja tape mobil aku besarkan volumenya, jadi saat itu suara desahan dan percintaan kami didalm mobil tidak akan terdengar dari luar, hhe. Saat itu aku Ml sembari mengawasi jalanan untuk memastikan bahwa jalantol masih macet. Karena masih macet aku-pun tenang. Arhin terus saja mengento aku tanpa henti.

    Ketika kurasakan aku tidak lama lagi akan klimaks nih, aduhhh kalah deh Gue, ucapku dalam hati. Namun tiba-tiba saja Arhin mendesah dan menghentikan goyanganya,
    “ Aghhhhhhhhhhh… Uhhhhhh… aku ngecrottt sayang… Ssssshhh.. Uhhhh…, ” ucapnya puas mendapatkan klimaksnya.
    “ Iya sayang, Ayo goyang lagi biar aku keluar…, ” ucapku penuh birahi sex.

    Saat itu Arhin bergoyang lagi dengan liarnya, dia meminta aku meremas payudaranya sembari terus bergoyang diatas tubuhku. Aku remas payudaranya, semakin liar saja dia goyanganya,

    “ Yah sayang seperti itu, terus.. aku bentar lagi keluar, ” ucapku sembari meremas payudaranya.
    Sekitar 1 menit setelah itu aku-pun akhirnya,
    “ Ahhhhhhhhh… Cruttttttttt… Crutttttttttt… Crutttttttttttt, ”
    Meledaklah spermaku didalam kondom itu,
    “ Aku keluar sayang, ahhhh… Nikmat sekali sayang,,, uhhhh…, ” ucapku.
    “ Iya sayang, ternyata mesum didalam mobil seru yah, kapan-kapan kita lakukan lagi ya sayang, ” ucapnya ketagihan.

    Bermaksud menikmati sisa-sisa orgasme tiba-tiba saja jalan mulai lancar, terdengar klakson berbunyi dibelangku dengan kerasnya,

    “ Thinnnnnnnnnnnnnn… Thinnnnnnnnnnnnnn… Thinnnnnnnnnnnnnn… , ” suara klakson berbunyi berkali-kali.
    “ Sialll… uda sana sayang kamu balik ketempat duduk kamu, hhahahaha…, ” ucapku sambil tertawa.
    “ Hahaha.. iya sayang, lagian kamu aneh-aneh sih, masak ML didalem mobil udah gitu pas dijalan Tol lagi ,,,hhha…, ” ucapnya.

    Kemudian Arhin-pun kembali ketempat duduknya dengan posisi memeknya yang masih basah dengan lendir kawinya. Aku yang terburu-buru langsung saja aku majukan kursiku lalu aku injak gas mobilku. Aku tidak sempat mencopot kondon dan menaikan celanaku lagi saat itu. Hahha lucu sekali rasanya. AKhirnya aku injak gas mobilku dengan posisi penisku yang masih terbungkus kondom.

    Arhin saat itu membersihkan vagina-nya seiring berjalanya mobilku lagi. Dibersihkanya dengan tissue lalu dia kenakan lagi BH dan Celana dalamnya. Selesai itu dia-pun melepaskan kondon dari penisku lalu dibasuhnya penisku dengan tissue basah agar bersih. Beberapa saat aku menginjak gas mobilku melihat ada jalur darurat aku-pun menepikan mobilku untuk membenahkan celanaku,

    “ Sayang lucu yah kita tadi, untung aja kita udah ngecrottt, kalau nggak kan bisa pusing kita karena nggak dapetin kepuasan sex kita yah sayang, hha.., ” ucapku.
    “ Iya ya sayang, hhhaaa… kapan-kapan kita coba sensasi sex yang lain yah, hha…., ” ucapnya ketagihan.

    Sejenak kami bercanda sembari membenahkan celanaku. Setelah itu aku-pun segera menginjak gas-ku mobilku lagiuntuk menuju ke cempaka putih untuk membeli TV.

  • Người mẫu Tang Si Qi (唐思琪)

    Người mẫu Tang Si Qi (唐思琪)


    3029 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Seks Bibir Kemaluan Yang Nikmat

    Cerita Seks Bibir Kemaluan Yang Nikmat


    1175 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Bibir Kemaluan Yang Nikmat ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks  Berpakaian sangat seksi, memberi support kepada tim sekolahku sudah menjadi hal yg biasa ya aqu adalah anggote cheerleader. Sampai pada Suatu waktu pada tengah2 pertandingan, salah satu pemain cadangan tim SMA 8 tersenyum padaqu …. dia bukannya melihat kawan2nya bermain, melainkan memandangiku terus. Ketika quarter pertama usai, dia datang menghampiriku, dan kami berkenalan … Dia memperkenalkan diri sebagai Indra. Setelah kami berkenalan, kemudian kami bercakap2 sebentar di kantin SMA. Setelah tak berapa lama … tiba2 dia berbisik di telingaqu, katanya,

    “Kamu cantik sekali deh Shinta ..” sembari matanya tertuju pada belahan dadaqu … wajahku langsung merah … terkejut dan dadaqu berdegub kencang. Tiba2 terdengar suara
    “PRITTTTTTTT….!!!” tanda bahwa quarter ke-2 akan dimulai … aqu langsung mengajaknya balik ke lapangan.
    Dalem perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas2 kosong … tiba2 dia menarik tanganku masuk ke dalem kelas 3 IPA 1 … lalu dia langsung menutup pintu … aqu langsung bertanya padanya,

    “ada apa indra … quarter ke-2 udah mau mulai nih … kamu gak taqut dicariin??”. Dia tak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi padaqu,
    “Body kamu bagus ya sekali ya Shin ..” Aaaahhhh. aqu tak bisa berbuat apa2 selain berbalik badan serta menatap matanya …. dan tersenyum padanya.

    Lalu ia membuka pakaian basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalem saja. Terlihat jelas padaqu bahwa “kemaluan”-nya sudah tegang dibaik celana dalemnya. Ia memegang tanganku dan menuntun tanganku kedalem celana dalemnya. Aqu merasakan “kemaluan”-nya yg besar dan tegang itu dan ia memintaqu untuk meremas-remas kemaluannya itu. Ia memaksaqu untuk membuka celana dalemnya, setelah aqu membuka celana dalemnya, terlihat jelas kemaluannya yg sudah ereksi …  besar juga pikirku … hampir sejengkal tanganku kira2 panjangnya.
    Baru sekali itu aqu melihat kemaluan lelaki secara langsung, biasanya aqu hanya meihat dari “Blue” film saja kalau aqu diajak nonton bersama kawan2 dekatku. Ketika aqu masih terpana melihat kemaluannya, dia melepas BH dan celana dalemku, tentu saja dgn sedikit bantuanku.

    Setelah ia menyingkirkan pakaian dalemku, bodynya yg tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu, menindih bodyku diatas meja kelas dan ia mulai menjilati puting buah dadaqu sampai aqu benar2 menggeliat keeenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, aqu baru tau bahwa inilah yg akan terjadi padaqu kalau aqu benar2 terangsang. Lalu tangannya yg kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan klitorisku sembari sesekali mencubitnya. Aqu yg benar2 terangsang tak bisa berbuat apa2 selain mendesah dan menggeliat di atas meja.

    Cukup lama ia memainkan tangannya pada kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir bagian bawah kemaluanku dgn nafsunya, tangan kanannya masih memainkan klitorisku. Tak lama aqu bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, aqu merasakan darahku naik ke ubun2 dan aqu merasakan sesuatu kenikmatan yg amat sangat nikmat, bodyku meregang dan aqu merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku itu, Indra tanpa ragu menjilati cairan yg keluar sedikit demi sedikit itu dgn nafsunya sampai hanya air liurnya sajalah yg membasahi kemaluanku itu.
    Bodyku terasa lemas sekali … lalu Indra duduk di atas pinggir meja dan memandangi wajahku yg sudah basah bermandikan keringat. Ia berkata padaqu sembari tersenyum,

    “Kamu cape banget ya Shin …” Aqu hanya tersenyum. Dia mengambil pakaian basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, aqu benar2 kagum padanya,
    “Baik banget nih lelaki” pikirku … Seperti sudah mengerti, aqu jongkok di hadapannya, lalu mulai mengelus ngelus kemaluannya, sembari sesekali menjilati dan menciuminya, aqu juga tak tau bagaimana aqu bisa bereaksi seperti itu, yg ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaqu, dan cara yg kulaqukan ini pernah kulihat dari salah satu film yg pernah kutonton. Agen Judi Hoki Banget

    Indra hanya meregankan bodynya ke belakang sembari mengeluarkan suara2 yg malah makin membuatku ingin memasukkan kemaluannya ke dalem mulutku, tak berapa lama kemudian aqu memegang pangkal kemaluannya itu dan mulai mengarahkannya masuk kedalem mulutku,

    terasa benar ujung kemaluannya itu menyentuh dinding tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk kedalem mulutku, lalu aqu mulai memainkan kemaluannya didalem mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi tanda kalau aqu sudah benar2 terangsang padanya.
    Kira2 5 menit aqu melaqukan oral sex pada Indra, tiba2 body Indra yg sudah basah dgn keringat itu mulai bergoyg goyg keras sembari ia berkata.
    “aaaaarghhh…..aqu udah gak tahan lagi nih Shin.. aqu mau keluarr…” aqu yg tak benar2 memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan kemaluannya, sampai kurasakan cairan hangat kental putih dan rada asin muncrat dari lubang kemaluan Indra, aqu langsung mengeluarkan kemaluannya itu dan seperti kesetanan, aqu malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap kemaluannya sampai cairan spermanya benar2 habis.

    Aqu duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan Indra yg tiduran di meja sembari mencoba memelankan irama nafasnya yg terengah-engah itu.
    Aqu hanya tersenyum padanya, lalu Indra bangun dan menghampiriku. Dia juga hanya tersenyum padaqu. Cukup lama kami berpandangan dgn keadaan bugil dan basah berkeringat.

    “Kamu cantik dan baik banget ya Shin” katanya tiba2 aqu hanya tertawa kecil dan mulai mencium bibirnya. Indra membalas dgn nafsu sembari memasukkan tangannya kedalem lubang kemaluanku cukup lama kami bercumbu, lalu ia berkata,
    “Shin boleh nggak aqu emm itu”
    “itu apa Ndra ??” tanyaqu.
    “Itu .. masa kamu gak tau sih ??” balasnya lagi.

    Sebelom aqu menjawab aqu merasakan kepala batang kemaluanya sudah menyentuh bibir kemaluanku cresttt creest terasa ada yg terobek dalem kemaluanku dan sedikit darah keluar kemudian indra berkata
    “shin kamu ternyata masih perawan !!!”

    aqu hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluanya masuk ke vaginaqu. digerak-gerakan perlahan batang kemaluanya yg besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan yg ada hanya ada rasa geli, enak dan nikmat ketika indra menggoygkan bodynya maju mundur pelan pelan aqu tak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan..kemudian semakin cepat saja indra memainkan jurusnya yg maju mundur sesekali menggoygnya kekiri kekanan.dan dipuntir- puntir putingku yg pink yg semakin membuatku menggelepar gelepar seperti ikan yg dilempar kedaratan.

    Keringat sudah membasahi body kita berdua aqu sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja dipergoki orang tapi aqu rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil .ahhhh ahhhh ahhh aqu mendesah dgn suara kecil karena taqut kedengarann orang lain ..kullihat tampang indra yg menutup matanya dan terenggah- engah nafasnya. cukup lama juga indra bermain dgnku memang benar kata orang kalau atlit itu kuat dalem bersenggama

    berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya lalu duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluan nya .aqu menurut saja dan pelan-pelan aqu duduk di kemaluannya . Indra memegang pinggulku dan menaik turunkan diriku .aqu merasakan belom pernah aqu merasakan kenikmatan yg seperti ini .aqu mendesah desah dan indra semakin semangat menaik turunkan diriku .lalu body indra mengejang dan berkata,

    “shin aqu mau keluarrrrrr ” sekarang malah giliranku yg semangat memacu gerakan tubuhku agar indra bisa juga mencapai klimaks nya .tapi lama indra mengeluarkan kemaluannyna dan terdengar ia mendesah panjang,
    “Ahhhhhh shin ..aqu keluar .ku liat air maninya kececeran di lantai dan sebagian ada yg ke meja .lalu kami berdua duduk lemas dgn saling berpandangan. ia berkata,
    “kamu nyesel yah shin?” aqu menggeleng sembari berkata,
    “ngak koq ndra .sekalian buat pengalaman bagiku .”

    Aqu teringat kalo orang orang di luar kelas sangat banyak yg menonton pertandingan lalu aqu buru buru mengenakan pakaianku dan menyuruh indra juga untuk memasang pakainnya .sebelom keluar iya bertanya padaqu,
    “shin kapan kita bisa ‘begituan’ lagi? Dan aqu menjawab terserah kamu ndra .tapi nanti setelah pertandingan selesai kamu tunggu aqu yah di pintu gerbang lalu nanti kita jalan jalan..” Ia tersenyum dan mengangguk lalu kami berdua keluar kelas dan sengaja berpisah ..
    Begitulah pengalamanku, tak kusadarai ternyata melaqukan hubungan seks itu sangatlah nikmat dan aqu berniat untuk merasakannya lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Ngentot Jepang Hot Wakaba Onoue

    Foto Ngentot Jepang Hot Wakaba Onoue


    1980 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat malam sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Ngentot Groupsex jepang

    Foto Ngentot Groupsex jepang


    1921 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Foto Bugil Clara Pamer Bodi Aduhai

    Foto Bugil Clara Pamer Bodi Aduhai


    7493 views

    Foto Bugil Terbaru – Foto Memek Janda Genit Lagi Gatel Pengen Colmek, Postingan ini saya dedikasikan untuk para pecinta janda muda genit yang sudah menanti-nanti galeri terbaru dari kami. Nah, hari ini kami akan menampilkan album dari seorang janda genit yang sudah sange dan pengen colmek. Mungkin karena jarang dibelai dan kontolmu tak kunjung-kunjung datang menghampirinya sehingga ia blingsatan di kamar mandi seperti ini.

  • Kisah Memek Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus ,Clara

    Kisah Memek Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus ,Clara


    1967 views

    Cerita Seks Terbaru – “tolong ke ruangan saya sebentar” sebuah pesan singkat dari dosen sekaligus pembimbing gw dulu. Dari ruang kerja kecil di sudut gedung dosen, gw beranjak ke sekretariat jurusan, menemui Bu Laras di ruangannya. “kamu, masih sibuk penelitian? Kelas banyak?” hardik bu Laras ketika gw sedang menutup pintu ruang sekre. “enggak sih bu, kenapa ya?” gw masih bingung dengan situasi ini. “saya boleh minta tolong, ambil alih kelas saya. Saya harus ke aussie” pinta beliau kemudian. ya, setahun setelah lulus gw masih mengabdi di kampus, membantu dosen penelitian dan mengajar di mata kuliah dasar. Bu Laras adalah satu dosen senior di jurusan gw, idealisme membuatnya dimusuhi jurusan. Dan gw bisa dibilang mahasiswa kesayangannya. Ia sendiri bukan hanya mengajar di kampus ini, namun juga memiliki status dosen di salah satu universitas di Adelaide.

    Pembicaraan memakan waktu hingga 3 jam, karena gw harus mengajar di fakultas sebelah, dan bukan mata kuliah dasar, melainkan mata kuliah tingkat 3 dan menjadi bahan skripsi gw dulu. Bu Laras menunjuk gw sebagai penggantinya karena beliau menganggap gw kompeten untuk mengajar ini. perkuliahan baru dimulai minggu depan. Jatah 2 kelas tambahan diberikan, membuat waktu istirahat dan penelitian gw berkurang, walau pundi keuangan bertambah. Mungkin di kampus ini gw terbilang satu dari beberapa dosen muda yang bengal (ga nurut peraturan). Mengajar dengan gaya urakan macam mahasiswa. Beliau sendiri yang pernah bilang kalo dosen dilihat dari otaknya, bukan gayanya. Nah, mata kuliah yang beliau berikan ini ada di fakultas sebelah, yang aturannya lebih ketat. Mengharuskan gw berpakaian lebih sopan (sedikit).

    Selasa, 9.30

    Gw telat di hari pertama gw masuk. Kemeja pendek dilapis blazer untuk menutupi tattoo di tangan kiri gw menjadi style andalan. Masih stereotip kalo orang bertattoo itu urakan, walau di fakultas asal, gw bisa seenaknya ngajar make lengan pendek. Pintu gw buka, gw duduk di meja dosen sambil mengeluarkan daftar kehadiran. Beberapa mahasiswi agak tercengang, melihat dosen dengan jenggot tebal, rambut sebahu dan diikat.

    “selamat siang, bu Laras ga bisa menghadiri kuliah ini karena harus penelitian, sy wapol akan menggantikan beliau” kata gw membuka kelas. Dari total 23 orang di kelas, mayoritas adalah pria, sial. Namun ada satu mahasiswi yang mencuri perhatian gw, dari daftar kehadiran gw tau namanya Clara. Duduk di baris tengah, dengan rambut sebahu yang digerai, perawakan tinggi padat. Mengenakan kemeja merah tipis dengan jeans. kulit kuning langsat cenderung putih dengan wajah khas metropolitan (muka anak gaul)

    Suasana hening perlahan cair ketika gw mulai materi. Gw bukan tipikal dosen serius karena selama kuliah gw belajar kalo dosen terlalu serius Cuma bikin setres. Mahasiswa juga menyadari kalo gw ga seseram penampakannya. Kelas ini termasuk kelas yang kooperatif. Saling lempar pertanyaan yang kadang berbalut canda.

    Minggu kedua

    Seperti biasa gw masuk dan menyampaikan materi. 15 menit berlalu dan pintu tetiba diketuk. Clara masuk dengan muka agak panik, “maaf mas telat, boleh masuk?” ya menjadi aturan kelas kalo haram hukumnya manggil gw pak. Sekilas gw melihat jam tangan, telatnya belum terlalu jauh mengingat kelas memiliki durasi 3 jam, jadi gw persilahkan dia masuk tapi duduk di row paling depan. Clara duduk tepat berseberangan dengan gw.

    1 jam berlalu, materi hampir selesai, gw memberikan beberapa soal latihan untuk dikerjakan, kemudian duduk kembali di meja dosen. Saat itu Clara menggunakan kemeja biru muda berbahan semacam satin yang cukup menerawang, ditambah keringat yang masih bercucuran dan membuat kemejanya sedikit basah. Sambil sesekali menjawab pertanyaan dari mahasiswa lain, gw mencuri pandang ke arah Clara. Gw baru menyadari di balik kemejanya ia hanya mengenakan bra, ketika ia menoleh ke belakang dan terpampang jelas garis bra dari balik kemejanya.

    15 menit berselang, ia tetiba membuka kancing paling atas kemejanya dan mengipas-kipaskan kerah kemejanya. “panas banget ih” gerutunya. Gw berusaha mencuri pandang ke balik kemejanya. Belahan dada yang sekilas terlihat, mencilat di karena keringat yang masih membasahi tubuhnya. Berharap kelas lebih lama berlangsung agar gw lebih lama memperhatikan tubuh Clara.

    Kelas ini agak unik, walau setelah jam selesai, banyak yang belum membubarkan diri. Dan pada akhrinya gw mulai menyatu. Di kelas profesional, di luar kelas ngerokok bareng. Rian, salah satu mahasiswa bilang sangat jarang dosen di fakultas ini ga ngasih jark ke mahasiswanya ampe mau ngerokok bareng. Menurut gw sih yang penting di kelas profesional, di luar kita teman.

    Minggu ke-5

    Minggu ini presentasi beberapa kelompok. Clara menggunakan kaos putih berbalut kardigan biru tua. Sambil menunggu kelompoknya maju, ia duduk di baris depan. Setelah gw suruh ia duduk di baris depan, ia cenderung memilih baris depan bersama dua temannya. Kaos yang ia pakai memiliki belahan rendah dan cukup menerawang. Samar terlihat bra berwarna hitam dari balik kaosnya. Ukuran font presentasi yang kecil membuat clara harus memicingkan matanya dan sedikit condong ke depan. Gw yang duduk di meja depan mendapat suguhan belahan dada yang cukup terlihat dari balik kaosnya yang memang kendor. Satu momen ketika ia bertanya dan kardigannya agak turun, gw baru menyadari bahwa bukan kaos yang ia pakai, tapi tanktop dengan belahan samping yang lebih rendah dari belahan depannya. Membuat bra hitamnya terlihat jelas. Ditambah gumpalan dada yang mencuat seperti bra tidak mampu menahannya.

    Clara seperti sadar kalo gw lihat, tapi gw Sengaja ga mengalihkan pandangan gw dan tetap memandang belahan dadanya. Ia sedikit melihat ke bawah, ke arah dadanya dan sadar kalo agak sedikit terbuka, namun bukannya menarik ke atas tanktopnya, ia malah membiarkannya dan berlaga seperti ga ada yang terjadi. Untuk beberapa menit sampai presentasi selesai gw bebas untuk terus melihat dadanya. Satu momen ia bahkan sengaja menekan dadanya ke tengah dengan merapatkan kedua tangannya.

    “iya kan mas?… mas?” pertanyaan dari seorang mahasiswa yang lagi presentasi seperti membangunkan gw. “ah, iya kurang lebih seperti itu” jawab gw sekenanya sambil melihat ppt dan mencoba mengikut apa yang sedang dipertanyakan. Sekilas gw melihat ke arah Clara, iya tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangannya. “jadi, dia sengaja?” pikir gw.

    Minggu ke 7

    Seminggu sebelum UTS, hubungan gw dan kelas ini semakin dekat. Beberapa anak ada yang menghubungi gw, mulai dari nanya materi, sampai nanya mata kuliah lain. Hari ini, seperti berbeda, Clara menggunakan rok sepan pendek hitam, dengan kemeja merah (berbeda dengan beberapa minggu lalu), dan blazer. “mau lamaran kerja?” canda gw ke Clara. Gw sadari beberapa anak juga berpakaian lebih rapi dari biasanya. “ada presentasi buat UTS mas abis ini, harus rapi” jawab Clara. Make sense.

    Seperti biasa, Clara duduk di row depan, berhadapan dengan meja gw. berhubung ini hampir materi terakhir sebelum UTS, gw merekap beberapa materi yang gw ajarkan. Posisi Clara yang berada di pojok, membuatnya harus duduk agak menyamping agar melihat papan tulis. Awalnya biasa, namun tetiba Clara melebarkan kakinya. gw masih berpikir positif bahwa itu hanya kebiasaan duduknya. Namun beberpa lama ia tidak merubah posissinya. Gw yang berdiri di sisi papan tulis yang dekat meja gw, menjadi dekat dengan Clara. Penasaran gw ngetes apa Clara benar-benar pamer buat gw, gw menulis lagi beberapa poin materi. Ketika membalikan badan seperti ingin menjelaskan, dengan sengaja gw menjatuhkan spidol gw. gw kemudian jongkok mengambil spidol sambil melihat ke arah Clara, lebih tepatnya ke arah roknya. Keadaan ini harusnya Clara segera merapatkan kakinya, tapi ia tetap membuka lebar kakinya sehingga gw melihat bagian dalam paha mulusnya. Kalo gw lebih jongkok atau melihat lebih lama harusnya gw bisa melihat celana dalamnya, tapi suasana ga memungkinkan.Sambil menjelaskan mata gw memandang seluruh mahasiswa, dan sampai akhirnya melihat Clara. Ia tersenyum sebentar, senyuman penuh kode, kemudian baru merapatkan kakinya. apa artinya ini? Kelas selesai dengan kepala gw penuh pertanyaan apa maksud Clara. tapi gw gak berusaha untuk memikirkannya terlalu dalam, mungkin ia Cuma menggoda.

    Siang menuju sore itu gw kembali ke sekre untuk mengambil beberapa data. Daripada mengerjakan di kantin atau di kosan, gw lebih milih ngerjain di kantin sebelah. Sekitar jam 5 tetiba ada yang dateng nyapa gw “mas, ngapain?” Clara tetiba duduk di samping gw, dengan dua orang temannya. “ah ini, nugas” jawab gw sekenanya. Ia memperhatikan laptop dan setumpuk kertas di samping gw, “banyak ya?” tanyanya penasaran. “yah lumayan, namanya juga kerja” jawab gw sambil menghisap rokok gw kembali. Gw menutup laptop dan merapikan dokumen yang menumpuk. Kerjaan ini bisa nanti lagi, toh deadline masih jauh. “yaah kok dimatiin? Ganggu ya mas?” tanya Clara, “enggak kok, emang udah selesai” jawab gw. Clara kemudian mengajak gw ngobrol, mulai dari hal-hal sepele, sampai ke materi kuliah. Setengah jam berlalu, langit mulai gelap. Pembicaraan lagi menyenangkan, Clara menanyakan banyak hal tentang gw, dan tentang bu Laras. Ia penasaran seperti apa bu Laras, karena beliau terkenal di fakultasnya sebagai dosen yang menyeramkan.

    “Clar, balik yuk” bisik temannya namun cukup keras sampai gw denger. “lo duluan dah, gw ntar aja” tolak Clara halus. Temannya pergi, Clara mulai menanyakan gw lagi. Gw gabisa kabur dari matanya, dan setiap ia tersenyum mata gw seperti ditarik paksa untuk terus melihatnya. Dan akhirnya langit berubah gelap. “laper ga? Makan yuk” tanya gw yang mulai berasa laper. “mau siih… tapi boseen mas di sini mulu” jawab Clara dengan muka manja. “ah saya 6 tahun di sebelah ga ada bosennya”. Pernyataan ini memicu rasa penasaran Clara, “kok ga bosen? Bukannya kantinnya gitu-gitu aja ya?” tanya dia kemudian, “suasananya enak, jawab gw”. ia memutar matanya, agak bingung mungkin. “mau nyoba makan di sana?” tawar gw kemudian. “boleh boleh, yuuk!” Clara bersemangat sambil menarik tangan gw. kemudian ia sadar, melepaskan tangan gw, agak tertunduk malu, “eh, maaf mas”. Gw mengenakan tas gw, dan memegang jemari Clara, “yuk, santai aja kali”. Clara menyambut dengan menggenggam tangan gw.

    Ga lama emang kami bergandengan, gw langsung melepas tangannya karena takut dengan regulasi kampus dan masalah profesionalitas. 10 menit berjalan akhirnya kami sampai ke kantin fakultas gw. suasana masih sama, banyak anak yang main gitar sambil nyanyi ga jelas. Kami duduk di pojok, agak jauh dari keramaian. Sambil mengunyah makanan masing-masing, Clara nampak bersenandung mengikuti lagu. “enak ya ampe malem masih rame, pantes betah” celetuknya di tengah makan. “ya gtulah makanya betah”. Kami selesai makan dan melanjutkan obrolan. “mas, kenapa make blazer terus dah?” tanya Clara tetiba. Sebenarnya gw males buka-bukaan, tapi yaudalah. Gw ga menjawab tapi malah membuka blazer gw. “ini kan ngelanggar aturan” jawab gw kemudian sambil menunjukan tattoo di pergelangan tangan kiri gw. “cool!” Clara nampak antusias sambil memegangi kedua tangan gw. “arti gambarnya apa mas?” tanya Clara yang gw jawab dengan arti tattoo pohon yggdrasil di tangan kiri gw. ia masih antusias dan menanyakan tentang tattoo, ia juga menceritakan beberapa temannya yag memiliki tattoo.

    Perbincangan kami makin seru. Dan tetiba, “panas ya” seru Clara kemudian sambil mengibas-kibaskan blazernya. “buka aja sih, ya panas lah, kantin” jawab gw sekenanya. Awalnya Clara nampak menolak, ia sedikit berpikir kemudian membuka blazernya, ternyata kemeja yang dipakainya adalah kemeja tanpa lengan. Lengan putih mulus dan siluet bagian samping dadanya yang bulat membusung terlihat jelas. Mata gw gabisa lepas dari dua bukit yang menjulang dan terlihat jelas. Ga terasa waktu menunjukan jam 9. Clara mengajak gw pulang. Gw menawari dia untuk diantar pulang.

    Gantian ia bangkit, menjulurkan tangannya, “yuk” ajak Clara sambil tersenyum. Gw bangkit dan meraih tangannya. Berbeda dari gw tadi, ia tidak melepaskan pegangan tangannya. Kami berjalan bergandengan hingga sampai ke parkiran dosen. sebenarnya,dari kata-kata Clara, jarak kosannya dari kampus Cuma sebatas tembok kampus, tapi harus muter karena make mobil. Di jalan tetiba Clara merangkul tangan kiri gw yang emang steady di tuas gigi, “dingin banget sih mas mobilnya” kata Clara manja. Gw bisa merasakan dadanya menempel di lengan gw, tepat di atas sikut. “ya mau gimana, malem, buka jendela aja?” tanya gw kemudian dijawab dengan gelengan manja Clara. sepintas gw rasakan bra yang ia gunakan bukan tipe bra yang bergabus tebal, jadi bisa terasa empuk-empuk dadanya. Sengaja gw naik turunin gigi, biar lengan gw bergerak menyenggol-nyenggol dada Clara. gw berpikir awalnya ga sengaja ia menyentuhkan dadanya, tapi beberapa senggolan hingga yang sengaja gw bergerak buat nyenggol, Clara ga mengubah posisinya. 15 menit dan kami sampai di depan kosan Clara yang ternyata Cuma berjarak 4 rumah dari kosan gw. Malam itu gw kepikiran, sebenarnya kenapa Clara? apa dia suka ama gw? atau ini kisah lain mahasiswa menjilat dosen demi nilai? Entahlah.

    Kamis malam, 2 hari setelahnya

    Sekitar jam 10 malam di kosan, gw baru menyelesaikan beberapa input data, dan bersiap streaming anime. Tetiba hape gw berbunyi, telpon dari Clara ternyata. “mas, maaf mengganggu, lagi di kosan ga?” tanyanya dengan suara yang agak bergetar seperti habis nangis. “iya di kosan ni, kenapa ya?” balas gw agak bingung. “Clara boleh ke sana ga? Plis banget mas plis, nanti Clara jelasin” gw gak tega dengan suara bergetarnya, pun karena kosan gw bebas campur jadi ga masalah. Akhirnya gw iyain permintaan dia. Bakar rokok sebatang dan gw turun (kamar gw di lantai 3). Baru gw sampai pagar, terlihat sesosok gadis berjalan cukup cepat. Menggunakan Celana pendek kain sepaha, kaos bali gombrong, dan jaket yang ga diresleting, dengan tas ransel di punggungnya. Clara berjalan tergopoh, gw langsung mengajaknya masuk ke kamar gw.

    “laptop Clara tetiba mati mas, ga mau nyala lagi, padahal ada UTS dikumpulin besok pagi, boleh pinjem laptop mas ga? Plis, Clara kerjainnya di sini deh” begitu masuk kamar, Clara langsung menjelaskan maksudnya. Gw langsung mempersilahkannya make laptop gw. perlu dijelaskan, kosan gw emang agak gede, kasur single di pojok, laptop gw taro di lantai, nyangkut ke speaker luar karena speaker laptop udah mati, dan Cuma dengan kipas laptop sebagai alasnya, praktis kalo mau ngerjain sesuatu ya tiduran, atau dipangku laptopnya.

    “emang warnet seberang kosan mu penuh?” tanya gw membuka perbincangan saat Clara sibuk ngeluarin buku catetannya. “ga ada aplikasi statistik mas, Clara panik banget. Pinjem ya” balas Clara dengan nada masih panik. Awalnya Clara mengerjakan dengan memangku laptop, karena emang gw larang untuk narik ke manapun, lagi nyetel lagu. Ia nampak sedikit kesulitan mencocokan data di catatannya dengan yang dimasukan ke laptop, jdi gw ambil inisiatif ngebantu. Gw langsung pasang mode kerja, tengkurep menghadap layar.

    “mas, agak panas ya?” tanya Clara tetiba sambil mengibas-kibaskan jaketnya. “yah emang kosanmu ada AC-nya, di sini mah makenya kipas” jawab gw seadanya. “boleh Clara lepas jaket?” ia meminta izin kemudian, gw hanya menjawab anggukan. Clara menaruh laptop di lantai, bangkit dan melepas jaketnya. Lengan putih itu nampak lagi. Baju yang ia kenakan ternyata hampir tanpa lengan. Clara kemudian malah tengkurap di samping gw, “pegel mas lehernya nunduk mlu, sambil tiduran gapapa ya?” tanyanya yang seperti ga butuh jawaban gw.

    Gw seperti mendengar beberapa kali samberan petir, yang kemudian disertai guyuran hujan yang cukup deras. Tapi keseriusan kami ga terganggu karena deadline semakin dekat. Jam setengah 12, akhirnya Clara selesai mengerjakan UTSnya dan mengirimkannya ke email dosen. “yah ujan mas?” tanyanya baru sadar kalo udah setengah jam lebih hujan deras. “kamu kemana aja? Fokus banget” jawab gw sambil noyor kepalanya. “yaah gimana dong, punya payung mas?” tanyanya agak cemas. “gapunya, lagian kosan kamu kan deket, ujan-ujanan dikit gapapa” jawab gw sekenanya. “Clara sih gapapa, datanya basah gimana, masih buat uas ini” serunya sambil menunjuk setumpukan kertas yang daritadi kami pelototin angka-angka di dalamnya. “yaudah tunggu reda aja dulu, ngapain kek” jawab gw sambil bangkit duduk. Clara masih asyik tengkurap. Tekanan dari badannya membuat dadanya mencuat ke samping tertahan bra, bokongnya membusung berani, bulat dan seperti minta dicubit. Dalam hati uda muncul pikiran selama ini Clara memamerkan badannya, boleh gw jamah nih. Tapi gw buang jauh-jauh pikiran itu,gw Cuma dosen pengganti, kalo sampe Clara ngadu ke bu Laras selesai semua karir nama baik gw.

    “mas punya film ga? Nonton aja yuk” tanyanya tetiba. “film apa? bokep?” tanya gw mencoba mancing. “yee jangan, kalo itu entar Clara ga pulang”. Jawaban itu aneh, apa itu berarti kalo gw buat dia terangsang dia rela gw tiduri? Ah setan makin merasuk. “tadi lagi mau nonton anime sih, tuh liat aja di tab” jawab gw kemudian. “wah mas ngikutin ini juga? Ih episode baru uda keluar ya? Mau dong mau dong” jawab Clara antusias ketika melihat tab anime yang lagi gw streaming. Akhirnya kami tonton lah itu film. “mas kok duduk? Clara tiduran aja gapapa kan?” tanyanya tetiba di setelah memulai film. “pegel, sakit keteken gaenak” jawaban gw masih terus memancing. Pikiran gw udah mulai kotor terus ngeliat bokong dan dada yang terjepit itu. “hah sakit? Ooh dedeknya yaa… ahahaha” Clara seperti paham dan malah bercanda. Kenapa pancingan gw terus-terusan disambut, hmmm. “iya lah, gede sih jadi ketindihan kan sakit,hahaha” jawab gw terus memancing. “hmmm sombongnya, segede apa sih?” tanya Clara nantang. Gw udah mulai frontal dan menjurus. “gede deh, masuk mulut kamu mah ga muat” jawab gw sekaligus menantang. “dih, iya deh, mulut Clara yang kecil mas itu sih” jawabannya ternyata ga seperti yang gw harapkan. Gw kira dia bakal nantangin. Gw patah akal, gw kembali nanya ke Clara, “kamu sendiri tengkurep gitu ga sesek?” gw nanya sekaligus tangan gw nunjuk ke arah dadanya. “hah?ini? engga sih, ga sesek Cuma ngganjel ajah” kata Clara sambil tangannya memegang dada bagian sampingnya.

    Clara kemudian bangkit, duduk di sebelah kanan gw. katanya sesek lama-lama tiduran. Ya okelah, kami kemudian mulai menonton episode baru anime tersebut. Baru berlalu 15 menit tetiba petir menyambar keras, dan listrik langsung padam. “hiyaaaah gelap mas” sontak Clara tetiba. “trafo kesamber petir kali” jawab gw santai. “mas kok suaranya ilang juga? Speaker laptopnya kemana?” tanya Clara yang menyadari film yang kami tonton tetiba mute. “rusak speakernya, makanya make speaker luar” jawab gw. “oh” Clara menjawab seperti kehabisan stok pertanyaan. Ruang gelap gulita, cahaya Cuma dari layar laptop. Kami berdua diam menyisakan berisik guyuran hujan menghujam talang air dan atap mobil.

    Gw memandang Clara, ya hanya wajahnya yang terlihat jelas disinari layar laptop. Clara seperti sadar pandangan gw ga bergerak dari wajahnya, “kenapa mas? Liatin aja” tanyanya. “cakep juga kamu ya” jawab gw sambil memandang lurus matanya. “dih kemana aja sebulan lebih tiap selasa ngeliat?” candanya sambil sedikit tertawa. “selama ini ada pengalih terus kan, sekarang Cuma kamu yang keliatan, ternyata cantik” jawaban gw bernada serius, meredakan tawa kecil Clara. ia juga memandang lurus mata gw. perlahan tangan gw merangkul Clara, tak ada perlawanan.

    Kami berdua diam saling berpandangan. Tangan gw naik hingga ke belakang kepalanya, sedikit membelai rambutnya dan perlahan menarik kepalanya mendekati gw. sementara tangan kiri gw perlahan menutup layar laptop. Cahaya semakin meredup karena mengarah makin ke bawah, temaram gw bisa melihat mata Clara perlahan tertutup ketika kepalanya semakin mendekati kepala gw. tak ada perlawanan sama sekali. Dan layar laptop sudah sepenuhnya tertutup, ruangan ini gelap gulita tepat ketika bibir gw menyentuh bibir Clara. tarikan napas cukup panjang sayup terdengar di antara guyuran hujan ketika bibir kami bersentuhan. Tak ada penolakan, gw mulai melumat bibir Clara. bibir mungil tersebut sedikit terbuka, memberi ruang untuk lidah gw bergerilya masuk, yang langsung disambut oleh lidahnya yang seperti sudah tidak sabar.

    Di tengah silat lidah ini, tangan Clara perlahan merangkul gw. tangan kanan gw masih menahan kepalanya untuk ga berhenti berciuman. Napasnya terdengar makin cepat. Tangan kiri gw yang sudah bebas tugas perlahan membelai perutnya, sangat perlahan naik hingga bagian bawah dadanya. Mencari lampu hijau, gw colek-colek sedikit dadanya. Bukan penolakan yang gw dapat, tapi tarikan napas cepat ketika gw menyentuh dadanya. Ini pertanda yang gw cari. Jemari gw langsung terbuka lebar, gw angkat sedikit dan langsung meremas dada kanan Clara. “mmmmhhhhhh” Clara melenguh di tengah ciuman kami yang semakin intim. Gw menyedot paksa lidah Clara masuk ke rongga mulut gw.

    “ngghh nghhh nghhh” Clara mendesah teratur ketika gw meremas dadanya dari luar kaos. Tangan kiri gw berhenti meremas dada Clara dan mulai bergerilya ke balik kaos. Perlahan gw sentuh perutnya, terus naik ke atas. Niat gw mau masuk langsung ke balik bra, ternyata sempit banget, sangat sulit untuk dijamah. Clara tetiba sedikit mendorong gw, hingga melepaskan ciuman kami. “susah ya?” tanyanya sambil sekelebat gw melihat tangannya mengarah ke punggungnya. Ia kemudian menurunkan tali bra dari lengannya. setelah melepaskan kedua sisi tali bra dari tangannya, Clara langsung merangkul gw dan melumat liar bibir gw. tangan kanan gw merangkul punggung Clara, dan tangan kiri gw kembali bergerilya masuk ke balik kaosnya. Ketika gw mendapati bra Clara sudah turun, langsung gw tarik keluar dan gw lempar sembarangan. Tangan kiri gw langsung bergerilya masuk kembali dan meremas dadanya. “aaaaahhhhhh” seketika Clara melepas ciumannya untuk melenguh panjang. Kemudian ia kembali melumat bibir gw, lidahnya liar menari di dalam mulut gw ketika tangan kiri gw bermain di dadanya, meremasnya hingga mencubit putingnya. Clara merangkul gw erat, membuat tangan kiri gw terjepit di antara dadanya, gabisa berbuat apa-apa kecuali meremasi kedua dadanya. Sementara mulut kami terkunci dalam satu ciuman yang kian memanas.

    Perlahan gw melepaskan ciuman kami, kepala gw turun. Clara melepaskan rangkulannya. Kedua tangan gw meremas dada Clara sambil menampik kaosnya ke atas. Kepala gw perlahan mengarah ke dada kirinya. Clara nampak paham, ia langsung menaikan kaosnya melewati kepalanya dan membuangnya entah kemana. Gw gigit kecil puting kirinya sambil gw remas dada kanannya. Bergantian perlakuan ini ke dua dadanya sambil sesekali gw isap putingnya kuat-kuat. “aahhh maaaas, enak banget siih…aaaaahh” Clara melenguh, meracau sejadinya ketika putingnya gw isap kuat-kuat. Di tengah permainan ini, tetiba listrik kembali menyala. Mata gw seperti kena blitz, terang sesaat baru kemudian jelas gw lihat puting pink yang sudah mencuat dari dada putih bulat membusung. Gw kemudian menyelesaikan permainan, hendak melihat ekspresi Clara.

    Clara nampak agak malu, mungkin listrik yang menyala seperti menyadarkan dia sesaat, namun libidonya sudah sangat tinggi, wajahnya sayu. “kenapa mas?” hardik Clara ketika gw melihat wajah cantiknya dalam suasana terang benderang. Semua terlihat jelas, bra putih dan kaosnya yang bergeletakan juga kembali terlihat. “ga Cuma mukanya cantik, dadanya juga bagus banget sih kamu” puji gw. Clara sedikit tersipu, “ah bisa aja mas”. Beberapa detik kami kembali saling diam, agak kikuk harus melanjutkan permainan atau bagaimana. Hingga tetiba tangan Clara mengarah ke selangkangan gw, dan langsung mengusap-usap penis gw dari luar celana. “mana yang katanya ga muat di mulut, Clara mau coba dong” goda Clara sambil tangannya mengusap-usap penis gw. matanya sangat sayu, ia kemudian juga menggigit bibir bawahnya setelah bicara. Libidonya jelas sudah sangat tinggi.

    Gw langsung melempar badan gw telentang di lantai, memberi kebebasan pada Clara untuk ngapa-ngapain gw. ia kemudian duduk di samping gw, tangannya mengelus-elus penis gw dari luar celana. Ia kemudian menurunkan sedikit celana dan cd gw, membut kepala penis gw muncul dan batang penis terjepit celana. Kemudian menjilati perlahan kepala penis gw. sesekali Clara ngeliat gw sambil tersenyum menggoda. Seperti puas ngebuat gw kentang, baru ia kemudian menurunkan celana gw, dan melemparkannya sembarangan. Ia juga menaikan sedikit baju gw biar ga menghalangi penis. Penis gw tegak berdiri, dan Clara agak terbelalak. “gede ya, muat ga nih” entah ini ekspresi kaget asli atau semacam lip service. Ia kemudian beranjak duduk di antara paha gw.

    Tangannya mengocok pelan penis gw sambil perlahan Clara mendekatkan wajahnya. Kembali ia menjilati kepala penis gw. baru kemudian mulutnya terbuka lebar dan perlahan memasukan penis gw ke mulutnya sambil tangannya tetap mengocok pelan batang penis gw. Clara mengulum perlahan, kepalanya naik turun. Ketika kulumannya kian dalam, tangannya beranjak turun dan mengaduk-aduk kedua biji gw. 3 menit berlalu, kepalanya makin cepat bergerak naik turun. Tangannya bertopang di panggul gw. penis gw berasa hangat walau sesekali terantuk gigi. sekeras apapun Clara berusaha, kapasitas mulutnya hanya sampai ¾ penis gw. “phuaaaahh, susaaah” seru Clara sambil melepaskan kulumannya. gw tersenyum ngocol, “ga muat kan”. Clara nampak sedikit cemberut, merasa dirinya gagal menerima tantangan. Rautnya tetiba berubah tersenyum, “Clara tau caranya, pasti muat ampe ujung”. “gimana?” tanya gw sekaligus nantang. “mas tutup mata dulu, rahasia ini, pokoknya ampe ujung” pinta Clara sambil menaikan kaos gw. tepat ketika leher kaos melewati hidung ia berhenti. Membuat mata gw ketutup dan kedua tangan gw mengarah ke atas. “janji gaboleh liat, pokoknya Clara marah kalo mas liat” rajuknya. “iya, coba mana trik rahasianya” tantang gw. emang mata gw ketutup sama sekali, gw gabisa ngeliat apa-apa seperti saat gelap tadi. Gw bisa ngerasain tangan Clara mengocok perlahan penis gw. kemudian melepasnya. Kok gw jadi ga diapa-apain gini? “Clara mana triknya?” tanya gw sambil memastikan Clara ga pergi. “sebentar mas” jawab Clara sambil gw rasakan tangannya kembali mengocok penis gw tapi dengan posisi yang aneh. Gw merasakan genggamannya aneh.

    tetiba bleeesss…”hhhhaaaaahhhh”Clara melenguh kencang bersamaan dengan gw merasakan penis gw masuk ke sebuah goa yang sangat sempit, hangat, berlendir dan berdenyut di seluruh sisinya. Gw langsung menaikan kaos gw dan membuangnya, sedikit bangkit dan gw lihat Clara berjongkok menghadap gw, telanjang bulat tanpa apapun menutupinya lagi. nampak vagina berwarna coklat muda yang dipenuhi bulu-bulu halus. Penis gw sepenuhnya tertanam ke dalam vagina Clara. ia kemudian tersenyum puas dengan wajah yang sudah sangat sange. “muat kan mas ampe ujung” katanya sambil perlahan bergoyang naik turun. “iya muat ampe ujung, tapi curang, itu bibir bawah, bukan bibir atas” gw masih berusaha bicara di tengah kenikmatan luar biasa ini. “sshhh…ahhh… gapapahhhh…lebih enak juga kan, ahhhh” Clara berusaha menggoda gw sambil bergoyang naik turun. “ahhh, iya enaak” gw udah gabisa nahan lagi, dinding vagina Clara terus menekan penis gw, membuat sensasi yang sangat nikmat.

    Setiap kali Clara bergerak turun, gw hentakkan bokong gw ke atas, menjadikan gerakan gw dan Clara saling berlawanan. Setiap hentakkan yang terjadi Clara selalu melenguh kencang. “aaahh…uuhhh… mhhh…enaak maaas”. Kedua tangan gw juga meremas dada Clara yang berguncang liar, sambil sesekali mencubit putingnya. 10 menit berlalu, “ahh maasss keluaaar” Clara melenguh kencang, dan satu hentakkan keras terakhir membuat tubuhnya membusung dan bergetar. penis gw berasa dimandikan oleh cairah hangat yang mengguyur di dalam vagina Clara. Clara langsung tumbang ke depan, gw menahannya dan langsung memeluknya. “enaak banget mas…enak banget” bisik Clara. gw peluk dia dan membalik posisi, ia kini di bawah. Kakinya gw topang di bahu gw. perlahan gw pompa Clara. “ahh iya mas teruss…ahhh” Clara meracau sejadinya ketika gw mempercepat gerakan gw. bermain di rpm tinggi membuat Clara meracau semakin aneh, “ahhh teruss… fuck..yess..ahhh…” lengkingan, racauan, dan lenguhan menyatu dengan napas yang kian cepat dan hujan yang masih deras.

    Sekitar 10 menit sampai gw merasakan gw hampir keluar. “ahhh mas mau keluar lagi” Clara bersiap untuk orgasme keduanya, pun gw merasakan udah di ujung. Kaki Clara tetiba turun dan menyilangkannya di punggung gw, mengunci posisi gw sekarang. “terus maas Clara mau keluaar” Clara meracau makin liar ampe gw harus nyium dia untuk menutup mulutnya. Kakinya mengunci di punggung gw, tangannya mengikat leher gw untuk ga melepaskan ciuman, dan tubuhnya bergetar hebat. Gw merasakan penis gw seperti dipijat, seluruh dinding vaginanya berdenyut, membuat vaginanya makin sempit dan memberi pijatan hebat ke seluruh penis gw. “sssshhhaaaaaahhhh”Clara mendesah lemas disertai dengan guyuran cairan hangat. Dan gw mencapai ujungnya, “ra, mau keluaar” gw memperlambat gerakan gw, bersiap mencabut penis gw. tapi kaki Clara mengikat gw makin kuat, bokongnya bergoyang seperti minta untuk gw pompa lebih cepat. Tangannya mengunci di tengkuk gw. ia melepaskan ciumannya, berbisik di telinga kiri gw “ga mau,ahhh… ga boleeeh,ahh… entot teruus…jangan dilepas…ahhh” gw hilang akal, gw pompa Clara secepat dan sekeras yang gw bisa. “aaahhhh iyaaaahhhh…teruuus” Clara kian meracau. Gw gabisa nahan muatan penis gw lagi. Satu hentakan terakhir penis gw masuk sedalam mungkin ke vagina Clara, dan langsung memuntahkan lava putih hangat di liang rahim Clara. tubuh gw bergidik, 7 semprotan bersarang dalam vaginanya. “aaaaaahhhh enaaaaak” Clara mendesah dan meracau ketika ia gw rangkul erat sambil penis gw memuntahkan seluruh muatannya.

    Setelah yakin semua muatannya keluar,Clara baru melepas seluruh kunciannya dan baru gw cabut penis gw. gw duduk di antara paha Clara, melihat lava putih perlahan meleleh keluar bercampur cairan hangat dari vagina yang menganga. Tangan Clara menengadah ke atas minta gw memeluknya. Gw tidur di sampingnya dan memeluk Clara erat. Kami kembali berciuman sebentar. “enak banget mas, sumpah demi apapun enak” puji Clara. gw hanya menjawab dengan senyuman. Beberapa menit mengisi tenaga, Clara kemudian bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan vaginanya. gw pindah tiduran di kasur. Pikiran gw baru agak jernih, inget kalo gw buang muatan di dalam. Deg-degan juga sih. Clara keluar dari kamar mandi, gw masih ga berani bilang apa-apa. ia kemudian duduk di bibir ranjang. Melihat gw dengan mata penuh kepuasan, kemudian pandangannya perlahan turun ke penis gw yang sudah menyusut. Ia kemudian membelai penis gw. “ntar kalo udah gede, ngentot lagi ya… Clara ketagihan” goda Clara. “itu, peju, gapapa?” gw panik sampe gabisa ngomong kalimat lengkap. Clara tersenyum, “kondom itu proteksi lemah, sering sobek, kalo KB 99% aman”. Dan gw bisa napas lega atas jawaban itu, pantas Clara pede banget untuk gw keluar di dalam.

    Hujan masih mengguyur deras, dan waktu sudah menunjukan tengah malam. Clara merebahkan dirinya di samping gw, di kasur yang sempit ini sehingga kami harus tidur miring agar muat. Clara tiduran membelakangi gw. “mas, Clara boleh nginep aja ga? Udah tengah malem” ujarnya tetiba. Gw merangkul perutnya sambil membalas, “baru mau minta kamu nginep aja daripada tengah malem pulang, hahaha”. Clara tetiba membalikan tubuhnya sehingga tidur miring menghadap gw. “iya mas boleh? Asyik” serunya kemudian mengecup bibir gw, lalu tersenyum manja. Tangan gw beranjak naik dan mengusap rambutnya. Gw kemudian tidur telentang, tangan kiri gw menjadi bantal Clara, ia tidur sambil memeluk gw. tangan kiri gw mengusap-usap rambutnya. Malam kian larut, kami tidur tanpa mengenakan apapun yang menutupi tubuh kami. ga butuh waktu lama hingga Clara terlelap, mungkin ia sudah kelelahan.

    Pagi menjelang, gw bangun dan melihat jam, baru jam 6. Clara sudah tidur berubah posisi, miring membelakangi gw. perlahan gw rangkul perutnya, berbisik di telinganya. “Clara, udah pagi, bangun”. Ia masih pulas tertidur. Beberapa kali gw membangunkannya dan tidak ada respon. Perlahan gw berbisik, kemudin iseng gw mengendus di lehernya. Clara bergidik namun masih pulas. Tangan kanan gw naik perlahan dari perutnya, menuju dadanya yang tumpah ruah. Gw elus perlahan, masih ga ada respon. Gw kemudian cubit pelan putingnya. “mmhh…” Clara bergidik sambil sedikit mendesah. Beberapa kali gw cubit perlahan putingnya, kemudian gw remas pelan dadanya, kiri kanan bergantian. “mhhh, aaahhhh” Clara mendesah sambil masih terlelap, jadi seperti mengigau. Gw mainkan kedua putingnya, sambil gw jilati lehernya. Clara semakin mendesah, namun belum ada tanda ia bangun. Tangan gw turun dari dadanya menuju bokongnya. Gw cubit bokongnya, dan ia masih juga belum bangun. Kemudian tangan gw turun sedikit ke selangkangannya, gw elus vagina yang mengintip di antara kedua belah bokongnya. “ahhhh…ahhh” Clara mendesah, bokongnya bergoyang mengikuti pola elusan jari gw di bibir vaginanya. gw kemudian memainkan Clitorisnya yang terjepit di antara bibir vagina dan pahanya. “aaahhhh…mmmmm” desahan Clara makin mejadi, tubuhnya bergoyang, namun masih seperti orang mengigau. Vaginanya perlahan basah, dan bahkan sudah hampir banjir.

    Penis gw udah berdiri tegak, antara sange dan berdiri ketika pagi. Gw selesaikan gesekan jemari gw di vagina Clara. gw kemudian memegang penis gw, mengarahkannya ke antara dua bokong Clara. gw gesekan perlahan penis gw di bibir vagina yang mengintip tersebut. “mmhhh” Clara mendesah kembali, disertai bokongnya yang bergoyang perlahan. Gw mengira-ngira di mana letak lobang vaginanya, gw arahkan kepala penis gw tepat di depan lobang vaginanya, dan perlahan gw memasukan penis gw ke dalam vagina Clara. kepala penis gw kini sudah masuk, menyisakan batang penis yang sudah keras di luar. Tangan kanan gw kemudian meremas melebarkan bokong Clara dan dengan kekuatan penuh gw benamkan seluruh penis gw ke dalam vagina Clara. “huaaaaahhh” Clara sedikit berteriak ketika sodokkan gw langsung membenamkan seluruh penis gw ke dalam vaginanya yang sudah basah. Langsung gw sodok cepat Clara. posisi ini membuat vaginanya terasa lebih sempit. Penis gw seperti dijepit oleh ruang hangat yang telah basah. Tangan kanan gw naik dan langsung meremas dada Clara.

    Beberapa lama gw menggoyang Clara barulah ia bangun, “mmhhh aaahhh maas enaaaak, teruuus” Clara bangun langsung meracau. Tangannya langsung merangkul kepala gw. tangan gw kemudian mengangkat kaki kanan Clara, membukanya lebar, kemudian tangan gw langsung menyusup ke perutnya dan turun ke vaginanya. di balik rambut-rambut halus vagina itu gw mainkan Clitoris Clara sambil masih memompanya. Kepala Clara menengadah sambil terus meracau “hhhaaaahhh teruus… teruus mas teruus, Clara mau pipis”. Beberapa sodokan kencang membuat tubuh Clara membusung, tangannya kencang merangkul kepala gw, tubuhnya bergetar, sesaat kemudian gw merasakan penis gw diguyur cairan hangat yang begitu deras disertai lenguhan panjang Clara. memastikan ia selesai orgasme baru gw cabut penis gw, dan cairan putih mengalir keluar vaginanya, membasahi bulu-bulu halus yang sudah lembab. Gw kemudian membalik tubuh Clara, memeluknya erat dan mencium bibirnya mesra, “selamat pagi Clara”. Clara tersenyum manja, ia memeluk gw erat sehingga penis gw yang masih berdiri tegak menempel di perutnya. “pagi mas, pagi-pagi Clara udah dientot aja mas” timpalnya sambil tersenyum manja. “ya kamu dibangunin ga bisa, memek udah basah, tusuk aja lah, hehehe. Marah ya?” balas gw kemudian. Clara menggeleng, “enggak, alarmnya enak banget mas. Clara biasa bangun sebel kalo bunyi alarm, kalo ini enak”. Jawaban diiringi dengan tawa kami pagi itu. “kamu enak, mas kentang nih” timpal gw. “uuu kaciaan dedeknya belum keluar yaa” canda Clara sambil tangannya perlahan mengocok penis gw yang masih berdiri tegak. “masukin lagi ya?” tanya gw minta ijin. Clara bangkit duduk sambil tangannya masih memegang penis gw. “bukan ga mau mas, Clara lemes entar gabisa kuliah, disepong aja yaa?” jawabnya. Yang tanpa menunggu balasan gw, wajahnya mengarah ke penis gw dan langsung menjilati kepala penis gw. perlahan Clara mengulum penis gw sambil tangannya mengocok batang penis gw. kuluman yang penuh gairah disertai lenguhan-lenguhan yang bisa gw dengar di sela-sela kulumannya.

    Clara kemudian memposisikan tubuhnya berlutut di antara paha gw. ia melepas kulumannya, menegakkan penis gw, kemudian menjepitnya di antara kedua dadanya. Ya, dada Clara cukup besar untuk bisa benar-benar menjepit penis gw dan mengocoknya. Namun posisi ini keliatan susah buat dia. Jadi gw minta ia berhenti dan tidur telentang di tempat gw. kemudian gw berlutut di atas perutnya, ia kembali menjepitkan dadanya di penis gw. gw bergerak maju mundur beraturan dengan pola Clara mengocokkan dadanya. Sesekali kepalanya berusaha menjangkau kepala penis gw. agak susah keliatannya tapi ia berhasil mengulum kepala penis gw sambil dadanya mengocok penis gw. sensasi unik ini membuat gw sangat bergairah. Dan tak perlu waktu lama untuk gw sampai ke puncaknya. “ahhh mau keluaar” dan *crot crot crot crot* empat semburan bersarang ke wajah cantik Clara. ia menjilati sperma gw yang mendarat di sekitar mulutnya. Clara tersenyum puas dengan wajah belepotan sperma.

    Rehat sejenak baru kami kemudian mandi. Jujur kamar mandi gw ga cukup lebar untuk bisa dipakai berdua. Sehingga tak banyak yang bisa kami lakukan. Setelah Clara membersihkan sperma gw yang mulai mengering di wajahnya, kami mengguyur badan masing-masing. Clara menuangkan sabun di dadanya, dan menggunakan dadanya untuk menyabuni gw. ia menempelkan dadanya di seluruh tubuh gw, kemudian berlutut dan membenamkan penis gw yang masih tertidur di dadanya. “dedek bangun dedek” candanya sambil menggosok-gosokan dadanya yang penuh sabun di penis gw. “jangan ganggu dedek tidur, ntar kalo bangun kamu lemes” balas gw disertai tawa Clara. selesai menyabuni gw. Setelah sedikit membilasnya, gantian gw menuangkan sabun di telapak tangan gw dan mulai menyabuni tubuh Clara. ia berdiri membelakangi gw. gw oleskan ke seluruh tubuhnya, dan terakhir dadanya. Gw mengolesi sambil meremas-remas dadanya. Tubuhnya mencilat, air bercampur sabun diterpa cahaya. Membuat perlahan penis gw bangkit kembali. Gw kemudian mencoba mengambil sikat gigi, namun sengaja menjatuhkannya. “yah ambilin dong tolong” pinta gw. Clara membungkuk berusaha mengambil sikat gigi yang terjatuh, dengan cepat gw arahkan penis gw yang sudah meninggi ke vagina clara, “aaaaahhhhhhh” Clara melenguh kencang ketika penis gw menyeruak masuk ke dalam vaginanya. tangannya yang semula ingin mengambil sikat gigi langsung bertopang ke tembok. Gw memegang panggul Clara sebagai tumpuan dan langsung memompanya perlahan. “sshhh aahhh alibi banget ngambil sikat gigi maas…ahhh” Racau Clara menyadari permintaan gw Cuma alibi. “ahh mas, enak…ahhh, udah jam segini mas…ahh” Clara meracau keenakan namun juga menyadari jam kuliahnya hampir tiba. Baru sekitar 3 menit gw cabut penis gw. ga enak juga kalo dia ampe ga masuk kuliah, kentang sebenernya sih, tapi mau gimana lagi. Clara bangkit, membilas tubuhnya. Kemudian berbalik dan langsung mencium gw. lidahnya langsung liar menyeruak. Gw membalas pelukannya, sambil meremas bokongnya. Cukup lama kami berciuman, hingga Clara yang melepaskan ciuman kami. ia kemudian menggenggam penis gw, “sabar ya dedek, nanti Clara puasin kamu deh” ujar Clara. “janji?” tanya gw kemudian. Clara membalasnya dengan senyuman nakal, lalu memeluk gw.

    Selesai mandi kami bergantian handukan. Keluar kamar mandi gw duduk di bibir ranjang. Gw memandanginya yang sedang mengeringkan tubuhnya. Ia sadar kalo pandangan gw tertuju padanya ketika ia akan memakai celana dalamnya, “kenapa mas?” tanyanya. “yah kamu make baju, mau liat kamu telanjang lebih lama” jawab gw sambil terus memandangi dadanya yang berguncang liar. “iya mas entar kita main lagi, puasin deh liat Clara telanjang” jawabnya sambil berpakaian. “masih lama ya? Pengen terus liat kamu telanjang aja boleh?” tanya gw diselingi sedikit tawa. “yeeh masuk angin dong clara kalo telanjang terus” jawab Clara setengah bercanda. Selesai berpakaian, kami kemudian turun. Gw mengantar Clara ke kosannya, untuk berganti baju dan menyiapkan bawaan kuliahnya. Kemudian berangkat menuju kampus.

  • Kumpulan Foto Bugil Cewek Putih dan Mulus

    Kumpulan Foto Bugil Cewek Putih dan Mulus


    2189 views

    Duniabola99.org –  adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Cerita Seks Guru Pirvate Anakku

    Cerita Seks Guru Pirvate Anakku


    2438 views

    Cerita Seks – Sebut saja namaku Jeje aku seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki seorang anak. Kini dia sudah duduk di bangku kelas 4 SD dan aku begitu menyayanginya hingga akhirnya aku berhenti bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan swasta. Aku relakan gaji yang lumayan besar demi menjaga anakku karena aku bisa di katakan telat memiliki seorang anak.

    Karena aku melahirkan anakku saat usiaku sudah 30 tahun dan kini dia sudah 3 tahun berarti aku sudah 33 tahun sekarang. Sedangkan suamiku mas Ryan berusia 40 tahun, dan kami sering melakukannya dengan begitu buasnya, aku begitu menyayanginya karena begitu juga suamiku begitu menyayangi aku tapi kini aku kasihan padanya karena meskipun baru usianya menginjak 40 tahun dia sudah ada penyakit diabetes.

    Awalnya aku menganggapnya biasa saja tapi lama kelamaan dia semakin menjadi laki-laki yang kurang begitu normal dia tidak lagi mampu memberikan kepuasan padaku. Hingga akhirnya aku kangen akan belaian seorang laki-laki, dan aku berusaha untuk membuang rasa itu namun akhirnya tetap saja rasa itu selalu hadir dalam benakku ingin rasanya aku membeli alat vibrator seperti yang aku lihat di medsos.

    Ingin rasanya aku mempuaskan diri seperti dalam film menggunakan alat itu. Tapi aku malu dan tidak tahu harus bagaimana lagi sampai akhirnya suamiku ada rencana untuk mencarikan anakku guru privat bahasa asing, dan aku hanya mengangguk tanda setuju selang beberapa hari kemudian datang seorang pemuda yang berusia sekitar 20 tahun ke rumahku.

    Akupun tahu kalau dia adalah guru privat putraku sampai akhirnya tiga minggu sekali dia datang kerumah. Dan aku tahu kalau dia bernama Ryo seorang pemuda yang masih duduk di bagku kuliah semester awal, anaknya begitu tampan tapi terlihat dia begitu pemalu karena sampai saat ini dia jarang mengobrol denganku. Paling tidak aku hanya melemparkan senyum padanya. Situs Judi Online

    Sampai akhirnya aku pernah melihat dia sedang membersihkan kemejanya yang terkena noda oleh anakku, akupun menyuruhnya untuk mengganti kemejanya. Dia mengikuti saranku saat itu juga aku melihat dada bidangnya begitu menggoda, sampai aku kepikiran untuk melakukan adegan dengannya tapi aku tidak tahu harus bagaimana cara menggaetnya untuk aku dekati.

    Tanpa aku duga akhirnya aku mendapat kesempatan untuk melakukan adegan layaknya dalam film dewasa  bersama dengan Ryo. Hari itu dia datang kerumah sedangkan anaku baru saja keluar di ajak adikku yang beru main kerumahku. Dan suamiku belum datang juga dari kantornya, dengan setengah merajuk akupun bilang untuk Ryo menunggu anakku padahal aku tahu kalau dia datangnya pasti telat.

    Karena adikku sudah bilang kalau dia hendak pergi nonton juga dengan pacarnya dan memang ingin mengajak anankku. Setelah menghidangkan teh hangat pada Ryo akhirnya akupun melancarkan aksiku untuk menngoda gairah sex Ryo, aku dekati dirinya yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Melihatnya terdiam akupun mencium pipinya dan tetap saja melihatnya terdiam.

    Akhirnya akupun melumat bibir Ryo dan aku tidak menyangkan kalau dia akan membalas ciumanku. Sampai akhirnya kamipun sudah bergumul di atas sofa itu, aku bersikap agresif pada Ryo dengan cara mencium seluruh tubuhnya dan sampai juga pada kontolnya sewaktu aku akan berjongkok di depan kontolnya Ryo langsung memagng kedua pundakku sambil menggelengkan kepala.

    Dia mengangkat tubuhku ” Kenapa sayang aku ingin memuaskan kamu… ” Kataku dengan tatapan penuh nafsu, namun dia tetap menggelengkan kepalanya dan aku hanya mengikuti apa maunya. Dengan lembut Ryo mencium keningku lalu turun pada bibirku saat itulah dia lama mengulum bibirku sampai akhirnya akupun terbuai sambil memejamkan mata aku rasa aku tidak akan bertahan lama.

    karena dengan hanya sentuhan bibir aku sudah merasakan kenikmatan yang menjalar pada tubuhku, apalagi ketika Ryo mencoba memasukkan kontolnya pada memekku. Rupanya Ryo sudah berpengalaman melakukan hal ini karena dia begitu paham memasukkan kontolnya dalam memekku dan dapat langsung menerobos dalam memekku yang sudah lama menunggu hal itu.

    Aku lihat diapun bergerak di atas tubuhku ” Ooouuugghh… Ryo… sa…. yang… aaaaaggghh….. aaaaagggghhhh… sayang… aaaaaggghhhhh… uuuggghhh… ” Terasa nikmat hentakan kontol Ryo dalam memeku, akupun memejamkan mata tidak ingin melewatkan kenikmatan pada memekku yang telah lama belum juga merasakan kontol setelah suamiku terkena impotensi.

    Sampai akhirnya akupun menyuruh Ryo untuk segera menuntaskan permainannya karena aku juga sudah beberapa kali mengalami puncak kenikmatan ” Oooouuuugghhhh ….. aaaaagghhh… aaaaaaagggggghhh…. aaaaagggggggggghhhhh….. Cepat.. De…lon….. aaaagggghhh… ” Mungkin karena permintaanku akhirnya Ryo menumpahkan sperma itu dalam mememku dan aku begitu horny karenanya.

    Dengan penuh kelembutan aku peluk tubuh Ryo yang masih terkulai lemas di atas tubuhku. Dia terlihat begitu puas juga karena tanpa malu lagi Ryo terus mencium tubuhku bahkan berkali-kali dia lumat habis bibirku,aku peluk tubuh Ryo meskipun masih licin oleh keringat yang membasahi tubuhnya diapun memeluk erat aku.

  • Foto Ngentot Dalam Keadaan Mabuk

    Foto Ngentot Dalam Keadaan Mabuk


    2005 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Video Bokep Jepang Menikmati Payudara Pacarku Yang Hot

    Video Bokep Jepang Menikmati Payudara Pacarku Yang Hot


    1710 views

  • Video Bokep Mbak Chieri Matsunaga Yang Haus Sex

    Video Bokep Mbak Chieri Matsunaga Yang Haus Sex


    1595 views

  • Pacarku Di perkosa Polantas

    Pacarku Di perkosa Polantas


    1717 views

    Saya pertama kenal Vira ketika melihatnya menjadi model cover di sebuah majalah di Jakarta, kemudian ia juga menjadi bintang sinetron Abad 21. Vira berumur 17 tahun, cantik, kulitnya putih mulus, ramah dan yang paling menarik perhatian orang-orang adalah buah dadanya yang bundar dan padat berisi. Semua orang yang menatap Vira pandangannya akan langsung tertarik ke arah buah dadanya yang membusung.


    Tidak terlalu besar memang, tapi sangat proporsional dengan tubuh dan wajah Vira. Saya berkenalan dengannya, pertama melalui surat kemudian bertemu, sesekali menelepon dirinya. Lama-kelamaan kita semakin sering bertemu dan percakapan yang ada semakin menjurus ke hal-hal yang pribadi. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengajaknya keluar makan malam.
    Suatu hari saya memberanikan diri untuk mengajaknya dan ternyata Vira senang sekali mendengar ajakan saya, dan langsung setuju. Saya gelisah sekali menunggu pada saat menjemput Vira di rumahnya.
    Setelah pulang kerja dan berganti pakaian saya menjemput Vira, untuk kemudian makan malam di sebuah restoran. Di sana kami bercakap-cakap panjang lebar, setelah itu dilanjutkan sebuah diskotik untuk sedikit menggoyangkan tubuh dan minum.
    Di tengah-tengah percakapan di diskotik, Vira mengajak saya untuk kembali ke rumahnya dan melanjutkan sisa malam itu di rumahnya. Bagaimana saya bisa menolak tawaran itu?
    Sepanjang perjalanan pulang Vira berkata bahwa ia belum pernah mengalami hari yang menyenangkan seperti yang baru ia alami malam itu, dan ia juga berkata, di rumah nanti giliran dirinya yang akan membuat diri saya tidak akan melupakan malam ini.

    Saya begitu bergairah dan berhasrat untuk lekas-lekas sampai ke rumah Vira, ketika tanpa sadar saya mengendarai mobil melebihi batas maksimal kecepatan di jalan.
    Tiba-tiba saya tersadar ketika di sebelah kanan sudah ada mobil Polantas yang berusaha menghentikan mobil saya. Saya meminggirkan mobil di tempat parkir sebuah toko dan menunggu Polantas tadi mendekati mobil kami.
    Ia bertanya hendak ke mana kami sampai-sampai kami membawa mobil itu melebihi batas kecepatan. Rupanya alasan saya tidak masuk akal sehingga Polantas tadi meminta STNK dan SIM saya.
    Setelah melihat surat-surat itu Polantas itu menjengukkan kepalanya ke dalam mobil kami dan lama sekali mengamati Vira yang duduk terdiam.
    “Anda harus meninggalkan mobil Anda di sini dan ikut saya ke kantor”, perintah Polantas tadi. Akhirnya sepuluh menit kemudian kami sampai ke sebuah kantor polisi yang terpencil di pinggir kota.
    Waktu itu sudah lewat pukul 11 malam, dan dalam kantor polisi itu tidak terdapat siapa pun kecuali seorang Sersan yang bertugas jaga dan Polantas yang membawa kami.
    Ketika kami masuk, Sersan itu memandangi tubuh Vira dari bawah hingga ke atas, kelihatan sekali ia menyukai Vira. Kami dimasukkan ke dalam sel terpisah, saling berseberangan.
    Sepuluh menit kemudian, Polantas yang berumur sekitar 40-an dan berbadan gemuk dan Sersan yang tinggi besar berbadan hitam, dan umurnya kira-kira 45 tahun kembali ke ruang tahanan.
    Polantas tadi berkata, “Kalian seharusnya jangan mengemudi sampai melebihi batas kecepatan yang ada.
    Tapi kita semua bener-benar kagum, soalnya dari semua yang kami tangkap baru kali ini kita dapat orang yang cantik seperti kamu.” Sersan tadi menimpali, “Betul sekali, dia bener-bener kualitas nomer satu!” Saya sangat takut mendengar nada bicara mereka, begitu juga Vira yang terus-menerus ditatap oleh mereka berdua.
    Mereka lalu membuka sel Vira dan masuk ke dalam. “Sekarang denger gadis manis, kalau kamu berkelakuan baik, kita akan lepasin kamu dan pacar kamu itu. Mengerti!” Sersan tadi langsung memegangi kedua tangan Vira sementara Polantas menarik kaos yang dikenakan Vira ke atas.
    Dalam sekejap seluruh pakaian Vira berhasil dilucuti tanpa perlawanan berarti dari Vira yang terus dipegangi oleh Sersan.
    “Wow, lihat dadanya.” Vira terus meronta-ronta tanpa hasil, sementara Sersan yang tampaknya sudah bosan dengan perlawanan Vira, melemparkan tubuh Vira hingga jatuh telentang ke atas ranjang besi yang ada di sel Vira. Dan dengan cepat diambilnya borgol dan diborgolnya tangan Vira ke rangka di atas kepala Vira.
    Kemudian mereka dengan leluasa menggerayangi tubuh Vira. Mereka meremas-remas dan menarik buah dada Vira, kemudian memilin-milin puting susunya sehingga sekarang buah dada Vira mengeras dan puting susunya mengacung ke atas. Kadang mereka mengigit puting susu Vira, sedangkan Vira hanya bisa meronta dan menjerit tak berdaya.
    Saya berdiri di dalam sel di seberang Vira tak berdaya untuk menolong Vira yang sedang dikerubuti oleh dua orang itu. Kedua polisi itu lalu melepaskan pakaian mereka dan terlihat jelas kedua batang kemaluan mereka sudah keras dan tegang dan siap untuk memperkosa Vira.
    Polantas mempunyai batang kemaluan paling tidak sekitar 25 senti, dan Sersan mempunyai batang kemaluan yang lebih besar dan panjang. Vira menjerit-jerit minta agar mereka berhenti, tapi kedua polisi itu tetap mendekatinya.
    “Lebih baik kamu tutup mulut kamu atau kita berdua bisa bikin ini lebih menyakitkan daripada yang kamu kira.” kata Polantas.
    “Sekarang mendingan kamu siap-siap buat muasin kita dengan badan kamu yang bagus itu!”
    “Dia pasti sempit sekali”, kata Sersan sambil memasukan jari-jarinya ke lubang kemaluan Vira.
    Ia menggerakkan jarinya keluar masuk, membuat Vira menggelinjang kesakitan dan berusaha melepaskan diri.
    “Betul kan, masih sempit sekali.”
    Kemudian Polantas tadi naik ke atas ranjang di antara kedua kaki Vira. Kemudian mereka membuka kaki Vira lebar-lebar dan Polantas memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang senggama Vira.
    Vira mengeluarkan jeritan yang keras sekali, ketika perlahan batang kemaluan Polantas membuka bibir kemaluan, dan masuk senti demi senti tanpa berhenti. Kadang ia menarik sedikit batang kemaluannya untuk kemudian didorongnya lebih dalam lagi ke lubang kemaluan Vira.


    Sementara itu, Sersan naik dan mendekati wajah Vira, mengelus-elus wajah Vira dengan batang kemaluannya. Mulai dari dahi, pipi kemudian turun ke bibir. Vira menggeleng-gelengkan kepalanya agar tidak bersentuhan dengan batang kemaluan Sersan yang hitam.
    “Ayo dong manis, buka mulut kamu”, kata Sersan sambil meletakkan batang kemaluannya di bibir Vira.
    “Kamu belum pernah ngerasain punya polisi kan?” Vira tak bergeming.
    “Buka!” bentak Sersan.
    “Buka mulut kamu, brengsek!” Perlahan mulut Vira terbuka sedikit, dan Sersan langsung memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut Vira.
    Mulut Vira terbuka hingga sekitar 6 senti agar semua batang kemaluan Sersan bisa masuk ke dalam mulutnya. Batang kemaluan Sersan mulai bergerak keluar masuk di mulut Vira, saya melihat tidak semua batang kemaluan Sersan dapat masuk ke mulut Vira, batang kemaluan Sersan terlalu panjang dan besar untuk bisa masuk seluruhnya dalam mulut Vira.
    Ketika Sersan menarik batang kemaluannya terlihat ada cairan yang keluar dari batang kemaluannya. Julurin lidah kamu!” Vira membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya. Sersan kemudian memegang batang kemaluannya dan mengusapkan kepala batang kemaluannya ke lidah Vira, membuat cairan kental yang keluar tadi menempel ke lidah Vira.
    “San, dia nggak mungkin bisa masukin punya Sersan ke mulutnya, biar saya coba. Gantian!” Mereka kemudian bertukar tempat, Sersan sekarang ada di antara kaki Vira dan Polantas berjongkok di dekat wajah Vira. Sersan mulai mendorong batang kemaluannya masuk ke liang senggama Vira. Terlihat sekali dengan susah payah batang kemaluan Sersan yang besar itu membuka bibir kemaluan Vira yang masih sempit.
    Polantas, mengacungkan batang kemaluannya ke mulut Vira. “Kamu mungkin nggak bisa masukin punya Sersan ke mulut kamu, tapi kamu musti ngerasain punya saya ini, seluruhnya.”
    Dengan kasar ia mendorong batang kemaluannya masuk ke mulut Vira, sampai akhirnya batang kemaluan itu masuk seluruhnya hingga sekarang testis Polantas berada di wajah Vira. Ia kemudian menarik batang kemaluannya sebentar untuk kemudian didorongnya kembali masuk ke tenggorokan Vira. Setelah lima kali, keluar masuk, Polantas sudah tidak bisa lagi menahan orgasmenya.
    “Saya keluuarrhh. Aaahhh!” Ia tidak menarik batang kemaluannya keluar dari mulut Vira, batang kemaluannya tampak bergetar berejakulasi di tenggorokan Vira, menyemprotkan sperma masuk ke tenggorokannya. Saya mendengar Vira berusaha menjerit, ketika sperma Sersan mengalir masuk ke perutnya.
    Terlihat sekali Sersan yang sedang mencapai puncak kenikmatan tidak menyadari Vira meronta-ronta berusaha mencari udara.
    “Iyya… yaah! Telleeen semuaa! Aaahhh… aahhh… nikhmaattt!”
    Ketika selesai ia menarik keluar batang kemaluannya dan Vira langsung megap-megap menghirup udara, dan terbatuk-batuk mengeluarkan sperma yang lengket dan berwarna putih.
    Vira berusaha meludahkan sperma yang masih ada di mulutnya. Polantas tertawa melihat Vira terbatuk-batuk, “Kenapa? Nggak suka rasanya? Tenang aja, besok pagi, kamu pasti sudah terbiasa sama itu!”
    Sementara Sersan yang masih mengerjai kemaluan Vira sekarang malah memegang pinggul Vira dan membalik tubuh Vira. Vira dengan tubuh berkeringat dan sperma yang menempel di wajahnya tersadar apa yang akan dilakukan Sersan pada dirinya, ketika dirasanya batang kemaluan Sersan mulai menempel di lubang anusnya.
    “Jangan Pak, jangan! Ampun Pak, ampun, jangan…”
    “Aaahkk! Jangaaan!”
    Vira menjerit-jerit ketika kepala batang kemaluan Sersan berhasil memaksa masuk ke liang anusnya. Wajah Vira pucat merasakan sakit yang amat sangat ketika batang kemaluan Sersan mendorong masuk ke liang anusnya yang kecil.
    Sersan mendengus-dengus berusaha memasukkan batang kemaluannya ke dalam anus Vira. Perlahan, senti demi senti batang kemaluan itu tenggelam masuk ke anus Vira.
    Vira terus menjerit-jerit minta ampun ketika perlahan batang kemaluan Sersan masuk seluruhnya ke anusnya. Akhirnya ketika seluruh batang kemaluan Sersan masuk, Vira hanya bisa merintih dan mengerang kesakitan merasakan benda besar yang sekarang masuk ke dalam anusnya.
    Sersan beristirahat sejenak, sebelum mulai bergerak keluar masuk. Kembali Vira menjerit-jerit. Sersan terus bergerak tanpa belas kasihan.
    Batang kemaluannya bergerak keluar masuk dengan cepat, membuat testisnya menampar-nampar pantat Vira. Sersan tidak peduli mendengar Vira berteriak kesakitan dan menjerit minta ampun ketika sodomi itu berlangsung. Saya melihat berulang kali batang kemaluan Sersan keluar masuk anus Vira tanpa henti.
    Akhirnya Sersan mencapai orgasme ia menarik batang kemaluannya dan sperma menyemprot keluar menyembur ke punggung Vira, kemudian menyembur ke pantat Vira dan mengalir turun ke pahanya, dan terakhir Sersan kembali memasukkan batang kemaluannya ke anus Vira lagi dan menyemprotkan sisa-sisa spermanya ke dalam anus Vira.
    Sersan kemudian melepaskan pegangannya dari pinggul Vira dan berdua dengan Polantas mereka keluar dari sel dan menguncinya. Saya masih dapat mendengar Sersan berkata pada Polantas, “Pantat paling hebat yang pernah ada. Dia bener-bener sempit!”
    Dini hari, ketika Vira kelelahan menangis dan merintih, mereka berdua dengan langkah sempoyongan dan dengan botol bir di tangan masuk kembali ke dalam sel Vira.
    Mereka menendang tubuh Vira agar terbangun dan mereka mulai memperkosanya lagi. Sekarang Polantas menyodomi Vira sementara Sersan berbaring di bawah Vira dan memasukkan batang kemaluannya ke dalam kemaluan Vira. Kemudian mereka berganti posisi.


    Mereka juga menyiksa Vira dengan memasukkan botol bir ke dalam liang kemaluan dan anusnya sementara batang kemaluan mereka dimasukkan ke mulut Vira.
    Mereka terus berganti posisi dan Vira terus menerus menjerit dan menjerit hingga akhirnya ia kelelahan dan tak sadarkan diri. Melihat itu polisi-polisi tersebut hanya tertawa terbahak-bahak meninggalkan tubuh Vira yang memar-memar dan belepotan sperma dan bir.
    Keesokan paginya, Sersan masuk dan membuka sel kami.
    “Kalian boleh pergi.”
    Saya membantu Vira mengenakan pakaiannya. Tubuhnya lemah lunglai berbau bir dan sperma-sperma kering masih menempel di tubuhnya.
    Kami pergi dari kantor polisi itu dan akhirnya sampai ke rumah Vira. Kemudian saya membersihkan tubuh Vira dan menidurkannya. Ketika saya tinggal, saya mendengar ia merintih, “Jangan Pak, ampun Pak, sakit… ampuunn… sakiiit…”.
    TAMAT