• Kakak Ipar ku Yang Montok Dilanda Birahi Karena Obat Perangsangku

    Kakak Ipar ku Yang Montok Dilanda Birahi Karena Obat Perangsangku


    1330 views

    Duniabola99.org – Aku punya seorang kakak ipar, sebut saja Wina namanya. Usianya sudah 32 tahun, lebih tua 5 tahun dari istriku. Mbak Wina, begitu aku memanggilnya, sudah menikah dengan dua anak. Berbeda dengan istriku yang cenderung kurus, Mbak Wina berbody montok dengan dada dan pantat yang lebih besar dibanding istriku.

    Rumah Mbak Wina tidak terlalu jauh dengan rumahku sehingga aku dan istriku sering berkunjung dan juga sebaliknya. Tapi aku lebih suka berkunjung ke rumahnya, karena di rumahnya, Mbak Wina biasa memakai pakaian rumah yang santai bahkan cenderung terbuka.

    Pernah suatu pagi aku berkunjung, dia baru saja bangun tidur dan mengenakan daster tipis tembus pandang yang menampakkan buah dada besarnya tanpa bra. Pernah juga aku suatu waktu Mbak Wina dengan santainya keluar kamar mandi dengan lilitan handuk dan tiba2x handuk itu melorot sehingga aku terpana melihat tubuh montoknya yg bugil. Sayang waktu itu ada istriku sehingga aku berlagak buang muka.

    Suatu pagi di hari Minggu, aku diminta istriku mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk keponakannya, anak-anak Mbak Wina. Tanpa pikir panjang aku langsung melajukan mobilku ke rumah Mbak Wina, kali ini sendirian saja. Dan satu hal yang membuatku semangat adalah fakta bahwa suami Mbak Wina sedang tidak ada di rumah.

    Sampai di rumah Mbak Wina, semua masih tidur sehingga yang membukakan pintu adalah pembantunya. Aku masuk ke dalam rumah dan setelah yakin si pembantu naik ke kamarnya di atas, aku mulai bergerilya.

    Dengan perlahan aku membuka pintu kamar Mbak Wina, dan seperti sudah kuduga, Mbak Wina tidur dengan daster tipisnya yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha dan celana dalam warna hitamnya. Aku meneguk ludah dan langsung konak melihat paha montok yang putih mulus itu, apalagi lengkap dengan CD hitam yang kontras dengan kulit putihnya.

    Pagi itu aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menjajal tubuh montok kakak ipar ku itu. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya. Setelah puas melihat pemandangan di kamar, aku kemudian menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku dan satunya pasti untuk Mbak Wina.

    Dengan penuh semangat aku meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh Mbak Wina. Aku berharap wanita itu akan dipenuhi birahi sehingga tidak menolak untuk aku sentuh.

    Dewi keberuntungan memang sedang memihakku pagi itu. Tak berapa lama, Mbak Wina bangun dan seperti biasa, dengan santainya dia berjalan keluar kamar masih dengan daster minim itu yang membuatku semakin tergila-gila. “Eh, ada Farhan, udah lama?”, sapanya dengan suara serak yang terdengar seksi, seseksi tubuhnya. “Barusan kok mbak, antar makanan buatan Rina”, jawabku sambil melihat dengan jelas buah dada besarnya yang no-bra itu.

    Mbak Wina memang sangat cuek, dia tidak memperdulikan mataku yang nakal memandangi buah dadanya yang menggelantung di balik daster tipisnya. Dengan gontai ia menuju meja makan dan menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang. Menurut teori, dalam waktu 5 sampai 10 menit ke depan, hormon progesteron Mbak Wina akan meningkat dan ia akan terbakar nafsu birahi.

    Setelah minum teh, Mbak Wina masuk ke kamar mandi untuk cuci muka, pipis dan pastinya cuci meki lah, hehee. Keluar dari kamar mandi, wajah Mbak Wina memang sudah lebih segar. Masih dengan daster tipis yang memberikan informasi maksimal itu, dia memanggil pembantunya dan menyuruh ke pasar. Wah, tambah perfect deh, pikirku.

    Setelah sedikit beraktivitas di ruang makan, ia kembali ke kamar. Pasti dia akan ganti baju pikirku. Dengan perlahan aku mengikuti di belakangnya. Dan benar juga seperti dugaanku, Mbak Wina tidak menutup dengan baik pintu kamarnya. Dia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintipnya berganti baju.

    Penisku semakin mengeras melihat Mbak Wina menanggalkan dasternya dan … oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mbak Wina tampak gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya dengan tangan.

    Aku seperti diberi berkah pagi itu, Mbak Wina benar” seperti terangsang hebat. Dia dengan sedikit terburu-buru melepas CD hitamnya sehingga kini ia benar2x bugil di kamar. Kemudian kulihat ia mengusap-usap bagian meki dan sekitarnya dengan tangan. Wah… tak akan kubiarkan dia melakukan masturbasi.

    Dengan semangat 45 dan penuh percaya diri, aku membuka celanaku dan membiarkan penisku yang sudah konak dari tadi mengacung bebas.

    Walau dengan sedikit canggung, aku beranikan diri membuka pintu kamarnya.
    “Farhan… kamu…”, Mbak Wina menjerit melihat aku masuk ke kamarnya sementara dia sedang bugil dan lebih kaget lagi melihat aku tanpa celana dan mengacungkan penis ke arahnya.

    “Daripada pakai tangan, pakai ini aja Mbak…”, pintaku seraya memegang batang penisku.
    “Gila kamu, jangan kurang ajar”, sergahnya ketika aku mendekati tubuh bugilnya.

    Mbak Wina menampik tanganku yang ingin menjamahnya, tapi nafsu birahi yang membakar otaknya membuatnya tak cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku. Aku yakin kalau birahinya sudah memuncak dan dia juga menginginkan sex denganku. Ketika tanganku berhasil meraih buah dada dan meremasnya, dia hanya bilang “Gila kamu!”, tapi tak sedikitpun menjauhkan tanganku untuk meremas-remas buah dada dan memilin puting susunya.

    Aku sudah merasa di atas angin. Mbak Wina hanya bersumpah serapah, namun tubuhnya seperti pasrah. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata “kurang ajar” dan “gila kamu”, namun aku merasa yakin dia menikmatinya. Dugaanku betul, Mbak Wina akhirnya dengan malu memegang batang penisku.

    “Besar banget punya kamu Farhan”, serunya.
    “Pingin masuk memek Mbak tuh…” jawabku.
    Mbak Wina tersenyum manja,”Gila kamu!”
    “Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras.

    Mbak Wina semakin relaks dan pasrah. Kini dengan sangat mudah aku bisa meraih daerah selangkangannya yang berbulu tipis dan mulai meraba-raba vaginanya yang ternyata sudah becek.

    “Kaya’nya memeknya udah minta nih Mbak”, kataku.
    “Gila kamu!”, entah sudah berapa kali dia mengeluarkan kata itu pagi ini.
    “Nungging Mbak, saya masukin dari belakang”, pintaku untuk doggy style.

    Mbak Wina masih dengan sumpah serapah menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini aku impikan itu akhirnya bisa kuraih dan kuremas-remas. Dengan perlahan, aku memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Tidak sulit tentu saja, maklum sudah punya dua anak dan memang sudah becek pula.

    Maka adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, Mbak Wina yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme lebih dulu akibat pompa penisku pada vaginanya. Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku. Meskipun sudah orgasme, kakak ipar ku yang montok itu tetap penuh birahi meladeni permainanku sampai akhirnya kami merasakan orgasme secara bersama. Nikmatnya luar biasaaaa.

    “Sembarangan kamu numpahin sperma di memekku ya Farhan…”, jeritnya ketika aku memuncratkan spermaku ke dalam rahimnya.
    “Habis memek Mbak enak sih….”, seruku di telinganya. Kakak ipar ku hanya melejat-lejat menikmati orgasmenya juga.

    Selesai orgasme, seperti sepasang kekasih, kami berciuman.
    “Kamu memang gila Farhan, awas… jangan bilang siapa-siapa ya!”, serunya perlahan.
    “Ya iyalah Mbak, masa’ mau cerita-cerita..”, candaku. Dia pun tertawa lepas.
    “Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, pintaku.
    “Gila… kamu gila…” jeritnya sambil berjalan ke kamar mandi.

    Aku memandang tubuh montok kakak ipar ku dengan senyum puas. Akhirnya tubuh impianku itu dapat kunikmati juga.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

  • Foto Ngentot Hot Si Cantik Erika Kin Hara Asal Jepang

    Foto Ngentot Hot Si Cantik Erika Kin Hara Asal Jepang


    1748 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Seks Ngentot Cewe Hyper Sex Sering Ganti Pasangan

    Cerita Seks Ngentot Cewe Hyper Sex Sering Ganti Pasangan


    2377 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku punya temen, sebut saja Dini, biar lebih asil. Abg asal kota amoy, Singkawang. Seperti ciri kebanyakan abg amoy, Dini punya perawakan kutilang tapi gak darat, karena toketnya lumyayan gede. Pinggangnya ramping dan pinggulnya yang besar sehingga membuat setiap lelaki betah berlama2 menyapu tubuh Dini dengan matanya. Apalagi kalo liat Dini jalan, pantatnya yang besar bergerak kekiri kekanan mengikuti gerak langkahnya.

    Pasti bikin napsu lelaki yang ngeliatnya, apalagi Dini sering pake celana panjang, apalagi pendek, yang ketat. Kulitnya yang putih dan wajah sendu dengan sepasang mata sipit menambah kecantikan Dini. Yang khas lagi dari Dini adalah bulu tangan dan kaki yang panjang2, ditambah dengan kumis tipis yang menghiasi bagian atas dari bibir mungilnya, menambah keseksiannya. Pastilah jembutnya lebat, dan napsunya gede, seperti aku kalee.

    Model pakeannya juga selalu seperti yang dipake abg amoy, rambut lurus sebahu yang dicat kepirangan, blus ketat yang menonjolkan kemontokkan toketnya, dan celana hipster yang juga ketat sehingga pinggang dan pinggulnya pasti menarik perhatian lelaki yang melihatnya. Lagian blus ketatnya cuma sepinggang sehingga pinggang dan perutnya yang putih mulus serta pusernya suka ngintip kalo Dini bergerak. Tambah lagi daya tarik Dini dimata lelaki. Dini sering ngobrol apa saja dengan aku termasuk urusan seks. Dia cerita bahwa cowoknya suka napsu ama dia dan setiap weekeng pasti Dini ngentot dengan cowoknya, kalo gak dirumahnya ya di rumah cowoknya.

    Ortu Dini sibuk berbisnis sehingga jarang dirumah, makanya Dini bebas saja ngajak cowoknya tidur dirumahnya. Aku nanya “apa ini cowok yang mrawani kamu”, jawabnya “ini cowok yang kedua”. “Kok bisa”, tanyaku lagi. “Iya Dini kenal ama cowok kedua ini karena cowok yang pertama juga”. Cowoknya ngajak temennya untuk ber 3 some dengan Dini. dasar Din, dia mau aja diantre 2 cowok sekaligus. Bener kan napsunya Dini gede. Ternyata kontol cowok kedua ini lebih besar dan panjang dibanding cowok pertama.

    Dini ngerasain lebih nikmat dientot ama cowok kedua. Ketika ber 3 some, cowok kedua sampe 3 kali ngentotin Dini, sedang cowok pertama cuma 2 kali seperti biasanya. Setelah 3some itu, Dini diam2 ngentot juga dengan cowok kedua, hanya berdua saja. sampai akhirnya cowok pertama tau dan hubungan mereka putus. Buat Dini gak masalah karena toh dia mendapat kenikmatan yang lebih dari cowok yang kedua. “Nes, kamu suka ngentotnya ama om om ya”, Dini nanya kebiasaan ngentotku. “Kenapa sih” “Buat aku lebih nikmat kalo sama om om Din”, jawabku. “Om om maennya suka lebih lama, jadi aku sempet nyampe beberapa kali baru si omnya ngecrot”. “Wah kuat banget si om ya”, kata Dini lagi. “Kalo ama cowokku sih kita bareng nyampenya, tapi kalo sampe 3 ronde baru cowokku lama baru ngecrotnya, nikmat banget seh.

    Ama si om kamu maen berapa ronde?” “Sukanya 3 ronde juga, aku sampe lemes udahannya”, jawabku. “Wah lebih nikmat ya Nes”. “La iya lah, kamu mo nyoba ama om om, ntar aku kenalin ama om Andi. Dia fotografer yang suka orbitin model2 yunior, aku kenal om Bram juga lewat om Andi”. “Om Bram produsen sinetron itu?” “Iya, mau gak, ntar aku telponin om Andi.

    Dia pasti gak nolak deh kalo kamu mau maen ama dia”. “Boleh dah”, jawab Dini lagi, penasaran rupanya dia denger ocehanku. Aku segera mengontak om Andi, kamu2 masih ingat siapa om andi itu kan, kalo dah lupa om Andi nongol di crita Ines yang judulnya DIGARAP 2 COWOK dan NIKMATNYA IKUT CASTING. Aku nerangin ke om Andi bahwa Dini mo ktemuan, nyoba peruntungan di modelling, kataku. Ketika aku nerangin cirinya Dini, om Andi antusias banget menyanggupi. “Kalo ketemu suru bawa bikini atau daleman bikini yang minim dan tipis”, katanya.

    Aku dah pahamlah selera om Andi. Hp kuteruskan ke Dini supaya Dini janjian ketemuan sendiri ama om Andi. “Makasih ya Nes. Nikmat gak ama om Andi”, kata Dini sembari ngembaliin hp ku. “Kamu rasain sendiri aja deh. Kapan mo ketemuannya?” jawabku. “Lusa Nes, aku mesti ngatur supaya cowokku gak ngerecokin aku sama om Andi”. “Kamu punya bikini atau daleman model bikini gak?” “Punya sih, cowokku sering beliin aku daleman model bikini, mana kekecilan dan tipis lagi. Bikini juga ada. Kalo aku pake didepan cowokku, 5 menit lagi juga dah dilepasin ama dianya”. “Kamu bawa kalo ketemu ama om Andi, juga bawa baju ganti karena biasanya om Andi ngajak kamu nginep di vilanya”. “Nginep?” “La iya lah, pastinya om Andi ngajak kamu nginep, kebayang kan dia mo maen berapa ronde ama kamu”. “Wah asik dong kalo om Andi kuat begitu, aku jadi gak sabaran mo ketemu om Andi buruan”. Aku tersenyum aja dengernya. Berikut ini adalah apa yang dialami oleh Dini ketika dia bersama om Andi di vilanya. Dini minta aku yang menuliskan ceritanya, dan ini hasilnya.

    Pada hari yang dijanjikan, Dini membawa tas yang berisi baju ganti, bikini dan beberapa daleman bikini serta mantel di resto cepat saji. Dia mengatakan pada cowoknya bahwa dia harus keluar kota untuk satu urusan. Karena Dini sangat menyakinkan ketika menerangkan alesannya, cowoknya tidak keberatan dia pergi. Lagian Dini perginya gak weekend, yang merupakan saat dimana cowoknya dapet jatah nikmatnya. Agak lama Dini nunggu, sampe ada seorang lelaki yang menyapanya, “Dini ya”.

    Dini memang sudah ngasi tau pake blus ketat warna pink dan jins hipster ketat juga. “Wah kamu cantik sekali, Din, seksi juga lagi”, kata om Andi sambil menyalami Dini sambil menyebutkan namanya. “Om belum pernah neh dapet model amoy, mana amoynya bahenol lagi”. Dia duduk didepan Dini. “Kamu dah lama kenal Ines ya Din”, kata om Andi membuka pembicaraan. “Dah lama juga om, Dini sering curhat ama Ines”. “Kok bisa ngerembet sampe ke om segala”. “Iya om, kita cerita2 ngesex, sampe Ines crita nikimat banget ngesex ama om. Dini jadi kepingin nyobain deh” “Bisa aja si Ines.

    Dini biasanya ngesex ama om om juga?”. “Enggak om, sama cowok Dini”. “Sering ya Din ngesexnya”. “Setiap weekend om, keculai kalo Dini lagi dapet”. “Wah asik, dah pengalaman dong kamu urusan ngesex”. “Pengalaman ya cuma ama cowok Dini aja om”. “Iya biar cuma ama 1 cowok tapi kan kamu dah sering ngelakuin ama dia, jadi dah tau dong apa yang dimaui lelaki diranjang”. “O itu maksud om, ya udah lah. Dini selalu nurutin apa yang diminta cowok Dini di ranjang”. “Kamu selalu maennya di ranjang ya Din”. “Iya om, kan maennya selalu dikamar”. “Di hotel?” “enggak om, dirumah Dini atau ditempat cowok Dini”. “Entar asik, vila om ada kolam renangnya, jadi bisa foto session di kolam renang dulu ya Din. Kita berangkat sekarang yuk”.

    Merekapun beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke mobil om Andi yang diparkir di halaman resto. Di jok belakang teronggok tas yang katanya berisi peralatan fotografi, serta peralatan bantu lainnya. Segera mobil meluncur meninggalkan tempat parkir, menembus kemacetan kota menuju ke vila om andi yang terletak di daerah Puncak. Selama diperjalanan mereka ngoborol ngalor ngidul. Om Andi mampir disebuah mini mart didekat vilanya dan membeli makanan dan minuman serta keperluan lainnya. Belanjaan yang cukup banyak itu ditaruh dibagasi mobil mengingat di jok belakang dah dipenuhi peralatan foto.

    Sesampainya di vila, om andi menurunkan semua bawaannya. Dini membantu ngangkatin juga selain tas pakeannya. “Gak ada yang nungguin ya om”, tanya Dini. “Ada yang nunggu, setan”. “Bener om ada setannya”, Dini membelalak ketakutan. “He he om becanda kok, kalo juga ada setan, setannya taku ama om. Kan om rajanya setan”, kata om Andi sembari mencolek pinggang Dini yang terbuka. “Ih, om geli ah”, jeritnya manja. “Kan vila ini kosong, jadi kalo om mo pake vilanya, ada orang yang dateng buat membersihkan seluruh vila sebelumnya”.

    Makanan dan minuman dimasukkan ke lemari es, sebagian diletakkan dimeja pantri. Ketika itu dah sore, matahari dah mulai turun. “Din, masih ada matahari, fotosession dulu yuk. Kamu pake deh bikini kamu. Om tunggu di belakang ya, di kolam renang”. Dini masuk ke salah satu kamar dan mengganti pakeannya dengan bikini. Karena bikininya minim, toketnya yang besar montok seakan mo ngeloncat keluar. Demikian juga jembutnya yang lebat ngintip dari sela2 cd bikininya.

    Om Andi menelan ludah ketika dia melihat Dini berbikini sexy. “Wao, mulus banget Din. Merangsang banget”. Dia segera memberi arahan pada Dini untuk berpose di pinggir kolam renang dan mulai mengambil gambar. Karena Dini belum pernah akting maka gayanya kaku. “Kamu malu ya Din ama om, kok kaku banget seh gaya kamu”. “Enggak kok om, Dini gak malu”. “Iya ya kan kamu dah biasa telanjang didepan cowok kamu. Anggep aja om cowok kamu supaya kamu bisa lebih rilex gayanya”. Dengan sabar om Andi mengarahkan Dini berpose sehingga akhirnya dapet juga satu set foto Dini berbikini. Om Andi mengomentari apa yang harus diperbaiki sembari melihat foto2 yang diambilnya di laptop.

    Karena dah mulai gelap, foto session dipindah kedalem. Di ruang tamu. “Din kamu ganti pake lingeri, bawa kan”. “Bawa om”, Dini menghilang lagi kekamar dan mengganti bikininya dengan daleman tipis dan minim yang model bikini juga. Om andi kembali ternganga melihat kemontokan bodi Dini. Karena dalemannya yang tipis maka berbayanglah pentil toket Dini yang belum terlalu besar dan berwarna pink kecoklatan. Demikian pula jembutnya yang lebatpun terlihat jelas dibalik cd tipis yang dipakenya. “Wah Din, kamu lebih merangsang begini daripada telanjang bulet”.

    Foto session dimulai lagi dengan menggunakan sofa. Lampu sorot dipake untuk menambah pencahayaan. Dini tanpa canggung berpose lebih vulgar dari yang di kolam renang, pahanya selalu dikangkangkan menonjolkan kelebatan jembutnya. Toketnyapun selalu dibusungkan sehingga terekam dengan jelas kemontokannya di kamera om Andi. Sementara om Andi sendiri terlihat sekali susah mengendalikan napsunya yang sudah sangat berkobar2 melihat kemontokan Dini. Karena sudah mendapatkan banyak masukan dari hasil sesi foto bikini, Dini jauh lebih rilex berposenya dan memerlukan sangat sedikit perbaikan sehingga cepat selesai sesi foto lingerie.

    Om Andipun men set kameranya ke lap topnya dan mulai membahas satu persatu foto yang telah dibuat dengan Dini. “Foto session ke 3 telanjang ya Din”. “Siapa takut, tapi makan dulu ya om, Dini dah laper neh”. “Kita cari makan diluar ya Din, deket vila ada warung sate kambing, enak”. “Biar tambah hot ya om”, jawab Dini sembari menghilang ke kamar. Keluar dari kamar dia dah memakai pakaeannya yang tadi, blus dan jins hipster. “Din, kalo malem dingin, kamu gak bawa mantel”. “Ada om”, kata Dini sembari masuk ke kamar lagi mengambil mantelnya. Sampe sini om Andi belum menunjukkan aktivitas apa2, walaupun dari wajahnya terlihat sekali bahwa dia sudah sangat bernapsu. Dini heran juga, kok om Andi kuat sekali menahan diri untuk tidak mulai menggelutinya.

    Sekembali dari makan, Dini memakai bikininya lagi dan mengajak om Andi berenang. Air kolamnya terasa hangat walaupun tidak dipanasi. Om Andi hanya bercelana gombrong. Mereka berenamh hilir mudik beberapa saat, kemudian Dini segera keluar dari kolam, membungkus tubuhnya dengan anduk dan berbaring di dipan bermatras yang ada dipinggir kolam. Hawanya terasa dingin, segera om andipun keluar dari kolam dan duduk disebelah Dini yang sudah berbaring didipan. “Om dingin om”, Dini mengundang om Andi untuk bertindak. Segera om andi bereaksi, dia berbaring disebelah Dini, memeluknya dan segera memagut bibir mungil Dini. sebentar saja anduk yang membungkus tubuhnya sudah diurai om Andi. Dini menjadi gelisah, kakinya berubah posisi terus, sebentar kaki kiri diatas kaki kanan, sebentar lagi posisinya sebaliknya. Dia rupanya menahan napsunya yang telah berkobar. “Kenapa Din, gatel ya, kok kakinya berubah terus”. Dini diem saja.

    Om Andi mencium pipinya, Dini menggelinjang dan menoleh ke arah om Andi. Dia segera mencium kembali bibir mungilnya. Melumatnya, lidahnya mendesak masuk ke dalam mulut Dini, menggelitik langit langit mulutnya. Dia mulai merabai toketnya yang masih tertutup bra bikininya. Dini merintih. ” Om..”. Dia menjilati lehernya, ”tenang aja Din, nikmati ..” . Dini benar benar tak kuasa menolak semua itu , dia hanya pasrah menikmati permainan itu. Kembali om andi menciumi bibir Dini lagi . Dini pun membalasnya dengan penuh nafsu . Dengan cepat dia melepas bra bikini yang di kenakan Dini . Dini sama sekali tak menolak . Dadanya telah terbuka.

    Om andi menatap toketnya, yang segera diraba2. Tubuh Dini gemetar. pentilnya juga dimainkan dengan liar. Dini mendesah “ ahh.. .. ehhh ….om ohh… “. Om andi pun menjulurkan lidah , menjilat pentilnya yang tampak menonjol keluar . Dini sudah sepenuhnya di kuasai birahi . Om Andi dengan bernafsu melumat , menyedot toketnya. Membuat Dini semakin birahi . Suara erangan nikmat Dini terdengar , menambah gairah si om . Dia pun mengurai ikatan cd bikini Dini sehingga dalam sekejab Dini sudah bertelanjang bulat. Jembutnya yang lebat menyelimuti daerah nonoknya. Dengan lembut om Andi meraba raba paha putih mulusnya. Perlahan dia mengelus elus paha putih Dini. Sambil sedikit demi sedikit merenggangkan kedua kakinya, dia dapat jelas melihat cairan nikmat yang merembes dari nonok Dini membasahi selangkangan.

    Om Andi menjilati daun telinganya sehingga membuatnya terangsang geli. Satu sentuhan lembut , jarinya tepat di belahan nonoknya. Membuat suara erangan birahi keluar dari mulut Dini. “AAhh …… “ . om Andi terus aktif menyapu pentilnya dengan lidah, toketnya tampak mengeras karena napsu . Di sertai getaran getaran jarinya di atas belahan nonoknyanya, membuat tubuh Dini bergejolak. “ ohh….. ahhh .. sudah, Dini gak tahan lagi .. ..” erangnya ketika jarinya bergerak semakin cepat di belahan nonoknya, keatas dan kebawah. Om Andi tidak berhenti , jarinya bergetar semakin liar. Pentil Dini juga dijilat cepat . Tubuh Dini mengejang , Dini menjerit keenakan, dia nyampe. Nafasnya masih memburu di sertai degup jantungnya yang berdetak cepat . Om Andi pun menciumi bibir nya. “Din, kamu merasa nikmat gak ..” tanyanya, sambil terus mencium bibir Dini dengan mesra. Dengan dua jari, bibir nonoknya dikuakkan lebar. Dini mengerang .

    Om Andi menatap nonok Dini , dengan liangnya yang basah . itilnya tampak memerah dan membesar . Dia menjulurkan lidah menjilati itil Dini . Lagi lagi Dini mengerang nikmat. Jilatannya di itil Dini terus membangkitkan nafsu birahi Dini.

    Sebentar saja Dini telah kembali bernapsu. Dini terus mengerang kenikmatan . Lendir nonok Dini mengalir terus . Rasa nikmat dan gatal mendera itilnya yang tegang terangsang. Dan tubuhnya kembali menegang . “ ahh…enak…ahhh ..enak..” erangnya . Lidahnya terus bergerak menyapu itil Dini dan membawa Dini kembali mengejang kerena nyampe lagi . Tubuh Dini pun kembali lemas . “Om, belum dientot aja Dini dah 2 kali nyampe, apalagi kalo dah dientot ya om”.

    Setelah beberapa saat , om andi membawa tubuh bugil Dini kedalam kamar dan membaringkannya di ranjang. Dini berjalan agak gontai dan sempoyongan , tubuhnya terasa lemas dan tenaganya seperti hilang . “Kok masuk om, katanya mo maen di kolam”. “Kan diluar dingin Din, ntar masuk angin lagi. Besok kan kita mo foto session nude lagi”.

    Sekarang Dini telah berbaring di ranjang. Om Andi memberikan minuman yang tadi dibelinya di minimart kepada Dini. Dia pun mulai membuka celananya. Kontolnya yang tegang itu sudah siap untuk memasuki nonok Dini. Dia menghampiri Dini . Om Andi meminta Dini mengemut kontolnya. “Kontol om”, kata Dini lirih. “Emangnya kenapa Din”. “Kontol om besar sekali, lebih besar dan lebih panjang dari kontol cowok Dini”. Jemarinya mulai menyentuh kepala kontol om Andi.

    Pertama kali Dini hanya memegang dengan kedua jemarinya. “Aah… terus dong Din, pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayu om Andi penuh nafsu. “Iiih… keras sekali om”, bisik Dini. “Ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” om Andi mengerang nikmat saat tiba-tiba saja Dini bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat. “Iiih sakit ya om”, tanyanya. Om Andi menatap Dini. “Ooouhh jangan dilepas Din, remas seperti tadi, lekas Din, oohh…” erangnya lirih. Dini kembali meremas kontolnya seperti tadi. om Andi melenguh nikmat.

    Dini menatap kontol yang kini sedang diremasnya, jemari kedua tangannya secara bergantian meremas batang dan kepala kontol om Andi. Jemari kiri berada di atas kepala kontol sedang jemari yang kanan meremas batangnya. Om Andi hanya bisa melenguh panjang pendek. “.sshh…Din… terusss, yaahh… ohh… ssshh”, dia melenguh keenakan. Dini memandang om Andi sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu digenggam dan diremas seperti semula tetapi kemudian dia mulai memompa dan mengocok kontolnya maju mundur. “Aakkkhh… ssshh” om Andi menggelinjang menahan nikmat. Dini semakin bersemangat melihat om Andi merasakan kenikmatan, kedua tangannya bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. “Din…aahhgghh… sshh, sekarang diemut Din”, pinta om Andi. Dini pun menjulurkan lidahnya dan menjilati ujung kontol om Andi.

    Tapi belum diemutnya . om Andi mendorong kontolnya hingga ke mulut Dini . “ayo dong ..Din, diemut ..dong..” pintanya . Dini pun perlahan membuka mulutnya. Kontol om Andi segera melucur masuk ke dalam mulutnya. “ ufff …ughh …. “ suara Dini tertahan kontol . Dini mengeluar masukkan kontolnya didalam mulutnya.

    Om Andi kemudian menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toket Dini, perutnya yang menekan nonok Dini. Kembali dia menggerayangi toket Dini, dia mulai menggesekkan jemarinya mulai dari bawah toket di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketnya yang kenyal dan montok. Dini merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat. “Om, geli, ayo dong om Dini dientot”, erangnya lirih. Beberapa saat om Andi mempermainkan kedua pentilnya yang kemerahan dengan ujung jemarinya.

    Dini menggelinjang lagi, om Andi memuntir sedikit pentilnya dengan lembut. ” Om…” Dini kembali mendesah. Secara bersamaan akhirnya om Andi meremas-remas gemas kedua toketnya dengan sepenuh nafsu. “Aawww… om”, Dini mengerang dan kedua tangannya memegangi kain sprei dengan kuat. Om Andi semakin menggila tak puas meremas lalu dia mulai menjilati kedua toket Dini secara bergantian. Dia menjilati seluruh permukaan toket Dini sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentil Dini secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas. Lima menit kemudian dia menghisap kedua pentil Dini sekuat-kuatnya. Dia tak peduli Dini menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali Dini memegang dan meremasi rambut om Andi, sementara om Andi tetap mencengkeram dan meremasi kedua toket Dini bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya.

    Pentil Dini dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Dini hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika gigi om Anton menggigiti pentilnya dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toket Dini nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitan om Andi. Cukup lama om Andi mengemut toket Dini, setelah itu dia merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusar Dini, Dini mulai mengerang-erang kecil keenakan, om Andi mengecup dan membasahi seluruh perutnya. Ketika bergeser ke bawah lagi, om Andi membetulkan posisinya di atas selangkangan Dini. Dia membuka ke dua belah paha Dini lebar-lebar, Dini sudah sangat terangsang sekali.

    Kedua tangan Dini masih tetap memegangi kain sprei. Om Andi memandangi nonok Dini yang ditumbuhi jembut lebat. Bibir nonoknya kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit berada diantara kedua bibir nonoknya. Selanjutnya om Andi langsung menyosor menekan nonok Dini, hidungnya menyelip di antara kedua bibir nonok Dini. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir nonok Dini dengan bernafsu, sementara tangannya merayap ke balik paha Dini dan meremas pantatnya yang bundar dengan gemas.

    Om Andi mulai mencumbui bibir nonok Dini yang tebal itu secara bergantian. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia mengecup dan mengulum bibir nonok Dini bagian bawah. Karena ulahnya, Dini sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhnya menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahanya sampai menjepit kepala om Andi yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir nonoknya. Om Andi memegangi kedua belah pantat Dini yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak. Dini meremasi rambut om Andi sampai kacau. Kadang pantatnya dinaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang digoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidah om Andi pada seluruh permukaan nonoknya.

    Dini berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat hebat, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Om Andi semakin bersemangat melihat tingkahnya. Disibakkan bibir nonok Dini, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendir Dini. Om Andi mengusap dengan lembut bibir nonoknya, agak ke atas dari liang nonoknya yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, itilnya. Lalu secepat kilat dengan lidahnya menyentil2 itil Dini. Dini memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakinya kebawah.

    Dini mengejang hebat, pinggulnya bergerak liar dan kaku, sehingga jilatanom Andi pada itilnya jadi luput. Dengan gemas om Andi memegang kuat-kuat kedua belah paha Dini lalu kembali ditempelkannya bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir nonok Dini. Dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkan menembus jepitan bibir nonok Dini dan kembali menyentil itilnya. Dini memekik tertahan dan tubuhnya kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya. Pantat nya terangkat ke atas sehingga lidah om Andi memasuki celah bibir nonoknya lebih dalam dan menyentil-nyentil itilnya. Begitu singkat karena tak sampai 1 menit Dini mengejan kembali dan ada semburan lemah dari dalam liang nonoknya berupa cairan hangat agak kental banyak sekali.

    Om Andi masih menyentil itil Dini beberapa saat sampai tubuh Dini terkulai lemah dan akhirnya pantatnya pun jatuh kembali ke kasur. Dini melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru dirasakan, sementara om Anton masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika Dini nyampe. Seluruh selangkangan Dini tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Om Andi menjilati seluruh permukaan nonok Dini sampai agak kering, “Din…puas kan…” bisiknya lembut namun Dini sama sekali tak menjawab, matanya terpejam rapat. “Giliran om ya Din, om mau masuk nih”, bisiknya lagi. “Sekarang dientot yang lama ya om”, rengek Dini. “Yang penting Dini nikmat kan”. “Nikmat banget2, om”.

    Om Andi segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuh Dini yang telanjang berkeringat. Dia menarik kaki Dini ke atas dan ditumpangkan kedua paha Dini pada pangkal pahanya sehingga kini selangkangan Dini menjadi terbuka lebar. Dia menarik pantat Dini ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas nonok Dini yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir nonok Dini dan lalu beberapa saat kemudian kontol ditepuk2kan dengan gemas ke nonok Dini. Dini menggeliat manja dan tertawa kecil, “Om… iiih.. gelii… aah”. “Din, kontol om mau masuk nih”, bisiknya penuh nafsu. “Om, masukin buruan. Dini dah gak tahan lagi neh”, sahut Dini. Sedikit
    disibakkannya bibir nonok Dini, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang nonok Dini yang sempit. Dia mulai menekan dan tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang nonok Dini membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Dini menggigit bibir saking nikmatnya. Om Andi melepaskan jemarinya dari bibir nonok Dini dan plekk…bibir nonok Dini langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. Dini memejamkan matanya rapat-rapat dan kedua tangannya kembali memegangi kain sprei. Om Andi agak membungkukkan badan ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah.

    Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam nonok Dini. Dia kembali menekan, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam nonok Dini. Dia terus menekan kontolnya, terus memaksa memasuki nonok Dini yang luar biasa sempit itu. Om Andi memegang pinggul Dini, dan ditarik kearah kontolnya sehingga masuk makin ke dalam. Dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk nonok Dini. Dini mengerang nikmat. Dihentakkannya lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir nonok Dini.

    Om Andi berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat nonok Dini yang luar biasa. Dia merebahkan badannya di atas tubuh Dini yang telanjang, Dini memeluknya, toketnya kembali menekan dada om Andi. Nonoknya menjepit meremas kuat kontol om Andi yang sudah amblas semuanya. “Din… bagaimana rasanya”, bisiknya. “Nikmat banget om”, jawabnya. Dia mencium bibir Dini dengan bernafsu, dan Dinipun membalas dengan tak kalah bernafsu. Mereka saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu om Andi mulai menggoyang pinggul naik turun. Kontolnya mulai menggesek nonok Dini.

    Pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Dini memeluk punggung om Andi dengan kuat, kukunya terasa menembus kulit om Andi. Dini merintih dan memekik keenakan. Beberapa kali Dini sempat menggigit bibir om Andi saking napsunya. Om Andi hanya merasakan betapa nonok Dini yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging nonok Dini seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. “Din, om nggak tahan lagi nih aahhgghghh”, bisiknya. “peju om mau keluar”. “Dini juga mo nyampe om, barengan yach”. Dan akhirnya pejunya ngecret di nonok Dini. Dinipun ikut mengejang ketika merasakan hangatnya peju om Andi yang menyembur2 seperti dam yang bobol didalam nononknya. Mereka pun berpelukan puas. Dan tanpa terasa mereka ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecaapaian dalam permainan tadi.

    Mereka tertidur sampai menjelang pagi. Ketika terbangun, om Andi membangunkan Dini juga lalu mereka berdua mandi bersama karena semalem mereka gak sempet mandi. Di dalam kamar mandi mereka saling membersihkan dan berciuman. Om Andi minta Dini jongkok dan menjilati serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri lagi. Kontolnya dikulum Dini sambil dikocok pelan-pelan naik turun. “Enak banget Din, terus diemut Nes”, erangnya. Kemudian giliran om Andi, Dini disuruh berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub. Dia menyerang selangkangan Dini, khususnya itilnya, dengan lidah sehingga Dini mengerang sambil memegang kepala om Andi dan menenggelamkannya lebih dalam ke nonoknya.

    Om Andi menjulurkannya lidahnya lebih dalam ke nonok Dini sambil mengorek-korek itilnya dengan jari manis. Semakin hebat rangsangan yang Dini rasakan sampai akhirnya dia nyampe, dengan derasnya lendirnya keluar tanpa bisa dibendung. Om Andi menjilati dan menelan semua lendirnya. “Om, nikmat banget deh, Dini sampe lemes”, kata Dini. “Ya udah kamu istirahat aja, om mau sediain makanan dulu ya”, katanya sambil keluar dari kamar mandi bertelanjang bulat. Dini mengikutinya, juga dengan bertelanjang bulat. Mereka sarapan sereal yang dicampur dengan susu, sambil minum kopi. Om Andi menghangatkan kue2 yang kemarin dibelinya di microwave. Sambil bercanda2 mereka menyantap semua makanan yang tersedia.

    Sehabis makan langsung om Andi menyiapkan kembali peralatan fotonya untuk sesi foto telanjang. Dalam keadaan telanjang bulat Dini berpose dengan macam2 gaya, dikamar mandi, diranjang, disofa, dimeja makan, di beranda dan terakhir kembali dikolam renang. Om Andi mengekspos kemontokan Dini, toket, pentil, pantat dan jembut Dini. Cukup lama sesi foto berlangsung. Seperti ketika sesi lingeri, tak banyak kesulitan yang dialami Dini. Dia sudah bisa berpose secara alami, berkat arahan dan kenikmatan yang dia peroleh dari im Andi. Dalam hati Dini membenarkan cerita Ines bahwa om Andi sangat ahli mengolah pose dan mengolah badan prempuan sampai bergelimang kenikmatan. Semalem dan mulai ngentot saja, om Andi mengulangi lagi merangsang tubuh Dini sampai dia merasakan kenikmatan yang luar biasa, sehingga ketika dientot rasanya sampai susah dituliskannya.

    Dini berbaring didipan. Om Andi menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha Dini. Lalu dengan gemas, diciumi pusarnya. ” Om, geli!” Dini menggeliat manja. Om Andi tersenyum sambil terus saja menciumi pusar Dini berulang2 hingga dia menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lutut om Andi merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toket Dini. Dia mengecup pentilnya sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangi beberapa kali, kemudian dia meremes toket Dini dengan lembut. Remasannya membuat pentil Dini makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentil Dini dan kukulum2 sambil mengusap punggungnya. “Kamu cantik sekali, Din. Kamu gak dicariin ortu kamu kan”, katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Dini. Dini hanya tersenyum, menggelengkan kepalanya. Dini merangkul leher om Andi, dan mencium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulut om Andi.

    Mereka langsung berpagutan lagi, Dini sangat bernapsu meladeni ciuman om Andi. Om Andi mencium bibirnya, kemudian lidahnya kembali menjalar menuju ke toket dan mengulum pentil Dini. Terus menuju keperut dan menjilati pusar Dini hingga Dini menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Om enak sekali..” nafasnya terengah2. Lumatan dilanjutkan pada itil Dini, dijilati, dikulum2, sehingga Dini semakin terangsang hebat.

    Pantatnya terangkat supaya lebih dekat lagi kemulut om Andi. Om Andipun memainkan lidahnya ke dalam nonok Dini yang sudah dibuka sedikit dengan jari. Ketika responsnya sudah hampir mencapai puncak, om Andi menghentikannya. Dia ganti posisi 69. Dia telentang dan minta Dini telungkup diatas tubuhnya tapi kepala ke arah kontolnya. Dia minta Dini untuk kembali menjilati kepala kontol lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutnya dari atas. Setelah Dini lancar melakukannya, om Andi menjilati nonok dan itil Dini lagi dari bawah.

    Selang beberapa lama mereka melakukan pemanasan maka om Andi berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di nonok Dini. Dini ditelentangkan, pahanya dikangkangkan, pantatnya diganjal dengan bantal. Om Andi kemudian menelungkup diatas Dini. Kontol digesek2kan di nonok Dini yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilnya dijilati barusan. “Ayo om cepat, Dini sudah tidak tahan lagi”, pintanya dengan bernafsu. “Wah kamu sudah napsu ya Din, om suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu banget sehingga nikmat banget rasanya ketika kontol om masuk ke nonok kamu”, jawabnya. Dengan pelan tapi pasti dia memasukkan kontolnya ke nonok Dini. Dini melenguh sambil merasakan kontol besar menerobos nonoknya yang masih sempit. Om Andi terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua.

    Lalu ditarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali. “Om enjot yang cepat dong, Dini udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak om, lebih enak katimbang dijilat om tadi”, lenguhnya. “Om juga mau ngecret, Din”, jawabnya. Dengan hitungan detik mereka berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa nonok Dini berkedutan meremes2 kontol om Andi. Lemas dan capai mereka berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

    Sudah satu jam kami beristirahat, lalu om Andi minta Dini mengemut kontolnya lagi. “Om belum puas Din, mau lagi, boleh kan?” katanya. “Boleh om, Dini juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi. Om gak ada matinya, baru aja ngecret dah pengen masuk lagi”, jawabnya sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya. Kemudian kepalanya mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontol om Andi dimulutnya. Om Andi mengerang kenikmatan, “Enak banget Din emutanmu. Tadi nonokmu juga ngempot kontol om ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh, boleh diulang ya Din kapan2″. Dini diam tidak menjawab karena ada kontol dalam mulutnya. “Din, om udah mau ngecret nih, om masukkin lagi ya ke nonok kamu”, katanya sambil minta Dini nungging.

    Sambil nungging Dini bertanya, “Mau dimasukkin di pantat ya om, Dini gak mau ah”. “Ya gak lah Din, ngapain di pantat, di nonok kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir nonok Dini. Terasa bibir nonok Dini menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leher Dini, “Oh…om”, lenguh Dini ketika om Andi menciumi telinganya. Dengan pelan dimasukkan kontolnya ke nonok Dini. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorong lagi. Hal ini dilakukan beberapa kali sehingga lendir nonok Dini makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar nonok Dini, lalu didorong kembali pelan2. “Din, nanti dorong pinggul kamu kebelakang ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya.

    Dia kembali mencium telinga Dini dan mendorong kontolnya masuk. Pentilnya diremes dengan jempol dan telunjuk. Dini tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex dia mendorong pinggulnya ke belakang sehingga kontolnya nancap lebih dalam. Kontol kembali ditarik keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukan beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di nonok Dini. ”Akh om”, lenguhnya ketika terasa kontol om Andi sudah masuk semua, terasa nonoknya berdenyut meremes2 kontol om Andi. Om Andi terus menekan2 sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantat Dini diganjel bantal. Kontol mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa sadar Dini mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatnya. Tangan kiri om Andi menjalar ke toket Dini dan meremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Dini mulai merasakan nikmatnya, “Om, nikmat banget ya dientot om, lebih nikmat dari dientot cowok Dini. Terus yang cepet ngenjotnya om, rasanya Dini udah mau nyampe lagi”, erangnya.

    Itilnya tergesek kontol ketika om Andi mengenjotkan kontolnya masuk. Dini menjadi terengah2 karena nikmatnya. “Din, nonokmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget Din ngentot dengan kamu”. Terasa bibir nonok Dini ikut terbenam setiap kali kontol dienjot masuk. “Om”, erangnya. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya.

    Bunyi itu berasal dari beradunya biji peler om Anton dengan pangkal paha Dini, setiap om Andi mengenjot kontolnya masuk. “Din, om udah mau ngecret”, erangnya lagi. Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di nonok Dina dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam nonok Dini. Bersamaan dengan itu, “Om, Dini nyampe juga om”, Dini mengejang karena ikutan nyampe. “Om, nikmat banget, kapan ngentotin Dini lagi”. Om Andi tidak menjawab, dia terkapar kelelahan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Ngentot Pembantuku Yang Montok Toket 36B

    Cerita Ngentot Pembantuku Yang Montok Toket 36B


    2744 views

    Cerita Sexs – Di sebuah rumah di kota P, terdapat laki-laki muda yang masih single. Pria tersebut bernama Bonsa (samaran). Perawakannya ganteng dan berbody atletis, berkulit putih dan memiliki batang kemaluan yang besar dan panjang, dengan panjang 18 cm dan diameter 5 cm.

    Dia mempunyai libido sex yang tinggi, tidak jarang melakukan onani sampai setiap hari jika sedang bernafsu. Di rumahnya dia ditemani 3 orang pembatu yang masih muda dan seksi.
    Pembantunya semua wanita, yang pertama (dari umur), Mirna asal Malang, umurnya 25 tahun, sudah menikah (suaminya tetap di Malang) dan mempunyai dua orang anak. Walau sudah menikah, tubuhnya masih bagus, body seksi dan kulitnya putih susu. Payudaranya masih kencang, berisi, dan montok dengan ukuran 36B.

    Lubang kemaluannya masih rapat walau sudah pernah melahirkan 2 anak. Kedua, Marni asal Lumajang, status janda tanpa anak (cerai), umur 19 tahun, tubuhnya tinggi sekitar 175 cm. Bodynya seksi, payudaranya berukuran 36B juga tapi sudah menggantung, alat vitalnya bagus dan sedikit sudah longgar, tapi masih enak, rapih karena bulu kemaluannya dicukur habis.

    Ketiga, Parni asal Jember, umur 16 tahun belum menikah tapi sudah tidak perawan lagi, tubuhnya biasa dibandingkan dengan yang lain, tetapi sangat menggairahkan. Payudaranya besar berukuran 39A, kulitnya putih dan liang senggamanya masih sempit (baru satu kali melakukan hubungan sex).

    Hari kamis Bonsa pulang kerja lebih awal, tetapi dia sampai di rumahnya baru sore hari, karena dia tadi bersama temannya nonton film biru dulu di kantornya (ruangannya). Setelah sampai di rumah, Bonsa ingin langsung masuk kamar untuk melepaskan nafsunya yang terbendung dengan melakukan onani.

    Tetapi ketika hendak masuk kamar, Bonsa melihat pembantu-pembatunya bersenda gurau dengan menggenakan baju yang seksi, dengan hanya memakai rok mini dan atasannya “you can see”. Dia memperhatikan senda gurau pembantunya yang bercanda dengan memegang payudara temannya. Otak Bonsa cepat berpikir kotor, apalagi sudah dari tadi dia sedang bernafsu.

    Bonsa berjalan mendekati pembantunya yang berada di taman belakang, dia mengendap-ngendap mendekati Marni yang paling dekat dan membelakangiinya. Setelah dekat, dipeluk tubuh Marni yang berdiri dan langsung bibirnya bergerilya di leher Marni. Agen Judi Bola

    “Tuann.. lepaskan Tuan, saya pembantu Tuan..” katanya.

    Tapi Bonsa tetap acuh saja dan terus menciumi leher bagian belakang milik Marni, sedangkan yang lain hanya diam saja ketakutan.

    “Aug..!” desah Marni saat Bonsa mulai meremas payudara miliknya.

    “Kamu semua harus melayaniku, aku sedang ingin bercinta..!” kata Bonsa seraya melepaskan pelukannya tapi tidak melepaskan genggamannya di tangan Marni.

    “Tappii.. Tuuan..” jawab mereka ketakutan.

    “Tidak ada tapi-tapian..” jawab Bonsa sambil kembali memeluk Marni dan mulai menciumnya.

    “Augghh..” desah Marni saat tangan Bonsa menyelinap ke selangkangannya dengan mereka tetap berciuman, sementara Parni dan Mirna hanya melihatnya tanpa berkedip (mungkin sudah terangsang), tangannya pun mulai masuk ke dalam roknya masing-masing.

    Ciuman Bonsa mulai turun ke arah payudara milik Marni, dikecupnya payudara Marni walau masih tebungkus BH dan kaosnya, sedangkan tangan Bonsa meremas-remas susunya yang kiri dan tangannya yang satunya sudah berhasil melewati CD-nya.

    “Augh..” desah Marni.

    Dibuka bajunya dan BH-nya, “Wau besar juga susumu Mar..” kata Bonsa sambil tangannya memainkan susu Marni dan memelintir puting susunya.

    “Ah, Tuaan bisaa aja, ayo dong nyusu duluu.. augh..!” jawab Marni sambil mendorong kepala Bonsa higga susunya langsung tertelan mulut Bonsa.

    “Augghh..” desah Marni merintih kenikmatan, sedang tangannya Marni masuk ke celana Bonsa dan langsung mengocok batang kejantanan Bonsa.

    Dijilat dan dihisap payudara Marni, tangannya meremas serta mempermainkan puting susunya, kadang digigit dan disedot payudara Marni.

    “Auughh..!” Marni berteriak kencang saat susunya disedot habis dan tangan Bonsa masuk ke liang senggamanya.

    Ciuman Bonsa turun setelah puas menyusu pada Marni, dijilatnya perut Marni dan membuka roknya. Setelah terbuka, terlihat paha putih dan liang senggamanya yang telah basah yang sangat membuat nasfu Bonsa bertambah. Sedangkan Mirna dan Parni sudah telanjang bulat dan melakukan masturbasi sendiri sambil melihat tuannya bercinta dengan temannya.

    Diciuminya bibir kemaluan Marni yang masih terbungkus CD.

    “Augghh..” desah Marni tidak kuat.

    Karena tidak kuat lagi, Marni mendorong kepala Bonsa dan langsung menurunkan CD-nya, setelah itu didorong masuk kepala Bonsa ke liang senggamanya.

    “Auughh.. ughh..” desah Bonsa saat lidah Bonsa menjilati bibir kemaluannya.

    Lidah Bonsa semakin liar saja, dimasukkan lidahnya ke liang itu dan dijilati semua dinding kemaluan itu tanpa ada sedikitpun yang terlewati. Klitorisnya pun tidak ketinggalan digigit dan dijilati.

    “Aauugghh.. aagghh..!” desah Marni.

    Lidah Bonsa terus menjilati bagian dalam vagina Marni. Marni mulai mengejang bagai tersambar petir jilatan lidah Bonsa. Tangannya mulai menjabak rambut Bonsa, tapi Bonsa tidak marah dan sebaliknya malah mempercepat jilatan lidahnya.

    “Aagghh.. aku mau keeluu.. uuaarr.. Tuua.. an..” rintih Marni.

    Dijilati terus Marni dengan lidahnya, dan akhirnya, “Croott.. crroott..!” cairan kental, panas, dan asin keluar dengan deras di lidah Bonsa, dijilati cairan itu dan ditelan Bonsa.

    Setelah itu Bonsa berjalan ke arah Parni yang sedang tiduran dan masturbasi. Ditidurinya langsung tubuh Marni, dicium payudaranya yang sudah mengeras. Dijilat dan digigit puting susu Parni dan Parni hanya mendesah saja, tapi tangannya masih di dalam liang kemaluannya. Sedangkan Marni masih menjilati tangannya yang habis membersihkan ciran yang keluar dari lubang senggamanya. Tangan Bonsa bergerak turun membelai semua sudut pahanya dan jilatannya mulai turun dari payudara Parni.

    Setelah puas menjilati bagian bawah dari payudara Parni (perut dan sekitarnya), Bonsa mulai memasukkan lidahnya ke liang kemaluan Parni yang sudah banjir.

    “Aaugghh..!” desah Parni ketika lidah Bonsa menjilati dinding kemaluannya.

    Tangan Parni meremas susunya sendiri menahan geli dan nikmat, dipelintir-pelintir sendiri puting susunya. Lidah Bonsa ditarik keluar dan digantikan tangannya, langsung masuk tiga jari sekaligus dan mulutnya beraksi lagi di susu Parni.

    “Auugghh.. aagghh.. ugghh.. ugh..!” desah Parni yang bergerak ke kanan ke kiri, menahan nikmat yang luar biasa.

    “Aagghh.. Parni.., mau.. kee.. luar Tuaa.. ann..!” teriak Parni sambil memasukkan tangannya ke liang senggamanya.

    Dengan maksud membantu mempercepat keluar karena Bonsa mengetahui Parni mau keluar, tangan Bonsa diganti dengan lidahnya dan tangannya memelintir serta meremas payudara Parni.

    “Aaaghh.. Parni.. keluu.. uarr..! Croott.. ccrroott..!” cairan panas membasahi lagi lidah Bonsa dan langsung Bonsa bersihkan serta menelannya (prinsip Bonsa menelan cairan dari kemaluan wanita adalah dapat membuat awet muda). Parni lemas sekitika, dia hanya meremas pelan buah dadanya, dan Bonsa mengecup bibir Parni.

    Kemudian Bonsa bergerak ke Mirna yang sedang berciuman dengan Marni temannya. Kaki Mirna sudah terbuka lebar dan terlihat lubang kemaluannya yang merah menyala, memperlihatkan banjir oleh cairan kental. Tangan Mirna terus meremas-remas payudara Marni dan demikian sebaliknya. Karena sudah terbuka kaki Mirna, maka Bonsa berlutut dan langsung menancapkan lidahnya ke liang milik Mirna.

    “Agghh..!” desah Mirna saat lidah Bonsa sudah menjilati liangnya dan juga menghisap klitorisnya.

    Mirna dan Marni terus berciuman, sedangkan Parni melakukan masturbasi lagi.

    Bonsa terus menjilati dan memasukkan tanganya ke kemaluan Mirna, dijilat dan dihisap terus sampai Mirna berhenti berciuman dan mengejang. Tubuhnya bergerak ke kanan dan ke kiri. Tangan Marni meremas susu Mirna, dan mulutnya menjilati susunya yang sebelah lagi, sedangkan tangannya masuk ke kemaluannya sendiri sambil dimaju-mundurkan.

    “Aagh.. uugghh.. saya mau.. keluar Tuu.. ann..!” jerit Mirna, dan Bonsa masih terus menjilati dengan cepat dan terus bertambah cepat.

    “Ccrrott.. ccrroott..!” keluar cairan panas membasahi lidah dan wajah Bonsa lagi, dan seperti sebelumnya, dijilati dan ditelan cairan yang keluar dari kemaluan Mirna.

    Setelah selesai menjilati kemaluan Mirna, Bonsa menarik tangan Marni dan menyuruhnya berposisi nungging atau doggy style. Dipukul pantat Marni dengan batang kejantanannya dan tangannya meremas susu Marni agar membangkitkan rangsangan lagi. Setelah terlihat merekah lubang kemaluan Marni, batang keperkasaan Bonsa pun langsung ditancapkan ke vagina Marni.

    “Aaagghh..!” desah Marni saat batang kejantanan Bonsa masuk semua ke lubang senggamanya.

    Bonsa pun mulai memompa secara teratur dan stabil, diselingi hentakan-hentakan yang tiba-tiba,”Aaagghh..!” desah Marni.

    Bonsa terus memompa dan sekarang mulai bertambah cepat, karena melihat Marni yang kepalanya mendangak ke atas dan berteriak semakin keras mengucapkan kata-kata kotor.

    “Agghh.. Tuan, rudal Tuan ennakk banget.. Saya mau keluar Tuu.. an..!” teriak Marni yang malah mempercepat sodokan Bonsa ke liang senggamanya.

    “Aagh.. saya keluu.. arr..!” tubuh Marni mengejang dan cairan keluar membasahi batang kemaluan Bonsa, terasa panas cairan tersebut.

    Dan setelah selesai, Bonsa mencium punggung Marni dan berkata, “Liang kamu juga enak, kapan-kapan layani tuan lagi ya..?”

    Marni hanya diam berbaring di rumput dan tangannya meremas susunya sendiri.

    Bonsa merangkak ke arah Parni yang duduk dan sedang masturbasi sendiri, sedangkan Mirna sedang menikmati jilatan lidah Marni yang bangun lagi ke kemaluannya. Diacungkan batang keperkasaan Bonsa ke arah Parni dan disuruh memasukkan ke mulutnya. Parni langsung menyambar batang kemaluan tuannya dan mulai menjilati serta memasukkan ke mulutnya.

    “Aagghh..!” desah Bonsa, “Kamu hebat juga ya kalau ngemut beginian..!” kata Bonsa memuji hisapan pembantunya.

    Parni memang ahli, dia menjilat dari ujung sampai ke buah zakar tuannya, kadang dimasukkan semua batang tuannya ke mulutnya dan disedot serta dimaju-mundurkan mulutnya. Setelah puas dengan kepunyaan tuannya, Parni meminta tuannya memasukkan keperkasaannya ke lubang kenikmatannya. Bonsa berbaring di rumput dan menyuruh Parni berada di atasnya. Parni menuntun batang kejantanan tuannya ke liangnya dalam posisi dia duduk di atas tuannya.

    “Aggh..!” desah Bonsa dan Parni saat kejantanan Bonsa masuk ke liang Parni.

    Bonsa mendorong pinggulnya untuk menekan kemaluannya masuk dan Parni menggoyangkan pinggangnya agar batang tuannya bisa maraba semua bagian dalam vaginanya. Naik turun dan bergoyang memutar Parni untuk mengimbangi sodokan liar tuannya. Tangan Bonsa pun meremas susu Parni yang bergoyang mengikuti gerakan Parni.

    “Agghh.. uuggkkhh..!” desah Parni.

    Parni pun terus berteriak mengeluarkan kata-kata kotor dan mendesah ketika dia merasa sudah mau keluar.

    “Aaghh.. ruu.. dall.. Tuan.. enak, saya.. mau.. keluarr..! Enakk..!”

    Bonsa mempercepat gerakannya dan demikian juga Parni.

    “Croott.. croott..” keluar cairan panas yang kali ini lebih panas dari milik Marni ke batang kemaluan Bonsa.

    “Kamu hebat Parni..” kata Bonsa sambil mengecup susu Parni.

    “Aghh.. Tuan juga hebat, kontol Tuan enak..!”

    Bonsa menarik Mirna yang menjilati bibir kemaluan Marni dan digantikan Parni. Setelah mengistirahatkan kemaluannya, Bonsa menyuruh Marni menjilati dan menyedot rudalnya agar berdiri kembali. Dan setelah berdiri, maka Bonsa memasukkan batang kejantanannya ke lubang kenikmatan Mirna dalam posisi tiduran (Mirna di bawah dan Bonsa di atas menindih).

    “Agghh..!” desah Marni saat batang kemaluan tuannya baru masuk setengah.

    “Rapet banget lubangmu Mir..!” kata Bonsa ketika agak kesulitan memasukkan seluruh batang kemaluannya.

    Dihentakkan dan disodok rudal Bonsa ke pembatunya, dan secara spontan Mirna berteriak merintih kesakitan karena milik tuannya terlalu besar dan dimasukkan secara paksa.

    “Aaghh.. iighh..!” teriak Mirna.

    Bonsa mendiamkan sebentar rudalnya yang telah masuk ke kemaluan Mirna. Setelah itu mulai dipompa pelan dan semakin lama semakin cepat.

    “Aghh.. uugghh.. koonn.. tooll Tuaann.. enakk..!” teriak Mirna saat sodokan Bonsa mulai tambah cepat dan mulut tuannya menghisap susunya.

    Bonsa terus menghisap dan memompa cepat rudalnya, dan Mirna mulai bergerak ke kiri ke kanan dan kemaluannya secara spontan mulai menjepit rudal tuannya yang berada di dalam sarangnya.

    “Aaaghh, sayaa.. keluarr.. uughh.. ughh..!” Mirna menjerit kencang tidak beraturan karena nafasnya mulai kehabisan menahan kenikmatan sodokan batang rudal tuannya.

    Akhirnya, “Crroott.. ccrroott..!” keluarlah cairan panas ke kemaluan Bonsa, dan cairannya sangat banyak hingga keluar mengalir dari liang senggamanya.

    “Boleh juga memek kamu dan susu kamu, nanti malam ke kamarku..!” kata Bonsa setelah mengecup bibir kemaluan Mirna yang sudah banjir dan masih mengeluarkan cairan.

    “Ah Tuan bisa aja, memang saya hebat..? Nanti malam saya akan jadi pembatu sexx tuan, dan saya berikan layanan super special dari memek saya ini, Tuan..”

    Karena masih berdiri tegak dan masih belum ejakulasi, maka Bonsa menyuruh pembantunya bertiga untuk menghisap dan menjilat kemaluannya sampai mengeluarkan sperma. Marni, Parni dan Mirna berebutan menghisap dan memasukkan batang kemaluan tuannya ke mulut mereka. Bonsa sudah merasa mau keluar dan ditariknya kemaluannya sambil mulai mengocok dengan cepat di hadapan wajah pembantu-pembantunya.

    “Aaaghh..!” desah Bonsa saat dia mengeluarkan beban sex-nya yang ada di alat vitalnya.

    Semburan sperma tadi mengenai wajah Mirna, Parni dan Marni. Karena sperma yang dikeluarkan sangat banyak, maka sampai mengalir ke susu mereka bertiga. Bonsa menyuruh Parni membersihkan sisa sperma di batang kejantanannya dengan mulut Parni, sedangkan Parni membersihkan kemaluan tuannya. Yang lainnya menjilati dan menelan sperma yang mengalir dan menempel di mulut, wajah, dan susu mereka masing-masing.

    Setelah selesai, Bonsa berkata, “Kalian semua hebat dan terima kasih atas pelayanan kalian. Kalian akan mendapatkan bonusku setiap akhir minggu atau semau kalian atau saya. Dan Mirna, jangan lupa nanti malam..!”

    Bonsa berrjalan mengambil pakaiannya dan masuk ke dalam untuk mandi.

    “Terimah kasih Tuan telah memuaskan kami, dan kami akan mengambil bonus Tuan.” jawab pembantu Bonsa ketika melihat tuannya masuk ke rumah.

    Mereka bertiga saling mencumbu, dan setelah itu masuk dan mandi bertiga.

    Demikianlah pengalaman sex Bonsa dan pembantunya yang masih berlangsung sampai sekarang, walaupun Bonsa sekarang sudah mempunyai istri dan dua orang anak laki-laki. Mungkin anak laki-lakinya meneruskan perilaku ayahnya.

  • Cerita Seks Bersetubuh dengan Teman Lama

    Cerita Seks Bersetubuh dengan Teman Lama


    1313 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Bersetubuh dengan Teman Lama ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Sekarang saya kuliah di perguruan tinggi swasta di Bogor. Pengalaman ini saya alami 1 tahun yang lalu tepatnya Oktober 2015. Saya termasuk anak yang pandai bergaul. Tapi malah kebanyakan teman saya di kuliahan mayoritas pria. Hal itu dikarenakan pacar saya 1 kelas dengan aku. Jadi sulit untuk melihat kesana dan kesini. Saya pacaran pacar hamba (sebut saja namanya vina) saat itu hampir 5 tahun, tapi sekarang kita udah putus.

    Hingga suatu saat pada bulan september saya bertemu dengan teman lama di sma dan satu kuliahan dengan aku. Sebut aja namanya Noren. Saat smu noren termasuk anak yang paling cantik di sekolah. Cerita Mesum Terkini Waktu itu kebanggaan bagi kaum pria apabila berhasil berteman apalagi menjadi pacarnya. Akan tetapi hanya orang-orang tertentu sekadar yang bisa menjadi temannya. Dalam sejajar ia selalu memilih-milih, apalagi dalam jadi pacar. Saat itu pun aku tidak berhasil sebagai temannya.

    Tidak sampai 10 menit Noren menghampiri ku yang sedang duduk bersama temenku. “ayo, mau balik sekarang? ” dengan gesit aku berdiri dan pergi bersamanya. Temanku hanya bengong, karena bukan menyangka aku akan jalan bareng ama Noren. Sekian waktu itu kami pergi menuju tempat parkir mobil, karena aku saat itu memakai mobil tuktuk.

    Di tengah perjalanan kami hanya berbicara mengenai masa sma & mengenai vina. Tapi setiap pembicaraan mengarah pada vina, aku selamanya bilang kalo aku sudah putus dari vina. Dan aku bilang ama Noren supaya jangan ungkit-ungkit masalah vina lagi. Cerita Mesum Terkini Mobil sengaja kuperlambat supaya aku dapat bicara lebih lama secara dia. & saat tersebut, kancing baju atasnya terbuka dan dia duduk sambil miring ke pintu mobil. Sehingga kelihatanlah BH nya yang berwarna hitam. Aduh ma, ucapku. Ngga terasa kontolku telah mengeras. Ku coba diam sejenak, sebab kalau salah sedikit sikapku maka gagal juga tuk dapetin bodinya.

    “Ya udah, kamu mau berenang samaan ga ama aku, ntar aku ajarin dech” jawab aku. “tapi aku gak punya rok renang, soalnya aku gak suka renang sih”! Katanya pastinya kamu cari dulu dong, ntar kalo ga ada kan beda urusannya kan, jadi besok jam 2 sore pasti yah? ” tanyaku. “iya deh beker 2 magrib jemput saya di rumah yah” jawabnya. Cerita Mesum Terkini Sesudah itu aku anterin dia balik kerumahnya. Setelah itu itu aku hanya tertawa kecil dan bergumam, waduh kena perangkap saya nih, tinggal rencana di 4 yah besok. Wah, udah kebayang bentuk dadanya, pahanya serta sentuhan tangannya tatkala aku ajarin dia berenang besok, terlebih tangannya dalam tumbuhin bulu-bulu halus”.

    Besoknya kamipun pergi berenang samaan ke pemandian Cipaku. Tatkala ganti baju saya sudah biasa membayangkan bentuk dadanya, pahanya yang putih dan lain-lainlah pikiran ku ketika tersebut. Ketika ketemu hati ku langsung berdetak kian kencang, olehkarena itu Noren yang ada pada depanku sekarang lumayan mengenakan baju renang. Serta dadanya mulai kelihatan sedikit menyembul ditambah beserta pahanya yang indah banget. Suerr, kontolku saat itu sinambung tegang terlebih dia menggandeng tanganku menuju tempat penyimpanan tas di samping kolam renang.

    Sesudah itu aku kendati tepat masuk di pasu renang dan disusul oleh dia. Cerita Mesum Terkini Dan saat tersebut mulai aku mengajari dia sebatas aku dapat. Saat memegang tangannya berasa jantung berdetak lebih cepat. Tangannya halus banget. Ditambah senyuman bibirnya yang tipis & merah. Hampir 1/2 weker saya mengajari dia berenang. Tetapi kontol tersebut masih terkencar-kencar terus. Pada tatkala aku sedang menginstruksikan dia berenang tak senggaja dia menyenggol batang kemaluanku karena ketika itu saya padahal menguliahi dia gaya katak. Aku malu luar biasa, sebab takut dipikir noren, belom apa-apa sudah ulet duluan. Tapi aku coba buang ide itu jauh-jauh.

    Akan tetapi aku belum puas sebelum melihat memeknya. kucoba tuk buka rok nya secara perlahan, dan terlihat pula gundukan daging di pulih celana dalam hitamnya. saya terdiam sebentar karena tidak menyangka noren cewek yang cantik sungguh, dan cuma orang-orang tertentu saja yang bisa mendekatinya kini sudah bugil di depan mataku.

    “Aghh. kamu kok gini sih an” desahnya. aku cuma tersenyum lega. serta kucoba tuk menarik tangannya ke arah kontolku. dan memang sudah terencana sleting celanaku sudag saya sibak. & merosotlah celanaku. Cerita Mesum Terkini rupanya noren sudah bernafsu banget. diangkatnya bajuku serta dalam lepaskannya celan dalamku.

    Kini matanya sudah terkuak dan tahu kontolku yang lumayan gede. “ihh. kabir luar biasa yang kamu an”? aku buktikan bangkit hidup agar dia mau mengulum kontolku. “kamu mau cium kontolku kan”? tanpa menunggu komando lagi kepala noren ku arahkan ke kontolku yang telah keras sungguh. diciumnya perlahan-lahan kontolku & dijilatinnya kontolku. “muahh. mchh. ” terdengar bunyi daripada mulutnya yang tipis. “terus ren. achh. terus. enak banget loh., kamu pinter luar biasa ren. achh. ” Dewapokerqq

    Pikiranku sudah biasa tidak bisa kukontrol lagi. 15 menit sudah berlalu. dan renek ku angkat tubuhnya di atas sofa ruang tamu serta kutidurkan. kucium lehernya terus turun ke pergi ke susunya yang kenyal dan indah. “gilaa banget nih cewe bodynya, susunya, pantatnya yang kenyal, terlebih bulu-bulu yang patut banyak & halus”. gumamku dalam hati”. kucium toketnya yang juga besar serta kenyal. Cerita Mesum Terkini “muachh. muachh. ” “aduh an. terusin. achh. ” dia mengerang langsung. sambil ku jilatin toketnya, tangan kananku lembut menunjukkan memeknya. Astaga. basahh sungguh nih. terus ku elus dengan lembut dan ku belai klitorisnya yang telah mencuat.

    “Achh. euhh. ” ia mengerang keenakan. permulaan ciumanku diturunkan kebawah vagvinanya. ku jilatin memeknya yang basah. mhh. mhhachh. dia menarik kepalaku & mengejang. “acchh an, kayanya saya mau kencing nih. itu bukan meruah mengapa yang mo keluar, tersebut namanya mau crott aja . achh an, ennaak banget nih., ahh. terusin sayang kata nya”. Cerita Mesum Terkini aku tersenyum mungil saat ia memanggilku dengan kata cinta. “hahaha. awak udah masuk dalam genggamanku sekarang ren. ” kataku dalam menawan hati. “achh. terusin an. terusin yah jantung hati. katanya”. kujilatin memeknya langsung dan teruss. “ohh indahnya memekmu ren. beruntung luar biasa aku mampu dapetin memek dari cewek secantik kamu” kataku pada membenang. kali ini ia merapatkan kakinya serta kembali mengejang. ahh. an kayanya saya mau tampak lagi nihh. achh. ”

    “Keluarin saja semuanya sayang. terus keluarin aja. ” kataku. setelah kurasa cukup, mulai ku arahkan kontolku yang sudah biasa keras dan panas ke memeknya noren. “tahan bentar yach kalo sakit. ntar juga nggak sakit lagi kok. ” kataku di noren. kumasukan kontolku lambat-lambat ke memeknya. achh. erangku karena kontolku masih agak susah masuknya. maklumlah tempik perawan pertama kali pasti susah simasukinnya. “achh. ohh. masukin langsung aja dech an. ” pintanya. “kamu ngga akan nyesel ren.? Cerita Mesum Terkini “ga akan kok, aku rela ama engkau diambilnya”. “Achh. terus. ” secara sekutil kekuatan kutekan kontolku makin kedalam. & kini sudah masuk semua kontolku kedalamnya. “ohh. hangat sungguh memeknya. ” “aduh sakit an. akhh. ”

    Terasa darah segar menongol dari vagvinanya dan membasahi bajunya yang memang telah berniat kusimpan dibawah pantatnya. “ya ampunn. banyak banget darahnya nih. ” gumamku di hati. tak perduli beserta resam yang mengucur saya enjot dia perlahan-lahan, serta kelama-lamaan maikin liat. “achh. ohh. ahh. terusin an. makin lama makin senang nih. achh. genjotanku makin ku percepat lagi. achh. ohh enak luar biasa. terusin yahh. ” hampir 15 menit aku menggumuli dia. lembut ku genjot dia dengan pelan dan pelan. sehingga dia bisa menikmatinya. “pelan-pelan aja yah ren, biar aku dapat cium toket kamu”.

    Sambil menggesek-gesek kontolku kedalam vagvinanya. kucium lambat-lambat puting toketnya. kuatru perlahan-lahan gesekan ku. & tak lama kemudian terkuak ia mengerang serta mengejang. “achh. kaya tersedia yang target keluar nih. achh. aduh mau keluar kembali jadi kujeda gesekanku secara perlahan supaya ia mampu crot duluan dan benar saja sebentar lalu dia mengalami orgasme untuk di 2 kalinya. Cerita Mesum Terkini “achh. achh. ohh. mau tampak nih. ann. achh. ”

    Noren sudah biasa mengalami orgasme sedang aku sebentar lagi rencana menongol. setelah kurasa pas maka kupercepat gerakan kontolku ke memeknya dia. “achh. mau keluar lagi nih an bentar lagi aku juga bakal keluar nih ren. ahh” erangku. “keluarin didalem saja yah ann. achh. ”

    Walaupun dia sudah bersedia menerima sperma ku pada vagvinanya, tapi saya bukan sebodoh itu, aku sedang ga mau terikat sambil dia. dengan menambah kecepatan saya terus mengenjot dia semakin cepat. Cerita Mesum Terkini “achh. aku rencana keluar nihh. kamu mau minum sperma ku kendi. achh. kenapa kok gak dikeluarin di dalam aja sih, ya udah di dalam mulut ku pula. ” “achh. terusinn. ann saya juga.

    target tampak lagi nih. achh. ” “aku juga rencana menongol nih ren. ” & saat itu kamipun keluar bersamaan. “achh. kuangkat langsung kontolku yang telah intim menyemburkan sperma. achh. kukocokan kontolku ke arah mulut serta dadanya dia. “croot. crott. spermaku mengguyur lubang dan susunya”. “achh. srepp. segak banget sperma awak an. cape sungguh nih. liat tuh badanku sampe keringatan semua.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Bantuan Benih Ekonomi

    Kisah Memek Bantuan Benih Ekonomi


    1764 views

    Cerita Seks Terbaru – Berulangkali Darjo menatap layar handphonenya, berharap ada balasan sms dari Citra Agustina, istri Marwan Sudiro, penghuni rumah kontrakannya. Namun, tetap saja NIHIL. Sama sekali tak ada respon darinya.
    “Telatnya sudah mau dua bulan… ” Ucap Darjo kesal, “Kalau tak segera ditagih, mau sampai kapan mereka akan menunggak…?” tambahnya lagi sambil berjalan menuju rumah Citra.

    Darjo, adalah seorang pria tengah baya beristri 3. Berusia 46 tahun yang tak lain adalah pemilik komplek rumah kontrakan tempat Citra, Seto dan beberapa tetangganya tinggal saat ini. Tubuhnya gemuk, kulitnya hitam, dengan tinggi rata-rata kebanyakan orang pribumi.

    “Janjinya minggu depan… Preeeettt…. Ini sudah hampir lewat seminggu dari janjinya, eh belum juga memberi kabar….” Gerutunya di jalan, sambil berulang kali melihat layar handphonenya.

    Memang, akhir-akhir ini sepertinya Marwan dan Citra sedang mengalami masalah ekonomi, namun bukan berarti hal itu bisa selalu dijadikan alasan buat menunggak bayar sewa kontrakan.

    Kembali otak Pak Darjo mengingat-ingat sosok Citra. Dari awal kepindahannya, wanita gemulai itu memang langsung menyita tempat di hatinya. Wajah cantiknya, senyum manisnya, suaranya yang lemah lembut membuatnya selalu betah jika berlama-lama main kerumahnya. Tubuhnya yang ramping, kulitnya yang mulus, ketiaknya yang tak berbulu dan aroma tubuhnya yang wangi, juga membuat dirinya tak ingin cepat-cepat meninggalkan rumahnya. Terlebih, ketika melihat ukuran payudara besarnya, wah bakal membuat celana dalam lelaki manapun menyempit. TETEK ITU BESAR SEKALI.

    Namun , sayang sekali, Citra telah menikah. Menikah dengan Marwan, lelaki bermasa depan suram yang memiliki banyak hutang disana-sini. Seorang calo tanah yang tak pernah tahu kapan ia akan mendapatkan penghasilannya.

    Sebenarnya, Citra tahu jika ia di sms oleh Pak Darjo. Namun, karena Marwan belum juga memberikan hasil dari pekerjaannya, Citra sengaja tak membalas semua sms dari Pak Darjo. “Toh, ujung-ujungnya, ntar juga ia bakal datang kerumah…” Batin Citra setiap kali Pak Darjo sms.

    Citra dan Marwan sudah tinggal cukup lama dikontrakan Pak Darjo, dan selama itu pula ia jarang sekali telat. Entah kenapa, hanya akhir-akhir ini suaminya agak sedikit kesulitan untuk bisa menyediakan uang bayaran kontrakan tepat waktu. “Mungkin karena banyak sekali saingan sehingga mas Marwan sering kalah tender..” Pikir bijaknya lagi.

    Dan memang benar, Pak Darjo juga mengakui hal itu. Citra dan Marwan adalah pasangan yang cukup kooperatif dalam hal pembayaran. Oleh karena itu, mereka agak dijadikan sebagai anak mas olehnya. Berbeda dengan tetangga lainnya yang harus membayar, buat Citra dan Marwan hampir bisa mendapatkan semua fasilitas perumahan dengan tanpa menambah bayaran sepeserpun. AC, TV, Kulkas, semuanya ditambahkan oleh Pak Darjo dengan gratis, walau pembayaran listriknya tetap diharuskan membayar.

    “Tapi kalo misalnya Marwan tetap tak bisa bayar… Apa aku harus mengusir neng Citra ya..?” bimbang Pak Darjo, “Istri Marwan itu terlalu cantik untuk dilewatkan begitu saja…”

    Berulang kali, otak mesum Pak Darjo memikirkan segala kemungkinan yang terjadi jika Marwan tak mampu membayar uang kontrakan. Bingung dan galau. Pak Marwan, yang walaupun sudah memiliki 3 orang istri, tetap saja selalu tergiur setiap kali ia berkunjung ke rumah Citra. Tak jarang, ia mencuri-curi pandang untuk sekedar menikmati kemolekan tubuh istri Marwan itu. Dan Citrapun Citra pun seolah mengerti jika Pak Darjo sering melirik kepadanya, tetapi dia tidak begitu terlalu mempedulikan.

    Bahkan akhir-akhir ini, supaya berhasi merajuk mood lelaki gemuk itu supaya mau memperlunak tagihan rumahnya, Citra semakin berani memamerkan bagian-bagian tubuhnya yang dapat mengundang hasrat birahi lelaki gemuk itu. Tak jarang, ketika Pak Darjo melirik aurat-aurat tubuhnya, Citra balas menatap lirikan mesum Pak Darjo sehingga akhirnya mereka berdua saling bertatapan.

    “Cantik sekali tubuhmu Mbak… Andai aku bisa menjadi suamimu… ” Kata Pak Darjo dalam hati sambil berulang kali menelan air ludah birahinya. Melihat tatapan matanya dibalas oleh Citra, Pak Darjo hanya bisa tersenyum kecut.

    Tak lama, Pak Darjo tiba di pekarangan kompleknya. Dengan santai, ia berjalan sambil melihat-lihat komplek perumahannya. “itu dia, rumah wanita idamanku… rumah nomor 2 dari ujung…”

    TOK TOK TOK
    “Mbak Citra…? Mmbakkk…?” panggil Pak Darjo.

    Sepi. Tak terdengar kehidupan apapun.
    “Padahal ini hari sabtu, seharusnya mereka ada dirumah…” Batin lelaki tua itu yang tahu jika sabtu minggu adalah hari libur kantor Citra. Namun setelah beberapa kal mencoba mengetuk pintu rumah citra namun sama sekali tak ada respon, ia mulai merasa putus asa,”Wah sia sia nih aku datang kesini… ”

    TOK TOK TOK
    “Mbaaaak….?” panggil Pak Darjo lagi.
    “Apa mungkin neng Citra ada dibelakang ya…?” Dengan ragu-ragu Pak Darjo memutari rumah Citra, menuju pintu belakang dan mencoba mencoba mengetuk pintu lagi.

    TOK TOK TOK
    Tetap saja hening. Namun tak lama kemudian, terdengar suara Maryati, istri Sunarto, penghuni sebelah rumah kontrakan Citra berteriak dari samping rumahnya
    “Eh Pak Darjo… Nyariin mbak Citra ya…?”
    “Iya bu Mar… Tahu nggak Mbak Citra pergi kemana…?”
    “Kayanya sih tadi sedang pergi makan siang bareng Pak Utet….”
    “Pak Utet…?”
    “Iya… Pak Utet.. Ojek pribadi Mbak Citra…”
    “Masuk sini aja pak… Tunggu di dalam rumah saya… Mbak Citra mungkin sebentar lagi pulang” ajak Maryati.
    “Nggak apa-apa bu… Saya tunggu didepan saja” jawab Pak Darjo kembali keteras rumah Citra.

    Benar, Tidak begitu lama terlihat sebuah sepeda motor butut muncul dari ujung komplek, seorang lelaki tua membonceng wanita jelita.

    “Busyet… Pakaiannya seksi sekali…” batin Pak Darjo. Sambil melihat ke arah wanita itu tanpa mengedipkan mata.

    Siang itu, Citra hanya mengenakan sebuah daster bali berkain katun tipis warna warni yang pendek. Saking pendeknya, bawahan dasternya tak mampu menutupi paha mulusnya dengan sempurna.

    “Bentar ya pak saya mau turun… Tahan… Jangan digoyang-goyang motornya… Ntar saya jatuh…” Pinta Citra pada pak utet.
    “Hak hak hak …. Kalo digoyang mah yang ada mah moncrot keluar neng… Bukan jatuh…” Balas Pak Utet mesum.
    “Idih… maunya tuh moncrot terus… Khan barusan juga udah dapet… Ntar abis tuh peju…”
    “Yaaa.. Namanya juga nafsu Neng… Pasti minta dikeluarin terus… Apalagi kalo maennya ama Neng Citra… Sampe nginep-nginep juga bapak mau neng..”
    “Bener yaaaa… Awas aja kalo nanti tau-tau minta pulang…. Hihihi…”
    “Nggak bakalan neng… hak hak hak….”

    Beruntung, karena melihat sosok Citra lekat-lekat, Pak Darjo tak mendengar perkataan mesum Citra dan Pak utet. Melihat Citra yang turun dari motor, Mata Pak Darjo seolah mau lepas dari tempatnya. Selain itu, karena Citra menurunkan beberapa macam belanjaan dari motor, membuat ia berulang kali harus menundukkan badannya. Dan dari depan jaket kain Citra yang tak tertutup rapat, Payudara besar Citra seolah turut menyapanya. Payudara tanpa bra itu kelihatan bergoyang-goyang seiring gerakan Citra.
    “Busetttt tuuh teteeeekkk…. pasti enak tuh kalo dikenyot-kenyot….”

    “Ehem…. Pak Darjo… ” Kaget Citra yang sama sekali tak menyadari jika diteras rumahnya ada bapak pemilik kontrakan, “Tumben Pak dateng kesini…” Selah Citra membuyarkan lamunan lelaki gemuk itu ketika melihat kearah payudaranya.
    “Eeh iya mbak…”
    “Ada perlu apa ya…?” Sapa Citra berusaha sopan sambil melewati Pak Darjo yang sedang duduk di bangku teras rumahnya, membuka rumah lalu mengambil air putih, suguhan ala kadarnya buat Pak Darjo dan Pak Utet. Lagi-lagi, ketika Citra menyuguhkan air minum itu, Pak Darjo melihat payudara Citra yang bergelantungan manja dari luar dasternya yang berleher rendah.
    “Uuuhhh… Jadi ngaceng aku melihat tubuh semok ini…” ujar Pak Darjo sambil membetulkan benda yang mulai mengeras diselakangannya.

    Citra sebenarnya tahu jika maksud kedatangan Pak Darjo adalah untuk menagih rumah , cuman demi menjaga hubungan baik mereka, tetap saja ia harus menyembunyikan wajah kurang menyenangkannya. Dan dari ekor matanya, ia juga tahu jika sedari awal tadi, Pak Darjo tak henti-hentinya menatap mesum kearahnya.

    “Silakan diminum pak… ” Kata Citra mempersilakan tamu-tamunya menikmati suguhan air putih sambil duduk di kursi teras diseberang kursi Pak Darjo. Karena dasternya yang pendek, membuat paha putih mulus Citra kembali terlihat.

    “Pak…?” Tanya Citra sambil melambai-lambaikan tangannya kewajah Pak Darjo. Membuyarkan lamunannya yang sudah mulai absurd.
    “Ehh.. Eh iya mbak… Begini…” kembali Pak Darjo membetulkan selangkangannya. “Begini mbak Citra yang cantik… Maksud kedatangan saya kemari adalah… Sekedar Silaturahmi, sekaligus, ingin menagih janji mbak Citra….
    “Oooo.. mau menagih duit kontrakan…?”
    “Hehehe… Iya mbak… Berhubung si Srinah, tahu Srinah khan…?” Jelas Pak Darjo sok akrab.

    Citra menggeleng-gelengkan kepalanya.

    “Si Srinah, istri ketiga saya akan melahirkan, otomatis saya harus menyiapkan segala macam kebutuhan buat biaya lahiran…. Nah oleh sebab itu saya kemari…. ” Kata Pak Darjo menjelaskan dengan meta jelalatan menatap lawan bicaranya. “…. Mau minta bayaran sewa rumah dua bulan kemaren…”

    Lagi-lagi mata mesumnya melirik tajam kearah selangkangan Citra yang sedikit terbuka. Mencoba merekam setiap jengkal paha mulus itu di dalam benaknya.

    “Ooohhh gitu ya pak… Sebenernya sih saya mau bayar… Cuman kok ya, saya masih belum ada duit yang bisa dibayarkan… ” Jelas Citra.
    “Memangnya suami neng nggak pernah kasih duit…?”
    “Ngasih sih pak… Cuman khan hanya buat hidup sehari-hari….”
    “Lalu duit kontrakannya…?”
    “Yaaah… boro-boro ngasih duit kontrakan pak… Wong buat makan aja kadang susah… Apalagi, akhir-akhir ini malah Mas Marwan juga jarang pulang..”
    “Loooh…? Kok bisa jarang pulang….?”
    “iya…”
    “Berarti mbak Citra kesepian dong…” Celetuk Pak Darjo berusaha melucu.
    “Enggak juga sih pak.. Khan masih ada Pak Utet yang menemani…” Jawab Citra lagi sambil menujuk ke arah Pak Utet yang sedari tadi sibuk mengelapi motor bututnya. Pak utet yang merasa namanya dipanggil Citra segera menengok sambil tersenyum kearah Pak Darjo.

    “Mas Marwan masih sibuk dengan kerjaannya pak… jadi belum banyak bisa ngasih duit….”
    “Masa kerja mulu tapi ga ngasih duit. Aneh..
    “Ya gitu deh pak… Namanya juga pekerja lapangan.. Jadi ya jarang dirumah…”
    “Lalu kira-kira kapan saya bisa dapet kepastian tanggal Mbak Citra bisa bayaran kontrakannya..?”

    Tak menjawab, Citra hanya bisa menarik nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya.

    “Waaduuuhhh… Ya ngak bisa gitu juga mbak… Saya udah tidak bisa memberikan toleransi lagi mbak.. Mbak sudah menunggak duit kontrakan lebih dari dua bulan…. Otomatis kalo mbak nggak bisa mbayar, mbak harus angkat kaki dari rumah ini secepatnya….” Ancam Pak Darjo.
    “Ayolah pak…Saya mohon ya pak…”
    “Nggak bisa Mbak… Orang yang mau nempatin rumah ini sudah banyak yang mengantri..”
    “Janji deh pak… Beri saya waktu seminggu lagi…..”
    “Hmmm… Gimana ya… Sebenarnya saya juga senang mbak… Rumah kontrakan saya ditempati oleh Mbak Citra yang cantik ini. Tapi kalo terus-terusan menunggak begini, bisa digoreng saya sama si Srinah dan istri-istri saya lainnya…”

    “Saya bakal usahakan pak… Seminggu lagi mas Marwan pasti udah dapat duit buat bayar kontrakan kok… Percaya deh…”
    “Kalo misalnya belum dapet duit juga…?”

    Terdiam, citra tak mampu mengatakan apa-apa. Masalah ekonomi memang selalu menjadi masalah pelik buatnya. Terlebih saat ini, ia sudah tak memiliki barang berharga lagi. Dengan menarik nafas panjang, Citra menawarkan sebuah solusi yang tak mungkin dapat ditolak oleh Pak Darjo.

    “Hhhmmm.. Kalo minggu depan saya masih belum bisa bayar duit kontrakan…” Citra menarik nafas lalu menghembuskan pelan, “Terserah bapak mau apakan saya…”
    “Mau apakan gimana neng..?”
    “Ya saya bersedia melakukan apapun pak… ”
    “Apapun…? Termasuk…….”
    Citra mengangguk. Mengiyakan. “Terserah bapak. Daripada saya harus tinggal dijalanan…”

    Merasa percakapan antara pak Darjo dan Citra mulai mengarah ke arah yang kurang jelas, pak Utet langsung turun tangan.

    “Memangnya tagihan kontrakan Neng Citra berapa pak? ” Tanya Pak Utet dengan nada cukup lantang.

    Pak Darjo menatap tajam kearah Pak Utet dengan tatapan merendahkan. “Utangnya banyak pak… ” Jawab Pak Darjo ketus.
    “Sebanyak apa…?” Tanya Pak Utet lagi.
    “Duit kontrakan rumah ini sebulannya 600 rebu… Ini mbak Citra sudah menunggak lebih dari dua bulan, dan sekarang mau masuk tagihan bulan ketiga…. ” Jelas Pak Darjo, “Kenapa pak… Bapak mau bayarin…? Kaya sanggup saja….” Tambah Pak Darjo melecehkan.

    Sambil tersenyum, Pak Utet mengeluarkan beberapa lembar uang dari kantongnya. “Ini saya ada duit 400 rebu, buat sekedar jaminan….” Kata lelaki tua itu sambil menyodorkan gepokan uang receh pada pa Darjo, “Santai saja pak… Neng Citra pasti bakal bayar kok….”
    “Pak Utet… Gak usah repot repot pak…” cegah Citra sambil menahan tangan pak Utet mendekat ketubuh Pak Darjo.
    “Nggak apa-apa neng… Santai saja…” Ucap Pak Utet sambil tersenyum, “Ini pak terima saja uangnya…”

    Dengan perasaan malu, Pak Darjo segera menyembar semua uang receh dari tangan Pak Utet. Lalu, ia memperiksa lembara-lembaran uang itu sambil beberapa kali menerawang uang tersebut ke arah langit.

    “Kampret… Gara-gara lelaki tua sialan, aku jadi gagal mendekati istri Marwan itu..” Gerutu Pak Darjo sambil beranjak pergi ,” Okelah kalo begitu… Saya pergi dulu….” Tutup Pak Darjo sembari langsung beranjak pergi menginggalkan Citra dan Pak Utet.

    “Pak… Makasih ya… ” Ucap Citra sambil tak henti-hentinya tersenyum simpul.
    “Makasih apaan neng…?”
    “Makasih udah mbantuin aku…. Seharusnya bapak nggak perlu ngelakuin itu semua… Aku yakin kok bentar lagi mas Marwan pulang bawa banyak duit….”
    “Hak hak hak… Halaaah…Gausah dipikirin Neng..”
    “Kalo gitu saya balas dengan MPPPFFF….”

    Kecup Citra melahap habis bibir tebal Pak Utet, sambil menggiringnya masuk kedalam rumah.

    ***

    “Semprul…Kakek-kakek kampret…..” Ucap Pak Darjo berulang kali sambil menyeruput secangkir kopi panasnya yang sudah mulai dingin.
    “Ada apa toh mas…? Kok mukanya kusut gitu…?” Tanya Limun, si pemilik warung kopi.
    “Berantakan Munnn… Pokoknya… Berantakan…”
    “Opone yang berantakan mas..?” tanya Limun lagi.
    “Aku baru saja dipermalukan oleh tukang ojek jeleknya si Citra…?” Jelas Pak Darjo.
    “Dipermalukan…? Maksudnya…?”
    “Iya… Gara-gara lelaki kerempeng itu, aku tak bisa mendekati si Citra….”
    “Owalaaahh… Emangnya bapak naksir istri Mas Marwan itu ya….?” Tebak Limun.
    “Kekekekekek…. Kenapa kamu…? Kaget…?” Tawa Pak Darjo lagi, “Boleh donk aku perlihara wanita jelita itu… Toh dia sering diterlantarkan oleh suaminya… Bayangin, punya bini secantik Citra, ga bakalan aku bolehin jalan kemana-mana… Sepanjang hari kerjanya cuman…. Kekekekekek ….”
    “Hahahaha… Ngimpi kowe mas….”
    “Wah.. gara-gara mbayangin si Citra, aku jadi ngaceng… Udah-udah Mun… Berapa totalannya… Aku mau pulang ke istri-istriku saja kalo gitu….”

    Segera saja, Limun menghitung semua pesanan Pak Darjo, “Cuman lima belas ribu aja mas…”
    “Eh… Mun… Sek sek… Handphone aku mana ya…?”

    Sambil kebingungan, tiba-tiba ingatan Pak Darjo kembali ke rumah Citra. Sepertinya handphone itu tertinggal disana. Pak Darjo buru-buru membayar kopinya dan segera balik lagi kerumah Citra.

    ***

    Tak berapa lama, Pak Darjo sudah sampai didepan pintu pagar rumah Citra.

    “Kok sepi ya…?” Kata Pak Darjo sambil celingukan, “Tapi pintu depannya kok masih terbuka…?” Tambahnya lagi sambil celingukan.
    “Nah itu dia Handphone aku…” Girang Pak Darjo yang melihat telephon genggamnya masih berada di atas meja teras.

    Tanpa mengetuk pintu pagar, Pak Darjo masuk ke halaman rumah Citra, mengambil handphonenya lalu memasukkannya kedalam saku celana. Melihat pintu rumah yang melompong begitu saja, membuat keisengan pak Darjo muncul. Ia ingin mencari tahu, istri Marwan yang cantik jelita itu sedang apa di cuaca yang panas seperti ini.

    “Neng Cit….”

    Tak sempt menyelesaikan panggilannya, mata Pak Darjo seketika itu langsung melotot. Terbelalak lebar menatap pemandangan dibalik pintu ruang tamu. Nampak, kedua insan yang bertelanjang bulat itu sedang melakukan sebuah permainan yang sangat melanggar norma-norma kesopanan. Tubuh Pak Utet rebahan di kursi sofa, sementara Citra duduk diatas selangkangannya. Pinggulnya dengan lincah bergerak maju mundur sambil kedua tangannya meremas-remas payudaranya yang menggelantung besar, mulutnya menceracau tak jelas sambil terus menjilati payudaranya yang besar.

    Karena terlena melihat persetubuhan Citra dan Pak Utet, Pak darjo membuka pintu depan itu lebih lebar lagi. Namun tak dikira, ternyata pintu itu bersuara berisik sekali.

    KKKRRRRIIIEEETTTT….

    Mendengar suara pintu rumahnya terbuka makin lebar, Citra buru-buru menengok ke arah suara itu berasal. Setelah tahu jika ada seseorang yang sedang mengintip perselingkuhannya, buru-buru ia meloncat, mencabut tusukan penis Pak utet yang masih bersarang di vaginanya, lalu berlari kedalam kamar. Begitu pula dengan Pak Utet. Sadar jika tunggangannya berlari panik, ia juga ikut-ikutan lari tunggang langgang menyusul Citra kedalam kamar.

    “Mampus aku Neeeeng… Yang punya kontrakan dateng…” bingung Pak Utet.
    “Tenang pak…. Tenang… Mungkin Pak Darjo tidak melihat kita…”
    “Nggak mungkin Neng… Pasti bapak itu tadi melihat persetubuhan kita…. Bapak langsung pergi saja ya Neng… Khawatir bapak itu memanggil seluruh warga kampung…”

    “Mbak…? Mbak Citra….? Permisi….” Suara panggilan Pak Darjo dari arah ruang tamu, “Mbak… Saya masuk ya… Ada yang ingin saya omongkan…” ucap Pak Darjo lagi.

    Dan beberapa saat kemudian, sosok lelaki itu sudah berada di depan pintu kamarnya. Perlahan, jemari gempal Pak Darjo menyibak horden.

    Seketika, mata Pak Darjo kembali melotot ketika melihat pemandangan yang nampak di dalam kamar tidur Citra. Wanita seksi itu, hanya berdiri kaku sambil termenung bingung menatap sosok tua yang sedang tergesa-gesa mengenakan pakaian didepannya. Seumur-umur, Pak Darjo tak pernah melihat wanita dengan tubuh sesempurna Citra.

    Untuk sesaat, mereka bertiga hanya bisa saling memandang satu dengan yang lain. Saling terkesima. Pak Darjo terbelalak menyaksikan pemandangan Citra dan Pak Utet yang masih dalam keadaan telanjang, Pak utet masih kaget karena perselingkuhannya tertangkap basah, dan Citra hanya diam seribu bahasa karena tidak tau apa yang harus dilakukannya.

    “HEH BANGSAT… SEDANG APA KAMU DISITU..” Teriak pak Darjo lantang sambil menyerbu masuk kekamar Citra. Dengan satu gerakan, Pak Darjo langsung membekuk Pak utet yang masih berusaha mengenakan pakaiannya. “KAMU SEDANG MEMPERKOSA ISTRI MARWAN YA…?”

    “Memperkosa..?” Tanya Pak Utet bingung. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha melepas cengkraman tangan besar Pak Darjo sambil terus memakai semua pakaiannya. “Enak aja… Saya nggak memperkosa.. Neng Citra yang ngajak ngentot…”

    Kaget sekaget-kagetnya, Pak Darjo sama sekali tak menyangka jika wanita secantik dan seanggun Citra, mau mengajak bercinta lelaki tua renta seperti Pak Utet. Seketika, Pak Darjo merasa kalah. Namun karena gengsi untuk meminta maaf, Pak Darjo tetap saja memelintir tangan lelaki tua itu.

    “BANGSAT… NGGAK MUNGKIN… MBAK CITRA NGGAK MUNGKIN MINTA DITIDURIN OLEH LAKI-LAKI RENTA SEPERTIMU…. AYO… IKUT AKU KE KANTOR POLISI….”

    “Jangan Pak… Jangan lapor ke kantor Polisi…” Tiba-tiba Citra mendekat dan menyentuh lengan tebalnya, ia seolah berusaha membebaskan Pak Utet dengan rayuannya. Luluh, Pak Darjo lalu melepaskan cengkeraman tangannya. Setelah bebas, buru-buru Pak Utet melanjutkan memakai pakaiannya lagi.
    “Waduh, nggak bisa Mbak… Saya tak bisa membiarkan rumah kontrakan saya dijadikan sebagai tempat mesum oleh lelaki tua ini…” Jawab Pak Darjo dengan intonasi nada rendah.
    Lagi-lagi, Citra menarik nafas panjang. ” Maafin Pak Utet Pak.. Memang saya kok yang mengajak dia meniduri saya…”

    Kembali, pak Darjo kaget. Ia benar-benar tak mengira jika wanita yang sedang bertelanjang bulat didepannya itu bakal senakal itu.

    “Enggak Mbak. Saya tetap harus melaporkan kejadian ini.. Paling tidak, saya harus melaporkan kepada Pak RT atau Pak RW…”

    “…. Waduh Neng… Gimana nih…?” tanya Pak Utet bingung, “Kita bakal diarak warga keliling kampung…”
    “Sebentar-sebentar… Nama anda siapa pak…? Anda sepertinya bukan warga sekitar sini khan…?”

    Tak menjawab, pak utet terus saja mengenakan semua pakaiannya dengan buru-buru.
    “Heh… Pak tua… JAWAB PERTANYAANKU…” hardik Pak Darjo sambil mendorong pak utet jatuh kearah kasur.
    “Aku pulang saja ya Neng…” kata Pak Utet tak menggubris pertanyaan Pak darjo. Dengan batang penisnya yang masih berlumuran cairan vagina Citra, ia terus mengenakan pakaiannya. Dan setelah semuanya terpakai, dengan buru-buru Pak Utet pergi meninggalkan Citra. Dengan kecepatan super cepat, Pak Utet sudah bertengger di motor, siap-siap mengengkol mesin motor bututnya.

    Merasa tak digubris, Pak Darjo langsung naik pitam. Ia buru-buru menghambur keluar rumah dan menangkap Pak Utet yang hendak kabur. “HEH BANGSAT… SINI.. JANGAN KABUR….”

    Tak ingin insiden ini semakin panas, Citra pun segera mengejar Pak Darjo keluar rumah dan memeluk tubuh lelaki gemuk itu. Dengan tak mempedulikan tubuh telanjangnya, ia menarik tangan Pak Darjo supaya melepas Pak Utet pergi.

    “Pak… Jangan pak… Tolong biarin Pak Utet pergi….” Cegah Citra sambil memeluk tubuh pak Darjo dari belakang.
    “Tidak bisa Mbak… Saya tetap harus melaporkan lelaki BANGSAT ini ke pihak berwajib….”

    Pak Darjo heran dengan apa yang dilakukan Citra. Mengapa wanita cantik itu begitu ingin dirinya melepaskan lelaki tua ini.
    “Pak jangan Pak…. ”

    Tanpa mendengar teriakan Citra, Pak Darjo terus saja mencekik leher pak Utet dan menyeret tubuh lelaki tua itu supaya turun dari motornya. Merasa usahanya sia-sia, Citra lalu melepaskan pelukannya lalu merentangkan tangannya lebar-lebar, mencegat kedua pria itu supaya tak bertengkar semakin panas.

    “PAK DARJO… TOLONG LEPASIN PAK UTET….” teriak Citra lantang.
    “Minggir Mbak…”
    “Aku mohon pak… Lepaskan Pak Utet…”

    Citra sadar jika usahanya sama sekali tak membuahkan hasil. Ia juga sadar, jika Pak Darjo tetap tak mau melepaskan selingkuhannya, keributan ini bakal menjadi lebih panjang, dan bisa menarik perhatian tetangga sekitarnya. Sehingga ujung-ujungnya, banyak orang yang tahu jika selama ini Citra sudah berbuat serong dengan lelaki lain.

    Merasa tak ada jalan keluar, Citrapun akhirnya menggunakan jalan satu-satunya. “Jika bapak sudi melepaskan Pak Utet… Bapak boleh memilikiku jika bapak mau…”

    Kalimat terakhir Citra sepertinya sangat ampuh meredam amarah Pak Darjo.
    “Ke… Kenapa Mbak…?” Tanya lelaki gemuk itu seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi.
    “Barusan… Mbak bilang apa…?”

    “Pak Darjo boleh memilikiku jika mau…”

    Bak memenangkan undian togel, hati pak Darjo mendadak berbunga-bunga. Sebuah senyuman terukir di wajah gelap Pak Darjo. Lebar sekali, hingga ujung bibirnya bisa menyentuh telinga. “Mimpi apa ya aku semalam? Citra agustina akhirnya menyerahkan dirinya padaku..”

    “Kamu sadar khan mbak maksud dari perkataanmu barusan….?”

    Tak menjawab, Citra hanya menganggukkan kepala.

    Perlahan, ia melepas cengkraman tangannya pada leher Pak Utet, membiarkan lelaki tua itu kembali pergi. Tak ingin mensia-siakan kesempatan ini, Pak Utet buru-buru menstater motornya, lalu kabur meninggalkan komplek rumah kontrakan Citra.

    “Sudah mbak…. Aku sudah melepaskan lelaki bajingan itu… ” Kata pak Darjo sambil terus-terusan mengembangkan senyum liciknya, “Lalu…. Sekarang gimana…?”

    Masih dengan diam, Citra buru-buru membalikkan badannya, lalu melangkah masuk kedalam rumahnya, dengan wajah kusut. Tampak kebingunan di wajah cantiknya. Ujung kedua alisnya bertaut. Dan kerut didahinya benar-benar terlihat jelas. Wanita jelita itu benar-benar bingung. Ia tak menyangka jika perselingkuhannya dengan Pak Utet bisa ketahuan karena ketelodarannya.

    Mendadak, terlintas di benak Citra semua akibat dari perselingkuhan yang terlah ia lakukan. Mas Marwan murka, dan langsung menceraikan dirinya. Nama baiknya rusak. Tak ada kepercayaan lagi oleh orang sekitar terhadap dirinya. Dikucilkan dari masyarakat.

    Duduk di sofa ruang tamu, Citra hanya diam. Dewi keberuntungannya kali ini sama sekali tak bisa membantu masalahnya ini.

    Melihat Citra yang sedang bingung, Pak Darjo buru-buru mendekat kearah Citra. Ia lalu mengajak Citra pergi ke kamar tidurnya. Masih dalam kondisi bingung, Citra menuruti permintaan lelaki gemuk itu. Dan sesampainya di dalam kamar, Pak Darjo segera menubruk tubuh ramping Citra. Ia memeluk tubuh wanita cantik itu erat-erat, sambil mulai mengecupi kening dan pipi mulusnya.

    Seketika, Citra tahu apa yang sedang pak Darjo mulai lakukan pada dirinya. Itu adalah konsekwensi dari kalimat terakhirnya. Iya, ia harus menyerahkan semua kehormatan dirinya kepada pemilik kontrakan bertubuh tambun ini.

    “Kehormatan….?” tanya citra dalam hati, “Memangnya aku masih punya kehormatan…?”
    “Setelah bersetubuh dengan Pak Utet, Seto, dan sekarang Pak Darjo… Masih adakah kehormatan dari diriku yang masih tersisa…?”

    Dalam menit-menit terakhir, akhirnya Citra menyerah. Setelah susah-susah berusaha mencari jalan keluar dari semua masalah yang menimpanya, mendadak Citra tersenyum.

    “Tak apalah, jika aku harus melayani para lelaki-lelaki hidung belang itu… Karena paling tidak, aku tak harus pusing-pusing memikirkan beban ekonomi yang harus aku tanggung….”

    Melihat wanita yang sedang dipeluknya mendadak senyum-senyum sendiri, Pak Darjo kembali menatap raut wajah dan tubuh telanjang Citra dalam-dalam.
    “Akhirnya aku bisa mendapatkan dirimu mbak…” Ucap Pak Darjo sebelum akhirnya ia memeluk kembali tubuh jelita Citra lagi.

    Citra dapat merasakan desah hembusan nafas birahi lelaki gemuk itu menerpa keningnya, matanya, pipinya, hingga lehernya. Tak ingin terlihat malu-malu, Citra lalu memejamkan mata , tak tau harus menolak atau menikmati kecupan mesra lelaki gemuk itu. Perlahan, birahi Citrapun mulai terusik kembali, apalagi setelah kecupan Pak Darjo mulai merambat sampai pada bibir tipisnya.

    “Hangat sekali kecupanmu… Pak Darjo…” batin Citra sambil mulai mempersilakan lidah lelaki tua itu bermain dalam mulutnya. Tangan nakal Pak Darjo pun tak tinggal diam, mulai merayapi payudara, perut, pantat, vagina hingga paha Citra. Mencoba meresapi kehalusan kulit istri Marwan itu.

    “Ehhhhmmm…..” Desah Citra, menikmati usapan dan belaian serta kecupan bibir Pak Darjo.

    Melihat Citra hanya diam pasrah, Pak Darjo semakin bersemangat. Dari gerakan yang awalnya hanya mengusap dan membelai, hingga pada akhirnya ia mulai meremas, memilin dan mencubit. Apa saja ia remas, pantat, perut, pinggul hingga payudara Citra tidak luput dari remasannya. Hal ini semakin membuat Citra menjadi lemah tidak berdaya, nafsunya yang sempat padam karena ditinggal oleh lelaki pengecut seperti Pak Utet, perlahan mulai terbakar lagi.

    Sedikit demi sedikit Pak Darjo mendorong tubuh Citra ke arah kasur.

    Citra yang sudah dimabuk birahi itu hanya bisa menurut saja ketika ia diminta Pak Darjo untuk menurunkan tubuhnya dan duduk dikasur. Pak Darjo lalu mengikuti Citra duduk ditepi tempat tidur dan mulai memainkan lidahnya diseputar puting payudaranya.

    Dengan sekali dorong, Pak Darjo merebahkan tubuh indah Citra kebelakang. Membuatnya telentang. Sekali lagi, lelaki tua itu mengamati keindahan tubuh Citra. Mengagumi setiap pori-pori kulitnya yang mulus tanpa luka. Mengagumi payudara besarnya yang membuncah indah. Mengagumi bibir vagina Citra yang gemuk seperti kue apem

    Dalam diam, Citra mulai mengapai tubuh pak Darjo yang masih berdiri di samping tempat tidurnya. Berusaha meraih tonjolan daging yang tumbuh diselangkangan Pak Darjo.

    “Buka bajunya pak…” Ucap Citra lembut.
    Melihat Citra mulai berinisiatif, Pak Darjo segera memelorotkan celana panjang beserta dalemannya. Tak lupa ia juga melucuti kemeja lusuhnya dan melemparnya ke sudur kamar.

    Pada akhirnya, tampaklah oleh Citra, tubuh hitam nan gemuk milik Pak Darjo. Walau penisnya tak terlalu panjang, tetap saja Citra merasa kagum akan kegemukannya. Irip ubi jalar. Kepalanya kecil, tapi batangnya benar-benar besar.

    Perlahan, Pak Darjo mulai mengulik vagina Citra. Menggelitik mesra, sambil sesekali menjilat klitorisnya. Citra tak mengira jika gaya pemainan lelaki yang temperan itu benar-benar sopan. “Sepertinya, Pak Darjo bisa berlaku romantis juga… ” Kata Citra dalam hati. Tak seperti permainan seks mas Marwan yang asal gabruk, tubruk, tusuk, dan akhirnya ambruk. Seruntulan.

    Tidak puas hanya dengan hanya mengusap vaginanya, Pak Darjo mulai menusuk-nusukan jemarinya kevagina Citra yang telah basah oleh cairan birahinya.

    “Eeehhmmm….Pak…” Panggil Citra pelan
    “Hmmmm….”
    “Jangan laporin kejadian tadi ke Mas Marwan ya pak….”
    “Kekekekek… Kita lihat saja nanti… ” Kekeh lelaki gemuk itu.
    “Tolong ya pak…. Jangan….”
    “Trus kalo aku nggak lapor ke suamimu, aku dapet apa…?”
    “Apa aja pak…”
    “Apa saja itu gimana..? Aku nggak ngerti….”

    CLOK CLOK CLOK.
    Rupanya vagina Citra sudah benar-benar basah, karena tak terasa, kocokan jemari Pak Darjo sudah diiringi oleh lendir-lendir liang vaginanya.

    “Aku rela pak jadi MADUMU….”
    “Kekekekekek …. Kalo aku nggak mau gimana…?”
    “Kamu nggak mau pak…?”
    “Buat apa wanita tukang selingkuh sepertimu dijadikan maduku…?” Ejek Pak Darjo.

    Citra hanya diam.

    “Kamu pasti wanita murahan…. Sama lelaki tua aja mau diajak ngentot..”
    “Ayo coba ngaku, kamu sudah berselingkuh ama berapa orang..?”

    Lagi-lagi Citra diam, tak menjawab,

    “Kekekekekek…. Aku yakin kamu sudah dipake banyak orang…” Ejek Pak Darjo sambil terus mengocok vagina banjir Citra cepat-cepat.

    CLOK CLOK CLOK

    “Dasar LONTE…. ”

    Mendengar hinaan Pak Darjo, Citra buru-buru bangkit. Ia langsung berdiri dan meninggalkan pak Darjo. Walau ia sudah benar-benar bernafsu, namun panggilan Pak Darjo buat dirinya tadi membuatnya emosi.

    “Heh… Lonte.. Mau kemana…?” Tanya Pak Darjo sambil mengamit tangan kecil Citra. Dengan sekali kibas, lelaki gemuk itu membanting tubuh kecil Citra keras-keras ke kasur.

    “Aaaawww…. Pakk…” Rintih Citra begitu tubuhnya terhempas ke atas kasur, “Kasar banget kamu pak…”
    “Jangan sok suci Mbak…. Lonte sepertimu harusnya tak aku perbolehkan tinggal di sini…”
    “Lepasin…!”
    “Udahlah Mbak… Ga usah banyak bacot… ”
    “Aku bisa teriak pak…”
    “Kekekekek… Teriak saja mbak… Biar sekalian orang kampung tahu, betapa binalnya dirimu… ” Ujar Pak Darjo, “Udah nggak bisa bayar kontrakan, pamerin tubuh telanjang biar nggak jadi ditagih duit sewa.. Gitu ya…? Orang-orang pasti bakalnya berpikir seperti itu.. Kekekekekek….”

    “Sialan…. Apa yang dikatakan lelaki busuk ini ternyata cukup masuk akal…” Gerutu Citra.

    “Ayo… Sekarang kamu nungging…” Pinta Pak Darjo kasar. “Kalo kamu mau jadi MADUKU…. Kamu harus layani aku dengan segenap hatimu…. LONTE MURAHAN….”

    Tak pernah seumur-umur Citra dilecehkan seperti ini. Lonte. Dengan tatapan penuh amarah, Citra tak menjawab pertanyaan Pak Darjo, ia hanya terus menatap tajam kearah lelaki gemuk itu.

    “Gimana…? Mbak Citra Agustina yang terhormat…. Apakah kamu mau kamu jadi lonteku…?” Goda Pak Darjo semakin mempercepat kocokan jemarinya ke liang kenikmatan Citra.

    CLOK CLOK CLOK

    “Jawab…!” Bentak Pak Darjo lagi. “Mau nggak kamu jadi lonteku…?”

    Tanpa menunggu jawaban Citra, Pak Darjo segera membekuk tangan Citra kesamping tubuh rampingnya. Lalu dengan satu tangan lainnya, ia menindih dan memasukkan alat kelaminnya kedalam kemaluan istri Marwan itu dalam-dalam. Vagina Citra yang sudah benar-benar basah, segera saja menyambut penis gempal pak Darjo.

    CLEP…

    Tak mampu bergerak, Citra hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menggigit bibir bawahnya. Dalam penolakannya, ia berusaha merasakan kenikmatan tusukan kasar dari penis gemuk Pak Darjo. Walau penis itu tak sebesar dan sepanjang penis Pak Utet, tetap saja, mampu membuat birahinya kembali menggelegak.

    Tak lama, kemaluan Pak Darjo berhasil melesak seluruhnya. Sejenak, mereka terdiam sambil saling merasakan kenikmatan persetubuhannya,

    “Gimana mbak….? Kamu mau jadi LONTEKU…?”
    Tak menjawab. Citra hanya diam sambil terus menatap tajam kearah Pak Darjo. Citra sama sekali tak mengira, jika lelaki yang dihormatinya itu bakal melakukan tindakan hina seperti ini. Pak Darjo tega memperkosa Citra di rumahnya sendiri, di atas kasur yang biasa ia gunakan untuk bersetubuh dengan suaminya.

    “Nggak usah kamu jawab juga aku sudah tahu mbak…” Ucap Pak Darjo penuh keyakinan. “Liat aja memek kamu yang membanjir seperti ini, aku tahu jika kamu suka diperlakukan seperti ini ya…? Kekekekek….”

    Sekali lagi, Citra dibuat malu oleh lelaki gemuk itu. Apa yang dikatakan oleh lelaki gemuk itu benar. Walau wajahnya menunjukkan penolakan terhadap apa yang sedang dilakukan Pak Darjo pada dirinya, tubuhnya tidak sama sekali. Tubuh moleknya justru menikmatinya.

    “Aku tahu… Kamu bakal bersedia Mbak… Kekekekek…” Tawa Pak Darjo. Dengan kecepatan tinggi, lelaki gemuk itu mulai menggenjot penisnya keliang vagina Citra. Menusuk dan mencabut batang gemuknya dengan kecepatan tinggi.

    “Wuuuoooooo…. Sempit banget memekmu mbak… ” puji Darjo, yang seumur-umur belum pernah merasakan vagina sesempit milik Citra. Walaupun ia telah sering menikah, tak satupun dari ketiga istrinya yang memiliki vagina seperet Citra. “Aku nggak ngira… Lonte Cantik sepertimu punya memek yang menggigit seperti ini….”

    “Ehhmmm.. Ssshhshhhhsss….”

    Mendapat tusukan cepat seperti itu, mau tak mau membuat Citra akhirnya mulai mendesah keenakan. Rupanya ia tak kuat juga menahan gempuran birahi penis Pak Darjo. Perlahan, erangan dan desahan kenikmatan meluncur dari bibir tipis Citra.

    “Kekekek…. Kenapa mbak…?” Goda Pak Darjo yang tiba-tiba mencabut penisnya dari vagina Citra.
    “Ooohhh….” Erang Citra, ” Paakk…..”
    “Kenapa mbak….? Pengen lagi…”

    CLOP. Pak Darjo kembali menusukkan penisnya lalu mencabut kembali.

    “Ooohhhmmm…. Ssshhh… Pak…”

    “Kekekek… Mukamu lucu sekali mbak….”

    CLOP. Lagi-lagi Pak Darjo menggoda Citra. Dengan santai ia menghujamkan penis gemuknya lalu mencabutnya kembali. “Kekekekekek….”

    Merasa dipermainkan seperti itu, membuat Citra meronta-ronta nikmat.

    “PAK DARJO… ENTOT AKU PAAKK… JANGAN PERMAINKAN NAFSUKU… ” Jerit Citra.

    “Kekekekekek…. Gimana Mbak…? Kamu bersedia jadi LONTEKU..?”
    “Ooohh…. Iya pak… ”
    “Iya Apa…?”
    “IYA PAAAKK.. AKU BERSEEEDDDIIIAAAAA….” Erang Citra lagi.
    “Kekekekekek…”

    Mendengar lawan bercintanya mulai mendesah-desah, Pak Darjo pun semakin cepat menggerakkan pinggulnua. Menghujamkan batang penisnya dalam-dalam ke vagina sempit Citra.
    “Enak ya mbak…?”
    “Ehhmmmm….”
    “Kekekekek…. Dasar lonte…”

    Suhu Sabtu siang yang sudah panas, semakin dibuat panas oleh kelakuan bejat mereka. Dan tak lama kemudian, desahan lantang pun mulai terdengar nyaring di komplek yang sedang sepi begini.

    Mendengar panggilan kasar Pak Darjo kali ini, entah kenapa tak membuat Citra sakit hati. Malah, ia semakin bernafsu untuk dapat mengalahkan stamina lelaki gemuk yang sedang mencucuki vaginanya.

    Namun apa daya, persetubuhan dengan Pak Utet sebelumnya, cukup membawa dampak besar bagi Citra. Terbukti, gelombang orgasmenya langsung menerpa. Dari pangkal pahanya, rasa panas mulai menjalar naik ke rahimnya, membawa sengatan-sengatan orgasme semakin mendekat.

    Begitupun oleh Pak Darjo, gelijang tubuh Citra yang hendak orgasme sangat terasa olehnya. Istri Marwan itu lalu berulang kali mengangkat tubuhnya tinggi-tinggi disertai gerakan kepanya yang tak terkontrol. Dan benar, beberapa detik kemudian, tubuh Citra bergetar hebat, disertai cengkraman kukunya pada punggung gemuk Pak Darjo.
    “Pak… Aku keluar…. AKU KELUUUUAAAARRRR PAAAAKKKK..”

    CREET CREET CREECETT.
    Semprotan lendir birahi keluar dari vagina sempit Citra, diiringi oleh kedutan hebat dinding-dinding rahimnya.

    Merasakan pijatan vagina yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, Pak Darjo pun tiba-tiba merasa ingin orgasme. Dengan kecepatan maksimal ia kemudian memacu gerakan pinggulnya naik turun, sembari menindih dan memainkan payudara Citra yang nampak tak berdaya sama sekali setelah ia mendapatkan orgasmenya.
    “Aku juga keluar Mbak… AAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHHHH….”

    CROT CROT CROCOOOT….

    Tak terbayangkan nikmat yang dirasakan Pak Darjo ketika menyemburkan benih-benih kejantanannya kedalam rahim Citra. Nikmat di ujung penisnya berasa langsung menyebar ke seluruh penjuru syaraf tubuhnya. Menghantarkan getaran-getaran enak yang tak mampu terlukiskan dengan kata-kata.

    “Ini adalah orgasme terhebatku. Orgasme yang tak pernah aku dapatkan dari ketiga istriku…” Batin Pak darjo sembari menghempas-hempaskan pinggul gemuknya, memerah semua spermanya untuk masuk kedalam rahim Citra. Sejenak, Pak Darjo terdiam. Sambil terus menatap wajah ayu Citra yang damai karena baru mendapatkan orgasmenya, Pak Darjo pun tersenyum penuh arti.

    Keduanya nampak begitu capai. Terkulai lemas. Hingga akhirnya Pak Darjo menghempaskan tubuh gemuknya disamping tubuh raming Citra. Tak lama kemudian, mereka berdua tertidur di bawah panasnya udara siang yang begitu menyengat. Tertidur dengan tanpa mengenakan selembar pakaianpun. Tertidur dengan pintu depan yang masih terbuka lebar. (bersambung).

  • Cerita Seks Kepuasan Bercinta Dengan Meri

    Cerita Seks Kepuasan Bercinta Dengan Meri


    1372 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Kepuasan Bercinta Dengan Meri ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Kisah sex ini bermula saat aku kuliah di Jakarta,dimana saat itu aku masi berusia 20 tahun dan sebut saja namaku Radit. Aku tinggal disebuah kost-kostan yang tidak jauh dari tempatku kuliah. Hanya sebuah kamar dan langsung kamar mandi didalam dimana cewek dan cowok diterima ngekost disini.

    Karena yang tinggal rata2 para pekerja shift kadang aku jarang berjumpa dengan mereka. Ada 1 cewek yang kerjanya office hour tinggal disebelah kamarku sebut saja namanya Meri. Cerita Hot Berfoto – Usianya saat itu kira-kira 26 tahun dengan tinggi 165 cm dan berkulit kuning langsat mempunyai body yang sangat bagus dan dadanya lumayan besar untuk ukuran gadis Indonesia.

    Seperti biasa tiap aku pulang kuliah sebelum mandi aku duduk didepan kamar hanya dengan memakai handuk menunggu mba Meri lewat pulang kerja. Dari jauh aku melihat dia berjalan kearah depan kamarku karena memang kamarnya terletak paling pojok setelah kamarku.

    “Sore mba Meri,baru pulang kerja mba ?” tanyaku ramah.

    “Iya Radit” jawabnya juga ramah sambil tersenyum padaku.

    “koq keliatannya cape banget mba ? lagi banyak kerja ya ?”

    “iya nih aku lagi dikejar deadline kerjanya banyak banget,badannya pada pegel”

    “Mmmh,ntar mau beli makan bareng ga mba ?”

    “Engga kayanya Radit,aku boleh nitip aja ya ?”

    “Ya boleh mba.apa sih yang ga buat mba hehehee..”

    Sebelum masuk kekamarnya mba Meri memberiku uang dua puluh ribuan dan nitip makanan untuk nanti malam. Sehabis mandi aku beli makanan dan lansung kekamarnya ngetok pintu. Tok tok tok

    Cerita Seks Bercinta Dengan Meri “Mba Meri…..”

    Karena ga ada jawaban aku langsung buka pintu dan mendapati mba Meri terbaring ditempat tidur yang kepalanya masi dililitkan handuk kayanya habis mandi mungkin dia menunggu rambutnya kering tapi malah ketiduran dan kakinya masi belum dinaikin kekasur. Tanpa pikir panjang aku masuk dan menutup pintu lalu meletakkan makanan yang baru kubeli. kuangkat kakinya dan kunaikan ditempat tidur.

    Perlahan mba Meri membuka matanya dan tersenyum padaku.

    “Kamu baik banget Radit” katanya dengan nada pelan.

    ”Ah gapapa mba,kasian aja mba nya kecapean,kalo mba mau aku pijitin kakinya ya ?”

    “Ga usah,nanti ngerepotin kamu Radit” Agen Judi Hoki Banget

    Aku ga dengerin omongannya,seketika aku mengambil lotion dan mulai memijit kakinya,memang saat itu dia udah memakai celana pendek longgar selutu dan baju kaos rumahan. Cerita Hot Berfoto – Aku mulai pijit jari-jari kaki mba Meri sampai ketumit. Baru sebentar kayanya mba Meri udah ketiduran pulas banget dan ada kayanya setengah jam aku terus memijitnya sampai dia terbangun lagi.

    “Aduh Raditmaaf ya mba ketiduran pijitan kamu enak banget” katanya aga malu.

    “hehehee iya donk,kan aku udah bersertifikat dari departemen pijit-memijit” candaku padanya.

    “iihh kamu bisa aja,ada loh 30 menit aku ketiduran tapi kamu mijitin aku terus ya ?”

    “iya mba biar mba bangunnya nanti seger kasian lagi banyak kerja,kalo mba mau aku pijitin betisnya sekalian ya ?” Tanya ku pada mba Meri.

    “Kamu yakin gapapa ?”

    “iya mba gapapa aku seneng bisa bantuin mijitin mba,lagian mba Meri juga enak mijitnya kulitnya halus banget”

    Mba Meri hanya tersenyum lalu membalikkan badannya tengkurap sambil memeluk bantal. Dan aku pun mulai memijit betisnya yang sangat indah itu. Saat itu aku ga tau mba Meri memasukkan tanganya kebelakang baju meraba punggungnya sendiri,sekilas aku lihat dia kayanya membuka pengait bra nya. Dan mulai tengkurap lagi.

    Aku berfikir kayanya mba Meri udah ngasi lampu hijau buatku untuk memijit punggungnya dan saat itu terlintas aja dalam otak ku seandainya itu terjadi aku bisa dengan leluasa menyentuh kulitnya yang sangat terawat itu. cerita hot berfoto Baru aja kepikiran kayanya dalam celanaku ada yang merespon dan langsung aja seketika celanaku menjadi sempit karena si otong udah berdiri duluan.

    “kamu bisa mijitin punggung sama pinggangku juga ga Radit?”

    Seketika aja aku jadi kaget dia ngomong gitu,baru aja aku menghayal malah uda dikabulkan.

    “ Eh oH iya iya bisa mba Meri”jawabku gelagapan.

    “Pinggangku nyeri semua duduk seharian dikantor nih”katanya lagi.

    “iya mba Meri aku pijitin sekalian aku juga tau titik-titik syaraf biar bisa aku acupressure juga”

    Aku duduk menyamping disebelah mba Meri. Pertama aku deg-degan juga coba menaikan baju mba Meri keatas dan aku tertegun melihat punggungnya secara lansung karena sangat putih mulus dan tanpa cacat sedikit pun.

    Mulai aku usap pinggangnya pelan-pelan naik keatas kepunggung dan benar aja dugaanku tadi dia udah membuka pengait bra nya. Saat aku mijit punggungnya kadang dekat pangkal lengannya jariku menyentuh pinggiran payudaranya dan saat aku mau memijit pundak dan belakang lehernya.

    Cerita Seks Bercinta Dengan Meri mba Meri seperti tau kalo bajunya menghalangi tanganku dan seketika dia malah mambuka bajunya sambil tengkurap dan tetap memeluk bantal dan mengempitkan payudaranya yang besar itu. Cerita Hot Berfoto – Aku udah bener-bener ga tahan rasanya karena siotong dalam celanaku udah keras dari tadi. Cerita Seks Jablay

    Karena udah seperti ini aku memberanikan diri naik duduk diatas pantat mba Meri yang bohai seperti orang menunggang kuda. Aku mulai acupressure punggung mba Meri dengan menekan kedua jempolku dititik syarafnya.

    tanpa aku sadari rupanya penisku tepat berada ditengah-tengah pantatnya dan menekan sangat kencang. Bukanya marah mba Meri mulai memutar-mutarkan pantatnya supaya bergesekan terus dengan penisku. Aku tau dia udah mulai terangsang dengan mengeluarkan erangan-erangan erotis dari mulutnya.

    “mmmh oohhh enak Radit terusss ditekan lagiiii”

    Seketika mba Meri membalikkan badannya sehingga aku yang tadi memegang punggungnya kini malah memegang kudua payudaranya yang besar montok dan mengacung keatas. Tanpa banyak omong kedua tangannya menarik kepalaku dan mencium bibirku aku pun membalasnya. Kamipun berciuman . Tanganku yang tadi memegang payudaranya sekarang mulai meremas-remas dan memelintir kedua putingnya.

    “Radit aku mau kamu mijitin aku sampai tuntas malam ini sayang”katanya sambil membuka celana dan celana dalamnya.

    “Iya mba Meriku sayang”kataku juga sambil membuka semua pakaianku.

    Penisku yang dari tadi tertahan dicelana sekarang bebas berdiri dengan kerasnya. Mba Meri keliatan senang dengan ukuran penisku yang lumayan besar panjang 14 cm dan diameter 4 cm.

    Kami pun mulai berciuman lagi dengan posisi mba Meri masi dibawah,aku menciumnya dengan lembut tangan kiriku meremas kedua payudaranya bergantian dan kadang memelintir putingnya, cerita hot berfoto tangan kananku mulai menjamah perutnya dan turun kepusar kebawah dan aku rasakan bulu halus diatas vaginanya lalu aku merasakan itilnya yang udah basah dengan lendir kewanitaanya,itilnya aku putar dan aku tekan dengan lembut.

    “ooouuhhh oouuhhh ssshhhh nikmat banget sayang”desah mba Meri.

    Ciumanku mulai turun menjalar kelehernya dan terus kebelahan dadanya aku mengecup putingnya yg kecil bewarna kemerahan itu lalu menghisapnya dengan rakus bergantian kiri dan kanan. Seketika bulu romanya berdiri dan dia menggelinjang merasakan hisapanku diputingnya.

    Setelah itu ciumanku turun kebawah lagi kepusarnya dan tanganku berusaha melebarkan kakinya selebar mungkin dan terpampanglah pemandangan indah mba Meri yang bertubuh bahenol itu sedang mengangkang pasrah dengan vagina yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus dan bibir vagina yang bewarna kemerahan.

    Bibirku mendekat kevaginanya aku kecup itilnya dan lidahku mulai menjilati benda kecil itu aku hisap dan aku pelintir dengan mulutku. Mba Meri tidak kuasa menahan nikmat yang aku berikan,badannya terus bergerak dan pantatnya terus diputar-putar,mulutnya mengoceh tidak karuan.

    Tangan kiriku meremas-remas payudaranya dan tangan kananku mulai memasukkan jari kedalam liang vaginanya yang terus basah,mba Meri menekan kepalaku sangat kuat kearah vaginanya dan menjepit kepalaku dengan pahanya.

    “oouhhh oouuhh mmmmmhhhh eeaaahhhhh”satu desahan panjang diiringi menyemburnya cairan vaginanya mba Meri orgasme tepat dimulutku.

    Sekarang mba Meri mendorong badanku berdiri disisi tempat tidur dia berjongkok menghadap kearah ku dan tangannya mulai mengelus dan meremas-remas penisku setelah itu dia mulai menjilati penisku dari pangkal hinga ujungnya. Cerita Hot Berfoto – Tangan kirinya membelai kedua buah zakarku dengan lembut dan yang kanan memegang batang kejantananku.

    saat mba Meri mulai memasukkan penisku kemulutnya terasa sangat nikmat sekali,tangannya mengocok batang penisku pelan-pelan dan mulutnya terus menghisap dan menjilati kepala penisku dengan rakus. Dia coba memasukkan penisku kedalam mulutnya tapi cuma setengah karena mentok dikerongkongannya.

    Saat yang dinanti datang mba Meri duduk mengangkang dipinggir tempat tidur tepat didepanku yang masi berdiri. cerita hot berfoto dia mengarahkan penisku kelobang vaginanya,aku mulai memasukkan kepala penisku kevaginanya pelan-pelan terasa masih sempit dan peret.

    saat baru kepala penisku masuk aku menariknya keluar lagi sampe 3 kali biar terbiasa,tapi mba Meri yang ga sabaran malah mengunci pantatku dengan melingkarkan kedua kakinya dipantatku dan mau penisku dimasukkan semua.

    mba Meri meremas kedua bahuku gemas karena seperti aku mempermainkannya, cerita hot berfoto aku coba menekan lagi pelan-pelan dan penisku udah masuk setengah mba Meri mendongak keatas menahan nikmat,aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan dengan satu tekanan kuat bleess penisku masuk semua sampai kepangkalnya,saat itu juga mba Meri berteriak kecil “Ooouucchhh” dengan mata terpejam.

    Dimulailah permainan kami,aku menggenjot vagina mba Meri kadang pelan dan kadang kaya orang kesetanan, aku memaju-mundurkan pantatku diiringi irama penisku yang bergesekan dengan liang kewanitaannya, cerita hot berfoto cairan vaginanya yang sebelumnya keluar jadi pelicin dan menimbulkan bunyi yang sangat erotis.

    kami berdua bermandikan keringat memacu birahi yang udah sama-sama memuncak.mba Meri mengusap dadaku dan meraba perutku yang rata.

    Cerita Seks Bercinta Dengan Meri “Badan kamu bagus sayang,pasti stamina kamu kuat” katanya.

    “Iya donk sayang,aku kan rajin nimba air tiap pagi heheee” jawabku centil.

    “ooouuchhhh puasin aku sayang”

    “pasti sayangku,sepuas yang kamu mau sayang”

    mba Meri mencengkram bahuku kuat yang aku tau dia mau nyampe lagi dan aku lebih mempercepat ritme goyanganku.

    “ooouchhh uuuhhhh ooouuchhh yeaaahhhh” erangan keluar dari mulut mba Meri disertai lagi dengan orgasme keduanya.

    Aku mencabut penisku dari vagina mba Meri yang lagi-lagi udah basah sama cairan orgasmenya dan meminta dia balik badan menungging kearahku. Mba Meri udah aga lemas kayanya tapi dengan senang dia menuruti kemauanku.

    dari belakang dengan posisi menungging aku lebih bernafsu lagi melihat tubuhnya yang sintal ditambah dengan pantatnya yang besar basah oleh keringat, Cerita Hot Berfoto – lipatan vagina yang sangat sempurna menyembunyikan itil nya didalam.aku arahkan kepala penisku kevaginanya dan mulai memasukkan kepala penisku pelan-pelan.

    Sambil memaju mundurkan pantatku aku mencengkram kuat kedua pinggang mba Meri membuat dia merintih dan mendesah membuatku semakin kencang memompa vaginanya dari belakang.

    “oouuchhh ooouuchhhh mmmhhh enaakkkk sayyaaaanngggggg” katanya.

    Lumayan lama dengan posisi menungging dan kayanya mba Meri udah mau keluar lagi dia mau ganti posisi dan memintaku berbaring lurus ditempat tidur dengan gaya women on top.

    Aku menurutinya sambil berbaring dan mba Meri lansung berjongkok diatas tubuhku sambil mengarahkan kepala penisku kevaginanya dan dengan satu tekanan blessss amblaslah penisku masuk semua kevaginanya.

    dia naik turun menghujamkan penisku keluar masuk divaginanya,goyangannya sangat erotis dengan sekalian memutar pantatnya kepenisku. Rasanya sangat nikmat penisku bagai diurut dari ujung sampe pangkalnya.

    Tak lama akupun rasa udah mau keluar aku mempercepat gerakanku kevaginanya.

    “Oouuucchhh mbaaa a a a akuuu ma ma mauuu kekekeluaarrr jugaaaa”kataku terbata-bata.

    “iya sayang ooouuchhh aku juga mau keluarr lalalagiii ooouuuuccchhhhh”kata mba Meri.

    Diiringi teriakan kita berdua aku menekan penisku sekuat-kuatnya kelobang vagina mba Meri dan croott crooott croott croottt……. Spermaku tumpah semua didalam vaginanya dan mba Meri pun sama orgasme, Cerita Hot Berfoto – cairannya keluar membasahi penisku. Seketika mba Meri lemas dan merebahkan tubuhnya diatas tubuhku dan aku menerimanya dalam pelukanku aku mengecup lama keningnya,tampak dia memejamkan mata dan puas sekali.

    “Terimakasih banyak sayangku,aku puas banget malam ini”kataku pada mba Meri.

    “Aku yang seharusnya terimakasih sayangku, kamu udah memenuhi keinginan ku minta dipijit sampai tuntas sama kamu,bukan itu aja kamu gentle banget setelah main langsung memelukku,mengecup keningku dan berterimakasih aku sangat bahagia” kata mba Meri.

    “Wanita secantik mba pantas mendapatkan yang terbaik,dan aku sebagai lelaki wajib memberikannya”

    “Ooohh Radit ku sayang,beruntung banget wanita yang nanti mendapatkan kamu,ga kaya cowok aku, main 2 menit udah KO duluan dan langsung tidur”

    “Ah mba,ga perlu repot-repot mencari wanita itu,karena dia sekarang ada dalam pelukanku”

    Mba Meri hanya tersenyum dan memelukku erat kita berciuman lagi sampai akhirnya tertidur.

    Dan saat pagi bangun kita mengulang permainan lagi. cerita hot berfoto Setiap ada kesempatan kita main lagi tidak tau tempat tidak tau waktu,lagi dan lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Pemerkosaan Lia Si Pengantin Baru

    Pemerkosaan Lia Si Pengantin Baru


    1887 views

    Malam ini merupakan malam pertama D & L sebagai suami istri. Di kamar, D & L mengganti pakaiannya dengan piyama tidur yang nyaman dan santai dipakainya. Begitu rebah ke ranjang, keduanya langsung saling berpagut. Saat itu Danny merasakan adanya hal yang aneh pada dirinya. Sepertinya jantungnya berdegup lebih cepat dan lebih keras. Semangat libidonya menjadi sangat menyala-nyala. Nafsu birahinya menjadi demikian membara. Malam itu mata Danny yang nampak menjadi merah seakan terbakar menyaksikan Lia istrinya yang teramat sangat seksi. Saat menyaksikan pengantinnya tergolek di ranjang, dia ingin secepatnya menyetubuhinya.

    Kemudian dengan serta merta tanpa menunjukkan kelembutan atau sentuhan-sentuhan awal, bahkan dengan cara agak kasar, dilucutinya pakaian tidur istrinya Lia, kemudian juga pakaiannya sendiri. Perasaan yang menggebu-gebu ini ternyata juga melanda Lia sendiri. Saat Danny melucuti pakaiannya, dengan desahan yang keras Lia juga menunjukkan ketidaksabarannya.

    Diraihnya tonjolan besar pada selangkangan Danny yang nampak menggunung. Sebelum sempat Danny menelanjangi dirinya sendiri, di betotnya ****** Danny dari sarangnya. Langsung di kulumnya. Mereka, para pengantin ini nampak dikuasai nafsu birahi yang sudah tidak dapat mereka kendalikan sendiri. Mereka saling merangsek, saling mencengkeram dan meremas, saling menjilat dan menyedoti, saling melampiaskan dendam birahinya. Suasana riuh rendah oleh desah dan rintih pasangan ini sungguh sangat erotis bagi siapapun yang mendengarnya.

    Mungkinkah hal itu disebabkan oleh suasana romantis villa mewah ini. Suasana romantis yang memilik kekuatan untuk mendongkrak libido mereka dengan tajam sehingga nafsu birahi mereka sepertinya begitu terbakar. Nampak Lia yang telah telanjang bulat menunjukkan buah dadanya yang sangat ranum mengencang. Putingnya yang memerah mencuat keras tegak di bukit ranum kencang itu, seakan menanti siapapun yang bersedia mengulum dan menyedotinya.

    Sementara itu ****** Danny demikian pula. Darahnya telah penuh terpompa pada urat-urat batangnya. ****** Danny ngaceng dengan keras sekali. Urat-uratnya bertonjolan di sekeliling batang itu. Kepalanya yang cukup besar berkilatan yang disebabkan darahnya menekan keluar hingga membuat kulitnya tegang dan mengkilat. ****** itu terus mengaduk-aduk wilayah selangkangan istrinya. Dia mencari lubang vagina Lia yang juga sudah merekah kehausan menunggu ****** Danny untuk menembusnya.

    Pagutan, ciuman, gigitan yang disertai erangan, desahan dan rintihan dari Danny dan Lia saling bersambut. Keduanya benar-benar tenggelam dalam nafsu birahi yang sangat tinggi.
    “Ayyooo Dannyyy, masukkan tongkolmuuuu.. ayyooo Dann…”.
    “Mana memiawmu sayangggg… tongkolku sudah tidak dapat tahan nihhh. ingin secepatnya memasuki lubang surganmuuuu… LIAAAAAA!”

    Tak pelak lagi, dengan penuh ketidak sabaran, mereka, Danny dan Lia ini sepertinya telah dirasuki kegilaan birahi. Mereka nyaris seperti hewan, yang melampiaskan nafsunya berdasarkan naluri hewaniahnya. Berbagai obsesi seksual yang sesungguhnya bersifat sangat pribadi dan tersimpan dalam-dalam di sanubari masing-masing, tidak dapat tersembunyikan lagi tumpah di malam pertama bulan madu mereka di Villa Forest Green yang sangat romantis ini. Ujung ****** Danny sudah tepat di bibir lubang vagina Lia ketika tiba-tiba dengan sangat mengejutkan terdengar pintu kamar digedor-gedor dengan sangat kasar dan keras.

    “Haaiiiii, yang di dalam kamarrr! Bukaa! Buka pintunyaa! Atau aku yang akan buka dengan paksa! Ayyyooooo bukkaa!”.
    Amukan birahi seksual D & L yang sedang memuncak langsung runtuh. Dengan geragapan mereka langsung diserang kecemasan dan ketakutan hebat. Mereka sama sekali tidak pernah memperhitungkan adanya kemungkinan seperti ini. Di villa mewah yang sejuk dan penuh kesan tenang dan aman ini sama sekali tidak menyiratkan kemungkinan-kemungkinan seperti ini. Danny langsung mendekap istrinya yang nampak langsung gagap histeris penuh ketakutan.

    Kemudian menyusul gedoran lagi dan gedoran yang semakin kasar lagi. Dengan gemetar dan ketakutan yang hebat kedua pengantin pria dan wanita itu serta merta menarik selimut seakan dapat bersembunyi sambil menutupi ketelanjangannya. Dan akhirnya terdengar tendangan-tendangan yang sangat kuat. Pintu kamar tidur itu jebol. Daun pintunya terbanting ke lantai dengan mengeluarkan suara yang sangat keras. Danny dan Lia menggigil. Mata mereka terpaku tajam ke arah lubang pintu yang telah jebol tebuka itu.

    Mereka melihat ada 2 orang bertopeng setengah telanjang kecuali cawat-cawat mereka yang menutupi aurat mengayun-ayunkan kapak di tangannya. D & L semakin ketakutan, menggigil gemetar. Kedua orang itu menutupi kepalanya dengan semacam rajutan kaos gelap, persis seperti yang terjadi di film-film kriminal atau peristiwa-peristiwa teror di TV. Yang nampak hanya mata mereka yang beringas dan suara mereka yang terdengar keras, kasar dan brutal.
    ”Ho, ho, ho, ha, ha, ha…, rupanya sepasang pengantin cantik dan tampan ini sedang bercumbu… uhhhh… Uhhh nikmatnya nihhh…”. Kemudian salah satu dari mereka mendekat ke ranjang.
    Dengan kekuatan tangannya dia renggut selimut yang menutupi Danny dan Lia. Dengan sekali renggut selimut itu langsung terbuka dan tampaklah Danny dan Lia yang bugil saling berpelukan histeris. Langsung dilemparkannya selimut itu ke lantai.

    ”Ampuuunnnnnnn Paakk… Jangan diapa-apakan kamiii… ampunnnn.. a.. mpuunn …”, Lia menangis dan gagap karena didera ketakutan yang amat sangat.
    Seolah-olah tidak mendengar suara-suara iba tersebut, ketakutan maupun sikap protes dari Danny dan Lia, kedua orang itu langsung membuka kedoknya. Dan betapa terperanjatnya Danny dan Lia ketika melihat siapa kedua begundal itu.

    Mereka adalah Tory dan Pedro yang sebelumnya dianggap sangat santun dan menyenangkan oleh pasangan D & L ini. Tanpa dapat dicegah lagi Danny yang dalam keadaan bugil langsung bangkit hendak mengamuk dan melawan kedua orang itu. Tapi dari penglihatan sepintas sudah jelas, Danny bukanlah lawan mereka berdua. Tubuh Tory dan Pedro yang kekar dan penuh otot bukan lawan Danny. Dengan mudah dia dilumpuhkan, tangan-tangan kuat Pedro meringkusnya kemudian kedua tangan dan kaki Danny diikat dan tubuhnya dibiarkan tergeletak di lantai.

    Mereka tidak mengacuhkan segala protes, hujatan dan caci maki Danny. Dengan tertawa penuh kemenangan mereka merasa puas dengan lancarnya perbuatan keji mereka. Selanjutnya Tory dan Pedro lebih tertarik untuk memusatkan perhatian pada pengantinnya yang cantik, yang juga bugil dan tanpa daya tergolek di ranjangnya. Permohonan ampun dan tangisan ketakutan penuh pilu dari bibir mungil Lia sama sekali tidak menggetarkan hati para begundal itu. Mungkin hati mereka memang telah mereka buang jauh-jauh.

    Tangan-tangan Tory dan Pedro tidak sabar lagi untuk menjamah tubuh cantik mulus Lia itu. Tapi saat Pedro mendekat untuk meraih pahanya, tanpa dia duga kaki Lia menendang matanya. Gelagapan dan kepedihan pada matanya membuat Pedro terduduk sambil menutup mukanya. Melihat hal itu dengan sigap Tory langsung merangkul Lia. Pengantin yang berontak dan berteriak-teriak histeris ketakutan itu ditindihnya. Tubuh putih mulus telanjang itu dipeluk dan diringkusnya tanpa banyak kesulitan, bahkan nampaknya Tory ini sangat menikmati apa yang harus dia lakukan. Tangan kanan Lia direnggutnya. Dia keluarkan tali dari kantongnya. Tangan itu diikatnya kuat-kuat ke tiang bagian atas ranjang itu. Dan tangan kirinya kembali direnggut untuk diikatkan ke tiang ranjang di bagian sebelah atas yang lain.

    Tentu saja Lia yang dilanda ketakutan yang amat sangat langsung berontak dan meronta seperti kuda betina yang liar. Kaki-kakinya menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya. Tapi semua perlawanan itu hanya sia-sia. Kaki-kaki itu, oleh Pedro yang sudah baik matanya direnggut dan diikatkannya ke kaki ranjang bagian bawah kanan dan kiri.

    Peristiwa itu sungguh menjadi penampakkan yang sangat erotis baginya. Lia, sang pengantin, bidadari yang mulus, dewi berkulit kuning putih tanpa cacat, perempuan jelita yang mengamuk dengan liar, melawan dua begundal setengah telanjang dengan tubuh hitamnya yang berkilat karena keringatnya. Para begundal brutal itu nampak kewalahan saat meringkus Lia.

    Dengan cara merangkulkan tangan-tangannya serta menekankan wajah-wajah mereka sekenanya pada tubuh yang sangat merangsang birahi milik si jelita, Tory dan Pedro memerlukan kerja keras sambil menikmati sensual tubuh Lia. Akhirnya sang korban yang jelita itu benar-benar tak berdaya. Dan kini, kaki dan tangan Lia telah terikat kuat-kuat pada ranjang pengantinnya. Dan untuk keberhasilannya, para pendatang brutal itu langsung disuguhi pemandangan yang sangat spektakuler, merangsang dan erotis sekali. Tangan Lia yang terikat ke bagian atas kanan dan kiri ranjang membuat ketiaknya yang indah nampak terbuka.

    “Uuhhh… Akan kubenamkan hidungku ke lembah ketiakmu yang indah itu.. lidahku, bibirku akan menjilati dan menyedotmu Liaaa…”, begitu begitu pikir begundal-begundal tersebut.
    Dan paha Lia yang kini telah mengangkang terbuka, memamerkan memiawnya yang ranum menggunung yang langsung mendongkrak nafsu birahi kedua serigala lapar dan brutal itu. Keduanya tercekat menyaksikan dengan penuh takjub kemaluan Lia yang ditutupi bulu-bulu tipis merekah yang seakan menunggu jamahan tangan-tangan kasar mereka atau jilatan lidah dan sedotan bibir tebal mereka atau bahkan tusukan ******-****** kedua begundal brutal itu.

    Tak tahan menyaksikan tindakan brutal yang dilakukan Pedro dan Tory pada istrinya, Danny berteriak-teriak dengan harapan ada orang lain yang mendengarkannya di tengah hutan sepi itu. Ulah itu hanya jadi tertawaan para begundal. Tory menyuruh Pedro untuk menyumpal mulut Danny dan menyeretnya ke kamar sebelah. Pedro langsung bertelanjang melepas cawatnya sendiri yang dekil dan pesing untuk di sumpalkan pada mulut Danny. Tentu saja Danny jadi gelagapan panik menerima perlakuan kotor Pedro itu. Tetapi mana dapat ia melawan dengan kaki dan tangannya yang masih terikat erat-erat.

    Dan Tory juga langsung bertelanjang melepas cawatnya. Dia sumpalkan cawatnya yang sama dekilnya ke mulut Lia yang langsung berkelojotan karena jijik dan ingin muntah. Tetapi sia-sia pula. Dan akhirnya tanpa daya pasangan D & L ini menjadi tawanan Pedro dan Tory. Dan tanpa terhindarkan, Danny maupun Lia dihadapkan pada pemandangan yang selama ini dianggapnya sangat tabu. Kedua orang ini menyaksikan ****** lelaki lain, ****** Pedro dan Tory yang telah ngaceng berat. ******-****** mereka yang nampak tegak dan kaku itu sungguh luar biasa. Mengingatkan pada pisang tanduk di sepanjang jalan Bogor. Besar dan panjangnya tak kurang dari 20 cm dengan garis tengah sekitar 4,5 cm.

    Bagi seorang wanita semacam Lia, ****** sebesar itu membuat khayalannya langsung melayang. Lia membayangkan bagaimana rasa pedih dan sakitnya apabila ****** itu dipaksakan menembus memiawnya yang masih perawan. Akankah hal itu akan terjadi pada dirinya yang hingga kini bahkan suaminya pun belum pernah benar-benar menjamah memiawnya itu? Akankah Pedro dan Tory mendahului Danny sebagai pemilik yang sah atas vaginanya secara bergiliran memaksakan ******-****** mereka itu menembus memiawnya? Lia sangat takut dan merasa ngeri dengan pikirannya yang mengkhayal sejauh itu. Dia menggigil kemudian menutup matanya.

    Sementara itu bagi Danny, melihat Pedro dan Tory yang memiliki ****** sebesar dan sepanjang itu rasa percaya dirinya langsung runtuh. Dia bayangkan apabila istrinya sempat mereka paksa untuk menerima ****** mereka, dan pada akhirnya Lia mendapatkan kenikmatan serta kepuasan dengan ******-****** sebesar itu, dapat dipastikan dia tidak mungkin mampu mengungguli Pedro maupun Tory. Dan di belakang hari dapat dipastikan Lia tidak akan pernah puas berhubungan seks dengan dirinya. Lia akan dengan sebelah mata saja melayani dia sebagai suaminya.

    Danny sangat terpukul. Membayangkan istrinya Lia mendesah serta merintih mendapatkan kenikmatan birahi dari Tory dan Pedro. Hatinya langsung ciut.
    “Yo, ambil minuman itu lagi. Kita buat mereka lebih galak lagi”, terdengar Tory menyuruh Pedro.
    Kata-kata Tory itu menjadi pikiran Danny maupun Lia. Minuman apa itu? Bikin galak lagi” Apakah hal itu yang membuat mereka demikian panas birahinya saat memasuki peraduan setelah makan malam tadi? Mungkinkah Pedro dan Tory memasukkan obat perangsang seks pada makan malam mereka tadi?

    Tak lama kemudian Pedro balik dengan sebotol cairan berwarna kuning bening. Pertama-tama pada Danny. Tangan Tory memegangi kepala dan membuka sumpal mulut Danny yang langsung panik ketakutan. Kemudian Pedro menjejalkan mulut botol ke mulut Danny dan memaksakan untuk minum. Ketika Danny berusaha menolak dengan cara memalingkan wajahnya, Tory memeganginya dan membekap hidungnya. Karena tersedak Danny terpaksa menelan cairan dari botol itu. Dia merasakan asin dan pesing. Jangan-jangan air kencing mereka ini. Dengan cara yang sama cairan itu juga dijejalkan pula pada mulut Lia.

    “Nahhhh, bapak dan ibu, jangan khawatir… Itu adalah minuman demi kesehatan pak Danny yang tampan dan bu Lia yang jelita…, sebentar lagi bapak dan ibu pasti akan semakin segar, ha, ha, ha…”.
    Beberapa saat kemudian, pasangan D & L merasakan dunia seakan berputar-putar. Pandangan matanya mengabur. Jantungnya berdegup lebih kencang. Lia merasakan darahnya memanas. Dan gambaran ******-****** Pedro serta Tory yang luar biasa itu mendekat.

    Dia merasakan seakan-akan ujung-ujung ****** mereka menyentuh gerbang bibir vaginanya. Dia merasakan rangsangan birahi yang hebat, seperti halnya saat ****** Danny suaminya menyentuh vaginanya. Sementara itu Danny juga merasakan darahnya yang memanas. Nafsu birahinya meledak-ledak. Ingin rasanya menjilati selangkangan Lia istrinya yang saat ini terbuka memamerkan nonoknya di atas ranjang pengantinnya. Ingin rasanya dapat secepatnya terbebas dari para begundal itu untuk kemudian melanjutkan apa yang tadi telah hampir dilakukannya, tongkolnya menembus memiaw istrinya.

    “Lemparkan Danny ke kamar sebelah”. Si Pedro kembali melaksanakan perintah Tory.
    Dengan mulutnya yang kembali tersumpal cawat Pedro dan perasaannya yang mabuk dan ingin muntah akibat minuman yang dijejalkan tadi, Danny diseret ke kamar sebelah. Kemudian pintunya dikunci. Danny sangat penasaran, kesal dan marah. Semula dia berharap dapat tetap sekamar dengan istrinya. Setidak-tidaknya matanya masih dapat menikmati tubuh bugil istrinya yang terikat di ranjang, sehingga ledakan birahinya yang kini melanda nafsunya dapat sedikit tersalurkan.

    Di lain pihak Lia yang ditinggalkan suaminya tak dapat menghindarkan pandangannya pada ****** Pedro dan Tory yang nampak sedemikian besar dan panjangnya. Batang ******-****** yang dikelilingi urat-urat itu semakin nampak perkasa. Kepala helmnya yang yang tumpul membulat berkilatan kena cahaya lampu kamar. Lia sendiri belum pernah menyaksikan secara langsung ****** lelaki dewasa seperti yang dilihatnya sekarang ini. Dia hanya ingat bahwa pernah melihat ******-****** sebesar itu dari VCD porno yang disaksikan ramai-ramai bersama teman-temannya pada saat jam istirahat di kantor.

    Sewaktu vaginanya siap ditembus ****** Danny dia hanya merasakan ujung ****** yang hangat merangsang bibir-bibir vaginanya. Dia ingat betapa nikmatnya saat birahinya menjadi demikian memuncak yang disebabkan ujung ****** Danny itu. Dia merasakan keinginannya yang sangat kuat agar Danny secepatnya menembus kemaluannya. Bibir vaginanya sangat kehausan untuk melahap batang ****** Danny. Tapi kini Danny tidak lagi berada di kamar ini. Yang nampak kini adalah Pedro dan Tory yang sama-sama telah berbugil ria. Dan ******-****** mereka itu, kenapa mata Lia dibuatnya sangat terpesona” ******-****** itu tegak ngaceng dengan kokoh dan tegarnya.

    Lia berpikir akankah mereka juga akan seperti Danny? Menempelkan atau menusukkan ******-****** yang luar biasa itu ke bibir vaginanya? Akankah dia akan membiarkan dan menerima kehadiran ******-****** yang bukan milik suaminya itu? Akankah dia mampu menerima serangan badai nafsu serigala para brutal itu? Dari celah matanya yang basah karena air mata, Lia melirik ke ****** para brutal tersebut.

    Tiba-tiba perasaan seperti yang terjadi pada saat bersama Danny memasuki kamar usai makan malam tadi melintas. Rasa ingin, ingin, ingin, ingin, keinginan yang kuat, keinginan yang meledak-ledak, ingin Danny melanjutkan tusukan tongkolnya ke lubang kemaluannya, melanjutkan kenikmatan birahi yang mulai memuncak. Mungkinkah itu” Bagaimana mungkin”

    Yang nampak jelas siap melakukan itu justru Tory dan Pedro yang telah telanjang bulat dengan ******-****** keras besar panjang mereka itu. Mereka sangat siap dan sangat mungkin memperkosanya. Ooohh…, alangkah ngerinyaaa… Lia berusaha menepis perasaan yang sangat menakutkan itu. Dipalingkan wajahnya dari ******-****** itu. Sungguh ngeri membayangkan ****** sebesar dan sepanjang milik para brutal itu menembus memiawnya. Apabila hal itu terjadi pasti akan merobek-robek vaginanya.

    Tetapi darah dan jantung ini” Mengapa darah dan jantung Lia terus berdegup kencang sejak makan malam tadi seakan ada yang terus merangsangnya. Dan kini bahkan semakin kencang serta kuat memacu darahnya, setelah Tory dan Pedro mencekoki cairan kuning bening tadi. Apakah itu obat perangsang seksual yang membuat dirinya tidak dapat melepaskan pandangannya atau memalingkan wajahnya dari ******-****** Pedro dan Tory itu? Ah, sangat mungkin…! Bukankah Pedro dan Tory nampak jelas telah mempersiapkan semua rencana jahatnya ini. Topeng itu, kampak itu, gedoran di pintu itu. Semua merupakan bagian rencana jahatnya. Dengan memberikan obat perangsang birahi seksual, korbannya akan cepat takluk dan mengikuti kemauan bejat seksualnya. Korbannya akan patuh untuk menjadi budak seksualnya.

    Lia akan cepat menyerah dan sangat kehausan untuk secepatnya menikmati ******-****** para pejantan itu. Ahhh…, degup jantung ini…, kenapa jadi sulit sekali, membuang keinginannya untuk tidak kembali melirik ******-****** pejantan itu.
    “Oohh.., jangannnn… jangannnn…!”
    Lia memejamkan matanya untuk menghapus semua lintasan pikirannya, wajahnya memucat, kemudian memerah, kemudian kembali memucat, kembali memerah. Bayangan akan ******-****** besar itu jadi berbalik sangat menggairahkannya.

    Perasaan ngeri, takut, cemas tetapi tidak sepenuhnya ingin benar-benar menghindar, rasa birahi yang terus mengejarnyaa, dirasuki dengan penuh kebimbangan dan keraguan, semuanya serba bercampur aduk. Lia dilanda kebingungan yang amat sangat. Khayalan-khayalan liarnya yang terus memburu tidak dapat dilenyapkan dari kepalanya. Detak dan degup jantungnya juga tak dapat dikendalikannya.
    “Akankah…, Ohhh…, ampuni aku Danny…, Dannyyyyyyy…, ampuni akuuuu…, aku tidak mampu mengambil keputusan…, tolongggg…, aku membutuhkan kk… kkaamuuu… uuuu.. uuuhhhh…”. Dan memang, keputusan akhirnya bukanlah di tangan Lia.

    Begitu terlempar ke kamar buangannya, pertama-tama yang dicari Danny adalah lubang. Lubang atau celah di dinding, dimana dia dapat mengintip istrinya yang telanjang. Pengaruh minuman yang dijejalkan Pedro dan Tory tadi membuat libido Danny terangsang dengan hebat, saat ini yang diperlukan Danny adalah dapat mengintip istrinya telanjang, dia ingin melakukan mastubasi.

    Ternyata dia dapatkan, kamar villa yang seluruhnya dibuat dari kayu dan balok itu memberikan celah di antara dua baloknya. Celah itu cukup longgar. Danny serta merta beringsut ke celah itu. Tetapi ternyata celah itu terlampau tinggi di atas kepala Danny. Dengan ikatan tali pada tangan dan kakinya Danny kesulitan untuk berdiri maupun sekedar jongkok. Sementara celah itu dapat dia raih setidak-tidaknya dengan berjongkok. Dia mengamati sekeliling kamar itu.

    Dari kamar sebelah terdengar suara riuh. Terdengar
    “hah, huh, hah, huh…”, suara istrinya yang mulutnya terbungkam celana dalam dekil milik Tory.
    Danny jadi panik, dia memastikan sesuatu telah terjadi pada istrinya. Dia gulingkan tubuhnya ke sebuah kotak kayu di pojok kamar itu. Dia coba menendang kotak itu dengan kaki terikat agar dapat didekatkan ke dinding. Berhasil. Danny kembali berguling. Memerlukan perjuangan cukup panjang untuk dapat memanjat kotak itu dengan kaki dan tangan yang terikat.

    Sementara itu suara istrinya sudah terdengar berbeda, dalam waktu singkat suara itu telah berubah menjadi desahan dan rintihan, disamping juga terdengar suara Tory atau Pedro atau kedua-duanya. Mereka terdengar berbicara dalam bahasa daerah mereka yang Danny sama sekali tidak memahami artinya, tetapi Danny memastikan mereka sedang melakukan sesuatu hal yang tidak senonoh pada Lia istrinya yang kini terikat dan telanjang bulat di depan mereka.

    Akhirnya setelah berjuang keras untuk memanjat kotak kayu itu, dalam keadaan terikat tangan dan kakinya mata Danny kini dapat menyaksikan Tory sedang memeluk dan menciumi kedua payudara istrinya. Dan Pedro dari arah lain sedang memeluk paha Lia serta wajahnya tenggelam dalam selangkangannya. Nampak kepala Pedro naik turun menjilati arah kemaluan Lia.

    Seketika itu juga seolah-olah ada sejuta petir menghantam kesadaran Danny. Dia langsung terjungkal ke lantai. Danny kehilangan kesadarannya. Tetapi hanya sesaat, dalam keadaan terkapar di lantai nampak kelopak mata Danny yang lelah pelan-pelan terbuka. dan kemudian dengan cepat dia bangkit dan kembali berusaha merangkak ke kotak itu untuk mengintip celah di dinding itu.

    Bermenit-menit dia lalui untuk mampu kembali pada posisi dimana dia dapat mengintip kamar istrinya yang saat ini sedang digarap oleh Tory dan Pedro. Suara erangan yang telah berganti menjadi suara desahan dan rintihan istrinya terus terdengar, juga pembicaraan antara Tory dan Pedro yang tidak diketahui maknanya oleh Danny terdengar semakin cepat bersahut-sahutan.

    Sementara itu telah terjadi hal yang aneh pada diri Danny, mungkin pengaruh dari makanan dan minuman yang dicekokkan oleh para begundal itu ke mulutnya atau setelah menyaksikan istrinya dikerjai secara brutal oleh dua begundal itu sehingga membuatnya terjungkal ke lantai, atau mungkin juga campuran dari keduanya. Saat dia kembali menaiki kotak itu, dorongan keinginannya sudah berganti. Dia tidak lagi ingin mengintip untuk melihat istrinya yang telanjang atau untuk menyaksikan bagaimana istrinya dengan gigih melawan kedua brutal itu.

    Yang diinginkannya sekarang adalah menyaksikan bagaimana kedua brutal itu yang dengan ****** besar dan panjangnya dapat memberikan kenikmatan erotik dan sensasional kepada istrinya. Sekarang dia ingin menikmati pemandangan bagaimana istrinya dient*t oleh para begundal itu. Danny kembali ngaceng berat. Lebih sensasional daripada sebelumnya. Dia ingin secepatnya menyalurkan syahwatnya. Dia ingin melakukan masturbasi sambil menonton istrinya dient*t para berandal-berandal di kamar sebelah itu.

    Inikah yang disebut “shock terapy”“ Sebuah peristiwa yang sangat luar biasa yang mampu dengan seketika mengubah mental, selera, cara pandang ataupun keyakinan seseorang. Yang mampu mengubah Danny, dari ketakutan serta kekhawatiran yang mencekam, menjadi sesuatu yang justru dia harapkan untuk terjadi” Dari yang awalnya berkeinginan untuk menolong menjadi keinginan untuk ikut menikmati”

    Dan itulah yang terjadi. Saat matanya kembali di lubang ingintipan tersebut, kini dia menyaksikan bahwa telah terjadi perkembangan. Nampak sumpal pada mulut istrinya sudah dilepas, walaupun pada tangan dan kakinya masih terikat pada ranjang itu. Nampak istrinya menggeliat-geliat tetapi tidak berteriak menolak. Yang terdengar justru desahan dan rintihan dari mulut Lia yang terdengar penuh kenikmatan, bahkan mata Lia nampak memandang Tory dengan tongkolnya yang sangat besar, sedang memompa kemaluannya.

    Danny melihat bagaimana pinggul istrinya sedemikian bergairahnya menjemput keluar masuknya ****** Tory yang kelewat besar itu. Adakah Lia juga telah diterkam obat perangsang itu, sehingga membuatnya kini menyerah dalam jarahan seksual para begundal itu?
    “Ah masa bodohlah, aku sendiri punya kebutuhan pula, birahiku ooohhhhh, menyaksikan istriku dient*t para begundal itu”, demikian pikir Danny.

    Jarak lubang dengan posisi istrinya yang terikat ini tidak lebih dari 1 meter di kamar yang relatif sempit itu. Danny dapat dengan nyata menyaksikan mengkilatnya batang ****** Tory yang keluar masuk menembus memiaw Lia istrinya. Tanpa dapat dicegah, air liur Danny menetes saat melihat ****** Tory yang luar biasa itu. Telinganya yang menangkap suara desahan dan rintihan istrinya yang tidak lagi terbungkam itu sebagai pertanda kenikmatan yang sedang melanda istrinya. Danny tersenyum. tongkolnya yang ngaceng dipepetkannya ke dinding. Pelan-pelan digosok-gosokkannya. Duhh…, nikmatnyaaaa…

    Dari lubang ingintipan itu, Danny melihat Tory semakin cepat memompa. Makin cepat, makin cepat, cepat, cepat… Dan,
    “AACCHH…”, terdengar teriakan Tory… Dan sperma Danny muncrat berbarengan dengan air mani Tory yang tumpah-ruah di kemaluan dan tubuh istrinya Lia.
    Itulah kepuasan seksual pertama sejak perkawinannya dengan Lia istrinya, pada hari-hari yang seharusnya penuh bahagia, pada hari-hari bulan madunya.

    Kemudian Danny lemah terduduk. Tetapi tidak lama. Dia mendengar kembali suara-suara desahan dan rintihan dari kamar sebelah, Danny kembali mengintip. Kini dia melihat Pedro menindih tubuh istrinya. Dia melumat leher, ketiak dan dada Lia. Sementara tangan kanannya memegang tongkolnya yang bukan main indahnya di mata Danny kini, dan tangan kirinya memeluk pinggul Lia untuk menempatkan lubang kemaluannya persis di ujung tongkolnya.

    Dan yang menjadi sasaran birahi Danny sekarang adalah menyaksikan istrinya Lia menggeliat-geliatkan pinggulnya menahan kenikmatan pada saat vaginanya melahap ujung ****** Pedro. Tubuhnya dicekal oleh otot-otot lengan Pedro. Dan vagina Lia dengan penuh kepasrahan menerima tembusan dan tusukan nikmat dari begundal brutal itu.

    Mata Danny melotot melihat adegan-adegan itu. tongkolnya kembali bangkit ngaceng. Obat perangsang yang dicekokkan padanya membuat tongkolnya tidak dapat tidur. Dan kembali dinding kamarnya menerima gosokan ****** Danny. Dan keadaan Lia sendiri, tak terhindarkan lagi, kebrutalan para begundal itu mulai menjadi, Lia menyaksikan wajah Tory langsung tenggelam, dia rasakan sedotan bibir tebal dan jilatan-jialatan lidah kasarnya yang merambahi ketiak, leher, dadanya…

    Dia rasakan bagaimana bibir Tory mencaplok kedua payudaranya. Lidahnya menari-nari pada putingnya. Gigitan kecil tetapi terasa sangat kasar membuat putingnya menjadi perih. Tetapi yang dia rasakan sangat aneh adalah…, perasaan ngeri, takut dan cemas itu, mengapa pupus, ternyata pupus, mengapa yang hadir kini justru rasa haus yang amat sangat. Dia diserang rasa kehausan yang amat sangat. Ingin sekali dia mendapatkan air untuk tenggorokannya. Ingin sekali, ingin sekali. Dia sangat menantikan Tory mengangkat celana pesingnya yang membungkam mulutnya. Dia sangat menantikan bibir tebal Tory melumat bibirnya. Dia ingin sekali meminum ludah Tory langsung dari mulutnya.

    “Oohhhh Toryi tolooong… akuuu hauss…, tolong Toryii, tolongggg…”.
    Dan kehausan itu semakin menjadi ketika dilihatnya Pedro menyusul menenggelamkan wajahnya ke selangkangannya. Lidah Pedro yang juga kuat dan kasar itu langsung menjilat seluruh bibir kemaluannya. Langsung membor lubang vaginanya.

    Untung saja Tory tahu…, Tory yang telah 55 tahun itu tahu reaksi perempuan yang kehausan saat menerima jilatan, sedotan, sentuhan lidah maupun bibir atau sodokan ******. Dia tahu bagaimana desakan birahi akan membuat tenggorokannya mengering dan seorang perempuan akan meminta agar secepatnya dilumat bibirnya untuk dapat menyedot ludah lelaki yang menyetubuhinya dan secepatnya kemaluannya ditembus ****** besarnya.

    Tory yang sangat berpengalaman itu serta merta meraih celana dalamnya yang sejak tadi disumpalkan pada mulut Lia. Kemudian secepat kilat bibirnya melumat bibir sensual pengantin cantik itu. Dan serta merta, Lia langsung menyambutnya dengan penuh kelahapan birahinya. Dia dengan histeris menyedot ludah Tory. Bahkan dari bibirnya juga keluar bisikan-bisikan kehausannya.
    “Pak Toryi, ayyooo, Lia udah tidakk tahannn…, ayyooo Pak Toryi…, Lia udah pengin ****** Pak Tory ituu…, ayoooo Pak Toryiii …”.

    Tory tahu bahwa Lia sedang dalam keadaan tersiksa oleh deraan nafsu birahinya sendiri, dia tolak Pedro dari keasyikannya melumati kemaluan Lia, kemudian dirabanya kemaluan indah itu. Cairan birahinya sudah membanjir. Dan Tory dengan cepat mengambil posisi. Dia kangkangkan selangkangan Lia, untuk kemudian dia menempatkan tongkolnya di antara selangkangan Lia itu. Diarahkannya ****** itu langsung ke lubang vagina Lia, yang telah sangat kehausan menunggunya.

    Karena Lia masih perawan, sejago-jagonya Tory tetap saja segalanya masih harus diusahakan dengan keras. ****** itu setiap kali meleset dari targetnya. Mungkin licin. Beberapa kali Tory merasa tongkolnya sudah tepat berada di mulut vagina Lia, meleset lagi. Dan saat berhasil tembus, Lia berteriak kesakitan, dan Tory melihat darah keperawanan Lia mengalir dari bibir vaginanya. Selaput perawan Lia telah robek. Kemaluan Lia sudah berhasil ditembus ****** Tory. Kemudian Tory mulai memompa. Pelan…, pelan…, pelan…, tetapi Lia sendiri yang sudah sangat kegatalan ingin lebih cepat… Dan Tory menurut untuk mempercepat…

    Dari balik kamar, Danny ternyata ikut menyaksikan saat-saat itu. Hingga dia saksikan bagaimana Tory memuntahkan bermili-mililiter air maninya ke dalam memiaw istrinya Lia itu. Dan dalam kesempatan itu, Danny juga menyalurkan birahinya hingga spermanya menyemprot dinding tempatnya mengintip istrinya menikmati genjotan Tory.

    Sungguh suatu pengalaman yang sangat dahsyat bagi perawan seperti Lia ini. Seumur-umur baru kali inilah dia merasakan nikmatnya senggama. Saat Tory melepas spermanya tumpah di dalam vaginanya, Lia pun mendapatkan orgasme pertamanya. ****** Tory masih berada di dalam lubang vaginanya saat Pedro datang. Dia menepuk punggung Tory, mengisyaratkan meminta “jatah”nya.

    Lia menatap kehadiran Pedro dengan pandangan penuh gairah dan birahi. Orgasme yang baru saja diraihnya bersama Tory belum menghabiskan semangat libidonya. Kegatalan birahi pada kemaluannya masih menuntut gesekan batang-batang penuh kejantanan dari para pecundang ini. Dan begitu Pedro datang serta langsung menembakkan rudalnya pada memiaw Lia, ditariknya tubuh Pedro. Dia ingin Pedro ******* nonoknya dengan bibir tebal Pedro tetap melumat bibirnya. Dia ingin menguras ludah dari mulut Pedro. Dia ingin mendengarkan desah dan rintih Pedro yang merasa kelimpungan oleh jepitan vaginanya langsung di telinganya.

    Dia ingin hidungnya mengendus seluruh keringat yang keluar dari tubuh Pedro. Dia ingin Pedro melumat ketiaknya, payudara dan putingnya. Kini Lia telah menjadi kuda betina yang binal. Dia tidak lagi memikirkan Danny. Dia hanya ingin Danny bergabung dalam kenikmatan bersama ini. Dia ingin Danny menerima kenyataan dunia ini. Dia ingin Danny untuk tetap setia dan menurut saja pada dewa-dewa jantan yang begundal dan brutal ini. Lia berkeyakinan kedua brandal begundal brutal ini adalah dewa-dewa jantan yang membawa sejuta kenikmatan. Danny harus patuh dan tunduk pada mereka.

    Sementara itu di kamar lain… Danny kini menyadari bahwa Pedro dan Tory telah memberikan kenikmatan tak terhingga pada Lia istrinya. Dia berfikir sederhana, kalau ******-****** Pedro dan Tory itu nikmat bagi Lia yang dicintainya, tentunya akan nikmat pula bagi Danny yang mencintainya khan? Suatu logika yang sangat rasional. Kalau Lia meminum dengan rasa segar ludah Pedro maupun Tory, tentunya ludah itu juga akan menyegarkan bagi Danny khan? Dan pada akhirnya semua bagian tubuh Pedro maupun Tory mestinya nikmat dan layak untuk dinikmati semuanya khan?

    Kini ganti Danny yang diserang rasa haus… Tiba-tiba terdengar kunci kamar itu dibuka oleh seseorang. Nampak Pedro dan Tory masuk dan memeriksa wajah Danny. Kemudian dia periksa pula tongkolnya. Mereka tersenyum. Kemudian Pedro dan Tory memeriksa dinding di dekat kotak kayu dimana Danny tadi mengintip. Diamatinya dinding itu. Dan saat ditemukannya sperma Danny yang masih meleleh pada dinding, kembali Pedro dan Tory tersenyum puas. Danny berharap sumpal mulutnya dilepaskan seperti halnya Lia istrinya.

    Tapi ternyata tidak. Kedua begundal itu kini menyodorkan ****** mereka ke wajahnya.
    “Ooohh…, mereka hendak membuang air kencingnya ke wajahku”, pikir Danny.
    Danny menunggunya dengan perasaan penuh birahi. Dia amati ****** Tory yang ujungnya bulat seperti jamur merang. Lubang kencingnya menganga lebar. Dan Ujung ****** Pedro nampak agak belang. Kulupnya masih membungkus, tanda bahwa dia belum ngaceng sempurna.

    Dan akhirnya, seerrr… dan seeerrrrr…, kencing Tory dan Pedro langsung mengguyur wajah Danny. Celana dalam Pedro itu ternyata langsung menyerap cairan kuning itu. Di dalam mulutnya, Danny merasakan hangat air kencing mereka berdua. Dia berusaha menelannya sebanyak mungkin. Inilah obat haus bagi Danny. Sedemikian banyaknya kencing Pedro dan Tory sehingga membuat Danny tampak seperti mandi. Seluruh tubuhnya basah kuyup oleh air kencing mereka. Bau pesing air kencing itu seakan-akan menjadi bau sedap bagi Danny yang sedang horny.

    Setelah selesai, Pedro mengambil celana dalam yang menyumpal pada mulut Danny. Danny lega. Akhirnya rahangnya dapat beristirahat setelah sekitar 4 jam menganga. Tetapi ternya urusan masih belum selesai. Pedro memerintahkan Danny untuk membuka mulutnya lagi. Diperasnya air kencing Pedro dan Tory yang terserap dalam celana dalam Pedro itu ke mulut Danny. Dan tanpa disuruh lagi Danny langsung menjilatinya.

    Kemudian Tory berbicara.
    “Kamu sekarang jadi budakku. Tahu”. Danny seakan mendengar berita gembira.
    Dia mengangguk angguk senang. Kemudian Pedro menuntun menuju kamar dimana Lia masih terikat di ranjangnya.
    “Hai, pelayanku, budakku, anjingku… Bersihkan nonok istrimu dari peju-peju (sperma) kami yang tertinggal di dalamnya. Kamu sedot dengan mulutmu sampai bersih. Cepat”.

    Ternyata Tory dan Pedro ini benar-benar seorang ahli kejiwaan yang hebat. Mereka pakar sekali dalam hal mengubah, merusak dab menghancurkan mental orang lain. Dan tampak sekarang…, Danny telah tercuci otaknya menjadi budak yang penurut dan ****** yang siap menunggu perintah tuannya. Dia siap untuk melakukan apapun, termasuk minum air kencing mereka atau bahkan lebih dari itu. Tidak ada lagi rasa tabu, jijik, jorok bagi para budak mereka.

    Lia juga telah diubah sebagai budak seksnya. Pasangan itu akhirnya kembali seperti halnya yang diharapkan oleh para tamu dalam acara pesta kemarin siang,
    “Semoga Danny dan Lia selalu saling melengkapi”. Dengan karakter baru setelah melalui garapan Tory dan Pedro, pasangan Danny dan Lia tetap saling melengkapi.
    Setidak-tidaknya di depan para berandal brutal itu.

    Dan kini Danny merangkak di lantai menuju tepian ranjang. Dia datangi nonok Lia yang masih basah penuh sperma yang meleleh dari lubang vaginanya. Danny harus membersihkan dengan lidahnya. Dia dekatkan bibirnya menuju vagina yang penuh lelehan sperma Pedro dan Tory itu. Lidahnya menjilati dan bibirnya langsung menyedotnya hingga nonok Lia kembali kosong.

    Sejak kehadiran Danny kembali ke kamarnya dan kemudian menjilati kemaluannya dari sisa-sisa sperma yang dibuang Tory dan Pedro ke dalam vaginanya, Lia hanya dapat menyaksikan dengan diam. Pandangannya pada Danny sudah hambar. Bukannya karena Danny tidak dapat menyelamatkan dia saat-saat menderita. Tetapi Lia kini yakin bahwa Danny tidak mungkin dapat memberikan kenikmatan ranjang macam Pedro dan Tory. Danny tidak akan mampu merangsang birahinya untuk meraih orgasmenya. Dan di mata Lia kini, Danny memang hanya pantas menjadi budak atau ****** yang menjilati sperma buangan tuannya.

    Semua yang dilakukan Danny sepenuhnya berada dalam pengawasan Pedro dan Tory. Mereka puas melihat Danny. Mereka juga puas melihat Lia. Kini tali-tali mereka akan dilepaskan. Pedro dan Tory yakin bahwa Danny dan Lia sekarang bukan lagi Danny dan Lia pada 4 jam yang lalu.
    “Tadi saat kalian datang, kami sepenuhnya melayani kalian. Sekarang kamu menjadi pelayan-pelayan kami, menjadi budak-budak kami, menjadi ******-****** yang setia pada kami. Dengar, kami akan bermurah hati melepaskan tali kalian. Agar kalian selalu siap menjalankan perintah kami berdua”.

    Kemudian tali-tali mereka dilepaskan. Tory memerintahkan keduanya untuk mandi dan berganti pakaian. Pedro dan Tory akan menunggu mereka untuk makan malam di teras kebun. Tempat itu sengaja dipilih karena malam ini adalah malam purnama. Danny dan Lia akan disuguhi pemandangan malam yang sangat indah. Tory membisikkan kepada Danny dan Lia, bahwa dia telah memasak makanan kesukaan mereka. Sebelum meninggalkan pasangan itu, Pedro dan Tory menyampaikan selamat malam dengan sangat santun.

  • Ngentot Di Ruang Meeting Dengan Rekan Bisnis

    Ngentot Di Ruang Meeting Dengan Rekan Bisnis


    1624 views

  • Hot Sex model Japan

    Hot Sex model Japan


    2050 views

  • Người mẫu 喀秋莎Bepa (47 ảnh)

    Người mẫu 喀秋莎Bepa (47 ảnh)


    2679 views

    Duniabola99.org –  adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Majalah Dewasa Edisi Shinta Bebi

    Majalah Dewasa Edisi Shinta Bebi


    1354 views

    Duniabola99.org– Selain sibuk di dunia model pemilik nama lengkap Shinta Bebi ini sedang meniti karir menjadi seorang penyanyi seperti Cita Citata penyanyi dangdut yang sedang naik daun. Shinta Bebi model kelahiran Lampung 29 Juli 19912 ini sedang mempersiapkan singel lagu untuk soundtrack sebuah film.

    Bagaimana pose seksi dari Shinta Bebi di majalah Gress, berikut foto lengkapnya.

  • Video Bokep Memek Ayuka Hiraku Dijilat Sampai Mengigil

    Video Bokep Memek Ayuka Hiraku Dijilat Sampai Mengigil


    1913 views

  • Aku Diperawani Di Ruangan Kelas Sekolahku

    Aku Diperawani Di Ruangan Kelas Sekolahku


    1861 views

    Saya seseorang gadis bersekolah di SMA xxx. Nama sayaMelda ayunda, saya anggota cheerleader PCT. Dalam satu hari, ada kompetisi basket pada anak SMA sekolah lainnya melawan anak SMA 8 di sekolahku. Saya menjadi anggota team cheerleader PCT, kenakan pakaian minim, memberikan dukungan pada team sekolahku. Di tengahnya kompetisi, salah satunya pemain cadangan team SMA 8 tersenyum pada saya, dia bukannya lihat teman-temannya bermain, tetapi memandangiku selalu. Saat set pertama selesai, dia hadir menghampiriku, serta kami berteman ucap saja namanya Indra.

    Sesudah kami berteman, lantas kami terlibat percakapan sesaat di kantin. Sesudah tidak berapakah lama, mendadak dia berbisik di telinga saya, tuturnya, “kamu cantik sekali dehMelda ayunda.. ”, sekalian matanya tertuju pada belahan dada saya. Muka saya secara langsung merah, kaget serta dadaku berdetak kencang. Mendadak terdengar nada “Pritt…! ”, sinyal jika set ke-2 akan diawali, saya secara langsung mengajaknya balik ke lapangan.

    Dalam perjalanan ke lapangan, kami melalui kelas-kelas kosong. Mendadak dia menarik tanganku masuk ke kelas 3 Fis 1, lantas dia secara langsung tutup pintu. Saya secara langsung menanyakan kepadanya, “ada apa Indra…, set ke-2 telah ingin mulai nih…, kamu tidak takut dicariin pelatih kamu? ”

    Dia tidak membalas pertanyaanku, tetapi secara langsung memelukku dari belakang, serta dia berbisik lagi padaku, “badan kamu sangat bagus ya Mel.. ” Saya tidak dapat melakukan perbuatan apa-apa tidak hanya berbalik tubuh serta memandang matanya dan tersenyum kepadanya.

    Dia secara langsung mencium bibirku serta saya yang belumlah sempat berciuman dengan cowok, tidak dapat melakukan perbuatan apa-apa tidak hanya membiarkan lidahnya masuk ke mulutku. Sesudah kurang lebih 5 menit bercumbu, mulai tangannya meraba serta meremas dadaku. Saya pasrah saja kepadanya, karena selalu jelas saya belumlah sempat rasakan kesenangan semacam ini. Tangannya masuk ke pakaian cheers no. 3-ku, serta mulai mainkan puting payudaraku, lantas dia menyingkapkan bajuku serta melepas rokku sampai saya tinggal kenakan BH serta celana dalam saja.

    Lantas ia buka pakaian basket serta celananya, hingga ia cuma kenakan celana dalam saja. Terlihat jelas di depanku jika “penis”-nya telah tegang dibalik celana dalamnya. Ia memegang tanganku serta membimbing tanganku ke celana dalamnya. Saya rasakan “penis”-nya yang besar serta tegang itu serta ia memintaku untuk meremas-remas penisnya. Ia memaksaku untuk buka celana dalamnya, sesudah saya buka celana dalamnya, terlihat jelas penisnya yang telah ereksi. Besar juga pikirku, hampir sejengkal tanganku kurang lebih panjangnya.

    Baru kesempatan ini saya lihat kemaluan cowok dengan cara langsung, umumnya saya cuma lihat dari film biru saja jika saya dibawa nonton oleh rekan-rekan dekatku. Saat saya masih tetap terpana lihat penisnya, dia melepas BH serta celana dalamku, tentunya dengan dikit bantuanku. Sesudah ia singkirkan baju dalamku, badannya yang tinggi serta atletis seperti menjadi seseorang pemain basket itu, menindih badanku diatas meja kelas serta ia mulai menjilati puting payudaraku hingga sampai saya betul-betul menggeliat keenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, saya baru tahu jika berikut yang akan berlangsung padaku jika saya betul-betul terangsang.

    Lantas tangannya yang kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku serta mulai mainkan clitorisku sekalian kadang-kadang mencubitnya. Saya yang betul-betul terangsang tidak dapat melakukan perbuatan apa-apa tidak hanya mendesah serta menggeliat diatas meja. Lumayan lama ia mainkan tangannya di kemaluanku, lantas ia mulai menjilati bibir sisi bawah kemaluanku dengan nafsunya, tangan kanannya masih tetap mainkan clitorisku. Tidak lama saya bertahan pada permainannya itu, kurang lebih 5 menit lalu, saya rasakan darahku naik ke ubun-ubun serta saya rasakan satu kesenangan yang begitu mengagumkan, badanku meregang serta saya rasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku, Indra tanpa sangsi menjilati cairan yang keluar dikit demi sedikit itu dengan nafsunya hingga sampai cuma air liurnya saja yang membasahi kemaluanku.

    Badanku merasa lemas sekali, lantas Indra duduk di tepi meja serta memandangi wajahku yang telah basah bermandikan keringat. Ia berkata padaku sekalian tersenyum, “kamu terlihat lelah banget ya Mel…” Saya cuma tersenyum.

    Tak Dapat Kubayangkan Aku Diperawani Di Ruangan Kelas Sekolahku Dan Aku Menikmatinya – Cerita ngentot.

    Dia ambil pakaian basketnya serta mengelap cucuran keringat pada wajahku, saya betul-betul takjub kepadanya, “baik banget nih cowo”, pikirku. Seperti telah memahami, saya jongkok di hadapannya, lantas mulai mengelus-ngelus penisnya, sekalian kadang-kadang menjilati serta menciuminya, saya juga tidak paham bagaimana saya dapat bereaksi semacam itu, yang berada di pikiranku cuma membalas tindakannya padaku, serta langkah yang kulakukan ini sempat kulihat dari salah satunya film yang sempat kutonton.

    Indra cuma meregangkan badannya ke belakang sekalian keluarkan suara-suara yang justru semakin membuatku ingin masukkan penisnya ke mulutku, sesaat kemudian saya memegang pangkal kemaluannya itu serta mulai mengarahkannya masuk ke mulutku, merasa benar ujung penisnya itu menyentuh dinding tenggorokanku saat hampir semuanya sisi batang kemaluannya masuk ke mulutku, lantas saya mulai mainkan penisnya didalam mulutku, merasa benar kemaluanku mulai keluarkan cairan basah lagi, sinyal jika saya telah betul-betul terangsang kepadanya.

    Kurang lebih 5 menit saya lakukan oral sex pada Indra, mendadak tubuh Indra yang telah basah dengan keringat itu mulai bergoyang-goyang keras sekalian ia berkata, “aarghh…, saya telah tidak tahan lagi nih Mel…, aku ingin keluarr…”

    Saya yang tidak betul-betul memperhatikan omongannya itu masih tetap saja selalu mainkan penisnya, hingga sampai kurasakan cairan hangat kental putih serta agak asin keluar dari lubang kemaluan Indra, saya secara langsung keluarkan penisnya itu serta seperti kesetanan, saya justru menelan cairan spermanya, serta justru mengisap penisnya hingga sampai cairan spermanya betul-betul habis. Saya duduk sesaat di bangku kelas, serta kuperhatikan Indra yang tiduran di meja sekalian coba memelankan irama nafasnya yang terengah-engah.

    Saya cuma tersenyum kepadanya, lantas Indra bangun serta menghampiriku, Dia juga cuma tersenyum padaku. Lumayan lama kami berpandangan dengan kondisi bugil serta basah berkeringat.
    “Kamu cantik serta baik banget Mel, ” tuturnya mendadak.
    Saya cuma tertawa kecil serta mulai mencium bibirnya.
    Indra membalas dengan nafsu sekalian masukkan tangannya ke lubang kemaluanku.
    Lumayan lama kami bercumbu, lantas ia berkata, “Mel…, bisa tidak saya emm…, itumu…”
    “Itu apa Ndra? ” bertanya saya.
    “Itu…, waktu kamu tidak tahu sich? ” balasnya lagi.

    Sebelum saya menjawab, saya rasakan kepala batang kemaluannya telah menyentuh bibir kemaluanku. “Crestt.., creest, ” merasa ada yang robek dalam kemaluanku serta dikit darah keluar.
    Lalu Indra berkata, “Mel kamu nyatanya masih tetap perawan! ” Saya cuma dapat tersenyum serta rasakan dikit perih di kemaluanku merasa agak seret waktu 1/2 kemaluannya masuk ke vaginaku.
    Digerak-gerakan perlahan-lahan batang kemaluannya yang besar tetapi sesudah agak lama tidak tahu kenapa perasaan sakit itu hilang serta yang ada cuma ada perasaan geli, nikmat serta nikmat saat Indra menggoyangkan badannya maju mundur pelan-pelan. Saya tidak tahan lagi sambil mendesah kecil keenakan. Lalu makin cepat saja Indra mainkan jurusnya yang maju mundur kadang-kadang menggoyangnya ke kiri ke kanan, serta dipuntir-puntir putingku yang pink yang makin membuatku menggelepar-gelepar seperti ikan yang dibuang ke daratan.

    Keringat telah membasahi tubuh kami berdua. Saya sadari jika waktu itu aksi kami berdua mungkin dipergoki orang, tetapi saya pikir kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil. “Ahh…, ahh…, ahh, ” saya mendesah dengan nada kecil karena takut kedengaran orang yang lain. Kulihat muka Indra yang tutup matanya serta terengah-engah nafasnya.

    Lumayan lama juga Indra bermain denganku, memang benar kata orang jika atlet itu kuat dalam bersenggama. “Ahh…, aww…, aww, ” geli dalam lubang kemaluanku tidak tertahankan. Mendadak kurasakan suatu yang lainnya yang belumlah sempat kurasakan, cairan hangat kurasakan keluar dari dalam vaginaku.

    Oh, itu mungkin saja yang kata orang orgasme pikirku. Badanku merasa santai sekali serta mengejang. Mulutku ditutup oleh Indra mungkin saja ia takut jika saya mendesah sangat keras. Meja kelas yang agak tua itu bergoyang-goyang karena tingkah kami berdua. Saya masih tetap rasakan bagaimana Indra berupaya untuk sampai puncak orgasmenya, lantas ia duduk di bangku serta menyuruhku untuk duduk di kemaluannya. Saya menurut saja serta pelan-pelan saya duduk di kemaluannya. Indra memegang pinggulku serta menaik-turunkan diriku. Saya belumlah sempat rasakan kesenangan yang semacam ini. Saya mendesah-desah serta Indra makin semangat menaik-turunkan diriku. Lantas tubuh Indra mengejang serta berkata, “Mel saya ingin keluarr, ” saat ini justru giliranku yang semangat meningkatkan pergerakan tubuhku supaya Indra juga bisa sampai klimaksnya, tetapi lama Indra keluarkan penisnya serta terdengar ia mendesah panjang, “ahh Mel…, saya keluar”. Kulihat air maninya berceceran di lantai serta sebagian ada yang di meja. Lantas kami berdua duduk lemas dengan sama-sama berpandangan. Ia berkata, “kamu nyesel yah Mel? ” Saya menggeleng sekalian berkata, “nggak kok Ndra…, sekalipun buat pengalaman bagiku. ”

    Saya teringat jika beberapa orang diluar kelas banyak sekali yang melihat kompetisi, lantas saya cepat-cepat kenakan pakaian serta memerintah Indra juga untuk menempatkan bajunya. Sebelum keluar dia menanyakan padaku, “Mel kapan kita dapat ‘begituan’ lagi? ” serta saya menjawab, “terserah kamu Ndra. ”
    “Tapi kelak sesudah kompetisi usai kamu tunggulah saya yah di pintu gerbang lantas kelak kita jalan jalan.. ” Ia tersenyum serta mengangguk lantas kami berdua keluar kelas serta menyengaja berpisah.

  • Cerita Dewasa Resiko Perjalanan Dinas

    Cerita Dewasa Resiko Perjalanan Dinas


    1516 views

    Cerita Seks Terbaru – Elin adalah salah seorang manager pada bagian Treasury di sebuah bank asing. Elin berumur 28 tahun, dia adalah seorang Sunda yang berasal dari daerah Bogor. Elin telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang baru berumur 7 tahun. Tubuh Elin apat dikatakan kurus dengan tinggi badan kurang lebih 163 cm, dengan berat badannya kurang lebih 49 kg. Buah dadanya berukuran kecil tetapi padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis. Link Alternatif Nova88

     

    Setibanya di Semarang, setelah check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada beberapa nasabah, yang dilakukan sampai dengan setelah makan malam. Setelah selesai berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Tom dan Anita melanjutkan acara mereka dengan duduk-duduk di bar hotel sambil mengobrol dan minum-minum. Elin pada awalnya diajak juga, tapi karena merasa sangat lelah, dan di samping itu ia juga merasa tidak enak mengganggu mereka, maka ia lebih dulu kembali ke kamar hotel untuk tidur.

    Menjelang tengah malam, Elin tiba-tiba terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan karena ia merasa tempat tidurnya bergerak-gerak dan terdengar suara-suara aneh. Dengan perlahan-lahan Elin membuka matanya untuk mengintip apa yang terjadi. Hatinya terkesiap melihat Tom dan Anita sedang bergumul. Keduanya berada dalam keadaan polos sama sekali.

    Anita yang bertubuh kecil itu, sedang berada di atas Tom seperti layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan cepat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,

    “Ssshhh…, sshhh…”, karena mungkin takut membangunkan Elin.

    Kedua tangan Tom sedang meremas-remas kedua buah dada Anita yang kecil tetapi padat berisi itu. Elin sangat panik dan berada dalam posisi yang serba salah. Jadi dia hanya bisa terus berlagak seperti sedang tidur. Elin mengharapkan mereka cepat selesai dan Tom segera kembali ke kamarnya. Besok dia akan menegur Anita agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di kamar mereka. Seharusnya mereka dapat melakukan hal itu di kamar Tom sehingga mereka dapat melakukannya dengan bebas tanpa terganggu oleh siapa pun. Dari bau whisky yang tercium, rupanya keduanya masih berada dalam keadaan mabuk. Elin berusaha keras untuk dapat tidur kembali, walaupun sebenarnya ia merasa sangat terganggu dengan gerakan dan suara-suara yang ditimbulkan oleh mereka.

    Pada saat Elin mulai terlelap, tiba-tiba ia merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya. Elin sangat terkejut dan tubuhnya mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Tom sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Elin berpura-pura masih terlelap dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rupanya permainan Tom dan Anita sudah selesai dan Anita dalam keadaan kelelahan serta mengalami kepuasan yang baru dinikmatinya, sudah tergolek tidur.

    Tom yang masih berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping Elin, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya sedang berusaha menyingkap selimut yang dipakai Elin. Elin menjadi sangat panik, pada awalnya dia akan bangun dan menegur Tom untuk menghentikan perbuatannya, akan tetapi di pihak lain dia merasa tidak enak karena pasti akan membuat Tom malu, karena dipikirnya Tom melakukan hal itu lebih disebabkan karena Tom masih berada dalam keadaan mabuk. Akhirnya Elin memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur dengan harapan Tom akan menghentikan kegiatannya itu.

    Akan tetapi harapannya itu ternyata sia-sia belaka, bahkan secara perlahan-lahan Tom bangkit dan duduk di samping Elin. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh Elin dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan,

    “Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha Elin bergerak naik dan memegang tepi celana dalam Elin, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki Elin.

    Badan Elin menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Elin seakan-akan berubah menjadi patung, pikirannya menjadi gelap dan matanya dirasakannya berkunang-kunang. Tom melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas Elin. Jari-jari Tom membuka satu persatu kancing daster Elin, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh Elin, sehingga terlihatlah payudara Elin yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.

    Sekarang Elin tergolek dengan tubuhnya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang dan pantat yang penuh berisi, serta buah dada yang kecil padat dan belahan di antara paha atas yang membukit kecil, benar-benar sangat merangsang nafsu birahi Tom. Tom sudah tidak sanggup menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, sekarang bangkit lagi, tegang dan siap tempur.

    Sejak saat itu Tom bertekad untuk tidak akan membebaskan Elin. Ia terlalu berharga untuk di biarkan, Tom akan menikmati tubuh Elin berulang-ulang pada malam ini. Kemolekan tubuh Elin terlalu sayang untuk disimpan oleh Elin sendiri pikir Tom. Tom mendorong tubuh Elin dan mulai meremas-remas payudara Elin yang telah terbuka itu,

    “Dengerin sayang, you akan saya ajarin menikmati sesuatu yang nikmat, asal you baik-baik nurutin apa yang akan saya tunjukkan”.

    Kesadaran Elin mulai kembali secara perlahan-lahan dan dengan tubuh gemetar Elin perlahan-lahan membuka matanya dan memperhatikan Tom yang sedang merangkak di atasnya. Elin mencoba mendorong badan Tom sambil berkata,

    “Tom, apa yang sedang kau lakukan ini?”, “Sadarlah Tom, aku khan sudah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Karena menganggap Tom berada dalam keadaan mabuk, Elin mencoba membujuk dan menggugah kesadaran Tom.

    Akan tetapi Tom yang telah sangat terangsang melihat tubuh Elin yang molek halus mulus dan bugil di depan matanya mana mau mengerti, apalagi penisnya telah dalam keadaan sangat tegang.

    “Gila! Cakep banget! Lihat buah dadamu, padat banget. Cocok sama seleraku! You emang pinter menjaga tubuhmu, sayang!”, kata Tom sambil menekan tubuhnya ke tubuh Elin.

    Elin berusaha bangun berdiri, akan tetapi tidak bisa dan dia tidak berani terlalu bertindak kasar, karena takut Tom akan membalas berlaku kasar padanya.

    Sedangkan dalam posisinya itu saja ia sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.

    Sambil menjilat bibirnya Tom berbaring di sisi Elin.

    “Lin, lebih baik you mengikuti kemauanku dengan manis, kalau tidak saya akan maksa you dan saya perkosa you habis-habisan. Kalau you nurutin, you akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sakit”. Lalu tangannya ditangkupkan di buah dada Elin, sambil meremas-remasnya dengan sangat bernafsu, sambil merasakan kehalusan dan kepadatan buah dada Elin. “Bodi you oke banget!”, kata Tom. “Coba you berputar Elin!”. Perlahan-lahan dengan perasaan yang putus asa Elin berputar membelakangi Tom. Dan dirasakanya tangan Tom sekarang ada di pantatnya meremas dan meraba-raba.

    Kemudian Tom menyibakkan rambut Elin, dan dihirupnya leher Elin dengan hidungnya sementara lidahnya menelusuri leher Elin. Sambil melakukan hal itu tangan Tom berpindah menuju kemaluan Elin. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain-main, mengelus-elus dan menekan-nekan, sambil berkata,

    “Kasihan you, Elin, pasti suami you tidak tahu cara membahagiakan you?”,

    “Tapi tenang aja sayang, dengan saya, you nggak bakalan bisa lupa seumur hidup, you bakalan merasakan bagaimana menjadi wanita sejati!”. Sambil memutar kembali tubuh Elin.

    Setelah itu Tom mengambil tangan Elin dan meletakkannya di kemaluannya yang telah sangat tegang itu.

    Ketika merasakan tangannya menyentuh benda hangat yang besar lagi keras itu, tubuh Elin tersentak, belum sempat Elin dapat berpikir dengan jelas, terasa badannya telah ditelentangkan oleh Tom dan dengan cepat Tom telah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Tom. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Tom lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Elin,

    “Apa you mau saya masukin itu?”,

    “Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Elin dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Tom.

    Elin mencoba mengeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Tom agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.

    Sambil tersenyum Tom berkata lagi,

    “You tidak dapat kemana-mana lagi, lebih baik you diam-diam saja dan menikmati permainan saya ini..!”. Tom lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis besarnya yang telah menempel pada bibir kemaluan Elin dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Elin dengan tanpa dapat dihalangi lagi.

    Testis Tom mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Elin, sementara Elin megap-megap karena dorongan keras Tom.

    Elin belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang saat ditindih oleh dada Tom. Dirinya sudah lupa kalau sedang diperkosa, ia tidak peduli pada tubuh besar Tom yang sedang bergerak naik turun menindih tubuhnya yang langsing. Elin mulai merasakan suatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian bawah tubuhnya, vaginanya yang telah terisi oleh penis besar dan panjang milik Tom, terasa menggelitik dan menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga Elin hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis mirip orang kepedasan.

    Elin hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. Sekarang Elin mencoba untuk berusaha aktif dengan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama gerakan Tom di atasnya. Tom melihat Elin mengerang, merintih dan mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Elin sudah mulai terbiasa mengikuti gerakannya. Tom merasakan tangan Elin merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus-elus ke bawah dan meremas-remas pantatnya serta menariknya ke depan agar semakin merapat pada tubuh Elin. Tom terus menggosok-gosokkan penisnya pada klitoris Elin.

    Tom sekarang ingin membuat Elin orgasme terlebih dahulu. Elin semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Tom, sekarang wajahnya terbenam di dada bidang Tom, mulutnya megap-megap seperti ikan terdampar di pasir, dengan perlahan-lahan mulutnya bergeser pada dada Bossnya dan sambil terus menjilat akhirnya tiba pada puting susu Tom.

    Sekarang Elin secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Tom, sehingga badan Tom mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Tom terasa semakin keras, sehingga Tom semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Elin dalam-dalam. Elin merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.

    Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Elin tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,

    “Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.

    Kedua pahanya melingkari pantat Tom dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Elin. Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Elin yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Elin dan di ujung sana terasa ada “tembok” yang mengelus kepala penisnya.

    Setelah beristirahat sejenak dan melihat Elin sudah agak tenang, Tom mulai memompa lagi. Pompaan Tom kali ini segera dibalas oleh Elin, pinggulnya bergerak-gerak “aneh” tapi efeknya luar biasa. Penis Tom serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Elin berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Elin berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi.

    Wah, suatu sensasi melanda perasaan Tom, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Tom karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Elin makin bervariasi. Terkadang Tom malah meminta Elin berhenti bergoyang untuk sekedar menarik nafas panjang. Lumatan dinding kemaluan Elin pada penis Tom membuatnya geli-geli dan serasa akan ‘meledak’.

    Tom tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati

    “elusan” vagina Elin. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Elin semakin menggila dan semakin liar.

    Hingga akhirnya Tom harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Tom bergerak mengimbangi goyangan pinggul Elin, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Tom menyemprotkan maninya kuat-kuat di dalam liang kewanitaan Elin, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Tom melayang tadi, tiba-tiba kaki Elin yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Tom kuat-kuat. Amat sangat kuat.

    Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi…, Elin pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Elin.

    “Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”.

    Tom tersenyum puas melihat tubuh Elin terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian tangan Elin dengan eratnya menekan pantat Tom ke arah selangkangannya sambil kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Tom pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Elin. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Elin langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan dan kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Elin merasa bagian-bagian tubuhnya seolah terlepas dan badannya tidak dapat digerakkan sama sekali.

    Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Elin kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan kekar lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Elin mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Elin, Tom mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.

    Sambil membujuk dan mengelus-elus rambut Elin dengan perlahan-lahan penisnya mulai tegang lagi dan dengan halus penisnya yang memang telah berada tepat di depan kemaluan Elis ditekan perlahan-lahan agar masuk ke dalam kewanitaan Elin. Pada saat merasakan penis Tom mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Elin bereaksi sedikit dengan mencoba memberontak lemah tapi akhirnya diam pasrah dan membiarkan penis besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam liang kewanitaannya.

    Dengan perlahan-lahan Tom menggerakkan badannya naik-turun, sehingga lama-kelamaan tubuh Elin mulai terangsang kembali dan bereaksi, dan pergumulan kedua insan tersebut semakin lama semakin seru mendaki puncak kepuasan dan kenikmatan, terlupa akan segala penyesalan. Pertarungan mereka terus berlanjut sepanjang malam dan baru berhenti menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.

    Pukul 10 pagi keduanya baru terbangun dan terlihat Anita telah berpakaian rapi, sedang menikmati sarapan paginya sambil mengerling ke arah mereka dengan senyum-senyum rahasia. Pada mulanya Elin merasa sangat malu terhadap Anita, tapi melihat reaksi Anita yang seperti itu, seakan-akan mengajak bersekutu, akhirnya Elin menjadi terbiasa.

  • Black spinner Kendall Woods gets bent out of shape during a hard fuck

    Black spinner Kendall Woods gets bent out of shape during a hard fuck


    1505 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Bitch get big dick

    Bitch get big dick


    1957 views

  • Cerita Seks Perkosa Istri Tetangga

    Cerita Seks Perkosa Istri Tetangga


    1628 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Perkosa Istri Tetangga ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Awalnya aku tak terlalu tertarik dengan pasangan suami-istri muda yang baru tinggal di samping rumahku itu. Suaminya yang bernama Bram, berusia sekitar 32 tahun, merupakan seorang pria dengan wajah tirus dan dingin. Sangat mahal senyum.

    Sedang istrinya, seorang wanita 23 tahun, bertubuh sintal yang memiliki sepasang mata membola cantik, raut wajah khas wanita Jawa. Tak beda jauh dengan suaminya, dia juga terlihat kaku dan tertutup.

    Tapi watak itu, agaknya lebih disebabkan oleh sikap pendiam dan pemalunya. Sehari-harinya, dia selalu mengenakan pakaian kebaya. Latar belakang kehidupan pedesaan wanita berambut ikal panjang ini, terlihat masih cukup kental, Jakarta tak membuatnya berubah.

    Aku hanya sempat bicara dan bertemu lebih dekat dengan pasangan ini, dihari pertama mereka pindah. Saat mengangkat barang-barangnya, aku kebetulan baru pulang dari jogging dan lewat di depan pintu pagar halaman rumah yang mereka kontrak. Setelah itu, aku tak pernah lagi kontak dengan keduanya.

    Aku juga tak merasa perlu untuk mengurusi mereka. Perasaan dan pikiranku mulai berubah, khususnya terhadap si Istri yang bernama Maryati, ketika suatu pagi bangun dari tidur aku duduk di balik jendela. Dari arah sana, secara kebetulan, juga melalui jendela kamarnya, aku menyaksikan si Istri sedang melayani suaminya dengan sangat telaten dan penuh kasih.

    Mulai menemani makan, mengenakan pakaian, memasang kaos kaki, sepatu, membetulkan letak baju, sampai ketika mencium suaminya yang sedang bersiap-siap untuk turun kerja, semua itu kusaksikan dengan jelas. Aku punya kesimpulan wanita lumayan cantik itu sangat mencintai pasangan hidupnya yang berwajah dingin tersebut. Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul pertanyaan nakal di otakku.

    Apakah Istri seperti itu memang memiliki kesetiaan yang benar-benar tulus dan jauh dari pikiran macam-macam terhadap suaminya? Sebutlah misalnya berhayal pada suatu ketika bisa melakukan petualangan seksual dengan lelaki lain? Apakah seorang istri seperti itu mampu bertahan dari godaan seks yang kuat, jika pada suatu ketika, dia terposisikan secara paksa kepada suatu kondisi yang memungkinkannya bermain seks dengan pria lain?

    Apakah dalam situasi seperti itu, dia akan melawan, menolak secara total meski keselamatannya terancam? Atau apakah dia justru melihatnya sebagai peluang untuk dimanfaatkan, dengan dalih ketidakberdayaan karena berada dibawah ancaman? Pertanyaan-pertanyaan itu, secara kuat menyelimuti otak dudaku yang memang kotor dan suka berhayal tentang penyimpangan seksual.

    Sekaligus juga akhirnya melahirkan sebuah rencana biadab, yang jelas sarat dengan resiko dosa dan hukum yang berat. Aku ingin memperkosa Maryati! Wuah! Tapi itulah memang tekad yang terbangun kuat di otak binatangku. Sesuatu yang membuatmu mulai hari itu, secara diam-diam melakukan pengamatan dan penelitian intensif terhadap pasangan suami istri muda tersebut.

    Kuamati, kapan keduanya mulai bangun, mulai tidur, makan dan bercengkrama. Kapan saja si Suami bepergian ke luar kota lebih dari satu malam, karena tugas perusahaannya sebuah distributor peralatan elektronik yang cukup besar. Dengan kata lain, kapan Maryati, wanita dengan sepasang buah dada dan pinggul yang montok sintal itu tidur sendirian di rumahnya.

    Untuk diketahui, pasangan ini tidak punya pembantu. Saat itulah yang bakal kupilih untuk momentum memperkosanya. Menikmati bangun dan lekuk-lekuk tubuhnya yang memancing gairah, sambil menguji daya tahan kesetiaannya sebagai istri yang bisa kukategorikan lumayan setia. Sebab setiap suaminya bepergian atau sedang keluar, wanita ini hanya mengunci diri di dalam rumahnya.

    Selama ini bahkan dia tak pernah kulihat meski hanya untuk duduk-duduk di terasnya yang besar. Itu ciri Ibu Rumah Tangga yang konservatif dan kukuh memegang tradisi sopan-santun budaya wanita timur yang sangat menghormati suami. Meski mungkin mereka sadar, seorang suami, yang terkesan sesetia apapun, jika punya peluang dan kesempatan untuk bermain gila, mudah terjebak ke sana.

    Aku tahu suaminya, si Bram selalu bepergian keluar kota satu atau dua malam, setiap hari Rabu. Apakah benar-benar untuk keperluan kantornya, atau bisa jadi menyambangi wanita simpanannya yang lain. Dan itu bukan urusanku. Yang penting, pada Rabu malam itulah aku akan melaksanakan aksi biadabku yang mendebarkan. Semua tahapan tindakan yang akan kulakukan terhadap wanita yang di mataku semakin menggairahkan itu, kususun dengan cermat.

    Aku akan menyelinap ke rumahnya hanya dengan mengenakan celana training minus celana dalam, serta baju kaos ketat yang mengukir bentuk tubuh bidangku. Buat Anda ketahui, aku pria macho dengan penampilan menarik yang gampang memaksa wanita yang berpapasan denganku biasanya melirik.

    Momen yang kupilih, adalah pada saat Maryati akan tidur. Karena berdasarkan hasil pengamatanku, hanya pada saat itu, dia tidak berkebaya, cuma mengenakan daster tipis yang (mungkin) tanpa kutang. Aku tak terlalu pasti soal ini, karena cuma bisa menyaksikannya sekelebat saja lewat cara mengintip dari balik kaca jendelanya dua hari lalu. Kalau Maryati cuma berdaster, berarti aku tak perlu disibukkan untuk melepaskan stagen, baju, kutang serta kain yang membalut tubuhnya kalau lagi berkebaya.

    Sedang mengapa aku cuma mengenakan training spack tanpa celana dalam, tahu sendirilah. Aku menyelinap masuk ke dalam rumahnya lewat pintu dapur yang terbuka petang itu. Saat Maryati pergi mengambil jemuran di kebun belakangnya, aku cepat bersembunyi di balik tumpukan karton kemasan barang-barag elektronik yang terdapat di sudut ruangan dapurnya.

    Dari sana, dengan sabar dan terus berusaha untuk mengendalikan diri, wanita itu kuamati sebelum dia masuk ke kamar tidurnya. Dengan mengenakan daster tipis dan ternyata benar tanpa kutang kecuali celana dalam di baliknya. Si Istri Setia itu memeriksa kunci-kunci jendela dan pintu rumahnya. Dari dalam kamarnya terdengar suara acara televisi cukup nyaring.

    Nah, pada saat dia akan masuk ke kamar tidurnya itulah, aku segera memasuki tahapan berikut dari strategi memperkosa wanita bertubuh sintal ini. Dia kusergap dari belakang, sebelah tanganku menutup mulutnya, sedang tangan yang lain secara kuat mengunci kedua tangannya. Maryati terlihat tersentak dengan mata terbeliak lebar karena terkejut sekaligus panik dan ketakutan.

    Dia berusaha meronta dengan keras. Tapi seperti adegan biasa di film-film yang memperagakan ulah para bajingan, aku cepat mengingatkannya untuk tetap diam dan tidak bertindak bodoh melakukan perlawanan. Hanya bedanya, aku juga mengutarakan permintaan maaf. “Maafkan saya Mbak. Saya tidak tahan untuk tidak memeluk Mbak. Percayalah, saya tidak akan menyakiti Mbak.

    Dan saya bersumpah hanya melakukan ini sekali. Sekali saja,” bisikku membujuk dengan nafas memburu akibat nafsu dan rasa tegang luar biasa. Maryati tetap tidak peduli. Dia berusaha mengamuk, menendang-nendang saat kakiku menutup pintu kamarnya dan tubuhnya kepepetkan ke dinding. “Kalau Mbak ribut, akan ketahuaan orang.

    Kita berdua bisa hancur karena malu dan aib. Semua ini tidak akan diketahui orang lain. Saya bersumpah merahasiakannya sampai mati, karena saya tidak mau diketahui orang lain sebagai pemerkosa,” bisikku lagi dengan tetap mengunci seluruh gerakan tubuhnya.

    Tahapan selanjutnya, adalah menciumi bagian leher belakang dan telinga wanita beraroma tubuh harum merangsang itu.

    Sedang senjataku yang keras, tegang, perkasa dan penuh urat-urat besar, kutekankan secara keras ke belahan pantatnya dengan gerakan memutar, membuat Maryati semakin terjepit di dinding. Dia mencoba semakin kalap melawan dan meronta, namun apalah artinya tenaga seorang wanita, di hadapan pria kekar yang sedang dikuasai nafsu binatang seperti diriku.

    Aksi menciumi dan menekan pantat Maryati terus kulakukan sampai lebih kurang sepuluh menit. Setelah melihat ada peluang lebih baik, dengan gerakan secepat kilat, dasternya kusingkapkan. Celana dalamnya segera kutarik sampai sobek ke bawah, dan sebelum wanita ini tahu apa yang akan kulakukan, belahan pantatnya segera kubuka dan lubang anusnya kujilati secara buas.

    Maryati terpekik. Sebelah tanganku dengan gesit kemudian menyelinap masuk diantara selangkangannya dari belakang dan meraba serta meremas bagian luar kemaluannya, tapi membiarkan bagian dalamnya tak terjamah. Strategiku mengingatkan belum waktunya sampai ke sana. Aksi menjilat dan meremas serta mengusap-usap ini kulakukan selama beberapa menit.

    Maryati terus berusaha melepaskan diri sambil memintaku menghentikan tindakan yang disebutnya jahanam itu. Dia berulang-ulang menyebutku binatang dan bajingan. Tak soal. Aku memang sudah jadi binatang bajingan. Dan sekarang sang bajingan sudah tanpa celana, telanjang sebagian. “Akan kulaporkan ke suamiku,” ancamnya kemudian dengan nafas terengah-engah. Aku tak menyahut sambil bangkit berdiri serta menciumi pundaknya.

    Lalu menempelkan batang perkasaku yang besar, tegang dan panas diantara belahan pantatnya. Menekan dan memutar-mutarnya dengan kuat di sana. Sedang kedua tanganku menyusup ke depan, meraba, meremas dan memainkan puting buah dada besar serta montok wanita yang terus berjuang untuk meloloskan diri dari bencana itu. “Tolong Mas Dartam, lepaskan aku. Kasihani aku,” ratapnya.

    Aku segera menciumi leher dan belakang telinganya sambil berbisik untuk membujuk, sekaligus memprovokasi. “Kita akan sama-sama mendapat kepuasan Mbak. Tidak ada yang rugi, karena juga tidak akan ada yang tahu. Suamimu sedang keluar kota. Mungkin juga dia sedang bergulat dengan wanita lain. Apakah kau percaya dia setia seperti dirimu,” bujukku mesra. “Kau bajingan terkutuk,” pekiknya dengan marah.

    Sebagai jawabannya, tubuh putih yang montok dan harum itu (ciri yang sangat kusenangi) kali ini kupeluk kuat-kuat, lalu kuseret ke atas ranjang dan menjatuhnya di sana. Kemudian kubalik, kedua tangannya kurentangkan ke atas.

    Selanjutnya, ketiak yang berbulu halus dan basah oleh keringat milik wanita itu, mulai kuciumi. Dari sana, ciumanku meluncur ke sepasang buah dadanya.

    Menjilat, menggigit-gigit kecil, serta menyedot putingnya yang terasa mengeras tegang. “Jangan Mas Darta. Jangan.. Tolong lepaskan aku.” Wanita itu menggeliat-geliat keras. Masih tetap berusaha untuk melepaskan diri. Tetapi aku terus bertindak semakin jauh. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah perutnya. Kujilat habis, sebelum pelan-pelan merosot turun lebih ke bawah lalu berputar-putar di bukit kemaluannya yang ternyata menggunung tinggi, mirip roti.

    Sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya, kedua batang paha putih dan mulusnya yang menjepit rapat, berusaha kubuka. Maryati dengan kalap berusaha bangun dan mendorong kepalaku. Kakinya menendang-nendang kasar. Aku cepat menjinakkannya, sebelum kaki dan dengkul yang liar itu secara telak membentur dua biji kejantannanku. Bisa celaka jika itu terjadi. Kalau aku semaput, wanita ini pasti lolos.

    Setelah berjuang cukup keras, kedua paha Maryati akhirnya berhasil kukuakkan. Kemudian dengan keahlian melakukan cunnilingus yang kumiliki dari hasil belajar, berteori dan berpraktek selama ini, lubang dan bibir kelamin wanita itu mulai menjadi sasaran lidah dan bibirku. Tanpa sadar Maryati terpekik, saat kecupan dan permainan ujung lidahku menempel kuat di klitorisnya yang mengeras tegang.
    Kulakukan berbagai sapuan dan dorongan lidah ke bagian-bagian sangat sensitif di dalam liang senggamanya, sambil tanganku terus mengusap, meremas dan memijit-mijit kedua buah dadanya. Maryati menggeliat, terguncang dan tergetar, kadang menggigil, menahan dampak dari semua aksi itu. Kepalanya digeleng-gelengkan secara keras. Agen Judi Hoki Banget

    Entah pernyataan menolak, atau apa. Sambil melakukan hal itu, mataku berusaha memperhatikan permukaan perut Si Istri Setia ini. Dari sana aku bisa mempelajari reaksi otot-otot tubuhnya, terhadap gerakan lidahku yang terus menyeruak masuk dalam ke dalam liang senggamanya. Dengan sentakan-sentakan dan gelombang di bagian atas perut itu, aku akan tahu, di titik dan bagian mana Maryati akan merasa lebih terangsang dan nikmat.

    Gelombang rangsangan yang kuat itu kusadari mulai melanda Maryati secara fisik dan emosi, ketika perlawanannya melemah dan kaki serta kepalanya bergerak semakin resah. Tak ada suara yang keluar, karena wanita ini menutup bahkan menggigit bibirnya. Geliat tubuhnya bukan lagi refleksi dari penolakan, tetapi (mungkin) gambaran dari seseorang yang mati-matian sedang menahan kenikmatan. Berulang kali kurasakan kedua pahanya bergetar.

    Kemaluannya banjir membasah. Ternyata benar analisa otak kotorku beberapa pekan lalu. Bahwa sesetia apapun seorang Istri, ada saat di mana benteng kesetiaan itu ambruk, oleh rangsangan seksual yang dilakukan dalam tempo relatif lama secara paksa, langsung, intensif serta tersembunyi oleh seorang pria ganteng yang ahli dalam masalah seks. Maryati telah menjadi contoh dari hal itu.

    Mungkin juga ketidakberdayaan yang telah membuatnya memilih untuk pasrah. Tetapi rasanya aku yakin lebih oleh gelora nafsu yang bangkit ingin mencari pelampiasan akibat rangsangan yang kulakukan secara intensif dan ahli di seluruh bagian sensitif tubuhnya. Aksiku selanjutnya adalah dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku tepat di atas wajah wanita yang sudah mulai membara dibakar nafsu birahi itu.

    Aku ingin mengetahui, apa reaksinya jika terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat tepat berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannyadengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya.

    Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tidak, semakin membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk menikmati kelaminnya yang sudah membanjir basah. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil tertahan yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita cantik itu bergetar dan berkelojotan.

    Beberapa menit kemudian mendadak kurasa sebuah benda basah yang panas menyapu batang kejantananku, membuatku jadi agak tersentak. Aha, apalagi itu kalau bukan lidah si Istri Setia ini. Berarti, selesailah sudah seluruh perlawanan yang dibangunnya demikian gigih dan habis-habisan tadi. Wanita ini telah menyerah.

    Namun sayang, jilatan yang dilakukannya tadi tidak diulanginya, meski batang kejantananku sudah kurendahkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan mulutnya untuk menelan bagian kepalanya yang sudah sangat keras, besar dan panas itu.

    Boleh jadi wanita ini merasa dia telah menghianati suaminya jika melakukan hal itu, menghisap batang kejantanan pria yang memperkosanya! Tak apa. Yang penting sekarang, aku tahu dia sudah menyerah. Aku cepat kembali membalikkan tubuh. Memposisikan batang kejantananku tepat di depan bukit kewanitaannya yang sudah merekah dan basah oleh cairan dan air ludahku.

    Aku mulai menciumi pipinya yang basah oleh air mata dan lehernya. Kemudian kedua belah ketiaknya. Maryati menggelinjang liar sambil membuang wajahnya ke samping. Tak ingin bertatapan denganku.

    Buah dadanya kujilati dengan buas, kemudian berusaha kumasukan sedalam-dalamnya ke dalam mulutku. Tubuh Maryati mengejang menahan nikmat. Tindakan itu kupertahankan selama beberapa menit.

    Kemudian batang kejantananku semakin kudekatkan ke bibir kemaluannya. Ah.., wanita ini agaknya sudah mulai tidak sabar menerima batang panas yang besar dan akan memenuhi seluruh liang sanggamanya itu. Karena kurasa pahanya membentang semakin lebar, sementara pinggulnya agak diangkat membuat lubang sanggamanya semakin menganga merah. “Mbak Mar sangat cantik dan merangsang sekali. Hanya lelaki yang beruntung dapat menikmati tubuhmu yang luar biasa ini,” gombalku sambil menciumi pipi dan lehernya.

    “Sekarang punyaku akan memasuki punya Mbak. Aku akan memberikan kenikmatan yang luar biasa pada Mbak. Sekarang nikmatilah dan kenanglah peristiwa ini sepanjang hidup Mbak.” Setelah mengatakan hal itu, sambil menarik otot di sekitar anus dan pahaku agar ketegangan kelaminku semakin meningkat tinggi, liang kenikmatan wanita desa yang bermata bulat jelita itu, mulai kuterobos.

    Maryati terpekik, tubuhnya menggeliat, tapi kutahan. Batang kejantananku terus merasuk semakin dalam dan dalam, sampai akhirnya tenggelam penuh di atas bukit kelamin yang montok berbulu itu. Untuk sesaat, tubuhku juga ikut bergetar menahan kenikmatan luar biasa pada saat liang kewanitaan wanita ini berdenyut-deyut menjepitnya.

    Tubuhku kudorongkan ke depan, dengan pantat semakin ditekan ke bawah, membuat pangkal atas batang kejantananku menempel dengan kuat di klitorisnya. Maryati melenguh gelisah. Tangannya tanpa sadar memeluk tubuhku dengan punggung melengkung. Kudiamkan dia sampai agak lebih tenang, kemudian mulailah gerakan alamiah untuk coitus yang membara itu kulakukan.

    Maryati kembali terpekik sambil meronta dengan mulut mendesis dan melengguh. Tembakan batang kejantananku kulakukan semakin cepat, dengan gerakan berubah-ubah baik dalam hal sudut tembakannya, maupun bentuknya dalam melakukan penetrasi. Kadang lurus, miring, juga memutar, membuat Maryati benar-benar seperti orang kesurupan.

    Wanita ini kelihatanya sudah total lupa diri. Tangannya mencengkram pundakku, lalu mendadak kepalanya terangkat ke atas, matanyaterbeliak, giginya dengan kuat menggigit pundakku. Dia orgasme! Gerakan keluar-masuk batang kejantananku kutahan dan hanya memutar-mutarnya, mengaduk seluruh liang sanggama Maryati, agar bisa menyentuh dan menggilas bagian-bagian sensitif di sana.

    Wanita berpinggul besar ini meregang dan berkelonjotan berulang kali, dalam tempo waktu sekitar dua puluh detik. Semuanya kemudian berakhir. Mata dan hidungnya segera kuciumi. Pipinya yang basah oleh air mata, kusapu dengan hidungku. Tubuhnya kupeluk semakin erat, sambil mengatakan permintaan maaf atas kebiadabanku. Maryati cuma membisu. Kami berdua saling berdiaman.

    Kemudian aku mulai beraksi kembali dengan terlebih dahulu mencium dan menjilati leher, telinga, pundak, ketiak serta buah dadanya. Kocokan kejantananku kumulai secara perlahan. Kepalanya kuarahkan ke bagian-bagian yang sensitif atau G-Spot wanita ini. Hanya beberapa detik kemudian, Maryati kembali gelisah. Kali ini aku bangkit, mengangkat kedua pahanya ke atas dan membentangkannya dengan lebar, lalu menghujamkan batang perkasaku sedalam-dalamnya.

    Maryati terpekik dengan mata terbeliak, menyaksikan batang kejantananku yang mungkin jauh lebih besar dari milik suaminya itu, berulang-ulang keluar masuk diantara lubang berbulu basah miliknya. Matanya tak mau lepas dari sana. Kupikir, wanita ini terbiasa untuk berlaku seperti itu, jika bersetubuh. Wajahnya kemudian menatap wajahku. “Mas…” bisiknya.

    Aku mengangguk dengan perasaan lebih terangsang oleh panggilan itu, kocokanbatang kejantananku kutingkatkan semakin cepat dan cepat, sehingga tubuh Maryati terguncang-guncang dahsyat. Pada puncaknya kemudian, wanita ini menjatuhkan tubuhnya di tilam, lalu menggeliat, meregang sambil meremas sprei.

    Aku tahu dia akan kembali memasuki saat orgasme keduanya. Dan itu terjadi saat mulutnya melontarkan pekikan nyaring, mengatasi suara Krisdayanti yang sedang menyanyi di pesawat televisi di samping ranjang. Pertarungan seru itu kembali usai. Aku terengah dengan tubuh bermandi keringat, di atas tubuh Maryati yang juga basah kuyup.

    Matanya kuciumi dan hidungnya kukecup dengan lembut. Detak jantungku terasa memacu demikian kuat. Kurasakan batang kejantananku berdenyut-denyut semakin kuat. Aku tahu, ini saat yang baik untuk mempersiapkan orgasmeku sendiri. Tubuh Maryati kemudian kubalikkan, lalu punggungnya mulai kujilati. Dia mengeluh.

    Setelah itu, pantatnya kubuka dan kunaikkan ke atas, sehingga lubang anusnya ikut terbuka. Jilatan intensifku segera kuarahkan ke sana, sementara jariku memilin dan mengusap-usap klitorisnya dari belakang. Maryati berulang kali menyentakkan badannya, menahan rasa ngilu itu. Namun beberapa menit kemudian, keinginan bersetubuhnya bangkit kembali.

    Tubuhnya segera kuangkat dan kuletakkan di depan toilet tepat menghadap cermin besar yang ada di depannya. Dia kuminta jongkok di sana, dengan membuka kakinya agak lebar. Setelah itu dengan agak tidak sabar, batang kejantananku yang terus membesar keras, kuarahkan ke kelaminnya, lalu kusorong masuk sampai ke pangkalnya. Maryati kembali terpekik.

    Dan pekik itu semakin kerap terdengar ketika batang kejantananku keluar masuk dengan cepat di liang sanggamanya. Bahkan wanita itu benar-benar menjerit berulangkali dengan mata terbeliak, sehingga aku khawatir suaranya bisa didengar orang di luar. Wanita ini kelihatannya sangat terangsang dengan style bersetubuh seperti itu.

    Selain batang kejantananku terasa lebih dahsyat menerobos dan menggesek bagian-bagian sensitifnya, dia juga bisa menyaksikan wajahku yang tegang dalam memompanya dari belakang. Dan tidak seperti sebelumnya, Maryati kali ini dengan suara gemetar mengatakan dia akan keluar. Aku cepat mengangkat tubuhnya kembali ke ranjang. Menelentangkannya di sana, kemudian menyetubuhinya habis-habisan, karena aku juga sedang mempersiapkan saat orgasmeku.

    Aku akan melepas bendungansperma di kepala kejantananku, pada saat wanita ini memasuki orgasmenya. Dan itu terjadi, sekitar lima menit kemudian. Maryati meregang keras dengan tubuh bergetar. Matanya yang cantik terbeliak. Maka orgasmeku segera kulepas dengan hujaman batang kejantanan yang lebih lambat namun lebih kuat serta merasuk sedalam-dalamnya ke liang kewanitaan Maryati.

    Kedua mata wanita itu kulihat terbalik, Maryati meneriakkan namaku saat spermaku menyembur berulang kali dalam tenggang waktu sekitar delapan detik ke dalam liang sanggamanya. Tangannya dengan kuat merangkul tubuhku dan tangisnya segera muncul. Kenikmatan luar biasa itu telah memaksa wanita ini menangis.

    Aku memejamkan mata sambil memeluknya dengan kuat, merasakan nikmatnya orgasme yang bergelombang itu. Ini adalah orgasmeku yang pertama dan penghabisanku dengan wanita ini. Aku segera berpikir untuk berangkat besok ke Kalimantan, ke tempat pamanku. Mungkin seminggu, sebulan atau lebih menginap di sana.

    Aku tidak boleh lagi mengulangi perbuatan ini. Tidak boleh, meski misalnya Maryati memintanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Ngentot Dengan Guruku SMA ku dulu

    Ngentot Dengan Guruku SMA ku dulu


    1726 views

  • Cerita Seks Berhijab Tapi Doyan Kontol Tetangga

    Cerita Seks Berhijab Tapi Doyan Kontol Tetangga


    2537 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Pesta Seks Di Ulang Tahun Sahabatku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Nasib itu ada di tangan Tuhan, Seringkali aku memikirkan kalimat ini, Rasanya ada benarnya juga, Tapi apakah ini nasib yg digariskan Tuhan aku tidak tau mungkin lebih tepat ini adalah godaan dari setan.

    Seperti pagi ini ketika di dalam bus menuju ke kantor aku duduk di sebelah cewek cantik dengan jilbab dengan tinggi 150 cm, umur sekitar 27 tahun, bertubuh sekal dan berkulit putih (keliatan dari kulit wajah dan telapak tangannya).

    Mula-mula aku tidak perduli karena hobiku untuk tidur di bis sangat kuat namun hobi itu lenyap seketika ketika cewek berjilbab di sebelahku menarik tas dipangkuannya untuk mengambil hp-nya yg berdering. Sepasang paha montok tercetak jelas dari rok biru tua panjang nan ketat yang dipakainya.

    Pemandangan itu cukup menarik sehingga menggugah seleraku menjadi bangkit. Aku lantas mencari akal bagaimana memancing percakapan dan mencari informasi. Sepertinya sudah alamnya ketika kita kepepet seringkali ada ide yg keluar. Saat itu setelah dia selesai menelefon tiba-tiba mulutku sudah meluncur ucapan ,”Wachhh… hobinya sama juga yach !”. Sejenak dia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab banget sich.”Hobi apaan ?” tanyanya. “Itu nitip absen”, sahutku dan dia tertawa kecil. “Tau aja kamu. Dasar tukang nguping”, sahutnya.Akhirnya obrolan bergulir.

    Selama percakapan aku tidak menanyakan nama, pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu. Sampai akhirnya dia ngomong “kamu lucu juga yach.., nggak kaya cowok yang laen.””Maksud kamu ?” tanyaku lagi.”Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta nomor telepon.” Setelah itu kami saling berkenalan. Perempuan muda berjilbab bernama Siti Fathiya, biasa dipanggil Tia. Obrolan terus berlanjut sampe dia turun di Thamrin dan aku terus ke kota.

    Dua hari kemudian aku bertemu dia lagi. Cewek manis berjilbab itu menghampiriku dan duduk disebelahku sambil bercerita bahwa teman-temannya penasaran karena dia hari itu punya banyak cerita konyol. Pagi itu kami menjadi lebih akrab. Sambil bercanda tiba-tiba dia berkata :”Kamu pasti suka maen cewek yach, soalnya kamu jago ngobrol banget. Pasti banyak cewek di bis ini yang kamu pacarin.”Sumpah mati aku kaget sekali denger omongan dia.

    Kayanya maksud aku buat kencan ama dia udah ketauan. Akhirnya karena udah nanggung aku ceritain aja ke dia kalo aku sudah beristri dan punya anak. Ech rupanya dia biasa aja, justru aku yang jadi kaget karena ternyata dia sudah nggak perawan lagi karena pernah MBA waktu lulus sekolah dulu. Sekarang dia sudah bercerai. Wuichhh, nggak nyangka banget kalo doi ternyata janda muda. Selanjutnya sudah bisa ditebak. Obrolan sudah lebih ringan arahnya. Akupun mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan keterbukaan ke arah sex sudah di depan mata. Agen Judi Hoki Banget

    Sampai suatu sore setelah dua bulan perkenalan, kami janjian pulang bareng. Hari itu dia mengenakan jilbab merah muda sewarna dengan hem dan rok panjangnya. Posisi duduk kami sudah akrab dan menempel. Bahkan Tia tidak sungkan lagi mencubit aku setiap dia menahan tawa atau tidak tahan aku goda.

    Beberapa kali ketika dia mencubit aku tahan tangannya dan dia tampaknya tidak keberatan ketika akhirnya tangan kirinya aku tumpangkan di pahaku dan aku elus-elus lengannya yang tertutup hem lengan panjangnya sambil terus ngobrol. Akhirnya dia sadar dan berbisik, “Wachh, kok betah banget ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho. “Habis gemes ngeliat muka manis kamu, apalagi bibir tipis kamu,” sahutku sambil nyengir. “Dasar gila kamu,” katanya sambil menyubit pahaku.Serrrrrr…, pahaku berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang.

    Aku lihat bangku sekelilingku sudah kosong sementara suasana gelap malam membuat suasana di dalam bis agak remang-remang. Aku angkat tangan kirinya dan aku kecup lembut punggung jarinya. Janda muda berjilbab itu hanya tersenyum dan mempererat genggaman tangannya. Akhhhhh… sudah ada lampu hijau pikirku. Akhirnya aku teruskan ciuman pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil dan hisapan lembut dan kuat pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati sensasi hisapan di jarinya.

    Wajahnya yang dihiasi jilbab itu tampak sendu terlihat cantik sekali. Dan akhirnya dia menyender ke samping pundakku. Ketika bis memasuki jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan kananku sudah mengusap payudaranya yang putih berukuran 36 B dari luar kemeja merah mudanya.

    Terasa padat dan kenyal. Lalu perlahan jemariku membuka kancing kemejanya satu persatu dan menyusup kedalam BH miliknya. Putingnya semakin lama semakin mengeras dan terasa bertambah panjang beberapa mili. Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus penisku dari luar. Setelah beberapa menit kemudian tiba-tiba sikapnya berubah menjadi liar dan agresif.

    Dia tarik ritsletingku dan terus merogoh dan meremas penisku yang sudah tegang. Tanganku yang di dada ditarik dan diarah kan ke selangkangannya. Aku tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak menguntungkan sehingga hanya bisa mengelus paha dari luar rok panjangnya saja. Aktifitas kami terhenti kala hampir tiba di tujuan. Dan dengan nafas yang masih tersengal-sengal menahan birahi kami merapikan pakaian masing-masing. Turun dari bis aku bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya.

    Aku tau kita bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan aku sudah merencanakan untuk menyalurkan hasratku di daerah itu. Tampaknya janda muda berjilbab itu juga memiliki hasrat yang sama. Ketika berjalan, tangan kirikuku merangkul sambil mengelus payudaranya dari luar hem merah muda lengan panjang yang dikenakannya.

    Dan ketika kita melewati jalan yang sepi tersebut secepat kilat tangan kananku meraih kepalanya yang dibalut jilbab merah muda model modis dan langsung mencium dan melumat bibir tipisnya itu. Dengan cepat pula cewek berjilbab itu menyambut bibirku, menghisap dan menyedotnya. Tangannya langsung beraksi menurunkan ritsleting celanaku dan aku sendiri langsung mengangkat rok panjang model ketat miliknya. Rrrretttttt… aku tarik kasar cdnya…, jariku langsung menyelusup masuk ke vaginanya terasa hangat dan licin. Rupanya dia sangat terangsang sejak di bis tadi

    . Di tengah deru nafasnya Tia berdesah : “Ayo mas… masukin aja… aku kepengen banget nech. Hhhhhh…””Sebentar sayang”, sahutku, “Kita cari tempat yang aman.”Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku senderkan dia dan setelah menarik rok panjang model ketatnya itu sampai sepinggang Lalu buru-buru kuloloskan celana dalamnya kemudian kuangkat kaki kanannya. Sengaja celana dalamnya kusangkutkan di pergelangan kakai kanan yang kuangkat itu biar celana dalamnya tidak kotor menyentuh tanah.

    Dengan bernafsu aku buka celanaku dan megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup sulit juga. Akhirnya dia menuntun penisku memasuki vaginanya. ?Emmhhh…!?, kepala janda muda berjilbab merah muda itu mendongak sembari melenguh tatkala ujung penisku mulai penetrasi kedalam vaginanya. Luar biasa, itulah sensasi yang aku rasakan ketika penisku mulai menyeruak memasuki vaginanya yang sudah dibasahi cairan nafsu.

    Ditengah deru mobil yang melintasi jalan tol aku memompa pantatku dengan gerakan pelan dan menghentak pada saat mencapai pangkal penisku. Tia menyambut dengan menggigit pundakku setiap aku menghentak penisku masuk kedalam vaginanya. “Ooochhhh… auchhhh… Masssss… oochhh…”, desahnya. Birahi dan ketegangan bercampur aduk dalam hatiku ketika terdengar suara orang melintasi jalan dibalik pagar. Namun lokasi kami cukup aman karena gelapnya malam dan terlindung pohon yang cukup lebat.

    Bahkan mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada sepasang manusia yang cukup gila untuk ber cinta di pinggir jalan tol tersebut. “Gantian mas… aku cape”, katanya. Aku lantas duduk menyandar dan perempuan muda berjilbab merah muda itu memegang rok panjang yang kusingkap tadi agar tidak jatuh kebawah. Kemudian Tia mulai berjongkok mengarahkan vaginanya.

    Ketika penisku kembali menyeruak diantara daging lembut vaginanya yang sudah licin, sensasi itu kembali menerpa diriku. Sambil memegang bahuku, dia mulai menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan cara menggesek perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar. Kenikmatan itu kembali mendera dan semakin tinggi intensitasnya ketika aku membantu dengan menekan keatas pinggulku sambil menarik pantatnya. Desahan suaranya makin keras setiap kali kemaluan kami bergesekan, “uchhhhh… ssshhh… uchhhhh…”. Mataku sendiri terpejam menikmati rasa yang tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil terus menggerakkan pinggul mengimbangi gerakannya.”Terus sayang… ayo terus”, desahku. Keringat sudah membasahi punggungnya dan gerakan kami sudah mulai melambat namun tekanan semakin ditingkatkan untuk mengimbangi rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuh kami dan terus bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul dan berpusar di ujung kemaluan kami.

    Berdenyut dan ujung penisku mulai siap meledak, sementara perempuan berjilbab ini mulai mengerang sambil menjepitkan vaginanya lebih keras lagi. “Hegghhhhhh… hhhegghhhh… heghhh… terus mas… sodok… sodok terussss… mas… yachhh… disitu… terus… terussss… ooocchhhhhhh”, dengan desahan panjang sambil mendongakkan kepalanya yang terbungkus jilbab, Tia menekan dan menjepit keras penisku sementara vaginanya terus berdenyut-denyut. ?Mass…mmhh…oouuccchh…?, pekiknya tertahan sembari menundukkan kepalanya yang berjilbab itu tatkala mencapai puncaknya.

    Aku hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia selesai orgasme. Ketika jepitannya mulai mengendur aku langsung bereaksi meneruskan rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan kenikmatanku ke dalam vaginanya. Aku sodokan penisku sambil menekan pinggulnya sementara kakiku mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu.

    Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang… akhirnya tersenyum dan tertawa.”Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta dengan cara seperti ini. Aku belum pernah senikmat ini bercinta.” akunya. “He.. he.. he.. sama donk”, kataku sambil mengecup bibir sang janda muda berjilbab yang tipis itu sementara kemaluanku mulai mengendur di dalam vaginanya. Setelah itu kami merapikan pakaian masing dan berjanji untuk mengarungi kenikmatan seks ini untuk hari-hari mendatang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Blonde teen Alex Grey taking sperm on face

    Blonde teen Alex Grey taking sperm on face


    1582 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang
    begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD
    disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita
    dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan
    setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Foto Bugil Rio Hamasaki Si Tetek Besar

    Foto Bugil Rio Hamasaki Si Tetek Besar


    2190 views

    Cerita Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

  • Foto Ngentot Eropa Si Cantik Elle Voneva Dengan Kekasihnya

    Foto Ngentot Eropa Si Cantik Elle Voneva Dengan Kekasihnya


    2014 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat siang sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Seks Ngajak Tante Ngentot

    Cerita Seks Ngajak Tante Ngentot


    1104 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Ngajak Tante Ngentot ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – “Tante, kita ngentot yuk” begitu tiba-tiba Gilang mengatakan kepada tantenya, Tantenya merasa terkejut mendengar perkataan keponakannya itu.
    “Kamu tau dari mana bicara seperti itu?” tanya tantenya terkejut.
    “Dari Tony,” kata Gilang cepat.
    “Tony itu siapa?”

    “Itu teman main Gilang yang di depan rumah kita,” jawab Gilang.
    “Tony yang tinggi kurus itu?” tanya tantenya pula. Gilang mengangguk. Tony memang teman Gilang setiap kali bermain. Tony sudah kelas 2 SMP sedang gilang masih kelas enam SD berusia 13 tahun.
    “Tony bilang begitu kepada siapa” tanya tantenya ingin tahu.
    “Kepada tantenya. Katanya, ngentot sama tantenya itu enak sekali. APa benar ngentot itu enak tante,” tanya Gilang lebih ingin tahu pula.
    “Lalu tantenya bilang apa?” tante Gilang lebih ingin tahu pula.
    “Jangan kuat-kuat kalu bicara, nanti didengar orang. Apa kamu sudah sangat ingin? Ayo masuk ke kamar duluan,” Gilang menirukan suara tantenya.
    “Lalu?”
    “Tony masuk kamar, kemudian tantenya mengunci pintu. Dari jendela AKu lihat Tantenya masuk kamar juga,” Gilang menejlaskan pula.

    “Setelah masuk kamar, kan Gilang tidak tahu apa yang mereka lakukan,” kata Tantenya pula.
    “Aku mengintip dari tempat lain. Aku lihat Tony dan tantenya mebuka pakaian mereka. Lalu berciuman dan tindih-tindihan‘ kata Gilang.
    “Lalu,” Tante Gilang ingin tahu, tapi mendengar cerita itu dia antusias sekali dan mulai horny.

    Tak sabar dia untuk mengetahui bagaimana pengamatan Gilang antara Tony dan Tantenya itu.
    “Aku tanya Tony. Tony cerita, kalau itu namanya ngentot. Enak katanya Tante,” ujat Gilang pula. Tante Gilang sangat terkejut sekali mendengar cerita Gilang keponakannya itu. Gilang adalah anak dari kakak kandungnya.
    “Tante…Gilang mau ngentot juga sama tante. Boleh kan,” tanya Gilang lebih menginginkan.
    “Kita ke kamar yuk Tente,” ajak Gilang. Di tariknya tantenya memasuki kamar tidur tantenya di lantai atas. Duh…anak ini. Apa yang dia tahu tentang seks, pikirnya. Rasa ingin tahunya menjadi lebih tingi lagi.

    Di kamar, Tony membuka celananya dan mempermainkan burungnya. Tantenya melihat tingkah laku keponakannya itu menjadi terasa geli. Tante Gilang berusia 32 tahun, belum menikah dan bekerja sebagai sebuah staf di sebuah perusahaan dan tinggal bersama keluarga Gilang.
    “Diisap dong Tante,” kata Gilang kepada tantenya.
    “Apa tantenya Tony tadi menjilati burungnya Tony,” tanya tantenya pula. “Iya tante,”

    “Mana besar burung kamu dengan burung Tony, ” tanya tantenya.
    “Sama tante.”
    “Gak mau ah. Nanti kamu cerita kepada Tony dan kepada orang lain. Tante jadi malu. Nanti kamu juga akan dimusuhi orang-orang. Kalau mama dan papamu tahu, kamu juga pasti kena marah,” kata Tantenya memancing.
    “Sumpah tante, Gilang tidak akan cerita kepada siapa pun juga,” kata Gilang berjanji.
    “Kamu mengintip Tony dan tantenya sampai habis?” tanya tantenya pula.
    “Iya tante…”
    Jadi kamu sudah siap menirukan apa yang dilakukan tantenya kepda Tony?”
    “Iya tante. Janji,” Gilag mengiyakan pula. Tantenya pun jongkok, lalu memasukkan burung Gilang ke dalam mulutnya dan mulai mempermainkan burung Tony dalam mulutnya. Tak lama, burung Gilang pun mengeras. Melihat burung tony, tantenya menjadi horny juga. Dia tak mengira, burung Gilang bisa sebesar itu, Kira-kira sebesar jari jempol kakinya. Panjang sedikit lebih panjang dari jari tenganya. Keras dan licin. Agen Judi Hoki Banget
    “Tante buka baju dong. Gilang mau isap tetek tante,” kata Gilang. Di tatapnya keponakannya itu. Perlahan dia membuka pakaiannya, hingga tinggal bra dan celana dalam saja. Lalu branya dia lepas dan menyodorkannya kepada Gilang.
    “Nah…isaplah,” katanya. Gilang mulai mengisap-isap tetek tantenya. Si tante benar-benar menjadei horny. Mulanya dia iseng ingin tahu, apakah keponakannya itu hanya bergurau saja atau tidak. Mungkin dia banyak mendengar cerita Tony atau melihat sendeiri dan mendengar pembicaraan Tony dan tantenya. Bukankah dia tadi mengatakan, kalau Gilang harus meniru apa yang dilakukan Tony kepada tantenya?

    “tante tidur dong. Biar Gilang naik di atas tante. Biar gilang masukkan bvurung Gilang,” katanya tegas. Tantenya sedikit ragu. Apa benar ini? Tapi dalam hati, tantenya iongin tahu kebenaran, apa Gilang sudah bisa memasukkan burungnya? Tantenya pun menelentangkan tubuhnya di atas lantai dan mengangkangkan kedua kakinya. Gilang masuk ke antara kedua paha itu. Dia tusuk-tusukkan burungnya, tapi susah mengena ke lubang pagina tantenya. Akhirnya tantenya mengambil inisiatif dan memegang burung itu dan mencelupkannya ke dalam paginanya yang sudah basah itu.

    “Akh…” si Tante meringis. Gilang tidak mengertyoi makna rintihan itu. Dia tekan terus burungnya.
    “Pelan Laaaangg,” Tantenya merintih. Tantenya mash perawan walau sudah berusia 30-an. Gilang terus menekan burungnya sampai semua bersarang ke dalam pagina itu.
    “Udah dulu. Tahan dulu. Sakit,” kata tantenya. Di tariknya kepala Gilang untuk mengisapi teteknya agar Gilang berhenti menekan burungnya. Beberapa saat kemudian, tantenya menekan-nekan pantat Gilang. Gilang mulai menarik burungnya dan kemudian menekan kembali.

    “Pelan-pelan sayang. Kalau tak mau pelan-pelan, udhaan saja,” kata si tante. Gilang meniru kelakukan Tony menarik cucuk burungnya ke dalam lubang tantenya sembari memeluk tantenya. Gilang juga melakukan itu. Byukankah tadi tantenya sendiri mengatakan agar Gilang meniru apa yang dlakukan oleh Tony kepad tantenya? Lama kelamaan, si tante mengimbangi perlakuan Gilang. Gilang yang lebih pendek dari tantenya, mengarahkan kepala Gilang ke tetek untuk mengisap. Gilang sembari memeluk, terus mencucuk tarik burungnya. Tak lama, Gilang menakan kuat-kuat burungnya, lalu berhenti mengisap teteknya. Tantenya sangat kecewa. Mungkin Gilang sudah orgasme, sementara tantenya belum apa-apa, selain sedikit merasakan sakit, walau sudah sempat merasakan nikmat.

    Gilang meanrik tubuhnya dari tubuh tantenya. Dia mekaai celananya dan ke kamar mandi untuk pipis. Si Tante merenungi dirinya, karena paginanya sudah tak virgin lagi. Mulanya hanya ingin tahu, tapi kejaidannya justru membuat dirinya tidak virgin. Dengan wanti-wanti tantenya mengancam Gilang untuk tidak bercerita kepada siapa-siapa.
    Sejak saat itu, justru si tante yang ketagihan dan meminta, kalau Gilang lupa untuk memintanya untuk ngeseks. Ai Tante membuat kode.

    Kalau dia mengedipkan mata sebelah kanan, berari, siap-siap untuk bersetubuh. Kalau mengedipkan mata sebelah kiri, berarti tidak aman dan harus sabar. Gilang mengerti akan kode itu. Ketika Gilang mengedipkan mata sebelah kanan, dia menungu jawaban dari tantenya. Jika tantenya mengedipkan mata sebelah kanan juga, berarti mereka harus naik ke lantai atas untuk bersetubuh. Tapi kalau tantenya membalas dengan kdipan mata sebelah kiri, berarti belum aman dan harap bersabar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Model Dewasa –  Dhonrutai Iyara

    Model Dewasa – Dhonrutai Iyara


    1534 views

    Hallo Sobat Duniabola99.org Semuanya , Di Awal Bulan July Ini Pastinya Semua Pada Semangat Dan Sehat Donk Sekarang Admin Akan Memberikan Sobat” Semua Nya Kumpulan Foto Model Dengan Bermacam Gaya Foto – Foto Ini Admin Berikan Agar Para Sobat Lebih Semangat Lagi Menjalankan Masing-Masing Pekerjaan

  • Cerita Dewasa Ibu Bella bekharisma

    Cerita Dewasa Ibu Bella bekharisma


    1785 views

    Cerita Seks Terbaru – Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya.

    Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan. Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya wah.. sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang.

    Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah dadanya nampak jelas, putih dan besar.

    Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal yang agak pribadi. Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

    “Pak gala sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra.
    “Saya umur 26 tahun, Bu!” balasku.
    “sudah berkeluarga”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri.
    “Belum, Bu!”


    Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya.
    “Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella”, aku sedikit memujinya.
    “Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah.

    Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya.

    “Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan.
    “Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku.
    “Terima kasih atas kunjungannya, Pak Gala.”

    Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya.

    “Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang jerat.
    “Terima kasih”, jawabnya singkat.
    “Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini.”
    “Saya tunggu, Bu.. permisi”

    Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah.. kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya.

    Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab.

    Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Katanaku yang bisa bikin perut mules.

    Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu.

    Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop. Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop.

    Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya. Dia terkejut, sebentar memandangku. Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget. Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya.

    Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan. Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku. Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku.

    “Bella, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya.
    “Gal, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit.

    Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar. Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol.

    Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih. Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya.

    ekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat. Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang maksimal.

    Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya tampak mulus, putih. Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan. Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya. Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat.

    Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairahnya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah. Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan.

    “Achh.. Gala.. aku sudah nggak tahan.. Terus Gal.. oh..” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak.

    Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam.

    Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam.

    “Ahh.. oh.. Gal.. aku ke..lu..ar..” Kurasakan jariku hangat dan basah. “Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan

    kenikmatan ini.” Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Bella sangat pengertian. Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari senjataku.

    Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku. Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat. “Oh.. besar sekali Gal.. aku suka.. aku suka barang yang besar..” Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen.

    Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku.

    Aliran darahku semakin panas, gairahku makin terbakar. Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung, sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar.

    “Bella, aku sudah nggak tahan..”
    “Tahan sebentar, Gal..”

    Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit. Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak oleh kemaluanku. Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya.

    Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku. “Awas Bell, aku mau keluar..” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku.

    Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya. Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku yang tadi sangat cepat.

    Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali. Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10.00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama.

    Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya yang sangat luas. “Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi..” Tangannya langsung membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairahku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini?

    Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku. Bagai musafir seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu. Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap.

    Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya. Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat. Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar. Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan memapahnya ke ranjang.

    Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya. Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra. Ssementara tanganku yang lain meremas-remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal.

    Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap puting dada. Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku. Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan.

    Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya, lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat.

    Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian. Segera aku membalikkan tubuhku. Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya namun sulit sekali. Tubuh kami sudah bersimbah peluh.

    Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan senjataku melesak ke dalam kemaluannya. Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat dan menggigit. Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku. Perlahan kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya. Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur.

    Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat. Kubalikan tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping. Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku. Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya. Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang.

    Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuk semakin cepat. Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah. Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku. “Pllop..” terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku. “Achh, kenapa Gal.. aku sedikit lagi”, protes Bella.

    Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambil berjongkok.

    Kini Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin.

    Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang. “Oh.. aku puas Gal, sangat puas..” tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya.

    Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan.

    Aku terus menggerakkan tubuhku. Perlahan gairahnya kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh. Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku. Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila.

    Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional. Perlahan aku mulai merasakan cairanku sudah kembali ke ujung kepala senjataku. Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme.

    Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairahnya sangat tinggi, selama ini dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja. Memang yang kukejar hanyalah kenikmatan dunia yang didasari Cinta. Kalau harta sih, ada sukur, nggak ada ya.. cari dong.

  • Ku Setubuhi Pembantuku Yang Masih ABG

    Ku Setubuhi Pembantuku Yang Masih ABG


    1840 views

    Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisah ini terjadi dua tahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Aku mempunyai pembantu namnya Dian. orangnya cukup tinggi hampir setinggi aku yaitu kira-kira 165cm, semampai, badanya langsing dengan kedua tetek yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran teteknya kira2 34. saya hanya kira-kira aja, karena belum pernah melihatnya.

    Dina sudah bekerja di rumah sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. ia sangat sayang sama anak saya. istri saya pun percaya ama dia. karena istri saya bekerja maka semua urusan pengurusan rumah tangga diserahkan kepad si Dina. Dina ini hanya tamat SD sekarang umurnya sudah 17 tahun. lagi segarnya memang.

    Sering Dina ini ketiduran di Sofa keluarga sambil mengendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas.. dekat sofa atau didepan nya ada TV ukuran 34 Inc.. disamping sofa keluarga ada meja makan. saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. karean seringnya Dina ketiduran di atas sofa depan TV, lama2 saya memperhatikan ia juga.

    Cantik dan sensual juga si Dina ini pikirku. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang… selayaknya si Dina tidak pantas jadi pembantu. saya tipe suami yang setia. belum pernah merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri ku. oya istriku cukup cantik dengan kulit putih mulus dan bodi bahenol. kalo sedang hubungan intim ia sangat liar sekali. nafsu sex nya sangat kuat. kembali ke DIna. kadang2 waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit mengintip.

    pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri ku lagi dapet bulan. dan seperti biasa si Dian pembantuku, ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. saya iseng menghamprinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun.. saya belai rambutnya. ia diam aja. trus saya usap2 pipinya,.. eh..eh.. ia diem aja..trus saya mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunyanya, sementara anaknya ia peluk sambil tidur..saya mulai curiga ia ketiduran atau pura2 tidur.. kemudian saya kecup keningnya terus matanya dan mendarat di bibirnya.. eh,,ia diam aja.

    Saya penasaran… saya mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..saya kaget..kemudian saya lepas ciuman saya… ia tertidur lagi. trus saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… saya jadi penasaran., ia betul2 tidur atau tidak..saya takut juga..terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri..saya lihat si DIna masih terpenjam matanya..tiba-tiba ia bangun karena anaknya saya dipelukkan bangun minta sisu… trus si dian bikinkan susu anak saya (laki).

    Setelah menyuapin anak saya dengan susu, anak saya tertidur lagi,.. si Dina minta pamit ke saya untuk nidurin anak saya ke kamar anak saya yang nomor satu… saya mengangguk sambil sibuk kerja. setelah satu jam saya lihat si Dina tidak keluar dari kamar anaknya saya. saya penasaran, kenapa ia ngak keluar dari kamar anak saya. saya dekati kamar anak saya… dan saya buka pintu pelan2 takut ketahuan istri saya…tiba saya kaget ternyata si Dina tertidur pulas bersama anak saya.. dan yang lebih saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha nya mulus terbentang dalam kondisi mengangkang.

    Saya masuk kekamar pelan2. trus saya berdiri disamping ranjang.. saya liaht wajah dina ia betul2 tertidur pulas… saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap2 teteknya yang menonjol seski… saya terus mengusap2 memeknya,,dan setekah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya.

    Saya mulai curiga jangan2 ia pura tidur. saya menuju mulutnya. saya kecup pelan2 mulutnya sambil tangan saya terus mengusap teteknya. mulutnya saya isep keras. terdengar lenguhan nafasnya…perutnya terangkat. dadanya ia busungkan ke atas.. aku makin penasaran. aku buka kancing bajunya diatas dadanya. sekaranag bajunya sebelas atas tersingkap. terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok..saya terkesima. bentuk teteknya indah sekali. masih kenceng. beda ama tetek istriku yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya.

    Saya membelai teteknya dengan penuh sayang.. sekali-kali bibir saya mebngusap2 kulit teteknya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan. tangan kananku akau selipkan di antara daging tetek dan behanya.. agak sempit, saya berusaha masukin tangan saya.. hmm bukan maen..terasa daging teteknya kenyal dan dingin sejuk sekali. saya remas2 tetek berkali sambil tangan saya bergantian meremes2 teteknya. mulut saya terus mengecup bibirnya. lidah saya kadang saya masukin kedalam mulutnya. ada sedikit respon saat lidahku akau masukin kedalam mulutnya. ia sedikit mengisap lidah saya. saya tambah nyakin kayaknya ia pura-pura tidur. meskipun matanya terpenjam, namun napsu nya mulai naik.

    Saya tak sabaran lagi pengen lihat teteknya secara utuh. saya buka tali BH nya dan sekarang teteknya betul2 dah teanjang. namun untuk jaga2 aku tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap. hanya bhnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik ke atas sehingga teteknya yang montok itu menyembul keluar. saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya. saya isep2 bergantian kiri dan kanan,. sementara tangan kanan saya terus memasukkain jari tangan saya kedalam memeknya..dia mengelinjang2 dengan pelan. puas mengisap putingnya.

    Kontol saya sudah sangat tegang sekali. saya lepas celana pendek saya. terus memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka, matanya masih terpenjam, kayaknya ia pura2 tidur…trus aku naikin dadanya, posisi ia telentang pasrah. Sampai di dadanya, paha saya geser dikit ke atas. terus kontol saya yang udah asngat tegang langsung aku sodorkan kedalam mulutnya. aku masukin dengan paksa kontol ku yang besar dan tegang itu ke mulutnya.. agak susah dn ada sedikit penolakan. tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat. saya terus memassukkan kontol saya kedalam mulutnya.. saya majukan pelan-pelan…terasa kontol saya menyentuh giginya..ia mengerakkan giginya..wow..ia betul-betul ngak tidur.. nagk mungkin ia tidur,

    Melihat ia menggerakan giginya sambil menekan kontol saya..ohghhh sensai yang luar bisa…sambil memmaju mundurklan kontol saya kedalam mulutnya, tangan saya yang kiri menjulur ke arah teteknya aku remas2 teteknya wow betul nikmatnya..ia masih perawan pikirku..dan belum pengalaman yang beginian. saya ingat istri saya..saya berdiri dari dari atas dadanya kontol saya lepaskan dari mulutnya..namun saya kaget.. pada saat kontol saya lepaskan dari mulutnya pelan2 tiba mulutnya menjepit kontolku. aku agak susah menarik kontolku… namun pelan2 akhirnya kontolku lepas.

    Aku biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua teteknya menyembul bebas dengan seksinya. aku pakai celana dan terus aku kekamar mengintip istri ku..wow ternyata ia tidurnya sangat pulas,… aku tutup pintu kamarku da kembali kekamar anakku yang ada si Dnna.. begitu aku lihat di ranjang, posisi Dina tidak berubah posisinya.. aku semakin dapat angin. kontol masih tegang dan tidak turun2… aku elus memeknya masih pakai celan dalam.

    Memeknya dah basah sekali. aku buka celan dalamnya pelan2 terus, aku pelorotkan sampai ke mata kakinya, aku ngak berani melepas total celana dalamnya. pelan2 aku naikin dia dan kontolku aku arahkan ke lobak memeknya yang bsah itu.. aku bimbing kontol ku yang panjang dan tegang ke arah lobang memeknya. kakinya aku reanggangkan.. lobang memeknya masih sempit. kuliahat wajahnya pasarh dan mata nya tetap terpenjemn dan kelihatan mulutnya bergeraka menahan nikmat.. ia pura2 tidur. tetapi saya ngak peduli yang pemting aku lagi masukin kontolku ke memeknya….sempit. dan susah sekali masuk kontolnya. ia mendesah pelan-pelan.

    Badan ku aku rebahkan diatas bdannya. teteknya menekan dadaku.wow nikmat banget.. tiba-tiba tanganya ia rangkulkan ke leherku dan menekan2 pinggulnya ke arah kontol ku yang sedang bersusah payah menuju lobang kenikmatannya. pelan2 kontol ku masuk..dan seperti batang kontolku telah amblas. ia merintih2 ngak karuan tetapi dengan mata yang masih terpenjamn. mulutnya aku ciumi lagi dengan ganasnya…ia membalas ciuman ku.

    Sekarang ia dah mulai menghisap2 lidahku dan mengginggit ujung lidah dengan pelan.. napsu ku tak karuan.. ia terus menekan pinggulnya ke arah kontol..tibah ia tersendak oughhh.ooughhh..oughh… bersamaan dengan terasa kontol ku menembus sesuatu.. aku lihat kebawah pada saat aku maju mundurkan kontolku..ada warna merah mudah di batang kotolku yang lagi maju mundur tersebut…aku kaget dan ngak sadar ternyata aku telah memecah perawanya.. tetapi ia kelihatan senyum tipis,

    Wajahnya menegang… ada rasa penyesalan..namun kenikmatan duniawa mengalahkan semuanya.. akhir aku genjot kontol keluar masuk memeknya sambil tanganku tak henti2nya meremas2 kedua tetek nya seksi.. sementara mulutku terus mengisap2 lidahnya dan mencupang lehernya…..ough..nikmat.. tiba-tiba ia mengejang bersaman dengan itu akupun menyemburkan air mani panas kelobang memeknya. cukup banya air mani….yang masuk kelobang memeknya..akhir aku lemas.. dan diam-diam aku tarik kontoku dari lubang memeknya.

    aku turun dari ranjang. aku lihat anakku masih tidur pulas. dan pembantuku Dina juag dalam keadaan tidur pulas… dan matanya terpenjamn. aku rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan bhnya aku kancingin lagi… aku keluar kamar anakku.. masuk ke kamar tidurku dan kulihat istri tidur dengan pulas., untung ia ngak bangun.

    Besok paginya aku bangun, istriku dah berangkat kerja. kulihat Dina, sikapnya menunjukkan biasa saja…ia sempat tanya ke saya,.. pak semalam aku mimpi aneh deh…kok lain dan anuku terasa perih…terus ia bilang kenapa ada warna merah ya pak di paha dan dalam celananya..ia nanya dengan lugu.. aku pura ngak tahu…namun kelihatan ia puas. sambil tersenyum ia pergi kekamar mandi sambil nyuci baju

  • Cerita Sex Dengan Cewek PKL

    Cerita Sex Dengan Cewek PKL


    2433 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan namaku Rizal, asal usul ku dari Surabaya. Aku memang sangat suka atau bisa di sebut dengan hobby yaitu menjajal setiap wanita yang aku kenal. Salah satunya dengan cewek simpanan ku ini yang bernama Lestari, dengan mimic muka oriental, berkulit putih bersih dan sedikit berisi badannya namun tak gemuk gemuk amat lah.

    Dengan hobi ku yang seperti ini, ak tak pernah merasakan rasa kepuasan dalam mejalani hubungan badan karena miko ku kecil ini haus akan himpitan yang hangat dan basah.

    Sudah merasakan kentang satu, seperti nya pingin nambah kentang yang lainnya.

    Awal cerita ini terjadi, semenjak rekan kerjaku dari Malang minta tolong ke aku , supaya ponakan nya bisa magang di tempat kerja ku.

    Tiara merupakan mahasiswa dari jurusan perpajakan, memang saat itu kantor ku butuh adanya asisten untuk membantu dari karyawan yang biasanya sering menangani urusan perpajakan.

    Tiara yang sedang magang juga mempunyai keperluan lain , untuk membuat bahan dari skripsinya.

    Dengan wajah yang manis ,dengan mata sedikit lebar tidak sama seperti lestari, namunj badannya sangat membuat aku tertarik padanya. Disamping itu dengan kualitas yang putih juga dengan dadanya yang sangat menarik.

    Hmmmmmmm …..seperti apa ya rasanya kalau aku bisa menikmatinya.

    Dalam pikirku. Saat itu mulai lah pikranku utnuk merencanakan untuk selanjutnya.

    Hmmm….saat aku melihat Tiara berjalan namapak sekali pantat yang padat dan sedikit menungging, rasanya rasanya tak sabar untuk menjamah nya. Dengan pantat yang padat seperti itu, pasti lubang memeknya sangat enak sekali.

    Apalagi kalo sedang berbicara, bibirnya yang terlihat seksi sungguh enak untuk di kentot dan di rasakan.

    Makin tak sabar pula utnuk menikmati tubuhnya Tiara. Berganti hari pikiranku untuk merencanakan sesuatu , makin mantab pula dan terencana untuk menggapainya.

    Saat itu mulailah awal dari PDKT ku ke Tiara, sering juga aku bawakan jajanan saat jam istirahat, lalu untuk pulang dari magang nya aku juga anter juga. Untuk malam nya aku ajak untuk makan malam bersamanya.

    “ bilang aja ke Mas aja Ya dek..?” ucapku.

    Makin hari makin lancarlah rencana yang aku susun . kita biasa ngobrol santai dan agak mesra-2 begitu saat mengendarai motor. Aku raba lengannya yang mulus serta ku pegang tangannya.

    Tidak mengelak, malah dibalas dengan lirikan mata yang mengajak. apalagi Yang namanya cewek itu dimana-2 sama, butuh perhatian dan kasih sayang. Terutama kalau jauh dari keluarga.

    O ya, sebenarnya dia sudah punya cowok, tapi katanya sedang studi di luar kota. Jadi Baguslah, kesempatan bagusku. Selama ini tentu saja masih sering aku tiduri cewek simpananku secara teratur.

    Namun makin hari makin tak sabar aku buat mencicipi si muTiara ini. Rencanaku akhirnya tercapai di hari Sabtu waktu itu.

    Seperti biasa kantor tutup, namun aku minta dia masuk agak siang untuk membereskan masalah inventori.

    Tentu saja ini hanya rekayasa belaka. Badan segar selasai mandi, dia masuk ke ruang pribadiku memakai baju lengan pendek berwarna putih (setelah jaketnya dilepas) dengan rok setinggi lutut warna hitam.

    Senyumnya begitu manis menggoda , ramping mungil tubuhnya dengan kulit yang supermulus dan putih. Kami berbincang dekat dan santai sambil duduk di atas sofa.

    Tak puas-2nya ku pandang tubuhnya bagaikan menelajangi saja. Tak ku sangka Tiara malah meraih tanganku. Rupanya dia memahami apa yang selama ini aku inginkan dan rencanakan.

    “Mau yang ini Mas ya”, sambil mengeluskan tanganku .

    Siipp, ini kan yang kutunggu-2 dari dulu. Segera kutelusuri kulitnya yang halus, sambil ku kagumi tubuh yang begitu indahannya. Bertambah ceria dia. Goodd….. Kuberanikan untuk menciumi lengannya serta mengusapkan mukaku di sana. Seperti bantal empuk saja.

    Lalu aku lanjutkan ke lehernya yang putih dengan permainan bibir dan lidahku. Mimic wajahnya menunjukkan amat menikmati dan menghayati. Sewaktu kucoba mengendus kulit dadanya, dia bergerak mundur.

    Wah, gak jadi pikirku. Eh, ternyata malah sebaliknya. Dengan santai ditanggalkannya itu baju, ditaruhnya di atas meja kantor.

    Senyumnya menggoda. Begitu mulus bersih dadanya yang segera kuserbu dengan mulut dan tanganku. Kuremas-remas teteknya yang mungil dibungkus BH warna hitam.

    Kucoba membuka tali pengait di belakang, agak kesulitan , namun segera dibantu dengan gerakan tangannya.

    “Gini caranya”,

    menantang itu mata sambil dilempar BH nya ke samping sofa. Teteknya amat putih dengan pentil coklat muda yang menantang.

    Buseettt , ini teteknya kencang tapi pentilnya bagaikan kepunyaan cewe yang pernah melahirkan saja.

    Sepertinya ini cewek birahinyaa menggila dan gede, ditambah sudah teramat kerap itu puting disepong oleh pria, sepertinya cowoknya. Tapi karena lagi mengurusi kuliahnya di luar kota, giliran aku yang berbuat.

    Salah sendiri yah. Nyott, srup, langsung ajah pakai mulut dan lidah. Matanya merem melek , terbuka bibirnya.

    Kuremas-2 teteknya satunya yang kenyal, berbeda rasanya dengan kepunyaan Lestari yang montok. Ku pilin pilin putingnya yang mengeras dengan jari jemariku. Napas panjang diambilnya sambil monyong mulutnya.

    Suka dibeginikan yah, pantesan gede itu pentil, diemut sama diplintir terus-2an sih.

    Bergantian ku sedot-sedot teteknya sebelah kiri dan kanan bergantian. Lalu ku sandarkan punggungnya di sofa, kedua tangannya terbuka di atas sandaran. Lengan dan ketiaknya yang amat putih bersih alami tanpa perlu dicukur.

    Ku jilatin dan ku usapkan mukaku di sana.

    Hmm, harum sekali cirri khas nya, halus rasanya. Kunikmati dengan bibir dan lidahku, sembari tanganku melepas bajuku.

    Kuselipkan tanganku utnuk membelai pahanya yang mulus dan bening. Lalu Tersentuh pangkal selangkangannya, resah gerak tubuhnya.

    Ku telusuri paha dan betisnya yang mulus dan halus sampai ke ujung kaki. Kuangkat kedua tungkainya tinggi-2, punggungnya sekarang rebah di sofa. Nampak celana dalamnya yang berwarna hitam. Kucaplok kaki dan jemarinya, kujilati betisnya yang putih.

    Napasnya tambah tak beraturan. Tak sabar lagi,

    Jreetttttttt….brett…..,

    kutarik rok berikut celana dalam ke ujung kakinya, yang segera ku taruh ke samping sofa.

    Kelihatan pinggangnya yang mungil tapi bagus lekukannya, bersih putih dengan rambut hitam yang tidak lebat di pangkalnya. Langsung saja aku serang dengan mukaku.

    Tak kuasa dia menahan desahan dan gejolak gerak badannya. Bibir memeknya yang mungil kusedot bagaikan mencium bibir di atas saja. Terasa lembek dan becek tapi

    hmmmmmm..laziiiz……

    Dengan kedua tanganku kubuka lebar-2 pahanya. Ku sodok memeknya dengan lidahku untuk diputar-putar di dalam. Kujilat bibir memeknya kiri kanan. Cairan kental tak ada rasanya tanpa nikmat untuk disantap.

    Makin menggelinjang itu badan.

    Penasaran aku berapa gede itu lubang memeknya. Pakai jari dan jempol, ah ternyata seukuran jari manisku, pas dan seret.

    Mana itu si kecil itil, nah ketemu juga di sebelah bawah rambut jembut.

    Mhhh, sedot ajah deh sampai berlumuran cairan kental ini mulut. Kedua tangannya tambah erat berpegangan di sandaran sofa. Tak ingin membuang waktu lagi, kutahan betis kanannya dengan pundak kiriku tinggi-tingi ,sementara paha kirinya terbuka di pinggir sofa.

    Kubuka celanaku dan kuturunkan CDku sampai ke lutut. Dengan kontolku yang siap tempur.

    Sambil tangan kananku menjamah dadanya yang putih, kugosok-2an kontol helmku di bibirnya yang merekah dan sedikit berbasah.

    Geli-2 kasar rasanya sewaktu terkena rambutnya. Kumain-2kan bibir luar dan dalamnya, untuk kemudian kusodok-2 lagi si itil.

    Penasaran dengan aksiku , diraihnya batang kontolku dengan tangannya.

    Sambil diliriknya bagian bawah tubuhnya dan menggigit bibirnya sendiri, dimasukkannya rudalku yang kecoklatan ke dalam memeknya yang merah jambu.

    Jleeeb……Blessss….

    Buseeeeeettttttt…….

    Seret buangethh dan licin. Lebih sempit dibandingkan kepunyaan si Lestari, apalagi kepunyaan istriku yang bagaikan jalan terowongan truk, bebas hambatan saja (harus bayar lagi). Kumasukkan pelan-2 tapi mantab.

    Hhhhh, oouhh, suara dari mulutnya,

    sementara kepalanya mendangakk dan terangkat menyaksikan apa yang terjadi di bagian bawah tubuhnya, untuk kemudian rebah kembali.

    Belum pernah merasakan ukuran yang ini yah, kepunyaan sang pacar paling cuma ukuran jari jempol ku , he,he.

    Kedua tangannya mencengkeram pundakku. Hehhhh, bersemangat aku memasukkan kontolku terus sampai mentok di pangkal rahimnya, yang belum pernah aku alami dengan Lestari.

    Ujung kepala kontolku bertatapan dengan rahimnya. Kugesek-gesekan tulang kontolku ke memeknya.  

    Srekkk…srekkk…srekkk, suara rambut kasarku beradu dengan miiliknya .

    Pinggul dan pangkal pahaku menempel perut bagian bawahnya yang putih dengan pangkal pahanya yang terbuka lebar.

    Haoh, uhh, haoh, assshhhhh……. suara-2 mesum keluar dari mulutnya.

    Kaki kananku yang bertumpu di lantai aku pindahkan berjongkok di sofa mengangkangi paha kirinya yang terbuka. Kaki kiriku bertumpu kuat-2 di lantai, dengan pundak kiriku menahan betis kanannya.

    Sambil menikmati halusnya betis dan kakinya yang putih dengan muka dan mulutku, ku sorong terus kontolku yang sekarang bagaikan tegak lurus seperti ujung tombak yang runcing.

    Batangku sebelah atas menggosok ketat kelentitnya, sembari bonggolku menelusuri liangnya yang sempit.

    Gerakanku pelan tapi mantab, membuat aku bisa bertahan lama menikmati meki luarbisa sempit ini, namun mampu memberikan kepuasan yang amat kepada pasanganku.

    Hehh, hehh, uhhhhh,,,,,

    desisnya sambil diraihnya leherku untuk diciumnya bibirku penuh bernapsu.

    Sementara lubang kontolku yang dibawah berciuman dengan mulut rahimnya. Untuk aku maju mundurkan lagi, begitulah seterusnya. Jadinya mulut kami berciuman di atas dan juga di bawah.

    Enaaakkkkkkk……….

    Tak lama kemudian, kurasakan hisapan memeknya bertambah kuat, napasanya memburu. Aku pertahankan gerak atas bawahku.

    Sampai akhirnya, suara melenguh diikuti cengkeraman tangannya di pundakku. Tambah berkejang badannya.

    Kurasakan kepala kontolku tersiram oleh cairan hangat. Kuteruskan gerakanku. Kurasakan cairan membasahi batang kontolku. Matanya mengarah ke atas, napasnya tertahan tak beraturan .

    Pada akhirnya, aaahhhhhhh…..uhhhhhhh.,…….

    Napas panjang tanda kelegaaan diikuti kendor otot-2 tubuhnya. Masih saja menancap, kulihat cairan bening meleleh ke atas sofa. Gimana dengan cowokmu , capek-2 belajar di luar kota, cewek kamu aku hajar sampai keluar, ha.ha.

    Jembut hitamnya yang tidak lebat itu basah kuyup. Setelah teratur napasnya, diturunkannya kaki kanannya dari pundakku.

    “Ke bawah ajah”, ujarnya sambil melorot badannya dari sofa.

    Kuikuti gerakan tubuhnya agar kontolku tidak lepas dari lubang memeknya. Kurebahkan punggungnya yang basah oleh keringat di atas karpet. Dengan gerakan kakinya, dilepasnya celana dan kolorku dari ujung kakiku.

    Dengan posisi telungkup kusetubuhi dia. Susunya yang putih dan halus tergencet dadaku yang bidang. Sambil kugerakkan badanku, kurasakan dua tonjolan keras menggosok-2 dadaku.

    Nikmatt sekaliii.

    Semula, ditekuk betisnya erat-2 ke pahanya, dan diangkat tinggi-2 untuk memudahkan gerakanku. Kadang direngkuhkannya ke pantat ku. Terasa halus kulit betis dan pahanya.

    Kemudian diubah posisi pahanya mengangkang dengan telapak kaki bertumpu mantab di atas karpet. Mulailah dia menggoyang pinggulnya seirama dengan gerakanku.

    Aku tekan pinggulku ke bawah, lalu dia diam. Saat Aku lepaskan , dia goyang ke atas mengejarku.

    Dasar lonte, arek Malang ini ternyata beneran lonte juga.. Belum lagi itu memeknya yang seret minta ampun. Kurasakan biji kontolku mengeras pertanda sudah siap itu cairan buat ditembakkan.

    Kupercepat gerakkan tekan-lepasku yang diimbangi gerakkan naik turunnya. Basah badan kami berdua oleh keringat.

    Benar-benar momen yang indah di mana bagian bawah badan kami bergoyang naik turun. Seirama berbalas-balasan. Untung ini di lantai, kalu tidak ancur sudah itu sofa.

    Sampai akhirnya aku tak kuasa menahan semburan pejuh buat meleleh. Kedua tanganku lurus menopang punggungku yang melengkung dan leher mendongak.

    Kakiku terkejang sambil kutekan dalam-dalam kontolku, ke dalam mulut rahimnya. Kupejamkan mataku, siap untuk meluncurkan benih dengan cairan asmaraku. Hamil ??? pikir saja belakangan.

    Eh ini cewe bukannya pasrah, tapi malah menantang. Ditekannya pantatku dengan tangannya erat-2 di selangkanganya yang terbuka.

    Digoyang pinggulnya atas bawah lebih mantab dengan pandangan mata yang nakal ke bawah. Digigit bibirnnya sendiri dengan gemas.

    JRooootttt…..Crotttt,,,,,,,,,,,,,,

    semburan pertamaku bersamaan dengan goyangan pinggulnya. Arek surabaya bilang jancuukk beneran. Bayangkan saja itu kontol lagi terangsang banget mau nyemprot, dijepit lubang sempit becek, sambil digoyang lagi.

    Geli-2nya teramat sangatthh. Mahasiswi ini , tidak tahu belajarnya dari siapa. Tak ampun aku tambah berkejang menyemburkan yang kedua. Lebih banyak dan lebih kental,

    “ Jroooott….jroooootttttttt………cretttttt. ……”

    Ohh, tak malu aku buat melenguh. Masih digoyang sambil lebih ditekannya pinggang ku dengan tangannya. Ngilu banget lutuku.

    “ Jrooot…..Crott……jroooot……., “

    digoyang terus.

    “jroooott….Cret, ….cret…., “

    masing saja bergoyang itu pinggul putih. Jancooook. Yang pada akhirnya crooot, yang terakhir.

    Huaduhhhh, ambruk aku di atas badannya yang semok ini.

    Masih saja bergoyang dia, namun bertambah pelan dan akhirnya dihentikan setelah dikurasnya habis pejuhku dari kantongnya. Termasuk yang paling encer sekalipun.

    Benar-bener dasyaat lonnnteeeeeee ini rek.

    Puas bener aku. Cukup lama aku berbaring di badannya sambil mengatur napas. Kemudian kami berdua bangkit untuk membersihkan diri. Sembari bergurau ku jamah-jamah lagi badannya, termasuk pentil dan itilnya. Sambil jongkok mengangkang, dengan santai dibersihkannya itu memek pakai tisue basah dan.

    Buset, itu lubang bundar menganga sebesar jempol kaki, yang paling satu malem langsung udah sempitan lagi buat gua pake besoknya, pikirku. Memang tak mengecewakan kontolku yang satu ini.

    Sore itu aku antar pulang dia ke tempat indekos. Sempat kutepuk pantatnya sewaku turun dari motor. Sejak itu tiap hari Sabtu kami kerja lembur, tentu saja tanpa sepengetahuan Lestari dan rekan kerja ku(bisa berbahaya itu), Seperti Lestari, Tiara juga kubelikan vitamin untuk diminum secara teratur, yang ternyata juga membuat kulit wajah tambah halus dan bebas jerawat, ha.ha.

    Kunikmati badannya dangan berbagai macam posisi, termasuk gaya gendong jalan-jalan yang tak mungkin aku lakukan dengan Lestari mengingat badannya terlalu berat untuk diangkat.

    Namun ternyata tak ada orang yang sempurna, masing-2 mempunyai keunggulan tersendiri. Pernah ku suruh dia mengemut kontolku dan memijit badanku menggunakan tangan, susu, serta bokongnya.

    Ternyata Tiara tidak pintar dan tidak mantab bodinya. Kalau yang ini cwek simpanannku itu jauh lebih mahir dan ahli. Jadinya, tergantung keahlian kita lah untuk menggunakannya. Pernah aku cabut kontolku dari liang memeknya untuk dicolokkan ke mulutnya dan ditelan habis semua pejuhku.

    Juga dengan gaya nungging sambil meremasi badannya dari belakang, untuk cepat-cepat kucabut dan dimasukkan ke lubang pantat yang ternyata cuma masuk separuh kontol. Terlalu kecil lubang anusnya untuk dipakai.

    Namun untungnya masih sempat keluar semuanya di dalam.

    Kadang -kadang, kululur wajah, dada, lengan, paha, betis, punggung, serta bokongnya yang putih mulus dengan carian pejuh. Campuran cairan dia dan punyaku. Puas rasanya merasakan tubuhnya secara menyeluruh di semua lubang dan permukaannya. Tamat.

  • Cerita Seks Gadis Cinta Pertamaku

    Cerita Seks Gadis Cinta Pertamaku


    1590 views

    Duniabola99.org – Namaku Aswin dan saat ini aku baru lulus dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Bingung mencari pekerjaan yg kini makin langka terjadi.Cerita ini bermula dari masalah keuangan di keluargaku. Pada mulanya kami adalah keluarga yg berkecukupan sampai saat ayahku jatuh sakit. Kehidupan kamipun mulai berangsur-angsur memburuk. Satu persatu barang barang yg bisa laku di jual, kami jual tuk membiayai pengobatan ayahku serta untuk makan kami.

    Teman-teman yg selama ini akrab bermain denganku kini meninggalkanku sendirian, baru kini aku sadar mereka hanya berteman denganku ketika aku senang dan ketika aku dalam kesusahan mereka meninggalkanku. Huh, itulah tabiat dari kebanyakan orang yg berada. Mendingan aku berteman dengan orang yg tak mampu. Mereka setia dalam suka maupun duka.

    Singkat cerita, Aku berkenalan dengan seorang gadis. Wajahnya imut dan manis. Dia selalu curhat kepadaku tentang keluarganya yg sibuk dan sibuk melulu dengan bisnis sana dan bisnis sini. Akhirnya dia broken home. Di sela-sela kebingunganku mencari uang datang tawaran yg menggiurkan darinya. Aku bisa mendapatkan uang lumayan besar asalkan tidur bersamanya.

    Aku bingung, aku tolak, aku sangat membutuhkan uang itu, dan kalau aku terima, aku tak tahu apa yg harus aku lakukan. Jujur saja aku belum pernah melakukan hal itu sekalipun. Huhh, hal yg susah sampai saat ini. Akhirnya dengan berat hati aku terima tawaran itu meski batinku memberontak.

    Aku bertemu dengannya di sebuah hotel di kawasan Jakarta selatan. Hotel yg ekslusif untuk aku yg belum pernah tidur di hotel yg sebesar ini. Tanpa basa-basi aku mengetuk pintu kamarnya. Keringat dingin mulai membasahi tubuhku di tengah sejuknya udara di dalam ruangan yg ber-AC itu. Grogi, takut dan rasa penasaran bercampur aduk di dalam benakku. Aku sebentar lagi akan menjadi seorang laki-laki bayaran. Hal yg selama ini belum pernah terbersit sekalipun didalam pikiranku selama ini.

    Kulihat seraut wajah manis itu menyambutku ramah dengan senyumnya yg membuat degup jantung para lelaki semakin kencang. Kulihat dia memakai jubah mandi dan wangi sabun mandi memancar dari aroma tubuhnya. Wuihh, semakin grogi aku jadinya. Tubuhku kini mulai terasa kaku tuk digerakkan. Takut, takut untuk selanjutnya. Gimana kalau aku ngga bisa memberikan kepuasan kepadanya maklum aku belum pernah melakukannya.

    Aku duduk di bangku sofa yg ada di dalam kamar hotel itu. Memperhatikan gerak-gerik tubuhnya yg aduhai indah yg bisa membuat para lelaki bertekut lutut dihadapannya. Setelah mengobrol sekedar basa-basi akhirnya aku masuk kedalam kamar mandinya. Aku mandi untuk menghilangkan penat dan agar grogiku yg kian menjadi tdk terlihat olehnya.

    Setelah mendi perasaan itu gak berkurang, aku pakai jubah yg ada disana. Biru muda warnanya, warna kesayanganku. Kumantapkan langkahku keluar dari kamar mandi tersebut. Betapa terkejutnya aku ketika kuliat dirinya duduk didepan meja rias hanya memakai bra dan underwear saja. Putih mulus dan tak ada cacatnya disamping bodinya yg bagus. Heranku jadinya, banyak orang yg mau melakukannya tanpa imbalan uang tetapi kenapa memilihku dan mengiming-imingkan uang yg cukup banyak

    Kudekati dirinya, kukalungkan lenganku dipundaknya dan mencium lembut lehernya yg jenjang. Aroma wangi melati semerbak tercium oleh hidungku membuat detak jantungku merasa nyaman. Kumulai memciumi lehernya dengan lebih cepat, aku lakukan dengan instingku saja tanpa pengalaman. Kurasakan tangannya mulai mengelus-elus lembut tanganku yg melingkar.

    Kubalikkan tubuhnya dan kucium lembut bibir yg tipis menantang itu. Merah muda dan semakin manis dengan adanya tahi lalat kecil di sudut bibirnya sebelah kiri. Bibirku kini mulai mencium lembut pipinya dan bergerak kearah kupingnya dan menurun kearah pundaknya.

    Kurasakan tubuhnya bergetar dan tanganya mengelus-elus pundakku. Kini bibirku munurun kearah dadanya. Kulihat payudaranya kini mulai mengembang dan semakin memenuhi branya. Payudara yg cukup besar dengan kulit yg putih sehingga warna bra yg hitam semakin kontras terlihat. Tanpa sadar gairahku kini mulai bangkit. Segala pikiran dan kecemasanku menghilang perlahan dan tergantikan instuisi dan gairah yg semakin menigkat.

    Kuangkat tubuhnya dan kubaringkan keranjang yg empuk itu. Bed cover yg merah muda semakin menarik dengan adanya tubuhnya di situ. Perlahan-lahan kubuka branya dan kulihat puting payudaranya mencuat dengan warnya yg merah muda agak ketuaan. Perlahan-lahan kuhisap dan kugigit-gigit kecil. Kudengar desah nafasnya yg berat dan lenguhan-lenguhan kecil terdengar dari mulutnya.
    Tangannya mulai mengacak-acak rambutku. Dadanya mumbusung dan memberi tanda agar aku lebih agresif lagi. Ciumanku kini mulai turuh dan turun kebawah sampai diperutnya. Gerakan tubuhnya mulai tak terkendali dan kakinya mulai membelit badanku.

    Kuturunkan celana dalamnya dan kulihat rambut yg masih jarang-jarang terlihat di sana. Gumpalan daging berwarna merah ada celah pangkal pahanya. Ada aroma yg aneh ketika aku menciumnya. Perasaan jijik yg tadi timbul kini tdk lagi terganti rasa penasaran seperti apa rasanya bila aku menjilatinya.

    Ketika kujilati, pantatnya naik dan bergoyang-goyang. Keluhan-keluhan yg keluar dari mulutnya kini berganti rintihan-rintihan. Kutanyakan apakan dia kesakitan, gelengan kuterima sebagai jawabannya. Wajah yg kuyu dengan pandangan mata yg nanar terlihat oleh mataku. Lidahku mulai lagi kegiatannya di daerah itu. Rintihan-rintihan kini terdengar lagi. Tak lama kemudian kurasakan ada sedikit cairan keluar dari rongga memeknya. Dia mengejang sebentar kemudian tubuhny lemas. Aku baru tahu bahwa dia telah orgasme.Kubiarkan dia dengan sejuta sensasi yg dirasakannya dan kubiarkan dia tidur dalam pelukanku.

    Kumulai berfikir kembali. Lebih baik aku tdk menerima uang yg ditawarkannya. Bila akuterima aku sama saja menjual harga diriku bila tdk, uang darimana aku bisa dapati. Ditengah-tengah lamunanku kurasakan tangannya mengelus-elus lembut dadaku. Aku hanya memakai jubah mandi dan celana dalam saja. Elusannya kini mulai turun kebawah sedikit demi sedikit. Membuat gairahku naik. Bibirnya kini mulai mencium bibirku dengan lembut. Sensasi yg indah.

    Hangat, lembut dan manis terasa ketika bibirnya yg lembut bertemu dengan bibirku. Tanganya kini mulai mengelus-elus lembut k0ntolku dari luar celana dalamku. Aku tak mau kalah, tanganku kini mulai mengelus-elus celah memeknya. Kutemukan ada daging yg kecil memanjang. Kupelintir-pelintir pelan, tubuhnya mengejang hebat. Tangannya masuk kedalam celana dalamku dan mengocok-ngocok lembut k0ntolku,

     

    Kubuka baju dan kuturunkan celana dalamku. Kulihat dirinya yg terbaring dengan damai di atas kasur itu. Setelah semuanya kubuka, kupeluk tubuhnya dan kuposisikan tubuhku diatas tubuhnya. Tangannya menuntun k0ntolku kearah lobang memeknya. Kugesek-gesekkan sebentar dan secara perlahan-lahan. Pinggulnya bergerak mengikuti kemana rah k0ntolku bergerak.

    Setelah cukup, perlahan-lahan aku tekan k0ntolku kedalam memeknya. Kepala k0ntolku mulai masuk dan terasa hangat, lembut bagaikan sutra. Kutekan lagi dank0ntolku mulai masuk lebih dalam lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya dan ada kerutan di keningnya. Sakit apa nikmat yg dia rasakan, pikirku. Kutekan lebih keraslagi sampai aku merasa menembus sesuatu, seperti ada kertas tipis yg robek.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Kudengar jeritan pelan. Jangan-jangan dia.. rasa takutku kini mulai menghantui lagi. Kutnyakan apakah dia kesakitan apa masih mau dilanjutkan. Dia hanya mengangguk-angguk dan berbisik ditelingaku agar aku melanjutkannya. Kudiamkan k0ntolku sejenak agar memeknya dapat menyesuaikan keadaan. K0ntolku kurasakan hangat dan lembut. Ada gerakan meremas halus dan sedotan-sedotan di dalam memeknya.

    Kugerakkan k0ntolku maju mundur. Lenguhan kudengar semakin menjadi-jadi. Seret dan peret kurasakan k0ntolku bergerak keluar masuk di dalam memeknya. Lima belas Menit kemudian kurasakan akan ejakulasi. Kutanyakan apakah mau dikeluarkan di dalam atau diluar. Didalam saja jawabnya. Kupacu gerakanku semakin cepat. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Memeknya mencengkram k0ntolku dan mengurut-urutnya. Pertahananku jebol dan kukeluarkan air maniku di dalam lobang memeknya. Kudiamkan k0ntolku di dalam memeknya sampai terlepas sendiri.

    Kuperhatikan ada noda-noda darah bercampur air maniku. Takut dan sesal kini terlintas di dalam benakku. Ternyata dia masih seorang perawan dan aku telah merebut kegadisannya. Kubiarkan dirinya tertidur dengan damai dan secara perlahan-lahan kurapikan pakaianku dan menyelinap keluar dari kamar hotelnya dengan pikiran kalut aku kembali ke rumah dan merenungi apa yg telah terjadi.

    Lebih baik aku tdk menerima uangnya dan handphoneku ku jual untuk biaya berobat ayahku. aku tahu ini yg terbaik tuk kita berdua. apakah aku salah.. Jika aku salah maka ampunilah aku.. Untuknya aku minta maaf, bukannya aku tak mau uangmu tapi aku terpaksa tuk menepisnya. Aku tak mau memanfaatkanmu. Sekali lagi maafkan aku. Suatu saat aku akan menghubungimu bila aku sudah siap.

     

    Baca Juga :
  • Karin Laforet Girl 5 Cheerleader Sh

    Karin Laforet Girl 5 Cheerleader Sh


    1454 views

  • Cerita Dewasa Kocokan Mbak titin seperti maut

    Cerita Dewasa Kocokan Mbak titin seperti maut


    2266 views

    Cerita Seks Terbaru – Pak Kadus Jamal berjalan tanpa sandal, sesekali tangannya mengangkat sarung kotak-kotak yang dipakai. Lelaki 60 tahun itu nampak tergesa menuju perbatasan hutan di kampung, lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga.

    “Waduh.. maaf sekali pak, saya agak telat menyambut. Tadi ada warga yang anaknya mau kawinan jadi saya urus sana-sini dulu,” Jamal menyalami pak Supri, tuan tanah di kampung itu yang sudah sejak lama tinggal di kota.

    Pak Supri terkenal dermawan di dusun itu, banyak membantu pembangunan tempat ibadah, sekolah rakyat, dan juga memberi sembako saat paceklik melanda desa.

    “Walah ya ndak apa-apa pak kadus, biasa saja. Oh ya ini Andi pak kadus masih ingatkan.. sudah kelas 2 SMA sekarang.. dan ini kawan-kawannya. Nah mereka saya antar ke dusun ini biar tahu kehidupan desa, mumpung mereka masih libur,” kata Supri, lelaki tambun, usianya sekitar 55 tahun.

    “Wah.. wah den Andi sudah gede sekarang.. pangling saya den,” Jamal menyalami Andi dan tiga kawan sebayanya, Hilman, Roni, dan Raju.

    Pak Supri lalu menjelaskan pada Andi dan kawan-kawannya tentang Jamal, kadus yang sangat rajin dan santun yang patut jadi panutan. Ia juga menjelaskan pada Jamal bahwa Andi, anaknya akan berada di dusun itu selama sepekan bersama tiga temannya itu, harapannya agar mereka tahu tentang kehidupan desa dan menghargai orang desa.

    “Saya hanya minta mereka dibolehkan mendirikan perkemahan di sini, tolong pak kadus gembleng mereka untuk mandiri. Soal kebutuhan makan biar mereka upayakan sendiri, ya mencari ikan, mancing di kali, nyari sayuran, sampai masaknya jangan dibantu biar nggak manja. Nanti berasnya saja disediakan,” kata pak Supri.

    Andi dan kawan-kawannya mencari tempat datar mendirikan tenda, dan mulai menyiapkan semua peralatan kamping. Pak Supri lalu meninggalkan anaknya itu dan kembali ke kota.

    Dua buah tenda berukuran 3 kali 3 meter berdiri saat menjelang petang, Kadus Jamal ikut membantu anak-anak kota itu, sampai semua beres.

    Jamal lalu mengajak anak-anak itu mampir ke rumahnya di pemukiman dusun. Di sana ia menjelaskan lokasi sungai di dalam hutan yang bisa dipancing ikannya, juga lokasi kebun sayur miliknya di tumpangsari hutan yang boleh mereka petik.

    Malam itu Andi dan teman-temannya menginap di rumah Jamal dan berkenalan dengan remaja sebaya mereka di dusun itu. Tapi, Jamal meminta remaja kampung untuk tidak membantu apapun pada anak-anak kota itu selama kamping agar mereka mandiri sesuai pesan pak Supri.

    Pagi-pagi benar Andi dan tiga temannya kembali menuju perbatasan hutan tempat tenda mereka berdiri, mereka membawa beberapa kilogram beras dan perabotan masak-memasak dari rumah kadus Jamal.

    “Ya elah.. benar-benar welcome to the jungle nih ndi.. elo sih pake nurut segala sama bokap lo itu. Harusnya kita liburan ke Bali.. eh malah jadi tarzan disini.. huh capek deh,” Hilman mengeluh sejadinya sambil melempar panci yang dibawa.
    “Iya nih.. mana perut keroncongan lagi nih,” Raju menimpali. Raju bertubuh tambun dan doyan makan.
    “Udah deh.. mendingan kita cari cara gimana biar ada lauk untuk makan… mana belanja nggak bisa. Ada uang tapi orang desa nggak mau menjual apa-apa pada kita karena perintah bokap gue. Ayo deh Raj.. cari ranting atau apa kek yang bisa dibakar untuk masak,” kata Andi. Joker388

    Keadaan terpaksa membuat mereka bergerak juga, daripada lapar. Tungku disiapkan dari susunan batu, dan blar.. api pun menyala menanak nasi di panci. Untung Raju membawa bekal beberapa bungkus mie instant yang bisa menjadi lauknya.

    “Tuh kan enak juga ternyata jadi tarzan begini.. ha ha..,” Andi menghibur teman-temannya itu.
    “Enak.. tapi gue nggak kenyang nih makan segini,” gerutu Raju.

    Biasanya dia makan dua piring, dobel porsi, tapi sekarang hanya dapat satu porsi.

    Setelah sarapan keempat remaja itu menuju sungai untuk mandi dan mencuci pakaian. Tapi sebelum mereka meninggalkan tenda, kadus Jamal datang bersama Titin, anak perempuannya.

    “Lho aden pada mau kemana? Sudah pada sarapan belum?,” tanya Jamal.

    Ia lalu mengenalkan Titin pada 4 remaja itu. Titin anak pertama Jamal sudah empat tahun ini menjanda ditinggal mati suaminya kecelakaan, belum punya anak.

    “Malam kemarin Titin belum sempat ketemu kalian karena dia membantu acara warga yang mau kawinan. Nah sekarang untuk urusan masak dan makan biar Titin yang membantu ya.. ndak apa-apa, bapak nggak akan bilang ke juragan Supri kok..,” Jamal merasa iba juga melihat Andi dan teman-temannya harus berusaha masak sendiri.

    Lagipula di rumah Titin tidak terlalu banyak pekerjaan, karena kembali numpang di rumah ortunya.

    “Waduh.. jadi ngeropotin mbak Titin nih. Tapi oke deh pak, dari pada bobot saya susut seminggu di sini.. ha..ha,” Raju senang karena kebutuhan makan bakal terjamin.
    “Iya. Nggak apa-apa dik, mbak biasa masak dan nyuci kok,” kata Titin.

    Titin berpenampilan khas wanita desa, pakai kain dan baju berkancing dari kain bahan kebaya. Wajahnya cantik dan sebagai janda yang masih muda tubuhnya juga semakin subur dan semok. Tingginya 165 cm dengan porsi tubuh yang ideal, sedikit montok. Payudaranya membusung menantang, pinggul lebar dan pantatnya padat terbentuk dibalik kain yang dipakainya.

    Hilman dan Roni tak lepas memandangi postur tubuh Titin saat itu. Andi juga kadang mencuri pandang ke dada Titin. Hanya Raju yang pikirannya makan terus.

    Kadus Jamal kemudian pamit pulang . Titin kemudian mengantar Andi dan teman-temannya ke sungai sambil membawa pakaian empat remaja itu yang akan dicuci.

    4 remaja itu langsung mencebur ke sungai dengan riang. Usia mereka rata-rata baru 16 tahun, tapi badannya bongsor tidak seperti anak di desa. Tinggi mereka melebihi tinggi Titin .

    “Eh.. adik-adik ini mandinya dicopot dong bajunya biar sekalian mbak Titin cucikan,” katanya melihat Andi dan kawan-kawannya mencebur tanpa melepas pakaian.
    “Wah.. telanjang pakai kolor aja nggak apa-apa kan mbak? Kan sepi disini?,” Hilman menyahut senang sambil melepas baju dan celananya. Tiga lainnya juga melepas pakaiannya.
    “Ya ndak apa, wong nggak ada yang lihat di tengah hutan gini. Lagi pula warga desa jarang ke sini karena sungai ini di kawasan hutan, mereka lebih dekat ke sungai di desa,” kata Titin, ia memungiuti baju empat remaja itu di batu dan mulai mencuci di temat berjarak empat meter dari lokasi mandi mereka.

    4 remaja itu mandi sambil gembira saling siram, Titin memperhatikannya dengan gembira juga, ia ikut senang melihatnya.

    “Mbak Titin… mbak ikutan mandi dong.. biar rame..,” teriak Hilman polos.

    Seketika Raju berlari mendekati Titin yang masih jongkok mencuci dan mendorongnya terceur ke sungai. Byurr.. tubuh Titin tenggelam di sungai yang cukup dalam, saat tubuhnya naik kancing baju atasnya terlepas sehingga payudaranya yang tidak tertutup BH sempat terlihat.

    “Aduhhh Raju.. kamu nakal ya..,” Titin bersungut-sungut sambil membenahi bajunya.

    Raju ikut mencebur dan mulai menyirami Titin dengan air, mereka tertawa dan saling siram. Andi, Hilman dan Roni kemudian bergabung mendekat dan ikut saling siram.

    Titin protes karena kain dan bajunya basah terendam bersama tubuhnya. Sebab dia tidak membawa baju lain, masak pulang dengan basah kuyup.

    “Ya sudah mbak Titin bajunya dibuka aja, terus dijemur,”kata Hilman mejawab protes Titin.
    “Iya mbak. Bajunya dijemur aja biar kering, jadi pas selesai mandi bisa dipakai lagi,”tambah Andi. Agen Joker388

    Titin berpikir sejenak. Benar juga usul mereka, lagipula meski telanjang tubuhnya tak mungkin terlihat karena terendam di sungai, kebetulan sungai juga agak keruh karena hujan kemarin.

    “Ini tolong dijemurkan dik Andi..,” Titin menyodorkan kain dan bajunya ke Andi agar Andi menjemurnya di bebatuan.
    “Ya sudah kalian teruskan mandinya.. mbak sambil nyuci ya,” kata Titin.

    Sambil berendam badan sebatas bawah leher, Titin melanjutkan mencuci pakaian dengan hanya tangannya di atas batu sisi sungai. Sementara empat remaja itu kembali saling siram, bernyanyi dan berteriak-teriak gembira menikmati dinginnya air sungai dengan jarak menjauh dari Titin karena tak ingin mengganggunya.

    Hilman menoleh Titin yang membelakangi mereka, pikirannya tiba-tiba teringat film porno milik ayahnya yang pernah ditontonnya dengan curi-curi. Selama ini ia hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk tubuh wanita bugil yang dilihat secara langsung. Ia mulai membayangkan tubuh telanjang Titin di balik air sungai.

    “Hey bro.. gimana ya bentuk susu dan mekinya cewek yang asli? Gue penasaran nih..? gimana kalau kita minta mbak Titin liatin dikiiiit aja,” pikiran Hilman yang mulai nakal disalurkan ke teman-temannya.

    Roni setuju, tapi Andi dan Raju masih bertahan melarang, mereka takut Titin melaporkan ke bokap Andi dan kadus ayah Titin.

    Akhirnya mereka memutuskan membuat strategi. Andi, Raju dan Roni kemudian berenang menjauh, cukup jauh dari posisi Titin yang msih sibuk mencuci, sementara Hilman menjalankan aksinya.

    “masih lama nyucinya mbak…,” sapa Hilman dari belakang Titin.
    “Eh dik Hilman ngaggetin aja. Ini celana kalian kok kotor banget sih, jadi lama nyikatnya,” Titin sempat terkejut melihat kehadiran Hilman.
    “Sini saya bantuin mbak,” Hilman meraih tangan Titin di batu sisi sungai.
    “Ah nggak usah dik.. kamu mandi saja sana, nanti saya dimarahi bapak. Kan saya disuruh membantu kalian,” Aish berusaha menahan tangan Hilman yang hendak mengambil sikat dan celana panjang Raju yang dicuci Titin.

    Mereka sempat saling rebut, dan hal ini membuat tubuh Hilman menyentuh tubuh Titin yang sama-sama telanjang. Titin merasakan getaran saat siku Hilman menyengol susunya, ia baru sadar kalau keadaannya sedang bugil.

    “Uh.. maaf ya mbak.. saya nggak sengaja, kena deh itunya,” Hilman pura-pura malu, tapi tubuhnya tidak menjauh dari Titin. Titin mendadak tersipu malu.
    “Eh.. oh.. nggak apa dik.., asal jangan disengaja ya. Ndak baik itu,” kata Titin seolah menTitinati.
    “Eng.. mbak.. saya boleh tanya, tapi jangan marah ya?,” kata Hilman.
    “Tanya apa sih?,” jawab Titin sambil berbalik membelakangi Hilman dan kembali sibuk menyikat celana yang dicucinya.
    “Anu mbak.. apa kira-kira anunya cewek di desa sama dengan cewek kota ya?,” Hilman melanjutkan dengan ragu-ragu.
    “Ih dik Hilman ini. Anunya apanya? Susunya maksud adik?,” Titin berbalik lagi menghadap Hilman.

    Hilman malu sambil mengangguk.

    “Ya sama saja dong dik.. anunya dik Hilman juga sama saja dengan remaja di desa sini kan?,” jawab Titin.

    Diam-diam Titin merasa lucu juga mendengar pertanyaan itu.

    “Eh.. anu mbak.. maksud saya…,”

    “Hayo.. dik Hilman pernah ngintip cewek di kota mandi ya?,” kelakar Titin membuat Hilman salah tingkah dan semakin malu. Tapi ia merasakan pancingannya sudah mulai mengena pada Titin.

    “Ah.. nggak kok mbak. Saya malah belum pernah lihat cewek telanjang sekalipun, hanya pernah di pelajaran biologi liat gambarnya aja. Makanya penasaran mbak..,” aku Hilman.

    Mendengart itu Titin jadi kTitinan pada Hilman. Di desanya rata-rata remaja pria sudah semua pernah melihat payudara wanita secara langsung, meskipun hanya wanita setengah baya yang sedang mandi di sungai. Ia lalu berpikir memperlihatkan susunya kepada Hilman untuk mengobati penasaran anak kota itu. Lagi pula ia kan bukan gadis lagi, dan selama empat remaja itu di dusunnya ia diminta kadus ayahnya membantu mereka mengenali lingkungan dan kehidupan desa.

    “Ya sudah.. kalau mbak liatin susu mbak gimana?,” tanya Titin.
    “Ehhhmm.. mau mbak.. tapi mbak nggak marah kan?,” kata Hilman senang.

    Titin tersenyum dan beranjak ke sisi sungai yang lebih dangkal agar tubuh atasnya terentas, ia kemudian berdiri bersandar di batu sisi sungai. Mata Hilman seperti tak percaya melihat susu montok Titin terpampang di hadapannya, kental dan berwarna kuning langsat dengan puting coklat muda.

    “Tuh sudah liat kan.. sudah ya,” kata Titin.


    “Tu..tunggu bentar mbak…, emhh boleh dipegang ya mbak.. bentaaar aja.. ya.. boleh ya,” rengek Hilman, tangannya lalu menyentuh perlahan susu Titin mulai dari pangkalnya diraba hingga puting susunya dijepit ringan dua jari.
    “Hmm.. gimana.. sudah ya dik.., sama saja kan dengan di gambar?,” Titin merasa merinding disentuh susunya, sebab selama empat tahun ini ia tidak pernah lagi merasakannya sejak ditinggal mati suami.

    Mata Titin mengawasi teman-teman Hilman lainnya, jangan-jangan yang sedang terjadi terlihat oleh mereka. Tapi ia lega, tiga teman Hilman cukup jauh dan terhalang pandangannya dengan batu di tengah sungai.

    Saat Titin terlihat sibuk mengawasi temannya, Hilman menggunakan kesempatan itu, ia semakin nekat meremasi susu Titin.

    “Mbak.. kenyalnya enak ya..,” katanya sambil terus memijati putting Titin.
    “Enghhmm.. sudah ah dikhh.., sudah ya,” pinta Titin sambil menepis tangan Hilman.

    Tapi Hilman masih saja meremasi susu Titin.

    “Eh mbak.. kok begitu megang susu mbak.. burung saya bangun sih?,” Hilman bertanya kekanak-kanakan sambil terus meremasi Titin.

    Titin kembali merasa lucu dengan pertanyaan Hilman, namun mendengar kata burung mebuat pikiran Titin tak karuan dan merindukan melihat burung suaminya. Tadinya ia berpikir empat remaja ini masih sangat kanak-kanak tapi mendengar Hilman mengaku burungnya berdiri Titin jadi penasaran juga, sebesart apa sih burung anak usia belasan ini.

    “”Apa.. emang burung dik Hilman bangun sekarang?,” tanya Titin.

    “Iya mbak.. nggak tau nih kenapa.., nih mbak pegang coba,” Hilman segera menuntun tangan Titin ke penisnya yang terbungkus kolor.

    Titin merasakan nafasnya memberat saat tanganya menyentuh penis Hilman. Remaja ini bongsor dan atletis dibanding usianya yang masih belia. Penisnya juga sudah sebesar penis pria dewasa umumnya.

    “Tuh kan mbak.. bangun.. kenapa ya mbak?,” rengek Hilman.
    “Emhh.. oh.. ini wajar dik.. normal. Kan di pelajaran biologi juga adik sudah tahu..,” kata Titin.

    Sambil tangannya terus mengusapi penis Hilman, Titin seolah menggurui menjelaskan kalau penis pria berdiri karena terangsang apalagi jika menyentuh vital wanita.

    “Sini dik.. nah kalau diginiin rasanya gimana?,” Titin menyusupkan tangannya ke balik CD Hilman dan mulai mengocok pelan penis Hilman.
    “Aduhh.. mbaakkhh enakhh..,”lenguh Hilman.

    “Itu wajar dik.. nanti kalau sudah kawin baru deh dik Hilman rasain enaknya. Karena kalau sudah punya istri, burungnya dik Hilman bisa bersarang di sarangnya,” kata Titin.

    Ia tak sadar penjelasannya justru membuat pertanyaan-pertanyaan menyusul yang menuntut dari Hilman.

    “Sarangnya apa tuh mbak.., enghh.. terusin digituin mbak.. enakhh nih..,” Hilman merasa penisnya sudah sangat tegang, tangannya terus meremasi susu Titin. Nafas Titin mulai menyesak.. ia membayangkan penis itu penis suaminya yang sudah siap mengantar kenikmatan padanya.
    “Hhh.mmmm.. sarangnya namanya memek dik.. seperti punya mbak ini..sini dik Hilman pegang ya..,” Titin menuntut tangan kanan Hilman ke selangkangannya.

    Hilman bisa merasakan lembutnya permukaan vagina Titin.

    “Wah.. lembut sekali ya mbakhh.. kalau dipegangin gini mbak merasa enak juga nggak kayak saya,” Hilman terus melancarkan tanya, sambil tangannya mulai membelai-belai permukaan vagina Titin.

    Titin sedikit mengangkangkan kakinya memberi ruang bagi tangan Hilman.

    “Ngghhh.. sstt.. yahh enakhh dikhh.., sama enaknya..,” tubuh Titin mulai menggelinjang dipermainkan gatal dan geli di vaginanya.
    “Terus gimana selesainya mbak.. kalau burung saya bersarang di sarangnya nanti?,” Hilman terus bertanya penasaran, pikirannya sudah melayang ke film porno yang pernah ditontonnya.

    Penisnya kenikmatan karena tangan Titin semakin liar mengocoknya.

    “Emmhh.. kalau sudah masuk ke sarangnya.. nanti burung dik Hilman bisa loncat-loncat di dalam.. teruss kalau mau selesai dia nyemprotin air..,” Titin semakin terangsang dengan pertanyaan Hilman, CD Hilman dilorotkanya dan penis Hilman dikocok semakin cepat.
    “Ahh..sst.. geli banget mbakhh… auh.. kayak mau kencing nih.. ouh…, mbaakhh enak juga khan..?,” Hilman melenguh merasakan kedutan di penisnya.

    Ekspresi kenikmatan Hilman membuat Titin semakin teransang, apalagi tangan Hilman juga semakin aktif mengosok permukaan vaginanya.

    “Iya dik.. sstt enakhh juga mbakkhhh.. ahhkkss.. keluarin aja kencingnya nggak usah ditahan,” Titin merasakan tubuh Hilman mulai menegang dan croottt… semburan sperma Hilman muncrat ditangannya.

    Titin sudah terbakar birahi, pingulnya bergoyang agar lebih merasakan gosokan tangan Hilman di vaginanya.

    Tapi sebelum ia klimaks, Titin mendengar suara teman-teman Hilman mendekat. Ia segera menyudahi aksinya dan kembali beranjak ke sungai yang lebih dalam agar tubuhnya terbenam lagi.

    “Eh..mbak makTitin ya sudah ngajari saya.., jangan bilang ke yang lain mbak ya,” Hilman malu-malu menghampiri Titin kemudian ia naik ke bibir sungai dan bersalin pakaian.

    Titin mengangguk, ia sendiri sangat malu menyadari apa yang barusan terjadi. Tapi klimaks yang belum sempat diraih membuat pikiran Titin jadi tak karuan saat itu.

    Andi, Raju, dan Roni sudah berkumpul bersama Hilman dan sudah bersalin pakaian. Titin menyuruh mereka ke tenda duluan meninggalkanya, agar tak terlihat saat ia harus naik ke bibir sungai untuk kembali mengenakan kain dan bajunya.

  • HENTAI 011

    HENTAI 011


    1512 views