• In office do seks

    In office do seks


    1971 views

  • Cerita Sex Nikmatnya Pijatan Berujung Dengan Bercinta

    Cerita Sex Nikmatnya Pijatan Berujung Dengan Bercinta


    1619 views

    Cerita Sex – Sebelum kecerita perkenalkan namaqu Alisya umurku saat ii 19 tahun aqu anak terakhir
    dari 6 sodara dan kesemuanya adalah perempuan, kakaqu yg 3 dan 4 mereka juga sama menjadi
    pembantu rumah tangga , sudah 1 tahun ini aqu bekerja di rumah majikanku yg masih muda
    baru mempunyai anak 1 berumur 3 tahun.

     

    Majikan perempuanku yg kupanggil ibu adalah seorang karyawati, sedang majikan laki-lakiku
    seorang pegawai negeri sebuah instansi pemerintah. Kehidupan di dalem rumah tangga
    majikanku dapat dikatakan harmonis, itu yg membuatku kerasan tinggal bersama
    mereka. Ibu majikan seorang perempuan yg baik, begitu pula dgn suaminya.

    Hari Sabtu dimana ibu bekerja, sedang bapak setiap Sabtu dan Minggu libur. Di rumah tinggal
    bapak, aqu dan anaknya. Aqu merasa tidak enak badan sejak hujan-hujanan kemarin waktu
    aqu pergi ke pasar. padahal malam harinya aqu sudah minum obat, namun hingga pagi hari ini
    aqu merasa sakit disekujur badan.

    Walau begitu tetap kupaksakan diri untuk bekerja, karena sudah kewajibanku sehari-hari
    dalem keluarga ini. Setelah anaknya tidur, kurebahkan diriku di kamar. Cuaca mendung
    bulan November, setengah terpejam sayup-sayup kudengar bapak memanggil namaqu,
    namun karena badan ini terasa berat, aqu tak sanggup untuk bangkit, sampai bapak datang
    ke kamarku.

    Bapak terkejut melihat kondisiku, dihampirinya aqu dan duduk ditepi ranjang. Aqu berusaha
    untuk bangkit walau kepala ini seperti dibebani ribuan batu, tiba-tiba tangan bapak menyentuh
    dahiku kemudian merengkuh bahuku untuk memintaqu tiduran kembali.
    Bapak bilang kalau badanku demam, kemudian dia memijit keningku, mataqu terpejam
    Menikmati pijitan itu, terasa sakit di kepala dan lemas sekujur badanku. Setelah beberapa s
    aat bapak menyuruhku untuk telungkup, aqupun menurutinya.
    Kuraskana kain bajuku disingkap ke atas oleh bapak, kemudian tali pengait breast houlderqu dicopotnya.

    Aqu terkejut, namun karena lemas aqu pasrah saja, kurasakan pijitan bapak dipunggungku.
    Disinlah awal keanehan itu terjadi.

    Walaupun kondisi demam, namun perasaan itu tetap saja kurasakan, begitu hangat, begitu
    damai, begitu taqut dan akhirnya begitu nikmat, mata kupejamkan sambil Menikmati pijatan
    bapak. Umur bapak sudah tigapuluhan dan kuaqui kalau bapak mempunyai wajah yg awet muda.
    Disaat aqu merasakan pijitan bapak, tiba-tiba kurasakan resluiting celana pendekku di
    belakang diturunkan oleh bapak.

    Aqu ingin berontak dan membalikkan badan, namun ditolak oleh bapak dgn mengatakan
    bahwa bagian bawahpun harus dipijat, akhirnya aqu mengalah walau disertai rasa malu
    saat bapak melihat bokongku.

    Jujur, yg ada di dalem benakku tidak ada prasangka lain selain aqu dipijit bapak. Setelah agak
    lama, bapak menyudahi pijitannya dan aqu diberi lagi obat demam yg segera kuminum,
    bapak kemudian meninggalkan kamarku.

    Sebelum tidur kuputuskan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti yg telah aqu ceritakan
    di atas, bahwa celana dalemku basah, dan ternyata bukan pipis. Aqu raba dan rasakan
    ternyata berlendir dan agak lengket, aqu tidak tahu hubungan basah ini dgn pijatan bapak
    tadi. Aqu tak mampu berpikir jauh, setelah dari kamar mandi, kuputuskan untuk tidur di kamar.
    Sore hari gerimis turun, ketika aqu tidur, siang tadi ibu majikan dan anaknya pergi kerumah
    famili serta menginap di sana karena ada hajatan, sementara bapak tinggal di rumah sebab
    besok Minggu ada acara di kompleks.

    Setelah sesiang tadi aqu tidur, kurasakan badanku agak mendingan, mungkin karena pengaruh
    obat turun demam yg aqu minum tadi, sehingga aqu berani untuk mandi walau dgn air
    hangat. Selesai mandi terdengar suara bapak dari ruang TV memanggil namaqu, aqu
    bergegas kesana.

    Bapak menanyakan keadaanku yg kujawab sudah baikan. kemudian bapak menyuruhku
    membuatkan teh hangat untuknya. Teh kubuat dan kuhidangkan di meja depan bapak,
    kemudian bapak menyuruhku duduk di bawah depan tempat duduk bapak, kuturuti perintahnya.
    Ternyata bapak sedang Menikmati TV, kemudian bapak memegang pundaqu serta memijit
    perlahan-lahan dan bertanya apakah pijitannya enak, kujawab enak sekali sembari tersenyum,
    sembari tetap memijat bahuku kami berdua membisu sambil menonton TV.
    Lama-kelamaan perasaan aneh itu menjalar lagi, aqu merasakan sesuatu yg lain, yg ku tak mengerti
    perasaan apa ini, kurasakan sekujur rambut badanku mermang. Tiba-tiba kurasakan hembusan nafas di

    samping leherku, aqu melirik, ternyata wajah bapak telah sampai di leherku, aqu merasakan
    getaran-getaran aneh yg menjalar kesemua badanku, aqu tidak berontak, aqu taqut,
    namun getaran-getaran aneh itu kurasakan begitu nikmat hingga tanpa kusadari kumirngkan
    kepalaqu seakan memberi keleluasaan bapak untuk mencumbunyanya. Agen Bola Terpercaya

    Tak terasa aqu memejamkan mata dan Menikmati setiap usapan bibir serta lidah bapak di
    leherku. Getaran itu kini menjalar dari leher terus turun ke bawah, yg kurasakan badanku
    melayg, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang.

    Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yg kutahu aqu mengikuti saja karena
    pengalaman ini belum pernah aqu rasakan seumur hidup, antara taqut dan nikmat. Tangan
    bapak masih memijat bahuku sementara dia masih mencumbui leherku, tak lama kemudian
    kurasakan tangan itu meraih kancing baju depanku dan membukanya satu persatu dari atas ke
    bawah.

    Setelah semua kancing bajuku terlepas, kembali tangan bapak memijat bahuku, semua itu aqu
    rasakan dgn melayg-layg, perlahan tapi pasti kedua tangan bapak menyentuh ke dua buah dadaqu,
    aqu kaget.

    Kedua tanganku lalu memegang tangan bapak, bapak membisikkan supaya aqu Menikmati saja
    pijitannya, tanganku akhirnya terlepas dari tangan bapak. Lagi-lagi kurasakan sesuatu getaran aneh,
    hanya getaran ini lebih dahsyat dari yg pertama, buah dadaqu diremas tepatnya daripada dipijit,
    walau masih memakai bh.

    Kemudian tangan bapak kembali kebahuku, ternyata diturunkannya tali bhku, perlahan-lahan
    diturunkan sebatas lengan, sementara ciuman bapak masih di leher, kadang leher kiri, kadang leher
    kanan.

    Aqu melayg hebat, dimana kedua tangan bapak meraih buah dadaqu dari bagian atas turun ke
    bawah, sesampai di pentilku remasan berubah menjadi pilinan dgn jari, aqu sempat membuka
    mata, namun hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan.

    Sengatan kenikmatan yg baru ini kualami, dipilin-pilinnya kedua pentilku, tak sadar ku keluarkan
    desahan pelan. Secara tidak kusengaja, tangan kiriku meraba celana dalemku sendiri, kurasakan
    gatal disekitar kelaminqu, ternyata kelaminku basah, aqu tersentak dan memberontak.
    Bapak kaget, kemudian menanyakan ada apa, aqu tertunduk malu. Setelah didesak aqu menjawab
    malu, kalau aqu ngompol. Bapak tersenyum dan berkata bahwa itu bukan ompol, lalu bapak berdiri
    dan membimbingku duduk di sofa.

    Bapak menanyakan padaqu, yg kujawab bahwa ini pengalamanku yg pertama, kemudian bapak
    mengatakan ingin memberi pengalaman selanjutnya dgn catatan supaya aqu tidak menceritakan
    pengalaman ini pada siapa saja.

    Aqu hanya mengangguk dan menunduk, tak berani kutatap mata bapak karena malu. Di luar hari
    sudah berganti malam, gerimis pun berubah menjadi hujan, namun aneh, hawa di ruang TV berubah
    menjadi hangat, apakah ini hanya perasaanku saja?

    Sementara aqu duduk di sofa, bapak malah jongkok dihadapanku. Aqu rikuh dan menundukkan
    kepalaqu. Tiba-tiba bapak maju menuju buah dadaqu dan menciuminya, seperti bayi menetek
    ibunya. Aqu berkata malu, namun di jawab bapak untuk Menikmati saja.
    Gelorabirahi.com

    Sengatan itu kembali menyerangku ketika ciuman bapak berubah menjadi jilatan dan kuluman di
    pentilku, aqu kembali terpejam dan mengerang, tak kusadari tanganku berada di kepala bapak,
    mengelus dan sedikit menremas rambut bapak.

    Aqu tidak kuat menygga badanku, perlahan dan pasti badanku terjatuh di sofa, bapak membetulkan
    posisiku sehingga tiduran disofa. Kemudian jilatan bapak berlanjut diperutku, sementara tangan kiri
    bapak di buah dadaqu, tangan kanan meraba dari betis naik ke paha serta menyingkap rok yg kukenakan.

    Aqu sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan Menikmati setiap jilatan dan elusan bapak.
    Aqu terkejut pada saat jilatan bapak sampai ke celana dalemku, aqu mengatakan bahwa itu kotor
    dan pesing, namun dgn sabarnya bapak menenangkanku untuk tetap saja Menikmatinya.
    Aqu hanya terdiam dan pasrah, di antara taqut dan malu serta rasa nikmat yg tak kuduga
    sebelumnya. Perlahan bapak membuka rok serta mencopot celana dalemku dan menciumi
    rambut kelaminku.

    Taqut bercampur geli berkecamuk di dalem dadaqu, kurapatkan kedua pahaqu menahan geli,
    namun keanehan terjadi lagi, lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaqu membuka dan semakin
    lebar. Posisi ini memudahkan bapak untuk mencumbu lebih dalem.

    Tiba pada bagian tengah atas kelaminku, kurasakan ujung lidah bapak menyengat yg lebih dahsyat
    lagi, tanpa kusadari kunaikkan bokongku ke atas ke bawah, aqu meracau tidak karuan, sukar
    kulukiskan dgn kata-kata perasaan ini.

    Kurasakan dunia gelap dan berputar, sayup-sayup kudengar suara kecipakan di sekitar
    selangkanganku, hingga ada suatu desakan dari dalem kelaminku, desakan itu tak dapat kutahan,
    sesuatu yg akan meledak keluar, seperti bila ingin pipis, namun ini lebih dari itu.

    Tanganku tak dapat kukendalikan, kuremas rambut bapak sambil menekan kepalanya pada
    kelaminku.

    Aqu melonjak, mengjan. menahan, meracau, tiba-tiba sesuatu itu keluar dari dalem
    kelaminku, kelaminku basah… bahkan banjir… kurasakan aqu ngompol…

    Setelah itu badanku lemas, keringat membanjiri badanku, tulang-tulangku terasa lepas dari
    tempatnya…

    perasaan apa ini? antara nikmat… kebelet pipis… dan lemas

    Kulihat bapak tersenyum dan mengelus rambutku, bapak menanyakan apa yg aqu
    rasakan. Kubalas dgn tatapan yg bertanya-tanya, namun aqu tidak dapat berkata-kata,
    diantara nafasku yg masih memburu, aqu hanya tersenyum dan memandangnya sayu.
    Bapak berlutut di sampingku, melepas sarungnya, meraih tanganku dan membimbingnya
    untuk memegang tengah celana dalemnya, kuturuti, kuraba dari luar celana dalem bapak,
    ini pun pengalaman pertamaqu memegang kelamin laki-laki.

    Kurasakan sesuatu menonjol keras ke atas di tengahnya, bapak Menikmati elusanku dan kuliirik
    mata bapak setengah terpejam. Tak lama, dia menurunkan celana dalemnya, sesaat kuterpekik
    melihat benda yg baru kali ini kulihat.

    Bapak mengajariku untuk mengurut benda itu dari atas ke bawah, aqu geli memegang benda itu,
    empuk tapi keras… keras tapi lentur…

    Bapak membangkitkanku dari rebahan, kemudian
    menyuruhku untuk menjilat benda itu, karena tadi bapak sudah menjiltati kelaminku, apa salahnya
    kalo sekarang aqu menjilati kelaminnya, pikirku.

    Pertama memang kujilati benda itu, lama-kelamaan kumasukkan benda itu ke dalem mulutku, aqu
    ingat masa kecilku ketika menjilati es krim. Benda itu berdenyut-denyut di dalem rongga mulutku,
    aqu merasa aneh namun senang, seperti anak keci mendapat makanan kesukaannya.

    Tiba-tiba bapak mengerang sambil menarik kepalaqu, benda itu berkeduk hebat, aqu heran ada apa
    ini, namun benda itu tak dapat kulepaskan, karena kepalaqu ditahan tangan bapak, kemudian
    kurasakan suatu cairan terasa di mulutku yg akhirnya daripada tersedak, cairan itu kutelan habis,
    terasa amis… gurih… sedikit asin.

    Kulihat bapak mendengus, seperti habis lari jauh, nafasnya tersengal-sengal. Dia tersenyum dan
    memelukku, aqu merasa damai dalem pelukannya.
    Bapak mengajakku ke kamar mandi, sebelum kami masuk, bapak melucuti sisa pakaianku dan juga
    pakaiannya. Aqu merasa heran, aqu menurut tanpa ada perlawanan, mungkin karena nikmat yg baru
    saja pertama kali aqu dapat.

    Di dalem kamar mandi, bapak memandikanku, bapak mengagumi rambut-rambut yg tumbuh di ketiak danselangkanganku dan berpesan agar aqu tetap memelihara dan melarang memotongnya. Pada saat
    bapak menyabuniku, getaran-getaran aneh menyerangku lagi.

    Geli bercampur nikmat menyelimuti seluruh badanku, sehingga tak terasa aqu mulai mendesah
    lagi, bapak bilang bila aqu tidak tahan keluarkan saja erangan itu, tapi aqu malu.
    Setelah aqu selesai disabuni, bapak menyuruhku menyabuninya, dgn rasa taqut-taqut kusabuni
    punggung sampai kakinya, pada giliran badan bagian depan, kulihat kelamin bapak yg tadinya lemas
    tampak kokoh berdiri.

    Bapak mengatakan enak disabuni olehku, dia meraih wajahku dan mencium mulutku, aqu
    merasakan getaran semakin hebat ketika lidah bapak bermain di dalem rongga mulutku, aqu hanya
    terdiam dan Menikmati permainan lidah bapak, perlahan kuimbangi permainan lidah bapak dgn
    lidahku sendiri, kami saling berpagutan.Cerita Sex

    Bapak membimbing tanganku untuk menyentuh kelaminnya yg masih terbalut sabun, aqu
    merasakan licin serta mengocoknya. Buah dadaqu pun menyentuh dada bapak yg licin oleh sabun,
    terasa mengeras di kedua pentilku, kami berpelukan… berciuman dan saling bergesekan… aktivitas
    ini menimbulkan gelinjang kenikmatan yg tiada tara bagiku.

    Setelah badan kami berdua tersiram air dan bersih dari sabun, bapak menyuruhku untuk menghadap
    wastafel setengah menunduk sembari kakiku direnggangkannya, bapak jongkok membelakangiku
    dan mulai menjilati bokongku, aqu menengok ke belakang dan bapak hanya tersenyum.
    Pada saat lidah bapak menyentuh dan mempermainkan duburku, aqu tersentak dan sedikit
    mengangkat kakiku, kurasakan kegelian bercampur dgn kenikmatan, aqu mendesah, kelaminku
    basah dan lengket, sehingga tangan kiriku tak sadar meraba daging bulat kecil yg mengeras di tengah
    kelaminku sembari mengosok-gosok dan menekannya, secara naluri bagian itu yg kurasakan dapat
    memberi kenikmatan yg tiada terkira.

    Tak lama berselang aqu berasa ingin pipis lagi. Tangan kananku mencengkeram erat bibir wastafel,
    mengerang hebat, tangan kiriku kutekan kuat pada benjolan kenikmatanku, aqu meladak lagi,
    nafasku memburu tidak karuan, sesaat aqu merasa lemas dan seakan hilang pijakan tempatku
    berdiri. Bapak menangkapku kemudian membopongku menuju kamarku.

    Direbahkannya diriku di tempat tidur, bapak duduk di tepi tempat tidurku sembari mengelus
    rambutku, tersenyum dan mengecup keningku, hatiku tentram, nafasku mulai teratur kembali.
    Setelah semuanya kembali normal bapak merebahkan dirinya di sisiku, tanpa bicara, bapak meraba
    buah dadaqu, serta menjilatinya.

    Getaran-getaran itu datang kembali menyerangku, aqu menggelinjang serta mengeluarkan suara-
    suara desahan, kuremas kepala bapak sembaru kutekan ke arah dalem buah dadaqu. Bapak naik ke
    atas badanku, menyodorkan kelaminnya untuk kujilat lagi, kuraih dan kukulum kelamin bapak
    seperti layaknya menjilati es krim, bapak memaju-mundurkan bokongnya sehingga kelamin bapak
    keluar masuk dalem mulutku.

    Aqu Menikmati keluar masuknya kelamin bapak di dalem mulutku. setelah beberapa saat, bapak
    melepaskan kelaminnya dari mulutku. Bapak menggeser badannya, kedua pahaqu di
    kesampingkannya, perlahan-lahan kelamin bapak didekatkan pada kelaminku sambil berkata bila
    terasa sakit aqu harus bilang.

    Pertama menyentuh kulit luar kelaminku, aqu agak tersentak kaget, mulailah rasa sakit itu timbul
    setelah kelamin bapak mulai sedikit demi sedikit memasuki kemaluanqu.
    Aqu menjerit kesakitan yg kemudian diikuti dgn dicabutnya kelamin bapak, bapak mencium bibirku
    sembari membisikkan kata supaya aqu menahan rasa sakit tersebut sembari mempermainkan
    lidahnya di dalem mulutku.

    Kemudian bapak mulai menusuk lagi, walau kelaminku sudah basah total. tapi rasa sakit itu tak
    terkira, aqu tak sanggup mengaduh karena mulutku tersumbat mulut bapak. Tak terasa air mataqu
    meleleh menahan sakit yg tak terkira, kedua tanganku mencengkeram erat pinggang bapak.
    Akhirnya kelamin bapak menembus lubangku… diusapnya air mataqu, kelamin bapak masih tetap
    tertancap dalem lubangku. Bapak berhenti menggoyg, setelah dilihatnya aqu agak tenang, mulailah
    bapak memaju-mundur kelaminnya lagi secara perlahan, aqu sempat heran, rasa sakit itu berangsur
    hilang digantikan dgn nikmat.

    Aqu merasa kelaminku berkedut-kedut dgn sesuatu benda asing di dalemnya, sementara itu air
    lendirku juga sudah membasahi liang kelaminku, sehingga rasa sakit itu hilang tergantikan oleh
    kenikmatan yg sukar dikatakan.
    Tidak begitu lama kemudian aqu merasa ingin pipis kembali, aqu peluk bapak, aqu naikkan bokongku

    seolah ingin menelan semua kelamin bapak. Aqu kejang, aqu melenguh panjang, aqu menggigit bahu
    bapak, sesuatu yg nikmat aqu rasakan lagi, dunia berputar-putar, semua terlihat berputar, sangat
    kejadian ini nikmat sekali.

    Aqu terhempas lemas setelah aqu mengalami apa yg baru aqu alami, rasa sakit sudah hilang. Bapak
    menghentikan aktifitas seakan memberi kesempatan diriku untuk Menikmati puncak kenikmatan yg
    baru saja kualami.

    Setelah beberapa saat, dgn kelamin yg masih mengacung ke atas, bapak mencabut kelaminnya dan
    menyerahkannya kedalem mulutku lagi, aqu kulum kelamin bapak, tak lama kemudian bapak
    melenguh… dan cairan itu kembali mendera mulutku, karena pengalaman tadi, semua cairan itu aqu
    telan tanpa tersisa sedikitpun.

    Bapak merebahkan badanya disampingku, dan mengucapkan terima kasih, dia mengatakan bahwa
    perawanku telah hilang. Aqu tercenung kulihat ke bawah, sprei tempat tidurku ternoda merah darah
    perawanku.
    Namun aqu tidak menyesal, karena hilang oleh orang yg aqu kagumi sekaligus aqu saygi, Aqu tidur di
    dalem pelukan bapak, kami kelelahan setelah mengarungi perjalanan puncak kenikmatan bersama,
    dalem tidurku, aqu tersenyum bahagia, kulirik bapak, dia terpejam sembari tersenyum juga.
    Seperti kebiasaanku sehari-hari dalem rumah tangga majikanku ini, aqu bangun pada pukul 5, kulihat
    bapak masih tertidur lelap, kami masih dalem keadaan bugil, karena semalam tidak sempat
    berpakaian karena kelelahan.

    Aqu turun dari tempat tidur, selangkanganku masih berasa perih seakan benda tumpul panjang itu
    masih mengganjal di dalem lubangku. Dgn agak tertatih aqu menuju kamar mandi, kubersihkan
    seluruh badanku beserta lendir-lendir yg mengering bercampur bercak darah di sekitar kelamin
    dan rambut-rambutku, sembari mandi aqu bersiul gembira.

    Kuraba lubang kelaminku, masih terasa sisa-sisa keperihan di dalemnya, aqu mengerti sekarang,
    dimana perbedaan antara air seni dgn lendir hormon yg keluar dari kelaminku bila dirangsang, Aqu
    tersenyum geli memikirkan kebodohanku selama ini.

    Selesai mandi, aqu membereskan rumah seperti kewajibanku sehari-hari, setelah itu aqu buatkan
    segelas kopi panas dan kubawa ke kamarku, dimana bapak masih terlelap di sana. Perlahan
    kuletakkan kopi di atas meja, aqu melangkah ke arah tempat tidur, kuperhatikan wajah bapak yg
    tertidur.

    Betapa tenang, betapa damai, betapa gantengnya, perlahan kuusap pipi bapak serta kubelai
    rambutnya, dgn sedikit taqut… kucium sudut bibir bapak. Pandanganku menyapu dada bapak,
    kemudian turun ke salangkangannya yg tertutup selimut, kulirik benda asing yg semalam telah
    memaksa masuk ke dalem lobangku.

    Aqu tersentak kaget, walau tertutup selimut kulihat jelas benda itu tegak berdiri mengeras, ku usap
    perlahan sembari tertawa geli dalem hati. Perlahan kusingkap selimut itu, sekarang terpampang
    jelas benda itu dimana pantulan cahaya lampu menerpa ujung kepala kelamin bapak yg seperti helm
    itu.

    Kudekatkan wajahku ke benda itu agar terlihat lebih jelas lagi, perlahan kugenggam, kukocok, kujilati
    dan kumasukkan ke dalem mulutku.

    Bapak bergerak perlahan, aqu terkejut dan berhenti mengulumnya, namun bapak melihat padaqu
    dan menyuruh untuk meneruskan aktivitasku, kembali kuulangi kuluman kelamin bapak sembari
    tersenyum, dielusnya rambutku sembari kudengar erangan bapak.

    Bapak bergeser sedikit, tangannya meraih bokongku serta menyingkapkan dasterku ke atas,
    perlahan diusapnya belahan dalem bokongku, dgn tangan kanan kuraih tangan bapak di
    selangkanganku, ternyata kelaminku sudah basah kembali.

    Aqu pun kembali terangsang dgn usapan tangan bapak di kelaminku, sedikit kugoyg bokongku kekiri
    dan kekanan tanpa melepaskan kulumanku pada kelamin bapak. Beberapa saat kemudian, bapak
    meminta untuk menghentikan aktifitasku, bapak bangkit dari tempat tidur, dan menyuruhku untuk
    menungging di tepi tempat tidur.

    Dari arah belakang, perlahan bapak memasukkan kelaminnya ke dalem lubangku, aqu heran, gaya
    apa lagi yg bapak berikan untukku, kuraih bantal untuk mengganjal kepalaqu, sementara dari
    belakang, bapak memaju-mundurkan bokongnya.Cerita Sex

    Sensasi baru kurasakan, dgn posisi yg belakangan kuketahui bernama doogy style itu, seakan dapat
    kuatur jepitanku pada kelamin bapak. Aqu merasa ingin pipis lagi, kugigit bantal sembari mengerang
    dahsyat, otot-ototku kakiku mengejang sampai ke arah bokong, sedikit kujinjitkan kakiku, kucoba
    bertahan semampuku, kuremas speri di sampingku.

    Aqu tak tahan lagi, dgn kedutan-kedutan hebat, jebolah pertahananku, aqu teriak dan mendesah
    kugigit bantal sekeras-kerasnya, bokongku berkedut-kedut ke atas bawah, aqu lemas, aqu jatuhkan
    badanku ke atas kasur sembari nafasku haru memburu.

    Kulihat bapak tersenyum ke arahku, kelaminnya semakin berkilat akibat lendirku tertimpa cahaya
    dari luar kamar. Kuraih kelamin bapak, kukocok-kocok sembari aqu mengatur nafasku, tangan bapak
    merengkuh rambutku, diusap-usapnya kepalaqu, diciumnya keningku. Setelah nafasku teratur,
    kuraih kelamin bapak dan kukulum lagi, tidak berapa lama, bapak mengejang dan mengeluarkan
    cairan dari kelamin bapak yg kutelan habis tanpa bersisa.

    Bapak kemudian pergi mandi, sementara aqu kembali kekesibukanku hari ini yaitu memasak. Pukul
    delapan pagi, kulihat bapak selesai mandi dan bersiap untuk menghadiri acara kompleks.
    Setelah berpamitan padaqu, aqu meneruskan memasak, hari ini kubuatkan masakan spesial untuk
    bapak, semua bahan telah tersedia di dalem kulkas yg kubeli hari Jumat kemarin di pasar.
    Pukul 12 siang, bapak kembali dari acara di kompleks, aqu sedang menonton acara TV setelah selesai
    masak, kemudian bapak menyuruh membuatkan es teh manis untuknya, aqu bergegas pergi ke
    dapur untuk membuatkan pesanan bapak.

    Di saat aqu sibuk mengaduk gula, tiba-tiba dari arah belakang bapak memelukku, aqu tersentak
    karena melihat bapak tidak mengenakan pakaian selembar pun.
    Tanpa bicara, dicumbuinya diriku dari belakang, aqu menggelinjang kegelian, diusapnya leherku dgn
    lidah bapak sampai ke telingaqu dan digigit-gigitnya daun kupingku. Aqu tersentak kegelian,
    tanganku menyenggol teh yg sedang kubuat, gelas jatuh dan air di dalemnya tumpah membasahi
    dasterku.

    Tanpa memeperhatikan peristiwa itu, bapak melahap mulutku dgn ciuman-ciuman ganasnya, aqu
    terpengarah tidak siap, sedikit kehabisan nafas melayani ciuman bapak. Dgn tidak melepas
    ciumannya, tangan bapak mencopot dasterku, kemudian dgn terburu-buru, dilepasnya breast houlder dan

    celana dalemku, aqu hanya pasrah menghadapi kelaquan bapak.
    Sedikit membopong, didudukannya aqu di atas meja makan, kemudian bapak melebarkan
    selangkanganku serta menjilati kelaminku. Dgn berpegang pada tepi meja, aqu menggelinjang
    keenakan, kurasakan sapuan-sapuan lidah bapak dikelaminku sebagai sensasi yg tiada duanya.
    Mungkin karena sebentar lagi aqu merasa akan datang bulan, sehingga nafsu yg ada dalem diriku
    sedang dalem puncak-puncaknya. Aqu pipis lagi, kuremas rambut bapak dgn tidak sungkan lagi,
    kutekan kepala bapak ke dalem kelaminku.
    Kurasakan lidah bapak menembus di dalem lobangku, aqu menjerit tertahan, meledaklah
    kenikmatanku, bapak menyedot habis semua lendir nikmatku sampai tuntas serta menjilati rambut
    lebatku.

    Dgn menahan posisiku, bapak berdiri dan memasukkan kelaminnya ke dalem lobangku, perlahan
    tapi pasti kelamin bapak masuk. Aqu membisikkan sesuatu ke bapak, aqu mengatakan bila ingin
    merasakan semprotan cairan bapak di dalem rongga kelaminku.

    Bapak menanyakan apakah aqu subur atau tidak, aqu jawab bila dalem dua atau tiga hari ke depan
    akan datang bulan. Setelah bapak mendengar pengaquanku, dia tersenyum dan semakin
    bersemangat untuk menusukan kelaminnya di lobangku.

    Ternyata bapak lama juga mengalami puncak, kebalikannya dalem diriku, aqu merasakan suatu
    kedutan nikmat lagi dan berasa ingin pipis kembali. Aqu peluk bapak, kucium bibirnya, sementara
    kedua kakiku menjepit pinggang bapak.

    Dgn berpangku pada tepi meja makan, bapak bertambah kencang volume memaju – mundurkan
    kelaminnya di dalem lobangku. Aqu terpekik, aqu menjerit, aqu mendekap erat-erat badan bapak,
    kurasakan ledakan kembali menyerang dalem lubang kenikmatanku.

    Sementara bapak kulihat semakin cepat dan berkata bila kita berdua akan mencapai puncak secara
    bersama-sama. Tapi aqu sudah tidak tahan lagi, aqu mengerang… mengejang… kugigit bibir bapak,
    ternyata demikian pula dgn bapak.

    Kami berdua mencapai puncak tinggi bersamaan, kurasakan cairan hangat bapak dan cairanku
    menyatu di dalem lubang kelaminku. Aqu berkedut, bapak berkedut, kami semakin erat berpelukan,
    peluh membanjiri seluruh badan, jepitan kakiku di pinggang bapak, diimbangi pelukan tangan bapak
    di badanku, kami berdua sesak, kami berdua klimaks, kami berdua memejamkan mata sesaat tidak
    peduli dgn sekitar.

    Sampai pada suatu ketika, ibu mengunjungi orang tuanya di lain propinsi, ibu berangkat dgn anaknya
    menggunakan kereta Api sementara bapak tidak ikut karena tidak dapat cuti. Ibu pergi sekitar lima
    hari.

    Pagi hari sesuai dgn tugasku sehari-hari, aqu mengepel ruangan, sengaja kulepas bh dan celana
    dalemku, aqu hanya mengenakan daster saja tanpa daleman. Kulihat kamar majikanku masih
    tertutup pintunya, kuketuk pintu dgn maksud ingin mengepel kamar majikanku.
    Kemudian bapak membukakan pintu, aqu masuk dan langsung mengepel, sementara bapak masuk
    kekamar mandi yg terletak juga di lama kamar majikanku. Sengaja agak berlama-lama mengepel dgn
    maksud memancing reaksi bapak, kutarik dasterku lebih agak ke atas, sehingga kedua pahaqu
    terlihat jelas.

    Pancinganku mengena, bapak keluar dari dalem kamar mandi dan mengomentariku bahwa pahaqu
    tampak putih mulus, kubalikkan badan sengaja menghadap ke arah bapak, dgn posisiku mengepel
    akan terlihat jelas kedua buah dadaqu yg tak tertutup breast houlder.

    Bapak tersenyum menghampiriku dan berkata bila aqu sengaja memancing dirinya, kubalas
    senyuman bapak dgn berkata memang aqu sengaja, karena aqu ingin disebadani bapak lagi. Kulihat
    bapak menurunkan sarungnya, yg ternyata juga tidak mengenakan celana dalem, terlihat kelamin
    bapak sudah berdiri tegang.

    Setelah pamit untuk mencuci tanganku, kuhampiri bapak, aqu elus kelamin itu, bapak duduk ditepi
    tempat tidur, sementara aqu jongok di antara kedua paha bapak, perlahan tapi pasti, kelamin bapak
    aqu cium dan kumasukkan kedalem mulutku.

    Terdengar desahan bapak, sementara tangan kiriku menyentuh kelaminku, ternyata sudah basah,
    terus kuelus perlahan kelaminku.

    Bapak merengkuh bahuku, menarik supaya aqu berdiri, dan memposisikan aqu jongkok di atas
    kelamin bapak. Dgn perlahan kuturunkan bokongku dan dibantu dgn tangan bapak untuk
    mengarahkan kelaminnya menuju lobang kelaminku, pertama agak susah untuk masukkan kelamin
    bapak, kucoba memasukkannya sedikit demi sedikit.

    Setelah posisi dan kedaleman kelamin bapak sudah pas, mulailah kuturun-naikan bokongku, tangan
    bapak tidak tinggal diam, diarihnya dasterku untuk dilepas, kemudian diremas-remaslah kedua buah
    dadaqu.

    Lama-kelamaan aqu merasakan sengatan yg luar biasa, kupercepat goyganku, kugesek-gesek
    kelaminku, dan tak lama kemudian aqu tak sanggup lagi menahan kebelet pipisku, kupeluk bapak
    dgn posisi masih tertancap kelamin bapak, jebolah pertahananku, aqu kebanjiran lagi.
    Kami bertukar posisi, aqu sekarang di bawah, ditepi ranjang, sedang bapak berdiri di sisi ranjang,
    Sebelum bapak memasukkan kelaminnya dia bertanya kapan aqu mens, kujawab kira-kira lima hari
    lagi aqu mens.

    Setelah tahu jawabanku, bapak segera mengangkat kedua kakiku dan perlahan memasukkan
    kelaminnya kedalem kelaminku, digoygkannya bokong bapak maju-mundur, sensasi kemasukan
    kelamin bapak di dalem kelaminku terulang lagi, aqu merasa terangsang lagi, kubantu dgn
    menggoygkan bokongku.

    Aqu klimaks lagi, namun bapak mengajak untuk bersama-sama karena beliau juga sudah hampir.
    setelah beberapa saat kutahan, akhirnya jebol lagi pertahananku, kulihat hampir bersamaan
    pertahanan bapak juga jebol, akhirnya kami dapat mencapai klimaks secara bersamaan.
    Lama posisi kelamin bapak tertancap dalem kelaminku, aqupun tidak dapat berbuat apa-apa karena
    nikmat, setelah beberapa saat kami terdiam, baru dicabutlah kelamin bapak. Kami berdua mandi
    bersama layaknya suami istri.Cerita Sex

    Aqu bilang kepada bapak bila aqu sayg kepadanya, dijawab dgn senyuman bapak. Setiap hari
    semenjak kepergian ibu, kami selalu memadu kasih, namun jelas setelah bapak kembali dari kantor.
    Kadang di kamarku, di kamar bapak, di dapur, di ruang belakang, bahkan pernah di garasi dan di
    dalem mobil. Hatiku senang, tentram, hingga ibu pulang dari luar kota.
    Hingga suatu malam aqu tidak dapat tidur, udara sangat panas sehingga membuatku kegerahan,
    kucopot breast houlder dan celana dalemku, hingga hanya memakai daster saja, kondisi seperti ini
    membuat aqu menjadi terangsang.

    Kugosok-gosok kelaminku dan kuraba-raba buah dadaqu sambil membaygkan kejadian-kejadian yg
    kulalui bersama majikan laki-lakiku. Tiba-tiba aqu mendengar suara desahan dari kamar tidur
    majikanku, aqu keluar dan jongkok di bawah jendela mendengarkan desahan-desahan nikmat kedua
    majikanku, letak kamar majikanku tidak jauh dar kamarku, hanya dibatasi oleh gudang.
    Aqu terdiam mendengarkan kegiatan di dalem kamar majikanku, kutaksir posisi ibu di atas badan
    bapak. Suara-suara itu membuat tegang seluruh badanku, kuraba selangkanganku dgn tangan kanan,
    sementara tangan kiriku meremas buah dadaqu.

    Aqu terhanyut, mataqu terpejam membaygkan kenikmatan itu, tanpa terasa gosokan tangan kanan
    di kelaminku semakin cepat, dan jari tengahku sudah masuk kedalem kehangatan kelaminku, terasa
    melayg diriku.

    Tak lama datanglah klimaks, posisiku sudah selonjor kenikmatan, sementara suara-suara di dalem
    kamar juga tambah seru, tak lama kudengar bapak dan ibu telah mencapai klimaks, kemudian
    hening.

    Aqu terhuyung kembali ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku, nafasku masih tersenggal, sisa-
    sisa kenikmatan masih terasa, aqu melap kelaminku dgn celana dalemku. Setelah nafasku teratur,
    kurasakan hatiku sakit, cemburukah aqu. dadaqu bergejolak, seakan tidak rela bila kedua majikanku
    bersebadan.

    Perasaan ini tidak boleh jawab hati kecilku, namun perasaanku tidak dapat dibohongi, aqu telah
    jatuh cinta kepada bapak majikanku. Pikiranku bergejolak, antara logika dgn perasaan, yg aqu rasa
    tidak akan mencapai titik temu, bagaimanakah ini?

    Akhirnya kuputuskan untuk keluar dari pekerjaanku, semula ibu menahan dgn menjanjikan gajiku
    dinaikkan, namun aqu menolak, kukatakan bahwa aqu akan mencari pengalaman di tempat lain.
    Malamnya bapak mengintrogasiku, menanyakan kenapa aqu pindah dari keluarga itu.
    Aqu bilang bila aqu mulai menyukai dan mencintai bapak serta tidak rela bila bapak berdua sama
    ibu, bapak sendiri tidak dapat berbuat apa-apa, kemudian ia mencium pipiku lama sekali, tak terasa
    menetes air mataqu.

    Besoknya aqu pergi dari rumah itu, bapak memberiku uang tujuh kali gajiku, untuk modal katanya yg
    pasti tanpa sepengetahuan ibu. Sebetulnya berat hatiku meninggalkan keluarga ini, namun hati
    kecilku memberontak, terhadap orang yg aqu saygi.
    Keputusanku sudah bulat, mungkin nanti suatu saat aqu mendapatkan jodoh yg juga menyaygiku
    seperti bapak.

  • Cerita Dewasa Serunya di kamar Hotel Berselingkuh

    Cerita Dewasa Serunya di kamar Hotel Berselingkuh


    1794 views

    Cerita Seks Terbaru – Aku seorang ibu rumah tangga biasa namaku Delia setiap hari aku berada di rumah, akhirnya akupun mencari kesibukan dengan banyak berkumpul dengan para wanita sosialita. Sebenarnya hidupku tidak sepi-sepi amat karena aku tinggal di rumah keluarga suamiku, ada kedua mertuaku yang masih sibuk bekerja juga di perusahaannya sendiri. Juga anakku yang kini sudah dua orang Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun.

    Akupun memiliki suami mas Imran yang bertanggung jawab pada keluarga, diapun begitu hot memuaskan aku di dalam melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan cerita sex paling hot, tapi akupun menghianatinya juga. Mungkin aku terbawa pergaulan dengan teman-temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang biasa bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini.

    Tepat di usia pernikahanku yang ke 12 tahun aku menghianati suamiku, dan bukan dengan orang lain melainkan dengan orang rumah juga. Meskipun dia tidak ada hubungan darah dengan keluarga suamiku tapi dia tinggal di rumah besar ini juga. Namanya mas Soni dia merupakan sopir keluarga, setiap hari kerjanya mengantar orang rumah ke kantor dan kembali lagi ke rumah sampai tenaganya di butuhkan.

    Oleh karena itu mas Soni selalu berada di rumah setiap hari, karena aku selalu sibuk dengan arisan dan juga acara kumpul-kumpul dengan teman-temanku akhirnya mas Soni yang sering mengantarku. Awal mula aku tertarik padanya ketika aku meminta dia untuk masuk kedalam ruangan tempat kami mengadakan acara, saat itu dia membawakan barang yang akan aku bawa.

    Tapi di dalam semua pada heboh bilang “Aduuh jeng Delia suaminya cakep banget jeng..” Aku kaget dan hendak mengklarifikasi tapi ketika semua berkata seperti itu akhirnya akupun hanya tersenyum saja “Mas boleh kenalan tidak..?” Kata jeng Vika pada mas Soni dan aku lihat mas Soni begitu tersipu malu di buatnya dan ketika aku melihatnya dengan seksama dia memang begitu cakep dan gagah.

    Sejak hari itu aku selalu memperhatikan mas Soni bahkan aku seperti wanita yang kesepian, yang haus akan adegan cerita sex. Padahal kehidupan seks dengan suamiku masih sama seperti dulu, tapi akhir-akhir ini aku sering melamunkan mas Soni bahkan tidak jarang aku membayangkan melakukan adegan cerita hot bersamanya. Aku benar-benar terhipnotis pada mas Soni.

    Lama kelamaan akupun tidak mampu membendungnya segala cara aku coba untuk mengambil hatinya “Mas Soni beli aja buat keluarganya…” Kataku sembari tersenyum ketika kami sedang berada di sebuah toko pakaian di salah satu mal “Saya belum menikah bu…” Wiihhh mendengar dia berkata seperti itu akupun menjadi lebih senang lagi akhirnya akupun membelikannya baju yang pas buat dia.

    Untuk melancarkan aksiku aku bukan cuma membelikannya baju tapi juga sering curhat sesuatu yang gak penting padanya, sampai akhirnya kamipun menjadi begitu dekat tapi kemudian aku sadar kalau aku harus bersikap wajar di depan mereka semua. Karena pernah sekali ketika aku melewati dapur secara tidak sengaja aku mendengar Lilis pembantuku yang genit.

    Berkata seperti ini pada mas Soni “Mas Soni kok deket sama bu Delia.. jangan ada apa-apa ya..” Soni langsung menjawab “LIs..kamu ini apa sih..jangan fitnah gitu lho” Kata mas Soni marah dan mbok Sinah pembantuku yang lain berkata “Huuss..kamu tuh LIs.. awas kedengaran majikan di pecat kamu..” LIlis manggut-manggut sambil manyun “Ya..iya Lilis kan cuma bercanda..”.

    Karena aku mengubah sikapku pada Soni di depan mereka akhirnya merekapun tidak pernah mencurigai aku suka pada mas Soni. Sampai pada suatu ketika aku sedang ada acara di luar kota dan harus menginap setelah aku pamit pada suamiku dia memutuskan untuk menyuruhku membawa sopir sendiri dan Soni menjadi pilihannya untuk mengantarku aku senang mendengarnya.

    Dengan penuh semangat akupun pergi dengan Soni, setelah melakukan perjalan selama kurang dari 6 jam kamipun sampai. Aku istirahat di hotel tempat aku menginap aku beda kamar dengan Soni, tapi setelah terbangun dari tidur istirahatku akupun segera mandi dan keluar memesan makanan ke dalam kamar hotel sekaligus melancarkan aksiku untuk berdua dengan mas Soni aku sengaja memesan untuk dua orang.

    Setelah aku telpon dia untuk datang ke kamarku, diapun datang dan menyantap makanan yang telah aku pesan. Setelah itu kami mengobrol berdua sampai akhirnya aku dapat membuat gairah mas Soni bangkit, ketika aku mendekatkan tubuhku padanya diapun langsung agresif dengan memelukku lalu mecium bibirku kamipun saling pagut dengan mesra dan gairah kami berdua sama-sama memuncak.

    Tanganku melingkar di lehernya “Aaaaggggggghhh… aaaaagggghhhh… aaaaggghhhh… aaaggghhh..” Aku mencoba mendesah tepat di telinganya hingga diapun semakin terangsang “Ooouugggggghh… maaaas… aaaggggghhh…. aaaaaggghhhhh… eeeeuuummmmmhhhppppp….. aaaaggggghhhhh…” Desahku tanpa menghiraukan apapun lagi aku begitu menikmatinya.

    Hingga tidak terasa kini tubuhku sudah dalam keadaan telanjang dan mas Soni sudah menindihku “Aku masukin ya sayaaang…. eeeehhhhhggggg…” Dia masih bertanya lirih padaku “Iyaaaa maaas.. ayyoooo… aaaaggggghhhh…. aaaaggghhhh… aaaaaaggggghhh… aaaaagggghhhh..” Kataku sembari langsung mendesah begitu dia bergoyang di atas tubuhku yang sudah menggeliat.

    Bagai pemain dalam adegan cerita hot kami terus berburu “OOouuuuggggghhh… aaaagggghh… aaagggghhh… maaaaas… aaagggghhhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghhh.. ” Diapun sama-sama menikmati adegan seks ini, di tambah aku semakin hot ikut menggoyangkan tubuhku juga karena benar kata teman-temanku melakukan hubungan intim dengan selingkuhan lebih nikmat rasanya.

    Tidak lama kemudian kamipun sama-sama mendesah dan mengerang dengan kerasnya “OOouuuggggghhhh…. aaaaaaggggghh… aaaaagggghhh… aaaaghh.. sa.. saaayaaang… aaagggh… aaaaagggggghhhhh…” Kamipun berdua sama-sama terpuaskan berulang kali mas Soni menciumku dan akupun senang dia melakukan hal itu kini tubuh kami sudah basah bersimbah keringat.

    Sungguh aku begitu puas melakukan adegan cerita sex ini dengan mas Soni, selama 3 hari kami melakaukan hal itu. Meskipun masih terasa kurang tapi akhirnya mas Soni mengajaku pulang dia bilang takut ada yang curuga dengan hubungan kami. Dia memintaku untuk merahasiakan hal ini dan dia berjanji akan selalu ada untukku dan sampai detik ini kami masih berhubungan secara backstreet.

  • Cerita Sex Kisah Ngentot Abg Bersama Ananda

    Cerita Sex Kisah Ngentot Abg Bersama Ananda


    1564 views

    Kisah Cerita Sex Abg ini terjadi, ketika aku masih di bangku kuliah beberapa tahun yang lalu dan pada akhirnya kuliahku juga berhenti di tengah jalan karena kesibukanku dengan grup band yang aku bentuk.

    Pagi itu seperti kebiasaan aku sebelum masuk ruang kuliah, selalu menyempatkan diri untuk menikmati makanan di cafetaria kampus yang suasananya cukup asri dengan keberadaan taman di samping cafetaria kampus itu sendiri. Diantara beberapa mahasiswa yang sedang menikmati makanan, aku sempat terpaku oleh sosok yang sebelumnya belum pernah aku lihat di kampus.

    Penampilannya cukup membuatku terpesona, dengan tank top warna merah di padu dengan blue jeans skirt setinggi lutut menjadikan dia juga patut untuk menjadi pusat perhatian semua cowok yang ada di cafetaria. Setelah memesan makanan dan minuman, aku melangkahkan kakiku menuju meja yang ada di luar ruangan cafetaria yang posisinya menghadap langsung ke arah taman kampus.

    Pagi itu kebetulan aku seorang diri, nggak seperti hari-hari biasa yang selalu datang bersama teman-teman dekatku yang sekaligus juga teman di grup bandku. Dengan santai aku duduk sambil menikmati segelas coklat hangat dan sepotong pancake nanas kesukaanku.

    Di tengah asyiknya aku menikmati makanan, tiba-tiba telah berdiri temanku yang bernama Dina dan seorang yang telah membuatku terpaku sebelumnya.

    “Maaf Diet.. Boleh nggak kita gabung duduknya?” tanya Dina sambil tersenyum.

    “Oh.. Kamu Din..!” ujarku spontan.

    “Boleh-boleh… Lagian aku sendirian kok” sahuntuku meyakinkan.

    “Tumben nih cafetari rame, sampai nggak ada satupun meja kosong” Kata Dina menambahkan.

    “Kamu juga tumben Diet makan sendirian, biasanya khan sama grup band kamu?” kata Dina lagi.

    “Iya nih Din.. Kebetulan ada kelas pagi jadinya aku berangkat lebih awal deh” jelasku sesaat setelah Dina dan temannya duduk.

    “Oh iya Diet, kenalin ini anak baru di kampus kita” Dengan ramah Dina memperkenalkan temannya.

    “Ananda… Ini Adietya teman kita juga, yang kebetulan juga dia vokalis di grup band di kampus kita ini” Dina memperkenalkan aku kepada Ananda secara panjang lebar.

    “Dan dia ini Diet, mahasiswa pindahan dari Jakarta yang mengikuti orangtuanya karena pindah tugas” Jelas Dina kepadaku.

    “Namanya Ananda aprilia putri, yang mempunyai hobby dengerin musik juga” sahut Dina lagi.

    Yang di perkenalkan cuman tersenyum manis aja. Dengan ramah aku tersenyum kepada Ananda, sambil menyodorkan tanganku.

    Adietya!” kataku pendek.

    “Ananda!” dengan senyum manis dia menerima uluran tanganku.

    Tangannya halus banget saat aku menggenggamnya lembut, apalagi di lengannya di tumbuhi bulu-bulu halus yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang mulus.

    Dari jarak yang lumayan dekat aku bisa menikmati pesona kecantikan Ananda yang begitu menawan, Ananda mempunyai rambut yang cukup tebal dan hitam yang panjangnya di bawah bahunya sedikit. Bibirnya sensual dan selalu basah alami tanpa olesan lipstik. Pandanganku sesaat turun ke arah lehernya yang jenjang dan berakhir di kedua tonjolan di dadanya yang aku taksir ukurannya 36B.

    Sampai di sini aku sempat menelan ludah sesaat, betapa ranumnya buah dada Ananda yang menuruntuku begitu menggairahkan kalau di remas nan lembut dan putingnya di jilatin dengan gerakan erotis. Khayalanku buyar bersama teguran dari Dina mengingatkan kalau aku masih menggenggam tangan Ananda.

    “Sudah dong Diet.. Lepasin tangan Ananda” tegurnya mengingatkan.

    “Maaf.. Yah Ananda” kataku polos.

    “Tangan kamu halus banget sih” kataku menambahkan.

    “Tangan atau, kamu yang terpesona oleh kecantikannya” sindir Dina.

    Aku hanya tersenyum mendengar Dina mengatakan itu. Sejujurnya aku memang mengagumi pesona Ananda yang kayaknya bakal jadi bunga kampus nantinya.

    Seminggu setelah pertemuanku dengan Ananda di cafetaria. Aku bertemu kembali dengannya tapi bukan di kampus seperti saat itu. Ananda datang bersama kedua orang tuanya untuk menikmati makam malam di salah satu cafe yang cukup terkenal di kota itu. Dan kebetulan aku bersama teman-temanku bermain musik akustik di cafe itu setiap 3 kali seminggu.

    Malam itu Ananda mengenakan gaun warna hitam yang membuat penampilannya sangat berbeda dengan saat dia ada di kampus. Gaun malam yang panjang dan modelnya sedikit sexy dibagian dadanya membuat Ananda tampil begitu anggun malam itu. Saat itu Ananda belum menyadari kalau yang ada di atas panggung adalah diriku.

    “Selamat datang dan selamat menikmati suguhan musik akustik dari kami, semoga makan malam anda cukup berkesan bersama orang-orang yang anda cintai” Sambutanku kepada semua pengunjung cafe.

    Setelah aku menyanyikan beberapa lagu dan mendapat sambutan yang cukup meriah dari pengunjung malam itu. Dengan mantap, kembali aku menyampaikan pesan khusus.

    “Lagu ini akan saya persembahkan buat pengunjung yang ada di meja nomer 5, yaitu Ananda bersama kedua orang tuanya dan semoga makan malamnya berkesan dengan hadirnya lagu ini” sahuntuku spontan.

    Seketika pandangan Ananda bersama kedua orang tuanya tertuju ke panggung. Dengan sopan aku menganggukan kepala kepada mereka, sambil tersenyum ramah. Ananda sempat terpaku, ketika melihat diriku tersenyum dari atas panggung.

    Setelah melewati moment sesaat yang merupakan kejutan dariku. Perlahan aku mulai menyanyikan lagu lembut yang pernah dibawakan oleh Rod stewart” Have I told you lately”. Pandanganku beradu dengan pandangan Ananda yang sedang serius menatapku dari mejanya, ketika di awal lagu sambil tersenyum aku memandangnya lembut.

    “Have I told you lately that I love you..” bunyi lirik di awal lagu itu.

    Dengan penghayatan aku menyanyikan lagu itu yang secara tidak sengaja terinspirasi oleh kedatangan Ananda di cafe malam itu. Setelah selesai aku menyanyikan lagu itu, bersamaan juga saat aku bersama grupku mendapat kesempatan untuk break di session pertama. Di saat break aku pergunakan waktu yang ada untuk menemui Ananda bersama ke dua orang tuanya.

    “Selamat malam Om, Tante dan juga Ananda” tegurku sopan.
    “Perkenalkan nama saya Adietya, teman Ananda satu kampus” dengan ramah dan sopan aku memperkenalkan diri di hadapan kedua orang tua Ananda.

    Yang juga disambut dengan ramah oleh kedua orang tua Ananda.

    “Pa, Ma, Ini teman Ananda yang pernah Ananda ceritakan sebelumnya” terang Ananda kemudian.

    Dalam hati sempat aku bertanya, apakah yang telah di ceritakan Ananda kepada kedua orang tuanya tentang diriku. Setelah berkenalan dengan kedua orang tuanya dan terlibat obrolan yang panjang, akhirnya aku tahu kalau Ananda adalah anak semata wayang di keluarganya.

    Tak mengherankan jika, kalau Ananda mendapatkan kasih sayang secara penuh baik dari papanya dan juga Mamanya. Itu terlihat dari kesehariannya yang riang dan lincah saat dia berada di kampus. Setelah tiba waktu buat aku dan teman-teman untuk main di session kedua, dengan sopan aku berpamitan kepada kedua orangtuanya dan juga Ananda.

    Suasana cafe malam itu sangat special buat diriku, karena kedatangan orang yang sering aku khayalkan setiap saat di tempat yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Menjelang setengah sebelas, aku menyudahi penampilan malam itu lewat lagu”Cinta Sejati” Milik ari lasso.

    Ketika selesai acara, aku pamit kepada teman-teman band, kalau aku ingin menemui Ananda dan kedua orang tuanya. Sesampainya di meja Ananda, dan ngobrol sesaat, kedua orang tuanya berpamitan ingin pulang karena sudah mulai di hinggapi rasa kantuk.

    “Pa, Ma, Ananda boleh pulangnya belakangan?” tanya Ananda kepada kedua orang tuanya.

    “Ananda masih pingin ngobrol dengan Adiet nih bolehkan?” rajuknya manja.

    “Baiklah, asal nanti pulangnya Adietya yang nganterin!” tegas papanya.

    “Baik Om.. Terima kasih atas kepercayaan yang Om berikan”jawabku kemudian.

    “Makasih pa, Ma..” teriaknya sambil mencium pipi Papa dan Mamanya.

    Setelah kepergian Papa dan Mamanya, kembali kita melanjuntukan obrolan yang tertunda sesaat. Ketika waktu menunjukan pukul 23.30 aku mengatakan kepada Ananda.

    “Ananda sebaiknya kita pulang yah” kataku pelan.

    “Sudah malam nih, ntar Papa dan Mama kamu gelisah menunggumu” terangku lagi.

    “Baiklah kalau menurut kamu begitu” jawab Ananda kemudian.

    Yang tak lama aku bergegas menyetop taxi yang sedang lewat di depan kita. Di dalam taxi aku terdiam sambil melamunkan kejadian yang barusan aku alami. Betapa beruntung aku bisa duduk berduaan di dalam taxi dengan seorang gadis cantik yang begitu banyak di dambakan oleh setiap cowok yang ada di kampus.

    “Diet kenapa diam?” tanya Ananda membuyarkan lamunanku.

    “Oh.. Eh”jawabku gugup.

    “Aku nggak pernah membayangkan kalau aku bisa sedekat ini dengan dirimu” jelasku setelah bisa menguasai keadaan.

    “Maksud kamu?”tanya Ananda lagi.

    “Kamu tahu khan, kalau di kampus banyak cowok yang menaksir kamu” terangku kemudian.

    “Diet, kalaupun banyak cowok yang mengejar-ngejar aku, aku punya hak juga khan buat menolak?” tanyanya lagi.

    Aku hanya terdiam mendengar penjelasannya, sambil tersenyum lembut menatapnya.

    “Aku sudah banyak menceritakan tentang dirimu kepada Papa dan Mama, makanya mereka percaya kalau aku pulangnya bersama kamu” terang Ananda meyakinkan aku.

    Di kepala masih teringat saat aku memperkenalkan diri di hadapan Papa dan Mamanya, ketika break time tadi yang Ananda bilang pernah menceritakan aku sebelumnya.

    “Diet, sejak awal perkenalan di cafetaria, hatiku sempat berdetak entah kenapa” terangnya kemudian.

    “Aku juga selalu berhayal tentang dirimu” jelasnya lagi.

    “Banyak cerita di kampus yang mengatakan, kalau kamu orangnya cukup lembut setiap menghadapi cewek” tambahnya lagi.

    “Semua itu benar adanya, apalagi dengan kamu memberikan sebuah lagu romantis buat diriku saat malam tadi” dengan lembut Ananda mengatakan itu.

    “Papa dan Mama sempat memuji, kalau kamu orangnya bisa menghargai seorang wanita” terangnya lagi.

    Cerita Sex – Terharu aku mendengar semua penjelasan dari Ananda yang ternyata selama ini dia bersimpati terhadap diriku. Taxi yang kita tumpangi melintasi sebuah jalan yang lampu penerang jalannya agak redup. Dengan keberanian di tengah keremangan, aku memeluk Ananda mendekat dan mengecup bibirnya yang ranum.

    “Sudah lama aku mendambakan kamu Ananda” bisikku mesra di telinganya.

    Ananda hanya tersenyum manis mendengar bisikanku, sambil meremas mesra tanganku. Tak lama berselang taxi telah sampai di depan sebuah rumah besar yang di halamannya ada sebuah taman dan balai-balai kecil di pojok rumah.

  • Memainkan Sekretaris Cantik Dan Asisten Montok

    Memainkan Sekretaris Cantik Dan Asisten Montok


    1309 views

    Duniabola99.org – satu minggu waktu lalu pety mengeluh karna kelelahan karna pekerjaan makin banyak, serta karna jadi sekretaris pribadi dia harus mesti ketahui usaha kantorku dengan mendalam dari situ pety terasa ribet untuk merampungkan tugasnya serta tanggung jawabnya, karna terus-terusan dia mengeluh oleh karena itu saya memohon dia untuk mencari assisten baru untuk merampungkan pekerjaan.

    Pety sangat ketertarikan sebab saya mengijinkannya mencari asisten, sudah pasti ia tidak juga akan lupa dengan pesanku kalau asistennya mesti bisa memuaskan saya baik pekerjaannya ataupun sexnya.
    Pety hanya tertawa saat mendengar permintaanku itu. Saya juga percaya kalau tidak sangat susah untuk terima sekretaris yang sehebat Pety luar dalam, sebab saya berani membayar sangat mahal untuk service mereka, namun yang menarik bagiku yakni peluang untuk menguji mereka dengan segera. Sebab disinilah selera petualanganku juga akan terpuaskan dengan menggoda beberapa calon sekretaris itu.

    Setelah lewat screening yang ketat oleh personalia, Pety pada akhirnya menyepakati 6 calon asisten yang karenanya disuruhnya saya untuk menguji selekasnya mereka itu. Pety terus-menerus tersenyum waktu ia bercerita begitu cantiknya beberapa calon sekretaris yang melamar & tentu saya juga akan bingung untuk memilihnya.

    Saya juga hanya tertawa sebab saya percaya fikiran Pety sudah ngeres saja. Dalam hati saya sudah tidak sabar menanti jam makan siang, sebab setelah itu beberapa calon pegawaiku ini juga akan menghadapku.
    Waktu saya kembali pada kantor setelah makan siang, kulihat diruang tunggulah sudah berderet duduk beberapa gadis yang semua berdandan rapi. Dari pandangan pertama saya mengaku kalau mereka rata-rata cantik hanya saja nampaknya bila umurnya masih tetap muda.

    Mereka semuanya memandangku dengan penuh berharap sembari berupaya tunjukkan senyum termanis yang mereka miliki, saya membalas senyum mereka & selekasnya masuk ke ruangku. Pety yang sudah menanti, selekasnya mendatangiku & bertanya apakah saya sudah siap untuk mulai wawancara.
    Saya mengangguk namun kusempatkan untuk ajukan pertanyaan pada Pety, apakah semua masih tetap perawan, Pety menjawab kalau perasaan ia ada dua yang masih tetap perawan yakni yang namanya Novi & Mayang, bila yang lain nampaknya sudah miliki pengalaman.

    Yang pertama masuk seseorang gadis menggunakan rok ketat berwarna biru tua, berwajah cantik dengan badan yang tinggi langsing. Dengan penuh hangat ia menjabat tanganku & duduk didepanku sembari menyerahkan berkas wawancara dari staffku terlebih dulu.

    Kubaca namanya yakni Laras ia lulusan Akademi Sekretaris yang populer di kota Bandung umurnya baru 21 th.. Setelah ketahui jati dianya saya tutup map itu & memandangnya tajam.
    Laras memandang pandanganku dengan berani meskipun tetaplah sopan. Saya selekasnya menanyainya dengan beberapa hal yang umum tentang kekuatannya, sesaat matsaya dengan cermat melihat muka dan tubuhnya. Saya kurang sukai dengan Laras ini sebab tubuhnya sangat langsing meskipun susunya terlihat cukup montok untuk tubuh selangsing ia itu.

    Setelah ia tidak demikian canggung bicara denganku, saya mulai menempatkan jebakanku, kutawari ia untuk merokok, Laras kaget mendengar tawaranku itu, dengan bebrapa sangsi ia memandangku. waktu kukatakan jika ia memanglah umum merokok bisa saja merokok supaya dapat lebih enjoy bicara, baru ia berani ambil sebatang Marlboro yang kusodorkan.
    Waktu kutanyakan apakah ia berkebaratan bila saya ajukan pertanyaan beberapa hal yang berbentuk pribadi, ia selekasnya menggelengkan kepalanya tanda tidak keberatan. Saya tersenyum sembari membenarkan dudukku.

    “Apakah Laras sudah miliki pacar?, ” Laras tersenyum & menganggukkan kepalanya.
    “Apakah pacar Laras juga tinggal di Bandung?. ”
    “Tak Pak, pacar saya berada di Jakarta. ”
    “Oh, maka dari itu Laras kepengen kerja di Jakarta ya? ” Laras bebrapa sekali lagi mengangguk & tersenyum manis.

    “Apakah ini pacar Laras yang pertama atau mungkin terlebih dulu sudah seringkali berpacaran? ”
    “Sering Pak, namun semua sudah putus sebab gag pas!. ”
    Saya tersenyum & ajukan pertanyaan sekali lagi,
    “Selama berpacaran, apa sajakah yang dikerjakan oleh Laras?. ”
    “Maksud Ayah bagaimana ya?, ” Laras balas ajukan pertanyaan.
    “Maksud saya, apakah hanya sebatas omong-omong, atau mungkin dengan aksi tindakan beda? ” Laras terdiam & hanya tersenyum mendengar pertanyaanku yang mulai terukur itu.
    “Sebagai seseorang sekretaris, Laras mesti dapat menaruh rahasia perusahaan dengan maksimum, jadi untuk Ayah, bila Laras dapat berkata jujur tentang diri Laras, bermakna juga Laras dapat diakui untuk memegang rahasia perusahaan!. ”

    Mendengar itu Laras baru berani menjawab,
    “Ya terkadang omong-omong, terkadang juga yang lain Pak!. ”
    “Yang yang lain bagaimana? ” kejarku, Laras tidak menjawab namun hanya senyum saja.
    “Apa berciuman? ” Laras mengangguk.
    “Apakah pacar Laras sukai meremas-remas toket Laras? ” dengan muka sedikit malu Laras mengangguk.
    “Kini cobalah jujur pada Ayah ya, apakah Laras sempat terkait sex? ” dengan muka yang semakin merah Laras menganggukkan kepalanya.

    Kukejar sekali lagi dengan pertanyaan,
    “Telah dengan berapakah pria Laras terkait sex? ”,
    “Empat orang Pak! ”jawab Laras. Saya tidak sangat terperanjat dengan pernyataan Laras ini, namun sebab saya tidak sangat tertarik dengan Laras, jadi saya tidak berupaya untuk mengajaknya untuk main, saya hanya menginginkan ketahui kondisi Laras luar dalam & nanti berikan ia uang supaya bila toh ia tidak kuterima jadi saya tidak dituntutnya beberapa macam.

    Dari laci meja saya kukeluarkan sebendel uang limapuluh beberapa ribu sejumlah 5 juta rupiah, saya berkata pada Laras, kalau saya menginginkan lihat ia buka bajunya supaya saya bisa lebih mengetahui ia dengan riil, karenanya juga akan kuberikan uang 5 juta rupiah yang berada di depannya itu.

    Bila kelak ia di terima, jadi uang itu tetaplah jadi kepunyaannya, sedang bila tidak jadi uang itu jadi hadiah dariku. Laras ternganga mendengar perintahku yang tidak sempat didengarnya itu, namun ia betul-betul siap untuk apa pun rupanya. Dengan agak gemetar ia berdiri & mulai buka bajunya satu persatu, saya hanya duduk saja di depannya.

    Seperti yang kuduga buah dada Laras cukup montok untuk tubuh ceking sesuai sama itu, ketiaknya juga bersih mulus tanpa ada bulu selembarpun, waktu BH-nya dilepaskan, tampaklah buah dadanya yang nampaknya sudah agak mengendur & penuh dengan kecupan merah. Dari situ saya percaya bila Laras ini suka main!
    Waktu Laras buka rok & sekalian celana dalamnya, kontolku agak tegang juga, sebab selangkangan Laras ditumbuhi dengan bulu yang cukup rimbun. Setelah telanjang, Laras berdiri mematung di depanku sembari tersenyum & menunduk.

    Saya berdiri mendekati ia & menyentuh susunya yang kurasakan agak empuk begitu halnya pantatnya, waktu kuraba bulu memeknya, Laras merangkulku seperti orang yang kaget.
    Saya diam saja, hanya jariku yang mulai menyelusup diantara celah pacuma mencari liang memeknya. Laras mengerang waktu jariku menyentuh clitorisnya, tangannya meremas-remas bahuku tanpa ada berkata apa-apa. Saya terasa semua sudah cukup, jadi saya kembali duduk di kursiku & kusuruh ia kembali kenakan pakaian.

    Setelah kuberikan uang dalam amplop itu, kuucapkan terima kasih & kuminta Laras menanti berita dari personalia. Laras juga mengatakan terima kasih & meninggalkanku. Setelah itu masuk berturut-turut, Meity, Retno, Rina & Mayang yang perkiraan Pety masih tetap perawan.

    Meity, Retno ataupun Rina semua juga kuberi hadiah 5 juta rupiah setiap saat mereka telanjang bulat di depanku, semua berbadan bagus dengan susu yang montok, betul-betul berat bagiku untuk menahan diri hadapi memek yang masih tetap muda & fresh seperti punya mereka itu.

    Waktu Rina telanjang di depanku saya tidak tahan untuk tidak menciumi memeknya yang berwarna merah muda itu, kujilati clitorisnya hingga Rina merintih-rintih, begitu halnya Retno yang pernah rasakan tusukan kontolku meskipun hanya hingga basic & selekasnya kucabut kembali.

    Mayang yang disangka Pety perawan nyatanya juga sudah tidak perawan, malah cewek satu ini yang berani terang-terangan mengajakku untuk main namun saya bebrapa sangsi sebab saya hanya ingin main dengan calon pegawai yang benar-benar juga akan kuterima saja, yang lain cukup main-main saja.
    Kesabaran & ketahananku pada akhirnya berbuah juga, waktu calon sekretarisku yang bernama Sari masuk, saya rasakan bila berikut cewek yang pas untuk mengikuti Pety jadi sekretaris, matsaya dengan tidak sungkan-sungkan melahap muka & badan Sari yang tinggi besar itu.

    Berwajah cantik Ciri khas Jawa, hidungnya mancung & kulitnya putih, bibirnya sangat sensual dengan lipstick merah tua. Blousenya yang berpotongan rendah dilapis jas berwarna biru tua, sekilas saya bisa lihat lekuk buah dadanya yang dalam mengisyaratkan bila buah dada pemiliknya montok.

    Dari penampilannya, kelihatannya cewek yang satu ini alim, namun saya percaya bila sebenarnya ia ini super hot & sangat sesuai sama seleraku. Pandanganku yang jalang itu, tidak buat ia rikuh, jadi ia tersenyum manja saat mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tangannya empuk & hangat sekali, begitu halnya suaranya yang agak bernada bass itu. Semua sangat memuaskan seleraku, hanya saat ini bergantung bagaimana saya bisa membuat supaya ia bisa saya sikat & setelah itu juga akan kupakai untuk menangani Pety.

    Fikiranku sudah memikirkan bila mereka berdua saya sikat sekalian diruang ini, tentu asik. Setelah berbasa basi dengan bertanya beberapa hal yang sifatnya formil, saya mulai bertanya beberapa hal yang peka, sebab demikian bernafsu akau rasakan bila suarsaya agak gemetar, namun malah yang kulihat Sari jadi tersenyum lihat styleku.

    “Sari keberatan tidak bila saya bertanya beberapa hal yang sifatnya pribadi, sebab jadi tangan kanan Ayah, pastinya Ayah juga menginginkan tahu beberapa hal sesuai sama itu. ”
    “Tentu saja bisa Pak, silahkan Ayah bertanya apa sajakah! ”, Saya menelan ludah mendengar jawaban Sari yang menantang itu.
    “Sari tingginya berapakah ya? ”.
    “Seratus tujuh puluh enam senti Pak. ”
    “Berapa ukuran vital Sari? ”.
    “Dada 36, pinggang 30, pinggul 38, ” Saya tersenyum mendengar ukuran vitalnya yang hebat itu, Sari juga menyeringai lihat saya tersenyum itu.

    “Masak dada Sari sebesar itu, nampaknya kok tidak ya? ”.
    “Benar kok Pak, Sari tidak bohong, ” jawabnya merajuk.
    “Coba Sari buka jasnya, agar Ayah dapat lihat lebih terang!. ” Tanpa ada bebrapa sangsi Sari berdiri & melepas jasnya, nyatanya Blouse Sari tidak berlengan hingga saya bisa lihat lengannya yang putih mulus itu.
    Memanglah setelah Sari hanya menggunakan blouse, baru terlihat bila susunya memanglah besar. Waktu kusuruh Sari mengangkat lengannya, terlihat juga bila ketiaknya penuh bulu yang sangat saya gemari. Saya semakin bernafsu lihat badan Sari yang sip ini, namun saya masih tetap mesti berupaya supaya Sari benar benar bisa kutiduri, karena itu saya masih tetap mesti selalu berupaya.
    “Apakah Sari sempat lihat blue film? ”.
    “Pernah Pak. ”
    “Sering? ”.
    “Sering. ”
    “Coba katakan pada Ayah apa yang anda gemari bila nonton blue film itu! ” Sari pertamanya agak sangsi untuk menjawab, namun pada akhirnya keluar juga jawabannya.
    “Sari suka bila mereka lakukan adegan pemanasan, & juga lihat mimik muka ceweknya bila senang! ” Saya rasa-rasanya sudah tidak tahan sekali lagi menginginkan menubruk Sari, namun saya masih tetap menahan diri.

    “Sari, cobalah ya Bra nys dilepaskan, Ayah menginginkan lihat buah dada Sari! ”.
    “Apa blousenya juga dilepaskan Pak? ”.
    “Terserah! ”. Kembali Sari berdiri, ia dengan tenang buka blousenya dan lalu melepas pengait behanya.

    Betul-betul fantastis toket Sari, besar, montok, putih namun sedikit kendor. Saya sesaat terpana memandangnya, namun saya selekasnya bisa kuasai diriku & berdiri & jalan melingkari mejsaya mendekati Sari. Tanpa ada sangsi ke-2 tanganku selekasnya meremas toket Sari dengan lembut. Sari hanya diam saja, rasakan empuknya toket Sari saya ketahui bila ia sudah tidak gadis sekali lagi.
    Remasan tanganku ke toket Sari mengakibatkan puting susunya mulai mengeras, saya menyelusupkan tanganku ke ketiaknya & mengangkat lengannya tinggi-tinggi, kuperhatikan ketiaknya yang penuh dengan bulu hitam itu & tanpa ada sadar saya sudah menciuminya.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Waktu tersebut Sari mulai mendesah kegelian, saya selalu menciumi bulu ketiaknya yang berbau harum oleh sebab deodorant itu untuk lalu ciumanku mulai menghadap keputing susunya. Sari dengan agak berbisik berkata,
    “Pak, kelak ada yang lihat lho, Sari takut! ”, Saya mana perduli dengan semuanya. Malah sembari mengulum puting susunya saya mulai melepas rok yang dipakainya. Dengan gampang kulepaskan rok bawah Sari demikian pula dengan celana dalamnya, waktu kuraba selangkangan Sari bisa kurasakan ketebalan bulu memeknya di telapak tanganku, waktu jariku menyelusup kedalam memeknya. Sari semakin menggelinjang & meremas pundakku tanpa ada bertemura sedikitpun. Sebab saya ketahui waktuku hanya sesaat, jadi saya hentikan ciumanku & mulai melepasi bajuku sendiri.

    Sari hanya berdiri saja lihat saya melepas semuanya bajuku itu, matanya terbeliak waktu kulepas celana dalamku hingga kontolku tersembul keluar.

    Dengan terbata-bata ia berkata
    “Pak saya takut Pak, miliki Ayah besar sekali, kelak tidak cukup lho Pak, saya baru beberapa kali bercinta! ” Saya berbisik supaya ia tidak takut sebab saya juga akan hati hati & kujamin ia tidak terasa sakit. Kubaringkan Sari di sofa yang berada di kantorku, & saya kembali pada mejaku. Tanpa ada di ketahui
    Sari saya memejet interkom untuk menyebut Pety, Pety yang sudah tahu dengan kode dari saya selekasnya masuk ke ruangku dengan tenangnya. Namun beda dengan Sari yang selekasnya meloncat kaget dengan muka pucat pasi & kebingungan mencari penutup badan.

    “Sari tidak usah takut, toh kelak bila anda kerja juga dengan Mbak Pety, jadi rahasiamu juga jadi rahasia Mbak Pety ya? ”., Sari hanya diam saja dengan muka merah memandang Pety yang tersenyum manis padanya.

    Waktu kutanyakan di mana kondom yang kubutuhkan, Pety mengeluarkannya dari ssaya & membukanya untuk lalu dengan berjongkok ia memasangnya di kontolku yang sudah berdiri ke saya itu, sebab memanglah maksudnya supaya Sari tidak rikuh dengan dianya,
    Pety dengan berniat mengulum kontolku dahulu sebelumnya menempatkan kondom bahkan juga dengan demonstratif ia menelan semua kontolku sampai tinggal biji pelirku saja. Sari melihat semuanya dengan muka merah padam, tak tahu sebab malu atau sebab nafsunya yang sudah naik.

    Yang tentu ia diam saja waktu Pety duduk diatas meja kerjsaya sesaat saya mendekatinya, kurenggangkan kaki Sari hingga memeknya terlihat merekah merah tua. Pelan-pelan kusapukan lidahku kepinggir memek Sari, Sari selekasnya mendesah & mendorong kepalaku, saya diam saja terlebih kuteruskan jilatanku pada clitorisnya yang bulat itu, Sari merintih rintih kegelian, tanganku tidak tinggal diam juga turut meremas remas susunya yang montok itu.

    ari dengan gemetar mencapai kontolku & diremasnya kontolku dengan gemas sekali. Saya juga kasihan lihat Sari yang sekian kebingungan sebab rasakan kegelian yang mengagumkan itu, namun maksudku sebenarnya supaya ia tidak sangat terasa sakit bila kontolku yang gede itu menembus memeknya.
    Selekasnya saja saya mengarahkan kontolku ke liang memeknya yang sudah basah kuyup & merekah itu, waktu kulihat ujungnya sudah terselip di antara bibir memek Sari, bebrapa perlahan kutekan masuk. Sari menggigit bibirnya sesaat tangannya memegang pantatku tak tahu ingin menahan atau terlebih mendorong, yang tentu kontolku dengan perlahan berhasil juga masuk semuanya kedalam liang memeknya.

    Bandar Judi Online Indonesia Terpercaya dan aman

    Memek Sari merasa legit sekali, rasa hangat yang menjepit kontolku buat saya menggigit bibir sebab nikmatnya. Namun seperti yang kuduga, Sari kurang memiliki pengalaman dalam persetubuhan, sebab meskipun kontolku sudah mentok menyentuh leher rahimnya, ia diam saja bahkan juga tutup matanya. Saya berbisik di telinganya supaya Sari juga menggerakkan pantatnya, namun Sari tetaplah diam saja.

    Pergerakan kontolku naik turun buat memek Sari jadi bertambah basah & becek, saya betul-betul kecewa dengan memek Sari ini, rasa-rasanya saya menginginkan mencabut kontolku & berpnovi ke memek Pety yang tentu lebih pulen di banding miliki Sari itu, namun saya tidak ingin melukai perasaan Sari.

    Dengan agak terburu-buru saya percepat genjotanku supaya saya selekasnya menjangkau puncak kenikmatanku, namun basic masih tetap belum juga memiliki pengalaman, mendadak saja Sari merintih keras, sesaat kurasakan memeknya mengejang.

    Rupanya Sari sudah menjangkau puncak kepuasannya, tubuhnya berkeringat & kakinya erat melingkar dipantatku. Dengan beberapa sentakan sekali lagi, akupun memuntahkan air maniku yang tertampung dalam kondom yang kupakai. Demikian rasa geli mulai hilang dari ujung kontolku, saya selekasnya mencabut kontolku & kusuruh Pety mengajak Sari untuk keluar dari ruangku.

    Pety tersenyum melihatku, ia paham kalau saya kurang senang dengan permainan Sari, tentu nanti Pety mesti berusaha keras untuk mendidik Sari supaya tahu selersaya dalam bermain main! Kuingatkan Pety supaya tidak lupa berikan Sari uang dan menyebutnya sekali lagi untuk masuk kerja. usai

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik Gambar Dibawah ini jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Satomi Suzuki Sky Angel Blue 94 Sh

    Satomi Suzuki Sky Angel Blue 94 Sh


    1733 views

  • Cerita Sex Sedarah Kakak Ipar

    Cerita Sex Sedarah Kakak Ipar


    1747 views

    Duniabola99.org – Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.
    Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

    Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenangnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
    “Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumah ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

    “Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

    Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..

    “Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

    Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

    Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

     

  • Cerita Seks Menceritakan Sensual Pesona Seks Ku

    Cerita Seks Menceritakan Sensual Pesona Seks Ku


    1991 views

    Cerita Seks – Aku sering menjumpai lelaki atau perempuan yang memiliki daya tarik dan pesona seksual yang sangat luar biasa. Dalam kenyataannya mereka tidak selalu cantik atau tampan. Juga tak pandang tua atau muda, pendek atau jangkung, kurus atau gemuk. Juga tidak karena status sosial, seperti kaya atau miskin, terpelajar atau pengangguran, karyawan tinggi atau sekedar satpam. Secara tampak nampaknya biasa-biasa saja. Aku juga nggak ngerti kenapa dan dimana penyebab pesonanya itu. Apabila kebetulan ketemu type macam itu rasanya apapun polah tingkahnya sangat sedap dipandang mata.

    Bisa diumpamakan kalau lelaki macam Ryan Hidayat yang pemain sinetron dan bintang iklan atau kalau perempuan macam Ike Nurjanah penyanyi dangdut yang kebetulan sangat ‘macan’, manis dan cantik itu. Sangat erotik rasanya ‘ditaklukkan’ oleh lelaki ataupun perempuan macam itu untuk kemudian melayani dan menjadi budaknya. Akan kuciumi sepatu dan kaos kakinya. Akan kucuci celana dalamnya dengan ludahku hingga larutan sisa kencing atau keringatnya larut dan bisa kutelan kembali. Aku akan rela menceboki lubang-lubang pembuangannya sebagai tugas setiap pagiku. Aku akan memandikannya dengan jilatan-jilatan lidahku hingga tak tersisa noda barang sedikitpun pada semua celah-celah tubuhnya.

    Pada orang macam ini apapun yang keluar dari dia rasanya nikmat untuk kita lahap. Aku akan serta merta telan apabila dia membuang ludah ke mulutku. Aku akan menjilati lubang tainya hingga tak ada yang Tersisa. Aku akan minum kencingnya. Aku akan sodorkan mukaku kemudian membuka mulutku untuk menampung kencingnya yang kuning pekat. Aku bisa mencuci mukaku pula dengan cairannya itu.

    Di kompleks rumahku adalah seorang Randi, pemuda 21 tahun, pengangguran jebolan SMU3, tingginya 182 cm dan berat badannya 68 kg. Jangkung dan langsing. Rambutnya yang lurus selalu terurai bergaya Bon Jovi. Pakaiannya itu-itu juga, kaos oblong lusuh, terkadang dibungkus jeans kumel. Celana Khaki. Kerjanya luntang lantung, jalan sana jalan sini. Berdasarkan apa yang sering dialaminya Randi sadar banget bahwa banyak cewek bahkan juga cowok yang naksir berat padanya.

    Sejak masih di SMU dia sudah sering diajak tidur sama teman-teman ceweknya. Bahkan Bu gurunya, Bu Endang, sangat tergila-gila padanya. Walaupun belum habis 3 bulan menikah Bu Endang pernah nekad mengajak Randi tidur di rumahnya saat suaminya tugas ke luar kota. Bu gurunya itu bilang bahwa ada mata pelajaran yang harus diulangi dan mesti dikerjakan di rumahnya. Dan semalaman itu Bu Endang berhasil melampiaskan kerinduan syahwatnya pada Randi. Saat waktunya pulang tak ada bagian tubuh Randi yang tanpa cupang-cupang bekas sedotan bibir Bu Endang. Pada kesempatan di bawah nanti biarlah Randi juga menceritakan apa yang dialaminya bersama Bu gurunya itu.

    Randi tingal di kompleks Perumahan Sederhana Pondok Permai Jakarta Barat. Di tempat itu, dia sangat didambakan oleh para gadis dan janda muda dan walaupun tidak selalu nampak terang-terangan para Ibu-ibu muda maupun setengah tua juga mengimpikan untuk memandikan dengan lidah dan bibir-bibir mereka yang mungil-mungil itu. Dari cara mereka memandang Randi pada saat berpapasan atau Kebetulan lewat di depan rumahnya nampak mereka dipenuhi khayalan seandainya bisa bertelanjang Berasyik masyuk bersama Randi pada suatu ketika nanti.

    Diantara ibu-ibu itu adalah Tante Wenny. Dia perempuan asal Sukabumi yang sangat jelita. Kulitnya kuning langsat. Perawakannya langsing. Mungkin sekitar 165 cm-an. Usianya yang sekitar 42 tahun Namun nampaknya ada 10 tahun lebih muda. Suaminya, Oom Darto adalah karyawan di sebuah pabrik sepatu di Cilincing yang setiap hari pulang kerja hingga jam 9 malam. Tentu saja Tante Wenny banyak waktu sepinya. Dia sering membayangkan seandainya bisa ‘kelonan’ dengan Randi.

    Tak jarang pada puncak sepinya dia melakukan masturbasi. Dengan dibantu ketimun Jepang yang hijau gede dan panjang Itu. Dia mengulum-ulum ketimun itu kemudian memasukkannya ke liang vaginanya. Tante Wenny membayangkan seakan kontol Randi sedang dia kulum kemudian ngentot kemaluannya. Dan betapa Puasnya saat menjelang orgasme dia memanggil-manggil dalam bisik dan rintihannya.

    “Acchh.. Randii.. Randii.. Keluarkan pejuhmu ke mulut tantee.. Yaa.. Keluarkan pejuuhhmmuu..”

    Dan akhirnya terjadilah peristiwa itu. Suatu pagi, sekitar jam 9 pagi, dengan sebatang rokok di tangannya Randi jalan melewati rumah Tante Wenny. Saat itu Tante Wenny sedang menyiram dan memindah-mindah Pot tanaman anggrek kesukaannya. Ada pot besar yang dia nggak kuat mengangkatnya. Melihat Perempuan jelita macam Tante Wenny, tanpa diminta dan spontan Randi membantu mengangkat pot itu.

    “Koq ngangkat-angkat sendiri. Irwan mana Tante?” Rando menanyakan Irwan yang sahabatnya dan anak Tante Wenny yang cantik ini.
    “Ah, Irwan mah tahunya beres. Tahu tuh, katanya tadi ke Depok negok kampusnya dan terus main kali”

    Randi dan Irwan adalah teman bermain saat di kompleks. Betapa terima kasih dan gembira hati Tante Wenny. Apalagi saat menyadari bahwa yang membantu itu adalah Randi lelaki muda teman anaknya yang mempesona hatinya dan selalu hadir dalam khayal-khayal masturbasinya. Bagaimana kelanjutan cerita yang merangsang libido ini? Apa yang selanjutnya dilakukan Tante Wendy? Bagaimana Randi merespon ulah tante jelita ini? Acchh.. Aku rasa lebih fair kalau Randi sendiri yang cerita kepada para pembaca. OK? Dengarkan.. [Jilatan-jilatan Tante Wenny pada celah-celah tubuhku.]

    “Hooh.. Cah Bagus (aku jadi tersanjung dengan panggilannya itu).. Terima kasih yaa..”

    Aku membantu menggeser pot itu dan aku merasa Tante Wenny memandangku sedemikan rupa gemas dan hausnya. Pada wajahnya nampak dia hendak mengeluarkan sesuatu pikiran. Aku merasa bahwa tante jelita ini hanya pengin menahan agar aku lebih lama tinggal. Aku paham. Aku memang termasuk sering menghadapi tante-tante genit macam ini. Mereka bilang bahwa lelaki macam aku pantas menerima perlakuan macam bayi.

    Melayani lelaki macam aku merupakan impian kenikmatan syahwat yang tak terkira. Mereka bilang apapun mauku dengan rela mereka akan penuhi. Dia nampak berpikir dan

    “Oocchh.. Bisa minta tolong sekalian donk.. Sayang (dia terus melemparkan godaan padaku). Tante Mau geser lemari di tempat tidur tante. Mau bantuin nggak??”
    “Boleh saja.”

    Aku tahu banget bahwa tante jelita ini termasuk tante yang ‘gatal’ dan sering mencuri-curi pandang setiap kali aku lewat atau berpapasan dengannya. Kali ini apa maunya??

    “Ayolah masuk” Tante Wenny mengajak aku masuk ke rumahnya, “Duduk dulu, yaa..”

    Tante Wenny bergegas masuk ke kamarnya. Aku agak heran kenapa untuk menggeser lemari yang paling cuma semenit mesti duduk dulu. Tetapi pikiranku langsung sirna saat melihat Tante Wenny sudah ganti ‘short pant’ yang sangat seksi saat kembali keluar dari kamarnya.

    “Aku buatin minuman dulu, yaa.”

    Ucchh mata tante genit itu melirik belalak sambil melepas senyuman dari pipinya yang ranum menunjukkan kejelitaannya. Aroma parfumnya sangat menggoda libidoku. Untuk membesarkan hatinya aku melototkan mataku memandang lekuk liku tubuhnya dengan penuh kekaguman Birahi. Aku semakin yakin bahwa ini semua hanya ulah Tante Wenny untuk menahan agar aku tidak cepat menghilang dari pandangan matanya. Ah, biarlah. Siapa tahu dapat rejeki nomplok.

    Dengan 2 buah gelas besar penuh Coca Cola di tangan Tante Wenny keluar dan memberikan segelas buat Aku.

    “Ambil Cah Bagus.” sapanya bergaya akrab, “Ayo minum nggak perlu buru-buru khan?”

    Duduk di seberang depanku mata Tante Wenny sebentar-sebentar mengamati penuh khayalan birahi padaku. Aku yakin kalau kuminta menjilati lubang pantatku pasti serta merta dia akan lakukan dengan sepenuh obsesinya. Aku tahu pula dia isteri yang kesepian karena sepanjang hari ditinggal kerja suaminya.

    “Kamu koq bagus banget ssehh Ran..? Dulu mama kamu makan apa bisa melahirkan cah bagus Macam ini..?” lempar goda yang begitu berani dan agresif dari tante genit padaku. Aku nggak tahu mesti jawab apa. Aku diam saja. Aku mesti berlagak acuh dan ‘cool’.

    “Jadi nggak menggeser lemari, Tante?”
    “Oohh, pastii.. Sekarang?” dia berdiri.

    Yang aneh tangannya disodorkan untuk kuraih dan yang terjadi kemudian adalah dia menarikku ke kamar tidurnya.

    “Mari kutunjukkan lemarinya,” sambil terus menggelandang aku.
    “Yang ini Cah Bagus.. Digeser ke kanan sedikit. Tante mau cerminnya mengarah ke tempat tidur hingga kalau Oom sama Tante tidur bisa sambil berkaca. Gituu..!” katanya sambil melempar senyum manisnya dengan penuh arti.

    Aku baru meraih tepian lemari untuk mulai mendorong saat tiba-tiba bibir Tante Wenny memagut lenganku kemudian melata dan menyedot punggung tanganku. Duuhh.. Aku sepertinya disambar stroom listrik ribuan watt. Seluruh tubuhku langsung menggelinjang. Aku merasakan betapa haus dan sepinya Perempuan STW (setengah tua) ini. Tak kupungkiri sedotan bibir Tante Wenny langsung menyambar gairah syahwatku. Kontolku sudah ngaceng saat tangan Tante Wenny tak bisa kuhindari merabai celah-celah selangkanganku.

    “Cc.. Cah Baguuss.. Ayolah.. Jangan acuh.. Cium aku.. Atau.. L.. Ludahi akuu.. Aku sangat Rindu sayaanngg…” sambil tangannya berusaha menggapai dan merangkul leherku berikut bibirnya Yang menantang bibirku. Aku masih bergaya acuh dan ‘cool’.

    “Ayoo.. Ludahi aku Randii.. Ludahi tante..”. Matanya itu.. Ahh.. Mata yang sungguh sangat Kehausan.
    “Tolong Randii.. Tolong tante inii.. Ayoo.. Mana ludahmuu..”

    Dia merangsek berusaha memagut bibirku namun aku mengelak dan pagutan itu mendarat pada kulit leherku. Tante Wenny menjadi beringas, Dia memelukku keras sambil mengamukkan pagutannya pada leher, dagu, bawah kuping dan bahuku. Aku memang semakin terbakar. Namun gaya acuh dan ‘cool’-ku tetap aku pertahankan.

    Sungguh indah menikmati bagaimana perempuan dengan penuh haus mengerjain dan menikmati tubuhku. Akhirnya aku terdorong dan jatuh ke kasur. Tante Wenny tak lagi bisa kubendung.

    “Nanti saja menggeser lemarinya ya sayaanngg…”
    “Kasihan Cah Bagus. Kamu mesti istirahat duluu yaa.. Mumpung Irwan nggak di rumah. Kamu Temenin Tante dulu yaa…” sambil tangan-tangannya terus menggerilya tubuhku.
    “Acchh Tantee.. Jangan.. Nanti dilihat tetangga. Saat Randi masuk tadi khan ada pembantu Bu Kirno sebelah rumah sedang nyapu,”
    “Ahh.. Jangan khawatir. Dia hanya babu blo’on. Nggak akan berani ngomong apa-apa,” nada bicara yang didera nafsu birahi membuat Tante Wenny merendahkan pelayan sebelah rumahnya.

    Tante Wenny yang jelita ini bergerak jongkok dan seperti pelayan pada tuannya mulai melepasi sepatuku. Sebelumnya dia ciumi terlebih dahulu ujung-ujung sepatuku sambil.

    “Sabar ya Cah Bagus.. Uuhh.. Kenapa kamu bagus banget sseehh..?”

    Dia juga cium-cium kaos kakiku. Bahkan sesaat dia sumpalkan sendiri pada mulutnya sambil melepas wajah senyumnya padaku. Sebelum mulai melepasi celanaku mama Irwan yang jelita ini mencium, melumat dan menggigiti telapak Kakiku.

    “Sayaang.. Kakimu indah banget. Bikin tante ngiler banget ssiihh..”

    Dia ciumi, jilati dan kulum jari-jari Kakiku. Lidahnya menjilati celah-celah di antara jari-jari itu. Nampak bibir indah tante Wenny demikian Lahap mengecupinya. Seluruh tubuhku seperti terkena sengatan listrik. Ucchh.. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun. Hampir kutarik kakiku karena tak tahan rasa geli yang merambati saraf-sarafku. Sementara libidoku langsung terdongkrak. Kontolku ngaceng mendesaki celanaku. Akhirnya tangannya berhasil melepas kancing celanaku dan menariknya merosot kebawah, membuangnya ke lantai hingga aku tinggal bercelana dalam saja.

    “Dduhh.. Duuhh.. Randikuu.. Tante sudah lama merindukan macam ini,” tante Wenny langsung membenamkan mukanya ke selangkanganku. Dia menggigiti celana dalamku yang menonjolkan Kemaluanku. Aku merasakan giginya mengigit kenyalnya kontolku yang memang telah ngaceng berat. Tetapi tidak lama.. Akhirnya Tante Wenny merosot melata ke lantai menyergap kakiku yang terjuntai dari tempat tidur untuk Langsung menciuminya telapak kakiku. Dia kulum dan jilati jari-jari kakiku. Lidahnya menusuki celah-celah Jariku. Dduhh.. Bukan main nikmatnya. Lidahnya yang hangat lembut itu berusaha membersihkan aroma kakiku yang pasti berbau kaos kaki atau sepatu yang menusuk.

    Demikian kegilaan dia mencium dan menggigit bagian ini sebelum akhirnya melata menuju betis-betisku. Gigi-giginya yang tajam terkadang menggigit sakit hingga aku mesti menahan dengan mengaduh desah dan menahan kepalanya. Namun semua itu justru membuat Tante Wenny semakin meliar. Didorongnya pahaku hingga aku terbalik tengkurap. Dalam posisi ini Tante Wenny kembali menyerang aku dari bawah. Lidah dan bibirnya mengecupi lipatan paha dan betisku. Uucch.. Rasanya tak tahan.. Aku tak pernah aku menikmati sentuhan seksual macam ini.

    Tante Wenny yang usianya telah lebih 40 tahun ternyata nafsunya seperti magma gunung berapi. Yang aku kaget adalah saat ciuman itu terus merambah ke paha belakangku dan dengan cepatnya naik hingga wajahnya langsung nyungsep ke belahan pantatku. Yaa ampuunn.. Dengan histeris tante Wenny mengusel-uselkan wajahnya ke celah bokongku. Tante Wenny tanpa ragu menciumi pantatku. Bagi aku menjadi sensasi yang luar biasa saat lidahnya menggelitik dan menusuk-nusuk lubang pantatku ini. Sesekali dengan geregetan dia menggigit kecil Bibir-bibir analku. Lidahnya berusaha menggerilya lubang duburku sambil nafasnya terdengar demikian memburu. Rasanya dia dalam keadaan birahi yang penuh kegilaan. Yang tak mungkin aku bisa menghentikannya. Dia sudah tenggelam dalam kejaran syahwatnya sendiri.

    “Hecchh.. Huuchmm.. Rr, rra.. Andd.. Ii,” gumamnya dalam tenggelam sambil dengan histeris lidahnya terus mencari-cari. Tanpa kusadari aku tertuntun untuk nungging tinggi. Naluriku adalah membuka celah bokongku agar muka Tante Yenny bisa lebih tenggelam dan lidahnya menemukan lubang analku.
    “Acchh.. Rr.. Randd.. Ddii..”

    Berpegang pada bokongku sapuan dan sedotan lidah dan bibirnya di Lubang duburku semakin nikmat kurasakan. Entah kenikmatan macam apa yang didapatkan Tante Wenny dari analku ini. Mungkin aroma analku membuatnya mabuk kepayang padaku. Kubayangkan bagaimana seandainya Irwan yang sahabatku melihat bagaimana mamanya menjilati lubang taiku. Haa.. Haa.. Aku tertahan hingga menjelang makan siang.

    Tante Wenny berhasil merangsang libidoku hingga aku tak mampu menahan air maniku tumpah ke mulutnya. Kulihat betapa rakus dia menjilati spermaku hingga bersih tanpa bekas. Yang tercecer di rambut kemaluanku, pahaku, batang dan pangkal kemaluanku bersih macam kena cuci saja. Uuchh.. Sangat nikmat merasai jilatan dan sedotan bibir ayu milik Tante Wenny Ini.

    Yang lebih tak kumengerti adalah saat aku permisi ke kamar mandi untuk kencing. Saat pancuran kencingku mancur Tante Wenny menyusul masuk ke kamar mandi. Kupikir dia hanya hendak mengambil Sesuatu. Ternyata dia merangkul pinggulku dan bergerak jongkok menyongsong pancuran kencingku. Sambil matanya melirik ke aku, dia menengadahkan dan membuka mulutnya menampung cairan kuning pekat kencingku. Tanpa bisa kucegah dia memegangi kedua kakiku dan minum menenggak cairan pekatku itu.

    “Jangan Tantee… jangaann..!,” tetapi aku tak mampu mencegahnya.

    Juga aku tak mampu menghentikan kencingku yang memang sudah sangat mendesaki kandungannya. Sungguh mempesona melihat tante Wenny yang jelita setengah gelagapan dengan mulutnya yang sga-nga menerima pancuran kencing kuning pekat yang keluar dari penisku. Terdengar suara jatuhnya pancuran air kencing dalam rongga mulutnya itu. Sebagiannya dia minum seakan menjadi penawar Hausnya dan sesekali dia raupi wajahnya seperti orang mencuci muka dengan kencingku ini.

    “Tante memang telah mengimpikan kencingmu sayaanngg.. Nikmat banget rasanya.. Tante puas Banget niihh…” katanya sambil mengusap raup wajahnya dengan air kencing yang dia tampung pada Kedua tangannya.

    Demikianlah cerita sekilas pengalaman Randi yang memang memiliki pesona seksual luar biasa itu. Tante Wenny yang jelitapun bertekuk lutut dengan sudi untuk menjilati pantat dan minum air kencingnya.

    *****

    Ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu saat aku masih duduk di kelas 2 SMU top di Kebayoran. Waktu itu usiaku masih 16 tahun. Walaupun banyak cewek teman kelas maupun kakak kelasku yang sering merayu, mengajak kencan atau terang-terangan bilang naksir padaku, bahkan ingin tidur dengan aku namun aku masih tetap perjaka ‘ting-ting’ dan sangat ‘idjo’ dalam hal seksual.

    Cewek-cewek itu bilang bahwa aku adalah pemuda paling seksi di sekolahku. Bahkan mereka juga bilang mungkin se-Kebayoran hanya kepadakulah mereka ingin tidur denganku. Lebih gila lagi ada yang bilang sangat senang hati untuk menerimanya seandainya aku mau membuang air ludahku ke mulutnya. Edann.. Ternyata bukan hanya teman sekolahku yang pengin ngajak tidur aku. Dan ini baru aku sadari setelah aku berada di rumahnya dimana aku tak bisa lagi menghindar.

    Dia adalah Bu Endang guru matematika SMU Kebayoran. Bu Endang adalah guru yang paling cantik di SMU-ku. Anak-anak bilang dia mirip dengan Desy Ratnasari itu artis sinetron asal Sukabumi. Yang aku heran bahwa Bu Endang ini baru saja menikah sekitar 3 minggu yang lalu. Bahkan orang tuaku hadir saat pernikahannya itu. Suaminya adalah seorang PNS Departemen Dalam Negeri. Sesekali suaminya itu bertugas meninjau ke daerah-daerah di tanah air. Dengan alasan banyak pekerjaanku yang salah saat bel pulang kelas berbunyi, sekitar jam 12.30 siang Bu Endang menahanku agar tidak pulang dulu.

    “Kamu mesti memperbaiki PR-mu. Aku nggak mau dibuat repot. Kamu bawa semua buku-buku ini ke rumah ibu. Nanti kamu ibu ajari bagaimana mengerjakan PR dengan benar,” katanya dengan nada kesal atau marah padaku.

    Siang itu aku tidak boleh pulang dan mesti belajar matematika pada Bu Endang di rumahnya. Dengan Honda bebek-nya Bu Endang meluncur pulang lebih dahulu. Aku mesti menyusul naik kendaraan umum sambil membawa buku-bukunya yang cukup berat ini. Ah, mungkin inilah hukamanku karena pekerjaanku yang tidak bener itu. Anehnya sesampainya di rumahnya, Bu Endang menyambut aku dengan sangat ramah. Wajah marah atau kesal di kelas tadi sama sekali tak nampak lagi.

    “Sini Randi. Kamu taruh tuh buku-buku ibu di meja. Jangan malu-malu. Kamu makan siang dulu, ya, sama ibu. Bapak lagi dinas ke Kalimantan, jadi ibu sendirian koq. Mau minum apa?”

    Dia rangkul pinggulku menuju meja makan. Ah, ini mah lebih dari ramah. Rangkulannya itu demikian mesra membuat aku langsung merinding bergetar. Rasanya aku belum pernah dirangkul perempuan macam begini. Tangannya yang lembut itu mengelusi pinggulku. Bahkan ada sekali sedikit mencubit aku. Nampaknya semua itu merupakan tanda atau sinyal yang dilepaskan Bu Endang padaku. Karena aku nggak tahu mesti bagaimana, jadi yaa… ngikut saja kemauannya. Yang kupikirkan hanyalah mudah-mudahan matematikaku cepet benar dan aku bisa lekas pulang.

    Selesai makan dia kembali merangkul mesra dan membimbing aku ke sofa ruang tamunya. Dan ternyata hari itu sama sekali tak ada matematika di rumah Bu Endang. Sejak awal duduk di sofanya, Bu Endang langsung mengelusi pahaku. Dia bilang.

    “Randii… kamu menjadi idaman banyak cewek di sekolah. Kamu pasti tahu, khan? Sudahlah, matematikamu nanti biar ibu yang bantu benerinnya. Ibu pengin istirahat sambil ngobrol dulu sama kamu. OK?” Bu Endang menutup kata-katanya sambil tangannya mengambil tanganku dan meremasi jari-jariku.

    Edan… nggak tahu kenapa tanpa sadar aku membalas remasannya. Akibatnya Bu Endang langsung menjadi liar. Pasti dia berpikir bahwa aku merespon apa yang dia mau. Duduk di sofa saling berhimpitan Bu Endang semakin merapatkan tubuhnya pada tubuhku. Remasan tangannya menjalar menjadi cemolan di pahaku. Greenng.. Saraf birahiku bangkit dan tak ayal lagi kemaluanku ngaceng mendesaki celana SMU-ku.

    Uucchh.. Aku malu banget kalau sampai Bu Endang melihatnya. Tetapi dia memang telah melihatnya.

    “Nggak usah malu Randi.. Ini tandanya kamu normal dan sehat. Baru kesenggol sedikit saja langsung tegang berdiri.. Hii.. Hii.. Hii…” canda Bu Endang dengan senyumannya yang amat menawan yang membuat suasana menjadi lebih mencair.

    Namun mukaku tetap berasa kemerahan karena malu. Aku cepat menyadari pula rupanya Bu Endang memang telah merencanakan perjumpaan macam ini denganku. Aku merasa blo’on banget, walaupun pada dasarnya aku senang dengan apa yang sedang terjadi ini. Aku menengokkan wajahku. Acchh.. Wajah-wajah kami ternyata telah begitu berdekatan.

    Mata Bu Endang rasanya menusuki kedalaman mataku untuk mendapatkan kepastian. Dan aku tetap blo’on saat tiba-tiba bibirnya telah menyentuh dan langsung menyedot kecil bibirku. Itulah pembukaan yang dilakukan Bu Endang padaku. Mengerti kalau akhirnya aku diam dan ‘cool’ Bu Endang kembali meliar. Dia peluk dan pagut aku. Bibir lembutnya melumat bibirku. Aku sedikit gelagapan dan hampir terjatuh dari sofa tempat dudukku. Situasi itu membuat aku merangkul Bu Endang secara reflek. Dan itulah yang ditungu-tunggunya.

    Dia mendesah, “Hhaacchh.. Hheecchh.. Rranddii…” dengan sepenuhnya kini memeluk tubuhku.

    Kurasakan remasan tangan-tangan halusnya pada punggung mengiringi lumatan bibirnya pada bibirku. Aku merem melek kaget namun uucchh.. Nikmatnyaa.. Aroma parfum Bu Endang menyergap hidungku dan aku mulai berasa melayang dalam nikmatnya berasyikmasyuk dengan perempuan ayu macam Bu Endang yang dalam pelukanku pula kini.

    “Bapak nanti bagaimana Bu..??”
    “Sshh.. Jj.. Jangan bicara itu sayangg.. Aku sangat rindu kamu.. Aku sangat inginkan kamu.. Ayoo Randi.. Peluk ibu yang lebih erat lagii…” rupanya dia tak mau aku bicara tentang suaminya.

    Ah.. Urusannyalah. Dan Bu Endang menggunakan kesempatan bersama aku ini dengan sepenuh kerinduan akan belaian syahwatnya. Dia hempaskan aku ke sofa dan tindih tubuhku.

    Dia meracau, “Randii.. Kamu tampan banget siihh.. Aku sayang kamu Randii.. Boleh ya? Bolehh.. Khan?? Randii.. Hhcchh…” terdengar nafasnya yang memburu dan suaranya serak menahan gelora nafsunya.

    Dan tangan-tangannya yang lentik itu terasa tak sabar mulai melepasi kancing kemeja SMU-ku. Aku jadi bengong juga akan nafsunya yang demikian menggebu padaku.

    “Randii.. Ibu sayang kkhaamuu.. Randii, oohhcch Ran.. Ddii…” racau Bu Endang tak henti-hentinya.

    Saat kancing kemejaku telah lepas mukanya langsung merangsek dadaku. Kurasakan bibirnya mulai dengan halus melumat buah dadaku. Lidahnya menyapu dan kemudian disusul dengan bibirnya yang mengecupi dan mengigit penuh haus pada pentil-pentilku. Aku taka tahan menahan gelinjangku, aku juga mengeluarangan desahan dan erangan. Tangan Bu Endang meremasi punggung dan turun ke pinggulku.

    Duuhh.. Sungguh dahsyat birahi ini.. Kutengok perempuan cantik se usia bibiku ini seperti ular sanca yang sedang menancapkan taringnya pada dadaku. Kepalanya bergeleng untuk mengetatkan gigitannya. Lumatan bibirnya membuat aku melayang dalam lambung nikmat tak terkira. Bu Endang rasanya telah melupakan semuanya termasuk pada suaminya yang baru menikahinya 3 minggu yang lalu. Kemudian mulut ular sanca itu melata dan merambah perutku dan terus turun lagi.

    Saat bibirnya menyentuh ikat pinggangku taringnya kembali menggigit agar tidak melepaskannya. Tangan-tangan Bu Endang dengan sigap melepasi ikat pingang dan kancing celanaku. Dengan tak sabar dia tarik dan dorong celanaku ke bawah hingga betisku. Wajahnya langsung menenggelamkan ke celana dalam dan selangkanganku. Dia menciumi dengan ganasnya. Oocchh.. Perempuan ayuu.. Begitu buas dia merangsekkan mukanya. Dia hirup aroma-aroma yang menebar dari selangkangan dan celana dalamku.

    “Raanddii.. Uucchh.. Raa.. Nddii.. Ibuu saayngg.. Kkaamuu…” racaunya yang terus membising.

    Aku memang tak mampu menahan gelinjangku. Syaraf-syaraf peka yang tertebar pada pori selangkangan dan pahaku membuat aku merasakan kegatalan shyawat yang sangat dahsyat. Kucabik-cabik rambut Bu Endang dan kuremas-remas dengan sangat kerasnya. Jilatan dan lumatan bibir Bu Endang membuat aku menggeliat-geliat tanpa menahan diri. Seluruh syaraf-syaraf birahiku terbangkit merambatkan kegelian tak tehingga.

    “Ampuunn.. Buu.. Ooiicchh.. Jj.. Jangaann…” entah ngomong apa lagi aku.

    Rasanya asal bersuara. Aku memerlukan saluran emosiku yang menggelegak karena ulah Bu Guru cantikku ini. Rambut Bu guruku yang cantik itu langsung awut-awutan, namun Bu Endang tidak mengeluh. Dia terus menggilakan wajahnya men-‘dusel-dusel’ ke selangkanganku. Kemaluanku menjadi tegak keras seperti tongkat mahoni. Bu Endang tanpa ragu menciumi dan menjilatinya. Basah precum di ujung penis dia jilati dengan rakus. Nampak wajahnya menyeringai dalam matanya yang setengah terbeliak larut dalam puncak nikmatnya yang tak bertara. Aku tak mampu menahannya.

    “Adduhh.. Bb.. Bu.. Saya nggak ttahann.. Ggelii.. Bbuu..”

    Kuseret tubuh Bu Endang ke atas hingga tubuhnya menindih tubuhku. Kurangkul dengan ketat bahunya dan kucium bibirnya. Aku melumat penuh kegilaan sambil menyedoti ludah-ludahnya. Kami bergelut bak dua ular yang sedang memperebutkan mangsa. Pada saat bersamaan tangan Bu Endang meraih kemaluanku untuk diarahkan ke kemaluannya. Aku tahu, dia mau aku memasukan batang kemaluanku ke rongga kemaluannya.

    Terus terang tiba-tiba rasa takut menyergap aku. Aku takut Bu Endang hamil. Aku takut Bu Endang akan memaksa aku menjadi suaminya karena kehamilannya itu. Aku takut dia akan memperkarakan ke pengadilan dan mempermalukan aku, mempermaukan orang tuaku. Aku takut menjadi berita di koran Pos Kota atau Lampu Merah atau berpuluh tabloid lainnya yang banyak beredar di Jakarta saat ini. Aku takut tak lagi menyandang predikat pemuda atau perjaka. Lucu juga ketakutanku macam itu pada waktu itu.. Tetapi Bu Endang tak habis cara. Tetap melayani pagutanku, dengan tubuhnya yang setengah menduduki selangkanganku dengan penisku yang tegang kaku dengan cepat terjadilah..

    Blezz..

    Seluruh batang kemaluanku telah amblas ditelan kemaluan Bu Endang. Tak ada kesempatan untukku. Bu Endang langsung bergerak naik turun memompakan pantatnya yang mendorong memek atau vaginanya menelani batang keras penisku ini. Ascchh.. Akhirnya.. Hanya Bu Endanglah yang berhasil menggapai keperjakaanku. Dan nikmat yang kuterima.. Sungguh tak bisa kulukiskan.. Batang penisku terjepit oleh dinding hangat yang legit. Memek Bu Endang menyedot-nyedot urat-urat sensitif yang tersebar di seluruh permukaan batang penisku.

    Kenikmatan itu demikian bergerak penuh pergantian setiap Bu Endang menarik atau mendorong pantatnya yang membantu kemaluannya melahapi kenisku. Ammppunn.. Buu.. Enaakk bangett.. Ssiihh.. Kini aku menyaksikan bagaimana seorang perempuan yang demikian kehausan diserang orgasmenya. Mula-mula mata di wajah cantiknya itu mendelik dan membeliak dengan kelopak yang menelan bulatan hitam matanya dan menyisakan warna putih pinggirnya.

    Keadaan itu disertai dengan desah keras yang sangat mengenaskan sebagaimana kijang yang sekarat dalam terkaman pemangsanya. Dengan tangannya yang nyaris mencekik leherku Bu Endang menancapkan cakarnya pada bahu samping leherku itu. Dengan keringat yang deras mengucur dia tekan lebih membenam kemaluannya untuk menelan kemaluanku lebih dalam. Pada detik-detik itu kurasakan kedutan-kedutan keras menggilas-gilas batang penisku. Yang kemudian terdengar adalah auman atau teriakan tanpa tertahan dari mulut ayu Bu Endang.

    “Rr.. Aanndii.. Tt.. Toloonngg.. Ranndii.. Ampunii ibbuu.. Yaa.. Rranddii.. Ii,” kemudian ‘bruukk’ tubuhnya jatuh terhempas ke dadaku. Tubuh penuh keringat itu langsung berkejat-kejat beberapa saat sebelum akhirnya diam dan beku kecuali menyisakan tarikan nafas yang cepat dan tersengal. Aku langsung merasa iba dan tanganku nampak mengusap-usap punggungnya.

    “Haacchh.. Maafin ibu yaa.. Randdii…” tubuhnya merosot ke kasur dengan lunglai.

    Tangannya kembali jatuh ke dadaku. Situasi hening beberapa saat. Aku menyesuaikan kehendak Bu Endang. Aku tak bergerak dan membiarkan dia melepas lelahnya. Hari itu aku pulang jam 5 sore. Bu Endang memuasi aku dengan mulutnya yang mengulum-kulum penisku. Dia minum spermaku.

    “Randi, inilah tanda ibu sayang sama kamu. Pada bapak (suaminya) aku nggak pernah lakukan begini. Aku rasanya geli. Jijik begitu. Tetapi pada kamu Randi, justru aku selalu mengimpikannya. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya menelan air manimu. Auucchh.. Terima kasih banget yy.. Sayaanngg..”

    Sebelum aku pulang Bu Endang memberi aku uang namun kutolak. Apa jadinya nanti.. Bu Endang berharap aku datang lagi selama suaminya belum pulang. Namun aku tak pernah datang lagi. Aku tetap saja takut kalau Bu Endang hamil karena ulahku. Sekali aku kepergok dengannya saat ada pesta olah raga antar sekolah.

    Pada waktu itu usai pertandingan di sekolah (aku pemain volley SMU-ku) aku tertinggal pulang sehingga aku berjalan cukup jauh sebelum ketemu halte angkutan kota. Tiba-tiba sebuah mobil menepi tepat di sampingku. Bu Endang membuka kaca pintunya dan menyilahkan masuk. Aku nggak enak untuk menolaknya. Rupanya dia berkesempatan membawa mobil suaminya.

    “Apa kabar Randi?” sambil meremas selangkanganku yang membuat kontolku langsung ngaceng berdiri.
    Tidak langsung menjalankan mobilnya Bu Endang justru menepi, “Ibu kangen ini Randi, boleh yaa…”

    Sebelum aku menjawabnya tangan-tangannya yang cantik gemulai itu sudah menarik resluiting celanaku dan bahkan langsung merogoh dan kemudian membetot keluar kontolku. Tangannya beberapa saat mengurut-urut hingga aku memperdengarkan desahanku. Dengan mesin tetap menyala agar ruangan mobil tetap dingin ber-AC Bu Endang langsung merunduk dan menyosor.

    Kontolku di emut-emut dan kulum-kulum hingga spermaku muncrat. Menjelang muncrat kuraih kepalanya yang nampaknya rapi ditata salon rambutnya. Kuremasi tatanan rambut itu hingga awut-awutan. Menjelang muncrat aku berteriak tertahan. Kutekan kepala Bu Endang agar menelam lebih dalam. 6 atau 7 kedutan besar kemaluanku memuncratkan cairan hangat air maniku ke haribaan mulut Bu Endang. Nampaknya di tersedak-sedak. Namun dia ucapkan terima kasih tak habis-habisnya padaku sebelum aku diturunkan di halte angkutan kota tidak jauh dari sekolahku.

  • Foto Bugil Meguru Ishii Gadis Seksi Jepang

    Foto Bugil Meguru Ishii Gadis Seksi Jepang


    2118 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • SEX_VLOG_BLOWJOB_ENDS_IN_A_SMILING_FACIAL

    SEX_VLOG_BLOWJOB_ENDS_IN_A_SMILING_FACIAL


    1415 views

  • Runa Ayase Sky Angel Blue Vol 103 Sh

    Runa Ayase Sky Angel Blue Vol 103 Sh


    1580 views

  • Temenku Yang Setengah Mabuk

    Temenku Yang Setengah Mabuk


    1678 views

    Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger kabar dari. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari jakarta. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget

    Tapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya. Dari awal kuliah sampe selesai rambut Rara yang hitam legam itu selalu panjang. Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm… aku selalu nganggep dia barbie doll banget

    “Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !” tanyaku.

    “Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?” tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.

    “Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?” tanyaku heran, ngapain malem-malem Rara tiba-tiba ada di Bandung.

    “Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih” rajuk Rara padaku sedikit memelas.

    “Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh” jawabku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara.

    Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Rara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh !

    Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah turun, aku segera menemukan Rara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.

    “Halo Ra ! Sendirian ?” tanyaku. “Iya Yan..” jawabnya lemah. Matanya kelihatan merah sekali.

    “Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?” tanyaku menyelidik.

    “Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang” ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh. “Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana.” ajakku ke Rara untuk naik ke mobil.

    Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Rara “Mau kemana nih Ra ?” tanyaku. “Kemana aja deh Yan” jawab rara yang duduk disebelahku.

    “Kamu nginep dimana ?” tanyaku. “Belom punya tempat nginep” jawabnya singkat. “Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya” tawarku.

    “Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih” pintanya. “Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan” jawabku sambil tersenyum. “Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu” jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia tersenyum juga

    “Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget.” ajakku. “Dari Jakarta kapan ?” tanyaku. “Tadi sore” jawab Rara. “Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?” tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal !

    “Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?” tanyaku. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab “Ya gitu deh.” jawabnya. “Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini” tanyaku lagi. “Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please…” pintanya. “Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini” lanjut Rara. “OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi” jawabku.

    Sesampainya dirumahku, ternyata Rara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik. “Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan” kataku sambil memberi Rara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret. “Ok deh” jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Rara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian. Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Rara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap.

    “Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin” kataku ke Rara. “Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget” katanya. “Trus kamu dimana ?” tanya Rara. “Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok” jawabku.

    “Kamu dah makan malem ?” tanyaku. “Udah, pake beberapa gelas bir” jawabnya sambil ketawa. “Dasar kamu… Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?” tawarku. “Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa” jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Rara agak segaran dikit.

    “Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih” kataku. “Lagian aku juga dah ngantuk banget” lanjutku. “OK deh” jawab Rara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan

    Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Rara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.

    Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku. “Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?” tanyaku. Rara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.

    “Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu” kata Rara. “Tapi Ra, kita kan beda” jawabku. “Beda gimana ?” tanya Rara yang sudah rebahan disebelahku. “Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut” tanyaku. “Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan.” jawab Rara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya

    “Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah” kataku. Rara cuma tersenyum kecil.

    “Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?” tanyaku. “Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin” jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin. “Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus” lanjut Rara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Rara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai.

    “Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku” lanjut Rara. “Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin” jawabku sambil tertawa. “Ye… tapi kan aku dah bayar pake makan-makan” jawab Rara sambil memukul lenganku. “Masa sih bayarnya cuma makan-makan” jawabku sambil terus tertawa. “Jadi dulu gak iklas nih” tanya Rara cemberut. “Ya iklas lah, namanya juga temen” jawabku. kami berdua tertawa.

    “Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi” kataku.

    Rara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai. “Ini gara-gara tunangan gue yan” kata Rara lirih.

    “Jadi kamu dah tunangan ?” tanyaku. Rara cuma mengangguk kecil. “Dulu..” jawabnya singkat. “Kok dulu ?” tanyaku heran.

    “Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil” kata Rara sambil terisak. “Oh gitu” jawabku prihatin.

    “Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udah ditentuin, persiapan juga udah dimulai” lanjut Rara dengan tangisnya yang menjadi. “Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget” lanjut Rara menangis.

    “Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget” kataku kemudian memeluk dia. Lama sekali Rara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan rara rebahan saling bersisian kembali.

    “Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra.” kataku ke Rara. “Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja” jawab Rara. “Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab” jawabku. “Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri”

    “Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab” kata Rara. “Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab” kataku.

    “Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan. Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya” kata Rara blak-blakkan. “Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen” Kataku.

    “Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu” kata Rara sedikit meninggi. “Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok” jawabku sambil tertawa. Rara ikutan tertawa.

    “Rian, kamu dah pernah ML gak ?” tanya Rara menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil. “Kok gak jawab ? dah pernah ya ?” tanya Rara dengan sangat ingin tau. “Tuh kan diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan” kata Rara sambil memukuli dadaku.

    “Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen” jawabku menggoda Rara sambil tertawa. “Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua” kata Rara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.

    “Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi” tanya Rara. “Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi” jawabku becanda. Rara mencubit pinggangku. “Ihh… ditanya serius malah becanda” kata Rara.

    “Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi” Kataku. “Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit” kataku bercanda. Rara cuma ketawa kecil.

    “Emang enaknya kayak gimana sih” tanya Rara. Aku terdiam sejenak. “Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin” jawabku.

    “Hmm… enaknya kayak coklat gak ?” tanya Rara semakin aneh
    “Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja. Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu” jawabku.

    “Emang orgasme itu kayak apa sih ?” tanya Rara lagi. “Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir” jawabku. “Gitu aja ?” tanya Rara. “Ya enggak lah” jawabku. “Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya”. lanjutku.

    “Jadi mau..” kata rara dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Rara sambil berkata “Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh”, walaupun sebenarnya aku juga jadi mau

    “Tapi bener Yan, aku jadi mau. Kamu mau gak ?” tanya Rara. Aku cuma diam. “Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?” tanya Rara.

    “Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi.” kataku. Rara mengangguk kecil.

    “Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja..” tanya Rara. Aku memandangi Rara kemudian memeluknya. Rara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Paha Rara menjepit pahaku diselangkangannya.

    “Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah” kata Rara. “Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok” kataku sambil mengelus-elus rambutnya. Kemudian aku mengecup kening Rara. Pelukan Rara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya.

    “Yan cium lagi dong” kata Rara. Aku mengecup keningnya lagi. “Bukan disitu” kata Rara lagi. “Disini ?” kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu. “Bukan disitu” kata Rara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya.

    Wah si Rara bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.

    Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Rara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Rara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well… wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Rara dengan buas.

    Aku mencium Rara dengan menghisap bibir bawahnya, Rara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya Rara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Rara gantian memasukkan lidahnya kemulutku.

    Selama ciuman, aku mengelus rambut Rara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Rara melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku.

    Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Hmmm… payudara Rara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. “Hmm… Hgmmm.. Hgmmm” lenguh rara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.

    Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Rara. Kemudian aku mengelus punggung rara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Rara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali.

    Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Rara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar !

    Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Rara, terkadang aku memainkan pentilnya. Sepertinya Rara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil “Uggrhh….ugrh….”

    Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Rara makin terangsang. Rara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Rara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya.

    Tangan kananku kembali meremas pantat Rara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Rara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Rara makin menekan memeknya ke pahaku.

    Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Rara seperti tersetrum, sambil melenguh “Uhh….”. Hmmm… ternyata Rara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah.

    Sekarang aku memegang memeknya dari depan. Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Rara yang sudah banjir itu. Rara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, rara memekik kencang “Ohgh….Ohgh…. Ohgh…..”. “Enak yan, enak banget. Kamu ngapain aku, kok enak banget sih” kata rara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. “Akhhh…” teriak Rara saat klentitnya aku usap. Kemudian Rara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus.

    Akhirnya aku telentangkan Rara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Rara sehingga Rara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Rara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Rara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya. Kadang Rara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju.

    Aku berhenti sebentar, memandangi Rara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Rara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku. Tapi aku sedikit ragu.

    “Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih” kata Rara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Rara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Rara dengan mudah, apalagi Rara membantu dengan mengangkat pantatnya. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Rara sama-sama bugil.

    Sesaat aku memandang tubuh Rara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar.

    “Kok cuma diliatin ?” tanya rara. Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Rara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Rara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya. Sat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk.

    Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya. “Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok” kataku. “Iya yan gue juga sering denger”. jawab Rara. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Rara. Rara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya.

    Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik “AKhh…sakit yan” . Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full. “Aduh yan sakit banget” kata Rara memelas. “Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak” kataku menenangkan. “Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak” pinta Rara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Rara. Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm… memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat.

    “Yan kok berdarah sih ?” tanya Rara panik. “Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah” jawabku. “Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu” kata Rara. Aku mengantarkan Rara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Rara gak apa-apa.

    Setelah Rara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih. Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Rara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil.

    “Yan kok sakit banget ya” tanya Rara. “Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara” jawabku. “Masih mau lanjut gak Ra ?” tanyaku pada Rara. “Mau yan, tapi pelan-pelan ya” jawab rara.

    Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh rara. Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini

    Setelah Rara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Rara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. “Heghh..heghmm…” lenguh Rara saat penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah.

    Aku goyang perlahan penisku, tubuh Rara terguncang sedikit, rara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Rara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.

    Aku percepat goyanganku, sekarang Rara mulai melenguh, “Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. “Lagi yan..Lagi yan..Lagi” desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus.

    “Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget”. kataku. “Penis kamu juga keras banget yan, enak…” jawab Rara disela-sela lenguhannya.

    Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Untuk pertama kalinya Rara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Rara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras. Kadang aku tusuk kearah samping.

    Tiba-tiba tubuh Rara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya. “Ahhh…Akhh….Aghkhh..” pekikan Rara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku.

    “Lagi sayang…lagi…lagi..” pekik Rara. Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh rara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak “AKHHHH….” rara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Rara. Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Rara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Rara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya.

    Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan rara melepaskan dekapannya. “Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan” Kata rara setelah rebahan disebelahku.

    Akhirnya Rara pulang kejakarta hari minggu sore. Aku dan Rara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Rara jalan-jalan di Bandung, atau lebih tepatnya aku dan Rara jalan-jalan disela-sela persetubuhan kami

  • Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Ortu

    Merelakan Tubuhku Untuk Menyelamatkan Ortu


    1781 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan nama saya lani aku anak desa yang disuruh ortuku untuk berkuliah di Jawa dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi S2, tapi niatku harus aku pendam dalam dalam, karena musibah terjadi pada keluarga pada saat itu bapak sedang memaksimalkan usaha dengan cara kredit oleh bank swasta tak tanggung tanggung jumlah nya.
    Spekulasi bapak ternyata meleset dari usaha kebunnya yang sangat luas , tapi waktu musim kemarau panjang tiba pupus sudah harapan bapak untuk mendapat keuntungan dari usaha berkebunnya, semua tanaman kebun mati semua karena kekeringan yang melanda, bapak langsung stress jatuh sakit dan terkena struk, dari situ niatku untuk meneruskan kuliah pupus.

    Kian hari kondisi Bapak  tambah menurun. Kami sekeluarga mesti menjual barang-barang berharga kami untuk tarif pengobatan  membayar angsuran kredit ke bank. Pada bulan ke-enam, kami telah tak punya apa-apa lagi yang bisa kami jual, sementara rumah  ladang telah digunakan Bapak  ke bank untuk mendapatkan kredit sehingga tak mungkin kami menjualnya.

    Sebulan yang lalu, sebagian orang petugas bank datang menagih pembayaran angsuran kredit yang telah tak lagi bisa kami bayar selama tiga bulan. Mereka mengancam akan menyita rumah  lading jika kami tak bisa melunasi tunggakan pembayaran dalam waktu dua minggu. Kami hanya bisa menangis, memohon belas kasihan orang-orang bank itu. Namun, mereka hanya petugas rendahan yang tak memiliki wewenang besar, sehingga mereka tak bisa menolong kami.

    Di tengah kekalutan, datang seorang laki-laki paruh baya yang bersedia menolong kami. ia adalah salah seorang terkaya di kampung kami, yang juga sekaligus merupakan saingan usaha Bapak. Kami mengenal pria ini sebagai Pak Moh. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Moh pada hari itu juga. Kami semua sangat senang  berterima kasih pada Pak Moh, sebab tanpa ia, kami mungkin mesti tinggal di kolong jembatan atau emperan warung.

    Malam itu Pak Moh datang ke rumah kami  saya menemani Mak untuk menemuinya. Tak disangka, ketika Mak pergi menengok Bapak  di kamar, Pak Moh mengatakan hal yang tak pernah terlintas di pikiranku.

    Kau sadar, kan … Lina, Utang bapak  kau besar sekali. Saya mesti mengeruk tabungan untuk melunasinya. Tentunya saya tak mau itu ianggap amal jariah. Saya mesti mendapatkan sesuatu. Saya ingin mendapatkan kamu, Lina,” kata Pak Moh.

    Ma …. Mmaa …maksud Pak Moh, bapak mau mengambil saya sebaga istri?” tanya ku terbata-bata.
    Lina ..… Lina.. …Jika saya mengambil kau sebagai istri, maka hubungan utang piutang di antara kita akan hilang. Saya tak mau itu. Saya bilang kan tadi saya ingin mendapatkan kamu, tubuh kau persisnya. Saya ingin menikmati tubuh kau sampai saya anggap utang itu lunas,” kata Pak Moh sambil menyeringai.

    Begitu mendengar kemauan Pak Moh, Mak langsung meminta Pak Moh pergi dari rumah kami, namun Pak Moh membalas ucapan Mak dengan mengatakan bahwa ialah yang sebenarnya berhak untuk mengusir kami dari rumah ini. Pak Moh benar  kami tak punya alasan lain untuk membantahnya. saya ; Mak menangis sambil berpelukan.

    Namun saya sadar bahwa dengan merelakan tubuhku, saya akan bisa menyelamatkan kedua orang tuaku yang sangat saya sayangi. Sebab itu, saya mengiyakan permintaan Pak Moh. Malam itu, Pak Moh menjadi lelaki pertama yang menyetubuhi aku. saya merelakan keperawananku untuk membayar utang Bapak.

    Di sini, di kamar ini, untuk pertama kalinya saya melayani laki-laki. Pak Moh bahkan tak mau repot-repot menghabiskan uang untuk menyewa kamar hotel untuk menikmati tubuhku. Begitu saya mengiyakan niatnya, ia meminta saya bersiap-siap di kamarku sambil menunggu obat kuat yang diminumnya bereaksi.

    Saya masih duduk di ujung tempat tidur ketika Pak Moh masuk ke kamarku. ia langsung menghampiri saya tanpa peduli bahwa ia membiarkan pintu kamarku terbuka lebar kemudian membelai rambutku. Tiba-tiba ia membuka retsleting celananya mengeluarkan penisnya yang telah tegang. saya terkesiap. Itu adalah kali pertama saya melihat penis,  penis itu ada di depan wajahku.

    Pak Moh meminta saya mengulum penisnya. Dengan tangan gemetar saya memegang penis Pak Moh  memasukkannya ke mulutku. Air mataku berlinang. Betapa tidak, saya yang berpendidikan tinggi ini pada akhirnya terpaksa mesti mengulum penis laki-laki tua.

    Pak Moh menjambak rambutku memaksa saya untuk mengocok penisnya dengan mulutku. Meski sempat tersedak, saya berusaha untuk menyenangkan lelaki tua bangka ini. Pak Moh menikmati layananku sambil mendesah  mendesis. Setelah sebagian menit berlalu, penis Pak Moh menjadi kian tegang ; Pak Moh memegang kepalaku dengan kedua tangnnya sambil mendorong penisnya ke dalam mulutku.

    ia mencapai klimaks  air maninya menyembur keluar di dalam mulut ku. Sebab kepalaku tertahn kedua tangan Pak Moh, saya terpaksa menelan peju yang keluar agar saya tetap bisa bernafas. Sebagian peju Pak Moh meleleh keluar dari mulutku ketika Pak Moh menarik keluar penisnya tumpah membasahi bajuku.

    Kemudian ak Moh meminta saya membuka semua pakaian yang saya kenakan. Pak Moh menjadi lelaki pertama yang pernah melihat saya telanjang bulat. ia memandangi tubuh mulusku sejenak  meminta saya rebah di atas tempat tidur, sementara ia melucuti pakaiannya sendiri. ia naik ke atas tempat tidur  kedua tangannya mulai mengeranyangi dadaku. ia meremas payudaraku dengan lembut sambil memainkan pentilnya.

    Saya terdiam bagaikan patung. saya berusaha untuk mengabaikan rasa geli yang tak pernah saya rasakan sebelumnya pada buah dadaku. Salah satu tangannya meraih ke selangkanganku membelai lembut vaginaku. Sementara itu, ia memainkan lidahnya pada salah satu payudaraku.

    Saya begitu marah pada diriku sendiri sebab saya seharusnya tak menikmati apa yang ia lakukan pada tubuhku, namun saya tak kuasa menahannya. Pak Moh telah memberikan sensasi yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Sensasi yang membuat saya melambung ke awing-awang.

    Tanpa sadar saya membuka lebar-lebar kedua pahaku mengerak-gerakkan pantatku. Pak Moh membuka bibir vaginaku  dengan jari-jarinya ia mulai menggosok-gosok itilku dengan lembut. Mulutnya tak henti-hentinya menyedot pentil buah dadaku. Tubuhku telah di luar kendaliku sendiri sebab nafsu birahi telah menguasaiku. Kini saya yang mendesah  mendesis.

    Perlahan-lahan kepala Pak Moh berpindah dari dadaku, turun ke perutku akhirnya ia menempatkan kepalanya di selangkanganku. Kini dengan lidah  bibirnya ia melahap vaginaku. Habis telah pertahananku. saya kini bahkan menyodor-nyodorkan vaginaku sambil memembelai sesekali merenggut rambutnya. Sensasi yang tak pernah saya rasakan itu begitu indah nikmat.

    Melihat saya telah sangat terangsang, Pak Moh berhenti  mengambil posisi di antara kedua pahaku. Penisnya ia gesek-gesekkan ke itil lubang vaginaku. saya yang telah dikendalikan nafsu justru mengangkat pantatku sehingga ujung penis Pak Moh menyodok masuk ke lubang vaginaku. saya tersentak.

    Sensasi yang saya rasakan ternyata jauh lebih nikmat sehingga tanpa sadar saya memohon Pak Moh untuk cepat-cepat memasukkan penisnya ke vaginaku yang telah basah oleh cairanku endiri  liur Pak Moh.

    Masukin, Pak … Masukin …. saya telah gak tahan lagi,” kataku.

    Hehehehe … Siapa tadi yang menagis tersedu-sedu gak mau melayani aku? Hahahaha … Nih, saya kasih.” katanya sambil melesakkan penisnya ke lubang vaginaku yang masih sempit. “

    Agak sakit sedikit, kau tahan ya …”
    “Ahhhhhhh …… Shhhhhhh …. Enakkk …Pak,” kataku. Separuh penis Pak Moh kini telah masuk ke dalam vaginaku. ia mengerakkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. saya meracau dilanda kenikmatan yang timbul sebab gesekan dinding vaginaku dengan penis Pak Moh. Tiba-tiba Pak Moh mengigit leherku menyentak pinggulnya maju sehingga penisnya masuk semuanya ke vaginaku.

    Aaaaauuu …. Sakit …. …Pak!” saya tersentak. Selaput daraku kini telah tembus di dorong penis Pak Moh. Namun rasa pedih di leher rasa kaget sebab digigit secara tiba-tiba membuat saya tak terlalu merasakan pedih yang timbul sebab sobeknya selaput daraku. Pak Moh cuma terkekeh.

    Gimana? Gak terlalu sakit kan vagina kamu?”

    Enggak Pak, tapi pelan-pelan keluar masuknya. Masih agak nyeri

    Kemudian Pak Moh mulai melakukan gerakan memompanya. Awalnya perlahan-lahan  kemudian kian cepat.

    Ahhhhh Linaiiii …. Nimaaat bangeeeet ….. “ kata Pak Moh.

    Aku tak menjawabnya. saya terlalu sibuk menikmati persetubuhan itu  sesekali saya mengangkat pantatku untuk menyambut tusukan penis Pak Moh di vaginaku. saya merangkul  membelai-belai punggung Pak Moh. saya telah memperlakukan Pak Moh seperti seorang suami.

    Pak Moh mempercepat gerakannya  saya pun kian melambung ke angkasa. saya merasakan dorongan yang sangat kuat di bagian rahimku yang membuat saya seperti mengejan. Seluruh otot-otot di tubuhku mengejang. Vaginaku berdenyut-denyut.

    AAAAAAAAAAH ……. AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …” saya menjerit keras ketika saya mencapai orgasme pertamaku. Hal yang semula saya lakukan sebab terpaksa untuk menyelamatkan martabat orang tuaku ternyata begitu nikmat. Mungkin ini adalah kompensasi yang diberikan Tuhan atas pengorbananku.

    Tubuhku begitu rileks setelah puncak kenikmatan bersetubuh itu saya capai. saya terbujur di atas tempat tidur sambil meresapi setiap sensasi yang saya rasakan.

    Pak Moh yang belum mencapai klimaks tak terlalu suka dengan kondisi vaginaku yang sangat basah serta tubuhku yang lemas tanpa reaksi. ia mencabut penisnya dari vaginaku  berganti posisi. ia menempatkan penisnya di antara kedua buah dadaku. ia memegang buah dadaku dengan kedua tangannya sehingga penisnya terjepit kedua benda lembut tapi kenyal itu.

    Lalu ia menggerakkan pinggulnya memperlakukan celah di antara kedua buah dadaku seperti yang ia lakukan pada vaginaku. saya yang masih lemas sebab orgasmeku hanya terdiam memandangi kepala penis Pak Moh yang timbul tenggelam dari celah itu. Setelah sebagian menit Pak Moh mempercepat gerakkannya  akhirnya air maninya menyembur membasahi wajah, leher payudaraku. ia pun ambruk di sisiku sambil mengatur nafasnya.

    Bukan main! Asyik sekali yang barusan itu ….” kata Pak Kusri sambil kembali mengenakan pakaiannya.

    Mulai hari ini sampai batas waktu yang saya tentukan nanti, kita akan sering melakukannya. Kau mesti siap kapan pun saya ingin menyelipkan penis ini di vagina kamu,” sambungnya sambil berjalan meninggalkan saya yang terbujur lemas di atas tempat tidur.

    Begitu saya sadar tentang apa yang telah terjadi, air mataku menitik keluar. saya tak menyesali pengorbananku, namun saya menyesali mengapa saya begitu menikmati persetubuhan itu. saya merasa jijik pada diriku sendiri, tetapi saya tak bisa memungkiri bahwa kenikmatan yang saya bisa dari persetubuhan itu memang begitu indah. saya bahkan tak menyeka mukaku yang berlumuran air mani Pak Moh yang bercampur air mataku.

    Mak yang rupanya sempat menyaksikan detik-detik terakhir persetubuhanku dengan Pak Moh dengan setengah berlari menghambur masuk ke kamar menghampiriku “Linaiii …… Maafkan Mak  Bapak  ya nak. Sebab kami kau mesti melakukan ini,” kata Mak sambil membersihkan wajah. Leher dadaku dari air mani Pak Moh dengan sapu tangan yang iambilnya dari meja riasku.

    (Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Moh itu  sesekali saya menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). saya hanya iam mematung di atas tempat tidurku, tak mapu untuk berkata apa-apa. Mak menutup tubuh telanjangku dengan selimut  menyuruh saya untuk tidur. saya pun terlelap sampai pagi.

    Sebelum pergi meninggalkan rumah kami, Pak Moh sempat menaruh sebagian lembar uang ratusan ribu di atas meja riasku. saya pergunakan uang itu untuk tarif pengobatan Bapak   makan sehari-hari. Sejak saat itu, saya telah menjadi gundik pemuas nafsu birahi Pak Moh untuk waktu yang saya pun tak tahu berapa lama.

    Pagi tadi, ketika saya kembali dari pasar, saya bertemu Pak Moh di tengah jalan. ia sedang berdiri sambil mengobrol dengan Pak Jono, sopirnya. Rupanya Pak Moh sedang meninjau pembuatan sumur bor di tengah ladangnya. Jalan di desa kami memang tak pernah terlalu ramai, sehingga Pak Moh bisa memarkir mobilnya di bahu jalan tanpa menghalangi orang yang lalu lalang. Pak Moh menyapaku meminta saya untuk berhenti sebentar.

    Wah baru selesai belanja rupanya …” kata Pak Moh.

    Ya, Pak … Untuk makan siang makan malam Bapak  Mak nanti,” jawabku.

    Sini kamu. saya kepingin sarapan dulu,” katanya sambil menarik tanganku untuk mendekatinya.
    Menyadari posisiku yang lemah, saya tak berani melawan. Begitu saya berdiri di sampingnya, Pak Moh membuka retsleting celananya  saya mengerti apa yang ia mau. saya berjongkok  mulai mengulum penisnya.

    Sambil terus mengawasi orang-orang yang sedang membuat sumur bor, Pak Moh menikmati sarapan pagi” yang sedang saya berikan. saya pegang penisnya saya gerak-gerakkan kepalaku maju mundur sehingga kepala penisnya keluar masuk dari mulutku. Sesekali saya jilati ujung penisnya sambil beristirahat.

    Pak Moh begitu menikmatinya sehingga ia mengerang, mendesis bahkan kadang bergumam tak jelas. Suaranya membuat orang-orang yang sedang membuat sumur bor menoleh ke arah kami. Malu juga rasanya ditonton orang, walau hanya cuma sebagian kepala saja.

    Penis Pak Moh telah begitu tegang keras. ia meminta saya berdiri melepas celana dalamku. Semula saya menolak.

    Masak di sini sih, Pak … Kan gak enak ditonton orang,” kataku.

    Tenang saja … Ayo cepat buka,” katanya sambil mengocok-ngocok penisnya dengan tangannya sendiri.
    Aku angkat rokku saya copot celana dalamku dengan hat-hati agar vaginaku tak terlihat oleh orang-orang di lading atau Pak Jono yang berdiri tak jauh dari kami, setelah itu saya lipat  taruh di keranjang belanjaanku.

    Pak Moh meminta saya berdiri di samping mobil  menaruh kedua tanganku di atas kapnya. Pak Moh kemudian berdiri di belakangku  menyingkap bagian belakang rokku. Pantatku yang telanjang terasa dingin diterpa angin. saya malu sekali sebab pantatku bisa dilihat oleh banyak orang sekarang.

    Akan tetapi bayangan akan disetubuhi di udara terbuka  disasksikan orang banyak membuat saya agak terangsang. Pak Moh sempat tersenyum begitu ia menyentuh vaginaku dari belakang, sebab vaginaku ternyata telah cukup basah.

    Wah telah basah nih, telah kepingin ya?” katanya. “Baguslah, coba bungkukkan badanmu sedikit biar saya gampang masuk,” sambungnya.

    Aku mnegikuti keinginannya. Badanku saya bungkukkan sedikit sehinga pantatku agak menonjol ke belakang. Kakiku dilebarkan. Akhirnya, hal itu pun terjadilah. Penis Pak Moh masuk ke dalam vaginaku yang masih sempit ini. Pak Moh masih agak kesusahan menembus lubang di selangkaganku. Pelan-pelan dengan dibimbing tangannya penis Pak Moh akhirnya melesak masuk. Badanku agak bergetar begitu saya merasakan gesekan penis Pak Moh pada dinding-dinding dalam vaginaku. Perlahan-lahan Pak Moh mulai menggenjot penisnya keluar masuk vaginaku.

    Ahhhhh ….. Aaaaahhhhhhh …. Aaaaaaahhhhhhh….” desahku pada setiap tusukan. saya menggoyang pinggulku untuk mengimbangi genkotan Pak Moh. “Shhhhhhh …. Yeeeeeaaahhhhhh …… Aaaaaaahhhh …” saya terus mendesah.

    Nikmat sekali … Goyang terus, Lina … Yaaaa …… Kayak gituuuuu …… Uuuuuuuhhhhhhh …..” kata Pak Moh. Tangan Pak Moh memegangi pinggangku setiap kali ia mendorong penisnya masuk ke vaginaku. Sesekali ia meremas buah dadaku dari balik baju.

    Sensasi bersetubuh di pinggir jalan dengan sebagian orang yang menyaksikannya sangat luar biasa buat aku. saya merasa seperti wanita jalang yang hanya punya satu tujuan hidup: seks. saya sangat menikmati persetubuhan itu sehingga tanpa sadar saya mengeleng-gelengkan kepalaku sambil terus mendesah, mendesis  bahkan berteriak. Kenikmatan itu telah mengambil alih kendali atas tubuhku.

    Lebih cepat, Pak …. Lebih cepat ….. Yeeeeeaaaaaahhhh …. Shhhhh …. Genjot lebih cepaaaaat …. saya telah mau keluar …” Pak Moh pun memenuhi permintaanku. Penisnya bergerak lebih cepat keluar masuk vaginaku. saya merasa telah hampir mencapai orgasme. Tubuhku mengejang  melengkung ke belakang hingga berhimpitan dengan tubuh Pak Moh.

    “Aku mau keluar Pak …. saya mau keluaaaaarrrrr …. AAAAAHHHHH …. AAAAAAAAHHHHHHHH …..AAAAAAHHHHHHHHHHH ….” saya berteriak melepaskan semua rasa ketika orgasme meledak-ledak di dalam tubuhku.

    Orang yang lewat  para tukang yang sedang bekerja di lading membuat sumur bor mengalihkan perhatian mereka ke arah kami berdua. saya telah tak peduli lagi. Kenikmatan seksual ini jauh lebih berharga bagiku. Sesaat setelah tubuhku kembali melemas, Pak Moh mencabut penisnya dari vaginaku meminta saya melakukan oral lagi.

    Hanya sebagian menit saja saya mengulum, mengenyot menjilari penis Pak Moh hingga akhirnya penis itu menumpahkan air mani kental berwarna putih. Sebagian air mani itu membasahi bajuku  rambutku. Lalu saya menjilati sisa air mani dari penis Pak Moh hingga bersih.

    Setelah itu saya membenahi rok  bajuku  minta ijin Pak Moh untuk pulang. Celana dalam sengaja tak saya pakai lagi. Di sepanjang jalan, ada sebagian orang yang menoleh ke arahku ketika berpapasan. Aroma air mani segar yang tumpah di bajuku mungkin yang menarik perhatian mereka. saya terus bejalan tanpa mempedulikan mereka.

    Sesampai di rumah saya memberika belanjaanku kepada Mak yang bingung melihat ceceran air mani di bajuku. Tapi ia tak banyak tanya. Selitas saya melihat air matanya berlinang. saya pun tak peduli. Jika memng saya mesti menjadi budak seks Pak Moh untuk menolong orangtuaku, mengapa tak sekalian saja saya menikmati setiap persetubuhan yang saya lakukan. Bagaimanapun, saya toh mesti melakukannya.

    Hari ini saya kembali membawa Bapak  ke rumah sakit untuk melanjutkan pengobatannya. Syukurlah, dokter bilang kondisi Bapak  telah banyak kemajuan. saya menyempatkan diri ketika sedang berada di rumah sakit untuk mengunjungi dokter kandungan. saya minta pada dokter itu untuk memasangkan spiral di rahimku.

    Semula dokter menganjurkan saya untuk mengurungkan niatku, namun dengan sedikit kebohongan ia pun bersedia melakukannya. saya katakana pada dokter itu bahwa saya sedang menyelesaikan kuliah S2-ku. Kehamilan pasti akan sangat mengganggu. Entah saya bisa ide dari mana untuk mengarang cerita bohong itu. Dengan spiral di rahimku, saya tak akan takut lagi persetubuhanku dengan Pak Moh berakhir dengan kehamilan.

    Setelah sebagian hari tak menyentuh tubuhku, sore tadi Pak Moh bertandang ke rumah. saya tahu apa maksud kedatangannya  saya pun telah menyiapkan diriku untuk kembali melayaninya. Bayangan akan kenikmatan orgasme membuat saya menjadi bergairah. saya sambut Pak Moh di pintu depan  menyilakannya duduk di ruang tamu. Setelah menghidangkan secangkir the, saya menemani Pak Moh berbicang-bincang sebentar.

    Lina, kita ngewek di taman belakang sana yuk …” kata Pak Moh. “Telah lama kan kita gak ngewek.”
    Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah.

    Pak Moh bangkit dari kursi tamumenarik tanganku untuk mengikutinya ke taman belakang rumah. Taman di belakang rumah tak terlalu terbuka. Pagar sampingnya lumayan tinggi, tetapi bagian belakangnya sengaja hanya dipagari dengan pohon perdu setinggi pinggang yang selalu dipangkas rapi.

    Di taman itu, ada sebagian buah kursi taman dari batu tanpa sandaran serta sebuah meja batu besar. Di sekelilingya ditumbuhi berbagai tanaman hias  bunga. Ah, bersetebuh di udara terbuka, membayangkannya saja saya telah terangsang. Tanpa disentuh pun, vaginaku telah basah.

    Pak Moh meminta saya menanggalkan semua pakaianku. ia agak kaget melihat ternyata saya telah tak memakai celana dalam. Setelah tak ada benang sehelai pun yang menempel di kulitku, Pak Moh meminta saya duduk di pinggir meja batu besar. ia juga mencopot pakaiannya, sehingga kami pun berdua bugil seperti bayi baru lahir. ia berjongkok di hadapanku ; mengangkat kedua kakiku. Ternyata ia ingin menciumi menjilati vagina itilku.

    Ssssshhhhhh …. Yahhhhhhhhhh ….. Itilnya, Pak …..…. Itilnya ……..…. Yahhhhhh ……. Ohhhhhhhhhhhh ………” kataku sambil terus mendesis menikmati setiap sapuan lidahnya di itilku.

    Setelah vaginaku benar-benar basah, Pak Moh duduk di salah satu kursimeminta saya duduk di pangkuannya. Dengan mudah penisnya masu batu ke vaginaku ketika saya menurunkan pantatku. Dengan bertumpu pada pundak Pak Moh saya bergerak naik turun sehingga penis Pak Moh bergerak bebas keluar masuk vaginaku.

    Sebentar saja saya telah tenggelam dalam kenikmatan birahi. saya terus mendesah mendesis. Ternyata Pak Moh sangat menyukai tingkahku setiap kali ia menyetubuhiku. Istrinya atau wanita lain yang sering ia setubuhi biasanya hanya iam saja menerima segala perlakuan Pak Moh. Desahan teriakanku membuatnya lebih bergairah. Sambil duduk seperti itu, itilku selalu bergesekan dengan jembut Pak Moh yang kasar setiap kali saya bergerak turun.

    Setelah bermain dengan posisi duduk selama sebagian puluh menit, Pak Moh meminta saya rebah di meja batu besar ia pun menyodokkan penisnya ke vaginaku sambil berdiri. Kedua kakiku dilipat ke atas  ditopang oleh kedua tangannya. Dengan begitu, vaginaku menjadi menyembul ke atas  lebih keras menjepit penis Pak Moh.

    Aaaaahhhhhh …… Ini baru enaaaaaakk ….” Kata Pak Moh sambil terus menggenjot pinggulnya.

    Genjot yang kuat, Pak …. Ayo … dong ….” Kataku memberi semnagat. Satu tanganku menjulur ke bawah untuk meraih itilku sendiri. Sambil terus menikmati setiap tusukan penis Pak Moh di lubang vaginaku, saya menggosok-gosok ; memilin-milin itilku. Sementara tangan yang satu lagi saya pergunakan untuk memilin-milin pentil buah dadaku. Tanpa sadar mulutku terbuka lebar mendapatkan kenikmatan rangsangan itu.

    Ahhhhhh … ahhhhhhh …. Ahhhhhh ….. ahhhhh ….” Keluar dari mulutku setiap kali Pak Moh menyodokkan penisnya.

    Kocok yang cepat, Pak … Lebih cepat, lebih cepat …. Tolong, Pak … Kocok lebih cepaaaattt ….. saya telah mau keluaaaarrrr ……Ahhhhhh ……” seperti yang sudah-telah Pak Moh pun memenuhi permintaanku. ia menarikmendorong penisnya lebih cepat. Ergesekan penis Pak Moh  vaginaku mengeluarkan bunyi berdecak-decak. Tubuh kami telah bermandi keringat. Entah pada sodokan yang keberapa saya pun mencapai orgasme.

    AAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …………… AHHHHHHHHHHHHHH …. AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH ….. EENNNNNNAAAAAKKKKKHHH !!!” teriakku. Kakiku kaku menjulur ke ataspahaku mengatup. Penis Pak Moh tak bisa lagi bergerak. Penis itu berdenyut-denyut di dalam vaginaku akhirnya menyemburkan cairan kental memenuhi rahimku.

    AAAARRRRGGHHHHHH ……” Pak Moh pun berteriak sambil memancarkan cairan spermanya. “LINAIIII …. SAYA JUGA KELUARRRRR…”

    Pak Moh tertunduk lemas sambil bertopang pada meja batu dengan kedua tangannya. Kedua kakiku kini menjuntai lemas. Namun Pak Moh sepertinya sengja tak mencabut penisnya dari vaginaku. Bahkan ia sebagian kali mendorongnya agar masuk lebih dalam. Ketika penisnya telah benar-benar lemas lunglai, barulah Pak Moh mencabutnya  rebah disampingku.

    Lina, kau tadi menjepit penis saya sehingga saya tak bisa mencabutnya. Air mani saya tumpah semua di dalam vagina kamu. Apa kau sengaja agar kau hamil?” tanya Pak Moh.

    Tenang Pak. saya telah pasang spiral sebagian hari lalu. Kecil kemungkinannya saya hamil,” jawabku.

    Ohhhh … sukurlah. saya agak kaget tadi,” kata Pak Moh lega untuk pertama kalinya ia mencium keningku. Setelah merenggut keperawananku menyetubuhiku berulang kali, inilah kali pertama Pak Moh menciumku. saya memegang wajahnya membelainya.

    Entah siapa yang memulai, kami kemudian berpagutan. Kami berciuman dengan lembut  tak tergesa-gesa. Indah sekali … Lima menit kami berciuman. Lidah kami bertemu bergelut di dalam mulutku. Sebab ciuman itu Pak Moh saya kembali terangsang.

    Tangan Pak Moh kembali beraksi meremas payudaraku memainkan itilku secara bergantian. Sementara saya membelai mengocok penis Pak Moh agar tegang kembali. Begitu penisnya kembali tegang, saya mendorong Pak Moh agar rebah di atas meja batu saya naik ke atas tubuhnya.

    Dengan sekali sentakan, penis Pak Moh kembali masuk ke vaginaku yang masih basah oleh air maninya tadi.  kami pun terhanyut kembali dalam gelombang birahi Desahan teriakan kenikmatan kembali keluar dari mulut kami.

    Sore itu, dua kali Pak Moh menumpahkan air maninya di dalam vaginaku  dua kali pula saya menguyur penis Pak Moh dengan cairan vaginaku ketika kami orgasme. Setelah puas, Pak Moh kembali berpakaian pamit pulang. Tak lupa ia menyelipkan sebagian lembar uang ratusan ribu di tanganku. saya menerimanya.

    Saya butuh untuk pengobatan Bapak, membayar listrik  makan sehari-hari. saya sengaja tetap tinggal di taman belakang, rebahan di atas meja batu, telanjang bulat. Air mani Pak Moh menetes keluar dari vaginaku. Mungkin saya sempat terlelap di atas meja batu itu, sebab begitu saya tersadar tubuhku telah tertutup kain batik.

    Mungkin Mak yang menyellimuti saya tadi. saya pun bangkit  pergi ke kamar mandi untuk memberihkan badanku dari keringatku keringat Pak Moh. Setelah itu, saya masuk ke kamar  rebahan di atas tempat tidur hanya berbalut daster. saya mencoba memutar kembali rekaman persetubuhan kami tadi dalam benakku.

    Nikmat sekali …. Sejenak saya bisa melupakan semua kesusahan  masalah yang membelit keluargaku.g

  • Video Bokep Koi Miyafuji Di Kentot Sampai Ampun

    Video Bokep Koi Miyafuji Di Kentot Sampai Ampun


    1788 views

  • KAITY SEXS

    KAITY SEXS


    2360 views

  • Majalah Dewasa Edisi Agista Putri

    Majalah Dewasa Edisi Agista Putri


    1712 views

    Duniabola99.org – Lama tidak muncul setelah dua tahun kini model cantik yang bernama Agista Putri ini kembali hadir di majalah pria Popular. Model yang memiliki darah Jepang ini dianugerahi wajah yang cantik dan tubuh yang seksi. Untuk Anda yang sudah penasaran dengan pose terbaru dari Agista Putri, berikut ini foto-fotonya.

     

  • Mô hình của Angela nguyen

    Mô hình của Angela nguyen


    2551 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Majikanku Keenakan Setelah Terkena Goyangan Mautku

    Majikanku Keenakan Setelah Terkena Goyangan Mautku


    1528 views

    Duniabola99.org – Hingga kini, kisah ini masih sering terlintas dalam benak dan pikiranku. Entah suatu keberuntungankah atau kepedihan bagi si pelaku. Yang jelas dia sudah mendapatkan pengalaman berharga dari apa yang dialaminya. Sebut saja namaya si Jo. Berasal dari kampung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota Y. Di kota Y inilah dia numpang hidup pada seorang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Inah, dengan usia kurang lebih diatas Jo 2-3 tahun. Jo sendiri berumur 15 tahun jalan.

    Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Rhieny atau biasa mereka memanggil Bu Rhien, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang terletak di halaman belakang, di depan kamar si Jo.
    “Inah.., besok lusa Bapak hendak ke Kalimantan lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya jangan lupa sampai ke kaos kakinya segala..” perintahnya.
    “Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Inah hormat.
    “Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
    “Baiklah Bu..” tukas Inah mahfum.

    Bu Rhien segera berlalu melewati Jo yang tengah membersihkan tanaman di pekarangan belakang tersebut. Dia mengangguk ketika Jo membungkuk hormat padanya.

    Ibu Rhien majikannya itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 30 tahunan, begitu Inah pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Rhien nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

    Dengan perawakan langsing, dada tidak begitu besar, hidung mancung, bibir tipis dan berkaca mata serta kaki yang lenjang, Bu Rhien terkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain meski dalam proporsi yang sewajarnya. Dengan kedua pembantunya pun tidak begitu sering berbicara. Hanya sesekali bila perlu. Namun Jo tahu pasti Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang.

    Beberapa hari kepergian Bapak ke Kalimantan, Jo tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.
    “Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Rhien terdengar agak geli.
    “Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Inah nampak agak bebas menjawab.
    “O ya..?”
    “Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Jo tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.

    Jo mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Jo agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.
    Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..!” pintu itu segera menutup lagi.
    Dihadapannya kini Bu Rhien, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.

    “Jo..” suaranya agak serak.
    “Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
    “Maaf Bu..!” Jo cepat-cepat mengenakan kaosnya.
    Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Rhien diam dan memberi kesempatan Jo mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Rhien sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.

    “Hmm..,” dia melirik ke pintu.
    “Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
    Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.
    “Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..!” suara Bu Rhien agak menekan.
    Agak gelagapan Jo membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.

    Sejurus diamatinya Bu Rhien yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.
    Kemudian.., “Berbaringlah Jo.. dan lepaskan celanamu..!”
    Agak ragu Jo mulai membuka.
    “Dalemannya juga..” agak jengah Bu Rhien mengucapkan itu.
    Dengan sangat malu Jo melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah alat pribadinya ke atas.

    Lain dari pikiran Jo, ternyata Bu Rhien tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Jo merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.
    Naik lagi.. kini Jo bisa merasakan halusnya paha majikannya itu bersentuhan dengan paha atasnya. Naik lagi.. dan.. Jo merasakan seluruh tulang belulangnya kena setrum ribuan watt ketika ujung alat pribadinya menyentuh bagian lunak empuk dan basah di pangkal paha Bu Rhien.

    Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Rhien nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Jo menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..!”
    Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Jo sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu.

    Dengan masih menunduk Bu Rhien mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Jo yang secara naluriah hendak merengkuhnya.
    “Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Rhien menahan nafasnya.
    “Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Jo mulai mengeluh.
    “Tahann sebentar.. sebentar saja..!” Bu Rhien nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.

    Sekuat tenaga Jo menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Rhien terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Rhien mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.
    “Aaahhkhh..!”
    Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Jo yang masih bergetar menahan rasa. Nafasnya masih memburu.

    Beberapa saat kemudian, “Pleph..!” tiba-tiba Bu Rhien mencabut pantatnya dari tubuh Jo.
    Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.
    Kemudian, “Jangan cerita kepada siapapun..!” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Inah.. Ibu sudah bicara dengannya dan dia bersedia..” tukasnya cepat dan segera berjalan ke pintu lalu keluar.

    Jo terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafasdalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring. nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. Dia sadar, tak mungkin dia menuntut apapun pada majikan yang memberinya hidup itu. Namun sungguh luar biasa pengalamannya tersebut. Tak sedikitpun terpikir, Bu rhien yang begitu berwibawa itu melakukan perbuatan seperti ini.

    Dada Jo agak berdesir teringat ucapan Bu Rhien tentang Inah. Terbayang raut wajah Inah yang dalam benaknya lugu, tetapi kenapa mau disuruh melayaninya..? Jo menggelengkan kepala.. Tidak..! biarlah perbuatan bejat ini antara aku dan Bu Rhien. Tak ingin dia melibatkan orang lain lagi. Perlahan tapi pasti Jo mampu mengendapkan segala pikiran dan gejolak perasaannya. Beberapa menit kemudian dia terlelap, hanyut dalam kenyamanan yang tanggung dan mengganjal dalam tidurnya.

    Perlakuan Bu Rhien berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Jo dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Jo hendak meneruskan hasratnya ke Inah, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Rhien untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.

    Hingga akhirnya pada suatu malam yang dingin, di luar gerimis dan terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang rumah dengan rythme-nya yang khas dan dihafal betul oleh Jo. Dia agak terganggu ketika mendengar daun pintu kamarnya terbuka.
    “Kriieet..!” ternyata Bu Rhien.
    Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Jo tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.

    Agak terburu-buru Bu Rhien segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Jo segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Jo melepas celananya, Bu rhien nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.
    “Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.
    Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap.
    Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Rhien segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.

    “Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.
    Jo berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi nafsunya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.
    Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Rhien segera mengurungkan langkahnya.
    “Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Inah..”
    Jo hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Inah. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Rhien akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.

    “Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”
    Kemudian Bu Rhien segera duduk di tepi ranjang. Dirainya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejuruskemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Jo dan memberinya isyarat.
    “..” Jo tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.
    Dalam cahaya kamar yang minim itu dadanya berdesir hebat melihat sepasang paha mulus telentang. Di sebelah atas sana nampak dua bukit membuncah di balik BH warna krem yang muncul sedikit di leher daster. Dengan pelan dia mendekat. Kemudian dengan agak ragu selangkangannya diarahkan ke tengah diantara dua belah paha mulus itu. Nampak Bu Rhien memalingkan wajah ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.

    “Degh.. degh..” Jo agak kesulitan memasukkan alatnya.
    Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Rhien yang tebal itu. Hhh..! Nikmat sekali. Bu Rhien menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini. Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Jo berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.

    Beberapa saat kemudian Jo secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
    “Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Rhien yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
    “Plak.. plak.. plakk..,” kadang Jo terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.
    “Ohh.. enak sekali..” pikir Jo.
    Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
    “Ehh.. shh.. okh..,” Jo benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.

    Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Jo selintas melirik betapa wajah Bu rhien mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.
    “Hkkhh..” Bu Rhien berusaha menahan nafas.
    Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya.
    Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Rhien merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Jo.
    Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan nafsunya.

    Jo terus bergoyang, berputar, menyeruduk, menekan dan mendorong sekuat tenaga. Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segeradikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Rhien tak mampu lagi membendung nafsunya.
    Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Jo semakin terangsang. Dia menunduk mengamati alatnya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

    “Ohh.. aduh.. Bu..,” Jo mengerang pelan penuh kenikmatan.
    Yang jelas Bu Rhien tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
    “Okh.. hekkhh..” Bu Rhien menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itubenar-benar kuat dan tahan.
    Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.

    Akhirnya karena sudah tidak mampu lagi menahan, Bu Rhien segera mengapitkan kedua pahanya, tanganya meraih sprei, meremasnya, dan.., “Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Jo malam ini. Sementara si Jo pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Jo merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Jo terkulai. Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..

    Di ranjang Bu Rhien telentang lemas. Benar-benar nikmat persetubuhan yang kedua ini. Beberapa saat dia terkulai seakan tak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal dan mulus itu ter-expose dengan bebas. Rasanya batang kenyal nan keras itu masih menyumpal celah vaginanya. Memberinya sengatan dan sodokan-sodokan yang nikmat. Jo menatap tubuh indah itu dengan penuh rasa tak percaya. Barusan dia menyetubuhinya, sampai dia juga mendapatkan kepuasan. Benarkah..?

    Sementara itu setelah sadar, Bu Rhien segera bangkit. Dia membenahi pakaiannya. Terlintas sesuatu yang agak aneh dengan anak ini. Tadi dia merasa betapa panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani laki-laki yang baru pernah bersetubuh.

    “Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Inah, Jo..?” tanya Bu Rhien menyelidik.
    Jo terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
    “Kenapa diam..?”
    Jo menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
    “Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
    “Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
    “Oo..,” Bu Rhien melongo.
    Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex-nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.

    “Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Inah mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.
    “Mengerti Bu..,” Jo menjawab penuh rasa rikuh.
    Akhirnya Bu Rhien keluar kamar dan Jo segera melemparkan badannya ke kasur. Penat, lelah, namunnikmat dan terasa legaa.. sekali.

  • Kenangan Seks Bersama Supirku

    Kenangan Seks Bersama Supirku


    1658 views

    Duniabola99.org – Kisah ini terjadi ketika aku masih SMU, ketika umurku masih 18 tahun, waktu itu rambutku masih sepanjang sedada dan hitam (sekarang sebahu lebih dan sedikit merah). Di SMU aku termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok. Tubuhku cukup proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang serta pinggul yang membentuk, pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin olahraga, ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini. Aku pertama mengenal seks dari pacarku yang tak lama kemudian putus, pengalaman pertama itu membuatku haus seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh. Beberapa kali aku berpacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak berkutik kehabisan tenaga.

    Ketika itu aku belum diijinkan untuk membawa mobil sendiri, jadi untuk keperluan itu orang tuaku mempekerjakaan Bang Tohir sebagai sopir pribadi keluarga kami merangkap pembantu. Dia berusia sekitar 30-an dan mempunyai badan yang tinggi besar serta berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan). Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya iklim di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini. Begitu juga aku, aku sering membayangkan bagaimana bila aku disenggamai olehnya, seperti apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.

    Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru bubaran pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Tohir sudah menunggu. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.

    “Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok” hiburnya

    Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku. Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap. Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.Cerita Seks Supir,Kisah Seks Supir,Cerita Sex Supir,

    “Sshh.. Bang” desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam.

    “Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga” katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya.

    Tohir mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Tohir yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi.

    Sesaat kemudian, Tohir menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.

    “Non, teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?” tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.

    Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Tohir yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil.

    Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Tohir kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.Cerita Seks Supir,Kisah Seks Supir,Cerita Sex Supir,

    Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Tohir perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Tohir melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.

    “Ayo Non, emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non” katanya.

    Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.

    “Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah” ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.

    Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.

    “Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan” katanya.

    Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku.

    Tohir memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Tohir lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Tohir yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.

    “Oohh.. Non Citra, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!” ceracaunya di tengah aktivitasnya.

    Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok.

    “Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang” desahku dengan mempererat pelukanku.

    Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, “Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini”.

    Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Tohir meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.

    Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku menunggingkan pantat. Akupun mengangkat pantatku memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Tohir mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.

    Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.

    “Oouuhh.. Bang!” itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.

    Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.

    Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam.

    Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa. Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.

    Tohir sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.

    Sejak saat itu, Tohir sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak mood pun dia memaksaku. Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang

    Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku. Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. Tiga bulan kemudian Tohir berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Người mẫu SOLO-尹菲

    Người mẫu SOLO-尹菲


    2790 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Cerita Seks Dengan Mantan Pacar Adik Ku

    Cerita Seks Dengan Mantan Pacar Adik Ku


    1181 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Dengan Mantan Pacar Adik Ku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Siang itu aku sendirian di rumah, Ayah, Ibu dan adik-adikku sedang ada acara masing-masing, Aku yang memang sedang tidak ada acara, bertugas untuk menjaga rumah. Daripada tidak ada kerjaan dan melamun sendirian, aku berniat untuk membersihkan rumah.

    “Aku mau memberikan kejutan yang baik kepada orang-tuaku…” pikirku waktu itu.
    Ketika aku sedang membersihkan kamarku (waktu itu aku masih tidur berdua dengan Dewi, adikku yang bungsu), aku menemukan foto Dewi dengan mantan pacarnya waktu SMU yang bernama Herland. Keluargaku dan Herland sudah cukup dekat, bahkan dia sudah aku anggap sebagai adik kandungku sendiri. Tapi sejak Dewi putus darinya dan sudah memiliki pacar baru, Herland mulai jarang main ke rumah.
    Tiba-tiba aku yang kangen dengan Herland karena sudah jarang bertemu, sempat berpikir kenapa tidak aku undang saja dia main ke rumah. Kemudian aku mengirim SMS ke nomer Herland yang masih aku simpan di Handphone-ku. Aku sengaja tidak memberitahukan kalau keluargaku sedang tidak ada di rumah semuanya, termasuk Dewi. Takut saja kalau Herland nanti merasa segan untuk main ke rumah. Aku sebenarnya berencana mau menjodohkan lagi Dewi dengan Herland agar dapat berpacaran kembali. Siapa tau dengan mengundang Herland ke rumah semuanya akan sesuai dengan rencana.

    Sesaat setelah mengirimkan SMS, aku melanjutkan membersihkan kamarku yang sempat terhenti sesaat, sambil menunggu balasan darinya. Sesekali aku melihat Handphone-ku apakah sudah ada balasan dari Herland atau belum, namun cukup lama menunggu aku belum juga mendapatkan balasan darinya. Sampai akhirnya aku lupa sendiri dan larut dalam pekerjaanku.
    Ketika membereskan lemari baju di kamar adikku yang cowok, aku menemukan sekeping DVD tanpa cover. Karena penasaran aku mencoba menyetel DVD tersebut di ruang tengah.

    Di layar TV sekarang terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Badanku gemetar dan jantungku berdegup kencang karena ternyata DVD tersebut adalah Blue Film.
    Aku yang tadinya berniat menghentikan film tersebut dan mengembalikan ke tempatnya, memutuskan untuk melanjutkan saja. Di tengah-tengah film, pikiranku menerawang mengingat saat terakhir aku dan teman-teman kampus Dewi menonton DVD seperti itu yang dilanjutkan bersetubuh dengan mereka.

    Birahiku tiba-tiba saja semakin tinggi. Aku memang sudah seminggu ini tidak melakukan masturbasi. Sehingga selama menonton, tanpa sadar bajuku sudah tidak karuan. Kaos berwarna hitam yang aku pakai, sudah terangkat sampai di atas payudara. Kemudian Bra-ku sudah dalam keadaan terlepas. Kuelus-elus sendiri payudaraku sambil sesekali kuremas. Sungguh enak sekali rasanya, apalagi kalau sampai terkena putingnya. Agen Judi Hoki Banget
    Celana pendekku sudah aku turunkan sampai sebatas mata kaki, lalu tanganku aku masukan ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya sungguh luar biasa! Semakin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tangan kananku semakin cepat menggosok klitoris, sementara yang satunya sibuk meremas-remas toketku sendiri.
    “Oohh.. Ooohh..” desahku yang sudah merasa hampir mencapai orgasme.

    Tiba-tiba, pintu depan diketok. Tentu saja aku gelagapan memakai pakaianku yang terbuka disana-sini. Setelah itu aku mematikan DVD player tanpa sempat mengeluarkan Disc-nya.
    “Aduh gawat…!!” pikirku panik.
    “Siapa ya? Apa jangan-jangan Ayah dan Ibu? Tapi kan baru sebentar…” aku mulai kuatir.
    Dengan terburu-buru aku membukakan pintu. Ternyata di depan pintu berdiri sosok yang sudah aku kenal, yaitu Herland mantan pacar adikku.
    “Halo Teteh! Tadi SMS Herland ya? Maaf ya udah lama gak main nih…” katanya dengan ceria.
    “Kirain Herland gak bisa datang? Kok nggak jawab SMS Teteh dulu sih?” tanyaku.
    “Emang sengaja Teh. Kan Herland mau ngasih surprise sama keluarga mantan pacar nih…” jawabnya sambil tersenyum cuek.
    “Oh gitu? Teteh kirain Herland udah nggak mau lagi main ke rumah…” candaku sambil mempersilakan duduk di ruang tamu.
    Herland tersenyum mendengar candaku, mungkin dia juga sudah sangat kangen dengan sikap akrab yang diberikan oleh keluargaku.
    “Kok sepi banget sih Teh? Yang lain lagi pada kemana?” tanyanya bingung melihat suasana rumahku yang lengang.
    “Sedang ada acara masing-masing tuh. Dewi juga lagi pergi sama temannya, jadi di rumah cuma ada Teteh doang. Maaf ya Teteh gak kasih tau Herland sebelumnya. Abisnya Teteh juga udah lama gak ngobrol sama Herland sih…” aku mencoba menerangkan dan berharap Herland dapat maklum.

    Terus terang saja, aku sudah sangat kangen dengan Herland. Ternyata Herland pun mau mengerti maksudku. Apalagi dia juga sudah menganggap keluargaku seperti keluarga sendiri, dia saja memanggil namaku dengan ‘Teteh’ berbeda dengan kebanyakan teman-teman Dewi yang memanggilku dengan ‘Kakak’. Maklum saja keluarga Herland termasuk Broken Home, tapi tidak berarti dia nakal seperti layaknya anak yang tumbuh tanpa pengawasan orangtua.

    Karena sudah lama aku tidak mengrobrol dengan Herland, kami berbicara banyak mengenai berbagai hal. Aku juga sempat memperhatikan di usianya yang menginjak 17 tahun, ia mulai tumbuh sebagai seorang pria dewasa. Walaupun secara fisik wajahnya yang terbilang biasa saja belum banyak berubah, tinggi badannya juga masih tidak berbeda denganku, hanya sekitar 160 cm. Tapi sikapnya yang sekarang sudah jauh lebih dewasa.
    Setelah cukup lama mengobrol, aku baru sadar kalau tubuhku dalam keadaan kotor setelah berberes rumah. Aku kemudian pamit dengan Herland untuk mandi. Setelah aku selesai mandi dan berpakaian, aku mengajaknya untuk makan siang bersama. Di saat makan, aku merasa Herland terus memperhatikan tubuhku yang saat itu memakai kaos putih ketat dan hotpants warna kulit.
    “Huh, dasar cowok! Dimana-mana sama aja…!” omelku dalam hati.

    Namun aku bisa memaklumi dia, karena pasti tubuh mungilku saat itu terlihat sangat sexy dan menggiurkan.
    “Ada apa Land? Kok ngelamun sih? Lagi mikirin Dewi ya?” aku berpura-pura menanyakan hal lain untuk menyadarkan lamunannya.
    “Ah, enggak kok Teh. Dewi kan sekarang udah punya pacar baru…” ujar Herland sekenanya.
    “Herland jangan pulang buru-buru yah. Tadi Teteh udah kasih tau ke Dewi kalau Herland sedang ada di rumah…” kataku berharap supaya Herland dapat lebih lama di sini.

    “Iya deh Teh. Herland juga mau di sini dulu sampe semuanya pulang…” jawabnya.
    “Ya udah, Herland nonton TV dulu aja. Teteh mau masuk ke kamar dulu. Mau istirahat sebentar…” lanjutku.
    “Ya udah Teh, nggak apa-apa kok. Teteh istirahat aja dulu…” kata Herland.

    Setelah pamit ke Herland, aku beranjak masuk ke kamar tidur. Setelah menutup pintu kamar, aku bercermin. Wajahku terbilang manis, kulit kuningku juga bersih dan mulus karena sering luluran. Walaupun badanku mungil, tapi terbilang proporsional. Bajuku kemudian aku lepas dan mencopot Bra-ku, karena aku terbiasa tidur tanpa menggunakan Bra. Kemudian aku memperhatikan payudara milikku yang berukuran kecil namun kencang, dan tentu saja semakin membuat tubuhku tampak indah, karena sesuai dengan postur mungilku.

    Aku tersenyum sendiri melihat hotpants-ku yang memang membuat aku tampak sexy. Pantas saja Herland sampai memperhatikan tubuhku seperti itu. Aku yang dalam keadaan cukup lelah, merebahkan diriku sebentar di atas kasur tanpa memakai kaos dan mencoba beristirahat sejenak. Belum lama beristirahat, aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah yang tepat berada di depan kamarku. Astaga! Aku baru ingat, itu pasti suara dari DVD porno yang lupa aku keluarkan tadi. Apa Herland sedang menyetelnya? Penasaran, aku pun bangkit dari tempat tidurku, dengan terburu-buru aku memakai kaos tanpa sempat memakai Bra terlebih dahulu, kemudian dengan perlahan-lahan aku keluar dari kamarku.

    Begitu aku membuka pintu kamar, aku melihat pemandangan yang mendebarkan. Herland sedang berada di karpet depan TV sambil mengeluarkan penisnya dan mengocok-ngocoknya sendiri. Ternyata penisnya cukup besar juga untuk anak seusia dia, kurang lebih sekitar 14 cm dan sudah tampak tegang sekali.

    Aku berpura-pura batuk, kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Herland dan ikut duduk disampingnya. Dia tampak kaget menyadari aku sudah berada di sampingnya. Lalu dengan terburu-buru dia memasukkan penisnya ke dalam celananya lagi.
    “Eh, Te…teh ga-ak jadi istira…hat ya…?” kata Herland salah tingkah.
    Kemudian dengan wajah panik dia mengambil remote DVD dan hendak mematikan filmnya.
    “Iya nih Land, gerah banget di dalam. Eh, filmnya nggak usah dimatiin. Kita nonton berdua aja yuk! Kayaknya seru tuh…” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan payudaraku yang hanya terbungkus oleh kaos putih ketatku saja.
    “Hah? Teteh mau i-ikut nonton…? Jangan Teh Herland malu…” katanya gugup.
    “Kok Herland masih malu? Kayak sama siapa saja. Herland kan sudah seperti keluarga sendiri, masa masih malu sama Teteh?” kataku meyakinkannya.
    “I-iya deh…” jawab Herland dan tidak jadi mematikan DVD-nya.

    Dengan santai aku duduk di samping Herland sambil ikut menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga hotpants-ku semakin tertarik dan memperlihatkan paha mulusku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan bintang porno itu memang sungguh menakjubkan, mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap. Aku melirik ke arah Herland yang sejak tadi bergantian antara memandangi adegan panas tersebut dan terkadang juga melihat ke arah paha dan payudaraku. Terlihat ia berkali-kali menelan ludahnya. Nafasku juga mulai memburu karena terangsang melihat Film tersebut.
    “Land, kamu udah pernah bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba.
    “Eh, kok Teteh tau-tau nanya kayak gitu sih?” jawab Herland bingung.
    Herland agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah puting payudaraku yang tercetak pada kaos putihku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga sekarang cetakan vagina pada Hotpants-ku terlihat jelas.
    “Gak usah malu Land. Teteh bisa jaga rahasia kok…!” tanyaku semakin penasaran.
    “Belum pernah kok Teh… Beneran deh!” jawab Herland tersipu.
    “Tapi kamu udah sering nonton Film kayak gini kan?” pancingku.
    “Lumayan sering sih Teh. Tapi paling Herland nontonnya rame-rame, atau kalo lagi nonton sendirian sambil ngocok deh…” jawabnya mulai santai.
    “Land, menurut kamu Teteh cantik gak sih?” lanjutku terus menggoda Herland.
    “Iya Teh! Sebenernya dari dulu Herland udah merhatiin kalo Teteh tuh cantik…” timpal Herland.

    Merasa dipancing seperti itu Herland mulai memberanikan diri untuk memegang tanganku. Aku sedikit kaget, namun membiarkan tanganku dibelai oleh telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Herland basah oleh keringat karena gugup. Karena aku biarkan, dia terus membelai-belai bagian tangan seraya perlahan-lahan mulai naik untuk mengusap pergelangan tanganku. Aku pasrah saja ketika Herland memberanikan diri melingkarkan tangannya pada bahuku. Namun tampaknya ia belum berani untuk menatap mataku. Sambil terus memeluk bahuku, tangan kanannya mulai berani memegang-megang payudaraku.

    “Enak ya Teh diginiin…?” tanya Herland disela permainan tangannya.
    “Emph… Emph…” aku hanya merintih menikmati remasan Herland pada payudaraku.
    Sambil memegang payudaraku, dengan ganas Herland mulai menciumi bibir dan leherku. Akupun dengan tak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumannya. Keganasan kami berdua membuat suasana ruangan ini menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan rintihan-rintihan erotis. Setelah beberapa menit kami berciuman, aku yang sudah terangsang berat berniat untuk melanjutkan ke bagian yang lebih jauh lagi.
    “Land… Sebentar deh. Teteh buka kaos dulu ya…” kataku menghentikan pegangannya.
    Herland hanya mengangguk mendengar kata-kataku. Tentu saja dia pasti sudah tidak sabar untuk melihat payudaraku yang tanpa terbungkus apa-apa.

    “Land, payudara Teteh bagus gak?” ketika aku sudah mencopot kaos ketatku sehingga payudaraku sudah terpampang jelas di hadapannya.
    “Ba-bagus Teh…!” jawabnya dengan terbata-bata.

    Herland tampak melotot menyaksikan bagian atas tubuhku yang menggoda. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang dan melanjutkan perbuatanku. Merasa terus dipancing seperti itu, Herland tampaknya tidak tahan lagi. Ia langsung melumat bibirku sambil meraba-raba payudaraku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Aku memejamkan mata meresapinya, Herland semakin ganas menciumiku ditambah lagi tangannya berusaha memainkan vaginaku dari luar. Sambil melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku sehingga lidahku pun ikut bermain. Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk mengikuti arus permainan. Dengan kuluman lidah Herland yang agresif, ditambah remasan-remasan telapak tangannya pada kedua payudaraku, birahiku pun dengan cepat naik. Sementara di bawah sana kurasakan tangan Herland sudah mulai meraba pahaku yang mulus.

    “Aaaaahh Herlaaand…. Aaaahhhhhhh….” aku mendesah panjang merasakan nikmat yang melanda diriku.
    “Mulus banget paha Teteh! Bikin gemes Herland aja nih…!” sahut Herland sambil tangannya merayap naik lagi ke selangkanganku.
    “Sekarang giliran Teteh yang liat badan Herland!” pintaku kepada Herland.
    Herland yang tadinya malu-malu semakin salah tingkah mendengar permintaanku. Karena sudah sangat bernafsu aku memaksa Herland untuk mencopot seluruh pakaiannya hingga dia bugil. Aku semakin terangsang melihat tubuh bugil Herland dari dekat. Badannya walaupun agak kurus tapi cukup berotot. Penisnya sudah mengacung tegak dan membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalau waktu dulu ngebayangin bentuk penis cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.
    “Wah penis kamu udah tegang banget Land! Bentuknya bagus… Teteh boleh isep ya…!?” tanyaku tidak sabar.
    Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya dengan semangat.
    “Slurp… Slurp… Slurp… Mmmh! Slurp… Slurp… Slurp… Mmmh…” penis Herland terasa nikmat sekali di mulutku.
    “Teh… Aaaah… Enaaakk…! Dari dulu emang Herland pengen banget ngerasain mulut Teteh ngisep kontol Herland. Akhirnya kesampaian juga…!”

    katanya sambil terus menikmati hisapanku pada penisnya.
    Aku semakin bernafsu menghisap penisnya, terkadang aku juga menjilat buah zakarnya sehingga Herland mulai mendesah.
    “Hmm… nikmat banget penis kamu Land!” kataku memuji kenikmatan penisnya.
    “Aaaaahh.. Eeennakk banget! Teteh udah pengalaman yah?” ceracau Herland menikmati hisapanku.
    Aku hanya melanjutkan hisapanku tanpa menghiraukan pertanyaan Herland. Setelah beberapa menit merasakan hisapanku pada penisnya, Herland akhirnya tak kuat lagi menahan nafsu. Didorongnya tubuhku hingga terlentang di karpet, lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam dan ikut bekerja meremas-remas payudaraku.
    “Ahh… Mmmh.. Uuuh.. Eenak Land…” desahku keenakan.
    Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.
    “Auwh… Nikmaaaat bangeett… Aaah…!” desahanku semakin kencang.
    Aku menggelinjang, tapi tanganku justru semakin menekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke arah vaginaku. Tangannya menarik Hotpants dan celana dalamku. Mata Herland seperti mau copot melihat vaginaku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.
    “Vagina Teteh bagus gak Land bentuknya..?” tanyaku penasaran.
    “Bagus banget Teh! Herland suka banget memek yang nggak ada bulunya kayak gini. Mana masih rapet banget lagi…” jawabnya.
    Sekarang tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Lalu dengan lembut Herland membelai permukaan vaginaku. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya meremas-remas dadaku.
    “Sshhhh…” desahku dengan agak gemetar ketika jarinya mulai menekan bagian tengah kemaluanku.
    Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku sudah mulai naik, mengucurlah cairan pra-orgasmeku. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli sekaligus nikmat di bawahku sehingga tangan Herland terhimpit diantara kedua paha mulusku.
    “Eemmhh… Enaaaakk bangeettt…!” aku terus mendesah membangkitkan nafsu Herland.
    Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya.
    Setelah puas memainkan jari-jarinya di vaginaku, kurasakan Herland mulai menjilati pahaku yang mulus, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Kemudian Herland membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar, aku hanya dapat bergetar saat kurasakan lidahnya menyusup ke pangkal pahaku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya sungguh nikmat, geli-geli enak seperti mau pipis. Herland terus menjilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil klitorisku atau terkadang dihisapnya dengan kuat. Tangannya juga terus mengelus paha dan pantatku yang mempercepat naiknya libidoku.
    “Aaahh Herlaaannnd!! Uuuhh.. Eenak… Terus…!” jeritku.
    “Slurp… Slurp… memek Teteh gurih banget… Mmmh… Slurrrppp…” katanya disela-sela menjilati vaginaku yang sudah mulai basah.
    Herland terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. Tidak sampai lima menit, tubuhku mulai mengejang, rasa nikmat itu menjalar dari vagina ke seluruh tubuhku.
    “Aaaaaaaaaahh…” aku menjerit panjang merasakan nikmat pada seluruh tubuhku.

    Tampaknya aku mencapai orgasme yang pertama akibat permainan jari ditambah dengan jilatan-jilatan lidah Herland pada vaginaku.
    Aliran orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya. Vaginaku terus dihisapinya selama kurang lebih lima menitan. Sensasi itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah kemudian Herland melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.
    “Emang enak banget deh cairan memeknya Teteh…!!” puji Herland kepadaku.
    “Herland jago banget sih bisa bikin keluar Teteh…” aku juga ikut memuji Herland.
    “Teteh udah keluar kan? Sekarang giliran Herland yah…” pintanya.
    “Herland mau Teteh apain?” tanyaku yang masih dalam keadaan lemas karena baru mencapai orgasme.
    “Sepongin kontol Herland lagi dong! Abisnya bikin ketagihan sih!” jawab Herland.
    Lalu Herland duduk di sofa sambil kembali memamerkan penis miliknya yang sudah sangat tegang. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis itu, pertama kukocok dengan lembut kemudian semakin cepat dan pelan lagi. Hal itu tentunya semakin memainkan birahi Herland.
    “Aaaah… Teteeeeh…! Enaak bangeeet…” Herland semakin mendesah kencang.
    Setelah puas mengocok-ngocok penisnya, aku mulai menjilati batangnya dengan pelan. Mungkin karena Herland sudah dikuasai hawa nafsu, dengan setengah memaksa dia mengarahkan batang penisnya ke mulutku yang dan kemudian menjejali penisnya ke mulutku. Aku yang tak punya pilihan lain langsung memasukkan penis itu ke mulutku. Kusambut batangnya dengan kuluman dan jilatanku, aku merasakan aroma khas pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala penisnya. Lalu kupakai ujung lidahku untuk menyeruput lubang kencingnya. Hal itu membuat Herland blingsatan sambil meremas-remas rambutku.
    “Sluurpp… Sluuuurp… Mmmmmh..” desahku sambil menikmati setiap jengkal penisnya.
    “Enak ya Land…? Hmm…?” tanyaku sambil mengangkat kepala dari penis Herland dan menatapnya dengan senyum manisku
    “Enaaak banget Teh…” Herland mendesah-desah keenakan.
    Herland mulai mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua payudaraku. Aku semakin bernafsu mengulum, menjilati dan mengocok penisnya. Kusedot dengan keras penis hitam itu. Kubuat pemiliknya medesah-desah, aku juga memakai lidahku untuk menyapu batangnya. Aku dapat melihat ekspresi kenikmatan pada wajah Herland akibat teknik oralku.
    “Oooh… Terus Teehh… Herland hampir keluar…!” Herland semakin mendesah.
    Karena Herland sudah hampir keluar, aku melepaskan hisapanku pada penisnya dan mulai mengocoknya. Aku semakin bersemangat memainkan penis miliknya yang kepalanya sekarang berwarna lebih kehitaman. Semakin lama aku semakin cepat mengocoknya.
    “Aaahh… Herland keluaaaarrr Teeeh..!!” desahan Herland semakin kencang.
    “Croot.. Croot..” tak lama kemudian penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut mulut, wajah, payudara dan hampir seluruh tubuhku. Dengan sigap aku menelan dan menjilati sperma Herland seperti seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. Aku benar-benar menikmati permainan ini.
    “Eeehhmmm… Sluuurp…” aku terus menikmati menghisap penisnya.
    Kemudian aku meneruskan untuk mengusap dan aku jilati semua spermanya yang berceceran di tubuhku sampai tak tersisa. Lalu aku hisap penisnya dengan kuat supaya sisa spermanya dapat kurasakan dan kutelan. Setelah aku yakin spermanya sudah benar-benar habis, aku melepaskan hisapan pada penisnya, kemudian benda itu mulai menyusut pelan-pelan.
    “Nikmatnya sperma kamu Land…” bisiknya mesra seraya menjilat sisa-sisa spermanya yang masih menempel pada bibirku.
    “Obat awet muda ya Teh…” kata Herland bercanda.
    “Yaa begitulah… Makanya Teteh tetep awet muda kan?” aku ikut membalas candanya.
    Walaupun sudah sempat mencapai orgasme, namun birahiku belum juga padam. Aku berpikiran untuk melanjutkan permainan kami ke tahap selanjutnya.
    “Land.. Ayo sekarang masukin penis Herland ke vagina Teteh! Udah nggak tahan nih…” perintahku yang masih dikuasai hawa nafsu.
    Tanpa pikir panjang lagi, Herland lalu mengambil posisi duduk, kemudian diacungkan penisnya dengan ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan penisnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang penisnya itu ke dalam vaginaku.
    “Uuhh… Nnggghhh…!” desisku saat penis yang sudah sangat keras itu membelah bibir kemaluanku.
    “Teteh mau tau apa yang pengen Herland lakuin ke Teteh dari dulu? Herland pengen ngentot Teteh sampai ketagihan…!!” katanya sambil tersenyum nakal.
    “Aaaauw… Pelan-pelan dong Land… Aaakh…” desahku sedikit kesakitan.
    Walaupun sudah tidak perawan lagi, tapi vaginaku masih sempit. Mungkin juga karena penis Herland termasuk besar ukurannya.
    “Auuhh.. Enaaak Land…” desahku yang semakin merasakan nikmat.
    Herland tampak merem-melek menahan nikmat. Tentu saja karena Herland baru pertama kali melakukan ini. Lalu dengan satu sentakan kuat penisnya berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.
    “Aaaahh… Nikmaat bangeett Laaand….” teriakku.
    Aku melonjakkan pantatku karena merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kurasakan cairan hangat vaginaku mengalir di pahaku. Masa bodoh dengan status Herland yang adalah mantan pacar adikku! Sudah kepalang tanggung pikirku, aku ingin merasakan nikmatnya bersetubuh hingga orgasme dengan Herland. Sesaat kemudian Herland memompa pantatnya maju mundur.
    “Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” suara penisnya sedang keluar masuk di vaginaku.
    “Aakh…! Aaaakh…! Nikmaaat banget… Laand…” aku meneriakkan nama Herland.
    Aku menjerit-jerit karena merasakan nikmat yang luar biasa saat itu. Vaginaku yang sudah basah sekarang dimasuki dengan lancar oleh penis Herland yang sangat tegang itu.
    “Ooh… Lebih keras lagiii Laand… Lebih cepaaat…” jeritku kenikmatan.
    Keringat kami yang bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Herland malah mencabut penisnya, mungkin ia lelah dengan posisi ini.
    “Dasar ABG…!” umpatku dalam hati.
    Aku jadi tidak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kuarahkan batang penis Herland untuk masuk ke dalam liang vaginaku.
    “Ooooooh.. Herlaannddd…!!” aku menjerit keenakan.
    Lalu dengan semangat aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
    “Ouuh.. Memek Teteh enak bangeeet…! Penis Herland serasa dipijat…” desahnya.
    “Uggh.. Uuuh.. Penis Herlaaand… Juga nikmaat…” aku juga memuji keperkasaan penisnya.

    Kedua tubuh kami sudah rangat basah oleh keringat. Karpet di ruangan ini pun sudah basah oleh cairan sperma Herland maupun lendir yang meleleh dari vaginaku. Namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, dan mengerang. Aku menghujamkan vaginaku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh tubuhku bergetar hebat.

    “Teeeh… Herland bentar lagi keluar nih…!” erangnya panjang sambil meringis.
    Hal yang sama pula dirasakan olehku, aku tidak sanggup lagi menahan gelombang orgasme yang menerpaku demikian dahsyat.
    “Aaaaaah… Teteeeh juga udah mau keluar Land…!! Kita keluar sama-sama Land…!!” aku berteriak kencang karena sudah hampir mencapai orgasme.
    “Oooohh… Teeehhh… Aaaaaahh…!!” Herland berteriak panjang.

    Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling berciuman sambil berpelukan erat. “Cret.. Cret..” kami berdua mengerang dengan keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang bersamaan. Aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, sedangkan vaginaku juga mengeluarkan cairan yang sangat banyak, tanda aku sudah mencapai orgasme untuk yang kedua kalinya. Dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan kami. Aku memeluk erat-erat tubuh Herland sampai dia merasa sesak karena aku memeluknya dengan sangat kencang. Kami seakan sudah tidak peduli bila tetangga sebelah rumahku akan mendengarkan jeritan-jeritan kami.
    Herland mencabut penisnya vaginaku dan akhirnya kami berdua hanya bisa tergeletak lemas di atas karpet dengan tubuh bugil bermandikan keringat.

    “Aaahh… Land… kamu hebaaat banget Land…” pujiku sambil mengistirahatkan tubuh yang sudah lemas ini.
    “Herland ju… ga Teh… Haaah…. Haaaah… Terima kasih untuk kenik… matan ini… Belum pernah Herland merasakan nikmat yang luar biasa seperti ini…” jawab Herland sambil terengah-engah seraya mengecup keningku dengan mesra.
    Setelah merasa kuat untuk bangun, kami berdua beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari sperma, keringat dan liur. Tapi di kamar mandi kami tidak melakukan persetubuhan lagi, melainkan hanya berciuman dengan mesra saja, karena kami takut tiba-tiba Dewi atau keluargaku yang lain akan segera pulang. Siraman air pada tubuhku benar-benar menyegarkan kembali pikiran dan tenagaku setelah seharian penuh ‘bermain’ dengan Herland.

    Kami berdua pun membersihkan ruang di sekitar ‘medan laga’ tadi dengan menyemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi. Setelah beres, kami pun sedikit berbincang mengenai kejadian tadi. Aku yang sempat ragu apa benar Herland belum pernah bersetubuh, karena dia sudah terlihat ahli, bertanya lagi kepadanya. Ternyata dari pengakuannya, memang Herland belum pernah melakukan persetubuhan dengan siapapun, termasuk Dewi. Herland mengaku melakukan ini hanya berdasarkan yang dia lihat dari DVD ataupun internet saja.
    Di dalam pikiranku, aku juga merasa bersalah sekaligus kasihan kepada Dewi yang belum sempat merasakan nikmatnya penis Herland. Tentu saja kehilangan keperjakaan dengan kakak mantan pacarnya adalah pengalaman yang sangat mengesankan bagi Herland

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Bugil Ami Harasaki Pamer Payudara Dan mastrubasi

    Foto Bugil Ami Harasaki Pamer Payudara Dan mastrubasi


    1856 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Beautiful small tit brunette Mandy showing that cute ass and pussy

    Beautiful small tit brunette Mandy showing that cute ass and pussy


    1566 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Video Bokep Jepeng Bersetubuh Dengan Saudara Kandung

    Video Bokep Jepeng Bersetubuh Dengan Saudara Kandung


    1560 views

  • Foto Ngentot Audrey Bitoni Tak Tertahan Nafsunya

    Foto Ngentot Audrey Bitoni Tak Tertahan Nafsunya


    2287 views

    Foto Ngentot Terbaru – kamu benar-benar ingin keluar di dalem juga, mending keluarinnya di dalem mulut cewek kamu saja. Selain tak kalah nikmat, tentunya juga lebih aman ketimbang yang pertama tadi. Tapi jika kalian tak bisa melakukan keduanya dan lebih memilih untuk ngocok, maka dalam galeri ini sudah ada berbagai foto crot sperma di dalem memek maupun mulut cewek cantik

  • Majalah Dewasa Edisi Sisil Kalia

    Majalah Dewasa Edisi Sisil Kalia


    1594 views

    Duniabola99.org– Sisil Kalia

  • Ria Gadis Pekalongan Cantik Mulus Dan Seksi

    Ria Gadis Pekalongan Cantik Mulus Dan Seksi


    1559 views

    Ria adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah. Aku mengenalnya ketika kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa/i. Dia peserta dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku. Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai merasa kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok.

    Sehingga hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2003, Ria menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan minta aku menjemputnya di terminal. Perkiraan kalau dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah stand by di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Ria mengagetkanku.

    Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Ria lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu” ungkapnya.

    “iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya. “Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaku. “aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?”jawabnya. “mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong” jawabku. Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

    Singkatnya, setelah Ria mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran. Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Ria menelponku. “mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya. cerita seks

    Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Ria, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibicarakan teman-teman kampusku. Kamar yang ditempati Ria berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas, Ria masih belum ganti baju, “aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku.

    Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Ria ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Ria hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.

    Dengan menggunakan daster, Ria naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im aku kemudian duduk, “kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost?” tanyaku. “Mas Ari disini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya. Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu. “lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas” protes Ria. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya.

    Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans, Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Ria yg ternyata belum tidur. “iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku. “ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Ria lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya. Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Ria.

    Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Ria menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Ria justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Ria dan mendekapnya.

    Ria memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam. Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu, Ria pun mulai menunjukkan hal yang sama.

    Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Ria. Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Ria keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam.

    Kami sempat saling memandang, “mas, aku pernah menolak L***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Ria sambil menangis. Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku.

    Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku.

    Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku. Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya.

    Aku berhenti, dan memandangnya, “boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu. Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

    Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya, Ria seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya, “udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya. Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu.

    Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aku…mau.. pipis….” belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi. Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

    Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya. “Enak, ga ?” tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget. Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aku baru pertama sama kamu ini kok.

    Aku Cuma sering liat BF aja” “wah, pantes, belajarnya dari film” kata Ria sambil tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku.

    Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku. Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

    Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya. “jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya.

    Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya. Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Ria sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya.

    Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Ria dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya. Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Ria terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

    Namun berbeda dengan yang kurasakan, Ria justru sangat kesakitan dengan cara itu. “mas, cabut dulu mas. Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu. Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya.

    Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

    Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Ria. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan. “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.

    Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku. Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Ria menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

    Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Ria seolah tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dia menekan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku. Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aku pengen ******* terus ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaku.

    Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Ria masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian ;p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit. “mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich”katanya. Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu…..” sambil tersenyum nakal.

    Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku. “gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya. Ini perbedaan kedua antara memek Ria dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

    Setelah melihat liarnya Ria saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Ria.

    Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Ria seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri. “mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya.

    Dan Ria kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya. “mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk bangeettt masss….”ujarnya. Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku. “Ria, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

    Ria mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya. Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya. Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Ria kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya. “mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teriaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

    Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Ria. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Ria ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

    Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Ria. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pria tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S. Yang tidak pernah Ria tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain.

  • Pembantu yg bikin ane ketagihan

    Pembantu yg bikin ane ketagihan


    1640 views

    Duniabola99.org – Sesampai di Bgr ane dapet fasilitas kontrak rumah dari perusahaan,dan ane dapet di daerah pinggiran kota,lumayan lah type 36,ada 2 kamar plus perabotan udah ada di sana..
    Setelah 1 bulan berlalu ane kewalahan ngurusi itu rumah,maklum ane berangkat pagi,pulang malam,minggu pulang ke Bdg ketemu bokin ya jadinya itu rumah acak2an dan kotor banget..


    Ane ngerasa ga nyaman,dan ane mutusin untuk nyari orang buat ngurusi rumah.
    Ane sempatkan datangi salah satu yayasan penyalur di kota Bgr,ane pilih 1 orang yg ane pikir bisa kerja,orangnya biasa aja,masih muda,umur 20 tahun,aslinya dari daerah di jw tngh,dan 1 yg bikin ane pilih dia,dia kelihatan cekatan saat ane melihat cara praktek di beberapa orang yg di tawarkan..
    Sebenarnya kalau ane emang niat macem2,ane bisa aja pilih yg genit,karena ada beberapa orang yg matanya tuh menunjukan kalo “pilih gw aja” dan sedikit centil..

    lanjut..

    Ane minta Susi (sebut aja bgitu) di antar ke rumah hari sabtu,karena ane pikir hari minggu ane akan pergi dan ane minta susi untuk bersihin rumah..

    Hari sabtu malam orang yayasan datang mengantar susi,dan ane lunasi biaya administrasi,lalu jadilah susi bekerja di rumah ane..

    Hari minggu ane tinggal dia di rumah,untuk bersih2 dan cuci baju ane yg udah menggunung..

    Hari senin pagi ane datang ke rumah,ane seneng banget rumah udah bersih,rumput2 di bersihin depan rumah..baju ane pun udah pada wangi di setrika ma doi..
    Karna ane puas,ane kasih doi uang jajan 50 ribu,dia seneng banget,ane bilang itu di luar gaji dan uang makan..ane kasih dia uang makan karena ane ga pernah makan di rumah,jd di rumah gak pernah masak..

    hari2 berlalu,ane emang tidak pernah memandang status orang dari pekerjaannya,walaupun susi adalah pembantu,tp dia sering cerita tentang pribadi,tentang orang tua di kampung dll..
    Dari situ ane tau bahwa ortu susi cerai,dan susi di paksa bekerja untuk menghidupi keluarga,ane juga tahu bahwa susi di kampung punya pacar,dan pacarnya itu sering telp tiap hari,susi kadang mengeluh juga karena pacarnya ini sering minjem duit tp ga di bayar..
    Ane sering nasihati dia supaya lebih hati2 dalam pacaran,lebih2 cowok kayak gitu..dan dia pun mengangguk..

    Kami tiap malam nonton tv bareng,kadang becanda,bahkan ke mall bareng untuk belanja sabun dsb..kadang kalau ane lagi ada duit ane beliin dia baju karen ane tahu bajunya itu2 aja..

    skip..

    tak terasa sudah 3 bulan susi kerja di rumah,dan kelihatan dia sangat betah,terlihat dari badan dia yg sekarang jd lebih gemuk di banding saat pertama datang..tp hal itulah yg mengganggu pikiran ane..body nya justru bikin ane gusar..toketnya yg dulu kelihatan kecil tp sekarang malah kelihatan nyembul…bokongnya yg dulu biasa aja sekarang jd menarik…haduh…ane pikir bahaya ni..tp ane buang jauh2 perasaan itu..

    Diam2 ane suka ngintip dia kalo habis mandi…kadang ane juga curi2 pandangan ke arah pahanya kalau dia lg pake baju daster dan duduk sembarangan…

    Suatu hari ane dapet tugas dari kantor untuk mengurus proyek di kalimantan,ane pun harus pergi selama 2 minggu..ane pergi dan sebelumnya ane pamit ke susi berpesan supaya hati2 jaga rumah selama ane pergi..

    Di kalimantan ane sms menanyakan kabar,dan ane beranikan untuk sms yg bernada memancing..seperti “km udah mandi belum susi manis?”…dan dia pun membalas dengan “udah aa sayang”…
    Dan ane pancing2 dia denga sms bahwa sebenarnya ane suka ma dia…tp takut di tolak karena susi udah punya cowok..
    Tak di sangka susi membalas dengan sms yg sangat mengagetkan “aa kenapa ga bilang,susi juga suka banget ma aa,tp susi takut,susi kan cuma pembantu”..
    wah..ini yg ane tunggu…ane tlp dia..dan kita pun ngobrol panjang lebar tentang seringnya ane curi2 pandang…dll…

    Ane pun pulang ke Bgr,ane langsung menuju rumah..susi menyambut dengan senyuman malu…ane pun mencubit lengannya..tanda kangen..

    Ane beranikan mengajak susi ngobrol malam itu…kami pun ngobrol..tp terlihat sekali susi sangat kaku dan tidak seperti biasanya…ane bertanya “kenapa sus”…”ga apa2 a” susi menjawab..
    Ane duduk mendekati susi..dia sangat terlihat gelisah..ane dekatkan bibir ane ke bibir susi..susi sedikit menghindar..tp ane udah pengen banget mencium susi..ane sedikit memaksa dan kami pun berciuman…ane mainkan lidah ane di di bibir susi…kami pun bergumul mesra dengan hangatnya…di temani hujan bibir kami saling bermain…
    Malam itu tak terjadi apa2..ane ga ingin buru2 melakukan sesuatu..ane takut susi akan minta pertanggungan jawab bila ane exe dia malam itu..

    esok hari nya sepulang kerja ane langsung mandi…kami pun ngobrol..sudah mulai cool…suasananya udah mulai seperti biasa lg..susi nonton tv,ane di sebelahnya,yg berbeda adalah sekarang susu udah berani duduk dekat2 nempel ke ane..
    Ane membuka pembicaraan..ane bertanya tentang hubungan susi dengan pacarnya di kampung sejauh apa hubungan yg mereka lakukan..
    Susi bercerita bahwa mereka memang sering berciuman..dan susi juga pernah pegang punya cowoknya..begitu pula sebaliknya…sambil berpura2 cemburu aku pun pergi ke kamar..
    Susi mengejar ane ke kamar..dia minta maaf..dan bilang bhwa susi masih perawan…
    Ane bilang gak percaya…karena blm membuktikannya..kami pun sedikit ngadu argument..dan ane minta pembuktian kalo susi memang masih benar perawan..
    Tak di sangkan susi langsung membuka daster yg di pakainya…”susi akan buktikan kalau susi memang masih perawan”..kata susi
    “jangan sus,aku ga berani tanggung jawab kalo sampai terjadi sesuatu”ane bilang begitu
    “aa ga usah mikirin tanggung jawab,yg penting susi kan buktikan kalau memang susi masih perawn”,susi mendekati ane hanya mengenakan BH dan CelDam…

    Ane konak gan…ga tahan..melihat secara langsung apa yg selama ini ane inginkan…oh shit…ane bingung..
    di tengah kebingungan ane,bibir susi sudah melumat bibir ane…kita berciuman di pinggir tempat tidur…tangan ane secara replex mulai bergerilya menuju gunung kembar susi…ane ga kuaaaaaat (dalam hati ane menahan nafsu ini)..

    Ane terus belai toket susi…ane buka bra yg membungkusnya..ane rebahkan susi di ranjang..susi tersenyumm..oh..

    ane mulai melumat pentil susunya…tangan ane mulai bergerilya di paha susi…susi pun melenguh “ohhh”…

    tangan ane menuju selangkangan susi…bermain si pinggiran celana dalam yg masih membungkus meki susi..ane terus benjilati puting susu susi yg mulai keras…tangan ane pun membuka celana dalam yg di pkai susi…susi melenguh kembali..”oooohhhh”….

    Ane secara cepat membuka celana pendek dan kaos ane…ane pun membuka CD yg ane pakai…

    kembali ane lumat bibir susi…tangan ane mulai mengelus pinggiran meki susi…susi pun men desah “aaaaahhhh”…
    Tangan ane mulai menyibak meki susi yg di tumbuhi bulu yg tidak terlalu tebal…jari ane menari2 mengelus klitoris susi…susi pun tambah mendesah “AAAAAAHHHH”…

    Jari ane bermain2 di bibir lobang meki susi…bibir ane bermain di toketnya…dan tangan susi pun mulai mengeleus2 konto ane yg udah keras n panas…

    “aa..punya aa gedee…” susi berbisik..
    Ane tersenyum sambil kembali melumat bibir susi dan memainkan jari di mekinya…

    Bibir ane pindah ke toketnya….lalu turun menjilati perutnya…dan sampailah di pertigaan selangkangan susi…

    Ane buka perlahan belahan paha susi…ane pun mulai merunduk…ane sibak kedua belahan meki susi…dan lidah ane mulai bermain di bibir meki susi…oooh…mantapnya meki perawan…

    “AA..AAAAAhhh”..susi mendesah ketika bibir mekinya ane jilati…lidah ane mulai menusuk2 lobang mekinya…dan sekali2 lidah ane bermain di klitoris susi…

    “aa”ooooooughhhh…..”..susi mendesah semakin keras…

    ane menjilati mekinya -+ 15 menit..ane pun kembali melumat toket susi….pentilanya ane jilati melingkar..jari ane terus bermain di bibir meki susi yg mulai basah di bajiri cairan kenikmatan…

    Susi terus mendesah..”ouwgh..aa…ouwgh..aa…”dia memanggil ane dalam desahannya..

    Tak menunggu lama,ane siapkan rudal konti ane yg udah keras banget…ane arahkan ke meki susi yg udah basah…ane lebarkan pahanya…ane taptkan di lobangnya..

    dan ane tekan pelan2….”aa…ouwgh…”susi mendesah….”aa…sakit”….”ouwgh”…susi sedikit meringis ketika konti ane mulai masuk ke mekinya…konti ane semakin dalam…”aa…sakit…”…”oughwwhhh”..susi mndesah sambil menutup matanya….
    Ane cabut pelan2…ane tekan lagi…ane cabut lagi…ane tekan lagi…dan seterusnya….
    “owgh..aa…oegh…owgh…ooooooh…”desahan susi semakin terdengar…
    Ane pun mengenjot konti ane di mekinya…dan tiba2 keluarlah darah keperawanan dari lobang meki susi….
    …ane genjot lagi lebih cepat…darah semakin banyak….ane genjot terus…”aa…sakiiiiiit….owwwuuuuuuuggggghhh”.. .susi mendesah sambil terpejam matanya..
    Ane genjot terus…”sabar sayang…bentar lagi sakitnya hilang”…ane menimpali sambil terus menggenjot..
    konti ane keluar nasuk di meki susi….sampai darah perawannya tak lagi keluar…

    Ane goyang2 di dalam mekinya…ane hujam lebih dalam…”oooooooooooowwwwwwwghhhhhh”…susi menjerit…mekinya semakin licin…menandakan susi udah mendapatkan O…dan ane pun memepercepat genjotan ane….”OOOOOOOOOOOOOOOOOOWWWWWWGGGGGGGGGGGGHHHHHH HHHHHHH”….susi menjerit kenikamatan…susi mencengkeram pundak ane…..tangannya mencakar bokong ane…dan “croooooooot”….ane pun orgasme…..sperma ane memenuhi lobang meki susi….

    Ane memeluknya…dan susi pun tersenyum…”percaya kan kalo susi masih perawan?” tanya susi pada ane
    “iya aku percaya”…ane pun tersenyum…dan kami pun berpelukan…

    Ane minta susi supaya kencing dulu…dan membersihkan mekinya…ane pengen malam ini 5 ronde..hehehe…

    kami pun bermain hingga pagi hari…esoknya ane ajak susi ke bidan yg jauh dari rumah ane…ane minta susi untuk KB…susi pun KB suntik…dan kami pun hingga sat ini masih berhubungan..
    1 yg membuat ane ga bisa lepas dari susi…mekinya wangi…dan nikmat banget saat di oral…beda dengan bokin ane yg kadang ada bau tak sedapnya…
    Ane jd jarang pulang ke bdg,ane malah tiap minggu menghabiskan waktu bermain sex seharian bareng susi…semua gaya udah kami mainkan…bahkan anal sudah kami praktekan…

    Susi tak pernah minta ane menikahi dia..karena dia pun tak mungkin memutuskan hubungan dengan pacarnya di kampung yg sudah di jodohkan oleh ortunya…entah sampaia kapan kami begini…tp jujur..nikmat sex bukan karena status..tp karena barang…hehehe

    Buat ***** yg suka maen ma pembokatnya,saran dari ane,pembokat juga manusia,yg butuh kasih sayang dan materi,selain gaji 750rb ane kasih tambahan 1 jt perbulan buat susi plus uang jajan 50 rb tiap hari agar meki yg mantap itu di jaga dan di rawat demi kepentingan bersama..dan satu lagi,buatlah komitment agar sang pembokat tidak menuntut anda menikahinya..dan ini adalah hal yg paling penting!!!

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Foto Bugil Mandy Berpose Penuh Birahi

    Foto Bugil Mandy Berpose Penuh Birahi


    3132 views

    Foto Bugil Terbaru – Foto Memek Janda Genit Lagi Gatel Pengen Colmek, Postingan ini saya dedikasikan untuk para pecinta janda muda genit yang sudah menanti-nanti galeri terbaru dari kami. Nah, hari ini kami akan menampilkan album dari seorang janda genit yang sudah sange dan pengen colmek. Mungkin karena jarang dibelai dan kontolmu tak kunjung-kunjung datang menghampirinya sehingga ia blingsatan di kamar mandi seperti ini. Agen Resmi Sbobet

  • Video Bokep Si Mungil kyoso Sono Yang Haus Sex

    Video Bokep Si Mungil kyoso Sono Yang Haus Sex


    1447 views

    MarkasJudi

  • Bercinta dengan Guru Cantik

    Bercinta dengan Guru Cantik


    1599 views

    Seorang wanita dengan jilbab hijau lumut tampak berjalan terburu-buru menuju ruang guru, belahan rok yang cukup sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Namun saat dirinya tiba diruangan yang dituju, disana hanya didapatinya Bu Nita yang sibuk mengoreksi hasil ujian harian para siswa.

    “Bu.. apa Pak Rivan sudah pulang?”

    “Mungkin sudah,” jawab Bu Nita, memandang Reyna dengan wajah penuh curiga, setau Bu Nita hubungan antara Reyna dan Rivan memang tak pernah akur, meski sama-sama guru muda, pemikiran Reyna dan Rivan selalu bersebrangan. Reyna yang idealis dan Rivan yang liberal.

    “Memangnya ada apa Bu?” lanjut wanita itu, penasaran.
    “Oh… tidak.. hanya ada perlu beberapa hal,” elak Reyna.
    “Apa itu tentang pengajuan kenaikan pangkat dan golongan?” tambah Nita yang justru semakin penasaran.
    “Bukan.. eh.. iya.. saya pamit duluan ya Bu,” ucap Reyna bergegas pamit.

    “Semoga saja SMS itu cuma canda,” ucapnya penuh harap, bergegas menuju parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang menatap liar tubuh semampai dibalut seragam hijau lumut khas PNS, ketat membalut tubuhnya.

    Mobil Avanza, Reyna, membelah jalan pinggiran kota lebih cepat dari biasanya. Hatinya masih belum tenang, pikirannya terus terpaku pada SMS yang dikirimkan Rivan, padahal lelaki itu hanya meminta tolong untuk membantunya menyusun persyaratan pengajuan pangkat, tapi rasa permusuhan begitu lekat dihatinya.

    Jantung Reyna semakin berdebar saat mobilnya memasuki halaman rumah, di sana telah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah lagi itu pasti motor Rivan,” bisik hati Reyna. Di kursi beranda sudut mata wanita muda itu menangkap sosok seorang lelaki, asik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” ucap Reyna dengan nada suara tak suka.

    Rivan membalas dengan tersenyum.

    “Masuklah, tapi ingat suamiku tidak ada dirumah, jadi setelah semua selesai kamu bisa langsung pulang,” ucap Reyna ketus, meninggalkan lelaki itu diruang tamu.

    Beraktifitas seharian disekolah memaksa Reyna untuk mandi, saat memilih baju, wanita itu dibuat bingung harus mengenakan baju seperti apa, apakah cukup daster rumahan ataukah memilih pakaian yang lebih formal.

    “Apa yang ada diotak mu, Rey?!.. Dia adalah musuh bebuyutan mu disekolah,” umpat hati Reyna, melempar gaun ditangannya ke bagian bawah lemari.

    Lalu mengambil daster putih tanpa motif. Tapi sayangnya daster dari bahan katun yang lembut itu terlalu ketat dan sukses mencetak liuk tubuhnya dengan sempurna, memamerkan bongkahan payudara yang menggantung menggoda.

    Reyna kembali dibuat bingung saat memilih penutup kepala, apakah dirinya tetap harus mengenakan kain itu ataukah tidak, toh ini adalah rumahnya. Namun tak urung tangannya tetap mengambil kain putih dengan motif renda yang membuatnya terlihat semakin anggun, tubuh indah dalam balutan serba putih yang menawan.

    Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 petang dan untuk yang kedua kalinya Reyna menyediakan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu masih terlihat serius dengan laptop dan berkas-berkas yang harus disiapkan, sesekali Reyna memberikan arahan.

    Tanpa sadar mata Reyna mengamati wajah Rivan yang memang menarik. “Sebenarnya cowok ini rajin dan baik, tapi kenapa sering sekali sikapnya membuatku emosi,” gumam Reyna, teringat permusuhannya dilingkungan sekolah.

    Pemuda yang memiliki selisih umur empat tahun lebih muda dari dirinya. Sikap keras Reyna sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berbanding terbalik dengan sikap Rivan yang kerap membela murid-murid yang melakukan pelanggaran disiplin.

    “Tidak usah terburu-buru, minum dulu teh mu, lagipula diluar sedang hujan,” tegur Reyna yang berniat untuk bersikap lebih ramah.
    “Hujan?… Owwhh Shiiit.. Ibuku pasti menungguku untuk makan malam,” umpat Rivan.

    Reyna tertawa geli mendengar penuturan Rivan, “makan malam bersama ibumu? Tapi kamu tidak terlihat seperti seorang anak mami,” celetuk Reyna usil, membuat Rivan ikut tertawa, namun tangannya terus bergerak seakan tidak tergoda untuk meladeni ejekan Reyna.

    “Bereeesss..” ucap Rivan tiba-tiba mengagetkan Reyna yang asik membalas BBM dari suaminya.
    “Jadi apa aku harus pulang sekarang?” tanya Rivan, wajahnya tersenyum kecut saat mendapati hujan diluar masih terlalu lebat.

    “Di garasi ada jas hujan, tapi bila kamu ingin menunggu hujan teduh tidak apa-apa,” tawar Reyna yang yakin motor Rivan tidak mungkin menyimpan jas hujan.
    “Aku memilih berteduh saja, sambil menemani bu guru cantik yang sedang kesepian, hehehe…”
    “Sialan, sebentar lagi suamiku pulang lhoo,”

    Sesaat setelah kata itu terucap, Blackberry ditangan Reyna menerima panggilan masuk dari suaminya, tapi sayangnya suaminya justru memberi kabar bahwa dirinya sedikit terlambat untuk pulang, dengan wajah cemberut Reyna menutup panggilan.

    “Ada apa, Rey..”
    “Gara-gara kamu suamiku terlambat pulang,”

    “Lhoo, kenapa gara-gara aku? Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, dengan gregetan Reyna melempar bantal sofa. Obrolan kembali berlanjut, namun lebih banyak berkutat pada dinamika kehidupan disekolah dan hal itu cukup sukses mencairkan suasana.

    Reyna seakan melihat sosok Rivan yang lain, lebih supel, lebih bersahabat dan lebih humoris. Jauh berbeda dari kacamatanya selama ini yang melihat guru cowok itu layaknya perusuh bagi dirinya, sebagai penegak disiplin para siswa.

    “Aku heran, kenapa kamu justru mendekati anak-anak seperti Junot dan Darko, kedua anak itu tak lagi dapat diatur dan sudah masuk dalam daftar merah guru BK,” tanya Reyna yang mulai terlihat santai. “Seandainya bukan keponakan dari pemilik yayasan, pasti anak itu sudah dikeluarkan dari sekolah,” sambungnya.

    “Yaa, aku tau, tapi petualangan mereka itu seru lho, mulai dari nongkrong di Mangga Besar sampai ngintipin anak cewek dikamar mandi, guru juga ada lho yang mereka intipin,” “Hah? yang benar? gilaaa, itu benar-benar perbuatan amoral,” Reyna sampai meloncat dari duduknya, berpindah ke samping Rivan.

    “Tapi tunggu, bukankah itu artinya kamu mendukung kenakalan mereka, dan siapa guru yang mereka intip?” tanya Reyna dengan was-was, takut dirinya menjadi korban kenakalan kedua siswa nya.
    “Sebanarnya mereka anak yang cerdas dan kreatif, bay
    angkan saja, hanya dengan pipa ledeng dan cermin mereka bisa membuat periskop yang biasa digunakan oleh kapal selam,” ucap Rivan serius, memutar tubuhnya berhadapan dengan Reyna yang penasaran.

    “Awalnya mereka cuma mengintip para siswi tapi bagiku itu tidak menarik, karena itu aku mengajak mereka mengintip di toilet guru, apa kamu tau siapa yang kami intip?”

    Wajah Reyna menegang, menggeleng dengan cepat. “Siapa?,,,”

    “kami mengintip guru paling cantik disekolah, Ibu Reyna Raihani!”
    “Apa? gilaaa kamu Van, kurang ajar,” Reyna terkaget dan langsung menyerang Rivan dengan bantal sofa.
    “ampuun Reeeey, Hahahaa,,”
    “Sebenarnya kamu ini guru atau bukan sih? Memberi contoh mesum ke murid-murid, besok aku akan melaporkan mu ke kepala sekolah,” sembur Reyna penuh emosi.

    Rivan berusaha menahan serangan dengan mencekal lengan Reyna.

    “Hahahaa, aku bohong koq, aku justru mengerjai mereka, aku tau yang sedang berada di toilet adalah Pak Tigor dan apa kamu tau efeknya? Mereka langsung shock melihat batang Pak Tigor yang menyeramkan, Hahaha,” Reyna akhirnya ikut tertawa, tanpa sadar jika lengannya masih digenggam oleh Rivan.

    “Tu kan, kamu itu sebenarnya lebih cantik jika sedang tertawa, jadi jangan disembunyikan dibalik wajah galakmu,” ucap Rivan yang menikmati tawa renyah Reyna yang memamerkan gigi gingsulnya. Seketika Reyna terdiam, wajahnya semakin malu saat menyadari tangan Rivan masih menggenggam kedua tangannya.

    Tapi tidak berselang lama bentakan dari bibir tipisnya kembali terdengar, “Hey!.. Kalo punya mata dijaga ya,” umpat Reyna akibat jelajah mata Rivan yang menyatroni gundukan payudara dibalik gaun ketat yang tak tertutup oleh jilbab, Reyna beranjak dan duduk menjauh, merapikan jilbabnya.

    “Punyamu besar juga ya,” balas Rivan, tak peduli akan peringatan Reyna yang menjadi semakin kesal lalu kembali melempar bantalan sofa. “Ga usah sok kagum gitu, lagian kamu pasti sudah sering mengintip payudara siswi disekolah?,,”

    “Tapi punyamu spesial, milik seorang guru tercantik disekolah,”

    “Sialan..” dengus Reyna merapikan jilbabnya, tapi sudut bibirnya justru tersenyum, karena tak ada wanita yang tidak suka bila dipuji. Wajah Reyna memerah , kalimat Rivan begitu vulgar seakan itu adalah hal yang biasa.

    “Rey… liat dong,”

    “Heh? Kamu mau liat payudaraku , gilaa… Benda ini sepenuhnya menjadi hak milik suamiku,” Wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa sadar mulai terbawa sifat Rivan yang cuek.
    “Ayo dooong, penasaran banget nih,”
    “Nanti, kalo aku masuk kamar mandi intipin aja pake piroskop ciptaan kalian itu, hahaha..” Reyna tertawa terpingkal menutup wajahnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkannya.

    “Yaaa, paling ngga jangan ditutupin jilbab keq,” sungut Rivan, keqi atas ulah Reyna yang menertawakannya.
    “Hihihi… Liat aja ya, jangan dipegang,” Ucap guru cantik itu dengan mata tertuju ke TV, lalu mengikat jilbabnya kebelakang.
    “Kurang..”

    “Apalagi? Bugil?” matanya melotot seolah-olah sedang marah, tetapi jantungnya justru berdebar kencang, menantang hatinya sejauh mana keberanian dirinya.
    “satu kancing aja,”
    “Dasar guru mesum,” Reyna lagi-lagi memeletkan lidahnya lalu kembali menolehkan wajahnya ke TV, namun tangannya bergerak melepas kancing atas.

    Tapi tidak berhenti sampai disitu, karena tangannya terus bergerak melepas kancing kedua lalu menyibak kedua sisinya hingga semakin terbuka, membiarkan bongkahan berbalut bra itu menjadi santapan penasaran mata Rivan. Entah apa yang membuat Reyna seberani itu, untuk pertama kalinya dengan sengaja menggoda lelaki lain dengan tubuh nya.

    “Punyamu pasti lebih kencang dibanding milik Anita,” sambung Rivan, matanya terus terpaku ke dada Reyna sambil mengusap-usap dagu yang tumbuhi jambang tipis, seolah menerawang seberapa besar daging empuk yang dimiliki wanita cantik itu. Tapi kata-kata Rivan justru membuat Reyna kaget, bingung sekaligus penasaran. “Hhmmm.. Ada hubungan apa antara dirimu dan Bu Nita?”

    “Tidak ada, aku hanya menemani wanita itu, menemani malam-malamnya yang sepi,”
    “Gilaaa.. Apa kamu… eeeenghhh,,,”

    “Maksudmu aku selingkuhan Bu Anita kan? Hahaha…” Rivan memotong kalimat Reyna setelah tau maksud kalimat yang sulit diucapkan wanita itu. “Bisa dikatakan seperti itu, hehehe.. Tapi kami sudah mengakhirinya tepat seminggu yang lalu,”

    “Kenapa?” sambar Reyna yang tiba-tiba penasaran atas isu skandal yang memang telah menyebar dikalangan para guru mesum. Rivan menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya. “Suaminya curiga dengan hubungan kami, meski Anita menolak untuk mengakhiri aku tetap harus mengambil keputusan itu, resikonya terlalu besar,”

    “Apa kamu mencintai Bu Anita?”

    Rivan tidak langsung menjawab tapi justru mengambil rokok dari kantongnya, setelah tiga jam lebih menahan diri untuk tidak menghisap lintingan tembakau dikantongnya, akhirnya lelaki itu meminta izin, “Boleh aku merokok?”

    “Silahkan..” jawab Reyna cepat.

    “Aku tidak tau pasti, Anita wanita yang cantik, tapi dia bukan wanita yang kuidamkan,” beber lelaki itu setelah menghembuskan asap pekat dari bibirnya. Tapi wajah wanita didepannya masih menunjukkan rasa penasaran, “lalu apa saja yang sudah terjadi antara dirimu dan Anita?” cecarnya.

    “Hahahaha.. Maksudmu apa saja yang sudah kami lakukan?”

    Wajah Reyna memerah karena malu, Rivan dengan telak membongkar kekakuannya sebagai seorang wanita dewasa. “Anita adalah wanita bersuami, artinya kau tidak berhak untuk menjamah tubuhnya,” ucap Reyna berusaha membela keluguan berfikirnya.

    Rivan tersenyum kecut, mengakui kesalahannya, “Tak terhitung lagi berapa kali kami melakukannya, mulai dari dirumahku, dirumahnya, bahkan kami pernah melakukan diruang lab kimia, desah suaranya sebagai wanita yang kesepian benar-benar menggoda diriku, rindu pada saat-saat aku menghamburkan spermaku diwajah cantiknya.”

    Seketika wajah Reyna terasa panas membayangkan petualangan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menetralkan debar jantungnya. “Belum ada yang cocok,” jawab Rivan dengan simpel, membuat Reyna menggeleng-gelengkan kepala, wanita itu mengambil teh dimeja dan meminumnya.
    “Rey.. selingkuhan sama aku yuk..”

    Brruuuuuffftttt…
    Bibir tipis Reyna seketika menghambur air teh dimulutnya.

    “Dasar guru mesum,” umpat Reyna membuang wajahnya, yang menampilkan ekspresi tak terbaca, kejendela yang masih mempertontonkan rinai hujan yang justru turun semakin deras.

    “Aku masak dulu, lapar nih,” ucap Reyna, beranjak dari sofa berusaha menghindar dari tatapan Rivan yang begitu serius, jantungnya berdegub keras masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Rivan.

    “Rey…” Panggilan Rivan menghentikan langkah wanita itu.
    “Kenapa wajahmu jadi pucat begitu, tidak perlu takut aku cuma bercanda koq,” ujar lelaki itu sambil terkekeh.
    “Siaaal, ni cowok sukses mengerjai aku,” umpat hati Reyna.

    “Aku tau koq, kamu tidak mungkin memiliki nyali untuk menggoda guru super galak seperti aku,” ucapnya sambil memeletkan lidah. Diam-diam bibirnya tersenyum saat Rivan mengikuti ke dapur. Hatinya mencoba berapologi, setidaknya lelaki itu dapat menemaninya saat memasak.

    Reyna dengan bangga memamerkan keahliannya sebagai seorang wanita, tangannya bergerak cepat menyiapkan dan memotong bumbu yang diperlukan, sementara Rivan duduk dikursi meja makan dan kembali berceloteh tentang kenakalan dan kegenitan para siswi disekolah yang sering menggoda dirinya sebagai guru mesum jomblo tampan.

    “Awas aja kalo kamu sampai berani menyentuh siswi disekolah,” Reyna mengingatkan Rivan sambil mengacungkan pisau ditangan, dan itu membuat Rivan tertawa terpingkal.
    “Ckckckck, mahir juga tangan mu Rey,” Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna saat memotong bawang bombay.
    “Hahaha… ayo sini aku ajarin..” tawar Reyna tanpa menghentikan aksinya.

    Tapi Reyna terkejut ketika Rivan memeluknya dari belakang, bukan.. cowok itu bukan memeluk, karena tangannya mengambil alih pisau dan bawang yang ada ditangannya. “Ajari aku ya..” bisik Rivan lembut tepat ditelinganya.

    Kepala wanita itu mengangguk, tersenyum tersipu. Tangannya terlihat ragu saat menyentuh dan menggenggam tangan Rivan yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Perlahan pisau bergerak membelah daging bawang.

    “tangan mu terlalu kaku, Hahahaa,”
    “Ya maaf, tanganku memang tidak terlatih melakukan ini, tapi sangat terlatih untuk pekerjaan lainnya.”
    “Oh ya? Contohnya seperti apa? Membuat periskop untuk mengintip siswi dikamar mandi? Hahaha,,,”

    “Bukan, tapi tanganku sangat terampil untuk memanjakan wanita cantik seperti mu,” ucap lelaki itu, melepaskan pisau dan bawang, beralih mengusap perut Reyna yang datar dan perlahan merambat menuju payudara yang membusung.

    “Hahaha, tidaak tidaaak, aku bukan selingkuhanmu, ingat itu,” tolak Reyna berusaha menahan tangan Rivan.
    “Rey, jika begitu jadilah teman yang mesra untuk diriku, dan biarkan temanmu ini sesaat mengangumi tubuhmu, bila tanganku terlalu nakal kamu bisa menghentikanku dengan pisau itu, Deal?…”

    Tubuh Reyna gemetar, lalu mengangguk dengan pelan, “Ya, Deaaal.” ucap bibir tipisnya, serak. Reyna kembali meraih pisau dan bawang dan membiarkan tangan kekar Rivan dengan jari-jarinya yang panjang menggenggam payudara nya secara utuh. Memberikan remasan yang lembut, memainkan sepasang bongkahan daging dengan gemas.

    Mata Reyna terpejam, kepalanya terangkat seiring cumbuan Rivan yang perlahan merangsek keleher yang masih terbalut jilbab. Romansa yang ditawarkan Rivan dengan cepat mengambil alih kewarasan Reyna.

    “Owwhhhh,” bibir Reyna mendesah, kakinya seakan kehilangan tenaga saat jari-jari Rivan berhasil menemukan puting payudara yang mengeras.
    “Rivaaaan,” ucap wanita itu sesaat sebelum bibirnya menyambut lumatan bibir yang panas.

    Membiarkan lelaki itu menikmati dan bercanda dengan lidahnya, menari dan membelit lidahnya yang masih berusaha menghindar. “Eeeemmhhh…” wajahnya terkaget, Rivan dalam hisapan yang lembut membuat lidah nya berpindah masuk menjelajah mulut lelaki itu dan merasakan kehangatan yang ditawarkan.

    Menggelinjang saat lelaki itu menyeruput ludah dari lidahnya yang menari. Jika Reyna mengira permainan ini sebatas permainan pertautan lidah, maka wanita itu salah besar, karena jemari dari lelaki yang kini memeluknya penuh hasrat itu mulai menyelusup kebalik kancingnya.

    “Boleh?”

    Wanita berbalut jilbab itu tak berani menjawab, hanya memejamkan matanya dan menunggu keberanian silelaki untuk menikmati tubuhnya. Begitu pun saat tangan Rivan berusaha menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung menantang dari bra yang membekap.

    “Oooowwwhh, eemmppphhh,” tubuh Reyna mengejang seketika, tangan lentiknya tak mampu mengusir tangan Rivan, hanya mencengkram agar jemari lelaki itu tidak bergerak terlalu lincah memelintir puting mungilnya.

    “Rey.. Kenapa kamu bisa sepasrah ini?.. Benarkah kamu menyukai lelaki ini?.. Bukan.. Ini bukan sekedar pertemanan Rey.. Meski kau tidak menyadari aku bisa merasakan bibit rasa suka dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna mencoba menyadarkan. Tapi wanita itu justru berusaha memungkiri penghianatan cinta yang dilakoninya, berusaha mengenyahkan bisikan hati dengan memejamkan matanya lebih erat.

    Wajahnya mendongak ke langit rumah, berusaha lari dari batinnya yang berteriak memberi peringatan. Pasrah menunggu dengan hati berdebar saat tangan Rivan mulai mengangkat dasternya keatas dan dengan pasti menyelinap kebalik kain kecil, menyelipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.

    “Ooowwwhhhhhhh,” bibirnya mendesah panjang, berusaha membuka kaki lebih lebar seakan membebaskan jari-jari Rivan bermain dengan klitorisnya.

    Kurihiiiing…
    Kurihiiiing…

    Dering HP mengagetkan keduanya, membuat pergumulan birahi itu terlepas. Kesadaran Reyna mengambil alih seketika, dirinya semakin shock melihat nama yang tertera dilayar HP, ‘Mas Anggara’.

    “Hallo mas, halloo,,” sambut Reyna diantara usahanya mengkondisikan jantung yang berdegup kencang.
    “Mas sedang dimana, kenapa belum pulang?” ucap Reyna kalut dengan rasa takut dan bersalah yang begitu besar, seolah suaminya kini berdiri tepat didepannya.
    “Mas masih dirumah sakit, mungkin tidak bisa pulang malam ini,” jawab suara besar diujung telpon.
    “Iya.. Iya tidak apa-apa, Mas kerja saja yang tenang,”

    Setelah mengucap salam, sambungan telpon dimatikan. Reyna berdiri bersandar dimeja, menghela nafas panjang lalu meneguk liur untuk membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.

    “Rivan, terimakasih untuk semuanya, tapi kau bisa pulang sekarang,”
    “Tidak Rey, kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”

    “Apa maksudmu?… Tidak.. Aku bukan seperti Anita yang kesepian, aku tidak memiliki masalah apapun dengan suamiku, keluarga yang kumiliki saat ini adalah keluarga yang memang kuidamkan…” wajah Reyna menjadi pucat saat Rivan mendekat menempel ketubuhnya, mengangkat dasternya lebih tinggi, memeluk dan meremas pantat yang padat berisi.

    “Rivan, ingat!.. Kamu seorang guru, bukan pemerkosa..” didorongnya tubuh lelaki itu, tapi dekapan tangan Rivan terlalu erat.
    “Yaa.. Aku memang bukan pemerkosa, aku hanya ingin menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”
    “Gila kamu Rivan, aku adalah istri yang setia, tidak seperti wanita-wanita yang pernah kau tiduri ”
    “Ohh ya?,,” Rivan tersenyum sambil menurunkan celananya dan memamerkan batang yang telah mengeras, batang besar yang membuat Reyna terhenyak.

    Tiba-tiba dengan kasar Rivan mencengkram tubuh Reyna dan mendudukkan wanita itu diatas meja, dengan gerakan yang cepat menyibak celana dalam Reyna, batang besar itu telah berada didepan bibir senggama Reyna.

    “Jangan Rivaaan, aku bisa berbuat nekat,” Reyna mulai menangis ketakutan, meraih garpu yang ada disampingnya, mengancam Rivan.
    “Kenapa mengambil garpu, bukankah disitu ada pisau?” Rivan terkekeh, wajah yang tadi dihias senyum menghanyutkan kini berubah begitu menakutkan.
    “Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan saat Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki itu.

    Lelaki itu menepis tangan Reyna, merebut garpu dan melemparnya jauh, darah terlihat merembes dikemeja lelaki itu. “Bila ingin mengakhiri ini seharusnya kau tusuk tepat di ulu hatiku,” ucapnya dengan wajah menyeringai sekaligus menahan sakit.

    “Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan,” Reyna berhasil berontak mendorong tubuh besar Rivan lalu berlari kearah kamar, tapi belum sempat wanita itu menutup kamar Rivan menahan dengan tangannya.

    “Aaaaagghh…” Rivan mengerang kesakitan akibat tangannya yang terjepit daun pintu, lalu dengan kasar mendorong hingga membuat Reyna terjengkal.
    “Dengar Rey.. Sudah lama aku menyukai mu, dan aku berusaha menarik perhatianmu dengan menentang setiap kebijakan mu,”

    Dengan kasar Rivan mendorong wanita itu kelantai dan melucuti pakaiannya, Reyna berteriak meminta tolong sembari mempertahankan kain yang tersisa, tapi derasnya hujan mengubur usahanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi tubuh Reyna yang terbaring tak berdaya, memamerkan batang besar yang mengeras sempurna, kejantanan yang jelas lebih besar dari milik suaminya.

    Wanita itu menangis saat Rivan dengan kasar menepis tangan yang masih berusaha menutupi selangkangan yang tak lagi dilindungi kain. “Cuu.. Cukup Rivan, sadarlaaah..” sambil terus menangis Reyna berusaha menyadarkan, tapi usahanya sia-sia, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina dengan rambut kemaluan yang terawat rapi.

    Dengan kekuatan yang tersisa Reyna berusaha merapatkan kedua pahanya, namun terlambat, Rivan telah lebih dulu menempatkan tubuhnya diantara paha sekal itu dan bersiap menghujamkan kejantanannya untuk mengecap suguhan nikmat dari wanita secantik Reyna.

    “Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit dibanding milik Anita,” desah Rivan seiring kejantanan yang menyelusup masuk ke liang si betina.

    “Oohhkk.. Oohhkk..” bibir Reyna mengerang menerima hujaman yang dilakukan dengan kasar, semakin keras batang besar itu menghujam semakin kuat pula jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya tak henti mengalir.

    Tubuhnya terhentak bergerak tak beraturan, Rivan menyetubuhinya dengan sangat kasar. Wajah lelaki itu menyeringai saat melipat kedua paha Reyna keatas, memberi suguhan indah dari batang besar yang bergerak cepat menghujam celah sempit vagina Reyna.

    “Sayang, aku bisa merasakan lorong vaginamu semakin basah, ternyata kamu juga menikmati pemerkosaan ini, hehehe”

    Plak…

    Pertanyaan Rivan berbuah tamparan dari tangan Reyna, tapi lelaki itu justru tertawa terpingkal, lidahnya menjilati jari-jari kaki Reyna yang terangkat keatas dengan pinggul yang terus bergerak menghujamkan batang pusakanya. Puas bermain dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu bergerak melepas bra yang masih tersisa.

    “Ckckckck… Sempurna, sejak dulu aku sudah yakin payudaramu lebih kencang dari milik Anita,”

    Tubuh Reyna melengkung saat putingnya dihisap lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh..”

    “Pasti Anita malam ini tidak bisa tidur karena menunggu batang kejantanan yang kini sedang kau nikmati, Oowwhhh kecantikan, keindahan tubuh dan nikmatnya vaginamu benar-benar membuatku lupa pada beringasnya permainan Anita,” ucap Rivan, membuat Reyna kembali melayangkan tangannya kewajah lelaki itu.

    “Bajingan kamu, Van..” umpat wanita itu, tapi tak berselang lama bibirnya justru mendesah saat lidah Rivan bermain ditelinganya. “Oooowwwhhhhh….”
    “Hehehe…akuilah, jika kamu juga menikmati pemerkosaan ini, rasakanlah besarnya penisku divagina sempit mu ini,”

    Mata wanita itu terpejam, air matanya masih mengalir dengan suara terisak ditingkahi lenguhan yang sesekali keluar tanpa sadar. Hatinya berkecamuk, sulit memang memungkiri kenikmatan yang tengah dirasakan seluruh inderanya.

    “Reeeey… Sadarlah, kamu wanita baik-baik, seorang istri yang setia, setidaknya tutuplah mulut nakal mu itu,” teriak hatinya mencoba mengingatkan, membuat airmata Reyna semakin deras mengalir.

    Yaa.. meski hatinya berontak, tapi tubuhnya telah berkhianat, pinggulnya tanpa diminta bergerak menyambut hentakan batang yang menggedor dinding rahim. Rivan tersenyum penuh kemenangan.

    “Berbaliklah, sayang,” pintanya.

    Tubuh Reyna bergerak lemah membelakangi Rivan, pasrah saat lelaki itu menarik pantatnya menungging lebih tinggi, menawarkan kenikmatan dari liang senggama yang semakin basah. Jari-jari lentiknya mencengkram sprei saat lelaki dibelakang tubuhnya menggigiti bongkahan pantatnya dengan gemas.

    “Oooowwwhhhh… Eeeeeenghhh..” pantat indah yang membulat sempurna itu terangkat semakin tinggi ketika lidah yang panas memberikan sapuan panjang dari bibir vagina hingga keliang anal.

    Rasa takut dan birahi tak lagi mampu dikenali, matanya yang sendu mencoba mengintip pejantan yang membenamkan wajah tampannya dibelahan pantat yang bergetar menikmati permainan lidah yang lincah menari, menggelitik liang vagina dan anusnya, suatu sensasi kenikmatan yang tak pernah diberikan oleh suaminya.

    Isak tangis bercampur dengan rintihan. Hati yang berontak namun tubuhnya tak mampu berdusta atas lenguhan panjang yang mengalun saat batang besar Rivan kembali memasuki tubuhnya, menghantam bongkahan pantatnya dengan bibir menggeram penuh nafsu.

    Begitupun saat Rivan meminta Reyna untuk menaiki tubuhnya, meski airmatanya jatuh menetes diatas wajah sipejantan tapi pinggul wanita itu bergerak luwes dengan indahnya menikmati batang besar yang dipaksa untuk masuk lebih dalam.

    “Aaaawwhhhh Rey… Boleh aku menghamilimu?” ucap Rivan saat posisinya kembali berada diatas tubuh Reyna, menunggangi tubuh indah yang baru saja meregang orgasme.

    Wanita itu membuang wajahnya, bibirnya terkatup rapat tak berani menjawab hanya gerakan kepala yang menggeleng menolak, matanya begitu takut beradu pandang dengan mata Rivan yang penuh birahi.

    Batang besar Rivan bergerak cepat, orgasme yang diraih siwanita membuat lorong senggamanya menjadi sangat basah. Hentakan pinggul lelaki itu begitu cepat dan kuat seakan ingin membobol dinding rahim, memaksa Reyna berpegangan pada besi ranjang penikahannya untuk meredam kenikmatan yang didustakan.

    “Reeeeey.. Boleh aku menghamilimuuu?.. Aaaagghhh, cepaaaaat jawaaaaaaaab,” teriak Rivan yang menggerakkan pinggulnya semakin cepat.

    Reyna menatap Rivan dengan kepala yang menggeleng. “Jangaaan.. kumohooon jangaaaan… Rivan tersenyum menyeringai “Kamu yakin? Tidak ingin merasakan sensasi bagaimana sperma lelaki lain menghambur dirahim mu?”

    Plaaak..

    Reyna kembali menampar wajah Rivan untuk yang kesekian kalinya, tapi kali ini jauh lebih keras. Wanita menjerit terisak, tapi kaki jenjangnya justru bergerak melingkari pinggul silelaki, tangannya memeluk erat seakan ingin menyatukan dua tubuh.

    Tangis Reyna semakin menjadi, menangisi kekalahannya. Tangannya menyusuri punggung Rivan yang berkeringat lalu meremas pantat yang berotot seakan mendukung gerakan Rivan yang menghentak batang semakin dalam.

    “Kamu jahaaaaat Rivaaaan.. jahaaaaat..” teriak Reyna seiring lenguh kenikmatan dari bibir silelaki.

    Menghambur bermili-mili sperma dilorong senggama, menghantar ribuan benih kerahim siwanita yang mengangkat pinggulnya menyambut kepuasan silelaki dengan lenguh orgasme yang kembali menyapa, tubuh keduanya mengejat, menggelinjang, menikmati suguhan puncak dari sebuah senggama tabu.

    “Kenapa kau mempermainkan aku seperti ini,” isak Reyna dengan nafas memburu, tangannya masih meremasi pantat berotot Rivan yang sesekali mengejat untuk menghantar sperma yang tersisa kerahim si wanita.

    “Karena aku mencintaimu,” bisik lembut si penjantan ditelinga betina yang membuat pelukannya semakin erat, membiarkan tubuh besar itu berlama-lama diatas tubuh indah yang terbaring pasrah. Membisu dalam pikiran masing-masing.

    “Apa kamu bersedia menjadi teman selingkuhku?”

    Reyna menggeleng dengan cepat, “Aku tidak berani, Rivan, Ooooowwhhhhhh..” wanita itu melepaskan pagutan kakinya dan mengangkang lebar, membiarkan silelaki kembali menggerakkan pingulnya dan memamerkan kehebatan kejantanannya dicelah sempit vagina Reyna.

    “Tapi bagaimana bila aku memaksa?..”

    “Itu tidak mungkin Oooowwhhh… Aku sudah bersuami dan memiliki anak, aaaahhhhhh…” Reyna menggelengkan kepala, berusaha kukuh atas pendirian, meski pinggul indahnya bergerak liar, tak lagi malu untuk menyambut setiap hentakan yang menghantar batang penis kedalam tubuhnya.

    Reyna tak ingin berdebat, tangannya menjambak rambut Rivan saat bibir lelaki itu kembali berusaha merayu, membekap wajah Rivan pada kebongkahan payudara dengan puting yang mengeras.

    “Kamu jahat, Van.. Tak seharusnya aku membiarkan lelaki lain menikmati tubuhku.. Ooowwwhh.. Ooowwwhhh…”

    Setelahnya tak ada lagi kalimat lagi yang keluar selain desahan dan lenguhan dan deru nafas yang memburu. Hingga akhirnya bibir Rivan bersuara serak memanggil nama si wanita.

    “Reeeeey… Boleeeehkaaan?”

    Reyna menatap sendu wajah birahi Rivan, dengan kesadaran yang penuh wanita itu mengangguk lalu merentang kedua tangan dan kakinya, memberi izin kepada silelaki untuk kembali menghambur sperma kedalam rahimnya.

    “Reeeey..” panggil lelaki itu kembali, membuat siwanita bingung, sementara tubuhnya telah pasrah menjadi pelampiasan dari puncak birahi Rivan.

    Dengan wajah memelas tangan Rivan bergerak mengusap wajah Reyna, telunjuknya membelah bibir tipis siwanita.

    “Dasar guru mesum, ” ucap Reyna sambil menampar pipi Rivan tapi kali ini dengan lembut,
    “kamu menang banyak hari ini, Van..” ucapnya lirih dengan mata sembap oleh air mata.
    “Boleeeh?..”

    Reyna memalingkan wajahnya, lalu mengangguk ragu. Rivan bangkit mencabut batangnya lalu mengangkangi wajah guru cantik itu. Sudut mata Reyna menangkap wajah tampan silelaki yang menggeram sambil memainkan batang besar tepat didepan wajah nya.

    Jemari lentiknya gemetar saat mengambil alih batang besar itu dari tangan Rivan. Memberanikan diri untuk menatap lelaki yang mengangkangi wajahnya, kepasrahan wajah seorang wanita atas lelaki yang menikmati tualang birahi atas tubuhnya.

    “Aaaaaaaagghhh.. Aaaaagghhh.. Reeeeey..” wajah Rivan memucat seiring sperma yang menghambur kewajah cantik yang menyambut dengan mata menatap sendu. “Aaaaaagghhhh.. Sayaaaaaang..”

    Tak pernah sekalipun Reyna menyaksikan seorang pejantan yang begitu histeris mendapatkan orgasmenya, dan tak pernah sekalipun Reyna membiarkan seorang pejantan menghamburkan sperma diwajah cantiknya. Dengan ragu Reyna membuka bibirnya, membiarkan tetesan sperma menyapa lidahnya. Batang itu terus berkedut saat jari lentik Reyna yang gemetar menuntun kedalam mulutnya.

    Menikmati keterkejutan wajah Rivan atas keberaniannya. Bibirnya bergerak lembut menghisap batang Rivan, mempersilahkan lelaki itu mengosongkan benih birahi didalam bibir tipisnya.

    “Ooooooowwwhhhhh.. Reeeeeeeey…” Rivan mengejat, menyambut tawaran Reyna dengan beberapa semburan yang tersisa.
    “Cepatlah pulang.. Aku tidak ingin suamiku datang dan mendapati dirimu masih disini,” pinta Reyna setelah Rivan sudah mengenakan kembali seluruh pakaiannya.
    “Masih belum puas?.. dasar guru mesum,” ucapnya ketus saat Rivan memeluk dari belakang.
    “aku bukanlah selingkuhan mu, catat itu,” Reyna menepis tangan Rivan.

    “Yaa.. Aku akan mencatatnya disini, disini, dan disini..” jawab Rivan sambil menunjuk bibir tipis Reyna, lalu beralih meremas payudara yang membusung dan berakhir dengan remasan digundukan vagina.

    “Dasar gila ni cowok,” umpat hati Reyna, yang kesal atas ulah Rivan tetap terlihat cuek setelah apa yang terjadi.

    Reyna menatap punggung Rivan saat lelaki itu melangkah keluar, hujan masih mengguyur bumi Jakarta dengan derasnya, dibibir pintu lelaki itu berhenti dan membalikkan tubuhnya, menampilkan wajah serius.

    “Maaf Rey, sungguh ini diluar dugaanku, semua tidak lepas dari khayalku akan dirimu, tapi aku memang salah karena mencintai wanita bersuami, Love you Rey..” ucap Rivan lalu melangkah keluar kepelukan hujan.

    “Rivaaan.. Love u too,” teriak Reyna dengan suara serak, membuat langkah Rivan terhenti
    “Tapi maaf aku tidak bisa jadi selingkuhanmu.” lanjutnya.

    “Mamaaaaaa, Elminaaaa pulaaaaang,” teriak seorang bocah dengan ceria, coba mengagetkan wanita yang sibuk merapikan tempat tidur yang berantakan, gadis kecil itu langsung menghambur memeluk tubuh Reyna, ibunya.

    Usaha gadis itu cukup berhasil, Reyna sama sekali tidak menduga, Ermina, putri kecilnya yang beberapa hari menginap ditempat kakeknya dijemput oleh suaminya.

    “Ini buat mama dari Elmina,” ucapnya cadel, menyerahkan balon gas berbentuk amor yang melayang pada seutas tali. “Elmina kangen mamaa, selamat valentine ya, ma, Semoga mama semakin cantik dan sehat selalu..”

    Wajah mungil itu tersenyum ceria, senyum yang begitu tulus akan kerinduan sosok seorang ibu. Reyna tak lagi mampu membendung air mata, menatap mata bening tanpa dosa yang menunjukkan kasih sayang seorang anak. Sementara dibelakang gadis itu berdiri suaminya, Anggara, sambil menggenggam balon yang sama.

    “Selamat valentine, sayang,” ucap Anggara, tersenyum dengan gayanya yang khas, senyum lembut yang justru mencabik-cabik hati Reyna.

    Seketika segala sumpah serapah tertumpah dari hatinya, atas ketidaksetiaannya sebagai seorang istri, atas ketidak becusannya menyandang sebutan seorang ibu.

    “Maafin Mama, sayang,” ucap Reyna tanpa suara, memeluk erat tubuh mungil Ermina, terisak dengan tubuh gemetar. “Maafin mama, Pah,”

    Tengah malam, Reyna berdiri dibalik jendela, menatap gulita dengan gundah. Suaminya dan Ermina telah terlelap.

    PING!…

    Tanpa hasrat wanita itu membuka BBM yang ternyata menampilkan pesan dari Rivan.

    “Besok pukul 12 aku tunggu di lab kimia, ”

    Jemari kiri Reyna erat menggenggam tangan suaminya yang tengah pulas tertidur, sementara tangan kanannya menulis pesan dengan gemetar. “Ya, aku akan kesitu,”

  • Busty asian babe in lingerie and stockings stripping and taking a bath

    Busty asian babe in lingerie and stockings stripping and taking a bath


    1458 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!