• Nafsu Seks Teman Lama

    Nafsu Seks Teman Lama


    1662 views

    Duniabola99.org – Suatu ketika aku mengikuti Pelatihan selama seminggu dan di kegiatan itu ada 5 perempuan yang ikutan, salah satunya bernama Nani. Selama kegiatan berlangsung, sering kulihat Nani diam-diam memperhatikan aku tetapi kalau aku tengok dia membuang muka. Tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi masih kencang dan dari obrolan-obrolan saat istirahat aku tahu dia sudah menikah dan punya 2 anak perempuan.

    Saat istirahat makan siang, Nani menghampiriku dan dia langsung bertanya nama lengkapku. Ketika ku sebut namaku, langsung dia berkata “ Kamu kan pacarnya Tuti waktu di SMP kan ?”. Aku kaget, kenapa dia tahu dan ternyata baru terungkap bahwa Nani ini sebenarnya sesekolah denganku saat SMP, seangkatan tetapi beda kelas dan aku pada waktu itu tidak kenal dekat dengannya.

    Mulai dari situ, aku sering dekat dengan Nani, ngobrol masa-masa sekolah dulu dan pada malam menjelang penutupan pelatihan, aku ajak dia untuk ngobrol terpisah dari teman-teman. Dari obrolan berdua itu aku dapat menyimpulkan bahwa Nani kurang bahagia dengan suaminya, saat dia bercerita tentang kondisi keluarganya, dia sempat menangis.
    Ku peluk tubuhnya dan dia sandarkan dadanya ke dadaku. Ku belai rambutnya dengan lembut dan entah setan dari mana yang masuk, perlahan ku angkat dagunya lalu ku tatap matanya. Nani memejamkan matanya sehingga akhirnya bibirku mengecup bibirnya. Dari kecupan berubah jadi ciuman karena Nani menyambut lidahku sehingga kami terlibat dalam ciuman yang panas.
    Nani tidak menolak saat ku remas lembut dadanya bahkan tangannya malah menekan belakang leherku saat ku ciumi lehernya.
    Desah nafasnya memburu disertai dengan rintihan dan perlahan ku belai pahanya … Nani sama sekali tidak menolak.
    Akhirnya “insiden mesra” itu terputus karena Panitia sudah memanggil kembali seluruh peserta untuk kumpul di ruang pelatihan.
    Di ruang pelatihan kami jadi duduk berdua dan sesekali tanganku meremas tangannya dan Nani hanya senyum kalau aku lakukan itu.
    Keesokan harinya usai penutupan, aku janjian untuk bertemu dan karena di rumahku sedang kosong, aku tawari dia untuk datang ke rumahku dan Nani setuju. Asyik dah ……

    Hari yang disepakati tiba, istri dan anak-anakku sedang pergi berwisata ke Jogja selama seminggu, otomatis di rumah hanya aku sendiri.
    Jam 10 bel rumahku berbunyi dan ketika ku buka pintu ruang tamu, Nani sudah berdiri di hadapanku. Segera ku suruh dia masuk, ku kunci gerbang dan pintu ruang tamu lalu segera aku peluk tubuhnya dan kami terlibat dalam ciuman yang panjang dan panas.
    Tanganku dengan bebas bergerak meraba dan meremas dadanya, pantatnya dan Nani membalas pula dengan meremas dadaku. Sayangnya dia pakai celana jeans sehingga aku tidak bisa meraba kulit pahanya.
    Ciuman panas ku hentikan lalu ku ajak dia ke kamarku. Ku suruh dia utuk membuka bajunya dan kusodorkan T shirtku. Dia buka kemeja dan celana jeansnya dan kusuruh dia untuk membuka bh-nya sekalian.
    Saat dia hanya tinggal bercelana dalam, kembali aku peluk tubuh setengah bugilnya dan kuciumi kembali dia dengan lebih bebas. Nani membalas ciumanku tak kalah panasnya lalu ku rebahkan dia di tempat tidur.
    Kami bergelut dengan penuh nafsu dan lidahku bermain dengan bebas menjilati seluruh tubuhnya. Lehernya, puting buah dadanya yang masih kencang, perutnya yang mulus lalu pahanya yang masih kencang. Nani mendesah dan merintih tiada henti saat bibir, lidah dan tanganku bergerak ke setiap sudut tubuhnya. Tapi saat ketika aku akan menarik cd-nya telepon tiba-tiba berdering sehingga terputus sudah kemesraan kami. Ku angkat telepon ternyata dari istriku yang mengabari bahwa dia dan anak-anak baru akan pulang 3 hari lagi.

    Nani keluar dari kamar hanya menggunakan t shirt yang ku berikan dan kemudian dia memelukku. Aku tanyakan apakah dia sudah sarapan, ternyata belum dan dia ingin makan bersamaku.
    Maka ku ajak dia ke dapur dan kami masak berdua sambil sesekali kami berciuman atau ku colek bongkahan pantatnya yang masih kencang itu.
    Kami sarapan di ruang keluarga sabil nonton tv. Mesra banget, seperti pengantin baru. Kadang ku suapi dia atau sebaliknya dan ketika acara sarapan selesai, ku ajak dia untuk nonton acara televisi tapi karena tidak ada acara yang menarik, ku tawari dia untuk nonoton film biru, dia tidak menolak.
    Jadilah kami nonton film biru dan saat film sudah bermain beberapa waktu, nafsu kami bangkit kembali dan kami kembali berciuman, saling meraba, saling remas. T-shirt yang tadi dia gunakan tanggal sudah dan dia hanya menggunakan cd yang transparan begitu juga dengan aku yang tinggal menggunakan cd yang sudah terasa sempit karena batang kemaluanku sudah tegak mengeras. Akhirnya aku bopong tubuh Nani ke kamar lalu kubaringkan di ranjang. Kuciumi kembali senti demi senti tubuhnya dan tangan Nani akhirnya merogoh celana dalamku dan menggenggam batang kemaluanku yang sudah mengeras. Aku sudah terangsang sekali lalu akhirnya ku turunkan celana dalamnya dan kulempar entah kemana. Kini, di hadapanku tergolek tubuh Nani tanpa sehelai benang menutupi tubuh mulusnya. Bulu yang tidak begitu lebat yang berada di pangkal pahanya ku raba dengan tanganku dan kurasakan kelembaban lubangnya …. ku ciumi perutnya, ku mainkan lidahku terus bergerak ke bawah dan akhirnya tibalah aku di lubang kemaluannya yang memerah.
    “Uuuuhhhhh …. Daaaannnnn …..” lenguh Nani saat lidahku mulai menjilati bibir kemaluannya dan tangannya menggerumas rambutku. Tubuh Nani tersentak-sentak karena kenikmatan dan kumainkan terus lidahku di lubangnya, di clithorisnya sehingga kepala Nani menggeleng ke kiri- ke kanan karena merasa kenikmatan bahkan pantatnya ikut naik turun.
    “Daaaannnn …. Oooohhhh …. Dannnnn …….. ahhhh …..” ceracaunya dan tanganku pun turut beraksi dengan meremas dadanya serta memainkan puting dadanya yang sudah terasa mengeras.
    “Daaaannnn ….. ayolllaaahhhh …. Oooohhhh … akkkuuuu ggaaaakkkk kkkkuuuuaaaatttt ……” rintih Nani sambil menarik-narik badanku. Tapi aku belum mau memulai, ku lepas mulutku dari lubang vaginanya dan ku sodorkan batang kemaluanku untuk dikulumnya.
    Sekarang giliran aku yang terhentak ketika Nani memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Hisapan dan permainan lidahnya membuat aku tersentak nikmat dan ketika ku rasakan cukup lalu ku baringkan tubuhnya.
    Kubuka pahanya dengan kakiku dan Nani menatapku dengan sayu ….
    “Ni …. Boleh yaa ?” aku Tanya dia saat kepala batang kemaluanku sudah berada di depan lubang vaginanya. Nani hanya menganggukkan kepalanya dan perlahan ku tempelkan kepala kemaluanku lalu ku dorong batangku memasuki lubangnya yang licin dan basah.
    “Oooouuuuhhhh …. Daaaannnn ….” rintih Nani ambil mencengkram punggungku saat batang kemaluanku sudah masuk seluruhnya.
    Ku ayunkan tubuhku perlahan sehingga batangku bergerak maju mundur di lubang vaginanya yang masih terasa sempit dan Nani menyambut tiap hujaman batang kemaluanku dengan mengangkat pinggulnya. Bibirku bermain melumat bibirnya, menjilati lehernya dan tanganku meremas dada, pinggang, pantat dan pahanya.
    Ayunan pinggulku disambut dengan goyangan pinggulnya sehingga dari mulut kami hanya terdengar desah, rintih kenikmatan.
    Saat tubuh kami sudah bermandi peluh dan gerakanku mulai semakin cepat, tiba tiba Nani membalikkan tubuhku dan dia mengambil posisi WOT.
    Nani ayunkan pinggulnya di atas perutku dan terasa sekali mulut rahimnya menggesek-gesek kepala batang kemaluanku. Ku remas kedua toketnya sambil kumainkan putingnya …. lalu gerakan Nani semakin liar menggilas batang kemaluanku dan …… “Ooooohhhh …. Daaaannnnnn” tubuh Nani mengejang dan kurasakan ada yang hangat menyirami batang kemaluanku.
    Saat tubuh Nani ambruk, segera ku lebarkan pahanya, ku tarik kakinya hingga menyadar di pundakku lalu kembali kuhujamkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya.
    Ku terjang dia dengan gerakanku yang keras dan ku gigit gigit buah betisnya ….. mata Nani kadang membeliak kadang terpejam merasakan keliaran gerakan dan gigitanku ……. tangannya mencengkram sprei, bantal dengan gerakan yang tidak menentu …. dan ketika kurasakan bahwa aku akan segera sampai segera ke tindih tubuhnya … ku percepat gerakanku ……. saat ku benamkan se dalam-dalanya batang kemaluanku …. aku muntahkan cairan maniku di dasar luang vaginanya. Ku peluk tubuhnya seerat mungkin dan Nani menggigit bahuku karena ternyata saat aku meledak, dia kembali mengalami orgasme.
    Setelah air maniku sudah keluar semua di lubangnya …. ku kecup bibirnya. Wajah dan tubuh Nani bersimbah peluh sama dengan tubuhku. Saat akan ku cabut batang kemaluanku, Nani menahannya dengan kakinya dan dia bisikkan “ Biar Dan … biar lepas sendiri …. Nikmat sekali ******mu, Yang “ katanya sambil mengecup bibirku. Kami berciuman dan akhirnya batang kemaluanku yang sudah mengecil terlepas dengan sendirinya. Aku berbaring dan Nani membaringkan kepalanya di dadaku. Kupeluk tubuhnya dan dia memelukku.
    Kami sempat tertidur kelelahan dan ketika aku terbangun … Nani mengecup bibirku sambil berkata “Malam ini aku nginep di sini yaa, Dan ?!” ku iyakan karena masih dua malam lagi aku menikmati kesendirianku sehingga aku bisa dengan merdeka menikmati tubuh Nani sepuasku.
    Kami kemudian mandi bersama dan di kamar mandi karena kami mandi sambil bercumbu, batangku mengeras kembali sehingga di kamar mandi kembali ku benamkan batang kemaluanku. Kusuruh Nani nungging berpegangan di bibir bak dan ku susupkan batangku dari belakang. Tak kalah panasnya tapi karena posisinya kurang nyaman sehingga kami tidak menggapai orgasme. Kami lanjutkan acara mandi yang tertunda dan selesai mandi kami kembali bercumbu di sofa ruang keluarga.

    Dua malam kami bercumbu dan bersetubuh lagi dan lagi sampai akhirnya tiba waktunya Nani harus pulang. Kami buat janji untuk bertemu dan mengulangi perselingkuhan nikmat kami dan Nani sambut keinginanku karena dia juga ketagihan dengan permainan mesra kami.
    Selama 3 tahun kami jalani perselingkuhan, kadang kami bertemu di hotel, menyewa bungalow bahkan kami pernah beberapa kali bersetubuh di tenda saat kami melakukan kemping bersama.
    Hubungan kami akhirnya putus dengan baik-baik karena kami sama-sama menyadari bahwa anak-anak kami memerlukan perhatian penuh dari kami. Usiaku saat memulai perselingkuhan dengannya sudah 43 tahun dan Nani setahun lebih muda dariku.

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Foto Ngentot Pembantuku Pemuas Nafsuku

    Foto Ngentot Pembantuku Pemuas Nafsuku


    1500 views

    Foto Ngentot Terbaru – Selamat pagi sobat duniabola99.org, bingung cari website seputar bokep yang selalu update setiap hari ? Jangan khawatir, gabung disini bersama kami duniabola99.org yang selalu update setiap hari dengan berita terbaru dan terpanas yang bakal kami sajikan untuk sobat semuanya. Tak perlu menunggu lagi langsung saja cek foto nya di bawah ini.

  • Cerita Dewasa Kuperkosa Pembantuku

    Cerita Dewasa Kuperkosa Pembantuku


    1649 views

    Cerita Seks Terbaru – Gila, hanya kata itu yang ada dalam benakku saat mengingat kisah pemerkosaan dari para pembantuku yang hingga kini menjadi skandal perselingkuhan. Aku dibuat liar oleh mereka, sungguh ini bukan kehendakku tapi aku sangat menikmatinya. Cerita panas yang sampai kini menjadi rahasia dalam rumah tanggaku.

    Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya,

    setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut,
    “Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat”

    Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,
    “tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya,

    “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,
    “Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku,

    “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya,
    Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik, baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak,

    begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang, tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak

    untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,

    Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,
    “Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar

    Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah. Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur,

    tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka,
    “Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku, “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!”

    Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,
    “maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam,

    “Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya,

    “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,
    “mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku

    Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis,
    “he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku, “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku,

    “apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku,


    “teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,

    Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa. Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi.

    “kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,

    “ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,
    “siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sil bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku,

    “tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku,
    “makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,
    “ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku

    Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,
    “sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras,

    “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,
    “wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya,

    “aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,
    “oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang,
    Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.

    Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku,

    “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,
    “Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku,

    Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,
    “aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya,

    “nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,
    Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,

    “ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku,

    “aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,

    “tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan,

    Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,
    “aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar,

    “oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,

    Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri,

    “ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku,
    “ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,
    “ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan,

    “ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar,
    “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,

    “IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu,
    Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya,

    Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,
    “hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku,
    “pak, saya mohon cepat lakukan,”

    “ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,

    “tenang Bu, santai saja dulu?”
    Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang,

    “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya,

    pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,

    “Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa,

    “pak, tolong ku mohon,” kataku memelas,
    “Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,
    “Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa,

    “kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi
    “jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku,
    “bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,

    “memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku,
    Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya,

    “hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,
    “sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa,

    “eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,
    Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku,

    “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,
    “ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya,

    “AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku,

    “gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku,
    “eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,

    Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,

    “aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku,
    “buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut, aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak,

    Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani, sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku,

    ********
    Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku, semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri,

    “hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku, “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua,
    Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku,

    “bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan,
    “ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,

    “jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut,

    “oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,
    “maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas,

    setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku
    “pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya,

    Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,
    “Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku,“Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,
    “tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah,

    “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,
    “kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku
    “ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,”

    Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya. Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut,

    “hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang, “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi,
    “pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,
    “sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku.

    “aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang,
    “ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal,
    “aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku,

    “asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak, “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam,

    Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,
    “paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku,

    “terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”
    “iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi,

    Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,
    “aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku,

    “ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku,
    “pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja

    Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya.

    Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,
    “ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar,

    “makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,
    Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya,

    “ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis,
    suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku, “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti,
    “bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku,
    “kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,
    “Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku,
    Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.

    Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yangh tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.

  • Người mẫu Sugar Xiao Tianxin

    Người mẫu Sugar Xiao Tianxin


    1601 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Foto Ngentot Hikaru Shiina Yang Haus Seks

    Foto Ngentot Hikaru Shiina Yang Haus Seks


    1850 views

    Foto Ngentot Terbaru – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas dari yang muda-muda sampai tante-tante girang yang ngentot hot banget dan bisa membuat anda crot ramai-ramai malam ini. Tak perlu menunggu lama lagi. Inilah foto-foto ngentot cewek jepang terbaru.

  • Bosomy young girl Lucie Wilde having nipples of big knockers sucked on

    Bosomy young girl Lucie Wilde having nipples of big knockers sucked on


    2274 views

    Duniabola99.orgKumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Puasnya Nafsu Birahiku Oleh Davina

    Puasnya Nafsu Birahiku Oleh Davina


    1472 views

    Duniabola99.org – Davina salah seorang cewek cantik yang bekerja di perusahaan yang sama denganku dan aku sudah tertarik padanya sejak dia baru masuk dalam perusahaan ini. Tapi aku tidak mempunyai keberanian untuk mendekatinya karena Davina meruapakan gadis yang banyak di perebutkan oleh pria di sana. Tidak terkecuali juga manajerku karena itu aku hanya bisa melihatnya dari jauh.

    Namaku Alvin dan aku bekerja di sini sudah hampir empat tahun karena semenjak lulus dari kuliah aku langsung bekerja di perusahaan ini. Sekarang umurku sudah menginjak 26 tahun dan belum memilki pasangan, karena aku begitu pilah-pilih di dalam memilih pasangan meskipun itu hanya untuk sekedar pacaran, karena itu aku belum pernah sekalipun melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot.

    Tapi banyak yang bilang kalau aku kurang terbuka dan bersikap biasa saja ketika hendak mendekati seorang wanita. Padahal banyak gadis yang bekerja disini juga berusaha mendekatiku tapi aku membiarkan dan tidak terpengaruh dengan apa yang mereka perbuat untuk menarik perhatianku. Karena bagiku aku harus menuruti kata hati kalau ingin mendekat apalagi ingin menjalin hubungan dengan mereka.

    Dengan Davina aku merasa jatuh cinta pada pandangan pertama padahal bukan baru kali ini aku melihat gadis cantik seperti dirinya. Tapi begitu melihatnya di tambah dengan senyum menawannya membuatku begitu ingin mengenalnya lebih dekat bahkan aku berharap lebih untuk menjadi kekasihnya, tapi aku tidak berani mendekatinya apalagi menyatakan perasaanku.

    Karena hal itu aku menjadi lebih menjauh darinya daripada berusaha untuk mencari perhatiannya. Aku tahu tidak akan mudah jika harus bersaing dengan manajerku, yang merupakan seorang pria muda dan juga sukses dalam karirnya beda denganku yang hanya pegawai staf biasa yang tidak mampu memberikan kelebihan jika harus berhubungan dengan Davina yang nyaris begitu sempurna menurutku.

    Tapi aku di selimuti ke takutan juga bagaiamana jika dia hanya di jadikan sebagai pelampias nafsu, seperti hanya untuk di ajak melakukan adegan layakanya dalam cerita ngentot. Karena sekarang sudah banyak para pria mendekati seorang wanita hanya untuk melakukan hal itu, aku selalu terpengarah setiap melihat Davina bersama dengan pria apalagi yang memang di kenal nakal dalam kantor ini.

    Sepertinya perhatian yang aku berikan meski secara sembunyi di lihat oleh Davina karena pada suatu hari aku mendapat ajakan lewat sms darinya. Yang mengatakan untuk jalan baerng denganku, awalnya aku mengira itu akal-akalan temanku saja yang mengetahui kalau aku suka sama Davina, tapi setelah sms tidak aku balas dan dering telpon yang aku angkat ternyata suara merdu Davina saat itulah aku percaya.

    Kamipun tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengenal lebih dekat, karena sejak saat itu Davina begitu dekat padaku. Bahkan di kantor dia lebih sering bersamaku dan dapat di lihat pandangan setiap mata yang melihat kami, aku tidakl tahu cara menembak dia lebih dulu masih ada ketakutan dalam hatiku, dan akupun merasa begitu saja sudah cukup melihat Davina bersamaku setiap hari.

    Namun hal itu tidak cukup karena pada suatu hari ketika aku menuju kantin pas jam istirahat. Di sana aku melihat Davina duduk dengan seorang cowok dan dapat di pastikan kalau itu pak Imran manajerku, hatiku sakit saat itu dari sana begitu terlihat kalau pak Imran begitu memperlakukan Davina secara spesial akupun makan dengan perasaan yang gundah kala itu dan tidak berani menatap pada Davina.

    Karena hal itu juga aku bersikap menjauh darinya karena aku tidak mau jika harus kecewa. Meskipun tidak terlalu lama aku menghindar pada Davina tapi hal itu dapat membuatku sakit juga sampai-sampai aku tidak bisa untuk pergi bekerja karena panas tubuhku, pagi ini akupun hanya sendirian di rumah karena ayahku juga sudah pergi bekerja dan aku memang hanya hidup berdua dengan ayah setelah ibuku meninggal.

    Di saat aku menonton TV kemudian aku mendengar seseorang mengucapkan salam beberapa kali dan akupun bangun untuk membuka pintu. Dan betapa aku terkejut ternyata Davina siang ini datang ke rumahku, belum sempat aku menyapanya dengan kata-kataku dia sudah berlari memeluk tubuhku. Aku hanya bisa terpaku kala itu tapi begitu Davina menatapku dengan tatapan tajam.

    Saat itulah aku dengan berani mendekatkan bibirku padanya dan aku begitu senang karena dia membalas dengan hangat. Tubuh kami mugkin sudah sama-sama terbakar kerinduan karena dengan dorongan kecil tubuh Davina aku langsung merebahkan diri pada sofa pojok ruang tamuku ” Aku kangen Alvin…. a.. ku…. sayang.. kamu…. ” Terdengar suaranya begitu parau dan aku tahu kalau dia benar-benar merindukan aku.

    Layaknya dalam adegan cerita ngentot meskipun baru pertama kali tapi aku dengan lihai melumat bibir seksi Davina hingga diapun mendesah ” Oooooouuuggghh… Al.. vin…. aaaaaggggghhh…. aaaaaagggghhhh… aaaaaaagggghhh… sa.. yang….. aaaaggghhh… ” Aku tidak dapat menahan nafsuku hingga ketika Davina melepas pakaiannya akhirnya akupun melepas bajuku.

    Tapi aku masih ragu untuk menyelupkan kontolku yang sudah membesar pada memeknya. Dan Davina sepertinya mengetahui keraguanku diapun memegang kontolku lalu mengelusnya perlahan kemudian dia acungkan pas pada lubang memeknya dan ” ooouuuggghh… go.. yang… sa…. yang…. aaaaaaggggghhhh…. aaaggggghh…. a.. yo… aaaagggghhh.. ” Akupun bergerak melambat dari atas tubuhnya.

    Dengan sebelah tangan berpegangan pada sofa akupun menggoyangakn pinggulku saat itu ” Oooouuuggghh… oooouuuggghh… oooouuugghh… aaaagghh…. terus… sa.. yang… aaaaggghhhh… ” Rupanya ini yang di maksud kenikmatan setiap aku membaca cerita ngentot, akupun tidak lagi pasif di dalam gerakanku terkadang aku memutar-mutar pantatku dan dapat aku lihat Davina menggelinjang.

    Akupun semakin buas menggoyang pinggulku hingga aku sendiri tidak kuat untuk mengerang “OOooouuggghh… aaaaggghhhh… aaagggghh… aaaagggghhh… Davina… sa.. yang… aaaagggghhh… ” Mungkin karena baru pertama kali melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot ini akupun tidak lama kemudian memuncratkan spermaku pertama kali dalam lubang memek wanita.

    Davina mengapitkan kedua kakinya dan menatap tajam ke arahku saat itulah dia lemparkan senyumannya padaku. Aku masih terkulai lemas di atas tubuhnya karena tidak dapat rebahan di sampingnya, karena sofa ini tidak mampu menampung dua tubuh kami dengan mesra Davina mengelus-elus tubuhku dan akupun mendaratakn ciumanku dengan bertubi-tubi padanya.

  • Foto Bugil kanon Ohzora Gadis Cantik Jepang Yang Seksi

    Foto Bugil kanon Ohzora Gadis Cantik Jepang Yang Seksi


    1836 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.

     

  • Cerita Seks Belajar Ngentot Sama Tante Erni Yang Cantik

    Cerita Seks Belajar Ngentot Sama Tante Erni Yang Cantik


    2254 views

    Cerita Seks ini berjudul ” Cerita Seks Belajar Ngentot Sama Tante Erni Yang Cantik ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Seks – Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMA, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun, Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak.

    Ah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara.

    Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).

    Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).

    Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.

    Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.

    Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman. Agen Judi Hoki Banget

    Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante ngajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.

    “Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok.

    Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante.

    “Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante.
    “Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku.
    “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni.
    “Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.

    Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.

    “Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Erni.

    Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante membiarkanku memegang-megang vaginanya.

    “Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”.
    “Iyah Tante”, jawabku.

    Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.

    “Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku.
    “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku.
    “Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami.
    “Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante.
    “Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante.

    Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.

    “Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
    “Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.

    Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.

    “Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku.

    Aku pun bingung,

    “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos.
    “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante sambil memegang si kecilku.
    “Ah Tante bisa saja” kataku.
    “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.

    Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
    “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.

    Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.

    “Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
    “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos.
    “Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante .

    Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.

    “Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.

    “Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku.

    “Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni.

    Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

    “Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante yang kurasakan berdenyut-denyut.

    Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.

    “Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante lembab dan agak basah.

    “Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Erni.
    “Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
    “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
    “Enggak Tante”

    Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante.

    “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah
    “Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku.
    “Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante.

    Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante basah entah kenapa.

    “Tante kencing yah?” tanyaku.
    “Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah”.

    Dilepaskannya pula celana dalam Tante dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku

    “Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante hanya ketawa kecil.
    “Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante.

    Dia mulai memegang penisku lagi,

    “Lex Tante mau itu nih”.
    “Mau apa Tante?”
    “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Erni.
    “Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”
    “Tapi Alex enggak bisa Tante caranya”
    “Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante padaku.

    Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.

    “Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya.
    “Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
    “Coba saja Lex”

    Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante pun mulai mengulum penisku.

    “Achh.. hgghhghh.. Tante”

    Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

    Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

    “Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Erni.

    Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.

    Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.

    Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante, langsung Tante kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim.

    “Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

    Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.

    “Lex masukin donk Tante enggak tahan nih”
    “Tante gimana caranya?”

    Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.

    “Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Erni.

    Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.

    “Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku.

    Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

    “Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
    “Tante, Alex kayanya mau kencing niih”

    Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.

    Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante yang hebat.

    Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

    “Lex kamu sudah baikan?” tanya Mamiku.
    “Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku.
    “Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante.
    “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Erni.

    Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante.

    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik.

    Baru kuketahui bahwa suami Tante ternyata mengalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni. Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi simpanan Tante bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku.

    Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Foto Ngentot James Pria Yang Perkasa Memuaskanku

    Foto Ngentot James Pria Yang Perkasa Memuaskanku


    1907 views

    Foto Ngentot Terbaru – Kompilasi 20 Foto Crot Sperma di Dalem Memek dan Mulut Cewek, Postingan ini ane dedikasikan buat kalian yang suka keluar di dalem. Crot di dalem memek memang memiliki sensasi kenikmatan yang tak terhingga. Namun resikonya juga tinggi jika kalian melakukannya dengan pacar. Sebaiknya aksi keluar di dalem memek seperti ini cukup kalian lakukan dengan Istri sah saja.

  • Cerita Seks Punya Ibu Tiri Itu Ternyata Enak

    Cerita Seks Punya Ibu Tiri Itu Ternyata Enak


    3084 views

    Cerita Seks – Namaku Kemal, lahir di kota Tegal 25 tahun yang lalu. Aku menyelesiakan kuliah di fakultras kedokteran 3,5 tahun yang lalu, dilanjutkan dengan praktek asisten dokter (koas) selama setahun dan kemudian mengikuti ujian profesi dokter.

    menyandang gelar dokter di depan namaku dan sebagai tahap terakhir, aku kini sedang mengikuti praktek di puskemas di daerah terpencil sebagai bentuk pengabdian sebelum mendapatkan izin praktek umum. Aku dibesarkan di kota kelahiranku sampai SMU dan kemudian menjutkan kuliah di Jogja.

    Keluargaku sebenarnya bukan keluarga broken home, namun karena ayahku yang berpoligami jadi aku agak jarang berinteraksi dengan ayahku, lebih banyak dengan ibuku dan 2 orang adikku. Seperti kebanyakan orang sukses di kotaku, Ayah adalah seorang pengusaha warung makan yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg. Sejak aku SMP, ayahku sudah punya 2 warteg di kota asalku, 4 di Jakarta dan 2 gerai di Jogja.

    Berbekal kesuksesan itulah Ayah yang dulu hanya beristrikan ibuku, mulai buka cabang di Jakarta dan Jogja. Alasannya sederhana: butuh tempat singgah waktu memantau jalannya usaha. Pada awalnya, aku sebagai anak sulung, menjadi anaknya yang menentang poligami Ayah.

    Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SMU dan Ayah pertama kalinya berpoligami dengan menikahi seorang gadis yang usianya hanya terpaut 10 tahun dariku. Namun justru ibuku yang mendamaikan perselisihanku dengan Ayah dengan alasan klasik yaitu Ayah sudah berjanji untuk tetap membiayai hidup kami dan sebagai jaminannya, 2 warteg di Tegal secara penuh menjadi milik Ibu.

    Berbekal pendapatan dari usaha warteg itulah, aku bisa kuliah sampai menjadi dokter saat ini, dan tentu saja ibuku sangat bangga karena aku sebagai putra sulungnya berhasil mandiri dan menjadi contoh buat adikadikku. Lalu bagaimana dengan perselisihanku dengan Ayah? Wah, sejak Ibu sudah memaklumi Ayah, aku pun sudah tidak pernah mengungkitnya lagi.

    Hubunganku dengan Ayah, bahkan dengan dua isteri muda Ayah baikbaik saja. Bahkan Ayah menyempatkan diri hadir dalam wisudaku dulu. Isteri kedua ayah, yang berarti ibu tiriku, bernama Nurlela, tinggal di sebuah perumahan di daerah Bintaro.

    Dari hasil pernikahan dengan Mama Lela (begitu Ayah menyuruhku memanggilnya), Ayah dikaruniai 2 orang anak. Setelah 5 tahun menikah dengan Nurlela, Ayah kemudian buka cabang lagi di Jogja, kali ini dengan seorang janda beranak satu, bernama Windarti, yang kupanggil dengan Mama Winda, usianya bahkan hanya terpaut 6 tahun denganku.

    Sebagai seorang lelaki, aku harus jujur untuk mengacungkan jempol buat Ayah dalam memilih isteri muda. Kedua gendukannya, meskipun tidak terlalu cantik, namun punya kemiripan dalam hal body, yaitu toge pasar. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari susu yang montok dan goyangan pantat yang bahenol.

    Dari dua ibu tiriku itu, tentu saja aku lebih akrab dengan Mama Winda, karena selama aku kuliah di Jogja, setiap akhir bulan aku menyempatkan bermalam di rumahnya yang juga lebih sering ditinggali Ayah. Maklum Mama Winda adalah isteri termuda, meskipun berstatus janda.

    Bagiku sebenarnya sangat canggung memanggil Winda dengan sebutan Mama, jauh lebih cocok kalau aku memanggilnya Mbak Winda, karena usianya memang hanya lebih tua 6 tahun dariku. Wajahnya manis selayaknya orang Jogja, dan yang membuatku betah bermalam di rumahnya adalah toge pasar yang menjadi keunggulannya. Suatu saat, ketika aku masih kuliah.

    Seperti biasa, pada akhir pekan di minggu terakhir, aku membawa sepeda motorku dari kost menuju rumah Ayah dan Mama Winda. Rupanya saat itu Ayah sedang dinas ke Jakarta, mengunjungi Mama Nurlela, sehingga hanya ada Mama Winda dan anaknya dari suami pertamanya yang berusia 5 tahun bernama Yoga. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu.

    Saat datang, aku disambut oleh Yoga, sementara ibunya ternyata sedang mandi. Karena belum tahu kalau aku datang, Mama Winda keluar kamar mandi dengan santainya hanya berbalut handuk yang hanya aspel asal tempel. Melihat kehadiranku di ruang tengah, sontak Mama Winda kaget dan salah tingkah.

    Eh ada Mas Kemal.., serunya sedikit menjerit dan melakukan gerakan yang salah sehingga handuknya melorot hingga perut sehingga payudaranya yang sebesar pepaya tumpah keluar. Glek.., aku menelan ludah dan menatap nanar pada ibu tiriku yang bertoket brutal itu. Sayang sekali pemandangan indah itu hanya berlangsung sebentar karena Mama Winda segera berlari ke kamar.

    Dadaku berdegup kencang, birahiku langsung naik ke ubunubun. Ingin rasanya aku ikut berlari mengejar Mama Winda ke kamarnya, menubruknya dan meremas buah dada pepayanya. Sayang aku belum berani melakukannya.

    Aku hanya bisa manyun sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Tidak tangungtanggung, dia membungkus tubuh montoknya yang baru saja kulihat toket brutalnya dengan pakaian muslim, lengkap dengan jilbabnya.

    Mama Winda sehariharinya memang mengenakan jilbab. Birahiku langsung watering down layu sebelum berkembang. Sebagai pelampiasan, pada saat mandi aku menyempatkan diri untuk masturbasi, kebetulan ada tumpukan pakaian dalam kotor milik Mama Winda di dalam ember. Awalnya aku mengambil bra warna hitam dengan tulisan ukuran 36BB yang mulai memudar.

    Pantas besar seperti pepaya pikirku membayangkan dua buah dada besar milik Mama Winda yang sempat kulihat beberapa waktu lalu. Sambil membayangkan buah dada Mama Winda, aku mengambil celana dalam hitam Mama Winda dan menciuminya. Aroma khas vagina masih tertinggal di sana, mengantarkan masturbasiku dengan sabun mandi sampai akhirnya menyemprotkan sperma di dinding kamar mandi.

    Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. Kami mengobrol akrab sampai sekitar jam 8 adik tiriku minta ditemani mamanya untuk tidur.

    Sebelum menemani anaknya tidur, Mama Winda masuk kamarnya untuk bertukar pakaian tidur baru kemudian masuk kamar anaknya. Setelah anaknya tidur, Mama Winda keluar kamar dengan kostum tidurnya yang sama sekali berbeda dengan kostumnya tadi sore. Pakaian muslimnya yang tertutup berganti dengan gaun tidur warna putih yang meskipun tidak tipis tapi memperlihatkan bayangan lekuk tubuh montoknya, termasuk warna bra dan celana dalamnya yang berwarna ungu.

    Kontan birahiku langsung naik kembali. Wow Mbak Winda cantik sekali, pujiku tulus terhadap ibu tiriku yang memang tampak cantik dengan gaun tidur putih itu. Rambut panjangnya tergerai indah menghiasi wajah manisnya.

    Huss kalau Bapakmu tahu, bisa dimarahin kamu, panggil Mbak segala, serunya agak ketus namun tetap ramah. Bapak lagi ngelonin Mama Lela, mana mungkin dia marah, pancingku. Ih, apa sih hebatnya si Lela itu? Aku belum pernah ketemu, sergah Mama Winda.

    Nadanya mulai agak tinggi. Hmm menurut saya sih dan Bapak pernah cerita bahwa dia suka buah dada Mama Lela yang besar, sadar pancinganku mengena, aku segera melanjutkannya. Padahal tentu saja aku berbohong kalau bapak pernah cerita, tapi kalau ukuran buah dada, mana kutahu dengan pasti. Yang kutahu buah dada Mama Lela memang besar.

    Oh ya? , benar saja, emosi Mama Winda semakin meninggi. Dadanya ditarik seakan ingin menunjukkan padaku bahwa buah dadanya juga besar. Bapak kalau di rumah Mama Lela suka lupa diri, pernah mereka ML di dapur, padahal waktu itu ada saya, cerita bohongku berlanjut,mereka asyik doggy style dan tidak sadar kalau saya melihat mereka.

    Gila bener pasti si Lela itu gatelan dan tidak tahu malu ya?, sergah Mama Winda dengan emosi. Apanya yang gatelan Mbak?, tanyaku. Ya memeknya. , karena emosi, Mama Winda sudah tidak peduli omongan jorok yang keluar dari mulutnya,pasti sudah kendor tuh memeknya si Lela! Kalau punya Mbak pasti masih rapet ya?, tantangku.

    Pasti dong saya kan baru punya anak satu, kilahnya,dan saya kan sering senam kegel, Bapakmu gak akan kuat nahan sampai 5 menit, pasti KO. Ya lawannya udah tua, pasti Mbak menang KO terus, aku terus menyerang sambil menghampiri Mama Winda sehingga kami duduk berdekatan. Maksudmu apa Kemal?, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Matanya membalas tatapan birahiku pada dirinya.

    Sekalikali Mbak harus uji coba dengan anak muda doong, jawabku enteng sambil tersenyum. Welehh makin berani kamu ya?, tangannya menepis tanganku yang mulai mencoba menjamah lengannya. Enggak berani ya Mbak?, tantangku semakin berani,melawan anak muda?. Gendeng kamu aku ini kan ibu tirimu, katanya berdalih. Ibu tiri yang cantik dan seksi, puji dan rayuku.

    Gombal kamu, serunya dengan wajah agak merah pertanda rayuanku mengena. Mbak Winda, aku terus berusaha,coba bayangkan Bapak sedang ML sama Mama Lela sekarang dan sementara Mbak Winda nganggur di sini. Terus?, pancingnya.

    Ya saya bisa memberikan sentuhan dan kepuasan yang lebih buat Mbak daripada yang diberikan Bapak, kataku persuatif. Kamu sudah gila Kemal, ibu tiriku masih nyerocos, namun tangannya kini tidak menolak ketika kupegang dan kuarahkan ke penisku yang sudah mengeras.

    Mungkin saya memang gila Mbak, tapi Bapak lebih gila, mungkin dia sekarang sedang nyedot susunya Mama Lela yang besar atau mungkin sedang jilatjilat memeknya, aku terus membakar Mama Winda. Huh Bapakmu enggak pernah jilat memek, ngarang kamu.., sergahnya. Oh ya? tapi dia pernah cerita kalau di hobby sekali menjilat memek Mama Lela.., aku terus berbohong sementara tanganku sudah aktif menarik rok Mama Winda ke atas sehingga kini pahanya yang montok dan putih sudah terlihat dan kubelaibelai.

    Kamu bohong, katanya pelan, suaranya sudah bercampur birahi. Ih bener Mbak, Bapak suka cerita yang begitu pada saya sejak saya kuliah di kedokteran, ceritaku. Awalnya Bapak ingin tahu apakah klitoris Mama Lela itu normal atau tidak, karena menurut Bapak, klitoris Mama Lela sebesar jari telunjuk. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu.

    Mama Winda sedikitpun tidak memberi penolakan, bahkan matanya semakin sayu. Stop Kemal, jangan ceritakan lagi si Lela sialan itu, pintanya,Kalau tentang aku, Bapakmu cerita apa? Eh maaf ya Mbak kata Bapak, memek Mbak agak becek, kataku bohong,Pernah Bapak bertanya pada saya apakah perlu dibawa ke dokter. Sialan Bapakmu itu waktu itu kan cuma keputihan biasa, sergah Mama Winda.

    Bagian bahwa gaun tidur putihnya sudah tersingkap semua, memperlihatkan pahanya yang montok dan putih serta gundukan selangkangannya yang tertutup kain segitiga ungu.

    Sungguh pemandangan indah, terlebih beberapa helai pubis (jembut) yang menyeruak di pinggiran celana dalamnya. Hmm coba saya cek ya Mbak, kataku sembari menurunkan wajah ke selangkangannya. Crup, kukecup mesra celana dalam ungu tepat di tengah gundukannya yang sudah tampak sedikit basah.

    Tersibak aroma khas vagina Mama Winda yang semakin membakar birahiku. Dengan sedikit tergesa aku menyibak pinggiran celana dalam ungu itu sehingga terlihatlah bibir surgawi Mama Winda yang sudah basah dikelilingi oleh pubis yang tumbuh agak liar. slrupp. slrupp.., tanpa menunggu lama aku sudah menjulurkan lidahku pada klitoris Mama Winda dan menjilatnya penuh nafsu.

    Mama Winda menggelinjang dan meremas kepalaku,Kamukamu bandel banget Kemal.okh okh. Kenapa saya bandel Mbak slruppp, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda. Okhkamu kamu menjilat memek ibu tirimuOkhhh.edannn kamu apakan itilku Kemal??, teriaknya ketika aku mengulum dan menyedot klitorisnya.

    Kini 100% aku sudah menguasai Mama Winda. Wanita itu sudah pasrah padaku, bahkan dia membantuku melucuti celana dalamnya sehingga aku semakin mudah melakukan oral seks. Sambil terus menjilat, aku memasukkan jari telunjukku ke liang vaginanya yang sudah terbuka dan basah. Oooohh. edannn. enak Kemal, jeritnya sambil menggelinjang, menikmati jariku yang mulai keluar masuk liang vaginanya.

    Bahasa tubuh Mama Winda semakin menggila tatkala jari tengahku ikut nimbrung masuk liang kenikmatannya bersama jari telunjuk. Maka tak sampai 5 menit, aku berhasil membuat ibu tiriku berteriak melepas orgasmenya.

    Okh.. edannn.aku puassss.okh.., tubuh Mama Winda melejatlejat seirama pijatan dinding vaginanya pada dua jariku yang berada di dalamnya. Setelah selesai menggapai orgasmenya, bahasa tubuh Mama Winda memberi sinyal padaku untuk dipeluk.

    Akupun memeluk dan mencium bibirnya dengan mesra. Dia membalas ciumanku dengan penuh semangat. Enak kan Mbak?, tanyaku basabasi. Heeh, dia mengangguk dan terus menciumiku. Tapi saya belum selesai periksanya lho Mbak, kataku manja.

    He3x kamu benarbenar calon dokter yang bandel Kemal, dia terkekeh senang,Kamu mau periksa apa lagi heh? Periksa yang ini Mbak, kataku seraya meremas buah pepaya yang masih terbungkus gaun tidur dan bra. Ohh iya tuh sering nyeri Dok, candanya,minta diremasremas he3x.

    Sejenak kemudian Mama Winda sudah melucuti gaun tidurnya dan mempersilahkanku untuk membuka bra ungunya yang tampak tak sanggup menahan besar buah dadanya. Hmmm slrupp , dengan penuh nafsu aku segera menciumi buah dada besar itu dan mengulum putingnya yang juga besar. Warna putingnya sudah gelap menghiasi buah dadanya yang masih lumayan kencang.

    Pantas Bapak ketagihan pikirku sambil terus menikmati buah dada impianku itu. Kemal., panggil Mama Winda mesra,Mana kontolmu? ayo kasih lihat ibu tirimu ini, hi3x. Aku segera menurut dan menanggalkan celana panjang dan sekaligus celana dalamku, memperlihatkan batang penisku yang dari tadi sudah mengeras dan mengacung ke atas.

    woww lebih besar punya kamu Mal daripada punya Bapakmu, puji Mama Winda seraya menggenggam penisku. Sejenak kemudian ibu tiriku sudah mengemut penisku penuh nafsu. Weleh. udah kedutkedut kontolnya minta memek ya?candanya, Sini masuk memek Mama Mama Winda mengangkang, membuka pahanya lebarlebar di sofa tengah, membuka jalan penisku memasuki liang surgawinya yang sudah becek.

    Setelah penisku melakukan penetrasi, kedua kakinya dirapatkan dan diangkat sehingga liang vaginanya terasa sempit, membuat penisku semakin betah keluar masuk. Seperti promosinya di awal, Mama Winda mengerahkan kemampuannya melakukan kontraksi dinding vagina (kegel) sehingga penisku terasa terjepit dan terhisap, namun seperti sudah kuduga, aku bukan tipe yang mudah dikalahkan. Aku bahkan balik menyerang dengan mengusap dan memijit klitorisnya sambil terus memompa vaginanya.

    Okh kamu sudah ahli ya Kemal?. kamu sering ngentot ya?, Mama Winda mulai mengelinjanggelinjang lagi, menikmati permainan penis dan pijatan pada klitorisnya. Semakin lama aku rasakan dindingdinding vaginanya semakin mengeras pertanda dia sudah dengan dekat orgasme keduanya. Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan.

    Mbak saya semprot di dalam ya?.. tanyaku basabasi. Semprot Kemalokh semprot aja yang banyakokh. Mama Winda terus mendesahdesah, wajahnya semakin mesum. Akhirnya dia kembali berteriak. Okhhh.. ayo. okh. semprot Kemal semprot memek Mama., jeritan jorok, wajah mesumnya dan sedotan vaginanya membuatku juga tidak tahan lagi.

    Yesss..yess., akupun menjerit kecil menikmati orgasmeku dengan semprotan mani yang menurutku cukup banyak ke dalam rahim Mama Winda, ibu tiriku. Orgasme yang spektakuler itu berlangsung hampir menit dan disudahi lagi dengan pelukan dan ciuman mesra.

    Terima kasih Kemal, katanya mesra,Enak banget, hi3x. Samasama Mbak, nanti saya kasih obat anti hamil, jawabku sambil melihat lelehan maniku di vaginanya. Hi3x enggak apa lagi tapi peju kami memang banyak banget nihhhhi3x Mama Winda terkekeh girang melihat lelehan mani putihku di vaginanya.

    Kapankapan pakai kondom ya. mahasiswa kedokteran kok enggak siap kondom, hi3x. candanya. Yaa saya kan alim Mbak he3x Ha3x. bohong banget, kamu jago gitu pasti udah sering ngentot ya?, tanyanya penuh keingintahuan. Pernah sih sekali dua kali waktu main di Jakarta kataku jujur sambil mengingat PSK di panti pijat yang pernah kudatangi di Jakarta. Jakarta? heeee. jangan2x kamu.

    main sama Lela sialan itu, iya??? sorot matanya berubah, agak emosi,pantes kamu cerita buah dada Lela besar, klitorisnya juga besar jangan2x kamu sudah main sama Lela juga ya?. Enggak Mbak. bukan sama Mama Lela sumpah! seruku berkilah. Awas kamu kalau main sama Lela serunya dengan nada cemburu. Wajahnya yang mesum tampak manja. Saya janji tidak akan main sama Mama Lela kalau Mbak rutin kasih jatah sayahe3x., pintaku manja.

    Mama Winda memeluk dan menciumku mesra,Baik kalau Bapak enggak ada, aku SMS aku ya. Siip saya bawa kondom dehhe3x. kataku girang. Kami bermesraan sampai akhirnya on kembali dan melanjutkan satu ronde pertempuran sebelum pergi tidur. Itu adalah pengalaman pertamaku dengan ibu tiriku, dan tentu saja bukan yang terakhir. Setiap ada waktu, Mama Winda dengan semangat mengirim SMS dan aku segera datang memenuhi hasrat binal ibu tiriku.

    Bahkan saking ngebetnya, pernah Mama Winda mengajak aku bertemu di luar rumah karena ada Bapak di rumah. Bagaimana kisahnya? Nantikan edisi berikutnya. Petualanganku juga tak berhenti pada Mama Winda, karena aku masih punya satu ibu tiri di Jakarta, Mama Lela, yang juga tak kalah montok dengan Mama Winda.

  • Majalah Dewasa Edisi Hannah Widmer

    Majalah Dewasa Edisi Hannah Widmer


    1389 views

    Duniabola99.org– Hannah Widmer

    Mengenal model Instagram seksi, mahasiswa Terapi Seni dan pengendara kuda paruh waktu…

  • Cerita Seks Serasa Surga Dunia Termasuk Bisa ML dengan Cewek Perawan

    Cerita Seks Serasa Surga Dunia Termasuk Bisa ML dengan Cewek Perawan


    2125 views

    Duniabola99.org – Ria adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah. Aku mengenalnya membuat kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa / i. Dia mencari dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku.

    Selama workshop, aku sudah mulai merasakan kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok. Padahal hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam bulan November tahun 2016, Ria menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan tolong aku menjemputnya di terminal.

    Perkiraan bahwa dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah berdiri di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari ria mewetkanku.

    Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk serupa tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Ria lebih banyak, terutama dengan payudara yang sulit 34 B. Saat aku terpana melihat tubuh, dia tiba-tiba saja memelukku. “Mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu ”ungkapnya.

    “Iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepas pelukannya. “Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S? ”Tanyaku. “Saya nginap di kost mas Ari aja boleh khan?” Jawabnya. “Mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampung” jawabku. Akhir-akhir ini ia disebut tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku karena dia tidak akan menghabiskan banyak uang.

    Singkatnya, setelah Ria mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang percakapan dengan cowok yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran.

    Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Ria menelponku. “Mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya. cerita seks

    Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Ria, saya melihat beberapa orang, ada yang masih muda, ada pula yang sudah dipanggil. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibungkus teman-teman kampusku.

    Kamar yang ditempati Ria berada di ujung lorong, memang terlihat lebih luas, Ria masih belum mengganti baju, “aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya karena kutainya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku.

    Di tempat tidur musim semi, karena takut (atau entah sengaja) Ria ganti baju tanpa pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihat dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Ria hanya tinggal celana dalam, tanpa BH di balik kata dadu tidurnya.

    Dengan menggunakan daster, Ria naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im aku kemudian duduk, “kamu mau bawa tungguin di sini atau aku pulang aja ke kost?” Tanyaku. “Mas Ari ini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya.

    Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada di kamar itu. “Lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas ”protes Ria. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku kembali sama sekali di sebelahnya.

    Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, dan aku tidak bisa melihat celana jeansku, karena aku memang tidak tidur dengan celana jeans, bahkan waktu aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “Kenapa mas? Sesak ya? ”Tanya Ria yang dipergunakan si tidur.

    “Iya, aku ga biasa tidur Jins” jawabku. “Ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Ria lagi smbil lolos selimut dan kemudian membalik badannya. Boleh aku bercelana dalam berbipat kepok tidur disamping Ria.

    Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti Dengar tangis. Saat kubuka mata, ternyata di depanku Ria menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya, menjawab, tangis Ria justru makin kuat. Khawatir, melakukan kekerasan oleh orang luar kamar, aku menarik Ria dan dekapnya.

    Ria memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowok-cowok karena cowok dia berbicara. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu hanya memakai celana dalam.

    Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, tetapi kami juga saling berinteraksi dan berpagutan, rasa asin dari udara yang tak kurasakan, yang ada sebagai nafsu, Ria pun mulai memadukan hal yang sama.

    Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah memaksaku dilepas, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Ria. Lihatlah dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Ria keliatan makin bernafsu, dia memprogram dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tidak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, itu dia hanya tinggal memakai celana dalam.

    Kami saling berbicara, “mas, aku pernah menolak L ***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu “Kata Ria sambil menangis. Aku tidak menjawab, aku kembali tertariknya ke pelukanku, untuk menghabiskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai Kembali menciumi bibirku.

    Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan-lahan turun tetapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan abadi untuk menikmati titianku.

    Dan dia pun menggenggam tititku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap Ludia meninggalkan bekas di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang si pembangun remasan-remasan bekeran buat perih di tubuhku. Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuh, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas di atas celana dalam kulit hitam yang dikenakannya.

    Aku berhenti, dan melihatnya, “tolong aku buka?” Tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tampak dan rajin merawat propertinya itu.

    Belahan yang memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua nada, dia juga menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit, di pun mulai melebarkan kedua umpan, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

    Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) Sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya, Ria seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya, “udah mas, udah .. geli..aku geli…” tukasnya. Tapi aku terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitif itu.

    Dan aku tiba-tiba tiba-tiba berkata “maasss, aku… mau .. pipis….” Belum pernah aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, tepatnya kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua ujung kepalaku semakin mendekat dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi.

    Dia mendapatkan orgasme dari setelah ku rangsang dan ku selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang bermatulah membuatku semakin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

    Setelah jepitan pahanya tiba melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai keketnya. “Enak, ga?” Tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget. Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget? ”Tanyanya * dalam komentar seperti ini, aku aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana * maka kujawab“ aku baru pertama sama kamu ini kok.

    Aku Cuma sering liat BF aja ”“ wah, pantes, belajarnya dari film ”kata Ria sambil tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “Sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang sudah keluar dari batas celana dalamku.

    Dia tersenyum, lalu mulai bergerak dalam yang saya kenakan. Dia mengunjungi kontolku dan bertanya “mau diapain ini mas?” Pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku masukin “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku. Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah ada tapi rasanya pun tidak terlalu enak.

    Agak sakit malah, karena beberapa kali kenaikan giginya. “Jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “Aduh mas, maaf, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua itu.

    Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati klitorisnya yang sedang bersinar, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit udara liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya. Meskipun tidak pernah perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Ria sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aku ga tega mencampurnya sedikit demi sedikit, dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” jadi kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya.

    Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai dorongan yang sudah cukup basah, berhasil masuk ke dalam kontolku masuk ke dalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Ria dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.

    Kalau memek yang lain kesenangan itu sangat terasa, aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Ria terasa sangat menjepit dulu kompilasi baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

    Namun berbeda dengan yang kurasakan, Ria sih sangat kesakitan dengan cara itu. “Mas, cabut dulu mas. Sakit mas ”ujarnya. “Ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “Mas, udah dulu donk… sakit nich, perih…” kata lagi. Ini adalah apa yang saya lakukan, tetapi saya bisa merasakannya dengan hanya menggunakan proses itu. Akhirnya aku memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya.

    Namun sebelum mencabut, saya ingin memasukkan seluruh batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh tititku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

    Saatnya aku menjalani diri pada Ria. Dia yang semula meradang kesusahan sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba saja tiba lebar lebar, mulutnya menganga tertahan. “Mmmaaaassssss ……” suaranya tertahan dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….” Katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.

    Sesaat kemudian dia berubah menjadi pembohong, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia kebenaran memajukan memeknyaamati tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tiba tiba saja aku bergulir ke kanan saat ini dia berada di atas tubuhku.

    Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, muka-bahkan diselingi memutar, aku yang lebih dari itu akhirnya mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Ria menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke Arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

    Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Riaumsi tidak akan berakhir. Saat ini tiba tiba saja dia masuk dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku.

    Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh ……” tubuh mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “Enak banget mas..enak banget… .aku pengen ******* terus ama kamu kaya gini. Enak banget ”ujarnya berbisik di telingaku.

    Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata, sementara Ria masih terbaring lemas di atas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya gerak-gerak mencari perhatian; p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit.

    “Mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich ”katanya. Dia lantas melemparkan tubuh, dan sambil membuka lebar lebar tangan dan pegangan, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu… ..” sambil tersenyum nakal.

    Aku pun langsung, naik ke atas tubuh. Sengaja kuangkat kedua manfaat sambil kulingkarkan di pinggangku. “Gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat sebelum aku mulai mendorong masuk ke dalam memeknya.

    Ini adalah perbedaan kedua antara memek Ria dengan memek yang lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi kompilasi kumasukkan, tetap aja kontolku seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

    Setelah melihat liarnya Ria saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenyamanan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang mengakses kontolku sedalam- batin sampai terasa mentok di dinding rahim Ria.

    Dan efeknya, meski sudah ada lemas, tapi setiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Ria seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat setiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri.

    “Mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya.

    Dan Ria kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan tititku dengan gerakan pinggul yang ke berbagai arah, bahkan lagi meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar semakin dalam masuk dalam memeknya. “Mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi… eennaakk bangeettt mass….” Yoon.

    Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan semakin nikmat kenikmatan memeknya terasa memijat dan meremas-remas tititku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari tititku. “Ria, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

    Ria mengangguk, namun gerakan-gerakan pinggulnya dan mengatakan sebaliknya, pinggulnya merata semakin terangkat ke atas, sementara itu semakin meningkatkan kesan-kesan untuk membuat masuk ke dalam memeknya. Sementara dalam kontol Anda terasa kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Karena tidak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya.

    Crot .. crot .. crot..dan sedetik kemudian Ria kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan agar pantatku agar mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya. “Mmaaasss… .aaaccchhhh… .eeennna aakkkk” teriaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

    Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan membesarkan surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas …” kata Ria. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi setelah itu kami mandi bersama. Setelah harga saya kembali keantar Ria ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

    Saat itu, aku berpacaran dengan Ria. Hadis kami berjalan selama 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pria kampung kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S.

    Yang tidak pernah Ria Tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami dengan orang lain bercinta dengan wanita lain. AKHIR

  • Cerita Sex Lesbi Sama Widia

    Cerita Sex Lesbi Sama Widia


    1539 views

    Duniabola99.org – Widya berusia 22 tahun dengan ukuran payudara 36 dan tubuh yang ideal. Dia masih berstatus mahasiswi di sebuah PTS di Yogyakarta. Sedangkan Susan berusia 26 tahun dengan ukuran payudara 36 dan tubuh yang ideal. Dia bekerja sebagai karyawan sebuah kantor swasta di Yogyakarta. Mereka berdua tinggal di asrama putri tempat Ibu Anna di Yogyakarta bagian utara.

    Mereka berdua menjadi lesbian ketika suatu pagi berebutan kamar mandi. Ada 2 kamar mandi di asrama yang berpenghuni cuma 4 orang. Satu kamar mandi sedang dipakai orang. Sedangkan yang satu masih kosong. Secara serempak mereka berdua sudah berada di depan kamar mandi.

    “Aku tergesa-gesa,” kata Widya. “Aku juga tergesa-gesa,” kata Susan. Mereka terdiam beberapa saat sampai kedua mulut mereka serempak mengeluarkan suara. “Sama-sama saja.”Mereka berdua langsung masuk ke kamar mandi dan Susan mengunci pintu kamar mandi tersebut. “Tapi bagaimana caranya. Gayung cuma satu, sabun cuma satu, pasta gigi cuma satu,” kata Susan. “Iya. Dan juga aku malu kalau telanjang,” kata Widya. “Kalau itu tidak masalah. Kita saling membelakangi.” “Begini saja. Kamu dulu yang mandi. Aku gosok gigi dulu.”

    Kemudian Susan melepaskan seluruh pakaiannya dan menaruhnya di gantungan di belakang pintu kamar mandi. Dan di belakangnya Widya berdiri menunggu di pinggir bak mandi. Lalu mereka berputar haluan. Ganti Widya yang melepaskan seluruh pakaiannya dan menaruhnya di gantungan di belakang pintu kamar mandi. Kemudian dia menggosok giginya. Di belakangnya Susan sedang mengguyur tubuhnya dengan air. Setelah cukup, mereka berputar haluan kembali. Susan dengan membawa sabun berdiri menghadap pintu. Sedangkan di belakangnya giliran Widya yang mengguyur tubuhnya dengan air. Kemudian…
    “San, sabunnya sudah?”

    “Sudah. Ini,” kata Susan sambil membalikkan tubuhnya yang penuh busa sabun.
    Bersamaan dengan itu Widya juga membalikkan tubuhnya. Mereka kaget dan serentak menutupi tubuh seadanya. Tangan kanan mereka menutupi kedua payudara dan tangan kiri mereka menutupi kemaluan. “Aku sudah lihat punyamu Wid. Buka saja. Kenapa ditutup?” Widya tidak membuka tangan kanannya yang menutupi kedua payudaranya. Dibukanya tangan kirinya dan dibukanya tangan kanan Susan yang menutupi kedua payudaranya. Susan diam saja ketika Widya membelai payudara kirinya yang penuh busa sabun dan meremasnya. Dipilinnya puting payudara Susan. Yang keluar dari mulutnya hanya sebuah suara. “Aaahhh… aaahhh… aaahhh…” Setelah Widya puas Susan berkata, “Punyamu aku sabuni ya?” Widya hanya mengangguk dan membuka tangan kanannya yang masih menutupi kedua payudaranya.

    Susan kemudian mengusapkan sabun yang sejak tadi dipegangnya ke payudara kanan Widya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya mengambil busa sabun dari payudara kirinya sendiri dan diusapkan ke payudara kiri Widya. Tidak lupa kedua puting Widya juga dipilin-pilin. Susan tidak hanya menyabuni kedua payudara Widya. Seluruh tubuh Widya disabuninya dengan usapan yangmenggairahkan sambil kedua payudaranya sendiri sesekali disentuhkan ke tubuh Widya. “Ehmmm… ehmmm… ehmmm…” Ganti Widya yang mengeluarkan suara dari mulutnya. Tubuh mereka berdua sudah penuh dengan busa sabun. Susan dari belakang memeluk Widya dan kedua tangannya bergerak ke seluruh tubuh Widya. Widya yang dipeluk tidak ingin kenikmatan itu hanya milik Susan. Kedua tangannya juga bergerak ke seluruh tubuh Susan. Dia berkata sambil mendesah, “San… tadi sebetulnya kamu tidak usah membalik tubuhmu. Cukup aku saja. Jadi kita tidak begini akhirnya.”
    “Maksudku juga begitu. Aku membalikkan tubuhku dengan harapan kamu tetap menghadap bak kamar mandi.”

    Kemudian sambil tetap dipeluk Susan, Widya membalikkan tubuhnya sehingga kedua payudara mereka saling menempel. “Ouohhh…” Mereka berdua saling menggesekkan kedua payudara mereka sampai akhirnya mereka berdua sadar dengan apa yang terjadi dan serempak berkata, “Kita kan tergesa-gesa.” Mereka melepaskan pelukan dan karena Susan yang mendapatkan gayung lebih dulu dia yang membilas tubuhnya. Widya tidak sabar dan merapatkan tubuhnya ke tubuh Susan. Mereka berdua kembali terlena dengan keadaan tubuh yang baru terkena satu guyuran air. Mereka berdua saling membersihkan sisa busa sabun pada tubuh mereka berdua. Desahan-desahan kenikmatan keluar dari mulut mereka berdua. “Ehmmm… ehmmm… ehmmm…” Beberapa menit mereka saling membersihkan busa sabun sambil sesekali tubuh mereka diguyur air. Setelah selesai mereka mengeringkan tubuh mereka dengan handuk. Mereka keluar bersama-sama dan Widya berkata kepada Susan, “San, nanti malam lagi ya?” Susan hanya mengangguk.

    Agen Judi Online Indonesia Aman Dan Terpercaya

    Dan tanpa menunggu malam ketika sore hari Widya selesai mandi, Widya waktu itu berani hanya melilitkan handuk ke tubuhnya karena keadaan asrama sedang sepi. Dia kaget melihat Susan sudah berada di dalam kamarnya masih dengan memakai pakaian kerjanya. Dia hanya sebentar kaget kemudian tersenyum. “Wid, aku sebetulnya mau menyusul kamu mandi. Tetapi kamu mungkin tidak dengar. Jadi aku tunggu di sini.” Widya menghampiri Susan yang duduk di tepi tempat tidur dan duduk di sampingnya. Dibelainya paha Susan yang tidak tertutupi rok mini yang dipakainya.Kemudian, “Sebentar ya San. Aku pakai pakaian dulu.” Widya kemudian berdiri menghampiri lemari dan di depan lemari dia melepaskan handuknya. Dia mencari-cari pakaian dari dalam lemari.
    “Kamu menantang aku ya? Tidak usah pura-pura cari pakaian.”
    “Rupanya kamu tahu.”

    Widya kemudian membalikan tubuhnya dan dilihatnya Susan sedang melepaskan BH-nya dan kemeja yang dipakainya hanya dilepaskan kancingnya. Setelah BH Susan terlepas, dengan cepat kedua tangan Widya melepaskan kemeja yang dipakai Susan sambil bibirnya mendarat di bibir Susan. Mereka berciuman dan saling menjilat lidah. Kedua payudara mereka saling menempel. Kedua puting payudara mereka saling digesekkan. Kemudian Widya menghentikan ciumannya dan dia duduk bersimpuh di depan Susan. Dibelainya paha Susan dengan kedua tangannya. Sedangkan Susan menikmati remasan kedua tangannya pada kedua payudaranya. Kedua tangan Widya lalu naik ke atas dan masuk ke dalam rok mini yang dipakai Susan. Dia berusaha melepaskan celana dalam yang dipakai Susan. Berhasil.

    Pada waktu yang sama Susan yang mengetahui Widya sedang berusaha melepaskan celana dalamnya lalu menghentikan remasan pada kedua payudaranya. Kedua tangannya melepaskan rok mini yang dipakainya. Sekarang Susan sudah telanjang bulat. Widya kemudian membimbing Susan ke tempat tidur. Dan mereka pun bercumbu dengan nikmatnya hingga fajar menyingsing. Dan tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang mengamati percumbuan mereka…

     

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik Gambar Dibawah ini jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Sexy asian babe in maid uniform gets her pussy fingered and fucked

    Sexy asian babe in maid uniform gets her pussy fingered and fucked


    1429 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Tetangga yang menyuhku emut susu besar nya sampai vagina basah

    Tetangga yang menyuhku emut susu besar nya sampai vagina basah


    1938 views

    Duniabola99.org – ini adalah pengalaman saya dengan Bu Edi, tetangga saya. Waktu itu kira-kira jam 9 pagi saya berniat mau kerumahnya untuk membayar listrik karena memang dibantu oleh beliau dengan menyalur listrik di rumahnya krn kebetulan belum pasang listrik sendiri…

    Trus sesampai dirumahnya ternyata sepi sekali. Aku kira tidak ada orang di rumah. Tapi aku liat pagar tidak dikunci, jadi inisiatif aku buka aja kemudian aku ketuk pintu rumah bu Edi… “Pagi bu” sapaku “Eh, mas leo…,masuk..”

    Aku pun langsung masuk kedalam rumah, kulihat Bu Edi pagi itu begitu seksi dengan menggunakan daster tanpa lengan yang serba tipis dan mini sehingga terlihat tubuh bu edi yang montok..”Wah kalo kayak gini bisa kacau ni otak…” kataku dalam hati “Ini bu, saya mau bayar listrik untuk bulan ini dan bulan depan.

    Saya dobel aja, kebetulan ada rejeki…” aku memulai pembicaraan. “Oalah….kenapa kok pake didobel segala sih mas?? Gak apa2 kok bayar satu aja dulu, khan tanggalnya jg msh muda gini, barangkali ada keperluan mendadak khan bisa dipakai dulu…” katanya. “Ah gak apa2 kok bu. Mumpung lagi ada aja. Daripada ntar kepakai bln depan saya jd bingung bayarnya….” Jawabku.

    “Mas leo ini bisa aja..masalah itu mah gampang mas bisa diatur…lagian tetangga dekat aja kok. Santai aja lah” serunya ramah. “Iya bu gak apa kok…dibayar dobel aja.” Kataku lagi. “Kalo gitu tunggu ya,,ibu ambil catatannya dulu..Oh iya mas leo mau minum apa? Panas apa dingin??” tanyanya lagi. “Ah gak usah repot2 bu….bentar lagi juga pulang kok..” seruku.

    “Udah gak apa2…kopi ya?? Biar gak buru2 pulang…” katanya lagi. “Boleh deh bu, terima kasih…..” jawabku sambil tersenyum. Ibu Edi pun langsung masuk kedapur, Sementara aku hanya terdiam sambil menghitung uang dari dompetku untuk memastikannya tidak kurang. Ibu Edi keluar dari dapur dengan membawa secangkir kopi.

    “Silakan diminum mas…” “Terima kasih bu..” Jawabku. Bu Edi duduk disampingku sambil membuka2 lembaran buku catatan pembayaran listrik bulan lalu. Aku mencium aroma wangi sekali, ditambah pemandangan indah krn daster bu edi agak rendah sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yg putih dan padat berisi.

    Nampaknya bu edi baru selesai mandi. Aku merasakan ****** aku mulai membesar melihat pemandangan yahud ini… “Nah ini mas, totalnya masih sama seperti bulan kemarin, delapan puluh lima ribu. Jadi dibayar dobel kah?” Aku agak terkejut karena pikiranku masih melayang entah kemana.

    “Eh….oh…iya bu, jadi bayar dobel. Berarti totalnya berapa bu??” Jawabku sekenanya. “Berarti ya seratus tujuh puluh ribu…” kata bu edi sambil senyum. “Oh…eh….ii….iya bu saya bayar semua. Ini a…ada dua ratus ribu saya titipkan semua aja..” kataku gugup.

    Bagaimana tidak. Ketika menyebutkan jumlah tadi, pose bu edi sangat menantang, dengan belahan dada yg nampak jelas dan paha yg menganga.. “Lho kok kaget?? Kenapa?? Dibayar satu dulu aja gak apa2 kok mas” katanya. “eh…anu….nggak kok bu.

    Beneran saya ada kok. Saya bayar semua aja..” kataku sambil melirik belahan dada bu edi yg begitu menantang.. Nampaknya bu edi mengetahui aku menyelidiki dadanya yg sekal itu..Namun bu edi hanya tersenyum tanpa berusaha menutupinya. “Ya udah kalo gitu gak apa2 deh. Emang mas leo liatin apa sih koq kayaknya jadi gak konsentrasi gitu??”

    “Oh…eh…nggak kok bu.., anu….” aduh aku mulai bingung, sementara bu edi tersenyum memandang ku. “Kopinya diminum gih mas,, keburu dingin lho” serunya sambil tersenyum. “Masalah duitnya ntar aja deh, keliatannya mas leo lagi bingung gitu…” katanya sambil tersenyum nakal. Tiba2 bu edi menyentuh pahaku, “dari tadi ngliatin ini aja kenapa mas??” Tanya bu edi sambil menunjuk dadanya.

    “Oh….eh….anu…itu….gak sengaja bu…” jawabku makin gugup “Gak sengaja apa gak sengaja?? Koq diliatin terus sampai gak berkedip gitu..?” katanya sambil semakin mendekat ke aku. “Suka ya???” Tanyanya lagi “Mau??” aku semakin tidak bisa menjawab. Tapi kontolku semakin tegang krn bu edi mengelus-elus pahaku.

    “Eh..m..m…maksud ibu??” Srup bibirnya bu edi langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas ****** ku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalo saat ini aku bermesraan dengan bu edi, yang selalu jadi fantasi sex ku. Birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas payudara bu edi yang tadinya hanya aku liatin saja.

    Kami saling melumat dan tangan bu edi terus meremas-remas kontolku. Tanganku pun mulai menelusup dari sela-sela daster bu edi dan masuk ke dalam BHnya. Aku mainkan dan aku pilin-pilin puting susu bu edi yang mulai mengeras.

    “Terus mas leo…ssshhs, enak banget..” dan tangan bu edi mulai membuka celana jeans ku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku sehigga kini tinggal cd yang melekat. “Mas…kita ke kamar aja ya…jangan disini nanti diliat orang..” Dan kemudan mencium bibirku.

    Bu edi langsung masuk kekamar dan membuka dasternya, tubuh bu edi kini tinggal berbalut BH dan cd saja. Kemudian sambil menatapku nakal bu edi mulai membuka bh dan cd nya. Kini bu edi telah telanjang bulat dihadapanku…

    “Wow bener2 seksi nih….” Gumamku sambil memelototi tubuh bu edi satu per satu dari atas sampai bawah. Tubuh bu edi memang sangat mulus, kulitnya putih, payudara nya begitu menantang dengan puting kemerahan yg mengacung. Apalagi memek bu edi, begitu indah dengan klitoris yg menonjol, serta tidak ada satu helaipun bulu jembutnya..nampak sehabis dicukur.

    “Kok malah bengong mas leo….sini dong” Bu Edi duduk di tepi ranjang dan kemudian aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya. Tangan bu edi melepaskan cd ku dan keluarlah kontolku. “Waaahhh….. mas…ini besar banget, apa begini ya kalo orang arab?” Kebetulan memang aku keturunan arab….

    ”lebih besar dari punya suamiku nih….wah muat gak ya??” kata bu edi sambil mengelus-elus ****** ku, sesekali dijilati ujung hingga buah pelirku jg tak lepas dari jilatan bu edi. Aku hanya terpejam menikmati servis dari bu edi ini. Bu edi kemudian berdiri dan menciumku kemudian turun kedadaku, putingku di hisap dan dijilati.

    Ouh..bu enak banget bu, terus bu. Kemudian bu edi berjongkok dihadapan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es krim. Kemudian memasuk kan kontolku kemulutnya. Dia pun mengulum kontolku dengan lihai. Nikmat sekali rasanya, lebih nikmat dari hisapan istriku…. “ahh….Terus bu”, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut bu edi sehingga mulut bu edi terlihat penuh.

    Sesekali bu edi menggunakan giginya untuk mengulum kontolku…aaaauuhhhh rasanya benar-benar nikmat. Sekitar 10 menit bu edi mengoralku, sebelum akhirnya menciumi buah pelirku, menjilatinya lalu berdiri dan kembali mencium bibirku.

    Ternyata bu edi sangat menyenangi foreplay. Terbukti berkali-kali dia menjilat leher hingga belakang telingaku dan memainkan lidahnya di putingku. Bener-bener sensasi yang luar biasa. Aku pun tidak tinggal diam. Kini aku remasi payudara bu edi sambil aku jilat lehernya.

    Payudara nya jg tak luput dari jilatan dan remasanku sampai aku mulai mengulum putingnya. Bu edi hanya mengeliat-mengeliat dan mendesah mendapat perlakuan ini dariku. Sesekali aku gigit2 kecil putingnya dan bu edi melenguh nikmat karenanya….

    Perlahan aku baringkan bu edi sambil terus melumati payudara nya. Ciumanku turun ke perutnya..”Bener2 putih dan perfect tubuh ini” batinku. “Ahhhh…..sssssshshhh…..ouh…..terus mas….ahhhhh….enak banget lidahmu….ahhh….mas leo pinter…..eeehmm..” bu edi mengeliat.

    Aku pun menjulurkan lidahku ke memeknya, asin, ternyata cairannya bu edi banyak banget keluar. Memek yang kemerahan itu bener-bener basah oleh ludahku yg bercampur lendirnya.. Aku pun mengangkangkan kakinya agar bisa menjilat lebih dalam, ku jilat klitorisnya lalu aku kulum-kulum dan sesekali kugigit pelan-pelan.

    Ouch…nikmat banget mas……terus…..auhhh…ouhhh…, hisap terus mas…” Aku pun menjilatnya dan kemudian ku masukkan jari ku kadalam memeknya dan bu indah pun menggelinjang keenakan…. Ouch..mas….ahhhhhh….terusin mas…aku gak pernah senikmat ini……jari kamu enak banget ahhh pinter mas…..shhhh…”

    Tak lama kemudian bu edi menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun mepercepat permainan fucking finger ku di memeknya.. “Shhhhh…,uhhhhffff…aku mau keluar mas..oouuuuhh….hisap terus mas….,ohh……” Akupun menghisap kuat kuat lubang kenikmatan itu dan “cret..cret..” Cairan bu edi menyemprot mulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih.

    Bu edi keliatan lemas….aku pun kembali berjongkok di atas kepala bu edi dan kembali ku sodorkan kontolku.. Bu edi pun menghisap dengan kuat kontolku..aku membalikkan badanku sehingga posisi kami sekarang 69, aku menahan badanku dengan lutut dan terus memompa mulut bu edi. Sementara memek bu edi kembali basah dan aku terus mengelus elusnya.

    Aku pun memperbaiki posisiku dan kini kami sama-sama berbaring.. Kulumat bibir bu edi yang sensual dan menggemaskan, sambil tanganku memainkan klitorisnya.. “Shh..uhf.. nikmat banget mas…aaahh….masukin sekarang mas….auuhhhh..cepet mas aku udah ga tahan nih..gatel banget rasanya.”

    Bu edi pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat menyentuh payudara nya… Kini bibir memek bu edi muncul keluar dan menganga seakan berteriak minta dientot. Aku pun mengarahkan kontolku ke vagina bu edi dan mulai menggesek-gesekannya.. ”sssshhhh….aaahh…uuuhhh ayo maas masukin dong…ahhhhh”.. Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk ke dalam vagina bu edi yang sudah basah.

    “Ouhhhh….pelan-pelan mas….ahhhhhhhhhh……kontolmu gede banget mas….”. Ternyata memek bu edi masih sempit dan enak banget kontolku serasa dipilin-pilin. Aku pun memompa terus memek bu edi…semakin lama semakin cepat.. “Ouh..terus mas…..iih…ahhh….sshhhh…”.

    Kemudian aku berhenti dan menancapkan kontolku sedalam-dalamnya lalu aku diamkan…..aku ciumin payudara bu edi…lalu aku kulum putingnya…Dan secara tiba2 aku goyang lagi dengan gerakan menekan dan memutar.

    “Shhhhhh…..ahhhhhh,,,masss pinter banget kamu…a.oooohhh…..enak mas….” Bu edi meracau tak karuan. Kemudian tubuh bu edi mengejang dan kontolku terasa dijepit kuat sekali..

    “Ouh..aku keluar lagi mas…..enak mas…..enak banget,” Aku pun membalikkan badan bu edi dan ternyata bu edi langsung mengerti apa mauku dan dia pun langsung menungging dan kini kami dogy style..aku pun memasukan kontolku kedalam memek bu edi..

    “Ouhh…..mas….kamu kuat banget….ahhhhhh…..leo…..terus sayang…..nikmat banget “ Aku terus memompa memek bu edi sambil meremas-remas payudara bu edi yang bergelantungan.. ”Ouh..ahh..terus mas….,aku gak tahan lagi mas….ahhhhh….. “ rintih bu edi.

    Aku pun merasa ada yang mau keluar dari kontolku,,,,aku semakin mempercepat kocokanku di memek bu edi. “huffft….aahhh….oh….sayang….aku mau keluar nih…” seruku. Aku tak peduli lagi dengan beda usia kami. Aku panggil bu edi dengan sayang. “ahhhh….uuhhh….iya sayang gak apa-apa terusin aja….shhhshhhh…” teriaknya.

    Rupanya tak dapat kutahan lebih lama lagi. Dengan tusukan terakhir aku berhenti dan cret…cret…..cret…. “ahhhh….. sayang….. uuuhhhh” teriakku mengiringi semprotan spermaku ke memek bu edi.

    “Auuuuuuuhhhh……oooooohhhh……” rintih bu edi. Aku merasa ada rasa hangat di sekujur kontolku…nampaknya bu edi orgasme lagi.. “aahh….” Kami berdua rebahan di kasur…bu edi tersenyum puas…lalu aku kecup bibirnya….. “makasih mas……enak bgt…..” ujar bu edi.

    “Iya sayang….aku juga merasa enak bgt….puaaaassss sama km….” seruku sambil lalu mengulum bibirnya lagi. Tanganku mulai meraba payudara nya lagi. “mas….aahhhh udah dulu mas…..capek….ssshhh..” “Iya sayang,,,,aku cm gemes aja sama ini …” jawabku sambil mencubit payudara nya.. Kami pun berpakaian lagi. Ketika hendak pamit, bu edi melumat bibirku dan meremas kontolku….

    “Uangnya dibawa aja dulu ya…..bln depan aja bayarnya…..” kata bu edi di sela2 ciuman kami. “Aku balas meremas payudara nya lalu aku kulum lagi bibirnya. “kalo bulan depan kelamaan….ini gak betah “ kataku sambil menunjuk kontolku. “Iya gampang….ntar aku sms kalo rumah lagi sepi….ok sayang…..”jawabnya..

    “Dengan senang hati” jawabku dan aku kulum bibirnya lagi sambil aku mainkan puting payudara nya…. Aku pun pamitan pulang. Sejak itu kami jadi sering ML kalo rumah bu edi lagi sepi. Bahkan pernah juga di hotel kalo bener2 gak tahan tapi di rumah lagi ada anak-anaknya.

    Dan aku juga sering dibebaskan bayar listrik karena bu edi puas dengan pelayanan yang aku berikan, dan aku bisa puas memainkan payudara nya

  • STEVIE SHAE FILL SUPON FRESH COCK

    STEVIE SHAE FILL SUPON FRESH COCK


    1652 views

  • Kisah Janda Kaya Butuh Kehangatan

    Kisah Janda Kaya Butuh Kehangatan


    1554 views

    Aku seorang wanita karir yang cukup mapan, boleh dibilang karirku sudah mencapai tingkat tertinggi dari yang pernah kuimpikan. Tahun lalu aku memutuskan keluar dari pekerjaanku yang sangat baik itu, aku ingin memperbaiki rumah tanggaku yang berantakan karena selama 5 tahun ini aku dan suami tidak pernah berkomunikasi dengan baik sehingga kami masing- masing memiliki kegiatan di luar rumah sendiri-sendiri.

    Anak kami satu-satunya sekolah di luar negeri, kesempatan untuk berkomunikasi makin sedikit sampai akhirnya kuputuskan untuk memulai lagi hubungan dengan suamiku dari bawah. Tapi apa boleh buat semua malah berantakan, suamiku memilih cerai ketika aku sudah keluar dari karirku selama 3 bulan.
    Aku tak dapat menyalahkannya karena akupun tidak begitu antusias lagi setelah mengetahui dia mempunyai wanita simpanan, dan itu juga bukan salahnya maupun salahku. Kupikir itu adalah takdir yang harus kujalani.Sekarang usiaku sudah 39 tahun dan aku tidak pernah bermimpi untuk menikah lagi, sehari-hari aku lebih banyak berjalan-jalan dengan teman, kadang-kadamg kami traveling untuk membunuh waktu belaka.
    Sejak 3 bulan yang lalu aku membiarkan salah seorang keponakanku untuk tinggal di rumahku, aku tergerak menolong orang tuanya yang mempunyai ekonomi pas-pasan sehingga untuk kost tentu memerlukan biaya yang mahal, sedangkan untuk bayar kuliah saja mereka sudah bekerja mati-matian.
    Keponakanku bernama Ajie, usianya sekitar 22 tahun, kubiarkan ia tinggal di salah satu kamar di lantai 2. Ajie sangat sopan dan tahu diri, jadi kupikir sangat menguntungkan ada seseorang yang dapat menjaga rumahku sewaktu aku dan teman- teman traveling. Tapi ternyata Ajie membawa berkah yang lain. Pagi itu aku segan sekali bangun dari ranjang, baru kemarin malam aku kembali dari Thailand dan kebetulan hari itu adalah hari minggu,
    sehingga aku memutuskan akan tidur sepuas mungkin, semua pembatu libur pada hari minggu, mereka boleh kemana saja, aku tidak peduli asal jangan menganggu tidurku. Aku tergolek saja di ranjang, baju tidurku terbuat dari sutera tipis berwarna putih, kupandangi tubuhku yang mulai gempal, kupikir aku harus mulai senam lagi.
    Kulihat jam menunjukkan angka 10. Ah biarlah aku ingin tidur lagi, jadi aku mulai terkantuk-kantuk lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki di depan pintu, lalu terdengar ketukan, aku diam saja, mungkin salah seorang pembantu ingin mengacau tidurku. “Tante…, Tante…”, ooh ternyata suara Ajie.
    Mau apa dia? Aku masih diam tak menjawab, kubalikkan badanku sehingga aku tidur telentang, kupejamkan mataku, kedua tangan kumasukkan ke bawah bantal. Ketukan di pintu berulang lagi disertai panggilan. “Persetan!”, pikirku sambil terus memejamkan mata. Tak lama kemudian aku kaget sendiri mendengar pegangan pintu diputar,
    kulirik sedikit melalui sudut mataku, kulihat pintu bergerak membuka pelan, lalu muncul kepala Ajie memandang ke arahku, aku pura-pura tidur, aku tak mau diganggu. “Tante…?”, Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Beberapa saat aku tidak mendengar apapun, tapi tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mata, astaga ternyata Ajie sudah berdiri di samping ranjangku,
    dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaun tidurku, aku lupa sedang mengenakan baju tidur yang tipis apalagi dengan tidur telentang pula. Hatiku jadi berdebar-debar, kulihat Ajie menelan ludah, pelan-pelan tangannya menyingkap gaunku, hatiku makin berdebar tak karuan. Mau apa dia? Tapi aku terus pura- pura tidur. “Tante…”, Suara Ajie terdengar keras, kupikir ia sedang ingin memastikan apakah tidurku betul- betul nyenyak atau tidak. Kuputuskan untuk terus pura-pura tidur. Kemudian kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai leher, lalu kurasakan tangan Ajie mengelus bibirku, jantungku seperti melompat,
    aku mencoba tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tangan kumasukkan bawah bantal jadi otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi…, buseet wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin dia masih belum tahu aku pura-pura tidur, kuatur napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan,
    aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemudian kurasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu kurasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada yg sedang bergolak di dalam tubuhku, sudah lama aku tidak merasakan sentuhan laki-laki. Sekarang aku sangat merindukan kekasaran seorang pria, aku memutuskan terus diam sampai saatnya tiba.
    Sekarang tangan Ajie sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar ketika memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Ajie mendekatkan wajahnya kearah buah dadaku,
    lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai dengan gigitan- gigitan kecil, tangan kanan Ajie mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD,
    aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari Ajie menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Ajie sedang berusaha memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi,
    kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku. “Ajie!!! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua tangan Ajie menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Ajie mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh tenagaku, tapi Ajie makin keras menekan pundakku,
    malah pemuda itu sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan oleh tubuhnya yang besar. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak. “Tante…, maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Ajie melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
    “Kamu kan bisa dengan teman- teman kamu yang masih muda. Tante kan sudah tua” Ujarku lembut. “Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante…, saya akan memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Ajie. “Ah kamu…, ya sudahlah terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya. Kemudian Ajie melepaskan gaun tidurku, sehingga aku cuma memakai celana dalam saja. Lalu Ajie melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa melihat penisnya yang besar sekali,
    penis itu sudah menegang keras. Ajie mendekat ke arahku. “Tante diam saja ya”, Kata Ajie. Aku diam sambil berbaring telentang, kemudian Ajie mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, aku mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut. Tak lama kemudian Ajie merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke selangkanganku.
    vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, aku menggeliat- geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa. Lalu Ajie menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi kutahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya.
    Kemudian Ajie mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu vaginaku, lalu menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap- hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku, aku terangsang sekali melihat kelahapan pemuda itu menikmati vaginaku, padahal kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi.
    “Enak Ajie? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap lubangku. “Enak sekali tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Ajie, aku makin terangsang. Tak lama aku merasakan puncaknya ketika Ajie makin dalam memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku.
    “Ajiee…, aa…, enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika mencapai orgasme, Ajie terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku. Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut Ajie. Kemudian kulihat Ajie mulai menjilat lubang pantatku, aku kegelian, tapi Ajie tidak peduli, ia berusaha membuka lubang pantatku, aku mengerahkan tenaga seperti sedang buang air sehingga kulihat lidah Ajie berhasil menyusup kesela lubang pantatku, aku mulai merasakan kenikmatan bercampur geli.
    “Terus Jie…, aduh nikmat banget, geli…, teruss…, hh…”, Aku mengerang-erang, Ajie terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku, kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan lagi untuk dijilat sambil memandangku. “Enak? Jorok kan?”. “Enak tante…, nikmat kok”, Jawab Ajie, tak lama kemudian aku kembali orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah membanjir. Kucoba meraih penis Ajie, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet ingin pipis, tiba-tiba tanpa dapat kutahan air kencingku memancar sedikit, aku mencoba menahannya.
    “Aduh sorry Jie…, nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi kulihat Ajie langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning. Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke dalam vaginaku. “aa…, jangan Ajie…, jangan dijilat, itu kan pipis Tante”, Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Ajie mengikutiku. “Tante pipis dulu, Ajie jangan ikut ah…, malu”,
    Kataku sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Ajie menahan dan ikut masuk. “Saya ingin lihat Tante”. “Terserah deh”. “Saya ingin merasakan air pipis tante”, Aku tersentak. “Gila kamu? Masak air pipis mau…”, Belum habis ucapanku, Ajie sudah telentang di atas lantai kamar mandiku. “Please tante…”,
    Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana mengencingi orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada yang memohon untuk dikencingi. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba. “Terserah deh…” Jawabku, lalu aku berdiri diantara kepalanya, kemudian pelan-pelan aku jongkok di atas wajahnya, kurasakan vaginaku menyentuh hidungnya.
    Ajie menekan pinggulku sehingga hidungnya amblas ke dalam vaginaku, aku tak peduli, kugosok- gosok vaginaku di sana, dan sensasinya luar biasa, kemudian lidahnya mulai menjulur lalu menjilati lubang pantatku lagi, sementara aku sudah tidak tahan. “Awas…, mau keluar” Ajie memejamkan matanya.
    Kuarahkan lubang vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku supaya air kencingku tidak memencar, kulihat Ajie menjulurkan lidahnya menjilati bibir vaginaku, lalu memancarlah air kencingku dengan sangat deras, semuanya masuk ke dalam mulut Ajie, sebagian besar keluar lagi.
    Tiba-tiba Ajie menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku tertahan seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika kencingku tertahan, lalu vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan jarinya. Kira-kira 1 menit kurasakan kencingku kembali memancar dashyat,
    sambil pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh wajah Ajie. Pemuda itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat kencingku habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam mulut pemuda itu, dan Ajie menjilat serta menghisap habis. Aku juga tak tahan, kucium mulut Ajie dengan lahap, kurasakan lendirku sedikit asin, kuraih penis Ajie,
    kukocok-kocok, kemudian kuselomoti penis yang besar itu. Kusuruh Ajie nungging diatas wajahku, lalu kusedot penisnya yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingnya. Ajie mulai memompa penisnya di dalam mulutku, keluar masuk seolah-olah mulutku adalah vagina, aku tidak peduli, kurasakan Ajie sedang mencelucupi vaginaku sambil mengocok lubang pantatku.
    Kuberanikan mencoba menjilat lubang pantat Ajie yang sedikit berbulu dan berwarna kehitam- hitaman. Tidak ada rasanya, kuteruskan menjilat lubang pantatnya, kadang-kadang kusedot bijinya, kadang-kadang penisnya kembali masuk ke mulutku. Tak lama kemudian kurasakan tubuh Ajie menegang lalu ia menjerit keras.
    penisnya menyemburkan air mani panas yang banyak sekali di dalam mulutku. Kuhisap terus, kucoba untuk menelan semua air mani yang rada asin itu, sebagian menyembur ke wajahku, ku kocok penisnya, Ajie seperti meregang nyawa, tubuhnya berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama, akhirnya penis itu agak melemas, tapi terus kuhisap. “Tante mau coba pipis Ajie nggak?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak fair.
    “Ya deh… Tapi sedikit aja” Jawabku. Kemudian Ajie berlutut di atas wajahku, lalu kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga penisnya tepat mengarah kemulutku. Kujilat-jilat kepala penisnya yang masih berlendir. Tak lama kemudian air pipis Ajie menyembur masuk ke dalam mulutku, terasa panas dan asin, sedikit pahit.
    Kupejamkan mataku, yang kurasakan kemudian air pipis Ajie terus menyembur ke seluruh wajahku, sebagian kuminum. Ajie memukul-mukulkan penisnya ke wajah dan mulutku. Setelah habis kencingnya, aku kembali menyedot penisnya sambil mengocok juga. Kira-kira 2 menit penis Ajie mulai tegang kembali, keras seperti kayu.
    Ajie lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu masuk ke dalam vaginaku. Kemudian pemuda itu mulai memompa penis besarnya ke dalam vaginaku. Aku merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu dicabut lalu ditusuk lagi. Kadang Ajie mencabut penisnya lalu memasukkannya ke dalam mulutku, kemudian kurasakan pemuda itu berusaha menusuk masuk ke dalam lubang pantatku. “Pelan-pelan…, sakit” Kataku,
    kemudian kurasakan penis itu menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatku, sakit sekali, tapi diantara rasa sakit itu ada rasa nikmatnya. Kucoba menikmati, lama-lama aku yang keenakan, sudah 3 kali aku mencapai orgasme, sedangkan Ajie masih terus bergantian menusuk vagina atau pantatku. Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air pipis, kulihat lantai kamar mandiku yang tadinya kering, sekarang basah semua. “aakkhh…, tante,
    tante…, aa” Ajie merengek-rengek sambil memompa terus penisnya di dalam lubang pantatku. Dengan sigap aku bangun lalu secepat kilat kumasukkan penisnya ke dalam mulutku, kuselomoti penis itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penis Ajie disertai jeritan panjang, untung tidak ada orang dirumah.
    Air maninya menyembur banyak sekali, sebagian kutelan sebagian lagi kuarahkan ke wajahku sehingga seluruh wajahku berlumuran air mani pemuda itu. Kemudian Ajie menggosok penisnya ke seluruh wajahku, lalu kami berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kepuasan yang kudapat hari itu benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang dengan Ajie. Ada saja sensasi dan cara baru setiap kali kami bercinta.
  • Sedarah Mbak Desy Pelampiasan Seks

    Sedarah Mbak Desy Pelampiasan Seks


    1312 views
    Duniabola99.org – Nama aku Randi 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seks aku 3 tahun yang lalu.

    Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 smu, sedangkan kakak aku berusia 22 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian. Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya. Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu.

    Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya. Sebagai remaja yang baru puber dan juga olok-olok dari teman-temanku diam-diam aku sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebaga efek sampingnya aku sering melakukan onani di kamarku atau di kamar mandi sambl membayangkan gimana rasanya kemaluanku dijepit diantara pantat montoknya.

    Keinginan itu kurasakan sejak aku duduk di bangku 1 smu ini, aku sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok. Dia mempunyai pacar yang berumur setahun lebih muda dari padanya. Aku sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman. Suatu hari aku memergoki pacarnya sedang menghisap buah dada kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya, kakakku hanya mengeluarkan buah dadanya dari kancing yang terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapihkan bajunya. Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadaku agar tidak menceritakan apa yang aku lihat ke orang-orang terutama pada ayah dan ibuku.

    Dik, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa Mbak, katanya. Aku Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan baju yang longgar(daster) tetapi agak tipis sambil membawa sebuah novel, sehingga paha dan dadanya yang montok terlihat karena dikamarku agak gelap sedangkan diluar lampu terang benderang. “hai, kok melongo???? “ …aku jadi gelagapan dan bilang “ia- ia mbak, aku ngga akan bilang-bilang” kataku.

    Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sambil membaca novel, aku memandanginya dari belakang membuat kemaluanku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kemaluanku. Berkali-kali aku menelan ludah. Dan pelan-pelan aku meraba kemaluanku yang tegang. Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku dan aku langsung melepas tanganku dari kemaluanku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi besok hari dan dia memintaku menbangunkannya jam 5 pagi. Aku mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, aku melihat goyangan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, aku langsung mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya, tapi sialnya tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok kemaluanku. Dia pura-pura tidak melihat dan berkata “jangan lupa bangunin mbak jam 5 pagi “. Lagi-lagi aku gelagapan “ia- ia – ia” kataku. Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke-arah kemaluanku dan tersenyum. Malam itu aku ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku.

    Pagi harinya jam 5 pagi aku ke kamarnya dan kudapari dia sedang tidur mengakang…. Lagi-lagi aku melotot melihat pemandangan itu dan aku mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun danku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.

    Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab atau kerudung sedangkan bajunya dia mengenakan training yang agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali dan tiap laki-laki yang berpapasan selalu melirik pantat itu. Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desak. Entah keberuntungan atau bukan, kakaku berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat di kemaluanku . Perlahan-lahan kemaluanku berdiri dan aku yakin kakakku merasakannya. Ketika bus semakin sesak, kemaluanku makin mendesak pantatnya dan aku pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan aku kenikmatan. ‘dik, kamu kemarin ngapain waktu mbak ke kamar kamu?” katanya “kamu onani yah??? Katanya lagi aku diam seribu basa karena malu. ‘makanya buru-buru cari pacar” katanya. “emang kalo ada pacar bisa digini yah?” kataku nekat sabil menonjokkan kemaluanku dipantatnya. “setidaknya ada pelampiasan” timpal kakakku. . “wah enak dong mbak ada pelampiasan?”tanyaku. “tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoyangkan lagi pantatnya. “kenapa” tanyaku. Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan.

    Pada sore hari itu, ketika aku pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan aku masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. Aku terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan baju jubahnya masih terpasang tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat CD hitamnya yang mini dan sexy dan pacarnya sudah tinggal memakai CD saja. Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam CD pacarnya dan meremas serta mengocok kemaluan pacarnya yang tegang.

    Pelan-pelan tangan pacarnya membuka CD kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kemaluannya. ‘oh, aku udah ngga tahan” kata pacarnya “aku pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di sofa. Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang tetapi sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang kan berusaha menyodokan kemaluannya ke kemaluan kakakku dari arah belakang. Tapi begitu nempel di pantatnya, kuliha ar maninya tumpah ke pantat kakakku. “ohhh” dia melenguh dan kakakku menoleh kebelakang” kok udah” tanyanya Pacarnya bilang “maaf aku ngga tahan” katanya . Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar berdering dan di balik pintu aku sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan buru-buru pamit. “Aku ngga anterin kedepan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa….. Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang aku mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter aku memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.

    Karena udah ngga tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku sampai copot dan kulihat kemaluanku yang besar dan panjang (itu menurut teman-temanku sewaktu kami berenang dan membandingkan kemaluan kami) berdenyut-denyut minta pelampiasan. Aku langsung menindihinya dari belakang, dan untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia. “aw…., dra (nama pacarnya hendra) kok ngga jadi pulang” tanyanya , karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya sedang berusaha menempelkan kemaluannya ke kemaluanya. “aw dra jangan dimasukan aku masih perawan katanya ditempelin aja dra aku masih perawan’ katanya memohon. Karena aku udah tahan, maka pelan-pelan ku bimbing tangannya untuk menggengam kemaluanku dan agar ditutun ke kemaluannya. Begitu dia megang “dra, kok gede amat sih”katanya heran (soalnya punya pacarnya jauh lebih kecil daripada punyaku)sambil membimbing kemaluanku dan menempelkan kekemaluannya. “gosok pelan-pelan dra”, aku menekan dan gila bener-bener nikmat. Setelah kira kira dua menit aku menggosokkan kemaluanku ke kemaluan kakakkut akhirnya aku mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot…spermaku menyembur ke pantat kakakku.

    Aku tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan aku meninggalkannya. “dra, mau kemana?” teriaknya aku buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku dan masih celana dan CD ku belum kupakai aku rebahan di ranjangku sambil kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjadi.

    Tba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. kudengar kakaku menerima telepon itu dia herannya setengah mati karena yang menelepon adalah pacarnya si henra. “dra, kok kamu udah ada di rumah lagi jangan main-main yah kamu dimana, udah enak langsung lari” Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting. Dan dikamarku, aku cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat aku tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai pakai dan jilbab yang tadi dia pakai,dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. Akupun tertidur sampai keesokan harinya.

    Setelah kejadian hari itu aku selalu membayangkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kemaluanku pada kemaluannya saja. Pada suatu siang, aku ingin meminjam kaset lagunya. Karena sudah biasa, aku pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika kulihat mbak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya. Tangannya masuk kedalam CD nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang, hanya bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, ia terkejut ketika melihatku. Aku segera keluar.

    Tak sampai satu menit, mbak Desi keluar (pakaiannya sudah rapi meskipun jilbabnya agak kusut). Ia memintaku agar merahasiakan hal itu dari ayah ibuku. Lalu kujawab:
    “Aku janji ga bakal bilangin hal ini ke ayah ibu koq.”
    “Thank’s ya dik.”
    “Eh, emangnya onani itu dosa ya?”
    Bukan jawaban yang kudapatkan, malah tatapan kakaku yang lain dari biasanya. Bagai disihir, aku diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku. Dilumatnya bibirku dengan lembut. Dikulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. Aku segera menarik diri darinya, tapi ia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke dadanya dan kurasakan betapa empuknya buah dada kakakku. Refleks aku berontak karena aku malu. Tetapi kakakku bilang,”lakukanlah dik seperti yang kau lakukan tempo hari padaku”.
    Aku kaget “ja..jadi mbak tahu apa yang kulakukan pada mbak tempo hari.” jawabku gugup.
    “ya” jawab kakakku.
    “maafkan aku mbak…” ucapku
    Belum selesai aku berkata, ia sudah melumat bibirku. Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana aku direbahkan, dan ia membuka celana dan CD ku. Kakakku tersenyum melihat kemaluanku yang sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra.
    Melihat kakakku tersenyum, aku mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka Branya sehingga akupun bisa langsung melihat payudaranya yang berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas Payudara kakakku yang lembut, sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan.
    Setelah aku melihat kakaku sudah terangsang, Aku membuka CD warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah kemaluan kakakku yang berbulu lebat tapi halus itu.

    Sekarang aku memegang kemaluanku dan mengarahkan kemaluanku ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.

    “Ayo donk mbak! Isep! Kayak mbak ngelakuinnya buat pacar mbak.”
    “Koq kamu tahu?”
    “Ya tahu donk..kan aku sering ngintipin mbak begituan ama pacar mbak”
    “Ayo mbak.” Rengekku.
    Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kemaluanku segera diaremas-rems. Setelah itu dijilati dengan penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yang manis. Kakakku pun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Tidak bisa semua, tapi setidak-tidaknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kemaluanku sambil memainkan buah pelirnya. Akupun memejamkan mata keenakan.

    Kakakku melepaskan kemaluanku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kemaluanku ke payudaranya aku pun membuka mataku. Lalu meraih kuraih kemaluanku, kuarahkan kemaluan itu ke kekemaluannya yang sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosoknya ke klitorisnya, aku jadi merinding dibuatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku. Di satu sisi aku tahu ini salah, tapi di sisi lain, aku benar-benar menikmatinya.

    Setelah puas bermain-main dingan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang kemaluannya. Tetapi kakakku bilang “Jangan dimasukan, aku masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari”
    Akupun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kemaluanku ke kemaluan kakakku. Setelah beberapa saat kemaluanku ku tekan tekan ke lubang kemaluan kakakku maka crot…crot.. crott spermaku menyembur di perut kakakku.
    Dengan kemaluan masih menempel di perut kakakku, kami mulai bercumbu lagi, kujilat payudara kakaku sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69. Aku pun mulai menjilati kemaluannyanya yang sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Sementara ia menjilati kemaluanku.

    Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuaku. KAmi cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, aku sudah berpakaian lengkap sedang kakaku pun sudah berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Sejujurnya saat itu aku sedang tegang dan gugup. Untunglah orangtuaku tak curiga. Kami pun ternsenyum berdua dengan penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tidak sampai memasukan kemaluanku kedalam kemaluannya karena aku takut kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.

    Baca Juga :

    Mainkan Event Jackpot Fastbet99Group Dengan Total Hadiah Rp. 52.999.999, Juta Rupiah

    logo-markasjudilogo-fastbet99hokibet99-logo

    hokijudi99-logofortunebet99-logologonexialogo-rf

    Klik link berikut jika anda ingin mendaftarkan diri pada AFFILIASI MLM.

     

  • Kisah Asmara Satu Kantor

    Kisah Asmara Satu Kantor


    1777 views

    Duniabola99.org – Seperti hal lainnya dalam satu perusahaan tidak hanya orang pribumi yang bekerja tetapi ada orang asing di dalamnya, entah dalam bidang teknik , tenaga ahli dsb, kebanyakan di perusahaan tersebut untuk orang asingnya orang orang Pakistan dan orang india,

    Telah menjadi kebiasaan di kantor Delia di lantai 25, apabila tiap jam istirahat, yaitu dari jam 12 sampai jam 2 siang, maka para karyawan termasuk para pimpinan perusahaan keluar makan siang sehingga suasana di lantai 25 sangat sepi, cuma ditunggui oleh satpam yang duduk di depan pintu luar dekat lift, sambil juga bertindak sebagai operator sementara tiap jam istirahat.

    Akan tetapi telah menjadi kebiasaan sejak Delia mulai bekerja di kantor tersebut 4 bulan lalu, Delia lebih sering istirahat sambil makan makanan yang dibawa dari rumahnya, di ruang kerjanya sendirian. Hal ini rupanya telah sejak lama diperhatikan oleh Pak Goni Singh, salah seorang tenaga ahli berasal dari India, yang bekerja di lantai 26.

    Pak Goni sering turun melalui tangga apabila ia pergi ke bagian pemasaran yang terletak di ruangan sebelah barat di lantai 25, sedangkan ruangan daerah Delia bekerja & tangga penghubung terletak di ujung sebelah Timur lantai 25. Pak Goni sangat tertarik melihat Delia, karena Delia yang berumur 28 tahun, merupakan seorang wanita Jawa, yang sangat cantik.

    Dapat digambarkan sosok Delia merupakan wanita bertampang Jawa, yang sangat cantik & manis, dgn kulit agak kuning langsat, tinggi badan sekitar 165 cm, potongan muka manis, agak memanjang dgn rambut hitam bergelombang terurai sampai bahu. Badannya tinggi semampai dapat dikatakan kurus dgn berat badan sekitar 47 kg, dadanya agak rata cuma terlihat tonjolan buah dadanya yang kecil, sedangkan pinggangnya amat langsing dgn perut yang rata, pinggulnya serasi dgn pantatnya yang kecil tapi padat.

    Tungkai pacuma & kakinya terlihat panjang serasi dgn bentuk badannya. Apabila berjalan badannya terlihat sangat gemulai & pembawaan Delia terlihat sangat kalem malah dapat dikatakan malu-malu.

    Pak Goni sendiri merupakan seorang pria berumur mendekati 40 tahun, bekulit gelap dgn badan tinggi 178 cm & besar, sedangkan kedua tangannya kekar terlihat berbulu lebat, apalagi pada bagian dada & kakinya. Kedua pacuma terlihat sangat gempal.

    Delia memang agak risih juga terhadap Pak Goni, karena tiap kali Pak Goni lewat depan ruangannya, Pak Goni selalu melirik & melempar senyum kepada Delia & kalau kebetulan Delia tidak melihat keluar, maka Pak Goni akan mendehem atau membuat gerakan-gerakan yang menimbulkan suara, sehingga Delia akan terpancing untuk melihat keluar.

    Delia agak ngeri juga melihat tampang Pak Goni yang berewokan itu dgn badannya yang gelap & tinggi besar. Delia telah mempunyai pacar, yang orang Jawa juga & badan pacarnya agak ceking & tidak terlalu tinggi, kurang lebih sama tingginya dgn Delia.

    Sampai pada suatu hari, pada hari itu Delia ke kantor mengenakan baju terusan mini berwarna coklat muda yang memakai kancing depan dari atas sampai batas perut. Seperti biasa tepat jam 12 siang, para karyawan & boss di lantai 25 telah pada keluar kantor, sehingga di lantai 25 cuma tinggal Delia sendiri yang sedang makan siang di ruangannya.

    Tiba-tiba Pak Goni melintas di depan ruangan Delia & terus menuju ke bagian ruangan sebelah barat. Tapi seluruh lantai 25 ternyata kosong, semua karyawan telah keluar makan siang. Begitu melintas di pintu keluar satu-satunya yang menuju lift, Pak Goni memutar kunci pada pintu keluar yang tertutup.

    Setelah itu Pak Goni kembali menuju ke ruangan Delia yang terletak di ujung Timur itu. Secara perlahan-lahan Pak Goni mendekati ruangan Delia & mengintip ke dalam, Delia sedang duduk membelakangi pintu menghadap ke jendela kaca sambil makan.

    Secara perlahan-lahan Pak Goni masuk ke dalam ruangan kerja Delia & langsung mengunci pintunya dari dalam. Mendengar suara pintu terkunci Delia menoleh ke belakang dan, tiba-tiba mukanya menjadi pucat. ia segera berdiri dari daerah duduknya sambil berkata,

    “Sir, apa-apaan ini, kenapa anda masuk ke ruangan saya & mengunci pintunya?”, tapi Pak Goni cuma memandang Delia dgn tersenyum tanpa berkata apa-apa. Delia semakin panik & berkata, “Harap anda segera keluar atau saya akan berteriak!”.

    Tapi dgn kalem Pak Goni berkata, “silakan saja nona manis.., apabila anda mau menimbulkan skandal & tiap orang di gedung ini akan mempergunjingkan kamu selama-lamanya”. Mendengar itu Delia yang pada dasarnya agak pemalu menjadi ngeri juga akan akibatnya apabila ia berteriak. Bagaimana ia akan menaruh mukanya di hadapan teman-temannya sekantor apabila terjadi skandal.

    Sementara Delia berada dalam keadaan ragu-ragu, dgn cepat Pak Goni berjalan medekat ke arah Delia & karena ruangan kerja Delia yang sempit itu, begitu Delia akan mundur untuk menghindar, ia langsung kepepet pada meja kerja yang berada di belakangnya.

    Dgn cepat kedua tangan Pak Goni yang penuh dgn bulu tersebut memeluk badan Delia yang ramping & mendekap Delia ke tubuhnya. Karena badan Delia yang sangat langsing & dapat dikatakan tinggi kurus itu, lelaki tersebut merasakan seakan-akan memeluk kapas & sangat ringkih sehingga harus diperlakukan dgn sangat lembut & hati-hati.

    Pak Goni memegang kedua lengan bagian atas Delia dekat bahu, sambil mendorong badan Delia hingga tersandar pada meja kerja, kemudian Pak Goni mengangkat badan Delia dgn gampang & sangat hati-hati & mendudukkannya di atas meja kerja Delia, kemudian kedua tangan Delia diletakan di belakang badan Delia & dipegang dgn tangan kirinya.

    Badan Pak Goni dirapatkan diantara kedua kaki Delia yang tergantung di tepi meja & paha Pak Goni yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja sehingga kedua paha Delia terbuka. Tangan kiri Pak Goni yang memegang kedua tangan Delia di belakang badan Delia ditekan pada bagian pantat Delia ke depan, sehingga badan Delia yang sedang duduk di tepi meja, terdorong & kemaluan Delia melekat rapat pada paha sebelah kiri Pak Goni yang berdiri menyamping di depan Delia.

    Tangan kanan Pak Goni yang bebas dgn cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju terusan yang dikenakan Delia. Badan Delia cuma bisa menggeliat-geliat, “Jangan…, jangan lakukan itu!, stoooppp…, stoopppp”, akan tetapi Pak Goni tetap melanjutkan aksinya itu. Sebentar saja baju bagian depan Delia telah terbuka, sehingga kelihatan dadanya yang kecil mungil itu ditutupi dgn BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya.

    Perutnya yang rata & mulus itu terlihat sangat mulus & merangsang. Tangan kanan Pak Goni bergerak ke belakang badan Delia & membuka pengait BH Delia. Kemudian Pak Goni menarik ke atas BH Delia dan…, sekarang terpampang kedua buah dada Delia yang kecil mungil sangat mulus dgn putingnya yang coklat muda agak tegang naik turun dgn cepat karena nafas Delia yang tidak teratur.

    “Oooohh…, ooohh…, jaanggaannn…, jaannnggaann!”. Erangan Delia tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah mulut Pak Goni mulai mencium belakang telinga Delia & lidahnya bermain-main di dalam kuping Delia. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan Delia menggeliat-geliat & tak terasa Delia mulai terangsang juga oleh permainan Pak Goni ini.

    Mulut Pak Goni berpindah & melumat bibir Delia dgn ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut Delia & menggelitik-gelitik lidah Delia. “aahh…, hmm…, hhmm”, terdengar suara mengguman dari mulut Delia yang tersumbat oleh mulut Pak Goni.

    Badan Delia yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Pak Goni sekarang berpindah & mulai menjilat-jilat dari dagu Delia turun ke leher, kepala Delia tertengadah ke atas & badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah Pak Goni, toketnya yang kecil mungil tapi bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arah lelaki India tersebut.

    Pak Goni langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah toket Delia, mulutnya menciumi & mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada Delia yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut Pak Goni.

    Buah dada Delia yang kecil mungil itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Pak Goni yang mulai mengisap-isapnya dgn lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah dada Delia yang segera bereaksi menjadi keras.

    Terasa sesak napas Delia menerima permainan Pak Goni yang lihai itu. Badan Delia terasa makin lemas & dari mulutnya terus terdengar erangan,

    “Sssshh…, ssssshh…, aahh…, aahh…, ssshh…, sssshh…, jangaann…, diiteeruussiinn”, mulut Pak Goni terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap & mejilat-jilat kedua puting buah dada Delia secara bergantian selama kurang lebih lima menit.

    Badan Delia benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah & kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan Delia tersentak, karena ia merasakan tangan Pak Goni mulai mengelus-elus pacuma yang terbuka karena baju mininya telah terangkat sampai pangkal pahanya.

    Delia mencoba menggeliat, badan & kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan & kedua tangannya terkunci oleh Pak Goni, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa, yang cuma dapat dilakukan oleh Delia merupakan cuma mengerang, “Jaanngaannnn…, jaannngggannn…, diitteeerruusiin”, akan tetapi suaranya semakin lemah saja.

    Melihat kondisi Delia seperti itu, Pak Goni yang telah berpengalaman, yakin bahwa wanita ayu ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Pak Goni makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha Delia yang mulus itu & secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir kemaluan Delia.

    Segera badan Delia tersentak dan, “aahh…, jaannggaan!”, mula-mula cuma ujung jari telunjuk Pak Goni yang mengelus-elus bibir kemaluan Delia yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Pak Goni menarik CD Delia & memaksanya lepas dari pantatnya & meluncur keluar di antara kedua kaki Delia.

    Delia tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatan Pak Goni ini. Sekarang Delia dalam posisi duduk di atas meja dgn tidak memakai CD & kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas.

    Muka Delia yang ayu terlihat merah merona dgn matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.

    Kelihatan perasaan putus asa & pasrah sedang melanda Delia, disertai dorongan birahinya yang tak terbendung melandanya. Melihat ekspresi muka Delia yang tak berdaya seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut.

    Pak Goni melihat ke arah jam yang berada di dinding, pada saat itu baru menunjukan pukul 12.30, berarti ia masih punya waktu kurang lebih satu setengan jam untuk menuntaskan nafsunya itu. Pada saat itu Pak Goni telah yakin bahwa ia telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terakhir saja.

    Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Pak Goni, dgn tetap mengunci kedua tangan Delia, tangan kanannya mulai membuka kancing & retsliting celananya, setelah itu ia melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dgn CD-nya.

    Pada saat CD-nya terlepas, maka senjata Pak Goni yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dgn perkasa. Pak Goni agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Delia benda yang sedang mengangguk-angguk itu, badan Delia tiba-tiba menjadi tegang & mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu.

    Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dgn urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dgn besarnya kurang lebih 6 cm & kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari mulut Delia terdengar jeritan tertahan, “Iiihh”, disertai badannya yang merinding.

    Delia belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Delia merasa ngeri. “Bisa jebol milikku dimasuki benda itu”, gumannya dalam hati. Namun Delia tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu.

    Pak Goni menatap muka Delia yang sedang terpesona dgn mata terbelalak & mulut setengah terbuka itu, “Kau Cantik sekali Delia…”, gumam Pak Goni mengagumi kecantikan Delia.

    Kemudian dgn lembut Pak Goni menarik tubuh Delia yang lembut itu, sampai terduduk di pinggir meja & sekarang Pak Goni berdiri menghadap langsung ke arah Delia & karena yakin bahwa Delia telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya yang memegang kedua tangan Delia, dilepaskannya & langsung kedua tangannya memegang kedua kaki Delia, bahkan dgn gemas ia mementangkan kedua belah paha Delia lebar-lebar.

    Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan Delia yang telah terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua tangannya telah bebas, tapi Delia tidak bisa berbuat apa-apa karena di samping badan Pak Goni yang besar, Delia sendiri merasakan badannya amat lemas serta panas & perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu sensasi yang mengila, apalagi melihat tubuh Pak Goni yang besar berbulu dgn kemaluannya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dgn pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu.

    Sambil memegang kedua paha Delia & merentangkannya lebar-lebar, Pak Goni membenamkan kepalanya di antara kedua paha Delia. Mulut & lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluan Delia yang yang masih rapat, tertutup rambut halus itu.

    Delia cuma bisa memejamkan mata, “Ooohh…, nikmatnya…, ooohh!”,

    Delia menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian.

    “Ooooohh…, hhmm!”, terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. “Paakkk…, aku tak tahan lagi…!”, Delia memelas sambil menggigit bibir.

    Sungguh Delia tidak bisa menahan lagi, ia telah diliputi nafsu birahi, perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh orang India yang kasar itu dgn gampang & perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan Pak Goni yang telah bepengalaman itu.

    Namun rupanya lelaki India itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat Delia telah mulai merespon atas cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Delia, kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada & mengelus-elus serta meremas-remas kedua toket Delia dgn sangat bernafsu.

    Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Pak Goni ini, Delia benar-benar sangat kewalahan & kemaluannya telah sangat basah kuyup. “Paakkk…, aakkhh…, aakkkhh!”, Delia mengerang halus, kedua pacuma yang jenjang mulus menjepit kepala Pak Goni untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambut Pak Goni keras-keras.

    Kini Delia tak peduli lagi akan bayangan pacarnya & kenyataan bahwa lelaki India itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan & pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Wanita ayu yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan laki-laki India yang dapat membangkitkan gairahnya.

    Tiba-tiba Pak Goni melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depan Delia yang masih terduduk di tepi meja, ditariknya Delia dari atas meja & kemudian Pak Goni gantian bersandar pada tepi meja & kedua tangannya menekan bahu Delia ke bawah, sehingga sekarang posisi Delia berjongkok di antara kedua kaki berbulu Pak Goni & kepalanya tepat sejajar dgn bagian bawah perutnya. Delia telah tahu apa yang diinginkan Pak Goni, namun tanpa sempat berpikir lagi, tangan Pak Goni telah meraih belakang kepala Delia & dibawa mendekati kejantanan Pak Goni, yang sungguh luar biasa itu.

    Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Delia, kepala kontol Pak Goni telah terjepit di antara kedua bibir mungil Delia, yang dgn terpaksa dicobanya membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu Delia mulai mengulum alat vital Pak Goni ke dalam mulutnya, hingga membuat lelaki India itu melek merem keenakan.

    Benda itu cuma masuk bagian kepala & sedikit batangnya saja ke dalam mulut Delia yang kecil, itupun telah terasa penuh benar. Delia hampir sesak nafas dibuatnya. Kelihatan Delia bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutnya. Terasa benar kepala itu bergetar hebat tiap kali lidah Delia menyapu kepalanya.

    Beberapa saat kemudian Pak Goni melepaskan diri, ia mengangkat badan Delia yang terasa sangat ringan itu & membaringkan di atas meja dgn pantat Delia terletak di tepi meja, kaki kiri Delia diangkatnya agak melebar ke samping, di pinggir pinggang lelaki tersebut.

    Kemudian Pak Goni mulai berusaha memasuki tubuh Delia. Tangan kanan Pak Goni menggenggam batang kontolnya yang besar itu & kepala kontolnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada clitoris & bibir kemaluan Delia, hingga Delia merintih-rintih kenikmatan & badannya tersentak-sentak. Pak Goni terus berusaha menekan senjatanya ke dalam kemaluan Delia yang memang telah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran kontol Pak Goni yang besar itu.

    Pelahan-lahan kepala kontol Pak Goni itu menerobos masuk membelah bibir kemaluan Delia. Saat kepala kontol lelaki India itu menempel pada bibir kemaluannya, Delia merasa kaget saat menyadari saluran memeknya ternyata panas & basah. Ia berusaha memahami kondisi itu, namun semua pikirannya segera lenyap, saat lelaki itu memainkan kepala kontolnya pada bibir kemaluannya yang menimbulkan suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhnya.

    Dalam keadaan Delia yang sedang gamang & gelisah itu, dgn kasar Pak Goni tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Delia, rambut lebat pada pangkal kontol lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas & bibir kemaluan Delia yang makin membuatnya kegelian, sedangkan seluruh batang kontolnya amblas ke dalam liang memek Delia.

    Dgn tak kuasa menahan diri, dari mulut Delia terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh”, disertai badannya yang tertekuk ke atas & kedua tangan Delia mencengkeram dgn kuat pinggang Pak Goni. Perasaan sensasi luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diri Delia, hingga badannya mengejang beberapa detik.

    Pak Goni cukup mengerti keadaan Delia, saat ia selesai memasukkan seluruh batang kontolnya, ia memberi kesempatan kemaluan Delia untuk bisa menyesuaikan dgn kontolnya yang besar itu. Delia mulai bisa menguasai diri. Beberapa saat kemudian Pak Goni mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul lelaki India itu bergerak dgn kecepatan tinggi diantara kedua paha halus wanita ayu tersebut.

    Delia berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuhnya bergetar & terlonjak dgn hebat akibat dorongan & tarikan kontol lelaki tersebut pada kemaluannya, giginya bergemeletuk & kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja.

    Delia mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar & melihat wajah gelap lelaki India yang sedang menatapnya, dgn takjub. Delia berusaha bernafas & …:” “Paak…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara pria tersebut terus menyetubuhinya dgn ganas.

    Delia sungguh tak kuasa untuk tidak merintih tiap kali Pak Goni menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang memeknya, sungguh membuat Delia melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah ia alami.

    Tiap kali Pak Goni menarik kontolnya keluar, Delia merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar dari tubuhnya & pada gilirannya Pak Goni menekan masuk kontolnya ke dalam memek Delia, maka klitoris Delia terjepit pada batang kontol Pak Goni & terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dgn batang kontol Pak Goni yang berurat itu.

    Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Delia menggeliat & terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dgn kata-kata.

    Lelaki tersebut terus menyetubuhi Delia dgn cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dgn terus bermain-main pada bagian dada Delia & meremas-remas kedua toket Delia secara bergantian. Delia dapat merasakan puting susunya telah sangat mengeras, runcing & kaku.

    Delia bisa melihat bagaimana batang kontol yang hitam besar dari lelaki India itu keluar masuk ke dalam liang kemaluannya yang sempit. Delia selalu menahan nafas saat benda itu menusuk ke dalamnya. Kemaluannya hampir tidak dapat menampung ukuran kontol Pak Goni yang super besar itu.

    Delia menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia berharap lelaki India itu segera mencapai klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong & kakinya mati rasa.

    Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dgn memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Pak Goni terus menyetubuhinya & tidak juga mencapai klimaks.

    Lalu tiba-tiba Delia merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan saat bersetubuh dgn pacarnya, rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak dalam kenikmatan.

    Delia merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan air, dgn gleiser di dalam memeknya yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya. Saat itu ia tahu dgn pasti, ia akan kehilangan kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. Ia ingin menangis karena tidak ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu perkosaan itu.

    Ia yakin sebentar lagi ia akan ditaklukan secara total oleh monster India itu. Jari-jarinya dgn keras mencengkeram tepi meja, ia menggigit bibirnya, memohon akal sehatnya yang telah kacau balau untuk mengambil alih & tidak membiarkan memeknya menyerah dalam suatu penyerahan total.

    Delia berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak memikirkan percumbuan lelaki tersebut yang luar biasa. Akan tetapi…, tidak bisa, ini terlalu nikmat…, proses menuju klimaks rasanya tidak dapat terbendung lagi.

    Orgasmenya tinggal beberapa detik lagi, dgn sisa-sisa kesadaran yang ada Delia masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini merupakan suatu pemerkosaan yang brutal yang sedang dialaminya & tak pantas kalau ia turut menikmatinya, akan tetapi bagian dalam memeknya menghianatinya dgn mengirimkan signal-signal yang sama sekali berlawanan dgn keinginannya itu, Delia merasa sangat tersiksa karena harus menahan diri.

    Akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat apa menahan diri?, Supaya membuat laki-laki ini puas atau menang?, persetan, akhirnya Delia membiarkan diri terbuai & larut dalam tuntutan badannya & terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”.

    Wanita ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua pacuma mengejang serta menjepit dgn kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dgn dahsyat melandanya, diikuti dgn suatu kekosongan melanda dirinya & keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Delia terkulai lemas tak berdaya di atas meja dgn kedua tangannya terentang & pacuma terkangkang lebar-lebar dimana kontol hitam besar Pak Goni tetap terjepit di dalam liang memeknya.

    Selama proses orgasme yang dialami Delia ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh Pak Goni, dimana kontolnya yang masih terbenam & terjepit di dalam liang memek Delia & merasakan suatu sensasi luar biasa, batang kontolnya serasa terbungkus dgn keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha kontolnya, terlebih-lebih pada bagian kepala kontolnya tiap terjadi kontraksi pada dinding memek Delia, yang diakhiri dgn siraman cairan panas.

    Perasaan Pak Goni seakan-akan menggila melihat Delia yang begitu cantik & ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dgn kedua paha yang halus mulus terkangkang & bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dgn ketat batang kontolnya yang hitam besar itu.

    Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Pak Goni membalik tubuh Delia yang telah lemas itu hingga sekarang Delia setengah berdiri tertelungkup di meja dgn kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arah Pak Goni.

    Pak Goni ingin melakukan doggy style rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah toket Delia yang kini menggantung ke bawah. Dgn kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan lelaki tersebut menggosok-gosok kepala kontolnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam memek Delia pada permukaan lubang anus Delia yang menimbulkan suatu sentakan kejutan pada seluruh badan Delia, kemudian menempatkan kepala kontolnya pada bibir kemaluan Delia dari belakang.

    Dgn sedikit dorongan, kepala kontol tersebut membelah & terjepit dgn kuat oleh bibir-bibir kemaluan Delia. Kedua tangan Pak Goni memegang pinggul Delia & mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Delia tidak terletak pada meja lagi, cuma kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja.

    Kedua kaki Delia dikaitkan pada paha laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut menarik pinggul Delia ke arahnya, berbarengan dgn mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Delia, “Oooooooh!”, kontol laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang memeknya & Pak Goni terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantat Delia yang setengah terangkat.

    Selanjutnya dgn ganasnya Pak Goni memainkan pinggulnya maju mundur dgn cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan kontolnya terjepit & tergesek-gesek di dalam lubang memek Delia yang ketat itu.

    Sebagai seorang wanita Jawa yang tiap hari minum jamu, Delia memiliki daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan kini Delia kewalahan menghadapi Pak Goni yang ganas & kuat itu. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Telah hampir setengah jam ia melakukan aktivitasnya dgn tempo permainan yang masih tetap tinggi & semangat tetap menggebu-gebu.

    Kemudian Pak Goni merubah posisi permainan, dgn duduk di kursi yang tidak berlengan & Delia ditariknya duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuan Pak Goni.

    Pak Goni menempatkan kontolnya pada bibir kemaluan Delia & mendorongnya sehingga kepala kontolnya masuk terjepit dalam liang kewanitaan Delia, sedangkan tangan kiri Pak Goni memeluk pinggul Delia & menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti kontol Pak Goni menerobos masuk ke dalam kemaluan Delia.

    Tangan kanan Pak Goni memeluk punggung Delia & menekannya rapat-rapat hingga kini badan Delia melekat pada badan Pak Goni. Kedua buah dada Delia terjepit pada dada Pak Goni yang berambut lebat itu & menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua puting susunya tiap kali bergesekan dgn rambut dada Pak Goni.

    Kepala Delia tertengadah ke atas, pasrah dgn matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dgn bebasnya mulut Pak Goni bisa melumat bibir Delia yang agak basah terbuka itu.

    Delia mulai memacu & terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri & ke kanan serta melingkar, sehingga kontol yang besar itu seakan mengaduk-aduk dalam memeknya sampai terasa di perutnya.

    Tak berselang kemudian, Delia merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus…, terus…, Delia tak peduli lagi dgn gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. & saat klimaks itu datang lagi, Delia tak peduli lagi,

    “Aaduuuh…, eeeehm”, Delia memekik lirih sambil menjambak rambut laki-laki yang memeluknya dgn kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan Pak Goni.

    Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme kedua yang melanda dirinya. Sungguh ironi memang, wanita ayu yang lemah gemulai itu mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dgn kekasihnya, akan tetapi dgn orang asing yang sedang memperkosanya.

    Kemudian kembali laki-laki itu menggendong & meletakkan Delia di atas meja dgn pantat Delia terletak pada tepi meja & kedua kakinya terjulur ke lantai. Pak Goni mengambil posisi diantara kedua paha Delia yang ditariknya mengangkang, & dgn tangan kanannya menuntun kontolnya ke dalam lubang memek Delia yang telah siap di depannya.

    Laki-laki itu mendorong kontolnya masuk ke dalam & menekan badannya setengah menindih tubuh Delia yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Pak Goni memacu keras untuk mencapai klimaks.

    Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat & kasar. Peluhnya telah penuh membasahi sekujur tubuhnya & tubuh Delia yang terkapar lemas di atas meja.

    Sementara lelaki India itu terus berpacu diantara kedua paha Delia, badan wanita itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan & tarikan kontol lelaki tersebut. Delia benar-benar telah KO & dibuat permainan sesukanya oleh si India yang perkasa itu.

    Delia kini benar-benar tidak berdaya, cuma erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke arah jam yang terletak di dinding ruangan kerja tersebut, jam telah menunjukan pukul 13.40, berarti telah 1 jam 40 menit ia menggarap wanita ayu tersebut & sekarang ia merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam kontolnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung kontolnya.

    Lelaki tersebut mengeram panjang dgn suara tertahan, “Agh…, terus”, & disertai dgn suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis pada pinggul wanita yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya menempel ketat pada lubang anus Delia & batang kontolnya yang besar & panjang itu terbenam seluruhnya di dalam liang memek Delia.

    Dgn suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, lelaki India tersebut merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maninya ke dalam memek Delia.

    Ada kurang lebih lima detik lelaki tersebut tertelungkup di atas badan wanita ayu tersebut, dgn seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. & pada saat yang bersamaan Delia yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga memeknya. Tubuh lelaki India itu bergetar hebat di atas tubuh wanita ayu itu.

    Setelah kurang lebih 3 menit keduanya memasuki masa tenang dgn posisi tersebut, secara perlahan-lahan Pak Goni bangun dari atas badan Delia, mengambil tissue yang berada di samping meja kerja & mulai membersihkan ceceran air maninya yang mengalir keluar dari bibir kemaluan Delia.

    Setelah bersih Pak Goni menarik tubuh Delia yang masih terkapar lemas di atas meja untuk berdiri & memasang kembali kancing-kancing bajunya yang terbuka. Setelah merapikan baju & celananya, Pak Goni menarik badan Delia dgn lembut ke arahnya & memeluk dgn mesra sambil berbisk ke telinga Delia,

    “Maafkan saya manis…, terima kasih atas apa yang telah kau berikan tadi, biarpun kudapat itu dgn sedikit paksaan!”, kemudian dgn cepat Pak Goni Singh keluar dari ruangan kerja Delia & membuka pintu keluar yang tadinya dikunci, setelah itu cepat-cepat kembali ke lantai 26. Jam menunjukan 13.55.

    Sepeninggalan Pak Goni, Delia terduduk lemas di kursinya, seakan-akan tidak percaya atas kejadian yang baru saja dialaminya. Seluruh badannya terasa lemas tak bertenaga, terbesit perasaan malu dalam dirinya, karena dalam hati kecilnya ia mengakui turut merasakan suatu kenikmatan yang belum pernah dialami serta dibayangkannya. Kini hal yang diimpikannya benar-benar menjadi kenyataan.

    Dalam pikirannya timbul pertanyaan apakah bisa? sepuas tadi bila ia berhubungan dgn pacarnya, setelah mengalami persetubuhan yang sensasional itu.

  • Mengerjai Kedua Tanteku yang Sexy

    Mengerjai Kedua Tanteku yang Sexy


    1978 views

    Duniabola99.org – Perkenalkan dulu bro.. namaku Anto, saat ini tinggal bersama pamanku di ibukota Jakarta. Pamanku adalah salah satu contoh seorang pengusaha yang sukses, istrinya aja ada 6 orang, sangat cantik-cantik dan sexy-sexy. Istri pertamanya bernama Tante Endang usia 45 tahun, kedua Tante Rani usia 42 tahun, ketiga Tante Yani usia 39 tahun, keempat Tante Rina usia 37 tahun, kelima Tante Ratna usia 35 tahun, dan terakhir Tante Rini 33 tahun. Keenam tanteku tersebut sungguh bahenol dan sexy-sexy tubuhnya, ohh betapa beruntungnya aku punya tante sexy sebanyak 6 ekor.. eh orang maksudku.. hehehe…

    Pada suatu hari ketika aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di kamar Tante Yani, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante Endang dan Tante Rani tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain. Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Endang (45 tahun) dan Tante Rina (37 tahun).

    Aku telepon rumah Tante Endang dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Endang dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.
    “Ada apa sih Anto?” tanya Tante Endang yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.
    “Duduk dulu Tante,” jawabku.
    “Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.
    “Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Endang lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.
    “Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Endang panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.
    “Anto.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.
    “Hhhmm.. begini Tante Endang, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Yani saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

    “Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.
    “Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.
    “Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Endang dengan ketus.
    “Iya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.
    “Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.
    “Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Endang dan Tante Rina dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.
    “Bagaimana Tante?”
    “Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.
    “Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Endang menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.
    “Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.

    Kulihat kananku Tante Endang tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,
    “Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Endang lemas.
    “Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.
    “Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”
    “Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.
    “Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.
    “Kamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Endang.”
    “Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Endang sambil merengut marah.

    Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Endang walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat. Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.
    “Ssudah Anto?” tanya Tante Endang sambil mulai memakai bajunya kembali.
    “Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.
    “Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.
    “Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.
    “Baiklah,” balas Tante Endang ketus,
    “Apalagi yang mesti kami lakukan?”
    “Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.
    “Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.
    “Begini Anto, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.
    Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.
    “Tante Endang juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

    “Beginikan,” jawab Tante Endang yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.
    “Anto pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Endang sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina.
    “Sudah belum, Anto.. Ess..,” kata Tante Endang sedikit mendesah.
    “Eeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.
    “Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina yang mulai membasah.
    “Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

    “Ohh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Endang menahan geli.
    “Iya jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.
    “Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Endang dan Tante Rina.
    “Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.
    “Boleh dimasukin jari nggak Tante?”
    Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan Tante Endang yang makin mendesah-desah tidak karuan,
    “Jangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.
    “Jangan lho Anto.. sshh..,” desah Tante Endang sambil tangannya meremasi sofa.
    “Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.
    “Aaahh.., Anto..,” desah Tante Endang dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Anto menelusur masuk ke lubang vagina mereka.
    “Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Endang dan Tante Rina mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

    “Bagaimana Tante Endang,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.
    “Saya cium ya vagina Tante Endang ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya. “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.
    “Jangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Endang sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.
    “Gimana Tante Endang, geli tidak..,” tanya Anto.
    “Ssshh.. Anto.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.
    “Teruss.. Anto,” desis Tante Endang tak kuat lagi menahan nafsunya.

    Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Endang kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan
    “Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Endang merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.
    “Tante Endang keluar Anto..,” desah lemas Tante Endang dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Endang sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Endang Tante Rina juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.
    “Aah ss.., Antoo,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

    Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah basah itu,
    “Teruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina merasakan orgasme pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Endang dan Tante Rina.
    “Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Endang dan Bullik Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.
    “Kamu nakal Anto, ngerjain kami,” kata Tante Endang sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.
    “Iya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.

    “Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Anto sambil menekan kepala Tante Rina yang naik turun di penisnya. Tante Endang terus menjilati penisku gantian dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.
    “Sudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.
    “Tunggu dulu ya Tante Endang, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Endang yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.
    “Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.
    “Cepatss.. Anto,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya. “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Rina mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Endang yang jongkok diatas mulutnya.

    “Ushhss.. Geli dik,” desis Tante Endang setiap kali lidah Tante Rina memasuki vaginanya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Endang. Tiba-tiba Tante Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya. “Ahhss.. Anto Tante keluar.. ”
    “Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Bu Endang ya,” kataku sambil menarik Tante Endang untuk naik kepangkuanku.

    Tante Endang hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Endang Lalu Aaahh.. desah Tante Endang merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Endang sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.
    “Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.
    “Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Endang sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.
    “Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Endang untuk menungging.

    Kusetubuhi Tante Endang dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Endang mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Endang, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.
    “Ssshh.. Anto, Tante mau keluar..” rintih Tante Endang.
    “Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.
    “Aaahh ss.., Tante Endang keluar..,” melenguh panjang.
    “Saya belum, Tante,” kataku kecewa.
    “Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Endang jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.
    “Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

    Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dada Tante Endang dan Tante Rina.
    “Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

  • Hubungan Terlarang dengan Atasan Seksi ku

    Hubungan Terlarang dengan Atasan Seksi ku


    1477 views

    Duniabola99.org – Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.

    Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

    Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya

    Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..

    “Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.

    “Jhony, salahkah dugaanku?”

    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.

    “Mengapa?”

    Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

    “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”

    “Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

    “Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.

    “Kompensasinya apa?”

    “Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

    “Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”

    “Betis yang indah itu!”

    “Hanya sebuah ciuman?”

    “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

    “Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”

    “Deal, my lady!”

    “I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

    “Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

    “Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

    “Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

    Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.

    “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.

    Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

    Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

    “Suka, Jhony?” Aku mengangguk.

    “Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.

    Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.

    Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

    Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

    Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

    Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Jawab!”

    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

    “Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

    “Hanya lidah, Jhony! OK?”

    Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

    “Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.

    “Hm..!”

    “Haus?”

    “Hm!”

    “Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.

    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

    “Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.

    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.

    “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.

    “Kau pandai memanjakanku, Jhony. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

    “Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

    Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.

    “Ooh, ooh, Jhony! Jhony!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..

    “Jhony, nikmat sekali sayang.. Jhony! Ooh.. Jhony!”

    Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

    “Jhony, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

    “Jhony! Hisap Jhony!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

    “Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

    “Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.

    “Jhony.”

    “Hm..”

    “Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.

    “Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”

    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.

    “Jangan menunduk, Jhony. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.

    “Kau memujaku, Jhony?”

    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

    Mbak Lia tersenyum manja sambil mengusap-usap rambutku

  • Người mẫu 奶瓶土肥圆

    Người mẫu 奶瓶土肥圆


    2578 views

    Duniabola99.org– adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

     

  • Cerita Nyataku Menggauli Adik Sepupu ku Sendiri Yang Sedang Horny

    Cerita Nyataku Menggauli Adik Sepupu ku Sendiri Yang Sedang Horny


    1594 views

    Duniabola99.org – Ini merupakan cerita dewasa asli/ nyata. Pada saat aku masih kuliah di semester 2, ibuku sakit dan dirawat di kota S. Oh, iya aku tinggal di kota L. Cukup jauh sih dari kota S. Karena ibuku sakit, sehingga tidak ada yang masak dan menunggu dagangan. Soalnya adik-adikku semua masih sekolah. Akhirnya aku usul kepada ibuku kalau sepupuku yang ada di kota lain menginap di sini (di rumahku). Dan ide itu pun disetujui. Maka datanglah sepupuku tadi.

    Sepupuku (selanjutnya aku panggil Anita) orangnya sih tidak terlalu cantik, tingginya sekitar 160 cm, dadanya masih kecil (tidak nampak montok seperti sekarang). Tetapi dia itu akrab sekali dengan aku. Aku dianggapnya seperti kakak sendiri.

    Nah kejadiannya itu waktu aku lagi liburan semester. Waktu liburan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk menunggu dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menghabiskan waktu dengan Anita. Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, layaknya hubungan kami sebagai sepupu. Suatu malam, kami (aku, Anita, dan adik-adikku) sudah ingin tidur. Adikku masing-masing tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang suka menonton TV, memilih tidur di depan TV. Nah, ketika sedang menonton TV, datang Anita dan nonton bersamaku, rupanya Anita belum tidur juga.

    Sambil nonton, kami berdua bercerita mengenai segala hal yang bisa kami ceritakan, tentang diri kami masing-masing dan teman-teman kami. Nah, ketika kami sedang nonton TV, dimana film di TV ada adegan ciuman antara laki-laki dan perempuan (sorry udah lupa tuh judul filmnya). cerita sex nyata.

    Eh, Anita itu merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih biasa begituan (ciuman).”

    Terus aku jawab, “Eh.. kok tau..?”
    Rupanya teman Anita yang pacaran itu suka cerita ke Anita kalau dia waktu pacaran pernah ciuman bahkan sampai ‘anu’ teman Anita itu sering dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai dua jarinya masuk.

    Setelah kukomentari lebih lanjut, aku menebak bahwa Anita nih ingin juga kali. Terus aku bertanya padanya, “Eh, kamu mau juga nggak..?”

    Tanpa kuduga, ternyata dia mau. Wah kebetulan nih.
    Dia bahkan bertanya, “Sakit nggak sih..?”
    Ya kujawab saja, “Ya nggak tau lah, wong belum pernah… Gimana.., mau nggak..?”
    Anita berkata, “Iya deh, tapi pelan-pelan ya..? Kata temenku kalo jarinya masuk dengan kasar, ‘anunya’ jadi sakit.”

    “Iya deh..!” jawabku.
    Kami berdua masih terus menonton film di TV. Waktu itu kami tiduran di lantai. Kudekati dia dan langsung tanganku menuju selangkangannya (to the point bok..!). Kuselusupkan tangan kananku ke dalam CD-nya dan kuelus-elus dengan lembutnya. Anita tidak menolak, bahkan dengan sengaja merebahkan tubuhnya, dan kakinya agak diselonjorkan. Saat merabanya, aku seperti memegang pembalut, dan setelah kutanyakan ternyata memang sejak 5 hari lalu dia sedang menstruasi. cerita sex nyata.

    Aku tidak mencoba membuka pakaian maupun CD-nya, maklumlah takut kalau ketahuan sama adik-adikku. Dengan CD masih melekat di tubuhnya, kuraba daerah di atas kemaluannya. Kurasakan bulu kemaluannya masih lembut, tapi sudah agak banyak seperti bulu-bulu yang ada di tanganku. Kuraba terus dengan lembut, tapi belum sampai menyentuh ‘anunya’, dan terdengar suara desisan walau tidak keras. Kemudian kurasakan sekarang dia berusaha mengangkat pantatnya agar jari-jariku segera menyentuh kemaluannya. Segera kupenuhi keinginannya itu. cerita sex nyata.

    Waktu pertama kusentuh kemaluannya, dia terjengat dan mendesis. Kugosok-gosok bibir kewanitaannya sekitar 5 menit, dan akhirnya kumasukkan jari tengahku ke liang senggamanya.

    “Auw..,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya dan tangannya memegangi tanganku.
    Setelah itu dengan pelan kukeluarkan jariku, “Eeesshh…” desisnya.

    Lalu kutanya, “Gimana..? Sakit..?”
    Dia menggeleng dan tanpa kusadari tangannya kini memegang telapak tangan kananku (yang berada di dalam CD-nya), seakan memberi komando kepadaku untuk meneruskan kerjaku.

    Sambil terus kukeluar-masukkan jariku, Anita juga tampak meram serta mendesis-desis keenakan. Sementara terasa di dalam CD-ku, batang kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Anita memegang rudalku (padahal aku sudah ingin sekali). Sekitar 10 menit peristiwa itu terjadi. Kulihat dia tambah keras desisannya dan kedua kakinya dirapatkan ke kaki kiriku. Sepertinya dia telah mengalami klimaks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing.

    Hari berikutnya, aku dan Anita siap-siap membuka warung, adikku pada berangkat sekolah, sehingga hanya ada aku dan Anita di warung. Hari itu Anita jadi lebih berani padaku. Di dalam warungku sambil duduk dia berani memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kemaluannya. Waktu itu dia memakai hem dan rok di atas lutut, hingga aku langsung bisa memegang selangkangannya yang terhalang CD dan pembalut. Kaget juga aku, soalnya ini kan lagi ada di warung.

    “Nggak pa-pa Mas.., khan lagi sepi.” katanya dengan enteng seakan mengerti yang kupikirkan.
    “Lha kalo ada pembeli gimana nanti..?” tanyaku.
    “Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok..?” jawabnya.

    Dengan terpaksa kuraba-raba selangkangannya. Hal tersebut kulakukan sambil mengawasi di luar warung kalau-kalau nanti ada pembeli datang. Sementara aku mengelus selangkangannya, Anita mencengkeram pahaku sambil bibirnya digigit pelan tanda menikmati balaianku. Peristiwa itu kuakui sangat membuatku terangsang sekali, sehingga celana pendekku langsung terlihat menonjol yang bertanda batang kejantananku ingin berontak.

    “Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng..?” katanya.
    Ternyata dia melihatku, kujawab, “Iya ini sih tandanya aku masih normal…”
    Aku terus melanjutkan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun mengelus-elus celanaku, tepat di bagian batang kemaluanku. Kadang dia juga menggenggam kemaluanku sehingga aku juga merasa keenakan. Baru mau kumasukkan tanganku ke CD-nya, tiba-tiba aku melihat di kejauhan ada anak yang sepertinya mau membeli sesuatu di warungku.

    Kubisiki dia, “Heh ada orang tuh..! Stop dulu ya..?”
    Aku menghentikan elusanku, dia berdiri dan berjalan ke depan warung. Benar saja, untung kami segera menghentikan kegiatan kami, kalo tidak, wah bisa berabe nanti. Sehabis melayani anak itu, dia balik lagi duduk di sebelahku dan kami memulai lagi kegiatan kami yang terhenti. Seharian kami melakukannya, tapi aku tidak membuka CD-nya, karena terlalu beresiko. Jadi kami seharian hanya saling mengelus di bagian luar saja.

    Malam harinya kami melakukan lagi. Aku sendirian nonton TV, sementara adikku semua sudah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan ikut tiduran di lantai, di dekatku sambil nonton TV. Kemudian tiba-tiba dia memegang tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Aku yang langsung diperlakukan demikian merasa mengerti dan langsung aku masuk ke dalam CD-nya, dan langsung memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia juga langsung memegang batang kejantananku.

    “Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan.” kataku.
    Dia mengangguk dan aku langsung mencopot CD-nya. Saat itu dia memakai rok mininya yang tadi, sehingga dengan mudah aku mencopotnya dan langsung tanganku mengorek-ngorek lembah kewanitaannya dengan jari telunjukku. Aku juga menyuruh mengeluarkan batang kejantananku dari CD-ku, sehingga dia kini bisa melihat rudalku dengan jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya. Kukorek-korek kemaluannya, kukeluar-masukkan jariku, tampaknya dia sangat menikmatinya. Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih.

    “Eehhsstt… eehhsstt… Ouw.., eehhsstt… eehhsstt… eehhsstt…” begitu erangannya saat kukeluar-masukkan jariku.
    Kumasukkan jariku lebih dalam lagi ke liang kewanitaannya dan dia mendesis lebih keras, aku suruh dia agar jangan keras-keras, takut nanti adikku terbangun.

    “Kocokkannya lebih pelan dong..!” kataku yang merasa kocokkannya terhenti.
    Kupercepat gerakan jariku di dalam liangnya, kurasakan dia mengimbanginya dengan menggerakkan pantatnya ke depan dan ke belakang, seakan dia lagi menggauli jariku.
    Dan akhirnya, “Oh.., oohh.. oohh.. ohh…” rupanya dia mencapai klimaksnya yang pertama, sambil kakinya mengapit dengan keras kaki kananku.

    Kucabut jariku dari kemaluannya, kulihat masih ada noda merah di jariku. Karena aku belum puas, aku langsung pergi ke kamar mandi dan kutuntun Anita. Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok batang kejantananku dengan tangannya. Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah itu CD-ku dan batang kejantananku langsung berdiri tegap. Kusuruh dia mengambil sabun dan melumuri tangannya dengan sabun itu, lalu kusuruh untuk segera mengocoknya. Karena belum terbiasa, sering tangannya keluar dari batangku, terus kusuruh agar tangannya waktu mengocok itu jangan sampai lepas dari batangku. Setelah 5 menit, akhirnya aku klimaks juga, dan kusuruh menghentikan kocokannya.

    Seperti pagi hari sebelumnya, kami mengulangi perbuatan itu lagi. Tidak ada yang dapat kuceritakan kejadian pagi itu karena hampir sama dengan yang terjadi di pagi hari sebelumnya. Tapi pada malam harinya, seperti biasa, aku sendirian nonton TV. Anita datang, sambil tiduran dia nonton TV. Tapi aku yakin tujuannya bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan dengan perlakuanku padanya. Dia langsung menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku bisa menyentuh kewanitaannya, tapi ada yang lain. Kini dia tidak memakai pembalut lagi.

    “Eh, kamu udah selesai mens-nya..?” tanyaku.
    “Iya, tadi sore khan aku udah kramas, masa nggak tau..?” katanya.

    Aku memang tidak tahu. Karena memang aku kurang peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku jadi membayangkan yang jorok, wah batang kejantananku bisa masuk nich. Kuraba-raba CD-nya. Tepat di lubang kemaluannya, aku agak menusukkan jariku, dan dia tampak mendesis perlahan. Tangannya kini sudah membuka restleting celana pendekku, selanjutnya membukanya, dan CD-ku juga dilepaskankan ke bawah sebatas lutut.

    Digenggamnya batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena sudah sering kali ya..?). Aku juga membuka CD-nya, tapi karena dia masih memakai rok mini lagi, jadi tidak ketahuan kalau dia sekarang bugil di bagian bawahnya. Dia kini dalam keadaan mengangkang dengan kaki agak ditekuk. Kuraba bibir kemaluannya dan dengan agak keras, kumasukkan seluruh jari telunjukku ke lubang senggamanya.

    “Uhh.. esshh.. eesshh.. esshh…” begitu desisnya waktu kukeluar-masukkan jariku ke lubang senggamanya.

    Sementara dia kini juga berusaha mengocok batang keperkasaanku, tapi terasa masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu timbul keinginanku untuk melihat kemaluannya dari dekat. Maklumlah, aku khan belum melihat langsung bentuk kemaluan wanita dari dekat. Paling-paling dari film xx yang pernah kutonton. Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala Anita, sedangkan kepalaku berada di depan kemaluannya, sehingga aku dengan leluasa dapat melihat liang kewanitaannya. Dengan kedua tanganku, aku berusaha membuka bibir kemaluannya.

    Tapi, “Auw.. diapaain Mas..? Eshh.. uuhh..” desisannya tambah mengeras.
    “Sorry.., sakit ya..? Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah bagus juga yach..!” sambil terus kukocokkan jariku.

    Kulihat daging di lubangnya itu berwarna merah muda dan terlihat bergerak-gerak.
    “Wah, jariku aja susah kalo masuk kesini, apalagi anuku yang kamu genggam itu ya..?” pancingku.

    Dia diam saja tidak merespon, mungkin lagi menikmati kocokan jariku karena kulihat dia memaju-mundurkan pantatnya. cerita sex nyata.

    “Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich..?” tanyaku.
    Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang kemaluannya.
    “Ini nich.., kalo Mas kocokkan jarinya pas menyentuh ini rasanya kok gatel-gatel tapi enak gitu.”

    “Mana.., mana.., oh ini ya..?” kugosok daging itu (yang kemudian kuketahui bernama klitoris) dan dia makin kuat menggenggam batang kemaluanku.
    “Ahh. auu.. enakk Maass… eehh… aahh.. truuss Mass, terusiinn.. ohh..!”
    Tangannya setengah tenaga ingin menahan tanganku, tapi setengahnya lagi ingin membiarkan aku terus menggosok benda itu.

    Dan akhirnya, “Uhh.. uhh.. uuhh.. ahh.. aahh..” dia mencapai klimaks.
    Aku terus menggosoknya, dan tubuhnya terus menggelinjang seperti cacing kepanasan.
    Lalu kubertanya, “Eh, gimana kalo anuku coba masuk ke sini…? Boleh nggak..? Pasti lebih enakan..!”

    Dia hanya mengangguk pelan dan aku segera merubah posisiku menjadi tidur miring sejajar dengan dia. Kugerakkan batang kejantananku menuju ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk. Kurubah posisiku sehingga dia kini berada di bawahku. Kucoba masukkan lagi batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia sudah mendesis-desis.

    Kudorong lebih dalam lagi, tangannya berusaha menghentikan gerakanku dengan memegang batangku. Namun rasanya nafsu lebih mendominasi daripada nalarku, sehingga aku tidak mempedulikan erangannya lagi.

    Kutekan lagi dan, “Auuwww.. ehhssaakkiitt..!”
    Aku berhasil memasukkan batang anuku walau tidak seluruhnya. Aku diam sejenak dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku dengan keras.

    “Gimana, sakit ya.., mo diterusin nggak..?” tanyaku padanya sambil tanganku memegang pantatnya.

    Dia tidak menjawab, hanya terdengar desah nafasnya. Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya membuka lebar seperti orang menjerit, tapi tanpa suara.

    Karena dia tetap diam, maka kulanjutkan dengan mengeluarkan batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit tapi tanpa suara. Saat kukeluarkan, kulihat ada noda darah di batangku. Aku jadi kaget, “Wah aku memperawaninya nih.”

    “Gimana.., sakit nggak.., kalo nggak lanjut ya..?” tanyaku.
    “Uhh.. tadi sakiitt sich… uhh. geelii..” begitu katanya waktu anuku kugesek-gesekkan.

    Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku, Anita tampak menutup matanya sambil berusaha menikmatinya. Baru kali ini batangku masuk ke liangnya wanita, wah rasanya sungguh nikmat. Aku belum mengerti, kenapa kok di film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria begitu mudahnya keluar masuk ke liang senggama wanita, tapi aku disini kok sulit sekali untuk menggerakkan batang kejantananku di liang keperawanannya.

    Namun setelah beberapa menit hal itu berlangsung, sepertinya anuku sudah lancar keluar masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku. Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku berusaha mencapai buah dadanya. Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lalu kukecup puting buah dadanya dengan mulutku.

    Dia semakin bergelinjang sambil mendesis agak keras. Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 10 menitan, kaki Anita berada di pantatku dan menekan dengan keras pantatku. Kurasa dia sudah orgasme, karena cengkeraman bibir kemaluannya terhadap anuku bertambah kuat juga. Dan karena aku tidak tahan dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot.. crot.. crot..” air maniku tumpah di vaginanya. Serasa aku puas dan juga letih. Kami berdua bersimbah keringat. Lalu segera kutuntun dia menuju kamar mandi dan kusuruh dia untuk membersihkan liang kewanitaannya, sedangkan aku mencuci senjataku. Setelah itu kami kembali ke tempat semula.

    Kulihat tidak ada noda darah di karpet tempat kami melakukan kejadian itu. Dan untung adik-adikku tidak bangun, sebab menurutku desisan dan suara dia agak keras. Lalu kumatikan TV-nya, dan kami berdua tidur di kamar masing-masing.

    Sebelum tidur aku sempat berfikir, “Wah, aku telah memperawani sepupuku sendiri nich..!”
    Sewaktu aku sudah kuliah lagi (dua hari setelah kejadian itu), dia masih suka menelponku dan bercerita bahwa kejadian malam itu sangat diingatnya dan dia ingin mengulanginya lagi. Aku jadi berpikir, wah gawat kalo gini. Aku jadi ingat bahwa waktu itu aku keluarkan maniku di dalam liang keperawanannya.

    “Wah, bisa hamil nich anak..!” pikirku.
    Hari-hariku jadi tidak tenang, karena kalau ketahuan dia hamil dan yang menghamili itu aku, bisa mampus aku. Setelah sebulan lewat, kutelpon dia di rumahnya. Setelah kutanya, ternyata dia dapat mens-nya lagi dua hari yang lalu. Lega aku dan sekarang hari-hariku jadi balik ke semula.

    Begitulah ceritaku saat menggauli sepupu sendiri, tapi dasar memang sepupuku yang agak ‘horny’. Tapi sampai saat ini kami tidak pernah melakukan perbuatan itu lagi.

  • Ngentot Dengan Tante CherieDeVille Hot Banget

    Ngentot Dengan Tante CherieDeVille Hot Banget


    1470 views

  • Amateur chick Tina Blade takes her lovemaking into the bathtub

    Amateur chick Tina Blade takes her lovemaking into the bathtub


    1521 views

    Duniabola99.org –  Kumpulan Foto Memek Genit, Memek Mulus, Memek Tembem, Memek Sempit, Bugil Terbaru.

  • Karin Laforet Girl 5 Cheerleader Sh

    Karin Laforet Girl 5 Cheerleader Sh


    1668 views

  • MOM BLOW JOB

    MOM BLOW JOB


    2241 views

  • Kotomi Asakura Asian Squirting During Hardcore

    Kotomi Asakura Asian Squirting During Hardcore


    1351 views

  • Foto Bugil Marta Memamerkan Bodi Perfect Nya

    Foto Bugil Marta Memamerkan Bodi Perfect Nya


    3565 views

    Foto Bugil Terbaru – Foto Memek Janda Genit Lagi Gatel Pengen Colmek, Postingan ini saya dedikasikan untuk para pecinta janda muda genit yang sudah menanti-nanti galeri terbaru dari kami. Nah, hari ini kami akan menampilkan album dari seorang janda genit yang sudah sange dan pengen colmek. Mungkin karena jarang dibelai dan kontolmu tak kunjung-kunjung datang menghampirinya sehingga ia blingsatan di kamar mandi seperti ini.

  • Người mẫu 宋-KiKi (51 ảnh)

    Người mẫu 宋-KiKi (51 ảnh)


    2766 views

    Duniabola99.org adalah situs web yang didedikasikan untuk orang-orang yang lelah dengan model porno yang begitu-begitu saja. Jadi situs ini menawarkan koleksi yang bagus yang terdiri dari episode video Dan Foto HD disertai dengan set gambar hi-res. Hal utama tentang situs ini adalah Anda hanya akan melihat gadis dan wanita dari model asli dalam aksi hardcore lurus yang berakhir hanya dengan creampies. Konten baru ditambahkan setiap harinya, jadi tidak ada kemungkinan kehabisan materi baru!

  • Foto Bugil Cocomi Sakura Si Cantik Asal Jepang

    Foto Bugil Cocomi Sakura Si Cantik Asal Jepang


    1885 views

    Foto Bugil Terbaru – Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia timur seperti yang ada disini. Mengapa demikian? Itu semua karena citra tubuh wanita asia bugil ini sudah kami seleksi sedemikian rupa dan sudah direkomendasikan oleh pakar bokep ternama. Biar mimin tak terlalu terdengar membual, mari kita buktikan saja bersama-sama dengan melihat album foto bugil cewek asia timur yang berjejer dibawah ini.